Geomorfosa Magazine First Edition

#BEGINNING

IKATAN MAHASISWA GEOFISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Sapa Redaksi dari Pimpinan Redaksi

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugrahkan ide-ide cemerlang serta nikmat dan hidayat-Nya sehingga majalah Geofisika UB edisi pertama dapat diterbitkan. Ikatan Mahasiswa Geofisika (IMGF) Universitas Brawijaya melalui tim redaksi IMGF UB mengenalkan karya tulis mahasiswa Geofisika UB melalui majalah Geomorfosa Edisi 1. Tim redaksi IMGF UB mengucapkan “Selamat dan Sukses Berprestasi” kepada pengurus IMGF UB periode 2015/2016 yang dipimpin oleh Sirka Rajulon, semoga kepengurusan periode 2015/2016 dapat mengemban amanah dan bermanfaat bagi seluruh mahasiswa geofisika di Indonesia.

Majalah Geomorfosa adalah salah satu wadah bagi mahasiswa Geofisika UB untuk berbagi wawasan dan pengetahuan melalui beragam tulisan dari aktivitas-aktivitas kegeofisikaan mahasiswa. Tujuan diterbitkan majalah Geomorfosa Edisi 1 untuk mengenalkan buah karya dan guratan pena serta membuka wawasan melalui aktivitas kegeofisikaan mahasiswa. Di samping itu, majalah ini diterbitkan agar dapat menjadi ajang pembelajaran dan ide kepenulisan bagi mahasiswa geofisika.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa dan alumni Geofisika Universitas Brawijaya atas segala kontribusinya dalam pembuatan majalah Geomorfosa edisi 1 serta pihak-pihak yang telah membantu mahasiswa geofisika UB. Apabila terdapat kesalahan, kritik dan saran dari pembaca dapat menjadi langkah untuk menyempurnakan majalah kami menjadi lebih baik lagi.

“Bagai serabut bendera menembus angin, mari bangkit geofisika ayo menembus angan!”

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

- Suhendra Vebrianto - Pimpinan Tim Redaksi IMGF UB -

8

12

Situs

Eksplorasi

DAFTAR ISI

Druju, Malang Selatan

Gunung Arjuno-Welirang

flickr.com

32 Artikel

Direct Use Geothermal

40 Puisi

Syair Penjaga Negeri

42 Situs

Kedung Kembar & Karst

56 Paper

Electrical Borehole Imaging

flickr.com

17

26

Paper

Situs

Puncak Mahameru

flickr.com

Log Gamma Ray

36 Situs

Keindahan Akibat Penambangan

46 Film

Movie Corner

Teka Teki Silang

Dare You, Gunungapi

Situs

Segitiga Masalembo

flickr.com

66

52

Oleh: Novalia EA / Geofisika 2013 - UB

#Beginning

MENGULIK KEINDAHAN KARBONATAN DI DRUJU, MALANG SELATAN

L

okasi stopsite ini terletak di Desa Druju kecamatan Sumbermanjing Wetan dengan koordinat S : 08 o 17’ 10.12� dan E : 112 o 41’ 13.88� dengan ketinggian 945 ft. Secara umum batuan pada lokasi ini adalah karbonatan. Lokasi ini memiliki kenampakan geologi berupa gua gampingan (limestone cave). Singkapan yang terbentuk sudah disisipi material pengotor pada permukaannya sehingga warnanya tampak kehitaman.

Lokasi stopsite terletak di Formasi Wonosari. Secara regional, menurut Samodra, dkk. (1992), Formasi Wonosari utamanya disusun oleh batugamping terumbu dan kalkarenit, bersisipan batugamping konglomeratan dan napal. Batugamping terumbu bewarna kelabu atau kelabu kecoklatan, pejal dan kompak, mengandung foraminifera, moluska, ganggang, koral dan briozoa. Umumnya Formasi Wonosari di daerah ini disusun oleh grainstone, crystalline carbon 8

ate, boundstone, napal, dan karbonate breksian. Beberapa bagian dari singkapan batuan karbonat, terdapat batu dolomit bewarna merah dan keras.

Secara geologi, pembentukan gua gampingan ini dipengaruhi oleh pembentukan batuan gampingnya terlebih dahulu. Batuan gamping terbentuk dari kalsium karbonat yang tidak mudah larut oleh air. Tetapi air hujan yang mengandung karbondioksida (hasil penyerapan udara dan tanah) dapat melarutkannya. Batuan kapur mempunyai karateristik yang khas yaitu banyak retakan-retakan horizontal maupun vertikal. Dan ketika air hujan masuk ke celah tersebut terjadi pelarutan sehingga celah/retakan tersebut makin lama makin membesar. Aktifitas pelarutan semakin lama semakin membesar, sehingga timbul lorong vertikal atau horizontal bahkan ruangan yang semuanya terisi air, dan pada beberapa tempat mereka saling bertemu sehingga membentuk suatu

#Beginning

jaringan. Pada suatu waktu, muka air laut turun akibat adanya pergerakan bumi, sehingga lorong-lorong tersebut menjadi gua-gua yang kering.

Lokasi ini dapat dijadian sebagai laboratorium alam dan media pembelajaran untuk kuliah lapangan bagi siswa atau mahasiswa yang terkait dengan kebuLokasi stopsite ini sangat strategis, mian. Selain itu, karena keindahannya, karena berada tepat di sebelah jalan lokasi ini juga dapat dijadikan sebagai utama. Sehingga mempermudah ak- tempat wisata keluarga dan berfoto. ses untu menuju ke lokasi. Lokasi ini sama sekali belum dikelola, sehingga masih banyak semak-semak liar yang tumbuh di sekitar singkapan. Jarak dari desa terdekat dengan singkapan sekitar 3 km dan terdapat warung-warung kopi warga di sana.

Nama Lokasi Limestone

Kriteria (Skala 1-5) Aksesibilitas Nilai Geologi 5

5

Keindahan 4

Total 14

Oleh: Sirka Rajulon

9

#Beginning

“You will never know the true answer, before you try” Kariin Chan

10

Mustofa/Gunung Ijen

#Beginning

11

#Beginning

Potensi Geothermal Gunung Arjuno-Welirang I

ndonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi energi yang tinggi. Tetapi ketersediaan energi masih belum seimbang dengan konsumsi energi. Konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan produksi energi, sehingga Indonesia memerlukan suatu aset tambahan berupa pembangkit listrik dengan memanfaatkan tenaga panas bumi untuk meningkatkan ketahanan energi. Aset tambahan tersebut dapat menjaga keseimbangan konsumsi energi nasional di Indonesia.

