Tokoh Edisi 964 | Tokoh

Page 1

24

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

GORO-GORO Bagai­ mana cara merayakan HUT prokla­ masi yang ke72? Tentu den­ Putu Wijaya gan mengibarkan sang saka dwi warna. Tapi menurut Amat itu tidak kreatif. “Kita sudah terlalu lama ter­ jebak pada sekadar upacara tok! Sekarang harus ada terobosan kerja nyata!” “Misalnya?” “Bakti sosial!” “Misalnya?” “Tidak perlu misalnya! Mas­ ing-masing bebas mencari ide, berkreasi sendiri. Tapi lakukan yang belum dilakukan orang lain!” “Misalnya?” “Ya misalnya membersihkan saluran air yang bikin banjir tiap kali turun hujan!”

Bu Amat mencibir. “Ah, itu dari dulu sudah biasa dilakukan. Hasilnya malah selo­ kan tambah rusak karena warga tidak biasa kerja kasar. Lebih baik renovasi selokan diserakan pada tukang ahlinya. Di sini kan banyak tukang. Serahkan pada mereka lebih murah lebih tokcer. Betul tidak?” Amat terdiam. “Jangan karena saya perem­ puan dianggap tak tahu strategi. jangan asal beraksi. Nanti bau terasi. Pikirkan ide yang tepat, mudah dikerjakan, banyak man­ faatnya dan gampang diikutin warga. Tapi murah dan terjamin berguna!” “Misalnya?” “Kumpulkan barang-barang bekas dari semua warga, lalu tawarkan kepada warga lain yang perlu atau masih perlu meman­ faatkannya!” “Misalnya?”

Ekspresso

NKRI 72 “Ya, seperti akuarium kita. itu dulu milik kesayangan Pak Alit. Waktu mereka beli akuar­ ium baru, akuarium lama mau dibuang, untung kita datang dan sekarang akuarium itu jadi pajan­ gan keren di rumah kita!” “Tapi itu ide klise! Sudah pernah kita coba dan hasilnya nol besar. Sebab akuarium afkiran Pak Alit itu karena kita rawat jadi lebih bagus dari punya dia yang baru itu. Sejak itu tak ada orang yang mau membuang ba­ rang bekasnya. Dus itu ide jelek! Lebih baik kita mengaktifkan lagi tradisi ronda malam!” “Kenapa?” “Karena banyaknya sekarang kasus terorisme, radikalisme yang tidak semuianya bisa diatasi yang berwajib. Apalagi sasara­ nnya sekarang mereka! Kan sudah diserukan soal keamanan masyarakat jangan hanya tergan­ tung dari yang berwajib. Masalah

kenyamanan dan keamanan harus juga jadi tanggung-jawab anggota masyarakat membantu yang berwajib!” “Lho bukannya Bapak sendiri dulu yang menentang soal giliran ronda itu, karena prakteknya tidak jalan, sebab kita sudah pu­ nya satpam yang kita bayar tiap bulan. Karena kita ikut ronda mereka jadi malas. makanya tradisi ronda yang bikin semua orang sakit itu dihentikan. Dan itu juga usul Bapak, kan?” “Memang! Itu kan hanya contoh. Cari ide yang lain! Yang lebih segar!” “Misalnya?” “Ya, misalnya kita adakan pertemuan besar warga untuk membicarakan bagaimana car­ anya memberantas korupsi dan mencegah peredaran narkoba! Untuk ikut menyumbangkan pikiran memperbaiki masyarakat kita yang sakit!” “Apa di hunian kita ada ini ada yang korupsi dan ada yang sudah kecanduan narkoba dan berpraktek korupsi?” “Tidak ada! Makanya kita cegah supaya tetap tidak ada

dengan mengundang mantan narkobais dan mantan koruptor untuk ceramah menunjukkan bahayanya korupsi dan narkoba! Pasti akan rame!” “Tapi bagaimana kalau cera­ mah itu malah memberi inspirasi kepada warga untuk korupsi, sebab meskipun dihukum, hasil korupsinya masih tersisa ban­ yak yang membuat orang akan mencoba menirunya? Apalagi meminta mantan narkobais ce­ ramah, pasti anak-anak muda kita bisa jadi kepingin coba-coba! Ya kan?” Amat tertawa. “Ya, bisa saja. Tapi itu kan hanya contoh saja! Pokoknya kita cari ide yang segar untuk merayakan HUT Proklamasi. Jangan hanya terjebak seremoni yang itu-itu saja. Bete!” “Boleh. Tapi apa misalnya?” Amat terdiam. “Yang murah tapi meriah!” Amat masih diam. “Yang gampang tapi menda­ lam?” Amat berpikir. “Tidak ada?” Amat menghela nafas dalam lalu menjawab mantap: “Ada!!” “Apa, Pak?” “Mengibarkan sang saka dwi warna!”

Semangat Kepahlawanan dalam Konteks Kekinian

Memaknai semangat kepahla­ wanan dapat dimulai dari pertan­ yaan mendasar tentang apa itu semangat kepahlawanan, men­ gapa semangat kepahlawanan muncul, dan bagaimana mewu­ judkan serta mempertahankan semangat kepahlawanan dalam diri bangsa Indonesia. Semangat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai seluruh kehidupan batin manusia; perasaan hati; kemauan, gairah untuk bekerja, berjuang dan sebagainya. Dalam konteks yang lebih luas semangat me­ nandakan suatu keinginan batin yang kuat untuk merealisasikan ide serta tujuan yang diharapkan. Ketika seorang petani menggarap sawahnya tanpa memperdulikan teriknya matahari itu adalah se­ mangat. Ketika seorang atlet tan­ pa kenal lelah terus berlatih untuk mencapai target yang diharapkan maka itu adalah semangat. Saat para pejuang bangsa rela men­ gorbankan jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan bangsa maka itu disebut semangat. Se­ dangkan kepahlawanan diartikan sebagai perihal sifat pahlawan, seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan pantang menyerah. Lalu mengapa semangat

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

kepahlawanan muncul? Bila kita mengingat kembali sejarah bangsa ini, sesungguhnya yang membuat para pejuang pada masanya rela mengorbankan nyawa tidak lain karena sebuah tujuan. Tujuan un­ tuk membuat Indonesia menjadi negara yang dapat memproklamir­ kan kemerdekaannya dengan lan­ tang kepada dunia, tujuan untuk memerdekakan seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Sebagaimana diungkapkan oleh Bung Karno bahwa, kemerdekaan Indonesia itu hanyalah jembatan emas untuk menyempurnakan masyarakat. Di seberang jembatan emas itu, ujar Bung Karno, kita akan menyelenggarakan masyarakat adil dan sempurna, yang di dalamnya tidak ada lagi penghisapan dan penindasan. Inilah yang selanjutnya menjadi lokomotif dari sejarah panjang semangat kepahlawanan bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan dan mem­ pertahankan semangat kepahla­ wanan di masa kini, sebenarnya bukanlah hal yang sulit untuk direalisasikan. Generasi penerus bangsa haruslah memiliki tujuan hidup yang kuat. Memiliki ide yang luhur untuk menjaga estafet kemerdekaan bangsa Indonesia. Bung Karno pernah berpesan, “selama masih ada ratap tangis

Ratna Artha Windari, S.H., M.H.

di gubuk-gubuk maka pekerjaan kita belumlah usai.” Artinya, se­ lama masih ada rakyat kita yang tertindas, ide yang diperjuangkan oleh para pahlawan belumlah sepenuhnya tercapai. Dengan demikian, mewarisi semangat kepahlawanan berarti melanjut­ kan memperjuangkan sebuah ide. Perjuangan tentang ide masa depan masyarakat yang lebih baik masih terus berlangsung. Memaknai semangat kepahla­ wanan di masa kini tidak hanya sebatas melibatkan diri dalam peperangan. Kepahlawanan harus dimaknai sebagai mereka yang memperjuangkan ide-ide tentang

masyarakat yang lebih baik, ber­ juang untuk mencerdaskan kehidu­ pan bangsa, entah dalam bentuk mengerjakan apapun dengan tekun dan sepenuh hati, memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian ter­ hadap sesama, ataupun belajar giat untuk mendapat prestasi. Dengan demikian, orang bisa menjalankan semangat kepahlawanan kapan­ pun dan dimanapun ia bekerja menjalankan profesinya. Semangat kepahlawanan di masa kini juga dapat diwujudkan dengan men­ jaga NKRI dari berbagai ancaman, tantangan, baik internal maupun eksternal yang merongrong per­ satuan dan kesatuan bangsa. Salah satu cara adalah dengan tidak mu­ dah terprovokasi oleh berbagai isu SARA yang sengaja disebarluaskan oleh oknum-oknum tidak bertang­ gungjawab. Indonesia saat ini tidak membu­ tuhkan generasi pemalas, generasi yang mudah terpengaruh dampak negatif globalisasi, dan tidak meng­

indahkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai philosophische Grondslag (filsafat dasar bangsa Indone­ sia). Jadilah generasi muda yang memiliki jiwa nasionalis, religius, semangat tinggi, dan generasi muda yang berani mengemuka­ kan pendapat, berani bertindak, serta berani bertanggung jawab. Semangat kepahlawanan di masa kini melekat pada mereka yang dengan berani memperjuangkan sebuah tujuan untuk kepentingan yang lebih luas. Sekecil apap­ un tindakan yang kita lakukan, apabila didasari atas semangat kepahlawanan maka tindakantindakan kecil tersebut apabila digabungkan dengan 257,912 juta penduduk Indonesia tentu akan mampu mengubah dunia dan membawa Indonesia pada citacita dan tujuan yang diharapkan. Ratna Artha Windari, S.H., M.H. Ketua Jurusan Ilmu Hukum, FHIS Undiksha

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Tanamkan Nasionalisme Melalui Pendidikan Pada zaman dulu, para pahlawan merebut kemerdekaan hanya dengan senjata bambu runcing berai mengorbankan jiwa raga demi membela tanah air. Jiwa pa­ triotisme seperti inilah, ditegaskan Drs. IGB Arthanegara, S.H., M.H., M.Pd., yang harus diteruskan dan diwariskan. “Tentu tidak dengan membawa bambu runcing, dsb., tapi menyesuaikan dengan situasi sekarang. Misalnya, menjadi pahlawan pem­ bangunan, pahlawan pendidikan, pahlawan di segala sektor dalam pembangunan bangsa,” ujar Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali ini.

agaman. Kita tidak harus fanatik bahwa kita yang terbaik, tapi nasionalisme mengajarkan bagaimana kita mencintai tanah air kita,” jelasnya. Jiwa nasionalisme itu dikatakannya lagi akan terasa ketika kita meran­ tau ke luar negeri. Ketika berada di luar negeri, rasa cinta kita pada tanah air benar-benar diuji. Sebab Drs. IGB Arthanegara, S.H., M.H., M.Pd. tingkat kemakmuran se­ ika kita sebagai bangsa cara material di luar negeri lebih Indonesia sudah bisa tinggi dibandingkan di Indonesia, mewariskan nilai-nilai apalagi saat setelah kemerde­ p a t r i o t i s m e m e r e k a kaan. Situasi itulah yang pernah maka otomatis jiwa nasional­ dialaminya dulu. Ketika dihadap­ isme tertanam pada hati san­ kan pada dua pilihan, dengan ubari anak-anak kita. Karena itu, teguh Arthanegara memutuskan Arthanegara menegaskan anak meninggalkan tugas belajarnya di didik kita perlu diberi pembelaja­ Tiongkok dan memilih kembali ran tentang Pancasila, NKRI, dan ke Tanah Air untuk membangun Bhinneka Tunggal Ika. “Di dalam bangsa. Sebelum merantau ke negeri Pancasila itu kita tahu semua. Disana kita diajarkan keber­ orang, Arthanegara mengatakan

J

bahwa dirinya dan temen-teman yang lain benar-benar diberikan pembekalan bagaimana mena­ namkan rasa cinta pada tanah air. “Hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri”, semewah-mewahnya hidup di neg­ eri orang tentu kita lebih memilih nikmat hidup di negeri sendiri. Ketika mereka memilih cinta materi, tentu tidak pulang ke Tanah Air. Tapi ketika mereka ter­ panggil bahwa Tanah Air memer­ lukannya, meski dengan keadaan sederhana, mereka akan memilih pulang. Jiwa ini akan bisa berhasil jika kesadaran cinta Tanah Air dan tanah kelahiran ada pada kita semua. Sarana yang paling tepat adalah melalui pendidikan. “Pendekar” Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bali pada zaman orde baru ini pun menyebut pada zamannya dulu kerap ditayangkan film-film yang mengungkapkan lagi bagaimana perjuangan pahlawan-pahlawan

kita. Sementara sekarang ia ja­ rang melihat film-film perjuangan. Kalaupun ada, hanya satu dua. Berbeda dengan film asing, meski lebih banyak cerita roman tapi cinta tanah airnya ditanamakan betul sehingga orang akan kagum, cinta tanah airnya hebat. “Ini yang masih perlu kita hidupkan. Sehingga tayangan-tayangan film baik itu layar lebar, televisi, bisa diisi dengan siaran-siaran sejarah perjuangan, semangat pejuangan. “Sebab saya lihat dengan meng­ hadirkan pidato Bung Karno saja di televisi, saya sebagai orang yang pernah hidup di zaman be­ liau, merasakan sekali kehebatan beliau sehingga merasa tersentuh bagaimana kita bisa membangun negeri kita ini,” ungkapnya. Sekarang ini dikatakannya sejatinya banyak ketokohan di bidangnya masing-masing yang bisa diacungkan jempol. Seperti ada pelajar yang ikut Olimpiade kemudian menjadi juara di ting­

23

kat internasional, dan bendera Merah Putih berkibar di negeri orang itu menjadi suatu kebang­ gan. “Kita yang nonton di rumah saja merasa bangga apalagi “pahl­ awan-pahlawan” yang langsung melakoninya. Tidak hanya fisik merah putih saja yang berkibar tetapi semangat di dada kita sebagai anak bangsa juga perlu dikibarkan,” ucapnya. Karena itu, pendidikan kita ditegaskannya lagi jangan ber­ fokus hanya menjadikan cerdas otak saja, tapi juga cerdas ro­ hani seperti pelajarana etika, agama, dan pendidikan karakter seperti sekarang yang sedang diintensifkan. Sehingga, dengan pendidikan-pendidikan itu, kita bisa menghormati orang tua, menghormati guru, dan meng­ hargai orang lain. Dulu, saat ia menjadi Pen­ gawas, sebelum anak SMP/SMA masuk ke dunia barunya itu, biasanya calon-calon instruk­ tur yang ada di sekolah itu di­ panggil dan diberikan pelajaran etika. Seperti menghormati guru, walaupun keliatan sederhana tapi nilainya luar biasa. “Menanam­ kan etika itu maksudnya adalah supaya anak-anak bisa meng­ hormati orangtuanya, menghor­ mati gurunya sehingga dia juga bisa menghormati benderanya, menghormati bangsanya,” tan­ dasnya. (Inten Indrawati)

Pejuang Masa Kini Fokus di Bidang Masing-masing Di era sekarang ini, pahlawan tak harus yang memegang senjata. Dengan berkiprah di berbagai bi­ dang dan fokus dengan apa yang dilakukan juga merupak­ an cara mengisi kemerdekaan. Menurut chef Ariani dari Swiss Belhotel Rain­ for­ est

Sunset Road Kuta, walaupun kita sudah merdeka, saat ini kita juga masih berperang yakni berperang menghadapi keadaan yang ada. Disinilah diperlukan tekad dan semangat yang tinggi untuk mengisi kemerdekaan. Ia me­ nilai, menjadi seorang chef atau koki juga termasuk pejuang. Mereka menciptakan berbagai masakan yang enak dan penuh kreativitas dan inovasi.

Chef Suarsa dan Chef Ariani

Ia mengatakan, selama ini bekerja sebagai chef juga sebuah tantangan. “Satu motivasi saya saya dapatkan, ketika orang makan ha­ sil masakan, mera­ sa puas. Dari kebanggaan itu, akan me­ motivasi diri saya untuk terus belajar dan mencipta­ kan kreasi menu makanan yang lebih inovatif. Sama seperti se­ orang guru ketika muridnya sukses pasti ada kebang­ gaan da­ lam diri mereka,” kata Ari­ ani. De­ ngan be­

kerja yang baik di bidang yang kita tekuni, itu sudah berarti kita mengisi kemerdekaan dengan semangat perjuangan. Menurut­ nya, pahlawan adalah orang yang mampu memberi sumbangsih pikiran dan kinerja yang lebih ba­ gus untuk kemajuan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Ia juga menganggap orangtu­ anya adalah pahlawan bagi dirinya karena sudah mengantarkan dia ke bidang ia kini ia tekuni. “Saya bangga pada posisi ini dan sangat berterimakasih atas perjuangan orangtua saya sehingga saya bera­ da dalam tahap pencapaian seka­ rang. Sekarang tinggal bagaimana saya berkiprah di bidang kuliner agar membanggakan orangtua dan keluarga,” ujarnya. Hal senada juga dilontarkan chef Suarsa. Pemilik Ayu Bakery ini menilai, pejuang bukanlah para pejabat yang sarat dengan kepentingan, tapi mereka yang benar-benar berjuang dengan kecerdasannya untuk mengab­ dikan ilmunya di bidang masingmasing. Ia sendiri menilai, ayah dan

ibunya adalah pahlawan sejati. “Orangtua saya sudah mengan­ tarkan saya sukses seperti seka­ rang, itu kebanggaan bagi saya. Dalam setiap doanya, mereka selalu memohon kepada Tuhan agar saya bisa sukses,” kata Su­ arsa. Ia menambahkan, ketika ia mendapatkan masalah, dalam urusan karier atau usahanya, orangtuanya selalu memberikan solusi terbaik. Chef Suarsa mencontohkan, ketika ia memutuskan untuk berhenti bekerja di hotel dan memulai usaha sendiri, orangtu­ anya sangat mendukung. Walau­ pun Suarsa tahu, itu tak mudah dilakukan. Namun, motivasi dari orangtuanya membuat Suarsa berani mengambil keputusan dan pantang menyerah dalam mem­ bangun usaha rotinya. Kini, ia sudah bisa menkmati hasil dari perjuangannya itu dan tentu saja perjuangan ini membuat orang­ tuanya bangga. Ia mengaku, tak mau muluk-muluk menghadapi kehidupan. Saat ini, perjuangannya hanya fokus untuk membesarkan usaha rotinya. (Wirati Astiti)


22

Bicara batik, orang pasti akan menyebut Solo, Yogyakarta, Jawa Tengah, karena memang sejak zaman dulu kala daerahdaerah tersebut terkenal akan batiknya. Tidak ada yang pernah menyebut Jakarta. Padahal, Jakarta pun memiliki batik khas, sayangnya kurang dikenal oleh kebanyakan orang, termasuk warga Jakarta sendiri.

B

Sosialita

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

atik Jakarta atau batik khas Betawi memiliki sejarah panjang yang sayangnya jarang terpublikasi. Konon batik Betawi telah ada sejak masa penjajahan Belanda di Batavia dibawa oleh pembatik-pembatik Jawa. Batik-batik luar Betawi ini kemudian berasimilasi dengan budaya berbagai etnis dan bangsa yang telah lebih dahulu berdiam di Batavia sehingga akhirnya melahirkan batik dengan motif berbeda. Batik tersebut disebut batik Betawi yang bernuansa campuran lokal, Jawa, Tionghoa, Arab, dan Eropa. Seiring dengan kemajuan jaman dan perkembangan Jakarta, batik Betawi yang dulu sangat populer pun perlahan hilang. Bukan hanya etnis Betawi saja yang ‘terpaksa’ minggir ke pinggiran Jakarta tapi batik Betawi pun semakin langka di pasaran.Upaya sebagian pihak termasuk Pemda DKI Jakarta mengangkat kembali batik Betawi seolah hanya ‘setengah hati’ sehingga tidak bergema. Walhasil, Jakarta saat ini justru menjadi ‘etalase’ bagi batik dan kain dari berbagai daerah, sementara batik Betawi terpinggirkan di ‘rumah sendiri’. Kenyataan itu juga diamini oleh Siti Laela, pendiri Kampung Batik Terogong. ”Dulu ketika saya kecil, masih melihat para perajin beramairamai membatik. Namun kemudian lama-lama menghilang karena sentra batik pada masa itu di sekitar Palmerah, Karet, hingga Tanah Abang tutup. Para pembatik banyak yang pindah ke luar Jakarta. Sejak itu batik Betawi makin langka. Sekitar akhir tahun 1960-an atau awal tahun 1970-an, batik Betawi langka di pasaran,” ujar Siti. Siti yang mengaku berasal dari keluarga pembatik merasa prihatin dengan kondisi itu. Apalagi pada masa itu dirasakannya perhatian pemerintah sangat kurang. Sekitar tahun 2010, gerakan mengangkat kembali batik Betawi mulai terdengar meski sayup-sayup. Ketika ada tawaran pelatihan membatik, Siti dan saudaranya pun ikut serta. Itulah awal dari keinginannya untuk menghidupkan kembali batik Betawi. “Saya dan keluarga besar sangat prihatin dengan kondisi itu yang jika dibiarkan bisabisa batik Betawi benar-benar punah. Akhirnya saya bersama beberapa saudara sepakat untuk mengangkat kembali batik Betawi. Kebetulan juga ada program dari Pemda DKI Jakarta yang bekerjasama dengan Lembaga Kebudayaan Betawi untuk pelestarian batik Betawi. Itulah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Kampung Batik Terogong,” papar Siti yang bersama enam saudaranya patungan untuk menjalankan bisnis kain batik motif Betawi pada 2012. “Jadi adanya Kampung Batik Terogong bukan sekadar bisnis semata namun juga upaya pelestarian batik Betawi agar tidak punah dimakan zaman. Impian kami batik Betawi bisa berjaya lagi seperti dulu atau setidaknya sama terkenalnya dengan batik-batik lain yang ada di Jakarta,” ucapnya. Keberadaan Kampung Batik Terogong (sesuai dengan nama jalan di mana kampung batik itu ada) ini cukup unik. Kampung ini berada di kawasan elite Cilandak Barat, berdekatan dengan rumahrumah mewah serta gedung-gedung megah. Tak jauh dari Terogong, adalah pusat perbelanjaan mewah Pondok Indah Mall (PIM) dan sekolah Jakarta Internasional School. Batik Betawi, tutur Siti, bukan hanya memiliki motif yang khas tapi warna-warnanya pun lebih cerah atau lebih ‘jreg’ dibanding batik lain.

Geliat Batik Betawi Warna merah, kuning, hijau dan warna-warna cerah lainnya dominan di batik Betawi. Motifnya pun khas, semisal menggambarkan tentang Jakarta dan kehidupannya, ikonikon Jakarta, budaya Betawi,dll. “Seperti gambar ondel-ondel yang paling digemari, Monas, kehidupan di Ciliwung, dll. Motif-motif yang ada sejak dahulu, ditambah dengan motif-motif yang berkembang, sehingga boleh dibilang motif batik Betawi cukup kaya,” ujarnya.

kita akan langsung menBetawi, terutama di wilayah budaya Betawi jumpai tembok-tembok tengah. Kala itu di lingkungan kaum pria Betawi, rumah warga, bahkan di celana batik bersaing populer dengan sarung gang-gang kecil, dihiasi batik corak plekat yang diilhami corak pakaian dengan aneka motif batik tradisional Skotlandia. warna-warni. Di sana juga Yahya Andi Saputra, tokoh Betawi menyebut, ada sanggar serta galerisetidaknya ada 10-15 motif batik Betawi asli yang galeri batik yang menjual berbeda dengan batik pesisir lain. Seperti motif batik-batik karya warga batik tiga negeri, batik buket atau flora seperti setempat. Seperti halnya yang dikembangkan masyarakat keturunan TionTerogong, Kampung Batik ghoa dan Indo yakni batik pagi sore, batik seser Palbatu pun banyak mendahujar dan batik ler Ciliwung. Sayangnya motifpat kunjungan wisatawan motif lawas ini sebagian sudah langka, termasuk dari dalam maupun luar motif bambu kuning yang dulu sempat populer. negeri. Motif pucuk rebung juga paling populer pada Pengakuan warga semasa lalu, motif tersebut dianggap memiliki akar tempat, Kampung Batik MOTIF ANDALAN budaya Betawi yang kental. Motif ini merupakan Palbatu mulai hadir sekitar ‘TABUR MENGKUDU’ campuran dari budaya Tionghoa, Arab, Jawa juga tahun 2011. Untuk bisa Siti Laela Eropa. “Sentra batik berada di kawasan Tanah Batik Terogong sendiri, tampil seperti sekarang, dimana seluruh warga Abang, Karet Tengsin, Karet Semanggi, Bendunujarnya, selain mengangkat motif-motif Bemendukung penuh dan bersedia tembok rumahgan Ilir, Bendungan Udik, Sukabumi Ilir, Palmerah, tawi yang sudah ada, mengembangkan juga nya digambar motif batik, tidaklah mudah. Dulu Petunduan, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan memiliki ciri khas sendiri. Misalnya motif ‘tabur itu di awal-awal sempat pro-kontra. Tapi lama dan Tebet,” jelas Yahya. (Diana Runtu) mengkudu’. Pohon mengkudu sendiri dulunya kelamaan semuanya balik mendukung karena banyak terdapat di kawasan Terogong. “Tabur melihat hasilnya bagus. Terlebih lagi memmengkudu juga punya makna tersendiri yakni batik memberi dampak sangat positif. ‘tekun dan sabar memang kudu’. Itu juga prinsip “Salah satunya adalah memberdayakerja kami,” ucapnya. kan masyarakat, khususnya para ibu warga Perjuangan mengangkat kembali kepopulPalbatu untuk mendapatkan penghasilan eran batik Betawi memang masih panjang. Jalan tambahan. Ya dari pada waktu sengmewujudkan impian pun tidak mudah karena gang hanya dihabiskan untuk ngerumpi batik-batik asal Jawa sudah lebih dahulu eksis atau tidur-tiduran, nonton tv, lebih baik di Jakarta. Namun dirinya serta para pembatik berkarya yang menghasilkan sesuatu yang yang ada di Terogong tak berkecil hati. Mereka bermanfaat,” ungkap Fatimah yang mentetap semangat untuk terus berkarya. Sekarang gaku telah aktif membatik sejak Kampung saja, ujarnya, perkembangannya mulai terasa Batik Palbatu berdiri. karena semakin banyak pihak peduli pada batik Tentang eksistensi batik di Jakarta Betawi. sejak jaman dahulu juga dituturkan oleh Kampung Batik Terogong makin banyak Ridwan Saidi, budayawan Betawi. Dikutip mendapat kunjungan wisatawan baik dari dalam dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta maupun dari luar negeri. Mereka bukan hanya www.jakarta.go.id ia mengatakan, pada melihat-lihat proses pembuatan batik tapi juga akhir abad XIX batik menjadi bahan pakamembeli, bahkan di antaranya juga ikut belajar ian paling populer di kalangan masyarakat cara membatik di sanggar yang ada. Batik Betawi Motif Ondel-ondel “Banyak wisatawan dari mancanegara datang seperti Jepang, Australia, Amerika, dll. WEDAKARNA KUNJUNGAN KE WARUNG BABI GULING GILIMANUK Wisatawan dari dalam negeri juga banyak, begitu juga anak-anak sekolah,” katanya. Prinsipnya, pihaknya menyebarkan kegemaran membatik Betawi kepada semua orang. Selain itu, tambahnya, pihak-pihak yang mau bekerja sama dengan Kampung Batik Terogong Bali pemakan daging pun semakin meningkat. “Kami juga rajin pambabi. Hal unik lainnya eran di berbagai tempat juga melakukan peIbu Jero juga memilimasaran lewat mal-mal juga online. Jadi edukasi ki menantu bernama dan bisnis bisa berjalan bersama,” katanya. Bu Esti asal PesangBatik Betawi yang diproduksi di tempatnya garan Banyuwangi adalah batik tulis juga batik cap. Tidak ada batik dan kini membantu printing sebagaimana batik-batik dari daerah keluarga berjualan lain. Untuk batik tulis dan cap, harganya cukup babi guling. Semoga lumayan karena pengerjaannya pun memerlukan sukses usaha babi waktu yang tidak sebentar, khususnya batik tulis guling ini, semakin yang pengerjaannya bisa berminggu-minggu berkembang dan ekbahkan sebulan. “Harga batik tergantung dari sis,“ ungkap Senabahannya (kain), kerumitan motif dan lamanya tor Gusti Wedakarna pengerjaan,” ujar Siti. (Penggagas dan Pem-

Kebaya dan kaum wanita tak bisa dipisahkan. Kebaya merupakan identitas bagi wanita dalam berbagai acara. Memakai kebaya menambah keanggunan wanita. Hal ini diungkapkan Ni Luh Made Milan Mega­yoni, pemilik “Gadis Bali Kebaya”.

