




GEMA SPESIAL
Yang Sudah, Ya Sudah

GEMA INFORMATIVE
Mengapa manusia selalu menyesal?
GEMA FEATURE

Penyesalan menurut anggota Sangha dan Romo Pandita

GEMA CANVAS
Lukiskan motivasi untuk penyesalan
Jan-Des 2024






Yang Sudah, Ya Sudah
GEMA INFORMATIVE
Mengapa manusia selalu menyesal?
Penyesalan menurut anggota Sangha dan Romo Pandita
Lukiskan motivasi untuk penyesalan
Jan-Des 2024
Kenapa ya, kemarin saya melakukan hal itu? Bukankah sebaiknya saya melakukan hal yang lain? Kenapa ya saya malah begini bukan begitu?
Pertanyaan ini sering kali terlintas dalam pikiran kita dan mengganggu ketenangan batin Orang-orang menyebutnya dengan penyesalan, emosi yang seringkali muncul setelah kita menyadari kesalahan atau ketika hasil tidak sesuai dengan harapan.
Dalam upaya membantu mendalami makna penyesalan, Majalah Gema Dhammavaddhana edisi ke-67 memilih tema Yang Sudah, Ya Sudah dengan membahas mengenai bentuk serta respons terhadap penyesalan dari sudut pandang pengetahuan dan agama Buddha yang saling sejalan. Kita akan belajar dari pengalaman orang lain, dan refleksi kepada pengalaman diri sendiri.
Kami segenap Tim Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang ikut terlibat membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, termasuk para pembaca. Semoga Majalah Gema Dhammavaddhana edisi ke-67 membantu perkembangan dan kelestarian Buddha Dhamma.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Semoga semua makhluk hidup berbahagia Saddhu.. Saddhu.. Saddhu..
Mettacittena,
Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana
KMBD JAYA!
Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana
Penanggung Jawab
Penasihat
Ketua Redaktur
Wakil Redaktur
Sekretaris
Bendahara
Koordinator Dana
Anggota dana
Koordinator Desain
Anggota Desain
Koordinator Humas
Anggota Humas
Koordinator Writing
Anggota Writing
Nadia Jessika, Careninna Wikra Wilasandy
Vanessa Gozali
Winsen Olando
Jeremy Jahja
Elsy Tennesia
Yessica Amanda Surya
Kevin Theryo
Derrick Vericho, Kelson, Widyatna Pratista Paramita, Youvenz
Philbert Bana Vijaya
Devin Muliawan, Jullian Louis Sanly, Selly Johana, Willy
Felisha Jessenia
Frans Edbert Samsie, Santia, Stanley Felix, Stephanie Hartini
Willsens Kiren Alexander
Brian Casey Reynard, Irene Susanto, Maggie Boe
Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana didirikan pada tanggal 25 Juni 1989, di Universitas Bina Nusantara Organisasi ini dibentuk berdasarkan ajaran Sang Buddha dengan tujuan utama melestarikan ajaran-ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari Selain itu, Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana juga berkomitmen untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia (HAM) serta mendukung perkembangan teknologi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat luas
KMB Dhammavaddhana juga secara aktif mengadakan berbagai acara sosial yang didasarkan pada pengembangan nilai-nilai Dhamma, yang meliputi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kehidupan sosial anggotanya, serta membina relasi yang harmonis dan saling mendukung di antara sesama. Melalui berbagai program dan kegiatan, KMB Dhammavaddhana berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan spiritual, intelektual, dan sosial anggotanya, sehingga dapat berkontribusi positif bagi masyarakat dan dunia secara keseluruhan.
Badan Gema Dhammavaddhana (Badan GD) merupakan salah satu kesatuan dalam KMB Dhammavaddhana yang mengurus konten-konten penyebaran ajaran Buddha Dhamma melalui video, artikel, dan majalah Tujuan dibuatnya badan ini adalah untuk mempublikasikan KMB Dhammavaddhana melalui media-media independen hasil kreasi para aktivis dan pengurus KMB Dhammavaddhana terkhusus pada Badan Gema Dhammavaddhana ini Kegiatan internal yang diadakan oleh Badan GD meliputi Cinematography Project, Training Writing, dan Majalah Gema Dhammavaddhana.
Kenalan dulu dengan Tapuy, maskot dari Badan GD Tapuy merupakan sebuah karakter yang unik dan menarik berbentuk buah pir. Selain itu, Tapuy juga dihiasi dengan simbol teratai yang melambangkan kemurnian dan kelahiran. Tapuy dirancang untuk mencerminkan nilai-nilai inti dari Badan GD, dan diharapkan dapat menjadi simbol inspirasi dan semangat bagi semua anggota.
