HAL-4-NUSANTARA MIM-10 AGUST

Page 1

MINGGU, 10 AGUSTUS 2008 • HALAMAN 4

4 Tersangka Pembakar Hutan Ditangkap

OPERASI LAUT

20 Ton Bahan Peledak Disita TNI-AL BATAM (MI): Sekitar 20 ton bahan peledak yang dibawa dalam satu peti kemas disita petugas gabungan patroli Pangkalan TNIAL (Lanal) Batam, Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, dan Badan Intelijen Negara (BIN), Jumat (8/ 8) malam. Bahan peledak itu tengah diangkut kapal kargo MV Sumber Bahagia 7 yang berlayar di perairan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau. Kapal tengah berlayar mengangkut 53 peti kemas. Salah satu peti kemas, saat diperiksa, berisi bahan peledak. Di dalamnya juga ditemukan detonator 125 EA, primacord 5.500 FT, dan shaped charges sebanyak 4.500 set. Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (E) Muhammad Faisal mengatakan penangkapan terhadap kapal Sumber Bahagia dilakukan karena telah melakukan pelanggaran aturan pelayaran. Seharusnya, bahan peledak tidak diangkut dalam satu kapal bersama barang-barang lain. “UU Pelayaran telah dilanggar. Mereka mengangkut bahan peledak bersama peti kemas lain yang berisi mobil,” tandasnya. Pelanggaran lain, pengangkutan bahan peledak tidak didampingi petugas dari Badan Usaha Angkutan Bahan Peledak dan pemilik bahan peledak. Kapal berbendera Indonesia itu dinakhodai P Sinaga. Ia tengah diperiksa intensif oleh TNI-AL, kemarin. “Penangkapan ini adalah langkah preventif sehingga kejadian yang tidak diinginkan dapat dihindari,” lanjut Faisal. Dari hasil pemeriksaan sementara diketahui kapal berlayar dari luar negeri, tapi tidak diketahui dari negara mana. Tujuannya Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pemilik bahan peledak, PT Total ELF & P Indonesia di Balikpapan, Kalimantan Timur. (HK/N-4)

PEKANBARU (MI): Polda Riau telah menetapkan empat tersangka pelaku pembakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kampar dan Bengkalis.

■ MI/IWAN KURNIAWAN

ANGKLUNG TERBESAR DI DUNIA: Ketua Representatif Museum Rekor Indonesia (Muri) J Ngadri (kiri) memberikan piagam Muri kepada promotor pembuatan angklung raksasa Haryono Sunityo, di Jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, kemarin. Angklung ini telah dicatat dalam sejarah Muri sebagai angklung terbesar yang pernah dibuat di dunia.

Kapolda Riau Brigjen Hadiatmoko menduga, para pelaku membakar hutan dan lahan yang mengakibatkan munculnya kabut asap karena motif ekonomi. “Mereka warga biasa yang membakar lahan,” kata Kapolda. Hadiatmoko mengatakan belum bisa berkomentar mengenai keterlibatan perusahaan dalam kasus itu. Untuk mengetahui masalah itu, menurutnya, masih menunggu hasil pemeriksaan para tersangka. Para tersangka, kemarin masih diperiksa di kepolisian resor setempat. Menurut dia, bila para tersangka melakukan pembakaran lahan karena ketidaktahuan, polisi hanya memberikan sanksi berupa peringatan. Tindakan hukum akan diberikan bila pembakaran dilakukan dengan sengaja. Kendati demikian, ia mengimbau masyarakat untuk tidak membakar lahan, apalagi dilakukan dengan sengaja untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Karena, tambahnya, hal itu akan merugikan banyak pihak, terutama akibat kabut asap yang ditimbulkan. Hadiatmoko juga mengimbau seluruh kapolres di lingkungan Polda Riau terus mencari pelaku pembakaran hutan dan lahan. Berdasarkan pantauan Media Indonesia, kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru tidak sepekat Jumat (8/8). Penerbangan dari dan menuju daerah itu tidak terganggu. Kebakaran hutan Di Kuningan, Jawa Barat, areal

Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) seluas setengah hektare terbakar. Seperti kebakaran lainnya, kebakaran kali ini juga disebabkan kelalaian manusia, yaitu karena pengunjung yang lupa mematikan api unggun. Areal TNGC yang terbakar berada di Blok Jatarana, Desa Sayana, Kecamatan Jalaksana. Kepala Seksi (Kasi) Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) I Linggarjati Maman Surachman mengungkapkan bahwa kebakaran terjadi pada Jumat (8/8) sore. Selama Juli hingga Agustus sudah lebih dari 260 hektare areal hutan di kawasan Gunung Ciremai yang terbakar. Karena itu, lanjut Maman, pihaknya akan memperketat pendakian di Gunung Ciremai menjelang 17 Agustus mendatang. Sementara itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, Jawa Tengah (Jateng), telah mengaktifkan posko kebakaran hutan. Selain itu, KPH juga membentuk tim Satuan Pengendalian Kebakaran (Satdalkar) yang disiagakan di setiap bagian kesatuan pemangkuan hutan (BKPH). Administratur KPH Banyumas Timur Subroto mengatakan ada lima BKPH yang dibentuk posko kebakaran. Yakni BKPH Karangkobar (Banjarnegara), BKPH Gunung Slamet Timur (Purbalingga), serta BKPH di Banyumas masing-masing Kebasen, Jatilawang, dan Gunung Slamet Barat. (UL/LD/Ant/N-1)

PEMILIHAN GUBERNUR

Pilkada Putaran Kedua di Jatim belum Pasti SURABAYA (MI): Jadwal pemilihan kepala daerah (pilkada) Jawa Timur (Jatim) putaran kedua yang seharusnya dilakukan 5 November mendatang menjadi belum pasti. “Jadwal putaran kedua masih belum pasti, padahal kita rencanakan awal November,” kata anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim, Arif Budiman, kepada wartawan di Surabaya, kemarin. Hasil rapat pleno KPU Jatim yang menetapkan 5 November 2008 sebagai waktu pelaksanaan pilkada ternyata belum sepenuhnya disetujui oleh Depdagri. “Masih ada masalahmasalah teknis yang mengganjal sehingga jadwal kembali kacau,’’ ujarnya. Masalah yang mengganjal tersebut, kata Arif, antara lain anggaran pilkada putaran kedua yang belum cair karena anggaran putaran pertama yang belum dipertanggungjawabkan. Kemudian, masa jabatan KPU Jatim yang akan berakhir 23 September mendatang. Ada usulan agar KPU yang sekarang diperpanjang masa jabatannya agar tidak mengganggu tahapan pilkada. Dengan adanya sejumlah permasalahan tersebut, Arif memperkirakan belum ada kepastian kapan dilaksanakan pilkada putaran kedua. Jangan golput Terkait dengan pelaksanaan pemilihan Wali Kota Bandung periode 2008-2013, sejumlah aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslimin Indonesia (KAMMI) melakukan unjuk rasa mengajak warga kota itu agar tidak menjadi golput (golongan putih). Golput menghambat sistem demokrasi dan laju pemba-

ngunan di Kota Bandung. “Untuk itu, kami minta seluruh warga Kota Bandung untuk ikut mengikuti pesta demokrasi ini dengan memberikan hak pilih,” ujar koordinator demonstrasi Iman Munandar di sela-sela unjuk rasa di halaman Kantor DPRD Jawa Barat di Bandung, kemarin. Selain itu, pengunjuk rasa minta warga tidak terpengaruh bujukan kandidat, seperti menerima sejumlah uang dan kebutuhan pokok. “Dengan beredarnya uang haram di masyarakat menjelang pemilihan, itu artinya telah terjadi suap-me-

‘Masih ada masalah-masalah teknis yang mengganjal sehingga jadwal kembali kacau.’ Arif Budiman - Anggota KPU Jatim nyuap antara kandidat dan warga. Itu yang kami tidak inginkan,” demikian isi orasi bersama yang dilakukan para pengunjuk rasa. Di Cirebon, Jawa Barat, sebanyak empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Cirebon sudah mendaftar ke KPU Kabupaten Cirebon. Hal tersebut diungkapkan Ketua KPU Kabupaten Cirebon Muhaimin, kemarin, saat menerima pendaftaran pasangan calon incumbent Dedi Supardi bersama wakilnya, Ason Sukasa. Tiga pasangan lain adalah Sunjaya Purwadi-Abdul Hayyi, Ading Roepadi-Siti Farihatul Aini, dan Djakaria MachmudPRA Arif Natadiningrat. (FL/EM/IK/UL/N-1)

TERPIDANA MATI

Izin Besuk Amrozi Dkk belum Keluar CILACAP (MI): Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkum HAM) Jawa Tengah (Jateng) belum mengeluarkan izin besuk keluarga terpidana mati kasus Bom Bali I yakni Amrozi, Muklas, dan Imam Samudra. Depkum HAM masih mensyaratkan adanya izin yang dikeluarkan dari Kejaksaan Agung (Kejagung) bagi keluarga yang ingin bertemu dengan tiga terpidana mati tersebut. Kepala Divisi Pemasyarakatan Depkum HAM Jateng Bambang Winahyo, yang dihubungi Media Indonesia, membenarkan jika keluarga terpidana mati Bom Bali I dan Tim Pembela Muslim (TPM) telah mengajukan izin untuk mengunjungi Amrozi dkk di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Batu, Nusakambangan, Cilacap. “Memang surat izin sudah masuk, tetapi persyaratannya masih kurang, yakni izin prinsip dari Kejaksaan Agung. Karena itu, kita belum mengeluarkan izin besuk buat mereka,” ujar Bambang. Menurut Bambang, TPM mengajukan izin untuk 75 anggota keluarga Amrozi dkk, baik dari Lamongan, Solo, maupun Banten. “Mereka yang terdaftar untuk mengajukan izin sebanyak 75 orang tersebut adalah keluarga dekat ketiga terpidana kasus Bom Bali I. Namun ada juga keluarga kasus terorisme yang lain. Jumlah yang dikunjungi totalnya ada 10 napi kasus terorisme, termasuk tiga terpidana mati kasus Bom Bali I,” katanya. Jika nanti izin prinsip dari Kejaksaan Agung dan Depkum HAM telah turun, tambah Bambang, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara ketat bagi para pengunjung tersebut. Salah seorang anggota TPM, Hasyim, saat dihubungi mengatakan sebetulnya pihaknya akan mendampingi keluarga Amrozi, Muklas, dan Imam Samudra yang akan membesuk, Senin (11/8). “Tetapi sampai sekarang kita belum mendapatkan izin bertemu di LP Nusakambangan. Kalau nantinya belum ada izin, kita akan memundurkan waktu kunjungan,” ujarnya. (LD/N-1)

HAL-4-NUSANTARA MIM-10 AGUST

2

KESEHATAN

Muntaber dan Kolera Renggut Ratusan Jiwa JAYAPURA (MI): Wabah kolera dan muntaber melanda warga di Lembah Kamuu, Distrik Monemani, Kabupaten Dogiyai, Papua, sejak April lalu. Gereja Masehi Indonesia dan Sinode Gereja Kristen Injili serta Keuskupan Jayapura dan Timika mencatat korban meninggal mencapai 230 orang. Data berbeda diperlihatkan tim Dinas Kesehatan Papua, yang mencatat jumlah korban meninggal 89 orang, dari 524 kasus yang ditemukan. “Mungkin Dinas Kesehatan hanya mencatat korban yang datang ke puskesmas, dan gereja mendapat data langsung dari rumah ke rumah,” aku Wakil

Gubernur Papua Alex Hesegem, kemarin. Yang pasti, ia menyatakan Pemerintah Provinsi Papua tidak pernah mengabaikan penderitaan warga Kamuu. Sejak awal Mei, tim medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, Paniai, dan Provinsi Papua beserta tim relawan medis negara asing telah turun ke lokasi. Mereka sudah bekerja untuk menanggulangi wabah penyakit itu. “Tidak betul jika dikesankan kami membiarkan penderitaan warga Kamuu,” tegasnya. Tim tidak sekadar memberikan pengobatan kepada masyarakat

di puluhan kampung itu. Mereka juga memberikan penyuluhan dan perbaikan sanitasi. Selama hampir satu bulan tim bertugas. Kesimpulannya, ketika itu, daerah tersebut telah bebas wabah muntaber dan kolera. “Tapi ternyata, pada awal Juli, wabah itu kembali lagi menyebar di masyarakat Monemani,” jelas Alex. Pada Juli, pihaknya kembali mengirimkan tim medis terpadu dari berbagai pihak, termasuk Departemen Kesehatan turut membantu menangani persoalan wabah. “Kami berupaya semaksimal mungkin memberikan upaya guna menolong warga Kamuu.

Kendala utama yang ditemui tim adalah rendahnya pola pikir masyarakat sehingga upaya penyelamatan yang hendak dilakukan, justru dicurigai sebagai aksi yang hendak membunuh secara massal orang Papua.” Alex mengakui bahwa ada kelemahan dalam pelayanan yang diberikan pihaknya dalam mengatasi masalah ini. Tapi semua daya sudah dikerahkan untuk membantu masyarakat. Dogiyai adalah kabupaten baru, pemekaran dari Kabupaten Nabire. Peresmian daerah itu dilakukan Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, awal Juli.(FO/N-4)

KRIMINALITAS

KEHIDUPAN

Mengadu Nasib, Nekat Menyeberang Pulau

B

ERALIH profesi menyambut suatu peristiwa adalah hal biasa. Seperti pada Juli lalu, bermunculan para pedagang yang menawarkan berbagai cendera mata Pekan Olahraga Nasional (PON) di Balikpapan, Kalimantan Timur. Hal yang sama juga terjadi menyambut Hari Ulang Tahun ke-63 Kemerdekaan RI. Bermunculan pedagang menawarkan berbagai bentuk bendera merah putih, dari yang kecil hingga besar. Di Balikpapan, para pedagang musiman tersebut sebagian adalah petani. Para petani itu sengaja beralih pekerjaan dengan alasan saat ini sawah mereka belum bisa digarap karena kemarau. Bahkan, ada di antara mereka adalah petani yang berasal dari Garut, Jawa Barat, yakni Asep. Pria ini nekat mencari rezeki di Kota Beruang Madu (sebutan lain dari Balikpapan) dengan berjualan bendera di Jalan MT Haryono (Ring Road). “Sudah dua kali saya ke Balikpapan jual bendera. Profesi ini saya lakukan karena di kampung saya Garut telah memasuki musim kemarau. Jadi kita tidak bisa menanam,” ujar Asep yang mulai berdagang bendera pada 8-17 Agustus mendatang.

■ ANTARA/YUSRAN UCCANG

REKONTRUKSI PENEMBAKAN: Tersangka kasus penembakan mahasiswa, Rusli (kanan), menembak M Fakhruddin (kiri), mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM), yang diperagakan oleh pemeran pengganti, saat rekonstruksi di Polres Makassar Timur, di Makassar, kemarin. Fakhruddin tewas ditembak pada Kamis (17/7) malam.

Asep mengaku pergi ke Balikpapan bersama 100 rekannya yang lain. Pria ini mengaku bermodalkan uang Rp700 ribu yang dipinjam dari keluarga di kampung halamannya. Untuk menghemat biaya, ia menumpang truk yang mengangkut barang ke Balikpapan. Dengan cara itu, ia hanya

pat indekos yang lebih murah selama satu bulan. Biaya indekos di Balikpapan sangat mahal, minimal Rp350 ribu per bulan. “Dari jumlah teman yang ikut ke sini, kita bagi beberapa tempat, biar biaya sewa kosnya murah. Kita sewa satu kamar ukuran 4x4 (meter persegi)

■ MI/SYAHRUL KARIM

JAJAKAN BENDERA: Penjual bendera, yang sebagian adalah petani asal Jawa Barat, menjajakan dagangannya di kawasan Gunung Malang Balikpapan, Kalimantan Timur. membayar biaya tiket seharga Rp150 ribu. “Kalau kita tidak numpang di mobil barang, biayanya lebih mahal lagi, bisa-bisa modal yang kita bawah habis hanya untuk transportasi saja.” Tiba di Balikpapan, mereka juga dipusingkan mencari tem-

untuk enam orang,” ungkapnya. Untuk meminimalkan persaingan dagang dan mempercepat barang yang dijajakan laku, Asep dan teman-temannya menyebar ke sejumlah lokasi, seperti di Jl MT Haryo-

no, Gung Malang, dan Rapak. Setiap orang mendapatkan bendera dari salah satu perusahaan konveksi di Bandung dengan jumlah bervariasi, antara 500 hingga 700 lembar. Asep mengaku, menjual bendera bukanlah hal yang mudah. Contohnya, meski mereka sudah berjualan sekitar dua pekan, bendera yang laku belum seperempat. “Baru 20 lembar saja yang laku. Tahun lalu semua bendera yang saya bawa, belum tanggal 17, sudah laku terjual. Bahkan, masih ada yang nyari,” ujarnya. Asep menjual bendera dengan harga mulai Rp15 ribu hingga Rp250 ribu per lembar. “Mungkin juga karena krisis keuangan, jadi pembeli sepi,” tuturnya. Pernyataan yang nyaris sama juga dikemukakan oleh Syafruddin, pedagang bendera asal Kota Bandung, Jawa Barat. Sepekan menjelang 17 Agustus, dagangannya yang laku baru 30 lembar. “Paling yang terjual cuma dua lembar setiap hari. Hasil itu yang saya gunakan juga untuk beli makan. Tahun lalu setiap harinya bisa 10 hingga 20 lembar,” ungkapnya. Tahun lalu, Syafruddin dan Asep bisa pulang menggunakan pesawat karena bendera yang mereka bawa habis terjual. (Syahrul Karim/N-1)

8/9/08, 6:48 PM

Pejudi Tewas Tenggelam saat Digerebek Polisi NGAWI (MI): Dua pejudi, Heri, 35, dan Putut, 30, tewas setelah menceburkan diri ke Sungai Bengawan Madiun untuk menghindari penggerebekan polisi, Jumat (8/8) malam. Tubuh keduanya ditemukan mengambang di atas batuan kali. Saat kejadian, beberapa pria tengah terlibat dalam arena perjudian yang dilakukan di sebuah gubuk di ladang tebu di Desa Laranggeneng, Kecamatan Kota Ngawi. Mereka mengadu peruntungan dan memainkan judi bakarat dengan menggunakan kartu domino. Kegiatan para pejudi itu ternyata tercium polisi, yang menerima informasi dari masyarakat. Tim gabungan bergerak dan mengepung lokasi. Belasan pejudi dan sejumlah penonton kaget saat polisi meminta mereka menyerah. Beberapa orang melarikan diri ke arah timur ke Sungai Bengawan Madiun. Beberapa pejudi lain diam di tempat, termasuk Priono, 63, bandar arena judi itu. “Priono, yang diduga bandar, kami tangkap. Dari tangannya, kami menyita kartu do-

mino dan uang tunai Rp170 ribu,” kata Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Ngawi Ajun Komisaris Sujarwanto. Dia menjelaskan, dalam penggerebekan itu pihaknya tidak mengeluarkan tembakan peringatan. Anggotanya juga tidak ada yang bertindak arogan. “Mereka ketakutan, lari tunggang-langgang. Dua di antaranya menceburkan diri ke sungai. Celakanya, mereka tidak bisa berenang sehingga tewas tenggelam,” jelasnya. Heri diketahui sebagai warga Karang Tengah dan Putut warga Margomulyo, Kecamatan Kota Ngawi. Jenazah keduanya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soeroto, Ngawi, untuk diautopsi. Perjudian di lokasi kebun tebu itu diduga sudah berlangsung selama satu minggu. Warga, ulama, juga kiai setempat sudah merasa resah sehingga melaporkan kegiatan itu ke polisi. Sampai kemarin, Priono masih diperiksa. Pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus perjudian sesuai Pasal 303 KUHP dan akan ditahan. (AG/N-4)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.