M

ilan mulai tertarik dengan dunia fashion khususnya kebaya sejak SMP. Ia belajar sendiri alias otodidak. Hasil karya putri pasangan Drs. I Ketut Darmita Wirawan, M.Pd.-Ni Ketut Sulandi, S.E. ini diminati teman-temannya. “Waktu

PENGUSAHA KULINER SUKLA FOKUS SEGMENTASI WISATAWAN PENGGEMAR DAGING BABI

KAMPUNG BATIK PALBATU YANG UNIK Sebenarnya di Jakarta ada juga kampung batik Betawi lainnya yakni di Palbatu yang terletak di kawasan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan. Palbatu adalah nama jalan di mana kampung batik tersebut berada. Keberadaan Kampung Batik Palbatu ini telah lebih dahulu ada dibanding Kampung Batik Terogong. Kampung Batik Palbatu juga terbilang unik karena begitu kita memasuki kawasan Palbatu

Ragam Motif Batik Betawi

bina Gerakan Sukla Satyagraha). Sukla bermakna suci, artinya semua Satyagraha – Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III p ro s e s m a k a n a n bersama pemilik warung babi guling Bu Jero di Gilimanuk, Negara harus menggunakan Mendengar kata Gilimanuk seakan–akan bahan yang diperlakukan suci, menggunakan pikiran kita terarah pada suatu tempat perabot yang suci, dan juga harus menggunayang menghubungkan dua buah pulau yaitu kan budaya Hindu. Satu hal yang tidak bisa Pulau Jawa dan Pulau Bali. Bukan hanya dilupakan bahwa sebelum makanan itu diitu, perkembangan nama penyebrangan jual, para pedagang Hindu disarankan untuk Gilimanuk – Ketapang semakin vital adanya mempersembahkan makanan itu ke hadapan sebagai akibat dari bertambah banyaknya Tuhan (ngejot saiban) dan seluruh warung orang–orang luar Bali khususnya dari Jawa dan restoran diperciki tirta amerta. yang ingin menikmati dan menyaksikan Babi guling adalah identitas orang Bali. keindahan Pulau Bali. Tentunya hal ini akan semakin bagus jika bisa Setelah sekian lama sempat diundang membuka warung babi di tempat–tempat untuk datang ke warung sukla yang ada di pariwisata. Ini akan sangat membantu peterGilimanuk, akhirnya Senator Wedakarna nak babi di Bali, kaum Marhaen yang bergerak berkesempatan untuk mengunjungi Warung di usaha kuliner babi. Inilah satyagraha, harus Babi Guling Ibu Jero disela–sela kunjungan sayang dengan semeton Bali sendiri dan yakin kerja ke Gilimanuk, Negara. kalau orang Bali mengelola ajengan, pasti “Saya salut sekali kepada Ibu Jero pemisuci, bersih dan sukla. Selain itu pihaknya lik Warung Babi Guling di Gilimanuk. Ini akan mengampanyekan gerakan makan babi satu–satunya warung babi guling yang ada guling dan terus menggalakkan acara Festival di kawasan Gilimanuk. Tentunya pangsa Babi Guling di seluruh Bali. “Gerakan rakyat pasarnya bukan hanya umat Hindu saja tapi akan lebih hebat dari gerakan pemerintah wisatawan yang gemar makan daging babi. sekalipun. Ngiring lestarikan ajengan sukla,“ Kenapa harus khawatir dengan segmen ungkap Gusti Wedakarna. penjualan daging babi. Apalagi mayoritas di

Karya-karya Gadis Bali Kebaya

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

3

Ni Luh Made Milan Megayoni

Taksu Kebaya Bali itu promosinya dari mulut ke mulut,” kenang alumnus SMPN 1 Marga dan SMAN 2 Tabanan ini. Memasuki jenjang perguruan tinggi, minat Milan terhadap kebaya makin tinggi. Kuliahnya di Stikes Bali Jurusan Keperawatan sempat terganggu. Orangtuanya pun mengingatkan agar Milan fokus kuliah dulu, setelah lulus baru memikirkan bisnis. “Saya dan seorang teman mulai serius bisnis kebaya saat semester IV. Usaha rumahan di daerah Kediri, Tabanan. Kami beri nama “Gadis Bali”. Nama ini muncul begitu saja. Peminat kebaya lumayan banyak karena saya juga memanfaatkan media sosial untuk promosi. Saya sampai begadang untuk menyelesaikan pesanan. Inilah yang membuat orangtua khawatir dan meminta saya fokus kuliah,” ujar perempuan kelahiran Tabanan, 13 November 1992 ini. Setelah menyelesaikan pendidikan keperawatan, Milan mulai mengembangkan bisnis kebayanya. Karena teman yang diajak dari awal sudah berkeluarga, Milan pun bersolo karier. Ia membuka butik di Jalan Waturenggong, dekat Pasar Sanglah, Denpasar. “Banyak konsumen dari Denpasar. Pesanan kebaya pun makin banyak. Ada yang buat baru, ada yang menyewa. Saya memberanikan diri untuk menyewa toko sebagai butik sejak tahun 2014. Orangtua juga mendukung keputusan saya ini. Untuk workshop tetap di Marga. Saya memberdayakan ibuibu di sekitar rumah untuk menjahit,” ujar kakak dari I Komang Satria Pringgada dan I Ketut Alex Mahardika ini. Saat awal membuka butik di Waturenggong, Milan mengerjakan semuanya sendiri. Ia menerima pesanan, membuat

Milan bersama keluarga

pola, menjahit, melayani komplain. Tiga bulan sesudahnya, ia dibantu dua kerabatnya. Merekalah yang banyak mengurusi butik, Milan hanya sesekali datang ke butik. “Konsumen kami mulai dari anak SMA yang perlu kebaya untuk acara perpisahan sekolah, mahasiswi yang wisuda, hingga remaja dan ibu-ibu yang mau kondangan. Mereka lebih praktis menyewa daripada membuat. Harga sewa yang kami bandrol juga terjangkau, mulai Rp 150 ribu,” ungkap Milan. Selain kebaya, ia juga menyiapkan kain dan sandal untuk disewa. Dengan harga yang terjangkau, Milan bersyukur koleksi “Gadis Bali Kebaya” bisa menambah keanggunan para wanita. Ia juga selalu meng-update koleksi kebayanya. “Saya ingin memberi kontribusi untuk mengangkat kebaya Bali yang punya taksu. Saya ingin wanita tambah cantik dengan kebaya Bali,” tegasnya. PASSION DI DUNIA FASHION Milan juga menuturkan dirinya mencari inspirasi dari mana-mana. Kadang ia melihat desain kebaya di internet, bahkan karya desainer pun diperhatikan. “Saya amati lalu saya modifikasi. Saya tidak mau meniru persis apa yang sudah ada. Kalau ada konsumen yang minta dibuatkan kebaya sama persis dengan apa yang sudah ada, saya sarankan langsung ke pembuatnya. Saya ingin karya-karya “Gadis Bali Kebaya” punya ciri khas sendiri,” ujar Milan.

Kebaya yang ia buat mengikuti tren warna dan tren model. Hal inilah yang membuat para konsumen puas karena bisa tampil kekinian dengan kebaya sewaan dari “Gadis Bali Kebaya”. Banyak konsumen yang memesan setelah melihat akun Instagram @gadisbalikebaya. Selain dari Bali, ada juga pemesan dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Australia. Kebaya-kebaya yang sudah beberapa kali disewa, selanjutnya disale. Untuk mengisi stok, Milan tetap berkarya. Hal inilah yang membuatnya tak bisa diam. Begitu ada ide, ia langsung menuangkan ke dalam pola dan menyerahkan ke tukang jahit. Sistem kerjanya ini kadang membuat ia kha-

watir karena belum menemukan penerus. Banyak tukang jahitnya yang khawatir kalau nanti Milan menikah, mereka tidak bisa bekerja lagi. “Saya selalu menjaga kontinyuitas. Ada ataupun tidak pesanan kebaya. Saya selalu membuat desain dan pola. Saya bilang ke tukang-tukang jahit, jangan khawatir, kalaupun sudah menikah, saya tetap menekuni usaha kebaya,” ungkap perempuan yang mengaku tidak bisa menggambar. Satu niat Milan yang belum tercapai adalah masuk sekolah desain. Ia merasa menemukan passion di dunia fashion. Namun, ia belum bisa mengatur waktu. Daripada semua kacau, ia menunda terlebih dahulu niatnya sekolah desain. Kadang ada yang menanyakan, ilmu keperawatannya mau diapakan. Milan pun mengatakan suatu saat nanti ilmunya pasti terpakai. Saat ini ia akui lebih banyak berurusan dengan “jarum jahit” dibanding “jarum suntik”. Milan juga kerap mendapat tawaran kerjasama untuk membuka butik di daerah selain Denpasar. Tawaran ini untuk sementara ditolak. Ia khawatir tak bisa menangani banyak tempat dalam waktu bersamaan. Nanti, ketika sudah punya sistem yang bagus, ia siap untuk membuka kerjasama. Tawaran kerjasama sponsor pun banyak ia terima. Ia pun harus memilih mana yang bisa didukung. “Saya biasanya pelajari dulu konsepnya. Kalau cocok, saya ok. Kalau tidak, saya mohon maaf. Saya takut tidak bisa maksimal saat pengerjaan,” ujarnya seraya mengatakan desain kebayanya pernah menjadi sponsor acara Teruna Teruni Denpasar 2015 dan Miss Internet 2017. -wah

Aktivitas Milan di Butik Gadis Bali Kebaya

Milan bersama finalis Teruni Denpasar 2015


4

Inspirasi

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Bagus Sakaputera

“Jembatan” Klien dan Talent Melakoni pekerjaan yang sesuai dengan hobi membuat kita bisa menikmati ­pekerjaan itu. Pengalaman demi pengalaman akan menjadikan kita lebih baik. ­ Hal inilah yang dilakoni I Made Ngurah Bagus Sakaputera, S.E.,M.M., pemilik Sakabros Bali Event & Talent Management.

P

Menjadi EO pemilihan Jegeg Bagus, Agustus 2016

ria yang akrab disapa Gus Saka ini menuturkan dirinya mulai aktif berkesenian sejak SMP. Kala itu, ia menekuni breakdance dan pantomim. Kemampuannya ini kerap ditunjukkan di acara-acara sekolah. Saat SMA, jiwa seninya itu dikolaborasikan. Ia dan teman-temannya menggarap pantobreak. Ini merupakan gabungan pantomim dan breakdance. Musiknya menggunakan potonganpotongan lagu dan jingle iklan. Tahun 1990, Gus Saka mulai terjun ke dunia fashion. “Waktu ada acara fashion show di seko-

lah, perlu model pria. Dari banyak peminat, ternyata saya yang dipilih. Dari situlah saya mulai mengenal catwalk. Saya juga belajar koreografi dan music termasuk menjadi DJ,” ungkap alumnus SMA 1 Denpasar ini.

Gus Saka bersama Bill Davidson (cucu pencipta Harley Davidson) saat acara HOG Convention 2014

Ia hanya sebentar menjadi model dan memilih menjadi orang di belakang panggung. Pengalamannya di dunia fashion show membuat pria kelahiran 23 April 1972 ini dipercaya Ajus Modelling sebagai koreografer. Suami Helga Riftiana, S.E. ini kerap menghadirkan sesuatu yang berbeda saat fashion show. Dalam sebuah event fashion bertajuk “Kampung Bali”, ia menghadirkan suasana perdesaan lengkap dengan ayam berkokok. Tanggal 12 Juli 2006, Gus Saka mendirikan Sakabros Bali Event & Talent Management. “Nama Sakabros berasal dari nama bis peninggalan kakek era tahun 1970-an. Bis ini melayani jurusan Denpasar-Singaraja. Sakabros berarti Saka Brothers (Saka bersaudara),” ujar putra pasangan Drs. Ketut Gede Saka dan A.A.A Ngurah Mas Kusumawardani (almh) ini. Gathering Philips di Bali merupakan event pertama yang mereka garap. Kala itu, Teamlo hadir sebagai talent. Durasi penampilan yang terlalu lama membuat kliennya ingin acara dipercepat. Akhirnya Gus Saka melakukan pendekatan agar acara bisa berjalan sesuai jadwal. “Dari pengalaman itu saya belajar, dalam

Mandalika

DISEBUT “SUTRADARA” Klien-klien Sakabros pun terus bertambah. Mulai dari perusahaan otomotif, operator seluler, instansi pemerintah, dan parpol pun mempercayakan penggarapan event-nya ke Sakabros. Event-nya beragam, seperti gathering, reuni, pameran, awarding, hingga launching product. Suka duka pun dialami Gus Saka bersama timnya. Pengalaman paling berkesan ketika pria yang hobi bersepeda, mendengar musik, fotografi, dan travelling ini terlibat dalam Kejuaraan Dunia Pencak Silat Bali for The World. Gus Saka merasa terharu karena bisa terlibat di event dunia dan mendapat sebutan “sutradara”. Gus Saka yang menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Universitas Udayana ini mengatakan mengurus event organizer itu berarti mengurus keseluruhan event. Dalam perjalanan, ia kerap berkolaborasi dengan EO lain. Kadang, ia ikut membantu temannya untuk menjadi Show Director atau Music Director. Belajar dan terus belajar menjadi modalnya untuk bisa eksis di dunia EO. Pengalaman sebagai mantan model, Gus Saka bersama Ketua Perbakin mendengarkan musik, dan terDenpasar dan Ketua Perbakin Bali saat menjadi penyelenggara Cabor menembak biasa di panggung membuatnya PD Porprov 2013 paham tentang koreografi dan blocking panggung. Ide-ide bisa didapatkan sebuah acara harus ada Show dari mana saja untuk diaplikasi Director sebagai jembatan antara dalam pengerjaan sebuah klien dan talent. Show Director event. Gus Saka juga kerap itu bagian kecil dari sebuah event mengajak istri dan anaktetapi dia yang bertugas untuk anaknya saat bekerja. Helga mengatur acara dan harus tahu sebagai model bertugas untuk seni me-running acara. Semua tal- mengarahkan talent-talent ent termasuk MC berada dibawah terutama yang berurusan denkomando Show Director,” ungkap gan fashion show. “Anak-anak ayah dari Gede Ngurah Arkana saya ajak biar mereka tahu Putera Saka (Kana) dan Made aktivitas orangtuanya. Biar Ngurah Arkananta Putera Saka mereka punya pilihan ak(Nanta) ini. tivitas yang ingin ditekuni.

Saat ini Kana lebih suka bersepeda seperti saya, sedangkan Nanta menembak mengikuti olahraga yang ditekuni ibunya,” ujar pria yang juga pengajar di Alfa Prima, John Roberts Power, dan Universitas Warmadewa ini. (Ngurah Budi)

Gus Saka

21

Gubernur NTB Terima Penghargaan Kepala Daerah Penggerak Ekonomi Syariah Jumat 28 Juli 2017, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH. M. Zainul Majdi kembali menerima penghargaan. Kali ini sebagai Kepala Daerah Penggerak Ekonomi Syariah. Penghargaan tersebut diterima Majdi di Jakarta, pada acara malam penghargaan yang dilaksanakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Syariah (IAEI) bekerjasama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), diberikan atas dedikasi dan upaya nyata yang telah dilakukan Gubernur TGB dalam menggerakkan ekonomi syariah di NTB.

