Tokoh Edisi 997 | Tokoh

Page 1

Mozaik

32

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

“Faber-Castell Journalist Goes to Factory 2018”

Mengintegrasikan Seni Konvensional dengan Game Digital Anak-anak zaman now dinilai lebih senang berkutat dengan hal-hal yang berbau digital. Apalagi yang berkaitan dengan game. Tangannya lebih sering dipakai untuk memencet keypad. Mereka jarang menggunakan tangannya untuk menulis, menggambar, atau mewarnai. Faber-Castell memberikan solusi istimewa.

S

ebuah produk terbaru dikenalkan Faber-Castell kepada para wartawan yang ikut dalam FaberCastell Journalist Goes to Factory 2018. Produk yang diberi nama “Colour to Life” ini menjadikan anak sebagai subjek. “Kami ingin anak-anak sebagai subjek dalam sebuah produk. Anak-anak jangan hanya dijadikan objek. Caranya dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan talentanya,” ujar Richard Panelewen (Product Man-

ager) yang didampingi Fransiska Remila (Brand Manager), Mulyadi Gunawan (Factory Manager), dan Andri Kurniawan (PR Manager) PT Faber-Castell International Indonesia. Diawali dengan mewarnai salah satu karakter yang ingin dipilih. Pewarnaan disesuaikan dengan selera. Setelah selesai, gambar discan. Pengguna diingatkan untuk mengunduh aplikasi “Colour to Life” terlebih dahulu dari Play Store. Gambar yang sudah di-scan itu bisa dijadikan foto serta dijadikan avatar

Mulyadi Gunawan, Factory Manager PT Faber-Castell International Indonesia menunjukkan paket kemasan “Colour to Life”.

Pemaparan tentang produk Faber-Castell dari Richard Panelewen, Product Manager Faber-Castell Indonesia dan Fransiska Remila, Brand Manager Faber-Castell Indonesia.

untuk game. Selanjutnya anak-anak bisa bermain untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya. “Bagi kami ini adalah inovasi bagaimana mengintegrasikan seni konvensional dalam bentuk menggambar maupun mewarnai di kertas dengan seni digital melalui game. Saat ini baru lima karakter yang kami munculkan. Ke depan, tentu akan ada pengembangan lagi. Bahkan tidak tertutup peluang bagi anak-anak kreatif yang membuat karakternya,” imbuh Richard. HANYA DIPRODUKSI DI INDONESIA Fransiska Remila menambahkan pihaknya tidak menutup mata dengan perkembangan teknologi. “Ada kecenderungan anak sekarang lebih suka main game dibandingkan menggambar atau mewarnai.

Kami melihat ada pasar potensial yang bisa digarap secara ekonomi dan di sisi lain ada nilai edukasinya. Anak-anak mewarnai terlebih dahulu kemudian bermain game,” ujarnya. Selama ini pihaknya selalu berusaha untuk membuat event Salah satu karakter dalam “Colour to Life”. yang melibatkan anak dan orangtuanya. Hal ini dirangkai menjadi aneka kreasi. bertujuan meningkatkan kualitas “Connector pen ini hanya diproduksi hubungan keluarga. Selain itu, di Indonesia untuk diekspor. Tiap orangtua lebih semangat untuk tahunnya kami memproduksi 100 juta batang connector pen,” ujar mengajak anaknya ikut lomba. Sarana mewarnai yang dipakai Mulyadi Gunawan seraya mengadalam “Colour to Life” ini connector takan produk Faber-Castell dijual pen, spidol yang aman untuk anak- di 120 negara. (Ngurah Budi) anak. Setelah dipakai, spidol ini bisa

Pasar Pensil masih Stabil

Suasana pabrik pensil

Perkembangan era digital dikhawatirkan membuat produk konvensional tergerus. Salah satu contohnya, pensil. Kehadiran gadget dengan tambahan stylus pen membuat menulis dan menggambar di gadget menjadi lebih mudah. Bagaimana dengan nasib pensil? “Kami tiap minggunya memproduksi 60 ribu gros pensil. Bahan baku utamanya adalah kayu (slat) dan isi pensil (lead). Prosesnya mulai dari membuat “got” di slat kemudian diisi lead. Selanjutnya ditimpa dengan slat lagi.Bagian ini lalu dipotong dan dibentuk sesuai ukuran. Bagian yang disebut raw pancil ini kemudian dicat dan dihaluskan. Tahap akhirnya

adalah pengemasan,” ujar V. Sapto Putranto, QC Manager PT A.W. Faber-Castell Indonesia yang didampingi Pandu Danardjati, MR Manager Representative. Pensil-pensil yang diproduksi ini 24% dipasarkan di dalam negeri, sisanya diekspor. Dari pasar dalam negeri, konsumennya mulai dari anak-anak hingga dewasa. Hal ini menunjukkan pasar pensil masih stabil. “Kami yakin pensil tetap ada tempatnya. Untuk menjaga kestabilan ini, kami membuatkan event maupun workshop yang bekerja sama dengan sekolah dan kampus. Sekarang ini banyak yang kembali ke manual. Misalnya, mahasiswa tingkat

Karya seni berbahan pensil

awal jurusan desain diharuskan menggambar dengan pensil. Setelah itu baru masuk ke format digital,” ujar Fransiska Remila, Brand Manager Faber-Castell

Indonesia. Ia juga memberi contoh beberapa desainer top dunia, mempunyai karya asli berupa coretan manual menggunakan pensil. (Ngurah Budi)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Espresso

2

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

GORO-GORO prt B Amat yang sudah mau Putu Wijaya k e l u a r m e nyambut tamu, heran. Istrinya masuk dengan wajah masam. “Lho, tamunya kok ditinggal?” “Sebel aku!” “Kenapa?” “Pembokat kok tingkahnya melebihi” “Melebihi apa?” “Melebihi artis!” “Perempuan secantik itu pembokat?” “Cantik? Kayak leak begitu kok cantik?” “Semua perempuan kan cantik, Bu, asal ban luar ban dalamnya asli!” “Itu bukan perempuan!” “Bukan? Bencong?” “Ular kepala dua! Lebih bahaya dari Black Mamba Afrika!” “Jangan ngamuk begitu, Bu! Tidak semua orang cakep itu jahat.” “Jangan bilang iblis cakep!” “Iblis? O, pantesan! Menurut literatur iblis banyak yang manis. Makanya kebanyakan yang bejat di dunia ini lelaki! Kecuali aku.” “Kalau setan itu cantik, cakep, manis, lalu istrimu ini apa, Pak?” “Sri Ratu!” “Sari Ratu?! Saya bukan rumah makan” “Sri Ratu! Ratu kelas satu. Ratu rumah tangga! Cuma sayangnya belum mandi!” “Sapa bilang ... “ Bu Amat mau marah. Kepala Batty nongol di pintu. “Minta airnya! Cepet yang dingin!! Pedes ni!” Pintu ditutup lagi. Amat bengong “Itu iblisnya?” “Ya!” “Aduh Ratu! Itu bukan Black Mamba, itu lintah! Aku ingin disedot! “Bapak!” “Supaya aku bisa mengigit lehernya sampai mampus. Akan aku

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

“Beli dong. Tapi dua, ya! Aku biasa, apa-apa mesti dua. Satu nanggung. Cepat tapi ya! Cari yang diet. Cepet! Aku kan ada janji dengan Mr. Bin! WC-nya mana?” Amat terkejut. gigit pelan-dan sedot darahnya “WC untuk apa?” supaya dia kering-garing.” “Telmi juga! WC untuk manAmat mau keluar. di!” “Bapak mau ke mana?” “O, kamar mandi?” “Mau mengunyah iblis itu “Ada berapa?’ hidup-hidup! Kok berani-beran“Mau pakai berapa?” inya memerintah kita, ambil air. “Paling sedikit tiga.” Memang ini rumah mbah buyut“Ya, nanti dibikin dulu.” nya! Ngapain dia bilang pedes, “Ada bed cover-nya?” pedes, seperti habis makan bakso “Apa?” setan? Apa dia sudah manggil tu“Itu lho bak untuk berenkang bakso dari teras rumah kita ini? Tukang bakso yang mau kita dem.” “O, nggak ada.” deportasi, karena ketahuan bikin “Lemari es-nya di mana?” bakso dari daging tikus? Nama kita “Di dapur.” bisa error! Kita harus menindak Amat menunjuk ke arah dapur. tegas tidak boleh pandang bulu!” Bu Amat baru keluar dari dapur Amat mau keluar. membawa pisau dapur. “Jangan!” “Selain yang tua itu ada berapa “Kenapa?” “Pembokat yang ngaku-ngaku asisten di sini.” “Tidak ada.” si Batty itu sebenarnya si Nora “Itu bawa pisau untuk apa?” yang dijanjikan Pak Kabul. Tapi “Dia suka motong.” setelah lihat rumah kita, lihat Ba“Motong siapa? Motong apa?” pak yang gini hari belum mandi, “Apa saja yang perlu dipodia langsung mengaku namanya tong.” Batty!” “Sudah berapa nenek itu kerja “Kenapa?” “Pasti dia kehilangan selera di sini?” “Sejak kawin.” pada kita!” “Suaminya mana?” “Takut kita jorok? Takut kita “Aku.” rewel, bawel, kejam? Takut kita Batty tersirap. bakal nunggak gajinya? Takut kita “Bapak siapa?” paksa kerja rodi?” “Aku suaminya, maaf istriku “Kalau takut kerja ngapain jadi agak terganggu. Ini jamnya kupembokat?” “Paling tidak untuk berteng- mat.” Batty terkejut dan mengambil ger.” hp-yang seakan-akan memang“Bukan untuk nafkah?” “Yang tua nafkah, yang muda gil. “Hallo, oh, Mr. Bin? Oke-oke, petualangan.” OTW, OTW, baik, swimming, tapi “Ssssttt!” ike tidak bawa, oke makan di KFC Batty masuk. dong, oke, oke OTW.” “Mana dong airnya?” Batty keluar. Bu Amat mengBu Amat melengos terus ke hampiri Amat. dapur “Kenapa dia ketakutan?” “Bu!” “Dia menyangka aku gila.” “Kan tadinya mau gigit. Gigit Di pintu muncul tukang bakso dah!” “Airnya dong, cepetan! Pedes membawa 4 mangkok kosong. “Bagaimana, Pak, enak? Kirain nih!” tidak doyan. Seratus ribu saja, “Air apa?” “Drink! Air minum! Coca-cola soalnya tikus putih sekarang susah dapat, tapi khasiatnya nomor ada?” satu!” “Ada di supermarket.”

Tabloid Tokoh merupakan salah satu media yang diundang dalam acara Faber-Castell Journalist Goes to Factory 2018. Acara berlangsung 25-28 Maret 2018. Tampak para peserta foto bersama di pabrik marker PT Faber-Castell International Indonesia di Cikarang Barat, Bekasi.

Gelar Kesarjanaan Gelar akademik atau gelar kesarjanaan sangat bermakna bagi seseorang, apalagi bagi si pemilik gelar tersebut. Gelar memang dicari dan diburu untuk suatu tujuan tertentu. Memperhatikan gelar-gelar yang bertengger di belakang atau di depan nama seseorang, umumnya dapat kita maklumi lantaran gelar itu sudah terbiasa kita dengar atau sudah sering kita baca pada sebuah tulisan. Lalu, bagaimana dengan yang kurang kita pahami ? Dalam surat (Kontak Pembaca) ini, terus terang, saya kurang memahami tentang gelar kesarjanaan atau mungkin sebutan profesi, yang ada pada Tokoh edisi 12-18 Maret 2018, hal. 3. Kongkretnya, gelar-gelar yang dimaksudkan itu, adalah; MSA., CA., dan CPA yang disandang oleh Ida Ayu Budhananda Munidewi, di bawah judul tulisan “Akuntan Publik Wanita Termuda.” Sekadar diketahui, bahwa saya bertanya tentang hal ini lantaran saya saat ini sedang menyusun Buku/Kamus Singkatan. Jawaban atas pertanyaan saya ini, kalau bisa, ditulis di ruang ini juga agar pembaca lain bisa terimbas. Terima kasih. Romi Sudhita Jln. Srikandi, Singaraja MSA (Master Sains Akuntansi) adalah gelar Magister S2 yang diperoleh Ida Ayu Budhananda Munidewi dari Universitas Brawijaya. CA (Chartered Accountant) adalah sertifikasi untuk Akuntan Beregister yang diberikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. CPA (Certified Public Accountant) adalah sertifikasi profesi akuntan publik yang diberikan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Mozaik

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Belakangan ini istilah pelakor sedang ramai jadi bahan pembicaraan. Agak merasa ketinggalan, ketika suatu malam saat sedang bersantai, istri menanyakan istilah “pelakor” yang sempat bikin saya bengong. Istilah apalagi ini. Setelah melacak ke beberapa media elektronik baru ketemu apa yang dimaksud dengan istilah ini yang ternyata adalah “perebut laki orang” alias wanita yang merebut suami orang lain. Apa pula bedanya dengan istilah WIL atau PIL. Menilik konteks-nya, penggunaan istilah pelakor tentu tidak bisa dilepaskan dari cerita cerita perselingkuhan antara para pelaku (laki & wanita) yang sudah berkeluarga. Cerita perselingkuhan pastilah terkait dengan rasa suka sama suka, terlepas dari siapa yang mulai duluan. Sebab jika salah satu tidak suka maka lain pula ceritanya. Lalu kenapa pula ada “rebut merebut” seolah yang diperebutkan adalah barang berharga yang pasif, tak punya peran apa apa untuk menentukan nasibnya sendiri. Dalam konteks perselingkuhan, istilah pelakor seolah mendudukkan si wanita sebagai biang masalah dan si laki laki adalah korban yang tak berdaya melawan kehendak nafsunya. Padahal andil si laki-laki tentu saja ada bahkan mungkin

Setialah pada Pasangan

besar. Lalu kenapa hanya si wanita yang mendapat julukan sebagai perebut, bukan lakinya sebagai kucing garong. Oleh karena itu disini perlu didudukkan dengan benar tiap posisi dan peran dari para pelaku dalam kasus perselingkuhan. Bukan sekadar soal rebut merebut atau sebar menyebar uang. Jika ada wanita sebagai aktor utama dalam istilah “pelakor”, maka tentunya ada pula istilah sebaliknya. Laki laki sebagai aktor utama yang merebut istri orang lain. Lalu disebut apa yang begini? Peristor alias perebut istri orang? Atau ada istilah lain lagi?. Apapun istilahnya tetap saja hal itu hanya upaya untuk mencari si kambing keriting dan hitam, ketimbang menimbang persoalan secara lebih adil dan proporsional. Keduanya tetap saja salah, namanya saja perselingkuhan. Bagaimana perselingkuhan terjadi? Seorang pakar psikologi Kelly Campbell Ph.D. dalam tulisannya mengenai mengapa orang berselingkuh (Psychology Today) menyebutkan setidaknya ada tiga alasan orang berselingkuh, yakni. Pertama, alasan Individual, yakni hal-hal yang terkait dengan kualitas pribadi yang membuat seseorang rentan terhadap perselingkuhan. Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko, diantaranya. • Persoalan Gender. Pria lebih mudah tergoda

Drs. Drajat Wibawa, M.Si.

untuk melakukan perselingkuhan ketimbang wanita. Alasannya karena pria memiliki hormon testosteron lebih banyak yang bertanggungjawab atas tingginya dorongan kebutuhan seksual. • Kepribadian. Orang yang kurang memiliki “hati nurani” dan kepribadian yang terlalu ramah lebih berisiko terlibat dalam perselingkuhan. • Faktor religiusitas dan preferensi sikap. Orang yang sangat religius (yang sebenarnya, bukan cuma kedok) dan mereka yang memiliki orientasi sikap konservatif (kuno/kolot) memiliki risiko rendah

untuk berselingkuh. Kedua, alasan dalam hubungan (relationship). Periset menemukan bahwa hubungan yang dicirikan oleh ketidakpuasan diantara pasangan; problem seksualitas dan pasangan yang sering konflik memiliki risiko tinggi untuk berselingkuh. Ketiga, alasan situasional. Orang bisa berselingkuh karena terjebak situasi. Seseorang yang bertipe setia, punya terjebak situasi. Seseorang yang bertipe setia, punya kualitas hubungan yang bahagia dengan pasangan, ketika terpojok dalam situasi yang berisiko tinggi bisa jadi akhirnya berselingkuh juga. Lalu bagaimana sebaiknya? Bagi yang tertarik dengan lawan jenis ya perhatikanlah rambu-rambu yang ada, cincin kawin melingkar di jari, itu salah satu rambunya. Jangan sengaja dilanggar seperti memetik buah mangga tetangga yang sudah matang di pohon. Jika Anda sudah bersuami atau beristri ya tetap setialah pada pasangan masing-masing. Memang ini saran yang klasik namun memiliki kebenaran yang

31 tidak terbantahkan. Kenapa? Sebab sejak awal Anda menikah Anda sudah memilih dengan penuh tanggung jawab pasangan Anda, jadi jika ada masalah dalam rumah tangga Anda ya tanggunglah dan selesaikanlah dengan sebijaknya. Jika mulai ada dan selesaikanlah dengan sebijaknya. Jika mulai ada keretakan dalam bahtera rumah tangga Anda, segeralah cari lem atau alat lain untuk merekatkan kembali. Oleh sebab itu sering seringlah berkaca-diri mengasah naluri untuk melihat potensi keretakan sejak dini. Jika Anda lebih sering berada di luar rumah bersama banyak teman lawan jenis ya sebaiknya mulai menimbang dan mengurangi faktor risiko itu dan lebih banyak quality-time yang Anda sediakan untuk pasangan. Jika Anda bukan orang yang religius ya segeralah mendekatkan diri pada Tuhan. Sebab Tuhan dan agama manapun melarang setiap bentuk kecurangan dan perselingkuhan. Drs. Drajat Wibawa, M.Si. Pengamat Sosial/Security Risk Management, United Nation

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Yoga bersama Dian Kania (Markandeya Yoga)

Teknik Pernapasan untuk Penderita Diabetes Militus Bunda Dian

1

2

Gambar 3 Ambil posisi seperti gambar 1 serta langkahkan kaki kanan ke depan diantara 2 tangan. Dorong pinggul ke depan supaya merasakan peregangan di bagian pangkal paha. Lutut segaris dengan dengkul. Lutut kiri mundur ke belakang dan pastikan lutut kanan tidak dibuka tapi rapat ke arah dalam. Jadi, persempit jarak antara perut dan paha dalam lalu mengangkat tangan kanan ke atas lanjutkan dengan lipat tangan letakkan di belakang punggung. Pegang paha kiri dengan memutar perut dan bahu ke belakang kanan dan dirasakan pinggangnya dipuntir serta biarkan diam dalam posisi ini mulai konsentrasi pada napas dengan lembut dan hembuskan perlahan. Lakukan 14 kali menarik dan menghembuskan napas. Selanjutnya kembali ke posisi semula dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang dan kaki kiri ke depan sesuai dengan teknik yang di atas.

3

Gambar 1 dan 2 - Buka kaki pastikan lutut segaris dengan panggul. Tangan satu garis dengan bahu. - Netralkan tulang punggung. Kemudian bahu tarik ke belakang ke arah atas. - Tulang ekor/ panggul tarik ke atas dan perut ke bawah kepala diangkat (lihat gambar). Selanjutnya tarik napas dengan lembut dan panjang dan buang napas lihat pusar lekungkan punggung serta kembali mengangkat kepala. Punggung netral dengan teknik yang sama diulang sebanyak 14 kali Opsi: Jika dalam pose ini lutut sakit bisa diganjal dengan bantal. Atau, punggung kaki ditidurkan. Bergerak sesuai ritme napas

4

Gambar ke 4 - Kembalikan lagi posisi kaki seperti di gambar 1 - Sekarang kaki jinjit, tekan perutnya masuk, kuatkan telapak tangan dan tarik bokong ke langitlangit. 10 jari kaki ke arah depan dan membentuk angka 11 - Kemudian angkat tumit, tekuk lutut lalu diam dalam posisi ini. Mulai menarik napas dengan lembut buang napas perlahan. Lakukan teknik ini 7 kali pernapasan

5

Gambar 5 - Kembali menurunkan lutut di lantai dengan tetap kaki jinjit - Pastikan tangan kuat sejajar dengan bahu perlahan-lahan angkat lutut setinggi 7 cm dan bertahan dengan posisi ini kemudian tarik napas kembali buang napas dengan lembut sebanyak 5 kali putaran.

Selamat berlatih Salam Markandeya Yoga Indonesia


Rileks

30 Pertanyaan TTS No. 004 MENDATAR 3. SEGITUJUH 5. PENGGARIS 6. PIRINGAN 10. JALAN CERITA 13. CAMBUK 15. ARTIFISIAL 17. KOSONG 18. JELAS 20. SEMBOYAN 22. SELASAR 23. KAMBUH 24. NEGARA ASAL BOB MARLEY 25. LELAH

MENURUN 1. GADUH 2. PENYAMARAN 4. CATATAN 7. KECIL 8. BATAS 9. BOLA SODOK 10. JENJANG 11. INFORMASI 12. BUNGA UANG 14. AKBAR 16. KANDANG KUDA 19. IMAJINER 21. GOYANG

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

TTS tokoh

Satu lagi film bertema budaya Bali hadir untuk menghibur pecinta film. Perpaduan mitos dan realita tentang leak tersaji dalam film “Nyungsang” garapan Gases Bali dan IKIP PGRI Bali.

S

JAWABAN TTS No. 002 MENDATAR 4. CELCIUS 8. SEKUNDER 10. MARATON 12. INSPIRASI 14. KAWIN 18. FRATER 20. TERTIB 21. NETRAL 23. HANGGAR 26. ONGKOS 28. DENMARK 29. BEGADANG 32. ADAPTASI 35. RABAT 36. PANDU 37. LADAM 38. HIJAB 39. BUNTING 40. GELANGGANG

Sosialita

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

MENURUN 1. MENGKUDU 2. PARODI 3. TEROMPET 5. HALTE 6. WAISAK 7. KOKI 9. ENGKONG 11. CATUR 13. NINGRAT 15. AMPUTASI 16. LETNAN 17. EKSPRES 19. RETINA 22. HALILINTAR 24. SABDA 25. IKEBANA 26. OBENG 27. GANDEWA 30. JAGAWANA 31. JOMPLANG 33. DAYAK 34. SINTING

Kupon TTS tokoh No. 004

atu per satu undangan memasuki Studio 5 Denpasar Cineplex, Kamis (29/3) sore. Ini merupakan hari spesial bagi kru film “Nyungsang”. Gala premiere tersaji untuk undangan dan keluarga besar pendukung “Nyungsang”. Diawali dengan tangisan Odah (nenek) sambil menimang cucunya, Luh Putu Nesti yang juga menangis. Mereka dikerumuni dedemit yang berpenampilan seram. Latar pohon beringin yang rimbun dan kabut asap membuat suasana tambah seram. Luh Tu Nesti baru saja kehilangan orangtuanya. Ia pun menjadi anak yatim piatu yang diasuh Odah. Seiring perjalanan waktu, Luh Tu Nesti yang diperankan Gek Ari tumbuh menjadi perempuan dewasa yang cantik dan pintar menari. Rasa sayang Luh Tu Nesti pada Odah ditunjukkan dengan melayani segala keperluan Odah. Ia tak kenal lelah bahkan mengabaikan usianya yang tambah dewasa dan belum menikah. Banyak yang berminat pada Luh Tu Nesti, namun kebanyakan mundur karena takut pada Odah yang disinyalir punya ilmu pengeleakan. Ternyata Luh Tu Nesti merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Saat tertentu, ia merasa bukan dirinya sendiri. Ternyata terkuaklah realita, Odah memang memiliki ilmu pengeleakan yang sudah diturunkan ke Luh Tu Nesti. Alur film yang bolak-balik menampilkan Luh Tu Nesti yang sudah tua memiliki cucu bernama Pujas. Anak muda kekinian yang hobi matajen. Suatu

Beberapa artis dan kru film “Nyungsang”

saat, Pujas masuk ke kamar Odah dan merasakan sesuatu yang aneh. Hingga di pengujung film, Pujas ditindih leak. Sebuah ending gantung yang membuat penonton penasaran. Di Film “Nyungsang” ini, sang Sutradara Komang Gases tidak mau memberikan statement bahwa leak itu bagus atau jelek. Ia sengaja memberikan penonton memilih dan memilah, karena semua pasti ada risiko. Masyarakat diharapkan dapat menyikapi suatu hal yang terkait rwa bhinedha (hitam-putih, baik-buruk) yang selalu ada dalam dunia ini. Semua itu jelas terucap dalam bahasa-bahasa seperti: “Ape je ne gelah cening, jalanin. Yen sube nyalanin kepatutan, jalanin”. Namun, dalam sebuah scene, ada juga bahasa pamannya si tokoh utama Luh Tu Nesti, yang memberikan pelurusan untuk memahami sebuah ilmu. “Apa pun yang sudah diwariskan dan dijadikan sebuah tradisi, jalankan dengan baik dan benar. Jika kamu tidak bisa menjalankan itu nanti nyungsang pejalanan ceninge”.

“Ini penayangan perdana dan respons penonton cukup lumayan. Kami akui banyak hal yang perlu diperbaiki. Masing-masing pemain punya kelemahan. Ke depan, kami sudah sepakat, kalau ini sukses akan garap sekuelnya. Evaluasi tetap perlu dilakukan,” ungkap Rektor IKIP PGRI Bali Drs. I Made Suarta, S.H., M.Hum. Suarta yang turut berperan sebagai Pak Man menuturkan ini pengalaman pertamanya bermain film layar lebar. Seniman arja ini merasa ada hal-hal

3

yang perlu dievaluasi, misalnya penguatan karakter dengan memberikan skrip naskah lebih awal. Ada pemain yang cepat memahami naskah dan ada yang perlu waktu lebih lama. “Secara umum, semua sudah berjalan baik. Ke depan, kami sudah sepakat agar “Nyungsang” tidak hanya tampil di level regional tetapi bisa go national. Apalagi ini film yang mengusung misi budaya. Teaser filmnya saja sudah ditonton lebih dari 50 ribu pengguna media sosial. Respons yang sangat luar biasa,” tegas Suarta. Sementara, Komang Gases mengaku puas dengan penayangan perdana film “Nyungsang” ini. “Apa yang ingin saya sampaikan akhirnya bisa tersampaikan, dari sisi spirit, sisi seni, dan sisi keilmuan,” tegasnya. Walau dengan kamera kecil dan proses dubbing sederhana, mampu membuat film bergenre tragedi komedi ini menghibur penonton. Ada saatnya penonton menjerit dan ada kalanya mereka tertawa. Putra (alm) Mangku Candra ini menuturkan banyak suka-duka selama pembuatan film ini. Sukanya, ia bisa berkumpul dengan teman-teman dan

bisa berkarya bersama. “Awalnya jujur kami tanpa tandatangan kontrak. Ini murni untuk pekerjaan. Ketika ada hasil, baru buatkan kontrak. Biar tidak ada tumpang tindih. Ini sudah masuk bioskop. Meski tidak banyak, adalah yang dibagi. Saya bisa tahu mana yang care, mana yang hanya pikirkan uang saja. Saya terbuka dengan mereka,” jelas Komang Gases. Ia juga mengaku banyak hal yang dipelajari selama pembuatan film ini. Sebagai sutradara yang didukung IKIP PGRI Bali, Gases, Jagir, dan yang lainnya, ia ternyata tidak tahu detail tentang film. “Saya hanya bermodal ide untuk pertahankan seni dan budaya Bali. Selama ini IKIP PGRI Bali dan Gases sudah sering ngayah di dunia seni. Sekarang kami harus berani masuk dunia perfilman agar lebih dikenal masyarakat,” tegasnya. Ia pun sepakat dengan apa yang disampaikan Rektor IKIP PGRI Bali. “Kami memang membuat ending menggantung agar penonton penasaran dan kami siap untuk melanjutkan film ini agar go national,” ujar Komang Gases yang juga dosen IKIP PGRI Bali ini. –wah, ten

KETENTUAN MENJAWAB

Pemenang TTS No. 002 1. Ayu Kusumadewi (Badung) 2. Sagung Paramita (Denpasar)

tokoh dunia Perempuan bernama lengkap Christine Madeleine Odette Lagarde ini adalah perempuan pertama yang menjadi Direktur Pelaksana IMF (Dana Moneter Internasional). Sebelumnya, perempuan kelahiran 1 Januari 1956 ini menjabat Menteri Urusan Ekonomi, Keuangan dan Perindustrian Perancis.

L

agarde dilahirkan di Paris dari sebuah keluarga akademisi. Ayahnya, Robert Lallouette adalah profesor bahasa Inggris di Fakultas Rouen. Setelah lulus

pada 1974 di Lycée Claude Monet di Le Havre, Lagarde memperoleh beasiswa dan melanjutkan sekolahnya di Sekolah HoltonArms, sebuah sekolah khusus anak perempuan di Bethesda,

Jawaban ditulis di kertas dan masukkan dalam amplop atau ditulis di kartu pos. Tempelkan guntingan kupon TTS No 001 serta identitas lengkap (nama, alamat, no HP). Kirim ke Redaksi Tokoh, Gedung Pers Bali K. Nadha lantai III, Jln. Kebo Iwa no 63 A Denpasar, paling lambat Kamis 12 April 2018. Pemenang diumumkan Minggu 22 April 2018. Tersedia dua hadiah voucer belanja senilai @Rp 100.000 dari Cellular World untuk dua orang pemenang. Pemenang agar ­mengambil hadiah ke Kantor Redaksi Tokoh setiap hari kerja dengan membawa identitas diri (KTP/SIM)

Sebagian undangan yang hadir dalam penayangan perdana film “Nyungsang”

MAJUKAN PERFILMAN BALI Bahasa yang digunakan dalam film ini adalah campuran Bahasa Indonesia dan bahasa Bali yang kemudian ada terjemahan ke dalam Bahasa Inggris. Diterjemahkan dalam bahasa Inggris ini dij elaskan Komang Gases, untuk memperkenalkan budaya Bali kepada orang asing. Film “Nyungsang” yang tayang di Denpasar Cineplex Studio 5 sampai 11 April 2018 ini adalah hasil kolaborasi IKIP PGRI Bali dan Gases Bali. Diperkuat dengan naskah yang ditulis oleh I Ketut Sandika, Komang Gases (Sutradara, Produser), Buddi Mahayana (Kameramen), Arik Palawara (Musik). Di antara pendukung film ini, ada dua nama tenar. Puja Astawa dan Gek Ari. Puja Astawa yang lebih dikenal dengan Pujas merupakan selebgram yang video lucunya banyak di media sosial. “Terus terang ini film layar lebar pertama saya. Apa yang terjadi, bagian dari kami semua. Saya ambil hikmahnya saja untuk ke depan,” ujar pemeran tokoh Pujas ini. Harapannya ke depan, film Bali jauh lebih

Christine Lagarde Maryland, AS. Ia juga meraih gelar dalam bidang hukum dan politik. Lagarde pernah menjadi anggota tim nasional renang sinkronisasi Perancis pada masa remajanya. Hobinya selain berenang adalah yoga, menyelam skuba, dan berkebun. Lagarde, seorang pengacara anti-trust dan perburuhan terkemuka, mencatat sejarah sebagai perempuan pertama yang menja-

bat direktur sebuah perusahaan konsultan hukum internasional Baker & McKenzie. Pada 16 November 2009, The Financial Times memilihnya sebagai Menteri Keuangan terbaik di kalangan negara-negara yang menggunakan mata uang Euro. (Wikipedia)

Made Suarta dan Gek Ari

bagus dari ini. Ia juga menuturkan tidak ada masalah dengan casting karena memerankan diri sendiri. Pujas memiliki karakter anak nakal di film horor. Ia menjadi anak modern di masa kini yang tidak tahu banyak tentang Odahnya. Sementara itu, Gek Ari mengatakan ada kesan seram dan sedih dalam film ini. Ia merasa penasaran dengan sesuatu yang diberikan Odah yang merasuki tubuhnya. “Ada sosok wanita tua yang muncul sekilas saat syuting di rumah tua di Batuan. Mungkin wanita itu memberi tanda bahwa ia memang ada” ujar perempuan bernama lengkap Ni Wayan Ariani ini. Saat syuting di Sangeh, pemeran di beberapa FTV ini merasa ada sesuatu yang merasuki tubuhnya sehingga ia bisa membawakan peran dengan baik dan seperti mendapat taksu. “Semoga perfilman Bali lebih maju dan insan perfilman Bali lebih terpacu meningkatan seni perfilman. Banyak potensi yang bisa digarap dari budaya mistis,” tegas Gek Ari. –wah, ten


Inspirasi

4

Ni Made Ratni

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Hambatan

P

restasi teranyar yang diraihnya, menjadi 4 star player terbaik di Australian Cham­ pionship Tahun 2018, yang di­ selenggarakan bulan Maret lalu. Ratni, begitu ia akrab disapa, awalnya, hanya seorang gadis pemalu. Dengan keterbatasannya, ia menjadi rendah diri. Walaupun, ia menempuh pendidikannya di sekolah umum yakni di SMAN 1 Tegalalang, Gianyar, tak sertamerta membuat rasa rendah dirinya hilang. Suatu ketika, Ratni, bertemu dengan seorang temannya yang bekerja di Yayasan Damai Olah­raga (Bali Sport Foundation). Yayasan ini fokus untuk melatih para difabel berolahraga. Dari temannya, ia mendapatkan kabar, akan ada perekrutan pemain rugby bagi pengguna kursi roda. Ratni tertarik mendaftar dan ikut seleksi. Setelah beberapa kali tahapan seleksi, Ratni dinyatakan lolos dan masuk dalam tim rugby. Sejak itu, kata Ratni, hariharinya berubah. Pagi dia siap untuk berangkat ke sekolah, sore sampai malam, ia latihan di Yayasan Damai Olahraga. Me­ mang ia mengakui, bermain rugby bukanlah hal yang mudah. “Sangat diperlukan kelincahan dan kece­ patan dalam bermain rugby. Be­ lum lagi tabrakan sesama pemain yang tentu saja membuat tubuh sakit, sehingga ketahanan fisik juga sangat diperlukan. Apalagi, ban kursi roda bocor, pemain akan jatuh terjungkal,” tutur Ratni. Ia mengatakan, sangat me­ nikmati keunikan bermain rugby. Ia malah merasakan sangat tertan­ tang untuk menunjukkan kemam­ puannya. Dari keterampilannya itu, ia terpilih sebagai pembawa bola. Otomatis Ratni menjadi incaran para lawannya. Menurut Ratni, bola untuk rugby sangat ringan, jadi tidak terlalu berat untuk dibawa.

Dalam keseharian Ratni juga bukan orang yang manja. Ia jauhjauh datang dari Gianyar mengen­ derai sepeda motor ke Denpasar. Tentu saja, sepeda motor yang digunakan sudah dipermak agar ia yang tak memiliki kaki utuh bisa mengendarainya dengan leluasa. Pelan, tapi pasti, prestasi Ratni melejit. Setelah ia menamatkan pendidikannya di bangku SMA, Ratni direkrut juga untuk bekerja di Yayasan Damai Olahraga. Di sinilah, gadis usia 24 tahun ini mulai meng­ asah keterampilannya selain sebagai atlit, ia juga diberikan kesempatan menjadi karyawan administrasi di Yayasan Damai Olahraga. Beberapa prestasi yang sudah

diraih Ratni, menjadi pemain perempuan terbaik tahun 2015, menjadi MVP Player tahun 2016, MVP Player di Tafisa Cup Jakarta tahun 2016, MVP di Bali 4’s tahun 2017, juara I lomba balap kursi roda di Bali Marathon 2017, dan menjadi 4 star player terbaik di Australian Championship tahun 2018. Ketika ditanya bagaimana rasa­ nya sekarang setelah menjadi atlit berprestasi? Ratni menjawab dengan tertawa sumringah. “Saya sangat percaya diri.” Ia sangat bersyukur di tengah ke­ terbatasannya, ia bisa memberikan yang terbaik untuk nama Bali. Ada hal unik yang dikisahkan Ratni. Sejak menjadi atlit ia sudah bisa meng­ injakkan kaki ke luar Bali, bahkan ke beberapa negara, seperti Malaysia, Korea, dan Australia. Sebelumnya, tentu dalam benak Ratni, hal itu sangat mustahil. Namun, kini semua menjadi kenyataan.

Tiap orang pasti pernah melakukan kebohongan, baik itu ke­ bohongan yang didasari kebaikan maupun keburukan. Apapun dasarnya, setiap kebohongan selalu menyisakan beban moral terhadap pelakunya. Dalam konteks tertentu justru kebohon­ gan dapat dilakukan dan dibenarkan menurut ajaran agama. Hal ini disampaikan oleh akademisi STAHN Mpu Kuturan Singaraja Komang Puteri Yadnya Diari. S.S., M.Pd.

Ratni (pegang piala)

Saat ia diberi kesempatan train­ ing di Australia, prestasi Ratni sudah dilirik. Saat itu, Ratni diminta ikut ke­ juaraan di Australia mewakili salah satu negara bagian di sana. Ratni terpilih menjadi 4 pemain terbaik dalam Australian Championship tahun 2018. “Saya bangga karena satu-satunya orang Indonesia,” kata Ratni dengan senyum lebar. Untuk mengisi waktu luang, Ratni mendapat kabar dari te­ mannya lagi, kalau bakal ada seleksi untuk atlit anggar. Ratni pun gencar berlatih anggar. Tidak berhenti sampai di sana, bulan Oktober Ratni akan siap-siap lagi berangkat ke Australia. Bahkan, Ratni juga akan dipanggil untuk masuk Pelatnas.

Bali Sport Fondation/ Yayasan Damai Olahraga Didirikan Rodney Holt se­ orang warga Australia yang dibesarkan di Italia. Mempunyai latar belakang sebagai chef masakan Italia dan juga mantan atlit rugby Bali. Yayasan ini fokus pada penyandang difa­ bel. Selain berolahraga untuk mendapatkan kesehatan jas­ mani, penyandang difabel juga dilatih untuk menjadi pribadi yang kuat, disiplin, mandiri, dan pantang menyerah mengejar cita-cita mereka, dan menun­ jukkan kepada orang lain bahwa di tengah keterbatasan mereka juga mampu mencapai kesuk­ sesan. (Wirati Astiti)

Socialentrepreneur di Warung Cibo

Lava cokelat

Bagi Anda penyuka makanan Italia, kini bisa bersantai di Warung Cibo/Cibo Café, di Jalan Hayam Wuruk Denpasar. Warung ini didirikan AA Ayu Putri Girindrawardani, is­ tri dari pendiri Bali Sport Fondation/Yayasan Damai Olahraga, Rodney Holt. Warung ini menyajikan aneka makanan Italia seperti pizza dan pasta. Bagi penyuka es krim di sini juga tempat yang asyik untuk nongkrong karena aneka rasa buah-buahan tersedia. Untuk harga sangat terjangkau. Warung ini buka mulai pukul 12.00 sampai 21.00. Menurut AA Ayu Putri Girindrawardani atau yang akrab disapa Bu Putri, bahan baku dari pasta sangat special karena ia

membuat sendiri yakni tanpa menggunakan bahan pewarna sistetis, tanpa pengawet, dan penyedap. Untuk warna merah ia ambil dari beetroot, warna hitam dari tinta cumi-cumi, kuning atau oranye dari wortel, dan hijau dari bayam. Begitu juga es krim ia buat dari bahan utama buah-buahan. Ia menambahkan, warung Cibo ini sebe­ narnya ia kembangkan sebagai socialentrepreneur. “Saat ini, kami mempekerjakan 22 karyawan di pabrik, diantaranya 6 orang penyandang difabel. Untuk di warung Cibo ada 4 orang difabel yakni tuna rungu dan daksa,” katanya. Ia mengakui, untuk seutuhnya mempekerja­ kan penyandang difabel tentu belum bisa, ka­rena masih ada beberapa pekerjaan yang me­reka tidak bisa lakukan. Karena tujuan awalnya, ia ingin memberdayakan penyandang difabel agar mereka mampu menjadi pribadi yang mandiri. Seperti Made Ratni contohnya. “Misi kami menjadikan mereka dari nobody menjadi somebody. Difabel bukanlah kendala, dengan olahraga mereka bisa menjadi lebih percaya diri. Saya juga memberikan kesem­ patan mereka menjadi wirausaha dengan pro­ gram socialenterpreneur ini,” kata Bu Putri. Dengan dibukanya Warung Cibo, Made Ratni juga ikut membantu di kafe ini. Ratni

senang karena dengan ia bekerja di Yayasan dan mendapatkan gaji, kini ia sudah mandiri mempunyai penghasilan sendiri tanpa harus takut menghadapi masa depan. (Wirati Astiti)

Aneka pasta Warung Cibo

M

Komang Puteri Yadnya Diari

Kekurangan fisik bukanlah hambatan untuk berprestasi. Itu­ lah yang dibuktikan Ni Made Ratni. Gadis asal Desa Taro, Gianyar ini mendulang berbagai prestasi di tengah keter­ batasannya sebagai penyandang difabel.

29

Berbohong untuk Bentuk Karakter Anak

Keterbatasan bukan

Sudut Pandang

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

enurutnya, se­ baik apapun tu­ juan berbohong akan tetapi selalu memberikan beban moral yang membuat si pelaku tidak tenang. Maka dari itu, meskipun diperbo­ lehkan kebohongan tetap harus diminimalkan. Perempuan yang akrab disapa Puteri ini menga­ takan dalam ajaran agama Hindu ada lima jenis kebohongan yang diperbolehkan di antaranya, berbohong kepada anak. Dari perspektif pendidi­ kan, berbohong kepada anak bertujuan untuk membentuk karakter anak. Sebab anak masih polos dan tidak banyak tahu tentang sesuatu di sekitarnya sehingga ketika anak berusaha mencari tahu dengan cara yang salah maka diperkenankan mem­

beritahu dengan cara berbohong. “Hal-hal kecil untuk membentuk karakter anak sedini mungkin itu diperbolehkan untuk berbohong. Misalnya tidak boleh duduk di atas bantal nanti bisul,” jelasnya. Sebagai seorang ibu, Puteri tidak menampik ada saja kebo­ hongan yang diungkapkan dalam hal mendidik anaknya. Apalagi dirinya memiliki anak yang berada di fase emas dimana anak akan mencontoh sesuatu dari orang terdekatnya, yaitu orangtua. “Ketika anak saya tertarik belajar bahasa maka ketika sedikit saja mendengar bahasa yang asing maka akan mencari tahu, seh­ ingga saya akan menggunakan kebohongan sebab akibat untuk mengarahkan anak, misalnya, dik sing dadi kene.. nyaan keto..,” jelasnya.

Meskipun berbohong dengan dasar kebaikan diperbolehkan kepada anak, akan tetapi tidak semua anak bisa dibohongi apalagi anak yang usia sudah menginjak remaja. Sehingga tentu untuk membentuk karakter anak di usia ini dilakukan dengan pendekatan yang berbeda. “Saya rasa untuk membohongi anak di usia remaja ini tidak mudah, karena sulit dia­ tur, sehingga pendekatannya dengan persahabatan tidak lagi kebohongan,” jelasnya. Berbohong juga diperbolehkan bagi seorang pedagang dengan tujuan untuk mendapatkan un­ tung. Selain itu, berbohong juga diperbolehkan dalam mengh­ adapi musuh. Musuh yang paling besar dan paling dekat dengan seseorang adalah diri sendiri, se­ hingga ego dan kebodohan harus diperangi. “Berbohong dengan tujuan memerangi musuh kita sendiri yaitu kebodohan dan ego,” tambahnya. Perempuan kelahiran 14 Agus­ tus 1990 ini menambahkan, kon­ teks lain berbohong juga diper­ kenankan kepada pasangan untuk menyenangkan hati pasangan. Akan tetapi pada konteks ini

Berbohong dalam Kondisi Tertentu Sepertinya hampir sebagian besar diantara kita pernah ber­ bohong. Meski semua orang akan mengatakan kalau berbohong itu perbuatan tidak baik. Namun, di balik itu berbohong bisa menjadi senjata dalam rangka menghargai perasaan orang lain, yakni berbo­ hong demi kebaikan bersama. Banyak yang meyakini jika kita berbohong bukan demi keburukan atau kejelekan orang lain itu tidak apa-apa. Apalagi jika berbohong demi terhindar dari rasa marah, kecewa atau situasi yang tidak menyenangkan orang lain, rasanya boleh –boleh saja. Begitu juga dengan AA Praya­ wati, ibu rumah tangga dengan 5 orang cucu ini. Dalam kesehariannya juga tak lepas dari kata-kata bohong. Ka­ tanya, kebohongan yang dilakukan­ nya semata-mata demi kebaikan

sang cucu. “Misalnya suatu hari saya mau latihan menabuh. Melihat saya berganti pakaian, cucu saya ingin ikut. Saya bilang aja kalau saya mau ke dokter. Tujuan saya agar dia tidak ikut, sebab saya khawatir nanti di sana dia bakalan merasa lelah menunggu dan bisa saja lantas ngambek atau ngambul,” katanya . Namun, Gung Praya enggan menyampaikan alasan yang sebe­ narnya atau berbohong lebih ban­ yak dilakukan kepada anak kecil. Utamanya pada cucu –cucunya. Biasanya juga bohong digunakannya dalam kondisi ‘sudah kepepet’ “Ke­ tika kita tidak mungkin menyampai­ kannya alasan yang sesungguhnya. Maka alasan yang lainlah yang disampaikan,” cetusnya. Gung Praya juga mengatakan pernah melakukan kebohongan pada saat sang cucu

masih minum susu pakai dot. Padahal menurut dirinya si cucu sudah gede semestinya bisa mi­ num menggunakan gelas . “Ketika diminta minum susu pakai gelas ..pecahlah tangisnya. Ia masih tetep ingin ngedot. Untuk bisa menyudahi hal ini, saya terpaksa mengatakan kalau dot-nya sudah dimakan guk-guk. Cucu saya sempat demam selama dua hari,” paparnya sembari menambah­ kan jika sang cucu terus ngedot sampai besar bisa saja bibirnya menjadi nyonyor. Begitu juga saat cucunya yang lebih kecil ingin ikut ke sekolah mengantar sang kakak, dengan minta gendong. Ketika ditolak, si adik pun nangis sejadi-jadinya. Melihat itu spontan, Gung Praya meluncurkan kata-kata kalau hari itu dirinya mau mengantar sang kakak imunisasi ke dokter.

AA Prayawati

Selanjutnya Gung Praya juga blak-blakan bercerita tentang ke­ bohongan dalam konteks lain yang pernah dilakukannya. Ia sempat

berbohong sering disalahartikan sehingga menyebabkan ketidak­ harmonisan dalam hubungan rumah tangga. “Banyak yang berbohong kepada pasangan tetapi bukan untuk menyenang­ kan pasangannya nah inilah yang menimbulkan keretakan dalam antara suami dan istri. Jadi tidak diperkenankan berbohong den­ gan hanya menguntungkan salah satu belah pihak,” ungkap alumni FPMHD Unud tersebut. Berbohong juga diperkenan­ kan untuk orang sakit sebab secara ilmu psikologis memang lebih baik seorang penderita sakit tidak mengetahui sakit yang dideritanya. Tentu merahasiakan penyakit tersebut dengan tujuan tidak menambah beban si pen­ derita. Puteri juga mengatakan sekali berbohong maka kebohongan lain akan dilakukan, sehingga setiap kebohongan tentu dengan landasan dharma harus bisa diper­ tanggungjawabkan. “Kebohon­ gan demi kebaikan kepada anak harus saya pertanggungjawabkan dengan perbuatan saya, dengan bersikap konsisten,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

membohongi suaminya tersayang. Yang ini, katanya urusan kepentin­ gan membeli item fashion, seperti tas, sepatu, sandal hingg busana untuk melengkapi koleksinya. “Kalau jujur menyampikan tentu akan ada berbagai pertanyaan. Kenapa harus beli lagi padahal sudah punya. Kita perempuan kan perlu memiliki beberapa koleksi, Pertama agar bisa tampil yang pan­ tas serta serta jika sandal atau tas digunakan bergilir akan lebih lama rusaknya. Tapi kalau dijelaskan jadi panjang lebar makanya agak –agak bohong sedikit,” katanya tertawa kecil. Satu lagi kebohongan yang per­ nah dilakukannya,adalah berbohong pada orang yang tengah sakit. Ka­ dang, katanya kita harus menyam­ paikan kalimat yang menenangkan dan positif, meski sebenarnya keadaannya yang sebenarnya cukup mengkhawatirkan atau sakitnya cukup serius. “Tujuan bohong di sini adalah untuk menyemangati yang sakit,” katanya. (Sri Ardhini)


28

Sudut Pandang

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Berbohong Itu Manusiawi Penting dipahami, di antara banyak alasan, salah satunya kenapa seseorang harus berbohong karena kebohongan dianggap sarana dasar untuk membela diri. Seseorang atau bahkan kelompok orang berbohong (bohong berjamaah) karena ingin melarikan diri dari hukuman.

