Konsep Rencana Tapak Rumah Tipe Kecil

TAPAK RUMAH KECIL “AMANAH”

PL 3119 Studio Perencanaan Tapak dan Perumahan Perencaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung

Lokasi : Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung

ANGGOTA KELOMPOK

MUHAMMAD ILHAM ANHARI 15416009

ARIENTA NIADISYA 15416001

ZALFA FADILLA ANJANI 15416017

LEONARD CHRISTY 15416044

RADEN AKMAL FAUZI KUSUMAH 15416026

FAIQ YAHYA HIDAYAH 15416036

DAFTAR ISI

3

Analisis Kebijakan

4

Fasilitas

4

Arah Pergerakan

4

Drainase Eksternal

2

Spesifikasi Jenis Perumahan Perhitungan Kebutuhan Lahan dan Jumlah Rumah

2

Kriteria Pengembangan Lahan

2

Orientasi Lokasi

PENDAHULUAN

1

Perhitungan Jumlah Penduduk

8

Komponen Rencana dan Kebutuhan Ruang

PROGRAM RUANG TAPAK

ANALISIS 3 EKSTERNAL TAPAK

1

7

5

Analisis Topografi dan Drainase

6

Analisis Vegetasi

6

Analisis Sirkulasi

ANALISIS 5 INTERNAL TAPAK

7

9

Struktur Ruang

10

Konsep Tapak

11

Rencana Jalan

KONSEP 9 TAPAK

PENDAHULUAN Spesifikasi Jenis Perumahan Perumahan

PEN DAHULU AN

Kecamatan

yang

ada

Antapani,

di

Kota

Jalan

Purwakarta,

Bandung

ini

Kelurahan

mengusung

tema

Antapani

Kidul,

perumahan

inklusif

sebagai visinya. Luas total dari perumahan ini adalah sebesar 10 hektar yang mengakomodasi

sebanyak

534

rumah.

Perumahan

ini

terdiri

rumah dengan tipe 1 yang memiliki luar persil sebesar 187 m2,

dari

tiga

tipe

tipe 2 yang memi-

liki luas persil sebesar 126 m2, dan rumah tipe 3 yang memiliki luas persil sebesar

60

m2,

perbandingan

jumlah

dari

setiap

tipe

rumah

ini

adalah

1:2:3.

Pada awalnya ditentukan jumlah yang akan dibangun sebanyak 500 rumah dengan perhitungan sebagai berikut : Tabel 1. Perhitungan Kebutuhan Lahan dan Rumah

Panjang

Lebar

Luas Persil

Jumlah

Luas Total

Besar / Tipe 1

17 m

11 m

187 m­­­2

83

15521 m2

Sedang / Tipe 2

14 m

9m

126 m2

167

21042 m2

• Perhitungan Kebutuhan Lahan dan Jumlah Rumah

Kecil / Tipe 3

10 m

6m

60 m2

250

15000 m2

• Kriteria Pengembangan Lahan

Total

500

51563 m2

• Spesifikasi Jenis Perumahan

• Orientasi Lokasi

Tipe Rumah

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Luas untuk rumah merupakan 55% dari luas lahan seluruhnya, maka berdasarkan perhitungan tersebut dibutuhkan site seluas minimal 93750,90 m2.

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

1

PENDAHULUAN Perhitungan Kebutuhan Lahan dan Jumlah Rumah Didapatkan

site

di

Kecamatan

Antapani

seluas

10

Ha atau 100.000 m2, kemudian 55% dari luas secara keseluruhan tersebut digunakan sebagai permukiman atau sekitar 55.000 m . Perhitungan jumlah rumah yang dapat 2

dibangun

berdasarkan

diperoleh

adalah

site

sebagai

yang berikut

:

Tabel 2. Perhitungan Rumah Berdasarkan Site

Tipe Rumah

1. Menyediakan hunian yang aman dari tindak kriminal 2. Menyediakan lingkungan hunian yang mengakomodasi kebutuhan segala usia 3. Menyediakan lingkungan hunian yang mengakomodasi kebutuhan kaum difabel

SASARAN

STRATEGI Sasaran Sasaran 1

Menyediakan pos satpam sesuai SNI

Sasaran 2

Menyediakan fasum dan fasos sesuai SNI

Sasaran 3

Menyediakan jalan yang bisa dengan mudah mengakses fasum dan fasos yang sudah disediakan

