Tokoh Edisi 986 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Wujudkan Hidup Seimbang Memasuki tahun 2018, sebagian orang tentu memiliki daftar panjang tentang keinginan-keinginan yang hendak dicapai di tahun ini. Dari daftar panjang tersebut, tentulah yang di urutan-urutan teratas adalah yang prioritas hendak dicapai. Agustin Ramli juga Nikita Willy pun demikian. Keduanya memiliki daftar panjang keinginan yang hendak dicapainya di tahun ini.

“K

alau tanya resolusi, aku punya banyak keinginan. Baik dalam karier aku juga kehidupan aku. Tapi ada beberapa yang prioritas ingin aku capai di tahun ini, semoga bisa. Salah satunya adalah traveling. Aku sudah kepengen banget traveling ke negara lain, menemukan sesuatu yang baru yang bisa menjadi inspirasi untuk dibawa pulang,” ungkap selebriti Agustin Ramli saat ditanya tentang resolusinya di 2018 ini dan bagaimana mencapainya. Tahun-tahun lalu, tutur presenter sejumlah acara televisi ini, dirinya tak sempat traveling karena banyaknya pekerjaan yang menjerat. Kalaupun dia berkali-kali traveling ke berbagai tempat, itu sesungguhnya bukan untuk bersenang-senang, melainkan karena pekerjaan. “Jadi kalau dalam beberapa tahun ini aku jalan-jalan, itu untuk kepentingan kerja, bukan untuk senang-senang. Nah keinginan aku di tahun ini adalah traveling untuk keinginan (hobi) aku. Aku ini kan sebenarnya sangat hobi traveling, hanya karena banyaknya pekerjaan tidak memungkinkan untuk melakukan itu. Jadi sekarang, setelah aku merasa kantor aku sudah bisa jalan, apotik juga berkembang baik serta beberapa pekerjaan aku sudah bisa di-handle orang lain, aku merasa tahun ini saatnya aku menikmati hobi jalan-jalan,” ungkap Agustin yang berencana ke London dan Aachen, Jerman. Hidup ini, kata Agustin, harus balance antara pekerjaan dan kepentingan diri seperti menjalankan hobi, olah raga,dll. “Aku nggak kebayang ya kalau kita cuma kerja-kerja tanpa ada keseimbangan. Kalau tidak, hidup di Jakarta yang kondisinya seperti ini bisa jadi ‘disaster’,” ungkap Miss Indonesia Tourism 2007 ini. “Kalau memungkinkan aku juga ingin kuliah lagi. Pokoknya banyak

deh keinginan aku di tahun ini,” tambah Agustin yang sedang bersiap-siap terbang ke Bali untuk menghadiri Raker Ant Charity. Hal lain yang yang juga sangat ingin diwujudkannya adalah membawakan program acara tivi yang inspiratif. “Aku ingin acara itu bukan sekadar talk show biasa melainkan sebuah acara yang hidup, dimana ada audience-nya. Acara itu nantinya bisa menjadi inspirasi pada banyak orang atau memberi ide kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Itu aku kepengen banget,” kata pendiri Ant Charity Indonesia Foundation ini. Sebelum mendapatkan keinginannya itu, Agustin berencana membuat sebuah program di YouTube yang juga berkaitan dengan inspirasi namun lebih kepada dunia anak-anak. “Jadi semacam program talk show, aku mengundang tokoh yang menginspirasi dan menyelamatkan generasi. Kebetulan aku kan suka sama anak-anak, aku ingin mengangkat tokoh-tokoh yang telah memberi inspirasi untuk menyelamatkan bangsa ini. Misalnya saja pencipta lagu anak, atau yang lainnya,” ucap Agustin. SELESAIKAN KULIAH Bicara hobi traveling seperti halnya Agustin Ramli, Nikita Willy pun sangat ‘tergila-gila’ traveling. Hanya karena pekerjaannyalah (sinetron) yang membatasinya untuk tidak bisa sering-sering melakukan hobinya itu. “Iya kalau traveling ke luar (negeri) kan harus ada libur panjang, baru bisa. Jadi harus disesuaikan dengan jadwal pekerjaan, tidak bisa semaunya,” ucap artis cantik Nikita Willy yang baru saja bersama keluarganya berlibur ke Dubai. Untuk tahun ini, selain traveling, ia juga ingin fokus pada penampilan di layar lebar ketimbang sinetron. “Aku mau fokus main film. Tapi bukan berarti ninggalin sinetron, enggak, Cuma

Agustin Ramli

mengurangi saja,” ucap Niki. Niat itu juga telah disampaikan Niki pada Manoj Punjabi, pemilik MD Puctures, meminta bimbingannya. Di luar karier, satu hal penting yang juga ingin diselesaikannya tahun 2018 ini adalah kuliahnya di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Institute of Business Law and Legal Management, Jakarta. “Tahun ini adalah tahun keempat aku kuliah hukum. Aku berharap bisa selesai tahun ini. Makanya aku harus fokus juga dengan masalah pendidikan agar bisa segera selesai,” tutur pemeran utama film horor ‘Gasing Tengkorak’ ini. Bicara kuliah, sebenarnya sebelum mengambil jurusan hukum, Nikita sempat kuliah jurusan bisnis manajemen. Namun ternyata dia merasa telah salah jurusan. Setelah menjalani, kata Niki, dia merasa tidak cocok dengan jurusan itu, akhirnya memutuskan cuti kuliah pada 2013. Barulah pada 2014, ia masuk jurusan hukum dan merasa sesuai dengan bidang yang diinginkannya. Dengan mempelajari hukum, dia juga jadi paham dengan kontrak-kontrak yang didapatnya. Karena kuliahnya hampir selesai, dia ingin berusaha keras agar bisa tuntas tahun ini. Bisa jadi itu juga sebabnya dia sangat mengurangi main sinetron kar-

ena sinetron terlalu menyita waktu. “Aku kuliah setiap Rabu, Jumat atau Sabtu, dari sore sampai malam. Memang ini kelas untuk karyawan, jadi secara waktu lebih longgar sehingga aku bisa berbagi waktu dengan pekerjaan lainnya,” jelas Niki. (Diana Runtu)

Nikita Willy

Endorse Orang Penting Memasuki awal tahun 2018, tentu setiap orang menginginkan segala sesuatu yang baru dan lebih baik. Bahkan awal tahun menjadi waktu yang sangat tepat untuk membuat resolusi mengenai apa yang akan dilakukan atau diinginkan selama setahun ke depan. Tahun baru dipandang sebagai waktu yang tepat untuk menoleh kebelakang, melakukan intropeksi dan mengevaluasi segala hal yang telah dilakukan pada tahun yang baru saja dilewati dan memperbaikinya di tahun yang akan berjalan. Hal tersebut juga dilakukan oleh Gusti Ayu Putu Ardaba Kory, S.Pd., dalam membuat resolusi di tahun 2018 ini. Perempuan yang akrab disapa Kory ini di akhir tahun 2017 memang tengah fokus dengan bisnis online bookstore. Beberapa bulan bisnis tersebut berjalan di tahun sebelumnya rupanya Kory sudah melakukan evaluasi sehingga bisnis dapat bertahan hingga sekarang. Perempuan kelahiran Tabanan, 27 Juli 1995 ini mengatakan awal dirinya menekuni bisnis online bookstore ini berawal dari hobinya membaca buku-buku aliran kiri. Menurutnya buku-buku aliran kiri mengajarkan pembaca kritis terhadap sejarah maupun suatu peristiwa. “Saya sangat tertarik sekali membaca buku kiri karena jika belajar sejarah dari bukubuku sejarah kita hanya tahu yang diujungujungnya saja tetapi tidak dikupas dengan habis,” ungkap peraih Best Idea Project Pro Bali Ambassador Tahun 2017 tersebut. Kegemarannya terhadap buku buku aliran kiri membuat dirinya ingin mengoleksi beragam buku, hanya saja karena memiliki aliran keras maka buku tersebut tidak diperjualbelikan dengan sembarangan. Berkat pengalamannya mengikuti berbagai organisasi, Kory pun bertemu dengan salah seorang penerbit dan dapat membeli buku kiri dengan mudah dan murah. Rupanya kegemarannya juga menarik untuk teman-temannya sehingga banyak teman-teman yang menitip membeli buku kiri darinya. Melihat peluang tersebut, Kory pun mengambil langkah cepat menjadikannya sebagai peluang bisnis untuk menjual beragam buku. “Yak arena banyak yang tertarik jadi kita manfaatkan untuk peluang bisnis dan ternyata banyak peminat terutama di kalangan mahasiswa,” jelasnya. Bisnis yang ia namai Duta Baca bergerak secara online ini awalnya memang hanya dilakoni sebagai peluang bisnis akan tetapi dirinya membawa misi

untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak muda di Singaraja, Bali dan Indonesia. “Ini merupakan resolusi Kory di tahun ini, meningkatkan minat baca masyarakat yang Kory lihat belum terlalu suka untuk membaca,” ungkapnya. Untuk dapat mewujudkan resolusi tersebut langkah awal yang dirinya lakukan adalah menawarkan harga promo untuk setiap buku. Bahkan dirinya juga telah melakukan survei ke beberapa toko buku untuk mencari perbandingan harga. “Kita lakukan survei untuk mengetahui harga buku sehingga kita dapat menawarkan harga lebih murah dari toko buku lain,” paparnya. Hal ini tentu menjadi upaya untuk menarik minat masyarakat dalam membeli buku sehingga sangat berpengaruh terhadap minat bacanya. “Kalau mereka hanya punya sedikit uang dengan harga yang terjangkau tentu mereka akan tertarik,” imbuhnya. Selain promo harga, dirinya juga menawarkan buku secara door to door dengan menawarkan langsung kepada sasarannya. Dengan cara ini dirinya mengatakan lebih efektif ketimbang menunggu pembeli. Bahkan dirinya selalu melakukan bazzar di berbagai event yang ada di Buleleng. “Memang sih itu tidak mudah bahkan kami pernah diusir dan harus membawa kembali buku-buku itu kembali,” tuturnya. Cara lain yang ia lakukan untuk menarik minat pembeli adalah melakukan endorse. Dengan melibatkan orang-orang penting, terkenal, dan memiliki prestasi untuk memberikan testi terhadap buku-buku yang telah dibaca maka ia yakin sangat besar dampaknya terhadap keinginan masyarakat untuk membeli. “Misalnya buku aliran kiri di endorse oleh ketua organisasi besar di Indonesia, maka masyarakat akan merasa tertarik juga untuk membaca buku yang sama dengan tokoh tersebut,” jelasnya. Selain meningkatkan minat baca, dirinya juga berharap dapat memperluas jaringan pembeli. Selama ini pembeli banyak berasal dari Singaraja dan Bali. Ke depan dirinya berharap dapat memperluas jaringan hingga ke seluruh Indonesia. “Saya berharap di setiap kabupaten ada jaringan atau reseller sehingga buku-buku mudah didapatkan di seluruh Indonesia,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Espresso

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

GORO-GORO Joko, sat­ pam baru itu jatuh dengan punggung meng­ hantam lantai. Un­ tung kepalanya tidak apa-apa. Hanya Putu Wijaya belepotan ampas kopi dari gelas yang ikut terseret tumpah. Joko perlu beberapa detik men­ gumpulkan kesadarannya yang ber­ serakan. Untuk mengubah nasibnya bahwa ia bukan terjatuh ke atas jerikil jalanan. Tapi dari kursi ke atas lantai. Bukan karena menghindari lemparan sandal Pak Amat, tapi gelagapan terbangun dari tidur yang “dibikin” oleh tamu yang mau bertemu Pak Amat itu. Ketika aplusan tengah malam tadi, ia masih ditemani Ketut. Tapi Ketut izin sebentar pulang, di SMS istrinya, karena anaknya mendadak demam. Waktu itulah ada tamu datang mau ketemu Pak Amat. Ia ngotot masuk, tapi Joko menolak. Akhirnya terjadi perdebatan sengit. Tak terduga orang itu menempelkan saputangannya ke hidung Joko dan selanjutnya seperti dalam mimpi Joko tadi. Joko terperanjat. Ia gelagapan mencari tamu itu dengan matanya. Tak ada. Sementara pintu portal dalam posisi terangkat. Joko kaget. Apalagi kemudian terdengar suara ramai dalam kom­ plek perumahan. Para penghuni pada keluar rumah. Itu aneh di saat

belum subuh. Merangkak Joko mengintip. Nampak warga berkerumun. Ter­ dengar percakapan liar. “Tape mobil saya juga!” “Saya juga!” “Saya tak pernah naruh mobil di luar. Ini kebetulan karena ada tamu.. .” “Hilang juga?” “Dibongkar!” “Jadi enam!” “Tujuh! Tape mobil saya juga!” “Wah ini belum pernah terjadi di sini kita kan aman!” Tiba-tiba kaki Joko ditowel se­ patu. Joko cepat berdiri. Ketut sudah datang. “Ada apa Jok?” Joko menunjuk ke dalam kom­ plek. Ketut lalu ngintip. Joko diamdiam menyelinap kabur. Ketut terkejut oleh kehebohan dalam komplek. Ia berbalik mau nanya Joko. “Joko !” Tapi Joko sudah pergi. “Joko!” Ketut mau mencari ke jalan, tapi Amat muncul. “Ketut!” “Ya, Pak!” “Mau ke mana kamu?” Mau nutup portal, Pak. Saya datang kok sudah terbuka?” “Kalau kamu tidak buka mana mungkin terbuka!” “Bukan saya membukanya, Pak!” “Lalu siapa?”

2018 “Mana saya tahu, kan saya baru datang.” “Lho datang dari mana? “Saya tadi pulang sebentar karena anak saya sakit. Saya datang, pintu portal sudah terbuka.” “Delapan mobil sudah diga­ gahi maling, tahu?! Tape-nya diambil! Tahu?” “Ya, tadi saya dengar begitu.” “Dengar? Tugas kamu bukan mendengar ada maling, tapi mence­ gah maling! Kenapa kamu membiar­ kan pos kosong?” “Kan ada Joko, Pak!” “Ya, tapi mana?” “Tadi di sini, Pak, tiduran di lantai.” “Aduh! Tiduran? Kalian itu satpam yang digaji untuk jaga komplek, bukan untuk tidur!” “Bukan saya, Pak. Si Joko!” “Si Joko, si Joko dari tadi, tapi mana orangnya?” “Barusan di sini, Pak!” “Aduh kamu ini bagaimana Ketut Mancrut! Untuk apa barusan? Ah? Sekarang mana orangnya? Janganjangan dia pelakunya.” “Tidak mungkin Pak! Joko anak orang kaya!” “Orang kaya sekarang suka mencuri, tahu? Jangan salah! Kamu sekongkol ya?” “Tidak, Pak! Sumpah!” “Tidak usah pakai sumpah! Ngaku saja di mana tape-tape warga yang kamu jarah itu?” “Ampun Pak Amat, demi Tuhan saya tidak tahu, saya satpam masak

Komitmen

Di tahun yang baru, selama ini sebagian besar orang menjadikan­ nya momentum mulai membuat rencana atau goal baru juga. Mereka menyebutnya resolusi untuk, berupa urain target atau tugas yang ingin dilakukan dengan lebih baik. Hal ini tentu demi kualitas diri yang lebih baik dan untuk menghasilkan hari depan yang lebih baik dan cemerlang ke depannya. Awal tahun baru adalah sebuah awal yang baru bagi kita semua. Awal tahun juga menjadi kesempatan baik untuk menghilangkan hal-hal yang kurang baik di tahun sebelumnya kemudian membangun langkah atau goal baru untuk berkembang lebih baik secara psikologis, emosional, sosial, secara fisik atau intelektual maupun finansial. Proses untuk menjalankan goal baru tidaklah mudah, sebab res­ olusi memang lebih mudah dibuat daripada dilaksanakan. Di sinilah diperlukan yang namanya komit­ men kuat. Komitmen ini gunanya agar tekad yang membara di dalam sebuah resolusi bisa dikawal terus,

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

berjalan konsisten dan jauh dari kegagalan. Segala hal yang ingin dicapai di tahun yang baru harus dilakukan dengan tekad dan komitmen kuat. Jangan biarkan goal-goal baru itu sekadar wacana tanpa realisasi. Misalnya, rencana olahraga setiap hari, belajar bahasa asing, membaca satu buku sehari semuanya menjadi gagal karena banyak godaan dari sekeliling untuk hangout bersama dan sebagainya yang tidak berani ditolak. Di sini perlu punya sikap berani menolak aktivitas bermain di luar hari libur misalnya. Harus kita akui, seringkali niat kita sudah cukup besar ingin melangkah maju bersama sederet goal baru, namun kenyataannya begitu awal tahun berjalan bersama dengan goal pertama maka langkah yang seharus­ nya ke arah depan justru surut dan kembali seperti pola yang lama. Atau, semangatnya hanya panas-panas tahi ayam dan juga malas untuk belajar dari kekeliruan langkah di tahun sebe­ lumnya. Justru parah, punya keinginan tapi tidak dilaksankan.

Nina Radinia Lantas bagaimana caranya agar komitmen terpelihara bisa kuat hingga final diakhir tahun depan? Adalah sangat baik jika memulai dengan niat yang kuat dari dalam diri sendiri, ingin mengubah diri menjadi lebih baik dengan menjalankan semua goal –goal yang dibuat. Rencana yang dibuat juga mestinya lebih spesifik dan jelas. Kita juga harus menyesuaikan resolusi dengan realitas dan situasi yang ada. Tidak perlu membuat goal terlalu banyak agar lebih mudah mendapat hasil yang optimal. Kita perlu juga memaparkan step-step strategi dari goal yang bakal dijalankan, agar lebih mudah dan

(2)

saya mengambil delapan tape, satu saja sudah cukup!” “Kamu jual ke mana?” “Lebih baik saya berhenti dari­ pada dituduh mengambil tujuh tape warga!” “Delapan!” “Maksud saya delapan!” Beberapa warga yang ngintip interogasi ala Amat itu muncul. “Nah jelas dia pelakunya!” “Kamu. Jual ke mana tape kami?” “Demi Tuhan, sumpah saya tidak tahu!” “Buktikan dirimu tak salah!” “Saya kan pulang karena anak saya sakit. Bagaimana saya bisa ngam­ bil tujuh tape mobil” “Delapan!” “Delapan tape mobil kalau saya di rumah.” “Oke itu alibi kamu? Boleh! Agus. Cek rumah Ketut apa betul anaknya sakit dan apa betul dia ada di rumah dari pukul 24 sampai pukul 2.30. Sekarang pukul tiga.” “Sekarang, Pak Amat?” “Ya!!” Agus pura-pura mau ke rumah Ketut. Ketut kelihatan gugup. “Kenapa Tut?” “Kalau sekarang anak saya sudah tidak demam lagi.” “Oke. Tak apa! Cek apa betul Ketut ada di rumah antara pukul 24 sampai 02.30!” “Siap!” Ketut tambah panik. “Sebetulnya saya tak jadi pulang, karena itu sebetulnya akal istri saya mau ngecek apa saya betul jaga di pos atau .. .” “Atau apa?” “Atau ,.” “Atau ngendon di warung Nyo­ man! Ya?”

Ketut menjawab lemah “Ya, Pak.” “Kalau gitu cek ke warung Nyo­ man!” “Jangan, Pak Agus!” “Pak Amat, biar saja itu urusan pribadi Ketut. Kita usut dulu pencu­ rian tape mobil ini.” “Ini terkait, Pak Made. Kalau dia. tidak ke warung Nyoman tidak akan ada pencurian. Kepribadian dan kehidupan pribadi harus kita jadikan syarat utama dalam menerima satpam. “Betul! Menurut saya Ketut dan Joko dua-duanya harus dikeluar­ kan!” “Saya berjanji tidak mengulangi lagi Pak Made. Saya ke warung Nyo­ man untuk memutuskan hubungan, sebab saya tidak mau ditinggal istri saya.” Tiba-tiba Agus teriak. “Itu si Joko!!” Joko muncul dengan senyum lebar. “Bapak-bapak, jangan khawatir sudah ketemu!” Semua heran. “Ketemu apa?” “Pencuri tape mobil tiga sekawan, kakak beradik dan orang tuanya sendiri. Saya ketemu sedang menjual hasil curiannya pada tukang tadah. Tapi tukang tadah itu ternyata polisi yang sudah lama mengikuti sepak ter­ jangnya. Baru sekarang bisa diringkus. Silakan ke pos polisi di depan untuk mencek barang-barangnya!” Warga yang berkepentingan, langsung ke pos. Tinggal Amat dan joko. Amat menatap Joko. Lalu ber­ tanya curiga. “Joko” “Ya, Pak.” “Saya penasaran. Kamu sebe­ narnya siapa?” Joko tertawa. “Jangan ketawa. Anda siapa?” “Saya polisi, Pak Amat. Menya­ mar jadi satpam.”

menjadikan semangat menjalaninya. Lanjutkan dengan mengadakan evalu­ asi terhadap perubahan–perubahan yang sudah dijalankan. Dan, yang paling penting tidak membiasakan diri untuk menunda-nunda. Kalaupun gagal dengan sebuah resolusi maka segera ambil goal lainnya, supaya semangat tidak surut. Jika perlu mintalah dukungan dari keluarga atau sahabat. Apalagi ada yang mengatakan bahwa resolusi atau goal-goal yang sempat disampaikan kepada orang lain kecendrungannya akan lebih mudah diwujudkan, karena mampu merangsang kita lebih terpacu mewujudkannya. Hal ini banyak terbukti sukses dibandingkan dengan yang tidak diceritakan sama sekali. Agar peluang pencapaian keber­ hasilan lebih baik, kita juga dapat melakukan bantuan pengingat dengan menempelkan catatan resolusi di dinding kamar atau di meja belajar. Dan, tentunya tidak lupa untuk selalu optimis dan terus fokus dengan daf­

tar tersebut. Apalagi jika urusannya resolusi keuangan, gambarannya harus detil sebab kelancarannya punya pengaruh besar pada keselu­ ruhan kebutuhan hidup kita. Di sini kita selain harus cerdas, wajib juga memegang komitmen yang kuat. Poin penting lainnya ingat komit­ men juga bukan hanya ditulis me­ lengkapi goal tapi ada tindakan. Selanjutnya supaya kita bisa lebih bersemangat dalam menjalankan komitmen akan rentetan resolusi yang telah dibuat, ada baiknya kita tidak pelit untuk memberikan self reward atau hadiah kepada diri sendiri pada saat berhasil men­ jalankan rencana yang sudah ditulis, meskipun baru terlaksana satu atau dua hal saja. Tentu saja reward-nya di sesuaikan dengan kondisi, misalnya dengan menghadiahi diri menonton film di XXI. Nina Radinia Mahasiswi Ilmu Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya.

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hari­ yono (hariyono@cybertokoh.com). Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­ Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

23

Mulai Bahagia dari Diri Sendiri

Tahun baru 2018 sudah mulai. Banyak resolusi yang dicanangkan. Banyak proses yang harus dilalui. Menu­ rut Cluster Marketing Communications Manager Sudamala Resorts, Irma Farida, jika ditanya kapan mulai menjalankan resolusi maka ia menjawabnya, “sekarang”. Tidak perlu menunggu untuk berganti tahun karena resolusi yang ia buat tetap sama dari tahun ke tahun yakni, “stay happy” atau tetap berbahagia di segala macam persoalan hidup baik dalam lingkungan pekerjaan atau pun keluarga.

A

pa tahapan perta­ manya? “Menjadi bahagia mungkin terdengar seder­ hana. Namun, apakah bisa begitu saja dijalankan? Apakah mudah untuk dijalankan? Seiring berjalan­ nya hidup menjadi bahagia tidak­ lah sesederhana itu. Hari demi hari dan tahun demi tahun pasti akan banyak hal yang akan terjadi dalam hidup,” kata Irma. Menurutnya, ia akan memulai sebuah arti bahagia dari diri send­ iri. “Bagaimana saya mencintai diri saya terlebih dahulu. Sangat sederhana dengan merawat diri, menjaga kebersihan, menghindari stres dan sering bertemu dengan orang–orang terkasih seperti ke­ luarga dan teman,” kata Irma. Ia berpendapat, menjadi ba­ hagia baginya, juga bagaimana membuat orang lain bahagia. Bagaimana menjadikan diri sendiri berarti buat mereka. Seperti con­

tohnya menjadi pendengar yang baik, atau memberikan pendapat dan solusi untuk orang lain yang memerlukan. “Saya percaya jika diri sendiri sudah bahagia, maka kita dapat menularkan energi positif juga ke orang–orang yang kita sayangi,” kata Irma. Apakah ada plan B kalau ren­ cana awal gagal? Menurut Irma, awal kebahagiaan adalah ber­ sumber dari diri sendiri dulu. Gagal atau suksesnya bahagia itu adalah ditentukan bagaimana kita menyikapinya. Banyak orang yang mungkin kurang bahagia karena kurangnya penghasilan, menurun­ nya kesehatan atau tingkat stres pekerjaan yang terlalu tinggi. Namun, kebahagiaan juga bisa berawal dari hal kecil misalnya “Keep Learning” atau terus bela­ jar. “Yang saya maksud disini ada­ lah belajar dari pengalaman hidup. Orang bilang ‘Experience is the best teacher” Dengan menyikapi

Tjok Adnyani

Irma Farida

setiap masalah dengan solusi atau bagaimana pengalaman memben­ tukmu dan tetap berpikiran positif maka kebahagiaan itu akan datang sendiri,” ujar Irma. Selain itu, kata dia, jika sudah bosan dengan rutinitas sehari–hari, memulai sesuatu yang baru seperti travelling juga akan membantu mencari kebahagiaan. Irma memiliki tips semangat di awal tahun. “Jangan pernah berkata “tidak” untuk diri sendiri karena kebahagiaan itu berawal dari diri sendiri. Ciptakanlah kebahagiaanmu dan berjuanglah untuk kebahagiaanmu sendiri. Be yourself and stay happy,” ucap perempuan berambut panjang ini.

SELALU BERPIKIR POSITIF Lain lagi penuturan Tjok Adnyani, seorang ibu rumahtangga di Den­ pasar ini. “Resolusi di tahun 2018 pada tahap awal harus selalu sehat jasmani dan rohani. Dengan upaya selalu berpikir positif dengan tetap optimis,” ujar perempuan yang me­ nekuni usaha minuman herbal ini. Menurutnya, jika resolusi sudah dicanangkan dan rencana gagal, yang harus dilakukan adalah pasrah dan menerima apa adanya. Namun, ia bertekad, selalu mensyukuri karunia Tuhan denan melakukan yadnya spiritual. “Kalau tidak bisa pasrah ya, paling tragis kita pulang ke tanah wayah alias meninggal,” ujarnya sembari tertawa.

Walaupun usia sudah uzur, ia tetap semangat. Semangatnya di tahun 2018 adalah selalu optimis berbekal dengan kemampuan yang kita miliki. “Dekatkan diri hanya pada Tuhan yang Maha Kuasa. Jangan lupa apapun situasinya tetap tersenyum,” ucapnya. Sementara, menurut Dwiyani, resolusi yang sedang direncanakan di tahun 2018 adalah menabung untuk perjalanannya ke Jepang. Selama ini, ia ingin sekali berkunjung ke Negeri Sakura tersebut, namun, karena kondisi keuangan belum mencukupi, hasrat itu diurungkan. Rencana 2018, ia akan menabung lebih giat lagi, dengan cara, men­ gerem keinginan belanja pakaian. Selama ini, ia suka sekali mem­ beli pakaian yang sebenarnya tidak perlu. Artinya, saat jalan-jalan ke mal, ia mudah tergoda ada barang diskon, sehingga kadang “gelap mata” untuk membelinya. Sekarang, ia sudah menyadari sifat borosnya itu dan bertekad untuk mengubahnya. Apalagi, dengan rencananya pergi jalan-jalan ke Jepang, ia berharap semua targetnya tercapai. Jika rencana gagal, apakah mem­ punyai plan B? Menurut Dwiyani, ia tak punya plan B, namun, jika seandainya gagal, ia akan memin­ jam uang untuk kekurangan yang harus ia bayar atas perjalanannnya itu. Kemudian, tentu saja, ia harus punya target untuk bisa melunasi utangnya itu. (Wirati Astiti)

RSUP Sanglah Menuju RS Rujukan Nasional Kelas Dunia Menutup tahun 2017, RSUP Sanglah melaksanakan Media Gathering bersama awak media untuk menjaring berbagai masu­ kan dari masyarakat serta me­ nyampaikan evaluasi kerja tahun 2017 dan rencana kerja tahun 2018. Tatap muka dengan insan pers yang berlangsung di Aula VIP ini dihadiri Direktur Utama dr. I Wayan Sudana, M.Kes., Direktur SDM dan Pendidikan Dr. I Gede Made Wirabrata, S.Si., Apt., M.Kes., M.M., Direktur Umum dan Operasional Dra. Nining Setyawati, M.Si., Direk­ tur Keuangan Ni Ketut Rupini, S.H., Mars., Direktur Medis dan Keperawatan Dr. dr. I Ketut Sudartana, Sp.B (KBD)., Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dr. Dudut Rustyadi, serta Kabag Hu­ kum dan Humas dr. Arya Duarsa, M.M. beserta staf. Beragam informasi pelayanan kesehatan di rumah sakit ini dibuka dr. Sudana. Ia menjelaskan untuk ketenagakerjaan berjumlah 2.889 dengan tenaga keperawa­ tan 1.160 orang dan tenaga medis 365 orang, sisanya karyawan administrasi. “Dari 365 tenaga medis itu, 302 orang dokter spesialis,” ucapnya. Selain itu, ia mengungkapkan sarana dan prasarana rumah sakit yang berdiri di atas lahan seluas 13,5 hektare ini terus pula dikembangkan, termasuk perala­ tan dan sistem layanan kesehatan berbasis IT. “Ke depannya, kami berharap kegiatannya berbasis IT.

dr. I Wayan Sudana, M.Kes.

Termasuk sistem bed, registrasi online, pertemuan dengan dokter sesuai perjanjian, dan juga dalam penulisan resep untuk memini­ malisir kesalahan,” ujar dr. Sudana yang mengatakan pengembangan sistem ini ada pada Evaluasi IT. Perencanaan pengemban­ gan lainnya, seperti beberapa pembangunan untuk menunjang pelayanan di rumah sakit ber­ taraf internasional tersebut juga disampaikannya. Di antaranya, pelayanan jantung, pelayanan in­ tensif (ICU, ICCU, NICU, PICU), serta pelayanan kanker. RSUP Sanglah memiliki 34 instalasi, serta kapasitas 765 tempat tidur, yang terdiri dari 164 tempat tidur VIP, 80 kelas I, 106 kelas II, 358 kelas III, dan 57 kelas khusus.

Pada tahun ini, RSUP Sanglah berencana akan membangun ge­ dung pelayanan kesehatan ibu dan anak terpadu dengan anggaran yang dikeluarkan kurang lebih Rp 500 miliar dari dana APBN. “Dari total dana tersebut, Rp 200 miliar di antaranya untuk pembangunan gedung dan Rp 300 miliar sarana dan prasarana medis. Untuk ang­ garan ini kami sudah melakukan pertemuan dengan Kemenkes dan program ini sudah disetujui,” ungkap dr. Sudana. Menurutnya, program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khusunya ibu dan anak agar lebih bisa efisien dilayani dalam satu tempat. Selain pembangunan gedung ibu dan anak, rencananya RSUP Sanglah juga akan mem­ bangun gedung pelayanan kanker terpadu dengan anggaran dana Rp 300 miliar. Selain dua hal tersebut yang akan dikembangkan, rencana lainnya antara lain pengadaan satu unit pesawat cobal untuk pelayanan radioterapi seharga Rp 12 miliar, satu set alat CUSA untuk bedah saraf dan pengadaan USG, pengadaan satu set alat intra operative monitoring yang digunakan untuk melakukan pengawasan integrasi struktur saraf selama pelaksaan operasi, dua unit frezzer jenazah, serta dua alat lampu operasi untuk mengoptimalkan pelayanan di ruang tindakan. “Manajemen parkir RSUP

Sanglah yang tak jarang dike­ luhkan masyarakat juga menjadi perhatian. Dokter Sudana men­ jelaskan terobosan yang akan dilakukan untuk membenahi sistem dan manajemen parkir tersebut. Untuk perluasan lahan parkir ini disiapkan anggaran Rp 13 miliar yang berasal dari BLU (Badan Layanan Umum) RSUP Sanglah, dengan membangun gedung parkir bertingkat untuk sepeda motor dengan sistem knock down, dan akan dilakukan secara bertahap. “Dalam pen­ ingkatan kualitas layanan kami tidak hanya fokus untuk parkir saja melainkan ada pembangunan lainnya,” ucapnya. Informasi terkait pelayanan di bagian forensik atau kamar jenaz­ ah juga disampaikan dalam forum tatap muka yang diisi dengan diskusi dalam suasana keakraban tersebut. Fasilitas dan sejumlah layanan yang disediakan sudah

mengalami kemajuan berarti. Menurut dr. Sudana, derajat kesehatan masyarakat di Bali sudah mengalami peningkatan. Salah satu indikatornya dilihat dari persentase kematian ibu dan bayi yang menurun. Itu dinilai me­ mengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap layanan RSUP Sanglah. Kepercayaan masyarakat yang terus menjulang ini mendorong manajemen rumah sakit bekerja ekstra keras. Dengan segala keterbatasan­ nya itu, upaya lain yang tak kalah penting adalah menyelenggarakan kemitraan dengan pemangku kesehatan terkait. “Dan untuk bisa menyelenggarakan semuanya itu dibutuhkan suasana kerja yang aman dan nyaman (kondusif),” tandasnya. Semua upaya terse­ but ditegaskan Dirut. Dr. Sudana disemangati moto RSUP Sanglah. “Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami”. (Inten Indrawati)


22

Sosialita

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Natalia

Me n e ro po ng B isn is d i Tah u n Anj ing Tanah

Properti akan Menanjak Sebentar lagi atau tepatnya 16 Feb­ ruari kita akan memasuki ‘Tahun Anjing Tanah’ atau dalam penanggalan Cina adalah tahun 2569. Bagaimana peruntu­ ngan ‘Tahun Anjing Tanah’ akankah lebih baik dari tahun sebelumnya yang bershio ‘Ayam Api’ atau malah biasa saja atau justru malah ciong (apes). Bagaimana situasi perekonomian Indonesia, akankah lebih baik dibanding tahun kemarin.

L

alu situasi keamanan secara umum seperti apa, karena diketahui bahwa 2018 ini meru­ pakan pertama kalinya digelar pilkada serentak di seluruh In­ donesia. Potensi ‘gesekan’ antara kelompok seolah sudah di depan mata, bagaimana mengantisipas­ inya agar situasi hingar-bingar Pilkada itu tidak berkembang menjadi ancaman serius pada keuntuhan NIKRI. Betapa pun, masyarakat Indo­ nesia tidak akan lupa apa yang ter­ jadi pada Pilkada DKI Jakarta yang belum lama berlalu. Pilkada yang disebut-sebut sebagai pilkada paling ‘brutal’ sepanjang sejarah pesta demokrasi ini menimbulkan trauma yang dalam bagi sebagian masyarakat dan masih terasa sampai sekarang. Gunadi Wijaya, pakar feng shui secara garis besar menguraikan hasil ‘teropongnya’ tentang apa yang kemungkinan bakal terjadi. Menurutnya secara ekonomi, kondisi perekonomian nasional masih sama seperti tahun 2017 lalu. Pertumbuhan tetap ada, namun tidak seberapa. “Artinya, masyarakat tetap harus mengikat pinggang erat-erat seperti tahun sebelumnya. Namun kalau ditanya apakah jelek atau tidak, ya tidak juga. Biasa saja lah. Kita kan sudah

Gunadi Wijaya

mengalaminya jadi sudah tahu bagaimana rasanya. Yang penting hati-hati, baik dalam tindakan maupun ucapan,” ungkap Gunadi mengingatkan. Meski kondisi pertumbuhan tidak terlalu signifikan, namun dibanding dengan negara lain di Asia, Indonesia masih lebih bagus. “Kalau pertumbuhan ya kurang lebih samalah dengan tahun ke­ marin,” ucapnya. Dalam pandangannya sejum­ lah bisnis yang tahun 2018 bakal lumayan di antaranya yang men­ gandung unsur tanah, properti misalnya. Kalau dua tahun ke­ marin bisnis properti ‘nyungsep’ maka tahun Anjing Tanah ini akan merangkak naik. “Jadi bagi yang punya uang, sekarang adalah kesempatan membeli properti. Bisnis properti ini perlahan akan terus menanjak dan sampai pada puncaknya pada 2025 nanti,” ujar Gunadi. Bisnis berunsur kayu juga punya potensi bagus di tahun ini seperti, pertanian, kehutanan, dll. “Agar mendapat hasil yang bagus pada bisnis berunsur kayu harus ada restrukrisasi dan efisiensi,” ucapnya. Bisnis berunsur api juga akan bagus di tahun ini, hanya saja ada syaratnya, yakni harus penuh kreasi untuk bisa dapat hasil yang bagus. “Misalnya bisnis kuliner, ini kan berunsur api. Maka agar mencapai hasil yang bagus harus penuh kreasi. Seperti yang sudah berjalan selama ini, ada banyak bisnis kuliner kreatif dan me­ narik, ini masih akan berlangsung hingga tahun ini. Jadi bisnis ku­ liner yang biasa-biasa saja nggak akan mendapat hasil yang bagus. Tahun ini orang dituntut kreatif, inovatif untuk bisa bertahan,” tambahnya. Untuk bisnis berunsur air seperti perikanan, ekspor-impor, minuman, dll, akan kurang bagus. “Tahun ini kan ‘dikuasai’ oleh ele­ men tanah. Air yang melambang­ kan rezeki kurang cocok dengan

Menjual Kualitas dan Kejujuran

elemen tanah karena tanah memblok air. Jadi bisnis yang berunsur air akan cukup berat di tahun ini,” jelasnya. (Diana Runtu)

seperti itu. Tindakan tegas Presiden diperlukan agar kejadian-kejadian seperti dulu (Pilkada DKI Jakarta) muncul lagi bahkan berkembang lebih hebat. “Di tahun politik ini banyak orang yang berkepentingan karena tahun depan ada­ lah Pemilu. Jadi hati-hati,” katanya. Dari penglihatannya terkait situasi sosialpolitik, akan terungkap adanya intrik pengkhi­ anatan, pihak-pihak yang bermuka dua. “Jadi nanti akan ketahuan, siapa yang membantu, siapa yang berkhianat,” katanya. Yang nantinya juga semakin marak adalah media sosial. Sama seperti sebelumnya media sosial dipakai oleh orang-orang tak bertang­ gung jawab untuk menyebarkan ujaran-ujaran kebencian, berita-berita hoax, dll. Ini juga har­ us diwaspadai. “Medsos nanti bakal semakin gila-an. Makanya pergerakan cyber harus benar-benar dipantau. Baru-baru ini Jokowi melantik Djoko Setiadi sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, itu adalah salah satu badan yang akan mengawasi perkembangan cyber. Ada beberapa lembaga lain yang juga melakukan pengawasan cyber. Jadi harapannya penyebaran ujaran-ujaran kebencian, fitnah, isu-isu SARA, hoax, dll, bisa diatasi,” katanya. Secara garis besar ia mengatakan seba­ gaimana karakter anjing maka ‘kunci’ tahun Anjing Tanah adalah obeservasi (pengamatan) dan justice (keadilan). Jangan gegabah dalam bertindak, harus hati-hati. “Tahun anjing rawan perselisihan, karena itu masyarakat harus bisa menahan emosi dan mempertinggi kesabaran. Ada masalah sebaiknya dirembukkan, ini untuk menghindari terjadinya benturan,” katanya. Di sisi lain dalam situasi ‘politik yang hangat’ ini, KPK juga akan semakin menunjuk­ kan ‘taringnya’ di tahun ini. Akan makin banyak kasus korupsi diung­ kap juga penangkapan terhadap pelaku-pelaku korupsi. (Diana Runtu)

3

daftar atau belum di Badan POM, kami akan mengeceknya melalui website dari Badan POM,” tegasnya memastikan. Selama ini, lanjut Natalia ia mem­ peroleh produk untuk di tokonya dari supplier/distributor yang ada di Den­ pasar, Surabaya dan Jakarta. Kemudian untuk menangani semua produk yang dibutukan oleh para pelanggannya Natalia mengajak 22 orang karyawan dan bantuan dari produk kosmetik yang dise­but Beauty Advisor (BA) sebanyak 20 orang. “Jam operasional Toko Na­ talia Kosmetik mulai dari pukul 09.0017.30 Wita, tiap hari Senin-Sabtu, hari Minggu tutup,” jelasnya. (ard)

Natalia, pemilik Toko Kosmetik Natalia, mengatakan apa yang di­ capainya sampai saat ini, karena ia menggerakkan bisnisnya dengan prinsip utama berupa kejujuran, memiliki empati dan care pada pe­ langgan. “Kami juga tidak sungkan untuk meminta maaf jika melaku­ kan kesalahan,” ucapnya