M

isalnya ada seseorang bertanya pada pasangannya, apakah kamu tidak jujur padaku? Kapan pun pertanyaan itu diajukan, jawabannya akan selalu, “Tidak.” Itu artinya, naluri berbohong itu muncul benar-benar karena alasan untuk lari dari “hukuman”. Sekarang muncul pertanyaan, bagaimana dengan berbohong yang bertujuan baik, atau bohong positif? Apakah berbohong agar membuat seseorang “merasa lebih baik”, atau “menyelematkan orang” benar-benar bernilai positif bagi pergaulan bersama? Menurut Kongso Sukoco, seniman kawakan di Mataram, berbohong yang bertujuan baik itu bukanlah kebohongan tapi ‘siasat’ untuk menyelamatkan orang tan-

pa bermaksud mengambil untung (untuk diri sendiri). Yang jelas tidak bermaksud memperdayai orang lain. “Dua ciri penting yang masuk kategori kebohongan, yaitu mencari keuntungan dari situasi itu (bisa cari selamat, misalnya), dan memperdayai pihak lain,” katanya. Misalnya, kalau kita tidak memberitahu dimana seseorang bersembunyi karena nyawanya sedang terancam, memang seseorang tersebut sedang tak mengungkapkan informasi yang sebenarnya. Tapi hakekatnya ia tidak memperdayai orang lain. Dalam konteks seperti itu, lanjutnya, berbohong adalah salah satu hal yang membuat kita manusiawi. Kemampuan menekuk kebenaran, berpikir untuk

kemaslahatan orang lain dan memainkan fakta yang diterima, dan memberi apa yang memberi manfaat bagi orang lain. Hal seperti itu bukanlah dalam kategori kebohongan yang tampaknya kecil, yang dapat merusak kepercayaan antar individu. Dan dalam skala yang lebih besar, bisa menimbulkan masalah pada masyarakat. “Ketika kita berbohong, ini nasehat orang bijak, kita sebenarnya telah menyesatkan orang tentang dunia, dan dapat menyakiti orang lain tanpa kita sadari. Jika kebohongan kita terbongkar sangat sulit untuk membangun kepercayaan kembali,” ujar sutradara senior ini. Apa yang dilakukan aktor saat memainkan ‘peran’nya sebenarnya ia sedang bermain-main untuk ‘menjadi’ (to be) karakter yang harus dimainkan untuk penonton. Seorang aktor yang memainkan peran sebagai pembunuh, dipahami penonton bahwa aktor itu bukanlah seorang pembunuh.

Gunung Agung meletus, areal yang kena atau dampaknya pada zona-zona tertentu. Jadi, masih banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di Bali. Jika bandara dituutp bisa lewat jalan darat,” kata Ana. Menurutnya, kita tidak perlu berbohong demi kebaikan, sampaikan saja apa adanya. Apalagi, dengan adanya media sosial, tentu wisatawan bisa mendapatkan info lebih cepat, Intinya, berita yang disampaikan haruslah positif. “Saya ingat waktu kecil, banyak orang mengatakan, jangan duduk di bantal nanti bisul. Kalau orangtua saya ngasi tahu, jangan duduk di bantal karena tidak sopan. Intinya, bagaimana cara penyampaian yang benar,” kata Ana. Lagi lagi penuturan, Liliana Dewi. Baginya, kadang memang kebohongan diperlukan untuk kebaikan. Ia menceritakan, suatu hari, ia pernah berjanji akan pergi bersama teman-temannya. Namun, dalam perjalanan ia mendapatkan telepon kalau anaknya ketinggalan buku yang harus dibawa, dengan segera ia meluncur ke sekolah anaknya untuk membawakan buku tersebut.

Tubuh sebagai Media Ekspresi Seni mural, gambar atau lukisan di dinding atau tembok kini tengah menjadi tren. Mulai dari cafe hingga klinik kecantikan menjadikan mural sebagai pemanis interior. Mozaik untuk menghidupkan suasana atau bagian dari arsitektur demi menambah nilai keindahan sekitarnya.

S

eniman muda satu ini tengah banyak dicari untuk menggarap seni mural di berbagai tempat. Mutia Bunga yang lahir 13 Januari 1995, bukanlah wajah baru di dunia seni lukis. Darah seni mengalir dari sang kakek, Rusli Hakim, seorang tokoh pelukis. Sejak berusia 4 tahun, Mutia sudah malang-melintang di berbagai kompetisi melukis dan karikatur. Dari berbagai lomba yang diiKongso Sukoco (kiri) saat bermain sandiwara di lakon berjudul Nyanyian Angsa karya Anton Chekov

Dalam pengertian ini, aktor tak berusaha mencari untung dengan memperdaya pihak lain. Penonton bahkan menuntut aktor agar bisa lebih sempurna

Ana Dewi Permana

Ni Made Yuliani

Saat ditelepon temannya, ia mengatakan sudah jalan ke tempat yang mereka janjikan, walaupun sebenarnya ia masih mengurus keperluan anaknya. “Saya tidak mengatakan kepada teman masih mengurus keluarga. Lebih baik saya terlambat daripada kepikiran soal anak saya,” ungkap Liliana.

Yuliani, beberapa kebohongan memang kadang ia lakukan tapi intinya demi kebaikan. Misalnya, saat anaknya ngambek minta makan di luar, sementara, di rumah ada makanan banyak. “Saya cari alasan mengatakan badan saya sangat letih. Kemudian, saya tawarkan dia untuk dibuatkan tambahan lagi atau mau disuapin yang penting intinya dia mau makan di rumah,” kata dosen IHDN Denpasar ini.

BOHONG UNTUK MEMBAHAGIAKAN Sementara menurut Ni Made

5

Mutia Bunga

‘menjadi’ orang lain. Maka ‘kebohongan’ dalam memerankan orang lain itu adalah semata bermain sandiwara. (Naniek I. Taufan)

Daripada Bohong, Sampaikan Apa Adanya Vice President Director Secret Garden Village, Ana Dewi Permana, ia tidak biasa berbohong, walaupun itu demi kebaikan. Ia lebih tepat mengatakan, seperlunya saja. Contoh yang ia ungkapkan, dulu saat bekerja di hotel, sekitar tahun 2008, kasus flu babi sedang merebak. “Ada dua tamu yang anaknya terkena demam saat menginap di hotel. Berdasarkan pemeriksaan, anak tersebut suspect. Karena itu, ia diharuskan dirawat di RS Sanglah. Sementara, keluarganya kami fasilitasi dengan kamar khusus atau vila yang memang terpisah dengan tamu lainnya alias di pojok. Saat ditanya tamu lain, kami hanya mengatakan, anak tersebut sedang dalam pemeriksaan. Tujuannya, agar tamu tidak takut,” ungkapnya. Kasus lain yang dituturkan Ana, saat meletusnya Gunung Agung. “Kami justru mengangkat berita hal positif dari masyarakat Bali, misalnya, bagaimana masyarakat Bali bersatu-padu melakukan penanganan saat Gunung Agung dinyatakan erupsi. Banyak yang menawarkan rumahnya sebagai tempat evakuasi. Kami juga membagikan info bahwa jika pun

Inspirasi

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Begitu juga, ketika anakanaknya ingin sekali ketemu nenek dan kakeknya di kampung, tapi ia sendiri belum bisa mengantar karena kesibukan, ia pasti akan mencari alasan. “Biasanya saya sarankan mereka untuk menelepon kakek dan neneknya karena saya sangat letih,” imbuhnya. Kebohongan demi kebaikan lain juga dituturkan Yuliani. Saat mendapatkan situasi yang kurang hangat di dengan keluarga suami, ia tak mungkin mengatakan terus terang. “Saat ditanya suami, saya pasti katakan baik-baik saja, demi menyenangkan hati suami,” katanya. Sementara, ada hal lucu yang ia tuturkan. Ia tertarik membeli perhiasan. Saat menabung, jumlah tabungan ia kurangi, agar bisa sebagian untuk membeli perhiasan. Saat ditanya suami, mengapa sedikit menabung, ia langsung mengatakan, karena sisanya uang memang sedikit. “Memang itu berbohong, tapi membahagiakan hati saya karena itu perhiasan lama sudah saya idamkan. Lagian yang dipakai membeli itu adalah uang saya,” kata Yuliani sembari tertawa. (Wirati Astiti)

kutinya sejak SD hingga sekolah menengah, Bunga berhasil mengantongi banyak penghargaan, baik untuk melukis maupun lomba karikatur. Termasuk kenangan indahnya meraih kemenangan sebagai juara 1- lomba karikatur untuk kategori Umum dalam rangka 17 Agustus yang diadakan Bali Post di tahun 2014. Saat ini Bunga, begitu panggilannya tinggal di Yogyakarta, untuk menuntaskan kuliahnya, Jurusan Seni Murni di Institut Seni Indonesia,Yogyakarta. Aktivitas dan kreativitasnya sebagai seniman di sana bukan hanya di lingkungan di seni rupa dengan mengikuti pameran di Bali maupun Yogyakarta, tapi juga berkecimpung di arena

musik eksperimental. Selain itu, ia juga tengah disibukkan dengan seni lukis di atas media dinding atau yang dikenal dengan mural. IDE DARI ALAM Bunga melalui talenta melukisnya, yang sempat menjadi ilustrator beberapa buku antologi puisi ini juga berhasil ikut menyajikan karyanya dalam pameran bersama beberapa seniman, diantaranya Petrichor,

Wangi Artroom Yogyakarta, Neo MooiIn(die) Bali, Indieart House, Yogyakarta tahun 2015, GetokTular #3: Pengabdianku, di Kedai Kebun Forum Yogyakarta, dan BBuzzShow@Jakarta, Galeria Fatahillah Kota Tua, Jakarta pada 2017. Selain sang kakek, Bunga juga menyebut beberapa nama seperti Gustav Klimt, Egon Schiele, Wassily Kandinsky, Andy Curlowe, dan Hendra Gunawan. Mengenai konsep lukisan, Bunga mengatakan jika lukisanlukisannya cenderung mengarah pada aliran ekspresionisme. “Konsep berkarya saat ini adalah tubuh sebagai media bahasa

ekspresi dalam sisi cinta kasih hubungan manusia dengan manusia. Menjadikan tubuh sebagai objek yang diagungkan. Bukan membahas kevulgaran, kecabulan, kemunafikan, dosa atau halhal terlarang lainnya, melainkan membahas tentang hubungan manusia, hati dan jiwa (spiritual),” ungkap Bunga yang punya harapan seni rupa Indonesia tidak kalah saing dengan seni rupa di Asia maupun Eropa ini. Ekspresi sebagai simbol menyatunya alam dan kecintaan. Tubuh pada karyanya ditampilkan seperti sesuatu yang fluid, mengambang. “Ide-ide kekaryaan, saya dapatkan dari berbagai macam pengalaman, yang saya rasakan sendiri maupun pengalaman yang didapatkan dari alam sekitar,” kata anak kedua dari dua bersaudara buah hati pasangan Upik Rustiah dan M. Mursalin ini. Kini sambil serta bekerja menjadi asisten seniman scanography Angki Purbandono ini, ia juga aktif bermusik. Bunga bergabung dalam grup musik ‘Mantram’ serta ikut dalam projek musik eksperimental ‘Gaung Jagat dan Raung Jagat’ yang digagas oleh Rully Shabara . Catatan lainnya Bunga pun tak ketinggalan ikut tampil di Koalisi Cakrawala Biennale Yogyakarta 2016, Festival Kesenian Yogyakarta 2017, serta bareng di konser perdana Gaung Jagat di IFI LIP Yogyakarta pada Februari 2017 lalu. (Sri Ardhini)

“Konsep berkarya saat ini adalah tubuh ­sebagai media bahasa ekspresi dalam sisi cinta kasih hubungan manusia dengan ­manusia. ­Menjadikan tubuh sebagai objek yang d ­ iagungkan. ­Bukan membahas kevulgaran, kecabulan, ­kemunafikan, dosa atau hal-hal terlarang lainnya, melainkan membahas tentang hubungan manusia, hati dan jiwa (spiritual)”


6

D

alam buku “Jejak Inspirasi Membangun Generasi Melalui Kreasi” disampaikan tidak perlu menjadi seorang visioner untuk melihat betapa pentingnya melestarikan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Itulah sebabnya, 25 tahun silam Faber-Castell meluncurkan proyek hutan di Brazil yang tetap menjadi standar hingga saat ini. “Dengan luas 100 km persegi, perkebunan pinus milik FaberCastell di Brazil ini menyediakan sumber bahan baku untuk pembuatan pensil dan krayon dan telah disertifikasi FSC sebagai hutan dengan lingkungan yang baik serta memberi keuntungan sosial serta ekonomi,” ujar Brand Manager Faber-Castell Indonesia Fransiska Remila. Perempuan yang akrab disapa Siska ini menjelaskan selama tiga tahun terakhir Faber-Castell berhasil mengurangi emisi CO2 setengah­ nya hingga 20.607 ton melalui penggunaan energi regeneratif.

Woman on Top

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Para pengemudi ojek online bersuka ria kare­ na akhirnya perjuangan mereka agar pihak aplikator menaikkan tarif per-km berhasil. Meski belum diketahui berapa kenaikan tarif tersebut namun pihak aplikator baik Gojek maupun Grab sudah menyatakan bersedia mengkaji kenaikan tarif. Rencananya keputusan kenaikan tarif per-km itu akan diumumkan pada April 2018.

Menetralkan Karbon Pensil tak bisa dipisahkan dari kayu karena kayu merupakan bahan utama pembuat pensil. Bagaimana caranya agar terjadi keseimbangan alam, ketika pohon ditebang sebagai bahan pensil, tidak sampai merusak ekosistem? Ada kiat khusus yang dilakukan oleh Faber-Castell, perusahaan alat tulis terbesar dan tertua di dunia. Hutan itu juga menyerap emisi CO2 berlipat-lipat hingga 100.000 ton. Hal inilah yang menunjukkan Faber-Castell sebagai salah satu perusahan yang berhasil menetralkan emisi karbonnya.

“Kami rutin diaudit mengenai berapa CO2 yang dihasilkan termasuk dari manusianya. Nantinya dikomparasikan dengan O2 yang dihasilkan hutan milik FaberCastell. Hasilnya, kami meraih

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

sertifikat Neutral Carbon Company. Artinya kami berhasil menetralkan emisi gas karbon dengan oksigen yang dihasilkan,” ungkap Siska. (Ngurah Budi)

“Putus IV”

Salam Senyum “Harus berapa lama lagi saya menunggu makanan yang saya pesan. Kok lama ya..Kalau buat nasi goreng bukannya sangat mudah. Masa harus nunggu lama? Apa nasinya belum siap atau belum matang ya... Seharusnya nasi jangan sampai habis, dan nasi untuk menu nasi goreng bukan dibuat dari nasi yang baru habis dimasak. Coba deh nanti lihat hasilnya pasti nasi itu lengket, berair, dan tentu bumbunya tidak akan bisa meresap ke nasi .Dan ini yang menyebabkan rasa nasi goreng yang kurang enak. Belum lagi keburu-buru masak nasinya. Jangan-jangan nasinya malah terasa setengah matang. Bagaimana rumah makan ini bisa laris kalau begini cara melayani pelanggannya. Harus banyak belajar dari rumah makan yang sudah terkenal” Sambil ngomel seperti itu seorang pelanggan menyebutkan nama beberapa rumah makan. Dilihat dari cara dan gaya bicara pelanggan itu sudah sangat mengenal bisnis jualan makanan. Dan, kata-kata yang dia lontarkan

malah sempat membandingkan dengan nama sebuah rumah makan. Mulai membandingkan layanan, cara menyajikan, cara membuat, rasanya seperti apa dan lain sebaginya. Belakangan baru diketahui kalau pelanggan tadi mempunyai sebuah rumah makan yang menjual menu sama dengan rumah makan ini. Pembaca setia Dhani’s Art in Service, dua tulisan saya sebelumnya sudah membahas tentang bagaimana menghadapi para complainer yang mempunyai tipe agresif pasif, dan tipe profesional. Sebelum menangani komplain, sudah saya tulis juga kalau kita wajib untuk mengetahui terlebih dahulu, langkah apa yang akan kita lakukan. Yang pertama kita wajib untuk mengetahui ciri-ciri atau tipe dari para complainer. Selanjutnya langkah yang kedua, kuasai hal–hal yang akan dilakukan. Langkah yang ketiga adalah kuasai hal-hal yang dilarang untuk dilakukan. Contoh peristiwa di sebuah rumah makan yang saya tulis di atas adalah pelanggan dengan tipe Constructive Complainers. Tipe ini sebenarnya bisa berbahaya juga.

Kenapa? Karena biasanya tipe Constructive Complainer dilakukan oleh para pelanggan kita yang kemungkinan orang bekerja atau memiliki usaha bisnis yang sama dengan kita. Hal ini menjadikan pelanggan lebih tahu bagaimana seharusnya melakukan pekerjaan kita. Hal seperti ini sangat sering terjadi. Mereka tujuannya benchmark (melakukan perbandingan dengan ukuran standar), bisa juga mereka ingin belajar dari usaha yang kita kelola, atau juga mereka sengaja membuat sedikit kekacauan dengan melakukan komplain sehingga bisa menurunkan nilai pada perusahaan itu. Seperti tulisan saya sebelumnya , ketika ingin mengenal seseorang lebih dekat, paling tidak mengetahui ciri-ciri dari orang tersebut terlebih dahulu. Begitu juga dalam menghadapi para complainer, kita harus tahu tipenya melalui ciri-ciri yang ditampakkan. Tipe Constructive Complainer, sering kita temui. Bahkan tipe ini menjadi pelanggan yang ditakuti. Tipe ini tidak bisa dianggap sepele, bahkan sebaliknya mereka termasuk berbahaya. Mereka juga bisa merusak pribadi yang melayaninya dan tentu akan berdampak untuk merusak citra perusahaan. Ciriciri dari tipe Constructive, akan nampak lebih jelas. Mereka sa­ ngat tahu seluk beluk usaha/bisnis yang kita lakukan. Bahkan sangat

detail. Sehingga karena mereka tahu tentang seluk beluk usaha kita maka seakan-akan merekalah yang paling benar dan paling bisa dalam menjalankan bisnis kita. Menghadapi pelanggan yang komplain dengan tipe constructive seperti ini, sebaiknya sangat dianjurkan untuk menjadi pendengar yang baik dan memiliki rasa empati yang lebih. Memang sebagai pelaku layanan kalau menghadapi pelanggan tipe ini sering serba salah. Bagaimana tidak. Mereka menyamakan dengan usaha yang mereka miliki. Yang tentu memiliki prosedur, ciri khas, budaya, dan lain sebagainya yang berbeda. Dan itu sesuai dengan kebijakan perusahaan masing -masing. Tapi, karena mereka merasa paling benar, tentu inilah kepiawaian seorang pelaku layanan diuji. Jangan kita terjebak dengan menjanjikan apa yang mereka sarankan untuk segera kita lakukan. Ketika kita menghadapi mereka, tetaplah menjadi pendengar yang baik, tunjukkan rasa empati, dan paling penting, untuk tetap bersikap sopan terhadapnya. Ini bisa ditunjukkan dengan bahasa tubuh kita, jangan sampai terlihat menantang dan berkesan mengacuhkan karena kita menganggap masukannya tidak sesuai dengan prosedur perusahaan dimana kita bekerja. Jangan lupa untuk mengucapkan terimakasih atas

masukan yang diberikan, dan tentu selalu terbuka untuk mene­ rima masukan yang diberikan oleh pelanggan. Empat tipe complainer sudah kita bahas. Agresif, Pasif, Profesional dan Constructive. Menangani komplain pelanggan tanpa ilmu, akan sama seperti kita akan berperang tanpa senjata. Atau bunuh diri namanya. Jadi, dengan tulisan saya yang berjudul “Putus I - Putus IV”, kita berharap para pelaku layanan sudah siap untuk menghadapi para pelanggan yang komplain. Mari kita tangani komplain secara profesional, agar kata “putus” yang terlontar dari pelanggan akan dapat kita hindari. Dan, mere­ka akan tetap menjadi pelanggan yang loyal terhadap produk, jasa dan perusahaan kita. Materi ini juga terdapat di buku saya yaitu ‘Service A La Carte”. Ingin mengetahui bagaimana memetakan sebuah layanan yang baik di perusahaan/instansi yang Bapak/Ibu pimpin? Silakan hubu­ ngi Manajemen Sri Sumahardani Academy atau buka website kami di www.srisumahardani.com. Kami siap untuk membantu. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani Srisumahardani3sp@gmail.com www.srisumahardani.com

Moeldoko

K

epastian tarif akan naik itu diberikan oleh Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan, Rabu (28/3) setelah melakukan rapat dengan pimpinan perusahaan aplikator transportasi Gojek dan Grab di Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta. Juga hadir dalam rapat tersebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. “Aplikator intinya ingin mensejahterakan para drivernya. Prinsipnya, mereka akan menyesuaikan tarif per-km. Mereka siap menaikkan,” kata Moeldoko. Saat ini tarif per km yang diberlakukan perusahaan aplikator adalah Rp 1600 per km. Tarif ini dianggap terlalu rendah oleh para ojek online. Menurut mereka dulu malah sempat tarif per km Rp 4000 dan Rp 3.000. Masa itu katanya adalah masa kejayaan para driver ojek online yang bisa meraih penghasilan Rp 6 juta per bulan. Namun, karena persaingan usaha, tarif diturunkan, dan itu membuat driver ojek online ‘babak belur’ lantaran penghasilan per bulannya melorot tajam. Kalau tadinya banyak yang menjadikan ngojek sebagai penghasilan utama, dan mereka fokus bekerja seharian dengan hanya

Metropolitan

27

Tarif Ojek Online Turun, Driver “Babak Belur” ngojek, kini tidak bisa lagi. Karena penghasilan ngojek online tidak bisa mencukupi lagi untuk kebutuhan hidup dirinya juga keluarganya. “Dulu saya seharian ngojek, dari pagi bahkan sampai malam. Hasilnya bisa dapat Rp 400-500 ribu per-hari. Sekarang tidak bisa lagi. Dulu tarif per km-nya kan sempat lumayan Rp 4.000-3.000. Juga pesaing tidak sebanyak sekarang. Makanya bisa dapat banyak,” tutur Mamat, yang sudah beberapa tahun menjadi pengojek online. Sekarang, tutur Mamat, dengan tarif per km cuma Rp 1.600 serta banyaknya pesaing, tidak mungkin lagi ia bisa mendapat penghasilan tinggi seperti dulu. “Sekarang, berat!,” tambah pria 40 tahun itu. Kini Mamat hanya menjadikan pekerjaan mengojek sebagai sambilan. “Ngojek sambilan saja. Saya sekarang dagang kecilkecilan setengah hari di depan sekolah. Siang menjelang sore baru narik ojek. Alhamdulilah, cukup lumayan,” ujar Mamat sambil berharap tarif bisa dinaik-

kan setidaknya dua kali lipat dari sekarang. “Sekarang kan apa-apa mahal. Bensin naik, belum lagi kebutuhan rumah naik,” tambahnya. Moeldoko mengatakan, yang nantinya menentukan besaran

tarif (tarif baru) adalah pihak aplikator karena merekalah yang berhak. “Besaran tarif (kenaikan) mereka yang menentukan. Itu hak mereka. Kami tidak boleh menekan. Pihak aplikator punya hitungan sendiri untuk menentu-

kan berapa tarif yang pas,” kata Moeldoko. Namun, pemerintah pun dalam hal ini Kementerian Perhubungan memiliki perhitungan tarif sendiri berapa kenaikan yang wajar yang diterapkan oleh aplikator. (Diana Runtu)

Beralih ke TransJakarta Jika menengok ke belakang, selain dari memang kita sudah berada dalam era digital, namun mungkin bisa diingat kenapa animo masyarakat pada ojek online tinggi. Hal ini lantaran tarif yang ditawarkan ojek online tergolong murah dibanding ojek pangkalan yang tarifnya ‘gelap’ atau suka-suka drivernya. Tak heran kalau ojek pangkalan pun ditinggal masyarakat. Terlebih lagi memesan ojek online enak dan nyaman, kita tidak perlu berpanas-panas ria mencari ojek pangkalan. Cukup buka aplikasi di ponsel dan pesan. Hanya beberapa menit ojek online pun sudah tiba di rumah menjemput kita untuk mengantar ke tujuan. Masyarakat merasa nyaman, senang, karena tarif sudah diketahui lebih dulu, jika kita oke bisa langsung tekan “booking”. Tapi kalau kita menolak karena merasa tarif terlalu tinggi, kita tak perlu menekan “booking”. Bandingkan kalau kita dengan ojek pangkalan, harus tawar-menawar harga yang kadang bikin urat leher keluar. Itu pun belum tentu sepakat dengan si pengojek. Karenanya, ojek online pun jadi pilihan paling favorit. Nah, bagaimana kalau tarif per km naik hingga Rp 3000 atau bahkan Rp 4000, sebagaimana dituntut pengemudi ojek online. Apakah ojek online masih akan menjadi pili-

han masyarakat? Belum tentu. Coba kalkulasi saja, untuk jarak 15 km, kalau sekarang masyarakat hanya membayar Rp 24.000 (15 km x Rp 1.600 per km). Jika dinaikkan tarif per km menjadi Rp 3.000 maka yang harus dibayar pengguna ojek untuk jarak 15 km menjadi Rp 45.000. Jadi ada selisih yang lumayan Rp 21.000. Jumlah itu akan lebih tinggi lagi jika tarif menjadi Rp 3.500 atau bahkan Rp 4.000. Mungkin untuk kalangan menengah atas, selisih itu tidak masalah. Tapi untuk mereka yang penghasilannya pas-pasan, lumayan berat. Jumlah pekerja kalangan menengah ke bawah lebih banyak ketimbang menengah atas. Kalau biaya transportasi ojek online dirasakan berat, bukan hal mustahil kalau akhirnya mereka berpaling ke transportasi TransJakarta. Naik TransJakarta lebih murah meriah, hanya Rp 3.500 full AC. “Kalau kenaikan tarif nantinya kemahalan ya masyarakat mungkin milih naik busway aja, lebih murah meski waktunya lebih lama dibanding naik ojek. Atau ya beli aja motor sendiri, nyicil, kan bisa lebih irit meski capek,” kata Ami yang bekerja di bilangan Pulo Mas, Jakarta Timur. “Setiap hari saya ke kantor naik ojek online, supaya cepat sampai. Pulangnya, baru saya naik busway,” ucapnya.

Linda, salah satu pengguna setia ojek online juga berharap agar kenaikan tarif tidak terlalu tinggi. “Kalau naiknya cuma Rp 500, saya masih ok, tapi kalau lebih, kayaknya berat ya. Apalagi kalau sampai Rp 3.000 atau 4.000. Tarif batas bawah taxi online saja Rp 3.500. Masak ojek online mau sama atau mau lebih tinggi?” ujarnya. Selasa (27/3) ratusan driver ojek online yang merupakan gabungan dari Gojek, GrabBike dan Uber, melakukan unjuk rasa di depan Istana Merdeka. Sejumlah hal menjadi tuntutan mereka, salah satunya yang penting adalah menaikkan tarif per-km. Para pendemo menginginkan agar pemerintah menjadi penghubung dengan pihak aplikator tentang masalah tersebut. Mereka sendiri sebenarnya sudah mengajukan permohonan kenaikan tarif per-km ke pihak aplikator, namun tidak digubris. Jalan satu-satunya adalah mereka ke Istana agar Presiden Joko Widodo membantu memperjuangkan tuntutan mereka. Perwakilan para pendemo ini diterima oleh Presiden. Seusai mendengar keluh-kesah para pendemo termasuk tuntutan yang mereka inginkan, Presiden meminta agar Menteri terkait melakukan pembahasan terkait tuntutan para pengojek. (Diana Runtu)


Surabaya

26

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Lezatnya Sate Klathak Pak Bari

Kuliner Legendaris Imogiri dilumuri dengan garam kemudian disajikan dengan kuah gulai, bukan bumbu kacang seperti pada umumnya. Sate Klathak Pak Bari sen­

Sejauh ini Yog­ yakarta memang dikenal sebagai kota yang istimewa, bagaimana tidak saat berkunjung di kota ini selalu meng­ hadirkan kenan­ gan tersendiri. Tak heran jika banyak wisatawan kemudian ingin kembali lagi ke kota yang terkenal akan kuliner gu­ degnya ini.

B

ertandang ke suatu daerah tanpa mencicipi kulinernya rasanya kurang lengkap. Tapi apakah Anda tahu bahwa selain terkenal gudeg dan angkringannya, Yogyakarta juga memiliki kuliner lain yang wajib dicicipi saat berada disini. Ya, sate Klathak Pak Bari. Apa itu sate klathak? Sate klathak merupakan sate kambing seperti pada umumnya yang dibakar diatas bara. Namun yang membedakan adalah tusuk satenya. Alih-alih menggunakan bambu sebagai tusuknya, potongan daging ditusuk-tusuk dengan jeruji besi. Penggunaan tusuk besi ini dipercaya dapat membuat daging kambing dapat matang merata,

karena sifat besi yang menghantarkan panas dengan baik. Ciri khas lain dari sate klathak ini terdapat pada bumbunya yang hanya menggunakan garam saja. Sebelum dibakar, sate terlebih dahulu

diri dibanderol dengan harga Rp 20.000 per porsi, dimana satu porsi ini berisi dua tusuk sate dan sudah termasuk kuah gulainya. Selain sate klathak di warung Pak Bari ini, juga menawarkan menu olahan kambing lainnya seperti tongseng, tengkleng dan gulai. Sate Klathak pak Bari yang berada di Pasar Jejeran Wonokromo, Pleret, Bantul Yogyakarta ini buka setiap hari mulai pukul 18.30 malam. Usaha kuliner sate Klathak pak Bari ini ternyata merupakan usaha turun-temurun dari keluarganya. Pak Bari sendiri merupakan generasi ketiga setelah bapaknya. “Yang pertama jualan itu simbah saya, namanya mbah Ambyah. Setelah itu diteruskan bapak saya, pak Wakidi. Nah, baru sekitar tahun 1992 saya melanjutkan,” ujar Sabari.

BERKAT AADC 2 Ditanya soal pemilihan lokasi jualan, pihaknya menuturkan bahwa pasar Jejeran dahulunya memang sudah menjadi tempat berjualan simbah Ambyah.

Sepening­gal Mbah Ambyah, Pak Wakidi meneruskan usahanya dengan menyewa ruko sebagai tempat untuk jualan. Setelah berkali-kali pindah, akhirnya kembali ke lokasi yang kini telah dibangun pasar itu. “Dulu awalnya simbah saya jualan disini, terus sempat pindahpindah. Dan balik lagi kesini,’’ ujar pak Bari disela-sela membakar sate. Masih ingat disalah satu adegan film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC), dimana Rangga mengajak Cinta untuk makan bersama di sebuah warung sate? Nah, warung tersebut merupakan warung sate Pak Bari. Hal ini dibenarkan sendiri oleh Pak Bari, warung satenya makin laris manis diburu wisatawan gara-gara muncul di film garapan sutradara Riri Reza itu. “Biasanya 50 kilogram sate baru habis dini hari. Sejak muncul di film itu kini bisa menghabiskan daging 100 kilogram, Itupun jam sembilan malam kadang sudah habis,” tandasnya sumringah. (Hany/Bisnis Surabaya)

Susu Jagung Sang Pendekar Koes Plus dalam lagunya menyebut Indonesia adalah negeri kolam susu, jangankah benih tanaman, tongkat dan batu pun jadi tanaman. Alam nusantara bukan hanya menghasilkan tanaman padi semata,

tetapi ada palawija yang lain seperti kedelai dan jagung. Hasil panen jagung tidak hanya direbus atau dibakar, tetapi juga dijadikan olahan nasi jagung, bakwan jagung, marning jagung, jagung susu keju (Jasuke) dan lain lain. Atin Sugiarti adalah satu dari sekian banyak pelaku UKM yang mengembangkan inovasi dengan membuat produk dari olahan jagung. Di tangan perempuan kelahiran Kediri 1981 ini, tercipta suatu produk minuman susu jagung kemasan botol. “Selama ini orang hanya mengenal susu kedelai saja, padahal susu jagung juga enak,” kata Atin. Awalnya wanita alumni Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma ini bekerja sebagai tenaga produksi di suatu pabrik rokok, kemudian berhenti bekerja dan mencoba berwirausaha buka warung nasi, berdagang pentol, nutrijel, kerak telor, sampai jasuke. “Saya ingin membantu suami mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar istri dari M Kholik ini. Tahun 2106, atas saran dari Sigit, pelaku UKM Bakso Hi-

tam, Atin disarankan ikut Pahlawan Ekonomi (PE) program yang dise­ lenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya setiap hari Minggu di Kapas Krampung Plaza Surabaya. “Produk pertama saya setelah ikut PE adalah kue waffle kering, kemudian baru susu jagung, “ ujar ibu dua anak ini. Untuk menciptakan produk susu jagung yang rasanya pas, perempuan berhijab ini melakukan percobaan kurang lebih selama 3 bulan. Setelah beberapa kali gagal akhirnya dia berhasil menemukan komposisi rasa yang pas. Produk susu jagung dipasarkan dengan harga Rp 8.000 per botol dengan cara dititipkan di beberapa warung yang memiliki kulkas. Di dalam kulkas minuman tersebut mampu bertahan selama seminggu. Selain dititipkan di warung, susu jagung dipasarkan melalui jejaring sosial. “Alhamdulilah omzet penjualan susu jagung sudah mencapai Rp 3 juta per bulan,” tutur Atin yang juga hobi berdagang sejak kecil. Berkat kerja keras dan konsisten dalam menjaga kualitas rasa, maka produk jasuke dan susu keju buatan mempunyai pelanggan tetap yang fanatik. Mereka rela menempuh perjalanan jauh dari

Gresik dan Kenjeran ke Benowo hanya untuk menikmati makanan dan minuman buatan Atin. “Cerita sedihnya kalau produk tidak laku dan kejadian pernah diusir petugas Satpol PP seakan terbayar lunas saat melihat pelanggan yang datang dari jauh,” ungkapnya. Kondisi kehidupan perekonomian kurang menguntungkan yang dialami oleh Atin pada saat anak-anak membuat ibu paruh baya ini menjadi sosok yang kuat jasmani dan rohani, dia menekuni olah raga pencak silat Setia Hati Terate sejak SD, dan telah menjadi pelatih saat duduk di bangku SMA. Rupanya kegiatan berlatih pencak silat ini membawa keberuntungan tersendiri, suatu ketika saat berbelanja jagung di Pasar Benowo pukul 01.30 Atin menjadi korban penodongan. Dia diancam pisau , dan diminta menyerahkan sepeda motor, tas, dan uangnya. “Karena sering berlatih maka insting saya untuk menghindar dari ancaman pisau yang sudah sampai leher ini mampu berjalan dengan baik, dan saya pun berhasil lolos,” ungkapnya. (Nanang Sutrisno/Bisnis Surabaya)

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Woman on Top

7

Luh Kerthianing Gandeng Pengusaha SR Group

Kemampuan Luh Kerthian­ ing di bidang bisnis me­ mang tidak usah diragukan lagi. Bergerak di bidang properti, perempuan Buleleng ini telah mem­ buka berbagai usaha baik di Buleleng maupun secara nasional. Berbagai usah­ anya mampu menyerap tenaga kerja lokal seh­ ingga membantu program pemerintah dalam mengu­ rangi pengangguran.

Luh Kerthianing bersama pengusaha dari SR Group

P

erempuan yang baru saja merayakan ulang tahunnya ini memang memiliki komitmen yang sangat kuat untuk memajukan daerah kelahirannya. Berkat kepiawaiannya di dunia bisnis, Luh Kerthianing berhasil menggaet pengusaha dari Amerika Serikat. Perusahaan yang bergerak di bidang properti dan investasi kesehatan, Stern Resource (SR) Group berniat mengembangkan

sayap bisinisnya di Kabupaten Buleleng. Pengusaha itu adalah Carl E. Bolch III. Ia berada di peringkat ke-46 dari total 156 orang kaya dunia versi Forbes. Carl memboyong para eksekutif perusahaan di bawah bendera Stern Resources Group. Ia juga didampingi Hartadinata Harianto, pengusaha muda Indonesia yang kini menduduki posisi Co-Chief Executive Officer di Stern Resources. Pihak manajemen masing-mas-

ing Carl E. Bolch III dan Hartadinata Harianto serta Dinnah Tanuhardja selaku Bussiness Development Director SR Group, telah berada di Bali Utara sejak, Jumat (23/3) malam. Agenda penting yang akan dilakukan adalah bertemu dengan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. “Kami bersama-sama sudah melakukan audiensi dengan Bupati terkait investasi yang akan dilakukan oleh SR Group, dan beliau sangat welcome sekali,” ujar Kerthianing.

Ia berharap kerjasama yang dijalin dengan perusahaan besar di dunia ini dapat menarik investor lain untuk berinvestasi di Buleleng. Dirinya juga menambahkan, perusahaan SR Group berencana untuk berinvestasi di 100 titik di Indonesia dan Buleleng menjadi salah satu prioritasnya. Hartadinata Harianto mengatakan, pihaknya siap memimpin delegasi investasi dari negeri Paman Sam, sehingga bersedia menanamkan modalnya di Buleleng. Ia menjelaskan SR Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang real estate dan rumah sakit dan klinik bertaraf internasional. SR Group mulai mengembangkan bisnisnya di Indonesia, dan Buleleng menjadi daerah pertama yang dijajaki di Bali. “Garden Villa Residence merupakan proyek pertama kami di Bali, dan kami merasa Buleleng memiliki prospek yang sangat tinggi,” bebernya.

Di samping itu, investasi di Bali Selatan juga dianggap sudah jenuh. “Bali ini kan sudah terkenal sebagai destinasi wisata dunia. Tetapi selama ini di Bali Selatan yang terkenal, dan sekarang sudah mulai jenuh, makanya kita melihat Buleleng ini memiliki potensi,” jelasnya. -win

Luh Kerthianing

IKM Pangan Diharapkan Tembus Pasar Nasional

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting untuk menjembatani promosi produk Industri Kecil dan Menengah yang dihasilkan. Apalagi pemerintah Kabupaten Buleleng sangat komitmen untuk membangkitkan pelaku-pelaku IKM untuk menghasilkan produkproduk berkualitas. Salah satu IKM yang sedang menggeliat adalah IKM Pangan. Oleh karena itu, Pemkab Buleleng terus mengupayakan agar

IKM pangan Buleleng bisa menembus pasar global baik nasional dan internasional. Salah satunya dengan pemenuhan sertifikasi halal. Hal tersebut diungkapkan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST saat ditemui usai menghadiri HUT Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kabupaten Buleleng di Gedung Wanita Laksmi Graha, Kamis (22/3). Agus Suradnyana menjelaskan bahwa sertifikasi halal ini menjadi

kendala bagi IKM pangan di Buleleng. Namun pihaknya dan Pemkab Buleleng terus melakukan upaya untuk memenuhi sertifikasi halal ini agar IKM pangan di Buleleng bisa menembus pasar nasional. Setelah BPPOM, IKM pangan di Buleleng harus memenuhi sertifikasi halal ini untuk persaingan global di tingkat nasional. “Ya ini masih susah bagi kita. Sangat sulit untuk menembus sertifikasi ini. Namun, kita masih

terus mengupayakan, mendorong dan memberikan pendampingan kepada IKM pangan kita agar memenuhi setifikasi halal,” jelasnya. Mengenai rencana memasukkan produk-produk IKM Buleleng ke pasar modern, Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini mengungkapkan terlebih dahulu produk-produk IKM tersebut harus memiliki sertifikasi BPPOM dan sertifikasi halal. Jika dua sertifikasi tersebut sudah dipenuhi, produk-produk IKM tersebut baru bisa masuk ke pasar modern. Dengan dua sertifikasi itu pula, produk IKM Buleleng akan lebih mudah menembus pasar modern bahkan tingkat nasional. “Kalau tidak memenuhi salah satu misalnya sertifikasi halal, produk kita akan sulit menemubus pasar modern apalagi nasional karena seperti kita ketahui penduduk mayoritas di Indonesia adalah umat Muslim,” ungkap Agus Suradnyana. Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Buleleng, Drs. Ketut Suparto, MMA menyebutkan pihaknya di Disdagperin Buleleng sudah terus mengupayakan sertifikasi halal ini kepada pelaku IKM pangan atau kuliner melalui sosialisasi-sosialisasi yang telah

dilakukan. Pada HUT Dekranas ke 37 tahun lalu pun, diselenggarakan sosialisasi secara khusus mengenai sertifikasi halal ini dengan mendatangkan narasumber dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buleleng. “Kita terus mendorong dan memberikan pendampingan seperti sosialisasi-sosialisasi mengenai sertifikasi halal kepada pelaku IKM khususnya IKM pangan atau kuliner,” ujarnya. Dirinya menambahkan sesungguhnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendapatkan sertifikat halal ini. Pertama tempat dari produksi IKM harus higienis dari segala hal-hal yang tidak halal. Tempat produksi harus khusus dan tidak boleh dicampur adukkan. Untuk sementara, tempat produksi ini yang menjadi kendala IKM Buleleng untuk mendapatkan sertifikat halal. Untuk mengatasi kendala tersebut, pihaknya terus membina para IKM untuk memenuhi segala persyaratan untuk mendapatkan sertifikat halal. “Masih kita bina sampai saat ini. Harapannya tahun ini bisa mendapatkan sertifikat halal tersebut. Dengan sertifikat halal ini produk-produk IKM kemana pun bisa masuk,” tandasnya. (Wiwin Meliana)


8

Bunda Ananda

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Orang yang Berbohong Itu Cerdas Adakah seseorang yang tidak pernah berbohong? Sepertinya jawabannya adalah semua orang pasti pernah berbohong. “Dari teori psikologi, berbohong itu adalah suatu aktivitas manipulatif yang menguntungkan si pelaku. Konotasinya negatif,” ujar Wangsa Ayu Vidya Loka, M.Psi., Psikolog.

V

idya -demikian sapa­ an akrab Psikolog Klinis di Pradnyagama ini mengatakan, ketika seseorang berbohong sebenarnya ia memiliki potensi kecerdasan dan perencanaan yang bagus, yang memang ia butuhkan. Karena, ketika motivasinya sudah untuk menguntungkan dirinya sendiri, maka ia akan menutupi kejadian-kejadian yang akan berpotensi membongkar kebohongannya. “Makanya saya katakan ketika seseorang berhasil berbohong, sebenarnya orang itu cerdas,” ucapnya. Terkadang, berbohong itu tidak terencana. Dalam artian, berbohong itu muncul secara tiba-tiba karena kondisi. Namun, ditegaskannya kembali, secara garis besar berbohong itu sifatnya sudah direncanakan. Maka prosesnya, orang ini akan melihat dulu dimana posisinya dan memprediksi apa risiko yang akan terjadi pada dirinya ketika dia mengatakan A atau mengatakan B. Vidya mengatakan, untuk ilmu tertentu bisa menjelaskan jika arah bola mata ke kanan artinya apa, dsb., tetapi ia menegaskan orang yang terlatih berbohong, dia akan bisa mengontrol diri. “Makanya saya bilang orang yang bisa berbohong, apalagi menyimpannya dengan rapi dalam waktu yang cukup lama, sebenarnya dia cerdas. Karena, selain mengontrol situasi fakta yang terjadi di lingkungan, ia juga mengontrol dirinya sendiri,” ujar dara cantik kelahiran Denpasar 22 Desember 1992 ini tersenyum. Lalu, bagaimana dengan artis? Artis dalam bermain peran, dia tidak perlu mengucapkan dia berbohong karena penonton tahu bahwa ini cuma pura-pura. Jika berbohong tanpa embel-embel kita adalah seorang pemain peran, si korban tidak tahu kalau kita berbohong. Makanya, ada keluwesan dalam bermain peran, karena artis tidak perlu memikirkan bahwa dirinya sedang berbohong pada orang lain. Dalam berbohong sebenarnya ada dua rasa yang muncul, yakni rasa takut (fear, afraid) ketika

kebohongan ini akan terungkap, mungkin pada situai-situasi yang menjanggal. Atau malah rasa excited (senang), puas, ketika kebohongan itu berhasil. Jika berbicara tentang berbohong yang positif, sebenarnya dampak positif ini dirasakan oleh siapa? Jika dampak positif dari berbohong ini dirasakan oleh si korban, itu baru bisa dikatakan bohong positif. “Tapi jika dampak positif dirasakan oleh si pelaku, itu namanya berbohong karena memang tujuannya untuk menguntungkan si pelaku,” tegasnya lagi. BOHONG PUTIH Bohong yang positif ini biasa disebut “bohong putih”, seperti yang dilakukan orangtua membohongi anaknya. Ia menyontohkan kalimat..“Jika tidak makan, nanti nasinya nangis lo..”. Padahal, tidak mungkin nasi bisa menangis, tetapi si anak akhirnya mau makan. Dalam hal ini, keuntungan orangtua tidak sebanyak keuntungan yang didapatkan anak. Dengan berbohong itu, gizi anak jadi terpenuhi. Selanjutnya, Vidya menyampaikan ada tiga jenis kebohongan. Pertama, outright lies, yaitu kebohongan yang benar-benar jauh dari kebenaran, memutarbaikkan fakta. Ini biasa terjadi pada para kriminal. Ia tak mengakui perbuatannya ddengan mengatakan hal-hal yang tidak nyata. Kedua, exaggeration lies, yaitu melebih-lebihkan. Seperti seorang kandidat yang ingin melamar pekerjaan pada perusahaan tertentu, dalam kompetensi tertentu ia melebihlebihkan apa yang sebenarnya ia tidak bisa dikatakan bisa. Ketiga, subtle lying, yaitu menyembunyikan atau menghilangkan informasi yang relevan. “Jadi, sebenarnya dia tidak sedang mengucapkan sesuatu yang tidak benar. Hanya saja dia tidak mengucapkan sesuatu yang benar. Sesuatu yang merupakan kebenaran itu dihilangkan sehingga informasi yang sebenarnya utuh menjadi berkurang. Contohnya pada kasus Ahok, ada satu kata yang dihilangkan, jadi dia

baik menanyakan kabar. Menurut teori, ada perbedaan perempuan dan lakilaki dalam berbohong. Jika laki-laki, cenderung berbohongnya self oriented (orientasinya pada diri sendiri). Contohnya, menyombongkan diri, menguntungkan dirinya agar terlihat lebih baik, lebih positif. Misalkan, “aku sudah bekerja di sini loh..”. Sementara, perempuan cenderung other oriented, yakni membaik-baikkan orang lain. “Ketika Wangsa Ayu Vidya Loka, M.Psi., Psikolog dia berbohong, dia sudah menipu publik, sehingga akan membaik-baikkan orang tanggapan orang jadi berbeda. lain untuk menjaga sosialisasi. Mengucapkan kebenaran yang Misalnya, hei..hari ini kami cantujuannya menyesatkan orang tik sekali,” contohnya. lain,” jelasnya. Ketiganya ini Ada juga bohong untuk leluadalah kebohongan yang negatif con. Dalam hal ini, Vidya melihat atau bohong hitam. seberapa parah dampak berAda lagi satu kacamata baru, bohong itu. Pertama, seberapa yakni berbohong dalam budaya. merugikan berbohong itu untuk Dalam budaya timur, salah sa- si korban. Kedua, seberapa lama tunya budaya Indonesia, kita kebohongan itu bertahan. Pada sangat kental di sosialisasi. Dan umumnya, berbohong untuk untuk menjaga sosialisasi itu lelucon itu hanya untuk sekian memang sesekali kita perlu ber- menit, sudah ketahuan jika itu bohong. Berbohong dalam ar- bohong. Namun yang paling tian menjaga eksistensi. Karena berbahaya adalah berbohong ketika kita bersosialisasi dengan dalam waktu yang panjang samorang lain, tidak mungkin kita pai menyesatkan orang. Berbeda langsung menceritakan bahwa halnya dengan berbohong pada hari ini suasana hati kita sedang anak kecil. Ketika si korban bersedih karena ada masalah di (yang dibohongi) sudah besar keluarga. Ini salah satu bentuk dan baru tahu bahwa sudah diberbohong, dimana kita beru- bohongi, ia tidak apa-apa. saha untuk tetap tenang dan Vidya menegaskan, sebe-

narnya “berbohong” tidak disarankan, tetapi terkadang situasi yang mendesak. Anak-anak umumnya susah diberikan pemahaman ketika sedang emosi dan menangis. Jadi harus diberitahu langsung dampaknya sehingga anak bisa membayangkan jika nasinya nangis, dia sedih. Daripada orangtua menjelaskan, “.. nanti kamu kelaparan, asupan nutrisinya kurang..”, anak pasti tidak mengerti. Kondisilah yang mendesak orangtua untuk berbohong. Tetapi tetap “berbohong” ini dihindari. Jika anak sudah bisa diajak berkomunikasi dengan baik, lebih baik diberitahu sejak awal, apa tujuan orangtua melakukan sesuatu. Cara-cara bohong seperti itu kerap dilakukan orangtua agar anak mau makan. Ini salah satu bentuk “bohong putih”. Dan, orangtua tak sepenuhnya bohong. Misalkan ketika orangtua mengatakan..”ayo makan, ada telur gajah datang”. Si anak pasti tahu kok bahwa itu nasi bukan telur gajah. Hanya saja si anak membayangkan (berimajinasi) dan membuat aktivitas ini menarik. Anak-anak lebih mudah dibohongi dengan cara-cara seperti itu. Karena, anak-anak imajinatif, dia akan lebih tertarik dengan apa yang dibayangkannya,” tandasnya. Terkecuali untuk anak berkebutuhan khusus, berbohong sama sekali tidak diperbolehkan. Karena, mereka sangat merekam kata-kata. Jika kita mengatakan kebohongan, itulah yang akan diingat anak sepanjang masa. Berbeda dengan anak normal, dia memiliki analisa berpikir. (Inten Indrawati)

Bumi Gora

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Tahun 2018 ini Provinsi Nusa Tenggara Barat menargetkan akan melakukan ekspor 30.000 ton jagung ke Filipina. Minggu lalu Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi sudah melepas setidaknya 11.500 ton jagung untuk ­ekspor tahap pertama. ­Ekspor jagung ini merupakan salah satu ikhtiar Provinsi NTB dalam menyukseskan swasembada pangan karena daerah ini telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai daerah lumbung pangan nasional.