Sasaran 4

Menyediakan fasilitas-fasilitas khusus kaum difabel seperti signage dan jalur khusus

Sasaran 5

Menyediakan jalan yang cukup dengan desain yang bisa menghemat lahan yang digunakan

1. Menyediakan fasilitas keamanan sesuai kebutuhan 2. Menyediakan fasum dan fasos yang lengkap

Strategi

3. Menyediakan fasum dan fasos yang aksesibel

Panjang

Lebar

Luas Persil

Jumlah

Luas Total

Besar / Tipe 1

17 m

11 m

187 m­­­2

89

16643 m2

Sedang / Tipe 2

14 m

9m

126 m2

178

22428 m2

Kecil / Tipe 3

10 m

6m

60 m2

267

16020 m2

534

55091 m2

Total

MISI

4. Menyediakan fasum dan fasos yang ramah difabel 5. Menyediakan sirkulasi yang efisien

ORIENTASI LOKASI

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Kriteria Pengembangan Lahan TEMA

Inklusivitas VISI

“ Hunian yang Amanah (Aman dan ramah) untuk segala usia dan penyandang disabilitas” Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

2

ANALISIS EKSTERNAL Analisis Kebijakan Gambar 1. Peta Guna Lahan

ANALISIS EKSTERNAL TAPAK • Analisis Kebijakan • Fasilitas • Arah Pergerakan

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Analisis

kesesuaian

lahan

dilakukan

dengan

membandingkan

kondisi

lahan

eksisting dengan guna lahan pada RDTR Kota Bandung. Dari hasil analisis didapatkan

• Drainase Eksternal

bahwa lahan eksisting sudah sesuai dengan peruntukannya untuk dibangun kawasan perumahan kecil karena sebagian besar memiliki guna lahan sebagai perumahan kepadatan tinggi berdasarkan RDTR Kota Bandung. Kemudian didapatkan juga nilai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah sebesar 60% dan nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah sebesar 1,2.

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

3

Fasilitas

ANALISIS EKSTERNAL Drainase Eksternal

Arah Pergerakan Gambar 2. Peta Fasilitas

Gambar 3. Peta Sirkulasi Penduduk

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Gambar 4. Peta Drainase Perumahan

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Pada analisis ini, peninjauan fasilitas pada lokasi eksternal

Berdasarkan

pada

Drainase pada tapak ini dapat memanfaatkan sungai yang

tapak dengan jangkauan sekitar 500 meter dari lokasi memberikan

lokasi tapak ini terkonsentrasi di bagian utara pada Jalan

terletak di bagian barat daya dan timur laut tapak sebagai

informasi bahwa lokasi memiliki daya tarik berbagai fasilitas umum

Purwakarta.

dan

drainase primernya. Arah aliran sungai ini menuju selatan ses-

dan sosial di sekitarnya. Sehingga pembangunan tapak ini telah

keluar dari tapak ini, karena dari jalan ini ke arah Barat menuju Jalan

uai topografi wilayah yang cenderung datar dan sedikit miring ke

didukung dengan baik oleh kondisi eksternal terkait keberadaan

Jakarta

fasilitas

Sedangkan

umum

dan

social

mempermudah keperluan penghuni di dalamnya.

yang

peta

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Jalan

yang

daerah

dan

ini

juga

hasil

menjadi

selanjutnya

survey,

akses

menuju

sirkulasi

utama

pusat

menuju

Kota

Bandung.

selatan seperti ditunjukakan panah hitam di atas. Kondisi

untuk

arah

timur

Jalan

ini

menuju

eksternal ini dapat dimanfaatkan untuk pembangunan drainase

Gedebage.

Pada

wilayah

ini

secara

umum

yang memanfaatkan aliran sungai sebagai saluran drainase tapak.

bagian utara didominasi oleh daerah pertokoan di kanan kiri jalan, sedangkan

di

dalamnya

merupakan

kawasan

permukiman,

begitu juga di daerah timur, barat dan selatan tapak. Sirkulasi disini

pun

angkutan

didominasi umum,

oleh dengan

kendaraan

pribadi

beberapa

dan

kendaraan

seperti truk kecil terkait kebutuhan logistik pertokoan.