Februari 2024
Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Buddhis Aktivis 2024
April 2024
Bakti Sosial dan Fangshen Bekasi 2024
Juni 2024
Waisak Puja 2568 B.E./2024
One Million Help 2024
Latihan Kepemimpinan dan Manajemen
Buddhis Calon Pengurus 2024 HUT KMBD XXXV
Agustus 2024
Penerimaan Mahasiswa Baru 2024
Oktober 2024
DV SOS 2024
Kathina Puja 2568 B.E./2024
Community Service Malang
Desember 2024
Benchmarking 2024
Malam Apresiasi Greater Jakarta
Malam Apresiasi Bandung
Malam Apresiasi Malang
Maret 2024
Magha Puja 2567 B.E./2024 Malam Keakraban 2024
Mei 2024
DV Saddhu 2024 Malam Keakraban Malang 2024
Juli 2024
Asadha Puja 2568 B.E./2024
September 2024
Welcoming Party 2024
November 2024
DV LIFE 2024
Apakah kamu memiliki pengalaman pribadi tentang penyesalan yang ingin
dibagikan?
Apa kenangan masa kecil yang paling berkesan bagi kamu?
Apa bakat tersembunyi yang kamu miliki?
Cobalah melakukan meditasi selama 3 menit dan ceritakan bagaimana perasaan
kamu setelahnya.
Siapa orang yang paling menginspirasi kamu dalam hidup dan mengapa?
Tiru suara hewan selama 10 detik dan biarkan orang lain menebak hewannya.
Unggah foto konyol di media sosial kamu.
Apa pelajaran terbesar yang kamu dapatkan dari ajaran Buddha?
Pernahkah kamu menyesal karena tidak meminta maaf? Apa yang terjadi?
Ceritakan keputusan terbaik yang pernah kamu ambil!
Apakah ada sesuatu yang kamu sesali hari ini?
Kirim pesan motivasi kepada orang terdekatmu.
Follow Instagram Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana!
Nyanyikan lagu favoritmu!
Tulislah surat motivasi kepada dirimu di masa depan!
Tersenyumlah dengan lebar!
Menurut kamu, apakah penyesalan diperlukan? Jika iya, apa alasannya?
Bacalah Majalah Gema Dhammavaddhana edisi sebelumnya!
Apa alasan paling umum dari penyesalanmu?
Buatlah story dan tag 2 temanmu untuk ikut membaca MGD-67!
Buatlah daftar hal yang kamu syukuri untuk mengimbangi p
Apa keseruan kamu saat membaca MGD-67?
Bagaimana perasaanmu ketika kamu mengingat penyesalan
Careninna Wikra. W
Ketua Umum
KMBD XXXV
Apakah kamu pernah mengalami penyesalan?
Pengalaman tentang penyesalan yang bisa saya bagikan adalah saat saya kehilangan orang terdekat saya untuk selamanya Hal ini tidak bisa diprediksi kapan terjadinya, sehingga saat momen ini tiba, tumbuh beberapa rasa penyesalan Contohnya, saya menyesal karena tidak menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang terdekat saya saat mereka masih ada, belum memberikan yang terbaik, dan belum menunjukkan pencapaian yang membanggakan mereka.
Aktivis Bidang 4
Kemanggisan KMBD XXXV Louis Ricardo
Bagaimana biasanya kamu merespons rasa penyesalan?
Karena penyesalan merupakan sebuah emosi negatif, saya cenderung merespons dengan tidak memikirkannya Jika penyesalannya terlalu mendalam, saya akan mencari hal lain untuk mengalihkan perhatian supaya tidak terlalu memikirkannya
Hendry Chandra
Ketua Region Bekasi KMBD XXXV
Apakah kamu pernah mengalami penyesalan?
Di masa sekolah, saya selalu menolak tawaran lomba karena takut gagal, namun ternyata soal-soal lomba bisa dikerjakan dengan mudah Saya masih menyesal tidak ikut lomba padahal bisa mendapat prestasi yang membantu di masa depan Saya juga menyesal setelah melihat nilai ujian, karena merasa nilainya bisa lebih baik jika belajar lebih lama Selain itu, saya menyesal dulu selalu menolak ajakan keluarga untuk pergi bersama dan saya sekarang menyesal karena jarang bersama keluarga di masa kuliah dan takut kehilangan momen bersama keluarga. Terdapat juga penyesalan kecil seperti menolak ajakan teman karena lelah dan berujung bosan karena tidak ikut.
Kimberly
Aktivis Bidang 1
Malang KMBD XXXV Jessica
Bagaimana biasanya kamu merespons rasa penyesalan?
Bagi saya, penyesalan itu hal yang biasa, jadi saya bersyukur saja dengan keadaannya Saya merasa bahwa penyesalan tidak akan meringankan beban, namun bisa menambah kecemasan
Pemimpin Redaksi
Badan GD KMBD
XXXV Vanessa Gozali
Bagaimana kamu mendefinisikan penyesalan?