E

kspor jagung gelombang pertama ini merupakan wujud k o n s i s t e n s i Pe merintah Provinsi NTB untuk mendukung ketahanan pangan nasional. “Kegiatan ini dapat membesarkan hati kita dengan menunjukkan bahwa NTB akan selalu berkontribusi positif untuk pembangunan nasional,” ungkap Majdi. Pelepasan ekspor jagung melalui Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa tersebut dilakukan Gubernur NTB didampingi Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian RI, Dr. Agung Hendriadi, Pangdam IX Udayana, Beny Susianto, Wakapolda NTB dan Bupati Sumbawa, Husni Djibril. Pada kesempatan itu, Majdi menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholders yang telah bekerja sama menyukseskan ikhtiar swasembada pangan di NTB. Khusus kepada petani jagung NTB, Majdi menyampaikan salam hormat dan apresiasi pemerintah atas ikhtiar dan kesungguhan para petani meningkatkan produksi jagung secara terus-menerus. “Berkat

25

NTB Targetkan Ekspor 30 Ribu Ton Jagung

kerja keras petani kita, produksi tahun 2017 meningkat 1 juta ton lebih dari tahun sebelumnya, sebanyak 1,1 juta ton pada tahun 2016 sehingga menjadi 2,127 juta ton di tahun 2017,” katanya. Ia menegaskan, setelah menugaskan petani menanam, tugas pemerintah adalah memastikan kemanfaatan ekonomi semakin besar untuk petani. “Caranya dengan memangkas biaya produksi. Saya berharap agar distribusi pupuk harus benar-benar lancar pada waktunya. Pembelian hasil petani harus di atas Harga Pokok Penjualan (HPP) karena HPP itu harga darurat, Insya Allah pembeli mendapatkan berkah dengan kompensasi doa dari jutaan petani kita,” ujarnya. Karena itu, ia berharap keuntungan dari budidaya jagung ini dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk kegiatan konsumtif saja. Namun juga dimanfaatkan untuk menabung, investasi dan produksi. Sebab menurutnya ketiga hal tersebut masih kurang dimiliki oleh masyarakat NTB. Terkait itu, Gubernur NTB menginstruksikan agar dana dari hasil jagung ini dijadikan modal untuk desa membuat BUMDES. “Kalau diuangkan, dalam setahun ada sejumlah Rp 6,5 triliun dari jagung di NTB. Saya minta dijadikan modal untuk usaha desa karena dengan memperkuat BUMDES akan menguatkan struktur berekonomi baik jangka pendek maupun panjang” katanya. Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasioanal Kementerian Pertanian RI, Dr. Agung Hendriadi, menyampaikan bahwa Provinsi NTB sejauh ini telah berkontri-

Gubernur NTB pada kegiatan ekspor jagung NTB

Gubernur NTB saat melepas ekspor jagung tahap pertama tahun 2018

busi besar dalam membebaskan Indonesia dari impor jagung. Pada tahun 2015 Indonesia masih melakukan impor 3,2 juta ton namun angka ini terus turun

hingga menjadi nol pada tahun 2017 lalu. “Saat ini NTB menempati urutan ke-5 provinsi dengan produksi jagung terbesar. Capain ini sudah luar biasa megingat lua-

san lahannya jauh dibandingkan provinsi besar lainnya dengan peningkatan 18,5 % pertahun,” kata Agung. Pada kegiatan pelepasan ekspor jagung tersebut juga Pemerintah Kabupaten Sumbawa mencanangkan Gerakan Masyarakat Jagung Integrasi Sapi (GAMAJIPI). Gerakan ini diinisiasi Pemda Sumbawa mengingat terus meningkatnya jumlah limbah jagung siring dengan meningkatnya jumlah produksi. “Limbah jagung akan kita olah menjadi bahan pakan ternak dan biomasa. Maka 1 juta ton jagung yang ditargetkan Kabupten Sumbawa tahun ini akan menghasilkan pangan olahan yang mampu menghidupi 133.333 ekor sapi selama 75 hari,” ujar Bupati Sumbawa, Husni Djibril. (Naniek I. Taufan)

Tenaga Konstruksi Harus Bersertifikasi Era sertifikasi menuntut seluruh tenaga profesional termasuk tenaga konstruksi untuk memiliki sertifikasi. Karena dengan adanya sertifikasi, tenaga konstruksi yang ada di Indonesia, termasuk NTB mampu bersaing di kancah nasional dan internasional. Sertifikasi terhadap tenaga konstruksi mutlak harus dilakukan, karena dengan hal itu akan menjadi salah satu acuan untuk bisa mendapatkan pekerjaan, baik di tingkat lokal, nasional bahkan di luar negeri. “Saat ini tenaga konstruksi kita belum bisa mendapatkan pekerjaan tanpa sertifikasi, baik di dalam negeri maupun sebagai TKI di luar negeri,” ujar Ir. H. Rosyadi Sayuti, M.Sc., Ph.D., Sekretaris Daerah Provinsi NTB saat membuka Seminar Penerapan Teknologi Konstruksi “Penyiapan Air Baku untuk Mendukung Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika”, minggu lalu di Kampus Universitas Islam Al-Azhar Mataram. Rosiyadi mengungkapkan bahwa Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), baik pusat dan daerah harus mengambil peran dalam melahirkan tenaga konstruksi yang handal dan bersertifikasi karena tenaga konstruksi yang ada di NTB harus menjadi bagian

Rosiyadi Sayuti (tengah baju putih) saat menghadiri seminar di Unizar Mataram

penting dalam proses pembangunan yang ada, salah satunya di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika (KEK), sebagai salah satu mega proyek yang dikerjakan di NTB saat ini. “Tenaga kerja NTB harus menjadi bagian dari proyek yang ada, termasuk di KEK Mandalika saat ini dengan memberikan pelatihan agar mampu bersaing dengan orang luar bahkan dengan tenaga kerja asing. Jangan sampai orang lokal jadi penonton saja,” kata Rosiyadi. Pada seminar ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara LPJK NTB dengan Fakultas Teknik dari 8 Universitas di NTB, antara lain Universitas Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram, Unizar Mataram, Universitas NTB, Universitas Maha Saraswati Mataram, Universitas Kordofa Sumbawa, Uni-

versitas Samawa dan Universitas Teknik Samawa (UTS). Dalam kesempatan yang dihadiri juga oleh Rektor Unizar Mataram Ahmad Firdaus Sukmono, Ketua Balai Penerapan Teknologi Konstruksi Direktorat Jendral Bina Konstruksi Kementrian PUPR RI ini Ketua LPJK Nasional Ruslan Rivai mengatakan penandatanganan MoU Fakultas Teknik dari 8 Universitas di NTB ini, akan mendorong kemajuan jasa kontruksi di NTB khususnya segi penelitian konstruksi. “MoU ini diharapkan akan melahirkan teknologi penyediaan air baku di KEK Mandalika. Teknologi ini dibutuhkan karena kedepan kebutuhan akan air bersih di kawasan mega proyek tersebut akan semakin tinggi,” ujar Ruslan. (Naniek I. Taufan)


Bumi Gora

24 Mengusung tema “kerukunan dalam keluarga dan lingkungan untuk mewujudkan Indonesia damai”, peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi NTB Ke-46 yang dirangkai dengan pembukaan Rapat Konsultasi (Rakor) PKK Provinsi NTB tahun 2018, berlangsung di Mataram, Selasa (27/3).

K

egiatan ini meriah karena dihadiri oleh seluruh tim penggerak dan kader PKK se-NTB serta sejumlah pimpinan FKPD NTB yang menggaungkan

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Edukasi

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Gaungkan Semangat Kerukunan dan Suasana Damai semangat kerukunan dan suasana damai. Memilih tema tersebut, tim penggerak dan kader PKK diharapkan secara berjenjang pada semua tingkatan dapat bahumembahu dengan segenap komponen masyarakat, memberikan pemahaman dan kesadaran kepada seluruh keluarga di Indonesia bahwa kondisi aman dan nyaman di negara ini dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Bagimana tidak, keluarga dan lingkungan menjadi benteng

9 Mendongeng Lima Menit

KURSI AJAIB Di lereng bukit tinggal seorang laki-laki tua yang miskin. Ia miskin bukan karena nasibnya yang malang, tetapi karena malas bekerja. Tanah sekitarnya luas dan subur, tetapi ia tidak mau mengolah dan menanaminya. Sepanjang waktu ia hanya menunggu hari baik untuk mengubah nasib. Pada suatu hari terbetiklah berita yang menggembirakan. Orang tua itu mendengar, bahwa di sana, di lereng bukit sebelah, tinggal seorang bijaksana yang sakti. Konon orang bijaksana itu murah hati dan dapat mengubah nasib seseorang. Ia pun segera berangkat ke tempat itu. “Tolonglah hamba, Orang Bijaksana,” katanya hormat di depan orang sakti itu. “Hamba sudah tua, tidak mampu bekerja keras. Hidup hamba sangat tergantung kepada bantuan orang lain”. Orang bijaksana yang sakti itu merasa kasihan, apalagi setelah men­ dengar bahwa orang tua yang lemah itu hidup sendirian. Katanya kepada orang tua itu, “Aku akan menolongmu, tetapi seadanya,” jawab orang bijaksana itu merendahkan diri. “Bawalah kursi sederhana ini pulang,” sambung orang bijaksana itu sambil menyerahkan sebuah kursi kayu. ”Dudukilah kursi itu, ber­ istirahatlah dengan tenang. Mintalah sesuatu yang kau inginkan. Tetapi jangan lupa, sebelum duduk, basuhlah tangan dan kaki, dan cucilah muka bersih-bersih!” Betapa gembiranya orang tua yang bernasib baik itu. Setelah meng­ ucap terimakasih, ia segera pulang. Setiba di pondok, ia membasuh kaki dan tangan seraya mencuci mukanya bersih- bersih. Kemudian ia segera duduk di kursi. Karena perutnya sangat lapar, maka ia minta disediakan makanan. “Wahai, kursi ajaib! Berilah aku makanan! Aku sangat lapar!” Ajaib! Apa yang diinginkannya terkabulkan. “Wahai, kursi ajaib! Gantilah pondokku yang reot itu dengan rumah mewah dan megah!” Ajaib! Apa yang diucapkannya terkabulkan. Ia meloncat-loncat kegirangan. Ia ingin berteriak, menunjukkan kepada orang lain, bahwa nasibnya telah berubah. Sungguh, ia bangga melihat rumahnya yang megah. Setelah memeriksa beberapa ruangan, tiba-tiba ia membayangkan kemungkinan buruk yang sewaktu-waktu terjadi. Kemungkinan itu adalah bencana alam. Ya, bencana alam yang akan mengambrukkan rumahnya yang mewah. “Wahai, kursi ajaib!” teriaknya. “Jangan timbulkan bencana alam! Kasih­ an rumah yang mewah dan ajaib itu!” Apa yang terjadi? Sungguh ajaib! Rumah mewah dan megah itu kembali berubah menjadi pondok reot berdinding gedek. Orang tua itu lupa akan kewajibannya yang sangat mudah dan sederhana, yakni mencuci tangan, mencuci kaki dan membasuh muka sebelum menduduki kursi ajaib itu. (Svami Sivananda) Made Taro

Belajar Kesadaran Diri agar Sehat Emosional utama dan pertama untuk terciptanya kondisi yang baik dalam bermasyarakat. Sebab, jika sudah dapat diperoleh keamanan dan kedamaian dalam lingkungan masyarakat maka secara tidak langsung, kondisi di Indonesia bisa aman dan tenteram. Guna menciptakan hal tersebut dibutuhkan juga fungsi dari tim penggerak PKK dan kader PKK untuk dapat menjembatani peran setiap orangtua dalam membangun ke-

tahanan keluarga. Hal tersebut menjadi penting, karena ketahanan dalam keluarga itu kunci keharmonisan dan kerukunan dalam setiap rumah tangga. “Saya ingin mendorong agar seluruh tim penggerak dan kader PKK senantiasa memberikan contoh nyata dan keteladanan dalam ikut serta menciptakan kerukunan keluarga dan lingkungan sehingga bisa terwujud Indonesia yang aman

Kelas Gizi Sasar Remaja Pendewasaan usia perkawinan khususnya di NTB merunya agak terlambat bila kita menyasar para ibu rumah tangga. pakan salah satu agenda utama dari program PKK NTB. Maka dari itu kami mengubah sasaran pembinaan yaitu para Salah satu yang menguatkan komitmen PKK terhadap PUP remaja baik remaja perempuan dan laki-laki yang nantinya tercermin dari dibukanya sosialisasi kelas gizi remaja di akan menjadi calon orangtua. Jadi kita sehatkan dulu para Pendopo Gubernur NTB yang telah dimulai pada awal remaja kita dan perbaiki pola pikir mereka sebelum masuk Maret dan akan berakhir pada Mei mendatang. “Alhamke jenjang pernikahan,” paparnya. dulillah setiap hari dari Senin sampai kamis, mulai awal Dalam Rakorda yang bertema peran TP PKK dalam Maret kemarin sampai Mei mendatang, di Pendopo menurunkan perkawinan dini/anak di provinsi NTB yang Gubernur NTB TP PKK berkerjasama dengan diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi NTB, Erica BKKBN Provinsi NTB, Dinas Dikpora, Dinas mengungkap bahwa ada ketidaksinkronan antara Kesehatan dan dinas terkait lainnya melakUU pernikahan dan UU perlindungan anak. sanakan kelas gizi remaja. Materi yang kami Disebutkan UU pernikahan mengijinkan atau berikan yaitu tentang gizi remaja dan masa membolehkan perempuan berusia 16 tahun dan depan bangsa, kesehatan reproduksi pada laki-laki berusia 19 tahun untuk menikah. Seremaja dan pendewasaan usia pernikahan. dangkan dalam UU perlindungan anak, seorang Peserta yang dilibatkan dari siswa siswi yang berusia 18 tahun itu masih harus dilindungi SMA se-Kota Mataram. InsyaAllah diharaphak-haknya sebagai seorang anak. “Melihat kan kegiatan ini untuk bisa ditingkatkan ketidaksinkronan ini, kami dari TP PKK Provinsi dan melibatkan seluruh pelajar SMA se-NTB,” kata NTB menjadi tim penggerak pertama di IndoKetua Tim Penggerak PKK NTB Hj. Erica Zainul nesia yang mengajukan direvisinya undang-undang Majdi yang menjadi narasumber pada Rapat Koortentang usia pernikahan ke mahkamah konstitusi,” dinasi Daerah (Rakorda) program kependudukan katanya. keluarga berencana dan pembangunan keluarga Lebih lanjut Erica mengatakan bahwa Gubernur tingkat provinsi NTB tahun 2018, Mataram beNTB menjadi Gubernur pertama yang mengeluarkan berapa waktu lalu. peraturan gubernur tentang usia pernikahan yang Menurut Erica, tadinya sasaran pembinaan PKK membolehkan perempuan yang minimal berusia 21 adalah para ibu rumah tangga namun dianggap tahun dan laki-laki minimal berusia 25 tahun untuk terlambat untuk memulai. “Kami berpikir sepertimenikah. (Naniek I. Taufan) TGKH. M. Zainul Majdi

nyaman tenteram dan damai,” ungkap Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat, Erni Guntarti Tjahyo Kumolo, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Ketua Tim Penggerak PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi. Apresiasi diberikan oleh Gubernur NTB TGKH. M. Zainul Majdi, M.A. yang turut hadir dalam peringatan HKG PKK 2018 terhadap kinerja tim penggerak dan seluruh kader PKK di NTB, yang dengan secara sukarela ikut berpartisipasi memajukan pembangunan dalam segala aspek kegiatan. Salah satunya aspek yang langsung menyentuh sisi yang sangat penting dalam pembangunan yakni aspek kesejahteraan. “Selama 10 tahun kiprah dari PKK, dari tahun ke tahun terus meningkat. Kalau data statistik ada yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan masyarakat yang dinamis dan dapat dirasakan manfaatnya, maka hal baik itu di dalamnya ada kontribusi dari PKK NTB,” ujar Gubernur NTB dua periode ini. Sebelum berlangsungnya Puncak Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK NTB tahun 2018 ini, TP PKK NTB telah melakukan roadshow di 10 kabupaten kota, mulai dari pelayanan kesehatan, sosialisasi upaya pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan sosialisasi Peraturan Presiden (perpres) nomor 99 tahun 2017 serta pembentukan kelas khusus remaja yang telah berlangsung pada 5 Maret lalu. (Naniek I. Taufan)

Apakah yang lebih diinginkan orangtua untuk anak-anak mereka daripada hal lain? “Kami percaya jawaban atas pertanyaan ini adalah kebahagiaan. Hampir semua orangtua, kakek-nenek dan para guru melakukannya dengan memberikan suatu fondasi untuk kebahagiaan mereka yang lebih besar atau memberikan kebahagiaan kepada anakanak mereka secara langsung,” ungkap Randolph Oudemans, pendiri Yayasan Asah Asih Asuh.

I

a dan timnya pun membuat kebahagiaan menjadi sebuah prioritas. Pada akhir Februari 2018, yayasan ini mengadakan workshop untuk orangtua, pengasuh dan guru. Workshop dihadiri para guru, para pengasuh yang juga beberapa orangtua dan anak-anak mereka. Latar belakang peserta yang hadir adalah dari berbagai institusi lintas agama dari Denpasar, Gianyar, Tabanan, Singaraja, Amlapura, Klungkung. Workshop ini sangat bermakna dengan kehadiran para narasumber yang sangat berpengalaman dari dua sekolah internasional - United World Collage South East Asia (Singapura) dan Green School (Bali). “Kami menghabiskan hari belajar mindfulness (kesadaran diri) dan kecerdasan emosional. Mengapa kedua topik ini? Karena topik tersebut membantu orang menjadi lebih memiliki dasar dan membangun diri mereka dalam kepuasan. Begitu orang tua dan pengasuh memiliki dasar dan mapan, baru kemudian mereka memiliki sumber daya internal untuk merawat dan berbagi dengan anak-anak dengan cara yang sehat secara emosional,” jelas pria asal Amerika Serikat yang orangtuanya lahir di Pulau Sumatera ini. Asah Asih Asuh didedikasikan untuk memberdayakan orangtua dan pengasuh sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas pengasuhan yang mereka berikan kepada anakanak mereka. “Kami telah melakukan pekerjaan ini di panti asuhan, sekolah dan pusat perawatan anak

di Indonesia selama 15 tahun. Kami tidak mendukung panti asuhan, tapi kami merawat anak-anak yang tinggal di dalamnya dengan melatih dan memberdayakan para pengasuh mere­ ka,” imbuh Randolph. Ayah dari tiga anak ini, seorang pengusaha internasional yang sangat berpengalaman. Ia telah mengabdikan hidupnya untuk berbagi keterampilan hidup penting yang mengarah pada

kebahagiaan. Baru-baru ini dia telah mendirikan sebuah perusaha­an baru bernama Now.Here yang berfokus pada kesadaran penuh, kecerdasan emosional dan proyek dengan dampak sosial yang positif. (Ngurah Budi)

Randolph Oudemans

HUT PPNI Kabupaten Buleleng Gandeng Stikes Buleleng Gelar Seminar Internasional

Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Humanis Stikes Buleleng sukses menggelar seminar berskala bersikap adil terhadap pasiennya,” jelas Prof Nursalam. internasional dengan tema “Nursing Management with Ia menambahkan perawat juga harus menghargai Humanistic Approach Based on Caring Innovation” di pasien, sehingga menciptakan kenyamanan bagi pasien. Aula Stikes, Rabu (14/3). Seminar yang digelar meruPrinsip otonomi ini didasarkan pada keyakinan bahwa pakan kerjasama antara Stikes Buleleng dan Persatuan individu mampu berpikir logis dan mampu membuat Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Buleleng keputusan sendiri sehingga perawat juga harus menghargai dalam rangkaian hari jadi PPNI ke-44. Seminar mengsetiap keputusan pasien. “Jangan sampai tindakan perawat hadirkan narasumber guru besar di bidang keperawatan merugikan pasien,” ungkapnya. Selain itu, Nursalam juga Indonesia, Prof. Dr. Nursalama, M. Nurs (Hons), Dr. menambahkan kejujuran dan kerahasian juga nilai yang Pisit Poltana, Dr Suprance, P dari Thailand, dan Janne sangat penting dimiliki oleh seorang pelayan kesehatan. Lensen Botter, MA. “Jika nilai-nilai ini dapat dilakukan oleh tenaga medis maka Dr. Ns. Made Sundayana bersama narasumber Seminar bertujuan untuk meningkatkan kualitas managemen holistik akan baik sehingga berdampak pada dalam seminar internasional. pendidikan yang diaplikasikan tak hanya terbatas pada peningkatan kualitas pelayanan,” ungkapnya. teori maupun praktik, namun lebih mendasar kepada attitude (sikap) saat mengemSebagai seorang guru besar di bidang profesi keperawatan, Nursalam ingin ban tanggung jawab. di era MEA. Seorang perawat dituntut professional dengan memotivasi setiap orang bahwa memiliki kesempatan besar dalam menggapai menerapkan etik dan legal aspek, disamping penerapan professional nursing. impiannya, tak terkecuali menjadi seorang profesor. Dirinya sebagai bukti bahwa Menurut Prof. Nursalam, seorang perawat harus memiliki kompetensi tidak ada perbedaan gender dalam sebuah profesi. pengelolaan tanggung jawab secara manusiawi. Seorang perawat harus mampu Sementara itu, Dr.Ns. Made Sundayana selaku Ketua PPNI Buleleng dan Ketua memperlakukan pasien sebagai dirinya sendiri karena sikap seorang perawat STIKes Buleleng mengatakan seminar keperawatan semacam itu sangat bermanfaat sangat berpengaruh terhadap peluang kesembuhan pasien. Sikap adil juga harus terhadap anggota PPNI dan mahasiswa Stikes. Dengan hadirnya Prof Nursalam dan dimiliki, nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja beberapa narasumber dari Belanda dan Thailand maka akan menambah wawasan untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar keilmuan bagi perawat secara pribadi sebagai profesi yang harus selalu meng-update untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. “Seorang perawat harus mampu ilmu seiring perkembangan zaman. -win


Dara

10

Musisi dan seniman Buleleng galang dana dengan ngamen bersama

Musisi dan Seniman Buleleng Kompak Gelar Aksi Sosial Kabar sakitnya seniman Susik Bondres menyita perhatian berbagai pihak. Tidak terkecuali para seniman dan musisi Bali. Setelah aksi sosial penggalangan dana di gelar di Denpasar, kini giliran musisi dan seniman Buleleng melakukan aksi yang sama.

S

ebagai bentuk solidaritas para musisi dan seniman Buleleng bergabung dalam Singaraja Musik for Unity (Simfony) menggelar aksi penggalangan dana, Minggu (11/03) lalu. Dengan ngamen bersama di seputaran Ta-

man Kota Singaraja pada acara Car Free Day mereka berkumpul sejak pagi. Tidak hanya berpusat di Taman Kota mereka juga menggelar aksinya dengan berjalan

ke utara hingga di pasar Anyar Buleleng dan perempatan Jalan Diponogoro. Bertemakan Gelis Kenak Susik Bondres, acara yang bertajuk Peduli Lewat Nada ini menampilkan musisi kenamaan Buleleng seperti Jem Tatto, Ake Buleleng, dan musisi-musisi dari berbagai daerah di Buleleng, serta seniman dari berbagai sanggar. Dalam aksi penggalangan dana itu juga menampilkan sekaa drum Buleleng. Masyarakat pun sangat antusias dan mendukung aksi yang digelar tersebut. Mereka senang dapat disambangi dan melihat secara langsung oleh artis idolanya.

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018 Menurut coordinator kegiatan, Putu Dedi Yastika yang lebih akrab disapa Melor mengatakan aksi Peduli Lewat Nada merupakan yang kedua kali digelar. Sebelumnya para musisi dan seniman Buleleng juga sempat menggelar aksi yang sama hanya saja konser amal tersebut digelar untuk para pengungsi erupsi gunung Agung. “Sekarang aksi ini merupakan yang kedua kali untuk penggalangan dana sang maestro, Susik Bondres,” jelasnya. Dedi juga menambahkan, itu merupakan salah satu wujud kepedulian antar seniman dan musisi. Apalagi Susik Bondres merupakan salah satu seniman Buleleng yang berhasil menjadi ikon bondres Buleleng. selain itu, kegiatan itu juga diharapkan menambah kekompakan antar mu-

sisi dan seniman Buleleng dalam melakukan kegiatan sosial. “Kami selaku seniman dan musisi muda Buleleng turut prihatin kepada kondisi senior kami Bapak Sadika yang dikenal dengan Susik Bondres. Mudah-mudahan dengan aksi dan dukungan kami semangat beliau untuk terus berjuang melawan penyakitnya semakin kuat, sehingga gelis kenak untuk kembali menghibur masyarakat,” kata dia. Selepas aksi, seniman dan musisi Buleleng langsung menjenguk Susik Bondres dan menyerahkan hasil penggalangan dana mereka di kediamannya, Jalan Kresna, Kelurahan Kendran, Kecamatan/ Kabupaten Buleleng. “Mudahmudahan ini dapat membantu dan bermanfaat untuk Pak Sadik,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

IKLAN CANTIK

Buleleng

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018 Melalui rekonstruksi, Janger Menyali sempat dibangkitkan kembali setahun lalu melalui event Pesta Kesenian Bali (PKB) Kabupaten Buleleng yang dipentaskan di panggung terbuka eks. Pelabuhan Buleleng. Kesenian unik yang terdapat di desa Menyali ini sempat tersohor dan berkembang pada tahun 1938. Namun kini mulai meredup dan kalah pamor dengan kesenian modern.

M

elalui event tahunan tersebut, Pemerintah Kabupaten Buleleng mencoba membangkitkan kembali kesenian daerah dengan melakukan rekonstruksi pada kesenian Janger Menyali. Bahkan kesenian ini juga turut ditampilkan pada PKB ke 39 di Denpasar tahun lalu. Rekontruksi yang dibawakan oleh sekaa Janger Saraswati binaan pemerintah Desa Menyali ini bertujuan untuk melestarikan dan membangkitkan masa kejayaan Janger Menyali. Tak pelak, pementasannya menyedot perhatian dan sorak sorai penonton. Kekaguman penonton tidak sampai di sana, mereka juga penasaran dengan penampilan sesepuh dalam menarikan janger. Maklum saja, para penari pria alias jipak, tampil dengan pakaian necis. Alih-alih mengenakan pakaian adat Bali, mereka justru menggunakan kostum mirip tentara Belanda dan lengkap dengan baretnya. Sementara para penari wanita alias parik, tampil dengan dandanan para penari yang amat cantik. Konon Janger Menyali memang memiliki perbedaan dari segi pakaian, gending, bahkan lakon yang dibawakan. Kekaguman akan kesenian unik ini juga diungkapkan Ni Luh Murni salah satu anggota sekaa Janger Menyali. Dirinya mengungkapkan Janger Menyali memang memiliki cirri khas berbeda dari janger pada umumnya. Selain berbeda dari segi pakaian dan lakon, penarinya juga dari berbagai kalangan dari usia paling muda hingga paling tua. “Jumlah penarinya ada 24, 12 laki-laki dan 12 perempuan dan usianya campur sari bahkan yang paling tua usianya mencapai 75 tahun,” ungkapnya. Perempuan yang juga sebagai staff di kantor desa ini juga mengaku sangat senang Janger Menyali mendapat perhatian dari pemerintah dengan dilakukan rekonstruksi untuk dilibatkan dalam event besar sekelas PKB.

23

Janger Menyali Bangkit Kembali Tentu kegiatan tersebut merupakan upaya untuk melestarikan dan mengenalkan kesenian daerah Buleleng. Akan tetapi dirinya juga tidak menampik jika saat ini latihan sduah jarang dilakukan. “Dulu ketika mau pentas hampir setiap hari latihan, kalau sekarang sangat jarang hampir tidak pernah latihan,” ungkapnya. Murni menambahkan salah satu faktor penyebab jarangnya latihan adalah faktor perbedaan usia. Para penari Janger yang sudah tua dan sepuh enggan tampil lagi dank arena kesibukan masing-masing. Sementara sekaa yang usianya masih remaja jarang menggelar latihan karena lebih tertarik dengan kesenian modern. “Sekarang sudah banya hiburan, permintaan untuk Janger Menyali pentas juga jarang kecuali ada permintaan untuk mengisi event-event baru kami intensifkan latihan lagi,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Pementasan Janger Menyali hasil Rekonstruksi pada PKB Buleleng ke- 39

STAH Negeri Mpu Kuturan

Bangun Perpustakaan Pusat Kajian Hindu Perguruan tinggi baik swasta maupun negeri Pendidikan Agama Hindu, PGSD, PG Paud, Sastra berkewajiban mencetak sumber daya yang Agama, Pendidikan Bahasa Bali, Filsafat Hindu, Theberkualitas. Untuk dapat mencetak sumber daya ologi Hindu, Manggala Upacara, Penerangan Agama Hindu, Ilmu Komunikasi, Pariwisata Budaya dan manusia yang berkualitas tentu diperlukan seProdi Hukum Hindu yang semuanya telah memiliki orang tenaga pendidik dan pimpinan dalam suatu lembaga pendidikan yang berkualitas pula. Hal ini ijin operasional dari Dirjen Bimas Hindu. disampaikan oleh Prof. Made Suweta, M.Si., Ketua Bahkan dengan bertambahnya animo masyarakat STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja disela-sela untuk melanjutkan pendidikan pada kampus Agama Sidang Senat Terbuka serangkaian Dies Natalis II, Hindu tersebut, STAH telah membangun kampus Jumat (23/03) lalu. baru dengan gedung berlantai 4 sejak tahun 2017. Suweta menambahkan sebagai kampus Agama Pembangunan gedung megah ini merupakan hibah Hindu, STAH diharapkan dapat mencetak lulusan dari Gubernur Bali dengan nilai 6,5 milayar Rupiah. yang berkompeten di bidang keagamaan dan ber“Ini akan memberi semangat baru untuk mahasiswa guna di masyarakat. “Kami dan seluruh pimpinan dan dosen untuk lebih meningkatkan kualitas diri,” di STAH bekerja keras dan bersungguh-sungguh ungkapnya. untuk mencetak lulusan yang berkualitas,” ungDitambahkan Prof. Suweta kampus yang dibankapnya. Suweta tidak menampik jika untuk menggun di atas tanah eks asrama PGAHN ini telah hasilkan produk yang berkualitas juga dibutuhkan dibangun strukturnya dan finishing akan dilakukan dukungan dana dan sarana prasarana. Akan tetapi secara bertahap. Pihaknya berencana akan mewuProf. Made Suweta, M.Si. dengan sarana dan prasarana yang sederhana serta judkan mimpi besar umat Hindu, untuk menjadikan keterbatasan dana pihaknya tetap melakukan kewajiban dengan STAHN Mpu Kuturan ini sebagai Pusat Kajian Hindu (Hindu Center). penuh tanggung jawab. Nantinya, khusus pada lantai 4 yang cukup luas akan dijadikan fasilitas Diusia yang masih sangat belia, STAH saat ini telah memiliki publik dalam bentuk perpustakaan umum dan pusat kajian lontar. mahasiswa sebanyak 563 orang dengan memiliki dua program Fasilitas publik ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas yakni program Sarjana S1 dan program Pasca Sarjana dengan sebagai objek kajian kehinduan yang berkaitan dengan adat, budaya, prodi magister Pendidikan Agama Hindu. Sedangkan program seni, usada, aksara, bahasa, dan sastra. “Perpustakaan ini nantinya sarjana memiliki 4 jurusan yakni Darma Acarya, Brahma Widya, akan digunakan oleh umat Hindu dimana pun berada sebagai temDarma Duta dan Darma Sastra atau Ilmu Hukum. Selanjutnya pat penelitian, tempat konsultasi dan sebagainya berkaitan dengan jurusan tersebut dibagi menajdi 11 prodi meliputi Program Studi kehinduan,” ungkapnya. (Wiwin Meliana)


Buleleng

22

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Kreasi

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Kembangkan Tas Anyaman

Pura Sang Hyang Celeng Desa Menyali

Simbol Manifestasi Dewa Wisnu

Desa Menyali merupakan salah satu desa di Buleleng yang memiliki beragam keunikan. Desa yang berada di Kecamatan Sawan ini, selain dikenal dengan berbagai hasil produk kerajinan aluminium juga memiliki budaya yang unik seperti Janger Menyali. Bahkan desa Menyali juga dikenal memiliki buah langka yang disebut dengan Poh Bikul. Namun siapa sangka, dari berbagai keunikan tersebut, masih ada keunikan lain yang masih sangat jarang diketahui orang, bahkan masyarakat yang tinggal di Buleleng. Desa yang terletak di sebelah selatan Desa Jagaraga ini memiliki pura unik yang bernama Pura Sang Hyang Celeng.

D

i Pura ini ditemukan sebuah patung Celeng (Babi, -red) yang merupakan simbol Waraha sebagai manifestasi Dewa Wisnu. Patung ini berdiri di bawah patung Lingga Yoni simbol Siwa. Pura ini lokasinya agak masuk ke dalam gang sempit. Jaraknya hanya 50 meter dari ruas jalan Jagaraga-Menyali. Pura ini mengusung konsep Eka Mandala. Artinya hanya satu areal saja, tanpa memiliki jaba dan madya mandala. Jika dilihat seksama pura yang luasnya tak lebih dari 15 meter persegi ini hanya memiliki satu pelinggih utama. Yakni patung Babi yang didepan kepalanya terdapat Lingga Yoni

yang dibungkus dengan kain kuning. Patung Babi tersebut dibungkus dengan kain poleng yang seolah-olah terlihat menyeruduk Lingga Yoni. Diceritakan Mangku Werdhi, pura ini tak bisa dilepaskan dari Sosok Dewa Wisnu, dalam manifestasinya sebagai Waraha (Babi, Red). Pura ini berdekatan dengan Pura Puseh. Pemangku pengemponnya pun jadi satu dengan Pura Puseh. Memang tidak ada bukti atau catatan sejarah terkait Pura Sang Hyang Celeng ini. Tetapi, jika merujuk dari cerita para pendahulunya diyakini memiliki kekuatan gaib, berupa Patung Waraha (Babi) yang bersenjatakan Cakra Sudarsana, salah satu simbul awatara

Pura Sang Hyang Celeng

Wisnu. Patung Waraha atau yang identik dengan Varaha Awatara merupakan Awatara Dewa Wisnu yang ketiga, yang digambarkan dalam wujud seekor babi yang keluar dari hidung Dewa Brahma. Selanjutnya dalam kisahnya Waraha Awatara membawa bumi dengan kedua taringnya bersenjatakan gada mengangkat bumi yang tenggelam di samudra alam semesta bernama Garbhodaka. “Desa kami kan menyungsung Dewa Wisnu. Makanya Pura Sang

Buah Naga Kuning

Belum Penuhi Permintaan Pasar

Harga jual produk pertanian sangat bergantung dari kualitas produk yang dihasilkan. Selain kualitas, kelangkaan jenis produk juga menjadi salah satu penentu harga di pasaran. Petani kreatif tentu akan berupaya menghasilkan produk pertanian yang memiliki keunggulan dari pada yang lain. Ini juga yang dilakukan oleh I Made Arnaja petani asal Desa Tajun. Nama Arnaja beberapa belakangan ini memang cukup dikenal sebagai salah satu pembudidaya buah naga. Uniknya buah naga yang umumnya ditanam berwarna merah dan putih, dirinya berupaya membudidayakan buah naga kuning. Jenis buah naga ini memang sangat langka baik di Bali maupun di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, dirinya membudidayakan dua jenis buah naga kuning yakni jenis Palora Equador dan jenis buah naga kuning biasa. Rupanya upayanya tidak siasia, jerih payahnya membuah hasil. Puluhan buah naga kuning biasa tumbuh dan berbuah subur. Memang panen kali ini bukan yang pertama. Ini adalah panen

Buah naga kuning

yang kedua untuk jenis buah naga kuning, hanya saja panen sebelumnya hanya menghasilkan beberapa kilo saja. “Dari segi kualitas tidak ada perbedaan hanya saja jumlah panennya lebih banyak dari panen sebelumnya,” ungkap pensiunan notaris tersebut. Tergolong buah langka, jenis buah naga kuning biasa dipasarkan dengan harga yang tidak biasa. Untuk satu

kilo buah naga kuning dijual dengan harga Rp. 200.000 per kilogram. Meskipun hasil panen dikatakan mengalami peningkatan akan tetapi pihaknya masih belum bisa memenuhi pasar modern. Pemasaran hanya dilakukan melalui online karena hasilnya masih belum terlalu banyak. “Panennya sekitas 15 kilo, jadi belum bisa dibawa masuk ke pasar modern nanti kalau sudah ada peningkatan baru akan saya tawarkan ke supermarket,” jelasnya. Strategi penjualan juga ia lakukan dengan membuat perbedaan harga pada masing-masing grade. Untuk grade A dijual 250 ribu, grade B 200 ribu dan 150 ribu untuk grade C. “Meskipun telah dibuatkan grade tetap juga belum bisa penuhi permintaan pasar,” ungkapnya. Sebagai petani yang tidak banyak mempunyai pengalaman di bidang pertanian dirinya berharap mendapat dukungan dan bimbingan dari instansti terkait. “Belum ada kerjasama dengan pihak terkait, ke depan tentu sangat berharap mendapat bimbingan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Hyang Celeng berdampingan dengan pura Puseh. Posisi waraha seolah menyeruduk patung Lingga Yoni itu diibaratkan seperti menyelamatkan Bumi dari berbagai kezaliman. Kami berharap Desa Menyali itu selalu diberikan kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan” bebernya. Secara administratif, Pura Sang Hyang Celeng terletak di Banjar Kangin Teben, Desa Jagaraga Kecamatan Sawan. Namun, yang menyungsung Pura Sang Hyang Celeng bukanlah dari masyarakat Jagaraga melainkan masyarakat Desa Menyali yang kini jumlahnya hingga 1600 KK. Menurut Jro Mangku Made Werdi (68) dulu wilayah Desa Menyali sangatlah luas. Bahkan hingga melingkupi Desa Jagaraga dan Giri Emas. Namun luas wilayahnya menyusut, hingga wilayah Desa Jagaraga berdiri sendiri. Meski demikian, Pura Sang Hyang Celeng statusnya masih diempon oleh Desa Menyali. “Pura ini sudah ada sejak zaman Pra Hindu. Angka tahunnya tidak dipastikan, bahkan sudah ada sejak jaman perang melawan penjajah” ujar Mangku Werdi saat ditemui di rumahnya, Dusun Kangingan Desa Menyali. Berbagai cerita unik pun berkaitan dengan keberadaan Pura Sang Hyang Celeng ini. Konon katanya, Anak Agung Jelantik yang merupakan Raja Buleleng, pada jaman Perang Puputan Jagaraga ditahun 1829-an, sering bermeditasi dan memohon kekuatan di tempat ini. sehingga selalu sukses memukul mundur Belanda. Belanda pun dibuat jengkel lantaran sulitnya menangkap Anak Agung Jelantik pada perang itu. Bahkan dari mata-mata yang disebar Belanda,

Raja Anak Agung Patih Jelantik disinyalir mendapatkan kekuatan di pura ini. Tanpa pikir panjang, Belanda langsung memotong Patung Waraha atau Babi ini. Tak hanya memotong kepala Babi. Belanda juga menghancurkan patung Lingga Yoni. Selanjutnya patung tersebut dikubur di areal Pura Sang Hyang Celeng. “Lalu, penggalan patung kepala babi itulah yang konon dibuang di salah satu Masjid di Singaraja. Tujuannya adalah untuk mengadu domba antara umat Islam dengan Umat Hindu di Singaraja agar dukungan terhadap Anak Agung Patih Jelantik bisa terpecah belah dalam melawan Belanda,” tuturnya. Sejak dipotong oleh pasukan Belanda, patung Babi tersebut tidak memiliki kepala. Sekitar tahun 1996 barulah dilakukan pemugaran. Proses pemugaran dilakukan dengan membuat kembali patung Babi atau Waraha. Sedangkan, Lingga Yoni tersebut ditemukan oleh masyarakat saat melakukan pemugaran. “Nah setelah pemugaran selesai dilakukan barulah dilakukan upacara melaspas. Hingga kini pura tersebut masih kokoh berdiri” imbuhnya. Dikatakan Mangku Werdi, pujawali saat upacara dilaksanakan setiap Purnama Sasih Karo antara Bulan Juli-Agustus. Pujawalinya berlangsung selama dua hari, yang harus dipuput oleh Kubayan, bukan dari kalangan Sulinggih. “Saat pujawali juga sering dipentaskan Tari Sanghyang Celeng. Tarian ini ditampilkan oleh anak – anak dibawah belasan tahun” tuturnya. Menariknya, Pura Sang Hyang Celeng ini juga sangat erat kaitannya dengan Tumpek Uye. Krama Menyali melakukan persembahan sesajen saat hari raya Tumpek Kandang (Tumpek Uye, Red). Pura ini ramai dikunjungi masyarakat untuk meminta keselamatan kepada Dewa Wisnu dalam manifestasinya sebagai pemelihara. Tujuannya untuk memohon tirta yang nantinya dipercikkan kepada hewan piaraan, seperti babi, sapi, unggas dan hewan piaraan lainnya. “Saat menghaturkan sesajen itu, krama yang memang memiliki hewan piaraan seperti Babi, Sapi atau Unggas sering memohon tirta di Pura Sang Hyang Celeng. Tujuannya agar hewan piaraannya sehat dan bisa menghasilkan,” terangnya. (Wiwin Meliana)

Zaman ‘now’ semakin banyak anak muda yang tertarik menggeluti wirausaha secara nyata bukan sekadar teori. Ratna adalah salah satunya. Meski bisnis yang digelutinya sekarang adalah ‘bisnis warisan’ orangtua, namun tetap saja keberanian wanita cantik ini untuk masuk ke dunia bisnis yang penuh tantangan dan terkadang ‘kejam’ , patut diacungi jepol.

B

R a t n a

etapa tidak, dia mulai terjun ke bisnis anyaman ketak saat usianya terbilang belia, baru 20 tahun. “Waktu itu aku ditawari orangtua, mau melanjutkan pendidikan atau bisnis. Aku bilang bisnis saja. Aku memilih menekuni bisnis ini karena hobi,” ucap Ratna yang terjun ke bisnis ini tahun 2004. Lagi pula, lanjutnya, untuk menangani bisnis dirinya harus fokus karena pasti banyak hal yang harus dikerjakan bukan hanya produksi. “Aku bukan hanya menangani produksi, tapi juga desain produk hingga pemasaran. Jadi banyak hal yang aku pelajari dan kerjakan. Karena itu aku bilang tidak melanjutkan pendidikan formal. Tapi aku tetap mengambil pendidikan (bukan formal) untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan (bisnis) aku,” lanjut wanita cantik ini. Menurut Ratna, bekerja dengan hati adalah suatu yang paling

mengasyikkan. Karena tidak ada keterpaksaan, yang ada hanya kesenangan dan terus tertantang untuk mengeksplore lebih jauh produk yang ingin dibuat. “Sejak kecil, sampai dewasa, keluargaku bergelut dengan kerajinan, anyaman, ketak, dll. Jadi aku sudah terbiasa. Mungkin karena ‘panggilan darah’, aku pun sejak kecil sudah menyukainya. Tanpa diajari siapapun, aku mampu membuat berbagai anyaman. Dan itu bukan hal yang aneh, karena semua orang di rumah aku, bahkan anak kecil pun pandai membuat anyaman,” lanjut Ratna yang terkadang menetap di Ubud, Bali untuk mengurusi pengembangan bisnis kerajinannya. Daerahnya Lombok Tengah, lanjut Ratna, material rumput ketak begitu melimpah. Itu sebabnya, banyak warga Dusun Sejagat, Desa Beleka, tempatnya berasal, berbisnis kerajinan ketat. “Ayah aku telah 35 tahun berbisnis kera-

11 dinamis. Saat ini, tambahnya, fashion tengah berkembang pesat dan dirinya pun tak mau ketinggalan. “Kerajinan ketak pun bisa bermain ‘di area’ (fashion) ini,” ujarnya. “Kami masuk dengan ebragam produk kerajinan fashion dari ketak, bambu, rotan dan kulit kayu. Sambutannya bagus, khususnya di mancanegara. Itu semakin membuat aku semangat,” katanya. “Tas-tas dari ketak kuat dan awet. Ayamannya juga halus bahkan bisa sangat halus. Produk ini disukai pelanggan dari Eropa juga Jepang. Jepang juga suka produk tas dari kulit bambu. Kami biasanya mengeskpor banyak, satu item bisa sampai 2.000 pieces. Mereka bilang tas kulit bambu bagus untuk tas kimono,” jelasnya. (Diana Runtu)

jinan ini. Seperti aku, ayah aku pun meneruskan ‘warisan bisnis’ dari orangtuanya,” tutur Ratna. Kerajinan ketak asal Lombok, bukan hanya populer di dalam negeri tapi juga mancanegara. “Penggemar kerajinan ketak dari Eropa dan Amerika dan Asia, cukup banyak. Produk kami paling banyak untuk ekspor, itu sudah dari zaman bapak aku,” tambah Ratna yang rutin mengirim kerajinan ketak ke Amerika dan Jepang. Menurut Ratna, salah satu kiat yang membuatnya tetap eksis di bisnis ini adalah kreatif dan selalu berinovasi, disamping tentunya memperhatikan selera pasar yang

Tantangan Kualitas dan Kreativitas Tantangan lain yang dihadapi Ratna adalah mempertahankan kualitas produk. “Kami bisa bertahan karena selain kreasi produk, juga kualitas dan servis,” katanya. Ini memang tidak mudah, khususnya pada kualitas. “Harus teliti. Apalagi untuk ekspor, tidak bisa cacat sedikit pun pasti dikomplain,” katanya. Dirinya pernah mengalami (dikomplain buyer asing) sehingga menyebabkan kerugian cukup banyak. Gara-gara kejadian itu, akhirnya Ratna pun terjun langsung mengontrol kualitas produk, khususnya yang akan diekspor. “Aku terjun langsung mengawasi produksi. Bahkan saat pengasapan, di oven, aku periksa benar. Aku nggak mau kejadian dulu terulang lagi. Alhamdulilah, semua berjalan baik,” katanya. Menyikapi tentang lesunya perekonomian dalam beberapa tahun terakhir, seperti yang lain Ratna pun mengaku mengalami menurunan omzet. “Di bisnis naik-turun adalah hal biasa. Tapi kita sebagai pelaku harus tetap survive. Dalam keterbatasan kita harus tetap menjaga kreativitas dan mutu, itu tidak boleh turun. Produksi tetap jalan, kreativitas harus terus dipacu,” kata Ratna yang merasa beruntung meski ekonomi dalam negeri lesu namun dia memiliki sejumlah pelanggan di mancanegara yang rutin memesan setiap bulan. Aneka produk ketak-nya sejak lama sudah memasuki pasar di kota-kota besar tak terkecuali Jakarta. Namun, katanya, dia memiliki keinginan

untuk memiliki toko sendiri. “Selama ini kan sebatas kerja sama. Sekarang aku sedang mencari tempat untuk buka toko sendiri di Jakarta. Mudahmudahan bisa segera terealisir,” ucapnya. Menyikapi persaingan yang tajam di bisnis kerajinan ketak, Ratna mengaku tak masalah dan selalu ‘siap tempur’. Pelaku di bisnis ini memang banyak, ujar Ratna, namun asalkan kita bisa menyanyikan produk yang baik pasti bisa eksis. Yang terpenting dalam berusaha, ucap Ratna, kuat mental, kualitas produk bagus serta rajin berkreasi dan inovasi. “Itu yang aku pegang, dan alhamdulilah sampai kini kami tetap eksis,” ucapnya. (Diana Runtu)


Pelesir

12

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Wisata Dante Pine

Wisata Buttu Macca

Keletihan Terbayar di Puncak Bukit Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan potensi wisatanya tidak kalah dengan Kabupaten Tana Toraja. Ada objek wisata baru bernama Kampong Buttu Macca yang berarti Kampung Bukit Pintar yang mempunyai banyak spot foto yang menarik sekaligus cukup ekstrim. Meskipun jualan utamanya adalah view Gunung Nona namun tempat ini memberikan ornamen berbeda pada setiap spot foto yang disediakan.

menawarkan keindahan alam khas pegunungan dengan kesejukannya. Hal pembeda lain kita bisa melihat kalau jalan yang dilalui tidaklah terlalu terjal dan hal menarik lain kita bisa ngopi santai dengan view yang sangat menarik karena pengelola telah menyediakan kafe dengan jualan utama kopi asal Enrekang yang nikmat.

masuk Rp 5.000 serta panduan dan peringatan agar mengutamakan keselamatan karena memang objek wisata ini dibangun di sepanjang tebing yang mendaki sehingga diperlukan kehati-hatian serta energi ekstra untuk menjajal seluruh spot yang disediakan. Semua letih akan terbayar se­ telah sampai di puncak bukit yang

Memasuki objek wisata ini kita cukup membayar Rp 5.000 dan menambah lagi jika ingin menjajal beberapa permainan yang ekstrem seperti flying fox, bike flag, dan swing extreme. Setiap venue tentu mempunyai kelebihan dan keunikan tersendiri. Hal paling mendasar adalah sarana dan prasarana yang masih minim seperti akses jalan dan kendaraan yang masih belum layak untuk sebuah destinasi wisata, sehingga bila pengunjungnya tidak memiliki fisik yang prima maka akan kesulitan menikmati objek wisata ini. Toilet dan tempat peristirahatan yang masih sangat kurang bila dibanding potensi pengunjung yang ada. Yang paling penting adalah keamanan seperti relling atau pembatas setiap spot yang ekstrem. (Bisnis Sulawesi)

Dapatkan

bacaan wanita dan keluarga

di Pesawat Garuda dan Lounge Garuda m Bali Post

M

emasuki kawasan ini kita akan disambut dengan jalan yang masih belum pengerasan serta papan nama di tebing dan loket sederhana dengan biaya menawarkan berbagai keindahan pegunungan di selimuti semilir angin sejuk yang berhembus membawa aroma khas pegunungan. DANTE PINE Dari Kampong Butta Macca kita dapat berkendara sekitar 15 menit ke arah Tana Toraja, kita akan menemukan venue lain yang juga tidak kalah seru yaitu Dante Pine (Cekong Hill). Mirip dengan objek wisata yang pertama Dante Pine juga

Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 m Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 m Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln. Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp (0361) 223958 m Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar. Tlp. (0361) 425126 m Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 m Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542 m Warung Media Singaraja Jln. A Yani, Pertokoan Terminal Banyuasri. Tlp. (0362) 21059 m Radio Singaraja FM Jln. Raya Singaraja Seririt Km 6 Desa Tukad Mungga. Tlp. (0362) 41124 m Warung Media Tabanan Jln. Jepun No. 9 (Ruko Pasar Kodok) m Warung Media Negara Jln. Merak No. 36 Pendem- Jembrana m Warung Media Gianyar Jln. Astina Timur (Utara Patung Arjuna). Tlp. (0361) 943570 m Warung Media Bangli Jln. Nusantara (Banjar Cempaga) HP. 0812 46 9 1915 m Warung Media Klungkung Jln. Raya Puputan 95 Semarapura. HP. 085 935 511 4131 m Warung Media Karangasem Radio Besakih Jln. Surapati, Gg. Sedap Malam 8. Tlp. (0363) 21791 m Warung Media Besakih Pesraman Besakih Jln. Raya Besakih HP. 087760050056, 081999275859 m Warung Media Kintamani Jln. Raya Kintamani Batur (Selatan Pura Batur) m Warung Media Nusa Penida Jln. Raya Ped (Depan Pura Dalem Ped Nusa Penida) HP. 082236657588

21

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Pasar Tradisional atau Pasar Rakyat merupakan gerbang pertama dalam upaya mengajak warga masyarakat meningkatkan ekonomi kerakyatan. Karenanya, keberadaannya di Kota Denpasar terus mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Denpasar, salah satu dengan di selenggarakannya ‘Sekolah Pasar Rakyat’ dengan tema “Jaga Pasar Kita”, Rabu (28/3), di Ruang Pertemuan Pasar Agung Desa Peninjoan, Peguyangan Kangin, Denpasar.

