Fenesa Kirani Penyusun DESAIN INTERIORDESAIN INTERIOR BUKU PANDUAN KANTOR


DAFTAR ISI. 4

PENDAHULUAN/01744430141006 DasarKANTOR/02Hukum | De nisi SelubungSAINS/03 Bangunan Kantor DesainKONSEP/04Interior Kantor KebutuhanSTANDAR/05Ruang | Warna dan Material | Furnitur | Teknologi DESAIN/07/06126 PENUTUP 5
PENDAHULUAN.
6
Ruang kantor merupakan faktor yang sangat penting di dalam suatu organisasi karena efektivitasnya dalam meningkatkan kinerja dan mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Desain interior ruang kantor sebaiknya tidak hanya mengacu pada aspek dekoratif dan fungsional ruang kerja saja, namun juga mencakup aspek sustainabilitas, teknologi, kesehatan dan kesejahteraan serta budaya perusahaan sehingga dapat mewujudkan lingkungan kerja yang adaptif. Lingkungan kerja yang adaptif tidak hanya mampu mengubah individu maupun organisasi birokrasi sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan.
Dengan adanya tata cara atau panduan diharapkan menjadi pegangan dalam perencanaan, pembuatan dan pengaturan ruang kantor agar sejalan dengan implementasi nilai dasar ASN atau yang dikenal sebagai Core Values ASN “BerAKHLAK” merupakan akronim dari Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif diluncurkan dengan tujuan menyeragamkan nilai-nilai dasar ASN di Indonesia untuk mampu menjadi kekuatan atau inspirasi bagi seluruh ASN untuk tumbuh maju dan berkembang seirama dengan perubahan dan perkembangan yang kerap terjadi.
7 “Bentuk Mengikuti Fungsi” Ungkapan "bentuk mengikuti fungsi" diciptakan oleh arsitek Louis H. Sullivan dalam esainya tahun 1896 "Gedung Kantor Tinggi yang Dianggap Secara Artistik."
KANTOR.
DASAR HUKUM 10 Undang-Undang No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Bangunan Gedung Peraturan Menteri No. 29 Tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2015 Tentang Bangunan Hijau Peraturan Menteri No. 14 Tahun 2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07 /Menkes/328/2020 Tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja Perkantoran SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI No. B-230/EK.07/MEM.S/ 2022 Pelaksanaan Konservasi Energi di Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah.
KANTOR RUANG RuanganKANTORKerja(Work Spaces) 11 Kantor (serapan dari bahasa Belanda kantoor, yang diturunkan dari bahasa Prancis comptoir) adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk perni agaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi. Kantor dibagi menjadi dua jenis; kantor yang terbesar dan terpenting biasanya dijad ikan kantor pusat, sedangkan kantor-kantor lainnya dinamakan kantor Ruangancabang/balai.kerja dalam suatu kantor biasanya digunakan untuk melaksanakan pekerjaan kantor yang lazim, seperti membaca, menulis dan pekerjaan dengan komputer. Ruangan Pertemuan (Meeting Spaces) Ruangan pertemuan dalam sebuah kantor biasanya digunakan untuk proses interaktif, dapat berupa percakapan singkat atau pertukaran pendapat secara intensif. Ruangan Pendukung (Support Spaces) Ruangan pendukung dalam suatu kantor biasanya digunakan untuk aktivitas sekunder seperti pengarsipan dokumen atau beristirahat. Ruang terbuka Ruang tim Ruang privat Ruang diskusi Ruang arsip Ruang gudang Ruang printer & fotokopi Ruang istirahat Ruang tunggu Ruang sirkulasi Ruang rapat Ruang pertemuan

SAINS. Bangunan
Panas Bentuk dan orientasi bangunan
14 SBU T
Selubung bangunan memiliki peran penting dalam mengurangi konsumsi energi untuk pendinginan dan pencahayaan. Pada bangunan gedung berting kat menengah dan tinggi, luas dinding jauh lebih besar daripada luas atap.
Oleh karena itu, perancangan selubung bangunan vertikal, terutama jendela, harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari masuknya panas ke dalam bangunan secara belebihan. Untuk bangunan bertingkat rendah di mana atap menjadi bagian yang lebih luas daripada dinding, panas yang masuk dari atap mungkin menjadi faktor penentu beban pendinginan secara keseluruhan. Selain itu, jendela dan skylight akan menentukan besarnya cahaya yang dapat masuk ke dalam bangunan. Dengan mengoptimalkan desain komponen tembus cahaya, konsumsi energi untuk pencahayaan buatan dapat dikurangi secara signi kan dengan tetap menghindari masuknya panas yang berlebihan ke dalam bangunan.Perpindahan
SELUBUNG BANGUNAN KANTOR
Prinsip desain untuk mengurangi perolehan panas dari selubung bangunan :
Selubung bangunan terdiri dari komponen tak tembus cahaya (misalnya dinding) dan sistem fenestrasi atau komponen tembus cahaya (misalnya jendela) yang memisahkan interior bangunan dari lingkungan luar. Selubung bangu nan memberikan perlindungan terhadap pengaruh lingkungan luar yang tidak dikehendaki seperti panas, radiasi, angin, hujan, kebisingan, dan polusi udara.

Luas jendela Material kaca Peneduh eksternal Re ektor cahaya Peneduh Internal Dinding Atap In ltrasi 15


16
•
Untuk menghindari perolehan panas radiasi matahari yang berlebihan, permukaan utama selubung bangunan dengan jendela sedapat mungkin diorienta sikan ke utara dan selatan. Ini memungkinkan jendela mendapatkan pencaha yaan alami dari kubah langit dengan tetap meminimalkan perolehan panas dari radiasi matahari secara langsung. Ruang-ruang servis dan tangga dengan dinding masif dapat diletakkan di sisi Barat dan Timur, sehingga dapat berfungsi sebagai thermal bu er zones.
•
1. Perpindahan panas Dalam bangunan yang didominasi beban pendinginan eksternal, konsumsi energi untuk sistem HVAC terutama ditentukan oleh perpindahan panas melalui komponen selubung bangunan termasuk: Perpindahan panas melalui jendela, Perpindahan panas melalui dinding, Perpindahan panas melalui atap, Laju in ltrasi dan eks ltrasi melalui retak-retak, jendela dan bukaan pintu. 2. Bentuk dan orientasi bangunan
•
MatahariLangsungRadiasi Radiasi Gelombang Panjang RadiasiKonveksiGelombang Pendek Konduksi Transmisi Panas melalui jendela 40xmelaluiTransmisi130xPanasdinding bata 1x
•
Komponen perpindahan panas melalui selubung bangunan

Pengaruh WWR terhadap distribusi cahaya 3. Luas jendela Proporsi luas jendela memiliki pengaruh sangat besar terhadap beban pendin ginan karena menentukan total perolehan panas yang masuk kedalam bangu nan. Hal ini dikarenakan jendela kaca dapat memasukkan panas kedalam bangunan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dinding masif. Oleh karena itu rasio luas jendela terhadap dinding (WWR) yang lebih tinggi biasanya menyebabkan beban pendinginan lebih tinggi. Beberapa standar global telah menetapkan nilai WWR yang optimal berada pada kisaran 25% hingga 50%. 17 SBU T 4 Sore 12 Siang 12 Siang 8 Pagi 21Desember 21Maret 80%



5. Peneduh eksternal Peneduh eksternal lebih efektif dalam mengurangi perolehan panas matahari dibandingkan dengan peneduh internal karena dapat menghalangi radiasi matahari sebelum mencapai selubung bangunan. Peneduh eksternal perlu dirancang secara hati-hati agar tidak hanya untuk mengurangi beban pendinginan tetapi juga untuk menciptakan arsitektur yang estetis, dengan tetap memperhitungkan kinerja pencahayaan alami. Geometri perangkat peneduh harus dirancang sesuai dengan jalur pergerakan matahari, yang meyebabkan rancangan bentuk dan ukuran yang berbeda untuk orientasi yang berbeda. Secara umum, perangkat peneduh horisontal lebih sesuai untuk jendela dengan orientasi selatan dan utara di mana sudut datang sinar matahari relatif tinggi. Sirip vertikal dapat efektif menghalau radiasi matahari dengan sudut datang rendah pada jendela yang berorientasi ke arah timur dan barat. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, diagram jalur matahari (sun path diagram) sebaiknya digunakan untuk pengembangan rancangan perangkat peneduh.
18
Nilai U, Transmisi cahaya dan nilai SHGC dari tipikal material kaca yang tersedia secara local di Indonesia
4. Material kaca Karateristik
transmisi termal material kaca diukur dari Nilai-U, untuk konduksi, dan Koe sien Perolehan Panas Matahari (Solar Heat Gain Coee cient - SHGC) atau Koe sien Peneduh (Shading Coe cient - SC) untuk radiasi. Material kaca dengan kinerja lebih baik dengan nilai SHGC rendah yang dapat mencapai 0,2 tersedia secara global. Namun, saat ini aplikasi tersebut masih sangat terbatas karena tingginya biaya. Sebagai alternatif, lapisan tambahan (o ine coatings) yang dapat diaplikasikan oleh industri lokal juga tersedia. Lapisan tambahan yang secara relatif tidak mahal ini dapat menurunkan nilai SHGC hingga mencapai 0,2.

Overhang Horizontal Tunggal Overhang Pergola Overhang Horizontal Ganda Keefektifan perangkat peneduh horisontal tidak ditentukan oleh bentuk peneduh tersebut, tetapi oleh sudut banyangan vertikal (Vertical Shadow Angle - VSA). 19 VSA

Sirip Vertikal Eggcrate
Sirip EggcrateVertikal
Seperti digambarkan oleh hasil simulasi di atas, perangkat peneduh eksternal sangat efektif mengurangi beban pendinginan dari jendela, di mana sekitar 14% penghematan energi bisa didapatkan melalui penggunaan eggcrate. Efektivitas peneduh bervariasi tergantung pada WWR, orientasi dan pemilihan material kaca. Secara umum, penghematan energi yang lebih tinggi melalui peneduh dapat dicapai untuk kasus bangunan yang memiliki WWR dan SHGC yang tinggi. Oleh karena itu, perancangan sistem fenestrasi atau jendela harus dilakukan secara komprehensif untuk mencakup semua kemungkinan strategi agar mendapatkan hasil yang terbaik. Vertikal
20 HSA HSA Sirip


