Tokoh Edisi 993 | Tokoh

Page 1

24

J

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Bersyukur Kunci Kebahagiaan

essica Iskandar dan Cynthia Lamusu, misalnya. Dua sosok entertainer ini mempunyai pandangan yang sama tentang kebahagiaan. Menurut mereka kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri. Kunci kebahagiaan adalah rasa syukur atas apapun yang dikaruniai Tuhan dalam kehidupan. Kebahagiaan, tutur Jedar begitu nama Jessica kerap disapa, tidak datang dengan sendirinya tapi harus diperjuangkan, ada proses di dalamnya. Kalau rasa senang hanya sementara sifatnya, namun kebahagiaan adalah lebih dari itu. Kunci kebahagiaan, katanya, adalah keikhlasan hati dalam menjalani kehidupan dan bersyukur atas apapun yang

Sudut Pandang

Apa itu bahagia dan bagaimana caranya? Tiap orang pasti memiliki pemahaman yang berbeda. Ada yang menyebut bahagia adalah jika mendapat sesuatu atau mencapai keberhasilan. Ada juga yang mengatakan kebahagiaan adalah bersumber dari dalam diri sendiri. Kebahagiaan yang bersumber dari luar hanyalah sementara sifatnya. Tapi apapun itu, sesungguhnya pemahaman tentang kebahagiaan tergantung pada pengalaman atau latar belakang hidup masing-masing.

terjadi dalam hidup. Karena, ujarnya, sesungguhnya kehidupan itu sendiri adalah sebuah karunia yang luar biasa dari Tuhan yang patut disyukuri. “Untuk mencapai pemahaman itu, aku tidak serta merta bisa tapi melalui

Cynthia bersama suami dan anak kembarnya

proses yang panjang. Ketika aku mampu membuang pikiran-pikiran negatif, energi negatif, ketika aku bisa menjalani kehidupan dengan ikhlas dan tulus, dan ketika aku mampu bersyukur untuk segala hal yang terjadi dalam hidup aku, baik hal-hal kecil maupun besar, maka aku baru bisa merasakan kebahagiaan sebenar-benarnya,” ungkap pemeran Kara dalam film ‘Dealova’ ini. “Kesabaran, keikhlasan harus dilatih. Sampai sekarang pun aku masih terus berlatih. Selalu mengucap syukur, dll. Hal-hal seperti itu kan harus dilatih agar kita mendapatkan hati yang tentram, nyaman, pikiran tenang. Sekali lagi, semuanya perlu proses, dan akupun terus belajar dan berproses,” jelas wanita kelahiran 1988 ini. Sekarang ini, tambahnya, ia merasa sangat bahagia menjalani kehidupan bersama anak semata wayang, El Barack Alexander (4). El, kata Jedar, adalah karunia Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya. Anak itu, kata Jedar,adalah jawaban Tuhan atas doa-doanya. El tumbuh sebagai anak cerdas juga penyayang, dan itu sangat membanggakan dan membahagiakannya. Kalau ditanya soal kapan menikah lagi, kata pemeran film ‘Kung Fu Pocong Perawan’, ini, setiap orang pasti menginginkannya tapi itu bukan target hidupnya. “Target aku adalah bagaimana men-

Bangga Jadi Diri Sendiri Tiap manusia pasti mendambakan kebahagiaan. Begitu juga dengan gadis yang satu ini. Menurutnya, bahagia itu sederhana, ia bisa memperoleh kebahagiaan dari hal-hal kecil yang dimulainya dari dirinya sendiri, yakni tersenyum. Ia bangga dengan diri sendiri dan hatinya senantiasa bersyukur. Demikian disampaikan I Gusti Agung Ayu Berlian Audya Parimayuna, mahasiswi Jurusan Kesehatan Masyarakat FK Unud yang tengah menyelesaikan skripsinya ini. Dikatakan oleh Berlian, dirinya merasa bahagia ketika mampu tersenyum dalam situasi apapun. “Sekalipun dalam masalah, saya sadar bahwa senyuman dari hati itu mampu menguatkan dan menyadarkan, jika saya tidak terlihat buruk. Saya juga percaya ada campur tangan Tuhan di setiap masalah. Dan, ada rencana indah yang disiapkanNya untuk saya,” ucap salah seorang Duta Endek Kota Denpasar ini. Berlian mengaku bahagia ketika ia bisa bangga dengan dirinya sendiri. “Saya hidup untuk belajar. Belajar dari apa yang saya lihat, saya rasakan, saya lakukan, dan saya dengar. Sebab, belajar menurut saya adalah sebuah proses. Saya suka tantangan, ketika saya berhasil melalui tantangan tersebut dengan hasil usaha

sendiri, saya merasa bangga dan itulah kebahagiaan saya,” tandas sulung dari tiga bersaudara buah hati pasutri I Gusti Ketut Pariana, S.T. dan Sagung Ngurah Mayuni, S.T., M.Si., ini. Saat ini, selain tercatat sebagai mahasiswa, Berlian juga berprofesi sebagai seorang model. Disamping itu remaja energik ini juga suka mencoba hal-hal baru untuk mencari peluang bisnis, salah satunya membuka usaha ABC Analisis, yang merupakan pelayanan jasa konsultasi dan analisis. Usaha ABC Analisis ini dipilih, kata Berlian sebab dirinya memang memiliki minat dan saat ini sedang menempuh pendidikan di Peminatan Biostatistik, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana. “Saya bangga karena usaha saya banyak diminati. Selain itu yang juga membahagiakan adalah saya bisa memiliki penghasilan sendiri,” cetusnya sumringah. Berlian juga mengatakan di tiap langkahnya, ia selalu ingin mengasah diri, menambah pengalaman dan wawasan dengan cara mengikuti organisasi diantaranya Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat sebagai Sekretaris Bidang Penalaran, Keilmuan dan Informasi Komunikasi, Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan, dan Duta Endek Denpasar sebagai Ketua Umum. Tidak hanya organisasi, Berlian juga mengikuti berbagai kompetisi. Bahkan beberapa penghargaan sempat diraihnya, diantaranya Top 3 Putri Pariwisata Indonesia Provinsi Bali Tahun 2016, Runner Up I Duta Endek Denpasar 2016, serta Miss Indonesia Provinsi Bali 2017. “Hal lain yang saya dapatkan dari mengikuti organisasi

Jessica dan anaknya El

jadi orangtua yang baik bagi El, dapat membimbingnya menjadi manusia berguna, serta mempersiapkan masa depan El dengan baik. Untuk itu semua, aku berjuang dan bekerja keras siangmalam. Aku berharap meski tanpa ayah, El bisa hidup bahagia,” lanjutnya. Masalah Ludwig, mantan suaminya, menurut Jessica sudah tidak lagi menjadi ganjalan dalam hidupnya. “Aku sudah ikhlas, sudah memafkannya. Nggak ada dendam,” tambahnya. Dan, ujar Jedar lagi, kepada siapapun dirinya berusaha untuk tidak membenci atau marah. Karena hal-hal negatif itu bukan hanya meresahkan tapi juga menjadi penghalang datangnya kebahagiaan. Kisah perjalanan hidup Jessica memang bak cerita sinetron. Artis cantik ini sempat menikah dengan seorang bangsawan asal Jerman, Ludwig. Namun usia pernikahannya hanya seumur jagung. Sang suami membatalkan pernikahan, disaat Jessica sedang mengandung.

dan kompetisi adalah relasi. Poin ketiga dimana ada rasa bahagia membuncah , di sana ada rasa syukur saya, karena saya berada di sekitar orangorang yang saya sayangi dan menyayangi saya, yakni teman, sahabat dan keluarga,” katanya Mengenai quotes tentang ‘bahagia itu sedehana’ katanya, bagus jika dijadikan sebagai motivasi hidup dan berbagi. Maka dengan selalu bersyukur atas apa yang dicapai dan dimiliki Berlian saat ini, menjadikan bahagia yang berhasil diciptakannya selanjutnya dibagikan kepada orang sekitarnya. Hal-hal yang dilakukan untuk berbagi dan merealisasikan rasa bahagia, diantaranya berbagi ilmu mengenai kesehatan reproduksi dengan anakanak sekolah di Munti Gunung. “Selain itu saya juga berbagi ilmu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Taro. Membantu mengajar dan gerak jalan di Desa Sanda. Mengunjungi posko pengungsi untuk mengisi acara bersama anak-anak, kemudian memasak. Kegiatan lainnya adalah melakukan bakti sosial ke beberapa panti asuhan. Semua aktivitas ini berhasil mengalirkan rasa bahagia di hati,” lanjut dara yang hobi jalan-jalan ini. “Semua hal yang saya lakukan, begitu pula dengan capaian saya adalah sumber kebahagiaan saya. Saya akan terus berproses untuk menciptakan kebahagiaan lainnya, karena saya percaya cara bahagia itu cukup sederhana. Bahwa bahagia itu juga bukan soal hidup yang sempurna, melainkan saat kita bisa menikmati dan mensyukuri sesuatu yang telah kita terima ,” pungkasnya. (Sri Ardhini)

Terluka dan terpukul, akhirnya ia pergi ke Amerika Serikat dan melahirkan di sana. Dalam kondisi luka itulah dirinya berproses sampai akhirnya memiliki pemahaman seperti sekarang. Kini Jessica mengaku hidup sangat bahagia dengan anaknya. “Aku banyak mengucap syukur atas semuanya. Bersyukur tidak harus menunggu mendapat sesuatu, atau mencapai keberhasilan. Tapi bersyukur untuk segala hal yang terjadi dalam hidup aku. Dan nyatanya, semakin aku sering bersyukur, aku mendapat banyak limpahan berkat,” kata bintang acara ‘Perbukers’ ini. “Jadi jangan menunggu kaya atau berhasil baru mengucap syukur,” tambahnya. MERASA TERHARU Cynthia Lamusu, penyanyi yang sempat berkiprah di dunia perfilman, juga menyebut keikhlasan dan bersyukur sebagai sumber kebahagiaan. Kedua hal itu ada di dalam diri setiap orang tinggal bagaimana orang itu mampu melakukannya. “Kebahagiaan itu bukan milik orang yang hebat dalam segalanya tapi mereka yang mampu menemukan hal sederhana dalam hidpnya dan tetap bersyukur,” ujar Cynthia yang namanya melambung setelah bergabung dengan AB Three atau Be3. Untuk bisa seperti itu, tentu saja ada proses dalam diri juga ada pembelajaranpembelajaran untuk bisa mengambil hikmah dalam kehidupan yang dijalani. Karena terkadang orang lupa akan hal yang diberikan Allah seperti kehidupan, kesehatan. Seperti dirinya dan suami, Surya Saputra yang harus menunggu selama delapan tahun untuk bisa mendapatkan anak. Dan akhirnya terwujud pada November 2016 lalu dimana pasangan ini mendapat anak kembar perempuan dan laki-laki, Tatjana dan Bimasena, yang kini berusia 1 tahun 3 bulan. “Pada masa penantian itu, ada banyak lika-likunya, tapi aku berusaha selalu mengucap syukur. Bersyukur adalah salah satu cara aku menikmati hidup,” ucap pemeran film ‘Ayat-ayat Adinda’, ini. Kini, tambah Cynthia, hari-harinya selalu dipenuhi kebahagiaan, terutama ketika bersama si kembar. “Usia mereka sudah satu tahun lebih tapi aku masih saja suka merasa terharu ketika memandangi mereka. Masih terasa seperti mimpi. Aku masih suka bertanya dalam diri aku, benarkah aku mendapat anugerah seindah ini. Itu masih aku rasakan sampai sekarang. Aku juga bahagia dan sangat bersyukur, mereka tumbuh dan berkembang de­ngan baik,” ujarnya. (Diana Runtu)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

GORO-GORO Bu Amat nguping. Suaminya sedang mendengarkan dengan serius curhat sahaPutu Wijaya bat lamanya yang mendadak muncul dan memaksa didengarkan. “Amat, di akhir 2016 ketika mendapat pertanyaan dari Prof Yudi, apakah aku bersedia menerima kalau diberikan doktor honoris causa? Aku langsung menyatakan ya dengan rasa haru dan hormat atas hadiah dari langit itu. Tak pernah terbayangkan setelah bangkotan aku akan jadi doktor tanpa jungkir balik belajar.” “Aku putus sekolah setelah SMA, bukan karena badung. Tapi untuk bekerja mencari biaya supaya adik-adikku tidak putus sekolah. Tapi apa lacur, semua adikku akhirnya menirukan alasanku, berhenti sekolah untuk berkorban demi adik-adiknya.” “Akhirnya tak seorang pun di antara kami, 7 bersaudara, yang punya embel-embel gelar di depan atau pun di belakang nama kami. Itu membuat orang tua kami malu. Lantaran para tetangga dan saudara-saudaranya semua punya koleksi gelar.” “Ada keponakan bapak punya tiga gelar. Yang lain rata-rata dua

gelar. Sebenarnya siapa pun tak ada yang secara sengaja mau mengejek bapak. Dia saja yang merasa dirinya hina, karena anaknya tak ada yang punya gelar.” Tetapi meskipun tak ada di antara kami yang bergelar, semua kami punya kehidupan yang layak. Bahkan kami memiliki karyawan atau rekanan kerja sarjana produk mancanegara. Namun itu tidak mampu mengubah kerak kecewa di air muka orang tua. Bahkan ketika aku mencoba memperbaiki wajahnya dengan hadiah dari langit yang kudapatkan, dia nampak begitu sinis.” “Apa yang membuatmu bahagia dengan hadiah doktor palsu yang diberikan kepadamu karena kasihan melihat pengabdianmu yang tak pernah surut, kata beliau. Aku kecewa kau kok berani menerimanya, lanjut beliau yang membuatku jadi bingung. Apa yang harus aku lakukan, Mat? Haruskah aku mengembalikan hadiah terhormat itu?” Amat tak bisa menjawab. Apalagi kawannya yang bertanya itu, seperti tak memerlukan jawaban Amat, karena dia terus bicara. “Kalau seandainya kukembalikan, apa alasanku? Haruskah aku katakan bahwa kami sudah sanggup bukan saja hadir, tapi berarti, tanpa gelar. Kalau sudah begitu, untuk apa

dr. hc

lagi gelar?” “Tapi apakah berarti itu cukup ditandai dengan berkehidupan yang layak? Tapi kalau ya, mengapa Bapak kami nampak tidak bahagia, padahal kami ke-7 anaknya semua hidup bukan saja layak tapi juga sedikit lebih baik dari rata-rata mereka penghuni hunian kelas menengah yang kami huni?” “Mungkinkah sebetulnya ada masalah lain yang mengganggu pikiran bapak kami? Karena secara praktis, gelar adalah tiket untuk dapat pekerjaan atau kenaikan pangkat. Gelar bukan lagi penanda kepintaran atau keistimewaan, karena asal punya biaya dan ambisi merebut gelar, lambat laun pasti akan bisa digondol. Jadi sebenarnya rasa malu tak punya gelar atau bangga bisa koleksi gelar itu, sudah kuno alias old fashion! Ya, kan, Mat?” Amat yang tak punya gelar nyengir, seperti membantah. “Aku tahu kau tak setuju, karena kau tak punya gelar. Aku juga pernah punya perasaan begitu. Baru sekarang, aku seperti dibebaskan dari perasaan bahwa ada yang kurang dalam diriku. Karena setelah dijatuhi hadiah dari langit itu, aku punya kebanggaan. Tapi aku hanya satu dari 7 anak bapak! Masih kurang cukup!” “Kesimpulanku, bapakku sedih

Espresso bahkan lebih sedih dari sebelumnya. Karen hanya satu anaknya punya gelar, walau pun gelar palsu. Enam anaknya yang lain jadi jatuh merek. Itu berarti hadiah dari langit itu mestinya aku tolak sebelum aku keblinger menerimanya. Kalau sesudah kuterima baru kutolak hanya akan menjelaskan kepribadianku yang lemah!” “Terus-terang saja, Mat! Sebagai teman, kasih aku opini spontan. Apakah kepribadianku lemah?” Bu Amat sudah mengurut dada senang, sebab suaminya tidak menjawab. Tapi sekali ini Amat seperti mau mengatakan: ya, kepribadianmu bukan saja lemah tapi sangat lemah. Tapi untunglah orang itu cepat menyambung. “Tapi Mat, aku sudah memutuskan, hadiah dari langit itu tidak akan aku kembalikan, karena aku sudah terlanjur menerimanya. Wajah bapakku kusut, itu urusan dia. DR HC ini aku terima dengan segala risikonya!”

Lalu tamu itu berdiri. Ia mengulurkan tangan sambil berbisik. “Terima kasih, Mat!” “Terima kasih?” “Terima kasih karena kau sudah mau mendengarkan dan tidak menjawab. Terima kasih karena sudah tak menjawab. Kau seorang sahabat sejati!” Sahabat itu memeluk Amat, lalu pergi. Amat bengong. Bu Amat lalu masuk. “Saya nguping tadi, Pak. Siapa orang itu?” “Orang Jakarta.Teman lama sekali.” “Jadi dia dapat penghargaan doktor honoris causa tapi orang tuanya tidak senang, karena menganggap itu gelar palsu dan menyuruh dia menolak, tapi dia sudah memutuskan menerima. Begitu?” “Tidak!” “Tidak?’ “Ya! Dia hanya ingin ngomong, asal ngomong didengarkan dan tidak dijawab. Sesuatu yang mulai sulit di Jakarta.

Kami Perusahan Media Massa dengan jangkauan pembaca di Bali, NTB, Jatim, dan Jakarta mencari

STAF PEMASARAN Syarat: - Pria/Wanita usia maksimal 35 tahun - Penampilan menarik, ramah, dan komunikatif - Bisa bekerja dalam tim - Menyukai tantangan

Belajar Sepanjang Hayat

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

itu baru memasuki pendidikan formal mulai TK, SD, SMP, SMA, dan PT dengan waktu yang sangat terbatas dibandingkan waktu dengan keluarga dan masyarakat. Di dalam keluarga dan ma­syarakat para individu mendapat kesempatan untuk mengaplikasikan teori dan keterampilan yang didapat dari sekolah. Di lingkungan masyarakat terkecil seperti banjar (di Bali) individu akan berinteraksi dengan berbagai karakter dan beraneka macam rupa kepentingan dan latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi. Oleh karena itu individu bisa belajar sesuatu yang sedang aktual di masyarakat, bisa melalui berbagai sumber informasi sebagai bahan belajar. Kearifan lokal yang berbentuk lagu daerah (Bali) yang menggambarkan bahwa tidak habis-habisnya individu selalu belajar, seperti sebagai berikut. Eda ngaden awak bisa, depang anake ngadanin, geginane buka nyampat, anak sai tumbuh luhu, ilang luhu ebuke katah, yadin ririh, enu liu pelajahin. Artinya Jangan menganggap diri sudah

I Gusti Ayu Suasthi

bisa, biarkan orang lain yang menilai, sama seperti halnya menyapu, sampah selalu ada setiap saat, sampah sudah dibersihkan tetapi debunya masih tersisa, walaupun sudah pintar, masih banyak hal yang perlu dipelajari. Makna lagu diatas memberikan pesan moral, bahwa dalam menjalani kehidupan manusia seharusnya tidak merasa cepat puas dengan hasil belajar yang diperoleh di jenjang

Memberi dengan Ikhlas

pendidikan formal, karena belajar di lingkungan masyarakat masih banyak yang perlu diambil hikmah dari setiap kegiatan atau kejadian. Hal ini sejalan dengan yang disebut etnic learning yaitu belajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, mulai dalam keluarga, ditempat kerja, di masyarakat. Seperti kata–kata bijak menyatakan bahwa “kita belajar sebelum mengikuti ujian sekolah, sedangkan dalam perjalanan hidup kita belajar setelah mendapatkan ujian hidup”. Oleh karena itu, strategi pembangunan Bali diawali dengan membangun semangat manusia Bali untuk selalu belajar dan memahami tentang perlunya menjaga kelestarian Bali yang berbasis Tri Hita Karana. Bali memiliki semangat Tri Hita Karana yang harus dipelihara dengan prinsip Green Building, yaitu bangunan yang

ramah lingkungan, bangunan harus memenuhi kaedah hijau atau menyisakan lahan/area terbuka hijau, dan ada konservasi lingkungan di dalamnya, sehingga membuat manusia Bali lebih sehat, lebih semangat, lebih produktif dan harmoni. Ideologi Tri Hita Karana memiliki unsur jiwa, raga atau angga sarira, dan tenaga atau prana yang integral sistemik, memiliki keterkaitan satu sama lain dan sebuah kemanunggalan untuk mencapai kebahagian. Dalam diri manusia jiwa atau atman adalah unsur parhyangan, prana (sabda, bayu, idep) adalah unsur pawongan, dan badan atau tubuh berfungsi sebagai palemahan. I Gusti Ayu Suasthi Dosen Psikologi Agama FPAS Unhi Denpasar

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­ Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Desak Satya Pusparini

“S

aya dulu me­rasa banyak sekali kesalah­an dalam hu­bungan dengan orangtua. Komu­nikasi kami sangat kurang bagus. Saya sering marah dan bertengkar dengan orangtua. Setelah saya belajar di vihara, saya mengerti. Ketika ada rasa syukur dan berterimakasih, saya merasa bahagia,” ujar Executive Secretary & Public Relations Swiss-bel Hotel Petitenget ini. Kini, setelah banyak ber­syukur, ia merasakan hubungan­nya mulai membaik dengan orangtua. Bahkan, dengan kondisi yang berjauhan, dia tinggal di Bali dan orangtuanya tinggal di Medan, Tiana, begitu ia akrab disapa, mengaku sering kan-

gen dengan orangtuanya. Apalagi, kata dia, saat Tahun Baru Imlek ia tidak bisa pulang ke Medan karena harus bekerja. “Saya bisa belajar bersama kasih dan mensyukuri mempunyai orangtua yang meskipun memiliki berbagai kekurangan tapi saya bisa bahagia karena selalu belajar banyak dari vihara. Saya tidak lagi menuntut apapun. Saya bahagia masih memiliki orangtua, papa dan mama. Makanya saya selalu aktif di kegiatan keagamaan agar saya terus mendapatkan siraman rohani,” kata Tiana. Lain lagi penuturan ibu rumah tangga, Desak Satya Pusparini. Menurutnya, makan enak di restoran mewah atau jalan-jalan ke luar negeri itu sesuatu yang membuat kita senang, tapi bahaga menurutnya, lebih dari itu. “Coba bandingkan rasanya dengan kita masak sendiri di rumah, terus anakanak dan suami makan masakan kita dengan lahap apalagi sampai nambah,” tuturnya. Begitu juga, kata dia, saat kita memberi barang ke orang lain yang ternyata pemberian kita itu sangat dia perlukan. “Memberi atau melakukan sesuatu dengan ikhlas itu sudah membuat bahagia apalagi ternyata pemberian kita membuat orang lain bahagia, itu bonusnya,” imbuhnya. MAKAN TERATUR Sedangkan, bagi Putu Setia­ wati, bahagia tak melulu soal besar. Bahagia, menurutnya, harus dimulai dari hal kecil. Ia sendiri mencontohkan dirinya. Ia sangat

Christiana Goh

Ni Putu Pertamawati

bahagia jika bisa makan teratur dan tidur yang cukup setiap hari. Selama ini, karena pekerjaan, urusan makan dan tidur sering menjadi masalah. Jika ia bisa makan teratur dan tidur nyenyak setiap hari, ia sa­ngat bahagia. Saking bahagianya, ia akan selalu merayakannya dengan sekadar berbagi dengan orang lain, misalnya memberi uang parkir lebih atau memberi sedekah kepada`pengemis yang lewat. Menurutnya, ketika kebahagiaan kecil sudah bisa kita rasakan, tentu kita akan dengan mudah merasakan kebahagiaan yang besar. “Bagaimana kita bisa merasakan bahagia yang besar jika urusan kecil saja kita tidak pernah bahagia,” kata Setiawati. Ia sangat yakin, jika kebahagiaan kecil sudah kita rasakan, tiap hari akan selalu datang kebahagiaan kepada kita. Sedangkan menurut Ni Putu Pertamawati,SE,MM., setiap orang yang hidup di dunia ini tentunya ingin hidup bahagia. Namun, beberapa orang memiliki tantang­

an sangat besar untuk mencapai kebahagiaan. Ada sebagian orang yang menyatakan, sesuatu hal yang berhubungan dengan kebahagiaan seperti hari jadian, hari pernikahan, bisa berkumpul dengan keluarga, Ada sebagian orang mendambakan kehidupan mewah sebagai takaran bahagia. Mereka ini berpikir bahagia itu memiliki rumah mewah dimana mana, punya mobil banyak, punya bisnis dan lain-lain. Orang yang demikian, akan sulit mencapai kebahagiannya karena untuk bisa mencapai kemewahan tersebut diperlukan kerja keras dan sangatlah sulit. “Menurut saya, kebahagiaan itu adalah sebuah tanda untuk jiwa. Kita orang beragama, maka lakukanlah apa yang benar sesuai dengan norma agama yang harus kita lakukan dalam menjalani kehidupan ini seperti “Tri Kaya Parisuda”, yaitu berpikir yang baik, berkata baik, dan bertindak yang baik dan benar. Jadi kebahagiaan itu tanda kita melakukan yang baik

MoU Stikes Buleleng dengan Windesheim University Science Zwolle Netherlands

Ketua STIKes Buleleng, Dr. Ns. I Made Sundayana, S.kep., MSi, sangat memahami bahwa salah satu standar kompetensi lulusan Penguruan Tinggi yang sangat penting adalah menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif serta mampu mempraktekkan teori yang didapat dari dosen pembimbing selama di bangku kuliah. Namun perlu dinyatakan, sudah siapkah para dosen membimbing perserta didiknya untuk mengembangkan kemampuan berfikir semacam itu. Kegagalan inovasi untuk melahirkan rasa simpati, empati dan meningkatkan kompetensi peserta didiknya yang termasuk calon tenaga kesehatan, perlu pemahaman cara memotivasi keterampilan dan pengetahuan Dosen termasuk sarana perasana berdasarkan bukti faktual dan data. Sehingga senjata yang paling ampuh untuk menuju hal tersebut adalah dengan meningkatkan SDM dosen, sistem dan sarana prasarana pendukung proses belajar mengajar. Perjalanan Dr. I Made Sundayana ke Negara Belanda sejak 31 Januari hingga 16 Pebruari 2018 murni memenuhi undangan Windesheim University Of

Applied Science untuk bersama-sama menandatangani Memorandum Of Agreement yang lebih spesifik dari MOU. Harapan yang ingin didapat kedepan oleh STIKes Buleleng agar mampu lebih bangkit dalam menggembangkan RENSTRA dengan SOP yang nyata, karena kelebihan pada Windesheim University Of Applied Science sudah menjadi catatan, ungkap Sundayana, juga menyempatkan diri melihat secara langsung kecanggihan alatalat kesehatan yang hampir seluruhnya sudah menggunakan sistem komputerisasi termasuk tindakannya dan dokumentasi rekam medis, begitu pula slide video sebuah tindakan asuhan keperawatan sudah tersedia di sebuah laboratorium untuk ditonton dan dipahami kemudian mampu dipraktekkan secara otomatis oleh peserta didiknya. Kondisi dan strategi dalam Universitas tersebut sepertinya telah menjadi kebiasaan masyarakat kampus yang selalu berperilaku hidup sehat dan bersih yang sudah di mulai dari kehidupannya dirumah, hal ini terbukti dengan di setiap sudut kampus terdapat 3 buah tong sampah guna memilah antara sampah organik plastik dan kertas. Pimpinan Windesheim University Of Applied Science, Drs. Bertmeijer MCM menyambut baik dan sangat ramah serta antusias dengan kunjungan ini yang nantinya akan direalisasikan dengan pelaksanaan pertukaran mahasiswa. Dengan sebuah optimis dan keyakinan yang tinggi STIKes Buleleng secara bertahap mampu mewujudkan semua itu. Pada Kunjungan tersebut ketua STIKes Buleleng juga mendapat pelatihan teknik pengajaran orang dewasa yang efektif, salah satunya berupa

23

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Banyak cara orang untuk mewujudkan rasa bahagia. Bagi Christiana Goh, cara sederhana untuk bahagia, dengan cara berterimakasih dan mensyukuri apa yang sudah di­ dapat karena dengan itu kita bisa merasa lebih bahagia dan tidak menuntut.

LOWONGAN

Kirim lamaran lengkap ke: Gedung Pers Bali K. Nadha. Lantai III Jalan Kebo Iwa 63A Denpasar Telepon: (0361) 425373

Sesuai dengan yang diprogramkan UNESCO, Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang membidangi masalah pendidikan telah memprogramkan life long learning (pembelajaran sepanjang hayat). Pembelajaran sepanjang hayat atau belajar seumur hidup sudah dimulai sejak manusia dilahirkan sampai meninggal dunia. Pendidikan seumur hidup artinya proses belajar yang bersifat holistik yaitu belajar segala hal yang tujuannya untuk penyempurnaan hidup. Menurut Sulo (2005:243), dunia ini adalah buku yang paling besar dan paling lengkap yang tidak akan bisa kaji untuk dipahami dan diambil manfaat sepanjang hayat. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa hidup ini sebenarnya merupakan sebuah pelajaran, interaksi manusia dengan sesama dan dengan alam lingkungan merupakan bahan ajar (pelajaran) yang paling berkesan dan berarti. Karena itu belajar sudah dimulai dari dalam keluarga, di dalam keluarga berlangsung proses dengan mengambil porsi pendidikan yang paling besar, disebut pendidikan informal. Setelah

Sudut Pandang

Penandatanganan MoU STIKes Buleleng dengan Windesheim University Science Belanda placemat method yang diberikan oleh Kess Van Someren salah seorang dosen Windesheim. Pada kesempatan itu, Ketua Stikes melakukan studi banding ke Rumah Sakit setempat yang berada di Hardenberg yang mana hampir semua rekam medis Pendokumentasian asuhan keperawatan yang di backup secara komputerisasi. Lingkungan rumah sakit yang di kunjungi sangat bersih dan tidak tampak seperti rumah sakit, karna di awal masuk rumah sakit yang terlihat adalah cafetaria untuk pasien dan penunggu paisen. Sempat pula mengunjungi panti jompo Preshool diakhir kunjungan ke Belanda yang di temani oleh Jannie Lensen Botter, MA. Kesempurnaan sebuah Pendidikan dapat berlangsung bila ada lembaga, dosen, kurikulum, statuta, Renstra, peserta didik dan manajemen yang berkualitas serta Visi Misi yang jelas dan terukur, Inilah yang mengilhami Dr. I Made Sundayana sebagai nakhoda Lembaga Stikes Buleleng untuk terus meningkatkan kegiatan ilmiahnya dengan melakukan studi banding dan kerjasama akademik ke beberapa negara baik di Asia maupun Eropa. -Win

dan benar, berbagi dengan sesama ciptaan Tuhan dan menjalin hubungan harmonis,” ujar Wakil Rektor II Universitas Warmadewa ini. Menurutnya, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan setiap hari adalah selalu bersyukur, atas hal-hal yang kecil tapi sebenarnya besar yang sering kita lupakan karena kita anggap wajar, seperti: berterima kasih telah diberikan kehidupan, berterima kasih atas oksigen yang tanpanya kita tidak bisa bernapas, mensyukuri apa yang kita miliki (peroleh) dan sebagainya. “Apa yang kita terima ini adalah pemberian dan perwujudan kasih sayang Tuhan pada umatNya. Sederhana (hidup apa adanya), tidak berpura-pura. Menjadi orang yang sederhana, tidak mengikuti gaya hidup tapi untuk hidup lebih bahagia karena tidak membutuhkan banyak hal dalam hidup ini. Kebahagiaan bukan datang dari hal besar, mewah dan mahal tetapi dari hal kecil dan sederhana. Tersenyum adalah ibadah,” kata Pertamawati. Ia menyakini, orang yang tersenyum mencirikan orang tersebut memiliki rasa bahagia dan senang. Tersenyum pada setiap hal yang dihadapi, tersenyum untuk setiap rezeki yang didapat berapapun jumlahnya dan lainnya. Karena dengan tersenyum akan menambah ion positif untuk tubuh kita menjadi lebih baik dan sehat. Ia berpendapat, bahagia itu kita sendiri yang menciptakan bukan orang lain. Pengaruh-pengaruh eksternal jauh lebih kecil dibandingkan pengaruh dari diri kita sendiri untuk mencapai kebahagiaan. “Kita ingin bahagia atau tidak bahagia ditentukan pikiran dan perilaku kita. Berpikir selalu bahagia akan menentukan kebahagiaan di masa mendatang. Kekuatan pikiran adalah anugerah terbesar dari Tuhan yang diberikan kepada manusia. Bahagia itu mudah, dengan berpikir dan bertindak sederhana atau benar,” ucapnya. (Wirati Astiti)

Pesawat Garuda dan Lounge Garuda Bali Post Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln.Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp. (0361) 223958 Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar, Tlp. (0361) 425126 Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542

Hp. 087760050056, 081999275859

Hp. 082236657588


22

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

TIGA tahun setelah diresmikan, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti mulai memperkaya koleksinya. Salah satu kegiatan museum yang terletak di komplek Istana Bogor itu adalah, pembuatan film animasi. “Yang pertama kami rencanakan produksinya adalah mulai dari Presiden Sukarno,” ujar Kepala Museum Kepresidenan Balai Kirti, Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos, M.Hum.

Balai Kirti Siapkan Film Animasi Bung Karno

Sosialita Nama Anak Agung Ayu Ketut Agung tentu sudah familiar terdengar di kalangan masyarakat luas. Di tengah banyak­nya bermunculan perias-perias muda, Bu Agungdemikian sapaan akrabnya masih tetap eksis di dunia tata rias dan busana adat Bali yang telah ia tekuni sejak tahun 1979.

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Dr. Dra. AA Ayu Ketut Agung, M.M.

Selalu Bawa Misi Budaya

K

omitmennya untuk menjaga dan melestarikan warisan adat dan budaya khususnya di bidang tata rias dan busana adat Bali mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Setidaknya, Bu Agung bersama Ibu Ida Ayu Asiawati Oka (pakai tengkuluk lelunakan), dan Dubes Indonesia untuk Belanda beserta Ibu di Wisma Duta Wassenaar Den Haag, Belanda.

Museum Kepresidenan RI

Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos, M.Hum.

P

embuatan film animasi Bung Karno, dikerjakan oleh kartunis Wawan Teamlo. Kamis lalu, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti melakukan rapat kedua. “Sebagai tindak lanjut rapat yang pertama, hari ini kami mengundang narasumber Roso Daras, selaku penulis buku-buku Sukarno. Dari beliau, kami mendapatkan masukan-masukan demi sempurnanya konsep yang sedang dikerjakan tim kreatif,” ujar Amurwani. Di bagian lain, Wawan Teamlo menambahkan, sosok Sukarno yang akan dibuatkan animasinya ditujukan untuk segmen anak-anak. Karena itu, cerita yang diangkat pun cerita di era Sukarno berusia antara 10 – 15 tahun. “Selain cocok dengan audiens yang dituju, fase itu sangat menarik untuk divisualisasikan dalam format animasi,” ujar Wawan. Hadirnya Roso Daras memberi banyak perspektif tentang sosok Sukarno. “Kebetulan saya kenal mas Roso, dan beberapa kali kami bertemu dan berbincang soal Bung

Karno. Saya tahu betul, mas Roso memiliki referensi yang cukup. Hari ini, mas Roso memberi saya banyak ide, yang dalam waktu dekat akan saya tuangkan dalam bentuk script,” ujar Wawan. Ketika disinggung, kisah Bung Karno yang mana yang hendak dianimasikan, sambil tertawa Wawan berseloroh, “Rahasia dooong…Kalau bagian itu, nanti saja. Sebab, prosesnya tidak instan. Kami terlebih dahulu harus menyerahkan desain produksi, sampai script kepada pihak Balai Kirti. Jadi, kalau ditanya ide, masih sangat premature,” ujarnya. Wawan menambahkan, kese­ luruhan proses pembuatan film animasi memerlukan waktu antara lima sampai enam bulan. “Hari ini, masih termasuk tahap observasi. Termasuk mengundang narasumber. Setelah ini, masuk tahap kedua, yaitu penulisan script, story board dan dubbing. Tahap ketiga, pembuatan karakter tiga dimensi atau 3D. Fase keempat proses animate, dan terakhir compsite dan finalisasi,” paparnya. Yang pasti, animasi Sukarno kecil harus menjadi film animasi yang mendidik sekaligus menghibur. Artinya, ada pesan moral yang harus disampaikan melalui bahasa animasi. “Tapi juga harus menghibur. Dari mas Roso

saya dapat banyak cerita unik, lucu, dan menarik, yang mudahmudahan bisa kami visualisasikan menjadi animasi yang segar dan menghibur,” ujar Wawan yang kartunis sekaligus pemusik itu. Ia berharap, terobosan penge­ lola Museum Kepresidenan RI Balai Kirti mendapat apresiasi, tidak saja dari internal Kementerian Pendidikan Nasional selaku pengelola museum, tetapi juga patut diapresiasi masyarakat luas. “Jarang lho… pengelola museum yang berpikir kekinian. Animasi ini zaman now banget. Bagaimana

Susilo Bambang Yudhoyono. Beberapa benda bersejarah tersebut di antaranya adalah foto, buku, lukisan, benda seni, dan catatancatatan lainnya. Museum ini berdiri di atas lahan seluas 3.211,6 meter persegi. Pembangunan museum ini sudah dimulai sejak tahun 2013 atas ide Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ide ini kemudian diwujudkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU).

