Tokoh Edisi 996 | Tokoh

Page 1

Sudut Pandang

32

“Nyungsang” Tayang Perdana 29 Maret 2018

Trailer film “Nyungsang” yang merupakan karya putra lokal Bali mendapat sorotan luas masyarakat. Setidaknya, dari 5.000 tiket yang ditargetkan, sudah terjual 5.200 tiket. Di akun sosial salah seorang kru Ketut Sandika, trailer film ini sedikitnya sudah dibagikan hingga 1.500 kali dan 2.400 komentar.

“A

stungkara sementara ini komennya positif, tidak tahu nanti jika sudah tayang perdana. Karena, kami memang bukan orang film. Kami hanya punya keberanian, nyali dan komitmen untuk pelestarian budaya, itu saja modalnya. Entah nanti di-bully atau seperti apa, itu adalah rwa bhineda yang tak bisa dihindari,” ujar Komang Indra Wirawan-yang akrab dipanggil Komang Gases, produser dan sutradara “Nyungsang”, saat ditemui Kamis (22/3) di salah satu pojok ruang kecil di kampus IKIP PGRI Bali. Di ruang inilah proses editing film ini digarap, dengan peralatan yang super minim. “Nanti sore kami rencana mau syuting ulang lagi beberapa adegan horor,” ucap kameramen Budi Mahayana yang dibenarkan Komang Gases. “Sebagai seniman, ketika ditonton berulang-ulang, saya masih merasa belum puas dengan hasil sebelumnya,” imbuh Komang Gases yang mengaku pembuatan film ini menelan total dana sekitar Rp 475 juta. Film layar lebar “Nyungsang” bergenre horor yang diangkat dari kisah

sangat kental di Bali dan masih diyakini. Kedua, memberikan kesempatan ruang kepada generasi muda bahwa kita bisa, bahkan mampu bersaing di papan nasional dan internasional kalau kita mau bersatu,” tegasnya. “Nyungsang” dalam film ini diartikan sebuah ilmu yang disalahgunakan. Sang sutradara ingin memberikan gambaran kepada penonton dan penikmat seni bahwa apapun yang kita pelajari sah-sah saja, baik itu ngiwa, tengen, dharma, ilmu pengeleakan, desti, dsb., jika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan. “Tetapi ketika kita tak memiliki penuntun, guru, dan komitmen dalam diri, sehingga bersikap sekehendak hati, ilmu itu pasti akan disalahgunakan, berbalik, dan jadinya nyungsang,” jelasnya. Inilah yang dilakoni tokoh Odah (nenek), yang diceritakan demi mempertahankan garis keturunan, ia memohon anugerah. Dan ketika anugerah terkabulkan, disalah artikan sehingga tingkah lakunya terbalik atau nyungsang. Setting dan suasana dalam film ini

Sebagian kru dan pemain Film Nyungsang

nyata pengalaman mistis salah satu keluarga di Bali ini, akan tayang perdana Kamis, 29 Maret 2018 di Denpasar Cineplex. Film berdurasi 1 jam 15 menit ini dijadwalkan akan tayang sampai 11 April 2018. LESTARIKAN BUDAYA Komang Gases memaparkan ide awal pembuatan “Nyungsang” ini adalah pelestarian budaya. “Spirit film ini adalah tentang ilmu. Bahwa ilmu ngiwa, tengen, dharma, dan leak itu masih

dibuat senatural mungkin, tanpa harus mengorbankan kekuatan cerita dalam film. Semuanya diperhitungkan secara matang. Bahkan untuk kekuatan cerita­ nya, dipadukan dengan sastra, agar spiritnya bisa menyentuh hati para penonton. Meski demikian, pembuatan film yang didukung penuh IKIP PGRI Bali dengan melibatkan UKM Seninya, Gases Bali, Jagir, dan Palawara Studio ini bukannya tanpa kendala. Menurut Komang Gases, sejak awal pembuatan film ini sudah menemui bermacam tantangan, dimulai

dengan dana sangat terbatas. ”Karena itu, sejak awal saya mengajak semua yang terlibat duduk bersama dan mengatakan bahwa penggarapan film ini adalah murni untuk pelestarian budaya, sehingga saat ini belum bisa memberikan honor yang sesuai. Untungnya teman-teman semua mengerti dan begitu mendukung,” ungkap Komang Gases. Selain tidak memiliki pengalaman di dunia perfilman karena memang bukan orang film, kendala juga ada pada alat yang dimiliki yang sangat sederhana. “Kami juga agak susah mengumpulkan kru yang banyak dalam waktu yang sama, karena kami sadar kami tidak bisa memaksa waktu mereka,” ucapnya tersenyum. Jika terkait hal-hal mistis yang terjadi saat syuting, jangan ditanya lagi. Beberapa kru dan pemain mengaku mengalaminya. Sementara Komang Gases mengaku enjoy saja karena sudah terbiasa dengan hal seperti ini. “Meskipun saya tahu saat syuting ada sekelebatan bayangan dan sebagainya, ya saya diam saja. Jika saya beritahu dan mereka lari, kita tidak jadi syuting dong. Karena kadang kita syuting sampai jam 2 dini hari. Astungkara tidak diganggu, karena kami juga sudah minta izin secara niskala,” ujar Komang Gases yang sering nyalonarang dan juga mendapatkan gelar Doktor Leak ini. Sebut saja salah satu lokasi syuting yang ekstrim adalah di tengah hutan di Sangeh. Herannya, saat syuting di pohon-pohon besar itu, bisa tidak ada kera sama sekali. Bahkan, ia juga melibatkan keponakannya yang baru berusia 1 tahun diajak syuting disana. Uniknya ketika adegan bermain dengan buthabuthi yang notabene berias seram, si bayi diam saja. Tetapi ketika diletakkan dan didiamkan, ia justru menangis. “Mereka yang tahu tentang perfilman mengatakan kami ini gila. Karena idenya hanya sebatas ngobrol-ngobrol biasa, alat yang digunakan sangat sederhana, dan teman-teman kru yang kami ajak sangat minim. Tapi melihat hasilnya, mereka kagum sekali,” tandasnya. (Inten Indrawati).

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Film Nyungsang

Libatkan Dosen dan Mahasiswa IKIP PGRI Bali Film merupakan sebuah karya seni. Film juga bisa menjadi salah satu alat komunikasi massa. Karena itu, Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum. menegaskan bahwa film juga harus mengikuti tuntutan zaman. “Jika saya amati sekarang ini masyarakat cen­derung menyukai film bergenre horor dan humor dengan menggandeng selebgram Bali Puja Astawa. Karena itu, kedua genre ini kami kolaborasikan dalam sebuah karya film Nyungsang, yang juga sarat dengan nilai budaya Bali,” ucap Rektor IKIP PGRI Bali saat diwawancarai Tokoh terkait film perdana produksi IKIP PGRI Bali dan Gases Bali ini. Ide untuk membuat film Nyungsang yang mengangkat kisah nyata ini seja­ tinya sudah ada sejak 2 tahun lalu, namun baru tahun ini bisa terealisasi dan filmnya siap tayang akhir maret ini. Rektor Made Suarta yang juga turut mengambil peran dalam film ini, menjelaskan, Nyungsang bukanlah soal posisi bayi yang terbalik dalam kandungan, namun Nyungsang adalah sebuah ilmu tetapi dilakoni dengan salah. Seniman Arja ini mengatakan, dirinya bersama para seniman IKIP PGRI Bali sudah biasa terlibat dalam penggarapan sinetron, tampil dalam pementasan arja, drama klasik, dll. “Namun, kali ini, dalam pembuatan film layar lebar ini, tantangannya luar biasa. Selain menyita banyak waktu, tenaga, dan biaya, juga sangat

Dr. I Made Suarta

berisiko. Syutingnya tidak main-main, mengambil tempat di lokasi-lokasi angker seperti di dalam hutan dan di kuburan, dari sandyakala sampai malam, auranya mistisnya kental sekali,” kisah Made Suarta yang berperan sebagai pamannya Luh Tu Nesti, tokoh pelurusan. Sebagai lembaga keguruan, IKIP PGRI Bali mencoba mengambil langkah-langkah baru yang bersifat tradisional (selain arja, drama klasik) melalui film. Hal ini sekaligus juga sebagai bentuk promosi untuk lebih menggaungkan lagi nama IKIP PGRI Bali di masyarakat luas. Terlebih, LPTK pencetak calon guru ini memiliki Fakultas Sendratasik (Seni drama tari dan musik) dan UKM Seni. “Pemainnya mahasiswa dan dosen IKIP PGRI Bali serta artis lokal,” Komang Gases. ucapnya. –ten a dan sutradara

art

Rektor Made Su

Rektor IKIP PGRI Bali Made Suarta dalam sebuah adegan Film Nyungsang

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Espresso

2

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

GORO-GORO prt A (1) “Kaki saya Putu Wijaya baal, saya tak mampu berdiri. Lengan sampai ke tangan semutan keras non stop! Saya tidak bisa merasakan sedang memegang apa pun,” kata Bu Amat sambil menggapai pundak Amat yang lagi melahap berita koran di teras rumah. Amat meletakkan koran, lalu menatap istrinya. “TIdak bisa berdiri, berjalan dan memegang?” “Tidak bisa!” “Lho ini kok bisa berdiri, jalan dari kamar dan megang pundak Bapak?” “Ini sisa-sisa tenaga! (Duduk dan ngambil koran). Habis ingin tahu beritanya; apa betul di Jakarta, becak sudah dibangkitkan lagi dari kuburnya?” “Betul!” “Motor sudah boleh lagi masuk jalan protokol?” “Betul!” “Rumah ciciIan bunga 0 persen sudah mulai?” “Betul!” “Apa betul ada terowongan ke bandara Soekarno-Hatta runtuh dengan korbn nyawa warga dan ada yang menuding itu salah Presiden?” “Ya, kampanye pemilu yang diamdiam kan sulit dibendung!” “Apa betul.. .?” Amat menukas. “Apa betul kopi untukku belum dibikin?!” Bu Amat membentak. “Alah! Orang sakit kok disuruh bikin kopi!” Amat mesem. “Sakit kok suaranya menggeledek begitu!” “ Ini suara ban serep, tahu?! (Suaranya berubah lemah ) Masak istri tidak boleh sakit? Memangnya robot!” “O, jadi sakit beneran ini?” “Memang sakit itu ada yang tidak beneran?” “Tidak!” “Makanya jangan minta kopi, minta sarapan, pisang goreng, sambel bongkot, be tutu, nyapu, ngepel rumah, nyuci, nyeterika, Jangan

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

minta semua!” “Kami kaum Ibu tidak suka berpura-pura seperti kaumnya bapak’bapak. Kecuali sekali tempo kalau perlu sekali demi kebaikan!” “Ini termasuk yang sekali tempo itu?!” Bu Amat tak menjawab. “Jadi warung tutup. ini?” “Ya iyalah sekali-sekali istri kan boleh santai!” “Oke tidak masalah. Perlu dipijit?” “Kenapa mesti nanya dulu? Kalau betul ada niat baik, laksanakan saja!” “Lho siapa tahu kali lebih seneng diinjak-injak!” Bu Amat gemas, lalu memukul tangan suaminya dengan koran. “Kalau belum ngopi mesti ngacau. Sana bikin kopi dulu! Sendiri tapi! Bikin sarapan, nyapu, ngepel, nyuci, nyeterika, semua sendiri!” “Mandi, tidur juga sendiri?” Bu Amat tak menjawab. Amat ketawa. “Atau itu bisa di nego?” “Sudah, cepetan, nanti Pak Kabul datang!” Amat kaget. “Pak Kabul siapa?” “Agen pembantu itu, kan?! Bapak sendiri yang nyuruh datang hari ini.” “Lho, tapi .. .” Amat mau ngomong, tapi ada yang menyapa di depan. “Selamat pagi!” (2) “Selamat Pagi, Pak Amat, Bu Amat.” “Ssstttt! Selamat pagi!” Di pagar rumah, seorang perempuan cantik memakai payung menyapa. Tapi hp-nya berbunyi. Ia langsung menjawab. “Ya, hallo! Ya! Sudah di lokasi ini. Ada. Dua-duanya ada. Tapi kok, pensiunan ya? Yang laki agak linglung berantakan dan belum mandi! Apa? Yang perempuan bawel, galak, sombong ya? Rumahnya jelek!” Lalu Bu Amat berbisik mendorong suaminya masuk. “Sssstt! Cepet mandi! Bau Bapak kecium sampai ke situ!”

“Ibu juga!l” “Saya sudah mandi!” “Sudah? Kapan kemaren?” “Cepetan mandi! Ganti pakaian!” “Pakai apa?” Bu Amat mendorong suaminya masuk. Perempuan cantik itu menghampiri. “Hallo selamat pagi!” “Selamat pagi.” “Ini betul rumah Pak Amat, bukan?” “Betul?” “Bu Amat ada?” “Ada.” “Tolong dipanggil.” Bu Amat kaget, tapi ia berhasll menutupi perasaannya. “Maaf, ya. Adik ini siapa?” “Aku Batty.” “Beti siapa, ya?” Bukan Beti, tapi Batty. Pakai a, dobel t dan aigrek. “Oo, Batty? Kok seperti nama bule?” “Memang aku orangnya radarada keturunan, Kentara ya! Ayo cepetan sana panggil!’ Bu Amat berdiri. Batty duduk. “Mau ketemu Ibu atau Bapak?” “Terserah yang ada saja!” “Maaf kalau boleh tahu soal apa, ya?” HP Batty bunyi lagi, dia memberi isyarat pada Bu Amat supaya jangan menyela. “Hallo, Om Kabul, sebentar dulu dong, ini Nora lagi negosiasi. Pokoknya beres. Cakep! Ngerti! Yo, ngko tak beresken. Oke deh, daah!” Batty nutup HP dan menoleh Bu Amat. “Lho kok nguping, buruan panggil, Nora harus ke Bali Beach ketemu Mr. Djordje sebentar lagi.” “Itu tadi Pak Kabul yang janji mau bawa Nora ke mari, ya.” “Nora sudah berangkat ke Hong Kong semalam. Ayo buruan panggil. Eh kalau ada teh botol dingin dan bolu boleh juga. Gerah ni! Ada nggak?” Bu Amat tak mampu lagi menahan gondoknya. Lalu masuk sambil ngedumel. “Coba tak lihat dulu di keranjang sampah, mudah-mudahan belum dimakan anjing.” “Apa?” Bu Amat sudah masuk.

Tokoh melakukan kunjungan ke Swiss-Belhotel Petitenget dan diterima Executive Secretary Swiss-Belhotel Petitenget Christiana Goh.

Mozaik

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Pernikahan atau perkawinan adalah dua kata yang mempunyai arti yang sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 disebut dengan istilah Perkawinan. Sebenarnya lebih cocok disebut pernikahan, sebab kata ini menggambarkan kesucian. Berbicara pernikahan berarti ada unsur perjanjian atau akad. Dalam perjanjian minimal ada dua pihak yang bersepakat, baik dilakukan secara lisan maupun tertulis. Karena berbentuk perjanjian maka diperlukan minimal dua orang saksi. Selanjutnya untuk pengesahannya diperlukan kehadiran negara untuk mencatat dan mendaftarkan akad tersebut. Itulah makna nikah. Sebaliknya makna kawin hanya bersifat sempit, karena hanya menyangkut hubungan kelamin laki-laki dan perempuan. Mengapa pernikahan adalah perjanjian suci? Menurut agama manapun pernikahan adalah suci, yang kemudian makna suci ini diadopsi ke dalam undang-undang. Dalam Undang-undang Perkawinan disebutkan salah satu unsur perkawinan adalah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan dilaksanakan menurut agama masing-masing. Kalau membahas masalah agama dan Ketuhanan, maka erat kaitannya dengan moral, etika, dan filosofi. Ketiga masalah tersebut kalau dikaitkan dengan masalah masa kini, sangat relevan untuk dibahas. Misalnya mengenai seberapa jauh pasangan suami-istri terutama pasangan keluarga muda memahami makna pernikahan sebagai janji suci. Faktor apa yang menyebabkan pemaknaan tersebut kurang terpatri di hati mereka. Beberapa ahli menyatakan bahwa, usia perkawinan sangat rentan goyah manakala perkawinan mencapai usia 1 – 5 tahun, antara lain dikemukan

31

Pernikahan adalah Janji Suci

oleh Pdt.Dr, Paul Gunadi. Hal akan dapat melestarikan dan hanya memikirkan diri sendiri. Kalau seorang ini dapat dipahami karena alam ini dengan baik. Ketuistri menggugat cerai suaminya, biasanya istri mengpada masa-masa itu masih runan yang baik, berasal dari inginkan agar harta yang diperoleh selama pernikahdalam saling menyesuaikan diri bibit yang baik, sehingga ada an (harta gono-gini), agar jatuh ke tangan penggugat, dan saling mencari pola yang ajaran agama maupun ketendengan alasan harta itu tercatat atas nama istri. Dan, cocok, untuk saling dapat tuan hukum yang melarang agar hak asuh anak jatuh ke tangan penggugat juga. menerima. Masa penyesuaperkawinan dengan keluarga Itulah keinginan istri selaku penggugat. Tetapi hakim ian diri ini juga tergantung sedarah (perkawinan incest). akan memutus berdasarkan ketentuan hukum dan faktor lingkungan keluarga Pendek kata pernikahan adaberdasarkan diskresi hakim untuk menegakkan sangat dominan memberikan lah ibadah. keadilan. Misalnya mengenai harta gono-gini jelas akses untuk saling mempenItulah antara lain yang merupakan harta bersama, maka akan dibagi 2 garuhi. Karena bagi budaya menyebabkan keluarga karena diperoleh selama pernikahan walaupun timur seperti di Indonesia, muda selalu goyah manakala tercatat atas nama istri. Demikian juga hak asuh perkawinan tidak hanya peterkena masalah. Mereka anak belum tentu diberikan kepada ibu kandung, nyatuan seorang laki-laki dan ingin jalan pendek untuk jika ternyata ibunya punya prilaku buruk. perempuan. Tetapi juga memencari solusi. Mereka lari Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan, ada nyatukan dua keluarga yang dari kenyataan. Salah satu sebagian kecil pasangan suami istri yang tidak berbeda adat, kebiasaan dan pihak biasanya minta cerai. memahami makna pernikahan adalah janji suci, budaya. Mankakala sudah Penulis sering menghadapi yaitu janji yang dipertanggung-jawabkan kepada memeluk agama yang sama klien yang kurang paham arti Tuhan. Mereka menganggap pernikahan adalah pun kerap terjadi berbeda suci perjanjian pernikahan, perjanjian biasa yang menyangkut untungKetut Netra, S.H.,M.Kn persepsi mengenai keyakinan sehingga pertengkaran selalu rugi yaitu manakala salah satu pihak ingkar janji mereka, sehingga sering terjadi pertengkaran. dijadikan alasan untuk menggugat cerai. Padahal (wanprestasi), maka pihak lain akan menuntut Secara psikologis, pasangan muda bisanya mereka telah mempunyai keturunan, yang seharhaknya. kurang mandiri, sehingga mudah terkena pengaruh usnya mereka sama-sama bertanggung-jawab, dari lingkungan. Mereka belum matang untuk bagaimana mendidik anak-anak agar menjadi Ketut Netra, S.H.,M.Kn menimbang berdasarkan alur logika. Karena orang yang bermanfaat bagi keluarga dan negara. Praktisi hukum mereka masih muda, maka sering terjebak emosi Bukan menjadi besesaat, tanpa mereka sempat memikirkan secara ban bagi negara. pelan dan damai. Umumnya merKegoyahan rohani juga terjadi karena sebagai eka yang punya Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam keluarga muda kurang tebal pemaknaan mereka masalah tersebut, bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung terhadap agama. Pernikahan berdasarkan Ketudapat dikatakan unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga hanan berarti pernikahan itu menjalankan amanah egois dan materifoto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor Tuhan untuk melanjutkan keturunan, dengan jalan alistis. Karena tidak hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, saling mencintai, membentuk keluarga bahagia memikirkan masa redaksitokoh@yahoo.com. sejahtera. Mengembangkan keturunan berarti depan anak-anak,

Kata Hati

Yoga bersama Dian Kania (Markandeya Yoga) Kunjungan balasan dari Tokoh ke Aston Denpasar untuk memperkuat kerjasama kedua pihak. Tampak Dewi Aliyah, Marketing Communications Manager Aston Denpasar Hotel & Convention Center bersama Ngurah Budi, Redaktur Pelaksana Tokoh.

Selamat atas tampilan baru Tokoh. Selain rubrik yang variatif, banyak ada iklannya. Sebagai pengusaha kecil, saya juga ingin ikut berpromosi di Tokoh. Mohon diberi perhatian juga untuk pengusaha kecil. Berilah kami diskon. Terima kasih.

Teknik Pernapasan untuk Penderita Diabetes Militus Bunda Dian

2

Gambar 2 Tekniknya sama dengan gambar 1, hanya memindahkan tangan kanan ke lutut kiri. Kemudian tangan kiri letakkan di belakang tulang punggung dan lakukan pernapasan sama seperti gambar 1.

Ayu Sukanti (Denpasar)

Terima kasih atas apresiasi Bu Ayu Sukanti terhadap Tokoh. Kami siap untuk bersinergi dengan pengusaha kecil melalui space yang tersedia. Kami punya Iklan Cantik yang harganya sangat kompetitif dengan durasi pemuatan hingga tiga bulan. Untuk info lebih lanjut silakan hubungan Sekretariat Tokoh di (0361) 425373.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

1 Gambar 1 Duduk dengan sikap seperti di gambar, yakni, kedua telapak kaki bertemu. Letakkan tangan kiri di lutut kanan dan tangan kanan berada di belakang tulang punggung. Mulailah memuntir pinggang ke sisi kanan. Pada saat posisi ini mulai dengan menarik napas melalui hidung dengan lembut dan hembuskan napas dengan mengempiskan perut sembari semakin memuntir pinggang ke sisi kanan belakang. Selanjutnya tetap bertahan dengan sikap ini, dengan menarik napas serta menghembuskan napas dalam 14 kali putaran.

3

4

5

Gambar 3, 4, dan 5 Adalah teknik untuk membersihkan organ perut. Tetap duduk dengan sikap pada gambar 3, letakkan kedua tangan di atas lutut dan perlahan –lahan mulai secara rileks dan tanpa ketegangan menarik napas melalui hidung. Tulang punggung harus tetap dalam posisi tegak lurus. Kembungkan perut perlahan-lahan, mulai buka mulut, buang napas melalui mulut. Condongkan badan ke depan sampai turun, kening menyentuh lantai dan apabila belum mampu, lakukan semampunya. Catatan: - Pada saat membuang napas di mulut kempiskan perut sekempiskempisnya - Lalu kembali mengangkat badan tegak lurus dan kembali menarik napas sesuai dengan petunjuk sebelumnya - Lakukan teknik pernapasan ini 14 kali putaran - Jika kita secara rutin melakukannya, sehari 3 kali, niscaya fungsi pankreas akan lebih baik. Selamat berlatih. Salam Markandeya Yoga Indonesia


Rileks

30 Pertanyaan TTS No. 003 MENDATAR: 2. BERSIFAT PEREMPUAN 5. COCOK TANAM DENGAN MEDIA AIR 6. ALAT PERNAPASAN IKAN 11. BUNGA 12. RELA 13. BUSANA WANITA 14. HUTAN 17. KAIN PENUTUP MEJA 22. JURI 26. GUNUNG BERAPI DI YOGYAKARTA 27. TABLOID YANG ANDA BACA INI 28. BERSIFAT ALAM 29. IBA 31. GELOMBANG LAUT DAHSYAT

MENURUN: 1. PELABUHAN DI BALI 3. HEWAS KHAS AUSTRALIA 4. UNIVERSITAS NEGERI DI MALANG 7. BUNGA KHAS JEPANG 8. PECINTA PERANGKO 9. KUE YANG BERLUBANG 10. EMBRIO 15. SUKU ASLI DI JAKARTA 16. GETOL 18. PEMERAN PRIA 19. PULAU DI TENGAH DANAU TOBA 20. LAMBANG 21. KESENIAN KHAS SUNDA 23. POHON YANG DIKERDILKAN 24. MUDAH MENANGIS 25. TEMPAT MEMAJANG 30. PENJURU

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

TTS tokoh

TTS No. 001 MENURUN: 1. ROBOH 3. RENTANG 5. MINIBAR 8. SAKSOFON 10. KESELEO 11. LIONTIN 12. STAMINA 14. TUTORIAL 18. SENANDUNG 20. KATAMARAN 21. SIBER 23. VERTIGO 24. EKUATOR 26. BAKPIA 29. HOBI

KETENTUAN MENJAWAB

Pemenang TTS 001 1. Ayu Diah Prema (Denpasar) 2. Ni Wayan Arsani (Badung)

tokoh dunia

Melinda Gates

Begitu melihat nama Gates, pikiran orang mengarah kepada Bill Gates, pendiri Microsoft. Melinda Gates adalah istri Bill Gates. Melinda yang memiliki nama lengkap Melinda Ann French lahir 15 Agustus 1964 ini menikah dengan Bill Gates tahun 1994 dan dikaruniai tiga anak. Melinda lahir di Perancis tetapi besar di Texas,

Amerika Serikat. Ia meraih gelar sarjana ilmu komputer dari Ursuline Academiny of Dallas, dan gelar pascasarjana jurusan ekonomi di Fuqua School of Business. Setelah itu, ia direkrut Microsoft dan kenal dengan Bill Gates. Melinda pernah menjabat sebagai manajer Microsoft Bob, Microsoft Encarta, dan Expedia. Pasangan suami istri yang pernah menduduki posisi orang

Kampanye lewat Film

F

Kupon TTS tokoh No. 003 Jawaban ditulis di kertas dan masukkan dalam amplop atau ditulis di kartu pos. Tempelkan guntingan kupon TTS No 001 serta identitas lengkap (nama, alamat, no HP). Kirim ke Redaksi Tokoh, Gedung Pers Bali K. Nadha lantai III, Jln. Kebo Iwa no 63 A Denpasar, paling lambat Kamis 29 Maret 2018. Pemenang diumumkan Minggu 8 April 2018. Tersedia dua hadiah voucer belanja senilai @Rp 100.000 dari Cellular World untuk dua orang pemenang. Pemenang agar ­mengambil hadiah ke Kantor Redaksi Tokoh setiap hari kerja dengan membawa identitas diri (KTP/SIM) terkaya di dunia ini memiliki misi hidup untuk memberantas kemiskinan di seluruh dunia. Caranya, mereka mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation dengan menyalurkan dana untuk mendukung pendidikan, kesehatan, dan hubungan dengan sesama manusia. Mereka berjanji memberikan 95% kekayaan mereka melalui Bill and Melinda Gates Foundation, untuk memberantas kemiski-

nan. Dalam kegiatan sosialnya, Melinda sering mengikutsertakan anak-anaknya. Ia ingin anaknya belajar. Ketika mereka dewasa, mereka mengerti tanggung jawab. Mereka tinggal di Amerika Serikat, dengan pendidikan yang cukup baik, dan bertanggung jawab untuk memberikan nilai tambah pada dunia.

Untuk mendukung aktivitasnya tersebut, kegiatan rutin yang selalu dilakukan oleh Melinda adalah mengumpulkan data masalah yang akan ditangani di berbagai negara. Ia pun sering melakukan perjalanan ke beberapa negara termasuk Indonesia untuk melakukan pengamatan sebelum nantinya mencoba mengambil tindakan. Menurut Malinda, salah satu hal yang sangat penting dalam menangani sebuah masalah adalah komunikasi. Hal tersebut ia coba terapkan bersama sang suami, yakni lewat komunikasi ketika dirinya usai mengunjungi sebuah negara. (Wikipedia/net)

3

Livi Zheng

Kecintaan Livi Zheng pada dunia perfilman membuatnya produktif. Setelah film “Bali Beats of Paradise” dan “LA’s Gateway to Indonesia”, ia terus berkreasi. Baru-baru ini Livi menyutradarai film kampanye untuk keanggotaan Republik Indonesia di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) untuk menjadi anggota tidak tetap.

JAWABAN MENDATAR: 2. ALTERNATIF 4. KELOMPOK 6. SANTAN 7. KONSUMSI 9. CANGKUL 13. TANDUS 14. TUANG 15. RAMPAI 16. POTLOT 17. OMPONG 19. DIALOG 22. TABAH 25. OBRAL 27. KUDETA 28. JALANG 30. OTONOMI 31. GOSONG 32. TENTATIF

Sosialita

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

ilm yang berjudul “Indonesia: A True Partner for World Peace” ini akan dipakai untuk kampanye pemerintah RI di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, dan di perwakilan Indonesia di seluruh dunia. Untuk pengambilan gambar film tersebut, Livi melakukan syuting mulai dari New York City, Jakarta dan Sentul, Bogor. “Di Jakarta kami syuting di Kementerian Luar Negeri untuk mengambil gambar Menteri Luar Negeri Ibu Retno Marsudi dan gedung bersejarah Gedung Pancasila. Di Sentul kami syuting di Pusat Pemeliharaan Misi Perdamaian bersama pasukan penjaga perdamaian TNI atau Kontingen Garuda TNI,” ujar perempuan kelahiran 3 April 1989 ini. Dalam pengambilan gambar di Sentul, pasukan TNI yang dilibatkan cukup besar. Selain 850 orang personel dari Batalyon Mekanis TNI untuk misi perdamaian dan keamanan di Lebanon (UNIFIL/ United Nations Interim Force in Lebanon), juga 309 personel Satuan Tugas Koordinasi Militer Sipil, dan Satuan Tugas Perlin­ dungan atau “Force Protection Company”. Personil pendukung UNIFIL lainnya seperti Satuan Tugas Masyarakat Militer atau “Military Community Outreach Unit”, Satuan Tugas Polisi Militer dan Satuan Tugas Kesehatan (Indo Medic), serta Satuan Pendukung Markas Besar Pasukan atau “Force Headquarters Support Unit” ikut serta.

Di New York City, Livi melakukan pengambilan gambar bersama Perwakilan Tetap RI (PTRI) untuk PBB, Wakil Tetap RI, Duta Besar Dian Triansyah Djani dan tim PTRI di Markas Besar PBB dan di kantor PTRI. Sutradara yang filmnya, “Brush with Danger”, pernah masuk seleksi nominasi Piala Oscar 2015 ini, sangat senang bisa menyutradarai film kampanye Indonesia. “Sebagai WNI, ini adalah sebuah kebanggaan. Harap­an saya, Indonesia akan menjadi

anggota DK-PBB,” tuturnya. Livi mengaku ingin membuat sebuah film kampanye untuk Indonesia yang sinematik menggambarkan pengalaman dan kekuatan Indonesia. ”Kami menggunakan teknik-teknik pengambilan gam-

Menteri Luar Livi Zheng dan

bar yang kami gunakan untuk layar lebar untuk menyampaikan sejumlah pesan. Pesan itu di antaranya bahwa Indonesia siap menjadi Anggota Tidak Tetap

Livi saat syuting film “Indonesia: A True Partner for World Peace”

Promosikan Indonesia

Livi Zheng lebih banhidup suami-istri maeyak bekerja di industri stro tari dan gamelan Bali, Nyoman Wenten perfilman Amerika Serdan Nanik Wenten, ikat. Salah satu filmnya yang hidup di Amerika “Brush with Danger” Serikat. Saat di Bali, sudah ditayangkan di Livi yang didampingi sejumlah bioskop di Nanik Wenten, Desak AS yang didistribusiPutu Arsini, dan Exkan oleh Sony. Selain ecutive Producer Zane “Brush with Danger,” Thomas menyempatperempuan yang mekan diri berkunjung ke nekuni olahraga wushu kantor Bali Post. Mereini juga sudah mengka banyak menuturkan garap empat film layar perjalanan pembuatan lebar, diantaranya “Bali Livi saat syuting film “Bali Beats of Paradise” film bertema budaya ini. Beats of Paradise” dan “Saya tertarik untuk mempromosikan Indonesia “Insight”. dan Bali karena selama ini masih banyak hal yang Livi memulai kariernya sebagai pemeran pengpositif yang belum tereksplorasi. Orang asing lebih ganti pada usia 15 tahun. Keahliannya bermain mengenal Bali ketimbang Indonesia. “Bali Beats wushu membuatnya lebih banyak terlibat di filmof Paradise” secara spesifik mengambil tema tenfilm bergenre action. Adiknya, Ken Zheng juga tang gamelan dan tari Bali serta kultur kehidupan terlibat dalam beberapa film dan seni bela diri. masyarakatnya,” ujar perempuan asal Blitar, Jawa Dalam film “Bali Beats of Paradise” Livi meng­ Timur ini. (Ngurah Budi) angkat budaya Bali menceritakan perjalanan

Negeri Ibu Retno

Marsudi

Dewan Keamanan PBB,” tambah penerima Diaspora Creative Award Indonesia 2015 ini. SATU HARMONI Retno Marsudi memberi apresiasi apa yang dilakukan Livi. “Jumlah perwakilan RI di luar negeri yang mencapai 132 unit. Kita harapkan juga dapat membantu Indonesia memahami dengan baik situasi di lapangan. Selama ini, Indonesia sangat aktif dalam melakukan misi pemeliharaan perdamaian di negara-negara yang tergabung dalam PBB. Pasukan perdamaian Indonesia dari waktu ke waktu ikut menjaga perdamaian dunia di banyak negara. Indonesia tercatat sudah tiga kali menjadi Anggota Tidak Tetap DK-PBB, yaitu periode 1973-1974, 1995-1996 dan 20072008,” jelasnya. Ia menambahkan, postur Indonesia selama ini diharapkan dapat membuat negara-negara yang mendukung Indonesia semakin bertambah dan menjadikan RI layak sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB. “Indonesia adalah negara berpenduduk keempat terbesar dunia dan negara berpenduduk Muslim terbesar dunia. Indonesia menjadi bukti bahwa Islam, modernitas dan penguatan perempuan dapat terjalin dalam satu harmoni.” ungkapnya. Dengan lebih dari 17 ribu pulau yang didiami oleh lebih dari 1300 kelompok etnis, Indonesia merupakan model sejati bagi toleransi dan pluralisme, nilai yang senantiasa diproyeksikan oleh Indonesia dalam berhubungan dengan negara lain. Indonesia juga aktif memajukan demokrasi, antara lain lewat penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF). Selain itu, Indonesia termasuk sepuluh penyumbang terbesar bagi pasukan pemeliharaan perdamaian PBB. (Ngurah Budi)


Inspirasi

4 “Jangan buang sampah sembarangan”. Katakata yang hanya mudah diucapkan namun tidak mudah diterapkan oleh sebagian orang dalam kesehariannya. Kebanyak­ an orang hanya peduli kenyaman untuk dirinya sendiri, areanya harus bersih.

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

NADINE CHANDRAWINATA

Antusias Bicara Alam

pang diomongin tapi susah banget melakukannya. Sudah menjadi rahasia umum kita (Indonesia) adalah penghasil sampah terbanyak,” ungkap Nadine Chandrawinata, mantan Putri Indonesia yang kini menjadi Duta Lingkungan. aka dia pun Aktivis sosial juga aktivis lingmemindahkungan telah lama dilakoni Nadine kan sampahnya bahkan sejak sebelum ia meraih atau membuang gelar Putri Indonesia. Konon, sampah ke area lain, tapi bukan kepedulian yang tinggi pada lingdi tempat sampah.Padahal kalau kungan, menjadi salah satu poin dia peduli pada lingkungan, dia terbesar yang membuatnya mepasti akan membuang sampah menangkan kontes kecantikan pada tempatnya. Bukan di jalan, Putri Indonesia 2005. bukan pula di pekarang atau area Bicara alam dan lingkungan, selaorang lain. lu membuat wanita kelahiran Han“Semua orang bilang ‘jangan nover 1984 ini antusias. Masalah buang sampah sembarangan, gam- lingkungan kata Nadine bukan Cuma soal sampah, tapi masalah sampah memang menjadi hal yang krusial karena berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari. “Semua orang bertanggung jawab terhadap sampah. Itu sebenarnya hal yang sederhana dan bisa dikerjakan oleh siapapun, tanpa harus ada yang menyuruh, tanpa harus dilihat banyak orang. Semua bisa melakukan sendiri. Tapi kenapa begitu sulit ya?! Nah, ini kan kembali ke­pada pribadi masing-masing, kesadaran masing-masing. Mindset. Ini semua yang harus terus dibangun,” tutur pendiri gerakankampanye cinta lingkungan, ‘SeaSoldier’, ini. Dan dirinya, kata Nadine yang juga aktif berkiprah di dunia akting, tak akan bosan-bosan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya mencintai dan merawat lingkungan. Tak perlu jauh-jauh, kata Nadine, semuanya diawali dari diri sendiri. Setelah itu baru lah menularkan ke lingkungan terdekat dan kemudian ke lingkungan lebih besar lagi. Menurutnya, jika setiap orang atau kebanyakan sudah memiliki sikap peduli maka tentu Indonesia tidak akan memiliki masalah sampah. Selain dari membangun sikap peduli masyarakat tentunya yang juga tak kalah penting Nadine Chandrawinata adalah law enforcement.

Foto: Kapanlagi.com

M

“Aku berharap, mudah-mudahan semakin banyak orang menyadari bahwa lingkungan bukan sekadar penghias, tapi lingkungan punya hak-seperti halnya manusia—untuk dijaga dan dilestarikan,” ujar pemeran Indi dalam film ‘Labuan Hati’. Untuk kampanye lingkungan, Nadine mengaku mengajak keluarga juga adik kembarnya, Marcel dan Mischa. Termasuk dalam menggerakkan SeaSoldier yang berdiri sejak tahun 2015. Salah satu aktivitas gerakan SeaSoldier adalah mengurangi penggunaan kantong plastik. Sampah plastik, ucapnya, adalah yang paling sulit didaur ulang, karenanya kita harus mengurangi penggunaan platik dalam kegiatan sehari-hari. Ini hal sederhana tapi menjadi problem lantaran hampir kebanyakan servis, khususnya di kota, menggunakan plastik. “Jadi kami mengimbau agar penggunaan plastik dikurangi dan masyarakat agar membawa tas sendiri. Gua pikir kalau semua orang bisa berpikir sama, mengurangi sampah plastik, maka otomatis sampah plastik berkurang,” kata Nadine yang telah melahirkan sejumlah buku terkait pengalamannya berpetualang. Untuk kampanye, Nadine bukan hanya ‘koar-koar’ tapi juga lewat buku dan media sosial. Terkait dengan buku, Nadine mengaku hobi menulis sejak dulu. Hobi dan kemampuannya menulis itu merupakan berkah sehingga ia bisa menuangkan pemikirannya terkait dengan alam dan lingkungan serta pengalamannya berpetualang di dalam negeri maupun luar negeri.

HOBI JADI DUIT Tak heran, dalam setiap traveling bahkan saat syuting film pun, laptop dan camera tak pernah lepas dari dirinya. Laptop ibarat ‘senjata’ penting bagi Nadine. Karena di saat ‘break’ , atau rihat, maka kesempatan itu digunakan Nadine untuk menulis catatan penting perjalanannya berikut detailnya. “Ini penting supaya segala detail tidak hilang atau terlupakan begitu saja. Karena dalam perjalanan kan kita memenukan banyak kejadian, banyak detail. Jika ditulis pada kesempatan itu, tidak menunda menulisnya, detail masih bisa diingat jelas,” tutur wanita yang hobi diving, naik gunung dan berkuda. Dengan adanya laptop dia juga bisa langsung memindahkan hasil potretannya, baik foto undersea maupun foto lainnya. Nadine mengaku dia memiliki hobi memotret

di dasar laut. “Itu gara-gara aku hobi diving kemudian melihat pemandangan di bawah laut luar biasa indah, sayang jika tidak diabadikan. Hasilnya indah, makanya jadi ketagihan. Habis motret kan bisa langsung dipindah ke laptop biar kelihatan jelas, kekurangannya dimana,” tutur Nadine. Dari hobinya gemar traveling ternyata juga bisa menghasilkan uang. Hal itu karena dia menuangkan berbagai pengalaman menarik, foto-foto menarik, yang semuanya kemudian diterbitkan dalam sejumlah buku. “Nah, uang hasil dari itu semua bisa diputar lagi untuk perjalanan berikutnya,” kata Nadine yang mengaku semakin semangat menekuni hobi travelingnya. Karena manfaatnya yakni buku-buku yang dihasilkan bukan hanya berguna untuk dirinya tapi juga banyak orang. Namun tambah Nadine, aktivitas travelingnya akhir-akhir ini agak dikurangi karena dia tengah sibuk mengerjakan buku. “Aku lagi fokus di sini makanya mengurangi traveling. Aku memang begitu. Ketika sedang fokus di satu titik ya tidak setengahsetengah, tapi diseriusi betul,” kata Nadine yang baru-baru ini tampil sebagai pembicara dalam talkshow “Scuba Diving & Keindahan Bawah Laut” , di Bentara Budaya, Jakarta. “Buku ini aku kerjakan bersama teman, mudah-mudahan bisa segera selesai,” tambahnya. (Diana Runtu)

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018 Perkembangan film Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini makin menggembirakan. Bukan hanya banyak film Indonesia mendapat apresiasi di festival-festival film internasional, namun di dalam negeri pun apresiasinya semakin bagus. Banyak film Indonesia yang kini bisa bertengger lama di bisokop-bioskop kelas satu, padahal dulu bisa sampai tiga hari diputar di bioskop kelas satu sudah menjadi prestasi tersendiri.

B

erdasarkan data, tahun 2017 lalu jumlah tiket yang terjual di bioskop untuk 10 film terlaris dalam negeri mencapai 20 juta lembar. Jumlah itu belum termasuk film Indonesia lainnya. Ini menunjukkan film Indonesia makin mendapat tempat di hati masyarakat.

Prilly Latuconsina

Sudut Pandang

Kualitas Film Indonesia makin Baik Hal itu juga diakui oleh Prisia Nasution, pemenang Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2011. Menurutnya, gairah masyarakat Indonesia untuk menonton film sendiri semakin meningkat waktu demi waktu. Hal ini katanya, salah satunya karena kualitas film Indonesia yang makin baik. “Rasanya senang ya, semakin banyak film Indonesia yang bagus, mengandung nilai positif. Bukan cuma bagus tapi juga laku di pasaran. Masyarakat makin banyak menonton film sendiri, itu suatu yang menggembirakan,” ungkap Prisia Nasution yang juga juri dalam IBOMA (Indonesia Box Office Movie Award) 2018 ini. Membuat film yang bagus, kata Prisia yang telah menggondol sejumlah penghargaan film, tidak mudah.

Terlebih lagi membuat film bagus dan bisa menarik banyak orang untuk menonton, itu juga bukan pekerjaan mudah. “Memikirkan bagaimana caranya membuat film bagus dan bisa menggaet banyak penonton adalah tantangan tersendiri,” ujar wanita kelahiran Juni 1984 ini. Tugas berpromosi juga menjadi tanggung jawab dari para artis yang terlibat dalam film tersebut. Jadi memang harus ada strategi dalam promosi agar film bisa menarik minat masyarakat. Phia sendiri mengakui kalau film-film yang dibintanginya tidak semuanya bisa laris di pasaran, meskipun secara kualitas maupun jalan ceritanya tergolong bagus. Namun Phia yang sempat berkarier sebagai model, dirinya mendapat banyak ilmu dari filmfilm yang dibintanginya. MOTIVASI BAGI INSAN PERFILMAN Hal senada juga diakui Prilly Latuconsina yang filmnya—Danur: I Can See Ghost---termasuk dalam

Apresiasi dengan

Nonton Bareng

Melahirkan kreasi dengan membangun sebuah ide dan gagasan untuk dapat bernilai bukanlah hal yang mudah. Sekecil apapun kreasi seseorang, sebagai orang yang beretika harus diberikan penghargaan dengan menghargai hasil karyanya. Salah satu kreasi yang saat ini memang sedang hidup kembali adalah dunia perfilman. Mulai dari film internasional, nasional hingga film lokal mempunyai cara tersendiri untuk diapresiasi oleh penikmat film. Salah satu penikmat karya adalah Ni Luh Wanda Putri Pradanti. Menurut perempuan yang akrab disapa Wanda, dirinya memang sangat senang menikmati suatu karya tidak hanya sebatas film,

29

tetapi juga pertujukkan teater, lukisan, pameran produk barang, juga tulisan dalam bentuk novel atau sejenisnya. Baginya, menjadi pengamat dan penikmat karya tidak harus tahu secara mendatail bidang yang diamati tetapi dengan melihat orang-orang menghasilkan karya merupakan suatu kesenangan baginya. Wanda juga tahu benar bahwa proses menghasilkan suatu karya bukanlah hal mudah. Banyak perjuangan yang tidak terlihat dipermukaan ketika karya itu dibuat. “Jadi sedapat saya, apapun karya yang bisa saya apresiasi, saya akan apresiasi,” jelas pemilik dari The Balilua Brand tersebut. Perempuan kelahiran 8 No-

vember 1992 mengatakan sangat suka dengan film-film karya anak bangsa yang belakangan mulai mengeliat dari berbagai genre. Film-film terbaik yang diangkat ke layar lebar memang selalu menarik untuk ditonton akan tetapi karena Singaraja jauh dengan bioskop maka Wanda lebih banyak menikmati film-film dengan genre fiksi ilmiah, film pendek dan film lokal. Biasanya kata Wanda, dirinya suka mengapresiasi film-film lokal dengan nonton bareng pemutarannya di rumah film Sang Karsa. Sang Karsa merupakan rumah film yang didirikan oleh Putu Wijaya Kusuma yang difungsikan sebagai tempat pemutaran

nominasi IBOMA 2018. Ini bukan yang pertama kalinya, tahun sebelumnya pun film yang dibintangi Prilly, ‘Hangout’ juga masuk dalam nominasi IBOMA 2017. Secara umum, Pr i l l y m e n g a k u i perkembangan film Indonesia makin bagus baik dari segi cerita maupun apresiasi masyarakat terhadap film dalam negeri. Sebagai pelaku di industri perfilman, kata Prilly, hal-hal positif ini makin menjadi motivasi bagi insan perfilman untuk berkarya lebih baik lagi. “Dengan apresiasi masyarakat yang tinggi khususnya pada film aku, selain membuat aku senang juga menjadi motivasi bagi aku untuk berkarya makin baik,” ungkap artis muda yang tengah naik daun itu. Untuk film horor misalnya, kalau dulu film bergenre horor dipandang sebelah mata karena

Prisia Nasution

dianggap lebih menonjolkan sensualitas, namun beberapa tahun terakhir justru ‘bangkit’ dengan suguhan yang berbeda. Apresiasi masyarakat sangat baik, hal itu terlihat dari makin meningkatnya jumlah penonton. “Aku seneng banget,” kata Prilly yang berharap film Danur akan menang dalam ajang IBOMA 2018. Prilly sendiri baru saja menyelesaikan sekuel film Danur, yakni “Danur 2 Maddah” yang dijadwalkan tayang pada 29 Maret mendatang. Prilly berharap filmnya Danur 2 bisa menggaet penonton lebih banyak lagi melebihi film pertamanya yang meraih hampir 3 juta penonton. (Diana Runtu)

film, diskusi tentang proses Salah satunya film dopembuatan film dan juga kumenter yang tempat belajar pemmengangkat buatan film pendek. kebiasaan Bahkan diskusinya atau hal-hal sampai menghadirunik tentang kan produser filmsuatu tempat nya langsung yang atau budaya. digarap tidak hanya Bahkan di ruorang lokal tetapi mah film Sang juga film-film dari Karsa dirinya negara lain. “Tembanyak tahu pat ini juga bektentang pemerjasama dengan buatan film Minikino sehingga dan proses memutar film film lahirnya pendek se-Asia,” ide dalam jelasnya. sebuah film. Dirinya juga “Salah satu mengungfilm pendek kapnya selalu yang berkemengikuti upsan yang date film terbaru sempat saya yang akan diputar di tonton adalah rumah film dengan “Petani Terakhir” mengikuti akun Fakarya Dwitra J. Ariana, cebooknya. Banyak filmmaker dari Bali,” genre film yang tandasnya. sering dia tonton. Ni Luh Wanda Putri Pradanti (Wiwin Meliana)


Sudut Pandang

28

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Inspirasi dari Film Film menjadi tontonan wajib saat liburan. Itulah yang dituturkan Firgirina. Perempuan berusia 23 tahun ini sangat menyukai film Barat khususnya action. Aktor Zac Efron menjadi idolanya.

lebih suka menonton film Barat,” kata Firgirina. Apalagi, kata dia, menonton film yang ada sekuelnya, oto­m atis, dia akan penasaran untuk menonton sekuel berikutnya. Ia menuturkan, film yang barus saja ditontonnya adalah “Black Panther ”. Film ini mengisahkan bagaimana Raja ­W akanda berusaha mempertahan­k an ne­g a­­ranya. Dari film itu, ia mendapatkan inspirasi, walaupun de­ngan segala susah payah, Raja Wakanda berusaha mati-matian membela negaranya. Ia juga mendapatkan motivasi, semangat pantang menyerah akan membuahkan hasil yang

Firgirina

M

enurut Executive Secretary and Public Relations b Hotel Bali and Spa ini, dibandingkan dengan film Indonesia, ia mengaku lebih tertarik menonton film Barat. “Bukan berarti film Indonesia jelek, malah sekarang, film Indonesia makin bagus dari penilaian saya. Namun, saya memang

sukses. Dalam setiap usaha, kegagalan bukanlah akhir segalanya, namun, kita harus terus mencoba untuk mendapatkan kesuksesan atau kemenangan. Bagi Firgirina, saat liburan ia lebih tertarik meng­habiskannya dengan menonton film di bioskop. Sementara, bagi Ardylla, ia adalah pencinta film sejati, artinya, semua film ia tonton, baik itu Indonesia, Barat, atau India. Aktor favoritnya untuk film Indonesia Dian Sastro, artis Barat Elena Bonham Carter. Sementara untuk film India, pesona Shahrukh Khan tetap menjadi idolanya. Menurutnya, menonton film merupakan satu kegiatan yang sangat menyenangkan dan juga untuk refreshing. “Di saat sibuk bekerja, menonton film menjadi satu hiburan yang membuat rileks

dan santai sehingga kepenatan saat bekerja hilang,” kata Graphic Designer b Hotel Bali & Spa ini. Ia memang lebih suka menonton film sendiri di rumah dengan memutar DVD. Alasannya, ia lebih bisa menikmatinya. Kadang ia menonton juga ke boskop, namun, rasanya lebih asyik kalau dia bisa menonton sendiri di rumah. Sementara, Yudit sangat menyukai drama ala film Indonesia. Perempuan usia 29 tahun ini, menilai film Indonesia khusus drama mulai naik daun dan mendapatkan hati di penonton baik tua dan muda. Mulai dari Dilan, London Love Story, Eiffel I am in Love dll, sangat digemari penonton. “Artisnya juga mulai banyak bermunculan yang baru, keren dan cantik. Jadi suka menontonnya,” kata Yudit. Ia sendiri lebih suka menonton film beramai-ramai dengan teman kerja ke bioskop. “Biasa­ nya, saya dan teman-teman suka menonton film di hari Minggu. Setelah menonton kami ngerumpi dan makan-makan. Tempatnya kami pilih di mal agar

Koperasi Pilihan Perempuan GTS untuk Kemandirian Ekonomi Ardylla

refresentatif,” imbuh Yudit. Ia menuturkan, menonton film di biskop lebih keren karena layar yang lebar dan audio visual yang lebih menarik. “Menonton film di bioskop lebih seru karena ada yang diajak ramai-ramai tertawa dan menangis kalau filmnya sedih. Intinya kebersamaan,” ujarnya tertawa. (Wirati Astiti)

Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) Bali, berdiri 23 Februari 2015. Usianya baru 3 tahun, masih belia, namun, di dada jajaran pengurusnya tertancap komitmen untuk sukses berkoperasi. Mereka akan berjuang bersama seluruh anggota untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dengan menumbuhkan potensi dan kerjasama usaha yang saling menguntungkan.

