16 HALAMAN /Rp4.000.-
RABU, 10 APRIL 2019
Perut Gunung BARU kali ini saya melihat banyak anak kecil. Di Tiongkok. Atau wanitawanita hamil di jalan trotoar. Itu karena saya lagi di kota kecil Xichang. Kota yang mayoritas penduduknya suku Yi. Salah satu dari 50 suku minoritas di Tiongkok.
Suku minoritas memang boleh punya anak berapa pun. Termasuk di saat Tiongkok hanya membolehkan satu anak. Pemandangan pun jadi aneh. Kok banyak anak kecil. Meski tidak sebanyak di Indonesia.
Ada juga pemandangan seperti di lingkungan suku Dayak di Kalimantan: wanita menggendong keranjang di punggung mereka. Wajah mereka pun tidak seperti umumnya orang Tiongkok. Yang didominasi suku Han itu. Wajah mereka sangat mirip
orang Dayak. Dulu suku ini termasuk yang terpencil. Terasing. Tinggal di pegunungan nan jauh. Di gugusan dataran tinggi Kun Lun. Baca PERUT Hal. 4
NUSRON BISA TERSERET Pasca Pengakuan Tersangka Dugaan Suap Kerja Sama Pelayaran PT Pilog-PT HTK JAKARTA - Tersangka kasus dugaan suap kerja sama pelayaran antara PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog) dan PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Bowo Sidik Pangarso mengaku diperintahkan Ketua Korbid Bappilu Golkar Jawa dan Kalimantan Nusron Wahid untuk mengumpulkan dana dalam 400 ribu amplop. ’’Saya diminta Nusron (Nusron Nusron Wahid Wahid) untuk menyiapkan 400 ribu (amplop). Diminta oleh Nusron untuk menyiapkan itu,” kata Bowo usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta, Selasa (9/4). Baca NUSRON Hal. 4
Buzzer Hoaks, Istri Dokter Spesialis Apotek Terkenal BANDARLAMPUNG Rachmi Denda (51), warga Jalan Sisingamangaraja, Gedongair, Tanjungkarang Barat, Bandarlampung, yang diciduk tim Siber Mabes Polri karena diduga telah menyebarkan video hoaks di media sosial terkenal jarang bersosialisasi dengan tetangga sekitarnya. Baca BUZZER Hal. 4
ABN-Anjar Dilanda Ketakutan Minta Eksekusi ke Lapas Sukamiskin usai Beber Kebobrokan Zainudin BANDARLAMPUNG – Dua terpidana suap fee proyek infrastruktur di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lampung Selatan (Lamsel), Agus Bhakti Nugroho (ABN) dan Anjar Asmara, mengajukan diri agar dieksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. Ini setelah keduanya mengungkap semua kebobrokan korupsi yang dilakukan Bupati Lamsel nonaktif Zainudin Hasan. Pengajuan tersebut, terang jaksa penuntut umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Subari Kurniawan, karena keduanya merasa tidak aman. Baca ABN-ANJAR Hal. 4
indeks
Termotivasi Kisah Chelsea Tujuh Tahun Lalu http://www.radarlampung.co.id
HALAMAN
8
Macet JTTS Tuding Jalan Nasional BANDARLAMPUNG – Kepala Cabang PT Hutama Karya (HK) Bakauheni-Terbanggibesar Hanung Hanindito menegaskan, penyebab kemacetan di pintu gerbang Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Terbanggibesar, Lampung Tengah (Lamteng), bukan karena intersection (persimpangan) yang sempit. Melainkan jalan nasional setempat yang kondisinya sudah banyak rusak. Meski demikian, menurutnya, PT HK selaku pengelola JTTS akan melakukan pelebaran intersection tersebut dengan jalan nasional setempat (Terbanggibesar). Sementara saat ditanya kapan kepastian pelebarannya, Hanung menyarankan untuk menanyakannya ke bidang teknik. ’’Rencana pelebarannya ada. Tetapi silakan tanya ke bidang teknik,” ujarnya saat dikonfirmasi Radar Lampung, Selasa (9/4). Baca MACET Hal. 4
ILUSTRASI EDWIN/RADAR LAMPUNG
DLH Pantau Bukit Kucing BANDARLAMPUNG - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandarlampung merespons keluhan warga sekitar Bukit Kucing di Jalan Imam Bonjol, Langkapura, yang merasa keberatan dengan mulai dikeruknya bukit tersebut. ’’Secepatnya kami (DLH, Red) turun untuk mengecek lokasinya,” ujar Kabid Tata Lingkungan DLH Bandarlampung Aris Fadilah kepada Radar Lampung, Selasa (9/4). Dilanjutkan, pihaknya terlebih dahulu akan berkoordinasi dengan camat Langkapura serta Kelurahan Gunungagung tempat bukit tersebut berada untuk menindaklanjutinya. ’’Memang laporan resmi dari masyarakat
FOTO M. TEGAR MUJAHID
BUKIT DIGERUS: Selain Bukit Kucing, bukit di Beringinraya, Kemiling, ini sudah lebih dulu dan kini masih digerus.
ke kami belum ada. Tetapi secepatnya kami turun meninjau,” ucapnya. Fadilah sendiri belum memastikan apakah bukit tersebut masuk
wilayah terlarang untuk dibuat permukiman dan lainnya. Baca DLH Hal. 4
Berlangganan Cukup SMS ke 0811729789