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

4

ANALISIS INTERNAL Analisis Topografi dan Drainase Gambar 5. Peta Kontur

ANALISIS INTERNAL TAPAK

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Gambar 6. Desain Respon Drainase

• Analisis Topografi dan Drainase • Analisis Vegetasi • Analisis Sirkulasi

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Kondisi topografi pada site ini datar. Site ini tidak memiliki garis-garis kontur yang menandakan perubahan ketinggian. Garis biru di bagian utara menandakan ketinggian 687,5 mdpl sedangkan garis ungu di bagian selatan menandakan ketinggian 675 mdpl. Dari hasil analisis didapatkan bahwa perbedaan ketinggan pada wilayah delineasi adalah 2,7 m dan dapat digolongkan datar. Kondisi eksisting pada site ini berupa drainase terbuka di bagian pinggir jalan. Drainase terbuka tersebut dalam kondisi kering. Desain respon yang dilakukan yaitu memanfaatkan kemiringan sebagai arah drainase pada site tersebut, agar air dapat mengalir ke drainase primer (sungai) seperti pada garis biru di atas, khususnya ke sungai bagian barat daya.

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

5

ANALISIS INTERNAL Analisis Vegetasi

Analisis Sirkulasi Gambar 7. Peta Vegetasi

Gambar 9. Peta Sirkulasi

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Gambar 8. Desain Respon Vegetasi

Gambar 10. Desain Respon Sirkulasi

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Pada kondisi eksisting tapak, teredapat pohon di sekitar Jalan Purwakarta (bagian utara site).

Pada site ini, kondisi eksisting untuk jalan masuk dan keluar berada tepat di bagian utara ini.

Walaupun terdapat pohon pada bagian tersebut, namun kondisi tapak masih terlihat gersang.

Bagian utara pada site ini (Jl. Purwakarta) merupakan jalan yang cukup ramai dilalui pejalan

Oleh sebab itu, desain respon yang dilakukan yaitu menambah ruang terbuka hijau agar kondisi

kaki dan kendaraan, baik kendaraan umum (angkatan kota) maupun kendaraan pribadi. Oleh

site terlihat lebih rindang dan asri, baik di dalam, maupun di bagian luarnya, khususnya timur,

karena itu, desain respon yang diberikan adalah membuka jalan di bagian utara site, namun

barat,

posisinya diletakan sebisa mungkin menghindari persimpangan jalan (perempatan jalan)

dan

mengarahkan pemandangan

selatan

dengan

pemandangan lebih

asri

dari yang

membuat dalam

site

direncanakan

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

desain ke

arah

menjadi

semacam utara gerbang

greenbelt site

tersebut

utama

site

dan agar

di kanan kirinya.

ini.

6

PROGRAM RUANG Perhitungan Jumlah Penduduk

PROGRAM RUANG TAPAK • Perhitungan Jumlah Penduduk

Dalam penyusunan rencana program ruang terdapat dua hal utama yang menjadi pertimbangan penyusunan, yang pertama adalah jumlah penduduk dan yang kedua adalah SNI. Menurut standar dari SNI Perumahan Kota terkait jumlah penduduk dalam satu rumah diketahui bahwa satu rumah di Indonesia diasumsikan dihuni oleh lima orang penduduk. Oleh karena jumlah rumah yang hendak dibuat dibangun di tapak ini adalah sebesar 534 rumah dan dengan asumsi satu rumah dihuni oleh 5 orang maka didapatkan jumlah penduduk penghuni tapak ini adalah sebanyak 2.670 penduduk. Penduduk yang berjumlah 2.670 ini perlu diakomodasi tidak hanya dari segi hunian saja tetapi juga dari ketersediaan fasilitas dan sirkulasi.

Sesuai dengan yang sudah disebutkan bahwa setiap dari penduduk ini harus diakomodasi kebutuhannya maka diperlukan peninjauan SNI supaya tercipta program ruang yang tepat dan

bisa

Perencanaan fasilitas

• Komponen Rencana dan Kebutuhan Ruang

memenuhi

fasilitas fasilitas kemudian perlu

kebutuhan.

Lingkungan

yang

perlu

Perumahan

dipenuhi

pendidikan, rekreasi.

Dari

akan disediakan.

Berdasarkan di

sesuai

fasilitas

Perkotaan, dengan

antara

kebutuhan

Selanjutnya

03-1733-2004 terdapat

standar

peribadatan,

perbandingan

muncul

SNI

dapar

dan

dibuat

Tata

beberapa

jumlah

penduduk

kebutuhan program

kelompok

limbah, dan

Cara

kelompok

yaitu

fasilitas

jumlah

jumlah

tentang

standar ruang

ruang

dan ini yang yang

mempertimbangkan efisiensi dan efektivita seperti mengadakan pusat dan sub-pusat yang mempermudah akses secara spasial dan juga mengefisiensikan ruang dan pembiayaan.

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

7

PROGRAM RUANG Komponen Rencana dan Kebutuhan Ruang Tabel 3. Rencana Program Ruang

Luas Bangunan/ Buah (m2)

KDB/KLB

Jumlah Bangunan

Luas Persil (m2)

Luas Total (m2)

Sekolah Dasar

1200

60 % / 1,2

2

2000

4000

Taman Utama

750

60 % / 1,2

1

1250

1250

Lapangan Olahraga

120

60 % / 1,2

1

200

200

Balai Pertemuan Warga

180

60 % / 1,2

1

300

300

Masjid

360

60 % / 1,2

1

600

600

Balai Pengobatan Warga

180

60 % / 1,2

1

300

300

Taman Baca

90

60 % / 1,2

1

150

150

8 (SRP)

12,5

100

Letak Pusat

Jenis

Parkir Umum Pusat Sub Pusat Taman Kanak-Kanak

300

60 % / 1,2

2

500

1000

Posyandu

36

60 % / 1,2

2

60

120

Masjid

60

60 % / 1,2

2

600

1200

Taman sub pusat

450

60 % / 1,2

2

750

1500

10 (SRP)

12,5

125

Parkir Servis

Pos Hansip

7,2

60 % / 1,2

2

12

24

Gardu Listrik

18

60 % / 1,2

1

30

30

60 % / 1,2

110 (SRP)

12,5

1375

60 % / 1,2

30

300

9000

Parkir Umum Toko / Warung

60

RTH

Perhitungan kebutuhan rumah berdasarkan metode bottom up dimana luas rumah 55% dari luas total lahan tapak, yang artinya luas lahan untuk rumah sebesar 55000 m2.

Dari

total

lahan

tersebut

15%

digunakan

untuk

jalan

dan

5%

untuk

kavling sudut. 20% untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial serta 5% untuk RTH.

3914

TPS

7,2

60 % / 1,2

1

24

Total

24 24909

Jalan 15 % dari Luas Tapak Total

15000

Kavling Sudut 5 % dari Luas Total Persil Rumah

5000

Tipe 1

112,2

60 % / 1,2

89

187

1643

Tipe 2

75,6

60 % / 1,2

178

126

22428

Tipe 3

36

60 % / 1,2

267

60

16020

Total Jumlah

55091 100000

Sumber : Hasil Analisis, 2018

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

8

KONSEP TAPAK Struktur Ruang Gambar 9. Gambar Struktur Ruang Tapak

KONSEP TAPAK • Struktur Ruang • Konsep Tapak

Sumber : Hasil Analisis, 2018

• Rencana Jalan

Struktur ruang pada tapak ini terbagi menjadi 10 RT yang berkumpul mengelilingi satu pusat yang berada di tengah-tengah site. Alasan mengapa tapak dibagi menjadi 10 RT berhubungan

erat

dengan

cakupan

area

pelayanan

dari

fasilitas-fasilitas

yang

disediakan. Guna mempermudah akses terhadap fasilitas dan memperjelas area pelayanan fasilitas maka secara spasial dan secara administrasi tapak dibagi ke dalam beberapa RT. Makna dari setiap RT ini juga bisa diterjemahkan sebagai bentuk dari neighborhood unit yang memiliki keterhubungan dari segi jaringan, penyediaan fasilitas, dan termasuk juga keterhubungan sosial.