Klimaks yang tak Terduga

I Gusti Ayu Trisha Yunita Agung

Film yang menarik adalah film yang plotnya susah ditebak. Jalan ceritanya tidak ‘mainstream’ atau berbeda dari film kebanyakan’. Begitu juga konfliknya tidak monoton dan memiliki pesan moral yang bisa dipetik. Demikian disampaikan seorang penggemar film bernama I Gusti Ayu Trisha Yunita Agung, mahasiswi Jurusan Sastra Inggris, Unud. Trisha mengatakan menonton film yang alurnya biasa saja dan monoton tentu bikin bosan. “Kita penonton pastinya mengharapkan sebuah film yang menarik, seru, seperti susah ditebak dan klimaks yang tak terduga,” ucap penggemar genre film horor , action dan drama musikal ini. Salah satu film horor yang disebutnya adalah petualangan misteri yang berjudul ‘Insidious’. Untuk film action, ia mencontohkan film aksi ‘Kingsman’. Dalam film ini, penonton disuguhkan aksi yang cukup menegangkan. Aksi yang diperankan aktor ternama, Taron Egerton dan Colin Firth ini mampu memberi sensasi seru, terutama saat menonton adegan aksi agen dunia di film ini. Menariknya juga, film ini memberikan tawa bagi penontonnya lewat kekonyolan tokoh Eggsy dan kawan-kawannya.

Mengenai film drama musikal yang juga disukainya, Trisha mencontohkan film yang bertitel ‘La La Land’. “Salah satu hal yang saya suka dari film ‘La La Land’ adalah alur ceritanya tidak mudah ditebak. Terlihat juga jika para aktor dan aktrisnya melakukan tugas berakting dengan totalitas luar biasa demi menghasilkan karya yang ‘wah itu. Hebat memang sutradara Damien Chazelle yang sekaligus juga sebagai penulis naskahnya. Saya begitu salut dengan scene by scene yang ditayangkan dalam film ‘La La Land’ ini,” ujar Duta Endek Kota Denpasar yang juga seorang model ini. “La La Land’ dibintangi Emma Stone dan Ryan Gosling ini, musiknya berhasil membawa tema yang menyenangkan dan segar serta mampu membantu menggambarkan adegan yang menampilkan dua sisi berbeda yakni kesedihan dan kegembiraan. Sehingga, bisa membawa ending dengan memberikan rasa lebih realistis. Bagi Trisha, dalam menyaksikan tayangan film, bukan hanya happy ending yang dilihatnya, melainkan juga rasa sedih. Bahkan ia pernah sampai menangis saking sedih melihat dan merasakan kesedihan pada sebuah film. “Namun, saya tidak kecewa karena, kadang juga kita bisa terkesima hingga tak mampu berkata-kata, disitulah keunikan dari sang sutradara dalam mengemas filmnya, ” cetus bungsu dari dua bersaudara yang mengaku ke bioskop minimal sebulan sekali ini.

5

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Menurut Trisha, salah satu yang menguatkan kegemarannya menonton film, karena saat ini pembelian tiket jauh lebih mudah , yakni bisa dilakukan secara on-line. Disamping, katanya kualitas perfilman Indonesia sekarang juga semakin berkembang. Masyarakat makin mencintai film lokal, terbukti dengan rating penonton yang tinggi diperoleh film “Pengabdi Setan” yang disertai viralnya penyanyi top Bali , Ayu Laksmi sebagai ibu, serta Film Dilan 1990, yang menghadirkan Iqbaal danVanesha yang chemistry membikin banyak orang baper dan ingin nonton lagi. Selama ini, kata Trisha untuk mengetahui review sekilas dari film-film yang ingin ditontonnya, biasanya ia bertanya pada temantemannya yang memang hobi nonton juga. Selain itu ia juga suka melihat di sosial media, mengenai pendapat orang terhadap film yang sedang naik daun. Selanjutnya, bioskop yang dituju Trisha, biasanya bergantung pada sisa kursi yang tersedia. “Jadi dimana saja bisa, termasuk di Park 23 Tuban sekalipun oke saja. Biasanya saya menghabiskan waktu untuk menonton bersama orang-orang tersayang saya dari organisasi Duta Endek, temen-temen deket lainnya dan juga kakak saya,” ujar Trisha yang menyukai akting Bunga Citra Lestari yang menurutnya selain cntik juga multi talenta serta Cara Delevinge yang berbakat akting dan model ini. (Sri Ardhini)

M

anager KPRK, Dra. AA Rai Tirtawati, M.Si., ditemui di Kantor KPRK di Jalan Tukad Batanghari XI C No. 8, Panjer, Denpasar , mengatakan anggota koperasi adalah pemilik, sekaligus sebagai pengguna jasa koperasinya. Maju mundurnya sebuah koperasi tentu tergantung kesadaran anggotanya dan semua kembali untuk anggota. Untuk itu, katanya tim pengurus KPRK dengan motto ‘Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas dan kerja Tuntas , telah menyiapkan programnya untuk kemajuan para perempuan. “Ada 4 unit kami yang siap

diberdayakan. Ya k n i 1 . U n i t Simpan Pinjam; 2. Unit Warung; 3. Unit Diklat. 4. Unit Jasa. Selain itu KPRK juga menawarkan produk simpanan sukarela, baik itu untuk tabungan masa depan, tabungan pendidikan, tabunga n h a r i t u a , hingga tabungan berjangka,” papar Rai Tirtawati Dikatakannya, agar mudah berkoordinasi, dalam pengelolaan pembayaran iuran wajib anggota KPRK, dibentuk kelompok - kelompok. Dan, ketua kelompok berperan mengkoordinir. Terlebih dalam unit simpan-pinjam, demi menekan risiko, diterapkan sistem tanggung renteng. Ketua kelompok, selain mereferensikan anggota untuk meminjam, juga turut bertanggung jawab menjaga kelancaran pembayarannya. “Itulah pentingnya ketua kelompok menjaga komunikasi dengan angggotanya. Dengan demikian

anggota akan berpikir dua kali jika mau mangkir,” lanjutnya. Sedangkan dalam mencanangkan penambahan jumlah anggota, kini KPRK menghadirkan program yang menarik. Salah satunya adalah reward bagi anggota KPRK yang berhasil memperoleh anggota baru, nilainya 5 % dari iuran pokok. Karenanya diharapkan seluruh anggota KPRK bergerak mencari dan mengajak calon anggota baru yang berkualitas. Sedangkan pada unit jasa , juga tak kalah menarik dan semakin berkembang. Di sini bukan hanya jasa pembayaran listrik dan telepon, tapi juga penyewaan dekorasi, hingga jasa wisata/ travel atau Tirta Yatra. Begitu juga dengan Unit pendidikan dan Pelatihan (Diklat) , tersedia

Kursus Tata Rias, Menjahit, Majejahitan, Kewirausahaan dan Kursus Bahasa Ingrris.

HUT ke-3 KPRK Bantu Pencapain Three End Ditanya soal tantangan, Rai Tirtawati mengatakan, masih dengan azas kekeluargaan, mereka masih perlu meningkatkan koordinasi di setiap kelompoknya. Apalagi saat ini KPRK bukan hanya ada di Denpasar atau Badung namun sudah merambat ke beberapa kabupaten seperti di Karangasem dan di Singaraja. Menurut Ni Nyoman Redini S.E. dan Yona Priscilla Hilliard, dua orang petugas yang stand by di Kantor KPRK, untuk meningkatkan

partisipasi anggota berbelanja di Warung dan memaksimalkan pelayanan yang ramah keluarga kepada anggota, terutama bagi mereka yang memerlukan berbagai produk. KPRK selalu siap memberikan pelayanan dengan memasilitasi anggota yang memerlukan dengan anggota koperasi yang menyediakan produknya. “Pesanannya, mau di ambil sendiri, silakan ke kantor KPRK. Jika ingin dibawakan, kami juga menyiapkan jasa pengantaran,” tandas Redini. Di tempat yang sama, Desak Ketut Sulitri salah seorang pengawas KPRK menyampaikan bahwa ia mengemban mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Dari tugas mereka melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, organisasi, usaha serta pelaksanaan kebijakan pengurus, dikatakan dalam usia 3 tahun, meski perlahan KPRK mengalami perkembangan. “Dengan semakin aktifnya nanti para Ketua Kelompok, maka beberapa tahun ke depan KPRK pasti semakin mandiri dan profesional,” kata Sulitri. Sementara Ketua Koperasi yang juga penggagas berdirinya KPRK, Dr. AA ATini Rusmini Gorda , S.H., M.M., M.H., menyatakan koperasi menjadi pilihan yang sangat ramah untuk perempuan. Kehadiran koperasi yang dibarengi kewirausahaan dapat menggerakkan sendi-sendi perekonomian rakyat. Tanpa disadari, katanya pendirian KPRK, merupakan jawaban yang sangat tepat untuk bisa mencapai Indonesia Three Ends, 3 hal yang harus diakhiri jika ingin Indonesia Hebat. - ard


Woman on Top

6

T

Ni Kadek . Turkini, S.H

urkini mengenal politik sejak dari kecil. Darah politik dan sikap kepemimpinan diwarisi dari sang ayah (alm) Jro Nyoman Belgia. Ayahnya merupakan politikus tiga zaman dengan pemikiranpemikran dan ide-ide yang sangat cemerlang. Nama sang ayah masih tetap dikenang oleh masyarakat Buleleng yang hidup pada masa kejayaannya. Meskipun terlahir sebagai anak perempuan, atas didikan sang ayah, Turkini tumbuh menjadi sosok yang kuat dan tangguh. “Waktu itu saya ingat sekali, saya masih kelas 6 SD sudah diajak untuk kampanye pertama kalinya di Kubutambahan. Sejak itu saya mulai aktif ikut berbagai kegiatan politik ayah,” ungkap bungsu dari dua bersaudara tersebut.

Ikuti Jejak Ayah Srikandi Buleleng satu ini memang tidak perlu diragukan lagi dedikasinya terhadap masyarakat. Sejak terjun di dunia politik, Ni Kadek Turkini, S.H., menjadi bukti emansipasi memang sudah diterap­ kan di berbagai bidang kehidupan. Sosok tegas dan berkomitmen dalam mengemban tugas sebagai wakil rakyat namun tidak meninggalkan sisi lembutnya sebagai seorang wanita.

luarga.

ini bersama Ke

Ni Kadek Turk

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Salam Unique... Perhiasan perak saat ini sudah menjadi trend fashion baik di kalangan usia mapan sampai ke kalangan generasi muda. Padahal kalau kita flashback sebelum dua puluh tahun yang lalu, perhiasan yang berbahan baku perak belum diminati seperti sekarang. Kenapa ini bisa terjadi? Alasan utamanya karena dulu orang membeli perhiasan itu lebih kepada tujuan investasi. Dulu orang selalu mengindentikkan perhiasan itu berbahan emas atau platinum. Investasi selalu menjadi tujuan utama orang untuk membeli perhiasan. Mereka ingin barang itu bisa dijual kembali ketika memerlukan dana dan tentu mengharapkan keuntungan dari selisih harga jual beli yang terjadi. Waktu itu bahan baku perak dan bahan-bahan lainnya belum dilirik, seperti dari tembaga, kuningan, plastik, dan lain sebagainya. Sedangkan emas dan platinum selalu menjadi pilihan, bahkan ditambah

Ketertarikannya terhadap politik memang berawal dari kekagumannya terhadap sosok sang ayah. Perempuan kelahiran 2 Maret 1976 tersebut menemukan ketertarikannya terhadap politik merupakan hobi. Dengan terjun ke dunia politik dirinya dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat dan tahu secara persis permasalahan

yang dihadapi di lapangan. Sejak muda ia juga sudah menjadi pengurus partai di desanya. Kerasnya dunia politik saat itu, rupanya tidak mengurungkan niatnya untuk mengepakkan kariernya di politik. Sang ayah selalu mengayomi dan memberikan dukungan, tiap pekerjaan memang memiliki risiko yang berbeda. “Dulu politik itu keras, untuk menjalankan idelaisme kita di partai kita harus sembunyisembunyi, bahkan setiap ada kegiatan

selalu ada insiden entah itu penusukan, penembakan bahkan kebakaran tetapi saya tidak pernah takut karena ayah saya selalu ada di belakang,” kenang Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Buleleng dua periode ini. Kecintaanya terhadap sang ayah dan politik, rupanya membawa kisah asmaranya juga tidak jauh-jauh dari politik. Tahun 1998 ia resmi dipersunting Made Kardika yang juga politikus di partai yang sama. Saat itu sang suami sebagai pe­

ngurus Korcam (Komisaris Kecamatan) berturut-turut selama lima periode sampai kini berubah nama menjadi PAC (Pengurus Anak Cabang). Ada kisah menarik dan sangat sulit untuk dilupakan oleh perempuan murah senyum ini ketika melahirkan anak pertamanya Putu Reza Aditya Tirandika tahun 1998. Kondisi politik saat itu sedang tidak bagus, kekerasan dan intimidasi ada di mana-mana. Sang suami yang saat itu menjabat sebagai pengurus politik di tingkat kecamatan beserta sang ayah terpaksa meninggalkannya di rumah sakit. Turkini harus berjuang sendiri melahirkan sang anak dan berdoa untuk kedua pria yang ia cintai. “Saya sangat berharap mereka pulang dengan selamat,” imbuhnya. Saat ini, Turkini mengatakan bahwa suhu politik memang tidak seseram dulu. Banyak pengalaman buruk yang pernah dilalui namun dibayar lunas oleh pengalaman berharga selama masuk di dunia politik. Dicemooh dan dinyinyiri merupakan santapan yang sudah biasa baginya dan keluarga. Sebagai seorang wakil rakyat sudah sepatutnya menjalani pekerjaan tersebut dengan tulus dan tanggung jawab. “Banyak hal yang tidak bisa diterima oleh hati, tetapi kembali pada konsekuensi yang harus dijalani dan terima dengan ikhlas,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

“Silver Jewelry in Trend Fashion”

value-nya dengan memasangkan precious stone seperti diamond, safir, ruby, zamrud, dan lain sebagainya. Nyoman Eriawan, pemilik UC Silver yang tentunya sudah berpengalaman di bidang perhiasan menggambarkan sesuai dengan pengaruh global fashion saat ini tidak semua orang memilih perhiasan karena bahan baku. Tetapi sekarang beralih kepada nilai art dari sebuah perhiasan. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, kenapa terjadi pergeseran trend fashion dari bahan baku emas menjadi memilih bahan baku yang lain terutama perak. Yang pertama tentu kita mengetahui bahwa generasi muda sangat mempengaruhi trend fashion saat ini. Berbicara tentang generasi muda, tentu tidak semuanya memiliki kemampuan membeli perhiasan yang bernilai mahal. Dengan memakai bahan baku perak akan membuat harga perhiasan lebih terjangkau untuk kalangan mereka. Generasi muda saat ini lebih memilih apa yang disukai. Ketika melihat

desain yang dipadukan dengan penampilan, dan mereka menyukainya, mereka tentu akan membeli. Selain itu dengan dinamisnya perkembangan dunia fashion saat ini, menuntut mereka untuk sering berganti aksesoris terutama perhiasan. Tentu mereka akan memilih dari bahan baku yang berkualitas, harga terjangkau, namun mempunyai desain yang sesuai dengan keinginannya. Pesatnya perkembangan industri perhiasan saat ini, memotivasi seluruh industri perhiasan khususnya yang berbahan baku perak untuk meningkatkan design dan kualitas. UC Silver merupakan industri perhiasan yang sudah terkenal dengan desainnya yang unik dan memproduksi perhiasan lebih dari standar kualitas pasaran dunia, selalu menjadi pilihan destinasi wisata, baik lokal maupun manca negara. Karena di UC Silver akan kita temukan perhiasan berbahan baku perak yang berdesain unik, kualitas standar internasional serta didukung dengan keramahan para customer

service, fasilitas gallery yang nyaman dan penuh dengan karya seni. Apa saja yang akan kami tulis untuk kolom ini selanjutnya. Nantikan tulisan kami setiap dua minggu sekali. Kami akan hadir di kolom ‘I AM UNIQUE’ yang membagi informasi secara detail tentang UC Silver. Bagaimana cara memilih kualitas perhiasan. Apa dan dari apa saja bahannya, bagaimana gambaran dan desain keunikannya, apa saja hasil karya, bahkan sampai filosofi keunikan dari masing-masing karya yang tercipta, dan lain sebagainya. Ada yang penasaran juga tempatnya dimana? Silakan langsung kunjungi tempat produksi dan galery kami di Jalan Raya Batu Bulan Gg Candrametu nomor 1 Batu Bulan Gia­ nyar 80582. Nomor telepon (0361) 461511. Kunjungi website kami di www.uc-silver.com. I am Unique I am Happy UC Silver Bali info@ucsilverbali.com

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Metropolitan

Film Horor Berkibar

Film horor naik daun lagi. Setidaknya, dalam dua tahun terakhir cukup banyak film horor karya sineas dalam negeri meramaikan dunia perfilman tanah air. Menariknya, antusias masyarakat menonton film horor mening­ kat pesat diban­ding beberapa tahun lalu ketika film horor juga sempat eksis. Film ‘Pengabdi Setan’ misalnya berhasil menggaet 4 juta lebih pe­ nonton, jumlah tersebut belum termasuk penonton di negara lain dimana film ini juga diputar.

B

erkibarnya film horor saat ini bisa dilihat dari daftar nominasi IBOMA (Indonesia Box Office Movie Award) 2018 yang merupakan film terlaris 2017: “Pengabdi Setan”, “Warkop DKI Reborn, Jangkrik Boss Part 2”,”Ayat Ayat Cinta2”, “Danur: I Can See Ghost”, “Susah Sinyal”, “Surga yang Tak Dirindukan2”, “Mata Batin”, “The Doll 2”, dan “Surat Cinta

untuk Starla the Movie”. Dari film laris tersebut, empat di antaranya adalah film bergenre horor. Sejumlah pemerhati film melihat meningkatnya animo masyarakat menonton film horor besutan sineas tanah air berkorelasi dengan kualitas film yang disajikan. Film horor yang ada sekarang khususnya sejak 2017 berbeda dengan film-film horor di masa lalu yang terkesan asal-asalan dan

kurang perhitungan. Asal mengagetkan dan mencekam tanpa alasan. Belum lagi alur cerita yang tak jelas. Namun kini di tangan para sineassineas mumpuni, film horor Indonesia tampil berbeda dan menarik ditonton. Tidak lagi sekadar menyajikan penampakan setan yang mengagetkan tapi ada penguatan pada unsur cerita. Latar suara pun diperhitungkan benar sehingga tak sekadar membuat kaget

Penakut tapi Nekat Bintang sinetron yang sempat lama vakum dari dunia entertainment, Marshandan nekat main film horor meskipun tahu dirinya adalah seorang penakut. “Aku orangnya penakut banget. Biasanya kalau nonton film horor saja bisa berhari-hari ketakutan. Mau ke kamar mandi takut, tidur takut. Tapi ketika aku ditawari film ini, trus disodori ceritanya, aku jadi tertarik. Aku baca ceritanya sampai merinding. Aku pikir, ini bagus banget. Makanya meski penakut aku tetap mau main film ini. Rasanya ini adalah tantangan banget buat aku, di satu sisi aku penakut, di sisi lain, ini film horor pertama aku,” ungkap artis bernama lengkap Andriani Marshanda yang juga sempat dijuluki sebagai ‘Ratu Sinetron’ ini. Marshanda yang melejit namanya lewat penampilannya dalam sinetron Bidadari tahun 2001, mengaku sempat gugup saat mengawali kiprahnya di film tersebut. Itu lantaran dia lama break syuting. “Aku sempat gugup karena kan lama nggak syuting. Untuk masuk ke karakter yang aku

Marshanda

perankan adalah suatu tantangan tersendiri. Makanya aku banyak sharing dengan sutradara dan action coach, minta feedback dari mereka,” ucap Caca, begitu dia akrab disapa. Film Marshanda ini—The Secret: Suster Ngesot Urban Legend’, rencananya akan tayang April mendatang. Lain lagi dengan Tika Bravani. Meski film bergenre horor tengah naik daun dan rekan-rekannya sesama artis berbondong-bondong main film seram itu, Tika mengaku tidak tertarik. Sebagai seorang yang penakut, Tika mengaku cukup tahu diri untuk tidak ikut-ikutan terjun ke film yang bisa membuatnya sangat tidak nyaman. “Aku orangnya penakut banget. Jadi mending enggak deh,” ucap Tika. Karena karakternya yang penakut, akunya, dia pun tidak suka nonton film horor. “Aku lumayan sering dapat tawaran film horor, tapi aku bilang tidak. Nggak ada alasan lain selain aku yang penakut. Jadi daripada nantinya repot, lebih baik tidak,” tambah wanita kelahiran Denpasar Bali ini sambil tertawa. (Diana Runtu)

dan mencekam tanpa alasan. Itu juga sebabnya sejumlah artis papan atas yang dulu sempat terkesan ogah main di film horor, kini ‘berduyunduyun’ main film horor. Chelsea Islan, Pevita Pearce, Sophia Latjuba, dll, mau ‘unjuk gigi’ di film horor. Bahkan artisartis penakut pun tak mau ketinggalan nekat main film horor meski risikonya mereka berhari-hari tidak bisa tidur dengan tenang lantaran masih terbawa rasa takut. Umumnya para artis ini mau tampil selain karena jalan ceritanya juga sosok sutradara film tersebut. Mereka yakin ditangan sutradara-sutradara hebat film horor akan menjadi sesuatu yang berbeda. “Aku pertama kali ditawari film horor (Gasing Tengkorak) yang pertama aku lihat siapa sutradaranya, setelah itu ceritanya. Ketika tahu sutradaranya, aku nggak pikir panjang lagi, langsung iya. Apalagi jalan ceritanya menarik,” ungkap Nikita Willy yang baru pertama kali main film horor. Padahal, ungkap

Chelsea Islan

27 Niki, sapaan akrab gadis tersebut, dirinya adalah sosok yang penakut. Tapi karena yang menangani film itu adalah sutradara besar, dirinya merasa antusias dan tertantang untuk membuktikan diri bahwa dia yang selama ini terbiasa bermain drama, pun bisa main dalam genre berbeda. Salah satu tantangan besarnya adalah menekan rasa takut dan tetap fokus pada film. Maklum, syuting dilakukan di tempat-tempat seram, belum lagi selama proses syuting ada saja kejadian aneh yang membuat bulu kuduk merinding. “Dulu waktu aku terima tawaran itu, orang sempat heran, karena aku kan penakut berat. Selama syuting ya aku banyak berdoa agar semuanya bisa lancar. Alhamdulilah semua lancar, “ ujar Niki yang mengaku tidak kapok main film horor. Hanya saja, tambahnya, gara-gara film itu selama berhari-hari ia tidak bisa tidur nyaman lantaran masih takut. Menurut Niki, banyak hal dipelajari dan itu membuatnya sangat antusias. Soal ekspresi takut yang ditampilkan, kata Niki, itu adalah natural karena ia memang benar-benar takut. “Itu ekspresi asli, memang aku benar-benar takut,” ungkapnya. (Diana Runtu)


Surabaya

26

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Pie Ireng Ingin Jadi Ikon Bagi Titik Nurhayati, terus-terusan menjadi pegawai adalah hal yang membosankan dan menyiksa diri. Ia sudah 13 tahun dia menjadi beauty advisor senior dari produk kosmetik dan ditugaskan di berbagai tempat seperti Jembatan Merah Plaza, Pasar Atom, dan Toko Serba Ada Palapa. Sering dimarahi bahkan dihina menjadi bagian dari perjalanan hidupnya.

Titik Nurhayati

“S

aya sering melayani make up Mbak Indah Kurnia anggota DPR RI dan Kartolo pelawak,” ung­kap Titik Nurhayati mengawali kisahnya. Berbekal semangat yang tinggi dan didukung dengan tekad yang kuat untuk berusaha sendiri, tahun 2015 ia mulai usaha pembuatan handycraft dan aromaterapi. Perempuan kelahiran Surabaya 19 Februari 1972 ini membuka gerai penjualan di 3 tempat yaitu Pakuwon Trade Center(PTC), Royal Plaza, dan Balai Pemuda. Karena usaha handycraft dirasa perkembangannya lambat, lulusan SMA Yos Sudarso ini banting setir membuka usaha pembuatan makanan pia. Ada dua jenis pia yang diproduksinya yaitu pia londo dan pia ireng. Pia londo karena war-

nanya putih dan pia ireng karena warnanya hitam. “Bisnis pia masih berpeluang walaupun pembuatannya sulit,” ujar Titik. Produk Pia Suroboyo memiliki 4 varian rasa yaitu original, keju, coklat, dan greentea. Pia ini mampu bertahan sampai 7 hari dalam suhu normal. Untuk menimbulkan warna hitam pada produknya istri dari Sudarmanto ini menggunakan arang jepang (active charcoal) yang berkhasiat untuk tubuh manusia. Dia mengaku pernah rugi jutaan karena pembeli membatalkan order, sebab takut produknya dianggap menggunakan zat pewarna yang berbahaya Dengan menggunakan bendera Javakeuken (Dapur Jawa), ibu yang memiliki hobi memasak ini memasarkan pia buatannya dengan dititipkan di Omah Lapis, Kue

Lapis Pahlawan, Sentra Sentra UKM, secara reseller, dan juga dipasarkan via online dijejaring sosial Whatssap, Facebook, serta Instagram. “Pia Suroboyo tidak hanya beredar di Indonesia, tetapi juga pernah dibawa ke Malaysia dan Brunei” ujar Titik. Dari harga jual Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu untuk produk kemasan biasa dan Rp 80 ribu untuk kemasan premium, Titik mampu menghasilkan omzet sebesar Rp 60 juta sampai

Rp 70 juta sebulan. Untuk memperluas jaringan maka Titik mengikuti Program Pahlawan Ekonomi tiap minggu di Kapas Krampung Plaza, dan juga aktif di beberapa grup UKM antara lain Best Kreatif, E UKM, Garpindo, dan Gerakan Wirausaha Mandiri (GW Man). Titik pernah mengikuti berbagi pameran antara lain pameran di kapal pesiar, dan tahun 2018 ini pia ireng bersama dengan beberapa UKM lainnya terpilih

untuk mengikuti pameran Telkom Kraft di Jakarta. Selain memproduksi pia, ibu 4 anak ini juga memproduksi pastel semanggi. Dari berjualan pastel khas Surabaya tersebut mampu menghasilkan omzet penjualan sebesar Rp 3 juta sampai Rp 4 juta perbulan “Saya ingin menjadikan pia ireng sebagai ikon Suroboyo, karena itu saya segera mengurus paten dan merek pia ireng” kata Titik. (Nanang Sutrisno/

betulan saya suka sekali makan kue terang bulan,” kata Aisyah. Sebelum memutuskan memulai berusaha kuliner pembuatan kue terang bulan mini, Aisyah meng­ aku berburu resep di berbagai tempat dan kemudian melakukan praktik selama tiga bulan. Saat pertama mengikuti pameran, dia mengaku

Aisyah

Woman on Top

bingung terhadap apa saja yang harus disiapkan. Sehingga dia membawa banyak sekali peralatan, mulai dari adonan dalam jumlah banyak, kompor dobel, dan tabung elpiji dobel. Dia beranggapan bahwa dagangannya pasti laris manis, namun ternyata kenyataan berkata lain, dia hanya laku sedikit. Pengalaman pertama ikut pameran yang tidak begitu sukses, tidak membuat Aisyah patah semangat. Dia terus ikut pameran, mulai dari pameran di Tunjungan, Festival kuliner Ampel, dan pameran batik Grand City. “Sejak bergabung dengan organisasi UKM Nowana, saya merasa banyak teman yang siap mendukung usaha saya,” jelas Aisyah. (Nanang Sutrisno/Bisnis Surabaya)

7

Bahagia bisa Berbagi “Saya ingin seperti lilin. Ketika gelap, sinarnya bermanfaat bagi orang lain”. Demikianlah prinsip hidup Dra. Ida Ayu Putu Tirta yang sudah diyakininya sejak kecil. “Dari kecil saya sering diberi-beri (dibantu) orang, saya harus bisa membalas membantu orang,” ujar Kepala SDN 8 Dauh Puri ini.

J

Putu Ayu Sukesti

alur yang ia pilih adalah ranah pendidikan. Sejak 35 tahun lalu, Dayu Tirta—demikian ia biasa dipanggil, mengabdikan diri dan bergelut dengan dunia pendidikan anak. Hingga akhirnya dipercaya memimpin SDN 8 Dauh Puri sejak 2010 sampai saat ini. Kebahagiaan dikatakannya tak diukur dari kekayaan. Harta tak menjamin seseorang pasti bahagia. Saling percaya, saling pengertian, dan menerima kekurangan masingmasing. Satu lagi yang paling penting

baginya adalah bersyukur. “kalau kita terus melihat ke atas saja kita akan lupa bersyukur. Coba toleh juga ke bawah bahwa masih banyak yang lebih kurang dan lebih bermasalah daripada kita,” ucapnya. Konsep “memberi” juga selalu dipegangnya. Bahagia itu bisa kita dapatkan dengan memberi, yang tak selalu dalam bentuk materi. Memberi perhatian kepada keluarga di rumah juga keluarga di sekolah, adalah bentuk memberi yang lain. Apalagi dalam posisinya

Bisnis Surabaya)

Terpesona Terbul Mini Siapa yang tak kenal terang bulan ? Makanan yang dimiliki nama lain martabak manis ini terbuat dari adonan tepung dan gula yang dipanggang diwajan bulat kemudian diberi tambahan gula, mesis, irisan kacang, keju dan variasi lainnya. Sudah empat tahun ini Aisyah, warga Jl. Maspati IV ini mengadu untung dengan berjualan kue terang bulan mini. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga tersebut berjualan kue buatannya di lapangan Bangunsari Selatan. Ibu dari Rafa dan Raka ini juga menjualnya secara online via jejaring sosial Facebook, WhatsApp, dan Instagram. Dia mematok harga mulai dari Rp 3 ribu sampai Rp 6 ribu tergantung topping-nya. Dari berjualan secara online dan offline, dia mengaku mampu mengantongi omzet sebesar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta perbulan. “Saya memulai usaha dari apa yang saya suka, ke-

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Perkenalan All New Yaris

Toyota Astra Motor (TAM) memperkenalkan All New Yaris di Bali, Sabtu (10/3). Sejumlah fitur baru dan perubahan dihadirkan pada produk hatchback Toyota ini. Executive GM Manager PT

Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi mengatakan Yaris mendapat respons positif di masyarakat. Di Bali sendiri lebih dari 4 ribuan unit telah terjual. Market share di Bali di atas 30%. Ia berharap adanya All New Yaris akan bisa meningkatkan dominasi Yaris di market hatchback. Perubahan yang dihadirkan dalam All New Yaris antara lain bagian depan berubah total. Stability control dan kabin juga lebih senyap. Operation Manager Auto2000 Wilayah Kalimantan-Bali, Biyouzmal menambahkan, All New Yaris hadir dengan warna baru, Citrus Mica Metallic. Enam warna lainnya adalah Silver Metallic, Gray Metallic, Red Mica Metallic, Orange Metallic, Super White, dan Attitude Black Mica. (Ngurah Budi)

sebagai kepala sekolah kini yang mengampu 617 siswa. Dari sekian banyak siswa, ia mengaku ada satu dua anak yang mendapatkan perhatian khusus darinya. “Di sinilah tantangan kita sebagai guru. Jika kami tak bisa menanganinya sendiri, biasanya kami akan memanggil orangtua siswa dan diajak berskusi untuk bersama-sama mencari solusi terbaik untuk anak,” jelasnya. Meski dihadapkan dengan berbagai masalah, sekolah tetap menjadi tempat yang paling ia rindukan, selain rumah. Sehari saja tidak ke sekolah, Dayu Tirta mengaku bingung dan merindukan suasana sekolah, lingkungan kerja, teman-teman dan anak-anak didiknya. Masalah tak harus dihindari namun dihadapi. Ketika ada permasalahan di sekolah yang tak bisa diselesaikannya sendiri, rapat dengan para guru menjadi solusinya. Jika masih belum ketemu solusi, ia akan minta pertimbangan orang-orang yang bisa dipercaya hingga ke dinas, agar permasalahan tak sampai berlarut-larut. BERBAGI ITU PENYEIMBANG Sejak tahun 1980-an, Putu Ayu Sukesti (60) menjalankan warung­ nya dengan bendera UD Sari Artha, menjual kopi yang digilingnya sendiri, beras, pupuk urea, kompos dan segala macam yang diperlukan petani. Beberapa tahun terakhir, ia lebih fokus menjual kopi dan banten. Kopi Petang, demikian sebutan penikmat kopi t e r ­h a d a p h a s i l kopi giling UD Sari Artha yang memiliki cita rasa yang alami karena tanpa campuran. Jero—demikian sapaan

High Spender Megadepo Bank Mandiri mengadakan program promosi kerjasama dengan Depo Bangunan Bali (PT. Megadepo Indonesia) untuk memberikan hadiah pada nasabah dengan transaksi tertinggi dengan mandiri kartu kredit. Hendra Wahyudi, Vice President Bank Mandiri menuturkan program ini bertujuan untuk meningkatkan transaksi kartu kredit & EDC di Depo Bangunan Bali. Tiga nasabah dengan akumulasi transaksi tertinggi mendapatkan hadiah menarik berupa smartphone, LED TV, dan lemari es. Mereka adalah Jonathan (pemenang pertama), I Ketut Wiradnyana (pemenang kedua), dan Luh Setiti Ningsih (pemenang ketiga). Selain program transaksi berhadiah, di Depo Bangunan, nasabah Bank Mandiri dapat menikmati benefit promo hemat

hingga 30% dengan penukaran fiestapoin dan cicilan 0% hingga 12 bulan pada periode tertentu. (Ngurah Budi)

Dra. Ida Ayu Putu Tirta

akrabnya, mengatakan untuk kopi kelas 1 memakai biji kopi robusta dari daerah Plaga, Badung. Dalam sehari setidaknya ia memproduksi sekitar 300 kg kopi bubuk. Ia mengakui kopi kelas 1 ini yang paling banyak dicari, bahkan, ada pelanggannya dari Jakarta. Ada yang membeli kopi yang masih dalam bentuk bijian, ada juga dalam bentuk bijian yang sudah dipecah. Untuk kopi kelas 2, biji kopi dicampur dengan beras C4. Konsumennya adalah mereka yang tidak berani mengonsumsi kopi yang terlalu keras, atau sering juga dipakai sebagai bawaan untuk kondangan. Di balik sisi bisnisnya itu, Jero tak lupa selalu berbagi rezeki. Terlebih untuk acara keagamaan (spiritual). Seperti memberikan sumbangan dana untuk seka gong wanita, atau menyiapkan kendaraan bus dan truk saat melasti ke segara. Baginya, mepunia ini menjadi penyeimbang hidupnya. Dengan mepunia baik dalam bentuk materi maupun moril, Jero yakin Tuhan akan lebih mempermudah rezekinya. Apa yang dilakukan Jero menurun kepada keempat putra-putrinya. Mereka sangat kompak dan saling perhatian meskipun dua di antaranya sudah berkeluarga. “Apa saja yang ada, walau sedikit dan meski sudah menikah keluar, mereka masih tetap ingat berbagi ke saudaranya,” ucap Jero bahagia, di selasela ngayah megambel bersama seka gong wanita Banjar Pangsan, Petang. (Inten Indrawati)


8 Anak-anak khususnya usia di bawah lima tahun memang sangat rentan terserang penyakit. Kepanikan pasti dialami oleh seorang ibu bila anaknya yang masih kecil jatuh sakit. Kadang-kadang si ibu tidak tahu apakah harus ke dokter atau cukup diberikan obat yang dapat dibeli tanpa resep. “Daya tahan tubuh anak menjadi salah satu kunci yang dapat mempertahankan kesehatan mereka. Sayangnya, akibat sulit makan, banyaknya aktivitas, hingga perubahan cuaca, memicu datangnya penyakit pada anak,” ucap dr. AA Ngurah Gede ­Dharmayuda, M. Kes.

S

elanjutnya, Kepala Puskesmas 1 Denpasar Selatan ini menyebut beberapa penyakit yang kerap menyerang anak-anak, di antaranya: 1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Penyakit yang disebabkan dominan oleh virus ini paling sering menyerang anak-anak. Gejala ISPA adalah demam, batuk, nyeri tenggorokan, terkadang sampai sesak nafas atau mengi. Infeksi saluran pernapasan akut bisa menyerang saluran pernapasan atas atau bawah dan dapat menular hingga menimbulkan gejala infeksi ringan hingga berat. Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun bakteri terhadap tubuh manusia. Risiko seseorang mengalami infeksi akan meningkat ketika kekebalan tubuh lemah. Namun, kata dia belum ada obat yang efektif membunuh kebanyakan virus yang menyerang manusia. “Pengobatan yang dilakukan selama ini biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul akibat infeksi virus. Istirahat yang cukup dan mengonsumsi banyak air mineral terutama air hangat akan membantu meredakan gejala itu,” jelasnya. 2. Diare. Penyebab diare pada anak balita biasanya karena infeksi virus, bakteri, alergi makanan ataupun keracunan makanan. Gejala umumnya adalah buang air besar encer dengan frekuensi lebih dari tiga kali. Bisa disertai muntah, nyeri perut (mules), demam dan bisa sampai lemas yang diakibatkan karena kurang cairan. Terapi

Bunda Ananda

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Waspadai Penyakit yang Sering Menyerang Anak yang paling efektif adalah mencegah terjadinya kehilangan cairan dengan cara memberikan minum yang cukup bisa berupa oralit (campuran air, gula dan garam) dimana cairan ini berfungsi untuk menggantikan ion, dan mineral penting lainnya yang hilang dalam tubuh anak. Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian ASI, tetapi juga perlu ditambahkan cairan /minum agar tidak mengalami dehidrasi. Bahaya besar kedua untuk anak-anak yang terkena diare adalah kekurangan gizi. Oleh karena itu berikan anak makanan bergizi. 3. Cacar air. Gejalanya berupa bintik-bintik merah yang akhirnya berubah menjadi bisul-bisul kecil berair pada tubuh dan wajah. Terasa gatal tetapi bila digaruk dapat meninggalkan bekas seumur hidup pada kulit penderitanya. Demam juga menyertai penyakit ini dan virus ditularkan melalui bersin atau seprei yang dipakai penderita, sehari sebelum kulit merah sampai cacar itu kering dan mengelupas. Penyakit ini dapat berlangsung satu sampai dua minggu. Pengobatannya dengan mengonsumsi obat antivirus, penurun demam serta pemberian obat luar baik berupa salep maupun bedak tabur untuk mengurangi rasa gatal yang ditimbulkannya. Hindari kontak dengan orang lain untuk mengurangi penularan, pisahkan penggunaan handuk dan pakaian agar dicuci terpisah dengan pakaian anggota keluarga lainnya. 4. Campak Angka kejadian campak mencapai lebih dari 30 juta orang setiap tahun. Campak dapat dengan mudah disembuhkan, tetapi mematikan jika tidak ditangani. Penyakit ini terjadi terutama pada anak-anak, dan terutama di negara-negara berkembang seperti Afrika dan beberapa di Asia Tenggara. Akan tetapi, virus campak dapat menginfeksi bahkan terhadap orang dewasa. Campak dapat menyebabkan kerusakan otak, kebutaan, dan anak-anak rentan terhadap diare dan pneumonia. Angka kematian : 1.400 orang diperkirakan mening-

pencegahan dengan imunisasi sangat penting yang diperoleh saat usia 9 bulan dan juga saat anak duduk di sekolah dasar. “Untuk tahun 2018 ini, imunisasi campak secara nasional akan digantikan dengan imunisasi MR. Untuk wilayah luar Pulau Jawa akan dimulai pada Bulan Sepetmber dan Oktober ini secara gratis yang bisa didapatkan di seluruh puskesmas, posyandu sekolah dan rumah sakit,” ucapnya.

dr. AA Ngurah Gede Dharmayuda, M. Kes.

gal akibat campak setiap hari. Penyakit ini juga diawali dengan demam dan gejala yang mirip selesma. Dalam 5 hari akan muncul bercak-bercak merah di seluruh tubuh yang terasa gatal dan juga sakit. Tidak ada obat untuk campak tetapi untuk meringankan rasa sakit dapat diberikan obat seperti parasetamol atau ibuproven untuk anak. Pemberian kapsul vitamin A juga diberikan saat pengobatan untuk mencegah gangguan di mata. Penyakit ini akan hilang dengan sendirinya tetapi sebaiknya anak yang sakit campak tidak sekolah selama 5 hari. Wanita hamil yang terkena campak dapat membahayakan bayinya. Dokter AA Ngurah Gede Dharmayuda mengatakan,

5. Penyakit Telinga. Infeksi telinga adalah umum pada anak-anak kecil. Demam akan meningkat, dan anak sering menangis atau menggosok bagian samping kepalanya. Kadang-kadang nanah bisa dilihat di telinga. Anak-anak sering mengalami infeksi telinga karena kebiasaannya membersihkan telinga sendirian yang akhirnya menyebabkan lecet dan kemudian infeksi pada telinga luarnya. Adalah penting untuk mengobati infeksi telinga segera mungkin. Periksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan baik antibiotika maupun obat luar untuk telinganya. Bersihkan nanah yang keluar dari telinga dengan kapas secara hati-hati. Anakanak yang menderita telinga bernanah harus mandi secara teratur, hindarkan berenang atau menyelam minimal 2 minggu setelah kesembuhannya. Untuk mencegah infeksi pada telinga, bersihkan telinga si anak secara rutin dan hati-hati.

6. Cacingan. Anak-anak sangat rentan terkena penyakit cacingan. Penyakit ini biasanya menular pada anak melalui tangan yang kotor dan tidak membiasakan mencuci tangan sebelum makan. Selain itu, cacing bisa masuk ke dalam tubuh anak melalui makanan yang tidak bersih dan tidak diolah dengan benar. Jika salah satu anak dalam keluarga diketahui menderita cacingan, semua anak dalam keluarga harus dirawat atau diobati untuk memastikan hilangnya cacing. Untuk mencegah infeksi cacing, anak-anak harus menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan pakai sabun (CTPS), tidak buang air besar sembarangan, tidak bertelanjang kaki, tidak makan daging mentah atau ikan mentah atau yang setengah matang, dan minum air yang sudah direbus atau murni. (Inten Indrawati)

“Untuk tahun 2018 ini, imunisasi campak secara nasional akan digantikan dengan imunisasi MR. Untuk wilayah luar Pulau Jawa akan dimulai pada Bulan Sepetmber dan Oktober ini secara gratis yang bisa didapatkan di seluruh puskesmas, posyandu sekolah dan rumah sakit”

Tips Menjaga Kesehatan Anak: Pola makan. Jagalah pola makan anak dengan memberikan asupan yang cukup nutrisi,vitamin dan lainnya. Selain itu porsi makanan setiap harinya harus pas atau ideal maksudnya jangan berlebihan. Menjaga kebersihan diri - Menjaga kebersihan diri merupakan prioritas utama dalam mencegah segala penyakit pada anak seperti : - Mencuci tangan pakai sabun secara rutin sebelum dan sesudah beraktivitas. - Menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dengan rajin menggosok gigi. - Menjaga kebersihan kuku dan anggota tubuh yang lainnya. - Menjaga kebersihan pakaiannya. Istirahat yang cukup Istirahat adalah proses untuk meringankan beban otak, selain itu juga pertumbuhan tubuh anak juga terjadi pada waktu beristirahat. tidur 8 jam sehari sudah cukup untuk anak. (Inten Indrawati)

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Bumi Gora

25

Optimalisasikan Pelayanan Publik

Pelaksanaan program yang mendukung sasaran pemerintah nasional secara umum, salah satunya terkait deregulasi agar semua berjalan lancar dan memenuhi target. Karena itulah Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi meminta agar semangat kepala OPD di lingkup pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat tidak kendor dalam melaksanakan seluruh program pembangunan yang sudah ditetapkan. Kontinuitas dan akselerasi dalam melaksanakan program tersebut diharapkan jangan sampai berkurang. Hal itu disampaikan Gubernur saat rapat pimpinan bersama seluruh kepala OPD di ruang rapat utama, Kantor Gubernur NTB minggu lalu.