M

enurut Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar Ir. Ida Bagus Anom Suniem, M.M., didampingi Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Kasi Perdagangan, Perijinan dan Pendaftaran Perusahaan Disperindag Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Sedana Etana , S.H., mengatakan kegiatan ‘Sekolah Pasar Rakyat’ ini bertujuan untuk “Pembinaan Pengelolaan Usaha Pedagang Pasar Tradisional sebagai

Disperindag Kota Denpasar

Gelar Sekolah Pasar Rakyat

Dari kiri: Kadek Budi Martini,Hery Catur Wibowo, Ida Bagus Anom Suniem, I Nyoman Suwarta, dan Ery

Pasar Rakyat demi Peningkatan Kualitas Pedagang Pasar Rakyat dari Segi Pengelolaan UsahaTahun 2018”. Dikatakan oleh Ida Bagus Anom, program ‘Sekolah Pasar’ ini telah dirintis Pemkot Denpasar melalui Disperindag Kota Denpasar sejak tahun

2016. “Pada tahun 2016 dilaksanakan dua kali, 2017 juga dua kali dan tahun 2018 ini baru sekali. Langkah revitalisasi ini menjadi fokus Pemkot Denpasar, melalui revitalisasi di bidang fisik yang dilaksanakan sejak 2012. Salah satunya dilakukannya penataan Pasar Agung

Wujudkan Pasar Rakyat yang Segar Tepercaya dan Ramah Pasar tradisional dapat dikatakan sebagai gerainya perdagangan pasar dalam negeri. Apabila pasarnya bagus, maka masyarakat akan senang berbelanja di pasar tradisional, sehingga pedagang kecil pun dapat merasakan untung dari aktivitas perdagangan tersebut. Begitu disampaikan instruktur tim pendampingan pasar dari Ikatan Sarjana Ekonomi (ISE), Dr. Luh Kadek Budi Martini, S.E.,M.M .,saat mengawali materinya berjudul “Prinsip Dasar Menciptakan Pasar yang Disenangi Konsumen” pada program “Sekolah Pasar Rakyat” tersebut. Lebih lanjut dikatakannya agar disukai oleh masyarakat, maka para ‘Pasar Tradisional’ atau ‘Pasar Rakyat’ harus memenuhi kriteria di antaranya: 1) Pedagangnya jujur dan ramah; 2) Lingkungan pasar aman, nyaman dan bersih; 3) Produk yang diperjual belikan adalah barang baru dan segar; dan 4) Produk yang diperjual belikan juga sehat (higienis). Dalam kesempatan tersebut Kadek Budi Martini juga memaparkan apa yang termasuk dalam hal kejujuran, keramahan yang di dalamnya mengupas syarat fisik dan syarat sosial seorang pedagang. Kemudian disampikan perlunya rasa aman dari berbagai hal, perasaan nyaman termasuk kapasitas parkir yang memadai juga adanya arena anak. Selain itu hal penting lainnya adalah menjaga kebersihan pasar melalui pengelolaan sampah yang baik dan fasilitas lainnya yang mendukung kebersihan pasar.

Kadek Budi Martini juga kembali menekankan bagaimana menciptakan pasar yang ramah, segar dan terpercaya. Begitu pula dengan produk yang harus segar. Hal ini, katanya agar bisa bersaing dengan pasar modern. Kemudian, konsumen akan percaya datang ke pasar rakyat, bukan semata soal harga murah namun tempatnya memang layak, bersih , dan pedagangnya ramah. “Yang juga perlu diingat terkait keramahan, yakni pedagang mampu menciptakan sentuhan secara personal untuk mampu bersaing atau sejajar dengan pasar modern, dengan terbiasa menyapa, tersenyum serta salam juga memberikan informasi yang baik tentang dagangannya,” ucapnya. Pada acara yang juga diisi Sosialisasi Uang Rupiah Tahun Edar 2016 oleh Hery Catur Wibowo Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali serta Ery dari BPOM Kota Denpasar yang bicara Sosialisasi Pengawasan Obat dan Makanan diakhiri dengan pengisian quitioner serta pembagian hasil nilai kompeten pedagang ini, Sujadi, pedagang daging ayam dari pasar salah seorang peserta wakil dari Pasar Kerta Boga, Pemogan mengatakan bersyukur dapat mengikuti program “Sekolah Pasar Rakyat”, Sujadi

karena sudah pasti wawasannya bertambah. Dengan begitu, katanya ia bisa melanjutkan berbagi dengan pedagang lainnya tentang banyak hal untuk bisa berjualan lebih baik. Selain itu, Sujadi juga berharap pemerintah Kota Denpasar khususnya tidak berhenti membina pasar rakyat di Kota Denpasar kemudian bersamasama melestarikannya. - ard

hingga menjadi pasar percontohan nasional,” ujarnya. Sedangkan revitalisasi bidang manajemen, adalah dengan melaksanakan ‘Sekolah Pasar Rakyat yang ke-5, kali ini melalui dana APBD. Sementara untuk revitalisasi di bidang sosial budaya, mereka bekerja sama dengan

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kota Denpasar berupa “Festival Pasar”, agar berdaya saing serta meningkatkann pertumbuhkan ekonomi yang berkelanjutan. Peserta program “Pasar Rakyat” kali ini adalah 40 orang peserta, perwakilan dari 5 pasar yang ada di Kota Denpasar terdiri dari, Pasar Renon I dan Pasar Renon II, Pasar Kerta Boga, Pemogan, Pasar Tradisional Jaba Puri Jro Kuta dan Pasar Kerta Waringin Sari Anggabaya. Masing-masing pasar diwakili dengan seorang pengelola dan 7 orang pedagang serta I Nyoman Suarta Kepala Forum Pasar Desa Kota Denpasar. Dengan kegiatan ini diharapkan utamanya dari sisi revitalisasi manajemen, meningkatkan kesadaran pedagang untuk selalu menjaga kebersihan diri maupun lingkungan serta mewujudkan terciptanya pasar rakyat yang ramah, tegas dan terpercaya, sehingga pengunjung banyak datang dan ekonomi masyarakat meningkat . -ard


20 Bagi sebagian orang, limbah dipandang sebelah mata karena merupakan benda yang merugikan atau tak memiliki nilai. Namun, di tangan-tangan kreatif, limbah bisa disulap menjadi benda yang berguna dan memiliki nilai jual tinggi. Salah satu yang bisa digunakan adalah drum bekas, seperti yang yang dilakukan Hosnadianto, pemilik toko Ladju Art 2 di kawasan Jalan Tangkuban Perahu, Kerobokan, Kuta-Bali.

D

rum-drum bekas hasil huntingnya itu kemudian diolah di workshop di Situbondo, menjadi beberapa mebel seperti sofa, lemari penyimpanan, rak, cermin, kap lampu dan juga sebagai dekorasi pajangan. Benda “recycle” ini bahkan sampai menembus pasar Eropa.

Griya

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Kreasi Unik Drum Bekas

tersenyum. Berbagai kreasi unik drum bekas yang dipajang di toko ini merupakan hasil inovasi kreatif Kokok yang rajin berkeliling, melihat, dan bertanya tentang desain dan kemudian diaplikasikannya dalam bentuk desain-desain inovatif. Seperti, pajangan berbentuk kapal laut, kendaraan perang, ayam, tikus, lampu kap bunga, lemari penyimpanan berbentuk kulkas, dll. Ada juga beberapa desain yang diakuinya merupakan pesanan customer. (Inten Indrawati)

“Kita orang lokal, melihat benda-benda yang berkarat, kesannya kotor. Tapi orangorang bule sangat suka, karat itu malah sengaja dibiarkan karena kesannya benda lama. Seperti customer asal Pe r a n c i s d a n Ru s i a , paling mereka hanya minta barangnya diclear gloss saja,” ucap Kokok-sapaan akrabnya. Sementara orang lokal lebih suka bendabenda “berkarat” ini dicat ulang. Namun, tak sedikit pula yang menyukai kesan alami dan antik dari tampilan karat tersebut. Diakuinya, pasaran Eropa untuk olahan drum bekas ini lumayan ramai. Kebanyakan dari mereka yang membeli, menjualnya kembali di negaranya. Dari pengamatannya, ada perbedaan karakter antara pembeli lokal dan pembeli ekspatriat.

“Bule lebih suka membeli barang yang fungsional, seperti sofa drum, cermin, dll. yang bisa digunakan. Sementara orang kita, dalam hal ini benda dari drum bekas, lebih memilih dipakai untuk dekorasi yang umum dipajang di kafe, resto, dan hotel karena bagus untuk objek foto selfie,” ucapnya

Bugar

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

13

Tips Perawatan Organ Reproduksi Wanita Kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat dari sistem, fungsi, dan proses alat reproduksi yang dimiliki seseorang. Tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, melainkan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Inilah yang perlu diketahui para wanita. Demikian diungkapkan dosen Keperawatan Fakultas Kedokteran Unud, Ns. I Gst. Ayu Pramitaresthi, S.Kep., M.Kep.

“T

ujuan dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja memiliki sikap dan perilaku sehat dan bertanggungjawab dengan masalah kehidupan reproduksinya,” ujarnya. Organ reproduksi merupakan alat dalam tubuh yang berfungsi untuk suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya atau reproduksi. Agar dapat menghasilkan keturunan yang sehat diperlukan pula kesehatan dari organ reproduksi. Salah satu yang menjadi faktor utama terciptanya kesehatan yaitu selalu menjaga kebersihan diri. Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui hubungan seksual. Namun, tidak

berarti harus melalui hubungan kelamin, tetapi beberapa ada juga yang ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat, handuk termometer dan sebagainya. Selain itu, penyakit ini juga dapat ditularkan kepada bayi dalam kandungan. Jenis IMS yang dikenal masyarakat antara lain, gonorrhea: kencing nanah, kandidiasis: infeksi jamur pada organ genital, sifilis: raja singa, kondiloma akuminata: adanya kutil pada organ genital, herpes genital: rasa terbakar dan gatal pada alat kelamin, HIV AIDS: penyakit infeksi akibat penurunan sistem kekebalan tubuh. Ia mengatakan, organ reproduksi wanita dibagi atas dua, organ genitalia interna (dalam) dan genitalia eksterna (luar) yang merupakan port the entry terkena IMS. Organ genitalia eksterna wanita terdiri dari vulva, mons pubis, labia mayora,

I Gst. Ayu Pramitaresthi, S.Kep., M.Kep.

labia minora, klitoris, vestibulum, bulbus vestibuli, introitus vagina dan perineum. Alat reproduksi wanita lebih rumit dibandingkan dengan laki-laki. Ia menyarankan, menjaga kesehatan organ reproduksi dimulai dari memperhatikan kebersihan diri. Untuk perempuan, cara menjaga kebersihan alat reproduksinya, secara teratur bersihkan keringat yang ada di sekitar alat kelamin dengan air bersih, lebih baik air hangat, dan sabun lembut terutama setelah

Peran Kader Kesehatan Jiwa dalam Penanganan Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan salah satu rumah tentunya harus tetap mendapatkan gangguan mental yang disebabkan oleh beintervensi yang berkelanjutan (continuous of ragam faktor yang berasal dari dalam maupun care). Oleh karena itu pelayanan kesehatan luar. Gangguan mental ini dapat dikenali primer dalam hal ini Puskesmas harus dapat dengan perubahan pola pikir, tingkah laku memantau kondisi kesehatan pasien saat dan emosi yang berubah secara mendadak berada di lingkungan rumah dan masyarakat. tanpa disertai alasan yang jelas. Stres yang Metode yang dapat digunakan adalah menjadi pemicu awal terjadinya gangguan metode Community Mental Health Nursing jiwa akan membuat seseorang tidak mampu (CMHN). Metode CMHN berfokus pada beraktivitas secara normal. Jika stres ini tidak pelayanan keperawatan yang komprehenditangani secara cepat maka akan berlanjut sif, holistik, paripurna yang diberikan pada pada gejala gangguan kejiwaan. Pada umummasyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap nya terdapat tiga fakor yang mempengaruhi stres dan tahap pemulihan serta proses dr. Anik Rosida kejiwaan seseorang yakni: faktor somatogepencegahan kekambuhan (CMHN, 2015). nik yang berkaitan dengan fisik biologis, faktor psikogenik Pada metode ini petugas kesehatan berfokus pada yang berkaitan dengan psikologis, faktor sosiogenik yang pemberian edukasi pada pasien dan keluarga serta berkaitan dengan sosial budaya serta lingkungan. masyarakat tentang bagaimana menangani dan merawat Riset Kesehatan Dasar (2013), Indonesia mengalami ODGJ dirumah sehingga angka kekambuhan berkurang. peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa dengan Petugas kesehatan di layanan primer dalam menjalankan prevalensi gangguan jiwa berat mencapai 1,7 per mil. tugasnya dapat dibantu oleh kader. Kader adalah Sedangkan Provinsi Bali menduduki peringkat keempat seseorang yang dipilih oleh masyarakat dan diberikan dengan penduduk yang mengalami gangguan jiwa berat pelatihan untuk mengetahui masalah kesehatan baik (Riskesdas, 2013). perseorangan maupun kelompok masyarakat serta Penatalaksanaan orang dengan gangguan jiwa harus mampu bekerjasama dengan pemberi pelayanan kesdiberikan secara komprehensif. Selain diberikan terapi ehatan (Meilani dkk, 2009). Kader yang dipilih yang psikofarmakologis juga perlu diberikan terapi psikologis terdekat dengan tempat tinggal ODGJ. Kader yang bisa untuk mendapatkan hasil yang optimal. Adanya ������������� kekam- membantu petugas kesehatan layanan primer dalam hal buhan disebabkan salah satunya karena putus obat. Pera- kesehatan jiwa disebut Kader Kesehatan Jiwa (Kader watan yang baik, keteraturan minum obat merupakan hal Keswa). Peran penting yang dapat dilakukan oleh Kader yang penting pada orang dengan gangguan jiwa. Kejadian Kesehatan Jiwa adalah sebagai pemantau minum obat putus obat seringkali disebabkan karena ketidaktahuan (PMO). Salah satu strategi yang dapat dilakukan utuk pasien maupun keluarga tentang manfaat obat jika menjalankan tugas tersebut adalah dengan melakukan diminum secara teratur, sehingga ketika perilaku pasien kunjungan rumah (Keliat, 2011). lebih baik dan tidak terlihat gejala kekambuhan, pasien Kader Kesehatan Jiwa sebagai PMO selain dapat umumnya berhenti untuk minum obat. memberikan dorongan kepada pasien, juga memberiAdanya pandangan keliru di masyarakat terkait kan pengawasan kepada pasien dalam minum obat. ODGJ yang keluar dari rumah sakit jiwa. Mereka Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan di disamakan dengan penderita sakit biasa yang pulang Bahrain didapatkan hasil bahwa kunjunga rumah efektif dari rumah sakit umum dengan status sudah sembuh. untuk menurunkan angka kekambuhan pada pasien Pandangan keliru inilah memicu ODGJ kembali ngamuk dengan skizofrenia kronis (Akpan et al, 2009). lantaran mereka putus obat. ODGJ harus mendapat Dalam menjalankan tugasnya, Kader Kesehatan Jiwa obat berkesinambungan. Putus obat membuat mereka mempunyai tanggung jawab terhadap semua ODGJ kambuh dan mengamuk. yang berada di wilayah binaannya. Dengan adanya peran Semakin meningkatnya jumlah ODGJ, pemantauan serta masyarakat sebagai Kader Kesehatan Jiwa, ODGJ kondisi kesehatan ODGJ oleh tenaga kesehatan layanan yang rutin minum obat akan tetap rutin minum obat. primer semakin meningkat pula. Sedangkan jumlah ODGJ yang sebelumnya putus obat saat ini rutin minum tenaga kesehatan belum mencukupi untuk bisa meman- obat. Hal ini berdampak pada stabilnya kondisi ODGJ, tau semua kondisi ODGJ di wilayah kerjanya. Diperlukan seperti bisa melakukan aktivitas sehari-hari, membantu kerjasama yang komprehensif dalam penanganan dan pekerjaan rumah, membantu membuat sarana upacara pemantauan kondisi kesehatan ODGJ antara petugas (misalnya ceper).Disinilah pentingnya peran Kader kesehatan, keluarga dan masyarakat. Kesehatan Jiwa, dapat membantu meningkatkan derajat Setelah dirawat di Rumah Sakit Jiwa, ODGJ saat di kesehatan jiwa masyarakat. (dr. Anik Rosida)

buang air besar dan buang air kecil. “Cara membasuh alat kelamin wanita yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada di sekitar anus bisa terbawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk bersih atau tisu kering untuk mengeringkannya,” ujarnya. Ia menegaskan, hati-hati menggunakan toilet umum, apabila akan menggunakan kloset duduk, siramlah dahulu untuk mencegah penularan penyakit menular seksual. Menurutnya, tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. Vagina sudah mempunyai mekanisme alami untuk mempertahankan keasamannya. Selain itu, jangan sering-sering menggunakan pantyliner. GANTI PEMBALUT TIAP TIGA JAM Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam. Minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk menjaga vagina dari kelembaban yang berlebihan. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya

katun. Hindari memakai celana dalam atau celana jeans ketat karena kulit jadi susah bernafas dan akhirnya menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab, berkeringat dan mudah menjadi tempat berkembang biak jamur yang dapat menimbulkan iritasi. “Infeksi sering kali terjadi akibat celana dalam yang tidak bersih,” imbuhnya. Waktu haid, sering ganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri kalau lama tidak diganti. “Bila di permukaan pembalut sudah ada segumpal darah haid meskipun sedikit, sebaiknya segera mengganti pembalut. Gumpalan darah haid yang ada di permukaan pembalut menjadi tempat sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali,” sarannya. Perawatan rambut di daerah kewanitaan cukup dipendekkan dengan gunting atau alat cukur dan busa sabun yang lembut. Rambut di daerah kewanitaan berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik serta menghalangi masuknya benda kecil ke dalam vagina,” kata perempuan yang akrab disapa Ns. Pramita ini. (Wirati Astiti)

Mengenal Nodul Tiroid Adv Kesehatan (dr. I Wayan Edi Subandi, S. Ked)

Nodul (benjolan) pada kelenjar tiroid sering ditemui pada masyarakat, terutama pada wanita. Nodul tiroid teraba pada 4-7% orang dewasa, namun hanya 8-16% dari nodul tersebut bersifat ganas. Akan tetapi, keberadaan nodul tiroid ini seringkali tidak diketahui oleh pasien, terutama jika berukuran kecil. Nodul tiroid umumnya dirasakan sebagai tonjolan pada leher bawah bagian depan yang bergerak saat menelan. Benjolan yang berukuran besar dapat menimbulkan penekanan pada struktur lain di dalam leher, sehigga menimbulkan gejala seperti kesulitan menelan atau rasa tercekik. Benjolan dapat teraba keras atau lunak, tunggal atau multipel, dan dengan atau tanpa nyeri tekan. Nodul tiroid yang bersifat ganas dapat menimbulkan gejala 3D, yakni dysfagia (kesulitan menelan), dysfonia (kesulitan bersuara), dan dyspnea (sesak napas). Selain itu, juga dapat terjadi gangguan fungsi kelenjar tiroid, sehingga menimbulkan gejala seperti berdebar, mudah berkeringat, dan berat badan menurun. Terdapat beberapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien dengan nodul tiroid, serta membedakan nodul yang bersifat jinak atau ganas. Pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dilakukan dengan mengambil sampel darah vena, dan bertujuan untuk menilai fungsi kelenjar tiroid, apakah normal atau meningkat. USG (Ultrasonografi) leher dilakukan pada seluruh pasien dengan kecurigaan nodul tiroid. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menggambarkan ukuran dan anatomi kelenjar tiroid dan struktur di sekitarnya, serta untuk menentukan karakteristik nodul. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy), dimana pemeriksaan ini menggunakan jarum berukuran kecil untuk mengambil sampel jaringan dari nodul pada tiroid pasien. Sampel tersebut kemudian diperiksa menggunakan mikroskop.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada poliklinik dengan menggunakan bius lokal. Dari pemeriksaan ini, dapat ditentukan apakah nodul bersifat jinak atau ganas. Pada sebagian pasien, pemeriksaan ini menunjukkan gambaran indeterminate, dimana gambaran yang didapatkan tidak dapat membedakan secara jelas antara nodul jinak atau ganas, sehingga dibutuhkan evaluasi lebih lanjut. Thyroid Scan umumnya hanya dilakukan pada pasien dengan nodul tiroid yang menunjukkan tanda-tanda peningkatan fungsi tiroid, dan dibuktikan pemerikaan TSH. Pemeriksaan ini menggunakan iodin radioaktif untuk mengidentifikasi apakah nodul tiroid menyerap iodin atau tidak. Nodul yang menyerap iodin cenderung bersifat jinak, sementara nodul yang tidak menyerap iodin memiliki risiko keganasan yang lebih tinggi. Penatalaksanaan nodul tiroid dapat berupa pemantauan, pembedahan, maupun terapi radioablasi iodin. Pemantauan berkala dengan pemeriksaan USG setiap 6 bulan direkomendasikan pada pasien dengan nodul yang terbukti jinak pada pemeriksaan FNAB. Pembedahan direkomendasikan pada pasien dengan hasil FNAB yang menunjukkan tanda keganasan atau kecurigaan ke arah ganas, pasien dengan riwayat radiasi pada area leher atau riwayat kanker tiroid pada keluarga, serta pada pasien dengan nodul berukuran >4 cm. Pembedahan dapat dilakukan pada sebagian atau seluruh kelenjar tiroid pasien.


Life Story

14

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Cinta Berantakan Rumah Mangkrak Di depan rumahnya yang belum rampung diban­ gun, Yura (42) duduk sambil membersihkan hala­ man dari kayu dan batu-batu yang masih terlihat menumpuk. Kondisi halaman dan bangunan yang belum jadi itu begitu berantakan, seolah ‘mengi­ sahkan’ berantakannya hidup Yura yang hancur akibat suaminya menikah lagi.

S

esekali ia menyeka keringat yang mengucur karena ma­ tahari tengah terik-teriknya. Hari itu ketika istirahat jam kantor, Yura menyempatkan diri me­ nengok rumahnya yang sudah enam bulan pembangunannya terhenti. Sejak enam bulan yang lalu pula, Yura harus merelakan suaminya memilih perem­ puan lain dan meninggalkan ia serta ketiga anaknya. Bagai sudah jatuh tertimpa tangga pula, menindihnya dengan begitu kuat sehingga ia seperti tidak berguna lagi. Ketika menikah dengan Yuga 15 tahun yang lalu, kehidupan Yura masih sangat prihatin. Mereka memulai kehidupan berumah tangga dari nol, karena samasama belum memiliki pekerjaan tetap. Namun beruntungnya, orangtua Yura yang tergolong berada di kampung tem­ patnya tinggal di Pulau Sumbawa masih memiliki beberapa bidang tanah yang sebagiannya diberikan kepada Yura dan Yuga untuk dikelola. Dari tanah sawah itulah mereka hidup mencari nafkah. Rupanya, kehidupan mereka dari hari ke hari makin membaik. Hingga akhirnya Yura diterima sebagai pegawai negeri sipil dan memiliki pekerjaan tetap. Dari sanalah kehidupan mereka makin maju. Yura tergolong telaten mengurus keluarganya, namun sayang ia tidak terbiasa santun kepada suaminya. Dalam keseharian ia terlihat cenderung lebih banyak mengatur suaminya itu. “Mungkin karena suaminya tidak memiliki pekerjaan, jadi Yura terkesan mengatur dan semaunya kalau bicara pada suaminya,” ujar Komala, salah seorang tetangga dekatnya yang masih kerabat Yura. Karier Yura cukup baik. Di kan­ tornya ia mendapat kepercayaan pada posisi-posisi kunci yang banyak diincar orang sehingga hal ini secara tidak langsung menambah penghasilan Yura. Ia kemudian mampu membiayai usaha mebel suaminya. Kehidupan mereka di kampung itu terbilang sukses setelah sepuluh tahun membangun rumah tangga. Hingga pada tahun 2015 lalu usaha suaminya terlihat mulai menurun. Entah apa yang terjadi sejauh itu tidak ada orang yang tahu. “Kata Yura penghasilan toko mereka sering minus sehingga mereka tidak bisa membeli stok,” ujar Lila, kawan Yura. Kondisi ini terus terjadi selama setahun sampai akhirnya Yura menge­ tahui penyebabnya adalah suaminya itu diam-diam menikah lagi. Penghasilan toko mereka ternyata sebagian besar diberikan kepada istri siri suaminya yang bertetangga kampung dengannya itu. “Yura meradang dan menyerang istri siri suaminya sampai di kampung ini ribut. Akhirnya semua orang tahu permasalahan mereka,” ujar Lila.

Sejak itulah hubungan Yura dan Yuga kurang harmonis dan Yuga ingin menceraikan Yura. Hal ini rupanya membuat Yura terpukul, ia tidak siap ditinggalkan oleh Yuga karena ia sangat mencintai suaminya itu. Ia memohon agar Yuga tidak menceraikannya. Yura malah meminta Yuga menceraikan istri sirinya demi anak-anak mereka. Konflik mereka soal ini berlangsung hingga berbulan-bulan sampai akhirnya Yuga menyerah dan berniat menceraikan istri sirinya. Hal ini membuat Yura yang mulai mengubah sikapnya menjadi jauh lebih baik kepada suaminya itu lega. “Yura berpikir masalah mereka selesai, tetapi rupanya masalah itu masih meng­ hadang di depan mata,” kata Komala. Ke t i k a Yuga ingin menceraikan istri sirinya, justru istri sirinya mem­ inta untuk bertemu den­ gan Yura. Akhirnya kedua perempuan satu suami ini bertemu dan bicara baikbaik. Sayangnya, syarat yang diminta istri suaminya itu agar mau bercerai den­ gan suaminya itu sangat memberatkan. Permintaan istri siri suaminya itu mem­ buat Yura keberatan. “Istri siri Yuga meminta Yura mengembalikan uangnya yang sudah dipakai oleh suaminya untuk menopang usaha mebel mereka. Jum­ lah tidak main-main lebih dari seratus juta rupiah,” kata Komala. Dalam situasi Yura yang kebingungan soal ini, Yuga seperti orang tidak punya pendirian. Sekali waktu ia bilang akan menceraikan istri sirinya, sekali wak­ tu lagi ia seperti enggan melakukannya. Hal inilah yang membuat Yura ce­ mas. “Akhirnya mau tidak mau Yura mengusahakan uang tersebut agar semua masalahnya selesai,” kata Komala. AKHIRNYA CERAI Yura terpaksa beru­ tang di bank untuk me­ menuhi permintaan is­ tri siri suaminya. Begitu uang diserahkan, Yuga pun menceraikan istri sirinya itu. Yura lega mengetahui hal itu. Suaminya kini men­ jadi miliknya seutuhnya, begitu pikirnya. Mereka kembali mesra dan bahagia bersama ketiga anak mer­ eka. Setelah badai rumah

tkh/net

tangga itu berlalu, lebih dari setahun kehidupan mereka baik-baik saja, mer­ eka menjadi keluarga yang utuh kem­ bali. Mereka melanjutkan pembangunan rumah tinggal mereka yang terbilang bagus untuk ukuran di kampung itu. Tapi Yura tampaknya tidak menyangka jika suaminya itu bisa kembali menusuknya dari belakang. Pertengahan tahun 2017, tanpa sen­ gaja seorang kawan Yura di media sosial memposting fotonya saat menghadiri

undangan pernikahan keponakannya di Pulau Lombok. Saat Yura ingin ikut komentar di foto tersebut, ia mem­ perhatikan tamu-tamu yang duduk di belakang kawannya itu. “Dalam foto itu, di belakang kawan Yura yang posisinya agak jauh dari pusat acara, Yura melihat suaminya duduk bersebelahan dengan seorang perempuan. Perempuan itulah istri siri yang katanya sudah diceraikan­ nya lebih dari setahun yang lalu,” kata Komala.

Hati Yura hancur karena ia akhirnya mengetahui bahwa suaminya itu diamdiam kembali hubungan dengan mantan istrinya itu dan kemudian diketahui mereka telah menikah kembali. Alhasil, Yura dan Yuga kembali terlibat perteng­ karan demi pertengkaran nyaris setiap hari. rumah tangga mereka kembali guncang. Hari-hari yang dilalui Yura be­ gitu menekan hingga akhirnya ia tidak tahan lagi. Ketika Yuga meminta diri untuk menceraikannya, Yura pasrah. Mereka pun bercerai dalam keadaan yang sangat menyakitkan khususnya bagi Yura. Uang hilang suami pun lenyap dan pembangunan rumahnya pun mangkrak. Hidup Yura kini hampa. Akibat ia telah meminjam uang bank untuk ‘menebus’ suaminya setahun yang lalu, Yura kini tak lagi memiliki uang yang cukup untuk menyelesaikan pembangunan rumahnya. Di depan rumahnya itu, Yura menatap masa depannya yang kacau. Namun, demi ketiga anaknya yang ikut dengannya, Yura mengikhlaskan semua yang terjadi pada rumah tangganya itu untuk me­ mulai hidup yang baru bersama ketiga anaknya ini. (Naniek I. Taufan)

Style

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

19

Unisex Pekan ini Tokoh memilih karya terbaik dari tiga alumni LPTB Susan Budihardjo. Mere­ka bercerita ten­ tang ‘Balance; dalam versi yang personal. Koleksi mereka , me­ nawarkan gaya tampil­ an baru dari sebuah kebebasan berekspresi.

yang terlihat seperti kurang sem­ purna. Ia mengeksplorasi bahan serbakerut dari sutra organza dan katun yang dicelup pengeras kain. Dengan pola

M

ulai dari karya apik Wita Sasika Gayatri yang menuangkan ke­ indahan dari sesuatu abstrak ia merancang celana dengan pipa super longgar yang melambai, berpadu oversized coat dalam warna pucat yang berkesan lusuh tapi menarik. Kemudian Bianca Evangelia yang menawarkan bentuk, warna dan detail yang bisa dipakai wanita maupun pria . Desain unisex –nya diantaranya ber­ upa atasan dan outer yang

Foto koleksi: LPTB Susan Budihardjo

berkesan kokoh, seperti jaket panjang dipadu dengan celana berpipa lebar bisa memunculkan kesan feminin dan maskulin Sedangkan Andri Sutami memi­ lih filosofi keseimbangan dalam budaya Jawa yang dituangkan da­ lam karyanya. Motif batik kawung yang klasik di laser cut , dan dalam

bentuk tiga dimensi hingga meng­ hasilkan motif baru yang modern yang dengan rasa masa kini yang kental. (Sri Ardhini)


Jelita

18 Dengan perkembangan ilmu estetik, kecantikan dengan kontur wajah ideal adalah impian setiap wanita. Saat ini, salah satu kon­ tur wajah yang sangat diidamkan yakni bentuk V-shape, dengan kulit kencang tanpa kerutan. Begitu dis­ ampaikan dr. Kadek Dewitini, Dipl. AAAM, dokter konsultan Miracle Aesthetic Clinic Denpasar, pada acara “Beauty is Life” yang dihelat BPR Lestari dan Miracle Aesthetic Clinic Denpasar, Rabu (28/3) di Klinik Miracle, Denpasar.

P

ada acara yang bertema­ kan Relift dan dihadiri Komunitas Cinta Ka­ men Bali (KCKB) ini, dokter Dewi, menyampaikan edukasi kecantikan mengenai perawatan wa­ jah untuk mengembalikan kekencan­ gan kulit. Untuk ini juga, katanya tidak sedikit public figure yang melakukan perawatan kecantikan demi menda­ patkan bentuk wajah yang diinginkan. Namun, terkadang keriput dan kulit kendur menjadi permasalahannya. Hilangnya elastisitas kulit, lanjutnya adalah salah satu faktor penyebab kulit menjadi keriput dan kendur. Hal ini merupakan tanda alami dari penuaan dan dikenal sebagai elastosis. Kulit yang

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Wajah Ideal dengan

Kulit Kencang

keriput dan kendur pastinya dapat membuat kontur wajah kurang ideal. Dikatakajn oleh dokter Dewi, bahwa berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan sehat da­ pat menjaga elastisitas kulit agar tetap kencang. “Tetapi jika ingin mengem­ balikan kulit keriput dan kendur kembali kencang, perawatan wajah adalah solusinya. Kulit wajah yang ken­ cang dapat membuat wajah menjadi ideal,”katanya sembari menyampaikan info tentang demo ‘Miracle 3 in 1 Super Facial’kepada para undangan. “Perawatan facial ini merupakan terobosan terbaru yang saat ini sangat digemari oleh pelanggan setia Miracle Denpasar. Facial ini menggabungkan 3 fungsi sekaligus yaitu mikrodermabrasi, peremajaan wajah mendalam yang di­ lengkapi infuse revitalisasi nutrisi penting dan penyembuhan kulit menggunakan

oksigenasi dari dalam. Selanjutnya dengan Tripolar Technology dapat mer­ angsang kontraksi serat kolagen untuk mengencangkan kulit,” jelasnya .

Selain itu, perawatan wajah de­ ngan teknologi terkini juga disajikan hangat oleh dokter Dewi. Salah sa­ tunya adalah Miracle Aptos Excel­

lence Total Lift, yaitu seni merajut wajah dengan tanam benang untuk mengencangkan dan membentuk kembali kontur wajah . Perawatan unggulan ini menggunakan benang khusus yang mengombinasikan Polylactic Acid (PLA) dan Polycaprolactone (PCL) yang bisa memberikan efek pengencangan kulit dan bertahan lama, yakni18 - 24 bulan. Miracle Aptos Excellence To­ tal Lift bertujuan mengembalikan kontur dan volume pada area pipi, mengoreksi sudut mulut yang mulai turun, mengurangi garis senyum yang dalam, mengencangkan kembali dagu yang kendur dan bagian bawah wajah yang turun, sehingga memberi efek V-shape “Let’s experience the miracle touch” untuk mengembalikan kontur wajah ideal Anda dengan kulit ken­ cang,” ujarnya. Menariknya para tamu undan­ gan tidak hanya disuguhkan demo kecantikan dari Miracle Clinic, juga edukasi financial planning dari BPR Lestari. Dan KCKB yang juga merupakan nasabah prioritas BPR Lestari, dimanjakan dengan goodie bag dari para penyelenggara acara dan sponsor seperti Restylane dan WRP. Serta yang tak kalah me­ nariknya, ada door prize free treatment ‘Miracle Ultherapy Contour­ ing and Reshaping’. (Sri Ardhini)

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Komunitas

15

Jepun Bali TAC

Olah Raga dan Olah Rasa untuk Hidup Sehat

Sua­ sana sore di lapangan Istana Taman Je­ pun, Denpasar makin ramai. Anak-anak hingga dewasa latihan panahan tra­ disional. Mereka membidik target yang berupa bandulan. Kebersamaan terlihat ketika mereka membidik dan me­ manah. Setelah semua selesai, mereka ber­ jalan bersama untuk mengambil anak panahnya.

“A

da dua target yang biasa di­ bidik, bandu­ lan dan face target. Biasanya kami menye­ suaikan dengan event yang dih­ adapi. Misalnya, di Wali Kota Cup dan Gianyar Traditional Archery Competititon menggunakan face target, kami fokus latihan dengan face target. Kalau event Pancer Langiit dan Sipas Open Cup menggunakan bandulan, kami fokus latihan dengan bandulan,” ungkap AA Anom Giri, perintis Jepun Bali Traditional Archery Communtity (TAC). Anom menuturkan Jepun Bali TAC diresmikan 23 Februari 2012 oleh Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.

Nama Jepun Bali tak bisa dipisah­ kan dari tempat komunitas pana­ han tradisional ini berlatih, Istana Taman Jepun. Nama Jepun juga dipilih karena bunga ini memiliki keharuman dan ketahanan luar biasa. “Awalnya ada 15 orang yang tergabung di Jepun TAC. Sekarang sudah lebih dari 50 orang dari anak-anak SD hingga orang dewasa,” ujar Anom yang didampingi istrinya Ida Ayu Anom Purnamaningsih sebagai pelatih panahan tradisional. Mengenai alasan memilih pa­ nahan tradisional, mereka men­ gatakan ingin menghidupkan lagi olahraga panahan tradisional di Denpasar khususnya dan Bali umumnya. “Kami ingin mewadahi para pecinta panahan tradisional, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Keg­ iatan yang kami laku­ kan tidak hanya lati­ han, namun lomba bahkan sampai ke Solo dan Yogyakarta. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan menjadi modal kami di komunitas ini,” imbuh Dayu Anom. Saat ini hampir se­ mua kabupaten/kota di Bali memiliki pem­ anah tradisional. Hal ini membuka peluang panahan tradisional bisa dilombakan di ajang Porprov bah­ kan PON. Keaktifan Anom Anom Giri dan Dayu Anom Purnama saat melatih Giri di komunitas anak SD Cipta Dharma

panahan tradisional ini mem­ buatnya tercatat sebagai Pem­ bina Jemparingan Nusantara, perkumpulan komunitas panahan tradisional yang ada di seluruh Indonesia. Tiap komunitas yang punya event pasti mengundang komunitas lainnya. Masing-masing komunitas juga punya hari lomba yang diistilahkan gladhen. Jepun Bali TAC memiliki jadwal latihan tiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 16.00-18.00. Untuk event lomba, agenda yang sudah terjadwal antara lain gladhen 17 Agustusan, gladhen tutup tahun, dan Festival Pelaut. Prestasi para pemanah tradis­ ional Jepun Bali TAC cukup men­ tereng. Di ajang gladhen agung di

para pemanah tradis­ ional ini duduk bersila bagi yang laki-laki dan bersimpuh bagi yang perempuan. Pakaian yang dikenakan juga pakaian tradisional. “Panahan merupa­ kan olahraga yang bisa menjadi terapi dan memerlukan pengen­ dalian emosi. Mema­ nah itu memerlukan fokus, konsentrasi, serta pengaturan nafas dan tenaga. Ketika lati­ han atau lomba, kita harus bisa mengenda­ likan emosi. Sedih dan gembira harus distabil­

Anom Giri saat melatih di Trihita Alam

Suasana latihan di Istana Taman Jepun

Yogyakarta Oktober 2017, Kadek Nova Dwijaya berhasil meraih juara 1 SMP putra, Tri Kumuda Wardani dan AA Intan Swandari juara 2 dan 3 SMP putri. Di ajang Sipas Open, AA Trisna Mahareni juara 2 TK/SD. Di tingkat provinsi Bali, pemanah tradisional Jepun Bali TAC banyak meraih juara di Wali Kota Cup, Buleleng Cup, Gi­ anyar Traditional Archery Com­ petititon, Pancer Langiit, serta Festival Pelaut. PAKAIAN TRADISIONAL Panahan tradisional ini memiliki keunikan bila dibandingkan den­ gan panahan modern. Panahan tradisional menggunakan busur dan anak panah yang terbuat dari bambu. Posisi memanah

kan agar kita bisa fokus memanah sasaran,” ujar Anom Giri. Ia juga mengatakan peralatan panahan tra­ disional lebih sederhana dan lebih murah bila dibandingkan dengan panahan modern.

Fenomena yang banyak ter­ jadi adalah ketika anak-anak memanah, orangtua (ayah atau ibunya) ikut menemani. Lamakelamaan, orangtua akhirnya ikut. “Kami senang karena para orangtua memberikan dukungan kepada anaknya dengan ikut memanah. Daripada hanya diam menunggu, mari kita berolahraga dan berolahrasa untuk tujuan hidup sehat. Kami juga berterima kasih kepada para orangtua yang sudah memberikan dukungan sehingga lokasi latihan Jepun Bali TAC menjadi lebih repre­ sentatif,” tandas Anom Giri yang menerima penghargaan Prakerti Budaya Seniman dan Budayawan Kota Denpasar 2018 ini. Saat ini ada dua sekolah yang sudah memiliki kegiatan pengembangan diri panahan tradisional, SD Cipta Dharma, Denpasar dan Trihita Alam Eco School, Denpasar.

Kebahagiaan saat anak panah menancap di bandulan

(Ngurah Budi)


Kuliner

16 Pudding art adalah seni ­melukis tiga dimensi (3D) pada media puding ­transparan. Lebih tepat dikatakan pada media jelly transparan. Seperti layaknya melukis, hasil pembuatan pudding art dapat beraneka ragam sesuai kreativitas sang pembuat.

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

17

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Pudding Art Tiga Dimensi S ebagai bahan untuk menciptakan gambar 3D digunakan adonan puding dasar susu vanila yang ditambahkan pewarna makanan. Untuk kreasi yang lain, digunakan juga buah-buahan untuk membantu penciptaan gambar. Ellny Thirdyana dengan bendera L”ny Puding Art adalah salah satu penggiat UKM yang mengembangkan bisnis ini. Sejak 2015 alumni SMUN 8 Surabaya ini menggeluti usaha pembuatan pudding art. Sebelum memutuskan membuka usaha pudding art, Ellny pernah bekerja sebagai tenaga marketing di sebuah perusahaan media massa dan perusahaan travel. Setelah menikah dia membuka usaha kounter pulsa “Awalnya saya me-

nemukan inspirasinya di Youtube, kemudian saya kursus di daerah Pandugo dan menemukan metode pembuatan pudding art tanpa menggunakan alat” kata Ellny. Berbekal kemampuan dari tempat kursus tersebut, Ellny melakukan percobaan pembuatan pudding art selama 3 bulan. Kemudian dia memberanikan diri untuk berjualan. Produk puding buatannya dipasarkan dengan cara diunggah di jaringan sosial media seperti Facebook, WhatsApp, dan Instagram. Beberapa hari kemudian dia mendapatkan order pertama. “Harga jual produk saya mulai dari Rp 3.500 sampai Rp 300.000 tergantung model dan ukuran” ujar perempuan kelahiran Surabaya 28 Juni 1978 ini. Setiap bagian pudding art buatan Ellny memiliki rasa yang berbeda, bagian background atau kanvas memiliki rasa sirsak, bagian bunga da-

lam memiliki rasa leci, dan bagian yang lain memiliki rasa coklat atau stroberi. Puding tersebut memiliki kekuatan 7 hari dalam kulkas dan 1 hari dalam kondisi normal. Untuk memperluas kemampuannya, sejak 2018 Ellny aktif mengikuti program Pejuang Muda yang dilaksanakan setiap Sabtu di Kapas Krampung Plaza. Ia juga

Lezatnya Sate dan Sup Tuna

Sate tuna

Menikmati suasana tepi pantai sembari makan sangat mengasyikkan. Apalagi jika kuliner yang dihidangkan berupa aneka masakan ikan. Salah satu lokasi yang patut dicoba berada di kawasan Pantai Matahari Terbit, Denpasar. Deretan warung yang menjual aneka makanan laut siap dikunjungi. Menu utama yang banyak dijual adalah sate tuna, pepesan tuna, ikan goreng, dan sup kepala ikan. Mau makan pakai nasi bisa, mau pake tipat juga

Sup ikan tuna

Ikan Kukus Daun Kemangi

Bahan: 1 ekor : ikan berat 300 grm, bersihkan sisiknya, kerat kerat punggungnya. 4 siung : bawang putih iris halus bulat. 1 batang : serai memarkan atau potong jadi 3 bagian. 2 ruas jari: jahe. 1 buah : tomat iris-iris. ½ sdm : margarin. 1 sdm : kemangi ambil daunnya atau secukupnya.

50ml : air. garam dan gula secukup­ nya. CARA MEMBUAT: - O l e s i p i r i n g a t a u pinggang anti panas Chef Sarwan dengan margarin. - Letakkan ikan - Taburi ikan dengan semua bahan di atasnya - Kukus dalam panci pengukus selama 30 menit, matang, sajikan.

Tempe Goreng Isi Ragout Bahan: 300 gr tempe. 2 sdm margarin. 200 ml susu. 30 gr tepung terigu. 100 gr daging ayam giling. ½ sdm bawang bombai cincang. 50 gr wortel manis potong dadu kecil rebus matang. 1sdm sledri cincang halus. 1sdt gula.

ingin segera bisa mempunyai outlet sendiri untuk memajang pudding art hasil karyanya. (Nanang Sutrisno/ Bisnis Surabaya)

½ sdt kaldu bubuk. ½ sdt lada bubuk. 1sdt garam.2butir putih telor kocok lepas. tepung panir/tepung roti dan minyak goreng secukupnya. Cara Membuat: - Kukus tempe lalu potong persegi agak tipis, sisihkan. Ragout panaskan margarin hingga meleleh lalu masukkan tepung terigu, aduk rata lalu tuang susu sedikit-sedikit sambil

diaduk, lalu masukkan ayam cincang, bawang bombai, wortel dan bawang putih sertaa daun seledri, tambahkan gula, garam, kaldu bubuk, lada bubuk, aduk rata, masak agak mengental, angkat. - Isi tempe dengan ragout lalu tutup tempe, lakukan sampai bahan habis, lalu padatkan. - Celup dalam kocokan putih telor lalu guling-gulingkan di tepung panir hingga

rata. Lakukan lagi hingga bahan habis. - Panaskan minyak hingga panas, lalu goreng tempe sampai matang kekuningan, angkat, sajikan.

Cita Rasa Salam Hangat dari Aston Denpasar Hotel & Convention Center

oke. Sama lezatnya. Harga yang ditawarkan juga terjangkau. Satu porsi sate, pepesan, dan nasi atau tipat dijual Rp 15 ribu. Semangkuk sup ikan juga Rp 15 ribu. “Saya sering mengajak anakanak makan sate tuna. Biasanya setelah beraktivitas di pantai, kami istirahat sambil makan. Porsinya pas untuk anak-anak,” ujar Gung In, pengunjung di pantai Matahari Terbit. Ikan-ikan tuna yang didapat nelayan langsung diolah di lokasi tersebut. Beberapa ibu-ibu bertugas membersihkan dan memotong ikan untuk dijadikan bahan sate dan sup. Begitu pemesan datang, sate langsung dipanggang. Hembusan angin pantai yang berpadu dengan aroma pemanggangan sate membuat nafsu makan bertambah. (Ngurah Budi)

Berikut ini Chef Komang Aryana memberikan resep istimewa berupa Bola Kentang Keju serta Tumis Daging Ayam dan Terung Bulat. Selamat mencoba.

Bola Kentang Keju Chef Komang Aryana

Bahan: 2 pcs kentang besar 50 gram daun seledri 100 gram daging sapi asap dicincang 20 gram bawang putih cincang 100 ml susu cair 200 gram keju potong dadu 200 gram tepung roti 200 gram tepung terigu 1 butir telor (dikocok) Garam dan merica secukupnya Minyak goreng Cara membuat : - Cuci kentang sampai bersih lalu direbus hingga matang kemudian dikupas dan ditumbuk halus - Tumis bawang putih setengah

- - - -

- -

matang lalu tambahkan ke kentang yang telah ditumbuk Tambahkan juga daun seledri dan daging sapi asap Tambahkan susu, garam, dan merica lalu diuleni sampai rata Bentuk campuran kentang bulatbulat yang sebelumnya ditambahkan keju di dalamnya Masukkan bulatan kentang ke tepung terigu lalu ke kocokan telur dan terakhir di balur dengan tepung roti Goreng bulatan telur dengan minyak sampai warnanya coklat keemasan Bola kentang keju siap disajikan dengan saus

Bahan Saus: 5 gram daun ketumbar dicincang 10 gram cabe rawit dicincang 10 gram madu

5 gram bawang putih cincang 5 gram laos cincang 5 gram saus sambal 5 gram saus tomat Garam dan merica Cara membuat saus: - Tumis bawang putih dan laos setengah matang kemudian masukkan saus sambal dan saus tomat - Masukkan cabe rawit cincang dan daun ketumbar - Tambahkan madu garam dan merica

Tumis Daging Ayam dan Terung Bulat Bahan : 250 gram terung bulat hijau diiris tebal 200 gram daging ayam diiris tebal 5 gram bawang putih diiris 5 gram bawang putih diiris 5 gram cabe rawit diiris 10 gram cabe merah besar diiris 10 gram bawang bombay diiris Garam dan merica secukupnya Minyak goreng Cara membuat: - Goreng potongan terung 30 detik pada minyak panas - Goreng potong­ an daging ayamnya - Tu m i s b a w a n g putih, bawang me­ rah, cabe rawit

- Masukkan bawang bombai dan cabe merah besar dan lanjutkan menumis hingga setengah matang - Masukkan daging ayam dan juga terung bulatnya - Ta m b a h k a n g a r a m d a n merica - Siap dihidangkan


Kuliner

16 Pudding art adalah seni ­melukis tiga dimensi (3D) pada media puding ­transparan. Lebih tepat dikatakan pada media jelly transparan. Seperti layaknya melukis, hasil pembuatan pudding art dapat beraneka ragam sesuai kreativitas sang pembuat.

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

17

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Pudding Art Tiga Dimensi S ebagai bahan untuk menciptakan gambar 3D digunakan adonan puding dasar susu vanila yang ditambahkan pewarna makanan. Untuk kreasi yang lain, digunakan juga buah-buahan untuk membantu penciptaan gambar. Ellny Thirdyana dengan bendera L”ny Puding Art adalah salah satu penggiat UKM yang mengembangkan bisnis ini. Sejak 2015 alumni SMUN 8 Surabaya ini menggeluti usaha pembuatan pudding art. Sebelum memutuskan membuka usaha pudding art, Ellny pernah bekerja sebagai tenaga marketing di sebuah perusahaan media massa dan perusahaan travel. Setelah menikah dia membuka usaha kounter pulsa “Awalnya saya me-

nemukan inspirasinya di Youtube, kemudian saya kursus di daerah Pandugo dan menemukan metode pembuatan pudding art tanpa menggunakan alat” kata Ellny. Berbekal kemampuan dari tempat kursus tersebut, Ellny melakukan percobaan pembuatan pudding art selama 3 bulan. Kemudian dia memberanikan diri untuk berjualan. Produk puding buatannya dipasarkan dengan cara diunggah di jaringan sosial media seperti Facebook, WhatsApp, dan Instagram. Beberapa hari kemudian dia mendapatkan order pertama. “Harga jual produk saya mulai dari Rp 3.500 sampai Rp 300.000 tergantung model dan ukuran” ujar perempuan kelahiran Surabaya 28 Juni 1978 ini. Setiap bagian pudding art buatan Ellny memiliki rasa yang berbeda, bagian background atau kanvas memiliki rasa sirsak, bagian bunga da-

lam memiliki rasa leci, dan bagian yang lain memiliki rasa coklat atau stroberi. Puding tersebut memiliki kekuatan 7 hari dalam kulkas dan 1 hari dalam kondisi normal. Untuk memperluas kemampuannya, sejak 2018 Ellny aktif mengikuti program Pejuang Muda yang dilaksanakan setiap Sabtu di Kapas Krampung Plaza. Ia juga

Lezatnya Sate dan Sup Tuna

Sate tuna

Menikmati suasana tepi pantai sembari makan sangat mengasyikkan. Apalagi jika kuliner yang dihidangkan berupa aneka masakan ikan. Salah satu lokasi yang patut dicoba berada di kawasan Pantai Matahari Terbit, Denpasar. Deretan warung yang menjual aneka makanan laut siap dikunjungi. Menu utama yang banyak dijual adalah sate tuna, pepesan tuna, ikan goreng, dan sup kepala ikan. Mau makan pakai nasi bisa, mau pake tipat juga

Sup ikan tuna

Ikan Kukus Daun Kemangi

Bahan: 1 ekor : ikan berat 300 grm, bersihkan sisiknya, kerat kerat punggungnya. 4 siung : bawang putih iris halus bulat. 1 batang : serai memarkan atau potong jadi 3 bagian. 2 ruas jari: jahe. 1 buah : tomat iris-iris. ½ sdm : margarin. 1 sdm : kemangi ambil daunnya atau secukupnya.

50ml : air. garam dan gula secukup­ nya. CARA MEMBUAT: - O l e s i p i r i n g a t a u pinggang anti panas Chef Sarwan dengan margarin. - Letakkan ikan - Taburi ikan dengan semua bahan di atasnya - Kukus dalam panci pengukus selama 30 menit, matang, sajikan.

Tempe Goreng Isi Ragout Bahan: 300 gr tempe. 2 sdm margarin. 200 ml susu. 30 gr tepung terigu. 100 gr daging ayam giling. ½ sdm bawang bombai cincang. 50 gr wortel manis potong dadu kecil rebus matang. 1sdm sledri cincang halus. 1sdt gula.

ingin segera bisa mempunyai outlet sendiri untuk memajang pudding art hasil karyanya. (Nanang Sutrisno/ Bisnis Surabaya)

½ sdt kaldu bubuk. ½ sdt lada bubuk. 1sdt garam.2butir putih telor kocok lepas. tepung panir/tepung roti dan minyak goreng secukupnya. Cara Membuat: - Kukus tempe lalu potong persegi agak tipis, sisihkan. Ragout panaskan margarin hingga meleleh lalu masukkan tepung terigu, aduk rata lalu tuang susu sedikit-sedikit sambil

diaduk, lalu masukkan ayam cincang, bawang bombai, wortel dan bawang putih sertaa daun seledri, tambahkan gula, garam, kaldu bubuk, lada bubuk, aduk rata, masak agak mengental, angkat. - Isi tempe dengan ragout lalu tutup tempe, lakukan sampai bahan habis, lalu padatkan. - Celup dalam kocokan putih telor lalu guling-gulingkan di tepung panir hingga

rata. Lakukan lagi hingga bahan habis. - Panaskan minyak hingga panas, lalu goreng tempe sampai matang kekuningan, angkat, sajikan.

Cita Rasa Salam Hangat dari Aston Denpasar Hotel & Convention Center

oke. Sama lezatnya. Harga yang ditawarkan juga terjangkau. Satu porsi sate, pepesan, dan nasi atau tipat dijual Rp 15 ribu. Semangkuk sup ikan juga Rp 15 ribu. “Saya sering mengajak anakanak makan sate tuna. Biasanya setelah beraktivitas di pantai, kami istirahat sambil makan. Porsinya pas untuk anak-anak,” ujar Gung In, pengunjung di pantai Matahari Terbit. Ikan-ikan tuna yang didapat nelayan langsung diolah di lokasi tersebut. Beberapa ibu-ibu bertugas membersihkan dan memotong ikan untuk dijadikan bahan sate dan sup. Begitu pemesan datang, sate langsung dipanggang. Hembusan angin pantai yang berpadu dengan aroma pemanggangan sate membuat nafsu makan bertambah. (Ngurah Budi)

Berikut ini Chef Komang Aryana memberikan resep istimewa berupa Bola Kentang Keju serta Tumis Daging Ayam dan Terung Bulat. Selamat mencoba.

Bola Kentang Keju Chef Komang Aryana

Bahan: 2 pcs kentang besar 50 gram daun seledri 100 gram daging sapi asap dicincang 20 gram bawang putih cincang 100 ml susu cair 200 gram keju potong dadu 200 gram tepung roti 200 gram tepung terigu 1 butir telor (dikocok) Garam dan merica secukupnya Minyak goreng Cara membuat : - Cuci kentang sampai bersih lalu direbus hingga matang kemudian dikupas dan ditumbuk halus - Tumis bawang putih setengah

- - - -

- -

matang lalu tambahkan ke kentang yang telah ditumbuk Tambahkan juga daun seledri dan daging sapi asap Tambahkan susu, garam, dan merica lalu diuleni sampai rata Bentuk campuran kentang bulatbulat yang sebelumnya ditambahkan keju di dalamnya Masukkan bulatan kentang ke tepung terigu lalu ke kocokan telur dan terakhir di balur dengan tepung roti Goreng bulatan telur dengan minyak sampai warnanya coklat keemasan Bola kentang keju siap disajikan dengan saus

Bahan Saus: 5 gram daun ketumbar dicincang 10 gram cabe rawit dicincang 10 gram madu

5 gram bawang putih cincang 5 gram laos cincang 5 gram saus sambal 5 gram saus tomat Garam dan merica Cara membuat saus: - Tumis bawang putih dan laos setengah matang kemudian masukkan saus sambal dan saus tomat - Masukkan cabe rawit cincang dan daun ketumbar - Tambahkan madu garam dan merica

Tumis Daging Ayam dan Terung Bulat Bahan : 250 gram terung bulat hijau diiris tebal 200 gram daging ayam diiris tebal 5 gram bawang putih diiris 5 gram bawang putih diiris 5 gram cabe rawit diiris 10 gram cabe merah besar diiris 10 gram bawang bombay diiris Garam dan merica secukupnya Minyak goreng Cara membuat: - Goreng potongan terung 30 detik pada minyak panas - Goreng potong­ an daging ayamnya - Tu m i s b a w a n g putih, bawang me­ rah, cabe rawit

- Masukkan bawang bombai dan cabe merah besar dan lanjutkan menumis hingga setengah matang - Masukkan daging ayam dan juga terung bulatnya - Ta m b a h k a n g a r a m d a n merica - Siap dihidangkan


Jelita

18 Dengan perkembangan ilmu estetik, kecantikan dengan kontur wajah ideal adalah impian setiap wanita. Saat ini, salah satu kon­ tur wajah yang sangat diidamkan yakni bentuk V-shape, dengan kulit kencang tanpa kerutan. Begitu dis­ ampaikan dr. Kadek Dewitini, Dipl. AAAM, dokter konsultan Miracle Aesthetic Clinic Denpasar, pada acara “Beauty is Life” yang dihelat BPR Lestari dan Miracle Aesthetic Clinic Denpasar, Rabu (28/3) di Klinik Miracle, Denpasar.

P

ada acara yang bertema­ kan Relift dan dihadiri Komunitas Cinta Ka­ men Bali (KCKB) ini, dokter Dewi, menyampaikan edukasi kecantikan mengenai perawatan wa­ jah untuk mengembalikan kekencan­ gan kulit. Untuk ini juga, katanya tidak sedikit public figure yang melakukan perawatan kecantikan demi menda­ patkan bentuk wajah yang diinginkan. Namun, terkadang keriput dan kulit kendur menjadi permasalahannya. Hilangnya elastisitas kulit, lanjutnya adalah salah satu faktor penyebab kulit menjadi keriput dan kendur. Hal ini merupakan tanda alami dari penuaan dan dikenal sebagai elastosis. Kulit yang

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Wajah Ideal dengan

Kulit Kencang

keriput dan kendur pastinya dapat membuat kontur wajah kurang ideal. Dikatakajn oleh dokter Dewi, bahwa berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan sehat da­ pat menjaga elastisitas kulit agar tetap kencang. “Tetapi jika ingin mengem­ balikan kulit keriput dan kendur kembali kencang, perawatan wajah adalah solusinya. Kulit wajah yang ken­ cang dapat membuat wajah menjadi ideal,”katanya sembari menyampaikan info tentang demo ‘Miracle 3 in 1 Super Facial’kepada para undangan. “Perawatan facial ini merupakan terobosan terbaru yang saat ini sangat digemari oleh pelanggan setia Miracle Denpasar. Facial ini menggabungkan 3 fungsi sekaligus yaitu mikrodermabrasi, peremajaan wajah mendalam yang di­ lengkapi infuse revitalisasi nutrisi penting dan penyembuhan kulit menggunakan

oksigenasi dari dalam. Selanjutnya dengan Tripolar Technology dapat mer­ angsang kontraksi serat kolagen untuk mengencangkan kulit,” jelasnya .

Selain itu, perawatan wajah de­ ngan teknologi terkini juga disajikan hangat oleh dokter Dewi. Salah sa­ tunya adalah Miracle Aptos Excel­

lence Total Lift, yaitu seni merajut wajah dengan tanam benang untuk mengencangkan dan membentuk kembali kontur wajah . Perawatan unggulan ini menggunakan benang khusus yang mengombinasikan Polylactic Acid (PLA) dan Polycaprolactone (PCL) yang bisa memberikan efek pengencangan kulit dan bertahan lama, yakni18 - 24 bulan. Miracle Aptos Excellence To­ tal Lift bertujuan mengembalikan kontur dan volume pada area pipi, mengoreksi sudut mulut yang mulai turun, mengurangi garis senyum yang dalam, mengencangkan kembali dagu yang kendur dan bagian bawah wajah yang turun, sehingga memberi efek V-shape “Let’s experience the miracle touch” untuk mengembalikan kontur wajah ideal Anda dengan kulit ken­ cang,” ujarnya. Menariknya para tamu undan­ gan tidak hanya disuguhkan demo kecantikan dari Miracle Clinic, juga edukasi financial planning dari BPR Lestari. Dan KCKB yang juga merupakan nasabah prioritas BPR Lestari, dimanjakan dengan goodie bag dari para penyelenggara acara dan sponsor seperti Restylane dan WRP. Serta yang tak kalah me­ nariknya, ada door prize free treatment ‘Miracle Ultherapy Contour­ ing and Reshaping’. (Sri Ardhini)

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Komunitas

15

Jepun Bali TAC

Olah Raga dan Olah Rasa untuk Hidup Sehat

Sua­ sana sore di lapangan Istana Taman Je­ pun, Denpasar makin ramai. Anak-anak hingga dewasa latihan panahan tra­ disional. Mereka membidik target yang berupa bandulan. Kebersamaan terlihat ketika mereka membidik dan me­ manah. Setelah semua selesai, mereka ber­ jalan bersama untuk mengambil anak panahnya.

“A

da dua target yang biasa di­ bidik, bandu­ lan dan face target. Biasanya kami menye­ suaikan dengan event yang dih­ adapi. Misalnya, di Wali Kota Cup dan Gianyar Traditional Archery Competititon menggunakan face target, kami fokus latihan dengan face target. Kalau event Pancer Langiit dan Sipas Open Cup menggunakan bandulan, kami fokus latihan dengan bandulan,” ungkap AA Anom Giri, perintis Jepun Bali Traditional Archery Communtity (TAC). Anom menuturkan Jepun Bali TAC diresmikan 23 Februari 2012 oleh Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.

Nama Jepun Bali tak bisa dipisah­ kan dari tempat komunitas pana­ han tradisional ini berlatih, Istana Taman Jepun. Nama Jepun juga dipilih karena bunga ini memiliki keharuman dan ketahanan luar biasa. “Awalnya ada 15 orang yang tergabung di Jepun TAC. Sekarang sudah lebih dari 50 orang dari anak-anak SD hingga orang dewasa,” ujar Anom yang didampingi istrinya Ida Ayu Anom Purnamaningsih sebagai pelatih panahan tradisional. Mengenai alasan memilih pa­ nahan tradisional, mereka men­ gatakan ingin menghidupkan lagi olahraga panahan tradisional di Denpasar khususnya dan Bali umumnya. “Kami ingin mewadahi para pecinta panahan tradisional, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Keg­ iatan yang kami laku­ kan tidak hanya lati­ han, namun lomba bahkan sampai ke Solo dan Yogyakarta. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan menjadi modal kami di komunitas ini,” imbuh Dayu Anom. Saat ini hampir se­ mua kabupaten/kota di Bali memiliki pem­ anah tradisional. Hal ini membuka peluang panahan tradisional bisa dilombakan di ajang Porprov bah­ kan PON. Keaktifan Anom Anom Giri dan Dayu Anom Purnama saat melatih Giri di komunitas anak SD Cipta Dharma

panahan tradisional ini mem­ buatnya tercatat sebagai Pem­ bina Jemparingan Nusantara, perkumpulan komunitas panahan tradisional yang ada di seluruh Indonesia. Tiap komunitas yang punya event pasti mengundang komunitas lainnya. Masing-masing komunitas juga punya hari lomba yang diistilahkan gladhen. Jepun Bali TAC memiliki jadwal latihan tiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 16.00-18.00. Untuk event lomba, agenda yang sudah terjadwal antara lain gladhen 17 Agustusan, gladhen tutup tahun, dan Festival Pelaut. Prestasi para pemanah tradis­ ional Jepun Bali TAC cukup men­ tereng. Di ajang gladhen agung di

para pemanah tradis­ ional ini duduk bersila bagi yang laki-laki dan bersimpuh bagi yang perempuan. Pakaian yang dikenakan juga pakaian tradisional. “Panahan merupa­ kan olahraga yang bisa menjadi terapi dan memerlukan pengen­ dalian emosi. Mema­ nah itu memerlukan fokus, konsentrasi, serta pengaturan nafas dan tenaga. Ketika lati­ han atau lomba, kita harus bisa mengenda­ likan emosi. Sedih dan gembira harus distabil­

Anom Giri saat melatih di Trihita Alam

Suasana latihan di Istana Taman Jepun

Yogyakarta Oktober 2017, Kadek Nova Dwijaya berhasil meraih juara 1 SMP putra, Tri Kumuda Wardani dan AA Intan Swandari juara 2 dan 3 SMP putri. Di ajang Sipas Open, AA Trisna Mahareni juara 2 TK/SD. Di tingkat provinsi Bali, pemanah tradisional Jepun Bali TAC banyak meraih juara di Wali Kota Cup, Buleleng Cup, Gi­ anyar Traditional Archery Com­ petititon, Pancer Langiit, serta Festival Pelaut. PAKAIAN TRADISIONAL Panahan tradisional ini memiliki keunikan bila dibandingkan den­ gan panahan modern. Panahan tradisional menggunakan busur dan anak panah yang terbuat dari bambu. Posisi memanah

kan agar kita bisa fokus memanah sasaran,” ujar Anom Giri. Ia juga mengatakan peralatan panahan tra­ disional lebih sederhana dan lebih murah bila dibandingkan dengan panahan modern.

Fenomena yang banyak ter­ jadi adalah ketika anak-anak memanah, orangtua (ayah atau ibunya) ikut menemani. Lamakelamaan, orangtua akhirnya ikut. “Kami senang karena para orangtua memberikan dukungan kepada anaknya dengan ikut memanah. Daripada hanya diam menunggu, mari kita berolahraga dan berolahrasa untuk tujuan hidup sehat. Kami juga berterima kasih kepada para orangtua yang sudah memberikan dukungan sehingga lokasi latihan Jepun Bali TAC menjadi lebih repre­ sentatif,” tandas Anom Giri yang menerima penghargaan Prakerti Budaya Seniman dan Budayawan Kota Denpasar 2018 ini. Saat ini ada dua sekolah yang sudah memiliki kegiatan pengembangan diri panahan tradisional, SD Cipta Dharma, Denpasar dan Trihita Alam Eco School, Denpasar.

Kebahagiaan saat anak panah menancap di bandulan

(Ngurah Budi)


Life Story

14

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Cinta Berantakan Rumah Mangkrak Di depan rumahnya yang belum rampung diban­ gun, Yura (42) duduk sambil membersihkan hala­ man dari kayu dan batu-batu yang masih terlihat menumpuk. Kondisi halaman dan bangunan yang belum jadi itu begitu berantakan, seolah ‘mengi­ sahkan’ berantakannya hidup Yura yang hancur akibat suaminya menikah lagi.

S

esekali ia menyeka keringat yang mengucur karena ma­ tahari tengah terik-teriknya. Hari itu ketika istirahat jam kantor, Yura menyempatkan diri me­ nengok rumahnya yang sudah enam bulan pembangunannya terhenti. Sejak enam bulan yang lalu pula, Yura harus merelakan suaminya memilih perem­ puan lain dan meninggalkan ia serta ketiga anaknya. Bagai sudah jatuh tertimpa tangga pula, menindihnya dengan begitu kuat sehingga ia seperti tidak berguna lagi. Ketika menikah dengan Yuga 15 tahun yang lalu, kehidupan Yura masih sangat prihatin. Mereka memulai kehidupan berumah tangga dari nol, karena samasama belum memiliki pekerjaan tetap. Namun beruntungnya, orangtua Yura yang tergolong berada di kampung tem­ patnya tinggal di Pulau Sumbawa masih memiliki beberapa bidang tanah yang sebagiannya diberikan kepada Yura dan Yuga untuk dikelola. Dari tanah sawah itulah mereka hidup mencari nafkah. Rupanya, kehidupan mereka dari hari ke hari makin membaik. Hingga akhirnya Yura diterima sebagai pegawai negeri sipil dan memiliki pekerjaan tetap. Dari sanalah kehidupan mereka makin maju. Yura tergolong telaten mengurus keluarganya, namun sayang ia tidak terbiasa santun kepada suaminya. Dalam keseharian ia terlihat cenderung lebih banyak mengatur suaminya itu. “Mungkin karena suaminya tidak memiliki pekerjaan, jadi Yura terkesan mengatur dan semaunya kalau bicara pada suaminya,” ujar Komala, salah seorang tetangga dekatnya yang masih kerabat Yura. Karier Yura cukup baik. Di kan­ tornya ia mendapat kepercayaan pada posisi-posisi kunci yang banyak diincar orang sehingga hal ini secara tidak langsung menambah penghasilan Yura. Ia kemudian mampu membiayai usaha mebel suaminya. Kehidupan mereka di kampung itu terbilang sukses setelah sepuluh tahun membangun rumah tangga. Hingga pada tahun 2015 lalu usaha suaminya terlihat mulai menurun. Entah apa yang terjadi sejauh itu tidak ada orang yang tahu. “Kata Yura penghasilan toko mereka sering minus sehingga mereka tidak bisa membeli stok,” ujar Lila, kawan Yura. Kondisi ini terus terjadi selama setahun sampai akhirnya Yura menge­ tahui penyebabnya adalah suaminya itu diam-diam menikah lagi. Penghasilan toko mereka ternyata sebagian besar diberikan kepada istri siri suaminya yang bertetangga kampung dengannya itu. “Yura meradang dan menyerang istri siri suaminya sampai di kampung ini ribut. Akhirnya semua orang tahu permasalahan mereka,” ujar Lila.

Sejak itulah hubungan Yura dan Yuga kurang harmonis dan Yuga ingin menceraikan Yura. Hal ini rupanya membuat Yura terpukul, ia tidak siap ditinggalkan oleh Yuga karena ia sangat mencintai suaminya itu. Ia memohon agar Yuga tidak menceraikannya. Yura malah meminta Yuga menceraikan istri sirinya demi anak-anak mereka. Konflik mereka soal ini berlangsung hingga berbulan-bulan sampai akhirnya Yuga menyerah dan berniat menceraikan istri sirinya. Hal ini membuat Yura yang mulai mengubah sikapnya menjadi jauh lebih baik kepada suaminya itu lega. “Yura berpikir masalah mereka selesai, tetapi rupanya masalah itu masih meng­ hadang di depan mata,” kata Komala. Ke t i k a Yuga ingin menceraikan istri sirinya, justru istri sirinya mem­ inta untuk bertemu den­ gan Yura. Akhirnya kedua perempuan satu suami ini bertemu dan bicara baikbaik. Sayangnya, syarat yang diminta istri suaminya itu agar mau bercerai den­ gan suaminya itu sangat memberatkan. Permintaan istri siri suaminya itu mem­ buat Yura keberatan. “Istri siri Yuga meminta Yura mengembalikan uangnya yang sudah dipakai oleh suaminya untuk menopang usaha mebel mereka. Jum­ lah tidak main-main lebih dari seratus juta rupiah,” kata Komala. Dalam situasi Yura yang kebingungan soal ini, Yuga seperti orang tidak punya pendirian. Sekali waktu ia bilang akan menceraikan istri sirinya, sekali wak­ tu lagi ia seperti enggan melakukannya. Hal inilah yang membuat Yura ce­ mas. “Akhirnya mau tidak mau Yura mengusahakan uang tersebut agar semua masalahnya selesai,” kata Komala. AKHIRNYA CERAI Yura terpaksa beru­ tang di bank untuk me­ menuhi permintaan is­ tri siri suaminya. Begitu uang diserahkan, Yuga pun menceraikan istri sirinya itu. Yura lega mengetahui hal itu. Suaminya kini men­ jadi miliknya seutuhnya, begitu pikirnya. Mereka kembali mesra dan bahagia bersama ketiga anak mer­ eka. Setelah badai rumah

tkh/net

tangga itu berlalu, lebih dari setahun kehidupan mereka baik-baik saja, mer­ eka menjadi keluarga yang utuh kem­ bali. Mereka melanjutkan pembangunan rumah tinggal mereka yang terbilang bagus untuk ukuran di kampung itu. Tapi Yura tampaknya tidak menyangka jika suaminya itu bisa kembali menusuknya dari belakang. Pertengahan tahun 2017, tanpa sen­ gaja seorang kawan Yura di media sosial memposting fotonya saat menghadiri

undangan pernikahan keponakannya di Pulau Lombok. Saat Yura ingin ikut komentar di foto tersebut, ia mem­ perhatikan tamu-tamu yang duduk di belakang kawannya itu. “Dalam foto itu, di belakang kawan Yura yang posisinya agak jauh dari pusat acara, Yura melihat suaminya duduk bersebelahan dengan seorang perempuan. Perempuan itulah istri siri yang katanya sudah diceraikan­ nya lebih dari setahun yang lalu,” kata Komala.

Hati Yura hancur karena ia akhirnya mengetahui bahwa suaminya itu diamdiam kembali hubungan dengan mantan istrinya itu dan kemudian diketahui mereka telah menikah kembali. Alhasil, Yura dan Yuga kembali terlibat perteng­ karan demi pertengkaran nyaris setiap hari. rumah tangga mereka kembali guncang. Hari-hari yang dilalui Yura be­ gitu menekan hingga akhirnya ia tidak tahan lagi. Ketika Yuga meminta diri untuk menceraikannya, Yura pasrah. Mereka pun bercerai dalam keadaan yang sangat menyakitkan khususnya bagi Yura. Uang hilang suami pun lenyap dan pembangunan rumahnya pun mangkrak. Hidup Yura kini hampa. Akibat ia telah meminjam uang bank untuk ‘menebus’ suaminya setahun yang lalu, Yura kini tak lagi memiliki uang yang cukup untuk menyelesaikan pembangunan rumahnya. Di depan rumahnya itu, Yura menatap masa depannya yang kacau. Namun, demi ketiga anaknya yang ikut dengannya, Yura mengikhlaskan semua yang terjadi pada rumah tangganya itu untuk me­ mulai hidup yang baru bersama ketiga anaknya ini. (Naniek I. Taufan)

Style

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

19

Unisex Pekan ini Tokoh memilih karya terbaik dari tiga alumni LPTB Susan Budihardjo. Mere­ka bercerita ten­ tang ‘Balance; dalam versi yang personal. Koleksi mereka , me­ nawarkan gaya tampil­ an baru dari sebuah kebebasan berekspresi.

yang terlihat seperti kurang sem­ purna. Ia mengeksplorasi bahan serbakerut dari sutra organza dan katun yang dicelup pengeras kain. Dengan pola

M

ulai dari karya apik Wita Sasika Gayatri yang menuangkan ke­ indahan dari sesuatu abstrak ia merancang celana dengan pipa super longgar yang melambai, berpadu oversized coat dalam warna pucat yang berkesan lusuh tapi menarik. Kemudian Bianca Evangelia yang menawarkan bentuk, warna dan detail yang bisa dipakai wanita maupun pria . Desain unisex –nya diantaranya ber­ upa atasan dan outer yang

Foto koleksi: LPTB Susan Budihardjo

berkesan kokoh, seperti jaket panjang dipadu dengan celana berpipa lebar bisa memunculkan kesan feminin dan maskulin Sedangkan Andri Sutami memi­ lih filosofi keseimbangan dalam budaya Jawa yang dituangkan da­ lam karyanya. Motif batik kawung yang klasik di laser cut , dan dalam

bentuk tiga dimensi hingga meng­ hasilkan motif baru yang modern yang dengan rasa masa kini yang kental. (Sri Ardhini)


20 Bagi sebagian orang, limbah dipandang sebelah mata karena merupakan benda yang merugikan atau tak memiliki nilai. Namun, di tangan-tangan kreatif, limbah bisa disulap menjadi benda yang berguna dan memiliki nilai jual tinggi. Salah satu yang bisa digunakan adalah drum bekas, seperti yang yang dilakukan Hosnadianto, pemilik toko Ladju Art 2 di kawasan Jalan Tangkuban Perahu, Kerobokan, Kuta-Bali.

D

rum-drum bekas hasil huntingnya itu kemudian diolah di workshop di Situbondo, menjadi beberapa mebel seperti sofa, lemari penyimpanan, rak, cermin, kap lampu dan juga sebagai dekorasi pajangan. Benda “recycle” ini bahkan sampai menembus pasar Eropa.

Griya

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Kreasi Unik Drum Bekas

tersenyum. Berbagai kreasi unik drum bekas yang dipajang di toko ini merupakan hasil inovasi kreatif Kokok yang rajin berkeliling, melihat, dan bertanya tentang desain dan kemudian diaplikasikannya dalam bentuk desain-desain inovatif. Seperti, pajangan berbentuk kapal laut, kendaraan perang, ayam, tikus, lampu kap bunga, lemari penyimpanan berbentuk kulkas, dll. Ada juga beberapa desain yang diakuinya merupakan pesanan customer. (Inten Indrawati)

“Kita orang lokal, melihat benda-benda yang berkarat, kesannya kotor. Tapi orangorang bule sangat suka, karat itu malah sengaja dibiarkan karena kesannya benda lama. Seperti customer asal Pe r a n c i s d a n Ru s i a , paling mereka hanya minta barangnya diclear gloss saja,” ucap Kokok-sapaan akrabnya. Sementara orang lokal lebih suka bendabenda “berkarat” ini dicat ulang. Namun, tak sedikit pula yang menyukai kesan alami dan antik dari tampilan karat tersebut. Diakuinya, pasaran Eropa untuk olahan drum bekas ini lumayan ramai. Kebanyakan dari mereka yang membeli, menjualnya kembali di negaranya. Dari pengamatannya, ada perbedaan karakter antara pembeli lokal dan pembeli ekspatriat.

“Bule lebih suka membeli barang yang fungsional, seperti sofa drum, cermin, dll. yang bisa digunakan. Sementara orang kita, dalam hal ini benda dari drum bekas, lebih memilih dipakai untuk dekorasi yang umum dipajang di kafe, resto, dan hotel karena bagus untuk objek foto selfie,” ucapnya

Bugar

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

13

Tips Perawatan Organ Reproduksi Wanita Kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat dari sistem, fungsi, dan proses alat reproduksi yang dimiliki seseorang. Tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, melainkan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Inilah yang perlu diketahui para wanita. Demikian diungkapkan dosen Keperawatan Fakultas Kedokteran Unud, Ns. I Gst. Ayu Pramitaresthi, S.Kep., M.Kep.

“T

ujuan dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja memiliki sikap dan perilaku sehat dan bertanggungjawab dengan masalah kehidupan reproduksinya,” ujarnya. Organ reproduksi merupakan alat dalam tubuh yang berfungsi untuk suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya atau reproduksi. Agar dapat menghasilkan keturunan yang sehat diperlukan pula kesehatan dari organ reproduksi. Salah satu yang menjadi faktor utama terciptanya kesehatan yaitu selalu menjaga kebersihan diri. Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui hubungan seksual. Namun, tidak

berarti harus melalui hubungan kelamin, tetapi beberapa ada juga yang ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat, handuk termometer dan sebagainya. Selain itu, penyakit ini juga dapat ditularkan kepada bayi dalam kandungan. Jenis IMS yang dikenal masyarakat antara lain, gonorrhea: kencing nanah, kandidiasis: infeksi jamur pada organ genital, sifilis: raja singa, kondiloma akuminata: adanya kutil pada organ genital, herpes genital: rasa terbakar dan gatal pada alat kelamin, HIV AIDS: penyakit infeksi akibat penurunan sistem kekebalan tubuh. Ia mengatakan, organ reproduksi wanita dibagi atas dua, organ genitalia interna (dalam) dan genitalia eksterna (luar) yang merupakan port the entry terkena IMS. Organ genitalia eksterna wanita terdiri dari vulva, mons pubis, labia mayora,

I Gst. Ayu Pramitaresthi, S.Kep., M.Kep.

labia minora, klitoris, vestibulum, bulbus vestibuli, introitus vagina dan perineum. Alat reproduksi wanita lebih rumit dibandingkan dengan laki-laki. Ia menyarankan, menjaga kesehatan organ reproduksi dimulai dari memperhatikan kebersihan diri. Untuk perempuan, cara menjaga kebersihan alat reproduksinya, secara teratur bersihkan keringat yang ada di sekitar alat kelamin dengan air bersih, lebih baik air hangat, dan sabun lembut terutama setelah

Peran Kader Kesehatan Jiwa dalam Penanganan Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan salah satu rumah tentunya harus tetap mendapatkan gangguan mental yang disebabkan oleh beintervensi yang berkelanjutan (continuous of ragam faktor yang berasal dari dalam maupun care). Oleh karena itu pelayanan kesehatan luar. Gangguan mental ini dapat dikenali primer dalam hal ini Puskesmas harus dapat dengan perubahan pola pikir, tingkah laku memantau kondisi kesehatan pasien saat dan emosi yang berubah secara mendadak berada di lingkungan rumah dan masyarakat. tanpa disertai alasan yang jelas. Stres yang Metode yang dapat digunakan adalah menjadi pemicu awal terjadinya gangguan metode Community Mental Health Nursing jiwa akan membuat seseorang tidak mampu (CMHN). Metode CMHN berfokus pada beraktivitas secara normal. Jika stres ini tidak pelayanan keperawatan yang komprehenditangani secara cepat maka akan berlanjut sif, holistik, paripurna yang diberikan pada pada gejala gangguan kejiwaan. Pada umummasyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap nya terdapat tiga fakor yang mempengaruhi stres dan tahap pemulihan serta proses dr. Anik Rosida kejiwaan seseorang yakni: faktor somatogepencegahan kekambuhan (CMHN, 2015). nik yang berkaitan dengan fisik biologis, faktor psikogenik Pada metode ini petugas kesehatan berfokus pada yang berkaitan dengan psikologis, faktor sosiogenik yang pemberian edukasi pada pasien dan keluarga serta berkaitan dengan sosial budaya serta lingkungan. masyarakat tentang bagaimana menangani dan merawat Riset Kesehatan Dasar (2013), Indonesia mengalami ODGJ dirumah sehingga angka kekambuhan berkurang. peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa dengan Petugas kesehatan di layanan primer dalam menjalankan prevalensi gangguan jiwa berat mencapai 1,7 per mil. tugasnya dapat dibantu oleh kader. Kader adalah Sedangkan Provinsi Bali menduduki peringkat keempat seseorang yang dipilih oleh masyarakat dan diberikan dengan penduduk yang mengalami gangguan jiwa berat pelatihan untuk mengetahui masalah kesehatan baik (Riskesdas, 2013). perseorangan maupun kelompok masyarakat serta Penatalaksanaan orang dengan gangguan jiwa harus mampu bekerjasama dengan pemberi pelayanan kesdiberikan secara komprehensif. Selain diberikan terapi ehatan (Meilani dkk, 2009). Kader yang dipilih yang psikofarmakologis juga perlu diberikan terapi psikologis terdekat dengan tempat tinggal ODGJ. Kader yang bisa untuk mendapatkan hasil yang optimal. Adanya ������������� kekam- membantu petugas kesehatan layanan primer dalam hal buhan disebabkan salah satunya karena putus obat. Pera- kesehatan jiwa disebut Kader Kesehatan Jiwa (Kader watan yang baik, keteraturan minum obat merupakan hal Keswa). Peran penting yang dapat dilakukan oleh Kader yang penting pada orang dengan gangguan jiwa. Kejadian Kesehatan Jiwa adalah sebagai pemantau minum obat putus obat seringkali disebabkan karena ketidaktahuan (PMO). Salah satu strategi yang dapat dilakukan utuk pasien maupun keluarga tentang manfaat obat jika menjalankan tugas tersebut adalah dengan melakukan diminum secara teratur, sehingga ketika perilaku pasien kunjungan rumah (Keliat, 2011). lebih baik dan tidak terlihat gejala kekambuhan, pasien Kader Kesehatan Jiwa sebagai PMO selain dapat umumnya berhenti untuk minum obat. memberikan dorongan kepada pasien, juga memberiAdanya pandangan keliru di masyarakat terkait kan pengawasan kepada pasien dalam minum obat. ODGJ yang keluar dari rumah sakit jiwa. Mereka Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan di disamakan dengan penderita sakit biasa yang pulang Bahrain didapatkan hasil bahwa kunjunga rumah efektif dari rumah sakit umum dengan status sudah sembuh. untuk menurunkan angka kekambuhan pada pasien Pandangan keliru inilah memicu ODGJ kembali ngamuk dengan skizofrenia kronis (Akpan et al, 2009). lantaran mereka putus obat. ODGJ harus mendapat Dalam menjalankan tugasnya, Kader Kesehatan Jiwa obat berkesinambungan. Putus obat membuat mereka mempunyai tanggung jawab terhadap semua ODGJ kambuh dan mengamuk. yang berada di wilayah binaannya. Dengan adanya peran Semakin meningkatnya jumlah ODGJ, pemantauan serta masyarakat sebagai Kader Kesehatan Jiwa, ODGJ kondisi kesehatan ODGJ oleh tenaga kesehatan layanan yang rutin minum obat akan tetap rutin minum obat. primer semakin meningkat pula. Sedangkan jumlah ODGJ yang sebelumnya putus obat saat ini rutin minum tenaga kesehatan belum mencukupi untuk bisa meman- obat. Hal ini berdampak pada stabilnya kondisi ODGJ, tau semua kondisi ODGJ di wilayah kerjanya. Diperlukan seperti bisa melakukan aktivitas sehari-hari, membantu kerjasama yang komprehensif dalam penanganan dan pekerjaan rumah, membantu membuat sarana upacara pemantauan kondisi kesehatan ODGJ antara petugas (misalnya ceper).Disinilah pentingnya peran Kader kesehatan, keluarga dan masyarakat. Kesehatan Jiwa, dapat membantu meningkatkan derajat Setelah dirawat di Rumah Sakit Jiwa, ODGJ saat di kesehatan jiwa masyarakat. (dr. Anik Rosida)

buang air besar dan buang air kecil. “Cara membasuh alat kelamin wanita yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada di sekitar anus bisa terbawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk bersih atau tisu kering untuk mengeringkannya,” ujarnya. Ia menegaskan, hati-hati menggunakan toilet umum, apabila akan menggunakan kloset duduk, siramlah dahulu untuk mencegah penularan penyakit menular seksual. Menurutnya, tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. Vagina sudah mempunyai mekanisme alami untuk mempertahankan keasamannya. Selain itu, jangan sering-sering menggunakan pantyliner. GANTI PEMBALUT TIAP TIGA JAM Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam. Minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk menjaga vagina dari kelembaban yang berlebihan. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya

katun. Hindari memakai celana dalam atau celana jeans ketat karena kulit jadi susah bernafas dan akhirnya menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab, berkeringat dan mudah menjadi tempat berkembang biak jamur yang dapat menimbulkan iritasi. “Infeksi sering kali terjadi akibat celana dalam yang tidak bersih,” imbuhnya. Waktu haid, sering ganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri kalau lama tidak diganti. “Bila di permukaan pembalut sudah ada segumpal darah haid meskipun sedikit, sebaiknya segera mengganti pembalut. Gumpalan darah haid yang ada di permukaan pembalut menjadi tempat sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali,” sarannya. Perawatan rambut di daerah kewanitaan cukup dipendekkan dengan gunting atau alat cukur dan busa sabun yang lembut. Rambut di daerah kewanitaan berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik serta menghalangi masuknya benda kecil ke dalam vagina,” kata perempuan yang akrab disapa Ns. Pramita ini. (Wirati Astiti)

Mengenal Nodul Tiroid Adv Kesehatan (dr. I Wayan Edi Subandi, S. Ked)

Nodul (benjolan) pada kelenjar tiroid sering ditemui pada masyarakat, terutama pada wanita. Nodul tiroid teraba pada 4-7% orang dewasa, namun hanya 8-16% dari nodul tersebut bersifat ganas. Akan tetapi, keberadaan nodul tiroid ini seringkali tidak diketahui oleh pasien, terutama jika berukuran kecil. Nodul tiroid umumnya dirasakan sebagai tonjolan pada leher bawah bagian depan yang bergerak saat menelan. Benjolan yang berukuran besar dapat menimbulkan penekanan pada struktur lain di dalam leher, sehigga menimbulkan gejala seperti kesulitan menelan atau rasa tercekik. Benjolan dapat teraba keras atau lunak, tunggal atau multipel, dan dengan atau tanpa nyeri tekan. Nodul tiroid yang bersifat ganas dapat menimbulkan gejala 3D, yakni dysfagia (kesulitan menelan), dysfonia (kesulitan bersuara), dan dyspnea (sesak napas). Selain itu, juga dapat terjadi gangguan fungsi kelenjar tiroid, sehingga menimbulkan gejala seperti berdebar, mudah berkeringat, dan berat badan menurun. Terdapat beberapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien dengan nodul tiroid, serta membedakan nodul yang bersifat jinak atau ganas. Pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dilakukan dengan mengambil sampel darah vena, dan bertujuan untuk menilai fungsi kelenjar tiroid, apakah normal atau meningkat. USG (Ultrasonografi) leher dilakukan pada seluruh pasien dengan kecurigaan nodul tiroid. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menggambarkan ukuran dan anatomi kelenjar tiroid dan struktur di sekitarnya, serta untuk menentukan karakteristik nodul. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy), dimana pemeriksaan ini menggunakan jarum berukuran kecil untuk mengambil sampel jaringan dari nodul pada tiroid pasien. Sampel tersebut kemudian diperiksa menggunakan mikroskop.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada poliklinik dengan menggunakan bius lokal. Dari pemeriksaan ini, dapat ditentukan apakah nodul bersifat jinak atau ganas. Pada sebagian pasien, pemeriksaan ini menunjukkan gambaran indeterminate, dimana gambaran yang didapatkan tidak dapat membedakan secara jelas antara nodul jinak atau ganas, sehingga dibutuhkan evaluasi lebih lanjut. Thyroid Scan umumnya hanya dilakukan pada pasien dengan nodul tiroid yang menunjukkan tanda-tanda peningkatan fungsi tiroid, dan dibuktikan pemerikaan TSH. Pemeriksaan ini menggunakan iodin radioaktif untuk mengidentifikasi apakah nodul tiroid menyerap iodin atau tidak. Nodul yang menyerap iodin cenderung bersifat jinak, sementara nodul yang tidak menyerap iodin memiliki risiko keganasan yang lebih tinggi. Penatalaksanaan nodul tiroid dapat berupa pemantauan, pembedahan, maupun terapi radioablasi iodin. Pemantauan berkala dengan pemeriksaan USG setiap 6 bulan direkomendasikan pada pasien dengan nodul yang terbukti jinak pada pemeriksaan FNAB. Pembedahan direkomendasikan pada pasien dengan hasil FNAB yang menunjukkan tanda keganasan atau kecurigaan ke arah ganas, pasien dengan riwayat radiasi pada area leher atau riwayat kanker tiroid pada keluarga, serta pada pasien dengan nodul berukuran >4 cm. Pembedahan dapat dilakukan pada sebagian atau seluruh kelenjar tiroid pasien.


Pelesir

12

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Wisata Dante Pine

Wisata Buttu Macca

Keletihan Terbayar di Puncak Bukit Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan potensi wisatanya tidak kalah dengan Kabupaten Tana Toraja. Ada objek wisata baru bernama Kampong Buttu Macca yang berarti Kampung Bukit Pintar yang mempunyai banyak spot foto yang menarik sekaligus cukup ekstrim. Meskipun jualan utamanya adalah view Gunung Nona namun tempat ini memberikan ornamen berbeda pada setiap spot foto yang disediakan.

menawarkan keindahan alam khas pegunungan dengan kesejukannya. Hal pembeda lain kita bisa melihat kalau jalan yang dilalui tidaklah terlalu terjal dan hal menarik lain kita bisa ngopi santai dengan view yang sangat menarik karena pengelola telah menyediakan kafe dengan jualan utama kopi asal Enrekang yang nikmat.

masuk Rp 5.000 serta panduan dan peringatan agar mengutamakan keselamatan karena memang objek wisata ini dibangun di sepanjang tebing yang mendaki sehingga diperlukan kehati-hatian serta energi ekstra untuk menjajal seluruh spot yang disediakan. Semua letih akan terbayar se­ telah sampai di puncak bukit yang

Memasuki objek wisata ini kita cukup membayar Rp 5.000 dan menambah lagi jika ingin menjajal beberapa permainan yang ekstrem seperti flying fox, bike flag, dan swing extreme. Setiap venue tentu mempunyai kelebihan dan keunikan tersendiri. Hal paling mendasar adalah sarana dan prasarana yang masih minim seperti akses jalan dan kendaraan yang masih belum layak untuk sebuah destinasi wisata, sehingga bila pengunjungnya tidak memiliki fisik yang prima maka akan kesulitan menikmati objek wisata ini. Toilet dan tempat peristirahatan yang masih sangat kurang bila dibanding potensi pengunjung yang ada. Yang paling penting adalah keamanan seperti relling atau pembatas setiap spot yang ekstrem. (Bisnis Sulawesi)

Dapatkan

bacaan wanita dan keluarga

di Pesawat Garuda dan Lounge Garuda m Bali Post

M

emasuki kawasan ini kita akan disambut dengan jalan yang masih belum pengerasan serta papan nama di tebing dan loket sederhana dengan biaya menawarkan berbagai keindahan pegunungan di selimuti semilir angin sejuk yang berhembus membawa aroma khas pegunungan. DANTE PINE Dari Kampong Butta Macca kita dapat berkendara sekitar 15 menit ke arah Tana Toraja, kita akan menemukan venue lain yang juga tidak kalah seru yaitu Dante Pine (Cekong Hill). Mirip dengan objek wisata yang pertama Dante Pine juga

Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 m Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 m Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln. Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp (0361) 223958 m Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar. Tlp. (0361) 425126 m Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 m Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542 m Warung Media Singaraja Jln. A Yani, Pertokoan Terminal Banyuasri. Tlp. (0362) 21059 m Radio Singaraja FM Jln. Raya Singaraja Seririt Km 6 Desa Tukad Mungga. Tlp. (0362) 41124 m Warung Media Tabanan Jln. Jepun No. 9 (Ruko Pasar Kodok) m Warung Media Negara Jln. Merak No. 36 Pendem- Jembrana m Warung Media Gianyar Jln. Astina Timur (Utara Patung Arjuna). Tlp. (0361) 943570 m Warung Media Bangli Jln. Nusantara (Banjar Cempaga) HP. 0812 46 9 1915 m Warung Media Klungkung Jln. Raya Puputan 95 Semarapura. HP. 085 935 511 4131 m Warung Media Karangasem Radio Besakih Jln. Surapati, Gg. Sedap Malam 8. Tlp. (0363) 21791 m Warung Media Besakih Pesraman Besakih Jln. Raya Besakih HP. 087760050056, 081999275859 m Warung Media Kintamani Jln. Raya Kintamani Batur (Selatan Pura Batur) m Warung Media Nusa Penida Jln. Raya Ped (Depan Pura Dalem Ped Nusa Penida) HP. 082236657588

21

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Pasar Tradisional atau Pasar Rakyat merupakan gerbang pertama dalam upaya mengajak warga masyarakat meningkatkan ekonomi kerakyatan. Karenanya, keberadaannya di Kota Denpasar terus mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Denpasar, salah satu dengan di selenggarakannya ‘Sekolah Pasar Rakyat’ dengan tema “Jaga Pasar Kita”, Rabu (28/3), di Ruang Pertemuan Pasar Agung Desa Peninjoan, Peguyangan Kangin, Denpasar.

M

enurut Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar Ir. Ida Bagus Anom Suniem, M.M., didampingi Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Kasi Perdagangan, Perijinan dan Pendaftaran Perusahaan Disperindag Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Sedana Etana , S.H., mengatakan kegiatan ‘Sekolah Pasar Rakyat’ ini bertujuan untuk “Pembinaan Pengelolaan Usaha Pedagang Pasar Tradisional sebagai

Disperindag Kota Denpasar

Gelar Sekolah Pasar Rakyat

Dari kiri: Kadek Budi Martini,Hery Catur Wibowo, Ida Bagus Anom Suniem, I Nyoman Suwarta, dan Ery

Pasar Rakyat demi Peningkatan Kualitas Pedagang Pasar Rakyat dari Segi Pengelolaan UsahaTahun 2018”. Dikatakan oleh Ida Bagus Anom, program ‘Sekolah Pasar’ ini telah dirintis Pemkot Denpasar melalui Disperindag Kota Denpasar sejak tahun

2016. “Pada tahun 2016 dilaksanakan dua kali, 2017 juga dua kali dan tahun 2018 ini baru sekali. Langkah revitalisasi ini menjadi fokus Pemkot Denpasar, melalui revitalisasi di bidang fisik yang dilaksanakan sejak 2012. Salah satunya dilakukannya penataan Pasar Agung

Wujudkan Pasar Rakyat yang Segar Tepercaya dan Ramah Pasar tradisional dapat dikatakan sebagai gerainya perdagangan pasar dalam negeri. Apabila pasarnya bagus, maka masyarakat akan senang berbelanja di pasar tradisional, sehingga pedagang kecil pun dapat merasakan untung dari aktivitas perdagangan tersebut. Begitu disampaikan instruktur tim pendampingan pasar dari Ikatan Sarjana Ekonomi (ISE), Dr. Luh Kadek Budi Martini, S.E.,M.M .,saat mengawali materinya berjudul “Prinsip Dasar Menciptakan Pasar yang Disenangi Konsumen” pada program “Sekolah Pasar Rakyat” tersebut. Lebih lanjut dikatakannya agar disukai oleh masyarakat, maka para ‘Pasar Tradisional’ atau ‘Pasar Rakyat’ harus memenuhi kriteria di antaranya: 1) Pedagangnya jujur dan ramah; 2) Lingkungan pasar aman, nyaman dan bersih; 3) Produk yang diperjual belikan adalah barang baru dan segar; dan 4) Produk yang diperjual belikan juga sehat (higienis). Dalam kesempatan tersebut Kadek Budi Martini juga memaparkan apa yang termasuk dalam hal kejujuran, keramahan yang di dalamnya mengupas syarat fisik dan syarat sosial seorang pedagang. Kemudian disampikan perlunya rasa aman dari berbagai hal, perasaan nyaman termasuk kapasitas parkir yang memadai juga adanya arena anak. Selain itu hal penting lainnya adalah menjaga kebersihan pasar melalui pengelolaan sampah yang baik dan fasilitas lainnya yang mendukung kebersihan pasar.

Kadek Budi Martini juga kembali menekankan bagaimana menciptakan pasar yang ramah, segar dan terpercaya. Begitu pula dengan produk yang harus segar. Hal ini, katanya agar bisa bersaing dengan pasar modern. Kemudian, konsumen akan percaya datang ke pasar rakyat, bukan semata soal harga murah namun tempatnya memang layak, bersih , dan pedagangnya ramah. “Yang juga perlu diingat terkait keramahan, yakni pedagang mampu menciptakan sentuhan secara personal untuk mampu bersaing atau sejajar dengan pasar modern, dengan terbiasa menyapa, tersenyum serta salam juga memberikan informasi yang baik tentang dagangannya,” ucapnya. Pada acara yang juga diisi Sosialisasi Uang Rupiah Tahun Edar 2016 oleh Hery Catur Wibowo Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali serta Ery dari BPOM Kota Denpasar yang bicara Sosialisasi Pengawasan Obat dan Makanan diakhiri dengan pengisian quitioner serta pembagian hasil nilai kompeten pedagang ini, Sujadi, pedagang daging ayam dari pasar salah seorang peserta wakil dari Pasar Kerta Boga, Pemogan mengatakan bersyukur dapat mengikuti program “Sekolah Pasar Rakyat”, Sujadi

karena sudah pasti wawasannya bertambah. Dengan begitu, katanya ia bisa melanjutkan berbagi dengan pedagang lainnya tentang banyak hal untuk bisa berjualan lebih baik. Selain itu, Sujadi juga berharap pemerintah Kota Denpasar khususnya tidak berhenti membina pasar rakyat di Kota Denpasar kemudian bersamasama melestarikannya. - ard

hingga menjadi pasar percontohan nasional,” ujarnya. Sedangkan revitalisasi bidang manajemen, adalah dengan melaksanakan ‘Sekolah Pasar Rakyat yang ke-5, kali ini melalui dana APBD. Sementara untuk revitalisasi di bidang sosial budaya, mereka bekerja sama dengan

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kota Denpasar berupa “Festival Pasar”, agar berdaya saing serta meningkatkann pertumbuhkan ekonomi yang berkelanjutan. Peserta program “Pasar Rakyat” kali ini adalah 40 orang peserta, perwakilan dari 5 pasar yang ada di Kota Denpasar terdiri dari, Pasar Renon I dan Pasar Renon II, Pasar Kerta Boga, Pemogan, Pasar Tradisional Jaba Puri Jro Kuta dan Pasar Kerta Waringin Sari Anggabaya. Masing-masing pasar diwakili dengan seorang pengelola dan 7 orang pedagang serta I Nyoman Suarta Kepala Forum Pasar Desa Kota Denpasar. Dengan kegiatan ini diharapkan utamanya dari sisi revitalisasi manajemen, meningkatkan kesadaran pedagang untuk selalu menjaga kebersihan diri maupun lingkungan serta mewujudkan terciptanya pasar rakyat yang ramah, tegas dan terpercaya, sehingga pengunjung banyak datang dan ekonomi masyarakat meningkat . -ard


Buleleng

22

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Kreasi

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Kembangkan Tas Anyaman

Pura Sang Hyang Celeng Desa Menyali

Simbol Manifestasi Dewa Wisnu

Desa Menyali merupakan salah satu desa di Buleleng yang memiliki beragam keunikan. Desa yang berada di Kecamatan Sawan ini, selain dikenal dengan berbagai hasil produk kerajinan aluminium juga memiliki budaya yang unik seperti Janger Menyali. Bahkan desa Menyali juga dikenal memiliki buah langka yang disebut dengan Poh Bikul. Namun siapa sangka, dari berbagai keunikan tersebut, masih ada keunikan lain yang masih sangat jarang diketahui orang, bahkan masyarakat yang tinggal di Buleleng. Desa yang terletak di sebelah selatan Desa Jagaraga ini memiliki pura unik yang bernama Pura Sang Hyang Celeng.

D

i Pura ini ditemukan sebuah patung Celeng (Babi, -red) yang merupakan simbol Waraha sebagai manifestasi Dewa Wisnu. Patung ini berdiri di bawah patung Lingga Yoni simbol Siwa. Pura ini lokasinya agak masuk ke dalam gang sempit. Jaraknya hanya 50 meter dari ruas jalan Jagaraga-Menyali. Pura ini mengusung konsep Eka Mandala. Artinya hanya satu areal saja, tanpa memiliki jaba dan madya mandala. Jika dilihat seksama pura yang luasnya tak lebih dari 15 meter persegi ini hanya memiliki satu pelinggih utama. Yakni patung Babi yang didepan kepalanya terdapat Lingga Yoni

yang dibungkus dengan kain kuning. Patung Babi tersebut dibungkus dengan kain poleng yang seolah-olah terlihat menyeruduk Lingga Yoni. Diceritakan Mangku Werdhi, pura ini tak bisa dilepaskan dari Sosok Dewa Wisnu, dalam manifestasinya sebagai Waraha (Babi, Red). Pura ini berdekatan dengan Pura Puseh. Pemangku pengemponnya pun jadi satu dengan Pura Puseh. Memang tidak ada bukti atau catatan sejarah terkait Pura Sang Hyang Celeng ini. Tetapi, jika merujuk dari cerita para pendahulunya diyakini memiliki kekuatan gaib, berupa Patung Waraha (Babi) yang bersenjatakan Cakra Sudarsana, salah satu simbul awatara

Pura Sang Hyang Celeng

Wisnu. Patung Waraha atau yang identik dengan Varaha Awatara merupakan Awatara Dewa Wisnu yang ketiga, yang digambarkan dalam wujud seekor babi yang keluar dari hidung Dewa Brahma. Selanjutnya dalam kisahnya Waraha Awatara membawa bumi dengan kedua taringnya bersenjatakan gada mengangkat bumi yang tenggelam di samudra alam semesta bernama Garbhodaka. “Desa kami kan menyungsung Dewa Wisnu. Makanya Pura Sang

Buah Naga Kuning

Belum Penuhi Permintaan Pasar

Harga jual produk pertanian sangat bergantung dari kualitas produk yang dihasilkan. Selain kualitas, kelangkaan jenis produk juga menjadi salah satu penentu harga di pasaran. Petani kreatif tentu akan berupaya menghasilkan produk pertanian yang memiliki keunggulan dari pada yang lain. Ini juga yang dilakukan oleh I Made Arnaja petani asal Desa Tajun. Nama Arnaja beberapa belakangan ini memang cukup dikenal sebagai salah satu pembudidaya buah naga. Uniknya buah naga yang umumnya ditanam berwarna merah dan putih, dirinya berupaya membudidayakan buah naga kuning. Jenis buah naga ini memang sangat langka baik di Bali maupun di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, dirinya membudidayakan dua jenis buah naga kuning yakni jenis Palora Equador dan jenis buah naga kuning biasa. Rupanya upayanya tidak siasia, jerih payahnya membuah hasil. Puluhan buah naga kuning biasa tumbuh dan berbuah subur. Memang panen kali ini bukan yang pertama. Ini adalah panen

Buah naga kuning

yang kedua untuk jenis buah naga kuning, hanya saja panen sebelumnya hanya menghasilkan beberapa kilo saja. “Dari segi kualitas tidak ada perbedaan hanya saja jumlah panennya lebih banyak dari panen sebelumnya,” ungkap pensiunan notaris tersebut. Tergolong buah langka, jenis buah naga kuning biasa dipasarkan dengan harga yang tidak biasa. Untuk satu

kilo buah naga kuning dijual dengan harga Rp. 200.000 per kilogram. Meskipun hasil panen dikatakan mengalami peningkatan akan tetapi pihaknya masih belum bisa memenuhi pasar modern. Pemasaran hanya dilakukan melalui online karena hasilnya masih belum terlalu banyak. “Panennya sekitas 15 kilo, jadi belum bisa dibawa masuk ke pasar modern nanti kalau sudah ada peningkatan baru akan saya tawarkan ke supermarket,” jelasnya. Strategi penjualan juga ia lakukan dengan membuat perbedaan harga pada masing-masing grade. Untuk grade A dijual 250 ribu, grade B 200 ribu dan 150 ribu untuk grade C. “Meskipun telah dibuatkan grade tetap juga belum bisa penuhi permintaan pasar,” ungkapnya. Sebagai petani yang tidak banyak mempunyai pengalaman di bidang pertanian dirinya berharap mendapat dukungan dan bimbingan dari instansti terkait. “Belum ada kerjasama dengan pihak terkait, ke depan tentu sangat berharap mendapat bimbingan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Hyang Celeng berdampingan dengan pura Puseh. Posisi waraha seolah menyeruduk patung Lingga Yoni itu diibaratkan seperti menyelamatkan Bumi dari berbagai kezaliman. Kami berharap Desa Menyali itu selalu diberikan kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan” bebernya. Secara administratif, Pura Sang Hyang Celeng terletak di Banjar Kangin Teben, Desa Jagaraga Kecamatan Sawan. Namun, yang menyungsung Pura Sang Hyang Celeng bukanlah dari masyarakat Jagaraga melainkan masyarakat Desa Menyali yang kini jumlahnya hingga 1600 KK. Menurut Jro Mangku Made Werdi (68) dulu wilayah Desa Menyali sangatlah luas. Bahkan hingga melingkupi Desa Jagaraga dan Giri Emas. Namun luas wilayahnya menyusut, hingga wilayah Desa Jagaraga berdiri sendiri. Meski demikian, Pura Sang Hyang Celeng statusnya masih diempon oleh Desa Menyali. “Pura ini sudah ada sejak zaman Pra Hindu. Angka tahunnya tidak dipastikan, bahkan sudah ada sejak jaman perang melawan penjajah” ujar Mangku Werdi saat ditemui di rumahnya, Dusun Kangingan Desa Menyali. Berbagai cerita unik pun berkaitan dengan keberadaan Pura Sang Hyang Celeng ini. Konon katanya, Anak Agung Jelantik yang merupakan Raja Buleleng, pada jaman Perang Puputan Jagaraga ditahun 1829-an, sering bermeditasi dan memohon kekuatan di tempat ini. sehingga selalu sukses memukul mundur Belanda. Belanda pun dibuat jengkel lantaran sulitnya menangkap Anak Agung Jelantik pada perang itu. Bahkan dari mata-mata yang disebar Belanda,

Raja Anak Agung Patih Jelantik disinyalir mendapatkan kekuatan di pura ini. Tanpa pikir panjang, Belanda langsung memotong Patung Waraha atau Babi ini. Tak hanya memotong kepala Babi. Belanda juga menghancurkan patung Lingga Yoni. Selanjutnya patung tersebut dikubur di areal Pura Sang Hyang Celeng. “Lalu, penggalan patung kepala babi itulah yang konon dibuang di salah satu Masjid di Singaraja. Tujuannya adalah untuk mengadu domba antara umat Islam dengan Umat Hindu di Singaraja agar dukungan terhadap Anak Agung Patih Jelantik bisa terpecah belah dalam melawan Belanda,” tuturnya. Sejak dipotong oleh pasukan Belanda, patung Babi tersebut tidak memiliki kepala. Sekitar tahun 1996 barulah dilakukan pemugaran. Proses pemugaran dilakukan dengan membuat kembali patung Babi atau Waraha. Sedangkan, Lingga Yoni tersebut ditemukan oleh masyarakat saat melakukan pemugaran. “Nah setelah pemugaran selesai dilakukan barulah dilakukan upacara melaspas. Hingga kini pura tersebut masih kokoh berdiri” imbuhnya. Dikatakan Mangku Werdi, pujawali saat upacara dilaksanakan setiap Purnama Sasih Karo antara Bulan Juli-Agustus. Pujawalinya berlangsung selama dua hari, yang harus dipuput oleh Kubayan, bukan dari kalangan Sulinggih. “Saat pujawali juga sering dipentaskan Tari Sanghyang Celeng. Tarian ini ditampilkan oleh anak – anak dibawah belasan tahun” tuturnya. Menariknya, Pura Sang Hyang Celeng ini juga sangat erat kaitannya dengan Tumpek Uye. Krama Menyali melakukan persembahan sesajen saat hari raya Tumpek Kandang (Tumpek Uye, Red). Pura ini ramai dikunjungi masyarakat untuk meminta keselamatan kepada Dewa Wisnu dalam manifestasinya sebagai pemelihara. Tujuannya untuk memohon tirta yang nantinya dipercikkan kepada hewan piaraan, seperti babi, sapi, unggas dan hewan piaraan lainnya. “Saat menghaturkan sesajen itu, krama yang memang memiliki hewan piaraan seperti Babi, Sapi atau Unggas sering memohon tirta di Pura Sang Hyang Celeng. Tujuannya agar hewan piaraannya sehat dan bisa menghasilkan,” terangnya. (Wiwin Meliana)

Zaman ‘now’ semakin banyak anak muda yang tertarik menggeluti wirausaha secara nyata bukan sekadar teori. Ratna adalah salah satunya. Meski bisnis yang digelutinya sekarang adalah ‘bisnis warisan’ orangtua, namun tetap saja keberanian wanita cantik ini untuk masuk ke dunia bisnis yang penuh tantangan dan terkadang ‘kejam’ , patut diacungi jepol.

B

R a t n a

etapa tidak, dia mulai terjun ke bisnis anyaman ketak saat usianya terbilang belia, baru 20 tahun. “Waktu itu aku ditawari orangtua, mau melanjutkan pendidikan atau bisnis. Aku bilang bisnis saja. Aku memilih menekuni bisnis ini karena hobi,” ucap Ratna yang terjun ke bisnis ini tahun 2004. Lagi pula, lanjutnya, untuk menangani bisnis dirinya harus fokus karena pasti banyak hal yang harus dikerjakan bukan hanya produksi. “Aku bukan hanya menangani produksi, tapi juga desain produk hingga pemasaran. Jadi banyak hal yang aku pelajari dan kerjakan. Karena itu aku bilang tidak melanjutkan pendidikan formal. Tapi aku tetap mengambil pendidikan (bukan formal) untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan (bisnis) aku,” lanjut wanita cantik ini. Menurut Ratna, bekerja dengan hati adalah suatu yang paling

mengasyikkan. Karena tidak ada keterpaksaan, yang ada hanya kesenangan dan terus tertantang untuk mengeksplore lebih jauh produk yang ingin dibuat. “Sejak kecil, sampai dewasa, keluargaku bergelut dengan kerajinan, anyaman, ketak, dll. Jadi aku sudah terbiasa. Mungkin karena ‘panggilan darah’, aku pun sejak kecil sudah menyukainya. Tanpa diajari siapapun, aku mampu membuat berbagai anyaman. Dan itu bukan hal yang aneh, karena semua orang di rumah aku, bahkan anak kecil pun pandai membuat anyaman,” lanjut Ratna yang terkadang menetap di Ubud, Bali untuk mengurusi pengembangan bisnis kerajinannya. Daerahnya Lombok Tengah, lanjut Ratna, material rumput ketak begitu melimpah. Itu sebabnya, banyak warga Dusun Sejagat, Desa Beleka, tempatnya berasal, berbisnis kerajinan ketat. “Ayah aku telah 35 tahun berbisnis kera-

11 dinamis. Saat ini, tambahnya, fashion tengah berkembang pesat dan dirinya pun tak mau ketinggalan. “Kerajinan ketak pun bisa bermain ‘di area’ (fashion) ini,” ujarnya. “Kami masuk dengan ebragam produk kerajinan fashion dari ketak, bambu, rotan dan kulit kayu. Sambutannya bagus, khususnya di mancanegara. Itu semakin membuat aku semangat,” katanya. “Tas-tas dari ketak kuat dan awet. Ayamannya juga halus bahkan bisa sangat halus. Produk ini disukai pelanggan dari Eropa juga Jepang. Jepang juga suka produk tas dari kulit bambu. Kami biasanya mengeskpor banyak, satu item bisa sampai 2.000 pieces. Mereka bilang tas kulit bambu bagus untuk tas kimono,” jelasnya. (Diana Runtu)

jinan ini. Seperti aku, ayah aku pun meneruskan ‘warisan bisnis’ dari orangtuanya,” tutur Ratna. Kerajinan ketak asal Lombok, bukan hanya populer di dalam negeri tapi juga mancanegara. “Penggemar kerajinan ketak dari Eropa dan Amerika dan Asia, cukup banyak. Produk kami paling banyak untuk ekspor, itu sudah dari zaman bapak aku,” tambah Ratna yang rutin mengirim kerajinan ketak ke Amerika dan Jepang. Menurut Ratna, salah satu kiat yang membuatnya tetap eksis di bisnis ini adalah kreatif dan selalu berinovasi, disamping tentunya memperhatikan selera pasar yang

Tantangan Kualitas dan Kreativitas Tantangan lain yang dihadapi Ratna adalah mempertahankan kualitas produk. “Kami bisa bertahan karena selain kreasi produk, juga kualitas dan servis,” katanya. Ini memang tidak mudah, khususnya pada kualitas. “Harus teliti. Apalagi untuk ekspor, tidak bisa cacat sedikit pun pasti dikomplain,” katanya. Dirinya pernah mengalami (dikomplain buyer asing) sehingga menyebabkan kerugian cukup banyak. Gara-gara kejadian itu, akhirnya Ratna pun terjun langsung mengontrol kualitas produk, khususnya yang akan diekspor. “Aku terjun langsung mengawasi produksi. Bahkan saat pengasapan, di oven, aku periksa benar. Aku nggak mau kejadian dulu terulang lagi. Alhamdulilah, semua berjalan baik,” katanya. Menyikapi tentang lesunya perekonomian dalam beberapa tahun terakhir, seperti yang lain Ratna pun mengaku mengalami menurunan omzet. “Di bisnis naik-turun adalah hal biasa. Tapi kita sebagai pelaku harus tetap survive. Dalam keterbatasan kita harus tetap menjaga kreativitas dan mutu, itu tidak boleh turun. Produksi tetap jalan, kreativitas harus terus dipacu,” kata Ratna yang merasa beruntung meski ekonomi dalam negeri lesu namun dia memiliki sejumlah pelanggan di mancanegara yang rutin memesan setiap bulan. Aneka produk ketak-nya sejak lama sudah memasuki pasar di kota-kota besar tak terkecuali Jakarta. Namun, katanya, dia memiliki keinginan

untuk memiliki toko sendiri. “Selama ini kan sebatas kerja sama. Sekarang aku sedang mencari tempat untuk buka toko sendiri di Jakarta. Mudahmudahan bisa segera terealisir,” ucapnya. Menyikapi persaingan yang tajam di bisnis kerajinan ketak, Ratna mengaku tak masalah dan selalu ‘siap tempur’. Pelaku di bisnis ini memang banyak, ujar Ratna, namun asalkan kita bisa menyanyikan produk yang baik pasti bisa eksis. Yang terpenting dalam berusaha, ucap Ratna, kuat mental, kualitas produk bagus serta rajin berkreasi dan inovasi. “Itu yang aku pegang, dan alhamdulilah sampai kini kami tetap eksis,” ucapnya. (Diana Runtu)


Dara

10

Musisi dan seniman Buleleng galang dana dengan ngamen bersama

Musisi dan Seniman Buleleng Kompak Gelar Aksi Sosial Kabar sakitnya seniman Susik Bondres menyita perhatian berbagai pihak. Tidak terkecuali para seniman dan musisi Bali. Setelah aksi sosial penggalangan dana di gelar di Denpasar, kini giliran musisi dan seniman Buleleng melakukan aksi yang sama.

S

ebagai bentuk solidaritas para musisi dan seniman Buleleng bergabung dalam Singaraja Musik for Unity (Simfony) menggelar aksi penggalangan dana, Minggu (11/03) lalu. Dengan ngamen bersama di seputaran Ta-

man Kota Singaraja pada acara Car Free Day mereka berkumpul sejak pagi. Tidak hanya berpusat di Taman Kota mereka juga menggelar aksinya dengan berjalan

ke utara hingga di pasar Anyar Buleleng dan perempatan Jalan Diponogoro. Bertemakan Gelis Kenak Susik Bondres, acara yang bertajuk Peduli Lewat Nada ini menampilkan musisi kenamaan Buleleng seperti Jem Tatto, Ake Buleleng, dan musisi-musisi dari berbagai daerah di Buleleng, serta seniman dari berbagai sanggar. Dalam aksi penggalangan dana itu juga menampilkan sekaa drum Buleleng. Masyarakat pun sangat antusias dan mendukung aksi yang digelar tersebut. Mereka senang dapat disambangi dan melihat secara langsung oleh artis idolanya.

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018 Menurut coordinator kegiatan, Putu Dedi Yastika yang lebih akrab disapa Melor mengatakan aksi Peduli Lewat Nada merupakan yang kedua kali digelar. Sebelumnya para musisi dan seniman Buleleng juga sempat menggelar aksi yang sama hanya saja konser amal tersebut digelar untuk para pengungsi erupsi gunung Agung. “Sekarang aksi ini merupakan yang kedua kali untuk penggalangan dana sang maestro, Susik Bondres,” jelasnya. Dedi juga menambahkan, itu merupakan salah satu wujud kepedulian antar seniman dan musisi. Apalagi Susik Bondres merupakan salah satu seniman Buleleng yang berhasil menjadi ikon bondres Buleleng. selain itu, kegiatan itu juga diharapkan menambah kekompakan antar mu-

sisi dan seniman Buleleng dalam melakukan kegiatan sosial. “Kami selaku seniman dan musisi muda Buleleng turut prihatin kepada kondisi senior kami Bapak Sadika yang dikenal dengan Susik Bondres. Mudah-mudahan dengan aksi dan dukungan kami semangat beliau untuk terus berjuang melawan penyakitnya semakin kuat, sehingga gelis kenak untuk kembali menghibur masyarakat,” kata dia. Selepas aksi, seniman dan musisi Buleleng langsung menjenguk Susik Bondres dan menyerahkan hasil penggalangan dana mereka di kediamannya, Jalan Kresna, Kelurahan Kendran, Kecamatan/ Kabupaten Buleleng. “Mudahmudahan ini dapat membantu dan bermanfaat untuk Pak Sadik,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

IKLAN CANTIK

Buleleng

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018 Melalui rekonstruksi, Janger Menyali sempat dibangkitkan kembali setahun lalu melalui event Pesta Kesenian Bali (PKB) Kabupaten Buleleng yang dipentaskan di panggung terbuka eks. Pelabuhan Buleleng. Kesenian unik yang terdapat di desa Menyali ini sempat tersohor dan berkembang pada tahun 1938. Namun kini mulai meredup dan kalah pamor dengan kesenian modern.

M

elalui event tahunan tersebut, Pemerintah Kabupaten Buleleng mencoba membangkitkan kembali kesenian daerah dengan melakukan rekonstruksi pada kesenian Janger Menyali. Bahkan kesenian ini juga turut ditampilkan pada PKB ke 39 di Denpasar tahun lalu. Rekontruksi yang dibawakan oleh sekaa Janger Saraswati binaan pemerintah Desa Menyali ini bertujuan untuk melestarikan dan membangkitkan masa kejayaan Janger Menyali. Tak pelak, pementasannya menyedot perhatian dan sorak sorai penonton. Kekaguman penonton tidak sampai di sana, mereka juga penasaran dengan penampilan sesepuh dalam menarikan janger. Maklum saja, para penari pria alias jipak, tampil dengan pakaian necis. Alih-alih mengenakan pakaian adat Bali, mereka justru menggunakan kostum mirip tentara Belanda dan lengkap dengan baretnya. Sementara para penari wanita alias parik, tampil dengan dandanan para penari yang amat cantik. Konon Janger Menyali memang memiliki perbedaan dari segi pakaian, gending, bahkan lakon yang dibawakan. Kekaguman akan kesenian unik ini juga diungkapkan Ni Luh Murni salah satu anggota sekaa Janger Menyali. Dirinya mengungkapkan Janger Menyali memang memiliki cirri khas berbeda dari janger pada umumnya. Selain berbeda dari segi pakaian dan lakon, penarinya juga dari berbagai kalangan dari usia paling muda hingga paling tua. “Jumlah penarinya ada 24, 12 laki-laki dan 12 perempuan dan usianya campur sari bahkan yang paling tua usianya mencapai 75 tahun,” ungkapnya. Perempuan yang juga sebagai staff di kantor desa ini juga mengaku sangat senang Janger Menyali mendapat perhatian dari pemerintah dengan dilakukan rekonstruksi untuk dilibatkan dalam event besar sekelas PKB.

23

Janger Menyali Bangkit Kembali Tentu kegiatan tersebut merupakan upaya untuk melestarikan dan mengenalkan kesenian daerah Buleleng. Akan tetapi dirinya juga tidak menampik jika saat ini latihan sduah jarang dilakukan. “Dulu ketika mau pentas hampir setiap hari latihan, kalau sekarang sangat jarang hampir tidak pernah latihan,” ungkapnya. Murni menambahkan salah satu faktor penyebab jarangnya latihan adalah faktor perbedaan usia. Para penari Janger yang sudah tua dan sepuh enggan tampil lagi dank arena kesibukan masing-masing. Sementara sekaa yang usianya masih remaja jarang menggelar latihan karena lebih tertarik dengan kesenian modern. “Sekarang sudah banya hiburan, permintaan untuk Janger Menyali pentas juga jarang kecuali ada permintaan untuk mengisi event-event baru kami intensifkan latihan lagi,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Pementasan Janger Menyali hasil Rekonstruksi pada PKB Buleleng ke- 39

STAH Negeri Mpu Kuturan

Bangun Perpustakaan Pusat Kajian Hindu Perguruan tinggi baik swasta maupun negeri Pendidikan Agama Hindu, PGSD, PG Paud, Sastra berkewajiban mencetak sumber daya yang Agama, Pendidikan Bahasa Bali, Filsafat Hindu, Theberkualitas. Untuk dapat mencetak sumber daya ologi Hindu, Manggala Upacara, Penerangan Agama Hindu, Ilmu Komunikasi, Pariwisata Budaya dan manusia yang berkualitas tentu diperlukan seProdi Hukum Hindu yang semuanya telah memiliki orang tenaga pendidik dan pimpinan dalam suatu lembaga pendidikan yang berkualitas pula. Hal ini ijin operasional dari Dirjen Bimas Hindu. disampaikan oleh Prof. Made Suweta, M.Si., Ketua Bahkan dengan bertambahnya animo masyarakat STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja disela-sela untuk melanjutkan pendidikan pada kampus Agama Sidang Senat Terbuka serangkaian Dies Natalis II, Hindu tersebut, STAH telah membangun kampus Jumat (23/03) lalu. baru dengan gedung berlantai 4 sejak tahun 2017. Suweta menambahkan sebagai kampus Agama Pembangunan gedung megah ini merupakan hibah Hindu, STAH diharapkan dapat mencetak lulusan dari Gubernur Bali dengan nilai 6,5 milayar Rupiah. yang berkompeten di bidang keagamaan dan ber“Ini akan memberi semangat baru untuk mahasiswa guna di masyarakat. “Kami dan seluruh pimpinan dan dosen untuk lebih meningkatkan kualitas diri,” di STAH bekerja keras dan bersungguh-sungguh ungkapnya. untuk mencetak lulusan yang berkualitas,” ungDitambahkan Prof. Suweta kampus yang dibankapnya. Suweta tidak menampik jika untuk menggun di atas tanah eks asrama PGAHN ini telah hasilkan produk yang berkualitas juga dibutuhkan dibangun strukturnya dan finishing akan dilakukan dukungan dana dan sarana prasarana. Akan tetapi secara bertahap. Pihaknya berencana akan mewuProf. Made Suweta, M.Si. dengan sarana dan prasarana yang sederhana serta judkan mimpi besar umat Hindu, untuk menjadikan keterbatasan dana pihaknya tetap melakukan kewajiban dengan STAHN Mpu Kuturan ini sebagai Pusat Kajian Hindu (Hindu Center). penuh tanggung jawab. Nantinya, khusus pada lantai 4 yang cukup luas akan dijadikan fasilitas Diusia yang masih sangat belia, STAH saat ini telah memiliki publik dalam bentuk perpustakaan umum dan pusat kajian lontar. mahasiswa sebanyak 563 orang dengan memiliki dua program Fasilitas publik ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas yakni program Sarjana S1 dan program Pasca Sarjana dengan sebagai objek kajian kehinduan yang berkaitan dengan adat, budaya, prodi magister Pendidikan Agama Hindu. Sedangkan program seni, usada, aksara, bahasa, dan sastra. “Perpustakaan ini nantinya sarjana memiliki 4 jurusan yakni Darma Acarya, Brahma Widya, akan digunakan oleh umat Hindu dimana pun berada sebagai temDarma Duta dan Darma Sastra atau Ilmu Hukum. Selanjutnya pat penelitian, tempat konsultasi dan sebagainya berkaitan dengan jurusan tersebut dibagi menajdi 11 prodi meliputi Program Studi kehinduan,” ungkapnya. (Wiwin Meliana)


Bumi Gora

24 Mengusung tema “kerukunan dalam keluarga dan lingkungan untuk mewujudkan Indonesia damai”, peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi NTB Ke-46 yang dirangkai dengan pembukaan Rapat Konsultasi (Rakor) PKK Provinsi NTB tahun 2018, berlangsung di Mataram, Selasa (27/3).

K

egiatan ini meriah karena dihadiri oleh seluruh tim penggerak dan kader PKK se-NTB serta sejumlah pimpinan FKPD NTB yang menggaungkan

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Edukasi

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Gaungkan Semangat Kerukunan dan Suasana Damai semangat kerukunan dan suasana damai. Memilih tema tersebut, tim penggerak dan kader PKK diharapkan secara berjenjang pada semua tingkatan dapat bahumembahu dengan segenap komponen masyarakat, memberikan pemahaman dan kesadaran kepada seluruh keluarga di Indonesia bahwa kondisi aman dan nyaman di negara ini dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Bagimana tidak, keluarga dan lingkungan menjadi benteng

9 Mendongeng Lima Menit

KURSI AJAIB Di lereng bukit tinggal seorang laki-laki tua yang miskin. Ia miskin bukan karena nasibnya yang malang, tetapi karena malas bekerja. Tanah sekitarnya luas dan subur, tetapi ia tidak mau mengolah dan menanaminya. Sepanjang waktu ia hanya menunggu hari baik untuk mengubah nasib. Pada suatu hari terbetiklah berita yang menggembirakan. Orang tua itu mendengar, bahwa di sana, di lereng bukit sebelah, tinggal seorang bijaksana yang sakti. Konon orang bijaksana itu murah hati dan dapat mengubah nasib seseorang. Ia pun segera berangkat ke tempat itu. “Tolonglah hamba, Orang Bijaksana,” katanya hormat di depan orang sakti itu. “Hamba sudah tua, tidak mampu bekerja keras. Hidup hamba sangat tergantung kepada bantuan orang lain”. Orang bijaksana yang sakti itu merasa kasihan, apalagi setelah men­ dengar bahwa orang tua yang lemah itu hidup sendirian. Katanya kepada orang tua itu, “Aku akan menolongmu, tetapi seadanya,” jawab orang bijaksana itu merendahkan diri. “Bawalah kursi sederhana ini pulang,” sambung orang bijaksana itu sambil menyerahkan sebuah kursi kayu. ”Dudukilah kursi itu, ber­ istirahatlah dengan tenang. Mintalah sesuatu yang kau inginkan. Tetapi jangan lupa, sebelum duduk, basuhlah tangan dan kaki, dan cucilah muka bersih-bersih!” Betapa gembiranya orang tua yang bernasib baik itu. Setelah meng­ ucap terimakasih, ia segera pulang. Setiba di pondok, ia membasuh kaki dan tangan seraya mencuci mukanya bersih- bersih. Kemudian ia segera duduk di kursi. Karena perutnya sangat lapar, maka ia minta disediakan makanan. “Wahai, kursi ajaib! Berilah aku makanan! Aku sangat lapar!” Ajaib! Apa yang diinginkannya terkabulkan. “Wahai, kursi ajaib! Gantilah pondokku yang reot itu dengan rumah mewah dan megah!” Ajaib! Apa yang diucapkannya terkabulkan. Ia meloncat-loncat kegirangan. Ia ingin berteriak, menunjukkan kepada orang lain, bahwa nasibnya telah berubah. Sungguh, ia bangga melihat rumahnya yang megah. Setelah memeriksa beberapa ruangan, tiba-tiba ia membayangkan kemungkinan buruk yang sewaktu-waktu terjadi. Kemungkinan itu adalah bencana alam. Ya, bencana alam yang akan mengambrukkan rumahnya yang mewah. “Wahai, kursi ajaib!” teriaknya. “Jangan timbulkan bencana alam! Kasih­ an rumah yang mewah dan ajaib itu!” Apa yang terjadi? Sungguh ajaib! Rumah mewah dan megah itu kembali berubah menjadi pondok reot berdinding gedek. Orang tua itu lupa akan kewajibannya yang sangat mudah dan sederhana, yakni mencuci tangan, mencuci kaki dan membasuh muka sebelum menduduki kursi ajaib itu. (Svami Sivananda) Made Taro

Belajar Kesadaran Diri agar Sehat Emosional utama dan pertama untuk terciptanya kondisi yang baik dalam bermasyarakat. Sebab, jika sudah dapat diperoleh keamanan dan kedamaian dalam lingkungan masyarakat maka secara tidak langsung, kondisi di Indonesia bisa aman dan tenteram. Guna menciptakan hal tersebut dibutuhkan juga fungsi dari tim penggerak PKK dan kader PKK untuk dapat menjembatani peran setiap orangtua dalam membangun ke-

tahanan keluarga. Hal tersebut menjadi penting, karena ketahanan dalam keluarga itu kunci keharmonisan dan kerukunan dalam setiap rumah tangga. “Saya ingin mendorong agar seluruh tim penggerak dan kader PKK senantiasa memberikan contoh nyata dan keteladanan dalam ikut serta menciptakan kerukunan keluarga dan lingkungan sehingga bisa terwujud Indonesia yang aman

Kelas Gizi Sasar Remaja Pendewasaan usia perkawinan khususnya di NTB merunya agak terlambat bila kita menyasar para ibu rumah tangga. pakan salah satu agenda utama dari program PKK NTB. Maka dari itu kami mengubah sasaran pembinaan yaitu para Salah satu yang menguatkan komitmen PKK terhadap PUP remaja baik remaja perempuan dan laki-laki yang nantinya tercermin dari dibukanya sosialisasi kelas gizi remaja di akan menjadi calon orangtua. Jadi kita sehatkan dulu para Pendopo Gubernur NTB yang telah dimulai pada awal remaja kita dan perbaiki pola pikir mereka sebelum masuk Maret dan akan berakhir pada Mei mendatang. “Alhamke jenjang pernikahan,” paparnya. dulillah setiap hari dari Senin sampai kamis, mulai awal Dalam Rakorda yang bertema peran TP PKK dalam Maret kemarin sampai Mei mendatang, di Pendopo menurunkan perkawinan dini/anak di provinsi NTB yang Gubernur NTB TP PKK berkerjasama dengan diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi NTB, Erica BKKBN Provinsi NTB, Dinas Dikpora, Dinas mengungkap bahwa ada ketidaksinkronan antara Kesehatan dan dinas terkait lainnya melakUU pernikahan dan UU perlindungan anak. sanakan kelas gizi remaja. Materi yang kami Disebutkan UU pernikahan mengijinkan atau berikan yaitu tentang gizi remaja dan masa membolehkan perempuan berusia 16 tahun dan depan bangsa, kesehatan reproduksi pada laki-laki berusia 19 tahun untuk menikah. Seremaja dan pendewasaan usia pernikahan. dangkan dalam UU perlindungan anak, seorang Peserta yang dilibatkan dari siswa siswi yang berusia 18 tahun itu masih harus dilindungi SMA se-Kota Mataram. InsyaAllah diharaphak-haknya sebagai seorang anak. “Melihat kan kegiatan ini untuk bisa ditingkatkan ketidaksinkronan ini, kami dari TP PKK Provinsi dan melibatkan seluruh pelajar SMA se-NTB,” kata NTB menjadi tim penggerak pertama di IndoKetua Tim Penggerak PKK NTB Hj. Erica Zainul nesia yang mengajukan direvisinya undang-undang Majdi yang menjadi narasumber pada Rapat Koortentang usia pernikahan ke mahkamah konstitusi,” dinasi Daerah (Rakorda) program kependudukan katanya. keluarga berencana dan pembangunan keluarga Lebih lanjut Erica mengatakan bahwa Gubernur tingkat provinsi NTB tahun 2018, Mataram beNTB menjadi Gubernur pertama yang mengeluarkan berapa waktu lalu. peraturan gubernur tentang usia pernikahan yang Menurut Erica, tadinya sasaran pembinaan PKK membolehkan perempuan yang minimal berusia 21 adalah para ibu rumah tangga namun dianggap tahun dan laki-laki minimal berusia 25 tahun untuk terlambat untuk memulai. “Kami berpikir sepertimenikah. (Naniek I. Taufan) TGKH. M. Zainul Majdi

nyaman tenteram dan damai,” ungkap Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat, Erni Guntarti Tjahyo Kumolo, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Ketua Tim Penggerak PKK NTB Hj. Erica Zainul Majdi. Apresiasi diberikan oleh Gubernur NTB TGKH. M. Zainul Majdi, M.A. yang turut hadir dalam peringatan HKG PKK 2018 terhadap kinerja tim penggerak dan seluruh kader PKK di NTB, yang dengan secara sukarela ikut berpartisipasi memajukan pembangunan dalam segala aspek kegiatan. Salah satunya aspek yang langsung menyentuh sisi yang sangat penting dalam pembangunan yakni aspek kesejahteraan. “Selama 10 tahun kiprah dari PKK, dari tahun ke tahun terus meningkat. Kalau data statistik ada yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan masyarakat yang dinamis dan dapat dirasakan manfaatnya, maka hal baik itu di dalamnya ada kontribusi dari PKK NTB,” ujar Gubernur NTB dua periode ini. Sebelum berlangsungnya Puncak Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK NTB tahun 2018 ini, TP PKK NTB telah melakukan roadshow di 10 kabupaten kota, mulai dari pelayanan kesehatan, sosialisasi upaya pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan sosialisasi Peraturan Presiden (perpres) nomor 99 tahun 2017 serta pembentukan kelas khusus remaja yang telah berlangsung pada 5 Maret lalu. (Naniek I. Taufan)

Apakah yang lebih diinginkan orangtua untuk anak-anak mereka daripada hal lain? “Kami percaya jawaban atas pertanyaan ini adalah kebahagiaan. Hampir semua orangtua, kakek-nenek dan para guru melakukannya dengan memberikan suatu fondasi untuk kebahagiaan mereka yang lebih besar atau memberikan kebahagiaan kepada anakanak mereka secara langsung,” ungkap Randolph Oudemans, pendiri Yayasan Asah Asih Asuh.

I

a dan timnya pun membuat kebahagiaan menjadi sebuah prioritas. Pada akhir Februari 2018, yayasan ini mengadakan workshop untuk orangtua, pengasuh dan guru. Workshop dihadiri para guru, para pengasuh yang juga beberapa orangtua dan anak-anak mereka. Latar belakang peserta yang hadir adalah dari berbagai institusi lintas agama dari Denpasar, Gianyar, Tabanan, Singaraja, Amlapura, Klungkung. Workshop ini sangat bermakna dengan kehadiran para narasumber yang sangat berpengalaman dari dua sekolah internasional - United World Collage South East Asia (Singapura) dan Green School (Bali). “Kami menghabiskan hari belajar mindfulness (kesadaran diri) dan kecerdasan emosional. Mengapa kedua topik ini? Karena topik tersebut membantu orang menjadi lebih memiliki dasar dan membangun diri mereka dalam kepuasan. Begitu orang tua dan pengasuh memiliki dasar dan mapan, baru kemudian mereka memiliki sumber daya internal untuk merawat dan berbagi dengan anak-anak dengan cara yang sehat secara emosional,” jelas pria asal Amerika Serikat yang orangtuanya lahir di Pulau Sumatera ini. Asah Asih Asuh didedikasikan untuk memberdayakan orangtua dan pengasuh sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas pengasuhan yang mereka berikan kepada anakanak mereka. “Kami telah melakukan pekerjaan ini di panti asuhan, sekolah dan pusat perawatan anak

di Indonesia selama 15 tahun. Kami tidak mendukung panti asuhan, tapi kami merawat anak-anak yang tinggal di dalamnya dengan melatih dan memberdayakan para pengasuh mere­ ka,” imbuh Randolph. Ayah dari tiga anak ini, seorang pengusaha internasional yang sangat berpengalaman. Ia telah mengabdikan hidupnya untuk berbagi keterampilan hidup penting yang mengarah pada

kebahagiaan. Baru-baru ini dia telah mendirikan sebuah perusaha­an baru bernama Now.Here yang berfokus pada kesadaran penuh, kecerdasan emosional dan proyek dengan dampak sosial yang positif. (Ngurah Budi)

Randolph Oudemans

HUT PPNI Kabupaten Buleleng Gandeng Stikes Buleleng Gelar Seminar Internasional

Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Humanis Stikes Buleleng sukses menggelar seminar berskala bersikap adil terhadap pasiennya,” jelas Prof Nursalam. internasional dengan tema “Nursing Management with Ia menambahkan perawat juga harus menghargai Humanistic Approach Based on Caring Innovation” di pasien, sehingga menciptakan kenyamanan bagi pasien. Aula Stikes, Rabu (14/3). Seminar yang digelar meruPrinsip otonomi ini didasarkan pada keyakinan bahwa pakan kerjasama antara Stikes Buleleng dan Persatuan individu mampu berpikir logis dan mampu membuat Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Buleleng keputusan sendiri sehingga perawat juga harus menghargai dalam rangkaian hari jadi PPNI ke-44. Seminar mengsetiap keputusan pasien. “Jangan sampai tindakan perawat hadirkan narasumber guru besar di bidang keperawatan merugikan pasien,” ungkapnya. Selain itu, Nursalam juga Indonesia, Prof. Dr. Nursalama, M. Nurs (Hons), Dr. menambahkan kejujuran dan kerahasian juga nilai yang Pisit Poltana, Dr Suprance, P dari Thailand, dan Janne sangat penting dimiliki oleh seorang pelayan kesehatan. Lensen Botter, MA. “Jika nilai-nilai ini dapat dilakukan oleh tenaga medis maka Dr. Ns. Made Sundayana bersama narasumber Seminar bertujuan untuk meningkatkan kualitas managemen holistik akan baik sehingga berdampak pada dalam seminar internasional. pendidikan yang diaplikasikan tak hanya terbatas pada peningkatan kualitas pelayanan,” ungkapnya. teori maupun praktik, namun lebih mendasar kepada attitude (sikap) saat mengemSebagai seorang guru besar di bidang profesi keperawatan, Nursalam ingin ban tanggung jawab. di era MEA. Seorang perawat dituntut professional dengan memotivasi setiap orang bahwa memiliki kesempatan besar dalam menggapai menerapkan etik dan legal aspek, disamping penerapan professional nursing. impiannya, tak terkecuali menjadi seorang profesor. Dirinya sebagai bukti bahwa Menurut Prof. Nursalam, seorang perawat harus memiliki kompetensi tidak ada perbedaan gender dalam sebuah profesi. pengelolaan tanggung jawab secara manusiawi. Seorang perawat harus mampu Sementara itu, Dr.Ns. Made Sundayana selaku Ketua PPNI Buleleng dan Ketua memperlakukan pasien sebagai dirinya sendiri karena sikap seorang perawat STIKes Buleleng mengatakan seminar keperawatan semacam itu sangat bermanfaat sangat berpengaruh terhadap peluang kesembuhan pasien. Sikap adil juga harus terhadap anggota PPNI dan mahasiswa Stikes. Dengan hadirnya Prof Nursalam dan dimiliki, nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja beberapa narasumber dari Belanda dan Thailand maka akan menambah wawasan untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar keilmuan bagi perawat secara pribadi sebagai profesi yang harus selalu meng-update untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. “Seorang perawat harus mampu ilmu seiring perkembangan zaman. -win


8

Bunda Ananda

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Orang yang Berbohong Itu Cerdas Adakah seseorang yang tidak pernah berbohong? Sepertinya jawabannya adalah semua orang pasti pernah berbohong. “Dari teori psikologi, berbohong itu adalah suatu aktivitas manipulatif yang menguntungkan si pelaku. Konotasinya negatif,” ujar Wangsa Ayu Vidya Loka, M.Psi., Psikolog.

V

idya -demikian sapa­ an akrab Psikolog Klinis di Pradnyagama ini mengatakan, ketika seseorang berbohong sebenarnya ia memiliki potensi kecerdasan dan perencanaan yang bagus, yang memang ia butuhkan. Karena, ketika motivasinya sudah untuk menguntungkan dirinya sendiri, maka ia akan menutupi kejadian-kejadian yang akan berpotensi membongkar kebohongannya. “Makanya saya katakan ketika seseorang berhasil berbohong, sebenarnya orang itu cerdas,” ucapnya. Terkadang, berbohong itu tidak terencana. Dalam artian, berbohong itu muncul secara tiba-tiba karena kondisi. Namun, ditegaskannya kembali, secara garis besar berbohong itu sifatnya sudah direncanakan. Maka prosesnya, orang ini akan melihat dulu dimana posisinya dan memprediksi apa risiko yang akan terjadi pada dirinya ketika dia mengatakan A atau mengatakan B. Vidya mengatakan, untuk ilmu tertentu bisa menjelaskan jika arah bola mata ke kanan artinya apa, dsb., tetapi ia menegaskan orang yang terlatih berbohong, dia akan bisa mengontrol diri. “Makanya saya bilang orang yang bisa berbohong, apalagi menyimpannya dengan rapi dalam waktu yang cukup lama, sebenarnya dia cerdas. Karena, selain mengontrol situasi fakta yang terjadi di lingkungan, ia juga mengontrol dirinya sendiri,” ujar dara cantik kelahiran Denpasar 22 Desember 1992 ini tersenyum. Lalu, bagaimana dengan artis? Artis dalam bermain peran, dia tidak perlu mengucapkan dia berbohong karena penonton tahu bahwa ini cuma pura-pura. Jika berbohong tanpa embel-embel kita adalah seorang pemain peran, si korban tidak tahu kalau kita berbohong. Makanya, ada keluwesan dalam bermain peran, karena artis tidak perlu memikirkan bahwa dirinya sedang berbohong pada orang lain. Dalam berbohong sebenarnya ada dua rasa yang muncul, yakni rasa takut (fear, afraid) ketika

kebohongan ini akan terungkap, mungkin pada situai-situasi yang menjanggal. Atau malah rasa excited (senang), puas, ketika kebohongan itu berhasil. Jika berbicara tentang berbohong yang positif, sebenarnya dampak positif ini dirasakan oleh siapa? Jika dampak positif dari berbohong ini dirasakan oleh si korban, itu baru bisa dikatakan bohong positif. “Tapi jika dampak positif dirasakan oleh si pelaku, itu namanya berbohong karena memang tujuannya untuk menguntungkan si pelaku,” tegasnya lagi. BOHONG PUTIH Bohong yang positif ini biasa disebut “bohong putih”, seperti yang dilakukan orangtua membohongi anaknya. Ia menyontohkan kalimat..“Jika tidak makan, nanti nasinya nangis lo..”. Padahal, tidak mungkin nasi bisa menangis, tetapi si anak akhirnya mau makan. Dalam hal ini, keuntungan orangtua tidak sebanyak keuntungan yang didapatkan anak. Dengan berbohong itu, gizi anak jadi terpenuhi. Selanjutnya, Vidya menyampaikan ada tiga jenis kebohongan. Pertama, outright lies, yaitu kebohongan yang benar-benar jauh dari kebenaran, memutarbaikkan fakta. Ini biasa terjadi pada para kriminal. Ia tak mengakui perbuatannya ddengan mengatakan hal-hal yang tidak nyata. Kedua, exaggeration lies, yaitu melebih-lebihkan. Seperti seorang kandidat yang ingin melamar pekerjaan pada perusahaan tertentu, dalam kompetensi tertentu ia melebihlebihkan apa yang sebenarnya ia tidak bisa dikatakan bisa. Ketiga, subtle lying, yaitu menyembunyikan atau menghilangkan informasi yang relevan. “Jadi, sebenarnya dia tidak sedang mengucapkan sesuatu yang tidak benar. Hanya saja dia tidak mengucapkan sesuatu yang benar. Sesuatu yang merupakan kebenaran itu dihilangkan sehingga informasi yang sebenarnya utuh menjadi berkurang. Contohnya pada kasus Ahok, ada satu kata yang dihilangkan, jadi dia

baik menanyakan kabar. Menurut teori, ada perbedaan perempuan dan lakilaki dalam berbohong. Jika laki-laki, cenderung berbohongnya self oriented (orientasinya pada diri sendiri). Contohnya, menyombongkan diri, menguntungkan dirinya agar terlihat lebih baik, lebih positif. Misalkan, “aku sudah bekerja di sini loh..”. Sementara, perempuan cenderung other oriented, yakni membaik-baikkan orang lain. “Ketika Wangsa Ayu Vidya Loka, M.Psi., Psikolog dia berbohong, dia sudah menipu publik, sehingga akan membaik-baikkan orang tanggapan orang jadi berbeda. lain untuk menjaga sosialisasi. Mengucapkan kebenaran yang Misalnya, hei..hari ini kami cantujuannya menyesatkan orang tik sekali,” contohnya. lain,” jelasnya. Ketiganya ini Ada juga bohong untuk leluadalah kebohongan yang negatif con. Dalam hal ini, Vidya melihat atau bohong hitam. seberapa parah dampak berAda lagi satu kacamata baru, bohong itu. Pertama, seberapa yakni berbohong dalam budaya. merugikan berbohong itu untuk Dalam budaya timur, salah sa- si korban. Kedua, seberapa lama tunya budaya Indonesia, kita kebohongan itu bertahan. Pada sangat kental di sosialisasi. Dan umumnya, berbohong untuk untuk menjaga sosialisasi itu lelucon itu hanya untuk sekian memang sesekali kita perlu ber- menit, sudah ketahuan jika itu bohong. Berbohong dalam ar- bohong. Namun yang paling tian menjaga eksistensi. Karena berbahaya adalah berbohong ketika kita bersosialisasi dengan dalam waktu yang panjang samorang lain, tidak mungkin kita pai menyesatkan orang. Berbeda langsung menceritakan bahwa halnya dengan berbohong pada hari ini suasana hati kita sedang anak kecil. Ketika si korban bersedih karena ada masalah di (yang dibohongi) sudah besar keluarga. Ini salah satu bentuk dan baru tahu bahwa sudah diberbohong, dimana kita beru- bohongi, ia tidak apa-apa. saha untuk tetap tenang dan Vidya menegaskan, sebe-

narnya “berbohong” tidak disarankan, tetapi terkadang situasi yang mendesak. Anak-anak umumnya susah diberikan pemahaman ketika sedang emosi dan menangis. Jadi harus diberitahu langsung dampaknya sehingga anak bisa membayangkan jika nasinya nangis, dia sedih. Daripada orangtua menjelaskan, “.. nanti kamu kelaparan, asupan nutrisinya kurang..”, anak pasti tidak mengerti. Kondisilah yang mendesak orangtua untuk berbohong. Tetapi tetap “berbohong” ini dihindari. Jika anak sudah bisa diajak berkomunikasi dengan baik, lebih baik diberitahu sejak awal, apa tujuan orangtua melakukan sesuatu. Cara-cara bohong seperti itu kerap dilakukan orangtua agar anak mau makan. Ini salah satu bentuk “bohong putih”. Dan, orangtua tak sepenuhnya bohong. Misalkan ketika orangtua mengatakan..”ayo makan, ada telur gajah datang”. Si anak pasti tahu kok bahwa itu nasi bukan telur gajah. Hanya saja si anak membayangkan (berimajinasi) dan membuat aktivitas ini menarik. Anak-anak lebih mudah dibohongi dengan cara-cara seperti itu. Karena, anak-anak imajinatif, dia akan lebih tertarik dengan apa yang dibayangkannya,” tandasnya. Terkecuali untuk anak berkebutuhan khusus, berbohong sama sekali tidak diperbolehkan. Karena, mereka sangat merekam kata-kata. Jika kita mengatakan kebohongan, itulah yang akan diingat anak sepanjang masa. Berbeda dengan anak normal, dia memiliki analisa berpikir. (Inten Indrawati)

Bumi Gora

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Tahun 2018 ini Provinsi Nusa Tenggara Barat menargetkan akan melakukan ekspor 30.000 ton jagung ke Filipina. Minggu lalu Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi sudah melepas setidaknya 11.500 ton jagung untuk ­ekspor tahap pertama. ­Ekspor jagung ini merupakan salah satu ikhtiar Provinsi NTB dalam menyukseskan swasembada pangan karena daerah ini telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai daerah lumbung pangan nasional.