Di Jawa Timur, Gunung Arjuno-Welirang memiliki manifestasi berupa solfatara dan fumarol. Manifestasi solfatara dan fumarol merupakan tanda bahwa Gunung Arjuno-Welirang menyimpan potensi geothermal dengan sistem hydrothermal. Di daerah outflow, suhu reservoir geothermal dapat berkisar dari 145°C sampai dengan 175°C.

12

Lapisan atas caprock memiliki kedalaman dari 500 meter sampai dengan 1.000 meter, sedangkan volume kantong magmanya yaitu 2 km3. Gunung Arjuno merupakan gunung tipe C dengan kerapatan batuan basal dan andesit yang tinggi. Dalam pemanfaatan potensi geothermal, lokasi sumur pengeboran geothermal dapat berada di daerah upflow karena aliran fluida daerah upflow memiliki energi kinetik yang tinggi untuk memutar turbin sebagai pembangkit listrik, sedangkan daerah outflow merupakan daerah yang cocok untuk menginjeksikan air ke dalam bumi untuk mempertahankan sistem hydrothermal.

Poyek pembangunan pembangkit listrik dengan tenaga panas bumi dapat menyeimbangkan antara konsumsi energi dan produksi energi. Dalam hal ini, proyek pemanfaatan geothermal dapat menjadi pandangan baru

freepik.com

#Beginning

untuk meningkatkan ketahanan energi di Indonesia. Dengan proyek pemanfaatan panas bumi, ketersediaan energi nasional dapat tersebar secara merata khususnya di Jawa Timur.

Selain itu, Indonesia dapat memiliki ciri khas yaitu suatu negara yang dapat memanfaatkan potensi geothermal secara maksimal.

Referensi : Nidya, Ferra dkk. 2013. Analisis Karakteristik PanasBumi Daerah Outflow Gunung Arjuno-Welirang Berdasarkan Data Geologi, Geokimia, dan Geofisika (3G). Lampung: Jurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung BPPT. 2014. Outlook Energi Indonesia 2014. Jakarta: BPPT Sunaryo. 2012. Identification of Arjuno-Welirang Volcano-Geothermal Ener gy Zone by Means of Density and Susceptibility Contrast Parameters.

Malang: Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

13

#Beginning

“If you can not explain it simply, you do not understand it well enough�

Albert Einstein

14

Novalia Ena Agustin/Cangar

#Beginning

15

#Beginning

=00:00= Tik Tok Tik Tok Isyarat itu akhirnya terdengar Antara batas mimpi dan kenyataan

- Rossy YS Geofisika 2014

flickr.com

16

#Beginning

Identifikasi Fasies dan Perhitungan Volume Lempung (VSh) Berdasarkan Respon Pengukuran Log Gamma Ray (Îł-ray Log) Ahmad Ridho Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang, Jawa Timur, 65145 ahmdrdo@gmail.com ABSTRAK Dalam pendugaan potensi hidrokarbon di bawah permukaan, diperlukan penggalian lubang sumur yang disertai pengukuran (logging) dan evaluasi data untuk batuan di sepanjang dinding sumur. Hal ini bertujuan untuk memastikan keterdapatan hidrokarbon di bawah permukaan. Logging dirasa perlu untuk dilakukan mengingat penelitian geologi dan survei seismik masih terdapat banyak celah dalam merepresentasikan lapisan produktif beserta geometri dari lapisan tersebut.

Log Gamma Ray (GR log) digunakan untuk mengidentifikasi kehadiran lempung (shale) dalam formasi batuan sehingga dapat diketahui zona-zona produktif pengeboran. Dengan teknik perhitungan khusus, hasil pengukuran GR log juga dapat digunakan untuk mengetahui volume lempung (VSh) pada formasi.

Log GR merupakan peralatan yang mengukur tingkat radioaktivitas batuan yang dipancarkan oleh unsur-unsur radioaktif pada batuan tersebut.

Setelah dilakukannya pengukuran radioaktivitas batuan dengan log GR, maka akan didapatkan kurva respon Gamma Ray untuk batuan di sepanjang dinding sumur. Berdasarkan kurva respon ini, dapat dilakukan identifikasi fasies batuan di sepanjang dinding sumur. Selain itu, dengan menerapkan persamaan matematis khusus, volume lempung dari formasi juga dapat diketahui. Dengan ini, rencana pengeboran dapat disusun secara lebih bijak dan efektif.

Kata kunci: Sinar gamma, E_Îł, log Gamma Ray, kurva respon Gamma Ray

17

#Beginning

PENDAHULUAN

dan sedimen lempung (shale). Unsur radioaktif umumnya terkonsentrasi Sinar gamma muncul sebagai akibat lebih banyak pada sedimen lempung terjadinya peluruhan pada inti atom, daripada sedimen pasir. Atas dasar disebut juga peluruhan gamma. Pe- ini, kuantitas sinar gamma dapat diluruhan gamma terjadi bila suatu inti jadikan acuan untuk analisa kandX dengan energi berlebih atau dalam ungan shale pada formasi batuan. keadaan tereksitasi X*, melepaskan kelebihan energinya dalam bentuk ENERGI OLEH RADIASI GAMMA radiasi elektromagnetik yang disebut (E_Îł) sinar gamma, Îł-ray. Gamma Ray (GR) berbeda dengan sinar-X, tingkat en- Untuk suatu unsur radioaktif, ergi GR lebih tinggi daripada sinar-X. jika keadaan sebelum peluruhan memiliki energi E_i dan keadaan Dalam peluruhan gamma, tidak ter- setelah peluruhan gamma memilijadi perubahan nomor atom maupun ki energi E_f maka persamaan ennomor massa, sehingga tidak mengu- ergi untuk peluruhan gamma ialah: bah unsur radioaktif tersebut. Yang terjadi hanyalah perubahan keadaan inti dari keadaan tereksitasi tinggi ke Selanjutnya, berdasarkan hukum tingkat eksitasi yang lebih rendah. kekekalan momentum didapatkan Tiga unsur radioaktif yang mudah terdeteksi dan kelimpahannya lebih dominan di alam antara lain Thorium (Th), Uranium (U), dan Potasium (K). Dibanding Thorium dan Uranium, Potasium terdapat lebih melimpah di alam meski memiliki waktu paruh lebih rendah daripada Thorium dan Uranium. Umumnya, aktivitas radioaktif pada batuan sedimen lebih tinggi daripada batuan beku dan metamorf, terkecuali pada batuan granit kaya Potasium (potassium-rich granite).

