Tokoh Edisi 991 | Tokoh

Page 1

24

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Kasih sayang dan saling menyayangi pada siapapun adalah sifat yang terpuji diantara kita sebagai mahluk sosial. Kasih sayang menjadi topik hangat, diperbincangkan kalangan anak muda hingga para orang tua.

M

engungkapkan kasih sayang juga menurut beberapa orang bisa dilakukan tiap saat, tiap waktu, di manapun berada, tanpa harus menunggu momen tertentu, bulan atau tahun khusus untuk merayakannya. Seperti yang dilakukan Putu Wela Atsyukayanti, model dan salah seorang Duta Endek Kota Denpasar. Ia mewujudkan kasih sayang melalui tindakan. Gadis energik ini mengaku bukan tipe orang yang mengungkapkan rasa sayang dengan kata-kata. Misalnya, ketika seseorang biasa berpamitan pada orangtuanya dengan bersalaman, ia lebih memilih untuk mencium kedua orangtuanya. Sebab, ia merasa dengan demikian, dirinya bisa menunjukkan sayang yang lebih dari sekadar hormat dengan menyalami tangan orangtuanya. Menurut Gek Wela, rasa kasih sayang semestinya ada setiap saat, atau kapan saja dan tanpa harus seremonial tertentu pada waktu tertentu saja. Kasih sayang yang tulus dan ikhlas itu juga bisa diperoleh dan dibagikan Jika bertanya pada Venna Melina tentang kabar Vania. Sudah bisa dipastikan, seketika wajah cantik Venna berubah, senyum manis pun merekah di wajahnya. Ya, Venna memang tengah senang membicarakan anaknya, Vania yang tengah lucu-lucunya. Usianya baru 1,5 tahun, memiliki mata bulat indah. Venna mengaku selalu terpesona melihat Vania yang tumbuh dengan cepat. “ Va n i a a n a k yang lucu dan pintar. Dia

Menyayangi dengan Tindakan

dengan sikap menerima keadaan seseorang apa adanya. Karena baginya kasih sayang merupakan wujud rasa persaudaraan yang mengikat hati antara setiap orang tanpa embelembel atau syarat apapun . “Seperti, keadaan adiknya Gek yang saat masih hidup menderita ‘down syndrome’ Gek tidak malu dan tidak berusaha menutupi keadaan itu. Meskipun. ada beberapa orang yang nyinyir tapi Gek tetep menerima apapun keadaan almarhum kala itu,” tutur Gek Wela. Dikatakannya, bicara kasih sayang bukan hanya memberi dan menunjukkannya tapi juga memiliki rasa ikhlas untuk menerima dan mengasihi bagaimanapun keadaan orang yang kita sayangi. “Kasih sayang yang tulus juga bakal selalu membuat kita sendiri merasa bahagia, baik itu di hati maupun pikiran. Sebab, menurut Gek sendiri di masa sekarang kebahagiaan seseorang akan bisa dilihat dari seberapa besar orang itu bisa mengasihi orang lain yang berada sekitarnya, yang akan mempengaruhi kasih sayang orang-orang terhadapnya pula,” lanjut mahasiwi

Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Udayana ini. Ditanya soal harapannya terkait urusan ‘kasih sayang’ Gek Wela mengtakan kalau tumbuhnya dan berkembangnya kasih sayang tidak hanya di dalam keluarga, tapi juga di dalam lingkungan pertemanan, persahabatan dan lingkungan lainnya. Baginya juga, kasih sayang mampu memberikan energi positif sehingga menjadikan orang-orang menjadi lebih baik dalam berpikir, berkata, maupun bertindak. “Gek percaya orang yang menebarkan kasih sayang dengan tulus memang orang yang energinya positif. Maka, dalam berperilaku pastinya mereka akan memberikan pengaruh baik, dan energi positif pula kepada sekitarnya. Apalagi pada masa sekarang ini, Gek melihat juga masih banyak orang-orang yang terlalu individual, kurang aware pada lingkungannya. Dengan menebar kasih sayang ini Gek rasa akan membuat hidup bersosialisasi lebih baik karena kita adalah makhluk sosial yang memang tidak bisa hidup sendiri,” papar gadis

Sudut Pandang yang dikenal juga sebagai MC dan seorang Youtuber ini. Putri dari pasangan seniman Bali I Ketut Lanus dan Dewa Ayu Wedanaasih pemilik Sanggar Cahya Art ini juga kembali menekankan jika urusan kasih sayang, tidak hanya diperingati dengan menunggu momen tertentu. Baginya merayakannya kasih sayang dapat dilakukan setiap saat dengan hal-hal yang positif, produktif dan bermanfaat, bukan hanya bagi orang lain tapi juga terhadap lingku­ ngan sekitarnya, termasuk alam semesta. (Sri Ardhini)

Putu Wela Atsyukayanti

“Cinta tak Bersyarat”

Kado untuk Vania itu murah senyum. Sekarang Vania sudah bisa macam-macam, seperti lari, berenang, dll. Malah sekarang dia sudah bisa melepas bajunya sendiri dan ditaruh di tempat baju kotor,” ungkap Venna dengan nada penuh kasih. Putri Indonesia 1994 ini menambahkan, Vania tengah belajar berkata-kata. “Dia sedang belajar ngomong, sudah bisa bicara macam-macam. Dia itu sepertinya mulai ngerti ya. Kalau laki-laki usia 30 tahun ke atas dia panggil bapak, kalau anak usia ABG dia panggil kakak,” ucap Venna. Vania Athabina, begitu nama yang diberikan Venna pada bocah cantik ini, adalah anak angkat Venna. Meski bukan anak kandung, namun kata Venna, dia juga kedua putranya—Varrell Bramasta dan Athalla Naufal---sangat mengasihi Vania. Kami, ucap Venna, seperti memiliki ikatan batin yang kuat dengan Vania. Vania bagaikan magnet yang membuat orang mudah jatuh cinta padanya “Sejak dulu saya memang ingin memiliki anak perempuan. Namun begitu tak pernah terpikir untuk adopsi anak. Baru setelah melihat Vania, pikiran itu muncul,” ujar Venna yang pertama kali bertemu Vania kondisinya sangat ringkih. Untuk diketahui, Vania adalah bayi yang sekitar satu setengah tahun lalu, tepatnya 16 September 2016, ditemukan di toilet masjid di kawasan Ciputat, Tangerang. Bayi yang baru lahir itu ditinggalkan begitu saja oleh ibunya yang entah kemana. Dalam kon-

disi kritis, bayi itu dibawa ke rumah sakit. Kejadian itu menjadi pemberitaan yang menghebohkan. Venna sendiri tahu ada kasus itu dari media massa. Sepuluh hari setelah kejadian, Venna yang juga Anggota DPR RI, menyambangi rumah sakit dan melihat langsung kondisi bayi itu di dalam inkubator. Pertama kali melihat, Venna pun jatuh cinta dan seketika hatinya tergerak untuk mengasuh bayi yang dikemudian hari diberinya nama Vania Athabina yang artinya ‘perempuan pintar yang dikirim Allah untuk saya’. Sejak itu, Vania pun mendapat limpahan kasih sayangnya. “Harihari hampir 24 jam saya bersama Vania, baik kerja (DPR), ke Dapil, kemana-mana sama Vania. Yang luar biasa, dia tidak pernah rewel. Dia seperti mengerti ketika saya sedang sibuk atau apa. Yang penting ada mamanya, mainan dan susu. Kalau cape ya dia tidur, nggak rewel,” tambah Venna yang pada HUT ke-1 Vania meluncurkan single ‘Cinta Tak Bersyarat’ yang dinyanyikan dirinya, Varrel dan Athalla. “Itu (lagu) kado untuk Vania sebagai ungkapan kasih kita bertiga,” ujarnya. Kehadiran Vania, tutur Venna yang namanya melejit di dunia entertainment sejak penampilannya dalam sinetron ‘Bella Vista 1 dan 2’, mengubah kehidupannya. Dulu, khusus-

nya setelah perceraiannya dengan Ivan Fadilla, hari-harinya terasa sepi meski kesibukan sebagai anggota DPR menggunung. JADI SERING BERTEMU “Vania itu seperti kado dari Allah untuk saya. Alhamdulilah, Allah

menjawab doa-doa saya. Hidup saya terasa lebih berwarna dan bahagia. Tidak lagi sepi. Vania menebar kasih pada keluarga saya. Kami (Venna dan dua anaknya) yang tadinya jarang bertemu karena anak-anak sudah besar dan punya kesibukan masing-masing, gara-gara Vania jadi sering bertemu,” ujar Venna. Hubungan mereka makin erat. Bahkan Varrell dan adiknya Athalla jadi makin dekat. Sebelum ada Vania,

Varrell boleh dibilang jarang menelepon. Tapi ketika ada Vania, dia jadi sering menghubungi Venna, bahkan sampai bikin video call. Terlebih lagi—ini juga berkah— tutur Venna, wajah Vania yang mirip dengan Varrell. “Bagi saya ini suatu keajaiban ya, dibilang dia mirip Varrell waktu kecil,” katanya. Awalnya, baik Varrell dan Athalla sempat kaget dengan keputusannya ingin mengadopsi Vania. Namun kemudian mereka bisa menerima bahkan kini dekat dengannya. “Ini suatu yang membahagiakan, Alhamdulilah sekali,” tambah Venna yang baru mengetahui ternyata tidak mudah mengurus adopsi anak. “Mungkin karena saya adalah single parent maka urusannya menjadi lebih njelimet. Tapi Alhamdulilah semua sudah selesai,” katanya. Menurut wanita berdarah Bali ini, meski masih bayi, namun Vania mampu memberi inspirasi bagi dirinya tentang keceriaan, keramahan serta mensyukuri hidup. “Vania ramah pada semua orang, murah senyum, amat jarang rewel. Itu semua memberi pembelajaran bagi saya tentang mensyukuri hidup. Melihat Vania yang baru lahir namun sudah mendapat permasalahan yang seperti itu, namun dia bisa tumbuh menjadi anak yang ramah, murah senyum dan tidak rewel,” katanya seraya berharap anaknya tumbuh menjadi anak yang sholeh. (Diana Runtu)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

GORO-GORO Putu Wijaya

Espresso

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

A m a t tidak langsung pulang, ia dihanyutkan perasaan kecewanya ke mall. Di situ ia mengirim 20 tusuk sate ke perutnya. Tetapi hatinya kian

tersiksa. “Mengapa terus-terusan bulebule juga yang membangkitkan kesadaran kita. Apakah sudah takdir kita ras kulit lebih pekat jadi kulinya tuan-tuan putih?” Tiba-tiba pundak Amat ditepuk. “Ngelamun Pak Amat!” Amat terkejut menemukan Pak Made di dekatnya. “Ada apa Pak Amat, kucingnya mati? Waktu kucing kami mati istri saya juga nangis. Tapi saya malah makan sate seperti Pak Amat! haha-ha!”

Amat terpaksa ikut ketawa. Tetapi lalu curhat. “Pak Made, menurut Pak, bagaimana kondisi-situasi kita sekarang?” Pak Made berpikir. “Itu pertanyaan atau interogasi?” “Pertanyaan murni. Saya lagi kecewa Pak Made!” “O, jangan! Berpikir positiflah selalu!” “Mengapa segala sesuatu yang datang dari mancanegara, khususnya dari orang bule selalu kita apresiasi tinggi, tak peduli jelek atau berbahaya! Sedang yang datang dari saudara sesama pribumi, masuk kuping kanan keluar kuping kiri?” “Pak Amat ingin saya jawab selaku warga atau caleg?” “Terserah Pak Made.” “Saya jawab dulu selaku warga. Di mana-mana masuk kanan keluar harus kiri! Kalau masuk kanan ke-

KENTUT (3) luar kanan bisa kawin! Ha-ha-ha!” “Sebagai caleg?” “Sebagai caleg: bule kan sudah berjasa menyatukan kita jadi Hindia Belanda. Itulah kita rebut, sehingga lahir indonesia. Ya kan? Kalau tidak? Lagi pula bule kan orang jauh? Tamu wajib kita apresiasi. Harus kita muliakan. Makanya MC selalu menyapa: Hadirin yang kami muliakan ...begitu! Ya kan! Ha-ha-ha!” Amat terpaksa ikut tertawa basa-basi. “Ha-ha-ha! Apa Pak Made setuju kalau saya katakan kita lupa kita ini kaya-raya, karena kita terlalu kaya. Seperti kata pepatah kuman di seberang lautan kelihatan, gajah di pelupuk mata tak nampak. Baru setelah hak cipta batik mau dicuri, kita panik merebut kekayaan yang sudah kita cuekkan. Makanya se karang batik keren! Ya kan Pak caleg?” Pak Made tak perduli yang dika-

takan Amat. ia masih mengagumi leluconnya sendiri. “Pak Amat! Dalam kearifan lokal kita ada ungkapan hormatilah tamu! Kalau ada tamu kita berani ngutang supaya bisa menservis tamu dengan steak Kobe, sementara anak kita cukup makan nasi basi. Ha-haha!” Amat terpaksa mengulang terjemahan surat Djordje: “Pak Made! Kita lupa, sebenarnya negeri kita ini, kaya-raya. Ada 17 ribu pulau, 1100 bahasa lokal, 714 suku bangsa. Tak terhitung tradisi dan kearifan lokal. Kuliner maknyus yang tumpahruah. Bahan untuk kerja kreatif berlimpah dan beragam. Teater, tari, senirupa, musik, sastra yang seabrek-abrek. Jangan lupa hanya satu bahasa persatuan yang gemerincing tangkas mengalir indah dari Sabang hingga Meraoke. Begitu lebat, pekat semarak dan dahsyatnya sampai bagai gajah di pelupuk mata, justru ‘tak nampak’. Kita miskin karena terlalu kaya. Karena bukannya memanfaatkan yang ada, kita malah bermimpi yang lain, yang tak kita miliki. Karena yang tak ada memang cendrung lebih seksi.

Kasih Sayang “Zaman Now” “Aku mencintaimu....”, terbiasakah mengucapkannya diantara anggota keluarga kita? Mungkin Anda adalah yang senang makan malam romantis bersama sang terkasih diiringi alunan live music di salah satu cafe yang ’hits’ (sedang populer di masyarakat)? Ataukah Anda adalah yang selalu memberikan “Surprise!!!”, sambil membawa kue dan buket bunga cantik saat hari-hari spesial? Ya, salah satunya saat hari kasih sayang atau yang lebih dikenal dengan Valentine’s day. Mendekati tanggal 14 Februari, tempat-tempat umum nampak mulai semarak didominasi dengan warna merah jambu. Warna cantik yang melambangkan kasih sayang. Adakah yang sudah menyiapkan kado spesial untuk orang terkasih? Tidak hanya untuk kekasih atau pasangan, bagaimana dengan anggota keluarga kita? Adakah perbedaan cara kita dalam mengungkapkan kasih sayang beberapa waktu lalu dan sekarang? Cerita Kasih Sayang “Zaman Now” Zaman now adalah istilah yang menggambarkan kondisi zaman ini atau saat ini. Cukup banyak perbedaan perilaku dalam mengungkapkan kasih sayang antara dulu dengan sekarang. Dulu sebagian kita tidak terbiasa mengungkapkan rasa sayang kita secara lisan kepada anggota keluarga. Nilai-nilai yang dipahami tentang kasih sayang juga kental dengan perilaku-perilaku implisit. Misalnya saja orangtua menganggap wujud kasih sayang ananda ditunjukkan dengan membantu berdagang, membersihkan rumah, menjaga adik, dan membatu keperluan domestik lainnya. Be-

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

gitu pula pandangan ananda, bentuk kasih sayang terlihat ketika orangtua menyiapkan sarapan dan bekal, mendongeng, atau yang lainnya. Sedikit berbeda dengan saat ini, tentunya tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang sudah kita rasakan. Contoh yang bisa kita amati adalah sebagian dari kita baik anak-anak maupun dewasa sekarang cenderung lebih ekspresif dalam mengungkapkan rasa sayangnya. Salah satunya seperti memberi kejutan, pesta, dan kado spesial untuk anggota keluarga yang kemudian dibagikan melalui akun media sosial. Keintiman dan kelekatan tidak lagi hanya untuk anggota keluarga melainkan juga lingkungan sosial termasuk dalam dunia maya. Kecenderungannya saat ini, ketika unggahan mendapatkan penerimaan dari warganet, rasa senang dan diterima semakin meningkat. Hal tersebut membuat pola mengungkapkan kasih sayang ini akan diulangi kembali. Zaman yang makin berkembang berperan terhadap meningkatnya variasi latar belakang dan dinamika dalam keluarga. Salah satu isu yang cukup berkembang adalah pemenuhan kasih sayang ‘zaman now’ cenderung berfokus pada kebutuhan sekunder dan tersier sekalipun tanpa mengabaikan kebutuhan primer. Gambaran riil yang terlihat dalam keseharian misalnya kecenderungan kita sebagai orang dewasa saat ini kurang memiliki waktu luang dengan keluarga. Bisa dipengaruhi oleh pekerjaan yang sangat padat, mobilitas yang tinggi, atau kesibukan lainnya. Alhasil sebagai ungkapan kasih sayang, kita akan memberikan kompensasi atas hal tersebut dengan memenuhi kebutuhan materiil sesuai dengan hasil kerja. Misalnya saja seperti mengajak anggota keluarga

Made Padma Dewi Bajirani

berlibur, membelikan barang-barang yang sedang menjadi tren (contoh: telepon genggam, elektronik, pakaian, mobil atau motor), atau menyekolahkan ananda di sekolah terfavorit bahkan termahal. Apakah hal tersebut baik atau buruk? Tidak ada yang salah ketika kita hendak menunjukkan kasih sayang pada anggota keluarga dengan cara tersendiri. Sisi positif yang bisa kita ambil bahwa perkembangan teknologi menjadikan pertukaran informasi semakin mudah dilakukan yang dapat menambah referensi cara-cara untuk mengekspresikan kasih sayang. Mungkin ada beberapa cara positif dalam mengekspresikan kasih sayang yang bisa kita contoh dan terapkan di lingkungan keluarga. Harapannya langkah tersebut dapat meningkatkan kehangatan dan keharmonisan dalam keluarga. Meski demikian, mari coba

kita lihat kembali apakah bentuk kasih sayang tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga kita atau diri sendiri?. Selain itu, secara psikologis bagaimana dengan kualitas dan kesan yang ditinggalkan dari bentuk kasih sayang kita? Sebenarnya kasih sayang tidaklah harus selalu terucap eksplisit. Sayang juga bukan berarti menunggu diungkapkan ketika datangnya hari kasih sayang. Hari kasih sayang dapat dijadikan sebuah momentum. Terlebih lagi ada baiknya kasih sayang kita sampaikan melalui sikap dan tindakan kita kepada anggota keluarga secara konsisten. Mengekspresikan kasih sayang akan menjadi lebih bermakna ketika bukan sekadar kompensasi tetapi juga memperhatikan kebutuhan dan kualitasnya. Seperti halnya seberapa kuat kelekatan yang terjalin misalnya antara orangtua dan anak atau kakak dan adik. Selain itu ciptakanlah kasih sayang dengan kesan positif yang mendalam. Empati, menanyakan kabar, kebutuhan dan memberikan perhatian-perhatian kecil bisa jadi salah satunya. Ada tiga kata yang bisa kita gunakan sehari-hari untuk menunjukkan rasa sayang kita. Pertama, biasakan untuk mengucapkan terima kasih pada anggota keluarga kita atas setiap bantuan dan kebaikan yang dilakukan. Misalnya saat ayah mau membantu ibu untuk bersih-bersih rumah, sampaikan “terima kasih ayah, sudah

Baru kalau ada yang tercuri atau hilang, kita panik, marah, nyaris kalap dan kalang kabut. Hak cipta tempe sudah di tangan saudara tua, janganlah disusul batik, dll. Lalu di situ kita mulai bangkit, agak telat, tapi hasilnya masih konkrit. Batik kini keren banget! Agaknya musuh, teror, segala ancaman punya aspek positip di samping berbahaya sekali, kalau sampai menang. Jangan pernah kalah! Bagaimana pendapat, Pak Made!” Pak Made kembali ketawa. Tetap sibuk dengan pikirannya sendiri. “Wah, wah, wah ternyata Pak Amat punya bakat jadi tim sukses! Boleh kerjasama kita. Sekarang kemasan itu nomor satu. Barang busuk pun bisa top kalau promosinya panas. Ha-ha-ha! Nanti kita bicara lagi Pak! Heeee, itu kan Bu Wayan. Apa kabar Bu Dirut?” Pak Made meninggalkan Amat begitu saja. ia menyapa istri konglomerat raja perhotelan. Amat termenung. Ia menemukan kebenaran dugaannya. Jadi memang harus dicarikan ojek bule, baru kata-kata jadi berharga. “Alangkah dalamnya kuku kolonialisme mencakar kita! Tanah air sudah bebas merdeka, tapi mental kota masih terjajah. Kita benar-benar memerlukan revolusi mental,” bisik Amat pedih. membantu Ibu”. Kedua maaf, minta maaflah saat melakukan kesalahan. Contohnya saat ibu menjatuhkan mainan ananda “Ibu minta maaf ya Nak, mainannya jadi rusak”. Ketiga tolong, selalu tambahkan kata ‘tolong’, saat kita membutuhkan bantuan. Seperti contoh “Nak, tolong ambilkan lap di atas meja makan ya...”. Terlihat sederhana, tapi mengena. Ketika kata tersebut disampaikan, seseorang yang mendengarkan akan merasa berharga, diperhatikan dan dicintai. Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat memunculkan rasa senang dan kesan yang positif bagi yang mendengarya. Tidak menutup kemungkinan, cara tersebut akan melekat baik dan terjadi timbal balik antar anggota keluarga. Memberikan kejutan sederhana juga dapat dilakukan. Bukan berarti harus mewah, mahal dan kekinian. Membuat masakan kesukaan anggota keluarga diakhir pekan bisa menjadi salah satunya. Jalan-jalan ke pantai atau objek wisata lainnya untuk membantu meringankan kepenatan kerja dalam seminggu. Kadang kala hanya duduk santai di rumah, berbicara hal-hal kesukaan, bercanda bersama anggota keluarga bisa jadi momen mengekspresikan kasih sayang kita. Tidak lupa, se­ suaikan kembali pada nilai-nilai dalam keluarga kita. “Pada dasarnya kasih sayang dapat diekspresikan melalui banyak cara dan bentuk maka berilah ruang untuk itu”. Made Padma Dewi Bajirani

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Kasih Sayang tanpa Pamrih

23

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Tanggal 14 Februari disebut sebagai Hari Kasih Sayang. Banyak orang memperingati dengan memberikan hadiah seperti cokelat atau bunga kepada orang terkasih. Padahal, kasih sayang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, tidak hanya dalam pemberian hadiah. Seperti apa penuturan Ana Dewi Permana dan Dewi Mas tentang implementasi kasih sayang dalam kehidupan mereka sehari-hari?

M

enurut Vice President Director Secret Garden Village, Ana Dewi Permana, ia dibesarkan dalam norma nilai kasih sayang yang sangat luas. Menurutnya, kasih sayang tidak hanya sebatas pada dalam hubungan sedarah (orangtuaanak-saudara), kasih sayang dalam kemanusiaan, dan kasih sayang pada semua mahluk. “Dari semua kasih sayang yang paling mendalam yang saya pelajari dan camkan adalah bagaimana kita bisa menyebarkan kasih sayang tidak saja kepada sesama manusia, namun juga kepada semua mahluk hidup tanpa kecuali. Umumnya rasa kasih yang kita rasakan terhadap sesama manusia memiliki kadar ‘pamrih,” ujarnya. Ia menambahkan, saat manusia

memiliki pamrih, ada pengharapan disana akan ‘balasan’ atau timbal balik dari orang yang kita kasihi. “Jika, kita memiliki kasih sayang tanpa berharap apapun kembali, maka itu bagi saya adalah kasih sayang tertinggi,” kata Ana. Menurutnya, bila kita benarbenar mengasihi/mencintai orang yang kita sayangi, maka kita akan menjaga diri dengan sebaikbaiknya, kesehatan jasmani dan rohani agar kita bisa mengasihi dan menyintai orang tersebut sebaik dan selama mungkin. “Kalau benar kita menyintai orang tua atau anak kita maka kita akan menjauhi semua prilaku yang akan merusak diri kita seperti rokok, alkohol atau prilaku berbahaya lainnya. Karena kasih sayang tidak akan menyakiti dan membebani. Bila kita sakit atau tidak berfungsi karena pri-

laku/gaya hidup kita, maka kita akan jadi beban bagi mereka yang “konon” kita kasihi,” ujar Ana. Sementara, menurut I.A. Dewi Mas CHA, CHT, makna kasih sayang adalah bagaimana dalam keterbatasan kita berusaha memberikan kebahagiaan pada orangorang yang kita sayangi, baik itu keluarga, anak-anak, suami, teman kerja, sahabat, dan yang lebih penting diri kita sendiri. Menurutnya, kebahagiaan bukan dalam unsur materi, tetapi dalam membuat skala prioritas dan menyeimbangkannya dalam kehidupan seharihari. “Kuncinya adalah kebahagian untuk diri sendiri, keluarga, suami, anak-anak maupun teman, di kehidupan sehari-hari. Kasih sayang harus dirayakan sehari-hari, tidak perlu menunggu momen khusus untuk memberikan kebahagiaan

Mengenal Brugada Syndrome Oleh : dr. I Gde Julia Arta, S.Ked

Sindrom Brugada merupakan salah satu penyebab utama kasus kematian mendadak pada anak muda yang dinyatakan sehat dan tidak mengalami gangguan jantung. Yang lebih mengkhawatirkan, kasus kematian yang disebabkan oleh sindrom Brugada sering terjadi secara tiba-tiba, tanpa menujukkan gejala sama sekali. Sindrom Brugada merupakan penyakit langka, yang mana mayoritas penderitanya adalah orang-orang Jepang dan Asia Tenggara. Banyak yang menduga penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit yang diturunkan oleh keluarga. Fakta membuktikan bahwa penyakit ini lebih sering terjadi pada laki-laki berusia remaja dan dewasa. Penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak. Berikut adalah beberapa faktor risiko dari sindrom Brugada: Riwayat keluarga. Jika anggota keluarga yang menderita sindrom Brugada, Anda berisiko tinggi mengalami kondisi ini juga. Jika mutasi yang menyebabkan penyaSumber:

kit ini diketahui, maka Anda dianjurkan untuk melakukan konseling genetik dan skrining genetik untuk mengetahui kemungkinan Anda mengalami sindrom Brugada. - Jenis kelamin laki-laki. Laki-laki dewasa cenderung lebih berisiko sindrom Brugada dibandingkan wanita. - Orang Asia. Sindrom Brugada lebih sering terjadi pada orang Asia (termasuk Indonesia) dibandingkan ras lainnya. - Sering demam. Demam dapat mengiritasi jantung dan merangsang serangan jantung yang dipicu oleh sindrom ini, terutama pada anak-anak.

Sindrom Brugada adalah gangguan jantung yang sangat serius dan menyebabkan irama atau detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Kondisi ini membuat jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal. Jika hal ini terjadi, dampaknya akan sangat fatal dan bisa mengancam nyawa seseorang. Orang yang mengalami

sindrom Brugada jarang terdiagnosis secara dini, karena sindrom ini jarang menimbulkan gejala yang nyata. Sehingga, tidak jarang jika sindrom Brugada dianggap datang secara tiba-tiba. Gejala sindrom ini biasanya baru diketahui jika Anda melakukan pengecekan dengan elektrokardiogram (EKG) atau elektrofisioterapi (EP). Pada EKG ditandai dengan pola abnormal yang disebut dengan pola EKG Brugada tipe 1. Namun, berikut adalah gejala yang dapat menjadi tanda jika Anda memiliki sindrom Brugada: - Pingsan (sinkop) - Detak jantung tidak teratur atau palpitasi - Detak jantung yang sangat cepat dan kacau (serangan jantung mendadak) Pengobatan sindrom Brugada tergantung pada risiko detak jantung abnormal (aritmia). Pemasangan Implantable Cardioverter-defibriallator (ICD) dan terapi obat adalah beberapa bentuk pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita Sindrom Brugada.

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/Brugada-syndrome/basics/definition/con-20034848 http://emedicine.medscape.com/article/163751-overview#a2 http://familyheart.stanford.edu/clinics/Brugada2.html

Dewi Mas

Ana Dewi

kepada sekitar kita,” kata istri chef Henry Bloem ini. Menurutnya, untuk bisa memberikan kasih sayang kepada sesama, kita sebaiknya memulai dengan diri kita sendiri, salah satunya dengan memberikan keseimbangan dalam semua peran. “Saya harus memberikan keseimbangan dalam semua peran yang saya miliki di kehidupan sehari-hari, dan tidak melupakan 1 jam “me time” (waktu untuk diri sendiri). Me time favorite saya: berendam air hangat sambil baca buku favorit ditemani musik Gus Teja ataupun musik relaksasi lainnya simple tapi cukup sebagai “1 hour holiday or relaksasi” buat saya, sebelum tidur,” ujar Group General Manager Alaya Hotels & Resorts ini. Sebagai seorang ibu yang bekerja, ia sudah tidak lagi merasa bersalah meninggalkan anak-anak bekerja, karena skala prioritas tetap kepada mereka, melalui quality time dan keseimbangan. “Week day saya memastikan keperluan anak-anak dan suami di pagi hari terpenuhi dan malamnya, biasanya kami menikmatinya dengan makan malam bersama, nonton bareng, sementara

waktu khusus untuk suami adalah “date night” atau malam dimana hanya saya dan suami pergi berdua tanpa anak,” kata Dewi Mas. Ia mengatakan, hari favorit keluarga adalah hari “kemah keluarga” “Saya, suami dan anak-anak berkumpul dan tidur satu kamar yang kami sebut “kemah keluarga”, baik ini di rumah atau saat kami menginap di hotel sebagai selingan untuk anak-anak. Hari ini tidak tentu, tergantung kapan momentnya,” ucapnya. Selain hari “kemah keluarga”, hari favorit memberikan makna kasih sayang adalah weekend, dimana sebisa mungkin ia menghabiskan waktu bersama keluarga. “Saya belajar melakukan ini dari Ibu saya, yang merupakan role model terbaik saya dalam memberikan “kasih sayang” yang seimbang. Ibu tetap memiliki “me time” sendiri, tetapi ia tetap bisa membagikan kebahagian melalui hal kecil yang ia lakukan walaupun sehari-harinya aktif bekerja. Ibu saya mandiri secara finansial tetapi tidak pernah melupakan perannya sebagai seorang ibu, istri, wanita Bali dengan kehidupan adatnya,” tuturnya Dewi Mas. (Wirati Astiti)

Pesawat Garuda dan Lounge Garuda Bali Post Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln.Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp. (0361) 223958 Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar, Tlp. (0361) 425126 Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 761640 Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542

Hp. 087760050056, 081999275859

Hp. 082236657588


22

Sosialita

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Hujan Pertanda Rezeki Melimpah? Akhir-akhir ini hujan terus mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Rasanya tak ada hari tanpa hujan akhir-akhir ini, mulai dari intensitas rendah, se­ dang, hingga tinggi. Bahkan kini Jakarta --setelah dua tahun tidak banjir-- banjir lagi di sejumlah titik yang dulunya langganan banjir. Menurut BMKG, saat-saat ini memang tengah masuk pada masa puncak musim hujan yang akan berakhir pada Maret 2018 mendatang. Itu sebabnya curah hujan tinggi.

T

api untuk kebanyakan orang beretnis Tionghoa, hujan pertanda baik, apalagi Imlek segera tiba. Tentunya, asal tidak berlebih sehingga menyebabkan Jakarta ‘tenggelam’. Hujan di hari Imlek dipercaya sebagai bertanda ‘rezeki’ yang bakal lancar sepanjang tahun. Benarkah? “Itu kan kepercayaan orangorang tua dulu bahwa kalau hujan bertanda rezeki sepanjang tahun. Kepercayaan itu terus hidup sampai sekarang termasuk di kalangan generasi muda. Tapi hujan yang dipercaya mendatangkan rezeki itu adalah hujan ringan. Bukan hujan yang lebat, apalagi yang turun terus menerus. Sehabis sembayang Imlek kemudian turun hujan gerimis, orang senang karena percaya doanya terkabul,” ungkap seorang penjaga klenteng di Petak Sembilan, Jakarta Barat. Pakar feng shui, Suhu Yo maupun Xiang Yi juga memiliki pandangan serupa. Bahwa hujan dikaitkan dengan rezeki memang itu merupakan kepercayaan yang telah hidup sejak zaman dahulu kala di kalangan masyarakat Cina bahkan hingga kini. Namun, kedua master feng shui itu sependapat bahwa rezeki setiap orang sudah ada jalurnya masing-masing. “Ada atau tidak ada hujan, setiap manusia sudah ada rezekinya masing-masing, enggak ada hubungannya dengan hujan,” ungkap Suhu Yo. Justru , katanya, makan ikan di kala Imlek lebih dipercaya sebagai lambang rezeki. “Jadi bukan hujan tapi memakan ikan. Itu pun bukan makan asal makan. Tapi memakan bagian atas ikan,” kata Suhu Yo. Terkait hubungan hujan saat Imlek dan rejeki juga diungkap Suhu Xiang Yi. Seperti halnya Suhu Yo, dia juga berpendapat sesungguhnya garis peruntungan masing-masing orang sudah ditetapkan sesuai dengan kelahirannya. Itulah yang menentukan kehidupan dan peruntungannya. “Jadi bukan soal hujan atau tidak hujan saat Imlek,” ucapnya. Imlek sendiri bukanlah perayaan hari besar keagamaan namun hanyalah tradisi yang berasal dari Cina dan dirayakan oleh semua bukan hanya mereka yang

beragama Konghucu. “Mereka yang beragama lain pun kalau dia merupakan keturunan Tionghoa kebanyakan ikut merayakan Imlek,” katanya. Meski hujan selalu mengguyur namun sejumlah tempat yang menjual pernak-pernik Imlek tetap semarak dan padat pengunjung. Di Mangga Dua Mal, Pasar Pagi maupun pasar Petak Sembilan ramai didatangi pembeli yang khusus mencari pernak

Eka Wiryastuti

Semarak pernak pernik imlek

pernik, khususnya yang berkaitan dengan shio ‘Anjing Tanah’ 2018. “Ya lumayanlah, tetap ramai. Kalau nggak hujan mungkin bisa lebih ramai lagi,” ucap Maman, penjaga lapak lampion. Harga lampion, tergantung ukuran dari puluhan ribu sam-

pai ratusan ribu rupiah yang berukuran besar. “Tapi nanti sehari menjelang Imlek biasanya kita kasih diskon besar bisa sampai 50% lebih khususnya yang berlambang ‘Anjing Tanah’ karena lampion yang pakai simbol itu tidak bisa disimpan lama. Tahun

depan kan nggak mungkin jual lampion simbol anjing karena shionya bukan itu. Tapi kalau lampion atau pernak-pernik yang bersifat netral ya tetap bisa disimpan, diskonnya biasa saja maksimal 30-40%,” ungkap Maman. (Diana Runtu)

Tina Toon, artis yang kerap kebanjiran job menjelang Imlek mengaku, kepercayaan hujan saat Imlek berarti rezeki diyakini oleh kebanyakan etnis Tionghoa. “Maksudnya hujan biasa saja, seperti gerimis gitu loh. Bukan yang lebat sampai banjir-banjiran ya,” tambah Tina. Tapi, ujarnya, apapun itu, hujan ataupun tidak, dirinya juga kebanyakan orang menyambut kedatangan Imlek dengan suka cita. Malah, katanya, hujan dan banjir saat Imlek bukan hal yang asing baginya. Dirinya tinggal di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara yang termasuk daerah langganan banjir. “Dulu malah kita sering kebanjiran. Pas Imlek rumah di kepung banjing nggak bisa kemana-mana,” ucapnya. Yang paling parah dan tak terlupakan adalah banjir bandang tahun 2014 lalu. “Aduh itu pas Imlek, bener-bener parah. Banyak kawasan di Jakarta terendam termasuk Kelapa Gading (kawasan rumah Tina). Jadi ya kita banjir-banjiran hahahha. Aku dan keluarga sampai harus ngungsi ke apartemen. Tapi kita tetap bisa kok merayakan Imlek meski kondisi saat itu banjir,” ungkap mantan penyanyi cilik yang namanya melejit sejak menyanyikan lagu anak-anak ’Bolo-Bolo’. Hujan atau tidak hujan, lanjut pemeran film ‘Cinta Dalam Kardus’, dirinya selalu menyambut kedatangan Imlek dengan suka cita. Betapa tidak, saat Imlek adalah saatnya berkumpul semua keluarga bahkan keluarga besar. Hari-hari biasa masing-masing sibuk dengan aktivitasnya, saat Imlek, semua rutinitas dilepaskan. “Imlek momen spesial. Kita semua bisa kumpul, makan

bareng, ngobrol-ngobrol, dll. Itu sebabnya aku sangat menunggu-nunggu,” ujar gadis kelahiran 1993 ini. Tradisi keluarganya setiap malam Tahun Baru Imlek adalah kumpul makan bersama. Keesokannya kami juga kumpul makan bersama, biasanya saudara-saudara juga datang. “Jadi saudarasaudara yang sudah lama tidak bertemu, biasanya bertemu saat Imlek,” ujar Tina. Untuk malam Tahun Baru Imlek kali ini dia akan datang terlambat (ke rumah) karena ada job manggung di sebuah hotel di bilangan Jakarta Pusat. “Aku dapat job menghibur tamu-tamu dalam rangka Imlek. Habis itu pulang ke rumah kumpul keluarga,” ujarnya. Soal angpao, kata Tina, karena dia belum berkeluarga dia tidak bisa membagi-bagikan angpao pada para keponakannya. “Meski punya penghasilan sendiri aku nggak bisa bagi-bagi angpao karena masih lanjang. Justru aku yang dapat angpao hahaha,” kata Tina. (Diana Runtu)

Aneka kue khas imlek

nilah yang sedang diperjuangkan Bupati Tabanan, Eka Wiryastuti. Perjuangan kasih yang ia lakukan dalam berbagai bidang. Eka baru saja meresmikan Layanan Publik Terintegrasi yang diberi nama Taman Serasi, merupakan pelayanan publik terintegrasi digital pertama di Indonesia. Program ini diresmikan, Rabu (7/2). Taman Serasi adalah layanan satu pintu yang bisa memberikan layanan berupa perizinan dan non-perizinan, seperti surat keterangan usaha, surat ­ketera­ngan tidak mampu, surat ­keterangan kematian, surat pindah antar kecamatan, perubahan data dan cetak KK, pencetakan KTP dsbnya. “Taman Serasi ini adalah sebuah mesin anjungan mandiri, prinsip ­kerjanya seperti ATM bank, jadi kita melakukan transaksi secara mandiri dengan mesin. Kebutuhan yang kita perlukan langsung kita dapatkan sete­ lah melakukan transaksi di anjungan. Tinggal memasukkan NIK, apa yang kita perlukan bisa langsung di-print,” ujarnya. Ia sangat yakin, dengan program, ini tentu bisa mempersingkat birokrasi pelayanan dan mencegah terjadinya pungutan liar. Hal ini jelas sangat membantu masyarakat dalam mengakses pelayanan publik. Menurutnya, layanan ini termasuk bagian dari smart city, tapi ia ingin smart city tidak hanya mencakup e-government, tapi di ruang lingkup kecamatan juga bisa dimudahkan dengan teknologi. Jadi intinya, kata dia, efektif dan efisien. “Saya sudah pasang server di kecamatan. Untuk saat ini Kerambitan sebagai pilot project. Tahun 2019 kami akan coba di Kediri, Tabanan, dan Marga, dan memang semua ber­tahap. Setelah 15 desa siap, rencananya program ini ada di Google Play dan bisa diunduh penduduk Tabanan,” kata Eka Wiryastuti. Ia menambahkan, semua anjungan akan dibangun di Kantor Camat. Jadi, masyarakat yang ada keperluan, bisa datang kapan saja, malam hari atau hari raya, tidak harus menunggu pegawai yang mengurus, karena tinggal masukkan NIK semua bisa dikerjakan sendiri.