Wawan Teamlo

kita mengubah mindset masyarakat tentang museum yang menjemukan menjadi menyenangkan. Dengan adanya animasi, wajah Museum Kepresidenan menjadi lebih fresh. Semoga,” harap Wawan. Itu artinya, karya animasi Wawan Teamlo nanti akan menambah koleksi yang ada. Kini, museum yang berlokasi di komplek Istana Bogor, menyimpan berbagai benda bersejarah peninggalan perjalanan kepemimpinan para Presiden Indonesia mulai dari Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan

Kementerian PU bertugas membangun fisik museum, sedangkan Kemendikbud bertugas mengkoordinir museum mulai dari koleksi, fasilitas, hingga sarana dan prasarana. RUJUKAN HISTORIS Museum ini berlantai tiga. Lantai pertama adalah galeri kebangsaan yang menyajikan sejarah bangsa seperti naskah Proklamasi, Pancasila, UUD 1945, Sumpah Pemuda dan peta digital yang menggambarkan wilayah NKRI. Lantai dua adalah galeri kepresidenan yang menyajikan

berbagai peristiwa, prestasi dan sosok enam presiden yang pernah memimpin RI. Lantai terakhir adalah taman terbuka untuk bersantai bagi para pengunjung yang telah berkeliling museum. Saat diresmikan pada Sabtu, tanggal 18 Oktober 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara, Ani Yudhoyono, turut hadir pula Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Presiden ke-3 BJ Habibie, istri presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid dan putri Presiden Soeharto, Siti Hediati. Selain itu, hadir Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, para menteri lainnya hingga duta besar negara-negara sahabat. Museum Balai Kirti ini diba­ ngun untuk menanamkan nilai-nilai menghargai pemimpin bangsa kepada generasi muda. “Museum ini dibangun untuk anak cucu kita, generasi muda, untuk mengenal para pemimpin negara dan menanamkan nilai-nilai menghargai. Museum ini rujukan historis dan inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang dalam membangun bangsa,” ujar Mendikbud M. Nuh ketika itu. Kini, di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti makin eksis. Berbagai program kekinian mulai dirancang. Harapannya, museum itu sekaligus menjadi ajang apresiasi terhadap para presiden yang berjasa bagi bangsa dan negara. Museum ini terbuka untuk umum. Hanya saja, mengingat lokasinya yang berada di lingkungan Istana Bogor (ring 1), maka untuk berkunjung, masyarakat terlebih dahulu harus mengajukan surat permohonan kunjungan. (Diana Runtu)

3

350 piagam penghargaan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional, dikantonginya. Di antaranya, penghargaan “She Can! Award 2015”, Kartini Award, Anuge­ rah Mahapranama Nugraha (Pelestari Budaya Nusantara), Anugerah Peduli Pendidikan (APP award) dari Menteri Pendidikan, dll. Bu Agung bersama Ibu Ida Ayu Asiawati Oka (istri Gubernur Bali periode 19881998) berpose usai demo tata rias pengantin di Den Haag, Belanda

Apa yang dilakukan Bu Agung ini rupanya juga dilirik sebuah perusahaan kosmetika terbesar di Indonesia, Viva Cosmetics. Sejak 10 tahun terakhir, Bu Agung, pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung, Salon Agung, Tempat Uji Kompetensi (TUK) Agung, dan PKBM Agung ini dirangkul Viva Cosmetics. Bekerjasama juga dengan Kelom­ pok Media Bali Post, WHDI Bali, instansi pemerintah maupun swasta, Bu Agung melakukan roadshow tata rias ke seluruh kabupaten/kota di Bali, hingga ke luar daerah, minimal 30 kali dalam setahun. “Memberikan pelatihan tata rias untuk diri sendiri, membuat dan memasang sanggul Bali (lambang kedewasaan wanita Bali), tengkuluk lelunakan, dan menyosialisasikan pemakaian busana adat Bali yang baik dan benar, tanpa dipungut biaya, inilah bentuk komitmen saya untuk turut menjaga dan melestarikan

Bu Agung bersama Judith Van Vliet, salah seorang Seka Gamelan Semara Gita-KBRI Den Haag, Belanda

budaya Bali khususnya tata rias dan busana adat Bali,” ucapnya. Atas dedikasinya ini pula, untuk kesekian kalinya Viva Cosmetics mensponsori Bu Agung jalan-jalan ke luar negeri setiap tahunnya. Di awal bulan Januri 2018, per-

jalanan dimulai dari Indonesia menuju Qatar-Perancis-New York-Washington DC-BostonLondon-Belanda-Jerman-BrusselPerancis-Denpasar (Indonesia). Meski dalam perjalanan wisata, tetap saja Bu Agung membawa misi budaya di setiap negara yang dikunjunginya dengan memberikan demo tengkuluk lelunakan dan tata rias pengantin Bali. Di akhir perjalanannya, ia mepunia satu set busana pengantin Bali lengkap dan tengkuluk lelunakan kepada Seka Gamelan Semara Gita-KBRI Den Haag, Belanda. Setelah sebelumnya diadakan workshop tata rias pengantin Bali dan tengkuluk lelunakan yang disambut antusias tak hanya oleh WNI yang menetap disana tapi juga WNA. Dalam urusan mayasin (merias), Bu Agung pernah pula unjuk kepiawaiannya merias di India, Singapura, Jepang, Korea, Belanda, Brussel, Paris, Hongkong, Cina, Bangkok, New York. Bahkan, sempat pula meraih Juara 1 di Singapura dalam “Indonesian Today”. Usai melakukan lawatannya ke berbagai negara itu, Bu Agung mengungkapkan rasa bangganya karena di setiap negara yang dikunjunginya selalu bertemu de­ ngan murid kursusnya. “Ternyata banyak murid-murid kursus saya eksis di luar negeri,” ucapnya. LKP Agung sendiri dikatakannya sudah menamatkan lebih dari 10.000 peserta kursus reguler. Setelah memasuki masa pensiun (Pengawas Sekolah di Disdikpora Denpasar), Bu Agung kini mengaku lebih fokus melakoni bidang tata rias dan busana adat Bali yang sudah menjadi napasnya. Ia berpesan kepada gene­ rasi muda sekarang, agar fokus menekuni suatu keterampilan. “Karena darisanalah nantinya akan bisa menjadi sumber penghasilan. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Hyang Widhi dan terimakasih kepada keluarga, kolega, Kelompok Media Bali Post, WHDI Bali, Viva Cosmetics, dan semua pihak atas semua berkah ini,” ucap Bu Agung. –Inten

Diskon 50% Kursus Tata Rias, meliputi : Tata Kecantikan Kulit, Tata Kecantikan Rambut, dan Tata Rias Pengantin. Hanya Rp 6.000.000. Bayar sekali, Kursus sampai bisa, dan Bersertifikat.

Penyerahan satu set busana pengantin Bali lengkap dan tengkuluk lelunakan kepada Ketua Seka Gamelan Semara Gita-KBRI Den Haag

Info lanjut, silakan menghubungi Sekretariat LKP Agung Jalan Anggrek 12 Kreneng-Denpasar Telepon 0361-231985, 233850, 0811393602


4

Meskipun barangkali dulu Zaskia Gotik tidak pernah membaca tentang pentingnya seorang memiliki mimpi besar namun dalam kenyataan dia telah mempraktekkannya. Sejak kecil dia telah memiliki mimpi besar menjadi penyanyi dangdut kenamaan yang dikenal seantero negeri. Sebagian kenalannya mencemooh mimpinya. Nggak heran karena ketika ia mengutarakan mimpinya saat itu dia bukanlah siapa-siapa. Hanya penyanyi kelas ‘kampung’ yang menyanyi dari satu panggung ke panggung lain. Bahkan dari latar belakang keluarga yang biasa pula.

I

Inspirasi

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

a berasal dari keluarga sederhana cenderung miskin. Ibunya seharihari berjualan. Sedang sang ayah bekerja serabutan. Karena hidup pas-pasan itulah maka dia tak bisa sekolah dengan baik. Terpaksa harus membantu orangtua berjualan jajanan. Tapi dia memiliki keistimewaan yakni parasnya yang cantik dan suaranya yang merdu. Keistimewaan itulah yang dikemudian hari menghantarnya meraih kesuksesan. “Hidup neng dulu susah, berat. Neng bukan dari keluarga berada, malah sederhana sekali. Untuk makan saja

Perjuangan Wujudkan Mimpi susah. Tapi neng berjuang keras, kerja keras agar bisa membantu keluarga. Neng nggak pernah putus asa meski sering nangis karena banyak yang suka mencemooh,” ungkap Zaskia Gotik yang kerap menyebut dirinya ‘neng’, tentang masa lalunya. Untuk diketahui, neng atau eneng adalah panggilan dalam bahasa Sunda untuk anak gadis perempuan. Zaskia Gotik sendiri adalah nama panggung sementara nama aslinya adalah Surkianih. Dulu, kata pelantun single ‘Satu Jam’, meski banyak orderan menyanyi dari panggung ke panggung bukan berarti bayarannya banyak. Malah pernah ia menyanyi ke sana-kemari seharian bahkan sampai dini hari hanya bawa pulang uang Rp100 ribu. “Tapi neng tetap bersyukur ada rejeki yang dibawa pulang,” ungkapnya. “Neng ambil positifnya aja. Biar Cuma dibayar segitu (sedikit) tapi neng bertambah pengalaman, jadi jalani saja semuanya,” tambah perempuan cantik ini. Perjuangan kerasnya membuah hasil, ada produser meliriknya dan menawarkan kontrak dua album sekaligus. Tapi bukan sebagai penyanyi solo melainkan duet dengan sebutan ‘Sinden Imut’. Namun duet itu tak bertahan lama, gadis kelahiran April 1990 ini pun hengkang dan meniti karier sebagai penyanyi solo. Perlahan, namanya pun mulai beken di kalangan pencinta

Foto: kapanlagi.com

Zaskia di antara teman-temannya; Ruben Onzu, Ayu Ting Ting dan Okan

dangdut, dia juga sering tampil menyanyi di televisi. Tapi namanya baru benarbenar ‘hits’ ketika dia kerap muncul di tayangan infotainment terkait kedekatannya dengan Vicky Preasetyo yang ketika itu dikenal sebagai pengusaha muda. Pesta pertunangan keduanya digelar mewah di hotel berbintang. Namun hubungan keduanya hanya bertahan sebentar menyusul kabar bahwa ternyata Vicky masih beristri. Ditambah lagi kemudian Vicky terlibat kasus penipuan yang membuatnya mendekam di penjara. Pemilik ‘goyang itik’ ini pun sangat terluka dan putuslah pertunangan mereka. Namun boleh dibilang ada‘blessing in disguise’bagi Zaskia atas peristiwa menyedihkan itu. Pasalnya, sejak kejadian tersebut namanya menjadi benar-benar moncer. Tawaran manggung mulai dari on air sampai off air membanjir, belum lagi undangan sebagai bintang tamu di acara-acara tv lainnya mengalir deras. Wajahnya pun kerap muncul dalam tayangan infotainment. Media memang menyenanginya karena selain ramah dia juga sederhana, bicaranya pun ‘polos-polos’ saja. Pendek kata, Zaskia bukan hanya ngetop tapi ‘koceknya tebal’. KELUARGA ADALAH YANG UTAMA Hasil dari kerja kerasnya, kata Zaskia, ditabung juga diinvestasikan dalam berbagai bentuk. Tapi, katanya, yang utama adalah untuk keluarganya. Adalah sebuah kebahagiaan tersendiri baginya karena setidaknya dari kerja kerasnya bukan hanya bisa mencukupi kehidupan keluarganya tapi juga bisa menyekolahkan kedua adiknya hingga ke bangku universitas. “Sekolah neng memang tidak tinggi tapi neng ingin adik bisa kuliah. Nah semua itu neng persiapkan (biaya),” ujar Zaskia yang sepanjang kariernya telah meraih sejumlah penghargaan di antaranya Indonesia Dangdut Award dan Inbox Award. Tak hanya itu yang dilaku-

kannya untuk membahagiakan keluarga, khususnya kedua orangtuanya, ia menyediakan rumah yang besar dengan segala fasilitasnya. “Itu memang mimpi neng sejak lama. Selain menaikkan haji orangtua juga memberikan rumah,” kata Zaskia. Dan mimpi itu benar-benar diwujudkan Zaskia pada Januari 2018 lalu. Sebuah rumah mewah konon bernilai Rp 5 miliar, di lahan seluas 500 M2 dipersembahkan pelantun ‘Cukup 1 Meni’ ini untuk orangtuanya. “Alhamdulilah, sudah terwujud. Masih banyak mimpi neng, insyaallah diberi jalan oleh yang di Atas,” ucapnya. Ditanya tentang apa mimpimimpinya yang lain, penyanyi yang kerap tampil di acara Pesbukers bersama Raffi Ahamd, tidak menyebut secara jelas. Namun, katanya, yang pasti semua yang ingin dilakukannya adalah untuk kebahagiaan orangtua. “Pokoknya untuk bekal orangtua di masa tua juga buat adik-adik,” tambah Zaskia yang sempat menjadi juri dalam ajang D’Academy. Tentang rencana pernikahan-

nya dengan Ryan (Arief Fitriyansyah) yang dulu sempat digembar-gemborkan yang berakhir berantakan alias putus, Zaskia yang sempat tampil dalam sinetron ‘Siapa Suruh Datang Jakarta’ mengaku tak mau memikirkannya. Sekarang ini, ia tengah menikmati kesendiriannya dan enjoy dengan itu. “Single, happy nggak ada masalah,” katanya. Sekarang ini, tambahnya, dia tak mau memikirkan mencari pasangan pengganti ataupun menikah. Jika sudah waktunya, ujarnya, pasti Yang Maha Kuasa akan memberi. Jadi sekarang yang terbaik baginya adalah terus berkarya sebaik mungkin. Apalagi, mempertahankan karier agar tetap eksis bukan hal yang mudah di tengah ketatnya persaingan di dunia hiburan. Karena itu dia ingin fokus. Jika menengok ke belakang melihat perjalanan kariernya, katanya, dia tak putus-putusnya bersyukur atas hasil yang dicapainya. Dari sana juga dia mengambil hikmah bahwa jangan pernah lelah untuk berjuang, jangan pernah putus asa sekalipun dalam prosesnya ada banyak air mata dan kesusahan. “Terus terang saja ya, neng tuh bisa sampai seperti ini (sukses), nggak pernah nyangka. Memang ini sudah menjadi mimpi (penyanyi sukses) eneng sejak kecil tapi nggak nyangka akhirnya bisa terwujud. Namanya mimpi, setiap orang kan pasti punya keinginan, punya mimpi. Cuma neng punya keyakinan, yang penting maju terus, berjuang terus, kerja keras. Neng berjuang dari nol kecil, naik ke nol besar, terus meningkat sampai akhirnya dapat beberapa penghargaan. Pokoknya jangan putus asa. Kalau nangis karena ini-itu ya ada aja, tapi kan nangis terus menerus nggak jadi duit,” ujarnya sambil tertawa.

Zaskia Gotik dan keluarganya

(Diana Runtu)

Mandalika

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

21

Indonesia Dapatkan Predikat Layak Investasi

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) tahun 2018 di Bandung, Jawa Barat minggu lalu sekaligus untuk mendukung penguatan kerjasama daerah untuk penguatan ekonomi nasional.

U

ntuk penguatan kerjasama tersebut, Gubernur melakukan penandatanganan kesepakatan bersama gubernur seluruh Indonesia selaku anggota Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Kesepakatan tersebut memuat kerjasama perdagangan komoditas dan produk unggulan antar daerah. Rakernas yang mengangkat tema “Kerjasama Perdagangan Antar Daerah Untuk Penguatan Ekonomi Nasional” diisi dengan diskusi yang dimoderatori langsung oleh Ketua umum APPSI HM Yasin Limpo yang juga Gubernur Sulawesi Selatan. Hadir dalam kegiatan ini Sekjen Kementerian Negeri, Yuswandi Temenggung serta hadir Pakar Ilmu Pemerintahan yang juga salah satu dewan

penasihat APPSI, Prof. M. Ryas Rasyid. Puncak Rakernas ini dihadiri oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo yang menekankan beberapa hal, di antaranya meminta seluruh kepala daerah untuk menyederhanakan prosedur dan proses yang terkait investasi dan ekspor. Sebab menurut Presiden, salah satu penyebab utama masih rendahnya pengembangan investasi di tanah air adalah regulasi dan persyaratan yang berbelit-belit. Pertama kali dalam 20 tahun, Indonesia mendapatkan predikat layak investasi dari 3(tiga) lembaga sekaligus, dengan nilai BB dari fitch rating. Investasi, Indonesia naik menjadi 11,1 persen. Hal kedua yang ditekankan Presiden adalah sistem perizinan supaya terintegrasi. Proses ini kata

dituntaskan. “Jangan kebanyakan program dan dibagi-bagi merata pada semua dinas. Misalnya 60 persen untuk infrastruktur, tahun berikutnya 60 persen untuk SDM. Buatkan Aplikasi sistem hubungan pusat dan daerah, targetkan 1,5 bulan harus tuntas,” tegas jokowi. Presiden mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sangat tergantung dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Presiden juga meminta kepala daerah untuk menjaga kondusifitas daerah selama proses pilkada tahun 2018. (Naniek I. Taufan) Jokowi, harus segera terlaksana di pusat maupun di daerah, agar proses perizinan lebih sederhana dan akuntabel. “Harus selesai Maret 2018. Potong izin rekomendasi dan kuatkan dukungan pada sistem single submisin,” ungkapnya. Ketiga yang harus segera ditindaklanjuti oleh gubernur adalah data produksi padi harus tepat dan benar. Yang keempat investasi, infrastruktur dan SDM sangat penting sehingga harus segera

Percepat Pembangunan SAMOTA Provinsi Nusa Tenggara Barat kini memiliki sebuah pabrik pengolahan ikan berkelas dunia. PT Bali Seafood International diresmikan oleh Sekreataris Daerah (Sekda) NTB, Ir. H. Rosiady Sayuti, Ph.D. di Teluk Saleh, Kecamatan Pelampang Kabupaten Sumbawa, beberapa waktu lalu. Pabrik tersebut merupakan pengolahan ikan pertama berkelas internasional yang berinvestasi di NTB. Pabrik ini akan mengolah Sumber kakayaan ikan di perairan NTB, terutama yang berada di Kawasan SAMOTA. Pabrik ini dikembangkan atas investasi sejumlah investor Amerika yang tergabung dalam PT BSI. Rosiyadi mengungkapkan apresiasi kepada perusahaan ini. Ia menegaskan dari pemerintah dan masyarakat NTB tetap percaya pabrik ini bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi perusahaan

sebagai pengolahan ikan semata tapi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan perekonomian daerah. “Pengaruh positif seperti itulah yang kami harapkan,” ujarnya. Sebelumnya, Sekda Kabu-

Peresmian PT BSI

selamanya,” ungkap Rasyidi di hadapan Jenderal Owner PT. BSI Jerry Knechet asal Amerika. Dalam kesempatan ini juga kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Ir. H. Lalu Hamdi mengungkapkan bahwa beroperasinya PT BSI ini sudah lama dinantikan karena menurutnya investor asal Amerika ini merupakan salah satu pemacu terhadap percepatan pembangunan SAMOTA, dimana SAMOTA merupakan kawasan strategis pemerintah provinsi NTB dan pemerintah pusat pun menjadikan kawasan ini sebagai kawasan strategis nasional. Kenapa ini penting dan BSI mengambil kawasan ini sebagai paten Sumbawa, Drs. H. Rasyidi tempat pengolahan ikan berkelas juga menyampaikan apresiasinya dunia, karena teluk santong ini adaterhadap BSI. Ia berharap PT BSI lah kawasan perairan yang tingkat mampu meningkatkan penghasi- penghasilan ikannya bisa mencapai lan masyarakat sumbawa khusus- 170 ton pertahun dan didalam nya para nelayan yang ada di 18 perairan teluk saleh bisa menghasilkecamatan pesisir di Kabupaten kan sebanyak 36.000 ton pertahun Sumbawa, terutama yang ada di Desa Teluk Santong ini. Saat itu juga, ia mengusulkan pada produk yang dihasilkan tersebut terdapat sebutan Sumbawa supaya ketika orang melihat baik orang dalam negeri dan luar negeri bisa mengenal produk tersebut di produksi di Sumbawa. “Itu adalah suatu kebanggaan tersendiri dan memberikan semangat bagi masyarakat setempat. Dengan penuh harap, ke depan PT BSI ini bisa memproduksi ikan sebanyak-banyaknya sepanjang masa tidak hanya sampai 30 tahun tapi

termasuk di dalamnya 7.000 ton ikan kakap dan kerapu. Tentu saja ini menjadi peluang yang besar untuk PT BSI bisa berkembang sebagai perusahaan yang bisa mengekspor produk perikanan pertama dari NTB ke tingkat dunia. Saat ini juga masyarakat sekitar perairan Teluk Santong juga sudah bisa menangkap jenis ikan tuna dan cakalan, dengan itu tentunya PT. BSI tidak hanya mengekspor ikan kakap dan tuna tetapi juga bisa beberapa jenis ikan lainnya. “Jumlah nelayan di sekitar Teluk Saleh ini sekitar 3800 orang. Jadi dengan adanya PT BSI hasil nelayan bisa lebih mudah proses penjualanya tidak harus mengirim hasil tangkapannya ke Bima atau Lombok dengan proses panjang tapi langsung di satu tempat sehingga antara nelayan dan PT BSI dapat saling menguntungkan,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)


20

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Supina h

Nine

Ingin Hidup Mandiri

Suara telepon berdering. Dengan sedikit meraba-raba, Supinah akhirnya mengangkat telepon dan menjawabnya. “Hallooo…. Iya, saya sedang ada pelanggan, lagi mijat, nanti saja saya telepon kembali ya,” ujar Supinah sembari meletakkan lagi telepon tersebut di atas meja di samping lemari pakaian dekat pintu kamarnya. Posisi telepon lengkap dengan charger tergantung itu, adalah ‘senjata’ sehari-hari bagi Supinah dalam bekerja. Posisi HP yang tidak pernah berubah, membantu Supinah untuk tetap dapat menemukan alat komunikasi tersebut.

B

Supinah

agaimana tidak, perempuan yang kini ber u si a 38 tahun itu melakukan semua hal di kamar koskosannya itu dalam keadaan matanya buta. Supinah adalah penyandang tuna netra yang hari ini bisa hidup mandiri dan

tidak lagi tergantung pada orang lain. Bagi orang normal, melihat apa yang dilakukan Supinah di kos-kosannya ini rasanya akan mustahil, namun bagi Supinah biasa saja. Ia bahkan dengan cekatan berjalan dari kamarnya menuju dapur, ataupun mengunci pintu dan jendelanya.

“Sudah biasa, jadi semua posisi sudah saya hapal,” ujarnya. Setelah mengalami kebutaan pada menjelang usia 7 tahun, Supinah merasa hidupnya telah hilang untuk selama-lamanya. Semua cita-citanya lenyap seketika. Dia juga tercerabut dari pergaulan kanak-kanaknya akibat orangtuanya khususnya sang ayahyang tidak mengizinkannya keluar rumah karena khawatir ia tidak mampu melakukan apa-apa dalam kebutaannya itu. Puluhan tahun ia habiskan hanya di rumah saja. Ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menuruti kata ayahnya. Supinah sempat berpikir, apakah selamanya ia akan hidup begitu terus, tergantung pada orangtua dan saudara-saudara saja. “Kapan saya bisa mandiri,” ujar Supinah

yang waktu itu sangat ingin hidup mandiri. Waktu itu Supinah menyangka

Namun tidak bertahan lama karena beberapa kendala yang mereka hadapi. Itulah sebabnya Supinah memilih menjadi tukang pijat panggilan atau menunggu pelanggan di rumahnya. “Saya akhirnya menunggu pelanggan di rumah saja atau menunggu panggilan telepon dari pelanggan,” ujarnya. Di rumah ibunya ia menerima pelanggan untuk memijat, namun lamakelamaan, karena posisi rumah ibunya yang terlalu dalam masuk

kalinya dengan Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) NTB. Selain mengikuti pelatihan ia juga terus belajar sendiri sampai benar-benar siap menjadi tukang pijat. Beberapa lama difasilitasi oleh Dinas Sosial Kota Mataram, ia sempat menjadi tukang pijat bersama rekan-rekan tuna netra lainnya bergabung menerima pelanggan secara bergantian.

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Siap Didik dan Bina Generasi Muda Puncak peringatan HUT ke –30 Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Bali, diselenggarakan di Gedung Natya Mandala, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Minggu (18/2). Tema yang diusung “Tingkatkan Solidaritas Bersama Antara Umat Beragama untuk Mewujudkan Kepekaan Sosial dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI ”.

(Naniek I. Taufan)

ke gang serta dirasa kurang nyaman bagi pelanggan yang datang, Supinah mencoba untuk menyewa sebuah kamar kos yang dekat dengan jalan utama di wilayah tempatnya tinggal di Dasan Cermen Mataram. “Lumayan sejak di sini pelanggan banyak dan saya bisa membayar kos-kosan ini dan juga kasih ibu,” katanya. Dalam sebulan, selain membayar kos, Supinah juga memberi ibunya uang setiap hari untuk biaya hidup mereka. Supinah memenuhi kebutuhan ibunya sampai dengan membeli beras dan kebutuhan hidup mereka lainnya. Setiap kali memijat, Supinah mematok tarif setidaknya Rp 35.000 namun jika ia dipanggil ke rumah pelanggan, tergantung jauh dekatnya karena ia harus membayar ojek untuk mengantarnya pergi dan pulang serta tambahan sedikit biaya memijat. Setiap bulan ia bisa mendapat pelanggan rata-rata hingga 40-an orang, bahkan jika ramai ia bisa mendapat pelanggan lebih dari itu. Dan itu artinya, semakin banyak pelanggan maka semakin banyak pula penghasilan Supinah. Bagi Supinah berapa pun pelanggan yang didapatnya, itu adalah rezeki yang harus dihargainya. Karena dari sanalah ia memper-

oleh biaya hidupnya sehari-hari. Setelah mampu mandiri, Supinah merasa dirinya begitu bahagia, karena hal-hal yang dulu tidak bisa dilakukannya sebagai seorang tuna netra, kini bisa dilakukan dengan leluasa termasuk hal yang paling dirindukannya, suara ombak dan bau pantai. Ia kerap sedih ketika di masa kecil, remaja dan dewasa ia tidak pernah bisa menikmati yang namanya bersenang-senang pesiar di saat Lebaran Topat (tradisi lebaran dalam masyarakat Lombok yang dirayakan setelah tujuh hari Lebaran Idul Fitri). “Dulu saya selalu sedih jika Lebaran Topat tiba, saya tidak bisa ikut karena dilarang ke mana-mana. Kini saya sudah bisa pergi ke mana-mana termasuk Lebaran Topat,” ujar Supinah yang selalu ceria ini. Kehidupannya berubah menjadi jauh lebih baik setelah ia menjadi tukang pijat. Bertemu banyak orang adalah hal yang sangat menyenangkan baginya. Apalagi setelah mengenal Pertuni NTB, bahkan ia menjadi Ketua Cabang Pertuni Kota Mataram, diakuinya dirinya banyak mendapatkan keuntungan dalam pergaulannya. “Saya beruntung bisa mengikuti banyak kegiatan dan bertemu dengan banyak kalangan,” kata Supinah bahagia. Maka ia pun mengajak, agar para penyandang tuna netra tidak merasa minder dan tersisih dengan memaksimalkan potensi diri yang dimilikinya. “Asal ada kemauan, Insya Allah semua bisa kita lakukan,” ujarnya bersemangat. (Naniek I. Taufan)

5

HUT ke-30 WHDI Provinsi Bali

anggota WHDI, dan Seka Gong Natar Ayun Puri Penatih mengiringi Tari Rejang Renteng, Tari Telek, dan Tari Legong Tri Sakti. Pada kesempatan tersebut, Ny. Bintang Puspayoga membacakan sambutan Ketua Umum WHDI. Di usia ke-30 ini WHDI diminta makin mantap memperluas jaringan informasi dan penyebaran informasi kepada anggota, sehingga dapat meningkatkan peran dan kegiatan positif bagi perkembangan WHDI baik dari sisi pengetahuan, kekerabatan dan ekonomi. Perayaan HUT yang mengusung

seluruh jajaran pengurus WHDI Bali, yang telah sepenuhnya menyokong seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan acara HUT ke-30 WHDI Bali. “Sebagai organisasi sosial yang

tema solidaritas, disertai harapan WHDI di usianya yang ke-30 tahun dapat makin meningkatkan kerjasama antar umat, pemerintah termasuk juga intern WHDI itu sendiri. Disamping juga mampu mewujudkan WHDI yang cerdas dan profesional. Dengan meningkatkan solidaritas ini, WHDI akan mampu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ny. Bintang Puspayoga juga menyampaikan ucapan terima kasih pada Pemerintah Kota Denpasar, ISI Denpasar, Yayasan Dwijendra serta penasihat dan

bernapas Hindu, WHDI juga terus berupaya meningkatkan peran dan kiprahnya yang terbaik di masyarakat. Salah satunya dalam membina dan mendidik generasi muda bangsa. WHDI sebagai garda terdepan wanita Hindu akan memberikan yang terbaik pula bagi wanita Hindu tentu disertai semangat

Ny. Bintang Puspayoga

Hidup Lebih Baik Setelah Jadi Tukang Pijat Berawal dari beberapa tahun lalu ia mengikuti pelatihan memijat yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Kota Mataram. Meski sebelumnya menurut Supinah, ayahnya juga saat itu masih tidak mengizinkannya ke manamana ketika ada petugas yang mencari Supinah ke rumahnya untuk mengajaknya ikut berpartisipasi dalam pelatihan ini. Namun Supinah memohon agar ayahnya memberi izin. Ia ingin sekali belajar hidup mandiri dan sangat ingin keluar rumah karena sejak mengalami kebutaan ia tidak pernah bisa ke mana-mana. Setelah ayahnya meninggal beberapa tahun lalu, akhirnya Supinah bisa mengikuti pelatihan itu. Tidak terbayangkan betapa senangnya Supinah kala pertama kali bisa keluar rumah. Meski ia tidak bisa melihat dunia, ia merasa tubuh dan perasaannya bebas dan plong. “Itulah pertama kali saya keluar rumah, ke hotel tempat pelatihan dan bertemu dengan orang-orang. Saya merasa seperti baru lahir saja,” ungkapnya. Pelatihan itu telah mengantarnya untuk menjadi pemijat pemula. Dengan usaha keras dan kemauannya untuk belajar ia kembali mengikuti pelatihan dan berkenalan untuk pertama

cita-cita mandiri itu hanya khayalan belaka. Karena kini, di usia 38 tahun Supinah akhirnya meraih cita-cita itu. Ia kini bisa hidup mandiri dengan menjadi tukang pijat yang memiliki penghasilan sendiri. Ia bahkan bisa membiayai kehidupan ibunya yang sudah mulai sepuh. “Alhamdulillah sekarang saya punya penghasilan sendiri dan bisa membiayai ibu saya setiap hari,” katanya.

Inspirasi

A

cara diawali dengan Lomba Gebogan, Macepat Remaja Putri dan Lomba Tari Legong Tri Sakti. Hadir dalam acara ini istri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Ny. Sri Mega Sandjojo, istri Menteri Perindustrian Ny. Andesca, istri Menteri Pertahanan Ny. Nora Ryamizard Ryacudu, Ketua WHDI Provinsi Bali yang juga istri Menteri Koperasi dan UMKM Ny.Bintang Puspayoga, Perwakilan dari PHDI, Kepala Kanwil Departemen Agama Wilayah Provinsi Bali I Nyoman Lastra, Sesepuh WHDI Ny. Prof. Ngurah, Plt Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara dan jajaran pejabat Kota Denpasar, Penasehat WHDI dan Ketua WHDI Kabupaten/Kota se-Bali. Selain lomba dan pemotongan tumpeng puncak perayaan HUT ke- 30 WHDI Provinsi Bali juga diramaikan dengan hadirnya stan pameran produk unggulan dari Kabupaten/Kota se-Bali, mulai dari kuliner hingga hasil kerajinannya. Acara hiburan turut dimeriahkan Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi yang beranggotakan pengurus dan

juang tinggi, ketabahan, kesabaran dan bijaksana,” tegasnya. GUNAKAN BUAH LOKAL Ketua Panitia HUT ke-30 WHDI Bali, Ida Ayu Suarmini menyampaikan telah dilakukan beberapa kegiatan oleh WHDI di masing-masing kabupaten/kota di Bali. Sebagai tuan rumah, WHDI Kota Denpasar sejak beberapa hari lalu telah melaksanakan kegiatan yang mengacu pada kerukunan, baik mengunjungi panti asuhan, pembuatan gebogan, workshop , hingga bakti sosial (baksos) . Acara baksos yang dilaksanakan adalah membantu warga Karangasem yang sebelumnya sempat mengungsi di beberapa posko sekitar wilayah Denpasar. Selain itu juga mereka ngaturang ayah pada acara ‘Paruman Sabha Sulinggih’. Sedangkan di kabupaten lainnya, seperti di Tabanan, Suarmini mengatakan telah dilakukan kegiatan seminar sehari, seminar

terkait tarian joged bumbung yang merusak pakem, dan lomba membaca sloka untuk tingkap SMP dan SMA. Di Kabupaten Jembrana, ia mengatakan kegiatannya sedikit berbeda yakni menyelenggarakan perlombaan menjunjung sokasi, merias wajah tanpa kaca dan ngayah menari rejang renteng di Pura Sad Khayangan setempat. Sementara itu Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Antari Jayanegara usai membacakan Sejarah WHDI, mengatakan pada lomba yang diadakan para perayaan HUT ke-30 WHDI saat itu ada beberapa kriteria yang ditekankan harus diikuti oleh semua peserta. Salah satunya untuk lomba membuat gebogan yang diikuti pengurus WHDI kabupaten/kota, selain harus menggunakan buah lokal yang dikombinasikan dengan jajanan tradisional dengan waktu penataan hanya 90 menit. Ia berharap melalui HUT WHDI ini mampu meningkatkan kreativitas anggota WHDI di seluruh kabupaten/kota se-Bali. (Sri Ardhini)


6

Woman on Top

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Gung Gek Vita

Fanatik dengan Bahasa Bali Satu lagi penyanyi Bali merilis album. Dia adalah AA Ayu Advaita Jelantik. Penyanyi yang akrab disapa Gung Gek Vita ini menyapa kembali penikmat lagu berbahasa Bali dengan sederet lagu yang terangkum dalam album berjudul “Kedeng Menek Kedeng Tuwun” (KMKT).

A

lbum berformat video karaoke, ini berisi 7 lagu baru yakni “KMKT”, “Suntik Formalin”, “Muani Egois”, “Lempu­yengan”, “Sinyal Kenceng”, “Beli Jonson” dan “Numitis Pang Siu”. Dua lagu lainnya merupakan lagu lama, “Desah Rayuan” ciptaan AA Raka Sidan di tahun 2016 dan “Kil-

angan Kedis” ciptaan De Or di tahun 2017. Pemilihan lagu “KMKT” sebagai judul album juga melalui ritual yang unik. “Saya bingung karena semua lagu bagus-bagus. Akhirnya saya undi, yang keluar lagu “KMKT” ciptaan Gede Pranajaya,” ungkap Gung Gek Vita saat peluncuran albumnya, Rabu (21/2) di Denpasar. Ia menuturkan lagu “KMKT” menceritakan pasangan suami-

istri yang suaminya suka judi dan tidak pernah memperhatikan istri. Aktivitias suami lebih banyak membuat rumus togel dengan menarik garis ke atas dan garis ke bawah. Pranajaya menambahkan lagu ini didapatkan dari pengalaman masyarakat Bali. “Ini realita yang ditemukan di masyarakat. Temanya bisa menjadi kritik sosial dan kami berusaha menyajikan dalam garapan yang

unik, makanya video klip menggandeng Sengap. Yang penting orang terhibur,” ujarnya. Gung Gek Vita pun merasa bahagia bisa ikut memeriahkan blantika musik Bali. “Saya fanatik dengan bahasa Bali. Mudah-mudahan musisi Bali tetap bisa menonjolkan ciri khas bahasa Bali. Saya pun pilih DVD karaoke, untuk menarik masyarakat lebih mengenal bahasa Bali,” ujar perempuan asal Karangasem ini. Ia mulai mengawali ketertarikannya pada dunia musik sejak masih umur 7 tahun dan sempat mengikuti kursus vokal di sanggar Eka Mahardika Putra, hingga menjajal berbagai lomba menyanyi di radio-radio.

