EXPO NTT Edisi 398

Page 3

3

THN IX / NO. 398 / Minggu I Pebruari 2014

UTAMA

r Kasus Bupati Ngada blokir Bandara Turalelo Soa

Forum Ngada Diaspora diusir Satpol PP, Satu Rohaniwan Nyaris Kena Pukul PASCA publik nasional dan internasional dikejutkan berita aksi Pol PP Ngada Flores, NTT, memblokade Bandara Soa atas perintah Bupati Marianus Sae, kekerasan aparat penegak hukum Satuan Polisi Pamong Praja Ngada kembali berulang. Kali ini dialami oleh para anggota Forum Diaspora Ngada,yang hendak menyampaikan aspirasinya ke Kantor Bupati Ngada. Anggota forum diusir dan satu rohaniwan nyaris dipukul Menurut beberapa saksi mata lapangan Kamis, 23 Januaei 2014, kehadiran 3 orang delegasi Forum Ngada Diaspora, Frits Doze, Florianus Lengu, dan Vence Gawe, melalui pemberitahuan resmi dan meiliki izin keamanan sejak dua hari sebelumnya. Namun mereka diusir oleh aparat Pol PP Kabupaten Ngada dari kantor daerah setempat. Aparat Pol PP pun melarang delegasi Forum membacakan poin-poin pernyataan sikap dalam petisi dukungan terhadap penegakan supremasi hukum atas kasus blokade Bandara Soa. “Kamu belum puas, kamu belum puas kah? Kamu bunuh saja Bupati Ngada supaya kamu ganti dengan bupati yang baru,”demikian rekam kejadian yang berhasil dicatat seluruh media dari ungkapan Kasat Pol PP Ngada, Hendrikus Wake. Lebih lanjut,Wake menegaskan bahwa sebagai kepala keamanan, dirinya tidak mendapat surat pemberitahuaun dari forum, sehingga dia melarang anggota forum memasuki kantor bupati. “

Saya ini kepala keamanan di sini. Saya tidak mendapat surat pemberitahuan dari anda. Jangan baca itu petisi di sini. Anda salah tempat. Amankan, ayo ambil kertas-kertas itu,”perintah Wake, Kasat Pol PP, di halaman Kantor Bupati Ngada yang disaksikan para wartawan. Informasi yang diperoleh wartawan, Wakil Bupati Ngada, Paulus Soli Woa pada waktu kejadian berada di tempat, persisnya dalam ruangan kerja wakil bupati. Sedangkan, Bupati Marianus Sae masih berada di luar daaerah, tetapi ironisnya wakil bupati pun tidak berkenan menemui tiga orang delegasi Forum Ngada Diaspora. Hingga Forum bergerak menuju Kantor DPRD Ngada, wakil bupati tidak keluar dari ruangan kerja, hanya diwakilkan kepada Asisten I Vianey Djone, Kabag Humas serta Kabag Hukum yang didampingi sejumlah oknum PNS. Dalam insiden ini sempat terjadi kericuhan, seorang warga tiba-tiba menembus barikade polisi menuju Koordinator Forum Ngada Diaspora dan berupaya menyerang, memukul Koordinator forum Ngada Diaspora, Frits Doze. Dari data yang berhasil dihimpun,Frits Doze adalah seorang rohaniwan biarawan diakon yang tergugah dan terpanggil secara moral terhadap kondisi daerah yang dinilai memprihatinkan. Namun kesigapan regu Polisi Polres Ngada berhasil mematahkan aksi nekat warga yang mulai diketahui memiliki hubungan darah dengan oknum anggota Pol PP Ngada yang terlibat dalam kasus blockade bandara.

Kekerasan terhadap warga sipil di Ngada kian marak KETUA Forum Ngada Diaspora, Frits Doze, mengatakan bahwa selama tahun 2013-2014, kepemimpinan Bupati Ngada, Marianus Sae, diwarnai dengan maraknya aksi kekerasan terhadap warga sipil. Ada banyak kasus kekerasan, baik terhadap institusi pers, wartawan, warga maupun para aktivis yang mengkritisi ketidakadilan dan korupsi. “Selama tahun 2013-2014, kepemimpinan Bupati Marianus Sae, marak dengan kekerasan, diantaranya kasus serangan terhadap Radio Pemerintah Daerah Kabupaten Ngada ketika menggelar dialog inter aktif anti korupsi, berikutnya kekerasan terhadap pelaku pers, kekerasan terhadap aksi damai Perhimpunan Mahasiwa Katolik Indonesia (PMKRI), kekerasan terhadap Ketua Forum Peduli Moralitas Bangsa (FPPMB), Yonas Mita Mataloko, dan yang terakhir ini kekerasan terhadap delegasi Forum Ngada Diaspora dengan pengusiran oleh Satpol PP Ngada,” terang Frits, Kamis 23 Januari 2014 usai bertemu dengan Wakil Ketua DPRD Ngada di Bajawa. Dai berharap, DPRD selaku lembaga kontrol dan penilai, menanggapi apa yang sedang terjadi saat ini se-

cara serius, terlebih soal merajalelanya para oknum aparat Pemda Ngada yang arogan kepada rakyat kecil. “Rakyat kecil berhak mengeluarkan pendapat dan pikiran, yang diatur dengan Undang-undang kebebasan berpendapat di muka umum serta sebagai bentuk partisipasi aktif warga terhadap perjalanan peradaban bangsa dan daerah ini,” tegas Frits, kepada para wartawan. r suaraflores.com