Tahun Politik Penuh Intrik Selain masalah perekonomian, Gunadi juga menyinggung tentang ‘teropongannya’ terkait kondisi keamanan juga situasi sosial, politik. Menurutnya, kondisi keamanan Indonesia relatif baik, meskipun tetap ada ancaman-ancaman teroris dan aksi-aksi radikal, namun itu bisa diatasi. Namun lepas dari persoalan tersebut, Indonesia ditahun ini akan menyelenggarakan pilkada serentak. Ini lah yang harus diwaspadai agar kejadian seperti Pilkada DKI Jakarta tidak terulang lagi. Menurutnya, Pilkada DKI Jakarta yang baru lalu adalah pilkada terburuk dan berbahaya bagi kehidupan bangsa dan negara. Meski ketika itu tidak ada bentrok fisik, namun maraknya ujaranujaran kebencian dan isu-isu berbau SARA serta saling fitnah, sudah sangat tidak sehat lagi. Setiap kelompok hanya memikirkan dirinya dan kepentingannya sendiri tanpa peduli tentang keutuhan bangsa. “Hal ini tidak bisa dibiarkan. Jangan sampai terulang lagi pada pilkada-pilkada tahun ini. Kar­ ena kita semua tahu selain pilkada serentak, juga orang-orang bersiap untuk menghadapi pemilu tahun 2019, maka itu situasi politik akan terus hangat jika tidak bisa dibilang ‘panas’. Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan, semua pihak harus menahan emosi, lebih banyak sabar dan tidak mudah terpancing. Berhati-hatilah dalam bertindak,” ungkapnya. “Saya berharap kejadian-kejadian pada Pilkada DKI Jakarta tidak lagi terunglang tahun ini. Tapi kalau mau jujur, saya ‘lihat’ kejadian-kejadian seperti itu, ada yang mencoba-coba untuk men­ gulangnya. Mari kita berharap agar kejadian tidak separah sebelumnya,” jelas Gunadi. “Sesuai dengan karak­ ter anjing maka anjing adalah bina­ tang yang setia yang selalu membela tuannya. Tidak peduli tuannya itu salah atau tidak, anjing pasti akan membela. Justru di situlah masalah­ nya,” tambahnya. Jadi sekarang, kata Gunadi, tinggal tergantung Presiden Joko Widodo apakah akan bertin­ dak tegas dalam mengatasi masalah-masalah

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

H

al lain yang dilakukannya untuk keberlangsungan usahanya adalah selalu fokus, konsisten dan terus menambah produk serta meng­ ikuti tren produk kosmetik. Maka, kini produk kosmetik yang dijualnya sangat banyak, bahkan ratusan. tidak terbayang jika dijabarkan semuanya. “Intinya berbagai jenis kosmetik kami sediakan. Datanglah dan lihat sendiri,” kata sulung dari empat ber­ saudara, anak dari pasutri Wayan Kusuma Negara dan Poo Giok Kwee yang mengaku mulai terlibat usaha kosmetik sejak tahun 2000. Kebetulan, waktu itu adiknya punya counter di mall. Mengingat sang adik harus berangkat ke Jakarta, ia pun membelinya, meski saat itu produknya

Produk Lengkap dan Aman

masih beragam tidak hanya kosmetik. Ditanya kenapa akhirnya memilih berbisnis kosmetik. Menurut Natalia, yang biasa disapa Cece Natalia ini karena memang ia senang. “Terlebih dengan menggunakan produkproduk yang kami sediakan

menjadikan seseorang lebih percaya diri dan pastinya menjadi lebih cantik,” tuturnya saat ditemui di tokonya di Pertokoan Kertha Wijaya Blok B No.14 . Denpasar. Mengenai jenis produk kos­

metik yang dijualnya saat ini, Na­ talia memastikan jumlah item-nya sangat banyak bahkan mencapai ratus­ an. “Berbagai merek produk dalam negeri yang tersedia di toko kami, kualitasnya bagus. Beberapa merek produk dari luar negeri juga tersedia seperti LA Girl dari Amerika, Absolute dari Amerika, Catrice dari Jerman, Be YourSelf dari Australia ada juga produk NYX dan masih banyak produk lainnya,” terangnya. Natalia juga memastikan produk yang mereka jual diperolehnya dari distributor resmi. Semua produk, katanya selalu dicek secara berkala. Jika ada yang expired atau yang akan expired 3 bulan sebelumnya akan di return ke distributornya. Selain itu, semua produk di Natalia Kosmetik sudah terdaftar di BPOM dan sudah ada nomor notifikasi di produknya : POM NA + NO NOTI­ FIKASI. “Kalau pun kami masih ragu, apakah barang/produk itu sudah ter­

Selama ini, kata Natalia pelanggan yang datang ke Natalia Kosmetik adalah mereka yang memiliki counter kosmetik atau toko kosmetik, salon, penjual parfum, dan pelangganan langsung sebagai pengguna kosmetik maupun parfum. “Jadi siapapun bisa datang berbelanja, karena kami melayani secara grosir maupun eceran,” katanya Natalia memaparkan beberapa poin keistimewaan dari Toko Natalia Kosmetik. Mulai dari produknya yang lengkap dan aman dipakai. Banyak promo dan juga diskon. Banyak hadiah-hadiah menarik. Harganya pun lebih murah dan berani bersaing. Selain itu penjelasan tentang produk knowledge setiap produk lebih detail. “Seandainya pun belum puas untuk jawabannya, kami akan memberikan jawaban sampai pelanggan merasa puas,” kata Natalia yang terus berbenah demi pelayanan terbaik. Pelanggan Toko Natalia Kosmetik, lanjut Natalia berdatangan dari seluruh kabupaten/kota di Bali, mulai dari Buleleng sampai Karangasem. “Kami juga melayani pembelian online dengan jasa pengirimannya. Namun, selama ini kebanyakan dari pelanggan datang langsung ke toko. Mereka umumnya merasa lebih leluasa untuk melihat dan memilih produk,” kata Natalia yang memberikan bingkisan pada pelanggan grosir pada hari raya. Ke depannya ia berencana memberikan reward untuk yang berbelanja retail juga. “Saat ini, kami masih mengupayakan menjual kosmetik MAC, Uban Decay , NAKED, HUDA Beauty dan masih banyak yang lainnya dan tentunya yang sudah memiliki izin resmi,” ujarnya. Ia pun menyebutkan beberapa produk yang tengah happening diantaranya Lip Cream, Concealer, Face Mist, Micellar Water, Hi-light, Countur dan Shading dan aneka produk-produk yang bisa menutup kekurangan wajah. Disinggung kesannya selama dirinya berbisnis kosmetik, Natalia menga­ takan bahwa yang paling berkesan untuknya, adalah ketika pelanggan puas dan senang belanja di Toko Natalia Kosmetik. “Yang paling seru adalah pada saat kami memberikan banyak promo dan diskon besar-besaran, salah satu produk Maybelline, waaahhh.....pelanggan pada memborong Maybelline di toko,” kata Natalia yang ingin membuka cabang usahanya ini. “Hal lain yang juga kami lakukan untuk pelanggan adalah kalau kami bisa menjual lebih murah kenapa juga kita jual mahal. Begitu juga kalau memang produknya tidak terlalu bagus ya kami juga sampaikan apa adanya kepada pelanggan, dan tidak membohongi mereka. Apalagi pelanggan sekarang mereka sudah sangat pintar dalam berbelanja,” tandasnya. (ard)


4

Lama tak muncul di layar kaca, ternyata Vicky Burki tengah asyik mengembangkan Pole Dance suatu olah raga unik yang masih belum banyak dikenal di Indonesia. Gara-gara Pole Dance itu, Vicky bahkan rela mengurangi ­aktivitasnya di dunia hiburan serta melepaskan tawaran main di sejumlah sinetron.

“V

Inspirasi

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

icky lama nggak muncul bukan karena meninggalkan dunia akting, enggak lah. Tapi Vicky dalam dua tahun ini memang sedang fokus mengembangkan studio Pole Dance. Jadwal Vicky juga lumayan padat, juga hampir setiap akhir pekan keliling Indonesia untuk acara aerobic atau event-event lomba aerobic, dll. Karena selain Pole Dance, Vicky juga masih aktif di aerobik dan olah raga lainnya,” ungkap wanita yang bernama lengkap Victorine Cherryline Soedarjono Burki. Olah raga, kata Vicky, sudah mendarah-daging dalam hidupnya. “Puluhan tahun aku hidup dalam dunia (olah raga) ini. Macam-macam olah raga yang Vicky tekuni, senam aerobic, olah raga-olah raga keras, olah raga-seni, dll. Jadi rasanya Vicky nggak mungkin bisa meninggalkannya begitu saja untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Apalagi kini tengah mengembangkan Pole Dance, olah raga –seni, jadi fokus ke sana dulu,” tutur Vicky yang pernah menyabet gelar Ratu Aerobic Asia 1988. Sebenarnya, aku Vicky, dirinya sudah sangat rindu untuk berakting kembali. Hanya saja, dengan kondisinya yang sekarang dimana jadwal pelatihan Pole Dance –nya begitu ketat, belum memungkinkan untuk tampil di sinetron lagi. Tahun 2015 lalu, dirinya masih sempat bermain sinetron ‘Cinta di Langit Taj Mahal’. Sinteron itu begitu populer di masyarakat, dan Vicky yang mendapat peran antagonis sebagai Ibu Hilda. “Waktu syuting Cinta di Langit Taj Mahal, Vicky sebenarnya sudah sibuk dengan Polde Dance. Cuma saja orang yang membuat jadwal syuting hebat banget, dia bisa mengatur dengan baik. Jadi Vicky masih bisa keluar sebentar untuk aktivitas lain. Jadi misalnya, pagi Vicky ngelatih (instruktur) murid di studio sampai siang, habis itu ke lokasi syuting. Nah sore Vicky balik lagi ke studio untuk ngelatih murid, selesai latihan Vicky balik lagi ke lokasi syuting. Nah syuting bisa sampai malam bahkan tengah malam. Nggak masalah. Karena ada pengaturan yang fleksibel seperti itu, makanya Vicky bisa main sinetron,” paparnya.

VICKY BURKI

Kembangkan Pole Dance Nah setelah sinetron Cinta di Langit Taj Mahal, Vicky belum dapat lagi tawaran di mana bisa nego waktu syuting. “Ada beberapa tawaran sinetron, namun kondisinya tidak bisa seperti ketika di ‘Cinta di Langit Taj Mahal’. Aku nggak bisa nyambi, harus standby di lokasi syuting sejak pagi sampai selesai. Lho, lalu bagaimana murid-murid Vicky, kan kasihan. Menurut mereka (pihak PH), Vicky harus memilih antara syuting sinetron atau olah raga. Ya sudah, akhirnya Vicky memilih olah raga karena itu adalah dunia Vicky dari dulu. Aku hobi akting, itu kegiatan yang menyenangkan, namun aku juga nggak bisa meninggalkan Pole Dance karena ini masih baru dan perlu dikawal agar berjalan lancar,” kata Vicky yang memulai kiprahnya di dunia akting di awal tahun 2000 an. Keberatan pihak PH, kata Vicky, bisa dipahaminya. Karena sinetron melibatkan banyak pemain yang tentunya perlu pengaturan tersendiri. “Nanti kalau Vicky iyakan, lalu saatnya syuting, Vicky nggak ada, kan nggak enak. Jadwal orang jadi terganggu. Vicky nggak mau ambil risiko yang tidak mengenak-

Menuju Baitullah

ua kota tempat terpusatnya perjalanan ibadah Umroh yang menjadi magnet spiritual bagi umat Muslim yakni Kota Madinah dan Makkah. Perjalanan Umroh biasanya dimulai dari Kota Madinah. Berangkat dari Tanah Air, rombongan terlebih dahulu mendarat ke Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi, selain melaksanakan ibadah salat

Vicky pole dance di car free day

COCOK UNTUK TUBUH ‘GEMBYAR- GEMBYOR’ Lalu bagaimana dengan Pole Dance, seberapa jauh kemajuannya? Ditanya hal ini, Vicky pun antusias menjelaskan betapa perjuangannya selama bertahuntahun lalu tidak lah mudah. Pole Dance, ungkap Vicky, dulu dipandang negatif oleh kebanyakan orang. “Mereka mengira Pole Dance adalah striptis. Padahal ini bukan striptis. Hanya karena Pole Dance menggunakan tiang maka dibilang striptis. Dan tahu sendiri lah bagaimana orang memandang striptis, negatif banget. Jadi mengubah mindset orang itu berat banget,” ungkap Vicky. Pole Dance, tutur Vicky, adalah sebuah pertunjukan yang memadukan olahraga senam dan seni (tari), ada unsur akrobatnya juga. Ini muncul pertama kali di Amerika tahun

1920-an, namun baru dipopulerkan oleh seorang dari Kanada tahun 90-an. Karena ada tiang sebagaialat bantu, orang lantas berpikir ini striptis padahal berbeda sekali dengan tarian erotis itu. Di dunia, Pole Dance sudah berkembang luar biasa bahkan ada kompetisinya tingkat dunia. “Untuk belajar Pole Dance orang harus serius, tekun dan disiplin. Tidak bisa main-main. Karena ini adalah olah raga ekstrim, bukan olah raga biasa. Jadi di situ ada keseriusan, kedisiplinan, kekuatan, passion, dll. Ini olah raga unik yang sangat bermanfaat baik untuk kesehatan maupun untuk penampilan. Para perempuan yang merasa tubuhnya ‘gembyorgembyor’ bakal hilang dengan latihan Pole Dance. Tubuh jadi berbentuk indah,” ungkapnya. “Jadi intinya ini adalah olah raga tapi bukan olah raga biasa, namun agak ekstrem dan lumayan berat. Ini bukan olah raga yang mudah seperti olah raga pada umumnya. Nah yang namanya olah raga kan untuk kesehatan, itu dulu deh yang dipahami. Dan olah raga ini jelas bermanfaat untuk kesehatan, sama sekali tidak ada tuh negatif seperti yang sempat dipahami orang tentang striptis,” jelas Vicky. Selama dua tahun lalu, Vicky aktif mengedukasi masyarakat tentang olah raga ini, dan hasilnya menunjukkan perkembangan yang signifikan. “Tahun 2017 lalu benarbenar tahun yang Vicky syukuri sekali karena mindset sebagian masyarakat sudah mulai berubah. Akhirnya banyak yang mengerti bahkan ini bukan kegiatan bersifat erotis tapi sungguhsungguh olah raga. Banyak lho murid-murid Vicky

yang tadinya mengira ini negatif, kini malah rajin berlatih. Mereka yang tadinya tubuhnya ‘gembyar-gembyor’ kini berbentuk. Penampilannya jadi keren. Lebih dari itu, mereka merasa olah raga ini membuatnya jadi semakin sehat,” tutur pemeran film ‘Cinta Setaman’, ini. Vicky membangun studio ‘Indonesia Pole Dance’ bersama partnernya Memetho...sejak 2014 dan baru 2017 merasa upaya yang mereka bangun telah menunjukkan hasil baik, termasuk soal mengubah mindset orang tentang olah raga ini. “Itulah sebabnya karena perjuangan membangun studio ini tidak mudah, jadi Vicky nggak bisa tinggalkan. Nanti kalau studio sudah berjalan stabil, karena kan sekarang masih baru, baru lah Vicky bisa belok ke sinetron lagi,” ujar wanita yang menimba ilmu Pole Dance di Australia. (Diana Runtu)

VICKY BURKI

21

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Menunaikan rukun Islam yang ke- 5, yakni berhaji bila mampu, merupakan dambaan semua umat Muslim di dunia. Namun, tidak semua umat muslim khususnya di Indonesia dapat langsung menunaikan ibadah haji pada waktu yang diinginkan, mengingat daftar tunggu haji yang demikian panjang. Daftar tunggu tersebut bahkan lebih dari 10-15 tahun dari saat mendaftar haji. Karena itulah, sembari menanti waktu berhaji, sebagian orang memenuhi “panggilan” ke tanah suci tersebut dengan terlebih dahulu melaksanakan ibadah Umroh menuju Baitullah.

D

syukur-syukur kalau bisa main FTV,” ujarnya. FTV, menurut Vicky, lebih enak dibanding sinetron karena syutingnya tidak lama, hanya empat hari hingga Vicky sedang melakukan satu minggu. Bandingpole dancing kan dengan sinetron yang panjang dan bisa berbulan-bulan. Apalagi sekarang tengah tren sinetron stripping, yang bukan hanya makan waktu namun benar-benar harus standby di lokasi sejak pagi hingga selesai. “Aku sebenarnya pengen banget main FTV tapi belum dapat. Mereka (PH) maunya aku main sinetron yang panjang-panjang,” ucap Vicky yang yakin suatu saat pasti dirinya dapat kesempatan itu. “Tapi aku maunya peran-peran yang supporting sifatnya, jadi nggak terlalu memakan waktu lama..hahhaha,” tambahnya.

kan seperti itu. Ya sudah untuk sementara vakum dulu sampai dapat yang pas,” jelasnya. Tahun 2018 ini, ungkapnya, salah satu resolusinya adalah bermain sinetron atau FTV. Meski belum ada tawaran yang masuk untuk itu, namun dirinya berharap ada kesempatan. “Dua tahun kemarin aku benarbenar fokus pada Pole Dance, nah sekarang Vicky sudah rindu banget untuk akting. Semoga ada tawaran,

Mandalika

perjalanan dan perjuangan Nabi Muhammad SAW di Gunung (Jabal) Uhud, mengingatkan pada sejarah perang paling dahsyat yang pernah terjadi dalam sejarah agama Islam. Jabal Uhud menjadi saksi bisu perang berdarah dalam menegakkan Islam. City tour Madinah, termasuk berkunjung ke pasar kurma juga melengkapi perjalanan para jamaah. Setelah tiga hari melakukan ibadah di Masjid Nabawi dan ber-

Salah satu tempat yang wajib dikunjungi dalam perjalanan Umroh dan Haji adalah Jabal Rahmah,tempat pertemuan kembali Nabi Adam dan Siti Hawa

wajib dan sunnah, juga berdoa di Rawdah. Di samping itu, melakukan kunjungan ke Makam Baqi (makam para sahabat Nabi) yang berada di samping Masjid Nabawi. Salat di Masjid Quba atau juga disebut Masjid Qiblatain yang dianggap sebagai masjid suci ke empat setelah Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Aqsa di Palestina ini menjadi salah satu ibadah penting bagi para jamaah. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, yang berada sekitar 5 kilometer di sebelah tenggara Kota Madinah. Masjid Quba yang berada di Al Hijrah Road ini dibangun oleh Rasulullah SAW saat hijrah dari Makkah ke Madinah. Di masjid ini Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengubah arah kiblat dari menghadap ke Masjidil Aqsa di Palestina kemudian dirubah menghadap ke Kabah di Makkah. Selama di Madinah, kunjungan penting juga dilakukan di Jabal Uhud. Melakukan napak tilas

ziarah ke tempat-tempat yang menyimpan sejarah perjalanan perjuangan Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah, tibalah saatnya memulai prosesi inti perjalanan Umroh. Di hari itu, sehabis Salat Jumat di Masjid Nabawi, 15 Desember 2017, seluruh jamaah bersiap menuju Kota Makkah memulai prosesi Umroh. Dari hotel yang hanya ber-

Suasana Masijid Haram tiap hari yang selalu padat oleh jamaah umroh dari seluruh dunia

jarak sekitar 200 meter dari Masjid Nabawi, jamaah laki-laki telah menggunakan Ihram (pakaian putih khusus untuk ibadah Umroh dan Haji) dan jamaah perempuan juga rata-rata berpakaian putih lengkap sesuai syariat untuk beribadah Umroh. Perjalanan menggunakan bus menuju Kota Makkah ditempuh selama sekitar lima hingga enam jam. Sebelumnya di perbatasan Tanah Haram yang jaraknya sekitar 11 kilometer dari Masjid Nabawi dan sekitar 9 kilometer dari sisi terluar Kota Madinah, prosesi pertama ibadah Umroh dilakukan yakni mampir di Masjid Bir Ali tempat Miqat (berpakaian Ihram). Di tempat ini jamaah mensucikan diri dan melakukan salat sebelum masuk ke Masjidil Haram serta memulai niat Ihram untuk melaksanakan Umroh. Selama dalam perjalanan setelah Miqat, jamaah harus mematuhi perintah dan meninggalkan larangan-larangan Ihram. Pada proses perjalanan menuju kota Makkah ini, tampak seluruh jamaah khusyuk bersalawat dan membaca Talbiyah. Labbaikallaahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbaika, innal hamda wanni’mata laka wal mulka laa syariika laka. (Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, tidak

Usai Tawaf Wada (tawaf perpisahan) jamaah sempat mengabadikan foto di dekat Ka’bah yang menggetarkan jiwa-jiwa kaum yang beriman

ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanyalah milik-Mu, juga semua kerajaan, tidak ada sekutu bagi-Mu). DI DEPAN KA’BAH Sekitar pukul 11 malam, rasa haru mulai terasa saat bus memasuki Tanah Haram; Kota Suci Makkah. Tiada terasa air mata bahagia menetes. Sebuah mimpi sempurna yang menjadi kenyataan. Setidaknya inilah yang dirasakan oleh jamaah yang

bangunan suci yang paling dirindukan umat Muslim yang menyempurnakan ibadah dunia dan akhiratnya. Dalam derai air mata haru dan bahagia, Ka’bah menggetarkan tubuh dan jiwa-jiwa yang dipenuhi rasa tidak percaya. “Saya ada di depan Ka’bah,” ujar Maya dan Anna, dua jamaah asal Nusa Tenggara Barat yang tiada henti menangis sepanjang prosesi Umroh berlangsung. Di sinilah prosesi Tawaf (mengelilingi Ka’bah tujuh putaran) dilakukan.

Pasar kurma terbesar di Madinah

baru pertama kali menunaikan ibadah Umroh. Rombongan ini kemudian menuju hotel untuk beristirahat sejenak dan kembali bersuci dengan berwudhu. Pukul 01.00 dinihari waktu Makkah, jamaah bergegas menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan ibadah Umroh. Di pelataran Masjidil Haram, air mata pun tak kuasa lagi terbendung. Dalam diam, hanya rasa syukur yang bisa terucap, berulang-ulang. Ketika masuk ke dalam Masjidil Haram, jamaah melakukan salat sebelum memulai Tawaf. Di sini, Ka’bah belum terlihat. Usai salat, di tengah keramaian manusia yang sama-sama akan melakukan Tawaf, perlahan jamaah masuk ke tengah Masjidil Haram. Sebuah bangunan hitam yang begitu dirindukan mulai tampak di depan mata. Ka’bah;

Dilanjutkan dengan melakukan Salat Mutlak di depan Ka’bah. Setelah itu prosesi selanjutnya adalah melakukan Sa’i yakni berjalan (berlari kecil) antara bukit Shafa dan Marwah yang berjarak sekitar 450 meter sebanyak 7 kali bolak balik. Dan setelah merampungkan Sa’i, jamaah melaksanakan prosesi terakhir yakni Tahalul (keluar dari keadaan Ihram) setelah selesai menjalankan ibadah Umroh dengan memotong/mencukur paling sedikit tiga helai rambut. Setelah Umroh dilaksanakan, jamaah fokus melakukan ibadah di Masjidil Haram dan berziarah ke tempat-tempat yang menyimpan sejarah perjuangan para nabi. Bahkan hingga ke tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa di Jabal Rahmah. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Fitri Nugrahaningrum

Ubah Stigma Masyarakat terhadap Tuna Netra Hidup dengan keterbatasan mata yang tidak melihat, sesungguhnya bukanlah pernghalang untuk bisa menjalani hidup yang normal. Namun keterbatasan itu bukanlah penghalang bagi para tuna netra untuk bisa berkarya. Kemauan untuk hidup dan berinteraksi secara normal adalah impian bagi mereka para tuna netra. Namun dalam keterbatasan itu tentu saja mereka membutuhkan bantuan lingkungan sekitarnya. Lihat saja, menurut Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Nusa Tenggara Barat, Fitri Nugrahaningrum, sesungguhnya banyak dari para tuna netra khususnya di NTB yang memiliki kemampuan untuk bisa hidup mandiri.

M

ereka memiliki berbagai keterampilan seperti membuat kerajinan tangan, merajut dan bekerja sebagai tukang pijat. Bahkan banyak di antara tuna netra ini yang berusaha di bidang peternakan ayam dan berbagai keahlian lainnya. Namun semua itu tidak dapat berkembang dengan baik tanpa bantuan dari lingkungan juga perhatian dari pemerintah dan masyarakat secara umum. “Bukan memintaminta untuk dikasihani, tetapi

bantuan yang kami butuhkan adalah perlakuan yang normal terhadap keberadaan tuna netra,” ujar Fitri. Fitri yang kehilangan penglihatannya secara total saat duduk di bangku kelas 2 SMU ini pernah mengalami hal tersebut. Awalnya setelah ia tidak bisa melihat, kawan-kawan sekolahnya sempat merasa aneh dan kasihan padanya, padahal sesungguhnya ia berharap lingkungannya bisa menerimanya seperti biasa karena itu akan sangat membantunya secara psikologi agar

para tuna netra lainnya? “Secara umum lingkungan masih menganggap tuna netra itu sebagai beban. Kalau mereka malah diolok-olok akan menjadi minder dan tidak percaya diri,” ujar perempuan kelahiran 18 Juni 1979 ini. Karena itulah, merubah stigma atau pandangan masyarakat terhadap kaum tuna netra yang seperti inilah yang menjadi target Pertuni NTB, di bawah kepemimpinannya kali ini. menurut Fitri, harus diakui bahwa selama ini stigma masyarakat terhadap para tuna netra masih menganggap mereka ini sebagai beban dan sosok yang tidak produktif, sehingga pantas dikasihani. Padahal, sangat banyak tuna netra yang memiliki kemampuan setara dengan orang normal. Mereka ini jika diperlakukan sebagai orang normal dengan memberi dukungan pada keterbatasannya itu, maka mereka bisa hidup dengan baik selayak masyarakat biasa. (Naniek I. Taufan)

Fitri (dua dari kiri) saat menjadi pembicara dalam kegiatan Pertuni

ia tidak menjadi minder. Ia termasuk yang beruntung, karena memiliki kepercayaan diri yang baik, ia bisa diterima oleh kawan-kawannya yang kemudian memperlakukan ia dengan biasa saja. Itu sangat membantunya dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pertanyaannya, lalu bagaimana dengan

Dengan berbagai keahlian bermusik, Pertuni NTB bahkan dapat menggelar bakti sosial penggalangan dana untuk membantu korban banjir Bima beberapa waktu lalu

Jadikan Kaum Tuna Netra Masyarakat Biasa keluarganya. “Jika tidak dikasih kesempatan untuk bekerja, dari mana mereka akan dapat penghasilan sementara kebutuhan hidup harus terpenuhi. Jalan terakhir ya … mengemis,” kata Fitri. “Yang perlu diperhatikan adalah perlakuan terhadap teman-teman tuna netra. Jika lingkungan tidak memberi perhatian dan membantu mereka, maka mereka akan semakin Sebagai Ketua Pertuni NTB, Fitri dapat melakukan aktivitas kegiatan menjadi tidak berdaya. sosial dengan mengunjungi anak-anak yang kurang beruntung Setidaknya jangan keFitri memang tidak menafikan kekuran- sampingkan keberadaannya dengan mengan yang mereka miliki yakni tidak bisa jadikan mereka seperti masyarakat biasa,” melihat. Kondisi inilah yang membuat mer- katanya. Bantuan yang diharapkan bukanlah eka membutuhkan dukungan untuk bisa berupa materi apalagi rasa kasihan memembuat mereka hidup secara normal, lainkan membantu mereka secara psikologi misalnya mulai dari fasilitas umum dengan dengan menghargai keberadaannya dan akses khusus yang membuat mereka bisa mendukung aktivitas mereka. “Dengan beraktivitas secara normal dan menda- begitu tuna netra bisa mengembangkan patkan pekerjaan-pekerjaan di tempat potensi yang ada dalam dirinya dengan umum yang sesuai dengan kekurangan maksimal,” ujar lulusan S2 Ilmu Penyuluhan yang mereka milik semisal menjadi opera- dan Pengembangan Masyarakat Universitas tor yang mengandalkan telinga tidak harus Sebelas Maret Solo ini. melihat atau pekerjaan-pekerjaan lain Ia sendiri pernah mangalami ketidakayang sejenis. Dengan begitu tentu mereka dilan perlakuan yang secara umum tidak tidak akan lagi menjadi beban bagi orang disadari oleh lingkungannya. Ketika misallain. Ketika kesempatan kerja itu mereka nya ia datang ke bank yang ditanya-tanya peroleh maka mereka bisa mendapatkan adalah suaminya, Muhammad Zaki yang penghasilan untuk menghidupi diri dan normal, bukan dirinya. Padahal yang punya

tabungan adalah dirinya bukan tabungan suaminya. Waktu pertama kali datang ke Lombok mengikuti suaminya, Fitri yang berasal dari Solo ini mengaku masyarakat atau orang yang datang bertamu ke rumahnya di Kediri Lombok Barat mengira bahwa seluruh aktivitas rumah tangga, seperti mencuci dan sebagainya semua dilakukan oleh suaminya. “Padahal kami bekerja sama, misalnya saya yang mencuci, Mas Zaki yang menjemur. Begitu juga dengan pekerjaan rumah lainnya,” katanya. Fitri beruntung karena memiliki suami yang memperlakukannya dengan normal dengan memberi dukungan penuh pada kekurangannya itu sehingga ia bisa beraktivitas secara normal. Stigma bahwa tuna netra itu lemah dan hanya bisa menjadi beban inilah yang masih sangat kuat di masyarakat. Bahkan masih banyak yang menganggap buta itu sebagai aib dalam keluarga sehingga mereka tidak diperbolehkan sering memperlihatkan diri di depan umum. Lalu apa yang terjadi? Mereka jelas menjadi beban-beban bagi keluarga. Fitri mengungkapkan bahwa dirinya juga pernah dianggap sebagai karma bagi suaminya. Ia juga pernah diberi uang saat berbelanja di Pasar Kebon Roek Ampenan karena dianggap pengemis. “Yang membuat disable khususnya tuna netra itu tidak berdaya, ya masyarakat dan lingkungannya,” ujarnya. Karena itulah ia sangat berharap masyarakat dapat merubah stigma tersebut terhadap para tuna netra. Mimpi besar Fitri, kelak para tuna netra khususnya di NTB dapat

diterima secara normal dalam kehidupan masyarakat. Tentu saja dengan dukungan maksimal tehadap kekurangan mereka itu agar mereka dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat. Dukungan pemerintah terhadap akses-akses khusus fasilitas umum bagi tuna netra juga sangat dibutuhkan untuk itu. Pentingnya fasilitas umum yang khusus untuk para tuna netra itu agar mereka tidak tergantung pada orang lain. Karena jika ketergantungannya kuat pada orang lain mereka tidak bisa melakukan mobilitas sendiri. Hal inilah yang membuat para tuna netra tidak berani keluar rumah akibat ketidkpecayaan diri dan rasa takut menyelimuti jika beraktivitas di tempat umum tanpa akses khusus bagi kekurangan mereka ini. Demi mengangkat harkat dan martabat para tuna netra, sebagai Ketua Pertuni NTB, Fitri akan memperjuangkan hal tersebut dengan mengetuk ‘pintu-pintu’ pemerintah, bukan untuk meminta-minta melainkan mengungkapkan fakta bahwa dengan dukungan, kaum disabilitas tuna netra ini dapat hidup tanpa menjadi beban bagi keluarga, lingkungan dan masyarakat. Karenanya, ia berharap bahwa ini bukan hanya isu bagi Dinas Sosial saja tetapi juga seluruh SKPD dapat membantu setidaknya ada 250 tuna netra yang sudah terdata di tujuh kabupaten dan kota se-NTB. Isu ini akan dibawa pada berbagai kegiatan menyambut HUT Pertuni NTB pada akhir Januari mendatang. (Naniek I. Taufan)

Inspirasi

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Wayan Yogik dan Dwi Suardana

5

Inovatif Lestarikan Budaya

Bersamaan dengan acara “Ngiring Melajah Gita Aksara” di Wantilan Bali TV Minggu, 24 Desember 2017, telah diluncurkan CD Pembelajaran Aksara Bali berbasis Video Animasi. Salah seorang pembuatnya yakni Wayan Yogik Aditya memberikan dua buah CD kepada Ketua WHDI Provinsi Bali Ny. Bintang Puspayoga.

C

D M e d i a Pe m belajaran Aksara Bali berbasis Video Animasi, merupakan media pembelajaran inovatif yang terdiri dari 12 Volume CD Pembelajaran. Dihadirkannya CD pembelajaran ini bertujuan untuk membantu anak-anak, orangtua, juga para guru dalam proses belajar maupun mengajar aksara Bali termasuk juga untuk masyarakat luas yang ingin mengenal juga belajar aksara Bali. Apalagi CD ini juga dikemas menggunakan video animasi yang memang disukai oleh anak-anak serta dilengkapi pula dengan latihan soal beserta kunci jawabannya. Menurut Yogik, motivasi awal pembuatannya, adalah ketika ia melihat masyarakat sekitar tempat tinggalnya, hanya sedikit yang paham tentang aksara Bali. Masih sangat banyak anak-anak sekolah yang tidak paham menulis aksara Bali dengan baik. Begitu juga dengan banyaknya tulisan Bali di masyarakat yang tidak sesuai pasang pageh. “ Melihat kondisi ini maka timbul ide untuk mengemas media pembelajaran agar lebih menarik dan lebih mudah dimengerti oleh masyarakat. Maka dibuatlah CD Pembelajaran Aksara Bali berbasis video animasi ini untuk memudahkan

masyarakat belajar Aksara Bali sebagai warisan budaya Bali yang adi luhung,” tutur pemilik nama lengkap Wayan Yogik Aditya Urdhahana, S.S., M.Pd..H., salah seorang Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar ini. CD Pembelajaran yang sudah siap diedarkan saat ini adalah CD Pembelajaran Vol 1 dan Vol 2. Sedangkan CD Vol 3 sampai Vol 12 masih dalam proses pembuatan. Namun, isi dari 12 CD Pembelajaran tersebut sudah siap dan pada semua CD sudah disertakan latihan soal disertai dengan kunci jawabannya.

CD Melajah Bahasa Bali

Adapun isi dari setiap CD adalah : CD pembelajaran Vol 1. Pengenalan Dasar Aksara Bali isinya tentang pengenalan dasar aksara Bali khususnya aksara Wreastra yang berjumlah 18. Dalam CD pembelajaran ini

Yogik dan Dwi

cara penulisan aksara tersebut dikemas dengan menarik dan dilengkapi cara menulis kata sederhana, pengenalan pengangge suara; Vol 2. Mahir Menggunakan Pengangge Suara isinya tentang cara menulis dan menggunakan pengangge suara yang terdiri dari 5 pengangge suara; Vol 3. Mahir Menggunakan Pengangge Tengenan isinya tentang cara menulis dan menggunakan pengangge tengenan, aturan penulisannya; Vol 4. Mahir Menggunakan Gantungan dan Gempelan isinya tentang cara menulis dan menggunakan gantungan dan gempelan; Vol 5. Mahir Menulis Aksara Ardasuara isinya tentang cara menulis dan menggunakan aksara ardasuara, pengangge ardasuara, aturan penulisannya ; Vol 6. Mahir Menulis Rangkepan Wianjana isinya tentang cara menulis dan menggunakan Rangkepan Wianjana, aturan penulisannya ; Vol 7. Mahir Menulis Kruna Lingga Tigang Kecap dan Dwita isinya tentang cara menulis kruna Lingga Tigang Kecap dan Dwita, aturan penulisannya, contoh kata; Vol 8. Mahir Menulis Kruna Tiron dan Kruna Dwi Purwa Lingga menggunakan aksara Bali isinya tentang cara menulis Kruna Tiron dan Kruna Dwi Purwa Lingga, aturan penulisannya, contoh kata; Vol 9. Mahir Menulis Ringkesan/ singkatan isinya tentang cara

menulis ringkesan/singkatan Tradisional, Ringkesan Modern dan Akronim, aturan penulisannya, contoh kata; Vol 10. Tata Cara Menulis Angka isinya tentang cara menulis angka baik itu pada kata dan kalimat, aturan penulisannya, contoh kata ; Vol 11. Mahir Menulis Ceciren Pepaosan isinya tentang cara menulis Carik Siki, Carik Kalih, Pasalin, Panti, Pamada, Carik Agung/ Pasalin, Carik Pamungkah, aturan penulisannya, contoh kata; dan Vol 12. Pasang Pageh isinya tentang cara menulis Pasang Pageh, aturan menulis, contoh kata. Yogik selanjutnya menyampaikan bahwa CD Pembelajaran tersebut bisa terwujud karena pengerjaaanya dilakukan oleh tim kecil , yang terdiri dari 2 orang, dirinya dan dibantu seorang mahasiswa IT. Dirinya menggarap tataran ide dan materi sedangkan

pembuatan video animasi agar pembelajaran bisa lebih menarik dibuat oleh I Kadek Dwi Suardana seorang mahasiswa IT lulusan SMK TI di Karangasem dan kini tercatat sebagai mahasiswa di STIMIK STIKOM Bali. “Proses pembuatan dari CD Pembelajaran ini dimulai membuat materi yang akan dimuat dalam CD Pembelajaran, alur skenario pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan video animasi. Hambatan dalam pembuatannya adalah dalam hal mencari tampilan video yang ideal, skenario pembelajaran agar menarik. Untuk menangani hambatan ini kami membaca beberapa buku dan melihat pengalaman mengajar selama ini. Ke depannya masih akan ada hambatan dari segi produksi produk yang memerlukan biaya,” paparnya. (Sri Ardhini)

Menerjemahkan Lontar

Wayan Yogik yang sehari-harinya sebagai penyuluh bahasa Bali yang bertugas di desa Sidakarya Denpasar juga mengajarkan bahasa Bali di sekolah dan di banjar seputaran desa Sidakarya ini berharap dengan dibuatnya CD pembelajaran ini akan lebih memudahkan, juga bisa menarik minat generasi muda untuk mempelajari aksara Bali sebagai warisan budaya Bali yang adi luhung. Sedangkan bagi para guru atau pengajar agar dapat lebih mudah mencari media pembelajaran untuk mengajar, sehingga proses pembelajaran bisa lebih menarik. Selanjutnya Wayan Yogik, yang juga pelatih wushu di UKM Unud serta berkegiatan membantu masyarakat mengalih aksara dan menerjemahkan lontar, merawat lontar di masyarakat ini, mengaku akan melakukan berbagai kegiatan di bidang bahasa Bali sesuai tupoksinya sebagai Penyuluh Bahasa Bali. Ia juga telah membuat terobosan inovatif berupa ‘program penjurian aksara Bali online berbasis web’. Program penjurian ini, katanya telah diigunakan di beberapa perlombaan di Kota Denpasar. Sedangkan Dwi Suardana telah beberpa kali menjuarai lomba Animasi dan membuat beberapa karya video animasi tentang budaya Bali yang telah di unggah ke YouTube. (Sri Ardhini)


6

“New Year, New Me”, banyak yang menyertakan kalimat ini di ber­bagai media sosial untuk menggambarkan rangkuman resolusi mereka. Tahun baru kemudian memulai sesuatu yang baru sepertinya sudah menjadi keinginan alami kebanyakan orang. Termasuk dengan keinginan menuju gaya hidup sehat yang alami juga.

H

Woman on Top

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

al ini pun menjadi fokus Dayu Oka, salah seorang peng­usaha wanita di Denpasar. Ia mengajak kita untuk mengubah kebiasaan gaya hidup yang serba instan menjadi lebih ke yang alami demi kesehat­ an lebih baik. Meski diakuinya untuk kualitas yang satu ini harus berusaha atau diupayakan, karena tidak terjadi dengan sendirinya. “Kalaupun selama ini kita suka mengon­sumsi yang manis-manis, tidak masalah, hanya sekarang gunakan pemanis alami. Sebab alam sudah menyediakan un-

Jaga Kesehatan Secara Alami

tuk kita berupa madu organik,” terangnya Resolusi hidup sehat ini, kata Dayu Oka sebenarnya juga merupakan resolusinya tahun lalu, yang masih menjadi bagian utama resolusinya tahun ini. “Saya tidak ingin menyesali jika resolusi ini masih harus terus dilaksankan, sebab ini sifatnya jangka panjang. Saya tidak akan berhenti meng­ ajak keluarga, kolega, teman dan bahkan masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan, salah satunya dengan mengonsumi madu organik, sebagai langkah menjaga kesehatan secara alami,” ujar pebisnis properti yang setiap pagi mengonsumsi air hangat dengan lemon dan madu organik ini. Dikatakannya salah satu reso­ lusi yang harus lanjut dan bagi yang belum sebaiknya dimulai saat ini juga adalah mulai mengonsumsi makanan sehat. Pilihannya saat ini cukup banyak. Namun, salah satu yang tengah gencar di kampanyekannya adalah mengembalikan madu menjadi suplemen utama untuk menjaga kesehatan keluarga. Selama ini, katanya kita lupa kalau madu merupakan herbal tertua di dalam peradaban manusia. Menurut Dayu Oka, menghilangnya manfaat kesehatan madu tidak lain diakibatkan lebih banyaknya produk madu yang

Dayu Oka

sudah diolah sedemikian rupa sehingga manfaat terbesar dari madu yang didapat dari proses enzymatic yang masih aktif hilang akibat proses pengentalan dan pencampuran bahan lain dengan alasan keamanan pengiriman dan alasan ekonomi lainnya. Jadi kalau bicara tahapan reso­ lusi, Dayu Oka mengatakan mulai dari mempelajari tentang madu,

dari mana sumbernya, jenis- jenis lebah dan apa saja manfaat madu bagi kesehatan kita. Jika ditanya plan B, katanya tidak ada, sebab baginya keberhasilan hanya bisa diraih dengan ketekunan dan belajar dari kegagalan sebelumnya. “Disamping madu adalah usaha yang relatif tidak ada saingan kalau kita konsisten dengan keaslian produknya,” tandasnya.