Untuk batuan sedimen sendiri, tingkat GR dapat dijadikan acuan untuk membedakan antara sedimen pasir

18

atau

dimana ∆E=E(i)i-E(f), T(R) sebagai energi kinetik inti yang terjadi saat peluruhan dan m merupakan massa inti.

Persamaan terakhir dapat ditulis sebagai

yang solusinya ialah:

#Beginning

Energi radiasi gamma, E_Îł inilah yang dicatat oleh detektor log GR yang umumnya berupa detektor sintilasi. E_Îł akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor, pulsa-pulsa ini kemudian direkam sebagai parameter pengukuran. Parameter pengukuran berupa jumlah pulsa yang tercatat per satuan waktu disebut sebagai cacah GR.

dengan lapisan impermeabel dan secara langsung digunakan dalam penentuan porositas lapisan. Perlu dicatat bahwa log GR bukan merupakan pengukur porositas yang selalu tepat, sehingga perlu diperhatikan pula respon pengukuran dari log porositas lain.

PRINSIP KERJA LOG GR

Pada sistem logging konvensional, log GR bersama log lainnya yang telah disusun menjadi wireline log, dimasukkan ke dalam sumur hingga mencapai dasar sumur. Kemudian wireline log ditarik ke atas sambil melakukan pengukuran (logging). Waktu rata-rata pencacahan GR umumnya tiap 2 detik dengan kecepatan logging 1800 ft/h.

Kombinasi interval waktu dan kecepatan logging ini memberikan resolusi lapisan yang memadai (sekitar 4 ft).

Prinsip kerja log GR adalah perekaman terhadap radioaktivitas alami bumi. Radioaktivitas ini berasal dari tiga unsur radioaktif utama dalam batuan yaitu Uranium (U), Thorium (Th), dan Potasium (K), yang secara kontinu memancarkan sinar gamma dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma (GR) yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik per satuan waktu yang akan direkam oleh detektor log GR. Pada data logging, umumnya log GR ditampilkan pada kolom pertama (dalam Track 1) bersama kurva SP dan Kaliper dengan skala 0-150 API (dari kiri ke kanan).

Tingkat radioaktivitas (radiasi GR) lempung lebih tinggi dibandingkan batuan lain karena unsur-unsur radioaktif cenderung mengendap di lapisan yang impermeabel (porositas buruk).

Pada formasi yang permeabel, tingkat radiasi GR lebih rendah sehingga kurva akan turun ke kiri. Berdasarkan respon ini, maka log GR dapat digunakan untuk memisahkan lapisan permeabel

TEKNIK PENGUKURAN

Saat wireline log ditarik ke atas yang juga menandai mulainya pengukuran, maka detektor log GR akan aktif menangkap radiasi energi sinar gamma (GR) dari batuan di sepanjang dinding sumur. Setiap GR akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Jumlah pulsa per satuan waktu (cacah GR) dicatat oleh komputer dalam bentuk data LAS. Selanjutnya, dengan menggunakan software pengolah, maka akan didapatkan kurva respon Gamma Ray untuk batuan di sepanjang dinding sumur tersebut. Contoh kurva respon GR terhadap batuan di sepanjang dinding sumur diperlihatkan pada Gambar 1.

19

#Beginning

INTERPRETASI KURVA RESPON GR Setelah kurva respon didapatkan, kemudian dilanjutkan ke tahap interpretasi. Interpretasi kurva respon GR dapat dilakukan dengan membandingkan nilai GR (API) hasil kurva terhadap nilai GR berbagai batuan berdasarkan referensi. Konsep terpenting yang harus diingat, dalam batuan tanpa kandungan lempung, log GR menunjukkan hasil perekaman yang rendah sekitar 20 – 30 API. Sedangkan dalam suatu Shaly Formation kurva respon GR berharga 80 – 300 API. Dengan menggunakan Gambar 1, hasil interpretasi terhadap jenis batuan di sepanjang dinding sumur diperlihatkan pada Gambar 2.

KOREKSI GAMMA RAY TERHADAP DIAMETER LUBANG SUMUR DAN BERAT LUMPUR PENGEBORAN

Gaftar GR-1 (Gambar 3) memberikan hasil koreksi pada alat GR berukuran 3 – 0,375 inci dan 1 – 0,7 Dalam pengukuran dengan log GR, inci. Parameter input t dalam satuan perlu dilakukan kalibrasi diameter g/cm2 dihitung dengan persamaan: alat terhadap dalam lubang sumur berukuran 8 inci berisi lumpur 10 lb/gl adalah 3 – 0,625. Bila diameter lubang lebih besar dan lumpur yang lebih berat, maka akan terjadi penurunan tanggapan alat dikarenakan terdapat Contoh: penyerapan sinar gamma yang lebih Diketahui harga log GR = 32 API, dibanyak sebelum mencapai detektor. ameter lubang sumur (dhole) = 12 Sebaliknya, pada lubang yang leb- inci, berat lumpur (Wmud) = 9,2 lb/ ih kecil dan lumpur yang lebih rin- gel, diameter probe GR (dsonde) gan, tanggapan alat akan meningkat. = 3,375 inci. Maka parameter input t dapat dihitung sebagai berikut:

20

#Beginning

las, 1982). Korelasi nilai GR terhadap VSh untuk formasi muda (tidak terkonsolidasi) dan formasi tua (terkonsolidasi) ditunjukkan oleh Gambar 4.

Dengan mengikuti solid-line pada Gambar 3, diketahui faktor koreksi untuk t = 12 g/cm2 ialah sebesar 1,2. Sehingga harga GR terkoreksi (GRcorrected) sebesar 1,2× 〖GR〗_log=1,2 ×32=38,4 API.

KESIMPULAN

Log Gamma Ray merupakan peralatan logging yang dapat mendeteksi kehadiran lempung di suatu lapisan.

Identifikasi lempung berdasarkan pada tingkat radioaktivitas dari lapisan.

PENGUKURAN VOLUME SHALE Tingkat radioaktivitas lempung (VSh) BERDASARKAN HARGA GR cenderung besar dan menyebabkan LOG kurva respon GR bergeser ke kanan.

Prinsip kerja log GR berdasarkan pada Jika rentang harga GR mendekati lini- radioaktif batuan, hal ini menyebaber, maka harga GR dari GR log akan kan log GR juga dapat digunakan unmemberikan volume shale melalui tuk identifikasi lapisan nonlempung persamaan matematis sebagai berikut. seperti batubara, pasir, dan evaporit.

Dalam eksplorasi migas, kegunaan log GR antara lain:

dimana VSh = persen kandungan serpih dalam formasi, GR (log) = pembacaan log GR dalam satuan API, GR (max) = pembacaan nilai GR pada formasi shale (100% shale), dan GR (min) = pembacaan nilai GR pada formasi bersih (0% kandungan shale).