D

alam upaya mendukung program pemerintah pusat itu, bisa ditempuh dengan menginventarisir produk hukum yang ada di daerah yang kiranya sudah tidak kontekstual, sehingga dapat dihapus atau perlu direvisi. Sementara untuk regulasi baru yang akan dibuat nantinya, dinilai perlunya memperkuat sisi substansi dan susunannya. “Itu salah satu jalan kita mengupayakan optimalisasi pelayanan publik, bahkan bila perlu, bisa dilakukan pemangkasan Standar Operasional Prosedur (SOP), agar proses pelayanan publik tidak dinilai panjang dan berbelit,” kata Majdi. Hal itu dinilai penting, karena akan mempengaruhi indeks kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah. Sementara terkait perkembangan dinamika politik jelang kontestasi kepala daerah beberapa bulan ke depan, Majdi juga mengatensi beberapa isu strategis yang rawan muncul, yakni isu keamanan dan ketertiban. Terkait hal tersebut, Gubernur NTB memerintahkan kepala OPD (dalam hal ini kepala Bakesbangpoldagri), H. Lalu Syafi’i, untuk bersinergi dengan seluruh pihak termasuk jajaran TNI/Polri. Isu lain yang juga tak kalah penting yang perlu menjadi perhatian menurut Gubernur adalah yang terkait keamanan pangan, pelayanan dasar dan ketenagakerjaan, baik di wilayah provinsi maupun kabupaten/kota. Jika ada hal-hal yang terjadi, baik di lapangan maupun yang tercover oleh pemberitaan media, utamanya yang sifatnya substansif, maka Kepala OPD sebagai penanggungjawab sektoral yang punya kewajiban untuk meluruskan. “ Bapak/Ibu kepala OPD harus lebih peka dan reaktif menangani masalah yang berkembang di masyarakat. Jangan sampai pem-

bagian tugas dan kewenangan justru menghambat kita dalam melaksanakan kewajiban melayani masyarakat,” katanya. APIP dan APH Perkuat Sinergi Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan aparat penegak hukum (APH) terus memperkuat sinergi pencegahan dan pemberantasan korupsi di lingkungan Pemerintahan daerah. “Penguatan sinergi itu, diwujudkan dalam bentuk perjanjian kerja sama koordinasi antara APIP dan APH dalam penanganan pengaduan masyarakat yang terindikasi korupsi, baik di tingkat pusat maupun daerah,” ujar Kepala Inspektorat Provinsi NTB, Ibnu Salim, SH. M.Si, di Mataram minggu lalu. Di tingkat pusat perjanjian kerja sama Tripartit antara Kementerian Dalam Negeri dengan Kejaksaan Agung dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, telah dilaksanakan penandatanganan pada akhir bulan Februari lalu di Jakarta. Perjanjian Kerja Sama (PKS) tersebut, akan ditindaklajuti dengan penandatangan perjanjian kerja sama antara APIP dan APH di daerah, yakni PKS antara Gubernur NTB dengan Kajati NTB dan Kapolda NTB di tingkat Provinsi dan antara bupati/ walikota dengan Kapolres dan Kajari untuk tingkat kabupaten/ kota. Penandatanganan PKS direncanakan dilakukan secara serentak dengan seluruh kabupaten/kota se-NTB, dijadwalkan pada bulan Maret ini. Ibnu mengungkapkan bahwa penandatangan PKS di Daerah yang akan dihadiri oleh pejabat terkait dari Kemendagri, Mabes Polri dan Kejaksaan Agung tersebut, bersamaan juga akan dilakukan sosialisasi mengenai substansi dan bagaimana mengimplementasikan PKS tersebut secara terintegrasi.

“Dengan perjanjian kerja sama ini, APIP dan APH akan semakin intens berkoordinasi dan bersilahturahmi bagaimana menangani tindak pidana korupsi dengan baik,” kata Ibnu. Mendagri Tjahjo Kumolo, saat sosialisasi Perjanjian Kerja Sama antara APIP dan APH dalam penanganan Pengaduan Masyarat terkait indikasi korupsi, di Jakarta akhir hulan lalu mengingatkan kepada APIP dan APH di daerah agar terus memperkuat sinergi. Ia berpesan agar setiap laporan masyarakat terkait indikasi korupsi harus ditindaklanjuti oleh APIP dan APH. Mendagri menekankan bahwa koordinasi APIP dan APH tidak ditujukan untuk melindungi tindakan kejahatan ataupun membatasi APH dalam penegakan hukum. “Pendekatannya adalah mengedepankan hukum administrasi sehingga penanganan pidana merupakan ultimum remedium atau upaya akhir dalam penanganan suatu permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,” ujar Mendagri. Ia menambahkan bahwa semua laporan masyarakat harus ditindaklanjuti oleh APIP dan APH sepanjang data identitas nama dan alamat pelapor serta laporan dugaan tindak pidana korupsi dilengkapi oleh bukti-bukti permulaan atau pendukung berupa dokumen yang terang dan jelas. “Amanat UU dengan tegas menyatakan bahwa bila ada laporan atau dugaan

korupsi yang dilakukan penyelenggara pemerintah, hendaknya aparat penegak hukum menerima dan melakukan koordinasi ke Inspektorat untuk ditindaklanjuti,” ungkapnya. Jadi Inspektorat wajib

menindaklanjuti dan melihat apakah yang dilanggar, sehingga pejabat yang telah melakukan pelanggaran, bisa saja bukan korupsi, tapi menabrak aturan administrasi. Dengan koordinasi yang efektif antara APIP dengan APH diharapkan tidak terjadi lagi kekhawatiran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pembangunan, akibat adanya proses penegakan hukum oleh APH dalam penanganan pengaduan masyarakat. Itulah sebabnya koordinasi APIP dan APH dilakukan pada tahapan penyelidikan dimana belum terdapat penetapan status tersangka oleh APH. Dan apabila APH telah melakukan penyidikan dan menetapkan tersangka atas laporan atau pengaduan masyarakat, maka tidak berlaku mekanisme koordinasi APIP dengan APH lagi. (Naniek I. Taufan)


Bumi Gora

24

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Patuh berlalu lintas memang harus diterapkan sejak dini agar anakanak sadar dengan tertib berlalu lintas. Banyaknya pelanggaran berkendara diakibatkan kurangnya kesadara masyarakat akan keselamatan diri. Maka dari itu, Polres Buleleng dalam hal ini Satuan Lalu Lintas, menggelar sosialisasi dalam rangka pelaksanaan Operasi Keselamatan Agung 2018. Menggandeng anggota Sat Binmas Polres Buleleng dan bersinergi dengan Dinas Perhubungan, sosialisasi ini menyasar masyarakat secara umum dan juga anak-anak.

Seminggu yang lalu, Samara Lombok ramai oleh para orangtua yang mengikuti kegiatan parenting. Mereka berkumpul untuk berbagi pengalaman dan cerita dalam mendidik anak-anak mereka di dalam keluarga. Bersama Fitri Nugrahaningrum penyandang tuna netra yang memiliki kepedulian lebih terhadap pendidikan anak-anak di sekitar tempatnya tinggal di Kediri Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mereka larut dalam obrolan dan diskusi dalam parenting yang bertemakan mendidik dengan cinta.

P

D

yang belajar di Samara Lombok. Menurut Fitri, pendiri Samara (Satelit Masa Depan Negara) Lombok, kegiatan parenting ini merupakan kegiatan yang sengaja dibangun untuk memantau sejauh mana hubungan antara orangtua dengan anak secara riil (khususnya yang anak-anaknya belajar di Samara). Kegiatan yang dilakukan sebulan sekali ini digelar dalam bentuk diskusi, motivasi, lomba dan bahkan bermain drama dengan tema keluarga. “Dari kegiatan itulah kami banyak menemukan hal-hal yang lucu. Ternyata masih banyak orangtua yang tidak peduli pada pendidikan anak. Karena selama ini pendidikan lebih banyak diserahkan pada sekolah-sekolah formal semata

tanpa kontrol, sedangkan di rumah mereka mendidik hanya dengan memberikan uang jajan. Ternyata banyak sekali orangtua yang belum paham akan pentingnya pendidikan dalam keluarga itu,” kata Fitri. Banyak kejadian yang tidak terduga ketika dalam kegiatan ini diselenggarakan perlombaan sederhana tentang bagaimana

mendidik anak dengan cinta. Misalnya ketika sepasang ibu dan anak, ibu bernyanyi lagu untuk menghibur anaknya, tetapi malah anaknya menangis saat ibunya bernyanyi. Ada juga peristiwa saat orangtua mempraktikkan menasihati dan membujuk anak seraya memeluk dan menciuminya, anaknya malah cemberut dan langsung menangis. “Kondisi de-

Kegiatan parenting di Samara Lombok

mikian menunjukkan bahwa para wali atau orangtua anak ini tidak pernah melakukan hal tersebut di rumah,” ujar Fitri. Hal seperti ini memang terbilang sepele untuk dilakukan namun besar sekali manfaatnya dalam mendidik anak. Itulah mengapa Fitri menganggap kegiatan parenting bagi orangtua ini penting agar orangtua paham akan peran penting mereka dalam mendidik anak. “Orangtua dan lingkungan rumah adalah lingkungan pertama dimana anak mengenal ilmu, nilai, norma, budaya dan cinta, sehingga peran orangtua dan lingkungan rumah sangat penting bagi pembentukan pribadi/karakter anak. Dan semua itu sangat jarang dilakukan apalagi dipahami oleh orangtua,” ungkapnya. (Naniek I. Taufan)

Ciptakan Keluarga Samara

Fitri Nugrahaningrum bersama suaminya

Edukasi

Selama ini menurut Fitri, kebanyakan mere­ka hanya tahu dan membebankan pendidikan pada sekolah, padahal sekolah adalah lingku­ngan untuk mengasah potensi yang dimiliki anak dan memaksimalkan potensi tersebut menjadi profesi di masa depannya nanti. “Dengan begitu peranan dan fungsi keluarga akan terbangun dan akan tumbuh rasa saling menghormati, menghargai, menyayangi dan mencintai antara anggota keluarga tersebut sehingga akhirnya terciptalah keluarga-keluarga Samara (Sakinah Mawaddah Warahmah) di lingku­ngan ini,” katanya. Sebagai tempat belajar gratis bagi 92 anak PAUD dan 140-an anak TPA (Taman Pendidikan Anak) di sekitar Samara, tempat belajar ini sangat ber-

9

Sosialisasikan Taat Lalu Lintas sejak Dini

Didik Anak dengan Cinta

endidikan bagi anak khususnya yang masih berusia dini, sejatinya utamanya ada dalam keluarga. Karakter masing-masing keluarga menjadi dasar utama dalam mendidik anak-anak. Pendidikan di sekolah dan lingkungan anak, menjadi pelengkap yang juga penting untuk tumbuh kembang anak. Pentingnya pendidikan dalam keluarga inilah yang menjadi perhatian Samara Lombok, sehingga tempat belajar ini melaksanakan kegiatan parenting bagi wali atau orangtua khususnya ibu-ibu dari anak-anak PAUD/TPA

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

manfaat bagi masyarakat sekitar. Anak-anak yang belajar di sini berasal dari selain di lingkungan sekitar Samara juga dari dusun-dusun yang ada di Kediri. Kehidupan di dusun-dusun inilah yang membuat Fitri merasa perlu untuk melakukan kegiatan parenting, kare­na pendidikan para orangtua yang belajar di Samara ini rata-rata tingkat sekolah dasar dan paling tinggi SMA. “Agar mereka dapat mendidik anak di rumah dengan baik kendati sekolah mereka tidak tinggi dan mereka tidak banyak uang untuk memanjakan anaknya, mereka dapat mendidik anaknya dengan cinta,” katanya. Ia berharap para orangtua ini bisa menjadi teman saat anak-anak bermain, menjadi orangtua saat anak-anak minta nasihat dan membutuhkan belaian kasih sayang, perlindungan dan pembelaan,” ujar Fitri yang mendirikan TPA sejak tahun 2011 dan PAUD sejak tahun 2015. Narasumber dalam kegiatan parenting ini, selain Fitri yang berlatar belakang Magister pada Ilmu Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat, Universitas Sebelas Maret Solo ini, juga sesekali mendatangkan narasumber lain seperti, dokter, pengusaha, penyiar, wartawan dan lainnya. Ia berharap para ibu dapat mendidik anak dengan cinta, sabar dan ikhlas penuh kreatifitas, agar anak-anak bisa senang, nyaman dan cerdas di semua lingkungan. (Naniek I. Taufan)

ipimpin oleh AKP Tassudin kegiatan yang digelar pada Minggu (11/03) ini diisi dengan pemberian himbauan kepada masyarakat kota Singaraja untuk selalu mentaati peraturan berlalu lintas dan menyosialisasikan tujuh target operasi yang disasar pada Operasi Keselamatan Agung 2018 ini. Yang mana tujuh pelanggaran tersebut bersifat fatalitas yang sangat membahayakan bagi masyarakat pengguna jalan. Tujuh pelanggaran tersebut di antaranya melanggar rambu lalu lintas atau melawan arus, berkendara dalam keadaan mabuk, bermain handphone saat berkendara, tidak menggunakan safety belt, pengendara dibawah umur, melanggar batas kecepatan (ngebut), serta tidak menggunakan helm yang mana di dalamnya termasuk penggunaan helm namun tidak di “ klik”. Selain menggelar sosialisasi, Sat Lantas Polres Buleleng juga menunjukkan rasa simpatinya kepada masyarakat Buleleng dengan menyelenggarakan pembagian helm gratis kepada anak- anak dibawah umur yang ada di Taman Kota Singaraja. Sebanyak 50 unit helm dibagikan kepada anak-anak dengan harapan masayarakat sadar akan tertib berlalu lintas sejak dini. Bahkan di tengah-tengah kegiatan Car Free Day, dengan dibantu oleh Iptu Kendrawati pihaknya memberikan himbauan menggunakan alat-alat peraga berupa papan himbauan serta spanduk. Untuk menarik minat masyarakat, kegiatan sosialisasi juga dimeriahkan oleh badut polisi agar anakanak tertarik untuk mendengarkan sosialisasi. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menjalin kedekatan masyarakat dengan petugas kepolisian guna menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Singaraja.

Pembagian helm gratis kepada anak-anak di Taman Kota Singaraja

Kasat Lantas Polres Buleleng seizin Kapolres Buleleng AKP Adi Sulistyo menjelaskan bahwa kegiatan yang dimulai sejak pukul 07.00 Wita hingga 09.00 Wita tersebut berlangsung secara kondusif. Pihaknya berharap dapat kembali menggelar kegiatan preventif untuk menghimbau masyarakat dalam tertib dan patuh berlalu

lintas. “Kami berharap dengan diadakan kegiatan ini masyarakat Buleleng bisa menjadi semakin taat aturan terutama dijalan raya. Sehinggat terciptanya situasi dan kondisi Kota Singaraja yang kondusif serta meminimalisir angka kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Buleleng ini” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Mendongeng Lima Menit Made Taro

MANUSIA PUNYA BANYAK AKAL

Pada musim kemarau panjang, seekor harimau terpaksa turun gunung untuk mendapatkan makanan. Di sebuah kebun, harimau itu melihat pemandangan aneh. Dua ekor sapi menarik bajak yang dituntun oleh seorang petani. Walaupun sapi itu bekerja berat, namun mereka acapkali dicambuk oleh petani. “Kejam benar manusia itu! Akan kuhajar dia!” demikian bisik hati sang Harimau. Namun harimau itu tidak segera bertindak. Ia ingin tahu apa yang dilakukan petani itu selanjutnya. Ketika tiba waktu makan siang, petani itu melepaskan sapi-sapinya untuk merumput. Nah, itulah kesempatan baik bagi harimau. Ia mendekati kedua sapi itu. “Hai, Saudaraku, Sapi!” katanya. “Kau diperlakukan sangat kejam oleh manusia! Percuma kau bertubuh besar, bertanduk tajam, tetapi tidak berani melawannya.” “Hai, Saudaraku, Harimau!” jawab kedua sapi itu. “Belum tahu kau! Manusia itu punya banyak akal. Dengan perlawanan apapun, hewan-hewan selalu kalah.” Harimau itu tidak percaya. Bukankah ia raja hutan? Bukankah ia hewan terkuat? Sekali terkam manusia itu akan remuk. Mendengar keterangan sapi, harimau itu jadi penasaran. Ia ingin tahu akal apakah yang dimiliki oleh manusia. “Hai, Saudaraku, Manusia!” gertaknya di depan petani itu. Petani itu terkejut, namun ia berusaha menenangkan diri. “Aku tidak suka melihat perlakuanmu yang sangat kejam terhadap sapi-sapi yang bodoh itu. Akal apa yang kau miliki sehingga kau bisa memperolok hewan-hewan itu? Tunjukkan sekarang!” Petani yang baru habis makan siang itu berpura-pura tenang. “Oh, jadi, kau datang ke sini, ingin melihat akalku? Sayang, akalku kusimpan di rumah. Memang kebiasaanku, apabila aku bekerja di kebun, akal itu kusimpan di rumah.” “Ambil sekarang!” gertak si Harimau. “Tunjukkan di depanku semua akalmu itu!” Petani itu bersiap untuk pulang ke rumah, namun kemudian ia berkata lagi. “Aku tahu akalmu,” katanya. “Apabila aku pulang, kau pasti akan memakan kedua sapiku.” “Oh, tidak, tidak, Petani!” Apabila kau tidak percaya, ikat saja aku, sehingga aku tidak ke mana-mana,” jawab si Harimau. Petani yang tenang itu lalu mengikat si Harimau, kemudian menambatkan tali ikatan itu di sebuah pohon besar. Sekembali dari rumahnya, ia tidak membawa akal, tetapi memikul setumpuk daun kelapa kering. Daun-daun itu dipasang mengelilingi harimau yang tertambat. Kemudian petani itu membakar daundaun kering itu. Api membara dan menjalar. Harimau itu mengaduh kesakitan karena tubuhnya dilalap api. Sapi-sapi yang melihat pemandangan yang menarik itu tertawa terpingkal-pingkal. Ha, ha, ha…! Ha, ha, ha….! Tidak disadarinya, gigi rahang atas sapi itu terlepas. Nah, itulah sebabnya sampai sekarang sapi-sapi keturunannya tidak punya gigi rahang atas. Adapun harimau yang mengaku kuat itu, meronta-ronta menahan panas. Untunglah tali ikatan itu putus. Ia secepatnya melarikan diri masuk ke dalam hutan. Sambil menahan rasa sakit, ia memeriksa seluruh tubuhnya. Wow, belang-belang! Semenjak peristiwa itu si raja hutan dan keturunannya memilki tubuh belangbelang. Hewan itu lalu diberi julukan si Harimau Belang. (Kamboja)

Kukuhkan 50 Wisudawan

Stikes Buleleng Targetkan Berubah Jadi Institut Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta memiliki peran yang sangat besar dan strategis bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing global. SDM yang andal akan mampu bertahan dalam menghadapi tantangan global, salah satunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sudah seharusnya perguruan tinggi mampu menghasilkan lulusan kreatif dan inovatif dengan ketrampilan khusus yang diperlukan dalam berbagai sektor ekonomi yang relevan dengan perubahan dunia. Stikes Buleleng kembali mengukuhkan 50 wisudawan S1 Keperawatan dalam wisuda kelima, Senin (12/3). Wisuda di Aula Stikes Buleleng yang beralamat di Jalan Air Sanih, Desa Bungkulan dihadiri Ketua Stikes Dr. Ns. I Made Sundayana, M.Si. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan pendidikan keseha-

tan merupakan suatu upaya yang sangat penting diterapkan dalam komunitas guna meningkatkan kesehatan dan perawat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan termasuk kualitas pelayanan. Untuk mendongkrak mutu pendidikan harus dimulai dengan tata kelola kelembagaan dan proses akademik, hingga sampai pada output lulusannya juga harus didukung oleh dosen yang berkompetensi juga. Stikes Buleleng yang telah ditetapkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia sebagai perguruan tinggi yang layak menjalankan kegiatan akademis prodi D3 Kebidanan, S1 Keperawatan, dan Profesi Ners telah terbukti sebagai salah satu kampus yang mengedepankan budaya mutu dan go international. Pihaknya juga akan terus mengembangkan diri dengan mengajukan 4 program studi baru di antaranya

Stikes Buleleng kukuhkan 50 wisudawan S1 Keperawatan.

S1 Profesi Bidan, S1 Kebidanan, S1 Farmasi, dan S1 Rekam Medik. Diharapkan usulan keempat prodi baru itu dapat terwujud di tahun 2019 dan di tahun 2020 nanti STIKES Buleleng bisa berubah status menjadi institut. Oleh karena itu menurut Sundayana, sarana prasarana akan terus ditingkatkan termasuk di dalamnya peningkatan pendidikan pada jenjang lebih tinggi. “Paling lambat kami akan capai di tahun 2020, bahkan kami sudah siapkan sarana prasarana seperti kampus yang kami miliki ada tiga yaitu di Sangket, Penyusuan dan Bungkulan.

Bahkan di Banyuning juga kami akan siapkan,” imbuhnya Koordinator Kopertis wilayah VIII Bali Nusra, Prof. Nengah Dasi Astawa, M.Si dalam sambutannya mengatakan, kampus yang mempunyai SDM cukup dan infrastruktur yang memadai dapat mengembangkan lembaganya dengan mengubah status dari sekolah tinggi menjadi institut. “Dengan adanya perluasan kampus akan meningkatkan minat masyarakat juga untuk melanjutkan di perguruan tinggi,” pungkasnya. -win


10

Agung a Wiradan

Dara

“Goyang Linggis Bikin Happy”

Penyanyi Bali yang merambah ke kancah nasional terus bertambah. Salah satunya Agung Wiradana. Pria yang dulu dikenal dengan nama Agung Wirasutha ini berhasil masuk 7 Besar ajang Golden Memories Indosiar Volume 2. Kini Agung kembali menghibur masyarakat dengan merilis album DVD “Goyang Linggis Bikin Happy”.

“I

ni merupakan format dan konsep baru dari lagu Goyang Linggis yang sempat dirilis 2016. Formatnya beda karena saya pakai bahasa Indonesia, kecuali reff-nya yang tetap bahasa Bali. Dulu lagunya slow di bagian awal, ngebeat di tengah. Sekarang dari awal langsung ngebeat. Makna lagu tetap sama dengan

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

yang dulu. Lagu ini pernah saya dinyanyikan di acara One Night in Bali di Sentul International Convention Center-Bogor dan ditampilkan di acara live show Golden Memories Indosiar Volu­ me 2,” ujar penyanyi yang bernama lengkap I Gusti Agung Ketut Wira Sutha, ST., MT. ini. Lagu “Goyang Linggis” diharapkan mampu menginspirasi

“Lewat karya ini saya ingin berbagi. Intinya, apapun yang terjadi dalam hidup ini harus optimis dan selalu bersyukur. Lupakan sejenak beban di hati, ayo kita goyang linggis,”

dan memotivasi masyarakat. Lagu ini juga digunakan sebagai senam terapi untuk penyembuhan dalam mengatasi masalah zaman. Album DVD “Goyang Linggis Bikin Happy” berisi video inspirasi, video klip dan karaoke serta tutorial senam Goyang Linggis. “Lewat karya ini saya ingin berbagi. Intinya, apapun yang terjadi dalam hidup ini harus optimis dan selalu bersyukur. Lupakan sejenak beban di hati, ayo kita goyang linggis,” ujar peraih penghargaan Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan Tingkat Provinsi Bali 2005 ini. Goyang Linggis menjadi ciri khas Agung sejak 2016. Saat

Agung Wiradana saat launching lagu “Goyang Linggis”

itu, dalam acara hiburan HUT Mangupura, ia spontan mengatakan goyang linggis. Gerakannya hanya loncat-loncat saja ibarat linggis. Setelah itu, barulah ia membuat lagu Goyang Linggis. Tak hanya lagu, ia juga membuat koreografinya. Ternyata kreasinya ini mendapat respons positif dari masyarakat.

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Anneke Govers

Buleleng

23

Renang 3,6 Kilometer

Agung juga menuturkan alasannya mengganti nama menjadi Agung Wiradana. Karyasiswa Program Doktor Ilmu Teknik Unud ini mengaku ada spirit baru dari nama Agung Wiradana. Wiradana diartikan makin kreatif dan suka hal yang berbau spiritual. Selain itu, rezekinya menjadi lebih lancar. (Ngurah Budi)

IKLAN CANTIK

Bali memang selalu membuat siapa saja yang datang untuk selalu jatuh cinta terhadap keindahan alam dan keunikan budayanya. Bali menjadi salah satu tempat wisata kebanggaan Indonesia yang mendunia. Bahkan tidak hanya masyarakat lokal, wisatawan yang datang pun selalu ingin datang kembali ke tempat yang dijuluki pulau Seribu Pura ini.

T

uris asal Belanda, Anneke Govers melakukan aksi mengejutkan tiap berkunjung ke Buleleng. Tahun ini adalah kali keempat nenek 80 tahun ini melakukan renang di perairan Lovina. Anneke rutin melakukan aksinya ini sejak tahun 2014, 2015, 2016 dan tahun ini. Dia sempat absen pada tahun 2017 karena saat itu kondisinya yang kurang fit. Mengambil start di sebelah Utara Dermaga Lovina sekitar 100 meter ke arah laut, Anneke memulai aksi menegangkannya, Senin (12/03). Di usianya yang senja, ia berenang sejauh 3,6 kilometer. Diiringi oleh 15 orang perenang lainnya dari wisatawan, TNI, Polisi Perairan dan Komunitas peduli lingkungan Anneke mulai start pukul 08.30. Perlu waktu 1,5 jam untuk dapat mencapai garis finish di depan hotel Adi Rama Lovina. Setelah berhasil menyelesaikan lintasan panjangnya ia pun disambut oleh wisatawan, masyarakat dan karya­

wan hotel tempat menginap langganannya. Aksi menegangkannya ini dilakukan bukan semata-mata untuk mencari sensasi melainkan dirinya

membawa misi untuk mengenalkan Buleleng kepada kawankawannya di Belanda, Buleleng memiliki terumbu karang dan pesona laut yang sangat indah. Aksinya tersebut juga dilakukan untuk memantau dan melihat secara langsung keberadaan sampah di laut Lovina. “Aksi ini sebagai bentuk kampanye kebersihan lingkungan. Khususnya perairan Lovina. Keindahan terumbu karang di Lovina cukup menjanjikan. Namun, masih perlu dirawat

dan dijaga dari sampah. Sejauh ini saya belum melihat sampah yang berbahaya bagi biota laut,” kata Anneke. Untuk menjalankan aksinya nekatnya, Anneke mengatakan tidak ada persiapan khusus. Hanya saja dirinya perlu menyesuaikan kondisi tubuh denga keadaan air laut di Bali. Diakui olehnya berenang tidak hanya sekadar hobi yang dilakoninya setiap hari, tetapi juga penunjang kesehatannya di usia tua.

Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna mengapresiasi langkah yang dilakukan Anneke Govers yang memiliki kecintaan terhadap kondisi konservasi di Lovina. Bahkan terhadap aksinya, Sutrisna memberikan penghargaan kepada turis asal Belanda tersebut. “Aksi Anneke in harus kita apresiasi untuk tetap menjaga lingkungan laut Lovina sebagai ikon pariwisata Buleleng tetap bersih dan indah,” tandasnya. (Wiwin Meliana).


Buleleng

22 Nasib kurang beruntung ­dialami oleh Ketut Wijana (40) pria asal Desa Tegal Linggah Buleleng. Sejak 18 tahun silam d ­ irinya ­menderita gangguan ­kejiwaan. Bahkan sejak itu dirinya juga ditinggal sang istri akibat tidak kuat selalu menjadi sasaran ­kemarahannya.

M

enurut penuturan keluarga, Luh Jasmi (35) yang merupakan iparnya, Ketut Wijana memang telah lama menderita gangguan jiwa. Tidak diketahui secara pasti apa penyebab penyakit tersebut. Wijana sering ditemukan mengamuk bahkan cenderung menyakiti orang lain, bahkan beberapa kali pihak keluarga mendapat aduan dari masyarakat karena ulah Wijana yang meresahkan. “Dulu jam 1 malam Klian Desa ngebug Kulkul, satu banjaran datang ke rumah mau “minta” ipar saya, saya gak kasi,” tuturnya.

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Tiga Bulan Dipasung, Wijana Dibebaskan Sebelumnya, berbagai usaha pun telah dikerahkan oleh keluarga, seperti membawanya ke RSJ Bangli sampai enam kali. Namun selang beberapa hari sepulangnya dari RSJ, Wijana kembali mengamuk. Bahkan ia pernah merusak rumah, motor dan pelinggih yang ada di kediamannya. “Kami sudah bawa berobat bahkan sampai beberapa kali bolak-balik ke RSJ ,” jelas Jasmi. Tidak kunjung sembuh dan makin menjadi, keluarga akhirnya memutuskan untuk memasung Ketut Wijana. Wijana dikurung dan diikat di gubug di belakang rumahnya. Tidak ada pilihan lain bagi keluarga selain takut membahayakan orang lain, tidak ada orang juga yang mampu mengawasi Wijana selama 24 jam penuh. “Kami tidak punya pilihan lain dengan terpaksa harus

Ketut Wijana dibebaskan setelah tiga bulan dipasung

mengurung agar tidak mengamuk lagi,” ungkap Jasmi. Setelah tiga bulan terkurung, Wijana akhirnya dapat bernapas lega dan menghirup udara be-

Rumah Singgah untuk Penanganan Masalah Sosial

Permasalahan sosial menjadi yang masih minim. Gede Komang, salah satu masalah di daerah yang sebelumnya mengaku sudah pernah harus dientaskan. Pemerintah mengusulkan pembangunan rumah melalui Dinas Sosial Kabupaten singgah yang dapat digunakan saat Buleleng tentu berupaya mencari ada penertiban gepeng, bencana solusi untuk segala permasalasosial dan bencana alam termasuk han sosial yang dihadapi oleh orang telantar dari luar Buleleng. masyarakat Buleleng. Hanya saja karena keterbatasan angMenurut Gede Komang, Kepala garan yang dimiliki Pemkab Buleleng Dinas Sosial Kabupaten Buleleng sampai saat ini belum dapat terwusejauh ini dengan masalah sosial jud. “Sudah pernah diajukan tahun yang kerap muncul di lapangan 2016 lalu, bahkan sudah hampir baik masalah gepeng, persoalan menyusun DED dengan anggaran sosial, bencana sosial dan orang teRp. 4 miliar, tetapi karena terbatas lantar sangat perlu dicarikan jalan saat itu masih mengutamakan pemkeluar. Gede Komang menjelaskan bangunan monument Jagaraga dan rumah singgah merupakan target tahun lalu ada rasionalisasi jadi masih pemerintah ke depan untuk penditunda,” kata dia. angangan masalah sosial di BulePadahal Dinas Sosial untuk Gede Komang leng. “Rumah singgah ini sangat pembangunan rumah singgah diperlukan, apalagi untuk masyarakat yang terkena sudah menyediakan lahan yang berlokasi di belabencana sosial seperti kerusuhan, demo sehingga kang kantor Dinas Sosial. Ia pun mengaku masih mereka perlu pengamanan untuk mengembalikan mempertimbangkan untuk mengajukan bantuan psikisnya,” jelasnya. pembangunan ke pemerintah pusat. Karena proses Selain itu, permasalah sosial seperti orang yang akan dijalani akan lebih alot. Jika dapat dibantu terlantar dari luar Buleleng yang belum jelas pemerintah pusat, tanah yang disiapkan saat ini akan identitasnya dapat dititipkan di rumah singgah. dipecah dulu dan dijadikan aset pemerintah pusat. Mereka yang masih merupakan tanggung jawab Hal tersebut menurutnya kurang efektif. negara tetap dilayani secara kemanusiaan. Rumah Sementara itu selama ini Dinas Sosial masih singgah pun disebut sangat penting dalam proses memanfaatkan panti sosial untuk menampung penyembuhan trauma psikis yang biasanya dialami orang telantar. “Mudah-mudahan ke depannya korban dampak sosial. bisa diwujudkan sehingga Dinsos tidak kelabakaHanya saja, pembangunan rumah singgah untuk tan, tidak repot lagi saat ada sweeping dan orang tempat penampungan masalah sosial di Buleleng telantar serta permasalahan sosial lainnya yang sampai saat ini belum bisa terwujud. Hal itu masih memerlukan tempat penampungan,” harapnya. terkendala masalah anggaran Pemerintah Kabupaten (Wiwin Meliana)

bas. Kini kakinya dapat dengan leluasa berjalan ke mana pun ia mau. Kini rantai yang menjerat kaki kanan pria malang tersebut telah dilepas. Itu setelah dirinya mendapatkan obat dan perawatan rutin yang diberikan oleh Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia Simpul Bali dan Yayasan Solemen. Selama dua minggu dirawat secara rutin, pihak yayasan di dampingi oleh Dinas Sosial Kabupaten Buleleng akhirnya melepas Ketut Wijana yang secara psikis dinyatakan telah membaik. Sementara itu, dr. Rai Putra Wiguna selaku Perwakilan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia Simpul Bali, menegaskan, perawatan yang diberikan oleh pihak RSJ sejatinya tidak ada masalah. Saat pulang pasien memang sudah dipastikan membaik. Namun rata-rata kendala yang dialami oleh ODGJ di seluruh Bali adalah tidak diberikannya obat secara rutin sepulangnya dari RSJ. Pada-

hal, obat yang diberikan khusus untuk penderita ODGJ merupakan obat standar BJPS. Seharusnya kata dr. Rai, obat-obatan itu dapat tersedia di masing-masing puskesmas. Namun kenyataannya selama ini, pihak puskesmas tidak tidak dapat menyediakan obat tersebut dengan alasan harus mengamprahnya sesuai dengan kebutuhan. “Obat yang diberikan ada injeksi yang berskala, ada juga obat-obat minum. Kalau hanya mengandalkan RSJ saja akan sangat sulit. Mestinya dari unit terkecil. Penanganan harus berlanjut,. Kenyataanya sekarang kebaradaan obat untuk ODGJ di puskesmas baik di wilayah Buleleng maupun di daerah lain di Bali tidak merata,” ungkapnya. Ditemui dilokasi yang sama, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Gede Komang mengaku bahwa sesungguhnya di Bumi Panji Sakti sendiri sudah memiliki tim penanganam penyakit jiwa, dengan aggota dari Dinas Kesehatan Buleleng, kepala puskemas selaku koordinator tim, dan Dinsos Buleleng sebagai tim anggotoa yang memberikan daya dukuh untuk membantu menangani ODGJ. Disinggung terkait masalah pengadaan obat untuk ODGJ itu,Gede Komang berjanji akan segera mengkoordinasikan hal tersebut dengan Dinas Kesehatan Buleleng. “Penanganan ini harus secara lintas sektor. Kalau ODGJ berat di Buleleng ada 18 orang. Nanti kami akan komunikasikan dengan Dinas Kesehatan untuk pengadaan obatnya” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Kreasi

11

Rejang Renteng Mengitari Pulau Dewata Di Bali, tiada hari tanpa lenggak lenggok seni tari. Ritual agama Hindu yang bergulir sepanjang waktu di seantero pulau, tak pernah sepi dari ungkapan lenggang indah orang menari yang diiringi gamelan.

B

elakangan, peristiwa keagamaan kian hikmat dengan penampilan tari Rejang Renteng yang dibawakan sarat gairah oleh kaum perempuan, khususnya ibuibu. Mengenakan busana baju kebaya putih dan kamen berwarna kuning, tari rejang dengan laku gerak yang sederhana ini, begitu sering dapat disaksikan hadir di pelataran Pura. Di Banjar Babakan, Sukawati, Gianyar, puluhan ibu-ibu dengan antusiasme tinggi disertai wajah cerah menyuguhkan tari Rejang Renteng sebelum prosesi persembahyangan. Suasana mirip terlihat saat ibu-ibu

keluarga besar ISI Denpasar ngayah dalam prosesi odalan di Pura Padmanareswari kampus setempat. Tampak ibu-ibu itu mempersembahkan tariannya dengan rona berbinar sarat ketulusan. Rejang Renteng dan berjenis-jenis versi tari rejang lainnya, memang merupakan tari persembahan. Tari rejang yang merupakan salah satu dari sembilan tari Bali yang diakui oleh Unesco PBB sebagai warisan luhur budaya dunia ini, disakralkan oleh masyarakat Bali sebagai simbol para bidadari yang menuntun atau menyambut kehadiran para dewa ke bumi. Di sejumlah desa, tari ini disucikan oleh komunitasnya, hanya bisa dihadirkan pada waktu-waktu tertentu, ditarikan oleh orang terpilih, dan dipentaskan tidak di sembarangan tempat. Tari Rejang Sutri di Desa Batuan, Sukawati, misalnya, hanya dapat disaksikan pada sasih kenem, bulan yang dianggap rawan dan keramat oleh masyarakat setempat. Keberadaan tari persembahan

yang disebut Rejang Renteng, sebenarnya dapat dijumpai di beberapa desa namun dengan identitas bentuk penyajian yang berbeda-beda. Rejang Renteng yang tersebar luas sekarang ini bermula dari Banjar Saren, Nusa Penida, Klungkung. Diprakarsai oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada tahun 1999 merekontruksi tari sakral yang oleh masyarakat setempat hanya disebut rente (tua), renteng. Oleh pihak Disbud Bali, tari ini kemudian disosialisasikan kepada masyarakat luas dan mendapat respons yang positif. Entah siapa yang memulainya, tari ini kemudian

lazim disebut Rejang Renteng. Sejumlah grup kesenian yang menggelar tari Rejang Renteng di arena Pesta Kesenian Bali (PKB), ikut berkontribusi mempopulerkan tari ini. Makna nama atau kata renteng dalam tari ini adalah berantai atau teruntai sesuai dengan tata tari bagian akhirnya dimana para penari berputar bergandeng selendang sebagai simbol mengitari Mandaragiri (gunung mitologis episode Adi Parwa).

Tari Rejang di Desa Tenganan Pagringsingan, Karangasem, disebut Rejang Daha karena ditarikan oleh remaja putri. Pola-pola gerak tari, identitas busana, properti benda sakral yang dibawa oleh puspa warna tari rejang di seluruh Pulau Dewata, dihormati dan dilestarikan sebagai tari persembahan dengan beragam nama seperti Rejang Dewa, Rejang Oyod Padi, Rejang Peremas dan lain-lainnya yang sebagian sudah punah. Tari Rejang Renteng yang sedang digandrungi oleh ibu-ibu di seluruh Bali tampak memiliki daya tarik tersendiri. Menggunakan iringan gamelan Gong Kebyar dengan bentuk tata tari yang bersahaja, menjadikan rejang ini tidak begitu sulit dipelajari oleh kalangan awam sekalipun. Strukturnya terurai jadi tiga yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Bagian awal dan bagian akhirnya hampir sama, hanya pada bagian akhir para penari membuat lingkaran berputar-putar dengan saling mengaitkan selendang antara penari. Menariknya, susunan melodi gamelan tarian bagian awal dan akhir yang dialirkan cukup ritmis

mengasyikkan, merangsang denyut keindahan. TANPA NYELEDET Bagian tengah tari yang disebut pengawak, berayun dalam tempo pelan. Tubuh penari bak menggambarkan pohon tinggi yang sedang

gan menarikannya, bahkan ibu-ibu dari istri atau pejabat pemerintah di Bali juga tak mau ketinggalan dengan begitu fasihnya mempersembahkan Rejang Renteng dalam momentum ritual keagamaan. Bupati Tabanan, Eka Wiryastuti, termasuk pejabat pemerintah yang paling sering tam-

ditiup angin semilir. Kaki berjinjit di tempat, tangan kiri menjuntai ke kiri, tangan kanan menekuk siku ke kanan bersambung jemari mengembang dilambaikan kecil-kecil, dan angkatan rendah kaki kiri memberikan aksen menyelesaikan putaran tari. Alur gerakan tersebut diulang sebanyak tiga kali, lalu masuk ke tarian bagian akhir yang gerakannya menggetarkan nuansa tenteram nan bahagia. Uniknya, Rejang Rentang yang berdurasi sekitar 15 menit ini, sama sekali tanpa disertai permainan gerak mata tari Bali, seledet. Kendati tak ada nyeledet-nya, tari Rejang Renteng banjir lirikan peminat. Bukan hanya ibu-ibu dari kalangan kebanyakan yang keranjin-

pak dengan penuh percaya diri berlenggang hikmat Rejang Renteng. Popularitas tari Rejang Renteng yang mewabah sekarang ini, rupanya tidak hanya membiak dalam ruang ritual-religius namun diseret-seret ke tataran profan-sekuler. Fungsi sejatinya sebagai seni persembahan keagamaan bahkan dibujuk dan digiring ambil bagian dalam kancah pragmatis-oportunis. Salah satunya, coba perhatikan perhelatan jelang Pilkada di tahun politik yang sudah menghangat ini. Tari Rejang Renteng yang sesungguhnya merupakan sujud tulus bakti kepada Hyang Widhi Wasa, tampak ikut didaulat tampil memperindah hasrat calon-calon sang penguasa. (Kadek Suartaya)


12

Bergaya di Jalan Braga

Pelesir

dulu, susurilah Jalan Braga. Kawasan Jalan Braga ini menjadi salah satu lokasi pemotretan favorit. Mulai dari foto prawedding, foto kepentingan fashion atau dunia mode hingga untuk koleksi pribadi. “Di sini banyak spot-spot yang instagenic, cocok mengabadikan momen bahagia. Jalannya yang bergaya vintage , keren dan simpel, jadi bisa masuk ke banyak style. Di sini juga meski ramai tapi tenang,” cetus Putri, salah seorang fotografer yang tengah melakukan pemotretan untuk prewedding saat itu. Apalagi, jalan yang terletak di jantung Kota Bandung tersebut, memang unik, dengan gedung –gedung tua peninggalan masa kolonial Belanda. “Termasuk juga kafe –kafenya dengan sisa keindahan arsitektur khas peninggalan zaman tersebut,” lanjut Putri. Mojang Priangan ini menerangkan kalau Jalan Braga pun ada beberapa galeri yang memajang kerajinan seni lukis dan seni lainnya. Disamping tersedia pusat perbelanjaan modern yakni ‘Mall Braga City Walk’, yang sering mengadakan event tematik yang menarik.

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Apresiasi Karya Sinematografi

merupakan jalan yang bergaya,” ung­kapnya. Terlepas dari berbagai kisah yang berkembang tentang sejarah Jalan Braga, melengkapi keindahan Jalan Braga, tiap tahunnya berlangsung acara ‘Braga Festival’. Ajang ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun Kota Bandung. Dalam festival ini, pengunjung diajak lebih lagi mengenal Kota Bandung, melalui suguhan ragam budaya dan kesenian tradisionalnya. Pada Braga Festival juga disajikan pameran kerajinan serta kemeriahan dari berbagai komunitas melalui aneka genre musik.

Setelah membeli camilan, Yanti (39) membawa tiga anaknya untuk masuk ke dalam gedung bioskop di salah satu pusat perbelanjaan di Mataram. Hari itu penonton cukup ramai karena merupakan hari pertama ­p emutaran film “Pasific Rim”.

R

upanya Yanti memiliki hobi menonton film. Hal itu ia tularkan juga kepada tiga anaknya. Karenanya tiap ada film baru rilis ia pasti menonton. “Anak-anak saya juga akhirnya senang menonton,” ujar ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah Rembige Mataram ini. Sejak ada bioskop di Mataram sekitar dua tahunan, Yanti selalu menonton film di bioskop. Ia kurang suka menonton film tersebut di televisi. Menurutnya tidak seru jika menonton film di televisi apalagi cukup lama waktu menunggu film tersebut tayang di televisi. Selain karena hal itu, menonton film-film baru adalah bentuk apresiasinya terhadap karya sinematografi itu. Ia bisa saja

(Sri Ardhini)

Keunikan dan keindahan membuatnya popular dan tidak pernah sepi dikunjungi. Wisatawan yang datang dari berbagi tempat, domestik hingga turis asing, terutama anak-anak muda. Mereka datang sekadar nongkrong, ngopi atau menyusuri melihat pesona jajaran bangunan khas tempo dulu yang masih terjaga keasliannya.

