3 minute read

Potensi Gempa Bumi Jawa Barat

Tercatat bahwa sepanjang tahun 2000 hingga 2016, bencana gempa bumi tercatat mengakibatkan kerugian terbesar senilai Rp 7,56 triliun (Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2019) Dengan persentase kejadian kurang dari 1% dari total 18.777 bencana yang terjadi, gempa bumi menelan korban jiwa paling banyak setelah tsunami

Karakteristik gempa bumi di Jawa Barat sebagian besar bukan dari zona subduksi/zona penunjaman, akan tetapi dari patahan/sesar aktif di darat Gempabumi yang bersumber dari sesar aktif di darat sangat berpotensi merusak meskipun magnetudonya tidak terlalu besar, namun kedalamannya dangkal dan dekat dengan pemukiman dan aktivitas manusia.

Advertisement

Terdapat enam struktur sesar yang berkembang di Jawa Barat, yaitu:

1 Sesar Cimandiri

Sesar Cimandiri merupakan sesar paling tua (umur Kapur), membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat Rajamandala, Gunung Tangkuban Parahu timur laut menuju Subang

2 Sesar Baribis Sesar Baribis

merupakan sesar utama di utara Jawa Barat. Gempabumi signifikan yang bersumber dari sesar ini adalah gempabumi tahun 1862 di Karawang.

3. Sesar Lembang

Sesar Lembang yang letaknya di utara Bandung, membentang sepanjang kurang lebih 30 km dengan arah barat timur Salah satu bukti adanya jalur sesar di lokasi ini adalah berkembangnya struktur kekar pada batuan beku andesitik dengan intensitas yang sangat tinggi.

4. Sesar Citarik

Sesar ini membentang membelah Jawa Barat dari selatan sampai utara, mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu, antara Gunung Salak – Pangrango, Bogor, Jonggol dan berujung di Bekasi.

5. Sesar Garut Selatan

Sesar ini membentang dari barat daya-timur laut wilayah Garut yang terdiri dari dua segmen. Sesar ini merupakan sesar aktif, ini dibuktikan dengan terjadinya ratusan gempabumi pada tahun 2015 walaupun kekuatannya sangat kecil

6. Sesar Cipamingkis

Sesar ini berada di wilayah Sukabumi bagian timur, yang berarah baratdaya timur laut. Sesar ini juga merupakan sesar aktif, hal ini dibuktikan dengan aktivitas dari sesar ini pada tahun 2018 menimbulkan puluhan gempabumi walaupun kekuatannya sangat kecil, hanya tercatat oleh seismograph, tetapi ada beberapa gempa yang dirasakan juga

Bencana gempa bumi tidak dapat dihindari, namun dampak kerusakan juga korban jiwa dapat ditekan. Mitigasi atau upaya meminimalkan resiko yang ditimbulkan dari bencana gempa bumi meliputi beberapa hal

Memprediksi gempa bumi

Gempa bumi tidak dapat diperkirakan secara akurat lokasi pusatnya, waktu terjadinya, maupun kekuatannya secara tepat dan akurat Namun gempa bumi dapat diprediksi kisaran waktu yang memungkinkan untuk terjadi dengen menggunakan metode prediksi waktu pendek dan panjang.

Sebelum kejadian

Hal yang dapat dipersiapkan sebelum kejadian adalah dengan menumbuhkan pemahaman dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan tujuan mengurangi kerugian dan korban

Saat kejadian

Saat bencana gempa bumi terjadi, perlu dilakukan langkah-langkah untuk menyelamatkan dalam rangka mengurangi korban jiwa akibat bencana Ketika berada didalam rumah atau gedung, berlindung dibawah meja atau kursi yang kokh bila tidak sempat keluar rumah, atau keluar rumah menuju tempat terbuka ketika ada kesempatan

Setelah kejadian

Jika terdapat pengungsi yang terdampak gempa, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan setelah terjadinya gempa bumi Pertama, mengecek kelengkapan anggota keluarga, mentiapkan dapur umum, menyiapkan tenda darurat, dan menghubungi posko bantuan untuk mendapatkan makanan dan obat-obatan serta memeriksakan kesehatan diri

Ahli sosiologi, untuk memberi penyuluhan gempabumi dengan metode PRA kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat Ahli kebumian (Geoteknik, Geologi, Hidrogeologi, Seismologi, Geofisika) untuk melakukan seminar, pengajaran, dan penyuluhan mengenai gempabumi kepada masyarakat umum dan pemerintah daerah setempat dan melakukan pemetaan terhadap daerah rawan gempabumi Ahli planologi dan teknik sipil, untuk memberikan penyuluhan mengenai infrastruktur bangunan dan perencanaan wilayah

This article is from: