Tokoh Edisi 986 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Wujudkan Hidup Seimbang Memasuki tahun 2018, sebagian orang tentu memiliki daftar panjang tentang keinginan-keinginan yang hendak dicapai di tahun ini. Dari daftar panjang tersebut, tentulah yang di urutan-urutan teratas adalah yang prioritas hendak dicapai. Agustin Ramli juga Nikita Willy pun demikian. Keduanya memiliki daftar panjang keinginan yang hendak dicapainya di tahun ini.

“K

alau tanya resolusi, aku punya banyak keinginan. Baik dalam karier aku juga kehidupan aku. Tapi ada beberapa yang prioritas ingin aku capai di tahun ini, semoga bisa. Salah satunya adalah traveling. Aku sudah kepengen banget traveling ke negara lain, menemukan sesuatu yang baru yang bisa menjadi inspirasi untuk dibawa pulang,” ungkap selebriti Agustin Ramli saat ditanya tentang resolusinya di 2018 ini dan bagaimana mencapainya. Tahun-tahun lalu, tutur presenter sejumlah acara televisi ini, dirinya tak sempat traveling karena banyaknya pekerjaan yang menjerat. Kalaupun dia berkali-kali traveling ke berbagai tempat, itu sesungguhnya bukan untuk bersenang-senang, melainkan karena pekerjaan. “Jadi kalau dalam beberapa tahun ini aku jalan-jalan, itu untuk kepentingan kerja, bukan untuk senang-senang. Nah keinginan aku di tahun ini adalah traveling untuk keinginan (hobi) aku. Aku ini kan sebenarnya sangat hobi traveling, hanya karena banyaknya pekerjaan tidak memungkinkan untuk melakukan itu. Jadi sekarang, setelah aku merasa kantor aku sudah bisa jalan, apotik juga berkembang baik serta beberapa pekerjaan aku sudah bisa di-handle orang lain, aku merasa tahun ini saatnya aku menikmati hobi jalan-jalan,” ungkap Agustin yang berencana ke London dan Aachen, Jerman. Hidup ini, kata Agustin, harus balance antara pekerjaan dan kepentingan diri seperti menjalankan hobi, olah raga,dll. “Aku nggak kebayang ya kalau kita cuma kerja-kerja tanpa ada keseimbangan. Kalau tidak, hidup di Jakarta yang kondisinya seperti ini bisa jadi ‘disaster’,” ungkap Miss Indonesia Tourism 2007 ini. “Kalau memungkinkan aku juga ingin kuliah lagi. Pokoknya banyak

deh keinginan aku di tahun ini,” tambah Agustin yang sedang bersiap-siap terbang ke Bali untuk menghadiri Raker Ant Charity. Hal lain yang yang juga sangat ingin diwujudkannya adalah membawakan program acara tivi yang inspiratif. “Aku ingin acara itu bukan sekadar talk show biasa melainkan sebuah acara yang hidup, dimana ada audience-nya. Acara itu nantinya bisa menjadi inspirasi pada banyak orang atau memberi ide kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Itu aku kepengen banget,” kata pendiri Ant Charity Indonesia Foundation ini. Sebelum mendapatkan keinginannya itu, Agustin berencana membuat sebuah program di YouTube yang juga berkaitan dengan inspirasi namun lebih kepada dunia anak-anak. “Jadi semacam program talk show, aku mengundang tokoh yang menginspirasi dan menyelamatkan generasi. Kebetulan aku kan suka sama anak-anak, aku ingin mengangkat tokoh-tokoh yang telah memberi inspirasi untuk menyelamatkan bangsa ini. Misalnya saja pencipta lagu anak, atau yang lainnya,” ucap Agustin. SELESAIKAN KULIAH Bicara hobi traveling seperti halnya Agustin Ramli, Nikita Willy pun sangat ‘tergila-gila’ traveling. Hanya karena pekerjaannyalah (sinetron) yang membatasinya untuk tidak bisa sering-sering melakukan hobinya itu. “Iya kalau traveling ke luar (negeri) kan harus ada libur panjang, baru bisa. Jadi harus disesuaikan dengan jadwal pekerjaan, tidak bisa semaunya,” ucap artis cantik Nikita Willy yang baru saja bersama keluarganya berlibur ke Dubai. Untuk tahun ini, selain traveling, ia juga ingin fokus pada penampilan di layar lebar ketimbang sinetron. “Aku mau fokus main film. Tapi bukan berarti ninggalin sinetron, enggak, Cuma

Agustin Ramli

mengurangi saja,” ucap Niki. Niat itu juga telah disampaikan Niki pada Manoj Punjabi, pemilik MD Puctures, meminta bimbingannya. Di luar karier, satu hal penting yang juga ingin diselesaikannya tahun 2018 ini adalah kuliahnya di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Institute of Business Law and Legal Management, Jakarta. “Tahun ini adalah tahun keempat aku kuliah hukum. Aku berharap bisa selesai tahun ini. Makanya aku harus fokus juga dengan masalah pendidikan agar bisa segera selesai,” tutur pemeran utama film horor ‘Gasing Tengkorak’ ini. Bicara kuliah, sebenarnya sebelum mengambil jurusan hukum, Nikita sempat kuliah jurusan bisnis manajemen. Namun ternyata dia merasa telah salah jurusan. Setelah menjalani, kata Niki, dia merasa tidak cocok dengan jurusan itu, akhirnya memutuskan cuti kuliah pada 2013. Barulah pada 2014, ia masuk jurusan hukum dan merasa sesuai dengan bidang yang diinginkannya. Dengan mempelajari hukum, dia juga jadi paham dengan kontrak-kontrak yang didapatnya. Karena kuliahnya hampir selesai, dia ingin berusaha keras agar bisa tuntas tahun ini. Bisa jadi itu juga sebabnya dia sangat mengurangi main sinetron kar-

ena sinetron terlalu menyita waktu. “Aku kuliah setiap Rabu, Jumat atau Sabtu, dari sore sampai malam. Memang ini kelas untuk karyawan, jadi secara waktu lebih longgar sehingga aku bisa berbagi waktu dengan pekerjaan lainnya,” jelas Niki. (Diana Runtu)

Nikita Willy

Endorse Orang Penting Memasuki awal tahun 2018, tentu setiap orang menginginkan segala sesuatu yang baru dan lebih baik. Bahkan awal tahun menjadi waktu yang sangat tepat untuk membuat resolusi mengenai apa yang akan dilakukan atau diinginkan selama setahun ke depan. Tahun baru dipandang sebagai waktu yang tepat untuk menoleh kebelakang, melakukan intropeksi dan mengevaluasi segala hal yang telah dilakukan pada tahun yang baru saja dilewati dan memperbaikinya di tahun yang akan berjalan. Hal tersebut juga dilakukan oleh Gusti Ayu Putu Ardaba Kory, S.Pd., dalam membuat resolusi di tahun 2018 ini. Perempuan yang akrab disapa Kory ini di akhir tahun 2017 memang tengah fokus dengan bisnis online bookstore. Beberapa bulan bisnis tersebut berjalan di tahun sebelumnya rupanya Kory sudah melakukan evaluasi sehingga bisnis dapat bertahan hingga sekarang. Perempuan kelahiran Tabanan, 27 Juli 1995 ini mengatakan awal dirinya menekuni bisnis online bookstore ini berawal dari hobinya membaca buku-buku aliran kiri. Menurutnya buku-buku aliran kiri mengajarkan pembaca kritis terhadap sejarah maupun suatu peristiwa. “Saya sangat tertarik sekali membaca buku kiri karena jika belajar sejarah dari bukubuku sejarah kita hanya tahu yang diujungujungnya saja tetapi tidak dikupas dengan habis,” ungkap peraih Best Idea Project Pro Bali Ambassador Tahun 2017 tersebut. Kegemarannya terhadap buku buku aliran kiri membuat dirinya ingin mengoleksi beragam buku, hanya saja karena memiliki aliran keras maka buku tersebut tidak diperjualbelikan dengan sembarangan. Berkat pengalamannya mengikuti berbagai organisasi, Kory pun bertemu dengan salah seorang penerbit dan dapat membeli buku kiri dengan mudah dan murah. Rupanya kegemarannya juga menarik untuk teman-temannya sehingga banyak teman-teman yang menitip membeli buku kiri darinya. Melihat peluang tersebut, Kory pun mengambil langkah cepat menjadikannya sebagai peluang bisnis untuk menjual beragam buku. “Yak arena banyak yang tertarik jadi kita manfaatkan untuk peluang bisnis dan ternyata banyak peminat terutama di kalangan mahasiswa,” jelasnya. Bisnis yang ia namai Duta Baca bergerak secara online ini awalnya memang hanya dilakoni sebagai peluang bisnis akan tetapi dirinya membawa misi

untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak muda di Singaraja, Bali dan Indonesia. “Ini merupakan resolusi Kory di tahun ini, meningkatkan minat baca masyarakat yang Kory lihat belum terlalu suka untuk membaca,” ungkapnya. Untuk dapat mewujudkan resolusi tersebut langkah awal yang dirinya lakukan adalah menawarkan harga promo untuk setiap buku. Bahkan dirinya juga telah melakukan survei ke beberapa toko buku untuk mencari perbandingan harga. “Kita lakukan survei untuk mengetahui harga buku sehingga kita dapat menawarkan harga lebih murah dari toko buku lain,” paparnya. Hal ini tentu menjadi upaya untuk menarik minat masyarakat dalam membeli buku sehingga sangat berpengaruh terhadap minat bacanya. “Kalau mereka hanya punya sedikit uang dengan harga yang terjangkau tentu mereka akan tertarik,” imbuhnya. Selain promo harga, dirinya juga menawarkan buku secara door to door dengan menawarkan langsung kepada sasarannya. Dengan cara ini dirinya mengatakan lebih efektif ketimbang menunggu pembeli. Bahkan dirinya selalu melakukan bazzar di berbagai event yang ada di Buleleng. “Memang sih itu tidak mudah bahkan kami pernah diusir dan harus membawa kembali buku-buku itu kembali,” tuturnya. Cara lain yang ia lakukan untuk menarik minat pembeli adalah melakukan endorse. Dengan melibatkan orang-orang penting, terkenal, dan memiliki prestasi untuk memberikan testi terhadap buku-buku yang telah dibaca maka ia yakin sangat besar dampaknya terhadap keinginan masyarakat untuk membeli. “Misalnya buku aliran kiri di endorse oleh ketua organisasi besar di Indonesia, maka masyarakat akan merasa tertarik juga untuk membaca buku yang sama dengan tokoh tersebut,” jelasnya. Selain meningkatkan minat baca, dirinya juga berharap dapat memperluas jaringan pembeli. Selama ini pembeli banyak berasal dari Singaraja dan Bali. Ke depan dirinya berharap dapat memperluas jaringan hingga ke seluruh Indonesia. “Saya berharap di setiap kabupaten ada jaringan atau reseller sehingga buku-buku mudah didapatkan di seluruh Indonesia,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Tokoh Edisi 986 | Tokoh by e-Paper KMB - Issuu