M alan adalah suatu perasaan sedih dan kecewa yang dialami seseorang ketika harapannya tidak terpenuhi atau memilih untuk tidak memenuhi harapan tersebut karena suatu kondisi tertentu
Koordinator Bidang 2 Bandung KMBD
XXXV Jasmine Utama
Bagaimana kamu mendefinisikan penyesalan?
Menurut saya, penyesalan adalah proses berandaiandai dengan “what if” atau “seandainya” dari suatu kegiatan "Seandainya saya berbuat begini, apakah akan ada perubahan dengan keadaanku sekarang?" Ketika kita mulai berandai-andai dan memikirkan “what if” , apalagi kalau itu berhubungan dengan suatu pilihan yang kita ambil sendiri, itu menandakan adanya ketidakpuasan atau keinginan terhadap hal lain Ketidakpuasan tersebutlah yang berakhir menjadi penyesalan.
Pengurus Bidang 2
Kemanggisan
KMBD XXXV Canny Chen. A
Apakah kamu memiliki
cara untuk mengelola rasa penyesalan?
Cara saya untuk mengelola rasa penyesalan adalah berusaha untuk mencari sisi positif dari masalah tersebut Contohnya, saya pernah menolak suatu kesempatan dan merasa menyesal di kemudian hari Saat itu, saya mengelola rasa penyesalan tersebut dengan berpikir bahwa mungkin kesempatan tersebut memang bukan yang tepat untuk saya dan yakin bahwa kedepannya masih ada kesempatan lain. Kejadian tersebut juga mengajarkan kita untuk menghargai kesempatan yang bagus dan memikirkan dengan matang apakah kesempatan tersebut bermanfaat bagi perkembangan kita, agar tidak terjadi penyesalan terhadap pilihan kita sendiri.
Pengurus Bidang 2
Alam Sutera KMBD XXXV Valdo Reyes. K
Apakah kamu memiliki cara untuk mengelola rasa penyesalan?
Menurut saya, cara yang akan saya lakukan adalah mencari tahu hal yang membuat saya merasa menyesal agar situasinya menjadi jelas dan mengetahui akar masalahnya Ini penting karena dapat menjadi pembelajaran untuk masa depan Selain itu, hindari pemikiran berlebihan karena bisa memperbesar rasa penyesalan Jadi dapat mencoba mencari kegiatan yang bisa mengalihkan pikiran dari penyesalan tersebut
Marcel Zeelenberg, yang me seorang ilmuwan di bidang p ekonomi dan perilaku ekonomi mendefinisikan penyesalan sebagai emosi negatif yang dirasakan saat menyadari atau membayangkan situasi saat ini akan jauh lebih baik, jika kita melakukan sesuatu yang berbeda di masa lalu.
Perasaan tersebut bisa berpengaruh kuat terhadap kehidupan seseorang di masa kini dan masa depan karena seringkali disertai dengan rasa bersalah, malu, atau kekecewaan terhadap diri sendiri.
Bhikkhu Bodhi menjelaskan bahwa penyesalan adalah buah dari suatu tindakan. Salah satu manifestasinya adalah Kukkucca, yaitu kekhawatiran yang muncul setelah melakukan kesalahan atau tidak melakukan perbuatan baik. Kekhawatiran ini menyebabkan kita tidak dapat berpikir jernih, yang biasanya diakibatkan oleh kemelekatan terhadap nafsu indra dan tubuh, merasa belum melakukan perbuatan bajik dan bermanfaat, serta bingung terhadap Dhamma.
Atthasalinı (II, Buku II, Bagian IX , Bab III, 258) memberikan definisi Kukkucca sebagai berikut “...Ia memiliki ciri pertobatan, kesedihan atas perbuatan melakukan dan tidak melakukan sebagai fungsinya, penyesalan sebagai perwujudannya, perbuatan melakukan dan tidak melakukan sebagai penyebab terdekat, dan itu harus dianggap sebagai keadaan perbudakan.”
Penyesalan adalah salah satu dari 20 faktor mental sekunder negatif (upaklesha). Penyesalan termasuk sebagai kondisi mental yang mengganggu, di mana seseorang menjadi cemas karena tindakan buruk yang telah dilakukan atau karena tidak melakukan tindakan baik.
Penyesalan menghambat kemajuan spiritual karena mengacaukan stabilitas mental dan fokus, serta membuat keterikatan pada masa lalu. Namun, penyesalan juga memiliki sisi positif jika dikelola dengan bijaksana. Penyesalan yang muncul dari kesadaran akan kesalahan masa lalu dapat menjadi motivasi memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Mipham Rinpoche
Penyesalan merupakan langkah pertama dalam praktik Empat Kekuatan Pemurnian, yang bertujuan untuk mengurangi efek dari karma negatif.