Ia juga mengingatkan kita untuk tidak mengabaikan yang namanya sarapan pagi, yang se­ ring disebut breakfast is the king. Bahkan cukup banyak juga penelitian yang membicarakan tentang pentingnya sarapan pagi. Jadi kita jangan pernah mencari-cari alasan untuk meninggalkan sarapan. Saat sarapan juga perlu diperhatikan apa yang menjadi asupan saat itu. Tidak melulu harus mengonsumsi nasi, bisa digantikan dengan buah-buhan atau umbi-umbian yang tidak lupa ditetesi madu berkualitas baik. Dengan membiasakan diri sehat, dipastikan banyak hal akan lebih mudah ditanggulangi, termasuk dengan resolusi-resolusi lainnya. Dayu Oka juga mengatakan tidak ada salahnya kita mulai sekarang membuat junral kesehat­an, dengan mencatat setiap kondisi dan perubahan kesehatan kita. Apakah itu dibuatnya hari­a n, mingguan ataupun bulanan sesuai dengan kondisi kita masingmasing. Jika perlu buat juga jurnal makanan, apa saja yang sudah kita konsumsi selama ini. Selanjutnya berjanji pada diri sendiri menyudahi kebiasan buruk, seperti mengonsumsi minuman beralkohol, merokok dan berbagai zat berwarna yang tidak bermanfaat bagi tubuh. (Sri Ardhini)

“I AM UNIQUE” Salam Unique... Mengawali tahun baru 2018, tentunya semua mempunyai harap­ an agar di tahun ini menjadi tahun yang membawa harapan baru, yang lebih cemerlang dengan karyakarya yang luar biasa dan dapat memberi warna keindahan di alam ini. Dengan niat memberikan wa­ wasan tentang industri yang ber­ gerak di bidang perhiasan, maka kami ingin mewujudkan dan mem­ bagi informasi yang dapat menggali potensi seta bakat manusia untuk menghasilkan karya seni di negeri sendiri. Unique,... ya jika kita artikan, unik itu sesuatu yang berbeda, khas, khusus. Dan, biasanya kata unik ini membawa nilai yang lebih pada sebuah benda. Dalam ilmu marke­ ting pun sering kita dengar, ‘buatlah sesuatu yang unik’, agar mudah diingat, agar berbeda dengan yang lain, dan bisa saja agar dapat lebih

mahal dari harga pasar yang sedang berlaku saat itu. Kata unik, juga se­ ring dipakai para wanita yang mem­ punyai kepekaan perasaan lebih dari pria, apalagi dalam hal kepemilikan barang. Misalnya, busana, warna, model tampilan make up hingga per­ hiasan. Bicara tentang perhiasan, tidak akan habisnya. Perhiasan juga iden­ tik dengan para wanita, yang selalu digambarkan dengan keindahan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga para pria, dengan gambaran yang lebih sesuai dengan fitrah se­ orang pria, seperti kegagahan, kalem, dan lain sebagainya. Sebuah home industri bergerak di bidang ‘Emas’ dan ‘Perak’ yang telah berdiri sejak tahun 1989. Usaha ini dikenal dengan nama yang sangat unik yaitu” UC Silver”. Nama “UC Silver” ini sebenarnya sudah sangat dikenal. Semua ini bermula dari kota seni Ubud, Gianyar, dengan telenta serta kreativitas dari sang pemilik yakni Nyoman Eriawan, yang me­ mang sangat mencintai seni desain,

sehingga perusahaannya berkembang dengan pesat. Akhirnya, ia mampu menjadikan “UC Silver” salah satu ‘Tujuan Wisata’ yang sangat dimi­ nati oleh wisatawan, lokal ataupun manca negara. Begitulah awal cerita­ nya hingga sekarang dikenal bukan hanya sebuah galeri, tapi berhasil memproduksi serta mengekspor hasil industri berupa perhiasan ke manca negara. Sesuai dengan tuntutan zaman maka “UC Silver” yang dulu dikenal sebagai home industry sekarang su­ dah berkembang menjadi sebuah in­ dustri, dengan menerapkan teknologi sesuai dengan apa yang telah dibuat di negara-negara lain. Mengapa usaha ini dapat bertahan lama bah­ kan dapat mengembangkan dengan baik industri perhiasan perak dan emas? Tentu karena perusahaan ini selalu berkreativitas dengan ide-ide yang unik, dan tentu ini tidak lepas dari peran Nyoman Eriawan selaku pemilik dari UC Silver. Sampai saat ini UC Silver sudah sering melakukan sebuah event internasional secara

regular, baik di kawasan Eropa mau­ pun Amerika, Hongkong, Bangkok, dan negara lainnya. Tentu mulai penasaran. Apa saja yang akan kami tulis untuk kolom ini selanjutnya. Nantikan tulisan kami setiap dua minggu sekali, kami akan hadir di kolom ‘I AM UNIQUE’ yang membagi informasi secara detail tentang “UC Silver”. Bagaimana cara memilih kualitas perhiasan. Apa dan dari apa saja bahannya, bagaimana gambaran keunikannya, apa saja hasil karya, bahkan sampai filosofi keunikan dari masing-masing karya yang tercipta, dan lain sebagainya. Ada yang penasaran juga tempatnya dimana? Silakan langsung kunjungi tempat produksi dan Galery kami di Jalan Raya Batu Bulan Gg. Candrametu No.1 Batu Bulan, Gianyar 80582. Tele­ pon (0361) 461511 Atau kunju­ngi website kami di www.uc-silver.com I am Unique I am Happy UC Silver Bali info@ucsilverbali.com

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Bermula dari kekaguman kepada tanaman pisang yang dianggap memberikan manfaat yang besar, Syafik punya ide cemerlang. Pria kelahiran Gresik 28 Oktober 1974 ini berusaha mencari tahu cara memanfaatkan limbah tanaman pisang menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual.

Mendulang Uang dari Pelepah Pisang

N

asib baik mempertemukan Syafik dengan Atik Wayantik dari Gressyen Art. Dari Atik inilah Syafik pertama kali belajar membuat kerajinan dari limbah batang atau gedebok pisang. Berbekal semangat dan ketekunan belajar bersama sang mentor, kini Syafik mampu memproduksi sendiri aneka kerajinan tangan berbahan gedebok pisang seperti topi, tas, tempat tisu, tudung saji, gantungan lampu, dan lain-lain. Kerajinan gedebok

19

pisang yang diproduksi Syafik memiliki harga yang variatif mulai yang paling murah Rp 5.000 sampai Rp 500.000.

Produk buatan Syafik dengan mudah diterima oleh pasar, baik pasar lokal maupun mancanegara. Selain memiliki nilai seni yang tinggi, Syafik juga konsisten menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Pembeli dari luar negeri sangat teliti dalam menilai penggunaan bahan, Mereka tidak mau membeli produk mengandung toxit seperti tiner,“ kata Syafik. Melalui label dagang Gedebok Art, Syafik rajin mengikuti berbagai pameran untuk memperkenalkan produknya. Banyak pameran di dalam dan luar negeri yang sudah diikuti. Selain dipasarkan lewat pameran, banyak juga gallery yang menawarkan kerjasama untuk menitipkan produk. Bahkan ada sebuah maskapai pener­ bangan yang siap menampung produknya tersebut.

“Sistem konsinyasi dan bagi hasil yang diterapkan oleh beberapa gallery sangat merugikan perajin. Pembayaran mundur sampai beberapa bulan, Mereka juga

meminta bagi hasil yang tinggi sampai 40%,” imbuh Syafik yang juga pengurus di beberapa organisasi UKM. Berbagai organisasi

yang diikuti oleh Syafik seperti Panutan Gresik, Ekselen Preneur Indonesia (EPI), Asosiasi Handycraft Jawa Timur, Perhimpunan Komunitas Jawa Timur (PKJT), Gerakan Mencegah Daripada Mengobati (GMDM) Melalui komunitas yang diikuti, Syafik berharap bisa menemukan orang yang tepat dan memiliki taste seni untuk diajak kerjasama dalam memasarkan produk yang dihasilkannya terutama ke luar negeri. Selain memproduksi aneka produk dari pelepah pisang, saat ini Syafik juga sedang mengembangkan produk lain yaitu aneka kelompen hias untuk perempuan. Syafik berharap produk kelompen dapat mengikuti kesuksesan produk pelepah pisang miliknya. (Nanang Sutrisno)

Bangkitkan Gerakan Kembali ke Toko Buku Toko buku seakan mati suri. Ketika minat membaca tidak lagi seperti dulu. Terlebih sejak diberlakukan sistem pengadaan buku oleh sekolah, tak banyak generasi muda mengenal istilah berburu buku. Menyusul penetapan Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam hal pengadaan buku teks pelajaran Kurikulum 2013, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah juga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor : 13/D/KR/2017, Tentang Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 Melalui Buku Sekolah Elektronik (BSE). Surat edaran ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala D i n a s Pe n d i d i kan Kabupaten/ Kota dan Kepala Sekolah pelaksana kurikulum 2013 di seluruh Indonesia. Dengan adanya surat edaran ini, sekolah yang mu-

lai melaksanakan kurikulum 2013 pada tahun 2017/2018, wajib membeli buku teks pelajaran kurikulum 2013 yang telah direvisi dari versi sebelumnya dengan pemesanan melalui e-katalog LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah) menggunakan dana BOS. Buku teks kurikulum 2013 tersedia yaitu buku teks untuk kelas I, IV, VII, dan X baik itu buku siswa maupun buku guru. Pemesanan buku menggunakan user ID dan password dapodik sekolah masing-masing. Kondisi ini lantas menambah panjang daftar toko buku yang tutup serta penerbit yang gulung tikar. “Yang dirugikan buka cuma penerbit, tapi juga toko buku dan masyarakat umum. Berapa banyak toko buku telah tutup di Indonesia, yang paling penting penerbit maupun toko buku dan pengadaan pakaian sekolah sudah tidak lagi merasakan ramainya tahun ajaran baru,” ujar Edi Nasrul, S.H., mantan Ketua Asosiasi Pe n e r b i t I n donesia (API) Surabaya (Non-IKAPI), Kamis (4/1). Menurut Edi, sekolah harus dikemba-

likan kepada fitrahnya sebagai tempat mencari ilmu, bukan untuk mencari profit. Dalam pengadaan buku oleh sekolah, pihak-pihak yang diuntungkan hanyalah sebagian dari kalangan percetakan dan sekolah yang menjual (koperasi). “Guru adalah pendidik bukan pedagang,” tambah pria kelahiran Medan, 22 September ini. Dulu ketika tahun ajaran baru tiba, toko buku merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi pelajar guna mencari buku untuk bahan penunjang pelajaran. Tidak hanya itu, karena buku umum lain pun turut merasakan dampak penjualan. Kini tak seperti dulu, alih-alih dapat untung, bertahan saja sudah bagus. “Penurunan sangat drastis sejak sistem ini berlaku, seperti mati suri. Buku - buku tak tersentuh,” ujar penerbit sekaligus advokat tersebut. Edi berharap agar pemerintah tidak lagi memberikan kewenangan sekolah dalam hal pengadaan buku, sehingga siswa mencari sendiri di toko. Sebab disadari ataupun tidak, sepanjang waktu peran buku tetap dibutuhkan. Saat siswa membeli di toko buku, otomatis ilmu akan luas karena melihat buku bagus lain yang akhirnya turut mereka beli. Tidak mustahil program pemerintah menimbulkan minat baca dapat terwujud. “Biarkanlah wali murid atau murid mencari di toko buku agar tercipta ekonomi kerakyatan yang merata. Bukan sekadar ekonomi konglomerasi, dan toko buku juga akan ramai sesuai dengan program pemerintah menggalakkan minat baca dan literasi,” imbuh pemilik perusahaan penerbitan CV Amelia ini. Bukan hanya buku,

ia juga menghimbau supaya seragam sekolah lebih baik cari di toko. Meskipun keluhan itu pernah disampaikan dalam forum API, namun urung terlaksana. Karena Edi maupun rekan sesama penerbit lainnya mengaku pasrah atas keputusan pemerintah. API sendiri merupakan asosiasi penerbit independen yang bergerak di pasar bebas termasuk toko maupun distributor buku. Berdiri mulai tahun 2003, sebelumnya bernama Paguyuban Penerbit Surabaya. “Tapi kita akhirnya pasrah menerima karena keluhan ini tidak mungkin didengar oleh pemerintah,” ungkapnya. Proses produksi mulai pracetak, cetak dan finishing yang dulu sampai mempekerjakan 70 orang karyawan kini cuma menyisakan 11 orang saja. Sempat putus asa tapi tidak tahu harus bagaimana lagi, kenyataannya bisnis buku lesu sejak lima tahun terakhir. Namun bagaimana lagi, Edi harus menerima sembari mencari pemasukan di bidang usaha lain. “Kalau kita cuma mencoba bertahan saja, tapi sampai kapan kita akan kuat bertahan seperti ini. Sejak Kurikulum 2013 yang naskah bukunya disiapkan oleh pemerintah. Kita berharap sekolah tidak lagi menjadi tempat perdagangan, ayo kita kembali lagi ke toko buku,” harap pria yang merintis usaha penerbitan sejak 1995 tersebut. Edi mengenal usaha penerbitan pada tahun 1986 di Bandung, dan mulai merintis sendiri pada 1995. Menerbitkan buku-buku umum seperti buku literatur khusus untuk Fakultas Tarbiyah atau Agama Islam. Sempat kolaps pada krisis moneter yang berpengaruh pada penjualan,

karena bahan baku mahal. Edi mulai bangkit lagi pada tahun 2000. Hingga sampai sekarang menaungi sekitar 15 orang penulis di bawah bendera CV Amelia Surabaya. “Ada suatu kebanggaan menerbitkan buku yang dibaca oleh orang banyak. Kerja di penerbitan tidak monoton mencari profit saja tapi ada kepuasan batin, kita mengajari intelektual ke orang,” imbuh pria yang menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya ini. Sekitar 300 judul buku meliputi buku - buku Agama Islam, Alquran, buku penunjang pelajaran, kamus, buku - buku TK, maupun cerita untuk anak anak diterbitkan serta diedarkan ke seluruh pelosok Indonesia. Pasar paling besar mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Namun sejak adanya pengadaan buku siswa oleh sekolah serta hadirnya buku online, otomatis mengurangi pasokan pengiriman buku. “Pengaruh pasti ada, tapi bagaimanapun orang membaca lebih baik di kertas paling tidak bisa dijadikan referensi,” tutur bapak dari empat orang putri ini, Nanda, Nadia, Mayang, dan Naswa. Bagaimanapun juga, Edi serta penerbit lain yang masih mencoba bertahan tak pernah patah arang. Meskipun kondisi tak lagi berpihak serta dukungan pemerintah mengembalikan era literasi yang menguntungkan semua pihak belum kembali terwujud. “Target saya tetap mencetak sebanyak - banyaknya serta menghadirkan buku - buku berkualitas,” tegasnya.(Lely Yuana)


18

Life Story

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

M

engalami keterbatasan fisik tidak menjadi halangan seseorang untuk beraktivitas. Apalagi untuk warga Desa Bengkala yang mengalami disabilitas tuli bisu. Meskipun banyak warganya menderita kolok, Prebekel Desa Bengkala I Made Arpana mengatakan tidak pernah ada diskriminasi antara warga normal dan penyandang disabilitas. Made Arpana menegaskan tidak pernah mengkotak-kotak-

Sandang Disabilitas, Warga Bengkala Ikuti Pelatihan Tenun kan warganya sehingga terjalin hubungan harmonis antar warga. Bahkan warga penyandang disabilitas selalu dilibatkan dalam berbagai acara di desa. “Tidak ada perbedaan mereka bergaul, bersosialisasi dan beraktivitas layaknya warga normal. Tidak

Warga Kolok Kembangkan Minuman Sari Kunyit Bengkala Desa Bengkala dikenal menjadi salah satu desa unik di Kabupaten Buleleng, Bali. Keunikan desa ini terletak dari warganya yang menderita tuli bisu kolok tanpa jelas penyebabnya. Selain itu, Bengkala juga dikenal sebagai salah satu penghasil kunyit terbaik di Bali. Kunyit yang dihasilkan di Desa Bengkala menjadi primadona di pasar lokal Buleleng. Kunyit merupakan bahan makanan yang memiliki banyak kegunaan dan khasiat. Hanya saja dari hasil panen, kunyit hanya dijual secara langsung ke pedagang baik dari daerah maupun luar daerah bengkala. Melihat kualitas kunyit Bengkala yang sangat baik, Kadek Sami salah satu warga Bengkala melihat prosfek yang sangat menjanjikan. Dirinya berinovasi dengan mengolah kunyit asli Bengkala menjadi minuman sehat yang menyegarkan. Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang digelar untuk meningkatkan perekonomian perempuan 50 tahun ini mengolah kunyit menjadi jamu kunyit asam yang sangat baik untuk kesehatan. Perempuan yang beberapa anggota keluarganya menderita tuli bisu ini mengaku untuk membuat jamu kunyit Bengkala sama seperti jamu pada umumnya. Bahan yang diperlukan seperti sari kunyit asli, gula merah, asam, dan garam yang direbus selama 2 jam. Perebusan inilah yang menjadikan jamu kunyit awet 4 hingga 7 hari. “Kami tidak menggunakan pengawet sama sekali, pengawetnya secara alami yaitu dengan perebusan dengan waktu yang cukup lama,” jelasnya. Dalam memproduksi jamu kunyit, Sami hanya dapat memproduksi 2 kali dalam seminggu. Sekali produksi dirinya hanya menghasilkan 60 hingga 70 botol kecil. Setiap botol ia jual dengan harga Rp.5.000. Sami menambahkan dirinya tidak dapat memproduk- si jamu kunyit setiap hari meskipun

Proses pembuatan jamu kunyit Desa Bengkala

dirinya selalu dikejar order. Hal ini dikarenakan kunyit hanya bisa dipanen ketika cuaca baik. Jika turun hujan berturut-turut maka umbi kunyit akan kecil dan daunnya pun akan rusak. “Ya solusinya kami selalu menyetok kunyit untuk jaga jaga dan agar produksi bisa dilakukan secara terus menerus meskipun tidak setiap hari,” ungkapnya. Tergabung sebagai anggota Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) Desa Bengkala, Sami dan warga penyandang disabilitas lainnya untuk memanfaatkan hasil panen kunyitnya. Hal ini sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan atas kerjasama pemerintah, lembaga pendidikan, dan swasta. Hanya saja Sami dan anggota yang lainnya terkendala dalam pemasaran. Jamu kunyit asam Sakuntala ini hanya dapat dijual disekitaran desa saja. Hal ini dikarenakan usaha yang ia kembangkan beberapa tahun belakangan ini belum memiliki izin. “Kami belum berani pasarkan keluar daerah karena belum ada izinnya. Kami sudah urus tapi belum ada tindak lanjut,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Jamu Kunyit Sakuntala

ada sama sekali diskriminasi,” ungkapnya. Bahkan pihak desa bekerja sama dengan pihak swasta memberdayakan masyarakat disabilitas tersebut untuk mengikuti berbagai pelatihan yang bertujuan mengembangkan kemampuan dan meningkatkan perekonomian warga itu sendiri. Salah satunya dengan menggelar pelatihan pertenunan. Arpana menambahkan pelatihan ini bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat disabilitas agar menciptakan lapangan kerjanya sendiri. “Mereka kalau mencari kerja ke luar mungkin susah jadi kita berdayakan di sini,” imbuhnya. Sementara itu Kadek Sami salah satu warga yang merupakan anggota Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) Desa Bengkala mengaku berbagai pelatihanpelatihan telah digelar untuk mengembangkan masyarakat. Salah satunya pelatihan pertenunan kain endek khas Buleleng. Namun pada pelaksanaanya memang tidak semudah yang dibayangkan. Menenun merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan dan ketelitian penuh, sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi dalam mengajarkan para penyandang disabilitas tersebut. “Mengajarkan mereka menenun memang tidak mudah. Tapi karena kerja keras pelatihan dan dorongan pihak sponsor beber-

Warga tuli bisu sedang menenun

apa warga kami sekarang sudah pandai menenun,” ungkapnya. Sebelumnya pelatih didatangkan langsung dari desa Jinangdalem, Buleleng. Bahkan untuk menarik minat masayarakat mengikuti pelatihan, mereka dibayar 70 ribu Rupiah dalam sekali datang. Lanjut kata Sami saat ini untuk keberlangsungan usaha tersebut, warga penenun dibayar dengan sistem borongan dengan bayaran satu kain dibayar 45 ribu Rupiah. Kain endek yang sudah jadi akan dipasarkan dan hasil penjualannya akan digunakan sebagai biaya operasional, pembelian bahan, dan upah tenga kerja. “Merak bisa menyelesaikan satu kain 2 hingga 3 hari. Setelah kain jadi kain bisa langsung

dipasarkan,” imbuhnya. Bahkan hasil tenunan dari warga disabilitas ini terbilang bagus layaknya di tenun oleh masyarakat pada umumnya. Akan tetapi usaha tersebut masih menemui kendala biaya. Sebab dalam memproduksi kain endek tidak jarang beberapa hasil tenunan tidak baik bahkan ada yang rusak. Hal ini tentu akan membuat kain endek tersebut tidak laku dijual sehingga akan sangat berdampak terhadap pemasukan anggota. “Ya kalau kainnya rusak mana ada yang mau beli. Nah itu berarti kita rugi dan akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan modal untuk membeli bahan baku,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Dr. Ns. I Made Sundayana

Kembali Pimpin PPNI Buleleng Dr. Ns. I Made Sundayana, Peningkatan dapat dilakukan melalui S.Kep.,MSi., kembali terpilih seseminar, workshop, pelatihan dan lainbagai ketua Persatuan Perawat lain. “Seiring dengan perkembangan Nasional Indonesia (PPNI) periode Iptek agar selalu bisa memberikan 2017-2022. Melalui Musyawarah pelayanan terbaik kepada masyarakat Daerah (Musda) secara aklamasi dalam bidang kesehatan khususnya memilih kembali I Made Sundayana keperawatan,” harapnya. yang kemudian dilantik oleh Ketua Sementara itu pula Bupati Buleleng Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dalam sambutannya yg dibacakan PPNI Bali, I Gusti Ngurah Ketut oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Sukadarma, S.Kp., M.Kes di di Kabupaten Buleleng mengamanatkan Aula Stikes Buleleng di Jln. Raya agar para perawat selalu siap mengemAir Sanih KM 11 Bungkulan, Sabtu bangkan diri guna meningkatkan kuali(30/12) lalu. tas dan kompetensi sebagai profesi Ditemui seusai acara, Dr. Ns. perawat. I Made Sundayana, S.Kep.,MSi., Hadir pada acara tersebut dari yang juga Ketua Stikes Buleleng ini Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng mengatakan ke depan persaingan mewakili Bupati Buleleng, Ketua DPW dunia keperawatan semakin ketat, PPNI Propinsi Bali, Ketua PPNI Kabuterlebih sejak beberapa tahun lalu telah berlaku Masyarakat paten Kota se Bali, Direktur RS Paramasidhi, Ketua PPGI Ekonomi Asean (MEA). Oleh karenanya, kata dia, pihaknya Buleleng serta peserta Musda yang berasal dari perwakilan secara periodek dan berkesinambungan menggelar Komisariat PPNI se-Kabupaten Buleleng. pendidikan dan pelatihan dibidang keperawatan guna DPW PPNI BALI memberikan waktu dua minggu untuk meningkatkan kompetensi para perawat khususnya yang menyusun struktur pengurus PPNI Kabupaten Buleleng ada di Buleleng. “Harapan kami kedepan adalah mewuperiode 2017-2022 sehingga dapat menjalankan program judkan perawat yang berkompeten dan profesional sesuai dengan tepat dan terarah. -Win topik yang diangkat. Kami juga terus berkomitmen mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam ilmu keperawatan. Ke depan akan disusun jadwal workshop dan seminarminimal empat bulan sekali,” jelasnya. Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah, I Gusti Ngurah Ketut Sukadarma,S.Kep.M.Kes., mengimbau kepada seluruh perawat dimanapun berada agar selalu meningkatkan dan memperbaharui komDr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,MSi., kembali terpilih sebagai ketua petensi dibidang ilmu keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) periode 2017-2022

Sepanjang berada di Makkah untuk menunaikan ibadah Umroh, beberapa peristiwa yang mengingatkan jamaah sebagai bentuk teguran turut mewarnai perjalanan empat bersaudara, Ultra Dewi, Prima, Naniek dan Triana. Dari beberapa peristiwa, dua hal yang tidak terlupakan, yakni ketika sama-sama salah membaca petunjuk arah yang membuat keempatnya nyaris keluar ke pintu lain dan menyaksikan langsung terpisahnya nyawa dan tubuh salah seorang jamaah yang meninggal di Makkah.

C

ukup banyak pintu - mencapai 93 pintu (berdasarkan peta Masjidil Haram yang diterbitkan oleh The Kingdom of Saudi Arabia) dengan empat pintu utama yakni, King Fahad Gate, King Abdul Aziz Gate, Fateh Gate dan King Abdullah Gate, memang sering membuat jamaah bingung. Namun tidak demikian dengan empat bersaudara ini.

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Salah Baca Petunjuk

Perjalanan Umroh bermakna dijalani empat bersaudara asal NTB ini, mulai dari salah baca petunjuk hingga diperlihatkannya di depan mata proses meninggalnya salah seorang jamaah. (Foto: saat singgah di Turki menuju Madinah)

Hari ketiga berada di Makkah dengan fokus sepanjang hari bolakbalik melaksanakan ibadah di Masjidil Haram, membuat mereka menjadi terbiasa keluar masuk pintu terdekat dengan hotel tempatnya menginap.

Kebetulan sekali, hotel tempat mereka menginap sangat dekat, hanya berjarak sekitar 250 meter dari salah satu pintu utama Masjidil Haram, yakni King Abdul Azis Gate. Dan penanda yang paling mudah dikenali

Ratusan ribu jamaah salat subuh melewati salah satu pintu masuk utama King Abdul Aziz Gate di Masjidil Haram Makkah

Kehilangan Satu Jamaah

Suasana haru para jamaah saat melepas H. Syadeli yang berpulang dengan damai di hotel tempat mereka menginap

Selain itu, beberapa peristiwa lain melengkapi makna penting dari perjalanan Umroh bagi mereka dan 17 jamaah lainnya, salah satunya adalah kehilangan seorang anggota jamaah yang meninggal dunia di Tanah Suci Makkah. Pada hari terakhir berada di Makkah (esok pagi jamaah akan kembali ke tanah air), sebuah peristiwa luar biasa diperlihatkan Allah SWT di depan mata seluruh jamaah. Pagi itu usai melaksanakan salat subuh di Masjidil Haram, seluruh jamaah menuju tempat sarapan di hotel. Tiba-tiba mereka mendapat kabar bahwa salah seorang jamaah, H. Syadeli Sarkawi, asal Pulomerak Kota Cilegon Banten, terjatuh di kamarnya. Ulama asal Banten ini beberapa hari sebelumnya memang terlihat kurang sehat dan banyak beristirahat di hotel setelah menjalani ibadah Umroh. Mendengar kabar tersebut, seluruh jamaah

spontan menuju kamar H. Syadeli yang sudah tampak seperti tertidur di kamarnya di lantai 13. Hanya berjarak sekitar satu setengah jam dari peristiwa jatuhnya itu, H. Syadeli menghembuskan nafas terakhirnya di kamar hotel ditemani oleh seluruh jamaah yang hari itu membatalkan semua perjalanan city tour yang sudah terjadwal. H. Syadeli berpulang sebelum sempat dibawa ke rumah sakit karena beberapa prosedur yang tidak mudah yang harus dijalani sebelum dibawa ke rumah sakit (menanti ambulans dan lain-lain) dan juga menanti izin dari keluarga. H. Syadeli berpulang dengan damai diiringi air mata sedih para jamaah yang melantunkan ayat-ayat suci Al Quran mengantar kepergiannya yang tenang. Peristiwa ini merupakan kisah batin tersendiri bagi para jamaah. Di samping menjalankan ibadah penting sebagai seorang muslim, Allah SWT memperlihatkan langsung detik-detik terpisahnya nyawa dari raga manusia. Sungguh pengalaman spiritual di tanah suci yang tidak ternilai harganya. Atas ijin keluarga, H. Syadeli kemudian dimakamkan di tanah suci Makkah. Keesokan harinya, pukul delapan pagi waktu Makkah, rombongan bertolak ke Jeddah menuju Istambul kemudian melanjutkan perjalanan kembali ke tanah air. Mereka datang ke tanah suci dengan 22 orang dan kembali ke tanah air dengan 21 orang. Itulah kalimat perpisahan dari para jamaah ketika pulang ke tanah air. Segala peristiwa dan hikmah menjadi pengalaman dan pelajaran berharga yang tidak ternilai untuk meningkatkan kualitas hidup yang sementara sebagai manusia. (Naniek I. Taufan)

7

Prima (paling kanan) dan sudara-saudaranya, saat memulai prosesi Umroh dari Masjid Bir Ali menuju Makkah

adalah di depan King Abdul Aziz Gate itu berdiri megah Zamzam Tower. Bangunan paling tinggi yang berada di sekitar Masjidil Haram dengan jam berukuran besar di puncaknya. Hotel mereka berada di samping bangunan Zamzam Tower tersebut. Jadi, sangatlah mudah untuk mengingat tempat keluar masuk Masjidil Haram usai beribadah di tengah ratusan ribu manusia yang keluar masuk masjid terbesar di dunia itu. Setidaknya 6-7 kali sehari empat bersaudara ini keluar masuk Masjidil Haram. Rute hotel, Zamzam Tower, King Abdul Aziz Gate, semacam sudah hafal di luar kepala. Jika agak repot mengingat tinggal baca penunjuk jalan yang sangat lengkap di dalam areal Masjidil Haram atau lebih mudah lagi bertanya pada Askar (penjaga/petugas) Masjidil Haram yang jumlahnya sangat banyak dan ada di mana-mana. Sederhana dan simple serta mudah. Di hari itu, usai Salat Dhuhur mereka melepas keponakan lakilakinya yang baru berusia 16 tahun untuk pulang sendiri lebih dulu ke hotel karena mereka masih melanjutkan ibadah hingga menanti waktu Salat Ashar. Usai salat Ashar ke empatnya berniat kembali ke hotel. Saat berjalan pulang, masih dalam Masjidil Haram, mereka membahas tentang keponakannya tersebut, berdoa semoga keponakannya sampai hotel dengan selamat. Namun di bawah sadar, keempatnya merasa sangat yakin bahwa keponakannya itu pasti sampai dengan selamat karena menilai perjalanan pulang yang dekat itu begitu mudah. “Kan sudah ada petunjuk, gampang tinggal baca,” ujar Triana. Ultra Dewi menimpali bahwa jalan menuju hotel hanya lurus saja dari tempat mereka salat, tinggal belok kanan keluar lalu ada Zamzam Tower. “Insya Allah tidak akan tersesat,” katanya. Triana dan Naniek juga begitu yakin. “Kalau tersesat dia tinggal tanya Askar saja. Askar kan ada di mana-mana,” kata mereka sambil terus berjalan. Obrolan ini sesungguhnya sangatlah sederhana. Namun lihatlah apa yang terjadi di balik kalimatkalimat di bawah sadar mereka itu. Mereka rupanya telah berjalan cukup jauh hingga tiba-tiba tersadar bahwa ada yang aneh dari jalan yang biasanya mereka lalui. Keempatnya saling bertanya saat membaca petunjuk yang tertulis King Abdullah Gate. Di sanalah mereka sadar bahwa mereka telah jalan ke arah yang salah. Untuk memastikan bisa kembali ke jalan yang benar menuju

hotel, mereka bertanya pada Askar yang menunjuk arah yang benar. Entah apa yang terjadi, keempat bersaudara ini malah merasa ke jalan yang lebih salah, karena tidak familiar bahkan turun satu lantai dari jalan yang seharusnya. Sadar telah salah jalan, mereka kembali ke tempat semula dan kembali membaca petunjuk jalan. Mereka menemukan King Abdul Aziz Gate. “Nah ini dia jalannya,” kata Prima yang diamini ketiga saudaranya. Mereka berjalan bersama sesuai petunjuk, namun baru beberapa langkah masih terasa aneh jalannya. Bertanyalah kembali mereka pada Askar di mana pintu King Abdul Aziz. Askar menunjuk ke arah yang berbelok dari papan petunjuk yang mereka baca sebagai King Abdul Aziz Gate tadi. Begitu keluar dan melihat papan penunjuk jalan itu, keempatnya tertegun karena terbaca King Abdullah Gate. Akhirnya, meski bertanya-tanya dalam hati, keempatnya mengikuti petunjuk dari Askar. Ternyata King Abdul Aziz Gate hanya sekitar 10 meter dari tempat mereka bolak-balik tadi. Sangat dekat dan begitu mudah hingga akhirnya tiba di hotel dan bertemu kembali dengan keponakannya. Keesokan harinya, mereka sempat membahas soal salah jalan kemarin. “Padahal King Abdullah Gate itu sudah saya baca dengan jelas adalah King Abdul Aziz Gate,” ujar Triana. Ketiga saudaranya langsung menimpali seraya tak percaya. Rupanya ketiganya juga mengalami hal yang sama dengan Triana. Samasama membaca King Abdullah Gate itu dengan jelas dan yakin bacaannya adalah King Abdul Aziz Gate. Peristiwa ini menyadarkan keempat bersaudara itu bahwa ada yang salah dalam sikap mereka. Merasa yakin dan dengan nada tidak mungkin tersesat karena petunjuk dan bantuan lengkap, adalah bentuk sombong yang sederhana. “Ternyata untuk hal sepele pun, sombong itu tidak baik. Di Masjidil Haram, kami mendapat teguran itu secara langsung,” kata Prima. Mereka menyadari bahwa sama-sama salah membaca petunjuk lalu berputar di sekitar jalan itu saja bukanlah hal biasa, melainkan teguran Allah SWT untuk mereka. Kisah nyata itu memberikan pengalaman spiritual yang luar biasa bagi empat bersaudara ini. Dari sanalah mereka belajar untuk mengendalikan diri, mengambil hikmah dan meyakini, bahwa seluruh proses kehidupan manusia akan kembali (baik dan buruk) sesuai dengan apa yang dilakukannya. (Naniek I. Taufan)


8

Bunda & Ananda

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

APSAI Kota Denpasar

Luncurkan Album “Anak Kreatif” Sedari pagi, kelima anak-anak ini sudah siap tampil sembari menunggu di bibir panggung menonton penampilan anak-anak PAUD Kota Denpasar yang menunjukkan beragam atraksi memukau mereka. Tak berselang lama, kelima anak tersebut, Gek Rani, Gung Is, Ayu, Anggi,dan Andin tampil membawakan beberapa lagu dalam Album “Anak Kreatif” yang diluncurkan Kamis, 28 Desember 2018 di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung.

A

lbum lagu anakanak ini merupakan album perdana dari APSAI (Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia) Kota Denpasar yang berupaya memberikan ruang positif bagi anak-anak Kota Denpasar untuk

menyalurkan talentanya di bidang bernyanyi, dan sekaligus menjawab kegalauan pemerintah akan jarangnya ada lagu anak-anak yang mudah dihapalkan anak PAUD dan TK. “Sekarang ini banyak ada kegiatan anak-anak. Dengan diluncurkannya album ini, harapan

Tampil Unik dengan Bambu Desa Belega, Blahbatuh, Gianyar-Bali adalah pusat kerajinan bambu di Bali. Meski sudah tak seramai dulu, namun masih ada beberapa pengrajin yang tetap bertahan menekuni kegiatan yang bisa dibilang sudah turun-temurun ini. Paling tidak, demikianlah pengakuan I Wayan Balik Sukanadi, pemilik Sukanadi Bamboo. “Sejak bom Bali 2, penjualan furnitur bambu turun drastis. Di sini banyak yang gulung tikar. Saya dan beberapa pengrajin lainnya tetap bertahan,” ujar Sukanadi yang mengaku sudah belajar mengerjakan kerajinan bambu ini sejak berusia SD.

kami ketika anak-anak tampil jangan lagi menggunakan lagu orang dewasa. Bisa membawakan

Edukasi Anak lewat Lagu

Berbalutkan busana kasual mangat belajar seperti pada lagu atasan merah dan bawahan jins, ‘Jar-Jar Mari Belajar,” paparnya. Gek Rani, Jung Is, Anggi, Ayu, Hal senada juga disampaikan dan Andin menghibur pengun- sang arranger—yang akrab disapa jung yang sebagian besar anak Nonik. Lagu-lagu yang ada dalam PAUD dan TK yang didampingi album kompilasi APSAI ini dikatakannya adalah lagu-lagu anak yang para guru dan orangtua. Dalam Album “Anak Kreatif” sederhana yang menggambarkan ini memuat 10 lagu, yakni Jar-jar dunia anak yang sebenarnya. Mari Belajar yang dinyanyikan Gek Di dalamnya ada tentang alam, Rani, Matahari Pagi oleh Anggi, seperti matahari, bulan purnama, Tamasya (Andin), Menanam Po- pantai, juga tentang situasi seperti hon (Jung Is), Anak Pintar (Aya), hujan, angin, tamasya. Dan, ada Bunga-bunga (Jung Is), Pantai pula inspiratif, seperti lagu “Anak (Ayu), Berlomba (Jung Is), Hujan pintar” yang bisa memacu anak (Gek Rani), Purnama (Anggi). untuk berprestasi. Penggambaran yang sederhana Kesepuluh lagu ini dikemas dalam bentuk kepingan DVD. di setiap lagu membuat anak gamProses penggarapan album pang mencerna dan menyanyikananak ini melibatkan orang-orang nya. Tidak berbelit-belit dan tidak yang memang konsen di dunia menggunakan kata kiasan sehanak. Pencipta lagunya Mas ingga maksud dari lagu tersebut Ruscitadewi, pengasuh Tabloid bisa tersampaikan. “Maka dalam Anak-anak Lintang-yang akarab penggarapan musiknya pun, saya disapa Bu Mas oelh anak-anak membuat musik yang simpel, dan ini mengatakan, mengajari anak- menggunakan sound-sound yang anak akan lebih menyenagkan familiar semisal gitar, piano, dan jika lewat lagu. Selain, lagu dan string. Dan ini berpengaruh pada irama itu secara tak disadari proses rekaman menjadi lebih ceakan menghaluskan jiwa penyanyi dan pendengarnya. Jika dicermati lirik dari kesepuluh lagu tersebut, bahasanya singkat sehingga mudah dimengerti anak dan juga mendidik. “Seperti dalam lagu ‘Berlomba’ tersirat pesan agar anak bisa memupuk jiwa satria, menang tak boleh sombong. Kemudian, mencintai dan mengenal lingkungan seperti pada lagu ‘Pantai’, ‘Tamasya’ dan ‘Bunga di taman’. Bersyukur pada Tuhan lewat lagu ‘Purnama’, dan DVD Album “Anak Kreatif” memberikan se-

Griya

pat, karena anak sudah mengerti isi lagu dan menghayati lagunya sehingga pada saat take vocal jadi lebih lancar,” paparnya. Ke depannya, Nonik berharap akan lebih banyak lagi bermunculan lagu-lagu anak seperti ini. “Selain sebagai hiburan, juga sebagai sarana edukasi untuk anak-anak usia dini,” tandasnya. (Inten Indrawati)

lagu anak-anak, untuk mengiringi menari dan kegiatan anak apapun. Anak-anak biarkanlah mereka seperti anak-anak,” ujar Ketua APSAI Kota Denpasar Sri Sutari. Kabib PAUD dan PNFI Disdikpora Kota Denpasar Made Merta yang hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi kepada APSAI Kota Denpasar karena dinilai memiliki kepedulian terhadap pendidikan khususnya di PAUD. Ia mengharapkan melalui inovasi ini dapat dijadikan menjadi media pembelajaran untuk anak di tingkat PAUD. “Peluncuran album ini sebagai proses kreatif dan inovasi bahwa APSAI ikut membantu proses pembelajaran di sekolah dengan menyediakan

lagu anak-anak ini,” ucapnya. Lagu anak-anak seperti ini diakui Ketua Himpaudi Kota Denpasar, memang dibutuhkan sekali di Kota Denpasar untuk memotivasi dan menjadikan anak lebih kreatif dengan tidak lagi memakai lagu orang dewasa untuk aktivitas anak. Sementara tokoh PAUD Kak Ade mengatakan dirinya yang dekat dengan dunia anakanak pastinya senang. “Dengan semakin banyaknya lagu anak, anak juga makin banyak pilihan untuk berkreasi, dan untuk mengiringi dengan benar growing up nya anak. Kalau banyak pembendaharaan lagu anak seusianya, anak akan berkembang dengan sewajarnya,” ujarnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit penganyam topi

Made Taro

Di lereng gunung hidup sepasang suamiistri yang sangat miskin. Sehari-hari mereka menganyam topi dari jerami. Topi-topi itu dijual ke pasar; uang jualannya dibelikan beras dan bahan makanan

lainnya. Pada suatu hari sang suami berkata kepada istrinya. “Istriku, dua hari lagi tahun baru tiba. Aku ingin merayakannya dengan kue mochi, tetapi kita tidak punya uang.” “Jual saja topi-topi itu!” jawab sang istri. “Uangnya belikan mochi.” Keesokan harinya, pagi-pagi benar, sang suami memasukkan lima buah topi jerami ke dalam dus. Ia pun berangkat ke pasar. Perjalanan menuruni lereng gunung itu cukup jauh, namun karena biasa, laki-laki itu tidak merasa payah. Setiba di lereng yang datar, ia berhenti sebentar. Di tempat itu sebagaimana biasa, ia membakar kemenyan dan berdoa di depan patung-patung dewa yang berdiri tegak. Ada enam buah patung, yakni empat buah patung dewa pelindung anak-anak, sebuah patung dewa sungai, dan sebuah patung besar dewa gunung. “Oh, Dewaku!” katanya bersujud. “Besok tahun baru tiba. Semoga kami mendapatkan rezeki, sehingga bisa merayakan tahun baru,” demikian doanya. Siang hari ia tiba di pasar. Ia heran, para pedagang bersiap-siap untuk pulang. Hal itu disebabkan

karena cuaca tiba-tiba memburuk. Angin topan berembus kencang diiringi hujan salju di segala penjuru. Pedagang topi jerami itu berubah pikiran. Ia merasa sia-sia berjualan. Ia pun bergegas pulang, mendaki lereng gunung. Setiba di tanah datar tempat berdirinya patungpatung dewa itu, ia merasa iba. Semua patung terselimuti salju, sehingga wajahnya tak tampak. Sambil menahan tubuhnya sendiri yang menggigil, ia membersihkan patung-patung itu, lalu memasang sebuah topi anyaman di masing-masing kepala patung. Tentu saja, topinya yang lima buah itu tidak cukup. Ia membuka topinya sendiri, lalu setelah bersujud ia ikatkan di kepala dewa gunung. Setelah itu, ia mohon pamit, berjalan pulang sambil menahan tubuh yang menggigil. Untunglah sang istri memahami segala penjelasan sang suami. Bahkan istrinya berkata, “Tindakanmu itu sangat terpuji, jauh lebih berharga daripada merayakan tahun baru dengan pesta mochi.” Malam harinya, pasangan suami-istri itu tidur dengan tenang. Dalam tidur mereka bermimpi yang sama. Ada enam orang sosok datang malam-malam membuka pintu. Keenam sosok itu masing-masing membawa sebuah besek. Setelah meletakkan besek itu di atas meja, keenam sosok itu pun pergi. Keesokan harinya, pagi-pagi benar, suami-istri itu bangun. Mereka heran melihat besek-besek berjejer di atas meja. Dibukanya satu persatu. “Mochi! Mochi!” teriaknya. Pasangan suami-istri itu berpelukan sangat bahagia. (Jepang) mochi = kue dari beras

K

emudian, sekitar tahun 1996 ia mulai menggeluti bisnis kerajinan bambu ini hingga sekarang. Bahan baku bambu dipasoknya dari beberapa daerah, di antaranya Bangli dan Tabanan (Bali) dan Kebumen (Jawa). Jenis bambu yang umum dipakai adalah bambu petung yang ukuran diameternya memang lebih besar dari bambu biasa. Bambu petung ini pun ada beberapa jenis, seperti petung jali yang didapati di Bangli, petung abu di Luwus, Tabanan, dan petung ori di Kebumen dengan warna asli bambu cokelat. Bambu bisa dibuat berbagai macam furnitur mulai dari rak, meja, kursi, tempat tidur, dan lain sebagainya. Teknik dan desain sangat menentukan untuk menghasilkan karya yang bagus dan indah. Bentuk bambu yang lurus memanjang dengan permukaan

I Wayan Balik Sukanadi

yang halus membuat bambu mudah diolah ke berbagi bentuk. Menurut Sukanadi, furnitur bambu ini banyak disukai kewarganegaraan Jepang, juga pasar lokal yang menginginkan tampilan

natural, klasik dan unik. Dalam sebuah pengerjaan furnitur bambu, diperlukan juga material lainnya seperti kayu sengon untuk menyumpel bagian-bagian sambungan seperti pada sandaran tangan. “Pada pertemuan bambu satu dan bambu lainnya ini, dipaku, kemudian disumpel memakai kayu sengon dan diserut hingga berbentuk bulat. Baru kemudian pertemuan ini dililit dengan tali rotan,” jelas Sukanadi. Sebelum diproses, bahan baku bambu dicuci kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari kurang lebih 10 hari. “Pengeringan bambu tidak dioven karena akan pecah,” jelasnya. Berikutnya, bambu dipomigasi (diobati) agar tak dimakan rayap, diproses (dipotong), dirakit, diamplas, baru difinishing dengan melamic clear. Sementara, untuk perawatan furnitur bambu (Inten Indrawati)

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

17


16

Edukasi

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Mozaik

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

9

Lulusan Sekolah Inklusi Bengkala Mandiri Desa Bengkala merupakan desa unik yang ada di Kabupaten Buleleng dengan masyarakat tuli bisu yang kurang jelas penyebabnya. Keterbatasan tersebut nampaknya tidak menjadi halangan para anak-anak penyandang disabilitas untuk mengenyam bangku pendidikan. Sejak tahun 2007 sudah didirikan sekolah inklusi pertama dan satu-satunya di Bengkala. Sekolah tersebut menggunakan kurikulum reguler sehingga tidak ada perbedaan dengan sekolah pada umumnya, hanya saja tenaga pengajar merupakan guru khusus untuk penyandang disabilitas.

