Tokoh edisi 982 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 982/ 11 - 17 DESEMBER 2017

Sehat dan Hemat Masak Sendiri Sebagai seorang ibu rumah tangga, Trisnawati (39) sangat memperhatikan kesehatan anak-anaknya. Apalagi kedua putranya, Gede (13) dan Dedek (10) cukup rentan dengan makanan yang akhirnya mempengaruhi kesehat­ an mereka. “Mereka akan cepat sakit kalau sudah mengonsumsi makanan yang berpengawet dan juga terkena udara kotor akan membuat sesak,” ujarnya.

I

a menuturkan pengalamannya dulu saat putranya itu masih usia balita. Bermaksud agar praktis, Trisna memberikan Gede sereal dan menyiapkan susu cair. Namun, 30 menit setelah mengonsumsi makanan dan minuman itu, dia langsung muntahmuntah dan badannya panas. Demikian halnya yang terjadi pada putra bungsunya, Dedek. Ia memang paling rentan terhadap minuman dingin. Efeknya langsung pilek dan sakit tenggorokan. Bahkan, sempat hingga opname tiga kali dalam kurun waktu tak terlalu lama. Dan, menurut diagnose dokter saat itu darah anaknya mengental aki-

bat sering mengonsumsi makanan yang berpengawet. “Dan kedua anak saya ini, Gede dan Dedek, jika tidak sengaja menghirup udara kotor/yang berdebu maka akan langsung sesak. Sama seperti saya,” kisahnya. Karena pengalaman itulah, Trisna sangat berhati-hati dan memutuskan membuat makanan sendiri untuk kedua jagoannya itu. Ia sering memasak sayur dan ikan steam. Bumbunya memakai bawang merah, bawang putih, garam, gula, merica, serta sedikit jahe dan lengkuas. “Untuk pengganti penyedap saya pakai gula pasir,” imbuhnya. Sementara untuk camilan, Trisna sering membuat puding buah, salad buah dan sayur. Kadang-kadang juga pisang goreng. Untuk minumannya, jus segar beragam buah sudah siap menemani. Namun yang paling sering jus buah naga karena menurut referensi, selain menyegarkan, manfaat dan kandungan buah naga sangat baik dalam pemenuhan vitamin dan mineral dalam tubuh. Selain makanan, Trisna juga sangat berhati-hati terhadap perubahan cuaca yang sekarang ini tak menentu. Peralihan dari musim panas ke hujan atau sebaliknya juga mempengaruhi kesehatan anak-anaknya. Mereka pasti pilek. Kalau sudah musim hujan seperti sekarang ini biasanya Trisna lebih menyediakan makanan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh,

bisa membantu tubuh lebih kuat menghadapi gangguan kesehatan ringan. Apalagi, sup yang berisi ayam, bawang merah/bawang putih, kentang, wortel, seledri, garam dan merica punya efek anti peradangan ringan, dan telah terbukti memperlambat migrasi sel-sel darah putih ke saluran pernapasan sehingga membantu meredakan gejala pilek. Artinya, pilihan menu saya tepat selama ini,” ucapnya tersenyum. Karena itu pula, dari sejak Gede dan Dedek duduk di bangku TK hingga kini mereka sudah SMP dan kelas 5, Trisna selalu membawakan bekal dari rumah. Baik itu nasi, roti, dan air mineral. “Itu sudah menjadi rutinitas mereka. Jadi, selain bisa menjaga kesehatan dari makanan anak-anak juga bisa berhemat,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Trisna bersama kedua putranya

seperti sup ayam dan sup ikan. Tak jarang pula ia browsing di internet untuk sekadar mencari variasi menu dan tentunya juga

untuk menambah wawasannya seputar makanan sehat. “Ketika saya browsing di internet, ternyata sup ayam itu kaya akan nutrisi yang

Menu sehat dan hemat untuk anak-anak

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Espresso

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

GORO-GORO GUNUNG AGUNG

“ G u ­ nung dalam sebuah peta bumi, tidak pernah dilupa­ kan. Lebih dari Putu Wijaya kota, yang ser­ ing dilewatkan saja karena dianggap kurang penting dalam hubungan peta terkait. Di samping menyangkut penerbangan gunung memiliki kaitan emosioanal dan spiritual dengan penduduk. Sebagaimana Gunung Fuji untuk bangsa Jepang, Gunung Agung di Bali terhubung dengan puncak keg­ iatan spiritual kami,” tulis Amat dalam suratnya pada Djordje, tamu dari Beograd yang per­ nah menginap di rumahnya, 13 tahun silam. “Sekitar 56 tahun yang lalu Gunung. Agung pernah meletus hebat sekali,” lanjut surat Amat, “Banyak sungai, jembatan, tanah

pertanian dan hunian dilanda rusak. Tapi belakangan tanah jadi subur dan lahan yang tertimbun pasir menjadi uang. Hal itu ter­ jadi juga pada letusan Merapi di Yogya. Beberapa waktu yang lalu Gunung Agung sudah ada tandatanda meletus. Penduduk sudah mengungi, tapi batal. Sekarang sudah terjadi letusan dan ban­ dara Ngurah Rai ditutup. jadi sebaiknya Djordje tunggu dulu membawa keluarga berakhir tahun di Bali, sampai Gunung Agung tenang. Kami semua di Bali berdoa.” Amat menyerahkan surat itu pada Ami. “Tolong salin ke bahasa Ing­ gris, terus langsung email-kan ke Djordje di Beograd supaya dia membatalkan kedatangannya,” Ami, membaca surat, hanya satu menit. Kemudian ia meraih HP dan kirim SMS ke Djord­ je. Lalu mengembalikan surat

Amat. Amat terkejut. “Sudah?” “Sudah!” “Kok cepat sekali?” “Teknologi, Pak! Bersyukur­ lah pada teknologi!” Amat tak percaya. “Surat sepanjang itu, kamu mungkin belum selesai memba­ canya. Belum menerjemahkan. Belum menuliskan!” “Sudah! Ami kan sudah be­ lajar membaca cepat!” “Tapi menuliskan sepanjang itu?” “Yang penting kan isinya!” Amat curiga. “Coba lihat!” Ami menunjukkan dua baris kalimat yang barusan dikirim­ nya. “Ini apa?” “SMS.” “Kenapa bukan email? Ke­ napa hanya 2 kalimat?” “SMS kan bukan untuk ber­

cerita. Intinya saja!” “Ini apa artinya?” “Jangan datang dulu. Bandara lagi ditutup.” Amat kecewa. “Gunung Agungnya mana?” Ami bingung. “Bapak maunya Djordje da­ tang atau menunda kedatangan­ nya?” “Pokoknya Bapak maunya Gunung Agung meletus, bandara ditutup, bahaya, jangan datang dulu. Ayo tulis!” Ami geleng-geleng kepala. “Ayo Ami, tulis! Ami terpaksa menulis. “Djordje itu bule yang baik. Kita harus lindungi dia. Terje­ mahkan saja apa yang Bapak

katakan. Jangan diubah. Dan kirim!” “Sudah!” “Nah begitu. Meskipun hanya kawan, kita harus lindungi dia. Kalau dia datang dengan istri dan anak selagi Gunung Agung meletus kan berabe?!” HP Ami berdencit. “Apa itu?” Ami melihat HP “Djordje balas.” “Apa katanya?” Ami membaca: “Oke. Aku dan istri dan kedua anakku berangkat ke Bali akhir minggu ini!” Amat terkejut. “Astaga, jangan!” “Ami kan sudah cegah dia. Tapi Bapak maksa menyebut Gunung Agung meletus, turis kan sukanya sensasi!

Pengaruh Hujan Abu terhadap Kesehatan Gunung Agung merupakan topik yang sedang memanas. Sejak Selasa, 21 November 2017, Gunung Agung meletus­ kan erupsi freatik. Terhitung mulai Senin, 27 November 2017 pemerintah akhirnya me­ naikkan kembali status Gunung Agung menjadi Awas setelah erupsinya meningkat menjadi tipe magmatik. Sebagai seorang ibu yang berprofesi sebagai dokter, hal pertama yang saya khawat­ irkan adalah dampak erupsi, terutama hujan abu, terhadap kesehatan. Saya ingin mem­ bagi sedikit informasi kes­ ehatan tentang apa saja yang harus kita antisipasi menjelang hujan abu. Partikel abu yang halus da­ pat terhirup dan menimbulkan masalah pernapasan. Gejala akut akan tampak seperti ge­ jala flu dan batuk atau alergi (asma), namun paparan jangka panjang dapat menimbulkan penyakit paru yang lebih seri­ us, tergantung pada kandungan abu vulkanik yang tersebar. Ini akan berdampak lebih buruk bagi orang yang memi­ liki kekebalan tubuh rendah,

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

misalnya yang memiliki masalah pernapasan (asma, penyakit paru kronis), penyakit jantung, diabetes, anak-anak, orang tua, dan lain sebagainya. Materi abu dapat menyebab­ kan lecet dan iritasi pada mata. Gejalanya dapat berupa sen­ sasi benda asing yang masuk ke mata, nyeri atau gatal, mata merah, berair dan bahkan ber­ lendir. Bila ini terjadi, jangan lakukan manipulasi terhadap mata tanpa pengawasan petu­ gas kesehatan. Menggosok mata dapat memperburuk luka lecet pada kornea (lapisan ter­ luar mata) dan membuat mata rentan infeksi sekunder. Bila tidak segera ditangani, bisa terjadi cedera permanen pada mata. Masalah lain yang mungkin timbul adalah iritasi pada ku­ lit, terutama bila abu vulkanik mengandung materi asam. Infeksi sekunder dapat terjadi pada kulit akibat menggaruk. Menggaruk akan menimbulkan gangguan pada jaringan kulit sehat, dan memudahkan bak­ teri, virus atau jamur untuk menginfeksi. Masalah kesehatan juga da­

dr. Putu Daivi Prakriti

pat terjadi secara tidak langsung melalui air yang terkontaminasi partikel abu vulkanik. Sekali lagi, ini bergantung pada kand­ ungan materi vulkanik dari abu yang tersebar. Bagaimana kita bisa melind­ ungi diri dari masalah tersebut di atas? Ada banyak cara untuk melindungi diri Anda dan ke­ luarga. Hindari atau kurangi waktu menyetir atau berak­ tivitas di luar rumah. Ini sangat

dianjurkan selama dan setelah hujan abu turun. Anak-anak, orang dengan gangguan sistem kekebalan dan masalah perna­ pasan sebaiknya tetap berada di dalam ruangan. Tutupi celah-celah pada ru­ mah seperti celah pada jendela dan pintu untuk mencegah abu masuk ke dalam rumah. Basahi tumpukan abu di dalam dan sekitar rumah untuk mencegah partikel abu beterbangan. Perlindungan pribadi bisa diperkuat dengan masker kes­ ehatan. Masker yang dianjurkan adalah tipe N95. Bila tidak ada, Anda dapat menggunakan masker buatan sendiri dari kain yang dilembabkan. Kenakan kacamata khusus untuk melindungi mata dari iri­ tasi. Kaca mata baca pun boleh digunakan. Hindari pemakaian lensa kontak, karena selain da­

pat memperburuk iritasi mata, lensa kontak juga tidak mem­ berikan perlindungan yang memadai. Sekali lagi, hindari menggosok mata dan jangan membeli atau menggunakan obat tanpa resep dokter. Segera cari bantuan medis apabila Anda mengalami gejala gangguan kesehatan. Hindari membeli sembarang obat tanpa berkonsultasi dengan dokter. Menunda pertolongan sampai gejala menjadi berat dapat berdampak pada kes­ ehatan jangka panjang Anda maupun orang terdekat. In­ feksi sekunder oleh bakteri, virus, jamur dan parasit dapat ditularkan pada orang terdekat yang tergolong rentan. Mari kita jaga kesehatan bersama. dr. Putu Daivi Prakriti General Practitioner

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

23

Rajin Simpan Penghasilan

Bencana Gunung Agung menyisahkan kelesuan di bidang pariwisata. Banyak pengelola hotel dan retsoran mengaku mulai merasakan dampak sepinya tamu. Seperti yang terli­ hat di areal Nusa Dua. Hanya beberapa tamu yang terli­ hat berjalan melintas di hotel di kawasan Nusa Dua. Salah seorang pemilik resto di kawasan Nusa Dua, Rai Armini mengaku prihatin dengan kondisi pariwisata Bali saat ini.

P

emilik Kodang Rezto & Bar, Sikut Satak, Bali Collection Nusa Dua ini, berusaha tetap tegar menghadapi cobaan yang sedang melanda pariwisata Bali. “Memang terjadi penurunan yang sangat dratis mulai awal Desember bahkan hampir 90%. Awal-awal memang baru 40%, tapi sekarang benar-benar turun drastis. Saat bandara Ngurai Rai ditutup, restoran masih ramai, tapi mulai bandara dibuka tamu pada pulang dan resto mulai sepi,” ujar Rai Armini. Namun, ia yakin, kondisi ini

tidak akan berlangsung lama. Memang ia tak menampik ada beberapa strategi yang diambil guna menyiasati kondisi seperti ini. Ia mengatakan, dalam kondisi tamu yang sepi, ia meminta para karyawan justru melayani tamu yang datang dengan lebih baik lagi agar tamu puas. Termasuk memanfaatkan para training untuk dapat belajar lebih baik. Ia berprinsip, dalam kondisi sepinya tamu, ia berharap tidak akan ada PHK pada karyawan. “Kami akan bekerja semaksimal mungkin, dan lebih keras lagi agar tidak terjadi PHK karyawan.

Rai Armini

Apalagi, ada beberapa karyawan sudah mengadu, mereka nyicil motor dan takut kalau terkena PHK,” kata Rai Armini. Kodang Rezto & Bar memi­ liki keunggulan di rib dan bebek garing. Saat ini tamu yang paling banyak datang turis Tiongkok, ke­

Pahami Perkembangan Gaya Hidup

Ary Widiastini

Tidak hanya waspada bencana, masyarakat Bali saat ini dituntut waspada terhadap dampaknya. Erupsi Gunung Agung begitu berdampak terhadap pariwisata Bali. Sepinya pariwisata berimbas terhadap lemahnya perekonomian. Hal ini disebabkan karena pariwisata menjadi tumpuan utama perekonomian masyarakat. Menurut Dr. Ni Made Ary Widiastini, S.ST.Par.,M.Par., ����������������������� d���������������������� osen D3 Perhotelan Un­ diksha Singaraja, pariwisata merupakan industri multipeluang yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berimplikasi terhadap barang dan jasa lainnya untuk men­ dukung perkembangan dan pembangunan pariwisata tersebut. Ary Widiastini tidak menampik jika pariwisata masih menjadi sektor utama perekonomian di Bali. Industri pariwisata menurutnya meng­ hasilkan multiplayer effect yang luar biasa pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi kreatif. “Sebagai industri multi­ peluang, maka setiap individu pun harus

memahami kompetensi yang dimiliki untuk bisa ambil bagian di dalam perkembangan pariwisata. Kompetensi inilah yang akan digu­ nakan oleh individu untuk bekerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu,” ungkapnya. Diakuinya, pariwasata Bali saat ini sedang mengalami penyurutan, akan tetapi jika masyarakat cermat melihat peluang maka di tengah penurunan kunjungan pariwisata mereka akan mengambil peluang yang lain. “Kita akui pariwisata saat ini sedang surut, namun gaya hidup tetap akan berkembang tanpa melihat kondisi sosial yang sedang terjadi. Sehingga pelaku pariwisata bisa memanfaatkan perkembangan gaya hidup untuk tetap menghasilkan pendapatan,” ungkapnya. Di bidang akademik kata perempuan yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Monitoring Observatorium Pariwisata Berkelanjutan Undiksha, kewirausahaan wajib diajarkan dalam bangku perkuliahan. Dengan mata kuliah kewirausahaan akan mengubah mindset mahasiswa sebagai pencari kerja melainkan sebagai pencipta kerja. Dengan kewirausahaan mahasiswa akan semakin wasapada dengan segala ke­ mungkinan yang terjadi di lapangan. “Jika mereka kuliah di jurusan pariwisata ketika tidak diterima di hotel mereka akan nganggur. Berbeda dengan mereka yang diberikan kuliah kewirausahaan mereka akan mengaplikasikan kewirausaahn terse­ but dari peluang yang ada di lapangan,” jelasnya. Ditambahkan olehnya, gaya hidup lebih berpengaruh terhadap peluang kerja di lapangan dan lebih besar pengaruhnya terhadap pergerakan industri. Selama masyarakat memahami gaya hidup yang sedang berkembang dan mampu mengem­ bangkan potensi yang dimiliki maka mereka tidak perlu terlalu tergantung dengan terpu­ ruknya pariwisata. “Pendidikan, kesehatan, makanan, dan fashion tidak akan pernah mati karena selalu berkembang mengikuti gaya hidup,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

mudian menyusul tamu Western dari Eropa dan Australia. Ketika kondisi sepi, kata Rai, ada program baru yang diluncur­ kan yakni Sikut Satak Give Back. “Program ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap para tamu yang berbelanja di areal Sikut Satak. Misalnya, mereka membeli nasi goreng dan minum, mungkin minumnya kami gratis­ kan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap konsumen. Atau yang mesan nasi goreng dan ayam goreng, bisa ayamnya kami gratis­ kan. Semua ini bentuk kepedulian kami, agar mereka merasa sangat diperhatikan di Bali,” ucapnya. Rai Armini berharap, kondisi ini segera membaik dan Tahun Baru 2018 akan membawa harap­ an baru bagi pelaku pariwisata di Bali. Selain program Sikut Satak Give Back, ia juga sedang giat menggaet tamu domestik. Ada beberapa paket menu yang su­ dah disiapkan dengan harga yang

sangat terjangkau bagi tamu do­ mestik. Apalagi, kata dia, dengan digelarnya event Nusa Dua Light Festival 8 Desember sampai de­ ngan 14 Januari 2018, yang akan diselenggarakan di Peninsula, ia berharap, akan banyak tamu juga berkunjung ke Sikut Satak. Ia juga mengingatkan, untuk saat ini lebih banyak berdoa, dan tidak bicara aneh-aneh, karena ia sangat yakin, omongan adalah doa, karena itu, ia mengajak, mari kita bicara yang baik dan positif, agar bencana segera berakhir. Ia sangat yakin, tiap orang pasti punya trik dan strategi tersendiri menghadapi kondisi lesu seperti ini. Ia menilai, ini mungkin juga peringatan dari Tuhan agar manusia saat senang hati, tidak terlalu senang dan saat bersedih tidak terlalu berduka. Selain itu, menurutnya, harus rajin menyimpan penghasilan, ketika kondisi terdesak seperti ini, ada dana yang bisa diambil untuk kebutuhan hidup. (Wirati Astiti)

Ikuti Perkembangan Digitalisasi Perkembangan ilmu pengetahuan dan memprihatinkan karena anak-anak cenderung teknologi membawa perkembangan yang san­ menghindari untuk mempelajari aksara Bali. gat signifikan terhadap berbagai lini kehidupan “Hal ini disebabkan beberapa faktor salah baik masyarakat desa maupun kota. Salah satu satunya konsep yang ditanamkan orang tua bidang yang mendapat pengaruh besar dari mengenai kesakralan aksara Bali,” ungkapnya. perkembangan iptek adalah pendidikan. Tdak selain itu, minimnya guru dan pengajar men­ dapat dimungkiri jika kemajuan iptek juga akan jadi salah satu faktor kurangnya penggunaan membawa pengaruh negatif jika kita se­ bahasa Bali. bagai penerima tidak mampu Saat ini pemerintah daerah mulai menyaring berbagai perkem­ waspada dengan keberadaan bahasa bangan tersebut. Salah satu Bali sehingga dengan membentuk tim hal yang harus diwaspadai dari Penyuluh Bahasa Bali akan membantu perkembagan tersebut adalah pemerintah dalam mensosialisasi­ termarginalkannya penggunaan kan berbagai masalah yang dihadapi bahasa Bali oleh penutur terutama masyarakat terkait dengan penggunaan orang Bali. bahasa dan aksara Bali. “Salah satu tugas Koordinator Kabupaten Buleleng kami adalah membentuk kelompok Penyuluh Bahasa Bali, Putu Per­ belajar dengan media pembelajar tama Yasa, S.Pd., mengatakan lebih menarik sehingga anakkeberadaan bahasa Bali anak lebih menyukai belajar saat ini “mengkhawatir­ bahasa dan aksara Bali,” kan” sebab anak-anak ujarnya. cenderung menggunakan Selain itu, di tengah bahasa Indonesia dalam perkembangan zaman berkomunikasi baik di menurut pria kelahiran rumah, sekolah maupun 3 Mei 1989 ini, bahasa dalam pergaulan. Di sinilah Bali juga turut menga­ diperlukan peran orangtua lami mengikuti perkem­ untuk memahami peng­ bangan zaman. Dalam gunaan bahasa Bali dalam ranah teknologi komputer, pendidikan di lingkungan bahasa Bali saat ini da­ keluarga. “Khusus untuk pat diketik menggunakan bahasa Bali, orang tua font beraksara Bali dengan bisa menanamkan dan aplikasi khusus sehingga mengajarkannya dalam bisa dikemas dengan lebih pendidikan di rumah,” menarik. “Bahasa Bali itu jelasnya. keren ketika masuk ranah Pria yang akrab disapa digitalisasi bahasa Bali bisa Ame tersebut menambah­ mengikuti perkembangan,” kan, meskipun penggunaan ungkapnya. Selain itu, di tengah bahasa Bali cenderung minim perkembangan fashion bahasa bukan berarti bahasa Bali Bali juga digunakan sebagai de­ tidak berkembang. Bahasa Bali sain baju dan kaos. Bahkan den­ memiliki sifat fungsional yang gan menggunakan smartphone akan tetap digunakan dalam di media sosial juga sudah dapat berbagai kegiatan seperti menggunakan bahasa Bali dengan keagamaan, yadnya, maupun aplikasi khusus. “Ini salah satu upakara. Dirinya menjelaskan bentuk sosialisasi dalam pelestar­ kembali bahwa dari segi ian bahasa dan aksara Bali,” Putu Pertama Yasa aksara Bali memang lebih tandasnya. (Wiwin Meliana)


22

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

B

erkegiatan sosial di penjara sepertinya bukan pilihan yang populer. Betapa tidak, mendengar kata penjara saja kebanyakan orang sudah berasosiasi negatif karena sudah pasti isinya adalah orang-orang yang melakukan pelanggaran hukum. Kisah-kisah kerasnya kehidupan di penjara juga akan semakin menebalkan asosiasi negatif itu. Tapi anehnya, Lusia Efriani Kiroyan justru memilih tempat itu untuk menjadi sasaran aktivitas sosialnya. Padahal dia tahu memberdayakan para napi di penjara bukan hal mudah. Di sisi lain, untuk mendapatkan izin menjalankan aktivitas sosial di sana juga tidak mudah. Tapi akhirnya kendalakendala tersebut bisa diatasi, bahkan kini dia mengaku enjoy ‘keluar-masuk’ penjara. Agaknya Lusi sudah paham betul trik menangani para napi agar bisa menerima programnya. Meski begitu, kata Lusi yang telah lima tahun menjalankan program pemberdayaan napi wanita di sejumlah

Boneka dari Napi Wanita

lembaga pemasyarakat, bukan berarti semuanya mulus-mulus saja. “Hambatan tetap ada namun bisa diatasi,” kata wanita cantik ini dalam jumpa pers ‘Batik Girl’ di Museum Mandiri, Jakarta Barat, pekan lalu. Lusi pun menunjuk puluhan boneka bergaun batik yang diletakkan di sebuah meja kecil di tengah ruangan. “Itu boneka-boneka masih ‘fresh’ karya para napi di lapas Bali. Boneka-boneka itu baru saja selesai dibuat. Perhatikan model dan gaunnya, tidak ada yang sama. Semuanya cantik-cantik,” ungkap Lusi sambil tersenyum. “Saya memang meminta boneka yang dibuat tidak boleh ada yang sama baik style maupun model bajunya. Kalau sama, mereka tidak akan mendapat honor. Dengan cara begitu saya mau mengajak mereka untuk berpikir kre-

Solusi Jitu Atasi Masalah Dana

Batik girl karya napi Bali.

Sekarang, bisa jadi Lusi sudah bisa lebih leluasa menjalankan program sosialnya. Namun, beberapa tahun lalu, sebelum dia rajin mengikuti kompetisi di luar negeri, dia sungguh merasakan beratnya menggulirkan programnya secara konsisten. Meskipun ini adalah kegiatan sosial, tentunya dibutuhkan dana untuk menjalankan. Lalu bagaimana jika dana tak ada? “Saya sadar isu yang saya angkat yakni membantu memberdayakan para napi di penjara kurang populer di masyarakat, masih di pandang sebelah mata. Jadi upaya mengajukan proposal meminta dukungan, sangat sulit. Sampai suatu ketika dirinya sempat kebingungan bagaimana mendistribusikan boneka-boneka buatan napi yang bertumpuk di rumah. “Saya bingung, rumah saya penuh boneka. Di dalam negeri sulit menjual boneka-boneka ini. Padahal dari hasil penjualan boneka bisa disalurkan untuk kegiatan pemberdayaan. Akhirnya secara kebetulan pihak Kedutaan Amerika melihat boneka-bonekanya. “ “Saya ditawari mengikuti sebuah kompetisi, syaratnya saya harus roadshow di dua negara. Nah bonekaboneka saya yang bertumpuk-tumpuk di rumah itu lah saya bawa roadshow di Singapura. Akhirnya saya pun berhasil menang dan mendapat hadiah sekitar 19.400 dolar US,” tuturnya. Dari sana juga lah akhirnya Lusi menjadi paham sekaligus mendapatkan solusi dalam mengatasi permasalahan pendanaan maupun pendistribusian boneka. “Makanya sejak saat itu saya rajin mengikuti kompetisi-kompetisi internasional, dan hadiah yang saya dapat untuk menghidupi program pemberdayaan ini,” kata Lusi yang merasa beruntung lewat sebuah

kompetisi yang dimenangkannya , dia berhasil bertemu dengan Barack Obama yang ketika itu menjabat sebagai Presiden AS. Stanley Harsa, mantan Konjen AS, juga mengungkapkan hal senada. “Saya bertemu Lusi beberapa tahun lalu. Ketika itu saya diplomat Amerika yang bertugas sebagai Konsul Jenderal untuk Sumatera, saya di Medan ketika itu, sekarang sudah pensiun. Jadi ketika itu saya bertemu Lusi di Batam dalam sebuah rapat. Jadi ketika itu saya melihat dia orang yang sangat hebat dan punya kemungkinan besar untuk maju,” kata Stanley Harsa yang ditemui Tokoh di sela-sela acara. “Jadi saya undang dia ke Amerika untuk mengikuti program studi banding. Program itu untuk orang Indonesia yang punya masa depan untuk suatu saat menjadi pemimpin. Dari program studi banding itu lah dia bisa diberdayakan untuk membuat ini (aksi sosial),” kata Stanley yang fasih berbicara dengan bahasa Indonesia. Meski telah pensiun sebagai diplomat, namun kata Stanley dia terus mengikuti perkembangan kiprah Lusi. “Kebetulan saya sekarang ada di Indonesia selama tujuh bulan, saya juga membuat buku ‘Like the Moon and the Sun’ (Seperti Bulan dan Matahari” . Buku itu tentang Indonesia dan Amerika,” katanya. Lusi mengaku sangat bersyukur pada akhirnya, dalam perjalannnya berkegiatan sosial, dia bertemu dengan banyak orang yang mau mendukung kiprahnya. “Program CSR Bank Mandiri banyak membantu saya dalam mensupport program-program pemberdayaan yang saya jalankan. Terima kasih Pak Ari,” kata Lusi sambil tersenyum. (Diana Runtu)

Sosialita

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

PIB dan BCPS Karya Keluarga Siswanto untuk Bangsa

T

ergerak dari rasa akan kecintaannya pada ­pendidikan, Dr. Ir. Frans Bambang Siswanto ,MM. dan Prof. Dr. A. Sulistyawati, MS., MM,. MMis, Ph.D, DTh. mendirikan institusi pendidikan berkualitas dengan fasilitas tingkat dunia di lahan pribadi sebesar

15 Ha di Tabanan. Kecintaannya telah melahirkan sebuah dedikasi yang tinggi untuk mentransformasi generasi muda bangsa Indonesia. Sudah lebih dari 50 tahun berkecimpung dalam dunia pendidikan, Prof. Sulistyawati mejaga komitmennya untuk selalu memberikan pengajaran yang terbaik

Dr. Frans bersama keluarga memasak di BCPS

atif, Jadi tujuan saya dengan kegiatan ini adalah selain memberikan ketrampilan juga kemandirian. Dan lebih penting lagi agar mereka tidak kembali ke penjara setelah bebas nanti,” tambah Lusi seraya menyebut, per boneka para napi akan menerima bayaran Rp 10.000. Dia pun bercerita meski dirinya sudah lima tahun ‘bergaul dengan para napi wanita dari berbagai lapas’ namun ternyata tidak mudah untuk masuk ke lingkungan napi wanita di Bali. “Untuk bisa menghasilkan karya-karya cantik itu, awalnya tidak mudah lho,” tambahnya. “Oleh Kalapas saya diberikan napinapi narkoba kelas berat yakni mereka yang mendapatkan hukuman 10 tahun ke atas. Bahkan beberapa di antaranya menunggu hukuman mati. Jadi bisa dibayangkan seperti apa napi-napi itu. Dari info yang saya dapat napi-napi itu susah diatur atau dibina. Wah saya jadi stress, bagaimana ini? Kalau untuk saya sih tidak apa-apa karena saya sudah terbiasa menghadapi napi yang seperti itu, tapi bagaimana dengan trainer saya. Saya membawa trainer yoga asal Norwegia, Nina Wolter. Dia adalah trainer berpengalaman,” paparnya. Dalam kebingungan itu, muncul rekomendasi agar dirinya bekerja sama dengan organisasi asal Australia ‘Bayside Care Community ‘(BCC). Christy Buckingham lah yang akhirnya membantu membuka akses Lusi untuk bisa mulus menjalankan programnya. “Ternyata ada napi yang ditakuti namanya Lindsay Stanford asal Inggris, yang mendapat julukan ‘Ratu Kokain’. Nah dia itu kan mendapat hukuman mati. Ternyata para napi takut dan segan padanya. Jadi akhirnya saya merekrut Lindsay untuk membantu sebagai trainer,” kata pendiri ‘Cinderella from Indonesia Center’ ini. “Haha jadi saya nggak jadi stress karena dibantu Lindsay,” tambahnya. Ketika program berjalan tidak ada hambatan yang berarti. “Mereka semangat bekerja, bahkan meminta

agar program ini berlanjut terus. Saya katakan tidak bisa. Nah itulah hasil karya mereka boneka-boneka cantik,” tutur peraih penghargaan ‘The International Alliance For Women (TIAW) World Difference’ di Washington DC, AS, tahun 2012 Jadi, kata Lusi, program yang sedang dijalankannya sekarang ini adalah ‘Batik Girl’ untuk anak-anak penderita kanker dan disabilitas di lima negara yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunnei dan Myanmar. Untuk pembuatan baju-baju boneka itu dilakukan oleh para napi di dua penjara yakni di LPP Batam dan Bali pada November lalu. Masing-masing penjara melibatkan 50 napinya, sedang target boneka yang harus dibuat total 1.000 boneka.

“Nantinya setelah 1.000 boneka terpenuhi, pada Maret 2018 saya akan melakukan roadshow di Melbourne dan Darwin,” ujarnya. Menurut Lusi, programnya memberdayakan para napi tidak melulu hanya diisi dengan pembuatan boneka tapi juga sejumlah pelatihan lainnya. Jadi sebelum sampai pada sesi pelatihan membuat boneka para napi mengikuti program ‘inner peace’. Jadi para napi saat itu diberi pelatihan untuk mengaktifkan ‘inner peace’ dalam dirinya. Mereka juga dilatih mindset agar bisa berpikir positif. Pelatihan ini bisa membantu mereka agar tidak tergantung dengan narkoba. (Diana Runtu)

Siswa BCPS sedang praktik memasak di Kitchen Lab

Chef Valrhona melakukan demo memasak cokelat di demo Cooking Class

Graduation siswa BCPS

Lusia Efriani Kiroyan

untuk siswanya. Menurut Prof. Sulistyawati, yang juga masih aktif berprofesi sebagai dosen, bahwa pendidikan sudah seyogyanya merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam memajukan kehidupan suatu bangsa bangsa. “Kami percaya bahwa nilai seseorang tidak hanya dapat ditingkatkan melalui pengembangan pola pikir dan rasa, tetapi juga lewat pemberian pendidikan pelatihan dan keterampilan (vokasi). Dengan begitu seseorang akan memiliki daya juang yang meningkat untuk maju” ungkapnya dengan optimis. Mengingat keberadaan Bali sebagai trend pariwisata Indonesia, Prof. Sulistyawati dan Dr. Frans merasa bahwa hal ini akan berimplikasi pada permintaan tenaga kerja professional yang berkualitas. Tenaga kerja yang dilahirkan dari sebuah institusi yang berfokus pada pembinaan dan pelatihan kemampuan praktikal. Faktanya bahwa Indonesia masih sangat minim pendidikan vokasi hanya 5,4% dari 4529 total perguruan tinggi di Indonesia sedangkan kebutuhan akan tenaga kerja terus meningkat. Sehingga, dirasa perlu adanya pendidikan vokasi yang sesuai dengan standar permintaan industri.

Area Bitdec seluas 15 ha

Selain adanya kebutuhan ­pendidikan vokasi yang mendesak, visi yang kuat dalam menciptakan perubahan melalui pendidikan juga melandasi tekad Dr.Frans dan Prof. Sulistyawati untuk mendirikan sekolah. Pada Januari 2017 maka lahirlah Bali Culinary Pastry School (BCPS). Sekolah ini didirikan untuk dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak yang ingin mendalami ketrampilan di bidang kuliner. BCPS mempunyai 3 program instensif yaitu Professional Chef, Professional Pastry ­Bakery, dan Pastry Bakery For Non-Professional dengan program yang lain yaitu Asian Cuisine Day Course, Western Cuisine Day

Perpustakaan tampak depan

Chef Valrhona sedang mengajarkan cara membuat kue berbahan dasar cokelat

Mahasiswa PIB sedang belajar di Beverage Lab

3

tel, dan D4 Manajemen Konvensi dan ­Peristiwa (MICE). Pendaftaran untuk calon mahasiswa baru telah dibuka mulai dari November 2017 hingga Juli 2018. Karena visi sekolah yang dibangun lebih menitikberatkan pada kualitas lulusan, maka hal ini tentu diwujudkan dengan disediakannya fasilitas standar industri yang bisa digunakan oleh mahasiswa. Tidak hanya itu, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang sesuai dengan standar Dikti dan Industri. Sekolah ini juga menyediakan pengajar profesional dari akademisi dan praktisi industri. Dalam setiap tahun-

Perpustakaan tampak samping

Course, Pastry & Bakery Day Course. Setelah berjalannya programprogram BCPS, maka muncul inisiatif dari anak-anak Dr. Frans dan Prof. Sulistyawati untuk membuka sekolah yang fokus dalam bidang “tourism and hospitality”. Politeknik Internasional Bali (PIB) beroperasi secara resmi pada bulan April 2017. PIB merupakan kampus vokasi yang berada di bawah naungan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan empat program yaitu D3 Seni Kuliner dan Bisnis, D3 Bisnis Per­hotelan, ­D4 ­Manajemen Bisnis Ho-

Mahasiswa PIB sedang praktik menjadi housekeeping di Graha Wiyata

Taman Bhagawan dan Puri Bhagawan, untuk opsi penempatan kerja bagi mahasiswa PIB

nya, Keluarga Siswanto juga berkomitmen memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi ataupun kurang mampu untuk menempuh pendidikan di PIB maupun BCPS. Keduanya, baik PIB maupun BCPS, dibangun atas dasar visi Dr.Frans yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. “Passion itu lahir dari sebuah visi. Dari dulu saya muda setelah mapan saya banyak meyekolahkan anak-anak orang sampai dengan hari ini,” tambahnya. Dr. Frans menegaskan bahwa komitmen terhadap pembangunan pendidikan sangatlah penting karena kita tidak boleh berfikir sekolah sebagai sebuah bisnis sebagai titik awal. Pola pikir kita harus pada membangun karakter dan nilai- nilai seseorang. Harapannya, Bitdec akan menjadi “Center of Excellence” bagi orangorang yang ingin menjadi “specialized professionals”. “Tidak hanya itu, kami berharap juga sekolah ini nantinya dapat mempromosikan nilai-nilai dan budaya Indonesia kepada dunia melalui kolaborasi training maupun pertukaran pelajar dengan “specialized schools” sesuai dengan bidangnya. Penting sekali untuk pendidikan mendekatkan diri kepada industri agar bisa memfasilitasi perubahan –perubahan yang diperlukan dengan cepat sehingga pendidikan bisa selaras dengan perkembangan terbaru di industrinya” tutupnya. (ast)


4

Inspirasi

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Jangan takut memperjuangkan sebuah kebenaran sekalipun dalam kondisi keterbatasan. Keyakinan itulah yang dipegang oleh Dwi Ariyani, seorang penyandang disabilitas asal Solo, ketika memutuskan untuk menggugat sebuah maskapai penerbangan asing yang telah berlaku diskriminatif kepada dirinya. Perjuangan yang melelahkan di ranah hukum selama setahun lebih, akhirnya berbuah manis. “Jujur, tidak mudah menghadapi proses yang tekah berjalan setahun lebih. Tapi kita bersyukur mendapat putusan ini dan harapannya ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan disabilitas,” ucap Dwi Ariyani.

T

iwi, begitu perempuan berusia 36 tahun ini akrab disapa, berhasil memenangkan gugatan itzu. Hakim menghukum maskapai ‘Etihad’ membayar ganti rugi total sebesar Rp 537 juta (materiil dan immateriil). Perasaan bahagia campur haru terlukis jelas di wajah Tiwi. Meski tersenyum lebar tak urung air mata

Dwi Ariyani

ikut menghiasi wajahnya. Peristiwa ini menjadi sebuah memontum penting bagi semua pihak, bukan hanya dirinya. Karena putusan ini bukan hanya berbicara tentang keadilan tapi juga penghargaan terhadap penyandang disabilitas untuk memperoleh hak-haknya sama seperti yang lain termasuk akses fasilitas publik. “Sungguh syukur dan bahagia atas putusan hakim ini. Saya berharap putusan ini menjadi yurisprudensi sehingga kasus-kasus semacam ini tidak terulang lagi,” ujar Tiwi seusai sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, baru-baru ini. Menurutnya, putusan ini sangat berarti bagi semua karena ini menjadi tolok ukur bahwa disabilitas di Indonesia harus terus diperjuangkan. “Ini merupakan hadiah dan kado terindah untuk disabilitas di hari disabilitas internasional yang jatuh pada 3 Desember lalu, dimana hak-hak kita untuk akses terhadap layanan publik harus dihormati,” tandas aktivis disabilitas asal Solo ini.

Dwi Ariyani

Penyandang Difabel Gugat Maskapai Asing

Jumpa pers kasus Dwi Ariyani di Komnas HAM

Lalu wanita cantik berkacamata itu bertutur kembali tentang kejadian menyedihkan pada April 2016. Ketika itu, tuturnya, dia berencana terbang menuju Jenewa Swiss naik pesawat Etihad Airways. Kepergiannya itu bukan sekadar jalan-jalan melainkan mengikuti training sebagai trainer disabilitas. Untuk bisa mendapatkan ‘tiket’ ke Jenewa, ujar Tiwi, bukan hal yang mudah. Dia bukan hanya harus bersaing di dalam negeri, mengikuti seleksi demi seleksi namun juga bersaing dengan para trainer disabilitas se Asia Tenggara. “Jadi prosesnya cukup lama. Melewati seleksi demi seleksi, sampai akhirnya seleksi tingkat Asia Tenggara dimana yang diambil hanya beberapa untuk menjadi trainer of trainer. Jadi istilahnya saya pergi itu untuk pengesahan menjadi trainer of trainer,” ungkapnya. “Kita sudah menyiapkan paket training untuk teman-teman disabilitas di Indonesia. Jadi rencananya, setelah pulang dari Jenewa, apa yang saya dapat di sana akan saya bagikan kepada teman-teman di sini,” ujarnya seraya menambahkan, materi training tersebut antara lain tentang hakhak disabilitas disesuaikan dengan konvensi hak-hak disabilitas. Namun harapannya untuk berbagi akhirnya kandas gara-gara sikap arogansi dari staf maskapai penerbangan tersebut. “Saya sudah melalui prosedur check-in. Bahkan karena saya penyandang disabilitas, petugas bandara memberikan layanan khusus wheelchair untuk bisa masuk ke kabin. Saya sudah duduk di kabin pesawat, dan hanya kira-kira 10-15 menit lagi pesawat take off, tiba-tiba dihampiri

crew pesawat dan menanyakan ‘Can you evacuate yourself?’. Saya langsung menjawab, ‘No, i will need some assistant.’ Karena, kan, dalam keadaan darurat saya rasa semua penumpang pun membutuhkan bantuan untuk evakuasi keluar pesawat,” papar Tiwi. Lalu, lanjutnya, crew tadi menghubungi staf ground yang kemudian langsung berbicara padanya dan mengatakan dirinya tak layak terbang dan harus turun. Bukan hanya itu, ternyata mereka –tanpa menanyakan persetujuan Dwi Ariyani—sudah menurunkan kursu roda dan semua barang bawaannya tasnya. Menurutnya, bukan baru kali itu saja dia terbang seorang diri ke luar negeri. “Itu bukan penerbangan saya keluar negeri yang pertama kali. Saya sudah beberapa kali keluar negeri di antaranya ke San Francisco yang waktu tempuhnya lebih lama dari perjalanan ke Jenewa. Saya juga bahkan pernah beberapa kali di antaranya naik pesawat asal TimurTengah seperti Qatar, Emirates, tapi tidak pernah mengalami kejadian seperti itu. Semuanya baik-baik saja, tidak ada masalah,” ucapnya. MENYAKITKAN, DITUDUH CARI SENSASI Kejadian tersebut sungguh membuatnya terpukul. “Kok saya seperti manusia tidak ada harganya diperlakukan seperti itu? Ibarat barang yang diseleksi trus ketika kita ndak layak trus disuruh pergi begitu saja tanpa ada penjelasan,” ucapnya. Dan dirinya, kata Tiwi, makin terpukul ketika dituduh mencari sensasi. “Lho kok cari sensasi? Sensasi

Teman-teman Dwi Aryani dalam sidang kasus gugatan Dwi Aryani

apa dan apa untungnya buat saya?” tuturnya dengan nada tinggi menceritakan kejadian di pesidangan. “Suami saya menenangkan saya karena saya, terus terang saja, sudah tidak percaya sekali cara mereka menjawab argumentasi-argumentasi kita. Sangat-sangat menyedihkan,” ujarnya. Seperti diketahui kasus ini sempat menghebohkan sejak setahun

Saya pikir ini ironi. Saat saya hendak berangkat mengikuti acara Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, saya justru mengalami diskriminasi. Maskapai Etihad Airways menolak menerbangkan saya karena saya memakai kursi roda,” paparnya dalam petisi tersebut. Dirinya juga sempat menjelaskan bahwa bukan pertama kali dia terbang sendirian. Namun petugas tetap meminta dia turun pesawat karena tidak bisa melakukan evakuasi sendiri. Petugas berdalih itu adalah peraturan penerbangan Etihad dan harusnya dibaca oleh setiap calon penumpang. “Tapi waktu saya baca, tidak ada larangan terbang bagi disabilitas,” tulisnya. Menurutnya, sebagai penyandang disabilitas dan pengiat hak-hak kelompok disabilitas dirinya tahu bahwa hal ini pasti terjadi pada sebagian besar penyandang disabilitas. “Yang melakukan diskriminasi bukan hanya penerbangan internasional namun juga domestik,” ucapnya. Menurutnya, secara moral dan hukum pihak maskapai telah melakukan diskriminasi dan pelanggaran terhadap hak-hak disabilitas. Konvensi penyandang disabilitas (yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui UU No 19 Tahun 2011) menegaskan prinsip non-diskriminasi yang berarti

Dwi Aryani dan keluarganya

lalu. Bahkan pihak Kementerian Perhubungan pun menegur pihak maskapai tersebut atas kejadian itu. Ada upaya memediasi keduanya, namun tidak berhasil. Yang dipersoalkan pihak Etihad karena dirinya melakukan penerbangan seorang diri. Namun faktanya, Dwi Ariyani sudah membeli tiket dan bisa melakukan semua prosedur untuk terbang tanpa ada hambatan. Dia sudah check-in, dan dia pun sudah menyatakan dirinya penyandang disabilitas dan membutuhkan fasilitas khusus. Semua itu telah didapatkan tanpa hambatan bahkan akhirnya dia bisa dengan mulus sampai dan duduk di dalam pesawat. Hanya sesaat sebelum pesawat take off baru lah terjadi peristiwa pelarangan itu. Sesaat setelah kejadian itu, Tiwi berpikir sungguh kasihan jika penyandang disabilitas lain juga mengalami kejadian yang sama dengan dirinya. Maka dia pun membuat petisi di laman change.org . “Saya menulis ini bukan karena marah atau dendam tapi agar tidak ada lagi penyandang disabilitas lain yang diperlakukan semena-mena seperti saya alami.

tidak boleh ada perbedaan perlakuan kepada siapapun terutama terhadap penyandang disabilitas. Apalagi 17 Maret 2016 lalu DPR telah mengesahkan UU Penyandang Disabilitas yang seharusnya justru dapat diterapkan secara komprehensif di seluruh lini kehidupan, mencakup pula sarana transportasi dan dunia penerbangan publik. Melalui petisi tersebut, dia berharap pihak maskapai Etihad tidak lagi mendiskriminasi penyandang disabilitas. Di sisi lain dia juga berharap peristiwa tersebut tidak lagi terulang. Dia juga meminta agar Menteri Perhubungan membuat regulasi yang melarang semua maskapai penerbangan melakukan diskriminasi kepada penyandang disabilitas. Petisi Dwi Aryani tersebut mendapat dukungan dari 49.469 orang. Dan pada Senin 4 Desember 2017 lalu, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutus Etihad bersalah. “Yang dilakukan tergugat adalah perbuatan diskiriminasi dan bertentangan dengan UU No 19 Tahun 2011 tentang ratifikasi Konvensi Hak-Hak Disabilitas,” begitu kata Ketua Majelis Hakim. (Diana Runtu)

Mandalika

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

21

Beragam Aktivitas Semarakkan Peringatan HUT NTB

Seperti biasa, hari Minggu lalu Jalan Udayana Mataram ramai dipadati warga yang melakukan aktivitas dengan memanfaatkan momentum car free day. Hari itu keramaian car free day menjadi lebih terasa karena digelarnya launching gebyar kegiatan-kegiatan menjelang perayaan HUT NTB ke-59 yang jatuh pada tanggal 17 Desember 2017 mendatang.

B

ergabung bersama masyarakat, Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, S.H. M.Si., bersama para Kepala OPD, ASN Pemprov NTB, launching ditandai dengan pelepasan

balon yang menerbangkan logo peringatan HUT NTB kali ini dengan tema : “59th NTB Bertasyakur, dari NTB untuk Indonesia”. Hal ini menandai dimulainya seluruh rangkaian kegiatan dalam

rangka memeriahkan dan menyemarakkan peringatan HUT NTB yang diisi dengan beragam aktivitas lomba olah raga, lomba kreativitas dan inovasi, penulisan buku dan kegiatan produktif lainnya yang mampu melibatkan seluruh unsur dan elemen masyarakat. Selain pelepasan balon secara simbolis, launching diawali dengan senam pagi bersama, dilanjutkan dengan hiburan berupa pembacaan puisi oleh siswa-siswi SMA dan display drumband dari PAUD kota Mataram. Ada pula pembagian hadiah kepada masyarakat, yang diawali dengan kuis yang dilemparkan Wakil Gubernur NTB. Bagi mereka yang bisa menjawab dengan tepat diberikan beragam hadiah menarik. Menurut Wakil Gubernur NTB, Peringatan HUT ke-59 ini harus dijadikan momentum introspeksi diri sekaligus memperkuat motivasi dan ikhtiar dalam membangun NTB. “Kita

Bertasyakur karena ternyata di usia NTB ke-59 tahun ini, Alhamdulillah sudah banyak kemajuan dan perkembangan yang sudah dapat kita rasakan bersama. Baik dari segi pembangunan infrastruktur, maupun program kerja nyata yang menyentuh masyarakat,” katanya. Namun di samping kemajuan itu, Amin juga mengungkapkan bahwa masih banyak tahapan pembangunan yang perlu didorong dan disukseskan bersama. Untuk itu, kepada seluruh pimpinan OPD dan ASN di NTB ia mengimbau untuk tetap melaksanakan tugas pemerintahan dan pembinaan kepada masyarakat, sehingga seluruh persoalan masyarakat dapat segera diketahui, dipetakan dan dicarikan solusinya dengan baik dan tepat sasaran. “Pembangunan tidak ada yang dilaksanakan secara instan, semuanya akan melalui proses secara berkesinambungan,” ungkapnya. Tahapan-tahapan itu

membutuhkan suntikan semangat kebersamaan dari seluruh elemen baik itu pemerintah maupun masyarakat NTB. Amin juga mengungkapkan bahwa kekayaan NTB dengan keanekaragaman suku, agama dan adat istiadat yang dimiliki, hendaknya menjadi kekuatan bagi NTB untuk membangun. “Perbedaan adalah rahmat dari Allah dan kekuatan bagi kita untuk maju dan meraih kesuksesan yang lebih besar,” ujarnya. Harapannya adalah dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan untuk memeriahkan peringatan HUT ke-59 NTB sampai pada kegiatan puncak peringatan di acara seremonial HUT nanti, akan dapat membuka ruang bagi masyarakat untuk tetap berpartisipasi. “HUT NTB harus dirasakan oleh seluruh masyarakat, sehingga kemeriahan ini akan menjadi kemeriahan kolektif seluruh warga NTB,” katanya. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Menutup Tahun 2017, PT. BPR Bank Kertiawan Laksanakan Penyegaran Rohani dan Tirta Yatra

Sambut HUT NTB, Pemprov Gelar Kirab Pataka Sebagai rangkaian menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 NTB, 17 Desember 2017 mendatang, Pemerintah Provinsi NTB menggelar Kirab Pataka Lambang Provinsi NTB dan Dzikir Akbar.

S

ekretaris Daerah Provinsi NTB Ir. H. Rosiyadi Sayuti, Ph.D. menyerahkan Pataka Lambang NTB tersebut kepada Asisten Pemerintahan Kabupaten Bima, H. Muhammad Qurban, S.H., yang mewakili Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri, dengan disaksikan puluhan pejabat lingkup Pemerintah Provinsi NTB pada Kirab Pataka

gatan Hari Ulang Tahun NTB, rangkaian peringatan tersebut ditandai dengan Kirab Pataka Lambang Provinsi NTB yang diarak mengelilingi 10 kabupaten/ kota yang ada di Provinsi NTB. Tahun ini, Pataka tersebut akan diarak mulai dari Kabupaten Bima dan akan berakhir di Kota Mataram sebelum pelaksanaan puncak Peringatan HUT NTB tersebut, yang direncanakan atas segala keberhasilan yang telah diraih NTB dalam waktuwaktu terakhir. Beberapa keberhasilan itu seperti menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan infrastruktur, termasuk tata pe-

yang digelar di Lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur NTB, Jumat (8/12). Kirab pataka yang dimulai dari Kabupaten Bima tersebut selanjutnya akan diserahkan ke Kota Bima, Dompu dan Sumbawa hingga akhirnya nanti, pada tanggal 16 Desember 2017 akan dilakukan penyerahan kirab pataka terakhir yang dilakukan oleh Wali Kota Mataram kepada Gubernur NTB. Kemudian dilanjutkan dengan puncak upacara peringatan HUT NTB tanggal 17 Desember 2017. Seperti tahun-tahun sebelumnya, menyongsong perin-

5

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

akan dilaksanakan di Halaman Eks. Bandara Selaparang, Kota Mataram. Kirab Pataka ini merupakan simbol persatuan guna mengingatkan generasi muda khususnya bahwa NTB ada dan menjadi bagian dari Indonesia. “Kirab ini adalah simbol persatuan sekaligus mengingatkan generasi muda, bahwa kita masih punya Provinsi NTB yang merupakan bagian dari NKRI,” kata Rosiyadi. Menurut Rosiyadi, mengambil tagline NTB Bertasyakur pada HUT ke-59 NTB tahun ini adalah bentuk ungkapan rasa syukur

merintahan yang baik, predikat WTP dan lainnya. HUT DWP NTB Usai menyerahkan pataka dan menandatangani berita

acara serah terima, Sekda NTB lalu menghadiri zikir bersama ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan NTB di Gedung Sangkareang, Kantor Gubernur NTB. Kegiatan dzikir tersebut d i g a g a s Pe n g u r u s D h a r m a Wanita Persatuan NTB untuk menyambut perhelatan HUT ke-59 NTB yang tahun ini mengambil tema “NTB Bertasyakur, Dari NTB untuk Indonesia”. Dzikir yang dihadiri ibu-ibu pengajian, masyarakat umum dan pelajar tersebut juga digelar sebagai rangkaian untuk memperingati HUT ke-18 Dharma Wanita Persatuan Provinsi NTB dan Hari Ibu ke-89. Ratusan jamaah bersama pengurus DWP NTB tersebut larut dalam dzikir yang berisi lantunan sholawat dan pujian kepada Allah SWT sebagai tanda rasa syukur. (Naniek I. Taufan- hms)

D

alam kondisi super kompetitif seperti saat ini, dibutuhkan SDM yang mampu merespons secara positif setiap tanggung jawab pekerjaan dengan baik. Peningkatan produktivitas diperlukan agar gerak perusahaan dalam mobilitas persaingan tetap terjaga. Emic Dwi Setyawati G.S., S.E., M.B.A., Direktur Utama PT. BPR

Bank Kertiawan, mengatakan untuk meningkatkan produktivitas kerja diperlukan etos kerja sebagai pedoman berperilaku dan menuntun manusia untuk bekerja berdasarkan kewajiban dan dharma. Sebab, etos merupakan semangat bekerja disertai rasa tulus dan ikhlas, bukan hanya mengharapkan hasil saja tapi didalamnya ada kewajiban untuk memberi atau berbagi.

PT. BPR BANK KERTIAWAN KINERJA KEUANGAN Periode: 31 Oktober 2017

Untuk itulah, katanya PT. BPR Bank Kertiawan menye­ lenggarakan persembahyangan bersama atau tirta yatra di Pura Pulau Menjangan, Pura Pulaki, Pura Pabean, Pura Pasar Agung, Pura Melanting dan kegiatan penyegaran rohani dengan judul yang diusung yakni “Pengamalan Karma Marga Yoga Sebagai Etos Kerja Demi Pencapaian Kesejah­ teraan dan Kebahagiaan Lahir dan Batin” yang dipaparkan oleh I K. Satria, S.Ag, M.Pd.H, Sabtu (2/12) di wantilan Pura Pasar Agung. Kegiatan kemudian dilanjut­kan hingga Minggu (3/12) dengan persembahyangan bersama di Pura Pucak Sinunggal. Dengan pencerahan spiritual dan persembahyangan ke tempat suci, kata Emic Dwi Setyawati diharapkan karyawan dan karyawati memperoleh pengetahuan ajaran Agama Hindu tentang Karma Marga Yoga sebagai etos kerja yang berarti melaksanakan kewajiban atau swadarma untuk memutar roda perekonomian harus berdasarkan dharma sehingga hidup akan disucikan, mendapatkan kebaikan dan pencerahan demi menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin. Juga, untuk meningkatkan kesadaran melakukan per­ubahan diri. Seperti pengembangan kecerdasan mental, intelektual, emosional dan spiritual untuk transformasi diri, merubah perilaku menuju perbaikan prestasi dan peningkatan kinerja yang optimal. Bahwa kita harus terus berupaya maksimal meski hasilnya sepenuhnya jadi keputusan Ida sang Hyang Widhi Wasa. Selain itu kegiatan juga bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang ­Widhi Wasa dan sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah dan keberhasilan yang telah diberikan kepada kami. “Di sana juga menekankan pemahaman konsep bekerja menurut Hindu, sehingga seluruh karyawan bisa menjalankan kewajiban atau swa-dharma untuk bekerja sungguh-sungguh dan

sebaik-baiknya dengan seluruh kemampuan yang dimiliki. Termasuk membangkitkan kembali kebahagiaan karyawan/wati dalam bekerja melalui konsep bersyukur

untuk pencapaian terbaik atas tanggung jawab serta meningkatkan produktivitas dan kinerja ,” tandas Direktur Utama PT. BPR Bank Kertiawan ini. (ard)

Tabungan Arisan Paket 6 Penyetoran & Penarikan 1. Peserta wajib melakukan setoran Rp 500.000/bulan selama 24 bulan 2. Peserta melakukan setoran sekaligus sebesar Rp 12.000.000 berhak ikut manfaat emas 3. Peserta yang melakukan setoran sesuai ketentuan berhak mengikuti manfaat doorprize 12, manfaat doorprize 24 dan manfaat grandprize 4. Peserta yang tidak mendapat manfaat poin 3, berhak atas manfaat langsung berupa uang tunai sebesar Rp 300.000 plus saldo tabungan pada bulan ke - 24 Manfaat 1. Dijamin oleh Bank Kertiawan dan LPS 2. Dapat dijadikan agunan kredit 3. Manfaat Undian Jenis Manfaat JDoorprize 12

Bulan Penarikan Bulan 12

Doorprize 24 Bulan 24 Grandprize Bulan 24

Manfaat

Jumlah Pemenang

Tunai Rp 1.000.000 3 Pemenang Tunai Rp 1.500.000 5 Pemenang 1 Unit Sepeda Gunung 1 Pemenang 1 Unit TV Led 32” 2 Pemenang 1 Unit Hanphone 1 Pemenang 1 Unit Sepeda Motor 1 Pemenang NMAX 1 Unit Sepeda Motor 2 Pemenang MIO

Pajak undian ditanggung pemenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Informasi lebih lanjut segera hubungi Customer Service atau Marketing Bank kami.


6

Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang digagas oleh Ibu Presiden dan Ibu Wakil Presiden belum lama ini melaksanakan serangkaian program kerjanya dengan melakukan kunjungan kerja ke Manokwari, Papua Barat.

S

Woman on Top

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

alah satu kegiatan yang d i l a k s a n k a n OA S E Kabinet Kerja di Ma­ nokwari adalah menye­ lenggarakan Pelatihan Akbar yang mengambil tema “Praktik Pen­ didikan Karakter dan Pendekatan Saintifik yang Sukses Membangun Akhlak, Daya Pikir Kritis dan Kreativitas Anak”. Pada kunjungan kerja tersebut, hadir beberapa pengurus OASE Kabinet Kerja, seperti Ny. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, Ketua Umum OASE Kabinet Kerja; Ny. Endang Nugrahani Pra­ mono Anung, Sekretaris OASE Kabinet Kerja; Ny.Ratnawati Setiadi Jonan, Bendahara OASE

Berdayakan Masyarakat menuju Indonesia Jaya

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

a i l a m A a t i D

19

Mantan Pecandu harus Berdaya dan Mandiri Wirausaha menjadikan mantan pecandu berdaya dan mandiri. Maraknya peredaran narkotika di masyarakat membuat miris banyak pihak. Saat ini Indonesia sudah tidak hanya menjadi negara pemakai tetapi sudah menjadi negara penghasil narkotika. Walaupun Badan Narkotika Nasional gencar melakukan perang terhadap peredaran gelap narkotika namun angka peredaran narkotika tetap tinggi di Indonesia.

Kabinet Kerja, Ny. Rini Ruidian­ tara , Ny. Ifa Dhakiri dan Ny. Bintang Puspayoga. Selain itu masih dalam kunjun­ gan di Manokwari, OASE Kabinet Kerja yang dibentuk pada (27/10) 2014 silam yang beranggotakan para pendamping menteri dan un­ sur ekesekutif lain yang bertujuan mendukung serta berperan dalam menyukseskan program Kabinet Kerja, sesuai dengan kapasitas masing-masing sebagai pendamp­ ing ini juga melakukan sosialisasi Anti Narkoba, Anti Pornografi dan kekerasan Terhadap Perem­ puan dan Anak, Juga Program

Parenting dengan melaksanakan kunjungan ke beberapa sekolah diantaranya SMU 1 Manokwari dan PAUD Cahaya. Menurut Bintang Puspayoga, hal ini dilaksanakan karena OASE Kabinet Kerja merupakan wa­ dah jeja­r ing komunikasi dan koordinasi, yang bersama-sama melakukan serangkaian aktivitas yang berguna bagi masyarakat luas, mulai dari menangani perso­ alan terkait pendidikan karakter, kualitas keluarga hingga persoalan sosial budaya. Dikatakan oleh istri Menteri Koperasi dan UKM, AA Gede Ngurah Puspayoga ini, OASE Kabinet Kerja di sini fokus untuk mendorong perubahan Indonesia sesuai dengan program pemban­ gunan Nawacita dan Revolusi Mental. Mengingat pula masih banyak permasalahan sosial yang ada di masyarakat kita sekarang, maka program-program yang dilaksanakan oleh OASE Kabinet Kerja lebih diarahkan pada pem­ berdayaan masyarakat, pengem­ bangan sistem terpadu serta pembentukan pola pikir (mind set) atau soft skill masyarakat yang dapat membawa Indone­ sia menjadi negara yang ber­ jaya, berdaulat, produkti dan mandiri, serta berkepribadian di mata dunia. (Sri Ardhini)

F

Seminar Masa Depan Herbal Sido Muncul bekerja sama dengan Universitas Warmadewa mengadakan seminar herbal bertema “Masa Depan Herbal Indonesia untuk Kesehatan. Journey from Laboratory to the Market”. Seminar dilaksanakan Sabtu (9/12) di Auditorium Widya Sabha Utama, Universitas Warmadewa. Seminar dibuka Rektor Universitas Warmadewa Prof. dr. I Dewa Putu Widjana, DAP&E, Sp.Park didampingi Direktur PT Sido Muncul Tbk Irwan Hi­ dayat dan Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Bali AAG Oka Wisnumurti. Seminar juga dibarengi dengan penandatanganan MoU antara Sido Muncul dengan Universitas Warmadewa serta penyerahan sumbangan dari Sido Muncul untuk pengungsi erupsi Gunung Agung. Irwan Hidayat berharap melalui seminar herbal ini dunia kedoktreran memiliki wawasan yang luas mengenai perkembangan industri jamu, penelitian yang dilakukan serta penggunaan jamu untuk pelayanan kesehatan. (Ngurah Budi)

Daihatsu Hadirkan All New Terios Pecinta mobil Daihatsu dan SUV di Bali, bersiap menyambut kehadiran All New Terios. Mobil ini sudah diperkenalkan secara nasional pada 23 November 2017 di Jakarta sedangkan di Bali akan diluncurkan 6 Januari 2018. Koordinator Astra Daihatsu Wilayah Bali, Tulus Pambudi, dalam acara gathering media massa, Selasa (5/12), mengatakan keputusan meluncurkan All New Terios pada awal Januari 2018 di Bali karena produk baru akan didistribusikan pertengahan Januari. Ia menjelaskan Daihatsu mencoba membidik ceruk pasar sport utility vehicle (SUV) me­ dium yang pemainnya masih sedikit. Masih besarnya ceruk pasar di SUV medium inilah yang membuat Daihatsu meluncurkan All New Terios, Wajah baru SUV medium andalan Daihatsu. All New Terios sangat cocok untuk mereka yang aktif dalam beragam aktivitas. (Ngurah Budi)

enomena ini yang men­ jadikan Dita Amalia, Direktur PLATO (em­ powering and lear­ ning trought assistance, training, ­organizing) sebuah lembaga swa­ daya masyarakat yang bergerak di bidang pengembangan diri dan pemberdayaan masyarakat ini bertambah gundah. Saat ini lembaga yang dipimpinnya sedang berusaha keras mengawal para mantan pecandu narkotika agar bisa diterima masyarakat dan tidak kembali menjadi pecandu narkotika. Sebagai lembaga yang mem­ punyai visi menjadi lembaga yang profesional dan memiliki kredi­ bilitas dalam rangka mewujudkan masyarakat berdaya mandiri dan memiliki kualitas hidup yang mampu mendorong terpenuhinya hak hak secara optimal. Plato Foundation mengembangkan berbagai layanan masyarakat seperti korban penyalahgunaan narkoba, orang dengan HIV/AIDS, anak dengan penyimpangan sosial, warga binaaan permasyarakatan, keluarga rentan kesehatan dan sosial. Selain itu Plato Foundation juga mengembangkan program pendidikan pembangunan kapasi­ tas dengan konsentrasi preventif & promotif seperti Event dan Expo, Workshop, Survey dan Penelitian, Assesmen Psikologi. Pelatihan yang disiapkan se­perti Outbond Training Character Sosial Buil­ ding, Parenting Class, Traning Of Trainer, penguatan kapasitas Individu, magang, pembina­a n karyawan, bimbingan teknis, dan monitoring evaluasi. “Menurut data BNN, saat ini angka pecandu narkotika yang kambuh atau releave mencapai 40% sampai 60 % ini yang mem­ buat saya tambah miris. Karena itu di tahun 2018, kami menitik­ beratkan program kewirausa­ haan untuk pemberdayaan dan kemandirian mantan pecandu narkotika dengan mendirikan unit usaha antara lain laundry, warung angkringan, sablon kaos, handycraft,“ ujar ibu dari Allicia Saraswati Mahira dan Aditya Raitam Sasmita ini.