Praktik ini melibatkan perasaan menyesal yang mendalam atas tindakan buruk di masa lalu, disertai dengan niat kuat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama demi menjalani kehidupan yang lebih etis di masa mendatang.
Empat Kekuatan Pemurnian terdiri dari
penyesalan, niat untuk tidak mengulangi kesalahan, pelaksanaan tindakan positif, dan berlindung kepada Tiga Permata (Buddha, Dhamma, dan Sangha). Ini adalah proses batin yang memungkinkan
seseorang untuk memperbaiki akibat dari tindakan mereka dan mengarah pada spiritual yang lebih mendalam
Kedua, terdapat juga konsep dukkha atau penderitaan yang merupakan bagian alami dari keberadaan manusia. Penyesalan dapat muncul ketika seseorang menyadari bahwa mereka telah berkontribusi pada penderitaan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Mereka merasa menyesal karena bertanya-tanya mengapa mereka melakukannya. Dalam kedua kasus ini, kekhawatiran tentang akibat dari tindakan mereka saat ini atau masa depan dapat muncul. Gema Informative: Penyebab
Dalam ajaran Buddha, terdapat dua alasan utama mengapa seseorang dapat merasa menyesal. Pertama, ketika mereka sadar bahwa selama hidup mereka belum banyak melakukan kebaikan, maka muncul rasa penyesalan karena bertanya-tanya mengapa mereka tidak berbuat baik. Ini menggambarkan perasaan ketidakpuasan terhadap diri sendiri karena belum dapat memberikan kontribusi positif yang memadai dalam kehidupan
Penyesalan bukan hanya sekadar
perasaan sesaat yang
kemudian hilang b
Sebaliknya, itu merup
refleksi yang mendala
Gema Informative: Mengatasi
Gema Informative: Mengatasi
Cara termudah sekaligus tersulit untuk mengatasi penyesalan adalah berdamai dengan diri sendiri. Mudah untuk diucapkan, namun sulit untuk dilakukan karena pasti terdapat gejolak hati untuk menolak berdamai dengan diri sendiri. Meskipun begitu, terdapat beberapa cara untuk berdamai dengan diri sendiri.
Memberikan apresiasi kepada diri sendiri
Maafkanlah diri sendiri atas segala kesalahan yang telah terjadi. Berterima kasih dan hargailah diri sendiri Apresiasi dan ketahui bahwa diri sendiri sudah berusaha dengan baik. Pancarkan Metta (cinta kasih) agar dapat berdamai dengan diri sendiri terlepas dari apa yang sudah terjadi.
Intropeksilah diri sendiri dan merenungi bagaimana cara menyelesaikan permasalahan tersebut. Lihatlah seolah-olah orang lain yang membuat kesalahan sehingga reaksi diri sendiri tidaklah besar. Berikanlah rasa belas kasihan kepada diri sendiri. Sang Buddha juga pernah berkata bahwa cara untuk menghilangkan
masalah adalah melihat masalah dari segala perspektif, lalu hilangkanlah sebab-sebab munculnya masalah tersebut.
Gema Informative: Mengatasi Gema Informative: Mengatasi
Dalam Dhammapada Yamaka Vagga Syair 1, dituliskan bahwa pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu. Jika dapat mengendalikan pikiran dari pikiran yang negatif, maka kebahagiaan akan mengikutinya secara selaras. Berusahalah berpikir bahwa kejadian tersebut adalah sebuah pengalaman untuk menjadi suatu pembelajaran kehidupan ke arah yang lebih baik.
Hiri adalah perasaan malu berbuat jahat dan Ottappa adalah perasaan takut akan akibat dari berbuat jahat. Dengan menerapkan Hiri dan Ottappa, maka seseorang akan lebih paham akan kesalahan yang membuat dia menyesal. Seseorang akan lebih berani menghadapi masalah tersebut dan meredakan penyesalan yang sedang dialami
Gema Informative: Mencegah Gema Informative: Mencegah
Dalam Majjhima Nikaya (Khotbah-khotbah Menengah Sang Buddha), Bhaddekaratta Sutta, tertulis “Janganlah seseorang menghidupkan kembali masa lalu atau membangun harapan di masa depan; Karena masa lalu telah ditinggalkan dan masa depan belum dicapai. Melainkan lihatlah dengan pandangan terang tiap-tiap kondisi yang muncul saat ini.” Kutipan ini dapat diartikan sebagai kita seharusnya tidak berpikir yang lampau, tidak berharap yang akan datang, dan hanya hidup di masa sekarang. Bhikkhu Santacitto dalam BUDDHA DHAMMA INDONESIA (2023) menyatakan bahwa ketika kita berpikir yang lampau, penyesalan umumnya akan muncul.
