Selasa, 10 - 23 Januari 2017
16
2187 TH. XX, 10 - 23 Januari 2017, Eceran Rp. 2.000
Aksi Sekolah Yayasan PR Saraswati Denpasar
Lestarikan Budaya Mutu Berlandaskan Tri Hita Karana
BUAH LOKAL - Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar, Bagus Ketut Lodji meninjau stand pameran buah lokal dan olahan pertanian Bali. MENGAWALI kegiatan HUT ke-70 Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar, Minggu (4/12) lalu digelar jalan sehat yang melibatkan 20 ribu peserta mulai dari siswa SD hingga mahasiswa. Jalan sehat langung dibuka dan dipimpin Pejabat Ketua Badan Pengruus Yayasan PR Saraswati, Ir. Bagus Ketut
Lodji,M.S., bersama Ketua Badan Pembina, IGB Yudhara,MBA, dan Ketua Badan Pengawas Dewa Sukanada,B.A. beserta pengurus lainnya. Jalan sehat menempuh jarak 11 Km dengan start di depan kampus Unmas menuju Jl. Hayaw Wuruk, Jl Nusa Indah, WR Supratman dan kembali ke Jl. Kamboja. Yang me-
narik selama perjalanan rute jalan sehat diiringi MB Gema Ganesha SMA (SLUA) 1 Saraswati Denpasar. MB Gema Ganesha ini mampu memberi semangat peserta jalan sehat hingga finish dengan memperebutkan grand hadiah sebuah sepeda motor. Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar, Bagus Ketut Lodji
mengaku bangga dengan kekompakkan sivitas akademika Yayasan PR Saraswati yang sangat antusias menyambut HUT ke-70 PR Saraswati. Jalan sehat ini sekaligus dipakai ajang untuk meningkatkan solidaritas dan soliditas warga Yayasan PR Sa-raswati Pusat Denpasar. Tema HUT kali ini yakni melestarikan budaya berprestasi berlandaskan Tri Hita Karana. Bagus Ketut Lodji memberi makna tema tersebut sebagai langkah bersama untuk memberi pendidikan bermutu kepada masyarakat. Untuk bisa memberi kualitas, dia menyadari harus dimulai dari fasilitas yang lengkap dan berkualitas serta SDM yang berkuaitas pula. Bicara soal prestasi, Bagus Ketut Lodji mengatakan siswa Saraswati adalag gudangnya. Mereka sukses melahirkan prestasi mulai dari tingkat kabupaten dna kota, provinsi, nasional hingga dunia. Di sela-sela acara kemarin Bagus Ketut Lodji berbaur dengan siswa dan mahasiswa di stand pameran Harvest Agriculture Product (HAP) Day. HAP Day ini adalah pameran hasil pertanian Bali dan olahannya menjadi produk jadi hasil binaan mahasiswa dan dosen Fak. Pertanian Unmas Denpasar di desa. Produk ini adalah pengem-
bangan agrobisnis dengan dana hibah penelitian Kemenristek Dikti. Sebagai bentuk kecintaan Bagus Ketut Lodji akan pertanian Bali, dia langsung memborong semua anggrek produk Unmas. Bagus Ketut Lodji mengatakan sudah saatnya pertanian Bali diangkat dan petani Bali diberdayakan. Makanya dia setuju para dosen Unmas untuk terus maju mengembangkan produk pertanian dan hasil olahan pertanian Bali demi kesejahteraan petani. Saat itu dipamerkan aneka buah produk petani Bali seperti mangga, jagung, anek jamu loloh hasil binaan warga kolok Bengkala, aneka kripik lele hasil binaan kelompok tani Tiing Gading, Tabanan. Juga dipamerkan hasil pembibitan untuk jeruk Brasil, jambu, pisang local, jepun Bali hingga anggrek. Ketua Panitia HUT, Komang Sulatra,S.S.,M.Hum., menambahkan serangkaian HUT ke- 70 Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar juga digelar donor darah dan matirtayatra. Senin ( 5/12) digelar parade seni budaya, diskusi pendidikan, dilanjutkan dengan ziarah ke PMP Pancaka Tirta. Puncak HUT dilaksanakan 8 Desember lalu. (sue)
Gebyar Budaya Dikuti 1000 Seniman