Perlu diketahui bahwa tidak ada dasar ilmiah yang mengaitkan secara pasti antara nilai GR dan volume shale formasi secara linier. Namun modifikasi dari persamaan di atas terbukti memiliki korelasi secara empiris (Dresser At-

1. Evaluasi kandungan serpih Vsh 2. Menentukan lapisan permeabel 3. Evaluasi biji mineral yang radioaktif 4. Evaluasi lapisan mineral nonradio aktif 5. Korelasi log pada sumur berselubung (case hole) 6. Korelasi antar sumur (well to well correlation)

21

#Beginning

Harsono, Adi. Koreksi Log er. Schlumberger

1992.

Gaftar SchlumbergData Services.

Pickett, G. R. 1970. Application for Borehole Geophysics in Geophysical Exploration. Geophysics 35, 81 – 92.

Schlumberger. 1987. Log Interpretation Principles / Applications. Houston: Schlumberger Educational Services.

Gambar 4. Grafik yang menggambarkan hubungan antara nilai GR dengan volume shale untuk formasi dengan umur tertentu (Sumber: Dresser

Telford, W. M., Geldart, L.P., and Sheriff, R.E. 1990. Applied Geophysics: Second Edition. Cambridge University Press.

SARAN

Turcotte, D. L., and Schubert, 1982.

GeodynamPenulis hanya membahas log GR se- Gerald. ics.

Cambridge Universi derhana pada paper ini dan tidak membandingkannya dengan log GR jenis lain seperti log Spectral GR. Oleh sebab itu, pembaca disarankan membaca literatur lain terkait log Spectral GR sehingga mendapatkan gambaran yang lebih baik dalam hal pengukuran radioaktivitas batuan.

REFERENSI Abdurrouf. 2015. Fisika Inti: Teori dan Penerapannya. UB Press: Malang.

Dresser Atlas. 1982. Well Logging Ana Interpretation ionnique; The Course for Home Study. Dresser Atlas Publication.

Gambar 2. Hasil interpretasi liHarsono, Adi. 1992.

Evalua- tologi berdasarkan kurva respon si Formasi dan Aplikasi Log. GR (Sumber: Schlumberger, 1987) Schlumberger Oilfield Services.

22

#Beginning

Gambar 3. Gaftar GR-1 yang digunakan untuk koreksi nilai GR (Sumber: Adi Harsono, 1992)

23

#Beginning

@Lumpur Sidoarjo

“Character is like a tree and reputation like a shadow. The shadow is what we think of it; the tree is the real thing�

Abraham Lincoln

24

#Beginning

Taken By Wildan Ichsan Sabila - Geofisika 2013 -

25

#Beginning

26

#Beginning

27

#Beginning

28

#Beginning

“You cannot escape the responsibility of tomorrow by evading it today.�

Mustofa/Gunung Ijen

Abraham Lincoln

29

#Beginning

Novalia Ena Agustin/Cangar

30

#Beginning

“You have brains in your head. You have feet in your shoes. You can steer yourself any direction you choose.”

- Dr. Seuss -

31

#Beginning

32

#Beginning

33

#Beginning

“If you never did you should. These things are fun, and fun is good.”

- Dr. Seuss -

34

Mustofa/Gunung Ijen

#Beginning

35

#Beginning

36

#Beginning

Suhendra Vebrianto Geofisika 2013

37

#Beginning

38

Wildan Ichsan Sabila/ Lumpur Lapindo

#Beginning

39

#Beginning

Syair Penjaga Negeri

S

yair dendang alam negeriku, Negeri permaisuri, Berselimut indah biru laut, Berbantal tanah tempat sandaran, Tidur panjang hingga petang menjelang, Tapi itu kiasan masa kini kawan, Datang serasa dulu, Tatkala waktu mengikis, menghukum rajam tanah ini, Syair dendang alam negeriku, Alam takambang jadi guru, Begitu kata mereka kepala adat suku, Hingga datang penjajah tiada menjadikan, Darah tumpah hangat meyala, Mereka merajang merampas tanah ini, Tanah tuan bergelimang darah Adat mati dalam peti,

Syair dendang alam negeriku, Menangis sedih terisak pilu, Nelayan tak lagi menjaring menyuluh ikan, Petani tak lagi menanam padi, Laut sepi hilang kebiruannya,

40

Tanah suram hilang isi pati, Asa terajut jeruji teknologi, Datang mengikis sudut sudut kota mati, Syair dendang alam negeriku, Dihukum waktu larut malam, Sebelum datang hening kelam, Lantunan suara suara parau, Anak desa mengaji menuntut pengetahuan, Digubuk sempit dalam ilmu, Tinta goresan masa lalu, Terhapus dipudar zaman, Syair dendang alam negeriku, Nadi yang terjaga dari hiruk pikuk nya dinamika, Surau tempat bernaung anak kecil haus ilmu, Laut tempat camar menunggu karib pulang melaut, Tanah tempat petani bercumbu alam, Masihkah kau disana kawan ?

Mencari jati diri tanah kita ?

Tanah ku tanah mu tanah kita, Kokoh menjulang memisah langit, Syair dendang alam negeriku, Surga memang negeri ini, Untaian pena sabang berujung, Merauke sandaran pandang, Merajut jalinan darah, Deras aliran ke nadi para penghuni, Beragam pelangi setelah hujan, Warna warni negeri ini, oleh: Rossy YS – Geofisika 2014

#Beginning

“Life is inherently risky. There is only one big risk you should avoid at all costs, and that is the risk of doing nothing.�

Wildan Ichsan Sabila/ Lumpur Lapindo

- Denis Waitley -

41

#Beginning

BERCINTA DENGAN INDAHNYA POTENSI GEOWISATA KEDUNG JEMBAR & PELAMPARAN KARST

L

okasi terletak di Desa Sumberoto dengan koordinat S : 08 o 19.482’ dan E : 112 o 22.634’ dengan ketinggian 945 ft. Secara umum batuan pada lokasi ini adalah karbonatan. Lokasi ini memiliki kenampakan geologi yang sangat lengkap untuk dijadikan potensi geowisata. Terdapat Air Terjun 3 tingkat, Air Terjun kembar dan Pelamparan Karst yang menghubungkan kedua lokasi tersebut.