Baik yang manis maupun pahit, mengenang masa lampau kerap membawa pikiran kita terjebak dalam labirin tanya dan sesal. Mengapa momen indah tidak terjadi kembali? Mengapa saya begitu ceroboh? Interogasi diri yang tak berkesudahan hanya akan meracuni batin kita dan merusak ketenangan dalam hidup. Hidup saat ini dan sekarang, jauh lebih penting karena yang sudah ya sudah…
Mencegah
Berbeda dengan sekadar mengingat peristiwa masa lalu, refleksi mendalam mencakup evaluasi guna meningkatkan diri. Meskipun terkadang saling berkaitan, mengingat masa lampau lebih menekankan pada memori, sedangkan refleksi lebih berkaitan terhadap tindakan selanjutnya. Upaya untuk mencegah penyesalan dapat dilakukan dengan merenungkan penyebab-penyebabnya. Faktor penyebab penyesalan adalah ketidakmampuan melakukan kebaikan, melakukan tindakan yang buruk, dan tidak melakukan perbuatan jahat atau melakukan tindakan yang baik.
Terkadang, kita merasa menyesal karena memilih untuk tidak mementingkan diri sendiri demi orang lain. Misalnya, kita menyesal telah mengutamakan kepentingan orang lain tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi diri sendiri. Dengan menyadari faktor penyebabnya, seseorang dapat mencegah penyesalan tersebut. Kita dapat mengisi hidup dengan tindakan positif untuk menghindari penyesalan di masa depan, atau berkomitmen untuk menghindari tindakan buruk, dan hidup sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.
Gema Informative: Mencegah
Gema Informative: Mencegah
Hal ini adalah langkah penting dalam mencegah penyesalan karena dapat membantu kita menerima hasil apa adanya dan mengurangi rasa kecewa yang mungkin timbul ketika harapan tidak terpenuhi. Dengan menerapkan tujuan yang realistis berdasarkan kapasitas dan situasi, hal ini bisa menurunkan risiko kekecewaan dan penyesalan. Terima ketidakpastian dengan mengakui bahwa tidak semua hal dapat dikendalikan dan menerima bahwa hasil mungkin berbeda dari yang diharapkan serta fleksibilitas adalah kunci untuk menerima perubahan.
Fokus pada proses, bukan hanya hasil, karena pengalaman dan pembelajaran yang didapat dari proses kerap jauh lebih berharga daripada hasil akhir itu sendiri. Komunikasikan ekspektasi dengan orang-orang terdekat untuk mengurangi kesalahpahaman. Fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan dengan mengalihkan perhatian dan energi pada aspek-aspek tersebut, berikan ruang untuk kesalahan dengan menyadari bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan pertumbuhan.
“Bhadropi passati papaṃ, Yava bhadraṃ na paccati; Yada ca paccati bhadraṃ, Atha bhadro bhadrani‚ passati.”
“Pembuat kebajikan hanya melihat hal yang buruk, selama buah perbuatan bajiknya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik.” Papa Vagga -120.
Gema Informative: Dampak Gema Informative: Dampak
Penyesalan dalam waktu lama akan berdampak buruk bagi kesehatan mental. Ketika seseorang mengalami penyesalan, mereka akan menyalahkan diri sendiri hingga membenci diri sendiri. Mereka menganggap semua kejadian yang tidak menyenangkan berasal dari dirinya sendiri. Semakin lama penyesalan itu ada dalam dirinya, semakin sulit pula untuk mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu masalah. Ketakutan akan mengulangi kesalahan yang sama membuat mereka meragukan kemampuan diri. Dengan demikian, rasa penyesalan menghambat seseorang dalam mengembangkan diri.
Rasa penyesalan yang dalam akan menyebabkan seseorang terlalu terikat pada masa lalu. Mereka akan berpikir semua yang dilakukan menjadi tidak ada artinya. Tidak ada hal lain yang membuat mereka menjalankan hidup dengan baik Mereka dapat menghukum dirinya sendiri karena mereka merasa tidak pantas untuk hidup bahagia. Momen indah di sekitar mereka menjadi terabaikan karena tidak berfokus pada momen saat ini. Akibatnya, mereka semakin merasa kesulitan untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan di kehidupan yang dijalani.