M

e n u r u t Ke p a l a Sekolah Dasar No 2 Bengkala Made Dresuna sangat mengapresiasi semangat anakanak penyandang disabilitas dalam mengenyam pendidikan. Bahkan dalam pembelajaran antara siswa normal dan berkebutuhan khusus mendapat pelajaran yang sama, meskipun diawal dirasakan sudah menyesuaikan kondisi siswa tersebut. “Pada awalnya mereka sulit menyesuaikan antara siswa yang normal dan penyandang disabilitas. Butuh sekitar setahun untuk penyesuaian dan dipastikan tidak ada diskriminasi antar

siswa,” jelasnya. Saat ini sekolah inklusi satusatunya di Bengkala ini memiliki 4 orang siswa. Hanya saja menurut Dresuna, pihaknya kesulitan dalam mencarikan sekolah lanjutan untuk siswa penyandang disabilitas. Dirinya berharap setelah tamat Sekolah Dasar para siswa tersebut dapat diterima di sekolah lanjutan tingkat SMP. Saat ini SMP terdekat hanya SMPN 2 Kubutambahan yang terletak di Desa Tamblang, hanya saja sekolah tersebut tidak mempunyai tenaga pendidik khusus sehingga jika ingin melanjutkan maka lulusan siswa harus melanjutkan ke

Anugerah Pers K. Nadha Nugraha ke-17 Tampak siswa SD 2 Bengkala sedang berkomunikasi dengan gurunya

Sekolah Luar Biasa yang ada di Singaraja. Namun, karena alasan ekonomi banyak orang tua yang memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan anaknya. “Sekolah itu kan hanya ada di Singaraja dan jaraknya cukup jauh, karena terbentur biaya mereka akhirnya tidak bisa sekolah lagi,” ungkapnya. Sementara itu salah satu

tenaga pendidik khusus SD 2 Bengkala, Ketut Kanta menceritakan bagaimana dirinya selama ini mengajar anak-anak dengan kondisi fisik berbeda dalam satu ruang kelas. Kesulitan awal yang ia rasakan dalam mengajar adalah dalam mengenalkan abjad. Seperti sekolah pada umumnya, agar seorang siswa dapat membaca maka hal yang pertama dilakukan adalah

mengenalkan abjad. “Kita di Indonesia pakai dua abjad ada Bisindo yang menggunakan dua tangan dan pengenalan abjad dengan satu tangan,” jelasnya. Bahkan dalam pergaulan anak-anak baik yang normal dan penyandang disabilitas sudah terbiasa berkomunikasi sehingga tidak membuat diskriminasi antar siswa. (Wiwin Meliana)

Penganugerahan Anugerah Pers K.Nadha Nugraha kembali digelar untuk ke-17 kalinya oleh Kelompok Media Bali Post di Wantilan Gedung Pers Bali Ketut Nadha, Denpasar, Jumat (5/1). Anugerah pers yang digulirkan sejak 2002 lalu, merupakan bentuk kepedulian tertinggi pers kepada tokoh dan lembaga yang telah berjasa dan memiliki komitmen dalam menjaga Bali dan NKRI.

T

ahun ini, ada 7 penerima K.Nadha Nugraha. Pertama, (almh) Desak Putu Kari, istri pahlawan I Gusti Ngurah Rai yang tutup usia pada 10 Desember 2017 lalu. Desak Putu Kari tak hanya pahlawan nasional, tetapi juga pahlawan bagi keluarganya. Dalam keadaan hamil besar, Desak Putu Kari menjadi target sasaran penjajah Belanda karena diyakini mengetahui persembunyian suaminya, I Gusti Ngurah Rai. Demi memberikan dukungan kuat kepada suami di dalam perang kemerdekaan, Desak Putu Kari dan anakanaknya tidak luput dari penjara dan mendapatkan siksaan seperti tahanan pejuang-pejuang lainnya. Kedua, I Wayan Gatha yang merupakan pendiri Bank Sri Partha dan salah satu tokoh dan saksi lahirnya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali. Berkat ketekunannya pula, pada masanya Bank Sri Partha menjadi salah satu bank yang dikelola putra daerah yang mampu memberi inspirasi pada kebangkitan ekonomi Bali. Ini ditandai dengan terserapnya tenaga kerja lokal di sektor perbankan serta berkembangnya usaha-usaha mikro yang bermitra dengan bank Sri Partha. Ketiga, I Wayan Jati, seorang petani kopi arabika Kintamani di Desa Catur Kintamani. Petani sukses yang kini menjadi Ketua Petani Kopi Arabika Kintamani ini sering memberikan motivasi dan contoh kepada

petani kopi lainnya di Kintamani untuk tetap mengembangkan kopi kintamani meski harga sedang tidak bersahabat. Keempat, Superman Is Dead (disingkat SID), grup musik dari Bali, bermarkas di Poppies Lane II - Kuta. Grup musik ini beranggotakan tiga pemuda asal Bali, yaitu: Bobby Kool sebagai gitaris merangkap vokalis, Eka Rock sebagi bassis, dan Jerinx sebagai drummer. Selain bermain musik, kelompok musik yang sudah terkenal di blantika musik tanah air ini juga dikenal memiliki kepedulian dan komitmen yang jelas terhadap pelestarian alam dan budaya Bali. Keberpihakannya terhadap alam Bali menjadi salah satu identitas SID selain warna musiknya yang khas. Kelima, Subak Mambal, Abiansemal, Kabupaten Badung yang melakukan pengembangan olah tani organik di Bali. Untuk mengantisipasi masalah penurunan kesuburan dan kekurangan air yang dialami petani, kini subak Mambal mengembangkan system of rice intensification (SRI). Sistem ini merupakan teknik budi daya yang intensif dan efisien dengan manajemen sistem perakaran yang berbasis pengelolaan tanah, tanaman, dan air yang seimbang. Keenam, Visi Undiksha. Pers kampus berbendera ‘’VISI’’ lahir ketika Undiksha mengalami beberapa kali perubahan status. Diawali dari FKIP Universitas Udayana, lanjut menjadi STKIP Negeri Singaraja,

Suasana acara K. Nadha Nugraha 2018

IKIP Negeri Singaraja, dan terakhir Undiksha. VISI dipelopori sejumlah aktivis mahasiswa yang gemar berpikir kritis dan memilih jalan menulis untuk menikmati kebebasan kaum intelektual. Ketujuh, AKADEMIKA Unud. Akademika merupakan pers mahasiswa yang tumbuh di UNIVERSIRTAS UDAYANA. Anggota pers Akademika Universitas Udayana (Unud) tetap mengasah kemampuan menulisnya setiap hari. Akademika yang berdiri 17 Maret 1983 itu kini telah memiliki berbagai produk. Yaitu majalah, mini magazine, buletin, online. Majalah dengan oplah 500-1.000 eksemplar diterbitkan setahun sekali. Mini magazine dan buletin dengan oplah lebih dari 200 eksemplar, terbit setahun 2- 4 kali. Sementara berita online diupdate setiap hari. Peliputan yang dilakukan setiap hari inilah untuk mengisi informasi berita online. Kini, anggota Akademika menjadi terlatih untuk menulis. Karena menulis adalah salah satu keterampilan berkomunikasi yang harus dimiliki setiap anggota. BALI RESTART “Semoga Kelompok Media Bali Post bisa menjadi inspirasi untuk membangun Bali dan Indonesia yang lebih baik. Terima kasih atas semua yang sudah mendukung kami dan mari kita lanjutkan perjuangan,” ujar Satria Naradha, Pimpinan Kelompok Media Bali Post. Usai penganugerahan dilaksanakan diskusi bertema “Bali Restart”. Diskusi dipandu Nyoman Wirata, Pemimpin Redaksi Bali Post. Hadir sebagai pembicara antara lain Causa Iman Karana (Kepala Perwakilan BI Denpasar), IGA Mas Sumatri (Bupati Karangasem), Adi Nugroho (Kepala BPS Bali), Putu Astawa (Kepala Bappeda Bali), dan Prof. Pitana. (Ngurah Budi)

tkh/eka

BBB Rayakan HUT Ke-1 Bali Beauty Blogger (BBB) merayakan HUT ke-1, Ming­gu 24 Desenber 2107 di Cafe White Canny, Renon. BBB menghadirkan dr. Embun Dini Hari, MARS, M.Biomed, Sp.KK dari Ultimo Clinic yang memberikan materi “Trend Kemajuan Estetik dan Anti Aging Dunia”. Selain itu, ada juga workshop merangkai bunga “Flower Crown” bersama Pick Flower. Ketua BBB Dewa Ayu Inda mengaku sangat terharu sekaligus bangga, karena sepanjang tahun 2017, Bali Beauty Blogger berkembang pesat. Anggota yang awalnya hanya 10 orang berkembang menjadi 32 orang. Dari yang awalnya tidak ada yang melirik BBB untuk bekerja sama, sekarang BBB selalu mendapat undangan kerja sama baik itu event invitation, sponsored post & paid project almost every month. (Sri Ardhini)


10

Kreasi

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

“Dancing in Silver”

Hal Kecil yang Jadi Besar

Style

Endek dalam

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Gaya Elegan Busana kerja kini hadir dalam pilihan model yang lebih beragam dan menarik. Banyaknya model busana ­kantor saat ini menjadikan para wanita lebih leluasa untuk memilih yang cocok dengan selera fashion atau aktivitas mereka.

S

Perjalanan Sotjawaruni Kumala Palar atau yang akrab disapa Runi Palar dari seorang penari men­jadi desainer perhiasan didokumentasikan dalam sebuah buku. Buku ini ditulis Bruce W. Carpenter dengan judul “Dancing in Silver. The Jewellery of Runi Palar”. Acara peluncuran buku dilak­ sanakan Jumat (29/12) di Griya Santrian, Sanur, Denpasar.

“B

uku ini bercerita tentang Runi dari “kecil” yang ke­ mudian tumbuh menjadi “besar”. Besar karena Indonesia sangat besar dan mempunyai kekuasaan untuk bermain di tingkat dunia sekarang ini. Buku ini diawali dari Runi yang menjadi penari kemu­ dian terkenal, bahkan ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk pergi ke New York untuk mewakili Indo­ nesia. Disana dia bertemu dengan

Adriaan Palar. Saya sendiri pernah bertemu Runi tahun 1964 di New York. Saat itu ia sedang menari dan saya berusia 12 tahun, bolos dari sekolah. Saya menonton di paviliun Indonesia dan saya merasa ada di surga,” ungkap Bruce. Buku yang juga berisi desain

Berbagai model perhiasan perak karya Runi Palar

eperti yang terlihat dalam “Fashion Show Endek” di ajang Denpasar Festival (Denfes ke -10) belum lama ini,di Kawasan Patung Catur Muka . Pada acara Suasana peluncurkan buku “Dancing in Silver”

perhiasan karya Runi menuturkan perjalanan Runi. Bagaimana tan­ tangan yang dihadapi Runi. Dia menikah lalu mempunyai anak. Dia tidak lagi bisa menari lagi dan harus berhenti kuliah. Tapi Runi memiliki kekuatan yang luar biasa di dalam dirinya yang mendorong­ nya berkata “Saya seorang seniman”. Runi pun beralih menjadi perajin perak. “Dia maju terus dan melakukan dimana saja hingga saat ini,” ujar Bruce tentang buku 40 tahun Runi berkarya ini. Bruce berterima kasih pada Dodi Obenk yang membuat foto, Dewan Kera­ jinan Nasionl yang mendu­ kung buku ini, penerbit, khususnya Runi dan Adrian. Juga bantuan dari Sandra, Griya Santrian. “Ini hal kecil yang menjadi besar dan setiap kali seniman yang sukses harus ingat akan hal ini. Tempat ini adalah pembibitan. Inilah tempat seni­ man kecil yang di kemudian hari menjadi besar,” tegasnya. Runi lahir di Pujokusuman, Yogyakarta 1946. Ia mengawali kecintaanya terhadap dunia seni dengan menekuni seni tari. Seir­ ing perjalanan waktu dan tan­ tangan yang dihadapi, ia beralih ke seni perhiasan. “Mendesain sebuah perhiasan merupakan hal yang tidak mudah, apalagi desain tersebut bisa mendunia. Saya tidak terpaku pada desain yang telah ada dan selalu mencari hal yang lain,” ungkap ibu tiga anak ini. Kepiawiannya mendesain per­ hiasan membuat sejumlah pecinta perhiasan di Jepang mengakui ke­ unikan desainnya. Selain itu, ia juga berkreasi untuk menciptakan desain perhiasan yang mampu disandingkan dengan berbagai jenis pakaian agar cocok digunakan saat mengenakan pakaian kebaya maupun berbahan jins. Inspirasi biasanya diambil dari alam, seperti batu, kayu, daun dan Foto-foto: Eka Adhyasa

etnik atau budaya suatu daerah. Runi tetap berpegang pada moto beautiful simplification, mengambil sesuatu yang selalu simpel. Pemilik Museum Runa Ubud ini mengaku modal awal membuat perhiasan ia sisihkan dari uang belanja. Pilihannya mendesain per­ hiasan berbahan perak. Perjalanan yang sangat panjang, usahanya mengalami perkembangan dan desain perhiasannya pun tidak terbatas pada perak saja. “Semoga buku ini bisa menjadi inspirasi bagi anak muda di Indonesia pada umumnya,” harap Runi. Acara peluncuran buku tersebut turut dihadiri antara lain IB Sid­ harta Putra, Cokorda Artha Ardhana ­Sukawati (Cok Ace), Prof. Made Ban­ dem, Ny. Sri Utari Satria ­Naradha, dan undangan lainnya. “Ketika ber­ bicara perak, bayangan kita pas­ ti pada desainer­d e s a i n e r

internasional. Tapi ter­nyata kita punya potensi, dan lebih bersyukur lagi ada di Bali. Jadi ini menambah lagi kekayaan Bali sebagai destinasi wisata seni,” ujar Cok Ace. Sidartha Putra, owner Griya Santrian menambahkan kenal Runi sejak 15 tahun silam karena bekerja sama di galeri untuk mendukung karya-karya terbaiknya di bidang perhiasan. “Kami juga mendapatkan semangat untuk membantu ahli-ahli di sini sejak kami membuka galeri ini 16 tahun lalu. Sanur juga dimulai dengan berkembangnya karya-karya seni khususnya lukisan hingga per­ hiasan hingga menjadi daerah tujuan wisata,” tegasnya. Dengan mengam­ bil semangat itu, Griya Santrian me­ nyediakan tempat bagi kebanyakan seniman-seniman lokal dan men­ erima secara luas senimanseniman Indo­ nesia dan juga internasional.

Runi Palar dan Ny. Sri Utari Satria Naradha

(Eka Adhyasa)

yang digelar Disperindag Kota Denpasar bersama Dekranasda Kota Denpasar tersebut me­ nampilkan guru –guru Sekolah Dasar se- Kota Denpasar. Mereka tampil penuh per­ caya diri mengenakan busana

kerja berbahan endek berbagai corak dengan warna -warna cer­ ah. Dan, pekan ini Tokoh menampil­ kan beberapa dari rancangan busana kerja yang mer­ eka kenakan. San­ gat menarik dan semua terkesan bangga mengena­ kannya. Keindahan dan gaya yang elegan itu pun bisa menjadi pilihan dan inspirasi untuk lebih bergairah menggunakan produk lokal. Sementara itu, Ketua Dekranasda Denpasar IA Selly D.Mantra mengatakan bah­ wa ‘Lomba Busana Kerja Endek’yang digelar saat Den­ fes tersebut, bertujuan, men­ jaga atau melestarikan serta mengembangkan warisan budaya ini di semua kalangan sembari menguatkan tag line “Endek Kita Punya Kita Pakai Kita Bangga” (Sri Ardhini)

15


14

Jelita

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Sanggul Rambut Simpel dan Cantik

Dyah Pramuditawati

buka Salon Sandat Bali di Singaraja ini. Ia mengatakan, sanggul tidak seluruhnya berisi tentang teknik mengikat rambut yang unik dan rapi. Kriteria menyanggul yang baik dilihat bukan dari seberapa rumit pelintiran yang dibuat tapi juga dari nilai seninya. Sanggul dengan tambahan bunga misalnya. “Hanya dengan tambahan bunga di rambut membuktikan sederhana juga bisa memikat. Kelebihan sanggul bunga terletak pada kesederhanaan dan kealamian rambut yang terlihat lebih natural sehingga sanggul bunga digemari lewat daya tarik khasnya,” kata Dyah. Beberapa tips dalam meng-

T

atanan rambut menjadi hal yang penting untuk penyempurnaan penampilan. Walaupun dandanan dan busana sudah sesuai, jika tatanan rambut tidak menjadi perhatian, penampilan kita kurang sempurna. Menurut salah seorang penata rias, Dyah Pramuditawati, cara menyanggul rambut sering disebut sebagai daya tarik utama perempuan. “Gaya rambut yang cocok akan membuat perempuan kelihatan lebih cantik, menarik, dan berkelas. Apalagi, saat pesta atau cara besar dimana perempuan dituntut berpenampilan tidak hanya menarik juga rapi dan berestetika,” ujar perempuan y a n g mem-

Bugar

11

Layanan Sehat untuk Orang Tua

Bali disebut salah satu provinsi lansia. Sekitar 11% dari penduduk Bali itu adalah lansia. Artinya, jika jumlah penduduk Bali sebanyak 4,5 juta. Artinya, sekitar 400-450 ribu adalah lansia atau orang tua. Demikian disampaikan dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M.Kes, pemilik Klinik Sada Jiwa.

tersendiri pada wanita. Penggunaan poni yang tepat dapat memberikan kesan manis dan unik. Elegan dengan poni ini akan membuat tampilan dan wajah

Anda lebih berkesan berbeda dan menambah kilau cantik pada wajah Anda. Sanggul bisa dibuat dari ram-

but sendiri dan tambahan rambut. Sanggul menjadi sangat menarik dilengkapi aksesori yang pas dapat disesuaikan dengan jenis rambut atau jenis acara. (Wirati Astiti)

M

gunakan sanggul de­ ngan tambahan bunga. Gunakan bunga dengan warna cerah seperti putih, atau sesuai warna pakaian. Gunakan bunga dengan mahkota yang indah seperti mawar, anggrek bulan, tulip. Bunga asli untuk penampilan fresh dan bunga palsu agar terlihat lebih modis. Ia menambahkan, poni memiliki d a y a tarik

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

elihat fenomena ini ke depan, ia menggagas Klinik Sada Jiwa. “Kalau biasanya klinik hanya untuk mengobati orang yang sakit, di klinik ini kami memiliki tiga layanan unggulan,“ ujar dr. Patra Jaya. Unggulan yang pertama adalah layanan unggulan orang tua. Orang tua ini bukannya sakit, tapi mereka ingin menjaga kualitas hidupnya. Tempat ini, bukan panti jompo, tapi disebut senior living artinya untuk kehidupan orang tua. “Kalau orang asing sudah biasa mendengar tempat seperti ini. Saya terinspirasi waktu tahun 2004 saya datang ke Jepang, dan melihat ada fasilitas untuk orang tua di sana,” ujarnya. Ia mengatakan, untuk layanan orang tua ini ada empat aspek yang ditekankan yakni menjaga kualitas fisik, mental, sosial, dan spiritual, sesuai definisi sehat menurut WHO. Aspek fisik dimulai dari pemberian makanan sehat yang dise-

suaikan dengan kebutuhan orang tua. Kemudian, fisiknya juga dilatih. “Orang tua mengalami kemunduran daya ingat dan refleknya. Karena itu, ada senam otak untuk mencegah pikunnya agar tidak menjadi sangat berat. Ada senam lidah dan senam menelan, agar refleks menelannya bagus. Menjaga suaranya agar tidak semakin lama semakin tidak jelas. Senam jari, untuk mencegah gemetar dan senam diabetic untuk kaki. Disamping senam lansia secara umum,” ungkapnya. Untuk aspek psikolog, ada pemeriksaan psikologinya. Mengapa orang tua sering marahmarah karena ada sesuatu dalam dirinya yang tidak bisa ditangkap dan diberi perhatian. Ada psikolog yang akan memberikan pelayanan kejiwaan. Aspek sosial, interaksi dengan sesama. “Kita sering keliru memperlakukan orang tua. Kita sering menyuruh mereka hanya diam saja di rumah. Makanya, sekarang para pensiunan mulai

Pilot Project Sekarang ini, isu health tourism sedang menghangat. Dokter Patra berharap, layanan Klinik Sada Jiwa, bisa juga menarik turis asing datang ke Bali, dan juga tentu ini membuka peluang tenaga kerja. Karena itu, desain klinik Sada Jiwa dibuat seperti vila dengan lingkungan alam dan udara segar di daerah Sembung, Mengwi. Di awal membangun klinik, dr. Patra Jaya sempat berpikir agak panjang, karena ini sesuatu yang baru. Namun, ke depan kehadiran klinik ini menjadi penting, dengan kondisi lansia yang terus meningkat di Bali. “Dari hasil layanan ini saya sudah ujicobakan kepada ibu saya. Ibu saya sudah mendapatkan manfaat dari program ini. Ibu saya kalau jalan masih kencang. Dari vokal nyanyi, suara ibu power-nya bagus. Dari aspek diabetis, kolesterolnya terkendali,” kata dr. Patra. Ia berharap, klinik ini mampu menjadi pilot project. Ia membayangkan, seandainya di seluruh kabupaten di Bali, ada klinik seperti ini, tentu akan sangat bagus sekali. Apalagi, dalam BPJS ada program Prolis, untuk lansia. Jadi pemilik layanan seharusnya tidak usah ragu. (Wirati Astiti)

ngumpul dengan sesama karena ada kebutuhan sosial,” kata dr. Patra. Aspek spiritual ada kegiatan meditasi untuk ketenangan jiwa. “Seperti klinik biasa, kami tetap siaga dokter jaga dan perawat 24 jam. Ada juga, layanan dokter spesialis konsultan geriatrik, neurologi, penyakit dalam, gizi klinik, dan psikolog. “Untuk program setengah hari, mereka akan mengikuti program pokok, mulai pukul 7, dilakukan pemeriksaan kesehatan termasuk pengukuran tensi, nadi, dan setiap bulan ada pemeriksaan kolesterol, gula darah, dan asam urat. Setelah itu mereka diajak sarapan. Setelah itu dilanjutkan dengan senam otak, senam menelan, senam lidah, senam jari, senam kaki, senam diabetic.Kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan. Setelah itu penyaluran hobi, bagi yang suka bernyanyi atau gateball. Terakhir makan bersama dan mereka bisa pulang,” jelasnya. Untuk program menginap, kata dia, kegiatan penyaluran hobi diberikan waktu lebih panjang. “Karena ini lembaga sosial ekonomi dan kami tahu banyak sekali orang tua yang tidak mem-

persiapkan uang untuk mereka tua nanti, kami hanya kenakan biaya Rp 25 ribu untuk program setengah hari. Sementara, bagi yang punya kartu BPJS mereka tidak bayar,” kata dr. Patra. Sampai saat ini, Klinik Sada Jiwa sudah memiliki anggota BPJS 8000 orang. Sementara, untuk program long stay diminati orang asing. “Untuk orang asing sudah diwajibkan oleh pemerintah mereka menyisihkan dananya untuk hari tua. Jadi, mereka sudah ada dana secara mandiri,” imbuhnya. Unggulan lain dari Klinik Sada Jiwa adalah Rehabilitasi Stroke. Ia menilai, orang stroke sering sudah dianggap tidak bisa apaapa. Padahal pasien stroke bisa ditingkatkan kualiats hidupnya. Misalnya dia lumpuh, kalau

cepat bisa dilatih dan pelatihannya berstruktur, dia bisa untuk membantu dirinya. Setidaknya bisa mengambil minum. “Banyak yang saya temukan, kalau sudah ada anggota keluarga yang stroke, pasti mereka ngomong siapa yang akan berhenti bekerja untuk menjaga dan mengurus pasien stroke ini. Padahal, dari 30 pasien yang kami tangani, ternyata kemampuan mereka bisa ditingkatkan,” kata dr. Patra Jaya. Klinik Sada Jiwa juga memiliki layanan Cancer Support Centre. “Biasanya, pasien kanker setelah kemo radiasi di rumah sakit, tidak mengerti mau ngapain, pikiran mereka kacau. Saya mantapkan ini dalam tiga hal yakni nyeri, nutrisi, psikologis,” jelasnya. (Wirati Astiti)


12

Kuliner

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Salad Buah dan Sayuran untuk Diet Sehat

Salad merupakan kudapan lezat yang bergizi, karena ­terdiri atas berbagai buah-buahan atau sayuran yang bergizi tinggi. “Salad yang sehat, baik dikonsumsi bagi yang tetap ingin makan namun tidak ingin berat badannya bertambah. Bisa juga dikonsumsi bagi yang sedang dalam program diet atau ingin menjaga berat badan ideal namun ingin menikmati camilan yang lezat namun menyehatkan, ujar Dr. I Putu Suiraoka, SST., M. Kes., dosen Jurusan Gizi Poltekkes ­Denpasar.

S

alad adalah jenis makanan yang terdiri dari campuran sayursayuran, buah-buahan dan bahan-bahan makanan siap santap lainnya. Salad menurut The Dictionary of American Food and Drink adalah makanan yang

berupa sayur-sayuran hijau yang disiram dengan berbagai bumbu dan saus, kemudian ditambahkan dengan buah-buahan atau bahan siap santap lainnya. Menurut sejarah, salad telah dikonsumsi orang Romawi dan Yunani kuno. Kata salad berasal dari Bahasa Latin “sal” yang berarti “garam, yang pada saat itu merupakan bumbu penting untuk memberi rasa

bagi makanan. Kata “sal” diserap ke dalam Bahasa perancis kuno menjadi salade dan di akhir abad ke-14 diserap dalam Bahasa Inggris menjadi salad atau sallet. “Sebenarnya bukan hanya orang Barat yang mempunyai hidangan salad. Di Indonesia pun

ada beberapa makanan berupa salad. Salad Indonesia memiliki variasi yang banyak dari resepresep di berbagai daerah. Beberapa salad asli Indonesia antara lain gado-gado, asinan bogor, karedok, pecel semanggi, rujak buah, dan lainnya,” kata Suiraoka. Salad untuk Diet Sehat Sebelum memahami kaitan

Suiraoka

antara salad dengan diet sehat, perlu dipahami dulu pengertian tentang diet. Kata diet dapat bermakna negatif bagi sebagian orang yang belum paham tentang maknanya. “Mereka menganggap diet sebagai pengaturan makan yang sangat menyiksa dengan makan ini dan itu bahkan dilarang untuk makan makanan yang sangat disukai,” ujarnya. Diet adalah pengaturan pola makan untuk membentuk tubuh ideal. Dahulu sekali saat pertama kali diperkenalkan banyak orang berdiet untuk menggemukkan badan. Mereka mengatur pola makan agar mendapatkan tubuh berisi dan ideal. Namun seiring dengan perjalanan waktu diet diartikan sebagai pengaturan pola makan dalam upaya menurunkan berat badan. Diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau keyakinan yang dianutnya. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, sekelompok masyarakat dapat juga memiliki preferensi (kesu-

kaan) atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Dalam perkembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan gizi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu menurunkan berat badan, meningkatkan berat badan, dan pantang terhadap makanan tertentu misalnya bagi penderita penyakit-penyakit tertentu harus menghindari atau membatasi asupan makanan tertentu. “Pada dasarnya komponen sayur dan buah pada salad sangat bermanfaat bagi diet sehat. Sayur dan buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh di samping zat gizi mikro lainnya. Vitamin dan mineral mempunyai peran penting bagi metabolisme, pencegahan penyakit dan peningkatan daya tahan tubuh. Sayur dan buah juga mengandung serat. Serat dalam makanan memberikan pengaruh baik terhadap fisiologi saluran pencernaan,” jelas ahli gizi yang gemar fotografi ini. Suiraoka mengatakan semua buah baik dan kaya akan kand-

ungan vitamin dan mineral. Semakin beragam warna buah yang kita konsumsi semakin banyak variasi zat gizi maupun antioksidan yang diperoleh. Di samping buah, cara paling ampuh untuk menurunkan berat badan adalah dengan mengonsumsi beragam sayuran. Aneka sayuran memiliki kandungan vitamin, mineral yang tinggi namun umumnya rendah energi. Hal ini membuat sayuran menjadi asupan terbaik untuk menu diet setiap hari. Sayuran tidak hanya sangat membantu dalam program diet, namun juga memberikan berbagai manfaat lain untuk menjaga kesehatan dan juga mengatasi berbagai penyakit. Sayuran akan membuat peredaran darah menjadi lancar, meningkatkan kinerja sistem pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan detoksifikasi dan berbagai manfaat lain. Beberapa jenis buah dan sayuran yang baik sebagai bahan salad untuk diet sehat adalah apel, stroberi, tomat, brokoli, wortel, kembang kol, mentimun, buncis, kol merah, dan selada. (Ngurah Budi)

digunakan, semakin banyak manfaat variasi zat gizi dan antioksidan yang diperoleh dari salad buah atau sayuran tersebut.

Pilih buah atau sayuran sesuai selera Saat berdiet ada baiknya memilih makanan yang disukai. Tidak perlu memaksakan mengonsumsi makanan yang tidak disukai yang akhirnya timbul rasa terpaksa dan tidak nyaman. Karena perasaan itu memengaruhi keberhasilan proses diet. Buah dan sayur pada dasarnya boleh dikonsumsi sebanyak mungkin saat berdiet. Namun ada baiknya anda juga memperhatikan jenis buah atau sayuran yang dipilih setiap sekali membuat salad. Idealnya Anda mencampurkan 3 hingga 4 jenis buah dalam satu mangkuk salad buah. Semakin bervariasi warna buah yang

Potong Buah Jika biasanya cara membuat salad buah sederhana untuk diet hanya dengan memotong buah dengan bentuk dadu, anda dapat membuat variasi potongan buah agar tidak bosan. Beberapa bentuk potongan buah itu seperti bulat dan segitiga. Jika yang dibuat adalah salad sayur, Anda harus mem-blanching beberapa jenis sayuran yang tidak biasa dikonsumsi mentah. Memasak sayuran akan melunakkan kerangka selulosanya dan membuat sayuran tersebut lebih mudah dikunyah serta dicerna oleh enzim-enzim pencernaan.

Menanti Festival Durian

Selain cengkeh, Tajun juga merupakan salah satu desa di Buleleng yang memiliki potensi penghasil berbagai jenis durian. Namun, selama ini hanya cengkeh yang menjadi ikon desa. Untuk mengenalkan potensi lain yang dimiliki desa ini, petani kreatif I Made Arnaja akan menggagas Festival Durian.

P

ensiunan notaris yang saat ini fokus menekuni pertanian ini mengatakan banyak potensi yang dimiliki desa Tajun namun belum maksimal dikembangkan. Dengan terselenggaranya festival durian ini dirinya berharap dapat mengenalkan desa dan potensi yang dimiliki. “Selain cengkeh, orang akan tahu bahwa Tajun juga menghasilkan durian dan akan mengenal daerah kami melalui festival ini,” ungkapnya. Disisi lain kesempatan itu akan dimanfaatkan untuk mengenalkan produk-produk yang ia hasilnya selama menekuni pertanian beberapa tahun terakhir. Ide ini muncul atas inisiasi sendiri dengan terinspirasi dari pengalamannya di berbagai grup pertanian. Ide-ide muncul dari teman-teman di luar kemudian diaplikasikan di daerahnya sendiri. “Saya kira ini ide yang sangat

bagus dan didukung oleh potensi yang ada,” ungkapnya. Arnaja sangat berharap Festival Durian yang akan diselenggarakan akhir Februari atau awal Maret 2018 ini dapat berjalan dengan lancar. Dirinya yakin festival ini sebagai salah satu cara mengembangkan Desa Tajun. Hanya saja dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala yang dihadapi, salah satunya terbatasnya lahan durian yang dimiliki. Di atas lahan seluas kurang lebih 1,5 hektare terdapat puluhan pohon durian berbagai jenis tentu dirasa masih kurang untuk mendukung suksesnya Festival Durian. Arnaja berinisiatif menggandeng petani-petani penghasil durian di desanya untuk mendukung acara tersebut. Bahkan tidak hanya durian, pihaknya juga akan menawarkan buah-buah lain yang dihasilkan dari Desa Tajun seperti buah naga dan manggis.

I Made Arnaja

13

“Kita akan tawarkan buah-buah lain sebagai pendukung acara,” jelasnya. Hambatan yang sangat berarti dalam penyelenggaraan Festival Durian ini menurutnya keadaan cuaca dan musim buah. Dengan pertimbangan yang sangat matang, pihaknya merancang waktu pelaksanaan di bulan Februari atau Maret untuk menghindari musim hujan. Hanya saja yang ia takutkan ketersediaan buah durian yang semakin menipis sehingga tidak mampu memenuhi permintaan saat festival tiba. “Kita kan tidak tahu jika buah terus kena hujan pasti akan rontok sehingga ini sangat berpengaruh terhadap ketersediaan buahnya. Saya sih sangat berharap acara ini berjalan dengan lancar,” tuturnya. Arnaja menambahkan acara Festival Durian juga sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemkab Buleleng yang fokus terhadap pertanian di tahun 2018. Bahkan dirinya sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak untuk sama-sama memajukan Buleleng. “Saya ingin bersama-sama membangun Buleleng, agar orang Buleleng tidak hanya berkembang di daerah lain tetapi di daerahnya sendiri,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Gulai Balak Lampung

Sarwan

Foto: wwwcache.wral.com

Membuat Salad Buah atau Sayuran yang Sehat Tips dalam membuat salad buah dan sayuran sederhana dan sehat antara lain adalah:

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Pilih saus yang sesuai Umumnya yang digunakan sebagai saus salad adalah mayonnaise. Khusus salad buah dan sayuran untuk diet, hindarilah penggunaan mayonaise sebagai saus saladnya. Mayonnaise terbuat dari kuning telur ayam mentah, minyak sayur, mustard, garam serta gula yang justru akan membuat diet menjadi tidak efektif. Sebagai pengganti mayonnaise bisa digunakan yoghurt. Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri khusus yang dapat memfermentasikan laktosa susu sehingga menghasilkan asam laktat. Aroma yoghurt kadang-kadang dimodifikasi dengan penambahan bahanbahan seperti gula dan sari buah. Nilai gizi yoghurt serupa dengan susu yang merupakan konstituen dasarnya. (Ngurah Budi)

Bahan : 1 kg : daging sapi potong dadu 2 buah : pekak 4 butir : cengkih 5 buah : bawang merah diiris serong 3 siung : bawang putih iris serong 2 buah : serai memarkan 600 ml : santan encer 300 ml : santan kental Garam, gula, kaldu bubuk dan minyak secukupnya Bumbu Halus : 11 buah : bawang merah 5 siung : bawang putih 16 buah : cabe merah kriting ½ sdt : merica

3 ruas jari 2 ruas jari 2 ruas jari ¼ buah : 1sdt : ½ sdm : 3 butir :

: jahe : kunyit bakar : lengkuas pala jinten ketumbar sangrai kemiri sangrai

Cara Membuat : - Rebus daging sampai matang, saring, sisihkan. Tu m i s i r i s a n bawang putih dan merah sampai harum, lalu masukkan bumbu halus bersama serai, pekak dan cengkih, tumis hingga harum. - Masukkan rebus­ an daging, aduk rata, pindahkan

ke panci kuah, masak bersama santan encer. Biarkan sampai mendidih dan daging empuk, lalu masukkan gula, garam dan kaldu bubuk, aduk, masukkan santan kental, masak dengan api sedang sambil sesekali diaduk agar santan tidak pecah. - Masak sampai mendidih dan matang, angkat, sajikan.

otak sapi daun salam daun mangkokan air santan encer santan kental asam kandis daun jeruk daun kunyit

Bahan: 1 kg : daging sapi tanpa lemak 500 ml : santan encer 4 lembar : daun salam 3 batang : serai, memarkan 2 sdm : air asam 2 sdm : gula merah 1liter : air Garam, kaldu bubuk dan minyak goreng secukupnya Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 3 ruas jari : lengkuas 3 ruas jari : kunyit bakar

Gulai Otak Sapi

Bahan: 750 gr : 3 lembar : 7 lembar : 700 ml : 600 ml : 250 ml : 2 buah : 3 lembar : 1 lembar :

Gepuk Daging Sapi

2 batang : serai memarkan Gula, garam dan kaldu bubuk secukupnya Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 10 buah : cabe keriting 7 buah : cabe merah 2 ruas : lengkuas

3 butir : kemiri sangrai 2 ruas jari : jahe 3 ruas jari : kunyit bakar Cara Membuat : - Iris halus daun mangkokan, remas-remas dengan garam, biarkan selama 10 menit, lalu cuci bersih, tiriskan. - Masak air hingga mendidih, masukkan otak sapi, masak sampai matang (kira-kira 15 menit), angkat. Buang kulit ari

Cara Membuat : Rebus 1 liter air hingga mendidih, lalu masukkan daging, masak sampai matang, tiriskan, dinginkan lalu potong agak tipis dan melebar, memarkan pakai penumbuk agar daging melebar. Tumis bumbu hàlus bersama serai, daun salam hingga harum, lalu masukkan irisan daging, masukkan santan encer bersama gula merah, garam, air asam dan kaldu bubuk, masak sampai bumbu meresap, lalu goreng daging hingga matang dan berubah kecoklatan, tiriskan, sajikan bersama taburan bawang goreng. dan urat-uratnya, lalu potong dadu atau menurut selera. - Tumis bumbu halus dan bahanbahan lainnya hingga harum, lalu masukkan potongam otak sapi bersama santan encer, masak hingga mendidih. Masukkan garam, gula, kaldu bubuk dan santan kental, aduk-aduk, biar tercampur rata dan santan tidak pecah hingga mendidih dan matang, siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.