J

alan Braga, yang terletak di pusat Kota Bandung ini, merupakan kawasan heritage, yang tertata rapi dan nyaman untuk pejalan kaki. Di kawasan itu, selain bangunan lamanya, Pemerintah Kota Bandung juga membuatkan trotoar yang lebar disertai bangku bergaya Eropa

klasik, dan dilengkapi pot bunga serta beberapa batu bulat. Tak heran jika banyak orang mengatakan , jika ingin menikmati indahnya Bandung tempo

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

menunggu film tersebut tayang di televisi atau saluran HBO, namun ia tidak suka nonton gratisan. Yanti termasuk penonton yang mengapresiasi semua genre film, mulai dari thriller, horor, romance, drama, action, komedi dan lainnya. Itulah sebabnya ia tidak pernah pilih mau menonton apa. “Pokoknya judulnya; nonton. Film apa saja saya suka,” katanya. Ia sampai hafal banyak sekuel film yang populer. Namun, Yanti ternyata kurang berminat menonton film Indonesia. Ia tidak memberi alasan tentang hal ini. Mengajak serta anak-anaknya menonton film yang sesuai usianya, adalah salah satu cara bagi Yanti untuk membuka diskusi dengan anak-anaknya. Uniknya tidak semata

Tristan Noosten Mengenai sejarah Jalan Braga, Putri mengatakan kalau selama ini banyak versinya. “Ada versi yang mengatakan konon di kawasan ini dahulu ada sebuah grup tonil, yakni grup pertunjukan teater pada akhir penjajahan Belanda, bernama Braga, dan akhirnya diabadikan sebagai nama jalan. Versi lainnya, warga di sekitarnya juga memiliki legenda tersendiri, Braga dikatakan berasal dari bahasa Sunda ‘Baraga’. yang artinya jalan-jalan menyusuri Sungai Cikapundung, dan masyarakat ketika itu senang menghabiskan waktu mereka dengan baraga di sana. Bahkan, ada pula yang menyebut ‘Jalan Braga’ berasal dari bahasa Sunda ngabaraga yang berarti bergaya. Jadi jalan ini

Dapatkan

Fenomena kaum pria memakai minyak rambut atau tampil berPomade’ akhir-akhir ini, membuat Gede Tristan Desirata Rama Noosten, yang baru berusia 14 tahun ini, termotivasi memproduksi ‘brand Pomade’-nya sendiri dengan nama “BlackWood Pomade”.

bacaan wanita dan keluarga

di Pesawat Garuda dan Lounge Garuda m Bali Post

Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 m Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 m Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln. Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp (0361) 223958 m Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar. Tlp. (0361) 425126 m Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 m Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542 m Warung Media Singaraja Jln. A Yani, Pertokoan Terminal Banyuasri. Tlp. (0362) 21059 m Radio Singaraja FM Jln. Raya Singaraja Seririt Km 6 Desa Tukad Mungga. Tlp. (0362) 41124 m Warung Media Tabanan Jln. Jepun No. 9 (Ruko Pasar Kodok) m Warung Media Negara Jln. Merak No. 36 Pendem- Jembrana m Warung Media Gianyar Jln. Astina Timur (Utara Patung Arjuna). Tlp. (0361) 943570 m Warung Media Bangli Jln. Nusantara (Banjar Cempaga) HP. 0812 46 9 1915 m Warung Media Klungkung Jln. Raya Puputan 95 Semarapura. HP. 085 935 511 4131 m Warung Media Karangasem Radio Besakih Jln. Surapati, Gg. Sedap Malam 8. Tlp. (0363) 21791 m Warung Media Besakih Pesraman Besakih Jln. Raya Besakih HP. 087760050056, 081999275859 m Warung Media Kintamani Jln. Raya Kintamani Batur (Selatan Pura Batur) m Warung Media Nusa Penida Jln. Raya Ped (Depan Pura Dalem Ped Nusa Penida) HP. 082236657588

P

utra pertama pasangan Putu Ari Sedana, S.T., M.M. dan Made Herry Erika, A.Md., S.E. ini, mengatakan berani memulai bisnis, sebab ia ingin mencoba apa yang dirasakan pebisnis kelas dunia. Ia juga ingin merasakan bagaimana berusaha dan berjuang, sebagaimana orang dewasa pada umumnya. Sebelum memulai usaha ini, pelajar SMP kelas 3 ini, hanya melakukan penelitian kecil-kecilan di internet dan bertanya ke orang-orang terdekatnya, tentang cara menyatukan seluruh bahan. Berikutnya, Tristan pergi ke suatu tempat di Bangli, bernama BAS de Atayana (BAS Agrotourism). Ia pun berkonsultasi dengan pemilik BAS de Atayana, Pak Wayan Kesuma, tentang minyak apa yang dipakai, apa

fungsi minyak kelapa dengan rambut, aroma apa yang cocok. Akhirnya Tristan dapat pilihan, yaitu ‘Jasmine’, ‘Vanilla’ dan ‘Musk’. Sampai di rumah, pemuda ini langsung melakukan percobaan sendiri beberapa kali hingga menghasilkan produk yang benarbenar sempurna. Maka, pada Januari 2017, ia berhasil memproduksi satu ‘Pomade’ dengan aroma ‘Jasmine’ atau ‘Melati’. “Saat itu memang dapat digunakan di rambut, tetapi

Hobi

21

diskusi soal inti film yang ditonton tetapi juga diskusi tentang semua peristiwa yang mereka alami selama proses menuju gedung bioskop hingga pulang. “Saya jadi banyak bahan untuk dibahas dengan anakanak, misalnya kalau pas sedang menunggu masuk gedung bioskop, ada peristiwa apa saja yang terjadi pada penonton lain, bahkan soal harga camilan saja ya bisa jadi topik untuk diskusi,” katanya. Berbeda dengan Yanti, Trisna yang juga ibu rumah tangga yang tinggal di Ampenan mengaku tidak

terlalu suka menonton film di bioskop. Ia lebih suka menonton film di layar kaca di rumahnya. Terutama sekali setelah ia berlangganan TV khusus yang menyiapkan fasilitas ratusan film termasuk film-film yang sudah diputar di bioskop. Bagi Trisna yang dua anaknya masih kecil-kecil ini, menonton film di rumah jauh lebih asik karena bisa sambil santai bersama anak-anaknya. “Bisa menonton kapan saja saat ada waktu luang,” katanya. Yang paling menyenangkan bagi Trisna adalah menonton film bersama anak-anak dan suaminya. “Kadang

rumah jadi seru karena berebutan memilih film masing-masing,” ujarnya. Begitu cara keluarga ini mengapresiasi film dari rumah meski sesungguhnya Trisna dan anak-anaknya tidak terlalu hobi menonton film. Mereka tidak rutin menonton film bersama namun sesekali menonton bersama jadi penghangat hubungan dalam keluarga mereka. Berbeda dengan Yanti, Trisna justru lebih suka menonton film Indonesia dan film-film Asia lainnya ketimbang film Hollywood. (Naniek I. Taufan)

Salah satu bioskop di pusat perbelanjaan di Mataram

Mimpi Besar bersama

“BlackWood Pomade”

masih terlalu kuat untuk hold nya. Hari demi hari, produk Tristan kian berkembang menjadi lebih baik. Selanjutnya pemuda ini menjual ‘Pomade’ nya secara online. Menariknya, dari hasil penjualan yang lumayan diperoleh Tristan, selain untuk ditabung juga digunakan untuk ‘dana punia’ (sumbangan) di Pura, serta membantu orangorang yang tidak mampu. Menurutnya, ada kepuasan tersendiri saat ia berbagi dengan mereka yang kurang mampu. Hingga saat ini Tristan berhasil memproduksi 6 jenis ‘Pomade’ dengan aroma berbeda, termasuk aroma best seller; ‘Cappuccino’ dan ‘Bubblegum’. Untuk mempercepat perkembangan usaha kecil ini, ia sudah menjajagi 10 barber shops di area Denpasar untuk menjalankan sistem konsinyasi dan beli putus. Terkait produksi, Tristan mengatakan telah memproduksi lebih dari 100 kaleng. “Produksi dilakukan setiap minggu dan ‘Blackwood Pomade’ kami juga sudah sampai ke pelanggan di

luar Bali,” cetus Tristan yang bercita-cita ingin memiliki pabrik agar bisa memproduksi lebih dari 1 ton per minggu. “Saya senang bermimpi besar,” kata Tristan lebih lanjut sambil tertawa. M e s k i m a s i h S M P, sepulang sekolah dan usai membereskan tugas sekolah,Tristan memanfaatkan waktunya untuk research. Bahkan, beberapa kali ia menyempatkan bertemu dan berkonsultasi dengan pengusaha, seperti Ngurah Oka Perdana (pemilik Mojali Grooming) yang memberinya

banyak gambaran tentang bisnis dan membimbingnya lebih mandiri memanage pasar. Pengusaha lain yang juga sempat memberi arahan kepada Tristan adalah Ibu Rai Sariani, pemilik Gaya Warna Body Care. “Pembelajaran dari pengusaha-pengusaha di Bali ini memberi saya keyakinan dan memperkuat pengetahuan di dunia bisnis khususnya produk yang saya buat. Mohon doa, mudahmudahan mimpi saya jadi nyata,” kata Tristan sumringah. -ard


Griya

20

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Data WHO tahun 2014 menyatakan, di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 miliar atau 18% dari jumlah penduduk dunia dan paling banyak berada di negara berkembang. Pada tahun 2016, penduduk remaja berjumlah 66,3 juta jiwa, atau 1 dari 4 penduduk adalah remaja. Apa yang terjadi dengan remaja saat ini ?

juga suka dengan etnik Bali dan playfull design, jadi dibuatkan lampu etnik Bali tapi modern. Jadilah lampu peanut berbahan resin dan kertas jepang,” jelasnya.

Lighting Bentuk Suasana Ruang

Soul in a Bowl Desain lighting pada Soul in a Bowl ini memakai material kaca daur ulang, yang dibentuk menyesesuaikan konsep yaitu mangkuk, gelas restoran, dan botol-botol. Lampu berbahan kaca kuning adalah daur ulang botol kecap, kaca hijau dari botol bir, dan kaca putih dari pecahan kaca jendela. “Dipilihkan desain seperti ini agar suasana restonya dapat sesuai dengan namanya, bowl (mangkuk). Kemudian dirangkai jadi lampu biar jadi cozy dan tidak nyamain,” ucap Vitria—yang karib dipanggil Pivieth ini.

Dalam sebuah rancang bangun, baik itu interior maupun eksterior, lighting (pencahayaan) perlu mendapatkan perhatian khusus. Sebuah ruangan dengan desain interior yang bagus tak akan lengkap jika sistem pencahayaannya tidak tepat. Karena itu, lighting memegang peranan penting untuk keberhasilan fungsi ruang atau bangunan.

M

enurut Ni Luh Putu Vitria Sudiarti, lighting designer CV Kreasi Cahaya Cipta, dengan pengaturan sistem pencahayaan yang tepat, bisa menciptakan suasana yang nyaman dan membangun estetika pada ruangan tersebut. Selain itu

juga bisa membangun atmosfer dalam sebuah ruangan menjadi lebih indah. Berikut ini beberapa desain lighting-nya yang sudah dipalikasikan dalam ruangan, di antaranya pada Soul in a Bowl, Sanur-Bali, Zhuang Bridal Bandung, dan Djati dan Djoglo Araya, Malang.

Ni Luh Putu Vitria Sudiarti

Djati dan Djoglo Araya, Malang Djati dan Djoglo Araya, Malang adalah luxury bungalow. Rata-rata materialnya glass (kaca) dan kuningan serta lasercut metal. “Desain lighting-nya minimalis tapi high end, karena pangsa pasarnya pebisnis yang main golf,” pungkasnya. (Inten Indrawati)

emaja saat ini disebut sebagai generasi milenial yang penuh tantangan,” ungkap Ni Luh Eka Purni Astiti, SKM., dari KISARA PKBI Bali. Ia mengatakan, remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa, saat remaja terjadi pematangan organ–organ reproduksi. Remaja mengalami perubahan-perubahan secara fisik, psikis, dan sosial. “Perubahan yang terjadi pada remaja, secara psikis, emosi labil, ekspresif, mandiri dan bebas, rasa ingin tahu yang sangat besar, mudah terpengaruh, dan mudah tersinggung. Secara sosial, mereka suka berkelompok, lebih cenderung dengan teman sebaya, tertarik dengan lawan jenis, penampilan yang utama,” ujar Eka Purni Astiti. Mengapa kesehatan reproduksi remaja menjadi sorotan? Ia mengatakan, secara global di dunia, penyebab kematian remaja data tahun 2012 adalah luka kecelakaan jalan raya, HIV, bunuh diri, infeksi saluran pernapasan, dan kekerasan interpesonal. Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja. Demikian pula halnya dengan kejadian IMS yang tertinggi di remaja, khususnya remaja perempuan, pada kelompok usia 15-29. Side effect perilaku seksual berisiko, berdasarkan data BPS 2016, mayoritas sekitar 91% dari perempuan yang menikah sebelum usia 18 tidak menyelesaikan sekolah. Berdasarkan data Kemenkes 2017, pengidap HIV Positif, usia 25-49 tahun: 69,3 %; 20-24 tahun: 17,3%; 50 tahun ke atas: 6,5%; 4 tahun ke bawah: 2,2%; 5-14 tahun: 1,0%, 15-19 tahun: 3,7%. Pengidap AIDS usia 30-39 tahun: 36,0%; 20-29 tahun: 28,6%; 40-49 tahun: 17,9%; 50-59 tahun: 8.1%; 60 tahun ke atas: 2,5%; 5-14 tahun: 1,5%; di bawah 1 tahun: 0,6%; tidak melapor 1,3%. “Penemuan kasus HIV positif masih didominasi pada usia produktif yang menunjukkan kemungkinan penularan pada usia remaja,” ujar Program Manager of Get Up Speak Out (GUSO) program PKBI Bali ini. Persentase kasus HIV Positif dan AIDS menurut faktor risiko di Indonesia tahun 2016; pengidap HIV positif, heteroseksual 35,5%; laki-laki seks laki-laki ( LSL) 26,1%; pengguna jarum suntik 1,9%; tidak diketahui 25,6%; lain-lain 11,0%. Penderita AIDS; heteroseksual 74,0%; homoseksual 15,8%; biseksual 1,1%; perintal 3,8%; transfusi 0,2%; IDU 2,6%; lain-lain 0,5%; tidak diketahui 2,0%. Hasil survey KISARA 2014, di tiga kabupaten di Bali, 5 dari 10 (48%) remaja

13

Tantangan Kesehatan Generasi Milenial

“R

Zhuang Bridal, Bandung Desain lighting pada interior Zhuang Bridal Bandung mengambil konsep hig end. “Karena pangsa pasarnya bridal, jadi perlu motif-motif yang eye catching dan unik. Kebetulan klien

Bugar

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Ni Luh Eka Purni Astiti, SKM.

pernah mendengar ada teman sebayanya sudah melakukan hubungan seksual aktif dan 2 dari 10 (19%) pernah melakukan aktivitas seksual heteroseksual. Data KPA 2017 menunjukkan, diantara 15.839 kasus HIV/AIDS di Provinsi Bali tahun 2016 adalah usia 20 – 29 tahun atau 38% (6024 kasus). PENGARUH KELOMPOK PERGAULAN Bagaimana dengan remaja di Kota Denpasar? “Pengetahuan terkait reproduksi dan seksual pada remaja Kota Denpasar, pubertas 90,67%, proses reproduksi 10,08%, resiko reproduksi 11,42%, IMS & HIV/AIDS 55,58%. Parahnya, sebanyak 16,41% remaja belum pernah mendapatkan informasi tentang materi tersebut,” kata Eka Purni Astiti. Sikap terkait perilaku seksual pada remaja, 48,9% responden berpendapat perilaku berciuman, berpelukan, dan bersentuhan dapat dilakukan sebelum menikah; 18,7% responden berpendapat bahwa perilaku petting dan oral seks dapat dilakukan sebelum menikah; dan 16,8% responden berpendapat bahwa hubungan intim (vaginal seks) dapat dilakukan sebelum menikah. Pada responden yang pernah melakukan vaginal seks, terdapat 19,30% yang selalu menggunakan kondom, 36,84% kadang-kadang menggunakan kondom, dan sisanya 43,86% tidak pernah menggunakan kondom. Ada 616 (51,33%) remaja pernah menonton video porno, 186 (30,19%) diantaranya mengaku

ketagihan. Sebesar 36,92% (443 responden) remaja memiliki teman sebaya yang mengalami kehamilan di luar nikah. Sekitar 10,28% (123 responden) mengaku memiliki teman yang pernah melakukan tindakan aborsi. Survey Kisara 2016, dari 1200 responden, terdapat 880 (73,33%) yang sudah berpacaran, 6,48% (57 orang) pernah melakukan vaginal seks. Rata-rata umur pertama kali melakukan hubungan seksual (oral, vaginal, atau anal seks) yaitu 15,4 tahun dan umur paling muda melakukan hubungan seksual yaitu 11 tahun. Alasan siswa melakukan hubungan seksual tersebut sebagian besar yaitu atas dasar keinginan bersama (43,88%) dan rasa ingin tahu (24,49%). “Alasan remaja berperilaku seksual berisiko, kurangnya informasi pada remaja, senang bereksperimen/coba-coba, ketidakstabilan emosi dan suka menentang, pengaruh kelompok pergaulan,” ungkapnya lebih jauh. Ia mengatakan, KISARA mengadopsi program pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif. “CSE (Comprehensive Sexuality

Education) membekali para remaja dengan pengetahuan dan keterampilan agar mereka mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab atas kesehatan reproduksi dan seksualnya,” jelasnya. CSE disebut komprehensif karena menyangkut, konsep diri yang positif, gender, Hak Asasi Manusia, relasi yang sehat, kesehatan reproduksi dan seksual. Penghargaan atas keberagaman, hak (Rights-based), bukti (Evidence-based), pendekatan edukasi individual: pengetahuan, sikap, keterampilan, interpersonal. Ia menilai, program ini sangat efektif, karena meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual. Terbentuknya sikap untuk tidak melakukan pemaksaan dan kekerasan atau selalu konsensual. Keyakinan diri/ self efficacy untuk bernegosiasi hingga menolak melakukan hubungan seks. Menurutnya, program CSE, tidak meningkatkan aktivitas seksual remaja. “Program CSE bisa mendukung remaja, menunda rencana melakukan hubungan seksual, mengurangi jumlah pasangan seksual, meningkatkan perilaku seks yang aman atau tidak berisiko,” kata Eka Purni Astiti. (Wirati Astiti)

Kenali dan Kendalikan Asam Urat secara Tepat (dr. Meryl Pulcheria)

ASAM urat merupakan salah satu penyakit yang sudah lama dikenal kalangan masyarakat luas karena nyeri sendi yang ditimbulkannya sangat mengganggu dan kerap kambuh. Hal ini sering memunculkan pendapat, obat hanya diperlukan pada saat nyeri, tanpa memperhatikan penyebab kambuhnya nyeri itu sendiri. Pemahaman mengenai prinsip pengobatan yang tepat penting untuk mencegah kekambuhan dan komplikasi seperti kerusakan sendi serta gangguan ginjal. Istilah asam urat sesungguhnya merujuk pada suatu zat sisa metabolisme purin dalam darah yang perlu dikeluarkan dari tubuh. Jika kadar asam urat tinggi di dalam darah, maka dapat terbentuk kristal asam urat yang menumpuk dalam sendi. Penumpukan kristal tersebut menyebabkan gout atau pirai, yang umum dikenal sebagai penyakit asam urat di masyarakat. Gout menimbulkan gejala berupa nyeri mendadak, biasanya pada satu sendi, dan daerah tersebut menjadi bengkak, panas, serta berwarna merah akibat radang. Gejala nyeri sering dirasakan pada sendi jempol kaki, namun dapat juga dialami di kaki, tangan, pergelangan tangan dan kaki, serta lutut. Pada pasien yang mengalami gejala tersebut, dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kadar asam urat darah. Apabila ditemukan kadar asam urat yang tinggi dalam darah, maka diagnosis gout dapat dipastikan. Untuk menangani nyeri atau kekambuhan pada penyakit gout diperlukan obat pereda radang dan nyeri yang diminum selama beberapa hari hingga tanda radang dan nyeri mereda. Bahkan setelah nyeri mereda, kadar asam urat dalam darah perlu tetap dijaga dengan mengonsumsi obat penurun kadar asam urat sesuai dosis anjuran dokter supaya dapat

melarutkan kristal asam urat dan mencegah kambuhnya nyeri. Jenis dan dosis obat untuk nyeri maupun penurun asam urat dapat berubah berdasarkan pertimbangan klinis oleh dokter disertai dengan hasil pemeriksaan laboratorium untuk kadar asam urat. Dalam penanganan gout, perubahan gaya hidup turut berperan untuk mengontrol kadar asam urat. Penderita gout dianjurkan untuk mengurangi berat badan terutama bila mengalami obesitas atau memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari sama dengan 25. IMT dapat dihitung dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2). Terkait pola makan, sebaiknya hindari meminum bir dan minuman bersoda serta batasi asupan daging merah maupun seafood. Sedangkan perubahan dari segi gaya hidup yang dianjurkan adalah untuk rutin melakukan aktivitas fisik yang tidak memberi beban berat pada anggota gerak, misalnya dengan berenang atau bersepeda.

Radang pada sendi jempol kaki akibat penumpukan kristal asam urat


Life Story

14

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Dunia Supinah Hilang dalam Gelap

Supinah kecil yang berusia menjelang tujuh tahun itu asyik bermain dengan kawan-kawannya di tepi kali dekat rumahnya. Ia berlarian dan berkejaran dengan riang gembira, sambil berkhayal bahwa tidak lama lagi ia akan mulai masuk sekolah dasar. Supinah begitu menantikan masa-masa masuk sekolah itu.

B

Supinah

ermain di kali menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan anak-anak di Dasan Cermen lingkungan tempat Supinah tinggal. Kebetulan sekali perkampungan tempat Supinah kecil tinggal ini ada kali yang mengalir sepanjang kampungnya. Hari itu sesungguhnya pagi yang ceria bagi Supinah. Namun, ia tidak menyangka nasib sial yang kemudian mengubah seluruh cita-cita perjalanan hidupnya terjadi di waktu yang tidak ingin diingatnya itu. Pagi itu sekitar pukul sembilan, bencana mengintipnya lalu menyerang Supinah dan seketika menggelapkan seluruh dunia Supinah. Pun akhirnya menghentikan kakinya melangkah masuk ke pelataran sekolah untuk selama-lamanya. Setelah usai bermain, Supinah dan rekan-rekannya berjalan pulang ke rumah masing-masing. Saat tengah asik bermain itu, Supinah mengangkat kepalanya untuk melihat langit biru yang awannya putih bersih, tiba-tiba ia merasa seperti dilempari pasir yang menyergap tubuhnya dan lalu masuk ke matanya. Seketika itu juga Supinah menutup matanya dengan kedua telapak tangannya sambil mengaduh keras. “Mata saya rasanya seperti diirisiris, seperti dituangkan cabe, panas dan perih tiada tertahan. Sakitnya luar biasa,” kata Supinah. Ia sama sekali tidak bisa membuka matanya karena ketika matanya semakin hendak dibuka sakitnya menjadi-jadi. Ia berjalan pulang sambil memejamkan matanya dan meraba-raba arah jalan pulang ke rumahnya. Beruntung ada orangtuanya di halaman yang kemudian menggendongnya masuk ke dalam rumah. Orangtua dan saudaranya dilanda kepanikan melihat kondisinya dan mendengar Supinah menangis meraungraung kesakitan. Tangan Supinah masih menutup kedua matanya. Ia tidak berani melepaskan tangannya tersebut apalagi membuka matanya karena tak sanggup menahan sakit. Berbagai cara dilakukan oleh orangtuanya untuk mengetahui apa yang terjadi pada anaknya, namun Supinah hanya mampu menceritakan peristiwa yang datangnya begitu cepat dan dalam hitungan yang hanya sepersekian detik itu. Tidak ada penjelasan lainnya dari Supinah, membuat orangtu-

anya makin panik. Beberapa jam kemudian Supinah sudah bisa melepas tangannya dari matanya namun belum berani membuka mata karena rasa perih yang teramat sangat. Sekitar tiga bulanan mata Supinah hanya bisa tertutup dan ia terbaring tak berdaya. “Lebih dari tiga bulan saya tidak berani membuka mata, karena setiap kali saya membuka mata, rasa sakit, panas dan perih itu terasa luar biasa. Saya sampai tidak berani lagi mengingat rasa sakit itu,” ujar Supinah. Saat yang paling menyedihkan baginya adalah ketika setelah tiga bulan berlalu, ia tidak merasa matanya sakit lagi ketika akan dibuka. Perlahan-lahan ia mencoba membuka matanya dan ia merasa sangat senang karena tidak terasa sakit seperti sebelumnya. Waktu itu, matanya telah terbuka semua namun ia merasa belum bisa membuka matanya sehingga ia meminta tolong pada ibunya untuk membukakan matanya itu. Ibu dan ayahnya hanya bisa menangis karena akhirnya mengetahui anaknya kini telah buta. “Saya pikir karena terlalu lama mata tidak saya buka, maka mata saya tidak bisa terbuka. Tetapi rupanya ibu saya melihat kalau mata saya sudah terbuka namun saya tidak bisa melihat lagi,” katanya. Di sanalah ia merasa seluruh dunianya gelap. Ia tak lagi bisa melihat langit. Tak lagi bisa melihat hijaunya sawah dan ia tidak lagi bisa bermain-main di tengah persawahan. Air kali yang mengalir sejak itu hanya bisa ia dengarkan gemuruhnya, tak lagi bisa ia saksikan alirannya yang tenang. Dunia Supinah hilang seketika dalam gelap yang pekat. Bola matanya memutih makin lama terlihat menonjol. Orangtuanya yang terpukul berusaha keras mengobati Supinah. Keluar masuk desa untuk membawa Supinah ke dukundukun hingga berobat ke dokter. Menurut Supinah, dukun mengungkapkan

bahwa ia terkena ‘guna-guna’ pasir yang sesungguhnya hendak dikenakan kepada ayahnya, namun salah sasaran akhirnya mengenai dirinya. “Saya kena guna-guna, kena sihir, begitu kata dukun yang saya dengar waktu itu,” ujar Supinah yang kini usianya telah 37 tahun. JADI TUKANG PIJAT Supinah tidak ingat apa kata dokter tentang matanya itu. Yang ia ingat hanyalah sampai habis harta benda milik orangtuanya yang tidak seberapa itu, untuk membiayai pengobatannya selama dua tahun. Sepanjang itu adalah waktu yang melelahkan bagi Supinah hingga tak lagi mampu berobat. “Tidak ada perubahan sama sekali, orangtua saya akhirnya menyerah karena biaya untuk

pengobatan juga tidak ada. Sapi dan tanah ayah saya juga sudah dijual semua untuk pengobatan saya,” ungkapnya. Sejak itulah Supinah tidak pernah keluar rumah untuk bermain dengan kawannya. Ayahnya terlalu khawatir pada keadaannya. Ia tidak ingin Supinah terluka atau diejek kawan-kawannya. “Saya tidak boleh keluar rumah oleh ayah saya takut nanti saya diejek oleh kawan-kawan saya,” ujarnya. Hal ini membuat dunia Supinah hilang hingga puluhan tahun. Ia hanya bisa beraktivitas di dalam rumah, dari dapur ke kamar dan juga berkeliling seputar dalam rumahnya saja. “Hidup saya hanya ada di dalam dan sekitar rumah saja,” ujar Supinah yang kini menjadi tukang pijat itu. Kesedihan-kesedihan Supinah adalah

salah satunya ketika tiba lebaran Topat yang biasa digelar masyarakat Lombok seminggu setelah hari raya Idul Fitri. Ia tidak bisa ikut bergembira bersama keluarganya. Padahal ia ingin sekali melihat pantai dan mendengar gemuruh ombak seperti kawan-kawannya yang lain. “Saya tidak dikasih ikut pelesir saat Lebaran Topat karena ayah saya khawatir saya terluka,” ujarnya. Saat semua orang di rumahnya pergi pelesir, menurutnya ia hanya tinggal di rumah saja. Itu harus diterimanya dengan kepiluan. Praktis Supinah tidak boleh ke manamana oleh ayahnya. Sampai di tahun 2012, dan saat itu ayah Supinah telah meninggal, Supinah baru bisa keluar rumah ketika ada petugas dari Dinas Sosial Kota Mataram yang memintanya untuk mengikuti pelatihan singkat massage (pijat). “Itulah kali pertama saya keluar rumah dan dari halaman rumah, juga pergi ke tempat yang jauh dari rumah setelah hampir 30 tahun saya tidak pernah bisa ke mana-mana,” ujarnya. Ia tidak bisa menggambarkan kegembiraannya saat bisa keluar rumah itu. Selama dua minggu ia mengikuti pelatihan tersebut sampai akhirnya ia menjadi tukang pijat dan membuka jasa pijat di kos-kosannya di Lingkungan Dasan Cermen Selatan Kota Mataram. Hari ini, Supinah telah bisa hidup mandiri dengan pekerjaannya menjadi tukang pijat tersebut. (Naniek I. Taufan)

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Style

Konsepnya menggambarkan segala hal yang disukainya, mulai dari warna hingga bentuk dan detilnya. Kemudian dihadirkannya dalam garis ‘Modern Feminine’

B

ahwa berpenampilan feminin tidak melulu dengan gaun dan rok tapi dengan celana panjang dan top pun bisa. Begitulan gambaran tampilan yang disdampikan seorang perancang muda Bali, Meilia In Diana, yang memiliki mimpi karyanya diminati dan disukai banyak orang. Dengan ide-ide segarnya ia memilih bahan-bahan yang nyaman, seperti rayon , linen dan katun untuk digarap­ nya menjadi busana ready to wear. Selanjutnya dengan siluet H serta lebih menonjolkan warna putih, hitam dan mustard, deretan koleksinya siap menjadi pilihan para fashionista. Untuk ciri khasnya, Meilia menyuguhkan detil yang menarik berupa sulaman atau rajutan di setiap karyanya. (Sri Ardhini)

19


Jelita

18

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Jangan Sepelekan Keramas

M

enurut dr. Luh Putu Dina Wahyuni, Sp.K.K., keramas mempunyai beberapa fungsi yakni, membersihkan rambut. “Rambut setelah seharian beraktivitas di luar ruangan pastilah akan sangat kotor, karena banyak debu dan juga kotoran yang menempel pada bagian rambut. Oleh sebab itu, untuk membersihkan rambut dari bakteri dan kotoran kita harus keramas,” ujarnya. Fungsi keramas juga untuk membersihkan kulit kepala. Kulit kepala juga akan kotor apabila kita beraktivitas seharian, karena itu manfaat keramas lainnya adalah untuk membantu membersihkan kulit kepala agar terhindar dan juga bersih dari kuman dan kotoran. Ia mengatakan, keramas juga untuk mencegah ketombe. “Ketombe adalah salah satu gangguan pada kulit kepala dan rambut, sehingga salah satu manfaat keramas adalah untuk membantu menghilangkan ketombe dan mencegahnya muncul kembali,” kata dr. Dina. Membasmi kutu rambut juga menjadi alasan utama menegapa orang keramas. Menurut dr. Dina, masalah lain yang mungkin timbul pada kulit kepala adalah kutu rambut. “Kutu rambut dapat menimbulkan rasa gatal dan mengganggu penampilan sehingga keramas sangat penting untuk membasmi kutu rambut,” ucapnya. Selain membersihkan rambut dan kulit kepala, keramas juga membantu menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala, karena beberapa sampo memiliki kandungan vitamin dan mineral yang menjaga kesehatan rambut. “Dengan keramas secara teratur akan membuat rambut tetap cerah dan mengkilap, hitam alami dan membuat rambut lebih wangi sepanjang hari,” jelas dr. Dina. Bagi yang memiliki masalah rambut rontok, maka manfaat keramas pastilah sangat penting, keramas dapat membantu mencegah rambut rontok karena beberapa jenis sampo yang dilengkapi ekstrak daun dan juga tumbuhan alami dapat men-

guatkan akar rambut yang akan membantu mencegah kerontokan rambut. “Keramas juga, mencegah dan menghilangkan gatal-gatal pada rambut. Rasa gatal dapat disebabkan ketombe, kutu jamur atau penyebab lainnya, sehingga dengan keramas dapat membantu membersihkan rambut dan kulit kepala dan menghilangkan rasa gatal tersebut,” ujar dr. Dina. Ia menyebutkan, dengan keramas dapat mencegah rambut kusut sehingga rambut akan lebih mudah disisir. “Jangan sepelekan keramas karena dapat menjaga kelembaban rambut. Rambut kering akan menyebabkan rambut mudah patah sehingga dengan keramas rambut akan menjadi lembab dan terhindar dari rambut kering,” ucapnya. Keramas juga, dapat mencegah rasa panas pada kulit kepala. “Cuaca panas dan lembab sering menimbulkan panas pada kulit kepala, sehingga dengan keramas dengan menggunakan sampo yang menggandung beberapa bahan alami dapat membantu mendinginkan kulit kepala,” saran dr. Dina. Ia menyarankan, buang jauh jauh rasa malas untuk keramas, sebab bila membiarkan keringat, debu atau kotoran, minyak alami menumpuk di kulit kepala menyebabkan tumbuh bakteri atau jamur pada kulit kepala. Hal ini dapat menyebabkan peradangan sehingga kulit kepala menjadi kemerahan, gatal bahkan sampai timbul borok. Rasa gatal juga akan muncul apabila tidak keramas berhari-hari akibat terlalu banyak minyak alami yang menumpuk di kulit kepala sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.

KERAMAS DUA HARI SEKALI Menurutnya, secara umum keramas dilakukan dua hari sekali, hal ini membuat rambut tidak terlalu sering kena sampo. “Kadang terlalu sering terkena sampo dapat menghilangkan kelembaban alami rambut, sehingga rambut menjadi kering dan mudah patah,” sarannya. Namun, kata dia, ada beberapa kondisi yang memperbolehkan kita keramas setiap hari seperti memiliki rambut tipis dan halus. “Rambut tipis dan halus akan lebih mudah berminyak, hal ini terjadi karena minyak dari akar rambut lebih cepat turun ke bagian bawah rambut, tidak seperti rambut keriting yang bisa mempertahankan minyak di bagian akarnya. Oleh sebab itu keramas tiap hari menjadi solusinya,” imbuhnya. Berolahraga dan berkeringat setiap hari menjadikan minyak menumpuk di kulit kepala dan menyebabkan masalah kulit kepala, sehingga untuk mencegahnya, keramas setiap hari bisa menjadi solusi. Rambut diluruskan juga lebih mudah berminyak sehingga keramas setiap hari dapat menyingkirkan minyak dari rambut. Ia mengatakan, kulit kepala berminyak juga harus rajin keramas setiap hari. Minyak pada rambut sebenarnya dibutukan rambut agar tetap sehat, namun jika berlebihan akan memicu timbulnya jamur dan menyebabkan seborrea, yaitu kondisi yang membuat kulit kepala gatal dan bersisik. Apabila kulit kepala sangat berminyak keramas setiap hari menjadi solusi. Sementara bila mobilitas cukup tinggi

dan sepulang dari bepergian disarankan untuk keramas, hal ini akan membantu membersihkan debu, kotoran dan keringat berlebih yang menempel di rambut dan kulit kepala sehingga terhindar dari infeksi bakteri dan jamur. Dokter Dina menyarankan, mencuci rambut dengan sampo menjadi kegiatan yang diperlukan untuk membersihkan kulit kepala dan rambut dari berbagai jenis kotoran seperti debu, keringat yang mongering hingga sel kulit mati. “Jika keramas tanpa menggunakan sampo ditakutkan pembersihan rambut menjadi kurang maksimal. Hal ini juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit kepala, kulit kepala bersisik, hingga infeksi jamur dan bakteri,” katanya. Ia menambahkan, keramas menggunakan sampo bermanfaat mengobati beberapa kelainan kulit kepala seperti; psoriasis, ketombe maupun eksim. “Jadi sebaiknya keramaslah menggunakan sampo yang sesuai jenis kulit kepala Anda,” sarannya. Menurut dr. Dina, keramas tanpa sampo bukan berarti tidak menggunakan bahan apapun saat keramas. Banyak bahan-bahan alami seperti tumbuhan yang tumbuh di perkebunan Indonesia yang dapat digunakan saat keramas seperti lidah buaya, lemon, sari merang dan bahan alami lainnya. Apakah setelah keramas harus menggunakan kondisioner? “Kondisioner sangat direkomendasikan dipakai setelah berkeramas. Produk ini dapat menghidrasi bagian kutikula atau lapisan terluar rambut sehingga kutikula yang sebelumnya terenggang bisa kembali merapat. Hal ini tentu akan membuat rambut terjaga kelembabannya dan akhirnya rambut terasa lebih halus, lembut dan mudah diatur,” ujarnya. Ia juga menyarankan, penggunaan kondisioner sangatlah direkomendasikan bagi yang mengalami masalah rambut kering, rambut rapuh, rambut berwarna hingga rambut yang sering terkena bahan-bahan kimia karena proses styling. “Dengan menggunakan kondisioner set-

elahnya maka rambut akan kembali lembab. Oleskan kondisioner pada batang dan ujung rambut karena bagian batang dan ujung rambutlah yang paling membutukan kelembaban,” kata dr. Dina. Ia mengingatkan, sebelum menggunakan sampo dan kondisioner pastikan untuk mengetahui dan mengenali jenis rambut terlebih dahulu sehingga bisa memilih sampo dan kondisioner yang sesuai dan tepat. (Wirati Astiti)

15

International Bali Yoga Festival

Persembahkan Aneka Gaya Yoga International Bali Yoga Festival (IBYF) 2018, berlangsung meriah dan sukses. Terbukti d ­ engan antusiasnya peserta saat pembukaan acara yang diikuti anak-anak TK, SD hingga SMP serta Guru PAUD se-Bali ini di Lapangan Timur Bajra ­Sandhi, Renon, Denpasar Jumat ( 9/3).

K

dr. Luh Putu Dina Wahyuni, Sp.K.K.,

Keramas merupakan kegiatan membersihkan bagian rambut dan juga kulit kepala dengan tujuan utama adalah membersihkan kepala. Biasanya keramas dilakukan ketika seseorang mandi. Mengapa orang perlu keramas?

Komunitas

etua Panitia Penyelenggara I Gusti Ayu Dian Martika mengatakan IBYF yang digelar selama 3 hari (9-11 Maret 2018) tersebut juga diselenggarakan serangkaian HUT ke-230 Kota Denpasar. IBYF itu pun menjadi area berkumpulnya berbagai komuni-

tas yoga. Menariknya, mereka yang datang mengikuti acara ini bukan hanya peserta dari lokal Bali tapi juga dari berbagai Kota di Indonesia termasuk dari luar negeri seperti Singapura dan Spanyol. IBYF digelar oleh Perkumpulan Instruktur Yoga Indonesia (PIYI) bekerjasama denganYayasan Markandeya Yoga Indonesia serta bersinergi, diantaranya dengan Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Bali, dan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Bali. Pada IBYF yang terbuka untuk umum tersebut, pihak panitia berhasil menghadirkan sekitar 38

orang instruktur atau guru yoga di Indonesia. Mereka memberikan pelatihan selama festival berlangsung serta membagikan beragam style atau gaya yoga mulai dari yoga tradisional hingga yoga modern.

Bunda Dian, sapaan akrab Dian Martika menuturkan festival ini digelar untuk ke-2 kalinya adalah dengan tujuan utama sehatkan raga dan dan damaikan jiwa dengan yoga. Selain itu, menyampaikan nilai-nilai yoga yang bersifat universal serta lebih

lagi memasyarakatkan yoga di Bali, mengingat Bali dikenal dengan wisata budaya. Ia bersyukur program IBYF bersama PIYI yang didukung pemerintah juga masyarakat serta para sponsor tersebut berlangsung dengan baik dan sukses. Terlebih dengan apresiasi positif dari berbagai pihak termasuk Ny. Bintang Puspayoga, IB Rai Dharmawijaya Mantra serta Ida Ayu Selly D. Mantra yang langsung hadir ke lokasi. (Sri Ardhini)


Kuliner

16

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Kue Apem Ubi Ungu dan Singkong Apem merupakan makanan tradisional yang banyak dijumpai ketika hari raya. Biasanya bagi umat Hindu di Bali, kue apem digunakan sebagai sarana upacara dalam membuat banten. Dengan bahan-bahan yang tidak terlalu banyak, tampilan kue ini juga sangat sederhana.

terigu secara berlebih akan berdampak tidak baik bagi kesehatan. Terigu mengandung zat gluten yang tidak baik untuk kesehatan. “Untuk sekarang, beberapa produk saya bisa mengurangi penggunaan terigu sampai lima puluh persen per adonan. Ada juga yang seratus persen tanpa terigu, yaitu brownis panggang ubi,” jelasnya.

Oseng Udang Kangkung Pedas Bahan: 2 ikat : kangkung potong-potong. 200 gr : udang, kupas kulit, belah punggungnya, sisakan ekornya. 2 buah : cabe merah besar potong serong. 11 buah : cabe rawit cincang 2 siung : bawang putih cincang 1 sdm : saus sambal 1 sdm : potongan bawang bombai 2 sdm : kecap raja rasa 1 sdm : kecap ikan 2 ruas jari : lengkuas memarkan

S

aat ini keberadaan kue apem mulai dilirik sebagai makanan hidangan ketika menjamu tamu maupun oleh-oleh. Kue apem mulai dikreasikan dengan berbagai bahan untuk menjadi makanan yang enak dan menarik. Hal ini yang juga dilakukan oleh anak muda kreatif Ni Luh Wanda Putri Pradanti. Kecintaanya dengan dunia memasak utamanya membuat kue membuatnya selalu mencoba hal-hal baru untuk menuju pada sebuah inovasi. Salah satu inovasi terbarunya, membuat berbagai macam kue dengan bahan dasar ubi dan singkong. Beberapa produk olahan ubi dan singkong yang sedang ia kenalkan adalah apem ubi ungu dan singkong, chiffon dan brownis kukus dari singkong, dan brownies panggang ubi. Ada alasan kuat mengapa perempuan yang akrab disapa Wanda ini memilih kedua bahan tersebut sebagai bahan utama dalam membuat berbagai produk kue. Pertama, untuk mengurangi penggunaan terigu. Dengan mengonsumsi

Kedua, bahan tersebut melimpah di Buleleng. Ubi dan singkong begitu mudah dikembangkan baik di daerah yang memiliki dataran tinggi maupun rendah sehingga kedua bahan ini tidak sulit dalam pemenuhan. “Dari segi rasa pun, menggunakan ubi dan singkong sebagai bahan dasar membuat kue memiliki rasa yang sangat khas,” imbuhnya. Wanda juga menjelasakan ubi yang ia gunakan untuk membuat kue apem adalah ubi ungu. Sebenarnya jenis ubi lain juga bisa digunakan hanya saja ubi ungu memiliki warna alami sehingga dirinya tidak memerlukan pewarna untuk mempercantik tampilan kue. Kemudian untuk singkong, biasanya digunakan untuk membuat chiffon dan brownis kukus. Jenis umbi batang ini sangat cocok untuk membuat kue karena dapat diolah menjadi tepung. “Kalau singkong, biasanya dijadikan tepung dulu, dipakai untuk membuat chiffon dan brownis kukus,” sambungnya. Rasa manis yang terkandung secara alami di dalam ubi dan singkong inilah yang akan menjadi kekhasan kue-kuenya. Secara umum, tidak ada perbedaan antara membuat kue apem dan kue lainnya menggunakan ubi atau tidak. Ketika menggunakan ubi, otomatis komposisi penggunaan bahannya juga berubah. “Komposisi tepung dan sebagainya harus diubah juga agar teksturnya lembut,” ungkapnya. Bersama tim sesama anggota komunitas ubi dirinya menembus pasar penjualan melalui online dengan memanfaatkan media sosial. Ke depan ia akan terus berupaya belajar dan membuat inovasi terbaru di bidang kuliner. (Wiwin Meliana)

Renang Gratis Sarapan Prasmanan

Menginap di hotel biasanya mendapatkan fasilitas sarapan dan penggunaan kolam renang secara gratis. Kedua fasilitas tersebut kini dapat dinikmati di Aston Denpasar Hotel & Convention Center bagi siapa saja, walaupun tidak menginap di hotel bintang empat tersebut. “Ada permintaan dari tamu-tamu loyal kami yang tidak menginap namun rutin menggunakan kolam renang di akhir pekan. Kami pun punya ide untuk membuat paket Hot Deal Breakfast on Weekend. Bagi yang berminat dengan paket baru kami ini, diharapkan untuk melakukan pemesanan paling tidak satu hari sebelumnya. Hal tersebut untuk menghindari tidak mendapatkan kursi di restoran kami,” ungkap Ady Suardy, Assistant Restaurant Manager di Aston Denpasar Hotel & Convention Center. Hotel yang memiliki 3 kolam renang untuk dewasa dan 2 kolam renang untuk anak-anak ini menawarkan Hot Deal Breakfast on Weekend. Para tamu dapat menggunakan kolam renang tersebut di akhir pekan. Setelah puas berolah fisik di air, tamu yang mengambil paket ini dipersilakan untuk menikmati menu sarapan yang disediakan secara prasmanan di Restaurant Jempiring. Menu pilihan yang tersaji, seperti berbagai macam salad, sereal, susu, jus, berbagai macam roti, waffle, penekuk, egg station, bubur dengan berbagai macam kondimennya, authentic station, kopi dan teh. Tidak lupa dengan makanan utama baik tradisional, ala barat, Asia, maupun nasional. Untuk dewasa dikenakan biaya Rp 60.000 nett/ orang, sedangkan untuk anak-anak usia 6-10 tahun hanya dikenakan biaya Rp 45.000 nett/ anak. (Ngurah Budi)

17

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

2 ruas jari : jahe memarkan 2 sdm : margarin ½ sdt : lada bubuk 250 ml : air 1 sdt : gula pasir 1 sdm : bawang putih goreng Garam secukupnya Cara Membuat: - Panaskan margarin dalam wajan hingga panas lalu masukkan irisan bawang putih juga bawang bombai, lengkuas juga jahe hingga harum. - Masukkan irisan cabe merah dan cabe rawit juga udang,

Chef Sarwan

aduk hingga berubah warna, lalu masukkan semua bahan jadi satu juga kangkung. Aduk hingga rata, agarkan sampai kangkung layu dan bumbu meresap. - Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Ayam Merah Kecap Pedas Bahan : 1 ekor : ayam potong menurut selera 550 ml : air kelapa 3 lembar: daun salam 4 lembar: daun jeruk 2 ruas jari : lengkuas memarkan 2 batang : serai memarkan Bumbu Halus : 2 ruas jari : kunyit bakar 3 siung : bawang putih 9 buah : bawang merah 4 butir : kemiri sangrai 10 butir : lada Gula garam secukupnya Bumbu Olesan : 2 buah : jeruk limo 6 sdm : kecap manis

1 sdm : 11 buah : 11 buah : ½ sdt :

bawang putih goreng halus cabe merah kriting, haluskan cabe rawit haluskan ketumbar halus.

Cara Membuat : - Cuci bersih ayam, tiriskan, lalu cmpur semua bahan olesan jadi satu, aduk rata, sisihkan. - Pa n a s k a n m i n y a k , t u m i s bumbu halus bersama daun salam, daun jeruk, lengkuas dan serai hingga harum, lalu masukkan potongan ayam dan air kelapa, rebus sampai matang dan bumbu meresap serta ayam matang

Oseng Tempe Bledeq

Bahan: 500 gr : tempe potong menurut selera 3 sdm : kecap manis 3 buah : cabe merah potong 1 sdt : lada bubuk 150 ml : air 1 sdm : bawang putih goreng 2 ruas jari : lengkuas keprek 1 sdt : kaldu bubuk Garam, gula secukupnya Minyak secukupnya

dan air berkurang, tiriskan. - Siapkan panci anti lengket, panaskan, oleskan margarin. - M a s u k k a n a y a m lalu oleskan dengan bumbu olesan sambil dibolak-balik, oleskan terus sampai matang, siap disajikan.

Bumbu Halus : 3 siung : bawang putih 9 buah : bawang merah 23 buah : cabe rawit 1 sdt : terasi

Cara Membuat : - Panaskan minyak, lalu go­r eng potongan tempe sampai berubah warna kecokelatan lalu tiriskan. Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan irisan cabe merah juga lengkuas hingga harum. Kecilkan api, masukkan tempe, air juga bahan-bahan lainnya, aduk rata. Besarkan api lagi, masak sampai bumbu meresap dan agak ke­ring, matang, sajikan.

Kakap Merah Bumbu Kuning

Bahan : 750 gr : ikan kakap merah 2 batang : serai memarkan 1 genggam : daun kemangi 1 buah : tomat potong-potong 2 sdm : air jeruk nipis 500 ml : air

Gula, garam, kaldu bubuk secukupnya Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 25 ml : air asam jawa

2 buah : cabe merah besar 2 ruas jari : jahe 3 ruas jari : kunyit bakar

Cara Membuat : Bershkan ikan kakap, buang isi perutnya lalu potong-potong menurut selera, cuci bersih. Panaskan minyak, masukkan bumbu halus bersama serai dan lengkuas, tumis hingga harum. Masukkan tomat, potongan ikan, aduk rata. Masukkan air juga daun kemangi, garam, gula dan kaldu bubuk serta air asam dan air jeruk nipis, masak hingga mendidih dan bumbu meresap, matang, angkat, sajikan.


