
6 minute read
Beradaptasi Kembali dengan Bina Desa
BeraDaptasi keMBali BersaMa Bina Desa
Kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di Indonesia yaitu pada tanggal 2 Maret 2020. Kabar yang tidak pernah ingin didengar oleh masyarakat Indonesia ketika wabah Covid-19 ini bergejolak. Namun Tuhan berkehendak lain, Covid-19 telah menjangkit Indonesia dan tepat seperti apa yang kita semua duga, ketika Covid-19 memasuki wilayah Indonesia, semua aspek
Advertisement
kehidupan mengalami perubahan dan perlu beradaptasi. Dimulai dari kegiatan pasar, kantor, restoran, lalu lintas, stasiun, bandara, dan tentunya lembaga pendidikan terdampak akibat Covid-19 ini. Tidak ada yang menyangka bahwa hal seperti ini terjadi kembali di kehidupan manusia. Tidak sedikit pihak yang dirugikan seperti pedagang yang biasanya mendapat pemasukan dari hasil jualan kini kosong tidak ada seorang pun yang datang, karyawan yang terkena PHK serta para pelajar yang tidak dapat merasakan bagaimana dunia pendidikan itu sebenarnya. Tahun 2020, diawali dengan suatu hal yang mengejutkan bagi Indonesia. Awal 2020 merupakan tahun dimana mahasiswa angkatan 2019 memasuki semester keduanya. Seharusnya semester ini merupakan semester yang sangat penting bagi seorang mahasiswa, semester dimana sedang bersemangatnya aktif di dunia perkuliahan. Dimulai dari organisasi, UKM, lomba, kepanitiaan, praktikum dan hal lainnya. Namun apa daya, Covid-19 ini mengacaukan rencana yang sudah dibuat dan ditambah lagi dengan pemerintah mengeluarkan aturan untuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan percepatan penyebaran Covid-19. Dengan aturan tersebut sulit bagi kita untuk merasakan bagaimana rasanya berorganisasi, bagaimana rasanya mengikuti kepanitiaan, dan bagaimana rasanya dunia perlombaan. Bahkan suasana kampus yang diimpikan semenjak SMA hanya bisa dirasakan selama satu semester saja, apakah mungkin kelak kita akan merasakan kembali suasana kampus? Semoga. Mau tidak mau kita tetap harus melanjutkan perjuangan sebagai seorang mahasiswa. Tetap belajar bagaimanapun kondisinya. Meskipun dengan cara yang berbeda, meskipun dengan cara yang baru kita coba. Kini semua beralih menjadi daring. Kegiatan belajar mengajar secara daring, kegiatan organisasi dan kepanitiaan secara daring dan perlombaan pun beralih menjadi secara daring. Daring tidak sepenuhnya buruk, jika kita bisa membuka pikiran lebih luas lagi, pasti ada hikmah dibalik semua ini. Sembari menunggu kabar baik mengenai dunia, kita tetap perlu berjuang dan meneruskan hidup. Sama seperti halnya Himpunan Mahasiswa Geofisika PEDRA Universitas Padjadjaran yang tetap harus menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Terus beradaptasi dengan pandemi dalam menjalankan semua arahan yang diberikan dan sedikit demi sedikit pandemi

ini bukan lagi suatu hal yang menyulitkan namun menjadi tantangan untuk menjadi lebih baik lagi, lebih berinovasi lagi dan lebih berkreasi lagi. Khususnya di tahun 2020 yang harus mengubah segala rancangan yang sudah disusun secara matang untuk rencana kegiatan himpunan ke depan kini harus diubah menyesuaikan keadaan. Namun siapa sangka, semua bisa dilalui dengan mudah apabila kita bisa bekerja sama dan terus berusaha beradaptasi dengan pandemi. Pergantian dari tahun 2020 menuju 2021 banyak harapan yang kita doakan. Salah satu doa tersebut yaitu berakhirnya Pandemi ini, tapi apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan, pandemi Covid-19 semakin parah dengan munculnya varian baru Covid-19 sehingga mau tidak mau 2021 menjadi tahun kedua Himpunan Mahasiswa Geofisika PEDRA Universitas Padjadjaran kembali menjalankan programnya secara daring. Aturan pemerintah mengenai pembatasan kegiatan sosial pun masih berlaku, bahkan hingga saat ini yaitu ketika artikel ini dibuat, kondisi masih dalam keadaan pandemi Covid-19. Namun dengan pengalaman sebelumnya, tentu di tahun ini semua dapat berjalan dengan lancar. Kabinet Garnawistera, kabinet Himpunan Mahasiswa Geofisika PEDRA Universitas Padjadjaran periode 2021. Kabinet yang tetap berjuang di tengah kondisi Pandemi dan kabinet yang tetap melakukan yang terbaik selagi mengharapkan kondisi Pandemi yang terus membaik pula. Siapa sangka harapan kita terkabulkan, Indonesia telah berhasil bertahan dan