12

Kuliner

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Salad Buah dan Sayuran untuk Diet Sehat

Salad merupakan kudapan lezat yang bergizi, karena ­terdiri atas berbagai buah-buahan atau sayuran yang bergizi tinggi. “Salad yang sehat, baik dikonsumsi bagi yang tetap ingin makan namun tidak ingin berat badannya bertambah. Bisa juga dikonsumsi bagi yang sedang dalam program diet atau ingin menjaga berat badan ideal namun ingin menikmati camilan yang lezat namun menyehatkan, ujar Dr. I Putu Suiraoka, SST., M. Kes., dosen Jurusan Gizi Poltekkes ­Denpasar.

S

alad adalah jenis makanan yang terdiri dari campuran sayursayuran, buah-buahan dan bahan-bahan makanan siap santap lainnya. Salad menurut The Dictionary of American Food and Drink adalah makanan yang

berupa sayur-sayuran hijau yang disiram dengan berbagai bumbu dan saus, kemudian ditambahkan dengan buah-buahan atau bahan siap santap lainnya. Menurut sejarah, salad telah dikonsumsi orang Romawi dan Yunani kuno. Kata salad berasal dari Bahasa Latin “sal” yang berarti “garam, yang pada saat itu merupakan bumbu penting untuk memberi rasa

bagi makanan. Kata “sal” diserap ke dalam Bahasa perancis kuno menjadi salade dan di akhir abad ke-14 diserap dalam Bahasa Inggris menjadi salad atau sallet. “Sebenarnya bukan hanya orang Barat yang mempunyai hidangan salad. Di Indonesia pun

ada beberapa makanan berupa salad. Salad Indonesia memiliki variasi yang banyak dari resepresep di berbagai daerah. Beberapa salad asli Indonesia antara lain gado-gado, asinan bogor, karedok, pecel semanggi, rujak buah, dan lainnya,” kata Suiraoka. Salad untuk Diet Sehat Sebelum memahami kaitan

Suiraoka

antara salad dengan diet sehat, perlu dipahami dulu pengertian tentang diet. Kata diet dapat bermakna negatif bagi sebagian orang yang belum paham tentang maknanya. “Mereka menganggap diet sebagai pengaturan makan yang sangat menyiksa dengan makan ini dan itu bahkan dilarang untuk makan makanan yang sangat disukai,” ujarnya. Diet adalah pengaturan pola makan untuk membentuk tubuh ideal. Dahulu sekali saat pertama kali diperkenalkan banyak orang berdiet untuk menggemukkan badan. Mereka mengatur pola makan agar mendapatkan tubuh berisi dan ideal. Namun seiring dengan perjalanan waktu diet diartikan sebagai pengaturan pola makan dalam upaya menurunkan berat badan. Diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau keyakinan yang dianutnya. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, sekelompok masyarakat dapat juga memiliki preferensi (kesu-

kaan) atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Dalam perkembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan gizi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu menurunkan berat badan, meningkatkan berat badan, dan pantang terhadap makanan tertentu misalnya bagi penderita penyakit-penyakit tertentu harus menghindari atau membatasi asupan makanan tertentu. “Pada dasarnya komponen sayur dan buah pada salad sangat bermanfaat bagi diet sehat. Sayur dan buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh di samping zat gizi mikro lainnya. Vitamin dan mineral mempunyai peran penting bagi metabolisme, pencegahan penyakit dan peningkatan daya tahan tubuh. Sayur dan buah juga mengandung serat. Serat dalam makanan memberikan pengaruh baik terhadap fisiologi saluran pencernaan,” jelas ahli gizi yang gemar fotografi ini. Suiraoka mengatakan semua buah baik dan kaya akan kand-

ungan vitamin dan mineral. Semakin beragam warna buah yang kita konsumsi semakin banyak variasi zat gizi maupun antioksidan yang diperoleh. Di samping buah, cara paling ampuh untuk menurunkan berat badan adalah dengan mengonsumsi beragam sayuran. Aneka sayuran memiliki kandungan vitamin, mineral yang tinggi namun umumnya rendah energi. Hal ini membuat sayuran menjadi asupan terbaik untuk menu diet setiap hari. Sayuran tidak hanya sangat membantu dalam program diet, namun juga memberikan berbagai manfaat lain untuk menjaga kesehatan dan juga mengatasi berbagai penyakit. Sayuran akan membuat peredaran darah menjadi lancar, meningkatkan kinerja sistem pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan detoksifikasi dan berbagai manfaat lain. Beberapa jenis buah dan sayuran yang baik sebagai bahan salad untuk diet sehat adalah apel, stroberi, tomat, brokoli, wortel, kembang kol, mentimun, buncis, kol merah, dan selada. (Ngurah Budi)

digunakan, semakin banyak manfaat variasi zat gizi dan antioksidan yang diperoleh dari salad buah atau sayuran tersebut.

Pilih buah atau sayuran sesuai selera Saat berdiet ada baiknya memilih makanan yang disukai. Tidak perlu memaksakan mengonsumsi makanan yang tidak disukai yang akhirnya timbul rasa terpaksa dan tidak nyaman. Karena perasaan itu memengaruhi keberhasilan proses diet. Buah dan sayur pada dasarnya boleh dikonsumsi sebanyak mungkin saat berdiet. Namun ada baiknya anda juga memperhatikan jenis buah atau sayuran yang dipilih setiap sekali membuat salad. Idealnya Anda mencampurkan 3 hingga 4 jenis buah dalam satu mangkuk salad buah. Semakin bervariasi warna buah yang

Potong Buah Jika biasanya cara membuat salad buah sederhana untuk diet hanya dengan memotong buah dengan bentuk dadu, anda dapat membuat variasi potongan buah agar tidak bosan. Beberapa bentuk potongan buah itu seperti bulat dan segitiga. Jika yang dibuat adalah salad sayur, Anda harus mem-blanching beberapa jenis sayuran yang tidak biasa dikonsumsi mentah. Memasak sayuran akan melunakkan kerangka selulosanya dan membuat sayuran tersebut lebih mudah dikunyah serta dicerna oleh enzim-enzim pencernaan.

Menanti Festival Durian

Selain cengkeh, Tajun juga merupakan salah satu desa di Buleleng yang memiliki potensi penghasil berbagai jenis durian. Namun, selama ini hanya cengkeh yang menjadi ikon desa. Untuk mengenalkan potensi lain yang dimiliki desa ini, petani kreatif I Made Arnaja akan menggagas Festival Durian.

P

ensiunan notaris yang saat ini fokus menekuni pertanian ini mengatakan banyak potensi yang dimiliki desa Tajun namun belum maksimal dikembangkan. Dengan terselenggaranya festival durian ini dirinya berharap dapat mengenalkan desa dan potensi yang dimiliki. “Selain cengkeh, orang akan tahu bahwa Tajun juga menghasilkan durian dan akan mengenal daerah kami melalui festival ini,” ungkapnya. Disisi lain kesempatan itu akan dimanfaatkan untuk mengenalkan produk-produk yang ia hasilnya selama menekuni pertanian beberapa tahun terakhir. Ide ini muncul atas inisiasi sendiri dengan terinspirasi dari pengalamannya di berbagai grup pertanian. Ide-ide muncul dari teman-teman di luar kemudian diaplikasikan di daerahnya sendiri. “Saya kira ini ide yang sangat

bagus dan didukung oleh potensi yang ada,” ungkapnya. Arnaja sangat berharap Festival Durian yang akan diselenggarakan akhir Februari atau awal Maret 2018 ini dapat berjalan dengan lancar. Dirinya yakin festival ini sebagai salah satu cara mengembangkan Desa Tajun. Hanya saja dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala yang dihadapi, salah satunya terbatasnya lahan durian yang dimiliki. Di atas lahan seluas kurang lebih 1,5 hektare terdapat puluhan pohon durian berbagai jenis tentu dirasa masih kurang untuk mendukung suksesnya Festival Durian. Arnaja berinisiatif menggandeng petani-petani penghasil durian di desanya untuk mendukung acara tersebut. Bahkan tidak hanya durian, pihaknya juga akan menawarkan buah-buah lain yang dihasilkan dari Desa Tajun seperti buah naga dan manggis.

I Made Arnaja

13

“Kita akan tawarkan buah-buah lain sebagai pendukung acara,” jelasnya. Hambatan yang sangat berarti dalam penyelenggaraan Festival Durian ini menurutnya keadaan cuaca dan musim buah. Dengan pertimbangan yang sangat matang, pihaknya merancang waktu pelaksanaan di bulan Februari atau Maret untuk menghindari musim hujan. Hanya saja yang ia takutkan ketersediaan buah durian yang semakin menipis sehingga tidak mampu memenuhi permintaan saat festival tiba. “Kita kan tidak tahu jika buah terus kena hujan pasti akan rontok sehingga ini sangat berpengaruh terhadap ketersediaan buahnya. Saya sih sangat berharap acara ini berjalan dengan lancar,” tuturnya. Arnaja menambahkan acara Festival Durian juga sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemkab Buleleng yang fokus terhadap pertanian di tahun 2018. Bahkan dirinya sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak untuk sama-sama memajukan Buleleng. “Saya ingin bersama-sama membangun Buleleng, agar orang Buleleng tidak hanya berkembang di daerah lain tetapi di daerahnya sendiri,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Gulai Balak Lampung

Sarwan

Foto: wwwcache.wral.com

Membuat Salad Buah atau Sayuran yang Sehat Tips dalam membuat salad buah dan sayuran sederhana dan sehat antara lain adalah:

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Pilih saus yang sesuai Umumnya yang digunakan sebagai saus salad adalah mayonnaise. Khusus salad buah dan sayuran untuk diet, hindarilah penggunaan mayonaise sebagai saus saladnya. Mayonnaise terbuat dari kuning telur ayam mentah, minyak sayur, mustard, garam serta gula yang justru akan membuat diet menjadi tidak efektif. Sebagai pengganti mayonnaise bisa digunakan yoghurt. Yoghurt dibuat dengan menambahkan bakteri khusus yang dapat memfermentasikan laktosa susu sehingga menghasilkan asam laktat. Aroma yoghurt kadang-kadang dimodifikasi dengan penambahan bahanbahan seperti gula dan sari buah. Nilai gizi yoghurt serupa dengan susu yang merupakan konstituen dasarnya. (Ngurah Budi)

Bahan : 1 kg : daging sapi potong dadu 2 buah : pekak 4 butir : cengkih 5 buah : bawang merah diiris serong 3 siung : bawang putih iris serong 2 buah : serai memarkan 600 ml : santan encer 300 ml : santan kental Garam, gula, kaldu bubuk dan minyak secukupnya Bumbu Halus : 11 buah : bawang merah 5 siung : bawang putih 16 buah : cabe merah kriting ½ sdt : merica

3 ruas jari 2 ruas jari 2 ruas jari ¼ buah : 1sdt : ½ sdm : 3 butir :

: jahe : kunyit bakar : lengkuas pala jinten ketumbar sangrai kemiri sangrai

Cara Membuat : - Rebus daging sampai matang, saring, sisihkan. Tu m i s i r i s a n bawang putih dan merah sampai harum, lalu masukkan bumbu halus bersama serai, pekak dan cengkih, tumis hingga harum. - Masukkan rebus­ an daging, aduk rata, pindahkan

ke panci kuah, masak bersama santan encer. Biarkan sampai mendidih dan daging empuk, lalu masukkan gula, garam dan kaldu bubuk, aduk, masukkan santan kental, masak dengan api sedang sambil sesekali diaduk agar santan tidak pecah. - Masak sampai mendidih dan matang, angkat, sajikan.

otak sapi daun salam daun mangkokan air santan encer santan kental asam kandis daun jeruk daun kunyit

Bahan: 1 kg : daging sapi tanpa lemak 500 ml : santan encer 4 lembar : daun salam 3 batang : serai, memarkan 2 sdm : air asam 2 sdm : gula merah 1liter : air Garam, kaldu bubuk dan minyak goreng secukupnya Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 3 ruas jari : lengkuas 3 ruas jari : kunyit bakar

Gulai Otak Sapi

Bahan: 750 gr : 3 lembar : 7 lembar : 700 ml : 600 ml : 250 ml : 2 buah : 3 lembar : 1 lembar :

Gepuk Daging Sapi

2 batang : serai memarkan Gula, garam dan kaldu bubuk secukupnya Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 10 buah : cabe keriting 7 buah : cabe merah 2 ruas : lengkuas

3 butir : kemiri sangrai 2 ruas jari : jahe 3 ruas jari : kunyit bakar Cara Membuat : - Iris halus daun mangkokan, remas-remas dengan garam, biarkan selama 10 menit, lalu cuci bersih, tiriskan. - Masak air hingga mendidih, masukkan otak sapi, masak sampai matang (kira-kira 15 menit), angkat. Buang kulit ari

Cara Membuat : Rebus 1 liter air hingga mendidih, lalu masukkan daging, masak sampai matang, tiriskan, dinginkan lalu potong agak tipis dan melebar, memarkan pakai penumbuk agar daging melebar. Tumis bumbu hàlus bersama serai, daun salam hingga harum, lalu masukkan irisan daging, masukkan santan encer bersama gula merah, garam, air asam dan kaldu bubuk, masak sampai bumbu meresap, lalu goreng daging hingga matang dan berubah kecoklatan, tiriskan, sajikan bersama taburan bawang goreng. dan urat-uratnya, lalu potong dadu atau menurut selera. - Tumis bumbu halus dan bahanbahan lainnya hingga harum, lalu masukkan potongam otak sapi bersama santan encer, masak hingga mendidih. Masukkan garam, gula, kaldu bubuk dan santan kental, aduk-aduk, biar tercampur rata dan santan tidak pecah hingga mendidih dan matang, siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.


14

Jelita

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Sanggul Rambut Simpel dan Cantik

Dyah Pramuditawati

buka Salon Sandat Bali di Singaraja ini. Ia mengatakan, sanggul tidak seluruhnya berisi tentang teknik mengikat rambut yang unik dan rapi. Kriteria menyanggul yang baik dilihat bukan dari seberapa rumit pelintiran yang dibuat tapi juga dari nilai seninya. Sanggul dengan tambahan bunga misalnya. “Hanya dengan tambahan bunga di rambut membuktikan sederhana juga bisa memikat. Kelebihan sanggul bunga terletak pada kesederhanaan dan kealamian rambut yang terlihat lebih natural sehingga sanggul bunga digemari lewat daya tarik khasnya,” kata Dyah. Beberapa tips dalam meng-

T

atanan rambut menjadi hal yang penting untuk penyempurnaan penampilan. Walaupun dandanan dan busana sudah sesuai, jika tatanan rambut tidak menjadi perhatian, penampilan kita kurang sempurna. Menurut salah seorang penata rias, Dyah Pramuditawati, cara menyanggul rambut sering disebut sebagai daya tarik utama perempuan. “Gaya rambut yang cocok akan membuat perempuan kelihatan lebih cantik, menarik, dan berkelas. Apalagi, saat pesta atau cara besar dimana perempuan dituntut berpenampilan tidak hanya menarik juga rapi dan berestetika,” ujar perempuan y a n g mem-

Bugar

11

Layanan Sehat untuk Orang Tua

Bali disebut salah satu provinsi lansia. Sekitar 11% dari penduduk Bali itu adalah lansia. Artinya, jika jumlah penduduk Bali sebanyak 4,5 juta. Artinya, sekitar 400-450 ribu adalah lansia atau orang tua. Demikian disampaikan dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M.Kes, pemilik Klinik Sada Jiwa.

tersendiri pada wanita. Penggunaan poni yang tepat dapat memberikan kesan manis dan unik. Elegan dengan poni ini akan membuat tampilan dan wajah

Anda lebih berkesan berbeda dan menambah kilau cantik pada wajah Anda. Sanggul bisa dibuat dari ram-

but sendiri dan tambahan rambut. Sanggul menjadi sangat menarik dilengkapi aksesori yang pas dapat disesuaikan dengan jenis rambut atau jenis acara. (Wirati Astiti)

M

gunakan sanggul de­ ngan tambahan bunga. Gunakan bunga dengan warna cerah seperti putih, atau sesuai warna pakaian. Gunakan bunga dengan mahkota yang indah seperti mawar, anggrek bulan, tulip. Bunga asli untuk penampilan fresh dan bunga palsu agar terlihat lebih modis. Ia menambahkan, poni memiliki d a y a tarik

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

elihat fenomena ini ke depan, ia menggagas Klinik Sada Jiwa. “Kalau biasanya klinik hanya untuk mengobati orang yang sakit, di klinik ini kami memiliki tiga layanan unggulan,“ ujar dr. Patra Jaya. Unggulan yang pertama adalah layanan unggulan orang tua. Orang tua ini bukannya sakit, tapi mereka ingin menjaga kualitas hidupnya. Tempat ini, bukan panti jompo, tapi disebut senior living artinya untuk kehidupan orang tua. “Kalau orang asing sudah biasa mendengar tempat seperti ini. Saya terinspirasi waktu tahun 2004 saya datang ke Jepang, dan melihat ada fasilitas untuk orang tua di sana,” ujarnya. Ia mengatakan, untuk layanan orang tua ini ada empat aspek yang ditekankan yakni menjaga kualitas fisik, mental, sosial, dan spiritual, sesuai definisi sehat menurut WHO. Aspek fisik dimulai dari pemberian makanan sehat yang dise-

suaikan dengan kebutuhan orang tua. Kemudian, fisiknya juga dilatih. “Orang tua mengalami kemunduran daya ingat dan refleknya. Karena itu, ada senam otak untuk mencegah pikunnya agar tidak menjadi sangat berat. Ada senam lidah dan senam menelan, agar refleks menelannya bagus. Menjaga suaranya agar tidak semakin lama semakin tidak jelas. Senam jari, untuk mencegah gemetar dan senam diabetic untuk kaki. Disamping senam lansia secara umum,” ungkapnya. Untuk aspek psikolog, ada pemeriksaan psikologinya. Mengapa orang tua sering marahmarah karena ada sesuatu dalam dirinya yang tidak bisa ditangkap dan diberi perhatian. Ada psikolog yang akan memberikan pelayanan kejiwaan. Aspek sosial, interaksi dengan sesama. “Kita sering keliru memperlakukan orang tua. Kita sering menyuruh mereka hanya diam saja di rumah. Makanya, sekarang para pensiunan mulai

Pilot Project Sekarang ini, isu health tourism sedang menghangat. Dokter Patra berharap, layanan Klinik Sada Jiwa, bisa juga menarik turis asing datang ke Bali, dan juga tentu ini membuka peluang tenaga kerja. Karena itu, desain klinik Sada Jiwa dibuat seperti vila dengan lingkungan alam dan udara segar di daerah Sembung, Mengwi. Di awal membangun klinik, dr. Patra Jaya sempat berpikir agak panjang, karena ini sesuatu yang baru. Namun, ke depan kehadiran klinik ini menjadi penting, dengan kondisi lansia yang terus meningkat di Bali. “Dari hasil layanan ini saya sudah ujicobakan kepada ibu saya. Ibu saya sudah mendapatkan manfaat dari program ini. Ibu saya kalau jalan masih kencang. Dari vokal nyanyi, suara ibu power-nya bagus. Dari aspek diabetis, kolesterolnya terkendali,” kata dr. Patra. Ia berharap, klinik ini mampu menjadi pilot project. Ia membayangkan, seandainya di seluruh kabupaten di Bali, ada klinik seperti ini, tentu akan sangat bagus sekali. Apalagi, dalam BPJS ada program Prolis, untuk lansia. Jadi pemilik layanan seharusnya tidak usah ragu. (Wirati Astiti)

ngumpul dengan sesama karena ada kebutuhan sosial,” kata dr. Patra. Aspek spiritual ada kegiatan meditasi untuk ketenangan jiwa. “Seperti klinik biasa, kami tetap siaga dokter jaga dan perawat 24 jam. Ada juga, layanan dokter spesialis konsultan geriatrik, neurologi, penyakit dalam, gizi klinik, dan psikolog. “Untuk program setengah hari, mereka akan mengikuti program pokok, mulai pukul 7, dilakukan pemeriksaan kesehatan termasuk pengukuran tensi, nadi, dan setiap bulan ada pemeriksaan kolesterol, gula darah, dan asam urat. Setelah itu mereka diajak sarapan. Setelah itu dilanjutkan dengan senam otak, senam menelan, senam lidah, senam jari, senam kaki, senam diabetic.Kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan. Setelah itu penyaluran hobi, bagi yang suka bernyanyi atau gateball. Terakhir makan bersama dan mereka bisa pulang,” jelasnya. Untuk program menginap, kata dia, kegiatan penyaluran hobi diberikan waktu lebih panjang. “Karena ini lembaga sosial ekonomi dan kami tahu banyak sekali orang tua yang tidak mem-

persiapkan uang untuk mereka tua nanti, kami hanya kenakan biaya Rp 25 ribu untuk program setengah hari. Sementara, bagi yang punya kartu BPJS mereka tidak bayar,” kata dr. Patra. Sampai saat ini, Klinik Sada Jiwa sudah memiliki anggota BPJS 8000 orang. Sementara, untuk program long stay diminati orang asing. “Untuk orang asing sudah diwajibkan oleh pemerintah mereka menyisihkan dananya untuk hari tua. Jadi, mereka sudah ada dana secara mandiri,” imbuhnya. Unggulan lain dari Klinik Sada Jiwa adalah Rehabilitasi Stroke. Ia menilai, orang stroke sering sudah dianggap tidak bisa apaapa. Padahal pasien stroke bisa ditingkatkan kualiats hidupnya. Misalnya dia lumpuh, kalau

cepat bisa dilatih dan pelatihannya berstruktur, dia bisa untuk membantu dirinya. Setidaknya bisa mengambil minum. “Banyak yang saya temukan, kalau sudah ada anggota keluarga yang stroke, pasti mereka ngomong siapa yang akan berhenti bekerja untuk menjaga dan mengurus pasien stroke ini. Padahal, dari 30 pasien yang kami tangani, ternyata kemampuan mereka bisa ditingkatkan,” kata dr. Patra Jaya. Klinik Sada Jiwa juga memiliki layanan Cancer Support Centre. “Biasanya, pasien kanker setelah kemo radiasi di rumah sakit, tidak mengerti mau ngapain, pikiran mereka kacau. Saya mantapkan ini dalam tiga hal yakni nyeri, nutrisi, psikologis,” jelasnya. (Wirati Astiti)


10

Kreasi

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

“Dancing in Silver”

Hal Kecil yang Jadi Besar

Style

Endek dalam

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Gaya Elegan Busana kerja kini hadir dalam pilihan model yang lebih beragam dan menarik. Banyaknya model busana ­kantor saat ini menjadikan para wanita lebih leluasa untuk memilih yang cocok dengan selera fashion atau aktivitas mereka.

S

Perjalanan Sotjawaruni Kumala Palar atau yang akrab disapa Runi Palar dari seorang penari men­jadi desainer perhiasan didokumentasikan dalam sebuah buku. Buku ini ditulis Bruce W. Carpenter dengan judul “Dancing in Silver. The Jewellery of Runi Palar”. Acara peluncuran buku dilak­ sanakan Jumat (29/12) di Griya Santrian, Sanur, Denpasar.

“B

uku ini bercerita tentang Runi dari “kecil” yang ke­ mudian tumbuh menjadi “besar”. Besar karena Indonesia sangat besar dan mempunyai kekuasaan untuk bermain di tingkat dunia sekarang ini. Buku ini diawali dari Runi yang menjadi penari kemu­ dian terkenal, bahkan ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk pergi ke New York untuk mewakili Indo­ nesia. Disana dia bertemu dengan

Adriaan Palar. Saya sendiri pernah bertemu Runi tahun 1964 di New York. Saat itu ia sedang menari dan saya berusia 12 tahun, bolos dari sekolah. Saya menonton di paviliun Indonesia dan saya merasa ada di surga,” ungkap Bruce. Buku yang juga berisi desain

Berbagai model perhiasan perak karya Runi Palar

eperti yang terlihat dalam “Fashion Show Endek” di ajang Denpasar Festival (Denfes ke -10) belum lama ini,di Kawasan Patung Catur Muka . Pada acara Suasana peluncurkan buku “Dancing in Silver”

perhiasan karya Runi menuturkan perjalanan Runi. Bagaimana tan­ tangan yang dihadapi Runi. Dia menikah lalu mempunyai anak. Dia tidak lagi bisa menari lagi dan harus berhenti kuliah. Tapi Runi memiliki kekuatan yang luar biasa di dalam dirinya yang mendorong­ nya berkata “Saya seorang seniman”. Runi pun beralih menjadi perajin perak. “Dia maju terus dan melakukan dimana saja hingga saat ini,” ujar Bruce tentang buku 40 tahun Runi berkarya ini. Bruce berterima kasih pada Dodi Obenk yang membuat foto, Dewan Kera­ jinan Nasionl yang mendu­ kung buku ini, penerbit, khususnya Runi dan Adrian. Juga bantuan dari Sandra, Griya Santrian. “Ini hal kecil yang menjadi besar dan setiap kali seniman yang sukses harus ingat akan hal ini. Tempat ini adalah pembibitan. Inilah tempat seni­ man kecil yang di kemudian hari menjadi besar,” tegasnya. Runi lahir di Pujokusuman, Yogyakarta 1946. Ia mengawali kecintaanya terhadap dunia seni dengan menekuni seni tari. Seir­ ing perjalanan waktu dan tan­ tangan yang dihadapi, ia beralih ke seni perhiasan. “Mendesain sebuah perhiasan merupakan hal yang tidak mudah, apalagi desain tersebut bisa mendunia. Saya tidak terpaku pada desain yang telah ada dan selalu mencari hal yang lain,” ungkap ibu tiga anak ini. Kepiawiannya mendesain per­ hiasan membuat sejumlah pecinta perhiasan di Jepang mengakui ke­ unikan desainnya. Selain itu, ia juga berkreasi untuk menciptakan desain perhiasan yang mampu disandingkan dengan berbagai jenis pakaian agar cocok digunakan saat mengenakan pakaian kebaya maupun berbahan jins. Inspirasi biasanya diambil dari alam, seperti batu, kayu, daun dan Foto-foto: Eka Adhyasa

etnik atau budaya suatu daerah. Runi tetap berpegang pada moto beautiful simplification, mengambil sesuatu yang selalu simpel. Pemilik Museum Runa Ubud ini mengaku modal awal membuat perhiasan ia sisihkan dari uang belanja. Pilihannya mendesain per­ hiasan berbahan perak. Perjalanan yang sangat panjang, usahanya mengalami perkembangan dan desain perhiasannya pun tidak terbatas pada perak saja. “Semoga buku ini bisa menjadi inspirasi bagi anak muda di Indonesia pada umumnya,” harap Runi. Acara peluncuran buku tersebut turut dihadiri antara lain IB Sid­ harta Putra, Cokorda Artha Ardhana ­Sukawati (Cok Ace), Prof. Made Ban­ dem, Ny. Sri Utari Satria ­Naradha, dan undangan lainnya. “Ketika ber­ bicara perak, bayangan kita pas­ ti pada desainer­d e s a i n e r

internasional. Tapi ter­nyata kita punya potensi, dan lebih bersyukur lagi ada di Bali. Jadi ini menambah lagi kekayaan Bali sebagai destinasi wisata seni,” ujar Cok Ace. Sidartha Putra, owner Griya Santrian menambahkan kenal Runi sejak 15 tahun silam karena bekerja sama di galeri untuk mendukung karya-karya terbaiknya di bidang perhiasan. “Kami juga mendapatkan semangat untuk membantu ahli-ahli di sini sejak kami membuka galeri ini 16 tahun lalu. Sanur juga dimulai dengan berkembangnya karya-karya seni khususnya lukisan hingga per­ hiasan hingga menjadi daerah tujuan wisata,” tegasnya. Dengan mengam­ bil semangat itu, Griya Santrian me­ nyediakan tempat bagi kebanyakan seniman-seniman lokal dan men­ erima secara luas senimanseniman Indo­ nesia dan juga internasional.

Runi Palar dan Ny. Sri Utari Satria Naradha

(Eka Adhyasa)

yang digelar Disperindag Kota Denpasar bersama Dekranasda Kota Denpasar tersebut me­ nampilkan guru –guru Sekolah Dasar se- Kota Denpasar. Mereka tampil penuh per­ caya diri mengenakan busana

kerja berbahan endek berbagai corak dengan warna -warna cer­ ah. Dan, pekan ini Tokoh menampil­ kan beberapa dari rancangan busana kerja yang mer­ eka kenakan. San­ gat menarik dan semua terkesan bangga mengena­ kannya. Keindahan dan gaya yang elegan itu pun bisa menjadi pilihan dan inspirasi untuk lebih bergairah menggunakan produk lokal. Sementara itu, Ketua Dekranasda Denpasar IA Selly D.Mantra mengatakan bah­ wa ‘Lomba Busana Kerja Endek’yang digelar saat Den­ fes tersebut, bertujuan, men­ jaga atau melestarikan serta mengembangkan warisan budaya ini di semua kalangan sembari menguatkan tag line “Endek Kita Punya Kita Pakai Kita Bangga” (Sri Ardhini)

15


16

Edukasi

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Mozaik

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

9

Lulusan Sekolah Inklusi Bengkala Mandiri Desa Bengkala merupakan desa unik yang ada di Kabupaten Buleleng dengan masyarakat tuli bisu yang kurang jelas penyebabnya. Keterbatasan tersebut nampaknya tidak menjadi halangan para anak-anak penyandang disabilitas untuk mengenyam bangku pendidikan. Sejak tahun 2007 sudah didirikan sekolah inklusi pertama dan satu-satunya di Bengkala. Sekolah tersebut menggunakan kurikulum reguler sehingga tidak ada perbedaan dengan sekolah pada umumnya, hanya saja tenaga pengajar merupakan guru khusus untuk penyandang disabilitas.

M

e n u r u t Ke p a l a Sekolah Dasar No 2 Bengkala Made Dresuna sangat mengapresiasi semangat anakanak penyandang disabilitas dalam mengenyam pendidikan. Bahkan dalam pembelajaran antara siswa normal dan berkebutuhan khusus mendapat pelajaran yang sama, meskipun diawal dirasakan sudah menyesuaikan kondisi siswa tersebut. “Pada awalnya mereka sulit menyesuaikan antara siswa yang normal dan penyandang disabilitas. Butuh sekitar setahun untuk penyesuaian dan dipastikan tidak ada diskriminasi antar

siswa,” jelasnya. Saat ini sekolah inklusi satusatunya di Bengkala ini memiliki 4 orang siswa. Hanya saja menurut Dresuna, pihaknya kesulitan dalam mencarikan sekolah lanjutan untuk siswa penyandang disabilitas. Dirinya berharap setelah tamat Sekolah Dasar para siswa tersebut dapat diterima di sekolah lanjutan tingkat SMP. Saat ini SMP terdekat hanya SMPN 2 Kubutambahan yang terletak di Desa Tamblang, hanya saja sekolah tersebut tidak mempunyai tenaga pendidik khusus sehingga jika ingin melanjutkan maka lulusan siswa harus melanjutkan ke

Anugerah Pers K. Nadha Nugraha ke-17 Tampak siswa SD 2 Bengkala sedang berkomunikasi dengan gurunya

Sekolah Luar Biasa yang ada di Singaraja. Namun, karena alasan ekonomi banyak orang tua yang memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan anaknya. “Sekolah itu kan hanya ada di Singaraja dan jaraknya cukup jauh, karena terbentur biaya mereka akhirnya tidak bisa sekolah lagi,” ungkapnya. Sementara itu salah satu

tenaga pendidik khusus SD 2 Bengkala, Ketut Kanta menceritakan bagaimana dirinya selama ini mengajar anak-anak dengan kondisi fisik berbeda dalam satu ruang kelas. Kesulitan awal yang ia rasakan dalam mengajar adalah dalam mengenalkan abjad. Seperti sekolah pada umumnya, agar seorang siswa dapat membaca maka hal yang pertama dilakukan adalah

mengenalkan abjad. “Kita di Indonesia pakai dua abjad ada Bisindo yang menggunakan dua tangan dan pengenalan abjad dengan satu tangan,” jelasnya. Bahkan dalam pergaulan anak-anak baik yang normal dan penyandang disabilitas sudah terbiasa berkomunikasi sehingga tidak membuat diskriminasi antar siswa. (Wiwin Meliana)

Penganugerahan Anugerah Pers K.Nadha Nugraha kembali digelar untuk ke-17 kalinya oleh Kelompok Media Bali Post di Wantilan Gedung Pers Bali Ketut Nadha, Denpasar, Jumat (5/1). Anugerah pers yang digulirkan sejak 2002 lalu, merupakan bentuk kepedulian tertinggi pers kepada tokoh dan lembaga yang telah berjasa dan memiliki komitmen dalam menjaga Bali dan NKRI.

T

ahun ini, ada 7 penerima K.Nadha Nugraha. Pertama, (almh) Desak Putu Kari, istri pahlawan I Gusti Ngurah Rai yang tutup usia pada 10 Desember 2017 lalu. Desak Putu Kari tak hanya pahlawan nasional, tetapi juga pahlawan bagi keluarganya. Dalam keadaan hamil besar, Desak Putu Kari menjadi target sasaran penjajah Belanda karena diyakini mengetahui persembunyian suaminya, I Gusti Ngurah Rai. Demi memberikan dukungan kuat kepada suami di dalam perang kemerdekaan, Desak Putu Kari dan anakanaknya tidak luput dari penjara dan mendapatkan siksaan seperti tahanan pejuang-pejuang lainnya. Kedua, I Wayan Gatha yang merupakan pendiri Bank Sri Partha dan salah satu tokoh dan saksi lahirnya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali. Berkat ketekunannya pula, pada masanya Bank Sri Partha menjadi salah satu bank yang dikelola putra daerah yang mampu memberi inspirasi pada kebangkitan ekonomi Bali. Ini ditandai dengan terserapnya tenaga kerja lokal di sektor perbankan serta berkembangnya usaha-usaha mikro yang bermitra dengan bank Sri Partha. Ketiga, I Wayan Jati, seorang petani kopi arabika Kintamani di Desa Catur Kintamani. Petani sukses yang kini menjadi Ketua Petani Kopi Arabika Kintamani ini sering memberikan motivasi dan contoh kepada

petani kopi lainnya di Kintamani untuk tetap mengembangkan kopi kintamani meski harga sedang tidak bersahabat. Keempat, Superman Is Dead (disingkat SID), grup musik dari Bali, bermarkas di Poppies Lane II - Kuta. Grup musik ini beranggotakan tiga pemuda asal Bali, yaitu: Bobby Kool sebagai gitaris merangkap vokalis, Eka Rock sebagi bassis, dan Jerinx sebagai drummer. Selain bermain musik, kelompok musik yang sudah terkenal di blantika musik tanah air ini juga dikenal memiliki kepedulian dan komitmen yang jelas terhadap pelestarian alam dan budaya Bali. Keberpihakannya terhadap alam Bali menjadi salah satu identitas SID selain warna musiknya yang khas. Kelima, Subak Mambal, Abiansemal, Kabupaten Badung yang melakukan pengembangan olah tani organik di Bali. Untuk mengantisipasi masalah penurunan kesuburan dan kekurangan air yang dialami petani, kini subak Mambal mengembangkan system of rice intensification (SRI). Sistem ini merupakan teknik budi daya yang intensif dan efisien dengan manajemen sistem perakaran yang berbasis pengelolaan tanah, tanaman, dan air yang seimbang. Keenam, Visi Undiksha. Pers kampus berbendera ‘’VISI’’ lahir ketika Undiksha mengalami beberapa kali perubahan status. Diawali dari FKIP Universitas Udayana, lanjut menjadi STKIP Negeri Singaraja,

Suasana acara K. Nadha Nugraha 2018

IKIP Negeri Singaraja, dan terakhir Undiksha. VISI dipelopori sejumlah aktivis mahasiswa yang gemar berpikir kritis dan memilih jalan menulis untuk menikmati kebebasan kaum intelektual. Ketujuh, AKADEMIKA Unud. Akademika merupakan pers mahasiswa yang tumbuh di UNIVERSIRTAS UDAYANA. Anggota pers Akademika Universitas Udayana (Unud) tetap mengasah kemampuan menulisnya setiap hari. Akademika yang berdiri 17 Maret 1983 itu kini telah memiliki berbagai produk. Yaitu majalah, mini magazine, buletin, online. Majalah dengan oplah 500-1.000 eksemplar diterbitkan setahun sekali. Mini magazine dan buletin dengan oplah lebih dari 200 eksemplar, terbit setahun 2- 4 kali. Sementara berita online diupdate setiap hari. Peliputan yang dilakukan setiap hari inilah untuk mengisi informasi berita online. Kini, anggota Akademika menjadi terlatih untuk menulis. Karena menulis adalah salah satu keterampilan berkomunikasi yang harus dimiliki setiap anggota. BALI RESTART “Semoga Kelompok Media Bali Post bisa menjadi inspirasi untuk membangun Bali dan Indonesia yang lebih baik. Terima kasih atas semua yang sudah mendukung kami dan mari kita lanjutkan perjuangan,” ujar Satria Naradha, Pimpinan Kelompok Media Bali Post. Usai penganugerahan dilaksanakan diskusi bertema “Bali Restart”. Diskusi dipandu Nyoman Wirata, Pemimpin Redaksi Bali Post. Hadir sebagai pembicara antara lain Causa Iman Karana (Kepala Perwakilan BI Denpasar), IGA Mas Sumatri (Bupati Karangasem), Adi Nugroho (Kepala BPS Bali), Putu Astawa (Kepala Bappeda Bali), dan Prof. Pitana. (Ngurah Budi)

tkh/eka

BBB Rayakan HUT Ke-1 Bali Beauty Blogger (BBB) merayakan HUT ke-1, Ming­gu 24 Desenber 2107 di Cafe White Canny, Renon. BBB menghadirkan dr. Embun Dini Hari, MARS, M.Biomed, Sp.KK dari Ultimo Clinic yang memberikan materi “Trend Kemajuan Estetik dan Anti Aging Dunia”. Selain itu, ada juga workshop merangkai bunga “Flower Crown” bersama Pick Flower. Ketua BBB Dewa Ayu Inda mengaku sangat terharu sekaligus bangga, karena sepanjang tahun 2017, Bali Beauty Blogger berkembang pesat. Anggota yang awalnya hanya 10 orang berkembang menjadi 32 orang. Dari yang awalnya tidak ada yang melirik BBB untuk bekerja sama, sekarang BBB selalu mendapat undangan kerja sama baik itu event invitation, sponsored post & paid project almost every month. (Sri Ardhini)


8

Bunda & Ananda

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

APSAI Kota Denpasar

Luncurkan Album “Anak Kreatif” Sedari pagi, kelima anak-anak ini sudah siap tampil sembari menunggu di bibir panggung menonton penampilan anak-anak PAUD Kota Denpasar yang menunjukkan beragam atraksi memukau mereka. Tak berselang lama, kelima anak tersebut, Gek Rani, Gung Is, Ayu, Anggi,dan Andin tampil membawakan beberapa lagu dalam Album “Anak Kreatif” yang diluncurkan Kamis, 28 Desember 2018 di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung.