3

Perjuangan Kasih

I

Kumpul dan Makan Bersama

Tina Toon

Kasih sayang tidak hanya dilakukan saat hari Valentine. Kasih sayang seharusnya, dilakukan setiap hari dan setiap saat. Sebagai seorang pemimpin, dalam mewujudkan kasih­ nya kepada rakyat, harus diimplementasikan de­ ngan membuat program yang menyejahterakan masyarakat.

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Eka Wiryastuti dipercaya menjadi pembicara Sekolah Calon Kepala Daerah PDI-P

Perjuangan Kasih juga dilakukan Eka Wiryastuti ketika dipercaya menjadi pembicara dalam sekolah calon kepala daerah PDI-P. Di depan 91 peserta calon kepala daerah dari seluruh ­Indonesia, ia berbagi pengalaman dan memberi motivasi dan kiat sukses menjadi pemimpin. Dengan tema, Investasi Hati dengan Semangat Gotong-Royong Melahirkan Trisakti, ia memberikan semangat kepada calon kepala daerah, bahwa dalam kepemimpinannya, ia lebih ­b anyak mengedepankan semangat gotong royong. “Saya jadikan contoh jalan partisipatif infrastruktur yang dilakukan gotong royong bersama masyarakat Tabanan. Saya yakin, Tabanan bisa kabupaten lain pasti juga bisa. Sudah ada 45 Kabupaten yang belajar ke Tabanan,” kata Eka Wiryastuti. Dalam kesempatan itu, ia membagikan buku “Investasi Hati”, yang bercerita tentang pengalamannya membangun Tabanan. “Saat sebagai pembicara, saya tekankan kepada mereka, mau sehebat apapun, mau seberapa banyak suara yang didapat, tapi kalau tidak punya hati, tidak akan bisa membuat program yang baik. Tidak harus dengan uang banyak karena semua tidak mudah digapai tanpa dengan hati. Intinya, ajak rakyat itu berkoalisi dan ikut memiliki. Seperti membuat jalan beton, rakyat Tabanan mau bergotong royong,” imbuhnya. Eka Wiryastuti mengatakan, buku “Investasi Hati”, murni sosial karena ia gunakan untuk membiayai anak yatim. Dengan dipercayainya ia sebagai pembicara, ada hal positif yang ia dapatkan. “Yang membuat saya semangat, karena keberadaan saya bermanfaat bagi orang lain. Minimal keberadaan saya ini bermanfaat, bagi mereka yang akan menjadi pemimpin. Karena tidak selamanya saya menjadi pemimpin. Bukan saya pintar, tapi saya ingin berbagi pengalaman dari memimpin Tabanan dengan PAD sangat keBercengkrama bersama keluarga cil, masyarakat heterogen di sela-sela kesibukan sebagai Bupati

Meninjau Rumah Sakit Nyitdah

dan keras, politik yang rentan, syukur saya bisa selamat dan dicintai rakyat Tabanan,” ucapnya. Ia juga menekankan, pentingnya budaya karena napas budaya yang membuat kita bersatu. “Makanya, saya juga ikut belajar nari rejang agar

bisa ikut menari bersama rakyat. Saya berusaha belajar. Tidak ada sekat dengan rakyat, ada rasa saling memiliki. Kuncinya hati, rakyat ini perlu sentuhan hati,” ujarnya. Untuk tahun 2018, ia juga fokus di bidang kesehatan. Ia sedang mengencarkan pengembangan pembangunan RS Nyitdah. Saat ini, kapasitas RS Nyitdah 200 bed. “Kami perlu 450 bed. Itu yang akan menjadi prioritas. RS Nyitdah juga akan dibuat menjadi RS bertaraf internasional, dengan sarana dan teknologi yang lebih maju, selain melayani pasien BPJS. Kebetulan RS Nyitdah juga mendapat mesin hibah dari Jepang untuk cuci darah sehingga cuci darah di sana murah. Selain itu, rencana juga akan dikembangkan stroke centre, estetika, operasi plastik, dll,” jelas Eka. Dengan lahan 7 hektar, RS Nyitdah tentu dapat memberikan ­pelayanan publik yang maksimal. Ia mengatakan, saat ini, di Tabanan ada 4 puskesmas rawat inap, ke depan, ia berharap, 22 puskesmas juga akan

Eka Wiryastuti

dikembangkan agar mampu melayani rawat inap. Jadi, tidak semua harus ke kota mencari rumah sakit. Operasi kecil bisa ditangani di masing-masing puskesmas kecamatan. (ast)

Peluncuran layanan publik digital anjungan Mandiri

Dalam Kasih harus Adil

Selain urusan kesehatan, sektor ekonomi juga menjadi catatan penting. Ia mengatakan, tahun ini ada kontrak kerja sama dengan toko modern. “Sebanyak 127 toko modern, harus mengakomodir 30 persen produk lokal masyarakat yang ditampung di Bumda dan Bumdes,” kata Eka. Pengembangan Bumda dan Bumdes, dilakukan di berbagai bidang. Tidak hanya di sektor pertanian dan produk olahan, juga di pariwsata dan

kuliner. Seperti pengembangan food court di areal Tanah Lot, yang menampung warung kaki lima. Beberapa lahan tidur akan dicarikan investor dan ­bekerja sama dengan Bumda yang artinya tetap dimiliki rakyat Tabanan. Sedangkan, untuk urusan ­infrastruktur, ia masih menyisakan PR sebanyak 200 kilometer. Ia berharap, mudah-mudahan di tahun 2019 urusan jalan semua sudah selesai. Eka Wiryastuti berharap, dengan perjuangan kasih, ia mampu me-

nyejahterakan masyarakat Tabanan. Dalam berbagi kasih, ia berusaha adil. “Di dalam kasih harus ada adil. Kalau kita hanya kasih dengan satu orang itu bukan kasih. Kita tidak bisa kasih dengan satu kelompok. Ber­ bagi kasih berusaha adil, dan tidak menunggu Valentine saat mengucapkan sayang. Valentine itu hanya untuk mengingatkan manusia perlu kasih yang tulus. Menurutnya, pemimpin juga harus mencintai dirinya sendiri. Artinya, jangan sampai terkontrol oleh kekuasaan sehingga lupa dengan mencintai diri sendiri. Pemimpin harus kuat, sehingga ia harus bisa menjaga dirinya termasuk kesehatannya agar tetap sehat dan bisa berjuang untuk rakyat. (ast)

Ikut berpartisipasi menari rejang bersama masyarakat Tabanan


4

Inspirasi

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

PUTI GUNTUR SOEKARNO

Bercita-cita Jadi Seniman

Seperti sang kakek, Bung Karno, maka darah seni pun mengalir deras di diri sang cucu, Puti Guntur Soekarno. Putri semata wayang Guntur Soekarnoputra itu bahkan saat remaja sempat bercita-cita menjadi seniman.

“Y

a, itu benar…. A kti vita s s a y a di luar sekolah, lebih banyak dihabiskan untuk menekuni dunia seni. Saya belajar melukis, belajar menari, belajar piano…. Saya pikir ketika itu, masa depan saya di dunia seni,” ujar Puti. MALAH JADI POLITIKUS Manusia berencana, tapi garis hidup menuntut ke arah lain. Alihalih melanjutkan kuliah di akademi atau institut seni, Puti justru diterima di Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Administrasi Negara. “Seiring waktu, perhatian pun beralih ke soal-soal politik. Eh… akhirnya jadi politikus,” ujar ibu dua anak itu seraya menambahkan, “yaaa…. Mirip eyang

Karno ya? Cita-cita seniman, kuliah teknik, akhirnya jadi politikus dan presiden pertama Indonesia.” Wanita lembut-tapi-tegas itu, kemudian bergabung ke PDI Perjuangan yang dipimpin Megawati Soekarnoputri yang tak lain adalah tantenya sendiri. Akan tetapi, keliru jika menduga duduknya Puti di DPR RI selama dua periode berturut-turut, semata-mata karena status hubungan keponakantante. Dalam banyak hal, Puti berjuang seperti halnya kader partai yang lain. Termasuk ketika harus turun ke daerah pemilihan (Dapil) Jabar X (Kuningan, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran), tempat ia ditugaskan. Selama masa kampanye, Puti dan suami, Joy Kameron tak segansegan turun ke jan-

tung rakyat. Berdialog langsung dan menyerap aspirasi mereka. Bahwa kemudian masyarakat mengetahui ia adalah cucu Bung Karno, itu soal berikutnya. Tetapi, ia bekerja sangat keras untuk tidak sekadar mengusung nama besar sang kakek. “Bung Karno adalah kakek saya. Guntur Soekarnoputra adalah ayah saya. Tugas saya bukan membebani nama besar mereka, melainkan seberapa pantas saya menyandang nama Soekarno,” tegasnya. Komitmen dan sikap itu yang ia bawa hingga detik ini. Pantang baginya membawa-bawa nama besar Bung Karno, jika dirinya hanya menjadi beban atau justru mempermalukan para leluhurnya. “Saya senang jika pada akhirnya dikenal dan dipercaya rakyat, lebih karena kemampuan saya, bukan semata karena embelembel nama kakek dan ayah, dan itu yang selalu ditekankan ayah kepada saya,” ujar Puti lagi. Tak heran, jika banyak wakil rakyat yang menanti-nanti masa persidangan atau menunggu saatsaat kunjungan kerja ke luar negeri, maka Puti justru sangat menanti saat-saat reses. Sebab, itu artinya ia bisa segera meluncur ke Kuningan, Ciamis, Banjar dan Pangandaran untuk bertemu konstituennya. Bahkan, Puti sudah punya semacam “ritual” khusus setiap “pulang kandang” ke basis massa tempat ia dipilih. Seperti saat mengunjungi Tatar Galuh bersama Komunitas Tani Puspa Seruni di Kabupaten Ciamis beberapa waktu lalu. Sebagai wakil rakyat ketika itu, ia berbaur dengan masyarakat petani. Massa Marhaen sesungguhnya. Ada kebiasaan Puti saat menikmati suasana bersama rakyat. Seperti, kebiasaan memesan tape goreng, untuk kudapan bersama kopi atau teh sesampai di sana. Kebiasaan lain, mampir di bakul surabi di sekitar Pangandaran. Bahkan pernah suatu kali, ia spontan membaur ke warga desa dan mengajak ngeliwet bareng, kemudian masuk dapur warga dan membuat sambal terasi. Ibu-ibu yang tanggap, langsung menyiapkan lalapan.

Sebagian lain, spontan menyiapkan menu ikan asin. Sejumlah bapak-bapaknya juga spontan mengunduh beberapa butir kelapa muda. Lalu, mereka makan bareng, “Ya, itu sungguh luar biasa.... Momenmomen yang selalu saya rindukan,” ujar Puti Guntur sambil tersenyum manis. Tak heran bila Puti menjadi sosok yang dinanti kehadirannya. Bukan saja ibu-ibu dan remaja, tetapi Puti Guntur juga kaum sepuh. “Ingatan warga akan sosok Eyang Karno begitu kental. Saya sering kewalahan meladeni ajakan diskusi seputar masa-masa kepemimpinan eyang. Di sisi lain saya sadar, ada semacam kerinduan mereka akan ruh Bung Karno,” katanya. Begitulah. Dan kini, wanita kelahiran Jakarta 26 Juni 1971 itu ketiban sampur, mendapat tugas mendadak dari partai untuk menjadi calon wakil gubernur Jawa Timur, mendampingi “Gus Ipul” Saifullah Yusuf. “Ketika ada proses seleksi di internal partai, saya memang sempat ikut proses seleksi. Tetapi, pikiran saya untuk wilayah Jawa Barat. Akan tetapi partai menugaskan saya ke Jawa Timur. Saya kira tidak masalah, saya siap,” ujar pemilik nama lengk a p : Puti Pramathana Puspa

“Entahlah… apa ini yang dinamakan jalan Tuhan. Saya mewakili masyarakat Jawa Barat di DPR RI. Kita tahu, Jawa Barat adalah medan perjuangan Bung Karno sejak kuliah di THS atau ITB sekarang, hingga mendirikan PNI lalu dijebloskan ke penjara oleh pemerintah colonial Belanda. Kemudian, dari Jawa Barat, saya mendapat tugas menjadi Cawagub Jawa Timur. Sangat tidak pernah saya duga....” PUTI GUNTUR SOEKARNO

Soekarno Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri. Baginya, Surabaya atau Jawa Timur bukan daerah yang asing. “Eyang Karno lahir di Surabaya. Jazad beliau dimakamkan di Blitar. Jadi… buat saya, penugasan menjadi Cawagub Jawa Timur tak ubahnya menapak tilas jejak-jejak eyang Karno,” pungkasnya. Bung Karno berdarah Jawa Timur. Darah itu pula yang mengalir pada diri Guntur Soekarnoputra, ayahandanya. Dan itu artinya, darah Jawa Timur juga yang mengalir di tubuh seorang Puti, sebagai putri semata wayang Guntur. “Entahlah… apa ini yang dinamakan jalan Tuhan. Saya mewakili masyarakat Jawa Barat di DPR RI. Kita tahu, Jawa Barat adalah medan perjuangan Bung Karno sejak kuliah di THS atau ITB sekarang, hingga mendirikan PNI lalu dijebloskan ke penjara oleh pemerintah colonial Belanda. Kemudian, dari Jawa Barat, saya mendapat tugas menjadi Cawagub Jawa Timur. Sangat tidak pernah saya duga. Jika Tuhan berkehendak, maka inilah kesempatan saya sebagai cucu Bung Karno mengabdi bagi masyarakat Jawa Timur, bumi di mana Bung Karno dilahirkan dan dimakamkan,” ujar Puti yang penyayang kucing itu. Satu hal yang pasti, Puti paham benar konsekuensi ketika terjun ke ranah politik. Benar, bahwa ia diusung oleh partai politik. Ada keinginan yang besar dari dasar hatinya, untuk kemudian mengenyahkan semua atribut kepartaian, manakala ia duduk menjadi wakil gubernur. (Diana Runtu)

Mandalika

Wagub NTB Resmikan BPSDM

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Nusa Tenggara Barat dipercaya oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) RI sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) sebagai tempat pelatihan pengadaan barang/jasa Unit Layanan Pengadaan (ULP) se-Indonesia. BPSDM tersebut diresmikan oleh Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH., M.Si, di Mataram minggu lalu. Dengan begitu, Provinsi NTB kini menjadi salah satu daerah di Kawasan Indonesia Timur yang memiliki pusat pelatihan unggulan pengadaan barang/jasa yang telah dinilai secara nasional sebagai pusat pelatihan yang berstandar nasional.

Wakil Gubernur NTB pada peresmian Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang pengadaan barang jasa

D

engan dipilihnya NTB sebagai salah satu Provinsi di Indonesia Timur yang memiliki Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang pengadaan barang jasa ini, diharapkan akan mampu menghasilkan aparatur yang berkompeten dalam bidang pengadaan barang/jasa di Indonesia khususnya di NTB. “Dengan adanya aparatur pengendali yang profesional akan mampu meminimalisir potensi-potensi pelanggaran yang akan berisiko terhadap sangkutan hukum, baik perdata maupun pidana terhadap proses pengadaan barang jasa di daerah,” ungkap Muh. Amin. Wakil Gubernur NTB ini berharap kepada pemangku amanah yang ada di NTB, untuk tidak perlu takut dalam mengambil kebijakan pembangunan terutama dalam proses pengadaan barang/jasa, apabila telah sesuai dengan mekanisme dan aturan yang ada. Ke

depannya sistem elektronik dalam proses pengadan barang jasa akan terus disempurnakan. Dengan sistem pengadaan elektronik yang telah berjalan saat ini, dinilainya telah mampu menghindari praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam proses pengadaan barang/jasa. “Selain pengadaan sistem elektronik, ke depan juga perlu ditingkatkan dalam proses pengurusan administrasinya. Tidak boleh

lagi pengurusan administrasi yang berkaitan dengan pengadaan barang jasa prosesnya berbelit-belit, terutama di NTB sebagai pusat pelatihan unggulan pengadaan barang/jasa di Indonesia ini,” katanya. Deputy Executive Bidang Program Millennium Challenge Account Indonesia (MCAI) Lukas Laksono Adhyaks mengungkapkan bahwa tenaga pendidik yang ada di BPSDM NTB saat ini berasal dari dalam dan luar negeri dan pesertanya berasal dari ULP seluruh Indonesia. Selain itu, BPSDM NTB sebagai pusat pelatihan unggulan pengadaan barang jasa dikelola oleh putraputra daerah. Menurut Lukas keberadaan MCAI telah banyak mendukung pemerintah terutama dalam proses pengadaan barang/ jasa. Harapannya, BPSDM NTB ini akan menjadi Center Exellent untuk ditularkan ke daerahdaerah lain di Indonesia. Untuk itu, dengan adanya BPSDM NTB sebagai pusat pelatihan unggulan pengadaan barang jasa, NTB akan menjadi garis terdepan dalam hal pendidikan pengadaan barang/ jasa. (Naniek I. Taufan)

Bahasa untuk Komunikasikan Gagasan

Pergaulan global saat ini yang terus berjalan, dimana antara satu bagian dunia dengan dunia lain seakan tidak memiliki jarak. Karenanya, penguasaan bahasa menjadi salah satu faktor kesuksesan seseorang dalam menguasai pergaulan dan interaksi global tersebut. “Bahasa itu sangat perlu, agar kecerdasan anakanak kita, tidak hanya berguna untuk dirinya sendiri, tetapi juga akan bermanfaat bagi orang lain, masyarakat, agama dan bangsa,” ujar Gubernur NTB, Dr TGH. M. Zainul Majdi, saat membuka kegiatan English Competition

di TK & SD IT Cirebon Islam School (CIS) Full Day, beberapa waktu lalu. Sembari menitipkan pesan kepada para orangtua dan guru yang mendampingi anakanaknya mengikuti kegiatan tersebut, agar para orangtua dan guru senantiasa menyiapkan anak-anak mereka dengan bekal yang cukup, berupa penguasaan bahasa yang mumpuni, Majdi mengilustrasikan bahwa para pemimpin bangsa yang pernah hadir dan memimpin Indonesia ini, mulai dari Presiden Soekarno hingga saat

ini Presiden Ir. Joko Widodo merupakan tokoh-tokoh yang memiliki kecerdasan verbal. Melalui kecerdasan verbal itu, para pemimpin dapat berkomunikasi dengan masyarakat luas, tidak hanya di Indonesia namun juga dunia. “Dengan bahasa, kita dapat mengomunikasikan gagasan untuk kepentingan masyarakat banyak,” katanya pada kegiatan yang dihadiri Ketua Yayasan, Dr. Dede muharam,Lc. MA. Ia mengingatkan kepada seluruh peserta kompetisi agar bersaing secara sehat untuk

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

21

Peluncuran Kampung Zakat oleh Menteri Agama Republik Indonesia

Perlu Strategi Zakat Mengedepankan transparansi dalam mengelola zakat agar publik yakin bahwa zakat yang dikeluarkan benarbenar tersalur secara tepat guna dan tepat sasaran, demi kemaslahatan umat. Hal inilah yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh seluruh aktivis lembaga amil zakat yang ada di Indonesia. Kiprah Forum Zakat Nasional yang telah menggagas program sertifikasi bagi amil atau orang yang mengelola zakat disambut baik oleh Menteri Agama RI, H. Lukman Hakim Saifuddin. Ia berharap, para amil dan aktivis zakat akan semakin profesional dalam tugasnya, sehingga zakat benar-benar dapat diterima oleh yang berhak. “Masalah trust atau kepercayaan itu sangat penting. Jika umat sudah mempercayakan penyaluran zakatnya melalui lembaga, maka Insya Allah zakat dapat diterima oleh yang berhak, dan dapat mendukung upaya pengentasan kemiskinan secara nasional,” kata H. Lukman Hakim pada acara Musyawarah Nasional Forum Zakat ke-8 yang dirangkaikan dengan peluncuran secara resmi kampung zakat oleh Menteri Agama Republik Indonesia di Mataram minggu lalu. Kampung zakat tersebut ada di Dusun Longserang Timur, Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB yang merupakan pilot project kampung zakat. Karena kampung merupakan bentuk nyata sumbangsih forum zakat yang ingin memberikan amal nyata dan produktif, yang langsung bisa dirasakan warga masyarakat. Zakat tidaklah semata-mata menyangkut orang miskin, namun juga merupakan pembersih diri serta harta bagi yang mengeluarkannya. Karena itu, peran para pegiat zakat untuk memberikan pemahaman masyarakat tentang esensi zakat sangat dibutuhkan, termasuk bagaimana sebuah lembaga zakat mengelola zakat secara profesional untuk pemberdayaan ekonomi umat. Apalagi zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang sudah menjadi bagian dari keyakinan umat muslim. Demikian diungkapkan Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH .M. Zainul Majdi, pada pembukaan kegiatan yang membahas tiga isu penting, yakni kolaborasi dalam menjalankan program kerja, upaya peningkatan kapasitas melalui sertifikasi amil dan yang ketiga berkaitan dengan regulasinya ini. “Saya mengajak saudara-saudara para amil zakat untuk mengapresiasi diri, karena pilihan menjadi amil zakat, Insya Allah adalah tugas yang mulia,” ungkap Majdi. Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dr. KH Ma’ruf Amin menyampaikan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan zakat, yakni terkait strategi dan regulasi yang digunakan untuk mendukung peningkatan zakat, termasuk peta dan potensi zakat. “Mungkin banyak yang belum berzakat atau banyak yang sudah berzakat, tetapi belum disalurkan. Di sinilah perlunya strategi. Kalau ingin masyarakat kuat, pemberdayaan ekonomi umat juga harus maksimal,” katanya. (Naniek I. Taufan)

mencapai keberhasilan. Selain secara sehat, berkompetisi harus dibangun dengan kompetisi yang mencerdaskan serta melewati proses atau tahap yang sesuai. “Bagi saya, seluruh peserta yang mengikuti kompetisi ini adalah semua para juara,” katanya menyemangati ratu-

san peserta tersebut. Karena itu, selain memberikan bekal bahasa yang baik, ia mengajak seluruh orangtua dan guru untuk menumbuhkan semangat bersaing yang mencerdaskan. “Kita perlu membangun generasi yang mampu bersaing secara sehat,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Tiga puluh tahun mengabdi sebagai pendidik bagi kaum tuna netra, Sriyanti semakin memaknai keberuntungan hidup yang diberikan Allah SWT kepada dirinya. Peristiwa demi peristiwa yang dilaluinya bersama para penyandang disabilitas (netra) ini mengajarkan ia rasa bersyukur yang bertambah di setiap hari, bahwa ia terlahir dengan indra mata yang sempurna.

Sriyanti

Inspirasi

Temukan Passion

Kebetulan Jadi Berkah

Mereka yang sedang berada di puncak karier ­memerlukan proses untuk menggapai kesuksesan. Kesuksesan ­mereka tidak datang serta merta melainkan melalui sebuah perjuang­an yang panjang. Hal ini juga di­ceritakan oleh Made Hermawati Diah Pertiwi, S.E., yang saat ini ­tengah ­menjabat sebagai Pimpinan KCP Bank CIMB Niaga ­Singaraja.

M

M

elihat kaum tuna netra yang begitu kuat menjalani hidupnya, juga mengingatkan ia bahwa ujian-ujian yang diberikan Allah SWT kepada manusia yang dianugerahi indera penglihatan sempurna, tidaklah seberapa dibandingkan dengan yang mereka hadapi. Tetapi terkadang manusia normal terlalu banyak mengeluh meski diberi sedikit ujian. “Kita terlalu banyak mengeluh pada ujian yang sesungguhnya tidak seberapa beratnya dibandingkan dengan mereka yang tuna netra. Mereka yang tuna netra justru biasa-biasa saja dan bisa menerima apa yang telah ditakdirkan atas hidupnya itu. Ternyata ada yang ujiannya lebih berat dari kita yang normal,” ujar Sriyanti. Kepala SLB A YPTN ­Mataram ini mengaku banyak belajar dari anak-anak didiknya di SLB khusus bagi tuna netra ini. Di sepanjang waktu pengabdiannya itu ia telah melewati suka dan duka bersama kaum tuna netra itu. Namun begitu, memaknai benar tugasnya mendidik anak-anak tuna netra membuat ia merasa seluruh kebersamaannya dengan anak-anak ini merupakan waktu yang dipenuhi suka saja. Itu disebabkan karena sejak awal berkarir Sriyanti memang memilih mengabdikan hidupnya bagi tuna netra. “Rasanya hanya suka yang ada, dukanya tidak terasa karena saya memang memilih mengajar mereka yang

tuna netra,” kata Sriyanti yang berasal dari Yogyakarta ini. Terjun ke dunia pendidikan bagi tuna netra awalnya bukan tujuan Sriyanti dalam pilihan karirnya, melainkan hanya kebetulan semata. Namun kebetulan itu baginya menjadi berkah dalam hidupnya. Berkah ia bisa setiap hari belajar dari anak-anak didiknya. Bermula dari ketika di masa Sekolah Pendidikan Guru di Yogyakarta yang ditempuhnya, ia selalu lewat Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) di daerah Kalibayan Wates Yogyakarta. LADANG AMAL DI DUNIA DAN AKHIRAT Setiap kali lewat situ ia selalu penasaran dengan aktivitas pendidikan di tempat itu. Tiap kali mengintip aktivitas di dalam kompleks SGPLB yang juga ada SDLB dan SMPLB di dalamnya itu, terasa baginya ada yang aneh dan ada juga yang unik. Dari sanalah ia bertanya-tanya dan mendapatkan informasi bahwa di tempat itu adalah ladang amal bagi dunia dan akhirat. Sriyanti pun terpanggil untuk mengabdikan dirinya bagi mereka yang memiliki kekurangan ini. Lulus SPG Sriyanti lalu mendaftarkan diri untuk kuliah D2 di SGPLB tersebut. Saat masuk itu ia tidak tahu apa-apa tentang dunia orang buta. Ia datang hanya untuk sebuah niat kelak di bidang inilah ia bisa mengabdikan dirinya, di tempat ladangnya amal bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Sesungguhnya ia tidak secara khusus memilih jurusan untuk tuna netra, melainkan karena ketidaktahuannya. Karena itulah, tanpa gambaran apa-apa tentang pendidikan di SGPLB ini, saat pertama kali masuk kelas ia diminta memilih kelas A, B, C, D, E. Tanpa pikir panjang ia langsung memilih kelas A. dalam bayangannya, kelas A itu adalah

kelas pengenalan tingkatan yang paling awal. “Saya langsung memilih kelas A karena saya pikir kelas itu adalah kelas pengenalan tingkatan paling bawah agar saya bisa belajar-belajar dulu tentang dunia tuna netra barulah kemudian nantinya naik ke kelas B, C dan seterusnya. Tetapi ternyata pilihan itu sudah langsung menuju penjurusan,” ujarnya. Di sanalah Sriyanti menyadari bahwa ketidaktahuannya memilih kelas A itu telah digariskan Allah SWT bagi dirinya untuk mengabdi bagi mereka yang tuna netra. Kelas A adalah jurusan tuna netra. Kelas B jurusan bisu dan tuli. Kelas C jurusan tuna grahita/ mental, kelas D jurusan tuna Daksa, serta kelas E jurusan tuna laras (anak-anak yang nakal). Di masa awalnya menempuh pendidikan SPGLB kelas A ini Sriyanti juga satu kelas dengan mahasiswa ada 4 orang yang tuna netra. Sembari mengikuti perkuliahan Sriyanti juga belajar

langsung bergaul dan melihat cara 4 mahasiswa itu beraktivitas. Hari-hari perkuliahan ia isi dengan terus belajar merespons tuna netra. Dan ketika ia pertama kali melakukan PKL di ruang belajar anak-anak tuna netra, Sriyanti merasa lucu namun ia begitu terenyuh melihat anakanak yang tidak bisa melihat itu membaca koran. “Hati saya terenyuh, ternyata koran itu bukan sedang mereka baca melainkan untuk belajar menulis braille,” ujarnya. Selama belajar di SPGLB inilah Sriyanti mendapat ilmu mendidik penyandang tuna netra. Hal inilah yang membuatnya mengaku tidak mendapatkan kesulitan secara teknis ketika kemudian harus benar-benar mengajar mereka yang tidak bisa melihat. “Tidak ada beratnya mengajar mereka yang tuna netra karena bekal ilmu yang saya peroleh saat pendidikan itu sudah lengkap,” kata Sriyanti yang juga membekali diri

enurut perempuan yang akrab disapa Herma ini, kesuksesan setiap orang tidak didapat dengan instan melainkan melalui sebuah perjuangan dan pengorbanan. Mengawali karier di dunia perbankan sejak 1993, Herma sudah memiliki berbagai pengalaman diberbagai Bank dengan posisi yang beragam pula. Sebelum menjabat, perempuan yang mudah bergaul ini mengaku menjalani setiap prosesnya dari bawah. “Mengawali karier saya hanya sebagai tukang sortir uang yang pada akhirnya terus membawa saya untuk mencintai pekerjaan di dunia perbankan,” jelasnya. Di tengah perjuangannya meniti karier, rupanya Herma juga dihadapkan pada sebuah pilihan yang menuntut pengorbanannya. Setelah sempat bekerja di beberapa Bank, dirinya terpaksa resign akibat terbentur kontrak hamil dan terpaksa kembali ke kampung halaman. “Sempat berhenti dan pulang kampung, kebutulan saat itu saya sedang hamil dan mertua juga sakit,” kenangnya. Namun, rupanya Tuhan masih memberikan ia jalan sehingga dirinya mendapat tawaran dari relasi untuk kembali bekerja di bidang perbankan. Memiliki pengalaman kerja di bidang perbankan selama 25 tahun, tentu ada masa-masa jenuh yang dirasakan oleh ibu dari dua anak ini. Menurutnya tahun-tahun jenuh hingga membawa keputusasaan dalam pekerjaan saat dirinya sudah memasuki masa kerja ditahun ke 10 hingga ke 15. Meskipun Herma sangat menyukai pekerjaannya akan tetapi rasa jenuh tetap tidak bisa dihempasnya yang pada akhirnya membawa keinginan untuk

keikhlasan dan kesabaran yang lebih dalam mengabdikan dirinya bagi kaum disabilitas ini. Setelah lulus dari SPGLB di tahun 1986 dan berhasil pula lulus sebagai pegawai negeri tahun 1987, Sriyanti lalu ditempatkan di Lombok sebagai pengajar di SLB A YPTN Mataram. Di sinilah pengabdian Sriyanti bermula hingga hari ini. Dan sejak tahun 2016 ia memimpin sekolah yang memiliki 27 siswa berkebutuhan khusus ini. Meski tidak memiliki latar belakang keluarga yang tuna netra, dukungan justru datang dari keluarganya. Bahkan salah seorang puteranya Gigih Aditya kini mengikuti jejaknya kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta dengan mengambil jurusan Pendidikan Luar Biasa. “Anak saya ini sejak kecil sering saya bawa saat saya mengajar, jadi dia tertarik untuk mengajar seperti saya,” kata perempuan kelahiran 10 April 1966 ini.

Sriyanti bersama murid SDLB A YPTN Mataram

5

Made Hermawati Diah Pertiwi

Sriyanti (tengah depan baju putih) bersama guru di SLB A YPTN Mataram

Sriyanti

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

(Naniek I. Taufan)

Made Hermawati Diah Pertiwi

berhenti bekerja. Untunnya, sang suami yang saat ini juga sedang menjabat sebagai Ketua DPRD Buleleng periode 2014-2019, Gede Supriatna selalu memberikan dukungan penuh. Mengenal sejak lama, Supriatna yakin bahwa sang istri bukan tipe orang rumahan. “Suami tahu benar karakter saya seperti apa, sehingga berkat dukungannya saya menemukan hal yang membuat saya bosan dan jenuh,” tuturnya. Perempuan yang lahir di Desa Munduk, 11 Januari 1970 ini akhirnya menemukan kendala yang selama ini dihadapi. Dirinya yang lebih suka bertemu orang banyak dan bergaul dengan siapapun kurang tepat jika ditempatkan pada bidang divisi operation, dan mencoba pindah ke divisi marketing. “Di sini saya baru menemukan passion saya bahwa saya lebih suka di marketing,” ungkap ibu yang hobi traveling tersebut. Menjadi seorang marketing dan bertemu dengan banyak orang tentu juga membuat Herma memiliki pengalaman menghadapi orang-orang dengan berbagai karakter. Ditambahnya ada dua tipe nasabah yang selalu ia temui, menyenangkan dan tidak menyenangkan. Tentu yang menyenangkan akan membuat mereka nyaman dalam komunikasi, sebaliknya yang tidak menyenangkan akan membuat dirinya merasa tidak nyaman. Akan tetapi, sebagai marketing yang memiliki komitmen tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri baginya. Mengubah nasabah yang tidak menyenangkan menjadi menyenangkan adalah hal yang menyenangkan baginya. “Sangat menyenangkan bagi saya jika dapat memberikan solusi terbaik bagi orang-orang yang tidak menyenangkan ini,” papar perempuan murah senyum ini. (Wiwin Meliana)


6

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

Cichi Kateran

Favoritnya Tayangan Masak Aktivitas ibu rumah tangga sering sekali diidentikkan dengan suka bergosip. Stigma ini dibantah Cichi Kate­ ran (43). Ibu dua putra, Qisra (8) dan Qidges (4) ini malah menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga yang siap antar-jemput anaknya.

S

ehari-hari Cichi hampir sama dengan ibu rumah tangga lainnya. Pagi-pagi sekali ia sudah sibuk bergelut di dapur menyiapkan sarapan untuk suami dan kedua putranya. Setelah itu, menyiapkan anak plus mengantarkannya ke sekolah. Selepas mengantar anak, barulah ia ke tempat usaha londri yang baru dibukanya beberapa bulan lalu. “Pagi-pagi sudah Mbak (pegawai londrinya) yang buka. Saya bantu di londri biasanya sampai jam anak pulang sekolah sekitar pukul 11.00.

Setelah itu saya di rumah mengurus anak, mengantar les, ekstra, mendampingi membuat PR, dll. Sekitar pukul 18.30 baru balik lagi ke londri bantu ngepak-ngepak dan menunggu pelanggan yang ngambil londriannya. Jadi, kapan sempat bergosip..hahaha,” ucapnya bercanda. Meski disibukkan dengan urusan anak dan rumah tangga, Cichi juga tak ketinggalan dengan berita-berita yang lagi hot yang sering ditayangkan di televisi. Salah satu berita yang membuatnya gregetan adalah kasus korupsi E-KTP Setya Novanto. Kalau sudah ada

berita ini, Cichi akan sangat serius sekali menyimaknya. “Habisnya saya gemes sama orang ini yang memakai uang rakyat, yang jadi sengsara kan rakyatnya. Karena KTP itu penting sekali, mengurus apa-apa harus pakai KTP,” keluhnya. Ia mengaku, untuk urusan menonton televisi biasanya mengikuti tayangan atau saluran yang disukai anak. Setelah anak-anak tidur baru dia bisa “berkuasa”. Ketika Cichi yang memegang kuasa atas televisi, ia paling suka menonton tayangan pemilihan putri-putrian, dan juga lomba-

Woman on Top

lomba memasak atau demo memasak oleh chef. Kalau sudah tayangan ini, Cichi bisa sampai tengah malam mengikutinya. Untuk acara masak-memasak, Cichi mengaku paling tertarik de­ ngan menu-menu kue kering. Karena, ia juga selalu memproduksi kue kering, seperti nastar, roti kacang, lidah kucing, dan putri salju untuk momen Lebaran. Jika sampai kelewatan acaranya di televisi, ia bisanya akan browsing di internet. Ia sangat asyik memburu resep-resep terbaru yang kemudian dikombinasikan dengan resep-resep lama. Ia membuat kue-kue kering ini sesuai orderan, dan sudah memiliki pelanggan tetap. Cichi menuturkan dirinya sudah sejak belum menikah atau sekitar tahun 2000, sudah mulai membuat dan menjual kue kering untuk Lebaran. Sete­ lah menikah, aktivitas musiman ini pun berlanjut. Dulu, tiap

resep kue, kering, kue basah, mi atau apapun yang menggunakan bahan dasar tepung, tepungnya pasti sama dan ia asal membeli saja. Tapi sekarang, variasi dan jenis tepung sudah banyak. “Sekarang sudah banyak variasi, tepung untuk bahan kue kering berbeda dengan tepung untuk mi. Jadi sekarang lebih bisa bebas berkreasi,” ujarnya. (Inten Indrawati)

“Putus“ Salam Senyum “Mulai saat ini saya putuskan untuk tidak menjalin kerjasama dengan perusahaan Anda…. Mulai saat ini kita putus, jangan pernah hubungi saya lagi…. Saya putuskan untuk tidak lagi memakai jasa Anda dalam bisnis saya” Beberapa kalimat di atas sering kita dengar. Bahkan sering juga kita dihadapkan langsung dengan situasi seperti ini. Kata‘putus’, akan dapat menyebabkan orang merasa sakit hati. Kalau tidak pintar memahaminya, bisa membuat orang dendam kepada orang yang memutuskan dengan tiba-tiba ataupun secara sepihak. Pembaca setia Dhani’s Art In Service, mempelajari ilmu layanan adalah termasuk bagaimana cara menangani complain dari pelanggan. Bahkan seorang pelaku layanan dapat dikatakan hebat jika mereka sudah dapat membuat pelanggan yang complain berubah menjadi tersenyum dan bahkan berbalik menjadi pencinta dari perusaha­ an kita. Orang yang menyatakan putus kepada kita, baik putus hubungan, putus pertemanan, putus menjadi pelanggan, sebenarnya mereka adalah orang yang complain dengan layanan yang sudah kita berikan kepada mereka. Menghadapi pelanggan yang complain sebaiknya kita harus mengetahui terlebih dahulu, langkah apa yang akan kita

lakukan. Yang pertama kita wajib untuk mengetahui ciri-ciri atau tipe dari para complainer. Selanjutnya langkah yang kedua, kuasai hal–hal yang akan dilakukan. Langkah yang ketiga adalah kuasai hal-hal yang dilarang untuk dilakukan. Waaaaah.. sepertinya makin menarik ya untuk membahas hal ini. Seperti ketika ingin mengenal sese­ orang lebih dekat, kita paling tidak mengetahui ciri-ciri dari orang tersebut terlebih dahulu. Begitu juga dalam menghadapi para complainer, kita harus tahu tipenya melalui ciri-ciri yang ditampakkan. Tipe complainer agresif, sering kita temui. Mereka marah-marah, berbicara dengan berteriak, dan bahasa tubuhnya agresif. Bahkan tidak jarang makian di tempat yang ramai sering mereka lakukan untuk menunjukkan kesalahan dari pelaku layanan yang melayani. “Mana Pimpinannya… saya tidak terima diperlakukan seperti ini. Kalau sampai hari ini uang saya tidak kembali, saya akan laporkan kalau toko ini melakukan penipuan terhadap pembelinya”. Terlihat seorang laki-laki tegap yang bersuara kencang sambil menggebrak counter kasir sebuah toko. Dia terlihat lalu-lalang, matanya mendelik, dan tangannya dikepalkepalkan seperti orang yang akan bertan­ ding olah raga tinju.Ternyata dia complain karena saldo rekening tabungannya

terdebet lebih dari sekali di mesin EDC (electronic data capture), ketika melakukan pembayaran di toko itu. Pelanggan dengan tipe agresif seperti ini, sebaiknya harus ekstra hati- hati ketika menanganinya. Jangan sampai dia bertambah marah karena tidak tertangani dengan baik. Menghadapi hal tersebut yang akan kita lakukan adalah memberi perhatian penuh kepada mereka. Tunjukkan kalau kita benar-benar care serta dapat memahaminya. Tindakan selanjutnya adalah dengan menerima segala kesalahan yang ditimpakan tanpa harus berdebat dengan pelanggan. Ingat, berdebat dengan pelanggan adalah sama dengan memutuskan ‘human relation’ yang sudah kita bangun selama ini dengan mereka. Setelah kita mendengarkan dengan aktif, maka kita akan dapat memberikan feedback terhadap apa yang sudah menjadi penyebab dari complain pelanggan. Mendengarkan dengan aktif, ini berarti kita harus sudah memahami teknik komunikasi, khususnya bagaimana cara berkomunikasi sebagai pendengar yang baik. Diantaranya tidak menyela, memberikan ekspresi wajah yang menunjukkan simpati, termasuk juga menggunakan seni mengangguk dan sesekali melontarkan kata-kata pendukung ketika menjadi seorang pendengar seperti “ya….. aha…. ehem. “ dan lain sebagainya. Memberi waktu untuk mengeluarkan semua isi hatinya adalah langkah terbaik untuk menghadapi pelanggan dengan tipe agresif complainer. Tapi ingat, sebaiknya

hal ini dilakukan di ruangan yang tertutup, dan tidak dilihat oleh pelanggan lainnya. Karena itu akan dapat memperburuk suasana dengan pelanggan lain yang tidak ada kaitannya dengan mereka. Selain tipe agresif complainer, tipe complainer yang lain adalah tipe ‘passive complainer’. Ini tentu memiliki ciri yang berlawanan dengan tipe ‘agresif complaine’r. Selain itu terdapat juga tipe complainer yang lain seperti tipe profesional complainer dan terakhir tipe ‘constructive complaine’ Masing-masing dari tipe ini beserta contohnya dan cara penangannya akan saya tulis di Rubrik Dhani’s Art In Service dua minggu ke depan. Naaaaaah. Dengan menangani complain secara profesional, maka kata ‘putus’ yang terlontar dari pelanggan akan dapat kita hindari. Mereka akan tetap menjadi pelanggan yang loyal terhadap produk dan perusahaan kita… (bersambung) Materi ini juga terdapat di buku saya yaitu ‘Service A La Carte”. Ingin mengetahui bagaimana memetakan sebuah layanan yang baik di perusahaan/ instansi yang Bapak/Ibu pimpin? Silakan hubungi Manajemen Sri Sumahardani Academy atau buka website kami di www.srisumahardani.com. Kami siap untuk membantu. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani Srisumahardani3sp@gmail.com www.srisumahardani.com

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

K

arena banyaknya kebutuhan produk mi di Indonesia, banyak sekali industri produsen mi tumbuh di Indonesia. Mulai dari skala industri rumahan sampai industri pabrikan besar yang memproduksi mi instan dalam kemasan. Ada banyak produk dan varian rasa mi instan kemasan yang dihasilkan oleh industri besar seperti mi goreng, mi kare ayam, mi kaldu ayam, mi soto, dan lain- lain. Bahkan saat ini industri mi kemasan berlomba lomba untuk mengangkat masakan lokal nusantara seperti rawon, rendang dan soto sebagai varian rasa. Seakanakan mereka ingin meninggal-

Mi dari Sayur dan Buah Mi adalah makanan yang sudah pop­ uler di semua kalangan. Makanan mi konon berasal dari negeri Tiongkok, dan kini biasa dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat di Indonesia. Banyak sekali masakan di Indonesia mengguna­ kan bahan dasar mi seperti bakmi ayam, pangsit mi ayam, mi rebus, lontong mi, dan lain–lain.

Eka Hadiyati kan pesan bahwa mengikat kebinekaan di nusantara bisa dilakukan melalui mi instan. Adalah Eka

Hadiyati, arek Suroboyo alumni SMTK Margorejo, yang mencoba mengangkat kebhinekaan dan keanekaragaman nusantara dalam wujud mi warna–warni dalam satu kemasan. Jika biasanya mi

Burger Tahu Produk Lokal Rasa Internasional Olahan tahu kini bermacammacam. Tahu dipadukan dengan citarasa modern tanpa meninggalkan rasa otentiknya. Yudhia Sukmawati, warga YKP Penjaringansari bersama seorang temannya mencoba berimprovisasi membuat suatu produk yang menggabungkan tahu asli Indonesia dengan burger, dan jadilah makanan burger tahu, produk lokal bercitarasa internasional. Tahu dan tempe adalah makanan asli produk bangsa Indonesia yang sudah dikenal secara turun temurun, bahkan seringkali bangsa Indonesia disebut sebagai bangsa tahu atau bangsa tempe. Entah apa makna dan maksud dari ungkapan tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia akhirnya menjadi tempat

sasaran serbuan produk asing temasuk produk makanan. Tak terhitung banyaknya produk makanan asing berkeliaran di Indonesia, sebut saja pizza, burger, kebab, dan lainlain. Seakan- akan para kapitalis hendak menguji efektivitas teori inflitrasi ideologi lifestyle melalui food, fashion, dan film di Indonesia. “Saya memang ingin mengangkat tahu yang merupakan makan rakyat jelata ke tingkat dunia,” kata Yudhia. Pada awalnya banyak pelanggan yang tidak percaya bahwa tahu bisa dibuat burger menggantikan roti, tapi setelah ditunjukkan maka percaya dan menjadi pelanggan tetap di lapaknya di daerah Yakaya Rungkut. “Saya pernah berjualan burger tahu di Tebet Jakarta Selatan, Alhamdulilah responsnya sangat positif,”

terbuat dari tepung murni, Eka membuat olahan inovasi baru dari buah dan sayur. Ada warna kuning, hijau dan merah, yang semua bahan warnanya terbuat dari aneka buah

Rp 15.000 untuk chicken. Dari berjualan burger tahu di Pasar Turi Baru (PTB) Yudhia mengaku bisa mengantongi omzet sampai Rp 3.000.000 per bulan. “Burger tahu juga bisa ditambah dengan telur ceplok, ayam fillet, atau keju sesuai selera,” tambah istri Totok Sugianto tersebut.

19

dan sayur seperti wortel, bayam dan buah naga. Awalnya, Eka hanya membantu suaminya berjualan pangsit mi ayam, hal itu dilakukan oleh Eka selama 10 tahun dengan rajin dan tanpa mengeluh, hingga pada 2017 terbersit suatu keinginan untuk membuat produk mi dari sayur dan buah, setelah memperhatikan banyak anak kecil yang tidak suka buah dan sayur. “Alhamdulilah mi warna buatan saya banyak disuka oleh anak kecil,” kata Eka. Mi produk buatan Eka tersebut diberi nama “Mie Sae” yang artinya mi bagus, dia menjualnya seharga Rp 10.000 per pack. Isinya 500 gram dan cukup untuk 5 porsi. “Mie Sae” bisa bertahan selama 1 hari dalam suhu normal, dan 1 bulan dalam suhu buku dalam lemari pembeku. Eka memasarkan “Mie Sae” melalui sistem online di Facebook group kuliner Surabaya dan Whats App, untuk menangani pelanggan yang di luar kota dia menjual melalui mitra reseller. “Alhamdulilah omzet saaat ini mencapai sekitar Rp 6.000.000 per bulan,” jelas ibu dari Zaskia Az Zahra dan Akmal Maulana ini. Dibawah bimbingan program Pahlawan Ekonomi (PE) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya, Eka terus berusaha memperbaiki tampilan dan kualitas Mie Sae miliknya. “Saya berkeinginan punya outlet sendiri, karena itu saya harus bekerja keras,” ungkap Eka. (Nanang)

Untuk mempercepat penjualan, selain membuka outlet di Pasar Turi Baru, Yudhia juga bekerjasama dengan Grab Food dan Go Food. “Tahu burger produk saya pernah dibawa terbang ke Kuala Lumpur sebagai bekal makan siang,” jelas alumni Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas 17 Agustus Surabaya. Yudhia juga tidak segansegan bertukar pikiran dan pengalaman dengan teman teman sesama pelaku usaha kecil menengah di organisasi Group Wirausaha Mandiri (GW Man) dan Kope­rasi Artha Kiprah. (Nanang)

ujar ibu dari Nurul Laili Hidayah dan Taufiqurohman ini. Burger tahu produk Yudhia mempunyai varian rasa beef dan chicken, dia membanderol harga Rp 16.000 untuk beef dan

Yudhia Sukmawati


18

Life Story

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

Jelang Valentine

Edisi 991/ 12 -18 februari 2018

Tak Pernah Mau Kalah

Bisnis Flannel Banjir Orderan Beberapa hari sebelum tanggal 14 Februari sebagian orang akan sibuk menyiapkan kado untuk Valentine. Biasa­ nya Valentine selalu identik dengan coklat atau bunga karena kasih sayang diibaratkan semanis coklat dan sein­ dah bunga. Namun seiring perkembangan cara berpikir masyarakat, kasih sayang dengan orang-orang sekitar tidak hanya bisa ditunjukkan dengan coklat ataupun bunga.

foto ayooberita.com

M

o m e n t yang dat a n g setahun sekali ini langsung dimanfaatkan oleh pebisnis muda asal Singaraja, Ayu Sutriningsih. Sejak beberapa tahun belakangan, perempuan yang akrab disapa Ayu ini memang tengah fokus dengan bisnis kerajinan kain flannel. Produk bisnis dengan brand Rumah Flanel Singaraja ini memang tengah diburu oleh masyarakat utamanya remaja menjelang hari kasih sayang. Jika pada tahun-tahun sebelum­nya menjelang Valentine banyak toko yang menjual coklat atau boneka dan banyak orang datang ke toko bunga maka pada tahun ini agak sedikit berbeda. Konsumen lebih tertarik mem-

1994 ini menawarkan produk dari flanel yang berbeda dari yang banyak beredar di pasaran. Bahkan bunga flanel yang paling umum diminati konsumen yakni bunga mawar, dirinya justru menawarkan bunga mawar flanel dengan empat tehnik yang berbeda se­hingga produk yang dimilikinya tentu memiliki nilai tersendiri dimata kon-

berikan kado berbagai jenis kerajinan dari flanel sebagai simbol kasih sayang terhadap orang terkasih. Apalagi kini kerajinan flannel dapat dikreasikan sekreatif mungkin untuk menarik pembeli. Perempuan kelahiran 27 April

sumen yang paham akan nilai seni dan kreatifitas. “Tidak bisa mengikuti pasaran dengan harga murah, sementara saya sendiri konsisten dengan kualitas karena dalam memproduksi kerajinan bunga flanel selalu up to date dari segi model, jadi kalau saya buat yang biasa saja, saya sendiri sebagai produsen merasa kurang puas,” tuturnya. Terobosan demi terobosan ia lakukan untuk mengikuti kebutuhan pasar. Biasanya produk yang paling diminati berupa kerajinan bunga flannel yang dibentuk berbagai jenis bunga, baik berupa buket, flower in bag, flower box maupun dikreasikan dengan berbagai jenis pelengkap seperti boneka agar tampak lebih menarik. Ia tidak menampik, akan banjir orderan ketika ada

momen-momen tertentu saja, seperti valentine. Bahkan dirinya akan kewalahan untuk melayani pembeli sehingga pemesanan dilakukan jauh-jauh hari sebelum hari H tiba “Jika uda ada momen itu pasti sampai kuwalahan melayani orderan dan butuh banyak tenaga,” jelasnya. Dirinya menambahkan, souvenir bunga dari flanel memang masih jadi tren saat ini. Dirinya terus berinovasi sehingga selalu menciptakan produk-produk berkualitas dan mampu bersaing dengan pebisinis flannel di Singa­ raja bahkan di Bali. “Berbisnis bukan semata - mata mencari provit melainkan hobi namun bagaimana hobi itu bisa menghasilkan suatu produk yang yang berkwalitas,” imbuhnya. (Wiwin Meliana)

Penguatan Karakter Melalui Permainan Tradisional Permainan tradisional saat ini keberadaannya memang memprihatinkan. Di tengah gempuran perkembangan zaman, permainan tradisional mulai disisihkan. Kemajuan dan perkembangan zaman sangat berpengaruh besar terhadap pola pikir dan aktivitas masyarakat yang ada di dalamnya. Di tengah gempuran tekhnologi, membuat permainan tradisional mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Sifatnya yang tradisional membuat anak-anak enggan memainkan sebab takut dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Padahal, permainan tradisional tidak hanya memupuk kebersamaan tetapi juga membangun karakter melalui nilai-nila luhur yang terkandung di dalamnnya. Melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali beker­jasama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng menggelar Dialog Budaya dengan tema Permainan Tradisional sebagai Media Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa di Gedung Dialog Budaya dari Bali Pelestarian Nilai Budaya Bali bekerjasama Puri Sasana Budaya, Rabu (7/2) lalu. Dialaog dengan Disbud Buleleng di Gedung Puri Sasana Budaya budaya ini menyangkut pentingnya pelestarian permainan tradisional agar siswa dan masyarakat juga secara baik dapat tekhnologi sehingga perlu dibangkatkan kembali sebagai media menyadari arti penting dari budaya lokal dan budaya nasional penguatan karakter. “Dalam permainan tradisional banyak Indonesia secara umum. Pada kesempatan itu, menghadirikan sekali terkandung nilai-nilai, salah satunya nilai kebersamaan 3 narasumber yaitu Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Putu karena saya melihat saat ini orang-orang kebersamaan sangat Tastra Wijaya, MM., Budayawan I Nyoman Arcana, SST., M.Si., kurang,” jelasnya. Dengan melibatkan pelajar, Suca berharap dan Perwakilan Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali I Wayan Suca dapat mendekatkan dan mengenalkan kembali permainan Sumadi, SH. Dalam dialog budaya ini juga melibatkan pelajar tradisional kepada generasi muda. Setelah dibangkitkan, SMA/SMK di Buleleng, Tokoh Seniman, dan listibya. pihaknya berencana akan memasukkan permainan tradisional Ditemui usai acara, I Wayan Suca Sumadi selaku Kasubag ke dalam silabus sebagai bantuan bahan ajar untuk guru. “Hari TU Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali mengatakan saat ini ini kita dialogkan apa yang perlu dikomunikasikan, diperbaiki, permainan tradisional mulai tergerus zaman oleh kemajuan dan yang menjadi hambatan sehingga dapat membuat orang-

orang suka dan tertarik untuk melakoni permainan tersebut,” jelasnya. Sementara itu, Budayawan sekaligus dosen I Nyoman Arcana, SST., M.Si., mengatakan permainan merupakan unsur budaya yang mempunyai eksistensi fungsional. Jika dilihat dari sudut dunia pendidikan, dunia bermain hanya terdapat pada anak-anak untuk melatih perkembangan motorik halus dan kasar, menghilangkan kejenuhan, dan penyaluran kelebihan energy. Berkenaan dengan hal itu, dalam pendidikan dianjurkan guru mendidik dengan semboyan belajar sambil bermain. Arcana juga menambahkan bahwa sekitar 40 permainan baik tradisi maupun non tradisi yang telah diinventarisasi namun yang masih aktif dilakukan hanya tertentu saja. Magoak-goakan salah satunya. Megoak-goakan merupakan permainan asli tradisional dari Bali Utara. Permainan ini konon sangat digemari oleh Ki Barak Panji Sakti, Raja Buleleng yang dikenal sebagai seorang kesatria yang gagah perkasa. Kegiatan Megoak-Goakan sendiri merupakan pementasan ulang dari sejarah kepahlawanan Ki Barak Panji Sakti yang dikenal sebagai Pahlawan Buleleng Bali ketika menaklukan Kerajaan Blambangan di Jawa Timur. “Permainan Tradisional ini mengandung ba­nyak nilai history yang tentu sangat bagus untuk diketahui oleh anak-anak. Bahkan permainan yang hanya dilakukan sehabis hari raya Nyepi sekarang dapat ditransformasikan ke seni pertunjukkan,” jelasnya. Disisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan Putu Tastra Wijaya menambahkan kesenian sebagai salah satu daya tarik wisata dapat dipentaskan untuk kepentingan pariwisata. Untuk menumbuhkembangkan pariwisata budaya tersebut diperlukan langkahlangkah pengaturan yang mampu mewujudkan keterpaduan antara pariwisata dengan kebudayaan sehingga dapat berdaya guna tehadap berbagai aspek kehidupan. (Wiwin Meliana)

Di hari kematian ayahnya beberapa waktu lalu, Selina (35) kembali membuat ulah. Ia bertengkar dengan paman-paman dan bibi-bibinya. Sifat Selina yang selalu merasa diri benar sendiri telah melukai perasaan paman dan bibi­nya sehingga mereka tidak ada yang datang mengikuti tahlilan sejak hari ketiga ­kematian ayahnya.

E

ntah apa peristiwanya, mereka enggan membahasnya. Dengan santainya Selina berujar, kalau tidak mau datang ya sudah, saya tidak perlu mereka semua. Semua tamu yang mendengar kalimat tersebut jelas tidak menyukai hal tersebut. “Dia sepertinya menderita kejiwaan,” ujar Sadia, salah seorang tetangganya yang membantu memasak untuk acara tahlilan. Sejak kecil Selina memang dikenal sebagai anak yang memiliki sifat kurang baik di mata kawan-kawannya. Ia cenderung sombong dan menyimpan rasa iri yang besar kepada kawan-kawan lainnya, terutama mereka yang pintar di sekolah. Sifat ini sesungguhnya menurun langsung dari orangtuanya yang cenderung memiliki sifat serupa. “Kalau dia bicara, suka tidak menjaga perasaan orang lain,” kata Diana tetangga lainnya. Memang jika dilihat dari kehidupan ekonominya, di kampung tempatnya tinggal di Pulau Sumbawa itu, hidup mereka di atas rata-rata orang di kampungnya. Di masa kecilnya dulu, orangtuanya yang sama-sama pegawai negeri itu telah hidup mapan. Itulah yang membuat Selina menjadi tinggi hati. Ditambah lagi orangtua yang relatif sama sifatnya. Keduanya juga sangat kepo pada tetangga. Selina sendiri cenderung tidak suka dinasehati seh-

ingga para paman dan bibinya kurang menyukainya. Dalam acara-acara keluarga, Selina selalu ingin tampil lebih. Terhadap sepupu-sepupunya ia juga tidak pernah mau kalah. “Tidak jarang bahkan sangat sering kalau kami berkumpul, di hari raya misalnya, selalu saja ada keributan yang disebabkan oleh sikapnya,” kata salah seorang sepupunya. Hal inilah yang membuat keluarganya lebih memilih menjaga jarak dengannya, karena tidak ingin ribut. Hingga suatu hari ia bahkan menggagalkan rencana pertunangan Yuni yang merupakan tetangganya. Di kampung itu Yuni dikenal sebagai anak yang pintar. Saat SD dan SMP Yuni satu sekolah dengan Selina dan juga satu angkatan tetapi beda kelas. Keluarga Yuni biasa-biasa saja. Tidak berada seperti halnya keluarga Selina. Tetapi Yuni selalu menjadi bintang kelas. Karena kecerdasan Yuni dan ketidakmampuan Selina ‘melawan’ kepintaran Yuni membuatnya memusuhi Yuni begitu rupa. Ia bahkan kerap menghina kondisi kehidupan Yuni dan keluarganya yang biasa-biasa itu. Bak dalam sinetron-sinetron, anak sekecil itu tinggal di kampung pula, sudah memiliki sifat yang memuakkan. Ia makin menjadi-jadi memusuhi Yuni ketika hingga SMA ia tidak mampu menyaingi kepintaran Yuni karena sesungguhnya otak Selina itu tidak encer alias biasa-biasa saja. Sampai saatnya mereka dewasa dan kuliah. Meski berbeda kota

rupanya Selina masih menyimpan rasa iri terhadap Yuni. Bahkan menjelang kuliah keduanya rampung di saat sering pulang kampung, Selina masih merasa ‘berseteru’ dengan Yuni. “Padahal saya biasa-biasa saja, gak peduli sama dia,” kata Yuni yang kini telah menjadi pegawai negeri dan hidup mapan bersama suami dan anaknya. Seperti orang yang selalu mengintip, Selina selalu tahu perkembangan hidup Yuni. Bahkan hingga Yuni menjalin hubungan dengan siapa pun ia selalu tahu. Anehnya, semua laki-laki yang mereka kenal, yang menyukai Yuni selalu juga disukai oleh Selina. Kebetulan mereka yang menaksir Yuni masih seputar satu angkatan dengan mereka dan berasal dari daerah yang sama. Yuni sesungguhnya bukan tipe perempuan yang tergila-gila pada lakilaki. Namun Selina selalu merasa berusaha merebut simpati orang tersebut agar tidak menyukai Yuni. Begitu seterusnya. Di saat nafsu menghancurkan dalam diri Selina yang menggebu-gebu, Yuni malah santai-santai saja, meski ia tahu itu kelakuan Selina. Bagi Yuni, jika jodoh tidak akan lari ke mana. Beberapa bulan sebelum Yuni wisuda, ia mulai merasa suka dengan kawan satu angkatan mereka yang juga anak dari sahabat dekat ayahnya. Namanya Adi. Adi juga sudah menyatakan rasa suka tersebut kepada Yuni. Mereka berpacaran tetapi masih dalam proses saling mengenal biasa saja. Adi berasal dari

keluarga mapan dan ayah Adi adalah mantan pejabat daerah setempat. Mengetahui anaknya dekat dengan anak sahabatnya itu, ayah Adi lalu datang bertamu ke rumah Yuni menemui ayah Yuni. Namanya juga tinggal di kampung, pertemuan dua sahabat ini menyebarkan gosip manis bahwa mulai ada pembicaraan untuk perjodohan antara Yuni dan Adi. “Waktu itu saya tertawa saja. Ayahnya Adi bertemu ayah saya cuma mengobrol biasa dan mengopi. Tapi lucunya kemudian berkembang katanya ayah Adi datang menyampaikan lamaran kepada ayah saya,” kata Yuni. GAGAL TOTAL Kabar itu sampai ke telinga Selina yang langsung ‘panas’ hati­nya, karena rupanya ia juga menyukai Adi. Kebetulan sekali Adi kuliah di kota yang sama dengan Selina di Pulau Jawa. Rupanya selama ini Selina memang menaruh hati pada Adi namun Adi tidak pernah menggubrisnya. Sebab itu, ketika mendengar kedatangan ayah Adi ke rumah Yuni ia terbakar cemburu dan mulai mencari jalan untuk menggagalkannya. Memang pada kedatangan kedua ayah Adi ke rumah Yuni, ayahnya Adi telah mengajukan lamaran resmi kepada ayah Yuni. Kabar itu pun makin kencang berhembus di kampung. Memang sesungguhnya kedua ayah ini telah mulai menuju kesepakatan karena keduanya melihat anak mereka mulai saling mengenal satu sama lain. Tiba-tiba orangtua Selina datang kepada orang tua Yuni dan mengatakan bahwa Adi memiliki hubungan dengan Selina selama ini. “Saya dituduh merebut Adi,” kata Yuni tertawa lebar. Seperti biasa, orangtua Selina menyebarkan kabar ke manamana di kampung itu bahwa Yuni merebut kekasih Selina yang anak orang kaya dan mantan pejabat itu. Ayah Yuni menanggapinya dengan bijaksana dengan langsung bertemu dengan ayah Adi untuk mengonfirmasi hal

7

tersebut. “Ayah Adi sampai datang ke rumah menemui ayah saya dan mengatakan kabar itu sama sekali tidak benar,” ujarnya. Ayah Adi hari itu terlihat geram sampai-sampai mengatakan Selina dan orangtuanya tidak tau malu. Hal itu disebabkan oleh ayah Yuni meminta agar rencana pertunangan Yuni dan Adi dibatalkan saja. Sementara Adi dan ayahnya terus bersikeras bahwa berita itu tidak benar dan meminta agar pertunangan tetap dilaksanakan. Adi sendiri sempat datang melabrak Selina yang telah menyebar fitnah karena ia tidak pernah merasa memiliki hubungan dengan Selina selama ini seperti yang dikatakan Selina dan orang tuanya. Memang dasar tidak tau malu, Selina santai saja menanggapi Adi dengan berkata, “kamu tidak boleh menikah dengan Yuni”. Ayah Yuni yang kebetulan adalah pendidik yang cukup disegani, juga akhirnya memutuskan untuk tidak meneruskan rencana bersama sahabatnya itu setelah mendapat persetujuan dari Yuni. Bagi ayah Yuni, sebuah rencana suci jika diawali dengan kericuhan seperti itu, ia khawatir akan menjadi tidak baik bagi anaknya kelak. Ia memaksa ayah Adi untuk tidak melanjutkannya. Yuni sendiri memutus hubungannya dengan Adi yang marah kepada Selina. “Ya…namanya tidak jodoh kali ya…,” kata Yuni. Di satu sisi putusnya rencana perjodohan itu membuat Selina pesta pora karena merasa misinya berhasil, sementara di lain pihak, Yuni santai-santai saja. Waktu berlalu Yuni menemukan jodoh sesungguhnya. Hal yang sama nyaris terjadi. Dengan segala macam cara, Selina ingin menggagalkan rencana tersebut dengan menyebar fitnah tentang calon suami Yuni. “Banyaklah fitnahnya, tapi saya tidak percaya,” kata Yuni. Karena Allah SWT telah mengirimkan jodoh bagi Yuni, maka tidak seorang manusia pun bisa memisahkannya, terutama Selina. Rencana pernikahan hingga hari H berjalan mulus membuat Selina merana. Kali ini ia gagal total. Namun ia jatuh sakit dan seperti seorang yang kehilangan keseimbangannya. Sampai akhir­n ya Selina depresi dan dibawa ke rumah sakit jiwa di Mataram. Ia sempat dirawat selama satu bulan. Rupanya bibit-bibit sakit jiwa itulah yang merusak hati Selina. Beberapa tahun kemudian Selina menikah dan hingga saat ini ia tidak dikaruniai anak. Hal inilah yang membuatnya masih menyimpan rasa iri pada Yuni yang memiliki dua anak yang manis-manis. “Kami tidak tahu bagaimana harus mengingatkan Selina, sifatnya itu tidak banyak berubah,” kata salah seorang bibinya. (Naniek I. Taufan)


8

Bunda & Ananda

“Menunggu adalah ­pekerjaan yang paling membosankan”. Kalimat tersebut sudah sangat ­sering kita dengar. ­Namun, hal itu tidak berlaku bagi para orangtua murid yang ­saban Selasa sore dan ­Jumat menunggui ­putra-putri mereka latihan senam di SDN 8 Dauh Puri.

Agus Binti Khoiriyah

“S

ebisanya saya tungguin biar bisa melihat perkembangan gerakan anak. Paling saya tinggal sebentarsebentar kalau ada sesuatu yang sifatnya mendesak,” ujar Dewa Ayu yang putrinya sudah setahun ikut ekstra ini. Dewa Ayu dan para orangtua lain yang didominasi kaum ibu ini terli-

Griya

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Kasih Sayang Itu Melayani Tanaman Jeruk Hias

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

hat bersemangat “mengikuti” gerakan putra-putrinya. Bahkan, mereka kerap merekam gerakan anaknya atau gerakan anak lain yang dianggap bagus dan bisa menjadi contoh. “Dari rekaman ini nanti Dayu bisa pelajari sendiri di rumah,” ujar Dewa Ayu. Bagi ibu dua anak ini, begitulah cara dia mencurahkan cinta dan kasih sayangnya kepada anak. Mendukung segala aktivitas anak, dari A sampai Z. Karena itu pula, ia memutuskan tidak bekerja, sehingga bisa fokus mengurusi anak. Mungkin istilah “Cinta dan kasih sayang perlu pengorbanan” ini bisa terwakilkan dari apa yang dilakoni Dewa Ayu. Di sisi lain, banyak juga para ibu yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menjajakan dagangannya dan mempromosikan bisnis rumahannya. “Ayo.. ibu-ibu, siapa mau beli cokelat Valentin?,” ujar Chici kepada ibu-ibu lain yang sedang santai menunggui anak-anaknya. Bagi ibu dua putra yang setia mengawal anaknya kemana saja ini, apa yang dilakoninya itu ibarat “sambil menyelam minum air”. “Nganter anak bisa, jualan juga dapat,” ucapnya tersenyum. Menurut Agus Binti Khoiriyah, S.Psi., CHt., CI., M.NLP., wujud cinta kasih adalah keselarasan hati pikiran dan perbuatan dalam wujud melayani tanpa pamrih. Kasih sayang

pastilah memerlukan pengorbanan baik materiil maupun waktu bahkan hati dan pikiran. “Namun, semua itu tidak akan ada artinya jika niat kasih sayang dikarenakan hawa nafsunya yang menginginkan kebaikan karena sanjungan dari manusia. Apapun respons dari orang yang kita berikan kasih sayang, terima tanpa mengharapkan imbalan apa pun,” ucap pemilik Madania Center ini. Jika niat menyayangi karena alasan sesuatu, ketika tidak sesuai dengan yang diharapkan, akan kecewa. Namun jika me-

nyayangi karena Tuhan, apa pun yang didapat nantinya, tetap menyayangi dan mendoakannya. Ia memberi contoh, semua orangtua pasti mengharapkan anaknya sukses baik dalam pendidikan atau karirnya. Jika yang diharapkan tidak kesampaian, malah sebaliknya perilaku anak membuat sakit hati dan mengecewakan orangtua, bagaimana? “Jika niat kita karenaNya, maka kasih sayang tidak luntur, tetap diwujudkan dengan doa dan usaha,” ujar Bunda Agus—sapaan akrabnya. Baginya, kasih sayang bukan

harapan namun perwujudan rasa. Dengan rasa kasih sayang kita bisa sebarkan energi kebaikan. Karena itu ia menegaskan, kasih sayang hendaknya dilakukan setiap detik dan setiap saat, tanpa ada hari spesial. Aktivitas orangtua yang menunggui putra-putrinya saat berkegiatan, sah-sah saja. Harapan mereka sebagai orangtua tentulah berbeda. “Nah, sekarang menunggu karena apa? Jika niatnya sudah tepat dan benar, tidak ada yang membosankan dan sia sia,” ucapnya. (Inten Indrawati)

B

Para orangtua murid dengan setia menunggui anak-anaknya latihan

Mendongeng Lima Menit pelawak istana

Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Jurnalis Memperingati Hari Pers Nasional (HPN), RSUP Sanglah, Denpasar-Bali memasilitasi pemeriksaan kesehatan gratis kepada para jurnalis di Pulau Dewata, Jumat (9/2). Jenis pemeriksaan yang diberikan kepada para awak media ini meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap termasuk SGOT dan SGPT (pemeriksaan fungsi hati), hingga thorax foto (pemeriksaan rontgen yang berhubungan dengan organ-organ dalam dada). Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Sanglah dr Arya Warsaba Sthirapana Duarsa mengatakan program pemeriksaan gratis kepada para insan media ini, baru pertama kalinya dilaksanakan di RSUP Sanglah. Harapannya kedepan dapat dilaksanakan berkelanjutan.”Kami melihat pekerjaan wartawan itu cukup berat, bertugas sampai malam, terkadang tidak mengenal hari libur. Risiko pekerjaannya juga tinggi, karena itu kami berinisiatif untuk melakukan pemeriksaan kepada insan pers untuk mengetahui kondisi kesehatannya,” ujarnya. (Inten Indrawati)

Siapa yang tidak tertarik melihat tanaman kecil yang mungkin baru berumur 1 tahun sudah bisa berbuah. Ini pula yang bisa kita lihat pada beberapa tanaman jeruk yang ada di Purnama Sari Garden, Jalan By Pass Ngurah Rai, Tohpati. Tanaman-tanaman jeruk yang hanya ditanam di media polybag dan pot-pot kecil tersebut begitu memikat dengan beragam bentuk dan warna buahnya.

Seorang raja di Srilangka memelihara seorang pelawak, namanya Andare. Tugas pelawak itu adalah menghibur raja dan keluarganya agar tetap ceria. Pelawak itu memang jenaka! Dalam Made Taro keadaan duka pun, ia berhasil membuat sang Raja tersenyum. Bahkan dalam keadaan sibuk mengurus pemerintahan pun, pelawak itu berhasil membuat sang Raja tertawa. Pada suatu hari, permaisuri raja bertanya kepada pelawak itu. “Andare! Kamu bertahun-tahun bertugas di istana, tetapi kamu belum pernah memperkenalkan istrimu. Ajaklah ke sini menghadap kepadaku!” Sambil senyum Andare menjawab, “Maaf, Paduka Permaisuri! Percuma hamba mengajak dia menghadap Paduka, sebab ia tuli berat.” “Tak apalah! Aku akan berbicara dengan suara keras, sehingga ia bisa mendengar apa yang kukatakan.” Sesampai di rumah, Andare memanggil istrinya. “Istriku! Permaisuri Raja berharap kamu bertemu dengan beliau.” “Dengan segala senang hati!” jawab istrinya gembira. “Tetapi ada masalah, Istriku!” kata Andare. “Sang Permaisuri tuli berat!” “Tak apalah! Aku akan berbicara sekeras-kerasnya, sehingga beliau mendengar apa yang kukatakan.” Maka tibalah hari yang ditentukan itu. Istri

Andare datang menghadap permaisuri raja. “Selamat pagiii…! Selamat bertemuuu…!” seru permaisuri dengan suara keras. “Selamat pagiii…! Selamat bertemuuu…!” jawab istri Andare dengan suara keras juga. Selanjutnya kedua insan yang ‘tuli keras’ itu berbincang-bincang. Suara mereka makin keras, makin keras. Perbincangan mereka makin panas, makin panas. Seisi istana mengira permaisuri dan istri Andare itu bertengkar. Mendengar ‘pertengkaran’ yang makin keras itu, sang Raja lalu mendekati mereka. “Apa yang terjadi? Mengapa Anda bertengkar?” tanya sang Raja sambil melerai kedua insan yang bertengkar itu. Didapatinya sang Permaisuri berteriak-teriak di daun telinga istri Andare, dan istri Andare membalasnya dengan berteriak-teriak di daun telinga sang Permaisuri. “Permaisuri tuli keras, Paduka! Hamba harus berteriak-teriak sehingga beliau mengerti,” kata istri Andare. “Apa katamu?” jawab Permaisuri tersinggung. “Kamu yang tuli keras, sehingga aku harus berbicara berteriak-teriak.” “Tunggu dulu!” jawab Raja. Di istana ini tidak ada yang tuli keras. Dari mana kau tahu bahwa sang Permaisuri tuli?” Tiba-tiba muncul Andare, pelawak istana itu. “Maaf, Paduka! Peristiwa ini terjadi gara-gara hamba. Sebetulnya istri hamba tidak tuli, dan permaisuri Paduka pun tidak tuli. Begitulah yang terjadi kalau kedua pihak hanya kenal dari keterangan pihak lain. Keterangan itu berasal dari hamba, yang bertugas membuat sebuah peristiwa menjadi jenaka.” (Srilanka)

Jeruk pamelo

eberapa di antara­ nya ada jenis jeruk k ep r o k p u n ten , kolomonde, nagami, limau, blackberry, pamelo, dan jeruk purut. Pemilik stan, Suarni (50) mengatakan tanamantanaman jeruk ini dipasoknya dari daerah Batu, Malang, yang merupakan pusatnya tanaman buah. Ia memang lebih banyak mengoleksi tanaman jeruk dikarenakan karakter tanamannya netral, dalam artian sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan/iklim baru. “Tanaman yang masih ada sekarang, ya ini saja. Sekarang saya belum mencari dulu karena 2 tahun terakhir pasarannya agak lesu,” ungkap Suarni. Karena karakter beberapa jenis jeruk ini sudah bisa berbuah dalam usia muda, banyak juga konsumen yang memakainya sebagai tanaman hias. Bisa dibayang-

Jeruk blackberry

kan, dari balik rerimbunan hijaunya daun menyembul buah berwarna kuning terang, tentu menjadi sebuah pemandangan yang indah untuk dinikmati. Jeruk-jeruk ini pun memiliki karakter yang berbedabeda. Sebut saja jeruk nagami yang sering dipakai tanaman hias. Suarni menjelaskan, jeruk ini buahnya kecil, dan biasanya dimakan sampai kulitnya karena justru kulitnya yang berasa manis. Jeruk limau umumnya dipakai sambal. Sementara jeruk purut, rebusan daunnya yang sering dipakai sebagai penambah citarasa dalam makanan berkuah. “Katanya, buah jeruk purut ini dipakai jamu,” ucapnya. Untuk jeruk kolomonde, di stannya ini ada dua jenis yaitu kolomonde daun hijau dan kolomonde varigata. Jeruk kolomonde varigata memiliki warna belang putih pada kulit buahnya seperti semangka. Dan, daunnya pun ada perpaduan warna

Jeruk keprok

hijau dan putih. Sementara untuk jenis jeruk yang buahnya agak besar, seperti jeruk Bali, sering juga disebut jeruk pamelo. “Jadi kalau di kami para pedagang tanaman, jeruk Bali itu ada dua jenis. Jeruk Bali yang asli dari Bali disebut jeruk Bali. Dan jeruk Bali yang buahnya agak lebih besar dari jeruk Bali, bukan berasal dari Bali tapi dari Jawa Tengah, dinamakan jeruk pamelo,” jelasnya. Dulu, ia mengaku cukup banyak menyediakan tanaman jeruk juga tanaman buah lain yang langka. Seperti, tanaman buah ajaib (miracle), anggur pohon, jambu pilipi (dari Australia), jambu air tsunami, sawo hitam (yang dipercaya untuk obat kanker), bleksa putih, dll. Dulu, peminat tanaman-tanaman langka ini banyak. “Biasanya yang mencari orang-orang berduit, karena harganya juga lumayan bisa sampai Rp 8 juta,” terangnya. Agar tanaman bisa berbuah dengan cepat, Suarni yang sudah 25 tahun bergelut di dunia tanaman ini menyarankan untuk rutin memberi pupuk, 2 minggu sekali. Penyiraman cukup sekali sehari. “Beri pupuk daun dan pupuk buah, agar daun dan buahnya seimbang. Kalau terlalu banyak buah, buahnya akan kecil-kecil,” ucapnya. (Inten Indrawati)

Jeruk kolomonde daun hijau

Jeruk nagami

Jeruk purut

Jeruk limau

Jeruk kolomonde varigata

17


Sudut Pandang

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

Memasuki bulan Februari memang selalu diidentikkan dengan hari kasih sayang. Memanfaatkan momen ini, orang-orang akan mengungkapkan rasa sayangnya dengan memberikan hadiah sebagai simbol rasa cinta dan sayangnya terhadap seseorang. Hal ini juga dilakukan oleh Putu Dewi Puspitawati.

M

enurut perempuan yang akrab disapa Dewi ini hadiah yang biasanya bisa diberikan hari Valentine bisa berupa bunga, cokelat, boneka, kartu ucapan, maupun barang-barang kesukaan dari seseorang. Biasanya juga hari Valentine hanya dirayakan secara spesial oleh kawula muda, akan tetapi saat ini momen kasih sayang tersebut mulai dirayakan oleh berbagai kalangan termasuk dirinya sebagai istri dan ibu. “Kasih sayang itu tidak selalu ditunjukkan kepada pasangan tetapi juga bisa kepada orang tua, anak, suami, bahkan teman,” ungkapnya. Dewi menambahkan dirinya selalu menunggu datangnya hari Valentine setiap tahunnya. Sebab di hari Valentine, sang suami yang memiliki sifat romantis ini selalu akan memberinya kejutan spesial. Begitu sebaliknya ia juga akan menyiapkan sesuatu yang spesial untuk suami dan ketiga anaknya. “Suami sangat romantis dia selalu memberi kejutan dengan memberikan hadiah-hadiah yang saya sukai. Saya juga siapkan kado-kado

Dalam rangka Hari Kanker Se­ dunia yang jatuh pada tanggal 4 Pebruari, RSU Prima Medika menggelar “Music & Poem for Cancer Patient”, di halaman Endrawati Cancer Centre RSU Prima Medika, Sabtu ( 3/2). Direktur Utama RSU Prima Medika, dr. Dian Ekawati, MPH mengatakan, acara yang diikuti para dokter spesialis Tim Onkologi , para perawat, penderita kanker dan keluarganya ini serta para relawan dari beberapa yayasan kanker bertujuan untuk sharing pengalaman dan ­saling menguatkan melalui musik dan pembacaan puisi. “Dengan spirit, We Can, I Can, semoga semakin banyak doa dan harapan, semoga semakin kuatlah sahabat atau keluarga yang merupa-

Momen Jaga Keharmonisan

buat anak-anak dan suami,” ungkap perempuan kelahiran Denpasar 10 September 1972 tersebut. Bukan hanya saling memberi kejutan, perempuan yang aktif berorganisasi ini mengaku selalu membuat masakan dan makan bersama dengan keluarga. Meskipun dirinya selalu menyempatkan waktu masak untuk keluarga setiap hari, namun khusus di hari kasih sayang dia akan masak dengan lebih spesial. “Setiap hari saya selalu masak untuk keluarga tetapi di hari Valentine masakannya spesial,” paparnya. Tidak hanya merayakan bersama keluarga, Dewi yang juga staf di

kantor Dinas Sosial Kabupaten Buleleng ini juga selalu merayakan Valentine bersama teman-teman kerjanya. Dirinya mengaku jika menjadikan momen hari kasih sayang sebagai kesempatan untuk memberikan sesuatu kepada orangorang terdekat. “Biasanya kami di kantor rayakan Valentine itu dengan sangat sederhana tapi penuh makna. Kami akan membawa kado masing-masing dan tukar kado di kantor. Ini sebagai salah satu cara kami untuk tetap menjaga keharmonisan,” imbuhnya. Meskipun hari kasih sayang hanya diperingati setahun sekali, tetapi Dewi menegaskan bahwa untuk menunjukkan kasih sayang terhadap orang-orang yang kita cintai tidak mesti harus menunggu hari kasih sayang. Rasa sayang dapat ditunjukkan setiap hari dan momen Valentine ini hanya sebagai pengingat bahwa rasa sayang itu harus dilakukan setiap hari. “Perayaan ini agar kita eling bahwa kasih sayang harus dilakukan setiap hari,” tutupnya. LAKUKAN TIAP HARI Sementara itu hal berbeda dalam peringatan hari Valentine ditunjukkan oleh Ketut Ariyani. Menurutnya, hari kasih sayang tidak perlu terlalu dispesialkan

Putu Dewi Puspitawati

16

karena untuk menunjukkan kasih sayang bisa dilakukan setiap hari tanpa menunggu hari Valentine tiba. Ariyani mengaku menunjukkan kasih sayang tidak hanya dalam wujud bunga, cokelat, maupun boneka, melainkan dapat ditunjukkan dengan berbakti dan menjalankan tugas-tugas sebagai seorang anak, istri, maupun ibu. “Kalau kasih sayang hanya dirayakan tanggal 14 Februari dan besoknya terjadi pertengkaran atau keributan lagi, ya itu sama sekali tidak ada manfaatnya,” ungkapnya. Perempuan yang saat ini menjabat sebagai Ketua Panwaslu Kabupaten Buleleng ini mengatakan dalam keluarga pun hari Valentine tidak dirayakan dengan spesial. Ia mengatakan sudah setiap hari menerapkan cara mengasihi, menyayangi, dan menghormati sesama anggota keluarga. “Intinya kasih sayang itu saya lakukan setiap hari dengan melakukan tugas sebagai seorang istri, memperhatikan anak meskipun tinggal di luar kota sehingga untuk menunjukkan kasih sayang tidak mesti hari hari kasih sayang,” jelasnya. Di sisi lain, Ariyani yang juga sebagai pelatih senam ini mengaku memiliki banyak teman perempuan yang hampir setiap hari bertemu. Ketika momen Valentine tiba, dirinya memang tidak merayakan secara spesial tetapi ikut memaknai dengan memberikan bunga sebagai simbol kasih sayang tersebut.

Ketut Ariyani

“Mera­yakan sih gak, hanya meramaikan dengan memberikan bunga sebagai simbolis kasih sayang yang sudah kita bangun setiap hari,” tambah perempuan kelahiran 23 Desember 1970 tersebut. Ditambahkan Ariyani, dengan perkembangan zaman yang cukup pesat, dirinya melihat fenomena perayaan hari kasih sayang terkesan over control terutama bagi remajaremaja yang sedang kasmaran. “Perlu saya tekankan bahwa hari kasih sayang tidak hanya setahun sekali tetapi kita perlu memaknai perayaan tersebut sehingga kebudayaan luar tidak dipaksakan untuk diterapkan di negara kita,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Prof. Dr. dr. IB Tjakra Wibawa Manuaba, Sp.B. MPH., K.Onk (baju batik biru) bersama pejuang kanker saat peresmian Endrawati Cancer Centre RSU Prima Medika

Direktur utama RSU Prima Medika dr. Dian Ekawati ikut membacakan puisi

kan fighter dan survivor cancer dalam menjalani hari-harinya,” ujarnya. Musik dan lagu dinyanyikan para dokter, perawat, dan para pejuang kanker dan beberapa pasien kanker. Semua peserta yang hadir terlihat ­sangat bergembira dan sangat me-

dan ­Endrawati Cancer Centre, membacakan puisi hasil karyanya untuk penderita dan pejuang kanker yang hadir. Turut serta berpartisipasi dalam pembacaan puisi, Dr. dr. I Wayan Sudarsa, Sp.B.K.Onk dan dr. Wawan Sp. B.K.Onk. Dari bait-bait lagu dan puisi yang dibacakan, berisikan kalimat motivasi agar para penderita kanker tetap kuat untuk berjuang melawan kanker. Selain pembacaan puisi dan lagu, ­acara juga diisi dengan ­sharing pe­ ngalaman dari ­p ara penderita kanker bagai­mana kiat ­mereka dalam menjalani hidup walaupun sedang berjuang­ ­m elawan kanker. “Tujuan sha­ ring pe­ngalaman ini

adalah untuk saling menguat­kan dan saling memberi motivasi kepada penderita kanker yang lainnya, untuk bersamasama melawan kanker. Walaupun kanker disebut penyakit yang ganas, namun, mereka harus tetap kuat dam optimis dalam menjalani pengobatan,” kata dr. Dian. Beberapa pasien juga diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada para dokter tentang tips-tips yang harus dilakukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari agar tetap kuat. Acara ini juga merupakan rangkaian peresmian Endrawati Cancer Centre, untuk mengabadikan nama alm. Dr. Endrawati Wibawa Manuaba,MMR., sebagai salah seorang yang menga­ wali berdirinya RSU Prima Medika dan Direktur Utama pertama Rumah

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

Abadikan Budaya dalam Gambar

Peresmian Endrawati Cancer Centre RSU Prima Medika

nikmati acara tersebut. Dalam kesempatan itu, Prof. Dr. dr. IB Tjakra Wibawa Manuaba, Sp.B. MPH., K.Onk yang juga merupakan salah satu pendiri RSU Prima Medika

Dara

Sakit tersebut. “Dalam perjalanan panjang membesarkan RSU Prima Medika, dokter Endrawati tetap semangat, penuh dedikasi dan motivasi dalam perjuangan melawan penyakit kanker yang dideritanya. Motivasi yang tak pernah berhenti juga diberikan kepada para pen­derita kanker untuk selalu tersenyum dan tidak ada kata menyerah,” ujar dr. Dian. Endrawati Cancer Centre adalah salah satu Layanan unggulan RSU Prima Medika yang menjadi pusat layanan kanker terpadu. Dilengkapi pelayanan deteksi dini (screening), penunjang diagnostik untuk kanker, pembedahan, kemoterapi, perawat­ an paliatif, pelayanan kedaruratan kanker, kelas edukasi dan support group. (ast).

Endrawati Cancer Centre RSU Prima Medika Alamat: Jalan Pulau Serangan 9x Denpasar Telepon: (0361) 236225

Setiap fotografer profesional pasti memulai perjalanan fotografinya dari hobi, dengan kata lain menjadi seorang fotografer amatir. Apalagi jika hobi ditunjang oleh fasilitas sehingga menjadi hobi yang menghasilkan. Hal tersebut juga dirasakan oleh Gede Ary Suardika.

A

wal dirinya menekuni dunia fotografi sejak tahun 2013 lalu. Saat itu sang Ayah menghadiahi dirinya kamera digital sebagai kado ulang tahun. Agar tidak mubazir, pria yang lebih keren disapa Ary Ulangun ini mencoba menggunakan kamera tersebut untuk mengabadikan setiap moment bersama keluarga. Banginya mengabadikan sebuah moment menjadi daya tarik mendasar ketika kelak tidak bisa lagi melihat moment yang sama di waktu yang berbeda. “Kelak ketika tempat dan orang yang ada dalam foto itu berubah, kita bisa memandang perbedaan yang terjadi selama kurun waktu tersebut,” jelas pria kelahiran Jinengdalem, 16 Mei 1993 tersebut. Pendiri dari Komunitas Photografy Buleleng ini mengatakan dalam dunia fotografi, selain skill, konsep merupakan faktor utama yang menentukan kualitas foto. Dirinya lebih menyukai konsep human interest, culture, and nature. Dalam karyanya, ia lebih cenderung mengangkat aktivitas budaya orang-orang lokal serta menyatukan aktivitas tersebut dengan alam yang indah sebagai latarnya. Selain itu mengabadikan budaya dalam sebuah gambar, konseping di bidang ini juga bermanfaat untuk memperkenalkan kesenian serta alam di daerah agar bisa dikenal serta berkembang di dunia luas. “Saya lebih suka meng-

kombinasikan antara manusia dan alam. Akan indah jika kehidupan dan aktivitas tradisional dipadukan dengan keindahan alam,” paparnya.

Tidak dimungkiri, saat ini dunia fotografi memang banyak dilirik oleh masyarakat. Namun, Ary Ulangun meyakini setiap fotografer memiliki cirri khas masing-masing yang tidak akan dimiliki oleh fotografer lain. Ciri khas tersebut terletak pada konseping setiap kali dirinya mengabadikan sebuah gambar. Bagi pria yang pernah mendapat juara 2 Tropical Life Photo Contest 2015 tersebut mengatakan selalu

Salah satu karya Gede Ary Suardika

ada pesan moral serta pelajaran yang mampu dicerna oleh orang yang melihat karyanya. Dirinya tidak pernah tergantung dengan model cantik atau ganteng, tetapi lebih cenderung memotret orang yang biasa namun memiliki emosi wajah yang dalam serta mata yang sarat makna. “Bagi saya foto yang bagus akan tercipta jika hati dan pikiran tertarik dan mampu menjiwai konsep itu,” tuturnya. Ary yang sempat menjadi juri lomba foto diberbagai event juga menambahkan saat ini dunia fotografi berkembang sangat pesat. Bahkan dirinya sangat merasakan income yang sangat menjajika dari hasil hobinya tersebut. Banyaknya orang yang menggeluti usaha tersebut sangat berdampak pada daya saing usaha sehingga mempertahankan kualitas adalah utama dibanding kuantitas. “Tetap berkreatifitas bukan megejar popularitas, seperti itulah yang selalu saya tanamkan diprinsip kerja sehingga sampai saat ini masih bisa bertahan dengan baik dalam usaha ini,” ungkapnya. Uniknya lagi, meskipun saat ini namanya banyak dikenal namun siapa sangka Ary tidak pernah mengikuti sekolah khsus fotografi. Dirinya mengatakan hanya belajar dari teman-teman yang lebih dulu mengenal dunia fotografi. “Bagi saya setiap orang punya pengetahuan yang berbeda, jadi saya mencari teman sebanyak-banyaknya dibidang foto agar bisa mendapatkan banyak teknik foto dari teman yang sudah berpengalaman,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

9


10

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Tari Legong Adu Pesona dengan Tari Trompong

Kreasi

P

D

teri tari Legong Kraton dan tari Kebyar Trompong, membumbung di seluruh penjuru Bali bagi grup-grup kesenian yang menjadi utusan Parade Gong Kebyar dari masing-masing kabupaten/kota. Untuk menentukan wakilnya, Kabupaten Gianyar menjaring dengan sistem seleksi, disebabkan begit u banyaknya sekaasekaa yang berhasrat

berkesenian dalam ajang prestius itu. Agaknya, seleksi adalah kancah yang ideal menelorkan utusan yang elegan. Untuk lolos menampilkan tari Legong Kraton dan Kebyar Trompong saat mabarung di Ardha Candra, Taman Budaya Bali pada PKB tahun ini, tentu tidak hanya Gianyar yang bersungguh-sungguh, duta kabupaten dan kota lainnya sudah pasti juga ingin memetik penona. Legong Kraton yang dijadikan materi wajib untuk Parade Gong Kebyar Anak-anak, berspektif penting bagi eksistensi tari ini. Betapa tidak. Tari Bali yang awal perkembangannya menguak dari Desa Sukawati ini adalah genre seni tari bertabur nilai estetis luhur. Tata tarinya yang teruntai lentur, bersemangat, dan energik dalam bingkai abstrak-impresionis, menjadikannya sebuah tontonan seni yang melontarkan pesan moral kehidupan berkearifan budi. Hayatilah, misalnya, sajian Legong Kuntul dari

Trendi dengan Sarung ikatakannya fashion sebagai media komunikasi dapat dikonstruksi dengan berbagai tanda yang mencerminkan konteks dinamika

Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Werdhi Yowana Bedulu, Blahbatuh, yang ditampilkan dalam seleksi Gong Kebyar di Gianyar itu. Dibawakan apik oleh empat penari, ekspresi keindahan dan imajinasi tentang lingkungan fauna dan flora yang asri terbersit menggugah. Kini, keindahan legong yang bertutur tentang sekumpulan bangau ini tak begitu sering dapat disaksikan masyarakat. Penonton, masyarakat Bali masa kini, juga kian jarang menyaksikan tari Kebyar Trompong. Tari yang dalam penampilannya disertai dengan keterampilan menabuh instrumen trompong ini mulai dikenal masyarakat Bali sejak tahun 1925. Adalah seniman tari I Ketut Marya (Mario) dari Tabanan yang menciptakan dan menyebarluaskan tari ini. Tari berkarakter babancihan ini lazim dibawakan secara tunggal oleh seorang pelaku pria. Koreografi tari ini didominasi oleh gerak-gerik duduk bersimpuh, berputar dan berjinjit-jinjik dengan penonjolan stilisasi

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Urbanomad adalah desain fashion yang menggambarkan tentang sosial budaya , multi kulturalisme, identitas. dualitas, oposisi biner dan isu gender, yang di usung Weda Gita di pagelaran Malang Fashion Trend 2018 belum lama ini.

Tari legong yang lazim juga disebut Legong Kraton adalah salah satu tari klasik Bali yang diduga telah berkembang pada abad ke19. Sedangkan tari Trompong adalah ciptaan seni tari yang hadir di tengah perkembangan gamelan modern Gong Kebyar pada awal abad ke-20. Kini, kedua ungkap­an seni tari yang kelahirannya berjarak seabad tersebut bersanding menunjukkan kemilau indahnya. Kegemilangan kedua tari ini yang disajikan di delapan desa di Bumi Seni Kabupaten Gianyar, 25-26 Januari lalu. entas Tari Legong dan Kebyar Trompong itu serangkaian dengan sajian Gong Kebyar oleh grup-grup seni pertunjukan yang diseleksi menjadi duta Kabupaten Gianyar untuk Parade Gong Kebyar SeBali di arena Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2018 bulan Juni-Juli mendatang. Delapan sekaa yang menyuguhkan kesungguhan dan ketangguhannya itu adalah empat dari kategori anak-anak dan empat dari tingkat dewasa. Sejak sore hingga malam, selama dua hari, kedelapan grup Gong Kebyar itu disimak dan dicermati satu per satu penampilannya oleh tim juri. Masing-masing peserta wajib menampilkan sebuah konser tabuh dan sebuah sajian tari. Gong Kebyar anak-anak menyajikan tari Legong Kraton dan Gong Kebyar dewasa mementaskan tari Kebyar Trompong. Greget berkesenian sungguh memancar dari para seniman, penabuh dan penari, dari masingmasing sekaa seleksi Gong Kebyar di Kabupaten Gianyar itu. Atmosfer yang apresiatif pun memancar, tampak dari antusiasisme masyarakat penonton menyaksikan pagelaran tersebut. Di Wantilan Pura Payogan Agung Ketewel yang menampilkan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Banjar Puseh, Ketewel, Sukawati, masyarakat penonton setempat hadir penuh sesak yang menyaksikan pementasan selama 30 menit itu dengan binar rasa ingin tahu. Sajian tari Legong Kraton yang dibawakan oleh dua bocah perempuan, ditatap segenap penonton seakan tanpa berkedip. Di Banjar Kawan, Mas, Ubud, penampilan Sekaa Gong Adhi Putra Kencana, disimak sarat perhati­an para penonton kendati diusik oleh guyuran hujan. Sajian tari Kebyar Trompong dikagumi penonton dengan desis berdecak. Parade Gong Kebyar untuk PKB 2018, salah satu materi wajibnya adalah tari Legong Keraton bagi Gong Kebyar Anak-anak dan tari Kebyar Terompong bagi Gong Kebyar Dewasa. Oleh karena itu, kiranya bulan-bulan ini, aktivitas berkesenian dengan ma-

Style

permainan terompong meliuk-liuk melankolis. Tengok, Tari Kebyar Trompong gaya Peliatan yang disuguhkan oleh penari Gong Kebyar Banjar Kawan Mas, hadir dengan gairah yang membuncah. Juga, perhatikan, tari Kebyar Trompong grup Gong Kebyar Desa Sukawati menerjang sigap dengan aura karismatik. Diusungnya tari Legong Kraton dan tari Kebyar Trompong dalam arena bergengsi Parade Gong Kebyar PKB 2018, tentu akan jadi pemicu terhadap eksistensinya. Di panggung seni pentas yang menjadi primadona penonton PKB ini, keduanya akan semakin luas diapresiasi ribuan masyarakat, dan dengan demikian semakin disimak dan dikagumi keadiluhungannya. Kesenian sebagai capaian peradaban manusia, adalah kiblat penting dan pijakan strategis untuk meniti langkah-langkah kemajuan ke depan. Keindahan tari legong yang fleksibel diganduli pesan saripati moral kehidupan, masih kontekstual menyemai harkat budaya masyarakat Bali. Kecemerlangan tari Kebyar Trompong yang menggetarkan kreativitas modern, menstimulasi kesadaran hidup yang dinamis penuh tantangan seperti terlukis dalam gerak lincah dengan rona girang dalam tari ini. (Kadek Suartaya)

Parade Gong Kebyar untuk PKB 2018, salah satu materi wajibnya adalah tari Legong Keraton bagi Gong Kebyar Anak-anak dan tari Kebyar Terompong bagi Gong Kebyar Dewasa. Oleh karena itu, kiranya bulan-bulan ini, aktivitas berkesenian dengan materi tari Legong Kraton dan tari Kebyar Trompong, membumbung di seluruh penjuru Bali bagi grup-grup kesenian yang menjadi utusan Parade Gong Kebyar dari masing-masing kabupaten/kota.

di setiap zaman. Urbanomad koleksi dariWeda Gita kali ini mengangkat sarung sebagai sumber inspirasi. Artefak budaya yang satu ini bisa dijadikan identitas mode Indonesia.

Melalui sarung androgyny . Ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC) Denpasar, ini menjadikannya gagasan dalam mengangkat budaya lokal dengan nuansa global. Gaya androgyny . kata Wedea Gita memungkinkan fashion melebur batasan gender pemakainya. Deformasi model menciptakan tampilan desain sarung yang edgy dan trendy. (Sri Ardhini)

15


14

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

Cantik ke Pesta Gaya rambut merupakan bagian dari daya tarik dan sisi feminin penampilan perempuan. Setiap perempuan menginginkan dirinya dapat selalu terlihat cantik, menarik, dan modern termasuk dari gaya atau tatanan rambut mereka.

A

da banyak cara untuk membuat rambut Anda tampak menarik dan modern, baik itu rambut pendek maupun rambut panjang. Salah satu cara untuk meningkatkan penampilan kecantikan rambut Anda yaitu dengan tatanan gaya rambut. Menurut Dewi, salah seorang penata rias dari New Melati Salon, bagi anda yang memiliki rambut panjang, banyak kreasi

tatanan rambut yang bisa dibuat. “Kita dapat membuat sanggul yang tinggi di atas atau sanggul sederhana yang rendah tidak meninggi. Anda dapat membuat sanggul yang terkesan berantakan, sanggul elegan, dan masih banyak lagi kreasi lainnya. Yang pastinya seluruh sanggul modern tersebut akan terlihat menakjubkan dan sangat mudah untuk dibuat,” ujarnya. Ia mengatakan, jika rambut

panjang, aneka tatanan rambut yang ditampilkan kali ini bisa dicoba. Tatanan rambut ini berkesan sangat natural, simpel, namun kelihatan elegan. “Kebanyakan perempuan tidak suka terlalu banyak sasakan dan hairspray. Tatanan rambut ini bagus dilihat, nyaman dipakai, dan mudah dilepas,” ujar Dewi. Ia mengatakan, tatanan rambut ini cocok untuk segala acara, pesta, berkebaya, atau acara pernikahan. Kelebihan sanggul ini menonjolkan tekstur rambut dan akan lebih bagus kalau rambut yang berwarna. Bagaimana, Anda sudah siap ke acara pesta valentine? Salah satu tatanan rambut ini pasti cocok untuk Anda. (Wirati Astiti)

Jelita

Bugar

Kusta bukan

Penyakit Kutukan Menurut WHO, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penyakit kusta yang tinggi. Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dengan 16.856 kasus setelah India (134.752 kasus) dan Brazil (33.303 kasus) pada tahun 2013.

A

danya kasus baru kusta yang bermunculan di beberapa daerah perlu mendapat perhatian, meski proporsinya tidak mempengaruhi status eliminasi. Terdapat beberapa provinsi di Indonesia yang belum mencapai status eliminasi yang ditandai angka prevalensi kusta di wilayahnya masih >1 per 10.000 penduduk. Sebagian besar berada di wilayah Indonesia Timur. Menurut dr. Ni Nyoman Ayu Sutrini, M.Repro, Sp.KK, jumlah kasus kusta di Bali tahun 2016 sebanyak 108 orang kasus lama yang masih berobat dan kasus baru sebanyak 99 orang. Kasus kusta pada anak juga perlu mendapatkan perhatian. Makin tinggi proporsi ditemukannya kasus baru kusta pada anak berusia kurang dari 13 tahun menandakan potensi penularan berupa kontak di keluarga dan lingkungannya dan tingginya transmisi di suatu wilayah. Di Indonesia, setiap tahunnya ditemukan kurang lebih 1500 kasus kusta baru pada anak-anak. Ia mengatakan, kusta atau lepra bukanlah penyakit keturunan atau kutukan. “Kusta merupakan penyakit menular atau infeksi menahun yang disebabkan kuman mycobacterium leprae,” ujar dokter RSUD Bali Mandara ini. Bakteri ini pertama kali menyerang kulit dan saraf tepi sehingga bila terlambat diobati dapat menimbulkan kecacatan. “Meskipun tergolong penyakit menular, namun sulit untuk menular karena yang berisiko tertular adalah orang-orang yang kontak erat dengan penderita dalam jangka waktu yang lama. Masa inkubasi mulai masuknya kuman ke dalam tubuh sampai menimbulkan penyakit kusta adalah rata-rata 2-5 tahun,” jelasnya. Cara masuknya kuman melalui saluran pernapasan bagian atas dan kontak kulit yang tidak utuh. Munculnya penyakit ini pada seseorang pun tergantung pada imunitas/kekebalan tubuh yang berarti status imunitaslah yang mempengaruhi masa inkubasi bahkan menentukan tipe kusta yang diderita. Beberapa tanda seseorang menderita kusta, adanya bercak merah atau putih di kulit yang mati rasa atau tidak gatal, bintil-bintil kemerahan yang tersebar pada kulit, raut muka yang berbenjol-benjol,

lepuh atau luka kronis/lama yang tidak nyeri. Selain tanda-tanda di kulit, tanda-tanda pada saraf yang bisa ditemukan, rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak atau wajah, ada kecacatan dan luka yang sulit semb u h . “Tandat a n d a tersebut

Foto: www.alodokter.com/kusta

bukanlah tanda utama penyakit kusta, namun jika ditemukan sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih teliti,” sarannya. Berdasarkan tingkat kekebalan tubuhnya, secara sederhana dan garis besarnya kusta dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu kusta kering (pausibasiler/PB) dan kusta basah (multibasiler/ MB). Makin rendah kekebalan tubuh penderita, tipe yang diderita ke arah MB. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk pengobatan pada kondisi lapangan. Dasar dari klasifikasi ini adalah gambaran klinis yang ditemukan pada penderita dan hasil pemeriksaan BTA dari kerokan kulit. Ia mengatakan, pengobatan kusta bertujuan untuk memutus rantai penularan, menyembuhkan penyakit dan mencegah kecacatan/ bertambahnya kecacatan yang sudah ada sebelum pengobatan. Regimen pengobat­ an kusta diistilahkan dengan Multi Drug Therapy (MDT) yang diberikan secara gratis. MDT aman diberikan

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

11

jak tahun 2017 adalah Rapid Village Survey dengan gerakan ayo temukan bercak di semua kabupaten wilayah Provinsi Bali,” ujar dr. Ayu Sutrini. Menurutnya, walaupun pemerintah telah membuatkan program tersebut, k i t a

pada wanita hamil maupun menyusui dan anak-anak dengan dosis pada anak-anak lebih rendah dibandingkan dewasa. HILANGKAN STIGMA NEGATIF Salah satu cara memutus rantai penularan kusta adalah dengan menemukan penderita kusta dan mengobatinya. “Pemerintah Provinsi Bali telah melaksanakan kegiatan screening untuk menemukan kasus kusta baru di selur u h kabupaten B a l i setiap tahunnya yang sudah berlangsung sejak tahun 2012. Program terakhir yang baru berjalan se-

dr. Ayu Sutrini

tidak bisa mengandalkan pemerintah tetapi masyarakat juga harus berperan aktif dengan sadar terhadap kesehatan pribadi dan lingkungan, tidak mendiskriminasi penderita kusta yang dapat menghambat penemuan dan pengobatan kusta. Dalam rangka membangun perhatian masyarakat, 29 Januari diperingati sebagai Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy Day ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, meningkatkan motivasi, mengubah pandangan maupun menghilangkan stigma

negatif bahwa penderita kusta dan orang yang pernah mengalami kusta juga memerlukan perhatian masyarakat. Terkait vaksinasi, terdapat satu penelitian di tahun 1996 di Malawi pemberian vaksinasi BCG satu dosis dapat memberikan perlindungan sebesar 50% dan dua dosis memberikan perlindungan hingga 80%. Namun, kata dia, penemuan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena penelitian di beberapa negara memberikan hasil yang berbeda. (Wirati Astiti)


Kuliner Tawarkan Konsep Berbeda Foto Kopi 2018 bersama Cerita Kopi 12

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Usaha rumahan belakangan ini memang sedang banyak digeluti oleh masyarakat. Selain melatih kemandirian, usaha rumahan juga memberi peluang yang cukup menjanjikan bila ditekuni dengan serius. Salah satunya Putu Wahyuni, S.Pd., pembuat cake dari Singaraja. Setelah di PHK oleh tempatnya bekerja, perempuan yang akrab disapa Unik ini sempat merasa bingung dengan nasibnya. Menggantungkan hidup dari pekerjaan yang selama ini ia lakoni ternyata tidak menjamin memberikan kesejahteraan selamanya.

Menikmati kopi sambil menyaksikan beragam kegiatan yang berkaitan dengan kopi bisa ditemukan di ajang Foto Kopi 2018 bersama Cerita Kopi. Ini merupakan event pertama yang menggabungkan pameran dan lomba fotografi, lelang kopi, lomba cupping, lomba latte art, hiburan, dan bazaar.

P

aulus Nugraha, founder Cerita Ko p i m e n u t u rkan kegiatan ini merup a ka n kola bor asi ko munitas penggiat dan pecinta kopi yang tergabung di Cerita Kopi dengan EO Bali Creative sebagai penggagas Foto Kopi 2018. “Kami berharap event yang dilaksanakan di Park 23 Kuta (2-4 Februari) ini bisa mempererat tali silaturahmi para penggiat dan pecinta kopi yang ada di Bali khususnya dan Indonesia umumnya,” ujar pria yang juga barista trainer ini. Cerita Kopi adalah wadah bagi siapa saja yang ingin bercerita dan berbagi pengalaman seputar dunia kopi. Paulus menambahkan rangkaian dari Cerita Kopi diawali dengan workshop tentang milk base di Celagi Village, Jalan Noja, Denpasar pada 28 Januari 2018. Di ajang Foto Kopi 2018, para pecinta kopi ini ikut lomba cupping, lelang kopi, dan lomba latte art. “Setelah lomba cupping, kami mengadakan lelang yang dimulai dengan harga Rp 35 ribu. Hasil lelang masuk ke kas komunitas Cerita Kopi,”

ujar Paulus. Kopi yang dilelang antara lain kopi Sunda Gulali (Jawa Barat), kopi U l i an Ki n t am ani, k o p i P ujungan Pupuan, kopi Solok Minang, kopi Situjuoh Minang, dan kopi Kayu Aro Kerinci. Untuk lomba latte art yang diikuti 32 peserta dan mayoritas barista, menggunakan sistem battle. Peserta dinilai oleh tim juri yang terdiri dari Eka (latte art artist), Yanti ( j u a r a 3 ­I n d o n e s i a n L a t t e Art Championship Regional Indonesia Timur 2018), dan

S

di masing-masing daerah tersebut. “Kami melihat foto dan kopi sudah jadi life style. Fotografer banyak yang suka ngopi dan kopi itu banyak difoto. Melalui event ini, kami gabungkan menjadi tiga chapter, yakni hunting, workshop, d a n e x h i b i t i o n . Ka m i j u g a memilih mall sebagai bagian dari upaya memperkenalkan brand dan produk lokal kepada pengunjung mall,” jelas Sam. (Ngurah Budi)

Putu Wahyuni

etelah menganggur, Unik iseng-iseng membuat jajanan di rumah. Dicoba oleh keluarga dan rekannya, ternyata Unik memiliki bakat dibidang memasak khsusunya membuat kue. Sadar akan hobinya, Unik memilih untuk mengikuti pelatihan di Denpasar. Selama belajar, dirinya lebih fokus berlatih membuat kue utamanya cake dan tart. “Saya pergi belajar dan lebih fokuskan di cake dan tart,” jelasnya. Berbeda dengan cake dan tart pada umumnya, produk dengan nama brand Frista Cake ini memang memiliki beberapa keunggulan. Dibuat dengan bahan-bahan

Samara (EO Foto Kopi). Pemenang mendapatkan hadiah berupa plakat, merchandise dari Toffin dan uang tunai. Samara menambahkan event perdana di Bali ini menjadi Foto Kopi session I. Selanjutnya mereka akan berkelilling ke Aceh, Papua, J a k a r t a , d a n B a n d u n g . Te manya akan menyesuaikan

Bahan: 1 kg : ayam kampung, bersihkan, potong menurut selera 500 ml : air kelapa ½ sdt : lada bubuk Gula, garam, kaldu bubuk.minyak secukupnya

Peserta lomba cupping

Cara Membuat: Rebus ayam bersama air kelapa, tambahkan garam, lada bubuk, masak sampai matang dan lunak. Angkat, tiriskan. Tumis bumbu

halus sampai harum, masukkan ayam, aduk rata dan biarkan bumbu meresap. Sisihkan bumbu tumisan, lalu bakar ayam sambil olesi dengan sisa bumbu tumisan tersebut sampai bumbu meresap. Sajikan dengan lalapan menurut selera.

Bumbu Halus: 4 siung : bawang putih, haluskan 7 buah : bawang merah 4 butir : kemiri sangrai 5 buah : cabe merah 7 buah : cabe rawit 3 ruas jari : lengkuas 2 ruas jari : jahe 1 batang : serai ambil putihya

Bahan: 1 ekor : ayam, potong menurut selera 2 sdm : air jeruk nipis 1 sdt : garam 3 batang : serai, memarkan 3 lembar : daun salam 2 ruas jari : lengkuas, memarkan 500 ml : air buat merebus Minyak secukupnya Suasana event Foto Kopi 2018

Kue tart berkarakter

selama ini memang dilihat dari tingkat kesulitan pembuatannya. Ia menerangkan pembuatan kue karakter memang membutuhkan skill dan ketelitian tingkat tinggi karena sedikit salah akan mempengaruhi tampilan kue. “Ya ga ada kesulitan yang berarti tetapi dalam menggambar butuh ketelitian dan kehati-hatian,” jelasnya. Selain membuat kue karakter, dirinya juga selalu memanfaatkan momen momen besar untuk membuat terobosan dan inovasi. Setiap momen valentine, Frista cake selalu menawarkan sesuatu

yang berbeda dari tahun ke tahun. Meskipun sama-sama menawarkan cup cake akan tetapi setiap tahunnya Unik selalu memiliki konsep yang berbeda. Tahun 2016 yang lalu, dirinya menawarkan cup cake karakter dengan boneka-bonekanya, sedangkan tahun 2017 dirinya membuat flower cup cake dengan bunga bunga besar yang menghiase cake nya. Untuk tahun ini, Unik mengambil konsep yang berbeda lagi, dengan lebih menonjolkan coklat sehingga menawarkan cup cake dengan berbagai bentuk dan jenis cokelat. (Wiwin Meliana)

Bumbu Halus: 4 siung : bawang putih

Ayam Bakar Jahe Bahan: 750 gr : ayam, potong menurut selera 100 gr : parutan jahe 2 lembar : daun salam 1 batang : serai, memarkan 500 ml : air 2 sdm : gula merah 2 sdm : kecap manis Margarin buat olesan Bumbu 4 siung 7 buah 3 butir 5 buah

Ayam Bakar Lumajang

Samara (kiri) dan Paulus Nugraha

13

Ayam Bakar Pasundan 3 lembar : daun jeruk, buang tulangnya

Kreativitas peserta lomba latte art

pilihan tanpa pengawet menjadikan cake dan kue Unik selalu menjadi pilihan. Jika untuk mempercantik tampilan kue digunakan krim maka Unik lebih memilih menggunakan Pondan sehingga tidak membuat eneg saat dimakan. “Saya lebih utama bahannya, ini kan home made jadi baha-bahannya memang saya campur sendiri dan khusus untuk mempercantika tampilan kue saya gunakan pondan,” jelasnya. Di samping itu, usaha yang sejak beberapa tahun digeluti ini memiliki cirri khas tersendiri dari pebisnis kue lainnya. perempuan kelahiran Singaraja 11 Juni 1991 melayani pemesanan kue karakter. Berbagai karakter dari film, kartun, dan super hero pernah ia buat sesuai dengan permintaan pembeli. Bahkan dibandingkan dengan harga di toko, kue karakter miliknya jauh lebih murah. Menurut Unik, kue dengan tampilan bunga-bunga sudah biasa dijual di toko kue. Dirinya ingin menampilkan sesuatu yang berbeda dan jarang ditemui. Ditambahkan ibu dari dua anak ini, bahwa harga kue karakter

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

9 buah : bawang merah 2 buah : cabe merah besar 7 buah : cabe merah kriting 1 sdt : ketumbar disangrai 3 butir : kemiri disangrai 1 sdt : terasi 2 ruas jari : jahe Gula, garam, kaldu bubuk secukupnya Cara Membuat: - Lumuri ayam dengan air jeruk nipis dan garam, aduk rata,

diamkan selama 10 menit, cuci bersih, tiriskan. Goreng ayam setengah matang, angkat, tiriskan, lalu tumis bumbu halus bersama daun salam, daun serai dan lengkuas hingga harum. - Pindahkan ke dalam panci, lalu masukkan air dan ayam, masak sampai mendidih dan bumbu meresap sampai air agak kering. Lalu ayam siap dibakar sampai kecokelatan. Siap disajikan dengan sambal tomat.

Halus: : bawang putih : bawang merah : kemiri sangrai : cabe rawit

Cara Membuat: - Cuci bersih ayam yang disayat-sayat, lalu lumuri dengan parutan jahe, diamkan selama 10 menit. Rebus air bersama daun jeruk dan serai sampai mendidih, masukkan ayam yang sudah direndam parutan jahe, gula merah, garam dan kecap. - Rebus sampai bumbu meresap dan air agak kering atau asat, bakar ayam di atas teflon anti lengket sambil dibolak-balik. Olesi dengan sisa rebusan bumbu hingga matang dan kecokelatan, siap disajikan.


Kuliner Tawarkan Konsep Berbeda Foto Kopi 2018 bersama Cerita Kopi 12

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Usaha rumahan belakangan ini memang sedang banyak digeluti oleh masyarakat. Selain melatih kemandirian, usaha rumahan juga memberi peluang yang cukup menjanjikan bila ditekuni dengan serius. Salah satunya Putu Wahyuni, S.Pd., pembuat cake dari Singaraja. Setelah di PHK oleh tempatnya bekerja, perempuan yang akrab disapa Unik ini sempat merasa bingung dengan nasibnya. Menggantungkan hidup dari pekerjaan yang selama ini ia lakoni ternyata tidak menjamin memberikan kesejahteraan selamanya.

Menikmati kopi sambil menyaksikan beragam kegiatan yang berkaitan dengan kopi bisa ditemukan di ajang Foto Kopi 2018 bersama Cerita Kopi. Ini merupakan event pertama yang menggabungkan pameran dan lomba fotografi, lelang kopi, lomba cupping, lomba latte art, hiburan, dan bazaar.

P

aulus Nugraha, founder Cerita Ko p i m e n u t u rkan kegiatan ini merup a ka n kola bor asi ko munitas penggiat dan pecinta kopi yang tergabung di Cerita Kopi dengan EO Bali Creative sebagai penggagas Foto Kopi 2018. “Kami berharap event yang dilaksanakan di Park 23 Kuta (2-4 Februari) ini bisa mempererat tali silaturahmi para penggiat dan pecinta kopi yang ada di Bali khususnya dan Indonesia umumnya,” ujar pria yang juga barista trainer ini. Cerita Kopi adalah wadah bagi siapa saja yang ingin bercerita dan berbagi pengalaman seputar dunia kopi. Paulus menambahkan rangkaian dari Cerita Kopi diawali dengan workshop tentang milk base di Celagi Village, Jalan Noja, Denpasar pada 28 Januari 2018. Di ajang Foto Kopi 2018, para pecinta kopi ini ikut lomba cupping, lelang kopi, dan lomba latte art. “Setelah lomba cupping, kami mengadakan lelang yang dimulai dengan harga Rp 35 ribu. Hasil lelang masuk ke kas komunitas Cerita Kopi,”

ujar Paulus. Kopi yang dilelang antara lain kopi Sunda Gulali (Jawa Barat), kopi U l i an Ki n t am ani, k o p i P ujungan Pupuan, kopi Solok Minang, kopi Situjuoh Minang, dan kopi Kayu Aro Kerinci. Untuk lomba latte art yang diikuti 32 peserta dan mayoritas barista, menggunakan sistem battle. Peserta dinilai oleh tim juri yang terdiri dari Eka (latte art artist), Yanti ( j u a r a 3 ­I n d o n e s i a n L a t t e Art Championship Regional Indonesia Timur 2018), dan

S

di masing-masing daerah tersebut. “Kami melihat foto dan kopi sudah jadi life style. Fotografer banyak yang suka ngopi dan kopi itu banyak difoto. Melalui event ini, kami gabungkan menjadi tiga chapter, yakni hunting, workshop, d a n e x h i b i t i o n . Ka m i j u g a memilih mall sebagai bagian dari upaya memperkenalkan brand dan produk lokal kepada pengunjung mall,” jelas Sam. (Ngurah Budi)

Putu Wahyuni

etelah menganggur, Unik iseng-iseng membuat jajanan di rumah. Dicoba oleh keluarga dan rekannya, ternyata Unik memiliki bakat dibidang memasak khsusunya membuat kue. Sadar akan hobinya, Unik memilih untuk mengikuti pelatihan di Denpasar. Selama belajar, dirinya lebih fokus berlatih membuat kue utamanya cake dan tart. “Saya pergi belajar dan lebih fokuskan di cake dan tart,” jelasnya. Berbeda dengan cake dan tart pada umumnya, produk dengan nama brand Frista Cake ini memang memiliki beberapa keunggulan. Dibuat dengan bahan-bahan

Samara (EO Foto Kopi). Pemenang mendapatkan hadiah berupa plakat, merchandise dari Toffin dan uang tunai. Samara menambahkan event perdana di Bali ini menjadi Foto Kopi session I. Selanjutnya mereka akan berkelilling ke Aceh, Papua, J a k a r t a , d a n B a n d u n g . Te manya akan menyesuaikan

Bahan: 1 kg : ayam kampung, bersihkan, potong menurut selera 500 ml : air kelapa ½ sdt : lada bubuk Gula, garam, kaldu bubuk.minyak secukupnya

Peserta lomba cupping

Cara Membuat: Rebus ayam bersama air kelapa, tambahkan garam, lada bubuk, masak sampai matang dan lunak. Angkat, tiriskan. Tumis bumbu

halus sampai harum, masukkan ayam, aduk rata dan biarkan bumbu meresap. Sisihkan bumbu tumisan, lalu bakar ayam sambil olesi dengan sisa bumbu tumisan tersebut sampai bumbu meresap. Sajikan dengan lalapan menurut selera.

Bumbu Halus: 4 siung : bawang putih, haluskan 7 buah : bawang merah 4 butir : kemiri sangrai 5 buah : cabe merah 7 buah : cabe rawit 3 ruas jari : lengkuas 2 ruas jari : jahe 1 batang : serai ambil putihya

Bahan: 1 ekor : ayam, potong menurut selera 2 sdm : air jeruk nipis 1 sdt : garam 3 batang : serai, memarkan 3 lembar : daun salam 2 ruas jari : lengkuas, memarkan 500 ml : air buat merebus Minyak secukupnya Suasana event Foto Kopi 2018

Kue tart berkarakter

selama ini memang dilihat dari tingkat kesulitan pembuatannya. Ia menerangkan pembuatan kue karakter memang membutuhkan skill dan ketelitian tingkat tinggi karena sedikit salah akan mempengaruhi tampilan kue. “Ya ga ada kesulitan yang berarti tetapi dalam menggambar butuh ketelitian dan kehati-hatian,” jelasnya. Selain membuat kue karakter, dirinya juga selalu memanfaatkan momen momen besar untuk membuat terobosan dan inovasi. Setiap momen valentine, Frista cake selalu menawarkan sesuatu

yang berbeda dari tahun ke tahun. Meskipun sama-sama menawarkan cup cake akan tetapi setiap tahunnya Unik selalu memiliki konsep yang berbeda. Tahun 2016 yang lalu, dirinya menawarkan cup cake karakter dengan boneka-bonekanya, sedangkan tahun 2017 dirinya membuat flower cup cake dengan bunga bunga besar yang menghiase cake nya. Untuk tahun ini, Unik mengambil konsep yang berbeda lagi, dengan lebih menonjolkan coklat sehingga menawarkan cup cake dengan berbagai bentuk dan jenis cokelat. (Wiwin Meliana)

Bumbu Halus: 4 siung : bawang putih

Ayam Bakar Jahe Bahan: 750 gr : ayam, potong menurut selera 100 gr : parutan jahe 2 lembar : daun salam 1 batang : serai, memarkan 500 ml : air 2 sdm : gula merah 2 sdm : kecap manis Margarin buat olesan Bumbu 4 siung 7 buah 3 butir 5 buah

Ayam Bakar Lumajang

Samara (kiri) dan Paulus Nugraha

13

Ayam Bakar Pasundan 3 lembar : daun jeruk, buang tulangnya

Kreativitas peserta lomba latte art

pilihan tanpa pengawet menjadikan cake dan kue Unik selalu menjadi pilihan. Jika untuk mempercantik tampilan kue digunakan krim maka Unik lebih memilih menggunakan Pondan sehingga tidak membuat eneg saat dimakan. “Saya lebih utama bahannya, ini kan home made jadi baha-bahannya memang saya campur sendiri dan khusus untuk mempercantika tampilan kue saya gunakan pondan,” jelasnya. Di samping itu, usaha yang sejak beberapa tahun digeluti ini memiliki cirri khas tersendiri dari pebisnis kue lainnya. perempuan kelahiran Singaraja 11 Juni 1991 melayani pemesanan kue karakter. Berbagai karakter dari film, kartun, dan super hero pernah ia buat sesuai dengan permintaan pembeli. Bahkan dibandingkan dengan harga di toko, kue karakter miliknya jauh lebih murah. Menurut Unik, kue dengan tampilan bunga-bunga sudah biasa dijual di toko kue. Dirinya ingin menampilkan sesuatu yang berbeda dan jarang ditemui. Ditambahkan ibu dari dua anak ini, bahwa harga kue karakter

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

9 buah : bawang merah 2 buah : cabe merah besar 7 buah : cabe merah kriting 1 sdt : ketumbar disangrai 3 butir : kemiri disangrai 1 sdt : terasi 2 ruas jari : jahe Gula, garam, kaldu bubuk secukupnya Cara Membuat: - Lumuri ayam dengan air jeruk nipis dan garam, aduk rata,

diamkan selama 10 menit, cuci bersih, tiriskan. Goreng ayam setengah matang, angkat, tiriskan, lalu tumis bumbu halus bersama daun salam, daun serai dan lengkuas hingga harum. - Pindahkan ke dalam panci, lalu masukkan air dan ayam, masak sampai mendidih dan bumbu meresap sampai air agak kering. Lalu ayam siap dibakar sampai kecokelatan. Siap disajikan dengan sambal tomat.

Halus: : bawang putih : bawang merah : kemiri sangrai : cabe rawit

Cara Membuat: - Cuci bersih ayam yang disayat-sayat, lalu lumuri dengan parutan jahe, diamkan selama 10 menit. Rebus air bersama daun jeruk dan serai sampai mendidih, masukkan ayam yang sudah direndam parutan jahe, gula merah, garam dan kecap. - Rebus sampai bumbu meresap dan air agak kering atau asat, bakar ayam di atas teflon anti lengket sambil dibolak-balik. Olesi dengan sisa rebusan bumbu hingga matang dan kecokelatan, siap disajikan.


14

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

Cantik ke Pesta Gaya rambut merupakan bagian dari daya tarik dan sisi feminin penampilan perempuan. Setiap perempuan menginginkan dirinya dapat selalu terlihat cantik, menarik, dan modern termasuk dari gaya atau tatanan rambut mereka.

A

da banyak cara untuk membuat rambut Anda tampak menarik dan modern, baik itu rambut pendek maupun rambut panjang. Salah satu cara untuk meningkatkan penampilan kecantikan rambut Anda yaitu dengan tatanan gaya rambut. Menurut Dewi, salah seorang penata rias dari New Melati Salon, bagi anda yang memiliki rambut panjang, banyak kreasi

tatanan rambut yang bisa dibuat. “Kita dapat membuat sanggul yang tinggi di atas atau sanggul sederhana yang rendah tidak meninggi. Anda dapat membuat sanggul yang terkesan berantakan, sanggul elegan, dan masih banyak lagi kreasi lainnya. Yang pastinya seluruh sanggul modern tersebut akan terlihat menakjubkan dan sangat mudah untuk dibuat,” ujarnya. Ia mengatakan, jika rambut

panjang, aneka tatanan rambut yang ditampilkan kali ini bisa dicoba. Tatanan rambut ini berkesan sangat natural, simpel, namun kelihatan elegan. “Kebanyakan perempuan tidak suka terlalu banyak sasakan dan hairspray. Tatanan rambut ini bagus dilihat, nyaman dipakai, dan mudah dilepas,” ujar Dewi. Ia mengatakan, tatanan rambut ini cocok untuk segala acara, pesta, berkebaya, atau acara pernikahan. Kelebihan sanggul ini menonjolkan tekstur rambut dan akan lebih bagus kalau rambut yang berwarna. Bagaimana, Anda sudah siap ke acara pesta valentine? Salah satu tatanan rambut ini pasti cocok untuk Anda. (Wirati Astiti)

Jelita

Bugar

Kusta bukan

Penyakit Kutukan Menurut WHO, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penyakit kusta yang tinggi. Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dengan 16.856 kasus setelah India (134.752 kasus) dan Brazil (33.303 kasus) pada tahun 2013.

A

danya kasus baru kusta yang bermunculan di beberapa daerah perlu mendapat perhatian, meski proporsinya tidak mempengaruhi status eliminasi. Terdapat beberapa provinsi di Indonesia yang belum mencapai status eliminasi yang ditandai angka prevalensi kusta di wilayahnya masih >1 per 10.000 penduduk. Sebagian besar berada di wilayah Indonesia Timur. Menurut dr. Ni Nyoman Ayu Sutrini, M.Repro, Sp.KK, jumlah kasus kusta di Bali tahun 2016 sebanyak 108 orang kasus lama yang masih berobat dan kasus baru sebanyak 99 orang. Kasus kusta pada anak juga perlu mendapatkan perhatian. Makin tinggi proporsi ditemukannya kasus baru kusta pada anak berusia kurang dari 13 tahun menandakan potensi penularan berupa kontak di keluarga dan lingkungannya dan tingginya transmisi di suatu wilayah. Di Indonesia, setiap tahunnya ditemukan kurang lebih 1500 kasus kusta baru pada anak-anak. Ia mengatakan, kusta atau lepra bukanlah penyakit keturunan atau kutukan. “Kusta merupakan penyakit menular atau infeksi menahun yang disebabkan kuman mycobacterium leprae,” ujar dokter RSUD Bali Mandara ini. Bakteri ini pertama kali menyerang kulit dan saraf tepi sehingga bila terlambat diobati dapat menimbulkan kecacatan. “Meskipun tergolong penyakit menular, namun sulit untuk menular karena yang berisiko tertular adalah orang-orang yang kontak erat dengan penderita dalam jangka waktu yang lama. Masa inkubasi mulai masuknya kuman ke dalam tubuh sampai menimbulkan penyakit kusta adalah rata-rata 2-5 tahun,” jelasnya. Cara masuknya kuman melalui saluran pernapasan bagian atas dan kontak kulit yang tidak utuh. Munculnya penyakit ini pada seseorang pun tergantung pada imunitas/kekebalan tubuh yang berarti status imunitaslah yang mempengaruhi masa inkubasi bahkan menentukan tipe kusta yang diderita. Beberapa tanda seseorang menderita kusta, adanya bercak merah atau putih di kulit yang mati rasa atau tidak gatal, bintil-bintil kemerahan yang tersebar pada kulit, raut muka yang berbenjol-benjol,

lepuh atau luka kronis/lama yang tidak nyeri. Selain tanda-tanda di kulit, tanda-tanda pada saraf yang bisa ditemukan, rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak atau wajah, ada kecacatan dan luka yang sulit semb u h . “Tandat a n d a tersebut

Foto: www.alodokter.com/kusta

bukanlah tanda utama penyakit kusta, namun jika ditemukan sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih teliti,” sarannya. Berdasarkan tingkat kekebalan tubuhnya, secara sederhana dan garis besarnya kusta dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu kusta kering (pausibasiler/PB) dan kusta basah (multibasiler/ MB). Makin rendah kekebalan tubuh penderita, tipe yang diderita ke arah MB. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk pengobatan pada kondisi lapangan. Dasar dari klasifikasi ini adalah gambaran klinis yang ditemukan pada penderita dan hasil pemeriksaan BTA dari kerokan kulit. Ia mengatakan, pengobatan kusta bertujuan untuk memutus rantai penularan, menyembuhkan penyakit dan mencegah kecacatan/ bertambahnya kecacatan yang sudah ada sebelum pengobatan. Regimen pengobat­ an kusta diistilahkan dengan Multi Drug Therapy (MDT) yang diberikan secara gratis. MDT aman diberikan

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

11

jak tahun 2017 adalah Rapid Village Survey dengan gerakan ayo temukan bercak di semua kabupaten wilayah Provinsi Bali,” ujar dr. Ayu Sutrini. Menurutnya, walaupun pemerintah telah membuatkan program tersebut, k i t a

pada wanita hamil maupun menyusui dan anak-anak dengan dosis pada anak-anak lebih rendah dibandingkan dewasa. HILANGKAN STIGMA NEGATIF Salah satu cara memutus rantai penularan kusta adalah dengan menemukan penderita kusta dan mengobatinya. “Pemerintah Provinsi Bali telah melaksanakan kegiatan screening untuk menemukan kasus kusta baru di selur u h kabupaten B a l i setiap tahunnya yang sudah berlangsung sejak tahun 2012. Program terakhir yang baru berjalan se-

dr. Ayu Sutrini

tidak bisa mengandalkan pemerintah tetapi masyarakat juga harus berperan aktif dengan sadar terhadap kesehatan pribadi dan lingkungan, tidak mendiskriminasi penderita kusta yang dapat menghambat penemuan dan pengobatan kusta. Dalam rangka membangun perhatian masyarakat, 29 Januari diperingati sebagai Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy Day ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, meningkatkan motivasi, mengubah pandangan maupun menghilangkan stigma

negatif bahwa penderita kusta dan orang yang pernah mengalami kusta juga memerlukan perhatian masyarakat. Terkait vaksinasi, terdapat satu penelitian di tahun 1996 di Malawi pemberian vaksinasi BCG satu dosis dapat memberikan perlindungan sebesar 50% dan dua dosis memberikan perlindungan hingga 80%. Namun, kata dia, penemuan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena penelitian di beberapa negara memberikan hasil yang berbeda. (Wirati Astiti)


10

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Tari Legong Adu Pesona dengan Tari Trompong

Kreasi

P

D

teri tari Legong Kraton dan tari Kebyar Trompong, membumbung di seluruh penjuru Bali bagi grup-grup kesenian yang menjadi utusan Parade Gong Kebyar dari masing-masing kabupaten/kota. Untuk menentukan wakilnya, Kabupaten Gianyar menjaring dengan sistem seleksi, disebabkan begit u banyaknya sekaasekaa yang berhasrat

berkesenian dalam ajang prestius itu. Agaknya, seleksi adalah kancah yang ideal menelorkan utusan yang elegan. Untuk lolos menampilkan tari Legong Kraton dan Kebyar Trompong saat mabarung di Ardha Candra, Taman Budaya Bali pada PKB tahun ini, tentu tidak hanya Gianyar yang bersungguh-sungguh, duta kabupaten dan kota lainnya sudah pasti juga ingin memetik penona. Legong Kraton yang dijadikan materi wajib untuk Parade Gong Kebyar Anak-anak, berspektif penting bagi eksistensi tari ini. Betapa tidak. Tari Bali yang awal perkembangannya menguak dari Desa Sukawati ini adalah genre seni tari bertabur nilai estetis luhur. Tata tarinya yang teruntai lentur, bersemangat, dan energik dalam bingkai abstrak-impresionis, menjadikannya sebuah tontonan seni yang melontarkan pesan moral kehidupan berkearifan budi. Hayatilah, misalnya, sajian Legong Kuntul dari

Trendi dengan Sarung ikatakannya fashion sebagai media komunikasi dapat dikonstruksi dengan berbagai tanda yang mencerminkan konteks dinamika

Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Werdhi Yowana Bedulu, Blahbatuh, yang ditampilkan dalam seleksi Gong Kebyar di Gianyar itu. Dibawakan apik oleh empat penari, ekspresi keindahan dan imajinasi tentang lingkungan fauna dan flora yang asri terbersit menggugah. Kini, keindahan legong yang bertutur tentang sekumpulan bangau ini tak begitu sering dapat disaksikan masyarakat. Penonton, masyarakat Bali masa kini, juga kian jarang menyaksikan tari Kebyar Trompong. Tari yang dalam penampilannya disertai dengan keterampilan menabuh instrumen trompong ini mulai dikenal masyarakat Bali sejak tahun 1925. Adalah seniman tari I Ketut Marya (Mario) dari Tabanan yang menciptakan dan menyebarluaskan tari ini. Tari berkarakter babancihan ini lazim dibawakan secara tunggal oleh seorang pelaku pria. Koreografi tari ini didominasi oleh gerak-gerik duduk bersimpuh, berputar dan berjinjit-jinjik dengan penonjolan stilisasi

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Urbanomad adalah desain fashion yang menggambarkan tentang sosial budaya , multi kulturalisme, identitas. dualitas, oposisi biner dan isu gender, yang di usung Weda Gita di pagelaran Malang Fashion Trend 2018 belum lama ini.

Tari legong yang lazim juga disebut Legong Kraton adalah salah satu tari klasik Bali yang diduga telah berkembang pada abad ke19. Sedangkan tari Trompong adalah ciptaan seni tari yang hadir di tengah perkembangan gamelan modern Gong Kebyar pada awal abad ke-20. Kini, kedua ungkap­an seni tari yang kelahirannya berjarak seabad tersebut bersanding menunjukkan kemilau indahnya. Kegemilangan kedua tari ini yang disajikan di delapan desa di Bumi Seni Kabupaten Gianyar, 25-26 Januari lalu. entas Tari Legong dan Kebyar Trompong itu serangkaian dengan sajian Gong Kebyar oleh grup-grup seni pertunjukan yang diseleksi menjadi duta Kabupaten Gianyar untuk Parade Gong Kebyar SeBali di arena Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2018 bulan Juni-Juli mendatang. Delapan sekaa yang menyuguhkan kesungguhan dan ketangguhannya itu adalah empat dari kategori anak-anak dan empat dari tingkat dewasa. Sejak sore hingga malam, selama dua hari, kedelapan grup Gong Kebyar itu disimak dan dicermati satu per satu penampilannya oleh tim juri. Masing-masing peserta wajib menampilkan sebuah konser tabuh dan sebuah sajian tari. Gong Kebyar anak-anak menyajikan tari Legong Kraton dan Gong Kebyar dewasa mementaskan tari Kebyar Trompong. Greget berkesenian sungguh memancar dari para seniman, penabuh dan penari, dari masingmasing sekaa seleksi Gong Kebyar di Kabupaten Gianyar itu. Atmosfer yang apresiatif pun memancar, tampak dari antusiasisme masyarakat penonton menyaksikan pagelaran tersebut. Di Wantilan Pura Payogan Agung Ketewel yang menampilkan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Banjar Puseh, Ketewel, Sukawati, masyarakat penonton setempat hadir penuh sesak yang menyaksikan pementasan selama 30 menit itu dengan binar rasa ingin tahu. Sajian tari Legong Kraton yang dibawakan oleh dua bocah perempuan, ditatap segenap penonton seakan tanpa berkedip. Di Banjar Kawan, Mas, Ubud, penampilan Sekaa Gong Adhi Putra Kencana, disimak sarat perhati­an para penonton kendati diusik oleh guyuran hujan. Sajian tari Kebyar Trompong dikagumi penonton dengan desis berdecak. Parade Gong Kebyar untuk PKB 2018, salah satu materi wajibnya adalah tari Legong Keraton bagi Gong Kebyar Anak-anak dan tari Kebyar Terompong bagi Gong Kebyar Dewasa. Oleh karena itu, kiranya bulan-bulan ini, aktivitas berkesenian dengan ma-

Style

permainan terompong meliuk-liuk melankolis. Tengok, Tari Kebyar Trompong gaya Peliatan yang disuguhkan oleh penari Gong Kebyar Banjar Kawan Mas, hadir dengan gairah yang membuncah. Juga, perhatikan, tari Kebyar Trompong grup Gong Kebyar Desa Sukawati menerjang sigap dengan aura karismatik. Diusungnya tari Legong Kraton dan tari Kebyar Trompong dalam arena bergengsi Parade Gong Kebyar PKB 2018, tentu akan jadi pemicu terhadap eksistensinya. Di panggung seni pentas yang menjadi primadona penonton PKB ini, keduanya akan semakin luas diapresiasi ribuan masyarakat, dan dengan demikian semakin disimak dan dikagumi keadiluhungannya. Kesenian sebagai capaian peradaban manusia, adalah kiblat penting dan pijakan strategis untuk meniti langkah-langkah kemajuan ke depan. Keindahan tari legong yang fleksibel diganduli pesan saripati moral kehidupan, masih kontekstual menyemai harkat budaya masyarakat Bali. Kecemerlangan tari Kebyar Trompong yang menggetarkan kreativitas modern, menstimulasi kesadaran hidup yang dinamis penuh tantangan seperti terlukis dalam gerak lincah dengan rona girang dalam tari ini. (Kadek Suartaya)

Parade Gong Kebyar untuk PKB 2018, salah satu materi wajibnya adalah tari Legong Keraton bagi Gong Kebyar Anak-anak dan tari Kebyar Terompong bagi Gong Kebyar Dewasa. Oleh karena itu, kiranya bulan-bulan ini, aktivitas berkesenian dengan materi tari Legong Kraton dan tari Kebyar Trompong, membumbung di seluruh penjuru Bali bagi grup-grup kesenian yang menjadi utusan Parade Gong Kebyar dari masing-masing kabupaten/kota.

di setiap zaman. Urbanomad koleksi dariWeda Gita kali ini mengangkat sarung sebagai sumber inspirasi. Artefak budaya yang satu ini bisa dijadikan identitas mode Indonesia.

Melalui sarung androgyny . Ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC) Denpasar, ini menjadikannya gagasan dalam mengangkat budaya lokal dengan nuansa global. Gaya androgyny . kata Wedea Gita memungkinkan fashion melebur batasan gender pemakainya. Deformasi model menciptakan tampilan desain sarung yang edgy dan trendy. (Sri Ardhini)

15


Sudut Pandang

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

Memasuki bulan Februari memang selalu diidentikkan dengan hari kasih sayang. Memanfaatkan momen ini, orang-orang akan mengungkapkan rasa sayangnya dengan memberikan hadiah sebagai simbol rasa cinta dan sayangnya terhadap seseorang. Hal ini juga dilakukan oleh Putu Dewi Puspitawati.

M

enurut perempuan yang akrab disapa Dewi ini hadiah yang biasanya bisa diberikan hari Valentine bisa berupa bunga, cokelat, boneka, kartu ucapan, maupun barang-barang kesukaan dari seseorang. Biasanya juga hari Valentine hanya dirayakan secara spesial oleh kawula muda, akan tetapi saat ini momen kasih sayang tersebut mulai dirayakan oleh berbagai kalangan termasuk dirinya sebagai istri dan ibu. “Kasih sayang itu tidak selalu ditunjukkan kepada pasangan tetapi juga bisa kepada orang tua, anak, suami, bahkan teman,” ungkapnya. Dewi menambahkan dirinya selalu menunggu datangnya hari Valentine setiap tahunnya. Sebab di hari Valentine, sang suami yang memiliki sifat romantis ini selalu akan memberinya kejutan spesial. Begitu sebaliknya ia juga akan menyiapkan sesuatu yang spesial untuk suami dan ketiga anaknya. “Suami sangat romantis dia selalu memberi kejutan dengan memberikan hadiah-hadiah yang saya sukai. Saya juga siapkan kado-kado

Dalam rangka Hari Kanker Se­ dunia yang jatuh pada tanggal 4 Pebruari, RSU Prima Medika menggelar “Music & Poem for Cancer Patient”, di halaman Endrawati Cancer Centre RSU Prima Medika, Sabtu ( 3/2). Direktur Utama RSU Prima Medika, dr. Dian Ekawati, MPH mengatakan, acara yang diikuti para dokter spesialis Tim Onkologi , para perawat, penderita kanker dan keluarganya ini serta para relawan dari beberapa yayasan kanker bertujuan untuk sharing pengalaman dan ­saling menguatkan melalui musik dan pembacaan puisi. “Dengan spirit, We Can, I Can, semoga semakin banyak doa dan harapan, semoga semakin kuatlah sahabat atau keluarga yang merupa-

Momen Jaga Keharmonisan

buat anak-anak dan suami,” ungkap perempuan kelahiran Denpasar 10 September 1972 tersebut. Bukan hanya saling memberi kejutan, perempuan yang aktif berorganisasi ini mengaku selalu membuat masakan dan makan bersama dengan keluarga. Meskipun dirinya selalu menyempatkan waktu masak untuk keluarga setiap hari, namun khusus di hari kasih sayang dia akan masak dengan lebih spesial. “Setiap hari saya selalu masak untuk keluarga tetapi di hari Valentine masakannya spesial,” paparnya. Tidak hanya merayakan bersama keluarga, Dewi yang juga staf di

kantor Dinas Sosial Kabupaten Buleleng ini juga selalu merayakan Valentine bersama teman-teman kerjanya. Dirinya mengaku jika menjadikan momen hari kasih sayang sebagai kesempatan untuk memberikan sesuatu kepada orangorang terdekat. “Biasanya kami di kantor rayakan Valentine itu dengan sangat sederhana tapi penuh makna. Kami akan membawa kado masing-masing dan tukar kado di kantor. Ini sebagai salah satu cara kami untuk tetap menjaga keharmonisan,” imbuhnya. Meskipun hari kasih sayang hanya diperingati setahun sekali, tetapi Dewi menegaskan bahwa untuk menunjukkan kasih sayang terhadap orang-orang yang kita cintai tidak mesti harus menunggu hari kasih sayang. Rasa sayang dapat ditunjukkan setiap hari dan momen Valentine ini hanya sebagai pengingat bahwa rasa sayang itu harus dilakukan setiap hari. “Perayaan ini agar kita eling bahwa kasih sayang harus dilakukan setiap hari,” tutupnya. LAKUKAN TIAP HARI Sementara itu hal berbeda dalam peringatan hari Valentine ditunjukkan oleh Ketut Ariyani. Menurutnya, hari kasih sayang tidak perlu terlalu dispesialkan

Putu Dewi Puspitawati

16

karena untuk menunjukkan kasih sayang bisa dilakukan setiap hari tanpa menunggu hari Valentine tiba. Ariyani mengaku menunjukkan kasih sayang tidak hanya dalam wujud bunga, cokelat, maupun boneka, melainkan dapat ditunjukkan dengan berbakti dan menjalankan tugas-tugas sebagai seorang anak, istri, maupun ibu. “Kalau kasih sayang hanya dirayakan tanggal 14 Februari dan besoknya terjadi pertengkaran atau keributan lagi, ya itu sama sekali tidak ada manfaatnya,” ungkapnya. Perempuan yang saat ini menjabat sebagai Ketua Panwaslu Kabupaten Buleleng ini mengatakan dalam keluarga pun hari Valentine tidak dirayakan dengan spesial. Ia mengatakan sudah setiap hari menerapkan cara mengasihi, menyayangi, dan menghormati sesama anggota keluarga. “Intinya kasih sayang itu saya lakukan setiap hari dengan melakukan tugas sebagai seorang istri, memperhatikan anak meskipun tinggal di luar kota sehingga untuk menunjukkan kasih sayang tidak mesti hari hari kasih sayang,” jelasnya. Di sisi lain, Ariyani yang juga sebagai pelatih senam ini mengaku memiliki banyak teman perempuan yang hampir setiap hari bertemu. Ketika momen Valentine tiba, dirinya memang tidak merayakan secara spesial tetapi ikut memaknai dengan memberikan bunga sebagai simbol kasih sayang tersebut.

Ketut Ariyani

“Mera­yakan sih gak, hanya meramaikan dengan memberikan bunga sebagai simbolis kasih sayang yang sudah kita bangun setiap hari,” tambah perempuan kelahiran 23 Desember 1970 tersebut. Ditambahkan Ariyani, dengan perkembangan zaman yang cukup pesat, dirinya melihat fenomena perayaan hari kasih sayang terkesan over control terutama bagi remajaremaja yang sedang kasmaran. “Perlu saya tekankan bahwa hari kasih sayang tidak hanya setahun sekali tetapi kita perlu memaknai perayaan tersebut sehingga kebudayaan luar tidak dipaksakan untuk diterapkan di negara kita,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Prof. Dr. dr. IB Tjakra Wibawa Manuaba, Sp.B. MPH., K.Onk (baju batik biru) bersama pejuang kanker saat peresmian Endrawati Cancer Centre RSU Prima Medika

Direktur utama RSU Prima Medika dr. Dian Ekawati ikut membacakan puisi

kan fighter dan survivor cancer dalam menjalani hari-harinya,” ujarnya. Musik dan lagu dinyanyikan para dokter, perawat, dan para pejuang kanker dan beberapa pasien kanker. Semua peserta yang hadir terlihat ­sangat bergembira dan sangat me-

dan ­Endrawati Cancer Centre, membacakan puisi hasil karyanya untuk penderita dan pejuang kanker yang hadir. Turut serta berpartisipasi dalam pembacaan puisi, Dr. dr. I Wayan Sudarsa, Sp.B.K.Onk dan dr. Wawan Sp. B.K.Onk. Dari bait-bait lagu dan puisi yang dibacakan, berisikan kalimat motivasi agar para penderita kanker tetap kuat untuk berjuang melawan kanker. Selain pembacaan puisi dan lagu, ­acara juga diisi dengan ­sharing pe­ ngalaman dari ­p ara penderita kanker bagai­mana kiat ­mereka dalam menjalani hidup walaupun sedang berjuang­ ­m elawan kanker. “Tujuan sha­ ring pe­ngalaman ini

adalah untuk saling menguat­kan dan saling memberi motivasi kepada penderita kanker yang lainnya, untuk bersamasama melawan kanker. Walaupun kanker disebut penyakit yang ganas, namun, mereka harus tetap kuat dam optimis dalam menjalani pengobatan,” kata dr. Dian. Beberapa pasien juga diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada para dokter tentang tips-tips yang harus dilakukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari agar tetap kuat. Acara ini juga merupakan rangkaian peresmian Endrawati Cancer Centre, untuk mengabadikan nama alm. Dr. Endrawati Wibawa Manuaba,MMR., sebagai salah seorang yang menga­ wali berdirinya RSU Prima Medika dan Direktur Utama pertama Rumah

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

Abadikan Budaya dalam Gambar

Peresmian Endrawati Cancer Centre RSU Prima Medika

nikmati acara tersebut. Dalam kesempatan itu, Prof. Dr. dr. IB Tjakra Wibawa Manuaba, Sp.B. MPH., K.Onk yang juga merupakan salah satu pendiri RSU Prima Medika

Dara

Sakit tersebut. “Dalam perjalanan panjang membesarkan RSU Prima Medika, dokter Endrawati tetap semangat, penuh dedikasi dan motivasi dalam perjuangan melawan penyakit kanker yang dideritanya. Motivasi yang tak pernah berhenti juga diberikan kepada para pen­derita kanker untuk selalu tersenyum dan tidak ada kata menyerah,” ujar dr. Dian. Endrawati Cancer Centre adalah salah satu Layanan unggulan RSU Prima Medika yang menjadi pusat layanan kanker terpadu. Dilengkapi pelayanan deteksi dini (screening), penunjang diagnostik untuk kanker, pembedahan, kemoterapi, perawat­ an paliatif, pelayanan kedaruratan kanker, kelas edukasi dan support group. (ast).

Endrawati Cancer Centre RSU Prima Medika Alamat: Jalan Pulau Serangan 9x Denpasar Telepon: (0361) 236225

Setiap fotografer profesional pasti memulai perjalanan fotografinya dari hobi, dengan kata lain menjadi seorang fotografer amatir. Apalagi jika hobi ditunjang oleh fasilitas sehingga menjadi hobi yang menghasilkan. Hal tersebut juga dirasakan oleh Gede Ary Suardika.

A

wal dirinya menekuni dunia fotografi sejak tahun 2013 lalu. Saat itu sang Ayah menghadiahi dirinya kamera digital sebagai kado ulang tahun. Agar tidak mubazir, pria yang lebih keren disapa Ary Ulangun ini mencoba menggunakan kamera tersebut untuk mengabadikan setiap moment bersama keluarga. Banginya mengabadikan sebuah moment menjadi daya tarik mendasar ketika kelak tidak bisa lagi melihat moment yang sama di waktu yang berbeda. “Kelak ketika tempat dan orang yang ada dalam foto itu berubah, kita bisa memandang perbedaan yang terjadi selama kurun waktu tersebut,” jelas pria kelahiran Jinengdalem, 16 Mei 1993 tersebut. Pendiri dari Komunitas Photografy Buleleng ini mengatakan dalam dunia fotografi, selain skill, konsep merupakan faktor utama yang menentukan kualitas foto. Dirinya lebih menyukai konsep human interest, culture, and nature. Dalam karyanya, ia lebih cenderung mengangkat aktivitas budaya orang-orang lokal serta menyatukan aktivitas tersebut dengan alam yang indah sebagai latarnya. Selain itu mengabadikan budaya dalam sebuah gambar, konseping di bidang ini juga bermanfaat untuk memperkenalkan kesenian serta alam di daerah agar bisa dikenal serta berkembang di dunia luas. “Saya lebih suka meng-

kombinasikan antara manusia dan alam. Akan indah jika kehidupan dan aktivitas tradisional dipadukan dengan keindahan alam,” paparnya.

Tidak dimungkiri, saat ini dunia fotografi memang banyak dilirik oleh masyarakat. Namun, Ary Ulangun meyakini setiap fotografer memiliki cirri khas masing-masing yang tidak akan dimiliki oleh fotografer lain. Ciri khas tersebut terletak pada konseping setiap kali dirinya mengabadikan sebuah gambar. Bagi pria yang pernah mendapat juara 2 Tropical Life Photo Contest 2015 tersebut mengatakan selalu

Salah satu karya Gede Ary Suardika

ada pesan moral serta pelajaran yang mampu dicerna oleh orang yang melihat karyanya. Dirinya tidak pernah tergantung dengan model cantik atau ganteng, tetapi lebih cenderung memotret orang yang biasa namun memiliki emosi wajah yang dalam serta mata yang sarat makna. “Bagi saya foto yang bagus akan tercipta jika hati dan pikiran tertarik dan mampu menjiwai konsep itu,” tuturnya. Ary yang sempat menjadi juri lomba foto diberbagai event juga menambahkan saat ini dunia fotografi berkembang sangat pesat. Bahkan dirinya sangat merasakan income yang sangat menjajika dari hasil hobinya tersebut. Banyaknya orang yang menggeluti usaha tersebut sangat berdampak pada daya saing usaha sehingga mempertahankan kualitas adalah utama dibanding kuantitas. “Tetap berkreatifitas bukan megejar popularitas, seperti itulah yang selalu saya tanamkan diprinsip kerja sehingga sampai saat ini masih bisa bertahan dengan baik dalam usaha ini,” ungkapnya. Uniknya lagi, meskipun saat ini namanya banyak dikenal namun siapa sangka Ary tidak pernah mengikuti sekolah khsus fotografi. Dirinya mengatakan hanya belajar dari teman-teman yang lebih dulu mengenal dunia fotografi. “Bagi saya setiap orang punya pengetahuan yang berbeda, jadi saya mencari teman sebanyak-banyaknya dibidang foto agar bisa mendapatkan banyak teknik foto dari teman yang sudah berpengalaman,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

9


8

Bunda & Ananda

“Menunggu adalah ­pekerjaan yang paling membosankan”. Kalimat tersebut sudah sangat ­sering kita dengar. ­Namun, hal itu tidak berlaku bagi para orangtua murid yang ­saban Selasa sore dan ­Jumat menunggui ­putra-putri mereka latihan senam di SDN 8 Dauh Puri.

Agus Binti Khoiriyah

“S

ebisanya saya tungguin biar bisa melihat perkembangan gerakan anak. Paling saya tinggal sebentarsebentar kalau ada sesuatu yang sifatnya mendesak,” ujar Dewa Ayu yang putrinya sudah setahun ikut ekstra ini. Dewa Ayu dan para orangtua lain yang didominasi kaum ibu ini terli-

Griya

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Kasih Sayang Itu Melayani Tanaman Jeruk Hias

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

hat bersemangat “mengikuti” gerakan putra-putrinya. Bahkan, mereka kerap merekam gerakan anaknya atau gerakan anak lain yang dianggap bagus dan bisa menjadi contoh. “Dari rekaman ini nanti Dayu bisa pelajari sendiri di rumah,” ujar Dewa Ayu. Bagi ibu dua anak ini, begitulah cara dia mencurahkan cinta dan kasih sayangnya kepada anak. Mendukung segala aktivitas anak, dari A sampai Z. Karena itu pula, ia memutuskan tidak bekerja, sehingga bisa fokus mengurusi anak. Mungkin istilah “Cinta dan kasih sayang perlu pengorbanan” ini bisa terwakilkan dari apa yang dilakoni Dewa Ayu. Di sisi lain, banyak juga para ibu yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menjajakan dagangannya dan mempromosikan bisnis rumahannya. “Ayo.. ibu-ibu, siapa mau beli cokelat Valentin?,” ujar Chici kepada ibu-ibu lain yang sedang santai menunggui anak-anaknya. Bagi ibu dua putra yang setia mengawal anaknya kemana saja ini, apa yang dilakoninya itu ibarat “sambil menyelam minum air”. “Nganter anak bisa, jualan juga dapat,” ucapnya tersenyum. Menurut Agus Binti Khoiriyah, S.Psi., CHt., CI., M.NLP., wujud cinta kasih adalah keselarasan hati pikiran dan perbuatan dalam wujud melayani tanpa pamrih. Kasih sayang

pastilah memerlukan pengorbanan baik materiil maupun waktu bahkan hati dan pikiran. “Namun, semua itu tidak akan ada artinya jika niat kasih sayang dikarenakan hawa nafsunya yang menginginkan kebaikan karena sanjungan dari manusia. Apapun respons dari orang yang kita berikan kasih sayang, terima tanpa mengharapkan imbalan apa pun,” ucap pemilik Madania Center ini. Jika niat menyayangi karena alasan sesuatu, ketika tidak sesuai dengan yang diharapkan, akan kecewa. Namun jika me-

nyayangi karena Tuhan, apa pun yang didapat nantinya, tetap menyayangi dan mendoakannya. Ia memberi contoh, semua orangtua pasti mengharapkan anaknya sukses baik dalam pendidikan atau karirnya. Jika yang diharapkan tidak kesampaian, malah sebaliknya perilaku anak membuat sakit hati dan mengecewakan orangtua, bagaimana? “Jika niat kita karenaNya, maka kasih sayang tidak luntur, tetap diwujudkan dengan doa dan usaha,” ujar Bunda Agus—sapaan akrabnya. Baginya, kasih sayang bukan

harapan namun perwujudan rasa. Dengan rasa kasih sayang kita bisa sebarkan energi kebaikan. Karena itu ia menegaskan, kasih sayang hendaknya dilakukan setiap detik dan setiap saat, tanpa ada hari spesial. Aktivitas orangtua yang menunggui putra-putrinya saat berkegiatan, sah-sah saja. Harapan mereka sebagai orangtua tentulah berbeda. “Nah, sekarang menunggu karena apa? Jika niatnya sudah tepat dan benar, tidak ada yang membosankan dan sia sia,” ucapnya. (Inten Indrawati)

B

Para orangtua murid dengan setia menunggui anak-anaknya latihan

Mendongeng Lima Menit pelawak istana

Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Jurnalis Memperingati Hari Pers Nasional (HPN), RSUP Sanglah, Denpasar-Bali memasilitasi pemeriksaan kesehatan gratis kepada para jurnalis di Pulau Dewata, Jumat (9/2). Jenis pemeriksaan yang diberikan kepada para awak media ini meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap termasuk SGOT dan SGPT (pemeriksaan fungsi hati), hingga thorax foto (pemeriksaan rontgen yang berhubungan dengan organ-organ dalam dada). Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Sanglah dr Arya Warsaba Sthirapana Duarsa mengatakan program pemeriksaan gratis kepada para insan media ini, baru pertama kalinya dilaksanakan di RSUP Sanglah. Harapannya kedepan dapat dilaksanakan berkelanjutan.”Kami melihat pekerjaan wartawan itu cukup berat, bertugas sampai malam, terkadang tidak mengenal hari libur. Risiko pekerjaannya juga tinggi, karena itu kami berinisiatif untuk melakukan pemeriksaan kepada insan pers untuk mengetahui kondisi kesehatannya,” ujarnya. (Inten Indrawati)

Siapa yang tidak tertarik melihat tanaman kecil yang mungkin baru berumur 1 tahun sudah bisa berbuah. Ini pula yang bisa kita lihat pada beberapa tanaman jeruk yang ada di Purnama Sari Garden, Jalan By Pass Ngurah Rai, Tohpati. Tanaman-tanaman jeruk yang hanya ditanam di media polybag dan pot-pot kecil tersebut begitu memikat dengan beragam bentuk dan warna buahnya.

Seorang raja di Srilangka memelihara seorang pelawak, namanya Andare. Tugas pelawak itu adalah menghibur raja dan keluarganya agar tetap ceria. Pelawak itu memang jenaka! Dalam Made Taro keadaan duka pun, ia berhasil membuat sang Raja tersenyum. Bahkan dalam keadaan sibuk mengurus pemerintahan pun, pelawak itu berhasil membuat sang Raja tertawa. Pada suatu hari, permaisuri raja bertanya kepada pelawak itu. “Andare! Kamu bertahun-tahun bertugas di istana, tetapi kamu belum pernah memperkenalkan istrimu. Ajaklah ke sini menghadap kepadaku!” Sambil senyum Andare menjawab, “Maaf, Paduka Permaisuri! Percuma hamba mengajak dia menghadap Paduka, sebab ia tuli berat.” “Tak apalah! Aku akan berbicara dengan suara keras, sehingga ia bisa mendengar apa yang kukatakan.” Sesampai di rumah, Andare memanggil istrinya. “Istriku! Permaisuri Raja berharap kamu bertemu dengan beliau.” “Dengan segala senang hati!” jawab istrinya gembira. “Tetapi ada masalah, Istriku!” kata Andare. “Sang Permaisuri tuli berat!” “Tak apalah! Aku akan berbicara sekeras-kerasnya, sehingga beliau mendengar apa yang kukatakan.” Maka tibalah hari yang ditentukan itu. Istri

Andare datang menghadap permaisuri raja. “Selamat pagiii…! Selamat bertemuuu…!” seru permaisuri dengan suara keras. “Selamat pagiii…! Selamat bertemuuu…!” jawab istri Andare dengan suara keras juga. Selanjutnya kedua insan yang ‘tuli keras’ itu berbincang-bincang. Suara mereka makin keras, makin keras. Perbincangan mereka makin panas, makin panas. Seisi istana mengira permaisuri dan istri Andare itu bertengkar. Mendengar ‘pertengkaran’ yang makin keras itu, sang Raja lalu mendekati mereka. “Apa yang terjadi? Mengapa Anda bertengkar?” tanya sang Raja sambil melerai kedua insan yang bertengkar itu. Didapatinya sang Permaisuri berteriak-teriak di daun telinga istri Andare, dan istri Andare membalasnya dengan berteriak-teriak di daun telinga sang Permaisuri. “Permaisuri tuli keras, Paduka! Hamba harus berteriak-teriak sehingga beliau mengerti,” kata istri Andare. “Apa katamu?” jawab Permaisuri tersinggung. “Kamu yang tuli keras, sehingga aku harus berbicara berteriak-teriak.” “Tunggu dulu!” jawab Raja. Di istana ini tidak ada yang tuli keras. Dari mana kau tahu bahwa sang Permaisuri tuli?” Tiba-tiba muncul Andare, pelawak istana itu. “Maaf, Paduka! Peristiwa ini terjadi gara-gara hamba. Sebetulnya istri hamba tidak tuli, dan permaisuri Paduka pun tidak tuli. Begitulah yang terjadi kalau kedua pihak hanya kenal dari keterangan pihak lain. Keterangan itu berasal dari hamba, yang bertugas membuat sebuah peristiwa menjadi jenaka.” (Srilanka)

Jeruk pamelo

eberapa di antara­ nya ada jenis jeruk k ep r o k p u n ten , kolomonde, nagami, limau, blackberry, pamelo, dan jeruk purut. Pemilik stan, Suarni (50) mengatakan tanamantanaman jeruk ini dipasoknya dari daerah Batu, Malang, yang merupakan pusatnya tanaman buah. Ia memang lebih banyak mengoleksi tanaman jeruk dikarenakan karakter tanamannya netral, dalam artian sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan/iklim baru. “Tanaman yang masih ada sekarang, ya ini saja. Sekarang saya belum mencari dulu karena 2 tahun terakhir pasarannya agak lesu,” ungkap Suarni. Karena karakter beberapa jenis jeruk ini sudah bisa berbuah dalam usia muda, banyak juga konsumen yang memakainya sebagai tanaman hias. Bisa dibayang-

Jeruk blackberry

kan, dari balik rerimbunan hijaunya daun menyembul buah berwarna kuning terang, tentu menjadi sebuah pemandangan yang indah untuk dinikmati. Jeruk-jeruk ini pun memiliki karakter yang berbedabeda. Sebut saja jeruk nagami yang sering dipakai tanaman hias. Suarni menjelaskan, jeruk ini buahnya kecil, dan biasanya dimakan sampai kulitnya karena justru kulitnya yang berasa manis. Jeruk limau umumnya dipakai sambal. Sementara jeruk purut, rebusan daunnya yang sering dipakai sebagai penambah citarasa dalam makanan berkuah. “Katanya, buah jeruk purut ini dipakai jamu,” ucapnya. Untuk jeruk kolomonde, di stannya ini ada dua jenis yaitu kolomonde daun hijau dan kolomonde varigata. Jeruk kolomonde varigata memiliki warna belang putih pada kulit buahnya seperti semangka. Dan, daunnya pun ada perpaduan warna

Jeruk keprok

hijau dan putih. Sementara untuk jenis jeruk yang buahnya agak besar, seperti jeruk Bali, sering juga disebut jeruk pamelo. “Jadi kalau di kami para pedagang tanaman, jeruk Bali itu ada dua jenis. Jeruk Bali yang asli dari Bali disebut jeruk Bali. Dan jeruk Bali yang buahnya agak lebih besar dari jeruk Bali, bukan berasal dari Bali tapi dari Jawa Tengah, dinamakan jeruk pamelo,” jelasnya. Dulu, ia mengaku cukup banyak menyediakan tanaman jeruk juga tanaman buah lain yang langka. Seperti, tanaman buah ajaib (miracle), anggur pohon, jambu pilipi (dari Australia), jambu air tsunami, sawo hitam (yang dipercaya untuk obat kanker), bleksa putih, dll. Dulu, peminat tanaman-tanaman langka ini banyak. “Biasanya yang mencari orang-orang berduit, karena harganya juga lumayan bisa sampai Rp 8 juta,” terangnya. Agar tanaman bisa berbuah dengan cepat, Suarni yang sudah 25 tahun bergelut di dunia tanaman ini menyarankan untuk rutin memberi pupuk, 2 minggu sekali. Penyiraman cukup sekali sehari. “Beri pupuk daun dan pupuk buah, agar daun dan buahnya seimbang. Kalau terlalu banyak buah, buahnya akan kecil-kecil,” ucapnya. (Inten Indrawati)

Jeruk kolomonde daun hijau

Jeruk nagami

Jeruk purut

Jeruk limau

Jeruk kolomonde varigata

17


18

Life Story

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

Jelang Valentine

Edisi 991/ 12 -18 februari 2018

Tak Pernah Mau Kalah

Bisnis Flannel Banjir Orderan Beberapa hari sebelum tanggal 14 Februari sebagian orang akan sibuk menyiapkan kado untuk Valentine. Biasa­ nya Valentine selalu identik dengan coklat atau bunga karena kasih sayang diibaratkan semanis coklat dan sein­ dah bunga. Namun seiring perkembangan cara berpikir masyarakat, kasih sayang dengan orang-orang sekitar tidak hanya bisa ditunjukkan dengan coklat ataupun bunga.

foto ayooberita.com

M

o m e n t yang dat a n g setahun sekali ini langsung dimanfaatkan oleh pebisnis muda asal Singaraja, Ayu Sutriningsih. Sejak beberapa tahun belakangan, perempuan yang akrab disapa Ayu ini memang tengah fokus dengan bisnis kerajinan kain flannel. Produk bisnis dengan brand Rumah Flanel Singaraja ini memang tengah diburu oleh masyarakat utamanya remaja menjelang hari kasih sayang. Jika pada tahun-tahun sebelum­nya menjelang Valentine banyak toko yang menjual coklat atau boneka dan banyak orang datang ke toko bunga maka pada tahun ini agak sedikit berbeda. Konsumen lebih tertarik mem-

1994 ini menawarkan produk dari flanel yang berbeda dari yang banyak beredar di pasaran. Bahkan bunga flanel yang paling umum diminati konsumen yakni bunga mawar, dirinya justru menawarkan bunga mawar flanel dengan empat tehnik yang berbeda se­hingga produk yang dimilikinya tentu memiliki nilai tersendiri dimata kon-

berikan kado berbagai jenis kerajinan dari flanel sebagai simbol kasih sayang terhadap orang terkasih. Apalagi kini kerajinan flannel dapat dikreasikan sekreatif mungkin untuk menarik pembeli. Perempuan kelahiran 27 April

sumen yang paham akan nilai seni dan kreatifitas. “Tidak bisa mengikuti pasaran dengan harga murah, sementara saya sendiri konsisten dengan kualitas karena dalam memproduksi kerajinan bunga flanel selalu up to date dari segi model, jadi kalau saya buat yang biasa saja, saya sendiri sebagai produsen merasa kurang puas,” tuturnya. Terobosan demi terobosan ia lakukan untuk mengikuti kebutuhan pasar. Biasanya produk yang paling diminati berupa kerajinan bunga flannel yang dibentuk berbagai jenis bunga, baik berupa buket, flower in bag, flower box maupun dikreasikan dengan berbagai jenis pelengkap seperti boneka agar tampak lebih menarik. Ia tidak menampik, akan banjir orderan ketika ada

momen-momen tertentu saja, seperti valentine. Bahkan dirinya akan kewalahan untuk melayani pembeli sehingga pemesanan dilakukan jauh-jauh hari sebelum hari H tiba “Jika uda ada momen itu pasti sampai kuwalahan melayani orderan dan butuh banyak tenaga,” jelasnya. Dirinya menambahkan, souvenir bunga dari flanel memang masih jadi tren saat ini. Dirinya terus berinovasi sehingga selalu menciptakan produk-produk berkualitas dan mampu bersaing dengan pebisinis flannel di Singa­ raja bahkan di Bali. “Berbisnis bukan semata - mata mencari provit melainkan hobi namun bagaimana hobi itu bisa menghasilkan suatu produk yang yang berkwalitas,” imbuhnya. (Wiwin Meliana)

Penguatan Karakter Melalui Permainan Tradisional Permainan tradisional saat ini keberadaannya memang memprihatinkan. Di tengah gempuran perkembangan zaman, permainan tradisional mulai disisihkan. Kemajuan dan perkembangan zaman sangat berpengaruh besar terhadap pola pikir dan aktivitas masyarakat yang ada di dalamnya. Di tengah gempuran tekhnologi, membuat permainan tradisional mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Sifatnya yang tradisional membuat anak-anak enggan memainkan sebab takut dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Padahal, permainan tradisional tidak hanya memupuk kebersamaan tetapi juga membangun karakter melalui nilai-nila luhur yang terkandung di dalamnnya. Melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali beker­jasama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng menggelar Dialog Budaya dengan tema Permainan Tradisional sebagai Media Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa di Gedung Dialog Budaya dari Bali Pelestarian Nilai Budaya Bali bekerjasama Puri Sasana Budaya, Rabu (7/2) lalu. Dialaog dengan Disbud Buleleng di Gedung Puri Sasana Budaya budaya ini menyangkut pentingnya pelestarian permainan tradisional agar siswa dan masyarakat juga secara baik dapat tekhnologi sehingga perlu dibangkatkan kembali sebagai media menyadari arti penting dari budaya lokal dan budaya nasional penguatan karakter. “Dalam permainan tradisional banyak Indonesia secara umum. Pada kesempatan itu, menghadirikan sekali terkandung nilai-nilai, salah satunya nilai kebersamaan 3 narasumber yaitu Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Putu karena saya melihat saat ini orang-orang kebersamaan sangat Tastra Wijaya, MM., Budayawan I Nyoman Arcana, SST., M.Si., kurang,” jelasnya. Dengan melibatkan pelajar, Suca berharap dan Perwakilan Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali I Wayan Suca dapat mendekatkan dan mengenalkan kembali permainan Sumadi, SH. Dalam dialog budaya ini juga melibatkan pelajar tradisional kepada generasi muda. Setelah dibangkitkan, SMA/SMK di Buleleng, Tokoh Seniman, dan listibya. pihaknya berencana akan memasukkan permainan tradisional Ditemui usai acara, I Wayan Suca Sumadi selaku Kasubag ke dalam silabus sebagai bantuan bahan ajar untuk guru. “Hari TU Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali mengatakan saat ini ini kita dialogkan apa yang perlu dikomunikasikan, diperbaiki, permainan tradisional mulai tergerus zaman oleh kemajuan dan yang menjadi hambatan sehingga dapat membuat orang-

orang suka dan tertarik untuk melakoni permainan tersebut,” jelasnya. Sementara itu, Budayawan sekaligus dosen I Nyoman Arcana, SST., M.Si., mengatakan permainan merupakan unsur budaya yang mempunyai eksistensi fungsional. Jika dilihat dari sudut dunia pendidikan, dunia bermain hanya terdapat pada anak-anak untuk melatih perkembangan motorik halus dan kasar, menghilangkan kejenuhan, dan penyaluran kelebihan energy. Berkenaan dengan hal itu, dalam pendidikan dianjurkan guru mendidik dengan semboyan belajar sambil bermain. Arcana juga menambahkan bahwa sekitar 40 permainan baik tradisi maupun non tradisi yang telah diinventarisasi namun yang masih aktif dilakukan hanya tertentu saja. Magoak-goakan salah satunya. Megoak-goakan merupakan permainan asli tradisional dari Bali Utara. Permainan ini konon sangat digemari oleh Ki Barak Panji Sakti, Raja Buleleng yang dikenal sebagai seorang kesatria yang gagah perkasa. Kegiatan Megoak-Goakan sendiri merupakan pementasan ulang dari sejarah kepahlawanan Ki Barak Panji Sakti yang dikenal sebagai Pahlawan Buleleng Bali ketika menaklukan Kerajaan Blambangan di Jawa Timur. “Permainan Tradisional ini mengandung ba­nyak nilai history yang tentu sangat bagus untuk diketahui oleh anak-anak. Bahkan permainan yang hanya dilakukan sehabis hari raya Nyepi sekarang dapat ditransformasikan ke seni pertunjukkan,” jelasnya. Disisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan Putu Tastra Wijaya menambahkan kesenian sebagai salah satu daya tarik wisata dapat dipentaskan untuk kepentingan pariwisata. Untuk menumbuhkembangkan pariwisata budaya tersebut diperlukan langkahlangkah pengaturan yang mampu mewujudkan keterpaduan antara pariwisata dengan kebudayaan sehingga dapat berdaya guna tehadap berbagai aspek kehidupan. (Wiwin Meliana)

Di hari kematian ayahnya beberapa waktu lalu, Selina (35) kembali membuat ulah. Ia bertengkar dengan paman-paman dan bibi-bibinya. Sifat Selina yang selalu merasa diri benar sendiri telah melukai perasaan paman dan bibi­nya sehingga mereka tidak ada yang datang mengikuti tahlilan sejak hari ketiga ­kematian ayahnya.

E

ntah apa peristiwanya, mereka enggan membahasnya. Dengan santainya Selina berujar, kalau tidak mau datang ya sudah, saya tidak perlu mereka semua. Semua tamu yang mendengar kalimat tersebut jelas tidak menyukai hal tersebut. “Dia sepertinya menderita kejiwaan,” ujar Sadia, salah seorang tetangganya yang membantu memasak untuk acara tahlilan. Sejak kecil Selina memang dikenal sebagai anak yang memiliki sifat kurang baik di mata kawan-kawannya. Ia cenderung sombong dan menyimpan rasa iri yang besar kepada kawan-kawan lainnya, terutama mereka yang pintar di sekolah. Sifat ini sesungguhnya menurun langsung dari orangtuanya yang cenderung memiliki sifat serupa. “Kalau dia bicara, suka tidak menjaga perasaan orang lain,” kata Diana tetangga lainnya. Memang jika dilihat dari kehidupan ekonominya, di kampung tempatnya tinggal di Pulau Sumbawa itu, hidup mereka di atas rata-rata orang di kampungnya. Di masa kecilnya dulu, orangtuanya yang sama-sama pegawai negeri itu telah hidup mapan. Itulah yang membuat Selina menjadi tinggi hati. Ditambah lagi orangtua yang relatif sama sifatnya. Keduanya juga sangat kepo pada tetangga. Selina sendiri cenderung tidak suka dinasehati seh-

ingga para paman dan bibinya kurang menyukainya. Dalam acara-acara keluarga, Selina selalu ingin tampil lebih. Terhadap sepupu-sepupunya ia juga tidak pernah mau kalah. “Tidak jarang bahkan sangat sering kalau kami berkumpul, di hari raya misalnya, selalu saja ada keributan yang disebabkan oleh sikapnya,” kata salah seorang sepupunya. Hal inilah yang membuat keluarganya lebih memilih menjaga jarak dengannya, karena tidak ingin ribut. Hingga suatu hari ia bahkan menggagalkan rencana pertunangan Yuni yang merupakan tetangganya. Di kampung itu Yuni dikenal sebagai anak yang pintar. Saat SD dan SMP Yuni satu sekolah dengan Selina dan juga satu angkatan tetapi beda kelas. Keluarga Yuni biasa-biasa saja. Tidak berada seperti halnya keluarga Selina. Tetapi Yuni selalu menjadi bintang kelas. Karena kecerdasan Yuni dan ketidakmampuan Selina ‘melawan’ kepintaran Yuni membuatnya memusuhi Yuni begitu rupa. Ia bahkan kerap menghina kondisi kehidupan Yuni dan keluarganya yang biasa-biasa itu. Bak dalam sinetron-sinetron, anak sekecil itu tinggal di kampung pula, sudah memiliki sifat yang memuakkan. Ia makin menjadi-jadi memusuhi Yuni ketika hingga SMA ia tidak mampu menyaingi kepintaran Yuni karena sesungguhnya otak Selina itu tidak encer alias biasa-biasa saja. Sampai saatnya mereka dewasa dan kuliah. Meski berbeda kota

rupanya Selina masih menyimpan rasa iri terhadap Yuni. Bahkan menjelang kuliah keduanya rampung di saat sering pulang kampung, Selina masih merasa ‘berseteru’ dengan Yuni. “Padahal saya biasa-biasa saja, gak peduli sama dia,” kata Yuni yang kini telah menjadi pegawai negeri dan hidup mapan bersama suami dan anaknya. Seperti orang yang selalu mengintip, Selina selalu tahu perkembangan hidup Yuni. Bahkan hingga Yuni menjalin hubungan dengan siapa pun ia selalu tahu. Anehnya, semua laki-laki yang mereka kenal, yang menyukai Yuni selalu juga disukai oleh Selina. Kebetulan mereka yang menaksir Yuni masih seputar satu angkatan dengan mereka dan berasal dari daerah yang sama. Yuni sesungguhnya bukan tipe perempuan yang tergila-gila pada lakilaki. Namun Selina selalu merasa berusaha merebut simpati orang tersebut agar tidak menyukai Yuni. Begitu seterusnya. Di saat nafsu menghancurkan dalam diri Selina yang menggebu-gebu, Yuni malah santai-santai saja, meski ia tahu itu kelakuan Selina. Bagi Yuni, jika jodoh tidak akan lari ke mana. Beberapa bulan sebelum Yuni wisuda, ia mulai merasa suka dengan kawan satu angkatan mereka yang juga anak dari sahabat dekat ayahnya. Namanya Adi. Adi juga sudah menyatakan rasa suka tersebut kepada Yuni. Mereka berpacaran tetapi masih dalam proses saling mengenal biasa saja. Adi berasal dari

keluarga mapan dan ayah Adi adalah mantan pejabat daerah setempat. Mengetahui anaknya dekat dengan anak sahabatnya itu, ayah Adi lalu datang bertamu ke rumah Yuni menemui ayah Yuni. Namanya juga tinggal di kampung, pertemuan dua sahabat ini menyebarkan gosip manis bahwa mulai ada pembicaraan untuk perjodohan antara Yuni dan Adi. “Waktu itu saya tertawa saja. Ayahnya Adi bertemu ayah saya cuma mengobrol biasa dan mengopi. Tapi lucunya kemudian berkembang katanya ayah Adi datang menyampaikan lamaran kepada ayah saya,” kata Yuni. GAGAL TOTAL Kabar itu sampai ke telinga Selina yang langsung ‘panas’ hati­nya, karena rupanya ia juga menyukai Adi. Kebetulan sekali Adi kuliah di kota yang sama dengan Selina di Pulau Jawa. Rupanya selama ini Selina memang menaruh hati pada Adi namun Adi tidak pernah menggubrisnya. Sebab itu, ketika mendengar kedatangan ayah Adi ke rumah Yuni ia terbakar cemburu dan mulai mencari jalan untuk menggagalkannya. Memang pada kedatangan kedua ayah Adi ke rumah Yuni, ayahnya Adi telah mengajukan lamaran resmi kepada ayah Yuni. Kabar itu pun makin kencang berhembus di kampung. Memang sesungguhnya kedua ayah ini telah mulai menuju kesepakatan karena keduanya melihat anak mereka mulai saling mengenal satu sama lain. Tiba-tiba orangtua Selina datang kepada orang tua Yuni dan mengatakan bahwa Adi memiliki hubungan dengan Selina selama ini. “Saya dituduh merebut Adi,” kata Yuni tertawa lebar. Seperti biasa, orangtua Selina menyebarkan kabar ke manamana di kampung itu bahwa Yuni merebut kekasih Selina yang anak orang kaya dan mantan pejabat itu. Ayah Yuni menanggapinya dengan bijaksana dengan langsung bertemu dengan ayah Adi untuk mengonfirmasi hal

7

tersebut. “Ayah Adi sampai datang ke rumah menemui ayah saya dan mengatakan kabar itu sama sekali tidak benar,” ujarnya. Ayah Adi hari itu terlihat geram sampai-sampai mengatakan Selina dan orangtuanya tidak tau malu. Hal itu disebabkan oleh ayah Yuni meminta agar rencana pertunangan Yuni dan Adi dibatalkan saja. Sementara Adi dan ayahnya terus bersikeras bahwa berita itu tidak benar dan meminta agar pertunangan tetap dilaksanakan. Adi sendiri sempat datang melabrak Selina yang telah menyebar fitnah karena ia tidak pernah merasa memiliki hubungan dengan Selina selama ini seperti yang dikatakan Selina dan orang tuanya. Memang dasar tidak tau malu, Selina santai saja menanggapi Adi dengan berkata, “kamu tidak boleh menikah dengan Yuni”. Ayah Yuni yang kebetulan adalah pendidik yang cukup disegani, juga akhirnya memutuskan untuk tidak meneruskan rencana bersama sahabatnya itu setelah mendapat persetujuan dari Yuni. Bagi ayah Yuni, sebuah rencana suci jika diawali dengan kericuhan seperti itu, ia khawatir akan menjadi tidak baik bagi anaknya kelak. Ia memaksa ayah Adi untuk tidak melanjutkannya. Yuni sendiri memutus hubungannya dengan Adi yang marah kepada Selina. “Ya…namanya tidak jodoh kali ya…,” kata Yuni. Di satu sisi putusnya rencana perjodohan itu membuat Selina pesta pora karena merasa misinya berhasil, sementara di lain pihak, Yuni santai-santai saja. Waktu berlalu Yuni menemukan jodoh sesungguhnya. Hal yang sama nyaris terjadi. Dengan segala macam cara, Selina ingin menggagalkan rencana tersebut dengan menyebar fitnah tentang calon suami Yuni. “Banyaklah fitnahnya, tapi saya tidak percaya,” kata Yuni. Karena Allah SWT telah mengirimkan jodoh bagi Yuni, maka tidak seorang manusia pun bisa memisahkannya, terutama Selina. Rencana pernikahan hingga hari H berjalan mulus membuat Selina merana. Kali ini ia gagal total. Namun ia jatuh sakit dan seperti seorang yang kehilangan keseimbangannya. Sampai akhir­n ya Selina depresi dan dibawa ke rumah sakit jiwa di Mataram. Ia sempat dirawat selama satu bulan. Rupanya bibit-bibit sakit jiwa itulah yang merusak hati Selina. Beberapa tahun kemudian Selina menikah dan hingga saat ini ia tidak dikaruniai anak. Hal inilah yang membuatnya masih menyimpan rasa iri pada Yuni yang memiliki dua anak yang manis-manis. “Kami tidak tahu bagaimana harus mengingatkan Selina, sifatnya itu tidak banyak berubah,” kata salah seorang bibinya. (Naniek I. Taufan)


6

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

Cichi Kateran

Favoritnya Tayangan Masak Aktivitas ibu rumah tangga sering sekali diidentikkan dengan suka bergosip. Stigma ini dibantah Cichi Kate­ ran (43). Ibu dua putra, Qisra (8) dan Qidges (4) ini malah menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga yang siap antar-jemput anaknya.

S

ehari-hari Cichi hampir sama dengan ibu rumah tangga lainnya. Pagi-pagi sekali ia sudah sibuk bergelut di dapur menyiapkan sarapan untuk suami dan kedua putranya. Setelah itu, menyiapkan anak plus mengantarkannya ke sekolah. Selepas mengantar anak, barulah ia ke tempat usaha londri yang baru dibukanya beberapa bulan lalu. “Pagi-pagi sudah Mbak (pegawai londrinya) yang buka. Saya bantu di londri biasanya sampai jam anak pulang sekolah sekitar pukul 11.00.

Setelah itu saya di rumah mengurus anak, mengantar les, ekstra, mendampingi membuat PR, dll. Sekitar pukul 18.30 baru balik lagi ke londri bantu ngepak-ngepak dan menunggu pelanggan yang ngambil londriannya. Jadi, kapan sempat bergosip..hahaha,” ucapnya bercanda. Meski disibukkan dengan urusan anak dan rumah tangga, Cichi juga tak ketinggalan dengan berita-berita yang lagi hot yang sering ditayangkan di televisi. Salah satu berita yang membuatnya gregetan adalah kasus korupsi E-KTP Setya Novanto. Kalau sudah ada

berita ini, Cichi akan sangat serius sekali menyimaknya. “Habisnya saya gemes sama orang ini yang memakai uang rakyat, yang jadi sengsara kan rakyatnya. Karena KTP itu penting sekali, mengurus apa-apa harus pakai KTP,” keluhnya. Ia mengaku, untuk urusan menonton televisi biasanya mengikuti tayangan atau saluran yang disukai anak. Setelah anak-anak tidur baru dia bisa “berkuasa”. Ketika Cichi yang memegang kuasa atas televisi, ia paling suka menonton tayangan pemilihan putri-putrian, dan juga lomba-

Woman on Top

lomba memasak atau demo memasak oleh chef. Kalau sudah tayangan ini, Cichi bisa sampai tengah malam mengikutinya. Untuk acara masak-memasak, Cichi mengaku paling tertarik de­ ngan menu-menu kue kering. Karena, ia juga selalu memproduksi kue kering, seperti nastar, roti kacang, lidah kucing, dan putri salju untuk momen Lebaran. Jika sampai kelewatan acaranya di televisi, ia bisanya akan browsing di internet. Ia sangat asyik memburu resep-resep terbaru yang kemudian dikombinasikan dengan resep-resep lama. Ia membuat kue-kue kering ini sesuai orderan, dan sudah memiliki pelanggan tetap. Cichi menuturkan dirinya sudah sejak belum menikah atau sekitar tahun 2000, sudah mulai membuat dan menjual kue kering untuk Lebaran. Sete­ lah menikah, aktivitas musiman ini pun berlanjut. Dulu, tiap

resep kue, kering, kue basah, mi atau apapun yang menggunakan bahan dasar tepung, tepungnya pasti sama dan ia asal membeli saja. Tapi sekarang, variasi dan jenis tepung sudah banyak. “Sekarang sudah banyak variasi, tepung untuk bahan kue kering berbeda dengan tepung untuk mi. Jadi sekarang lebih bisa bebas berkreasi,” ujarnya. (Inten Indrawati)

“Putus“ Salam Senyum “Mulai saat ini saya putuskan untuk tidak menjalin kerjasama dengan perusahaan Anda…. Mulai saat ini kita putus, jangan pernah hubungi saya lagi…. Saya putuskan untuk tidak lagi memakai jasa Anda dalam bisnis saya” Beberapa kalimat di atas sering kita dengar. Bahkan sering juga kita dihadapkan langsung dengan situasi seperti ini. Kata‘putus’, akan dapat menyebabkan orang merasa sakit hati. Kalau tidak pintar memahaminya, bisa membuat orang dendam kepada orang yang memutuskan dengan tiba-tiba ataupun secara sepihak. Pembaca setia Dhani’s Art In Service, mempelajari ilmu layanan adalah termasuk bagaimana cara menangani complain dari pelanggan. Bahkan seorang pelaku layanan dapat dikatakan hebat jika mereka sudah dapat membuat pelanggan yang complain berubah menjadi tersenyum dan bahkan berbalik menjadi pencinta dari perusaha­ an kita. Orang yang menyatakan putus kepada kita, baik putus hubungan, putus pertemanan, putus menjadi pelanggan, sebenarnya mereka adalah orang yang complain dengan layanan yang sudah kita berikan kepada mereka. Menghadapi pelanggan yang complain sebaiknya kita harus mengetahui terlebih dahulu, langkah apa yang akan kita

lakukan. Yang pertama kita wajib untuk mengetahui ciri-ciri atau tipe dari para complainer. Selanjutnya langkah yang kedua, kuasai hal–hal yang akan dilakukan. Langkah yang ketiga adalah kuasai hal-hal yang dilarang untuk dilakukan. Waaaaah.. sepertinya makin menarik ya untuk membahas hal ini. Seperti ketika ingin mengenal sese­ orang lebih dekat, kita paling tidak mengetahui ciri-ciri dari orang tersebut terlebih dahulu. Begitu juga dalam menghadapi para complainer, kita harus tahu tipenya melalui ciri-ciri yang ditampakkan. Tipe complainer agresif, sering kita temui. Mereka marah-marah, berbicara dengan berteriak, dan bahasa tubuhnya agresif. Bahkan tidak jarang makian di tempat yang ramai sering mereka lakukan untuk menunjukkan kesalahan dari pelaku layanan yang melayani. “Mana Pimpinannya… saya tidak terima diperlakukan seperti ini. Kalau sampai hari ini uang saya tidak kembali, saya akan laporkan kalau toko ini melakukan penipuan terhadap pembelinya”. Terlihat seorang laki-laki tegap yang bersuara kencang sambil menggebrak counter kasir sebuah toko. Dia terlihat lalu-lalang, matanya mendelik, dan tangannya dikepalkepalkan seperti orang yang akan bertan­ ding olah raga tinju.Ternyata dia complain karena saldo rekening tabungannya

terdebet lebih dari sekali di mesin EDC (electronic data capture), ketika melakukan pembayaran di toko itu. Pelanggan dengan tipe agresif seperti ini, sebaiknya harus ekstra hati- hati ketika menanganinya. Jangan sampai dia bertambah marah karena tidak tertangani dengan baik. Menghadapi hal tersebut yang akan kita lakukan adalah memberi perhatian penuh kepada mereka. Tunjukkan kalau kita benar-benar care serta dapat memahaminya. Tindakan selanjutnya adalah dengan menerima segala kesalahan yang ditimpakan tanpa harus berdebat dengan pelanggan. Ingat, berdebat dengan pelanggan adalah sama dengan memutuskan ‘human relation’ yang sudah kita bangun selama ini dengan mereka. Setelah kita mendengarkan dengan aktif, maka kita akan dapat memberikan feedback terhadap apa yang sudah menjadi penyebab dari complain pelanggan. Mendengarkan dengan aktif, ini berarti kita harus sudah memahami teknik komunikasi, khususnya bagaimana cara berkomunikasi sebagai pendengar yang baik. Diantaranya tidak menyela, memberikan ekspresi wajah yang menunjukkan simpati, termasuk juga menggunakan seni mengangguk dan sesekali melontarkan kata-kata pendukung ketika menjadi seorang pendengar seperti “ya….. aha…. ehem. “ dan lain sebagainya. Memberi waktu untuk mengeluarkan semua isi hatinya adalah langkah terbaik untuk menghadapi pelanggan dengan tipe agresif complainer. Tapi ingat, sebaiknya

hal ini dilakukan di ruangan yang tertutup, dan tidak dilihat oleh pelanggan lainnya. Karena itu akan dapat memperburuk suasana dengan pelanggan lain yang tidak ada kaitannya dengan mereka. Selain tipe agresif complainer, tipe complainer yang lain adalah tipe ‘passive complainer’. Ini tentu memiliki ciri yang berlawanan dengan tipe ‘agresif complaine’r. Selain itu terdapat juga tipe complainer yang lain seperti tipe profesional complainer dan terakhir tipe ‘constructive complaine’ Masing-masing dari tipe ini beserta contohnya dan cara penangannya akan saya tulis di Rubrik Dhani’s Art In Service dua minggu ke depan. Naaaaaah. Dengan menangani complain secara profesional, maka kata ‘putus’ yang terlontar dari pelanggan akan dapat kita hindari. Mereka akan tetap menjadi pelanggan yang loyal terhadap produk dan perusahaan kita… (bersambung) Materi ini juga terdapat di buku saya yaitu ‘Service A La Carte”. Ingin mengetahui bagaimana memetakan sebuah layanan yang baik di perusahaan/ instansi yang Bapak/Ibu pimpin? Silakan hubungi Manajemen Sri Sumahardani Academy atau buka website kami di www.srisumahardani.com. Kami siap untuk membantu. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani Srisumahardani3sp@gmail.com www.srisumahardani.com

Edisi 991/ 12 - 18 februari 2018

K

arena banyaknya kebutuhan produk mi di Indonesia, banyak sekali industri produsen mi tumbuh di Indonesia. Mulai dari skala industri rumahan sampai industri pabrikan besar yang memproduksi mi instan dalam kemasan. Ada banyak produk dan varian rasa mi instan kemasan yang dihasilkan oleh industri besar seperti mi goreng, mi kare ayam, mi kaldu ayam, mi soto, dan lain- lain. Bahkan saat ini industri mi kemasan berlomba lomba untuk mengangkat masakan lokal nusantara seperti rawon, rendang dan soto sebagai varian rasa. Seakanakan mereka ingin meninggal-

Mi dari Sayur dan Buah Mi adalah makanan yang sudah pop­ uler di semua kalangan. Makanan mi konon berasal dari negeri Tiongkok, dan kini biasa dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat di Indonesia. Banyak sekali masakan di Indonesia mengguna­ kan bahan dasar mi seperti bakmi ayam, pangsit mi ayam, mi rebus, lontong mi, dan lain–lain.

Eka Hadiyati kan pesan bahwa mengikat kebinekaan di nusantara bisa dilakukan melalui mi instan. Adalah Eka

Hadiyati, arek Suroboyo alumni SMTK Margorejo, yang mencoba mengangkat kebhinekaan dan keanekaragaman nusantara dalam wujud mi warna–warni dalam satu kemasan. Jika biasanya mi

Burger Tahu Produk Lokal Rasa Internasional Olahan tahu kini bermacammacam. Tahu dipadukan dengan citarasa modern tanpa meninggalkan rasa otentiknya. Yudhia Sukmawati, warga YKP Penjaringansari bersama seorang temannya mencoba berimprovisasi membuat suatu produk yang menggabungkan tahu asli Indonesia dengan burger, dan jadilah makanan burger tahu, produk lokal bercitarasa internasional. Tahu dan tempe adalah makanan asli produk bangsa Indonesia yang sudah dikenal secara turun temurun, bahkan seringkali bangsa Indonesia disebut sebagai bangsa tahu atau bangsa tempe. Entah apa makna dan maksud dari ungkapan tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia akhirnya menjadi tempat

sasaran serbuan produk asing temasuk produk makanan. Tak terhitung banyaknya produk makanan asing berkeliaran di Indonesia, sebut saja pizza, burger, kebab, dan lainlain. Seakan- akan para kapitalis hendak menguji efektivitas teori inflitrasi ideologi lifestyle melalui food, fashion, dan film di Indonesia. “Saya memang ingin mengangkat tahu yang merupakan makan rakyat jelata ke tingkat dunia,” kata Yudhia. Pada awalnya banyak pelanggan yang tidak percaya bahwa tahu bisa dibuat burger menggantikan roti, tapi setelah ditunjukkan maka percaya dan menjadi pelanggan tetap di lapaknya di daerah Yakaya Rungkut. “Saya pernah berjualan burger tahu di Tebet Jakarta Selatan, Alhamdulilah responsnya sangat positif,”

terbuat dari tepung murni, Eka membuat olahan inovasi baru dari buah dan sayur. Ada warna kuning, hijau dan merah, yang semua bahan warnanya terbuat dari aneka buah

Rp 15.000 untuk chicken. Dari berjualan burger tahu di Pasar Turi Baru (PTB) Yudhia mengaku bisa mengantongi omzet sampai Rp 3.000.000 per bulan. “Burger tahu juga bisa ditambah dengan telur ceplok, ayam fillet, atau keju sesuai selera,” tambah istri Totok Sugianto tersebut.

19

dan sayur seperti wortel, bayam dan buah naga. Awalnya, Eka hanya membantu suaminya berjualan pangsit mi ayam, hal itu dilakukan oleh Eka selama 10 tahun dengan rajin dan tanpa mengeluh, hingga pada 2017 terbersit suatu keinginan untuk membuat produk mi dari sayur dan buah, setelah memperhatikan banyak anak kecil yang tidak suka buah dan sayur. “Alhamdulilah mi warna buatan saya banyak disuka oleh anak kecil,” kata Eka. Mi produk buatan Eka tersebut diberi nama “Mie Sae” yang artinya mi bagus, dia menjualnya seharga Rp 10.000 per pack. Isinya 500 gram dan cukup untuk 5 porsi. “Mie Sae” bisa bertahan selama 1 hari dalam suhu normal, dan 1 bulan dalam suhu buku dalam lemari pembeku. Eka memasarkan “Mie Sae” melalui sistem online di Facebook group kuliner Surabaya dan Whats App, untuk menangani pelanggan yang di luar kota dia menjual melalui mitra reseller. “Alhamdulilah omzet saaat ini mencapai sekitar Rp 6.000.000 per bulan,” jelas ibu dari Zaskia Az Zahra dan Akmal Maulana ini. Dibawah bimbingan program Pahlawan Ekonomi (PE) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya, Eka terus berusaha memperbaiki tampilan dan kualitas Mie Sae miliknya. “Saya berkeinginan punya outlet sendiri, karena itu saya harus bekerja keras,” ungkap Eka. (Nanang)

Untuk mempercepat penjualan, selain membuka outlet di Pasar Turi Baru, Yudhia juga bekerjasama dengan Grab Food dan Go Food. “Tahu burger produk saya pernah dibawa terbang ke Kuala Lumpur sebagai bekal makan siang,” jelas alumni Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas 17 Agustus Surabaya. Yudhia juga tidak segansegan bertukar pikiran dan pengalaman dengan teman teman sesama pelaku usaha kecil menengah di organisasi Group Wirausaha Mandiri (GW Man) dan Kope­rasi Artha Kiprah. (Nanang)

ujar ibu dari Nurul Laili Hidayah dan Taufiqurohman ini. Burger tahu produk Yudhia mempunyai varian rasa beef dan chicken, dia membanderol harga Rp 16.000 untuk beef dan

Yudhia Sukmawati


20

Nine

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Tiga puluh tahun mengabdi sebagai pendidik bagi kaum tuna netra, Sriyanti semakin memaknai keberuntungan hidup yang diberikan Allah SWT kepada dirinya. Peristiwa demi peristiwa yang dilaluinya bersama para penyandang disabilitas (netra) ini mengajarkan ia rasa bersyukur yang bertambah di setiap hari, bahwa ia terlahir dengan indra mata yang sempurna.

Sriyanti

Inspirasi

Temukan Passion

Kebetulan Jadi Berkah

Mereka yang sedang berada di puncak karier ­memerlukan proses untuk menggapai kesuksesan. Kesuksesan ­mereka tidak datang serta merta melainkan melalui sebuah perjuang­an yang panjang. Hal ini juga di­ceritakan oleh Made Hermawati Diah Pertiwi, S.E., yang saat ini ­tengah ­menjabat sebagai Pimpinan KCP Bank CIMB Niaga ­Singaraja.

M

M

elihat kaum tuna netra yang begitu kuat menjalani hidupnya, juga mengingatkan ia bahwa ujian-ujian yang diberikan Allah SWT kepada manusia yang dianugerahi indera penglihatan sempurna, tidaklah seberapa dibandingkan dengan yang mereka hadapi. Tetapi terkadang manusia normal terlalu banyak mengeluh meski diberi sedikit ujian. “Kita terlalu banyak mengeluh pada ujian yang sesungguhnya tidak seberapa beratnya dibandingkan dengan mereka yang tuna netra. Mereka yang tuna netra justru biasa-biasa saja dan bisa menerima apa yang telah ditakdirkan atas hidupnya itu. Ternyata ada yang ujiannya lebih berat dari kita yang normal,” ujar Sriyanti. Kepala SLB A YPTN ­Mataram ini mengaku banyak belajar dari anak-anak didiknya di SLB khusus bagi tuna netra ini. Di sepanjang waktu pengabdiannya itu ia telah melewati suka dan duka bersama kaum tuna netra itu. Namun begitu, memaknai benar tugasnya mendidik anak-anak tuna netra membuat ia merasa seluruh kebersamaannya dengan anak-anak ini merupakan waktu yang dipenuhi suka saja. Itu disebabkan karena sejak awal berkarir Sriyanti memang memilih mengabdikan hidupnya bagi tuna netra. “Rasanya hanya suka yang ada, dukanya tidak terasa karena saya memang memilih mengajar mereka yang

tuna netra,” kata Sriyanti yang berasal dari Yogyakarta ini. Terjun ke dunia pendidikan bagi tuna netra awalnya bukan tujuan Sriyanti dalam pilihan karirnya, melainkan hanya kebetulan semata. Namun kebetulan itu baginya menjadi berkah dalam hidupnya. Berkah ia bisa setiap hari belajar dari anak-anak didiknya. Bermula dari ketika di masa Sekolah Pendidikan Guru di Yogyakarta yang ditempuhnya, ia selalu lewat Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) di daerah Kalibayan Wates Yogyakarta. LADANG AMAL DI DUNIA DAN AKHIRAT Setiap kali lewat situ ia selalu penasaran dengan aktivitas pendidikan di tempat itu. Tiap kali mengintip aktivitas di dalam kompleks SGPLB yang juga ada SDLB dan SMPLB di dalamnya itu, terasa baginya ada yang aneh dan ada juga yang unik. Dari sanalah ia bertanya-tanya dan mendapatkan informasi bahwa di tempat itu adalah ladang amal bagi dunia dan akhirat. Sriyanti pun terpanggil untuk mengabdikan dirinya bagi mereka yang memiliki kekurangan ini. Lulus SPG Sriyanti lalu mendaftarkan diri untuk kuliah D2 di SGPLB tersebut. Saat masuk itu ia tidak tahu apa-apa tentang dunia orang buta. Ia datang hanya untuk sebuah niat kelak di bidang inilah ia bisa mengabdikan dirinya, di tempat ladangnya amal bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Sesungguhnya ia tidak secara khusus memilih jurusan untuk tuna netra, melainkan karena ketidaktahuannya. Karena itulah, tanpa gambaran apa-apa tentang pendidikan di SGPLB ini, saat pertama kali masuk kelas ia diminta memilih kelas A, B, C, D, E. Tanpa pikir panjang ia langsung memilih kelas A. dalam bayangannya, kelas A itu adalah

kelas pengenalan tingkatan yang paling awal. “Saya langsung memilih kelas A karena saya pikir kelas itu adalah kelas pengenalan tingkatan paling bawah agar saya bisa belajar-belajar dulu tentang dunia tuna netra barulah kemudian nantinya naik ke kelas B, C dan seterusnya. Tetapi ternyata pilihan itu sudah langsung menuju penjurusan,” ujarnya. Di sanalah Sriyanti menyadari bahwa ketidaktahuannya memilih kelas A itu telah digariskan Allah SWT bagi dirinya untuk mengabdi bagi mereka yang tuna netra. Kelas A adalah jurusan tuna netra. Kelas B jurusan bisu dan tuli. Kelas C jurusan tuna grahita/ mental, kelas D jurusan tuna Daksa, serta kelas E jurusan tuna laras (anak-anak yang nakal). Di masa awalnya menempuh pendidikan SPGLB kelas A ini Sriyanti juga satu kelas dengan mahasiswa ada 4 orang yang tuna netra. Sembari mengikuti perkuliahan Sriyanti juga belajar

langsung bergaul dan melihat cara 4 mahasiswa itu beraktivitas. Hari-hari perkuliahan ia isi dengan terus belajar merespons tuna netra. Dan ketika ia pertama kali melakukan PKL di ruang belajar anak-anak tuna netra, Sriyanti merasa lucu namun ia begitu terenyuh melihat anakanak yang tidak bisa melihat itu membaca koran. “Hati saya terenyuh, ternyata koran itu bukan sedang mereka baca melainkan untuk belajar menulis braille,” ujarnya. Selama belajar di SPGLB inilah Sriyanti mendapat ilmu mendidik penyandang tuna netra. Hal inilah yang membuatnya mengaku tidak mendapatkan kesulitan secara teknis ketika kemudian harus benar-benar mengajar mereka yang tidak bisa melihat. “Tidak ada beratnya mengajar mereka yang tuna netra karena bekal ilmu yang saya peroleh saat pendidikan itu sudah lengkap,” kata Sriyanti yang juga membekali diri

enurut perempuan yang akrab disapa Herma ini, kesuksesan setiap orang tidak didapat dengan instan melainkan melalui sebuah perjuangan dan pengorbanan. Mengawali karier di dunia perbankan sejak 1993, Herma sudah memiliki berbagai pengalaman diberbagai Bank dengan posisi yang beragam pula. Sebelum menjabat, perempuan yang mudah bergaul ini mengaku menjalani setiap prosesnya dari bawah. “Mengawali karier saya hanya sebagai tukang sortir uang yang pada akhirnya terus membawa saya untuk mencintai pekerjaan di dunia perbankan,” jelasnya. Di tengah perjuangannya meniti karier, rupanya Herma juga dihadapkan pada sebuah pilihan yang menuntut pengorbanannya. Setelah sempat bekerja di beberapa Bank, dirinya terpaksa resign akibat terbentur kontrak hamil dan terpaksa kembali ke kampung halaman. “Sempat berhenti dan pulang kampung, kebutulan saat itu saya sedang hamil dan mertua juga sakit,” kenangnya. Namun, rupanya Tuhan masih memberikan ia jalan sehingga dirinya mendapat tawaran dari relasi untuk kembali bekerja di bidang perbankan. Memiliki pengalaman kerja di bidang perbankan selama 25 tahun, tentu ada masa-masa jenuh yang dirasakan oleh ibu dari dua anak ini. Menurutnya tahun-tahun jenuh hingga membawa keputusasaan dalam pekerjaan saat dirinya sudah memasuki masa kerja ditahun ke 10 hingga ke 15. Meskipun Herma sangat menyukai pekerjaannya akan tetapi rasa jenuh tetap tidak bisa dihempasnya yang pada akhirnya membawa keinginan untuk

keikhlasan dan kesabaran yang lebih dalam mengabdikan dirinya bagi kaum disabilitas ini. Setelah lulus dari SPGLB di tahun 1986 dan berhasil pula lulus sebagai pegawai negeri tahun 1987, Sriyanti lalu ditempatkan di Lombok sebagai pengajar di SLB A YPTN Mataram. Di sinilah pengabdian Sriyanti bermula hingga hari ini. Dan sejak tahun 2016 ia memimpin sekolah yang memiliki 27 siswa berkebutuhan khusus ini. Meski tidak memiliki latar belakang keluarga yang tuna netra, dukungan justru datang dari keluarganya. Bahkan salah seorang puteranya Gigih Aditya kini mengikuti jejaknya kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta dengan mengambil jurusan Pendidikan Luar Biasa. “Anak saya ini sejak kecil sering saya bawa saat saya mengajar, jadi dia tertarik untuk mengajar seperti saya,” kata perempuan kelahiran 10 April 1966 ini.

Sriyanti bersama murid SDLB A YPTN Mataram

5

Made Hermawati Diah Pertiwi

Sriyanti (tengah depan baju putih) bersama guru di SLB A YPTN Mataram

Sriyanti

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

(Naniek I. Taufan)

Made Hermawati Diah Pertiwi

berhenti bekerja. Untunnya, sang suami yang saat ini juga sedang menjabat sebagai Ketua DPRD Buleleng periode 2014-2019, Gede Supriatna selalu memberikan dukungan penuh. Mengenal sejak lama, Supriatna yakin bahwa sang istri bukan tipe orang rumahan. “Suami tahu benar karakter saya seperti apa, sehingga berkat dukungannya saya menemukan hal yang membuat saya bosan dan jenuh,” tuturnya. Perempuan yang lahir di Desa Munduk, 11 Januari 1970 ini akhirnya menemukan kendala yang selama ini dihadapi. Dirinya yang lebih suka bertemu orang banyak dan bergaul dengan siapapun kurang tepat jika ditempatkan pada bidang divisi operation, dan mencoba pindah ke divisi marketing. “Di sini saya baru menemukan passion saya bahwa saya lebih suka di marketing,” ungkap ibu yang hobi traveling tersebut. Menjadi seorang marketing dan bertemu dengan banyak orang tentu juga membuat Herma memiliki pengalaman menghadapi orang-orang dengan berbagai karakter. Ditambahnya ada dua tipe nasabah yang selalu ia temui, menyenangkan dan tidak menyenangkan. Tentu yang menyenangkan akan membuat mereka nyaman dalam komunikasi, sebaliknya yang tidak menyenangkan akan membuat dirinya merasa tidak nyaman. Akan tetapi, sebagai marketing yang memiliki komitmen tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri baginya. Mengubah nasabah yang tidak menyenangkan menjadi menyenangkan adalah hal yang menyenangkan baginya. “Sangat menyenangkan bagi saya jika dapat memberikan solusi terbaik bagi orang-orang yang tidak menyenangkan ini,” papar perempuan murah senyum ini. (Wiwin Meliana)


4

Inspirasi

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

PUTI GUNTUR SOEKARNO

Bercita-cita Jadi Seniman

Seperti sang kakek, Bung Karno, maka darah seni pun mengalir deras di diri sang cucu, Puti Guntur Soekarno. Putri semata wayang Guntur Soekarnoputra itu bahkan saat remaja sempat bercita-cita menjadi seniman.

“Y

a, itu benar…. A kti vita s s a y a di luar sekolah, lebih banyak dihabiskan untuk menekuni dunia seni. Saya belajar melukis, belajar menari, belajar piano…. Saya pikir ketika itu, masa depan saya di dunia seni,” ujar Puti. MALAH JADI POLITIKUS Manusia berencana, tapi garis hidup menuntut ke arah lain. Alihalih melanjutkan kuliah di akademi atau institut seni, Puti justru diterima di Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Administrasi Negara. “Seiring waktu, perhatian pun beralih ke soal-soal politik. Eh… akhirnya jadi politikus,” ujar ibu dua anak itu seraya menambahkan, “yaaa…. Mirip eyang

Karno ya? Cita-cita seniman, kuliah teknik, akhirnya jadi politikus dan presiden pertama Indonesia.” Wanita lembut-tapi-tegas itu, kemudian bergabung ke PDI Perjuangan yang dipimpin Megawati Soekarnoputri yang tak lain adalah tantenya sendiri. Akan tetapi, keliru jika menduga duduknya Puti di DPR RI selama dua periode berturut-turut, semata-mata karena status hubungan keponakantante. Dalam banyak hal, Puti berjuang seperti halnya kader partai yang lain. Termasuk ketika harus turun ke daerah pemilihan (Dapil) Jabar X (Kuningan, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran), tempat ia ditugaskan. Selama masa kampanye, Puti dan suami, Joy Kameron tak segansegan turun ke jan-

tung rakyat. Berdialog langsung dan menyerap aspirasi mereka. Bahwa kemudian masyarakat mengetahui ia adalah cucu Bung Karno, itu soal berikutnya. Tetapi, ia bekerja sangat keras untuk tidak sekadar mengusung nama besar sang kakek. “Bung Karno adalah kakek saya. Guntur Soekarnoputra adalah ayah saya. Tugas saya bukan membebani nama besar mereka, melainkan seberapa pantas saya menyandang nama Soekarno,” tegasnya. Komitmen dan sikap itu yang ia bawa hingga detik ini. Pantang baginya membawa-bawa nama besar Bung Karno, jika dirinya hanya menjadi beban atau justru mempermalukan para leluhurnya. “Saya senang jika pada akhirnya dikenal dan dipercaya rakyat, lebih karena kemampuan saya, bukan semata karena embelembel nama kakek dan ayah, dan itu yang selalu ditekankan ayah kepada saya,” ujar Puti lagi. Tak heran, jika banyak wakil rakyat yang menanti-nanti masa persidangan atau menunggu saatsaat kunjungan kerja ke luar negeri, maka Puti justru sangat menanti saat-saat reses. Sebab, itu artinya ia bisa segera meluncur ke Kuningan, Ciamis, Banjar dan Pangandaran untuk bertemu konstituennya. Bahkan, Puti sudah punya semacam “ritual” khusus setiap “pulang kandang” ke basis massa tempat ia dipilih. Seperti saat mengunjungi Tatar Galuh bersama Komunitas Tani Puspa Seruni di Kabupaten Ciamis beberapa waktu lalu. Sebagai wakil rakyat ketika itu, ia berbaur dengan masyarakat petani. Massa Marhaen sesungguhnya. Ada kebiasaan Puti saat menikmati suasana bersama rakyat. Seperti, kebiasaan memesan tape goreng, untuk kudapan bersama kopi atau teh sesampai di sana. Kebiasaan lain, mampir di bakul surabi di sekitar Pangandaran. Bahkan pernah suatu kali, ia spontan membaur ke warga desa dan mengajak ngeliwet bareng, kemudian masuk dapur warga dan membuat sambal terasi. Ibu-ibu yang tanggap, langsung menyiapkan lalapan.

Sebagian lain, spontan menyiapkan menu ikan asin. Sejumlah bapak-bapaknya juga spontan mengunduh beberapa butir kelapa muda. Lalu, mereka makan bareng, “Ya, itu sungguh luar biasa.... Momenmomen yang selalu saya rindukan,” ujar Puti Guntur sambil tersenyum manis. Tak heran bila Puti menjadi sosok yang dinanti kehadirannya. Bukan saja ibu-ibu dan remaja, tetapi Puti Guntur juga kaum sepuh. “Ingatan warga akan sosok Eyang Karno begitu kental. Saya sering kewalahan meladeni ajakan diskusi seputar masa-masa kepemimpinan eyang. Di sisi lain saya sadar, ada semacam kerinduan mereka akan ruh Bung Karno,” katanya. Begitulah. Dan kini, wanita kelahiran Jakarta 26 Juni 1971 itu ketiban sampur, mendapat tugas mendadak dari partai untuk menjadi calon wakil gubernur Jawa Timur, mendampingi “Gus Ipul” Saifullah Yusuf. “Ketika ada proses seleksi di internal partai, saya memang sempat ikut proses seleksi. Tetapi, pikiran saya untuk wilayah Jawa Barat. Akan tetapi partai menugaskan saya ke Jawa Timur. Saya kira tidak masalah, saya siap,” ujar pemilik nama lengk a p : Puti Pramathana Puspa

“Entahlah… apa ini yang dinamakan jalan Tuhan. Saya mewakili masyarakat Jawa Barat di DPR RI. Kita tahu, Jawa Barat adalah medan perjuangan Bung Karno sejak kuliah di THS atau ITB sekarang, hingga mendirikan PNI lalu dijebloskan ke penjara oleh pemerintah colonial Belanda. Kemudian, dari Jawa Barat, saya mendapat tugas menjadi Cawagub Jawa Timur. Sangat tidak pernah saya duga....” PUTI GUNTUR SOEKARNO

Soekarno Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri. Baginya, Surabaya atau Jawa Timur bukan daerah yang asing. “Eyang Karno lahir di Surabaya. Jazad beliau dimakamkan di Blitar. Jadi… buat saya, penugasan menjadi Cawagub Jawa Timur tak ubahnya menapak tilas jejak-jejak eyang Karno,” pungkasnya. Bung Karno berdarah Jawa Timur. Darah itu pula yang mengalir pada diri Guntur Soekarnoputra, ayahandanya. Dan itu artinya, darah Jawa Timur juga yang mengalir di tubuh seorang Puti, sebagai putri semata wayang Guntur. “Entahlah… apa ini yang dinamakan jalan Tuhan. Saya mewakili masyarakat Jawa Barat di DPR RI. Kita tahu, Jawa Barat adalah medan perjuangan Bung Karno sejak kuliah di THS atau ITB sekarang, hingga mendirikan PNI lalu dijebloskan ke penjara oleh pemerintah colonial Belanda. Kemudian, dari Jawa Barat, saya mendapat tugas menjadi Cawagub Jawa Timur. Sangat tidak pernah saya duga. Jika Tuhan berkehendak, maka inilah kesempatan saya sebagai cucu Bung Karno mengabdi bagi masyarakat Jawa Timur, bumi di mana Bung Karno dilahirkan dan dimakamkan,” ujar Puti yang penyayang kucing itu. Satu hal yang pasti, Puti paham benar konsekuensi ketika terjun ke ranah politik. Benar, bahwa ia diusung oleh partai politik. Ada keinginan yang besar dari dasar hatinya, untuk kemudian mengenyahkan semua atribut kepartaian, manakala ia duduk menjadi wakil gubernur. (Diana Runtu)

Mandalika

Wagub NTB Resmikan BPSDM

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Nusa Tenggara Barat dipercaya oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) RI sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) sebagai tempat pelatihan pengadaan barang/jasa Unit Layanan Pengadaan (ULP) se-Indonesia. BPSDM tersebut diresmikan oleh Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH., M.Si, di Mataram minggu lalu. Dengan begitu, Provinsi NTB kini menjadi salah satu daerah di Kawasan Indonesia Timur yang memiliki pusat pelatihan unggulan pengadaan barang/jasa yang telah dinilai secara nasional sebagai pusat pelatihan yang berstandar nasional.

Wakil Gubernur NTB pada peresmian Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang pengadaan barang jasa

D

engan dipilihnya NTB sebagai salah satu Provinsi di Indonesia Timur yang memiliki Pusat pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang pengadaan barang jasa ini, diharapkan akan mampu menghasilkan aparatur yang berkompeten dalam bidang pengadaan barang/jasa di Indonesia khususnya di NTB. “Dengan adanya aparatur pengendali yang profesional akan mampu meminimalisir potensi-potensi pelanggaran yang akan berisiko terhadap sangkutan hukum, baik perdata maupun pidana terhadap proses pengadaan barang jasa di daerah,” ungkap Muh. Amin. Wakil Gubernur NTB ini berharap kepada pemangku amanah yang ada di NTB, untuk tidak perlu takut dalam mengambil kebijakan pembangunan terutama dalam proses pengadaan barang/jasa, apabila telah sesuai dengan mekanisme dan aturan yang ada. Ke

depannya sistem elektronik dalam proses pengadan barang jasa akan terus disempurnakan. Dengan sistem pengadaan elektronik yang telah berjalan saat ini, dinilainya telah mampu menghindari praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam proses pengadaan barang/jasa. “Selain pengadaan sistem elektronik, ke depan juga perlu ditingkatkan dalam proses pengurusan administrasinya. Tidak boleh

lagi pengurusan administrasi yang berkaitan dengan pengadaan barang jasa prosesnya berbelit-belit, terutama di NTB sebagai pusat pelatihan unggulan pengadaan barang/jasa di Indonesia ini,” katanya. Deputy Executive Bidang Program Millennium Challenge Account Indonesia (MCAI) Lukas Laksono Adhyaks mengungkapkan bahwa tenaga pendidik yang ada di BPSDM NTB saat ini berasal dari dalam dan luar negeri dan pesertanya berasal dari ULP seluruh Indonesia. Selain itu, BPSDM NTB sebagai pusat pelatihan unggulan pengadaan barang jasa dikelola oleh putraputra daerah. Menurut Lukas keberadaan MCAI telah banyak mendukung pemerintah terutama dalam proses pengadaan barang/ jasa. Harapannya, BPSDM NTB ini akan menjadi Center Exellent untuk ditularkan ke daerahdaerah lain di Indonesia. Untuk itu, dengan adanya BPSDM NTB sebagai pusat pelatihan unggulan pengadaan barang jasa, NTB akan menjadi garis terdepan dalam hal pendidikan pengadaan barang/ jasa. (Naniek I. Taufan)

Bahasa untuk Komunikasikan Gagasan

Pergaulan global saat ini yang terus berjalan, dimana antara satu bagian dunia dengan dunia lain seakan tidak memiliki jarak. Karenanya, penguasaan bahasa menjadi salah satu faktor kesuksesan seseorang dalam menguasai pergaulan dan interaksi global tersebut. “Bahasa itu sangat perlu, agar kecerdasan anakanak kita, tidak hanya berguna untuk dirinya sendiri, tetapi juga akan bermanfaat bagi orang lain, masyarakat, agama dan bangsa,” ujar Gubernur NTB, Dr TGH. M. Zainul Majdi, saat membuka kegiatan English Competition

di TK & SD IT Cirebon Islam School (CIS) Full Day, beberapa waktu lalu. Sembari menitipkan pesan kepada para orangtua dan guru yang mendampingi anakanaknya mengikuti kegiatan tersebut, agar para orangtua dan guru senantiasa menyiapkan anak-anak mereka dengan bekal yang cukup, berupa penguasaan bahasa yang mumpuni, Majdi mengilustrasikan bahwa para pemimpin bangsa yang pernah hadir dan memimpin Indonesia ini, mulai dari Presiden Soekarno hingga saat

ini Presiden Ir. Joko Widodo merupakan tokoh-tokoh yang memiliki kecerdasan verbal. Melalui kecerdasan verbal itu, para pemimpin dapat berkomunikasi dengan masyarakat luas, tidak hanya di Indonesia namun juga dunia. “Dengan bahasa, kita dapat mengomunikasikan gagasan untuk kepentingan masyarakat banyak,” katanya pada kegiatan yang dihadiri Ketua Yayasan, Dr. Dede muharam,Lc. MA. Ia mengingatkan kepada seluruh peserta kompetisi agar bersaing secara sehat untuk

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

21

Peluncuran Kampung Zakat oleh Menteri Agama Republik Indonesia

Perlu Strategi Zakat Mengedepankan transparansi dalam mengelola zakat agar publik yakin bahwa zakat yang dikeluarkan benarbenar tersalur secara tepat guna dan tepat sasaran, demi kemaslahatan umat. Hal inilah yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh seluruh aktivis lembaga amil zakat yang ada di Indonesia. Kiprah Forum Zakat Nasional yang telah menggagas program sertifikasi bagi amil atau orang yang mengelola zakat disambut baik oleh Menteri Agama RI, H. Lukman Hakim Saifuddin. Ia berharap, para amil dan aktivis zakat akan semakin profesional dalam tugasnya, sehingga zakat benar-benar dapat diterima oleh yang berhak. “Masalah trust atau kepercayaan itu sangat penting. Jika umat sudah mempercayakan penyaluran zakatnya melalui lembaga, maka Insya Allah zakat dapat diterima oleh yang berhak, dan dapat mendukung upaya pengentasan kemiskinan secara nasional,” kata H. Lukman Hakim pada acara Musyawarah Nasional Forum Zakat ke-8 yang dirangkaikan dengan peluncuran secara resmi kampung zakat oleh Menteri Agama Republik Indonesia di Mataram minggu lalu. Kampung zakat tersebut ada di Dusun Longserang Timur, Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB yang merupakan pilot project kampung zakat. Karena kampung merupakan bentuk nyata sumbangsih forum zakat yang ingin memberikan amal nyata dan produktif, yang langsung bisa dirasakan warga masyarakat. Zakat tidaklah semata-mata menyangkut orang miskin, namun juga merupakan pembersih diri serta harta bagi yang mengeluarkannya. Karena itu, peran para pegiat zakat untuk memberikan pemahaman masyarakat tentang esensi zakat sangat dibutuhkan, termasuk bagaimana sebuah lembaga zakat mengelola zakat secara profesional untuk pemberdayaan ekonomi umat. Apalagi zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang sudah menjadi bagian dari keyakinan umat muslim. Demikian diungkapkan Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH .M. Zainul Majdi, pada pembukaan kegiatan yang membahas tiga isu penting, yakni kolaborasi dalam menjalankan program kerja, upaya peningkatan kapasitas melalui sertifikasi amil dan yang ketiga berkaitan dengan regulasinya ini. “Saya mengajak saudara-saudara para amil zakat untuk mengapresiasi diri, karena pilihan menjadi amil zakat, Insya Allah adalah tugas yang mulia,” ungkap Majdi. Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dr. KH Ma’ruf Amin menyampaikan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan zakat, yakni terkait strategi dan regulasi yang digunakan untuk mendukung peningkatan zakat, termasuk peta dan potensi zakat. “Mungkin banyak yang belum berzakat atau banyak yang sudah berzakat, tetapi belum disalurkan. Di sinilah perlunya strategi. Kalau ingin masyarakat kuat, pemberdayaan ekonomi umat juga harus maksimal,” katanya. (Naniek I. Taufan)

mencapai keberhasilan. Selain secara sehat, berkompetisi harus dibangun dengan kompetisi yang mencerdaskan serta melewati proses atau tahap yang sesuai. “Bagi saya, seluruh peserta yang mengikuti kompetisi ini adalah semua para juara,” katanya menyemangati ratu-

san peserta tersebut. Karena itu, selain memberikan bekal bahasa yang baik, ia mengajak seluruh orangtua dan guru untuk menumbuhkan semangat bersaing yang mencerdaskan. “Kita perlu membangun generasi yang mampu bersaing secara sehat,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)


22

Sosialita

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Hujan Pertanda Rezeki Melimpah? Akhir-akhir ini hujan terus mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Rasanya tak ada hari tanpa hujan akhir-akhir ini, mulai dari intensitas rendah, se­ dang, hingga tinggi. Bahkan kini Jakarta --setelah dua tahun tidak banjir-- banjir lagi di sejumlah titik yang dulunya langganan banjir. Menurut BMKG, saat-saat ini memang tengah masuk pada masa puncak musim hujan yang akan berakhir pada Maret 2018 mendatang. Itu sebabnya curah hujan tinggi.

T

api untuk kebanyakan orang beretnis Tionghoa, hujan pertanda baik, apalagi Imlek segera tiba. Tentunya, asal tidak berlebih sehingga menyebabkan Jakarta ‘tenggelam’. Hujan di hari Imlek dipercaya sebagai bertanda ‘rezeki’ yang bakal lancar sepanjang tahun. Benarkah? “Itu kan kepercayaan orangorang tua dulu bahwa kalau hujan bertanda rezeki sepanjang tahun. Kepercayaan itu terus hidup sampai sekarang termasuk di kalangan generasi muda. Tapi hujan yang dipercaya mendatangkan rezeki itu adalah hujan ringan. Bukan hujan yang lebat, apalagi yang turun terus menerus. Sehabis sembayang Imlek kemudian turun hujan gerimis, orang senang karena percaya doanya terkabul,” ungkap seorang penjaga klenteng di Petak Sembilan, Jakarta Barat. Pakar feng shui, Suhu Yo maupun Xiang Yi juga memiliki pandangan serupa. Bahwa hujan dikaitkan dengan rezeki memang itu merupakan kepercayaan yang telah hidup sejak zaman dahulu kala di kalangan masyarakat Cina bahkan hingga kini. Namun, kedua master feng shui itu sependapat bahwa rezeki setiap orang sudah ada jalurnya masing-masing. “Ada atau tidak ada hujan, setiap manusia sudah ada rezekinya masing-masing, enggak ada hubungannya dengan hujan,” ungkap Suhu Yo. Justru , katanya, makan ikan di kala Imlek lebih dipercaya sebagai lambang rezeki. “Jadi bukan hujan tapi memakan ikan. Itu pun bukan makan asal makan. Tapi memakan bagian atas ikan,” kata Suhu Yo. Terkait hubungan hujan saat Imlek dan rejeki juga diungkap Suhu Xiang Yi. Seperti halnya Suhu Yo, dia juga berpendapat sesungguhnya garis peruntungan masing-masing orang sudah ditetapkan sesuai dengan kelahirannya. Itulah yang menentukan kehidupan dan peruntungannya. “Jadi bukan soal hujan atau tidak hujan saat Imlek,” ucapnya. Imlek sendiri bukanlah perayaan hari besar keagamaan namun hanyalah tradisi yang berasal dari Cina dan dirayakan oleh semua bukan hanya mereka yang

beragama Konghucu. “Mereka yang beragama lain pun kalau dia merupakan keturunan Tionghoa kebanyakan ikut merayakan Imlek,” katanya. Meski hujan selalu mengguyur namun sejumlah tempat yang menjual pernak-pernik Imlek tetap semarak dan padat pengunjung. Di Mangga Dua Mal, Pasar Pagi maupun pasar Petak Sembilan ramai didatangi pembeli yang khusus mencari pernak

Eka Wiryastuti

Semarak pernak pernik imlek

pernik, khususnya yang berkaitan dengan shio ‘Anjing Tanah’ 2018. “Ya lumayanlah, tetap ramai. Kalau nggak hujan mungkin bisa lebih ramai lagi,” ucap Maman, penjaga lapak lampion. Harga lampion, tergantung ukuran dari puluhan ribu sam-

pai ratusan ribu rupiah yang berukuran besar. “Tapi nanti sehari menjelang Imlek biasanya kita kasih diskon besar bisa sampai 50% lebih khususnya yang berlambang ‘Anjing Tanah’ karena lampion yang pakai simbol itu tidak bisa disimpan lama. Tahun

depan kan nggak mungkin jual lampion simbol anjing karena shionya bukan itu. Tapi kalau lampion atau pernak-pernik yang bersifat netral ya tetap bisa disimpan, diskonnya biasa saja maksimal 30-40%,” ungkap Maman. (Diana Runtu)

Tina Toon, artis yang kerap kebanjiran job menjelang Imlek mengaku, kepercayaan hujan saat Imlek berarti rezeki diyakini oleh kebanyakan etnis Tionghoa. “Maksudnya hujan biasa saja, seperti gerimis gitu loh. Bukan yang lebat sampai banjir-banjiran ya,” tambah Tina. Tapi, ujarnya, apapun itu, hujan ataupun tidak, dirinya juga kebanyakan orang menyambut kedatangan Imlek dengan suka cita. Malah, katanya, hujan dan banjir saat Imlek bukan hal yang asing baginya. Dirinya tinggal di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara yang termasuk daerah langganan banjir. “Dulu malah kita sering kebanjiran. Pas Imlek rumah di kepung banjing nggak bisa kemana-mana,” ucapnya. Yang paling parah dan tak terlupakan adalah banjir bandang tahun 2014 lalu. “Aduh itu pas Imlek, bener-bener parah. Banyak kawasan di Jakarta terendam termasuk Kelapa Gading (kawasan rumah Tina). Jadi ya kita banjir-banjiran hahahha. Aku dan keluarga sampai harus ngungsi ke apartemen. Tapi kita tetap bisa kok merayakan Imlek meski kondisi saat itu banjir,” ungkap mantan penyanyi cilik yang namanya melejit sejak menyanyikan lagu anak-anak ’Bolo-Bolo’. Hujan atau tidak hujan, lanjut pemeran film ‘Cinta Dalam Kardus’, dirinya selalu menyambut kedatangan Imlek dengan suka cita. Betapa tidak, saat Imlek adalah saatnya berkumpul semua keluarga bahkan keluarga besar. Hari-hari biasa masing-masing sibuk dengan aktivitasnya, saat Imlek, semua rutinitas dilepaskan. “Imlek momen spesial. Kita semua bisa kumpul, makan

bareng, ngobrol-ngobrol, dll. Itu sebabnya aku sangat menunggu-nunggu,” ujar gadis kelahiran 1993 ini. Tradisi keluarganya setiap malam Tahun Baru Imlek adalah kumpul makan bersama. Keesokannya kami juga kumpul makan bersama, biasanya saudara-saudara juga datang. “Jadi saudarasaudara yang sudah lama tidak bertemu, biasanya bertemu saat Imlek,” ujar Tina. Untuk malam Tahun Baru Imlek kali ini dia akan datang terlambat (ke rumah) karena ada job manggung di sebuah hotel di bilangan Jakarta Pusat. “Aku dapat job menghibur tamu-tamu dalam rangka Imlek. Habis itu pulang ke rumah kumpul keluarga,” ujarnya. Soal angpao, kata Tina, karena dia belum berkeluarga dia tidak bisa membagi-bagikan angpao pada para keponakannya. “Meski punya penghasilan sendiri aku nggak bisa bagi-bagi angpao karena masih lanjang. Justru aku yang dapat angpao hahaha,” kata Tina. (Diana Runtu)

Aneka kue khas imlek

nilah yang sedang diperjuangkan Bupati Tabanan, Eka Wiryastuti. Perjuangan kasih yang ia lakukan dalam berbagai bidang. Eka baru saja meresmikan Layanan Publik Terintegrasi yang diberi nama Taman Serasi, merupakan pelayanan publik terintegrasi digital pertama di Indonesia. Program ini diresmikan, Rabu (7/2). Taman Serasi adalah layanan satu pintu yang bisa memberikan layanan berupa perizinan dan non-perizinan, seperti surat keterangan usaha, surat ­ketera­ngan tidak mampu, surat ­keterangan kematian, surat pindah antar kecamatan, perubahan data dan cetak KK, pencetakan KTP dsbnya. “Taman Serasi ini adalah sebuah mesin anjungan mandiri, prinsip ­kerjanya seperti ATM bank, jadi kita melakukan transaksi secara mandiri dengan mesin. Kebutuhan yang kita perlukan langsung kita dapatkan sete­ lah melakukan transaksi di anjungan. Tinggal memasukkan NIK, apa yang kita perlukan bisa langsung di-print,” ujarnya. Ia sangat yakin, dengan program, ini tentu bisa mempersingkat birokrasi pelayanan dan mencegah terjadinya pungutan liar. Hal ini jelas sangat membantu masyarakat dalam mengakses pelayanan publik. Menurutnya, layanan ini termasuk bagian dari smart city, tapi ia ingin smart city tidak hanya mencakup e-government, tapi di ruang lingkup kecamatan juga bisa dimudahkan dengan teknologi. Jadi intinya, kata dia, efektif dan efisien. “Saya sudah pasang server di kecamatan. Untuk saat ini Kerambitan sebagai pilot project. Tahun 2019 kami akan coba di Kediri, Tabanan, dan Marga, dan memang semua ber­tahap. Setelah 15 desa siap, rencananya program ini ada di Google Play dan bisa diunduh penduduk Tabanan,” kata Eka Wiryastuti. Ia menambahkan, semua anjungan akan dibangun di Kantor Camat. Jadi, masyarakat yang ada keperluan, bisa datang kapan saja, malam hari atau hari raya, tidak harus menunggu pegawai yang mengurus, karena tinggal masukkan NIK semua bisa dikerjakan sendiri.

