
1 minute read
Carbon Capture Storage
Menurut kementrian ESDM (2009) Carbon Capture Storage (CCS) merupakan salah satu upaya untuk mengurangi emisi CO2 ke atmosfer. Rangkaian proses CCS dimulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 yang berasal dari source emisi gas buang, dengan menggunakan teknologi adsorpsi, kemudian pengangkutan CO2 ke tempat penyimpanan (transportation) dengan menggunakan pipa atau tanker, hingga penyimpanan ke tempat yang aman (storage) yang dilakukan kedalam lapisan batuan bawah permukaan hingga emisi CO2 terperangkap.
Kategori area yang layak untuk melakukan CCS adalah pada struktur geologi yang berada pada lapisan bawah permukaan. Secara umum, lapisan bawah permukaan yang merupakan akuifer dengan salinitas tinggi pada kedalaman dapat menyimpan CO2. Selain itu, CO2 juga dapat tersimpan pada lapisan batubara, reservoar nonkonvensional serta reservoar minyak yang telah habis. Reservoar dari minyak yang telah habis atau reservoar bekas hidrokarbon memiliki ruang penyimpanan CO2 yang sangat besar dibandingkan dengan akuifer pada kedalaman dengan salinitas tertenu. Dalam penyimpanan CO2, struktur geologi yang berupa patahan merupakan salah satu komponen penting serta memiliki pengaruh pada integritas caprock.
Advertisement
Teknologi CCS di Indonesia memiliki peran yang besar dalam penurunan emisi karbon hingga mencapai 68% (Amina dkk., 2022). Namun, dibalik peran yang besar tersebut, CCS memiliki berbagai kelemahan dimulai dari persiapan hingga pelaksanaannya.