Tokoh Edisi 992 | Tokoh

Page 1

24

Februari identik dengan momen Valentine dan kali ini berlanjut dengan Imlek. Ada berbagai macam cara dilakukan untuk mengungkapkan rasa kasih dan sayang juga merayakan Imlek. Mulai dari berbagi kado, coklat, memberikan angpao hingga ucapan selamat melalui media sosial.

A

Sudut Pandang

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

pa yang dilakukan Angeliqa Wu agak berbeda. Ia memilih berbagi ilmu. Menurut perempuan yang sering disapa Indah ini, sebagai pemilik Angeliqa Wu Fashion Design Course, ketika berbicara tentang berbagi kasih, ia tidak terpaku dengan momen khusus hari kasih sayang semata. Untuk berbagi ia memiliki program tersendiri dan lebih memilih berbagi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, yaitu ilmu mendesain. “Saya memberikan kursus atau pelatihan gratis. Disamping itu, sebagai seorang desainer, saya juga memberikan busana karya saya ke beberapa kegiatan pelelangan dan hasil penjualannya sepenuhnya digunakan untuk kegiatan social,” ujarnya. Untuk kegiatan pelatihan gratis menjahit dasar mulai dilakukan sejak tahun 2016. Sedangkan yang reguler biasa

Ajarkan Berbagi sejak Dini diadakan setiap bulan . Kelas yang diadakan setiap bulan tersebut katanya materinya berbeda-beda, seperti menjahit menggunakan mesin, menjahit dengan tangan, menjahit bunga korsase hingga memasang payet yang simpel pada brokat. Pada kesempatan lainnya, Indah juga bersedia memberikan ilmunya untuk mensuport kegiatan pelatihan b a g i Y PAC (Yayasan Pendidikan Anak Cacat). Aksi berbagi gratis ini dilakukan, menurut Indah motivasinya adalah untuk meletakkan dasar agar dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap dunia fashion. “Kami memilih materi dasar menjahit karena ilmunya bisa digunakan untuk kebutuhan seharihari. Kelas gratis ini juga dapat diikuti oleh masyarakat umum mulai usia 6 tahun ke atas,” jelas anggota IFC (Indonesia Fashion

Chamber) Denpasar ini. Selama ini, ia melihat peserta pelatihan sangat antusias dan senang dengan ilmu baru yang mereka peroleh. “Harapan kami, ilmu atau keterampilan yang kami bagi bisa bermanfaat. Jika selanjutnya berminat untuk mengembangkan dan mempelajari lebih dalam lagi. Materi yang sudah diperoleh tersebut, nantinya bukan hanya bisa menjadi modal dasar keteram­pilan untuk menghasilkan karya namun juga dapat menambah

Angeliqa Wu

Reward untuk yang Berhasil “Kasih sayang bagi saya bukan hanya milik dua insan yang sedang kasmaran. Kasih sayang adalah milik semua mahluk ciptaan-Nya karena Yang Maha Pencipta menciptakan kita dengan kasih sayang-Nya (Arrahman dan Arrohim),” ungkap Fitri Nugrahaningrum, Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) NTB. Sebagai penyandang tuna netra, kasih sayang adalah hal yang utama yang bisa dibagi oleh Fitri kepada semua orang. Baginya, mata boleh tak bisa melihat tetapi hati harus memiliki kasih sayang yang senantiasa bisa dibagi. Cara ia membagi kasih sayang itu yakni dengan merelakan waktu dan tenaga bahkan materi untuk membimbing dan mengajar anak-anak di lingkungan sekitar tempatnya tinggal di Kediri Lombok Barat dalam komunitas yang dibentuknya bernama Samara Lombok. Yang sering dilakukannya untuk memperlihatkan kasih sayang kepada anak-anak di Samara Lombok, ia memposisikan dirinya sebagai teman bermain mereka, saat santai sehingga mereka bisa dekat dengan dirinya. Selain itu ia memposisikan dirinya sebagai guru saat mendidik anakanaknya ini sehingga mereka menghormati dan menghargai nya. “Saya menjadi seorang ibu atau kakak saat mereka curhat sehingga mereka merasa nyaman,” katanya. Ia juga selalu berbagi pujian kepada mereka yang berbuat dan berprilaku baik. Baginya, kasih sayang tidak hanya berbentuk cinta atau memberi kesenangan saja, bahkan marah, ngomel itu pun disebutnya sebagai salah satu bentuk kasih sayang. “Karena dengan marah dan ngomel itu kita

Fitri Nugrahaningrum, menujukan kasih sayang dengan berbagi hal-hal sederhana

berharap suami, keluarga anak-anak atau pun orang lain yang berbuat salah bisa berubah dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Tentunya marah dan ngomel untuk hal yang tidak kelewat batas dan mendidik. Fitri juga sering memberikan sesuatu yang sederhana sebagai reward mereka jika mereka berhasil dalam belajar maupun pergaulan. Reward itu seperti memberikan masakan yang mereka sukai (nasi goreng, mie goreng, bakso), membelikan peralatan sekolah atau mengajak mereka jalanjalan. Fitri juga sering memberi kejutan pada anak-anak yang berulang tahun dengan kado sederhana berupa do’a. Ia mengajarkan kasih sayang kepada anak-anak dengan cara membangun kerjasama di antara mereka, menghargai perbedaan, menerima kekurangan dan kesalahan orang lain dengan sportif serta selalu mengucapkan hal yang positif dan tidak mencela/mengolok orang lain. “Karena perbedaan itu indah,” katanya. Karena itulah baginya, kasih sayang itu tidak hanya diberikan pada waktu-waktu yang khusus saja seperti saat Valentine Day, saat ulang tahun, saat memperoleh prestasi dan lain-lain. “Kasih sayang diberikan setiap saat, setiap kondisi, setelah tidur hingga kita tidur lagi,” ujarnya. Sementara itu, Suryadi Mulawarman, koreografer Nusa Tenggara Barat yang bertangan dingin, sejak dulu ketika pertama kali pulang ke Lombok usai menyelesaikan studinya di IKJ Jakarta, telah berniat membagi ilmunya itu kepada calon-calon penari di NTB. Ia sangat ingin melahirkan penaripenari yang berkualitas dan bisa bersaing pada level nasional bahkan internasional. Kala itu ia juga punya harapan ingin membawa penaripenari NTB untuk pentas ke luar negeri dan mendapat apresiasi yang luar biasa. Kedua hal itu hari ini telah tercapai. Pendiri Sak-sak Dance ini tidak berhenti sampai di situ, ia terus membagi ilmunya guna melahirkan koreograferkoreografi baru di NTB yang berkualitas dengan pendekatan dan penciptaan karya melalui proses penelitian dan analisis. Hal ini menurutnya sudah mulai ada namun masih harus ia ‘kejar’ lagi. “Saya sangat ingin juga berdialog secara terbuka dengan kreator-kreator tari di NTB untuk berbagi dan berdiskusi tentang bagaimana memahami tari, karya tari, tari klasik, tari tradisi, tari kreasi, tari kontemporer, tari post modern dan sebagainya. Pokoknya semua hal mengenai tari, termasuk apa sebenarnya penata tari, pencipta tari (koreografer), kreator tari, penggiat tari, penata gerak dan lainnya,” ungkap Suryadi. Ia menjadi bahagia karena dalam perjalanannya itu ia pernah berkarya atau mencipta tari yang terinspirasi dari perempuan-perempuan Sasak Samawa Mbojo. Selain itu kebahagiaannya juga dirasakan ketika ia bisa berkolaborasi dengan hampir seluruh seniman lintas seni yang ada di Lombok. (Naniek I. Taufan)

penghasilan,” papar Indah. Ia juga menekankan kem­bali terkait kegiatan berbaginya melalui kelas gratis yang regular. “Kami memang menyelenggarakannya tiap bulan, tapi bisa saja menjadi dua kali sebulan, tergantung dari jumlah peminat dan antusiasme dari peserta yang ingin ikut,” lanjutnya. Ke depannya ia bakal mengembangkan beberapa kelas gratis lainnya, yang simpel tapi bermanfaat. Apalagi, lanjutnya saat ini anak– anak usia 6 hingga 15 tahun sudah mulai tumbuh minatnya untuk belajar mengenai dunia fashion. “Kami ingin membuat kelas jahit untuk anak-anak Sekolah Dasar. Kami ingin sekali desainer muda –desainer muda bermunculan,” tandasnya. Masih bicara kebiasaan berbagi, bukan hanya di hari kasih sayang, Indah mengatakan jika orangtuanya selalu menekankan padanya sejak masih kecil, berbagi dengan ketulusan dan keikhlasan kita pada sesama akan membawa kebahagiaan tersendiri.”Kita memberikan apa yang kita miliki kepada orang lain yang memerlukan, baik dalam bentuk materi atau non

materi itu, sama dengan menabung kebaikan untuk nantinya,” ucapnya lulusan KvB Institute of Technology, Sydney, Australia ini. Indah juga menyampaikan sangat bersyukur telah diajarkan kebiasaan berbagi. Kebiasaan baik yang telah ditanamkan oleh keluarganya ini pun dijadikannya tradisi yang baik, yang kemudian ditularkannya kepada anakanaknya. Yang paling simpel ia mengajarkan pada anak-anaknya, mereka adalah istimewa dan bermanfaat bagi orang lain ketika bersedia berbagi atas apa yang mereka miliki sejak dini. Ia mengaku sangat bahagia saat bisa berbagi ilmu atau kebisaannya kepada orang lain. “Saya sudah di dunia pendidikan sejak 2002. Saya sangat mencintai dunia pendidikan. Karenanya saya ingin terus belajar serta mengembangkan ilmu-ilmu yang baru untuk kemudian saya bagikan pada para siswa. Momen indah saya adalah saat melihat siswa-siswa saya berhasil dan menjadi ‘orang’ yang berguna. Hikmah dari berbagi ini selain membahagiakan juga membanggakan saya,’ katanya. (Sri Ardhini)

Hadiah dari Langit

Di akhir 2016 ketika mendapat kabar dari Prof Yudi, ISI Yogya, saya akan diberikan doktor honoris causa, saya langsung menyatakan rasa haru dan hormat saya atas hadiah dari langit itu. Tak terbayangkan setelah 47 tahun meninggalkan Yogya membawa ijazah SH yang tak pernah saya pergunakan, saya kembali untuk diberi DR.HC. Ketika berada di AS (Fulbright 1985-1988) Prof. James Brandon dari Universitas Hawai pernah memberikan saya formulir untuk study. Tapi saya merasa tidak berbakat jadi ilmuwan. Saya lebih memilih kerja kreatif di lapangan. Kalau sekarang saya harus memikul DR.HC, saya merasa malu bila tak punya alasan mengapa saya berani menerima penghargaan terhormat dari sebuah lembaga yang terhormat seperti ISI Yogya itu. Saya bukan peneliti. Tetapi proses kreatif puluhan tahun di lapangan memaksa saya bertempur dengan berbagai kasus kreatif. Itu membetot saya selangkah demi selangkah merakit jurus-jurus penyelamat untuk menjawab, menerobos dan menjinakkan tantangan dan

keterbatasan. Antara lain, saya sampai pada jurus: Bertolak Dari Yang Ada; Teror Mental; dan Teater Tontonan. Ternyata jurus rakitan itu, dapat dipakai menghadapi berbagai kasus lain dan bisa terpakai tak hanya oleh saya sendiri, juga orang lain. Lewat jurus-jurus itulah, saya jadi menghayati kembali kearifan lokal Bali: desa-kalapatra (tempat-waktu-situasi). Sehingga saya bisa melihat berbagai fenomena dan situasi dari sudut pandang yang lain/baru. Di antaranya: betapa hebatnya warisan kearifan lokal dalam teater tradisi/rakyat kita. Interaksi yang mendalam antara teater modern dan teater tradisi/rakyat saya rasakan telah melahirkan apa yang saya sebut TRADISI BARU. Yakni saat untuk tidak lagi membiarkan referensi Barat mendominasi teater Indonesia. Semua referensi setara. Sudah lama saya ingin memaparkan itu. Penghargaan DR.HC ini bagai saat untuk meletusnya seluruh kandungan pikiran saya itu. Tulisan tersebut sudah saya terbitkan dalam buku hibah yang terbit bulan Agustus 2017 dengan judul TRADISI BARU. Paling tidak kendati itu hanya pengalaman personal, rasa malu, cemas dan gamang saya berakhir. Maka saya pun dengan mantap melangkahkan hati ke Yogya dengan Argo Lawu, sebagai prajurit untuk menerima (pada 21 Februari ini), tugas kehormatan yang mudahmudahan tak akan pernah membuat ISI Yogya dan beliau-beliau yang berada di belakang hadiah dari langit itu, menyesal mempercayakannya pada saya. Salam hormat dan terimakasih serta rasa kangen saya yang tak pernah pupus pada Yogya yang membuat saya jadi prajurit teater. (Putu Wijaya)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Espresso

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

GORO-GORO Bu Amat heran, kenapa suaminya belum juga kembali dari rumah Ami. HidanPutu Wijaya gan makan siang sudah mubazir. Sekarang giliran makan malam mulai dingin. Waktu Amat pergi tadi, janjinya akan makan siang di rumah. Tapi yang kemudian datang justru Sugi, menantunya. “Bapak, mana, Bu?” “Lho, bukannya ke rumah Nak Sugi?” “Waduh, mungkin selisipan.” “Kenapa Nak Sugi? Ada perlu?” “Mau menyampaikan ini!” Sugi menunjukkan amplop besar. “Susul saja lagi ke rumah.” “Jangan, nanti takut selisipan lagi. Saya mau ke kampus dulu.” “Ya sudah taruh saja amplopnya di meja. Kadek sehat? Sudah diimuinisasi dipteri? Ibu lagi nanggung. Penting tidak? Sudah makan? Makan dulu, ibu lagi goreng tempe ini!” Tak ada jawaban. Bu Amat melongok. Kedengaran suara motor. Lalu suara teriakan Sugi.

“Pamit, Bu! Ada ujian!” Sekarang amplop itu masih menggeletak di meja. Untuk membunuh rasa kesal, Bu Amat membawanya ke teras dan mengeluarkan isinya. Begitu terbaca sekilas, ia terkejut. Lalu membaca ulang dengan sungguh-sungguh. “Ternyata apa yang Bapak bilang, betul, Bu,” kata Amat mengagetkan. Bu Amat mengangkat muka, memandang suaminya yang baru pulang dengan kesal. “Sudah ngerumpi ke mana saja Pemuda Tua ini?! Seharian ditunggu! Makan sate ke mall ya!” Amat tersenyum malu. “Untung Bapak ke situ! Ketemu caleg dadakan kita di sebelah ini. Gayanya sudah seperti pejabat saja. Lalu Bapak tes dengan buah pikiran si Djordje yang diterjemahkan Ami itu. Menurut Ami, itu betul-betul pendapat bule dari Beograd itu. Bapak kutip sampai titik komanya. Eh apa lacur… ternyata karena itu keluar dari mulut pribumi yang bernama Amat si Pemuda Tua ini, pendapat bule itu dicuekin saja oleh caleg kita di sebelah ini. Kalau Bapak sebut itu pendapat Djordje Marjanovich, putra profesor terkenal

KENTUT (4) di Belgrado, Pak Made pasti akan kontan memujikannya! Jadi sinyalemen Bapak betul! Meskipun telah 73 tahun merdeka jiwa kita masih terjajah! Kita memuja-muja Barat! He-he-he ... .” “Stopppp!!” Ketawa Amat putus. Bu Amat menatap tajam suaminya. “Tadi pagi Bapak ke mana?” “Ke rumah Ami.” “Ngapain?” “Ya, kan ngambil terjemahan surat Djordje. “Terus?” “Aminya ke puskesmas memaksin Kadek. Yang ada hanya Sugi.” “Terus?” “Sugi bilang, Bapak ambil saja di meja komputer sudah diprint Ami semalam, katanya dari kamar mandi.” “Terus?” “Kok Bapak seperti diinterogasi, ini?” “Terus!!” “Ya, terus tak ambil, tak bawa pulang dan tadi siang Bapak cecer Ami kenapa surat Djordje diubahubah. Ami bilang: tidak ada yang Ami ubah, ya itu surat Djordje! Memang begitu!” “Terus?” “Terus Bapak kecewa berat!

Phubbing Dari sekian banyak istilah zaman now di media sosial yang akrab di kalangan anak muda, istilah “phubbing” masih jarang terdengar atau dipergunakan dalam percakapan media sosial. Setidaknya masih kalah dengan istilah yang lebih dulu ngepop seperti “kepo”, “kudet”, “cu”, “omg”, “stalking/stalker” dan sebagainya. Menurut Wikipedia, phubbing adalah istilah yang diperkenalkan oleh kamus Macquairie untuk menyebut kebiasaan seseorang yang mengabaikan lingkungan dengan bersibuk diri dengan smartphone. Berbeda dengan banyak istilah dalam media sosial yang merujuk pada aktivitas seseorang di dalam dunia medsos, istilah phubbing dipergunakan untuk menyebut kecenderungan terciptanya jarak sosial yang digantikan dengan interaksi secara virtual. Dalam salah satu artikelnya, BBC Indonesia menyebutkan setidaknya ada tiga milliar orang,

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

atau sekitar 40% populasi dunia, menggunakan media sosial dan rata rata setiap pengguna medsos menghabiskan waktu dua jam setiap hari untuk membagikan, menyukai, menulis cuitan dan memperbaharui perangkat ini. Realitas yang terjadi dewasa ini memang mengarah pada dominasi komunikasi virtual dalam kehidupan manusia. Keranjingan terhadap medsos yang diakses melalui gawai atau smartphone sudah sedemikian parah, sehingga mungkin orang akan rela tidak sarapan atau melakukan aktivitas lain daripada kehilangan waktu untuk beraktivitas di medsos. Perkembangan Teknologi Komunikasi, Apakah Salah? Pertanyaan tersebut dengan cepat dan mudah akan dijawab dengan kata “tentu tidak”. Benar, teknologi yang diciptakan untuk mempermudah hidup manusia tidak salah. Bukankah berkomu-

Drs. Drajat Wibawa, M.Si.

nikasi dengan kerabat dan teman di zaman now jauh lebih mudah ketimbang komunikasi dengan teknologi 10 tahun yang lalu. Setiap pertanyaan apapun di zaman now mudah mencari jawabannya semudah jari-jari menari di atas mini qwerty-keyboard. Demikian pula ketika kita mencari kuliner favorit ketika sedang berada di suatu kota. Tersesat di tempat baru bukan hal menakutkan lagi karena peta elektronik yang ada dalam gawai akan

Habis, tadinya kan mau membanggakan Ami, karena tak mengira pikirannya kok bisa sebagus itu. Ternyata itu pikiran Djordje. Bapak sedih, marah. Lalu ke mall untuk hiburan. Eeeee, ketemu Pak Made. Bapak ulangi kata-kata di surat Djordje. Ternyata buat Pak Made, kata-kata itu hanya

abab, tak lebih dari kentut. Jadi apa pun kalau keluar dari mulut kita, akan dianggap kentut. Kalau begitu kualitas caleg kita, kita memang perlu revolusi mental!” “Betul! Dan itu mulai dari mental Bapak! Tadi Nak Sugi nyusul ke mari, dia bilang Bapak salah ambil! Itu bukan terjemahan surat Djordje, itu karangan Ami untuk Bali Post! Terjemahan surat Djordje, ini!’ Bu Amat meletakkan amplop surat dan isinya di tangan suaminya. Amat bengong.

LOWONGAN Kami Perusahan Media Massa dengan jangkauan pembaca di Bali, NTB, Jatim, dan Jakarta mencari

STAF PEMASARAN Syarat: - Pria/Wanita usia maksimal 35 tahun - Penampilan menarik, ramah, dan komunikatif - Bisa bekerja dalam tim - Menyukai tantangan Kirim lamaran lengkap ke: Gedung Pers Bali K. Nadha. Lantai III Jalan Kebo Iwa 63A Denpasar Telepon: (0361) 425373

cepat membantu menunjukkan arah dengan presisi tinggi. Media sosial merupakan salah satu produk teknologi informasi yang memungkinkan orang untuk tidak saja berinteraksi satu sama lain tetapi juga memberi ruang individu untuk mengekspresikan diri secara leluasa. Jika dalam tataran peran teknologi dalam mempermudah komunikasi hanya berdampak pada orang semakin mager alias malas gerak, maka ruang ekspresi diri yang terbuka melalui medsos sudah menyentuh beberapa tingkatan kebutuhan dasar individu (Maslow) khususnya kebutuhan akan kasih sayang (love and belonging needs) dan kebutuhan atas penghargaan (self esteem needs) serta kebutuhan akan kekuasaan (penguasaan) atau need for power (nPow) dalam konsep teori David McClelland. Itulah sebabnya mengapa per­ kembangan dunia medsos bisa

sedemikian pesat dan semakin menguasai kehidupan si pemilik akun medsos. Disinilah letak dari permasalahan yang memunculkan fenomena phubbing. Satu satunya instrumen sosial yang dapat membendung kecenderungan “peng­ asingan diri” ini adalah kontrol sosial yang perlu untuk dikedepankan dalam berbagai interaksi sosial. Kebutuhan tatap muka hakekat­ nya tidak dapat digantikan dengan interaksi virtual. Ekspresi emosi dapat berbahaya dan berdampak kesalahpahaman ketika diungkapkan secara virtual melalui medsos. Gerakan sosial untuk menyadarkan, membatasi aktivitas medsos dan mengedepankan interaksi sosial harus terus dilakukan untuk mengerem kecenderungan phubbing. Drs. Drajat Wibawa, M.Si. Pengamat Sosial/Security Risk Management, United Nation

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Berbagi dengan Penuh Rasa Cinta

Banyak cara dilakukan berbagi di hari Valentine. Seperti yang biasa dilakukan anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali, Diah Werdhi Srikandi. “Kalau saya saat Valentine hanya merayakan bersama keluarga. Merayakan juga dengan sederhana makan malam di luar, sekalian quality time dengan keluarga,” kata perempuan yang akrab disapa Gek Diah ini.

I

a menut urkan, kadang saat Valentine, bersama keluarga, berkunjung ke panti asuhan untuk berbagi sekaligus mengedukasi dan mengajarkan anak-anak untuk berbagi dengan sesama sejak kecil. Namun, kata dia, untuk tahun ini, ia hanya makan malam dengan keluarga karena kegiatan sangat padat dalam pilkada karena ditunjuk sebagai tim pemenangan KBS, jadi belum ada agenda ke panti asuhan. Sementara, bagi Utami Dwi Suryadi, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bali, ia tidak merayakan Valentine dengan cara yang spesial. Justru, ia melihat, kebiasaan orang merayakan Valentine jadi peluang usaha. Inilah yang dibidik putra keduanya, I Gst. Ngurah Adityanatha. Walaupun putra keduanya

itu, seorang mahasiswa S-2, ia tak malu mencoba berbisnis di usaha kuliner cokelat. Dengan aneka bentuk kreasi

cokelat sebagai hadiah Valentine, ia mencoba menawarkan produknya itu kepada temantemannya dan di media sosial instagram dengan nama magic kitchen. Harganya juga sangat terjangkau dari Rp 10 ribu sampai Rp 50 ribu. “Saya selaku orangtua tentu sangat mendukung kegiatan anak saya tersebut. Yang bisa saya berikan bantuan moral seperti dukungan dan motivasi. Kadang, anak s a y a j u g a b e rtanya bagaimana kreasi yang baik menurut saya. Kalau perlu bantuan modal juga saya dukung,” ujar Utami Dwi Suryadi. Bahkan, Utami mengatakan, turut membantu putranya itu saat membuat kreasi cokelat. “Orderan sudah dibuka seminggu sebelum Valentine. Kadang ia mengerjakan dari siang sampai

MENGENAL LEBIH DEKAT “RAJA SINGA” Oleh dr. A.A Ngurah Alit Pramarta, S.Ked.

“Raja Singa” atau sifilis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis adalah salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS) Umumnya, infeksi ini menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui pajanan cairan tubuh penderitanya, misalnya melalui darah.

Gejala pada Sifilis Primer Gejala yang paling umum pada sifilis primer adalah munculnya luka atau tukak. Luka ini muncul 3-90 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Luka ini seringkali tidak dihiraukan oleh penderita sifilis karena tidak menimbulkan rasa sakit. Gejala pada Sifilis Sekunder Sekitar 4-10 minggu gejala sifilis sekunder akan muncul. Ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, terutama pada telapak tangan dan kaki. Gejala lainnya adalah kutil pada kelamin. Khusus pada wanita, kutil bisa muncul di sekitar vagina. Sedangkan kemunculan kutil di sekitar anus bisa dialami pria dan wanita. Jika sifilis sekunder tidak ditangani dengan tepat, infeksi akan berlanjut ke tahap berikutnya. Gejala pada Sifilis Laten Pada tahapan ini bakteri tetap ada, tapi sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun. Selama 12 bulan pertama tahapan sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan. Setelah dua tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, tapi tidak bisa ditularkan kepada orang lain lagi. Tahapan ini bisa berlangsung bertahun-tahun. Jika tidak ditangani dengan benar, sifilis laten bisa berubah menjadi sifilis tersier

Gejala pada Sifilis Tersier Sekitar 30% penderita sifilis yang tidak diobati akan mengalami tahapan tersier. Gejala sifilis tersier dimulai beberapa tahun setelah

23

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Utami Dwi Suryadi

Diah Werdhi Srikandi

tengah malam. Saya sebenarnya tidak ikut mengerjakan, tapi ikut membantu memberi semangat dengan ikut menemaninya begadang,” kata Utami. Menurutnya, itu sebagai bentuk ungkapan kasih sayangnya kepada kerja keras putranya itu. Ia merasa sangat kagum, karena sejak muda, putranya sudah tertarik berbisnis dari keinginan dirinya sendiri. “Sebagai hadiah Valentine, tentu kami sekeluarga juga menikmati cokelat buatan anak saya. Rasanya menjadi sangat istimewa, karena dibuat dengan penuh rasa cinta,” tutur Utami Dwi Suryadi. Sementara, bagi Meilan, hari Valentine yang berbarengan dengan hari besar Imlek memberikan makna tersendiri baginya. Kebiasaan memberi

angpao juga tentu merupakan tradisi yang biasa ia lakukan. “Saya tidak biasa merayakan Valentine, tapi karena berbarengan dengan Imlek, jadilan angpao yang diberikan sekalian untuk hadiah Valentine. Intinya, tetap memberikan kasih kepada sesamanya dan berbagi kepada yang membutuhkan,” kata Meilan. Menurut Meilan, Valentine seharusnya dijadikan makna untuk saling mencintai sesama umat manusia, artinya tidak boleh kita saling menghujat. Jadi tidak hanya memberikan hadiah dalam bentuk materi, tapi ungkapan kasih sayang juga perlu dilakukan dengan menghormati orang lain, seperti memberikan kesempatan umat merayakan hari raya mereka masing-masing dengan suka-cita. (Wirati Astiti)

“Saya selaku orangtua tentu sangat mendukung kegiatan anak saya tersebut. Yang bisa saya berikan bantuan moral seperti dukungan dan motivasi. Kadang, anak saya juga bertanya bagaimana kreasi yang baik menurut saya. Kalau perlu bantuan modal juga saya dukung”

Pesawat Garuda dan Lounge Garuda

infeksi pertama menulari tubuh. Bagian tubuh di mana bakteri sifilis pertama masuk memengaruhi gejala yang dialami. Pada tahap ini, sifilis bisa sangat berbahaya dan bahkan menyebabkan kematian. Untuk pengobatan, penisilin cukup berhasil untuk mengobati sifilis primer dan sekunder. Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis antibiotik lain yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi terhadap penisilin. Pada kasus sifilis tersier, pengobatan memakan waktu lebih lama dan antibiotik diberikan melalui infus. Pengobatan ini bertujuan untuk meng­ hentikan infeksi, namun tidak bisa memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh sifilis tersier. Untuk pencegahan, setia dengan pasangan merupakan cara paling ampuh untuk mencegah infeksi sifilis. Penggunaan kondom bisa dilakukan sebagai langkah pengamanan alternatif. Sifilis masih bisa menular lewat seks oral. Hal ini terjadi ketika mulut bersentuhan langsung dengan luka pada organ intim seksual yang sudah terinfeksi. Gunakan dental dam ketika melakukan seks oral. Dental dam adalah selembar kain dari lateks. Alat ini berfungsi sebagai penghalang antara mulut dan organ intim sehingga penularan infeksi seksual bisa dicegah.

Bali Post Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln.Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp. (0361) 223958 Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar, Tlp. (0361) 425126 Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542

Hp. 087760050056, 081999275859

Hp. 082236657588


22

Sudut Pandang

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Tradisi Makan Bersama saat Imlek

Setelah hujan sepanjang hari, untunglah pada malam perayaan Imlek 2569 tidak turun hujan. Kalaupun turun hanya gerimis. Beda dengan pagi hingga sore di mana hujan cukup lebat yang menyebabkan banjir dan kemacetan lalu lintas di sejumlah titik di Jakarta. Cuaca dan suasana jelang Imlek yang mendukung ini disam­but gembira oleh sebagian umat yang mulai berdatangan untuk sembahyang di vihara-vihara di Jakarta. Salah satunya di Vihara Dharma Bhakti Petak Sembilan, Jakarta Barat.

Berbagi Tanggung Jawab dan Disiplin

Berbagi dengan orang-orang terdekat merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa sayang. Bahkan banyak orang merayakan hari-hari spesial untuk memperkuat rasa sayang itu.

N

Makanan khas imlek

Gelaran budaya imlek di Taman Anggrek Mal dan Atrium Jakarta sejak 8 Februari hingga 25 Februari 2018

B

icara Imlek, selain ber- anya keturunan Tionghoa totok dan sembahyang hal penting tidak terlalu ketat dalam menjalankan lainnya adalah makan tradisi nenek moyang, namun kalau bersama keluarga. Tra- pas makan malam Imlek, haruslah disi makan bersama ini tetap ber- sesuai tradisi. Yang disajikan adalah tahan di kalangan Tionghoa meski makanan-makanan khas Imlek. Salah mereka telah berpindah agama. satu yang harus dan pasti ada adalah Keluarga besar Ahok—mantan Gu- ikan. Ikan adalah lambang keberunbernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja tungan. “Biasanya mama yang masak Purnama-- misalnya, meski sebagian ikannya. Tapi ayah saya juga suka dari mereka kini memeluk agama menyiapkan hidangan Imlek,” ujar berbeda, namun tradisi makan ber- Olga seraya menyebut hidangan dari sama, kumpul dengan keluarga masih keluarga papanya adalah stim ayam, tetap dipertahankan. sayur juga telur. “Kami biasa merayakan Imlek dengan sederhana. Tradisi yang sam12 MACAM pai sekarang masih bertahan adalah MENU anggota keluarga kumpul untuk M a k a n makan bersama di malam Imlek di rumalam bersamah. Biasanya mama memasak menu ma keluarga di makanan Imlek antara lain makananmalam Imlek makanan kesukaan anak-anaknya,” juga menjadi ujar Fifi Lety Indra, adik Ahok. tradisi dalam Namun, wajah Fifi yang menkeluarga Ricky jadi kuasa hukum Ahok dalam kasus Cuaca, aktor perceraian dengan istrinya Veronica Tan, berubah sedih ketika menyebut tahun ini Ahok tidak bisa makan malam bersama keluarga di malam Imlek lantaran tengah menjalani hukuman penjara di Mako Brimob, Kelapa Dua. Namun begitu, dia dan keluarga berencana untuk membawa makanan kesukaan Ahok pada saat Imlek. “Pak Ahok sangat suka masakan mama. Tapi yang paling disukainya adalah masakan mama yang khas orang Melayu-Belitung seperti ayam atau bebek nanas,” tutur Fifi. Makan malam bersama saat malam tahun baru Imlek juga menjadi tradisi keluarga Olga Lydia. Seperti halnya keluarga Ahok, Olga dan keluarganya juga merayakan Imlek dengan sederhana. “Yang pasti adalah makan bersama keluarga. Baik itu makan di rumah atau makan di luar tapi semua keluarga kumpul,” ujar artis kelahiran Desember 1976 ini. Menurut pemeran sinetron ‘Rahasia Perkawinan’, ini, meski orangtuOlga Lydia kapanlagi.com

keturunan Tionghoa-Padang. Lain keluarga lain pula menu yang disajikan. Bintang sinetron ‘Ganteng Ganteng Serigala’ ini bertutur makanan khas Imlek keluarganya beragam-ragam. “Ada 12 macam menu, itu melambangkan 12 macam shio dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa,” ujar Ricky.

Menur-menu itu, lanjutnya, masing-masing memiliki makna. Seperti mie panjang yang melambangkan panjang umur, ayam kodok yang merupakan simbol kebahagiaan dan keberuntungan, dll. “Tak ketinggalan, pasti ada kue keranjang agar hubungan keluarga tetap erat,” tambah Ricky. (Diana Runtu)

Fifi Lety Indra

Tata Cara Makan untuk Raih Keberuntungan Selain kue keranjang, makanan khas Imlek yang wajib ada dan disantap bersama keluarga adalah mie panjang dan ikan yang melambangkan panjang umur dan keberuntungan. Dengan menyantap makanan-makanan itu diharapkan berumur panjang juga dianugerahi keberuntungan sepanjang tahun. Ada beberapa jenis ikan yang biasanya menjadi sajikan makan bersama. Dengan menyantap ikan di malam tahun baru dianggap bisa membawa keberuntungan sepanjang tahun berikutnya. Makan ikan pun ada aturannya, tidak bisa asal makan. Mengutip dari berbagai sumber, ikan disajikan bukan hanya pada malam Imlek Ikan, makanan wajib imlek tapi juga pada saat makan bersama pada hari ‘H’. Jika ikan itu hanya satu maka itu dimakan dua ikan disantap paling akhir setelah makanan lainnya. kali atau tidak dihabiskan dalam sekali makan. Makanan lainnya adalah ayam atau bebek yang Jadi sebagian dimakan pada malam hari dan semerupakan simbol udara yang memiliki arti kesetiaan bagian lagi pada hari ‘H’. Ini menyangkut kepercayaan dan ketaatan. Dalam penyajikannya adalah ayam atau orang Tionghoa bahwa dengan tidak menghabiskan bebek juga disajikan utuh tidak terpotong-potong. ikan dalam sekali makan diharapkan setiap tahun akan Harapannya adalah keluarga yang memakannya tetap mendapatkan keberuntungan. utuh dan bahagia selalu. Namun, tata cara memakan ikan maupun meHidangan babi juga menjadi salah satu hidangan nyisakan ikan untuk dimakan keesokan harinya pun penting dalam makan bersama jelang Imlek. Dengan berbeda di beberapa tempat. Misalnya di masyarakat memakan babi diharapkan orang giat bekerja tidak Cina sebelah utara Sungai Yangtze memiliki tradisi menjadi pemalas seperti karakter babi. menyisakan bagian kiri atas untuk dimakan keesokan harinya. Hal itu diyakini sebagai pembawa Sayuran pedas, juga menjadi menu berkah dan keberuntungan. Tradisi yang selalu ada dalam hidanmakan ikan lainnya adagan Imlek. Biasa disebut lah orangtua yang yu sheng. Makanan menyantap ikan ini semacam terlebih dahusalad, tidak lu sebelum hanya berupa anggota sayuran tapi keluarga juga camlainnya. puran buah Itu merudan ikan. p a k a n Makanan ini simbol dari melambangkan rasa hormat. keberuntungan dan pengharapan di tahun Soal penbaru. Tata cara memakannya, golahan ikan, beYu Sheng makanan khas imlek adalah seluruh keluarga mengaduknya bas dilakukan sesuai selsecara bersama kemudian mengangkat yu sheng era. Yang terpenting adalah materi tinggi-tinggi. Maknanya semakin tinggi mengangkat yu dasarnya adalah ikan dan dimasak secara utuh tidak sheng maka keterkabulan harapan juga keberuntungan dipotong-potong. Ikan bisa dibuat sup, dikukus atauakan semakin besar. (Diana Runtu) pun dimasak bumbu. Yang juga menjadi ‘syarat’ adalah

3

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

uansa kasih sayang masih terasa meskipun hari kasih sayang atau yang lebih popular dikenal dengan Valentine s day sudah lewat. Bahkan tahun ini, hari kasih sayang berdekatan dengan hari raya Imlek. Dua momen ini dirayakan dengan cara berbeda namun memiliki makna yang sama yaitu mengajarkan arti berbagi. Menurut I Gusti Ayu Lokita Purnamika Utami, S.Pd., M.Pd., dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Undiksha, harihari spesial untuk menunjukkan kasih sayang dan berbagi penting untuk dirayakan. Meskipun berbagi dan kasih sayang dapat

dilakukan setiap saat akan tetapi dengan adanya momen spesial, seseorang akan menjadi lebih peka terutama seorang anak. Perempuan yang akrab disapa Lokita ini mengatakan bahwa peringatan hari kasih sayang ini sebagai cara untuk mengingatkan anak-anak bahwa orangorang di sekitar mereka adalah orang yang mereka sayangi. Dengan hari kasih sayang itu juga mengajarkan bentuk kasih sayang nyata kepada anak, sebab anak akan lebih cepat mengerti dengan sesuatu yang nyata ketimbang cara penyempaian yang abstrak. “Kalau hanya sekadar, aku sayang kamu. Anak-anak mungkin tidak akan paham apa itu

I Gusti Ayu Lokita Purnamika Utami

maknanya, tetapi dengan satu hari itu, anak-anak akan mengingat siapa yang akan mereka berikan hadiah, siapa yang mereka sayangi. Itulah kesempatan mereka memikirkan siapa yang seharusnya mereka curahkan kasih sayangnya. Sederhananya seperti itu,” ungkap perempuan yang sebentar lagi menamatkan studi S3-nya.

Sebagai orangtua Lokita memandang perayaan hari kasih sayang sebagai waktu yang tepat untuk memberikan edukasi kepada anak-anak bahwa mereka tidak hidup sendiri. Dirinya menambahkan sebagai orangtua memiliki peran untuk membawa perayaan kasih sayang tersebut ke hal yang baik dan positif. “Banyak di media sosial yang kontra dengan perayaan ini karena dianggap buruk, mengapa buruk kalau kita bisa membawa ke arah yang baik,” jelasnya. Perempuan kelahiran Singaraja 2 April 1983 ini mengaku tidak ada perayaan khusus tetapi makna berbagi dalam perayaan kasih sayang selalu ia terapkan dalam keluarga. “Saya senang melakukan perayaan dan saya pikir ini penting untuk mendidik anak,” imbuhnya. Ibu tiga anak ini juga mengatakan bahwa bentuk kasih sayang sudah ia tanamkan sejak kecil kepada anakanaknya. Tidak hanya memberi hadiah, tetapi Lokita juga mengajarkan berbagi

tanggung jawab dan disiplin sejak kecil kepada ketiga anaknya. “Anak-anak selalu diarahkan untuk melihat tanggung jawab dan disiplin di rumah terutama berbagai tanggung jawab dengan saudaranya terhadap tugas-tugas rumah,” paparnya. Sementara itu, momen berbagi juga dirasakan pada perayaan Imlek. Meskipun secara agama keluarganya tidak merayakan, namun karena memiliki teman yang merayakan Imlek maka dirinya juga ikut merayakan dengan ikut mengucapkan bagi teman yang merayakan. “ini adalah salah satu bentuk berbagi meskipun tidak merayakan tetapi ikut mengucapkan bagi teman-teman yang merayakan,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Bahagia Melihat Senyum Selama ini sebagian masyarakat, mungkin, mengira artis yang penghasilannya melimpah hanya hidup berfoya-foya. Padahal banyak dari mereka yang aktif dengan berbagai kegiatan sosial, baik dalam kelompok besar maupun kecil, bahkan sendirian. Bagi mereka kehidupan dan rezeki yang mereka terima haruslah disyukuri dan bentuk rasa syukur itu, salah satunya adalah berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Artis Dewi Sandra misalnya, melakukan itu sebagai ungkapan rasa syukurnya. Berbagi kepada sesama yang membutuhkan, katanya, adalah suatu keharusan apalagi ketika seseorang memiliki sesuatu berlebih. “Tidak harus menjadi orang kaya untuk bisa berbagi dengan sesama. Saya bukan orang kaya, tapi saya bersyukur atas rezeki yang diberikan Tuhan,” ucapnya. Sebenarnya, kata Dewi, pendidikan peduli kepada sesama itu sudah didapatnya sejak kecil dari orangtuanya, dan itu sudah dia aplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari sejak dulu hingga sekarang. “Kita harus banyak bersyukur mendapat rezeki lebih. Karena masih banyak orang, khususnya di negeri kita yang kekurangan. Wujud dari syukur itu ya antara lain berbagi dengan sesama. Jadi dalam kehidupan ini tidak hanya melulu diisi dengan mencari duit tapi juga harus ada keseimbangan,” ungkap artis kelahiran Rio De Janeiro 1980 ini. Dalam rangka itu juga Dewi di sela-sela kesibukannya, baik itu syuting maupun kegiatan off air lainnya atau pun mengurus keluarganya,

ia masih menyempatkan diri untuk aktif di kegiatan sosial. Dari berbagai kegiatan itu, di mana di antaranya dia berkesempatan mengunjungi banyak daerah, dia melihat masih banyak orang yang sangat membutuhkan uluran kasih sesama. “Aku bisa merasakan apa yang mereka rasakan karena aku pun dulu pernah menjalani kehidupan yang sederhana, nggak punya uang. Makanya ketika aku mendapat rezeki lebih, aku sangat mensyukurinya dan ingin berbagi dengan yang lain,” tutur Dewi yang memulai debutnya di dunia entertainment sebagai model. Dari dunia modeling itu Dewi yang bersuara merdu dan unik merambah ke dunia tarik suara pada 1998, albumnya ‘Tak Ingin Lagi’ meraih penghargaan AMI sebagai album R&B Terbaik 2001. Eksis di dunia tarik suara, mantan istri Glenn Fredly ini merambah ke dunia presenter juga akting (sinetron dan film) yang aktif hingga kini. Seolah masih kelebihan waktu dengan seabreg kegiatannya, istri Agus Rahman ini pun menyempatkan diri melakukan banyak kegiatan sosial. Menurut Dewi melakukan kegiatan sosial merupakan kebahagiaan tersendiri baginya. Menyaksikan senyum di wajah-wajah mereka saat melakukan kegiatan sosial adalah suatu yang membahagiakannya. Di tahun 2018 ini, katanya, dia berharap bisa melakukan aksi lebih banyak lagi untuk menolong sesama. Beruntungnya, sang suami, Agus Rahman juga sangat mendukung aktivitas sosialnya. Sehingga dengan begitu pemeran Sabina dalam film ‘Ayat-Ayat Cinta2’ ini semakin mantap dan tenang dalam berkarya. (Diana Runtu)

kapanlagi.com


4

Sosialita

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Mandalika

Inspektorat Provinsi NTB

Cok Istri Mirah, S.E.

memang Beda

Tak banyak perusahaan yang bersedia membagi sebagian keuntungannya dengan yang lain. Namun hal inilah yang justru dilakukan Ode-nant Textile. Keuntungan dikembali­ kan lagi kepada member melalui diskon, komisi, reward, dan beberapa acara, seperti assembly yang diisi dengan pelatihan-pelatihan, pengenalan produk, yang dilaksanakan setiap bulan.

Cok Istri Eka Pratiwi

I

ni sesuai dengan visi Ode-nant, menjadi suatu perusahaan yang bisa memberikan pe­ luang kepada member atau koordinator yang bergabung untuk memperoleh penghasilan yang setinggi-tingginya, dengan risiko yang sangat minimal, selalu mengedepankan etika bisnis, serta penuh kasih sayang. “Jadi, jika ada member atau koordinator yang tidak ramah, bilang sama Bu Cok ya,” ujar Cok Istri Mirah, S.E. sembari bercanda di depan undangan yang hadir pada acara “Semarak Odenant 2018” di Hotel Nikki Denpasar, Minggu (11/2). Untuk mencapai visi tersebut, owner Ode-nant Textile ini menga-

takan Ode-nant memiliki misi melakukan inovasi dalam hal sistem, produk, dan SDM. Ini pula yang membuat Odenant berbeda dengan toko lainnya. “Ode-nant memakai sistem setengah retail dan setengah direct selling (berbagi keuntungan). Sistem penjualan produk di Ode-nant melalui koordinator dan member,” jelas Cok Mirah—sapaan akrabnya. Ode-nant yang tahun ini memasuki usia kelima semakin berkembang, dan kini sudah memiliki empat toko. Yakni Odenant di Jalan Kenyeri, Ode-nant Tabanan, Pratiwi-Renon, dan toko terbaru Ode-nant EKP di Tohpati Denpasar. “Di Ode-nant EKP ini, member bisa berbelanja online. Sebagian besar orang mengalami keterbatasan waktu untuk berbelanja di toko dan biaya yang cen­ derung lebih mahal bila dihitung dengan biaya perjalanan. Ode-nant EKP adalah salah satu kemudahan dalam hal pelayanan yang diberikan oleh Ode-nant kepada para membernya yang ingin berbelanja secara online. Pembelian eceran dan grosir secara online hanya akan dilayani di Ode-nant EKP,” jelas Cok Istri Eka Pratiwi, penanggung jawab Ode-nant EKP. Per 31 Desember 2017, Odenant sudah memiliki 4.629 member biasa, dan 293 member reseller. Untuk member, ada member reseller dan member grosir. “Member reseller ini tanpa risiko karena

diberikan kemudahan untuk me­ minjam barang dan hanya membayar untuk barang yang terjual. Sementara member grosir yang memegang kartu hijau, ada syarat minimal pengambilan,” jelas Cok Mirah. Untuk jumlah koordinator gold 7 orang, koordinator silver 10 orang, koordinator bronze 3 orang, koordinator metal 1 orang, dan koordinator image 15 orang. Dalam acara “Semarak Odenant 2018” yang dihibur artis pop Bali AA Raka Sidan dan Gek Oca ini, diisi dengan penyerahan hadiah untuk 10 orang pertama yang datang paling awal, pelantikan Sales Coordinator baru, fashion show dari para koordinator, pemberian reward kepadaTop Member Odenant 2017 dan Top Sales Coordinator 2017, launching produk baru dan promo produk, serta penyerah­an bantuan kemanusiaan untuk korban bencana Gunung Agung. “Kami salut dengan sema­ ngat para koordinator yang berhasil mengumpulkan dana kemanusiaan, yang kemudian diserahkan secara simbolis kepada perwakilan PMI Bali,” ungkap istri dari Cokorda Gde Agung, S.H. ini. Penyerahan reward untuk Top Member 2017 dilakukan oleh Cok Mirah dan Cok Gde Agung kepada 3 laki-laki hebat, yakni Gusti Putu Yadnya (Top Member 1), Dewa Nyoman Mudra (Top Member 2), dan I Ketut Sukarta, S.H., (Top Member 3). Sementara untuk Top Koordinator 2017 masih tetap dipegang 3 srikandi yakni Ni Luh Suasti Asih, S.E. (Top Koordinator 1), Gung Puspariani (Top Koordinator 2), dan Tjok Istri Srimas Pemayun, S.H., M.H. (Top Koordinator 3). “Di Ode-nant, apa pun profesinya, semua bisa sukses, yang penting niat dan semangat untuk jadi wanita mandiri,” ujar Cok Srimas yang adalah PNS dan menjalani bisnis

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

21

Terapkan Probity Audit Dalam upaya meminimalisir kesalahan dan timbulnya permasalahan hukum dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah Provinsi NTB, audit kejujuran dinilai penting untuk segera diterapkan. Langkah preventif diambil oleh Inspektorat Provinsi NTB untuk mencegah kesalahan atau ketidakjujuran dalam proses pengadaan tersebut dengan menerapkan probity audit atau audit kejujuran/integritas dalam proses pengadaan barang/jasa pada sejumlah perangkat daerah Provinsi NTB, mulai tahun 2018 ini. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi kerugian negara dan permasalahan hukum di kemudian hari.

P

elaksanaan probity audit ini, menurut Kepala Inspektorat Provinsi NTB, Ibnu Salim, S.H., M.Si., saat membuka Bimbingan teknis Reviuw RPJMD dan Probity Audit bagi para auditor/APIP Inspektorat Provinsi dan kabupaten/kota se-NTB di Mataram beberapa waktu lalu, sebagai implementasi dari komitmen bersama dalam pencegahan korupsi terintegrasi yang telah ditandatangani oleh seluruh Kepala Daerah dan Ketua DPRD se-NTB tahun 2017 lalu. Khususnya komitmen untuk memperkuat kapabilitas APIP dalam melakukan pengawasan, termasuk untuk memenuhi harapan LKPP-RI agar Pengawas Pemerintah (APIP) lebih aktif melaksanakan probity audit untuk meminimalisir kesalahan dalam proses pengadaan.

Cok Mirah dan Cok Gde Agung bersama Nominasi Top Koordinator 2017

Cok Mirah dan Cok Gde Agung bersama Top Koordinator 2017

Itulah sebabnya selama dua hari ini Inspektorat Provinsi NTB fokus melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) probity audit tersebut. Bimtek ini merupakan langkah strategis yang diambil institusi ini untuk terus mendorong peningkatan kapabilitas APIP Inspektorat NTB dari level III saat ini untuk bisa naik kelas ke level IV, yang diharapkannya bisa terwujud tahun depan. Menurut Ibnu, probity audit selama ini belum pernah dilaksanakan di NTB, sehingga hal ini disinyalir menjadi salah satu penyebab masih ditemukannya kendala dan permasalahan hukum dalam proses pengadaan barang/ jasa. Auditor Madya BPKP NTB, F. Hary Fitrajuwanto, didampingi Arsi Fajriar, Auditor Pertama pada BPKP NTB yang hadir sebagai narasumber pada Bimtek yang

Bimbingan teknis Reviuw RPJMD dan Probity Audit bagi para auditor/APIP Inspektorat Provinsi dan kabupaten/kota se-NTB

dimoderatori oleh Inspektur Pembantu khusus (Irbansus), GP.Aryadi, S.Sos. MH tersebut antara lain mengungkapkan bahwa audit kejujuran bertujuan untuk membantu, mendampingi perangkat daerah agar proses pengadaan barang dan jasa dilakukan secara benar dan penuh integritas dengan mematuhi semua ketentuan dan persyaratan yang diperlukan. Selain itu, auditor dalam probity audit juga bertugas untuk membantu menilai dari sisi efektivitas, efisiensi dan keekonomisan suatu proses pengadaan/jasa pemerintah. Menurutnya, penekanan probity audit fokusnya pada bagaimana pekerjaan dilaksanakan atau proses pekerjaan tersebut berjalan, bukan pada hasil akh-

irnya. Dalam hal ini auditor harus memperjelas bahwa audit probity merupakan proses standar yang bertujuan membantu, mencegah kesalahan atau penyimpangan, bukan mempersulit. Karena itulah probity audit dilakukan dari tahapan indentifikasi kebutuhan dan persyaratan; perencanaan pengadaan; penyusunan dokumen pengadaan dan penerimaan penawaran serta pemilihan penyedia hingga pada evaluasi dan penetapan pemenang, administrasi dan penandatanganan kontrak, termasuk tahapan pelaksanaannya. Dengan demikian, audit kejujuran merupakan pemberian jaminan atas proses pengadaan barang/jasa agar dilakukan dengan benar, cermat dan menaati semua

persyaratan yang diperlukan dengan cara melakukan pengawasan independen terhadap proses pengadaan dan mengungkapkan pendapat obyektif mengenai apakah persyaratan probity audit yang telah ditentukan telah ditaati. Jadi pelaksanaan probity audit akan fokus pada proses, untuk mencegah kesalahan/mengatasi risikorisiko pada tahap perencanaan, pemilihan dan pelaksanaannya. Selain itu teknik-teknik dalam melakukan probity audit yang baik serta persyaratan/standar kompetensi APIP yang harus dipenuhi juga menjadi bagian penting yang disampaikan dalam kegiatan ini, termasuk pula jenisjenis Pengadaan Barang Jasa (PBJ) yang dilakukan probity audit. (Nanaiek I. Tafan)

MNEK 2018 Segera Digelar di NTB

Cok Mirah dan Cok Gde Agung bersama Top Member 2017

di Ode-nant ini sebagai sumber penghasilan tambahan. Diakuinya, dukungan suami dan anak selama ini menjadikannya lebih leluasa menjalani bisnis di Ode-nant. Gung Puspa juga mengucapkan terimakasih atas dukungan keluarga besar Ode-nant dan sudah

Fashion show produk Ode-nant oleh para koordinator

diberikan tanggung jawab sebagai koordinator. “Di Ode-nant, tak hanya mendapatkan penghasIlan tambahan, tapi kami juga bisa banyak mendapat teman dari usia muda sampai lingsir (tua),” ucap Gung Puspa yang diamini Suasti. –ten

Even besar kembali akan digelar di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bumi Gora dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan event berskala dunia, Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018, yang akan digelar pada bulan Mei 2018 mendatang. “Ini merupakan kebahagiaan bersama, karena kami melihat acara ini sesuai dengan program Pemerintah Provinsi NTB dalam rangka memantapkan orientasi pembangunan maritim NTB ke depan,” kata Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, S.H., M.Si., saat Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara TNI Angkatan Laut dengan Pemerintah Provinsi NTB bersama Pemerintah Kota Mataram, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah dan Klungkung dalam rangka pelaksanaan kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 tersebut di Kantor Gubernur NTB, minggu lalu. Amin berharap bahwa kedatangan para pelaut dari negaranegara sahabat ke Lombok dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kunjungan pariwisata dan meningkatkan investasi di NTB. “Acara yang melibatkan 38 negara sahabat ini otomatis

Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, MSi, saat Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara TNI Angkatan Laut dengan Pemerintah Provinsi NTB dalam pelaksanaan kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 di Kantor Gubernur NTB

akan menghadirkan ribuan orang dari berbagai belahan dunia. Ini tentunya akan memberikan kontribusi dalam peningkatan industri pariwisata NTB yang alhamdulillah tumbuh pesat diikuti dengan pertumbuhan ekonomi kreatif kita yang dapat menumbuhkan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan investasi, serta peningkatan kemajuan dari berbagai sektor lainnya,” ujarnya. MNEK 2018 merupakan latihan bersama dengan Angkatan

Laut negara-negara sahabat dalam operasi militer selain perang yang digelar setiap dua tahun sekali, dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama dalam menanggulangi bencana dan permasalahan kemanusiaan di suatu kawasan yang perlu mendapat perhatian semua negara. Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), Laksamana Muda TNI. Didik Setiyono, S.E., M.M. menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Provinsi NTB

dan jajarannya atas kerja sama dan dukungan menyukseskan kegiatan ini. “Penyelenggaraan kegiatan MNEK 2018 ini adalah yang ketiga kali setelah yang pertama di Batam dan Kepulauan Anambas, Natuna tahun 2014, kedua di Padang dan Kepulauan Mentawai tahun 2016, dan ketiga yang akan berlangsung di NTB dan Nusa Penida Bali tahun 2018,” kata didik. Ditambahkannya, dalam latihan ini akan melibatkan Angkatan Laut dari beberapa negara sahabat. Dengan kegiatan ini lanjutnya, budaya dan wisata NTB yang selama ini cukup menarik dapat dipromosikan, karena NTB merupakan salah satu daerah yang sukses membangun industri pariwisata. MNEK 2018, mengusung tema “Cooperation to Respond Disaster and Humanitarian Issues” (Kerja Sama untuk Menanggapi Bencana dan Permasalahan Kemanusiaan). Hal ini dilatarbelakangi oleh letak geologis Indonesia yang sangat rawan bencana karena terletak pada cincin api (ring of fire) yang berpotensi terjadi bencana gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan tanah longsor. Sedangkan

ditinjau dari letak geografis, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki kerawanan terhadap tindak kriminal dan ilegal melalui laut. Kegiatan MNEK 2018 yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 - 9 Mei 2018 mendatang akan diisi dengan berbagai kegiatan, yaitu ice breaking, naval exercise, upacara pembukaan, admiral inspection, pelayaran kebangsaan, pameran maritim, kirab kota, Mataram Komodo Fun Run dan fun bike, culinary program, culture performance, city tour, spouse program, kemah pesisir, marine vilage, Medcap (Medical Civic Activity Program), Encap (Engineering Civic Activity Program), transplantasi terumbu karang, penandatanganan dan penenggelaman prasasti serta gala dinner. Kegiatan Medcap akan berlangsung di Lombok Utara dan Nusa Penida meliputi pengobatan umum, bedah minor, dan penyuluhan kesehatan, sedangkan kegiatan Encap terbagi di dua tempat yaitu bedah rumah di Nusa Penida dan pengerasan jalan di Lombok Utara. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Dra. Hj. Wartiah, M.Pd.

Perempuan bisa Memimpin

Gaya bicaranya tegas dan lantang serta bahasa tubuh yang selalu dinamis mencirikan pribadi yang kuat dan pantang menyerah ada dalam diri Dra. Hj. Wartiah, M.Pd., Ketua DPW PPP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Melihat caranya mengisahkan perjuangannya dalam dunia politik, pantaslah ia bisa berada pada posisi memimpin partai ini. Kala itu, di tahun 2011 saat berlangsung pemilihan Ketua DPW PPP NTB, di tengah cemoohan dan hujatan serta menghadapi pesaing-pesaing laki-laki yang merupakan tokoh-tokoh penting PPP NTB, Wartiah melenggang menuju kursi pimpinan PPP NTB.

D

Dra. Hj. Wartiah, M.pd.

engan terpilihnya ia sebagai Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan Nusa Tenggara Barat, Wartiah membuktikan diri bahwa perempuan bisa. Tidak tanggung-tanggung, ia memimpin PPP NTB selama dua periode hingga tahun 2020 mendatang. “Asal mau berjuang, perempuan bisa memimpin,” ujarnya. Kini ia menjadi satu dari hanya d u a Ke tu a D P W PPP perempuan di seluruh Indonesia, bersama dengan Ketua DPW PPP Jawa Barat. Dari tempat inilah, Wartiah bertekad ber-

juang untuk kepentingan rakyat. Mimpi yang dulunya dilarang kini akhirnya terwujud. Ketika ia mencalonkan diri sebagai Ketua DPW PPP NTB, entah dari mana datangnya, Wartiah mengaku pernah menerima SMS bernada ancaman dan juga melarangnya untuk bermimpi menjadi ketua. “Bermimpi saja saya itu dulu dilarang,” kata perempuan kelahiran 31 Desember 1968. Memiliki jiwa petarung yang gigih telah mengantar Hj. Wartiah menuju posisi tertinggi dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Nusa Tenggara Barat. Berlatar belakang sebagai aktivis ketika kuliah di IAIN Mataram (sekarang UIN Mataram), membuat Wartiah memiliki keberanian lebih untuk maju dan berjuang merebut kursi demi mengangkat marwah kaum perempuan. Diakuinya,

Selalu Berprasangka Baik Jika mendengar kisah perjuangan mantan Ketua Korps PMII Puteri Mataram ini rasanya agak mustahil bagi seorang perempuan bisa bertahan dalam ‘medan tempur’ yang penuh dengan intrik dan tekanan yang begitu kuat, tetapi Wartiah justru dengan gemilang keluar sebagai pemenangnya. Baginya memenangkan pertarungan dalam perebutan kursi Ketua DPP PPP NTB itu adalah kemenangan perempuan sekaligus kemenangan masyarakat yang akan diperjuangkannya. Tidak main-main, Wartiah bukan hanya sekali menjadi ketua partai ini, melainkan telah dua periode ia memimpin partai berlambang Ka’bah tersebut. Hanya satu prinsip kunci yang dipegangnya selama ini yaitu selalu berprasangka baik. Perjuangannya menjadi begitu berat dalam dunia politik ini, menurutnya lebih karena ia seorang perempuan yang harus bertarung di tengah kekuatan laki-laki. Apalagi partai yang akan dipimpinnya adalah Partai Islam, yang di sana sini masih terdengar suara yang tidak memperbolehkan seorang perempuan untuk menjadi pemimpin. Tidak sampai di situ, ketidakberuntungannya dalam membangun rumah tangga sehingga membuatnya berada dalam posisi hidup sendiri setelah perceraiannya juga menjadi alasan lawan untuk mengganjal langkahnya.

Berkarir di medan politik adalah jalan yang dengan sadar dipilih Wartiah. Karena itu sejak awal ia telah siap dengan segala konsekuensinya. Ia tahu persis untuk bisa memperoleh dan bertahan pada satu posisi yang dituju dalam politik itu haruslah direbut. “Tidak ada dalam politik itu istilah diberi, melainkan harus direbut,” ungkap Wartiah. Dunia politik yang dikuasai mayoritas laki-laki memang sempat membuatnya nyaris meny-

erah, ketika ia berada pada titik terendah menghadapi gempurangempuran lawan yang menyerang pribadinya. Namun karena ia memiliki pegangan yang kuat, yaitu tempat berlindung pada Allah SWT, membuatnya tidak memiliki rasa takut sepanjang jalan yang ditempuhnya itu berangkat dari niat pengabdian untuk masyarakat. Ia hadapi semua rintangan dan halangan itu dengan menguatkan jiwanya, membangun keyakinan dan fokus pada per-

Perjuangan Wartiah merebut posisi dalam politik adalah demi bisa memperjuangkan kepentingan masyarakat lewat partainya

Salah satu kegiatan Wartiah adalah banyak turun ke masyarakat

tidak mudah bagi dirinya yang seorang perempuan itu untuk sampai pada perjalanannya hari ini, menjadi Ketua DPW PPP Provinsi NTB. Berangkat dari keluarga besar pendukung PPP, memicu semangatnya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat lewat partai politik ini. Awalnya

juangan bahwa hanya karya yang akan memenangkan pertarungan itu, bukan soal laki-laki atau perempuan. Yang luar biasa dari perjuangan Wartiah saat merebut kursi Ketua DPW PPP NTB periode pertama di tahun 2009 adalah, di saat yang bersamaan itu ia menghadapi tiga ujian sekaligus. Ujian dalam rumah tangganya ketika proses perceraiannya dengan suaminya, ia juga harus mengahadapi ujian S2-nya di Universitas Negeri Surabaya juga ujian politik ketika mencalonkan diri sebagai Ketua DPW PPP NTB itu. Bagi orang biasa yang tidak memiliki kekuatan hati dan tekad yang kuat, apalagi perempuan dalam posisi Wartiah, pastilah kalah ketika bertarung. Tekanan dan intrik bak peluru yang menembus jantungnya, bertubi-tubi. Ia bisa saja mati berkali-kali. Namun, Wartiah justru mampu melewati semua itu dengan pencapaian tertinggi; keluar sebagai pemenang. Karena itulah setelah ia memenangkan pemilihan ketua itu, ia membuktikan kepemimpinannya dengan karya-karya terbaik. Ia tunjukkan prestasi itu sebagai bukti bahwa PPP NTB tidak salah memilih dirinya yang perempuan itu sebagai ketua. Ia lalu fokus bekerja menuju tujuannya sebagai ketua dengan tidak menghiraukan serangan-serangan lawan karena ia tahu yang menentukan nasib manusia itu hanyalah Allah SWT. Salah satu prestasi penting yang diraih Ketua Fatayat NU NTB ini selama dua periode memimpin PPP NTB adalah

ia hanyalah simpatisan biasa di partai ini hingga perjalanan nasib dan takdirnya membawanya mencapai puncak dengan merebut kursi tertinggi. Tentu ini tidak diperoleh Wartiah dengan mudah, melainkan begitu banyak pengorbanan yang harus ia berikan dalam perjuang­a nnya itu. (Naniek I. Taufan)

meningkatnya jumlah kursi PPP NTB di DPRD Provinsi NTB dan DPRD kabupaten dan kota. “Peningkatan itu ada di DPRD Provinsi, yang tadinya periode 2009-2014 hanya 4 kursi naik menjadi 6 kursi pada periode 2014-2019. Sedangkan kursi DPRD kabupaten dan kota seNTB dari 19 kursi pada periode 2009-2014 menjadi 25 kursi pada periode 2014-2019,” kata Ketua Komisi V DPRD NTB ini. Bukankah ini bukti bahwa jika perempuan diberi kesempatan, maka ia bisa menjadi bahkan lebih unggul dari laki-laki. Pencapaian ini tentulah merupakan prestasi yang tidak mainmain. Jangankan untuk menambah kursi, mempertahankan saja demikian sulitnya. Tetapi di bawah kepemimpinan perempuan bernama Wartiah, prestasi itu berhasil diraih dari sebuah perjuangan. Karena tidak mungkin jika tidak diperjuangkan lalu kursi wakil rakyat itu bisa bertambah. Keberhasilan itu membuat suarasuara sumbang yang selama ini ditujukan kepada Wartiah yang seorang perempuan, sedikit demi sedikit mulai tak terdengar. Itu artinya kepemimpinannya diakui adanya. Wartiah tidak diam, melainkan ia bekerja, bekerja dan bekerja. “Saya kemudian merasa sudah tidak lagi diremehkan seperti dulu,” ungkap putri dari H. Abdurrahman (alm) dan Hj. Wasiah (alm). Begitulah Wartiah, saat ia bekerja, ia tidak banyak bicara namun memberikan hasil yang nyata bagi partainya. (Naniek I. Taufan)

Sosialita

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Selalu Ada Produk Baru O

de-nant Textile memiliki produk unggulan yakni batik (terbuat dari bahan katun, sutera, dobby, atbm, fiscos, paris) dan endek (terbuat dari sutera dan katun). Ada produk pendamping/tambah­ an, di antaranya border, brokat, aksesori, kipas, tas, dompet, sandal (terbuat dari bahan kulit dan non-kulit), dan aneka textile (seperti bsw, kain polos, dll.). Dan yang terbaru, kini di Ode-nant juga ada produk pelengkap yakni aksesoris. “Di balik produk itu ada label Ode-nant, demikian halnya dengan produk-produk batik, semua akan diberi label Ode-nant. Kalau ada batik berlabel Ode-nant luntur, baliki saja,” imbuhnya. Dalam “Semarak Ode-nant 2018” yang juga dihadiri Pimpinan BRI Denpasar Gajah Mada, Ketut Manuartha, direktur serta para dosen Pasca Sarjana Universitas Ngurah Rai, Ny. Sri Utari Satria Naradha, penasihat Ode-nant

Melalui program baru ini, dikatakannya juga akan turut meng­ angkat produksi dalam negeri karena akan terus menggerakkan perekonomian kreatif masyarakat lokal. Program bazaar produk ini pun diapresiasi oleh pimpinan BRI Denpasar Gajah Mada Ketut Manu­artha. Ia mengatakan pro-

gram ini luar biasa karena memuat konten lokal dan akan berpe­ ngaruh pada daya jual ekonomi yang luar biasa. Dan selanjutnya bagi para koordinator dan member yang berhasil mencapai target tertentu, diberikan perhargaan khusus berupa perjalanan wisata untuk tahun ini ke Vietnam. -ten

Cok Mirah bersama keluarga

Tjokorda Arnawa Pemayun, S.H. dan Ny. Indrawati (orangtua Cok Mirah), para koordinator dan member, diluncurkan beberapa produk baru. Yakni batik rejang, batik mona, batik parang, batik burung Prs, endek HM ceplok, endek HM emas, endek kupu ceplok, endek HM penuh, endek

brush, semi FR Z2BJ490, semi FR Z1BJ490, dan paris kiniya. “Bisa jadi kami satu-satunya toko yang paling sering mengeluarkan produk baru,” ucap Cok Mirah. PROGRAM BAZAAR Inovasi kembali diluncurkan Ode-nant dalam bentuk program bazaar. Hal ini terinspirasi dari seringnya Cok Mirah menerima kupon bazaar untuk penggalangan dana. “Bazaar ini semuanya makanan. Jika makanan, akan habis dalam sekali makan. Kemudian saya berpikir untuk membuat program bazaar yang tidak lagi produk makan­ an. Namun, bazaar dalam bentuk produk cantik dengan harga menawan,” paparnya.

Salah satu produk baru Ode-nant

Ode-nant Textile Jln. Kenyeri No. 154 Denpasar Bali. Tlp. 0361-229126, HP 0819 3437 7080 Jln. Mawar No.125 Grogak, Tabanan

Ode-nant EKP Jln. WR Supratman No. 232A, Kesiman, Denpasar. Tlp. 081934377080

Pratiwi Textile Jln. Tukad Yeh Aya No. 162 Renon, Denpasar. Tlp. 0361- 227275

Cok Mirah bersama Koordinator

Semarak Ode-nant 2018 dihadiri Pimpinan BRI Denpasar Gajah Mada Ketut Manuartha, Direktur serta para dosen Pasca Sarjana Universitas Ngurah Rai, Ny. Sri Utari Satria Naradha, penasihat Ode-nant Tjokorda Arnawa Pemayun, S.H. dan Ny. Indrawati (orangtua Cok Mirah), para koordinator, member, dan undangan lainnya

5

Cok Mirah bersama staf dan karyawan


Woman on Top

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Gerakan Revolusi Mental yang dicanang­ kan Presiden Jokowi perlu mendapat dukungan semua pihak. Untuk bisa mewujudkan Revolusi Mental ini, bisa mulai dari hal-hal sederhana dan sejak dini. Hal ini diungkapkan Rahmi Hidayati, konsultan Share Communication yang juga mantan jurnalis ini.

Rahmi Hidayati

Revolusi Mental dengan Aktivitas Alam

“M

engajarkan anak untuk mem buang sampah di tempat sampah merupakan cara sederhana di lingkungan keluarga. Tetapi, itu saja belum cukup. Ada hal-hal lain yang bisa diajarkan kepada anak-anak, salah satunya mencintai lingkungan alam,” ujar ibu dua anak ini, Bintang Malam Gemilang dan Aurora Raisa. Ia pun menuturkan pengalamannya sebagai pecinta aktivitas alam. Saat lulus SMA, ia dan temantemannya mendaki Gunung Gede. Namun, kondisinya tidak fit. Ia sempat muntah dan tidur selama tiga jam sebelum mencapai puncak. Ternyata pengalaman ini membuatnya tertantang untuk mencoba lagi. Saat kuliah di Universitas Indonesia tahun 1986, perempuan asal Sumatera Barat ini bergabung dengan Mapala UI. Sejak itu hasratnya untuk mendaki terus menggebu-gebu. Berkat rajin naik gunung, penyakit asmanya pun sembuh. Hal ini membuat Rahmi yakin, udara segar di alam terbuka sangat baik untuk kesehatan. Gunung Gede, Rinjani,

Selain itu, fisik juga harus sehat. Contoh lain, rasa setia kawan pendaki gunung itu tinggi. Mereka tidak akan meninggalkan kawannya begitu saja. Mereka pasti selalu bersama. Satu hal lagi, mendaki gunung itu perlu perencanaan yang benar dan detail,” ujar Rahmi yang pernah mendaki gunung di Kanada dan Himalaya ini. Perempuan yang selalu berkebaya ini menegaskan pecinta alam sejati pasti selalu menjaga kebersihan dan menjaga kelestarian alam. Saat kritis, pendaki gunung juga harus bisa membuat keputusan. “Belajar tentang alam itu penting. Sangat pas untuk pembentukan karakter. Karena itu perkenalkan kegiatan alam sejak dini. Pendidikan jangan hanya di dalam kelas,” tegas jurnalis yang mengawali kariernya di Warta Pramuka terbitan Gramedia hingga bergabung di Bisnis Indonesia dan mengundurkan diri 2004. Setelah mundur dari dunia kewartawanan, ia dan teman-temannya mendirikan Share Communication. Rahmi menyayangkan masih adanya orangtua yang memberikan gadget kepada anaknya hanya untuk mendiamkan anak. Menurutnya, lebih baik anak diajak beraktivitas di alam agar wawasan mereka terbuka. “Oksigen murni banyak di alam. Biar sehat dan pembentukan Revolusi Mental berhasil, mari perbanyak kegiatan di alam terbuka,” tegasRahmi Hidayati nya. (Ngurah Budi)

Semeru, serta puncak Hanoman dan Tugu di Pekalongan pun sudah ia taklukkan. Kini hobi berpetualangnya masih berlanjut bahkan Rahmi kerap memakai kebaya saat naik gunung. Hal ini ia lakukan bersama Komunitas Perempuan Berkebaya dan Mapala

UI. Kegemarannya ternyata menurun ke anak keduanya yang juga suka beraktivitas di alam terbuka. “Setelah saya cermati, Gerakan Revolusi Mental paling bagus dengan pendekatan aktivitas alam, seperti mendaki gunung. Naik gunung itu

melelahkan tetapi pendaki tetap berusaha untuk capai puncak. Semangat juang ini bagian dari karakter yang kuat.

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Made Sukarta Nyana Taman di dalam rumah menjadi ruang relaksasi tersendiri. Selepas beraktivitas, melihat bunga yang tumbuh mekar berseri atau sejuknya pepohonan menambah semangat baru. Selain itu, dengan dikelilingi banyak tumbuhan mampu menjaga sirkulasi udara tetap segar dan nyaman.

B

agi masyarakat perkotaan seringkali tak ada waktu untuk merawat tanaman karena padatnya kesibukan. Solusinya, pilih tumbuhan gurun seperti kaktus atau tanaman

Mencoba Peruntungan Tanaman Hias yang minim perawatan seperti anggrek. “Lebih kekinian mempercantik rumah karena kaktus ditanam dalam pot - pot kecil nan indah sebagai ornamen pelengkap interior,” ujar Made Sukarta Nyana, pemilik kios bunga Dea Florist yang berada Pintu Timur

orang sibuk. “Biasanya ibu-ibu trauma membeli tanaman karena sibuk dan tidak bisa merawat. Di toko saya, biasanya akan saya beri contoh cara merawat misal anggrek agar cepat berbunga, diberi hormon dan dibalut,” imbuh suami dari Komang Armini tersebut. Made Sukarta menjadi penghobi tanaman sejak tinggal di tanah kelahirannya, Pulau Dewata Bali. Bagi Made merawat tanaman selayaknya merawat diri sen­ diri. Perlu

“QUALITY” Salam Unique... Masih ingat dengan tulisan kami dua minggu lalu di kolom ini dengan judul “Desain”? Salah satu isinya adalah tentang pengalaman Nyoman Eriawan selaku pemilik dari UC Silver selama puluhan tahun di bidang perhiasan. Ia memberikan gambaran bahwa perhiasan yang diproduksi dari bahan baku tersebut tidak pernah lepas dari tiga faktor. Pertama, adalah faktor desain (design). Kedua, faktor kualitas (quality ) yang erat kaitannya dengan bahan baku. Ketiga, faktor harga (price). Respons pembaca kolom ini, banyak menanyakan tentang desain dengan cakupan yang lebih luas dan mendalam. Memang membahas desain, khususnya desain perhiasan perak tidak cukup hanya dengan satu kali penulisan di kolom ini. Kami akan kembali membahas hal ini di tulisan-tulisan kami selanjutnya. Sekarang kita akan membahas tentang kualitas dari perhiasan perak. Ada pertanyaan, “Apa sebenarnya yang paling terpenting pada perhiasan?” Tentu jawabannya adalah art. Ini tentu hubungannya dengan desain atau

bentuk dari perhiasan tersebut. Jika seseorang sudah senang dengan desain tersebut, pastilah mereka tertarik untuk memakainya. Di sinilah akan timbul pertanyaan lagi. “Apakah perhiasan tersebut nyaman dipakai?” Nyaman, artinya tidak melukai, tidak menganggu pakaian yang dikenakan, bahkan termasuk yang paling sering terjadi adalah tidak menimbulkan alergi dan ini sangat tergantung dari material (bahan baku) yang dipakai. Bahan baku perak murni kan­ dungannya 99,9%. Untuk menjadikan sebuah perhiasan perak, kita selalu mencampur dengan logam lain seper­ti tembaga. Untuk perhiasan sering kita mendengar kata alloy (bahan logam campuran). Perhiasan perak yang baik adalah ketika alloy sudah standarisasi sesuai dengan aturan. Selanjutnya ada yang menyebutnya perak Inggris. Perak Inggris dikenal juga dengan nama perak Britannia, yang mengandung 95,8% perak murni dengan paduan tembaga. Meskipun terkadang digunakan untuk perhiasan perak, terutama perhiasan perak yang antik, tapi ebih sering digunakan untuk mata uang atau peralatan rumah tangga

dekoratif. Kadang-kadang ditandai dengan angka 958 untuk menunjukkan kemurniannya. Perak Britannia tidak dapat dibedakan dari perak sterling (yang lebih dikenal luas) dengan mudah atau dalam sekali lihat saja. Nyoman Eriawan selaku pemilik dan sekaligus desainer yang mempunyai talenta lebih di bidang perhiasan perak, memastikan perhiasan perak yang paling dikenal luas sekarang adalah standar kualitas 92,5 dan ini disebut perak sterling. Inilah perak yang paling populer untuk perhiasan perak, sterling silver (perak sterling) terdiri dari 92,5% perak murni untuk dipadu dengan logam lain (biasanya tembaga). Sterling silver adalah salah satu standar campuran tertua yang masih digunakan sampai saat ini. Mengapa ketentuan 92,5 ini paling baik untuk perhiasan perak? Eriawan yang sudah bergelut puluhan tahun di bidang perhiasan perak menggambarkan bahwa dengan komposisi 92,5 akan mendapatkan kelenturan ketika bahan baku dibentuk sesuai desain yang diinginkan. Kemudian dengan komposisi 92,5 tersebut juga akan membuat perhiasan perak ketika terkontaminasi dengan udara luar tidak cepat menghitam.

Cap atau stem 92,5 ini tidak dapat menjamin dari kualitas perhiasan perak. Karena kualitas perhiasan perak selain ditentukan oleh bahan baku, juga dari pengolahan yang baik. Diantaranya harus memenenuhi alloy yang bagus dan standarisasi sesuai ketentuan. Tidak kalah pentingnya adalah bahan baku dengan kandungan perak murninya jelas. UC Silver, industri yang sudah terkenal di bidang perhiasan perak, selalu membuat perhiasan perak di atas ketentuan 92,5. Ini dilakukan agar menjaga kualitas perhiasan yang jauh lebih baik dari standarisasi yang berlaku. Sebenarnya yang menentukan kualitas perhiasan itu sendiri bukan hanya dari produsen, tapi para penikmat perhiasan (pembeli), yang akan menyatakan kebenaran dari kualitas perhiasan yang mereka pakai. Karena mereka akan mengetes sendiri kualitas dari perhiasan perak yang sudah mereka beli. Yang penting untuk diketahui lagi adalah bahwa kadar bahan lain yang melebihi aturan akan berpotensi kurang baik untuk kesehatan. Misalnya nickel (metal). Untuk standarisasi nickle yang aman adalah 0,07%, atau hampir 0,1% dari keseluruhan bahan baku yang

digunakan. Dengan ketentuan ini, UC Silver pun selalu berkomitmen menggunakan standar internasional. Bahkan untuk menjamin kepuasan pembeli di pasar ekspor, UC Silver sudah melakukan hal yang melebihi standarisasi yang berlaku. (Bersambung...) Tentu mulai penasaran. Apa saja yang akan kami tulis untuk kolom ini selanjutnya. Nantikan tulisan kami setiap dua minggu sekali, kami akan hadir di kolom ‘I AM UNIQUE’ yang membagi informasi secara detail tentang UC Silver. Bagaimana cara memilih kualitas perhiasan. Apa dan dari apa saja bahannya, bagaimana gambaran dan desain keunikannya, apa saja hasil karya, bahkan sampai filosofi keunikan dari masingmasing karya yang tercipta, dan lain sebagainya. Ada yang penasaran juga tempatnya dimana? Silakan langsung kunjungi tempat produksi dan galeri kami di Jalan Raya Batu Bulan Gg Candrametu nomor 1 Batu Bulan Gianyar 80582. No telepon 0361461511. Atau, kunjungi website kami di www.uc-silver.com I am Unique I am Happy UC Silver Bali info@ucsilverbali.com

Fresh Market Citraland, Surabaya. Menurut Made, tanaman kaktus dan anggrek paling diminati oleh pembeli karena perawatannya tidak membutuhkan banyak air. Cocok untuk tanaman

19

nutrisi juga makanan yang cukup agar senantiasa tumbuh sehat. Terbukti, semua tanaman hias yang ia jual nampak subur dan cantik. Ada lebih dari 100 macam koleksi yang dipajang. Agronema, anggrek, bambu, patopyllum, jambu, dan aneka buah-buahan. Meskipun berada di kawasan hunian elite, harga yang ditawarkan cukup kompetitif. Terlebih, Dea Florist merupakan kios bunga satu-satunya di perumahan ini. “Di sini saya lihat tidak ada yang jual tanaman hias, saya optimis untuk membuka usaha ini. Sebab kalau dirawat tidak akan mati dan tidak rugi karena saya hobi,” sambung Made. Sementara itu, Ahmad Helmi, selaku Koordinator Publikasi Promosi City Management Citraland mengatakan, adanya kios bunga tersebut sesuai tagline Citraland sebagai kawasan Green and Clean. Juga memudahkan warga perumahan dalam menemukan tanaman idaman yang cocok sebagai penghias rumah. “Dengan adanya kios bunga ini warga kalau mau cari tanaman tidak usah jauh-jauh. Tempat kita juga asri karena ada bunga-bunga hias. Sehingga orang tidak hanya melulu ke pasar, tapi juga ada bunga yang bisa dibawa pulang untuk keindahan rumahnya,” ujar Helmi. (Lely Yuana)

Belajar Bahasa Inggris dengan Fun Di era persaingan global seperti ini menguasai secara lancar bahasa Inggris, Perancis Mandarin, dan Arab yang merupakan bahasa pengantar yang diakui oleh Perserikatan Bangsa Bangsa(PBB) menjadi kebutuhan utama yang mendesak. “Bahasa itu berbicara,“ kata Lina, pekan lalu. Keinginan untuk membuat anak-anak Indonesia lebih siap menghadapi era persaingan global dan perdagangan bebas membuat Lina Marlina, mojang Indramayu yang tinggal di Masangan Kulon Sukodono, Sidoarjo bertambah mantap keyakinannya untuk membuat lembaga kursus bahasa Inggris di daerahnya. “Fun English menerapkan metode belajar bahasa Inggris dengan pendekatan speaking yang happy dan fun “ ujarnya. Lembaga kursus Bahasa Inggris Fun English memiliki 5 kelas yaitu General English for SD–SMU, Basic English, Conversation, TOEFL Preparation, dan Bussines English. Selain itu Lina juga melayani kursus privat untuk lembaga dan perorangan sesuai kebutuhan.

“Kami juga melayani untuk persiapan kebutuh­ an belajar dan bekerja di luar negeri,“ jelas alumnus Fakultas Pendidikan Bahasa Inggris Univeritas Negeri Surabaya ini. Kini setelah 16 tahun Lina Marlina menelateni usahanya tersebut, dia telah menghasilkan sekitar 100 orang alumni yang tersebar di berbagai perusahaan lokal maupun asing di seluruh Indonesia. “Tantangan terbesar adalah menghadapi siswa yang karakternya berbeda-beda,“ ungkap Lina yang juga penggemar ayam bakar ini. Tahun depan Lina akan meningkatkan sarana dan prasarana usaha kursus miliknya agar dia bisa lebih maksimal dalam melakukan pengembangan, pelayanan, pengajaran bahasa Inggris kepada siswanya. (Nanang Sutrisno)

Lina Marlina

6


18

Life Story

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Desa Sidatapa

Edisi 992/ 19 -25 februari 2018

itu, menurutnya ketika ibu tirinya selalu mengungkapkan dengan nada yang keras dan menghina bahwa dirinya buta. Seperti ia ingin memastikan bahwa di­ rinya itu buta tak bisa melihat. “Kenapa si buta ini membiarkan anak-anak menangis,” seperti itu yang selalu diucapkan ibu tirinya berulang-ulang tiap kali ia mem­ biarkan adik-adiknya menangis, karena tak sanggup mengurus semuanya.

Pertahankan Rumah Adat Warisan Leluhur Desa Sidatapa merupakan salah satu yang menyimpan banyak fenomena da­ desa Bali aga yang terletak di Kecamatan lam tata kehidupan masyarakat Sidatapa. Banjar, Buleleng. Termasuk desa Bali aga “Semua aktivitas masyarakat ada di dalam karena Sidatapa masih mempertahankan rumah itu dan kami tidak ingin merubah pola hidup yang tata masyarakatnya men­ tradisi leluhur,” ungkapnya. gacu pada aturan tradisional adat desa yang Uniknya, rumah adat sidatapa ini tem­ diwariskan nenek moyang mereka. Mulai boknya terbuat dari tanah serta atapnya dari bentuk dan besar bangunan serta tidak boleh dari genteng karena genteng pekarangan, pengaturan letak bangunan, itu terbuat dari tanah. Sementara tanah hingga letak pura dibuat dengan mengikuti erat kaitannya dengan ibu pertiwi seh­ aturan adat yang secara turun-temurun ingga pantang untuk mengggunakan gen­ dipertahankan. teng sebagai atap rumah. Meskipun hanya Selain menyimpan potensi yang sangat terbuat dari tanah, tetapi rumah kuno ini luar biasa baik potensi alam maupun masih sangat kokoh berdiri. Rumah adat budaya juga ada salah satu peninggalan atau rumah kuno di desa sidatapa masih Wayan Ariawan bersejarah di Desa Sidatapa yaitu rumah bisa dijumpai keberadaannya sampai seka­ tradisional yang di sebut dengan Bale Gajah Tumpang Salu, rang karena masyarakat sangat menghormati warisan yang artinya rumah yang menyimpan berbagai macam ilmu leluhurnya. Selain itu, rumah tradisional ini wajib dimi­ yang memiliki tiga ruangan yakni utama mandala, madya liki setiap warga masyarakat Desa Sidetapa khususnya mandala dan Nista Mandala. Masing - masing memiliki yang sudah masuk sebagai krama adat. makna yakni Utama sebagai tempat pemujaan, Madya Disisi lain, rumah tradisional ini menjadi keter­ Mandala tempat melakukan kegiatan sehari hari seperti tarikan sendiri bagi wisatawan asing. Tidak sedikit memasak menganyam. Sementara Nista mandala sebagai wisatawan yang berkunjung ke Desa Sidetapa tempat bertamu. hanya untuk melihat rumah adat ini. Ke depan Desa Wayan Ariawan salah satu warga dari desa sidetapa Sidetapa diharapkan menjadi salah satu desa Bali aga menjelaskan, rumah tradisional sidatapa merupakan rumah yang mampu menarik wisatawan lebih banyak untuk yang sangat di sakralkan hingga saat ini, semua masyarakat berkunjung ke Bali Utara. masih meyakini bahwa rumah ini merupakan rumah (Wiwin Meliana)

Produksi Berkurang di Musim Hujan Buah Bidara atau yang lebih dikenal dengan buah bekul saat ini memang menjadi buah lokal yang sedang digemari masyarakat Buleleng pada khususnya. Ini berkat kegigihan petani asal Desa Banjar Kecamatan Banjar yang membudidayakan bekul sejak beberapa tahun lalu. Di atas lahan seluas 1,5 hektar Drs. Made Budiasa mampu menanam sekitar 500 pohon bekul.

M

enurut pensiunan PNS ini, tanaman bidara san­ gat mudah beradaptasi di berbagai lingkungan, baik yang kering maupun basah. Na­ mun tempat yang paling cocok dan pertumbuhannya maksimal adalah jika di tanam di tempat yang panas, kaya sinar matahari dan cukup kering serta mengalami musim hujan yang memadai. Karena terbukti pohon bidara yang di tanam di daerah yang bercuaca panas seperti Buleleng lebih cepat berbuah dan berbuah lebat jika di bandingkan jika di tanam di daerah yang berhawa sejuk. Dijelaskan Made Budiasa, dike­ tahui tanaman buah ini masih sangat langka ditemukan di Buleleng hal itu disebabkan selain karena proses pembudidayaannya yang memerlukan perawatan khusus seperti pemupukan, penggemburan tanah juga pentingnya perawatan rutin pada tanaman pasca panen agar menghasilkan buah yang berkualitas serta buah tidak rusak dan terhindar dari ulat atau hama penyakit. “Jika dipelihara dengan baik, mulai dari penanaman hanya membutuhkan waktu enam bulan untuk bisa berbuah selain itu tanaman bekul perlu perawa­ tan khusus agar tidak terserang hama lalat buah,” ungkapnya. Masih minimnya petani yang mem­ budidayakan buah bekul ini menjadikan usaha ini memiliki prosfek yang sangat menjanjikan. Made Budiasa mengklaim jika satu-satunya petani yang membudi­

dayakan buah bekul di Buleleng adalah dirinya sehingga hasil produksinya da­ pat dipasarkan tanpa adanya kendala. Diketahui pemasaran buah bekul ini sudah cukup luas, selain untuk me­ menuhi kebutuhan pasar buah di pasar tradisonal hingga modern di Buleleng, Denpasar dan Karangasem juga sampai pada pasar Nasional seperti Jakarta dan Surabaya. Bahkan pihaknya sudah bek­ erja sama dengan pemerintah di Kota Pajawa Kabupaten Ngada, Flores untuk pembudidayaan buah bekul dengan luas lahan 1 hektar, diperkirakan pertenga­ han Februari ini bibit bekul ini siap di kirim di Flores. Ia menjelaskan buah bekul ini awal­ nya tidak begitu di kenal di masyarakat bahkan keberadaanya hampir punah, hal itu dikarenakan sulitnya pemasaran karena masyarakat yang ragu akan rasa dan manfaat buah bekul ini. Akan tetapi optimisme seorang Made Budiasa ber­ buah manis, dengan gencar melakukan pemasaran dalam event pameran hasil pertanian, buah bekul ini mulai dike­ nal masyarakat hingga tembus pasar Nasional. Dikatakan, tanaman bekul mampu berbuah sepanjang tahun karena tanaman bekul tidak berpatokan pada musim sehingga sepanjang tahun buah bekul tetap bisa dipanen untuk memenuhi permintaan pasar. Dalam sehari, pihaknya menjual bekul 15-20 kg dengan harga bervariasi sesuai dengan grade masing-masing. “Bekul ini keunggulannya selain memiliki rasa

yang manis dan renyah juga mampu berproduksi buah sepanjang tahun sehingga bekul ini di pandang memiliki prospek yang cerah,”tuturnya. Di tengah berbagai keunggulan pembudidaya buah bekul, persoalan baru juga muncul. Berbuah sepan­ jang tahun rupanya tidak baik untuk perkembangan dan produksi buah bekul. Cuaca ekstrim yang melanda kabupaten Buleleng beberapa bu­ lan belakangan ternyata membawa dampak yang tidak baik bagi tanaman bekul. Tanaman bekul cukup rentan terhadap pemenuhan asupan air, se­ hingga ketika musim hujan tiba maka asupan airnya tidak bisa dikendalikan bahkan tidak jarang kebun miliknya ke­ banjiran. Kondisi ini sangat berdampak terhadap produksi dan kualitas buah bekul yang banyak rontok dan rasa buah yang awalnya masih dan renyah akan berkurang dan juga kondisi buah banyak yang pecah. Bahkan di musim penghujan yang berbarengan dengan musim mangga, durian, manggis, rambutan, dan buah-buah lainnya juga memberi dampak buruk terhadap perkembangan buah bekul. Tumbuhan yang mulai berbuah di musim hujan tersebut jika tidak dirawat dengan baik maka sangat rentan terkena hama penyakit. Hama tersebutlah yang ikut menyerang tanaman bekul sehingga merusak buahnya. “Ya karena berbuahnya samaan sehingga hama ditanaman itu menyerang tanaman bekul,” ungkapnya.

Tebang Bekul Jenis Apel India Membudidayakan tanaman bekul sebanyak 500 pohon di atas tanah seluas 1.5 hektar memang tidaklah mudah. Selain biaya yang tidak sedikit, Made Budiasa juga harus mencari bibit tanaman ung­ gul agar buah bekul yang dihasil­ kan memiliki kualitas unggul pula. Beberapa tahun fokus terhadap pertanian utamanya bekul, Budiasa menemukan beberapa batang po­ hon bekul yang berhasil ditanaman­ nya memiliki jenis yang berbeda dari bekul lainnya. Pohon bekul yang ia tanam merupakan pohon dengan buah bekul yang memiliki bentuk buah bulat dan besar serta memiliki rasa yang manis dan renyah seperti buah apel. Akan tetapi setelah diamati ternyata puluhan pohon bekul termasuk ke dalam jenis bekul apel India. “Di Bali memang ada jenis bekul India hanya saja orang tidak tahu, setelah saya menggeluti pertanian tenyata dari 500 pohon yang saya tanam ada beberapa yang memang dari bibit yang ditempel dari pohon bekul india,” jelasnya Dikatakan Budiasa, secara fisik bekul India memiliki bentuk yang lebih mungil dan pada ujungnya tidak bulat sempurna. Pada pangkal buah juga tidak rata sehingga ketika musim hujan banyak air tergenang pada pangkal sehingga cepat terjadi pembusukan. Jika dibandingkan dengan bekul yang biasa ia tanam, bekul India memiliki

kul yortir buah be Budiasa men ruk. bu a ac cu at ib yang rusak ak

tekstur daging yang kurang lembut dan rasa yang kurang manis. Akan tetapi satu keunggulan dari jenis bekul India ini adalah jika tidak dipetik dari masa panennya maka tidak akan berpengaruh terhadap buah dan rasanya. Berbeda dengan bekul pada umumnya yang akan berubah rasa ketika masa panennya le­ wat. “Kami dengan dinas Pertanian su­ dah analisa dan menemukan beberapa perbedaanya,” ungkapnya. Melihat prosfek yang kurang bagus dari bekul jenis apel India ini, Made Budiasa sudah menebang sekitar 40 pohon bekul dari kebun miliknya. “Dibandingkan dengan bekul yang kami punya rasanya berbeda jauh. Paling kalau berbuah kami berikan kepada teman atau tetangga,” pungkasnya. Ditambahkan Budiasa, perbedaan kedua jenis bekul tersebut hanya dapat dilihat ketika memasuki masa berbuah sebab dari segi bibit kedua hampir sama tidak memiliki cirri khas masingmasing. (Wiwin Meliana)

Mata Buta Hati Terbuka Menjadi buta bukanlah pilihan Junari (35). Ketika berusia 5 tahun matanya yang sempat sakit selama sebulan, memerah dan mengeluarkan cairan itu, akhirnya tidak bisa melihat. Junari lalu putus sekolah karena orangtuanya menyembunyikannya akibat merasa malu memiliki anak yang buta. Sejak itulah kisah hidup Junari (bukan nama sebenarnya), sungguh miris. Ia tercerabut dari lingkungan pergaulannya.

M

asa depannya le­ nyap tenggelam dalam kegelapan. Usaha untuk me­ nyembuhkan matanya telah di­ lakukan meski orangtuanya hidup dalam kondisi kekurangan secara ekonomi. Empat tahun setelah menjalani hidup dalam kebutaan itu membuatnya mulai pasrah atas apa yang terjadi kepadanya kelak. Yang bisa ia lakukan hanya tak putus berdoa kepada Tuhan agar ada keajaiban yang bisa me­ nyembuhkan matanya itu. Cobaan hidup rupanya tak berhenti sampai di situ, kare­ na ayahnya menikah lagi dan ia memiliki seorang ibu tiri yang ke­ jam kepadanya. Itu terjadi ketika usia Junari 9 tahun. Ibunya yang tidak diceraikan oleh ayahnya itu diusir keluar dari rumah mereka sedangkan ayahnya melarang ia untuk pergi bersama ibunya. “Ayah saya menikah lagi dan ibu saya diusir dari rumah. Saya harus tinggal di rumah itu bersama ibu tiri saya,” ujarnya sedih. Hidup dengan ibu tiri yang kejam dan ia dalam keadaan buta tak bisa melihat bahkan seberkas cahaya pun, adalah siksaan yang memilukan baginya. “Jangankan dikasihani, saya malah lebih banyak disiksa,” ujar Junari. Kekejaman-kekejaman ibu tiri yang selama ini didengarnya be­ nar-benar ia alami. Si ibu tiri yang jarak setiap satu tahun setengah itu melahirkan, membuat ia harus kerepotan mengurus adik-adik tirinya yang masih kecil-kecil itu hingga empat orang jumlahnya. Setiap hari gadis buta yang baru remaja itu, harus menanggung beban pekerjaan rumah tangga yang begitu berat yang harus dikerjakannya dalam kegelapan. Setiap subuh ia harus bangun un­ tuk mulai mengurus rumah tangga,

mulai dari menyapu, mencuci pakaian, mencuci piring hingga memasak. “Mbak bisa bayangkan waktu itu saya masih kecil usia sekitar 12-13 tahun, buta pula tapi harus mengerjakan semua itu,” ujar Junari. Itu saja tidak cukup karena ia juga harus menggendong dan mengasuh bayibayi yang merupakan adik-adik tirinya itu. Jika tubuhnya su­ dah sangat lelah, Junari terkadang membiarkan bayi-bayi itu menangis karena ia harus me­ nyelesaikan juga peker­ jaan lainnya. Tangisan bayi-bayi itu serasa neraka baginya karena ibu tirinya akan berlaku kasar padanya. Selaian kekerasan fisik, ia juga menerima kekerasan psikis dari sang ibu tiri yang kejam itu. “Saya dipukul pakai sapu bahkan rambut saya se­ring dijambaknya,” kata Junari yang me­ nerima semua itu de­ ngan pasrah. Ayahnya yang me­ lihat perlakuan ibu tirinya itu juga sama sekali tidak membe­ lanya sedikit pun me­ lainkan hanya diam saja. Betapa hancur hati Junari terutama setelah empat saudara lainnya pergi mening­ galkannya, lari dari rumah untuk tinggal bersama ibu mereka. “Saudara-saudara saya tidak bisa tahan de­ ngan perlakuan ibu tiri saya. Mereka bertiga memilih kawin muda

palingseru.com

di usia yang rata-rata baru 15-16 tahun waktu itu agar bisa keluar dari rumah ayah. Akhirnya hanya saya yang tersisa karena saya tidak tahu bagaimana caranya untuk lari dari rumah ayah,” katanya. Pada­ hal ia sangat ingin tinggal bersama ibu yang sangat dirindukannya itu. Ibunya sendiri tidak sang­ gup menghadapi ayahnya untuk memaksa agar Junari tinggal ber­ samanya. Akhirnya ia hanya bisa pasrah menerima nasibnya itu. Tiap hari ia harus mengurus mengurus rumah dan diperbo­ lehkan makan pada waktu siang hari. “Saya dan saudara-saudara saya tidak dikasih sarapan, boleh makannya kalau sudah siang saja. Itu juga yang membuat saudarasaudara saya lari dari rumah,” katanya. Yang paling menyedihkan

RAWAT ADIK TIRI Ia terima penghinaan itu hing­ ga akhirnya suatu hari tujuh tahun yang lalu ayahnya jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Saat ayahnya sakit, ayahnya itu meminta agar istrinya (ibu dari Junari) kembali ke rumah mereka di salah satu desa di Pulau Sumbawa. “Ibu saya saja yang merawat ayah saat sakit, ibu tiri saya sering pergi keluar rumah entah ke mana,” ujar Junari. Ketika ayahnya telah meninggal, ibu tirinya itu tiba-tiba pergi menghilang meninggalkan bayi bungsunya yang saat itu baru berusia empat bulan. Tidak ada yang tahu dia pergi ke mana melainkan tiba-tiba menghilang begitu saja meninggalkan empat anak yang masih kecil-kecil. Melihat anak-anak kecil itu kehilangan induknya, Junari tidak tega membiarkan mereka terlan­ tar. Yang luar biasa adalah ibunya Junari yang akhirnya bersama Junari merawat anak-anak itu karena kasihan tak memiliki ibu lagi. Beberapa bulan kemudian barulah ada kabar, bahwa ibu tiri­

7

nya itu telah pergi menjadi TKW ke luar negeri. Kabar selanjutnya menyusul adalah bahwa ibu tiri yang tidak bertanggung jawab itu telah menikah kembali. Ia seperti tidak peduli pada anak-anaknya yang kini dirawat oleh orang yang dulu ia sia-siakan. Junari dan ibunya tidak ingin memperlakukan anak-anak itu seperti ibu mereka memperlaku­ kan ia dan ibundanya saat masih bersama ayahnya. “Kadang kalau saya ingat kejamnya ibu tiri saya pada saya dan saudara-saudara itu, saya jadi tidak tega sama adik-adik tiri saya,” katanya. Junari yang kini mengandalkan penghasilan dari membuat kue itu, bersama ibunya dengan ikhlas merawat dan membesarkan adikadik tirinya. Penghasilannya itu ia sisihkan untuk biaya sekolah adikadik tirinya. Mereka tumbuh dan besar dalam asuhan Junari. Sampai suatu hari beberapa tahun yang lalu, ibu tirinya itu sempat datang kepadanya. Selain untuk menjenguk anak-anaknya, juga meminta maaf kepada dirinya dan juga ibundanya atas perlakuan dia selama ini. “Ibu tiri saya me­ nangis, katanya menyesal dan dia minta maaf pada saya dan ibu saya,” kata Junari. Anak-anaknya yang dibesarkan oleh Junari tidak ada yang mau ikut dengannya sehingga sampai saat ini mereka masih tinggal bersama Junari dan ibundanya. Perempuan lugu ini berharap, kelak adik-adik tirinya itu akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. (Naniek I. Taufan)


8

Kasih sayang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk. Dua perempuan yang bergelut di dunia pendidikan ini berbagi kisahnya. Bagi Gusti Ayu Made Puspawati, S.Pd., M.Si., kasih sayang lebih ditunjukkan dalam bentuk perhatian. “Bagi saya, rasa saling perhatian dan kebersamaan dengan orang yang kita sayangi maknanya lebih dalam dari hanya sekadar mengucapkan sayang/cinta atau memberi hadiah,” ucapnya.

K

Bunda & Ananda

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

aprodi Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Bali ini mengatakan, usai bergelut dengan kesibukannya mengajar di kampus, ia akan sesegera mungkin untuk pulang ke rumah, apalagi sejak ia memiliki cucu dari putra pertamanya. Gung Puspa-demikian ia biasa disapa, tak mau melewatkan momen-momen istimewanya sebagai seorang nenek. “Saya punya dua putra, kini bertambah dua, menantu dan cucu saya. Jadi, saya punya empat anak,” ucapnya bahagia. Sore menjelang malam hari menjadi waktu berkumpul yang indah bagi keluarga ini. Sang suami yang seorang guide freelance, anak pertama—Gungde Pringga yang bekerja sambil kuliah, dan anak kedua—Gungde Restu yang masih SD dan hobi magender, biasanya baru bisa lepas dari rutinitasnya pada jam tersebut. Gung Puspa mengutip istilah “Bahagia itu sederhana”, yakni dengan berkumpul bersama dalam suasana canda tawa. Kebersamaan itu bisa dilakukan di rumah saja. Bisa dengan makan bersama, bersantai bersama sambil meneguk teh atau kopi, dan yang pasti tentunya dengan selalu menjaga komunikasi. “Terus terang, saya jarang memasak sendiri, saya lebih memilih mengerjakan yang lain,” ujar Gung Puspa yang mengaku saat ini tidak memiliki asisten rumah tangga. Jadi, segala urusan di rumah ia yang mengerjakannya, berbagi dengan menantunya. Untuk urusan makan, biasanya ia membeli makanan jadi, kemudian makan bersama-sama di rumah. Sesekali mereka juga makan bersama di luar. Jika sudah di rumah, Gung Puspa mengaku jarang memegang HP kecuali ada yang menelepon. “Sampai di rumah, saya pasti megang cucu, biar ibunya bisa istirahat atau mengambil pekerjaan lain,” ucapnya bahagia. Sejak kehadiran cucunya, AA Gede Ganantha Satrianinggrat yang kini baru berusia 9 bulan itu, Gung Puspa merasakan kebahagiannya bertambah. Itu juga yang dirasakan seluruh anggota keluarga. Dulu, ketika kumpul bersama, putraputranya masih sibuk dengan HP masing-masing. Namun sekarang, momen kumpul bersama ini semua fokus dengan si kecil. Semuanya saling berlomba memberikan informasi tentang perkembangannya. “Gung Ganantha dengan segala tingkah polahnya sering menjadi objek foto,

Griya

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

17

Bahagia saat Bersama Patung Paras Cetakan cinta kasih kepada lingkungannya dan menyayangi alam,” harap ibu dua anak ini. Hal yang sama juga ia terapkan pada anak-anak didiknya di sekolah. Karena itu pula, Norma yang mengampu mata pelajaran Prakarya ini sangat disukai murid-muridnya. Bahkan ada pula orangtua murid yang sudah kewalahan mengurusi anaknya menitipkannya pada Bu Guru Norma. “Kalau Ibu Norma

yang ngajar baru saya senang, orangnya baik dan sabar,” ujar mantan siswanya yang dulu kerap bolos sekolah jika ada jadwal guru yang tak disukainya mengajar. Ia sadar betul perannya sebagai orangtua bagi anak-anaknya di rumah adalah sama dengan sebagai orangtua bagi murid-muridnya di sekolah. Karena itulah murid-murid merasa dekat dengannya. (Inten Indrawati)

Kebahagian Gung Puspa dan suami bersama cucunya kemudian semuanya akan saling mengomentari foto itu. Kami pun tertawa bersama. Di sini saya bisa merasakan dan mendapatkan kebahagiaan,” ucapnya haru. Gung Puspa menyebut tiga hal penting baginya dalam mewujudkan kasih sayang ini, yakni rasa saling perhatian, berkomunikasi dalam berbagai hal, dan kebersamaan. Dengan begini, ia yakin hubungan antar keluarga bisa semakin erat dan menjadi keluarga harmonis. “Kasih sayang dan cinta perlu pengorbanan. Kita harus rela berkorban baik waktu maupun materi demi terwujudnya keluarga yang utuh,” tandasnya. Demikian juga Gung Puspa bersikap kepada para mahasiswa dan staf di kampus. Semuanya seperti keluarga. Tak ada jarak pembatas antara dosen dan mahasiswa, ataupun Kaprodi dan bawahan. Sehingga tak jarang pula ia menjadi tempat curhat mereka yang kerap memanggilnya “Bunda”. SELALU ADA Hal senada disampaikan Ni Made Normaliani, S.Sn. Aktivitasnya sebagai guru dan Wali Kelas VIII C di SMPN 3 Denpasar tentunya tak sedikit menyita waktu bersama keluarga. Karena itu, Norma—demikian sapaan akrabnya berusaha “membayar” waktu yang hilang tersebut dengan “selalu ada” ketika anak-anak memerlukannya. Terutama ketika anak mengalami masalah atau merasa susah dalam mengerjakan aktivitas sekolah. Apalagi, yang berkaitan dengan kesehatan, jika ada keluhan sedikit saja, ia akan segera memeriksakannya ke dokter. “Nanti malam mau mengantar anak cek ke dokter mata, suka pusing katanya,” ucap Norma, siang itu usai jam kerjanya. Seberapa pun sibuknya, Norma juga selalu siap mendengarkan curhat anak-anaknya. Ia tak mau nanti mereka malah curhat ke orang lain yang belum tentu memberikan masukan yang baik. “Yang paling penting adalah ada komunikasi dua arah. Biarkan dulu anak-anak menyampaikan pendapat dan masalahnya, atau mengeluarkan segala uneg-unegnya, baru kemudian mencari solusinya bersama-sama,” ucapnya. “Melihat mereka tumbuh dengan cinta dan kasih kami sebagai orang-

tua adalah hal yang sangat berharga dan indah,” imbuhnya. Di sela-sela kesibukannya di sekolah dan juga kesibukan suaminya di KPU Denpasar, keluarga kecil ini kerap melakukan perjalanan bersama. Mendekatkan anak-anak dengan alam dan lingkungannya. Yang paling simpel mengajak anak-anak sekedar makan nasi jinggo atau mengajak jalan melihat-lihat buku di toko buku. “Saya berharap, dengan cinta kasih yang kami berikan, mereka akan tumbuh penuh kebahagiaan. Dan mereka pun kelak bisa berbagi

Kebersamaan Norma dan keluarga

Mendongeng Lima Menit setetes madu

Raja dan Patih selalu bersenang-senang di istana. Kebiasaan mereka berdua adalah santap bersama di lantai dua dekat jendela. Sambil menikmati itik panggang, tuak dan madu, sekaliMade Taro sekali mereka melongok ke bawah jendeka. Tampak di jalan raya orang-orang ramai lalu-lalang. Tiba-tiba sang Patih bersuara keras. “Tuanku! Madu yang Tuanku minum jatuh setetes di balik jendela.” “Tak ada artinya, Patih!” jawab Raja. “Biarkan nanti pelayan yang membersihkannya.” Mereka berdua kembali menikmati itik panggang, tuak dan madu. “Lihat Tuanku! Madu itu meleleh, lalu disambar seekor lalat,” teriak sang Patih. “Ha, ha, ha…!” Mereka berdua tertawa melihat pemandangan yang menarik itu. “Lihat lagi Tuanku! Seekor labah-labah mengintai lalat yang sedang minum setetes madu.” “Ha, ha, ha…!” Raja dan Patih kesayangan itu sangat senang menikmati pemandangan yang aneh itu. Pemandangan itu tidak berhenti sampai di situ. Labah-labah itu merayap mendekati lalat lalu menyergapnya. Namun belum sempat menelannya, tibatiba muncul seekor kadal. Kadal itu pun secepatnya menyergap labah-labah. Nah, siapa itu? Seekor kucing dari balik pagar mengintainya. Tak berapa lama kucing itu pun dengan sigap menyergap sang kadal. “Ha, ha, ha…!” Raja dan Patih kesayangannya makin menikmati pemandangan yang manarik itu. Sambil memegang botol tuak, mereka berdua tiba-

tiba melihat seekor anjing merebut kadal yang sedang berada dalam genggaman kucing. Akhirnya kucing dan anjing itu bergumul. Situasi makin riuh. Orangorang yang lalu-lalang itu ikut ramai-ramai melerai pergumulan kedua hewan itu. Entah siapa yang memberi tahu, majikan si anjing mengetahui pergumulan itu. Ia berang lalu memukulmukul si kucing dengan tongkat. Majikan kucing pun segera mengambil tongkat, lalu memukul-mukul sang anjing. Namun kemudian tongkat mereka menyasar, tidak mengenai anjing dan kucing, tetapi mengenai tubuh sang majikan. Orang-orang yang mula-mula menonton pun terpengaruh. Mereka terbelah menjadi dua kelompok, satu kelompok membela majikan anjing, satu kelompok lagi membela majikan kucing. Sang Raja yang sedang minum tuak itu mulai khawatir. Beliau memerintahkan sang Patih mengerahkan pengawal istana untuk melerai pergumulan itu. Tetapi sesampai di jalan raya, para pengawal istana itu terpengaruh oleh perkelahian yang panas itu. Mereka pun terbagi menjadi dua kelompok yang saling serang. Pergumulan meningkat menjadi tembak-menembak. Satu kelompok lari ke istana, dan kelompok lainnya mengejarnya. Rupa-rupanya tembakan mesiu para pengawal itu mengenai atap istana. Api membara, makin lama makin besar dan melalap semua gedung. Lihat sekarang! Istana menjadi puing-puing yang mengeluarkan asap. Di mana-mana bergelimpangan mayat-mayat yang hangus. Tidak jelas di mana Raja dan Patih kesayangannya itu. Seorang pensiunan hakim memeriksa mayat-mayat itu dan berusaha mencari jazad Raja dan Patih. Namun sia-sia. Kata pensiunan hakim itu di depan orang banyak, “Jangan remehkan satu perkara kecil! Kalau dibiarkan ia akan menjadi besar, dan menimbulkan mala-petaka.

Di Bali khususnya, keberadaan patung sangat mudah ­di­jumpai. Mulai dari rumah tempat tinggal, perkantor­ an, fasilitas umum, hingga tempat suci. Wujud seni rupa tiga ­dimensi ini kerap menjadi “pemanis” suasana interior ­maupun eksterior. ­Bahkan, tak jarang pula beberapa patung khususnya yang ditempatkan di areal tempat suci, diyakini bernilai magis. ­Namun, Tokoh tak akan jauh membahas hal itu.

P

atung bisa dibuat dari bermacam material, salah satunya dari serbuk paras atau yang biasa mereka sebut paras buatan (cetakan). Inilah yang dilakoni Putu Anya (26) bersama kakak, adik sepupu, dan kerabatnya yang lain. Di bawah bendera

“Anya Sari Ukir” yang berlokasi di Banjar Ulapan Dua, Jalan Raya Blahkiuh, Putu Anya memahat/ mengukir balok-balok paras itu menjadi beberapa bentuk patung yang indah nan menawan. Ada patung rangda, celuluk, macan, raksasa, rama shinta, dll. Harga satu patung tergantung ukuran dan kerumitan proses kerjanya. Putu Anya menunjuk satu pasang patung rangda setinggi 200 cm x 65 cm yang dijualnya Rp 16 juta. “Pengerjaan satu patung ini menghabiskan waktu sekitar 20 hari. Ini orderan orang. Finishingnya tergantung permintaan. Ada yang minta dicoating, ada juga yang sengaja minta tak difinishing,” jelasnya. Paras buatan (cetakan) ini dituturkan Putu Anya, merupakan campuran dari serbuk paras, semen, mild, air ditambah lem perkat, yang kemudian dicetak menjadi bongkahan-bongkahan balok yang siap diukir. “Setelah dicetak, didiamkan dulu 3 hari, baru paras balok itu bisa dipahat,” imbuhnya sembari mengukir sebuah pesanan patung bersama adik sepupunya Made Anggi (18). Proses pembuatan patung itu mulai dari paras balok, yakni membuat sket, membentuk bakal (bentuk global), baru kemudian dipahat/diukir. Peminat patung paras cetakan ini dikatakannya didominasi penduduk lokal, tak hanya wilayah terdekat, namun sampai daerah Negara dan Buleleng. Mereka sengaja memesan patung ke tempat ini dikarenakan harganya lebih murah. (Inten Indrawati)


16

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

D u k u n g Pe m b e l a j a r a n E - L e a r n i n g

Siswa Bawa Ponsel ke Sekolah Sekolah khususnya di Buleleng melarang para siswanya untuk membawa telepon seluler (ponsel) ke sekolah. Penggunaan ponsel dipandang hanya untuk komunikasi antara siswa dan orang tua hanya dalam hal-hal yang dianggap penting saja. Sekolah telah menyediakan telepon sekolah yang bisa dipakai siswa untuk berkomunikasi dengan orangtuanya. Pelarangan membawa ponsel ke sekolah juga sebagai upaya untuk mencegah terpecahanya konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran akibat penggunaan ponsel dalam proses pembelajaran.

P

elarangan tersebut saat ini tidak ber­ laku di SMAN 1 Singaraja. Sejak awal Februari 2018, siswa-siswa SMAN 1 Singaraja diperbolehkan membawa ponsel ke sekolah. Hal ini sebagai bentuk du­ kungan terhadap peraturan Gubernur tentang pencanangan e-learning. Siswa diperbolehkan tetapi tidak diwajibkan membawa ponsel se­ bagai sarana penunjang pembelajaran berbasis elektronik. Menurut Kepala SMA Negeri 1 Singaraja I Putu Eka Wilantara,M.Pd., kebijakan ini sudah disosialisasikan kepada orangtua dan siswa. Kebijakan yang dibuat ini juga memiliki normanorma yang harus dipatuhi oleh siswa yang menjalakan. Wilantara menegaskan penggunaan ponsel hanya diperbolehkan untuk mendukung kegiatan proses pem­ belajaran, di luar dari kegiatan tersebut seperti mengunduh, atau menggunakan ponsel saat sosialisasi akan diberlakukan sanksi. “Aturan-aturan tetap kita terapkan karena kami prioritaskan un­ tuk mendukung e-learning,” paparnya. Pembelajaran berbasis e-learning memang mem­ permudah interaksi antara peserta didik dengan bahan materi, peserta didik den­ gan guru maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi infor­ masi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap I Putu

Pelesir Masing-masing desa di Kabupaten Buleleng mulai menggali potensi yang dimiliki. Setiap desa mulai mengembangkan potensi yang di­miliki dengan tujuan pengembangan pariwisata.

S

elain dikenal dengan indah pantainya, Bule­ leng juga memiliki ber­ bagai komoditi unggul­ an sehing­ga menjadi daya tarik tersendiri untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Lain dari pada itu, Buleleng juga memiliki keindahan pemandangan baik pe­ gunungan dan perbukitan yang masih sangat alami. Keindahan alam yang masih sangat natural inilah yang coba dikembangkan oleh salah satu desa yang ada di

saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang de­ mikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Namun, penggunaan ponsel untuk mendu­ kung pembelajaran memang belum diketahui keefektifannya. Penggunaan ponsel hanya dapat dikontrol jika siswa di dalam kelas, akan tetapi penggunaanya tidak dapat dikontrol jika siswa berada di luar kelas. Hal ini menjadi alasan, pihak sekolah membuat aturan tegas terkait penggunaan ponsel tersebut. “Kalau ada siswa yang menggu­ nakan ponsel untuk hal-hal di luar pelajaran kami akan berikan sanksi dari teguran, pemanggilan orang tua, skorsing, hingga dikeluarkan dari sekolah,” jelasnya. Selama diterapkan hampir sem­ inggu lebih, Wilantara belum dapat mengevaluasi sejauh mana keefek­ tifan kebijakan tersebut. Dirinya akan lakukan evaluasi setelah satu tahun kebijakan itu berjalan. Saat ini pihaknya tengah fokus untuk mengembangkan SDM guru untuk menghadapi pem­ belajaran elektronik tersebut. “Siswa se­ dang jalan dengan kebijakan ini, guru juga tengah kami persiapkan sehing­ ga titik temu pada benang merah yang ingin kami capai,” ungkapnya. (Wiwin Meliana) Eka Wilantara,M.Pd.

Edukasi Workshop Fasilitasi Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus Anak usia sekolah khususnya PAUD, TK, dan SD yang mengalami keterlambatan perkembangan atau anak yang berkebutu­ han khusus (special needs) terlihat makin banyak dalam satu dekade ini. Permasala­ han anak yang mengalami keterlambatan perkembangan atau anak berkebutuhan khusus ini dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan generasi bangsa Indonesia ke depan apabila tidak ditangani secara benar dan serius. Untuk itu diperlukan penanganan yang tepat melalui peran serta para ahli yang berkompeten tentang anak berkebutu­ han khusus. Namun sayangnya, ahli yang berkompeten tersebut jumlahnya masih sangat terbatas. Paiketan Krama Bali, suatu perkumpu­ lan krama Bali yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan Bali, merasa priha­ tin dengan kondisi ini dan mencoba mencari solusi dengan menyelenggarakan pelatihan/ workshop dengan judul “Workshop Fasili­ tasi Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus”. Workshop ini menghadirkan seorang ahli psikolog perkembangan anak berkebutuhan khusus dari Jepang, Chisako Higashitani yang disertai oleh 2 orang mitra kerjanya yang juga sama-sama berasal dari Jepang. Mereka akan memberikan pelatihan sehari bagi para guru, aktivis peduli anak dan pihak lain yang memiliki tugas untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Ketua Umum Paiketan Krama Bali Ir. Agung Suryawan Wirana­ tha, MSc., PhD. mengharapkan dari workshop ini dapat tercapai peningkatan pengetahuan dan ketrampilan para guru, aktivis peduli anak dan pihak lain yang menangani anak-anak berkebutu­ han khusus, sehingga mereka dapat menstimu­ lasi tumbuh kembang anak-anak berkebutuhan khusus tersebut secara tepat.

Workshop ini akan dilaksanakan Rabu, 28 Februari 2018 di Kampus Sekolah Tinggi Pari­ wisata Bali Internasional (STPBI), di Jalan Kecak No. 12 Denpasar (Gastu Tengah). Paiketan Krama Bali mengundang sebanyak 60 orang pe­ serta workshop yang terdiri dari para guru-guru sekolah, aktivis peduli anak dan pihak lain yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus. “Jumlah peserta yang terbatas ini dikarenakan jumlah narasumber ahli/tutor yang terbatas un­ tuk memfasilitasi workshop, sehingga workshop ini tetap efektif,” ujar Jero Jemiwi, S.Sos., M.Fil.H., CHT., selaku Ketua Panitia. (Pan/Sri Ardhini)

Wisata Selfie Baru di Desa Bila Abian Bagus, objek wisata yang satu ini menawarkan pemandangan pe­ gunungan dan view sungai. Berbagai anjungan seperti sarang burung, tempat selfie, ayunan dan beberapa tempat disediakan tempat istirahat sembari menikmati minuman atau snack yang di stand kuliner. Nyoman Kari mengatakan, terinspirasi membuat objek wisata ini dari keisengannya memanfaatkan lahan perkebunan dan pemandan­ gan untuk dibuat tempat istirahat ketika sanak saudaranya pulang ke kampung halaman. Namun berkat support dari anaknya Wayan Madika akhirnya dibuat beberapa anjungan untuk berfoto serta dilaku­ kan penataan di sekitar la­ han layaknya taman. Tidak disangka objek wisata yang baru dibuka sejak lima bulan lalu ini booming dan mendapat kunjungan dari

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Yessy Diana

“Jomblo Bahagia” Jomblo alias tidak punya pasangan bukan berarti kehidupan seseorang tidak bisa bahagia. Kebahagiaan dan keceriaan bisa didapat bersama teman maupun sahabat, atau dengan cara lainnya. Pesan inilah yang disampaikan Yessy Diana lewat single terbarunya “Jomblo Bahagia”. Lagu yang diciptakan Budi Rajapala ini resmi diluncurkan bersama video klipnya, Minggu (11/2) malam di Denpasar.

K u b u A b i a n Ba g u s

Kecamatan Kubutambahan. Desa Bila Tua merupakan desa yang jauh dari pusat Kota Singaraja mulai bang­ kit untuk mengembangkan potensi desa. Melalui salah satu warganya, Nyoman Kari mencoba untuk me­ manfaatkan lahan milik­nya sebagai salah satu objek wisata kekinian yang sedang populer di masyarakat. Di tangan kreatif Nyoman Kari, lahan yang semula hanya digunakan sebagai tempat menjemur kopi milik anaknya kini disulap menjadi wisata selfie kekinian pertama di Desa Bila Tua. Dengan nama Kubu

Dara

sejumlah wisatawan dan masyarakat lokal khususnya remaja. Kian hari kunjungan semakin ramai berkat promosi dan informasi yang di­ lakukan para pengunjung melalui media sosial. “Semua ide dari anak saya, awalnya saya hanya ingin buat tempat istirahat tapi anak saya men­ garahkan agar dibuatkan

tempat berfoto,” tuturnya. Selain itu, mengambil nama Kubu Abian Bagus sebagai nama objek wisata ini adalah menggunakan nama dari lahannya yakni Abian Bagus, dimana di Desa Bila Tua setiap lahan warga memiliki nama nya masing-masing. Diterangkannya, anjungan yang sifatnya tinggi tentu sudah dirancang seaman mungkin olehnya, termasuk papan peringatan untuk kapasitas di masing-masing anjungan. Untuk bisa menikmati suasana dan pemandan­ gan di Kubu Abian Bagus ini hanya dengan donasi. “Semua dirancang seaman mungkin, dengan beton, besi dan seling dan di setiap anjun­ gan saya sudah selipkan peringatan khusus terkait kapasitas serta laran­ gan untuk tidak duduk di tempat yang dilarang,” ungkapnya. (Wiwin Meliana)

Y

Salah satu adegan video klip

essy Diana menutur­ kan selain untuk me­ motivasi para jomblo, lagu ini diciptakan karena selama ini belum ada penyanyi Bali yang menciptakan dan menyanyikan lagu tentang kehidupan seorang jomblo yang hidupnya bahagia. Sebagai seleb­ gram yang mempunyai 120 ribu followers ia pun ingin mengajak para penggemarnya, terutama yang jomblo untuk selalu hidup bahagia. Sebab, jodoh sudah di­ tentukan oleh Tuhan. “Lagu ini bukan menceritakan kisah pribadiku, karena aku bukan tipe orang yang tidak bahagia. Lagu ini diciptakan untuk menga­ jak para jomblo agar selalu hidup bahagia, meskipun tidak mem­ punyai pasangan atau ditinggal pasangannya,” ujar pemilik nama lengkap Dewa Ayu Yessy Dianan­ ingsih ini sembari tertawa. “Jomblo Bahagia” merupakan single kedua Yessy Diana. Sebe­ lumnya ia sempat merilis single perdana “Pada Gelahang” pada Agustus 2017 lalu. Keinginan­ nya terus berkarya di blantika musik Bali, karena kecintaannya terhadap musik Bali. Selain itu, dara asal Nusa Penida ini juga termotivasi oleh para penggemarnya yang terus memberikan

“Jomblo Bahagia”

respons positif terhadap karya sebelumnya. Dengan suara khas yang dimilikinya, ia pun optimis akan terus berkarya untuk mera­ maikan kancah musik di Bali. Untuk konsep video klip single “Jomblo Bahagia” yang digarap Bagus Windhi ini dibuat simpel dengan alur cerita yang humoris. Beberapa model, seperti Ary Kakul, Bayu Keramas, Yunik Hartika, Ci­ ayuliana, Ari Rocket dan Raditya dilibat­ kan dalam video klip ini. “Intinya, di video klip itu kita putus sama pacar, tetapi bu­

kan berarti kita patah hati lalu minum-minum, merokok, pakai narkoba, dan parahnya lagi mere­ ka tidak mempunyai semangat untuk hidup. Nah, pada video klip ini saya ingin memotivasi mereka, bahkan kita bisa hidup lebih baik tanpa harus bersama dia,” tandas dara kela­ hiran 20 Desember 1992 ini. Lewat single kedua­ nya ini, Yessy Diana berharap agar karyanya terus bisa diterima oleh masyarakat luas. Sehingga ia terus bisa berkarya untuk melestari­ kan lagu-lagu Pop Bali. “Semoga karya saya ini bisa diterima oleh masyarakat dan saya selalu didu­ kung untuk berkarya lebih baik ke depannya,” pungkas alumnus IKIP PGRI Bali ini. (Winatha)

Yessy Diana

9


10

Membuat video klip menjadi bagian yang tak terpisah dalam aktivitas musisi. Hadirnya video klip akan memudahkan penggemar atau penonton untuk memahami kisah yang ingin diungkapkan. Namun, kadang ada yang tidak nyambung antara tema lagu dengan video klip.

S

Kreasi

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

ebagai band beraliran pop berbahasa Bali, Dejapu sudah merilis album “Satu” pada Juni 2017. Album ini berisi lagu “Cek in di Dalung”, “Malam Minggu”, “Omang Dogen”, “Sebet Liang”, “Rindu”, “Tresna Kapegatin”, ‘Tresna Sujati”, “Korban Gatged”, dan “Datanglah ke Bali”. Lagu “Sebet Liang” pun sudah dibuatkan video klip. Pada September 2017, Dejapu yang terdiri dari Lojer (bass), Iwak Qyong (additional drum), Julian Richard (gitar), Santi (additional gitar), dan Putu Budi (vokal) merilis single “Yuk Melali ke Negara”. “Video klip “Sebet Liang” sudah dirilis di YouTube. Kami ingin lihat reaksi pecinta musik Bali. Lagu ini tentang tutur ayu, menyikapi banyaknya fenomena bunuh diri gara-gara cinta, beban hidup. Banyak yang lakukan hal konyol, ambil jalan pintas. Hidup ini tidak melulu sedih, ada gembira,” ungkap Putu Budi. Ia menambahkan lagu “Sebet Liang” dibuat saat di Batu, Malang, 2011. Ketika itu, ia melihat seorang nenek menyeberangi rel kereta api sambil menangis. Nenek itu bercerita tentang hidupnya. Ini pun menjadi inspirasi bagi Dejapu untuk dibuatkan lagu. Proses pembuatan album “Satu”

Dejapu

Video Klip

versi Animasi Tampilan klip animasi lagu “Sebet Liang”

memerlukan waktu 2,5 tahun karena banyaknya kesibukan para personil Dejapu. Suatu ketika, Putu Budi bertemu Ary Wicahyana (Ary Tantraz), animator yang membuat komik Tantraz. “Kami tukar pikiran tentang apa yang bisa disinergikan. Akhirnya muncul ide membuat video klip animasi untuk lagu “Sebet Liang”. Bli Ary dengan Sangut-Delem Channel setuju untuk menggarap. Bagi kami, hadirnya video klip ini sebagai upaya untuk mengingatkan masyarakat Bali, ada lho lagu “Sebet Liang”. Kami memilih animasi agar semua kalangan masyarakat bisa menikmatinya,” ujar pria asal Jembrana ini. Video klip animasi dengan tokoh Sangut dan Delem

ini pun diklaimnya sebagai video klip animasi pertama lagu Bali. Dalam waktu singkat, Ary Tantraz pun berhasil membuatkan video klip dengan mengambil potongan-potongan klip yang ia punya. Konsep yang dipakai adalah radio version, lagunya tidak utuh dan lebih banyak menampilkan klip animasi. “Kami dari Dejapu puas dengan apa yang dibuat Bli Ary. Ini merupakan tahap awal karena kami akan memberikan sesuatu yang beda di video klip “Yuk Melali ke Negara”. Ada perpaduan animasi, personil band, dan suasana nyata. Tunggu nanti ya,” ujar Putu Budi yang juga fotografer ini. MENERTAWAKAN KESEDIHAN Bagi Ary Tantraz, ia agak kaget ketika video klip animasi “Sebet Liang” sudah dirilis Dejapu. “Saya suka lagu “Sebet Liang” makanya mau membuatkan animasi. Makna lagu ini sangat dalam. Unik kalau kesedihan lagu digabung dengan animasi lucu, jadi sesuatu yang beda. Jangan larut dalam kesedihan. Mari kita menertawakan kesedihan

Ary Tantraz (paling kiri) bersama beberapa personil Dejapu

biar kita semangat,” ujarnya. Lirik lagu menjadi sumber inspirasi. Ary pun mengingatkan musibah maupun kesedihan merupakan ujian yang dilalui untuk menjadikan kita kuat. Ia juga menuturkan pemilihan Sangut dan Delem sebagai model dalam versi kekinian. “Kami menghadirkan gaya dagelan, tapi di baliknya ada pesan khusus. Sangut itu the right man in wrong place sedangkan Delem seperti mayoritas orang yang suka jalan pintas atau shortcut.

Kunjungan Tim Archipelago International Tim Archipelago International Hotels, Resorts, & Residences mengadakan kunjungan ke Gedung Pers Bali K. Nadha, Selasa (13/2). Amanda Dianova Kusuma, Regional Marketing and Communications Manager East Indonesia Archipelago International mengatakan kunjungan ini bertujuan mempererat tali silaturahmi antara kalangan hotel dengan media massa. Tim yang berkunjung ini berasal dari Aston Denpasar, Aston Kuta, Aston Canggu, Favehotel Kuta Square, Favehotel Kuta Kartika Plaza, Favehotel Umalas, Neo Kuta-Jelantik, Neo Kuta-Legian, Neo Denpasar, Quest Hotel Denpasar, dan Quest Hotel Kuta. Mereka diterima Gde Palgunadi, Pemimpin Redaksi Tokoh yang juga GM Bali Travel News. Dalam kesempatan itu, semua siap untuk saling bersinergi dalam upaya memberikan layanan terbaik kepada konsumen. (Ngurah Budi)

Personil Dejapu

Ini kombinasi yang unik untuk menghibur. Di sisi lain, kesempatan ini sebagai ajang menunjukkan orang Bali bisa loh buat animasi. Seni budaya yang kekinian,” ujar Ary. Ia juga mengatakan animasi lebih tahan lama dibandingkan dengan tokoh nyata. Film Tom & Jerry dijadikan contoh. Sampat saat ini film ini masih banyak yang menontonnya. Beda dengan film yang menggunakan tokoh nyata, kesan like dan dislike sangat berpengaruh. (Ngurah Budi)

Style

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Sentuhan Cinta dalam Kebaya Chic simple adalah ciri khasnya. Kali ini koleksi “The Touch of Byang” khusus dipersembahkan untuk acara “The Prosperity of Love” dalam rangka perayaan Valentine di Klinik Miracle Renon, Denpasar, yang detilnya digarap dengan sentuhan penuh cinta.

P

ada momen indah itu juga selain ­hadir dengan warna­-warna lembut yang memberikan makna cinta yang luas, juga ada warna spiritual (kuning) nan terang namun tetap menorehkan kesejukan. Keindahan kebaya pun semakin terpancar

dengan sentuhan detil unik, seperti line senada di bagian leher dan keindahan detil lainnya. Dengan bahan katun yang nyaman, kebaya-kebaya karya Byang Mangku Hipno ini, cocok dikenakan di berbagai kesempatan. Sedangkan bahan sutra dipilih untuk kesan

anggun dan mewah namun tetap nyaman untuk momen yang indah lainnya. Sementara kolaborasi dengan kain nusantara & aksesori dari ‘Gaya Lembayung’ serta sandal dari ‘MOV’ juga tas dan clutch dari ‘Tjanting’ yang semuanya merupakan produk lokal, semakin memperkaya dan menambah cantik tampilan keseluruhan kebaya dari ‘The Touch of Byang’ ini. (Sri Ardhini)

Byang Mangku Hipno

F ot og r a f er : A . A . Ng ur a h M a nik

15


14

Jelita

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Hindari Cabut Rambut Ketiak Anda suka memakai baju tanpa lengan, tapi malu karena ketiak hitam. Hal ini tentu saja mengganggu penampilan. Apa penyebab ketiak menjadi hitam? Benarkah deodoran bisa hilangkan ketiak hitam?

M

enurut dr. Made Birawan, Sp.KK., ketiak hitam atau dalam bahasa lainnya disebut juga axillary pigmentation, underarm darkening bisa terjadi pada setiap orang, walaupun lebih sering dijumpai pada wanita. Ketiak hitam ini juga lebih sering terjadi pada orang dengan jenis kulit berwarna, seperti di Indonesia. Ia menyebutkan, hal-hal yang sering dikaitkan dengan kejadian ketiak hitam, di antaranya kegemukan (obesitas), kehamilan, berkeringat berlebihan di ketiak (hiperhidrosis) dan paparan sinar ultraviolet. “Dalam beberapa penelitian, didapatkan bahwa ketiak hitam merupakan hiperpigmentasi pasca inflamasi. Kondisi ini yang sering ditemukan pada pasien-pasien yang datang ke poliklinik atau praktek. Ketiak hitam karena kondisi ini sering dipicu oleh infeksi, bahan-bahan iritan atau alergen, cleansing ketiak, pemakaian antiperspirant atau deodoran, kebiasaan menghilangkan rambut ketiak (hair removal) atau gesekan pakaian yang ketat,” ujar dokter RSU Bali Mandara ini. Ia mengatakan, tindakan mencabut rambut ketiak, menimbulkan trauma pada kulit yang pada gilirannya memicu terjadinya peradan-

Bugar

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Jangan Sepelekan Kentut Sakit perut melilit tapi tidak bisa kentut. Apa penyebabnya? Menurut dr. Made Adhi Keswara, Sp.B(K)BD, normalnya kita mengeluarkan kentut secara berkala setiap harinya, namun pada kondisi tertentu atau penyakit, maka hal tersebut tidak bisa dilakukan.

gan. Peradangan tersebut dapat merangsang sel melanosit memproduksi dan melepaskan pigmen lebih banyak yang membuat kulit lebih gelap. Ia menyarankan, sebaiknya menghindari mencabut rambut ketiak. “Sebaiknya pilih waxing atau laser. Walaupun keduanya juga berisiko menimbulkan ketiak hitam,” kata dr. Birawan. Pada beberapa kasus ketiak hitam ditemukan pada anak dengan akantosis nigrikan, paling sering berkaitan dengan kegemukan atau obesitas. Kemungkinan lainnya bisa berkeringat berlebihan (hiperhidrosis), atau setelah sembuh dari penyakit kulit di ketiak. Untuk mengatasi ketiak hitam, ada beberapa hal yang bisa

“K

dilakukan. “Ada beberapa macam obat luar dalam bentuk krim, salep, lotion atau cairan yang mengandung bahan-bahan yang memberikan efek lightning (mencerahkan) atau bleaching (memutihkan) seperti hydroquinone, retinoid, kortikosteroid, glycolic acid, fruit acids, azelaic acid, kojic acid, vitamin C, dll. Disamping itu juga bisa diker­

jakan tindakan seperti chemical peels, laser atau intense pulsed light (IPL),” sarannya. Ada beberapa orang mencoba mengatasi ketiak hitam dengan mengolesi baby oil. Apakah cukup efektif? Baby oil mengandung mineral oil, vitamin D dan ekstrak lidah buaya. Mineral oil dan vitamin D menjaga kelembaban, menghindari kekeringan pada kulit. Ekstrak lidah buaya mengandung aloesin yang mempunyai efek mencerahkan kulit dengan menghambat enzim tirosinase. Apabila tidak ada alergi terhadap kandungan minyaknya, baby oil bisa digunakan untuk membantu mencerahkan kulit ketiak. Na-

mun, kata dia, apabila ketiak hitam belum seluruhnya hilang dapat menghubungi dokter. Deodoran sering memicu timbulnya ketiak hitam. Namun belakangan ada banyak deodoran yang beredar di pasaran, yang diklaim mampu mencerahkan atau menghilangkan ketiak hitam. “Deodoran itu mengandung bahan-bahan yang mempunyai efek whitening seperti ekstrak licorice, glutathione, vitamin C dll. Kalau hendak memakai produk tersebut, sebaiknya pilih yang tidak mengandung bahan-bahan yang sering menimbulkan alergi seperti fragrance (wewangian), propilenglikol, minyak esensial, paraben,” jelasnya.

entut diartikan keluarnya gas melalui anus. Selama proses pencernaan, makanan yang kita makan akan dicerna dan dibantu enzim-enzim pencernaan menghasilkan beberapa produk akhir seperti glukosa, asam amino, asam lemak, dan juga menghasilkan gas. Karena saluran cerna merupakan saluran yang panjang dimulai dari mulut hingga anus yang bergerak dinamis maka gas yang dihasilkan tersebut akan dikeluarkan dari tubuh dengan cara kentut,” ujarnya. Dokter RS Bali Mandara, RS Bali Royal, dan RS Prima Medika ini mengatakan, pasien yang tidak bisa kentut biasanya disertai keluhan lainnya sep-

erti perut kembung, nyeri yang bersifat hilang timbul (kolik), begah, mual, dan muntah. “Perlu dilakukan pemeriksaan baik pemeriksaan fisik ataupun penunjang (rontgen abdomen, USG abdomen, CT-scan abdomen) untuk menentukan apakah keluhan tersebut merupakan gejala dari suatu penyakit yang serius atau tidak,” sarannya. Ia mengatakan, banyak penyakit yang memiliki gejala tidak bisa kentut, dan dari pemeriksaan penunjang tersebut dapat diketahui penyebab terjadinya keluhan pasien. “Penyebab yang paling sering dikarenakan adanya sumbatan pada saluran cerna,” kata dr. Adhi Keswara. Ia menyebutkan, sumbatan saluran cerna dibedakan menjadi dua yaitu sumbatan mekanik dan sumbatan fungsional. Sumbatan mekanik

l Jaga

berat badan, hindari berat badan berlebihan atau obesitas. paparan langsung sinar matahari, atau gunakan tabir surya (sunscreen). l Segera berkonsultasi bila ada masalah keringat berlebihan (hiperhidrosis). l Segera berobat bila ada penyakit kulit di ketiak. l Untuk menghilangkan rambut ketiak, lebih disarankan waxing atau pemakaian alat laser, dari pada mencabut atau mencukur. Walaupun waxing dan laser juga dapat menyebabkan terjadinya ketiak hitam. l Jangan berenang di kolam renang atau laut setelah menghilangkan rambut ketiak l Hindari pemakaian parfum, deodoran, antiperspiran l Hindari pakaian terlalu ketat dan tidak menyerap keringat. l Hindari

(Wirati Astiti)

terjadi apabila terjadi penyempitan saluran cerna sehingga makanan yang dicerna tidak bisa lewat. Sedangkan sumbatan fungsional terjadi karena kerusakan pada saraf atau otot pada saluran cerna sehingga gerakan peristaltik usus terganggu. Kedua jenis sumbatan ini dapat terjadi bersamaan. “Sumbatan mekanik sering disebabkan oleh perlengketan usus dikarenakan riwayat pernah dilakukan tindakan pembedahan sebelumnya, hernia strangulate, usus terpelintir, pada pasien yang mendapatkan terapi radioterapi di daerah panggul untuk penyakit tertentu atau dikarenakan keganasan pada saluran cerna (kanker colorectal). Penyebab tersebut merupakan penyakit yang serius yang harus segera mendapatkan penanganan medis,” kata dr. Adhi Keswara. Ia mengatakan, kalau gas beserta produk saluran cerna yang

ada di dalam saluran cerna tidak dapat dikeluarkan dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi peningkatan tekanan di dalam rongga perut. Peningkatan tekanan intra abdomen yang terus menerus dapat menjadi suatu kondisi yang cukup serius dinamakan abdominal compartment syndrome (ACS). Tingginya tekanan intra abdomen dapat menekan pembuluh darah besar yang akan balik ke jantung, mengganggu fungsi ginjal, serta menekan diafragma sehingga mengganggu proses pernafasan. Kemungkinan lain dapat terjadi kebocoran usus yang paling sering diakibatkan karena adanya keganasan saluran cerna. Apabila hal ini terjadi kondisi pasien bisa memburuk dengan cepat akibat kontaminasi isi usus dan flora usus ke seluruh rongga abdomen. Kedua kondisi ini jika tidak segera ditangani akan berakibat

fatal bahkan dapat mengakibatkan kematian. Apabila sumbatan yang terjadi hanya partial (tidak total) dapat diterapi dengan mengistirahatkan usus (tidak memberikan makanan ataupun minuman), pemberian cairan, dan apabila diperlukan dipasang selang melalui hidung untuk mendekompresi tekanan intra abdomen. Menurutnya, sebagian besar kasus dapat diselesaikan dengan cara konservatif, namun apabila telah dilakukan tindakan namun kondisi pasien tidak membaik bahkan memburuk maka diperlukan tindakan pembedahan untuk mengoreksi penyebab terjadinya sumbatan. Pada beberapa pasien yang mengalami sumbatan kronik akibat penyempitan saluran cerna dapat dipasang stent melalui teknik endoscopy. Prosedur ini tidak memerlukan sayatan. (Wirati Astiti)

Tips Sehat Saluran Cerna

Pencegahan agar ketiak tidak hitam

dr. Made Birawan, Sp.KK.

11

dr. Made Adhi Keswara, Sp.B(K)BD

Untuk menjaga agar kondisi saluran cerna tetap sehat, dr. Made Adhi Keswara, Sp.B(K) BD memberi tips, menjaga agar tubuh mengeluarkan sisa proses pencernaan (BAB) secara teratur dengan mengonsumsi makanan yang baik dan minum air putih yang cukup dapat mencegah terjadinya penyakit pada saluran cerna. Kurangi mengonsumsi daging merah dan daging olahan, memperbanyak makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan. Mengonsumsi antioksidan (selenium, beta carotene,

lutein) untuk membantu tubuh melawan kerusakan sel yang diakibatkan radikal bebas dapat mengurangi perkembangan sel kanker. Antioksidan dapat diperoleh dari makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan beberapa jenis teh. Ia menegaskan, sumbatan saluran cerna merupakan kondisi medis yang serius. Sumbatan dapat terjadi partial ataupun total dan dapat terjadi pada usus halus ataupun usus besar. Sumbatan total merupakan kegawatdaruratan medis dan sering memerlukan tindakan pembedahan. (Wirati Astiti)


12

Kuliner

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Croissant

13

Hangat lebih Nikmat Saat bersantai enaknya minum dan makan kue. Banyak pilihan kue yang bisa Anda pilih. Salah satunya croissant. Kue ini bentuknya seperti bulan sabit. Ada pula yang mengatakan mirip keong.

C

Lontong Cap Go Meh

Makanan Lambang Keberuntungan Kuliner yang identik dengan Imlek adalah Lontong Cap Go Meh. Kuliner ini merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Indonesia. Cerita tentang Lontong Cap Go Meh dituturkan Abdul dari Kafe Betawi, Beachwalk Kuta, Sabtu (10/2).

Chef John saat mendemokan cara pembuatan Lontong Cap Go Meh

roissant dikenal sebagai kue yang berasal dari Perancis. Padahal kue ini aslinya berawal dari Austria. Dari beberapa referensi dijelaskan croissant adalah kue keturunan Austria. Kue ini diciptakan oleh seorang perwira artileri Austria di abad 17, Augustus Zang. Meskipun asal Austria, namun roti ini juga ada “darah” Perancis-nya. Croissant dipercaya juga sebagai adaptasi dari kipferl dari Austria. Zang mendirikan sebuah toko kue, Viennese Bakery (Boulangerie Viennoise) di Paris, Perancis. Toko ini memiliki spesialisasi berupa kipferl dan Vienna loaf. Kue ini menjadi terkenal dan banyak yang ingin me-

‘G

o Meh dimulai saat Dinasti Zhou (770-256 SM) tiap tanggal 15 malam bulan satu Imlek. Lontong Cap Gomeh lahir dari budaya peranakan antara budaya Tionghoa dengan budaya Indonesia. Hidangan ini terdiri dari lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur labu, sambal goreng ati ampela, tempe orek, telur ayam, sambal, dan kerupuk udang. Lontong Cap Go Meh ini biasanya dihidangkan keluarga Tionghoa Indonesia saat perayaan Cap Go Meh,” ujar Abdul. Ia menambahkan, perayaan Cap Go Meh sejatinya menggunakan yuanxiao atau ronde yang merupakan simbol kesatuan keluarga. Oleh keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia, yuanxiao (bola-bola tepung beras) ini kemudian digantikan dengan lontong yang disertai berbagai hidangan tradisional. “Lontong Cap Go Meh melambangkan asimilasi atau semangat pembauran antara kaum pendatang dengan penduduk asli. Makanan ini juga dipercaya menjadi lambang keberuntungan. Lontong yang padat dianggap berlawanan dengan bubur yang encer. Dulu ada anggapan tradisional Tionghoa yang mengaitkan bubur

nirunya. Baik dari jenis pastry, konsep sampai gaya pastry ala Vienna. Kipferl versi Perancis inilah yang disebut sebagai

croissant. Pastry ini diperkenalkan kepada publik Perancis pada abad ke-18. Ratu Marie Antoinette memberi izin kepada warga Perancis untuk menyantap croissant. Banyaknya warga Perancis yang menyantap kue ini, membuat croissant dikenal berasal dari Perancis.

Croissant umumnya dijual tanpa isi dan dimakan tanpa tambahan mentega. Namun

Toko ini memiliki spesialisasi berupa kipferl dan Vienna loaf. Kue ini menjadi terkenal dan banyak yang ingin menirunya. Baik dari jenis pastry, konsep sampai gaya pastry ala Vienna.

Croissant with Almond

Ampela Ayam Bumbu Ketumbar

Lontong Cap Go Meh

sebagai makanan orang miskin. Bentuk lontong yang panjang juga perlambang panjang umur. Telur melambangkan keberun-

tungan. Kuah santan yang kuning juga melambangkan emas dan keberuntungan,” jelasnya. Setelah mendapat penjela-

san tentang Lontong Cap Go Meh, peserta media gathering Beachwalk Kuta ini menyaksikan demo masak yang dipimpin Chef John. “Kafe Betawi menggunakan bahan-bahan alami yang sudah disortir tanpa menghilangkan cita rasa. Lontong Cap Go Meh merupakan salah satu menu andalan kami,” ujarnya. Chef John pun mendemokan cara memasak Lontong Cap Go Meh dengan bahanbahan, santan kental, santan cair, minyak goreng, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kemiri, kencur, merica, ketumbar, daun jeruk purut, batang serai, gula dan garam. Tak ketinggalan ayam, telur, sayur labu, dan kerupuk udang. (Ngurah Budi)

Bahan: 750 gr : ampela ayam 3 ruas : lengkuas, memarkan 300 ml : santan encer 2 sdm : air asam jawa 1 sdm : kecap manis Minyak secukupnya Gula, garam, kaldu bubuk secukupnya Bumbu Halus: 4 siung : bawang putih 7 buah : bawang merah 1 sdm : irisan bawang pre 100 buah : cabe rawit

3 sdm 3 butir ½ sdt ½ sdt

: : : :

ketumbar sangrai kemiri sangrai jinten lada butir

Cara Membuat: Bersihkan hati dan ampela ayam, guratgurat bagian tepi ampela, sisihkan. Panaskan minyak, tumis bumbu halus dan lengkuas sampai harum, lalu masukkan ati ampela ayam, aduk hingga kaku. Masukkan santan encer juga bahan-

bahan lainnya, masak hingga bumbu meresap dan air santan tinggal sedikit. Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Sup Margarin Bahan: 350 gr 2 buah 2 buah 50 gr 100 gr 1 buah

: makaroni rebus air mendidih, tiriskan : sosis rasa ayam potong bulat : wortel manis potong bulat : buncis muda potong-potong : daging ayam potong dadu : kaldu blok rasa ayam

300 ml : kaldu ayam 500 ml : air 2 sdm : margarine 1 sdm : bawang putih goreng 1 tangkai : seledri ikat simpul Gula, garam secukupnya Bumbu 5 siung 7 buah 7 butir ¼ sdt

Halus : : bawang putih : bawang merah : lada : pala

Cara membuat: Panaskan panci kuah, masukkan margarin hingga encer dan panas, lalu masukkan potongan ayam. Aduk hingga berubah warna. Masukkan wortel dan buncis, air kaldu juga air dan ikatan seledri, masak hingga mendidih. Masukkan kaldu blok gula dan garam, masukkan macaroni, aduk matang, sajikan dan taburi bawang putih goreng.

ada juga yang menambahkan gula, cokelat, daging, telur asin, dan kacang almond. Croissant pun menjadi legit seperti roti manis. “Croissant cocok untuk teman minum teh. Saya selalu membeli croissant kalau ke swalayan. Kue yang hangat lebih nikmat,” ujar Bu Atik, seorang penggemar croissant. (Ngurah Budi)

Udang Tumis Buncis Pedas Bahan: 500 gr : udang kupas 150 gr : buncis muda potong-potong 2 ruas jari : jahe cincang 1 buah : tomat cincang 2 sdm : saus sambal jadi 1 sdm : kecap manis 1 buah : kaldu blok 150 ml : air kaldu kulit udang rebus Garam dan gula secukupnya

Bumbu 3 siung 8 buah 5 buah 11 buah

Halus : : bawang putih : bawang merah : cabe merah besar kukus cabe rawit

Cara Membuat : Rebus air 500 ml hingga mendidih, lalu masukkan irisan buncis selama 5 menit, tiriskan. Tumis bumbu halus sampai matang, lalu masukkan udang, aduk rata, masukkan bahan-bahan lainnya, termasuk kaldu air, biarkan bumbu meresap, air kaldu kering, sajikan.


12

Kuliner

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Croissant

13

Hangat lebih Nikmat Saat bersantai enaknya minum dan makan kue. Banyak pilihan kue yang bisa Anda pilih. Salah satunya croissant. Kue ini bentuknya seperti bulan sabit. Ada pula yang mengatakan mirip keong.

C

Lontong Cap Go Meh

Makanan Lambang Keberuntungan Kuliner yang identik dengan Imlek adalah Lontong Cap Go Meh. Kuliner ini merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Indonesia. Cerita tentang Lontong Cap Go Meh dituturkan Abdul dari Kafe Betawi, Beachwalk Kuta, Sabtu (10/2).

Chef John saat mendemokan cara pembuatan Lontong Cap Go Meh

roissant dikenal sebagai kue yang berasal dari Perancis. Padahal kue ini aslinya berawal dari Austria. Dari beberapa referensi dijelaskan croissant adalah kue keturunan Austria. Kue ini diciptakan oleh seorang perwira artileri Austria di abad 17, Augustus Zang. Meskipun asal Austria, namun roti ini juga ada “darah” Perancis-nya. Croissant dipercaya juga sebagai adaptasi dari kipferl dari Austria. Zang mendirikan sebuah toko kue, Viennese Bakery (Boulangerie Viennoise) di Paris, Perancis. Toko ini memiliki spesialisasi berupa kipferl dan Vienna loaf. Kue ini menjadi terkenal dan banyak yang ingin me-

‘G

o Meh dimulai saat Dinasti Zhou (770-256 SM) tiap tanggal 15 malam bulan satu Imlek. Lontong Cap Gomeh lahir dari budaya peranakan antara budaya Tionghoa dengan budaya Indonesia. Hidangan ini terdiri dari lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur labu, sambal goreng ati ampela, tempe orek, telur ayam, sambal, dan kerupuk udang. Lontong Cap Go Meh ini biasanya dihidangkan keluarga Tionghoa Indonesia saat perayaan Cap Go Meh,” ujar Abdul. Ia menambahkan, perayaan Cap Go Meh sejatinya menggunakan yuanxiao atau ronde yang merupakan simbol kesatuan keluarga. Oleh keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia, yuanxiao (bola-bola tepung beras) ini kemudian digantikan dengan lontong yang disertai berbagai hidangan tradisional. “Lontong Cap Go Meh melambangkan asimilasi atau semangat pembauran antara kaum pendatang dengan penduduk asli. Makanan ini juga dipercaya menjadi lambang keberuntungan. Lontong yang padat dianggap berlawanan dengan bubur yang encer. Dulu ada anggapan tradisional Tionghoa yang mengaitkan bubur

nirunya. Baik dari jenis pastry, konsep sampai gaya pastry ala Vienna. Kipferl versi Perancis inilah yang disebut sebagai

croissant. Pastry ini diperkenalkan kepada publik Perancis pada abad ke-18. Ratu Marie Antoinette memberi izin kepada warga Perancis untuk menyantap croissant. Banyaknya warga Perancis yang menyantap kue ini, membuat croissant dikenal berasal dari Perancis.

Croissant umumnya dijual tanpa isi dan dimakan tanpa tambahan mentega. Namun

Toko ini memiliki spesialisasi berupa kipferl dan Vienna loaf. Kue ini menjadi terkenal dan banyak yang ingin menirunya. Baik dari jenis pastry, konsep sampai gaya pastry ala Vienna.

Croissant with Almond

Ampela Ayam Bumbu Ketumbar

Lontong Cap Go Meh

sebagai makanan orang miskin. Bentuk lontong yang panjang juga perlambang panjang umur. Telur melambangkan keberun-

tungan. Kuah santan yang kuning juga melambangkan emas dan keberuntungan,” jelasnya. Setelah mendapat penjela-

san tentang Lontong Cap Go Meh, peserta media gathering Beachwalk Kuta ini menyaksikan demo masak yang dipimpin Chef John. “Kafe Betawi menggunakan bahan-bahan alami yang sudah disortir tanpa menghilangkan cita rasa. Lontong Cap Go Meh merupakan salah satu menu andalan kami,” ujarnya. Chef John pun mendemokan cara memasak Lontong Cap Go Meh dengan bahanbahan, santan kental, santan cair, minyak goreng, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kemiri, kencur, merica, ketumbar, daun jeruk purut, batang serai, gula dan garam. Tak ketinggalan ayam, telur, sayur labu, dan kerupuk udang. (Ngurah Budi)

Bahan: 750 gr : ampela ayam 3 ruas : lengkuas, memarkan 300 ml : santan encer 2 sdm : air asam jawa 1 sdm : kecap manis Minyak secukupnya Gula, garam, kaldu bubuk secukupnya Bumbu Halus: 4 siung : bawang putih 7 buah : bawang merah 1 sdm : irisan bawang pre 100 buah : cabe rawit

3 sdm 3 butir ½ sdt ½ sdt

: : : :

ketumbar sangrai kemiri sangrai jinten lada butir

Cara Membuat: Bersihkan hati dan ampela ayam, guratgurat bagian tepi ampela, sisihkan. Panaskan minyak, tumis bumbu halus dan lengkuas sampai harum, lalu masukkan ati ampela ayam, aduk hingga kaku. Masukkan santan encer juga bahan-

bahan lainnya, masak hingga bumbu meresap dan air santan tinggal sedikit. Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Sup Margarin Bahan: 350 gr 2 buah 2 buah 50 gr 100 gr 1 buah

: makaroni rebus air mendidih, tiriskan : sosis rasa ayam potong bulat : wortel manis potong bulat : buncis muda potong-potong : daging ayam potong dadu : kaldu blok rasa ayam

300 ml : kaldu ayam 500 ml : air 2 sdm : margarine 1 sdm : bawang putih goreng 1 tangkai : seledri ikat simpul Gula, garam secukupnya Bumbu 5 siung 7 buah 7 butir ¼ sdt

Halus : : bawang putih : bawang merah : lada : pala

Cara membuat: Panaskan panci kuah, masukkan margarin hingga encer dan panas, lalu masukkan potongan ayam. Aduk hingga berubah warna. Masukkan wortel dan buncis, air kaldu juga air dan ikatan seledri, masak hingga mendidih. Masukkan kaldu blok gula dan garam, masukkan macaroni, aduk matang, sajikan dan taburi bawang putih goreng.

ada juga yang menambahkan gula, cokelat, daging, telur asin, dan kacang almond. Croissant pun menjadi legit seperti roti manis. “Croissant cocok untuk teman minum teh. Saya selalu membeli croissant kalau ke swalayan. Kue yang hangat lebih nikmat,” ujar Bu Atik, seorang penggemar croissant. (Ngurah Budi)

Udang Tumis Buncis Pedas Bahan: 500 gr : udang kupas 150 gr : buncis muda potong-potong 2 ruas jari : jahe cincang 1 buah : tomat cincang 2 sdm : saus sambal jadi 1 sdm : kecap manis 1 buah : kaldu blok 150 ml : air kaldu kulit udang rebus Garam dan gula secukupnya

Bumbu 3 siung 8 buah 5 buah 11 buah

Halus : : bawang putih : bawang merah : cabe merah besar kukus cabe rawit

Cara Membuat : Rebus air 500 ml hingga mendidih, lalu masukkan irisan buncis selama 5 menit, tiriskan. Tumis bumbu halus sampai matang, lalu masukkan udang, aduk rata, masukkan bahan-bahan lainnya, termasuk kaldu air, biarkan bumbu meresap, air kaldu kering, sajikan.


14

Jelita

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Hindari Cabut Rambut Ketiak Anda suka memakai baju tanpa lengan, tapi malu karena ketiak hitam. Hal ini tentu saja mengganggu penampilan. Apa penyebab ketiak menjadi hitam? Benarkah deodoran bisa hilangkan ketiak hitam?

M

enurut dr. Made Birawan, Sp.KK., ketiak hitam atau dalam bahasa lainnya disebut juga axillary pigmentation, underarm darkening bisa terjadi pada setiap orang, walaupun lebih sering dijumpai pada wanita. Ketiak hitam ini juga lebih sering terjadi pada orang dengan jenis kulit berwarna, seperti di Indonesia. Ia menyebutkan, hal-hal yang sering dikaitkan dengan kejadian ketiak hitam, di antaranya kegemukan (obesitas), kehamilan, berkeringat berlebihan di ketiak (hiperhidrosis) dan paparan sinar ultraviolet. “Dalam beberapa penelitian, didapatkan bahwa ketiak hitam merupakan hiperpigmentasi pasca inflamasi. Kondisi ini yang sering ditemukan pada pasien-pasien yang datang ke poliklinik atau praktek. Ketiak hitam karena kondisi ini sering dipicu oleh infeksi, bahan-bahan iritan atau alergen, cleansing ketiak, pemakaian antiperspirant atau deodoran, kebiasaan menghilangkan rambut ketiak (hair removal) atau gesekan pakaian yang ketat,” ujar dokter RSU Bali Mandara ini. Ia mengatakan, tindakan mencabut rambut ketiak, menimbulkan trauma pada kulit yang pada gilirannya memicu terjadinya peradan-

Bugar

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Jangan Sepelekan Kentut Sakit perut melilit tapi tidak bisa kentut. Apa penyebabnya? Menurut dr. Made Adhi Keswara, Sp.B(K)BD, normalnya kita mengeluarkan kentut secara berkala setiap harinya, namun pada kondisi tertentu atau penyakit, maka hal tersebut tidak bisa dilakukan.

gan. Peradangan tersebut dapat merangsang sel melanosit memproduksi dan melepaskan pigmen lebih banyak yang membuat kulit lebih gelap. Ia menyarankan, sebaiknya menghindari mencabut rambut ketiak. “Sebaiknya pilih waxing atau laser. Walaupun keduanya juga berisiko menimbulkan ketiak hitam,” kata dr. Birawan. Pada beberapa kasus ketiak hitam ditemukan pada anak dengan akantosis nigrikan, paling sering berkaitan dengan kegemukan atau obesitas. Kemungkinan lainnya bisa berkeringat berlebihan (hiperhidrosis), atau setelah sembuh dari penyakit kulit di ketiak. Untuk mengatasi ketiak hitam, ada beberapa hal yang bisa

“K

dilakukan. “Ada beberapa macam obat luar dalam bentuk krim, salep, lotion atau cairan yang mengandung bahan-bahan yang memberikan efek lightning (mencerahkan) atau bleaching (memutihkan) seperti hydroquinone, retinoid, kortikosteroid, glycolic acid, fruit acids, azelaic acid, kojic acid, vitamin C, dll. Disamping itu juga bisa diker­

jakan tindakan seperti chemical peels, laser atau intense pulsed light (IPL),” sarannya. Ada beberapa orang mencoba mengatasi ketiak hitam dengan mengolesi baby oil. Apakah cukup efektif? Baby oil mengandung mineral oil, vitamin D dan ekstrak lidah buaya. Mineral oil dan vitamin D menjaga kelembaban, menghindari kekeringan pada kulit. Ekstrak lidah buaya mengandung aloesin yang mempunyai efek mencerahkan kulit dengan menghambat enzim tirosinase. Apabila tidak ada alergi terhadap kandungan minyaknya, baby oil bisa digunakan untuk membantu mencerahkan kulit ketiak. Na-

mun, kata dia, apabila ketiak hitam belum seluruhnya hilang dapat menghubungi dokter. Deodoran sering memicu timbulnya ketiak hitam. Namun belakangan ada banyak deodoran yang beredar di pasaran, yang diklaim mampu mencerahkan atau menghilangkan ketiak hitam. “Deodoran itu mengandung bahan-bahan yang mempunyai efek whitening seperti ekstrak licorice, glutathione, vitamin C dll. Kalau hendak memakai produk tersebut, sebaiknya pilih yang tidak mengandung bahan-bahan yang sering menimbulkan alergi seperti fragrance (wewangian), propilenglikol, minyak esensial, paraben,” jelasnya.

entut diartikan keluarnya gas melalui anus. Selama proses pencernaan, makanan yang kita makan akan dicerna dan dibantu enzim-enzim pencernaan menghasilkan beberapa produk akhir seperti glukosa, asam amino, asam lemak, dan juga menghasilkan gas. Karena saluran cerna merupakan saluran yang panjang dimulai dari mulut hingga anus yang bergerak dinamis maka gas yang dihasilkan tersebut akan dikeluarkan dari tubuh dengan cara kentut,” ujarnya. Dokter RS Bali Mandara, RS Bali Royal, dan RS Prima Medika ini mengatakan, pasien yang tidak bisa kentut biasanya disertai keluhan lainnya sep-

erti perut kembung, nyeri yang bersifat hilang timbul (kolik), begah, mual, dan muntah. “Perlu dilakukan pemeriksaan baik pemeriksaan fisik ataupun penunjang (rontgen abdomen, USG abdomen, CT-scan abdomen) untuk menentukan apakah keluhan tersebut merupakan gejala dari suatu penyakit yang serius atau tidak,” sarannya. Ia mengatakan, banyak penyakit yang memiliki gejala tidak bisa kentut, dan dari pemeriksaan penunjang tersebut dapat diketahui penyebab terjadinya keluhan pasien. “Penyebab yang paling sering dikarenakan adanya sumbatan pada saluran cerna,” kata dr. Adhi Keswara. Ia menyebutkan, sumbatan saluran cerna dibedakan menjadi dua yaitu sumbatan mekanik dan sumbatan fungsional. Sumbatan mekanik

l Jaga

berat badan, hindari berat badan berlebihan atau obesitas. paparan langsung sinar matahari, atau gunakan tabir surya (sunscreen). l Segera berkonsultasi bila ada masalah keringat berlebihan (hiperhidrosis). l Segera berobat bila ada penyakit kulit di ketiak. l Untuk menghilangkan rambut ketiak, lebih disarankan waxing atau pemakaian alat laser, dari pada mencabut atau mencukur. Walaupun waxing dan laser juga dapat menyebabkan terjadinya ketiak hitam. l Jangan berenang di kolam renang atau laut setelah menghilangkan rambut ketiak l Hindari pemakaian parfum, deodoran, antiperspiran l Hindari pakaian terlalu ketat dan tidak menyerap keringat. l Hindari

(Wirati Astiti)

terjadi apabila terjadi penyempitan saluran cerna sehingga makanan yang dicerna tidak bisa lewat. Sedangkan sumbatan fungsional terjadi karena kerusakan pada saraf atau otot pada saluran cerna sehingga gerakan peristaltik usus terganggu. Kedua jenis sumbatan ini dapat terjadi bersamaan. “Sumbatan mekanik sering disebabkan oleh perlengketan usus dikarenakan riwayat pernah dilakukan tindakan pembedahan sebelumnya, hernia strangulate, usus terpelintir, pada pasien yang mendapatkan terapi radioterapi di daerah panggul untuk penyakit tertentu atau dikarenakan keganasan pada saluran cerna (kanker colorectal). Penyebab tersebut merupakan penyakit yang serius yang harus segera mendapatkan penanganan medis,” kata dr. Adhi Keswara. Ia mengatakan, kalau gas beserta produk saluran cerna yang

ada di dalam saluran cerna tidak dapat dikeluarkan dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi peningkatan tekanan di dalam rongga perut. Peningkatan tekanan intra abdomen yang terus menerus dapat menjadi suatu kondisi yang cukup serius dinamakan abdominal compartment syndrome (ACS). Tingginya tekanan intra abdomen dapat menekan pembuluh darah besar yang akan balik ke jantung, mengganggu fungsi ginjal, serta menekan diafragma sehingga mengganggu proses pernafasan. Kemungkinan lain dapat terjadi kebocoran usus yang paling sering diakibatkan karena adanya keganasan saluran cerna. Apabila hal ini terjadi kondisi pasien bisa memburuk dengan cepat akibat kontaminasi isi usus dan flora usus ke seluruh rongga abdomen. Kedua kondisi ini jika tidak segera ditangani akan berakibat

fatal bahkan dapat mengakibatkan kematian. Apabila sumbatan yang terjadi hanya partial (tidak total) dapat diterapi dengan mengistirahatkan usus (tidak memberikan makanan ataupun minuman), pemberian cairan, dan apabila diperlukan dipasang selang melalui hidung untuk mendekompresi tekanan intra abdomen. Menurutnya, sebagian besar kasus dapat diselesaikan dengan cara konservatif, namun apabila telah dilakukan tindakan namun kondisi pasien tidak membaik bahkan memburuk maka diperlukan tindakan pembedahan untuk mengoreksi penyebab terjadinya sumbatan. Pada beberapa pasien yang mengalami sumbatan kronik akibat penyempitan saluran cerna dapat dipasang stent melalui teknik endoscopy. Prosedur ini tidak memerlukan sayatan. (Wirati Astiti)

Tips Sehat Saluran Cerna

Pencegahan agar ketiak tidak hitam

dr. Made Birawan, Sp.KK.

11

dr. Made Adhi Keswara, Sp.B(K)BD

Untuk menjaga agar kondisi saluran cerna tetap sehat, dr. Made Adhi Keswara, Sp.B(K) BD memberi tips, menjaga agar tubuh mengeluarkan sisa proses pencernaan (BAB) secara teratur dengan mengonsumsi makanan yang baik dan minum air putih yang cukup dapat mencegah terjadinya penyakit pada saluran cerna. Kurangi mengonsumsi daging merah dan daging olahan, memperbanyak makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan. Mengonsumsi antioksidan (selenium, beta carotene,

lutein) untuk membantu tubuh melawan kerusakan sel yang diakibatkan radikal bebas dapat mengurangi perkembangan sel kanker. Antioksidan dapat diperoleh dari makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan beberapa jenis teh. Ia menegaskan, sumbatan saluran cerna merupakan kondisi medis yang serius. Sumbatan dapat terjadi partial ataupun total dan dapat terjadi pada usus halus ataupun usus besar. Sumbatan total merupakan kegawatdaruratan medis dan sering memerlukan tindakan pembedahan. (Wirati Astiti)


10

Membuat video klip menjadi bagian yang tak terpisah dalam aktivitas musisi. Hadirnya video klip akan memudahkan penggemar atau penonton untuk memahami kisah yang ingin diungkapkan. Namun, kadang ada yang tidak nyambung antara tema lagu dengan video klip.

S

Kreasi

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

ebagai band beraliran pop berbahasa Bali, Dejapu sudah merilis album “Satu” pada Juni 2017. Album ini berisi lagu “Cek in di Dalung”, “Malam Minggu”, “Omang Dogen”, “Sebet Liang”, “Rindu”, “Tresna Kapegatin”, ‘Tresna Sujati”, “Korban Gatged”, dan “Datanglah ke Bali”. Lagu “Sebet Liang” pun sudah dibuatkan video klip. Pada September 2017, Dejapu yang terdiri dari Lojer (bass), Iwak Qyong (additional drum), Julian Richard (gitar), Santi (additional gitar), dan Putu Budi (vokal) merilis single “Yuk Melali ke Negara”. “Video klip “Sebet Liang” sudah dirilis di YouTube. Kami ingin lihat reaksi pecinta musik Bali. Lagu ini tentang tutur ayu, menyikapi banyaknya fenomena bunuh diri gara-gara cinta, beban hidup. Banyak yang lakukan hal konyol, ambil jalan pintas. Hidup ini tidak melulu sedih, ada gembira,” ungkap Putu Budi. Ia menambahkan lagu “Sebet Liang” dibuat saat di Batu, Malang, 2011. Ketika itu, ia melihat seorang nenek menyeberangi rel kereta api sambil menangis. Nenek itu bercerita tentang hidupnya. Ini pun menjadi inspirasi bagi Dejapu untuk dibuatkan lagu. Proses pembuatan album “Satu”

Dejapu

Video Klip

versi Animasi Tampilan klip animasi lagu “Sebet Liang”

memerlukan waktu 2,5 tahun karena banyaknya kesibukan para personil Dejapu. Suatu ketika, Putu Budi bertemu Ary Wicahyana (Ary Tantraz), animator yang membuat komik Tantraz. “Kami tukar pikiran tentang apa yang bisa disinergikan. Akhirnya muncul ide membuat video klip animasi untuk lagu “Sebet Liang”. Bli Ary dengan Sangut-Delem Channel setuju untuk menggarap. Bagi kami, hadirnya video klip ini sebagai upaya untuk mengingatkan masyarakat Bali, ada lho lagu “Sebet Liang”. Kami memilih animasi agar semua kalangan masyarakat bisa menikmatinya,” ujar pria asal Jembrana ini. Video klip animasi dengan tokoh Sangut dan Delem

ini pun diklaimnya sebagai video klip animasi pertama lagu Bali. Dalam waktu singkat, Ary Tantraz pun berhasil membuatkan video klip dengan mengambil potongan-potongan klip yang ia punya. Konsep yang dipakai adalah radio version, lagunya tidak utuh dan lebih banyak menampilkan klip animasi. “Kami dari Dejapu puas dengan apa yang dibuat Bli Ary. Ini merupakan tahap awal karena kami akan memberikan sesuatu yang beda di video klip “Yuk Melali ke Negara”. Ada perpaduan animasi, personil band, dan suasana nyata. Tunggu nanti ya,” ujar Putu Budi yang juga fotografer ini. MENERTAWAKAN KESEDIHAN Bagi Ary Tantraz, ia agak kaget ketika video klip animasi “Sebet Liang” sudah dirilis Dejapu. “Saya suka lagu “Sebet Liang” makanya mau membuatkan animasi. Makna lagu ini sangat dalam. Unik kalau kesedihan lagu digabung dengan animasi lucu, jadi sesuatu yang beda. Jangan larut dalam kesedihan. Mari kita menertawakan kesedihan

Ary Tantraz (paling kiri) bersama beberapa personil Dejapu

biar kita semangat,” ujarnya. Lirik lagu menjadi sumber inspirasi. Ary pun mengingatkan musibah maupun kesedihan merupakan ujian yang dilalui untuk menjadikan kita kuat. Ia juga menuturkan pemilihan Sangut dan Delem sebagai model dalam versi kekinian. “Kami menghadirkan gaya dagelan, tapi di baliknya ada pesan khusus. Sangut itu the right man in wrong place sedangkan Delem seperti mayoritas orang yang suka jalan pintas atau shortcut.

Kunjungan Tim Archipelago International Tim Archipelago International Hotels, Resorts, & Residences mengadakan kunjungan ke Gedung Pers Bali K. Nadha, Selasa (13/2). Amanda Dianova Kusuma, Regional Marketing and Communications Manager East Indonesia Archipelago International mengatakan kunjungan ini bertujuan mempererat tali silaturahmi antara kalangan hotel dengan media massa. Tim yang berkunjung ini berasal dari Aston Denpasar, Aston Kuta, Aston Canggu, Favehotel Kuta Square, Favehotel Kuta Kartika Plaza, Favehotel Umalas, Neo Kuta-Jelantik, Neo Kuta-Legian, Neo Denpasar, Quest Hotel Denpasar, dan Quest Hotel Kuta. Mereka diterima Gde Palgunadi, Pemimpin Redaksi Tokoh yang juga GM Bali Travel News. Dalam kesempatan itu, semua siap untuk saling bersinergi dalam upaya memberikan layanan terbaik kepada konsumen. (Ngurah Budi)

Personil Dejapu

Ini kombinasi yang unik untuk menghibur. Di sisi lain, kesempatan ini sebagai ajang menunjukkan orang Bali bisa loh buat animasi. Seni budaya yang kekinian,” ujar Ary. Ia juga mengatakan animasi lebih tahan lama dibandingkan dengan tokoh nyata. Film Tom & Jerry dijadikan contoh. Sampat saat ini film ini masih banyak yang menontonnya. Beda dengan film yang menggunakan tokoh nyata, kesan like dan dislike sangat berpengaruh. (Ngurah Budi)

Style

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Sentuhan Cinta dalam Kebaya Chic simple adalah ciri khasnya. Kali ini koleksi “The Touch of Byang” khusus dipersembahkan untuk acara “The Prosperity of Love” dalam rangka perayaan Valentine di Klinik Miracle Renon, Denpasar, yang detilnya digarap dengan sentuhan penuh cinta.

P

ada momen indah itu juga selain ­hadir dengan warna­-warna lembut yang memberikan makna cinta yang luas, juga ada warna spiritual (kuning) nan terang namun tetap menorehkan kesejukan. Keindahan kebaya pun semakin terpancar

dengan sentuhan detil unik, seperti line senada di bagian leher dan keindahan detil lainnya. Dengan bahan katun yang nyaman, kebaya-kebaya karya Byang Mangku Hipno ini, cocok dikenakan di berbagai kesempatan. Sedangkan bahan sutra dipilih untuk kesan

anggun dan mewah namun tetap nyaman untuk momen yang indah lainnya. Sementara kolaborasi dengan kain nusantara & aksesori dari ‘Gaya Lembayung’ serta sandal dari ‘MOV’ juga tas dan clutch dari ‘Tjanting’ yang semuanya merupakan produk lokal, semakin memperkaya dan menambah cantik tampilan keseluruhan kebaya dari ‘The Touch of Byang’ ini. (Sri Ardhini)

Byang Mangku Hipno

F ot og r a f er : A . A . Ng ur a h M a nik

15


16

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

D u k u n g Pe m b e l a j a r a n E - L e a r n i n g

Siswa Bawa Ponsel ke Sekolah Sekolah khususnya di Buleleng melarang para siswanya untuk membawa telepon seluler (ponsel) ke sekolah. Penggunaan ponsel dipandang hanya untuk komunikasi antara siswa dan orang tua hanya dalam hal-hal yang dianggap penting saja. Sekolah telah menyediakan telepon sekolah yang bisa dipakai siswa untuk berkomunikasi dengan orangtuanya. Pelarangan membawa ponsel ke sekolah juga sebagai upaya untuk mencegah terpecahanya konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran akibat penggunaan ponsel dalam proses pembelajaran.

P

elarangan tersebut saat ini tidak ber­ laku di SMAN 1 Singaraja. Sejak awal Februari 2018, siswa-siswa SMAN 1 Singaraja diperbolehkan membawa ponsel ke sekolah. Hal ini sebagai bentuk du­ kungan terhadap peraturan Gubernur tentang pencanangan e-learning. Siswa diperbolehkan tetapi tidak diwajibkan membawa ponsel se­ bagai sarana penunjang pembelajaran berbasis elektronik. Menurut Kepala SMA Negeri 1 Singaraja I Putu Eka Wilantara,M.Pd., kebijakan ini sudah disosialisasikan kepada orangtua dan siswa. Kebijakan yang dibuat ini juga memiliki normanorma yang harus dipatuhi oleh siswa yang menjalakan. Wilantara menegaskan penggunaan ponsel hanya diperbolehkan untuk mendukung kegiatan proses pem­ belajaran, di luar dari kegiatan tersebut seperti mengunduh, atau menggunakan ponsel saat sosialisasi akan diberlakukan sanksi. “Aturan-aturan tetap kita terapkan karena kami prioritaskan un­ tuk mendukung e-learning,” paparnya. Pembelajaran berbasis e-learning memang mem­ permudah interaksi antara peserta didik dengan bahan materi, peserta didik den­ gan guru maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi infor­ masi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap I Putu

Pelesir Masing-masing desa di Kabupaten Buleleng mulai menggali potensi yang dimiliki. Setiap desa mulai mengembangkan potensi yang di­miliki dengan tujuan pengembangan pariwisata.

S

elain dikenal dengan indah pantainya, Bule­ leng juga memiliki ber­ bagai komoditi unggul­ an sehing­ga menjadi daya tarik tersendiri untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Lain dari pada itu, Buleleng juga memiliki keindahan pemandangan baik pe­ gunungan dan perbukitan yang masih sangat alami. Keindahan alam yang masih sangat natural inilah yang coba dikembangkan oleh salah satu desa yang ada di

saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang de­ mikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Namun, penggunaan ponsel untuk mendu­ kung pembelajaran memang belum diketahui keefektifannya. Penggunaan ponsel hanya dapat dikontrol jika siswa di dalam kelas, akan tetapi penggunaanya tidak dapat dikontrol jika siswa berada di luar kelas. Hal ini menjadi alasan, pihak sekolah membuat aturan tegas terkait penggunaan ponsel tersebut. “Kalau ada siswa yang menggu­ nakan ponsel untuk hal-hal di luar pelajaran kami akan berikan sanksi dari teguran, pemanggilan orang tua, skorsing, hingga dikeluarkan dari sekolah,” jelasnya. Selama diterapkan hampir sem­ inggu lebih, Wilantara belum dapat mengevaluasi sejauh mana keefek­ tifan kebijakan tersebut. Dirinya akan lakukan evaluasi setelah satu tahun kebijakan itu berjalan. Saat ini pihaknya tengah fokus untuk mengembangkan SDM guru untuk menghadapi pem­ belajaran elektronik tersebut. “Siswa se­ dang jalan dengan kebijakan ini, guru juga tengah kami persiapkan sehing­ ga titik temu pada benang merah yang ingin kami capai,” ungkapnya. (Wiwin Meliana) Eka Wilantara,M.Pd.

Edukasi Workshop Fasilitasi Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus Anak usia sekolah khususnya PAUD, TK, dan SD yang mengalami keterlambatan perkembangan atau anak yang berkebutu­ han khusus (special needs) terlihat makin banyak dalam satu dekade ini. Permasala­ han anak yang mengalami keterlambatan perkembangan atau anak berkebutuhan khusus ini dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan generasi bangsa Indonesia ke depan apabila tidak ditangani secara benar dan serius. Untuk itu diperlukan penanganan yang tepat melalui peran serta para ahli yang berkompeten tentang anak berkebutu­ han khusus. Namun sayangnya, ahli yang berkompeten tersebut jumlahnya masih sangat terbatas. Paiketan Krama Bali, suatu perkumpu­ lan krama Bali yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan Bali, merasa priha­ tin dengan kondisi ini dan mencoba mencari solusi dengan menyelenggarakan pelatihan/ workshop dengan judul “Workshop Fasili­ tasi Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus”. Workshop ini menghadirkan seorang ahli psikolog perkembangan anak berkebutuhan khusus dari Jepang, Chisako Higashitani yang disertai oleh 2 orang mitra kerjanya yang juga sama-sama berasal dari Jepang. Mereka akan memberikan pelatihan sehari bagi para guru, aktivis peduli anak dan pihak lain yang memiliki tugas untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Ketua Umum Paiketan Krama Bali Ir. Agung Suryawan Wirana­ tha, MSc., PhD. mengharapkan dari workshop ini dapat tercapai peningkatan pengetahuan dan ketrampilan para guru, aktivis peduli anak dan pihak lain yang menangani anak-anak berkebutu­ han khusus, sehingga mereka dapat menstimu­ lasi tumbuh kembang anak-anak berkebutuhan khusus tersebut secara tepat.

Workshop ini akan dilaksanakan Rabu, 28 Februari 2018 di Kampus Sekolah Tinggi Pari­ wisata Bali Internasional (STPBI), di Jalan Kecak No. 12 Denpasar (Gastu Tengah). Paiketan Krama Bali mengundang sebanyak 60 orang pe­ serta workshop yang terdiri dari para guru-guru sekolah, aktivis peduli anak dan pihak lain yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus. “Jumlah peserta yang terbatas ini dikarenakan jumlah narasumber ahli/tutor yang terbatas un­ tuk memfasilitasi workshop, sehingga workshop ini tetap efektif,” ujar Jero Jemiwi, S.Sos., M.Fil.H., CHT., selaku Ketua Panitia. (Pan/Sri Ardhini)

Wisata Selfie Baru di Desa Bila Abian Bagus, objek wisata yang satu ini menawarkan pemandangan pe­ gunungan dan view sungai. Berbagai anjungan seperti sarang burung, tempat selfie, ayunan dan beberapa tempat disediakan tempat istirahat sembari menikmati minuman atau snack yang di stand kuliner. Nyoman Kari mengatakan, terinspirasi membuat objek wisata ini dari keisengannya memanfaatkan lahan perkebunan dan pemandan­ gan untuk dibuat tempat istirahat ketika sanak saudaranya pulang ke kampung halaman. Namun berkat support dari anaknya Wayan Madika akhirnya dibuat beberapa anjungan untuk berfoto serta dilaku­ kan penataan di sekitar la­ han layaknya taman. Tidak disangka objek wisata yang baru dibuka sejak lima bulan lalu ini booming dan mendapat kunjungan dari

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Yessy Diana

“Jomblo Bahagia” Jomblo alias tidak punya pasangan bukan berarti kehidupan seseorang tidak bisa bahagia. Kebahagiaan dan keceriaan bisa didapat bersama teman maupun sahabat, atau dengan cara lainnya. Pesan inilah yang disampaikan Yessy Diana lewat single terbarunya “Jomblo Bahagia”. Lagu yang diciptakan Budi Rajapala ini resmi diluncurkan bersama video klipnya, Minggu (11/2) malam di Denpasar.

K u b u A b i a n Ba g u s

Kecamatan Kubutambahan. Desa Bila Tua merupakan desa yang jauh dari pusat Kota Singaraja mulai bang­ kit untuk mengembangkan potensi desa. Melalui salah satu warganya, Nyoman Kari mencoba untuk me­ manfaatkan lahan milik­nya sebagai salah satu objek wisata kekinian yang sedang populer di masyarakat. Di tangan kreatif Nyoman Kari, lahan yang semula hanya digunakan sebagai tempat menjemur kopi milik anaknya kini disulap menjadi wisata selfie kekinian pertama di Desa Bila Tua. Dengan nama Kubu

Dara

sejumlah wisatawan dan masyarakat lokal khususnya remaja. Kian hari kunjungan semakin ramai berkat promosi dan informasi yang di­ lakukan para pengunjung melalui media sosial. “Semua ide dari anak saya, awalnya saya hanya ingin buat tempat istirahat tapi anak saya men­ garahkan agar dibuatkan

tempat berfoto,” tuturnya. Selain itu, mengambil nama Kubu Abian Bagus sebagai nama objek wisata ini adalah menggunakan nama dari lahannya yakni Abian Bagus, dimana di Desa Bila Tua setiap lahan warga memiliki nama nya masing-masing. Diterangkannya, anjungan yang sifatnya tinggi tentu sudah dirancang seaman mungkin olehnya, termasuk papan peringatan untuk kapasitas di masing-masing anjungan. Untuk bisa menikmati suasana dan pemandan­ gan di Kubu Abian Bagus ini hanya dengan donasi. “Semua dirancang seaman mungkin, dengan beton, besi dan seling dan di setiap anjun­ gan saya sudah selipkan peringatan khusus terkait kapasitas serta laran­ gan untuk tidak duduk di tempat yang dilarang,” ungkapnya. (Wiwin Meliana)

Y

Salah satu adegan video klip

essy Diana menutur­ kan selain untuk me­ motivasi para jomblo, lagu ini diciptakan karena selama ini belum ada penyanyi Bali yang menciptakan dan menyanyikan lagu tentang kehidupan seorang jomblo yang hidupnya bahagia. Sebagai seleb­ gram yang mempunyai 120 ribu followers ia pun ingin mengajak para penggemarnya, terutama yang jomblo untuk selalu hidup bahagia. Sebab, jodoh sudah di­ tentukan oleh Tuhan. “Lagu ini bukan menceritakan kisah pribadiku, karena aku bukan tipe orang yang tidak bahagia. Lagu ini diciptakan untuk menga­ jak para jomblo agar selalu hidup bahagia, meskipun tidak mem­ punyai pasangan atau ditinggal pasangannya,” ujar pemilik nama lengkap Dewa Ayu Yessy Dianan­ ingsih ini sembari tertawa. “Jomblo Bahagia” merupakan single kedua Yessy Diana. Sebe­ lumnya ia sempat merilis single perdana “Pada Gelahang” pada Agustus 2017 lalu. Keinginan­ nya terus berkarya di blantika musik Bali, karena kecintaannya terhadap musik Bali. Selain itu, dara asal Nusa Penida ini juga termotivasi oleh para penggemarnya yang terus memberikan

“Jomblo Bahagia”

respons positif terhadap karya sebelumnya. Dengan suara khas yang dimilikinya, ia pun optimis akan terus berkarya untuk mera­ maikan kancah musik di Bali. Untuk konsep video klip single “Jomblo Bahagia” yang digarap Bagus Windhi ini dibuat simpel dengan alur cerita yang humoris. Beberapa model, seperti Ary Kakul, Bayu Keramas, Yunik Hartika, Ci­ ayuliana, Ari Rocket dan Raditya dilibat­ kan dalam video klip ini. “Intinya, di video klip itu kita putus sama pacar, tetapi bu­

kan berarti kita patah hati lalu minum-minum, merokok, pakai narkoba, dan parahnya lagi mere­ ka tidak mempunyai semangat untuk hidup. Nah, pada video klip ini saya ingin memotivasi mereka, bahkan kita bisa hidup lebih baik tanpa harus bersama dia,” tandas dara kela­ hiran 20 Desember 1992 ini. Lewat single kedua­ nya ini, Yessy Diana berharap agar karyanya terus bisa diterima oleh masyarakat luas. Sehingga ia terus bisa berkarya untuk melestari­ kan lagu-lagu Pop Bali. “Semoga karya saya ini bisa diterima oleh masyarakat dan saya selalu didu­ kung untuk berkarya lebih baik ke depannya,” pungkas alumnus IKIP PGRI Bali ini. (Winatha)

Yessy Diana

9


8

Kasih sayang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk. Dua perempuan yang bergelut di dunia pendidikan ini berbagi kisahnya. Bagi Gusti Ayu Made Puspawati, S.Pd., M.Si., kasih sayang lebih ditunjukkan dalam bentuk perhatian. “Bagi saya, rasa saling perhatian dan kebersamaan dengan orang yang kita sayangi maknanya lebih dalam dari hanya sekadar mengucapkan sayang/cinta atau memberi hadiah,” ucapnya.

K

Bunda & Ananda

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

aprodi Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Bali ini mengatakan, usai bergelut dengan kesibukannya mengajar di kampus, ia akan sesegera mungkin untuk pulang ke rumah, apalagi sejak ia memiliki cucu dari putra pertamanya. Gung Puspa-demikian ia biasa disapa, tak mau melewatkan momen-momen istimewanya sebagai seorang nenek. “Saya punya dua putra, kini bertambah dua, menantu dan cucu saya. Jadi, saya punya empat anak,” ucapnya bahagia. Sore menjelang malam hari menjadi waktu berkumpul yang indah bagi keluarga ini. Sang suami yang seorang guide freelance, anak pertama—Gungde Pringga yang bekerja sambil kuliah, dan anak kedua—Gungde Restu yang masih SD dan hobi magender, biasanya baru bisa lepas dari rutinitasnya pada jam tersebut. Gung Puspa mengutip istilah “Bahagia itu sederhana”, yakni dengan berkumpul bersama dalam suasana canda tawa. Kebersamaan itu bisa dilakukan di rumah saja. Bisa dengan makan bersama, bersantai bersama sambil meneguk teh atau kopi, dan yang pasti tentunya dengan selalu menjaga komunikasi. “Terus terang, saya jarang memasak sendiri, saya lebih memilih mengerjakan yang lain,” ujar Gung Puspa yang mengaku saat ini tidak memiliki asisten rumah tangga. Jadi, segala urusan di rumah ia yang mengerjakannya, berbagi dengan menantunya. Untuk urusan makan, biasanya ia membeli makanan jadi, kemudian makan bersama-sama di rumah. Sesekali mereka juga makan bersama di luar. Jika sudah di rumah, Gung Puspa mengaku jarang memegang HP kecuali ada yang menelepon. “Sampai di rumah, saya pasti megang cucu, biar ibunya bisa istirahat atau mengambil pekerjaan lain,” ucapnya bahagia. Sejak kehadiran cucunya, AA Gede Ganantha Satrianinggrat yang kini baru berusia 9 bulan itu, Gung Puspa merasakan kebahagiannya bertambah. Itu juga yang dirasakan seluruh anggota keluarga. Dulu, ketika kumpul bersama, putraputranya masih sibuk dengan HP masing-masing. Namun sekarang, momen kumpul bersama ini semua fokus dengan si kecil. Semuanya saling berlomba memberikan informasi tentang perkembangannya. “Gung Ganantha dengan segala tingkah polahnya sering menjadi objek foto,

Griya

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

17

Bahagia saat Bersama Patung Paras Cetakan cinta kasih kepada lingkungannya dan menyayangi alam,” harap ibu dua anak ini. Hal yang sama juga ia terapkan pada anak-anak didiknya di sekolah. Karena itu pula, Norma yang mengampu mata pelajaran Prakarya ini sangat disukai murid-muridnya. Bahkan ada pula orangtua murid yang sudah kewalahan mengurusi anaknya menitipkannya pada Bu Guru Norma. “Kalau Ibu Norma

yang ngajar baru saya senang, orangnya baik dan sabar,” ujar mantan siswanya yang dulu kerap bolos sekolah jika ada jadwal guru yang tak disukainya mengajar. Ia sadar betul perannya sebagai orangtua bagi anak-anaknya di rumah adalah sama dengan sebagai orangtua bagi murid-muridnya di sekolah. Karena itulah murid-murid merasa dekat dengannya. (Inten Indrawati)

Kebahagian Gung Puspa dan suami bersama cucunya kemudian semuanya akan saling mengomentari foto itu. Kami pun tertawa bersama. Di sini saya bisa merasakan dan mendapatkan kebahagiaan,” ucapnya haru. Gung Puspa menyebut tiga hal penting baginya dalam mewujudkan kasih sayang ini, yakni rasa saling perhatian, berkomunikasi dalam berbagai hal, dan kebersamaan. Dengan begini, ia yakin hubungan antar keluarga bisa semakin erat dan menjadi keluarga harmonis. “Kasih sayang dan cinta perlu pengorbanan. Kita harus rela berkorban baik waktu maupun materi demi terwujudnya keluarga yang utuh,” tandasnya. Demikian juga Gung Puspa bersikap kepada para mahasiswa dan staf di kampus. Semuanya seperti keluarga. Tak ada jarak pembatas antara dosen dan mahasiswa, ataupun Kaprodi dan bawahan. Sehingga tak jarang pula ia menjadi tempat curhat mereka yang kerap memanggilnya “Bunda”. SELALU ADA Hal senada disampaikan Ni Made Normaliani, S.Sn. Aktivitasnya sebagai guru dan Wali Kelas VIII C di SMPN 3 Denpasar tentunya tak sedikit menyita waktu bersama keluarga. Karena itu, Norma—demikian sapaan akrabnya berusaha “membayar” waktu yang hilang tersebut dengan “selalu ada” ketika anak-anak memerlukannya. Terutama ketika anak mengalami masalah atau merasa susah dalam mengerjakan aktivitas sekolah. Apalagi, yang berkaitan dengan kesehatan, jika ada keluhan sedikit saja, ia akan segera memeriksakannya ke dokter. “Nanti malam mau mengantar anak cek ke dokter mata, suka pusing katanya,” ucap Norma, siang itu usai jam kerjanya. Seberapa pun sibuknya, Norma juga selalu siap mendengarkan curhat anak-anaknya. Ia tak mau nanti mereka malah curhat ke orang lain yang belum tentu memberikan masukan yang baik. “Yang paling penting adalah ada komunikasi dua arah. Biarkan dulu anak-anak menyampaikan pendapat dan masalahnya, atau mengeluarkan segala uneg-unegnya, baru kemudian mencari solusinya bersama-sama,” ucapnya. “Melihat mereka tumbuh dengan cinta dan kasih kami sebagai orang-

tua adalah hal yang sangat berharga dan indah,” imbuhnya. Di sela-sela kesibukannya di sekolah dan juga kesibukan suaminya di KPU Denpasar, keluarga kecil ini kerap melakukan perjalanan bersama. Mendekatkan anak-anak dengan alam dan lingkungannya. Yang paling simpel mengajak anak-anak sekedar makan nasi jinggo atau mengajak jalan melihat-lihat buku di toko buku. “Saya berharap, dengan cinta kasih yang kami berikan, mereka akan tumbuh penuh kebahagiaan. Dan mereka pun kelak bisa berbagi

Kebersamaan Norma dan keluarga

Mendongeng Lima Menit setetes madu

Raja dan Patih selalu bersenang-senang di istana. Kebiasaan mereka berdua adalah santap bersama di lantai dua dekat jendela. Sambil menikmati itik panggang, tuak dan madu, sekaliMade Taro sekali mereka melongok ke bawah jendeka. Tampak di jalan raya orang-orang ramai lalu-lalang. Tiba-tiba sang Patih bersuara keras. “Tuanku! Madu yang Tuanku minum jatuh setetes di balik jendela.” “Tak ada artinya, Patih!” jawab Raja. “Biarkan nanti pelayan yang membersihkannya.” Mereka berdua kembali menikmati itik panggang, tuak dan madu. “Lihat Tuanku! Madu itu meleleh, lalu disambar seekor lalat,” teriak sang Patih. “Ha, ha, ha…!” Mereka berdua tertawa melihat pemandangan yang menarik itu. “Lihat lagi Tuanku! Seekor labah-labah mengintai lalat yang sedang minum setetes madu.” “Ha, ha, ha…!” Raja dan Patih kesayangan itu sangat senang menikmati pemandangan yang aneh itu. Pemandangan itu tidak berhenti sampai di situ. Labah-labah itu merayap mendekati lalat lalu menyergapnya. Namun belum sempat menelannya, tibatiba muncul seekor kadal. Kadal itu pun secepatnya menyergap labah-labah. Nah, siapa itu? Seekor kucing dari balik pagar mengintainya. Tak berapa lama kucing itu pun dengan sigap menyergap sang kadal. “Ha, ha, ha…!” Raja dan Patih kesayangannya makin menikmati pemandangan yang manarik itu. Sambil memegang botol tuak, mereka berdua tiba-

tiba melihat seekor anjing merebut kadal yang sedang berada dalam genggaman kucing. Akhirnya kucing dan anjing itu bergumul. Situasi makin riuh. Orangorang yang lalu-lalang itu ikut ramai-ramai melerai pergumulan kedua hewan itu. Entah siapa yang memberi tahu, majikan si anjing mengetahui pergumulan itu. Ia berang lalu memukulmukul si kucing dengan tongkat. Majikan kucing pun segera mengambil tongkat, lalu memukul-mukul sang anjing. Namun kemudian tongkat mereka menyasar, tidak mengenai anjing dan kucing, tetapi mengenai tubuh sang majikan. Orang-orang yang mula-mula menonton pun terpengaruh. Mereka terbelah menjadi dua kelompok, satu kelompok membela majikan anjing, satu kelompok lagi membela majikan kucing. Sang Raja yang sedang minum tuak itu mulai khawatir. Beliau memerintahkan sang Patih mengerahkan pengawal istana untuk melerai pergumulan itu. Tetapi sesampai di jalan raya, para pengawal istana itu terpengaruh oleh perkelahian yang panas itu. Mereka pun terbagi menjadi dua kelompok yang saling serang. Pergumulan meningkat menjadi tembak-menembak. Satu kelompok lari ke istana, dan kelompok lainnya mengejarnya. Rupa-rupanya tembakan mesiu para pengawal itu mengenai atap istana. Api membara, makin lama makin besar dan melalap semua gedung. Lihat sekarang! Istana menjadi puing-puing yang mengeluarkan asap. Di mana-mana bergelimpangan mayat-mayat yang hangus. Tidak jelas di mana Raja dan Patih kesayangannya itu. Seorang pensiunan hakim memeriksa mayat-mayat itu dan berusaha mencari jazad Raja dan Patih. Namun sia-sia. Kata pensiunan hakim itu di depan orang banyak, “Jangan remehkan satu perkara kecil! Kalau dibiarkan ia akan menjadi besar, dan menimbulkan mala-petaka.

Di Bali khususnya, keberadaan patung sangat mudah ­di­jumpai. Mulai dari rumah tempat tinggal, perkantor­ an, fasilitas umum, hingga tempat suci. Wujud seni rupa tiga ­dimensi ini kerap menjadi “pemanis” suasana interior ­maupun eksterior. ­Bahkan, tak jarang pula beberapa patung khususnya yang ditempatkan di areal tempat suci, diyakini bernilai magis. ­Namun, Tokoh tak akan jauh membahas hal itu.

P

atung bisa dibuat dari bermacam material, salah satunya dari serbuk paras atau yang biasa mereka sebut paras buatan (cetakan). Inilah yang dilakoni Putu Anya (26) bersama kakak, adik sepupu, dan kerabatnya yang lain. Di bawah bendera

“Anya Sari Ukir” yang berlokasi di Banjar Ulapan Dua, Jalan Raya Blahkiuh, Putu Anya memahat/ mengukir balok-balok paras itu menjadi beberapa bentuk patung yang indah nan menawan. Ada patung rangda, celuluk, macan, raksasa, rama shinta, dll. Harga satu patung tergantung ukuran dan kerumitan proses kerjanya. Putu Anya menunjuk satu pasang patung rangda setinggi 200 cm x 65 cm yang dijualnya Rp 16 juta. “Pengerjaan satu patung ini menghabiskan waktu sekitar 20 hari. Ini orderan orang. Finishingnya tergantung permintaan. Ada yang minta dicoating, ada juga yang sengaja minta tak difinishing,” jelasnya. Paras buatan (cetakan) ini dituturkan Putu Anya, merupakan campuran dari serbuk paras, semen, mild, air ditambah lem perkat, yang kemudian dicetak menjadi bongkahan-bongkahan balok yang siap diukir. “Setelah dicetak, didiamkan dulu 3 hari, baru paras balok itu bisa dipahat,” imbuhnya sembari mengukir sebuah pesanan patung bersama adik sepupunya Made Anggi (18). Proses pembuatan patung itu mulai dari paras balok, yakni membuat sket, membentuk bakal (bentuk global), baru kemudian dipahat/diukir. Peminat patung paras cetakan ini dikatakannya didominasi penduduk lokal, tak hanya wilayah terdekat, namun sampai daerah Negara dan Buleleng. Mereka sengaja memesan patung ke tempat ini dikarenakan harganya lebih murah. (Inten Indrawati)


18

Life Story

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Desa Sidatapa

Edisi 992/ 19 -25 februari 2018

itu, menurutnya ketika ibu tirinya selalu mengungkapkan dengan nada yang keras dan menghina bahwa dirinya buta. Seperti ia ingin memastikan bahwa di­ rinya itu buta tak bisa melihat. “Kenapa si buta ini membiarkan anak-anak menangis,” seperti itu yang selalu diucapkan ibu tirinya berulang-ulang tiap kali ia mem­ biarkan adik-adiknya menangis, karena tak sanggup mengurus semuanya.

Pertahankan Rumah Adat Warisan Leluhur Desa Sidatapa merupakan salah satu yang menyimpan banyak fenomena da­ desa Bali aga yang terletak di Kecamatan lam tata kehidupan masyarakat Sidatapa. Banjar, Buleleng. Termasuk desa Bali aga “Semua aktivitas masyarakat ada di dalam karena Sidatapa masih mempertahankan rumah itu dan kami tidak ingin merubah pola hidup yang tata masyarakatnya men­ tradisi leluhur,” ungkapnya. gacu pada aturan tradisional adat desa yang Uniknya, rumah adat sidatapa ini tem­ diwariskan nenek moyang mereka. Mulai boknya terbuat dari tanah serta atapnya dari bentuk dan besar bangunan serta tidak boleh dari genteng karena genteng pekarangan, pengaturan letak bangunan, itu terbuat dari tanah. Sementara tanah hingga letak pura dibuat dengan mengikuti erat kaitannya dengan ibu pertiwi seh­ aturan adat yang secara turun-temurun ingga pantang untuk mengggunakan gen­ dipertahankan. teng sebagai atap rumah. Meskipun hanya Selain menyimpan potensi yang sangat terbuat dari tanah, tetapi rumah kuno ini luar biasa baik potensi alam maupun masih sangat kokoh berdiri. Rumah adat budaya juga ada salah satu peninggalan atau rumah kuno di desa sidatapa masih Wayan Ariawan bersejarah di Desa Sidatapa yaitu rumah bisa dijumpai keberadaannya sampai seka­ tradisional yang di sebut dengan Bale Gajah Tumpang Salu, rang karena masyarakat sangat menghormati warisan yang artinya rumah yang menyimpan berbagai macam ilmu leluhurnya. Selain itu, rumah tradisional ini wajib dimi­ yang memiliki tiga ruangan yakni utama mandala, madya liki setiap warga masyarakat Desa Sidetapa khususnya mandala dan Nista Mandala. Masing - masing memiliki yang sudah masuk sebagai krama adat. makna yakni Utama sebagai tempat pemujaan, Madya Disisi lain, rumah tradisional ini menjadi keter­ Mandala tempat melakukan kegiatan sehari hari seperti tarikan sendiri bagi wisatawan asing. Tidak sedikit memasak menganyam. Sementara Nista mandala sebagai wisatawan yang berkunjung ke Desa Sidetapa tempat bertamu. hanya untuk melihat rumah adat ini. Ke depan Desa Wayan Ariawan salah satu warga dari desa sidetapa Sidetapa diharapkan menjadi salah satu desa Bali aga menjelaskan, rumah tradisional sidatapa merupakan rumah yang mampu menarik wisatawan lebih banyak untuk yang sangat di sakralkan hingga saat ini, semua masyarakat berkunjung ke Bali Utara. masih meyakini bahwa rumah ini merupakan rumah (Wiwin Meliana)

Produksi Berkurang di Musim Hujan Buah Bidara atau yang lebih dikenal dengan buah bekul saat ini memang menjadi buah lokal yang sedang digemari masyarakat Buleleng pada khususnya. Ini berkat kegigihan petani asal Desa Banjar Kecamatan Banjar yang membudidayakan bekul sejak beberapa tahun lalu. Di atas lahan seluas 1,5 hektar Drs. Made Budiasa mampu menanam sekitar 500 pohon bekul.

M

enurut pensiunan PNS ini, tanaman bidara san­ gat mudah beradaptasi di berbagai lingkungan, baik yang kering maupun basah. Na­ mun tempat yang paling cocok dan pertumbuhannya maksimal adalah jika di tanam di tempat yang panas, kaya sinar matahari dan cukup kering serta mengalami musim hujan yang memadai. Karena terbukti pohon bidara yang di tanam di daerah yang bercuaca panas seperti Buleleng lebih cepat berbuah dan berbuah lebat jika di bandingkan jika di tanam di daerah yang berhawa sejuk. Dijelaskan Made Budiasa, dike­ tahui tanaman buah ini masih sangat langka ditemukan di Buleleng hal itu disebabkan selain karena proses pembudidayaannya yang memerlukan perawatan khusus seperti pemupukan, penggemburan tanah juga pentingnya perawatan rutin pada tanaman pasca panen agar menghasilkan buah yang berkualitas serta buah tidak rusak dan terhindar dari ulat atau hama penyakit. “Jika dipelihara dengan baik, mulai dari penanaman hanya membutuhkan waktu enam bulan untuk bisa berbuah selain itu tanaman bekul perlu perawa­ tan khusus agar tidak terserang hama lalat buah,” ungkapnya. Masih minimnya petani yang mem­ budidayakan buah bekul ini menjadikan usaha ini memiliki prosfek yang sangat menjanjikan. Made Budiasa mengklaim jika satu-satunya petani yang membudi­

dayakan buah bekul di Buleleng adalah dirinya sehingga hasil produksinya da­ pat dipasarkan tanpa adanya kendala. Diketahui pemasaran buah bekul ini sudah cukup luas, selain untuk me­ menuhi kebutuhan pasar buah di pasar tradisonal hingga modern di Buleleng, Denpasar dan Karangasem juga sampai pada pasar Nasional seperti Jakarta dan Surabaya. Bahkan pihaknya sudah bek­ erja sama dengan pemerintah di Kota Pajawa Kabupaten Ngada, Flores untuk pembudidayaan buah bekul dengan luas lahan 1 hektar, diperkirakan pertenga­ han Februari ini bibit bekul ini siap di kirim di Flores. Ia menjelaskan buah bekul ini awal­ nya tidak begitu di kenal di masyarakat bahkan keberadaanya hampir punah, hal itu dikarenakan sulitnya pemasaran karena masyarakat yang ragu akan rasa dan manfaat buah bekul ini. Akan tetapi optimisme seorang Made Budiasa ber­ buah manis, dengan gencar melakukan pemasaran dalam event pameran hasil pertanian, buah bekul ini mulai dike­ nal masyarakat hingga tembus pasar Nasional. Dikatakan, tanaman bekul mampu berbuah sepanjang tahun karena tanaman bekul tidak berpatokan pada musim sehingga sepanjang tahun buah bekul tetap bisa dipanen untuk memenuhi permintaan pasar. Dalam sehari, pihaknya menjual bekul 15-20 kg dengan harga bervariasi sesuai dengan grade masing-masing. “Bekul ini keunggulannya selain memiliki rasa

yang manis dan renyah juga mampu berproduksi buah sepanjang tahun sehingga bekul ini di pandang memiliki prospek yang cerah,”tuturnya. Di tengah berbagai keunggulan pembudidaya buah bekul, persoalan baru juga muncul. Berbuah sepan­ jang tahun rupanya tidak baik untuk perkembangan dan produksi buah bekul. Cuaca ekstrim yang melanda kabupaten Buleleng beberapa bu­ lan belakangan ternyata membawa dampak yang tidak baik bagi tanaman bekul. Tanaman bekul cukup rentan terhadap pemenuhan asupan air, se­ hingga ketika musim hujan tiba maka asupan airnya tidak bisa dikendalikan bahkan tidak jarang kebun miliknya ke­ banjiran. Kondisi ini sangat berdampak terhadap produksi dan kualitas buah bekul yang banyak rontok dan rasa buah yang awalnya masih dan renyah akan berkurang dan juga kondisi buah banyak yang pecah. Bahkan di musim penghujan yang berbarengan dengan musim mangga, durian, manggis, rambutan, dan buah-buah lainnya juga memberi dampak buruk terhadap perkembangan buah bekul. Tumbuhan yang mulai berbuah di musim hujan tersebut jika tidak dirawat dengan baik maka sangat rentan terkena hama penyakit. Hama tersebutlah yang ikut menyerang tanaman bekul sehingga merusak buahnya. “Ya karena berbuahnya samaan sehingga hama ditanaman itu menyerang tanaman bekul,” ungkapnya.

Tebang Bekul Jenis Apel India Membudidayakan tanaman bekul sebanyak 500 pohon di atas tanah seluas 1.5 hektar memang tidaklah mudah. Selain biaya yang tidak sedikit, Made Budiasa juga harus mencari bibit tanaman ung­ gul agar buah bekul yang dihasil­ kan memiliki kualitas unggul pula. Beberapa tahun fokus terhadap pertanian utamanya bekul, Budiasa menemukan beberapa batang po­ hon bekul yang berhasil ditanaman­ nya memiliki jenis yang berbeda dari bekul lainnya. Pohon bekul yang ia tanam merupakan pohon dengan buah bekul yang memiliki bentuk buah bulat dan besar serta memiliki rasa yang manis dan renyah seperti buah apel. Akan tetapi setelah diamati ternyata puluhan pohon bekul termasuk ke dalam jenis bekul apel India. “Di Bali memang ada jenis bekul India hanya saja orang tidak tahu, setelah saya menggeluti pertanian tenyata dari 500 pohon yang saya tanam ada beberapa yang memang dari bibit yang ditempel dari pohon bekul india,” jelasnya Dikatakan Budiasa, secara fisik bekul India memiliki bentuk yang lebih mungil dan pada ujungnya tidak bulat sempurna. Pada pangkal buah juga tidak rata sehingga ketika musim hujan banyak air tergenang pada pangkal sehingga cepat terjadi pembusukan. Jika dibandingkan dengan bekul yang biasa ia tanam, bekul India memiliki

kul yortir buah be Budiasa men ruk. bu a ac cu at ib yang rusak ak

tekstur daging yang kurang lembut dan rasa yang kurang manis. Akan tetapi satu keunggulan dari jenis bekul India ini adalah jika tidak dipetik dari masa panennya maka tidak akan berpengaruh terhadap buah dan rasanya. Berbeda dengan bekul pada umumnya yang akan berubah rasa ketika masa panennya le­ wat. “Kami dengan dinas Pertanian su­ dah analisa dan menemukan beberapa perbedaanya,” ungkapnya. Melihat prosfek yang kurang bagus dari bekul jenis apel India ini, Made Budiasa sudah menebang sekitar 40 pohon bekul dari kebun miliknya. “Dibandingkan dengan bekul yang kami punya rasanya berbeda jauh. Paling kalau berbuah kami berikan kepada teman atau tetangga,” pungkasnya. Ditambahkan Budiasa, perbedaan kedua jenis bekul tersebut hanya dapat dilihat ketika memasuki masa berbuah sebab dari segi bibit kedua hampir sama tidak memiliki cirri khas masingmasing. (Wiwin Meliana)

Mata Buta Hati Terbuka Menjadi buta bukanlah pilihan Junari (35). Ketika berusia 5 tahun matanya yang sempat sakit selama sebulan, memerah dan mengeluarkan cairan itu, akhirnya tidak bisa melihat. Junari lalu putus sekolah karena orangtuanya menyembunyikannya akibat merasa malu memiliki anak yang buta. Sejak itulah kisah hidup Junari (bukan nama sebenarnya), sungguh miris. Ia tercerabut dari lingkungan pergaulannya.

M

asa depannya le­ nyap tenggelam dalam kegelapan. Usaha untuk me­ nyembuhkan matanya telah di­ lakukan meski orangtuanya hidup dalam kondisi kekurangan secara ekonomi. Empat tahun setelah menjalani hidup dalam kebutaan itu membuatnya mulai pasrah atas apa yang terjadi kepadanya kelak. Yang bisa ia lakukan hanya tak putus berdoa kepada Tuhan agar ada keajaiban yang bisa me­ nyembuhkan matanya itu. Cobaan hidup rupanya tak berhenti sampai di situ, kare­ na ayahnya menikah lagi dan ia memiliki seorang ibu tiri yang ke­ jam kepadanya. Itu terjadi ketika usia Junari 9 tahun. Ibunya yang tidak diceraikan oleh ayahnya itu diusir keluar dari rumah mereka sedangkan ayahnya melarang ia untuk pergi bersama ibunya. “Ayah saya menikah lagi dan ibu saya diusir dari rumah. Saya harus tinggal di rumah itu bersama ibu tiri saya,” ujarnya sedih. Hidup dengan ibu tiri yang kejam dan ia dalam keadaan buta tak bisa melihat bahkan seberkas cahaya pun, adalah siksaan yang memilukan baginya. “Jangankan dikasihani, saya malah lebih banyak disiksa,” ujar Junari. Kekejaman-kekejaman ibu tiri yang selama ini didengarnya be­ nar-benar ia alami. Si ibu tiri yang jarak setiap satu tahun setengah itu melahirkan, membuat ia harus kerepotan mengurus adik-adik tirinya yang masih kecil-kecil itu hingga empat orang jumlahnya. Setiap hari gadis buta yang baru remaja itu, harus menanggung beban pekerjaan rumah tangga yang begitu berat yang harus dikerjakannya dalam kegelapan. Setiap subuh ia harus bangun un­ tuk mulai mengurus rumah tangga,

mulai dari menyapu, mencuci pakaian, mencuci piring hingga memasak. “Mbak bisa bayangkan waktu itu saya masih kecil usia sekitar 12-13 tahun, buta pula tapi harus mengerjakan semua itu,” ujar Junari. Itu saja tidak cukup karena ia juga harus menggendong dan mengasuh bayibayi yang merupakan adik-adik tirinya itu. Jika tubuhnya su­ dah sangat lelah, Junari terkadang membiarkan bayi-bayi itu menangis karena ia harus me­ nyelesaikan juga peker­ jaan lainnya. Tangisan bayi-bayi itu serasa neraka baginya karena ibu tirinya akan berlaku kasar padanya. Selaian kekerasan fisik, ia juga menerima kekerasan psikis dari sang ibu tiri yang kejam itu. “Saya dipukul pakai sapu bahkan rambut saya se­ring dijambaknya,” kata Junari yang me­ nerima semua itu de­ ngan pasrah. Ayahnya yang me­ lihat perlakuan ibu tirinya itu juga sama sekali tidak membe­ lanya sedikit pun me­ lainkan hanya diam saja. Betapa hancur hati Junari terutama setelah empat saudara lainnya pergi mening­ galkannya, lari dari rumah untuk tinggal bersama ibu mereka. “Saudara-saudara saya tidak bisa tahan de­ ngan perlakuan ibu tiri saya. Mereka bertiga memilih kawin muda

palingseru.com

di usia yang rata-rata baru 15-16 tahun waktu itu agar bisa keluar dari rumah ayah. Akhirnya hanya saya yang tersisa karena saya tidak tahu bagaimana caranya untuk lari dari rumah ayah,” katanya. Pada­ hal ia sangat ingin tinggal bersama ibu yang sangat dirindukannya itu. Ibunya sendiri tidak sang­ gup menghadapi ayahnya untuk memaksa agar Junari tinggal ber­ samanya. Akhirnya ia hanya bisa pasrah menerima nasibnya itu. Tiap hari ia harus mengurus mengurus rumah dan diperbo­ lehkan makan pada waktu siang hari. “Saya dan saudara-saudara saya tidak dikasih sarapan, boleh makannya kalau sudah siang saja. Itu juga yang membuat saudarasaudara saya lari dari rumah,” katanya. Yang paling menyedihkan

RAWAT ADIK TIRI Ia terima penghinaan itu hing­ ga akhirnya suatu hari tujuh tahun yang lalu ayahnya jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Saat ayahnya sakit, ayahnya itu meminta agar istrinya (ibu dari Junari) kembali ke rumah mereka di salah satu desa di Pulau Sumbawa. “Ibu saya saja yang merawat ayah saat sakit, ibu tiri saya sering pergi keluar rumah entah ke mana,” ujar Junari. Ketika ayahnya telah meninggal, ibu tirinya itu tiba-tiba pergi menghilang meninggalkan bayi bungsunya yang saat itu baru berusia empat bulan. Tidak ada yang tahu dia pergi ke mana melainkan tiba-tiba menghilang begitu saja meninggalkan empat anak yang masih kecil-kecil. Melihat anak-anak kecil itu kehilangan induknya, Junari tidak tega membiarkan mereka terlan­ tar. Yang luar biasa adalah ibunya Junari yang akhirnya bersama Junari merawat anak-anak itu karena kasihan tak memiliki ibu lagi. Beberapa bulan kemudian barulah ada kabar, bahwa ibu tiri­

7

nya itu telah pergi menjadi TKW ke luar negeri. Kabar selanjutnya menyusul adalah bahwa ibu tiri yang tidak bertanggung jawab itu telah menikah kembali. Ia seperti tidak peduli pada anak-anaknya yang kini dirawat oleh orang yang dulu ia sia-siakan. Junari dan ibunya tidak ingin memperlakukan anak-anak itu seperti ibu mereka memperlaku­ kan ia dan ibundanya saat masih bersama ayahnya. “Kadang kalau saya ingat kejamnya ibu tiri saya pada saya dan saudara-saudara itu, saya jadi tidak tega sama adik-adik tiri saya,” katanya. Junari yang kini mengandalkan penghasilan dari membuat kue itu, bersama ibunya dengan ikhlas merawat dan membesarkan adikadik tirinya. Penghasilannya itu ia sisihkan untuk biaya sekolah adikadik tirinya. Mereka tumbuh dan besar dalam asuhan Junari. Sampai suatu hari beberapa tahun yang lalu, ibu tirinya itu sempat datang kepadanya. Selain untuk menjenguk anak-anaknya, juga meminta maaf kepada dirinya dan juga ibundanya atas perlakuan dia selama ini. “Ibu tiri saya me­ nangis, katanya menyesal dan dia minta maaf pada saya dan ibu saya,” kata Junari. Anak-anaknya yang dibesarkan oleh Junari tidak ada yang mau ikut dengannya sehingga sampai saat ini mereka masih tinggal bersama Junari dan ibundanya. Perempuan lugu ini berharap, kelak adik-adik tirinya itu akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. (Naniek I. Taufan)


Woman on Top

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Gerakan Revolusi Mental yang dicanang­ kan Presiden Jokowi perlu mendapat dukungan semua pihak. Untuk bisa mewujudkan Revolusi Mental ini, bisa mulai dari hal-hal sederhana dan sejak dini. Hal ini diungkapkan Rahmi Hidayati, konsultan Share Communication yang juga mantan jurnalis ini.

Rahmi Hidayati

Revolusi Mental dengan Aktivitas Alam

“M

engajarkan anak untuk mem buang sampah di tempat sampah merupakan cara sederhana di lingkungan keluarga. Tetapi, itu saja belum cukup. Ada hal-hal lain yang bisa diajarkan kepada anak-anak, salah satunya mencintai lingkungan alam,” ujar ibu dua anak ini, Bintang Malam Gemilang dan Aurora Raisa. Ia pun menuturkan pengalamannya sebagai pecinta aktivitas alam. Saat lulus SMA, ia dan temantemannya mendaki Gunung Gede. Namun, kondisinya tidak fit. Ia sempat muntah dan tidur selama tiga jam sebelum mencapai puncak. Ternyata pengalaman ini membuatnya tertantang untuk mencoba lagi. Saat kuliah di Universitas Indonesia tahun 1986, perempuan asal Sumatera Barat ini bergabung dengan Mapala UI. Sejak itu hasratnya untuk mendaki terus menggebu-gebu. Berkat rajin naik gunung, penyakit asmanya pun sembuh. Hal ini membuat Rahmi yakin, udara segar di alam terbuka sangat baik untuk kesehatan. Gunung Gede, Rinjani,

Selain itu, fisik juga harus sehat. Contoh lain, rasa setia kawan pendaki gunung itu tinggi. Mereka tidak akan meninggalkan kawannya begitu saja. Mereka pasti selalu bersama. Satu hal lagi, mendaki gunung itu perlu perencanaan yang benar dan detail,” ujar Rahmi yang pernah mendaki gunung di Kanada dan Himalaya ini. Perempuan yang selalu berkebaya ini menegaskan pecinta alam sejati pasti selalu menjaga kebersihan dan menjaga kelestarian alam. Saat kritis, pendaki gunung juga harus bisa membuat keputusan. “Belajar tentang alam itu penting. Sangat pas untuk pembentukan karakter. Karena itu perkenalkan kegiatan alam sejak dini. Pendidikan jangan hanya di dalam kelas,” tegas jurnalis yang mengawali kariernya di Warta Pramuka terbitan Gramedia hingga bergabung di Bisnis Indonesia dan mengundurkan diri 2004. Setelah mundur dari dunia kewartawanan, ia dan teman-temannya mendirikan Share Communication. Rahmi menyayangkan masih adanya orangtua yang memberikan gadget kepada anaknya hanya untuk mendiamkan anak. Menurutnya, lebih baik anak diajak beraktivitas di alam agar wawasan mereka terbuka. “Oksigen murni banyak di alam. Biar sehat dan pembentukan Revolusi Mental berhasil, mari perbanyak kegiatan di alam terbuka,” tegasRahmi Hidayati nya. (Ngurah Budi)

Semeru, serta puncak Hanoman dan Tugu di Pekalongan pun sudah ia taklukkan. Kini hobi berpetualangnya masih berlanjut bahkan Rahmi kerap memakai kebaya saat naik gunung. Hal ini ia lakukan bersama Komunitas Perempuan Berkebaya dan Mapala

UI. Kegemarannya ternyata menurun ke anak keduanya yang juga suka beraktivitas di alam terbuka. “Setelah saya cermati, Gerakan Revolusi Mental paling bagus dengan pendekatan aktivitas alam, seperti mendaki gunung. Naik gunung itu

melelahkan tetapi pendaki tetap berusaha untuk capai puncak. Semangat juang ini bagian dari karakter yang kuat.

Edisi 992/ 19 - 25 februari 2018

Made Sukarta Nyana Taman di dalam rumah menjadi ruang relaksasi tersendiri. Selepas beraktivitas, melihat bunga yang tumbuh mekar berseri atau sejuknya pepohonan menambah semangat baru. Selain itu, dengan dikelilingi banyak tumbuhan mampu menjaga sirkulasi udara tetap segar dan nyaman.

B

agi masyarakat perkotaan seringkali tak ada waktu untuk merawat tanaman karena padatnya kesibukan. Solusinya, pilih tumbuhan gurun seperti kaktus atau tanaman

Mencoba Peruntungan Tanaman Hias yang minim perawatan seperti anggrek. “Lebih kekinian mempercantik rumah karena kaktus ditanam dalam pot - pot kecil nan indah sebagai ornamen pelengkap interior,” ujar Made Sukarta Nyana, pemilik kios bunga Dea Florist yang berada Pintu Timur

orang sibuk. “Biasanya ibu-ibu trauma membeli tanaman karena sibuk dan tidak bisa merawat. Di toko saya, biasanya akan saya beri contoh cara merawat misal anggrek agar cepat berbunga, diberi hormon dan dibalut,” imbuh suami dari Komang Armini tersebut. Made Sukarta menjadi penghobi tanaman sejak tinggal di tanah kelahirannya, Pulau Dewata Bali. Bagi Made merawat tanaman selayaknya merawat diri sen­ diri. Perlu

“QUALITY” Salam Unique... Masih ingat dengan tulisan kami dua minggu lalu di kolom ini dengan judul “Desain”? Salah satu isinya adalah tentang pengalaman Nyoman Eriawan selaku pemilik dari UC Silver selama puluhan tahun di bidang perhiasan. Ia memberikan gambaran bahwa perhiasan yang diproduksi dari bahan baku tersebut tidak pernah lepas dari tiga faktor. Pertama, adalah faktor desain (design). Kedua, faktor kualitas (quality ) yang erat kaitannya dengan bahan baku. Ketiga, faktor harga (price). Respons pembaca kolom ini, banyak menanyakan tentang desain dengan cakupan yang lebih luas dan mendalam. Memang membahas desain, khususnya desain perhiasan perak tidak cukup hanya dengan satu kali penulisan di kolom ini. Kami akan kembali membahas hal ini di tulisan-tulisan kami selanjutnya. Sekarang kita akan membahas tentang kualitas dari perhiasan perak. Ada pertanyaan, “Apa sebenarnya yang paling terpenting pada perhiasan?” Tentu jawabannya adalah art. Ini tentu hubungannya dengan desain atau

bentuk dari perhiasan tersebut. Jika seseorang sudah senang dengan desain tersebut, pastilah mereka tertarik untuk memakainya. Di sinilah akan timbul pertanyaan lagi. “Apakah perhiasan tersebut nyaman dipakai?” Nyaman, artinya tidak melukai, tidak menganggu pakaian yang dikenakan, bahkan termasuk yang paling sering terjadi adalah tidak menimbulkan alergi dan ini sangat tergantung dari material (bahan baku) yang dipakai. Bahan baku perak murni kan­ dungannya 99,9%. Untuk menjadikan sebuah perhiasan perak, kita selalu mencampur dengan logam lain seper­ti tembaga. Untuk perhiasan sering kita mendengar kata alloy (bahan logam campuran). Perhiasan perak yang baik adalah ketika alloy sudah standarisasi sesuai dengan aturan. Selanjutnya ada yang menyebutnya perak Inggris. Perak Inggris dikenal juga dengan nama perak Britannia, yang mengandung 95,8% perak murni dengan paduan tembaga. Meskipun terkadang digunakan untuk perhiasan perak, terutama perhiasan perak yang antik, tapi ebih sering digunakan untuk mata uang atau peralatan rumah tangga

dekoratif. Kadang-kadang ditandai dengan angka 958 untuk menunjukkan kemurniannya. Perak Britannia tidak dapat dibedakan dari perak sterling (yang lebih dikenal luas) dengan mudah atau dalam sekali lihat saja. Nyoman Eriawan selaku pemilik dan sekaligus desainer yang mempunyai talenta lebih di bidang perhiasan perak, memastikan perhiasan perak yang paling dikenal luas sekarang adalah standar kualitas 92,5 dan ini disebut perak sterling. Inilah perak yang paling populer untuk perhiasan perak, sterling silver (perak sterling) terdiri dari 92,5% perak murni untuk dipadu dengan logam lain (biasanya tembaga). Sterling silver adalah salah satu standar campuran tertua yang masih digunakan sampai saat ini. Mengapa ketentuan 92,5 ini paling baik untuk perhiasan perak? Eriawan yang sudah bergelut puluhan tahun di bidang perhiasan perak menggambarkan bahwa dengan komposisi 92,5 akan mendapatkan kelenturan ketika bahan baku dibentuk sesuai desain yang diinginkan. Kemudian dengan komposisi 92,5 tersebut juga akan membuat perhiasan perak ketika terkontaminasi dengan udara luar tidak cepat menghitam.

Cap atau stem 92,5 ini tidak dapat menjamin dari kualitas perhiasan perak. Karena kualitas perhiasan perak selain ditentukan oleh bahan baku, juga dari pengolahan yang baik. Diantaranya harus memenenuhi alloy yang bagus dan standarisasi sesuai ketentuan. Tidak kalah pentingnya adalah bahan baku dengan kandungan perak murninya jelas. UC Silver, industri yang sudah terkenal di bidang perhiasan perak, selalu membuat perhiasan perak di atas ketentuan 92,5. Ini dilakukan agar menjaga kualitas perhiasan yang jauh lebih baik dari standarisasi yang berlaku. Sebenarnya yang menentukan kualitas perhiasan itu sendiri bukan hanya dari produsen, tapi para penikmat perhiasan (pembeli), yang akan menyatakan kebenaran dari kualitas perhiasan yang mereka pakai. Karena mereka akan mengetes sendiri kualitas dari perhiasan perak yang sudah mereka beli. Yang penting untuk diketahui lagi adalah bahwa kadar bahan lain yang melebihi aturan akan berpotensi kurang baik untuk kesehatan. Misalnya nickel (metal). Untuk standarisasi nickle yang aman adalah 0,07%, atau hampir 0,1% dari keseluruhan bahan baku yang

digunakan. Dengan ketentuan ini, UC Silver pun selalu berkomitmen menggunakan standar internasional. Bahkan untuk menjamin kepuasan pembeli di pasar ekspor, UC Silver sudah melakukan hal yang melebihi standarisasi yang berlaku. (Bersambung...) Tentu mulai penasaran. Apa saja yang akan kami tulis untuk kolom ini selanjutnya. Nantikan tulisan kami setiap dua minggu sekali, kami akan hadir di kolom ‘I AM UNIQUE’ yang membagi informasi secara detail tentang UC Silver. Bagaimana cara memilih kualitas perhiasan. Apa dan dari apa saja bahannya, bagaimana gambaran dan desain keunikannya, apa saja hasil karya, bahkan sampai filosofi keunikan dari masingmasing karya yang tercipta, dan lain sebagainya. Ada yang penasaran juga tempatnya dimana? Silakan langsung kunjungi tempat produksi dan galeri kami di Jalan Raya Batu Bulan Gg Candrametu nomor 1 Batu Bulan Gianyar 80582. No telepon 0361461511. Atau, kunjungi website kami di www.uc-silver.com I am Unique I am Happy UC Silver Bali info@ucsilverbali.com

Fresh Market Citraland, Surabaya. Menurut Made, tanaman kaktus dan anggrek paling diminati oleh pembeli karena perawatannya tidak membutuhkan banyak air. Cocok untuk tanaman

19

nutrisi juga makanan yang cukup agar senantiasa tumbuh sehat. Terbukti, semua tanaman hias yang ia jual nampak subur dan cantik. Ada lebih dari 100 macam koleksi yang dipajang. Agronema, anggrek, bambu, patopyllum, jambu, dan aneka buah-buahan. Meskipun berada di kawasan hunian elite, harga yang ditawarkan cukup kompetitif. Terlebih, Dea Florist merupakan kios bunga satu-satunya di perumahan ini. “Di sini saya lihat tidak ada yang jual tanaman hias, saya optimis untuk membuka usaha ini. Sebab kalau dirawat tidak akan mati dan tidak rugi karena saya hobi,” sambung Made. Sementara itu, Ahmad Helmi, selaku Koordinator Publikasi Promosi City Management Citraland mengatakan, adanya kios bunga tersebut sesuai tagline Citraland sebagai kawasan Green and Clean. Juga memudahkan warga perumahan dalam menemukan tanaman idaman yang cocok sebagai penghias rumah. “Dengan adanya kios bunga ini warga kalau mau cari tanaman tidak usah jauh-jauh. Tempat kita juga asri karena ada bunga-bunga hias. Sehingga orang tidak hanya melulu ke pasar, tapi juga ada bunga yang bisa dibawa pulang untuk keindahan rumahnya,” ujar Helmi. (Lely Yuana)

Belajar Bahasa Inggris dengan Fun Di era persaingan global seperti ini menguasai secara lancar bahasa Inggris, Perancis Mandarin, dan Arab yang merupakan bahasa pengantar yang diakui oleh Perserikatan Bangsa Bangsa(PBB) menjadi kebutuhan utama yang mendesak. “Bahasa itu berbicara,“ kata Lina, pekan lalu. Keinginan untuk membuat anak-anak Indonesia lebih siap menghadapi era persaingan global dan perdagangan bebas membuat Lina Marlina, mojang Indramayu yang tinggal di Masangan Kulon Sukodono, Sidoarjo bertambah mantap keyakinannya untuk membuat lembaga kursus bahasa Inggris di daerahnya. “Fun English menerapkan metode belajar bahasa Inggris dengan pendekatan speaking yang happy dan fun “ ujarnya. Lembaga kursus Bahasa Inggris Fun English memiliki 5 kelas yaitu General English for SD–SMU, Basic English, Conversation, TOEFL Preparation, dan Bussines English. Selain itu Lina juga melayani kursus privat untuk lembaga dan perorangan sesuai kebutuhan.

“Kami juga melayani untuk persiapan kebutuh­ an belajar dan bekerja di luar negeri,“ jelas alumnus Fakultas Pendidikan Bahasa Inggris Univeritas Negeri Surabaya ini. Kini setelah 16 tahun Lina Marlina menelateni usahanya tersebut, dia telah menghasilkan sekitar 100 orang alumni yang tersebar di berbagai perusahaan lokal maupun asing di seluruh Indonesia. “Tantangan terbesar adalah menghadapi siswa yang karakternya berbeda-beda,“ ungkap Lina yang juga penggemar ayam bakar ini. Tahun depan Lina akan meningkatkan sarana dan prasarana usaha kursus miliknya agar dia bisa lebih maksimal dalam melakukan pengembangan, pelayanan, pengajaran bahasa Inggris kepada siswanya. (Nanang Sutrisno)

Lina Marlina

6


20

Nine

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Dra. Hj. Wartiah, M.Pd.

Perempuan bisa Memimpin

Gaya bicaranya tegas dan lantang serta bahasa tubuh yang selalu dinamis mencirikan pribadi yang kuat dan pantang menyerah ada dalam diri Dra. Hj. Wartiah, M.Pd., Ketua DPW PPP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Melihat caranya mengisahkan perjuangannya dalam dunia politik, pantaslah ia bisa berada pada posisi memimpin partai ini. Kala itu, di tahun 2011 saat berlangsung pemilihan Ketua DPW PPP NTB, di tengah cemoohan dan hujatan serta menghadapi pesaing-pesaing laki-laki yang merupakan tokoh-tokoh penting PPP NTB, Wartiah melenggang menuju kursi pimpinan PPP NTB.

D

Dra. Hj. Wartiah, M.pd.

engan terpilihnya ia sebagai Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan Nusa Tenggara Barat, Wartiah membuktikan diri bahwa perempuan bisa. Tidak tanggung-tanggung, ia memimpin PPP NTB selama dua periode hingga tahun 2020 mendatang. “Asal mau berjuang, perempuan bisa memimpin,” ujarnya. Kini ia menjadi satu dari hanya d u a Ke tu a D P W PPP perempuan di seluruh Indonesia, bersama dengan Ketua DPW PPP Jawa Barat. Dari tempat inilah, Wartiah bertekad ber-

juang untuk kepentingan rakyat. Mimpi yang dulunya dilarang kini akhirnya terwujud. Ketika ia mencalonkan diri sebagai Ketua DPW PPP NTB, entah dari mana datangnya, Wartiah mengaku pernah menerima SMS bernada ancaman dan juga melarangnya untuk bermimpi menjadi ketua. “Bermimpi saja saya itu dulu dilarang,” kata perempuan kelahiran 31 Desember 1968. Memiliki jiwa petarung yang gigih telah mengantar Hj. Wartiah menuju posisi tertinggi dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Nusa Tenggara Barat. Berlatar belakang sebagai aktivis ketika kuliah di IAIN Mataram (sekarang UIN Mataram), membuat Wartiah memiliki keberanian lebih untuk maju dan berjuang merebut kursi demi mengangkat marwah kaum perempuan. Diakuinya,

Selalu Berprasangka Baik Jika mendengar kisah perjuangan mantan Ketua Korps PMII Puteri Mataram ini rasanya agak mustahil bagi seorang perempuan bisa bertahan dalam ‘medan tempur’ yang penuh dengan intrik dan tekanan yang begitu kuat, tetapi Wartiah justru dengan gemilang keluar sebagai pemenangnya. Baginya memenangkan pertarungan dalam perebutan kursi Ketua DPP PPP NTB itu adalah kemenangan perempuan sekaligus kemenangan masyarakat yang akan diperjuangkannya. Tidak main-main, Wartiah bukan hanya sekali menjadi ketua partai ini, melainkan telah dua periode ia memimpin partai berlambang Ka’bah tersebut. Hanya satu prinsip kunci yang dipegangnya selama ini yaitu selalu berprasangka baik. Perjuangannya menjadi begitu berat dalam dunia politik ini, menurutnya lebih karena ia seorang perempuan yang harus bertarung di tengah kekuatan laki-laki. Apalagi partai yang akan dipimpinnya adalah Partai Islam, yang di sana sini masih terdengar suara yang tidak memperbolehkan seorang perempuan untuk menjadi pemimpin. Tidak sampai di situ, ketidakberuntungannya dalam membangun rumah tangga sehingga membuatnya berada dalam posisi hidup sendiri setelah perceraiannya juga menjadi alasan lawan untuk mengganjal langkahnya.

Berkarir di medan politik adalah jalan yang dengan sadar dipilih Wartiah. Karena itu sejak awal ia telah siap dengan segala konsekuensinya. Ia tahu persis untuk bisa memperoleh dan bertahan pada satu posisi yang dituju dalam politik itu haruslah direbut. “Tidak ada dalam politik itu istilah diberi, melainkan harus direbut,” ungkap Wartiah. Dunia politik yang dikuasai mayoritas laki-laki memang sempat membuatnya nyaris meny-

erah, ketika ia berada pada titik terendah menghadapi gempurangempuran lawan yang menyerang pribadinya. Namun karena ia memiliki pegangan yang kuat, yaitu tempat berlindung pada Allah SWT, membuatnya tidak memiliki rasa takut sepanjang jalan yang ditempuhnya itu berangkat dari niat pengabdian untuk masyarakat. Ia hadapi semua rintangan dan halangan itu dengan menguatkan jiwanya, membangun keyakinan dan fokus pada per-

Perjuangan Wartiah merebut posisi dalam politik adalah demi bisa memperjuangkan kepentingan masyarakat lewat partainya

Salah satu kegiatan Wartiah adalah banyak turun ke masyarakat

tidak mudah bagi dirinya yang seorang perempuan itu untuk sampai pada perjalanannya hari ini, menjadi Ketua DPW PPP Provinsi NTB. Berangkat dari keluarga besar pendukung PPP, memicu semangatnya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat lewat partai politik ini. Awalnya

juangan bahwa hanya karya yang akan memenangkan pertarungan itu, bukan soal laki-laki atau perempuan. Yang luar biasa dari perjuangan Wartiah saat merebut kursi Ketua DPW PPP NTB periode pertama di tahun 2009 adalah, di saat yang bersamaan itu ia menghadapi tiga ujian sekaligus. Ujian dalam rumah tangganya ketika proses perceraiannya dengan suaminya, ia juga harus mengahadapi ujian S2-nya di Universitas Negeri Surabaya juga ujian politik ketika mencalonkan diri sebagai Ketua DPW PPP NTB itu. Bagi orang biasa yang tidak memiliki kekuatan hati dan tekad yang kuat, apalagi perempuan dalam posisi Wartiah, pastilah kalah ketika bertarung. Tekanan dan intrik bak peluru yang menembus jantungnya, bertubi-tubi. Ia bisa saja mati berkali-kali. Namun, Wartiah justru mampu melewati semua itu dengan pencapaian tertinggi; keluar sebagai pemenang. Karena itulah setelah ia memenangkan pemilihan ketua itu, ia membuktikan kepemimpinannya dengan karya-karya terbaik. Ia tunjukkan prestasi itu sebagai bukti bahwa PPP NTB tidak salah memilih dirinya yang perempuan itu sebagai ketua. Ia lalu fokus bekerja menuju tujuannya sebagai ketua dengan tidak menghiraukan serangan-serangan lawan karena ia tahu yang menentukan nasib manusia itu hanyalah Allah SWT. Salah satu prestasi penting yang diraih Ketua Fatayat NU NTB ini selama dua periode memimpin PPP NTB adalah

ia hanyalah simpatisan biasa di partai ini hingga perjalanan nasib dan takdirnya membawanya mencapai puncak dengan merebut kursi tertinggi. Tentu ini tidak diperoleh Wartiah dengan mudah, melainkan begitu banyak pengorbanan yang harus ia berikan dalam perjuang­a nnya itu. (Naniek I. Taufan)

meningkatnya jumlah kursi PPP NTB di DPRD Provinsi NTB dan DPRD kabupaten dan kota. “Peningkatan itu ada di DPRD Provinsi, yang tadinya periode 2009-2014 hanya 4 kursi naik menjadi 6 kursi pada periode 2014-2019. Sedangkan kursi DPRD kabupaten dan kota seNTB dari 19 kursi pada periode 2009-2014 menjadi 25 kursi pada periode 2014-2019,” kata Ketua Komisi V DPRD NTB ini. Bukankah ini bukti bahwa jika perempuan diberi kesempatan, maka ia bisa menjadi bahkan lebih unggul dari laki-laki. Pencapaian ini tentulah merupakan prestasi yang tidak mainmain. Jangankan untuk menambah kursi, mempertahankan saja demikian sulitnya. Tetapi di bawah kepemimpinan perempuan bernama Wartiah, prestasi itu berhasil diraih dari sebuah perjuangan. Karena tidak mungkin jika tidak diperjuangkan lalu kursi wakil rakyat itu bisa bertambah. Keberhasilan itu membuat suarasuara sumbang yang selama ini ditujukan kepada Wartiah yang seorang perempuan, sedikit demi sedikit mulai tak terdengar. Itu artinya kepemimpinannya diakui adanya. Wartiah tidak diam, melainkan ia bekerja, bekerja dan bekerja. “Saya kemudian merasa sudah tidak lagi diremehkan seperti dulu,” ungkap putri dari H. Abdurrahman (alm) dan Hj. Wasiah (alm). Begitulah Wartiah, saat ia bekerja, ia tidak banyak bicara namun memberikan hasil yang nyata bagi partainya. (Naniek I. Taufan)

Sosialita

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Selalu Ada Produk Baru O

de-nant Textile memiliki produk unggulan yakni batik (terbuat dari bahan katun, sutera, dobby, atbm, fiscos, paris) dan endek (terbuat dari sutera dan katun). Ada produk pendamping/tambah­ an, di antaranya border, brokat, aksesori, kipas, tas, dompet, sandal (terbuat dari bahan kulit dan non-kulit), dan aneka textile (seperti bsw, kain polos, dll.). Dan yang terbaru, kini di Ode-nant juga ada produk pelengkap yakni aksesoris. “Di balik produk itu ada label Ode-nant, demikian halnya dengan produk-produk batik, semua akan diberi label Ode-nant. Kalau ada batik berlabel Ode-nant luntur, baliki saja,” imbuhnya. Dalam “Semarak Ode-nant 2018” yang juga dihadiri Pimpinan BRI Denpasar Gajah Mada, Ketut Manuartha, direktur serta para dosen Pasca Sarjana Universitas Ngurah Rai, Ny. Sri Utari Satria Naradha, penasihat Ode-nant

Melalui program baru ini, dikatakannya juga akan turut meng­ angkat produksi dalam negeri karena akan terus menggerakkan perekonomian kreatif masyarakat lokal. Program bazaar produk ini pun diapresiasi oleh pimpinan BRI Denpasar Gajah Mada Ketut Manu­artha. Ia mengatakan pro-

gram ini luar biasa karena memuat konten lokal dan akan berpe­ ngaruh pada daya jual ekonomi yang luar biasa. Dan selanjutnya bagi para koordinator dan member yang berhasil mencapai target tertentu, diberikan perhargaan khusus berupa perjalanan wisata untuk tahun ini ke Vietnam. -ten

Cok Mirah bersama keluarga

Tjokorda Arnawa Pemayun, S.H. dan Ny. Indrawati (orangtua Cok Mirah), para koordinator dan member, diluncurkan beberapa produk baru. Yakni batik rejang, batik mona, batik parang, batik burung Prs, endek HM ceplok, endek HM emas, endek kupu ceplok, endek HM penuh, endek

brush, semi FR Z2BJ490, semi FR Z1BJ490, dan paris kiniya. “Bisa jadi kami satu-satunya toko yang paling sering mengeluarkan produk baru,” ucap Cok Mirah. PROGRAM BAZAAR Inovasi kembali diluncurkan Ode-nant dalam bentuk program bazaar. Hal ini terinspirasi dari seringnya Cok Mirah menerima kupon bazaar untuk penggalangan dana. “Bazaar ini semuanya makanan. Jika makanan, akan habis dalam sekali makan. Kemudian saya berpikir untuk membuat program bazaar yang tidak lagi produk makan­ an. Namun, bazaar dalam bentuk produk cantik dengan harga menawan,” paparnya.

Salah satu produk baru Ode-nant

Ode-nant Textile Jln. Kenyeri No. 154 Denpasar Bali. Tlp. 0361-229126, HP 0819 3437 7080 Jln. Mawar No.125 Grogak, Tabanan

Ode-nant EKP Jln. WR Supratman No. 232A, Kesiman, Denpasar. Tlp. 081934377080

Pratiwi Textile Jln. Tukad Yeh Aya No. 162 Renon, Denpasar. Tlp. 0361- 227275

Cok Mirah bersama Koordinator

Semarak Ode-nant 2018 dihadiri Pimpinan BRI Denpasar Gajah Mada Ketut Manuartha, Direktur serta para dosen Pasca Sarjana Universitas Ngurah Rai, Ny. Sri Utari Satria Naradha, penasihat Ode-nant Tjokorda Arnawa Pemayun, S.H. dan Ny. Indrawati (orangtua Cok Mirah), para koordinator, member, dan undangan lainnya

5

Cok Mirah bersama staf dan karyawan


4

Sosialita

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Mandalika

Inspektorat Provinsi NTB

Cok Istri Mirah, S.E.

memang Beda

Tak banyak perusahaan yang bersedia membagi sebagian keuntungannya dengan yang lain. Namun hal inilah yang justru dilakukan Ode-nant Textile. Keuntungan dikembali­ kan lagi kepada member melalui diskon, komisi, reward, dan beberapa acara, seperti assembly yang diisi dengan pelatihan-pelatihan, pengenalan produk, yang dilaksanakan setiap bulan.

Cok Istri Eka Pratiwi

I

ni sesuai dengan visi Ode-nant, menjadi suatu perusahaan yang bisa memberikan pe­ luang kepada member atau koordinator yang bergabung untuk memperoleh penghasilan yang setinggi-tingginya, dengan risiko yang sangat minimal, selalu mengedepankan etika bisnis, serta penuh kasih sayang. “Jadi, jika ada member atau koordinator yang tidak ramah, bilang sama Bu Cok ya,” ujar Cok Istri Mirah, S.E. sembari bercanda di depan undangan yang hadir pada acara “Semarak Odenant 2018” di Hotel Nikki Denpasar, Minggu (11/2). Untuk mencapai visi tersebut, owner Ode-nant Textile ini menga-

takan Ode-nant memiliki misi melakukan inovasi dalam hal sistem, produk, dan SDM. Ini pula yang membuat Odenant berbeda dengan toko lainnya. “Ode-nant memakai sistem setengah retail dan setengah direct selling (berbagi keuntungan). Sistem penjualan produk di Ode-nant melalui koordinator dan member,” jelas Cok Mirah—sapaan akrabnya. Ode-nant yang tahun ini memasuki usia kelima semakin berkembang, dan kini sudah memiliki empat toko. Yakni Odenant di Jalan Kenyeri, Ode-nant Tabanan, Pratiwi-Renon, dan toko terbaru Ode-nant EKP di Tohpati Denpasar. “Di Ode-nant EKP ini, member bisa berbelanja online. Sebagian besar orang mengalami keterbatasan waktu untuk berbelanja di toko dan biaya yang cen­ derung lebih mahal bila dihitung dengan biaya perjalanan. Ode-nant EKP adalah salah satu kemudahan dalam hal pelayanan yang diberikan oleh Ode-nant kepada para membernya yang ingin berbelanja secara online. Pembelian eceran dan grosir secara online hanya akan dilayani di Ode-nant EKP,” jelas Cok Istri Eka Pratiwi, penanggung jawab Ode-nant EKP. Per 31 Desember 2017, Odenant sudah memiliki 4.629 member biasa, dan 293 member reseller. Untuk member, ada member reseller dan member grosir. “Member reseller ini tanpa risiko karena

diberikan kemudahan untuk me­ minjam barang dan hanya membayar untuk barang yang terjual. Sementara member grosir yang memegang kartu hijau, ada syarat minimal pengambilan,” jelas Cok Mirah. Untuk jumlah koordinator gold 7 orang, koordinator silver 10 orang, koordinator bronze 3 orang, koordinator metal 1 orang, dan koordinator image 15 orang. Dalam acara “Semarak Odenant 2018” yang dihibur artis pop Bali AA Raka Sidan dan Gek Oca ini, diisi dengan penyerahan hadiah untuk 10 orang pertama yang datang paling awal, pelantikan Sales Coordinator baru, fashion show dari para koordinator, pemberian reward kepadaTop Member Odenant 2017 dan Top Sales Coordinator 2017, launching produk baru dan promo produk, serta penyerah­an bantuan kemanusiaan untuk korban bencana Gunung Agung. “Kami salut dengan sema­ ngat para koordinator yang berhasil mengumpulkan dana kemanusiaan, yang kemudian diserahkan secara simbolis kepada perwakilan PMI Bali,” ungkap istri dari Cokorda Gde Agung, S.H. ini. Penyerahan reward untuk Top Member 2017 dilakukan oleh Cok Mirah dan Cok Gde Agung kepada 3 laki-laki hebat, yakni Gusti Putu Yadnya (Top Member 1), Dewa Nyoman Mudra (Top Member 2), dan I Ketut Sukarta, S.H., (Top Member 3). Sementara untuk Top Koordinator 2017 masih tetap dipegang 3 srikandi yakni Ni Luh Suasti Asih, S.E. (Top Koordinator 1), Gung Puspariani (Top Koordinator 2), dan Tjok Istri Srimas Pemayun, S.H., M.H. (Top Koordinator 3). “Di Ode-nant, apa pun profesinya, semua bisa sukses, yang penting niat dan semangat untuk jadi wanita mandiri,” ujar Cok Srimas yang adalah PNS dan menjalani bisnis

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

21

Terapkan Probity Audit Dalam upaya meminimalisir kesalahan dan timbulnya permasalahan hukum dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah Provinsi NTB, audit kejujuran dinilai penting untuk segera diterapkan. Langkah preventif diambil oleh Inspektorat Provinsi NTB untuk mencegah kesalahan atau ketidakjujuran dalam proses pengadaan tersebut dengan menerapkan probity audit atau audit kejujuran/integritas dalam proses pengadaan barang/jasa pada sejumlah perangkat daerah Provinsi NTB, mulai tahun 2018 ini. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi kerugian negara dan permasalahan hukum di kemudian hari.

P

elaksanaan probity audit ini, menurut Kepala Inspektorat Provinsi NTB, Ibnu Salim, S.H., M.Si., saat membuka Bimbingan teknis Reviuw RPJMD dan Probity Audit bagi para auditor/APIP Inspektorat Provinsi dan kabupaten/kota se-NTB di Mataram beberapa waktu lalu, sebagai implementasi dari komitmen bersama dalam pencegahan korupsi terintegrasi yang telah ditandatangani oleh seluruh Kepala Daerah dan Ketua DPRD se-NTB tahun 2017 lalu. Khususnya komitmen untuk memperkuat kapabilitas APIP dalam melakukan pengawasan, termasuk untuk memenuhi harapan LKPP-RI agar Pengawas Pemerintah (APIP) lebih aktif melaksanakan probity audit untuk meminimalisir kesalahan dalam proses pengadaan.

Cok Mirah dan Cok Gde Agung bersama Nominasi Top Koordinator 2017

Cok Mirah dan Cok Gde Agung bersama Top Koordinator 2017

Itulah sebabnya selama dua hari ini Inspektorat Provinsi NTB fokus melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) probity audit tersebut. Bimtek ini merupakan langkah strategis yang diambil institusi ini untuk terus mendorong peningkatan kapabilitas APIP Inspektorat NTB dari level III saat ini untuk bisa naik kelas ke level IV, yang diharapkannya bisa terwujud tahun depan. Menurut Ibnu, probity audit selama ini belum pernah dilaksanakan di NTB, sehingga hal ini disinyalir menjadi salah satu penyebab masih ditemukannya kendala dan permasalahan hukum dalam proses pengadaan barang/ jasa. Auditor Madya BPKP NTB, F. Hary Fitrajuwanto, didampingi Arsi Fajriar, Auditor Pertama pada BPKP NTB yang hadir sebagai narasumber pada Bimtek yang

Bimbingan teknis Reviuw RPJMD dan Probity Audit bagi para auditor/APIP Inspektorat Provinsi dan kabupaten/kota se-NTB

dimoderatori oleh Inspektur Pembantu khusus (Irbansus), GP.Aryadi, S.Sos. MH tersebut antara lain mengungkapkan bahwa audit kejujuran bertujuan untuk membantu, mendampingi perangkat daerah agar proses pengadaan barang dan jasa dilakukan secara benar dan penuh integritas dengan mematuhi semua ketentuan dan persyaratan yang diperlukan. Selain itu, auditor dalam probity audit juga bertugas untuk membantu menilai dari sisi efektivitas, efisiensi dan keekonomisan suatu proses pengadaan/jasa pemerintah. Menurutnya, penekanan probity audit fokusnya pada bagaimana pekerjaan dilaksanakan atau proses pekerjaan tersebut berjalan, bukan pada hasil akh-

irnya. Dalam hal ini auditor harus memperjelas bahwa audit probity merupakan proses standar yang bertujuan membantu, mencegah kesalahan atau penyimpangan, bukan mempersulit. Karena itulah probity audit dilakukan dari tahapan indentifikasi kebutuhan dan persyaratan; perencanaan pengadaan; penyusunan dokumen pengadaan dan penerimaan penawaran serta pemilihan penyedia hingga pada evaluasi dan penetapan pemenang, administrasi dan penandatanganan kontrak, termasuk tahapan pelaksanaannya. Dengan demikian, audit kejujuran merupakan pemberian jaminan atas proses pengadaan barang/jasa agar dilakukan dengan benar, cermat dan menaati semua

persyaratan yang diperlukan dengan cara melakukan pengawasan independen terhadap proses pengadaan dan mengungkapkan pendapat obyektif mengenai apakah persyaratan probity audit yang telah ditentukan telah ditaati. Jadi pelaksanaan probity audit akan fokus pada proses, untuk mencegah kesalahan/mengatasi risikorisiko pada tahap perencanaan, pemilihan dan pelaksanaannya. Selain itu teknik-teknik dalam melakukan probity audit yang baik serta persyaratan/standar kompetensi APIP yang harus dipenuhi juga menjadi bagian penting yang disampaikan dalam kegiatan ini, termasuk pula jenisjenis Pengadaan Barang Jasa (PBJ) yang dilakukan probity audit. (Nanaiek I. Tafan)

MNEK 2018 Segera Digelar di NTB

Cok Mirah dan Cok Gde Agung bersama Top Member 2017

di Ode-nant ini sebagai sumber penghasilan tambahan. Diakuinya, dukungan suami dan anak selama ini menjadikannya lebih leluasa menjalani bisnis di Ode-nant. Gung Puspa juga mengucapkan terimakasih atas dukungan keluarga besar Ode-nant dan sudah

Fashion show produk Ode-nant oleh para koordinator

diberikan tanggung jawab sebagai koordinator. “Di Ode-nant, tak hanya mendapatkan penghasIlan tambahan, tapi kami juga bisa banyak mendapat teman dari usia muda sampai lingsir (tua),” ucap Gung Puspa yang diamini Suasti. –ten

Even besar kembali akan digelar di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bumi Gora dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan event berskala dunia, Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018, yang akan digelar pada bulan Mei 2018 mendatang. “Ini merupakan kebahagiaan bersama, karena kami melihat acara ini sesuai dengan program Pemerintah Provinsi NTB dalam rangka memantapkan orientasi pembangunan maritim NTB ke depan,” kata Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, S.H., M.Si., saat Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara TNI Angkatan Laut dengan Pemerintah Provinsi NTB bersama Pemerintah Kota Mataram, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah dan Klungkung dalam rangka pelaksanaan kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 tersebut di Kantor Gubernur NTB, minggu lalu. Amin berharap bahwa kedatangan para pelaut dari negaranegara sahabat ke Lombok dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kunjungan pariwisata dan meningkatkan investasi di NTB. “Acara yang melibatkan 38 negara sahabat ini otomatis

Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH, MSi, saat Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara TNI Angkatan Laut dengan Pemerintah Provinsi NTB dalam pelaksanaan kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 di Kantor Gubernur NTB

akan menghadirkan ribuan orang dari berbagai belahan dunia. Ini tentunya akan memberikan kontribusi dalam peningkatan industri pariwisata NTB yang alhamdulillah tumbuh pesat diikuti dengan pertumbuhan ekonomi kreatif kita yang dapat menumbuhkan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan investasi, serta peningkatan kemajuan dari berbagai sektor lainnya,” ujarnya. MNEK 2018 merupakan latihan bersama dengan Angkatan

Laut negara-negara sahabat dalam operasi militer selain perang yang digelar setiap dua tahun sekali, dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama dalam menanggulangi bencana dan permasalahan kemanusiaan di suatu kawasan yang perlu mendapat perhatian semua negara. Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), Laksamana Muda TNI. Didik Setiyono, S.E., M.M. menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Provinsi NTB

dan jajarannya atas kerja sama dan dukungan menyukseskan kegiatan ini. “Penyelenggaraan kegiatan MNEK 2018 ini adalah yang ketiga kali setelah yang pertama di Batam dan Kepulauan Anambas, Natuna tahun 2014, kedua di Padang dan Kepulauan Mentawai tahun 2016, dan ketiga yang akan berlangsung di NTB dan Nusa Penida Bali tahun 2018,” kata didik. Ditambahkannya, dalam latihan ini akan melibatkan Angkatan Laut dari beberapa negara sahabat. Dengan kegiatan ini lanjutnya, budaya dan wisata NTB yang selama ini cukup menarik dapat dipromosikan, karena NTB merupakan salah satu daerah yang sukses membangun industri pariwisata. MNEK 2018, mengusung tema “Cooperation to Respond Disaster and Humanitarian Issues” (Kerja Sama untuk Menanggapi Bencana dan Permasalahan Kemanusiaan). Hal ini dilatarbelakangi oleh letak geologis Indonesia yang sangat rawan bencana karena terletak pada cincin api (ring of fire) yang berpotensi terjadi bencana gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan tanah longsor. Sedangkan

ditinjau dari letak geografis, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki kerawanan terhadap tindak kriminal dan ilegal melalui laut. Kegiatan MNEK 2018 yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 - 9 Mei 2018 mendatang akan diisi dengan berbagai kegiatan, yaitu ice breaking, naval exercise, upacara pembukaan, admiral inspection, pelayaran kebangsaan, pameran maritim, kirab kota, Mataram Komodo Fun Run dan fun bike, culinary program, culture performance, city tour, spouse program, kemah pesisir, marine vilage, Medcap (Medical Civic Activity Program), Encap (Engineering Civic Activity Program), transplantasi terumbu karang, penandatanganan dan penenggelaman prasasti serta gala dinner. Kegiatan Medcap akan berlangsung di Lombok Utara dan Nusa Penida meliputi pengobatan umum, bedah minor, dan penyuluhan kesehatan, sedangkan kegiatan Encap terbagi di dua tempat yaitu bedah rumah di Nusa Penida dan pengerasan jalan di Lombok Utara. (Naniek I. Taufan)


22

Sudut Pandang

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Tradisi Makan Bersama saat Imlek

Setelah hujan sepanjang hari, untunglah pada malam perayaan Imlek 2569 tidak turun hujan. Kalaupun turun hanya gerimis. Beda dengan pagi hingga sore di mana hujan cukup lebat yang menyebabkan banjir dan kemacetan lalu lintas di sejumlah titik di Jakarta. Cuaca dan suasana jelang Imlek yang mendukung ini disam­but gembira oleh sebagian umat yang mulai berdatangan untuk sembahyang di vihara-vihara di Jakarta. Salah satunya di Vihara Dharma Bhakti Petak Sembilan, Jakarta Barat.

Berbagi Tanggung Jawab dan Disiplin

Berbagi dengan orang-orang terdekat merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa sayang. Bahkan banyak orang merayakan hari-hari spesial untuk memperkuat rasa sayang itu.

N

Makanan khas imlek

Gelaran budaya imlek di Taman Anggrek Mal dan Atrium Jakarta sejak 8 Februari hingga 25 Februari 2018

B

icara Imlek, selain ber- anya keturunan Tionghoa totok dan sembahyang hal penting tidak terlalu ketat dalam menjalankan lainnya adalah makan tradisi nenek moyang, namun kalau bersama keluarga. Tra- pas makan malam Imlek, haruslah disi makan bersama ini tetap ber- sesuai tradisi. Yang disajikan adalah tahan di kalangan Tionghoa meski makanan-makanan khas Imlek. Salah mereka telah berpindah agama. satu yang harus dan pasti ada adalah Keluarga besar Ahok—mantan Gu- ikan. Ikan adalah lambang keberunbernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja tungan. “Biasanya mama yang masak Purnama-- misalnya, meski sebagian ikannya. Tapi ayah saya juga suka dari mereka kini memeluk agama menyiapkan hidangan Imlek,” ujar berbeda, namun tradisi makan ber- Olga seraya menyebut hidangan dari sama, kumpul dengan keluarga masih keluarga papanya adalah stim ayam, tetap dipertahankan. sayur juga telur. “Kami biasa merayakan Imlek dengan sederhana. Tradisi yang sam12 MACAM pai sekarang masih bertahan adalah MENU anggota keluarga kumpul untuk M a k a n makan bersama di malam Imlek di rumalam bersamah. Biasanya mama memasak menu ma keluarga di makanan Imlek antara lain makananmalam Imlek makanan kesukaan anak-anaknya,” juga menjadi ujar Fifi Lety Indra, adik Ahok. tradisi dalam Namun, wajah Fifi yang menkeluarga Ricky jadi kuasa hukum Ahok dalam kasus Cuaca, aktor perceraian dengan istrinya Veronica Tan, berubah sedih ketika menyebut tahun ini Ahok tidak bisa makan malam bersama keluarga di malam Imlek lantaran tengah menjalani hukuman penjara di Mako Brimob, Kelapa Dua. Namun begitu, dia dan keluarga berencana untuk membawa makanan kesukaan Ahok pada saat Imlek. “Pak Ahok sangat suka masakan mama. Tapi yang paling disukainya adalah masakan mama yang khas orang Melayu-Belitung seperti ayam atau bebek nanas,” tutur Fifi. Makan malam bersama saat malam tahun baru Imlek juga menjadi tradisi keluarga Olga Lydia. Seperti halnya keluarga Ahok, Olga dan keluarganya juga merayakan Imlek dengan sederhana. “Yang pasti adalah makan bersama keluarga. Baik itu makan di rumah atau makan di luar tapi semua keluarga kumpul,” ujar artis kelahiran Desember 1976 ini. Menurut pemeran sinetron ‘Rahasia Perkawinan’, ini, meski orangtuOlga Lydia kapanlagi.com

keturunan Tionghoa-Padang. Lain keluarga lain pula menu yang disajikan. Bintang sinetron ‘Ganteng Ganteng Serigala’ ini bertutur makanan khas Imlek keluarganya beragam-ragam. “Ada 12 macam menu, itu melambangkan 12 macam shio dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa,” ujar Ricky.