K

Gus Saka bersama keluarga saat mengunjungi Disneyland, April 2017

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

etua Umum IAEI sekaligus Menteri Bappenas Prof. D r. B a m b a n g Brodjosoemantri menegaskan bahwa penghargaan ini diberikan karena dedikasi dan upaya nyata yang dilakukan Gubernur NTB dalam menggerakkan ekonomi syariah di NTB. Acara ini sekaligus penutupan rangkaian Silaturahim Nasional IAEI dan peluncuran KNKS yang

dilaksanakan dari 27 hingga 29 Juli 2017. Peluncuran KNKS sendiri telah dilaksanakan di Istana Negara pada hari Kamis 27 Juli 2017 yang dilakukan oleh Presiden Jokowi yang sekaligus mengetuai KNKS. Peluncuran ini juga menandai tahap baru perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Dimana KNKS yang diketuai Presiden RI akan langsung mengkoordinasikan dan mensinergikan seluruh

kegiatan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Dengan demikian diharapkan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah akan lebih pesat lagi dimasa mendatang. NTB sendiri dikenal telah mempelopori beberapa gebrakan terkait ekonomi dan keuangan syariah. Di antaranya dengan menjadi daerah pertama di Indonesia yang membangun segmen halal tourism atau muslim

Cegah Terorisme dan Radikalisme melalui Kesenian Kesenian memiliki nilai yang sangat kuat sebagai sarana sosialisasi terhadap pencegahan terorisme dan berkembangnya paham radikalisme di tengah-tengah masyarakat. Dengan melibatkan pelaku kesenian seperti para musisi lewat sentuhan lirik lagunya dapat menyentuh hati pendengarnya. Lewat puisi dari para sastrawan “Sastra cinta damai, cegah faham radikalisme”, tema yang diangkat dalam dialog pencegahan terorisme pada komunitas seniman dan budayawan dan dalang dengan Wayang Kulitnya, dapat disampaikan pesan-pesan yang penuh payung hukum untuk meminimalisir tindamakna sebagai sarana untuk mitigasi tinda- kan terorisme. “Mari kita ciptakan suasana kan terorisme dan berkembangnya paham yang aman, damai dan kondusif di daerah radikaslisme di kalangan masyarakat. kita dengan mengamalkan pancasila dalam Hal tersebut ditegaskan Wakil Guber- kehidupan berbangsa dan bernegara”, nur NTB. H. Muh. Amin, SH., M.Si ketika katanya. memberi sambutan saat membuka dialog Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat pelibatan komunitas seni budaya dalam BNPT, Dr. Hj. Andi Intang Dulung, pada pencegahan terorisme dengan tema “Sas- kesempatan ini turut menyampaikan, bahtra cinta damai, cegah faham radikalisme”, wa pelibatan komunitas seni budaya dalam di Mataram, beberapa waktu lalu. pencegahan terorisme merupakan kegiatan Di hadapan ratusan peserta, Wakil Gu- yang dinilai sangat strategis dan perlu terus bernur NTB ini mengungkapkan perlunya dilakukan. Pendekatan seni budaya, menukerjasama yang berkesinambungan semua rutnya akan menjadi salah satu strategi pihak melalui program-program strategis yang efektif dalam mengeleminir masuknya dalam mencegah tindakan terorisme dan faham radikalisme khususnya di kalangan radikalisme. “Mari kita jadikan perbedaan generasi muda, karena dapat melibatkan itu sebagai sebuah kekuatan untuk mem- mereka secara langsung. Selain itu kesenian bangun negara dan daerah kita menjadi relatif disenangi oleh banyak pihak. lebih maju dan kuat, bukan sebaliknya Untuk itu, lanjut Andi, mitigasi harus sebagai sumber perpecahan,” kata Amin dilakukan mulai dari generasi muda, karena pada kegiatan yang dihadiri oleh Kasubdit mereka adalah orang-orang yang paling akPemberdayaan Masyarakat BNPT, Dr. Hj. tif berinteraksi dengan media sosial. Karena Andi Intang Dulung, tokoh agama, tokoh anak-anak (generasi) muda termasuk yang adat, para budayawan dan mahasiswa yang paling rentan terpapar persoalan radikalada di Mataram NTB. isme. “Saya sangat berharap peran tokoh Amin juga mengingatkan akan penting- agama dan tokoh adat dalam mencegah nya mewaspadai adanya “sel-sel tidur” yang tindakan terorisme dan faham radikal, siap bangun kapan saja untuk melakukan karena NTB sebagai daerah yang paling tindakan teror di daerah kita. Untuk itu dikenal dengan kepatuhan masyarakatnya pemerintah dan DPR, harus segera bers- terhadap tokoh agama dan kearifan lokal inergi untuk membentuk regulasi sebagai yang ada,” ungkapnya. (Naniek I. Taufan)

Gubernur NTB menerima penghargaan. Kali ini sebagai Kepala Daerah Penggerak Ekonomi Syariah, dari Ikatan Ahli Ekonomi Syariah (IAEI) bekerjasama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)

friendly tourism, mengkonversi bank umum daerah menjadi bank syariah. Juga telah menginisiasi

pembentukan lembaga-lembaga keuangan mikro syariah dan lainlain. (Hms-Naniek I. Taufan)

Pemprov NTB Dorong Pembangunan PLTGU Untuk menjamin kebutuhan masyarakat pada sektor listrik, terutama untuk menggerakkan simpul-simpul ekonomi msayarakat, Pemerintah Provinsi NTB terus mendorong pembangunan pembangkit tenaga listrik di pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Salah satunya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Lombok Peaker yang mampu memproduksi energi listrik sebesar 150 MW. Perusahaan listrik ini merupakan ikhtiar untuk mendukung proyek kelistrikan sebesar 500 MW di seluruh wilayah NTB dan merupakan bagian dari proyek kelistrikan nasional sebesar 35.000 MW. Bahkan sistem kelistrikan di NTB terus mengalami peningkatan, berkat diresmikannya mobile power plant 2x25 MW oleh Presiden RI Joko Widodo baru-baru ini. “Penambahan daya listrik ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mendorong percepatan pembangunan NTB, khususnya pertumbuhan sektor usaha dan ekonomi produktif masyarakat. Karena listrik merupakan salah satu infrastruktur dasar yang harus disediakan, mengingat hampir semua usaha memerlukan dukungan energi listrik,” ujar Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH, M. Si saat membuka Rapat Koordinasi Rencana Pembangunan Sistem Kelistrikan di Provinsi NTB, baru-baru ini di Mataram. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kondusifitas daerah. Dan juga merawat serta memanfaatkan dengan baik aset-aset pembangunan yang telah diwujudkan.

Sehingga, pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor dapat terus dilaksanakan untuk kesejahteraan masyarakat. Pembangunan PLTGU Lombok Peaker diperoleh dengan terbitnya PP Nomor 13 Tahun 2017 yang mengatur kegiatan pemanfaatan tata ruang yang bernilai strategis nasional tetapi belum termuat dalam RTRW Provinsi atau Kabupaten/ Kota. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menunda pembangunan proyek PLTGU Peaker ini. “Saya harap pembangunan PLTGU ini rampung sesuai yang ditargetkan pada tahun 2018 mendatang,” kata Amin. GM Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusra, Djarot Hutabri mengungkapkan adanya perubahan di organisasi Induk PLN sehingga PLN Nusra bergabung dengan Jawa Timur dan Bali, di mana sebelumnya PLN Nusra bergabung dengan regional Sulawesi. “Perubahan regional ini menunjukkan Nusra mendapat perhatian lebih dari pemerintah pusat dan diharapkan dapat mengurangi pemadaman listrik di kawasan Nusra,” ujarnya. Selain itu, Djarot mengatakan Rakor ini memiliki 2 tujuan, pertama membangun sinkronisasi antara kebutuhan listrik konsumen dengan kemampuan PLN untuk menyediakan kelistrikan. Kedua, adanya tindak lanjut yang lebih detail terkait tentang pembangunan kelistrikan. “Rencananya dalam waktu 10 tahun PLN akan menambah kapasitas listrik sekitar 700 MW di wilayah Nusra, termasuk di Pulau Sumbawa,” ujar Djarot. (Naniek I. Taufan)

Wakil Gubernur NTB (tengah) pada Rapat Koordinasi Rencana Pembangunan Sistem Kelistrikan di Provinsi NTB


20

Nine

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Ratusan UMKM Meriahkan NTB Expo ke-5

Tidak kurang dari 140 stand dari UMKM yang ada di seluruh Nusa Tenggara Barat dan juga luar NTB turut berpartisipasi dan memeriahkan arena NTB Expo ke-15 tahun 2017 yang digelar di Islamic Center NTB. Selain itu stand-stand pameran juga diisi oleh SKPD, Perbankan, BUMN, Koperasi dan UMKM serta pasar murah hasil kerjasama distributor kebutuhan bahan pokok.

N

TB Expo yang secara rutin digelar tiap tahun ini dimaksudkan untuk dapat memperbanyak dan perluasan jaringan bagi para pelaku UMKM yang ada di NTB. Selain itu juga dihajatkan untuk efektifitas pembinaan dalam memotivasi kreativitas UMKM demi meningkatkan wawasan bisnisnya di era yang semakin terbuka dengan berbagai kemudahan teknologi ini. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat

hari dari tanggal 3-6 Agustus 2017. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan dalam memeriahkan HUT RI ke-72 dan Hari Koperasi ke-70. NTB Expo yang digelar rutin sejak tahun 2003 ini merupakan bentuk komitmen dan perhatian Pemerintah Provinsi NTB dalam membina Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk memperluas jaringan bisnis dan kualitas produk-produk UMKM dan koperasi. “NTB Expo adalah ajang strategis bagi para pelaku UKM untuk me-

NTB Expo 2017

mamerkan produk unggulannya kepada pangsa pasar yang lebih luas. Selain itu, expo ini juga bisa menjadi ajang temu usaha di antara para pelaku UKM untuk membangun jaringan pemasaran dan memperluas jaringan pengembangan usahanya,” kata Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, saat membuka NTB Expo ke 15 di Islamic Center NTB, beberapa waktu lalu. Menurut Amin, Pemerintah Provinsi NTB berperan selain membatu promosi bagi UMKM, juga akan terus berupaya melakukan pembinaan dan mem-branding serta melindungi hak merek dari produk-produk UKM berkualitas yang dimiliki NTB. Hal ini penting dilakukan karena sektor UKM mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak. “UKM merupakan sektor penting untuk menyerap tenaga kerja, yang hingga kini sudah mencapai 21 persen,“

Halal Bi Halal TP PKK NTB Tim Penggerak PKK NTB menggelar acara Halal Bi Halal yang mengangkat tema ‘Dengan Silaturrahim Kita Teguhkan Kebersamaan’. Pada kegiatan yang mempertemukan para pengurus TP PKK NTB dan juga organisasi wanita lainnya ini, Ketua TP. PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi mengajak segenap jajaran PKK dan Organisasi Wanita di Nusa Tenggara Barat untuk terus memupuk semangat kekompakan dan persatuan yang utuh dalam mewujudkan programprogram pemberdayaan perempuan untuk membentuk keluarga yang sejahtera yang dimulai dari keluarga masing-masing. Ajakan untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan pun menjadi salah satu hal yang dikemukakan dalam ajang silaturrahmi para ibu ini. “Mari kita tanam dan nyalakan semangat Fastabiqul Khairat di jiwa setiap insan PKK dan Wanita untuk mencapai satu tujuan, yakni memajukan NTB melalui pemberdayaan perempuan,” ungkap Hj. Erica saat menghadiri Halal Bi Halal TP. PKK Prov. NTB di Aula TP. PKK Prov. NTB, di Mataram

beberapa waktu lalu. Fastabiqul khairat adalah sebuah ajakan yang artinya `berlomba-lombalah berbuat kebajikan, sebuah pesan singkat yang memiliki makna sangat luas dan mendalam. Kebaikan yang dimaksud pasti kebaikan yang sesuai dengan perintah Alloh SWT. Seperti menolong sesama, mengabdi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk pengabdian dalam pelaksanaan program program PKK yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Selain itu, Erica juga menyampaikan kebanggaannya kepada PKK se- NTB atas kekompakan yang telah terwujud selama ini. “Walaupun diikuti oleh berbagai macam profesi dan latar belakang, namun seluruh organisasi perempuan di NTB ini memiliki satu tujuan, yaitu memajukan NTB melalui pemberdayaan perempuan,” ujarnya dalam kegiatan yang dihadiri pula oleh Ketua BKOW Prov. NTB Hj. Syamsiah M. Amin dan

Ketua Dharma Wanita Prov. NTB Hj. Ikhsanti Komala Rimbun Rosiady. Sembari itu, ia menambahkan bahwa kekompakan yang terjalin dalam PKK NTB tetap tidak lepas dari prinsip Fastabiqul Khairot yang terus dipegang oleh kader PKK dalam melaksanakan tugasnya. Sementara itu, Dr. H. Zaidi Abdad, MA dalam ceramahnya pada kegiatan hala bi halal ini, mengatakan rasa kebersamaan yang kuat adalah kunci dalam mengatasi berbagai macam masalah. “Ada tiga hal dalam membangun kebersamaan, pertama membangun keimanan dan ketaqwaan, kedua membangun pendidikan, dan ketiga membangun ekono-

katanya. Deputi Bidang Promosi dan Pemasaran kementrian Koperasi dan UKM RI , I Wayan Dipta yang hadir pada pembukaan NTB Expo 2017 ini mengatakan

mi,” ujarnya saat memberikan hikmah Halal Bi Halal. Keimanan dan ketaqwaan yang dimaksud adalah segala perbuatan yang dilakukan di dunia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. “Kenalkan anak-anak tentang hakikat keimanan dan ketaqwaan sejak dini agar anak-anak kita kelak memiliki moralitas dan akhlak yang baik,” katanya. Dr. H. Zaidi juga mengucapkan selamat kepada Ikatan Ahli

bahwa Expo seperti ini sangat dibutuhkan koperasi dan UKM untuk mengenalkan produk mereka di tingkat regional, nasional maupun internasional. “Dengan potensi UKM di NTB yang terkenal akan kualitasnya, event seperti NTB expo harus rutin dikembangkan khususnya UMKM yang belum di kenal agar pasar mereka jadi semakin luas,” ungkapnya. Wayan Dipta juga menambahkan bahwa pelaksanaan expo harus dapat mendatangkan pembeli agar produk yang dipamerkan dapat laris terjual. Mengaitkan potensi UKM dan potensi pariwisata dengan expo adalah salah satu langkah cerdas dalam membantu pemasaran UKM. “NTB banyak didatangi oleh wisatawan, kita arahkan mereka ke sini agar mereka juga bisa belanja,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)

Ekonomi Syariah (IAE) Provinsi NTB dan kepada Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi sebagai Kepala Daerah Penggerak Ekonomi Syariah. NTB adalah Provinsi yang menggerakkan ekonomi dengan sistem syariah, bahkan Bank NTB sebagai bank daerah dikonversi menjadi bank syariah. “Mudah-mudahan ini menjadi terobosan yang baik untuk Provinsi NTB,” ujarnya.

Halal Bi Halal TP PKK NTB

(hms-Naniek I. Taufan)

Inspirasi

5

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Buka Hari Dongeng di Rumah Dongeng Siapa yang tak kenal dengan nama Made Taro. Pria sepuh dengan ciri khas rambut putihnya ini dikenal sebagai pakar dan praktisi permainan tradisional anak.