Dita Amalia juga berharap bahwa unit usaha yang dirintis lembaganya dapat berkembang pesat sehingga untuk kedepan dalam menjalankan misi sosial kemanusiaan tidak lagi berharap pada lembaga donor tetapi dapat lebih mandiri. Saat ini dari sekitar 40 orang pecandu narkotika yang direhab di Plato Foundation sudah 60% yang sembuh dan mereka sekarang sudah pulih, produktif, kembali berfungsi secara sosial di masyarakat. Keberadaan mere­ ka benar-benar sudah berubah, pada saat acara pentas sahabat ODHA dalam rangka Hari AIDS Sedunia salah seorang dari me­ re­k a menunjukkan kebolehan menampilkan musikalitas puisi

karya WS Rendra yang berjudul “Nyanyian Angsa”. Dita Amalia juga berkeinginan untuk membuat sebuah film pendek yang berisi tentang se­ orang mantan pe­ candu yang sudah selesai rehab dan di­ terima masyarakat. Film pendek ini di­ harapkan mampu dijadikan sarana edu­ kasi bagi masyarakat sehinga masyarakat dapat memahami dan memperlakukan mantan pecandu narkoba secara benar. (Nanang Sutrisno)

Joe Gustav Kini Rock n Roll Jiwa dalam bermusik mengalir deras. Hobi memainkan alat musik sejak muda, membuat Joe Gustav, pria berdarah Yogyakarta ini dikenal sebagai salah seorang lead guitar asli Kota Pahlawan. Joe identik dengan aksi panggung menarik dan memiliki sejarah panjang yang membesarkan namanya di kancah musik Surabaya. Style hippies melekat pada pria kelahiran 16 Agustus 1972 tersebut. Joe memiliki karakter kuat, karena ia sendiri tak menampik jika dirinya se­ orang idealis. Bahkan dalam menen­ tukan genre ketika ia harus hengkang dari band lamanya “Sound Hardness” pada awal 1990-an silam. “Saya bermusik sudah cukup lama, sejak 1989 hingga sekarang, seperti para teman sejawat lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu,” terangnya. Joe Gustav ada­ lah kreator di balik band beraliran Heavy Metal yang namanya cukup disegani di kalangan penikmat musik cadas Surabaya. Band ini juga sempat masuk di bawah bendera Log Zhele­ bour, kala itu. “Saya sangat idealis menentukan genre yang harus saya ambil. Sejak hengkang dari Sound Hardness, aliran rock n roll saya tekuni hingga sekarang,” jelasnya saat dijumpai di kediamannya, Kawasan Bratang

Gede, Surabaya. Usai keluar dari Sound Hardness, dengan kerja kerasnya, ia berdiri sendiri dalam cita rasa rock n roll. Tidak ber­ henti di situ saja, Joe sering dipakai untuk mengisi guitar session para band lain yang ber-genre seiman, ia menyebutnya “Hard Rock n Roll”. Seringkali ia terbang ke luar kota, mulai Ambon, Batam, Bandung, hingga merasakan panggung 1 Way Radio di Canberra, Australia. Sebagai penggila Aerosmith, Joe Gustav mulai berani menirukan kara­ kter vokal Steven Tyler, obsesi untuk merambah dunia tarik suara pun meng­ goda. Seolah terlahir kembali, dengan kerja kerasnya, Joe cukup bergairah membesarkan band baru bernama “Virgin Hunter” sejak akhir 2015, yang sebelumnya bernama Virginia. Beraliran rock n roll kental, lagu dalam single album seperti “Slown Down Baby” dengan beat yang mengajak bergoyang bisa diunggah dari Youtube. Nama yang cukup unik, persem­ bahan seorang kawan dari Swedia saat ia singgah bermusik di Pulau Bali. Meskipun sempat bongkar pasang personel, sampai detik ini Joe Gustav dengan Virgin Hunter masih tetap eksis dan sering diundang untuk tampil di luar kota. “Predikat vokalis sekaligus lead guitar pun akhirnya melekat pada saya,” pungkas Joe Gustav. (Lely Yuana)


18

Life Story

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Setiap pekerjaan yang dilakoni memang memerlukan keahlian dan kemampuan se­suai dengan bidangnya, namun tidak juga dapat mengesam­pingkan kenyamanan hati. Berlatar belakang pendidikan Hukum, membuat I Made Arnaja menekuni profesi sebagai seorang notaris. Bertahuntahun bekerja sebagai seorang yang berhubungan dengan hukum membuat dirinya merasa jenuh.

I Made Arnaja

Tekuni Pertanian dengan Hati

A

rnaya begitu ia akrab disapa mengaku me­ mutuskan pensiun lebih awal dari usia pensiun yang seharusnya. Ketika usianya tidak lagi muda, dirinya bekerja tidak lagi berorientasi terhadap materi me­ lainkan kepuasan hati dalam menjalani pekerjaan tersebut. Sejak pensiun dirinya memutuskan kembali ke kam­ pung halaman dan mulai melirik lahan pertanian miliknya. Pria kelahiran Tajun, 28 Oktober 1950 tersebut memanfaatkan lahan miliknya untuk ditanami berbagai jenis tanaman dan buah-buahan. “Saya tidak memiliki basic sebagai seorang petani bahkan sewaktu kecil saya paling tidak suka diajak ke kebun tapi sekarang saya benar-benar mencintai bertani,” ungkapnya. Sejak tahun 2006 Arnaja sudah mulai menunjukkan kegemaran­ nya menjadi seorang petani, akan tetapi dirinya baru memfokuskan diri sebagai petani sejak tahun 2011. Dirinya mengaku memulai menjadi seorang petani tanpa dibekali dengan pemahaman dalam ilmu pertanian bukanlah hal yang mudah. Justru dengan minimnya pengetahuan dibi­ dang pertanian semakin memacu rasa

ingin tahunya untuk mempelajari dan memperdalam pengetahuan tentang pertanian. Berawal dari pencarian bibitbibit unggul yang akan dikembang­ kan dilahan yang ia namakan Rama Sinta Farm, Arnaja aktif bergabung dengan grup-grup pertanian yang ada di Indonesia. Dari sanalah dirinya mengaku banyak menemui teman yang diajak sharing tentang berbagai hal menyangkut pertanian. “Saya

Buleleng begitu potensial untuk dikembangkan men­ jadi daerah budidaya buah naga. Hal ini dapat dilihat dari banyak­nya lahan-lahan pertanian yang dikembangkan menjadi perkebunan buah naga. Secara umum buah naga dapat tumbuh di dataran rendah dengan kondisi tanah kering sebab buah naga meru­ pakan tanaman yang tidak memerlukan banyak air. Inilah sebab perkebunan buah naga banyak terdapat di daerahdaerah dataran rendah dengan suhu tinggi. Berbeda dengan hal itu, rupanya petani asal desa Tajun membuat terobosan baru. Di lahan seluas dua hektar perke­ bunan buah naga milik I Made Arnaja dapat tumbuh dengan subur. Desa Tajun Kecamatan Kubutambahan merupakan

banyak sharing dengan aktivis-aktivis pertanian yang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi, dari sanalah saya belajar banyak hal sehingga sedikitsedikit saya tahu tentang pertanian. Saya selalu mengejarkan pekerjaan apapun dengan professional itu jiwa saya,” ungkapnya. Menekuni pekerjaan sebagai petani adalah hal yang wajar bagi orang yang memang hobi berkebun. Akan tetapi hobi berkebun Arnaya

daerah dataran tinggi yang suhu rendah. Namun di tangan kre­ atif Arnaja, mindset masyarakat terhadap budidaya buah naga hanya tumbuh di dataran rendah terbantahkan. Dirinya mengaku jika dikembangkan dengan cara yang benar dan diberikan nutrisi yang tepat maka di manapun tanaman akan dapat tumbuh dengan baik. “Ketika saya menanam bukan berapa untung yang akan sayaa dapatkan melainka berhasil atau tidakkah buah ini dikembangkan,” jelasnya. Dirinya menambahkan tertarik membudidayakan buah naga sebab buah yang biasa tumbuh di gurun ini dapat dikembangkan tanpa mengenal musim. Selain itu, buah naga juga memiliki pangsa pasar yang baik sehingga selalu memiliki nilai jual yang bagus. Di samping itu varietas buah naga juga begitu ban­ yak sehingga dapat dikembangkan

Kerja Serabutan demi Keluarga Namanya Livia. Usianya kira-kira 38 tahun namun penampilannya terlihat jauh lebih tua dari usianya itu. Ia berasal dari salah satu desa kecil di Pulau Sumbawa. Hidup bersama orang tua yang mengalami nasib kurang beruntung, membuatnya menjadi tulang punggung keluarga. Ayahnya meninggal ketika ­Livia berusia 10 tahun dan adiknya berusia 8 dan 6 tahun.

S

Buah naga kuning milik Made Arnaja

Buleleng Potensial Kembangkan Buah Naga Palora Equador

Buah naga kuning milik Made Arnaja yang sudah sempat dipanen.

terbilang begitu unik. Di tengah para petani berlomba-lomba menanam varietas unggul yang memiliki potensi dikembangkan di daerah Buleleng, justru dirinya mencoba mengem­ bangkan berbagai macam buah yang belum pernah dikembangkan sebelumnya. Suami dari Nyoman Sutjining tersebut begitu tertarik mengembangkan buah-buah luar yang hanya dapat dibeli dengan cara mengimpor. Menurutnya bertani bu­ kanlah pekerjaan yang “ikut-ikutan” sehingga dituntut inovasi dan kreatifi­ tas dalam menjalankannya. “Di bidang apapun asalkan kreatif usaha itu akan berkembang,” jelasnya. Di samping menjalankan hobi, Arnaya mengaku ingin memotivasi gene­rasi muda untuk tertarik ter­ hadap pertanian. Sebab selama ini mindset anak muda bertani adalah pekerjaan yang tidak memiliki pros­ fek bagus. Padahal menurutnya jika dikembangkan dengan baik dan benar pertanian merupakan salah satu sek­ tor pendukung pertumbuhan pereko­ nomian di Bali Utara. “Saya memang tidak bisa memaksa anak muda untuk mencintai pertanian tetapi dengan adanya contoh petani yang berhasil dan sukses tentu mereka akan ter­ tarik,” pungkasnya. Beberapa buahbuah yang dikembangkan olehnya di antaranya berbagai jenis durian mulai durian Kane, Musan King, durian gundul, buah naga, jeruk dekopon, papaya, leci, dan masih banyak jenis buah luar lainnya. (Wiwin Meliana)

n perkebunan I Made Arnaja menunjukka laman rumahnya diha ada g yan an uah h-b aneka bua

bermacam-macam jenis. Saat ini Arnaja tengah mencoba mengembangkan buah naga kuning biasa, buah naga hitam dan buah naga kuning jenis Palora Equador, di samping juga tetap mengem­ bangkan jenis buah naga merah dan putih. Bahkan saat ini dirinya tengah fokus mengembangkan buah naga kuning jenis Palora Equador di daerah dengan ketinggian 1.100 mdpl dan luas 4 ha yang berada di Batukaang, Kintamani, Bangli. Selama tiga bulan proses pertum­ buhan buah naga miliknya sudah berkembang dengan baik dan tumbuh bunga. “Jenis Palora masih berbunga tetapi jenis buah naga kuning biasa yang bentuknya lebih kecil sudah sempat panen sekali,” jelasnya. Arnaja menambahkan se­ lain langka buah naga jenis ini juga memiliki nilai jual yang sangat tinggi dibandingkan dengan buah naga merah dan putih. Bahkan untuk

satu kilogram buah naga Palora Equador dijual hampir 350 Ribu Rupiah. “Apapun yang langkan pasti harganya lebih mahal,” ungkapnya. Dia menambahkan untuk bu­ didaya buah naga jenis tersebut masih sangat langka bahkan di Indonesia. Hal ini memunculkan keinginannya untuk mengem­ bangkan buah naga tersebut di Bali dan Buleleng pada khsusu­ nya. “Kalau kita bisa kembangkan di Buleleng kenapa kita mesti jauh-jau impor ke luar negeri,” ucapnya. Pihaknya mengaku tidak ada perbedaan cara menanam buah naga kuning dengan merah. Akan tetapi dari segi pemupukan dirinya memprioritaskan pupuk organik. “Saya ingin menghasilkan hasil pertanian yang benar-benar sehat,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

ejak itulah beban hidup ibundanya menjadi de­ mikian berat. Sepe­ ninggal ayahnya yang seorang petani itu, Livia mau tidak mau turut membantu ibunya yang bekerja sebagai buruh tani meski usianya terbilang masih sangat kecil. Tugasnya mengurus adikadiknya selama ibunya bekerja. Karena itulah ia tidak bisa melan­ jutkan sekolah sampai tamat SMA. “Saya hanya bisa sekolah sampai kelas satu SMA, stelah itu putus karena harus bekerja membantu ibu,” katanya polos. Kisah hidup Livia dan kelu­ arganya demikian menyedihkan. Dimulai dari ibunya yang sesung­ guhnya lahir dari keluarga kaya itu harus memilih tinggal “mengasing­ kan” diri di desa kecil itu. Sejak kematian kakek dan nenek Livia dari ibunya, nyaris seluruh harta warisan yang semestinya menjadi warisan ibunya itu terampas oleh keserakahan keluarganya. “Dulu itu waktu kakek dan nenek saya meninggal, ibu dan saudaranya masih kecil, jadi tidak mengerti soal harta warisan be­ gitu. Mereka hanya tahu diseko­ lahkan oleh keluarga kakek nenek saya. Setelah ibu dan bibi saya de­ wasa dan mempertanyakan harta warisan peninggalan orangtua

tkh/net

mereka, jawaban dari keluarga­ nya adalah bahwa harta tersebut sudah habis untuk biaya sekolah mereka,” kata Livia. Harta warisan peninggalan yang sesungguhnya sa­ ngat banyak dari kakek dan nenek Livia yang seorang pedagang be­ sar di kota itu, hingga hari ini tidak jelas. Semua kabur. Karena itulah ibu dan bibi Livia memilih meninggalkan kampung halamannya pergi mencari kehidup­ an lain di luar kota kelahirannya itu. Dengan rasa se­ dih dua bersaudara itu terpisah sejak mereka sama-sama menikah dan jarang terhubung satu sama lain karena keadaan. Keduanya berjuang sendiri-sen­ diri untuk bisa ber­ tahan hidup dengan ke­ luarga masing-masing yang sama-sama serba kekurangan. Mereka seperti ingin melupa­ kan dan meninggalkan semua rasa sakit akibat kehilangan orangtua sekaligus peninggalan-

“Saya hanya bisa sekolah sampai kelas satu SMA, stelah itu ­putus karena harus bekerja membantu ibu,”

peninggalan yang seharusnya menjadi milik mereka. Ibu Livia memilih pergi men­ jauh hingga ke desa terpencil dan menikah dengan petani biasa dan

berjuang hidup di sana. Hidup se­ bagai buruh tani yang berat. Lalu kehilangan suami di kala anakanaknya masih kecil. Dilengkapi lagi dengan kepergian Livia yang akhirnya memilih bekerja ke Arab untuk menopang kehidupan mereka. Jalan hidup memang tak bisa ditebak. Livia yang baru seta­ hun menikah juga kehilangan suaminya. Suami Livia meninggal karena kecelakaan. Mau tidak mau pilihan terakhir Livia menjadi TKW beberapa bulan setelah ia melahirkan. “Bayi saya terpaksa saya tinggal,” kata Livia sedih. Hampir lima tahun Livia bekerja sebagai TKW di Arab. Namun hasilnya jauh dari harapan. Tiga bulan sekali ia hanya bisa mengirim gajinya tak seberapa karena harus dipotong oleh agen yang memberangkatkannya se­ bagai kompensasi pengirimannya sebagai TKW dan lainnya. Namun itu juga hanya berlangsung dua tahun, karena lebih dari dua tahun berikutnya Livia tidak menerima gaji yang layak. Belum lagi bidang

7

pekerjaannya bebannya bertam­ bah dan tidak layak dilakukan oleh perempuan. “Habis kerja di rumah tangga, tiap hari saya harus menggembala kambing majikan,” katanya. Livia yang sudah tidak tahan diperlakukan seperti itu memi­ lih lari dari rumah majikannya menuju KBRI di sana. Lalu ia pun dipulangkan dengan selamat ke kampung halamannya. Kepula­ ngan yang menyedihkan tentunya. Livia tak membawa pulang uang yang diharapkan dapat menopang kehidupan mereka di kampung. Namun ia bersyukur bisa pulang dengan selamat. Ketidakberuntungan hidup bertubi-tubi yang dialaminya tidak membuat Livia menyerah. Ia mau bekerja serabuta, kerja apa saja untuk bisa membantu keluarganya, terutama ibunya yang sudah tua. Karena itu ia memilih hijrah ke Pulau Lombok dan bekerja untuk membiayai hidup ibu dan anak semata wayangnya. Livia menga­ ku tidak lagi ingin menjadi TKW karena pengalaman buruknya itu. “Biar di sini saja, dekat dengan ibu, saudara-saudara juga anak saya. Saya tidak harus meninggalkan mereka bertahun-tahun, tapi bisa pulang dua atau tiga bulan sekali,” katanya. Livia pandai menyembu­ nyikan rasa sedihnya, namun ia tak bisa menutupi matanya yang berkaca namun berusaha ia tahan air matanya agar tidak jatuh. Bagi Livia pahit getir, senang dan ba­ hagia, inilah kehidupan yang harus dijalaninya. (Naniek I. Taufan)


8

Bunda & Ananda

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Bangun Karakter Anak dalam Pramuka Usai ujian tengah semester, menjelang rapotan, beragam kegiatan dilaksanakan sekolah. Seperti SD Pelangi Dharma Nusantara (PDN) yang secara rutin mengadakan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu). “Kegiatan ini sudah terjadwal dua kali dalam setahun yakni Persari dan Persami. Tujuannya tak lain untuk membangun karakter anak terutama pada kedisiplinan, sikap sopan santun, dan kemandirian,” ungkap Kepala Sekolah SD PDN Sunarlin, S.Pd., S.E. usai membuka kegiatan tersebut, Sabtu (9/12).

I

a menekankan, nantinya apa yang mereka dapatkan dalam kegiatan ini terutama kedisiplinan, sopan santun dan kemandirian itu, sangat diperlukan dalam kehidupan yang sesungguhnya. Dan baginya, waktu transisi ini, setelah ujian semester dan menjelang rapotan merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan ini. “Saya rasa setelah anak-anak yang tadinya penat menghadapi ujian, pada akhirnya menjalani sebuah kegiatan yang menurut mereka ini sangat menyenangkan, akan membuat mereka refresh,” ujarnya. Karena di pramuka, selain diajarkan kemandirian, diajarkan pula bagaimana berinteraksi antara satu dengan yang lain, bekerjasama, dan tentunya menyenangkan karena ada satu kegiatan yang mengharuskan mereka melibatkan teman satu dengan yang lain. Yang tujuannya, mempererat kesatuan dalam perbedaan, persaingan sehat dengan etos kerja agar terwujud pramuka yang handal. Hal senada disampaikan Pembina Pramuka SD PDN I Made Bagiada. Persami diisi dengan beragam kegiatan yang diawali dengan upacara pembukaan, dilanjutkan dengan pembekalan materi, makan sing dan istirahat. Kemuadian

berlanjut dengan acara games yang diisi dengan mencari tanda jejak dan tarik tambang beregu, makan malam, serta acara penutupan yang diisi dengan PSB (pertunjukan seni budaya) dan api unggun. Bagiada mengatakan, semua kegiatan ini muaranya adalah pendidikan mental. Karena, ia menilai anak-anak zaman sekarang kedisiplinannya kurang, di samping meningkatkan keterampilan di bidang kepramukaan. “Ekskul pramuka rutin dilakukan seminggu sekali. Dan kegiatan Persami ini merupakan evaluasi dari latihan-latihan setiap minggu tersebut,” jelasnya. Ekstra kurikuler, khususnya Pramuka, dikatakannya menjadi salah satu wadah untuk meningkatkan disiplin dan mental para generasi muda di Indonesia khususnya di PDN. Materinya menyangkut semua yang ada di SKU (Syarat-syarat Kecakapan Umum), baik di tingkat siaga, penggalang, dst. Salah satu kegiatan dalam Persami tersebut yakni digelar berbagai macam lomba. Ada di bidang agama, olahraga, keterampilan, dan yang paling menonjol adalah kedisiplinan terutama dalam PBB (Peraturan Baris Berbaris), kerukunan regu, kehadiran(absen disiplin), dan bekerjasama. Di bidang agama misalnya, diisi dengan lomba Trisandya. Ini tak lain bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan anak pada Tuhan. Dan, hal ini juga tertulis dalam Dasa Dharma Pramuka pertama, yaitu Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Jadi, semua kegiatan mengacu pada Dasa Dharma Pramuka yang kesemuanya diaplikasikan dalam bentuk SKU. Dalam SKU ini ada tes atau penilaian untuk menentukan berhasil tidaknya anak bisa naik tingkat,” jelasnya. Sementara dalam kegiatan games dan mencari tanda jejak, ini sifatnya mengecek daya nalar anak, sejauh mana mereka bisa

I Made Bagiada

Sunarlin, S.Pd., S.E.

Disamping ada sifat mandiri, juga kepemimpinan,” imbuhnya. Dan acara yang biasanya paling dinanti-nantikan anak adalah api unggun yang sifatnya kesenangan. Acara api unggun yang dibarengi dengan PSB ini dilaksanakan pada acara penutupan. Dalam kegiatan ini anak-anak diberikan kesempatan untuk unjuk kebolehan di bidang seni-budaya. Dalam hal ini juga dituntut kekompakan antar anggota dalam satu regu. Gela tawa paling riuh sudah dipastikan bergema dalam acara terakhir tersebut. “Di SD kegiatan pramuka memang orientasinya pada permainan yang juga menyelipkan nilai-nilai kedisplinan, patriot, dsb., sementara di SMP lebih ke tantangan,” tandas Bagiada. (inten Indrawati)

menangkap materi yang sudah diberikan Pembina selama ini. Apakan anak mampu atau tidak menerjemahkan dalam bentuk aplikasi kegiatan. Karena nanti dari hasil seleksi itu akan keliahatan tim atau perseorangan mana yang mampu. “Ini dievaluasi tiap 6 bulan yang ada dalam kegiatan perkemahan seperti sekarang in. Selain untuk mengetes semangat bersama dengan tim kerja, juga untuk mengaplikasikan apa yang sudah disampaikan Pembina.

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Bupati Mas Sumantri Kukuhkan Pengurus Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Karangasem Demi mengefektifkan partisipasi anak dalam pembangunan serta mendorong anak untuk aktif mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi minat, bakat dan kemampuannya, Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui Dinas Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan menggelar kegiatan Pengukuhan Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Karangasem dan pengukuhan dilaksanakan langsung Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri didampingi Sekda Kabupaten Karangasem I Gede Adnya mulyadi, Kepala OPD terkait, Camat dan staf, Kamis, (7/12/17) di Wantilan Kantor Bupati.

K

epala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Made Santika Wati dalam laporannya menyampaikan, acara pembentukan forum ini dilatarbelakangi bahwa anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan hidup sebuah bangsa dan negara agar kelak mampu bertanggung

jawab dalam keberlangsungan bangsa dan negara ini. “Peserta pengukuhan forum anak daerah Kabupaten Karangasem adalah mereka yang dipilih melalui pemilihan pengurus yang diikuti oleh siswa SMP-SMA se-Kabupaten Karangasem,” ujarnya. Santika Wati juga mengatakan setiap anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkem-

Mendongeng Lima Menit tutup botol

Tersebutlah sebuah tutup botol, Dingding namanya. Ia dapati dirinya menjadi murid di sebuah sekolah milik pabrik. Dalam setiap upacara bendera, kepala sekolah berpidato. “Jangan ribut, hai murid-murid! Kamu Made Taro tidak punya arti apa-apa! Tak ada yang peduli! Tak ada yang mencintaimu!” Upacara bendera itu lalu ditutup dengan lagu wajib sekolah. Semua tutup botol bernyanyi, “Kami adalah murid-murid malang. Tak ada yang peduli. Tak ada yang mencintai kami.” Dingding merasa kecil hati dan tertekan. Untunglah, dalam tiga hari, semua murid ditamatkan. Tutup-tutup botol itu diangkut dengan sebuah truk. Dalam perjalanan, mereka mengobrol mengenai nasib masing-masing. “Mudah-mudahan aku menjadi tutup botol bir. Tempatku menginap di hotel berbintang.” Yang lainnya menertawai. “Ha, ha, ha…!” “Kamu akan dilemparkan ke tempat sampah!” “Aku akan menjadi tutup botol saus cabe.” “Pedas, pedas, pedas! Kamu akan menangis terus!” Tiba-tiba truk pengangkut tutup botol itu menginjak sebuah lubang besar. Truk tergenjot dan oleng. Sebagian tutup botol tumpah, termasuk Dingding. Dingding menggelinding, melewati jalan raya, menggelinding, jatuh ke jurang, menggelinding lagi. Akhirnya menabrak semak-semak di pinggir sungai. Ia pingsan. Setelah siuman, ia membuka mata. Ia melihat seekor semut bertengger di sebongkah batu. “Hai, Kawan Semut! Apa khabar?” sapa Dingding. “Aku mau menyeberang, tetapi sangat berbahaya,” jawab Semut. “Jangan khawatir! Aku dapat menolongmu!” jawab Dingding.

Semut naik ke punggung Dingding. Dalam waktu singkat Semut sudah merayap di seberang sungai. “Terimakasih, Tutup Botol!” seru Semut gembira. Tak lama berselang Dingding melihat seorang gadis termenung di pinggir pantai. “Hai, Gadis Cantik! Apa khabar?” sapa Dingding. “Aku kesepian. Tak seorang pun yang mencintaiku!” jawab gadis itu. Dinding menggelinding, mengitari gadis yang bersedih itu. Terbentuklah sebuah lukisan jantung. Gadis itu tersenyum. “Kamu sangat berguna,” kata gadis itu. “Kamu berhasil mengusir rasa gundahku.” Tiba-tiba Dingding melihat sebuah botol terhempas di pinggir pantai. “Hai, Botol! Apa khabar?” tanya Dingding. “Aku senang tetapi susah,” jawab botol itu. Di dalamku tersimpan sebuah surat penting. Namun aku mungkin tidak dapat menyelamatkannya, karena takut akan air yang masuk.” “Jangan khawatir!” jawab Dingding. Tutup botol yang merasa tidak berguna itu meloncat ke mulut botol. Klop! Ia menutup mulut botol erat-erat. Siapa itu? Dari jauh tampak seorang pemulung memungut botol-botol bekas yang berserakan di pinggir pantai. Ia juga memungut botol yang menyimpan surat itu. Sebentar ia mengocok isi botol itu, lalu membukanya. Tiba-tiba pemulung itu berteriak gembira. Isi surat itu adalah, “Barang siapa menemukan surat penting ini, akan mendapat sepuluh keping emas dari Raja.” Tak terbayangkan, pemulung yang miskin dan kerja keras itu sekarang menjadi orang kaya dan terpandang. Setiap pagi, sebelum berangkat kerja, ia melirik botol dan tutup botol yang tergantung di dinding rumahnya. Ia merasa berkewajiban untuk memasang barang berharga itu di tempat yang wajar. (Taiwan)

17

bang secara optimal baik fisik mental maupun sosial. “Untuk itu forum sebagai wadah partisipasi anak dalam pembangunan dapat menjembatani kepentingan anak anak,” ucapnya. “Forum anak daerah bermanfaat sebagai media komunikasi dalam membangun pengertian antara anak-anak, orang dewasa, orangtua, pemerintah dan masyarakat dalam memenuhi hak anak,” imbuhnya. Santika Wati menambahkan, Forum anak Daerah telah dibentuk dan ditetapkan dengan SK Bupati Karangasem nomor 402/HK/2017. Dalam kesempatan itu, Bupati Karangasem IGA Ayu Mas Sumatri dalam sambutannya mengatakan, untuk diketahui bersama bahwa anak adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan generasi penerus bangsa dan dalam

Wabup Artha Dipa Kunjungi Pengungsi di Bangli Wakil Bupati Karangasem I Wayan Arta Dipa didampimgi Kabag PP mengunjungi pengungsi bencana erupsi Gunung Agung Karangasem yang berada di posko TK internasional Kubu Bangli, Kamis (7/12/2017). Kehadiran Wabup Artha Dipa diterima oleh Dandim 1626 Andy Pranoto, Koordinator Logistik BPBD Bangli, Kabid Linjamsos Made Wista dan Kasi Kedaruratan I Ketut Agus Sutapa. Dilaporkan bahwa tidak ada masalah logistik untuk posko Kubu Bangli. Pengungsi di titik ini berasal dari Keladian, Besakih, Muncan, Kesimpar, Rendang, Br. Dinas Kunyit, Br. Angsoka, Desa Sebudi dan Menanga.

Wabup Artha Dipa mengucapkan banyak terimakasih kepada Pemda Bangli dan jajarannya termasuk para relawan yang sudah menerima dan membantu meringankan beban para pengungsi. Ia berharap masyarakat Karangasem yang harus mengungsi bersabar dan tabah menghadapi bencana ini. Jangan putus berdoa dan memohon kepada Hyang Widhi selain diberi kekuatan menghadapi bencana, kita berharap semoga erupsi Gunung Agung tidak dahsyat. Usai menyapa dan menghibur masyarakatnya, Wabup Artha Dipa lanjut ke SKB Kayuambue Desa Tiga, Kecamatan Susut untuk mengunjungi pengungsi lainnya. (hms/ten)

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya yang harus dipertanggung jawabkan keberadaannya, sehingga perlu dilakukan upaya terarah, sistematis dan bermakna untuk menghornati melindungi serta menjamin terpenuhinya anak.

Sumatri juga mengatakan, Forum anak merupakan wadah yang difasilitasi pemerintah yang dapat digunakan oleh anak-anak, dapat pula digunakan sebagai wadah untuk menuntut bila terdapat hak anak belum terpenuhi. “Selain itu untuk menuntut pemenuhan hak anak, forum anak juga efektif digunakan sebagai media untuk menyalurkan aspirasi, suara, keinginan, harapan, kebutuhan dan bahkan kekhawatiran anak,” tegas Sumatri. Lanjut Bupati menekankan, melalui forum anak, anak dapat mengekspresikan pandangan dan pemikirannya secara bebas. “Tentu saja kebebasan ini tidak diartikan sebagai kebebasan mutlak tanpa batas atau rambu-rambu. Akan tetapi, perlu dipertimbangkan nilainilai atau kearifan lokal, etika, sopan santun dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu komunitas tertentu,” pungkasnya. (Hms/ten)

Karangasem Terima Hibah PLTS dari Kementerian ESDM Pemerintah Kabupaten Karangasem kembali menerima hibah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari kementrian ESDM. Acara serah terima antara Pihak Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi yang diwakili oleh Sekretaris Ditjen EBTKE Wawan Supriatna dengan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri berlangsung di Ruang Tamu Bupati Karangasem, Kamis (7/12/2017). Turut mendampingi Bupati Karangasem dalam acara serah terima, Sekda Kab. Karangasem I Gede Adnya Mulyadi, Asisten III I Wyan Purna dan Kabag Ekonomi, I Made Hadi Susila. Kabag Ekonomi Kabupaten Karangasem, Adi Susila menjelaskan, PLTS ini dibangun di Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kab. Karangasem, senilai Rp 26 Miliar 478 Juta 879 Ribu 174 dengan daya energinya sebanyak 1 MWp. Bangunan ini sudah dikerjakan dari tahun 2012 oleh menteri ESDM. Sebelumnya pada tahun 2015, Pemkab Karangasem juga telah menerima hibah yang sama sebanyak tiga PLTS. Masing-masing PLTS dibangun Dusun Taman Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, kemudian di Banjar Dinas Cegi, Desa Ban, Kecamatan Kubu, dan di Dusun Bukit Lambuh, Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu. Kondisinya kini dalam keadaan bagus, dan sudah bisa dipergunakan atau dimanfaatkan oleh warga di Desa Kubu. ”Itu proyek kementerian ESDM tahun anggaran 2012, kini sudah dinikmati warga,” jelas Adi Susila. Bupati Mas Sumatri menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada Pemerintah Pusat atas hibah PLTS tersebut. Ia berharap dengan adanya PLTS ini, nantinya akan lebih memudahkan aktivitas masyarakat sehingga berdampak kepada kesejahteraan. Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi yang diwakili oleh Wawan Supriatna menambahkan, hibah ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan akses masyarakat di daerah terpencil terhadap listrik, meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penyediaan energi setempat, diversifikasi energi dan konservasi energi. “Untuk selanjutnya segala tanggung jawab atas PLTS ini beralih kepada penerima hibah dalam hal ini Pemkab Karangasem, baik yang menyangkut penatausahaan administrasi, pengamanan, pengaturan, penggunaan dan pemeliharannya sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat secara optimal, “ terangnya. (hms/ten)


16

Edukasi

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

B

ali memiliki banyak warisan budaya baik berupa benda maupun tak benda. Salah satu warisan budaya yang berupa naskah manuskrip adalah lontar. Lontar merupakan dokumentasi budaya masa lampau dan merupakan benda yang sangat bernilai. Isi yang terkandung dalam manuskrip lontar begitu bermanfaat seperti tentang mantra, keagamaan, pengetahuan tentang astronomi dan astrologi (wariga), pengobatan tradisional (usada), prosa, kekawin, kidung, sejarah, cerita-cerita, dan lain-lain. Lontar menjadi bukti tentang budaya menulis sastra di bali telah terjadi sejak dahulu kala. Maka itu upaya untuk menjaga dan melestarikan keberadaan lontar juga harus menjadi perhatian semua pihak. Mengingat begitu pentingnya peninggalan tersebut terhadap pengembangan kebudayaan nasional, sehingga diperlukan suatu penanganan khusus terhadap manuskrip lontar agar terhindar dari kepunahan, karena usia manuskrip yang cukup tua dan tidak akan bertahan lama apabila tidak dipelihara dengan baik. Akan tetapi, kini keberadaan lontar di Buleleng dan di bali pada umumnya banyak ditemukan dalam kondisi rusak. Kerusakan lontar yang telah diwariskan secara turun temurun kepada penerusnya banyak disebabkan karena sedikitnya pengetahuan tentang cara penyimpanan lontar yang baik dan tak jarang lontar menjadi barang yang sakral dan jarang untuk disentuh.

Pelesir

T

rend selfie dikalangan masyarakat nampaknya berdampak terhadap perkembangan objek wisata di Buleleng. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya wisata selfie dengan keunikan dan spot-spot selfi yang ditawarkan. Setelah sukses dengan wisata selfie di Wanagiri, kini masyarakat melalui kelompok Sadar Wisata mulai melirik mengembangkan potensi yang dimiliki untuk dijadikan objek wisata. Salah satunya Cemara Green View. Cemara Green View terletak di desa Lemukih Kecamatan Sawan. Untuk menuju ke Cemara Green View pengunjung bisa melalui jalur Gitgit. Cemara Green View adalah spot selfie baru yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata Desa Lemukih. Berbeda

Lakukan Konservasi Lontar

Konservasi lontar dari tim penyuluh bahasa Bali Kabupaten Buleleng

Kondisi lontar yang rusak banyak ditemukan di rumah Ida Bagus Surya Yadnya yang berasal dari Griya Tangguwisia, Banjar Dinas Tangguwisia Kecamatan Seririt. Lontar yang dimiliki oleh Ida Bagus ini merupakan warisan yang terima secara turun temurun. Selama ini, ia tidak pernah membaca isi dari lontar tersebut. Sampai akhirnya datang Tim

Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng yang membantu mengidentifikasi lontar tersebut. Menurut Putu Pertama Yasa, S.Pd., Koordinator Kabupaten Buleleng Penyuluh Bahasa Bali mengatakan, Kamis (7/12) konservasi lontar dilakukan untuk menyelamatkan naskah-naskah yang berada dimasyarakat. Dirinya menambahkan konservasi

merupakan salah satu tugas dari Penyuluh selain mengedukasi dan mengidentifikasi jenis-jenis lontar yang ada di masyarakat. “ Pe r m a s a l a h a n y a n g s e ring ditemukan adalah mereka (masyarakat,-red) tidak tahu cara pemeliharaan dan penyimpanan lontar sehingga lontar yang dimiliki banyak dalam kondisi rusak,” jelasnya. Setelah diedukasi

diharapkan masyarakat dapat secara mandiri memelihara dan menjaga warisan leluhurnya. Selain mengedukasi, timnya juga membantu masyarakat untuk mengidentifikasi jenis dan isi lontar sehingga masyarakat tahu isi lontar yang dimiliki. “Beberapa masyarakat memang meminta kami untuk mengidentifikasi lontarnya dan disalin ke dalam tulisan latin,” ungkap Yasa. Sementara itu, Ida Bagus Ari Wijaya koordinator bidang konservasi lontar penyuluh bahasa Bali kab. Buleleng, mengatakan konservasi lontar dilakukan sebagai upaya menyelamatkan manuskrip dari kehancuran. Beberapa kegiatan konservasi yang dilakukan untuk menyelamatkan fisik lontar dari kerusakan dan kehancuran di antaranya pemeliharaan lontar dengan membersihkan noda atau kotoran. Menurut Bagus Ari, kerusakan lontar yang dimiliki oleh Ida Bagus Surya Yadnya dikarenakan usia yang cukup tua dan kesalahan dalam penyimpanan. Menurutnya lontar memiliki karakteristik yang berbeda dengan buku, semakin lama tidak dibuka maka lontar akan cepat rusak. “Untuk pemeliharaan kami gunakan mi­ nyak sereh dicampurkan dengan alcohol untuk menghilangkan noda dan debu serta melemaskan bahan lontarnya,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Cemara Green View

Wisata Selfie Baru di Lemukih

dengan pemandangan di desa Wanagiri yang menawarkan view Twin Lake, di Cemara Green View pengunjung akan dimanjakan dengan hamparan hijau perbukitan yang menjadi view utama untuk brselfie. Pengelola Green Cemara View Ketut Kariada mengatakan, pembuatan tempat selfie yang dinamakan Cemara Green View ini terinspirasi dari banyaknya tempat selfie di kawasan Puncak, untuk itu, pihak pengelola mencoba membangun tempat selfie serupa dengan lokasi yang searah dengan lokasi wisata Air Terjun Sekumpul.

Salah satu keunggulan dari tempat selfie ini adalah kita bisa menikmati indahnya sunset pada senja hari dan juga menikmati sejuknya udara pedesaan. Seperti diungkapkan Pengelola Green Cemara View Ketut Kariada. Dengan tiket 10.000 rupiah, pengunjung sudah bisa berswafoto sepuasnya dengan background bukit hijau pada sebelah utara tempat wisata ini. Tidak hanya itu, meskipun tergolong baru sudah banyak wisatawan local maupun mancanegara yang mngunjungi tempat ini. Ada yang sekedar menga­ badikan moment bersama keluarga,

teman atau pacar, ada juga yang memanfaatkan tempat tersebut sebaga tempat untuk prawedding. Selain itu, lokasinya pun sangat strategis dikarenakan dekat dengan lokasi Air Terjun Sekumpul. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna mengatakan wisata selfie di desa Lemukih saat ini dikelola oleh kelompok Sadar Wisata Desa setempat. Namun pihaknya terus melakukan pembinaan

dan akan berupaya untuk melakukan kerjasama sehingga nanti pengelolaanya dapat dimaksimalkan. “Kami sudah koordinasikan bahkan ke depan kami dan pihak pengelola akan mencari datadata untuk menunjang wisata dengan beberapa fasilitas seperti homestay dan prasarana lainnya,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

9


10

Kreasi

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Menantang dan Asyik Rubik merupakan permainan yang mengombinasikan kecepatan tangan dan daya ingat. Cara memainkannya ternyata sulit. Ada metode yang harus dipelajari. Jika sudah paham metodenya, main rubik jadi asyik.

Anom Darma Wibawa

N

yoman Anom Darma Wibawa adalah salah seorang pecinta rubik. Remaja yang akrab disapa Wibi Wibawa ini mengenal rubik sejak 2015. “Waktu itu saya lihat kakak main rubik. Saya hanya perhatikan saja. Setelah kakak saya kuliah ke Surabaya, rubiknya ditinggal. Saya pun coba-coba memainkan. Belajarnya dari tuto-

rial di YouTube,” ungkap Wibi. Awalnya Wibi hanya berhasil menyusun satu warna. Lamakelamaan ia tertantang untuk bisa menyelesaikan semua. Durasinya rata-rata 15 menit untuk menyelesaikan permainan rubik 3x3. “Setelah tekun mempelajari metode permainan rubik, saya biasa menyelesaikan dalam waktu kurang dari 15 detik,” ujarnya. Siswa SMK TI Bali Global Jurusan Multimedia ini menuturkan ada metode untuk pemula dan ada untuk advance. Ia memerlukan waktu sekitar tiga bulan untuk mempelajari metode CFOP yang termasuk kategori advance. CFOP ini singkatan dari Cross, First two layer, Orientation last layer, dan Permutation last layer. Dalam sehari, Wibi rutin memainkan rubik antara 2 hingga 3 jam. Wibi tidak sendirian bermain rubik. Ia tergabung dalam komunitas Kubus Bali, bahkan menjadi Ketua Kubus Bali sejak 2016. “Cuber (penggemar rubik) di Bali cukup banyak. Ada anak sekolah, ada mahasiswa. Kami kumpul tiap hari Minggu di KFC Kebo Iwa. Agendanya race dan sharing sesama anggota bahkan dengan pemula,” ungkap remaja kelahiran 9 November 2000 ini.

Kubus Bali berdiri sejak 2009. Wibi merupakan ketua keempat. Event yang pernah mereka laksanakan antara lain Bali Cube Day 2010, Another Bali Cube Day 2012, dan Kubus Bali Reborn pada 2 Juli 2017. Nama lomba dibuat berbeda-beda agar tidak membosankan. Ia juga menuturkan waktu yang dicatat saat lomba dan saat latihan bisa beda.

lain 2x2, 3x3. 4x4, 3x3 one hand, 3x3 blindfold, pyraminx, square one, dan skewb. Ia pun memberikan tips bagi pemula yang ingin mengenal lebih dalam permainan yang ditemukan oleh Erno Rubik ini. Modalnya adalah niat, kesabaran dan konsentrasi. Pemain rubik juga harus

rela mengeluarkan uang untuk membeli rubik. Harga rubik bervariasi mulai Rp 20 ribu hingga Rp 700 ribu. “Main rubik ini membuat kita tertantang dan kalau sudah ditekuni, sangat mengasyikkan,” ujar pengoleksi 40 rubik yang punya impian memecahkan rekor nasional ini. (Ngurah Budi)

Anggota Kubus Bali

“Saat latihan kadang bisa 5 detik, tetapi saat lomba bisa 9 detik. Mungkin kalau lomba itu pressure-nya lebih tinggi,” ujar adik dari Ni Luh Putu Diana Ratnasari dan Made Adi Wiradarma ini. Catatan waktu untuk lomba kategori official dirilis ke website World Cube Association (WCA). Kategori yang dilombakan antara

Permainan Memori

Berbagai model rubik

Memainkan rubik bukan hanya ranah remaja dan orang dewasa. Anak kecil dari TK dan SD juga banyak yang memainkan. “Ke depan, Kubus Bali ingin memperkenalkan rubik ke sekolah TK dan SD. Ini bukan permainan biasa. Ini permainan memori. Anak kecil punya memori yang luar biasa,” ujarnya. Wibi yang juga YouTuber pun sudah banyak membuat tutorioal tentang rubik. Tutorialnya ini ternyata banyak diminati. Ada yang langsung berinteraksi minta agar dibuat lebih sederhana lagi. Ini menjadi tantangan bagi Wibi untuk membuat video bagi pemula. Hingga saat ini ia miliki 5000 subscriber. Walaupun senang bermain rubik dan editing video, Wibi tak mengabaikan sekolahnya. “Orangtua sudah berpesan, jangan abaikan sekolah. Syukurlah saya bisa mengatur antara pendidikan dan hobi. Prestasi di sekolah juga tidak keluar dari 10 besar,” ungkap remaja yang bercita-cita menjadi orang sukses ini. (Ngurah Budi)

Style

Playful dan Elegan

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

15

M

enurut, Ko Indonesia adalah daerah tropis yang menyimpan mang Tri, debanyak keindahan alam. Salah satunya berupa bungasainer sekaligus pemilik, idenya bunga eksotik dengan sejuta pesona. Dari sinilah mengalir saat melihat salah satu lantas hadir ‘Tropicana Indonesia’ sebagai koleksi tropical garden area di Singapura. terbaru dari Komang Tri Jewelry. Kemudian, dilanjutkan dengan mengeksplorasi berbagai bunga tropikal di desanya, di areal Tabanan. Dikatakannya kecantikan bunga ‘heloconia’ digarap menjadi rancangan perhiasan nan elegan. Begitu juga tanaman dengan nama latin ‘plumeria’ atau yang akrab disebut ‘jepun’ ditambahkan sentuhan mutiara menjadi sepasang anting chandelier. Menariknya, bagian anting yang menjuntai dapat dipisah menjadi tampilan yang berbeda, dan mudah disesuaikan dengan

acara dan keperluan busana. Untuk signature chandelier earring ini katanya, dapat dipakai dengan subeng agar lebih elegan atau diganti rantai yang menjuntai agar dapat digunakan di acara gala yang lebih playful” Komang Tri sebagai desainer jewelry, merasa tertantang agar karyanya tidak hanya digunakan dalam satu tampilan saja, tapi dapat diubah menjadi

beragam look. Selanjutnya, desainer lulusan Singapura yang karyanya mendapat apresiasi langsung Kofi Annan mantan Sekertaris Jenderal United Nation awal November lalu,mengatakan kalau bahan yang digunakan untuk koleksi yang diproduksi secara terbatas ini, disesuaikan desain dan penggunaannya. (Sri Ardhini)


14

Jelita

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Wajah Kencang dan Remaja di Akhir Tahun

M

iracle Aesthetic Clinic memiliki komitmen selalu memberikan pe­ layanan dan perawatan kulit wajah terbaik. Hal ini diwujudkan dengan memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan yang tinggi kepada para pelanggannya. Maka, di pengujung tahun 2017 ini, Miracle kembali memberi keistimewaan bagi para pelanggan setianya, salah satunya dihadirkannya “Miracle 3 in 1 Super Facial”. Melalui acara “Miraculous Beauty” yang digelar di Warung Blaster di kawa­ san Jalan Tukad Batanghari, Rabu (6/12), Denpasar Miracle Aesthetic Clinic menghadirkan dr. Kadek Dewitini, Dipl. AAAM, yang menyampaikan berbagai penawaran menarik untuk perawatan dari produk unggulan Miracle. Menurut Upik Rustiah, Clinic Man­ ager Miracle Renon, acara “Miraculous Beauty” dilangsungkan pada (8-11/12) di Miracle Renon, di Jalan Letda Tantu­ lar. “Pada Yearend Surprise kali ini, pe­ langgan setia bisa memanjakan diri den­ gan perawatan terbaik dan penawaran menarik. Seperti hemat sampai 50%, beli 1 dapat 2 untuk perawatan pilihan (Facial, Peeling, Ultrasound, Laser dan yang lainnya. Juga ada pengundian lucky draw dengan hadiah eksklusif. Cicilan 0% juga bisa dinikmati dengan kartu kredit pilihan,” papar Upik. Dikatakannya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan kepada pelanggan, Miracle selalu menghadirkan ragam jenis inovasi perawatan baru. Perawatan-perawatan tersebut pasti aman, efektif dan dapat memberikan hasil nyata,” tandasnya . Dokter Dewitini, salah seorang dokter estetik Miracle Renon, beri­

Upik Rustiah

Dokter Dewitini

kutnya berbicara mengenai peluncur­ kan perawatan “Miracle 3 in 1 Super Facial”. “Facial ini, khusus mencerahkan dan mengembalikan kekenyalan kulit seketika dalam 1 jam perawatan. “Pera­ watan facial terbaru ini menggabungkan 3 metode yaitu mikrodermabrasi untuk pengelupasan sel kulit mati serta men­ ghaluskan tekstur kulit, infuse bahan aktif untuk merevitalisasi dan memberi nutrisi pada kulit serta meningkatkan oksigenasi guna memaksimalkan sistem kerja pada tingkat sel dan jaringan. Dalam facial ini, teknologi ultrasound Tripolar RF juga diberikan untuk merangsang kontraksi serat kolagen kulit melalui pemanasan lapisan dermis sehingga membuat kulit menjadi lebih kencang,” tutur dokter Dewitini.

Lebih lanjut dikatakan bahwa kon­ sentrasi 3 bahan aktif Azelaic Acid, Kojic Acid, dan Retinol diberikan dalam tahapan facial tersebut bertujuan memberi nutrisi kulit secara intensif. Azelaic Acid dikenal sebagai bahan untuk merawat kulit yang memiliki problem hiperpigmentasi, yang mengurangi produksi pigmen. Sedangkan Kojic Acid merupak­ an bahan alami yang diproduksi oleh jamur untuk menghambat produksi melanin. Dokter Dewitini juga men­ gatakan jika sinergi dari kedua bahan aktif tersebut menghasil­ kan efek yang maksimal untuk mencerahkan dan memutih­ kan kulit. “Sedangkan Retinol

adalah vitamin A yang secara klinis terbukti untuk meningkatkan kolagen dan regenerasi sel kulit baru yang sehat dan dikenal sebagai salah satu solusi anti-aging. Facial ini aman untuk semua jenis kulit, secara khusus mengatasi problem kulit kusam, pigmentasi, dan wajah yang tampak lelah,” ujarnya. Perawatan terbaru lainnya yang juga diperkenalkannya adalah ‘Miracle Radiesse’. Perawatan ini berupa in­ jeksi filler , yang bahannya mengandung Calcium Hydroxyapatite (CaHa), yang karakternya berbeda dengan injeksi filler Hyaluronic Acid (HA). ‘Miracle Radiesse’ bisa mengisi daerah yang cekung atau kurang proporsional pada area wajah, dan memberikan efek lifting juga contouring pada wajah. “Keunggulan lain Calcium Hydroxyapatite, bahwa efek juga dapat mer­ angsang pembentukan kolagen untuk peremajaan kulit dan memberikan efek filler yang bertahan hingga 2 tahun, lebih lama dari filler pada umumnya,” jelas dokter Dewitini. Sementara

bagi merejka yang ingin meremaja­ kan kulit wajah dengan membuatnya menjadi lebih kencang, Miracle pun mempersembahkan perawatan tanam benang terbaru, yaitu ‘Miracle Aptos Excellence Total Lift’. Perawatan ini berupa seni memben­ tuk wajah dengan teknik tanam benang untuk mengencangkan dan membentuk kembali kontur wajah. Benang yang digunakan mengandung kombinasi dua macam bahan khusus yaitu Polylactic Acid (PLA) dan Caprolactone yang aman bagi tubuh. Benang ini juga memiliki pola barb (duri) yang dirancang arahnya sehingga bisa memberikan efek lifting yang mak­ simal juga efektif merangsang kolagen kulit. “Perawatan Miracle Aptos Excel­ lence Total Lift hanya sekitar 45 menit dengan pemulihan yang cukup singkat. Dengan ‘Miracle Aptos Excellence Total Lift’, wajah menjadi lebih kencang dan tampak lebih muda. Ucapkan sela­ mat tinggal pada kulit kendur dengan prosedur yang singkat,” pungkas dokter Dewitini. (Sri Ardhini)

Bugar Saat ini suhu udara dingin di malam hari. Bagi sebagian orang cuaca dingin membuat merasa nyaman. Namun, lain halnya dengan orangorang yang menderita “aler­gi dingin”. Suhu di­ ngin ini sangat menyiksa, kare­na pada saat suhu dingin pada kulitnya akan muncul bentol-bentol merah tebal yang terasa sangat gatal. Bentol gatal ini dikenal dengan istilah biduran. Apakah sebenar­ nya biduran itu?

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

11

Biduran jangan Digaruk

yang berpengaruh sangat banyak dan sulit dipastikan. Biduran tidak akan timbul bila penyebab utama alergi tidak ada. Artinya, bila orang tersebut tidak memiliki alergi, faktor pencetus tadi seperti alergi makanan, udara dingin, udara panas, stres, infeksi virus, dan lain sebagainya tidak akan berpengaruh. Jadi, udara dingin dan faktor pemicu lainnya hanya memperberat bukan pe­ nyebab utama. Ia menyebutkan, dasar pe­ nyebab utamanya adalah atopi atau suatu keadaan atau kelainan alergi yang sifatnya diturunkan enurut staf pe­ dari dalam satu keluarga dengan ngajar Ilmu Ke­ manifestasi penyakit seperti sehatan Kulit dan biduran, radang kulit berulang, Kelamin FK Unud/ timbulnya pada tempat tertentu RS Sanglah, dr. I.G.N Darmaputra, dengan tanda khas sesuai umur Sp.K.K. mengatakan, biduran isti­ (dermatitis atopi), asma, sering lah medisnya urtikaria merupakan pilek , bersin sampai hidung ter­ penyakit yang sering ditemukan, sumbat dan biasanya terdapat diperkirakan 3,2-12,8% dari pula tanda lain berupa lingkaran populasi pernah mengalami bidur­ gelap di mata, kulit agak pucat. an. Biduran merupakan golongan Biduran akan imbul hanya pada penyakit alergi dimana sebagian seseorang yang memiliki atopi, besar penderita menganggap jadi walaupun sama-sama ke­ bahwa penyebab utama biduran dinginan tidak semua orang akan adalah udara dingin. Padahal udara muncul biduran. Menurutnya, tidak ada per­ dingin hanya sebagai salah satu fak­ tor yang memperberat atau faktor bedaan ras dan umur, terbanyak pemicu kekambuhan. “Terdapat pada kelompok umur 40-50 an. banyak faktor pemicu kekambu­ Hanya, pada biduran kronis lebih han biduran seperti udara dingin, sering dialami kaum wanita seki­ udara panas, makanan, debu, tar 60%. Jadi, biduran ini bisa stres maupun infeksi bakteri atau menyerang anak-anak maupun virus. Bahkan dari hasil peneli­ pada dewasa. Biduran bisa terjadi tian, ternyata hampir 80% tidak di bagian tubuh mana saja, dengan diketahui penyebabnya,” papar bentuk dan ukuran yang beraneka pemilik D.I. Klinik Centre ini. ragam. Dari yang berbentuk kecilKetidakpastian penyebab timbul­ kecil seperti gigitan nyamuk atau nya biduran, disebabkan faktor besar dan terlihat seperti piring

M

Kunjungi Warung Sukla di Terminal Depan Ex

dr. I.G.N Darmaputra, Sp.K.K.

muncul bentol-bentol pada kulit tubuh dan rasa gatal. Dokter Darmaputra menya­ rankan, jangan digaruk. “Karena jika digaruk maka seseorang akan mengalami siklus gatal garuk. Jika bentol makin digaruk maka bahan aktif histamin akan makin banyak keluar dan yang terjadi justru bagian yang digaruk makin gatal dan muncul bentol yang sesuai bentuk garukan memanjang,” ujarnya. Biduran juga bisa menge­ nai lapisan bawah kulit dan mukosa menyebabkan bengkak pada kelopak mata (bisa satu mata atau keduanya), bibir mem­ bengkak atau dikenal de­ ngan istilah angioedema. Biduran yang disertai angioedema merupakan penyakit serius dan bisa menyebabkan kematian. Jika mengenai selaput lendir, gabungan biduran dan angioedema ini bisa menyebabkan bengkak di sekitar mukosa, seperti bengkak di daerah bibir. Jika terkena saluran napas, bisa mengakibatkan susah menelan dan sulit bernapas. Jika dibiarkan akan menyebabkan susah bernapas, sehingga me­ nyebabkan kematian

makan, bisa juga terlihat seperti cincin atau kelompok-kelompok cincin yang bergabung bersama. Bisa timbul dalam kelompok dan BEDAK bisa berubah tempat hanya dalam MENGANDUNG hitungan jam. Bentol-bentol ini MENTHOL bisa juga timbul di wajah penderita Ia mengatakan, penanganan dalam jumlah banyak, lalu hilang. Kemudian, akan timbul di lengan. biduran yang paling ideal adalah jika seseorang sudah tahu dirinya menghindari penyebab atau faktor akan terjangkiti, dengan tanda pencetus agar tidak terjadi atau meminimalisir terjadinya biduran. “Cara menemukan faktor pence­ Pelabuhan Buleleng tus adalah dengan melakukan pemeriksaan penunjang. Beberapa pemeriksaan penunjang diper­ lukan untuk membuktikan pe­

WEDAKARNA SENANG KULINER BABI MAKIN MARAK DI SINGARAJA

Arya Wedakarna MWS III. Warung Aye Syobak Buleleng sukla ini merupakan wa­ rung yang berada di dekat terminal kampung tinggi (Depan Pelabuhan Buleleng) yang satu-satunya memiliki ajengan sukla. “ Saya senang sekali melihat semeton Bali saat mampir di warung Aye Syobak Buleleng, ngiring sayang dengan semeton Bali, metumbasan ring umat Hindu dan gerakan ekonomi kerakyatan. Gerakan Sukla Satyagraha ini akan selalu mendukung agar semeton Satyagraha – Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III Bali bisa memiliki usaha sukla bersama pemilik Warung Aye Syobak Buleleng di depan Pelabuhan Buleleng dalam bentuk usaha makanan ataupun usaha ekonomi kreatif. Branding sukla Ketahanan ekonomi orang Bali adalah dapat ini tentu bermakna bahwa makanan yang dijual menguasai segala sektor khususnya di bidang peradalah makanan yang suci dan bersih. Mari biaekonomian di tanahnya sendiri. Menjadi seorang sakan ajeng, ajengan sukla. Ngiring lestarikan Aye pengusaha adalah sebuah keputusan yang hebat Syobak Buleleng,“ ungkap Gusti Wedakarna. khususnya bagi generasi muda Hindu. Salah satu Hal ini adalah ciri bahwa masyarakat Bali bisa contohnya adalah menjual ajengan sukla. Sukla bersaing dan mempertahankan ekonomi kerakyat­ yang dimaksud disini adalah proses mengolah an. “Saya akan dorong terus agar pengusaha makanan yang suci menurut agama Hindu. Hal muda di Bali lebih banyak risk taker generation. inilah yang menjadi cita-cita Satyagraha bagi Apalagi bisnis makanan ini adalah bisnis yang masyarakat Bali. paling menjanjikan. Jangan malu untuk berjualan. Gerakan Sukla Satyaraha ini merupakan gerak­ Jadilah generasi muda yang berani mengambil an pemberdayaan ekonomi umat Hindu, yang risiko. Demi kedaulatan ekonomi kerakyatan digagas untuk melindungi petani dan peternak di Bali,“ ungkap Gusti Wedakarna yang merupakan Bali. Sebagai masyarakat Bali kita harus bangga anggota Komite III DPD RI Bidang Kesejahteraan dengan adanya gerakan ekonomi sukla yang diRakyat. (humas) gagas oleh Senator DPD RI Dr. Shri I Gusti Ngurah

nyebab biduran,” katanya. Selain itu, pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada organ dalam. Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen. Tes kulit, walau­ pun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari alergen penyebab. selain itu bisa dilakukan tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu. Ia mengatakan, saat terjadi kekambuhan dapat diberikan an­ tihistamine karena dapat mengon­ trol gejala bagi sebagian besar kasus. Namun, tidak dapat meng­ hilangkan penyebabnya. Selain itu dapat diberikan kortikoster­ oid apabila pengobatan dengan anti histamin saja tidak cukup. Obat-obat ini dapat mengurangi bengkak, kemerahan dan gatal, namun hanya diminum dalam jangka waktu sebentar saja karena mempunyai efek samping yang cukup serius. Pengobatan lokal berupa be­ dak atau lotion yang mengandung menthol. “Jika biduran merupakan tanda dari reaksi alergi yang lebih serius yang dapat mempengaruhi pernapasan dan fungsi organ lain, maka penderita butuh pertolongan medis sesegera mungkin. Obat yang disebut epinefrin biasanya diberikan dengan cara suntikan,” paparnya. Namun, kadang biduran akan sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan obat-obatan atau tak me­ merlukan kunjungan ke dokter. Untuk mengatasi biduran atau biduran, yang paling penting adalah menghindari faktor pencetusnya. (Wirati Astiti)

Mencegah Biduran l Untuk mencegah terulangnya biduran, usahakan mencari penyebab alergi dan perhatikan bahan apa saja yang baru disentuh, dimakan, atau diisap ketika mulai terserang biduran. Jika penyebabnya adalah makanan, maka hindari makanan tersebut. l Jika kekambuhannya karena faktor cuaca yang tidak bisa kita hindari, pencegahan yang dapat dilakukan dengan cara menjaga suhu tubuh agar tetap hangat seperti mandi dengan air hangat, menggunakan jaket atau sweater jika beraktivitas di udara dingin serta menggunakan selimut maupun kaos kaki saat tidur. (Wirati Astiti)


Kuliner

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

12

Nongkrong sambil Kerja Banyaknya kafe yang

ada di Denpasar ­membuat konsumen punya banyak ­pilihan. Berbagai konsep yang unik ditawarkan ­pemilik kafe. The Night ­Market ­termasuk salah satu yang unik. Kafe ini me­

di Kafe

ngombinasikan cafe dan co-working.

Minuman dalam botol

Roti Maida

Diskon untuk Acara Keagamaan Bisnis roti tak ada matinya. Ditengah ketatnya persaingan usaha roti di Surabaya ternyata keberadaan roti Maida yang baru berumur kurang dari setahun mampu bersaing dengan perusahaan roti sejenis yang sudah lama ada. Hal ini ditandai dengan tingginya permintaan roti Maida di pasaran.

Chicken Parmigiana

R

oti Maida adalah roti yang dipro­ duksi oleh Muhamadiyah, sebuah lembaga keagamaan di kota Surabaya. Pada awalnya roti yang diproduksi hanya diperuntukkan bagi kegiatan organisasi Muhamadiyah dan Badan Otonomnya. Namun seiring dengan banyaknya permintaan dari luar maka roti Maida mulai dijual di pasaran. “Roti Maida disukai banyak orang karena selain harganya murah sekitar Rp. 3.000,- sampai Rp. 20.000, teksturnya lembut juga memiliki banyak varian rasa istimewa seperti coklat, sosis, pisang, abon, stroberi, pizza,“ ujar Bachtiar Rachman Edy, Manajer

Chicken Black Pepper

“T

iap orang pasti punya memori yang selalu diingat. Saya punya memori waktu kecil, jalanjalan ke pasar senggol. Kenangan ini selalu saya ingat. Setelah menikah,

Nadiya Ulfa

muncul ide untuk membuat kafe dengan konsep pasar malam. Akhirnya jadilah kafe ini setahun yang lalu,” ujar Nadiya Ulfa, Commercial Director The Night Market. Ia menuturkan kafe yang berada di Jalan Pura Demak, Denpasar ini juga memiliki ciri khas, berupa penggunaan botol untuk minuman dingin. “Kami sering perhatikan, kalau orang piknik, pasti bawa botol minum. Kami pun aplikasikan botol untuk menyajikan minuman dingin. Kalau minuman panas tetap pakai gelas,” ujar istri Lalu M. Saleh Suryana ini. Ternyata banyak yang berminat dengan botol­botol ini bahkan ada yang membeli untuk dikoleksi.

Dengan areal seluas 8 are, kafe ini memiliki ruang terbuka dengan hamparan rumput dan beberapa pohon ketapang sebagai peneduh. Lantai satu dimanfaatkan untuk tempat makan dan space pameran produk kreatif. Di lantai dua dimanfaatkan sebagai tempat co-working. “Kami mengacu dari beberapa kafe yang punya co-working. Sambil nongkrong bisa sambil kerja. Ini tipikal pekerja kreatif. Perlu ruang untuk bekerja tetapi tempatnya santai. Kadang ada yang menggunakan untuk meeting,” ujar Nadiya. Menu makanan dan minuman yang disajikan The Night Market termasuk lengkap. Menu lokal hingga internasional tersedia. Nadiya mengaku awalnya hanya menyediakan menu Western. Namun, ia dan suaminya kerap melihat konsumen yang datang mengajak orangtua. Ternyata orangtuanya tidak makan karena menunya tidak cocok. Akhirnya dibuatkan menu Bali, Indonesia, dan Asia. Sajian minumannya juga lengkap. “Kebetulan saya senang kopi. Saya belajar tentang kopi walau tidak secara khusus. Minimal saya tahu bagaimana menggunakan

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

1 buah : tomat sedang 3 butir : kemiri sangrai

Sarwan

Cara Membuat : - Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan buntut

ke panci presto. - Aduk, masukkan air, gula, kecap dan bumbu-bumbu lainnya, masak sampai bumbu meresap dan matang - Siap disajikan.

Bahan: 750 gr : buntut sapi presto 4 sdm : kecap manis 1 sdm : bawang putih goreng 200 ml air Minyak secukupnya Gula, garam, kaldu bubuk secukupnya

Beef Stroganoff

Greentea, serta aneka jus. (Ngurah Budi)

Foto-foto by Yudi Winanto

Bumbu 8 buah 4 siung 3 buah 7 buah 2 ruas

Halus : : bawang merah : bawang putih : cabe besar merah : cabe rawit : jari jahe

Sambal Goreng Gabus Asin

Bumbu Halus: 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih Lantai 2 untuk co-working

(Nanang Sutrisno)

Udang Cah Kapri

Bahan: 500 gr : 200 gr : 2 sdm : 1 sdm : 1 sdm : 1 buah : 3 buah : 2 ruas : 3 lembar : 2 buah :

Bahan : 250 : ikan gabus asin, potong-potong, goreng sebentar 2 buah : cabe merah besar iris serong 100 ml : santan gak terlalu encer Gula, garam, kaldu bubuk dan minyak secukupnya

Lantai 1

Alhamdulilah dengan kebijakan seperti ini kami tetap bisa mendapatkan omzet yang lumayan, sekitar 30 juta per bulan,“ imbuh Bachtiar Rachman Edy didampingi oleh Fandy Abrianto, Chef Roti Maida.

Bumbu Bali Buntut Sapi

Nachos

mesin kopi,” ungkap perempuan berhijab ini. Beberapa minuman yang juga direkomendasikan adalah Lychee Galaxy, Thai Milk

Outlet Roti Maida. Untuk mengembangkan pasar, maka roti Maida menerapkan sistem pemasaran langsung melalui bazaar jaringan komunitas dan sistem pemasaran tidak langsung melalui media sosial yaitu WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Saat ini roti Maida sudah banyak menerima permintaan dari banyak pihak untuk menjadi reseller maupun waralaba. Dalam waktu dekat roti Maida akan membuka banyak outlet, oleh karena itu siap bekerjasama dengan banyak pihak baik dengan organisasi, lembaga, perusahaan maupun perseorangan. Persyaratan kerjasama sangat mudah dan tidak berbelit belit. “Karena kami tidak murni me­ ngejar keuntung­ an, maka kami memberikan kebijakan berupa diskon 10% untuk acara keagamaan.

13

Halaman The Night Market café

udah kupas buang kulitnya, belah punggungnya kacang kapri buang tangkainya saus tiram kecap manis kecap ikan bawang bombai cincang bawang merah cincang jari jahe keprek daun salam cabe besar merah

cincang 1 sdt : lada bubuk Gula, garam, kaldu bubuk minyak secukupnya Cara Membuat Tumis irisan bawang bombai juga bawang merah hingga harum. Masukkan irisan cabe, daun salam, juga jahe, aduk, lalu masuklan kacang kapri. Aduk hingga layu, lalu masukkan udang, aduk rata sampai berubah warna, masukkan semua bahan, aduk-aduk hingga matang dan bumbu meresap, matang, sajikan.

7 buah : cabe merah kriting 1 ruas : jari terasi Cara Membuat : Cuci bersih ikan gabus asin, lalu goreng matang, tiriskan. Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan ikan gabus asin, goreng, lalu masukkan santan juga bahan-bahan lainnya. Masak sampai mendidih, sambil diaduk (agar santan tidak pecah), matang, angkat, sajikan dengan taburan bawang putih goreng.


Kuliner

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

12

Nongkrong sambil Kerja Banyaknya kafe yang

ada di Denpasar ­membuat konsumen punya banyak ­pilihan. Berbagai konsep yang unik ditawarkan ­pemilik kafe. The Night ­Market ­termasuk salah satu yang unik. Kafe ini me­

di Kafe

ngombinasikan cafe dan co-working.

Minuman dalam botol

Roti Maida

Diskon untuk Acara Keagamaan Bisnis roti tak ada matinya. Ditengah ketatnya persaingan usaha roti di Surabaya ternyata keberadaan roti Maida yang baru berumur kurang dari setahun mampu bersaing dengan perusahaan roti sejenis yang sudah lama ada. Hal ini ditandai dengan tingginya permintaan roti Maida di pasaran.

Chicken Parmigiana

R

oti Maida adalah roti yang dipro­ duksi oleh Muhamadiyah, sebuah lembaga keagamaan di kota Surabaya. Pada awalnya roti yang diproduksi hanya diperuntukkan bagi kegiatan organisasi Muhamadiyah dan Badan Otonomnya. Namun seiring dengan banyaknya permintaan dari luar maka roti Maida mulai dijual di pasaran. “Roti Maida disukai banyak orang karena selain harganya murah sekitar Rp. 3.000,- sampai Rp. 20.000, teksturnya lembut juga memiliki banyak varian rasa istimewa seperti coklat, sosis, pisang, abon, stroberi, pizza,“ ujar Bachtiar Rachman Edy, Manajer

Chicken Black Pepper

“T

iap orang pasti punya memori yang selalu diingat. Saya punya memori waktu kecil, jalanjalan ke pasar senggol. Kenangan ini selalu saya ingat. Setelah menikah,

Nadiya Ulfa

muncul ide untuk membuat kafe dengan konsep pasar malam. Akhirnya jadilah kafe ini setahun yang lalu,” ujar Nadiya Ulfa, Commercial Director The Night Market. Ia menuturkan kafe yang berada di Jalan Pura Demak, Denpasar ini juga memiliki ciri khas, berupa penggunaan botol untuk minuman dingin. “Kami sering perhatikan, kalau orang piknik, pasti bawa botol minum. Kami pun aplikasikan botol untuk menyajikan minuman dingin. Kalau minuman panas tetap pakai gelas,” ujar istri Lalu M. Saleh Suryana ini. Ternyata banyak yang berminat dengan botol­botol ini bahkan ada yang membeli untuk dikoleksi.

Dengan areal seluas 8 are, kafe ini memiliki ruang terbuka dengan hamparan rumput dan beberapa pohon ketapang sebagai peneduh. Lantai satu dimanfaatkan untuk tempat makan dan space pameran produk kreatif. Di lantai dua dimanfaatkan sebagai tempat co-working. “Kami mengacu dari beberapa kafe yang punya co-working. Sambil nongkrong bisa sambil kerja. Ini tipikal pekerja kreatif. Perlu ruang untuk bekerja tetapi tempatnya santai. Kadang ada yang menggunakan untuk meeting,” ujar Nadiya. Menu makanan dan minuman yang disajikan The Night Market termasuk lengkap. Menu lokal hingga internasional tersedia. Nadiya mengaku awalnya hanya menyediakan menu Western. Namun, ia dan suaminya kerap melihat konsumen yang datang mengajak orangtua. Ternyata orangtuanya tidak makan karena menunya tidak cocok. Akhirnya dibuatkan menu Bali, Indonesia, dan Asia. Sajian minumannya juga lengkap. “Kebetulan saya senang kopi. Saya belajar tentang kopi walau tidak secara khusus. Minimal saya tahu bagaimana menggunakan

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

1 buah : tomat sedang 3 butir : kemiri sangrai

Sarwan

Cara Membuat : - Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan buntut

ke panci presto. - Aduk, masukkan air, gula, kecap dan bumbu-bumbu lainnya, masak sampai bumbu meresap dan matang - Siap disajikan.

Bahan: 750 gr : buntut sapi presto 4 sdm : kecap manis 1 sdm : bawang putih goreng 200 ml air Minyak secukupnya Gula, garam, kaldu bubuk secukupnya

Beef Stroganoff

Greentea, serta aneka jus. (Ngurah Budi)

Foto-foto by Yudi Winanto

Bumbu 8 buah 4 siung 3 buah 7 buah 2 ruas

Halus : : bawang merah : bawang putih : cabe besar merah : cabe rawit : jari jahe

Sambal Goreng Gabus Asin

Bumbu Halus: 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih Lantai 2 untuk co-working

(Nanang Sutrisno)

Udang Cah Kapri

Bahan: 500 gr : 200 gr : 2 sdm : 1 sdm : 1 sdm : 1 buah : 3 buah : 2 ruas : 3 lembar : 2 buah :

Bahan : 250 : ikan gabus asin, potong-potong, goreng sebentar 2 buah : cabe merah besar iris serong 100 ml : santan gak terlalu encer Gula, garam, kaldu bubuk dan minyak secukupnya

Lantai 1

Alhamdulilah dengan kebijakan seperti ini kami tetap bisa mendapatkan omzet yang lumayan, sekitar 30 juta per bulan,“ imbuh Bachtiar Rachman Edy didampingi oleh Fandy Abrianto, Chef Roti Maida.

Bumbu Bali Buntut Sapi

Nachos

mesin kopi,” ungkap perempuan berhijab ini. Beberapa minuman yang juga direkomendasikan adalah Lychee Galaxy, Thai Milk

Outlet Roti Maida. Untuk mengembangkan pasar, maka roti Maida menerapkan sistem pemasaran langsung melalui bazaar jaringan komunitas dan sistem pemasaran tidak langsung melalui media sosial yaitu WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Saat ini roti Maida sudah banyak menerima permintaan dari banyak pihak untuk menjadi reseller maupun waralaba. Dalam waktu dekat roti Maida akan membuka banyak outlet, oleh karena itu siap bekerjasama dengan banyak pihak baik dengan organisasi, lembaga, perusahaan maupun perseorangan. Persyaratan kerjasama sangat mudah dan tidak berbelit belit. “Karena kami tidak murni me­ ngejar keuntung­ an, maka kami memberikan kebijakan berupa diskon 10% untuk acara keagamaan.

13

Halaman The Night Market café

udah kupas buang kulitnya, belah punggungnya kacang kapri buang tangkainya saus tiram kecap manis kecap ikan bawang bombai cincang bawang merah cincang jari jahe keprek daun salam cabe besar merah

cincang 1 sdt : lada bubuk Gula, garam, kaldu bubuk minyak secukupnya Cara Membuat Tumis irisan bawang bombai juga bawang merah hingga harum. Masukkan irisan cabe, daun salam, juga jahe, aduk, lalu masuklan kacang kapri. Aduk hingga layu, lalu masukkan udang, aduk rata sampai berubah warna, masukkan semua bahan, aduk-aduk hingga matang dan bumbu meresap, matang, sajikan.

7 buah : cabe merah kriting 1 ruas : jari terasi Cara Membuat : Cuci bersih ikan gabus asin, lalu goreng matang, tiriskan. Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan ikan gabus asin, goreng, lalu masukkan santan juga bahan-bahan lainnya. Masak sampai mendidih, sambil diaduk (agar santan tidak pecah), matang, angkat, sajikan dengan taburan bawang putih goreng.


14

Jelita

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Wajah Kencang dan Remaja di Akhir Tahun

M

iracle Aesthetic Clinic memiliki komitmen selalu memberikan pe­ layanan dan perawatan kulit wajah terbaik. Hal ini diwujudkan dengan memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan yang tinggi kepada para pelanggannya. Maka, di pengujung tahun 2017 ini, Miracle kembali memberi keistimewaan bagi para pelanggan setianya, salah satunya dihadirkannya “Miracle 3 in 1 Super Facial”. Melalui acara “Miraculous Beauty” yang digelar di Warung Blaster di kawa­ san Jalan Tukad Batanghari, Rabu (6/12), Denpasar Miracle Aesthetic Clinic menghadirkan dr. Kadek Dewitini, Dipl. AAAM, yang menyampaikan berbagai penawaran menarik untuk perawatan dari produk unggulan Miracle. Menurut Upik Rustiah, Clinic Man­ ager Miracle Renon, acara “Miraculous Beauty” dilangsungkan pada (8-11/12) di Miracle Renon, di Jalan Letda Tantu­ lar. “Pada Yearend Surprise kali ini, pe­ langgan setia bisa memanjakan diri den­ gan perawatan terbaik dan penawaran menarik. Seperti hemat sampai 50%, beli 1 dapat 2 untuk perawatan pilihan (Facial, Peeling, Ultrasound, Laser dan yang lainnya. Juga ada pengundian lucky draw dengan hadiah eksklusif. Cicilan 0% juga bisa dinikmati dengan kartu kredit pilihan,” papar Upik. Dikatakannya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan kepada pelanggan, Miracle selalu menghadirkan ragam jenis inovasi perawatan baru. Perawatan-perawatan tersebut pasti aman, efektif dan dapat memberikan hasil nyata,” tandasnya . Dokter Dewitini, salah seorang dokter estetik Miracle Renon, beri­

Upik Rustiah

Dokter Dewitini

kutnya berbicara mengenai peluncur­ kan perawatan “Miracle 3 in 1 Super Facial”. “Facial ini, khusus mencerahkan dan mengembalikan kekenyalan kulit seketika dalam 1 jam perawatan. “Pera­ watan facial terbaru ini menggabungkan 3 metode yaitu mikrodermabrasi untuk pengelupasan sel kulit mati serta men­ ghaluskan tekstur kulit, infuse bahan aktif untuk merevitalisasi dan memberi nutrisi pada kulit serta meningkatkan oksigenasi guna memaksimalkan sistem kerja pada tingkat sel dan jaringan. Dalam facial ini, teknologi ultrasound Tripolar RF juga diberikan untuk merangsang kontraksi serat kolagen kulit melalui pemanasan lapisan dermis sehingga membuat kulit menjadi lebih kencang,” tutur dokter Dewitini.

Lebih lanjut dikatakan bahwa kon­ sentrasi 3 bahan aktif Azelaic Acid, Kojic Acid, dan Retinol diberikan dalam tahapan facial tersebut bertujuan memberi nutrisi kulit secara intensif. Azelaic Acid dikenal sebagai bahan untuk merawat kulit yang memiliki problem hiperpigmentasi, yang mengurangi produksi pigmen. Sedangkan Kojic Acid merupak­ an bahan alami yang diproduksi oleh jamur untuk menghambat produksi melanin. Dokter Dewitini juga men­ gatakan jika sinergi dari kedua bahan aktif tersebut menghasil­ kan efek yang maksimal untuk mencerahkan dan memutih­ kan kulit. “Sedangkan Retinol

adalah vitamin A yang secara klinis terbukti untuk meningkatkan kolagen dan regenerasi sel kulit baru yang sehat dan dikenal sebagai salah satu solusi anti-aging. Facial ini aman untuk semua jenis kulit, secara khusus mengatasi problem kulit kusam, pigmentasi, dan wajah yang tampak lelah,” ujarnya. Perawatan terbaru lainnya yang juga diperkenalkannya adalah ‘Miracle Radiesse’. Perawatan ini berupa in­ jeksi filler , yang bahannya mengandung Calcium Hydroxyapatite (CaHa), yang karakternya berbeda dengan injeksi filler Hyaluronic Acid (HA). ‘Miracle Radiesse’ bisa mengisi daerah yang cekung atau kurang proporsional pada area wajah, dan memberikan efek lifting juga contouring pada wajah. “Keunggulan lain Calcium Hydroxyapatite, bahwa efek juga dapat mer­ angsang pembentukan kolagen untuk peremajaan kulit dan memberikan efek filler yang bertahan hingga 2 tahun, lebih lama dari filler pada umumnya,” jelas dokter Dewitini. Sementara

bagi merejka yang ingin meremaja­ kan kulit wajah dengan membuatnya menjadi lebih kencang, Miracle pun mempersembahkan perawatan tanam benang terbaru, yaitu ‘Miracle Aptos Excellence Total Lift’. Perawatan ini berupa seni memben­ tuk wajah dengan teknik tanam benang untuk mengencangkan dan membentuk kembali kontur wajah. Benang yang digunakan mengandung kombinasi dua macam bahan khusus yaitu Polylactic Acid (PLA) dan Caprolactone yang aman bagi tubuh. Benang ini juga memiliki pola barb (duri) yang dirancang arahnya sehingga bisa memberikan efek lifting yang mak­ simal juga efektif merangsang kolagen kulit. “Perawatan Miracle Aptos Excel­ lence Total Lift hanya sekitar 45 menit dengan pemulihan yang cukup singkat. Dengan ‘Miracle Aptos Excellence Total Lift’, wajah menjadi lebih kencang dan tampak lebih muda. Ucapkan sela­ mat tinggal pada kulit kendur dengan prosedur yang singkat,” pungkas dokter Dewitini. (Sri Ardhini)

Bugar Saat ini suhu udara dingin di malam hari. Bagi sebagian orang cuaca dingin membuat merasa nyaman. Namun, lain halnya dengan orangorang yang menderita “aler­gi dingin”. Suhu di­ ngin ini sangat menyiksa, kare­na pada saat suhu dingin pada kulitnya akan muncul bentol-bentol merah tebal yang terasa sangat gatal. Bentol gatal ini dikenal dengan istilah biduran. Apakah sebenar­ nya biduran itu?

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

11

Biduran jangan Digaruk

yang berpengaruh sangat banyak dan sulit dipastikan. Biduran tidak akan timbul bila penyebab utama alergi tidak ada. Artinya, bila orang tersebut tidak memiliki alergi, faktor pencetus tadi seperti alergi makanan, udara dingin, udara panas, stres, infeksi virus, dan lain sebagainya tidak akan berpengaruh. Jadi, udara dingin dan faktor pemicu lainnya hanya memperberat bukan pe­ nyebab utama. Ia menyebutkan, dasar pe­ nyebab utamanya adalah atopi atau suatu keadaan atau kelainan alergi yang sifatnya diturunkan enurut staf pe­ dari dalam satu keluarga dengan ngajar Ilmu Ke­ manifestasi penyakit seperti sehatan Kulit dan biduran, radang kulit berulang, Kelamin FK Unud/ timbulnya pada tempat tertentu RS Sanglah, dr. I.G.N Darmaputra, dengan tanda khas sesuai umur Sp.K.K. mengatakan, biduran isti­ (dermatitis atopi), asma, sering lah medisnya urtikaria merupakan pilek , bersin sampai hidung ter­ penyakit yang sering ditemukan, sumbat dan biasanya terdapat diperkirakan 3,2-12,8% dari pula tanda lain berupa lingkaran populasi pernah mengalami bidur­ gelap di mata, kulit agak pucat. an. Biduran merupakan golongan Biduran akan imbul hanya pada penyakit alergi dimana sebagian seseorang yang memiliki atopi, besar penderita menganggap jadi walaupun sama-sama ke­ bahwa penyebab utama biduran dinginan tidak semua orang akan adalah udara dingin. Padahal udara muncul biduran. Menurutnya, tidak ada per­ dingin hanya sebagai salah satu fak­ tor yang memperberat atau faktor bedaan ras dan umur, terbanyak pemicu kekambuhan. “Terdapat pada kelompok umur 40-50 an. banyak faktor pemicu kekambu­ Hanya, pada biduran kronis lebih han biduran seperti udara dingin, sering dialami kaum wanita seki­ udara panas, makanan, debu, tar 60%. Jadi, biduran ini bisa stres maupun infeksi bakteri atau menyerang anak-anak maupun virus. Bahkan dari hasil peneli­ pada dewasa. Biduran bisa terjadi tian, ternyata hampir 80% tidak di bagian tubuh mana saja, dengan diketahui penyebabnya,” papar bentuk dan ukuran yang beraneka pemilik D.I. Klinik Centre ini. ragam. Dari yang berbentuk kecilKetidakpastian penyebab timbul­ kecil seperti gigitan nyamuk atau nya biduran, disebabkan faktor besar dan terlihat seperti piring

M

Kunjungi Warung Sukla di Terminal Depan Ex

dr. I.G.N Darmaputra, Sp.K.K.

muncul bentol-bentol pada kulit tubuh dan rasa gatal. Dokter Darmaputra menya­ rankan, jangan digaruk. “Karena jika digaruk maka seseorang akan mengalami siklus gatal garuk. Jika bentol makin digaruk maka bahan aktif histamin akan makin banyak keluar dan yang terjadi justru bagian yang digaruk makin gatal dan muncul bentol yang sesuai bentuk garukan memanjang,” ujarnya. Biduran juga bisa menge­ nai lapisan bawah kulit dan mukosa menyebabkan bengkak pada kelopak mata (bisa satu mata atau keduanya), bibir mem­ bengkak atau dikenal de­ ngan istilah angioedema. Biduran yang disertai angioedema merupakan penyakit serius dan bisa menyebabkan kematian. Jika mengenai selaput lendir, gabungan biduran dan angioedema ini bisa menyebabkan bengkak di sekitar mukosa, seperti bengkak di daerah bibir. Jika terkena saluran napas, bisa mengakibatkan susah menelan dan sulit bernapas. Jika dibiarkan akan menyebabkan susah bernapas, sehingga me­ nyebabkan kematian

makan, bisa juga terlihat seperti cincin atau kelompok-kelompok cincin yang bergabung bersama. Bisa timbul dalam kelompok dan BEDAK bisa berubah tempat hanya dalam MENGANDUNG hitungan jam. Bentol-bentol ini MENTHOL bisa juga timbul di wajah penderita Ia mengatakan, penanganan dalam jumlah banyak, lalu hilang. Kemudian, akan timbul di lengan. biduran yang paling ideal adalah jika seseorang sudah tahu dirinya menghindari penyebab atau faktor akan terjangkiti, dengan tanda pencetus agar tidak terjadi atau meminimalisir terjadinya biduran. “Cara menemukan faktor pence­ Pelabuhan Buleleng tus adalah dengan melakukan pemeriksaan penunjang. Beberapa pemeriksaan penunjang diper­ lukan untuk membuktikan pe­

WEDAKARNA SENANG KULINER BABI MAKIN MARAK DI SINGARAJA

Arya Wedakarna MWS III. Warung Aye Syobak Buleleng sukla ini merupakan wa­ rung yang berada di dekat terminal kampung tinggi (Depan Pelabuhan Buleleng) yang satu-satunya memiliki ajengan sukla. “ Saya senang sekali melihat semeton Bali saat mampir di warung Aye Syobak Buleleng, ngiring sayang dengan semeton Bali, metumbasan ring umat Hindu dan gerakan ekonomi kerakyatan. Gerakan Sukla Satyagraha ini akan selalu mendukung agar semeton Satyagraha – Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III Bali bisa memiliki usaha sukla bersama pemilik Warung Aye Syobak Buleleng di depan Pelabuhan Buleleng dalam bentuk usaha makanan ataupun usaha ekonomi kreatif. Branding sukla Ketahanan ekonomi orang Bali adalah dapat ini tentu bermakna bahwa makanan yang dijual menguasai segala sektor khususnya di bidang peradalah makanan yang suci dan bersih. Mari biaekonomian di tanahnya sendiri. Menjadi seorang sakan ajeng, ajengan sukla. Ngiring lestarikan Aye pengusaha adalah sebuah keputusan yang hebat Syobak Buleleng,“ ungkap Gusti Wedakarna. khususnya bagi generasi muda Hindu. Salah satu Hal ini adalah ciri bahwa masyarakat Bali bisa contohnya adalah menjual ajengan sukla. Sukla bersaing dan mempertahankan ekonomi kerakyat­ yang dimaksud disini adalah proses mengolah an. “Saya akan dorong terus agar pengusaha makanan yang suci menurut agama Hindu. Hal muda di Bali lebih banyak risk taker generation. inilah yang menjadi cita-cita Satyagraha bagi Apalagi bisnis makanan ini adalah bisnis yang masyarakat Bali. paling menjanjikan. Jangan malu untuk berjualan. Gerakan Sukla Satyaraha ini merupakan gerak­ Jadilah generasi muda yang berani mengambil an pemberdayaan ekonomi umat Hindu, yang risiko. Demi kedaulatan ekonomi kerakyatan digagas untuk melindungi petani dan peternak di Bali,“ ungkap Gusti Wedakarna yang merupakan Bali. Sebagai masyarakat Bali kita harus bangga anggota Komite III DPD RI Bidang Kesejahteraan dengan adanya gerakan ekonomi sukla yang diRakyat. (humas) gagas oleh Senator DPD RI Dr. Shri I Gusti Ngurah

nyebab biduran,” katanya. Selain itu, pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada organ dalam. Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen. Tes kulit, walau­ pun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari alergen penyebab. selain itu bisa dilakukan tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu. Ia mengatakan, saat terjadi kekambuhan dapat diberikan an­ tihistamine karena dapat mengon­ trol gejala bagi sebagian besar kasus. Namun, tidak dapat meng­ hilangkan penyebabnya. Selain itu dapat diberikan kortikoster­ oid apabila pengobatan dengan anti histamin saja tidak cukup. Obat-obat ini dapat mengurangi bengkak, kemerahan dan gatal, namun hanya diminum dalam jangka waktu sebentar saja karena mempunyai efek samping yang cukup serius. Pengobatan lokal berupa be­ dak atau lotion yang mengandung menthol. “Jika biduran merupakan tanda dari reaksi alergi yang lebih serius yang dapat mempengaruhi pernapasan dan fungsi organ lain, maka penderita butuh pertolongan medis sesegera mungkin. Obat yang disebut epinefrin biasanya diberikan dengan cara suntikan,” paparnya. Namun, kadang biduran akan sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan obat-obatan atau tak me­ merlukan kunjungan ke dokter. Untuk mengatasi biduran atau biduran, yang paling penting adalah menghindari faktor pencetusnya. (Wirati Astiti)

Mencegah Biduran l Untuk mencegah terulangnya biduran, usahakan mencari penyebab alergi dan perhatikan bahan apa saja yang baru disentuh, dimakan, atau diisap ketika mulai terserang biduran. Jika penyebabnya adalah makanan, maka hindari makanan tersebut. l Jika kekambuhannya karena faktor cuaca yang tidak bisa kita hindari, pencegahan yang dapat dilakukan dengan cara menjaga suhu tubuh agar tetap hangat seperti mandi dengan air hangat, menggunakan jaket atau sweater jika beraktivitas di udara dingin serta menggunakan selimut maupun kaos kaki saat tidur. (Wirati Astiti)


10

Kreasi

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Menantang dan Asyik Rubik merupakan permainan yang mengombinasikan kecepatan tangan dan daya ingat. Cara memainkannya ternyata sulit. Ada metode yang harus dipelajari. Jika sudah paham metodenya, main rubik jadi asyik.

Anom Darma Wibawa

N

yoman Anom Darma Wibawa adalah salah seorang pecinta rubik. Remaja yang akrab disapa Wibi Wibawa ini mengenal rubik sejak 2015. “Waktu itu saya lihat kakak main rubik. Saya hanya perhatikan saja. Setelah kakak saya kuliah ke Surabaya, rubiknya ditinggal. Saya pun coba-coba memainkan. Belajarnya dari tuto-

rial di YouTube,” ungkap Wibi. Awalnya Wibi hanya berhasil menyusun satu warna. Lamakelamaan ia tertantang untuk bisa menyelesaikan semua. Durasinya rata-rata 15 menit untuk menyelesaikan permainan rubik 3x3. “Setelah tekun mempelajari metode permainan rubik, saya biasa menyelesaikan dalam waktu kurang dari 15 detik,” ujarnya. Siswa SMK TI Bali Global Jurusan Multimedia ini menuturkan ada metode untuk pemula dan ada untuk advance. Ia memerlukan waktu sekitar tiga bulan untuk mempelajari metode CFOP yang termasuk kategori advance. CFOP ini singkatan dari Cross, First two layer, Orientation last layer, dan Permutation last layer. Dalam sehari, Wibi rutin memainkan rubik antara 2 hingga 3 jam. Wibi tidak sendirian bermain rubik. Ia tergabung dalam komunitas Kubus Bali, bahkan menjadi Ketua Kubus Bali sejak 2016. “Cuber (penggemar rubik) di Bali cukup banyak. Ada anak sekolah, ada mahasiswa. Kami kumpul tiap hari Minggu di KFC Kebo Iwa. Agendanya race dan sharing sesama anggota bahkan dengan pemula,” ungkap remaja kelahiran 9 November 2000 ini.

Kubus Bali berdiri sejak 2009. Wibi merupakan ketua keempat. Event yang pernah mereka laksanakan antara lain Bali Cube Day 2010, Another Bali Cube Day 2012, dan Kubus Bali Reborn pada 2 Juli 2017. Nama lomba dibuat berbeda-beda agar tidak membosankan. Ia juga menuturkan waktu yang dicatat saat lomba dan saat latihan bisa beda.

lain 2x2, 3x3. 4x4, 3x3 one hand, 3x3 blindfold, pyraminx, square one, dan skewb. Ia pun memberikan tips bagi pemula yang ingin mengenal lebih dalam permainan yang ditemukan oleh Erno Rubik ini. Modalnya adalah niat, kesabaran dan konsentrasi. Pemain rubik juga harus

rela mengeluarkan uang untuk membeli rubik. Harga rubik bervariasi mulai Rp 20 ribu hingga Rp 700 ribu. “Main rubik ini membuat kita tertantang dan kalau sudah ditekuni, sangat mengasyikkan,” ujar pengoleksi 40 rubik yang punya impian memecahkan rekor nasional ini. (Ngurah Budi)

Anggota Kubus Bali

“Saat latihan kadang bisa 5 detik, tetapi saat lomba bisa 9 detik. Mungkin kalau lomba itu pressure-nya lebih tinggi,” ujar adik dari Ni Luh Putu Diana Ratnasari dan Made Adi Wiradarma ini. Catatan waktu untuk lomba kategori official dirilis ke website World Cube Association (WCA). Kategori yang dilombakan antara

Permainan Memori

Berbagai model rubik

Memainkan rubik bukan hanya ranah remaja dan orang dewasa. Anak kecil dari TK dan SD juga banyak yang memainkan. “Ke depan, Kubus Bali ingin memperkenalkan rubik ke sekolah TK dan SD. Ini bukan permainan biasa. Ini permainan memori. Anak kecil punya memori yang luar biasa,” ujarnya. Wibi yang juga YouTuber pun sudah banyak membuat tutorioal tentang rubik. Tutorialnya ini ternyata banyak diminati. Ada yang langsung berinteraksi minta agar dibuat lebih sederhana lagi. Ini menjadi tantangan bagi Wibi untuk membuat video bagi pemula. Hingga saat ini ia miliki 5000 subscriber. Walaupun senang bermain rubik dan editing video, Wibi tak mengabaikan sekolahnya. “Orangtua sudah berpesan, jangan abaikan sekolah. Syukurlah saya bisa mengatur antara pendidikan dan hobi. Prestasi di sekolah juga tidak keluar dari 10 besar,” ungkap remaja yang bercita-cita menjadi orang sukses ini. (Ngurah Budi)

Style

Playful dan Elegan

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

15

M

enurut, Ko Indonesia adalah daerah tropis yang menyimpan mang Tri, debanyak keindahan alam. Salah satunya berupa bungasainer sekaligus pemilik, idenya bunga eksotik dengan sejuta pesona. Dari sinilah mengalir saat melihat salah satu lantas hadir ‘Tropicana Indonesia’ sebagai koleksi tropical garden area di Singapura. terbaru dari Komang Tri Jewelry. Kemudian, dilanjutkan dengan mengeksplorasi berbagai bunga tropikal di desanya, di areal Tabanan. Dikatakannya kecantikan bunga ‘heloconia’ digarap menjadi rancangan perhiasan nan elegan. Begitu juga tanaman dengan nama latin ‘plumeria’ atau yang akrab disebut ‘jepun’ ditambahkan sentuhan mutiara menjadi sepasang anting chandelier. Menariknya, bagian anting yang menjuntai dapat dipisah menjadi tampilan yang berbeda, dan mudah disesuaikan dengan

acara dan keperluan busana. Untuk signature chandelier earring ini katanya, dapat dipakai dengan subeng agar lebih elegan atau diganti rantai yang menjuntai agar dapat digunakan di acara gala yang lebih playful” Komang Tri sebagai desainer jewelry, merasa tertantang agar karyanya tidak hanya digunakan dalam satu tampilan saja, tapi dapat diubah menjadi

beragam look. Selanjutnya, desainer lulusan Singapura yang karyanya mendapat apresiasi langsung Kofi Annan mantan Sekertaris Jenderal United Nation awal November lalu,mengatakan kalau bahan yang digunakan untuk koleksi yang diproduksi secara terbatas ini, disesuaikan desain dan penggunaannya. (Sri Ardhini)


16

Edukasi

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

B

ali memiliki banyak warisan budaya baik berupa benda maupun tak benda. Salah satu warisan budaya yang berupa naskah manuskrip adalah lontar. Lontar merupakan dokumentasi budaya masa lampau dan merupakan benda yang sangat bernilai. Isi yang terkandung dalam manuskrip lontar begitu bermanfaat seperti tentang mantra, keagamaan, pengetahuan tentang astronomi dan astrologi (wariga), pengobatan tradisional (usada), prosa, kekawin, kidung, sejarah, cerita-cerita, dan lain-lain. Lontar menjadi bukti tentang budaya menulis sastra di bali telah terjadi sejak dahulu kala. Maka itu upaya untuk menjaga dan melestarikan keberadaan lontar juga harus menjadi perhatian semua pihak. Mengingat begitu pentingnya peninggalan tersebut terhadap pengembangan kebudayaan nasional, sehingga diperlukan suatu penanganan khusus terhadap manuskrip lontar agar terhindar dari kepunahan, karena usia manuskrip yang cukup tua dan tidak akan bertahan lama apabila tidak dipelihara dengan baik. Akan tetapi, kini keberadaan lontar di Buleleng dan di bali pada umumnya banyak ditemukan dalam kondisi rusak. Kerusakan lontar yang telah diwariskan secara turun temurun kepada penerusnya banyak disebabkan karena sedikitnya pengetahuan tentang cara penyimpanan lontar yang baik dan tak jarang lontar menjadi barang yang sakral dan jarang untuk disentuh.

Pelesir

T

rend selfie dikalangan masyarakat nampaknya berdampak terhadap perkembangan objek wisata di Buleleng. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya wisata selfie dengan keunikan dan spot-spot selfi yang ditawarkan. Setelah sukses dengan wisata selfie di Wanagiri, kini masyarakat melalui kelompok Sadar Wisata mulai melirik mengembangkan potensi yang dimiliki untuk dijadikan objek wisata. Salah satunya Cemara Green View. Cemara Green View terletak di desa Lemukih Kecamatan Sawan. Untuk menuju ke Cemara Green View pengunjung bisa melalui jalur Gitgit. Cemara Green View adalah spot selfie baru yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata Desa Lemukih. Berbeda

Lakukan Konservasi Lontar

Konservasi lontar dari tim penyuluh bahasa Bali Kabupaten Buleleng

Kondisi lontar yang rusak banyak ditemukan di rumah Ida Bagus Surya Yadnya yang berasal dari Griya Tangguwisia, Banjar Dinas Tangguwisia Kecamatan Seririt. Lontar yang dimiliki oleh Ida Bagus ini merupakan warisan yang terima secara turun temurun. Selama ini, ia tidak pernah membaca isi dari lontar tersebut. Sampai akhirnya datang Tim

Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng yang membantu mengidentifikasi lontar tersebut. Menurut Putu Pertama Yasa, S.Pd., Koordinator Kabupaten Buleleng Penyuluh Bahasa Bali mengatakan, Kamis (7/12) konservasi lontar dilakukan untuk menyelamatkan naskah-naskah yang berada dimasyarakat. Dirinya menambahkan konservasi

merupakan salah satu tugas dari Penyuluh selain mengedukasi dan mengidentifikasi jenis-jenis lontar yang ada di masyarakat. “ Pe r m a s a l a h a n y a n g s e ring ditemukan adalah mereka (masyarakat,-red) tidak tahu cara pemeliharaan dan penyimpanan lontar sehingga lontar yang dimiliki banyak dalam kondisi rusak,” jelasnya. Setelah diedukasi

diharapkan masyarakat dapat secara mandiri memelihara dan menjaga warisan leluhurnya. Selain mengedukasi, timnya juga membantu masyarakat untuk mengidentifikasi jenis dan isi lontar sehingga masyarakat tahu isi lontar yang dimiliki. “Beberapa masyarakat memang meminta kami untuk mengidentifikasi lontarnya dan disalin ke dalam tulisan latin,” ungkap Yasa. Sementara itu, Ida Bagus Ari Wijaya koordinator bidang konservasi lontar penyuluh bahasa Bali kab. Buleleng, mengatakan konservasi lontar dilakukan sebagai upaya menyelamatkan manuskrip dari kehancuran. Beberapa kegiatan konservasi yang dilakukan untuk menyelamatkan fisik lontar dari kerusakan dan kehancuran di antaranya pemeliharaan lontar dengan membersihkan noda atau kotoran. Menurut Bagus Ari, kerusakan lontar yang dimiliki oleh Ida Bagus Surya Yadnya dikarenakan usia yang cukup tua dan kesalahan dalam penyimpanan. Menurutnya lontar memiliki karakteristik yang berbeda dengan buku, semakin lama tidak dibuka maka lontar akan cepat rusak. “Untuk pemeliharaan kami gunakan mi­ nyak sereh dicampurkan dengan alcohol untuk menghilangkan noda dan debu serta melemaskan bahan lontarnya,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Cemara Green View

Wisata Selfie Baru di Lemukih

dengan pemandangan di desa Wanagiri yang menawarkan view Twin Lake, di Cemara Green View pengunjung akan dimanjakan dengan hamparan hijau perbukitan yang menjadi view utama untuk brselfie. Pengelola Green Cemara View Ketut Kariada mengatakan, pembuatan tempat selfie yang dinamakan Cemara Green View ini terinspirasi dari banyaknya tempat selfie di kawasan Puncak, untuk itu, pihak pengelola mencoba membangun tempat selfie serupa dengan lokasi yang searah dengan lokasi wisata Air Terjun Sekumpul.

Salah satu keunggulan dari tempat selfie ini adalah kita bisa menikmati indahnya sunset pada senja hari dan juga menikmati sejuknya udara pedesaan. Seperti diungkapkan Pengelola Green Cemara View Ketut Kariada. Dengan tiket 10.000 rupiah, pengunjung sudah bisa berswafoto sepuasnya dengan background bukit hijau pada sebelah utara tempat wisata ini. Tidak hanya itu, meskipun tergolong baru sudah banyak wisatawan local maupun mancanegara yang mngunjungi tempat ini. Ada yang sekedar menga­ badikan moment bersama keluarga,

teman atau pacar, ada juga yang memanfaatkan tempat tersebut sebaga tempat untuk prawedding. Selain itu, lokasinya pun sangat strategis dikarenakan dekat dengan lokasi Air Terjun Sekumpul. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna mengatakan wisata selfie di desa Lemukih saat ini dikelola oleh kelompok Sadar Wisata Desa setempat. Namun pihaknya terus melakukan pembinaan

dan akan berupaya untuk melakukan kerjasama sehingga nanti pengelolaanya dapat dimaksimalkan. “Kami sudah koordinasikan bahkan ke depan kami dan pihak pengelola akan mencari datadata untuk menunjang wisata dengan beberapa fasilitas seperti homestay dan prasarana lainnya,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

9


8

Bunda & Ananda

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Bangun Karakter Anak dalam Pramuka Usai ujian tengah semester, menjelang rapotan, beragam kegiatan dilaksanakan sekolah. Seperti SD Pelangi Dharma Nusantara (PDN) yang secara rutin mengadakan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu). “Kegiatan ini sudah terjadwal dua kali dalam setahun yakni Persari dan Persami. Tujuannya tak lain untuk membangun karakter anak terutama pada kedisiplinan, sikap sopan santun, dan kemandirian,” ungkap Kepala Sekolah SD PDN Sunarlin, S.Pd., S.E. usai membuka kegiatan tersebut, Sabtu (9/12).

I

a menekankan, nantinya apa yang mereka dapatkan dalam kegiatan ini terutama kedisiplinan, sopan santun dan kemandirian itu, sangat diperlukan dalam kehidupan yang sesungguhnya. Dan baginya, waktu transisi ini, setelah ujian semester dan menjelang rapotan merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan ini. “Saya rasa setelah anak-anak yang tadinya penat menghadapi ujian, pada akhirnya menjalani sebuah kegiatan yang menurut mereka ini sangat menyenangkan, akan membuat mereka refresh,” ujarnya. Karena di pramuka, selain diajarkan kemandirian, diajarkan pula bagaimana berinteraksi antara satu dengan yang lain, bekerjasama, dan tentunya menyenangkan karena ada satu kegiatan yang mengharuskan mereka melibatkan teman satu dengan yang lain. Yang tujuannya, mempererat kesatuan dalam perbedaan, persaingan sehat dengan etos kerja agar terwujud pramuka yang handal. Hal senada disampaikan Pembina Pramuka SD PDN I Made Bagiada. Persami diisi dengan beragam kegiatan yang diawali dengan upacara pembukaan, dilanjutkan dengan pembekalan materi, makan sing dan istirahat. Kemuadian

berlanjut dengan acara games yang diisi dengan mencari tanda jejak dan tarik tambang beregu, makan malam, serta acara penutupan yang diisi dengan PSB (pertunjukan seni budaya) dan api unggun. Bagiada mengatakan, semua kegiatan ini muaranya adalah pendidikan mental. Karena, ia menilai anak-anak zaman sekarang kedisiplinannya kurang, di samping meningkatkan keterampilan di bidang kepramukaan. “Ekskul pramuka rutin dilakukan seminggu sekali. Dan kegiatan Persami ini merupakan evaluasi dari latihan-latihan setiap minggu tersebut,” jelasnya. Ekstra kurikuler, khususnya Pramuka, dikatakannya menjadi salah satu wadah untuk meningkatkan disiplin dan mental para generasi muda di Indonesia khususnya di PDN. Materinya menyangkut semua yang ada di SKU (Syarat-syarat Kecakapan Umum), baik di tingkat siaga, penggalang, dst. Salah satu kegiatan dalam Persami tersebut yakni digelar berbagai macam lomba. Ada di bidang agama, olahraga, keterampilan, dan yang paling menonjol adalah kedisiplinan terutama dalam PBB (Peraturan Baris Berbaris), kerukunan regu, kehadiran(absen disiplin), dan bekerjasama. Di bidang agama misalnya, diisi dengan lomba Trisandya. Ini tak lain bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan anak pada Tuhan. Dan, hal ini juga tertulis dalam Dasa Dharma Pramuka pertama, yaitu Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Jadi, semua kegiatan mengacu pada Dasa Dharma Pramuka yang kesemuanya diaplikasikan dalam bentuk SKU. Dalam SKU ini ada tes atau penilaian untuk menentukan berhasil tidaknya anak bisa naik tingkat,” jelasnya. Sementara dalam kegiatan games dan mencari tanda jejak, ini sifatnya mengecek daya nalar anak, sejauh mana mereka bisa

I Made Bagiada

Sunarlin, S.Pd., S.E.

Disamping ada sifat mandiri, juga kepemimpinan,” imbuhnya. Dan acara yang biasanya paling dinanti-nantikan anak adalah api unggun yang sifatnya kesenangan. Acara api unggun yang dibarengi dengan PSB ini dilaksanakan pada acara penutupan. Dalam kegiatan ini anak-anak diberikan kesempatan untuk unjuk kebolehan di bidang seni-budaya. Dalam hal ini juga dituntut kekompakan antar anggota dalam satu regu. Gela tawa paling riuh sudah dipastikan bergema dalam acara terakhir tersebut. “Di SD kegiatan pramuka memang orientasinya pada permainan yang juga menyelipkan nilai-nilai kedisplinan, patriot, dsb., sementara di SMP lebih ke tantangan,” tandas Bagiada. (inten Indrawati)

menangkap materi yang sudah diberikan Pembina selama ini. Apakan anak mampu atau tidak menerjemahkan dalam bentuk aplikasi kegiatan. Karena nanti dari hasil seleksi itu akan keliahatan tim atau perseorangan mana yang mampu. “Ini dievaluasi tiap 6 bulan yang ada dalam kegiatan perkemahan seperti sekarang in. Selain untuk mengetes semangat bersama dengan tim kerja, juga untuk mengaplikasikan apa yang sudah disampaikan Pembina.

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Bupati Mas Sumantri Kukuhkan Pengurus Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Karangasem Demi mengefektifkan partisipasi anak dalam pembangunan serta mendorong anak untuk aktif mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi minat, bakat dan kemampuannya, Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui Dinas Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan menggelar kegiatan Pengukuhan Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Karangasem dan pengukuhan dilaksanakan langsung Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri didampingi Sekda Kabupaten Karangasem I Gede Adnya mulyadi, Kepala OPD terkait, Camat dan staf, Kamis, (7/12/17) di Wantilan Kantor Bupati.

K

epala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Made Santika Wati dalam laporannya menyampaikan, acara pembentukan forum ini dilatarbelakangi bahwa anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan hidup sebuah bangsa dan negara agar kelak mampu bertanggung

jawab dalam keberlangsungan bangsa dan negara ini. “Peserta pengukuhan forum anak daerah Kabupaten Karangasem adalah mereka yang dipilih melalui pemilihan pengurus yang diikuti oleh siswa SMP-SMA se-Kabupaten Karangasem,” ujarnya. Santika Wati juga mengatakan setiap anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkem-

Mendongeng Lima Menit tutup botol

Tersebutlah sebuah tutup botol, Dingding namanya. Ia dapati dirinya menjadi murid di sebuah sekolah milik pabrik. Dalam setiap upacara bendera, kepala sekolah berpidato. “Jangan ribut, hai murid-murid! Kamu Made Taro tidak punya arti apa-apa! Tak ada yang peduli! Tak ada yang mencintaimu!” Upacara bendera itu lalu ditutup dengan lagu wajib sekolah. Semua tutup botol bernyanyi, “Kami adalah murid-murid malang. Tak ada yang peduli. Tak ada yang mencintai kami.” Dingding merasa kecil hati dan tertekan. Untunglah, dalam tiga hari, semua murid ditamatkan. Tutup-tutup botol itu diangkut dengan sebuah truk. Dalam perjalanan, mereka mengobrol mengenai nasib masing-masing. “Mudah-mudahan aku menjadi tutup botol bir. Tempatku menginap di hotel berbintang.” Yang lainnya menertawai. “Ha, ha, ha…!” “Kamu akan dilemparkan ke tempat sampah!” “Aku akan menjadi tutup botol saus cabe.” “Pedas, pedas, pedas! Kamu akan menangis terus!” Tiba-tiba truk pengangkut tutup botol itu menginjak sebuah lubang besar. Truk tergenjot dan oleng. Sebagian tutup botol tumpah, termasuk Dingding. Dingding menggelinding, melewati jalan raya, menggelinding, jatuh ke jurang, menggelinding lagi. Akhirnya menabrak semak-semak di pinggir sungai. Ia pingsan. Setelah siuman, ia membuka mata. Ia melihat seekor semut bertengger di sebongkah batu. “Hai, Kawan Semut! Apa khabar?” sapa Dingding. “Aku mau menyeberang, tetapi sangat berbahaya,” jawab Semut. “Jangan khawatir! Aku dapat menolongmu!” jawab Dingding.

Semut naik ke punggung Dingding. Dalam waktu singkat Semut sudah merayap di seberang sungai. “Terimakasih, Tutup Botol!” seru Semut gembira. Tak lama berselang Dingding melihat seorang gadis termenung di pinggir pantai. “Hai, Gadis Cantik! Apa khabar?” sapa Dingding. “Aku kesepian. Tak seorang pun yang mencintaiku!” jawab gadis itu. Dinding menggelinding, mengitari gadis yang bersedih itu. Terbentuklah sebuah lukisan jantung. Gadis itu tersenyum. “Kamu sangat berguna,” kata gadis itu. “Kamu berhasil mengusir rasa gundahku.” Tiba-tiba Dingding melihat sebuah botol terhempas di pinggir pantai. “Hai, Botol! Apa khabar?” tanya Dingding. “Aku senang tetapi susah,” jawab botol itu. Di dalamku tersimpan sebuah surat penting. Namun aku mungkin tidak dapat menyelamatkannya, karena takut akan air yang masuk.” “Jangan khawatir!” jawab Dingding. Tutup botol yang merasa tidak berguna itu meloncat ke mulut botol. Klop! Ia menutup mulut botol erat-erat. Siapa itu? Dari jauh tampak seorang pemulung memungut botol-botol bekas yang berserakan di pinggir pantai. Ia juga memungut botol yang menyimpan surat itu. Sebentar ia mengocok isi botol itu, lalu membukanya. Tiba-tiba pemulung itu berteriak gembira. Isi surat itu adalah, “Barang siapa menemukan surat penting ini, akan mendapat sepuluh keping emas dari Raja.” Tak terbayangkan, pemulung yang miskin dan kerja keras itu sekarang menjadi orang kaya dan terpandang. Setiap pagi, sebelum berangkat kerja, ia melirik botol dan tutup botol yang tergantung di dinding rumahnya. Ia merasa berkewajiban untuk memasang barang berharga itu di tempat yang wajar. (Taiwan)

17

bang secara optimal baik fisik mental maupun sosial. “Untuk itu forum sebagai wadah partisipasi anak dalam pembangunan dapat menjembatani kepentingan anak anak,” ucapnya. “Forum anak daerah bermanfaat sebagai media komunikasi dalam membangun pengertian antara anak-anak, orang dewasa, orangtua, pemerintah dan masyarakat dalam memenuhi hak anak,” imbuhnya. Santika Wati menambahkan, Forum anak Daerah telah dibentuk dan ditetapkan dengan SK Bupati Karangasem nomor 402/HK/2017. Dalam kesempatan itu, Bupati Karangasem IGA Ayu Mas Sumatri dalam sambutannya mengatakan, untuk diketahui bersama bahwa anak adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan generasi penerus bangsa dan dalam

Wabup Artha Dipa Kunjungi Pengungsi di Bangli Wakil Bupati Karangasem I Wayan Arta Dipa didampimgi Kabag PP mengunjungi pengungsi bencana erupsi Gunung Agung Karangasem yang berada di posko TK internasional Kubu Bangli, Kamis (7/12/2017). Kehadiran Wabup Artha Dipa diterima oleh Dandim 1626 Andy Pranoto, Koordinator Logistik BPBD Bangli, Kabid Linjamsos Made Wista dan Kasi Kedaruratan I Ketut Agus Sutapa. Dilaporkan bahwa tidak ada masalah logistik untuk posko Kubu Bangli. Pengungsi di titik ini berasal dari Keladian, Besakih, Muncan, Kesimpar, Rendang, Br. Dinas Kunyit, Br. Angsoka, Desa Sebudi dan Menanga.

Wabup Artha Dipa mengucapkan banyak terimakasih kepada Pemda Bangli dan jajarannya termasuk para relawan yang sudah menerima dan membantu meringankan beban para pengungsi. Ia berharap masyarakat Karangasem yang harus mengungsi bersabar dan tabah menghadapi bencana ini. Jangan putus berdoa dan memohon kepada Hyang Widhi selain diberi kekuatan menghadapi bencana, kita berharap semoga erupsi Gunung Agung tidak dahsyat. Usai menyapa dan menghibur masyarakatnya, Wabup Artha Dipa lanjut ke SKB Kayuambue Desa Tiga, Kecamatan Susut untuk mengunjungi pengungsi lainnya. (hms/ten)

dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya yang harus dipertanggung jawabkan keberadaannya, sehingga perlu dilakukan upaya terarah, sistematis dan bermakna untuk menghornati melindungi serta menjamin terpenuhinya anak.

Sumatri juga mengatakan, Forum anak merupakan wadah yang difasilitasi pemerintah yang dapat digunakan oleh anak-anak, dapat pula digunakan sebagai wadah untuk menuntut bila terdapat hak anak belum terpenuhi. “Selain itu untuk menuntut pemenuhan hak anak, forum anak juga efektif digunakan sebagai media untuk menyalurkan aspirasi, suara, keinginan, harapan, kebutuhan dan bahkan kekhawatiran anak,” tegas Sumatri. Lanjut Bupati menekankan, melalui forum anak, anak dapat mengekspresikan pandangan dan pemikirannya secara bebas. “Tentu saja kebebasan ini tidak diartikan sebagai kebebasan mutlak tanpa batas atau rambu-rambu. Akan tetapi, perlu dipertimbangkan nilainilai atau kearifan lokal, etika, sopan santun dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu komunitas tertentu,” pungkasnya. (Hms/ten)

Karangasem Terima Hibah PLTS dari Kementerian ESDM Pemerintah Kabupaten Karangasem kembali menerima hibah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari kementrian ESDM. Acara serah terima antara Pihak Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi yang diwakili oleh Sekretaris Ditjen EBTKE Wawan Supriatna dengan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri berlangsung di Ruang Tamu Bupati Karangasem, Kamis (7/12/2017). Turut mendampingi Bupati Karangasem dalam acara serah terima, Sekda Kab. Karangasem I Gede Adnya Mulyadi, Asisten III I Wyan Purna dan Kabag Ekonomi, I Made Hadi Susila. Kabag Ekonomi Kabupaten Karangasem, Adi Susila menjelaskan, PLTS ini dibangun di Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kab. Karangasem, senilai Rp 26 Miliar 478 Juta 879 Ribu 174 dengan daya energinya sebanyak 1 MWp. Bangunan ini sudah dikerjakan dari tahun 2012 oleh menteri ESDM. Sebelumnya pada tahun 2015, Pemkab Karangasem juga telah menerima hibah yang sama sebanyak tiga PLTS. Masing-masing PLTS dibangun Dusun Taman Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, kemudian di Banjar Dinas Cegi, Desa Ban, Kecamatan Kubu, dan di Dusun Bukit Lambuh, Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu. Kondisinya kini dalam keadaan bagus, dan sudah bisa dipergunakan atau dimanfaatkan oleh warga di Desa Kubu. ”Itu proyek kementerian ESDM tahun anggaran 2012, kini sudah dinikmati warga,” jelas Adi Susila. Bupati Mas Sumatri menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada Pemerintah Pusat atas hibah PLTS tersebut. Ia berharap dengan adanya PLTS ini, nantinya akan lebih memudahkan aktivitas masyarakat sehingga berdampak kepada kesejahteraan. Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi yang diwakili oleh Wawan Supriatna menambahkan, hibah ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan akses masyarakat di daerah terpencil terhadap listrik, meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penyediaan energi setempat, diversifikasi energi dan konservasi energi. “Untuk selanjutnya segala tanggung jawab atas PLTS ini beralih kepada penerima hibah dalam hal ini Pemkab Karangasem, baik yang menyangkut penatausahaan administrasi, pengamanan, pengaturan, penggunaan dan pemeliharannya sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat secara optimal, “ terangnya. (hms/ten)


18

Life Story

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Setiap pekerjaan yang dilakoni memang memerlukan keahlian dan kemampuan se­suai dengan bidangnya, namun tidak juga dapat mengesam­pingkan kenyamanan hati. Berlatar belakang pendidikan Hukum, membuat I Made Arnaja menekuni profesi sebagai seorang notaris. Bertahuntahun bekerja sebagai seorang yang berhubungan dengan hukum membuat dirinya merasa jenuh.

I Made Arnaja

Tekuni Pertanian dengan Hati

A

rnaya begitu ia akrab disapa mengaku me­ mutuskan pensiun lebih awal dari usia pensiun yang seharusnya. Ketika usianya tidak lagi muda, dirinya bekerja tidak lagi berorientasi terhadap materi me­ lainkan kepuasan hati dalam menjalani pekerjaan tersebut. Sejak pensiun dirinya memutuskan kembali ke kam­ pung halaman dan mulai melirik lahan pertanian miliknya. Pria kelahiran Tajun, 28 Oktober 1950 tersebut memanfaatkan lahan miliknya untuk ditanami berbagai jenis tanaman dan buah-buahan. “Saya tidak memiliki basic sebagai seorang petani bahkan sewaktu kecil saya paling tidak suka diajak ke kebun tapi sekarang saya benar-benar mencintai bertani,” ungkapnya. Sejak tahun 2006 Arnaja sudah mulai menunjukkan kegemaran­ nya menjadi seorang petani, akan tetapi dirinya baru memfokuskan diri sebagai petani sejak tahun 2011. Dirinya mengaku memulai menjadi seorang petani tanpa dibekali dengan pemahaman dalam ilmu pertanian bukanlah hal yang mudah. Justru dengan minimnya pengetahuan dibi­ dang pertanian semakin memacu rasa

ingin tahunya untuk mempelajari dan memperdalam pengetahuan tentang pertanian. Berawal dari pencarian bibitbibit unggul yang akan dikembang­ kan dilahan yang ia namakan Rama Sinta Farm, Arnaja aktif bergabung dengan grup-grup pertanian yang ada di Indonesia. Dari sanalah dirinya mengaku banyak menemui teman yang diajak sharing tentang berbagai hal menyangkut pertanian. “Saya

Buleleng begitu potensial untuk dikembangkan men­ jadi daerah budidaya buah naga. Hal ini dapat dilihat dari banyak­nya lahan-lahan pertanian yang dikembangkan menjadi perkebunan buah naga. Secara umum buah naga dapat tumbuh di dataran rendah dengan kondisi tanah kering sebab buah naga meru­ pakan tanaman yang tidak memerlukan banyak air. Inilah sebab perkebunan buah naga banyak terdapat di daerahdaerah dataran rendah dengan suhu tinggi. Berbeda dengan hal itu, rupanya petani asal desa Tajun membuat terobosan baru. Di lahan seluas dua hektar perke­ bunan buah naga milik I Made Arnaja dapat tumbuh dengan subur. Desa Tajun Kecamatan Kubutambahan merupakan

banyak sharing dengan aktivis-aktivis pertanian yang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi, dari sanalah saya belajar banyak hal sehingga sedikitsedikit saya tahu tentang pertanian. Saya selalu mengejarkan pekerjaan apapun dengan professional itu jiwa saya,” ungkapnya. Menekuni pekerjaan sebagai petani adalah hal yang wajar bagi orang yang memang hobi berkebun. Akan tetapi hobi berkebun Arnaya

daerah dataran tinggi yang suhu rendah. Namun di tangan kre­ atif Arnaja, mindset masyarakat terhadap budidaya buah naga hanya tumbuh di dataran rendah terbantahkan. Dirinya mengaku jika dikembangkan dengan cara yang benar dan diberikan nutrisi yang tepat maka di manapun tanaman akan dapat tumbuh dengan baik. “Ketika saya menanam bukan berapa untung yang akan sayaa dapatkan melainka berhasil atau tidakkah buah ini dikembangkan,” jelasnya. Dirinya menambahkan tertarik membudidayakan buah naga sebab buah yang biasa tumbuh di gurun ini dapat dikembangkan tanpa mengenal musim. Selain itu, buah naga juga memiliki pangsa pasar yang baik sehingga selalu memiliki nilai jual yang bagus. Di samping itu varietas buah naga juga begitu ban­ yak sehingga dapat dikembangkan

Kerja Serabutan demi Keluarga Namanya Livia. Usianya kira-kira 38 tahun namun penampilannya terlihat jauh lebih tua dari usianya itu. Ia berasal dari salah satu desa kecil di Pulau Sumbawa. Hidup bersama orang tua yang mengalami nasib kurang beruntung, membuatnya menjadi tulang punggung keluarga. Ayahnya meninggal ketika ­Livia berusia 10 tahun dan adiknya berusia 8 dan 6 tahun.

S

Buah naga kuning milik Made Arnaja

Buleleng Potensial Kembangkan Buah Naga Palora Equador

Buah naga kuning milik Made Arnaja yang sudah sempat dipanen.

terbilang begitu unik. Di tengah para petani berlomba-lomba menanam varietas unggul yang memiliki potensi dikembangkan di daerah Buleleng, justru dirinya mencoba mengem­ bangkan berbagai macam buah yang belum pernah dikembangkan sebelumnya. Suami dari Nyoman Sutjining tersebut begitu tertarik mengembangkan buah-buah luar yang hanya dapat dibeli dengan cara mengimpor. Menurutnya bertani bu­ kanlah pekerjaan yang “ikut-ikutan” sehingga dituntut inovasi dan kreatifi­ tas dalam menjalankannya. “Di bidang apapun asalkan kreatif usaha itu akan berkembang,” jelasnya. Di samping menjalankan hobi, Arnaya mengaku ingin memotivasi gene­rasi muda untuk tertarik ter­ hadap pertanian. Sebab selama ini mindset anak muda bertani adalah pekerjaan yang tidak memiliki pros­ fek bagus. Padahal menurutnya jika dikembangkan dengan baik dan benar pertanian merupakan salah satu sek­ tor pendukung pertumbuhan pereko­ nomian di Bali Utara. “Saya memang tidak bisa memaksa anak muda untuk mencintai pertanian tetapi dengan adanya contoh petani yang berhasil dan sukses tentu mereka akan ter­ tarik,” pungkasnya. Beberapa buahbuah yang dikembangkan olehnya di antaranya berbagai jenis durian mulai durian Kane, Musan King, durian gundul, buah naga, jeruk dekopon, papaya, leci, dan masih banyak jenis buah luar lainnya. (Wiwin Meliana)

n perkebunan I Made Arnaja menunjukka laman rumahnya diha ada g yan an uah h-b aneka bua

bermacam-macam jenis. Saat ini Arnaja tengah mencoba mengembangkan buah naga kuning biasa, buah naga hitam dan buah naga kuning jenis Palora Equador, di samping juga tetap mengem­ bangkan jenis buah naga merah dan putih. Bahkan saat ini dirinya tengah fokus mengembangkan buah naga kuning jenis Palora Equador di daerah dengan ketinggian 1.100 mdpl dan luas 4 ha yang berada di Batukaang, Kintamani, Bangli. Selama tiga bulan proses pertum­ buhan buah naga miliknya sudah berkembang dengan baik dan tumbuh bunga. “Jenis Palora masih berbunga tetapi jenis buah naga kuning biasa yang bentuknya lebih kecil sudah sempat panen sekali,” jelasnya. Arnaja menambahkan se­ lain langka buah naga jenis ini juga memiliki nilai jual yang sangat tinggi dibandingkan dengan buah naga merah dan putih. Bahkan untuk

satu kilogram buah naga Palora Equador dijual hampir 350 Ribu Rupiah. “Apapun yang langkan pasti harganya lebih mahal,” ungkapnya. Dia menambahkan untuk bu­ didaya buah naga jenis tersebut masih sangat langka bahkan di Indonesia. Hal ini memunculkan keinginannya untuk mengem­ bangkan buah naga tersebut di Bali dan Buleleng pada khsusu­ nya. “Kalau kita bisa kembangkan di Buleleng kenapa kita mesti jauh-jau impor ke luar negeri,” ucapnya. Pihaknya mengaku tidak ada perbedaan cara menanam buah naga kuning dengan merah. Akan tetapi dari segi pemupukan dirinya memprioritaskan pupuk organik. “Saya ingin menghasilkan hasil pertanian yang benar-benar sehat,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

ejak itulah beban hidup ibundanya menjadi de­ mikian berat. Sepe­ ninggal ayahnya yang seorang petani itu, Livia mau tidak mau turut membantu ibunya yang bekerja sebagai buruh tani meski usianya terbilang masih sangat kecil. Tugasnya mengurus adikadiknya selama ibunya bekerja. Karena itulah ia tidak bisa melan­ jutkan sekolah sampai tamat SMA. “Saya hanya bisa sekolah sampai kelas satu SMA, stelah itu putus karena harus bekerja membantu ibu,” katanya polos. Kisah hidup Livia dan kelu­ arganya demikian menyedihkan. Dimulai dari ibunya yang sesung­ guhnya lahir dari keluarga kaya itu harus memilih tinggal “mengasing­ kan” diri di desa kecil itu. Sejak kematian kakek dan nenek Livia dari ibunya, nyaris seluruh harta warisan yang semestinya menjadi warisan ibunya itu terampas oleh keserakahan keluarganya. “Dulu itu waktu kakek dan nenek saya meninggal, ibu dan saudaranya masih kecil, jadi tidak mengerti soal harta warisan be­ gitu. Mereka hanya tahu diseko­ lahkan oleh keluarga kakek nenek saya. Setelah ibu dan bibi saya de­ wasa dan mempertanyakan harta warisan peninggalan orangtua

tkh/net

mereka, jawaban dari keluarga­ nya adalah bahwa harta tersebut sudah habis untuk biaya sekolah mereka,” kata Livia. Harta warisan peninggalan yang sesungguhnya sa­ ngat banyak dari kakek dan nenek Livia yang seorang pedagang be­ sar di kota itu, hingga hari ini tidak jelas. Semua kabur. Karena itulah ibu dan bibi Livia memilih meninggalkan kampung halamannya pergi mencari kehidup­ an lain di luar kota kelahirannya itu. Dengan rasa se­ dih dua bersaudara itu terpisah sejak mereka sama-sama menikah dan jarang terhubung satu sama lain karena keadaan. Keduanya berjuang sendiri-sen­ diri untuk bisa ber­ tahan hidup dengan ke­ luarga masing-masing yang sama-sama serba kekurangan. Mereka seperti ingin melupa­ kan dan meninggalkan semua rasa sakit akibat kehilangan orangtua sekaligus peninggalan-

“Saya hanya bisa sekolah sampai kelas satu SMA, stelah itu ­putus karena harus bekerja membantu ibu,”

peninggalan yang seharusnya menjadi milik mereka. Ibu Livia memilih pergi men­ jauh hingga ke desa terpencil dan menikah dengan petani biasa dan

berjuang hidup di sana. Hidup se­ bagai buruh tani yang berat. Lalu kehilangan suami di kala anakanaknya masih kecil. Dilengkapi lagi dengan kepergian Livia yang akhirnya memilih bekerja ke Arab untuk menopang kehidupan mereka. Jalan hidup memang tak bisa ditebak. Livia yang baru seta­ hun menikah juga kehilangan suaminya. Suami Livia meninggal karena kecelakaan. Mau tidak mau pilihan terakhir Livia menjadi TKW beberapa bulan setelah ia melahirkan. “Bayi saya terpaksa saya tinggal,” kata Livia sedih. Hampir lima tahun Livia bekerja sebagai TKW di Arab. Namun hasilnya jauh dari harapan. Tiga bulan sekali ia hanya bisa mengirim gajinya tak seberapa karena harus dipotong oleh agen yang memberangkatkannya se­ bagai kompensasi pengirimannya sebagai TKW dan lainnya. Namun itu juga hanya berlangsung dua tahun, karena lebih dari dua tahun berikutnya Livia tidak menerima gaji yang layak. Belum lagi bidang

7

pekerjaannya bebannya bertam­ bah dan tidak layak dilakukan oleh perempuan. “Habis kerja di rumah tangga, tiap hari saya harus menggembala kambing majikan,” katanya. Livia yang sudah tidak tahan diperlakukan seperti itu memi­ lih lari dari rumah majikannya menuju KBRI di sana. Lalu ia pun dipulangkan dengan selamat ke kampung halamannya. Kepula­ ngan yang menyedihkan tentunya. Livia tak membawa pulang uang yang diharapkan dapat menopang kehidupan mereka di kampung. Namun ia bersyukur bisa pulang dengan selamat. Ketidakberuntungan hidup bertubi-tubi yang dialaminya tidak membuat Livia menyerah. Ia mau bekerja serabuta, kerja apa saja untuk bisa membantu keluarganya, terutama ibunya yang sudah tua. Karena itu ia memilih hijrah ke Pulau Lombok dan bekerja untuk membiayai hidup ibu dan anak semata wayangnya. Livia menga­ ku tidak lagi ingin menjadi TKW karena pengalaman buruknya itu. “Biar di sini saja, dekat dengan ibu, saudara-saudara juga anak saya. Saya tidak harus meninggalkan mereka bertahun-tahun, tapi bisa pulang dua atau tiga bulan sekali,” katanya. Livia pandai menyembu­ nyikan rasa sedihnya, namun ia tak bisa menutupi matanya yang berkaca namun berusaha ia tahan air matanya agar tidak jatuh. Bagi Livia pahit getir, senang dan ba­ hagia, inilah kehidupan yang harus dijalaninya. (Naniek I. Taufan)


6

Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang digagas oleh Ibu Presiden dan Ibu Wakil Presiden belum lama ini melaksanakan serangkaian program kerjanya dengan melakukan kunjungan kerja ke Manokwari, Papua Barat.

S

Woman on Top

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

alah satu kegiatan yang d i l a k s a n k a n OA S E Kabinet Kerja di Ma­ nokwari adalah menye­ lenggarakan Pelatihan Akbar yang mengambil tema “Praktik Pen­ didikan Karakter dan Pendekatan Saintifik yang Sukses Membangun Akhlak, Daya Pikir Kritis dan Kreativitas Anak”. Pada kunjungan kerja tersebut, hadir beberapa pengurus OASE Kabinet Kerja, seperti Ny. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, Ketua Umum OASE Kabinet Kerja; Ny. Endang Nugrahani Pra­ mono Anung, Sekretaris OASE Kabinet Kerja; Ny.Ratnawati Setiadi Jonan, Bendahara OASE

Berdayakan Masyarakat menuju Indonesia Jaya

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

a i l a m A a t i D

19

Mantan Pecandu harus Berdaya dan Mandiri Wirausaha menjadikan mantan pecandu berdaya dan mandiri. Maraknya peredaran narkotika di masyarakat membuat miris banyak pihak. Saat ini Indonesia sudah tidak hanya menjadi negara pemakai tetapi sudah menjadi negara penghasil narkotika. Walaupun Badan Narkotika Nasional gencar melakukan perang terhadap peredaran gelap narkotika namun angka peredaran narkotika tetap tinggi di Indonesia.

Kabinet Kerja, Ny. Rini Ruidian­ tara , Ny. Ifa Dhakiri dan Ny. Bintang Puspayoga. Selain itu masih dalam kunjun­ gan di Manokwari, OASE Kabinet Kerja yang dibentuk pada (27/10) 2014 silam yang beranggotakan para pendamping menteri dan un­ sur ekesekutif lain yang bertujuan mendukung serta berperan dalam menyukseskan program Kabinet Kerja, sesuai dengan kapasitas masing-masing sebagai pendamp­ ing ini juga melakukan sosialisasi Anti Narkoba, Anti Pornografi dan kekerasan Terhadap Perem­ puan dan Anak, Juga Program

Parenting dengan melaksanakan kunjungan ke beberapa sekolah diantaranya SMU 1 Manokwari dan PAUD Cahaya. Menurut Bintang Puspayoga, hal ini dilaksanakan karena OASE Kabinet Kerja merupakan wa­ dah jeja­r ing komunikasi dan koordinasi, yang bersama-sama melakukan serangkaian aktivitas yang berguna bagi masyarakat luas, mulai dari menangani perso­ alan terkait pendidikan karakter, kualitas keluarga hingga persoalan sosial budaya. Dikatakan oleh istri Menteri Koperasi dan UKM, AA Gede Ngurah Puspayoga ini, OASE Kabinet Kerja di sini fokus untuk mendorong perubahan Indonesia sesuai dengan program pemban­ gunan Nawacita dan Revolusi Mental. Mengingat pula masih banyak permasalahan sosial yang ada di masyarakat kita sekarang, maka program-program yang dilaksanakan oleh OASE Kabinet Kerja lebih diarahkan pada pem­ berdayaan masyarakat, pengem­ bangan sistem terpadu serta pembentukan pola pikir (mind set) atau soft skill masyarakat yang dapat membawa Indone­ sia menjadi negara yang ber­ jaya, berdaulat, produkti dan mandiri, serta berkepribadian di mata dunia. (Sri Ardhini)

F

Seminar Masa Depan Herbal Sido Muncul bekerja sama dengan Universitas Warmadewa mengadakan seminar herbal bertema “Masa Depan Herbal Indonesia untuk Kesehatan. Journey from Laboratory to the Market”. Seminar dilaksanakan Sabtu (9/12) di Auditorium Widya Sabha Utama, Universitas Warmadewa. Seminar dibuka Rektor Universitas Warmadewa Prof. dr. I Dewa Putu Widjana, DAP&E, Sp.Park didampingi Direktur PT Sido Muncul Tbk Irwan Hi­ dayat dan Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Bali AAG Oka Wisnumurti. Seminar juga dibarengi dengan penandatanganan MoU antara Sido Muncul dengan Universitas Warmadewa serta penyerahan sumbangan dari Sido Muncul untuk pengungsi erupsi Gunung Agung. Irwan Hidayat berharap melalui seminar herbal ini dunia kedoktreran memiliki wawasan yang luas mengenai perkembangan industri jamu, penelitian yang dilakukan serta penggunaan jamu untuk pelayanan kesehatan. (Ngurah Budi)

Daihatsu Hadirkan All New Terios Pecinta mobil Daihatsu dan SUV di Bali, bersiap menyambut kehadiran All New Terios. Mobil ini sudah diperkenalkan secara nasional pada 23 November 2017 di Jakarta sedangkan di Bali akan diluncurkan 6 Januari 2018. Koordinator Astra Daihatsu Wilayah Bali, Tulus Pambudi, dalam acara gathering media massa, Selasa (5/12), mengatakan keputusan meluncurkan All New Terios pada awal Januari 2018 di Bali karena produk baru akan didistribusikan pertengahan Januari. Ia menjelaskan Daihatsu mencoba membidik ceruk pasar sport utility vehicle (SUV) me­ dium yang pemainnya masih sedikit. Masih besarnya ceruk pasar di SUV medium inilah yang membuat Daihatsu meluncurkan All New Terios, Wajah baru SUV medium andalan Daihatsu. All New Terios sangat cocok untuk mereka yang aktif dalam beragam aktivitas. (Ngurah Budi)

enomena ini yang men­ jadikan Dita Amalia, Direktur PLATO (em­ powering and lear­ ning trought assistance, training, ­organizing) sebuah lembaga swa­ daya masyarakat yang bergerak di bidang pengembangan diri dan pemberdayaan masyarakat ini bertambah gundah. Saat ini lembaga yang dipimpinnya sedang berusaha keras mengawal para mantan pecandu narkotika agar bisa diterima masyarakat dan tidak kembali menjadi pecandu narkotika. Sebagai lembaga yang mem­ punyai visi menjadi lembaga yang profesional dan memiliki kredi­ bilitas dalam rangka mewujudkan masyarakat berdaya mandiri dan memiliki kualitas hidup yang mampu mendorong terpenuhinya hak hak secara optimal. Plato Foundation mengembangkan berbagai layanan masyarakat seperti korban penyalahgunaan narkoba, orang dengan HIV/AIDS, anak dengan penyimpangan sosial, warga binaaan permasyarakatan, keluarga rentan kesehatan dan sosial. Selain itu Plato Foundation juga mengembangkan program pendidikan pembangunan kapasi­ tas dengan konsentrasi preventif & promotif seperti Event dan Expo, Workshop, Survey dan Penelitian, Assesmen Psikologi. Pelatihan yang disiapkan se­perti Outbond Training Character Sosial Buil­ ding, Parenting Class, Traning Of Trainer, penguatan kapasitas Individu, magang, pembina­a n karyawan, bimbingan teknis, dan monitoring evaluasi. “Menurut data BNN, saat ini angka pecandu narkotika yang kambuh atau releave mencapai 40% sampai 60 % ini yang mem­ buat saya tambah miris. Karena itu di tahun 2018, kami menitik­ beratkan program kewirausa­ haan untuk pemberdayaan dan kemandirian mantan pecandu narkotika dengan mendirikan unit usaha antara lain laundry, warung angkringan, sablon kaos, handycraft,“ ujar ibu dari Allicia Saraswati Mahira dan Aditya Raitam Sasmita ini.

Dita Amalia juga berharap bahwa unit usaha yang dirintis lembaganya dapat berkembang pesat sehingga untuk kedepan dalam menjalankan misi sosial kemanusiaan tidak lagi berharap pada lembaga donor tetapi dapat lebih mandiri. Saat ini dari sekitar 40 orang pecandu narkotika yang direhab di Plato Foundation sudah 60% yang sembuh dan mereka sekarang sudah pulih, produktif, kembali berfungsi secara sosial di masyarakat. Keberadaan mere­ ka benar-benar sudah berubah, pada saat acara pentas sahabat ODHA dalam rangka Hari AIDS Sedunia salah seorang dari me­ re­k a menunjukkan kebolehan menampilkan musikalitas puisi

karya WS Rendra yang berjudul “Nyanyian Angsa”. Dita Amalia juga berkeinginan untuk membuat sebuah film pendek yang berisi tentang se­ orang mantan pe­ candu yang sudah selesai rehab dan di­ terima masyarakat. Film pendek ini di­ harapkan mampu dijadikan sarana edu­ kasi bagi masyarakat sehinga masyarakat dapat memahami dan memperlakukan mantan pecandu narkoba secara benar. (Nanang Sutrisno)

Joe Gustav Kini Rock n Roll Jiwa dalam bermusik mengalir deras. Hobi memainkan alat musik sejak muda, membuat Joe Gustav, pria berdarah Yogyakarta ini dikenal sebagai salah seorang lead guitar asli Kota Pahlawan. Joe identik dengan aksi panggung menarik dan memiliki sejarah panjang yang membesarkan namanya di kancah musik Surabaya. Style hippies melekat pada pria kelahiran 16 Agustus 1972 tersebut. Joe memiliki karakter kuat, karena ia sendiri tak menampik jika dirinya se­ orang idealis. Bahkan dalam menen­ tukan genre ketika ia harus hengkang dari band lamanya “Sound Hardness” pada awal 1990-an silam. “Saya bermusik sudah cukup lama, sejak 1989 hingga sekarang, seperti para teman sejawat lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu,” terangnya. Joe Gustav ada­ lah kreator di balik band beraliran Heavy Metal yang namanya cukup disegani di kalangan penikmat musik cadas Surabaya. Band ini juga sempat masuk di bawah bendera Log Zhele­ bour, kala itu. “Saya sangat idealis menentukan genre yang harus saya ambil. Sejak hengkang dari Sound Hardness, aliran rock n roll saya tekuni hingga sekarang,” jelasnya saat dijumpai di kediamannya, Kawasan Bratang

Gede, Surabaya. Usai keluar dari Sound Hardness, dengan kerja kerasnya, ia berdiri sendiri dalam cita rasa rock n roll. Tidak ber­ henti di situ saja, Joe sering dipakai untuk mengisi guitar session para band lain yang ber-genre seiman, ia menyebutnya “Hard Rock n Roll”. Seringkali ia terbang ke luar kota, mulai Ambon, Batam, Bandung, hingga merasakan panggung 1 Way Radio di Canberra, Australia. Sebagai penggila Aerosmith, Joe Gustav mulai berani menirukan kara­ kter vokal Steven Tyler, obsesi untuk merambah dunia tarik suara pun meng­ goda. Seolah terlahir kembali, dengan kerja kerasnya, Joe cukup bergairah membesarkan band baru bernama “Virgin Hunter” sejak akhir 2015, yang sebelumnya bernama Virginia. Beraliran rock n roll kental, lagu dalam single album seperti “Slown Down Baby” dengan beat yang mengajak bergoyang bisa diunggah dari Youtube. Nama yang cukup unik, persem­ bahan seorang kawan dari Swedia saat ia singgah bermusik di Pulau Bali. Meskipun sempat bongkar pasang personel, sampai detik ini Joe Gustav dengan Virgin Hunter masih tetap eksis dan sering diundang untuk tampil di luar kota. “Predikat vokalis sekaligus lead guitar pun akhirnya melekat pada saya,” pungkas Joe Gustav. (Lely Yuana)


20

Nine

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Menutup Tahun 2017, PT. BPR Bank Kertiawan Laksanakan Penyegaran Rohani dan Tirta Yatra

Sambut HUT NTB, Pemprov Gelar Kirab Pataka Sebagai rangkaian menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 NTB, 17 Desember 2017 mendatang, Pemerintah Provinsi NTB menggelar Kirab Pataka Lambang Provinsi NTB dan Dzikir Akbar.

S

ekretaris Daerah Provinsi NTB Ir. H. Rosiyadi Sayuti, Ph.D. menyerahkan Pataka Lambang NTB tersebut kepada Asisten Pemerintahan Kabupaten Bima, H. Muhammad Qurban, S.H., yang mewakili Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti Putri, dengan disaksikan puluhan pejabat lingkup Pemerintah Provinsi NTB pada Kirab Pataka

gatan Hari Ulang Tahun NTB, rangkaian peringatan tersebut ditandai dengan Kirab Pataka Lambang Provinsi NTB yang diarak mengelilingi 10 kabupaten/ kota yang ada di Provinsi NTB. Tahun ini, Pataka tersebut akan diarak mulai dari Kabupaten Bima dan akan berakhir di Kota Mataram sebelum pelaksanaan puncak Peringatan HUT NTB tersebut, yang direncanakan atas segala keberhasilan yang telah diraih NTB dalam waktuwaktu terakhir. Beberapa keberhasilan itu seperti menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan infrastruktur, termasuk tata pe-

yang digelar di Lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur NTB, Jumat (8/12). Kirab pataka yang dimulai dari Kabupaten Bima tersebut selanjutnya akan diserahkan ke Kota Bima, Dompu dan Sumbawa hingga akhirnya nanti, pada tanggal 16 Desember 2017 akan dilakukan penyerahan kirab pataka terakhir yang dilakukan oleh Wali Kota Mataram kepada Gubernur NTB. Kemudian dilanjutkan dengan puncak upacara peringatan HUT NTB tanggal 17 Desember 2017. Seperti tahun-tahun sebelumnya, menyongsong perin-

5

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

akan dilaksanakan di Halaman Eks. Bandara Selaparang, Kota Mataram. Kirab Pataka ini merupakan simbol persatuan guna mengingatkan generasi muda khususnya bahwa NTB ada dan menjadi bagian dari Indonesia. “Kirab ini adalah simbol persatuan sekaligus mengingatkan generasi muda, bahwa kita masih punya Provinsi NTB yang merupakan bagian dari NKRI,” kata Rosiyadi. Menurut Rosiyadi, mengambil tagline NTB Bertasyakur pada HUT ke-59 NTB tahun ini adalah bentuk ungkapan rasa syukur

merintahan yang baik, predikat WTP dan lainnya. HUT DWP NTB Usai menyerahkan pataka dan menandatangani berita

acara serah terima, Sekda NTB lalu menghadiri zikir bersama ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan NTB di Gedung Sangkareang, Kantor Gubernur NTB. Kegiatan dzikir tersebut d i g a g a s Pe n g u r u s D h a r m a Wanita Persatuan NTB untuk menyambut perhelatan HUT ke-59 NTB yang tahun ini mengambil tema “NTB Bertasyakur, Dari NTB untuk Indonesia”. Dzikir yang dihadiri ibu-ibu pengajian, masyarakat umum dan pelajar tersebut juga digelar sebagai rangkaian untuk memperingati HUT ke-18 Dharma Wanita Persatuan Provinsi NTB dan Hari Ibu ke-89. Ratusan jamaah bersama pengurus DWP NTB tersebut larut dalam dzikir yang berisi lantunan sholawat dan pujian kepada Allah SWT sebagai tanda rasa syukur. (Naniek I. Taufan- hms)

D

alam kondisi super kompetitif seperti saat ini, dibutuhkan SDM yang mampu merespons secara positif setiap tanggung jawab pekerjaan dengan baik. Peningkatan produktivitas diperlukan agar gerak perusahaan dalam mobilitas persaingan tetap terjaga. Emic Dwi Setyawati G.S., S.E., M.B.A., Direktur Utama PT. BPR

Bank Kertiawan, mengatakan untuk meningkatkan produktivitas kerja diperlukan etos kerja sebagai pedoman berperilaku dan menuntun manusia untuk bekerja berdasarkan kewajiban dan dharma. Sebab, etos merupakan semangat bekerja disertai rasa tulus dan ikhlas, bukan hanya mengharapkan hasil saja tapi didalamnya ada kewajiban untuk memberi atau berbagi.

PT. BPR BANK KERTIAWAN KINERJA KEUANGAN Periode: 31 Oktober 2017

Untuk itulah, katanya PT. BPR Bank Kertiawan menye­ lenggarakan persembahyangan bersama atau tirta yatra di Pura Pulau Menjangan, Pura Pulaki, Pura Pabean, Pura Pasar Agung, Pura Melanting dan kegiatan penyegaran rohani dengan judul yang diusung yakni “Pengamalan Karma Marga Yoga Sebagai Etos Kerja Demi Pencapaian Kesejah­ teraan dan Kebahagiaan Lahir dan Batin” yang dipaparkan oleh I K. Satria, S.Ag, M.Pd.H, Sabtu (2/12) di wantilan Pura Pasar Agung. Kegiatan kemudian dilanjut­kan hingga Minggu (3/12) dengan persembahyangan bersama di Pura Pucak Sinunggal. Dengan pencerahan spiritual dan persembahyangan ke tempat suci, kata Emic Dwi Setyawati diharapkan karyawan dan karyawati memperoleh pengetahuan ajaran Agama Hindu tentang Karma Marga Yoga sebagai etos kerja yang berarti melaksanakan kewajiban atau swadarma untuk memutar roda perekonomian harus berdasarkan dharma sehingga hidup akan disucikan, mendapatkan kebaikan dan pencerahan demi menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin. Juga, untuk meningkatkan kesadaran melakukan per­ubahan diri. Seperti pengembangan kecerdasan mental, intelektual, emosional dan spiritual untuk transformasi diri, merubah perilaku menuju perbaikan prestasi dan peningkatan kinerja yang optimal. Bahwa kita harus terus berupaya maksimal meski hasilnya sepenuhnya jadi keputusan Ida sang Hyang Widhi Wasa. Selain itu kegiatan juga bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang ­Widhi Wasa dan sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah dan keberhasilan yang telah diberikan kepada kami. “Di sana juga menekankan pemahaman konsep bekerja menurut Hindu, sehingga seluruh karyawan bisa menjalankan kewajiban atau swa-dharma untuk bekerja sungguh-sungguh dan

sebaik-baiknya dengan seluruh kemampuan yang dimiliki. Termasuk membangkitkan kembali kebahagiaan karyawan/wati dalam bekerja melalui konsep bersyukur

untuk pencapaian terbaik atas tanggung jawab serta meningkatkan produktivitas dan kinerja ,” tandas Direktur Utama PT. BPR Bank Kertiawan ini. (ard)

Tabungan Arisan Paket 6 Penyetoran & Penarikan 1. Peserta wajib melakukan setoran Rp 500.000/bulan selama 24 bulan 2. Peserta melakukan setoran sekaligus sebesar Rp 12.000.000 berhak ikut manfaat emas 3. Peserta yang melakukan setoran sesuai ketentuan berhak mengikuti manfaat doorprize 12, manfaat doorprize 24 dan manfaat grandprize 4. Peserta yang tidak mendapat manfaat poin 3, berhak atas manfaat langsung berupa uang tunai sebesar Rp 300.000 plus saldo tabungan pada bulan ke - 24 Manfaat 1. Dijamin oleh Bank Kertiawan dan LPS 2. Dapat dijadikan agunan kredit 3. Manfaat Undian Jenis Manfaat JDoorprize 12

Bulan Penarikan Bulan 12

Doorprize 24 Bulan 24 Grandprize Bulan 24

Manfaat

Jumlah Pemenang

Tunai Rp 1.000.000 3 Pemenang Tunai Rp 1.500.000 5 Pemenang 1 Unit Sepeda Gunung 1 Pemenang 1 Unit TV Led 32” 2 Pemenang 1 Unit Hanphone 1 Pemenang 1 Unit Sepeda Motor 1 Pemenang NMAX 1 Unit Sepeda Motor 2 Pemenang MIO

Pajak undian ditanggung pemenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Informasi lebih lanjut segera hubungi Customer Service atau Marketing Bank kami.


4

Inspirasi

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

Jangan takut memperjuangkan sebuah kebenaran sekalipun dalam kondisi keterbatasan. Keyakinan itulah yang dipegang oleh Dwi Ariyani, seorang penyandang disabilitas asal Solo, ketika memutuskan untuk menggugat sebuah maskapai penerbangan asing yang telah berlaku diskriminatif kepada dirinya. Perjuangan yang melelahkan di ranah hukum selama setahun lebih, akhirnya berbuah manis. “Jujur, tidak mudah menghadapi proses yang tekah berjalan setahun lebih. Tapi kita bersyukur mendapat putusan ini dan harapannya ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan disabilitas,” ucap Dwi Ariyani.

T

iwi, begitu perempuan berusia 36 tahun ini akrab disapa, berhasil memenangkan gugatan itzu. Hakim menghukum maskapai ‘Etihad’ membayar ganti rugi total sebesar Rp 537 juta (materiil dan immateriil). Perasaan bahagia campur haru terlukis jelas di wajah Tiwi. Meski tersenyum lebar tak urung air mata

Dwi Ariyani

ikut menghiasi wajahnya. Peristiwa ini menjadi sebuah memontum penting bagi semua pihak, bukan hanya dirinya. Karena putusan ini bukan hanya berbicara tentang keadilan tapi juga penghargaan terhadap penyandang disabilitas untuk memperoleh hak-haknya sama seperti yang lain termasuk akses fasilitas publik. “Sungguh syukur dan bahagia atas putusan hakim ini. Saya berharap putusan ini menjadi yurisprudensi sehingga kasus-kasus semacam ini tidak terulang lagi,” ujar Tiwi seusai sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, baru-baru ini. Menurutnya, putusan ini sangat berarti bagi semua karena ini menjadi tolok ukur bahwa disabilitas di Indonesia harus terus diperjuangkan. “Ini merupakan hadiah dan kado terindah untuk disabilitas di hari disabilitas internasional yang jatuh pada 3 Desember lalu, dimana hak-hak kita untuk akses terhadap layanan publik harus dihormati,” tandas aktivis disabilitas asal Solo ini.

Dwi Ariyani

Penyandang Difabel Gugat Maskapai Asing

Jumpa pers kasus Dwi Ariyani di Komnas HAM

Lalu wanita cantik berkacamata itu bertutur kembali tentang kejadian menyedihkan pada April 2016. Ketika itu, tuturnya, dia berencana terbang menuju Jenewa Swiss naik pesawat Etihad Airways. Kepergiannya itu bukan sekadar jalan-jalan melainkan mengikuti training sebagai trainer disabilitas. Untuk bisa mendapatkan ‘tiket’ ke Jenewa, ujar Tiwi, bukan hal yang mudah. Dia bukan hanya harus bersaing di dalam negeri, mengikuti seleksi demi seleksi namun juga bersaing dengan para trainer disabilitas se Asia Tenggara. “Jadi prosesnya cukup lama. Melewati seleksi demi seleksi, sampai akhirnya seleksi tingkat Asia Tenggara dimana yang diambil hanya beberapa untuk menjadi trainer of trainer. Jadi istilahnya saya pergi itu untuk pengesahan menjadi trainer of trainer,” ungkapnya. “Kita sudah menyiapkan paket training untuk teman-teman disabilitas di Indonesia. Jadi rencananya, setelah pulang dari Jenewa, apa yang saya dapat di sana akan saya bagikan kepada teman-teman di sini,” ujarnya seraya menambahkan, materi training tersebut antara lain tentang hakhak disabilitas disesuaikan dengan konvensi hak-hak disabilitas. Namun harapannya untuk berbagi akhirnya kandas gara-gara sikap arogansi dari staf maskapai penerbangan tersebut. “Saya sudah melalui prosedur check-in. Bahkan karena saya penyandang disabilitas, petugas bandara memberikan layanan khusus wheelchair untuk bisa masuk ke kabin. Saya sudah duduk di kabin pesawat, dan hanya kira-kira 10-15 menit lagi pesawat take off, tiba-tiba dihampiri

crew pesawat dan menanyakan ‘Can you evacuate yourself?’. Saya langsung menjawab, ‘No, i will need some assistant.’ Karena, kan, dalam keadaan darurat saya rasa semua penumpang pun membutuhkan bantuan untuk evakuasi keluar pesawat,” papar Tiwi. Lalu, lanjutnya, crew tadi menghubungi staf ground yang kemudian langsung berbicara padanya dan mengatakan dirinya tak layak terbang dan harus turun. Bukan hanya itu, ternyata mereka –tanpa menanyakan persetujuan Dwi Ariyani—sudah menurunkan kursu roda dan semua barang bawaannya tasnya. Menurutnya, bukan baru kali itu saja dia terbang seorang diri ke luar negeri. “Itu bukan penerbangan saya keluar negeri yang pertama kali. Saya sudah beberapa kali keluar negeri di antaranya ke San Francisco yang waktu tempuhnya lebih lama dari perjalanan ke Jenewa. Saya juga bahkan pernah beberapa kali di antaranya naik pesawat asal TimurTengah seperti Qatar, Emirates, tapi tidak pernah mengalami kejadian seperti itu. Semuanya baik-baik saja, tidak ada masalah,” ucapnya. MENYAKITKAN, DITUDUH CARI SENSASI Kejadian tersebut sungguh membuatnya terpukul. “Kok saya seperti manusia tidak ada harganya diperlakukan seperti itu? Ibarat barang yang diseleksi trus ketika kita ndak layak trus disuruh pergi begitu saja tanpa ada penjelasan,” ucapnya. Dan dirinya, kata Tiwi, makin terpukul ketika dituduh mencari sensasi. “Lho kok cari sensasi? Sensasi

Teman-teman Dwi Aryani dalam sidang kasus gugatan Dwi Aryani

apa dan apa untungnya buat saya?” tuturnya dengan nada tinggi menceritakan kejadian di pesidangan. “Suami saya menenangkan saya karena saya, terus terang saja, sudah tidak percaya sekali cara mereka menjawab argumentasi-argumentasi kita. Sangat-sangat menyedihkan,” ujarnya. Seperti diketahui kasus ini sempat menghebohkan sejak setahun

Saya pikir ini ironi. Saat saya hendak berangkat mengikuti acara Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, saya justru mengalami diskriminasi. Maskapai Etihad Airways menolak menerbangkan saya karena saya memakai kursi roda,” paparnya dalam petisi tersebut. Dirinya juga sempat menjelaskan bahwa bukan pertama kali dia terbang sendirian. Namun petugas tetap meminta dia turun pesawat karena tidak bisa melakukan evakuasi sendiri. Petugas berdalih itu adalah peraturan penerbangan Etihad dan harusnya dibaca oleh setiap calon penumpang. “Tapi waktu saya baca, tidak ada larangan terbang bagi disabilitas,” tulisnya. Menurutnya, sebagai penyandang disabilitas dan pengiat hak-hak kelompok disabilitas dirinya tahu bahwa hal ini pasti terjadi pada sebagian besar penyandang disabilitas. “Yang melakukan diskriminasi bukan hanya penerbangan internasional namun juga domestik,” ucapnya. Menurutnya, secara moral dan hukum pihak maskapai telah melakukan diskriminasi dan pelanggaran terhadap hak-hak disabilitas. Konvensi penyandang disabilitas (yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui UU No 19 Tahun 2011) menegaskan prinsip non-diskriminasi yang berarti

Dwi Aryani dan keluarganya

lalu. Bahkan pihak Kementerian Perhubungan pun menegur pihak maskapai tersebut atas kejadian itu. Ada upaya memediasi keduanya, namun tidak berhasil. Yang dipersoalkan pihak Etihad karena dirinya melakukan penerbangan seorang diri. Namun faktanya, Dwi Ariyani sudah membeli tiket dan bisa melakukan semua prosedur untuk terbang tanpa ada hambatan. Dia sudah check-in, dan dia pun sudah menyatakan dirinya penyandang disabilitas dan membutuhkan fasilitas khusus. Semua itu telah didapatkan tanpa hambatan bahkan akhirnya dia bisa dengan mulus sampai dan duduk di dalam pesawat. Hanya sesaat sebelum pesawat take off baru lah terjadi peristiwa pelarangan itu. Sesaat setelah kejadian itu, Tiwi berpikir sungguh kasihan jika penyandang disabilitas lain juga mengalami kejadian yang sama dengan dirinya. Maka dia pun membuat petisi di laman change.org . “Saya menulis ini bukan karena marah atau dendam tapi agar tidak ada lagi penyandang disabilitas lain yang diperlakukan semena-mena seperti saya alami.

tidak boleh ada perbedaan perlakuan kepada siapapun terutama terhadap penyandang disabilitas. Apalagi 17 Maret 2016 lalu DPR telah mengesahkan UU Penyandang Disabilitas yang seharusnya justru dapat diterapkan secara komprehensif di seluruh lini kehidupan, mencakup pula sarana transportasi dan dunia penerbangan publik. Melalui petisi tersebut, dia berharap pihak maskapai Etihad tidak lagi mendiskriminasi penyandang disabilitas. Di sisi lain dia juga berharap peristiwa tersebut tidak lagi terulang. Dia juga meminta agar Menteri Perhubungan membuat regulasi yang melarang semua maskapai penerbangan melakukan diskriminasi kepada penyandang disabilitas. Petisi Dwi Aryani tersebut mendapat dukungan dari 49.469 orang. Dan pada Senin 4 Desember 2017 lalu, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutus Etihad bersalah. “Yang dilakukan tergugat adalah perbuatan diskiriminasi dan bertentangan dengan UU No 19 Tahun 2011 tentang ratifikasi Konvensi Hak-Hak Disabilitas,” begitu kata Ketua Majelis Hakim. (Diana Runtu)

Mandalika

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

21

Beragam Aktivitas Semarakkan Peringatan HUT NTB

Seperti biasa, hari Minggu lalu Jalan Udayana Mataram ramai dipadati warga yang melakukan aktivitas dengan memanfaatkan momentum car free day. Hari itu keramaian car free day menjadi lebih terasa karena digelarnya launching gebyar kegiatan-kegiatan menjelang perayaan HUT NTB ke-59 yang jatuh pada tanggal 17 Desember 2017 mendatang.

B

ergabung bersama masyarakat, Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, S.H. M.Si., bersama para Kepala OPD, ASN Pemprov NTB, launching ditandai dengan pelepasan

balon yang menerbangkan logo peringatan HUT NTB kali ini dengan tema : “59th NTB Bertasyakur, dari NTB untuk Indonesia”. Hal ini menandai dimulainya seluruh rangkaian kegiatan dalam

rangka memeriahkan dan menyemarakkan peringatan HUT NTB yang diisi dengan beragam aktivitas lomba olah raga, lomba kreativitas dan inovasi, penulisan buku dan kegiatan produktif lainnya yang mampu melibatkan seluruh unsur dan elemen masyarakat. Selain pelepasan balon secara simbolis, launching diawali dengan senam pagi bersama, dilanjutkan dengan hiburan berupa pembacaan puisi oleh siswa-siswi SMA dan display drumband dari PAUD kota Mataram. Ada pula pembagian hadiah kepada masyarakat, yang diawali dengan kuis yang dilemparkan Wakil Gubernur NTB. Bagi mereka yang bisa menjawab dengan tepat diberikan beragam hadiah menarik. Menurut Wakil Gubernur NTB, Peringatan HUT ke-59 ini harus dijadikan momentum introspeksi diri sekaligus memperkuat motivasi dan ikhtiar dalam membangun NTB. “Kita

Bertasyakur karena ternyata di usia NTB ke-59 tahun ini, Alhamdulillah sudah banyak kemajuan dan perkembangan yang sudah dapat kita rasakan bersama. Baik dari segi pembangunan infrastruktur, maupun program kerja nyata yang menyentuh masyarakat,” katanya. Namun di samping kemajuan itu, Amin juga mengungkapkan bahwa masih banyak tahapan pembangunan yang perlu didorong dan disukseskan bersama. Untuk itu, kepada seluruh pimpinan OPD dan ASN di NTB ia mengimbau untuk tetap melaksanakan tugas pemerintahan dan pembinaan kepada masyarakat, sehingga seluruh persoalan masyarakat dapat segera diketahui, dipetakan dan dicarikan solusinya dengan baik dan tepat sasaran. “Pembangunan tidak ada yang dilaksanakan secara instan, semuanya akan melalui proses secara berkesinambungan,” ungkapnya. Tahapan-tahapan itu

membutuhkan suntikan semangat kebersamaan dari seluruh elemen baik itu pemerintah maupun masyarakat NTB. Amin juga mengungkapkan bahwa kekayaan NTB dengan keanekaragaman suku, agama dan adat istiadat yang dimiliki, hendaknya menjadi kekuatan bagi NTB untuk membangun. “Perbedaan adalah rahmat dari Allah dan kekuatan bagi kita untuk maju dan meraih kesuksesan yang lebih besar,” ujarnya. Harapannya adalah dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan untuk memeriahkan peringatan HUT ke-59 NTB sampai pada kegiatan puncak peringatan di acara seremonial HUT nanti, akan dapat membuka ruang bagi masyarakat untuk tetap berpartisipasi. “HUT NTB harus dirasakan oleh seluruh masyarakat, sehingga kemeriahan ini akan menjadi kemeriahan kolektif seluruh warga NTB,” katanya. (Naniek I. Taufan)


22

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

B

erkegiatan sosial di penjara sepertinya bukan pilihan yang populer. Betapa tidak, mendengar kata penjara saja kebanyakan orang sudah berasosiasi negatif karena sudah pasti isinya adalah orang-orang yang melakukan pelanggaran hukum. Kisah-kisah kerasnya kehidupan di penjara juga akan semakin menebalkan asosiasi negatif itu. Tapi anehnya, Lusia Efriani Kiroyan justru memilih tempat itu untuk menjadi sasaran aktivitas sosialnya. Padahal dia tahu memberdayakan para napi di penjara bukan hal mudah. Di sisi lain, untuk mendapatkan izin menjalankan aktivitas sosial di sana juga tidak mudah. Tapi akhirnya kendalakendala tersebut bisa diatasi, bahkan kini dia mengaku enjoy ‘keluar-masuk’ penjara. Agaknya Lusi sudah paham betul trik menangani para napi agar bisa menerima programnya. Meski begitu, kata Lusi yang telah lima tahun menjalankan program pemberdayaan napi wanita di sejumlah

Boneka dari Napi Wanita

lembaga pemasyarakat, bukan berarti semuanya mulus-mulus saja. “Hambatan tetap ada namun bisa diatasi,” kata wanita cantik ini dalam jumpa pers ‘Batik Girl’ di Museum Mandiri, Jakarta Barat, pekan lalu. Lusi pun menunjuk puluhan boneka bergaun batik yang diletakkan di sebuah meja kecil di tengah ruangan. “Itu boneka-boneka masih ‘fresh’ karya para napi di lapas Bali. Boneka-boneka itu baru saja selesai dibuat. Perhatikan model dan gaunnya, tidak ada yang sama. Semuanya cantik-cantik,” ungkap Lusi sambil tersenyum. “Saya memang meminta boneka yang dibuat tidak boleh ada yang sama baik style maupun model bajunya. Kalau sama, mereka tidak akan mendapat honor. Dengan cara begitu saya mau mengajak mereka untuk berpikir kre-

Solusi Jitu Atasi Masalah Dana

Batik girl karya napi Bali.

Sekarang, bisa jadi Lusi sudah bisa lebih leluasa menjalankan program sosialnya. Namun, beberapa tahun lalu, sebelum dia rajin mengikuti kompetisi di luar negeri, dia sungguh merasakan beratnya menggulirkan programnya secara konsisten. Meskipun ini adalah kegiatan sosial, tentunya dibutuhkan dana untuk menjalankan. Lalu bagaimana jika dana tak ada? “Saya sadar isu yang saya angkat yakni membantu memberdayakan para napi di penjara kurang populer di masyarakat, masih di pandang sebelah mata. Jadi upaya mengajukan proposal meminta dukungan, sangat sulit. Sampai suatu ketika dirinya sempat kebingungan bagaimana mendistribusikan boneka-boneka buatan napi yang bertumpuk di rumah. “Saya bingung, rumah saya penuh boneka. Di dalam negeri sulit menjual boneka-boneka ini. Padahal dari hasil penjualan boneka bisa disalurkan untuk kegiatan pemberdayaan. Akhirnya secara kebetulan pihak Kedutaan Amerika melihat boneka-bonekanya. “ “Saya ditawari mengikuti sebuah kompetisi, syaratnya saya harus roadshow di dua negara. Nah bonekaboneka saya yang bertumpuk-tumpuk di rumah itu lah saya bawa roadshow di Singapura. Akhirnya saya pun berhasil menang dan mendapat hadiah sekitar 19.400 dolar US,” tuturnya. Dari sana juga lah akhirnya Lusi menjadi paham sekaligus mendapatkan solusi dalam mengatasi permasalahan pendanaan maupun pendistribusian boneka. “Makanya sejak saat itu saya rajin mengikuti kompetisi-kompetisi internasional, dan hadiah yang saya dapat untuk menghidupi program pemberdayaan ini,” kata Lusi yang merasa beruntung lewat sebuah

kompetisi yang dimenangkannya , dia berhasil bertemu dengan Barack Obama yang ketika itu menjabat sebagai Presiden AS. Stanley Harsa, mantan Konjen AS, juga mengungkapkan hal senada. “Saya bertemu Lusi beberapa tahun lalu. Ketika itu saya diplomat Amerika yang bertugas sebagai Konsul Jenderal untuk Sumatera, saya di Medan ketika itu, sekarang sudah pensiun. Jadi ketika itu saya bertemu Lusi di Batam dalam sebuah rapat. Jadi ketika itu saya melihat dia orang yang sangat hebat dan punya kemungkinan besar untuk maju,” kata Stanley Harsa yang ditemui Tokoh di sela-sela acara. “Jadi saya undang dia ke Amerika untuk mengikuti program studi banding. Program itu untuk orang Indonesia yang punya masa depan untuk suatu saat menjadi pemimpin. Dari program studi banding itu lah dia bisa diberdayakan untuk membuat ini (aksi sosial),” kata Stanley yang fasih berbicara dengan bahasa Indonesia. Meski telah pensiun sebagai diplomat, namun kata Stanley dia terus mengikuti perkembangan kiprah Lusi. “Kebetulan saya sekarang ada di Indonesia selama tujuh bulan, saya juga membuat buku ‘Like the Moon and the Sun’ (Seperti Bulan dan Matahari” . Buku itu tentang Indonesia dan Amerika,” katanya. Lusi mengaku sangat bersyukur pada akhirnya, dalam perjalannnya berkegiatan sosial, dia bertemu dengan banyak orang yang mau mendukung kiprahnya. “Program CSR Bank Mandiri banyak membantu saya dalam mensupport program-program pemberdayaan yang saya jalankan. Terima kasih Pak Ari,” kata Lusi sambil tersenyum. (Diana Runtu)

Sosialita

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

PIB dan BCPS Karya Keluarga Siswanto untuk Bangsa

T

ergerak dari rasa akan kecintaannya pada ­pendidikan, Dr. Ir. Frans Bambang Siswanto ,MM. dan Prof. Dr. A. Sulistyawati, MS., MM,. MMis, Ph.D, DTh. mendirikan institusi pendidikan berkualitas dengan fasilitas tingkat dunia di lahan pribadi sebesar

15 Ha di Tabanan. Kecintaannya telah melahirkan sebuah dedikasi yang tinggi untuk mentransformasi generasi muda bangsa Indonesia. Sudah lebih dari 50 tahun berkecimpung dalam dunia pendidikan, Prof. Sulistyawati mejaga komitmennya untuk selalu memberikan pengajaran yang terbaik

Dr. Frans bersama keluarga memasak di BCPS

atif, Jadi tujuan saya dengan kegiatan ini adalah selain memberikan ketrampilan juga kemandirian. Dan lebih penting lagi agar mereka tidak kembali ke penjara setelah bebas nanti,” tambah Lusi seraya menyebut, per boneka para napi akan menerima bayaran Rp 10.000. Dia pun bercerita meski dirinya sudah lima tahun ‘bergaul dengan para napi wanita dari berbagai lapas’ namun ternyata tidak mudah untuk masuk ke lingkungan napi wanita di Bali. “Untuk bisa menghasilkan karya-karya cantik itu, awalnya tidak mudah lho,” tambahnya. “Oleh Kalapas saya diberikan napinapi narkoba kelas berat yakni mereka yang mendapatkan hukuman 10 tahun ke atas. Bahkan beberapa di antaranya menunggu hukuman mati. Jadi bisa dibayangkan seperti apa napi-napi itu. Dari info yang saya dapat napi-napi itu susah diatur atau dibina. Wah saya jadi stress, bagaimana ini? Kalau untuk saya sih tidak apa-apa karena saya sudah terbiasa menghadapi napi yang seperti itu, tapi bagaimana dengan trainer saya. Saya membawa trainer yoga asal Norwegia, Nina Wolter. Dia adalah trainer berpengalaman,” paparnya. Dalam kebingungan itu, muncul rekomendasi agar dirinya bekerja sama dengan organisasi asal Australia ‘Bayside Care Community ‘(BCC). Christy Buckingham lah yang akhirnya membantu membuka akses Lusi untuk bisa mulus menjalankan programnya. “Ternyata ada napi yang ditakuti namanya Lindsay Stanford asal Inggris, yang mendapat julukan ‘Ratu Kokain’. Nah dia itu kan mendapat hukuman mati. Ternyata para napi takut dan segan padanya. Jadi akhirnya saya merekrut Lindsay untuk membantu sebagai trainer,” kata pendiri ‘Cinderella from Indonesia Center’ ini. “Haha jadi saya nggak jadi stress karena dibantu Lindsay,” tambahnya. Ketika program berjalan tidak ada hambatan yang berarti. “Mereka semangat bekerja, bahkan meminta

agar program ini berlanjut terus. Saya katakan tidak bisa. Nah itulah hasil karya mereka boneka-boneka cantik,” tutur peraih penghargaan ‘The International Alliance For Women (TIAW) World Difference’ di Washington DC, AS, tahun 2012 Jadi, kata Lusi, program yang sedang dijalankannya sekarang ini adalah ‘Batik Girl’ untuk anak-anak penderita kanker dan disabilitas di lima negara yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunnei dan Myanmar. Untuk pembuatan baju-baju boneka itu dilakukan oleh para napi di dua penjara yakni di LPP Batam dan Bali pada November lalu. Masing-masing penjara melibatkan 50 napinya, sedang target boneka yang harus dibuat total 1.000 boneka.

“Nantinya setelah 1.000 boneka terpenuhi, pada Maret 2018 saya akan melakukan roadshow di Melbourne dan Darwin,” ujarnya. Menurut Lusi, programnya memberdayakan para napi tidak melulu hanya diisi dengan pembuatan boneka tapi juga sejumlah pelatihan lainnya. Jadi sebelum sampai pada sesi pelatihan membuat boneka para napi mengikuti program ‘inner peace’. Jadi para napi saat itu diberi pelatihan untuk mengaktifkan ‘inner peace’ dalam dirinya. Mereka juga dilatih mindset agar bisa berpikir positif. Pelatihan ini bisa membantu mereka agar tidak tergantung dengan narkoba. (Diana Runtu)

Siswa BCPS sedang praktik memasak di Kitchen Lab

Chef Valrhona melakukan demo memasak cokelat di demo Cooking Class

Graduation siswa BCPS

Lusia Efriani Kiroyan

untuk siswanya. Menurut Prof. Sulistyawati, yang juga masih aktif berprofesi sebagai dosen, bahwa pendidikan sudah seyogyanya merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam memajukan kehidupan suatu bangsa bangsa. “Kami percaya bahwa nilai seseorang tidak hanya dapat ditingkatkan melalui pengembangan pola pikir dan rasa, tetapi juga lewat pemberian pendidikan pelatihan dan keterampilan (vokasi). Dengan begitu seseorang akan memiliki daya juang yang meningkat untuk maju” ungkapnya dengan optimis. Mengingat keberadaan Bali sebagai trend pariwisata Indonesia, Prof. Sulistyawati dan Dr. Frans merasa bahwa hal ini akan berimplikasi pada permintaan tenaga kerja professional yang berkualitas. Tenaga kerja yang dilahirkan dari sebuah institusi yang berfokus pada pembinaan dan pelatihan kemampuan praktikal. Faktanya bahwa Indonesia masih sangat minim pendidikan vokasi hanya 5,4% dari 4529 total perguruan tinggi di Indonesia sedangkan kebutuhan akan tenaga kerja terus meningkat. Sehingga, dirasa perlu adanya pendidikan vokasi yang sesuai dengan standar permintaan industri.

Area Bitdec seluas 15 ha

Selain adanya kebutuhan ­pendidikan vokasi yang mendesak, visi yang kuat dalam menciptakan perubahan melalui pendidikan juga melandasi tekad Dr.Frans dan Prof. Sulistyawati untuk mendirikan sekolah. Pada Januari 2017 maka lahirlah Bali Culinary Pastry School (BCPS). Sekolah ini didirikan untuk dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak yang ingin mendalami ketrampilan di bidang kuliner. BCPS mempunyai 3 program instensif yaitu Professional Chef, Professional Pastry ­Bakery, dan Pastry Bakery For Non-Professional dengan program yang lain yaitu Asian Cuisine Day Course, Western Cuisine Day

Perpustakaan tampak depan

Chef Valrhona sedang mengajarkan cara membuat kue berbahan dasar cokelat

Mahasiswa PIB sedang belajar di Beverage Lab

3

tel, dan D4 Manajemen Konvensi dan ­Peristiwa (MICE). Pendaftaran untuk calon mahasiswa baru telah dibuka mulai dari November 2017 hingga Juli 2018. Karena visi sekolah yang dibangun lebih menitikberatkan pada kualitas lulusan, maka hal ini tentu diwujudkan dengan disediakannya fasilitas standar industri yang bisa digunakan oleh mahasiswa. Tidak hanya itu, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang sesuai dengan standar Dikti dan Industri. Sekolah ini juga menyediakan pengajar profesional dari akademisi dan praktisi industri. Dalam setiap tahun-

Perpustakaan tampak samping

Course, Pastry & Bakery Day Course. Setelah berjalannya programprogram BCPS, maka muncul inisiatif dari anak-anak Dr. Frans dan Prof. Sulistyawati untuk membuka sekolah yang fokus dalam bidang “tourism and hospitality”. Politeknik Internasional Bali (PIB) beroperasi secara resmi pada bulan April 2017. PIB merupakan kampus vokasi yang berada di bawah naungan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan empat program yaitu D3 Seni Kuliner dan Bisnis, D3 Bisnis Per­hotelan, ­D4 ­Manajemen Bisnis Ho-

Mahasiswa PIB sedang praktik menjadi housekeeping di Graha Wiyata

Taman Bhagawan dan Puri Bhagawan, untuk opsi penempatan kerja bagi mahasiswa PIB

nya, Keluarga Siswanto juga berkomitmen memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi ataupun kurang mampu untuk menempuh pendidikan di PIB maupun BCPS. Keduanya, baik PIB maupun BCPS, dibangun atas dasar visi Dr.Frans yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. “Passion itu lahir dari sebuah visi. Dari dulu saya muda setelah mapan saya banyak meyekolahkan anak-anak orang sampai dengan hari ini,” tambahnya. Dr. Frans menegaskan bahwa komitmen terhadap pembangunan pendidikan sangatlah penting karena kita tidak boleh berfikir sekolah sebagai sebuah bisnis sebagai titik awal. Pola pikir kita harus pada membangun karakter dan nilai- nilai seseorang. Harapannya, Bitdec akan menjadi “Center of Excellence” bagi orangorang yang ingin menjadi “specialized professionals”. “Tidak hanya itu, kami berharap juga sekolah ini nantinya dapat mempromosikan nilai-nilai dan budaya Indonesia kepada dunia melalui kolaborasi training maupun pertukaran pelajar dengan “specialized schools” sesuai dengan bidangnya. Penting sekali untuk pendidikan mendekatkan diri kepada industri agar bisa memfasilitasi perubahan –perubahan yang diperlukan dengan cepat sehingga pendidikan bisa selaras dengan perkembangan terbaru di industrinya” tutupnya. (ast)


2

Espresso

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

GORO-GORO GUNUNG AGUNG

“ G u ­ nung dalam sebuah peta bumi, tidak pernah dilupa­ kan. Lebih dari Putu Wijaya kota, yang ser­ ing dilewatkan saja karena dianggap kurang penting dalam hubungan peta terkait. Di samping menyangkut penerbangan gunung memiliki kaitan emosioanal dan spiritual dengan penduduk. Sebagaimana Gunung Fuji untuk bangsa Jepang, Gunung Agung di Bali terhubung dengan puncak keg­ iatan spiritual kami,” tulis Amat dalam suratnya pada Djordje, tamu dari Beograd yang per­ nah menginap di rumahnya, 13 tahun silam. “Sekitar 56 tahun yang lalu Gunung. Agung pernah meletus hebat sekali,” lanjut surat Amat, “Banyak sungai, jembatan, tanah

pertanian dan hunian dilanda rusak. Tapi belakangan tanah jadi subur dan lahan yang tertimbun pasir menjadi uang. Hal itu ter­ jadi juga pada letusan Merapi di Yogya. Beberapa waktu yang lalu Gunung Agung sudah ada tandatanda meletus. Penduduk sudah mengungi, tapi batal. Sekarang sudah terjadi letusan dan ban­ dara Ngurah Rai ditutup. jadi sebaiknya Djordje tunggu dulu membawa keluarga berakhir tahun di Bali, sampai Gunung Agung tenang. Kami semua di Bali berdoa.” Amat menyerahkan surat itu pada Ami. “Tolong salin ke bahasa Ing­ gris, terus langsung email-kan ke Djordje di Beograd supaya dia membatalkan kedatangannya,” Ami, membaca surat, hanya satu menit. Kemudian ia meraih HP dan kirim SMS ke Djord­ je. Lalu mengembalikan surat

Amat. Amat terkejut. “Sudah?” “Sudah!” “Kok cepat sekali?” “Teknologi, Pak! Bersyukur­ lah pada teknologi!” Amat tak percaya. “Surat sepanjang itu, kamu mungkin belum selesai memba­ canya. Belum menerjemahkan. Belum menuliskan!” “Sudah! Ami kan sudah be­ lajar membaca cepat!” “Tapi menuliskan sepanjang itu?” “Yang penting kan isinya!” Amat curiga. “Coba lihat!” Ami menunjukkan dua baris kalimat yang barusan dikirim­ nya. “Ini apa?” “SMS.” “Kenapa bukan email? Ke­ napa hanya 2 kalimat?” “SMS kan bukan untuk ber­

cerita. Intinya saja!” “Ini apa artinya?” “Jangan datang dulu. Bandara lagi ditutup.” Amat kecewa. “Gunung Agungnya mana?” Ami bingung. “Bapak maunya Djordje da­ tang atau menunda kedatangan­ nya?” “Pokoknya Bapak maunya Gunung Agung meletus, bandara ditutup, bahaya, jangan datang dulu. Ayo tulis!” Ami geleng-geleng kepala. “Ayo Ami, tulis! Ami terpaksa menulis. “Djordje itu bule yang baik. Kita harus lindungi dia. Terje­ mahkan saja apa yang Bapak

katakan. Jangan diubah. Dan kirim!” “Sudah!” “Nah begitu. Meskipun hanya kawan, kita harus lindungi dia. Kalau dia datang dengan istri dan anak selagi Gunung Agung meletus kan berabe?!” HP Ami berdencit. “Apa itu?” Ami melihat HP “Djordje balas.” “Apa katanya?” Ami membaca: “Oke. Aku dan istri dan kedua anakku berangkat ke Bali akhir minggu ini!” Amat terkejut. “Astaga, jangan!” “Ami kan sudah cegah dia. Tapi Bapak maksa menyebut Gunung Agung meletus, turis kan sukanya sensasi!

Pengaruh Hujan Abu terhadap Kesehatan Gunung Agung merupakan topik yang sedang memanas. Sejak Selasa, 21 November 2017, Gunung Agung meletus­ kan erupsi freatik. Terhitung mulai Senin, 27 November 2017 pemerintah akhirnya me­ naikkan kembali status Gunung Agung menjadi Awas setelah erupsinya meningkat menjadi tipe magmatik. Sebagai seorang ibu yang berprofesi sebagai dokter, hal pertama yang saya khawat­ irkan adalah dampak erupsi, terutama hujan abu, terhadap kesehatan. Saya ingin mem­ bagi sedikit informasi kes­ ehatan tentang apa saja yang harus kita antisipasi menjelang hujan abu. Partikel abu yang halus da­ pat terhirup dan menimbulkan masalah pernapasan. Gejala akut akan tampak seperti ge­ jala flu dan batuk atau alergi (asma), namun paparan jangka panjang dapat menimbulkan penyakit paru yang lebih seri­ us, tergantung pada kandungan abu vulkanik yang tersebar. Ini akan berdampak lebih buruk bagi orang yang memi­ liki kekebalan tubuh rendah,

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

misalnya yang memiliki masalah pernapasan (asma, penyakit paru kronis), penyakit jantung, diabetes, anak-anak, orang tua, dan lain sebagainya. Materi abu dapat menyebab­ kan lecet dan iritasi pada mata. Gejalanya dapat berupa sen­ sasi benda asing yang masuk ke mata, nyeri atau gatal, mata merah, berair dan bahkan ber­ lendir. Bila ini terjadi, jangan lakukan manipulasi terhadap mata tanpa pengawasan petu­ gas kesehatan. Menggosok mata dapat memperburuk luka lecet pada kornea (lapisan ter­ luar mata) dan membuat mata rentan infeksi sekunder. Bila tidak segera ditangani, bisa terjadi cedera permanen pada mata. Masalah lain yang mungkin timbul adalah iritasi pada ku­ lit, terutama bila abu vulkanik mengandung materi asam. Infeksi sekunder dapat terjadi pada kulit akibat menggaruk. Menggaruk akan menimbulkan gangguan pada jaringan kulit sehat, dan memudahkan bak­ teri, virus atau jamur untuk menginfeksi. Masalah kesehatan juga da­

dr. Putu Daivi Prakriti

pat terjadi secara tidak langsung melalui air yang terkontaminasi partikel abu vulkanik. Sekali lagi, ini bergantung pada kand­ ungan materi vulkanik dari abu yang tersebar. Bagaimana kita bisa melind­ ungi diri dari masalah tersebut di atas? Ada banyak cara untuk melindungi diri Anda dan ke­ luarga. Hindari atau kurangi waktu menyetir atau berak­ tivitas di luar rumah. Ini sangat

dianjurkan selama dan setelah hujan abu turun. Anak-anak, orang dengan gangguan sistem kekebalan dan masalah perna­ pasan sebaiknya tetap berada di dalam ruangan. Tutupi celah-celah pada ru­ mah seperti celah pada jendela dan pintu untuk mencegah abu masuk ke dalam rumah. Basahi tumpukan abu di dalam dan sekitar rumah untuk mencegah partikel abu beterbangan. Perlindungan pribadi bisa diperkuat dengan masker kes­ ehatan. Masker yang dianjurkan adalah tipe N95. Bila tidak ada, Anda dapat menggunakan masker buatan sendiri dari kain yang dilembabkan. Kenakan kacamata khusus untuk melindungi mata dari iri­ tasi. Kaca mata baca pun boleh digunakan. Hindari pemakaian lensa kontak, karena selain da­

pat memperburuk iritasi mata, lensa kontak juga tidak mem­ berikan perlindungan yang memadai. Sekali lagi, hindari menggosok mata dan jangan membeli atau menggunakan obat tanpa resep dokter. Segera cari bantuan medis apabila Anda mengalami gejala gangguan kesehatan. Hindari membeli sembarang obat tanpa berkonsultasi dengan dokter. Menunda pertolongan sampai gejala menjadi berat dapat berdampak pada kes­ ehatan jangka panjang Anda maupun orang terdekat. In­ feksi sekunder oleh bakteri, virus, jamur dan parasit dapat ditularkan pada orang terdekat yang tergolong rentan. Mari kita jaga kesehatan bersama. dr. Putu Daivi Prakriti General Practitioner

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 982/ 11 - 17 desember 2017

23

Rajin Simpan Penghasilan

Bencana Gunung Agung menyisahkan kelesuan di bidang pariwisata. Banyak pengelola hotel dan retsoran mengaku mulai merasakan dampak sepinya tamu. Seperti yang terli­ hat di areal Nusa Dua. Hanya beberapa tamu yang terli­ hat berjalan melintas di hotel di kawasan Nusa Dua. Salah seorang pemilik resto di kawasan Nusa Dua, Rai Armini mengaku prihatin dengan kondisi pariwisata Bali saat ini.

P

emilik Kodang Rezto & Bar, Sikut Satak, Bali Collection Nusa Dua ini, berusaha tetap tegar menghadapi cobaan yang sedang melanda pariwisata Bali. “Memang terjadi penurunan yang sangat dratis mulai awal Desember bahkan hampir 90%. Awal-awal memang baru 40%, tapi sekarang benar-benar turun drastis. Saat bandara Ngurai Rai ditutup, restoran masih ramai, tapi mulai bandara dibuka tamu pada pulang dan resto mulai sepi,” ujar Rai Armini. Namun, ia yakin, kondisi ini

tidak akan berlangsung lama. Memang ia tak menampik ada beberapa strategi yang diambil guna menyiasati kondisi seperti ini. Ia mengatakan, dalam kondisi tamu yang sepi, ia meminta para karyawan justru melayani tamu yang datang dengan lebih baik lagi agar tamu puas. Termasuk memanfaatkan para training untuk dapat belajar lebih baik. Ia berprinsip, dalam kondisi sepinya tamu, ia berharap tidak akan ada PHK pada karyawan. “Kami akan bekerja semaksimal mungkin, dan lebih keras lagi agar tidak terjadi PHK karyawan.

Rai Armini

Apalagi, ada beberapa karyawan sudah mengadu, mereka nyicil motor dan takut kalau terkena PHK,” kata Rai Armini. Kodang Rezto & Bar memi­ liki keunggulan di rib dan bebek garing. Saat ini tamu yang paling banyak datang turis Tiongkok, ke­

Pahami Perkembangan Gaya Hidup

Ary Widiastini

Tidak hanya waspada bencana, masyarakat Bali saat ini dituntut waspada terhadap dampaknya. Erupsi Gunung Agung begitu berdampak terhadap pariwisata Bali. Sepinya pariwisata berimbas terhadap lemahnya perekonomian. Hal ini disebabkan karena pariwisata menjadi tumpuan utama perekonomian masyarakat. Menurut Dr. Ni Made Ary Widiastini, S.ST.Par.,M.Par., ����������������������� d���������������������� osen D3 Perhotelan Un­ diksha Singaraja, pariwisata merupakan industri multipeluang yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berimplikasi terhadap barang dan jasa lainnya untuk men­ dukung perkembangan dan pembangunan pariwisata tersebut. Ary Widiastini tidak menampik jika pariwisata masih menjadi sektor utama perekonomian di Bali. Industri pariwisata menurutnya meng­ hasilkan multiplayer effect yang luar biasa pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi kreatif. “Sebagai industri multi­ peluang, maka setiap individu pun harus

memahami kompetensi yang dimiliki untuk bisa ambil bagian di dalam perkembangan pariwisata. Kompetensi inilah yang akan digu­ nakan oleh individu untuk bekerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu,” ungkapnya. Diakuinya, pariwasata Bali saat ini sedang mengalami penyurutan, akan tetapi jika masyarakat cermat melihat peluang maka di tengah penurunan kunjungan pariwisata mereka akan mengambil peluang yang lain. “Kita akui pariwisata saat ini sedang surut, namun gaya hidup tetap akan berkembang tanpa melihat kondisi sosial yang sedang terjadi. Sehingga pelaku pariwisata bisa memanfaatkan perkembangan gaya hidup untuk tetap menghasilkan pendapatan,” ungkapnya. Di bidang akademik kata perempuan yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Monitoring Observatorium Pariwisata Berkelanjutan Undiksha, kewirausahaan wajib diajarkan dalam bangku perkuliahan. Dengan mata kuliah kewirausahaan akan mengubah mindset mahasiswa sebagai pencari kerja melainkan sebagai pencipta kerja. Dengan kewirausahaan mahasiswa akan semakin wasapada dengan segala ke­ mungkinan yang terjadi di lapangan. “Jika mereka kuliah di jurusan pariwisata ketika tidak diterima di hotel mereka akan nganggur. Berbeda dengan mereka yang diberikan kuliah kewirausahaan mereka akan mengaplikasikan kewirausaahn terse­ but dari peluang yang ada di lapangan,” jelasnya. Ditambahkan olehnya, gaya hidup lebih berpengaruh terhadap peluang kerja di lapangan dan lebih besar pengaruhnya terhadap pergerakan industri. Selama masyarakat memahami gaya hidup yang sedang berkembang dan mampu mengem­ bangkan potensi yang dimiliki maka mereka tidak perlu terlalu tergantung dengan terpu­ ruknya pariwisata. “Pendidikan, kesehatan, makanan, dan fashion tidak akan pernah mati karena selalu berkembang mengikuti gaya hidup,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

mudian menyusul tamu Western dari Eropa dan Australia. Ketika kondisi sepi, kata Rai, ada program baru yang diluncur­ kan yakni Sikut Satak Give Back. “Program ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap para tamu yang berbelanja di areal Sikut Satak. Misalnya, mereka membeli nasi goreng dan minum, mungkin minumnya kami gratis­ kan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap konsumen. Atau yang mesan nasi goreng dan ayam goreng, bisa ayamnya kami gratis­ kan. Semua ini bentuk kepedulian kami, agar mereka merasa sangat diperhatikan di Bali,” ucapnya. Rai Armini berharap, kondisi ini segera membaik dan Tahun Baru 2018 akan membawa harap­ an baru bagi pelaku pariwisata di Bali. Selain program Sikut Satak Give Back, ia juga sedang giat menggaet tamu domestik. Ada beberapa paket menu yang su­ dah disiapkan dengan harga yang

sangat terjangkau bagi tamu do­ mestik. Apalagi, kata dia, dengan digelarnya event Nusa Dua Light Festival 8 Desember sampai de­ ngan 14 Januari 2018, yang akan diselenggarakan di Peninsula, ia berharap, akan banyak tamu juga berkunjung ke Sikut Satak. Ia juga mengingatkan, untuk saat ini lebih banyak berdoa, dan tidak bicara aneh-aneh, karena ia sangat yakin, omongan adalah doa, karena itu, ia mengajak, mari kita bicara yang baik dan positif, agar bencana segera berakhir. Ia sangat yakin, tiap orang pasti punya trik dan strategi tersendiri menghadapi kondisi lesu seperti ini. Ia menilai, ini mungkin juga peringatan dari Tuhan agar manusia saat senang hati, tidak terlalu senang dan saat bersedih tidak terlalu berduka. Selain itu, menurutnya, harus rajin menyimpan penghasilan, ketika kondisi terdesak seperti ini, ada dana yang bisa diambil untuk kebutuhan hidup. (Wirati Astiti)

Ikuti Perkembangan Digitalisasi Perkembangan ilmu pengetahuan dan memprihatinkan karena anak-anak cenderung teknologi membawa perkembangan yang san­ menghindari untuk mempelajari aksara Bali. gat signifikan terhadap berbagai lini kehidupan “Hal ini disebabkan beberapa faktor salah baik masyarakat desa maupun kota. Salah satu satunya konsep yang ditanamkan orang tua bidang yang mendapat pengaruh besar dari mengenai kesakralan aksara Bali,” ungkapnya. perkembangan iptek adalah pendidikan. Tdak selain itu, minimnya guru dan pengajar men­ dapat dimungkiri jika kemajuan iptek juga akan jadi salah satu faktor kurangnya penggunaan membawa pengaruh negatif jika kita se­ bahasa Bali. bagai penerima tidak mampu Saat ini pemerintah daerah mulai menyaring berbagai perkem­ waspada dengan keberadaan bahasa bangan tersebut. Salah satu Bali sehingga dengan membentuk tim hal yang harus diwaspadai dari Penyuluh Bahasa Bali akan membantu perkembagan tersebut adalah pemerintah dalam mensosialisasi­ termarginalkannya penggunaan kan berbagai masalah yang dihadapi bahasa Bali oleh penutur terutama masyarakat terkait dengan penggunaan orang Bali. bahasa dan aksara Bali. “Salah satu tugas Koordinator Kabupaten Buleleng kami adalah membentuk kelompok Penyuluh Bahasa Bali, Putu Per­ belajar dengan media pembelajar tama Yasa, S.Pd., mengatakan lebih menarik sehingga anakkeberadaan bahasa Bali anak lebih menyukai belajar saat ini “mengkhawatir­ bahasa dan aksara Bali,” kan” sebab anak-anak ujarnya. cenderung menggunakan Selain itu, di tengah bahasa Indonesia dalam perkembangan zaman berkomunikasi baik di menurut pria kelahiran rumah, sekolah maupun 3 Mei 1989 ini, bahasa dalam pergaulan. Di sinilah Bali juga turut menga­ diperlukan peran orangtua lami mengikuti perkem­ untuk memahami peng­ bangan zaman. Dalam gunaan bahasa Bali dalam ranah teknologi komputer, pendidikan di lingkungan bahasa Bali saat ini da­ keluarga. “Khusus untuk pat diketik menggunakan bahasa Bali, orang tua font beraksara Bali dengan bisa menanamkan dan aplikasi khusus sehingga mengajarkannya dalam bisa dikemas dengan lebih pendidikan di rumah,” menarik. “Bahasa Bali itu jelasnya. keren ketika masuk ranah Pria yang akrab disapa digitalisasi bahasa Bali bisa Ame tersebut menambah­ mengikuti perkembangan,” kan, meskipun penggunaan ungkapnya. Selain itu, di tengah bahasa Bali cenderung minim perkembangan fashion bahasa bukan berarti bahasa Bali Bali juga digunakan sebagai de­ tidak berkembang. Bahasa Bali sain baju dan kaos. Bahkan den­ memiliki sifat fungsional yang gan menggunakan smartphone akan tetap digunakan dalam di media sosial juga sudah dapat berbagai kegiatan seperti menggunakan bahasa Bali dengan keagamaan, yadnya, maupun aplikasi khusus. “Ini salah satu upakara. Dirinya menjelaskan bentuk sosialisasi dalam pelestar­ kembali bahwa dari segi ian bahasa dan aksara Bali,” Putu Pertama Yasa aksara Bali memang lebih tandasnya. (Wiwin Meliana)


24

Sudut Pandang

Edisi 982/ 11 - 17 DESEMBER 2017

Sehat dan Hemat Masak Sendiri Sebagai seorang ibu rumah tangga, Trisnawati (39) sangat memperhatikan kesehatan anak-anaknya. Apalagi kedua putranya, Gede (13) dan Dedek (10) cukup rentan dengan makanan yang akhirnya mempengaruhi kesehat­ an mereka. “Mereka akan cepat sakit kalau sudah mengonsumsi makanan yang berpengawet dan juga terkena udara kotor akan membuat sesak,” ujarnya.

I

a menuturkan pengalamannya dulu saat putranya itu masih usia balita. Bermaksud agar praktis, Trisna memberikan Gede sereal dan menyiapkan susu cair. Namun, 30 menit setelah mengonsumsi makanan dan minuman itu, dia langsung muntahmuntah dan badannya panas. Demikian halnya yang terjadi pada putra bungsunya, Dedek. Ia memang paling rentan terhadap minuman dingin. Efeknya langsung pilek dan sakit tenggorokan. Bahkan, sempat hingga opname tiga kali dalam kurun waktu tak terlalu lama. Dan, menurut diagnose dokter saat itu darah anaknya mengental aki-

bat sering mengonsumsi makanan yang berpengawet. “Dan kedua anak saya ini, Gede dan Dedek, jika tidak sengaja menghirup udara kotor/yang berdebu maka akan langsung sesak. Sama seperti saya,” kisahnya. Karena pengalaman itulah, Trisna sangat berhati-hati dan memutuskan membuat makanan sendiri untuk kedua jagoannya itu. Ia sering memasak sayur dan ikan steam. Bumbunya memakai bawang merah, bawang putih, garam, gula, merica, serta sedikit jahe dan lengkuas. “Untuk pengganti penyedap saya pakai gula pasir,” imbuhnya. Sementara untuk camilan, Trisna sering membuat puding buah, salad buah dan sayur. Kadang-kadang juga pisang goreng. Untuk minumannya, jus segar beragam buah sudah siap menemani. Namun yang paling sering jus buah naga karena menurut referensi, selain menyegarkan, manfaat dan kandungan buah naga sangat baik dalam pemenuhan vitamin dan mineral dalam tubuh. Selain makanan, Trisna juga sangat berhati-hati terhadap perubahan cuaca yang sekarang ini tak menentu. Peralihan dari musim panas ke hujan atau sebaliknya juga mempengaruhi kesehatan anak-anaknya. Mereka pasti pilek. Kalau sudah musim hujan seperti sekarang ini biasanya Trisna lebih menyediakan makanan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh,

bisa membantu tubuh lebih kuat menghadapi gangguan kesehatan ringan. Apalagi, sup yang berisi ayam, bawang merah/bawang putih, kentang, wortel, seledri, garam dan merica punya efek anti peradangan ringan, dan telah terbukti memperlambat migrasi sel-sel darah putih ke saluran pernapasan sehingga membantu meredakan gejala pilek. Artinya, pilihan menu saya tepat selama ini,” ucapnya tersenyum. Karena itu pula, dari sejak Gede dan Dedek duduk di bangku TK hingga kini mereka sudah SMP dan kelas 5, Trisna selalu membawakan bekal dari rumah. Baik itu nasi, roti, dan air mineral. “Itu sudah menjadi rutinitas mereka. Jadi, selain bisa menjaga kesehatan dari makanan anak-anak juga bisa berhemat,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Trisna bersama kedua putranya

seperti sup ayam dan sup ikan. Tak jarang pula ia browsing di internet untuk sekadar mencari variasi menu dan tentunya juga

untuk menambah wawasannya seputar makanan sehat. “Ketika saya browsing di internet, ternyata sup ayam itu kaya akan nutrisi yang

Menu sehat dan hemat untuk anak-anak

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.