Eg magz edisi oktober 2013

Page 38

Namun bahan baku potensi destinasi dan budaya, jumlah venue yang banyak serta dukungan pemerintah saja tidak cukup. Bagaimana pun juga industri MICE yang tangguh terlahir dari sinergi tiga pihak yakni pemerintah, masyarakat dan praktisi MICE sendiri. Untuk mengibarkan bendera MICE di Jawa Timur, ada pekerjaan rumah yang harus digarap bersama yakni bagaimana mendatangkan event-event besar baik tingkat nasional maupun internasional ke Jawa Timur. Ini akan menjadi pekerjaan berat mengingat praktisi MICE, terutama bidang exhibition, terbilang sedikit. “Dari sisi EO, anggota Asperapi yang tergabung di DPD Asperapi Jawa Timur sangat sedikit”, kata Ketua Pusat Asperapi, Effi Setia Budi. Minimnya pemain pameran lokal membuka peluang bagi para pemain pameran dari luar. Beberapa perusahaan pameran besar dari Jakarta telah menggelar pameran skala BtoB maupun BtoC seperti Dyandra, Debindo, Pamerindo, Napindo Ashatama, Krista Media, dan sebagainya. “Ya ini sah-sah saja”, ujar Effi yang juga Direktur Debindo Multiadhisuasti. Sementara dari aspek industri wisata insentif, Ida Bagus Lolec memiliki kekhawatiran tersendiri. Baginya Jawa Timur memiliki segalanya untuk menjadi destinasi insentif tingkat internasional. Akses dan infrastruktur sangat memadai seperti bandara udara, pelabuhan, jalan tol, hotel maupun tempat pertemuan; memiliki obyek wisata, seni dan budaya, pertunjukkan hingga kerajinan khas Jawa Timur. “Sayang sekali bila bisnis MICE di Jatim diambil oleh pebisnis wisata dari Jakarta dan Bali yang secara SDM memang mumpuni”, pungkasnya. [Cahyo Adji] foto: dinsos.jatimprov.go.id

36 I

I Oktober 2013


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.