Salam Senyum “Sungguh saya ga nyangka.. Kemarin Ibu itu datang ke Rumah Sakit ini ga bilang apa-apa, bahkan masih sempat duduk di depan customer service sambil baca majalah. Biasa-biasa saja… Tapi… kok sekarang membuat status di media sosial seperti ini ya ” Inilah perbincangan hangat pagi-pagi di sebuah rumah sakit, ketika membaca status seorang Ibu yang isinya complain terhadap layanan yang diberikan kepadanya. Bahkan status itu sudah viral, banyak yang nge share…dan tentu, banyak juga yang memberi tanggapan. Dan, rata-rata tanggapannya adalah negatif. Manajemen RS ini kelabakan untuk segera menanggapi complain ini karena beritanya terlanjur meluas di kalangan publik. Pembaca setia Dhani’s Art In Service, tulisan saya di dua minggu lalu membahas tentang bagaimana menghadapi para complainer yang mempunyai tipe agresif. Sebelum menangani complain itu sudah saya tulis juga kalau kita wajib untuk mengetahui terlebih dahulu, langkah apa yang akan kita lakukan. Yang pertama kita wajib untuk mengetahui ciri-ciri atau tipe dari para complainer. Kedua, kuasai hal–hal yang akan dilakukan. Ketiga, kuasai hal-hal yang dilarang untuk dilakukan. Contoh peristiwa di sebuah RS yang saya tulis di atas adalah pelanggan dengan

tipe passive complainers.Tipe ini sebenarnya lebih membahayakan citra perusahaan dibanding tipe agresif. Beberapa dari mereka benar-benar tampak baik-baik saja dan masih bisa tersenyum di hadapan kita, namun tiba-tiba komplainnya muncul di media sosial/cetak. Seperti ketika ingin mengenal seseorang lebih dekat, paling tidak mengetahui ciri-ciri dari orang tersebut terlebih dahulu. Begitu juga dalam menghadapi para complainer, kita harus tahu tipenya melalui ciri-ciri yang ditampakkan. Tipe complainer passive, sering kita temui. Bahkan tipe inilah yang dapat lebih membahayakan citra perusahaan. Dia sangat berbeda dengan tipe agresif, di mana kalau tipe agresif kita akan melihat ekspresi, gerakan, kata-kata yang dilontarkan, sehingga kita dapat menanggapinya dengan segera. Tetapi kalau tipe passive, dia lebih pandai menyembunyikan sehingga tampak baik-baik saja. Selain itu biasanya tipe ini tidak banyak menuntut. Hanya terkadang terlihat dari bahasa tubuhnya yang “tidak nyaman” seperti bibir tidak tersenyum, menghindari eye contact, tangan dilipat, kaki disilangkan, dan ekspresi wajah datar. “Putus hubungan…!!!! Pengalaman saya pagi ini datang ke sebuah RS…. Namun sangat disayangkan. Mereka mempunyai perawat yang sangat tidak ramah. Untuk mendapatkan sebuah informasi, saya harus dioper seperti bola pingpong ke sana dan

ke sini. Padahal mereka lagi ngobrol dan ngerumpi dengan rekan kerjanya sambil tertawa-tawa. Sungguh miris. Sangat tidak profesional. Tentu, RS ini sangat tidak rekomendasi untuk didatangi. Agar kita yang sakit tidak menjadi lebih sakit.!!!!” Itulah isi status seorang pasien RS yang sedang viral di media sosial dengan menyebutkan nama RS itu dengan jelas. Menghadapi pelanggan dengan tipe passive seperti ini, sebaiknya harus ekstra hati- hati ketika menanganinya. Jangan sampai malah berita yang ada di media sosial bertambah parah akibat tanggapan yang kita berikan kurang tepat. Bertanya secara proaktif adalah langkah pertama yang harus kita tempuh. Kita hubungi langsung orang tersebut. Ajak bertemu, dan kitalah yang proaktif dalam menangani hal ini. Ketika kita sudah berhadapan dengan mereka, hindarilah penggunaan closed question(pertanyaan tertutup). Karena pertanyaan–pertanyaan ini tidak akan bisa menggali apa yang diinginkan atau apa yang menjadi kekurangan yang dirasakan oleh pelanggan. Biasanya pertanyaan terbuka akan membuat pelanggan kita mau bercerita dan mengeluarkan isi hatinya. Naaaah… kalau kita sudah dapat menggali apa yang menjadi ketidaknyamanan pelanggan, barulah kita kembali kepada fakta yang terjadi. Menjelaskan dengan rinci dan detail secara terbuka kepada para complainer. Langkah-langkah ini akan membuat perdamaian dengan para mereka.

Andi Babas “Boomerang”

Kini di tengah kesibukan sebagai rumah tangga, berkesempatan menjalankan hobi menyanyi sekaligus mengembangkan kiprahnya di dunia rekaman lagu pop Bali. Semua itu tak lepas dari dukungan, peran sang suami, Gusti Ngurah Agung Satria Wibawa yang sekaligus menjadi produser rekamannya ini.

Ingin Album Solo

memulai kisahnya. “Miten adalah gitarisnya Netral pertama, padahal sebelumnya aku baru akan nge-band dengan almarhum dan siap recording. Tapi Tuhan punya rencana lain,” imbuh pria berdarah Sunda itu. Secara kebetulan, manajer Boomerang terlibat dalam event tribute tersebut. Pulang dari event, Andi mendapat kejutan. Telepon dari manajemen Boomerang untuk bertemu, membuat laki-laki penggemar hiking ini sempat speechless. “Lumayan agak bingung sebelumnya, secara siapa yang nggak mau diajak kerja bareng dengan band besar. Manusiawinya pasti keluar. Mikir-mikir sendiri, cocok nggak ya dengan karakter suara aku, tapi yang terpenting aku harus temuin mereka. Mungkin pas ketemuan semua akan di luar dugaan,” ungkapnya. Andi pun menyanggupi untuk bertemu di kantor manajemen Boomerang di Kawasan Komp Kav Polri Ragunan. Berbicara banyak hal tentang musik sembari

(Ngurah Budi)

“Putus II“ Kalau semuanya sudah terselesaikan dengan baik, maka kita dapat menanggapi complain di media sosial itu dengan bijak. Hindari berdebat di media sosial. Karena itu akan memperparah keadaan. Nantinya bukan keuntungan yang kita hasilkan, namun sebaliknya. Akan memperburuk hubungan, dan tentu dapat memperlihatkan kalau perusahaan kita tidak profesional. Tipe complainer yang lain selain tipe agresif dan passive complainer adalah tipe professional complainer dan tipe constructive complainer Masing-masing dari tipe ini beserta contohnya dan cara penangannya akan saya tulis di Rubrik Dhani’s Art In Service dua minggu ke depan. Mari kita tangani complain secara profesional, agar kata ‘putus’ yang terlontar dari pelanggan akan dapat kita hindari. Mereka akan tetap menjadi pelanggan yang loyal terhadap produk, jasa dan perusahaan kita… (bersambung) Materi ini juga terdapat di buku saya yaitu ‘Service A La Carte”. “Ingin mengetahui bagaimana meetakan sebuah layanan yang baik di perusahaan / instansi yang Bapak/Ibu pimpin? Silakan hubungi Manajemen Sri Sumahardani Academy atau buka website kami di www.srisumahardani. com. Kami siap untuk membantu. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani Srisumahardani3sp@gmail.com www.srisumahardani.com

19

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

bercanda dan ia pun menarik kesimpulan, ini mengasyikkan. “Ketemuan juga dengan kawankawan Boomerang terkecuali Tommy, karena dia berada di Surabaya. Kita ngobrol tentang musik sambil guyon dan many more, kesimpulannya, ternyata anak-anaknya asyik juga,” ucap putra dari pasangan Mad Rais dan Siti Aisyah. Saat itu ia hanya berpikir bahwa proyek yang ditawarkan manajemen Boomerang merupakan kerja untuk event Pekan Raya Jakarta (PRJ) 20 Juni 2013. “Jadi cuma sebatas bantuin untuk event itu, setelah itu besoknya aku disuruh lanjut lagi main di daerah Tangerang dan terus lanjut ke beberapa event,” papar penggemar Kurt Cobain dan Iwan Fals tersebut. Semua lantas mengalir, Andi memberikan yang terbaik. Hingga pada 2014 ia didapuk sebagai vokalis pada album Boomerang “Harmonis Tidak Seragam”. “Karena di situ sudah ada nama aku di cover album,” jelasnya.

Andi tak mampu mengungkapkan kesan saat bergabung dengan Boomerang. Semua terasa istimewa. Wawasan dalam bermusik, membuatnya mantap berlabuh di jalur rock. “Aku semakin yakin lagi pada jalur musik yang aku ambil, kebetulan aku penggila rock,” ungkapnya dibumbui sedikit joke. Susah diungkapkan, ia mengaku ini super amazing. “Senang luar biasa nggak ketulungan, karena dulu aku pernah bawain lagu - lagu mereka album KO dan Disharmoni di band pertamaku, dan personilnya tetangga rumah, gitarisnya (almarhum) dia yang ngenalin album-album Boomerang,” cerita Andi. Selain Boomerang, Andi juga ‘pengamen’ sebuah bar di Bilangan Jakarta Timur. “Aku lagi mencoba untuk buat yang beda selama aku bermusik, mungkin membuat album solo bergenre bukan rock, tapi tetap manly, bisa jadi ke folk seperti Johny Cash,” ujarnya berbinar. (Lely Yuana)

KJS Siapkan 2000 Jeep Lintasi Jembatan Suramadu Selepas kepergian Roy Jeconiah, Boomerang sempat vakum. Akhirnya grup band ini kembali pada 2012 de­ ngan album “Reboisasi”. Kala itu, Boomerang diisi oleh tiga orang. Faried Martin pada drum, Tommy Maranua di gitar, dan Henry mengisi bass sekaligus vokalis, menggantikan Roy Jeconiah yang telah lebih dulu membentuk band RI 1 bersama John Paul Ivan.

U

sai pencarian panjang, akhirnya Boomerang mantap menarik Andi sebagai vokalis baru sejak 2014 silam. Kehadiran Andi, seolah memberi angin segar bagi grup rock gaek asal Kota Pahlawan ini. Menggantikan sosok Roy, diakui Andi bukanlah perkara gampang. Namun, ia mampu membuktikan kualitasnya di atas panggung dengan karakter tersendiri. “Awalnya lumayan pekerjaan rumah juga untuk harus gimana dan seperti apa, lumayan hampir dua tahun aku mulai ngerasain dekat satu persatu dengan kawankawan Boomers Indonesia,” jawab pemilik nama beken Andi “Babas” tersebut. Meskipun

bukan Boomers, tapi ia pernah membawakan karya-karya Boomerang saat memegang posisi sebagai bass player di bandnya terdahulu. “Waktu itu pun aku pegang bass, bukan penyanyi. Kenapa namaku Andi Babas. Andi memang nama panggilan aku, Babas nya bekas pemain bass,” katanya. Perkenalan pemilik nama lengkap Ahmad Afandi dengan Boomerang berawal dari rasa haus akan sosialisasi, seperti mencoba berkenalan dengan orang-orang baru. “Aku memang suka bersosialisasi dengan orang-orang baru, awalnya aku main di tribute-nya almarhum Miten (gitaris grup band Netral) di acara Radio Show tahun 2013,” ujar Andi

Akhirnya Komunitas Jeep Surabaya (KJS) resmi mengukuhkan pengurus baru usai vakum cukup lama. Markas IMC bakal dijadikan tempat berkumpul semua anggota KJS. Tak ketinggalan, tempat berjualan berbagai aksesoris dan merchandise semua kebutuhan Jeep beserta pernak-perniknya. KJS yang mulai berdiri sejak 2009 tersebut, beranggotakan kumpulan beberapa Jeep yang dimiliki oleh sebagian orang Surabaya maupun Wilayah Jatim dengan berbagai tipe. Antara lain Wrangler Rubicon, Jeep Wrangler Sport, Jeep Wrangler Sahara, Jeep Hummer, Jeep CJ7, Jeep Cherokee, Jeep Grand Wagoneer, Jeep Compass , Jeep Willys dan sebagainya. KJS menunjuk lwan Setiawan atau yang lebih dikenal dengan lwan lMC sebagai ketua melalui aklamasi. Selain itu, Iwan juga dikenal sebagai pemilik dari IMC (lwan Market Container) yang bergerak di bidang kontainer. Mengingat kepengurusan KJS baru saja terbentuk pada awal tahun ini dan tidak mempunyai dana anggaran

atau kas, sehingga untuk semua kegiatan acara disponsori oleh lMC. Pelantikan Pengurus KJS juga turut mengundang Walikota Surabaya, Bupati Sidoarjo, Kapolres, Camat, Lurah dan pejabat daerah setempat untuk ikut mensukseskan berikut seluruh komunitas Jeep di lndonesia. Kedepannya, KJS sendiri sudah mempunyai agenda rutin untuk mengadakan kegiatan atau touring ke berbagai tempat, salah satu target kepengurusan baru antara lain menyiapkan 2000 jeep untuk melintasi Jembatan Suramadu tanpa putus di Hari Pahlawan Nasional, 10 November mendatang. Meskipun target kedua dinilai agak berat, namun dengan dikumpulkannya beberapa komunitas dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto dan Pandaan yang masuk dalam wilayah KJS ini, Iwan yakin jeep yang lama tertidur pulas tiga bulan akan ia usahakan bergeliat kembali. Diharapkan setelah acara pelantikan kemarin, KJS Jatim akan semakin banyak dikenal oleh masyarakat luas terutama di Surabaya. (Lely Yuana)


18

Life Story

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Jamur Peluang Bisnis Menjanjikan Budidaya jamur tiram saat ini mulai menjamur di Kabupaten Buleleng. Mulai dari petani pemula hingga petani dengan jumlah produksi besar begitu pesat perkembangannya. Hal ini tidak terlepas dari prosfek pemasaran jamur tiram yang menjajikan. Banyaknya pembudidaya jamur tidak terlepas dari pembibitan jamur itu sendiri. Rupanya berkembangnya budidaya jamur dikarenakan usaha pembuatan bibit jamur ­terdapat di Buleleng.

U

D. Jamur Berlian Bali merupakan salah satu pembibit jamur tiram terbesar di Buleleng. menurut Eny Meliani, pemilik usaha tersebut mengatakan awal mulanya ia tertarik untuk membuat bibit jamur berawal ketika dirinya membeli bibit jamur ke Jawa. Saat pembelian tersebut banyak teman-temanya yang berminat dan menitip kepada dirinya. “Daripada beli keluar, saya mulai belajar pembibitan sendiri dan melayani penjualan bibit kepada petani jamur sekalian juga menghemat biaya,” ungkapnya. Menurut perempuan kelahiran

S­ ingaraja, 19 Agustus 1977 pembibitan jamur tiram merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan karena mudah dalam pemeliharaan dan memerlukan modal yang sedikit. Untuk satu buah baglog biasanya Eny menjual kepada petani seharga 3 ribu Rupiah. Pembuatan bibit jamur miliknya menggunakan serbuk kayu lokal sebagai media. Serbuk kayu biasanya ia dapatkan dari usaha serkel di Buleleng maupun di luar buleleng. Penggunaan serbuk kayu pun tidak sembarangan melainkan menggunakan serbuk kayu yang sudah ditumbuhi silium. “Serbuk kayu yang sudah didapat inilah baru bisa kita olah di gudang untuk dijadi-

A

Eny Meliani pengusaha bibit jamur tiram

kan media pembibitan jamur tiram,” ungkapnya. Perempuan murah senyum ini mengatakan serbuk kayu akan diayak untuk memisahkan serbuk yang benarbenar layak digunakan. Kemudian beberapa bahan campuran lain juga menjadi tambahan seperti dedak padi, nutrisi dan kalsuim. Selanjutnya

Nugget Jamur Banyak Peminat Budidaya jamur tiram nampaknya menjadi usaha sampingan bagi masyarakat di Buleleng. Pembudidayaan dan pemeliharaan yang tidak sulit membuat banyak orang tertarik untuk menanam jamur tiram. Ketertarikan itu juga dirasakan oleh ibu muda asal Singaraja Ni Luh Suci Ariati. Ketertarikannya terhadap jamur tiram membawanya untuk mencoba menjadi petani jamur. Di awal dirinya mengaku membeli beberapa baglog untuk dirawat hingga tumbuh j a m u r. Beberapa kali panen,

Ni Luh Suci Ariati

ide kreatif mulai muncul dari perempuan kelahiran 17 September 1978 ini. Sempat menjual hasil panennya ke beberapa rekan dan tetangga, akhirnya perempuan yang akrab disapa Suci ini mencoba menjual olahan jamur yang ditanamnya sendiri. Menurutnya jamur tiram memiliki rasa yang kenyal dan enak dijadikan masakan apa saja. Salah satunya adalah nugget jamur. Ide membuat nugget jamur muncul karena sang anak sangat menyukai nuget. Dirinya tahu nugget yang dibeli di luar tidak sehat dikonsumsi setiap hari. Ia pun mencoba

Ni Luh Suci Ariati menunjukkan cara membuat nugget jamur.

Lagu berjudul “Nusantara” milik Koes Plus, membuka pertunjukan Koes Plus-an yang dibawa­kan oleh Pages Band, grup band unik dari Mataram yang beranggotakan musisi berusia 50 tahun ke atas. Kiprah Pages Band di panggung musik Nusa Tenggara Barat, khususnya di Mataram, terbilang cukup lama. Sudah lebih dari 10 tahun grup band ini menjajal panggung-panggung musik bahkan hingga ke Pulau Sumbawa.

mengolah jamur menjadi nugget yang disukai anak-anak. “Saya coba saja buat nuget ternyata anak-anak suka dan saya coba tawarkan melalui akun sosmed ternyata banyak yang respons,” ungkapnya. Suci menambahkan cara pembuatan nugget jamur memang sangat sederhana dan tidak membutuhkan banyak bahan. Di mulai dari pemetikan jamur, kemudian pencucian. Uniknya jamur yang telah bersih tidak dihancurkan terlebih dahulu untuk menjadi nugget melainkan dengan lembaran utuh jamur tersebut dibaluri dengan tepung. Setelah itu, jamur yang telah dibaluri tepung dimasukkan ke dalam telor yang sudah dikocok. Sesudahnya jamur tersebut baru dimasukkan ke dalam tepung roti dan siap digoreng. “Caranya mudah sekali dan rasanya juga enak,” ungkapnya. Selain mudah dalam pengolahan, nugget jamur juga lezat dan sehat karena dibuat langsung dari jamur utuh. Ini juga menjadi salah satu cara untuk

bahan yang telah siap akan dilakukan pengemasan dan pengepresan untuk mencetak kepadatan. Setelah itu, barulah dipasangi tutup cincin sebelum dilakukan sterilisasi dengan cara mengukus selama 3 hingga 4 jam. Waktu pendinginan juga membutuhkan 3 hingga 4 jam sebelum dilakukan inokulasi yaitu pemberian bibit jamur pada deglog. “Pada tahap selanjutnya barulah masa inkubasi selama 30 hingga 45 hari lalu masuk di tahap perawatan,” paparnya. Ditambahkan Eny, saat ini pihaknya kewalahan melayani pemesan petani lokal Buleleng dalam pemenuhan bibit jamur tiram. Bahkan setiap harinya pihaknya hanya mampu membuat 500 baglog sedangkan pesanan yang datang hingga 2.000 baglog per hari. Tidak hanya petani lokal, dirinya juga melayani pesanan dari petani-petani di seluruh Bali. Bahkan dirinya juga tidak segan melayani pesanan dari petani pemula yang hanya memesan sekita 500an baglog. “Kami tidak selalu bisa melayani semua pesanan sehingga petani harus bersabar menunggu an­ trean,” jelasnya. Selama menjadi pengusaha bibit jamur, Eny mengaku melihat peluang bisnis yang menjajikan. Hanya saja,

dalam proses pembuatan baglog pihaknya masih terkendala alat yang masih manual. “Penggunaan alat yang manual membuat produksi kami masih terbatas di tengah meningkatkan permintaan terhadap bibit jamur,” jelasnya. Selain itu, ketersediaan bahan juga menjadi hambatan lain bisnis pembibitan jamur ini. Selama ini serbuk kayu ia dapatkan dari serkel lokalan Buleleng, hanya saja bisnis jamur yang berkembang pesat membuat permintaan bibit jamur juga semakin meningkat sehingga untuk memenuhi bahan pembuatan baglog pihaknya juga mengambil dari serkel dari luar seperti Kintamani. Selain belajar pembibitan jamur, Eny juga bersedia memberikan pelatihan mengenai perawatan baglog. Bahkan kepada petani jamur, dirinya juga sering memberikan pelatihanpelatihan olahan matang jamur tiram. Menurutnya jika diolah secara kreatif jamur tiram yang memiliki rasa gurih ini mampu menjadi makan yang sehat dan disukai masyarakat. beberapa pelatihan makan olahan jamur yang pernah ia berikan seperti bakso jamur, nugget jamur, jamur krispi, abon jamur, sate jamur, dan masakan tradisional yang menggunakan jamur. (Wiwin Meliana)

mengenalkan jamur kepada anak-anak zaman sekarang. “Anak-anak zaman sekarang kalau disuruh makan jamur langsung itu ga akan mau, ya mesti diolah dulu menjadi makanan yang mereka suka,” sambungnya. Sejak dikenalkan melalui akun sosmed, rupanya nugget jamur memiliki banyak peminat. Bahkan setiap minggunya Suci harus berangkat ke Nusa Dua, Denpasar, dan Tabanan untuk membawa pesanan ke beberapa hotel dan resto. Untuk satu bungkus nugget ia jual Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu. Kata Suci dirinya hanya memproduksi jamur ketika

ada pesanan dari konsumen. Hal ini untuk menjaga kesegaran jamur karena dalam pengolahannya sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet. “Ini kan tidak pakai pengawet. Sangat bagus setelah sehari atau dua hari digoreng dan dikonsumsi langsung,” jelasnya. Selain nugget jamur, dirinya juga mengolah jamur menjadi abon. Hanya saja untuk membuat abon jamur diperlukan jamur dalam jumlah yang banyak. Ke depan Suci ingin mengembangkan kreativitasnya dengan belajar membuat sate, bakso, dan rawon jamur. (Wiwin Meliana)

presiasi penonton terhadap Pages Band ini selalu antusias karena lagu-lagu legenda Koes Plus menjadi spesialisasinya. Hal ini terlihat pada suatu malam di pojok timur halaman Taman Budaya Nusa Tenggara Barat, yang menggelar Selasa Warjack beberapa waktu lalu, dipenuhi penonton yang ramai menyaksikan pergelaran musik untuk mengenang Yon Koeswoyo yang baru-baru ini meninggal dunia. Panggung sederhana Wa­r ung Jack malam itu dihentak grup Pages Band. Koes Plus-an malam itu sukses menghidupkan ‘komunikasi’ antar panggung dan penonton yang rata-

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Pages Band Setia Koes Plus rata penggemar lagu-lagu Koes Plus. Penonton pertunjukan ini, tidak hanya mereka yang sudah berusia tua. Ada juga anak-anak muda. Bahkan turut ikut merespons lagu-lagu Koes Plus yang dinya­nyikan oleh Pages Band. Tiap kali Pages Band pentas penontonnya selalu ramai. Para musisi yang tergabung di Pages Band juga tidak luput dari perhatian karena ratarata mereka sudah berumur, dengan formasi Minarto (keybord), Yudi (drum), Koeswondo (bass dan backing vocal), Dudi (lead) dan Mudakir (vokalis). Sebagai vokalis, Mudakir juga memberi warna yang makin menguatkan keberadaan Pages Band karena suara dan perawakannya yang mirip dengan Yon Koeswoyo. Dengan suara, rambut gondrong dan aksi panggung yang sangat mirip tersebut, Mudakir yang mampu menyanyikan dengan baik ratusan lagu Koes Plus ini menjadi magnet tersendiri bagi penonton. Mudakir juga pandai membuat panggung Koes Plus-an Pages Band menjadi komunikatif dengan penonton. Pages Band memiliki banyak kelebihan karena semua personilnya bisa berganti formasi mampu memainkan berbagai alat musik utama.

Kunjungan Bid Humas Polda Bali

Tim Bid Humas Polda Bali melakukan kunjungan ke Gedung Pers Bali K. Nadha, Kamis (22/2). Kunjungan yang dipimpin Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat (Kasubbid Penmas) Bid Humas Polda Bali, AKBP Ni Made Ayu Kusuma Dewi merupakan upaya kepolisian untuk makin meningkatkan sinergi dengan media massa.

Michael Kors Hadir di Beachwalk

Nugget jamur

7

Michael Kors sebagai salah satu brand internasional hadir di Beachwalk, Kuta, Bali. Acara pembukaan dilaksanakan Sabtu (17/2). Bitha Novela, Marketing ­Executive Michael Kors mengatakan store di Beachwalk menyediakan aneka tas, pakaian, sepatu, kamata, dan jam tangan.

Kelebihan lainnya, karena semua personil Pages Band ini bekerja sebagai pegawai negeri dan pegawai swasta, mereka bisa main kapan saja tanpa pernah latihan yang rutin. Mereka selalu bisa tampil kompak meski tak pernah latihan. Di samping itu mereka terbilang kelompok yang sangat kompak yang tidak pernah terpecah oleh masalah apa pun, termasuk soal penghasilan grup yang biasanya kerap memicu perpecahan antar personil. Mereka berada dalam frekuensi kepentingan yang sama, yakni berkesenian, bermusik menghibur penonton dan memainkan hobi mereka. “Uang dalam kelompok Pages Band adalah nomor sekian,” kata Dudi. Sebab itulah, hingga lebih dari 10 tahun berjalan, Pages Band tetap eksis di dunia musik di Mataram. Jika pun ada pergantain personil, itu hanya karena alasan ada yang ingin istirahat atau alasan lain yang bisa mereka terima. Tetapi, meski begitu,

tidak pernah ada personil Pages Band yang mengundurkan diri apalagi sampai dipecat. “Jadi siapa pun yang bisa main bisa tampil kapan pun sebagai grup Pages Band,” kata Dudi. Acara-acara reuni angkatan usia 50 tahunan menjadi salah satu panggung utama Pages Band. Di samping itu mereka kerap tampil di acaraacara pernikahan, juga undanganundangan lainnya. Bahkan dari satu panggung ke panggung lainnya di hotel dan kafe yang ada di Mataram dan Lombok telah mereka jajal. Bahkan saat ini secara regular mereka tampil live music Koes Plus-an di beberapa hotel di Mataram. TINGGAL DI PAGESANGAN Menurut Mudakir, menyanyi bagi para personil Pages Band bukan semata-mata untuk mencari uang/ penghasilan, melainkan hobi yang dimaksimalkan untuk mendapatkan tambahan biasa saja. Karena itulah

tarif tidak terlalu mereka pikirkan meski Pages Band telah pernah dibayar dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Mereka selalu melihat kemampuan para pengundang. Bahkan jika ada rekan atau kawan mereka yang punya acara, Pages Band bisa menggratiskannya. Nama Pages Band sendiri diambil nama wilayah tempat para personilnya kebanyakan tinggal yakni Pagesangan di Kota Mataram. Awalnya mereka hanya berkumpul untuk bermain musik, lalu atas inisiatif pelatih drum band yang cukup dikenal di Mataram, bernama Bagio bersama dua rekan lainnya Anton dan Yudi, grup band ini dibentuk sekitar 10 tahun lalu. Di awal-awal bermusik bersama, Pages Band belum mengukuhkan diri sebagai grup band yang spesial membawakan lagu-lagu Koes Plus, melainkan mengikuti trend musik kala itu. Akhirnya Pages Band bertemu dengan Mudakir yang membawa ‘ciri’ khas Yon Koeswoyo pada keunikan suara dan perawakannya yang sangat mirip musisi legendaris itu. “Sejak itulah Pages Band memilih fokus spesial menyanyikan lagu-lagu Koes Plus,” kata Dudi. Hingga saat ini di antara enam grup band di Mataram yang spesial menyanyikan lagu-lagu Koes Plus, tinggal Pages Band yang tampaknya masih sangat eksis di panggung musik di Mataram dan tetap menjaga kekompakan serta semangat bermusiknya meski beranggotakan personil yang usianya tidak bisa dibilang muda lagi. (Naniek I. Taufan)


8

Bunda & Ananda

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Kenalkan Anak dengan Tradisi melalui Lomba

Griya

Sejak pagi, Wantilan Desa Pangsan, Petang telah ramai dipadati anak-anak mulai usia PAUD hingga SD. Mereka bersemangat mengikuti berbagai lomba yang digelar ST. Dharma Tunggal serangkaian hari ulang tahunnya. Di antaranya, lomba mewarnai, membuat canang sari, ngulat pancak, lari karung, dan cerdas cermat.

Mulai dari yang ringanringan dulu, seperti membuat canang sari. Ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa bakti kepada Tuhan,” ujar Ketua Pokja I yang membidangi upakara dan pesantian di PKK Desa Pangsan ini.

Y

ang menarik, dalam setiap lomba yang digelar selalu menampilkan lomba bermuatan lokal, sepeti membuat canang sari dan ngulat pancak. Menurut salah seorang juri, Ida Ayu Putu Nirka, lomba ngulat pancak dan membuat canang sari di kalangan anak-anak ini diacunginya jempol karena sejak dini mengenalkan anak pada kegiatankegiatan tradisi yang nantinya akan sering dipakai dalam hidup bermasyarakat. “Lomba semacam ini bertujuan membina untuk masa depan anak.

SARAT AKAN SIMBOL Ia menyoroti lomba membuat canang sari. Dikatakannya, janur yang dipakai sebaiknya janur nyuh gading biar tampilannya bagus dan menarik. Janur ini dibuat ceper atau tamas sebagai alas. Kelengkapan isi canang sari meliputi, plawa, porosan (harus ada), beras kuning, kiping biu mas, miik-miikan. Baru kemudian uras sari. “Sebaiknya uras sari berbentuk bundar seperti pis bolong karena melambangkan windu. Semua bahan ada perlambangan. Seperti porosan, itu simbol Idang Sang Hyang Widhi (Tuhan) karena terdiri dari base (lambang Wisnu), buah (lambing Brahma), pamor (Iswara), semua ini manunggal dengan sebutan Tri Murthi/Ida Sang Hyang Widhi,” jelasnya. Bunga melambangkan kesucian. Peletakan bunga juga ada aturannya. Bunga berwarna putih di timur, kuning di barat, bunga

Anak laki-laki ngulat pancak

Anak-anak perempuan sangat bersemangat membuat canang sari

hitam di utara, bunga merah di selatan. Di tengah, manca warna , memakai pis bolong di atasnya, tujuannya sarining manah jika diletakkan di atas bunga. Bunga yang dipakai ditegaskan Dayu Nirka, harus yang segar, bunga yang dipetik, bukan bunga yang rontok, layu, atau dicari semut. Ada juga bunga yang tidak boleh dipakai (cuntaka), seperti bunga tulud nyuh, sari konta, tampak bela, dan bunga yang tumbuh di kuburan walaupun bunga cempaka. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit ANAK LAKI YANG TAK MAU MENURUT

Seorang ibu dibikin pusing oleh anak laki satu-satunya. Anak itu bandel dan tak pernah menurut perintah ibunya. Pada suatu malam anak itu menghilang. Sampai jam sebelas malam belum juga puMade Taro lang. Lagi pula anak itu belum makan. Sang ibu gelisah dan waswas. Tengah malam anak itu baru pulang. “Anakku, sayang!” kata ibunya. “Kamu selalu membikin ibu waswas. Mulai besok kamu kuserahkan kepada seorang pendeta. Pendeta itulah yang akan mengasuh dan mendidikmu agar menjadi anak yang berguna dan menuruti orang tua. Di rumah ini kamu selalu menyusahkanku.” Anak itu menurut. Ia pun dengan senang hati tinggal di rumah pendeta. Pada hari pertama anak laki itu mendapat tugas dari pendeta. “Hai, Putraku! Mulai besok, sapulah halaman gereja pukul enam pagi, sebab setelah itu aku akan memimpin persembahyangan bersama.” Anak laki yang dituduh tidak patuh itu bangun pukul enam pagi, lalu segera menyapu halaman gereja. Setelah bersih ia mengetuk pintu kamar pendeta, “Bangunlah, Tuan Pendeta! Halaman gereja sudah bersih.” Keesokan harinya, Tuan Pendeta memberi perintah lagi, “Hai Putraku, Sayang. “Besok bangunlah jam tiga pagi! Bersihkan halaman gereja!” Anak laki itu pun segera bangun pukul tiga pagi. Setelah menyapu bersih halaman gereja, ia mengetuk pintu kamar pendeta, “Tuan Pendeta, bangunlah, sudah waktunya untuk memimpin persembahyangan.” Tuan Pendeta mulai berpikir. “Anak itu benarbenar patuh,” bisiknya.

“Hai Putraku!” perintahnya lagi. “Besok, pukul enam pagi, bunyikanlah lonceng di menara geraja. Aku akan memimpin persembahyangan bersama.” Anak laki itu pun menuruti perintah itu. Setelah membunyikan lonceng, ia mengetuk pintu kamar pendeta, “Tuan Pendeta! Bangunlah, lonceng gereja telah berdenting.” Tuan Pendeta sangat senang. Ia telah berhasil mengubah sifat anak itu, dari tidak menurut menjadi penurut. Namun sang pendeta belum yakin benar. Ia mencoba lagi memberi perintah yang lebih berat. “Anakku, Sayang! Besok, bunyikanlah lonceng di menara geraja pada pukul tiga pagi!” Sungguh, anak itu sangat penurut. Ia bangun pukul tiga pagi, lalu segera menuju menara gereja. Wow! Apa itu? Di depannya berdiri tegak sebuah kerangka manusia. Anak laki itu terkejut, lalu mundur setapak. “Siapa kamu? Aku diperintahkan pendeta untuk membunyikan lonceng gereja di menara. Minggir kau! Kalau tak mau, akan kutendang kau!” Demikian gertak anak laki itu. Kerangka manusia itu sungguh bandel. Seinci pun ia tak mau bergeser. “Dalam hitungan ketiga, kalau kau tak mau pergi, maka akan kuhancurkan seluruh tubuhmu!” teriak laki-laki pemberani itu. Satu, dua, tiga! Kerangka manusia itu tak mau bergeser. Anak laki itu maju lalu memukul dan menendang kerangka itu. Seluruh tubuh kerangka itu hancur berantakan. Setelah anak laki itu menbunyikan lonceng tiga kali, ia segera membangunkan Tuan Pendeta. Pendeta itu terheran-heran. Pancingannya untuk menakut-nakuti anak itu tidak berhasil. “Putraku, Sayang! Kau sungguh berani dan menuruti segala perintah. Besok kau boleh pulang. Jangan lagi membuat ibumu sakit hati dan waswas,” kata Pendeta.

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Tren Unik Rumah Knockdown

Angelina Hadriani

Rumah knockdown kini menjadi tren baru yang unik bagi banyak orang. Rumah yang dapat dibongkar-pasang dan bisa dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain ini, pengerjaannya pun relatif singkat. Dengan beragam gaya dan model, rumah kayu ini semakin dicari dan diminati.

enanggung jawab Website dan Penanggung jawab Lapangan Studio Optimizer Angelina Hadriani mengatakan, di era moderen ini banyak sekali orang yang membutuhkan rumah tempo dulu yang unik dan asri. “Rumah kayu sangat cocok di era sekarang karena cuaca alam yang sangat panas dan dingin. Rumah kayu mempunyai kelebihan bisa menetralisir cuaca di luar. Misalnya ketika cuaca panas, tidak terlalu kepanasan, dan ketika cuaca dingin tidak terlalu dingin. Kini banyak sekali orang yang sudah jenuh dengan rumah permanen,” ungkap Angel-sapaan akrabnya. Studionya yang berkantor pusat di Indramayu, Jawa Barat dan memiliki kantor perwakilan di Sukawati, Gianyar-Bali ini dibeberkannya sudah mengerjakan proyek rumah knock dwon di berbagai tempat, seperti Villa Istana Bunga Bandung, The Ranch Puncak Bogor, beberapa Rumah Joglo di Jawa Tengah, Pesantren di Hambalang Sentul Bogor, Penakaran ikan di Kediri, be-

berapa rumah modern di Bekasi dan Jakarta, dan saat ini sedang membuat penginapan di Anyer Banten, dan rumah sederhana di Buleleng, Bali. Dijelaskan Angel, ada berbagai pilihan bahan yang tentunya tetap menjaga kualitas dengan harga bervariasi sesuai kebutuhan dan keinginan pasar. “Untuk model rumah knockdown, agar calon pembeli lebih yakin dan tidak hanya melihat gambar/foto, bisa langsung ke rumah contoh yang kami miliki atau rumah yang sudah pernah kami buat. Misalnya di Taman Istana Bunga Bandung atau di Sukawati Bali,” ucapnya. Proses pengerjaan rumah dikatakannya bisa dikondisikan sesuai kenginan pembeli. Untuk pemasangan rumah saja di lokasi memerlukan waktu kurang lebih 4 minggu. Namun, jika pembeli ingin memantau dari proses pembuatannya, prosesnya pembuatan rumah kayu knockdown bisa dibuat langsung di lokasi mulai dari pemotongan, penghalusan, hingga merangkai rumah, yang membutuhkan waktu kurang lebih 6 minggu.

