
4 minute read
Sipejam, Inovasi Sistem Pengaturan Jalan Pada Tikungan Tajam
from Tabloid Edisi 83
Sumatra Barat (Sumbar) merupakan daerah yang memiliki topografi unik. Ragam topografi berupa dataran tinggi dan dataran rendah membuat beberapa akses jalan di Sumbar cukup ekstrim untuk dilalui pengendara kendaraan bermotor. Adanya tanjakan jalan yang curam membuat pengendara lalu lintas harus berhati-hati dalam melewati jalan tersebut,terlebihjalannyayangmemiliki banyak belokan tajam dan dikelilingi oleh jurang yang curam. Ancaman bagi pengendara akibatekstrimnyajalandiSumbarcukup dikenal oleh khalayak, seperti halnya pada jalan di Sitinjau Laut, Kelok Sembilan, hingga Kelok Empat Puluh Empat. Upaya untuk mengurangi ataupun mencegah terjadi kecelakaan lalulintaskhususnyadiSumbarmenjadi latar belakang tiga orang mahasiswa Teknik Elektro Universitas Andalas (Unand) yaitu Fadhil Erlizanda, Dahlia Limarnis dan Haris Akbar menciptakan alat bantu untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Alat yang diciptakan oleh mahasiswaUnandinibernamaSipejam. Sesuai dengan kegunaannya, Sipejam merupakan singkatan dari Sistem Pintar Pengatur Jalan Pada Tikungan Tajam. Tim Sipejam yang dibimbing oleh Dr. Eng. Rahmadi Kurnia, S.T, M.T. ini mengaku bahwa teknologi Sipejam merupakan inovasi baru dan belum pernahdibuatsebelumnya.“AlatSipejam ini dibuat dengan tujuan untuk membantu mengatur lalu lintas pada tikungan tajam yang ditujukan khususnya kepada pihak yang berwenang untuk mengatur lalu lintas kendaraan,” jelas Fadhil saat
Advertisement
... Sambungandarihalaman 5 nonakademik akan disetarakan. Khandra pun turut menanggapi mengenaibirokrasiyangberbelitpasca Unand menjadi PTN-BH. “Pasca menjadi PTN-BH, ada peralihan dari WR III ke WR I yang awalnya penganggaran hanya fokus pada satu per bidang saja, sekarang menjadi fokuskepadasatubendaharasaja,baik akademik maupun nonakademik. Perpindahan kantor yang awalnya mahasiswamengurusdiPKMsekarang langsungkeGedungRektoratmungkin juga menjadi faktor,” ujar Khandra. Kurangnya sosialisasi menjadi faktor juga dalam semakin rumitnya proses pengurusan dana.
Selain itu Subdit Administrasi, Informasi dan Kesejahteraan Mahasiswa Unand, Irfan Kagami menerangkan pembayaran dana kegiatan mahasiswa kedepannya akan diberikan dana sebelum kegiatan, dengan syarat kegiatantersebuttelah dilaporkan dalam rencana program kerjaOrmawadalamsatutahun,yang selambat- lambatnya diserahkan kepada pihak kemahasiswaan dalam bulan Februari.
“DanaKegiatanOrmawaakan dicairkan sesuai dengan dokumen perencanaan, jika tidak ada dalam dokumen perencanaan maka tidak dapat dicairkan. Penyerahan laporan rencana kegiatan ini sudah diinformasikanpadabulanFebruariini untuk segera dikumpulkan,” ujar Irfan saatdiwawancaraiGentaAndalaspada
Oleh: Fadhillah Lisma Sari* diwawancaraiGentaAndalas(3/1/2023).
Cara kerja dari alat Sipejam ini ialahmengaturarahpergerakanlalulintas. Alat ini dilengkapi sensor yang dapat mendeteksi kendaraan pada tikungan jalan. Mengingat akan seringnya kecelakaanyangterjadiditikungantajam, Sipejam akan mendeteksi pada saat kendaraanbesarakanmemasukitikungan, sehingga kendaraan pada arah berlawanan dapat berhenti lebih cepat.
Sistem pada teknologi ini menggunakan bantuan teknologi kecerdasan buatan. Alat ini juga memanfaatkaninovasiInternetofThings (IoT) dalam sistemnya. Penggunaan IoT tentunyadapatmemperluasmanfaatdari adanya internet yang membuat alat ini dapatterkoneksi pada medialain.
Oleh karena pemanfaatan teknologi IoT, alat ini dilengkapi dengan websiteuntukmenyajikaninformasiyang berkaitandengankecepatankendaraandi jalan tersebut hingga jumlah kendaraan yangadapadasaattertentu.Keberadaan website ini diharapkan mampu memudahkan pihak yang berwenang untukmelakukanpengawasanlalulintas. Fadhilmengungkapkanbahwakeakuratan alat ini mencapai 90% sehingga alat ini sudah dapat dikatakan baik dalam memprediksi jeniskendaraan.
Meskipun demikian, ketua tim Sipejammengakuibahwamasihterdapat beberapa kelemahan dalam pengoperasianalatini.Salahsatunyaialah alat yang masih sangat bergantung pada kondisi cahaya di jalan. Oleh sebab itu, alat ini kurang dapat bekerja dengan maksimal pada kondisi dengan cahaya yang kurang atau gelap.
“Sistem pada alat Sipejam masih bergantungpadabanyaknyacahayayang ada,olehsebabitusaatinitimkamimasih melakukan riset lebih lanjut untuk menemukan solusi agar alat ini dapat bekerja secara maksimal,” ujar Fadhil.
Fadhil juga mengungkapkan bahwa sepanjang pembuatan alat ini, terdapatbeberapakendalayangmereka hadapi dalam prosesnya. Beberapa kendala tersebut di antaranya yaitu mereka memerlukan data kendaraan yang cukup banyak, perhitungan lokasi kendaraan yang tepat, serta perlunya memperhitungkan kecepatan kendaraan sehingga banyak pengujian yang harus tim mereka lakukan agar alat ini benarbenar bisa diimplementasikan dan bermanfaat nantinya.
Alat ini juga telah dilakukan uji coba untuk mengetahui sejauh mana keefektivitasansistemkerjanya.Pengujian tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana alat ini dapat memprediksi kendaraan besar dan kendaraan kecil, menguji pergerakan palang pembatas jalan,sertapengujianpadasistemIoT.Uji coba tersebut dilakukan dalam skala fungsional dan telah berhasil dilakukan. Akan tetapi, saat ini alat Sipejam masih berada pada tahap implementasi sehinggadiperlukanbeberapapengujian lebih lanjut.
Alat Sipejam ini diharapkan dapat mengurangi tenaga kerja dan meminimalisasi kesalahan manusia saat mengatur lalu lintas terutama pada tikungan tajam. Fadhil pun mengatakan bahwa ia berharap agar alat ini dapat diterapkandandikembangkan,sehingga dapatdigunakanolehDinasPerhubungan Sumbardalammenanganipermasalahan lalulintaspadatikungantajamdiSumbar. Keberhasilan pembuatan Sipejam membuat inovasi ini mendapat penghargaan. Inovasi ini berhasil menorehkanjuaraduadanmedaliperak pada divisi IX piranti cerdas, sistem benam pada kompetisi Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (GEMASTIK) XV yang diadakan di Universitas BrawijayaNovember2022lalu.Program ini merupakan program Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
IDENTIFIKASI: Alat Sipejam mengidentifikasi pergerakan kendaraan pada tikungan tajam.
*PenulismerupakanMahasiswa JurusanIlmuHukum FakultasHukum UniversitasAndalas
Kamis (23/2/2023). Irfan juga menambahkan pihak kemahasiswaan akan merencanakan untuk sistem pencairan dana kegiatan kemahasiswaan kedepannya akan dicairkan sebelum acara, sehingga mahasiswa dapat menggunakan dana tersebut untuk melangsungkan acara.
“Semestinya kan LPJ itu setelah kegiatan selesai baruakan dicairkan, tapi mungkin nanti akan diberikan duludana talangan sebelum kegiatan, kebijakan ini tentunantiakandibicarakandahulu,”jelas Irfan. Terakhir Irfan juga menambahkan terkait inventaris oleh Ormawa, dapat diajukan langsung ke pihak kemahasiswaan. Selanjutnya pengajuan inventaris oleh Ormawa akan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh pihak kemahasiswaan, dengan analisis kebutuhan dan ketersediaan, baru selanjutnya akan diputuskan. Namun berkaitandengankondisibirokrasiUnand yang masih mengalami kendala, sebab adanya peralihan tugas bidang kemahasiswaan dan akademik dari WR III ke WR I saat ini, Irfan mengaku beberapa pendanaan mahasiswa masih sedang proses pengurusan.
Adanya Pengalihan Dana Kemahasiswaan Diduga Menjadi Salah Satu Penyebab
Adanya kendala terkait pendanaandikemahasiswaantakterlepas dari dugaan adanya pengalihan dana kemahasiswaan Unand untuk kegiatan lain. Dugaan penyelewengan dana ini disampaikan langsung saat pertemuan antar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) diPusatKegiatanMahasiswa(PKM)pada Selasa (21/2/2023). Pengalihan dana tersebutmasihdalamtahappenyelidikan oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) Unand.
“Kasus ini masih dalam tahap audit dan akan diselidiki lebih lanjut,” jelaspihak SPI saat diwawancarai Genta Andalas pada Senin (27/2/2023). Dana kemahasiswaan seharusnya digunakan untuk reward mahasiswa berprestasi, dana operasional, dan kegiatan kemahasiswaan lainnya, namun digunakan untuk kegiatan lain. Buntut dari kasus itu membuat pencairan dana kemahasiswaan terlambat cair, seperti dana kepanitiaan dan dana reward mahasiswa berprestasi.
Salah satunya yaitu dana kepanitiaan Pekan Andalas tahun 2022 yang masih belum cair. “Dana yang diajukan ke kemahasiswaan belum cair, padahal sudah kami kumpulkan Lembar Pertanggung Jawaban (LPJ) bulan November tahun lalu ke kemahasiswaan,” jelas Ketua Pelaksana PekanAndalas2022,DaffaRidhallahsaat diwawancarai pada Kamis (16/2/2023).
Begitujugadengandanareward pemenang Pekan Olahraga Tingkat Daerah (POMDA) dan Pekan Olahraga TingkatNasional(POMNAS)belum cair hingga saat ini. Helmi Pratama memberikankonfirmasibahwamemang dana reward POMDA dan POMNAS tersebut belum cair. “Dana reward
POMNAS dan POMDA masih belum cair,”ujarKetuaUmumUKMPandekar, HelmiYahyapadaSelasa(28/2/2023). Menteri Dalam Negeri BEM KM Unand, Lingga turut membenarkan adanyakasuspengalihandanatersebut. “Kabartersebutbenaradanyadansaat ini masih dalam penyelidikan SPI. "Kabartersebutbenaradanyadansaat inimasihdalampenyelidikanSPI,”jelas Lingga saat diwawancarai Genta Andalas. Pengalihan dana yang seharusnya digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan yangdigunakan untuk kegiatanlaintentuharusmenjaditanda tanya. Hal ini berdampak pada kegiatankemahasiswaansepertireward yang belum cair, dana operasional terlambatcair,daninventarisyangtak kunjungjugadiperbarui.
Perihal persoalan dana kemahasiswaan Ormawa tak bisa dipandangsebelahmata,namunharus menjadi perhatian khusus bagi pihak pejabat kampus, terutama bidang kemahasiswaan, selain karena telah terdapatnyaaturanyangmengaturhal tersebut, disisi lain juga kegiatan Ormawa dapat memberi dampak positifbagikenaikannilaiIKUUnand. Berbagai keluhan mahasiswa tentang pendanaan Unand yang dinilai masih berbelit, tidak transparan, serta mengalamiketerlambatan,diharapkan menjadi catatan untuk perbaikan kedepannya.