16 minute read

FK Unand Pacu Antusias Pelajar SMA

Masuk PTN melalui Sitoplasma XV

FakultasKedokteran(FK)Universitas Andalas (Unand) mengadakan kegiatan Simulasi try-out pelajar SMA(Sitoplasma)XVsecaraluringdi17 wilayahse-SumatraBarat(Sumbar)pada Minggu(8/1/2023).KegiatantahunanFK Unand ini bekerja sama dengan bimbingan belajar Nurul Fikri. Kegiatan Sitoplasma XV dilakukan sesuai dengan sistem Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) yang sebelumnya Seleksi Masuk PerguruanTinggiNegeri(SBMPTN).

Advertisement

Ketua Pelaksana Sitoplasma XV, Daffa Haidar Alfaruq mengatakan kegiatan ini diikuti oleh total sebanyak 2.413 peserta SMA. “Perbedaan dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun ini, Sitoplasma XV juga turut diadakan di wilayahMentawaidiluaracarapuncak. Selainitu,sistemmasukperguruantinggi negeri membuat panitia menyesuaikan denganpenggunaansoalTKAdalamtryoutyangdiadakantahunini,”tuturDaffa padaKamis(19/1/2023).

Kegiatan Sitoplasma ini mendapatkan respons positif dari para pelajar SMA di Sumbar. Sitoplasma XV yangdiadakanmenjadiajangpengenalan mengenai kriteria atau tipe ujian seleksi masukkuliah.Selaintipesoalyangserupa dengan tes ujian masuk kuliah pada umumnya, atmosfer yang dibangun dalam try-out pun sesuai dengan ujian sungguhan.

Selain simulasi ujian tes, Sitoplasma XV juga turut menghadirkan gueststarFarhan,seoranginfluenceryang bergerakdibidangpendidikananakmuda danjugaseorangmahasiswaTeknikSipil IPB. “Padaacarapuncak yang dilakukan digedungAuditoriumUnand,kamijuga turutmengundangseluruhpesertauntuk dapat melihar Open Lab, Skills Lab, Medical Movie, serta talk show dengan mahasiswa inspirasional dari IPB, Farhan,” ujar Daffa.

Cut Ashifa, siswi SMAN 10 Padangyangturutmengikutikegiatantryout selama kegiatan Sitoplasma XV berhasilmeraihperingkatkeduatertinggi di wilayah Padang. “Suasana dan tempatnya seperti ikut ujian sungguhan, jadimengerjakannyabisalebihfokusdan serius,” ungkapAshifapadaKamis(2/2/ 2023).

Tidak hanya itu, Sitoplasma XV diharapkan dapat terus berjalan agar dapat memberi dampak positif selalu kepadaparasiswayangsedangdihadapi dengan ketatnya perebutan kursi masuk PTN.SitoplasmaXVtelahmendapatkan nilaipositifbagisiswayanghadirdanikut melakukan simulasi ujian.

Andalas Sinematografi Dorong Minat Generasi Muda di Bidang Fotografi dan Perfilman

Andalas Sinematografi kembali hadirkansharingsessionfotografi dan perfilman melalui kegiatan Roadshow Goes To School dan RoadshowGoesToCampus.Kegiatanini diadakan di 11 SMA/SMK dan satu perguruan tinggi di Sumatra Barat (Sumbar). Ketua Pelaksana Kegiatan, Azalia Salshabila Putri menjelaskan bahwa acara tersebut diadakan dengan tujuan untuk mendorong semangat dan minat anak muda untuk ikut berpartisipasi di industri kreatif.

“Dengan sharing mengenai fotografi dan film, akan memberikan insightterkaitindustrikreatif, khususnya fotografi dan perfilman, serta dapat meningkatkan softskilldi bidang yang merekaanggapsebagaihobi,”ujarAzalia saatdiwawancaraiGentaAndalas,Kamis (26/1/2023)

Lebihlanjut,Azaliamenjelaskan kegiatanRoadShowtersebutmerupakan salah satu rangkaian kegiatan PIXEL 6.0 yang juga mengadakan berbagai lomba yang berkaitan dengan dunia fotografi danperfilman.SelainituDirekturUtama Andalas Sinematografi Ulfa Azizah Febryzalita juga menambahkan bahwa kegiatan PIXEL 6.0 diharapkan dapat menjadi salah satu wadah untuk mengapresiasi karya- karya di bidang fotografi.

“Harapannyamelauikegiatanini kita dapat memberikan penghargaan terhadap karya-karya tersebut dan menumbuhkan rasa percaya diri untuk terus berkarya,” tutur Ulfa, Jumat (03/ 02/2023). Aisyah

AIESEC Adakan Program yang Mendukung SDGs Pariwisata

Kota Padang

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Aiesec mengadakan kegiatan pengembangan anak muda yang mendukung SustainableDevelopment Goals (SDG’s), kegiatan ini diselenggarakansecarahybridselama25 hari berturut- turut, dimulai dari Senin

(26/12/2022)-Kamis(19/1/2023).Ketua

Local Project, Agata Stefani juga menjelaskan bahwa program yang mereka adakan tersebut berfokus pada pariwisatadi Kota Padang.

“Local Project kali ini mengangkat topik ForOurHomeyang membahasdanmendukungSDG’snomor 11.Programiniberfokuspadapariwisata kota Padang,” ujar Agata saat diwawancarai oleh Genta Andalas melalui Whataspp pada Kamis (19/1/ 2023).