Lokasi wisata Kedung Jembar terletak pada formasi Wonosari. Formasi Wonosari adalah formasi yang terdiri dari batu gamping, napal pasiran dan sisipan batu lempung( Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1992). Batu gamping yang telah mengalami proses dissolusi dan telah membentuk struktur aliran, sinkhole, dan gua merupakan proses karstifikasi (Galdenzi,2008). Pada daerah wisata Kedung Jembar ini juga nampak proses karstifikasi yang disebabkan oleh fluida. Selain itu nampak travertine pada aliran air terjun. Travertine terbentuk akibat proses pengendapan ion-ion karbonat yang mengikuti pola jatuhan air.

42

#Beginning

Akses jalan menuju ke lokasi parkir sudah cukup baik. Dari Parkiran, perlu berjalan kaki sekitar 400 m menuju lokasi dengan melewati persawahan penduduk dan perbukitan serta masih sangat asri. Lokasi ini sudah mulai dikunjungi oleh masyarakat walaupun dengan kuantitas yang sangat sedikit.

Fasilitas sudah cukup lengkap di lokasi parkir kawasan ini (toilet,

warung minuman dan mushollah). Untuk masuk ke wilayah ini, masih dikenakan tarif seikhlasnya.

Karena kelengkapannya tersebut, kawasan ini dapat dijadikan lokasi wisata petualangan menyusuri karst, karena pengunjung nantinya dapat menyusuri pelamparan karst untuk mengakses dua air terjun sebagai pemberhentian terakhirnya.

Kriteria (Skala 1-5) Aksesibilitas Nilai Geoligi

3

5

Keindahan

Total

5

13

oleh: Ersyad, Vincent, Sirka - Geofisika 2013 -

43

#Beginning

“Don’t judge each day by the harvest you reap but by the seeds that you plant.”

Robert Louis Stevenson

44

45

Wildan Ichsan Sabila/ Lumpur Lapindo

#Beginning

#Beginning

POJOK REVIEW oleh: Wildan Ichsan Sabila - Geofisika 2013 -

There Will Be Blood (2007) “Ironi Hidup Seorang Oilman” Sutradara : Paul Thomas Anderson Screenplay: Paul Thomas Anderson Adaptasi Novel: Oil! Karya Upton Sinclair Pemeran : Daniel Day-Lewis, Paul Dano, Dillon Freasier Durasi : 158 menit Prestasi : Oscar Best Performance by an Actor in a Leading Role (Daniel Day-Lewis), Best Achievement in Cinematography

“I... drink... your... milkshake!” Daniel Plainview

46

#Beginning

Sinopsis Diangkat dari novel berjudul “OIL!” karya Upton Sinclair. Daniel Plainview, seorang pekerja tambang , tak sengaja menemukan tambang minyak yang cukup besar. Bersama anak angkatnya, Plainview menjalani hidupnya sebagai saudagar minyak yang kaya raya. Namun Hari hari bahagia mereka mulai pudar ketika kecelakaan tambang merenggut pendengaran anak angkatnya serta konflik berkepanjangan dengan Eli Sunday, seorang pendeta lokal yang berusaha meraup keuntungan dari usaha Daniel.

Review Sebenarnya saya tidak terlalu paham dengan karya karya dari Sutradara Paul Thomas Anderson (PTA), apalagi setelah surfing di Internet, ternyata dia punya base fan tersendiri. Diri ini pun tergelitik menonton salah satu filmnya. Yep, There Will be Blood adalah film “PTA” pertama yang saya tonton.

Film ini juga yang akan mengantarku menuju film – film PTA lainnya mulai dari Boogie Nights(1997), Magnolia (2000), The Master (2012) dan Inherent Vice (2014). 4 kata untuk review singkat film ini, I love this movie!

PTA dengan dibantu oleh Upton Sinclair sang penulis novel mampu menghadirkan kegalauan seorang Oilman.

47

#Beginning

Tak kalah menarik juga bahwa film ini sukses mengemas tema permasalahan perminyakan dengan sangat baik. Dari sekian banyak konflik, Saya pribadi pun suka dengan pembahasan kesejahteraan masyarakat di sekitar pertambangan dimana sang tokoh utama akan dihadapkan dengan pemuka agama yang tentunya membuat film ini menjadi semakin menarik.

Salah satu kekuatan film ini terletak pada tokoh utama, Daniel Plainview yang diperankan oleh Daniel Day-Lewis. Di film ini saya tasbihkan dia dengan predikat sebagai The Chameleon Actor. Berlebihan? Saya rasa tidak. Dia benar – benar sukses memerankan seorang Oilman yang dilanda kegelisahan hati, kadang dapat berperan sebagai wisdom man, di satu sisi keserakahan membuat emosinya menjadi tak terkendali. Dia mampu bertransformasi total menjadi Daniel Plainview dengan beberapa detail, seperti make up dan kosakata. Coba bandingkan dengan Daniel Day-lewis di kehidupan aslinya, wow it’s totally different. Tak heran jika dia berhasil memenangkan penghargaan oscar dalam kategori Best Performance by an Actor in a Leading Role.

Teknik Pengambilan gambar berkelas dan Sinematografi epik juga salah satu paket lengkap dari film – film karya PTA. Teknik Long Take dan pengambilan gambar ala PTA mampu mendukung pengembangan karakter seorang Daniel Plainview. Tak lupa penonton disuguih dengan pemandangan sinematografi luar biasa. Satu hal yang menarik ketika PTA mampu melukiskan keindahan sinematografi pada malam hari, padahal bukan rahasia umum lagi bahwa scene malam hari membutuhkan lighting yang sesuai dengan tingkat kesulitan yang luar biasa. Satu lagi prestasi yang dapat ditorehkan dalam film ini yaitu Oscar Best Achievement in Cinematography Overall film ini sangat memuaskan meskipun termasuk film bertema berat. Tidak direkomendasikan untuk pecinta film action karena film ini full drama. Selamat menonton.

UPCOMING MOVIE

48

#Beginning

Deepwater Horizon (2016) Sutradara : Peter Berg Screenplay : Matthew Michael Carnahan (screenplay), Matthew Sand (screenplay) Pemeran : Mark Wahlberg, Dylan O’Brien, Kate Hudson Sinopsis : Kecelakaan besar terjadi di sebuah pengeboran dan eksplorasi minyak laut dalam yang dimiliki oleh perusahaan Transocean pada tanggal 22 April 2010 yang berdampak pada pencemaran tumpahan minyak diperairan Amerika Serikat.

49

#Beginning

“The first step toward success is taken when you refuse to be a captive of the environment in which you first find yourself.�

Mark Caine

50

#Beginning

51

#Beginning

Segitiga Masalembo Menjadi Misteri di Perairan Indonesia Indonesia adalah negara yang memiliki perairan yang paling kompleks.

Perairan Indonesia dibentuk dari tumbukan lempeng dunia yang kompleks.

