Espresso
2
Edisi 998/ 9 - 15 April 2018
GORO-GORO Mau Praktis prt C harus Kritis
Dalam rumah terdenPutu Wijaya gar pertengkaran tukang bakso dengan Amat. “Tikus putih?” “Betul Pak! Lebih panas dari daging RW, monyet, kalong bahkan lebih manjur dari darah kobra! Makanya harganya mahal, Bu! Aduh!” Tukang bakso terdorong keluar, langkahnya keselimpet, ia hampir jatuh, mangkoknya jatuh berantakan. Amat keluar diikuti istrinya. “Jadi bakso kamu betul-betul daging tikus!” “Bukan yang biasan, tapi dewanya.” “Tapi tikus!” “Putih tapi!” “Tikus mana ada yang putih!” “Makanya satu mangkok 25 ribu!” “Putih, biru atau belangbonteng tetap saja tikus!” “Tapi khasiatnya dong, Pak! Menyembuhkan seribu satu penyakit! Termasuk mengembalikan keperkasaan Bapak!” “Penyebar wabah pes!” “Warga gorong-gorong yang makan kotoran!” “Makanya rasanya maknyus, Pak! Tandas 4 mangkok, kan?! Bapak itu juga. Sedang ganyang mangkok ketiga!” (Tukang bakso menunjuk lelaki yang duduk di kursi lagi makan bakso mangkok ketiga dengan sangat rakus) Amat dan istrinya menoleh. Baru sadar di situ ada KABUL, agen pembantu yang mereka tunggu-tunggu. “Pak Kabul?!” Lelaki itu ketawa. “Maaf Bu Amat, Pak Amat. Saya lagi fokus. Soalnya ueeeenak sekali!” “Mau tambah lagi, Pak?” “Satu mangkok lagi, tapi do-
bacaan wanita dan keluarga
Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998
bel!” “Siap! Saya bilang apa. Enak kok!” Tukang bakso mau kembli ke dagangannya. Amat berteriak: “Tunggu!” Tukang bakso terkejut. Ia memegang dadanya. “Pak Kabul?!” “Saya Pak Amat.” “Betul enak?” “Wah sulit dikatakan, Bu. Terlalu maknyus. Saya sudah pernah makan ular, cacing, cecak, lintah, senua, tapi tak ada yang lebih nendang dari ini. Sekarang saya sudah dah mau lima ini! Cepat, Bung, biar nyambung!” “Bapak tahu itu daging apa?” Kabul terkejut. “Ah? Rasanya, seperti, bukannya, katanya daging rusa Kalimantan! Atau daging kalong, ya?” “Itu daging tikus!” “Tikus?” “Tikus putih, Pak!” “ Ya A l l a h ! T i k u s ? T i k u s yang?” “Makan kotoran!” “Ya, ampunnn!” Kabul langsung mual. Dia lari ke halaman dan muntah. Tukang bakso ketawa.. “Bagus, bagus sekali, Pak! Kalau bisa muntah, artinya penyakit Bapak dikuras. Nanti Bapak akan perkasa seperti Rambo!” Kabul menyumpah-nyumpah. “Bangsat! Aku pasti ditolak masuk surga gara-gara mengganyang tikus! Bajingannnnn! Kriminal ini harus dieksekusi!” Kabul berdiri lari kembali ke teras rumah. Langsung meraup mangkok bakso di meja, melempari tukang bakso. Tukang bakso lari. Kabul mengejar, tapi perutnya mual lagi. Dia mencopot celananya mau buang hajat di halaman. Bu. Amat berteriak: “Jangan di sini! Pakkk!” “Jangan di situ banyak lintah
di situ!” Kabul pindah, langsung jongkok “Pakkkk!”. “Jangan di situ!” “Pohon mawarku bisa rontok!” “Maaf, Bu! Ini emerjensi! Apa boleh buat! Nanti diganti! Habis tidak bisa ditahan lagi. Daging tikus, Pakkkk! Keluar, keluar semua!” “Pak!” “Awas! Di situ ada sarang ularrr!” Kabul berteriak kaget. “Aduh!” Kabul terpaksa berdiri dan lari, mau masuk rumah. “Jangan ke mari!” “WC-nya mana, Pak?” “Jangan! Kami tidak terima berak daging tikus!” “Tenang, tenang, Pak. Sudah keluar semua. Ini cuma mau cebok!” “Bagaimana, Bu?” “Tidak boleh!” Tiba-tiba Kabul berteriak. “Aduhh mau keluar lagi!” Kabul jongkok. “Jangan di sini!” “Ya Tuhan, habis di mana?” “Terserah! Risiko tanggung sendiri!” “Apa boleh buat! Rawe-rawe rantas malang-malang putung! Maafffff!” Kabul nekat mau menerobos masuk. Tapi Bu Amat berdiri di pintu menunjukkan pisaunya. Kabul terpaksa kabur ke jalanan. “Ampunnnn!” Terdengar klakson mobil panik karena Kabul berlari di jalan cari selokan. Tukang bakso mengendap-endap mengambil mangkoknya. Pak Amat dan Bu Amat pura-pura tak melihat. Begitu tukang bakso sudah berhasil mengambil semua mangkok, Pak Amat menggertak sambil menirukan salak anjing. “Kuk-huk-huk-huk!” Tukang bakso lari pontangpanting. Suara klakson mobil tambah rame.
Kasus makanan kalengan mencuat lagi. Adanya temuan cacing di ikan makarel dalam kaleng membuat masyarakat khawatir. BPOM di berbagai daerah pun bergerak untuk melakukan pemeriksaan. Hasilnya, memang ada temuan makanan dalam kaleng yang positif mengandung cacing. Masyarakat sudah mengenal makanan dalam kaleng sebagai makanan yang praktis. Kapan pun bisa dibeli kemudian disimpan sebagai stok makanan. Proses pengolahannya pun dibuat mudah. Tetapi, adanya kasus ini membuat masyarakat tersadar. Makanan kaleng ternyata memiliki sisi negatif. Daripada sibuk memikirkan siapa yang bersalah, lebih baik mencari solusi. Jika memungkinkan, konsumsilah makanan segar. Jika harus memilih makanan dalam kaleng, perhatikan dengan detail tentang kemasannya apakah utuh atau ada yang rusak, masa kedaluwarsanya. Kalau mau yang praktis, pembeli harus kritis untuk memperhatikan semuanya dan bertanya kepada penjual. Langkah berikutnya, jika memilih makanan kaleng perhatikan cara memasaknya. Ikuti prosedur yang sudah tertera di kemasan. Memodifikasi bahan makanan dengan menambahkan bumbu bisa menjadi solusi. Namun, hal yang tetap diprioritaskan adalah menjaga kesehatan. Rubrik “Sudut Pandang” di edisi 998 ini menampilkan tentang komentar dan tips tentang makanan dalam kemasan termasuk makanan kaleng. Ada yang tak mau lagi membeli makanan kaleng. Ada yang merasa perlu makanan kaleng karena situasi tertentu. Ada juga tips bagaimana mengolah dan menyimpan makanan dalam kaleng. Laporan yang tak kalah menarik adalah kehadiran Ibu Negara Iriana Jokowi dan istri Wakil Presiden Ny. Mufidah Jusuf Kalla beserta beberapa istri Menteri Kabinet Kerja di Bali. Beragam acara mereka ikuti selama berada di Pulau Dewata. Salam Redaksi
Mozaik
Edisi 998/ 9 - 15 April 2018
Lahirnya gagasan full day school oleh Mendikbud Muhajir Effendi pada 2016 yang kemudian diperkuat dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang hari sekolah telah mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat pendidikan Indonesia. Walaupun Permendikbud itu tidak secara eksplisit menyebutkan full day school, kalangan awam telanjur menerjemahkan sekolah sehari penuh. Akibatnya, orangtua siswa banyak yang berkeberatan karena berkurangnya waktu anak membantu orangtua di rumah, lagi pula bekal sekolah bertambah, sementara penghasilan orangtua tetap. Selain itu, secara geografis dan iklim, tampaknya full day school bagi Indonesia kurang mendukung. Karena itu, wajar Daoed Joesoef menggugat dalam tulisannya di Kompas, (14/10/2016) dalam tajuk “Sekolah 24 Jam Buat Apa“. Untuk mengakhiri pro kontra itu, terbitlah Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tanggal 6 September 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Di dalam Perpres itu disebutkan PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat satuan pendidikan melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga dengan pelibatan dan kerjasama antar satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian integral dari Gerakan Nasional Revolusi Mental. Terbitnya Perpres 87 Tahun 2017