Kuliner

16

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Kue Apem Ubi Ungu dan Singkong Apem merupakan makanan tradisional yang banyak dijumpai ketika hari raya. Biasanya bagi umat Hindu di Bali, kue apem digunakan sebagai sarana upacara dalam membuat banten. Dengan bahan-bahan yang tidak terlalu banyak, tampilan kue ini juga sangat sederhana.

terigu secara berlebih akan berdampak tidak baik bagi kesehatan. Terigu mengandung zat gluten yang tidak baik untuk kesehatan. “Untuk sekarang, beberapa produk saya bisa mengurangi penggunaan terigu sampai lima puluh persen per adonan. Ada juga yang seratus persen tanpa terigu, yaitu brownis panggang ubi,” jelasnya.

Oseng Udang Kangkung Pedas Bahan: 2 ikat : kangkung potong-potong. 200 gr : udang, kupas kulit, belah punggungnya, sisakan ekornya. 2 buah : cabe merah besar potong serong. 11 buah : cabe rawit cincang 2 siung : bawang putih cincang 1 sdm : saus sambal 1 sdm : potongan bawang bombai 2 sdm : kecap raja rasa 1 sdm : kecap ikan 2 ruas jari : lengkuas memarkan

S

aat ini keberadaan kue apem mulai dilirik sebagai makanan hidangan ketika menjamu tamu maupun oleh-oleh. Kue apem mulai dikreasikan dengan berbagai bahan untuk menjadi makanan yang enak dan menarik. Hal ini yang juga dilakukan oleh anak muda kreatif Ni Luh Wanda Putri Pradanti. Kecintaanya dengan dunia memasak utamanya membuat kue membuatnya selalu mencoba hal-hal baru untuk menuju pada sebuah inovasi. Salah satu inovasi terbarunya, membuat berbagai macam kue dengan bahan dasar ubi dan singkong. Beberapa produk olahan ubi dan singkong yang sedang ia kenalkan adalah apem ubi ungu dan singkong, chiffon dan brownis kukus dari singkong, dan brownies panggang ubi. Ada alasan kuat mengapa perempuan yang akrab disapa Wanda ini memilih kedua bahan tersebut sebagai bahan utama dalam membuat berbagai produk kue. Pertama, untuk mengurangi penggunaan terigu. Dengan mengonsumsi

Kedua, bahan tersebut melimpah di Buleleng. Ubi dan singkong begitu mudah dikembangkan baik di daerah yang memiliki dataran tinggi maupun rendah sehingga kedua bahan ini tidak sulit dalam pemenuhan. “Dari segi rasa pun, menggunakan ubi dan singkong sebagai bahan dasar membuat kue memiliki rasa yang sangat khas,” imbuhnya. Wanda juga menjelasakan ubi yang ia gunakan untuk membuat kue apem adalah ubi ungu. Sebenarnya jenis ubi lain juga bisa digunakan hanya saja ubi ungu memiliki warna alami sehingga dirinya tidak memerlukan pewarna untuk mempercantik tampilan kue. Kemudian untuk singkong, biasanya digunakan untuk membuat chiffon dan brownis kukus. Jenis umbi batang ini sangat cocok untuk membuat kue karena dapat diolah menjadi tepung. “Kalau singkong, biasanya dijadikan tepung dulu, dipakai untuk membuat chiffon dan brownis kukus,” sambungnya. Rasa manis yang terkandung secara alami di dalam ubi dan singkong inilah yang akan menjadi kekhasan kue-kuenya. Secara umum, tidak ada perbedaan antara membuat kue apem dan kue lainnya menggunakan ubi atau tidak. Ketika menggunakan ubi, otomatis komposisi penggunaan bahannya juga berubah. “Komposisi tepung dan sebagainya harus diubah juga agar teksturnya lembut,” ungkapnya. Bersama tim sesama anggota komunitas ubi dirinya menembus pasar penjualan melalui online dengan memanfaatkan media sosial. Ke depan ia akan terus berupaya belajar dan membuat inovasi terbaru di bidang kuliner. (Wiwin Meliana)

Renang Gratis Sarapan Prasmanan

Menginap di hotel biasanya mendapatkan fasilitas sarapan dan penggunaan kolam renang secara gratis. Kedua fasilitas tersebut kini dapat dinikmati di Aston Denpasar Hotel & Convention Center bagi siapa saja, walaupun tidak menginap di hotel bintang empat tersebut. “Ada permintaan dari tamu-tamu loyal kami yang tidak menginap namun rutin menggunakan kolam renang di akhir pekan. Kami pun punya ide untuk membuat paket Hot Deal Breakfast on Weekend. Bagi yang berminat dengan paket baru kami ini, diharapkan untuk melakukan pemesanan paling tidak satu hari sebelumnya. Hal tersebut untuk menghindari tidak mendapatkan kursi di restoran kami,” ungkap Ady Suardy, Assistant Restaurant Manager di Aston Denpasar Hotel & Convention Center. Hotel yang memiliki 3 kolam renang untuk dewasa dan 2 kolam renang untuk anak-anak ini menawarkan Hot Deal Breakfast on Weekend. Para tamu dapat menggunakan kolam renang tersebut di akhir pekan. Setelah puas berolah fisik di air, tamu yang mengambil paket ini dipersilakan untuk menikmati menu sarapan yang disediakan secara prasmanan di Restaurant Jempiring. Menu pilihan yang tersaji, seperti berbagai macam salad, sereal, susu, jus, berbagai macam roti, waffle, penekuk, egg station, bubur dengan berbagai macam kondimennya, authentic station, kopi dan teh. Tidak lupa dengan makanan utama baik tradisional, ala barat, Asia, maupun nasional. Untuk dewasa dikenakan biaya Rp 60.000 nett/ orang, sedangkan untuk anak-anak usia 6-10 tahun hanya dikenakan biaya Rp 45.000 nett/ anak. (Ngurah Budi)

17

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

2 ruas jari : jahe memarkan 2 sdm : margarin ½ sdt : lada bubuk 250 ml : air 1 sdt : gula pasir 1 sdm : bawang putih goreng Garam secukupnya Cara Membuat: - Panaskan margarin dalam wajan hingga panas lalu masukkan irisan bawang putih juga bawang bombai, lengkuas juga jahe hingga harum. - Masukkan irisan cabe merah dan cabe rawit juga udang,

Chef Sarwan

aduk hingga berubah warna, lalu masukkan semua bahan jadi satu juga kangkung. Aduk hingga rata, agarkan sampai kangkung layu dan bumbu meresap. - Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Ayam Merah Kecap Pedas Bahan : 1 ekor : ayam potong menurut selera 550 ml : air kelapa 3 lembar: daun salam 4 lembar: daun jeruk 2 ruas jari : lengkuas memarkan 2 batang : serai memarkan Bumbu Halus : 2 ruas jari : kunyit bakar 3 siung : bawang putih 9 buah : bawang merah 4 butir : kemiri sangrai 10 butir : lada Gula garam secukupnya Bumbu Olesan : 2 buah : jeruk limo 6 sdm : kecap manis

1 sdm : 11 buah : 11 buah : ½ sdt :

bawang putih goreng halus cabe merah kriting, haluskan cabe rawit haluskan ketumbar halus.

Cara Membuat : - Cuci bersih ayam, tiriskan, lalu cmpur semua bahan olesan jadi satu, aduk rata, sisihkan. - Pa n a s k a n m i n y a k , t u m i s bumbu halus bersama daun salam, daun jeruk, lengkuas dan serai hingga harum, lalu masukkan potongan ayam dan air kelapa, rebus sampai matang dan bumbu meresap serta ayam matang

Oseng Tempe Bledeq

Bahan: 500 gr : tempe potong menurut selera 3 sdm : kecap manis 3 buah : cabe merah potong 1 sdt : lada bubuk 150 ml : air 1 sdm : bawang putih goreng 2 ruas jari : lengkuas keprek 1 sdt : kaldu bubuk Garam, gula secukupnya Minyak secukupnya

dan air berkurang, tiriskan. - Siapkan panci anti lengket, panaskan, oleskan margarin. - M a s u k k a n a y a m lalu oleskan dengan bumbu olesan sambil dibolak-balik, oleskan terus sampai matang, siap disajikan.

Bumbu Halus : 3 siung : bawang putih 9 buah : bawang merah 23 buah : cabe rawit 1 sdt : terasi

Cara Membuat : - Panaskan minyak, lalu go­r eng potongan tempe sampai berubah warna kecokelatan lalu tiriskan. Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan irisan cabe merah juga lengkuas hingga harum. Kecilkan api, masukkan tempe, air juga bahan-bahan lainnya, aduk rata. Besarkan api lagi, masak sampai bumbu meresap dan agak ke­ring, matang, sajikan.

Kakap Merah Bumbu Kuning

Bahan : 750 gr : ikan kakap merah 2 batang : serai memarkan 1 genggam : daun kemangi 1 buah : tomat potong-potong 2 sdm : air jeruk nipis 500 ml : air

Gula, garam, kaldu bubuk secukupnya Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 25 ml : air asam jawa

2 buah : cabe merah besar 2 ruas jari : jahe 3 ruas jari : kunyit bakar

Cara Membuat : Bershkan ikan kakap, buang isi perutnya lalu potong-potong menurut selera, cuci bersih. Panaskan minyak, masukkan bumbu halus bersama serai dan lengkuas, tumis hingga harum. Masukkan tomat, potongan ikan, aduk rata. Masukkan air juga daun kemangi, garam, gula dan kaldu bubuk serta air asam dan air jeruk nipis, masak hingga mendidih dan bumbu meresap, matang, angkat, sajikan.


Jelita

18

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Jangan Sepelekan Keramas

M

enurut dr. Luh Putu Dina Wahyuni, Sp.K.K., keramas mempunyai beberapa fungsi yakni, membersihkan rambut. “Rambut setelah seharian beraktivitas di luar ruangan pastilah akan sangat kotor, karena banyak debu dan juga kotoran yang menempel pada bagian rambut. Oleh sebab itu, untuk membersihkan rambut dari bakteri dan kotoran kita harus keramas,” ujarnya. Fungsi keramas juga untuk membersihkan kulit kepala. Kulit kepala juga akan kotor apabila kita beraktivitas seharian, karena itu manfaat keramas lainnya adalah untuk membantu membersihkan kulit kepala agar terhindar dan juga bersih dari kuman dan kotoran. Ia mengatakan, keramas juga untuk mencegah ketombe. “Ketombe adalah salah satu gangguan pada kulit kepala dan rambut, sehingga salah satu manfaat keramas adalah untuk membantu menghilangkan ketombe dan mencegahnya muncul kembali,” kata dr. Dina. Membasmi kutu rambut juga menjadi alasan utama menegapa orang keramas. Menurut dr. Dina, masalah lain yang mungkin timbul pada kulit kepala adalah kutu rambut. “Kutu rambut dapat menimbulkan rasa gatal dan mengganggu penampilan sehingga keramas sangat penting untuk membasmi kutu rambut,” ucapnya. Selain membersihkan rambut dan kulit kepala, keramas juga membantu menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala, karena beberapa sampo memiliki kandungan vitamin dan mineral yang menjaga kesehatan rambut. “Dengan keramas secara teratur akan membuat rambut tetap cerah dan mengkilap, hitam alami dan membuat rambut lebih wangi sepanjang hari,” jelas dr. Dina. Bagi yang memiliki masalah rambut rontok, maka manfaat keramas pastilah sangat penting, keramas dapat membantu mencegah rambut rontok karena beberapa jenis sampo yang dilengkapi ekstrak daun dan juga tumbuhan alami dapat men-

guatkan akar rambut yang akan membantu mencegah kerontokan rambut. “Keramas juga, mencegah dan menghilangkan gatal-gatal pada rambut. Rasa gatal dapat disebabkan ketombe, kutu jamur atau penyebab lainnya, sehingga dengan keramas dapat membantu membersihkan rambut dan kulit kepala dan menghilangkan rasa gatal tersebut,” ujar dr. Dina. Ia menyebutkan, dengan keramas dapat mencegah rambut kusut sehingga rambut akan lebih mudah disisir. “Jangan sepelekan keramas karena dapat menjaga kelembaban rambut. Rambut kering akan menyebabkan rambut mudah patah sehingga dengan keramas rambut akan menjadi lembab dan terhindar dari rambut kering,” ucapnya. Keramas juga, dapat mencegah rasa panas pada kulit kepala. “Cuaca panas dan lembab sering menimbulkan panas pada kulit kepala, sehingga dengan keramas dengan menggunakan sampo yang menggandung beberapa bahan alami dapat membantu mendinginkan kulit kepala,” saran dr. Dina. Ia menyarankan, buang jauh jauh rasa malas untuk keramas, sebab bila membiarkan keringat, debu atau kotoran, minyak alami menumpuk di kulit kepala menyebabkan tumbuh bakteri atau jamur pada kulit kepala. Hal ini dapat menyebabkan peradangan sehingga kulit kepala menjadi kemerahan, gatal bahkan sampai timbul borok. Rasa gatal juga akan muncul apabila tidak keramas berhari-hari akibat terlalu banyak minyak alami yang menumpuk di kulit kepala sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.

KERAMAS DUA HARI SEKALI Menurutnya, secara umum keramas dilakukan dua hari sekali, hal ini membuat rambut tidak terlalu sering kena sampo. “Kadang terlalu sering terkena sampo dapat menghilangkan kelembaban alami rambut, sehingga rambut menjadi kering dan mudah patah,” sarannya. Namun, kata dia, ada beberapa kondisi yang memperbolehkan kita keramas setiap hari seperti memiliki rambut tipis dan halus. “Rambut tipis dan halus akan lebih mudah berminyak, hal ini terjadi karena minyak dari akar rambut lebih cepat turun ke bagian bawah rambut, tidak seperti rambut keriting yang bisa mempertahankan minyak di bagian akarnya. Oleh sebab itu keramas tiap hari menjadi solusinya,” imbuhnya. Berolahraga dan berkeringat setiap hari menjadikan minyak menumpuk di kulit kepala dan menyebabkan masalah kulit kepala, sehingga untuk mencegahnya, keramas setiap hari bisa menjadi solusi. Rambut diluruskan juga lebih mudah berminyak sehingga keramas setiap hari dapat menyingkirkan minyak dari rambut. Ia mengatakan, kulit kepala berminyak juga harus rajin keramas setiap hari. Minyak pada rambut sebenarnya dibutukan rambut agar tetap sehat, namun jika berlebihan akan memicu timbulnya jamur dan menyebabkan seborrea, yaitu kondisi yang membuat kulit kepala gatal dan bersisik. Apabila kulit kepala sangat berminyak keramas setiap hari menjadi solusi. Sementara bila mobilitas cukup tinggi

dan sepulang dari bepergian disarankan untuk keramas, hal ini akan membantu membersihkan debu, kotoran dan keringat berlebih yang menempel di rambut dan kulit kepala sehingga terhindar dari infeksi bakteri dan jamur. Dokter Dina menyarankan, mencuci rambut dengan sampo menjadi kegiatan yang diperlukan untuk membersihkan kulit kepala dan rambut dari berbagai jenis kotoran seperti debu, keringat yang mongering hingga sel kulit mati. “Jika keramas tanpa menggunakan sampo ditakutkan pembersihan rambut menjadi kurang maksimal. Hal ini juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit kepala, kulit kepala bersisik, hingga infeksi jamur dan bakteri,” katanya. Ia menambahkan, keramas menggunakan sampo bermanfaat mengobati beberapa kelainan kulit kepala seperti; psoriasis, ketombe maupun eksim. “Jadi sebaiknya keramaslah menggunakan sampo yang sesuai jenis kulit kepala Anda,” sarannya. Menurut dr. Dina, keramas tanpa sampo bukan berarti tidak menggunakan bahan apapun saat keramas. Banyak bahan-bahan alami seperti tumbuhan yang tumbuh di perkebunan Indonesia yang dapat digunakan saat keramas seperti lidah buaya, lemon, sari merang dan bahan alami lainnya. Apakah setelah keramas harus menggunakan kondisioner? “Kondisioner sangat direkomendasikan dipakai setelah berkeramas. Produk ini dapat menghidrasi bagian kutikula atau lapisan terluar rambut sehingga kutikula yang sebelumnya terenggang bisa kembali merapat. Hal ini tentu akan membuat rambut terjaga kelembabannya dan akhirnya rambut terasa lebih halus, lembut dan mudah diatur,” ujarnya. Ia juga menyarankan, penggunaan kondisioner sangatlah direkomendasikan bagi yang mengalami masalah rambut kering, rambut rapuh, rambut berwarna hingga rambut yang sering terkena bahan-bahan kimia karena proses styling. “Dengan menggunakan kondisioner set-

elahnya maka rambut akan kembali lembab. Oleskan kondisioner pada batang dan ujung rambut karena bagian batang dan ujung rambutlah yang paling membutukan kelembaban,” kata dr. Dina. Ia mengingatkan, sebelum menggunakan sampo dan kondisioner pastikan untuk mengetahui dan mengenali jenis rambut terlebih dahulu sehingga bisa memilih sampo dan kondisioner yang sesuai dan tepat. (Wirati Astiti)

15

International Bali Yoga Festival

Persembahkan Aneka Gaya Yoga International Bali Yoga Festival (IBYF) 2018, berlangsung meriah dan sukses. Terbukti d ­ engan antusiasnya peserta saat pembukaan acara yang diikuti anak-anak TK, SD hingga SMP serta Guru PAUD se-Bali ini di Lapangan Timur Bajra ­Sandhi, Renon, Denpasar Jumat ( 9/3).

K

dr. Luh Putu Dina Wahyuni, Sp.K.K.,

Keramas merupakan kegiatan membersihkan bagian rambut dan juga kulit kepala dengan tujuan utama adalah membersihkan kepala. Biasanya keramas dilakukan ketika seseorang mandi. Mengapa orang perlu keramas?

Komunitas

etua Panitia Penyelenggara I Gusti Ayu Dian Martika mengatakan IBYF yang digelar selama 3 hari (9-11 Maret 2018) tersebut juga diselenggarakan serangkaian HUT ke-230 Kota Denpasar. IBYF itu pun menjadi area berkumpulnya berbagai komuni-

tas yoga. Menariknya, mereka yang datang mengikuti acara ini bukan hanya peserta dari lokal Bali tapi juga dari berbagai Kota di Indonesia termasuk dari luar negeri seperti Singapura dan Spanyol. IBYF digelar oleh Perkumpulan Instruktur Yoga Indonesia (PIYI) bekerjasama denganYayasan Markandeya Yoga Indonesia serta bersinergi, diantaranya dengan Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Bali, dan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Bali. Pada IBYF yang terbuka untuk umum tersebut, pihak panitia berhasil menghadirkan sekitar 38

orang instruktur atau guru yoga di Indonesia. Mereka memberikan pelatihan selama festival berlangsung serta membagikan beragam style atau gaya yoga mulai dari yoga tradisional hingga yoga modern.

Bunda Dian, sapaan akrab Dian Martika menuturkan festival ini digelar untuk ke-2 kalinya adalah dengan tujuan utama sehatkan raga dan dan damaikan jiwa dengan yoga. Selain itu, menyampaikan nilai-nilai yoga yang bersifat universal serta lebih

lagi memasyarakatkan yoga di Bali, mengingat Bali dikenal dengan wisata budaya. Ia bersyukur program IBYF bersama PIYI yang didukung pemerintah juga masyarakat serta para sponsor tersebut berlangsung dengan baik dan sukses. Terlebih dengan apresiasi positif dari berbagai pihak termasuk Ny. Bintang Puspayoga, IB Rai Dharmawijaya Mantra serta Ida Ayu Selly D. Mantra yang langsung hadir ke lokasi. (Sri Ardhini)


Life Story

14

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Dunia Supinah Hilang dalam Gelap

Supinah kecil yang berusia menjelang tujuh tahun itu asyik bermain dengan kawan-kawannya di tepi kali dekat rumahnya. Ia berlarian dan berkejaran dengan riang gembira, sambil berkhayal bahwa tidak lama lagi ia akan mulai masuk sekolah dasar. Supinah begitu menantikan masa-masa masuk sekolah itu.

B

Supinah

ermain di kali menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan anak-anak di Dasan Cermen lingkungan tempat Supinah tinggal. Kebetulan sekali perkampungan tempat Supinah kecil tinggal ini ada kali yang mengalir sepanjang kampungnya. Hari itu sesungguhnya pagi yang ceria bagi Supinah. Namun, ia tidak menyangka nasib sial yang kemudian mengubah seluruh cita-cita perjalanan hidupnya terjadi di waktu yang tidak ingin diingatnya itu. Pagi itu sekitar pukul sembilan, bencana mengintipnya lalu menyerang Supinah dan seketika menggelapkan seluruh dunia Supinah. Pun akhirnya menghentikan kakinya melangkah masuk ke pelataran sekolah untuk selama-lamanya. Setelah usai bermain, Supinah dan rekan-rekannya berjalan pulang ke rumah masing-masing. Saat tengah asik bermain itu, Supinah mengangkat kepalanya untuk melihat langit biru yang awannya putih bersih, tiba-tiba ia merasa seperti dilempari pasir yang menyergap tubuhnya dan lalu masuk ke matanya. Seketika itu juga Supinah menutup matanya dengan kedua telapak tangannya sambil mengaduh keras. “Mata saya rasanya seperti diirisiris, seperti dituangkan cabe, panas dan perih tiada tertahan. Sakitnya luar biasa,” kata Supinah. Ia sama sekali tidak bisa membuka matanya karena ketika matanya semakin hendak dibuka sakitnya menjadi-jadi. Ia berjalan pulang sambil memejamkan matanya dan meraba-raba arah jalan pulang ke rumahnya. Beruntung ada orangtuanya di halaman yang kemudian menggendongnya masuk ke dalam rumah. Orangtua dan saudaranya dilanda kepanikan melihat kondisinya dan mendengar Supinah menangis meraungraung kesakitan. Tangan Supinah masih menutup kedua matanya. Ia tidak berani melepaskan tangannya tersebut apalagi membuka matanya karena tak sanggup menahan sakit. Berbagai cara dilakukan oleh orangtuanya untuk mengetahui apa yang terjadi pada anaknya, namun Supinah hanya mampu menceritakan peristiwa yang datangnya begitu cepat dan dalam hitungan yang hanya sepersekian detik itu. Tidak ada penjelasan lainnya dari Supinah, membuat orangtu-

anya makin panik. Beberapa jam kemudian Supinah sudah bisa melepas tangannya dari matanya namun belum berani membuka mata karena rasa perih yang teramat sangat. Sekitar tiga bulanan mata Supinah hanya bisa tertutup dan ia terbaring tak berdaya. “Lebih dari tiga bulan saya tidak berani membuka mata, karena setiap kali saya membuka mata, rasa sakit, panas dan perih itu terasa luar biasa. Saya sampai tidak berani lagi mengingat rasa sakit itu,” ujar Supinah. Saat yang paling menyedihkan baginya adalah ketika setelah tiga bulan berlalu, ia tidak merasa matanya sakit lagi ketika akan dibuka. Perlahan-lahan ia mencoba membuka matanya dan ia merasa sangat senang karena tidak terasa sakit seperti sebelumnya. Waktu itu, matanya telah terbuka semua namun ia merasa belum bisa membuka matanya sehingga ia meminta tolong pada ibunya untuk membukakan matanya itu. Ibu dan ayahnya hanya bisa menangis karena akhirnya mengetahui anaknya kini telah buta. “Saya pikir karena terlalu lama mata tidak saya buka, maka mata saya tidak bisa terbuka. Tetapi rupanya ibu saya melihat kalau mata saya sudah terbuka namun saya tidak bisa melihat lagi,” katanya. Di sanalah ia merasa seluruh dunianya gelap. Ia tak lagi bisa melihat langit. Tak lagi bisa melihat hijaunya sawah dan ia tidak lagi bisa bermain-main di tengah persawahan. Air kali yang mengalir sejak itu hanya bisa ia dengarkan gemuruhnya, tak lagi bisa ia saksikan alirannya yang tenang. Dunia Supinah hilang seketika dalam gelap yang pekat. Bola matanya memutih makin lama terlihat menonjol. Orangtuanya yang terpukul berusaha keras mengobati Supinah. Keluar masuk desa untuk membawa Supinah ke dukundukun hingga berobat ke dokter. Menurut Supinah, dukun mengungkapkan

bahwa ia terkena ‘guna-guna’ pasir yang sesungguhnya hendak dikenakan kepada ayahnya, namun salah sasaran akhirnya mengenai dirinya. “Saya kena guna-guna, kena sihir, begitu kata dukun yang saya dengar waktu itu,” ujar Supinah yang kini usianya telah 37 tahun. JADI TUKANG PIJAT Supinah tidak ingat apa kata dokter tentang matanya itu. Yang ia ingat hanyalah sampai habis harta benda milik orangtuanya yang tidak seberapa itu, untuk membiayai pengobatannya selama dua tahun. Sepanjang itu adalah waktu yang melelahkan bagi Supinah hingga tak lagi mampu berobat. “Tidak ada perubahan sama sekali, orangtua saya akhirnya menyerah karena biaya untuk

pengobatan juga tidak ada. Sapi dan tanah ayah saya juga sudah dijual semua untuk pengobatan saya,” ungkapnya. Sejak itulah Supinah tidak pernah keluar rumah untuk bermain dengan kawannya. Ayahnya terlalu khawatir pada keadaannya. Ia tidak ingin Supinah terluka atau diejek kawan-kawannya. “Saya tidak boleh keluar rumah oleh ayah saya takut nanti saya diejek oleh kawan-kawan saya,” ujarnya. Hal ini membuat dunia Supinah hilang hingga puluhan tahun. Ia hanya bisa beraktivitas di dalam rumah, dari dapur ke kamar dan juga berkeliling seputar dalam rumahnya saja. “Hidup saya hanya ada di dalam dan sekitar rumah saja,” ujar Supinah yang kini menjadi tukang pijat itu. Kesedihan-kesedihan Supinah adalah

salah satunya ketika tiba lebaran Topat yang biasa digelar masyarakat Lombok seminggu setelah hari raya Idul Fitri. Ia tidak bisa ikut bergembira bersama keluarganya. Padahal ia ingin sekali melihat pantai dan mendengar gemuruh ombak seperti kawan-kawannya yang lain. “Saya tidak dikasih ikut pelesir saat Lebaran Topat karena ayah saya khawatir saya terluka,” ujarnya. Saat semua orang di rumahnya pergi pelesir, menurutnya ia hanya tinggal di rumah saja. Itu harus diterimanya dengan kepiluan. Praktis Supinah tidak boleh ke manamana oleh ayahnya. Sampai di tahun 2012, dan saat itu ayah Supinah telah meninggal, Supinah baru bisa keluar rumah ketika ada petugas dari Dinas Sosial Kota Mataram yang memintanya untuk mengikuti pelatihan singkat massage (pijat). “Itulah kali pertama saya keluar rumah dan dari halaman rumah, juga pergi ke tempat yang jauh dari rumah setelah hampir 30 tahun saya tidak pernah bisa ke mana-mana,” ujarnya. Ia tidak bisa menggambarkan kegembiraannya saat bisa keluar rumah itu. Selama dua minggu ia mengikuti pelatihan tersebut sampai akhirnya ia menjadi tukang pijat dan membuka jasa pijat di kos-kosannya di Lingkungan Dasan Cermen Selatan Kota Mataram. Hari ini, Supinah telah bisa hidup mandiri dengan pekerjaannya menjadi tukang pijat tersebut. (Naniek I. Taufan)

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Style

Konsepnya menggambarkan segala hal yang disukainya, mulai dari warna hingga bentuk dan detilnya. Kemudian dihadirkannya dalam garis ‘Modern Feminine’

B

ahwa berpenampilan feminin tidak melulu dengan gaun dan rok tapi dengan celana panjang dan top pun bisa. Begitulan gambaran tampilan yang disdampikan seorang perancang muda Bali, Meilia In Diana, yang memiliki mimpi karyanya diminati dan disukai banyak orang. Dengan ide-ide segarnya ia memilih bahan-bahan yang nyaman, seperti rayon , linen dan katun untuk digarap­ nya menjadi busana ready to wear. Selanjutnya dengan siluet H serta lebih menonjolkan warna putih, hitam dan mustard, deretan koleksinya siap menjadi pilihan para fashionista. Untuk ciri khasnya, Meilia menyuguhkan detil yang menarik berupa sulaman atau rajutan di setiap karyanya. (Sri Ardhini)

19


Griya

20

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Data WHO tahun 2014 menyatakan, di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 miliar atau 18% dari jumlah penduduk dunia dan paling banyak berada di negara berkembang. Pada tahun 2016, penduduk remaja berjumlah 66,3 juta jiwa, atau 1 dari 4 penduduk adalah remaja. Apa yang terjadi dengan remaja saat ini ?

juga suka dengan etnik Bali dan playfull design, jadi dibuatkan lampu etnik Bali tapi modern. Jadilah lampu peanut berbahan resin dan kertas jepang,” jelasnya.

Lighting Bentuk Suasana Ruang

Soul in a Bowl Desain lighting pada Soul in a Bowl ini memakai material kaca daur ulang, yang dibentuk menyesesuaikan konsep yaitu mangkuk, gelas restoran, dan botol-botol. Lampu berbahan kaca kuning adalah daur ulang botol kecap, kaca hijau dari botol bir, dan kaca putih dari pecahan kaca jendela. “Dipilihkan desain seperti ini agar suasana restonya dapat sesuai dengan namanya, bowl (mangkuk). Kemudian dirangkai jadi lampu biar jadi cozy dan tidak nyamain,” ucap Vitria—yang karib dipanggil Pivieth ini.

Dalam sebuah rancang bangun, baik itu interior maupun eksterior, lighting (pencahayaan) perlu mendapatkan perhatian khusus. Sebuah ruangan dengan desain interior yang bagus tak akan lengkap jika sistem pencahayaannya tidak tepat. Karena itu, lighting memegang peranan penting untuk keberhasilan fungsi ruang atau bangunan.

M

enurut Ni Luh Putu Vitria Sudiarti, lighting designer CV Kreasi Cahaya Cipta, dengan pengaturan sistem pencahayaan yang tepat, bisa menciptakan suasana yang nyaman dan membangun estetika pada ruangan tersebut. Selain itu

juga bisa membangun atmosfer dalam sebuah ruangan menjadi lebih indah. Berikut ini beberapa desain lighting-nya yang sudah dipalikasikan dalam ruangan, di antaranya pada Soul in a Bowl, Sanur-Bali, Zhuang Bridal Bandung, dan Djati dan Djoglo Araya, Malang.

Ni Luh Putu Vitria Sudiarti

Djati dan Djoglo Araya, Malang Djati dan Djoglo Araya, Malang adalah luxury bungalow. Rata-rata materialnya glass (kaca) dan kuningan serta lasercut metal. “Desain lighting-nya minimalis tapi high end, karena pangsa pasarnya pebisnis yang main golf,” pungkasnya. (Inten Indrawati)

emaja saat ini disebut sebagai generasi milenial yang penuh tantangan,” ungkap Ni Luh Eka Purni Astiti, SKM., dari KISARA PKBI Bali. Ia mengatakan, remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa, saat remaja terjadi pematangan organ–organ reproduksi. Remaja mengalami perubahan-perubahan secara fisik, psikis, dan sosial. “Perubahan yang terjadi pada remaja, secara psikis, emosi labil, ekspresif, mandiri dan bebas, rasa ingin tahu yang sangat besar, mudah terpengaruh, dan mudah tersinggung. Secara sosial, mereka suka berkelompok, lebih cenderung dengan teman sebaya, tertarik dengan lawan jenis, penampilan yang utama,” ujar Eka Purni Astiti. Mengapa kesehatan reproduksi remaja menjadi sorotan? Ia mengatakan, secara global di dunia, penyebab kematian remaja data tahun 2012 adalah luka kecelakaan jalan raya, HIV, bunuh diri, infeksi saluran pernapasan, dan kekerasan interpesonal. Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja. Demikian pula halnya dengan kejadian IMS yang tertinggi di remaja, khususnya remaja perempuan, pada kelompok usia 15-29. Side effect perilaku seksual berisiko, berdasarkan data BPS 2016, mayoritas sekitar 91% dari perempuan yang menikah sebelum usia 18 tidak menyelesaikan sekolah. Berdasarkan data Kemenkes 2017, pengidap HIV Positif, usia 25-49 tahun: 69,3 %; 20-24 tahun: 17,3%; 50 tahun ke atas: 6,5%; 4 tahun ke bawah: 2,2%; 5-14 tahun: 1,0%, 15-19 tahun: 3,7%. Pengidap AIDS usia 30-39 tahun: 36,0%; 20-29 tahun: 28,6%; 40-49 tahun: 17,9%; 50-59 tahun: 8.1%; 60 tahun ke atas: 2,5%; 5-14 tahun: 1,5%; di bawah 1 tahun: 0,6%; tidak melapor 1,3%. “Penemuan kasus HIV positif masih didominasi pada usia produktif yang menunjukkan kemungkinan penularan pada usia remaja,” ujar Program Manager of Get Up Speak Out (GUSO) program PKBI Bali ini. Persentase kasus HIV Positif dan AIDS menurut faktor risiko di Indonesia tahun 2016; pengidap HIV positif, heteroseksual 35,5%; laki-laki seks laki-laki ( LSL) 26,1%; pengguna jarum suntik 1,9%; tidak diketahui 25,6%; lain-lain 11,0%. Penderita AIDS; heteroseksual 74,0%; homoseksual 15,8%; biseksual 1,1%; perintal 3,8%; transfusi 0,2%; IDU 2,6%; lain-lain 0,5%; tidak diketahui 2,0%. Hasil survey KISARA 2014, di tiga kabupaten di Bali, 5 dari 10 (48%) remaja

13

Tantangan Kesehatan Generasi Milenial

“R

Zhuang Bridal, Bandung Desain lighting pada interior Zhuang Bridal Bandung mengambil konsep hig end. “Karena pangsa pasarnya bridal, jadi perlu motif-motif yang eye catching dan unik. Kebetulan klien

Bugar

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Ni Luh Eka Purni Astiti, SKM.

pernah mendengar ada teman sebayanya sudah melakukan hubungan seksual aktif dan 2 dari 10 (19%) pernah melakukan aktivitas seksual heteroseksual. Data KPA 2017 menunjukkan, diantara 15.839 kasus HIV/AIDS di Provinsi Bali tahun 2016 adalah usia 20 – 29 tahun atau 38% (6024 kasus). PENGARUH KELOMPOK PERGAULAN Bagaimana dengan remaja di Kota Denpasar? “Pengetahuan terkait reproduksi dan seksual pada remaja Kota Denpasar, pubertas 90,67%, proses reproduksi 10,08%, resiko reproduksi 11,42%, IMS & HIV/AIDS 55,58%. Parahnya, sebanyak 16,41% remaja belum pernah mendapatkan informasi tentang materi tersebut,” kata Eka Purni Astiti. Sikap terkait perilaku seksual pada remaja, 48,9% responden berpendapat perilaku berciuman, berpelukan, dan bersentuhan dapat dilakukan sebelum menikah; 18,7% responden berpendapat bahwa perilaku petting dan oral seks dapat dilakukan sebelum menikah; dan 16,8% responden berpendapat bahwa hubungan intim (vaginal seks) dapat dilakukan sebelum menikah. Pada responden yang pernah melakukan vaginal seks, terdapat 19,30% yang selalu menggunakan kondom, 36,84% kadang-kadang menggunakan kondom, dan sisanya 43,86% tidak pernah menggunakan kondom. Ada 616 (51,33%) remaja pernah menonton video porno, 186 (30,19%) diantaranya mengaku

ketagihan. Sebesar 36,92% (443 responden) remaja memiliki teman sebaya yang mengalami kehamilan di luar nikah. Sekitar 10,28% (123 responden) mengaku memiliki teman yang pernah melakukan tindakan aborsi. Survey Kisara 2016, dari 1200 responden, terdapat 880 (73,33%) yang sudah berpacaran, 6,48% (57 orang) pernah melakukan vaginal seks. Rata-rata umur pertama kali melakukan hubungan seksual (oral, vaginal, atau anal seks) yaitu 15,4 tahun dan umur paling muda melakukan hubungan seksual yaitu 11 tahun. Alasan siswa melakukan hubungan seksual tersebut sebagian besar yaitu atas dasar keinginan bersama (43,88%) dan rasa ingin tahu (24,49%). “Alasan remaja berperilaku seksual berisiko, kurangnya informasi pada remaja, senang bereksperimen/coba-coba, ketidakstabilan emosi dan suka menentang, pengaruh kelompok pergaulan,” ungkapnya lebih jauh. Ia mengatakan, KISARA mengadopsi program pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif. “CSE (Comprehensive Sexuality

Education) membekali para remaja dengan pengetahuan dan keterampilan agar mereka mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab atas kesehatan reproduksi dan seksualnya,” jelasnya. CSE disebut komprehensif karena menyangkut, konsep diri yang positif, gender, Hak Asasi Manusia, relasi yang sehat, kesehatan reproduksi dan seksual. Penghargaan atas keberagaman, hak (Rights-based), bukti (Evidence-based), pendekatan edukasi individual: pengetahuan, sikap, keterampilan, interpersonal. Ia menilai, program ini sangat efektif, karena meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual. Terbentuknya sikap untuk tidak melakukan pemaksaan dan kekerasan atau selalu konsensual. Keyakinan diri/ self efficacy untuk bernegosiasi hingga menolak melakukan hubungan seks. Menurutnya, program CSE, tidak meningkatkan aktivitas seksual remaja. “Program CSE bisa mendukung remaja, menunda rencana melakukan hubungan seksual, mengurangi jumlah pasangan seksual, meningkatkan perilaku seks yang aman atau tidak berisiko,” kata Eka Purni Astiti. (Wirati Astiti)

Kenali dan Kendalikan Asam Urat secara Tepat (dr. Meryl Pulcheria)

ASAM urat merupakan salah satu penyakit yang sudah lama dikenal kalangan masyarakat luas karena nyeri sendi yang ditimbulkannya sangat mengganggu dan kerap kambuh. Hal ini sering memunculkan pendapat, obat hanya diperlukan pada saat nyeri, tanpa memperhatikan penyebab kambuhnya nyeri itu sendiri. Pemahaman mengenai prinsip pengobatan yang tepat penting untuk mencegah kekambuhan dan komplikasi seperti kerusakan sendi serta gangguan ginjal. Istilah asam urat sesungguhnya merujuk pada suatu zat sisa metabolisme purin dalam darah yang perlu dikeluarkan dari tubuh. Jika kadar asam urat tinggi di dalam darah, maka dapat terbentuk kristal asam urat yang menumpuk dalam sendi. Penumpukan kristal tersebut menyebabkan gout atau pirai, yang umum dikenal sebagai penyakit asam urat di masyarakat. Gout menimbulkan gejala berupa nyeri mendadak, biasanya pada satu sendi, dan daerah tersebut menjadi bengkak, panas, serta berwarna merah akibat radang. Gejala nyeri sering dirasakan pada sendi jempol kaki, namun dapat juga dialami di kaki, tangan, pergelangan tangan dan kaki, serta lutut. Pada pasien yang mengalami gejala tersebut, dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kadar asam urat darah. Apabila ditemukan kadar asam urat yang tinggi dalam darah, maka diagnosis gout dapat dipastikan. Untuk menangani nyeri atau kekambuhan pada penyakit gout diperlukan obat pereda radang dan nyeri yang diminum selama beberapa hari hingga tanda radang dan nyeri mereda. Bahkan setelah nyeri mereda, kadar asam urat dalam darah perlu tetap dijaga dengan mengonsumsi obat penurun kadar asam urat sesuai dosis anjuran dokter supaya dapat

melarutkan kristal asam urat dan mencegah kambuhnya nyeri. Jenis dan dosis obat untuk nyeri maupun penurun asam urat dapat berubah berdasarkan pertimbangan klinis oleh dokter disertai dengan hasil pemeriksaan laboratorium untuk kadar asam urat. Dalam penanganan gout, perubahan gaya hidup turut berperan untuk mengontrol kadar asam urat. Penderita gout dianjurkan untuk mengurangi berat badan terutama bila mengalami obesitas atau memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari sama dengan 25. IMT dapat dihitung dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2). Terkait pola makan, sebaiknya hindari meminum bir dan minuman bersoda serta batasi asupan daging merah maupun seafood. Sedangkan perubahan dari segi gaya hidup yang dianjurkan adalah untuk rutin melakukan aktivitas fisik yang tidak memberi beban berat pada anggota gerak, misalnya dengan berenang atau bersepeda.

Radang pada sendi jempol kaki akibat penumpukan kristal asam urat


12

Bergaya di Jalan Braga

Pelesir

dulu, susurilah Jalan Braga. Kawasan Jalan Braga ini menjadi salah satu lokasi pemotretan favorit. Mulai dari foto prawedding, foto kepentingan fashion atau dunia mode hingga untuk koleksi pribadi. “Di sini banyak spot-spot yang instagenic, cocok mengabadikan momen bahagia. Jalannya yang bergaya vintage , keren dan simpel, jadi bisa masuk ke banyak style. Di sini juga meski ramai tapi tenang,” cetus Putri, salah seorang fotografer yang tengah melakukan pemotretan untuk prewedding saat itu. Apalagi, jalan yang terletak di jantung Kota Bandung tersebut, memang unik, dengan gedung –gedung tua peninggalan masa kolonial Belanda. “Termasuk juga kafe –kafenya dengan sisa keindahan arsitektur khas peninggalan zaman tersebut,” lanjut Putri. Mojang Priangan ini menerangkan kalau Jalan Braga pun ada beberapa galeri yang memajang kerajinan seni lukis dan seni lainnya. Disamping tersedia pusat perbelanjaan modern yakni ‘Mall Braga City Walk’, yang sering mengadakan event tematik yang menarik.

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Apresiasi Karya Sinematografi

merupakan jalan yang bergaya,” ung­kapnya. Terlepas dari berbagai kisah yang berkembang tentang sejarah Jalan Braga, melengkapi keindahan Jalan Braga, tiap tahunnya berlangsung acara ‘Braga Festival’. Ajang ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun Kota Bandung. Dalam festival ini, pengunjung diajak lebih lagi mengenal Kota Bandung, melalui suguhan ragam budaya dan kesenian tradisionalnya. Pada Braga Festival juga disajikan pameran kerajinan serta kemeriahan dari berbagai komunitas melalui aneka genre musik.

Setelah membeli camilan, Yanti (39) membawa tiga anaknya untuk masuk ke dalam gedung bioskop di salah satu pusat perbelanjaan di Mataram. Hari itu penonton cukup ramai karena merupakan hari pertama ­p emutaran film “Pasific Rim”.

R

upanya Yanti memiliki hobi menonton film. Hal itu ia tularkan juga kepada tiga anaknya. Karenanya tiap ada film baru rilis ia pasti menonton. “Anak-anak saya juga akhirnya senang menonton,” ujar ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah Rembige Mataram ini. Sejak ada bioskop di Mataram sekitar dua tahunan, Yanti selalu menonton film di bioskop. Ia kurang suka menonton film tersebut di televisi. Menurutnya tidak seru jika menonton film di televisi apalagi cukup lama waktu menunggu film tersebut tayang di televisi. Selain karena hal itu, menonton film-film baru adalah bentuk apresiasinya terhadap karya sinematografi itu. Ia bisa saja

(Sri Ardhini)

Keunikan dan keindahan membuatnya popular dan tidak pernah sepi dikunjungi. Wisatawan yang datang dari berbagi tempat, domestik hingga turis asing, terutama anak-anak muda. Mereka datang sekadar nongkrong, ngopi atau menyusuri melihat pesona jajaran bangunan khas tempo dulu yang masih terjaga keasliannya.