Hasil proses tumbukan antar lempeng mengakibatkan adanya gempa bumi maupun suatu formasi geologi.

Namun terdapat suatu penyebab lain akibat pergeseran lempeng tersebut, seperti adanya manifestasi bawah permukaan laut beserta potensi kebencanaannya. Di Indonesia, terdapat suatu pergerakan perairan yang menunjukkan akibat pertemuan ketiga lempeng dunia di Indonesia. Perairan Indonesia tersebut mengakibatkan adanya pergerakan air laut serta potensi laut yang menjadi misteri. Salah satu kemisterian perairan Indonesia muncul akibat adanya bencana alam yang sulit dijelaskan secara ilmiah tetapi telah terjadi. Potensi bencana alam tersebut salah satunya terdapat di Perairan Indonesia, yaitu Segitiga Masalembo.

Segitiga Masalembo adalah wilayah perairan Indonesia dengan fenomena yang sama dengan fenomena Segitiga Bermuda. Jika di luar Indonesia terdapat Segitiga Bermuda, maka di Indonesia terdapat Segitiga Masa-

52

lembo. Potensi kebencanaan Segitiga Masalembo tersebut sama dengan Segitiga Bermuda. Dalam catatan sejarah kebencanaan, mulai awal tahun 2000 sudah terdapat berita acara tentang misteri terbakarnya kapal laut pada tanggal 19 Juli 2007 hingga hilangnya pesawat terbang secara tiba-tiba pada tanggal 29 Desember 2006. Wilayah Segitiga Masalembo merupakan wilayah yang sisi luarnya membentuk bentuk segitiga sama sisi yang terdiri dari Pulau Bawean, Kota Majene, dan Kepulauan Tengah. Rekaman catatan kebencanaan Segitiga Masalembo mirip dengan catatan Segitiga Bermuda, seperti pesawat terbang yang tiba-tiba kehilangan arah dan kapal laut yang tiba-tiba tenggelam. Padahal jika perairan Segitiga Masalembo dilihat dari kejauhan, perairan ini memiliki keadaan air yang relatif tenang tetapi perairan ini cukup menyimpan banyak misteri di dalamnya. Terdapat berbagai ilmu untuk menjawab misteri Segitiga Masalembo, yaitu dari sisi ilmu geografi, geologi dan oseanografi.

Penjelasan menurut kondisi geografis, pola kedalaman Segitiga Masalembo memiliki bentuk segitiga sama sisi yang nyaris sempurna dan terdiri dari banyak pulau kecil di dalamnya.

Segitiga tersebut tampak seperti pada Gambar. Tampak tidak ada keanehan dari pandangan geografi, di dalam Segitiga Masalembo terdapat Pulau Masalembo yang berada di ujung Paparan Sunda serta Laut Jawa dari barat ke

#Beginning

Penjelasan ketiga yaitu dari sudut ilmu oseanografi. Segitiga Masalembo merupakan perairan yang dibentuk dari arus laut barat bertemu dengan arus laut utara yang deras.

Segitiga Masalembo diperkirakan mendapat pasokan air sekitar 15 juta m3/detik, sehingga daerah ini merupakan daerah yang kurang cocok untuk kapal laut berlabuh. Keadaan Gambar Segitiga Masalembo (http://google.com/image, 2015). tersebut memungkinkan bagian bawah kapal laut dapat berputar timur dan Selat Makassar yang memo- maupun tertarik ke dalam laut akitong secara vertikal utara ke selatan. bat perputaran air laut secara vertikal.

Penjelasan kedua yaitu dari kondisi geologis. Berdasarkan Gambar tampak bahwa Segitiga Masalembo berada di pertemuan antar lempeng Indonesia bagian barat yang memiliki usia lebih muda dibandingkan lempeng Indonesia bagian timur. Pertemuan antar lempeng memungkinkan adanya potensi patahan dan daerah mirip palung sehingga ada kemungkinan perairan Segitiga Masalembo memiliki arus laut yang deras di bagian bawahnya. Hukum fluida menjelaskan bahwa air selalu mengikuti bentuk wadahnya, kemungkinan inilah penyebab air laut Segitiga Masalembo tampak biasa saja sebelum insiden.

Jadi berdasarkan penjelasan dari sudut pandang geografi, geologi dan oseanografi dapat disimpulkan bahwa Segitiga Masalembo adalah perairan yang memiliki arus laut deras di bagian dasarnya dan berpotensi menenggelamkan apapun yang ada di atasnya dengan cara merobohkan mulai dari dasarnya. Terdapat banyak insiden terjadi karena minimnya pengetahuan tentang arus laut Segitiga Masalembo Indonesia. Alam diciptakan tidak hanya dengan keindahan, tetapi lengkap dengan bencananya yang harus diwaspadai. Suhendra Vebrianto

Referensi: Mardinata, SL. 2015. http://citizen6.liputan6.com/read/2336763/masalembo-se gitiga-bermudanya-indonesia-yang-penuh-misteri. Diakses pada tanggal 29 Desember 2015 pukul 08.08 WIB. Irwan. 2015. http://beritacenter.com/opini/10/10/2015/misteri-segitiga-bermu danya-indonesia-segitiga-masalembo/. Diakses pada tanggal 29 Desember 2015 pukul 08.10 WIB.

53

#Beginning

Novalia Ena Agustin/Cangar

54

#Beginning

“If things seem under control, you are just not going fast enough.�

Mario Andretti

55

#Beginning

Analisis Electrical Borehole Imaging pada Lingkungan Sedimen Sirka Rajulon (1) (1) Program Studi Geofisika Universitas Brawijaya, Malang.

ABSTRAK Borehole imaging memegang peranan yang sangat penting pada deskripsi reservoir, karena kemampuannya menyediakan informasi yang mendetail mengenai kondisi lubang bor.

Alat ini bekerja dengan cara mengemisikan arus dari 4 pad yang dimiliki ke dalam formasi. Variasi intensitas arus diukur menggunakan mikroelektroda yang terdapat pada tiap – tiap pad.

Pada lingkungan sedimen, electrical imaging sangat baik digunakan untuk mengidentifikasi struktur, arah pengendapan serta untuk mendapatkan informasi detail mengenai litologi, tekstur dan fasies sedimen.

Keywords: Electrical Borehole Imaging, Lingkungan sedimen,

PENDAHULUAN

Borehole imaging memegang peranan yang sangat penting pada deskripsi reservoir, karena kemampuannya menyediakan informasi yang mendetail mengenai batuan reservoir. Alat log standar hanya mampu merekam sampel setiap 15 cm, sedangkan log image dapat merekam hingga 0,25 cm (Rider, 2000).

Borehole imaging adalah konsep baru yang diperkenalkan untuk memaksimalkan hasil logging. Dengan menggunakan teknologi ini formasi tidak hanya diamati dengan satu sensor untuk menghasilkan log tunggal, namun dapat pula dilakukan berkali-kali secara horizontal dan secara vertikal untuk menghasilkan pengukuran yang Gambar yang dihasilkan pada boredapat menghasilkan suatu gambar. hole imaging adalah hasil pengolahan komputer bedasarkan pengukuran

56

#Beginning

geofisika secara acoustic reflectivity, maupun electrical conductivity. Gambar yang dihasilkan menunjukan respon formasi pada dinding lubang bor dan memberikan rekaman kontinyu secara vertikal dari keseluruhan dinding lubang bor.

Alat borehole imaging menggunakan respon microresistivity dari formasi untuk menghasilkan gambar. Alat ini merupakan evolusi dari teknologi dipmeter dan terdiri atas 4 atau lebih bantalan yang sama dengan dipmeter (Rider, 2000).

Borehole electrical imaging sangat baik digunakan untuk pengukuran pada water-based muds (WBM). Pada WBM, resistivitas fluida, filter-cake dan filtrat sangat rendah karena secara natural, air memiliki konduktivitas yang tinggi. Karena tingginya konduktivitas ini, mengakibatkan aliran arus tidak terbatas dari alat logging, sehingga respon sinyal dari formasi secara umum memiliki kualitas paling baik menggunakan WBM (Shahinpour, 2013).

Pengembangan teknologi imaging semakin pesat, tidak hanya mengenai peralatan, namun juga mengenai cara memaksimalkan gambar yang dapat dihasilkan. Teknologi imaging masih terus berkembang secara cepat dan memberikan efek yang signifikan pada industri logging.

DASAR TEORI Dalam pengukuran electrical imaging, digunakan respon resistivitas untuk menghasilkan gambar dari suatu formasi. Respon resistivitas berbeda-beda karena tiap batuan memiliki resistansi yang khas.

Cara menentukan nilai resistansi pada sebuah bahan yang diberi beda potensial V adalah dengan mengukur arus yang mengalir.

Satuan dari resistansi R adalah Vâ „A atau ohm. Resistansi pada batang konduktor yang mempunyai luas penampang A dan panjang l dapat dinyatakan dengan

dengan I dan A dan dalam meter dan Ď dalam ohm/meter.

Gambar 2.1. Kawat konduktor yang diberi beda potensial (Sulaksono, 2000) Dari 2 persamaan di atas, dapat disi-

57

#Beginning

mpulkan bahwa arus mengalir pada batang konduktor, sedangkan nilai resistansi itu sendiri tergantung pada panjang dan luas penampang melintang dan nilai Ď . Rho (Ď ) adalah resistivitas yang merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan atau menghambat arus listrik yang mengalir (Sulaksono, 2000).

Alat ini bekerja dengan cara mengemisikan arus dari 4 pad yang dimiliki ke dalam formasi. Variasi intensitas arus diukur menggunakan mikroelektroda yang terdapat pada tiap – tiap pad. Resistivitas yang terukur bukanlah resistivitas keseluruhan lubang bor, karena masih ada jarak antara tiap elektroda (Riedel, 2008).

Besarnya nilai resistivitas sangat dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing bahan, sehingga respon resistivitas yang berbeda-beda merupakan representasi dari variasi kondisi suatu bahan penyusun formasi.

Nilai resistivitas yang terukur disimbolkan dengan warna-warna yang sudah diatur sebelumnya, dimana material yang bersifat resistif disimbolkan dengan warna putih/kuning, sedangkan material konduktif disimbolkan dengan warna hitam/coklat.

METODELOGI Instrumen electrical imaging terdiri atas 4 pad yang disusun secara orthogonal dengan masing-masaing pad memiliki 16 mikroelektroda yang langsung melakukan kontak dengan dinding lubang bor selama proses pengukuran. Intensitas arus diberikan dengan spasi 2,5 mm.

Gambar 3.1. Skema instrumen electrical imaging (Gaillot,2007)

58

Gambar 3.2. Output standar dari hasil pengukuran electrical imaging (Riedel, 2008)

#Beginning

PEMBAHASAN

tika image dari log dibuka secara datar seperti ditunjukan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. merupakan representasi dari dinding lubang bor pada permukaan datar. Gambar terbentuk dari dinding lubang bor kemudian ditmpilkan dalam penampang mendatar yang menunjukan kurva sinusoidal dari permukaan yang mengalami dipping.

Kemudian dilakukan ploting dip yang terbentuk pada dipmeter plot untuk mengetahui trend yang terbentuk.

Borehole electrical imaging dapat memperpendek jarak antara data core dengan hasil observsi seismik, namun log yang dihasilkan tidak dapat menggantikan data core. Log ini menyediakan informasi sedimentasi yang sangat baik serta dapat dilakukan analisis fracture pada bawah permukaan untuk digunakan pada analisis geomekanik dan petrofisika. Secara umum, tahapan pembacaan data hasil pengukuran borehole electrical imaging Dip terdiri atas 3 elemen; kedalaman, yaitu : Depth Matching and Correc- sudut dan azimuth. Ploting sebuah tons; Dip Picking. dip di spanjang dip lain yang sesuai akan menghasikan tren tertentu yang Depth Matching and Corrections menunjukan pola dan batas perlapisan, patahan, dan berbagai fracture.

Electrical imaging normalnya diukur dalam skala waktu yang kemudian Interpertasi Electrical Imaging pada dikonversi ke skala kedalaman secara Lingkungan Sedimen otomatis oleh perushaan yang menjadi operator. Konversi yang dilkukan Pada lingkungan sedimen, electrical kadang-kadang tidak akurat dikare- imaging digunakan untuk mengidentinakan alat yang mengalami stuck, ge- fikasi struktur, arah pengendapan serta sean-gesekan yang tidak diinginkan, untuk mendapatkan informasi detail beratnya rig, dan lain-lain. mengenai litologi, tekstur dan fasies sedimennya.