P

17

Untuk maintenance rumah kayu knockdown ini cukup mudah, hanya dicat saja dengan cat minyak untuk menghindari dimakan rayap, dilakukan 3 tahun sekali. Rumah kayu knockdown bisa bertahan hingga 15 tahun, dan setelahnya itu masuk masa renovasi. Untuk ilustrasi, Angel memberikan contoh salah satu model rumah kayu knockdown yang disebutnya rumah singgah karena sering dijadikan penginapan dekat pantai. Rumah ini memiliki ukuran 5x5 m2, bahan yang digunakan adalah kayu Akasia (kayu Kalimantan). Di dalamnya terdiri dari 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur bersih, teras kecil depan/ belakang, sudah termasuk instalasi listrik. “Harga yang kami tawarkan Rp 65 juta. Dan tambahan biaya pengiriman untuk sampai

ke lokasi biasanya 3-4jt. Total untuk harga rumah tersebut Rp 70 juta sudah bersih dan terima kunci. Harga murah dan standar

tetapi kualitas bagus dan layak digunakan. Model dan ukuran bisa di ubah sesuai dengan keinginan,” jelasnya. (Inten Indrawati)


16

Edukasi

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Memasuki usia 49 tahun, Perdiknas Denpasar terus melaju menjalankan komitmennya di dunia pendidikan. Perayaan HUT ke-49 dilaksanakan dengan mengusung tema “Membangun Sumber Daya Manusia yang Good Trust Smart (GTS) Meningkatkan Daya Saing”

HUT ke-49 Perdiknas Denpasar

Dara

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Tingkatkan Daya Saing dengan GTS

P

ada puncak HUT ke-49, yang diisi dengan jalan santai tersebut, Ketua Perdiknas Dr. AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M.,M.H., mengata­kan Perdiknas ke depan bisa lebih membumi di zaman now ini. Terutama melalui pesan yang disam­ paikan para pengelola di tiga unit satuan pendidik­an Perdiknas dalam menarik minat masyarakat di tengah persaingan yang semakin ketat. “Kami memformulasikan GTS kemudian mengejawantahkan, Good

Motifora

Nasional, mahasiswa Undiknas University, dosen serta para pegawai, dilaksanakan dengan konsep lesehan. Menurut Tini Gorda, ini salah satu cara mengingat kembali komitmen pendiri utama Perdiknas yang membentuk lembaga pendidikan ini 49 tahun silam, yakni sebagai wujud bakti (alm) Prof, IGN Gorda dan (almh) Ratyni Gorda serta Ketut Sambereg dan Nyoman Kundri untuk masyarakat. Dikatakan oleh Tini Gorda, saat duduk bersama, mereka berbicara tentang pendidikan, tidak ada perbedaan jenjang atas dan bawah. Namun, bagaimana menyampaikan pesan untuk

itu taat aturan, pengelola harus taat aturan sebagai guru atau dosen. Hal ini akan menumbuhkan Trust. Kemudian untuk menjaga Good dan Trust, semua pengelola harus Smart. Mereka patut memiliki kreativitas, inovasi, dan adaptif,” ujar Tini Gorda. Dosen Fakultas Hukum Undiknas University ini menambahkan, guru dan dosen di Perdiknas tidak perlu lmerasa paling tahu dan akhirnya tidak mau meningkatkan kualitas diri. Sebaliknya, mereka beradaptasi dengan perkembangan zaman dalam menyiapkan SDM yang GTS. Hal ini dilakukan demi memperoleh kepercayaan masyarakat sekaligus mencapai

target optimal hasilkan SDM yang berdaya saing. “Salah satu contoh adalah SMP Nasional, yang berhasil mendapat kepercayaan pemerintah sebagai sekolah keluarga dan sekolah aman. Kami juga akan mewujudkan sekolah ramah anak di SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional. Bahkan Undiknas mampu sebagai di PTS urutan pertama terbaik di Bali, NTB, NTT,” tegasnya. Sementara itu perayaan HUT ke-49 yang diikuti para siswa dan guru SMP serta SMK Teknologi

mencerdaskan SDM yang berdaya saing. “Langkah menjelang usia 50 atau setengah abad, kami ingin men-charge kembali mereka yang sejak pertamakali diajak oleh keempat orangtua kami sebagai pendiri utama. Mengingat bahwa komitmen bersama di sini adalah mencetak dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui lembaga pendidikan,” ujarnya. Sementara itu ada yang menarik saat Dies Natalis ke -49 Undiknas yang bertemakan “Glory of The Second Generation” ini juga diluncurkannya Prodi Teknologi Informasi dan buku “Kepemimpinan Profesor Sri Dharma”. “Kami generasi kedua yang sudah disiapkan semuanya, mempunyai tanggung jawab besar untuk membesarkan lembaga ini,” tegas Tini Gorda.

“Tetep Metimpal” sebelum Album Ketiga Berikutnya, menurut Ketua Panitia Pelaksanaan Hut ke-49 Perdiknas Denpasar, I Made Peri Ardiyasa, S.T., kegiat­an yang bertemakan “Membangun Sumber Daya Manusia yang Good Trust Smart (GTS) Meningkatkan Daya Saing” telah dilaksanakan sejak tahun lalu. Rangkaiannya dimulai pada 24 Oktober 2017, berupa talk show untuk memutus mata rantai bullying dengan narasumber Arist Merdeka Sirait, di SMP Nasional dan di SMK Teknologi Nasional Denpasar. Dilanjutkan, 2 Desember 2017, bertepatan dengan puncak HUT ke-43 SMP Nasional Denpasar sekaligus Pembukaan Se-

rangkaian HUT ke-49 Perdiknas. Acara berikutnya pada (2/2), de­ ngan Seminar Nasional bertemakan “Pengembangan Karakter SDM yang Good Trust Smart (GTS) Melalui Pendidikan Keluarga” . Acara ini bekerja sama dengan YLBH MK KOWANI dan BKOW Bali di Auditorium Perdiknas Denpasar, Pada (10/2) puncak HUT ke-9 SMK Teknologi Nasional diisi lomba intern sekolah dan lomba ekstern, yakni ‘Lomba Fotografi Tingkat SMP se-Kota Denpasar.’ Berikutnya pada (11/2) puncak HUT Perdiknas ke- 49 dan HUT Undiknas Denpasar, dilaksanakan jalan sehat disertai hiburan dan pengundian door prize. (ard)

Nama Motifora memang tak asing lagi di telinga penikmat musik Bali. Apalagi beberapa single mereka sempat bertengger di tangga lagu di beberapa radio di Bali. Single slow dengan lirik puitis menjadi ciri khas band asal Desa Munduk ini tiap kali menggelar aksi panggungnya.

S

etelah sukses lewat album pertama yang berjudul “Hitam Putih” dan album kedua “Sang Dewi”, kali ini Motifora kembali mempersiapkan album ketiganya yang akan dirilis pada Mei 2018. Berbagai persiapan pun sudah dilakukan, salah satunya pemilihan materi lagu. Di tengah persiapan penggarapan album “2117”, Motifora merilis single pembukanya yang berjudul “Tetep Metimpal”. Single tersebut telah resmi dirilis pada 17 Januari 2018 dan kini sudah terdengar di radioradio. Vokalis Motifora, Tunick mengungkapkan single “Tetep

Metimpal” nantinya akan menghiasi album ketiganya, akan tetapi tidak masuk sebagai hits single. Dirilisnya single “Tetep Metimpal”, juga untuk menjaga eksistensi Motifora di blantika musik Bali. “Untuk lagunya kami sudah rilis ke seluruh radio, jadi sudah bisa di-request. Single ini kami persembahkan untuk pembuka album kami yang ketiga,” ungkap Tunick. Single “Tetep Metimpal” mengisahkan tentang kisah percintaan yang berakhir di tengah jalan. Meskipun hubung­ an sudah berakhir, tetapi persahabat­an (metimpal) tetap

“Untuk lagunya kami sudah rilis ke seluruh radio, jadi sudah bisa di-request. Single ini kami persembahkan untuk pembuka album kami yang ketiga,”

harus terjaga dengan baik. “Lagu ini bisa mengajarkan kita untuk tetap menjalin persahabatan di saat kita menjalin sebuah hubungan percintaan tetapi kandas di tengah jalan. Kami juga sampaikan jika single ini lumayan berbeda dari karya kami sebelumnya. Mulai dari aransemen, lirik dan juga temponya ngebeat. Bisa dibilang hampir 50% beda dari karya sebelumnya,” jelasnya. Ditambahkan Tunick, dipilih­ nya single “Tetep Metimpal” sebagai single pembuka lantaran berada di tengah-tengah genre musik yang tidak terlalu ngerock tidak juga terlalu slow. Dengan dirilisnya single ini, Motifora yang terdiri dari Tunick (vokal/ gitar), Rheno (lead gitar), Ery (bass) dan Anna (drum) berharap bisa tetap eksis di blantika musik Bali. Selain itu, mereka berharap lagu pembuka ini juga bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Bali. “Sambil menunggu album kami dirilis, semoga single ini bisa menghibur semua ka­langan. Tetap dukung kami dalam berkarya,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

9


10

Style

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Pemerintah Kota Denpasar

Komit Lanjutkan Bedah Warung Tradisional

Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar berkomitmen membantu meningkatkan ekonomi usaha kecil masyarakat melalui program “Bedah Warung”. Program ini telah digulirkan sejak tahun 2014 dan berlanjut setiap tahunnya.

T

ahun ini, bedah warung diberikan kepada Ni Wayan Artini, pedagang kuliner yang menyajikan makanan tradisional, pemilik ‘Warung Prodong’ di Jalan Gandapura III Gg. Prodong No. 24 X Kesiman Kertalangu, Denpasar. Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar Drs. I Wayan Gatra, M.Si., didampingi Kabid Perdagangan I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty, S.S., M.Hum., bedah warung yang ditujukan untuk penguatan bagi pedagang makanan tradisional ini diharapkan dapat menjadi warung yang layak dan sehat. Selain itu bedah warung ini juga bertujuan meningkatkan ekonomi mikro dan perekonomian rakyat, sehingga memiliki daya saing yang tinggi

dengan warung modern di Kota Denpasar. Gatra menambahkan, selain diberikan bantuan sarana dan prasarana, juga dilakukan pembinaan agar pemilik warung kuliner mampu m e n a m p i l ka n wa r u n g ya n g bersih dan memenuhi unsur yang hygine (sehat) disertai pelayanan yang ramah yang bisa mendatangkan pembeli lebih banyak lagi. Selanjutnya akan mampu mengubah hidup pemilik warung untuk lebih

kreatif, mandiri, dan berhasil meraih tingkat kesejahteraan hidup yang lebih baik. Sasaran bedah warung atau perbaikan warung ini diutamakan adalah pemilik warung yang menjual kuliner khas tradision-

al dengan yang memiliki lahan sendiri, lokasinya strategis serta warungnya memang menjadi penopang utama perekonomian keluarga dan tidak memiliki kemampuan mengubah warung. “Pemilik warungnya juga bukan orang yang tidak mudah putus harapan dan memiliki kejujuran, semangat kerja keras, kerja sama, juga kesabaran,” tegas Gatra. Ia juga menjelaskan jika Pemerintah Kota Denpasar selama ini telah melakukan program ‘Bedah Warung’ masing -masing untuk Tahun Anggaran 2014 membedah 2 warung yang berlokasi di Denpasar Utara dan Denpasar Timur; Tahun Anggaran 2015 juga 2 warung di kawasan Denpasar Selatan dan Denpasar Timur serta pada Tahun ������������ Anggaran 2018 melaksanakan bedah sebuah warung di Denpasar Timur. Cerdas Cermat di Pasar Rakyat Pemerintah Kota Denpadar juga telah banyak melakukan revitalisasi pasar rakyat atau pasar tradisional. Di samping melakukan peningkatan fisik pasar melalui berbagai penataan, juga dilakukan peningkatan SDM (sumber daya manusia) terhadap pedagang

dan pengelola pasar rakyat. Laxmy Saraswaty, Kabid Perdagangan selaku organizer, mengatakan salah satu peningkatan pengelolaan pasar rakyat yang dilakukan Disperindag Denpasar adalah menyelenggarakan ‘Lomba Cerdas Cermat’ dan ‘Lomba Yel-yel’ agar

pedagang pasar rakyat cerdas dan kreatif. Hal ini dilakukan mengingat pasar rakyat, merupakan suatu infrastruktur ekonomi daerah yang mempunyai fungsi strategis. Telah dilaksanakan pula penyerahan ‘Sertifikat Standard Nasional Indonesia (SNI) 2015 untuk Pasar Agung Desa Peninjoan, Denpasar Utara oleh Wali Kota Denpasar kepada Bendesa Pakraman Peninjoan didampingi Bank Indonesia Perwakilan Bali, Kadisperindag Denpasar, serta Ka Pasar Agung I Nyoman Suwarta. Prestasi meraih SNI pada Pasar Rakyat Pasar Agung ini diberikan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN). Dengan SNI Pasar Rakyat, pada akhirnya akan meningkatkan perlindungan terhadap konsumen dan pendapatan para pedagangnya. (ard)

Pemenang Lomba Cerdas Cermat Kreatif Pedagang Pasar Rakyat Juara Juara Juara Juara

1 2 3 4

Pasar Pasar Pasar Pasar

Desa Nyanggelan Desa Pakraman Pohgading Desa Pakraman Padangsambian Kerta Waringin Sari

Pemenang Lomba Yel-Yel Juara 1 Juara 2 Juara 3 Juara 4

Pasar Desa Nyanggelan PD Pasar Kota Denpasar Pasar Agung Peninjoan Pasar Padangsambian

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Keindahan Gaya Filosofi growth, balance and harmony yang dipetik dari dari sebuah taman indah di ­Tiongkok menjadi inspirasi, pada koleksi rancangan busana bertemakan “Blissful ­Blossom” dari perancang Sebastian ­Gunawan dan Cristina Panarese.

B

egitulah perancang yang akrab disapa Seba dan Cristina yang juga dikenal sebagai Asian Couturier Extraordinaire oleh Asian Couture Federation ini, menyuguhkan koleksi indahnya untuk mengawali 2018 Tahu Baru Imlek di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, belum lama ini. Berkat tangan kreatif keduanya, berbagai suasana budaya Tiongkok berhasil dihadirkan dalam siluet yang lebih kekinian dan dramatis. Karyanya pun sangat kreatif dalam bentuk jaket, gaun dengan siluet merampingkan tubuh, potongan bertumpuk, hingga rancangan dengan gaya khas sang perancang, kerah cheongsam yang menjadi ciri khas gaya oriental melebur dalam siluet bernuansa Eropa. Busana yang disertai tebaran kristal, manic dan sequin ini hadir dengan beberapa warna termasuk rustic gold yang menjadi warna khas tahun baru Anjing. Pilihan untuk halaman style kali ini dapat memberi alternatif bagi para pecinta mode yang ingin tampil dalam gaya bernuansa oriental. (Sri Ardhini)

Oriental

15


14

Jelita

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Gigi Cantik tanpa Karies

Cantik tidak hanya melulu soal penampil­ an busana dan rambut. Bagaimana jika senyum Anda kurang sempurna. Jangan lupa, senyum yang manis juga memegang peranan dalam menunjang penampilan. Bagaimana jika gigi Anda mengalami karies, tentu juga menjadi masalah. Apa penyebab karies gigi?

M

enurut drg. Made Widnya Swari, karies gigi adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan dentin, sehingga terbentuklah celah atau lubang pada gigi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya karies gigi yaitu gigi itu sendiri. Bentuk setiap gigi manusia berbeda-beda, dengan lekukan dan fisura yang beragam. Gigi dengan

drg. Made Widnya Swari

lekukan yang dalam serta gigi-gigi yang posisinya berdesakan menyebabkan terdapat daerah-daerah yang sulit untuk dibersihkan dari sisa-sisa makanan yang melekat, sehingga menyebabkan plak menumpuk. Penyebab karies lain, mikroorganisme dalam mulut. Bakteri adalah salah satu penyebab utama penyebab karies. Plak merupakan tempat berkumpulnya bakteri yang dapat merusak email dengan cepat. Untuk itu, waktu membersihkan gigi sangatlah penting. Minimal dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Ludah merupakan salah satu sistem pertahanan mulut yang berfungsi membersihkan sisa makanan dan bakteri yang menempel pada gigi. Jika kadar saliva makin sedikit maka kemungkinan akan rentan terkena karies. Konsumsi minuman dan makanan manis secara berlebih menyebabkan gigi rentan

terkena karies. “Tanda awal karies gigi adalah munculnya spot putih seperti kapur pada permukaan gigi, lalu warna putih tersebut berubah menjadi kecokelatan/kehitaman dan mulai membentuk lubang. Jika kerusakan sudah mencapai dentin biasanya timbul keluhan ngilu atau sakit, biasanya setelah makan minum dingin, panas atau manis. Apabila keluhan rasa sakit ini timbul terus menerus, tidak

hanya setelah makan, bisa jadi kerusakan gigi sudah mencapai pulpa,” kata drg. Made Widnya Swari. Ia menyarankan, sebaiknya lakukan kontrol rutin ke dokter gigi minimal tiap 6 bulan sekali, sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan preventif seperti aplikasi fluor, fissure sealant, dan pembersihan karang gigi. Tetapi bila sudah muncul tanda-tanda karies seperti di atas segeralah periksakan ke dokter gigi

agar bisa dilakukan perawatan. Ia menyebutkan, faktor yang meningkatkan risiko karies gigi, terlalu sering ngemil makanan dan minuman manis, kurang makan makanan berserat seperti buah dan sayur, makan atau minum manis saat akan tidur, sering terjadi pada anak-anak yang masih minum susu menggunakan dot, mulut kering, waktu dan cara menyikat gigi yang kurang tepat. “Pengobatan karies gigi tergantung dari seberapa berat kerusakan dan kondisi pada jaringan sekitar gigi,” ujar Dokter RSU Bali Mandara ini. Penambalan gigi adalah terapi utama saat karies gigi sudah berkembang, bahan tambalan gigi pun saat ini sudah memenuhi fungsi estetika, dimana warna bahan tambalan dapat sewarna dengan gigi aslinya sehingga terlihat natural. Pemasangan mahkota gigi (crown) dilakukan bila karies sudah terlalu besar dan sisa struktur mahkota gigi asli tinggal sedikit sehingga perlu dibuatkan mahkota gigi baru. Perawatan saluran akar bila karies gigi sudah mencapai lapisan paling dalam yaitu pulpa, sehingga dengan perawatan ini kerusakan gigi bisa diperbaiki dan menghindari tindakan pencabutan. Menurutnya, pencabutan gigi merupakan pilihan terakhir bila kerusakan gigi sudah sangat besar sehingga tidak bisa dilakukan perawatan. (Wirati Astiti)

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut: l Kurangi

mengonsumsi makanan dan minuman yang manis dan asam. konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah l Hindari minuman yang terlalu panas atau dingin. l Menyikat gigi secara rutin dan teratur, minimal dua kali sehari, pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. l Sikatlah gigi dengan benar, menjangkau seluruh permukaan gigi dengan arah dari gusi ke gigi. l Pilihlah sikat gigi yang memiliki bulu sikat lembut. l Gunakan obat kumur untuk membantu menjaga kebersihan daerah mulut. l Menggunakan benang gigi untuk membersihkan daerah sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau sikat gigi. l Berhenti merokok. l Lakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. l Perbanyak

Bugar

Pendekatan Persuasif

Narkoba telah mem­ buat banyak orang lupa diri. Seperti penga­ kuan beberapa artis yang mengaku hanya coba-coba mengon­ sumsi narkoba. Setelah ditangkap pun, peng­ guna narkoba seolah tak jera. Mereka tak peduli, kembali menja­ di pengguna walaupun konsekuensinya ditang­ kap kembali. Narkoba merupakan isu serius di zaman now.

Percepat Sembuhkan Pengguna Narkoba

L

aporan BNN menyebutkan, di Bali yang berpenduduk 3 juta jiwa lebih sekitar 61 ribu jiwa atau 2,01 % merupakan pengguna narkoba. Mereka yang menjalani rehabilitasi sebanyak 1% berusia atas 40 tahun, dan 1% berusia di bawah 21 tahun. Sebagian besar ada pada kelompok usia produktif 21-40 tahun. Salah satu dokter yang kini sedang menangani pasien narkoba adalah Dr. dr. Made Nyandra, SP.KJ, M. Repro, FIAS. Ditengah kesibukannya sebagai Rektor Universitas Dhyana Pura, dr. Nyandra membuka ruang praktiknya di Jalan Teuku Umar Denpasar untuk pecandu narkoba yang memerlukan bantuannya. Menurut dr. Nyandra, para pecandu tidak mengetahui dampak negatif narkoba ketika menggunakannya. “Banyak di antara pengguna narkoba semula hanya terpengaruh lingkungan, lalu tanpa sadar terjerat narkoba,” ujarnya. Ia menuturkan, intensitas pertemuan dr. Nyandra dengan para pecandu narkoba yang menjadi pasiennya, membuat mereka sangat dekat seperti keluarga. Proses rehabilitasi yang dilakukan dr. Nyandra terhadap pecandu narkoba, dengan pengendalian dan pengurangan konsumsi obat pasien. Proses ini tentu saja memakan waktu. Pengaruh narkoba tidak bisa dihentikan seketika. Konsumsi obat harus dikurangi secara perlahan-lahan. Dokter Nyandra mengatakan, pasien narkoba sejak awal diikat dengan komitmen. Mere­ ka wajib mentaati aturan yang berlaku di tempat praktik dr. Nyandra. Mere­ka dipersilakan mencari dokter lain apabila tidak cocok dengan aturan serta cara yang dilakukan Nyandra dalam proses penyembuhan mereka. “Membangun kesepakatan de­ ngan mereka tidak mudah. Ada banyak hal perlu dilakukan termasuk membangun rasa saling percaya. Diperlukan kesabaran untuk menaklukkan kepala batu mereka. Itu tidak mudah. Mere­ ka pertamakali datang ada yang hanya pakai kaus singlet. Terus saya katakan, saya yang dokter saja pakai baju bagus masa kamu nggak bisa. Bagaimana mau dihargai,” tuturnya.

11

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Dr. dr. Made Nyandra, SP.KJ, M. Repro, FIAS.

Sejak awal dr. Nyandra sadar mereka bukanlah penakut. Mere­ ka juga cerdik untuk mendapat­ kan kepentingan mereka. Bila dilatih, dihargai dan diajari mereka juga bisa menghasilkan kebaikan. Sejak itu mereka memakai kemeja setiap kali periksa. Pendekatan-pendekatan persuasif itu mempercepat proses konsultasi dan tindakan penyembuhan. Bila mereka diberi ba­ nyak waktu untuk menceritakan pengala­mannya banyak hal sederhana akan terungkap dan memudahkan pemberian nasihat dan anjuran. “Saya senang kalau mereka cerita di sini. Bagi saya, itu ilmu. Maka saya mengerti persoa­ l­­­an mereka,” kata dr. Nyandra. Ia menyebutkan, untuk ka-

sus ketergantungan narkoba, kebanya­kan pasien berasal dari strata ekonomi menengah ke bawah. Mereka berprofesi sebagai buruh bangunan, tukang sablon, tukang batik, dan pegawai kantor. Ada juga yang berstatus mahasiswa. Penggunaaan obat lewat resep diberikan dalam dosis tertentu. Untuk mencegah terjadi kecura­ngan, dr. Nyandra dengan tegas mengatur jadwal konsultasi, yakni berselang 10 hari, dengan konsumsi obat 20 butir. Jadi, bila sebelum harinya pasien ingin berkonsultasi lagi permintaan itu akan ditolak. Mereka diminta pulang dan kembali pada hari yang telah disepakati dalam pertemuan sebelumnya. Jika pasien me-

maksa, proses pengobatan akan diakhiri. “Kecurangan bisa saja terjadi karena kesalahan pasien sendiri mengelola obat yang diterimanya. Bisa jadi mereka mengonsumsi obat secara berlebih­an, membagikan kepada pemakai lain, atau mungkin menjualnya. Demikian pula taktik memakai resep yang telah ditebus, namun, diakui hilang, rusak, hancur, atau lupa ditaruh, dengan maksud minta resep lagi demi mendapatkan obat yang diinginkannya,” katanya. Dengan administrasi yang ketat, dr. Nyandra memiliki senjata untuk bertindak tegas terhadap pasien yang nakal dengan penghentian proses pengobatan dan memintanya mencari dokter

lain. Tak ada maaf bagi pelanggar komitmen yang telah dibuat di pertemuan pertama. Bahkan di apotik, ruang bagian depan tempat praktik Nyandra, terdapat papan yang memajang, namanama psien yang resepnya tidak bisa ditebus karena kecurangan atau pelanggaran komitmen. Dengan cara itu, dr. Nyandra, sebenarnya mengajarkan kepada pasien untuk mengelola sendiri obat yang dikonsumsi dan mengen­dalikan emosi pada saat memerlukan obat. Selain itu, mere­ka juga dididik untuk menghargai komitmen yang telah dibuat. Dengan demikian, diharapkan bisa tumbuh sikap disiplin dan tanggungjawab pasien terhadap dirinya sendiri. Meskipun tidak sedikit waktu dan tenaga yang harus dicurahkan untuk melayani pasien, Nyandra sama sekali tidak memungut biaya untuk konsultasi. Menurutnya, hal itu dilakukan, sebagai bentuk keprihatinan melihat mereka sudah terkuras hartanya gara-gara terjerat narkoba. Pasien hanya membeli obat di apotik. (Wirati Astiti)

Waspadai Pengaruh Lingkungan Periode pengobatan berlangsung bertahap. Pertemuan dilakukan tujuh hari, 10 hari, dua pekan sekali dan jika mampu dicoba hingga sebulan sekali dengan dosis yang sama. Semua dicatat rapi dengan komputer. Kesepakatan menjalani pengobatan didapatkan sejak awal. Ketika pasien menyetujui proses penyembuhan yang ditawarkan. Dengan demikian, ketergantungan pasien terhadap narkoba diharapkan tidak beralih menjadi ketergantungan obat dokter. Dr. dr. Made Nyandra, SP.KJ, M. Repro, FIAS mengakui, potensi sembuh total kecil sekali, Hal ini karena kondisi fisik otak pasien telah terganggu akibat penggunaan sabu-sabu sejak lama. Zat aditif lain yang juga biasa mereka konsumsi seperti alkohol atau obat psikotropika seperti ekstasi menambah buruk kondisi otak mereka menuju kerusakan permanen. Karena kecanduan merupakan penyakit kronis otak, kondisi otak tidak dapat diperbaiki hingga pulih total. Berdasarkan pertimbangan itu, pasien memerlukan pengobatan yang bersifat tidak merusak, pemberian obat bertujuan untuk menstabilkan kondisi pasien dari potensi rasa sakit, cemas, gangguan prilaku hingga sikap destruktif. Berbeda dngan kecanduan kafein atau nikotin, sabu-sabu amat merusak otak dan diikui perubahan perilaku penggunanya. Cara pandang dan pengobatan seperti itu menuntut perhatian terpadu dari pihak ahli medis, BPOM, dan BNN. Hal itu karena masalahnya berkaitan dengan penggunaan obat dan pengaturannya,. Tak mudah bagi pengguna narkoba untuk menjalani hidup normal kembali. Gaya hidup antikemapanan, sekujur badan dipenuhi

dok/ Bali Post

tato, tak pernah bisa jauh dari alkohol, rokok, membuat mereka hidup terkucil di dunia mereka sendiri. Dalam banyak kasus apa yang mereka lakukan tidak diketahui orangtua. Karena itu, kata dia, diperlukan pendekatan yang komprehensif utuk menyembuhkan mereka dari ketergantungan obat. Mereka perlu pula diberdayakan antara lain dengan menghargai karya mereka dan mengapresiasi eksistensi mereka. Penanganan secara kuratif dan preventif akan mencegah mereka kembali ke dunia kelam yang pernah menjerat mereka. Salah satunya dengan memberikan informasi dan pengetahuan tentang bahaya dan risiko

penggunaan obat. Ia memberi contoh. Seorang pasien menggunakan tembakau gorila untuk meningkatkan agresivitas seksual. Hasilnya, ternyata tidak saja mendongkrak seksualitas terhadap pasangan, namun juga meningkatkan emosi pengguna. Pengguna menjadi mudah marah kepada orang lain, bahkan sampai memukul anaknya. Menurutnya, masalah seperti ini kadang terjadi karena penguna mendengar informasi dan menelannya mentah-mentah lantas mencoba sendiri tanpa mengetahui apa dampaknya. Bisa juga karena pemberian teman. Hal serupa terjadi dengan narkoba. Pasien ketergantungan narkoba rata-rarta tidak mengetahui apa yang dikonsumsi dan bagaimana dampak buruknya. “Tak sedikit yang coba-coba mengonsumsi narkoba karena pengaruh lingkungan. Ini menunjukkan mereka kurang pengetahuan. Bagaimana mengatasi semua ini. Kalau perlu, ada kurikulum tentang pengenalan bahaya obat dari SD, kalau tidak, kita tak bisa menyelesaikan masalah ini,” ujarnya. (Wirati Astiti)


Kuliner

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

12

Pecel Pincuk Bu Pri

Klasik dan Otentik Pecel, menu istimewa ini sudah melegenda. Citarasa pedas manis sambal kacang meleleh di atas kesegaran sayuran khas Indonesia, bertabur kerenyahan rempeyek sungguh menggoda lidah setiap orang untuk menikmatinya. Membuat bumbu pecel tidak sulit. Campuran kacang tanah, bawang putih, cabai, gula merah, gula pasir, daun jeruk, digiling kasar untuk menghasilkan tekstur sambal yang nikmat. Sebagai pelengkap, tempe dan tahu goreng sering jadi andalan.

Pribadi

S

Aneka menu nasi pecel pincuk

alah satu kota yang terkenal dengan menu pecelnya adalah Kota Madiun. Tak heran jika kemudian Madiun disebut dengan

Kota Pecel. Tapi bagi warga Surabaya, tak perlu jauh-jauh untuk mencicipi kelezatan pecel asal kota ini. Di sudut G Walk Citraland Surabaya Barat, terdapat sebuah warung

pecel yang nyaris tak pernah sepi pelanggan, namanya “Pecel Pincuk Madiun Bu Pri”. Dinamakan pecel pincuk karena nasi pecel tersebut disajikan di atas daun pisang yang dilipat ujungnya menggunakan lidi. Klasik dan otentik. Soal rasa, dijamin istimewa. Pecel Pincuk Madiun Bu Pri telah ada sejak 1962 silam di kota aslinya. Usaha turun temurun warisan keluarga itu kini diteruskan oleh putranya, Pribadi (60) yang melebarkan sayap ke Kota Pahlawan. Bukan pecel biasa, karena Pak Pri, demikian sapaan bekennya, juga menyediakan puluhan lauk siap san-

tap. Telur mata sapi, ayam goreng, telur bumbu Bali, perkedel kentang, empal, dadar jagung, tempe bacem, dan masih banyak lagi. Selain itu juga tersedia penyetan, rawon, serta nasi goreng rawon. Namun tentu saja maskotnya adalah pecel pincuk Madiun. “Saya meneruskan usaha ibu yang jualan pecel sejak 1962, kebetulan saya kerja di Surabaya pada salah satu perusahaan BUMN dan sudah pensiun. Akhirnya apa yang pernah dirintis ibu saya, yaitu makanan Nusantara pecel pincuk Madiun saya lestarikan di Surabaya,” terang pria yang

terkenal ramah terhadap semua pelanggan ini. Pecel buatan tangan dingin Pak Pri memang sedap aduhai, karena ia meracik sendiri bumbubumbunya dengan resep khusus dari sang ibunda tercinta. Mulai proses awal pemilihan bahan sampai finishing. Bagi yang tidak suka pedas, jangan khawatir dulu. Karena Pak Pri membuat tiga jenis varian sambal, tidak pedas, sedang dan pedas. Nah, kini makan pecel pun bisa dinikmati siapa saja. “Anak - anak juga suka makan pecel di sini. Pelanggan kita mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,” imbuh bapak dari tiga orang putra tersebut. Meskipun baru 2 tahun buka, Pak Pri telah membuka cabang dengan 22 orang karyawan. Ketika ditanya soal omzet, Pak Pri tersenyum membagi semangat dan tips suksesnya. “Omzetnya cukup untuk biaya produksi ditambah gaji karyawan, pajak dan sisa operasional bisa untuk jalan-jalan,” tuturnya. Pria tujuh bersaudara tersebut menerapkan sistem brand image untuk membesarkan usaha. Tentu saja dengan modal kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas dan hasil pasti berkualitas. “Branding kami bangun dan kami kawal sebaik mungkin untuk pecel, kemudian baru berkembang ke variasi menu lain,” sambungnya. Ke depan, Pak Pri juga berfikir menambah gerai di Surabaya Timur untuk mengembangkan usahanya. Saat ini Pecel pincuk Madiun Bu Pri berada di dua lokasi, yaitu di Jalan Raya Darmo Permai dan di G Walk. (Lely Yuana)

Pedasnya Sumpia Bangkitkan Semangat

Bambu roras chiken chip burger

kanan India, makanan Asia, makanan Barat yang akan selalu disiapkan dengan pilihan bahan segar setiap hari khususnya untuk tamu berharga kami di seluruh Bali,” imbuh Budhiratmanu. Bambu Roras dibuka setiap hari yang melayani breakfast mulai dari pukul 6.30 sampai 10.30, lunch dan dinner. Wisatawan yang biasa makan ada yang bersama pasangan, keluarga dan bisa juga bersama grup, karena restoran Bambu Roras itu memiliki kapasitas sebanyak 60 seating capacity.

M

akan makanan pedas seperti sambal sudah menjadi hobi tersendiri bagi orang Surabaya. Menurut mereka makan makanan pedas mampu membangkitkan selera, gairah, dan semangat seseorang. Sumpia adalah merupakan sejenis makanan camilan kue kering tradisional yang terlihat berbentuk seperti lumpia namun dengan ukurannya yang sangat mini. Isinya juga bervariasi, seperti abon, udang, dan ebi. Rasanya yang nikmat, enak, gurih, lezat, pedas dan juga renyah dapat dijadikan sebagai alternatif bagi yang menyukai kudapan seperti gorengan. Menciptakan makanan camilan sumpia yang memiliki citarasa pedas seperti yang disukai oleh orang di Surabaya menjadi impian tersendiri bagi Erly Dahlia. Ia yakin sumpia ciptaannya tersebut

dapat menjadi dagangan yang laris manis di pasaran. Erly yang lulusan SMA Hang

Tuah ini sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Tahun 2018 ini mencoba perun-

tungan dengan membuka sebuah usaha sendiri. Usaha yang pertama kali ditekuni adalah katering dan mengelola kantin di beberapa sekolah. “Jika sekolah libur maka karyawan saya juga libur, Karena itu saya berpikir keras untuk mengatasi hal tersebut,” kata Erly. Dengan 9 orang karyawannya tersebut, Erly memproduksi sumpia dengan aneka varian seperti jerawat manis, petok–petok, original, sumpia pedes, dan pedes

Erly Dahlia

Cah Sawi Udang Bahan: 100 gr : sawi hijau 300 gr : udang 2 buah : tomat potong bulat 1 sdm : bawang bombai cincang 3 siung : bawang putih cincang 2 ruas : jari jahe keprek 2 sdm : saus sambal 1 sdt : lada bubuk 1 sdm : margarine 1 sdm : saus raja rasa 200 ml : kaldu kaldu bubuk Gula dan garam secukupnya

Cara Membuat : - Rebus sawi hijau hingga layu, tiriskan. Panaskan margarin, masukkan irisan bawang bombai juga bawang putih dan jahe keprek hingga harum. - Masukkan udang, aduk-aduk hingga berubah war­n a, masukkan air kaldu dan saus sambal serta saus raja rasa, gula, kaldu bubuk dan garam, lalu masukkan sawi rebus,

aduk dan matang. - Sajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Bahan: 800 gr : ayam 1 sdm : bawang putih goreng haluskan 1 butir : telur ayam kocok lepas 1 sdt : lada bubuk 100 gr : mi putih rebus air mendidih, tiriskan 1 buah : kaldu blok rasa ayam 750 ml : air kaldu rebusan ayam saring 1 sdm : margarine 1 sdm : bawang daun potong potong Gula dan garam secukupnya

Maroccon hot dog

Maroccon hot dog

(Nanang Sutrisno)

Bahan: 150 gr : cokelat pekat, cincang kasar 50 gr : margarin lelehkan 2 sdm : tepung terigu 3 butir : telur ayam, pisahkan kuning dan putihnya 35 gr : margarin buat olesan Gula halus secukupnya untuk taburan

- Masak air kaldu ayam dalam panci kuah, lalu masukkan margarin juga lada. - Masukkan gula, kaldu blok juga bawang putih goreng dan jahe, masak sampai mendidih. - Masukkan kocokan telur, aduk rata, masukkan suwiran ayam, masak lagi hingga mendidih. - Siap untuk disajikam bersama mi putih rebus, taburi atasnya dengan irisan daun bawang.

Cara Membuat : - Rebus ayam sampai mendidih, lalu suwir-suwir, sisihkan.

Souuffle Cokelat

Bitcher muesli

gobyos. Sumpia yang dihasilkan, dikemas dan diberi merek Hanggareksa sesuai nama anaknya. Kemudian sumpia dijual secara online dengan harga Rp 17.000 per 70 gram serta dengan dititipkan di outlet Lapis Kukus Surabaya. “Alhamdulilah dari usaha yang saya tekuni saya mampu mendapatkan omzet sampai Rp 30 juta per bulan,” ujar ibu dari Anggia dan Azril Farel Hanggareksa ini.

Sup Ayam Telur

“Selain tamu hotel, wisatawan dari luar hotel yang banyak memilih tempat makan ini. Lokasinya sangat strategis yang dekat dari kawasan wisata pantai, mall dan tempat-tempat shoping lainnya,” ujarnya. (Darsana)

Bambu Roras resto

13

Kehidupan masyarakat di Surabaya yang memiliki kultur budaya yang keras, tegas, namun ramah berpengaruh juga pada rasa masakannya. Sehingga rasa makanan di ­Surabaya terkenal memiliki aneka rasa yang kuat seperti asin, manis dan pedas.

Pilihan Bahan Segar untuk Tamu Berharga Bambu Roras Resto di lobi area Grand Ixora Kuta Resort menyajikan aneka menu baru. Dari beberapa menu yang dirilis, lima diantaranya yang paling diminati, seperti Bebek Raja Sambal, Chicken Kung Po, Chicken Chip the Burger, Maroccon Hot Dog dan Bitcher Muesli. “Bambu Roras All Day Dinning merilis menu baru yang sudah menjadi bagian dari agenda kami. Ini bentuk dari pelayanan kami,” kata General Manager Grand Ixora Kuta Resort Ketut Gede Budhiratmanu. Pilihan menu-menu yang ditawarkan merupakan andalan dengan konsep Asian & Western Cuisine. Semua menu itu akan memanjakan pengunjung dengan sajian makanan lezat a la carte menu, sehingga menjadi pengalaman yang sangat berkesan. “Jenis makanan dengan seleksi baru yaitu burger, pizza, snack, ma-

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Cara Membuat : - Panaskan oven dengan suhu 200 cc lalu siapkan mangkuk tahan panas. - O l e s i m a r g a r i n , l e l e h k a n cokelat. Campur cokelat leleh dengan margarin, aduk rata, tambahkan kuning telur dan tepung, aduk rata kembali, sisihkan.

- Kocok putih telur dan gula pasir hingga kaku, lalu tuang dalam campuran cokelat. - Aduk rata dari tengah ke ­pinggir, tuang adonan souffle dalam mangkuk atau cetakan tahan panas higga penuh. - Masukkan dalam oven, panggang selama 7 atau 10 menit hingga matang (bagian dalam dan atas mengembung/mengembang menyerupai spons ringan) - Angkat, sajikan dengan taburan gula halus di atasnya.