A

lbum lagu anakanak ini merupakan album perdana dari APSAI (Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia) Kota Denpasar yang berupaya memberikan ruang positif bagi anak-anak Kota Denpasar untuk

menyalurkan talentanya di bidang bernyanyi, dan sekaligus menjawab kegalauan pemerintah akan jarangnya ada lagu anak-anak yang mudah dihapalkan anak PAUD dan TK. “Sekarang ini banyak ada kegiatan anak-anak. Dengan diluncurkannya album ini, harapan

Tampil Unik dengan Bambu Desa Belega, Blahbatuh, Gianyar-Bali adalah pusat kerajinan bambu di Bali. Meski sudah tak seramai dulu, namun masih ada beberapa pengrajin yang tetap bertahan menekuni kegiatan yang bisa dibilang sudah turun-temurun ini. Paling tidak, demikianlah pengakuan I Wayan Balik Sukanadi, pemilik Sukanadi Bamboo. “Sejak bom Bali 2, penjualan furnitur bambu turun drastis. Di sini banyak yang gulung tikar. Saya dan beberapa pengrajin lainnya tetap bertahan,” ujar Sukanadi yang mengaku sudah belajar mengerjakan kerajinan bambu ini sejak berusia SD.

kami ketika anak-anak tampil jangan lagi menggunakan lagu orang dewasa. Bisa membawakan

Edukasi Anak lewat Lagu

Berbalutkan busana kasual mangat belajar seperti pada lagu atasan merah dan bawahan jins, ‘Jar-Jar Mari Belajar,” paparnya. Gek Rani, Jung Is, Anggi, Ayu, Hal senada juga disampaikan dan Andin menghibur pengun- sang arranger—yang akrab disapa jung yang sebagian besar anak Nonik. Lagu-lagu yang ada dalam PAUD dan TK yang didampingi album kompilasi APSAI ini dikatakannya adalah lagu-lagu anak yang para guru dan orangtua. Dalam Album “Anak Kreatif” sederhana yang menggambarkan ini memuat 10 lagu, yakni Jar-jar dunia anak yang sebenarnya. Mari Belajar yang dinyanyikan Gek Di dalamnya ada tentang alam, Rani, Matahari Pagi oleh Anggi, seperti matahari, bulan purnama, Tamasya (Andin), Menanam Po- pantai, juga tentang situasi seperti hon (Jung Is), Anak Pintar (Aya), hujan, angin, tamasya. Dan, ada Bunga-bunga (Jung Is), Pantai pula inspiratif, seperti lagu “Anak (Ayu), Berlomba (Jung Is), Hujan pintar” yang bisa memacu anak (Gek Rani), Purnama (Anggi). untuk berprestasi. Penggambaran yang sederhana Kesepuluh lagu ini dikemas dalam bentuk kepingan DVD. di setiap lagu membuat anak gamProses penggarapan album pang mencerna dan menyanyikananak ini melibatkan orang-orang nya. Tidak berbelit-belit dan tidak yang memang konsen di dunia menggunakan kata kiasan sehanak. Pencipta lagunya Mas ingga maksud dari lagu tersebut Ruscitadewi, pengasuh Tabloid bisa tersampaikan. “Maka dalam Anak-anak Lintang-yang akarab penggarapan musiknya pun, saya disapa Bu Mas oelh anak-anak membuat musik yang simpel, dan ini mengatakan, mengajari anak- menggunakan sound-sound yang anak akan lebih menyenagkan familiar semisal gitar, piano, dan jika lewat lagu. Selain, lagu dan string. Dan ini berpengaruh pada irama itu secara tak disadari proses rekaman menjadi lebih ceakan menghaluskan jiwa penyanyi dan pendengarnya. Jika dicermati lirik dari kesepuluh lagu tersebut, bahasanya singkat sehingga mudah dimengerti anak dan juga mendidik. “Seperti dalam lagu ‘Berlomba’ tersirat pesan agar anak bisa memupuk jiwa satria, menang tak boleh sombong. Kemudian, mencintai dan mengenal lingkungan seperti pada lagu ‘Pantai’, ‘Tamasya’ dan ‘Bunga di taman’. Bersyukur pada Tuhan lewat lagu ‘Purnama’, dan DVD Album “Anak Kreatif” memberikan se-

Griya

pat, karena anak sudah mengerti isi lagu dan menghayati lagunya sehingga pada saat take vocal jadi lebih lancar,” paparnya. Ke depannya, Nonik berharap akan lebih banyak lagi bermunculan lagu-lagu anak seperti ini. “Selain sebagai hiburan, juga sebagai sarana edukasi untuk anak-anak usia dini,” tandasnya. (Inten Indrawati)

lagu anak-anak, untuk mengiringi menari dan kegiatan anak apapun. Anak-anak biarkanlah mereka seperti anak-anak,” ujar Ketua APSAI Kota Denpasar Sri Sutari. Kabib PAUD dan PNFI Disdikpora Kota Denpasar Made Merta yang hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi kepada APSAI Kota Denpasar karena dinilai memiliki kepedulian terhadap pendidikan khususnya di PAUD. Ia mengharapkan melalui inovasi ini dapat dijadikan menjadi media pembelajaran untuk anak di tingkat PAUD. “Peluncuran album ini sebagai proses kreatif dan inovasi bahwa APSAI ikut membantu proses pembelajaran di sekolah dengan menyediakan

lagu anak-anak ini,” ucapnya. Lagu anak-anak seperti ini diakui Ketua Himpaudi Kota Denpasar, memang dibutuhkan sekali di Kota Denpasar untuk memotivasi dan menjadikan anak lebih kreatif dengan tidak lagi memakai lagu orang dewasa untuk aktivitas anak. Sementara tokoh PAUD Kak Ade mengatakan dirinya yang dekat dengan dunia anakanak pastinya senang. “Dengan semakin banyaknya lagu anak, anak juga makin banyak pilihan untuk berkreasi, dan untuk mengiringi dengan benar growing up nya anak. Kalau banyak pembendaharaan lagu anak seusianya, anak akan berkembang dengan sewajarnya,” ujarnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit penganyam topi

Made Taro

Di lereng gunung hidup sepasang suamiistri yang sangat miskin. Sehari-hari mereka menganyam topi dari jerami. Topi-topi itu dijual ke pasar; uang jualannya dibelikan beras dan bahan makanan

lainnya. Pada suatu hari sang suami berkata kepada istrinya. “Istriku, dua hari lagi tahun baru tiba. Aku ingin merayakannya dengan kue mochi, tetapi kita tidak punya uang.” “Jual saja topi-topi itu!” jawab sang istri. “Uangnya belikan mochi.” Keesokan harinya, pagi-pagi benar, sang suami memasukkan lima buah topi jerami ke dalam dus. Ia pun berangkat ke pasar. Perjalanan menuruni lereng gunung itu cukup jauh, namun karena biasa, laki-laki itu tidak merasa payah. Setiba di lereng yang datar, ia berhenti sebentar. Di tempat itu sebagaimana biasa, ia membakar kemenyan dan berdoa di depan patung-patung dewa yang berdiri tegak. Ada enam buah patung, yakni empat buah patung dewa pelindung anak-anak, sebuah patung dewa sungai, dan sebuah patung besar dewa gunung. “Oh, Dewaku!” katanya bersujud. “Besok tahun baru tiba. Semoga kami mendapatkan rezeki, sehingga bisa merayakan tahun baru,” demikian doanya. Siang hari ia tiba di pasar. Ia heran, para pedagang bersiap-siap untuk pulang. Hal itu disebabkan

karena cuaca tiba-tiba memburuk. Angin topan berembus kencang diiringi hujan salju di segala penjuru. Pedagang topi jerami itu berubah pikiran. Ia merasa sia-sia berjualan. Ia pun bergegas pulang, mendaki lereng gunung. Setiba di tanah datar tempat berdirinya patungpatung dewa itu, ia merasa iba. Semua patung terselimuti salju, sehingga wajahnya tak tampak. Sambil menahan tubuhnya sendiri yang menggigil, ia membersihkan patung-patung itu, lalu memasang sebuah topi anyaman di masing-masing kepala patung. Tentu saja, topinya yang lima buah itu tidak cukup. Ia membuka topinya sendiri, lalu setelah bersujud ia ikatkan di kepala dewa gunung. Setelah itu, ia mohon pamit, berjalan pulang sambil menahan tubuh yang menggigil. Untunglah sang istri memahami segala penjelasan sang suami. Bahkan istrinya berkata, “Tindakanmu itu sangat terpuji, jauh lebih berharga daripada merayakan tahun baru dengan pesta mochi.” Malam harinya, pasangan suami-istri itu tidur dengan tenang. Dalam tidur mereka bermimpi yang sama. Ada enam orang sosok datang malam-malam membuka pintu. Keenam sosok itu masing-masing membawa sebuah besek. Setelah meletakkan besek itu di atas meja, keenam sosok itu pun pergi. Keesokan harinya, pagi-pagi benar, suami-istri itu bangun. Mereka heran melihat besek-besek berjejer di atas meja. Dibukanya satu persatu. “Mochi! Mochi!” teriaknya. Pasangan suami-istri itu berpelukan sangat bahagia. (Jepang) mochi = kue dari beras

K

emudian, sekitar tahun 1996 ia mulai menggeluti bisnis kerajinan bambu ini hingga sekarang. Bahan baku bambu dipasoknya dari beberapa daerah, di antaranya Bangli dan Tabanan (Bali) dan Kebumen (Jawa). Jenis bambu yang umum dipakai adalah bambu petung yang ukuran diameternya memang lebih besar dari bambu biasa. Bambu petung ini pun ada beberapa jenis, seperti petung jali yang didapati di Bangli, petung abu di Luwus, Tabanan, dan petung ori di Kebumen dengan warna asli bambu cokelat. Bambu bisa dibuat berbagai macam furnitur mulai dari rak, meja, kursi, tempat tidur, dan lain sebagainya. Teknik dan desain sangat menentukan untuk menghasilkan karya yang bagus dan indah. Bentuk bambu yang lurus memanjang dengan permukaan

I Wayan Balik Sukanadi

yang halus membuat bambu mudah diolah ke berbagi bentuk. Menurut Sukanadi, furnitur bambu ini banyak disukai kewarganegaraan Jepang, juga pasar lokal yang menginginkan tampilan

natural, klasik dan unik. Dalam sebuah pengerjaan furnitur bambu, diperlukan juga material lainnya seperti kayu sengon untuk menyumpel bagian-bagian sambungan seperti pada sandaran tangan. “Pada pertemuan bambu satu dan bambu lainnya ini, dipaku, kemudian disumpel memakai kayu sengon dan diserut hingga berbentuk bulat. Baru kemudian pertemuan ini dililit dengan tali rotan,” jelas Sukanadi. Sebelum diproses, bahan baku bambu dicuci kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari kurang lebih 10 hari. “Pengeringan bambu tidak dioven karena akan pecah,” jelasnya. Berikutnya, bambu dipomigasi (diobati) agar tak dimakan rayap, diproses (dipotong), dirakit, diamplas, baru difinishing dengan melamic clear. Sementara, untuk perawatan furnitur bambu (Inten Indrawati)

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

17


18

Life Story

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

M

engalami keterbatasan fisik tidak menjadi halangan seseorang untuk beraktivitas. Apalagi untuk warga Desa Bengkala yang mengalami disabilitas tuli bisu. Meskipun banyak warganya menderita kolok, Prebekel Desa Bengkala I Made Arpana mengatakan tidak pernah ada diskriminasi antara warga normal dan penyandang disabilitas. Made Arpana menegaskan tidak pernah mengkotak-kotak-

Sandang Disabilitas, Warga Bengkala Ikuti Pelatihan Tenun kan warganya sehingga terjalin hubungan harmonis antar warga. Bahkan warga penyandang disabilitas selalu dilibatkan dalam berbagai acara di desa. “Tidak ada perbedaan mereka bergaul, bersosialisasi dan beraktivitas layaknya warga normal. Tidak

Warga Kolok Kembangkan Minuman Sari Kunyit Bengkala Desa Bengkala dikenal menjadi salah satu desa unik di Kabupaten Buleleng, Bali. Keunikan desa ini terletak dari warganya yang menderita tuli bisu kolok tanpa jelas penyebabnya. Selain itu, Bengkala juga dikenal sebagai salah satu penghasil kunyit terbaik di Bali. Kunyit yang dihasilkan di Desa Bengkala menjadi primadona di pasar lokal Buleleng. Kunyit merupakan bahan makanan yang memiliki banyak kegunaan dan khasiat. Hanya saja dari hasil panen, kunyit hanya dijual secara langsung ke pedagang baik dari daerah maupun luar daerah bengkala. Melihat kualitas kunyit Bengkala yang sangat baik, Kadek Sami salah satu warga Bengkala melihat prosfek yang sangat menjanjikan. Dirinya berinovasi dengan mengolah kunyit asli Bengkala menjadi minuman sehat yang menyegarkan. Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang digelar untuk meningkatkan perekonomian perempuan 50 tahun ini mengolah kunyit menjadi jamu kunyit asam yang sangat baik untuk kesehatan. Perempuan yang beberapa anggota keluarganya menderita tuli bisu ini mengaku untuk membuat jamu kunyit Bengkala sama seperti jamu pada umumnya. Bahan yang diperlukan seperti sari kunyit asli, gula merah, asam, dan garam yang direbus selama 2 jam. Perebusan inilah yang menjadikan jamu kunyit awet 4 hingga 7 hari. “Kami tidak menggunakan pengawet sama sekali, pengawetnya secara alami yaitu dengan perebusan dengan waktu yang cukup lama,” jelasnya. Dalam memproduksi jamu kunyit, Sami hanya dapat memproduksi 2 kali dalam seminggu. Sekali produksi dirinya hanya menghasilkan 60 hingga 70 botol kecil. Setiap botol ia jual dengan harga Rp.5.000. Sami menambahkan dirinya tidak dapat memproduk- si jamu kunyit setiap hari meskipun

Proses pembuatan jamu kunyit Desa Bengkala

dirinya selalu dikejar order. Hal ini dikarenakan kunyit hanya bisa dipanen ketika cuaca baik. Jika turun hujan berturut-turut maka umbi kunyit akan kecil dan daunnya pun akan rusak. “Ya solusinya kami selalu menyetok kunyit untuk jaga jaga dan agar produksi bisa dilakukan secara terus menerus meskipun tidak setiap hari,” ungkapnya. Tergabung sebagai anggota Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) Desa Bengkala, Sami dan warga penyandang disabilitas lainnya untuk memanfaatkan hasil panen kunyitnya. Hal ini sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan atas kerjasama pemerintah, lembaga pendidikan, dan swasta. Hanya saja Sami dan anggota yang lainnya terkendala dalam pemasaran. Jamu kunyit asam Sakuntala ini hanya dapat dijual disekitaran desa saja. Hal ini dikarenakan usaha yang ia kembangkan beberapa tahun belakangan ini belum memiliki izin. “Kami belum berani pasarkan keluar daerah karena belum ada izinnya. Kami sudah urus tapi belum ada tindak lanjut,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Jamu Kunyit Sakuntala

ada sama sekali diskriminasi,” ungkapnya. Bahkan pihak desa bekerja sama dengan pihak swasta memberdayakan masyarakat disabilitas tersebut untuk mengikuti berbagai pelatihan yang bertujuan mengembangkan kemampuan dan meningkatkan perekonomian warga itu sendiri. Salah satunya dengan menggelar pelatihan pertenunan. Arpana menambahkan pelatihan ini bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat disabilitas agar menciptakan lapangan kerjanya sendiri. “Mereka kalau mencari kerja ke luar mungkin susah jadi kita berdayakan di sini,” imbuhnya. Sementara itu Kadek Sami salah satu warga yang merupakan anggota Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) Desa Bengkala mengaku berbagai pelatihanpelatihan telah digelar untuk mengembangkan masyarakat. Salah satunya pelatihan pertenunan kain endek khas Buleleng. Namun pada pelaksanaanya memang tidak semudah yang dibayangkan. Menenun merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan dan ketelitian penuh, sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi dalam mengajarkan para penyandang disabilitas tersebut. “Mengajarkan mereka menenun memang tidak mudah. Tapi karena kerja keras pelatihan dan dorongan pihak sponsor beber-

Warga tuli bisu sedang menenun

apa warga kami sekarang sudah pandai menenun,” ungkapnya. Sebelumnya pelatih didatangkan langsung dari desa Jinangdalem, Buleleng. Bahkan untuk menarik minat masayarakat mengikuti pelatihan, mereka dibayar 70 ribu Rupiah dalam sekali datang. Lanjut kata Sami saat ini untuk keberlangsungan usaha tersebut, warga penenun dibayar dengan sistem borongan dengan bayaran satu kain dibayar 45 ribu Rupiah. Kain endek yang sudah jadi akan dipasarkan dan hasil penjualannya akan digunakan sebagai biaya operasional, pembelian bahan, dan upah tenga kerja. “Merak bisa menyelesaikan satu kain 2 hingga 3 hari. Setelah kain jadi kain bisa langsung

dipasarkan,” imbuhnya. Bahkan hasil tenunan dari warga disabilitas ini terbilang bagus layaknya di tenun oleh masyarakat pada umumnya. Akan tetapi usaha tersebut masih menemui kendala biaya. Sebab dalam memproduksi kain endek tidak jarang beberapa hasil tenunan tidak baik bahkan ada yang rusak. Hal ini tentu akan membuat kain endek tersebut tidak laku dijual sehingga akan sangat berdampak terhadap pemasukan anggota. “Ya kalau kainnya rusak mana ada yang mau beli. Nah itu berarti kita rugi dan akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan modal untuk membeli bahan baku,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Dr. Ns. I Made Sundayana

Kembali Pimpin PPNI Buleleng Dr. Ns. I Made Sundayana, Peningkatan dapat dilakukan melalui S.Kep.,MSi., kembali terpilih seseminar, workshop, pelatihan dan lainbagai ketua Persatuan Perawat lain. “Seiring dengan perkembangan Nasional Indonesia (PPNI) periode Iptek agar selalu bisa memberikan 2017-2022. Melalui Musyawarah pelayanan terbaik kepada masyarakat Daerah (Musda) secara aklamasi dalam bidang kesehatan khususnya memilih kembali I Made Sundayana keperawatan,” harapnya. yang kemudian dilantik oleh Ketua Sementara itu pula Bupati Buleleng Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dalam sambutannya yg dibacakan PPNI Bali, I Gusti Ngurah Ketut oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Sukadarma, S.Kp., M.Kes di di Kabupaten Buleleng mengamanatkan Aula Stikes Buleleng di Jln. Raya agar para perawat selalu siap mengemAir Sanih KM 11 Bungkulan, Sabtu bangkan diri guna meningkatkan kuali(30/12) lalu. tas dan kompetensi sebagai profesi Ditemui seusai acara, Dr. Ns. perawat. I Made Sundayana, S.Kep.,MSi., Hadir pada acara tersebut dari yang juga Ketua Stikes Buleleng ini Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng mengatakan ke depan persaingan mewakili Bupati Buleleng, Ketua DPW dunia keperawatan semakin ketat, PPNI Propinsi Bali, Ketua PPNI Kabuterlebih sejak beberapa tahun lalu telah berlaku Masyarakat paten Kota se Bali, Direktur RS Paramasidhi, Ketua PPGI Ekonomi Asean (MEA). Oleh karenanya, kata dia, pihaknya Buleleng serta peserta Musda yang berasal dari perwakilan secara periodek dan berkesinambungan menggelar Komisariat PPNI se-Kabupaten Buleleng. pendidikan dan pelatihan dibidang keperawatan guna DPW PPNI BALI memberikan waktu dua minggu untuk meningkatkan kompetensi para perawat khususnya yang menyusun struktur pengurus PPNI Kabupaten Buleleng ada di Buleleng. “Harapan kami kedepan adalah mewuperiode 2017-2022 sehingga dapat menjalankan program judkan perawat yang berkompeten dan profesional sesuai dengan tepat dan terarah. -Win topik yang diangkat. Kami juga terus berkomitmen mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam ilmu keperawatan. Ke depan akan disusun jadwal workshop dan seminarminimal empat bulan sekali,” jelasnya. Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah, I Gusti Ngurah Ketut Sukadarma,S.Kep.M.Kes., mengimbau kepada seluruh perawat dimanapun berada agar selalu meningkatkan dan memperbaharui komDr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,MSi., kembali terpilih sebagai ketua petensi dibidang ilmu keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) periode 2017-2022

Sepanjang berada di Makkah untuk menunaikan ibadah Umroh, beberapa peristiwa yang mengingatkan jamaah sebagai bentuk teguran turut mewarnai perjalanan empat bersaudara, Ultra Dewi, Prima, Naniek dan Triana. Dari beberapa peristiwa, dua hal yang tidak terlupakan, yakni ketika sama-sama salah membaca petunjuk arah yang membuat keempatnya nyaris keluar ke pintu lain dan menyaksikan langsung terpisahnya nyawa dan tubuh salah seorang jamaah yang meninggal di Makkah.

C

ukup banyak pintu - mencapai 93 pintu (berdasarkan peta Masjidil Haram yang diterbitkan oleh The Kingdom of Saudi Arabia) dengan empat pintu utama yakni, King Fahad Gate, King Abdul Aziz Gate, Fateh Gate dan King Abdullah Gate, memang sering membuat jamaah bingung. Namun tidak demikian dengan empat bersaudara ini.

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Salah Baca Petunjuk

Perjalanan Umroh bermakna dijalani empat bersaudara asal NTB ini, mulai dari salah baca petunjuk hingga diperlihatkannya di depan mata proses meninggalnya salah seorang jamaah. (Foto: saat singgah di Turki menuju Madinah)

Hari ketiga berada di Makkah dengan fokus sepanjang hari bolakbalik melaksanakan ibadah di Masjidil Haram, membuat mereka menjadi terbiasa keluar masuk pintu terdekat dengan hotel tempatnya menginap.

Kebetulan sekali, hotel tempat mereka menginap sangat dekat, hanya berjarak sekitar 250 meter dari salah satu pintu utama Masjidil Haram, yakni King Abdul Azis Gate. Dan penanda yang paling mudah dikenali

Ratusan ribu jamaah salat subuh melewati salah satu pintu masuk utama King Abdul Aziz Gate di Masjidil Haram Makkah

Kehilangan Satu Jamaah

Suasana haru para jamaah saat melepas H. Syadeli yang berpulang dengan damai di hotel tempat mereka menginap

Selain itu, beberapa peristiwa lain melengkapi makna penting dari perjalanan Umroh bagi mereka dan 17 jamaah lainnya, salah satunya adalah kehilangan seorang anggota jamaah yang meninggal dunia di Tanah Suci Makkah. Pada hari terakhir berada di Makkah (esok pagi jamaah akan kembali ke tanah air), sebuah peristiwa luar biasa diperlihatkan Allah SWT di depan mata seluruh jamaah. Pagi itu usai melaksanakan salat subuh di Masjidil Haram, seluruh jamaah menuju tempat sarapan di hotel. Tiba-tiba mereka mendapat kabar bahwa salah seorang jamaah, H. Syadeli Sarkawi, asal Pulomerak Kota Cilegon Banten, terjatuh di kamarnya. Ulama asal Banten ini beberapa hari sebelumnya memang terlihat kurang sehat dan banyak beristirahat di hotel setelah menjalani ibadah Umroh. Mendengar kabar tersebut, seluruh jamaah

spontan menuju kamar H. Syadeli yang sudah tampak seperti tertidur di kamarnya di lantai 13. Hanya berjarak sekitar satu setengah jam dari peristiwa jatuhnya itu, H. Syadeli menghembuskan nafas terakhirnya di kamar hotel ditemani oleh seluruh jamaah yang hari itu membatalkan semua perjalanan city tour yang sudah terjadwal. H. Syadeli berpulang sebelum sempat dibawa ke rumah sakit karena beberapa prosedur yang tidak mudah yang harus dijalani sebelum dibawa ke rumah sakit (menanti ambulans dan lain-lain) dan juga menanti izin dari keluarga. H. Syadeli berpulang dengan damai diiringi air mata sedih para jamaah yang melantunkan ayat-ayat suci Al Quran mengantar kepergiannya yang tenang. Peristiwa ini merupakan kisah batin tersendiri bagi para jamaah. Di samping menjalankan ibadah penting sebagai seorang muslim, Allah SWT memperlihatkan langsung detik-detik terpisahnya nyawa dari raga manusia. Sungguh pengalaman spiritual di tanah suci yang tidak ternilai harganya. Atas ijin keluarga, H. Syadeli kemudian dimakamkan di tanah suci Makkah. Keesokan harinya, pukul delapan pagi waktu Makkah, rombongan bertolak ke Jeddah menuju Istambul kemudian melanjutkan perjalanan kembali ke tanah air. Mereka datang ke tanah suci dengan 22 orang dan kembali ke tanah air dengan 21 orang. Itulah kalimat perpisahan dari para jamaah ketika pulang ke tanah air. Segala peristiwa dan hikmah menjadi pengalaman dan pelajaran berharga yang tidak ternilai untuk meningkatkan kualitas hidup yang sementara sebagai manusia. (Naniek I. Taufan)

7

Prima (paling kanan) dan sudara-saudaranya, saat memulai prosesi Umroh dari Masjid Bir Ali menuju Makkah

adalah di depan King Abdul Aziz Gate itu berdiri megah Zamzam Tower. Bangunan paling tinggi yang berada di sekitar Masjidil Haram dengan jam berukuran besar di puncaknya. Hotel mereka berada di samping bangunan Zamzam Tower tersebut. Jadi, sangatlah mudah untuk mengingat tempat keluar masuk Masjidil Haram usai beribadah di tengah ratusan ribu manusia yang keluar masuk masjid terbesar di dunia itu. Setidaknya 6-7 kali sehari empat bersaudara ini keluar masuk Masjidil Haram. Rute hotel, Zamzam Tower, King Abdul Aziz Gate, semacam sudah hafal di luar kepala. Jika agak repot mengingat tinggal baca penunjuk jalan yang sangat lengkap di dalam areal Masjidil Haram atau lebih mudah lagi bertanya pada Askar (penjaga/petugas) Masjidil Haram yang jumlahnya sangat banyak dan ada di mana-mana. Sederhana dan simple serta mudah. Di hari itu, usai Salat Dhuhur mereka melepas keponakan lakilakinya yang baru berusia 16 tahun untuk pulang sendiri lebih dulu ke hotel karena mereka masih melanjutkan ibadah hingga menanti waktu Salat Ashar. Usai salat Ashar ke empatnya berniat kembali ke hotel. Saat berjalan pulang, masih dalam Masjidil Haram, mereka membahas tentang keponakannya tersebut, berdoa semoga keponakannya sampai hotel dengan selamat. Namun di bawah sadar, keempatnya merasa sangat yakin bahwa keponakannya itu pasti sampai dengan selamat karena menilai perjalanan pulang yang dekat itu begitu mudah. “Kan sudah ada petunjuk, gampang tinggal baca,” ujar Triana. Ultra Dewi menimpali bahwa jalan menuju hotel hanya lurus saja dari tempat mereka salat, tinggal belok kanan keluar lalu ada Zamzam Tower. “Insya Allah tidak akan tersesat,” katanya. Triana dan Naniek juga begitu yakin. “Kalau tersesat dia tinggal tanya Askar saja. Askar kan ada di mana-mana,” kata mereka sambil terus berjalan. Obrolan ini sesungguhnya sangatlah sederhana. Namun lihatlah apa yang terjadi di balik kalimatkalimat di bawah sadar mereka itu. Mereka rupanya telah berjalan cukup jauh hingga tiba-tiba tersadar bahwa ada yang aneh dari jalan yang biasanya mereka lalui. Keempatnya saling bertanya saat membaca petunjuk yang tertulis King Abdullah Gate. Di sanalah mereka sadar bahwa mereka telah jalan ke arah yang salah. Untuk memastikan bisa kembali ke jalan yang benar menuju

hotel, mereka bertanya pada Askar yang menunjuk arah yang benar. Entah apa yang terjadi, keempat bersaudara ini malah merasa ke jalan yang lebih salah, karena tidak familiar bahkan turun satu lantai dari jalan yang seharusnya. Sadar telah salah jalan, mereka kembali ke tempat semula dan kembali membaca petunjuk jalan. Mereka menemukan King Abdul Aziz Gate. “Nah ini dia jalannya,” kata Prima yang diamini ketiga saudaranya. Mereka berjalan bersama sesuai petunjuk, namun baru beberapa langkah masih terasa aneh jalannya. Bertanyalah kembali mereka pada Askar di mana pintu King Abdul Aziz. Askar menunjuk ke arah yang berbelok dari papan petunjuk yang mereka baca sebagai King Abdul Aziz Gate tadi. Begitu keluar dan melihat papan penunjuk jalan itu, keempatnya tertegun karena terbaca King Abdullah Gate. Akhirnya, meski bertanya-tanya dalam hati, keempatnya mengikuti petunjuk dari Askar. Ternyata King Abdul Aziz Gate hanya sekitar 10 meter dari tempat mereka bolak-balik tadi. Sangat dekat dan begitu mudah hingga akhirnya tiba di hotel dan bertemu kembali dengan keponakannya. Keesokan harinya, mereka sempat membahas soal salah jalan kemarin. “Padahal King Abdullah Gate itu sudah saya baca dengan jelas adalah King Abdul Aziz Gate,” ujar Triana. Ketiga saudaranya langsung menimpali seraya tak percaya. Rupanya ketiganya juga mengalami hal yang sama dengan Triana. Samasama membaca King Abdullah Gate itu dengan jelas dan yakin bacaannya adalah King Abdul Aziz Gate. Peristiwa ini menyadarkan keempat bersaudara itu bahwa ada yang salah dalam sikap mereka. Merasa yakin dan dengan nada tidak mungkin tersesat karena petunjuk dan bantuan lengkap, adalah bentuk sombong yang sederhana. “Ternyata untuk hal sepele pun, sombong itu tidak baik. Di Masjidil Haram, kami mendapat teguran itu secara langsung,” kata Prima. Mereka menyadari bahwa sama-sama salah membaca petunjuk lalu berputar di sekitar jalan itu saja bukanlah hal biasa, melainkan teguran Allah SWT untuk mereka. Kisah nyata itu memberikan pengalaman spiritual yang luar biasa bagi empat bersaudara ini. Dari sanalah mereka belajar untuk mengendalikan diri, mengambil hikmah dan meyakini, bahwa seluruh proses kehidupan manusia akan kembali (baik dan buruk) sesuai dengan apa yang dilakukannya. (Naniek I. Taufan)


6

“New Year, New Me”, banyak yang menyertakan kalimat ini di ber­bagai media sosial untuk menggambarkan rangkuman resolusi mereka. Tahun baru kemudian memulai sesuatu yang baru sepertinya sudah menjadi keinginan alami kebanyakan orang. Termasuk dengan keinginan menuju gaya hidup sehat yang alami juga.

H

Woman on Top

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

al ini pun menjadi fokus Dayu Oka, salah seorang peng­usaha wanita di Denpasar. Ia mengajak kita untuk mengubah kebiasaan gaya hidup yang serba instan menjadi lebih ke yang alami demi kesehat­ an lebih baik. Meski diakuinya untuk kualitas yang satu ini harus berusaha atau diupayakan, karena tidak terjadi dengan sendirinya. “Kalaupun selama ini kita suka mengon­sumsi yang manis-manis, tidak masalah, hanya sekarang gunakan pemanis alami. Sebab alam sudah menyediakan un-

Jaga Kesehatan Secara Alami

tuk kita berupa madu organik,” terangnya Resolusi hidup sehat ini, kata Dayu Oka sebenarnya juga merupakan resolusinya tahun lalu, yang masih menjadi bagian utama resolusinya tahun ini. “Saya tidak ingin menyesali jika resolusi ini masih harus terus dilaksankan, sebab ini sifatnya jangka panjang. Saya tidak akan berhenti meng­ ajak keluarga, kolega, teman dan bahkan masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan, salah satunya dengan mengonsumi madu organik, sebagai langkah menjaga kesehatan secara alami,” ujar pebisnis properti yang setiap pagi mengonsumsi air hangat dengan lemon dan madu organik ini. Dikatakannya salah satu reso­ lusi yang harus lanjut dan bagi yang belum sebaiknya dimulai saat ini juga adalah mulai mengonsumsi makanan sehat. Pilihannya saat ini cukup banyak. Namun, salah satu yang tengah gencar di kampanyekannya adalah mengembalikan madu menjadi suplemen utama untuk menjaga kesehatan keluarga. Selama ini, katanya kita lupa kalau madu merupakan herbal tertua di dalam peradaban manusia. Menurut Dayu Oka, menghilangnya manfaat kesehatan madu tidak lain diakibatkan lebih banyaknya produk madu yang

Dayu Oka

sudah diolah sedemikian rupa sehingga manfaat terbesar dari madu yang didapat dari proses enzymatic yang masih aktif hilang akibat proses pengentalan dan pencampuran bahan lain dengan alasan keamanan pengiriman dan alasan ekonomi lainnya. Jadi kalau bicara tahapan reso­ lusi, Dayu Oka mengatakan mulai dari mempelajari tentang madu,

dari mana sumbernya, jenis- jenis lebah dan apa saja manfaat madu bagi kesehatan kita. Jika ditanya plan B, katanya tidak ada, sebab baginya keberhasilan hanya bisa diraih dengan ketekunan dan belajar dari kegagalan sebelumnya. “Disamping madu adalah usaha yang relatif tidak ada saingan kalau kita konsisten dengan keaslian produknya,” tandasnya.

Ia juga mengingatkan kita untuk tidak mengabaikan yang namanya sarapan pagi, yang se­ ring disebut breakfast is the king. Bahkan cukup banyak juga penelitian yang membicarakan tentang pentingnya sarapan pagi. Jadi kita jangan pernah mencari-cari alasan untuk meninggalkan sarapan. Saat sarapan juga perlu diperhatikan apa yang menjadi asupan saat itu. Tidak melulu harus mengonsumsi nasi, bisa digantikan dengan buah-buhan atau umbi-umbian yang tidak lupa ditetesi madu berkualitas baik. Dengan membiasakan diri sehat, dipastikan banyak hal akan lebih mudah ditanggulangi, termasuk dengan resolusi-resolusi lainnya. Dayu Oka juga mengatakan tidak ada salahnya kita mulai sekarang membuat junral kesehat­an, dengan mencatat setiap kondisi dan perubahan kesehatan kita. Apakah itu dibuatnya hari­a n, mingguan ataupun bulanan sesuai dengan kondisi kita masingmasing. Jika perlu buat juga jurnal makanan, apa saja yang sudah kita konsumsi selama ini. Selanjutnya berjanji pada diri sendiri menyudahi kebiasan buruk, seperti mengonsumsi minuman beralkohol, merokok dan berbagai zat berwarna yang tidak bermanfaat bagi tubuh. (Sri Ardhini)

“I AM UNIQUE” Salam Unique... Mengawali tahun baru 2018, tentunya semua mempunyai harap­ an agar di tahun ini menjadi tahun yang membawa harapan baru, yang lebih cemerlang dengan karyakarya yang luar biasa dan dapat memberi warna keindahan di alam ini. Dengan niat memberikan wa­ wasan tentang industri yang ber­ gerak di bidang perhiasan, maka kami ingin mewujudkan dan mem­ bagi informasi yang dapat menggali potensi seta bakat manusia untuk menghasilkan karya seni di negeri sendiri. Unique,... ya jika kita artikan, unik itu sesuatu yang berbeda, khas, khusus. Dan, biasanya kata unik ini membawa nilai yang lebih pada sebuah benda. Dalam ilmu marke­ ting pun sering kita dengar, ‘buatlah sesuatu yang unik’, agar mudah diingat, agar berbeda dengan yang lain, dan bisa saja agar dapat lebih

mahal dari harga pasar yang sedang berlaku saat itu. Kata unik, juga se­ ring dipakai para wanita yang mem­ punyai kepekaan perasaan lebih dari pria, apalagi dalam hal kepemilikan barang. Misalnya, busana, warna, model tampilan make up hingga per­ hiasan. Bicara tentang perhiasan, tidak akan habisnya. Perhiasan juga iden­ tik dengan para wanita, yang selalu digambarkan dengan keindahan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga para pria, dengan gambaran yang lebih sesuai dengan fitrah se­ orang pria, seperti kegagahan, kalem, dan lain sebagainya. Sebuah home industri bergerak di bidang ‘Emas’ dan ‘Perak’ yang telah berdiri sejak tahun 1989. Usaha ini dikenal dengan nama yang sangat unik yaitu” UC Silver”. Nama “UC Silver” ini sebenarnya sudah sangat dikenal. Semua ini bermula dari kota seni Ubud, Gianyar, dengan telenta serta kreativitas dari sang pemilik yakni Nyoman Eriawan, yang me­ mang sangat mencintai seni desain,

sehingga perusahaannya berkembang dengan pesat. Akhirnya, ia mampu menjadikan “UC Silver” salah satu ‘Tujuan Wisata’ yang sangat dimi­ nati oleh wisatawan, lokal ataupun manca negara. Begitulah awal cerita­ nya hingga sekarang dikenal bukan hanya sebuah galeri, tapi berhasil memproduksi serta mengekspor hasil industri berupa perhiasan ke manca negara. Sesuai dengan tuntutan zaman maka “UC Silver” yang dulu dikenal sebagai home industry sekarang su­ dah berkembang menjadi sebuah in­ dustri, dengan menerapkan teknologi sesuai dengan apa yang telah dibuat di negara-negara lain. Mengapa usaha ini dapat bertahan lama bah­ kan dapat mengembangkan dengan baik industri perhiasan perak dan emas? Tentu karena perusahaan ini selalu berkreativitas dengan ide-ide yang unik, dan tentu ini tidak lepas dari peran Nyoman Eriawan selaku pemilik dari UC Silver. Sampai saat ini UC Silver sudah sering melakukan sebuah event internasional secara

regular, baik di kawasan Eropa mau­ pun Amerika, Hongkong, Bangkok, dan negara lainnya. Tentu mulai penasaran. Apa saja yang akan kami tulis untuk kolom ini selanjutnya. Nantikan tulisan kami setiap dua minggu sekali, kami akan hadir di kolom ‘I AM UNIQUE’ yang membagi informasi secara detail tentang “UC Silver”. Bagaimana cara memilih kualitas perhiasan. Apa dan dari apa saja bahannya, bagaimana gambaran keunikannya, apa saja hasil karya, bahkan sampai filosofi keunikan dari masing-masing karya yang tercipta, dan lain sebagainya. Ada yang penasaran juga tempatnya dimana? Silakan langsung kunjungi tempat produksi dan Galery kami di Jalan Raya Batu Bulan Gg. Candrametu No.1 Batu Bulan, Gianyar 80582. Tele­ pon (0361) 461511 Atau kunju­ngi website kami di www.uc-silver.com I am Unique I am Happy UC Silver Bali info@ucsilverbali.com

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Bermula dari kekaguman kepada tanaman pisang yang dianggap memberikan manfaat yang besar, Syafik punya ide cemerlang. Pria kelahiran Gresik 28 Oktober 1974 ini berusaha mencari tahu cara memanfaatkan limbah tanaman pisang menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual.

Mendulang Uang dari Pelepah Pisang

N

asib baik mempertemukan Syafik dengan Atik Wayantik dari Gressyen Art. Dari Atik inilah Syafik pertama kali belajar membuat kerajinan dari limbah batang atau gedebok pisang. Berbekal semangat dan ketekunan belajar bersama sang mentor, kini Syafik mampu memproduksi sendiri aneka kerajinan tangan berbahan gedebok pisang seperti topi, tas, tempat tisu, tudung saji, gantungan lampu, dan lain-lain. Kerajinan gedebok

19

pisang yang diproduksi Syafik memiliki harga yang variatif mulai yang paling murah Rp 5.000 sampai Rp 500.000.

Produk buatan Syafik dengan mudah diterima oleh pasar, baik pasar lokal maupun mancanegara. Selain memiliki nilai seni yang tinggi, Syafik juga konsisten menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Pembeli dari luar negeri sangat teliti dalam menilai penggunaan bahan, Mereka tidak mau membeli produk mengandung toxit seperti tiner,“ kata Syafik. Melalui label dagang Gedebok Art, Syafik rajin mengikuti berbagai pameran untuk memperkenalkan produknya. Banyak pameran di dalam dan luar negeri yang sudah diikuti. Selain dipasarkan lewat pameran, banyak juga gallery yang menawarkan kerjasama untuk menitipkan produk. Bahkan ada sebuah maskapai pener­ bangan yang siap menampung produknya tersebut.