Made Taro

D

itemui di kediamannya yang asri di kawasan Suwung-Denpasar, ia yang diberi gelar Maestro Seni Tradisi Lisan tahun 2008 oleh Menteri Budaya dan Pariwisata RI, dilanjutkan menerima Anugerah Kebudayaan dari Presiden tahun 2009 ini menuturkan awal ketertarikannya pada permainan tradisional. “Awalnya saya hanya sebagai pemerhati, dulu saya sedang gila-gilanya bikin puisi dan cerpen,” ujarnya. Sekitar tahun 1973, ketika sudah menikah dan memiliki tiga anak, suami Wayan Wati ini mendapati anak-anak tetangga di kompleks perumahannya (mes SMAN 2 Denpasar), bengong. Ia membandingkan dengan dirinya ketika masih kecil tak pernah bengong, justru sering menjelajah. Darisana Made Taro berpikir bahwa anak-anak kehilangan sesuatu, yaitu dunia anak-anak. “Seperti ada suatu panggilan. Kemudian saya memanggil anak itu, saya ajak bermain. Mainan pertama pindekan, saya buatkan dari kertas karton. Ternyata dia senang sekali,” kisahnya. Mainan berikutnya, layangan, dengkleng gunung, engkebengkeban (alih-alihan) sampai ia juga ikut bermain. Lama-lama makin banyak anak yang ikut. Mereka senang sekali. Made Taro kemudian meningkatkannya. Ketika menanyakan pada anak-anak maukah mendengarkan dongeng? Mereka serempak menjawab “mau”. Akhirnya Made Taro membuka tiap Sabtu malam sebagai Hari Dongeng, yang dilakukan di kamarnya. Sebuah kamar kecil sebagai tempat ia mendongengkan anak-anak tersebut kemudian diberinya nama “Rumah Dongeng”. Mereka sangat senang, terkumpul 8 anak dari rentang usia 4-10 tahun. Para orangtua pun sangat antusias dan mendukung aktivitas anak-anak mereka. Made Taro lebih bersemangat lagi berekspresi, bahkan sesekali ia mendongeng dengan menggu-

nakan wayang dari balik jendela. Aktivitas ini berjalan sampai 6 tahun. Tak hanya bagi anak-anak, ia menilai aktivitas ini juga positif untuk dirinya. “Saya jadinya selalu memburu dongeng, agar bisa menampilkan dongeng yang berbeda-beda pada anak. Saya biasanya mencari dari bacaan anak seperti Majalah Bobo, Kuncung, dll.,” ujar pria yang juga sempat menulis dongeng di Bali Post ini. Sekitar tahun 1978, Made Taro mengisi Teater Remaja di TVRI Denpasar. Suatu ketika, salah seorang anak asuhnya di Rumah Dongeng menyeletuk “mengapa Bapak tidak membuat sanggar anak-anak?”. Inisiatif anak tersebut ditanggapi Made Taro dengan syarat anak itu bisa mengumpulkan teman-temannya sebanyak sebanyak 10 orang. Ternyata yang datang 15 orang. Kelima belas anak itu pun dipakai dan Teater Anak “Kukuruyuk” pentas perdana di TVRI 15 Juni 1979, membawakan lakon “Kaki Cubling” dalam bentuk operet. Selanjutnya, tanggal tersebut dipakai sebagai hari lahirnya Teater Kukuruyuk, yang sekarang menjadi Sanggar Kukuruyuk. Kegiatan ini direspons positif TVRI dengan memberikan jadwal tetap. Namun, pemirsa anak-anak “bertanda tanya”. Dari cerita para orangtua, mereka tidak mengerti akan tayangan tersebut. “Permainannya tidak tahu, lagunya tidak tahu, ceritanya tidak tahu, semua itu asing b a g i m e reka. Tetapi para orangtua sangat menyambut, karena bernostalgia pada masa kecilnya,” tuturnya. Salah seorang tokoh yang menyambut baik hal ini adalah I Gusti Ngurah Pinda, Ketua Listibya saat itu yang juga pernah menjabat Wakil Gubernur Bali. Apa yang dilakukannya ini kemudian mendapat perhatian pemerintah. Sanggar Kukuruyuk diberikan kesempatan pentas di PKB tahun 1991, juga diberikan bantuan tabuh sederhana. Tahun 1995 Made Taro diangkat menjadi koordinator (Pembina) permainan tradisional, bertugas menatar guru-guru SD sebagai instruktur permainan tradisional ke daerahdaerah untuk seluruh Bali yang akan dipentaskan di PKB. Tahun 1996, buku Made Taro “Bunga Rampai Permainan Tradisional Bali” diterbitkan pemerintah dan masuk dalam kurikulum. “Tahun itu permainan tradisional masuk ke dalam kurikulum muatan lokal SD,” ujarnya. Bagi saya ini masa

Salah satu permainan anak “Kul Kuk” yang menceritakan tentang adu balap antara Menjangan dan Kakul yang akhirnya dimenangkan kakul dengan sifat gotong royongnya

jayanya permainan tradisional. Namun di tahun 2002 semua hilang. Dalam PKB tidak diprogramkan lagi, termasuk dalam kurikulum muatan lokal juga hilang. “Bahasa Bali dan mejejaitan masih ada. Bahkan waktu itu saya sampai bertanya ke provinsi mengapa permainan tradisional hilang. Perasaan saya tentunya sedih, semua yang diperjuangkan hilang. Saya tak pernah bersuara lagi. Beberepa sekolah yang masih berminat tetap mempertahankannya tapi menjadikannya ekstra kurikuler sampai sekarang,” tuturnya. Agar permainan-permainan tersebut tidak hilang, Made Taro

Teater Kukuruyuk asuhan Made Taro mengisi jadwal tetap di TVRI Denpasar

menerbitkannya dalam bentuk buku. Permainan tersebut diciptakannya sendiri berdasarkan dongeng yang dijadikan permainan. Sampai saat ini ia sudah menciptakan 17 permainan anak yang dikaitkan dengan dongeng, cirinya tetap tradisional. “Bahkan sudah banyak yang diangkat di PAUD. Antara lain permainan sepit-sepitan yang diangkat dari cerita tantric, lutung-lutungan, godog-godogan, macam mebaju kambing, keranjang duren, dsb. Ia pun kerap diundang kemanamana untuk mendongeng yang delalu metodenya sambil bermain.

Dongeng Pengantar Tidur dari Bapak Apa yang dilakoni Made Taro kini tak terlepas dari kehidipan masa kecilnya. Ibunya seotang penari sanghyang, Bapak mangku Pura Puseh merangkap petani dan penari topeng. “Setiap hari mebebasa (membaca lontar –berbahasa Jawa kuno dan diterjemahkan ke bahasa Bali), bapak mmebaca, dalang menerjemahkan. Saya mendengarkan sambil lalu. Ibu membuat minyak kelapa sambil megending rare. Begitu setiap hari,” kisahnya. Menjelang tidur, Made Taro kecil pasti mendapatkan dongeng dari Bapaknya. “Dongengnya itu-itu saja diulang-ulang, bawang-kesuna, timun mas, pan cubling. Bosan. Seperti itulah tugas orangtua saya, setelah mendongeng tugas selesai dan disambung lagi besoknya,” ucapnya tersenyum. Setelah mengenyam bangku sekolah, keseharian Made Taro meningkat ke permainan. Setelah datang dari sekolah, ia harus membantu pekerjaan orangtua mengembalakan sapi sambil mencari kayu bakar di lereng gunung, mencarikan rumput dan sesekali memandikan sapi. Setelah pekerjaan ini selesai, orangtua memberikan kebebasan untuk bermainan kemana saja, di kebun, di banjar, ke halaman pura, di pantai. Setelah tua, saya baru merasakan pengalaman hidup semasa kecil terutama 3 bidang itu, permainan tradisional, cerita rakyat dan gending rare sampai sekarang,” ucapnya. Oleh Karena zaman, ia mengamati 3 genre itu terlupakan. Karena itulah, Made Taro berusaha untuk untuk menghidupkannya kembali melalui tayangan televisi, penerbitan buku, dan pentas-pntas di event-event tertentu. “Setelah mengumpulkan, menggali, mer-

ekonstrusi, dan mengevaluasi, saya sudah mengantongi 200 jenis permainan, 225 gending rare, dan ratusan mungkin mendekati seribuan cerita rakyat dari seluruh dunia,” ujar Made Taro yang saat ini juga menjadi pengisi rubrik tetap “Mendongeng Lima Menit” di Tabloid Mingguan Tokoh. Sampai sekarang, setidaknya ada 40 judul buku dongeng, gending rare, dan permainan anak yang sudah dikumpulkannya. Satu buku baru saja terbit di AS berjudul “Gending Rare the Children Song From Bali”. Berikutnya juga akan segera diterbitkan buku cerita bergambar “The Gift of Young Rice” yang dipakai studi di AS. Setamat SD, ia merantau sekolah ke Gianyar. Di kelas 1 SGB (setingkat SMP sekarang) Made Taro sudahmenulis puisi, hingga dimuat di Koran Suluh Indonesia terbitan Jakarta. Isinya tentang kerinduannya pada kampung, orangtua, dan teman-temannya. Secara kebetulan juga Bapak kosnya itu seorang pengarang. Ia mengaku sering “mencuri” membaca buku-buku sastra seperti pujangga baru, dll., tanpa sepengetahuan si empunya. Buku yang paling menarik baginya, “Gema Tanah Air” buku kumpulan puisi, yang di dalamnya ada Chairil Anwar. Selepas SGB Gianyar ini, Made Taro kemudian melanjutkan sekolah ke SGA Singaraja. Di sisnilah ia makin tergila-gila membuat puisi dan cerpen yang sampai kini masih tetap dilakoninya sewaktu-waktu. Made Taro merasakana dunia anak sekarang berbeda dengan zamannya. “Kemajuan sangat pesat terutama dalam IT, namun saya masih tetap berpendapat kearifan lokal sangat berguna bagi pembentukan kepribadian kita. Khusus di Bali, kepercayaan akan karmapala luntur. Banyak orang berbuat jahat seolah-olah tidak percaya karmapala, dan ini sangat menghawatirkan. Karenaitu saya tulis dongeng-dongeng karmapala,” paparnya. Terkait perkembangan permainan tradisional, ia optimis akan bangkit kembali tentunya dengan campur tangan pemerintah. “Saya bangga, sekarang ini yang bangkit justru anak-anak muda. Seperti pada Lomba Hompimpa, anakanak muda yang bergerak. (Inten Indrawati)


6

Woman on Top

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Livi Zheng

Dari Action ke Budaya

Livi Zheng, sutradara asal Indonesia yang lama berkarier di Amerika Serikat “pulang kampung”. Ia mampir ke Bali untuk syuting film terbarunya “Bali Beats of Paradise”. Film yang mengangkat budaya Bali menceritakan perjalanan hidup suami-istri maestro tari dan gamelan Bali, Nyoman Wenten dan Nanik Wenten, yang hidup di Amerika Serikat.

dok/ Livi Zheng

S

aat di Bali, Livi yang didampingi Nanik Wenten, Desak Putu Arsini, dan Executive Producer Zane Thomas berkunjung ke kantor Bali Post. Mereka banyak menuturkan perjalanan pembuatan film bertema budaya ini. Tokoh yang dilibatkan dalam film ini merupakan senimanseniman kondang seperti Balawan dan Dalang Nardayana (Cenk Blong). Livi yang filmnya “Brush with Danger” pernah masuk dalam nominee Oscar ke-87 ini me­ngatakan tertarik untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia, salah satunya Bali. “Saya tertarik untuk mempromosikan Indonesia dan Bali

karena selama ini masih banyak hal yang positif yang belum tereksplorasi. Orang asing lebih

Livi mengarahkan film “Insight”

foto-foto: dok/ Livi Zheng

mengenal Bali ketimbang Indonesia. Dalam film baru yang rencananya tayang di Amerika

pada 2018, kami secara spesifik mengambil tema tentang gamelan dan tari Bali serta kultur kehidupan masyarakatnya,” ujar perempuan asal Blitar, Jawa Timur ini. Syuting “Bali Beats of Para­ dise” sudah hampir rampung karena proses syuting di Amerika Serikat sudah selesai. Mereka berada di Bali selama dua minggu. Film ini diinisiasi oleh Konsulat Jenderal Repu­b lik Indonesia di Los Angeles dan bekerja sama dengan Sun and Moon Films.

Proses syuting film “Bali Beats of Paradise”

Livi menuturkan menuturkan pasangan Nyoman Wenten dan Nanik Wenten sangat dikenal di Negeri Paman Sam. “Pak Nyoman Wenten sudah bermain gamelan di sejumlah negara dan menjadi pengajar seni di sejumlah universitas ternama di Amerika Serikat. Bu Nanik ini sukses mengajarkan Ricky Martin koreografi dan sudah banyak penghargaan yang diperolehnya,” kata Livi. Untuk meningkatkan rasa penasaran masyarakat AS menonton film ini, sejumlah pre-event digelar. Salah satunya dengan mengundang Balawan untuk konser di Los Angeles. Tak hanya itu, kolaborasi dengan menampilkan kebudayaan Bali juga dilakukan. Salah satunya lewat pementasan Wayang Cenk Blonk di Taman Ayun. Pementasan itu akan men-

ceritakan tentang sejarah Bali dan kehidupan pasangan Wenten. Livi Zheng yang lahir 3 April 1989 lebih banyak bekerja di industri perfilman Amerika Se­ rikat. Salah satu filmnya “Brush with Danger” sudah ditayangkan di sejumlah bioskop di AS yang didistribusikan oleh Sony. Selain “Brush with Danger,” perempuan yang menekuni olahraga Wushu ini juga sudah menggarap empat film layar lebar. Selain “Bali Beats of Paradise,” ia berencana menggarap “Insight.” Film “Insight” melibatkan Keith David, Tony Todd, John Savage, Sean Patrick Flannery, dan Madeline Zima. Livi memulai kariernya sebagai pemeran pengganti pada usia 15 tahun. Keahliannya bermain wushu membuatnya lebih banyak terlibat di film-film bergenre action. Adiknya, Ken Zheng juga terlibat dalam beberapa film dan seni bela diri. Kecintaan Livi pada dunia perfilman membuatnya produktif. “Saya pernah buat film “LA’s Gateway to Indonesia”. Film ini bercerita tentang Bali dan Blitar. Dalam waktu tiga hari, film yang diproduksi Konjen Indonesia di Los Angeles ini ditonton 110 ribu orang di Youtube,” ungkapnya. Di sela-sela waktu membuat film, ia juga menjadi pengajar tamu di beberapa universitas. Kini Livi juga aktif di Diaspora Indonesia. Tahun 2015 ia menerima Diaspora Creative Award Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada orang Indonesia yang tinggal di luar negeri dan berkontribusi bagi Indonesia di kancah internasional. Sebelum­nya, ia juga men­dapat peng­h argaan MNC Lifestyle Award sebagai orang yang meng­ inspirasi dan meraih kesuksesan di level inter­nasional.

Livi saat berkunjung ke Bali Post

(Ngurah Budi)

tkh/eka

Tahun 2017 merupakan tahun menggembirakan bagi Catherine Nyoo. Desainer Surabaya peng­ usung batik terse­ but akan maju dalam New York Fashion Week (NYFW), September 2017 mendatang.

K

oleksi batik mendominasi hampir seluruh karya wanita cantik kelahiran Surabaya, 19 November

o o y N e n i r e h t a C

Bawa Batik ke NYFW 1978 yang akrab disapa Catherine ini. Di ajang NYFW, Catherine akan menampilkan padu padan antara Batik Prada Bali, dengan sentuhan Cina dan Eropa. Beberapa karyanya sudah ser-

Fonny Herlina Kosasih

Selalu Positive Thinking Bekerja di hotel banyak peminatnya. Tetapi, ada juga yang kebetulan atau karena kesempatan. Salah satunya Hotel Ma­ nager/HM Tilamas Hotel Juanda, Fonny Herlina Kosasih, yang biasa dipanggil Fonny. Perempuan kelahiran Surabaya yang saat ini berusia 36 tahun ini memiliki jiwa pekerja keras dan semangat yang luar biasa. Perempuan lulus­ an jurusan PPBMT - Foreign Business Fonny Herlina Kosasih Languages Universitas Surabaya (Ubaya) tahun 2003 ini mengawali karier tahun 2000. Saat itu perempuan yang bershio ayam ini kuliah sambil kerja. Ia bekerja sebagai staf admin. “Saya kerja pagi dan kuliah sore hari. Puji Tuhan, saya lulus tepat 3 tahun,” kata bungsu dari tiga bersaudara ini. Perempuan yang makanan favoritnya french fries dan beef steak ini pernah bekerja sebagai SPV, distributor AC, manager marketing di beberapa perusahaan consumer good, manajer di bidang entertainment hingga ia mulai masuk ke perhotelan pada 2010 di Twin Hotel Surabaya sebagai DOS/Director of Sales. Tahun 2013 ia bergabung di Bella Hotel Surabaya sebagai pre-opening team sebagai RDM/ Room Division Manager hingga akhir 2016. Kemudian Desember 2016 ia bergabung di Tilamas Hotel Juanda sebagai HM. “Karier saya benar-benar diawali dari nol,” ujar perempuan yang suka minum es lidah buaya ini. Fonny, dahulu memiliki impian sebagai pengacara. Tetapi keluarga kurang mendukung. Setelah menjalani di dunia perhotelan justru lebih menjiwai dan mencintai profesi ini. ‘’Saya merasa nyaman dengan suasana kerja di hotel dibandingkan dengan tempat kerja saya sebelumnya,” tambahnya. Ia bangga kepada orang tua, kakak dan suaminya karena selalu memberi dukungan dan motivasi. Karena itu, wanita berkulit putih ini selalu berpegang pada moto positive thinking. Dengan berpikiran positif atau baik akan menghasilkan yang baik pula. Hindari berburuk sangka karena akan membuat kondisi atau keadaan menjadi tidak baik. “Saya selalu memegang hal ini dan menanamkan kepada tim di manapun saya bekerja. Kita juga sebaiknya menjadikan pekerjaan menjadi hobi, supaya enjoy ketika bekerja dan hasilnya akan luar biasa,” tegasnya. (Meta)

ingkali tampil di ajang fashion bergengsi Kota Pahlawan. Mulai dari Ciputra World Fashion Week, Surabaya Fas­ hion Parade, dan Malam Kasih Pakuwon Imperial Ballroom. Kini panggung NYFW pun menyambutnya. “Dapat kebesaran dari Tuhan, bisa maju ke New York. Ini sudah mulai persiapan gilagilaan,” terang Catherine antusias. Belajar secara otodidak dan menyukai fashion sejak kecil, pemuja karya Balmaine ini mengaku justru menjatuhkan pilihan pada batik sebagai ikon produk desain karyanya. “Saya cinta Indonesia, saya ingin batik dikenal di luar negeri, dari dulu itu impian saya,” ujar penyuka travelling negara tropis tersebut. (Lely)

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

19


18

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah dalam memaju­ kan pembangunan di Bule­ leng. selain melakukan pem­ bangun secara fisik, pemban­ gunan melalui promosi juga semakin gencar dilakukan. Sukses menyelenggarakan Buleleng Festival ke empat, kini Pemkab kembali meng­ gelar ajang tahunan ini. Bah­ kan setiap tahunnya selalu dilakukan inovasi untuk terus menggali potensi baik seni maupun budaya yang dimiliki Buleleng.

S

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

esuai dengan tema The Power of Buleleng, ajang tahunan seni dan budaya yang kelima kali ini dikemas dengan begitu ber­ beda. Tidak hanya fokus menggali dan mengidentifikasi ragam seni dan budaya, tetapi Bulfest kali ini lebih fokus untuk mengembangkan dan melestarikan budaya sebagai wahana promosi terhadap potensi yang tengah berkembang di Kabu­ paten Buleleng baik tingkat nasional maupun internasional. Gelaran yang dihiasi dengan pertunjukan seni dan budaya ini dibuka langsung oleh Menteri Pari­ wisata yang diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata RI, Drs. Putu Ngurah, MM di kawasan Tugu Singa Ambara Raja, Rabu (2/8).

Buleleng Festival 2017

Gali Potensi Seni dan Budaya Drs. Putu Ngurah, MM menga­ takan komitmen Kementrian Pari­ wisata sangat besar. Komitmen itu diberikan sepanjang pimpinan daerah baik itu Bupati ataupun wakil Bupati juga memiliki komit­ men yang sama. Promosi pariwisata menurutnya sudah dilakukan mela­ lui media cetak, elektronik, online dan media ruang. Promosi tersebut tidak hanya dilakukan di dalam negeri melainkan juga luar negeri seperti kerjasama dengan salah satu maskapai penerbangan inter­ nasional. “Komitmen kami besar sepanjang pemerintah daerah juga punya keinginan keras. promosi juga sudah kami lakukan di dalam maupun luar negeri,” katanya. Dirinya menambahkan berbagai macam strategi sudah dilakukan untuk mempromosikan pariwisata. Salah satunya adalah strategi BAS. BAS adalah Branding, Advertising, dan Selling. Hal tersebut sudah terus menerus dilakukan Kemen­ trian Pariwisata sehingga potensi yang dimiliki Buleleng diketahui oleh banyak orang dan orang tersebut tertarik untuk ke Buleleng. “Seperti tadi, orang tidak tahu ada sate khas dari Buleleng jadi dengan menampilkan kuliner khas Buleleng

Bulfest 2017 di buka langsung oleh Menteri Pariwisata yang diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata RI, Drs. Putu Ngurah, M.M.

seperti sate tersebut orang menjadi tahu bahwa ada kuliner khas dari Buleleng. Itulah yang akan dicari oleh wisatawan,” imbuhnya. Sementara itu, Wakil Bupati

Baleganjur dan Ngoncang Massal Buka Buleleng Festival 2017 masyarakat agraris di Bali memang se­ jatinya tidak boleh hilang. Justru karena ngoncang sudah menjadi sebuah seni dalam kehidupan masyarakat Hindu, maka seni itu harus terpelihara den­ gan baik. Melakukan tradisi Ngoncang cukup dilakukan dengan mengguna­ kan alat yang disebut ketungan dan Lu. Lesung yang digunakan sebagai sarana ngoncang juga sudah berusia ratusan tahun dan digunakan turuntemurun, dari generasi ke generasi. Lesung tak boleh digunakan sebagai tempat duduk, apalagi sebagai tempat menjemur pakaian. Menariknya, tradisi ngoncang yang biasanya hanya diminati oleh para orang tua, kali ini dalam Bulfest terlihat Tradisi ngoncang saat pembukaan Bulfest, Rabu (2/8) beberapa sekaa muda-mudi yang turut meramaikan. Remaja-remaja itu begitu semangat Buleleng Festival kelima resmi di buka, Rabu memukulkan lu ke lesung hingga tercipta alunan (02/08) lalu. Berbagai kesenian dan tradisi akan musik yang begitu riuh. ditampilkan pada Buleleng Festival tahun 2017. Untuk ngoncang ditampilkan sebanyak sepuluh Diantaranya adalah kesenian Beleganjur dan grup yang dikoordinir oleh Desa Pakraman Buleleng. Ngoncang yang diselenggarakan secara massal Kesepuluh grup tersebut terdiri dari minimal 12 untuk membuka Bulfest tahun ini. Hal tersebut orang sampai 15 orang. Sehingga para seniman yang diungkapkan Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebu­ terlibat dalam pagelaran seni massal di Jalan Ngurah dayaan Kabupaten Buleleng, Drs. Wayan Sujana. Rai pada saat pembukaan berjumlah kurang lebih Dirinya menjelaskan berangkat dari tema 850 orang termasuk dengan 20 sekaa beleganjur. Bulfest 2017 yaitu “The Power of Buleleng” “Kurang lebih jumlahnya 850 seniman yang akan menunjukkan segala potensi yang menjadi kekua­ tampil pada saat pembukaan,” ungkap Sujana. tan yang dimiliki oleh Kabupaten Buleleng yang Sujana menambahkan setelah pada tahun-tahun ditampilkan. Khusus pada kesenian pembuka atau sebelumnya Bulfest sudah dipromosikan ke tingkat pada saat pembukaan di Jalan Ngurah Rai dipilih nasional, dihadirkan juga kesenian dari luar daerah Beleganjur dan Ngoncang secara massal. Kedua Bali. Tahun ini, Bulfest akan dimeriahkan oleh Labo­ kesenian tersebut dipilih berdasarkan tema yang ratorium Tari Indonesia Jakarta yang akan menampil­ sudah ditentukan. “Beleganjur dari segi alatnya kan tiga tarian Betawi. Dipilihnya kesenian dari ataupun musiknya memiliki power yang bagus. Betawi karena ada hubungan erat antara kesenian Begitu pula ngoncang yang memiliki power atau Bali dengan Betawi. “Sebenarnya ada beberapa kekuatan pada jaman agraris,” jelasnya. kelompok kesenian dari luar Bali mau masuk tapi Tradisi Ngoncang merupakan tradisi yang kita belum bisa menyediakan ruang karena ruang sudah ada sejak nenek moyang yang dilakukan kita masih sempit untuk mengakomodasi senimanuntuk mengucapkan rasa syukur kepada leluhur seniman dari luar. Kita utamakan dulu seniman asli jika ada Pengabenan. Tradisi ngoncang sebagai Buleleng,” tandasnya. (Wiwin Meliana) salah satu bentuk seni musik yang dilahirkan oleh

Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST men­ jelaskan Buleleng Festival yang sudah memasuki tahun kelima ini merupakan Bulfest yang berbeda dengan Bulfest tahun-tahun sebe­ lumnya. Tahun ini, Bulfest sudah menjadi agenda nasional. Selain itu, Bulfest saat ini sudah dipromosikan oleh Kementrian Pariwisata melalui Pesona Indonesia. “Hajatan kita ini sudah menjadi agenda nasional. Oleh karena itu, Kementrian Pari­ wisata juga mempromosikan di da­ lam dan luar negeri tentang Bulfest ini,” jelasnya. Sesuai dengan tema Buleleng Festival tahun ini yaitu “The Power Of Buleleng”, Bulfest kali ini akan menonjolkan kekuatan dan ciri khas ataupun berbeda dari Kabu­ paten Buleleng. Seperti diketahui, Buleleng memiliki ciri khas yang berbeda seperti alam dan kuliner yang beragam. Modal tersebut yang digunakan untuk menunjang pariwisata dan akan ditampilkan dari Buleleng Festival tahun ini. Kekuatan ini juga akan dipromosi­ kan melalui media Buleleng Festival. “Buleleng Festival ini sebagai ajang ataupun media promosi. Selain itu, media cetak dan elektronik juga kita libatkan. Bagaimana kita mempro­ mosikan alam kita maupun kuliner kita,” ungkap Sutjidra. Selain itu, Buleleng juga memi­ liki pengalaman sejarah panjang dalam perspekstif politik, pemerin­

tahan dan budaya, tentu Buleleng memiliki peluang besar dalam me­ menangkan persaingan daerah dan global. Dengan memahami potensi yang dimiliki tentu akan memper­ mudah dalam mempromosikan dan mengembangkan kebudayaan dan seni sesuai dengan cara yang tepat. “Upaya penggalian dan identifikasi potensi Buleleng menjadi hal yang mutlak, sebab akan memudahkan membangun kesadaran masyarakat untuk mengembangkan potensi daerahnya,” tutupnya. Di sisi lain, dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupa­ ten Buleleng mengatakan Drs. I Putu Tastra Wijaya, MM., mengata­ kan sebagai ajang pelestarian buda­ ya, Bulfest kali ini dikemas dengan beragam inovatif. Hal ini bertujuan agar kesenian klasik dan tradisional yang jauh dari modernisasi dapat dinikmati oleh anak-anak mudah. Beberapa kesenian yang coba ditampilkan dan dikemas dengan unik dan menarik pada Bulfest yang berlangsung hingga Minggu (6/08) ini adalah penampilan ko­ laborasi wayang kulit dan bondres, pementasan drama gong,drama klasik, drama inovatif, dan drama teater. “Selain kesenian modern, ada juga kesenian tradisional. Salah satu inovasi yang kami lakukakan adalah memadukan wayang dengan bondres mengikuti perkembangan yang sedang menjadi trend di masyarakat,” tutupnya.

Tari Semut Barak dalam Bulfest hari pertama

(Wiwin Meliana).

7

Bersama dalam Keberagaman

Tampak Bu Agung (paling kiri) bersama istri Sekretaris Kabinet Ny. Hani Pramono Anung (tiga dari kiri) beserta putrinya (memakai tengkuluk lelunakan), istri Menteri UMKM dan Koperasi Ny. Bintang Puspayoga (tengah), istri Menteri Dalam Negeri Ny. Erni Tjahjo Kumolo, istri Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ny. Nana Ignasius Jonan beserta putrinya

Upacara Memukur di Puri Agung Denpasar (Puri Satria) diikuti oleh ribuan umat. Upacara Memukur merupakan kelanjutan dari upacara ngaben yang bertujuan agar arwah seseorang mencapai kesucian sampai tingkat dewa pitara dan hanya arwah

yang telah suci yang bisa mencapai swahloka (swarga). Karena itu, melaksanakan upacara Memukur menjadi suatu keharusan bagi umat Hindu di Bali dalam rangka menyelenggarakan upacara Pitra Yadnya secara keseluruhan. Puncak acara Memukur di Puri

Satria berlangsung Jumat (4/8). Yang istimewa, dalam upacara tersebut dihadiri pula oleh beberapa istri pejabat kementerian RI. Mereka tampak cantik, anggun dan elegan dengan balutan busana adat Bali. Meski berbeda agama namun kebersamaan terukir le-

wat pakaian adat Bali. Ada rasa dan menyambut Hari Kemerdebangga melihat Ibu-ibu Menteri kaan RI, LKP Agung memberikan kita menyesuaikan busananya ala diskon 50% untuk Kursus Tata Bali. Salam Bhinneka Tunggal Ika. Rias yang meliputi Tata KecantiSetidaknya, demikian komentar kan Kulit, Tata Kecantikan Rambeberapa orang terkait hal ini. but, dan Tata Rias Pengantin. Anak Agung Ayu Ketut Agung, Info lanjut, silahkan hubungi pemilik Salon Agung pun me- Sekretariat LKP Agung, Jalan Angnyampaikan tak kalah bangganya grek No. 12 Kreneng-Denpasar. dengan Ibu-Ibu pejabat pusat yang Telepon 0361-231985, 233850, sangat bersahaja ini. Mereka san- 0811393602. –inten gat menghormati kebhinnekaan dengan turut menyesuaikan pakaiannya dengan busana adat Bali yang dikenakan masyarakat Bali saat upacara Memukur. Ditemui di sela-sela Uji Kompetensi, Sabtu (5/8) di Wantilan Bali TV, Denpasar, Bu Agung-sapaan akrab pakar dan praktisi tata rias dan busana adat Bali ini mengucapkan terimakasih karena telah dipercaya merias para Ibu Menteri tersebut. “Saya bersyukur memiliki keterampilan tata rias sehingga bisa mengabdi kepada masyarakat Bali,” ujarnya. Ia berharap tata rias dan busana adat Bali tetap ajeg dan lestari. Sebagai wujud komitmennya terhadap pelestarian tata rias Bu Agung bersama Ny. Nana Ignasius Jonan dan busana adat Bali,

Promotor Aku Indonesia Terima Penghargaan dari Puri Buleleng

Keprihatinan terhadap kondisi Bangsa Indonesia yang sempat dilanda isu kebhinekaan, menyedot perhatian berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya, tokoh-tokoh publik yang sepakat menggeleran pementasan akbar yang bertajuk Aku Indonesia. Ialah Sandec Sahetapy merupakan pendiri dan ketua Yayasan Cinta Budaya Indonesia yang menggagas sekaligus memiliki kontribusi besar dalam menjaga keberagaman dan kebhinekaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Menurut Sandec, kondisi Indonesia yang sempat galau akibat tidak mampu menerima perbedaan dengan kerendahan

hati. Hal ini menjadi perhatiannya, sebab banyak tokoh politik, kalangan artis, musisi, dan tokoh masyarakat yang juga pasti merasakan gejolak tersebut. “Boleh dibilang kemarin itu kita hampir perang agama, dan saya sendiri seorang Kristiani yang masa kecilnya dapat berdampingan dengan baik dengan umat lainnya,” jelasnya. Konser yang akan digelar di Auditorium TVRI Pusat Jakarta tanggal 20 Agutus 2017 ini diprakasai oleh tokoh perfilman Indonesia, Sandec Sahetapy. Sandec Sahetapy juga menunjuk Imaniar sebagai Show Director konser Aku Indonesia ini. “Dengan aneka ragam seni budaya dan adat istiadat, Indonesia sangat indah, selain itu kita juga ingin mengingatkan lagi bahwa pentingnya menjaga kebhinekaan,” ungkap Sandec. Diakuinya, pagelaran akbar yang akan melibatkan 120 artis dari berbagai genre memang tidak mudah. Tidak mudah menyatukan persepsi dengan masing-masing individu yang memiliki kepribadian berbeda. Akan tetapi, Sandec mengaku bahwa jika semua dilakukan dengan hati maka semua terasa mudah. “Kami bergerak dengan hati,” jelasnya. Disinggung soal keterlibatan tokoh Buleleng yang ikut dalam pagelaran Aku Indonesia, Luh Kerthianing, Sandec mengaku sangat tersanjung dan bangga jika ada tokoh masyarakat yang menjadi panutan di daerah. Tentu menunjuk Luh Kerthianing sebagai pembaca doa bukan tanpa sebab, menurutnya sosok Sandec Sahetapy dan istri bersama Luh Kerthianing

Sandec Sahetapy menerima penghargaan dari panglingir Puri Buleleng berupa keris diserahkan langsung oleh Panglingsir Puri Anak Agung Ngurah Ugrasena

Luh Kerthianing merupakan contoh perempuan kuat dan pantas menjadi panutan. “Awalnya saya hanya mendengar namanya saja, tetapi setelah bertemu langsung, orangnya begitu ramah dan sangat low profile,” ungkap Sandec saat ditemui di Villa Garden Residence, Singaraja kedaiaman Luh Kerthianing. Disisi lain, kedatangan Sandec Sahetapy ke Buleleng untuk menerima penghargaan dari Puri Buleleng. Bertempat di Puri Buleleng jalan Mayor Metra Singaraja akhir pekan lalu berlangsung peresmian Pura Raja Buleleng. Disela- sela acara tersebut berlangsung penyerahan penghargaan kepada

sejumlah tokoh dalam berbagai bidang. Ia merupakan salah satu penerima penghargaan dari panglingir Puri Buleleng berupa keris diserahkan langsung oleh Panglingsir Puri Anak Agung Ngurah Ugrasena. Sandec Sahetapy mengaku sangat bangga menerima penghargaan dari Puri Buleleng. Selama ini promotor dari kegiatan akbar Aku Indonesia tanggal 20 Agustus mendatang mengaku bekerja iklas demi melestarikan budaya yang ada di bumi Nusantara ini. “Pendiri dan ketua Yayasan Cinta Budaya Indonesia atas kontribusi saya di bidang seni, budaya, dan pariwisata di Pulau Dewata ini,” ujar Sandec Sahetapy. (Wiwin Meliana)


8

Bunda & Ananda

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Fleksibilitas Tubuh sangat Mendukung Segala sesuatu yang dimulai dari usia dini tentunya akan lebih baik. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang mengikuti ekstra senam. “Jika berlatih senam dimulai dari usia dini, semua bisa dilatih sepanjang usianya tidak lewat dari usia anak kelas 6 SD. Tapi yang paling efektif adalah usia TK besar sampai kelas 3 SD, karena semua kelenturan dan kelentukan tubuh masih bisa dilatih. Di atas itu, saya kira sudah kaku. Makanya di sekolah ini saya sarankan yang ikut ekstra senam anak kelas 1-3,” ujar pelatih ekstra Senam yang juga guru PJOK di SDN 8 Dauh Puri, Made Wiriadi, S.Pd.

New Academic Year Party Ant Charity kembali mengadakan New Academic Year Party. Acara dilaksanakan Minggu (30/7) di Life Center Tojan, Gianyar dan Senin (31/7) di Banyuwedang, Buleleng. Agustin Ramli, founder Ant Charity mengatakan acara ini rutin digelar tiap tahun di awal tahun pelajaran. Saat New Academic Year Suasana New Academic Year Party di Life Center Tojan, Gianyar, Minggu (30/7) Party para donatur memberikan berbagai hadiah untuk anak-anak binaan Ant Charity. Acara juga dimeriahkan dengan pentas seni dan ramah tamah.

Made Wiriadi saat membantu salah seorang anak melakukan satu gerakan senam

turan tidak ada, tidak akan jadi atlet profesional. Karena dikatakannya dalam senam ini fleksibilitas tubuh sangat mendukung. Dalam artian, harus banyak mengandung unsur kesegaran jasmani, seperti keseimbangan (balance), kecepatan, kekuatan, speed, kelenturan, kelentukan, dsb. “Ini yang harus dimiliki anak-anak peserta senam,” tegas Ketua Harian Pengprov Persani (Persatuan Senam Indonesia) Bali yang sudah menelurkan 7 atlet terbaik pada Porjar Kota Denpasar tahun 2016 ini. Senam adalah ikon olahraga SDN 8 Dangri. Sejak Made Wiriadi bertugas di SD ini tahun 1995, Persani Kota Denpasar membentuk cabangnya di Kota Denpasar dengan nama “Surya Teria”, dan sudah

Serangkaian HUT ke-72 Kemerdekaan RI, Theactorsbali bekerjasama dengan Plaza Renon Denpasar bakal menggelar Lomba Peragaan Busana, Lomba Fotogenik dan Lomba Menyanyikan Lagu Perjuangan. Acara yang dilaksanakan Minggu (13/8) di Plaza Renon mulai pukul 11.00 ini memperebutkan Piala Wakil Gubernur Bali. Lomba Menyanyikan Lagu Perjuangan, pilihan lagunya : Indonesia Jaya, Pancasila Rumah Kita, Benderaku (Coklat),Indonesia Pusaka, dan Kebyar-kebyar. Katagori A. Umur 5- 9 tahun dan Kategori B. Umur 10 -14 tahun. LombaFashion Show Red Party (material bebas,80% bernuansa merah). Katagori A Umur 5 -8 tahun dan Kategori B Umur 9 - 12 tahun. Lomba Casual Merah Putih (boleh memakai heels dan booth,aksesoris menyesuaikan) Katagori A Umur 5 -8 tahun dan Kategori B Umur 9 - 12 tahun. Biaya pendaftaran 100.000/katagori lomba (include free fotobooth). Lomba Fotogenic Untuk Umur 0-5 tahun dan Umur 6 s.d 12 tahun, menyerahkan foto 4R bernuansa Merah Putih dan biaya pendaftaran Rp.75.000. Pendaftaran ditutup 10 Agustus 2017. Peserta wajib melakukan registrasi ulang 1 jam sebelum acara dimulai. Info lebih lanjut hubungi Theactorsbali, WA 0815 577 3000, SMS 0821 4676 6969, line: Dewiapratiwi, atau sanggar dan sekolah masing-masing. (Sri Ardhini)

menelurkan atlet-etlet nasional. Untuk anak-anak yang menggandrungi senam-dalam hal ini senam artistik (senam lantai), ditegaskannya lagi kesegaran jasmani, keseimbangan (balance), kecepatan, kekuatan, speed, kelenturan, kelentukan itu sangat mendukung. Berbeda dengan senam ritmit, senam ini memakai 4 alat yakni bola, tali, simpai, dan pita. Dalam senam ini hanya mengandalkan fleksibelitas dan kelenturan tubuh saja. Untuk speed dan kekuatan tidak terlalu dominan diperlukan dalam senam ritmit. Made Wiriadi mengatakan sekarang ini ia sedang melatih secara intensif atlet I Gusti Agung Krisna Pranata yang akan mewakili Bali Cabor Senam dalam

Olympiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Medan. “Dia tiga bersaudara. Ketiganya ikut senam dan berprestasi. Kakaknya I Gusti Agung Arjun Pratama Yoga meraih Juara 3 O2SN di Makassar tahun 2015. Adiknya juga pernah menjuarai Wali Kota Cup dan Porjar,” paparnya. Untuk itu, Made Wiriadi selalu menekankan kedisiplinan pada anak-anak dan giat berlatih. “Apa yang sudah didapat di tempat latihan (sekolah) hendaknya direfleksikan kembali di rumah, seperti penguatan otot perut, melatih daya ledak. Di sekolah diberikan contoh-contoh gerakan supaya di rumah bisa dilatih lagi biar prosesnya cepat,” ucapnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit

SI KUCING DAN SI BELANG

Made Taro

Seorang majikan memelihara seekor kucing dan seekor ayam jago. Kedua hewan itu sangat diandalkan menjaga rumah. Sebelum berangkat, sang Majikan berpesan, “Jaga rumah baik-baik! Jangan membuka pintu

sebelum aku datang!” Sepeninggal sang Majikan, si Kucing ingin menangkap tikus di luar rumah. Ia berpesan kepada Ayam Jago, “Jaga rumah baik-baik! Jangan membuka pintu sebelum aku datang!” Kepergian si Kucing dilihat oleh si Belang, anjing tetangga. Ia berniat akan menangkap ayam jago itu untuk dipestakan bersama anaknya. “Aku datang, Ayam Jago! Bukalah pintu!” seru si Belang menirukan suara Kucing. Ayam jago mencurigai suara yang terdengar aneh, oleh karena itu ia tidak mau membuka pintu. Anjing yang banyak akal itu mengambil segenggam biji jagung, lalu menyerakkannya di bawah jendela. Kemudian, sambil bersembunyi, ia memanggil lagi. “Aku datang, Ayam Jago! Untukmu telah kubawakan biji-biji jagung yang gurih.” Ayam Jago masih belum percaya. Ia tidak juga membuka pintu. Untuk meyakinkannya ia mengintip lewat jendela. “Oh, benar sekali! Butir-butir jagung berserakan di bawah jendela,” pikirnya. Ketika ia hendak menelan jagung itu, si Belang

menangkap lehernya lalu melarikannya ke dalam rumah majikannya. Sesaat kemudian si Kucing datang. Ia curiga melihat bulu-bulu ayam berserakan dekat jendela. Ia memanggil si Ayam Jago. Tak ada jawaban. Si Kucing yakin, pastilah ayam yang bodoh itu ditangkap oleh si Belang. Si Kucing lalu menyelidik di depan rumah tetangganya. Kebetulan waktu itu si Belang keluar rumah, membeli rempah-rempah untuk bumbu ayam panggang. “Anakku, sayang! Bukalah pintu! Ini ibumu!” kata si Kucing. Tanpa berpikir panjang, Si Konyong anak si Belang, segera membuka pintu. Hup! Si Kucing dengan sigap berhasil menangkap leher anak anjing itu. Di depan pintu ia berpapasan dengan si Belang yang membawa bumbu rempah. Si Belang galak dan mengancam si Kucing. Si Kucing juga galak dan mengancam akan membunuh anak anjing itu. Akhirnya si Belang mengalah, lalu menyerahkan si Ayam Jago. Kucing pun melepas anak anjing kesayangan si Belang. “Kucing dan Ayam Jago! Ini majikanmu datang! Bukalah pintu!” seru sang Majikan. Kucing dan Ayam Jago segera membuka pintu dengan senyum ramah-tamah. Di rumah itu sepertinya aman-aman saja, tidak pernah ada kejadian yang mencekam. Namun hewan-hewan yang setia itu akan lebih berhati-hati setelah mendapat pelajaran dari perbuatannya yang gegabah. (Ukraina)

17

Nyaman dengan Sentuhan Klasik-Modern D

(Ngurah Budi)

Lomba Semarak Kemerdekaan

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Ada suasana berbeda ketika kita memasuki bangunan kantor Tupperware di Jalan Mahendradatta Denpasar. Penataan interior tiap ruangnya benarbenar didesain sedemikian rupa sehingga pengunjungnya pun merasa nyaman. Belum lama ini, Tokoh pun berkesempatan mengunjungi gedung baru Tupperware tersebut.

I

a menjelaskan, inti dari olahraga senam sama dengan atletik. Bisa dikatakan, senam adalah ibunya semua cabang olahraga. “Jika sudah menekuni senam, akan lebih presentatif untuk mengikuti cabor-cabor lain. Karena dasar-dasarnya semua ada di senam, seperti silat, wushu, renang, dll,” jelasnya. Untuk mengikuti cabor senam ini pada dasarnya Made Wiriadi (tengah) bersama dua anak didiknya melihat skill anak. Meskipun yang sudah berprestasi, Agung Yoga (kiri) dan Agung anak ada minat, tapi kelenKrisna (kanan)

Griya

i lantai 1, pengunjung di­ sambut dengan penataan showroom yang mendisplay beberapa produk Tupperware. Di lantai 2 ada beberapa ruangan, di antaranya ruang meeting, dan showroom yang sekaligus sebagai aula untuk tempat berkegiatan. Ruangan-rungan ini juga tetap mendapat sentuhan khusus dari segi penataan desainnya. Pada lantai 3 didesain seperti rumah tinggal, yang memang diperuntukkan sebagai tempat istirahat. Ada dua kamar tidur lengkap dengan kamar mandi dalam. “Kamar ini untuk istirahat para tamu, dan sesekali saya juga istirahat di sini,” ujar Ibu Wiwik, Dirut PT Widya Mutiara Bali, Distributor Resmi Tupperware wilayah Bali. Ruang ini cukup simpel yang diberikan aksen pada dinding dengan wallpaper motif

klasik. Salah satu kamar ini memiliki view terbuka dangan bukaan pintu sliding yang luas. Dari ketinggian ini, dengan hamparan rumput sintetis, kita bisa melihat sekeliling sembari menikmati sejuknya hembusan angin. Di ruang tengah yang dibagi menjadi dua zone, sofa-sofa yang empuk sudah siap memanjakan kita untuk diduduki. Pemilihan furnitur, motif wallpaper, ornamen, dan aksesori lainnya seperti cermin dan pajangan hias, kian mengarahkan bahwa desain interior ini bergaya klasik-modern. Di area dapur yang sekaligus sebagai ruang makan diberikan space yang cukup luas. Karena di ruang ini memang diseting untuk demo masak dengan produk Tupperware. Di ruang ini juga diberikan bukaan-bukaan lebar sehingga bisa langsung berinteraksi dengan ruang luar yang juga dihijaukan dengan hamparan rumput sintetis. (Inten Indrawati)


16

Pelesir

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Claket Adventure Park Pacu Andrenalin Mojokerto termasuk daerah yang mempunyai segudang tempat wisata yang indah. Diantaranya, wisata alam, pantai, serta sejarah. Jika ingin liburan, kota ini cocok untuk tempat berkumpul bersama keluarga, sanak saudara maupun pasangan. Salah satu destinasi wisata terbaru yang dimiliki Mojokerto, yakni Claket Adventure Park.