1. Apa itu penyesalan dalam agama Buddha?
Penyesalan adalah suatu hal yang muncul karena kejadian saat ini tidak sesuai dengan ekspektasi diri sendiri Umumnya, penyesalan adalah kebaikan yang ditimpa dengan keburukan. Contohnya, menyesal karena telah berbuat baik kepada seseorang, tetapi dikhianati. Apakah berbuat baik itu salah? Tentu tidak. Namun, ketika terjadi hal buruk (dikhianati) tersebut, hal ini jadi terasa salah. Maka dari itu, banyak orang yang mengatakan, “pergilah ke tempat dimana kamu dihargai, bukan dibutuhkan”. Bagi Suhu, “pergilah ke tempat dimana kamu dihargai dan dibutuhkan” karena orang yang tidak menghargai perbuatan baik-lah yang rugi karena menyia-nyiakan orang yang benarbenar ingin membantunya. Tidak pernah runtuh dalam kebaikan, jika saya berbuat baik tapi yang lain tidak menghargainya maka tidak apa-apa.
ah berlalu, semua an terjebak dalam -sia, karena ketika ang perlu disesali. kiran terbuka, jika ersyukur atas nilai ngkin tidak sesuai
3. Apakah penyesalan itu tidak berguna?
Penyesalan hanya berguna ketika bisa dijadikan sebagai batu loncatan oleh orang tersebut untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik Jika orang tersebut hanya terus menyesal dan tidak bisa keluar dari penyesalan itu, ia hanya akan menyakiti dirinya sendiri. Dalam kebaktian Mahayana, seringkali melafalkan Sutra dan melakukan pertobatan (忏悔, baca: chànhuı), dan dalam Sutra Pertobatan (忏悔⽂, baca: chànhuı wén) terdapat suatu kalimat yang berbunyikan 往昔所造諸惡業⼀切我今皆懺 悔(baca: wangxı suo zào zhu è yè yıqiè wo jın jie chànhuı) yang memiliki arti “ semua perbuatan buruk yang dilakukan di masa lalu, aku bertekad untuk tidak mengulanginya lagi”. Contohnya seorang pelaku kejahatan yang menyesal karena telah melakukan kejahatan dan bertekad untuk bertobat, seiring berjalannya waktu lingkungan tempat ia berada pun akan menerimanya.
4. Jika seseorang terus menyesal karena perbuatannya, apakah akan ada impact karma buruk?
Menyesal itu buruk karena Buddha mengajarkan kita bahwa segalanya selalu berubah, tetapi dia tidak bisa berubah. Seseorang harus bisa menjadikan penyesalan itu sebagai kekuatan untuk dirinya, untuk menjadi manusia baru yang lebih bernilai, berpotensi, dan berbuat lebih teruji pada perbuatan dengan nilai-nilai kebaikan. Penyesalan itu bukan untuk terjebak di dalamnya, tetapi untuk menjadikan masa depan yang lebih baik lagi. Penyesalan ini sebenarnya untuk pertobatan, untuk berhenti menjadi orang yang bodoh dan merubah diri menjadi orang yang lebih baik lagi. Jika setiap hari hanya menyesal tetapi tidak ada aksi untuk berubah, maka sama saja hanya akan meningkatkan karma buruk karena hanya akan mengulangi penyesalan itu.
1. Menurut Romo, apakah wajar seseorang memiliki penyesalan?
Menurut Romo, wajar saja bagi seseorang memiliki penyesalan karena umumnya semua orang pasti ingin mendapatkan hal yang baik dan bagus, tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan tidak selalu sesuai dengan harapan. Misalnya, ketika seseorang harus memilih antara A dan B, kemudian merasa telah membuat kesalahan dengan memilih A dan berpikir, "andai saja saya memilih B." Hal ini pasti terjadi karena kita tidak bisa melihat masa depan dan tidak bisa menduga kemana arah keputusan yang kita ambil. Jadi, penyesalan adalah sesuatu yang normal dialami oleh semua orang dan pasti terjadi
2. Apa pendapat Romo mengenai orang yang tidak berani mengungkapkan rasa penyesalannya?
Pada beberapa kasus tertentu, ketika seseorang terus memendam dan menyimpan penyesalan dalam hati dapat me dapat meringankan perasaan te diungkapkan bukan berarti masa memberikan kelegaan emosional sendiri masih perlu ditangani. Ja tidak harus dilakukan selama tida tersendiri. Hal yang lebih penting a kita menyelesaikan penyesalan ter
3. Bagaimana cara menghadapi penyesalan agar hal tersebut tidak timbul kembali?
Agar tidak ada lagi penyesalan di masa mendatang, yang pertama harus kita lakukan adalah melepaskan beban tersebut. Penyesalan itu seperti beban yang kita bawa terusmenerus, dan cara terbaik agar tidak terbebani adalah dengan melepaskannya. Meski tidak mudah, waktu adalah teman terbaik dalam proses ini. Namun, yang paling penting adalah menyelesaikan akar permasalahan yang menyebabkan penyesalan tersebut. Untuk mencegah penyesalan di masa depan, kita harus sadar bahwa masa depan itu sangat tidak terduga dan setiap keputusan diambil berdasarkan pengetahuan dan pertimbangan saat itu. Tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi, sehingga kita harus menerima bahwa keputusan yang kita ambil adalah yang terbaik berdasarkan kondisi saat itu. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, itu bukan kesalahan kita sepenuhnya. Penting untuk belajar dari pengalaman, menerima kesalahan, dan move on. Dengan begitu, kita bisa hidup tanpa terus dibayangi oleh penyesalan