Saraswati (AFS) terlibat dalam gebyar budaya. Pejabat Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar, Ir .Bagus Ketut Lodji,M.,S. menekankan gebyar budaya serangkaian HUT ke-70 Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar untuk membuktikn kepada masyarakat bahwa semua insan Saraswati berkarakter dan berbudaya.Mereka wajib diberi penguatan dalam budaya Bali di semua unit sekolah dan kampus sebagai
bukti Sarasawati ikut melestarikan dan mengembangkan budaya Bali. Ekstra menari dan menabuh menjadi esktra wajib di 18 unit sekolah dan kampus di lingkungan Yayasan PR Saraswati Denpasar. Bagus Ketut Lodji sadar upaya pelestarian budaya Bali harus berkelanjutan. Dengan budaya kita mengasah budi, dengan ilmu kita mengasah intelektual. Dua hal itu bertemu di semua unit sekolah PR Saraswati untuk membentuk insan Saraswati yang cerdas, berkarakter serta kuat akar budaya Balinya. Hal itu pula yang membuat Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar meraih penghargaan bidang seni Parama Budaya dari Wali Kota Denpasar. Di samping itu dua kali menjadi duta Indonesia pada pentas seni Indonesia di Jepang. Dengan gebyar budaya, kata mantan Koordinator Kopertis VIII ini, menjadikan semua insan Yayasan PR Saraswati menunjukkan jati dirinya sebagai perguruan kerakyatan bernafaskan nasionalismilsme dan berkarakter budaya Bali. Makanya dalam pawai ge-
byar budaya menonjolkan konsep Bhineka Tunggal Ika untuk persatuan alias manyambraya yang baik. Ini, kata dia, juga pas dengan tema HUT’’Melestarikan budaya prestasi berlandaskan Tri Hita Karana’’. Gebyar budaya kemarin diikuti seribu lebih seniman muda dari TK hingga mahasiswa, dosen dan karyawan. Pawai gebyar budaya melalui Jl. Kamboja, Jl. Mawar, Jl. Melati,Jl. Surapati, Jl. Kepundung dan finish di depan kampus Unmas. Di acara itu semua unit sekolah di lingkungan Yayasan PR Saraswati menunjukkan keunggulan masing-masing sesuai de3ngan tema yang diusung. Pawai diawali dengan penampilan baleganjur Adi Merdangga Swara Kumara Shanti SLUB Saraswati. Sekaa ini tampil menarik karena didukung atraksi ogoh-ogoh Ganesha lambang Sa-raswati dan materi atraksi ‘’Ngangluk Merana’’. Setelah itu diikuti ratusan siswa yang mengenakan pakaian adat Nusantara disusul atraksi
drum band dan ogoh-ogoh TK Saraswati 4. SD Saraswati 1 Denpasar menampilkan kegiatan ngayah, SD Saraswati 2 mempertontonkan prosesi Ida Bhatara Napak Pertiwi , SD Saraswati 3 soal melasti. Sementara siswa SD Saraswati 4 dan 5 mengetengahkan tema ngelawang dan SD Saraswati 6 pecaruan yang diisi dengan pawai ogoh-ogoh. Siswa SLUA Saraswati menampilkan prosesi upacara memadik dan pawiwahan, SMK Saraswati 1 soal upacara ngerajasewala atau memasuki usia dewasa, SMK Saraswati 2 pro-sesi turunya Dewi Saraswati dan SMK Saraswtai 3 upacara maecan-ecan. Sementara itu mahasiswa Unmasmenampilkan pasukan Bhineka Tunggal Ika dan prosesi upacara pengebenan, Akademi Farmasi Saraswati membawakan prosesi mapandes dan STIBA Saraswati apik dengan budaya pertanian, manyi hingga membuat lelakut. (sue)
sama Ketua Badan Pembina IGB Yudhara, MBA., dan Sekretaris I Dewa Sukanada, B.A. Sementara maklumat Saraswati dibacakan WR I Unmas, Drs. I Wayan Suandhi,M. Pd. Acara juga dihadiri Ketua Yayasan PR Saraswaai, Gusti Gede Anom dan pimpinan cabang di Bali dan Lombok. Acara semakin semarak karena dipentaskan aneka seni tradisi Bali dari siswa dan mahasiswa. Dalam sambutannnya, Bagus Ketut Lodji mengaku bangga dalam usia 70 tahun semua unit yakni 18 sekolah dan perguruan tinggi di bawah Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar tetap eksis dan menjadi kebanggaan masyarakat Bali. Dikatakan demikian karena semua unit sekolah Saraswati