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

9

KONSEP TAPAK Konsep Tapak Gambar 10. Konsep Tapak 1

Gambar 11. Konsep Tapak 2

Gambar 12. Konsep Tapak 3

Keterangan :

Keterangan :

Keterangan :

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Pada konsep pertama dalam desain tapak ini memiliki satu

Pada konsep kedua terdapat satu pusat dan dua sub pusat yang

Pada konsep ketiga terdapat satu pusat pada bagian tengah dan

pusat dan dua sub pusat. Konsep ini memiliki dua pintu masuk

berada

Pada

dua sub pusat pada bagian samping kiri atas dan samping kanan

dengan sebelah utara sebagai pintu masuk utama dan sebelah

konsep ini juga terdapat dua pintu masuk yaitu di utara yang

bawah pusat. Kelebihan dari konsep ini yaitu aksesibilitas atau

selatan sebagai pintu masuk cadangan. Kelebihan dari konsep ini

merupakan

yang

keterhubungan antar bagiannya (pusat dengan sub pusat atau

adalah sub pusat yang tersebar sehingga cakupan pelayanan lebih

merupakan pintu masuk cadangan. Konsep ini memiliki kelebihan

sub pusat dengan sub pusat) yang saling terhubung oleh jaringan

luas dan merata dan menonjolkan inklusifitasnya. Kelemahan dari

bentuknya yang sederhana sehingga mudah dalam mendesainnya

jalan dan area pelayanan yang cukup merata karena sub pusat

konsep ini adalah privasi kurang terjaga karena terdapat dua pintu

nanti. Kekurangannya adalah terdapat kemungkinan rumah tipe

diposisikan cenderung berjauhan. Kekurangannya yaitu kurang

masuk sehingga harus disediakan sistem keamanan yang lebih ketat.

1 tidak tertampung seluruhnya karena jalan hirarki 1 yang pendek.

efektifnya

di

samping

pintu

kiri

masuk

dan

utama

kanan

dan

di

pusat.

selatan

saling

jalan,

keterhubungan

panjangnya

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

terutama

jaringan

jalan

tersebut jalan

hierarki

2,

karena

berdampak

pada

yang

dibutuhkan.

10

KONSEP TAPAK Rencana Jalan Gambar 13. Rencana Jalan Hierarki 1 Keterangan :

Hierarki 1 pada perumahan kecil memiliki hierarki jalan berupa Lokal Sekunder I (LS I) yang merupakan jalan poros perumahan penghubung antara jalan Kolektor / Lokal dan pusat aktivitas KASIBA. Tipe rumah yang berhadapan langsung dengan jalan hierarki 1 adalah rumah tipe besar atau tipe 1, yaitu rumah dengan luas persil 187 m2. Total ruang milik jalan (rumija) pada hierarki adalah 12,4 meter.

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Gambar 14. Rencana Jalan Hierarki 2 Keterangan :

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Hierarki 2 pada perumahan merupakan jalan perumahan jalan perumahan dengan hierarki Lokal Sekunder (LS II) yang merupakan penghubung antara jalan Kolektor / Lokal dengan Pusat LISIBA dan atau menghubungkan Pusat KASIBA dengan Pusat LISIBA dan sebagai akses menuju jalan Lokal Sekunder III ke pusat LISIBA atau menuju jalan Lokal Sekunder I yang lebih tinggi hierarkinya. Tipe rumah yang berhadapan langsung dengan jalan hierarki 2 adalah rumah tipe sedang atau tipe 2, yaitu rumah yang berhadapan langsung dengan jalan hierarki 2 adalah rumah tipe sedang atau tipe 2, yaitu rumah dengan luas persil 128 m2.

Total ruang milik jalan pada hierarki ini adalah 8 m.

Gambar 15. Rencana Jalan Hierarki 3 Keterangan :

Hierarki 3 pada perumahan ini merupakan Lokal Sekunder III (LS III) yang merupakan penghubung lalu lintas dari dan menuju persil jalan lainnya di dalam perumahan. Tipe rumah yang berhadapan langsung dengan jalan hierarki 3 adalah rumah tipe kecil atau tipe 3, yaitu rumah dengan luas persil 60 m2. Total ruang milik jalan pada hierarki ini adalah 8 m.

Sumber : Hasil Analisis, 2018

PL 3119 STUDIO PERENCANAAN TAPAK DAN PERUMAHAN

11