Gambar 4.1. menunjukan interval pada satu sumur raw data dan data Identifikasi kekhasan dan Pengukuran yang sudah terkoreksi. Untuk melaku- dip dan Azimuth kan matching kedalaman, digunakan data log Gamma Ray sebagai referensi. Pada interpretasi log sedimen, beberapa gambar dapat dengan mudah Dip Picking diidentifikasi, beberapa memerlukan tambahan log lain sebagai pendukung, Trace perlapisan di bawah permukaan dan beberapa memerlukan kalibrasi akan membentuk kurva sinusoidal ke- dengan data core. Selain identifiksai

59

#Beginning

sederhana, electrical imaging juga me- an, electrical imaging juga menyemungkinkan adanya pengukuran ori- diakan informasi tekstur yang sangat entasi sedimen. mendetail, dan bisa menunjukan perlapisan tipis serta batas lapisan yang Sebagai contoh, foresets pada gambar akurat sehingga bisa digunakan untuk 4.3 bisa dikenali dengan karakterisitik meningkatkan kualitas dari interpretagambarnya, gambar yang dihasilkan si litologi. Contohnya, interval batupaterlihat bagus dengan laminasi yang sir mungkin bisa diketahui dengan lemah serta sudut dip yang bervariasi. log standar, namun dengan maenggunakan electrical imaging, permukaan Tabel 4.1. Grade of Image in interpre- erosinya bisa diidentifikasi. Dengan tation (Rider, 2000) electrical imaging, perlapisan yang sangat mendetail dapat diketahui sepGrade 1 Bedding surfaces, erti ditunjukan pada Gambar 4.4.

Self Evident laminations cross beddning, grading Fasies Image dan sekuen erosional surfaces, deformation Data dari electrical imaging juga dapat features digunakan untuk mengetahui fasies Grade 2 Cobbles, pebbles, dari image tersebut. Fasiesnya dapat Ambigous breccia, detrital diketahui dari karakter-karakter tershale, ripples, biotentu yang dapat memisahkan image turbation grain size tersebut dengan gambar yang lainnya. texture Untuk hasil yang sangat baik, perlu Grade 3 Bioturbation, thin dilakukan kalibrasi dengan data core.

Needs core lamination limeInterpretasi yang dilakukan bersifat stones textures kualitataif, dan diperlukan data litologi dari hasil interpretasi sebelumnya.

Litologi Dengan ditemukannya satu fasies image, maka bisa dikombinasikan menjaInformasi litologi akan dibutuhkan di suatu sekuen. pada tahapan awal interpretasi gambar yang dihasilkan. Banyak fitur-fitur KESIMPULAN DAN SARAN litologi sedimen yang berasosiasi dengan log listrik namun bukan menjadi Alat electrical imaging menggunakan indikator litologinya. Informasi litolo- respon microresistivity dari formasi gi harus didapatkan dari sumber lain, untuk menghasilkan gambar. Secara seperti neutron-density, gamma ray umum, tahapan pembacaan data haatau hasil cutting. Walaupun demiki- sil pengukuran borehole electrical

60

#Beginning

imaging yaitu : Depth Matching and Correctons; Dip Picking. Interpretasi sedimen dari log electrical imaging dilakukan dengan beberapa identifikasi: klasifikasi pengukuran dip dan azimuth; pendekatan dengan interpretasi litologi; mendeteksi fasies dan sekuen.

Untuk memaksimalkan hasil pengukuran, perlu ditemukan cara terbaik untuk mengurangi efek akibat adanya tegangan pada kabel dan gesekangesekan yang tidak diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA Gaillot, Philippe, 2007, Borehole Imaging Tools-Principles and Applications, Scientific Drilling, No.5, 1.

Rider, Malcolm, 2000, The Geological Interpretation of Well Logs: Rider-French Consulting, Scotland.

Gambar 4.3. Cross bedding pada electrical imaging (Rider,2000)

Riedel, Michael, 2008, Borehole Geophysics: McGill University, Quebec.

Shahinpour, Atefeh, 2013, Borehole Image log Analysis for Sedimentary Environment and Clay Volume Interpretation: NTNU, Trondheim.

Sulaksono, Santiko, 2000, Rangkaian Listrik: Universitas Indonesia, Jakarta.

Gambar 4.4. Interpretasi gambar berdasarkan ukuran butir, sedimentasi dan orientaisnya menggunakan standard log dan image log

61

#Beginning

Gambar 4.1. Perbandingan antara log Gamma Ray, data raw electrical imaging dan data electrical imaging yang sudah terkoreksi (Riedel, 2008)

Gambar 4.2. representasi dari dinding lubang bor pada permukaan datar. Gambar terbentuk dari didnding lubang bor (A) ditmpilkan dalam penampang mendatar (B) yang menunjukan gelombang sinusoidal dari permukaan yang mengalami dipping. Kemudian dilakukan ploting pada dipmeter plot

62

#Beginning

“Every man dies, but not every man really lives.�

Novalia Ena Agustin/Cangar

- Braveheart -

63

#Beginning

“Life is about making an impact, not making an income.�

- Kevin Kruse -

64

Novalia Ena Agustin/Cangar

#Beginning

65

#Beginning

TEBAK KATA SEPUTAR GUNUNGAPI INDONESIA

66

#Beginning

MENDATAR

MENURUN

2. Bahasa Inggrisnya “Panas Bumi” adalah 6. Intrusi magma yang tidak ke permukaan dan membeku 8. Standar Nasional Indonesia 9. Daratan yang relatif tinggi tetapi lebih rendah dari gunung.

11. Letusan yang menghancurkan tubuh gunungapi 12. Uranium adalah batuan yang memiliki kadar . . . . tinggi.

15. Nama lapisan bumi yang mengisi dapur magma 16. Survei DC Resistivitas.

17. Nama suku asal Majapahit di Bromo.

19. Penelitian kebumian tentang batuan dan struktur 20. Singkatan ilmu yang berisi data spasial dan atribut.

22. Nama lain letusan gunungapi 26. Salah satu manifestasi panas bumi.

27. fitur vulkanik yang terbentuk dari jatuhnya tanah 28. Gunung api stratovolcano Banyuwangi

1. Aktivitas orang yang ingin ke puncak gunung 3. Gunung . . . . . . Perahu. Titik-titik adalah . . . .

4. . . . . . adalah nama adanya potensi panas bumi.

5. Upacara adat di Bromo adalah . . . .

7. Kekentalan magma/lava dilihat dari kadar . . . .

10. Hasil Intrusi Magma.

13. Bahasa Inggrisnya “listrik” adalah 14. Gunung yang dijuluki “Blue Fire” 15. Singkatan metode geofisika untuk eksplorasi panas bumi.

18. Penelitian Komposisi Kimia Batuan 21. Nama Gunung yang dijadikan taman nasional 23. Nama Gunung Laut di Flores, NTT 24. Letusan yang tidak menghancurkan tubuh gunungapi 25. Batu . . . . . adalah batuan yang kaya uranium.

27. Gunungapi Stratovolcano memiliki bentuk . . . .

67

#BEGINNING

IKATAN MAHASISWA GEOFISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA