

Ibu kota lo lipu lo Indonesia u bohu ma po’o resmi lio hulalo botia, molahunga lo dulahu kemerdekaan.
Ti Tika o’hila da’a mo nao de ibu kota. Bo ti Tika dila o’doi u ponao lio deto mola. To tuawu lo dulahu, ti Tika lo ontho lomba mohutu vidio waw hadia lio mona’o ode ibu kota, “Wah, botia musi coba’u,” lo’ia li Tika u hemo dihu po nsel liyo.


Ibu kota negara Indonesia yang baru akan diresmikan bulan ini, bertepatan dengan hari
kemerdekan. Tika sangat ingin pergi ke ibu kota.
Namun, Tika tidak punya uang untuk ke sana.
Suatu hari, Tika melihat ada lomba membuat konten video dan hadiahnya ke ibu kota, “Wah, ini harus aku coba,” ucap Tika sambil memegangi ponselnya.
Ti Tika ma woluo ide u’pohutu lio vidio.
Tiyo u’sumangati da’a mohutu vidio pasali ti mama lio u’mohutu karawo, “Vidio latiya ti, Maama aa.”
“O’o toduwolo Nou,” tameto li maama lio u’ hemo hutu karawo.

Tika sudah punya ide untuk videonya. Dia bersemangat membuat konten video

tentang ibunya yang membuat karawo, “Saya video ya, Bu.”
“Iya, silakan Tika,”
balas ibunya yang sedang membuat karawo.
Wau mohi ma po’ota, ti Tika mo’omandu oli maama lio mohutu karawo, “Eyi, ti maama jago da’a.”
“Ti maama malohiheo hemohuti odie, ti
Tika olo wonu malaalaito mohimondalo mohutu, tandu lebe mopiohu.”
Sambil menunggu pengumuman, Tika
membantu Ibunya membuat karawo, “Wah, Ibu hebat sekali.”
“Ibu sudah lama membuatnya, Tika juga

kalau sudah banyak kali mencoba pasti semakin bagus hasilnya.”

Dulahu buti pengumuman lo mba. ti Tika ma bolo sambe ilo sanangi lio alihu vidio karawo u pilohutu
lio lo otapu juara. Ma sadisadia tuawu paketi u tuatuanga duluwo tiket mo na’o ode ibu kota negara, “Maama, ti Tika juara to lomba. Nandi ito dulota mo na’o samasama ode ibu kota
maama aa.” Hepo lele li tika lo u mato o pali lo Ponu.“Salamati aa, ti Tika walao u mo’o bangga oli mama.”
Hari ini hari pengumuman lomba. Tika
sangat senang karena konten videonya membuat karawo menang lomba.
Tersedia satu paket isi dua tiket ke ibu kota negara, “Ibu, Tika menang lomba. Nanti kita ke ibu kota bersama ya, Bu.” Ucap Tika dengan mata berbinar.

“Selamat ya, Tika, anak hebatnya ibu.”

Bolo ilo sisawa limolo huyi ti Tika mamona’o ode ibu kota. Ti Tika ma pusingi wanu mo make
bo’o u to’onu mo na’o ode ibu kota. Ti maama lio olo lo dehu lo u mongngoto. Woluo pesanan
karawo u dipo yilapato, ti Tika wolo hilao lo u sanangi yilo bandhu oli mamalio mo hutu
karawo u pilolahuli, sababu ti Tika olo mo
tohilao mo hiasi bo’o.
“Pohila du’a ti maama ngo’inda mo luli.”
“O,o, Tika. Odu olo, no’u.”
Tersisa lima hari Tika akan pergi ke ibu kota. Tika masih kebingungan memakai baju apa ke ibu kota. Ibunya juga jatuh sakit. Ada pesanan karawo yang belum selesai. Tika


dengan senang hati membantu Ibunya membuatkan pesanan karawo, karena Tika juga suka mendesain baju.
“Semoga cepat sembuh, Bu.”
“Iya, Tika. Makasih ya, Nak.”
Ti Tika ma woluwo ide mohutu bo’o montho
karawo, sakiliyo, ti Tika harusi mopolapato
karawo li maama liyo, “Lapata’o utiye, watiya dongo mona’o depatali
maama, watiya donggo mohutu bo’o lo hihilawo.”
“O'o pi’i, wala’a li maama lopatato mota moolindapo.”
Tika punya ide membuat baju sendiri

dengan memadukan kain karawo.
Tapi Tika harus menyelesaikan karawo Ibunya dulu, “Setelah ini, Tika izin ke pasar ya, Bu.
Tika mau membuat baju sendiri.”
“Iya, Nak. Anak ibu memang hebat.”

Ti Tika lo na’o de patali lotali bo’o ja’o tambi’iyo, "Ulatiya tuwewu utiye, Ka,” Uwa li
Tika wau hemongohi doi
“Semangati, Tika,” lo iya lo
langganan li mama liyo.
Tika pergi ke Pasar membeli busana polos, “Ini pakaiannya satu ya, Kak,” ucap

Tika sambil menyerahkan uangnya.
“Semangat, Tika,” penjual baju
langganan ibunya memberikan Tika ucapan semangat.

Lapata’o lo tali bo’o, ti Tika lo singga to olo ta wewo, ti Tika lo tali poromu lo bo’o liyo.
“Pongola utiye, No’u?”
Hilinthua lo ta hemo potaliya.
“Pasangiyolo to bo’o u pohutu latita, Ka.”
“Eyi, Jago liyo. Donggo kiki’o mamotota

mohutu bo’o.”
Setelah membeli baju, Tika singgah di penjual lainnya. Tika membeli pernak -pernik untuk bajunya.
“Mau dibuat apa, Nak?” tanya penjual kepada Tika.
“Saya mau menaruhnya di baju

yang saya mau desain, Kak.”
“Wah, hebat. Masih kecil sudah
bisa mendesain baju.”
To’u dipo ti Tika, lo masangi hiasan. Tiyo bunga liyo lohutu model liyo. Lapatiyo
ma’o desain, ti Tika lo banthu po’olo lopo lapato karawo uli maama liyo.

Sebelum Tika memasang pernak-perniknya. Tika
terlebih dahulu mendesain model bajunya. Setelah

desainnya selesai, Tika kembali membantu
menyelesaikan karawo buatan ibunya.
Karawo mayilapoto pilo hutu, karawo patatio
hadiya lo ulang tahun liyo, “Selamat ulang tahun, No’u. Uwito karawo
hadiya lontho oli maama ode li Tika, Tika

wala’o u mo’o bangga oli maama.”
“Wah, Odu olo, Maama.”
Pembuatan karawo selesai. Karawo itu ternyata
hadiah untuk Tika yang ulang tahun, “Selamat ulang tahun ya, Nak. Itu karawo
hadiah dari ibu untuk Tika, anak hebatnya ibu.”
“Wah, terima kasih, Bu.”

Ti Tika wengawengahe da’a, sababu ti Tika madidu mo hutu

karawo bohu to bo’o liyo. Ti Tika
lapata’o mahe mulaiyi mo hutu
bo’o u ilo rancangiya liyo.
“Watia adebo mowali,” u polele
li Tika to delomo hilawo.
Tika sangat senang, karena Tika
tidak perlu lagi membuat karawo yang baru untuk bajunya. Tika
kemudian mulai membuat baju

yang telah didesainnya.
“Aku pasti bisa,” Ucap Tika
dalam hati.
Ngohui ti, ti maama li Tika mayilo luli, ti
Tika woli yamo liyo ma hemo beresi u delo liyo to bandara.
“Ma woluwo bo’o li Tika?”
“Saya mama, ma woluwo.”

Hari ini ibu Tika sudah sembuh.

Tika bersama-sama ibunya berkemas
sebelum pergi ke bandara.
“Pakaian Tika sudah ada kan?”
“Iya, Bu, sudah ada.”
Nga’amila persiapan mailapato, timongolio ma lo nao ode bandara. To bandara, ti tika yilengahe


da’a sababu video liyo tilayangi liyo to bandara.
“Eyy, uwito video u’pilohutu li Tika,” hepolele Li
Tika pas lomilohe layari to bandara.
“Wala’a li mama lopatato mota moolindapo.”
Setelah semua persiapan selesai, mereka pun berangkat ke bandara. Di Bandara, Tika sangat senang karena konten videonya tayang di Bandara.
“Wah, itu video yang Tika buat,” ucap Tika yang memandangi layar digital di bandara. “Luar biasa, Anak ibu memang hebat.”
Dulahu botia ti Tika heli u’bohu lio moti ta’e to pesawat. Ti Tika sanangi da’a pe’endalo u’mohe, “Tika, dila u’pohe aa, ngaamila mopiohu, ibu kota hemohima oli Tika,” lo’ia li maama lio mopodu’oto balisa li Tika.

“Iya, Maama, de uti ti Tika moali moti ta'e to pesawat.”

Hari ini Tika baru pertama kali akan naik pesawat. Tika sangat senang sekaligus agak takut, “Tika, gak usah takut ya, semuanya akan baik-
baik saja. Ibu kota juga sudah menunggu Tika,” ucap ibunya yang berusaha menenangkan kegelisahan Tika.
“Iya, Bu. Akhirnya Tika bisa naik pesawat.”
Pulito lio, ti Tika male dungga to ibu kota lo lipu lo Indonesia u bohu. “Tuawu, duluo, t otolu, po’iomo,” lo’ia lo ta hem’moto . Ti Tika o’oondo gaga da’a lo bo’o u pilohutu lio tutuwau, bo’o u pilohutu lio mopohuna karawo.
Tika akhirnya tiba di Ibu kota negara yang


baru. “Satu, dua, tiga, senyum,” ucap tukang foto. Tika terlihat sangat can tik dengan busana yang didesainnya sendiri.
Busana yang dibuatnya dengan memadukan karawo.
Khalil Nurul Islam, S.Ag.,M.Ag.,M.M. Lahir di Majene, 23 Mei 1995. Seorang penulis dengan genre fiksi dan non-fiksi. Aktif di organisasiorganisasi kepenulisan dan organisasi lainnya.
Saat ini menjabat sebagai ketua Forum Lingkar Pena Wilayah Sulawesi
Barat tahun 2023-2025. Berpengalaman sebagai penanggung jawab lomba, juga sering memenangi lomba. Nama penanya Khalil El Rachman. Akun ig @khalil_nurul_islam, WhatsApp 082290015145.
Ti Tika ohila da’a mona’o ode ibu kota. Alihu, Tika diila o doi ode mola. Tuawu dulahu, Tika lo’ondo perlombaan mohutu vidio. Hadiah lo perlombaan boyito uyito-yito dulo, tiket pesawat ode ibu kota. Ti Tika lapata’o mohutu vidio pasali ti mamalio mohutu karawo. Mambo ti Tika ode ibu kota? baca wungguli botia alihu motota ngo’aa’amilio.
Fadli Bouti, kelahiran Gorontalo 07 Februari
2002, dalam Riwayat Pendidikan terekam lulusan sekolah dasar SDN 1 MONANO, MTS
Muhammadiyah MONANO dan SMA N 7
GORONTALO UTARA, dan sekarang melanjutkan studi
Pendidikan di luar provinsi Gorontalo yakni pada Provinsi Nusa
Tenggara Timur, dengan minat dan hobi dalam menulis, dia juga mahir dalam membuat beberapa karya dalam musik (menulis lagu)
Tika sangat ingin pergi ke ibu kota. Namun, Tika
tidak punya uang untuk ke sana. Suatu hari, Tika
melihat perlombaan membuat konten video. Hadiah
perlombaan itu adalah dua tiket pesawat ke ibu kota.
Tika kemudian membuat video tentang ibunya yang membuat karawo. Mamp ukah Tika ke ibu kota?
Baca cerita ini supaya tahu semuanya.
Fitriana, S.P. atau biasa dipanggil Ana lahir di Serang, 15 November 1999. Sarjana Pertanian, Agribisnis yang memiliki passion di dunia seni dan desain grafis. Sejak Tahun 2021, ia bekerja

Sebagai desainer grafis pada posisi Staf Media Kreatif di Sekolah
Islam Swasta yang berbasis di Kabupaten Tangerang dan menjadi
freelance ilustrator serta kontributor vector pada platform online. Ia dapat dihubungi melalui posel rainanafitriana@gmail.com atau di media sosial Instagram @phalloidesverna.