4. Apakah penyesalan merupakan cerminan dari ketidakpuasan atau keinginan untuk mengubah masa lalu?
Penyesalan adalah cerminan dari ketidakpuasan dan keinginan untuk mengubah masa lalu. Semua penyesalan selalu berhubungan dengan "andai saya dulu begini, andai saya dulu tidak begitu". Sehingga jelas bahwa seseorang menyesal berarti dia tidak puas dengan apa yang terjadi di masa lalu dan ingin mengubahnya. Kalau dia puas, untuk apa dia ingin mengubah masa lalu? Misalnya, diberi pilihan nasi goreng atau bakmi goreng, dan dia memilih nasi goreng karena tidak suka bakmi. Orang tersebut pasti puas dan tidak ingin mengubah masa lalu karena sudah puas dengan pilihannya. Penyesalan itu kombinasi dari ketidakpuasan dan keinginan untuk mengubah masa lalu. Jika seseorang tidak puas dengan keputusan atau tindakan di masa lalu, otomatis dia ingin merubahnya dan itulah esensi dari penyesalan. Namun, jika seseorang tidak puas dan bisa move on, hal tersebut bukanlah penyesalan. Penyesalan muncul karena ada ketidakpuasan yang belum terselesaikan dan keinginan untuk memperbaiki kesalahan yang sudah terjadi di masa lalu.
Saya sering merenungkan keputusan-keputusan yang saya buat di masa lalu.
Saya sering menyesali hal-hal yang baru saya lakukan.
Saya sering merasa melakukan kesalahan dalam memilih keputusan.
Saya sering berandai-andai bisa mengubah masa lalu saya.
Saya sering merasa bersalah atas pilihan-pilihan yang telah saya buat.
Saya merasa sulit untuk melupakan kesalahan-kesalahan saya di masa lalu.
SANGAT
Saya merasa bahwa saya sering membuat keputusan yang terburu-buru dan kemudian menyesalinya.
Saya merasa banyak peluang yang saya sia-siakan di masa lalu.
Saya merasa sering membandingkan diri saya dengan orang lain.
Saya merasa bahwa hidup akan lebih baik jika membuat pilihan yang berbeda.
Interval skor: 10 - 18: “Keren, kamu orang yang anti terjebak dengan masa lalu!”
Kamu adalah tipe orang yang selalu melihat ke depan Sikap positifmu ini membuatmu mudah bangkit dari kegagalan dan terus berusaha Pertahankan terus semangat ini!
19 - 34: “Kamu orang yang menyesal di momenmomen tertentu” Kamu biasanya mampu menerima masa lalu, namun ada beberapa momen yang masih membuatmu merasa menyesal Lihat penyesalan sebagai pelajaran berharga yang membantu diri kamu berkembang hingga saat ini
35 - 50: “Kamu terlalu sering menyesal nih! Ingat Yang Sudah, Ya Sudah”
Kamu sering kali merasa terbebani oleh keputusan masa lalu Penting untuk menyadari bahwa masa lalu tidak bisa diubah, namun kamu memiliki kontrol penuh atas apa yang kamu lakukan sekarang
Menurut sebuah survei, penyesalan terbesar yang sering dialami oleh orang-orang adalah terkait dengan pendidikan, karir, dan hubungan. Banyak orang menyesal tidak mengejar pendidikan lebih tinggi atau melewatkan kesempatan karir yang penting
Penelitian menunjukkan bahwa penyesalan cenderung berubah seiring bertambahnya usia
Orang muda lebih cenderung menyesali tindakan yang mereka ambil (penyesalan tindakan), sementara orang tua lebih cenderung menyesali tindakan yang tidak mereka ambil (penyesalan karena kelalaian).
Penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita mungkin mengalami penyesalan dengan cara yang berbeda. Pria cenderung lebih sering menyesali tindakan yang telah mereka lakukan, sementara wanita lebih sering menyesali halhal yang tidak mereka lakukan
Studi menunjukkan bahwa penyesalan kronis dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang, termasuk menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi Namun, memproses dan memahami penyesalan dapat membantu mengurangi dampak negatif ini
Penyesalan sering kali dikaitkan dengan apa yang disebut counterfactual thinking, yaitu proses mental membayangkan skenario alternatif yang bisa terjadi jika kita membuat keputusan yang berbeda Ini adalah cara otak mencoba memahami dan belajar dari pengalaman.