Kuliner

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

12

Pecel Pincuk Bu Pri

Klasik dan Otentik Pecel, menu istimewa ini sudah melegenda. Citarasa pedas manis sambal kacang meleleh di atas kesegaran sayuran khas Indonesia, bertabur kerenyahan rempeyek sungguh menggoda lidah setiap orang untuk menikmatinya. Membuat bumbu pecel tidak sulit. Campuran kacang tanah, bawang putih, cabai, gula merah, gula pasir, daun jeruk, digiling kasar untuk menghasilkan tekstur sambal yang nikmat. Sebagai pelengkap, tempe dan tahu goreng sering jadi andalan.

Pribadi

S

Aneka menu nasi pecel pincuk

alah satu kota yang terkenal dengan menu pecelnya adalah Kota Madiun. Tak heran jika kemudian Madiun disebut dengan

Kota Pecel. Tapi bagi warga Surabaya, tak perlu jauh-jauh untuk mencicipi kelezatan pecel asal kota ini. Di sudut G Walk Citraland Surabaya Barat, terdapat sebuah warung

pecel yang nyaris tak pernah sepi pelanggan, namanya “Pecel Pincuk Madiun Bu Pri”. Dinamakan pecel pincuk karena nasi pecel tersebut disajikan di atas daun pisang yang dilipat ujungnya menggunakan lidi. Klasik dan otentik. Soal rasa, dijamin istimewa. Pecel Pincuk Madiun Bu Pri telah ada sejak 1962 silam di kota aslinya. Usaha turun temurun warisan keluarga itu kini diteruskan oleh putranya, Pribadi (60) yang melebarkan sayap ke Kota Pahlawan. Bukan pecel biasa, karena Pak Pri, demikian sapaan bekennya, juga menyediakan puluhan lauk siap san-

tap. Telur mata sapi, ayam goreng, telur bumbu Bali, perkedel kentang, empal, dadar jagung, tempe bacem, dan masih banyak lagi. Selain itu juga tersedia penyetan, rawon, serta nasi goreng rawon. Namun tentu saja maskotnya adalah pecel pincuk Madiun. “Saya meneruskan usaha ibu yang jualan pecel sejak 1962, kebetulan saya kerja di Surabaya pada salah satu perusahaan BUMN dan sudah pensiun. Akhirnya apa yang pernah dirintis ibu saya, yaitu makanan Nusantara pecel pincuk Madiun saya lestarikan di Surabaya,” terang pria yang

terkenal ramah terhadap semua pelanggan ini. Pecel buatan tangan dingin Pak Pri memang sedap aduhai, karena ia meracik sendiri bumbubumbunya dengan resep khusus dari sang ibunda tercinta. Mulai proses awal pemilihan bahan sampai finishing. Bagi yang tidak suka pedas, jangan khawatir dulu. Karena Pak Pri membuat tiga jenis varian sambal, tidak pedas, sedang dan pedas. Nah, kini makan pecel pun bisa dinikmati siapa saja. “Anak - anak juga suka makan pecel di sini. Pelanggan kita mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,” imbuh bapak dari tiga orang putra tersebut. Meskipun baru 2 tahun buka, Pak Pri telah membuka cabang dengan 22 orang karyawan. Ketika ditanya soal omzet, Pak Pri tersenyum membagi semangat dan tips suksesnya. “Omzetnya cukup untuk biaya produksi ditambah gaji karyawan, pajak dan sisa operasional bisa untuk jalan-jalan,” tuturnya. Pria tujuh bersaudara tersebut menerapkan sistem brand image untuk membesarkan usaha. Tentu saja dengan modal kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas dan hasil pasti berkualitas. “Branding kami bangun dan kami kawal sebaik mungkin untuk pecel, kemudian baru berkembang ke variasi menu lain,” sambungnya. Ke depan, Pak Pri juga berfikir menambah gerai di Surabaya Timur untuk mengembangkan usahanya. Saat ini Pecel pincuk Madiun Bu Pri berada di dua lokasi, yaitu di Jalan Raya Darmo Permai dan di G Walk. (Lely Yuana)

Pedasnya Sumpia Bangkitkan Semangat

Bambu roras chiken chip burger

kanan India, makanan Asia, makanan Barat yang akan selalu disiapkan dengan pilihan bahan segar setiap hari khususnya untuk tamu berharga kami di seluruh Bali,” imbuh Budhiratmanu. Bambu Roras dibuka setiap hari yang melayani breakfast mulai dari pukul 6.30 sampai 10.30, lunch dan dinner. Wisatawan yang biasa makan ada yang bersama pasangan, keluarga dan bisa juga bersama grup, karena restoran Bambu Roras itu memiliki kapasitas sebanyak 60 seating capacity.

M

akan makanan pedas seperti sambal sudah menjadi hobi tersendiri bagi orang Surabaya. Menurut mereka makan makanan pedas mampu membangkitkan selera, gairah, dan semangat seseorang. Sumpia adalah merupakan sejenis makanan camilan kue kering tradisional yang terlihat berbentuk seperti lumpia namun dengan ukurannya yang sangat mini. Isinya juga bervariasi, seperti abon, udang, dan ebi. Rasanya yang nikmat, enak, gurih, lezat, pedas dan juga renyah dapat dijadikan sebagai alternatif bagi yang menyukai kudapan seperti gorengan. Menciptakan makanan camilan sumpia yang memiliki citarasa pedas seperti yang disukai oleh orang di Surabaya menjadi impian tersendiri bagi Erly Dahlia. Ia yakin sumpia ciptaannya tersebut

dapat menjadi dagangan yang laris manis di pasaran. Erly yang lulusan SMA Hang

Tuah ini sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Tahun 2018 ini mencoba perun-

tungan dengan membuka sebuah usaha sendiri. Usaha yang pertama kali ditekuni adalah katering dan mengelola kantin di beberapa sekolah. “Jika sekolah libur maka karyawan saya juga libur, Karena itu saya berpikir keras untuk mengatasi hal tersebut,” kata Erly. Dengan 9 orang karyawannya tersebut, Erly memproduksi sumpia dengan aneka varian seperti jerawat manis, petok–petok, original, sumpia pedes, dan pedes

Erly Dahlia

Cah Sawi Udang Bahan: 100 gr : sawi hijau 300 gr : udang 2 buah : tomat potong bulat 1 sdm : bawang bombai cincang 3 siung : bawang putih cincang 2 ruas : jari jahe keprek 2 sdm : saus sambal 1 sdt : lada bubuk 1 sdm : margarine 1 sdm : saus raja rasa 200 ml : kaldu kaldu bubuk Gula dan garam secukupnya

Cara Membuat : - Rebus sawi hijau hingga layu, tiriskan. Panaskan margarin, masukkan irisan bawang bombai juga bawang putih dan jahe keprek hingga harum. - Masukkan udang, aduk-aduk hingga berubah war­n a, masukkan air kaldu dan saus sambal serta saus raja rasa, gula, kaldu bubuk dan garam, lalu masukkan sawi rebus,

aduk dan matang. - Sajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Bahan: 800 gr : ayam 1 sdm : bawang putih goreng haluskan 1 butir : telur ayam kocok lepas 1 sdt : lada bubuk 100 gr : mi putih rebus air mendidih, tiriskan 1 buah : kaldu blok rasa ayam 750 ml : air kaldu rebusan ayam saring 1 sdm : margarine 1 sdm : bawang daun potong potong Gula dan garam secukupnya

Maroccon hot dog

Maroccon hot dog

(Nanang Sutrisno)

Bahan: 150 gr : cokelat pekat, cincang kasar 50 gr : margarin lelehkan 2 sdm : tepung terigu 3 butir : telur ayam, pisahkan kuning dan putihnya 35 gr : margarin buat olesan Gula halus secukupnya untuk taburan

- Masak air kaldu ayam dalam panci kuah, lalu masukkan margarin juga lada. - Masukkan gula, kaldu blok juga bawang putih goreng dan jahe, masak sampai mendidih. - Masukkan kocokan telur, aduk rata, masukkan suwiran ayam, masak lagi hingga mendidih. - Siap untuk disajikam bersama mi putih rebus, taburi atasnya dengan irisan daun bawang.

Cara Membuat : - Rebus ayam sampai mendidih, lalu suwir-suwir, sisihkan.

Souuffle Cokelat

Bitcher muesli

gobyos. Sumpia yang dihasilkan, dikemas dan diberi merek Hanggareksa sesuai nama anaknya. Kemudian sumpia dijual secara online dengan harga Rp 17.000 per 70 gram serta dengan dititipkan di outlet Lapis Kukus Surabaya. “Alhamdulilah dari usaha yang saya tekuni saya mampu mendapatkan omzet sampai Rp 30 juta per bulan,” ujar ibu dari Anggia dan Azril Farel Hanggareksa ini.

Sup Ayam Telur

“Selain tamu hotel, wisatawan dari luar hotel yang banyak memilih tempat makan ini. Lokasinya sangat strategis yang dekat dari kawasan wisata pantai, mall dan tempat-tempat shoping lainnya,” ujarnya. (Darsana)

Bambu Roras resto

13

Kehidupan masyarakat di Surabaya yang memiliki kultur budaya yang keras, tegas, namun ramah berpengaruh juga pada rasa masakannya. Sehingga rasa makanan di ­Surabaya terkenal memiliki aneka rasa yang kuat seperti asin, manis dan pedas.

Pilihan Bahan Segar untuk Tamu Berharga Bambu Roras Resto di lobi area Grand Ixora Kuta Resort menyajikan aneka menu baru. Dari beberapa menu yang dirilis, lima diantaranya yang paling diminati, seperti Bebek Raja Sambal, Chicken Kung Po, Chicken Chip the Burger, Maroccon Hot Dog dan Bitcher Muesli. “Bambu Roras All Day Dinning merilis menu baru yang sudah menjadi bagian dari agenda kami. Ini bentuk dari pelayanan kami,” kata General Manager Grand Ixora Kuta Resort Ketut Gede Budhiratmanu. Pilihan menu-menu yang ditawarkan merupakan andalan dengan konsep Asian & Western Cuisine. Semua menu itu akan memanjakan pengunjung dengan sajian makanan lezat a la carte menu, sehingga menjadi pengalaman yang sangat berkesan. “Jenis makanan dengan seleksi baru yaitu burger, pizza, snack, ma-

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Cara Membuat : - Panaskan oven dengan suhu 200 cc lalu siapkan mangkuk tahan panas. - O l e s i m a r g a r i n , l e l e h k a n cokelat. Campur cokelat leleh dengan margarin, aduk rata, tambahkan kuning telur dan tepung, aduk rata kembali, sisihkan.

- Kocok putih telur dan gula pasir hingga kaku, lalu tuang dalam campuran cokelat. - Aduk rata dari tengah ke ­pinggir, tuang adonan souffle dalam mangkuk atau cetakan tahan panas higga penuh. - Masukkan dalam oven, panggang selama 7 atau 10 menit hingga matang (bagian dalam dan atas mengembung/mengembang menyerupai spons ringan) - Angkat, sajikan dengan taburan gula halus di atasnya.


14

Jelita

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Gigi Cantik tanpa Karies

Cantik tidak hanya melulu soal penampil­ an busana dan rambut. Bagaimana jika senyum Anda kurang sempurna. Jangan lupa, senyum yang manis juga memegang peranan dalam menunjang penampilan. Bagaimana jika gigi Anda mengalami karies, tentu juga menjadi masalah. Apa penyebab karies gigi?

M

enurut drg. Made Widnya Swari, karies gigi adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan dentin, sehingga terbentuklah celah atau lubang pada gigi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya karies gigi yaitu gigi itu sendiri. Bentuk setiap gigi manusia berbeda-beda, dengan lekukan dan fisura yang beragam. Gigi dengan

drg. Made Widnya Swari

lekukan yang dalam serta gigi-gigi yang posisinya berdesakan menyebabkan terdapat daerah-daerah yang sulit untuk dibersihkan dari sisa-sisa makanan yang melekat, sehingga menyebabkan plak menumpuk. Penyebab karies lain, mikroorganisme dalam mulut. Bakteri adalah salah satu penyebab utama penyebab karies. Plak merupakan tempat berkumpulnya bakteri yang dapat merusak email dengan cepat. Untuk itu, waktu membersihkan gigi sangatlah penting. Minimal dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Ludah merupakan salah satu sistem pertahanan mulut yang berfungsi membersihkan sisa makanan dan bakteri yang menempel pada gigi. Jika kadar saliva makin sedikit maka kemungkinan akan rentan terkena karies. Konsumsi minuman dan makanan manis secara berlebih menyebabkan gigi rentan

terkena karies. “Tanda awal karies gigi adalah munculnya spot putih seperti kapur pada permukaan gigi, lalu warna putih tersebut berubah menjadi kecokelatan/kehitaman dan mulai membentuk lubang. Jika kerusakan sudah mencapai dentin biasanya timbul keluhan ngilu atau sakit, biasanya setelah makan minum dingin, panas atau manis. Apabila keluhan rasa sakit ini timbul terus menerus, tidak

hanya setelah makan, bisa jadi kerusakan gigi sudah mencapai pulpa,” kata drg. Made Widnya Swari. Ia menyarankan, sebaiknya lakukan kontrol rutin ke dokter gigi minimal tiap 6 bulan sekali, sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan preventif seperti aplikasi fluor, fissure sealant, dan pembersihan karang gigi. Tetapi bila sudah muncul tanda-tanda karies seperti di atas segeralah periksakan ke dokter gigi

agar bisa dilakukan perawatan. Ia menyebutkan, faktor yang meningkatkan risiko karies gigi, terlalu sering ngemil makanan dan minuman manis, kurang makan makanan berserat seperti buah dan sayur, makan atau minum manis saat akan tidur, sering terjadi pada anak-anak yang masih minum susu menggunakan dot, mulut kering, waktu dan cara menyikat gigi yang kurang tepat. “Pengobatan karies gigi tergantung dari seberapa berat kerusakan dan kondisi pada jaringan sekitar gigi,” ujar Dokter RSU Bali Mandara ini. Penambalan gigi adalah terapi utama saat karies gigi sudah berkembang, bahan tambalan gigi pun saat ini sudah memenuhi fungsi estetika, dimana warna bahan tambalan dapat sewarna dengan gigi aslinya sehingga terlihat natural. Pemasangan mahkota gigi (crown) dilakukan bila karies sudah terlalu besar dan sisa struktur mahkota gigi asli tinggal sedikit sehingga perlu dibuatkan mahkota gigi baru. Perawatan saluran akar bila karies gigi sudah mencapai lapisan paling dalam yaitu pulpa, sehingga dengan perawatan ini kerusakan gigi bisa diperbaiki dan menghindari tindakan pencabutan. Menurutnya, pencabutan gigi merupakan pilihan terakhir bila kerusakan gigi sudah sangat besar sehingga tidak bisa dilakukan perawatan. (Wirati Astiti)

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut: l Kurangi

mengonsumsi makanan dan minuman yang manis dan asam. konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah l Hindari minuman yang terlalu panas atau dingin. l Menyikat gigi secara rutin dan teratur, minimal dua kali sehari, pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. l Sikatlah gigi dengan benar, menjangkau seluruh permukaan gigi dengan arah dari gusi ke gigi. l Pilihlah sikat gigi yang memiliki bulu sikat lembut. l Gunakan obat kumur untuk membantu menjaga kebersihan daerah mulut. l Menggunakan benang gigi untuk membersihkan daerah sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau sikat gigi. l Berhenti merokok. l Lakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. l Perbanyak

Bugar

Pendekatan Persuasif

Narkoba telah mem­ buat banyak orang lupa diri. Seperti penga­ kuan beberapa artis yang mengaku hanya coba-coba mengon­ sumsi narkoba. Setelah ditangkap pun, peng­ guna narkoba seolah tak jera. Mereka tak peduli, kembali menja­ di pengguna walaupun konsekuensinya ditang­ kap kembali. Narkoba merupakan isu serius di zaman now.

Percepat Sembuhkan Pengguna Narkoba

L

aporan BNN menyebutkan, di Bali yang berpenduduk 3 juta jiwa lebih sekitar 61 ribu jiwa atau 2,01 % merupakan pengguna narkoba. Mereka yang menjalani rehabilitasi sebanyak 1% berusia atas 40 tahun, dan 1% berusia di bawah 21 tahun. Sebagian besar ada pada kelompok usia produktif 21-40 tahun. Salah satu dokter yang kini sedang menangani pasien narkoba adalah Dr. dr. Made Nyandra, SP.KJ, M. Repro, FIAS. Ditengah kesibukannya sebagai Rektor Universitas Dhyana Pura, dr. Nyandra membuka ruang praktiknya di Jalan Teuku Umar Denpasar untuk pecandu narkoba yang memerlukan bantuannya. Menurut dr. Nyandra, para pecandu tidak mengetahui dampak negatif narkoba ketika menggunakannya. “Banyak di antara pengguna narkoba semula hanya terpengaruh lingkungan, lalu tanpa sadar terjerat narkoba,” ujarnya. Ia menuturkan, intensitas pertemuan dr. Nyandra dengan para pecandu narkoba yang menjadi pasiennya, membuat mereka sangat dekat seperti keluarga. Proses rehabilitasi yang dilakukan dr. Nyandra terhadap pecandu narkoba, dengan pengendalian dan pengurangan konsumsi obat pasien. Proses ini tentu saja memakan waktu. Pengaruh narkoba tidak bisa dihentikan seketika. Konsumsi obat harus dikurangi secara perlahan-lahan. Dokter Nyandra mengatakan, pasien narkoba sejak awal diikat dengan komitmen. Mere­ ka wajib mentaati aturan yang berlaku di tempat praktik dr. Nyandra. Mere­ka dipersilakan mencari dokter lain apabila tidak cocok dengan aturan serta cara yang dilakukan Nyandra dalam proses penyembuhan mereka. “Membangun kesepakatan de­ ngan mereka tidak mudah. Ada banyak hal perlu dilakukan termasuk membangun rasa saling percaya. Diperlukan kesabaran untuk menaklukkan kepala batu mereka. Itu tidak mudah. Mere­ ka pertamakali datang ada yang hanya pakai kaus singlet. Terus saya katakan, saya yang dokter saja pakai baju bagus masa kamu nggak bisa. Bagaimana mau dihargai,” tuturnya.

11

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Dr. dr. Made Nyandra, SP.KJ, M. Repro, FIAS.

Sejak awal dr. Nyandra sadar mereka bukanlah penakut. Mere­ ka juga cerdik untuk mendapat­ kan kepentingan mereka. Bila dilatih, dihargai dan diajari mereka juga bisa menghasilkan kebaikan. Sejak itu mereka memakai kemeja setiap kali periksa. Pendekatan-pendekatan persuasif itu mempercepat proses konsultasi dan tindakan penyembuhan. Bila mereka diberi ba­ nyak waktu untuk menceritakan pengala­mannya banyak hal sederhana akan terungkap dan memudahkan pemberian nasihat dan anjuran. “Saya senang kalau mereka cerita di sini. Bagi saya, itu ilmu. Maka saya mengerti persoa­ l­­­an mereka,” kata dr. Nyandra. Ia menyebutkan, untuk ka-

sus ketergantungan narkoba, kebanya­kan pasien berasal dari strata ekonomi menengah ke bawah. Mereka berprofesi sebagai buruh bangunan, tukang sablon, tukang batik, dan pegawai kantor. Ada juga yang berstatus mahasiswa. Penggunaaan obat lewat resep diberikan dalam dosis tertentu. Untuk mencegah terjadi kecura­ngan, dr. Nyandra dengan tegas mengatur jadwal konsultasi, yakni berselang 10 hari, dengan konsumsi obat 20 butir. Jadi, bila sebelum harinya pasien ingin berkonsultasi lagi permintaan itu akan ditolak. Mereka diminta pulang dan kembali pada hari yang telah disepakati dalam pertemuan sebelumnya. Jika pasien me-

maksa, proses pengobatan akan diakhiri. “Kecurangan bisa saja terjadi karena kesalahan pasien sendiri mengelola obat yang diterimanya. Bisa jadi mereka mengonsumsi obat secara berlebih­an, membagikan kepada pemakai lain, atau mungkin menjualnya. Demikian pula taktik memakai resep yang telah ditebus, namun, diakui hilang, rusak, hancur, atau lupa ditaruh, dengan maksud minta resep lagi demi mendapatkan obat yang diinginkannya,” katanya. Dengan administrasi yang ketat, dr. Nyandra memiliki senjata untuk bertindak tegas terhadap pasien yang nakal dengan penghentian proses pengobatan dan memintanya mencari dokter

lain. Tak ada maaf bagi pelanggar komitmen yang telah dibuat di pertemuan pertama. Bahkan di apotik, ruang bagian depan tempat praktik Nyandra, terdapat papan yang memajang, namanama psien yang resepnya tidak bisa ditebus karena kecurangan atau pelanggaran komitmen. Dengan cara itu, dr. Nyandra, sebenarnya mengajarkan kepada pasien untuk mengelola sendiri obat yang dikonsumsi dan mengen­dalikan emosi pada saat memerlukan obat. Selain itu, mere­ka juga dididik untuk menghargai komitmen yang telah dibuat. Dengan demikian, diharapkan bisa tumbuh sikap disiplin dan tanggungjawab pasien terhadap dirinya sendiri. Meskipun tidak sedikit waktu dan tenaga yang harus dicurahkan untuk melayani pasien, Nyandra sama sekali tidak memungut biaya untuk konsultasi. Menurutnya, hal itu dilakukan, sebagai bentuk keprihatinan melihat mereka sudah terkuras hartanya gara-gara terjerat narkoba. Pasien hanya membeli obat di apotik. (Wirati Astiti)

Waspadai Pengaruh Lingkungan Periode pengobatan berlangsung bertahap. Pertemuan dilakukan tujuh hari, 10 hari, dua pekan sekali dan jika mampu dicoba hingga sebulan sekali dengan dosis yang sama. Semua dicatat rapi dengan komputer. Kesepakatan menjalani pengobatan didapatkan sejak awal. Ketika pasien menyetujui proses penyembuhan yang ditawarkan. Dengan demikian, ketergantungan pasien terhadap narkoba diharapkan tidak beralih menjadi ketergantungan obat dokter. Dr. dr. Made Nyandra, SP.KJ, M. Repro, FIAS mengakui, potensi sembuh total kecil sekali, Hal ini karena kondisi fisik otak pasien telah terganggu akibat penggunaan sabu-sabu sejak lama. Zat aditif lain yang juga biasa mereka konsumsi seperti alkohol atau obat psikotropika seperti ekstasi menambah buruk kondisi otak mereka menuju kerusakan permanen. Karena kecanduan merupakan penyakit kronis otak, kondisi otak tidak dapat diperbaiki hingga pulih total. Berdasarkan pertimbangan itu, pasien memerlukan pengobatan yang bersifat tidak merusak, pemberian obat bertujuan untuk menstabilkan kondisi pasien dari potensi rasa sakit, cemas, gangguan prilaku hingga sikap destruktif. Berbeda dngan kecanduan kafein atau nikotin, sabu-sabu amat merusak otak dan diikui perubahan perilaku penggunanya. Cara pandang dan pengobatan seperti itu menuntut perhatian terpadu dari pihak ahli medis, BPOM, dan BNN. Hal itu karena masalahnya berkaitan dengan penggunaan obat dan pengaturannya,. Tak mudah bagi pengguna narkoba untuk menjalani hidup normal kembali. Gaya hidup antikemapanan, sekujur badan dipenuhi

dok/ Bali Post

tato, tak pernah bisa jauh dari alkohol, rokok, membuat mereka hidup terkucil di dunia mereka sendiri. Dalam banyak kasus apa yang mereka lakukan tidak diketahui orangtua. Karena itu, kata dia, diperlukan pendekatan yang komprehensif utuk menyembuhkan mereka dari ketergantungan obat. Mereka perlu pula diberdayakan antara lain dengan menghargai karya mereka dan mengapresiasi eksistensi mereka. Penanganan secara kuratif dan preventif akan mencegah mereka kembali ke dunia kelam yang pernah menjerat mereka. Salah satunya dengan memberikan informasi dan pengetahuan tentang bahaya dan risiko

penggunaan obat. Ia memberi contoh. Seorang pasien menggunakan tembakau gorila untuk meningkatkan agresivitas seksual. Hasilnya, ternyata tidak saja mendongkrak seksualitas terhadap pasangan, namun juga meningkatkan emosi pengguna. Pengguna menjadi mudah marah kepada orang lain, bahkan sampai memukul anaknya. Menurutnya, masalah seperti ini kadang terjadi karena penguna mendengar informasi dan menelannya mentah-mentah lantas mencoba sendiri tanpa mengetahui apa dampaknya. Bisa juga karena pemberian teman. Hal serupa terjadi dengan narkoba. Pasien ketergantungan narkoba rata-rarta tidak mengetahui apa yang dikonsumsi dan bagaimana dampak buruknya. “Tak sedikit yang coba-coba mengonsumsi narkoba karena pengaruh lingkungan. Ini menunjukkan mereka kurang pengetahuan. Bagaimana mengatasi semua ini. Kalau perlu, ada kurikulum tentang pengenalan bahaya obat dari SD, kalau tidak, kita tak bisa menyelesaikan masalah ini,” ujarnya. (Wirati Astiti)


10

Style

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Pemerintah Kota Denpasar

Komit Lanjutkan Bedah Warung Tradisional

Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar berkomitmen membantu meningkatkan ekonomi usaha kecil masyarakat melalui program “Bedah Warung”. Program ini telah digulirkan sejak tahun 2014 dan berlanjut setiap tahunnya.

T

ahun ini, bedah warung diberikan kepada Ni Wayan Artini, pedagang kuliner yang menyajikan makanan tradisional, pemilik ‘Warung Prodong’ di Jalan Gandapura III Gg. Prodong No. 24 X Kesiman Kertalangu, Denpasar. Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar Drs. I Wayan Gatra, M.Si., didampingi Kabid Perdagangan I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty, S.S., M.Hum., bedah warung yang ditujukan untuk penguatan bagi pedagang makanan tradisional ini diharapkan dapat menjadi warung yang layak dan sehat. Selain itu bedah warung ini juga bertujuan meningkatkan ekonomi mikro dan perekonomian rakyat, sehingga memiliki daya saing yang tinggi

dengan warung modern di Kota Denpasar. Gatra menambahkan, selain diberikan bantuan sarana dan prasarana, juga dilakukan pembinaan agar pemilik warung kuliner mampu m e n a m p i l ka n wa r u n g ya n g bersih dan memenuhi unsur yang hygine (sehat) disertai pelayanan yang ramah yang bisa mendatangkan pembeli lebih banyak lagi. Selanjutnya akan mampu mengubah hidup pemilik warung untuk lebih

kreatif, mandiri, dan berhasil meraih tingkat kesejahteraan hidup yang lebih baik. Sasaran bedah warung atau perbaikan warung ini diutamakan adalah pemilik warung yang menjual kuliner khas tradision-

al dengan yang memiliki lahan sendiri, lokasinya strategis serta warungnya memang menjadi penopang utama perekonomian keluarga dan tidak memiliki kemampuan mengubah warung. “Pemilik warungnya juga bukan orang yang tidak mudah putus harapan dan memiliki kejujuran, semangat kerja keras, kerja sama, juga kesabaran,” tegas Gatra. Ia juga menjelaskan jika Pemerintah Kota Denpasar selama ini telah melakukan program ‘Bedah Warung’ masing -masing untuk Tahun Anggaran 2014 membedah 2 warung yang berlokasi di Denpasar Utara dan Denpasar Timur; Tahun Anggaran 2015 juga 2 warung di kawasan Denpasar Selatan dan Denpasar Timur serta pada Tahun ������������ Anggaran 2018 melaksanakan bedah sebuah warung di Denpasar Timur. Cerdas Cermat di Pasar Rakyat Pemerintah Kota Denpadar juga telah banyak melakukan revitalisasi pasar rakyat atau pasar tradisional. Di samping melakukan peningkatan fisik pasar melalui berbagai penataan, juga dilakukan peningkatan SDM (sumber daya manusia) terhadap pedagang

dan pengelola pasar rakyat. Laxmy Saraswaty, Kabid Perdagangan selaku organizer, mengatakan salah satu peningkatan pengelolaan pasar rakyat yang dilakukan Disperindag Denpasar adalah menyelenggarakan ‘Lomba Cerdas Cermat’ dan ‘Lomba Yel-yel’ agar

pedagang pasar rakyat cerdas dan kreatif. Hal ini dilakukan mengingat pasar rakyat, merupakan suatu infrastruktur ekonomi daerah yang mempunyai fungsi strategis. Telah dilaksanakan pula penyerahan ‘Sertifikat Standard Nasional Indonesia (SNI) 2015 untuk Pasar Agung Desa Peninjoan, Denpasar Utara oleh Wali Kota Denpasar kepada Bendesa Pakraman Peninjoan didampingi Bank Indonesia Perwakilan Bali, Kadisperindag Denpasar, serta Ka Pasar Agung I Nyoman Suwarta. Prestasi meraih SNI pada Pasar Rakyat Pasar Agung ini diberikan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN). Dengan SNI Pasar Rakyat, pada akhirnya akan meningkatkan perlindungan terhadap konsumen dan pendapatan para pedagangnya. (ard)

Pemenang Lomba Cerdas Cermat Kreatif Pedagang Pasar Rakyat Juara Juara Juara Juara

1 2 3 4

Pasar Pasar Pasar Pasar

Desa Nyanggelan Desa Pakraman Pohgading Desa Pakraman Padangsambian Kerta Waringin Sari

Pemenang Lomba Yel-Yel Juara 1 Juara 2 Juara 3 Juara 4

Pasar Desa Nyanggelan PD Pasar Kota Denpasar Pasar Agung Peninjoan Pasar Padangsambian

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Keindahan Gaya Filosofi growth, balance and harmony yang dipetik dari dari sebuah taman indah di ­Tiongkok menjadi inspirasi, pada koleksi rancangan busana bertemakan “Blissful ­Blossom” dari perancang Sebastian ­Gunawan dan Cristina Panarese.

B

egitulah perancang yang akrab disapa Seba dan Cristina yang juga dikenal sebagai Asian Couturier Extraordinaire oleh Asian Couture Federation ini, menyuguhkan koleksi indahnya untuk mengawali 2018 Tahu Baru Imlek di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, belum lama ini. Berkat tangan kreatif keduanya, berbagai suasana budaya Tiongkok berhasil dihadirkan dalam siluet yang lebih kekinian dan dramatis. Karyanya pun sangat kreatif dalam bentuk jaket, gaun dengan siluet merampingkan tubuh, potongan bertumpuk, hingga rancangan dengan gaya khas sang perancang, kerah cheongsam yang menjadi ciri khas gaya oriental melebur dalam siluet bernuansa Eropa. Busana yang disertai tebaran kristal, manic dan sequin ini hadir dengan beberapa warna termasuk rustic gold yang menjadi warna khas tahun baru Anjing. Pilihan untuk halaman style kali ini dapat memberi alternatif bagi para pecinta mode yang ingin tampil dalam gaya bernuansa oriental. (Sri Ardhini)

Oriental

15


16

Edukasi

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Memasuki usia 49 tahun, Perdiknas Denpasar terus melaju menjalankan komitmennya di dunia pendidikan. Perayaan HUT ke-49 dilaksanakan dengan mengusung tema “Membangun Sumber Daya Manusia yang Good Trust Smart (GTS) Meningkatkan Daya Saing”

HUT ke-49 Perdiknas Denpasar

Dara

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Tingkatkan Daya Saing dengan GTS

P

ada puncak HUT ke-49, yang diisi dengan jalan santai tersebut, Ketua Perdiknas Dr. AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M.,M.H., mengata­kan Perdiknas ke depan bisa lebih membumi di zaman now ini. Terutama melalui pesan yang disam­ paikan para pengelola di tiga unit satuan pendidik­an Perdiknas dalam menarik minat masyarakat di tengah persaingan yang semakin ketat. “Kami memformulasikan GTS kemudian mengejawantahkan, Good

Motifora

Nasional, mahasiswa Undiknas University, dosen serta para pegawai, dilaksanakan dengan konsep lesehan. Menurut Tini Gorda, ini salah satu cara mengingat kembali komitmen pendiri utama Perdiknas yang membentuk lembaga pendidikan ini 49 tahun silam, yakni sebagai wujud bakti (alm) Prof, IGN Gorda dan (almh) Ratyni Gorda serta Ketut Sambereg dan Nyoman Kundri untuk masyarakat. Dikatakan oleh Tini Gorda, saat duduk bersama, mereka berbicara tentang pendidikan, tidak ada perbedaan jenjang atas dan bawah. Namun, bagaimana menyampaikan pesan untuk

itu taat aturan, pengelola harus taat aturan sebagai guru atau dosen. Hal ini akan menumbuhkan Trust. Kemudian untuk menjaga Good dan Trust, semua pengelola harus Smart. Mereka patut memiliki kreativitas, inovasi, dan adaptif,” ujar Tini Gorda. Dosen Fakultas Hukum Undiknas University ini menambahkan, guru dan dosen di Perdiknas tidak perlu lmerasa paling tahu dan akhirnya tidak mau meningkatkan kualitas diri. Sebaliknya, mereka beradaptasi dengan perkembangan zaman dalam menyiapkan SDM yang GTS. Hal ini dilakukan demi memperoleh kepercayaan masyarakat sekaligus mencapai

target optimal hasilkan SDM yang berdaya saing. “Salah satu contoh adalah SMP Nasional, yang berhasil mendapat kepercayaan pemerintah sebagai sekolah keluarga dan sekolah aman. Kami juga akan mewujudkan sekolah ramah anak di SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional. Bahkan Undiknas mampu sebagai di PTS urutan pertama terbaik di Bali, NTB, NTT,” tegasnya. Sementara itu perayaan HUT ke-49 yang diikuti para siswa dan guru SMP serta SMK Teknologi

mencerdaskan SDM yang berdaya saing. “Langkah menjelang usia 50 atau setengah abad, kami ingin men-charge kembali mereka yang sejak pertamakali diajak oleh keempat orangtua kami sebagai pendiri utama. Mengingat bahwa komitmen bersama di sini adalah mencetak dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui lembaga pendidikan,” ujarnya. Sementara itu ada yang menarik saat Dies Natalis ke -49 Undiknas yang bertemakan “Glory of The Second Generation” ini juga diluncurkannya Prodi Teknologi Informasi dan buku “Kepemimpinan Profesor Sri Dharma”. “Kami generasi kedua yang sudah disiapkan semuanya, mempunyai tanggung jawab besar untuk membesarkan lembaga ini,” tegas Tini Gorda.

“Tetep Metimpal” sebelum Album Ketiga Berikutnya, menurut Ketua Panitia Pelaksanaan Hut ke-49 Perdiknas Denpasar, I Made Peri Ardiyasa, S.T., kegiat­an yang bertemakan “Membangun Sumber Daya Manusia yang Good Trust Smart (GTS) Meningkatkan Daya Saing” telah dilaksanakan sejak tahun lalu. Rangkaiannya dimulai pada 24 Oktober 2017, berupa talk show untuk memutus mata rantai bullying dengan narasumber Arist Merdeka Sirait, di SMP Nasional dan di SMK Teknologi Nasional Denpasar. Dilanjutkan, 2 Desember 2017, bertepatan dengan puncak HUT ke-43 SMP Nasional Denpasar sekaligus Pembukaan Se-

rangkaian HUT ke-49 Perdiknas. Acara berikutnya pada (2/2), de­ ngan Seminar Nasional bertemakan “Pengembangan Karakter SDM yang Good Trust Smart (GTS) Melalui Pendidikan Keluarga” . Acara ini bekerja sama dengan YLBH MK KOWANI dan BKOW Bali di Auditorium Perdiknas Denpasar, Pada (10/2) puncak HUT ke-9 SMK Teknologi Nasional diisi lomba intern sekolah dan lomba ekstern, yakni ‘Lomba Fotografi Tingkat SMP se-Kota Denpasar.’ Berikutnya pada (11/2) puncak HUT Perdiknas ke- 49 dan HUT Undiknas Denpasar, dilaksanakan jalan sehat disertai hiburan dan pengundian door prize. (ard)

Nama Motifora memang tak asing lagi di telinga penikmat musik Bali. Apalagi beberapa single mereka sempat bertengger di tangga lagu di beberapa radio di Bali. Single slow dengan lirik puitis menjadi ciri khas band asal Desa Munduk ini tiap kali menggelar aksi panggungnya.

S

etelah sukses lewat album pertama yang berjudul “Hitam Putih” dan album kedua “Sang Dewi”, kali ini Motifora kembali mempersiapkan album ketiganya yang akan dirilis pada Mei 2018. Berbagai persiapan pun sudah dilakukan, salah satunya pemilihan materi lagu. Di tengah persiapan penggarapan album “2117”, Motifora merilis single pembukanya yang berjudul “Tetep Metimpal”. Single tersebut telah resmi dirilis pada 17 Januari 2018 dan kini sudah terdengar di radioradio. Vokalis Motifora, Tunick mengungkapkan single “Tetep

Metimpal” nantinya akan menghiasi album ketiganya, akan tetapi tidak masuk sebagai hits single. Dirilisnya single “Tetep Metimpal”, juga untuk menjaga eksistensi Motifora di blantika musik Bali. “Untuk lagunya kami sudah rilis ke seluruh radio, jadi sudah bisa di-request. Single ini kami persembahkan untuk pembuka album kami yang ketiga,” ungkap Tunick. Single “Tetep Metimpal” mengisahkan tentang kisah percintaan yang berakhir di tengah jalan. Meskipun hubung­ an sudah berakhir, tetapi persahabat­an (metimpal) tetap

“Untuk lagunya kami sudah rilis ke seluruh radio, jadi sudah bisa di-request. Single ini kami persembahkan untuk pembuka album kami yang ketiga,”

harus terjaga dengan baik. “Lagu ini bisa mengajarkan kita untuk tetap menjalin persahabatan di saat kita menjalin sebuah hubungan percintaan tetapi kandas di tengah jalan. Kami juga sampaikan jika single ini lumayan berbeda dari karya kami sebelumnya. Mulai dari aransemen, lirik dan juga temponya ngebeat. Bisa dibilang hampir 50% beda dari karya sebelumnya,” jelasnya. Ditambahkan Tunick, dipilih­ nya single “Tetep Metimpal” sebagai single pembuka lantaran berada di tengah-tengah genre musik yang tidak terlalu ngerock tidak juga terlalu slow. Dengan dirilisnya single ini, Motifora yang terdiri dari Tunick (vokal/ gitar), Rheno (lead gitar), Ery (bass) dan Anna (drum) berharap bisa tetap eksis di blantika musik Bali. Selain itu, mereka berharap lagu pembuka ini juga bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Bali. “Sambil menunggu album kami dirilis, semoga single ini bisa menghibur semua ka­langan. Tetap dukung kami dalam berkarya,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

9


8

Bunda & Ananda

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Kenalkan Anak dengan Tradisi melalui Lomba

Griya

Sejak pagi, Wantilan Desa Pangsan, Petang telah ramai dipadati anak-anak mulai usia PAUD hingga SD. Mereka bersemangat mengikuti berbagai lomba yang digelar ST. Dharma Tunggal serangkaian hari ulang tahunnya. Di antaranya, lomba mewarnai, membuat canang sari, ngulat pancak, lari karung, dan cerdas cermat.