Selain itu Agata juga menambahkanbahwasebelumnyapada tahun 2022 mereka telah melaksanakan programLocalProjectpertamayangjuga mengangkat tentang topik SDG’s keempat yang membahas pendidikan.

Kegiatan yang diadakan dalam 25haritersebutberfokuspadapemberian materi dan sesi-sesi informatif bagi partisipan. Selanjutnya implementasi materi, dan diakhiri dengan acara penutupan.

“Rangkaian acara dimulai dari welcomingpartyuntuk para partisipan, dilanjutkandenganpemberiansesimateri SDG’s101,forourhomeworkshop,lead session,dancultural/networkingspace. Minggu ketiga pada sesi eksekusi yang berupa museumtour,projectgoesto school,beachpartyatCarolinabeach. Minggu keempat difokuskan pada acara penutupandancampaignforourhome, lalu ditutup dengan farewellparty,” tambah Agata.

Salah seorang partisipan Local Project, Nabila Rahmi mengatakan bahwa kegiatan Local Project ini memberikanpengalamandanskillbaru. “Program ini sangat bermanfaat untuk diikuti. Dapat menambah pengalaman, menambah skillyang dimiliki, dan mendapatkantemanbaru,”tuturNabila.

Gelar Pertunjukan Teater, UKM Rumah Seni Donasikan Dana Bagi Komunitas Kanker

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Rumah Seni BEM KM Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand)laksanakankegiatanCharityand

Arts of Rumah Seni (CHARS) dengan penampilan drama musikal cerita adaptasi “Tenggelamnya Kapal van der Wijck” di Hotel Kyriad Bumiminang, Sabtu (18/2/2023).

Selain menggelar penampilan seni, Ketua Pelaksana CHARS, Adriyan Collinsmengungkapkanbahwa acaraini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulianterhadapkomunitaskankerdi Sumatra Barat (Sumbar) yaitu Cancer InformationandSupportCenter(CISC), berupapenyalurandanadonasidarihasil keuntungan penyelenggaraan teater. “Semua hasil dari penjualan tiket akan disumbangkan 100% kepada CISC” ungkapnya Adriyan saat diwawancarai Genta Andalas, Sabtu (18/2/2023).

Selain itu Adriyan juga menjelaskan bahwa CHARS merupakan kegiatan rutin UKM Rumah seni yang dilaksanakan dua tahun sekali. Namun karena pandemi Covid-19 CHARS baru bisa diadakan pada tahun ini setelah terakhir kali diadakan pada tahun 2018 lalu.

Ketua CISC Sumbar Wilsa Hermiantimenilaibahwakegiatangalang danayangdibungkusdalampertunjukan teatermerupakansuatuideyangkreatif. “KamiberterimakasihkepadaRumahSeni FK Unand yang sudah berinisiatif untuk menggalang dana, sangat kreatif bisa menggalang dana melalui penampilan seperti ini,” ujar Wilsa saat menyampaikan kata sambutannya pada acaraCHARS,Sabtu (18/2/2023)

Sherly

Pelantikan Pengurus Genta Andalas 2023

Ciptakan Kepengurusan yang Berkompeten dan Berintegritas

Sebanyak 24 pengurus Unit Kegiatan

Pers Mahasiswa (UKPM) Genta

Andalas periode 2022/2023 resmi dilantik pada Kamis (09/02/2023) di ruang seminar PKM lt 1, Universitas Andalas. Dalam sambutannya, Pembina UKPM Genta Andalas, Rembrandt menyampaikan kesiapannya membimbing UKPM Genta Andalas. RembrandtberharapagarGentaAndalas bisa menjadi siaran Televisi Swasta.

“Semoga kepengurusan Genta

Andalas tetap memiliki komitmen dan aktif dalam bidang penyiaran. Saya berharapGentaAndalasbisaberkembang menjadisiaranTVSwastanantinya”,ujar Rembrandt.

Pelantikan kepengurusan Genta

Andalas tahun ini mengambil tema “Membangun Kepengurusan yang Berkompeten dan Berintegritas Untuk

Mewujudkan Pers Mahasiswa yang Unggul”. Pelantikan ini digelar secara luringdandihadiri olehperwakilandari UKMtingkatuniversitasdanLPMse-Kota Padang.

Riski Wahyudi selaku Pemimpin Umum Genta Andalas periode 2022/ 2023 menjelaskan latar belakang diambilnya tema pelantikan tersebut. Riskimengatakan tema tersebut diambil agar cita-cita tercapainya kepengurusan yang berkualitas dan dikenal tak hanya diUnand,tapijugasecaranasionaldapat terealisasi.

“Sesuai dengan tema yang diangkat tersebut diharapkan kepengurusanGentaAndalassaatinibisa menjadi generasi yang kreatif, inovatif, dan bisa menjadi sebuah lembaga pers yang unggul, “ ujar Riski saat di wawancarai GentaAndalas.

Lemai, Santapan Fermentasi Khas Suku Rejang

Oleh:Tiara Juwita*

Suku Rejang merupakan salah satu suku terbesar yang mendiami wilayah Bengkulu. Sebagian besar suku Rejang tersebar di beberapa kabupaten seperti Bengkulu Utara, RejangLebong,danLebong.SukuRejang memiliki salah satu makanan khas yang unik, yaitu Lema atau dalam logat suku kolektifnya disebut juga Lemai.

Lemaimerupakanmakananyang terbuat dari bambu muda yang difermentasi bersama dengan ikan air tawar. Lemai yang lebih dikenal masyarakat berasal dari daerah Lebong karena rasanya yang lebih enak dan gurih. Lemai dari daerah Lebong menggunakan ikan air tawar sebagai campuran dan banyak dijumpai di beberapa sumber perairan daerah Lebong.

Melalui makanan khas ini, terdapat beberapamakna simbolis yang dapat dipahami bersama. Pertama, makna simbolisme makanan dalam bahasadan makanan sebagaiungkapan solidaritas kelompok. Makanan ini memiliki makna simbolis dalam masyarakat Suku Rejang. Dalam Bahasa Rejang terdapat kosa kata “nelemai” yang merupakan jenis kata kerja. Kata tersebut biasanya digunakan untuk mengungkapkan kemarahan. Secara harfiah,artikatatersebutmerujukkepada proses pembuatan Lemai, yaitu itu dicincang-cincang, kemudian diuleni berkali-kali.

Makanan sebagai ungkapan solidaritas kelompok memiliki makna bahwameskipunLemaidisajikansebagai makanan sehari-hari, tetapi tidak pula sembarang orang yang mengonsumsi

...Sambungandari halaman 8 disabilitasyangdimilikiolehmahasiswa tersebut.

Tidak hanya sosialisasi, diperlukanjugakehadiranrelawanyang berasal dari kalangan mahasiswa untuk membantutemandisabilitas.Mahasiswa yang dapat menjadi sukarelawan ini tentunya mahasiswa yang berasal dari departemen dan kelas yang sama dengan mahasiswa disabilitas. Penentuan tersebut berguna untuk memudahkan sukarelawan untuk membantu mahasiswadisabilitas dalam proses belajar mengajar selama di kampus.

Menurut Ketua PLD Unand, peran sukarelawan bagi mahasiswa disabilitas sangatlah penting. Oleh karenaitu,PLDUnandberencanauntuk membuka rekrutmen bagi sukarelawan yang berniat membantu teman-teman disabilitas. Para sukarelawan pun nantinya akan diberikan insentif yang jumlahnya sesuai dengan kesepakatan antarasukarelawandenganPLDUnand.

Rozi pun menyadari akan pelayanan disabilitas di Unand yang masih kurang dan perlu dikembangkan karena keberadaan PLD Unand yang masih tergolong baru. Terkait dengan permasalahan mahasiswa disabilitas dengan dosen pengampu mata kuliah, mahasiswa disabilitas dapat melaporkannya ke PLD Unand untuk didampingi dalam melapor dan menyelesaikanmasalahdenganfakultas mereka masing-masing.

“Pada tahun 2023 ini kami membuat rancangan untuk menggencarkan sosialisasi lagi kepada sajian ini. Hal ini karena banyak orang yangkurangsesuaidengancitarasasajian yang asam, sehingga santapan ini biasa untukorang-orangsukuRejangsaja,atau yang sudah terbiasa memakannya.

Makanan khas masyarakat suku Rejang ini memiliki cita rasa yang unik, yaknirasaasamyangberasaldariproses fermentasi oleh bakteri asam laktat berpadudenganrasagurihikanairtawar, menjadikannya salah satu ciri khas suku Rejang.

Menurut salah seorang masyarakat Suku Rejang, Wati Lemai telahdikenalsebagaibahanpanganoleh masyarakat Suku Rejang sejak zaman penjajahan. “Ketika masih zaman penjajahan, bahan pangan sangat terbatas sehingga masyarakat memanfaatkan bambu muda untuk diolah sebagai makanan dengan cara difermentasi,” ujar Wati saat dosen dan mahasiswa. Selain itu kami juga akan mengadakan pelatihan Juru BahasaIsyarat(JBI)bagimahasiswaatau sukarelawan yang tertarik untuk membantu teman disabilitas,” terang Rozi.

Adapun fasilitas fisik penunjang bagi mahasiswa disabilitas yang sudah seharusnya ada di lingkungan kampus menurut buku panduan disabilitas Unand, yaitu tersedianya jalur khusus kursiroda,ramp(tanggalandai),parkiran khusus untuk penyandang disabilitas, sarana guidingblockbagi tunanetra, toilet khusus bagi pengguna kursi roda, jalur penyebrangan dengan tombol lampuyang bersuara, serta jalur pejalan kaki yang aksesibel bagisemua orang.

TanggapanPihakKampusUnandTerkait

Layanan Disabilitas diwawancaraiGentaAndalaspadaSelasa (10/1/2023).

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) sebagaisalahsatufakultasdiUnandyang memiliki mahasiswa disabilitas turut melakukankerjasamadanberkomunikasi dengan PLD Unand. Terkait dengan pelayanan mahasiswa disabilitas, Wakil Dekan (WD) I FIB Unand, Ike Revita menyebutkan bahwa FIB melakukan penyebaransuratpemberitahuankepada program studi yang mempunyai mahasiswadisabilitas,sepertiIlmuSejarah dan Sastra Indonesia.

“Kami menyebarkan informasi mengenainama-namamahasiswadifabel melalui surat-surat edaran, pemberitahuan,dansuratpermintaanke program studi yang bersangkutan. Program studi kemudian memberitahukan dosen agar mereka dapat membantu mahasiswa tersebut,” jelas Ike saat diwawancarai Genta Andalas, Jumat (17/2/2023).

Makanan khas suku Rejang ini biasa disajikan sebagai lauk makan dengan cara sederhana. Makanan ini disediakansebagailauksehari-hari,tidak sebagai makanan khusus dalam acara maupunupacaratertentu.Kudapanlezat ini lebih enak dinikmati dalam kondisi hangat bersamanasi putihsertarebusan sayuran seperti terong, daun singkong, kacang panjang, dan sayuran lainnya. Santapan ini dibuat dari bambu yang biasanya diperoleh langsung dari alam, bambu yang biasa tumbuh liar di tepi perairan atau di ladang yang masih tergolong rimba, tanpa harus menanamnyaterlebihdahulu.Sedangkan ikan yang digunakan untuk membuat santapaniniadalahikanputihyangbiasa diperolehsecarabebasdariperairanyang masihterjagakebersihannya,ataudapat

Ikejugamengakuibahwahingga kini memang ada dosen yang belum dapat menerima jika mahasiswa disabilitas diperlakukan berbeda.Halini tentunya membuat proses belajar dan mengajar mahasiswa disabilitas menjadi terhambat. Oleh sebab itu, mahasiswa tersebut harus dipindahkan ke kelas lain dengan dosen yang berbeda.

KeteranganWDIFIBinisejalan dengan kendala yang memang dialami olehmahasiswadisabilitasdiFIBtersebut. MenurutIke,sejakdibukanyajalurkhusus disabilitas, tentunya diperlukan penyesuaian lagi terhadap metode belajaryangtepatbagisemuamahasiswa agar proses belajar mengajar pun dapat dijalankan dengan merata.

SebagaiahlidibidangErgonomi yangberfokuspadarancanganpelayanan bagimanusia,salahseorangdosenTeknik Industri, Hilma Raimona Zadry, melihat bahwa fasilitas bagi disabilitas di Unand masih sangat kurang memadai. Menurutnyaterdapatbeberapahalyang perlu dipenuhi terkait fasilitas bagi disabilitas, tidak hanya dari segi fisik, melainkan juga secara prosedur, pelayanan,hinggasaranakomunikasidan teknologi untuk menunjang proses belajar dan mengajar.

“Harus terdapat standar operasional pelayanan bagi mahasiswa disabilitas,sepertimetodepembelajaran dan sistem ujian,” jelas Hilma saat diwawancaraiGentaAndalas,Jumat(10/ 2/2023).

Unand yang tengah berusaha menjadi kampus inklusif harusnya membangun fasilitas kampus yang bisa digunakanolehsemuakalangan,baikitu mahasiswa disabilitas maupun dosen lansia. Fasilitas yang dibangun didesain pula diperoleh dari hasil budidaya masyarakat setempat.

Pengolahan Lemai biasanya dilakukandenganduatahapan.Pertama dengan cara fermentasi, lalu kemudian diproses lagi dengan cara memasaknya. Makanan ini dibuat dengan cara memfermentasikan tunas bambu yang dicampurdengan ikanairtawar.Setelah 3-5malam,fermentasitunasbambuakan mengeluarkan aroma asam yang khas yang menandakannya telah selesai difermentasi. Hasil fermentasi tersebut kemudian diolah lagi agar dapat dikonsumsi melalui proses pemasakan. Masyarakat setempat biasanya lebih sering mengolah santapan ini menjadi sambal Lemai

Pada saat ini, Wati menuturkan bahwa Lemai mulai jarang ditemui dan hanyaditempat-tempattertentusajakita dapat menemukan Lemai, seperti saat acarakeluargaataudibeberapawarung makan.

“Mungkin kalausekarang sudah cukup jarang orang memasak Lemai, masih ada mungkin kalau ada keluarga kumpul,ataudipasar,tempatmakanjuga tidak seberapa,” ujar Wati. Lemai sebagai salah satu kekayaanbudayaSukuRejangkinisudah mulai jarang ditemui. Sudah menjadi tugas bagi kita untuk mengenalkan kembali kepada generasi muda untuk kembalimengetahuimakananyangtelah menjadi identitas budaya.

*PenulismerupakanMahasiswa DepartemenSastraIndonesia FakultasIlmuBudaya UniversitasAndalas dengantujuanagarbisadinikmatisemua orang,tidakhanyapadaorangtertentu.

Terkait dengan fasilitas fisik di Unand, Direktur Umum dan Pengelolaan Aset Azral mengatakan bahwa pembangunan tersebut masih bertahap.

“Keberadaan PLD di Unand masih tergolong baru, jadi untuk peningkatanpelayanandanfasilitaspun masih dilakukan secara bertahap,” ungkap Azral saat diwawancara Genta Andalas, Kamis (16/2/2023).

Telah menjadi kewajiban bagi Unand untuk menciptakan lingkungan kampusyangaksesibelbagisemuaorang termasuk penyandang disabilitas, terutama mengingat Unand pun sudah menyediakan jalur khusus mahasiswa disabilitas. Layanan yang diperlukan tidak hanya pada akses fisik seperti sarana dan prasarana, melainkan juga hal-halprosedural terkaitsistem belajar dan mengajar.

Oleh sebab itu, diperlukan kesadaran bersama, baik dari pihak kampus, dosen, hingga sesama mahasiswa untuk membantu meningkatkan pelayanan bagi mahasiswa disabilitas demi terciptanya ruang yang aman dan nyaman bagi setiap civitas akademika Unand.

 Aisyah, Atika, Bilqis, Nabila, Sonia, Suci, Tata, Uty

Tiga tahun menyulam takdir di perantauan, meninggalkan apa yang seharusnya tidak boleh ditinggalkan, Mandeh dan kampung halaman.Bilabukanmenjalankanwasiat mendiang ayah, untuk menemukan uda Rais, haram kutapakkan kaki di negeri asing. Asing membuatku terasing, dan dipandang sebelah mata.

Jika ada yang bertanya bagaimanarasanyamenjadiTenagaKerja Wanita, tetapi menurutku tiga kata itu kurang pas. Sebut saja aku pembantu, budak rumahan, atau sejenisnya. Aku lebihsenangdenganpanggilan-panggilan tersebut,sebablebihataucukupmewakili kenyataan dan perasaan.

Di sini, aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Bermajikan seorangjandamuda beranak dua.Anak pertamanya perempuan, usia 7 tahun, yang kecil laki-laki usia 2 tahun. Majikanku bernama Maimun, aku tidak pernah bertanya tentang usianya, ditilik darirautwajah, kira-kira30 tahun.

Suami nyonya Maimun meninggal akibat hepatitis, menjelang kelahiran anak mereka yang kedua. Keluarga mereka yang semula terkenal ceriadanmilitanberangsurkontrassejak kemalanganituterjadi.Perempuanyang kukenal lembut, peduli, penuh empati, dan penyabar turut berubah sikapnya, seakan mengikuti suaminya yang pergi. NyonyaMaimunyangsekarang,mudah sekalimarah,waktuitucontohnya,ketika aku tidak sengaja membuat pelipir bajunyaterkena luntur saat mencuci.

“Dasar wanita bodoh! Kau apakan bajuku? Kau ini sudah muak bekerja,ya?Kalausudahmuak,katakan! Diluarsanamasihbanyakpengangguran yang butuh uang dan pekerjaan!” nada bicaranya semakin tinggi, maka sebagai penutup, dia menjambak rambutku sekali, tapi perih dan air mataku jatuh berkali-kali.

Tahun kedua aku mengabdi, perlakuan Nyonya Maimun semakin kasar,menamparkubilaterlambatdatang saat dipanggil. Memukul tanganku dengan rol besi saat telatbangun walau hanya sekian menit. Menyiram bahuku dengan air panas karena kelamaan membuka pintu saat ia pulang. Api kemarahan gampang sekali menyala dalam dadanya. Mengingat kemungkinan tersebut, aku berupaya mengantisipasi. Tapi tidak, apa yang kulakukan selalu saja pelak di matanya. Pada hari-hari berikutnya, aku melihat nyonyaMaimundenganwajahberbeda, berdandan klimis dan berpakaian necis. Senyum di wajahnya mengembang, cahaya di matanya kembali terang. Aku tidakmaubertanya,sebabdiwaktulalu, saatbertanyasesuatu,diamembungkam mulutku, seraya mengatakan:

“Aku benci mendengar suaramu!”

Maka ketika mengamati perubahan yang terjadi, dapat kutebak sesuatu, wajah yang merona menandakanhatiyangbahagia.Rupanya dugaanku tidak salah, Nyonya Maimun sedang jatuh hati, itu kuketahui dari dia yang membawa pujaan hatinya datang ke rumah lalu dikenalkan pada anakanaknya. Seorang laki-laki, kurang lebih sebaya dengan Nyonya Maimun juga. Aku hanya berani menyaksikan keakraban mereka dari jendela dapur yang transparan.

Oh, betapa menyenangkan bila hidup selalu diliputi oleh kebahagiaan

Maranti

Oleh: Silvha Darmayani* bukan kesedihan. Andai seseorang yang kucari telah kutemukan, maka betapa gembira hati kami: mandeh, aku, dan arwah ayah di alam sana.

Kunjungan pertama laki-laki itu berlanjut dan mengujung pada jenjang yanglebihserius,yaituikatanpernikahan. Pesta pernikahan mereka berlangsung meriah, mewah dan megah. Nyonya Maimun dan Tuan Ammar, pasangan yangserasi,begitulontaranucapanyang kudengardariparatamu.Dalamhati,aku turut bahagia, melihat pancaran sumringah,dangelaktawakedua pengantinyangterkembang.Tapi di sisi lain, aku terpaku dengan mata yang berlinang. Kurasakandirisepertibangau, semakin jauh terbang meninggalkan kubangan.

“Mengapa rantauku jauh, dan nasibku tidak sebaik orang-orang?”

Setelah menikah, Nyonya Maimun dibawa pindah ke rumah Tuan Ammar. Rumah yang kawasannya berada dalam jejeran rumah besar di pertengahan kota. Setiap pagi, setelah nyonya

MaimundanTuanAmmarpergi,gerbang kubuka sebentar sambil membersihkan pekarangan depan. Aku melihat sebuah limosin keluar dari gerbang rumah sebelah, terlihat dari pintu kaca yang setengah terbuka, dua orang duduk di bangku depan. Lama kuperhatikan limosin itu turun ke jalan hingga menghilang.Akutakmenyadariseorang perempuan tengah memperhatikanku darijarak10meter,sambiltersenyumdia mendekat padaku.

“Selamatpagi.Perkenalkansaya Asih,pekerjadirumahTuanIskandardan Nyonya Saidah.”

“Salam kenal Asih, nama saya Maranti. Saya juga seorang pekerja di rumahini.”

Itu adalah pengantar perkenalanku dengan Asih. Pekerja di rumah sebelah. Kami mulai membicarakan latar belakang satu sama lain,AsihasliSemarangdanakuMinang. Lambat laun intensitas pertemuan kami semakinsering.Setelahpekerjaanmasingmasing rampung, kami menyempatkan diri untuk bertemu, berbagi kisah kesedihan yang tidak pernah kami kabarkan pada kampung.

Sebelum bekerja di rumah Tuan Iskandar, Asih bekerja di rumah seorang pejabatnegeri,tapitidakbertahanlama.

“Aku tidak tahan diperlakukan seperti binatang setiap hari. Ditampar, dipukul bahkan hampir diperkosa. Terlebih istrinya, menuduhku berselingkuh, hingga dia nekad mendorongku dari lantai atas agar mati sesampai di bawah. Beruntung ajalku belum sampai, aku menuntut kasusku diusungkepengadilan,sekaligusterlepas darijeratanmereka.Tapitidaksekalipun digubris.Hinggasuatuhari,akubertemu dengan Tuan Iskandar di rumah sakit, tempatistrinyabekerja.Melihattubuhku penuhluka,diabertanyadankuceritakan apa yang terjadi. Tuan Iskandar membantuku, kasusku memang tidak tuntas. Tapi setidaknya aku lepas. Aku bebasdaripenderitaanyangmenyiksa.”

Adarautketakutanyang membekas di wajah Asih saat menceritakan peristiwa tersebut. Aku bisa merasakan perihpilunya.

“Semoga kau mendapat majikan yang baiksepertikuMaranti.”Kata Asih padaku, aku tersenyum ragu. Aku tidak yakin. Dari Asih, aku tahu banyak hal tentang Tuan Iskandar.Diaadalahseorang hakimdipengadilan.Istrinya seorang dokter, dan mereka belum memiliki anak. Sebaliknya, aku tidak menceritakan dengan jelas perlakuan yang kudapatkan. Selama bekerja di rumah Tuan Ammar, aku merasa kurangnyamandengansikap dan perlakuannya. Bukan pemarah seperti nyonya Maimun, tapi sebagai lakilaki, gerak-geriknya mencurigakan. Aku takut dia bermaksud lain. Setelah bercerita panjang denganAsih,siangnyahujanturunsangat lebat. Perutku terasa lapar, lantas kucari bahandidapuruntukmemasak.Sesuatu berdenting, mengejutkanku. Rupanya

Tuan Ammar yang menjatuhkan sendok ditangannya.Akupikirdiapergibersama nyonya Maimun, ternyata tidak.

Dadaku berdesir. Perasaanku tidakenak.Hariitu,TuanAmmarsedang cuti, dia mengatakannya, bahkan tanpa kutanya. Dia menyuruhku untuk mengambil koper di dalam gudang. Tanpa pikir panjang, perintah itu kusegerakan. Sesampai di gudang, aku tidakmenemukankopersatupun.Ketika menyelisikkembali,akudibuatterkesiap dengan kedatangan Tuan Ammar. Dia menutuppintugudangdenganperlahan.

“Kenapa pintunya ditutup Tuan?”

“Tidak apa-apa. Saya hanya ingin menikmati momen ini tanpa digangguoleh siapapun.”

Hal yang paling kutakutkan selamainiterjadi.Ammar,laki-lakikurang ajar itu, merusak kehormatanku sebagai perempuan. Aku bangun dari kungkunganAmmar.Serayamencariapa saja yang bisa kugunakan untuk melawan. Hatiku pedih dan mendidih. Akal sehatku seperti hilang ketika menemukan benda itu. Di jemariku, tanpa rasa takut aku memegangnya. Kuarahkan tepat ke hadapannya. Sekali pelatuk kutarik, satu pelor telak mengenainya.

***

Atas peristiwa itu, aku kini diteriaki sebagai pembunuh, yang juga mesti dibunuh. Maka sebelum sidang dilaksanakan, Asih menemuiku dengan mata berlinang.

“Berdoalah, semoga Tuan Iskandar membantumu. Tapi satu hal yang perlu kau tau Maranti, yang mati itu adalah adik angkat Tuan Iskandar sendiri.”

Pukul 1 siang, aku ditengahi banyak orang. Di depanku, para hakim mulai mengisi bangku masing-masing. Kertas-kertas bertumpuk di atas meja, dengan jejeran papan nama hakimhakimnya. Hanya satu fokusku. Nama itu.. Nama yang paling kukenal dan berjanji akan menjagaku.

Tidakkah dia membaca, pada tumpukan kertas, namaku juga tertera jelas?Mungkinkahjabatanmembuatnya lupa aku siapa dan petuah yang semestinya dipelihara?

Palu diketuk, semua telah ditetapkan berdasarkan pertimbangan. Aku divonishukuman mati. ***

Mandeh, bila saja usiaku panjang, betapa gembira hatiku membawa kabar ini pulang. Tak terkira agaknya,rianghatiMandeh,mengetahui anak laki-laki Mandeh yang meninggalkan kita berpuluh tahun itu berjayadinegeriorang.Tapimimpiyang manis itu mesti kukubur perlahan. Sembarimengingat,berapajauhkakidan teguh hati kita menempuh perjalanan, penuh kerikiltajamdan dukapanjang. Maka pada hari ini, waktu terasa amat beratkuawali,kulalui,mungkinjugaakan kuakhiri. Detik menuju menit lalu berganti jam, begitu lambat dan nyeyat kurasakan. Seakan aku dan putaran jam itu telah berkawan cukup lama. Kami saling bertukar nasib, melempar tanya tanpa jawaban. Mengapadalamhidupini,tidak semua orang diberi kesempatan mengangkat tangan dan bicara? Barangkali saat berbicara dapat mengubah keadaan, maka peganglah ucapanku, sungguh, hari ini, tidak menjadi hari kematianku. Mandeh, bila surat yang kutitip pada Asih sampai di tanganmu, maka ampunilah anak lakilakimu. Kakak laki-lakiku.

Dan untuk Asih, tidak ada yang mampu kuberi selain kata terima kasih. Terima kasih telah turut merasakan luka dandukaku,mengawanikudimasa-masa tersukar.Kelakkisahiniyangmenjelaskan semuanya.Kebenaranyangtakdianggap benar, lantaran aku seorang perempuan danbudakrumahan.Namunkebenaran harus tetap ditegakkan, agar tidak ada lagi Maranti-Maranti lain yang mengalami nasib serupa diriku di negeri orang.

Sedikitpun aku tak menyesal Asih, telah begitu berani menancapkan pelor ke jantung seorang laki-laki brengsek bernama Ammar. Tapi hatiku begituperihmenghadapikenyataan.Aku mati,ditangankakakkandungkusendiri. Raiskandar Zulkarnain. Namun jika kematian adalah takdir akhir, tak ada yang bisa kuperbuat, selain menerimanya. Seperti kata orang, kematian adalah kelahiran kedua. Maka dari itu,aku bahagia.

*Penulismerupakan mahasiswa DepartemenSastraIndonesia FakultasIlmuBudaya UniversitasAndalas

Ulasan Cerita Pendek“Maranti” Karya Silvha Darmayani

Sebuah cerita pendek pada dasarnya adalah sebuah rangkaian peristiwa yang saling terkait dalam sebuah struktur cerita yang menopang unsur dramatik sebagai sebuah cerita. Pengertianinibisasajadimaknaidengan cara yang lain, namun pada hakekatnya sebuah cerita pendek sebagai sebuah karya sastra mengandung rangkaian peristiwa yang disusun sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan seorang pengarang.

Membaca sebuah cerita pendek dapat pula dikatakan sebagai sebuah upaya menelusuri peristiwa-peristiwa yang dimunculkan pengarang melalui struktur penceritaan tertentu, dan bagaimana setiap peristiwa itu saling dihubungkan. Melalui pembacaan tersebut, tentu saja akan melahirkan kesan dan tafsiran dari berbagai rangkaianperistiwayangterdapatdalam sebuah cerita pendek.

Menganalisa hasil pembacaan sebuah cerita pendek untuk menulis sebuahulasan,merupakansebuahupaya mempertimbangkan berbagai aspek di dalam sebuah cerita pendek. Sebuah pertimbangan tentu saja menggunakan berbagai ukuran, seperti logika, pilihan kata, kekuatan struktur, argumentasi, kemampuan membangun konflik dan pertimbangan lainnya. Tentu saja masih ada pertimbangan lainnya, seperti subyektifitas pengulas dengan latar belakang dan pengalaman yang dimilikinya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mengulas cerita pendek Maranti karya Silvha Darmayani. Cerita ini berlatar belakang masyarakat Minangkabau, dengan tokoh utamanya seorang perempuan bernama Maranti. Alkisah bermula dari wasiat yang ditinggalkan almarhum ayah pada Maranti, agar dia mencari kakak lakilakinya yang bernama Rais . Karena wasiat itulah, Maranti kemudian merantau dan bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga di rumah

Oleh: Noni Sukmawati* seorang janda kaya, yang dipanggil dengan Nyonya Maimun, dan mempunyai duaoranganak.

Kehidupan sebagai pembantu rumah tangga dijalani Maranti dengan dengandukakarenaperlakuanyangtidak manusiawi yang diterimanya dari induk semangnya.Tidakhanyasekedarmakian, tetapi juga kekerasan fisik, termasuk disiramdenganairpanas.Namunsemua penderitaantersebutditahannyadengan penuh kesabaran, karena dia harus bertahan dengar harapan suatu saat dia akanmenemukankakaknyaRais.Wasiat almarhum ayahnya selalu menjadi semangat dia untuk bertahan.

Janda kaya tempat dia bekerja pada akhirnya menemukan jodoh berikutnya.IakawindengansoranglakilakibernamaAmmar.Setelahpernikahan, Maimun dan Maranti dan keluarga Maimun pindah ke rumah Ammar, dan disanalah Maranti berkenalan dengan seorang pembantu rumah tangga bernama Asih dan rumah mereka berdekatan. Asih bekerja di rumah sebelah tempat Maranti bekerja. Pemiliknya adalah seorang hakim. Babak berikutnya pun dimulai. Suatu hari, terjadilah malapetaka itu, ketika Ammar tidak bekerja, dan mengatakan kepada Maranti bahwa dia sedangcuti.Kesempatanberduadirumah itudigunakanAmmaruntukmemperkosa Maranti di dalam gudang. Maranti melawan. Untuk membela diri Maranti menembak Ammar dan meninggal. Kemudian proses hukum berjalan, dan Maranti dijatuhi hukuman mati oleh hakim, yang kebetulan adalah pemilik rumah tempat Asih bekerja. Nama hakimnyaadalahRaiskandarZulkarnain, dan dia adalah kakak kandung Maranti. Kakak yang dicarinya sesuai dengan wasiat bapaknya.

Strukturceritapendekini cukup menarik dan kuat, dengan pilihan diksi awalyangcukupmenyentak.Sayangnya adabeberapahalperistiwadanalurcerita yang terasa kurang logis. Meskipun

Serakah

Oleh: Rilen Dicki Agustin

Menonton sinetron adalah salah satu cara Ibu menghibur diri dari lelahnya, sementara banyak siaran tv di rumah pada hilang tak berpaket negara tak menanggung beban ini siaran yang dapat sibuk memberitakan soal politik Ibu semakin lelah, dibawanya saja rehat.

Aku masih menonton berita politik itu melebihi kisah sinetron yang ditonton Ibu rupanya merantaumerupakan tradisibudayabagi masyarakat Minangkabau, namun merantaunya Maranti tidaklah begitu lazim.Sebagaiseorangperempuanyang mendapatwasiatdarialmarhumayahnya untuk menemukan kakak laki-lakinya, namun di dalam cerita pendek tersebut tidakadainformasidanceritabagaimana upayanya mencari kakaknya tersebut. Agak terasa aneh, seorang perempuan Minangkabau mampu bertahan atas perlakuan kasar dari tuan tempat dia bekerjasebagaipembanturumahtangga. Samaanehnya,ketikadalampenceritaan tidak ada satu orangpun kerabat sekampung di rantau yang masuk ke dalam struktur penceritaan.

"9 tahun. Memperjuangkan hak rakyat."

Terasa juga kurang lazim adalah kejadian di gudang. Ketika Ammar memperkosaMarantidigudang,tiba-tiba Maranti menembak laki-laki tersebut. Ammarmeninggalkenaterjanganpeluru senapan yang dipegang Maranti. Sulit untuk memahami bagaimana tiba-tiba saja seorang perempuan dari kampung, yanghanyaberprofesisebagaipembantu rumah tangga, tiba-tiba bisa menggunakan senjata api, yang menyebabkan kematian seseorang. Perbuatanyangtidakdirencanakan,dan balasan untuk kehilangan kehormatan dijatuhkan hukuman mati. Apakah ini cukup adil?

Terakhir, mungkin penulis ingin membuat sebuah penyelesain yang cukup dramatis dengan menjadikan Maranti sebagai tokoh yang dijatuhi hukumanmatiolehseoranghakim,yang kebetulan adalah kakak yang dicarinya. Masalahnya, apakah pada masa persidangan Sang Hakim tidak mempelajari atau tidak mengetahui riwayat hidup dari orang yang disidangkannya? Aneh rasanya kalau hakimtidaktahulatarbelakangMaranti. Pastilah setiap persidangan akan ada informasi lengkap tentang Sang Terdakwa, serta dengan berbagai alasan yang menyebabkan dia melakukan pembunuhan.

Inilahbeberaparangkaiancerita dalam cerita pendek ini yang terasa kurang pas. Bagaimanapun sebuah fiksi yangbersifatrealitasseperticeritapendek Maranti, tentulah membutuhkan logika yang logis dari setiap kisah yang dimunculkan. Semuanya saling terkait dandidalamnyaadasejumlahfaktayang harus diungkapkan sebagai latar belakangnya. Bagaimanapun sebuah karyasastratentusajatetapbertolakdari sebuah realitas, walaupun cerita itu merupakan sebuah fiksi. Padadasarnya,diksidanbahasa yangdigunakanpengarangdalamcerpen ini cukup baik, namun keinginan untuk memunculkan hal yang dramatis, membuat cerita terasa dipaksakan. Cerpeninimungkindapatdikembangkan lebihbaikbilaalurnyasedikitdibelokkan, misalnya saja informasi tentang Ammar yang merupakan adik angkat sang Hakim, menjadi sebab ketidakadilan yangdialamiMaranti. SangHakimjuga tidak mengambil keputusan dengan bebas.

Hutang budinya kepada orang tua Ammar misalnya, membuat sang hakim tidak melakukan penyelidikan denganseksama. Orangtuaangkatyang sudah menyelamatkan hidupnya di perantauan, menyekolahkan hingga akhirnyamencapaikedudukanyangbaik, yang merasa sangat kehilangan karena kematian Ammar, anak tunggalnya menimbulkan keinginan balas dendam. Balasdendam ini yang dipaksakan pada keputusan sang hakim yang anak angkatnya.Lataryangdemikianlahyang memungkinkan dapat dilihat sebagai logikacerita,sehinggaMarantimungkin dapat melihat, kegetiran yang amat sangat di wajah sang hakim ketika menjatuhkan hukuman padanya.

*Penulismerupakandosen DepartemenSastraIndonesia FakultasIlmuBudaya UniversitasAndalas

Janji Gadis Sore

Oleh: Haida Rahmi

Sakitku tak terbendung, hidupku tak lagi tumbuh

Sakit yang kurasa dari berbagai rupanya

Kulitku sudah muak dengan tubuh ini Satu persatu bagian tubuhku mati dan hilang

Ditiup angin, dibawa arus kehulunya

Tubuhku menjadi rumah para parasit Yang tumbuh dengan suburnya

Menonggok seperti pemilik wajah ini

Hidup rukun seolah tak ada masalah Mengambil segala yang ada guna Menguras habis sisa hidupku

Bertanya pada sekitar, dimana salahku?

Angin membisikkan kata takdir, hujan menangisi takdirku Tanpa upaya, setiap hari hanya bisa diam Hanya bisa menunggu

Tubuh yang sudah kosong tanpa jiwa, berharap akan lenyap

Sore ini aku ditemani gadis kecil yang katanya akan tumbuh dewasa

Menatap lewat bahasanya, berjanji tidak akan menjadi sepertiku

This article is from: