
4 minute read
BHS) Komersialisasi MPOB untuk teknologi minyak kelapa sawit mencapai 3 milyar ringgit Malaysia
Komersialisasi MPOB untuk Teknologi Minyak Kelapa Sawit Mencapai 3 Milyar Ringgit Malaysia
Malaysian Palm Oil Board (MPOB) mengatakan pada sector hulu, teknologi dan penemuan ditujukan untuk meningkatkan hasil minyak kelapa sawit.. — foto AFP
ekitar 30.4 persen dari teknologi minyak kelapa sawit Malaysia telah dikomer- sialisasi dengan nilai pasar sebesar 3 miliar Ringgit Malaysia, memberikan keuntungan pada industri dalam semua sector. Malaysian Palm Oil Board S (MPOB) mengatakan pada sector hulu, teknologi dan penemuan ditujukan untuk meningkatkan hasil minyak kelapa sawit. Ini termasuk tanaman menguntungkan dan formulasi pengasapan untuk pengendalian larva ngengat dan menghancurkan jamur utuk mempercepat proses biodegradasi akar pohon kelapa sawit, serta menyediakan pupuk hayati untuk perawatan dan pengendalian penyakit pada pohon kelapa sawit. “MPOB dapat bangga dengan terobosan inovasi teknologinya ketika berhasil menemukan dan meluncurkan 667 teknologi yang mencakup semua sektor di industri minyak kelapa sawit selama 20 tahun terakhir,” kata direktur jenderal MPOB Ahmad Parveez Ghulam Kadir dalam sebuat pernyataan yang dikeluarkan bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke 20 dewan direksi dalam memberikan solusi terobosan. Didirikan pada tanggal 1 Mei 2020, melalui penggabungan Palm Oil Research Institute of Malaysia (PORIM) dan Palm Oil Registration and Licensing Authority (PORLA), MPOB telah mencapai keberhasilan yang tidak terhitung dalam perjalanan 20 tahunnya untuk menjadi otoritas di industri minyak kelapa sawit. Penemuan mekanisasi oleh MPOB dan adaptasinya dalam operasi perkebunan untuk memanen, mengumpulkan buah-buah dan transportasi di lading telah meningkatkan produktivitas pekerja dan efisiensi manajemen perkebunan. Sementara itu, kemajuan dalam penelitian pemuliaan dan bioteknologi telah mengembangkan bahan-bahan penanaman pohon kelapa sawit, yang dinamai seri PS1 hingga PS13 melalui koleksi induk-induk pohon kelapa sawit yang beragam. Mereka memiliki karakteristik yang berbeda seperti hasil yang tinggi, kekerdilan, tankai yang panjang dan kaya akan Vitamin E tocotrienol. Solusi terobosan yang lain adalah program genom yang meningkatkan hasil panen melalui pemilihan bahan-bahan tanaman yang mampu menghasilkan lebih banyak, dan juga mengurangi kontaminasi oleh bahan tanaman berproduksi rendah dari biji tanaman berkecambah dan biji pohon kelapa sawit. Teknik bioteknologi seperti kultur jaringan, metode penyaringan molekul, dan juga memungkinkan teknologi yang mencakup pengurutan, pemilihan genom dan bahkan rekayasa genetika yang memungkinkan peningkatan produksi secara teoritis yaitu sebesar 18 ton per hektar per tahun. MPOB telah mencapai prestasi yang signifikan ketika ia menjadi organisasi pertama yang yang membuat urutan wilayah kelapa sawit berdasarkan kekayaan genetic pada tahun 2005. Terobosan tersebut adalah katalis pertama yang akhirnya digunakan untuk membuat urutan genom kelapa sawit, yang dilakukan pada tahun 2009. “Hal ini memungkinkan pengidentifikasian genetik yang mempengaruhi sifat agronomi di kelapa sawit. Konversi dari penemuan-penemuan tersebut menjadi tes diagnostik molekul yang membantu meningkatkan efisiensi pembibitan kelapa sawit,” tambah Ahmad.
Organization News MPOB Commercialisation of Palm Oil Technologies Hits RM3b
About 30.4 per cent of the Malaysian palm oil technologies has so far been commercialised with a market value of RM3 billion, benefiting the industry in all sectors. The Malaysian Palm Oil Board (MPOB) said in the upstream sector, technologies and inventions are aimed at improving oil palm yields further. These include beneficial plants and fogging formulation for bagworm control and rotting fungi to accelerate biodegradation of oil palm trunks, as well as bio-fertilisers for treatment in controlling the diseases of oil palm. “The MPOB can be proud of its technological innovation breakthroughs when it successfully invented and launched 667 technologies encompassing all sectors in the oil palm industry over the past 20 years,” MPOB director-general Ahmad Parveez Ghulam Kadir said in a statement in conjunction with the board’s 20th anniversary celebration in delivering breakthrough solutions. Established on May 1, 2000 through the merger of the Palm Oil Research Institute of Malaysia (PORIM) and the Palm Oil Registration and Licensing Authority (PORLA), the MPOB has achieved innumerable successes throughout its 20-year journey to become an authority in the oil palm industry. The MPOB’s invention of mechanisation and its adoption in the plantation operations for harvesting, collecting loose fruit and in-field transportation have improved worker productivity and plantation management efficiency. Meanwhile, advances in breeding and biotechnology research have developed oil palm planting materials, namely the PS1 to PS13 series through its vast collection of mother palms. They possess different traits such as high yield, dwarf, long stalk and richness in Vitamin E tocotrienol. Another breakthrough solution is its genome programme which can increase yields through the early selection of high yielding planting materials, as well as reducing the contamination of lower-yielding planting materials of germinated seeds and oil palm seedlings. Biotechnology techniques such as tissue culture, molecular screening methods, as well as enabling technologies which include sequencing, genomics selection and even genetic engineering enable the increase of production towards oil palm’s theoretical yield of 18 tonnes per hectare per year. The MPOB made another significant achievement when it became the first organisation to sequence gene-rich region of oil palm in 2005. The breakthrough was the first catalyst to eventually sequence the oil palm genome, which led to its decoding in 2009. “This allows the identification of genes influencing important agronomic traits in oil palm. Conversion of these discoveries into molecular diagnostic assays will help improve the efficiency of oil palm breeding,” added Ahmad.