E

kspor jagung gelombang pertama ini merupakan wujud k o n s i s t e n s i Pe merintah Provinsi NTB untuk mendukung ketahanan pangan nasional. “Kegiatan ini dapat membesarkan hati kita dengan menunjukkan bahwa NTB akan selalu berkontribusi positif untuk pembangunan nasional,” ungkap Majdi. Pelepasan ekspor jagung melalui Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa tersebut dilakukan Gubernur NTB didampingi Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian RI, Dr. Agung Hendriadi, Pangdam IX Udayana, Beny Susianto, Wakapolda NTB dan Bupati Sumbawa, Husni Djibril. Pada kesempatan itu, Majdi menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholders yang telah bekerja sama menyukseskan ikhtiar swasembada pangan di NTB. Khusus kepada petani jagung NTB, Majdi menyampaikan salam hormat dan apresiasi pemerintah atas ikhtiar dan kesungguhan para petani meningkatkan produksi jagung secara terus-menerus. “Berkat

25

NTB Targetkan Ekspor 30 Ribu Ton Jagung

kerja keras petani kita, produksi tahun 2017 meningkat 1 juta ton lebih dari tahun sebelumnya, sebanyak 1,1 juta ton pada tahun 2016 sehingga menjadi 2,127 juta ton di tahun 2017,” katanya. Ia menegaskan, setelah menugaskan petani menanam, tugas pemerintah adalah memastikan kemanfaatan ekonomi semakin besar untuk petani. “Caranya dengan memangkas biaya produksi. Saya berharap agar distribusi pupuk harus benar-benar lancar pada waktunya. Pembelian hasil petani harus di atas Harga Pokok Penjualan (HPP) karena HPP itu harga darurat, Insya Allah pembeli mendapatkan berkah dengan kompensasi doa dari jutaan petani kita,” ujarnya. Karena itu, ia berharap keuntungan dari budidaya jagung ini dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk kegiatan konsumtif saja. Namun juga dimanfaatkan untuk menabung, investasi dan produksi. Sebab menurutnya ketiga hal tersebut masih kurang dimiliki oleh masyarakat NTB. Terkait itu, Gubernur NTB menginstruksikan agar dana dari hasil jagung ini dijadikan modal untuk desa membuat BUMDES. “Kalau diuangkan, dalam setahun ada sejumlah Rp 6,5 triliun dari jagung di NTB. Saya minta dijadikan modal untuk usaha desa karena dengan memperkuat BUMDES akan menguatkan struktur berekonomi baik jangka pendek maupun panjang” katanya. Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasioanal Kementerian Pertanian RI, Dr. Agung Hendriadi, menyampaikan bahwa Provinsi NTB sejauh ini telah berkontri-

Gubernur NTB pada kegiatan ekspor jagung NTB

Gubernur NTB saat melepas ekspor jagung tahap pertama tahun 2018

busi besar dalam membebaskan Indonesia dari impor jagung. Pada tahun 2015 Indonesia masih melakukan impor 3,2 juta ton namun angka ini terus turun

hingga menjadi nol pada tahun 2017 lalu. “Saat ini NTB menempati urutan ke-5 provinsi dengan produksi jagung terbesar. Capain ini sudah luar biasa megingat lua-

san lahannya jauh dibandingkan provinsi besar lainnya dengan peningkatan 18,5 % pertahun,” kata Agung. Pada kegiatan pelepasan ekspor jagung tersebut juga Pemerintah Kabupaten Sumbawa mencanangkan Gerakan Masyarakat Jagung Integrasi Sapi (GAMAJIPI). Gerakan ini diinisiasi Pemda Sumbawa mengingat terus meningkatnya jumlah limbah jagung siring dengan meningkatnya jumlah produksi. “Limbah jagung akan kita olah menjadi bahan pakan ternak dan biomasa. Maka 1 juta ton jagung yang ditargetkan Kabupten Sumbawa tahun ini akan menghasilkan pangan olahan yang mampu menghidupi 133.333 ekor sapi selama 75 hari,” ujar Bupati Sumbawa, Husni Djibril. (Naniek I. Taufan)

Tenaga Konstruksi Harus Bersertifikasi Era sertifikasi menuntut seluruh tenaga profesional termasuk tenaga konstruksi untuk memiliki sertifikasi. Karena dengan adanya sertifikasi, tenaga konstruksi yang ada di Indonesia, termasuk NTB mampu bersaing di kancah nasional dan internasional. Sertifikasi terhadap tenaga konstruksi mutlak harus dilakukan, karena dengan hal itu akan menjadi salah satu acuan untuk bisa mendapatkan pekerjaan, baik di tingkat lokal, nasional bahkan di luar negeri. “Saat ini tenaga konstruksi kita belum bisa mendapatkan pekerjaan tanpa sertifikasi, baik di dalam negeri maupun sebagai TKI di luar negeri,” ujar Ir. H. Rosyadi Sayuti, M.Sc., Ph.D., Sekretaris Daerah Provinsi NTB saat membuka Seminar Penerapan Teknologi Konstruksi “Penyiapan Air Baku untuk Mendukung Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika”, minggu lalu di Kampus Universitas Islam Al-Azhar Mataram. Rosiyadi mengungkapkan bahwa Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), baik pusat dan daerah harus mengambil peran dalam melahirkan tenaga konstruksi yang handal dan bersertifikasi karena tenaga konstruksi yang ada di NTB harus menjadi bagian

Rosiyadi Sayuti (tengah baju putih) saat menghadiri seminar di Unizar Mataram

penting dalam proses pembangunan yang ada, salah satunya di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika (KEK), sebagai salah satu mega proyek yang dikerjakan di NTB saat ini. “Tenaga kerja NTB harus menjadi bagian dari proyek yang ada, termasuk di KEK Mandalika saat ini dengan memberikan pelatihan agar mampu bersaing dengan orang luar bahkan dengan tenaga kerja asing. Jangan sampai orang lokal jadi penonton saja,” kata Rosiyadi. Pada seminar ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara LPJK NTB dengan Fakultas Teknik dari 8 Universitas di NTB, antara lain Universitas Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram, Unizar Mataram, Universitas NTB, Universitas Maha Saraswati Mataram, Universitas Kordofa Sumbawa, Uni-

versitas Samawa dan Universitas Teknik Samawa (UTS). Dalam kesempatan yang dihadiri juga oleh Rektor Unizar Mataram Ahmad Firdaus Sukmono, Ketua Balai Penerapan Teknologi Konstruksi Direktorat Jendral Bina Konstruksi Kementrian PUPR RI ini Ketua LPJK Nasional Ruslan Rivai mengatakan penandatanganan MoU Fakultas Teknik dari 8 Universitas di NTB ini, akan mendorong kemajuan jasa kontruksi di NTB khususnya segi penelitian konstruksi. “MoU ini diharapkan akan melahirkan teknologi penyediaan air baku di KEK Mandalika. Teknologi ini dibutuhkan karena kedepan kebutuhan akan air bersih di kawasan mega proyek tersebut akan semakin tinggi,” ujar Ruslan. (Naniek I. Taufan)


Surabaya

26

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Lezatnya Sate Klathak Pak Bari

Kuliner Legendaris Imogiri dilumuri dengan garam kemudian disajikan dengan kuah gulai, bukan bumbu kacang seperti pada umumnya. Sate Klathak Pak Bari sen­

Sejauh ini Yog­ yakarta memang dikenal sebagai kota yang istimewa, bagaimana tidak saat berkunjung di kota ini selalu meng­ hadirkan kenan­ gan tersendiri. Tak heran jika banyak wisatawan kemudian ingin kembali lagi ke kota yang terkenal akan kuliner gu­ degnya ini.

B

ertandang ke suatu daerah tanpa mencicipi kulinernya rasanya kurang lengkap. Tapi apakah Anda tahu bahwa selain terkenal gudeg dan angkringannya, Yogyakarta juga memiliki kuliner lain yang wajib dicicipi saat berada disini. Ya, sate Klathak Pak Bari. Apa itu sate klathak? Sate klathak merupakan sate kambing seperti pada umumnya yang dibakar diatas bara. Namun yang membedakan adalah tusuk satenya. Alih-alih menggunakan bambu sebagai tusuknya, potongan daging ditusuk-tusuk dengan jeruji besi. Penggunaan tusuk besi ini dipercaya dapat membuat daging kambing dapat matang merata,

karena sifat besi yang menghantarkan panas dengan baik. Ciri khas lain dari sate klathak ini terdapat pada bumbunya yang hanya menggunakan garam saja. Sebelum dibakar, sate terlebih dahulu

diri dibanderol dengan harga Rp 20.000 per porsi, dimana satu porsi ini berisi dua tusuk sate dan sudah termasuk kuah gulainya. Selain sate klathak di warung Pak Bari ini, juga menawarkan menu olahan kambing lainnya seperti tongseng, tengkleng dan gulai. Sate Klathak pak Bari yang berada di Pasar Jejeran Wonokromo, Pleret, Bantul Yogyakarta ini buka setiap hari mulai pukul 18.30 malam. Usaha kuliner sate Klathak pak Bari ini ternyata merupakan usaha turun-temurun dari keluarganya. Pak Bari sendiri merupakan generasi ketiga setelah bapaknya. “Yang pertama jualan itu simbah saya, namanya mbah Ambyah. Setelah itu diteruskan bapak saya, pak Wakidi. Nah, baru sekitar tahun 1992 saya melanjutkan,” ujar Sabari.

BERKAT AADC 2 Ditanya soal pemilihan lokasi jualan, pihaknya menuturkan bahwa pasar Jejeran dahulunya memang sudah menjadi tempat berjualan simbah Ambyah.

Sepening­gal Mbah Ambyah, Pak Wakidi meneruskan usahanya dengan menyewa ruko sebagai tempat untuk jualan. Setelah berkali-kali pindah, akhirnya kembali ke lokasi yang kini telah dibangun pasar itu. “Dulu awalnya simbah saya jualan disini, terus sempat pindahpindah. Dan balik lagi kesini,’’ ujar pak Bari disela-sela membakar sate. Masih ingat disalah satu adegan film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC), dimana Rangga mengajak Cinta untuk makan bersama di sebuah warung sate? Nah, warung tersebut merupakan warung sate Pak Bari. Hal ini dibenarkan sendiri oleh Pak Bari, warung satenya makin laris manis diburu wisatawan gara-gara muncul di film garapan sutradara Riri Reza itu. “Biasanya 50 kilogram sate baru habis dini hari. Sejak muncul di film itu kini bisa menghabiskan daging 100 kilogram, Itupun jam sembilan malam kadang sudah habis,” tandasnya sumringah. (Hany/Bisnis Surabaya)

Susu Jagung Sang Pendekar Koes Plus dalam lagunya menyebut Indonesia adalah negeri kolam susu, jangankah benih tanaman, tongkat dan batu pun jadi tanaman. Alam nusantara bukan hanya menghasilkan tanaman padi semata,

tetapi ada palawija yang lain seperti kedelai dan jagung. Hasil panen jagung tidak hanya direbus atau dibakar, tetapi juga dijadikan olahan nasi jagung, bakwan jagung, marning jagung, jagung susu keju (Jasuke) dan lain lain. Atin Sugiarti adalah satu dari sekian banyak pelaku UKM yang mengembangkan inovasi dengan membuat produk dari olahan jagung. Di tangan perempuan kelahiran Kediri 1981 ini, tercipta suatu produk minuman susu jagung kemasan botol. “Selama ini orang hanya mengenal susu kedelai saja, padahal susu jagung juga enak,” kata Atin. Awalnya wanita alumni Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma ini bekerja sebagai tenaga produksi di suatu pabrik rokok, kemudian berhenti bekerja dan mencoba berwirausaha buka warung nasi, berdagang pentol, nutrijel, kerak telor, sampai jasuke. “Saya ingin membantu suami mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar istri dari M Kholik ini. Tahun 2106, atas saran dari Sigit, pelaku UKM Bakso Hi-

tam, Atin disarankan ikut Pahlawan Ekonomi (PE) program yang dise­ lenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya setiap hari Minggu di Kapas Krampung Plaza Surabaya. “Produk pertama saya setelah ikut PE adalah kue waffle kering, kemudian baru susu jagung, “ ujar ibu dua anak ini. Untuk menciptakan produk susu jagung yang rasanya pas, perempuan berhijab ini melakukan percobaan kurang lebih selama 3 bulan. Setelah beberapa kali gagal akhirnya dia berhasil menemukan komposisi rasa yang pas. Produk susu jagung dipasarkan dengan harga Rp 8.000 per botol dengan cara dititipkan di beberapa warung yang memiliki kulkas. Di dalam kulkas minuman tersebut mampu bertahan selama seminggu. Selain dititipkan di warung, susu jagung dipasarkan melalui jejaring sosial. “Alhamdulilah omzet penjualan susu jagung sudah mencapai Rp 3 juta per bulan,” tutur Atin yang juga hobi berdagang sejak kecil. Berkat kerja keras dan konsisten dalam menjaga kualitas rasa, maka produk jasuke dan susu keju buatan mempunyai pelanggan tetap yang fanatik. Mereka rela menempuh perjalanan jauh dari

Gresik dan Kenjeran ke Benowo hanya untuk menikmati makanan dan minuman buatan Atin. “Cerita sedihnya kalau produk tidak laku dan kejadian pernah diusir petugas Satpol PP seakan terbayar lunas saat melihat pelanggan yang datang dari jauh,” ungkapnya. Kondisi kehidupan perekonomian kurang menguntungkan yang dialami oleh Atin pada saat anak-anak membuat ibu paruh baya ini menjadi sosok yang kuat jasmani dan rohani, dia menekuni olah raga pencak silat Setia Hati Terate sejak SD, dan telah menjadi pelatih saat duduk di bangku SMA. Rupanya kegiatan berlatih pencak silat ini membawa keberuntungan tersendiri, suatu ketika saat berbelanja jagung di Pasar Benowo pukul 01.30 Atin menjadi korban penodongan. Dia diancam pisau , dan diminta menyerahkan sepeda motor, tas, dan uangnya. “Karena sering berlatih maka insting saya untuk menghindar dari ancaman pisau yang sudah sampai leher ini mampu berjalan dengan baik, dan saya pun berhasil lolos,” ungkapnya. (Nanang Sutrisno/Bisnis Surabaya)

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Woman on Top

7

Luh Kerthianing Gandeng Pengusaha SR Group

Kemampuan Luh Kerthian­ ing di bidang bisnis me­ mang tidak usah diragukan lagi. Bergerak di bidang properti, perempuan Buleleng ini telah mem­ buka berbagai usaha baik di Buleleng maupun secara nasional. Berbagai usah­ anya mampu menyerap tenaga kerja lokal seh­ ingga membantu program pemerintah dalam mengu­ rangi pengangguran.

Luh Kerthianing bersama pengusaha dari SR Group

P

erempuan yang baru saja merayakan ulang tahunnya ini memang memiliki komitmen yang sangat kuat untuk memajukan daerah kelahirannya. Berkat kepiawaiannya di dunia bisnis, Luh Kerthianing berhasil menggaet pengusaha dari Amerika Serikat. Perusahaan yang bergerak di bidang properti dan investasi kesehatan, Stern Resource (SR) Group berniat mengembangkan

sayap bisinisnya di Kabupaten Buleleng. Pengusaha itu adalah Carl E. Bolch III. Ia berada di peringkat ke-46 dari total 156 orang kaya dunia versi Forbes. Carl memboyong para eksekutif perusahaan di bawah bendera Stern Resources Group. Ia juga didampingi Hartadinata Harianto, pengusaha muda Indonesia yang kini menduduki posisi Co-Chief Executive Officer di Stern Resources. Pihak manajemen masing-mas-

ing Carl E. Bolch III dan Hartadinata Harianto serta Dinnah Tanuhardja selaku Bussiness Development Director SR Group, telah berada di Bali Utara sejak, Jumat (23/3) malam. Agenda penting yang akan dilakukan adalah bertemu dengan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. “Kami bersama-sama sudah melakukan audiensi dengan Bupati terkait investasi yang akan dilakukan oleh SR Group, dan beliau sangat welcome sekali,” ujar Kerthianing.

Ia berharap kerjasama yang dijalin dengan perusahaan besar di dunia ini dapat menarik investor lain untuk berinvestasi di Buleleng. Dirinya juga menambahkan, perusahaan SR Group berencana untuk berinvestasi di 100 titik di Indonesia dan Buleleng menjadi salah satu prioritasnya. Hartadinata Harianto mengatakan, pihaknya siap memimpin delegasi investasi dari negeri Paman Sam, sehingga bersedia menanamkan modalnya di Buleleng. Ia menjelaskan SR Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang real estate dan rumah sakit dan klinik bertaraf internasional. SR Group mulai mengembangkan bisnisnya di Indonesia, dan Buleleng menjadi daerah pertama yang dijajaki di Bali. “Garden Villa Residence merupakan proyek pertama kami di Bali, dan kami merasa Buleleng memiliki prospek yang sangat tinggi,” bebernya.

Di samping itu, investasi di Bali Selatan juga dianggap sudah jenuh. “Bali ini kan sudah terkenal sebagai destinasi wisata dunia. Tetapi selama ini di Bali Selatan yang terkenal, dan sekarang sudah mulai jenuh, makanya kita melihat Buleleng ini memiliki potensi,” jelasnya. -win

Luh Kerthianing

IKM Pangan Diharapkan Tembus Pasar Nasional

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting untuk menjembatani promosi produk Industri Kecil dan Menengah yang dihasilkan. Apalagi pemerintah Kabupaten Buleleng sangat komitmen untuk membangkitkan pelaku-pelaku IKM untuk menghasilkan produkproduk berkualitas. Salah satu IKM yang sedang menggeliat adalah IKM Pangan. Oleh karena itu, Pemkab Buleleng terus mengupayakan agar

IKM pangan Buleleng bisa menembus pasar global baik nasional dan internasional. Salah satunya dengan pemenuhan sertifikasi halal. Hal tersebut diungkapkan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST saat ditemui usai menghadiri HUT Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kabupaten Buleleng di Gedung Wanita Laksmi Graha, Kamis (22/3). Agus Suradnyana menjelaskan bahwa sertifikasi halal ini menjadi

kendala bagi IKM pangan di Buleleng. Namun pihaknya dan Pemkab Buleleng terus melakukan upaya untuk memenuhi sertifikasi halal ini agar IKM pangan di Buleleng bisa menembus pasar nasional. Setelah BPPOM, IKM pangan di Buleleng harus memenuhi sertifikasi halal ini untuk persaingan global di tingkat nasional. “Ya ini masih susah bagi kita. Sangat sulit untuk menembus sertifikasi ini. Namun, kita masih

terus mengupayakan, mendorong dan memberikan pendampingan kepada IKM pangan kita agar memenuhi setifikasi halal,” jelasnya. Mengenai rencana memasukkan produk-produk IKM Buleleng ke pasar modern, Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini mengungkapkan terlebih dahulu produk-produk IKM tersebut harus memiliki sertifikasi BPPOM dan sertifikasi halal. Jika dua sertifikasi tersebut sudah dipenuhi, produk-produk IKM tersebut baru bisa masuk ke pasar modern. Dengan dua sertifikasi itu pula, produk IKM Buleleng akan lebih mudah menembus pasar modern bahkan tingkat nasional. “Kalau tidak memenuhi salah satu misalnya sertifikasi halal, produk kita akan sulit menemubus pasar modern apalagi nasional karena seperti kita ketahui penduduk mayoritas di Indonesia adalah umat Muslim,” ungkap Agus Suradnyana. Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Buleleng, Drs. Ketut Suparto, MMA menyebutkan pihaknya di Disdagperin Buleleng sudah terus mengupayakan sertifikasi halal ini kepada pelaku IKM pangan atau kuliner melalui sosialisasi-sosialisasi yang telah

dilakukan. Pada HUT Dekranas ke 37 tahun lalu pun, diselenggarakan sosialisasi secara khusus mengenai sertifikasi halal ini dengan mendatangkan narasumber dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buleleng. “Kita terus mendorong dan memberikan pendampingan seperti sosialisasi-sosialisasi mengenai sertifikasi halal kepada pelaku IKM khususnya IKM pangan atau kuliner,” ujarnya. Dirinya menambahkan sesungguhnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendapatkan sertifikat halal ini. Pertama tempat dari produksi IKM harus higienis dari segala hal-hal yang tidak halal. Tempat produksi harus khusus dan tidak boleh dicampur adukkan. Untuk sementara, tempat produksi ini yang menjadi kendala IKM Buleleng untuk mendapatkan sertifikat halal. Untuk mengatasi kendala tersebut, pihaknya terus membina para IKM untuk memenuhi segala persyaratan untuk mendapatkan sertifikat halal. “Masih kita bina sampai saat ini. Harapannya tahun ini bisa mendapatkan sertifikat halal tersebut. Dengan sertifikat halal ini produk-produk IKM kemana pun bisa masuk,” tandasnya. (Wiwin Meliana)


6

D

alam buku “Jejak Inspirasi Membangun Generasi Melalui Kreasi” disampaikan tidak perlu menjadi seorang visioner untuk melihat betapa pentingnya melestarikan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Itulah sebabnya, 25 tahun silam Faber-Castell meluncurkan proyek hutan di Brazil yang tetap menjadi standar hingga saat ini. “Dengan luas 100 km persegi, perkebunan pinus milik FaberCastell di Brazil ini menyediakan sumber bahan baku untuk pembuatan pensil dan krayon dan telah disertifikasi FSC sebagai hutan dengan lingkungan yang baik serta memberi keuntungan sosial serta ekonomi,” ujar Brand Manager Faber-Castell Indonesia Fransiska Remila. Perempuan yang akrab disapa Siska ini menjelaskan selama tiga tahun terakhir Faber-Castell berhasil mengurangi emisi CO2 setengah­ nya hingga 20.607 ton melalui penggunaan energi regeneratif.

Woman on Top

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

Para pengemudi ojek online bersuka ria kare­ na akhirnya perjuangan mereka agar pihak aplikator menaikkan tarif per-km berhasil. Meski belum diketahui berapa kenaikan tarif tersebut namun pihak aplikator baik Gojek maupun Grab sudah menyatakan bersedia mengkaji kenaikan tarif. Rencananya keputusan kenaikan tarif per-km itu akan diumumkan pada April 2018.

Menetralkan Karbon Pensil tak bisa dipisahkan dari kayu karena kayu merupakan bahan utama pembuat pensil. Bagaimana caranya agar terjadi keseimbangan alam, ketika pohon ditebang sebagai bahan pensil, tidak sampai merusak ekosistem? Ada kiat khusus yang dilakukan oleh Faber-Castell, perusahaan alat tulis terbesar dan tertua di dunia. Hutan itu juga menyerap emisi CO2 berlipat-lipat hingga 100.000 ton. Hal inilah yang menunjukkan Faber-Castell sebagai salah satu perusahan yang berhasil menetralkan emisi karbonnya.

“Kami rutin diaudit mengenai berapa CO2 yang dihasilkan termasuk dari manusianya. Nantinya dikomparasikan dengan O2 yang dihasilkan hutan milik FaberCastell. Hasilnya, kami meraih

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

sertifikat Neutral Carbon Company. Artinya kami berhasil menetralkan emisi gas karbon dengan oksigen yang dihasilkan,” ungkap Siska. (Ngurah Budi)

“Putus IV”

Salam Senyum “Harus berapa lama lagi saya menunggu makanan yang saya pesan. Kok lama ya..Kalau buat nasi goreng bukannya sangat mudah. Masa harus nunggu lama? Apa nasinya belum siap atau belum matang ya... Seharusnya nasi jangan sampai habis, dan nasi untuk menu nasi goreng bukan dibuat dari nasi yang baru habis dimasak. Coba deh nanti lihat hasilnya pasti nasi itu lengket, berair, dan tentu bumbunya tidak akan bisa meresap ke nasi .Dan ini yang menyebabkan rasa nasi goreng yang kurang enak. Belum lagi keburu-buru masak nasinya. Jangan-jangan nasinya malah terasa setengah matang. Bagaimana rumah makan ini bisa laris kalau begini cara melayani pelanggannya. Harus banyak belajar dari rumah makan yang sudah terkenal” Sambil ngomel seperti itu seorang pelanggan menyebutkan nama beberapa rumah makan. Dilihat dari cara dan gaya bicara pelanggan itu sudah sangat mengenal bisnis jualan makanan. Dan, kata-kata yang dia lontarkan

malah sempat membandingkan dengan nama sebuah rumah makan. Mulai membandingkan layanan, cara menyajikan, cara membuat, rasanya seperti apa dan lain sebaginya. Belakangan baru diketahui kalau pelanggan tadi mempunyai sebuah rumah makan yang menjual menu sama dengan rumah makan ini. Pembaca setia Dhani’s Art in Service, dua tulisan saya sebelumnya sudah membahas tentang bagaimana menghadapi para complainer yang mempunyai tipe agresif pasif, dan tipe profesional. Sebelum menangani komplain, sudah saya tulis juga kalau kita wajib untuk mengetahui terlebih dahulu, langkah apa yang akan kita lakukan. Yang pertama kita wajib untuk mengetahui ciri-ciri atau tipe dari para complainer. Selanjutnya langkah yang kedua, kuasai hal–hal yang akan dilakukan. Langkah yang ketiga adalah kuasai hal-hal yang dilarang untuk dilakukan. Contoh peristiwa di sebuah rumah makan yang saya tulis di atas adalah pelanggan dengan tipe Constructive Complainers. Tipe ini sebenarnya bisa berbahaya juga.

Kenapa? Karena biasanya tipe Constructive Complainer dilakukan oleh para pelanggan kita yang kemungkinan orang bekerja atau memiliki usaha bisnis yang sama dengan kita. Hal ini menjadikan pelanggan lebih tahu bagaimana seharusnya melakukan pekerjaan kita. Hal seperti ini sangat sering terjadi. Mereka tujuannya benchmark (melakukan perbandingan dengan ukuran standar), bisa juga mereka ingin belajar dari usaha yang kita kelola, atau juga mereka sengaja membuat sedikit kekacauan dengan melakukan komplain sehingga bisa menurunkan nilai pada perusahaan itu. Seperti tulisan saya sebelumnya , ketika ingin mengenal seseorang lebih dekat, paling tidak mengetahui ciri-ciri dari orang tersebut terlebih dahulu. Begitu juga dalam menghadapi para complainer, kita harus tahu tipenya melalui ciri-ciri yang ditampakkan. Tipe Constructive Complainer, sering kita temui. Bahkan tipe ini menjadi pelanggan yang ditakuti. Tipe ini tidak bisa dianggap sepele, bahkan sebaliknya mereka termasuk berbahaya. Mereka juga bisa merusak pribadi yang melayaninya dan tentu akan berdampak untuk merusak citra perusahaan. Ciriciri dari tipe Constructive, akan nampak lebih jelas. Mereka sa­ ngat tahu seluk beluk usaha/bisnis yang kita lakukan. Bahkan sangat

detail. Sehingga karena mereka tahu tentang seluk beluk usaha kita maka seakan-akan merekalah yang paling benar dan paling bisa dalam menjalankan bisnis kita. Menghadapi pelanggan yang komplain dengan tipe constructive seperti ini, sebaiknya sangat dianjurkan untuk menjadi pendengar yang baik dan memiliki rasa empati yang lebih. Memang sebagai pelaku layanan kalau menghadapi pelanggan tipe ini sering serba salah. Bagaimana tidak. Mereka menyamakan dengan usaha yang mereka miliki. Yang tentu memiliki prosedur, ciri khas, budaya, dan lain sebagainya yang berbeda. Dan itu sesuai dengan kebijakan perusahaan masing -masing. Tapi, karena mereka merasa paling benar, tentu inilah kepiawaian seorang pelaku layanan diuji. Jangan kita terjebak dengan menjanjikan apa yang mereka sarankan untuk segera kita lakukan. Ketika kita menghadapi mereka, tetaplah menjadi pendengar yang baik, tunjukkan rasa empati, dan paling penting, untuk tetap bersikap sopan terhadapnya. Ini bisa ditunjukkan dengan bahasa tubuh kita, jangan sampai terlihat menantang dan berkesan mengacuhkan karena kita menganggap masukannya tidak sesuai dengan prosedur perusahaan dimana kita bekerja. Jangan lupa untuk mengucapkan terimakasih atas

masukan yang diberikan, dan tentu selalu terbuka untuk mene­ rima masukan yang diberikan oleh pelanggan. Empat tipe complainer sudah kita bahas. Agresif, Pasif, Profesional dan Constructive. Menangani komplain pelanggan tanpa ilmu, akan sama seperti kita akan berperang tanpa senjata. Atau bunuh diri namanya. Jadi, dengan tulisan saya yang berjudul “Putus I - Putus IV”, kita berharap para pelaku layanan sudah siap untuk menghadapi para pelanggan yang komplain. Mari kita tangani komplain secara profesional, agar kata “putus” yang terlontar dari pelanggan akan dapat kita hindari. Dan, mere­ka akan tetap menjadi pelanggan yang loyal terhadap produk, jasa dan perusahaan kita. Materi ini juga terdapat di buku saya yaitu ‘Service A La Carte”. Ingin mengetahui bagaimana memetakan sebuah layanan yang baik di perusahaan/instansi yang Bapak/Ibu pimpin? Silakan hubu­ ngi Manajemen Sri Sumahardani Academy atau buka website kami di www.srisumahardani.com. Kami siap untuk membantu. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani Srisumahardani3sp@gmail.com www.srisumahardani.com

Moeldoko

K

epastian tarif akan naik itu diberikan oleh Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan, Rabu (28/3) setelah melakukan rapat dengan pimpinan perusahaan aplikator transportasi Gojek dan Grab di Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta. Juga hadir dalam rapat tersebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. “Aplikator intinya ingin mensejahterakan para drivernya. Prinsipnya, mereka akan menyesuaikan tarif per-km. Mereka siap menaikkan,” kata Moeldoko. Saat ini tarif per km yang diberlakukan perusahaan aplikator adalah Rp 1600 per km. Tarif ini dianggap terlalu rendah oleh para ojek online. Menurut mereka dulu malah sempat tarif per km Rp 4000 dan Rp 3.000. Masa itu katanya adalah masa kejayaan para driver ojek online yang bisa meraih penghasilan Rp 6 juta per bulan. Namun, karena persaingan usaha, tarif diturunkan, dan itu membuat driver ojek online ‘babak belur’ lantaran penghasilan per bulannya melorot tajam. Kalau tadinya banyak yang menjadikan ngojek sebagai penghasilan utama, dan mereka fokus bekerja seharian dengan hanya

Metropolitan

27

Tarif Ojek Online Turun, Driver “Babak Belur” ngojek, kini tidak bisa lagi. Karena penghasilan ngojek online tidak bisa mencukupi lagi untuk kebutuhan hidup dirinya juga keluarganya. “Dulu saya seharian ngojek, dari pagi bahkan sampai malam. Hasilnya bisa dapat Rp 400-500 ribu per-hari. Sekarang tidak bisa lagi. Dulu tarif per km-nya kan sempat lumayan Rp 4.000-3.000. Juga pesaing tidak sebanyak sekarang. Makanya bisa dapat banyak,” tutur Mamat, yang sudah beberapa tahun menjadi pengojek online. Sekarang, tutur Mamat, dengan tarif per km cuma Rp 1.600 serta banyaknya pesaing, tidak mungkin lagi ia bisa mendapat penghasilan tinggi seperti dulu. “Sekarang, berat!,” tambah pria 40 tahun itu. Kini Mamat hanya menjadikan pekerjaan mengojek sebagai sambilan. “Ngojek sambilan saja. Saya sekarang dagang kecilkecilan setengah hari di depan sekolah. Siang menjelang sore baru narik ojek. Alhamdulilah, cukup lumayan,” ujar Mamat sambil berharap tarif bisa dinaik-

kan setidaknya dua kali lipat dari sekarang. “Sekarang kan apa-apa mahal. Bensin naik, belum lagi kebutuhan rumah naik,” tambahnya. Moeldoko mengatakan, yang nantinya menentukan besaran

tarif (tarif baru) adalah pihak aplikator karena merekalah yang berhak. “Besaran tarif (kenaikan) mereka yang menentukan. Itu hak mereka. Kami tidak boleh menekan. Pihak aplikator punya hitungan sendiri untuk menentu-

kan berapa tarif yang pas,” kata Moeldoko. Namun, pemerintah pun dalam hal ini Kementerian Perhubungan memiliki perhitungan tarif sendiri berapa kenaikan yang wajar yang diterapkan oleh aplikator. (Diana Runtu)

Beralih ke TransJakarta Jika menengok ke belakang, selain dari memang kita sudah berada dalam era digital, namun mungkin bisa diingat kenapa animo masyarakat pada ojek online tinggi. Hal ini lantaran tarif yang ditawarkan ojek online tergolong murah dibanding ojek pangkalan yang tarifnya ‘gelap’ atau suka-suka drivernya. Tak heran kalau ojek pangkalan pun ditinggal masyarakat. Terlebih lagi memesan ojek online enak dan nyaman, kita tidak perlu berpanas-panas ria mencari ojek pangkalan. Cukup buka aplikasi di ponsel dan pesan. Hanya beberapa menit ojek online pun sudah tiba di rumah menjemput kita untuk mengantar ke tujuan. Masyarakat merasa nyaman, senang, karena tarif sudah diketahui lebih dulu, jika kita oke bisa langsung tekan “booking”. Tapi kalau kita menolak karena merasa tarif terlalu tinggi, kita tak perlu menekan “booking”. Bandingkan kalau kita dengan ojek pangkalan, harus tawar-menawar harga yang kadang bikin urat leher keluar. Itu pun belum tentu sepakat dengan si pengojek. Karenanya, ojek online pun jadi pilihan paling favorit. Nah, bagaimana kalau tarif per km naik hingga Rp 3000 atau bahkan Rp 4000, sebagaimana dituntut pengemudi ojek online. Apakah ojek online masih akan menjadi pili-

han masyarakat? Belum tentu. Coba kalkulasi saja, untuk jarak 15 km, kalau sekarang masyarakat hanya membayar Rp 24.000 (15 km x Rp 1.600 per km). Jika dinaikkan tarif per km menjadi Rp 3.000 maka yang harus dibayar pengguna ojek untuk jarak 15 km menjadi Rp 45.000. Jadi ada selisih yang lumayan Rp 21.000. Jumlah itu akan lebih tinggi lagi jika tarif menjadi Rp 3.500 atau bahkan Rp 4.000. Mungkin untuk kalangan menengah atas, selisih itu tidak masalah. Tapi untuk mereka yang penghasilannya pas-pasan, lumayan berat. Jumlah pekerja kalangan menengah ke bawah lebih banyak ketimbang menengah atas. Kalau biaya transportasi ojek online dirasakan berat, bukan hal mustahil kalau akhirnya mereka berpaling ke transportasi TransJakarta. Naik TransJakarta lebih murah meriah, hanya Rp 3.500 full AC. “Kalau kenaikan tarif nantinya kemahalan ya masyarakat mungkin milih naik busway aja, lebih murah meski waktunya lebih lama dibanding naik ojek. Atau ya beli aja motor sendiri, nyicil, kan bisa lebih irit meski capek,” kata Ami yang bekerja di bilangan Pulo Mas, Jakarta Timur. “Setiap hari saya ke kantor naik ojek online, supaya cepat sampai. Pulangnya, baru saya naik busway,” ucapnya.

Linda, salah satu pengguna setia ojek online juga berharap agar kenaikan tarif tidak terlalu tinggi. “Kalau naiknya cuma Rp 500, saya masih ok, tapi kalau lebih, kayaknya berat ya. Apalagi kalau sampai Rp 3.000 atau 4.000. Tarif batas bawah taxi online saja Rp 3.500. Masak ojek online mau sama atau mau lebih tinggi?” ujarnya. Selasa (27/3) ratusan driver ojek online yang merupakan gabungan dari Gojek, GrabBike dan Uber, melakukan unjuk rasa di depan Istana Merdeka. Sejumlah hal menjadi tuntutan mereka, salah satunya yang penting adalah menaikkan tarif per-km. Para pendemo menginginkan agar pemerintah menjadi penghubung dengan pihak aplikator tentang masalah tersebut. Mereka sendiri sebenarnya sudah mengajukan permohonan kenaikan tarif per-km ke pihak aplikator, namun tidak digubris. Jalan satu-satunya adalah mereka ke Istana agar Presiden Joko Widodo membantu memperjuangkan tuntutan mereka. Perwakilan para pendemo ini diterima oleh Presiden. Seusai mendengar keluh-kesah para pendemo termasuk tuntutan yang mereka inginkan, Presiden meminta agar Menteri terkait melakukan pembahasan terkait tuntutan para pengojek. (Diana Runtu)


28

Sudut Pandang

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Berbohong Itu Manusiawi Penting dipahami, di antara banyak alasan, salah satunya kenapa seseorang harus berbohong karena kebohongan dianggap sarana dasar untuk membela diri. Seseorang atau bahkan kelompok orang berbohong (bohong berjamaah) karena ingin melarikan diri dari hukuman.

M

isalnya ada seseorang bertanya pada pasangannya, apakah kamu tidak jujur padaku? Kapan pun pertanyaan itu diajukan, jawabannya akan selalu, “Tidak.” Itu artinya, naluri berbohong itu muncul benar-benar karena alasan untuk lari dari “hukuman”. Sekarang muncul pertanyaan, bagaimana dengan berbohong yang bertujuan baik, atau bohong positif? Apakah berbohong agar membuat seseorang “merasa lebih baik”, atau “menyelematkan orang” benar-benar bernilai positif bagi pergaulan bersama? Menurut Kongso Sukoco, seniman kawakan di Mataram, berbohong yang bertujuan baik itu bukanlah kebohongan tapi ‘siasat’ untuk menyelamatkan orang tan-

pa bermaksud mengambil untung (untuk diri sendiri). Yang jelas tidak bermaksud memperdayai orang lain. “Dua ciri penting yang masuk kategori kebohongan, yaitu mencari keuntungan dari situasi itu (bisa cari selamat, misalnya), dan memperdayai pihak lain,” katanya. Misalnya, kalau kita tidak memberitahu dimana seseorang bersembunyi karena nyawanya sedang terancam, memang seseorang tersebut sedang tak mengungkapkan informasi yang sebenarnya. Tapi hakekatnya ia tidak memperdayai orang lain. Dalam konteks seperti itu, lanjutnya, berbohong adalah salah satu hal yang membuat kita manusiawi. Kemampuan menekuk kebenaran, berpikir untuk

kemaslahatan orang lain dan memainkan fakta yang diterima, dan memberi apa yang memberi manfaat bagi orang lain. Hal seperti itu bukanlah dalam kategori kebohongan yang tampaknya kecil, yang dapat merusak kepercayaan antar individu. Dan dalam skala yang lebih besar, bisa menimbulkan masalah pada masyarakat. “Ketika kita berbohong, ini nasehat orang bijak, kita sebenarnya telah menyesatkan orang tentang dunia, dan dapat menyakiti orang lain tanpa kita sadari. Jika kebohongan kita terbongkar sangat sulit untuk membangun kepercayaan kembali,” ujar sutradara senior ini. Apa yang dilakukan aktor saat memainkan ‘peran’nya sebenarnya ia sedang bermain-main untuk ‘menjadi’ (to be) karakter yang harus dimainkan untuk penonton. Seorang aktor yang memainkan peran sebagai pembunuh, dipahami penonton bahwa aktor itu bukanlah seorang pembunuh.

Gunung Agung meletus, areal yang kena atau dampaknya pada zona-zona tertentu. Jadi, masih banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di Bali. Jika bandara dituutp bisa lewat jalan darat,” kata Ana. Menurutnya, kita tidak perlu berbohong demi kebaikan, sampaikan saja apa adanya. Apalagi, dengan adanya media sosial, tentu wisatawan bisa mendapatkan info lebih cepat, Intinya, berita yang disampaikan haruslah positif. “Saya ingat waktu kecil, banyak orang mengatakan, jangan duduk di bantal nanti bisul. Kalau orangtua saya ngasi tahu, jangan duduk di bantal karena tidak sopan. Intinya, bagaimana cara penyampaian yang benar,” kata Ana. Lagi lagi penuturan, Liliana Dewi. Baginya, kadang memang kebohongan diperlukan untuk kebaikan. Ia menceritakan, suatu hari, ia pernah berjanji akan pergi bersama teman-temannya. Namun, dalam perjalanan ia mendapatkan telepon kalau anaknya ketinggalan buku yang harus dibawa, dengan segera ia meluncur ke sekolah anaknya untuk membawakan buku tersebut.

Tubuh sebagai Media Ekspresi Seni mural, gambar atau lukisan di dinding atau tembok kini tengah menjadi tren. Mulai dari cafe hingga klinik kecantikan menjadikan mural sebagai pemanis interior. Mozaik untuk menghidupkan suasana atau bagian dari arsitektur demi menambah nilai keindahan sekitarnya.

S

eniman muda satu ini tengah banyak dicari untuk menggarap seni mural di berbagai tempat. Mutia Bunga yang lahir 13 Januari 1995, bukanlah wajah baru di dunia seni lukis. Darah seni mengalir dari sang kakek, Rusli Hakim, seorang tokoh pelukis. Sejak berusia 4 tahun, Mutia sudah malang-melintang di berbagai kompetisi melukis dan karikatur. Dari berbagai lomba yang diiKongso Sukoco (kiri) saat bermain sandiwara di lakon berjudul Nyanyian Angsa karya Anton Chekov

Dalam pengertian ini, aktor tak berusaha mencari untung dengan memperdaya pihak lain. Penonton bahkan menuntut aktor agar bisa lebih sempurna

Ana Dewi Permana

Ni Made Yuliani

Saat ditelepon temannya, ia mengatakan sudah jalan ke tempat yang mereka janjikan, walaupun sebenarnya ia masih mengurus keperluan anaknya. “Saya tidak mengatakan kepada teman masih mengurus keluarga. Lebih baik saya terlambat daripada kepikiran soal anak saya,” ungkap Liliana.

Yuliani, beberapa kebohongan memang kadang ia lakukan tapi intinya demi kebaikan. Misalnya, saat anaknya ngambek minta makan di luar, sementara, di rumah ada makanan banyak. “Saya cari alasan mengatakan badan saya sangat letih. Kemudian, saya tawarkan dia untuk dibuatkan tambahan lagi atau mau disuapin yang penting intinya dia mau makan di rumah,” kata dosen IHDN Denpasar ini.

BOHONG UNTUK MEMBAHAGIAKAN Sementara menurut Ni Made

5

Mutia Bunga

‘menjadi’ orang lain. Maka ‘kebohongan’ dalam memerankan orang lain itu adalah semata bermain sandiwara. (Naniek I. Taufan)

Daripada Bohong, Sampaikan Apa Adanya Vice President Director Secret Garden Village, Ana Dewi Permana, ia tidak biasa berbohong, walaupun itu demi kebaikan. Ia lebih tepat mengatakan, seperlunya saja. Contoh yang ia ungkapkan, dulu saat bekerja di hotel, sekitar tahun 2008, kasus flu babi sedang merebak. “Ada dua tamu yang anaknya terkena demam saat menginap di hotel. Berdasarkan pemeriksaan, anak tersebut suspect. Karena itu, ia diharuskan dirawat di RS Sanglah. Sementara, keluarganya kami fasilitasi dengan kamar khusus atau vila yang memang terpisah dengan tamu lainnya alias di pojok. Saat ditanya tamu lain, kami hanya mengatakan, anak tersebut sedang dalam pemeriksaan. Tujuannya, agar tamu tidak takut,” ungkapnya. Kasus lain yang dituturkan Ana, saat meletusnya Gunung Agung. “Kami justru mengangkat berita hal positif dari masyarakat Bali, misalnya, bagaimana masyarakat Bali bersatu-padu melakukan penanganan saat Gunung Agung dinyatakan erupsi. Banyak yang menawarkan rumahnya sebagai tempat evakuasi. Kami juga membagikan info bahwa jika pun

Inspirasi

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Begitu juga, ketika anakanaknya ingin sekali ketemu nenek dan kakeknya di kampung, tapi ia sendiri belum bisa mengantar karena kesibukan, ia pasti akan mencari alasan. “Biasanya saya sarankan mereka untuk menelepon kakek dan neneknya karena saya sangat letih,” imbuhnya. Kebohongan demi kebaikan lain juga dituturkan Yuliani. Saat mendapatkan situasi yang kurang hangat di dengan keluarga suami, ia tak mungkin mengatakan terus terang. “Saat ditanya suami, saya pasti katakan baik-baik saja, demi menyenangkan hati suami,” katanya. Sementara, ada hal lucu yang ia tuturkan. Ia tertarik membeli perhiasan. Saat menabung, jumlah tabungan ia kurangi, agar bisa sebagian untuk membeli perhiasan. Saat ditanya suami, mengapa sedikit menabung, ia langsung mengatakan, karena sisanya uang memang sedikit. “Memang itu berbohong, tapi membahagiakan hati saya karena itu perhiasan lama sudah saya idamkan. Lagian yang dipakai membeli itu adalah uang saya,” kata Yuliani sembari tertawa. (Wirati Astiti)

kutinya sejak SD hingga sekolah menengah, Bunga berhasil mengantongi banyak penghargaan, baik untuk melukis maupun lomba karikatur. Termasuk kenangan indahnya meraih kemenangan sebagai juara 1- lomba karikatur untuk kategori Umum dalam rangka 17 Agustus yang diadakan Bali Post di tahun 2014. Saat ini Bunga, begitu panggilannya tinggal di Yogyakarta, untuk menuntaskan kuliahnya, Jurusan Seni Murni di Institut Seni Indonesia,Yogyakarta. Aktivitas dan kreativitasnya sebagai seniman di sana bukan hanya di lingkungan di seni rupa dengan mengikuti pameran di Bali maupun Yogyakarta, tapi juga berkecimpung di arena

musik eksperimental. Selain itu, ia juga tengah disibukkan dengan seni lukis di atas media dinding atau yang dikenal dengan mural. IDE DARI ALAM Bunga melalui talenta melukisnya, yang sempat menjadi ilustrator beberapa buku antologi puisi ini juga berhasil ikut menyajikan karyanya dalam pameran bersama beberapa seniman, diantaranya Petrichor,

Wangi Artroom Yogyakarta, Neo MooiIn(die) Bali, Indieart House, Yogyakarta tahun 2015, GetokTular #3: Pengabdianku, di Kedai Kebun Forum Yogyakarta, dan BBuzzShow@Jakarta, Galeria Fatahillah Kota Tua, Jakarta pada 2017. Selain sang kakek, Bunga juga menyebut beberapa nama seperti Gustav Klimt, Egon Schiele, Wassily Kandinsky, Andy Curlowe, dan Hendra Gunawan. Mengenai konsep lukisan, Bunga mengatakan jika lukisanlukisannya cenderung mengarah pada aliran ekspresionisme. “Konsep berkarya saat ini adalah tubuh sebagai media bahasa

ekspresi dalam sisi cinta kasih hubungan manusia dengan manusia. Menjadikan tubuh sebagai objek yang diagungkan. Bukan membahas kevulgaran, kecabulan, kemunafikan, dosa atau halhal terlarang lainnya, melainkan membahas tentang hubungan manusia, hati dan jiwa (spiritual),” ungkap Bunga yang punya harapan seni rupa Indonesia tidak kalah saing dengan seni rupa di Asia maupun Eropa ini. Ekspresi sebagai simbol menyatunya alam dan kecintaan. Tubuh pada karyanya ditampilkan seperti sesuatu yang fluid, mengambang. “Ide-ide kekaryaan, saya dapatkan dari berbagai macam pengalaman, yang saya rasakan sendiri maupun pengalaman yang didapatkan dari alam sekitar,” kata anak kedua dari dua bersaudara buah hati pasangan Upik Rustiah dan M. Mursalin ini. Kini sambil serta bekerja menjadi asisten seniman scanography Angki Purbandono ini, ia juga aktif bermusik. Bunga bergabung dalam grup musik ‘Mantram’ serta ikut dalam projek musik eksperimental ‘Gaung Jagat dan Raung Jagat’ yang digagas oleh Rully Shabara . Catatan lainnya Bunga pun tak ketinggalan ikut tampil di Koalisi Cakrawala Biennale Yogyakarta 2016, Festival Kesenian Yogyakarta 2017, serta bareng di konser perdana Gaung Jagat di IFI LIP Yogyakarta pada Februari 2017 lalu. (Sri Ardhini)

“Konsep berkarya saat ini adalah tubuh ­sebagai media bahasa ekspresi dalam sisi cinta kasih hubungan manusia dengan ­manusia. ­Menjadikan tubuh sebagai objek yang d ­ iagungkan. ­Bukan membahas kevulgaran, kecabulan, ­kemunafikan, dosa atau hal-hal terlarang lainnya, melainkan membahas tentang hubungan manusia, hati dan jiwa (spiritual)”


Inspirasi

4

Ni Made Ratni

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Hambatan

P

restasi teranyar yang diraihnya, menjadi 4 star player terbaik di Australian Cham­ pionship Tahun 2018, yang di­ selenggarakan bulan Maret lalu. Ratni, begitu ia akrab disapa, awalnya, hanya seorang gadis pemalu. Dengan keterbatasannya, ia menjadi rendah diri. Walaupun, ia menempuh pendidikannya di sekolah umum yakni di SMAN 1 Tegalalang, Gianyar, tak sertamerta membuat rasa rendah dirinya hilang. Suatu ketika, Ratni, bertemu dengan seorang temannya yang bekerja di Yayasan Damai Olah­raga (Bali Sport Foundation). Yayasan ini fokus untuk melatih para difabel berolahraga. Dari temannya, ia mendapatkan kabar, akan ada perekrutan pemain rugby bagi pengguna kursi roda. Ratni tertarik mendaftar dan ikut seleksi. Setelah beberapa kali tahapan seleksi, Ratni dinyatakan lolos dan masuk dalam tim rugby. Sejak itu, kata Ratni, hariharinya berubah. Pagi dia siap untuk berangkat ke sekolah, sore sampai malam, ia latihan di Yayasan Damai Olahraga. Me­ mang ia mengakui, bermain rugby bukanlah hal yang mudah. “Sangat diperlukan kelincahan dan kece­ patan dalam bermain rugby. Be­ lum lagi tabrakan sesama pemain yang tentu saja membuat tubuh sakit, sehingga ketahanan fisik juga sangat diperlukan. Apalagi, ban kursi roda bocor, pemain akan jatuh terjungkal,” tutur Ratni. Ia mengatakan, sangat me­ nikmati keunikan bermain rugby. Ia malah merasakan sangat tertan­ tang untuk menunjukkan kemam­ puannya. Dari keterampilannya itu, ia terpilih sebagai pembawa bola. Otomatis Ratni menjadi incaran para lawannya. Menurut Ratni, bola untuk rugby sangat ringan, jadi tidak terlalu berat untuk dibawa.