Mulai dari yang ringanringan dulu, seperti membuat canang sari. Ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa bakti kepada Tuhan,” ujar Ketua Pokja I yang membidangi upakara dan pesantian di PKK Desa Pangsan ini.

Y

ang menarik, dalam setiap lomba yang digelar selalu menampilkan lomba bermuatan lokal, sepeti membuat canang sari dan ngulat pancak. Menurut salah seorang juri, Ida Ayu Putu Nirka, lomba ngulat pancak dan membuat canang sari di kalangan anak-anak ini diacunginya jempol karena sejak dini mengenalkan anak pada kegiatankegiatan tradisi yang nantinya akan sering dipakai dalam hidup bermasyarakat. “Lomba semacam ini bertujuan membina untuk masa depan anak.

SARAT AKAN SIMBOL Ia menyoroti lomba membuat canang sari. Dikatakannya, janur yang dipakai sebaiknya janur nyuh gading biar tampilannya bagus dan menarik. Janur ini dibuat ceper atau tamas sebagai alas. Kelengkapan isi canang sari meliputi, plawa, porosan (harus ada), beras kuning, kiping biu mas, miik-miikan. Baru kemudian uras sari. “Sebaiknya uras sari berbentuk bundar seperti pis bolong karena melambangkan windu. Semua bahan ada perlambangan. Seperti porosan, itu simbol Idang Sang Hyang Widhi (Tuhan) karena terdiri dari base (lambang Wisnu), buah (lambing Brahma), pamor (Iswara), semua ini manunggal dengan sebutan Tri Murthi/Ida Sang Hyang Widhi,” jelasnya. Bunga melambangkan kesucian. Peletakan bunga juga ada aturannya. Bunga berwarna putih di timur, kuning di barat, bunga

Anak laki-laki ngulat pancak

Anak-anak perempuan sangat bersemangat membuat canang sari

hitam di utara, bunga merah di selatan. Di tengah, manca warna , memakai pis bolong di atasnya, tujuannya sarining manah jika diletakkan di atas bunga. Bunga yang dipakai ditegaskan Dayu Nirka, harus yang segar, bunga yang dipetik, bukan bunga yang rontok, layu, atau dicari semut. Ada juga bunga yang tidak boleh dipakai (cuntaka), seperti bunga tulud nyuh, sari konta, tampak bela, dan bunga yang tumbuh di kuburan walaupun bunga cempaka. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit ANAK LAKI YANG TAK MAU MENURUT

Seorang ibu dibikin pusing oleh anak laki satu-satunya. Anak itu bandel dan tak pernah menurut perintah ibunya. Pada suatu malam anak itu menghilang. Sampai jam sebelas malam belum juga puMade Taro lang. Lagi pula anak itu belum makan. Sang ibu gelisah dan waswas. Tengah malam anak itu baru pulang. “Anakku, sayang!” kata ibunya. “Kamu selalu membikin ibu waswas. Mulai besok kamu kuserahkan kepada seorang pendeta. Pendeta itulah yang akan mengasuh dan mendidikmu agar menjadi anak yang berguna dan menuruti orang tua. Di rumah ini kamu selalu menyusahkanku.” Anak itu menurut. Ia pun dengan senang hati tinggal di rumah pendeta. Pada hari pertama anak laki itu mendapat tugas dari pendeta. “Hai, Putraku! Mulai besok, sapulah halaman gereja pukul enam pagi, sebab setelah itu aku akan memimpin persembahyangan bersama.” Anak laki yang dituduh tidak patuh itu bangun pukul enam pagi, lalu segera menyapu halaman gereja. Setelah bersih ia mengetuk pintu kamar pendeta, “Bangunlah, Tuan Pendeta! Halaman gereja sudah bersih.” Keesokan harinya, Tuan Pendeta memberi perintah lagi, “Hai Putraku, Sayang. “Besok bangunlah jam tiga pagi! Bersihkan halaman gereja!” Anak laki itu pun segera bangun pukul tiga pagi. Setelah menyapu bersih halaman gereja, ia mengetuk pintu kamar pendeta, “Tuan Pendeta, bangunlah, sudah waktunya untuk memimpin persembahyangan.” Tuan Pendeta mulai berpikir. “Anak itu benarbenar patuh,” bisiknya.

“Hai Putraku!” perintahnya lagi. “Besok, pukul enam pagi, bunyikanlah lonceng di menara geraja. Aku akan memimpin persembahyangan bersama.” Anak laki itu pun menuruti perintah itu. Setelah membunyikan lonceng, ia mengetuk pintu kamar pendeta, “Tuan Pendeta! Bangunlah, lonceng gereja telah berdenting.” Tuan Pendeta sangat senang. Ia telah berhasil mengubah sifat anak itu, dari tidak menurut menjadi penurut. Namun sang pendeta belum yakin benar. Ia mencoba lagi memberi perintah yang lebih berat. “Anakku, Sayang! Besok, bunyikanlah lonceng di menara geraja pada pukul tiga pagi!” Sungguh, anak itu sangat penurut. Ia bangun pukul tiga pagi, lalu segera menuju menara gereja. Wow! Apa itu? Di depannya berdiri tegak sebuah kerangka manusia. Anak laki itu terkejut, lalu mundur setapak. “Siapa kamu? Aku diperintahkan pendeta untuk membunyikan lonceng gereja di menara. Minggir kau! Kalau tak mau, akan kutendang kau!” Demikian gertak anak laki itu. Kerangka manusia itu sungguh bandel. Seinci pun ia tak mau bergeser. “Dalam hitungan ketiga, kalau kau tak mau pergi, maka akan kuhancurkan seluruh tubuhmu!” teriak laki-laki pemberani itu. Satu, dua, tiga! Kerangka manusia itu tak mau bergeser. Anak laki itu maju lalu memukul dan menendang kerangka itu. Seluruh tubuh kerangka itu hancur berantakan. Setelah anak laki itu menbunyikan lonceng tiga kali, ia segera membangunkan Tuan Pendeta. Pendeta itu terheran-heran. Pancingannya untuk menakut-nakuti anak itu tidak berhasil. “Putraku, Sayang! Kau sungguh berani dan menuruti segala perintah. Besok kau boleh pulang. Jangan lagi membuat ibumu sakit hati dan waswas,” kata Pendeta.

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Tren Unik Rumah Knockdown

Angelina Hadriani

Rumah knockdown kini menjadi tren baru yang unik bagi banyak orang. Rumah yang dapat dibongkar-pasang dan bisa dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain ini, pengerjaannya pun relatif singkat. Dengan beragam gaya dan model, rumah kayu ini semakin dicari dan diminati.

enanggung jawab Website dan Penanggung jawab Lapangan Studio Optimizer Angelina Hadriani mengatakan, di era moderen ini banyak sekali orang yang membutuhkan rumah tempo dulu yang unik dan asri. “Rumah kayu sangat cocok di era sekarang karena cuaca alam yang sangat panas dan dingin. Rumah kayu mempunyai kelebihan bisa menetralisir cuaca di luar. Misalnya ketika cuaca panas, tidak terlalu kepanasan, dan ketika cuaca dingin tidak terlalu dingin. Kini banyak sekali orang yang sudah jenuh dengan rumah permanen,” ungkap Angel-sapaan akrabnya. Studionya yang berkantor pusat di Indramayu, Jawa Barat dan memiliki kantor perwakilan di Sukawati, Gianyar-Bali ini dibeberkannya sudah mengerjakan proyek rumah knock dwon di berbagai tempat, seperti Villa Istana Bunga Bandung, The Ranch Puncak Bogor, beberapa Rumah Joglo di Jawa Tengah, Pesantren di Hambalang Sentul Bogor, Penakaran ikan di Kediri, be-

berapa rumah modern di Bekasi dan Jakarta, dan saat ini sedang membuat penginapan di Anyer Banten, dan rumah sederhana di Buleleng, Bali. Dijelaskan Angel, ada berbagai pilihan bahan yang tentunya tetap menjaga kualitas dengan harga bervariasi sesuai kebutuhan dan keinginan pasar. “Untuk model rumah knockdown, agar calon pembeli lebih yakin dan tidak hanya melihat gambar/foto, bisa langsung ke rumah contoh yang kami miliki atau rumah yang sudah pernah kami buat. Misalnya di Taman Istana Bunga Bandung atau di Sukawati Bali,” ucapnya. Proses pengerjaan rumah dikatakannya bisa dikondisikan sesuai kenginan pembeli. Untuk pemasangan rumah saja di lokasi memerlukan waktu kurang lebih 4 minggu. Namun, jika pembeli ingin memantau dari proses pembuatannya, prosesnya pembuatan rumah kayu knockdown bisa dibuat langsung di lokasi mulai dari pemotongan, penghalusan, hingga merangkai rumah, yang membutuhkan waktu kurang lebih 6 minggu.

P

17

Untuk maintenance rumah kayu knockdown ini cukup mudah, hanya dicat saja dengan cat minyak untuk menghindari dimakan rayap, dilakukan 3 tahun sekali. Rumah kayu knockdown bisa bertahan hingga 15 tahun, dan setelahnya itu masuk masa renovasi. Untuk ilustrasi, Angel memberikan contoh salah satu model rumah kayu knockdown yang disebutnya rumah singgah karena sering dijadikan penginapan dekat pantai. Rumah ini memiliki ukuran 5x5 m2, bahan yang digunakan adalah kayu Akasia (kayu Kalimantan). Di dalamnya terdiri dari 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur bersih, teras kecil depan/ belakang, sudah termasuk instalasi listrik. “Harga yang kami tawarkan Rp 65 juta. Dan tambahan biaya pengiriman untuk sampai

ke lokasi biasanya 3-4jt. Total untuk harga rumah tersebut Rp 70 juta sudah bersih dan terima kunci. Harga murah dan standar

tetapi kualitas bagus dan layak digunakan. Model dan ukuran bisa di ubah sesuai dengan keinginan,” jelasnya. (Inten Indrawati)


18

Life Story

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Jamur Peluang Bisnis Menjanjikan Budidaya jamur tiram saat ini mulai menjamur di Kabupaten Buleleng. Mulai dari petani pemula hingga petani dengan jumlah produksi besar begitu pesat perkembangannya. Hal ini tidak terlepas dari prosfek pemasaran jamur tiram yang menjajikan. Banyaknya pembudidaya jamur tidak terlepas dari pembibitan jamur itu sendiri. Rupanya berkembangnya budidaya jamur dikarenakan usaha pembuatan bibit jamur ­terdapat di Buleleng.

U

D. Jamur Berlian Bali merupakan salah satu pembibit jamur tiram terbesar di Buleleng. menurut Eny Meliani, pemilik usaha tersebut mengatakan awal mulanya ia tertarik untuk membuat bibit jamur berawal ketika dirinya membeli bibit jamur ke Jawa. Saat pembelian tersebut banyak teman-temanya yang berminat dan menitip kepada dirinya. “Daripada beli keluar, saya mulai belajar pembibitan sendiri dan melayani penjualan bibit kepada petani jamur sekalian juga menghemat biaya,” ungkapnya. Menurut perempuan kelahiran

S­ ingaraja, 19 Agustus 1977 pembibitan jamur tiram merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan karena mudah dalam pemeliharaan dan memerlukan modal yang sedikit. Untuk satu buah baglog biasanya Eny menjual kepada petani seharga 3 ribu Rupiah. Pembuatan bibit jamur miliknya menggunakan serbuk kayu lokal sebagai media. Serbuk kayu biasanya ia dapatkan dari usaha serkel di Buleleng maupun di luar buleleng. Penggunaan serbuk kayu pun tidak sembarangan melainkan menggunakan serbuk kayu yang sudah ditumbuhi silium. “Serbuk kayu yang sudah didapat inilah baru bisa kita olah di gudang untuk dijadi-

A

Eny Meliani pengusaha bibit jamur tiram

kan media pembibitan jamur tiram,” ungkapnya. Perempuan murah senyum ini mengatakan serbuk kayu akan diayak untuk memisahkan serbuk yang benarbenar layak digunakan. Kemudian beberapa bahan campuran lain juga menjadi tambahan seperti dedak padi, nutrisi dan kalsuim. Selanjutnya

Nugget Jamur Banyak Peminat Budidaya jamur tiram nampaknya menjadi usaha sampingan bagi masyarakat di Buleleng. Pembudidayaan dan pemeliharaan yang tidak sulit membuat banyak orang tertarik untuk menanam jamur tiram. Ketertarikan itu juga dirasakan oleh ibu muda asal Singaraja Ni Luh Suci Ariati. Ketertarikannya terhadap jamur tiram membawanya untuk mencoba menjadi petani jamur. Di awal dirinya mengaku membeli beberapa baglog untuk dirawat hingga tumbuh j a m u r. Beberapa kali panen,

Ni Luh Suci Ariati

ide kreatif mulai muncul dari perempuan kelahiran 17 September 1978 ini. Sempat menjual hasil panennya ke beberapa rekan dan tetangga, akhirnya perempuan yang akrab disapa Suci ini mencoba menjual olahan jamur yang ditanamnya sendiri. Menurutnya jamur tiram memiliki rasa yang kenyal dan enak dijadikan masakan apa saja. Salah satunya adalah nugget jamur. Ide membuat nugget jamur muncul karena sang anak sangat menyukai nuget. Dirinya tahu nugget yang dibeli di luar tidak sehat dikonsumsi setiap hari. Ia pun mencoba

Ni Luh Suci Ariati menunjukkan cara membuat nugget jamur.

Lagu berjudul “Nusantara” milik Koes Plus, membuka pertunjukan Koes Plus-an yang dibawa­kan oleh Pages Band, grup band unik dari Mataram yang beranggotakan musisi berusia 50 tahun ke atas. Kiprah Pages Band di panggung musik Nusa Tenggara Barat, khususnya di Mataram, terbilang cukup lama. Sudah lebih dari 10 tahun grup band ini menjajal panggung-panggung musik bahkan hingga ke Pulau Sumbawa.

mengolah jamur menjadi nugget yang disukai anak-anak. “Saya coba saja buat nuget ternyata anak-anak suka dan saya coba tawarkan melalui akun sosmed ternyata banyak yang respons,” ungkapnya. Suci menambahkan cara pembuatan nugget jamur memang sangat sederhana dan tidak membutuhkan banyak bahan. Di mulai dari pemetikan jamur, kemudian pencucian. Uniknya jamur yang telah bersih tidak dihancurkan terlebih dahulu untuk menjadi nugget melainkan dengan lembaran utuh jamur tersebut dibaluri dengan tepung. Setelah itu, jamur yang telah dibaluri tepung dimasukkan ke dalam telor yang sudah dikocok. Sesudahnya jamur tersebut baru dimasukkan ke dalam tepung roti dan siap digoreng. “Caranya mudah sekali dan rasanya juga enak,” ungkapnya. Selain mudah dalam pengolahan, nugget jamur juga lezat dan sehat karena dibuat langsung dari jamur utuh. Ini juga menjadi salah satu cara untuk

bahan yang telah siap akan dilakukan pengemasan dan pengepresan untuk mencetak kepadatan. Setelah itu, barulah dipasangi tutup cincin sebelum dilakukan sterilisasi dengan cara mengukus selama 3 hingga 4 jam. Waktu pendinginan juga membutuhkan 3 hingga 4 jam sebelum dilakukan inokulasi yaitu pemberian bibit jamur pada deglog. “Pada tahap selanjutnya barulah masa inkubasi selama 30 hingga 45 hari lalu masuk di tahap perawatan,” paparnya. Ditambahkan Eny, saat ini pihaknya kewalahan melayani pemesan petani lokal Buleleng dalam pemenuhan bibit jamur tiram. Bahkan setiap harinya pihaknya hanya mampu membuat 500 baglog sedangkan pesanan yang datang hingga 2.000 baglog per hari. Tidak hanya petani lokal, dirinya juga melayani pesanan dari petani-petani di seluruh Bali. Bahkan dirinya juga tidak segan melayani pesanan dari petani pemula yang hanya memesan sekita 500an baglog. “Kami tidak selalu bisa melayani semua pesanan sehingga petani harus bersabar menunggu an­ trean,” jelasnya. Selama menjadi pengusaha bibit jamur, Eny mengaku melihat peluang bisnis yang menjajikan. Hanya saja,

dalam proses pembuatan baglog pihaknya masih terkendala alat yang masih manual. “Penggunaan alat yang manual membuat produksi kami masih terbatas di tengah meningkatkan permintaan terhadap bibit jamur,” jelasnya. Selain itu, ketersediaan bahan juga menjadi hambatan lain bisnis pembibitan jamur ini. Selama ini serbuk kayu ia dapatkan dari serkel lokalan Buleleng, hanya saja bisnis jamur yang berkembang pesat membuat permintaan bibit jamur juga semakin meningkat sehingga untuk memenuhi bahan pembuatan baglog pihaknya juga mengambil dari serkel dari luar seperti Kintamani. Selain belajar pembibitan jamur, Eny juga bersedia memberikan pelatihan mengenai perawatan baglog. Bahkan kepada petani jamur, dirinya juga sering memberikan pelatihanpelatihan olahan matang jamur tiram. Menurutnya jika diolah secara kreatif jamur tiram yang memiliki rasa gurih ini mampu menjadi makan yang sehat dan disukai masyarakat. beberapa pelatihan makan olahan jamur yang pernah ia berikan seperti bakso jamur, nugget jamur, jamur krispi, abon jamur, sate jamur, dan masakan tradisional yang menggunakan jamur. (Wiwin Meliana)

mengenalkan jamur kepada anak-anak zaman sekarang. “Anak-anak zaman sekarang kalau disuruh makan jamur langsung itu ga akan mau, ya mesti diolah dulu menjadi makanan yang mereka suka,” sambungnya. Sejak dikenalkan melalui akun sosmed, rupanya nugget jamur memiliki banyak peminat. Bahkan setiap minggunya Suci harus berangkat ke Nusa Dua, Denpasar, dan Tabanan untuk membawa pesanan ke beberapa hotel dan resto. Untuk satu bungkus nugget ia jual Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu. Kata Suci dirinya hanya memproduksi jamur ketika

ada pesanan dari konsumen. Hal ini untuk menjaga kesegaran jamur karena dalam pengolahannya sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet. “Ini kan tidak pakai pengawet. Sangat bagus setelah sehari atau dua hari digoreng dan dikonsumsi langsung,” jelasnya. Selain nugget jamur, dirinya juga mengolah jamur menjadi abon. Hanya saja untuk membuat abon jamur diperlukan jamur dalam jumlah yang banyak. Ke depan Suci ingin mengembangkan kreativitasnya dengan belajar membuat sate, bakso, dan rawon jamur. (Wiwin Meliana)

presiasi penonton terhadap Pages Band ini selalu antusias karena lagu-lagu legenda Koes Plus menjadi spesialisasinya. Hal ini terlihat pada suatu malam di pojok timur halaman Taman Budaya Nusa Tenggara Barat, yang menggelar Selasa Warjack beberapa waktu lalu, dipenuhi penonton yang ramai menyaksikan pergelaran musik untuk mengenang Yon Koeswoyo yang baru-baru ini meninggal dunia. Panggung sederhana Wa­r ung Jack malam itu dihentak grup Pages Band. Koes Plus-an malam itu sukses menghidupkan ‘komunikasi’ antar panggung dan penonton yang rata-

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Pages Band Setia Koes Plus rata penggemar lagu-lagu Koes Plus. Penonton pertunjukan ini, tidak hanya mereka yang sudah berusia tua. Ada juga anak-anak muda. Bahkan turut ikut merespons lagu-lagu Koes Plus yang dinya­nyikan oleh Pages Band. Tiap kali Pages Band pentas penontonnya selalu ramai. Para musisi yang tergabung di Pages Band juga tidak luput dari perhatian karena ratarata mereka sudah berumur, dengan formasi Minarto (keybord), Yudi (drum), Koeswondo (bass dan backing vocal), Dudi (lead) dan Mudakir (vokalis). Sebagai vokalis, Mudakir juga memberi warna yang makin menguatkan keberadaan Pages Band karena suara dan perawakannya yang mirip dengan Yon Koeswoyo. Dengan suara, rambut gondrong dan aksi panggung yang sangat mirip tersebut, Mudakir yang mampu menyanyikan dengan baik ratusan lagu Koes Plus ini menjadi magnet tersendiri bagi penonton. Mudakir juga pandai membuat panggung Koes Plus-an Pages Band menjadi komunikatif dengan penonton. Pages Band memiliki banyak kelebihan karena semua personilnya bisa berganti formasi mampu memainkan berbagai alat musik utama.

Kunjungan Bid Humas Polda Bali

Tim Bid Humas Polda Bali melakukan kunjungan ke Gedung Pers Bali K. Nadha, Kamis (22/2). Kunjungan yang dipimpin Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat (Kasubbid Penmas) Bid Humas Polda Bali, AKBP Ni Made Ayu Kusuma Dewi merupakan upaya kepolisian untuk makin meningkatkan sinergi dengan media massa.

Michael Kors Hadir di Beachwalk

Nugget jamur

7

Michael Kors sebagai salah satu brand internasional hadir di Beachwalk, Kuta, Bali. Acara pembukaan dilaksanakan Sabtu (17/2). Bitha Novela, Marketing ­Executive Michael Kors mengatakan store di Beachwalk menyediakan aneka tas, pakaian, sepatu, kamata, dan jam tangan.

Kelebihan lainnya, karena semua personil Pages Band ini bekerja sebagai pegawai negeri dan pegawai swasta, mereka bisa main kapan saja tanpa pernah latihan yang rutin. Mereka selalu bisa tampil kompak meski tak pernah latihan. Di samping itu mereka terbilang kelompok yang sangat kompak yang tidak pernah terpecah oleh masalah apa pun, termasuk soal penghasilan grup yang biasanya kerap memicu perpecahan antar personil. Mereka berada dalam frekuensi kepentingan yang sama, yakni berkesenian, bermusik menghibur penonton dan memainkan hobi mereka. “Uang dalam kelompok Pages Band adalah nomor sekian,” kata Dudi. Sebab itulah, hingga lebih dari 10 tahun berjalan, Pages Band tetap eksis di dunia musik di Mataram. Jika pun ada pergantain personil, itu hanya karena alasan ada yang ingin istirahat atau alasan lain yang bisa mereka terima. Tetapi, meski begitu,

tidak pernah ada personil Pages Band yang mengundurkan diri apalagi sampai dipecat. “Jadi siapa pun yang bisa main bisa tampil kapan pun sebagai grup Pages Band,” kata Dudi. Acara-acara reuni angkatan usia 50 tahunan menjadi salah satu panggung utama Pages Band. Di samping itu mereka kerap tampil di acaraacara pernikahan, juga undanganundangan lainnya. Bahkan dari satu panggung ke panggung lainnya di hotel dan kafe yang ada di Mataram dan Lombok telah mereka jajal. Bahkan saat ini secara regular mereka tampil live music Koes Plus-an di beberapa hotel di Mataram. TINGGAL DI PAGESANGAN Menurut Mudakir, menyanyi bagi para personil Pages Band bukan semata-mata untuk mencari uang/ penghasilan, melainkan hobi yang dimaksimalkan untuk mendapatkan tambahan biasa saja. Karena itulah

tarif tidak terlalu mereka pikirkan meski Pages Band telah pernah dibayar dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Mereka selalu melihat kemampuan para pengundang. Bahkan jika ada rekan atau kawan mereka yang punya acara, Pages Band bisa menggratiskannya. Nama Pages Band sendiri diambil nama wilayah tempat para personilnya kebanyakan tinggal yakni Pagesangan di Kota Mataram. Awalnya mereka hanya berkumpul untuk bermain musik, lalu atas inisiatif pelatih drum band yang cukup dikenal di Mataram, bernama Bagio bersama dua rekan lainnya Anton dan Yudi, grup band ini dibentuk sekitar 10 tahun lalu. Di awal-awal bermusik bersama, Pages Band belum mengukuhkan diri sebagai grup band yang spesial membawakan lagu-lagu Koes Plus, melainkan mengikuti trend musik kala itu. Akhirnya Pages Band bertemu dengan Mudakir yang membawa ‘ciri’ khas Yon Koeswoyo pada keunikan suara dan perawakannya yang sangat mirip musisi legendaris itu. “Sejak itulah Pages Band memilih fokus spesial menyanyikan lagu-lagu Koes Plus,” kata Dudi. Hingga saat ini di antara enam grup band di Mataram yang spesial menyanyikan lagu-lagu Koes Plus, tinggal Pages Band yang tampaknya masih sangat eksis di panggung musik di Mataram dan tetap menjaga kekompakan serta semangat bermusiknya meski beranggotakan personil yang usianya tidak bisa dibilang muda lagi. (Naniek I. Taufan)


6

Woman on Top

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

Gung Gek Vita

Fanatik dengan Bahasa Bali Satu lagi penyanyi Bali merilis album. Dia adalah AA Ayu Advaita Jelantik. Penyanyi yang akrab disapa Gung Gek Vita ini menyapa kembali penikmat lagu berbahasa Bali dengan sederet lagu yang terangkum dalam album berjudul “Kedeng Menek Kedeng Tuwun” (KMKT).

A

lbum berformat video karaoke, ini berisi 7 lagu baru yakni “KMKT”, “Suntik Formalin”, “Muani Egois”, “Lempu­yengan”, “Sinyal Kenceng”, “Beli Jonson” dan “Numitis Pang Siu”. Dua lagu lainnya merupakan lagu lama, “Desah Rayuan” ciptaan AA Raka Sidan di tahun 2016 dan “Kil-

angan Kedis” ciptaan De Or di tahun 2017. Pemilihan lagu “KMKT” sebagai judul album juga melalui ritual yang unik. “Saya bingung karena semua lagu bagus-bagus. Akhirnya saya undi, yang keluar lagu “KMKT” ciptaan Gede Pranajaya,” ungkap Gung Gek Vita saat peluncuran albumnya, Rabu (21/2) di Denpasar. Ia menuturkan lagu “KMKT” menceritakan pasangan suami-

istri yang suaminya suka judi dan tidak pernah memperhatikan istri. Aktivitias suami lebih banyak membuat rumus togel dengan menarik garis ke atas dan garis ke bawah. Pranajaya menambahkan lagu ini didapatkan dari pengalaman masyarakat Bali. “Ini realita yang ditemukan di masyarakat. Temanya bisa menjadi kritik sosial dan kami berusaha menyajikan dalam garapan yang

unik, makanya video klip menggandeng Sengap. Yang penting orang terhibur,” ujarnya. Gung Gek Vita pun merasa bahagia bisa ikut memeriahkan blantika musik Bali. “Saya fanatik dengan bahasa Bali. Mudah-mudahan musisi Bali tetap bisa menonjolkan ciri khas bahasa Bali. Saya pun pilih DVD karaoke, untuk menarik masyarakat lebih mengenal bahasa Bali,” ujar perempuan asal Karangasem ini. Ia mulai mengawali ketertarikannya pada dunia musik sejak masih umur 7 tahun dan sempat mengikuti kursus vokal di sanggar Eka Mahardika Putra, hingga menjajal berbagai lomba menyanyi di radio-radio.

Salam Senyum “Sungguh saya ga nyangka.. Kemarin Ibu itu datang ke Rumah Sakit ini ga bilang apa-apa, bahkan masih sempat duduk di depan customer service sambil baca majalah. Biasa-biasa saja… Tapi… kok sekarang membuat status di media sosial seperti ini ya ” Inilah perbincangan hangat pagi-pagi di sebuah rumah sakit, ketika membaca status seorang Ibu yang isinya complain terhadap layanan yang diberikan kepadanya. Bahkan status itu sudah viral, banyak yang nge share…dan tentu, banyak juga yang memberi tanggapan. Dan, rata-rata tanggapannya adalah negatif. Manajemen RS ini kelabakan untuk segera menanggapi complain ini karena beritanya terlanjur meluas di kalangan publik. Pembaca setia Dhani’s Art In Service, tulisan saya di dua minggu lalu membahas tentang bagaimana menghadapi para complainer yang mempunyai tipe agresif. Sebelum menangani complain itu sudah saya tulis juga kalau kita wajib untuk mengetahui terlebih dahulu, langkah apa yang akan kita lakukan. Yang pertama kita wajib untuk mengetahui ciri-ciri atau tipe dari para complainer. Kedua, kuasai hal–hal yang akan dilakukan. Ketiga, kuasai hal-hal yang dilarang untuk dilakukan. Contoh peristiwa di sebuah RS yang saya tulis di atas adalah pelanggan dengan

tipe passive complainers.Tipe ini sebenarnya lebih membahayakan citra perusahaan dibanding tipe agresif. Beberapa dari mereka benar-benar tampak baik-baik saja dan masih bisa tersenyum di hadapan kita, namun tiba-tiba komplainnya muncul di media sosial/cetak. Seperti ketika ingin mengenal seseorang lebih dekat, paling tidak mengetahui ciri-ciri dari orang tersebut terlebih dahulu. Begitu juga dalam menghadapi para complainer, kita harus tahu tipenya melalui ciri-ciri yang ditampakkan. Tipe complainer passive, sering kita temui. Bahkan tipe inilah yang dapat lebih membahayakan citra perusahaan. Dia sangat berbeda dengan tipe agresif, di mana kalau tipe agresif kita akan melihat ekspresi, gerakan, kata-kata yang dilontarkan, sehingga kita dapat menanggapinya dengan segera. Tetapi kalau tipe passive, dia lebih pandai menyembunyikan sehingga tampak baik-baik saja. Selain itu biasanya tipe ini tidak banyak menuntut. Hanya terkadang terlihat dari bahasa tubuhnya yang “tidak nyaman” seperti bibir tidak tersenyum, menghindari eye contact, tangan dilipat, kaki disilangkan, dan ekspresi wajah datar. “Putus hubungan…!!!! Pengalaman saya pagi ini datang ke sebuah RS…. Namun sangat disayangkan. Mereka mempunyai perawat yang sangat tidak ramah. Untuk mendapatkan sebuah informasi, saya harus dioper seperti bola pingpong ke sana dan

ke sini. Padahal mereka lagi ngobrol dan ngerumpi dengan rekan kerjanya sambil tertawa-tawa. Sungguh miris. Sangat tidak profesional. Tentu, RS ini sangat tidak rekomendasi untuk didatangi. Agar kita yang sakit tidak menjadi lebih sakit.!!!!” Itulah isi status seorang pasien RS yang sedang viral di media sosial dengan menyebutkan nama RS itu dengan jelas. Menghadapi pelanggan dengan tipe passive seperti ini, sebaiknya harus ekstra hati- hati ketika menanganinya. Jangan sampai malah berita yang ada di media sosial bertambah parah akibat tanggapan yang kita berikan kurang tepat. Bertanya secara proaktif adalah langkah pertama yang harus kita tempuh. Kita hubungi langsung orang tersebut. Ajak bertemu, dan kitalah yang proaktif dalam menangani hal ini. Ketika kita sudah berhadapan dengan mereka, hindarilah penggunaan closed question(pertanyaan tertutup). Karena pertanyaan–pertanyaan ini tidak akan bisa menggali apa yang diinginkan atau apa yang menjadi kekurangan yang dirasakan oleh pelanggan. Biasanya pertanyaan terbuka akan membuat pelanggan kita mau bercerita dan mengeluarkan isi hatinya. Naaaah… kalau kita sudah dapat menggali apa yang menjadi ketidaknyamanan pelanggan, barulah kita kembali kepada fakta yang terjadi. Menjelaskan dengan rinci dan detail secara terbuka kepada para complainer. Langkah-langkah ini akan membuat perdamaian dengan para mereka.

Andi Babas “Boomerang”

Kini di tengah kesibukan sebagai rumah tangga, berkesempatan menjalankan hobi menyanyi sekaligus mengembangkan kiprahnya di dunia rekaman lagu pop Bali. Semua itu tak lepas dari dukungan, peran sang suami, Gusti Ngurah Agung Satria Wibawa yang sekaligus menjadi produser rekamannya ini.

Ingin Album Solo

memulai kisahnya. “Miten adalah gitarisnya Netral pertama, padahal sebelumnya aku baru akan nge-band dengan almarhum dan siap recording. Tapi Tuhan punya rencana lain,” imbuh pria berdarah Sunda itu. Secara kebetulan, manajer Boomerang terlibat dalam event tribute tersebut. Pulang dari event, Andi mendapat kejutan. Telepon dari manajemen Boomerang untuk bertemu, membuat laki-laki penggemar hiking ini sempat speechless. “Lumayan agak bingung sebelumnya, secara siapa yang nggak mau diajak kerja bareng dengan band besar. Manusiawinya pasti keluar. Mikir-mikir sendiri, cocok nggak ya dengan karakter suara aku, tapi yang terpenting aku harus temuin mereka. Mungkin pas ketemuan semua akan di luar dugaan,” ungkapnya. Andi pun menyanggupi untuk bertemu di kantor manajemen Boomerang di Kawasan Komp Kav Polri Ragunan. Berbicara banyak hal tentang musik sembari

(Ngurah Budi)

“Putus II“ Kalau semuanya sudah terselesaikan dengan baik, maka kita dapat menanggapi complain di media sosial itu dengan bijak. Hindari berdebat di media sosial. Karena itu akan memperparah keadaan. Nantinya bukan keuntungan yang kita hasilkan, namun sebaliknya. Akan memperburuk hubungan, dan tentu dapat memperlihatkan kalau perusahaan kita tidak profesional. Tipe complainer yang lain selain tipe agresif dan passive complainer adalah tipe professional complainer dan tipe constructive complainer Masing-masing dari tipe ini beserta contohnya dan cara penangannya akan saya tulis di Rubrik Dhani’s Art In Service dua minggu ke depan. Mari kita tangani complain secara profesional, agar kata ‘putus’ yang terlontar dari pelanggan akan dapat kita hindari. Mereka akan tetap menjadi pelanggan yang loyal terhadap produk, jasa dan perusahaan kita… (bersambung) Materi ini juga terdapat di buku saya yaitu ‘Service A La Carte”. “Ingin mengetahui bagaimana meetakan sebuah layanan yang baik di perusahaan / instansi yang Bapak/Ibu pimpin? Silakan hubungi Manajemen Sri Sumahardani Academy atau buka website kami di www.srisumahardani. com. Kami siap untuk membantu. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani Srisumahardani3sp@gmail.com www.srisumahardani.com

19

Edisi 993/ 26 februari - 4 maret 2018

bercanda dan ia pun menarik kesimpulan, ini mengasyikkan. “Ketemuan juga dengan kawankawan Boomerang terkecuali Tommy, karena dia berada di Surabaya. Kita ngobrol tentang musik sambil guyon dan many more, kesimpulannya, ternyata anak-anaknya asyik juga,” ucap putra dari pasangan Mad Rais dan Siti Aisyah. Saat itu ia hanya berpikir bahwa proyek yang ditawarkan manajemen Boomerang merupakan kerja untuk event Pekan Raya Jakarta (PRJ) 20 Juni 2013. “Jadi cuma sebatas bantuin untuk event itu, setelah itu besoknya aku disuruh lanjut lagi main di daerah Tangerang dan terus lanjut ke beberapa event,” papar penggemar Kurt Cobain dan Iwan Fals tersebut. Semua lantas mengalir, Andi memberikan yang terbaik. Hingga pada 2014 ia didapuk sebagai vokalis pada album Boomerang “Harmonis Tidak Seragam”. “Karena di situ sudah ada nama aku di cover album,” jelasnya.

Andi tak mampu mengungkapkan kesan saat bergabung dengan Boomerang. Semua terasa istimewa. Wawasan dalam bermusik, membuatnya mantap berlabuh di jalur rock. “Aku semakin yakin lagi pada jalur musik yang aku ambil, kebetulan aku penggila rock,” ungkapnya dibumbui sedikit joke. Susah diungkapkan, ia mengaku ini super amazing. “Senang luar biasa nggak ketulungan, karena dulu aku pernah bawain lagu - lagu mereka album KO dan Disharmoni di band pertamaku, dan personilnya tetangga rumah, gitarisnya (almarhum) dia yang ngenalin album-album Boomerang,” cerita Andi. Selain Boomerang, Andi juga ‘pengamen’ sebuah bar di Bilangan Jakarta Timur. “Aku lagi mencoba untuk buat yang beda selama aku bermusik, mungkin membuat album solo bergenre bukan rock, tapi tetap manly, bisa jadi ke folk seperti Johny Cash,” ujarnya berbinar. (Lely Yuana)

KJS Siapkan 2000 Jeep Lintasi Jembatan Suramadu Selepas kepergian Roy Jeconiah, Boomerang sempat vakum. Akhirnya grup band ini kembali pada 2012 de­ ngan album “Reboisasi”. Kala itu, Boomerang diisi oleh tiga orang. Faried Martin pada drum, Tommy Maranua di gitar, dan Henry mengisi bass sekaligus vokalis, menggantikan Roy Jeconiah yang telah lebih dulu membentuk band RI 1 bersama John Paul Ivan.