J

alan Braga, yang terletak di pusat Kota Bandung ini, merupakan kawasan heritage, yang tertata rapi dan nyaman untuk pejalan kaki. Di kawasan itu, selain bangunan lamanya, Pemerintah Kota Bandung juga membuatkan trotoar yang lebar disertai bangku bergaya Eropa

klasik, dan dilengkapi pot bunga serta beberapa batu bulat. Tak heran jika banyak orang mengatakan , jika ingin menikmati indahnya Bandung tempo

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

menunggu film tersebut tayang di televisi atau saluran HBO, namun ia tidak suka nonton gratisan. Yanti termasuk penonton yang mengapresiasi semua genre film, mulai dari thriller, horor, romance, drama, action, komedi dan lainnya. Itulah sebabnya ia tidak pernah pilih mau menonton apa. “Pokoknya judulnya; nonton. Film apa saja saya suka,” katanya. Ia sampai hafal banyak sekuel film yang populer. Namun, Yanti ternyata kurang berminat menonton film Indonesia. Ia tidak memberi alasan tentang hal ini. Mengajak serta anak-anaknya menonton film yang sesuai usianya, adalah salah satu cara bagi Yanti untuk membuka diskusi dengan anak-anaknya. Uniknya tidak semata

Tristan Noosten Mengenai sejarah Jalan Braga, Putri mengatakan kalau selama ini banyak versinya. “Ada versi yang mengatakan konon di kawasan ini dahulu ada sebuah grup tonil, yakni grup pertunjukan teater pada akhir penjajahan Belanda, bernama Braga, dan akhirnya diabadikan sebagai nama jalan. Versi lainnya, warga di sekitarnya juga memiliki legenda tersendiri, Braga dikatakan berasal dari bahasa Sunda ‘Baraga’. yang artinya jalan-jalan menyusuri Sungai Cikapundung, dan masyarakat ketika itu senang menghabiskan waktu mereka dengan baraga di sana. Bahkan, ada pula yang menyebut ‘Jalan Braga’ berasal dari bahasa Sunda ngabaraga yang berarti bergaya. Jadi jalan ini

Dapatkan

Fenomena kaum pria memakai minyak rambut atau tampil berPomade’ akhir-akhir ini, membuat Gede Tristan Desirata Rama Noosten, yang baru berusia 14 tahun ini, termotivasi memproduksi ‘brand Pomade’-nya sendiri dengan nama “BlackWood Pomade”.

bacaan wanita dan keluarga

di Pesawat Garuda dan Lounge Garuda m Bali Post

Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 m Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 m Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln. Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp (0361) 223958 m Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar. Tlp. (0361) 425126 m Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 m Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542 m Warung Media Singaraja Jln. A Yani, Pertokoan Terminal Banyuasri. Tlp. (0362) 21059 m Radio Singaraja FM Jln. Raya Singaraja Seririt Km 6 Desa Tukad Mungga. Tlp. (0362) 41124 m Warung Media Tabanan Jln. Jepun No. 9 (Ruko Pasar Kodok) m Warung Media Negara Jln. Merak No. 36 Pendem- Jembrana m Warung Media Gianyar Jln. Astina Timur (Utara Patung Arjuna). Tlp. (0361) 943570 m Warung Media Bangli Jln. Nusantara (Banjar Cempaga) HP. 0812 46 9 1915 m Warung Media Klungkung Jln. Raya Puputan 95 Semarapura. HP. 085 935 511 4131 m Warung Media Karangasem Radio Besakih Jln. Surapati, Gg. Sedap Malam 8. Tlp. (0363) 21791 m Warung Media Besakih Pesraman Besakih Jln. Raya Besakih HP. 087760050056, 081999275859 m Warung Media Kintamani Jln. Raya Kintamani Batur (Selatan Pura Batur) m Warung Media Nusa Penida Jln. Raya Ped (Depan Pura Dalem Ped Nusa Penida) HP. 082236657588

P

utra pertama pasangan Putu Ari Sedana, S.T., M.M. dan Made Herry Erika, A.Md., S.E. ini, mengatakan berani memulai bisnis, sebab ia ingin mencoba apa yang dirasakan pebisnis kelas dunia. Ia juga ingin merasakan bagaimana berusaha dan berjuang, sebagaimana orang dewasa pada umumnya. Sebelum memulai usaha ini, pelajar SMP kelas 3 ini, hanya melakukan penelitian kecil-kecilan di internet dan bertanya ke orang-orang terdekatnya, tentang cara menyatukan seluruh bahan. Berikutnya, Tristan pergi ke suatu tempat di Bangli, bernama BAS de Atayana (BAS Agrotourism). Ia pun berkonsultasi dengan pemilik BAS de Atayana, Pak Wayan Kesuma, tentang minyak apa yang dipakai, apa

fungsi minyak kelapa dengan rambut, aroma apa yang cocok. Akhirnya Tristan dapat pilihan, yaitu ‘Jasmine’, ‘Vanilla’ dan ‘Musk’. Sampai di rumah, pemuda ini langsung melakukan percobaan sendiri beberapa kali hingga menghasilkan produk yang benarbenar sempurna. Maka, pada Januari 2017, ia berhasil memproduksi satu ‘Pomade’ dengan aroma ‘Jasmine’ atau ‘Melati’. “Saat itu memang dapat digunakan di rambut, tetapi

Hobi

21

diskusi soal inti film yang ditonton tetapi juga diskusi tentang semua peristiwa yang mereka alami selama proses menuju gedung bioskop hingga pulang. “Saya jadi banyak bahan untuk dibahas dengan anakanak, misalnya kalau pas sedang menunggu masuk gedung bioskop, ada peristiwa apa saja yang terjadi pada penonton lain, bahkan soal harga camilan saja ya bisa jadi topik untuk diskusi,” katanya. Berbeda dengan Yanti, Trisna yang juga ibu rumah tangga yang tinggal di Ampenan mengaku tidak

terlalu suka menonton film di bioskop. Ia lebih suka menonton film di layar kaca di rumahnya. Terutama sekali setelah ia berlangganan TV khusus yang menyiapkan fasilitas ratusan film termasuk film-film yang sudah diputar di bioskop. Bagi Trisna yang dua anaknya masih kecil-kecil ini, menonton film di rumah jauh lebih asik karena bisa sambil santai bersama anak-anaknya. “Bisa menonton kapan saja saat ada waktu luang,” katanya. Yang paling menyenangkan bagi Trisna adalah menonton film bersama anak-anak dan suaminya. “Kadang

rumah jadi seru karena berebutan memilih film masing-masing,” ujarnya. Begitu cara keluarga ini mengapresiasi film dari rumah meski sesungguhnya Trisna dan anak-anaknya tidak terlalu hobi menonton film. Mereka tidak rutin menonton film bersama namun sesekali menonton bersama jadi penghangat hubungan dalam keluarga mereka. Berbeda dengan Yanti, Trisna justru lebih suka menonton film Indonesia dan film-film Asia lainnya ketimbang film Hollywood. (Naniek I. Taufan)

Salah satu bioskop di pusat perbelanjaan di Mataram

Mimpi Besar bersama

“BlackWood Pomade”

masih terlalu kuat untuk hold nya. Hari demi hari, produk Tristan kian berkembang menjadi lebih baik. Selanjutnya pemuda ini menjual ‘Pomade’ nya secara online. Menariknya, dari hasil penjualan yang lumayan diperoleh Tristan, selain untuk ditabung juga digunakan untuk ‘dana punia’ (sumbangan) di Pura, serta membantu orangorang yang tidak mampu. Menurutnya, ada kepuasan tersendiri saat ia berbagi dengan mereka yang kurang mampu. Hingga saat ini Tristan berhasil memproduksi 6 jenis ‘Pomade’ dengan aroma berbeda, termasuk aroma best seller; ‘Cappuccino’ dan ‘Bubblegum’. Untuk mempercepat perkembangan usaha kecil ini, ia sudah menjajagi 10 barber shops di area Denpasar untuk menjalankan sistem konsinyasi dan beli putus. Terkait produksi, Tristan mengatakan telah memproduksi lebih dari 100 kaleng. “Produksi dilakukan setiap minggu dan ‘Blackwood Pomade’ kami juga sudah sampai ke pelanggan di

luar Bali,” cetus Tristan yang bercita-cita ingin memiliki pabrik agar bisa memproduksi lebih dari 1 ton per minggu. “Saya senang bermimpi besar,” kata Tristan lebih lanjut sambil tertawa. M e s k i m a s i h S M P, sepulang sekolah dan usai membereskan tugas sekolah,Tristan memanfaatkan waktunya untuk research. Bahkan, beberapa kali ia menyempatkan bertemu dan berkonsultasi dengan pengusaha, seperti Ngurah Oka Perdana (pemilik Mojali Grooming) yang memberinya

banyak gambaran tentang bisnis dan membimbingnya lebih mandiri memanage pasar. Pengusaha lain yang juga sempat memberi arahan kepada Tristan adalah Ibu Rai Sariani, pemilik Gaya Warna Body Care. “Pembelajaran dari pengusaha-pengusaha di Bali ini memberi saya keyakinan dan memperkuat pengetahuan di dunia bisnis khususnya produk yang saya buat. Mohon doa, mudahmudahan mimpi saya jadi nyata,” kata Tristan sumringah. -ard


Buleleng

22 Nasib kurang beruntung ­dialami oleh Ketut Wijana (40) pria asal Desa Tegal Linggah Buleleng. Sejak 18 tahun silam d ­ irinya ­menderita gangguan ­kejiwaan. Bahkan sejak itu dirinya juga ditinggal sang istri akibat tidak kuat selalu menjadi sasaran ­kemarahannya.

M

enurut penuturan keluarga, Luh Jasmi (35) yang merupakan iparnya, Ketut Wijana memang telah lama menderita gangguan jiwa. Tidak diketahui secara pasti apa penyebab penyakit tersebut. Wijana sering ditemukan mengamuk bahkan cenderung menyakiti orang lain, bahkan beberapa kali pihak keluarga mendapat aduan dari masyarakat karena ulah Wijana yang meresahkan. “Dulu jam 1 malam Klian Desa ngebug Kulkul, satu banjaran datang ke rumah mau “minta” ipar saya, saya gak kasi,” tuturnya.

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Tiga Bulan Dipasung, Wijana Dibebaskan Sebelumnya, berbagai usaha pun telah dikerahkan oleh keluarga, seperti membawanya ke RSJ Bangli sampai enam kali. Namun selang beberapa hari sepulangnya dari RSJ, Wijana kembali mengamuk. Bahkan ia pernah merusak rumah, motor dan pelinggih yang ada di kediamannya. “Kami sudah bawa berobat bahkan sampai beberapa kali bolak-balik ke RSJ ,” jelas Jasmi. Tidak kunjung sembuh dan makin menjadi, keluarga akhirnya memutuskan untuk memasung Ketut Wijana. Wijana dikurung dan diikat di gubug di belakang rumahnya. Tidak ada pilihan lain bagi keluarga selain takut membahayakan orang lain, tidak ada orang juga yang mampu mengawasi Wijana selama 24 jam penuh. “Kami tidak punya pilihan lain dengan terpaksa harus

Ketut Wijana dibebaskan setelah tiga bulan dipasung

mengurung agar tidak mengamuk lagi,” ungkap Jasmi. Setelah tiga bulan terkurung, Wijana akhirnya dapat bernapas lega dan menghirup udara be-

Rumah Singgah untuk Penanganan Masalah Sosial

Permasalahan sosial menjadi yang masih minim. Gede Komang, salah satu masalah di daerah yang sebelumnya mengaku sudah pernah harus dientaskan. Pemerintah mengusulkan pembangunan rumah melalui Dinas Sosial Kabupaten singgah yang dapat digunakan saat Buleleng tentu berupaya mencari ada penertiban gepeng, bencana solusi untuk segala permasalasosial dan bencana alam termasuk han sosial yang dihadapi oleh orang telantar dari luar Buleleng. masyarakat Buleleng. Hanya saja karena keterbatasan angMenurut Gede Komang, Kepala garan yang dimiliki Pemkab Buleleng Dinas Sosial Kabupaten Buleleng sampai saat ini belum dapat terwusejauh ini dengan masalah sosial jud. “Sudah pernah diajukan tahun yang kerap muncul di lapangan 2016 lalu, bahkan sudah hampir baik masalah gepeng, persoalan menyusun DED dengan anggaran sosial, bencana sosial dan orang teRp. 4 miliar, tetapi karena terbatas lantar sangat perlu dicarikan jalan saat itu masih mengutamakan pemkeluar. Gede Komang menjelaskan bangunan monument Jagaraga dan rumah singgah merupakan target tahun lalu ada rasionalisasi jadi masih pemerintah ke depan untuk penditunda,” kata dia. angangan masalah sosial di BulePadahal Dinas Sosial untuk Gede Komang leng. “Rumah singgah ini sangat pembangunan rumah singgah diperlukan, apalagi untuk masyarakat yang terkena sudah menyediakan lahan yang berlokasi di belabencana sosial seperti kerusuhan, demo sehingga kang kantor Dinas Sosial. Ia pun mengaku masih mereka perlu pengamanan untuk mengembalikan mempertimbangkan untuk mengajukan bantuan psikisnya,” jelasnya. pembangunan ke pemerintah pusat. Karena proses Selain itu, permasalah sosial seperti orang yang akan dijalani akan lebih alot. Jika dapat dibantu terlantar dari luar Buleleng yang belum jelas pemerintah pusat, tanah yang disiapkan saat ini akan identitasnya dapat dititipkan di rumah singgah. dipecah dulu dan dijadikan aset pemerintah pusat. Mereka yang masih merupakan tanggung jawab Hal tersebut menurutnya kurang efektif. negara tetap dilayani secara kemanusiaan. Rumah Sementara itu selama ini Dinas Sosial masih singgah pun disebut sangat penting dalam proses memanfaatkan panti sosial untuk menampung penyembuhan trauma psikis yang biasanya dialami orang telantar. “Mudah-mudahan ke depannya korban dampak sosial. bisa diwujudkan sehingga Dinsos tidak kelabakaHanya saja, pembangunan rumah singgah untuk tan, tidak repot lagi saat ada sweeping dan orang tempat penampungan masalah sosial di Buleleng telantar serta permasalahan sosial lainnya yang sampai saat ini belum bisa terwujud. Hal itu masih memerlukan tempat penampungan,” harapnya. terkendala masalah anggaran Pemerintah Kabupaten (Wiwin Meliana)

bas. Kini kakinya dapat dengan leluasa berjalan ke mana pun ia mau. Kini rantai yang menjerat kaki kanan pria malang tersebut telah dilepas. Itu setelah dirinya mendapatkan obat dan perawatan rutin yang diberikan oleh Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia Simpul Bali dan Yayasan Solemen. Selama dua minggu dirawat secara rutin, pihak yayasan di dampingi oleh Dinas Sosial Kabupaten Buleleng akhirnya melepas Ketut Wijana yang secara psikis dinyatakan telah membaik. Sementara itu, dr. Rai Putra Wiguna selaku Perwakilan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia Simpul Bali, menegaskan, perawatan yang diberikan oleh pihak RSJ sejatinya tidak ada masalah. Saat pulang pasien memang sudah dipastikan membaik. Namun rata-rata kendala yang dialami oleh ODGJ di seluruh Bali adalah tidak diberikannya obat secara rutin sepulangnya dari RSJ. Pada-

hal, obat yang diberikan khusus untuk penderita ODGJ merupakan obat standar BJPS. Seharusnya kata dr. Rai, obat-obatan itu dapat tersedia di masing-masing puskesmas. Namun kenyataannya selama ini, pihak puskesmas tidak tidak dapat menyediakan obat tersebut dengan alasan harus mengamprahnya sesuai dengan kebutuhan. “Obat yang diberikan ada injeksi yang berskala, ada juga obat-obat minum. Kalau hanya mengandalkan RSJ saja akan sangat sulit. Mestinya dari unit terkecil. Penanganan harus berlanjut,. Kenyataanya sekarang kebaradaan obat untuk ODGJ di puskesmas baik di wilayah Buleleng maupun di daerah lain di Bali tidak merata,” ungkapnya. Ditemui dilokasi yang sama, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Gede Komang mengaku bahwa sesungguhnya di Bumi Panji Sakti sendiri sudah memiliki tim penanganam penyakit jiwa, dengan aggota dari Dinas Kesehatan Buleleng, kepala puskemas selaku koordinator tim, dan Dinsos Buleleng sebagai tim anggotoa yang memberikan daya dukuh untuk membantu menangani ODGJ. Disinggung terkait masalah pengadaan obat untuk ODGJ itu,Gede Komang berjanji akan segera mengkoordinasikan hal tersebut dengan Dinas Kesehatan Buleleng. “Penanganan ini harus secara lintas sektor. Kalau ODGJ berat di Buleleng ada 18 orang. Nanti kami akan komunikasikan dengan Dinas Kesehatan untuk pengadaan obatnya” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Kreasi

11

Rejang Renteng Mengitari Pulau Dewata Di Bali, tiada hari tanpa lenggak lenggok seni tari. Ritual agama Hindu yang bergulir sepanjang waktu di seantero pulau, tak pernah sepi dari ungkapan lenggang indah orang menari yang diiringi gamelan.

B

elakangan, peristiwa keagamaan kian hikmat dengan penampilan tari Rejang Renteng yang dibawakan sarat gairah oleh kaum perempuan, khususnya ibuibu. Mengenakan busana baju kebaya putih dan kamen berwarna kuning, tari rejang dengan laku gerak yang sederhana ini, begitu sering dapat disaksikan hadir di pelataran Pura. Di Banjar Babakan, Sukawati, Gianyar, puluhan ibu-ibu dengan antusiasme tinggi disertai wajah cerah menyuguhkan tari Rejang Renteng sebelum prosesi persembahyangan. Suasana mirip terlihat saat ibu-ibu

keluarga besar ISI Denpasar ngayah dalam prosesi odalan di Pura Padmanareswari kampus setempat. Tampak ibu-ibu itu mempersembahkan tariannya dengan rona berbinar sarat ketulusan. Rejang Renteng dan berjenis-jenis versi tari rejang lainnya, memang merupakan tari persembahan. Tari rejang yang merupakan salah satu dari sembilan tari Bali yang diakui oleh Unesco PBB sebagai warisan luhur budaya dunia ini, disakralkan oleh masyarakat Bali sebagai simbol para bidadari yang menuntun atau menyambut kehadiran para dewa ke bumi. Di sejumlah desa, tari ini disucikan oleh komunitasnya, hanya bisa dihadirkan pada waktu-waktu tertentu, ditarikan oleh orang terpilih, dan dipentaskan tidak di sembarangan tempat. Tari Rejang Sutri di Desa Batuan, Sukawati, misalnya, hanya dapat disaksikan pada sasih kenem, bulan yang dianggap rawan dan keramat oleh masyarakat setempat. Keberadaan tari persembahan

yang disebut Rejang Renteng, sebenarnya dapat dijumpai di beberapa desa namun dengan identitas bentuk penyajian yang berbeda-beda. Rejang Renteng yang tersebar luas sekarang ini bermula dari Banjar Saren, Nusa Penida, Klungkung. Diprakarsai oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada tahun 1999 merekontruksi tari sakral yang oleh masyarakat setempat hanya disebut rente (tua), renteng. Oleh pihak Disbud Bali, tari ini kemudian disosialisasikan kepada masyarakat luas dan mendapat respons yang positif. Entah siapa yang memulainya, tari ini kemudian

lazim disebut Rejang Renteng. Sejumlah grup kesenian yang menggelar tari Rejang Renteng di arena Pesta Kesenian Bali (PKB), ikut berkontribusi mempopulerkan tari ini. Makna nama atau kata renteng dalam tari ini adalah berantai atau teruntai sesuai dengan tata tari bagian akhirnya dimana para penari berputar bergandeng selendang sebagai simbol mengitari Mandaragiri (gunung mitologis episode Adi Parwa).

Tari Rejang di Desa Tenganan Pagringsingan, Karangasem, disebut Rejang Daha karena ditarikan oleh remaja putri. Pola-pola gerak tari, identitas busana, properti benda sakral yang dibawa oleh puspa warna tari rejang di seluruh Pulau Dewata, dihormati dan dilestarikan sebagai tari persembahan dengan beragam nama seperti Rejang Dewa, Rejang Oyod Padi, Rejang Peremas dan lain-lainnya yang sebagian sudah punah. Tari Rejang Renteng yang sedang digandrungi oleh ibu-ibu di seluruh Bali tampak memiliki daya tarik tersendiri. Menggunakan iringan gamelan Gong Kebyar dengan bentuk tata tari yang bersahaja, menjadikan rejang ini tidak begitu sulit dipelajari oleh kalangan awam sekalipun. Strukturnya terurai jadi tiga yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Bagian awal dan bagian akhirnya hampir sama, hanya pada bagian akhir para penari membuat lingkaran berputar-putar dengan saling mengaitkan selendang antara penari. Menariknya, susunan melodi gamelan tarian bagian awal dan akhir yang dialirkan cukup ritmis

mengasyikkan, merangsang denyut keindahan. TANPA NYELEDET Bagian tengah tari yang disebut pengawak, berayun dalam tempo pelan. Tubuh penari bak menggambarkan pohon tinggi yang sedang

gan menarikannya, bahkan ibu-ibu dari istri atau pejabat pemerintah di Bali juga tak mau ketinggalan dengan begitu fasihnya mempersembahkan Rejang Renteng dalam momentum ritual keagamaan. Bupati Tabanan, Eka Wiryastuti, termasuk pejabat pemerintah yang paling sering tam-

ditiup angin semilir. Kaki berjinjit di tempat, tangan kiri menjuntai ke kiri, tangan kanan menekuk siku ke kanan bersambung jemari mengembang dilambaikan kecil-kecil, dan angkatan rendah kaki kiri memberikan aksen menyelesaikan putaran tari. Alur gerakan tersebut diulang sebanyak tiga kali, lalu masuk ke tarian bagian akhir yang gerakannya menggetarkan nuansa tenteram nan bahagia. Uniknya, Rejang Rentang yang berdurasi sekitar 15 menit ini, sama sekali tanpa disertai permainan gerak mata tari Bali, seledet. Kendati tak ada nyeledet-nya, tari Rejang Renteng banjir lirikan peminat. Bukan hanya ibu-ibu dari kalangan kebanyakan yang keranjin-

pak dengan penuh percaya diri berlenggang hikmat Rejang Renteng. Popularitas tari Rejang Renteng yang mewabah sekarang ini, rupanya tidak hanya membiak dalam ruang ritual-religius namun diseret-seret ke tataran profan-sekuler. Fungsi sejatinya sebagai seni persembahan keagamaan bahkan dibujuk dan digiring ambil bagian dalam kancah pragmatis-oportunis. Salah satunya, coba perhatikan perhelatan jelang Pilkada di tahun politik yang sudah menghangat ini. Tari Rejang Renteng yang sesungguhnya merupakan sujud tulus bakti kepada Hyang Widhi Wasa, tampak ikut didaulat tampil memperindah hasrat calon-calon sang penguasa. (Kadek Suartaya)


10

Agung a Wiradan

Dara

“Goyang Linggis Bikin Happy”

Penyanyi Bali yang merambah ke kancah nasional terus bertambah. Salah satunya Agung Wiradana. Pria yang dulu dikenal dengan nama Agung Wirasutha ini berhasil masuk 7 Besar ajang Golden Memories Indosiar Volume 2. Kini Agung kembali menghibur masyarakat dengan merilis album DVD “Goyang Linggis Bikin Happy”.

“I

ni merupakan format dan konsep baru dari lagu Goyang Linggis yang sempat dirilis 2016. Formatnya beda karena saya pakai bahasa Indonesia, kecuali reff-nya yang tetap bahasa Bali. Dulu lagunya slow di bagian awal, ngebeat di tengah. Sekarang dari awal langsung ngebeat. Makna lagu tetap sama dengan

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

yang dulu. Lagu ini pernah saya dinyanyikan di acara One Night in Bali di Sentul International Convention Center-Bogor dan ditampilkan di acara live show Golden Memories Indosiar Volu­ me 2,” ujar penyanyi yang bernama lengkap I Gusti Agung Ketut Wira Sutha, ST., MT. ini. Lagu “Goyang Linggis” diharapkan mampu menginspirasi

“Lewat karya ini saya ingin berbagi. Intinya, apapun yang terjadi dalam hidup ini harus optimis dan selalu bersyukur. Lupakan sejenak beban di hati, ayo kita goyang linggis,”

dan memotivasi masyarakat. Lagu ini juga digunakan sebagai senam terapi untuk penyembuhan dalam mengatasi masalah zaman. Album DVD “Goyang Linggis Bikin Happy” berisi video inspirasi, video klip dan karaoke serta tutorial senam Goyang Linggis. “Lewat karya ini saya ingin berbagi. Intinya, apapun yang terjadi dalam hidup ini harus optimis dan selalu bersyukur. Lupakan sejenak beban di hati, ayo kita goyang linggis,” ujar peraih penghargaan Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan Tingkat Provinsi Bali 2005 ini. Goyang Linggis menjadi ciri khas Agung sejak 2016. Saat

Agung Wiradana saat launching lagu “Goyang Linggis”

itu, dalam acara hiburan HUT Mangupura, ia spontan mengatakan goyang linggis. Gerakannya hanya loncat-loncat saja ibarat linggis. Setelah itu, barulah ia membuat lagu Goyang Linggis. Tak hanya lagu, ia juga membuat koreografinya. Ternyata kreasinya ini mendapat respons positif dari masyarakat.

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Anneke Govers

Buleleng

23

Renang 3,6 Kilometer

Agung juga menuturkan alasannya mengganti nama menjadi Agung Wiradana. Karyasiswa Program Doktor Ilmu Teknik Unud ini mengaku ada spirit baru dari nama Agung Wiradana. Wiradana diartikan makin kreatif dan suka hal yang berbau spiritual. Selain itu, rezekinya menjadi lebih lancar. (Ngurah Budi)

IKLAN CANTIK

Bali memang selalu membuat siapa saja yang datang untuk selalu jatuh cinta terhadap keindahan alam dan keunikan budayanya. Bali menjadi salah satu tempat wisata kebanggaan Indonesia yang mendunia. Bahkan tidak hanya masyarakat lokal, wisatawan yang datang pun selalu ingin datang kembali ke tempat yang dijuluki pulau Seribu Pura ini.

T

uris asal Belanda, Anneke Govers melakukan aksi mengejutkan tiap berkunjung ke Buleleng. Tahun ini adalah kali keempat nenek 80 tahun ini melakukan renang di perairan Lovina. Anneke rutin melakukan aksinya ini sejak tahun 2014, 2015, 2016 dan tahun ini. Dia sempat absen pada tahun 2017 karena saat itu kondisinya yang kurang fit. Mengambil start di sebelah Utara Dermaga Lovina sekitar 100 meter ke arah laut, Anneke memulai aksi menegangkannya, Senin (12/03). Di usianya yang senja, ia berenang sejauh 3,6 kilometer. Diiringi oleh 15 orang perenang lainnya dari wisatawan, TNI, Polisi Perairan dan Komunitas peduli lingkungan Anneke mulai start pukul 08.30. Perlu waktu 1,5 jam untuk dapat mencapai garis finish di depan hotel Adi Rama Lovina. Setelah berhasil menyelesaikan lintasan panjangnya ia pun disambut oleh wisatawan, masyarakat dan karya­

wan hotel tempat menginap langganannya. Aksi menegangkannya ini dilakukan bukan semata-mata untuk mencari sensasi melainkan dirinya

membawa misi untuk mengenalkan Buleleng kepada kawankawannya di Belanda, Buleleng memiliki terumbu karang dan pesona laut yang sangat indah. Aksinya tersebut juga dilakukan untuk memantau dan melihat secara langsung keberadaan sampah di laut Lovina. “Aksi ini sebagai bentuk kampanye kebersihan lingkungan. Khususnya perairan Lovina. Keindahan terumbu karang di Lovina cukup menjanjikan. Namun, masih perlu dirawat

dan dijaga dari sampah. Sejauh ini saya belum melihat sampah yang berbahaya bagi biota laut,” kata Anneke. Untuk menjalankan aksinya nekatnya, Anneke mengatakan tidak ada persiapan khusus. Hanya saja dirinya perlu menyesuaikan kondisi tubuh denga keadaan air laut di Bali. Diakui olehnya berenang tidak hanya sekadar hobi yang dilakoninya setiap hari, tetapi juga penunjang kesehatannya di usia tua.

Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna mengapresiasi langkah yang dilakukan Anneke Govers yang memiliki kecintaan terhadap kondisi konservasi di Lovina. Bahkan terhadap aksinya, Sutrisna memberikan penghargaan kepada turis asal Belanda tersebut. “Aksi Anneke in harus kita apresiasi untuk tetap menjaga lingkungan laut Lovina sebagai ikon pariwisata Buleleng tetap bersih dan indah,” tandasnya. (Wiwin Meliana).


Bumi Gora

24

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Patuh berlalu lintas memang harus diterapkan sejak dini agar anakanak sadar dengan tertib berlalu lintas. Banyaknya pelanggaran berkendara diakibatkan kurangnya kesadara masyarakat akan keselamatan diri. Maka dari itu, Polres Buleleng dalam hal ini Satuan Lalu Lintas, menggelar sosialisasi dalam rangka pelaksanaan Operasi Keselamatan Agung 2018. Menggandeng anggota Sat Binmas Polres Buleleng dan bersinergi dengan Dinas Perhubungan, sosialisasi ini menyasar masyarakat secara umum dan juga anak-anak.

Seminggu yang lalu, Samara Lombok ramai oleh para orangtua yang mengikuti kegiatan parenting. Mereka berkumpul untuk berbagi pengalaman dan cerita dalam mendidik anak-anak mereka di dalam keluarga. Bersama Fitri Nugrahaningrum penyandang tuna netra yang memiliki kepedulian lebih terhadap pendidikan anak-anak di sekitar tempatnya tinggal di Kediri Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mereka larut dalam obrolan dan diskusi dalam parenting yang bertemakan mendidik dengan cinta.

P

D

yang belajar di Samara Lombok. Menurut Fitri, pendiri Samara (Satelit Masa Depan Negara) Lombok, kegiatan parenting ini merupakan kegiatan yang sengaja dibangun untuk memantau sejauh mana hubungan antara orangtua dengan anak secara riil (khususnya yang anak-anaknya belajar di Samara). Kegiatan yang dilakukan sebulan sekali ini digelar dalam bentuk diskusi, motivasi, lomba dan bahkan bermain drama dengan tema keluarga. “Dari kegiatan itulah kami banyak menemukan hal-hal yang lucu. Ternyata masih banyak orangtua yang tidak peduli pada pendidikan anak. Karena selama ini pendidikan lebih banyak diserahkan pada sekolah-sekolah formal semata

tanpa kontrol, sedangkan di rumah mereka mendidik hanya dengan memberikan uang jajan. Ternyata banyak sekali orangtua yang belum paham akan pentingnya pendidikan dalam keluarga itu,” kata Fitri. Banyak kejadian yang tidak terduga ketika dalam kegiatan ini diselenggarakan perlombaan sederhana tentang bagaimana

mendidik anak dengan cinta. Misalnya ketika sepasang ibu dan anak, ibu bernyanyi lagu untuk menghibur anaknya, tetapi malah anaknya menangis saat ibunya bernyanyi. Ada juga peristiwa saat orangtua mempraktikkan menasihati dan membujuk anak seraya memeluk dan menciuminya, anaknya malah cemberut dan langsung menangis. “Kondisi de-

Kegiatan parenting di Samara Lombok

mikian menunjukkan bahwa para wali atau orangtua anak ini tidak pernah melakukan hal tersebut di rumah,” ujar Fitri. Hal seperti ini memang terbilang sepele untuk dilakukan namun besar sekali manfaatnya dalam mendidik anak. Itulah mengapa Fitri menganggap kegiatan parenting bagi orangtua ini penting agar orangtua paham akan peran penting mereka dalam mendidik anak. “Orangtua dan lingkungan rumah adalah lingkungan pertama dimana anak mengenal ilmu, nilai, norma, budaya dan cinta, sehingga peran orangtua dan lingkungan rumah sangat penting bagi pembentukan pribadi/karakter anak. Dan semua itu sangat jarang dilakukan apalagi dipahami oleh orangtua,” ungkapnya. (Naniek I. Taufan)

Ciptakan Keluarga Samara

Fitri Nugrahaningrum bersama suaminya

Edukasi

Selama ini menurut Fitri, kebanyakan mere­ka hanya tahu dan membebankan pendidikan pada sekolah, padahal sekolah adalah lingku­ngan untuk mengasah potensi yang dimiliki anak dan memaksimalkan potensi tersebut menjadi profesi di masa depannya nanti. “Dengan begitu peranan dan fungsi keluarga akan terbangun dan akan tumbuh rasa saling menghormati, menghargai, menyayangi dan mencintai antara anggota keluarga tersebut sehingga akhirnya terciptalah keluarga-keluarga Samara (Sakinah Mawaddah Warahmah) di lingku­ngan ini,” katanya. Sebagai tempat belajar gratis bagi 92 anak PAUD dan 140-an anak TPA (Taman Pendidikan Anak) di sekitar Samara, tempat belajar ini sangat ber-

9

Sosialisasikan Taat Lalu Lintas sejak Dini

Didik Anak dengan Cinta

endidikan bagi anak khususnya yang masih berusia dini, sejatinya utamanya ada dalam keluarga. Karakter masing-masing keluarga menjadi dasar utama dalam mendidik anak-anak. Pendidikan di sekolah dan lingkungan anak, menjadi pelengkap yang juga penting untuk tumbuh kembang anak. Pentingnya pendidikan dalam keluarga inilah yang menjadi perhatian Samara Lombok, sehingga tempat belajar ini melaksanakan kegiatan parenting bagi wali atau orangtua khususnya ibu-ibu dari anak-anak PAUD/TPA

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

manfaat bagi masyarakat sekitar. Anak-anak yang belajar di sini berasal dari selain di lingkungan sekitar Samara juga dari dusun-dusun yang ada di Kediri. Kehidupan di dusun-dusun inilah yang membuat Fitri merasa perlu untuk melakukan kegiatan parenting, kare­na pendidikan para orangtua yang belajar di Samara ini rata-rata tingkat sekolah dasar dan paling tinggi SMA. “Agar mereka dapat mendidik anak di rumah dengan baik kendati sekolah mereka tidak tinggi dan mereka tidak banyak uang untuk memanjakan anaknya, mereka dapat mendidik anaknya dengan cinta,” katanya. Ia berharap para orangtua ini bisa menjadi teman saat anak-anak bermain, menjadi orangtua saat anak-anak minta nasihat dan membutuhkan belaian kasih sayang, perlindungan dan pembelaan,” ujar Fitri yang mendirikan TPA sejak tahun 2011 dan PAUD sejak tahun 2015. Narasumber dalam kegiatan parenting ini, selain Fitri yang berlatar belakang Magister pada Ilmu Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat, Universitas Sebelas Maret Solo ini, juga sesekali mendatangkan narasumber lain seperti, dokter, pengusaha, penyiar, wartawan dan lainnya. Ia berharap para ibu dapat mendidik anak dengan cinta, sabar dan ikhlas penuh kreatifitas, agar anak-anak bisa senang, nyaman dan cerdas di semua lingkungan. (Naniek I. Taufan)

ipimpin oleh AKP Tassudin kegiatan yang digelar pada Minggu (11/03) ini diisi dengan pemberian himbauan kepada masyarakat kota Singaraja untuk selalu mentaati peraturan berlalu lintas dan menyosialisasikan tujuh target operasi yang disasar pada Operasi Keselamatan Agung 2018 ini. Yang mana tujuh pelanggaran tersebut bersifat fatalitas yang sangat membahayakan bagi masyarakat pengguna jalan. Tujuh pelanggaran tersebut di antaranya melanggar rambu lalu lintas atau melawan arus, berkendara dalam keadaan mabuk, bermain handphone saat berkendara, tidak menggunakan safety belt, pengendara dibawah umur, melanggar batas kecepatan (ngebut), serta tidak menggunakan helm yang mana di dalamnya termasuk penggunaan helm namun tidak di “ klik”. Selain menggelar sosialisasi, Sat Lantas Polres Buleleng juga menunjukkan rasa simpatinya kepada masyarakat Buleleng dengan menyelenggarakan pembagian helm gratis kepada anak- anak dibawah umur yang ada di Taman Kota Singaraja. Sebanyak 50 unit helm dibagikan kepada anak-anak dengan harapan masayarakat sadar akan tertib berlalu lintas sejak dini. Bahkan di tengah-tengah kegiatan Car Free Day, dengan dibantu oleh Iptu Kendrawati pihaknya memberikan himbauan menggunakan alat-alat peraga berupa papan himbauan serta spanduk. Untuk menarik minat masyarakat, kegiatan sosialisasi juga dimeriahkan oleh badut polisi agar anakanak tertarik untuk mendengarkan sosialisasi. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menjalin kedekatan masyarakat dengan petugas kepolisian guna menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Singaraja.

Pembagian helm gratis kepada anak-anak di Taman Kota Singaraja

Kasat Lantas Polres Buleleng seizin Kapolres Buleleng AKP Adi Sulistyo menjelaskan bahwa kegiatan yang dimulai sejak pukul 07.00 Wita hingga 09.00 Wita tersebut berlangsung secara kondusif. Pihaknya berharap dapat kembali menggelar kegiatan preventif untuk menghimbau masyarakat dalam tertib dan patuh berlalu

lintas. “Kami berharap dengan diadakan kegiatan ini masyarakat Buleleng bisa menjadi semakin taat aturan terutama dijalan raya. Sehinggat terciptanya situasi dan kondisi Kota Singaraja yang kondusif serta meminimalisir angka kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Buleleng ini” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Mendongeng Lima Menit Made Taro

MANUSIA PUNYA BANYAK AKAL

Pada musim kemarau panjang, seekor harimau terpaksa turun gunung untuk mendapatkan makanan. Di sebuah kebun, harimau itu melihat pemandangan aneh. Dua ekor sapi menarik bajak yang dituntun oleh seorang petani. Walaupun sapi itu bekerja berat, namun mereka acapkali dicambuk oleh petani. “Kejam benar manusia itu! Akan kuhajar dia!” demikian bisik hati sang Harimau. Namun harimau itu tidak segera bertindak. Ia ingin tahu apa yang dilakukan petani itu selanjutnya. Ketika tiba waktu makan siang, petani itu melepaskan sapi-sapinya untuk merumput. Nah, itulah kesempatan baik bagi harimau. Ia mendekati kedua sapi itu. “Hai, Saudaraku, Sapi!” katanya. “Kau diperlakukan sangat kejam oleh manusia! Percuma kau bertubuh besar, bertanduk tajam, tetapi tidak berani melawannya.” “Hai, Saudaraku, Harimau!” jawab kedua sapi itu. “Belum tahu kau! Manusia itu punya banyak akal. Dengan perlawanan apapun, hewan-hewan selalu kalah.” Harimau itu tidak percaya. Bukankah ia raja hutan? Bukankah ia hewan terkuat? Sekali terkam manusia itu akan remuk. Mendengar keterangan sapi, harimau itu jadi penasaran. Ia ingin tahu akal apakah yang dimiliki oleh manusia. “Hai, Saudaraku, Manusia!” gertaknya di depan petani itu. Petani itu terkejut, namun ia berusaha menenangkan diri. “Aku tidak suka melihat perlakuanmu yang sangat kejam terhadap sapi-sapi yang bodoh itu. Akal apa yang kau miliki sehingga kau bisa memperolok hewan-hewan itu? Tunjukkan sekarang!” Petani yang baru habis makan siang itu berpura-pura tenang. “Oh, jadi, kau datang ke sini, ingin melihat akalku? Sayang, akalku kusimpan di rumah. Memang kebiasaanku, apabila aku bekerja di kebun, akal itu kusimpan di rumah.” “Ambil sekarang!” gertak si Harimau. “Tunjukkan di depanku semua akalmu itu!” Petani itu bersiap untuk pulang ke rumah, namun kemudian ia berkata lagi. “Aku tahu akalmu,” katanya. “Apabila aku pulang, kau pasti akan memakan kedua sapiku.” “Oh, tidak, tidak, Petani!” Apabila kau tidak percaya, ikat saja aku, sehingga aku tidak ke mana-mana,” jawab si Harimau. Petani yang tenang itu lalu mengikat si Harimau, kemudian menambatkan tali ikatan itu di sebuah pohon besar. Sekembali dari rumahnya, ia tidak membawa akal, tetapi memikul setumpuk daun kelapa kering. Daun-daun itu dipasang mengelilingi harimau yang tertambat. Kemudian petani itu membakar daundaun kering itu. Api membara dan menjalar. Harimau itu mengaduh kesakitan karena tubuhnya dilalap api. Sapi-sapi yang melihat pemandangan yang menarik itu tertawa terpingkal-pingkal. Ha, ha, ha…! Ha, ha, ha….! Tidak disadarinya, gigi rahang atas sapi itu terlepas. Nah, itulah sebabnya sampai sekarang sapi-sapi keturunannya tidak punya gigi rahang atas. Adapun harimau yang mengaku kuat itu, meronta-ronta menahan panas. Untunglah tali ikatan itu putus. Ia secepatnya melarikan diri masuk ke dalam hutan. Sambil menahan rasa sakit, ia memeriksa seluruh tubuhnya. Wow, belang-belang! Semenjak peristiwa itu si raja hutan dan keturunannya memilki tubuh belangbelang. Hewan itu lalu diberi julukan si Harimau Belang. (Kamboja)

Kukuhkan 50 Wisudawan

Stikes Buleleng Targetkan Berubah Jadi Institut Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta memiliki peran yang sangat besar dan strategis bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing global. SDM yang andal akan mampu bertahan dalam menghadapi tantangan global, salah satunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sudah seharusnya perguruan tinggi mampu menghasilkan lulusan kreatif dan inovatif dengan ketrampilan khusus yang diperlukan dalam berbagai sektor ekonomi yang relevan dengan perubahan dunia. Stikes Buleleng kembali mengukuhkan 50 wisudawan S1 Keperawatan dalam wisuda kelima, Senin (12/3). Wisuda di Aula Stikes Buleleng yang beralamat di Jalan Air Sanih, Desa Bungkulan dihadiri Ketua Stikes Dr. Ns. I Made Sundayana, M.Si. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan pendidikan keseha-

tan merupakan suatu upaya yang sangat penting diterapkan dalam komunitas guna meningkatkan kesehatan dan perawat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan termasuk kualitas pelayanan. Untuk mendongkrak mutu pendidikan harus dimulai dengan tata kelola kelembagaan dan proses akademik, hingga sampai pada output lulusannya juga harus didukung oleh dosen yang berkompetensi juga. Stikes Buleleng yang telah ditetapkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia sebagai perguruan tinggi yang layak menjalankan kegiatan akademis prodi D3 Kebidanan, S1 Keperawatan, dan Profesi Ners telah terbukti sebagai salah satu kampus yang mengedepankan budaya mutu dan go international. Pihaknya juga akan terus mengembangkan diri dengan mengajukan 4 program studi baru di antaranya

Stikes Buleleng kukuhkan 50 wisudawan S1 Keperawatan.

S1 Profesi Bidan, S1 Kebidanan, S1 Farmasi, dan S1 Rekam Medik. Diharapkan usulan keempat prodi baru itu dapat terwujud di tahun 2019 dan di tahun 2020 nanti STIKES Buleleng bisa berubah status menjadi institut. Oleh karena itu menurut Sundayana, sarana prasarana akan terus ditingkatkan termasuk di dalamnya peningkatan pendidikan pada jenjang lebih tinggi. “Paling lambat kami akan capai di tahun 2020, bahkan kami sudah siapkan sarana prasarana seperti kampus yang kami miliki ada tiga yaitu di Sangket, Penyusuan dan Bungkulan.

Bahkan di Banyuning juga kami akan siapkan,” imbuhnya Koordinator Kopertis wilayah VIII Bali Nusra, Prof. Nengah Dasi Astawa, M.Si dalam sambutannya mengatakan, kampus yang mempunyai SDM cukup dan infrastruktur yang memadai dapat mengembangkan lembaganya dengan mengubah status dari sekolah tinggi menjadi institut. “Dengan adanya perluasan kampus akan meningkatkan minat masyarakat juga untuk melanjutkan di perguruan tinggi,” pungkasnya. -win


8 Anak-anak khususnya usia di bawah lima tahun memang sangat rentan terserang penyakit. Kepanikan pasti dialami oleh seorang ibu bila anaknya yang masih kecil jatuh sakit. Kadang-kadang si ibu tidak tahu apakah harus ke dokter atau cukup diberikan obat yang dapat dibeli tanpa resep. “Daya tahan tubuh anak menjadi salah satu kunci yang dapat mempertahankan kesehatan mereka. Sayangnya, akibat sulit makan, banyaknya aktivitas, hingga perubahan cuaca, memicu datangnya penyakit pada anak,” ucap dr. AA Ngurah Gede ­Dharmayuda, M. Kes.

S

elanjutnya, Kepala Puskesmas 1 Denpasar Selatan ini menyebut beberapa penyakit yang kerap menyerang anak-anak, di antaranya: 1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Penyakit yang disebabkan dominan oleh virus ini paling sering menyerang anak-anak. Gejala ISPA adalah demam, batuk, nyeri tenggorokan, terkadang sampai sesak nafas atau mengi. Infeksi saluran pernapasan akut bisa menyerang saluran pernapasan atas atau bawah dan dapat menular hingga menimbulkan gejala infeksi ringan hingga berat. Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun bakteri terhadap tubuh manusia. Risiko seseorang mengalami infeksi akan meningkat ketika kekebalan tubuh lemah. Namun, kata dia belum ada obat yang efektif membunuh kebanyakan virus yang menyerang manusia. “Pengobatan yang dilakukan selama ini biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul akibat infeksi virus. Istirahat yang cukup dan mengonsumsi banyak air mineral terutama air hangat akan membantu meredakan gejala itu,” jelasnya. 2. Diare. Penyebab diare pada anak balita biasanya karena infeksi virus, bakteri, alergi makanan ataupun keracunan makanan. Gejala umumnya adalah buang air besar encer dengan frekuensi lebih dari tiga kali. Bisa disertai muntah, nyeri perut (mules), demam dan bisa sampai lemas yang diakibatkan karena kurang cairan. Terapi

Bunda Ananda

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Waspadai Penyakit yang Sering Menyerang Anak yang paling efektif adalah mencegah terjadinya kehilangan cairan dengan cara memberikan minum yang cukup bisa berupa oralit (campuran air, gula dan garam) dimana cairan ini berfungsi untuk menggantikan ion, dan mineral penting lainnya yang hilang dalam tubuh anak. Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian ASI, tetapi juga perlu ditambahkan cairan /minum agar tidak mengalami dehidrasi. Bahaya besar kedua untuk anak-anak yang terkena diare adalah kekurangan gizi. Oleh karena itu berikan anak makanan bergizi. 3. Cacar air. Gejalanya berupa bintik-bintik merah yang akhirnya berubah menjadi bisul-bisul kecil berair pada tubuh dan wajah. Terasa gatal tetapi bila digaruk dapat meninggalkan bekas seumur hidup pada kulit penderitanya. Demam juga menyertai penyakit ini dan virus ditularkan melalui bersin atau seprei yang dipakai penderita, sehari sebelum kulit merah sampai cacar itu kering dan mengelupas. Penyakit ini dapat berlangsung satu sampai dua minggu. Pengobatannya dengan mengonsumsi obat antivirus, penurun demam serta pemberian obat luar baik berupa salep maupun bedak tabur untuk mengurangi rasa gatal yang ditimbulkannya. Hindari kontak dengan orang lain untuk mengurangi penularan, pisahkan penggunaan handuk dan pakaian agar dicuci terpisah dengan pakaian anggota keluarga lainnya. 4. Campak Angka kejadian campak mencapai lebih dari 30 juta orang setiap tahun. Campak dapat dengan mudah disembuhkan, tetapi mematikan jika tidak ditangani. Penyakit ini terjadi terutama pada anak-anak, dan terutama di negara-negara berkembang seperti Afrika dan beberapa di Asia Tenggara. Akan tetapi, virus campak dapat menginfeksi bahkan terhadap orang dewasa. Campak dapat menyebabkan kerusakan otak, kebutaan, dan anak-anak rentan terhadap diare dan pneumonia. Angka kematian : 1.400 orang diperkirakan mening-

pencegahan dengan imunisasi sangat penting yang diperoleh saat usia 9 bulan dan juga saat anak duduk di sekolah dasar. “Untuk tahun 2018 ini, imunisasi campak secara nasional akan digantikan dengan imunisasi MR. Untuk wilayah luar Pulau Jawa akan dimulai pada Bulan Sepetmber dan Oktober ini secara gratis yang bisa didapatkan di seluruh puskesmas, posyandu sekolah dan rumah sakit,” ucapnya.

dr. AA Ngurah Gede Dharmayuda, M. Kes.

gal akibat campak setiap hari. Penyakit ini juga diawali dengan demam dan gejala yang mirip selesma. Dalam 5 hari akan muncul bercak-bercak merah di seluruh tubuh yang terasa gatal dan juga sakit. Tidak ada obat untuk campak tetapi untuk meringankan rasa sakit dapat diberikan obat seperti parasetamol atau ibuproven untuk anak. Pemberian kapsul vitamin A juga diberikan saat pengobatan untuk mencegah gangguan di mata. Penyakit ini akan hilang dengan sendirinya tetapi sebaiknya anak yang sakit campak tidak sekolah selama 5 hari. Wanita hamil yang terkena campak dapat membahayakan bayinya. Dokter AA Ngurah Gede Dharmayuda mengatakan,

5. Penyakit Telinga. Infeksi telinga adalah umum pada anak-anak kecil. Demam akan meningkat, dan anak sering menangis atau menggosok bagian samping kepalanya. Kadang-kadang nanah bisa dilihat di telinga. Anak-anak sering mengalami infeksi telinga karena kebiasaannya membersihkan telinga sendirian yang akhirnya menyebabkan lecet dan kemudian infeksi pada telinga luarnya. Adalah penting untuk mengobati infeksi telinga segera mungkin. Periksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan baik antibiotika maupun obat luar untuk telinganya. Bersihkan nanah yang keluar dari telinga dengan kapas secara hati-hati. Anakanak yang menderita telinga bernanah harus mandi secara teratur, hindarkan berenang atau menyelam minimal 2 minggu setelah kesembuhannya. Untuk mencegah infeksi pada telinga, bersihkan telinga si anak secara rutin dan hati-hati.