36,5138,58 SUB T21,2418,81 32,1433,78
Tanpa peneduh, total transmisi panas = 41,33 W/m² Peneduh 60cm, total transmisi panas = 30,13 W/m² Peneduh 90cm, total transmisi panas = 26,50 W/m² T38,0727,51 48,2251,53 25,3420,07
Pengurangan transmisi panas dengan peneduh horizontal. 21
6. Re ektor cahaya (lightshelf) Re ektor cahaya (lightshelf) adalah elemen horisontal yang membagi jendela menjadi dua bagian. Jendela bagian atas untuk pencahayaan alami dan jende la bagian bawah untuk pandangan (vision) Selain berfungsi sebagai peneduh jendela bagian bawah, re ektor cahaya tersebut juga berfungsi untuk meman tulkan cahaya matahari yang datang dari bagian atas jendela untuk membantu penetrasi pencahayaan alami kedalam ruangan yang jauh dari jendela. Kaca di atas re ektor perlu memiliki VT (Visible Transmittance) yang lebih tinggi, sedangkan kaca di bawah re ektor bisa memiliki SGHC dan VT yang lebih rendah. Ini akan mengoptimalkan penetrasi cahaya tanpa menyebabkan panas yang berlebihan. Guna mendapatkan distribusi pencahayaan alami yang lebih baik, permukaan atas re ektor serta langit-langit ruangan harus memiliki daya pantul (re ectance) yang tinggi.
SUB
SUB T
7. Peneduh Internal Peneduh internal (tirai, gorden) menahan radiasi matahari setelah melewati jendela kaca dan mencegah terjadinya radiasi matahari yang langsung mengenai penghuni dan bagian interior yang lebih dalam. Namun, peneduh internal tidak seefektif peneduh eksternal dalam mengurangi beban pendinginan. Hal ini disebabkan radiasi panas tersebut sudah terlanjur masuk ke dalam ruangan melalui kaca jendela serta diradiasikan dan dikonveksikan di dalam ruang, yang akhirnya menjadi beban pendinginan bagi sistem HVAC. Warna terang dari peneduh internal dengan lapisan re ektif lebih efektif daripada warna gelap karena lebih banyak panas dipantulkan kembali keluar melalui kaca jendela. Kinerja re ektor cahaya yang dapat mendistribusikan pencahayaan alami secara lebih merata dan lebih dalam dengan memantulkan cahaya dari langit-langit ruangan. Langit langit dekat jendela yang lebih terang juga bisa mengurangi sensasi silau karena berkurangnya kontras antara permukaan interior (langitlangit) dan lingkungan luar. 6 m 350 Lux 350 Lux 350 Lux 6 m 6 m
22
Tanpa peneduh total transmisi panas = 47,44 W/m² Overhang total transmisi panas = 31,93 W/m² Re ektor cahaya total transmisi panas = 33,01 W/m²
Tanpa peneduh panas yang diserap diradiasi ulang dan dikonveksi ke interior dan menjadi sumber utama beban pendinginan dan ketidaknyamanan termal
Total transmisi panas = 24,14 W/m²
Peneduh internal Panas radiasi ulang terjebak dan akhirnya dikonveksikan di interior dapat kenyamananmeningkatkantermal
8. Dinding Konstruksi bata dari tanah liat atau blok beton aerasi (Autoclaved Aerated Concrete - AAC) dengan plester di kedua sisi adalah aplikasi yang umum diter apkan untuk konstruksi dinding di Indonesia. Ini banyak digunakan, terutama untuk bangunan bertingkat rendah, karena harga konstruksi yang relatif murah. Belakangan ini, panel beton pracetak (precast) juga banyak digunakan untuk menggantikan konstruksi bata, terutama untuk bangunan tinggi. Dalam hal perpindahan panas, penggunaan dinding bata atau panel beton umumnya sudah cukup karena perbedaan suhu luar ruangan— dalam ruangan yang relatif kecil. Oleh karena itu, menambahkan lapisan insulasi pada dinding bata untuk menahan panas menjadi tidak efektif dari sisi biaya.
Peneduh internal pada umumnya bisa diatur sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan individual dari penghuni dan tersedia dengan berbagai desain dan warna sehingga dapat dipadupadankan dengan rancangan elemen interior lainnya. Dari segi desain, peneduh internal dapat dibedakan sebagai peneduh rol (roller shades), tirai horisontal (horizontal blinds), tirai vertikal (vertical blinds) dan gorden. Di antara semua itu, tirai horisontal memiliki kinerja yang lebih baik dengan memantulkan cahaya matahari ke langit-langit untuk meningkatkan kinerja pencahayaan alami ke bagian interior yang letaknya jauh dari jendela. 23
Peneduh internal Panas radiasi ulang terjebak dan akhirnya dikonveksikan di interior dapat kenyamananmeningkatkantermal
Total transmisi panas = 20,08 W/m²
Total transmisi panas = 47,44 W/m²