U

sai pencarian panjang, akhirnya Boomerang mantap menarik Andi sebagai vokalis baru sejak 2014 silam. Kehadiran Andi, seolah memberi angin segar bagi grup rock gaek asal Kota Pahlawan ini. Menggantikan sosok Roy, diakui Andi bukanlah perkara gampang. Namun, ia mampu membuktikan kualitasnya di atas panggung dengan karakter tersendiri. “Awalnya lumayan pekerjaan rumah juga untuk harus gimana dan seperti apa, lumayan hampir dua tahun aku mulai ngerasain dekat satu persatu dengan kawankawan Boomers Indonesia,” jawab pemilik nama beken Andi “Babas” tersebut. Meskipun

bukan Boomers, tapi ia pernah membawakan karya-karya Boomerang saat memegang posisi sebagai bass player di bandnya terdahulu. “Waktu itu pun aku pegang bass, bukan penyanyi. Kenapa namaku Andi Babas. Andi memang nama panggilan aku, Babas nya bekas pemain bass,” katanya. Perkenalan pemilik nama lengkap Ahmad Afandi dengan Boomerang berawal dari rasa haus akan sosialisasi, seperti mencoba berkenalan dengan orang-orang baru. “Aku memang suka bersosialisasi dengan orang-orang baru, awalnya aku main di tribute-nya almarhum Miten (gitaris grup band Netral) di acara Radio Show tahun 2013,” ujar Andi

Akhirnya Komunitas Jeep Surabaya (KJS) resmi mengukuhkan pengurus baru usai vakum cukup lama. Markas IMC bakal dijadikan tempat berkumpul semua anggota KJS. Tak ketinggalan, tempat berjualan berbagai aksesoris dan merchandise semua kebutuhan Jeep beserta pernak-perniknya. KJS yang mulai berdiri sejak 2009 tersebut, beranggotakan kumpulan beberapa Jeep yang dimiliki oleh sebagian orang Surabaya maupun Wilayah Jatim dengan berbagai tipe. Antara lain Wrangler Rubicon, Jeep Wrangler Sport, Jeep Wrangler Sahara, Jeep Hummer, Jeep CJ7, Jeep Cherokee, Jeep Grand Wagoneer, Jeep Compass , Jeep Willys dan sebagainya. KJS menunjuk lwan Setiawan atau yang lebih dikenal dengan lwan lMC sebagai ketua melalui aklamasi. Selain itu, Iwan juga dikenal sebagai pemilik dari IMC (lwan Market Container) yang bergerak di bidang kontainer. Mengingat kepengurusan KJS baru saja terbentuk pada awal tahun ini dan tidak mempunyai dana anggaran

atau kas, sehingga untuk semua kegiatan acara disponsori oleh lMC. Pelantikan Pengurus KJS juga turut mengundang Walikota Surabaya, Bupati Sidoarjo, Kapolres, Camat, Lurah dan pejabat daerah setempat untuk ikut mensukseskan berikut seluruh komunitas Jeep di lndonesia. Kedepannya, KJS sendiri sudah mempunyai agenda rutin untuk mengadakan kegiatan atau touring ke berbagai tempat, salah satu target kepengurusan baru antara lain menyiapkan 2000 jeep untuk melintasi Jembatan Suramadu tanpa putus di Hari Pahlawan Nasional, 10 November mendatang. Meskipun target kedua dinilai agak berat, namun dengan dikumpulkannya beberapa komunitas dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto dan Pandaan yang masuk dalam wilayah KJS ini, Iwan yakin jeep yang lama tertidur pulas tiga bulan akan ia usahakan bergeliat kembali. Diharapkan setelah acara pelantikan kemarin, KJS Jatim akan semakin banyak dikenal oleh masyarakat luas terutama di Surabaya. (Lely Yuana)


20

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Supina h

Nine

Ingin Hidup Mandiri

Suara telepon berdering. Dengan sedikit meraba-raba, Supinah akhirnya mengangkat telepon dan menjawabnya. “Hallooo…. Iya, saya sedang ada pelanggan, lagi mijat, nanti saja saya telepon kembali ya,” ujar Supinah sembari meletakkan lagi telepon tersebut di atas meja di samping lemari pakaian dekat pintu kamarnya. Posisi telepon lengkap dengan charger tergantung itu, adalah ‘senjata’ sehari-hari bagi Supinah dalam bekerja. Posisi HP yang tidak pernah berubah, membantu Supinah untuk tetap dapat menemukan alat komunikasi tersebut.

B

Supinah

agaimana tidak, perempuan yang kini ber u si a 38 tahun itu melakukan semua hal di kamar koskosannya itu dalam keadaan matanya buta. Supinah adalah penyandang tuna netra yang hari ini bisa hidup mandiri dan

tidak lagi tergantung pada orang lain. Bagi orang normal, melihat apa yang dilakukan Supinah di kos-kosannya ini rasanya akan mustahil, namun bagi Supinah biasa saja. Ia bahkan dengan cekatan berjalan dari kamarnya menuju dapur, ataupun mengunci pintu dan jendelanya.

“Sudah biasa, jadi semua posisi sudah saya hapal,” ujarnya. Setelah mengalami kebutaan pada menjelang usia 7 tahun, Supinah merasa hidupnya telah hilang untuk selama-lamanya. Semua cita-citanya lenyap seketika. Dia juga tercerabut dari pergaulan kanak-kanaknya akibat orangtuanya khususnya sang ayahyang tidak mengizinkannya keluar rumah karena khawatir ia tidak mampu melakukan apa-apa dalam kebutaannya itu. Puluhan tahun ia habiskan hanya di rumah saja. Ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menuruti kata ayahnya. Supinah sempat berpikir, apakah selamanya ia akan hidup begitu terus, tergantung pada orangtua dan saudara-saudara saja. “Kapan saya bisa mandiri,” ujar Supinah

yang waktu itu sangat ingin hidup mandiri. Waktu itu Supinah menyangka

Namun tidak bertahan lama karena beberapa kendala yang mereka hadapi. Itulah sebabnya Supinah memilih menjadi tukang pijat panggilan atau menunggu pelanggan di rumahnya. “Saya akhirnya menunggu pelanggan di rumah saja atau menunggu panggilan telepon dari pelanggan,” ujarnya. Di rumah ibunya ia menerima pelanggan untuk memijat, namun lamakelamaan, karena posisi rumah ibunya yang terlalu dalam masuk

kalinya dengan Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) NTB. Selain mengikuti pelatihan ia juga terus belajar sendiri sampai benar-benar siap menjadi tukang pijat. Beberapa lama difasilitasi oleh Dinas Sosial Kota Mataram, ia sempat menjadi tukang pijat bersama rekan-rekan tuna netra lainnya bergabung menerima pelanggan secara bergantian.

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Siap Didik dan Bina Generasi Muda Puncak peringatan HUT ke –30 Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Bali, diselenggarakan di Gedung Natya Mandala, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Minggu (18/2). Tema yang diusung “Tingkatkan Solidaritas Bersama Antara Umat Beragama untuk Mewujudkan Kepekaan Sosial dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI ”.

(Naniek I. Taufan)

ke gang serta dirasa kurang nyaman bagi pelanggan yang datang, Supinah mencoba untuk menyewa sebuah kamar kos yang dekat dengan jalan utama di wilayah tempatnya tinggal di Dasan Cermen Mataram. “Lumayan sejak di sini pelanggan banyak dan saya bisa membayar kos-kosan ini dan juga kasih ibu,” katanya. Dalam sebulan, selain membayar kos, Supinah juga memberi ibunya uang setiap hari untuk biaya hidup mereka. Supinah memenuhi kebutuhan ibunya sampai dengan membeli beras dan kebutuhan hidup mereka lainnya. Setiap kali memijat, Supinah mematok tarif setidaknya Rp 35.000 namun jika ia dipanggil ke rumah pelanggan, tergantung jauh dekatnya karena ia harus membayar ojek untuk mengantarnya pergi dan pulang serta tambahan sedikit biaya memijat. Setiap bulan ia bisa mendapat pelanggan rata-rata hingga 40-an orang, bahkan jika ramai ia bisa mendapat pelanggan lebih dari itu. Dan itu artinya, semakin banyak pelanggan maka semakin banyak pula penghasilan Supinah. Bagi Supinah berapa pun pelanggan yang didapatnya, itu adalah rezeki yang harus dihargainya. Karena dari sanalah ia memper-

oleh biaya hidupnya sehari-hari. Setelah mampu mandiri, Supinah merasa dirinya begitu bahagia, karena hal-hal yang dulu tidak bisa dilakukannya sebagai seorang tuna netra, kini bisa dilakukan dengan leluasa termasuk hal yang paling dirindukannya, suara ombak dan bau pantai. Ia kerap sedih ketika di masa kecil, remaja dan dewasa ia tidak pernah bisa menikmati yang namanya bersenang-senang pesiar di saat Lebaran Topat (tradisi lebaran dalam masyarakat Lombok yang dirayakan setelah tujuh hari Lebaran Idul Fitri). “Dulu saya selalu sedih jika Lebaran Topat tiba, saya tidak bisa ikut karena dilarang ke mana-mana. Kini saya sudah bisa pergi ke mana-mana termasuk Lebaran Topat,” ujar Supinah yang selalu ceria ini. Kehidupannya berubah menjadi jauh lebih baik setelah ia menjadi tukang pijat. Bertemu banyak orang adalah hal yang sangat menyenangkan baginya. Apalagi setelah mengenal Pertuni NTB, bahkan ia menjadi Ketua Cabang Pertuni Kota Mataram, diakuinya dirinya banyak mendapatkan keuntungan dalam pergaulannya. “Saya beruntung bisa mengikuti banyak kegiatan dan bertemu dengan banyak kalangan,” kata Supinah bahagia. Maka ia pun mengajak, agar para penyandang tuna netra tidak merasa minder dan tersisih dengan memaksimalkan potensi diri yang dimilikinya. “Asal ada kemauan, Insya Allah semua bisa kita lakukan,” ujarnya bersemangat. (Naniek I. Taufan)

5

HUT ke-30 WHDI Provinsi Bali

anggota WHDI, dan Seka Gong Natar Ayun Puri Penatih mengiringi Tari Rejang Renteng, Tari Telek, dan Tari Legong Tri Sakti. Pada kesempatan tersebut, Ny. Bintang Puspayoga membacakan sambutan Ketua Umum WHDI. Di usia ke-30 ini WHDI diminta makin mantap memperluas jaringan informasi dan penyebaran informasi kepada anggota, sehingga dapat meningkatkan peran dan kegiatan positif bagi perkembangan WHDI baik dari sisi pengetahuan, kekerabatan dan ekonomi. Perayaan HUT yang mengusung

seluruh jajaran pengurus WHDI Bali, yang telah sepenuhnya menyokong seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan acara HUT ke-30 WHDI Bali. “Sebagai organisasi sosial yang

tema solidaritas, disertai harapan WHDI di usianya yang ke-30 tahun dapat makin meningkatkan kerjasama antar umat, pemerintah termasuk juga intern WHDI itu sendiri. Disamping juga mampu mewujudkan WHDI yang cerdas dan profesional. Dengan meningkatkan solidaritas ini, WHDI akan mampu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ny. Bintang Puspayoga juga menyampaikan ucapan terima kasih pada Pemerintah Kota Denpasar, ISI Denpasar, Yayasan Dwijendra serta penasihat dan

bernapas Hindu, WHDI juga terus berupaya meningkatkan peran dan kiprahnya yang terbaik di masyarakat. Salah satunya dalam membina dan mendidik generasi muda bangsa. WHDI sebagai garda terdepan wanita Hindu akan memberikan yang terbaik pula bagi wanita Hindu tentu disertai semangat

Ny. Bintang Puspayoga

Hidup Lebih Baik Setelah Jadi Tukang Pijat Berawal dari beberapa tahun lalu ia mengikuti pelatihan memijat yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Kota Mataram. Meski sebelumnya menurut Supinah, ayahnya juga saat itu masih tidak mengizinkannya ke manamana ketika ada petugas yang mencari Supinah ke rumahnya untuk mengajaknya ikut berpartisipasi dalam pelatihan ini. Namun Supinah memohon agar ayahnya memberi izin. Ia ingin sekali belajar hidup mandiri dan sangat ingin keluar rumah karena sejak mengalami kebutaan ia tidak pernah bisa ke mana-mana. Setelah ayahnya meninggal beberapa tahun lalu, akhirnya Supinah bisa mengikuti pelatihan itu. Tidak terbayangkan betapa senangnya Supinah kala pertama kali bisa keluar rumah. Meski ia tidak bisa melihat dunia, ia merasa tubuh dan perasaannya bebas dan plong. “Itulah pertama kali saya keluar rumah, ke hotel tempat pelatihan dan bertemu dengan orang-orang. Saya merasa seperti baru lahir saja,” ungkapnya. Pelatihan itu telah mengantarnya untuk menjadi pemijat pemula. Dengan usaha keras dan kemauannya untuk belajar ia kembali mengikuti pelatihan dan berkenalan untuk pertama

cita-cita mandiri itu hanya khayalan belaka. Karena kini, di usia 38 tahun Supinah akhirnya meraih cita-cita itu. Ia kini bisa hidup mandiri dengan menjadi tukang pijat yang memiliki penghasilan sendiri. Ia bahkan bisa membiayai kehidupan ibunya yang sudah mulai sepuh. “Alhamdulillah sekarang saya punya penghasilan sendiri dan bisa membiayai ibu saya setiap hari,” katanya.

Inspirasi

A

cara diawali dengan Lomba Gebogan, Macepat Remaja Putri dan Lomba Tari Legong Tri Sakti. Hadir dalam acara ini istri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Ny. Sri Mega Sandjojo, istri Menteri Perindustrian Ny. Andesca, istri Menteri Pertahanan Ny. Nora Ryamizard Ryacudu, Ketua WHDI Provinsi Bali yang juga istri Menteri Koperasi dan UMKM Ny.Bintang Puspayoga, Perwakilan dari PHDI, Kepala Kanwil Departemen Agama Wilayah Provinsi Bali I Nyoman Lastra, Sesepuh WHDI Ny. Prof. Ngurah, Plt Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara dan jajaran pejabat Kota Denpasar, Penasehat WHDI dan Ketua WHDI Kabupaten/Kota se-Bali. Selain lomba dan pemotongan tumpeng puncak perayaan HUT ke- 30 WHDI Provinsi Bali juga diramaikan dengan hadirnya stan pameran produk unggulan dari Kabupaten/Kota se-Bali, mulai dari kuliner hingga hasil kerajinannya. Acara hiburan turut dimeriahkan Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi yang beranggotakan pengurus dan

juang tinggi, ketabahan, kesabaran dan bijaksana,” tegasnya. GUNAKAN BUAH LOKAL Ketua Panitia HUT ke-30 WHDI Bali, Ida Ayu Suarmini menyampaikan telah dilakukan beberapa kegiatan oleh WHDI di masing-masing kabupaten/kota di Bali. Sebagai tuan rumah, WHDI Kota Denpasar sejak beberapa hari lalu telah melaksanakan kegiatan yang mengacu pada kerukunan, baik mengunjungi panti asuhan, pembuatan gebogan, workshop , hingga bakti sosial (baksos) . Acara baksos yang dilaksanakan adalah membantu warga Karangasem yang sebelumnya sempat mengungsi di beberapa posko sekitar wilayah Denpasar. Selain itu juga mereka ngaturang ayah pada acara ‘Paruman Sabha Sulinggih’. Sedangkan di kabupaten lainnya, seperti di Tabanan, Suarmini mengatakan telah dilakukan kegiatan seminar sehari, seminar

terkait tarian joged bumbung yang merusak pakem, dan lomba membaca sloka untuk tingkap SMP dan SMA. Di Kabupaten Jembrana, ia mengatakan kegiatannya sedikit berbeda yakni menyelenggarakan perlombaan menjunjung sokasi, merias wajah tanpa kaca dan ngayah menari rejang renteng di Pura Sad Khayangan setempat. Sementara itu Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Antari Jayanegara usai membacakan Sejarah WHDI, mengatakan pada lomba yang diadakan para perayaan HUT ke-30 WHDI saat itu ada beberapa kriteria yang ditekankan harus diikuti oleh semua peserta. Salah satunya untuk lomba membuat gebogan yang diikuti pengurus WHDI kabupaten/kota, selain harus menggunakan buah lokal yang dikombinasikan dengan jajanan tradisional dengan waktu penataan hanya 90 menit. Ia berharap melalui HUT WHDI ini mampu meningkatkan kreativitas anggota WHDI di seluruh kabupaten/kota se-Bali. (Sri Ardhini)


4

Meskipun barangkali dulu Zaskia Gotik tidak pernah membaca tentang pentingnya seorang memiliki mimpi besar namun dalam kenyataan dia telah mempraktekkannya. Sejak kecil dia telah memiliki mimpi besar menjadi penyanyi dangdut kenamaan yang dikenal seantero negeri. Sebagian kenalannya mencemooh mimpinya. Nggak heran karena ketika ia mengutarakan mimpinya saat itu dia bukanlah siapa-siapa. Hanya penyanyi kelas ‘kampung’ yang menyanyi dari satu panggung ke panggung lain. Bahkan dari latar belakang keluarga yang biasa pula.

I

Inspirasi

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

a berasal dari keluarga sederhana cenderung miskin. Ibunya seharihari berjualan. Sedang sang ayah bekerja serabutan. Karena hidup pas-pasan itulah maka dia tak bisa sekolah dengan baik. Terpaksa harus membantu orangtua berjualan jajanan. Tapi dia memiliki keistimewaan yakni parasnya yang cantik dan suaranya yang merdu. Keistimewaan itulah yang dikemudian hari menghantarnya meraih kesuksesan. “Hidup neng dulu susah, berat. Neng bukan dari keluarga berada, malah sederhana sekali. Untuk makan saja

Perjuangan Wujudkan Mimpi susah. Tapi neng berjuang keras, kerja keras agar bisa membantu keluarga. Neng nggak pernah putus asa meski sering nangis karena banyak yang suka mencemooh,” ungkap Zaskia Gotik yang kerap menyebut dirinya ‘neng’, tentang masa lalunya. Untuk diketahui, neng atau eneng adalah panggilan dalam bahasa Sunda untuk anak gadis perempuan. Zaskia Gotik sendiri adalah nama panggung sementara nama aslinya adalah Surkianih. Dulu, kata pelantun single ‘Satu Jam’, meski banyak orderan menyanyi dari panggung ke panggung bukan berarti bayarannya banyak. Malah pernah ia menyanyi ke sana-kemari seharian bahkan sampai dini hari hanya bawa pulang uang Rp100 ribu. “Tapi neng tetap bersyukur ada rejeki yang dibawa pulang,” ungkapnya. “Neng ambil positifnya aja. Biar Cuma dibayar segitu (sedikit) tapi neng bertambah pengalaman, jadi jalani saja semuanya,” tambah perempuan cantik ini. Perjuangan kerasnya membuah hasil, ada produser meliriknya dan menawarkan kontrak dua album sekaligus. Tapi bukan sebagai penyanyi solo melainkan duet dengan sebutan ‘Sinden Imut’. Namun duet itu tak bertahan lama, gadis kelahiran April 1990 ini pun hengkang dan meniti karier sebagai penyanyi solo. Perlahan, namanya pun mulai beken di kalangan pencinta

Foto: kapanlagi.com

Zaskia di antara teman-temannya; Ruben Onzu, Ayu Ting Ting dan Okan

dangdut, dia juga sering tampil menyanyi di televisi. Tapi namanya baru benarbenar ‘hits’ ketika dia kerap muncul di tayangan infotainment terkait kedekatannya dengan Vicky Preasetyo yang ketika itu dikenal sebagai pengusaha muda. Pesta pertunangan keduanya digelar mewah di hotel berbintang. Namun hubungan keduanya hanya bertahan sebentar menyusul kabar bahwa ternyata Vicky masih beristri. Ditambah lagi kemudian Vicky terlibat kasus penipuan yang membuatnya mendekam di penjara. Pemilik ‘goyang itik’ ini pun sangat terluka dan putuslah pertunangan mereka. Namun boleh dibilang ada‘blessing in disguise’bagi Zaskia atas peristiwa menyedihkan itu. Pasalnya, sejak kejadian tersebut namanya menjadi benar-benar moncer. Tawaran manggung mulai dari on air sampai off air membanjir, belum lagi undangan sebagai bintang tamu di acara-acara tv lainnya mengalir deras. Wajahnya pun kerap muncul dalam tayangan infotainment. Media memang menyenanginya karena selain ramah dia juga sederhana, bicaranya pun ‘polos-polos’ saja. Pendek kata, Zaskia bukan hanya ngetop tapi ‘koceknya tebal’. KELUARGA ADALAH YANG UTAMA Hasil dari kerja kerasnya, kata Zaskia, ditabung juga diinvestasikan dalam berbagai bentuk. Tapi, katanya, yang utama adalah untuk keluarganya. Adalah sebuah kebahagiaan tersendiri baginya karena setidaknya dari kerja kerasnya bukan hanya bisa mencukupi kehidupan keluarganya tapi juga bisa menyekolahkan kedua adiknya hingga ke bangku universitas. “Sekolah neng memang tidak tinggi tapi neng ingin adik bisa kuliah. Nah semua itu neng persiapkan (biaya),” ujar Zaskia yang sepanjang kariernya telah meraih sejumlah penghargaan di antaranya Indonesia Dangdut Award dan Inbox Award. Tak hanya itu yang dilaku-

kannya untuk membahagiakan keluarga, khususnya kedua orangtuanya, ia menyediakan rumah yang besar dengan segala fasilitasnya. “Itu memang mimpi neng sejak lama. Selain menaikkan haji orangtua juga memberikan rumah,” kata Zaskia. Dan mimpi itu benar-benar diwujudkan Zaskia pada Januari 2018 lalu. Sebuah rumah mewah konon bernilai Rp 5 miliar, di lahan seluas 500 M2 dipersembahkan pelantun ‘Cukup 1 Meni’ ini untuk orangtuanya. “Alhamdulilah, sudah terwujud. Masih banyak mimpi neng, insyaallah diberi jalan oleh yang di Atas,” ucapnya. Ditanya tentang apa mimpimimpinya yang lain, penyanyi yang kerap tampil di acara Pesbukers bersama Raffi Ahamd, tidak menyebut secara jelas. Namun, katanya, yang pasti semua yang ingin dilakukannya adalah untuk kebahagiaan orangtua. “Pokoknya untuk bekal orangtua di masa tua juga buat adik-adik,” tambah Zaskia yang sempat menjadi juri dalam ajang D’Academy. Tentang rencana pernikahan-

nya dengan Ryan (Arief Fitriyansyah) yang dulu sempat digembar-gemborkan yang berakhir berantakan alias putus, Zaskia yang sempat tampil dalam sinetron ‘Siapa Suruh Datang Jakarta’ mengaku tak mau memikirkannya. Sekarang ini, ia tengah menikmati kesendiriannya dan enjoy dengan itu. “Single, happy nggak ada masalah,” katanya. Sekarang ini, tambahnya, dia tak mau memikirkan mencari pasangan pengganti ataupun menikah. Jika sudah waktunya, ujarnya, pasti Yang Maha Kuasa akan memberi. Jadi sekarang yang terbaik baginya adalah terus berkarya sebaik mungkin. Apalagi, mempertahankan karier agar tetap eksis bukan hal yang mudah di tengah ketatnya persaingan di dunia hiburan. Karena itu dia ingin fokus. Jika menengok ke belakang melihat perjalanan kariernya, katanya, dia tak putus-putusnya bersyukur atas hasil yang dicapainya. Dari sana juga dia mengambil hikmah bahwa jangan pernah lelah untuk berjuang, jangan pernah putus asa sekalipun dalam prosesnya ada banyak air mata dan kesusahan. “Terus terang saja ya, neng tuh bisa sampai seperti ini (sukses), nggak pernah nyangka. Memang ini sudah menjadi mimpi (penyanyi sukses) eneng sejak kecil tapi nggak nyangka akhirnya bisa terwujud. Namanya mimpi, setiap orang kan pasti punya keinginan, punya mimpi. Cuma neng punya keyakinan, yang penting maju terus, berjuang terus, kerja keras. Neng berjuang dari nol kecil, naik ke nol besar, terus meningkat sampai akhirnya dapat beberapa penghargaan. Pokoknya jangan putus asa. Kalau nangis karena ini-itu ya ada aja, tapi kan nangis terus menerus nggak jadi duit,” ujarnya sambil tertawa.

Zaskia Gotik dan keluarganya

(Diana Runtu)

Mandalika

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

21

Indonesia Dapatkan Predikat Layak Investasi

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) tahun 2018 di Bandung, Jawa Barat minggu lalu sekaligus untuk mendukung penguatan kerjasama daerah untuk penguatan ekonomi nasional.

U

ntuk penguatan kerjasama tersebut, Gubernur melakukan penandatanganan kesepakatan bersama gubernur seluruh Indonesia selaku anggota Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Kesepakatan tersebut memuat kerjasama perdagangan komoditas dan produk unggulan antar daerah. Rakernas yang mengangkat tema “Kerjasama Perdagangan Antar Daerah Untuk Penguatan Ekonomi Nasional” diisi dengan diskusi yang dimoderatori langsung oleh Ketua umum APPSI HM Yasin Limpo yang juga Gubernur Sulawesi Selatan. Hadir dalam kegiatan ini Sekjen Kementerian Negeri, Yuswandi Temenggung serta hadir Pakar Ilmu Pemerintahan yang juga salah satu dewan

penasihat APPSI, Prof. M. Ryas Rasyid. Puncak Rakernas ini dihadiri oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo yang menekankan beberapa hal, di antaranya meminta seluruh kepala daerah untuk menyederhanakan prosedur dan proses yang terkait investasi dan ekspor. Sebab menurut Presiden, salah satu penyebab utama masih rendahnya pengembangan investasi di tanah air adalah regulasi dan persyaratan yang berbelit-belit. Pertama kali dalam 20 tahun, Indonesia mendapatkan predikat layak investasi dari 3(tiga) lembaga sekaligus, dengan nilai BB dari fitch rating. Investasi, Indonesia naik menjadi 11,1 persen. Hal kedua yang ditekankan Presiden adalah sistem perizinan supaya terintegrasi. Proses ini kata

dituntaskan. “Jangan kebanyakan program dan dibagi-bagi merata pada semua dinas. Misalnya 60 persen untuk infrastruktur, tahun berikutnya 60 persen untuk SDM. Buatkan Aplikasi sistem hubungan pusat dan daerah, targetkan 1,5 bulan harus tuntas,” tegas jokowi. Presiden mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sangat tergantung dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Presiden juga meminta kepala daerah untuk menjaga kondusifitas daerah selama proses pilkada tahun 2018. (Naniek I. Taufan) Jokowi, harus segera terlaksana di pusat maupun di daerah, agar proses perizinan lebih sederhana dan akuntabel. “Harus selesai Maret 2018. Potong izin rekomendasi dan kuatkan dukungan pada sistem single submisin,” ungkapnya. Ketiga yang harus segera ditindaklanjuti oleh gubernur adalah data produksi padi harus tepat dan benar. Yang keempat investasi, infrastruktur dan SDM sangat penting sehingga harus segera

Percepat Pembangunan SAMOTA Provinsi Nusa Tenggara Barat kini memiliki sebuah pabrik pengolahan ikan berkelas dunia. PT Bali Seafood International diresmikan oleh Sekreataris Daerah (Sekda) NTB, Ir. H. Rosiady Sayuti, Ph.D. di Teluk Saleh, Kecamatan Pelampang Kabupaten Sumbawa, beberapa waktu lalu. Pabrik tersebut merupakan pengolahan ikan pertama berkelas internasional yang berinvestasi di NTB. Pabrik ini akan mengolah Sumber kakayaan ikan di perairan NTB, terutama yang berada di Kawasan SAMOTA. Pabrik ini dikembangkan atas investasi sejumlah investor Amerika yang tergabung dalam PT BSI. Rosiyadi mengungkapkan apresiasi kepada perusahaan ini. Ia menegaskan dari pemerintah dan masyarakat NTB tetap percaya pabrik ini bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi perusahaan

sebagai pengolahan ikan semata tapi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan perekonomian daerah. “Pengaruh positif seperti itulah yang kami harapkan,” ujarnya. Sebelumnya, Sekda Kabu-

Peresmian PT BSI

selamanya,” ungkap Rasyidi di hadapan Jenderal Owner PT. BSI Jerry Knechet asal Amerika. Dalam kesempatan ini juga kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Ir. H. Lalu Hamdi mengungkapkan bahwa beroperasinya PT BSI ini sudah lama dinantikan karena menurutnya investor asal Amerika ini merupakan salah satu pemacu terhadap percepatan pembangunan SAMOTA, dimana SAMOTA merupakan kawasan strategis pemerintah provinsi NTB dan pemerintah pusat pun menjadikan kawasan ini sebagai kawasan strategis nasional. Kenapa ini penting dan BSI mengambil kawasan ini sebagai paten Sumbawa, Drs. H. Rasyidi tempat pengolahan ikan berkelas juga menyampaikan apresiasinya dunia, karena teluk santong ini adaterhadap BSI. Ia berharap PT BSI lah kawasan perairan yang tingkat mampu meningkatkan penghasi- penghasilan ikannya bisa mencapai lan masyarakat sumbawa khusus- 170 ton pertahun dan didalam nya para nelayan yang ada di 18 perairan teluk saleh bisa menghasilkecamatan pesisir di Kabupaten kan sebanyak 36.000 ton pertahun Sumbawa, terutama yang ada di Desa Teluk Santong ini. Saat itu juga, ia mengusulkan pada produk yang dihasilkan tersebut terdapat sebutan Sumbawa supaya ketika orang melihat baik orang dalam negeri dan luar negeri bisa mengenal produk tersebut di produksi di Sumbawa. “Itu adalah suatu kebanggaan tersendiri dan memberikan semangat bagi masyarakat setempat. Dengan penuh harap, ke depan PT BSI ini bisa memproduksi ikan sebanyak-banyaknya sepanjang masa tidak hanya sampai 30 tahun tapi

termasuk di dalamnya 7.000 ton ikan kakap dan kerapu. Tentu saja ini menjadi peluang yang besar untuk PT BSI bisa berkembang sebagai perusahaan yang bisa mengekspor produk perikanan pertama dari NTB ke tingkat dunia. Saat ini juga masyarakat sekitar perairan Teluk Santong juga sudah bisa menangkap jenis ikan tuna dan cakalan, dengan itu tentunya PT. BSI tidak hanya mengekspor ikan kakap dan tuna tetapi juga bisa beberapa jenis ikan lainnya. “Jumlah nelayan di sekitar Teluk Saleh ini sekitar 3800 orang. Jadi dengan adanya PT BSI hasil nelayan bisa lebih mudah proses penjualanya tidak harus mengirim hasil tangkapannya ke Bima atau Lombok dengan proses panjang tapi langsung di satu tempat sehingga antara nelayan dan PT BSI dapat saling menguntungkan,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)


22

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

TIGA tahun setelah diresmikan, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti mulai memperkaya koleksinya. Salah satu kegiatan museum yang terletak di komplek Istana Bogor itu adalah, pembuatan film animasi. “Yang pertama kami rencanakan produksinya adalah mulai dari Presiden Sukarno,” ujar Kepala Museum Kepresidenan Balai Kirti, Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos, M.Hum.

Balai Kirti Siapkan Film Animasi Bung Karno

Sosialita Nama Anak Agung Ayu Ketut Agung tentu sudah familiar terdengar di kalangan masyarakat luas. Di tengah banyak­nya bermunculan perias-perias muda, Bu Agungdemikian sapaan akrabnya masih tetap eksis di dunia tata rias dan busana adat Bali yang telah ia tekuni sejak tahun 1979.

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Dr. Dra. AA Ayu Ketut Agung, M.M.

Selalu Bawa Misi Budaya

K

omitmennya untuk menjaga dan melestarikan warisan adat dan budaya khususnya di bidang tata rias dan busana adat Bali mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Setidaknya, Bu Agung bersama Ibu Ida Ayu Asiawati Oka (pakai tengkuluk lelunakan), dan Dubes Indonesia untuk Belanda beserta Ibu di Wisma Duta Wassenaar Den Haag, Belanda.

Museum Kepresidenan RI

Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos, M.Hum.

P

embuatan film animasi Bung Karno, dikerjakan oleh kartunis Wawan Teamlo. Kamis lalu, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti melakukan rapat kedua. “Sebagai tindak lanjut rapat yang pertama, hari ini kami mengundang narasumber Roso Daras, selaku penulis buku-buku Sukarno. Dari beliau, kami mendapatkan masukan-masukan demi sempurnanya konsep yang sedang dikerjakan tim kreatif,” ujar Amurwani. Di bagian lain, Wawan Teamlo menambahkan, sosok Sukarno yang akan dibuatkan animasinya ditujukan untuk segmen anak-anak. Karena itu, cerita yang diangkat pun cerita di era Sukarno berusia antara 10 – 15 tahun. “Selain cocok dengan audiens yang dituju, fase itu sangat menarik untuk divisualisasikan dalam format animasi,” ujar Wawan. Hadirnya Roso Daras memberi banyak perspektif tentang sosok Sukarno. “Kebetulan saya kenal mas Roso, dan beberapa kali kami bertemu dan berbincang soal Bung

Karno. Saya tahu betul, mas Roso memiliki referensi yang cukup. Hari ini, mas Roso memberi saya banyak ide, yang dalam waktu dekat akan saya tuangkan dalam bentuk script,” ujar Wawan. Ketika disinggung, kisah Bung Karno yang mana yang hendak dianimasikan, sambil tertawa Wawan berseloroh, “Rahasia dooong…Kalau bagian itu, nanti saja. Sebab, prosesnya tidak instan. Kami terlebih dahulu harus menyerahkan desain produksi, sampai script kepada pihak Balai Kirti. Jadi, kalau ditanya ide, masih sangat premature,” ujarnya. Wawan menambahkan, kese­ luruhan proses pembuatan film animasi memerlukan waktu antara lima sampai enam bulan. “Hari ini, masih termasuk tahap observasi. Termasuk mengundang narasumber. Setelah ini, masuk tahap kedua, yaitu penulisan script, story board dan dubbing. Tahap ketiga, pembuatan karakter tiga dimensi atau 3D. Fase keempat proses animate, dan terakhir compsite dan finalisasi,” paparnya. Yang pasti, animasi Sukarno kecil harus menjadi film animasi yang mendidik sekaligus menghibur. Artinya, ada pesan moral yang harus disampaikan melalui bahasa animasi. “Tapi juga harus menghibur. Dari mas Roso

saya dapat banyak cerita unik, lucu, dan menarik, yang mudahmudahan bisa kami visualisasikan menjadi animasi yang segar dan menghibur,” ujar Wawan yang kartunis sekaligus pemusik itu. Ia berharap, terobosan penge­ lola Museum Kepresidenan RI Balai Kirti mendapat apresiasi, tidak saja dari internal Kementerian Pendidikan Nasional selaku pengelola museum, tetapi juga patut diapresiasi masyarakat luas. “Jarang lho… pengelola museum yang berpikir kekinian. Animasi ini zaman now banget. Bagaimana

Susilo Bambang Yudhoyono. Beberapa benda bersejarah tersebut di antaranya adalah foto, buku, lukisan, benda seni, dan catatancatatan lainnya. Museum ini berdiri di atas lahan seluas 3.211,6 meter persegi. Pembangunan museum ini sudah dimulai sejak tahun 2013 atas ide Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ide ini kemudian diwujudkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU).