Gema Canvas adalah bagian halaman
Majalah Gema Dhammavaddhana
edisi-67 guna berbagi hal-hal yang menjadi motivasi dan terbuka untuk umum
Sebuah badan dalam KMBD yang berfokus pada publikasi KMBD, seperti videografi, podcast serta artikel. Badan Gema Dhammavaddhana mempublikasikan konten-konten hasil kreasi dari para aktivisnya dibantu oleh pengurus KMBD, khususnya pengurus dalam Badan GD.
HUT KMBD XXXVHarmony in Diversity
Waisak Puja 2568
B.E./2024
Magha Puja 2567
B.E./2024
Also See >
Keluar” dari Karma Buruk Redaksi Lamrimnesia
Tornado Pertama di Indonesia
Russel Haristhio
Pentingnya Punya
Wawasan Global
Willsens Kiren Alexander
Pentingnya Me Time dalam Keseharian
Irene Susanto
Memahami Catur
sebagai Olahraga
Winsen Olando
Dhamma: Filosofi dan Ajaran Buddhisme
Willsens Kiren Alexander
Workout di Rumah
untuk Pemula
Brian Casey Reynard
Menghadapi Era
Kecerdasan Buatan
Winsen Olando
Merosotnya Harga
Minyak Dunia
Russel Haristhio
Iri Hati dalam Agama Buddha
Brian Casey Reynard
Menyingkap Mitos: “Gagal karena Malas”
Winsen Olando
Cara Menulis Lagu
dari Kehidupan
Brian Casey Reynard
TPPO Mahasiswa
ke Jerman
Irene Susanto
Pilates, Olahraga
Mengecilkan Perut
Russel Haristhio
Oak: Simbol Kekuatan
dan Kebangkitan Alam
Willsens Kiren Alexander
Hiduplah dengan
Hati-Hati
Irene Susanto
S S S S S S
Seorang pangeran yang lebih memilih kehidupan duniawi daripada menjadi Bhikkhu. Namun, karena pengaruh Sang Buddha, Nanda akhirnya memutuskan untuk menjadi Bhikkhu.
Awalnya Ia merasa sangat tidak bahagia dan terus merindukan kehidupan lamanya. Rasa rindu dan penyesalan ini membuatnya sulit untuk berkonsentrasi dalam praktik meditasi.
Mengetahui hal ini, Sang Buddha menunjukkan kepada Nanda keindahan surga dan menjanjikannya bahwa ia akan mendapatkan semua itu jika tekun berlatih Dhamma. Termotivasi oleh janji Sang Buddha, Nanda berusaha keras untuk mempraktekkan Dhamma.
Namun, ketika Bhikkhu lainnya mengejeknya karena motivasinya yang salah, Nanda merasa sangat malu dan tertekan. Akhirnya, dengan tekad yang kuat, Nanda berhasil melepaskan diri dari segala keinginan duniawi dan mencapai tingkat pencerahan tertinggi, yaitu Arahat.
Penyesalan adalah hal yang wajar: Setiap orang pernah mengalami penyesalan. Bagaimana kita menyikapi hal tersebut adalah kunci untuk kemajuan ataupun kemunduran.
Penyesalan kerap menimbulkan kekhawatiran mendalam, sehingga kita tidak dapat berpikir jernih dan menghabiskan waktu berharga hanya untuk berandai-andai hal yang kita inginkan terjadi. Perasaan tidak nyaman ini kemudian menimbulkan kekacauan pada pikiran kita, membuat batin sulit berkembang. Fokuslah berbuat bajik dan menghindari kesalahan yang sama, hidup pada hari ini.
Hal-hal yang didapat setelah berhasil berdamai dengan penyesalan dalam diri sendiri yaitu:
Ketenangan batin: tidak lagi sedih dan kecewa terhadap masa lalu 1.
Pengembangan diri: bertobat dari kesalahan 2.
Pemahaman diri sendiri: lebih mengenal hal-hal yang mengganggu diri 3.
kepada seluruh pihak yang terlibat dan media partner yang telah ikut serta dalam penerbitan majalah ini! Tanpa bantuan mereka, penerbitan majalah ini tidak dapat terjadi. Terima kasih juga kepada anggota Sangha dan narasumber yang terlibat dalam memberikan pengalaman dan pendapat mereka.
Demikian Majalah Gema Dhammavaddhana edisi-67 ini kami susun, semoga majalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penerbitan majalah ini.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Semoga semua makhluk hidup berbahagia
Saddhu.. Saddhu.. Saddhu..
rbuatan setelah selesai at seseorang menyesal, u tidak baik. Orang itu akibat perbuatannya ngis dan wajah yang
@kmbd binus
@kmbd alsut
@kmbd.bekasi
perbuatan setelah selesai dak membuat seseorang ka perbuatan itu adalah baik. akan menerima buah dengan hati gembira dan 68
@kmbdbinusbandung
@kmbd binusmalang
@kmbd semarang
www.kmbd.info
KMB Dhammavaddhana
@kmbdhammavaddhana
DV Entertainment