Atas aksi nekatnya, pelaku langsung dibekuk regu kepolisian dan diamankan di Mapolres Ngada. Namun sayang, beberapa informasi bebas kembali beredar beberapa jam setelah itu, diduga tidak lama usai diperiksa polisi, pelaku kembali dilepas tanpa ada keterangan jelas dari pihak kepolisian Polres Ngada. Menurut Fritz Dose, maksud kehadiran forum diantaranya untuk menyampaikan apresiasi atas sikap kooperatif Bupati Marianus Sae mengikuti proses hukum kasus blokade Bandara Turelelo, serta sekaligus menyampaikan secara persuasif beberapa atensi publik, perihal proses hukum kasus blokade Bandara Turelelo yang sedang dalam penanganan Polda Nusa Tenggara Timur saat ini. Selain itu, forum juga mau menyampaikan aspirasi penegakan

supremasi hukum yang berlangsung harus bebas intervensi politik dari pihak manapun, termasuk bebas manuver pejabat. Sebab, akhir-akhir ini, beberapa potensi politik atas nama rakyat Ngada begitu mudah dipakai sekelompok orang “atas nama rakyat” untuk mengintervensi aparatur penegak hukum dalam proses kasus blokade bandara Turelelo. “Kehadiran kami berangkat dari gerakan moral untuk menggugah siapa saja dalam mendukung penegakan hukum dan ketauladanan di daerah ini. Kami bersuara sebagai warga dan putra putri Ngada yang juga memiliki hak sama untuk berpendapat dan berbicara. Kami tidak berkepentingan pada jabatan, kekuasaan dan politik praktis,”ungkanya. r suarafores.com

Polisi dan Jaksa Gelar Perkara Bupati Ngada KEPOLISIAN Daerah (Polda) dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar perkara kasus pemblokiran Bandara Turelelo, So’a yang melibatkan Bupati Ngada, Marianus Sae. “Gelar perkara kasus Bupati Ngada sudah dilakukan di Polda NTT,” kata Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat Ridwan Angsar kepada Tempo, Senin, 27 Januari 2014. Bupati Ngada, Marianus Sae ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda NTT, karena diduga memerintahkan Sat Pol PP untuk memblokir Bandara Turelelo, So’a, lantaran dirinya tak mendapatkan tiket Merpati ke daerah itu. Dalam gelar perkara yang digelar, Kamis, 23 Januari 2014 lalu itu, menurut dia, salah satu poin yang perlu diperhatikan yakni tambahan pendapat ahli terkait penarapan undang-undang dan pasal yang disangkakan kepada tersangka Marianus sae dan tersangka lainnya yakni anggota Sat Pol PP. Dia mengatakan, penerapan pasal yang disangkakan penyidik kepada Bupati Marianus Sae yakni pasal 421 KUHP tentang tentang penyalahgunaan

kekuasaan. Seharusnya pasal ini juga diterapkan kepada tersangka lainnya yakni Sat PolnPP. “Artinya, jika Marianus Sae diterapakan KUHP, maka tersangka lainnya juga harus menggunakan KUHP, bukan UU penerbangan,” katanya. Karena itu, dibutuhkan pendapat saksi ahli hukum pidana dalam penerapan undang- undang dan pasalnya. “Polda harus melengkapi lagi dengan meminta pendapat saksi ahli,” katanya. Dia menambahkan, Polda NTT telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) ke Kejaksaan, namun berkas perkara kasus pemblokiran Bandara Turelelo belum diserahkan. “SPDP sudah, tapi berkasnya belum diserahkan,” katanya. Kapolda NTT Brigadir Jenderal Untung Yoga Ana menegaskan, proses hukum terhadap Bupati Ngada Marianus Sae yang diduga memerintahkan sejumlah anggota Sat Pol PP daerah itu memblokir bandara akan terus dilakukan hingga persidangan. “Proses hukumnya jalan terus, walaupun ada protes masya rakat,” r nttterkini.com katanya.r

Merpati Hentikan Penerbangan ke Turelelo PENERBANGAN pesawat Merpati Nusantara Airlines dari Bandara El Tari Kupang ke Bandara Turelelo, So’a, Kabupaten Ngada dihentikan sementara, karena low season. “Ada sejumlah penerbangan Merpati yang dihentikan sementara, karena low season itu,” kata General Manager Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang, Imam Pramono kepada wartawan di Kupang, Selasa 28 Januari 2014. Selain ke Turelelo, Ngada, rute penerbangan lain yang dihentikan yakni yakni Kupang- Waingapu, Kupang- Tam-

bolaka, Kupang- Alor, KupangMaumere, Kupang- Ende, dan KupangDenpasar. Dia mengaku belum mengetahui kapan Merpati akan membuka kembali penerbangan tersebut, karena dia memperkirakan penutupan itu akan berlangsung hingga Februari 2014. “Saya belum tahu kapan penerbangan Merpati akan dibuka kembali,” katanya. Informasi yang dihimpun menyebutkan manajemen Merpati diduga mengalami kendala keuangan karena penda-

patan Merpati dari setiap penerbangan tidak sebanding dengan biaya operasional. Salah satu kendalanya yakni berkurangnya jumlah penumpang. Misalnya untuk rute KupangMaumere, Kabupaten Sikka, Merpati harus mengeluarkan dana operasional untuk avtur mencapai Rp31 juta, belum termasuk ongkos lainnya seperti perawatan pesawat. Padahal pendapatan yang diperoleh dari penjualan tiket jauh di bawah jumlah tersebut. Kondisi ini yang mengakibatkan Merpati menr nttterkini.com galami kerugian.r


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.