6. Cacingan. Anak-anak sangat rentan terkena penyakit cacingan. Penyakit ini biasanya menular pada anak melalui tangan yang kotor dan tidak membiasakan mencuci tangan sebelum makan. Selain itu, cacing bisa masuk ke dalam tubuh anak melalui makanan yang tidak bersih dan tidak diolah dengan benar. Jika salah satu anak dalam keluarga diketahui menderita cacingan, semua anak dalam keluarga harus dirawat atau diobati untuk memastikan hilangnya cacing. Untuk mencegah infeksi cacing, anak-anak harus menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan pakai sabun (CTPS), tidak buang air besar sembarangan, tidak bertelanjang kaki, tidak makan daging mentah atau ikan mentah atau yang setengah matang, dan minum air yang sudah direbus atau murni. (Inten Indrawati)

“Untuk tahun 2018 ini, imunisasi campak secara nasional akan digantikan dengan imunisasi MR. Untuk wilayah luar Pulau Jawa akan dimulai pada Bulan Sepetmber dan Oktober ini secara gratis yang bisa didapatkan di seluruh puskesmas, posyandu sekolah dan rumah sakit”

Tips Menjaga Kesehatan Anak: Pola makan. Jagalah pola makan anak dengan memberikan asupan yang cukup nutrisi,vitamin dan lainnya. Selain itu porsi makanan setiap harinya harus pas atau ideal maksudnya jangan berlebihan. Menjaga kebersihan diri - Menjaga kebersihan diri merupakan prioritas utama dalam mencegah segala penyakit pada anak seperti : - Mencuci tangan pakai sabun secara rutin sebelum dan sesudah beraktivitas. - Menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dengan rajin menggosok gigi. - Menjaga kebersihan kuku dan anggota tubuh yang lainnya. - Menjaga kebersihan pakaiannya. Istirahat yang cukup Istirahat adalah proses untuk meringankan beban otak, selain itu juga pertumbuhan tubuh anak juga terjadi pada waktu beristirahat. tidur 8 jam sehari sudah cukup untuk anak. (Inten Indrawati)

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Bumi Gora

25

Optimalisasikan Pelayanan Publik

Pelaksanaan program yang mendukung sasaran pemerintah nasional secara umum, salah satunya terkait deregulasi agar semua berjalan lancar dan memenuhi target. Karena itulah Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi meminta agar semangat kepala OPD di lingkup pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat tidak kendor dalam melaksanakan seluruh program pembangunan yang sudah ditetapkan. Kontinuitas dan akselerasi dalam melaksanakan program tersebut diharapkan jangan sampai berkurang. Hal itu disampaikan Gubernur saat rapat pimpinan bersama seluruh kepala OPD di ruang rapat utama, Kantor Gubernur NTB minggu lalu.

D

alam upaya mendukung program pemerintah pusat itu, bisa ditempuh dengan menginventarisir produk hukum yang ada di daerah yang kiranya sudah tidak kontekstual, sehingga dapat dihapus atau perlu direvisi. Sementara untuk regulasi baru yang akan dibuat nantinya, dinilai perlunya memperkuat sisi substansi dan susunannya. “Itu salah satu jalan kita mengupayakan optimalisasi pelayanan publik, bahkan bila perlu, bisa dilakukan pemangkasan Standar Operasional Prosedur (SOP), agar proses pelayanan publik tidak dinilai panjang dan berbelit,” kata Majdi. Hal itu dinilai penting, karena akan mempengaruhi indeks kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah. Sementara terkait perkembangan dinamika politik jelang kontestasi kepala daerah beberapa bulan ke depan, Majdi juga mengatensi beberapa isu strategis yang rawan muncul, yakni isu keamanan dan ketertiban. Terkait hal tersebut, Gubernur NTB memerintahkan kepala OPD (dalam hal ini kepala Bakesbangpoldagri), H. Lalu Syafi’i, untuk bersinergi dengan seluruh pihak termasuk jajaran TNI/Polri. Isu lain yang juga tak kalah penting yang perlu menjadi perhatian menurut Gubernur adalah yang terkait keamanan pangan, pelayanan dasar dan ketenagakerjaan, baik di wilayah provinsi maupun kabupaten/kota. Jika ada hal-hal yang terjadi, baik di lapangan maupun yang tercover oleh pemberitaan media, utamanya yang sifatnya substansif, maka Kepala OPD sebagai penanggungjawab sektoral yang punya kewajiban untuk meluruskan. “ Bapak/Ibu kepala OPD harus lebih peka dan reaktif menangani masalah yang berkembang di masyarakat. Jangan sampai pem-

bagian tugas dan kewenangan justru menghambat kita dalam melaksanakan kewajiban melayani masyarakat,” katanya. APIP dan APH Perkuat Sinergi Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan aparat penegak hukum (APH) terus memperkuat sinergi pencegahan dan pemberantasan korupsi di lingkungan Pemerintahan daerah. “Penguatan sinergi itu, diwujudkan dalam bentuk perjanjian kerja sama koordinasi antara APIP dan APH dalam penanganan pengaduan masyarakat yang terindikasi korupsi, baik di tingkat pusat maupun daerah,” ujar Kepala Inspektorat Provinsi NTB, Ibnu Salim, SH. M.Si, di Mataram minggu lalu. Di tingkat pusat perjanjian kerja sama Tripartit antara Kementerian Dalam Negeri dengan Kejaksaan Agung dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, telah dilaksanakan penandatanganan pada akhir bulan Februari lalu di Jakarta. Perjanjian Kerja Sama (PKS) tersebut, akan ditindaklajuti dengan penandatangan perjanjian kerja sama antara APIP dan APH di daerah, yakni PKS antara Gubernur NTB dengan Kajati NTB dan Kapolda NTB di tingkat Provinsi dan antara bupati/ walikota dengan Kapolres dan Kajari untuk tingkat kabupaten/ kota. Penandatanganan PKS direncanakan dilakukan secara serentak dengan seluruh kabupaten/kota se-NTB, dijadwalkan pada bulan Maret ini. Ibnu mengungkapkan bahwa penandatangan PKS di Daerah yang akan dihadiri oleh pejabat terkait dari Kemendagri, Mabes Polri dan Kejaksaan Agung tersebut, bersamaan juga akan dilakukan sosialisasi mengenai substansi dan bagaimana mengimplementasikan PKS tersebut secara terintegrasi.

“Dengan perjanjian kerja sama ini, APIP dan APH akan semakin intens berkoordinasi dan bersilahturahmi bagaimana menangani tindak pidana korupsi dengan baik,” kata Ibnu. Mendagri Tjahjo Kumolo, saat sosialisasi Perjanjian Kerja Sama antara APIP dan APH dalam penanganan Pengaduan Masyarat terkait indikasi korupsi, di Jakarta akhir hulan lalu mengingatkan kepada APIP dan APH di daerah agar terus memperkuat sinergi. Ia berpesan agar setiap laporan masyarakat terkait indikasi korupsi harus ditindaklanjuti oleh APIP dan APH. Mendagri menekankan bahwa koordinasi APIP dan APH tidak ditujukan untuk melindungi tindakan kejahatan ataupun membatasi APH dalam penegakan hukum. “Pendekatannya adalah mengedepankan hukum administrasi sehingga penanganan pidana merupakan ultimum remedium atau upaya akhir dalam penanganan suatu permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,” ujar Mendagri. Ia menambahkan bahwa semua laporan masyarakat harus ditindaklanjuti oleh APIP dan APH sepanjang data identitas nama dan alamat pelapor serta laporan dugaan tindak pidana korupsi dilengkapi oleh bukti-bukti permulaan atau pendukung berupa dokumen yang terang dan jelas. “Amanat UU dengan tegas menyatakan bahwa bila ada laporan atau dugaan

korupsi yang dilakukan penyelenggara pemerintah, hendaknya aparat penegak hukum menerima dan melakukan koordinasi ke Inspektorat untuk ditindaklanjuti,” ungkapnya. Jadi Inspektorat wajib

menindaklanjuti dan melihat apakah yang dilanggar, sehingga pejabat yang telah melakukan pelanggaran, bisa saja bukan korupsi, tapi menabrak aturan administrasi. Dengan koordinasi yang efektif antara APIP dengan APH diharapkan tidak terjadi lagi kekhawatiran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pembangunan, akibat adanya proses penegakan hukum oleh APH dalam penanganan pengaduan masyarakat. Itulah sebabnya koordinasi APIP dan APH dilakukan pada tahapan penyelidikan dimana belum terdapat penetapan status tersangka oleh APH. Dan apabila APH telah melakukan penyidikan dan menetapkan tersangka atas laporan atau pengaduan masyarakat, maka tidak berlaku mekanisme koordinasi APIP dengan APH lagi. (Naniek I. Taufan)


Surabaya

26

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Pie Ireng Ingin Jadi Ikon Bagi Titik Nurhayati, terus-terusan menjadi pegawai adalah hal yang membosankan dan menyiksa diri. Ia sudah 13 tahun dia menjadi beauty advisor senior dari produk kosmetik dan ditugaskan di berbagai tempat seperti Jembatan Merah Plaza, Pasar Atom, dan Toko Serba Ada Palapa. Sering dimarahi bahkan dihina menjadi bagian dari perjalanan hidupnya.

Titik Nurhayati

“S

aya sering melayani make up Mbak Indah Kurnia anggota DPR RI dan Kartolo pelawak,” ung­kap Titik Nurhayati mengawali kisahnya. Berbekal semangat yang tinggi dan didukung dengan tekad yang kuat untuk berusaha sendiri, tahun 2015 ia mulai usaha pembuatan handycraft dan aromaterapi. Perempuan kelahiran Surabaya 19 Februari 1972 ini membuka gerai penjualan di 3 tempat yaitu Pakuwon Trade Center(PTC), Royal Plaza, dan Balai Pemuda. Karena usaha handycraft dirasa perkembangannya lambat, lulusan SMA Yos Sudarso ini banting setir membuka usaha pembuatan makanan pia. Ada dua jenis pia yang diproduksinya yaitu pia londo dan pia ireng. Pia londo karena war-

nanya putih dan pia ireng karena warnanya hitam. “Bisnis pia masih berpeluang walaupun pembuatannya sulit,” ujar Titik. Produk Pia Suroboyo memiliki 4 varian rasa yaitu original, keju, coklat, dan greentea. Pia ini mampu bertahan sampai 7 hari dalam suhu normal. Untuk menimbulkan warna hitam pada produknya istri dari Sudarmanto ini menggunakan arang jepang (active charcoal) yang berkhasiat untuk tubuh manusia. Dia mengaku pernah rugi jutaan karena pembeli membatalkan order, sebab takut produknya dianggap menggunakan zat pewarna yang berbahaya Dengan menggunakan bendera Javakeuken (Dapur Jawa), ibu yang memiliki hobi memasak ini memasarkan pia buatannya dengan dititipkan di Omah Lapis, Kue

Lapis Pahlawan, Sentra Sentra UKM, secara reseller, dan juga dipasarkan via online dijejaring sosial Whatssap, Facebook, serta Instagram. “Pia Suroboyo tidak hanya beredar di Indonesia, tetapi juga pernah dibawa ke Malaysia dan Brunei” ujar Titik. Dari harga jual Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu untuk produk kemasan biasa dan Rp 80 ribu untuk kemasan premium, Titik mampu menghasilkan omzet sebesar Rp 60 juta sampai

Rp 70 juta sebulan. Untuk memperluas jaringan maka Titik mengikuti Program Pahlawan Ekonomi tiap minggu di Kapas Krampung Plaza, dan juga aktif di beberapa grup UKM antara lain Best Kreatif, E UKM, Garpindo, dan Gerakan Wirausaha Mandiri (GW Man). Titik pernah mengikuti berbagi pameran antara lain pameran di kapal pesiar, dan tahun 2018 ini pia ireng bersama dengan beberapa UKM lainnya terpilih

untuk mengikuti pameran Telkom Kraft di Jakarta. Selain memproduksi pia, ibu 4 anak ini juga memproduksi pastel semanggi. Dari berjualan pastel khas Surabaya tersebut mampu menghasilkan omzet penjualan sebesar Rp 3 juta sampai Rp 4 juta perbulan “Saya ingin menjadikan pia ireng sebagai ikon Suroboyo, karena itu saya segera mengurus paten dan merek pia ireng” kata Titik. (Nanang Sutrisno/

betulan saya suka sekali makan kue terang bulan,” kata Aisyah. Sebelum memutuskan memulai berusaha kuliner pembuatan kue terang bulan mini, Aisyah meng­ aku berburu resep di berbagai tempat dan kemudian melakukan praktik selama tiga bulan. Saat pertama mengikuti pameran, dia mengaku

Aisyah

Woman on Top

bingung terhadap apa saja yang harus disiapkan. Sehingga dia membawa banyak sekali peralatan, mulai dari adonan dalam jumlah banyak, kompor dobel, dan tabung elpiji dobel. Dia beranggapan bahwa dagangannya pasti laris manis, namun ternyata kenyataan berkata lain, dia hanya laku sedikit. Pengalaman pertama ikut pameran yang tidak begitu sukses, tidak membuat Aisyah patah semangat. Dia terus ikut pameran, mulai dari pameran di Tunjungan, Festival kuliner Ampel, dan pameran batik Grand City. “Sejak bergabung dengan organisasi UKM Nowana, saya merasa banyak teman yang siap mendukung usaha saya,” jelas Aisyah. (Nanang Sutrisno/Bisnis Surabaya)

7

Bahagia bisa Berbagi “Saya ingin seperti lilin. Ketika gelap, sinarnya bermanfaat bagi orang lain”. Demikianlah prinsip hidup Dra. Ida Ayu Putu Tirta yang sudah diyakininya sejak kecil. “Dari kecil saya sering diberi-beri (dibantu) orang, saya harus bisa membalas membantu orang,” ujar Kepala SDN 8 Dauh Puri ini.

J

Putu Ayu Sukesti

alur yang ia pilih adalah ranah pendidikan. Sejak 35 tahun lalu, Dayu Tirta—demikian ia biasa dipanggil, mengabdikan diri dan bergelut dengan dunia pendidikan anak. Hingga akhirnya dipercaya memimpin SDN 8 Dauh Puri sejak 2010 sampai saat ini. Kebahagiaan dikatakannya tak diukur dari kekayaan. Harta tak menjamin seseorang pasti bahagia. Saling percaya, saling pengertian, dan menerima kekurangan masingmasing. Satu lagi yang paling penting

baginya adalah bersyukur. “kalau kita terus melihat ke atas saja kita akan lupa bersyukur. Coba toleh juga ke bawah bahwa masih banyak yang lebih kurang dan lebih bermasalah daripada kita,” ucapnya. Konsep “memberi” juga selalu dipegangnya. Bahagia itu bisa kita dapatkan dengan memberi, yang tak selalu dalam bentuk materi. Memberi perhatian kepada keluarga di rumah juga keluarga di sekolah, adalah bentuk memberi yang lain. Apalagi dalam posisinya

Bisnis Surabaya)

Terpesona Terbul Mini Siapa yang tak kenal terang bulan ? Makanan yang dimiliki nama lain martabak manis ini terbuat dari adonan tepung dan gula yang dipanggang diwajan bulat kemudian diberi tambahan gula, mesis, irisan kacang, keju dan variasi lainnya. Sudah empat tahun ini Aisyah, warga Jl. Maspati IV ini mengadu untung dengan berjualan kue terang bulan mini. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga tersebut berjualan kue buatannya di lapangan Bangunsari Selatan. Ibu dari Rafa dan Raka ini juga menjualnya secara online via jejaring sosial Facebook, WhatsApp, dan Instagram. Dia mematok harga mulai dari Rp 3 ribu sampai Rp 6 ribu tergantung topping-nya. Dari berjualan secara online dan offline, dia mengaku mampu mengantongi omzet sebesar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta perbulan. “Saya memulai usaha dari apa yang saya suka, ke-

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Perkenalan All New Yaris

Toyota Astra Motor (TAM) memperkenalkan All New Yaris di Bali, Sabtu (10/3). Sejumlah fitur baru dan perubahan dihadirkan pada produk hatchback Toyota ini. Executive GM Manager PT

Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi mengatakan Yaris mendapat respons positif di masyarakat. Di Bali sendiri lebih dari 4 ribuan unit telah terjual. Market share di Bali di atas 30%. Ia berharap adanya All New Yaris akan bisa meningkatkan dominasi Yaris di market hatchback. Perubahan yang dihadirkan dalam All New Yaris antara lain bagian depan berubah total. Stability control dan kabin juga lebih senyap. Operation Manager Auto2000 Wilayah Kalimantan-Bali, Biyouzmal menambahkan, All New Yaris hadir dengan warna baru, Citrus Mica Metallic. Enam warna lainnya adalah Silver Metallic, Gray Metallic, Red Mica Metallic, Orange Metallic, Super White, dan Attitude Black Mica. (Ngurah Budi)

sebagai kepala sekolah kini yang mengampu 617 siswa. Dari sekian banyak siswa, ia mengaku ada satu dua anak yang mendapatkan perhatian khusus darinya. “Di sinilah tantangan kita sebagai guru. Jika kami tak bisa menanganinya sendiri, biasanya kami akan memanggil orangtua siswa dan diajak berskusi untuk bersama-sama mencari solusi terbaik untuk anak,” jelasnya. Meski dihadapkan dengan berbagai masalah, sekolah tetap menjadi tempat yang paling ia rindukan, selain rumah. Sehari saja tidak ke sekolah, Dayu Tirta mengaku bingung dan merindukan suasana sekolah, lingkungan kerja, teman-teman dan anak-anak didiknya. Masalah tak harus dihindari namun dihadapi. Ketika ada permasalahan di sekolah yang tak bisa diselesaikannya sendiri, rapat dengan para guru menjadi solusinya. Jika masih belum ketemu solusi, ia akan minta pertimbangan orang-orang yang bisa dipercaya hingga ke dinas, agar permasalahan tak sampai berlarut-larut. BERBAGI ITU PENYEIMBANG Sejak tahun 1980-an, Putu Ayu Sukesti (60) menjalankan warung­ nya dengan bendera UD Sari Artha, menjual kopi yang digilingnya sendiri, beras, pupuk urea, kompos dan segala macam yang diperlukan petani. Beberapa tahun terakhir, ia lebih fokus menjual kopi dan banten. Kopi Petang, demikian sebutan penikmat kopi t e r ­h a d a p h a s i l kopi giling UD Sari Artha yang memiliki cita rasa yang alami karena tanpa campuran. Jero—demikian sapaan

High Spender Megadepo Bank Mandiri mengadakan program promosi kerjasama dengan Depo Bangunan Bali (PT. Megadepo Indonesia) untuk memberikan hadiah pada nasabah dengan transaksi tertinggi dengan mandiri kartu kredit. Hendra Wahyudi, Vice President Bank Mandiri menuturkan program ini bertujuan untuk meningkatkan transaksi kartu kredit & EDC di Depo Bangunan Bali. Tiga nasabah dengan akumulasi transaksi tertinggi mendapatkan hadiah menarik berupa smartphone, LED TV, dan lemari es. Mereka adalah Jonathan (pemenang pertama), I Ketut Wiradnyana (pemenang kedua), dan Luh Setiti Ningsih (pemenang ketiga). Selain program transaksi berhadiah, di Depo Bangunan, nasabah Bank Mandiri dapat menikmati benefit promo hemat

hingga 30% dengan penukaran fiestapoin dan cicilan 0% hingga 12 bulan pada periode tertentu. (Ngurah Budi)

Dra. Ida Ayu Putu Tirta

akrabnya, mengatakan untuk kopi kelas 1 memakai biji kopi robusta dari daerah Plaga, Badung. Dalam sehari setidaknya ia memproduksi sekitar 300 kg kopi bubuk. Ia mengakui kopi kelas 1 ini yang paling banyak dicari, bahkan, ada pelanggannya dari Jakarta. Ada yang membeli kopi yang masih dalam bentuk bijian, ada juga dalam bentuk bijian yang sudah dipecah. Untuk kopi kelas 2, biji kopi dicampur dengan beras C4. Konsumennya adalah mereka yang tidak berani mengonsumsi kopi yang terlalu keras, atau sering juga dipakai sebagai bawaan untuk kondangan. Di balik sisi bisnisnya itu, Jero tak lupa selalu berbagi rezeki. Terlebih untuk acara keagamaan (spiritual). Seperti memberikan sumbangan dana untuk seka gong wanita, atau menyiapkan kendaraan bus dan truk saat melasti ke segara. Baginya, mepunia ini menjadi penyeimbang hidupnya. Dengan mepunia baik dalam bentuk materi maupun moril, Jero yakin Tuhan akan lebih mempermudah rezekinya. Apa yang dilakukan Jero menurun kepada keempat putra-putrinya. Mereka sangat kompak dan saling perhatian meskipun dua di antaranya sudah berkeluarga. “Apa saja yang ada, walau sedikit dan meski sudah menikah keluar, mereka masih tetap ingat berbagi ke saudaranya,” ucap Jero bahagia, di selasela ngayah megambel bersama seka gong wanita Banjar Pangsan, Petang. (Inten Indrawati)


Woman on Top

6

T

Ni Kadek . Turkini, S.H

urkini mengenal politik sejak dari kecil. Darah politik dan sikap kepemimpinan diwarisi dari sang ayah (alm) Jro Nyoman Belgia. Ayahnya merupakan politikus tiga zaman dengan pemikiranpemikran dan ide-ide yang sangat cemerlang. Nama sang ayah masih tetap dikenang oleh masyarakat Buleleng yang hidup pada masa kejayaannya. Meskipun terlahir sebagai anak perempuan, atas didikan sang ayah, Turkini tumbuh menjadi sosok yang kuat dan tangguh. “Waktu itu saya ingat sekali, saya masih kelas 6 SD sudah diajak untuk kampanye pertama kalinya di Kubutambahan. Sejak itu saya mulai aktif ikut berbagai kegiatan politik ayah,” ungkap bungsu dari dua bersaudara tersebut.

Ikuti Jejak Ayah Srikandi Buleleng satu ini memang tidak perlu diragukan lagi dedikasinya terhadap masyarakat. Sejak terjun di dunia politik, Ni Kadek Turkini, S.H., menjadi bukti emansipasi memang sudah diterap­ kan di berbagai bidang kehidupan. Sosok tegas dan berkomitmen dalam mengemban tugas sebagai wakil rakyat namun tidak meninggalkan sisi lembutnya sebagai seorang wanita.

luarga.

ini bersama Ke

Ni Kadek Turk

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Salam Unique... Perhiasan perak saat ini sudah menjadi trend fashion baik di kalangan usia mapan sampai ke kalangan generasi muda. Padahal kalau kita flashback sebelum dua puluh tahun yang lalu, perhiasan yang berbahan baku perak belum diminati seperti sekarang. Kenapa ini bisa terjadi? Alasan utamanya karena dulu orang membeli perhiasan itu lebih kepada tujuan investasi. Dulu orang selalu mengindentikkan perhiasan itu berbahan emas atau platinum. Investasi selalu menjadi tujuan utama orang untuk membeli perhiasan. Mereka ingin barang itu bisa dijual kembali ketika memerlukan dana dan tentu mengharapkan keuntungan dari selisih harga jual beli yang terjadi. Waktu itu bahan baku perak dan bahan-bahan lainnya belum dilirik, seperti dari tembaga, kuningan, plastik, dan lain sebagainya. Sedangkan emas dan platinum selalu menjadi pilihan, bahkan ditambah

Ketertarikannya terhadap politik memang berawal dari kekagumannya terhadap sosok sang ayah. Perempuan kelahiran 2 Maret 1976 tersebut menemukan ketertarikannya terhadap politik merupakan hobi. Dengan terjun ke dunia politik dirinya dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat dan tahu secara persis permasalahan

yang dihadapi di lapangan. Sejak muda ia juga sudah menjadi pengurus partai di desanya. Kerasnya dunia politik saat itu, rupanya tidak mengurungkan niatnya untuk mengepakkan kariernya di politik. Sang ayah selalu mengayomi dan memberikan dukungan, tiap pekerjaan memang memiliki risiko yang berbeda. “Dulu politik itu keras, untuk menjalankan idelaisme kita di partai kita harus sembunyisembunyi, bahkan setiap ada kegiatan

selalu ada insiden entah itu penusukan, penembakan bahkan kebakaran tetapi saya tidak pernah takut karena ayah saya selalu ada di belakang,” kenang Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Buleleng dua periode ini. Kecintaanya terhadap sang ayah dan politik, rupanya membawa kisah asmaranya juga tidak jauh-jauh dari politik. Tahun 1998 ia resmi dipersunting Made Kardika yang juga politikus di partai yang sama. Saat itu sang suami sebagai pe­

ngurus Korcam (Komisaris Kecamatan) berturut-turut selama lima periode sampai kini berubah nama menjadi PAC (Pengurus Anak Cabang). Ada kisah menarik dan sangat sulit untuk dilupakan oleh perempuan murah senyum ini ketika melahirkan anak pertamanya Putu Reza Aditya Tirandika tahun 1998. Kondisi politik saat itu sedang tidak bagus, kekerasan dan intimidasi ada di mana-mana. Sang suami yang saat itu menjabat sebagai pengurus politik di tingkat kecamatan beserta sang ayah terpaksa meninggalkannya di rumah sakit. Turkini harus berjuang sendiri melahirkan sang anak dan berdoa untuk kedua pria yang ia cintai. “Saya sangat berharap mereka pulang dengan selamat,” imbuhnya. Saat ini, Turkini mengatakan bahwa suhu politik memang tidak seseram dulu. Banyak pengalaman buruk yang pernah dilalui namun dibayar lunas oleh pengalaman berharga selama masuk di dunia politik. Dicemooh dan dinyinyiri merupakan santapan yang sudah biasa baginya dan keluarga. Sebagai seorang wakil rakyat sudah sepatutnya menjalani pekerjaan tersebut dengan tulus dan tanggung jawab. “Banyak hal yang tidak bisa diterima oleh hati, tetapi kembali pada konsekuensi yang harus dijalani dan terima dengan ikhlas,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

“Silver Jewelry in Trend Fashion”

value-nya dengan memasangkan precious stone seperti diamond, safir, ruby, zamrud, dan lain sebagainya. Nyoman Eriawan, pemilik UC Silver yang tentunya sudah berpengalaman di bidang perhiasan menggambarkan sesuai dengan pengaruh global fashion saat ini tidak semua orang memilih perhiasan karena bahan baku. Tetapi sekarang beralih kepada nilai art dari sebuah perhiasan. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, kenapa terjadi pergeseran trend fashion dari bahan baku emas menjadi memilih bahan baku yang lain terutama perak. Yang pertama tentu kita mengetahui bahwa generasi muda sangat mempengaruhi trend fashion saat ini. Berbicara tentang generasi muda, tentu tidak semuanya memiliki kemampuan membeli perhiasan yang bernilai mahal. Dengan memakai bahan baku perak akan membuat harga perhiasan lebih terjangkau untuk kalangan mereka. Generasi muda saat ini lebih memilih apa yang disukai. Ketika melihat

desain yang dipadukan dengan penampilan, dan mereka menyukainya, mereka tentu akan membeli. Selain itu dengan dinamisnya perkembangan dunia fashion saat ini, menuntut mereka untuk sering berganti aksesoris terutama perhiasan. Tentu mereka akan memilih dari bahan baku yang berkualitas, harga terjangkau, namun mempunyai desain yang sesuai dengan keinginannya. Pesatnya perkembangan industri perhiasan saat ini, memotivasi seluruh industri perhiasan khususnya yang berbahan baku perak untuk meningkatkan design dan kualitas. UC Silver merupakan industri perhiasan yang sudah terkenal dengan desainnya yang unik dan memproduksi perhiasan lebih dari standar kualitas pasaran dunia, selalu menjadi pilihan destinasi wisata, baik lokal maupun manca negara. Karena di UC Silver akan kita temukan perhiasan berbahan baku perak yang berdesain unik, kualitas standar internasional serta didukung dengan keramahan para customer

service, fasilitas gallery yang nyaman dan penuh dengan karya seni. Apa saja yang akan kami tulis untuk kolom ini selanjutnya. Nantikan tulisan kami setiap dua minggu sekali. Kami akan hadir di kolom ‘I AM UNIQUE’ yang membagi informasi secara detail tentang UC Silver. Bagaimana cara memilih kualitas perhiasan. Apa dan dari apa saja bahannya, bagaimana gambaran dan desain keunikannya, apa saja hasil karya, bahkan sampai filosofi keunikan dari masing-masing karya yang tercipta, dan lain sebagainya. Ada yang penasaran juga tempatnya dimana? Silakan langsung kunjungi tempat produksi dan galery kami di Jalan Raya Batu Bulan Gg Candrametu nomor 1 Batu Bulan Gia­ nyar 80582. Nomor telepon (0361) 461511. Kunjungi website kami di www.uc-silver.com. I am Unique I am Happy UC Silver Bali info@ucsilverbali.com

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Metropolitan

Film Horor Berkibar

Film horor naik daun lagi. Setidaknya, dalam dua tahun terakhir cukup banyak film horor karya sineas dalam negeri meramaikan dunia perfilman tanah air. Menariknya, antusias masyarakat menonton film horor mening­ kat pesat diban­ding beberapa tahun lalu ketika film horor juga sempat eksis. Film ‘Pengabdi Setan’ misalnya berhasil menggaet 4 juta lebih pe­ nonton, jumlah tersebut belum termasuk penonton di negara lain dimana film ini juga diputar.

B

erkibarnya film horor saat ini bisa dilihat dari daftar nominasi IBOMA (Indonesia Box Office Movie Award) 2018 yang merupakan film terlaris 2017: “Pengabdi Setan”, “Warkop DKI Reborn, Jangkrik Boss Part 2”,”Ayat Ayat Cinta2”, “Danur: I Can See Ghost”, “Susah Sinyal”, “Surga yang Tak Dirindukan2”, “Mata Batin”, “The Doll 2”, dan “Surat Cinta

untuk Starla the Movie”. Dari film laris tersebut, empat di antaranya adalah film bergenre horor. Sejumlah pemerhati film melihat meningkatnya animo masyarakat menonton film horor besutan sineas tanah air berkorelasi dengan kualitas film yang disajikan. Film horor yang ada sekarang khususnya sejak 2017 berbeda dengan film-film horor di masa lalu yang terkesan asal-asalan dan

kurang perhitungan. Asal mengagetkan dan mencekam tanpa alasan. Belum lagi alur cerita yang tak jelas. Namun kini di tangan para sineassineas mumpuni, film horor Indonesia tampil berbeda dan menarik ditonton. Tidak lagi sekadar menyajikan penampakan setan yang mengagetkan tapi ada penguatan pada unsur cerita. Latar suara pun diperhitungkan benar sehingga tak sekadar membuat kaget

Penakut tapi Nekat Bintang sinetron yang sempat lama vakum dari dunia entertainment, Marshandan nekat main film horor meskipun tahu dirinya adalah seorang penakut. “Aku orangnya penakut banget. Biasanya kalau nonton film horor saja bisa berhari-hari ketakutan. Mau ke kamar mandi takut, tidur takut. Tapi ketika aku ditawari film ini, trus disodori ceritanya, aku jadi tertarik. Aku baca ceritanya sampai merinding. Aku pikir, ini bagus banget. Makanya meski penakut aku tetap mau main film ini. Rasanya ini adalah tantangan banget buat aku, di satu sisi aku penakut, di sisi lain, ini film horor pertama aku,” ungkap artis bernama lengkap Andriani Marshanda yang juga sempat dijuluki sebagai ‘Ratu Sinetron’ ini. Marshanda yang melejit namanya lewat penampilannya dalam sinetron Bidadari tahun 2001, mengaku sempat gugup saat mengawali kiprahnya di film tersebut. Itu lantaran dia lama break syuting. “Aku sempat gugup karena kan lama nggak syuting. Untuk masuk ke karakter yang aku

Marshanda

perankan adalah suatu tantangan tersendiri. Makanya aku banyak sharing dengan sutradara dan action coach, minta feedback dari mereka,” ucap Caca, begitu dia akrab disapa. Film Marshanda ini—The Secret: Suster Ngesot Urban Legend’, rencananya akan tayang April mendatang. Lain lagi dengan Tika Bravani. Meski film bergenre horor tengah naik daun dan rekan-rekannya sesama artis berbondong-bondong main film seram itu, Tika mengaku tidak tertarik. Sebagai seorang yang penakut, Tika mengaku cukup tahu diri untuk tidak ikut-ikutan terjun ke film yang bisa membuatnya sangat tidak nyaman. “Aku orangnya penakut banget. Jadi mending enggak deh,” ucap Tika. Karena karakternya yang penakut, akunya, dia pun tidak suka nonton film horor. “Aku lumayan sering dapat tawaran film horor, tapi aku bilang tidak. Nggak ada alasan lain selain aku yang penakut. Jadi daripada nantinya repot, lebih baik tidak,” tambah wanita kelahiran Denpasar Bali ini sambil tertawa. (Diana Runtu)

dan mencekam tanpa alasan. Itu juga sebabnya sejumlah artis papan atas yang dulu sempat terkesan ogah main di film horor, kini ‘berduyunduyun’ main film horor. Chelsea Islan, Pevita Pearce, Sophia Latjuba, dll, mau ‘unjuk gigi’ di film horor. Bahkan artisartis penakut pun tak mau ketinggalan nekat main film horor meski risikonya mereka berhari-hari tidak bisa tidur dengan tenang lantaran masih terbawa rasa takut. Umumnya para artis ini mau tampil selain karena jalan ceritanya juga sosok sutradara film tersebut. Mereka yakin ditangan sutradara-sutradara hebat film horor akan menjadi sesuatu yang berbeda. “Aku pertama kali ditawari film horor (Gasing Tengkorak) yang pertama aku lihat siapa sutradaranya, setelah itu ceritanya. Ketika tahu sutradaranya, aku nggak pikir panjang lagi, langsung iya. Apalagi jalan ceritanya menarik,” ungkap Nikita Willy yang baru pertama kali main film horor. Padahal, ungkap

Chelsea Islan

27 Niki, sapaan akrab gadis tersebut, dirinya adalah sosok yang penakut. Tapi karena yang menangani film itu adalah sutradara besar, dirinya merasa antusias dan tertantang untuk membuktikan diri bahwa dia yang selama ini terbiasa bermain drama, pun bisa main dalam genre berbeda. Salah satu tantangan besarnya adalah menekan rasa takut dan tetap fokus pada film. Maklum, syuting dilakukan di tempat-tempat seram, belum lagi selama proses syuting ada saja kejadian aneh yang membuat bulu kuduk merinding. “Dulu waktu aku terima tawaran itu, orang sempat heran, karena aku kan penakut berat. Selama syuting ya aku banyak berdoa agar semuanya bisa lancar. Alhamdulilah semua lancar, “ ujar Niki yang mengaku tidak kapok main film horor. Hanya saja, tambahnya, gara-gara film itu selama berhari-hari ia tidak bisa tidur nyaman lantaran masih takut. Menurut Niki, banyak hal dipelajari dan itu membuatnya sangat antusias. Soal ekspresi takut yang ditampilkan, kata Niki, itu adalah natural karena ia memang benar-benar takut. “Itu ekspresi asli, memang aku benar-benar takut,” ungkapnya. (Diana Runtu)


Sudut Pandang

28

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Inspirasi dari Film Film menjadi tontonan wajib saat liburan. Itulah yang dituturkan Firgirina. Perempuan berusia 23 tahun ini sangat menyukai film Barat khususnya action. Aktor Zac Efron menjadi idolanya.

lebih suka menonton film Barat,” kata Firgirina. Apalagi, kata dia, menonton film yang ada sekuelnya, oto­m atis, dia akan penasaran untuk menonton sekuel berikutnya. Ia menuturkan, film yang barus saja ditontonnya adalah “Black Panther ”. Film ini mengisahkan bagaimana Raja ­W akanda berusaha mempertahan­k an ne­g a­­ranya. Dari film itu, ia mendapatkan inspirasi, walaupun de­ngan segala susah payah, Raja Wakanda berusaha mati-matian membela negaranya. Ia juga mendapatkan motivasi, semangat pantang menyerah akan membuahkan hasil yang

Firgirina

M

enurut Executive Secretary and Public Relations b Hotel Bali and Spa ini, dibandingkan dengan film Indonesia, ia mengaku lebih tertarik menonton film Barat. “Bukan berarti film Indonesia jelek, malah sekarang, film Indonesia makin bagus dari penilaian saya. Namun, saya memang

sukses. Dalam setiap usaha, kegagalan bukanlah akhir segalanya, namun, kita harus terus mencoba untuk mendapatkan kesuksesan atau kemenangan. Bagi Firgirina, saat liburan ia lebih tertarik meng­habiskannya dengan menonton film di bioskop. Sementara, bagi Ardylla, ia adalah pencinta film sejati, artinya, semua film ia tonton, baik itu Indonesia, Barat, atau India. Aktor favoritnya untuk film Indonesia Dian Sastro, artis Barat Elena Bonham Carter. Sementara untuk film India, pesona Shahrukh Khan tetap menjadi idolanya. Menurutnya, menonton film merupakan satu kegiatan yang sangat menyenangkan dan juga untuk refreshing. “Di saat sibuk bekerja, menonton film menjadi satu hiburan yang membuat rileks

dan santai sehingga kepenatan saat bekerja hilang,” kata Graphic Designer b Hotel Bali & Spa ini. Ia memang lebih suka menonton film sendiri di rumah dengan memutar DVD. Alasannya, ia lebih bisa menikmatinya. Kadang ia menonton juga ke boskop, namun, rasanya lebih asyik kalau dia bisa menonton sendiri di rumah. Sementara, Yudit sangat menyukai drama ala film Indonesia. Perempuan usia 29 tahun ini, menilai film Indonesia khusus drama mulai naik daun dan mendapatkan hati di penonton baik tua dan muda. Mulai dari Dilan, London Love Story, Eiffel I am in Love dll, sangat digemari penonton. “Artisnya juga mulai banyak bermunculan yang baru, keren dan cantik. Jadi suka menontonnya,” kata Yudit. Ia sendiri lebih suka menonton film beramai-ramai dengan teman kerja ke bioskop. “Biasa­ nya, saya dan teman-teman suka menonton film di hari Minggu. Setelah menonton kami ngerumpi dan makan-makan. Tempatnya kami pilih di mal agar

Koperasi Pilihan Perempuan GTS untuk Kemandirian Ekonomi Ardylla

refresentatif,” imbuh Yudit. Ia menuturkan, menonton film di biskop lebih keren karena layar yang lebar dan audio visual yang lebih menarik. “Menonton film di bioskop lebih seru karena ada yang diajak ramai-ramai tertawa dan menangis kalau filmnya sedih. Intinya kebersamaan,” ujarnya tertawa. (Wirati Astiti)

Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) Bali, berdiri 23 Februari 2015. Usianya baru 3 tahun, masih belia, namun, di dada jajaran pengurusnya tertancap komitmen untuk sukses berkoperasi. Mereka akan berjuang bersama seluruh anggota untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dengan menumbuhkan potensi dan kerjasama usaha yang saling menguntungkan.

Klimaks yang tak Terduga

I Gusti Ayu Trisha Yunita Agung

Film yang menarik adalah film yang plotnya susah ditebak. Jalan ceritanya tidak ‘mainstream’ atau berbeda dari film kebanyakan’. Begitu juga konfliknya tidak monoton dan memiliki pesan moral yang bisa dipetik. Demikian disampaikan seorang penggemar film bernama I Gusti Ayu Trisha Yunita Agung, mahasiswi Jurusan Sastra Inggris, Unud. Trisha mengatakan menonton film yang alurnya biasa saja dan monoton tentu bikin bosan. “Kita penonton pastinya mengharapkan sebuah film yang menarik, seru, seperti susah ditebak dan klimaks yang tak terduga,” ucap penggemar genre film horor , action dan drama musikal ini. Salah satu film horor yang disebutnya adalah petualangan misteri yang berjudul ‘Insidious’. Untuk film action, ia mencontohkan film aksi ‘Kingsman’. Dalam film ini, penonton disuguhkan aksi yang cukup menegangkan. Aksi yang diperankan aktor ternama, Taron Egerton dan Colin Firth ini mampu memberi sensasi seru, terutama saat menonton adegan aksi agen dunia di film ini. Menariknya juga, film ini memberikan tawa bagi penontonnya lewat kekonyolan tokoh Eggsy dan kawan-kawannya.

Mengenai film drama musikal yang juga disukainya, Trisha mencontohkan film yang bertitel ‘La La Land’. “Salah satu hal yang saya suka dari film ‘La La Land’ adalah alur ceritanya tidak mudah ditebak. Terlihat juga jika para aktor dan aktrisnya melakukan tugas berakting dengan totalitas luar biasa demi menghasilkan karya yang ‘wah itu. Hebat memang sutradara Damien Chazelle yang sekaligus juga sebagai penulis naskahnya. Saya begitu salut dengan scene by scene yang ditayangkan dalam film ‘La La Land’ ini,” ujar Duta Endek Kota Denpasar yang juga seorang model ini. “La La Land’ dibintangi Emma Stone dan Ryan Gosling ini, musiknya berhasil membawa tema yang menyenangkan dan segar serta mampu membantu menggambarkan adegan yang menampilkan dua sisi berbeda yakni kesedihan dan kegembiraan. Sehingga, bisa membawa ending dengan memberikan rasa lebih realistis. Bagi Trisha, dalam menyaksikan tayangan film, bukan hanya happy ending yang dilihatnya, melainkan juga rasa sedih. Bahkan ia pernah sampai menangis saking sedih melihat dan merasakan kesedihan pada sebuah film. “Namun, saya tidak kecewa karena, kadang juga kita bisa terkesima hingga tak mampu berkata-kata, disitulah keunikan dari sang sutradara dalam mengemas filmnya, ” cetus bungsu dari dua bersaudara yang mengaku ke bioskop minimal sebulan sekali ini.

5

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Menurut Trisha, salah satu yang menguatkan kegemarannya menonton film, karena saat ini pembelian tiket jauh lebih mudah , yakni bisa dilakukan secara on-line. Disamping, katanya kualitas perfilman Indonesia sekarang juga semakin berkembang. Masyarakat makin mencintai film lokal, terbukti dengan rating penonton yang tinggi diperoleh film “Pengabdi Setan” yang disertai viralnya penyanyi top Bali , Ayu Laksmi sebagai ibu, serta Film Dilan 1990, yang menghadirkan Iqbaal danVanesha yang chemistry membikin banyak orang baper dan ingin nonton lagi. Selama ini, kata Trisha untuk mengetahui review sekilas dari film-film yang ingin ditontonnya, biasanya ia bertanya pada temantemannya yang memang hobi nonton juga. Selain itu ia juga suka melihat di sosial media, mengenai pendapat orang terhadap film yang sedang naik daun. Selanjutnya, bioskop yang dituju Trisha, biasanya bergantung pada sisa kursi yang tersedia. “Jadi dimana saja bisa, termasuk di Park 23 Tuban sekalipun oke saja. Biasanya saya menghabiskan waktu untuk menonton bersama orang-orang tersayang saya dari organisasi Duta Endek, temen-temen deket lainnya dan juga kakak saya,” ujar Trisha yang menyukai akting Bunga Citra Lestari yang menurutnya selain cntik juga multi talenta serta Cara Delevinge yang berbakat akting dan model ini. (Sri Ardhini)

M

anager KPRK, Dra. AA Rai Tirtawati, M.Si., ditemui di Kantor KPRK di Jalan Tukad Batanghari XI C No. 8, Panjer, Denpasar , mengatakan anggota koperasi adalah pemilik, sekaligus sebagai pengguna jasa koperasinya. Maju mundurnya sebuah koperasi tentu tergantung kesadaran anggotanya dan semua kembali untuk anggota. Untuk itu, katanya tim pengurus KPRK dengan motto ‘Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas dan kerja Tuntas , telah menyiapkan programnya untuk kemajuan para perempuan. “Ada 4 unit kami yang siap

diberdayakan. Ya k n i 1 . U n i t Simpan Pinjam; 2. Unit Warung; 3. Unit Diklat. 4. Unit Jasa. Selain itu KPRK juga menawarkan produk simpanan sukarela, baik itu untuk tabungan masa depan, tabungan pendidikan, tabunga n h a r i t u a , hingga tabungan berjangka,” papar Rai Tirtawati Dikatakannya, agar mudah berkoordinasi, dalam pengelolaan pembayaran iuran wajib anggota KPRK, dibentuk kelompok - kelompok. Dan, ketua kelompok berperan mengkoordinir. Terlebih dalam unit simpan-pinjam, demi menekan risiko, diterapkan sistem tanggung renteng. Ketua kelompok, selain mereferensikan anggota untuk meminjam, juga turut bertanggung jawab menjaga kelancaran pembayarannya. “Itulah pentingnya ketua kelompok menjaga komunikasi dengan angggotanya. Dengan demikian

anggota akan berpikir dua kali jika mau mangkir,” lanjutnya. Sedangkan dalam mencanangkan penambahan jumlah anggota, kini KPRK menghadirkan program yang menarik. Salah satunya adalah reward bagi anggota KPRK yang berhasil memperoleh anggota baru, nilainya 5 % dari iuran pokok. Karenanya diharapkan seluruh anggota KPRK bergerak mencari dan mengajak calon anggota baru yang berkualitas. Sedangkan pada unit jasa , juga tak kalah menarik dan semakin berkembang. Di sini bukan hanya jasa pembayaran listrik dan telepon, tapi juga penyewaan dekorasi, hingga jasa wisata/ travel atau Tirta Yatra. Begitu juga dengan Unit pendidikan dan Pelatihan (Diklat) , tersedia

Kursus Tata Rias, Menjahit, Majejahitan, Kewirausahaan dan Kursus Bahasa Ingrris.

HUT ke-3 KPRK Bantu Pencapain Three End Ditanya soal tantangan, Rai Tirtawati mengatakan, masih dengan azas kekeluargaan, mereka masih perlu meningkatkan koordinasi di setiap kelompoknya. Apalagi saat ini KPRK bukan hanya ada di Denpasar atau Badung namun sudah merambat ke beberapa kabupaten seperti di Karangasem dan di Singaraja. Menurut Ni Nyoman Redini S.E. dan Yona Priscilla Hilliard, dua orang petugas yang stand by di Kantor KPRK, untuk meningkatkan

partisipasi anggota berbelanja di Warung dan memaksimalkan pelayanan yang ramah keluarga kepada anggota, terutama bagi mereka yang memerlukan berbagai produk. KPRK selalu siap memberikan pelayanan dengan memasilitasi anggota yang memerlukan dengan anggota koperasi yang menyediakan produknya. “Pesanannya, mau di ambil sendiri, silakan ke kantor KPRK. Jika ingin dibawakan, kami juga menyiapkan jasa pengantaran,” tandas Redini. Di tempat yang sama, Desak Ketut Sulitri salah seorang pengawas KPRK menyampaikan bahwa ia mengemban mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Dari tugas mereka melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, organisasi, usaha serta pelaksanaan kebijakan pengurus, dikatakan dalam usia 3 tahun, meski perlahan KPRK mengalami perkembangan. “Dengan semakin aktifnya nanti para Ketua Kelompok, maka beberapa tahun ke depan KPRK pasti semakin mandiri dan profesional,” kata Sulitri. Sementara Ketua Koperasi yang juga penggagas berdirinya KPRK, Dr. AA ATini Rusmini Gorda , S.H., M.M., M.H., menyatakan koperasi menjadi pilihan yang sangat ramah untuk perempuan. Kehadiran koperasi yang dibarengi kewirausahaan dapat menggerakkan sendi-sendi perekonomian rakyat. Tanpa disadari, katanya pendirian KPRK, merupakan jawaban yang sangat tepat untuk bisa mencapai Indonesia Three Ends, 3 hal yang harus diakhiri jika ingin Indonesia Hebat. - ard


Inspirasi

4 “Jangan buang sampah sembarangan”. Katakata yang hanya mudah diucapkan namun tidak mudah diterapkan oleh sebagian orang dalam kesehariannya. Kebanyak­ an orang hanya peduli kenyaman untuk dirinya sendiri, areanya harus bersih.