3

Perjuangan Kasih

I

Kumpul dan Makan Bersama

Tina Toon

Kasih sayang tidak hanya dilakukan saat hari Valentine. Kasih sayang seharusnya, dilakukan setiap hari dan setiap saat. Sebagai seorang pemimpin, dalam mewujudkan kasih­ nya kepada rakyat, harus diimplementasikan de­ ngan membuat program yang menyejahterakan masyarakat.

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Eka Wiryastuti dipercaya menjadi pembicara Sekolah Calon Kepala Daerah PDI-P

Perjuangan Kasih juga dilakukan Eka Wiryastuti ketika dipercaya menjadi pembicara dalam sekolah calon kepala daerah PDI-P. Di depan 91 peserta calon kepala daerah dari seluruh ­Indonesia, ia berbagi pengalaman dan memberi motivasi dan kiat sukses menjadi pemimpin. Dengan tema, Investasi Hati dengan Semangat Gotong-Royong Melahirkan Trisakti, ia memberikan semangat kepada calon kepala daerah, bahwa dalam kepemimpinannya, ia lebih ­b anyak mengedepankan semangat gotong royong. “Saya jadikan contoh jalan partisipatif infrastruktur yang dilakukan gotong royong bersama masyarakat Tabanan. Saya yakin, Tabanan bisa kabupaten lain pasti juga bisa. Sudah ada 45 Kabupaten yang belajar ke Tabanan,” kata Eka Wiryastuti. Dalam kesempatan itu, ia membagikan buku “Investasi Hati”, yang bercerita tentang pengalamannya membangun Tabanan. “Saat sebagai pembicara, saya tekankan kepada mereka, mau sehebat apapun, mau seberapa banyak suara yang didapat, tapi kalau tidak punya hati, tidak akan bisa membuat program yang baik. Tidak harus dengan uang banyak karena semua tidak mudah digapai tanpa dengan hati. Intinya, ajak rakyat itu berkoalisi dan ikut memiliki. Seperti membuat jalan beton, rakyat Tabanan mau bergotong royong,” imbuhnya. Eka Wiryastuti mengatakan, buku “Investasi Hati”, murni sosial karena ia gunakan untuk membiayai anak yatim. Dengan dipercayainya ia sebagai pembicara, ada hal positif yang ia dapatkan. “Yang membuat saya semangat, karena keberadaan saya bermanfaat bagi orang lain. Minimal keberadaan saya ini bermanfaat, bagi mereka yang akan menjadi pemimpin. Karena tidak selamanya saya menjadi pemimpin. Bukan saya pintar, tapi saya ingin berbagi pengalaman dari memimpin Tabanan dengan PAD sangat keBercengkrama bersama keluarga cil, masyarakat heterogen di sela-sela kesibukan sebagai Bupati

Meninjau Rumah Sakit Nyitdah

dan keras, politik yang rentan, syukur saya bisa selamat dan dicintai rakyat Tabanan,” ucapnya. Ia juga menekankan, pentingnya budaya karena napas budaya yang membuat kita bersatu. “Makanya, saya juga ikut belajar nari rejang agar

bisa ikut menari bersama rakyat. Saya berusaha belajar. Tidak ada sekat dengan rakyat, ada rasa saling memiliki. Kuncinya hati, rakyat ini perlu sentuhan hati,” ujarnya. Untuk tahun 2018, ia juga fokus di bidang kesehatan. Ia sedang mengencarkan pengembangan pembangunan RS Nyitdah. Saat ini, kapasitas RS Nyitdah 200 bed. “Kami perlu 450 bed. Itu yang akan menjadi prioritas. RS Nyitdah juga akan dibuat menjadi RS bertaraf internasional, dengan sarana dan teknologi yang lebih maju, selain melayani pasien BPJS. Kebetulan RS Nyitdah juga mendapat mesin hibah dari Jepang untuk cuci darah sehingga cuci darah di sana murah. Selain itu, rencana juga akan dikembangkan stroke centre, estetika, operasi plastik, dll,” jelas Eka. Dengan lahan 7 hektar, RS Nyitdah tentu dapat memberikan ­pelayanan publik yang maksimal. Ia mengatakan, saat ini, di Tabanan ada 4 puskesmas rawat inap, ke depan, ia berharap, 22 puskesmas juga akan

Eka Wiryastuti

dikembangkan agar mampu melayani rawat inap. Jadi, tidak semua harus ke kota mencari rumah sakit. Operasi kecil bisa ditangani di masing-masing puskesmas kecamatan. (ast)

Peluncuran layanan publik digital anjungan Mandiri

Dalam Kasih harus Adil

Selain urusan kesehatan, sektor ekonomi juga menjadi catatan penting. Ia mengatakan, tahun ini ada kontrak kerja sama dengan toko modern. “Sebanyak 127 toko modern, harus mengakomodir 30 persen produk lokal masyarakat yang ditampung di Bumda dan Bumdes,” kata Eka. Pengembangan Bumda dan Bumdes, dilakukan di berbagai bidang. Tidak hanya di sektor pertanian dan produk olahan, juga di pariwsata dan

kuliner. Seperti pengembangan food court di areal Tanah Lot, yang menampung warung kaki lima. Beberapa lahan tidur akan dicarikan investor dan ­bekerja sama dengan Bumda yang artinya tetap dimiliki rakyat Tabanan. Sedangkan, untuk urusan ­infrastruktur, ia masih menyisakan PR sebanyak 200 kilometer. Ia berharap, mudah-mudahan di tahun 2019 urusan jalan semua sudah selesai. Eka Wiryastuti berharap, dengan perjuangan kasih, ia mampu me-

nyejahterakan masyarakat Tabanan. Dalam berbagi kasih, ia berusaha adil. “Di dalam kasih harus ada adil. Kalau kita hanya kasih dengan satu orang itu bukan kasih. Kita tidak bisa kasih dengan satu kelompok. Ber­ bagi kasih berusaha adil, dan tidak menunggu Valentine saat mengucapkan sayang. Valentine itu hanya untuk mengingatkan manusia perlu kasih yang tulus. Menurutnya, pemimpin juga harus mencintai dirinya sendiri. Artinya, jangan sampai terkontrol oleh kekuasaan sehingga lupa dengan mencintai diri sendiri. Pemimpin harus kuat, sehingga ia harus bisa menjaga dirinya termasuk kesehatannya agar tetap sehat dan bisa berjuang untuk rakyat. (ast)

Ikut berpartisipasi menari rejang bersama masyarakat Tabanan


2

GORO-GORO Putu Wijaya

Espresso

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

A m a t tidak langsung pulang, ia dihanyutkan perasaan kecewanya ke mall. Di situ ia mengirim 20 tusuk sate ke perutnya. Tetapi hatinya kian

tersiksa. “Mengapa terus-terusan bulebule juga yang membangkitkan kesadaran kita. Apakah sudah takdir kita ras kulit lebih pekat jadi kulinya tuan-tuan putih?” Tiba-tiba pundak Amat ditepuk. “Ngelamun Pak Amat!” Amat terkejut menemukan Pak Made di dekatnya. “Ada apa Pak Amat, kucingnya mati? Waktu kucing kami mati istri saya juga nangis. Tapi saya malah makan sate seperti Pak Amat! haha-ha!”

Amat terpaksa ikut ketawa. Tetapi lalu curhat. “Pak Made, menurut Pak, bagaimana kondisi-situasi kita sekarang?” Pak Made berpikir. “Itu pertanyaan atau interogasi?” “Pertanyaan murni. Saya lagi kecewa Pak Made!” “O, jangan! Berpikir positiflah selalu!” “Mengapa segala sesuatu yang datang dari mancanegara, khususnya dari orang bule selalu kita apresiasi tinggi, tak peduli jelek atau berbahaya! Sedang yang datang dari saudara sesama pribumi, masuk kuping kanan keluar kuping kiri?” “Pak Amat ingin saya jawab selaku warga atau caleg?” “Terserah Pak Made.” “Saya jawab dulu selaku warga. Di mana-mana masuk kanan keluar harus kiri! Kalau masuk kanan ke-

KENTUT (3) luar kanan bisa kawin! Ha-ha-ha!” “Sebagai caleg?” “Sebagai caleg: bule kan sudah berjasa menyatukan kita jadi Hindia Belanda. Itulah kita rebut, sehingga lahir indonesia. Ya kan? Kalau tidak? Lagi pula bule kan orang jauh? Tamu wajib kita apresiasi. Harus kita muliakan. Makanya MC selalu menyapa: Hadirin yang kami muliakan ...begitu! Ya kan! Ha-ha-ha!” Amat terpaksa ikut tertawa basa-basi. “Ha-ha-ha! Apa Pak Made setuju kalau saya katakan kita lupa kita ini kaya-raya, karena kita terlalu kaya. Seperti kata pepatah kuman di seberang lautan kelihatan, gajah di pelupuk mata tak nampak. Baru setelah hak cipta batik mau dicuri, kita panik merebut kekayaan yang sudah kita cuekkan. Makanya se karang batik keren! Ya kan Pak caleg?” Pak Made tak perduli yang dika-

takan Amat. ia masih mengagumi leluconnya sendiri. “Pak Amat! Dalam kearifan lokal kita ada ungkapan hormatilah tamu! Kalau ada tamu kita berani ngutang supaya bisa menservis tamu dengan steak Kobe, sementara anak kita cukup makan nasi basi. Ha-haha!” Amat terpaksa mengulang terjemahan surat Djordje: “Pak Made! Kita lupa, sebenarnya negeri kita ini, kaya-raya. Ada 17 ribu pulau, 1100 bahasa lokal, 714 suku bangsa. Tak terhitung tradisi dan kearifan lokal. Kuliner maknyus yang tumpahruah. Bahan untuk kerja kreatif berlimpah dan beragam. Teater, tari, senirupa, musik, sastra yang seabrek-abrek. Jangan lupa hanya satu bahasa persatuan yang gemerincing tangkas mengalir indah dari Sabang hingga Meraoke. Begitu lebat, pekat semarak dan dahsyatnya sampai bagai gajah di pelupuk mata, justru ‘tak nampak’. Kita miskin karena terlalu kaya. Karena bukannya memanfaatkan yang ada, kita malah bermimpi yang lain, yang tak kita miliki. Karena yang tak ada memang cendrung lebih seksi.

Kasih Sayang “Zaman Now” “Aku mencintaimu....”, terbiasakah mengucapkannya diantara anggota keluarga kita? Mungkin Anda adalah yang senang makan malam romantis bersama sang terkasih diiringi alunan live music di salah satu cafe yang ’hits’ (sedang populer di masyarakat)? Ataukah Anda adalah yang selalu memberikan “Surprise!!!”, sambil membawa kue dan buket bunga cantik saat hari-hari spesial? Ya, salah satunya saat hari kasih sayang atau yang lebih dikenal dengan Valentine’s day. Mendekati tanggal 14 Februari, tempat-tempat umum nampak mulai semarak didominasi dengan warna merah jambu. Warna cantik yang melambangkan kasih sayang. Adakah yang sudah menyiapkan kado spesial untuk orang terkasih? Tidak hanya untuk kekasih atau pasangan, bagaimana dengan anggota keluarga kita? Adakah perbedaan cara kita dalam mengungkapkan kasih sayang beberapa waktu lalu dan sekarang? Cerita Kasih Sayang “Zaman Now” Zaman now adalah istilah yang menggambarkan kondisi zaman ini atau saat ini. Cukup banyak perbedaan perilaku dalam mengungkapkan kasih sayang antara dulu dengan sekarang. Dulu sebagian kita tidak terbiasa mengungkapkan rasa sayang kita secara lisan kepada anggota keluarga. Nilai-nilai yang dipahami tentang kasih sayang juga kental dengan perilaku-perilaku implisit. Misalnya saja orangtua menganggap wujud kasih sayang ananda ditunjukkan dengan membantu berdagang, membersihkan rumah, menjaga adik, dan membatu keperluan domestik lainnya. Be-

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

gitu pula pandangan ananda, bentuk kasih sayang terlihat ketika orangtua menyiapkan sarapan dan bekal, mendongeng, atau yang lainnya. Sedikit berbeda dengan saat ini, tentunya tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang sudah kita rasakan. Contoh yang bisa kita amati adalah sebagian dari kita baik anak-anak maupun dewasa sekarang cenderung lebih ekspresif dalam mengungkapkan rasa sayangnya. Salah satunya seperti memberi kejutan, pesta, dan kado spesial untuk anggota keluarga yang kemudian dibagikan melalui akun media sosial. Keintiman dan kelekatan tidak lagi hanya untuk anggota keluarga melainkan juga lingkungan sosial termasuk dalam dunia maya. Kecenderungannya saat ini, ketika unggahan mendapatkan penerimaan dari warganet, rasa senang dan diterima semakin meningkat. Hal tersebut membuat pola mengungkapkan kasih sayang ini akan diulangi kembali. Zaman yang makin berkembang berperan terhadap meningkatnya variasi latar belakang dan dinamika dalam keluarga. Salah satu isu yang cukup berkembang adalah pemenuhan kasih sayang ‘zaman now’ cenderung berfokus pada kebutuhan sekunder dan tersier sekalipun tanpa mengabaikan kebutuhan primer. Gambaran riil yang terlihat dalam keseharian misalnya kecenderungan kita sebagai orang dewasa saat ini kurang memiliki waktu luang dengan keluarga. Bisa dipengaruhi oleh pekerjaan yang sangat padat, mobilitas yang tinggi, atau kesibukan lainnya. Alhasil sebagai ungkapan kasih sayang, kita akan memberikan kompensasi atas hal tersebut dengan memenuhi kebutuhan materiil sesuai dengan hasil kerja. Misalnya saja seperti mengajak anggota keluarga

Made Padma Dewi Bajirani

berlibur, membelikan barang-barang yang sedang menjadi tren (contoh: telepon genggam, elektronik, pakaian, mobil atau motor), atau menyekolahkan ananda di sekolah terfavorit bahkan termahal. Apakah hal tersebut baik atau buruk? Tidak ada yang salah ketika kita hendak menunjukkan kasih sayang pada anggota keluarga dengan cara tersendiri. Sisi positif yang bisa kita ambil bahwa perkembangan teknologi menjadikan pertukaran informasi semakin mudah dilakukan yang dapat menambah referensi cara-cara untuk mengekspresikan kasih sayang. Mungkin ada beberapa cara positif dalam mengekspresikan kasih sayang yang bisa kita contoh dan terapkan di lingkungan keluarga. Harapannya langkah tersebut dapat meningkatkan kehangatan dan keharmonisan dalam keluarga. Meski demikian, mari coba

kita lihat kembali apakah bentuk kasih sayang tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga kita atau diri sendiri?. Selain itu, secara psikologis bagaimana dengan kualitas dan kesan yang ditinggalkan dari bentuk kasih sayang kita? Sebenarnya kasih sayang tidaklah harus selalu terucap eksplisit. Sayang juga bukan berarti menunggu diungkapkan ketika datangnya hari kasih sayang. Hari kasih sayang dapat dijadikan sebuah momentum. Terlebih lagi ada baiknya kasih sayang kita sampaikan melalui sikap dan tindakan kita kepada anggota keluarga secara konsisten. Mengekspresikan kasih sayang akan menjadi lebih bermakna ketika bukan sekadar kompensasi tetapi juga memperhatikan kebutuhan dan kualitasnya. Seperti halnya seberapa kuat kelekatan yang terjalin misalnya antara orangtua dan anak atau kakak dan adik. Selain itu ciptakanlah kasih sayang dengan kesan positif yang mendalam. Empati, menanyakan kabar, kebutuhan dan memberikan perhatian-perhatian kecil bisa jadi salah satunya. Ada tiga kata yang bisa kita gunakan sehari-hari untuk menunjukkan rasa sayang kita. Pertama, biasakan untuk mengucapkan terima kasih pada anggota keluarga kita atas setiap bantuan dan kebaikan yang dilakukan. Misalnya saat ayah mau membantu ibu untuk bersih-bersih rumah, sampaikan “terima kasih ayah, sudah

Baru kalau ada yang tercuri atau hilang, kita panik, marah, nyaris kalap dan kalang kabut. Hak cipta tempe sudah di tangan saudara tua, janganlah disusul batik, dll. Lalu di situ kita mulai bangkit, agak telat, tapi hasilnya masih konkrit. Batik kini keren banget! Agaknya musuh, teror, segala ancaman punya aspek positip di samping berbahaya sekali, kalau sampai menang. Jangan pernah kalah! Bagaimana pendapat, Pak Made!” Pak Made kembali ketawa. Tetap sibuk dengan pikirannya sendiri. “Wah, wah, wah ternyata Pak Amat punya bakat jadi tim sukses! Boleh kerjasama kita. Sekarang kemasan itu nomor satu. Barang busuk pun bisa top kalau promosinya panas. Ha-ha-ha! Nanti kita bicara lagi Pak! Heeee, itu kan Bu Wayan. Apa kabar Bu Dirut?” Pak Made meninggalkan Amat begitu saja. ia menyapa istri konglomerat raja perhotelan. Amat termenung. Ia menemukan kebenaran dugaannya. Jadi memang harus dicarikan ojek bule, baru kata-kata jadi berharga. “Alangkah dalamnya kuku kolonialisme mencakar kita! Tanah air sudah bebas merdeka, tapi mental kota masih terjajah. Kita benar-benar memerlukan revolusi mental,” bisik Amat pedih. membantu Ibu”. Kedua maaf, minta maaflah saat melakukan kesalahan. Contohnya saat ibu menjatuhkan mainan ananda “Ibu minta maaf ya Nak, mainannya jadi rusak”. Ketiga tolong, selalu tambahkan kata ‘tolong’, saat kita membutuhkan bantuan. Seperti contoh “Nak, tolong ambilkan lap di atas meja makan ya...”. Terlihat sederhana, tapi mengena. Ketika kata tersebut disampaikan, seseorang yang mendengarkan akan merasa berharga, diperhatikan dan dicintai. Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat memunculkan rasa senang dan kesan yang positif bagi yang mendengarya. Tidak menutup kemungkinan, cara tersebut akan melekat baik dan terjadi timbal balik antar anggota keluarga. Memberikan kejutan sederhana juga dapat dilakukan. Bukan berarti harus mewah, mahal dan kekinian. Membuat masakan kesukaan anggota keluarga diakhir pekan bisa menjadi salah satunya. Jalan-jalan ke pantai atau objek wisata lainnya untuk membantu meringankan kepenatan kerja dalam seminggu. Kadang kala hanya duduk santai di rumah, berbicara hal-hal kesukaan, bercanda bersama anggota keluarga bisa jadi momen mengekspresikan kasih sayang kita. Tidak lupa, se­ suaikan kembali pada nilai-nilai dalam keluarga kita. “Pada dasarnya kasih sayang dapat diekspresikan melalui banyak cara dan bentuk maka berilah ruang untuk itu”. Made Padma Dewi Bajirani

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Kasih Sayang tanpa Pamrih

23

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Tanggal 14 Februari disebut sebagai Hari Kasih Sayang. Banyak orang memperingati dengan memberikan hadiah seperti cokelat atau bunga kepada orang terkasih. Padahal, kasih sayang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, tidak hanya dalam pemberian hadiah. Seperti apa penuturan Ana Dewi Permana dan Dewi Mas tentang implementasi kasih sayang dalam kehidupan mereka sehari-hari?

M

enurut Vice President Director Secret Garden Village, Ana Dewi Permana, ia dibesarkan dalam norma nilai kasih sayang yang sangat luas. Menurutnya, kasih sayang tidak hanya sebatas pada dalam hubungan sedarah (orangtuaanak-saudara), kasih sayang dalam kemanusiaan, dan kasih sayang pada semua mahluk. “Dari semua kasih sayang yang paling mendalam yang saya pelajari dan camkan adalah bagaimana kita bisa menyebarkan kasih sayang tidak saja kepada sesama manusia, namun juga kepada semua mahluk hidup tanpa kecuali. Umumnya rasa kasih yang kita rasakan terhadap sesama manusia memiliki kadar ‘pamrih,” ujarnya. Ia menambahkan, saat manusia

memiliki pamrih, ada pengharapan disana akan ‘balasan’ atau timbal balik dari orang yang kita kasihi. “Jika, kita memiliki kasih sayang tanpa berharap apapun kembali, maka itu bagi saya adalah kasih sayang tertinggi,” kata Ana. Menurutnya, bila kita benarbenar mengasihi/mencintai orang yang kita sayangi, maka kita akan menjaga diri dengan sebaikbaiknya, kesehatan jasmani dan rohani agar kita bisa mengasihi dan menyintai orang tersebut sebaik dan selama mungkin. “Kalau benar kita menyintai orang tua atau anak kita maka kita akan menjauhi semua prilaku yang akan merusak diri kita seperti rokok, alkohol atau prilaku berbahaya lainnya. Karena kasih sayang tidak akan menyakiti dan membebani. Bila kita sakit atau tidak berfungsi karena pri-

laku/gaya hidup kita, maka kita akan jadi beban bagi mereka yang “konon” kita kasihi,” ujar Ana. Sementara, menurut I.A. Dewi Mas CHA, CHT, makna kasih sayang adalah bagaimana dalam keterbatasan kita berusaha memberikan kebahagiaan pada orangorang yang kita sayangi, baik itu keluarga, anak-anak, suami, teman kerja, sahabat, dan yang lebih penting diri kita sendiri. Menurutnya, kebahagiaan bukan dalam unsur materi, tetapi dalam membuat skala prioritas dan menyeimbangkannya dalam kehidupan seharihari. “Kuncinya adalah kebahagian untuk diri sendiri, keluarga, suami, anak-anak maupun teman, di kehidupan sehari-hari. Kasih sayang harus dirayakan sehari-hari, tidak perlu menunggu momen khusus untuk memberikan kebahagiaan

Mengenal Brugada Syndrome Oleh : dr. I Gde Julia Arta, S.Ked

Sindrom Brugada merupakan salah satu penyebab utama kasus kematian mendadak pada anak muda yang dinyatakan sehat dan tidak mengalami gangguan jantung. Yang lebih mengkhawatirkan, kasus kematian yang disebabkan oleh sindrom Brugada sering terjadi secara tiba-tiba, tanpa menujukkan gejala sama sekali. Sindrom Brugada merupakan penyakit langka, yang mana mayoritas penderitanya adalah orang-orang Jepang dan Asia Tenggara. Banyak yang menduga penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit yang diturunkan oleh keluarga. Fakta membuktikan bahwa penyakit ini lebih sering terjadi pada laki-laki berusia remaja dan dewasa. Penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak. Berikut adalah beberapa faktor risiko dari sindrom Brugada: Riwayat keluarga. Jika anggota keluarga yang menderita sindrom Brugada, Anda berisiko tinggi mengalami kondisi ini juga. Jika mutasi yang menyebabkan penyaSumber:

kit ini diketahui, maka Anda dianjurkan untuk melakukan konseling genetik dan skrining genetik untuk mengetahui kemungkinan Anda mengalami sindrom Brugada. - Jenis kelamin laki-laki. Laki-laki dewasa cenderung lebih berisiko sindrom Brugada dibandingkan wanita. - Orang Asia. Sindrom Brugada lebih sering terjadi pada orang Asia (termasuk Indonesia) dibandingkan ras lainnya. - Sering demam. Demam dapat mengiritasi jantung dan merangsang serangan jantung yang dipicu oleh sindrom ini, terutama pada anak-anak.

Sindrom Brugada adalah gangguan jantung yang sangat serius dan menyebabkan irama atau detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Kondisi ini membuat jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal. Jika hal ini terjadi, dampaknya akan sangat fatal dan bisa mengancam nyawa seseorang. Orang yang mengalami

sindrom Brugada jarang terdiagnosis secara dini, karena sindrom ini jarang menimbulkan gejala yang nyata. Sehingga, tidak jarang jika sindrom Brugada dianggap datang secara tiba-tiba. Gejala sindrom ini biasanya baru diketahui jika Anda melakukan pengecekan dengan elektrokardiogram (EKG) atau elektrofisioterapi (EP). Pada EKG ditandai dengan pola abnormal yang disebut dengan pola EKG Brugada tipe 1. Namun, berikut adalah gejala yang dapat menjadi tanda jika Anda memiliki sindrom Brugada: - Pingsan (sinkop) - Detak jantung tidak teratur atau palpitasi - Detak jantung yang sangat cepat dan kacau (serangan jantung mendadak) Pengobatan sindrom Brugada tergantung pada risiko detak jantung abnormal (aritmia). Pemasangan Implantable Cardioverter-defibriallator (ICD) dan terapi obat adalah beberapa bentuk pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita Sindrom Brugada.

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/Brugada-syndrome/basics/definition/con-20034848 http://emedicine.medscape.com/article/163751-overview#a2 http://familyheart.stanford.edu/clinics/Brugada2.html

Dewi Mas

Ana Dewi

kepada sekitar kita,” kata istri chef Henry Bloem ini. Menurutnya, untuk bisa memberikan kasih sayang kepada sesama, kita sebaiknya memulai dengan diri kita sendiri, salah satunya dengan memberikan keseimbangan dalam semua peran. “Saya harus memberikan keseimbangan dalam semua peran yang saya miliki di kehidupan sehari-hari, dan tidak melupakan 1 jam “me time” (waktu untuk diri sendiri). Me time favorite saya: berendam air hangat sambil baca buku favorit ditemani musik Gus Teja ataupun musik relaksasi lainnya simple tapi cukup sebagai “1 hour holiday or relaksasi” buat saya, sebelum tidur,” ujar Group General Manager Alaya Hotels & Resorts ini. Sebagai seorang ibu yang bekerja, ia sudah tidak lagi merasa bersalah meninggalkan anak-anak bekerja, karena skala prioritas tetap kepada mereka, melalui quality time dan keseimbangan. “Week day saya memastikan keperluan anak-anak dan suami di pagi hari terpenuhi dan malamnya, biasanya kami menikmatinya dengan makan malam bersama, nonton bareng, sementara

waktu khusus untuk suami adalah “date night” atau malam dimana hanya saya dan suami pergi berdua tanpa anak,” kata Dewi Mas. Ia mengatakan, hari favorit keluarga adalah hari “kemah keluarga” “Saya, suami dan anak-anak berkumpul dan tidur satu kamar yang kami sebut “kemah keluarga”, baik ini di rumah atau saat kami menginap di hotel sebagai selingan untuk anak-anak. Hari ini tidak tentu, tergantung kapan momentnya,” ucapnya. Selain hari “kemah keluarga”, hari favorit memberikan makna kasih sayang adalah weekend, dimana sebisa mungkin ia menghabiskan waktu bersama keluarga. “Saya belajar melakukan ini dari Ibu saya, yang merupakan role model terbaik saya dalam memberikan “kasih sayang” yang seimbang. Ibu tetap memiliki “me time” sendiri, tetapi ia tetap bisa membagikan kebahagian melalui hal kecil yang ia lakukan walaupun sehari-harinya aktif bekerja. Ibu saya mandiri secara finansial tetapi tidak pernah melupakan perannya sebagai seorang ibu, istri, wanita Bali dengan kehidupan adatnya,” tuturnya Dewi Mas. (Wirati Astiti)

Pesawat Garuda dan Lounge Garuda Bali Post Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln.Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp. (0361) 223958 Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar, Tlp. (0361) 425126 Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 761640 Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542

Hp. 087760050056, 081999275859

Hp. 082236657588


24

Edisi 991/ 12 - 18 Februari 2018

Kasih sayang dan saling menyayangi pada siapapun adalah sifat yang terpuji diantara kita sebagai mahluk sosial. Kasih sayang menjadi topik hangat, diperbincangkan kalangan anak muda hingga para orang tua.

M

engungkapkan kasih sayang juga menurut beberapa orang bisa dilakukan tiap saat, tiap waktu, di manapun berada, tanpa harus menunggu momen tertentu, bulan atau tahun khusus untuk merayakannya. Seperti yang dilakukan Putu Wela Atsyukayanti, model dan salah seorang Duta Endek Kota Denpasar. Ia mewujudkan kasih sayang melalui tindakan. Gadis energik ini mengaku bukan tipe orang yang mengungkapkan rasa sayang dengan kata-kata. Misalnya, ketika seseorang biasa berpamitan pada orangtuanya dengan bersalaman, ia lebih memilih untuk mencium kedua orangtuanya. Sebab, ia merasa dengan demikian, dirinya bisa menunjukkan sayang yang lebih dari sekadar hormat dengan menyalami tangan orangtuanya. Menurut Gek Wela, rasa kasih sayang semestinya ada setiap saat, atau kapan saja dan tanpa harus seremonial tertentu pada waktu tertentu saja. Kasih sayang yang tulus dan ikhlas itu juga bisa diperoleh dan dibagikan Jika bertanya pada Venna Melina tentang kabar Vania. Sudah bisa dipastikan, seketika wajah cantik Venna berubah, senyum manis pun merekah di wajahnya. Ya, Venna memang tengah senang membicarakan anaknya, Vania yang tengah lucu-lucunya. Usianya baru 1,5 tahun, memiliki mata bulat indah. Venna mengaku selalu terpesona melihat Vania yang tumbuh dengan cepat. “ Va n i a a n a k yang lucu dan pintar. Dia

Menyayangi dengan Tindakan

dengan sikap menerima keadaan seseorang apa adanya. Karena baginya kasih sayang merupakan wujud rasa persaudaraan yang mengikat hati antara setiap orang tanpa embelembel atau syarat apapun . “Seperti, keadaan adiknya Gek yang saat masih hidup menderita ‘down syndrome’ Gek tidak malu dan tidak berusaha menutupi keadaan itu. Meskipun. ada beberapa orang yang nyinyir tapi Gek tetep menerima apapun keadaan almarhum kala itu,” tutur Gek Wela. Dikatakannya, bicara kasih sayang bukan hanya memberi dan menunjukkannya tapi juga memiliki rasa ikhlas untuk menerima dan mengasihi bagaimanapun keadaan orang yang kita sayangi. “Kasih sayang yang tulus juga bakal selalu membuat kita sendiri merasa bahagia, baik itu di hati maupun pikiran. Sebab, menurut Gek sendiri di masa sekarang kebahagiaan seseorang akan bisa dilihat dari seberapa besar orang itu bisa mengasihi orang lain yang berada sekitarnya, yang akan mempengaruhi kasih sayang orang-orang terhadapnya pula,” lanjut mahasiwi

Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Udayana ini. Ditanya soal harapannya terkait urusan ‘kasih sayang’ Gek Wela mengtakan kalau tumbuhnya dan berkembangnya kasih sayang tidak hanya di dalam keluarga, tapi juga di dalam lingkungan pertemanan, persahabatan dan lingkungan lainnya. Baginya juga, kasih sayang mampu memberikan energi positif sehingga menjadikan orang-orang menjadi lebih baik dalam berpikir, berkata, maupun bertindak. “Gek percaya orang yang menebarkan kasih sayang dengan tulus memang orang yang energinya positif. Maka, dalam berperilaku pastinya mereka akan memberikan pengaruh baik, dan energi positif pula kepada sekitarnya. Apalagi pada masa sekarang ini, Gek melihat juga masih banyak orang-orang yang terlalu individual, kurang aware pada lingkungannya. Dengan menebar kasih sayang ini Gek rasa akan membuat hidup bersosialisasi lebih baik karena kita adalah makhluk sosial yang memang tidak bisa hidup sendiri,” papar gadis

Sudut Pandang yang dikenal juga sebagai MC dan seorang Youtuber ini. Putri dari pasangan seniman Bali I Ketut Lanus dan Dewa Ayu Wedanaasih pemilik Sanggar Cahya Art ini juga kembali menekankan jika urusan kasih sayang, tidak hanya diperingati dengan menunggu momen tertentu. Baginya merayakannya kasih sayang dapat dilakukan setiap saat dengan hal-hal yang positif, produktif dan bermanfaat, bukan hanya bagi orang lain tapi juga terhadap lingku­ ngan sekitarnya, termasuk alam semesta. (Sri Ardhini)

Putu Wela Atsyukayanti

“Cinta tak Bersyarat”

Kado untuk Vania itu murah senyum. Sekarang Vania sudah bisa macam-macam, seperti lari, berenang, dll. Malah sekarang dia sudah bisa melepas bajunya sendiri dan ditaruh di tempat baju kotor,” ungkap Venna dengan nada penuh kasih. Putri Indonesia 1994 ini menambahkan, Vania tengah belajar berkata-kata. “Dia sedang belajar ngomong, sudah bisa bicara macam-macam. Dia itu sepertinya mulai ngerti ya. Kalau laki-laki usia 30 tahun ke atas dia panggil bapak, kalau anak usia ABG dia panggil kakak,” ucap Venna. Vania Athabina, begitu nama yang diberikan Venna pada bocah cantik ini, adalah anak angkat Venna. Meski bukan anak kandung, namun kata Venna, dia juga kedua putranya—Varrell Bramasta dan Athalla Naufal---sangat mengasihi Vania. Kami, ucap Venna, seperti memiliki ikatan batin yang kuat dengan Vania. Vania bagaikan magnet yang membuat orang mudah jatuh cinta padanya “Sejak dulu saya memang ingin memiliki anak perempuan. Namun begitu tak pernah terpikir untuk adopsi anak. Baru setelah melihat Vania, pikiran itu muncul,” ujar Venna yang pertama kali bertemu Vania kondisinya sangat ringkih. Untuk diketahui, Vania adalah bayi yang sekitar satu setengah tahun lalu, tepatnya 16 September 2016, ditemukan di toilet masjid di kawasan Ciputat, Tangerang. Bayi yang baru lahir itu ditinggalkan begitu saja oleh ibunya yang entah kemana. Dalam kon-

disi kritis, bayi itu dibawa ke rumah sakit. Kejadian itu menjadi pemberitaan yang menghebohkan. Venna sendiri tahu ada kasus itu dari media massa. Sepuluh hari setelah kejadian, Venna yang juga Anggota DPR RI, menyambangi rumah sakit dan melihat langsung kondisi bayi itu di dalam inkubator. Pertama kali melihat, Venna pun jatuh cinta dan seketika hatinya tergerak untuk mengasuh bayi yang dikemudian hari diberinya nama Vania Athabina yang artinya ‘perempuan pintar yang dikirim Allah untuk saya’. Sejak itu, Vania pun mendapat limpahan kasih sayangnya. “Harihari hampir 24 jam saya bersama Vania, baik kerja (DPR), ke Dapil, kemana-mana sama Vania. Yang luar biasa, dia tidak pernah rewel. Dia seperti mengerti ketika saya sedang sibuk atau apa. Yang penting ada mamanya, mainan dan susu. Kalau cape ya dia tidur, nggak rewel,” tambah Venna yang pada HUT ke-1 Vania meluncurkan single ‘Cinta Tak Bersyarat’ yang dinyanyikan dirinya, Varrel dan Athalla. “Itu (lagu) kado untuk Vania sebagai ungkapan kasih kita bertiga,” ujarnya. Kehadiran Vania, tutur Venna yang namanya melejit di dunia entertainment sejak penampilannya dalam sinetron ‘Bella Vista 1 dan 2’, mengubah kehidupannya. Dulu, khusus-

nya setelah perceraiannya dengan Ivan Fadilla, hari-harinya terasa sepi meski kesibukan sebagai anggota DPR menggunung. JADI SERING BERTEMU “Vania itu seperti kado dari Allah untuk saya. Alhamdulilah, Allah

menjawab doa-doa saya. Hidup saya terasa lebih berwarna dan bahagia. Tidak lagi sepi. Vania menebar kasih pada keluarga saya. Kami (Venna dan dua anaknya) yang tadinya jarang bertemu karena anak-anak sudah besar dan punya kesibukan masing-masing, gara-gara Vania jadi sering bertemu,” ujar Venna. Hubungan mereka makin erat. Bahkan Varrell dan adiknya Athalla jadi makin dekat. Sebelum ada Vania,

Varrell boleh dibilang jarang menelepon. Tapi ketika ada Vania, dia jadi sering menghubungi Venna, bahkan sampai bikin video call. Terlebih lagi—ini juga berkah— tutur Venna, wajah Vania yang mirip dengan Varrell. “Bagi saya ini suatu keajaiban ya, dibilang dia mirip Varrell waktu kecil,” katanya. Awalnya, baik Varrell dan Athalla sempat kaget dengan keputusannya ingin mengadopsi Vania. Namun kemudian mereka bisa menerima bahkan kini dekat dengannya. “Ini suatu yang membahagiakan, Alhamdulilah sekali,” tambah Venna yang baru mengetahui ternyata tidak mudah mengurus adopsi anak. “Mungkin karena saya adalah single parent maka urusannya menjadi lebih njelimet. Tapi Alhamdulilah semua sudah selesai,” katanya. Menurut wanita berdarah Bali ini, meski masih bayi, namun Vania mampu memberi inspirasi bagi dirinya tentang keceriaan, keramahan serta mensyukuri hidup. “Vania ramah pada semua orang, murah senyum, amat jarang rewel. Itu semua memberi pembelajaran bagi saya tentang mensyukuri hidup. Melihat Vania yang baru lahir namun sudah mendapat permasalahan yang seperti itu, namun dia bisa tumbuh menjadi anak yang ramah, murah senyum dan tidak rewel,” katanya seraya berharap anaknya tumbuh menjadi anak yang sholeh. (Diana Runtu)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.