Menur-menu itu, lanjutnya, masing-masing memiliki makna. Seperti mie panjang yang melambangkan panjang umur, ayam kodok yang merupakan simbol kebahagiaan dan keberuntungan, dll. “Tak ketinggalan, pasti ada kue keranjang agar hubungan keluarga tetap erat,” tambah Ricky. (Diana Runtu)

Fifi Lety Indra

Tata Cara Makan untuk Raih Keberuntungan Selain kue keranjang, makanan khas Imlek yang wajib ada dan disantap bersama keluarga adalah mie panjang dan ikan yang melambangkan panjang umur dan keberuntungan. Dengan menyantap makanan-makanan itu diharapkan berumur panjang juga dianugerahi keberuntungan sepanjang tahun. Ada beberapa jenis ikan yang biasanya menjadi sajikan makan bersama. Dengan menyantap ikan di malam tahun baru dianggap bisa membawa keberuntungan sepanjang tahun berikutnya. Makan ikan pun ada aturannya, tidak bisa asal makan. Mengutip dari berbagai sumber, ikan disajikan bukan hanya pada malam Imlek Ikan, makanan wajib imlek tapi juga pada saat makan bersama pada hari ‘H’. Jika ikan itu hanya satu maka itu dimakan dua ikan disantap paling akhir setelah makanan lainnya. kali atau tidak dihabiskan dalam sekali makan. Makanan lainnya adalah ayam atau bebek yang Jadi sebagian dimakan pada malam hari dan semerupakan simbol udara yang memiliki arti kesetiaan bagian lagi pada hari ‘H’. Ini menyangkut kepercayaan dan ketaatan. Dalam penyajikannya adalah ayam atau orang Tionghoa bahwa dengan tidak menghabiskan bebek juga disajikan utuh tidak terpotong-potong. ikan dalam sekali makan diharapkan setiap tahun akan Harapannya adalah keluarga yang memakannya tetap mendapatkan keberuntungan. utuh dan bahagia selalu. Namun, tata cara memakan ikan maupun meHidangan babi juga menjadi salah satu hidangan nyisakan ikan untuk dimakan keesokan harinya pun penting dalam makan bersama jelang Imlek. Dengan berbeda di beberapa tempat. Misalnya di masyarakat memakan babi diharapkan orang giat bekerja tidak Cina sebelah utara Sungai Yangtze memiliki tradisi menjadi pemalas seperti karakter babi. menyisakan bagian kiri atas untuk dimakan keesokan harinya. Hal itu diyakini sebagai pembawa Sayuran pedas, juga menjadi menu berkah dan keberuntungan. Tradisi yang selalu ada dalam hidanmakan ikan lainnya adagan Imlek. Biasa disebut lah orangtua yang yu sheng. Makanan menyantap ikan ini semacam terlebih dahusalad, tidak lu sebelum hanya berupa anggota sayuran tapi keluarga juga camlainnya. puran buah Itu merudan ikan. p a k a n Makanan ini simbol dari melambangkan rasa hormat. keberuntungan dan pengharapan di tahun Soal penbaru. Tata cara memakannya, golahan ikan, beYu Sheng makanan khas imlek adalah seluruh keluarga mengaduknya bas dilakukan sesuai selsecara bersama kemudian mengangkat yu sheng era. Yang terpenting adalah materi tinggi-tinggi. Maknanya semakin tinggi mengangkat yu dasarnya adalah ikan dan dimasak secara utuh tidak sheng maka keterkabulan harapan juga keberuntungan dipotong-potong. Ikan bisa dibuat sup, dikukus atauakan semakin besar. (Diana Runtu) pun dimasak bumbu. Yang juga menjadi ‘syarat’ adalah

3

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

uansa kasih sayang masih terasa meskipun hari kasih sayang atau yang lebih popular dikenal dengan Valentine s day sudah lewat. Bahkan tahun ini, hari kasih sayang berdekatan dengan hari raya Imlek. Dua momen ini dirayakan dengan cara berbeda namun memiliki makna yang sama yaitu mengajarkan arti berbagi. Menurut I Gusti Ayu Lokita Purnamika Utami, S.Pd., M.Pd., dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Undiksha, harihari spesial untuk menunjukkan kasih sayang dan berbagi penting untuk dirayakan. Meskipun berbagi dan kasih sayang dapat

dilakukan setiap saat akan tetapi dengan adanya momen spesial, seseorang akan menjadi lebih peka terutama seorang anak. Perempuan yang akrab disapa Lokita ini mengatakan bahwa peringatan hari kasih sayang ini sebagai cara untuk mengingatkan anak-anak bahwa orangorang di sekitar mereka adalah orang yang mereka sayangi. Dengan hari kasih sayang itu juga mengajarkan bentuk kasih sayang nyata kepada anak, sebab anak akan lebih cepat mengerti dengan sesuatu yang nyata ketimbang cara penyempaian yang abstrak. “Kalau hanya sekadar, aku sayang kamu. Anak-anak mungkin tidak akan paham apa itu

I Gusti Ayu Lokita Purnamika Utami

maknanya, tetapi dengan satu hari itu, anak-anak akan mengingat siapa yang akan mereka berikan hadiah, siapa yang mereka sayangi. Itulah kesempatan mereka memikirkan siapa yang seharusnya mereka curahkan kasih sayangnya. Sederhananya seperti itu,” ungkap perempuan yang sebentar lagi menamatkan studi S3-nya.

Sebagai orangtua Lokita memandang perayaan hari kasih sayang sebagai waktu yang tepat untuk memberikan edukasi kepada anak-anak bahwa mereka tidak hidup sendiri. Dirinya menambahkan sebagai orangtua memiliki peran untuk membawa perayaan kasih sayang tersebut ke hal yang baik dan positif. “Banyak di media sosial yang kontra dengan perayaan ini karena dianggap buruk, mengapa buruk kalau kita bisa membawa ke arah yang baik,” jelasnya. Perempuan kelahiran Singaraja 2 April 1983 ini mengaku tidak ada perayaan khusus tetapi makna berbagi dalam perayaan kasih sayang selalu ia terapkan dalam keluarga. “Saya senang melakukan perayaan dan saya pikir ini penting untuk mendidik anak,” imbuhnya. Ibu tiga anak ini juga mengatakan bahwa bentuk kasih sayang sudah ia tanamkan sejak kecil kepada anakanaknya. Tidak hanya memberi hadiah, tetapi Lokita juga mengajarkan berbagi

tanggung jawab dan disiplin sejak kecil kepada ketiga anaknya. “Anak-anak selalu diarahkan untuk melihat tanggung jawab dan disiplin di rumah terutama berbagai tanggung jawab dengan saudaranya terhadap tugas-tugas rumah,” paparnya. Sementara itu, momen berbagi juga dirasakan pada perayaan Imlek. Meskipun secara agama keluarganya tidak merayakan, namun karena memiliki teman yang merayakan Imlek maka dirinya juga ikut merayakan dengan ikut mengucapkan bagi teman yang merayakan. “ini adalah salah satu bentuk berbagi meskipun tidak merayakan tetapi ikut mengucapkan bagi teman-teman yang merayakan,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Bahagia Melihat Senyum Selama ini sebagian masyarakat, mungkin, mengira artis yang penghasilannya melimpah hanya hidup berfoya-foya. Padahal banyak dari mereka yang aktif dengan berbagai kegiatan sosial, baik dalam kelompok besar maupun kecil, bahkan sendirian. Bagi mereka kehidupan dan rezeki yang mereka terima haruslah disyukuri dan bentuk rasa syukur itu, salah satunya adalah berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Artis Dewi Sandra misalnya, melakukan itu sebagai ungkapan rasa syukurnya. Berbagi kepada sesama yang membutuhkan, katanya, adalah suatu keharusan apalagi ketika seseorang memiliki sesuatu berlebih. “Tidak harus menjadi orang kaya untuk bisa berbagi dengan sesama. Saya bukan orang kaya, tapi saya bersyukur atas rezeki yang diberikan Tuhan,” ucapnya. Sebenarnya, kata Dewi, pendidikan peduli kepada sesama itu sudah didapatnya sejak kecil dari orangtuanya, dan itu sudah dia aplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari sejak dulu hingga sekarang. “Kita harus banyak bersyukur mendapat rezeki lebih. Karena masih banyak orang, khususnya di negeri kita yang kekurangan. Wujud dari syukur itu ya antara lain berbagi dengan sesama. Jadi dalam kehidupan ini tidak hanya melulu diisi dengan mencari duit tapi juga harus ada keseimbangan,” ungkap artis kelahiran Rio De Janeiro 1980 ini. Dalam rangka itu juga Dewi di sela-sela kesibukannya, baik itu syuting maupun kegiatan off air lainnya atau pun mengurus keluarganya,

ia masih menyempatkan diri untuk aktif di kegiatan sosial. Dari berbagai kegiatan itu, di mana di antaranya dia berkesempatan mengunjungi banyak daerah, dia melihat masih banyak orang yang sangat membutuhkan uluran kasih sesama. “Aku bisa merasakan apa yang mereka rasakan karena aku pun dulu pernah menjalani kehidupan yang sederhana, nggak punya uang. Makanya ketika aku mendapat rezeki lebih, aku sangat mensyukurinya dan ingin berbagi dengan yang lain,” tutur Dewi yang memulai debutnya di dunia entertainment sebagai model. Dari dunia modeling itu Dewi yang bersuara merdu dan unik merambah ke dunia tarik suara pada 1998, albumnya ‘Tak Ingin Lagi’ meraih penghargaan AMI sebagai album R&B Terbaik 2001. Eksis di dunia tarik suara, mantan istri Glenn Fredly ini merambah ke dunia presenter juga akting (sinetron dan film) yang aktif hingga kini. Seolah masih kelebihan waktu dengan seabreg kegiatannya, istri Agus Rahman ini pun menyempatkan diri melakukan banyak kegiatan sosial. Menurut Dewi melakukan kegiatan sosial merupakan kebahagiaan tersendiri baginya. Menyaksikan senyum di wajah-wajah mereka saat melakukan kegiatan sosial adalah suatu yang membahagiakannya. Di tahun 2018 ini, katanya, dia berharap bisa melakukan aksi lebih banyak lagi untuk menolong sesama. Beruntungnya, sang suami, Agus Rahman juga sangat mendukung aktivitas sosialnya. Sehingga dengan begitu pemeran Sabina dalam film ‘Ayat-Ayat Cinta2’ ini semakin mantap dan tenang dalam berkarya. (Diana Runtu)

kapanlagi.com


2

Espresso

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

GORO-GORO Bu Amat heran, kenapa suaminya belum juga kembali dari rumah Ami. HidanPutu Wijaya gan makan siang sudah mubazir. Sekarang giliran makan malam mulai dingin. Waktu Amat pergi tadi, janjinya akan makan siang di rumah. Tapi yang kemudian datang justru Sugi, menantunya. “Bapak, mana, Bu?” “Lho, bukannya ke rumah Nak Sugi?” “Waduh, mungkin selisipan.” “Kenapa Nak Sugi? Ada perlu?” “Mau menyampaikan ini!” Sugi menunjukkan amplop besar. “Susul saja lagi ke rumah.” “Jangan, nanti takut selisipan lagi. Saya mau ke kampus dulu.” “Ya sudah taruh saja amplopnya di meja. Kadek sehat? Sudah diimuinisasi dipteri? Ibu lagi nanggung. Penting tidak? Sudah makan? Makan dulu, ibu lagi goreng tempe ini!” Tak ada jawaban. Bu Amat melongok. Kedengaran suara motor. Lalu suara teriakan Sugi.

“Pamit, Bu! Ada ujian!” Sekarang amplop itu masih menggeletak di meja. Untuk membunuh rasa kesal, Bu Amat membawanya ke teras dan mengeluarkan isinya. Begitu terbaca sekilas, ia terkejut. Lalu membaca ulang dengan sungguh-sungguh. “Ternyata apa yang Bapak bilang, betul, Bu,” kata Amat mengagetkan. Bu Amat mengangkat muka, memandang suaminya yang baru pulang dengan kesal. “Sudah ngerumpi ke mana saja Pemuda Tua ini?! Seharian ditunggu! Makan sate ke mall ya!” Amat tersenyum malu. “Untung Bapak ke situ! Ketemu caleg dadakan kita di sebelah ini. Gayanya sudah seperti pejabat saja. Lalu Bapak tes dengan buah pikiran si Djordje yang diterjemahkan Ami itu. Menurut Ami, itu betul-betul pendapat bule dari Beograd itu. Bapak kutip sampai titik komanya. Eh apa lacur… ternyata karena itu keluar dari mulut pribumi yang bernama Amat si Pemuda Tua ini, pendapat bule itu dicuekin saja oleh caleg kita di sebelah ini. Kalau Bapak sebut itu pendapat Djordje Marjanovich, putra profesor terkenal

KENTUT (4) di Belgrado, Pak Made pasti akan kontan memujikannya! Jadi sinyalemen Bapak betul! Meskipun telah 73 tahun merdeka jiwa kita masih terjajah! Kita memuja-muja Barat! He-he-he ... .” “Stopppp!!” Ketawa Amat putus. Bu Amat menatap tajam suaminya. “Tadi pagi Bapak ke mana?” “Ke rumah Ami.” “Ngapain?” “Ya, kan ngambil terjemahan surat Djordje. “Terus?” “Aminya ke puskesmas memaksin Kadek. Yang ada hanya Sugi.” “Terus?” “Sugi bilang, Bapak ambil saja di meja komputer sudah diprint Ami semalam, katanya dari kamar mandi.” “Terus?” “Kok Bapak seperti diinterogasi, ini?” “Terus!!” “Ya, terus tak ambil, tak bawa pulang dan tadi siang Bapak cecer Ami kenapa surat Djordje diubahubah. Ami bilang: tidak ada yang Ami ubah, ya itu surat Djordje! Memang begitu!” “Terus?” “Terus Bapak kecewa berat!

Phubbing Dari sekian banyak istilah zaman now di media sosial yang akrab di kalangan anak muda, istilah “phubbing” masih jarang terdengar atau dipergunakan dalam percakapan media sosial. Setidaknya masih kalah dengan istilah yang lebih dulu ngepop seperti “kepo”, “kudet”, “cu”, “omg”, “stalking/stalker” dan sebagainya. Menurut Wikipedia, phubbing adalah istilah yang diperkenalkan oleh kamus Macquairie untuk menyebut kebiasaan seseorang yang mengabaikan lingkungan dengan bersibuk diri dengan smartphone. Berbeda dengan banyak istilah dalam media sosial yang merujuk pada aktivitas seseorang di dalam dunia medsos, istilah phubbing dipergunakan untuk menyebut kecenderungan terciptanya jarak sosial yang digantikan dengan interaksi secara virtual. Dalam salah satu artikelnya, BBC Indonesia menyebutkan setidaknya ada tiga milliar orang,

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

atau sekitar 40% populasi dunia, menggunakan media sosial dan rata rata setiap pengguna medsos menghabiskan waktu dua jam setiap hari untuk membagikan, menyukai, menulis cuitan dan memperbaharui perangkat ini. Realitas yang terjadi dewasa ini memang mengarah pada dominasi komunikasi virtual dalam kehidupan manusia. Keranjingan terhadap medsos yang diakses melalui gawai atau smartphone sudah sedemikian parah, sehingga mungkin orang akan rela tidak sarapan atau melakukan aktivitas lain daripada kehilangan waktu untuk beraktivitas di medsos. Perkembangan Teknologi Komunikasi, Apakah Salah? Pertanyaan tersebut dengan cepat dan mudah akan dijawab dengan kata “tentu tidak”. Benar, teknologi yang diciptakan untuk mempermudah hidup manusia tidak salah. Bukankah berkomu-

Drs. Drajat Wibawa, M.Si.

nikasi dengan kerabat dan teman di zaman now jauh lebih mudah ketimbang komunikasi dengan teknologi 10 tahun yang lalu. Setiap pertanyaan apapun di zaman now mudah mencari jawabannya semudah jari-jari menari di atas mini qwerty-keyboard. Demikian pula ketika kita mencari kuliner favorit ketika sedang berada di suatu kota. Tersesat di tempat baru bukan hal menakutkan lagi karena peta elektronik yang ada dalam gawai akan

Habis, tadinya kan mau membanggakan Ami, karena tak mengira pikirannya kok bisa sebagus itu. Ternyata itu pikiran Djordje. Bapak sedih, marah. Lalu ke mall untuk hiburan. Eeeee, ketemu Pak Made. Bapak ulangi kata-kata di surat Djordje. Ternyata buat Pak Made, kata-kata itu hanya

abab, tak lebih dari kentut. Jadi apa pun kalau keluar dari mulut kita, akan dianggap kentut. Kalau begitu kualitas caleg kita, kita memang perlu revolusi mental!” “Betul! Dan itu mulai dari mental Bapak! Tadi Nak Sugi nyusul ke mari, dia bilang Bapak salah ambil! Itu bukan terjemahan surat Djordje, itu karangan Ami untuk Bali Post! Terjemahan surat Djordje, ini!’ Bu Amat meletakkan amplop surat dan isinya di tangan suaminya. Amat bengong.

LOWONGAN Kami Perusahan Media Massa dengan jangkauan pembaca di Bali, NTB, Jatim, dan Jakarta mencari

STAF PEMASARAN Syarat: - Pria/Wanita usia maksimal 35 tahun - Penampilan menarik, ramah, dan komunikatif - Bisa bekerja dalam tim - Menyukai tantangan Kirim lamaran lengkap ke: Gedung Pers Bali K. Nadha. Lantai III Jalan Kebo Iwa 63A Denpasar Telepon: (0361) 425373

cepat membantu menunjukkan arah dengan presisi tinggi. Media sosial merupakan salah satu produk teknologi informasi yang memungkinkan orang untuk tidak saja berinteraksi satu sama lain tetapi juga memberi ruang individu untuk mengekspresikan diri secara leluasa. Jika dalam tataran peran teknologi dalam mempermudah komunikasi hanya berdampak pada orang semakin mager alias malas gerak, maka ruang ekspresi diri yang terbuka melalui medsos sudah menyentuh beberapa tingkatan kebutuhan dasar individu (Maslow) khususnya kebutuhan akan kasih sayang (love and belonging needs) dan kebutuhan atas penghargaan (self esteem needs) serta kebutuhan akan kekuasaan (penguasaan) atau need for power (nPow) dalam konsep teori David McClelland. Itulah sebabnya mengapa per­ kembangan dunia medsos bisa

sedemikian pesat dan semakin menguasai kehidupan si pemilik akun medsos. Disinilah letak dari permasalahan yang memunculkan fenomena phubbing. Satu satunya instrumen sosial yang dapat membendung kecenderungan “peng­ asingan diri” ini adalah kontrol sosial yang perlu untuk dikedepankan dalam berbagai interaksi sosial. Kebutuhan tatap muka hakekat­ nya tidak dapat digantikan dengan interaksi virtual. Ekspresi emosi dapat berbahaya dan berdampak kesalahpahaman ketika diungkapkan secara virtual melalui medsos. Gerakan sosial untuk menyadarkan, membatasi aktivitas medsos dan mengedepankan interaksi sosial harus terus dilakukan untuk mengerem kecenderungan phubbing. Drs. Drajat Wibawa, M.Si. Pengamat Sosial/Security Risk Management, United Nation

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Berbagi dengan Penuh Rasa Cinta

Banyak cara dilakukan berbagi di hari Valentine. Seperti yang biasa dilakukan anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali, Diah Werdhi Srikandi. “Kalau saya saat Valentine hanya merayakan bersama keluarga. Merayakan juga dengan sederhana makan malam di luar, sekalian quality time dengan keluarga,” kata perempuan yang akrab disapa Gek Diah ini.

I

a menut urkan, kadang saat Valentine, bersama keluarga, berkunjung ke panti asuhan untuk berbagi sekaligus mengedukasi dan mengajarkan anak-anak untuk berbagi dengan sesama sejak kecil. Namun, kata dia, untuk tahun ini, ia hanya makan malam dengan keluarga karena kegiatan sangat padat dalam pilkada karena ditunjuk sebagai tim pemenangan KBS, jadi belum ada agenda ke panti asuhan. Sementara, bagi Utami Dwi Suryadi, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bali, ia tidak merayakan Valentine dengan cara yang spesial. Justru, ia melihat, kebiasaan orang merayakan Valentine jadi peluang usaha. Inilah yang dibidik putra keduanya, I Gst. Ngurah Adityanatha. Walaupun putra keduanya

itu, seorang mahasiswa S-2, ia tak malu mencoba berbisnis di usaha kuliner cokelat. Dengan aneka bentuk kreasi

cokelat sebagai hadiah Valentine, ia mencoba menawarkan produknya itu kepada temantemannya dan di media sosial instagram dengan nama magic kitchen. Harganya juga sangat terjangkau dari Rp 10 ribu sampai Rp 50 ribu. “Saya selaku orangtua tentu sangat mendukung kegiatan anak saya tersebut. Yang bisa saya berikan bantuan moral seperti dukungan dan motivasi. Kadang, anak s a y a j u g a b e rtanya bagaimana kreasi yang baik menurut saya. Kalau perlu bantuan modal juga saya dukung,” ujar Utami Dwi Suryadi. Bahkan, Utami mengatakan, turut membantu putranya itu saat membuat kreasi cokelat. “Orderan sudah dibuka seminggu sebelum Valentine. Kadang ia mengerjakan dari siang sampai

MENGENAL LEBIH DEKAT “RAJA SINGA” Oleh dr. A.A Ngurah Alit Pramarta, S.Ked.

“Raja Singa” atau sifilis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis adalah salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS) Umumnya, infeksi ini menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui pajanan cairan tubuh penderitanya, misalnya melalui darah.

Gejala pada Sifilis Primer Gejala yang paling umum pada sifilis primer adalah munculnya luka atau tukak. Luka ini muncul 3-90 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Luka ini seringkali tidak dihiraukan oleh penderita sifilis karena tidak menimbulkan rasa sakit. Gejala pada Sifilis Sekunder Sekitar 4-10 minggu gejala sifilis sekunder akan muncul. Ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, terutama pada telapak tangan dan kaki. Gejala lainnya adalah kutil pada kelamin. Khusus pada wanita, kutil bisa muncul di sekitar vagina. Sedangkan kemunculan kutil di sekitar anus bisa dialami pria dan wanita. Jika sifilis sekunder tidak ditangani dengan tepat, infeksi akan berlanjut ke tahap berikutnya. Gejala pada Sifilis Laten Pada tahapan ini bakteri tetap ada, tapi sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun. Selama 12 bulan pertama tahapan sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan. Setelah dua tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, tapi tidak bisa ditularkan kepada orang lain lagi. Tahapan ini bisa berlangsung bertahun-tahun. Jika tidak ditangani dengan benar, sifilis laten bisa berubah menjadi sifilis tersier

Gejala pada Sifilis Tersier Sekitar 30% penderita sifilis yang tidak diobati akan mengalami tahapan tersier. Gejala sifilis tersier dimulai beberapa tahun setelah

23

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

Utami Dwi Suryadi

Diah Werdhi Srikandi

tengah malam. Saya sebenarnya tidak ikut mengerjakan, tapi ikut membantu memberi semangat dengan ikut menemaninya begadang,” kata Utami. Menurutnya, itu sebagai bentuk ungkapan kasih sayangnya kepada kerja keras putranya itu. Ia merasa sangat kagum, karena sejak muda, putranya sudah tertarik berbisnis dari keinginan dirinya sendiri. “Sebagai hadiah Valentine, tentu kami sekeluarga juga menikmati cokelat buatan anak saya. Rasanya menjadi sangat istimewa, karena dibuat dengan penuh rasa cinta,” tutur Utami Dwi Suryadi. Sementara, bagi Meilan, hari Valentine yang berbarengan dengan hari besar Imlek memberikan makna tersendiri baginya. Kebiasaan memberi

angpao juga tentu merupakan tradisi yang biasa ia lakukan. “Saya tidak biasa merayakan Valentine, tapi karena berbarengan dengan Imlek, jadilan angpao yang diberikan sekalian untuk hadiah Valentine. Intinya, tetap memberikan kasih kepada sesamanya dan berbagi kepada yang membutuhkan,” kata Meilan. Menurut Meilan, Valentine seharusnya dijadikan makna untuk saling mencintai sesama umat manusia, artinya tidak boleh kita saling menghujat. Jadi tidak hanya memberikan hadiah dalam bentuk materi, tapi ungkapan kasih sayang juga perlu dilakukan dengan menghormati orang lain, seperti memberikan kesempatan umat merayakan hari raya mereka masing-masing dengan suka-cita. (Wirati Astiti)

“Saya selaku orangtua tentu sangat mendukung kegiatan anak saya tersebut. Yang bisa saya berikan bantuan moral seperti dukungan dan motivasi. Kadang, anak saya juga bertanya bagaimana kreasi yang baik menurut saya. Kalau perlu bantuan modal juga saya dukung”

Pesawat Garuda dan Lounge Garuda

infeksi pertama menulari tubuh. Bagian tubuh di mana bakteri sifilis pertama masuk memengaruhi gejala yang dialami. Pada tahap ini, sifilis bisa sangat berbahaya dan bahkan menyebabkan kematian. Untuk pengobatan, penisilin cukup berhasil untuk mengobati sifilis primer dan sekunder. Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis antibiotik lain yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi terhadap penisilin. Pada kasus sifilis tersier, pengobatan memakan waktu lebih lama dan antibiotik diberikan melalui infus. Pengobatan ini bertujuan untuk meng­ hentikan infeksi, namun tidak bisa memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh sifilis tersier. Untuk pencegahan, setia dengan pasangan merupakan cara paling ampuh untuk mencegah infeksi sifilis. Penggunaan kondom bisa dilakukan sebagai langkah pengamanan alternatif. Sifilis masih bisa menular lewat seks oral. Hal ini terjadi ketika mulut bersentuhan langsung dengan luka pada organ intim seksual yang sudah terinfeksi. Gunakan dental dam ketika melakukan seks oral. Dental dam adalah selembar kain dari lateks. Alat ini berfungsi sebagai penghalang antara mulut dan organ intim sehingga penularan infeksi seksual bisa dicegah.

Bali Post Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln.Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp. (0361) 223958 Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar, Tlp. (0361) 425126 Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542

Hp. 087760050056, 081999275859

Hp. 082236657588


24

Februari identik dengan momen Valentine dan kali ini berlanjut dengan Imlek. Ada berbagai macam cara dilakukan untuk mengungkapkan rasa kasih dan sayang juga merayakan Imlek. Mulai dari berbagi kado, coklat, memberikan angpao hingga ucapan selamat melalui media sosial.

A

Sudut Pandang

Edisi 992/ 19 - 25 Februari 2018

pa yang dilakukan Angeliqa Wu agak berbeda. Ia memilih berbagi ilmu. Menurut perempuan yang sering disapa Indah ini, sebagai pemilik Angeliqa Wu Fashion Design Course, ketika berbicara tentang berbagi kasih, ia tidak terpaku dengan momen khusus hari kasih sayang semata. Untuk berbagi ia memiliki program tersendiri dan lebih memilih berbagi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, yaitu ilmu mendesain. “Saya memberikan kursus atau pelatihan gratis. Disamping itu, sebagai seorang desainer, saya juga memberikan busana karya saya ke beberapa kegiatan pelelangan dan hasil penjualannya sepenuhnya digunakan untuk kegiatan social,” ujarnya. Untuk kegiatan pelatihan gratis menjahit dasar mulai dilakukan sejak tahun 2016. Sedangkan yang reguler biasa

Ajarkan Berbagi sejak Dini diadakan setiap bulan . Kelas yang diadakan setiap bulan tersebut katanya materinya berbeda-beda, seperti menjahit menggunakan mesin, menjahit dengan tangan, menjahit bunga korsase hingga memasang payet yang simpel pada brokat. Pada kesempatan lainnya, Indah juga bersedia memberikan ilmunya untuk mensuport kegiatan pelatihan b a g i Y PAC (Yayasan Pendidikan Anak Cacat). Aksi berbagi gratis ini dilakukan, menurut Indah motivasinya adalah untuk meletakkan dasar agar dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap dunia fashion. “Kami memilih materi dasar menjahit karena ilmunya bisa digunakan untuk kebutuhan seharihari. Kelas gratis ini juga dapat diikuti oleh masyarakat umum mulai usia 6 tahun ke atas,” jelas anggota IFC (Indonesia Fashion

Chamber) Denpasar ini. Selama ini, ia melihat peserta pelatihan sangat antusias dan senang dengan ilmu baru yang mereka peroleh. “Harapan kami, ilmu atau keterampilan yang kami bagi bisa bermanfaat. Jika selanjutnya berminat untuk mengembangkan dan mempelajari lebih dalam lagi. Materi yang sudah diperoleh tersebut, nantinya bukan hanya bisa menjadi modal dasar keteram­pilan untuk menghasilkan karya namun juga dapat menambah

Angeliqa Wu

Reward untuk yang Berhasil “Kasih sayang bagi saya bukan hanya milik dua insan yang sedang kasmaran. Kasih sayang adalah milik semua mahluk ciptaan-Nya karena Yang Maha Pencipta menciptakan kita dengan kasih sayang-Nya (Arrahman dan Arrohim),” ungkap Fitri Nugrahaningrum, Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) NTB. Sebagai penyandang tuna netra, kasih sayang adalah hal yang utama yang bisa dibagi oleh Fitri kepada semua orang. Baginya, mata boleh tak bisa melihat tetapi hati harus memiliki kasih sayang yang senantiasa bisa dibagi. Cara ia membagi kasih sayang itu yakni dengan merelakan waktu dan tenaga bahkan materi untuk membimbing dan mengajar anak-anak di lingkungan sekitar tempatnya tinggal di Kediri Lombok Barat dalam komunitas yang dibentuknya bernama Samara Lombok. Yang sering dilakukannya untuk memperlihatkan kasih sayang kepada anak-anak di Samara Lombok, ia memposisikan dirinya sebagai teman bermain mereka, saat santai sehingga mereka bisa dekat dengan dirinya. Selain itu ia memposisikan dirinya sebagai guru saat mendidik anakanaknya ini sehingga mereka menghormati dan menghargai nya. “Saya menjadi seorang ibu atau kakak saat mereka curhat sehingga mereka merasa nyaman,” katanya. Ia juga selalu berbagi pujian kepada mereka yang berbuat dan berprilaku baik. Baginya, kasih sayang tidak hanya berbentuk cinta atau memberi kesenangan saja, bahkan marah, ngomel itu pun disebutnya sebagai salah satu bentuk kasih sayang. “Karena dengan marah dan ngomel itu kita

Fitri Nugrahaningrum, menujukan kasih sayang dengan berbagi hal-hal sederhana

berharap suami, keluarga anak-anak atau pun orang lain yang berbuat salah bisa berubah dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Tentunya marah dan ngomel untuk hal yang tidak kelewat batas dan mendidik. Fitri juga sering memberikan sesuatu yang sederhana sebagai reward mereka jika mereka berhasil dalam belajar maupun pergaulan. Reward itu seperti memberikan masakan yang mereka sukai (nasi goreng, mie goreng, bakso), membelikan peralatan sekolah atau mengajak mereka jalanjalan. Fitri juga sering memberi kejutan pada anak-anak yang berulang tahun dengan kado sederhana berupa do’a. Ia mengajarkan kasih sayang kepada anak-anak dengan cara membangun kerjasama di antara mereka, menghargai perbedaan, menerima kekurangan dan kesalahan orang lain dengan sportif serta selalu mengucapkan hal yang positif dan tidak mencela/mengolok orang lain. “Karena perbedaan itu indah,” katanya. Karena itulah baginya, kasih sayang itu tidak hanya diberikan pada waktu-waktu yang khusus saja seperti saat Valentine Day, saat ulang tahun, saat memperoleh prestasi dan lain-lain. “Kasih sayang diberikan setiap saat, setiap kondisi, setelah tidur hingga kita tidur lagi,” ujarnya. Sementara itu, Suryadi Mulawarman, koreografer Nusa Tenggara Barat yang bertangan dingin, sejak dulu ketika pertama kali pulang ke Lombok usai menyelesaikan studinya di IKJ Jakarta, telah berniat membagi ilmunya itu kepada calon-calon penari di NTB. Ia sangat ingin melahirkan penaripenari yang berkualitas dan bisa bersaing pada level nasional bahkan internasional. Kala itu ia juga punya harapan ingin membawa penaripenari NTB untuk pentas ke luar negeri dan mendapat apresiasi yang luar biasa. Kedua hal itu hari ini telah tercapai. Pendiri Sak-sak Dance ini tidak berhenti sampai di situ, ia terus membagi ilmunya guna melahirkan koreograferkoreografi baru di NTB yang berkualitas dengan pendekatan dan penciptaan karya melalui proses penelitian dan analisis. Hal ini menurutnya sudah mulai ada namun masih harus ia ‘kejar’ lagi. “Saya sangat ingin juga berdialog secara terbuka dengan kreator-kreator tari di NTB untuk berbagi dan berdiskusi tentang bagaimana memahami tari, karya tari, tari klasik, tari tradisi, tari kreasi, tari kontemporer, tari post modern dan sebagainya. Pokoknya semua hal mengenai tari, termasuk apa sebenarnya penata tari, pencipta tari (koreografer), kreator tari, penggiat tari, penata gerak dan lainnya,” ungkap Suryadi. Ia menjadi bahagia karena dalam perjalanannya itu ia pernah berkarya atau mencipta tari yang terinspirasi dari perempuan-perempuan Sasak Samawa Mbojo. Selain itu kebahagiaannya juga dirasakan ketika ia bisa berkolaborasi dengan hampir seluruh seniman lintas seni yang ada di Lombok. (Naniek I. Taufan)

penghasilan,” papar Indah. Ia juga menekankan kem­bali terkait kegiatan berbaginya melalui kelas gratis yang regular. “Kami memang menyelenggarakannya tiap bulan, tapi bisa saja menjadi dua kali sebulan, tergantung dari jumlah peminat dan antusiasme dari peserta yang ingin ikut,” lanjutnya. Ke depannya ia bakal mengembangkan beberapa kelas gratis lainnya, yang simpel tapi bermanfaat. Apalagi, lanjutnya saat ini anak– anak usia 6 hingga 15 tahun sudah mulai tumbuh minatnya untuk belajar mengenai dunia fashion. “Kami ingin membuat kelas jahit untuk anak-anak Sekolah Dasar. Kami ingin sekali desainer muda –desainer muda bermunculan,” tandasnya. Masih bicara kebiasaan berbagi, bukan hanya di hari kasih sayang, Indah mengatakan jika orangtuanya selalu menekankan padanya sejak masih kecil, berbagi dengan ketulusan dan keikhlasan kita pada sesama akan membawa kebahagiaan tersendiri.”Kita memberikan apa yang kita miliki kepada orang lain yang memerlukan, baik dalam bentuk materi atau non

materi itu, sama dengan menabung kebaikan untuk nantinya,” ucapnya lulusan KvB Institute of Technology, Sydney, Australia ini. Indah juga menyampaikan sangat bersyukur telah diajarkan kebiasaan berbagi. Kebiasaan baik yang telah ditanamkan oleh keluarganya ini pun dijadikannya tradisi yang baik, yang kemudian ditularkannya kepada anakanaknya. Yang paling simpel ia mengajarkan pada anak-anaknya, mereka adalah istimewa dan bermanfaat bagi orang lain ketika bersedia berbagi atas apa yang mereka miliki sejak dini. Ia mengaku sangat bahagia saat bisa berbagi ilmu atau kebisaannya kepada orang lain. “Saya sudah di dunia pendidikan sejak 2002. Saya sangat mencintai dunia pendidikan. Karenanya saya ingin terus belajar serta mengembangkan ilmu-ilmu yang baru untuk kemudian saya bagikan pada para siswa. Momen indah saya adalah saat melihat siswa-siswa saya berhasil dan menjadi ‘orang’ yang berguna. Hikmah dari berbagi ini selain membahagiakan juga membanggakan saya,’ katanya. (Sri Ardhini)

Hadiah dari Langit

Di akhir 2016 ketika mendapat kabar dari Prof Yudi, ISI Yogya, saya akan diberikan doktor honoris causa, saya langsung menyatakan rasa haru dan hormat saya atas hadiah dari langit itu. Tak terbayangkan setelah 47 tahun meninggalkan Yogya membawa ijazah SH yang tak pernah saya pergunakan, saya kembali untuk diberi DR.HC. Ketika berada di AS (Fulbright 1985-1988) Prof. James Brandon dari Universitas Hawai pernah memberikan saya formulir untuk study. Tapi saya merasa tidak berbakat jadi ilmuwan. Saya lebih memilih kerja kreatif di lapangan. Kalau sekarang saya harus memikul DR.HC, saya merasa malu bila tak punya alasan mengapa saya berani menerima penghargaan terhormat dari sebuah lembaga yang terhormat seperti ISI Yogya itu. Saya bukan peneliti. Tetapi proses kreatif puluhan tahun di lapangan memaksa saya bertempur dengan berbagai kasus kreatif. Itu membetot saya selangkah demi selangkah merakit jurus-jurus penyelamat untuk menjawab, menerobos dan menjinakkan tantangan dan

keterbatasan. Antara lain, saya sampai pada jurus: Bertolak Dari Yang Ada; Teror Mental; dan Teater Tontonan. Ternyata jurus rakitan itu, dapat dipakai menghadapi berbagai kasus lain dan bisa terpakai tak hanya oleh saya sendiri, juga orang lain. Lewat jurus-jurus itulah, saya jadi menghayati kembali kearifan lokal Bali: desa-kalapatra (tempat-waktu-situasi). Sehingga saya bisa melihat berbagai fenomena dan situasi dari sudut pandang yang lain/baru. Di antaranya: betapa hebatnya warisan kearifan lokal dalam teater tradisi/rakyat kita. Interaksi yang mendalam antara teater modern dan teater tradisi/rakyat saya rasakan telah melahirkan apa yang saya sebut TRADISI BARU. Yakni saat untuk tidak lagi membiarkan referensi Barat mendominasi teater Indonesia. Semua referensi setara. Sudah lama saya ingin memaparkan itu. Penghargaan DR.HC ini bagai saat untuk meletusnya seluruh kandungan pikiran saya itu. Tulisan tersebut sudah saya terbitkan dalam buku hibah yang terbit bulan Agustus 2017 dengan judul TRADISI BARU. Paling tidak kendati itu hanya pengalaman personal, rasa malu, cemas dan gamang saya berakhir. Maka saya pun dengan mantap melangkahkan hati ke Yogya dengan Argo Lawu, sebagai prajurit untuk menerima (pada 21 Februari ini), tugas kehormatan yang mudahmudahan tak akan pernah membuat ISI Yogya dan beliau-beliau yang berada di belakang hadiah dari langit itu, menyesal mempercayakannya pada saya. Salam hormat dan terimakasih serta rasa kangen saya yang tak pernah pupus pada Yogya yang membuat saya jadi prajurit teater. (Putu Wijaya)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.