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

NADINE CHANDRAWINATA

Antusias Bicara Alam

pang diomongin tapi susah banget melakukannya. Sudah menjadi rahasia umum kita (Indonesia) adalah penghasil sampah terbanyak,” ungkap Nadine Chandrawinata, mantan Putri Indonesia yang kini menjadi Duta Lingkungan. aka dia pun Aktivis sosial juga aktivis lingmemindahkungan telah lama dilakoni Nadine kan sampahnya bahkan sejak sebelum ia meraih atau membuang gelar Putri Indonesia. Konon, sampah ke area lain, tapi bukan kepedulian yang tinggi pada lingdi tempat sampah.Padahal kalau kungan, menjadi salah satu poin dia peduli pada lingkungan, dia terbesar yang membuatnya mepasti akan membuang sampah menangkan kontes kecantikan pada tempatnya. Bukan di jalan, Putri Indonesia 2005. bukan pula di pekarang atau area Bicara alam dan lingkungan, selaorang lain. lu membuat wanita kelahiran Han“Semua orang bilang ‘jangan nover 1984 ini antusias. Masalah buang sampah sembarangan, gam- lingkungan kata Nadine bukan Cuma soal sampah, tapi masalah sampah memang menjadi hal yang krusial karena berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari. “Semua orang bertanggung jawab terhadap sampah. Itu sebenarnya hal yang sederhana dan bisa dikerjakan oleh siapapun, tanpa harus ada yang menyuruh, tanpa harus dilihat banyak orang. Semua bisa melakukan sendiri. Tapi kenapa begitu sulit ya?! Nah, ini kan kembali ke­pada pribadi masing-masing, kesadaran masing-masing. Mindset. Ini semua yang harus terus dibangun,” tutur pendiri gerakankampanye cinta lingkungan, ‘SeaSoldier’, ini. Dan dirinya, kata Nadine yang juga aktif berkiprah di dunia akting, tak akan bosan-bosan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya mencintai dan merawat lingkungan. Tak perlu jauh-jauh, kata Nadine, semuanya diawali dari diri sendiri. Setelah itu baru lah menularkan ke lingkungan terdekat dan kemudian ke lingkungan lebih besar lagi. Menurutnya, jika setiap orang atau kebanyakan sudah memiliki sikap peduli maka tentu Indonesia tidak akan memiliki masalah sampah. Selain dari membangun sikap peduli masyarakat tentunya yang juga tak kalah penting Nadine Chandrawinata adalah law enforcement.

Foto: Kapanlagi.com

M

“Aku berharap, mudah-mudahan semakin banyak orang menyadari bahwa lingkungan bukan sekadar penghias, tapi lingkungan punya hak-seperti halnya manusia—untuk dijaga dan dilestarikan,” ujar pemeran Indi dalam film ‘Labuan Hati’. Untuk kampanye lingkungan, Nadine mengaku mengajak keluarga juga adik kembarnya, Marcel dan Mischa. Termasuk dalam menggerakkan SeaSoldier yang berdiri sejak tahun 2015. Salah satu aktivitas gerakan SeaSoldier adalah mengurangi penggunaan kantong plastik. Sampah plastik, ucapnya, adalah yang paling sulit didaur ulang, karenanya kita harus mengurangi penggunaan platik dalam kegiatan sehari-hari. Ini hal sederhana tapi menjadi problem lantaran hampir kebanyakan servis, khususnya di kota, menggunakan plastik. “Jadi kami mengimbau agar penggunaan plastik dikurangi dan masyarakat agar membawa tas sendiri. Gua pikir kalau semua orang bisa berpikir sama, mengurangi sampah plastik, maka otomatis sampah plastik berkurang,” kata Nadine yang telah melahirkan sejumlah buku terkait pengalamannya berpetualang. Untuk kampanye, Nadine bukan hanya ‘koar-koar’ tapi juga lewat buku dan media sosial. Terkait dengan buku, Nadine mengaku hobi menulis sejak dulu. Hobi dan kemampuannya menulis itu merupakan berkah sehingga ia bisa menuangkan pemikirannya terkait dengan alam dan lingkungan serta pengalamannya berpetualang di dalam negeri maupun luar negeri.

HOBI JADI DUIT Tak heran, dalam setiap traveling bahkan saat syuting film pun, laptop dan camera tak pernah lepas dari dirinya. Laptop ibarat ‘senjata’ penting bagi Nadine. Karena di saat ‘break’ , atau rihat, maka kesempatan itu digunakan Nadine untuk menulis catatan penting perjalanannya berikut detailnya. “Ini penting supaya segala detail tidak hilang atau terlupakan begitu saja. Karena dalam perjalanan kan kita memenukan banyak kejadian, banyak detail. Jika ditulis pada kesempatan itu, tidak menunda menulisnya, detail masih bisa diingat jelas,” tutur wanita yang hobi diving, naik gunung dan berkuda. Dengan adanya laptop dia juga bisa langsung memindahkan hasil potretannya, baik foto undersea maupun foto lainnya. Nadine mengaku dia memiliki hobi memotret

di dasar laut. “Itu gara-gara aku hobi diving kemudian melihat pemandangan di bawah laut luar biasa indah, sayang jika tidak diabadikan. Hasilnya indah, makanya jadi ketagihan. Habis motret kan bisa langsung dipindah ke laptop biar kelihatan jelas, kekurangannya dimana,” tutur Nadine. Dari hobinya gemar traveling ternyata juga bisa menghasilkan uang. Hal itu karena dia menuangkan berbagai pengalaman menarik, foto-foto menarik, yang semuanya kemudian diterbitkan dalam sejumlah buku. “Nah, uang hasil dari itu semua bisa diputar lagi untuk perjalanan berikutnya,” kata Nadine yang mengaku semakin semangat menekuni hobi travelingnya. Karena manfaatnya yakni buku-buku yang dihasilkan bukan hanya berguna untuk dirinya tapi juga banyak orang. Namun tambah Nadine, aktivitas travelingnya akhir-akhir ini agak dikurangi karena dia tengah sibuk mengerjakan buku. “Aku lagi fokus di sini makanya mengurangi traveling. Aku memang begitu. Ketika sedang fokus di satu titik ya tidak setengahsetengah, tapi diseriusi betul,” kata Nadine yang baru-baru ini tampil sebagai pembicara dalam talkshow “Scuba Diving & Keindahan Bawah Laut” , di Bentara Budaya, Jakarta. “Buku ini aku kerjakan bersama teman, mudah-mudahan bisa segera selesai,” tambahnya. (Diana Runtu)

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018 Perkembangan film Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini makin menggembirakan. Bukan hanya banyak film Indonesia mendapat apresiasi di festival-festival film internasional, namun di dalam negeri pun apresiasinya semakin bagus. Banyak film Indonesia yang kini bisa bertengger lama di bisokop-bioskop kelas satu, padahal dulu bisa sampai tiga hari diputar di bioskop kelas satu sudah menjadi prestasi tersendiri.

B

erdasarkan data, tahun 2017 lalu jumlah tiket yang terjual di bioskop untuk 10 film terlaris dalam negeri mencapai 20 juta lembar. Jumlah itu belum termasuk film Indonesia lainnya. Ini menunjukkan film Indonesia makin mendapat tempat di hati masyarakat.

Prilly Latuconsina

Sudut Pandang

Kualitas Film Indonesia makin Baik Hal itu juga diakui oleh Prisia Nasution, pemenang Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2011. Menurutnya, gairah masyarakat Indonesia untuk menonton film sendiri semakin meningkat waktu demi waktu. Hal ini katanya, salah satunya karena kualitas film Indonesia yang makin baik. “Rasanya senang ya, semakin banyak film Indonesia yang bagus, mengandung nilai positif. Bukan cuma bagus tapi juga laku di pasaran. Masyarakat makin banyak menonton film sendiri, itu suatu yang menggembirakan,” ungkap Prisia Nasution yang juga juri dalam IBOMA (Indonesia Box Office Movie Award) 2018 ini. Membuat film yang bagus, kata Prisia yang telah menggondol sejumlah penghargaan film, tidak mudah.

Terlebih lagi membuat film bagus dan bisa menarik banyak orang untuk menonton, itu juga bukan pekerjaan mudah. “Memikirkan bagaimana caranya membuat film bagus dan bisa menggaet banyak penonton adalah tantangan tersendiri,” ujar wanita kelahiran Juni 1984 ini. Tugas berpromosi juga menjadi tanggung jawab dari para artis yang terlibat dalam film tersebut. Jadi memang harus ada strategi dalam promosi agar film bisa menarik minat masyarakat. Phia sendiri mengakui kalau film-film yang dibintanginya tidak semuanya bisa laris di pasaran, meskipun secara kualitas maupun jalan ceritanya tergolong bagus. Namun Phia yang sempat berkarier sebagai model, dirinya mendapat banyak ilmu dari filmfilm yang dibintanginya. MOTIVASI BAGI INSAN PERFILMAN Hal senada juga diakui Prilly Latuconsina yang filmnya—Danur: I Can See Ghost---termasuk dalam

Apresiasi dengan

Nonton Bareng

Melahirkan kreasi dengan membangun sebuah ide dan gagasan untuk dapat bernilai bukanlah hal yang mudah. Sekecil apapun kreasi seseorang, sebagai orang yang beretika harus diberikan penghargaan dengan menghargai hasil karyanya. Salah satu kreasi yang saat ini memang sedang hidup kembali adalah dunia perfilman. Mulai dari film internasional, nasional hingga film lokal mempunyai cara tersendiri untuk diapresiasi oleh penikmat film. Salah satu penikmat karya adalah Ni Luh Wanda Putri Pradanti. Menurut perempuan yang akrab disapa Wanda, dirinya memang sangat senang menikmati suatu karya tidak hanya sebatas film,

29

tetapi juga pertujukkan teater, lukisan, pameran produk barang, juga tulisan dalam bentuk novel atau sejenisnya. Baginya, menjadi pengamat dan penikmat karya tidak harus tahu secara mendatail bidang yang diamati tetapi dengan melihat orang-orang menghasilkan karya merupakan suatu kesenangan baginya. Wanda juga tahu benar bahwa proses menghasilkan suatu karya bukanlah hal mudah. Banyak perjuangan yang tidak terlihat dipermukaan ketika karya itu dibuat. “Jadi sedapat saya, apapun karya yang bisa saya apresiasi, saya akan apresiasi,” jelas pemilik dari The Balilua Brand tersebut. Perempuan kelahiran 8 No-

vember 1992 mengatakan sangat suka dengan film-film karya anak bangsa yang belakangan mulai mengeliat dari berbagai genre. Film-film terbaik yang diangkat ke layar lebar memang selalu menarik untuk ditonton akan tetapi karena Singaraja jauh dengan bioskop maka Wanda lebih banyak menikmati film-film dengan genre fiksi ilmiah, film pendek dan film lokal. Biasanya kata Wanda, dirinya suka mengapresiasi film-film lokal dengan nonton bareng pemutarannya di rumah film Sang Karsa. Sang Karsa merupakan rumah film yang didirikan oleh Putu Wijaya Kusuma yang difungsikan sebagai tempat pemutaran

nominasi IBOMA 2018. Ini bukan yang pertama kalinya, tahun sebelumnya pun film yang dibintangi Prilly, ‘Hangout’ juga masuk dalam nominasi IBOMA 2017. Secara umum, Pr i l l y m e n g a k u i perkembangan film Indonesia makin bagus baik dari segi cerita maupun apresiasi masyarakat terhadap film dalam negeri. Sebagai pelaku di industri perfilman, kata Prilly, hal-hal positif ini makin menjadi motivasi bagi insan perfilman untuk berkarya lebih baik lagi. “Dengan apresiasi masyarakat yang tinggi khususnya pada film aku, selain membuat aku senang juga menjadi motivasi bagi aku untuk berkarya makin baik,” ungkap artis muda yang tengah naik daun itu. Untuk film horor misalnya, kalau dulu film bergenre horor dipandang sebelah mata karena

Prisia Nasution

dianggap lebih menonjolkan sensualitas, namun beberapa tahun terakhir justru ‘bangkit’ dengan suguhan yang berbeda. Apresiasi masyarakat sangat baik, hal itu terlihat dari makin meningkatnya jumlah penonton. “Aku seneng banget,” kata Prilly yang berharap film Danur akan menang dalam ajang IBOMA 2018. Prilly sendiri baru saja menyelesaikan sekuel film Danur, yakni “Danur 2 Maddah” yang dijadwalkan tayang pada 29 Maret mendatang. Prilly berharap filmnya Danur 2 bisa menggaet penonton lebih banyak lagi melebihi film pertamanya yang meraih hampir 3 juta penonton. (Diana Runtu)

film, diskusi tentang proses Salah satunya film dopembuatan film dan juga kumenter yang tempat belajar pemmengangkat buatan film pendek. kebiasaan Bahkan diskusinya atau hal-hal sampai menghadirunik tentang kan produser filmsuatu tempat nya langsung yang atau budaya. digarap tidak hanya Bahkan di ruorang lokal tetapi mah film Sang juga film-film dari Karsa dirinya negara lain. “Tembanyak tahu pat ini juga bektentang pemerjasama dengan buatan film Minikino sehingga dan proses memutar film film lahirnya pendek se-Asia,” ide dalam jelasnya. sebuah film. Dirinya juga “Salah satu mengungfilm pendek kapnya selalu yang berkemengikuti upsan yang date film terbaru sempat saya yang akan diputar di tonton adalah rumah film dengan “Petani Terakhir” mengikuti akun Fakarya Dwitra J. Ariana, cebooknya. Banyak filmmaker dari Bali,” genre film yang tandasnya. sering dia tonton. Ni Luh Wanda Putri Pradanti (Wiwin Meliana)


Rileks

30 Pertanyaan TTS No. 003 MENDATAR: 2. BERSIFAT PEREMPUAN 5. COCOK TANAM DENGAN MEDIA AIR 6. ALAT PERNAPASAN IKAN 11. BUNGA 12. RELA 13. BUSANA WANITA 14. HUTAN 17. KAIN PENUTUP MEJA 22. JURI 26. GUNUNG BERAPI DI YOGYAKARTA 27. TABLOID YANG ANDA BACA INI 28. BERSIFAT ALAM 29. IBA 31. GELOMBANG LAUT DAHSYAT

MENURUN: 1. PELABUHAN DI BALI 3. HEWAS KHAS AUSTRALIA 4. UNIVERSITAS NEGERI DI MALANG 7. BUNGA KHAS JEPANG 8. PECINTA PERANGKO 9. KUE YANG BERLUBANG 10. EMBRIO 15. SUKU ASLI DI JAKARTA 16. GETOL 18. PEMERAN PRIA 19. PULAU DI TENGAH DANAU TOBA 20. LAMBANG 21. KESENIAN KHAS SUNDA 23. POHON YANG DIKERDILKAN 24. MUDAH MENANGIS 25. TEMPAT MEMAJANG 30. PENJURU

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

TTS tokoh

TTS No. 001 MENURUN: 1. ROBOH 3. RENTANG 5. MINIBAR 8. SAKSOFON 10. KESELEO 11. LIONTIN 12. STAMINA 14. TUTORIAL 18. SENANDUNG 20. KATAMARAN 21. SIBER 23. VERTIGO 24. EKUATOR 26. BAKPIA 29. HOBI

KETENTUAN MENJAWAB

Pemenang TTS 001 1. Ayu Diah Prema (Denpasar) 2. Ni Wayan Arsani (Badung)

tokoh dunia

Melinda Gates

Begitu melihat nama Gates, pikiran orang mengarah kepada Bill Gates, pendiri Microsoft. Melinda Gates adalah istri Bill Gates. Melinda yang memiliki nama lengkap Melinda Ann French lahir 15 Agustus 1964 ini menikah dengan Bill Gates tahun 1994 dan dikaruniai tiga anak. Melinda lahir di Perancis tetapi besar di Texas,

Amerika Serikat. Ia meraih gelar sarjana ilmu komputer dari Ursuline Academiny of Dallas, dan gelar pascasarjana jurusan ekonomi di Fuqua School of Business. Setelah itu, ia direkrut Microsoft dan kenal dengan Bill Gates. Melinda pernah menjabat sebagai manajer Microsoft Bob, Microsoft Encarta, dan Expedia. Pasangan suami istri yang pernah menduduki posisi orang

Kampanye lewat Film

F

Kupon TTS tokoh No. 003 Jawaban ditulis di kertas dan masukkan dalam amplop atau ditulis di kartu pos. Tempelkan guntingan kupon TTS No 001 serta identitas lengkap (nama, alamat, no HP). Kirim ke Redaksi Tokoh, Gedung Pers Bali K. Nadha lantai III, Jln. Kebo Iwa no 63 A Denpasar, paling lambat Kamis 29 Maret 2018. Pemenang diumumkan Minggu 8 April 2018. Tersedia dua hadiah voucer belanja senilai @Rp 100.000 dari Cellular World untuk dua orang pemenang. Pemenang agar ­mengambil hadiah ke Kantor Redaksi Tokoh setiap hari kerja dengan membawa identitas diri (KTP/SIM) terkaya di dunia ini memiliki misi hidup untuk memberantas kemiskinan di seluruh dunia. Caranya, mereka mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation dengan menyalurkan dana untuk mendukung pendidikan, kesehatan, dan hubungan dengan sesama manusia. Mereka berjanji memberikan 95% kekayaan mereka melalui Bill and Melinda Gates Foundation, untuk memberantas kemiski-

nan. Dalam kegiatan sosialnya, Melinda sering mengikutsertakan anak-anaknya. Ia ingin anaknya belajar. Ketika mereka dewasa, mereka mengerti tanggung jawab. Mereka tinggal di Amerika Serikat, dengan pendidikan yang cukup baik, dan bertanggung jawab untuk memberikan nilai tambah pada dunia.

Untuk mendukung aktivitasnya tersebut, kegiatan rutin yang selalu dilakukan oleh Melinda adalah mengumpulkan data masalah yang akan ditangani di berbagai negara. Ia pun sering melakukan perjalanan ke beberapa negara termasuk Indonesia untuk melakukan pengamatan sebelum nantinya mencoba mengambil tindakan. Menurut Malinda, salah satu hal yang sangat penting dalam menangani sebuah masalah adalah komunikasi. Hal tersebut ia coba terapkan bersama sang suami, yakni lewat komunikasi ketika dirinya usai mengunjungi sebuah negara. (Wikipedia/net)

3

Livi Zheng

Kecintaan Livi Zheng pada dunia perfilman membuatnya produktif. Setelah film “Bali Beats of Paradise” dan “LA’s Gateway to Indonesia”, ia terus berkreasi. Baru-baru ini Livi menyutradarai film kampanye untuk keanggotaan Republik Indonesia di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) untuk menjadi anggota tidak tetap.

JAWABAN MENDATAR: 2. ALTERNATIF 4. KELOMPOK 6. SANTAN 7. KONSUMSI 9. CANGKUL 13. TANDUS 14. TUANG 15. RAMPAI 16. POTLOT 17. OMPONG 19. DIALOG 22. TABAH 25. OBRAL 27. KUDETA 28. JALANG 30. OTONOMI 31. GOSONG 32. TENTATIF

Sosialita

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

ilm yang berjudul “Indonesia: A True Partner for World Peace” ini akan dipakai untuk kampanye pemerintah RI di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, dan di perwakilan Indonesia di seluruh dunia. Untuk pengambilan gambar film tersebut, Livi melakukan syuting mulai dari New York City, Jakarta dan Sentul, Bogor. “Di Jakarta kami syuting di Kementerian Luar Negeri untuk mengambil gambar Menteri Luar Negeri Ibu Retno Marsudi dan gedung bersejarah Gedung Pancasila. Di Sentul kami syuting di Pusat Pemeliharaan Misi Perdamaian bersama pasukan penjaga perdamaian TNI atau Kontingen Garuda TNI,” ujar perempuan kelahiran 3 April 1989 ini. Dalam pengambilan gambar di Sentul, pasukan TNI yang dilibatkan cukup besar. Selain 850 orang personel dari Batalyon Mekanis TNI untuk misi perdamaian dan keamanan di Lebanon (UNIFIL/ United Nations Interim Force in Lebanon), juga 309 personel Satuan Tugas Koordinasi Militer Sipil, dan Satuan Tugas Perlin­ dungan atau “Force Protection Company”. Personil pendukung UNIFIL lainnya seperti Satuan Tugas Masyarakat Militer atau “Military Community Outreach Unit”, Satuan Tugas Polisi Militer dan Satuan Tugas Kesehatan (Indo Medic), serta Satuan Pendukung Markas Besar Pasukan atau “Force Headquarters Support Unit” ikut serta.

Di New York City, Livi melakukan pengambilan gambar bersama Perwakilan Tetap RI (PTRI) untuk PBB, Wakil Tetap RI, Duta Besar Dian Triansyah Djani dan tim PTRI di Markas Besar PBB dan di kantor PTRI. Sutradara yang filmnya, “Brush with Danger”, pernah masuk seleksi nominasi Piala Oscar 2015 ini, sangat senang bisa menyutradarai film kampanye Indonesia. “Sebagai WNI, ini adalah sebuah kebanggaan. Harap­an saya, Indonesia akan menjadi

anggota DK-PBB,” tuturnya. Livi mengaku ingin membuat sebuah film kampanye untuk Indonesia yang sinematik menggambarkan pengalaman dan kekuatan Indonesia. ”Kami menggunakan teknik-teknik pengambilan gam-

Menteri Luar Livi Zheng dan

bar yang kami gunakan untuk layar lebar untuk menyampaikan sejumlah pesan. Pesan itu di antaranya bahwa Indonesia siap menjadi Anggota Tidak Tetap

Livi saat syuting film “Indonesia: A True Partner for World Peace”

Promosikan Indonesia

Livi Zheng lebih banhidup suami-istri maeyak bekerja di industri stro tari dan gamelan Bali, Nyoman Wenten perfilman Amerika Serdan Nanik Wenten, ikat. Salah satu filmnya yang hidup di Amerika “Brush with Danger” Serikat. Saat di Bali, sudah ditayangkan di Livi yang didampingi sejumlah bioskop di Nanik Wenten, Desak AS yang didistribusiPutu Arsini, dan Exkan oleh Sony. Selain ecutive Producer Zane “Brush with Danger,” Thomas menyempatperempuan yang mekan diri berkunjung ke nekuni olahraga wushu kantor Bali Post. Mereini juga sudah mengka banyak menuturkan garap empat film layar perjalanan pembuatan lebar, diantaranya “Bali Livi saat syuting film “Bali Beats of Paradise” film bertema budaya ini. Beats of Paradise” dan “Saya tertarik untuk mempromosikan Indonesia “Insight”. dan Bali karena selama ini masih banyak hal yang Livi memulai kariernya sebagai pemeran pengpositif yang belum tereksplorasi. Orang asing lebih ganti pada usia 15 tahun. Keahliannya bermain mengenal Bali ketimbang Indonesia. “Bali Beats wushu membuatnya lebih banyak terlibat di filmof Paradise” secara spesifik mengambil tema tenfilm bergenre action. Adiknya, Ken Zheng juga tang gamelan dan tari Bali serta kultur kehidupan terlibat dalam beberapa film dan seni bela diri. masyarakatnya,” ujar perempuan asal Blitar, Jawa Dalam film “Bali Beats of Paradise” Livi meng­ Timur ini. (Ngurah Budi) angkat budaya Bali menceritakan perjalanan

Negeri Ibu Retno

Marsudi

Dewan Keamanan PBB,” tambah penerima Diaspora Creative Award Indonesia 2015 ini. SATU HARMONI Retno Marsudi memberi apresiasi apa yang dilakukan Livi. “Jumlah perwakilan RI di luar negeri yang mencapai 132 unit. Kita harapkan juga dapat membantu Indonesia memahami dengan baik situasi di lapangan. Selama ini, Indonesia sangat aktif dalam melakukan misi pemeliharaan perdamaian di negara-negara yang tergabung dalam PBB. Pasukan perdamaian Indonesia dari waktu ke waktu ikut menjaga perdamaian dunia di banyak negara. Indonesia tercatat sudah tiga kali menjadi Anggota Tidak Tetap DK-PBB, yaitu periode 1973-1974, 1995-1996 dan 20072008,” jelasnya. Ia menambahkan, postur Indonesia selama ini diharapkan dapat membuat negara-negara yang mendukung Indonesia semakin bertambah dan menjadikan RI layak sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB. “Indonesia adalah negara berpenduduk keempat terbesar dunia dan negara berpenduduk Muslim terbesar dunia. Indonesia menjadi bukti bahwa Islam, modernitas dan penguatan perempuan dapat terjalin dalam satu harmoni.” ungkapnya. Dengan lebih dari 17 ribu pulau yang didiami oleh lebih dari 1300 kelompok etnis, Indonesia merupakan model sejati bagi toleransi dan pluralisme, nilai yang senantiasa diproyeksikan oleh Indonesia dalam berhubungan dengan negara lain. Indonesia juga aktif memajukan demokrasi, antara lain lewat penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF). Selain itu, Indonesia termasuk sepuluh penyumbang terbesar bagi pasukan pemeliharaan perdamaian PBB. (Ngurah Budi)


Espresso

2

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

GORO-GORO prt A (1) “Kaki saya Putu Wijaya baal, saya tak mampu berdiri. Lengan sampai ke tangan semutan keras non stop! Saya tidak bisa merasakan sedang memegang apa pun,” kata Bu Amat sambil menggapai pundak Amat yang lagi melahap berita koran di teras rumah. Amat meletakkan koran, lalu menatap istrinya. “TIdak bisa berdiri, berjalan dan memegang?” “Tidak bisa!” “Lho ini kok bisa berdiri, jalan dari kamar dan megang pundak Bapak?” “Ini sisa-sisa tenaga! (Duduk dan ngambil koran). Habis ingin tahu beritanya; apa betul di Jakarta, becak sudah dibangkitkan lagi dari kuburnya?” “Betul!” “Motor sudah boleh lagi masuk jalan protokol?” “Betul!” “Rumah ciciIan bunga 0 persen sudah mulai?” “Betul!” “Apa betul ada terowongan ke bandara Soekarno-Hatta runtuh dengan korbn nyawa warga dan ada yang menuding itu salah Presiden?” “Ya, kampanye pemilu yang diamdiam kan sulit dibendung!” “Apa betul.. .?” Amat menukas. “Apa betul kopi untukku belum dibikin?!” Bu Amat membentak. “Alah! Orang sakit kok disuruh bikin kopi!” Amat mesem. “Sakit kok suaranya menggeledek begitu!” “ Ini suara ban serep, tahu?! (Suaranya berubah lemah ) Masak istri tidak boleh sakit? Memangnya robot!” “O, jadi sakit beneran ini?” “Memang sakit itu ada yang tidak beneran?” “Tidak!” “Makanya jangan minta kopi, minta sarapan, pisang goreng, sambel bongkot, be tutu, nyapu, ngepel rumah, nyuci, nyeterika, Jangan

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

minta semua!” “Kami kaum Ibu tidak suka berpura-pura seperti kaumnya bapak’bapak. Kecuali sekali tempo kalau perlu sekali demi kebaikan!” “Ini termasuk yang sekali tempo itu?!” Bu Amat tak menjawab. “Jadi warung tutup. ini?” “Ya iyalah sekali-sekali istri kan boleh santai!” “Oke tidak masalah. Perlu dipijit?” “Kenapa mesti nanya dulu? Kalau betul ada niat baik, laksanakan saja!” “Lho siapa tahu kali lebih seneng diinjak-injak!” Bu Amat gemas, lalu memukul tangan suaminya dengan koran. “Kalau belum ngopi mesti ngacau. Sana bikin kopi dulu! Sendiri tapi! Bikin sarapan, nyapu, ngepel, nyuci, nyeterika, semua sendiri!” “Mandi, tidur juga sendiri?” Bu Amat tak menjawab. Amat ketawa. “Atau itu bisa di nego?” “Sudah, cepetan, nanti Pak Kabul datang!” Amat kaget. “Pak Kabul siapa?” “Agen pembantu itu, kan?! Bapak sendiri yang nyuruh datang hari ini.” “Lho, tapi .. .” Amat mau ngomong, tapi ada yang menyapa di depan. “Selamat pagi!” (2) “Selamat Pagi, Pak Amat, Bu Amat.” “Ssstttt! Selamat pagi!” Di pagar rumah, seorang perempuan cantik memakai payung menyapa. Tapi hp-nya berbunyi. Ia langsung menjawab. “Ya, hallo! Ya! Sudah di lokasi ini. Ada. Dua-duanya ada. Tapi kok, pensiunan ya? Yang laki agak linglung berantakan dan belum mandi! Apa? Yang perempuan bawel, galak, sombong ya? Rumahnya jelek!” Lalu Bu Amat berbisik mendorong suaminya masuk. “Sssstt! Cepet mandi! Bau Bapak kecium sampai ke situ!”

“Ibu juga!l” “Saya sudah mandi!” “Sudah? Kapan kemaren?” “Cepetan mandi! Ganti pakaian!” “Pakai apa?” Bu Amat mendorong suaminya masuk. Perempuan cantik itu menghampiri. “Hallo selamat pagi!” “Selamat pagi.” “Ini betul rumah Pak Amat, bukan?” “Betul?” “Bu Amat ada?” “Ada.” “Tolong dipanggil.” Bu Amat kaget, tapi ia berhasll menutupi perasaannya. “Maaf, ya. Adik ini siapa?” “Aku Batty.” “Beti siapa, ya?” Bukan Beti, tapi Batty. Pakai a, dobel t dan aigrek. “Oo, Batty? Kok seperti nama bule?” “Memang aku orangnya radarada keturunan, Kentara ya! Ayo cepetan sana panggil!’ Bu Amat berdiri. Batty duduk. “Mau ketemu Ibu atau Bapak?” “Terserah yang ada saja!” “Maaf kalau boleh tahu soal apa, ya?” HP Batty bunyi lagi, dia memberi isyarat pada Bu Amat supaya jangan menyela. “Hallo, Om Kabul, sebentar dulu dong, ini Nora lagi negosiasi. Pokoknya beres. Cakep! Ngerti! Yo, ngko tak beresken. Oke deh, daah!” Batty nutup HP dan menoleh Bu Amat. “Lho kok nguping, buruan panggil, Nora harus ke Bali Beach ketemu Mr. Djordje sebentar lagi.” “Itu tadi Pak Kabul yang janji mau bawa Nora ke mari, ya.” “Nora sudah berangkat ke Hong Kong semalam. Ayo buruan panggil. Eh kalau ada teh botol dingin dan bolu boleh juga. Gerah ni! Ada nggak?” Bu Amat tak mampu lagi menahan gondoknya. Lalu masuk sambil ngedumel. “Coba tak lihat dulu di keranjang sampah, mudah-mudahan belum dimakan anjing.” “Apa?” Bu Amat sudah masuk.

Tokoh melakukan kunjungan ke Swiss-Belhotel Petitenget dan diterima Executive Secretary Swiss-Belhotel Petitenget Christiana Goh.

Mozaik

Edisi 996/ 26 Maret - 1 April 2018

Pernikahan atau perkawinan adalah dua kata yang mempunyai arti yang sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 disebut dengan istilah Perkawinan. Sebenarnya lebih cocok disebut pernikahan, sebab kata ini menggambarkan kesucian. Berbicara pernikahan berarti ada unsur perjanjian atau akad. Dalam perjanjian minimal ada dua pihak yang bersepakat, baik dilakukan secara lisan maupun tertulis. Karena berbentuk perjanjian maka diperlukan minimal dua orang saksi. Selanjutnya untuk pengesahannya diperlukan kehadiran negara untuk mencatat dan mendaftarkan akad tersebut. Itulah makna nikah. Sebaliknya makna kawin hanya bersifat sempit, karena hanya menyangkut hubungan kelamin laki-laki dan perempuan. Mengapa pernikahan adalah perjanjian suci? Menurut agama manapun pernikahan adalah suci, yang kemudian makna suci ini diadopsi ke dalam undang-undang. Dalam Undang-undang Perkawinan disebutkan salah satu unsur perkawinan adalah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan dilaksanakan menurut agama masing-masing. Kalau membahas masalah agama dan Ketuhanan, maka erat kaitannya dengan moral, etika, dan filosofi. Ketiga masalah tersebut kalau dikaitkan dengan masalah masa kini, sangat relevan untuk dibahas. Misalnya mengenai seberapa jauh pasangan suami-istri terutama pasangan keluarga muda memahami makna pernikahan sebagai janji suci. Faktor apa yang menyebabkan pemaknaan tersebut kurang terpatri di hati mereka. Beberapa ahli menyatakan bahwa, usia perkawinan sangat rentan goyah manakala perkawinan mencapai usia 1 – 5 tahun, antara lain dikemukan

31

Pernikahan adalah Janji Suci

oleh Pdt.Dr, Paul Gunadi. Hal akan dapat melestarikan dan hanya memikirkan diri sendiri. Kalau seorang ini dapat dipahami karena alam ini dengan baik. Ketuistri menggugat cerai suaminya, biasanya istri mengpada masa-masa itu masih runan yang baik, berasal dari inginkan agar harta yang diperoleh selama pernikahdalam saling menyesuaikan diri bibit yang baik, sehingga ada an (harta gono-gini), agar jatuh ke tangan penggugat, dan saling mencari pola yang ajaran agama maupun ketendengan alasan harta itu tercatat atas nama istri. Dan, cocok, untuk saling dapat tuan hukum yang melarang agar hak asuh anak jatuh ke tangan penggugat juga. menerima. Masa penyesuaperkawinan dengan keluarga Itulah keinginan istri selaku penggugat. Tetapi hakim ian diri ini juga tergantung sedarah (perkawinan incest). akan memutus berdasarkan ketentuan hukum dan faktor lingkungan keluarga Pendek kata pernikahan adaberdasarkan diskresi hakim untuk menegakkan sangat dominan memberikan lah ibadah. keadilan. Misalnya mengenai harta gono-gini jelas akses untuk saling mempenItulah antara lain yang merupakan harta bersama, maka akan dibagi 2 garuhi. Karena bagi budaya menyebabkan keluarga karena diperoleh selama pernikahan walaupun timur seperti di Indonesia, muda selalu goyah manakala tercatat atas nama istri. Demikian juga hak asuh perkawinan tidak hanya peterkena masalah. Mereka anak belum tentu diberikan kepada ibu kandung, nyatuan seorang laki-laki dan ingin jalan pendek untuk jika ternyata ibunya punya prilaku buruk. perempuan. Tetapi juga memencari solusi. Mereka lari Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan, ada nyatukan dua keluarga yang dari kenyataan. Salah satu sebagian kecil pasangan suami istri yang tidak berbeda adat, kebiasaan dan pihak biasanya minta cerai. memahami makna pernikahan adalah janji suci, budaya. Mankakala sudah Penulis sering menghadapi yaitu janji yang dipertanggung-jawabkan kepada memeluk agama yang sama klien yang kurang paham arti Tuhan. Mereka menganggap pernikahan adalah pun kerap terjadi berbeda suci perjanjian pernikahan, perjanjian biasa yang menyangkut untungKetut Netra, S.H.,M.Kn persepsi mengenai keyakinan sehingga pertengkaran selalu rugi yaitu manakala salah satu pihak ingkar janji mereka, sehingga sering terjadi pertengkaran. dijadikan alasan untuk menggugat cerai. Padahal (wanprestasi), maka pihak lain akan menuntut Secara psikologis, pasangan muda bisanya mereka telah mempunyai keturunan, yang seharhaknya. kurang mandiri, sehingga mudah terkena pengaruh usnya mereka sama-sama bertanggung-jawab, dari lingkungan. Mereka belum matang untuk bagaimana mendidik anak-anak agar menjadi Ketut Netra, S.H.,M.Kn menimbang berdasarkan alur logika. Karena orang yang bermanfaat bagi keluarga dan negara. Praktisi hukum mereka masih muda, maka sering terjebak emosi Bukan menjadi besesaat, tanpa mereka sempat memikirkan secara ban bagi negara. pelan dan damai. Umumnya merKegoyahan rohani juga terjadi karena sebagai eka yang punya Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam keluarga muda kurang tebal pemaknaan mereka masalah tersebut, bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung terhadap agama. Pernikahan berdasarkan Ketudapat dikatakan unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga hanan berarti pernikahan itu menjalankan amanah egois dan materifoto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor Tuhan untuk melanjutkan keturunan, dengan jalan alistis. Karena tidak hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, saling mencintai, membentuk keluarga bahagia memikirkan masa redaksitokoh@yahoo.com. sejahtera. Mengembangkan keturunan berarti depan anak-anak,

Kata Hati

Yoga bersama Dian Kania (Markandeya Yoga) Kunjungan balasan dari Tokoh ke Aston Denpasar untuk memperkuat kerjasama kedua pihak. Tampak Dewi Aliyah, Marketing Communications Manager Aston Denpasar Hotel & Convention Center bersama Ngurah Budi, Redaktur Pelaksana Tokoh.

Selamat atas tampilan baru Tokoh. Selain rubrik yang variatif, banyak ada iklannya. Sebagai pengusaha kecil, saya juga ingin ikut berpromosi di Tokoh. Mohon diberi perhatian juga untuk pengusaha kecil. Berilah kami diskon. Terima kasih.

Teknik Pernapasan untuk Penderita Diabetes Militus Bunda Dian

2

Gambar 2 Tekniknya sama dengan gambar 1, hanya memindahkan tangan kanan ke lutut kiri. Kemudian tangan kiri letakkan di belakang tulang punggung dan lakukan pernapasan sama seperti gambar 1.

Ayu Sukanti (Denpasar)

Terima kasih atas apresiasi Bu Ayu Sukanti terhadap Tokoh. Kami siap untuk bersinergi dengan pengusaha kecil melalui space yang tersedia. Kami punya Iklan Cantik yang harganya sangat kompetitif dengan durasi pemuatan hingga tiga bulan. Untuk info lebih lanjut silakan hubungan Sekretariat Tokoh di (0361) 425373.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

1 Gambar 1 Duduk dengan sikap seperti di gambar, yakni, kedua telapak kaki bertemu. Letakkan tangan kiri di lutut kanan dan tangan kanan berada di belakang tulang punggung. Mulailah memuntir pinggang ke sisi kanan. Pada saat posisi ini mulai dengan menarik napas melalui hidung dengan lembut dan hembuskan napas dengan mengempiskan perut sembari semakin memuntir pinggang ke sisi kanan belakang. Selanjutnya tetap bertahan dengan sikap ini, dengan menarik napas serta menghembuskan napas dalam 14 kali putaran.

3

4

5

Gambar 3, 4, dan 5 Adalah teknik untuk membersihkan organ perut. Tetap duduk dengan sikap pada gambar 3, letakkan kedua tangan di atas lutut dan perlahan –lahan mulai secara rileks dan tanpa ketegangan menarik napas melalui hidung. Tulang punggung harus tetap dalam posisi tegak lurus. Kembungkan perut perlahan-lahan, mulai buka mulut, buang napas melalui mulut. Condongkan badan ke depan sampai turun, kening menyentuh lantai dan apabila belum mampu, lakukan semampunya. Catatan: - Pada saat membuang napas di mulut kempiskan perut sekempiskempisnya - Lalu kembali mengangkat badan tegak lurus dan kembali menarik napas sesuai dengan petunjuk sebelumnya - Lakukan teknik pernapasan ini 14 kali putaran - Jika kita secara rutin melakukannya, sehari 3 kali, niscaya fungsi pankreas akan lebih baik. Selamat berlatih. Salam Markandeya Yoga Indonesia


Sudut Pandang

32

“Nyungsang” Tayang Perdana 29 Maret 2018

Trailer film “Nyungsang” yang merupakan karya putra lokal Bali mendapat sorotan luas masyarakat. Setidaknya, dari 5.000 tiket yang ditargetkan, sudah terjual 5.200 tiket. Di akun sosial salah seorang kru Ketut Sandika, trailer film ini sedikitnya sudah dibagikan hingga 1.500 kali dan 2.400 komentar.

“A

stungkara sementara ini komennya positif, tidak tahu nanti jika sudah tayang perdana. Karena, kami memang bukan orang film. Kami hanya punya keberanian, nyali dan komitmen untuk pelestarian budaya, itu saja modalnya. Entah nanti di-bully atau seperti apa, itu adalah rwa bhineda yang tak bisa dihindari,” ujar Komang Indra Wirawan-yang akrab dipanggil Komang Gases, produser dan sutradara “Nyungsang”, saat ditemui Kamis (22/3) di salah satu pojok ruang kecil di kampus IKIP PGRI Bali. Di ruang inilah proses editing film ini digarap, dengan peralatan yang super minim. “Nanti sore kami rencana mau syuting ulang lagi beberapa adegan horor,” ucap kameramen Budi Mahayana yang dibenarkan Komang Gases. “Sebagai seniman, ketika ditonton berulang-ulang, saya masih merasa belum puas dengan hasil sebelumnya,” imbuh Komang Gases yang mengaku pembuatan film ini menelan total dana sekitar Rp 475 juta. Film layar lebar “Nyungsang” bergenre horor yang diangkat dari kisah

sangat kental di Bali dan masih diyakini. Kedua, memberikan kesempatan ruang kepada generasi muda bahwa kita bisa, bahkan mampu bersaing di papan nasional dan internasional kalau kita mau bersatu,” tegasnya. “Nyungsang” dalam film ini diartikan sebuah ilmu yang disalahgunakan. Sang sutradara ingin memberikan gambaran kepada penonton dan penikmat seni bahwa apapun yang kita pelajari sah-sah saja, baik itu ngiwa, tengen, dharma, ilmu pengeleakan, desti, dsb., jika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan. “Tetapi ketika kita tak memiliki penuntun, guru, dan komitmen dalam diri, sehingga bersikap sekehendak hati, ilmu itu pasti akan disalahgunakan, berbalik, dan jadinya nyungsang,” jelasnya. Inilah yang dilakoni tokoh Odah (nenek), yang diceritakan demi mempertahankan garis keturunan, ia memohon anugerah. Dan ketika anugerah terkabulkan, disalah artikan sehingga tingkah lakunya terbalik atau nyungsang. Setting dan suasana dalam film ini

Sebagian kru dan pemain Film Nyungsang

nyata pengalaman mistis salah satu keluarga di Bali ini, akan tayang perdana Kamis, 29 Maret 2018 di Denpasar Cineplex. Film berdurasi 1 jam 15 menit ini dijadwalkan akan tayang sampai 11 April 2018. LESTARIKAN BUDAYA Komang Gases memaparkan ide awal pembuatan “Nyungsang” ini adalah pelestarian budaya. “Spirit film ini adalah tentang ilmu. Bahwa ilmu ngiwa, tengen, dharma, dan leak itu masih

dibuat senatural mungkin, tanpa harus mengorbankan kekuatan cerita dalam film. Semuanya diperhitungkan secara matang. Bahkan untuk kekuatan cerita­ nya, dipadukan dengan sastra, agar spiritnya bisa menyentuh hati para penonton. Meski demikian, pembuatan film yang didukung penuh IKIP PGRI Bali dengan melibatkan UKM Seninya, Gases Bali, Jagir, dan Palawara Studio ini bukannya tanpa kendala. Menurut Komang Gases, sejak awal pembuatan film ini sudah menemui bermacam tantangan, dimulai

dengan dana sangat terbatas. ”Karena itu, sejak awal saya mengajak semua yang terlibat duduk bersama dan mengatakan bahwa penggarapan film ini adalah murni untuk pelestarian budaya, sehingga saat ini belum bisa memberikan honor yang sesuai. Untungnya teman-teman semua mengerti dan begitu mendukung,” ungkap Komang Gases. Selain tidak memiliki pengalaman di dunia perfilman karena memang bukan orang film, kendala juga ada pada alat yang dimiliki yang sangat sederhana. “Kami juga agak susah mengumpulkan kru yang banyak dalam waktu yang sama, karena kami sadar kami tidak bisa memaksa waktu mereka,” ucapnya tersenyum. Jika terkait hal-hal mistis yang terjadi saat syuting, jangan ditanya lagi. Beberapa kru dan pemain mengaku mengalaminya. Sementara Komang Gases mengaku enjoy saja karena sudah terbiasa dengan hal seperti ini. “Meskipun saya tahu saat syuting ada sekelebatan bayangan dan sebagainya, ya saya diam saja. Jika saya beritahu dan mereka lari, kita tidak jadi syuting dong. Karena kadang kita syuting sampai jam 2 dini hari. Astungkara tidak diganggu, karena kami juga sudah minta izin secara niskala,” ujar Komang Gases yang sering nyalonarang dan juga mendapatkan gelar Doktor Leak ini. Sebut saja salah satu lokasi syuting yang ekstrim adalah di tengah hutan di Sangeh. Herannya, saat syuting di pohon-pohon besar itu, bisa tidak ada kera sama sekali. Bahkan, ia juga melibatkan keponakannya yang baru berusia 1 tahun diajak syuting disana. Uniknya ketika adegan bermain dengan buthabuthi yang notabene berias seram, si bayi diam saja. Tetapi ketika diletakkan dan didiamkan, ia justru menangis. “Mereka yang tahu tentang perfilman mengatakan kami ini gila. Karena idenya hanya sebatas ngobrol-ngobrol biasa, alat yang digunakan sangat sederhana, dan teman-teman kru yang kami ajak sangat minim. Tapi melihat hasilnya, mereka kagum sekali,” tandasnya. (Inten Indrawati).

Edisi 996/ 26 maret - 1 april 2018

Film Nyungsang

Libatkan Dosen dan Mahasiswa IKIP PGRI Bali Film merupakan sebuah karya seni. Film juga bisa menjadi salah satu alat komunikasi massa. Karena itu, Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum. menegaskan bahwa film juga harus mengikuti tuntutan zaman. “Jika saya amati sekarang ini masyarakat cen­derung menyukai film bergenre horor dan humor dengan menggandeng selebgram Bali Puja Astawa. Karena itu, kedua genre ini kami kolaborasikan dalam sebuah karya film Nyungsang, yang juga sarat dengan nilai budaya Bali,” ucap Rektor IKIP PGRI Bali saat diwawancarai Tokoh terkait film perdana produksi IKIP PGRI Bali dan Gases Bali ini. Ide untuk membuat film Nyungsang yang mengangkat kisah nyata ini seja­ tinya sudah ada sejak 2 tahun lalu, namun baru tahun ini bisa terealisasi dan filmnya siap tayang akhir maret ini. Rektor Made Suarta yang juga turut mengambil peran dalam film ini, menjelaskan, Nyungsang bukanlah soal posisi bayi yang terbalik dalam kandungan, namun Nyungsang adalah sebuah ilmu tetapi dilakoni dengan salah. Seniman Arja ini mengatakan, dirinya bersama para seniman IKIP PGRI Bali sudah biasa terlibat dalam penggarapan sinetron, tampil dalam pementasan arja, drama klasik, dll. “Namun, kali ini, dalam pembuatan film layar lebar ini, tantangannya luar biasa. Selain menyita banyak waktu, tenaga, dan biaya, juga sangat

Dr. I Made Suarta

berisiko. Syutingnya tidak main-main, mengambil tempat di lokasi-lokasi angker seperti di dalam hutan dan di kuburan, dari sandyakala sampai malam, auranya mistisnya kental sekali,” kisah Made Suarta yang berperan sebagai pamannya Luh Tu Nesti, tokoh pelurusan. Sebagai lembaga keguruan, IKIP PGRI Bali mencoba mengambil langkah-langkah baru yang bersifat tradisional (selain arja, drama klasik) melalui film. Hal ini sekaligus juga sebagai bentuk promosi untuk lebih menggaungkan lagi nama IKIP PGRI Bali di masyarakat luas. Terlebih, LPTK pencetak calon guru ini memiliki Fakultas Sendratasik (Seni drama tari dan musik) dan UKM Seni. “Pemainnya mahasiswa dan dosen IKIP PGRI Bali serta artis lokal,” Komang Gases. ucapnya. –ten a dan sutradara

art

Rektor Made Su

Rektor IKIP PGRI Bali Made Suarta dalam sebuah adegan Film Nyungsang

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.