erga omnes
HRWG Buletin No. 1 Volume III Tahun 2011
Editorial Indonesia s Ngo Coalition for International Human Rights Advocacy
DAFTAR ISI Editorial 1 Publikasi 2 Advokasi HAM Internasional 3 HRWG dan Advokasi HAM PBB: Bertindak Global, Bermanfaat Lokal 3 Ratifikasi Konvensi Perlindungan Hak Semua Buruh Migran dan Anggota Keluarganya 4 Advokasi UPR Indonesia oleh Masyarakat Sipil 5 Mengapa Harus Meratifikasi? 5 Perlindungan Pengungsi dan Pengaturannya: Keterlibatan Masyarakat Sipil dalam Penyusunan Protokol Tetap Pengungsi 6
Advokasi HAM ASEAN 7 Pertemuan Informal ACWC dengan Masyarakat Sipil 7 Rethinking Human Rights and Rule of Law: Peranan Perguruan Tinggi dalam Advokasi HAM 7 Diskusi Kelompok Terfokus tentang Konstitusionalisme di Deklarasi HAM ASEAN 8 Pertemuan Strategis Masyarakat Sipil ASEAN untuk ASEAN Forum on Migrant Labour Ke - 4 8 Hasil Pertemuan ASEAN Forum on Migrant Workers Ke - 4 9 Intrumen Perlindungan ASEAN Terhadap Buruh Migran 9
Kegiatan 10 Pelatihan Mekanisme HAM PBB, ASEAN dan OKI untuk Masyarakat Sipil 10 Release HRWG 10
Advokasi HAM OKI 11 Pandangan atas Badan HAM OKI: Independent Permanent Human Rights Commission 11 Perlindungan dan Pemberdayaan Hak-hak Perempuan: Prospek dan Peluang Advokasi Negara-negara Muslim 12 HRWG dan Advokasi HAM OKI 13
Capture Kegiatan 14 Informasi 15 Sosok 16 Redaksi 16
Selama periode satu tahun ini Indonesia bersinggungan dengan sejumlah isu penting terkait hak asasi manusia pada tataran internasional, baik dalam mekanisme PBB, mekanisme ASEAN dan pada mekanisme Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Keterlibatan Indonesia tersebut menjadi agenda penting bagi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan citranya di hadapan komunitas internasional, karena hak asasi manusia menjadi salah satu tolok ukur penting dalam politik dan diplomasi luar negeri. Atas dasar tersebut, telah menjadi keharusan pula bagi Pemerintah Indonesia untuk memastikan perlindungan, pemenuhan dan pemajuan hak asasi manusia juga diimplementasikan pada tataran nasional, sehingga politik diplomasi secara makro ini dapat pula bermanfaat secara mikro di tingkat Nasional. Dalam upaya memaksimalkan tanggung jawab negara terhadap hak asasi manusia telah menjadi sebuah keniscayaan adanya keterlibatan masyarakat sipil dalam segala level dan sektor advokasi. Dalam banyak pengalaman, masyarakat sipil yang mampu menjadi agen pendorong bagi Negara untuk mengimplementasikan hak asasi manusia, baik dalam hal perlindungan, penghormatan atau pemajuan. Dari sini, advokasi HAM pada wilayah makro harus pula dilakukan oleh masyarakat sipil untuk mendapatkan manfaat di tingkat Nasional. Dalam suatu istilah pendek dapat disebutkan Bertindak Global, Bermanfaat Lokal . Buletin HRWG edisi pertama ini mengulas kegiatan dan keterlibatan masyarakat sipil Indonesia dalam mekanisme HAM internasional, regional dan cross-regional, dengan fokus advokasi pada masing-masing level. Di tingkat PBB, ada dua tema penting terkait advokasi HAM, yaitu berdasarkan Charter dan Treaty. Pada mekanisme Charter Based, Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan laporan Universal Periodic Review (UPR) yang akan dibahas pada Juli 2012. Atas Laporan ini, sesuai dengan kesempatan yang diberikan oleh Dewan HAM PBB, masyarakat sipil juga menyiapkan laporan alternatif UPR sebagai upaya untuk mengimbangi obyektifitas laporan Pemerintah. Dalam advokasi Treaty Bodies, masyarakat sipil masih bergiat mendorong ratifikasi beberapa Konvensi Internasional yang telah dijanjian oleh Pemerintah Indonesia dan hingga kini belum juga terlaksana, di antaranya adalah Konvensi Perlindungan Buruh Migran, selain dari monitoring pelaksanaan rekomendasi Komite-komite PBB. Pada tingkat ASEAN, HRWG tengah mengadvokasi pembentukan Deklarasi HAM ASEAN dan penguatan AICHR, memperkuat mekanisme ACWC, advokai buruh migran ASEAN, serta melakukan pertemuan-pertemuan tingkat national dan regional dalam upaya menyampaikan masukan dan gagasan dari masyarakat sipil terhadap mekanisme HAM ASEAN secara keseluruhan. Selain dua mekanisme di atas, salah satu mekanisme HAM yang penting mendapatkan perhatian masyarakat sipil adalah mekanisme HAM OKI yang baru saja mendirikan IPHRC OKI. Salah satu aspek advokasi HAM OKI juga terkait tentang hak-hak perempuan, karena pada 2008 OKI telah memiliki suatu standard pemajuan perempuan di komunitas (Negara-negara) Muslim (OPAAW).
Human Rights Working Group: Indonesia s Ngo Coalition for International Human Rights Advocacy
1