9. Atap Pada bangunan berlantai tunggal atau rendah dengan bidang atap yang luas, atap dapat menjadi sumber utama perolehan panas sebuah bangunan. Untuk meminimalkan kenaikan panas melalui atap, bahan dengan re ekti tas dan emisivitas tinggi harus dipilih. Karena bahan atap biasanya memiliki Nilai-U tinggi (transmisi panas tinggi), penambahan lapisan insulasi dapat menguran gi beban pendinginan secara signi kan. Memiliki atap dengan re ekti tas dan emisivitas tinggi juga akan mengurangi fenomena urban heat island. 24 1 Kaca SHGC 0,4 Orientasi dinding barat Tanggal : 09/23 16:00:00 2 Plester + Bata + Plester 3 Peneduh 90cm Konstruksi selubung bangunan lain yang umum diterapkan adalah dinding tirai (curtain wall) dengan panel kaca dan panel masif yang ringan (misalnya panel komposit aluminium). Dari sisi karakteristik termalnya, dinding tirai sangat rentan terhadap perpindahan panas dan oleh karena itu penambahan lapisan insulasi sangat penting untuk meningkatkan kinerja termal selubung bangunan Permukaantersebut.bagian dalam dari kaca dapat mencapai suhu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan suhu permukaan dinding bata. Oleh karena itu, meskipun suhu udara pada sebuah ruangan berada dalam zona nyaman (misalnya 25° C), suhu operatif yang dihasilkan bisa lebih tinggi (misalnya 28° C) jika selubung bangunan didominasi jendela kaca. 21 21 2 3 Ruang33°CLuar DalamRuang RuangLuar DalamRuang RuangLuar DalamRuang 46,1°C di dalamkaanpermu 25°C 33°C 25°C 33°C 25°C 42,2°C di dalamkaanpermu 36,6°C di dalamkaanpermu
MediaTanamantanam Filter Drainase Waterproo ng Beton Metal Pro eld Metal Pro eld Earthwool Lapisan Vapour
Atap logam dengan lapisan insulasi
Sebagai alternatif, “atap hijau” (green roof) bisa diterapkan untuk mengurangi transmisi panas melalui atap. Meskipun Nilai-U atap hijau sulit untuk ditentu kan, atap hijau tetap memiliki sifat termal yang sangat baik karena lapisan konstruksinya yang tebal. Nilai-U atap hijau sangat bervariasi tergantung pada lapisan konstruksi, kadar air dan jenis tanaman. Atap hijau juga mengurangi fenomena urban heat island karena sebagian besar radiasi matahari yang jatuh ke atap akan diserap oleh tanaman untuk penguapan dan transpirasi.
25
Secara umum kinerja termal bahan bangunan dinyatakan dalam Nilai-U. Nilai-U (atau Faktor-U) adalah koe sien perpindahan panas keseluruhan yang menggambarkan seberapa baik suatu bahan bangunan bahan dapat menah an panas. Nilai-U mengukur laju perpindahan panas melalui elemen bahan bangunan dalam luas tertentu, di bawah kondisi standar. Semakin kecil Nilai-U, semakin baik bahan bangunan tersebut mengurangi transmisi panas.





























Atap beton 120mm
Atap logam Atap Logam
Menambahkan 40 mm lapisan insulasi di bawah atap beton mengurangi transmisi panas secara signi kan dari 23,58 W/m2 menjadi hanya 4,10 W/m2. Lapisan insulasi memiliki efek jauh lebih besar untuk lembaran atap logam, di mana transmisi panas berkurang dari 88,75 W/m2 menjadi 13,94 W/m2. Demikian pula, penambahan lapisan insulasi pada konstruksi dind ing tirai pada panel komposit Aluminium dengan panel gipsum, akan men gurangi transmisi panas lebih dari 50%.
26


RuangACP+kosong+Gypsum+Insulasi
ACP RuangACP+kosong+Gypsum BetonPlester+Bata+Aerated+Plester
10. In ltrasi In ltrasi adalah bocornya udara eksternal ke dalam gedung secara tidak disengaja. Hal ini bisa terjadi melalui retak-retak yang terjadi pada dinding, atap, atau pintu dan jendela. Hal ini juga bisa terjadi melalui pintu dan jendela luar yang dibiarkan terbuka. Kebocoran udara ini dapat diperburuk oleh angin, tekanan udara negatif dari bangunan dll. Jika interior bangu nan bertekanan positif, udara interior bisa mulai bocor keluar. Hal ini dike nal sebagai eks ltrasi. In ltrasi dan eks ltrasi tidak hanya terjadi melalui selubung bangunan yang memisahkan ruang dalam dan ruang luar, tetapi juga antara ruangan ber-AC dan ruangan tidak ber-AC (misalnya tangga) di dalam gedung. Di Indonesia, pelaksanaan konstruksi belum memperhati kan “kerapatan” selubung bagunan untuk menghindari kebocoran udara. Oleh karena itu, selain memastikan semua keretakan dapat tertutup rapat, penghuni bangunan juga harus dilatih untuk menutup semua jendela dan pintu luar jika tidak digunakan.
27

KONSEP. Desain
Pemilihan dan penggunaan partisi yang tidak masif agar ruangan tidak terkesan sempit dan cahaya matahari dapat terdistribusikan hingga setiap sudut ruang. Mengusung budaya kerja koalisi kasual, posisi antar meja kerja dibuat paralel dengan tambahan jarak dan partisi yang tidak menghalangi pandangan untuk meminimalisir suara berisik namun tetap menjaga privasi dan fokus saat bekerja.
30 1. Konsep Terbuka (Open Concept AKUNTABEL)

mplinteriors.com 31 BERORIENTASI PELAYANAN


yankodesign.com 32
walmart.com yankodesign.com
2. Konsep Warna Terang Warna merupakan spektrum yang terdapat di dalam cahaya. Hal ini menunjukkan bahwa identitas suatu warna ditentukan oleh Panjang gelombang cahaya tersebut yang dapat memberikan pengaruh pada makhluk hidup. Psikologi terkait warna banyak diterapkan dalam desain interior. Pemilihan warna yang salah pada ruangan dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, atau membawa dampak buruk bagi kondisi psikologis.


yankodesign.com yankodesign.comyankodesign.com 33 KOMPETEN


34 3. Konsep Bio lik Penerapan desain bio lik bukan hanya sebatas membuat sebuah bangunan atau ruang menjadi “hijau” dengan hanya memberi konsep tanaman di bangunannya. Konsep ini meminimalisir dampak negatif kehidupan perkotaan dalam skala mikro lokal agar manusia dapat meningkatkan kenyamanan dan kesehatan. Desain bio lik memfasilitasi interaksi timbal balik antara manusia dengan alam dan sistem kehidupan. Tujuan desain bio lik antara lain menciptakan ruang restoratif dan dapat memulihkan sik dan psikologis manusia, menyehatkan sistem syaraf dan menampil kan daya hidup yang estetik.



HARMONIS
o cesnapshots.com google.com 35







pngtree.com 36 LOYAL
37
4. Konsep Ramah Lingkungan Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemborosan terhadap sumber daya di bumi adalah dengan mengadopsi penggunaan material sintetis yang terbuat dari limbah daur ulang atau dapat diperbaharui setelah tidak digu nakan lagi. Merancang interior bangunan yang tahan lama dan timeless dapat mengurangi kemungkinan perubahan atau renovasi besar-besaran tiap tahun nya. Cara terbaik untuk merancang interior yang tahan lama dan timeless adalah dengan memprioritaskan kualitas di atas kuantitas dan kesederhanaan namun fungsional daripada kemewahan.
KenyamanandanKesehatan LingkunganManajemen
Tepat guna lahan E siensi Energi Konservasi Air Sumber dan Siklus Material

ADAPTIF
Desain meja kerja, kursi, dan furnitur lainnya di lingkungan ruang kerja akan selalu berubah mengikuti kebutuhan pengguna akibat perubahan kontem porer yang konstan terjadi. Terlepas telah usainya masa pandemi, pekerja kantoran akan lebih memilih mengurangi interaksi langsung dengan individu lainnya. Penataan furnitur yang awalnya berdekatan untuk memudahkan koordinasi telah berubah dengan adanya penyesuaian jarak dan pembatas agar mengurangi dampak penyebaran virus. Pembatasan jumlah pegawai yang hadir di kantor akan berimbas pada pengurangan jumlah meja dan kursi kedepannya jika memang dirasakan lebih efektif bagi masing-masing unit organisasi. 5. Konsep Modular
Rancangan desain interior yang adaptif memiliki eksibilitas dalam penataan ruang sehingga bisa diimplementasikan pada bangunan lama maupun baru. Adaptive reuse merupakan suatu proses renovasi atau penggunaan kembali struktur-struktur sebelumnya yang telah ada, tetapi disesuaikan dengan fungsi penggunaan yang baru. Bentuk ruangan tidak mengikat karena perancangan diatur berdasarkan zona aktivitas dengan standar dimensi sebagai panduan ideal.
*Pandemi Covid-19
Aktivitas kerja era milenial yang dinamis menuntut adanya berbagai kegia tan kerja yang beragam baik yang dilakukan secara individu maupun kolaborasi, sehingga secara teknis, ruang akan dibagi berdasarkan posisi furnitur sesuai aktivitasnya masing-masing (form follow function).
38
architizer.com 39

















40 6. Konsep Minimalis
Untuk menjaga produktivitas pegawai, adanya ruang bersantai dan re eksi diri merupakan hal penting. Pola kerja dari pagi hingga petang yang tidak diselingi dengan istirahat akan berdampak pada tingkat stress dan kebahagiaan.
Desain minimalis wajib mengusung poin yang sederhana dan e sien. Volume ruang menitikberatkan pada kejelasan dan simplisitas antara desain dengan fungsionalitas yang jelas. Karakter wajib desain minimalis meliputi bentuk dan garis yang simpel, dinding interior yang minimal, lantai yang terbuka, sederhana, dan punya akses pencahayaan yang sesuai dan mencukupi.
Dengan perubahan teknologi komunikasi dan informasi serta aktivitas baru berupa rapat jarak jauh membutuhkan kamera, layar digital, dan platform aplikasi konferensi untuk ditambahkan pada ruang kolaborasi.
o cesnapshots.comSinato.jp
Proses kerja yang bersifat kolaboratif menjadi aktivitas paling vital. Dengan meningkatnya kolaborasi, maka koordinasi, penentuan keputusan dan ide terkait inovasi baru akan menjadi lebih intensif.
Fitur partisi pada ruang kolaborasi atau ruang kerja dapat digunakan sebagai fungsi lain yaitu sebagai sumber informasi atau berinteraksi.


KOLABORATIF
workdesign.com41


STANDAR. Desain
1. Untuk ruang kantor/ruang penunjang Gubernur disetarakan dengan ruang kantor/ruang penunjang Menteri.
Keterangan :
KEBUTUHAN RUANG
1. Ruang Kantor 2. Ruang Penunjang
Standar Luas Bangunan Gedung Kantor
*R.Sta pada setiap jabatan diperhitungkan berdasar jumlah personel @2.2 – 3 m² / personel, sesuai dengan tingkat jabatan dan kebutuhan dari masing-masing K/L.
2. Untuk ruang kantor/ruang penunjang Walikota/Bupati disetarakan dengan ruang kantor/ruang penunjang Eselon I A.
44
3. Untuk ruang kantor/ruang penunjang anggota DPRD disetarakan dengan ruang kantor/ ruang penunjang Eselon II A.


45 Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Kantor 3. Sirkulasi Keterangan : 1. Standar luas ruang tersebut diatas merupakan acuan dasar yang dapat disesuaikan berdasarkan fungsi/sifat tiap eselon/jabatan. 2. Luas ruang kerja untuk satuan kerja dan jabatan fungsional dihitung tersendiri sesuai dengan kebutuhan di luar standar luas tersebut diatas. 3. Untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang khusus atau ruang pelayanan masyarakat, kebutuhannya dihitung tersendiri di luar standar luas tersebut 1.diatas.Menyediakan ruangan observasi dengan gejala 2. Menjaga kualitas udara tempat kerja 3. Melakukan rekayasa engineering seperti pemasangan sekat pembatas 4. Ada skrining pengukuran suhu tubuh 5. Pada tangga terdapat lajur naik dan turun 6. Pengaturan tempat duduk berjarak 1 MenjagaM Jarak 1M 1-2 m 1-2 m



STANDAR WARNA DAN MATERIAL FinishingDinding Cat (Water Based | Duco) HPL PPANTONE11-0601 TPG Bright setaraTH308H/Ex.TacoFinePPANTONECoolPANTONEWhiteGray2U103-15CBamboo Wellington Oak setaraTH5002NT/Ex.Taco Premier White setaraTH002AA/Ex.Taco WarmPANTONEGray 3U Bu20-0025PANTONETPMedBeige Gilded14-1012PANTONETCXBeige Beige14-1118PANTONETCX White11-1001PANTONETCXAlyssum 46 PPANTONE7-8C BlackPANTONE






setaraEx.Quadra/OrionsetaraEx.TacoWashedsetaraEx.Roman/OakTV003/Grey
Grey setaraEx.TacoOakTV016/ Grey
setaraEx.TacoWhitesetaraEx.Quadra/BalticOakTV013/ setaraEx.Roman/Matt setaraEx.Roman/Matt
Castello
FinishingCeiling Cat (Gypsum wr) TilesLantai600x600 mm Kayu/Vynil Plank 3-5 mm 47 PPANTONE11-0601 TPG Bright White Light Grey Matt
White11-1001PANTONETCXAlyssum Kayu/Vynil Plank 3-5 mm











setaraEx.Asahimas/Clear Light Grey Dark Grey Blue Beige Kaca setaraEx.Asahimas/Clear setaraEx.Asahimas/Blue 48 Tempered/laminated Glass 6-10 mm Re ective (Stopsol/Sunergy/T-Sunlux)Glass 6-10 mm FinishingKusen Cat (Aluminium) Fabric (Anti bacterial and viruses) Oscar/semi kulit PPANTONE11-0601 TPG Bright White White11-1001PANTONETCXAlyssum BlackPANTONE Silver











Micro ber Black Glossy White Glossy 49 Light Grey Dark Grey Blue Caramel Metal BlackBlackPANTONE White PolishedCoatBrushedPowder PPANTONE11-0601 TPG Bright White White11-1001PANTONETCXAlyssum











50 STANDAR FURNITUR Meja Kerja
60x60 cm 90x60 cm 120x60 cm 150x60 cm 180x60 cm Sistem meja modular untuk kantor dapat menciptakan banyak kon gurasi bentuk yang berbeda. Solusi [dan dari] bentuk 'L' dan 'H' dapat menyesuaikan fungsional meja kerja. Untuk mengakomodasi kantor dengan berbagai ukuran mulai dari kantor sederhana hingga gedung perusahaan yang lebih besar, sistem meja modular dapat dengan mudah dikurangi atau ditambahkan menyesuaikan kebutuhan kantor. Untuk menyatukan satu meja ke meja lain, balok logam penopang dapat dilepas dan dipasang kembali. Karena semua modul berbentuk segi empat, meja dapat dirangkai dan dihubungkan pada setiap sisinya. Pada setiap meja juga terdapat lubang untuk jalur kabel sehingga dapat menyesuaikan pada posisi stop kontak terdekat. Ukuran modul meja yaitu mulai dari 60x60 cm hingga 180x60cm.












51 450 cm 150 cm 60 cm 150 cm 150 cm 60 cm 180 cm 120 cm 120 cm 120 cm 60 cm 60 cm 150 cm 300 cm 240 cm 90 cm 90 cm 60 cm 60 cm





Kursi Kerja Sta & DimensiReferensiSubkoorDesain Tinggi sandaran : 520 mm Panjang : 460 mm Lebar : 460 mm Tinggi dudukan : 440-520 mm Material Sandaran : Breathable Black Mesh Dudukan : Black Nylon Fitur - Comfortable ergonomic - Fire retardant - Anti-bacterial - Adjustable arm, seat, and lumbar support 52





Eselon 3 Dimensi Tinggi sandaran : 650 mm Panjang : 460 mm Lebar : 460 mm Tinggi dudukan : 420-520 mm Material Sandaran : Synthetic Leather Dudukan : Synthetic Leather Fitur - Comfortable ergonomic with 3 position lock - Fire retardant - Anti-bacterial - Adjustable arm, seat, lumbar support and tilt tension 53




Eselon 1 & 2 54 Dimensi Tinggi sandaran : 650 mm Panjang : 500 mm Lebar : 480 mm Tinggi dudukan : 420-520 mm Material Sandaran : Synthetic Leather Dudukan : Synthetic Leather Fitur - Synchron mechanism with 3 position lock - Fire retardant - Anti-bacterial - Adjustable arms - Adjustable seat height, back angle and depth - Adjustable active lumbar - Coat rack to back of chair






Meja Diskusi Meja ReferensiTamuDesain 55 Dimensi Tinggi : 575 – 775 mm | 675 – 900 mm Diameter : 500 – 900 mm Material 4 mm steel Powdercoated/duco nish Dimensi Tinggi : 450 – 750 mm Diameter : 700 – 1000 mm Material Plywood/Solid Timber with HPL Finish/Powder Coated Finish Fitur Edge pro le shark-nose Steel/Solid Timber legs crossbars








Referensi Desain Kursi 56
















Referensi Desain Sofa 1 Seater 57












58









59






Referensi Desain Sofa 2-3 Seater 60




61







Referensi Desain Modular Sofa / Soft Seating 62

63


Referensi Desain Nakas dan Lemari 64 Dimensi Tinggi : 580 mm Panjang : 390 mm Lebar : 520 mm Fitur Pen tray to top drawer 2 box drawer, 1 le drawer Material Powder Coated Finishes Dimensi Vertical Storage Tinggi : 720,900,1200,1800,2100 mm Panjang : 900,1200 mm Lebar : 320,450,600mm Material HPL/Laminates Fitur 18 mm Adjustableboardshelves




65

Ficus Benjamina RobustaFicus ArecaPalm MarginataDracaena TanamanReferensiIndoor 66 40 cm 200 cm0




LyrataFicus PhilodendronBirkin Monstera Sansevieria Zamioculcas Chrysanthemum 67 Skrzydłokwiat Bluszcz








yang diperlukan :
1. Mesin fotokopi 2. Komputer/laptop yang sudah terintegrasi dengan LAN.
1. Tekan menu Start, lalu masuk ke menu Control Panel.
4. Driver mesin fotokopi yang bisa memastikan bahwa tur print bisa diakses di Jikakomputer/laptop.ke4haltersebut
Ex. Mesin Canon IR 3045/setara
3. Lalu pilih opsi Network and Sharing Center.
5. Pada tab Networking, klik Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4), kemudian lanjutkan dengan klik Properties.
4. Klik menu Change Adapter Settings, lalu klik dua kali pada pilihan Local Area Connection.
Mencetak dokumen menggunakan mesin fotokopi memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan menggunakan printer karena mampu mencetak dan menggandakan dalam ukuran yang beragam. Selain itu dapat pula menghemat tempat dan penggunaan listrik karena tidak perlu menempatkan printer pada meja kerja lagi, sehingga meja dapat digunakan secara Perangkatmaksimal.
PrintingTEKNOLOGI
3. Kabel LAN type cross jika menghubungkan mesin fotokopi dengan kom puter/laptop, atau type straight jika menggunakan modem.
7. Bila proses ini sudah selesai Anda lakukan, bisa lanjut ke proses berikutnya. 68
sudah tersedia maka dapat dimulai kegiatan setting (setting IP address) dalam menghubungkan mesin fotokopi dengan komputer/laptop Setting IP Address Langkah-langkah untuk mengatur IP Adress di komputer atau laptop Windows adalah sebagai berikut:
2. Pilih Network and Internet.
6. Setelah menu Properties terbuka, pada tab General pilih Use the following IP address dan isikan IP address, Subnet Mask, dan Default Gateway.
Kon gurasikan IP Address Pada Mesin Fotocopy Tahap kedua adalah melakukan kon gurasi IP Address di mesin fotocopy melalui TCP/IP setting. 1. Tekan tombol dengan ikon bintang “*”(Additional Functions) 2. Pilih menu System Setting 3. Pilih opsi Network Setting 4. Lanjutkan dengan klik pilihan TCP/IP Setting. Jika langkah ini sudah berhasil, selanjutnya mengisi setting seperti berikut: 1. IP address mesin: 192.168.1.5 2. Subnet Mask: 255.255.255.0 3. Gateway Address: 192.168.1.1 4. Tekan Done beberapa kali sampai tampilan menu awalnya Ready to Copy. 5. Kemudian, tekan tombol On/O di panel. Tunggu beberapa saat, lalu matikan saklar Power. Tahap terakhir adalah pasang kabel LAN yang tadi sudah disiapkan untuk men ghubungkan PC dengan mesin 69
Smart Glass Ilustrasi penggunaan Smart Glass Ex. Smart Glass Country/setara Smart Glass dapat mengubah kaca dari bening menjadi buram dengan tombol sakelar sehingga dapat memberikan privasi secara instan. Setiap permukaan kaca bisa menjadi Smart Glass baik itu dinding kaca, jendela atau pintu kaca. Smart lm mengubah kaca yang ada saat Smart Glass dipasang seperti kaca biasa. Smart lm dapat diimplementasikan pada kaca baru atau pun kaca eksisting. 70


pada ruang kantor terhubung, maka dapat diatur dengan lebih mudah dan efektif. Operator dapat melihat data waktu nyata tentang status dan pengoperasian seluruh sistem pencahayaan kantor dari dasbor yang mudah digunakan. Dengan sensor yang disematkan di luminer atau ditambahkan ke sistem, operator dapat mengumpulkan data terperinci dari penerangan ruang kantor.
Manajemen Lighting Ex.
SaatInteract-lighting/setarasistempencahayaan
Dengan platform Interact IoT yang running di cloud, operator dapat mengelo la dan memantau titik cahaya individu, kelompok titik cahaya, atau seluruh sistem dari jarak jauh. Saat memeriksa status operasional, mengalihkan dan meredupkan lampu, menjadwalkan (timer), dan mengatasi masalah dapat dilakukan dari mana saja dengan koneksi internet serta kapan saja. Dengan mendapatkan gambaran lengkap tentang operasi sistem pencahayaan, maka kantor dapat menyesuaikan pencahayaan dan output energi untuk mengop timalkan kinerja operasional dan mengurangi biaya.
36 % Emisi CO2 secara global diproduksi oleh bangunan/gedung.
71
Lebih dari 70% pegawai kantor memilih model kerja secara hybrid. Beralih ke connected LED dapat mengurangi peng gunaan energi hingga 80%.
Dapat dikelola dimanapun dan kapanpun :



DESAIN. Ilustrasi
LOUNGE 74

75


LOUNGE Keyplan 76


Area bersama sebagai tempat diskusi dan bersantai pegawai dengan konsep tiered seating atau podium.
bersama yang dapat difung sikan sebagai tempat tunggu tamu yang sekaligus dapat dimanfaat kan sebagai area meeting ataupun bersantai para pegawai. Area bersama yang dapat difung sikan sebagai tempat tunggu tamu yang sekaligus dapat dimanfaat kan sebagai area meeting ataupun bersantai para pegawai.
77
Ruang Meeting
Area kolaboratif dengan bentuk rumah sebagai landmark/icon Direktorat Jenderal Perumahan. Material dinding terbuat dari Akrilik yang sekaligus dapat menjadi dinding interakhit/papan
Areatulis
Ruang Tamu Ruang Tamu Ruang Santai

78

79

80

81

82

83

84

85

ESELON 1 & 2 86

87

ESELON 1 & 2 Keyplan 88


89
Ruang Meeting Ruang meeting direktur yang terkoneksi langsung dengan ruang kerja menggunakan konsep
Ruang Istirahat
Ruang istirahat beserta toilet pribadi yang digunakan hanya untuk Eselon 1 atau 2. Ruang Kerja Ruang kerja dilengkapi dengan area santai yang sekaligus dapat difungsikan sebagai ruang tamu. Terdapat area meeting kecil dengan layar TV berkonsep hidden Ruang Tamu dan Sta Ruang tamu dan sta berkonsep terbuka dan terkoneksi langsung dengan dapur bersih.

90

91

92

93

94


95


96


97


98

99

100

101

102

103

ESELON 3 104

105

Keyplan 106 ESELON 3


Meja Kerja Meja kerja dengan implementasi modular agar ukuran dan bentuk dapat menyesuaikan fungsi dan kebutuhan. Lemari / Storage
107
Area Meeting
Lemari tempat penyimpanan berkas dan barang sekaligus berfungsi sebagai partisi dan area hijau.
Area meeting yang terkoneksi langsung dengan area kerja berkonsep terbuka agar ruangan tidak terlihat dan terasa sempit.
Area bersantai Sofa sebagai area bersantai dan istirahat.

ESELON 3 108

109

SUBKOOR
DAN STAFF 110

111


SUBKOOR DAN STAFF Keyplan 112






Area Subkoor Area meja kerja Subkoor terkonek si langsung dengan meja kerja sta (konsep terbuka). Pembagian zona menggunakan perbedaan elevasi dibandingkan dengan pembatas partisi agar luangan terlihat dan terasa luas.
Area Sta Meja kerja dengan implementasi modular agar ukuran dan bentuk dapat menyesuaikan fungsi dan Penambahankebutuhan. akrilik menyesuaikan posisi dan kebutuhan terkait 113
*tambahan akrilik untuk pencega han dan pengendalian Covid-19







114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

KONFIGURASI RUANG 124 STAFF O Totalce ESELON 1 / 2 R.Tamu STAFF STAFF ESELON3 ESELON3 ESELON STAFF SUBKOOR SUBKOOR SUBKOOR Keyplan
TotalR.MeetingR.IstirahatR.KerjaR.Sta
TotalR.MeetingR.IstirahatR.KerjaR.Sta
STAFF O Totalce ESELON 1 / 2 R.Tamu STAFFESELON3 ESELON3 ESELON STAFF SUBKOOR SUBKOOR SUBKOOR Keyplan


125 LOUNGE TotalR.SantaiR.KolaboratifR.Tamu ESELON 3 R. Meeting R. TotalR.SantaiKerja SUBKOOR O Totalce STAFF LOUNGE ESELON3 ESELON1/2

126 PENUTUP.


Implementasi penataan ruang kantor mengikuti buku panduan desain interior yang adaptif di Direktorat Jenderal Perumahan dapat mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan publik, kinerja birokrasi pemerintah, dan kinerja e siensi kebijakan publik sehingga dapat mewujudkan Smart Gover nance atau tata kelola pemerintahan cerdas.
Buku Panduan desain interior kantor yang adaptif di Direktorat Jenderal Perumahan dapat menunjang Manajemen ASN yang menekankan kepada pengaturan ruang kerja dari nilai dasar BerAKHLAK guna mendukung profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang baik sebagai perwujudan Smart ASN.
127
128 REFERENSI.
Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Bangunan Gedung. Jakarta: Republik
Republik Indonesia. (2012). Panduan Pengguna Bangunan Gedung Hijau Jakarta Berdasarkan Peraturan Gubernur No.38/2012. Jakarta: Dinas Penataan Kota Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung. Jakarta: Republik Indonesia.
129
Republik Indonesia. (2011). Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Jakarta: Republik Indonesia. PLN. (2020). Panduan Desain Interior & Teknologi Kantor. Jakarta: Perusahaan Listrik Negara. Syahriyah, D.R. (2016). Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Republik Indonesia. (2006). Peraturan Menteri Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung. Jakarta: Republik Indo
Republiknesia.Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2015 tentang Bangunan Hijau. Jakarta: Republik Indonesia.
RepublikIndonesia.Indonesia. (2002). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Jakarta: Republik Indonesia.
@pupr_perumahan Scan disini untuk versi digital Buku panduan Desain Interior Kantor perumahan.pu.go.id @pupr_perumahan