Dalam keseharian Ratni juga bukan orang yang manja. Ia jauhjauh datang dari Gianyar mengen­ derai sepeda motor ke Denpasar. Tentu saja, sepeda motor yang digunakan sudah dipermak agar ia yang tak memiliki kaki utuh bisa mengendarainya dengan leluasa. Pelan, tapi pasti, prestasi Ratni melejit. Setelah ia menamatkan pendidikannya di bangku SMA, Ratni direkrut juga untuk bekerja di Yayasan Damai Olahraga. Di sinilah, gadis usia 24 tahun ini mulai meng­ asah keterampilannya selain sebagai atlit, ia juga diberikan kesempatan menjadi karyawan administrasi di Yayasan Damai Olahraga. Beberapa prestasi yang sudah

diraih Ratni, menjadi pemain perempuan terbaik tahun 2015, menjadi MVP Player tahun 2016, MVP Player di Tafisa Cup Jakarta tahun 2016, MVP di Bali 4’s tahun 2017, juara I lomba balap kursi roda di Bali Marathon 2017, dan menjadi 4 star player terbaik di Australian Championship tahun 2018. Ketika ditanya bagaimana rasa­ nya sekarang setelah menjadi atlit berprestasi? Ratni menjawab dengan tertawa sumringah. “Saya sangat percaya diri.” Ia sangat bersyukur di tengah ke­ terbatasannya, ia bisa memberikan yang terbaik untuk nama Bali. Ada hal unik yang dikisahkan Ratni. Sejak menjadi atlit ia sudah bisa meng­ injakkan kaki ke luar Bali, bahkan ke beberapa negara, seperti Malaysia, Korea, dan Australia. Sebelumnya, tentu dalam benak Ratni, hal itu sangat mustahil. Namun, kini semua menjadi kenyataan.

Tiap orang pasti pernah melakukan kebohongan, baik itu ke­ bohongan yang didasari kebaikan maupun keburukan. Apapun dasarnya, setiap kebohongan selalu menyisakan beban moral terhadap pelakunya. Dalam konteks tertentu justru kebohon­ gan dapat dilakukan dan dibenarkan menurut ajaran agama. Hal ini disampaikan oleh akademisi STAHN Mpu Kuturan Singaraja Komang Puteri Yadnya Diari. S.S., M.Pd.

Ratni (pegang piala)

Saat ia diberi kesempatan train­ ing di Australia, prestasi Ratni sudah dilirik. Saat itu, Ratni diminta ikut ke­ juaraan di Australia mewakili salah satu negara bagian di sana. Ratni terpilih menjadi 4 pemain terbaik dalam Australian Championship tahun 2018. “Saya bangga karena satu-satunya orang Indonesia,” kata Ratni dengan senyum lebar. Untuk mengisi waktu luang, Ratni mendapat kabar dari te­ mannya lagi, kalau bakal ada seleksi untuk atlit anggar. Ratni pun gencar berlatih anggar. Tidak berhenti sampai di sana, bulan Oktober Ratni akan siap-siap lagi berangkat ke Australia. Bahkan, Ratni juga akan dipanggil untuk masuk Pelatnas.

Bali Sport Fondation/ Yayasan Damai Olahraga Didirikan Rodney Holt se­ orang warga Australia yang dibesarkan di Italia. Mempunyai latar belakang sebagai chef masakan Italia dan juga mantan atlit rugby Bali. Yayasan ini fokus pada penyandang difa­ bel. Selain berolahraga untuk mendapatkan kesehatan jas­ mani, penyandang difabel juga dilatih untuk menjadi pribadi yang kuat, disiplin, mandiri, dan pantang menyerah mengejar cita-cita mereka, dan menun­ jukkan kepada orang lain bahwa di tengah keterbatasan mereka juga mampu mencapai kesuk­ sesan. (Wirati Astiti)

Socialentrepreneur di Warung Cibo

Lava cokelat

Bagi Anda penyuka makanan Italia, kini bisa bersantai di Warung Cibo/Cibo Café, di Jalan Hayam Wuruk Denpasar. Warung ini didirikan AA Ayu Putri Girindrawardani, is­ tri dari pendiri Bali Sport Fondation/Yayasan Damai Olahraga, Rodney Holt. Warung ini menyajikan aneka makanan Italia seperti pizza dan pasta. Bagi penyuka es krim di sini juga tempat yang asyik untuk nongkrong karena aneka rasa buah-buahan tersedia. Untuk harga sangat terjangkau. Warung ini buka mulai pukul 12.00 sampai 21.00. Menurut AA Ayu Putri Girindrawardani atau yang akrab disapa Bu Putri, bahan baku dari pasta sangat special karena ia

membuat sendiri yakni tanpa menggunakan bahan pewarna sistetis, tanpa pengawet, dan penyedap. Untuk warna merah ia ambil dari beetroot, warna hitam dari tinta cumi-cumi, kuning atau oranye dari wortel, dan hijau dari bayam. Begitu juga es krim ia buat dari bahan utama buah-buahan. Ia menambahkan, warung Cibo ini sebe­ narnya ia kembangkan sebagai socialentrepreneur. “Saat ini, kami mempekerjakan 22 karyawan di pabrik, diantaranya 6 orang penyandang difabel. Untuk di warung Cibo ada 4 orang difabel yakni tuna rungu dan daksa,” katanya. Ia mengakui, untuk seutuhnya mempekerja­ kan penyandang difabel tentu belum bisa, ka­rena masih ada beberapa pekerjaan yang me­reka tidak bisa lakukan. Karena tujuan awalnya, ia ingin memberdayakan penyandang difabel agar mereka mampu menjadi pribadi yang mandiri. Seperti Made Ratni contohnya. “Misi kami menjadikan mereka dari nobody menjadi somebody. Difabel bukanlah kendala, dengan olahraga mereka bisa menjadi lebih percaya diri. Saya juga memberikan kesem­ patan mereka menjadi wirausaha dengan pro­ gram socialenterpreneur ini,” kata Bu Putri. Dengan dibukanya Warung Cibo, Made Ratni juga ikut membantu di kafe ini. Ratni

senang karena dengan ia bekerja di Yayasan dan mendapatkan gaji, kini ia sudah mandiri mempunyai penghasilan sendiri tanpa harus takut menghadapi masa depan. (Wirati Astiti)

Aneka pasta Warung Cibo

M

Komang Puteri Yadnya Diari

Kekurangan fisik bukanlah hambatan untuk berprestasi. Itu­ lah yang dibuktikan Ni Made Ratni. Gadis asal Desa Taro, Gianyar ini mendulang berbagai prestasi di tengah keter­ batasannya sebagai penyandang difabel.

29

Berbohong untuk Bentuk Karakter Anak

Keterbatasan bukan

Sudut Pandang

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

enurutnya, se­ baik apapun tu­ juan berbohong akan tetapi selalu memberikan beban moral yang membuat si pelaku tidak tenang. Maka dari itu, meskipun diperbo­ lehkan kebohongan tetap harus diminimalkan. Perempuan yang akrab disapa Puteri ini menga­ takan dalam ajaran agama Hindu ada lima jenis kebohongan yang diperbolehkan di antaranya, berbohong kepada anak. Dari perspektif pendidi­ kan, berbohong kepada anak bertujuan untuk membentuk karakter anak. Sebab anak masih polos dan tidak banyak tahu tentang sesuatu di sekitarnya sehingga ketika anak berusaha mencari tahu dengan cara yang salah maka diperkenankan mem­

beritahu dengan cara berbohong. “Hal-hal kecil untuk membentuk karakter anak sedini mungkin itu diperbolehkan untuk berbohong. Misalnya tidak boleh duduk di atas bantal nanti bisul,” jelasnya. Sebagai seorang ibu, Puteri tidak menampik ada saja kebo­ hongan yang diungkapkan dalam hal mendidik anaknya. Apalagi dirinya memiliki anak yang berada di fase emas dimana anak akan mencontoh sesuatu dari orang terdekatnya, yaitu orangtua. “Ketika anak saya tertarik belajar bahasa maka ketika sedikit saja mendengar bahasa yang asing maka akan mencari tahu, seh­ ingga saya akan menggunakan kebohongan sebab akibat untuk mengarahkan anak, misalnya, dik sing dadi kene.. nyaan keto..,” jelasnya.

Meskipun berbohong dengan dasar kebaikan diperbolehkan kepada anak, akan tetapi tidak semua anak bisa dibohongi apalagi anak yang usia sudah menginjak remaja. Sehingga tentu untuk membentuk karakter anak di usia ini dilakukan dengan pendekatan yang berbeda. “Saya rasa untuk membohongi anak di usia remaja ini tidak mudah, karena sulit dia­ tur, sehingga pendekatannya dengan persahabatan tidak lagi kebohongan,” jelasnya. Berbohong juga diperbolehkan bagi seorang pedagang dengan tujuan untuk mendapatkan un­ tung. Selain itu, berbohong juga diperbolehkan dalam mengh­ adapi musuh. Musuh yang paling besar dan paling dekat dengan seseorang adalah diri sendiri, se­ hingga ego dan kebodohan harus diperangi. “Berbohong dengan tujuan memerangi musuh kita sendiri yaitu kebodohan dan ego,” tambahnya. Perempuan kelahiran 14 Agus­ tus 1990 ini menambahkan, kon­ teks lain berbohong juga diper­ kenankan kepada pasangan untuk menyenangkan hati pasangan. Akan tetapi pada konteks ini

Berbohong dalam Kondisi Tertentu Sepertinya hampir sebagian besar diantara kita pernah ber­ bohong. Meski semua orang akan mengatakan kalau berbohong itu perbuatan tidak baik. Namun, di balik itu berbohong bisa menjadi senjata dalam rangka menghargai perasaan orang lain, yakni berbo­ hong demi kebaikan bersama. Banyak yang meyakini jika kita berbohong bukan demi keburukan atau kejelekan orang lain itu tidak apa-apa. Apalagi jika berbohong demi terhindar dari rasa marah, kecewa atau situasi yang tidak menyenangkan orang lain, rasanya boleh –boleh saja. Begitu juga dengan AA Praya­ wati, ibu rumah tangga dengan 5 orang cucu ini. Dalam kesehariannya juga tak lepas dari kata-kata bohong. Ka­ tanya, kebohongan yang dilakukan­ nya semata-mata demi kebaikan

sang cucu. “Misalnya suatu hari saya mau latihan menabuh. Melihat saya berganti pakaian, cucu saya ingin ikut. Saya bilang aja kalau saya mau ke dokter. Tujuan saya agar dia tidak ikut, sebab saya khawatir nanti di sana dia bakalan merasa lelah menunggu dan bisa saja lantas ngambek atau ngambul,” katanya . Namun, Gung Praya enggan menyampaikan alasan yang sebe­ narnya atau berbohong lebih ban­ yak dilakukan kepada anak kecil. Utamanya pada cucu –cucunya. Biasanya juga bohong digunakannya dalam kondisi ‘sudah kepepet’ “Ke­ tika kita tidak mungkin menyampai­ kannya alasan yang sesungguhnya. Maka alasan yang lainlah yang disampaikan,” cetusnya. Gung Praya juga mengatakan pernah melakukan kebohongan pada saat sang cucu

masih minum susu pakai dot. Padahal menurut dirinya si cucu sudah gede semestinya bisa mi­ num menggunakan gelas . “Ketika diminta minum susu pakai gelas ..pecahlah tangisnya. Ia masih tetep ingin ngedot. Untuk bisa menyudahi hal ini, saya terpaksa mengatakan kalau dot-nya sudah dimakan guk-guk. Cucu saya sempat demam selama dua hari,” paparnya sembari menambah­ kan jika sang cucu terus ngedot sampai besar bisa saja bibirnya menjadi nyonyor. Begitu juga saat cucunya yang lebih kecil ingin ikut ke sekolah mengantar sang kakak, dengan minta gendong. Ketika ditolak, si adik pun nangis sejadi-jadinya. Melihat itu spontan, Gung Praya meluncurkan kata-kata kalau hari itu dirinya mau mengantar sang kakak imunisasi ke dokter.

AA Prayawati

Selanjutnya Gung Praya juga blak-blakan bercerita tentang ke­ bohongan dalam konteks lain yang pernah dilakukannya. Ia sempat

berbohong sering disalahartikan sehingga menyebabkan ketidak­ harmonisan dalam hubungan rumah tangga. “Banyak yang berbohong kepada pasangan tetapi bukan untuk menyenang­ kan pasangannya nah inilah yang menimbulkan keretakan dalam antara suami dan istri. Jadi tidak diperkenankan berbohong den­ gan hanya menguntungkan salah satu belah pihak,” ungkap alumni FPMHD Unud tersebut. Berbohong juga diperkenan­ kan untuk orang sakit sebab secara ilmu psikologis memang lebih baik seorang penderita sakit tidak mengetahui sakit yang dideritanya. Tentu merahasiakan penyakit tersebut dengan tujuan tidak menambah beban si pen­ derita. Puteri juga mengatakan sekali berbohong maka kebohongan lain akan dilakukan, sehingga setiap kebohongan tentu dengan landasan dharma harus bisa diper­ tanggungjawabkan. “Kebohon­ gan demi kebaikan kepada anak harus saya pertanggungjawabkan dengan perbuatan saya, dengan bersikap konsisten,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

membohongi suaminya tersayang. Yang ini, katanya urusan kepentin­ gan membeli item fashion, seperti tas, sepatu, sandal hingg busana untuk melengkapi koleksinya. “Kalau jujur menyampikan tentu akan ada berbagai pertanyaan. Kenapa harus beli lagi padahal sudah punya. Kita perempuan kan perlu memiliki beberapa koleksi, Pertama agar bisa tampil yang pan­ tas serta serta jika sandal atau tas digunakan bergilir akan lebih lama rusaknya. Tapi kalau dijelaskan jadi panjang lebar makanya agak –agak bohong sedikit,” katanya tertawa kecil. Satu lagi kebohongan yang per­ nah dilakukannya,adalah berbohong pada orang yang tengah sakit. Ka­ dang, katanya kita harus menyam­ paikan kalimat yang menenangkan dan positif, meski sebenarnya keadaannya yang sebenarnya cukup mengkhawatirkan atau sakitnya cukup serius. “Tujuan bohong di sini adalah untuk menyemangati yang sakit,” katanya. (Sri Ardhini)


Rileks

30 Pertanyaan TTS No. 004 MENDATAR 3. SEGITUJUH 5. PENGGARIS 6. PIRINGAN 10. JALAN CERITA 13. CAMBUK 15. ARTIFISIAL 17. KOSONG 18. JELAS 20. SEMBOYAN 22. SELASAR 23. KAMBUH 24. NEGARA ASAL BOB MARLEY 25. LELAH

MENURUN 1. GADUH 2. PENYAMARAN 4. CATATAN 7. KECIL 8. BATAS 9. BOLA SODOK 10. JENJANG 11. INFORMASI 12. BUNGA UANG 14. AKBAR 16. KANDANG KUDA 19. IMAJINER 21. GOYANG

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

TTS tokoh

Satu lagi film bertema budaya Bali hadir untuk menghibur pecinta film. Perpaduan mitos dan realita tentang leak tersaji dalam film “Nyungsang” garapan Gases Bali dan IKIP PGRI Bali.

S

JAWABAN TTS No. 002 MENDATAR 4. CELCIUS 8. SEKUNDER 10. MARATON 12. INSPIRASI 14. KAWIN 18. FRATER 20. TERTIB 21. NETRAL 23. HANGGAR 26. ONGKOS 28. DENMARK 29. BEGADANG 32. ADAPTASI 35. RABAT 36. PANDU 37. LADAM 38. HIJAB 39. BUNTING 40. GELANGGANG

Sosialita

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

MENURUN 1. MENGKUDU 2. PARODI 3. TEROMPET 5. HALTE 6. WAISAK 7. KOKI 9. ENGKONG 11. CATUR 13. NINGRAT 15. AMPUTASI 16. LETNAN 17. EKSPRES 19. RETINA 22. HALILINTAR 24. SABDA 25. IKEBANA 26. OBENG 27. GANDEWA 30. JAGAWANA 31. JOMPLANG 33. DAYAK 34. SINTING

Kupon TTS tokoh No. 004

atu per satu undangan memasuki Studio 5 Denpasar Cineplex, Kamis (29/3) sore. Ini merupakan hari spesial bagi kru film “Nyungsang”. Gala premiere tersaji untuk undangan dan keluarga besar pendukung “Nyungsang”. Diawali dengan tangisan Odah (nenek) sambil menimang cucunya, Luh Putu Nesti yang juga menangis. Mereka dikerumuni dedemit yang berpenampilan seram. Latar pohon beringin yang rimbun dan kabut asap membuat suasana tambah seram. Luh Tu Nesti baru saja kehilangan orangtuanya. Ia pun menjadi anak yatim piatu yang diasuh Odah. Seiring perjalanan waktu, Luh Tu Nesti yang diperankan Gek Ari tumbuh menjadi perempuan dewasa yang cantik dan pintar menari. Rasa sayang Luh Tu Nesti pada Odah ditunjukkan dengan melayani segala keperluan Odah. Ia tak kenal lelah bahkan mengabaikan usianya yang tambah dewasa dan belum menikah. Banyak yang berminat pada Luh Tu Nesti, namun kebanyakan mundur karena takut pada Odah yang disinyalir punya ilmu pengeleakan. Ternyata Luh Tu Nesti merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Saat tertentu, ia merasa bukan dirinya sendiri. Ternyata terkuaklah realita, Odah memang memiliki ilmu pengeleakan yang sudah diturunkan ke Luh Tu Nesti. Alur film yang bolak-balik menampilkan Luh Tu Nesti yang sudah tua memiliki cucu bernama Pujas. Anak muda kekinian yang hobi matajen. Suatu

Beberapa artis dan kru film “Nyungsang”

saat, Pujas masuk ke kamar Odah dan merasakan sesuatu yang aneh. Hingga di pengujung film, Pujas ditindih leak. Sebuah ending gantung yang membuat penonton penasaran. Di Film “Nyungsang” ini, sang Sutradara Komang Gases tidak mau memberikan statement bahwa leak itu bagus atau jelek. Ia sengaja memberikan penonton memilih dan memilah, karena semua pasti ada risiko. Masyarakat diharapkan dapat menyikapi suatu hal yang terkait rwa bhinedha (hitam-putih, baik-buruk) yang selalu ada dalam dunia ini. Semua itu jelas terucap dalam bahasa-bahasa seperti: “Ape je ne gelah cening, jalanin. Yen sube nyalanin kepatutan, jalanin”. Namun, dalam sebuah scene, ada juga bahasa pamannya si tokoh utama Luh Tu Nesti, yang memberikan pelurusan untuk memahami sebuah ilmu. “Apa pun yang sudah diwariskan dan dijadikan sebuah tradisi, jalankan dengan baik dan benar. Jika kamu tidak bisa menjalankan itu nanti nyungsang pejalanan ceninge”.

“Ini penayangan perdana dan respons penonton cukup lumayan. Kami akui banyak hal yang perlu diperbaiki. Masing-masing pemain punya kelemahan. Ke depan, kami sudah sepakat, kalau ini sukses akan garap sekuelnya. Evaluasi tetap perlu dilakukan,” ungkap Rektor IKIP PGRI Bali Drs. I Made Suarta, S.H., M.Hum. Suarta yang turut berperan sebagai Pak Man menuturkan ini pengalaman pertamanya bermain film layar lebar. Seniman arja ini merasa ada hal-hal

3

yang perlu dievaluasi, misalnya penguatan karakter dengan memberikan skrip naskah lebih awal. Ada pemain yang cepat memahami naskah dan ada yang perlu waktu lebih lama. “Secara umum, semua sudah berjalan baik. Ke depan, kami sudah sepakat agar “Nyungsang” tidak hanya tampil di level regional tetapi bisa go national. Apalagi ini film yang mengusung misi budaya. Teaser filmnya saja sudah ditonton lebih dari 50 ribu pengguna media sosial. Respons yang sangat luar biasa,” tegas Suarta. Sementara, Komang Gases mengaku puas dengan penayangan perdana film “Nyungsang” ini. “Apa yang ingin saya sampaikan akhirnya bisa tersampaikan, dari sisi spirit, sisi seni, dan sisi keilmuan,” tegasnya. Walau dengan kamera kecil dan proses dubbing sederhana, mampu membuat film bergenre tragedi komedi ini menghibur penonton. Ada saatnya penonton menjerit dan ada kalanya mereka tertawa. Putra (alm) Mangku Candra ini menuturkan banyak suka-duka selama pembuatan film ini. Sukanya, ia bisa berkumpul dengan teman-teman dan

bisa berkarya bersama. “Awalnya jujur kami tanpa tandatangan kontrak. Ini murni untuk pekerjaan. Ketika ada hasil, baru buatkan kontrak. Biar tidak ada tumpang tindih. Ini sudah masuk bioskop. Meski tidak banyak, adalah yang dibagi. Saya bisa tahu mana yang care, mana yang hanya pikirkan uang saja. Saya terbuka dengan mereka,” jelas Komang Gases. Ia juga mengaku banyak hal yang dipelajari selama pembuatan film ini. Sebagai sutradara yang didukung IKIP PGRI Bali, Gases, Jagir, dan yang lainnya, ia ternyata tidak tahu detail tentang film. “Saya hanya bermodal ide untuk pertahankan seni dan budaya Bali. Selama ini IKIP PGRI Bali dan Gases sudah sering ngayah di dunia seni. Sekarang kami harus berani masuk dunia perfilman agar lebih dikenal masyarakat,” tegasnya. Ia pun sepakat dengan apa yang disampaikan Rektor IKIP PGRI Bali. “Kami memang membuat ending menggantung agar penonton penasaran dan kami siap untuk melanjutkan film ini agar go national,” ujar Komang Gases yang juga dosen IKIP PGRI Bali ini. –wah, ten

KETENTUAN MENJAWAB

Pemenang TTS No. 002 1. Ayu Kusumadewi (Badung) 2. Sagung Paramita (Denpasar)

tokoh dunia Perempuan bernama lengkap Christine Madeleine Odette Lagarde ini adalah perempuan pertama yang menjadi Direktur Pelaksana IMF (Dana Moneter Internasional). Sebelumnya, perempuan kelahiran 1 Januari 1956 ini menjabat Menteri Urusan Ekonomi, Keuangan dan Perindustrian Perancis.

L

agarde dilahirkan di Paris dari sebuah keluarga akademisi. Ayahnya, Robert Lallouette adalah profesor bahasa Inggris di Fakultas Rouen. Setelah lulus

pada 1974 di Lycée Claude Monet di Le Havre, Lagarde memperoleh beasiswa dan melanjutkan sekolahnya di Sekolah HoltonArms, sebuah sekolah khusus anak perempuan di Bethesda,

Jawaban ditulis di kertas dan masukkan dalam amplop atau ditulis di kartu pos. Tempelkan guntingan kupon TTS No 001 serta identitas lengkap (nama, alamat, no HP). Kirim ke Redaksi Tokoh, Gedung Pers Bali K. Nadha lantai III, Jln. Kebo Iwa no 63 A Denpasar, paling lambat Kamis 12 April 2018. Pemenang diumumkan Minggu 22 April 2018. Tersedia dua hadiah voucer belanja senilai @Rp 100.000 dari Cellular World untuk dua orang pemenang. Pemenang agar ­mengambil hadiah ke Kantor Redaksi Tokoh setiap hari kerja dengan membawa identitas diri (KTP/SIM)

Sebagian undangan yang hadir dalam penayangan perdana film “Nyungsang”

MAJUKAN PERFILMAN BALI Bahasa yang digunakan dalam film ini adalah campuran Bahasa Indonesia dan bahasa Bali yang kemudian ada terjemahan ke dalam Bahasa Inggris. Diterjemahkan dalam bahasa Inggris ini dij elaskan Komang Gases, untuk memperkenalkan budaya Bali kepada orang asing. Film “Nyungsang” yang tayang di Denpasar Cineplex Studio 5 sampai 11 April 2018 ini adalah hasil kolaborasi IKIP PGRI Bali dan Gases Bali. Diperkuat dengan naskah yang ditulis oleh I Ketut Sandika, Komang Gases (Sutradara, Produser), Buddi Mahayana (Kameramen), Arik Palawara (Musik). Di antara pendukung film ini, ada dua nama tenar. Puja Astawa dan Gek Ari. Puja Astawa yang lebih dikenal dengan Pujas merupakan selebgram yang video lucunya banyak di media sosial. “Terus terang ini film layar lebar pertama saya. Apa yang terjadi, bagian dari kami semua. Saya ambil hikmahnya saja untuk ke depan,” ujar pemeran tokoh Pujas ini. Harapannya ke depan, film Bali jauh lebih

Christine Lagarde Maryland, AS. Ia juga meraih gelar dalam bidang hukum dan politik. Lagarde pernah menjadi anggota tim nasional renang sinkronisasi Perancis pada masa remajanya. Hobinya selain berenang adalah yoga, menyelam skuba, dan berkebun. Lagarde, seorang pengacara anti-trust dan perburuhan terkemuka, mencatat sejarah sebagai perempuan pertama yang menja-

bat direktur sebuah perusahaan konsultan hukum internasional Baker & McKenzie. Pada 16 November 2009, The Financial Times memilihnya sebagai Menteri Keuangan terbaik di kalangan negara-negara yang menggunakan mata uang Euro. (Wikipedia)

Made Suarta dan Gek Ari

bagus dari ini. Ia juga menuturkan tidak ada masalah dengan casting karena memerankan diri sendiri. Pujas memiliki karakter anak nakal di film horor. Ia menjadi anak modern di masa kini yang tidak tahu banyak tentang Odahnya. Sementara itu, Gek Ari mengatakan ada kesan seram dan sedih dalam film ini. Ia merasa penasaran dengan sesuatu yang diberikan Odah yang merasuki tubuhnya. “Ada sosok wanita tua yang muncul sekilas saat syuting di rumah tua di Batuan. Mungkin wanita itu memberi tanda bahwa ia memang ada” ujar perempuan bernama lengkap Ni Wayan Ariani ini. Saat syuting di Sangeh, pemeran di beberapa FTV ini merasa ada sesuatu yang merasuki tubuhnya sehingga ia bisa membawakan peran dengan baik dan seperti mendapat taksu. “Semoga perfilman Bali lebih maju dan insan perfilman Bali lebih terpacu meningkatan seni perfilman. Banyak potensi yang bisa digarap dari budaya mistis,” tegas Gek Ari. –wah, ten


Espresso

2

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

GORO-GORO prt B Amat yang sudah mau Putu Wijaya k e l u a r m e nyambut tamu, heran. Istrinya masuk dengan wajah masam. “Lho, tamunya kok ditinggal?” “Sebel aku!” “Kenapa?” “Pembokat kok tingkahnya melebihi” “Melebihi apa?” “Melebihi artis!” “Perempuan secantik itu pembokat?” “Cantik? Kayak leak begitu kok cantik?” “Semua perempuan kan cantik, Bu, asal ban luar ban dalamnya asli!” “Itu bukan perempuan!” “Bukan? Bencong?” “Ular kepala dua! Lebih bahaya dari Black Mamba Afrika!” “Jangan ngamuk begitu, Bu! Tidak semua orang cakep itu jahat.” “Jangan bilang iblis cakep!” “Iblis? O, pantesan! Menurut literatur iblis banyak yang manis. Makanya kebanyakan yang bejat di dunia ini lelaki! Kecuali aku.” “Kalau setan itu cantik, cakep, manis, lalu istrimu ini apa, Pak?” “Sri Ratu!” “Sari Ratu?! Saya bukan rumah makan” “Sri Ratu! Ratu kelas satu. Ratu rumah tangga! Cuma sayangnya belum mandi!” “Sapa bilang ... “ Bu Amat mau marah. Kepala Batty nongol di pintu. “Minta airnya! Cepet yang dingin!! Pedes ni!” Pintu ditutup lagi. Amat bengong “Itu iblisnya?” “Ya!” “Aduh Ratu! Itu bukan Black Mamba, itu lintah! Aku ingin disedot! “Bapak!” “Supaya aku bisa mengigit lehernya sampai mampus. Akan aku

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

“Beli dong. Tapi dua, ya! Aku biasa, apa-apa mesti dua. Satu nanggung. Cepat tapi ya! Cari yang diet. Cepet! Aku kan ada janji dengan Mr. Bin! WC-nya mana?” Amat terkejut. gigit pelan-dan sedot darahnya “WC untuk apa?” supaya dia kering-garing.” “Telmi juga! WC untuk manAmat mau keluar. di!” “Bapak mau ke mana?” “O, kamar mandi?” “Mau mengunyah iblis itu “Ada berapa?’ hidup-hidup! Kok berani-beran“Mau pakai berapa?” inya memerintah kita, ambil air. “Paling sedikit tiga.” Memang ini rumah mbah buyut“Ya, nanti dibikin dulu.” nya! Ngapain dia bilang pedes, “Ada bed cover-nya?” pedes, seperti habis makan bakso “Apa?” setan? Apa dia sudah manggil tu“Itu lho bak untuk berenkang bakso dari teras rumah kita ini? Tukang bakso yang mau kita dem.” “O, nggak ada.” deportasi, karena ketahuan bikin “Lemari es-nya di mana?” bakso dari daging tikus? Nama kita “Di dapur.” bisa error! Kita harus menindak Amat menunjuk ke arah dapur. tegas tidak boleh pandang bulu!” Bu Amat baru keluar dari dapur Amat mau keluar. membawa pisau dapur. “Jangan!” “Selain yang tua itu ada berapa “Kenapa?” “Pembokat yang ngaku-ngaku asisten di sini.” “Tidak ada.” si Batty itu sebenarnya si Nora “Itu bawa pisau untuk apa?” yang dijanjikan Pak Kabul. Tapi “Dia suka motong.” setelah lihat rumah kita, lihat Ba“Motong siapa? Motong apa?” pak yang gini hari belum mandi, “Apa saja yang perlu dipodia langsung mengaku namanya tong.” Batty!” “Sudah berapa nenek itu kerja “Kenapa?” “Pasti dia kehilangan selera di sini?” “Sejak kawin.” pada kita!” “Suaminya mana?” “Takut kita jorok? Takut kita “Aku.” rewel, bawel, kejam? Takut kita Batty tersirap. bakal nunggak gajinya? Takut kita “Bapak siapa?” paksa kerja rodi?” “Aku suaminya, maaf istriku “Kalau takut kerja ngapain jadi agak terganggu. Ini jamnya kupembokat?” “Paling tidak untuk berteng- mat.” Batty terkejut dan mengambil ger.” hp-yang seakan-akan memang“Bukan untuk nafkah?” “Yang tua nafkah, yang muda gil. “Hallo, oh, Mr. Bin? Oke-oke, petualangan.” OTW, OTW, baik, swimming, tapi “Ssssttt!” ike tidak bawa, oke makan di KFC Batty masuk. dong, oke, oke OTW.” “Mana dong airnya?” Batty keluar. Bu Amat mengBu Amat melengos terus ke hampiri Amat. dapur “Kenapa dia ketakutan?” “Bu!” “Dia menyangka aku gila.” “Kan tadinya mau gigit. Gigit Di pintu muncul tukang bakso dah!” “Airnya dong, cepetan! Pedes membawa 4 mangkok kosong. “Bagaimana, Pak, enak? Kirain nih!” tidak doyan. Seratus ribu saja, “Air apa?” “Drink! Air minum! Coca-cola soalnya tikus putih sekarang susah dapat, tapi khasiatnya nomor ada?” satu!” “Ada di supermarket.”

Tabloid Tokoh merupakan salah satu media yang diundang dalam acara Faber-Castell Journalist Goes to Factory 2018. Acara berlangsung 25-28 Maret 2018. Tampak para peserta foto bersama di pabrik marker PT Faber-Castell International Indonesia di Cikarang Barat, Bekasi.

Gelar Kesarjanaan Gelar akademik atau gelar kesarjanaan sangat bermakna bagi seseorang, apalagi bagi si pemilik gelar tersebut. Gelar memang dicari dan diburu untuk suatu tujuan tertentu. Memperhatikan gelar-gelar yang bertengger di belakang atau di depan nama seseorang, umumnya dapat kita maklumi lantaran gelar itu sudah terbiasa kita dengar atau sudah sering kita baca pada sebuah tulisan. Lalu, bagaimana dengan yang kurang kita pahami ? Dalam surat (Kontak Pembaca) ini, terus terang, saya kurang memahami tentang gelar kesarjanaan atau mungkin sebutan profesi, yang ada pada Tokoh edisi 12-18 Maret 2018, hal. 3. Kongkretnya, gelar-gelar yang dimaksudkan itu, adalah; MSA., CA., dan CPA yang disandang oleh Ida Ayu Budhananda Munidewi, di bawah judul tulisan “Akuntan Publik Wanita Termuda.” Sekadar diketahui, bahwa saya bertanya tentang hal ini lantaran saya saat ini sedang menyusun Buku/Kamus Singkatan. Jawaban atas pertanyaan saya ini, kalau bisa, ditulis di ruang ini juga agar pembaca lain bisa terimbas. Terima kasih. Romi Sudhita Jln. Srikandi, Singaraja MSA (Master Sains Akuntansi) adalah gelar Magister S2 yang diperoleh Ida Ayu Budhananda Munidewi dari Universitas Brawijaya. CA (Chartered Accountant) adalah sertifikasi untuk Akuntan Beregister yang diberikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. CPA (Certified Public Accountant) adalah sertifikasi profesi akuntan publik yang diberikan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Mozaik

Edisi 997/ 2 - 8 April 2018

Belakangan ini istilah pelakor sedang ramai jadi bahan pembicaraan. Agak merasa ketinggalan, ketika suatu malam saat sedang bersantai, istri menanyakan istilah “pelakor” yang sempat bikin saya bengong. Istilah apalagi ini. Setelah melacak ke beberapa media elektronik baru ketemu apa yang dimaksud dengan istilah ini yang ternyata adalah “perebut laki orang” alias wanita yang merebut suami orang lain. Apa pula bedanya dengan istilah WIL atau PIL. Menilik konteks-nya, penggunaan istilah pelakor tentu tidak bisa dilepaskan dari cerita cerita perselingkuhan antara para pelaku (laki & wanita) yang sudah berkeluarga. Cerita perselingkuhan pastilah terkait dengan rasa suka sama suka, terlepas dari siapa yang mulai duluan. Sebab jika salah satu tidak suka maka lain pula ceritanya. Lalu kenapa pula ada “rebut merebut” seolah yang diperebutkan adalah barang berharga yang pasif, tak punya peran apa apa untuk menentukan nasibnya sendiri. Dalam konteks perselingkuhan, istilah pelakor seolah mendudukkan si wanita sebagai biang masalah dan si laki laki adalah korban yang tak berdaya melawan kehendak nafsunya. Padahal andil si laki-laki tentu saja ada bahkan mungkin

Setialah pada Pasangan

besar. Lalu kenapa hanya si wanita yang mendapat julukan sebagai perebut, bukan lakinya sebagai kucing garong. Oleh karena itu disini perlu didudukkan dengan benar tiap posisi dan peran dari para pelaku dalam kasus perselingkuhan. Bukan sekadar soal rebut merebut atau sebar menyebar uang. Jika ada wanita sebagai aktor utama dalam istilah “pelakor”, maka tentunya ada pula istilah sebaliknya. Laki laki sebagai aktor utama yang merebut istri orang lain. Lalu disebut apa yang begini? Peristor alias perebut istri orang? Atau ada istilah lain lagi?. Apapun istilahnya tetap saja hal itu hanya upaya untuk mencari si kambing keriting dan hitam, ketimbang menimbang persoalan secara lebih adil dan proporsional. Keduanya tetap saja salah, namanya saja perselingkuhan. Bagaimana perselingkuhan terjadi? Seorang pakar psikologi Kelly Campbell Ph.D. dalam tulisannya mengenai mengapa orang berselingkuh (Psychology Today) menyebutkan setidaknya ada tiga alasan orang berselingkuh, yakni. Pertama, alasan Individual, yakni hal-hal yang terkait dengan kualitas pribadi yang membuat seseorang rentan terhadap perselingkuhan. Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko, diantaranya. • Persoalan Gender. Pria lebih mudah tergoda

Drs. Drajat Wibawa, M.Si.

untuk melakukan perselingkuhan ketimbang wanita. Alasannya karena pria memiliki hormon testosteron lebih banyak yang bertanggungjawab atas tingginya dorongan kebutuhan seksual. • Kepribadian. Orang yang kurang memiliki “hati nurani” dan kepribadian yang terlalu ramah lebih berisiko terlibat dalam perselingkuhan. • Faktor religiusitas dan preferensi sikap. Orang yang sangat religius (yang sebenarnya, bukan cuma kedok) dan mereka yang memiliki orientasi sikap konservatif (kuno/kolot) memiliki risiko rendah

untuk berselingkuh. Kedua, alasan dalam hubungan (relationship). Periset menemukan bahwa hubungan yang dicirikan oleh ketidakpuasan diantara pasangan; problem seksualitas dan pasangan yang sering konflik memiliki risiko tinggi untuk berselingkuh. Ketiga, alasan situasional. Orang bisa berselingkuh karena terjebak situasi. Seseorang yang bertipe setia, punya terjebak situasi. Seseorang yang bertipe setia, punya kualitas hubungan yang bahagia dengan pasangan, ketika terpojok dalam situasi yang berisiko tinggi bisa jadi akhirnya berselingkuh juga. Lalu bagaimana sebaiknya? Bagi yang tertarik dengan lawan jenis ya perhatikanlah rambu-rambu yang ada, cincin kawin melingkar di jari, itu salah satu rambunya. Jangan sengaja dilanggar seperti memetik buah mangga tetangga yang sudah matang di pohon. Jika Anda sudah bersuami atau beristri ya tetap setialah pada pasangan masing-masing. Memang ini saran yang klasik namun memiliki kebenaran yang

31 tidak terbantahkan. Kenapa? Sebab sejak awal Anda menikah Anda sudah memilih dengan penuh tanggung jawab pasangan Anda, jadi jika ada masalah dalam rumah tangga Anda ya tanggunglah dan selesaikanlah dengan sebijaknya. Jika mulai ada dan selesaikanlah dengan sebijaknya. Jika mulai ada keretakan dalam bahtera rumah tangga Anda, segeralah cari lem atau alat lain untuk merekatkan kembali. Oleh sebab itu sering seringlah berkaca-diri mengasah naluri untuk melihat potensi keretakan sejak dini. Jika Anda lebih sering berada di luar rumah bersama banyak teman lawan jenis ya sebaiknya mulai menimbang dan mengurangi faktor risiko itu dan lebih banyak quality-time yang Anda sediakan untuk pasangan. Jika Anda bukan orang yang religius ya segeralah mendekatkan diri pada Tuhan. Sebab Tuhan dan agama manapun melarang setiap bentuk kecurangan dan perselingkuhan. Drs. Drajat Wibawa, M.Si. Pengamat Sosial/Security Risk Management, United Nation

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Yoga bersama Dian Kania (Markandeya Yoga)

Teknik Pernapasan untuk Penderita Diabetes Militus Bunda Dian

1

2

Gambar 3 Ambil posisi seperti gambar 1 serta langkahkan kaki kanan ke depan diantara 2 tangan. Dorong pinggul ke depan supaya merasakan peregangan di bagian pangkal paha. Lutut segaris dengan dengkul. Lutut kiri mundur ke belakang dan pastikan lutut kanan tidak dibuka tapi rapat ke arah dalam. Jadi, persempit jarak antara perut dan paha dalam lalu mengangkat tangan kanan ke atas lanjutkan dengan lipat tangan letakkan di belakang punggung. Pegang paha kiri dengan memutar perut dan bahu ke belakang kanan dan dirasakan pinggangnya dipuntir serta biarkan diam dalam posisi ini mulai konsentrasi pada napas dengan lembut dan hembuskan perlahan. Lakukan 14 kali menarik dan menghembuskan napas. Selanjutnya kembali ke posisi semula dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang dan kaki kiri ke depan sesuai dengan teknik yang di atas.

3

Gambar 1 dan 2 - Buka kaki pastikan lutut segaris dengan panggul. Tangan satu garis dengan bahu. - Netralkan tulang punggung. Kemudian bahu tarik ke belakang ke arah atas. - Tulang ekor/ panggul tarik ke atas dan perut ke bawah kepala diangkat (lihat gambar). Selanjutnya tarik napas dengan lembut dan panjang dan buang napas lihat pusar lekungkan punggung serta kembali mengangkat kepala. Punggung netral dengan teknik yang sama diulang sebanyak 14 kali Opsi: Jika dalam pose ini lutut sakit bisa diganjal dengan bantal. Atau, punggung kaki ditidurkan. Bergerak sesuai ritme napas

4

Gambar ke 4 - Kembalikan lagi posisi kaki seperti di gambar 1 - Sekarang kaki jinjit, tekan perutnya masuk, kuatkan telapak tangan dan tarik bokong ke langitlangit. 10 jari kaki ke arah depan dan membentuk angka 11 - Kemudian angkat tumit, tekuk lutut lalu diam dalam posisi ini. Mulai menarik napas dengan lembut buang napas perlahan. Lakukan teknik ini 7 kali pernapasan

5

Gambar 5 - Kembali menurunkan lutut di lantai dengan tetap kaki jinjit - Pastikan tangan kuat sejajar dengan bahu perlahan-lahan angkat lutut setinggi 7 cm dan bertahan dengan posisi ini kemudian tarik napas kembali buang napas dengan lembut sebanyak 5 kali putaran.

Selamat berlatih Salam Markandeya Yoga Indonesia


Mozaik

32

Edisi 997/ 2 - 8 april 2018

“Faber-Castell Journalist Goes to Factory 2018”

Mengintegrasikan Seni Konvensional dengan Game Digital Anak-anak zaman now dinilai lebih senang berkutat dengan hal-hal yang berbau digital. Apalagi yang berkaitan dengan game. Tangannya lebih sering dipakai untuk memencet keypad. Mereka jarang menggunakan tangannya untuk menulis, menggambar, atau mewarnai. Faber-Castell memberikan solusi istimewa.

S

ebuah produk terbaru dikenalkan Faber-Castell kepada para wartawan yang ikut dalam FaberCastell Journalist Goes to Factory 2018. Produk yang diberi nama “Colour to Life” ini menjadikan anak sebagai subjek. “Kami ingin anak-anak sebagai subjek dalam sebuah produk. Anak-anak jangan hanya dijadikan objek. Caranya dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan talentanya,” ujar Richard Panelewen (Product Man-

ager) yang didampingi Fransiska Remila (Brand Manager), Mulyadi Gunawan (Factory Manager), dan Andri Kurniawan (PR Manager) PT Faber-Castell International Indonesia. Diawali dengan mewarnai salah satu karakter yang ingin dipilih. Pewarnaan disesuaikan dengan selera. Setelah selesai, gambar discan. Pengguna diingatkan untuk mengunduh aplikasi “Colour to Life” terlebih dahulu dari Play Store. Gambar yang sudah di-scan itu bisa dijadikan foto serta dijadikan avatar

Mulyadi Gunawan, Factory Manager PT Faber-Castell International Indonesia menunjukkan paket kemasan “Colour to Life”.

Pemaparan tentang produk Faber-Castell dari Richard Panelewen, Product Manager Faber-Castell Indonesia dan Fransiska Remila, Brand Manager Faber-Castell Indonesia.

untuk game. Selanjutnya anak-anak bisa bermain untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya. “Bagi kami ini adalah inovasi bagaimana mengintegrasikan seni konvensional dalam bentuk menggambar maupun mewarnai di kertas dengan seni digital melalui game. Saat ini baru lima karakter yang kami munculkan. Ke depan, tentu akan ada pengembangan lagi. Bahkan tidak tertutup peluang bagi anak-anak kreatif yang membuat karakternya,” imbuh Richard. HANYA DIPRODUKSI DI INDONESIA Fransiska Remila menambahkan pihaknya tidak menutup mata dengan perkembangan teknologi. “Ada kecenderungan anak sekarang lebih suka main game dibandingkan menggambar atau mewarnai.

Kami melihat ada pasar potensial yang bisa digarap secara ekonomi dan di sisi lain ada nilai edukasinya. Anak-anak mewarnai terlebih dahulu kemudian bermain game,” ujarnya. Selama ini pihaknya selalu berusaha untuk membuat event Salah satu karakter dalam “Colour to Life”. yang melibatkan anak dan orangtuanya. Hal ini dirangkai menjadi aneka kreasi. bertujuan meningkatkan kualitas “Connector pen ini hanya diproduksi hubungan keluarga. Selain itu, di Indonesia untuk diekspor. Tiap orangtua lebih semangat untuk tahunnya kami memproduksi 100 juta batang connector pen,” ujar mengajak anaknya ikut lomba. Sarana mewarnai yang dipakai Mulyadi Gunawan seraya mengadalam “Colour to Life” ini connector takan produk Faber-Castell dijual pen, spidol yang aman untuk anak- di 120 negara. (Ngurah Budi) anak. Setelah dipakai, spidol ini bisa

Pasar Pensil masih Stabil

Suasana pabrik pensil

Perkembangan era digital dikhawatirkan membuat produk konvensional tergerus. Salah satu contohnya, pensil. Kehadiran gadget dengan tambahan stylus pen membuat menulis dan menggambar di gadget menjadi lebih mudah. Bagaimana dengan nasib pensil? “Kami tiap minggunya memproduksi 60 ribu gros pensil. Bahan baku utamanya adalah kayu (slat) dan isi pensil (lead). Prosesnya mulai dari membuat “got” di slat kemudian diisi lead. Selanjutnya ditimpa dengan slat lagi.Bagian ini lalu dipotong dan dibentuk sesuai ukuran. Bagian yang disebut raw pancil ini kemudian dicat dan dihaluskan. Tahap akhirnya

adalah pengemasan,” ujar V. Sapto Putranto, QC Manager PT A.W. Faber-Castell Indonesia yang didampingi Pandu Danardjati, MR Manager Representative. Pensil-pensil yang diproduksi ini 24% dipasarkan di dalam negeri, sisanya diekspor. Dari pasar dalam negeri, konsumennya mulai dari anak-anak hingga dewasa. Hal ini menunjukkan pasar pensil masih stabil. “Kami yakin pensil tetap ada tempatnya. Untuk menjaga kestabilan ini, kami membuatkan event maupun workshop yang bekerja sama dengan sekolah dan kampus. Sekarang ini banyak yang kembali ke manual. Misalnya, mahasiswa tingkat

Karya seni berbahan pensil

awal jurusan desain diharuskan menggambar dengan pensil. Setelah itu baru masuk ke format digital,” ujar Fransiska Remila, Brand Manager Faber-Castell

Indonesia. Ia juga memberi contoh beberapa desainer top dunia, mempunyai karya asli berupa coretan manual menggunakan pensil. (Ngurah Budi)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.