Hari Keluarga Berwisata
memang tidak secara eksplisit menghentikan kisruh wacana yang dihembuskan Mendikbud Muhadjir Effendy, tentang lima hari sekolah dalam sepekan. Namun Mendikbud mengatakan gagasan lima hari sekolah bersifat alternatif dan pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing sekolah mengatur. Hal ini patut diapresiasi dalam konteks penguatan pendidikan karakter. Pertama, menjadikan SabtuMinggu sebagai hari keluarga berwisata setelah lima hari anak-anak mereka belajar di sekolah. Lima hari belajar di sekolah juga diniatkan untuk menyelesaikan seluruh tugas-tugas akademik anak di sekolah sehingga mereka tidak direpotkan kembali dengan PR setelah di rumah. Dengan demikian, Sabtu– Minggu benar-benar menjadi hari keluarga berwisata tanpa beban PR. Kedua, komitmen Mendikbud, Mahadjir Effendy melaksanakan MoU dengan Menteri Pariwisata, Arief Yahya yang ditandatangani pada 25 Januari 2017 di Sawangan, Depok. Inti dari MoU itu adalah gerak langkah bersama antara dua kementerian untuk saling berkolaborasi membangun SDM khususnya para siswa dengan mengajak mereka berkunjung ke objek wisata melalui karya wisata. Metode belajar sambil berwisata dan diupayakan berlangsung menyenangkan penuh kenangan sesuai dengan nilai-nilai sapta pesona dalam dunia pariwisata. Ketiga, menyerahkan anak-anak sekolah dua hari penuh dalam gem-
Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit Budiartha, I Made Ary Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Sekretariat: Ayu Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan Palmerah Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–Telepon (0370) 639543– Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–Faksimile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.
blengan orangtua sambil berekreasi. Diharapkan kesempatan ini menjadi wahana komunikasi yang efektif bagi orangtua mendampingi anak-anak mereka. Inilah bentuk dukungan orangtua menyeimbangkan dan mempraktikkan pendidikan yang diperoleh di sekolah di lingkungan keluarga dan masyarakat. Relasi dan integritas ketiga lembaga pendidikan ini diharapkan mampu mengonfirmasi secara triangulasi hasil pendidikan di sekolah selama lima hari dengan keluarga dan masyarakat. Keempat, Sabtu-Minggu menjadi bahan refleksi bagi keluarga terkait dengan pendidikan anak-anaknya se-
sehingga para siswa terhindar dari gerakan radikalisme dan intoleransi. Walaupun tidak ada kewajiban melaksanakan lima hari sekolah, Mendikbud sangat arif menyikapinya, dengan memberikan alternatif melaksanakan bagi sekolah yang siap. Nyatanya, yang lebih siap melaksanakan adalah sejumlah sekolah swasta tertentu yang daya dukungnya memadai. Terlepas dari semua itu, gagasan lima hari sekolah selain membangkitkan ekonomi kerakyatan melalui perjalanan wisata keluarga, juga mendorong ekonomi kreatif tumbuh melalui jasa para orangtua yang mampu menginspirasi ke sekolah setelah berwisata ke berbagai objek. Jadi, terbuka pula untuk mengembangkan wisata pemikiran dan gagasan (wisata edukasi) untuk dibagi kepada seluruh warga sekolah. Dengan demikian, hari keluarga berwisata dapat dikembalikan oleh orangtua siswa dengan berbagi cerita dan pengalaman melalui kelas inspiratif dalam tajuk Parenting Class. Inilah implementasi dari Hari Keluarga Nasional yang dirayakan setiap 29 Juni. I Nyoman Tingkat SMAN 1 Kuta Selatan
Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.