setiap tahun dibanjiri calon siswa baru dan ketiga kampusnya dikejar ribuan calon mahasiswa baru. Untuk itu dia mengajak warga besar Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar ke depan terus bertekad menjalankan swadharma dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja iklas. Dengan demikian semua unit pendidikan di Saraswati main tua makin jaya dan berkualitas. Dia juga berbahagia melihat perkembangan dan kemajuan semua unit lembaga pendidikan di Saraswati yang terdiri empat TK, enam SD, tiga SMK, satu SMA dan tiga perguruan tinggi. Ini menunjukkan setiap tahun terjadi peningkatan kinerja, produktivitas kerja serta kreatif dan inovatif. Ini artinya konsep bersaudara dan manyambraya 20.000 siswa dan
mahasiswa Saraswati berlangsung dengan baik. Hanya dengan suasana kondusif menyambraya yang baik kita bisa bekerja dengan nyaman dan melahirkan prestasi. Dasar inilah dipakai alasan Bagus Ketut Lodji untuk memotivasi sivitas akademika Yayasan PR Saraswati untuk tidak gentar menghadapi persaingan berat di masa depan. Termasuk adanya kebijakan semua sekolah negeri di Bali akan digratiskan karena sejak awal sudah dilawan Saraswati dengan proses, ouput dan outcome yang berkualitas. Di sisi lain dia menyadari kini masyarakat sudah semakin cerdas menentukan pilihan studi lanjut bagi putra-putrinya. Mereka cenderung tak mau memilih pendidikan murah dengan pelayanan minimal, melain-
kan memilih lembaga pendidikan yang menjanjikan kualitas dan masa depan. Dia juga mengingatkan warga Saraswati untuk mengembang visid an misi menghasilkan lulusan yang cerdas dan berkarakter. Semua komponen Saraswati harus menjadi insan-insan yang cerdas dan berbudaya. Untuk semua guru harus mampu menghasilkan lulusan yang cerdas dan manusia hebat Bali masa depan. Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar kelahirannya dibidani alm. Gusti Putu Mertha dan Gusti Made Tamba pada 8 Desember 1946. Sekolah tertua di Bali ini pertama didirikan di Kaliungu, kemudian pindah ke Tainsiat dan kini beroperasi di Jl. Kamboja.
BUDAYA - Ketua Yayasan PR Saraswati Bagus Ketut Lodji asyik menyaksikan atraksi gebyar budaya. LUAR biasa. Itulah kesan yang muncul dari masyarakat setelah menyaksikan gebyar budaya warga Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar. Gebyar budaya digelar, Senin sore (5/12) lalu dengan melibatkan seribu lebih seniman muda. Hampir semua siswa dari TK, enam SD, tiga SMK dan satu SMA serta mahasiswa tiga perguruan tinggi yakni Unmas, STIBA Saraswati dan Akademi Farmasi
Semarak
Puncak HUT dilakukan secara samarak, Kamis (8/12) lalu. Puncak HUT diawali dengan apel bendera dengan Pembina upacara Pejabat Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar, Ir. Bagus Ketut Lodji,M.S. Apel bendera berlangsung di tengah hujan rintik-rintik. Namun sebagai perguruan perjuangan halangan itu tak ada artinya dibandingkan semangat juang insan Saraswati. Puncak resepsi HUT ditandai dengan pemotongan tumpeng HUT oleh Bagus Ketut Lodji ber-
(sue)
PERGURUAN Rakyat (PR) Saraswati Pusat Denpasar adalah perguruan tertua di Bali. Pada 8 Desember lalu usianya genap 70 tahun.
Semarak
Yayasan PR Saraswati Denpasar
Baca Hal. 16
Kebanggaan Rakyat Bali