“Sistem konsinyasi dan bagi hasil yang diterapkan oleh beberapa gallery sangat merugikan perajin. Pembayaran mundur sampai beberapa bulan, Mereka juga

meminta bagi hasil yang tinggi sampai 40%,” imbuh Syafik yang juga pengurus di beberapa organisasi UKM. Berbagai organisasi

yang diikuti oleh Syafik seperti Panutan Gresik, Ekselen Preneur Indonesia (EPI), Asosiasi Handycraft Jawa Timur, Perhimpunan Komunitas Jawa Timur (PKJT), Gerakan Mencegah Daripada Mengobati (GMDM) Melalui komunitas yang diikuti, Syafik berharap bisa menemukan orang yang tepat dan memiliki taste seni untuk diajak kerjasama dalam memasarkan produk yang dihasilkannya terutama ke luar negeri. Selain memproduksi aneka produk dari pelepah pisang, saat ini Syafik juga sedang mengembangkan produk lain yaitu aneka kelompen hias untuk perempuan. Syafik berharap produk kelompen dapat mengikuti kesuksesan produk pelepah pisang miliknya. (Nanang Sutrisno)

Bangkitkan Gerakan Kembali ke Toko Buku Toko buku seakan mati suri. Ketika minat membaca tidak lagi seperti dulu. Terlebih sejak diberlakukan sistem pengadaan buku oleh sekolah, tak banyak generasi muda mengenal istilah berburu buku. Menyusul penetapan Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam hal pengadaan buku teks pelajaran Kurikulum 2013, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah juga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor : 13/D/KR/2017, Tentang Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 Melalui Buku Sekolah Elektronik (BSE). Surat edaran ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala D i n a s Pe n d i d i kan Kabupaten/ Kota dan Kepala Sekolah pelaksana kurikulum 2013 di seluruh Indonesia. Dengan adanya surat edaran ini, sekolah yang mu-

lai melaksanakan kurikulum 2013 pada tahun 2017/2018, wajib membeli buku teks pelajaran kurikulum 2013 yang telah direvisi dari versi sebelumnya dengan pemesanan melalui e-katalog LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah) menggunakan dana BOS. Buku teks kurikulum 2013 tersedia yaitu buku teks untuk kelas I, IV, VII, dan X baik itu buku siswa maupun buku guru. Pemesanan buku menggunakan user ID dan password dapodik sekolah masing-masing. Kondisi ini lantas menambah panjang daftar toko buku yang tutup serta penerbit yang gulung tikar. “Yang dirugikan buka cuma penerbit, tapi juga toko buku dan masyarakat umum. Berapa banyak toko buku telah tutup di Indonesia, yang paling penting penerbit maupun toko buku dan pengadaan pakaian sekolah sudah tidak lagi merasakan ramainya tahun ajaran baru,” ujar Edi Nasrul, S.H., mantan Ketua Asosiasi Pe n e r b i t I n donesia (API) Surabaya (Non-IKAPI), Kamis (4/1). Menurut Edi, sekolah harus dikemba-

likan kepada fitrahnya sebagai tempat mencari ilmu, bukan untuk mencari profit. Dalam pengadaan buku oleh sekolah, pihak-pihak yang diuntungkan hanyalah sebagian dari kalangan percetakan dan sekolah yang menjual (koperasi). “Guru adalah pendidik bukan pedagang,” tambah pria kelahiran Medan, 22 September ini. Dulu ketika tahun ajaran baru tiba, toko buku merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi pelajar guna mencari buku untuk bahan penunjang pelajaran. Tidak hanya itu, karena buku umum lain pun turut merasakan dampak penjualan. Kini tak seperti dulu, alih-alih dapat untung, bertahan saja sudah bagus. “Penurunan sangat drastis sejak sistem ini berlaku, seperti mati suri. Buku - buku tak tersentuh,” ujar penerbit sekaligus advokat tersebut. Edi berharap agar pemerintah tidak lagi memberikan kewenangan sekolah dalam hal pengadaan buku, sehingga siswa mencari sendiri di toko. Sebab disadari ataupun tidak, sepanjang waktu peran buku tetap dibutuhkan. Saat siswa membeli di toko buku, otomatis ilmu akan luas karena melihat buku bagus lain yang akhirnya turut mereka beli. Tidak mustahil program pemerintah menimbulkan minat baca dapat terwujud. “Biarkanlah wali murid atau murid mencari di toko buku agar tercipta ekonomi kerakyatan yang merata. Bukan sekadar ekonomi konglomerasi, dan toko buku juga akan ramai sesuai dengan program pemerintah menggalakkan minat baca dan literasi,” imbuh pemilik perusahaan penerbitan CV Amelia ini. Bukan hanya buku,

ia juga menghimbau supaya seragam sekolah lebih baik cari di toko. Meskipun keluhan itu pernah disampaikan dalam forum API, namun urung terlaksana. Karena Edi maupun rekan sesama penerbit lainnya mengaku pasrah atas keputusan pemerintah. API sendiri merupakan asosiasi penerbit independen yang bergerak di pasar bebas termasuk toko maupun distributor buku. Berdiri mulai tahun 2003, sebelumnya bernama Paguyuban Penerbit Surabaya. “Tapi kita akhirnya pasrah menerima karena keluhan ini tidak mungkin didengar oleh pemerintah,” ungkapnya. Proses produksi mulai pracetak, cetak dan finishing yang dulu sampai mempekerjakan 70 orang karyawan kini cuma menyisakan 11 orang saja. Sempat putus asa tapi tidak tahu harus bagaimana lagi, kenyataannya bisnis buku lesu sejak lima tahun terakhir. Namun bagaimana lagi, Edi harus menerima sembari mencari pemasukan di bidang usaha lain. “Kalau kita cuma mencoba bertahan saja, tapi sampai kapan kita akan kuat bertahan seperti ini. Sejak Kurikulum 2013 yang naskah bukunya disiapkan oleh pemerintah. Kita berharap sekolah tidak lagi menjadi tempat perdagangan, ayo kita kembali lagi ke toko buku,” harap pria yang merintis usaha penerbitan sejak 1995 tersebut. Edi mengenal usaha penerbitan pada tahun 1986 di Bandung, dan mulai merintis sendiri pada 1995. Menerbitkan buku-buku umum seperti buku literatur khusus untuk Fakultas Tarbiyah atau Agama Islam. Sempat kolaps pada krisis moneter yang berpengaruh pada penjualan,

karena bahan baku mahal. Edi mulai bangkit lagi pada tahun 2000. Hingga sampai sekarang menaungi sekitar 15 orang penulis di bawah bendera CV Amelia Surabaya. “Ada suatu kebanggaan menerbitkan buku yang dibaca oleh orang banyak. Kerja di penerbitan tidak monoton mencari profit saja tapi ada kepuasan batin, kita mengajari intelektual ke orang,” imbuh pria yang menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya ini. Sekitar 300 judul buku meliputi buku - buku Agama Islam, Alquran, buku penunjang pelajaran, kamus, buku - buku TK, maupun cerita untuk anak anak diterbitkan serta diedarkan ke seluruh pelosok Indonesia. Pasar paling besar mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Namun sejak adanya pengadaan buku siswa oleh sekolah serta hadirnya buku online, otomatis mengurangi pasokan pengiriman buku. “Pengaruh pasti ada, tapi bagaimanapun orang membaca lebih baik di kertas paling tidak bisa dijadikan referensi,” tutur bapak dari empat orang putri ini, Nanda, Nadia, Mayang, dan Naswa. Bagaimanapun juga, Edi serta penerbit lain yang masih mencoba bertahan tak pernah patah arang. Meskipun kondisi tak lagi berpihak serta dukungan pemerintah mengembalikan era literasi yang menguntungkan semua pihak belum kembali terwujud. “Target saya tetap mencetak sebanyak - banyaknya serta menghadirkan buku - buku berkualitas,” tegasnya.(Lely Yuana)


20

Nine

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Fitri Nugrahaningrum

Ubah Stigma Masyarakat terhadap Tuna Netra Hidup dengan keterbatasan mata yang tidak melihat, sesungguhnya bukanlah pernghalang untuk bisa menjalani hidup yang normal. Namun keterbatasan itu bukanlah penghalang bagi para tuna netra untuk bisa berkarya. Kemauan untuk hidup dan berinteraksi secara normal adalah impian bagi mereka para tuna netra. Namun dalam keterbatasan itu tentu saja mereka membutuhkan bantuan lingkungan sekitarnya. Lihat saja, menurut Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Nusa Tenggara Barat, Fitri Nugrahaningrum, sesungguhnya banyak dari para tuna netra khususnya di NTB yang memiliki kemampuan untuk bisa hidup mandiri.

M

ereka memiliki berbagai keterampilan seperti membuat kerajinan tangan, merajut dan bekerja sebagai tukang pijat. Bahkan banyak di antara tuna netra ini yang berusaha di bidang peternakan ayam dan berbagai keahlian lainnya. Namun semua itu tidak dapat berkembang dengan baik tanpa bantuan dari lingkungan juga perhatian dari pemerintah dan masyarakat secara umum. “Bukan memintaminta untuk dikasihani, tetapi

bantuan yang kami butuhkan adalah perlakuan yang normal terhadap keberadaan tuna netra,” ujar Fitri. Fitri yang kehilangan penglihatannya secara total saat duduk di bangku kelas 2 SMU ini pernah mengalami hal tersebut. Awalnya setelah ia tidak bisa melihat, kawan-kawan sekolahnya sempat merasa aneh dan kasihan padanya, padahal sesungguhnya ia berharap lingkungannya bisa menerimanya seperti biasa karena itu akan sangat membantunya secara psikologi agar

para tuna netra lainnya? “Secara umum lingkungan masih menganggap tuna netra itu sebagai beban. Kalau mereka malah diolok-olok akan menjadi minder dan tidak percaya diri,” ujar perempuan kelahiran 18 Juni 1979 ini. Karena itulah, merubah stigma atau pandangan masyarakat terhadap kaum tuna netra yang seperti inilah yang menjadi target Pertuni NTB, di bawah kepemimpinannya kali ini. menurut Fitri, harus diakui bahwa selama ini stigma masyarakat terhadap para tuna netra masih menganggap mereka ini sebagai beban dan sosok yang tidak produktif, sehingga pantas dikasihani. Padahal, sangat banyak tuna netra yang memiliki kemampuan setara dengan orang normal. Mereka ini jika diperlakukan sebagai orang normal dengan memberi dukungan pada keterbatasannya itu, maka mereka bisa hidup dengan baik selayak masyarakat biasa. (Naniek I. Taufan)

Fitri (dua dari kiri) saat menjadi pembicara dalam kegiatan Pertuni

ia tidak menjadi minder. Ia termasuk yang beruntung, karena memiliki kepercayaan diri yang baik, ia bisa diterima oleh kawan-kawannya yang kemudian memperlakukan ia dengan biasa saja. Itu sangat membantunya dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pertanyaannya, lalu bagaimana dengan

Dengan berbagai keahlian bermusik, Pertuni NTB bahkan dapat menggelar bakti sosial penggalangan dana untuk membantu korban banjir Bima beberapa waktu lalu

Jadikan Kaum Tuna Netra Masyarakat Biasa keluarganya. “Jika tidak dikasih kesempatan untuk bekerja, dari mana mereka akan dapat penghasilan sementara kebutuhan hidup harus terpenuhi. Jalan terakhir ya … mengemis,” kata Fitri. “Yang perlu diperhatikan adalah perlakuan terhadap teman-teman tuna netra. Jika lingkungan tidak memberi perhatian dan membantu mereka, maka mereka akan semakin Sebagai Ketua Pertuni NTB, Fitri dapat melakukan aktivitas kegiatan menjadi tidak berdaya. sosial dengan mengunjungi anak-anak yang kurang beruntung Setidaknya jangan keFitri memang tidak menafikan kekuran- sampingkan keberadaannya dengan mengan yang mereka miliki yakni tidak bisa jadikan mereka seperti masyarakat biasa,” melihat. Kondisi inilah yang membuat mer- katanya. Bantuan yang diharapkan bukanlah eka membutuhkan dukungan untuk bisa berupa materi apalagi rasa kasihan memembuat mereka hidup secara normal, lainkan membantu mereka secara psikologi misalnya mulai dari fasilitas umum dengan dengan menghargai keberadaannya dan akses khusus yang membuat mereka bisa mendukung aktivitas mereka. “Dengan beraktivitas secara normal dan menda- begitu tuna netra bisa mengembangkan patkan pekerjaan-pekerjaan di tempat potensi yang ada dalam dirinya dengan umum yang sesuai dengan kekurangan maksimal,” ujar lulusan S2 Ilmu Penyuluhan yang mereka milik semisal menjadi opera- dan Pengembangan Masyarakat Universitas tor yang mengandalkan telinga tidak harus Sebelas Maret Solo ini. melihat atau pekerjaan-pekerjaan lain Ia sendiri pernah mangalami ketidakayang sejenis. Dengan begitu tentu mereka dilan perlakuan yang secara umum tidak tidak akan lagi menjadi beban bagi orang disadari oleh lingkungannya. Ketika misallain. Ketika kesempatan kerja itu mereka nya ia datang ke bank yang ditanya-tanya peroleh maka mereka bisa mendapatkan adalah suaminya, Muhammad Zaki yang penghasilan untuk menghidupi diri dan normal, bukan dirinya. Padahal yang punya

tabungan adalah dirinya bukan tabungan suaminya. Waktu pertama kali datang ke Lombok mengikuti suaminya, Fitri yang berasal dari Solo ini mengaku masyarakat atau orang yang datang bertamu ke rumahnya di Kediri Lombok Barat mengira bahwa seluruh aktivitas rumah tangga, seperti mencuci dan sebagainya semua dilakukan oleh suaminya. “Padahal kami bekerja sama, misalnya saya yang mencuci, Mas Zaki yang menjemur. Begitu juga dengan pekerjaan rumah lainnya,” katanya. Fitri beruntung karena memiliki suami yang memperlakukannya dengan normal dengan memberi dukungan penuh pada kekurangannya itu sehingga ia bisa beraktivitas secara normal. Stigma bahwa tuna netra itu lemah dan hanya bisa menjadi beban inilah yang masih sangat kuat di masyarakat. Bahkan masih banyak yang menganggap buta itu sebagai aib dalam keluarga sehingga mereka tidak diperbolehkan sering memperlihatkan diri di depan umum. Lalu apa yang terjadi? Mereka jelas menjadi beban-beban bagi keluarga. Fitri mengungkapkan bahwa dirinya juga pernah dianggap sebagai karma bagi suaminya. Ia juga pernah diberi uang saat berbelanja di Pasar Kebon Roek Ampenan karena dianggap pengemis. “Yang membuat disable khususnya tuna netra itu tidak berdaya, ya masyarakat dan lingkungannya,” ujarnya. Karena itulah ia sangat berharap masyarakat dapat merubah stigma tersebut terhadap para tuna netra. Mimpi besar Fitri, kelak para tuna netra khususnya di NTB dapat

diterima secara normal dalam kehidupan masyarakat. Tentu saja dengan dukungan maksimal tehadap kekurangan mereka itu agar mereka dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat. Dukungan pemerintah terhadap akses-akses khusus fasilitas umum bagi tuna netra juga sangat dibutuhkan untuk itu. Pentingnya fasilitas umum yang khusus untuk para tuna netra itu agar mereka tidak tergantung pada orang lain. Karena jika ketergantungannya kuat pada orang lain mereka tidak bisa melakukan mobilitas sendiri. Hal inilah yang membuat para tuna netra tidak berani keluar rumah akibat ketidkpecayaan diri dan rasa takut menyelimuti jika beraktivitas di tempat umum tanpa akses khusus bagi kekurangan mereka ini. Demi mengangkat harkat dan martabat para tuna netra, sebagai Ketua Pertuni NTB, Fitri akan memperjuangkan hal tersebut dengan mengetuk ‘pintu-pintu’ pemerintah, bukan untuk meminta-minta melainkan mengungkapkan fakta bahwa dengan dukungan, kaum disabilitas tuna netra ini dapat hidup tanpa menjadi beban bagi keluarga, lingkungan dan masyarakat. Karenanya, ia berharap bahwa ini bukan hanya isu bagi Dinas Sosial saja tetapi juga seluruh SKPD dapat membantu setidaknya ada 250 tuna netra yang sudah terdata di tujuh kabupaten dan kota se-NTB. Isu ini akan dibawa pada berbagai kegiatan menyambut HUT Pertuni NTB pada akhir Januari mendatang. (Naniek I. Taufan)

Inspirasi

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Wayan Yogik dan Dwi Suardana

5

Inovatif Lestarikan Budaya

Bersamaan dengan acara “Ngiring Melajah Gita Aksara” di Wantilan Bali TV Minggu, 24 Desember 2017, telah diluncurkan CD Pembelajaran Aksara Bali berbasis Video Animasi. Salah seorang pembuatnya yakni Wayan Yogik Aditya memberikan dua buah CD kepada Ketua WHDI Provinsi Bali Ny. Bintang Puspayoga.

C

D M e d i a Pe m belajaran Aksara Bali berbasis Video Animasi, merupakan media pembelajaran inovatif yang terdiri dari 12 Volume CD Pembelajaran. Dihadirkannya CD pembelajaran ini bertujuan untuk membantu anak-anak, orangtua, juga para guru dalam proses belajar maupun mengajar aksara Bali termasuk juga untuk masyarakat luas yang ingin mengenal juga belajar aksara Bali. Apalagi CD ini juga dikemas menggunakan video animasi yang memang disukai oleh anak-anak serta dilengkapi pula dengan latihan soal beserta kunci jawabannya. Menurut Yogik, motivasi awal pembuatannya, adalah ketika ia melihat masyarakat sekitar tempat tinggalnya, hanya sedikit yang paham tentang aksara Bali. Masih sangat banyak anak-anak sekolah yang tidak paham menulis aksara Bali dengan baik. Begitu juga dengan banyaknya tulisan Bali di masyarakat yang tidak sesuai pasang pageh. “ Melihat kondisi ini maka timbul ide untuk mengemas media pembelajaran agar lebih menarik dan lebih mudah dimengerti oleh masyarakat. Maka dibuatlah CD Pembelajaran Aksara Bali berbasis video animasi ini untuk memudahkan

masyarakat belajar Aksara Bali sebagai warisan budaya Bali yang adi luhung,” tutur pemilik nama lengkap Wayan Yogik Aditya Urdhahana, S.S., M.Pd..H., salah seorang Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar ini. CD Pembelajaran yang sudah siap diedarkan saat ini adalah CD Pembelajaran Vol 1 dan Vol 2. Sedangkan CD Vol 3 sampai Vol 12 masih dalam proses pembuatan. Namun, isi dari 12 CD Pembelajaran tersebut sudah siap dan pada semua CD sudah disertakan latihan soal disertai dengan kunci jawabannya.

CD Melajah Bahasa Bali

Adapun isi dari setiap CD adalah : CD pembelajaran Vol 1. Pengenalan Dasar Aksara Bali isinya tentang pengenalan dasar aksara Bali khususnya aksara Wreastra yang berjumlah 18. Dalam CD pembelajaran ini

Yogik dan Dwi

cara penulisan aksara tersebut dikemas dengan menarik dan dilengkapi cara menulis kata sederhana, pengenalan pengangge suara; Vol 2. Mahir Menggunakan Pengangge Suara isinya tentang cara menulis dan menggunakan pengangge suara yang terdiri dari 5 pengangge suara; Vol 3. Mahir Menggunakan Pengangge Tengenan isinya tentang cara menulis dan menggunakan pengangge tengenan, aturan penulisannya; Vol 4. Mahir Menggunakan Gantungan dan Gempelan isinya tentang cara menulis dan menggunakan gantungan dan gempelan; Vol 5. Mahir Menulis Aksara Ardasuara isinya tentang cara menulis dan menggunakan aksara ardasuara, pengangge ardasuara, aturan penulisannya ; Vol 6. Mahir Menulis Rangkepan Wianjana isinya tentang cara menulis dan menggunakan Rangkepan Wianjana, aturan penulisannya ; Vol 7. Mahir Menulis Kruna Lingga Tigang Kecap dan Dwita isinya tentang cara menulis kruna Lingga Tigang Kecap dan Dwita, aturan penulisannya, contoh kata; Vol 8. Mahir Menulis Kruna Tiron dan Kruna Dwi Purwa Lingga menggunakan aksara Bali isinya tentang cara menulis Kruna Tiron dan Kruna Dwi Purwa Lingga, aturan penulisannya, contoh kata; Vol 9. Mahir Menulis Ringkesan/ singkatan isinya tentang cara

menulis ringkesan/singkatan Tradisional, Ringkesan Modern dan Akronim, aturan penulisannya, contoh kata; Vol 10. Tata Cara Menulis Angka isinya tentang cara menulis angka baik itu pada kata dan kalimat, aturan penulisannya, contoh kata ; Vol 11. Mahir Menulis Ceciren Pepaosan isinya tentang cara menulis Carik Siki, Carik Kalih, Pasalin, Panti, Pamada, Carik Agung/ Pasalin, Carik Pamungkah, aturan penulisannya, contoh kata; dan Vol 12. Pasang Pageh isinya tentang cara menulis Pasang Pageh, aturan menulis, contoh kata. Yogik selanjutnya menyampaikan bahwa CD Pembelajaran tersebut bisa terwujud karena pengerjaaanya dilakukan oleh tim kecil , yang terdiri dari 2 orang, dirinya dan dibantu seorang mahasiswa IT. Dirinya menggarap tataran ide dan materi sedangkan

pembuatan video animasi agar pembelajaran bisa lebih menarik dibuat oleh I Kadek Dwi Suardana seorang mahasiswa IT lulusan SMK TI di Karangasem dan kini tercatat sebagai mahasiswa di STIMIK STIKOM Bali. “Proses pembuatan dari CD Pembelajaran ini dimulai membuat materi yang akan dimuat dalam CD Pembelajaran, alur skenario pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan video animasi. Hambatan dalam pembuatannya adalah dalam hal mencari tampilan video yang ideal, skenario pembelajaran agar menarik. Untuk menangani hambatan ini kami membaca beberapa buku dan melihat pengalaman mengajar selama ini. Ke depannya masih akan ada hambatan dari segi produksi produk yang memerlukan biaya,” paparnya. (Sri Ardhini)

Menerjemahkan Lontar

Wayan Yogik yang sehari-harinya sebagai penyuluh bahasa Bali yang bertugas di desa Sidakarya Denpasar juga mengajarkan bahasa Bali di sekolah dan di banjar seputaran desa Sidakarya ini berharap dengan dibuatnya CD pembelajaran ini akan lebih memudahkan, juga bisa menarik minat generasi muda untuk mempelajari aksara Bali sebagai warisan budaya Bali yang adi luhung. Sedangkan bagi para guru atau pengajar agar dapat lebih mudah mencari media pembelajaran untuk mengajar, sehingga proses pembelajaran bisa lebih menarik. Selanjutnya Wayan Yogik, yang juga pelatih wushu di UKM Unud serta berkegiatan membantu masyarakat mengalih aksara dan menerjemahkan lontar, merawat lontar di masyarakat ini, mengaku akan melakukan berbagai kegiatan di bidang bahasa Bali sesuai tupoksinya sebagai Penyuluh Bahasa Bali. Ia juga telah membuat terobosan inovatif berupa ‘program penjurian aksara Bali online berbasis web’. Program penjurian ini, katanya telah diigunakan di beberapa perlombaan di Kota Denpasar. Sedangkan Dwi Suardana telah beberpa kali menjuarai lomba Animasi dan membuat beberapa karya video animasi tentang budaya Bali yang telah di unggah ke YouTube. (Sri Ardhini)


4

Lama tak muncul di layar kaca, ternyata Vicky Burki tengah asyik mengembangkan Pole Dance suatu olah raga unik yang masih belum banyak dikenal di Indonesia. Gara-gara Pole Dance itu, Vicky bahkan rela mengurangi ­aktivitasnya di dunia hiburan serta melepaskan tawaran main di sejumlah sinetron.

“V

Inspirasi

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

icky lama nggak muncul bukan karena meninggalkan dunia akting, enggak lah. Tapi Vicky dalam dua tahun ini memang sedang fokus mengembangkan studio Pole Dance. Jadwal Vicky juga lumayan padat, juga hampir setiap akhir pekan keliling Indonesia untuk acara aerobic atau event-event lomba aerobic, dll. Karena selain Pole Dance, Vicky juga masih aktif di aerobik dan olah raga lainnya,” ungkap wanita yang bernama lengkap Victorine Cherryline Soedarjono Burki. Olah raga, kata Vicky, sudah mendarah-daging dalam hidupnya. “Puluhan tahun aku hidup dalam dunia (olah raga) ini. Macam-macam olah raga yang Vicky tekuni, senam aerobic, olah raga-olah raga keras, olah raga-seni, dll. Jadi rasanya Vicky nggak mungkin bisa meninggalkannya begitu saja untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Apalagi kini tengah mengembangkan Pole Dance, olah raga –seni, jadi fokus ke sana dulu,” tutur Vicky yang pernah menyabet gelar Ratu Aerobic Asia 1988. Sebenarnya, aku Vicky, dirinya sudah sangat rindu untuk berakting kembali. Hanya saja, dengan kondisinya yang sekarang dimana jadwal pelatihan Pole Dance –nya begitu ketat, belum memungkinkan untuk tampil di sinetron lagi. Tahun 2015 lalu, dirinya masih sempat bermain sinetron ‘Cinta di Langit Taj Mahal’. Sinteron itu begitu populer di masyarakat, dan Vicky yang mendapat peran antagonis sebagai Ibu Hilda. “Waktu syuting Cinta di Langit Taj Mahal, Vicky sebenarnya sudah sibuk dengan Polde Dance. Cuma saja orang yang membuat jadwal syuting hebat banget, dia bisa mengatur dengan baik. Jadi Vicky masih bisa keluar sebentar untuk aktivitas lain. Jadi misalnya, pagi Vicky ngelatih (instruktur) murid di studio sampai siang, habis itu ke lokasi syuting. Nah sore Vicky balik lagi ke studio untuk ngelatih murid, selesai latihan Vicky balik lagi ke lokasi syuting. Nah syuting bisa sampai malam bahkan tengah malam. Nggak masalah. Karena ada pengaturan yang fleksibel seperti itu, makanya Vicky bisa main sinetron,” paparnya.

VICKY BURKI

Kembangkan Pole Dance Nah setelah sinetron Cinta di Langit Taj Mahal, Vicky belum dapat lagi tawaran di mana bisa nego waktu syuting. “Ada beberapa tawaran sinetron, namun kondisinya tidak bisa seperti ketika di ‘Cinta di Langit Taj Mahal’. Aku nggak bisa nyambi, harus standby di lokasi syuting sejak pagi sampai selesai. Lho, lalu bagaimana murid-murid Vicky, kan kasihan. Menurut mereka (pihak PH), Vicky harus memilih antara syuting sinetron atau olah raga. Ya sudah, akhirnya Vicky memilih olah raga karena itu adalah dunia Vicky dari dulu. Aku hobi akting, itu kegiatan yang menyenangkan, namun aku juga nggak bisa meninggalkan Pole Dance karena ini masih baru dan perlu dikawal agar berjalan lancar,” kata Vicky yang memulai kiprahnya di dunia akting di awal tahun 2000 an. Keberatan pihak PH, kata Vicky, bisa dipahaminya. Karena sinetron melibatkan banyak pemain yang tentunya perlu pengaturan tersendiri. “Nanti kalau Vicky iyakan, lalu saatnya syuting, Vicky nggak ada, kan nggak enak. Jadwal orang jadi terganggu. Vicky nggak mau ambil risiko yang tidak mengenak-

Menuju Baitullah

ua kota tempat terpusatnya perjalanan ibadah Umroh yang menjadi magnet spiritual bagi umat Muslim yakni Kota Madinah dan Makkah. Perjalanan Umroh biasanya dimulai dari Kota Madinah. Berangkat dari Tanah Air, rombongan terlebih dahulu mendarat ke Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi, selain melaksanakan ibadah salat

Vicky pole dance di car free day

COCOK UNTUK TUBUH ‘GEMBYAR- GEMBYOR’ Lalu bagaimana dengan Pole Dance, seberapa jauh kemajuannya? Ditanya hal ini, Vicky pun antusias menjelaskan betapa perjuangannya selama bertahuntahun lalu tidak lah mudah. Pole Dance, ungkap Vicky, dulu dipandang negatif oleh kebanyakan orang. “Mereka mengira Pole Dance adalah striptis. Padahal ini bukan striptis. Hanya karena Pole Dance menggunakan tiang maka dibilang striptis. Dan tahu sendiri lah bagaimana orang memandang striptis, negatif banget. Jadi mengubah mindset orang itu berat banget,” ungkap Vicky. Pole Dance, tutur Vicky, adalah sebuah pertunjukan yang memadukan olahraga senam dan seni (tari), ada unsur akrobatnya juga. Ini muncul pertama kali di Amerika tahun

1920-an, namun baru dipopulerkan oleh seorang dari Kanada tahun 90-an. Karena ada tiang sebagaialat bantu, orang lantas berpikir ini striptis padahal berbeda sekali dengan tarian erotis itu. Di dunia, Pole Dance sudah berkembang luar biasa bahkan ada kompetisinya tingkat dunia. “Untuk belajar Pole Dance orang harus serius, tekun dan disiplin. Tidak bisa main-main. Karena ini adalah olah raga ekstrim, bukan olah raga biasa. Jadi di situ ada keseriusan, kedisiplinan, kekuatan, passion, dll. Ini olah raga unik yang sangat bermanfaat baik untuk kesehatan maupun untuk penampilan. Para perempuan yang merasa tubuhnya ‘gembyorgembyor’ bakal hilang dengan latihan Pole Dance. Tubuh jadi berbentuk indah,” ungkapnya. “Jadi intinya ini adalah olah raga tapi bukan olah raga biasa, namun agak ekstrem dan lumayan berat. Ini bukan olah raga yang mudah seperti olah raga pada umumnya. Nah yang namanya olah raga kan untuk kesehatan, itu dulu deh yang dipahami. Dan olah raga ini jelas bermanfaat untuk kesehatan, sama sekali tidak ada tuh negatif seperti yang sempat dipahami orang tentang striptis,” jelas Vicky. Selama dua tahun lalu, Vicky aktif mengedukasi masyarakat tentang olah raga ini, dan hasilnya menunjukkan perkembangan yang signifikan. “Tahun 2017 lalu benarbenar tahun yang Vicky syukuri sekali karena mindset sebagian masyarakat sudah mulai berubah. Akhirnya banyak yang mengerti bahkan ini bukan kegiatan bersifat erotis tapi sungguhsungguh olah raga. Banyak lho murid-murid Vicky

yang tadinya mengira ini negatif, kini malah rajin berlatih. Mereka yang tadinya tubuhnya ‘gembyar-gembyor’ kini berbentuk. Penampilannya jadi keren. Lebih dari itu, mereka merasa olah raga ini membuatnya jadi semakin sehat,” tutur pemeran film ‘Cinta Setaman’, ini. Vicky membangun studio ‘Indonesia Pole Dance’ bersama partnernya Memetho...sejak 2014 dan baru 2017 merasa upaya yang mereka bangun telah menunjukkan hasil baik, termasuk soal mengubah mindset orang tentang olah raga ini. “Itulah sebabnya karena perjuangan membangun studio ini tidak mudah, jadi Vicky nggak bisa tinggalkan. Nanti kalau studio sudah berjalan stabil, karena kan sekarang masih baru, baru lah Vicky bisa belok ke sinetron lagi,” ujar wanita yang menimba ilmu Pole Dance di Australia. (Diana Runtu)

VICKY BURKI

21

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Menunaikan rukun Islam yang ke- 5, yakni berhaji bila mampu, merupakan dambaan semua umat Muslim di dunia. Namun, tidak semua umat muslim khususnya di Indonesia dapat langsung menunaikan ibadah haji pada waktu yang diinginkan, mengingat daftar tunggu haji yang demikian panjang. Daftar tunggu tersebut bahkan lebih dari 10-15 tahun dari saat mendaftar haji. Karena itulah, sembari menanti waktu berhaji, sebagian orang memenuhi “panggilan” ke tanah suci tersebut dengan terlebih dahulu melaksanakan ibadah Umroh menuju Baitullah.

D

syukur-syukur kalau bisa main FTV,” ujarnya. FTV, menurut Vicky, lebih enak dibanding sinetron karena syutingnya tidak lama, hanya empat hari hingga Vicky sedang melakukan satu minggu. Bandingpole dancing kan dengan sinetron yang panjang dan bisa berbulan-bulan. Apalagi sekarang tengah tren sinetron stripping, yang bukan hanya makan waktu namun benar-benar harus standby di lokasi sejak pagi hingga selesai. “Aku sebenarnya pengen banget main FTV tapi belum dapat. Mereka (PH) maunya aku main sinetron yang panjang-panjang,” ucap Vicky yang yakin suatu saat pasti dirinya dapat kesempatan itu. “Tapi aku maunya peran-peran yang supporting sifatnya, jadi nggak terlalu memakan waktu lama..hahhaha,” tambahnya.

kan seperti itu. Ya sudah untuk sementara vakum dulu sampai dapat yang pas,” jelasnya. Tahun 2018 ini, ungkapnya, salah satu resolusinya adalah bermain sinetron atau FTV. Meski belum ada tawaran yang masuk untuk itu, namun dirinya berharap ada kesempatan. “Dua tahun kemarin aku benarbenar fokus pada Pole Dance, nah sekarang Vicky sudah rindu banget untuk akting. Semoga ada tawaran,

Mandalika

perjalanan dan perjuangan Nabi Muhammad SAW di Gunung (Jabal) Uhud, mengingatkan pada sejarah perang paling dahsyat yang pernah terjadi dalam sejarah agama Islam. Jabal Uhud menjadi saksi bisu perang berdarah dalam menegakkan Islam. City tour Madinah, termasuk berkunjung ke pasar kurma juga melengkapi perjalanan para jamaah. Setelah tiga hari melakukan ibadah di Masjid Nabawi dan ber-

Salah satu tempat yang wajib dikunjungi dalam perjalanan Umroh dan Haji adalah Jabal Rahmah,tempat pertemuan kembali Nabi Adam dan Siti Hawa

wajib dan sunnah, juga berdoa di Rawdah. Di samping itu, melakukan kunjungan ke Makam Baqi (makam para sahabat Nabi) yang berada di samping Masjid Nabawi. Salat di Masjid Quba atau juga disebut Masjid Qiblatain yang dianggap sebagai masjid suci ke empat setelah Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Aqsa di Palestina ini menjadi salah satu ibadah penting bagi para jamaah. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, yang berada sekitar 5 kilometer di sebelah tenggara Kota Madinah. Masjid Quba yang berada di Al Hijrah Road ini dibangun oleh Rasulullah SAW saat hijrah dari Makkah ke Madinah. Di masjid ini Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengubah arah kiblat dari menghadap ke Masjidil Aqsa di Palestina kemudian dirubah menghadap ke Kabah di Makkah. Selama di Madinah, kunjungan penting juga dilakukan di Jabal Uhud. Melakukan napak tilas

ziarah ke tempat-tempat yang menyimpan sejarah perjalanan perjuangan Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah, tibalah saatnya memulai prosesi inti perjalanan Umroh. Di hari itu, sehabis Salat Jumat di Masjid Nabawi, 15 Desember 2017, seluruh jamaah bersiap menuju Kota Makkah memulai prosesi Umroh. Dari hotel yang hanya ber-

Suasana Masijid Haram tiap hari yang selalu padat oleh jamaah umroh dari seluruh dunia

jarak sekitar 200 meter dari Masjid Nabawi, jamaah laki-laki telah menggunakan Ihram (pakaian putih khusus untuk ibadah Umroh dan Haji) dan jamaah perempuan juga rata-rata berpakaian putih lengkap sesuai syariat untuk beribadah Umroh. Perjalanan menggunakan bus menuju Kota Makkah ditempuh selama sekitar lima hingga enam jam. Sebelumnya di perbatasan Tanah Haram yang jaraknya sekitar 11 kilometer dari Masjid Nabawi dan sekitar 9 kilometer dari sisi terluar Kota Madinah, prosesi pertama ibadah Umroh dilakukan yakni mampir di Masjid Bir Ali tempat Miqat (berpakaian Ihram). Di tempat ini jamaah mensucikan diri dan melakukan salat sebelum masuk ke Masjidil Haram serta memulai niat Ihram untuk melaksanakan Umroh. Selama dalam perjalanan setelah Miqat, jamaah harus mematuhi perintah dan meninggalkan larangan-larangan Ihram. Pada proses perjalanan menuju kota Makkah ini, tampak seluruh jamaah khusyuk bersalawat dan membaca Talbiyah. Labbaikallaahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbaika, innal hamda wanni’mata laka wal mulka laa syariika laka. (Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, tidak

Usai Tawaf Wada (tawaf perpisahan) jamaah sempat mengabadikan foto di dekat Ka’bah yang menggetarkan jiwa-jiwa kaum yang beriman

ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanyalah milik-Mu, juga semua kerajaan, tidak ada sekutu bagi-Mu). DI DEPAN KA’BAH Sekitar pukul 11 malam, rasa haru mulai terasa saat bus memasuki Tanah Haram; Kota Suci Makkah. Tiada terasa air mata bahagia menetes. Sebuah mimpi sempurna yang menjadi kenyataan. Setidaknya inilah yang dirasakan oleh jamaah yang

bangunan suci yang paling dirindukan umat Muslim yang menyempurnakan ibadah dunia dan akhiratnya. Dalam derai air mata haru dan bahagia, Ka’bah menggetarkan tubuh dan jiwa-jiwa yang dipenuhi rasa tidak percaya. “Saya ada di depan Ka’bah,” ujar Maya dan Anna, dua jamaah asal Nusa Tenggara Barat yang tiada henti menangis sepanjang prosesi Umroh berlangsung. Di sinilah prosesi Tawaf (mengelilingi Ka’bah tujuh putaran) dilakukan.

Pasar kurma terbesar di Madinah

baru pertama kali menunaikan ibadah Umroh. Rombongan ini kemudian menuju hotel untuk beristirahat sejenak dan kembali bersuci dengan berwudhu. Pukul 01.00 dinihari waktu Makkah, jamaah bergegas menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan ibadah Umroh. Di pelataran Masjidil Haram, air mata pun tak kuasa lagi terbendung. Dalam diam, hanya rasa syukur yang bisa terucap, berulang-ulang. Ketika masuk ke dalam Masjidil Haram, jamaah melakukan salat sebelum memulai Tawaf. Di sini, Ka’bah belum terlihat. Usai salat, di tengah keramaian manusia yang sama-sama akan melakukan Tawaf, perlahan jamaah masuk ke tengah Masjidil Haram. Sebuah bangunan hitam yang begitu dirindukan mulai tampak di depan mata. Ka’bah;

Dilanjutkan dengan melakukan Salat Mutlak di depan Ka’bah. Setelah itu prosesi selanjutnya adalah melakukan Sa’i yakni berjalan (berlari kecil) antara bukit Shafa dan Marwah yang berjarak sekitar 450 meter sebanyak 7 kali bolak balik. Dan setelah merampungkan Sa’i, jamaah melaksanakan prosesi terakhir yakni Tahalul (keluar dari keadaan Ihram) setelah selesai menjalankan ibadah Umroh dengan memotong/mencukur paling sedikit tiga helai rambut. Setelah Umroh dilaksanakan, jamaah fokus melakukan ibadah di Masjidil Haram dan berziarah ke tempat-tempat yang menyimpan sejarah perjuangan para nabi. Bahkan hingga ke tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa di Jabal Rahmah. (Naniek I. Taufan)


22

Sosialita

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Natalia

Me n e ro po ng B isn is d i Tah u n Anj ing Tanah

Properti akan Menanjak Sebentar lagi atau tepatnya 16 Feb­ ruari kita akan memasuki ‘Tahun Anjing Tanah’ atau dalam penanggalan Cina adalah tahun 2569. Bagaimana peruntu­ ngan ‘Tahun Anjing Tanah’ akankah lebih baik dari tahun sebelumnya yang bershio ‘Ayam Api’ atau malah biasa saja atau justru malah ciong (apes). Bagaimana situasi perekonomian Indonesia, akankah lebih baik dibanding tahun kemarin.

L

alu situasi keamanan secara umum seperti apa, karena diketahui bahwa 2018 ini meru­ pakan pertama kalinya digelar pilkada serentak di seluruh In­ donesia. Potensi ‘gesekan’ antara kelompok seolah sudah di depan mata, bagaimana mengantisipas­ inya agar situasi hingar-bingar Pilkada itu tidak berkembang menjadi ancaman serius pada keuntuhan NIKRI. Betapa pun, masyarakat Indo­ nesia tidak akan lupa apa yang ter­ jadi pada Pilkada DKI Jakarta yang belum lama berlalu. Pilkada yang disebut-sebut sebagai pilkada paling ‘brutal’ sepanjang sejarah pesta demokrasi ini menimbulkan trauma yang dalam bagi sebagian masyarakat dan masih terasa sampai sekarang. Gunadi Wijaya, pakar feng shui secara garis besar menguraikan hasil ‘teropongnya’ tentang apa yang kemungkinan bakal terjadi. Menurutnya secara ekonomi, kondisi perekonomian nasional masih sama seperti tahun 2017 lalu. Pertumbuhan tetap ada, namun tidak seberapa. “Artinya, masyarakat tetap harus mengikat pinggang erat-erat seperti tahun sebelumnya. Namun kalau ditanya apakah jelek atau tidak, ya tidak juga. Biasa saja lah. Kita kan sudah

Gunadi Wijaya

mengalaminya jadi sudah tahu bagaimana rasanya. Yang penting hati-hati, baik dalam tindakan maupun ucapan,” ungkap Gunadi mengingatkan. Meski kondisi pertumbuhan tidak terlalu signifikan, namun dibanding dengan negara lain di Asia, Indonesia masih lebih bagus. “Kalau pertumbuhan ya kurang lebih samalah dengan tahun ke­ marin,” ucapnya. Dalam pandangannya sejum­ lah bisnis yang tahun 2018 bakal lumayan di antaranya yang men­ gandung unsur tanah, properti misalnya. Kalau dua tahun ke­ marin bisnis properti ‘nyungsep’ maka tahun Anjing Tanah ini akan merangkak naik. “Jadi bagi yang punya uang, sekarang adalah kesempatan membeli properti. Bisnis properti ini perlahan akan terus menanjak dan sampai pada puncaknya pada 2025 nanti,” ujar Gunadi. Bisnis berunsur kayu juga punya potensi bagus di tahun ini seperti, pertanian, kehutanan, dll. “Agar mendapat hasil yang bagus pada bisnis berunsur kayu harus ada restrukrisasi dan efisiensi,” ucapnya. Bisnis berunsur api juga akan bagus di tahun ini, hanya saja ada syaratnya, yakni harus penuh kreasi untuk bisa dapat hasil yang bagus. “Misalnya bisnis kuliner, ini kan berunsur api. Maka agar mencapai hasil yang bagus harus penuh kreasi. Seperti yang sudah berjalan selama ini, ada banyak bisnis kuliner kreatif dan me­ narik, ini masih akan berlangsung hingga tahun ini. Jadi bisnis ku­ liner yang biasa-biasa saja nggak akan mendapat hasil yang bagus. Tahun ini orang dituntut kreatif, inovatif untuk bisa bertahan,” tambahnya. Untuk bisnis berunsur air seperti perikanan, ekspor-impor, minuman, dll, akan kurang bagus. “Tahun ini kan ‘dikuasai’ oleh ele­ men tanah. Air yang melambang­ kan rezeki kurang cocok dengan

Menjual Kualitas dan Kejujuran

elemen tanah karena tanah memblok air. Jadi bisnis yang berunsur air akan cukup berat di tahun ini,” jelasnya. (Diana Runtu)

seperti itu. Tindakan tegas Presiden diperlukan agar kejadian-kejadian seperti dulu (Pilkada DKI Jakarta) muncul lagi bahkan berkembang lebih hebat. “Di tahun politik ini banyak orang yang berkepentingan karena tahun depan ada­ lah Pemilu. Jadi hati-hati,” katanya. Dari penglihatannya terkait situasi sosialpolitik, akan terungkap adanya intrik pengkhi­ anatan, pihak-pihak yang bermuka dua. “Jadi nanti akan ketahuan, siapa yang membantu, siapa yang berkhianat,” katanya. Yang nantinya juga semakin marak adalah media sosial. Sama seperti sebelumnya media sosial dipakai oleh orang-orang tak bertang­ gung jawab untuk menyebarkan ujaran-ujaran kebencian, berita-berita hoax, dll. Ini juga har­ us diwaspadai. “Medsos nanti bakal semakin gila-an. Makanya pergerakan cyber harus benar-benar dipantau. Baru-baru ini Jokowi melantik Djoko Setiadi sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, itu adalah salah satu badan yang akan mengawasi perkembangan cyber. Ada beberapa lembaga lain yang juga melakukan pengawasan cyber. Jadi harapannya penyebaran ujaran-ujaran kebencian, fitnah, isu-isu SARA, hoax, dll, bisa diatasi,” katanya. Secara garis besar ia mengatakan seba­ gaimana karakter anjing maka ‘kunci’ tahun Anjing Tanah adalah obeservasi (pengamatan) dan justice (keadilan). Jangan gegabah dalam bertindak, harus hati-hati. “Tahun anjing rawan perselisihan, karena itu masyarakat harus bisa menahan emosi dan mempertinggi kesabaran. Ada masalah sebaiknya dirembukkan, ini untuk menghindari terjadinya benturan,” katanya. Di sisi lain dalam situasi ‘politik yang hangat’ ini, KPK juga akan semakin menunjuk­ kan ‘taringnya’ di tahun ini. Akan makin banyak kasus korupsi diung­ kap juga penangkapan terhadap pelaku-pelaku korupsi. (Diana Runtu)

3

daftar atau belum di Badan POM, kami akan mengeceknya melalui website dari Badan POM,” tegasnya memastikan. Selama ini, lanjut Natalia ia mem­ peroleh produk untuk di tokonya dari supplier/distributor yang ada di Den­ pasar, Surabaya dan Jakarta. Kemudian untuk menangani semua produk yang dibutukan oleh para pelanggannya Natalia mengajak 22 orang karyawan dan bantuan dari produk kosmetik yang dise­but Beauty Advisor (BA) sebanyak 20 orang. “Jam operasional Toko Na­ talia Kosmetik mulai dari pukul 09.0017.30 Wita, tiap hari Senin-Sabtu, hari Minggu tutup,” jelasnya. (ard)

Natalia, pemilik Toko Kosmetik Natalia, mengatakan apa yang di­ capainya sampai saat ini, karena ia menggerakkan bisnisnya dengan prinsip utama berupa kejujuran, memiliki empati dan care pada pe­ langgan. “Kami juga tidak sungkan untuk meminta maaf jika melaku­ kan kesalahan,” ucapnya

Tahun Politik Penuh Intrik Selain masalah perekonomian, Gunadi juga menyinggung tentang ‘teropongannya’ terkait kondisi keamanan juga situasi sosial, politik. Menurutnya, kondisi keamanan Indonesia relatif baik, meskipun tetap ada ancaman-ancaman teroris dan aksi-aksi radikal, namun itu bisa diatasi. Namun lepas dari persoalan tersebut, Indonesia ditahun ini akan menyelenggarakan pilkada serentak. Ini lah yang harus diwaspadai agar kejadian seperti Pilkada DKI Jakarta tidak terulang lagi. Menurutnya, Pilkada DKI Jakarta yang baru lalu adalah pilkada terburuk dan berbahaya bagi kehidupan bangsa dan negara. Meski ketika itu tidak ada bentrok fisik, namun maraknya ujaranujaran kebencian dan isu-isu berbau SARA serta saling fitnah, sudah sangat tidak sehat lagi. Setiap kelompok hanya memikirkan dirinya dan kepentingannya sendiri tanpa peduli tentang keutuhan bangsa. “Hal ini tidak bisa dibiarkan. Jangan sampai terulang lagi pada pilkada-pilkada tahun ini. Kar­ ena kita semua tahu selain pilkada serentak, juga orang-orang bersiap untuk menghadapi pemilu tahun 2019, maka itu situasi politik akan terus hangat jika tidak bisa dibilang ‘panas’. Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan, semua pihak harus menahan emosi, lebih banyak sabar dan tidak mudah terpancing. Berhati-hatilah dalam bertindak,” ungkapnya. “Saya berharap kejadian-kejadian pada Pilkada DKI Jakarta tidak lagi terunglang tahun ini. Tapi kalau mau jujur, saya ‘lihat’ kejadian-kejadian seperti itu, ada yang mencoba-coba untuk men­ gulangnya. Mari kita berharap agar kejadian tidak separah sebelumnya,” jelas Gunadi. “Sesuai dengan karak­ ter anjing maka anjing adalah bina­ tang yang setia yang selalu membela tuannya. Tidak peduli tuannya itu salah atau tidak, anjing pasti akan membela. Justru di situlah masalah­ nya,” tambahnya. Jadi sekarang, kata Gunadi, tinggal tergantung Presiden Joko Widodo apakah akan bertin­ dak tegas dalam mengatasi masalah-masalah

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

H

al lain yang dilakukannya untuk keberlangsungan usahanya adalah selalu fokus, konsisten dan terus menambah produk serta meng­ ikuti tren produk kosmetik. Maka, kini produk kosmetik yang dijualnya sangat banyak, bahkan ratusan. tidak terbayang jika dijabarkan semuanya. “Intinya berbagai jenis kosmetik kami sediakan. Datanglah dan lihat sendiri,” kata sulung dari empat ber­ saudara, anak dari pasutri Wayan Kusuma Negara dan Poo Giok Kwee yang mengaku mulai terlibat usaha kosmetik sejak tahun 2000. Kebetulan, waktu itu adiknya punya counter di mall. Mengingat sang adik harus berangkat ke Jakarta, ia pun membelinya, meski saat itu produknya

Produk Lengkap dan Aman

masih beragam tidak hanya kosmetik. Ditanya kenapa akhirnya memilih berbisnis kosmetik. Menurut Natalia, yang biasa disapa Cece Natalia ini karena memang ia senang. “Terlebih dengan menggunakan produkproduk yang kami sediakan

menjadikan seseorang lebih percaya diri dan pastinya menjadi lebih cantik,” tuturnya saat ditemui di tokonya di Pertokoan Kertha Wijaya Blok B No.14 . Denpasar. Mengenai jenis produk kos­

metik yang dijualnya saat ini, Na­ talia memastikan jumlah item-nya sangat banyak bahkan mencapai ratus­ an. “Berbagai merek produk dalam negeri yang tersedia di toko kami, kualitasnya bagus. Beberapa merek produk dari luar negeri juga tersedia seperti LA Girl dari Amerika, Absolute dari Amerika, Catrice dari Jerman, Be YourSelf dari Australia ada juga produk NYX dan masih banyak produk lainnya,” terangnya. Natalia juga memastikan produk yang mereka jual diperolehnya dari distributor resmi. Semua produk, katanya selalu dicek secara berkala. Jika ada yang expired atau yang akan expired 3 bulan sebelumnya akan di return ke distributornya. Selain itu, semua produk di Natalia Kosmetik sudah terdaftar di BPOM dan sudah ada nomor notifikasi di produknya : POM NA + NO NOTI­ FIKASI. “Kalau pun kami masih ragu, apakah barang/produk itu sudah ter­

Selama ini, kata Natalia pelanggan yang datang ke Natalia Kosmetik adalah mereka yang memiliki counter kosmetik atau toko kosmetik, salon, penjual parfum, dan pelangganan langsung sebagai pengguna kosmetik maupun parfum. “Jadi siapapun bisa datang berbelanja, karena kami melayani secara grosir maupun eceran,” katanya Natalia memaparkan beberapa poin keistimewaan dari Toko Natalia Kosmetik. Mulai dari produknya yang lengkap dan aman dipakai. Banyak promo dan juga diskon. Banyak hadiah-hadiah menarik. Harganya pun lebih murah dan berani bersaing. Selain itu penjelasan tentang produk knowledge setiap produk lebih detail. “Seandainya pun belum puas untuk jawabannya, kami akan memberikan jawaban sampai pelanggan merasa puas,” kata Natalia yang terus berbenah demi pelayanan terbaik. Pelanggan Toko Natalia Kosmetik, lanjut Natalia berdatangan dari seluruh kabupaten/kota di Bali, mulai dari Buleleng sampai Karangasem. “Kami juga melayani pembelian online dengan jasa pengirimannya. Namun, selama ini kebanyakan dari pelanggan datang langsung ke toko. Mereka umumnya merasa lebih leluasa untuk melihat dan memilih produk,” kata Natalia yang memberikan bingkisan pada pelanggan grosir pada hari raya. Ke depannya ia berencana memberikan reward untuk yang berbelanja retail juga. “Saat ini, kami masih mengupayakan menjual kosmetik MAC, Uban Decay , NAKED, HUDA Beauty dan masih banyak yang lainnya dan tentunya yang sudah memiliki izin resmi,” ujarnya. Ia pun menyebutkan beberapa produk yang tengah happening diantaranya Lip Cream, Concealer, Face Mist, Micellar Water, Hi-light, Countur dan Shading dan aneka produk-produk yang bisa menutup kekurangan wajah. Disinggung kesannya selama dirinya berbisnis kosmetik, Natalia menga­ takan bahwa yang paling berkesan untuknya, adalah ketika pelanggan puas dan senang belanja di Toko Natalia Kosmetik. “Yang paling seru adalah pada saat kami memberikan banyak promo dan diskon besar-besaran, salah satu produk Maybelline, waaahhh.....pelanggan pada memborong Maybelline di toko,” kata Natalia yang ingin membuka cabang usahanya ini. “Hal lain yang juga kami lakukan untuk pelanggan adalah kalau kami bisa menjual lebih murah kenapa juga kita jual mahal. Begitu juga kalau memang produknya tidak terlalu bagus ya kami juga sampaikan apa adanya kepada pelanggan, dan tidak membohongi mereka. Apalagi pelanggan sekarang mereka sudah sangat pintar dalam berbelanja,” tandasnya. (ard)


2

Espresso

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

GORO-GORO Joko, sat­ pam baru itu jatuh dengan punggung meng­ hantam lantai. Un­ tung kepalanya tidak apa-apa. Hanya Putu Wijaya belepotan ampas kopi dari gelas yang ikut terseret tumpah. Joko perlu beberapa detik men­ gumpulkan kesadarannya yang ber­ serakan. Untuk mengubah nasibnya bahwa ia bukan terjatuh ke atas jerikil jalanan. Tapi dari kursi ke atas lantai. Bukan karena menghindari lemparan sandal Pak Amat, tapi gelagapan terbangun dari tidur yang “dibikin” oleh tamu yang mau bertemu Pak Amat itu. Ketika aplusan tengah malam tadi, ia masih ditemani Ketut. Tapi Ketut izin sebentar pulang, di SMS istrinya, karena anaknya mendadak demam. Waktu itulah ada tamu datang mau ketemu Pak Amat. Ia ngotot masuk, tapi Joko menolak. Akhirnya terjadi perdebatan sengit. Tak terduga orang itu menempelkan saputangannya ke hidung Joko dan selanjutnya seperti dalam mimpi Joko tadi. Joko terperanjat. Ia gelagapan mencari tamu itu dengan matanya. Tak ada. Sementara pintu portal dalam posisi terangkat. Joko kaget. Apalagi kemudian terdengar suara ramai dalam kom­ plek perumahan. Para penghuni pada keluar rumah. Itu aneh di saat

belum subuh. Merangkak Joko mengintip. Nampak warga berkerumun. Ter­ dengar percakapan liar. “Tape mobil saya juga!” “Saya juga!” “Saya tak pernah naruh mobil di luar. Ini kebetulan karena ada tamu.. .” “Hilang juga?” “Dibongkar!” “Jadi enam!” “Tujuh! Tape mobil saya juga!” “Wah ini belum pernah terjadi di sini kita kan aman!” Tiba-tiba kaki Joko ditowel se­ patu. Joko cepat berdiri. Ketut sudah datang. “Ada apa Jok?” Joko menunjuk ke dalam kom­ plek. Ketut lalu ngintip. Joko diamdiam menyelinap kabur. Ketut terkejut oleh kehebohan dalam komplek. Ia berbalik mau nanya Joko. “Joko !” Tapi Joko sudah pergi. “Joko!” Ketut mau mencari ke jalan, tapi Amat muncul. “Ketut!” “Ya, Pak!” “Mau ke mana kamu?” Mau nutup portal, Pak. Saya datang kok sudah terbuka?” “Kalau kamu tidak buka mana mungkin terbuka!” “Bukan saya membukanya, Pak!” “Lalu siapa?”

2018 “Mana saya tahu, kan saya baru datang.” “Lho datang dari mana? “Saya tadi pulang sebentar karena anak saya sakit. Saya datang, pintu portal sudah terbuka.” “Delapan mobil sudah diga­ gahi maling, tahu?! Tape-nya diambil! Tahu?” “Ya, tadi saya dengar begitu.” “Dengar? Tugas kamu bukan mendengar ada maling, tapi mence­ gah maling! Kenapa kamu membiar­ kan pos kosong?” “Kan ada Joko, Pak!” “Ya, tapi mana?” “Tadi di sini, Pak, tiduran di lantai.” “Aduh! Tiduran? Kalian itu satpam yang digaji untuk jaga komplek, bukan untuk tidur!” “Bukan saya, Pak. Si Joko!” “Si Joko, si Joko dari tadi, tapi mana orangnya?” “Barusan di sini, Pak!” “Aduh kamu ini bagaimana Ketut Mancrut! Untuk apa barusan? Ah? Sekarang mana orangnya? Janganjangan dia pelakunya.” “Tidak mungkin Pak! Joko anak orang kaya!” “Orang kaya sekarang suka mencuri, tahu? Jangan salah! Kamu sekongkol ya?” “Tidak, Pak! Sumpah!” “Tidak usah pakai sumpah! Ngaku saja di mana tape-tape warga yang kamu jarah itu?” “Ampun Pak Amat, demi Tuhan saya tidak tahu, saya satpam masak

Komitmen

Di tahun yang baru, selama ini sebagian besar orang menjadikan­ nya momentum mulai membuat rencana atau goal baru juga. Mereka menyebutnya resolusi untuk, berupa urain target atau tugas yang ingin dilakukan dengan lebih baik. Hal ini tentu demi kualitas diri yang lebih baik dan untuk menghasilkan hari depan yang lebih baik dan cemerlang ke depannya. Awal tahun baru adalah sebuah awal yang baru bagi kita semua. Awal tahun juga menjadi kesempatan baik untuk menghilangkan hal-hal yang kurang baik di tahun sebelumnya kemudian membangun langkah atau goal baru untuk berkembang lebih baik secara psikologis, emosional, sosial, secara fisik atau intelektual maupun finansial. Proses untuk menjalankan goal baru tidaklah mudah, sebab res­ olusi memang lebih mudah dibuat daripada dilaksanakan. Di sinilah diperlukan yang namanya komit­ men kuat. Komitmen ini gunanya agar tekad yang membara di dalam sebuah resolusi bisa dikawal terus,

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

berjalan konsisten dan jauh dari kegagalan. Segala hal yang ingin dicapai di tahun yang baru harus dilakukan dengan tekad dan komitmen kuat. Jangan biarkan goal-goal baru itu sekadar wacana tanpa realisasi. Misalnya, rencana olahraga setiap hari, belajar bahasa asing, membaca satu buku sehari semuanya menjadi gagal karena banyak godaan dari sekeliling untuk hangout bersama dan sebagainya yang tidak berani ditolak. Di sini perlu punya sikap berani menolak aktivitas bermain di luar hari libur misalnya. Harus kita akui, seringkali niat kita sudah cukup besar ingin melangkah maju bersama sederet goal baru, namun kenyataannya begitu awal tahun berjalan bersama dengan goal pertama maka langkah yang seharus­ nya ke arah depan justru surut dan kembali seperti pola yang lama. Atau, semangatnya hanya panas-panas tahi ayam dan juga malas untuk belajar dari kekeliruan langkah di tahun sebe­ lumnya. Justru parah, punya keinginan tapi tidak dilaksankan.

Nina Radinia Lantas bagaimana caranya agar komitmen terpelihara bisa kuat hingga final diakhir tahun depan? Adalah sangat baik jika memulai dengan niat yang kuat dari dalam diri sendiri, ingin mengubah diri menjadi lebih baik dengan menjalankan semua goal –goal yang dibuat. Rencana yang dibuat juga mestinya lebih spesifik dan jelas. Kita juga harus menyesuaikan resolusi dengan realitas dan situasi yang ada. Tidak perlu membuat goal terlalu banyak agar lebih mudah mendapat hasil yang optimal. Kita perlu juga memaparkan step-step strategi dari goal yang bakal dijalankan, agar lebih mudah dan

(2)

saya mengambil delapan tape, satu saja sudah cukup!” “Kamu jual ke mana?” “Lebih baik saya berhenti dari­ pada dituduh mengambil tujuh tape warga!” “Delapan!” “Maksud saya delapan!” Beberapa warga yang ngintip interogasi ala Amat itu muncul. “Nah jelas dia pelakunya!” “Kamu. Jual ke mana tape kami?” “Demi Tuhan, sumpah saya tidak tahu!” “Buktikan dirimu tak salah!” “Saya kan pulang karena anak saya sakit. Bagaimana saya bisa ngam­ bil tujuh tape mobil” “Delapan!” “Delapan tape mobil kalau saya di rumah.” “Oke itu alibi kamu? Boleh! Agus. Cek rumah Ketut apa betul anaknya sakit dan apa betul dia ada di rumah dari pukul 24 sampai pukul 2.30. Sekarang pukul tiga.” “Sekarang, Pak Amat?” “Ya!!” Agus pura-pura mau ke rumah Ketut. Ketut kelihatan gugup. “Kenapa Tut?” “Kalau sekarang anak saya sudah tidak demam lagi.” “Oke. Tak apa! Cek apa betul Ketut ada di rumah antara pukul 24 sampai 02.30!” “Siap!” Ketut tambah panik. “Sebetulnya saya tak jadi pulang, karena itu sebetulnya akal istri saya mau ngecek apa saya betul jaga di pos atau .. .” “Atau apa?” “Atau ,.” “Atau ngendon di warung Nyo­ man! Ya?”

Ketut menjawab lemah “Ya, Pak.” “Kalau gitu cek ke warung Nyo­ man!” “Jangan, Pak Agus!” “Pak Amat, biar saja itu urusan pribadi Ketut. Kita usut dulu pencu­ rian tape mobil ini.” “Ini terkait, Pak Made. Kalau dia. tidak ke warung Nyoman tidak akan ada pencurian. Kepribadian dan kehidupan pribadi harus kita jadikan syarat utama dalam menerima satpam. “Betul! Menurut saya Ketut dan Joko dua-duanya harus dikeluar­ kan!” “Saya berjanji tidak mengulangi lagi Pak Made. Saya ke warung Nyo­ man untuk memutuskan hubungan, sebab saya tidak mau ditinggal istri saya.” Tiba-tiba Agus teriak. “Itu si Joko!!” Joko muncul dengan senyum lebar. “Bapak-bapak, jangan khawatir sudah ketemu!” Semua heran. “Ketemu apa?” “Pencuri tape mobil tiga sekawan, kakak beradik dan orang tuanya sendiri. Saya ketemu sedang menjual hasil curiannya pada tukang tadah. Tapi tukang tadah itu ternyata polisi yang sudah lama mengikuti sepak ter­ jangnya. Baru sekarang bisa diringkus. Silakan ke pos polisi di depan untuk mencek barang-barangnya!” Warga yang berkepentingan, langsung ke pos. Tinggal Amat dan joko. Amat menatap Joko. Lalu ber­ tanya curiga. “Joko” “Ya, Pak.” “Saya penasaran. Kamu sebe­ narnya siapa?” Joko tertawa. “Jangan ketawa. Anda siapa?” “Saya polisi, Pak Amat. Menya­ mar jadi satpam.”

menjadikan semangat menjalaninya. Lanjutkan dengan mengadakan evalu­ asi terhadap perubahan–perubahan yang sudah dijalankan. Dan, yang paling penting tidak membiasakan diri untuk menunda-nunda. Kalaupun gagal dengan sebuah resolusi maka segera ambil goal lainnya, supaya semangat tidak surut. Jika perlu mintalah dukungan dari keluarga atau sahabat. Apalagi ada yang mengatakan bahwa resolusi atau goal-goal yang sempat disampaikan kepada orang lain kecendrungannya akan lebih mudah diwujudkan, karena mampu merangsang kita lebih terpacu mewujudkannya. Hal ini banyak terbukti sukses dibandingkan dengan yang tidak diceritakan sama sekali. Agar peluang pencapaian keber­ hasilan lebih baik, kita juga dapat melakukan bantuan pengingat dengan menempelkan catatan resolusi di dinding kamar atau di meja belajar. Dan, tentunya tidak lupa untuk selalu optimis dan terus fokus dengan daf­

tar tersebut. Apalagi jika urusannya resolusi keuangan, gambarannya harus detil sebab kelancarannya punya pengaruh besar pada keselu­ ruhan kebutuhan hidup kita. Di sini kita selain harus cerdas, wajib juga memegang komitmen yang kuat. Poin penting lainnya ingat komit­ men juga bukan hanya ditulis me­ lengkapi goal tapi ada tindakan. Selanjutnya supaya kita bisa lebih bersemangat dalam menjalankan komitmen akan rentetan resolusi yang telah dibuat, ada baiknya kita tidak pelit untuk memberikan self reward atau hadiah kepada diri sendiri pada saat berhasil men­ jalankan rencana yang sudah ditulis, meskipun baru terlaksana satu atau dua hal saja. Tentu saja reward-nya di sesuaikan dengan kondisi, misalnya dengan menghadiahi diri menonton film di XXI. Nina Radinia Mahasiswi Ilmu Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya.

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hari­ yono (hariyono@cybertokoh.com). Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­ Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

23

Mulai Bahagia dari Diri Sendiri

Tahun baru 2018 sudah mulai. Banyak resolusi yang dicanangkan. Banyak proses yang harus dilalui. Menu­ rut Cluster Marketing Communications Manager Sudamala Resorts, Irma Farida, jika ditanya kapan mulai menjalankan resolusi maka ia menjawabnya, “sekarang”. Tidak perlu menunggu untuk berganti tahun karena resolusi yang ia buat tetap sama dari tahun ke tahun yakni, “stay happy” atau tetap berbahagia di segala macam persoalan hidup baik dalam lingkungan pekerjaan atau pun keluarga.

A

pa tahapan perta­ manya? “Menjadi bahagia mungkin terdengar seder­ hana. Namun, apakah bisa begitu saja dijalankan? Apakah mudah untuk dijalankan? Seiring berjalan­ nya hidup menjadi bahagia tidak­ lah sesederhana itu. Hari demi hari dan tahun demi tahun pasti akan banyak hal yang akan terjadi dalam hidup,” kata Irma. Menurutnya, ia akan memulai sebuah arti bahagia dari diri send­ iri. “Bagaimana saya mencintai diri saya terlebih dahulu. Sangat sederhana dengan merawat diri, menjaga kebersihan, menghindari stres dan sering bertemu dengan orang–orang terkasih seperti ke­ luarga dan teman,” kata Irma. Ia berpendapat, menjadi ba­ hagia baginya, juga bagaimana membuat orang lain bahagia. Bagaimana menjadikan diri sendiri berarti buat mereka. Seperti con­

tohnya menjadi pendengar yang baik, atau memberikan pendapat dan solusi untuk orang lain yang memerlukan. “Saya percaya jika diri sendiri sudah bahagia, maka kita dapat menularkan energi positif juga ke orang–orang yang kita sayangi,” kata Irma. Apakah ada plan B kalau ren­ cana awal gagal? Menurut Irma, awal kebahagiaan adalah ber­ sumber dari diri sendiri dulu. Gagal atau suksesnya bahagia itu adalah ditentukan bagaimana kita menyikapinya. Banyak orang yang mungkin kurang bahagia karena kurangnya penghasilan, menurun­ nya kesehatan atau tingkat stres pekerjaan yang terlalu tinggi. Namun, kebahagiaan juga bisa berawal dari hal kecil misalnya “Keep Learning” atau terus bela­ jar. “Yang saya maksud disini ada­ lah belajar dari pengalaman hidup. Orang bilang ‘Experience is the best teacher” Dengan menyikapi

Tjok Adnyani

Irma Farida

setiap masalah dengan solusi atau bagaimana pengalaman memben­ tukmu dan tetap berpikiran positif maka kebahagiaan itu akan datang sendiri,” ujar Irma. Selain itu, kata dia, jika sudah bosan dengan rutinitas sehari–hari, memulai sesuatu yang baru seperti travelling juga akan membantu mencari kebahagiaan. Irma memiliki tips semangat di awal tahun. “Jangan pernah berkata “tidak” untuk diri sendiri karena kebahagiaan itu berawal dari diri sendiri. Ciptakanlah kebahagiaanmu dan berjuanglah untuk kebahagiaanmu sendiri. Be yourself and stay happy,” ucap perempuan berambut panjang ini.

SELALU BERPIKIR POSITIF Lain lagi penuturan Tjok Adnyani, seorang ibu rumahtangga di Den­ pasar ini. “Resolusi di tahun 2018 pada tahap awal harus selalu sehat jasmani dan rohani. Dengan upaya selalu berpikir positif dengan tetap optimis,” ujar perempuan yang me­ nekuni usaha minuman herbal ini. Menurutnya, jika resolusi sudah dicanangkan dan rencana gagal, yang harus dilakukan adalah pasrah dan menerima apa adanya. Namun, ia bertekad, selalu mensyukuri karunia Tuhan denan melakukan yadnya spiritual. “Kalau tidak bisa pasrah ya, paling tragis kita pulang ke tanah wayah alias meninggal,” ujarnya sembari tertawa.

Walaupun usia sudah uzur, ia tetap semangat. Semangatnya di tahun 2018 adalah selalu optimis berbekal dengan kemampuan yang kita miliki. “Dekatkan diri hanya pada Tuhan yang Maha Kuasa. Jangan lupa apapun situasinya tetap tersenyum,” ucapnya. Sementara, menurut Dwiyani, resolusi yang sedang direncanakan di tahun 2018 adalah menabung untuk perjalanannya ke Jepang. Selama ini, ia ingin sekali berkunjung ke Negeri Sakura tersebut, namun, karena kondisi keuangan belum mencukupi, hasrat itu diurungkan. Rencana 2018, ia akan menabung lebih giat lagi, dengan cara, men­ gerem keinginan belanja pakaian. Selama ini, ia suka sekali mem­ beli pakaian yang sebenarnya tidak perlu. Artinya, saat jalan-jalan ke mal, ia mudah tergoda ada barang diskon, sehingga kadang “gelap mata” untuk membelinya. Sekarang, ia sudah menyadari sifat borosnya itu dan bertekad untuk mengubahnya. Apalagi, dengan rencananya pergi jalan-jalan ke Jepang, ia berharap semua targetnya tercapai. Jika rencana gagal, apakah mem­ punyai plan B? Menurut Dwiyani, ia tak punya plan B, namun, jika seandainya gagal, ia akan memin­ jam uang untuk kekurangan yang harus ia bayar atas perjalanannnya itu. Kemudian, tentu saja, ia harus punya target untuk bisa melunasi utangnya itu. (Wirati Astiti)

RSUP Sanglah Menuju RS Rujukan Nasional Kelas Dunia Menutup tahun 2017, RSUP Sanglah melaksanakan Media Gathering bersama awak media untuk menjaring berbagai masu­ kan dari masyarakat serta me­ nyampaikan evaluasi kerja tahun 2017 dan rencana kerja tahun 2018. Tatap muka dengan insan pers yang berlangsung di Aula VIP ini dihadiri Direktur Utama dr. I Wayan Sudana, M.Kes., Direktur SDM dan Pendidikan Dr. I Gede Made Wirabrata, S.Si., Apt., M.Kes., M.M., Direktur Umum dan Operasional Dra. Nining Setyawati, M.Si., Direk­ tur Keuangan Ni Ketut Rupini, S.H., Mars., Direktur Medis dan Keperawatan Dr. dr. I Ketut Sudartana, Sp.B (KBD)., Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dr. Dudut Rustyadi, serta Kabag Hu­ kum dan Humas dr. Arya Duarsa, M.M. beserta staf. Beragam informasi pelayanan kesehatan di rumah sakit ini dibuka dr. Sudana. Ia menjelaskan untuk ketenagakerjaan berjumlah 2.889 dengan tenaga keperawa­ tan 1.160 orang dan tenaga medis 365 orang, sisanya karyawan administrasi. “Dari 365 tenaga medis itu, 302 orang dokter spesialis,” ucapnya. Selain itu, ia mengungkapkan sarana dan prasarana rumah sakit yang berdiri di atas lahan seluas 13,5 hektare ini terus pula dikembangkan, termasuk perala­ tan dan sistem layanan kesehatan berbasis IT. “Ke depannya, kami berharap kegiatannya berbasis IT.

dr. I Wayan Sudana, M.Kes.

Termasuk sistem bed, registrasi online, pertemuan dengan dokter sesuai perjanjian, dan juga dalam penulisan resep untuk memini­ malisir kesalahan,” ujar dr. Sudana yang mengatakan pengembangan sistem ini ada pada Evaluasi IT. Perencanaan pengemban­ gan lainnya, seperti beberapa pembangunan untuk menunjang pelayanan di rumah sakit ber­ taraf internasional tersebut juga disampaikannya. Di antaranya, pelayanan jantung, pelayanan in­ tensif (ICU, ICCU, NICU, PICU), serta pelayanan kanker. RSUP Sanglah memiliki 34 instalasi, serta kapasitas 765 tempat tidur, yang terdiri dari 164 tempat tidur VIP, 80 kelas I, 106 kelas II, 358 kelas III, dan 57 kelas khusus.

Pada tahun ini, RSUP Sanglah berencana akan membangun ge­ dung pelayanan kesehatan ibu dan anak terpadu dengan anggaran yang dikeluarkan kurang lebih Rp 500 miliar dari dana APBN. “Dari total dana tersebut, Rp 200 miliar di antaranya untuk pembangunan gedung dan Rp 300 miliar sarana dan prasarana medis. Untuk ang­ garan ini kami sudah melakukan pertemuan dengan Kemenkes dan program ini sudah disetujui,” ungkap dr. Sudana. Menurutnya, program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khusunya ibu dan anak agar lebih bisa efisien dilayani dalam satu tempat. Selain pembangunan gedung ibu dan anak, rencananya RSUP Sanglah juga akan mem­ bangun gedung pelayanan kanker terpadu dengan anggaran dana Rp 300 miliar. Selain dua hal tersebut yang akan dikembangkan, rencana lainnya antara lain pengadaan satu unit pesawat cobal untuk pelayanan radioterapi seharga Rp 12 miliar, satu set alat CUSA untuk bedah saraf dan pengadaan USG, pengadaan satu set alat intra operative monitoring yang digunakan untuk melakukan pengawasan integrasi struktur saraf selama pelaksaan operasi, dua unit frezzer jenazah, serta dua alat lampu operasi untuk mengoptimalkan pelayanan di ruang tindakan. “Manajemen parkir RSUP

Sanglah yang tak jarang dike­ luhkan masyarakat juga menjadi perhatian. Dokter Sudana men­ jelaskan terobosan yang akan dilakukan untuk membenahi sistem dan manajemen parkir tersebut. Untuk perluasan lahan parkir ini disiapkan anggaran Rp 13 miliar yang berasal dari BLU (Badan Layanan Umum) RSUP Sanglah, dengan membangun gedung parkir bertingkat untuk sepeda motor dengan sistem knock down, dan akan dilakukan secara bertahap. “Dalam pen­ ingkatan kualitas layanan kami tidak hanya fokus untuk parkir saja melainkan ada pembangunan lainnya,” ucapnya. Informasi terkait pelayanan di bagian forensik atau kamar jenaz­ ah juga disampaikan dalam forum tatap muka yang diisi dengan diskusi dalam suasana keakraban tersebut. Fasilitas dan sejumlah layanan yang disediakan sudah

mengalami kemajuan berarti. Menurut dr. Sudana, derajat kesehatan masyarakat di Bali sudah mengalami peningkatan. Salah satu indikatornya dilihat dari persentase kematian ibu dan bayi yang menurun. Itu dinilai me­ mengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap layanan RSUP Sanglah. Kepercayaan masyarakat yang terus menjulang ini mendorong manajemen rumah sakit bekerja ekstra keras. Dengan segala keterbatasan­ nya itu, upaya lain yang tak kalah penting adalah menyelenggarakan kemitraan dengan pemangku kesehatan terkait. “Dan untuk bisa menyelenggarakan semuanya itu dibutuhkan suasana kerja yang aman dan nyaman (kondusif),” tandasnya. Semua upaya terse­ but ditegaskan Dirut. Dr. Sudana disemangati moto RSUP Sanglah. “Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami”. (Inten Indrawati)


24

Sudut Pandang

Edisi 986/ 8 - 14 januari 2018

Wujudkan Hidup Seimbang Memasuki tahun 2018, sebagian orang tentu memiliki daftar panjang tentang keinginan-keinginan yang hendak dicapai di tahun ini. Dari daftar panjang tersebut, tentulah yang di urutan-urutan teratas adalah yang prioritas hendak dicapai. Agustin Ramli juga Nikita Willy pun demikian. Keduanya memiliki daftar panjang keinginan yang hendak dicapainya di tahun ini.

“K

alau tanya resolusi, aku punya banyak keinginan. Baik dalam karier aku juga kehidupan aku. Tapi ada beberapa yang prioritas ingin aku capai di tahun ini, semoga bisa. Salah satunya adalah traveling. Aku sudah kepengen banget traveling ke negara lain, menemukan sesuatu yang baru yang bisa menjadi inspirasi untuk dibawa pulang,” ungkap selebriti Agustin Ramli saat ditanya tentang resolusinya di 2018 ini dan bagaimana mencapainya. Tahun-tahun lalu, tutur presenter sejumlah acara televisi ini, dirinya tak sempat traveling karena banyaknya pekerjaan yang menjerat. Kalaupun dia berkali-kali traveling ke berbagai tempat, itu sesungguhnya bukan untuk bersenang-senang, melainkan karena pekerjaan. “Jadi kalau dalam beberapa tahun ini aku jalan-jalan, itu untuk kepentingan kerja, bukan untuk senang-senang. Nah keinginan aku di tahun ini adalah traveling untuk keinginan (hobi) aku. Aku ini kan sebenarnya sangat hobi traveling, hanya karena banyaknya pekerjaan tidak memungkinkan untuk melakukan itu. Jadi sekarang, setelah aku merasa kantor aku sudah bisa jalan, apotik juga berkembang baik serta beberapa pekerjaan aku sudah bisa di-handle orang lain, aku merasa tahun ini saatnya aku menikmati hobi jalan-jalan,” ungkap Agustin yang berencana ke London dan Aachen, Jerman. Hidup ini, kata Agustin, harus balance antara pekerjaan dan kepentingan diri seperti menjalankan hobi, olah raga,dll. “Aku nggak kebayang ya kalau kita cuma kerja-kerja tanpa ada keseimbangan. Kalau tidak, hidup di Jakarta yang kondisinya seperti ini bisa jadi ‘disaster’,” ungkap Miss Indonesia Tourism 2007 ini. “Kalau memungkinkan aku juga ingin kuliah lagi. Pokoknya banyak

deh keinginan aku di tahun ini,” tambah Agustin yang sedang bersiap-siap terbang ke Bali untuk menghadiri Raker Ant Charity. Hal lain yang yang juga sangat ingin diwujudkannya adalah membawakan program acara tivi yang inspiratif. “Aku ingin acara itu bukan sekadar talk show biasa melainkan sebuah acara yang hidup, dimana ada audience-nya. Acara itu nantinya bisa menjadi inspirasi pada banyak orang atau memberi ide kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Itu aku kepengen banget,” kata pendiri Ant Charity Indonesia Foundation ini. Sebelum mendapatkan keinginannya itu, Agustin berencana membuat sebuah program di YouTube yang juga berkaitan dengan inspirasi namun lebih kepada dunia anak-anak. “Jadi semacam program talk show, aku mengundang tokoh yang menginspirasi dan menyelamatkan generasi. Kebetulan aku kan suka sama anak-anak, aku ingin mengangkat tokoh-tokoh yang telah memberi inspirasi untuk menyelamatkan bangsa ini. Misalnya saja pencipta lagu anak, atau yang lainnya,” ucap Agustin. SELESAIKAN KULIAH Bicara hobi traveling seperti halnya Agustin Ramli, Nikita Willy pun sangat ‘tergila-gila’ traveling. Hanya karena pekerjaannyalah (sinetron) yang membatasinya untuk tidak bisa sering-sering melakukan hobinya itu. “Iya kalau traveling ke luar (negeri) kan harus ada libur panjang, baru bisa. Jadi harus disesuaikan dengan jadwal pekerjaan, tidak bisa semaunya,” ucap artis cantik Nikita Willy yang baru saja bersama keluarganya berlibur ke Dubai. Untuk tahun ini, selain traveling, ia juga ingin fokus pada penampilan di layar lebar ketimbang sinetron. “Aku mau fokus main film. Tapi bukan berarti ninggalin sinetron, enggak, Cuma

Agustin Ramli

mengurangi saja,” ucap Niki. Niat itu juga telah disampaikan Niki pada Manoj Punjabi, pemilik MD Puctures, meminta bimbingannya. Di luar karier, satu hal penting yang juga ingin diselesaikannya tahun 2018 ini adalah kuliahnya di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Institute of Business Law and Legal Management, Jakarta. “Tahun ini adalah tahun keempat aku kuliah hukum. Aku berharap bisa selesai tahun ini. Makanya aku harus fokus juga dengan masalah pendidikan agar bisa segera selesai,” tutur pemeran utama film horor ‘Gasing Tengkorak’ ini. Bicara kuliah, sebenarnya sebelum mengambil jurusan hukum, Nikita sempat kuliah jurusan bisnis manajemen. Namun ternyata dia merasa telah salah jurusan. Setelah menjalani, kata Niki, dia merasa tidak cocok dengan jurusan itu, akhirnya memutuskan cuti kuliah pada 2013. Barulah pada 2014, ia masuk jurusan hukum dan merasa sesuai dengan bidang yang diinginkannya. Dengan mempelajari hukum, dia juga jadi paham dengan kontrak-kontrak yang didapatnya. Karena kuliahnya hampir selesai, dia ingin berusaha keras agar bisa tuntas tahun ini. Bisa jadi itu juga sebabnya dia sangat mengurangi main sinetron kar-

ena sinetron terlalu menyita waktu. “Aku kuliah setiap Rabu, Jumat atau Sabtu, dari sore sampai malam. Memang ini kelas untuk karyawan, jadi secara waktu lebih longgar sehingga aku bisa berbagi waktu dengan pekerjaan lainnya,” jelas Niki. (Diana Runtu)

Nikita Willy

Endorse Orang Penting Memasuki awal tahun 2018, tentu setiap orang menginginkan segala sesuatu yang baru dan lebih baik. Bahkan awal tahun menjadi waktu yang sangat tepat untuk membuat resolusi mengenai apa yang akan dilakukan atau diinginkan selama setahun ke depan. Tahun baru dipandang sebagai waktu yang tepat untuk menoleh kebelakang, melakukan intropeksi dan mengevaluasi segala hal yang telah dilakukan pada tahun yang baru saja dilewati dan memperbaikinya di tahun yang akan berjalan. Hal tersebut juga dilakukan oleh Gusti Ayu Putu Ardaba Kory, S.Pd., dalam membuat resolusi di tahun 2018 ini. Perempuan yang akrab disapa Kory ini di akhir tahun 2017 memang tengah fokus dengan bisnis online bookstore. Beberapa bulan bisnis tersebut berjalan di tahun sebelumnya rupanya Kory sudah melakukan evaluasi sehingga bisnis dapat bertahan hingga sekarang. Perempuan kelahiran Tabanan, 27 Juli 1995 ini mengatakan awal dirinya menekuni bisnis online bookstore ini berawal dari hobinya membaca buku-buku aliran kiri. Menurutnya buku-buku aliran kiri mengajarkan pembaca kritis terhadap sejarah maupun suatu peristiwa. “Saya sangat tertarik sekali membaca buku kiri karena jika belajar sejarah dari bukubuku sejarah kita hanya tahu yang diujungujungnya saja tetapi tidak dikupas dengan habis,” ungkap peraih Best Idea Project Pro Bali Ambassador Tahun 2017 tersebut. Kegemarannya terhadap buku buku aliran kiri membuat dirinya ingin mengoleksi beragam buku, hanya saja karena memiliki aliran keras maka buku tersebut tidak diperjualbelikan dengan sembarangan. Berkat pengalamannya mengikuti berbagai organisasi, Kory pun bertemu dengan salah seorang penerbit dan dapat membeli buku kiri dengan mudah dan murah. Rupanya kegemarannya juga menarik untuk teman-temannya sehingga banyak teman-teman yang menitip membeli buku kiri darinya. Melihat peluang tersebut, Kory pun mengambil langkah cepat menjadikannya sebagai peluang bisnis untuk menjual beragam buku. “Yak arena banyak yang tertarik jadi kita manfaatkan untuk peluang bisnis dan ternyata banyak peminat terutama di kalangan mahasiswa,” jelasnya. Bisnis yang ia namai Duta Baca bergerak secara online ini awalnya memang hanya dilakoni sebagai peluang bisnis akan tetapi dirinya membawa misi

untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak muda di Singaraja, Bali dan Indonesia. “Ini merupakan resolusi Kory di tahun ini, meningkatkan minat baca masyarakat yang Kory lihat belum terlalu suka untuk membaca,” ungkapnya. Untuk dapat mewujudkan resolusi tersebut langkah awal yang dirinya lakukan adalah menawarkan harga promo untuk setiap buku. Bahkan dirinya juga telah melakukan survei ke beberapa toko buku untuk mencari perbandingan harga. “Kita lakukan survei untuk mengetahui harga buku sehingga kita dapat menawarkan harga lebih murah dari toko buku lain,” paparnya. Hal ini tentu menjadi upaya untuk menarik minat masyarakat dalam membeli buku sehingga sangat berpengaruh terhadap minat bacanya. “Kalau mereka hanya punya sedikit uang dengan harga yang terjangkau tentu mereka akan tertarik,” imbuhnya. Selain promo harga, dirinya juga menawarkan buku secara door to door dengan menawarkan langsung kepada sasarannya. Dengan cara ini dirinya mengatakan lebih efektif ketimbang menunggu pembeli. Bahkan dirinya selalu melakukan bazzar di berbagai event yang ada di Buleleng. “Memang sih itu tidak mudah bahkan kami pernah diusir dan harus membawa kembali buku-buku itu kembali,” tuturnya. Cara lain yang ia lakukan untuk menarik minat pembeli adalah melakukan endorse. Dengan melibatkan orang-orang penting, terkenal, dan memiliki prestasi untuk memberikan testi terhadap buku-buku yang telah dibaca maka ia yakin sangat besar dampaknya terhadap keinginan masyarakat untuk membeli. “Misalnya buku aliran kiri di endorse oleh ketua organisasi besar di Indonesia, maka masyarakat akan merasa tertarik juga untuk membaca buku yang sama dengan tokoh tersebut,” jelasnya. Selain meningkatkan minat baca, dirinya juga berharap dapat memperluas jaringan pembeli. Selama ini pembeli banyak berasal dari Singaraja dan Bali. Ke depan dirinya berharap dapat memperluas jaringan hingga ke seluruh Indonesia. “Saya berharap di setiap kabupaten ada jaringan atau reseller sehingga buku-buku mudah didapatkan di seluruh Indonesia,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.