Yoga bersama Dian Kania (Markandeya Yoga)
Teknik Pernapasan Yoga untuk Mempersiapkan Menopause Gambar 1 dan 2 Tahap 1 Posisi duduk bersila dan menutup hidung kanan dengan ibu jari. Jari tengah menyentuh kening kemudian merasakan hangat dan cahaya. Jika kita belum bisa merasakannya, bayangkan cahaya matahari masuk melalui ubun-ubun dan cahaya tersebut menyebar ke tulang punggung.
Bunda Dian
Kelompok Media Bali Post (KMB) siap bersinergi dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Hal ini terungkap saat diskusi Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI Leonard F. Hutabarat, Ph.D. dengan tim KMB di Denpasar, Jumat (6/7). Diskusi diakhiri dengan foto bersama Leonard (pakai batik) dan tim KMB.
I Nyoman Tingkat
lama sepekan di sekolah. Refleksi dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah untuk memperbaiki fungsi pelayanan yang kurang dan menguatkan fungsi pelayanan yang berkualitas. Dalam konteks ini, penting untuk selalu mengundang orangtua dengan membuat kelas parenting setelah mereka berwisata dengan anak-anaknya. Kelas parenting berguna bagi seluruh civitas sekolah dan dapat diaplikasikan di keluarga masing-masing sesuai dengan situasi dan kondisi. Kolaborasi dan komunikasi ini dapat membangun kemesraan antara orangtua siswa dengan sekolah demi kemajuan bersama. Kelima, menguatkan pendidikan karakter siswa yang dalam program Nawacita Presiden Jokowi diringkas menjadi lima nilai, yaitu religius, integritas, mandiri, gotong royong, dan nasionalis. Kelima nilai itu mengacu pada kepada sila-sila Pancasila yang perlu terus dibumikan dan diakarkan dalam pembelajaran secara terintegrasi yang selanjutnya dapat disuburkan oleh keluarga dan masyarakat sebagai langkah bersama menjaga ideologi Pancasila
31
Pada saat menopause pada umumnya hormon mengalami fluktuasi, sehingga menimbulkan suasana hati yang tidak menentu. Selain itu juga tulang menjadi lebih rapuh. Dengan melatih teknik pernapasan serta gerakan-gerakan di bawah ini dapat meringankan gejala-gejala menopause.
Tahap 2 Selanjutnya hembuskan napas pelan-pelan dari hidung sambil merasakan hangat di tulang punggung. Lakukan 7 kali penarikan napas dan menghembuskan napas. Begitu sebaliknya lakukan dengan menutup hidung kiri dan tangan kanan letakkan di atas lutut serta lakukan teknik yang sama seperti teknik yang pertama.
4 2
1
Gambar 3 Masih dalam posisi duduk seperti terlihat pada gambar nomor 3 dengan mengangkat kedua tangan naik ke atas. Mulailah rasakan cahaya matahari masuk melalui ubun-ubun menuju ke organ reproduksi (rahim). Rasakan cahaya semakin membesar di area rahim secara perlahan dan tersenyum. Kemudian mulai menarik napas, kembungkan perut alirkan napas di rahim dan hembuskan napas perlahan melalui hidung. Lakukan pernapasan ini 7 kali putaran.
3
Gambar 4 Mengubah posisi duduk yaitu dengan duduk bersimpuh, usahakan pinggul menyentuh tumit. Apabila terasa tidak nyaman, boleh mengambil handuk dan tempatkan handuk diantara tumit dan pinggul. Lanjutkan dengan memanjangkan kedua tangan begitu pula tulang punggung diluruskan. Biarkan diam sejenak dengan posisi ini. Dengan perasaan nyaman dan tersenyum, mulai menarik napas melalui hidung arahkan napas ke daerah rahim kembali buang napas dari hidung. Lakukan 7 kali putaran. Selamat berlatih dengan senyum Salam Markandeya Yoga Indonesia
Model : Chandra Diah (Markandeya Yoga Indonesia)