ChopShots Catalogue 2012

Page 12

Jury International Competition Ayu Utami

12

Indonesia

Novelist, Director of Salihara Literary Biennale, Jakarta Ayu Utami was a Prince Claus laureate in the year 2000 for broadening the horizons of Indonesian literature. Her novels won awards within Indonesia and in the Southeast Asia region, and have been translated into eight languages. During the military regime she worked as a reporter and joined a group of young journalists to establish The Alliance of Independent Journalists (A JI) that fought for press freedom and democracy. She writes novels, nonfiction, screenplays and a weekly column in a newspaper.

Novelis, Direktur Biennale Sastra Salihara, Jakarta Ayu Utami adalah penerima penghargaan Prince Claus pada 2000 untuk pencapaiannya dalam memperluas cakrawala sastra Indonesia. Novelnya memenangkan berbagai penghargaan di Indonesia maupun di wilayah Asia Tenggara dan telah diterjemahkan ke delapan bahasa. Pada zaman rezim militer ia bekerja sebagai wartawan dan bergabung dalam kelompok jurnalis muda untuk mendirikan Aliansi Jurnalis Indonesia (A JI) yang berjuang demi kebebasan pers dan demokrasi. Ia menulis novel, non-fiksi, skenario, dan kolom mingguan di sebuah surat kabar.

Enrique Sánchez Lansch Germany Documentary Filmmaker Enrique Sánchez Lansch studied music, majoring in singing, mainly opera, as well as Romance and German Philology and Philosophy, writing his master’s thesis on film adaptation of literature. He started as an assistant director and later studied film at Columbia University, New York, and the University of California at Los Angeles (UCLA). He is based in Berlin working as a writer and director of award winning documentaries such as “Rhythm is it!”, “The Reichsorchester”, “The Promise of Music”, “Piano Encounters” and “Overture 1912”.

Pembuat Film Dokumenter Enrique Sanchez Lansch mempelajari musik, dengan mayor tarik suara, terutama opera, di samping juga mempelajari Filsafat dan Filologi Roman dan Jerman. Ia menulis tesis masternya tentang adaptasi film dari karya sastra. Ia memulai bekerja sebagai asisten sutradara dan kemudian belajar film di Columbia University, New York dan University of California at Los Angeles (UCLA). Ia kini tinggal di Berlin, bekerja sebagai penulis dan sutradara film documenter, film-filmnya yang mendapat pernghagaan, misalnya, “Rhythm is it!”, “The Reichsorchester”, “The Promise of Music”, “Piano Encounters” dan “Overture 1912”.

Garin Nugroho Indonesia Filmmaker A well-known director in Indonesian cinemascape, Garin Nugroho has made a lot of films which have been screened in festivals all over the world. He has been working with a wide range of different topics and various cultural resources. His films are acclaimed for their ability to show conflicts and socio-cultural problems in Indonesia using various forms of cultural expression from Indonesia such as Wayang (Shadow Puppets) and Sendratari (dance theater). Some of his films which achieved national and international recognition are ”Daun di Atas Bantal”, “Bulan Tertusuk Ilalang”, “Opera Jawa”, and his most recent film “Soegija”.

Pembuat Film Dokumenter Garin Nugroho adalah sutradara terkenal Indonesia yang filmnya telah dipertontonkan di mancanegara . Ia telah bekerja dengan beragam topik dan bentuk seni. Film-filmnya dianggap mampu menampilkan berbagai persoalan yang terjadi di Indonesia dan menggunakan berbagai ekspresi budaya Indonesia yang beragam seperti misalnya, kisah wayang dan sendratari. Beberapa filmnya yang mendapat pengakuan nasional maupun internasional adalah “Daun di Atas Bantal”, “Bulan Tertusuk Ilalang”, “Opera Jawa”, dan yang terbaru, “Soegija”.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.