angka Covid-19 pun turun meskipun tetap perlu waspada dengan wabah ini. Menuju akhir kepengurusan Kabinet Garnawistera, Departemen Eksternal berkesempatan untuk mengadakan program kerja Bina Desa yang dilakukan secara luring. Suatu kesempatan yang tidak bisa disia-siakan, kesempatan untuk beradaptasi kembali dengan kondisi baru setelah Pandemi serta kesempatan untuk mempersiapkan diri dalam menyambut masa yang baru. Bina Desa ini menjadi program kerja luring pertama di tahun 2021 ini. Program kerja yang memerlukan waktu persiapan ekstra dan pada dasarnya Bina Desa ini perlu dilakukan langsung di tengah – tengah masyarakat, tidak bisa dilakukan secara daring melalui layar. Dimulai dari pemetaan sosial yang dilakukan terhadap 13 RW dan persiapan untuk bentuk realisasi yang diberikan kepada desa terkait. Bina Desa ini merupakan salah satu program kerja jangka panjang dari PEDRA, yang dimana pada tahun pandemi ini merupakan tahun ketiga yang diarahkan untuk melakukan kegiatan Bina Desa di desa terkait. Desa yang dijadikan lokasi yaitu Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor. Kegiatan yang dilakukan berupa pemetaan sosial dan bentuk realisasi yang dapat memberikan solusi untuk Desa serta masyarakatnya. Setelah lebih dari satu tahun tidak melakukan program kerja secara luring, saat persiapan dan pelaksanaan Bina Desa ini tentu terdapat kendala yang kita hadapi seperti perlu izin yang cukup ketat, dimana mengharuskan kita mendatangi pihak Kecamatan untuk membuat surat yang membutuhkan beberapa hari dalam pembuatannya, lalu perlunya sumber daya manusia yang dapat ikut berkegiatan secara langsung di lokasi, mengingat masih banyak orang yang tetap memilih di rumah selama Covid-19 ini masih ada,

kemudian narasumber yang kita cari sedang tidak ada sehingga diperlukan waktu tambahan untuk melakukan pemetaan sosial kembali dan juga cuaca yang tiba – tiba tidak mendukung kegiatan yang akan dilakukan sehingga ada pemunduran jadwal. Selain program kerja pertama yang dilakukan secara luring, kendala yang dihadapi juga termasuk kendala baru yang dihadapi selama ini. Diperlukan adaptasi kembali dari proker yang secara teknis daring menjadi teknis luring. Meskipun demikian, Bina Desa ini dapat berjalan lancar. Dimulai dari pemetaan sosial terhadap ketua-ketua RW Desa Mekargalih dan didapatkan hasil bahwasanya Desa Mekargalih masih memiliki permasalahan dalam pengelolaan sampah sehingga dalam kegiatan realisasinya, Departemen Eksternal memutuskan untuk kegiatan realisasi yang akan dilakukan berkaitan dengan pengelolaan sampah berupa Sosialisasi Instalasi Pengolahan Sampah dan Pelatihan Pembuatan Keranjang Takakura. Narasumber pada kegiatan ini yaitu Ibu Eleonora Agustine, yang merupakan dosen Geofisika Unpad yang sudah ahli dalam bidang lingkungan. Kegiatan Bina Desa ini tentunya langsung dilakukan di Desa Mekargalih. Kita juga mengadakan kegiatan dengan anak-anak SD Sinargalih dalam menjaga lingkungan dengan cara kerja bakti bersama-sama membersihkan jalan, sekolah, dan tempat lain. Anak – anak sangat antusias, mengingat selama ini mereka terlalu lama berdiam diri di dalam rumah dan dengan kegiatan ini harapannya mereka dapat menyegarkan kembali jiwa dan raganya serta memberikan pembelajaran bahwa betapa pentingnya untuk menjaga lingkungan. Kegiatan kerja bakti ini diawali
dengan bermain permainan yang sudah panitia siapkan dengan setiap kelas dibimbing oleh teman – teman dari PEDRA yang membantu kegiatan ini sebagai relawan. Terima kasih banyak saya ucapkan kepada seluruh pihak yang membantu Bina Desa ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Program kerja luring pertama yang sangat memerlukan bantuan dari banyak orang. Semoga dengan kegiatan ini banyak hal yang bisa didapatkan dan banyak pembelajaran yang bisa menjadi bekal untuk kegiatan luring lainnya di masa yang akan datang. Terima kasih Garnawistera sudah berjuang dari awal hingga saat ini, mari kita doakan untuk kepengurusan selanjutnya dapat berjuang kembali dengan apapun kondisinya dan lebih baik dari apa yang sebelumnya. Kami, Departemen Eksternal Kabinet Garnawistera Himpunan Mahasiswa Geofisika PEDRA Universitas Padjadjaran memohon maaf apabila selama kegiatan Bina Desa ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.