Wawan Teamlo

kita mengubah mindset masyarakat tentang museum yang menjemukan menjadi menyenangkan. Dengan adanya animasi, wajah Museum Kepresidenan menjadi lebih fresh. Semoga,” harap Wawan. Itu artinya, karya animasi Wawan Teamlo nanti akan menambah koleksi yang ada. Kini, museum yang berlokasi di komplek Istana Bogor, menyimpan berbagai benda bersejarah peninggalan perjalanan kepemimpinan para Presiden Indonesia mulai dari Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan

Kementerian PU bertugas membangun fisik museum, sedangkan Kemendikbud bertugas mengkoordinir museum mulai dari koleksi, fasilitas, hingga sarana dan prasarana. RUJUKAN HISTORIS Museum ini berlantai tiga. Lantai pertama adalah galeri kebangsaan yang menyajikan sejarah bangsa seperti naskah Proklamasi, Pancasila, UUD 1945, Sumpah Pemuda dan peta digital yang menggambarkan wilayah NKRI. Lantai dua adalah galeri kepresidenan yang menyajikan

berbagai peristiwa, prestasi dan sosok enam presiden yang pernah memimpin RI. Lantai terakhir adalah taman terbuka untuk bersantai bagi para pengunjung yang telah berkeliling museum. Saat diresmikan pada Sabtu, tanggal 18 Oktober 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara, Ani Yudhoyono, turut hadir pula Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Presiden ke-3 BJ Habibie, istri presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid dan putri Presiden Soeharto, Siti Hediati. Selain itu, hadir Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, para menteri lainnya hingga duta besar negara-negara sahabat. Museum Balai Kirti ini diba­ ngun untuk menanamkan nilai-nilai menghargai pemimpin bangsa kepada generasi muda. “Museum ini dibangun untuk anak cucu kita, generasi muda, untuk mengenal para pemimpin negara dan menanamkan nilai-nilai menghargai. Museum ini rujukan historis dan inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang dalam membangun bangsa,” ujar Mendikbud M. Nuh ketika itu. Kini, di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti makin eksis. Berbagai program kekinian mulai dirancang. Harapannya, museum itu sekaligus menjadi ajang apresiasi terhadap para presiden yang berjasa bagi bangsa dan negara. Museum ini terbuka untuk umum. Hanya saja, mengingat lokasinya yang berada di lingkungan Istana Bogor (ring 1), maka untuk berkunjung, masyarakat terlebih dahulu harus mengajukan surat permohonan kunjungan. (Diana Runtu)

3

350 piagam penghargaan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional, dikantonginya. Di antaranya, penghargaan “She Can! Award 2015”, Kartini Award, Anuge­ rah Mahapranama Nugraha (Pelestari Budaya Nusantara), Anugerah Peduli Pendidikan (APP award) dari Menteri Pendidikan, dll. Bu Agung bersama Ibu Ida Ayu Asiawati Oka (istri Gubernur Bali periode 19881998) berpose usai demo tata rias pengantin di Den Haag, Belanda

Apa yang dilakukan Bu Agung ini rupanya juga dilirik sebuah perusahaan kosmetika terbesar di Indonesia, Viva Cosmetics. Sejak 10 tahun terakhir, Bu Agung, pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung, Salon Agung, Tempat Uji Kompetensi (TUK) Agung, dan PKBM Agung ini dirangkul Viva Cosmetics. Bekerjasama juga dengan Kelom­ pok Media Bali Post, WHDI Bali, instansi pemerintah maupun swasta, Bu Agung melakukan roadshow tata rias ke seluruh kabupaten/kota di Bali, hingga ke luar daerah, minimal 30 kali dalam setahun. “Memberikan pelatihan tata rias untuk diri sendiri, membuat dan memasang sanggul Bali (lambang kedewasaan wanita Bali), tengkuluk lelunakan, dan menyosialisasikan pemakaian busana adat Bali yang baik dan benar, tanpa dipungut biaya, inilah bentuk komitmen saya untuk turut menjaga dan melestarikan

Bu Agung bersama Judith Van Vliet, salah seorang Seka Gamelan Semara Gita-KBRI Den Haag, Belanda

budaya Bali khususnya tata rias dan busana adat Bali,” ucapnya. Atas dedikasinya ini pula, untuk kesekian kalinya Viva Cosmetics mensponsori Bu Agung jalan-jalan ke luar negeri setiap tahunnya. Di awal bulan Januri 2018, per-

jalanan dimulai dari Indonesia menuju Qatar-Perancis-New York-Washington DC-BostonLondon-Belanda-Jerman-BrusselPerancis-Denpasar (Indonesia). Meski dalam perjalanan wisata, tetap saja Bu Agung membawa misi budaya di setiap negara yang dikunjunginya dengan memberikan demo tengkuluk lelunakan dan tata rias pengantin Bali. Di akhir perjalanannya, ia mepunia satu set busana pengantin Bali lengkap dan tengkuluk lelunakan kepada Seka Gamelan Semara Gita-KBRI Den Haag, Belanda. Setelah sebelumnya diadakan workshop tata rias pengantin Bali dan tengkuluk lelunakan yang disambut antusias tak hanya oleh WNI yang menetap disana tapi juga WNA. Dalam urusan mayasin (merias), Bu Agung pernah pula unjuk kepiawaiannya merias di India, Singapura, Jepang, Korea, Belanda, Brussel, Paris, Hongkong, Cina, Bangkok, New York. Bahkan, sempat pula meraih Juara 1 di Singapura dalam “Indonesian Today”. Usai melakukan lawatannya ke berbagai negara itu, Bu Agung mengungkapkan rasa bangganya karena di setiap negara yang dikunjunginya selalu bertemu de­ ngan murid kursusnya. “Ternyata banyak murid-murid kursus saya eksis di luar negeri,” ucapnya. LKP Agung sendiri dikatakannya sudah menamatkan lebih dari 10.000 peserta kursus reguler. Setelah memasuki masa pensiun (Pengawas Sekolah di Disdikpora Denpasar), Bu Agung kini mengaku lebih fokus melakoni bidang tata rias dan busana adat Bali yang sudah menjadi napasnya. Ia berpesan kepada gene­ rasi muda sekarang, agar fokus menekuni suatu keterampilan. “Karena darisanalah nantinya akan bisa menjadi sumber penghasilan. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Hyang Widhi dan terimakasih kepada keluarga, kolega, Kelompok Media Bali Post, WHDI Bali, Viva Cosmetics, dan semua pihak atas semua berkah ini,” ucap Bu Agung. –Inten

Diskon 50% Kursus Tata Rias, meliputi : Tata Kecantikan Kulit, Tata Kecantikan Rambut, dan Tata Rias Pengantin. Hanya Rp 6.000.000. Bayar sekali, Kursus sampai bisa, dan Bersertifikat.

Penyerahan satu set busana pengantin Bali lengkap dan tengkuluk lelunakan kepada Ketua Seka Gamelan Semara Gita-KBRI Den Haag

Info lanjut, silakan menghubungi Sekretariat LKP Agung Jalan Anggrek 12 Kreneng-Denpasar Telepon 0361-231985, 233850, 0811393602


2

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

GORO-GORO Bu Amat nguping. Suaminya sedang mendengarkan dengan serius curhat sahaPutu Wijaya bat lamanya yang mendadak muncul dan memaksa didengarkan. “Amat, di akhir 2016 ketika mendapat pertanyaan dari Prof Yudi, apakah aku bersedia menerima kalau diberikan doktor honoris causa? Aku langsung menyatakan ya dengan rasa haru dan hormat atas hadiah dari langit itu. Tak pernah terbayangkan setelah bangkotan aku akan jadi doktor tanpa jungkir balik belajar.” “Aku putus sekolah setelah SMA, bukan karena badung. Tapi untuk bekerja mencari biaya supaya adik-adikku tidak putus sekolah. Tapi apa lacur, semua adikku akhirnya menirukan alasanku, berhenti sekolah untuk berkorban demi adik-adiknya.” “Akhirnya tak seorang pun di antara kami, 7 bersaudara, yang punya embel-embel gelar di depan atau pun di belakang nama kami. Itu membuat orang tua kami malu. Lantaran para tetangga dan saudara-saudaranya semua punya koleksi gelar.” “Ada keponakan bapak punya tiga gelar. Yang lain rata-rata dua

gelar. Sebenarnya siapa pun tak ada yang secara sengaja mau mengejek bapak. Dia saja yang merasa dirinya hina, karena anaknya tak ada yang punya gelar.” Tetapi meskipun tak ada di antara kami yang bergelar, semua kami punya kehidupan yang layak. Bahkan kami memiliki karyawan atau rekanan kerja sarjana produk mancanegara. Namun itu tidak mampu mengubah kerak kecewa di air muka orang tua. Bahkan ketika aku mencoba memperbaiki wajahnya dengan hadiah dari langit yang kudapatkan, dia nampak begitu sinis.” “Apa yang membuatmu bahagia dengan hadiah doktor palsu yang diberikan kepadamu karena kasihan melihat pengabdianmu yang tak pernah surut, kata beliau. Aku kecewa kau kok berani menerimanya, lanjut beliau yang membuatku jadi bingung. Apa yang harus aku lakukan, Mat? Haruskah aku mengembalikan hadiah terhormat itu?” Amat tak bisa menjawab. Apalagi kawannya yang bertanya itu, seperti tak memerlukan jawaban Amat, karena dia terus bicara. “Kalau seandainya kukembalikan, apa alasanku? Haruskah aku katakan bahwa kami sudah sanggup bukan saja hadir, tapi berarti, tanpa gelar. Kalau sudah begitu, untuk apa

dr. hc

lagi gelar?” “Tapi apakah berarti itu cukup ditandai dengan berkehidupan yang layak? Tapi kalau ya, mengapa Bapak kami nampak tidak bahagia, padahal kami ke-7 anaknya semua hidup bukan saja layak tapi juga sedikit lebih baik dari rata-rata mereka penghuni hunian kelas menengah yang kami huni?” “Mungkinkah sebetulnya ada masalah lain yang mengganggu pikiran bapak kami? Karena secara praktis, gelar adalah tiket untuk dapat pekerjaan atau kenaikan pangkat. Gelar bukan lagi penanda kepintaran atau keistimewaan, karena asal punya biaya dan ambisi merebut gelar, lambat laun pasti akan bisa digondol. Jadi sebenarnya rasa malu tak punya gelar atau bangga bisa koleksi gelar itu, sudah kuno alias old fashion! Ya, kan, Mat?” Amat yang tak punya gelar nyengir, seperti membantah. “Aku tahu kau tak setuju, karena kau tak punya gelar. Aku juga pernah punya perasaan begitu. Baru sekarang, aku seperti dibebaskan dari perasaan bahwa ada yang kurang dalam diriku. Karena setelah dijatuhi hadiah dari langit itu, aku punya kebanggaan. Tapi aku hanya satu dari 7 anak bapak! Masih kurang cukup!” “Kesimpulanku, bapakku sedih

Espresso bahkan lebih sedih dari sebelumnya. Karen hanya satu anaknya punya gelar, walau pun gelar palsu. Enam anaknya yang lain jadi jatuh merek. Itu berarti hadiah dari langit itu mestinya aku tolak sebelum aku keblinger menerimanya. Kalau sesudah kuterima baru kutolak hanya akan menjelaskan kepribadianku yang lemah!” “Terus-terang saja, Mat! Sebagai teman, kasih aku opini spontan. Apakah kepribadianku lemah?” Bu Amat sudah mengurut dada senang, sebab suaminya tidak menjawab. Tapi sekali ini Amat seperti mau mengatakan: ya, kepribadianmu bukan saja lemah tapi sangat lemah. Tapi untunglah orang itu cepat menyambung. “Tapi Mat, aku sudah memutuskan, hadiah dari langit itu tidak akan aku kembalikan, karena aku sudah terlanjur menerimanya. Wajah bapakku kusut, itu urusan dia. DR HC ini aku terima dengan segala risikonya!”

Lalu tamu itu berdiri. Ia mengulurkan tangan sambil berbisik. “Terima kasih, Mat!” “Terima kasih?” “Terima kasih karena kau sudah mau mendengarkan dan tidak menjawab. Terima kasih karena sudah tak menjawab. Kau seorang sahabat sejati!” Sahabat itu memeluk Amat, lalu pergi. Amat bengong. Bu Amat lalu masuk. “Saya nguping tadi, Pak. Siapa orang itu?” “Orang Jakarta.Teman lama sekali.” “Jadi dia dapat penghargaan doktor honoris causa tapi orang tuanya tidak senang, karena menganggap itu gelar palsu dan menyuruh dia menolak, tapi dia sudah memutuskan menerima. Begitu?” “Tidak!” “Tidak?’ “Ya! Dia hanya ingin ngomong, asal ngomong didengarkan dan tidak dijawab. Sesuatu yang mulai sulit di Jakarta.

Kami Perusahan Media Massa dengan jangkauan pembaca di Bali, NTB, Jatim, dan Jakarta mencari

STAF PEMASARAN Syarat: - Pria/Wanita usia maksimal 35 tahun - Penampilan menarik, ramah, dan komunikatif - Bisa bekerja dalam tim - Menyukai tantangan

Belajar Sepanjang Hayat

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

itu baru memasuki pendidikan formal mulai TK, SD, SMP, SMA, dan PT dengan waktu yang sangat terbatas dibandingkan waktu dengan keluarga dan masyarakat. Di dalam keluarga dan ma­syarakat para individu mendapat kesempatan untuk mengaplikasikan teori dan keterampilan yang didapat dari sekolah. Di lingkungan masyarakat terkecil seperti banjar (di Bali) individu akan berinteraksi dengan berbagai karakter dan beraneka macam rupa kepentingan dan latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi. Oleh karena itu individu bisa belajar sesuatu yang sedang aktual di masyarakat, bisa melalui berbagai sumber informasi sebagai bahan belajar. Kearifan lokal yang berbentuk lagu daerah (Bali) yang menggambarkan bahwa tidak habis-habisnya individu selalu belajar, seperti sebagai berikut. Eda ngaden awak bisa, depang anake ngadanin, geginane buka nyampat, anak sai tumbuh luhu, ilang luhu ebuke katah, yadin ririh, enu liu pelajahin. Artinya Jangan menganggap diri sudah

I Gusti Ayu Suasthi

bisa, biarkan orang lain yang menilai, sama seperti halnya menyapu, sampah selalu ada setiap saat, sampah sudah dibersihkan tetapi debunya masih tersisa, walaupun sudah pintar, masih banyak hal yang perlu dipelajari. Makna lagu diatas memberikan pesan moral, bahwa dalam menjalani kehidupan manusia seharusnya tidak merasa cepat puas dengan hasil belajar yang diperoleh di jenjang

Memberi dengan Ikhlas

pendidikan formal, karena belajar di lingkungan masyarakat masih banyak yang perlu diambil hikmah dari setiap kegiatan atau kejadian. Hal ini sejalan dengan yang disebut etnic learning yaitu belajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, mulai dalam keluarga, ditempat kerja, di masyarakat. Seperti kata–kata bijak menyatakan bahwa “kita belajar sebelum mengikuti ujian sekolah, sedangkan dalam perjalanan hidup kita belajar setelah mendapatkan ujian hidup”. Oleh karena itu, strategi pembangunan Bali diawali dengan membangun semangat manusia Bali untuk selalu belajar dan memahami tentang perlunya menjaga kelestarian Bali yang berbasis Tri Hita Karana. Bali memiliki semangat Tri Hita Karana yang harus dipelihara dengan prinsip Green Building, yaitu bangunan yang

ramah lingkungan, bangunan harus memenuhi kaedah hijau atau menyisakan lahan/area terbuka hijau, dan ada konservasi lingkungan di dalamnya, sehingga membuat manusia Bali lebih sehat, lebih semangat, lebih produktif dan harmoni. Ideologi Tri Hita Karana memiliki unsur jiwa, raga atau angga sarira, dan tenaga atau prana yang integral sistemik, memiliki keterkaitan satu sama lain dan sebuah kemanunggalan untuk mencapai kebahagian. Dalam diri manusia jiwa atau atman adalah unsur parhyangan, prana (sabda, bayu, idep) adalah unsur pawongan, dan badan atau tubuh berfungsi sebagai palemahan. I Gusti Ayu Suasthi Dosen Psikologi Agama FPAS Unhi Denpasar

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­ Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Desak Satya Pusparini

“S

aya dulu me­rasa banyak sekali kesalah­an dalam hu­bungan dengan orangtua. Komu­nikasi kami sangat kurang bagus. Saya sering marah dan bertengkar dengan orangtua. Setelah saya belajar di vihara, saya mengerti. Ketika ada rasa syukur dan berterimakasih, saya merasa bahagia,” ujar Executive Secretary & Public Relations Swiss-bel Hotel Petitenget ini. Kini, setelah banyak ber­syukur, ia merasakan hubungan­nya mulai membaik dengan orangtua. Bahkan, dengan kondisi yang berjauhan, dia tinggal di Bali dan orangtuanya tinggal di Medan, Tiana, begitu ia akrab disapa, mengaku sering kan-

gen dengan orangtuanya. Apalagi, kata dia, saat Tahun Baru Imlek ia tidak bisa pulang ke Medan karena harus bekerja. “Saya bisa belajar bersama kasih dan mensyukuri mempunyai orangtua yang meskipun memiliki berbagai kekurangan tapi saya bisa bahagia karena selalu belajar banyak dari vihara. Saya tidak lagi menuntut apapun. Saya bahagia masih memiliki orangtua, papa dan mama. Makanya saya selalu aktif di kegiatan keagamaan agar saya terus mendapatkan siraman rohani,” kata Tiana. Lain lagi penuturan ibu rumah tangga, Desak Satya Pusparini. Menurutnya, makan enak di restoran mewah atau jalan-jalan ke luar negeri itu sesuatu yang membuat kita senang, tapi bahaga menurutnya, lebih dari itu. “Coba bandingkan rasanya dengan kita masak sendiri di rumah, terus anakanak dan suami makan masakan kita dengan lahap apalagi sampai nambah,” tuturnya. Begitu juga, kata dia, saat kita memberi barang ke orang lain yang ternyata pemberian kita itu sangat dia perlukan. “Memberi atau melakukan sesuatu dengan ikhlas itu sudah membuat bahagia apalagi ternyata pemberian kita membuat orang lain bahagia, itu bonusnya,” imbuhnya. MAKAN TERATUR Sedangkan, bagi Putu Setia­ wati, bahagia tak melulu soal besar. Bahagia, menurutnya, harus dimulai dari hal kecil. Ia sendiri mencontohkan dirinya. Ia sangat

Christiana Goh

Ni Putu Pertamawati

bahagia jika bisa makan teratur dan tidur yang cukup setiap hari. Selama ini, karena pekerjaan, urusan makan dan tidur sering menjadi masalah. Jika ia bisa makan teratur dan tidur nyenyak setiap hari, ia sa­ngat bahagia. Saking bahagianya, ia akan selalu merayakannya dengan sekadar berbagi dengan orang lain, misalnya memberi uang parkir lebih atau memberi sedekah kepada`pengemis yang lewat. Menurutnya, ketika kebahagiaan kecil sudah bisa kita rasakan, tentu kita akan dengan mudah merasakan kebahagiaan yang besar. “Bagaimana kita bisa merasakan bahagia yang besar jika urusan kecil saja kita tidak pernah bahagia,” kata Setiawati. Ia sangat yakin, jika kebahagiaan kecil sudah kita rasakan, tiap hari akan selalu datang kebahagiaan kepada kita. Sedangkan menurut Ni Putu Pertamawati,SE,MM., setiap orang yang hidup di dunia ini tentunya ingin hidup bahagia. Namun, beberapa orang memiliki tantang­

an sangat besar untuk mencapai kebahagiaan. Ada sebagian orang yang menyatakan, sesuatu hal yang berhubungan dengan kebahagiaan seperti hari jadian, hari pernikahan, bisa berkumpul dengan keluarga, Ada sebagian orang mendambakan kehidupan mewah sebagai takaran bahagia. Mereka ini berpikir bahagia itu memiliki rumah mewah dimana mana, punya mobil banyak, punya bisnis dan lain-lain. Orang yang demikian, akan sulit mencapai kebahagiannya karena untuk bisa mencapai kemewahan tersebut diperlukan kerja keras dan sangatlah sulit. “Menurut saya, kebahagiaan itu adalah sebuah tanda untuk jiwa. Kita orang beragama, maka lakukanlah apa yang benar sesuai dengan norma agama yang harus kita lakukan dalam menjalani kehidupan ini seperti “Tri Kaya Parisuda”, yaitu berpikir yang baik, berkata baik, dan bertindak yang baik dan benar. Jadi kebahagiaan itu tanda kita melakukan yang baik

MoU Stikes Buleleng dengan Windesheim University Science Zwolle Netherlands

Ketua STIKes Buleleng, Dr. Ns. I Made Sundayana, S.kep., MSi, sangat memahami bahwa salah satu standar kompetensi lulusan Penguruan Tinggi yang sangat penting adalah menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif serta mampu mempraktekkan teori yang didapat dari dosen pembimbing selama di bangku kuliah. Namun perlu dinyatakan, sudah siapkah para dosen membimbing perserta didiknya untuk mengembangkan kemampuan berfikir semacam itu. Kegagalan inovasi untuk melahirkan rasa simpati, empati dan meningkatkan kompetensi peserta didiknya yang termasuk calon tenaga kesehatan, perlu pemahaman cara memotivasi keterampilan dan pengetahuan Dosen termasuk sarana perasana berdasarkan bukti faktual dan data. Sehingga senjata yang paling ampuh untuk menuju hal tersebut adalah dengan meningkatkan SDM dosen, sistem dan sarana prasarana pendukung proses belajar mengajar. Perjalanan Dr. I Made Sundayana ke Negara Belanda sejak 31 Januari hingga 16 Pebruari 2018 murni memenuhi undangan Windesheim University Of

Applied Science untuk bersama-sama menandatangani Memorandum Of Agreement yang lebih spesifik dari MOU. Harapan yang ingin didapat kedepan oleh STIKes Buleleng agar mampu lebih bangkit dalam menggembangkan RENSTRA dengan SOP yang nyata, karena kelebihan pada Windesheim University Of Applied Science sudah menjadi catatan, ungkap Sundayana, juga menyempatkan diri melihat secara langsung kecanggihan alatalat kesehatan yang hampir seluruhnya sudah menggunakan sistem komputerisasi termasuk tindakannya dan dokumentasi rekam medis, begitu pula slide video sebuah tindakan asuhan keperawatan sudah tersedia di sebuah laboratorium untuk ditonton dan dipahami kemudian mampu dipraktekkan secara otomatis oleh peserta didiknya. Kondisi dan strategi dalam Universitas tersebut sepertinya telah menjadi kebiasaan masyarakat kampus yang selalu berperilaku hidup sehat dan bersih yang sudah di mulai dari kehidupannya dirumah, hal ini terbukti dengan di setiap sudut kampus terdapat 3 buah tong sampah guna memilah antara sampah organik plastik dan kertas. Pimpinan Windesheim University Of Applied Science, Drs. Bertmeijer MCM menyambut baik dan sangat ramah serta antusias dengan kunjungan ini yang nantinya akan direalisasikan dengan pelaksanaan pertukaran mahasiswa. Dengan sebuah optimis dan keyakinan yang tinggi STIKes Buleleng secara bertahap mampu mewujudkan semua itu. Pada Kunjungan tersebut ketua STIKes Buleleng juga mendapat pelatihan teknik pengajaran orang dewasa yang efektif, salah satunya berupa

23

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Banyak cara orang untuk mewujudkan rasa bahagia. Bagi Christiana Goh, cara sederhana untuk bahagia, dengan cara berterimakasih dan mensyukuri apa yang sudah di­ dapat karena dengan itu kita bisa merasa lebih bahagia dan tidak menuntut.

LOWONGAN

Kirim lamaran lengkap ke: Gedung Pers Bali K. Nadha. Lantai III Jalan Kebo Iwa 63A Denpasar Telepon: (0361) 425373

Sesuai dengan yang diprogramkan UNESCO, Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang membidangi masalah pendidikan telah memprogramkan life long learning (pembelajaran sepanjang hayat). Pembelajaran sepanjang hayat atau belajar seumur hidup sudah dimulai sejak manusia dilahirkan sampai meninggal dunia. Pendidikan seumur hidup artinya proses belajar yang bersifat holistik yaitu belajar segala hal yang tujuannya untuk penyempurnaan hidup. Menurut Sulo (2005:243), dunia ini adalah buku yang paling besar dan paling lengkap yang tidak akan bisa kaji untuk dipahami dan diambil manfaat sepanjang hayat. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa hidup ini sebenarnya merupakan sebuah pelajaran, interaksi manusia dengan sesama dan dengan alam lingkungan merupakan bahan ajar (pelajaran) yang paling berkesan dan berarti. Karena itu belajar sudah dimulai dari dalam keluarga, di dalam keluarga berlangsung proses dengan mengambil porsi pendidikan yang paling besar, disebut pendidikan informal. Setelah

Sudut Pandang

Penandatanganan MoU STIKes Buleleng dengan Windesheim University Science Belanda placemat method yang diberikan oleh Kess Van Someren salah seorang dosen Windesheim. Pada kesempatan itu, Ketua Stikes melakukan studi banding ke Rumah Sakit setempat yang berada di Hardenberg yang mana hampir semua rekam medis Pendokumentasian asuhan keperawatan yang di backup secara komputerisasi. Lingkungan rumah sakit yang di kunjungi sangat bersih dan tidak tampak seperti rumah sakit, karna di awal masuk rumah sakit yang terlihat adalah cafetaria untuk pasien dan penunggu paisen. Sempat pula mengunjungi panti jompo Preshool diakhir kunjungan ke Belanda yang di temani oleh Jannie Lensen Botter, MA. Kesempurnaan sebuah Pendidikan dapat berlangsung bila ada lembaga, dosen, kurikulum, statuta, Renstra, peserta didik dan manajemen yang berkualitas serta Visi Misi yang jelas dan terukur, Inilah yang mengilhami Dr. I Made Sundayana sebagai nakhoda Lembaga Stikes Buleleng untuk terus meningkatkan kegiatan ilmiahnya dengan melakukan studi banding dan kerjasama akademik ke beberapa negara baik di Asia maupun Eropa. -Win

dan benar, berbagi dengan sesama ciptaan Tuhan dan menjalin hubungan harmonis,” ujar Wakil Rektor II Universitas Warmadewa ini. Menurutnya, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan setiap hari adalah selalu bersyukur, atas hal-hal yang kecil tapi sebenarnya besar yang sering kita lupakan karena kita anggap wajar, seperti: berterima kasih telah diberikan kehidupan, berterima kasih atas oksigen yang tanpanya kita tidak bisa bernapas, mensyukuri apa yang kita miliki (peroleh) dan sebagainya. “Apa yang kita terima ini adalah pemberian dan perwujudan kasih sayang Tuhan pada umatNya. Sederhana (hidup apa adanya), tidak berpura-pura. Menjadi orang yang sederhana, tidak mengikuti gaya hidup tapi untuk hidup lebih bahagia karena tidak membutuhkan banyak hal dalam hidup ini. Kebahagiaan bukan datang dari hal besar, mewah dan mahal tetapi dari hal kecil dan sederhana. Tersenyum adalah ibadah,” kata Pertamawati. Ia menyakini, orang yang tersenyum mencirikan orang tersebut memiliki rasa bahagia dan senang. Tersenyum pada setiap hal yang dihadapi, tersenyum untuk setiap rezeki yang didapat berapapun jumlahnya dan lainnya. Karena dengan tersenyum akan menambah ion positif untuk tubuh kita menjadi lebih baik dan sehat. Ia berpendapat, bahagia itu kita sendiri yang menciptakan bukan orang lain. Pengaruh-pengaruh eksternal jauh lebih kecil dibandingkan pengaruh dari diri kita sendiri untuk mencapai kebahagiaan. “Kita ingin bahagia atau tidak bahagia ditentukan pikiran dan perilaku kita. Berpikir selalu bahagia akan menentukan kebahagiaan di masa mendatang. Kekuatan pikiran adalah anugerah terbesar dari Tuhan yang diberikan kepada manusia. Bahagia itu mudah, dengan berpikir dan bertindak sederhana atau benar,” ucapnya. (Wirati Astiti)

Pesawat Garuda dan Lounge Garuda Bali Post Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln.Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp. (0361) 223958 Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar, Tlp. (0361) 425126 Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542

Hp. 087760050056, 081999275859

Hp. 082236657588


24

J

Edisi 993/ 26 Februari - 4 maret 2018

Bersyukur Kunci Kebahagiaan

essica Iskandar dan Cynthia Lamusu, misalnya. Dua sosok entertainer ini mempunyai pandangan yang sama tentang kebahagiaan. Menurut mereka kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri. Kunci kebahagiaan adalah rasa syukur atas apapun yang dikaruniai Tuhan dalam kehidupan. Kebahagiaan, tutur Jedar begitu nama Jessica kerap disapa, tidak datang dengan sendirinya tapi harus diperjuangkan, ada proses di dalamnya. Kalau rasa senang hanya sementara sifatnya, namun kebahagiaan adalah lebih dari itu. Kunci kebahagiaan, katanya, adalah keikhlasan hati dalam menjalani kehidupan dan bersyukur atas apapun yang

Sudut Pandang

Apa itu bahagia dan bagaimana caranya? Tiap orang pasti memiliki pemahaman yang berbeda. Ada yang menyebut bahagia adalah jika mendapat sesuatu atau mencapai keberhasilan. Ada juga yang mengatakan kebahagiaan adalah bersumber dari dalam diri sendiri. Kebahagiaan yang bersumber dari luar hanyalah sementara sifatnya. Tapi apapun itu, sesungguhnya pemahaman tentang kebahagiaan tergantung pada pengalaman atau latar belakang hidup masing-masing.

terjadi dalam hidup. Karena, ujarnya, sesungguhnya kehidupan itu sendiri adalah sebuah karunia yang luar biasa dari Tuhan yang patut disyukuri. “Untuk mencapai pemahaman itu, aku tidak serta merta bisa tapi melalui

Cynthia bersama suami dan anak kembarnya

proses yang panjang. Ketika aku mampu membuang pikiran-pikiran negatif, energi negatif, ketika aku bisa menjalani kehidupan dengan ikhlas dan tulus, dan ketika aku mampu bersyukur untuk segala hal yang terjadi dalam hidup aku, baik hal-hal kecil maupun besar, maka aku baru bisa merasakan kebahagiaan sebenar-benarnya,” ungkap pemeran Kara dalam film ‘Dealova’ ini. “Kesabaran, keikhlasan harus dilatih. Sampai sekarang pun aku masih terus berlatih. Selalu mengucap syukur, dll. Hal-hal seperti itu kan harus dilatih agar kita mendapatkan hati yang tentram, nyaman, pikiran tenang. Sekali lagi, semuanya perlu proses, dan akupun terus belajar dan berproses,” jelas wanita kelahiran 1988 ini. Sekarang ini, tambahnya, ia merasa sangat bahagia menjalani kehidupan bersama anak semata wayang, El Barack Alexander (4). El, kata Jedar, adalah karunia Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya. Anak itu, kata Jedar,adalah jawaban Tuhan atas doa-doanya. El tumbuh sebagai anak cerdas juga penyayang, dan itu sangat membanggakan dan membahagiakannya. Kalau ditanya soal kapan menikah lagi, kata pemeran film ‘Kung Fu Pocong Perawan’, ini, setiap orang pasti menginginkannya tapi itu bukan target hidupnya. “Target aku adalah bagaimana men-

Bangga Jadi Diri Sendiri Tiap manusia pasti mendambakan kebahagiaan. Begitu juga dengan gadis yang satu ini. Menurutnya, bahagia itu sederhana, ia bisa memperoleh kebahagiaan dari hal-hal kecil yang dimulainya dari dirinya sendiri, yakni tersenyum. Ia bangga dengan diri sendiri dan hatinya senantiasa bersyukur. Demikian disampaikan I Gusti Agung Ayu Berlian Audya Parimayuna, mahasiswi Jurusan Kesehatan Masyarakat FK Unud yang tengah menyelesaikan skripsinya ini. Dikatakan oleh Berlian, dirinya merasa bahagia ketika mampu tersenyum dalam situasi apapun. “Sekalipun dalam masalah, saya sadar bahwa senyuman dari hati itu mampu menguatkan dan menyadarkan, jika saya tidak terlihat buruk. Saya juga percaya ada campur tangan Tuhan di setiap masalah. Dan, ada rencana indah yang disiapkanNya untuk saya,” ucap salah seorang Duta Endek Kota Denpasar ini. Berlian mengaku bahagia ketika ia bisa bangga dengan dirinya sendiri. “Saya hidup untuk belajar. Belajar dari apa yang saya lihat, saya rasakan, saya lakukan, dan saya dengar. Sebab, belajar menurut saya adalah sebuah proses. Saya suka tantangan, ketika saya berhasil melalui tantangan tersebut dengan hasil usaha

sendiri, saya merasa bangga dan itulah kebahagiaan saya,” tandas sulung dari tiga bersaudara buah hati pasutri I Gusti Ketut Pariana, S.T. dan Sagung Ngurah Mayuni, S.T., M.Si., ini. Saat ini, selain tercatat sebagai mahasiswa, Berlian juga berprofesi sebagai seorang model. Disamping itu remaja energik ini juga suka mencoba hal-hal baru untuk mencari peluang bisnis, salah satunya membuka usaha ABC Analisis, yang merupakan pelayanan jasa konsultasi dan analisis. Usaha ABC Analisis ini dipilih, kata Berlian sebab dirinya memang memiliki minat dan saat ini sedang menempuh pendidikan di Peminatan Biostatistik, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana. “Saya bangga karena usaha saya banyak diminati. Selain itu yang juga membahagiakan adalah saya bisa memiliki penghasilan sendiri,” cetusnya sumringah. Berlian juga mengatakan di tiap langkahnya, ia selalu ingin mengasah diri, menambah pengalaman dan wawasan dengan cara mengikuti organisasi diantaranya Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat sebagai Sekretaris Bidang Penalaran, Keilmuan dan Informasi Komunikasi, Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan, dan Duta Endek Denpasar sebagai Ketua Umum. Tidak hanya organisasi, Berlian juga mengikuti berbagai kompetisi. Bahkan beberapa penghargaan sempat diraihnya, diantaranya Top 3 Putri Pariwisata Indonesia Provinsi Bali Tahun 2016, Runner Up I Duta Endek Denpasar 2016, serta Miss Indonesia Provinsi Bali 2017. “Hal lain yang saya dapatkan dari mengikuti organisasi

Jessica dan anaknya El

jadi orangtua yang baik bagi El, dapat membimbingnya menjadi manusia berguna, serta mempersiapkan masa depan El dengan baik. Untuk itu semua, aku berjuang dan bekerja keras siangmalam. Aku berharap meski tanpa ayah, El bisa hidup bahagia,” lanjutnya. Masalah Ludwig, mantan suaminya, menurut Jessica sudah tidak lagi menjadi ganjalan dalam hidupnya. “Aku sudah ikhlas, sudah memafkannya. Nggak ada dendam,” tambahnya. Dan, ujar Jedar lagi, kepada siapapun dirinya berusaha untuk tidak membenci atau marah. Karena hal-hal negatif itu bukan hanya meresahkan tapi juga menjadi penghalang datangnya kebahagiaan. Kisah perjalanan hidup Jessica memang bak cerita sinetron. Artis cantik ini sempat menikah dengan seorang bangsawan asal Jerman, Ludwig. Namun usia pernikahannya hanya seumur jagung. Sang suami membatalkan pernikahan, disaat Jessica sedang mengandung.

dan kompetisi adalah relasi. Poin ketiga dimana ada rasa bahagia membuncah , di sana ada rasa syukur saya, karena saya berada di sekitar orangorang yang saya sayangi dan menyayangi saya, yakni teman, sahabat dan keluarga,” katanya Mengenai quotes tentang ‘bahagia itu sedehana’ katanya, bagus jika dijadikan sebagai motivasi hidup dan berbagi. Maka dengan selalu bersyukur atas apa yang dicapai dan dimiliki Berlian saat ini, menjadikan bahagia yang berhasil diciptakannya selanjutnya dibagikan kepada orang sekitarnya. Hal-hal yang dilakukan untuk berbagi dan merealisasikan rasa bahagia, diantaranya berbagi ilmu mengenai kesehatan reproduksi dengan anakanak sekolah di Munti Gunung. “Selain itu saya juga berbagi ilmu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Taro. Membantu mengajar dan gerak jalan di Desa Sanda. Mengunjungi posko pengungsi untuk mengisi acara bersama anak-anak, kemudian memasak. Kegiatan lainnya adalah melakukan bakti sosial ke beberapa panti asuhan. Semua aktivitas ini berhasil mengalirkan rasa bahagia di hati,” lanjut dara yang hobi jalan-jalan ini. “Semua hal yang saya lakukan, begitu pula dengan capaian saya adalah sumber kebahagiaan saya. Saya akan terus berproses untuk menciptakan kebahagiaan lainnya, karena saya percaya cara bahagia itu cukup sederhana. Bahwa bahagia itu juga bukan soal hidup yang sempurna, melainkan saat kita bisa menikmati dan mensyukuri sesuatu yang telah kita terima ,” pungkasnya. (Sri Ardhini)

Terluka dan terpukul, akhirnya ia pergi ke Amerika Serikat dan melahirkan di sana. Dalam kondisi luka itulah dirinya berproses sampai akhirnya memiliki pemahaman seperti sekarang. Kini Jessica mengaku hidup sangat bahagia dengan anaknya. “Aku banyak mengucap syukur atas semuanya. Bersyukur tidak harus menunggu mendapat sesuatu, atau mencapai keberhasilan. Tapi bersyukur untuk segala hal yang terjadi dalam hidup aku. Dan nyatanya, semakin aku sering bersyukur, aku mendapat banyak limpahan berkat,” kata bintang acara ‘Perbukers’ ini. “Jadi jangan menunggu kaya atau berhasil baru mengucap syukur,” tambahnya. MERASA TERHARU Cynthia Lamusu, penyanyi yang sempat berkiprah di dunia perfilman, juga menyebut keikhlasan dan bersyukur sebagai sumber kebahagiaan. Kedua hal itu ada di dalam diri setiap orang tinggal bagaimana orang itu mampu melakukannya. “Kebahagiaan itu bukan milik orang yang hebat dalam segalanya tapi mereka yang mampu menemukan hal sederhana dalam hidpnya dan tetap bersyukur,” ujar Cynthia yang namanya melambung setelah bergabung dengan AB Three atau Be3. Untuk bisa seperti itu, tentu saja ada proses dalam diri juga ada pembelajaranpembelajaran untuk bisa mengambil hikmah dalam kehidupan yang dijalani. Karena terkadang orang lupa akan hal yang diberikan Allah seperti kehidupan, kesehatan. Seperti dirinya dan suami, Surya Saputra yang harus menunggu selama delapan tahun untuk bisa mendapatkan anak. Dan akhirnya terwujud pada November 2016 lalu dimana pasangan ini mendapat anak kembar perempuan dan laki-laki, Tatjana dan Bimasena, yang kini berusia 1 tahun 3 bulan. “Pada masa penantian itu, ada banyak lika-likunya, tapi aku berusaha selalu mengucap syukur. Bersyukur adalah salah satu cara aku menikmati hidup,” ucap pemeran film ‘Ayat-ayat Adinda’, ini. Kini, tambah Cynthia, hari-harinya selalu dipenuhi kebahagiaan, terutama ketika bersama si kembar. “Usia mereka sudah satu tahun lebih tapi aku masih saja suka merasa terharu ketika memandangi mereka. Masih terasa seperti mimpi. Aku masih suka bertanya dalam diri aku, benarkah aku mendapat anugerah seindah ini. Itu masih aku rasakan sampai sekarang. Aku juga bahagia dan sangat bersyukur, mereka tumbuh dan berkembang de­ngan baik,” ujarnya. (Diana Runtu)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.