B

agi penghobi selfie, tak ada salahnya mampir ke lembah cinta di Mojokerto. Disana bisa merasakan sensasi berfoto diatas jurang

Tofografi wilayah yang nyegara gunung menjadi salah satu faktor yang membuat Buleleng sangat kaya akan Sumber Daya Alam. Salah satunya air terjun. Selain Air terjun Gitgit, Sekumpul dan Alig-aling, masih ada banyak air terjun di Buleleng yang sudah dikelola maupun belum terjamah sekalipun. Objek wisata air terjun memang selalu menjadi incaran untuk wisatawan lokal maupun mancanegara yang mencintai alam. Tak jarang dalam penataanya, pihak pengelola tetap mempertahankan keasrian dan kealamian air terjun dan ling-

dengan latar belakang alam yang indah. Spot selfie terbaru ini, berada di Desa Claket, Kecamatan Pacet, tepatnya di dalam wahana wisata Claket Adventure Park. Disebut lembah cinta, karena pijakan untuk berfoto para pengunjung berupa papan kayu yang

berbentuk simbol “I Love U”. Tak hanya lembah cinta, ada pula torsi tower, sebuah panggung selfie yang lebih tinggi ini juga berada di atas jurang. Jurang jomblo, rainbow hammock dan juga ayunan yang berada diatas jurang. Ada, spot selfie yang tak biasa. Panggung foto lembah cinta terletak di atas jurang dengan kedalaman sekitar 20 meter. Tak hanya menantang, keindahan panorama alam lereng Gunung Welirang yang dibalut kesegaran udaranya akan memanjakan para pengunjung untuk mengabadikan foto yang ciamik. Dari spot ini, wisatawan bisa melihat penampakan kota Mo-

jokerto dari ketinggian. Isnaini, pengunjung asal Kecamatan Menganti, Gresik yang datang bersama suami dan ketiga ponakannya, mengaku tertantang untuk berfoto diatas jurang Claket. “Kalau jalan-jalan ke Pacet biasanya hanya ke air panas Padusan dan Ubalan, kalau nggak gitu ke air terjun. Tapi sekarang ada destinasi wisata baru,” kata Isna. Soal keamanan, tak perlu di khawatirkan. Pengelola tak akan mengizinkan wisatawan berfoto tanpa menggunakan alat pengaman yang sudah disediakan. Dengan pengaman yang dikaitkan pada panggung, maka pengunjung bebas berpose tanpa khawatir

terjungkal ke jurang. “Sensasinya cukup memacu adrenalin, apalagi pada saat naik ayunan. Rasanya itu sperti mau terbang dan jatuh ke dalam jurang,” imbuh Isna. Untuk merasakan sensasi mendebarkan itu, pengunjung tak perlu merogoh dompet terlalu dalam. Tiket masuk ke Claket Adventure Park dipatok Rp 10.000 per orang. (Fiqhy Farizh Ferdiansah).

bong Waterfall) di Desa Ambengan Kecamatan Sukasada Buleleng ini menjadi salah satu objek wisata favorit di Buleleng, karena selain aksesnya yang tidak jauh dari Kota Singaraja juga terkenal akan penataannya yang unik dan berbeda dari objek wisata air terjun yang ada di Buleleng. Objek wisata air terjun jembong kini didukung dengan ada­

Wahana kolam renang di Air Terjun Jembong

nya wahana kolam renang baik untuk anak - anak hingga dewasa tepat tidak jauh dari lokasi air terjun Jembong. Wahana kolam renang di areal air terjun jembong ini memanfaatkan air terjun sebagai air kolam, sehingga masih sangat alami dan sejuk, juga didukung pemandangan alam di lingkungan sekitar. I Made Suneka Ketua Kelompok Sadar Wisata Banten Sari Koordinator Wilayah (Korwil) Jembong mengatakan penataan air terjun jembong dan penggagas wahana kolam renang ini adalah dari kelompok sadar wisata. Pemilihan dibangunnya kolam renang adalah selain karena potensi air yang melimpah, juga untuk menjadikan Desa Ambengan sebagai salah satu Wisata tujuan para wisatawan ke Bali Utara. Karena selain bisa menikmati indahnya terjunan air, berswafoto, juga bisa berekreasi bersama keluarga. “Ini sebagai wisata tambahan, karena kalau air terjun saja di Buleleng sudah banyak jadi kita buat yang konsep alam dengan memanfaatkan air alam yang tentunya sejuk dan alami sebagai air kolam renang,”ungkapnya.

Di usia yang baru menginjak belasan tentu bagi seorang remaja ini adalah masa-masa labil dalam menentukan pilihan. Pada masa ini, biasanya se­seorang akan sangat mudah mengambil keputusan begitu juga mencari pilihan yang lain.

A

kan tetapi hal tersebut nampaknya bukan menjadi alasan bagi para personil Enemy or Friend (EoF) untuk main-main dalam bermusik. Bagi mereka, bermusik dari usia yang masih sangat belia semakin memantapkan jiwa mereka untuk berkarier di dunia musik. Terbentuk sejak 17 Juni 2015 lalu, band asal Seririt, Buleleng ini awalnya merupakan pemain basket dalam satu tim di sekolahnya. Namun karena sering latihan dan ngeband bareng, akhirnya mereka sepakat untuk membentuk sebuah band. EoF yang diperkuat dengan posisi Rocky di vokal, Yona Krisna di Gitar, Bagus Khrisna sebagai bass, dan Gana di drumm sangat berantusias dalam memajukan musik di sekolahnya. Sebab menurut pengakuannya,

Jembong Waterfall Dilengkapi Kolam Renang kugannya agar tetap menarik dikunjungi. Hal berbeda dilakukan dalam pengelolaan salah satu air terjun yang terletak di Sukasada ini. Seiring pesatnya perkembangan pariwisata serta dalam upaya peningkatan kunjungan wisawatan ke Bali Utara, objek wisata yang satu ini kini tampil berbeda. Objek wisata Air Terjun Jembong (Jem-

Dara

Objek wisata yang belakangan ini sedang ramai di media sosial rupanya belum dibuka secara resmi. Tiga bulan diperkenalkan melalui media sosial oleh pengunjung yang datang, rupanya mendapat respon positif dari masyarakat. ‘Kami belum grand opening lantaran masih banyak yang perlu kami tata, namun sejauh ini sudah banyak yang berkunjung untuk mandi dan berekreasi,” ungkapnya. Saat ini penataan objek wisata air terjun Jembong beserta kolam renang baru 75 persen. Selanjutnya akan dilakukan penataan lebih lanjut baik fasilitas pendukung seperti perosotan alami hingga stand kuliner khas Desa Ambengan pada kawasan kolam renang, dan anjungan tempat berswafoto di kawasan Air Terjun yang tepat berada di atas kolam renang tersebut. Dikarenakan masih dikelola oleh Kelompok, pihaknya belum memberlakukan tiket masuk bagi para pengunjung. “Tiket masuk akan diberlakukan setelah Peraturan Desa (Perdes) turun berdasarkan hasil rapat,”tegasnya. (Wiwin Meliana)

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Enemy or Friend

9

Mantap dalam Bermusik musik di sekolahnya hanya dipandang sebelah mata. “Visi Misi kami awalnya membantuk band ini yak arena ingin memajukan musik di sekolah karena memang selama ini tidak ada yang mendukung baik dari pihak sekolah maupun dari siswanya dan kami ingin membuktikan kalau kami mampu,” jelas Yona Krisna. Nama Enemy or Friend jika diartikan dalam Bahasa Indonesia Musuh atau Teman. Hal ini terpikirkan karena ketika mereka membentuk band tersebut masih duduk di bangku SMP dan meng­ ikuti ekstra basket. Dalam pertandingan tentu kalah menang menjadi soal biasa, akan tetapi menerima kekalahan dengan legowo tentu luar biasa. Masa-masa labil itulah kadang dalam pertandingan tersebut masing-masing personil kerap terpancing emosi dan berseteru dengan pemain lainnya. Namun, karena merupakan siswa satu sekolah bagaimanapun mereka bermusuhan akan berteman kembali. “Disenggol sedikit kita marah­an, tapi ujung-ujung pasti baikan, inilah yang melatarbelakagi nama EoF tersebut,” jelasnya Yona. Setelah dua tahun terbentuk, EoF dalam waktu dekat akan

merilis mini album. Sebelumnya, band yang mengambil genre Pop Rock ini belum terpikirkan untuk menciptakan sebuah lagu. Awalnya mereka hanya membawakan lagulagu yang dipopulerkan oleh bandband lain. “Waktu itu kami masih SMP dan belum kepikiran merilis single, tetapi dalam waktu dekat ini

kami sudah menyiapkan beberapa lagu yang akan kami garap menjadi mini album,” ungkap Rocky sang vokalis. Sebagai band yang para personilnya baru duduk di bangku SMA, EoF tidak menampik jika banyak band-band senior yang banyak memiliki pengalaman

darinya. Akan tetapi hal tersebut mereka jadikan sebagai motivasi dan panutan agar terus berkarya. “Kami tidak pernah merasa ber­ saing, justru banyaknya band-band senior itu kami jadikan contoh untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi,” pungkas Yona. (Wiwin Meliana)


10

Style

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Keterbatasan ekonomi tidak mematahkan semangat Ketut Rindjin dalam menimba ilmu pengetahuan. Semangat juang dan tekad baja telah mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Bahkan Rindjin berhasil mengangkat martabat keluarga melalui pemikiran dan ide-ide yang membuatnya sukses mengukir perjalanan karier akademik. Rindjin lahir di Singaraja, 15 Januari 1940 di salah satu desa Bali Aga di Buleleng, Desa Sembiran. Ia lahir ditengah-tengah keluarga petani dan buta huruf. Orangtuanya tidak pernah mengenal bangku pendidikan. Lahir sebagai anak keempat, ia memiliki 6 kakak-beradik. Dorongan untuk mengenyam bangku sekolah terus ia dapatkan dari sang kakak, Wayan Ginastra. “Saya memang sangat ingin bersekolah. Saya menempuh pendidikan tahun 1948 di SD Desa Pacung, tiga kilometer sebelah utara desa Sembiran dengan jalan kaki. Ternyata sekolah tersebut hanya sampai kelas tiga, sehingga saya harus melanjutkan ke Sekolah Rakyat (SR) di Bondalem,” ungkapnya. Bisa dibayangkan perjalanan yang ditempuh Rindjin Kecil. Untuk sampai ke SR, ia harus menempuh jarak 5 kilometer dari rumahnya. Orangtua dan saudaranya bahu membahu untuk membiayai sekolahnya. Di SR, Rindjin tidak terlalu menonjol, prestasinya biasa saja. Kakaknya terus mendorong ia melanjutkan ke SMP di Singaraja. Setelah lulus SMP PGRI, ia melanjutkan ke SMEA Negeri Singaraja tahun 1957. Potensi Rindjin mulai kelihatan ketika duduk di bangku SMEA. Rindjin remaja mulai menggagas cara belajar berbanyak yang belum lazim dalam proses belajar pada zaman itu. “Saya mulai mendorong teman-teman belajar kelompok. Saya kumpulkan beberapa teman untuk mendiskusikan pelajaran sekolah. Cara belajar ini dirasa sangat janggal karena belum dikenal masa itu. Tetapi cara belajar kelompok ini akhirnya lambat-laun populer di kalangan anak didik,” ujarnya. Sebagai murid SMEA, Rindjin pun ingin mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatnya. Sejak mendapat pelajaran koperasi, terlintas dibenaknya untuk menggagas pendirian koperasi sekolah. Hingga kini, koperasi sekolah sangat berkembang pesat di sekolah tempatnya menimba ilmu pengetahuan tersebut. Ginastra, sang kakak memiliki peran penting dalam perjalanan studi adiknya. Tahun 1960, Rindjin lulus nomor satu dari SMEAN dan melanjutkan melamar ke FE

Prof. Drs. Ketut Rindjin dan Dra. Ida Ayu Putu Astini, M.Hum

Perkawinan Beda Kasta UGM dan FKIP Unair Malang. Sang kakak yang saat itu sebagai Prebekel Desa Sembiran membiayai keberangkatannya ke Jakarta. Perjalanannya ke Jakarta tentu dengan tujuan mencari jatah beasiswa di kantor perwakilan negara asing seperti kedubes AS, Jepang, dan Jerman. Ada jawaban dari Kedubes Jepang, namun ketika mengikuti tes hasilnya tidak menggembirakan. Ia tak patah arang, dirinya diterima di FKIP Unair Malang. “Panggilan untuk mengikuti tes di FE UGM terlambat di terima, sehingga hanya tinggal mengharapkan panggilan tes dari FKIP Unair Malang,” ucapnya. Setelah panggilan datang dia berangkat ke Malang dengan membawa sepeda gayung. Duduk di bangku kuliah, Ketut Rindjin remaja mulai unjuk prestasi. Lahirnya koperasi mahasiswa di kampus itu menjadi salah satu warisan isi kepala yang mengesankan. Tahun 1963 ia lulus Sarjana Muda Pendidikan Ekonomi dan langsung diangkat sebagai asisten dosen dengan gaji pokok Rp 868. Tahun 1965 ia dipindahkan ke IKIP Malang Cabang Singaraja dengan golongan F/II dan gaji pokok Rp 1.144. Ketut Rindjin mengaku pulang ke Singaraja membawa sepeda motor Zundapp buatan Jerman. Dirinya bisa membeli sepeda motor, sebab selain sebagai asisten dosen, ia juga bekerja di sebuah perusahaan pemborong bangunan. “Saya merasa pendapatan sudah mencukupi sehingga tidak memerlukan bantuan keuangan dari keluarga lagi,” ungkapnya. Kisahnya dimulai ketika ia berkunjung di perpustakaan tempatnya bekerja tersebut. Rindjin terpanah asmara pegawai perpustakaan berkulit kuning berdarah brahmana dari Griya Batan Cempaka Liligundi Singaraja, Ida Ayu Putu Astini. Putri sulung pasutri Ida Bagus Made Karang dan Ida Ayu Kade Bintang. Ayahnya seorang anggota Polri dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Memiliki perbedaan kasta membuat keduanya memilih untuk kawin lari. Jalan ini terpaksa dipilih karena di Bali masih ada sistem kasta. Padahal dalam ajaran Hindu tidak mengenal sistem kasta. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta dengan segala isinya

Ketut Rindjin bersama keluarga dan menciptakan manusia dalam kesetaraan bukan dengan tingkatan kasta. Peristiwa kawin lari Ketut Rindjin dan Dayu Astini berlangsung 16 Maret 1967. Keduanya sepakat bertemu di Taman Kota Singaraja yang tak jauh dari rumah orangtua Dayu Astini. Berpamintan untuk pergi ke rumah teman, rupanya Dayu bertemu dengan laki-laki yang sudah menunggunya. Mereka menyuruh teman untuk mengabarkan kepergiaanya kepada orang tuanya di rumah. Dari Singaraja menuju desa Pacung kurang lebih 27 KM, dari desa ini ke desa Sembiran harus jalan kaki sekitar 3 km. Untuk pergi ke rumah Rindjin, mereka harus berjalan kaki menapaki jalanan terjal dan perbukitan. Sesampainya di Sembiran, diadakan upacara mabiakaon dan upacara widhi widana baru berlangsung 29 Maret 1967. Dalam rangkaian upacara pernikahan, kedua pasangan ini harus mebakti di 22 Pura Dadia. Tentu hal ini menjadi sangat unik untuk Dayu Astini, sebab tradisi ini dinilai berguna bagi pasangan suami istri di desa Bali Aga tersebut. “Tradisi upacara perkawinan ini membuat pasangan pengan-

tin segan untuk bercerai. Jika mau berpisah harus matur piuning dulu ke 22 Pura Dadia tersebut. itulah menjadi penyebab mengapa di Desa Sembiran tidak ada yang bercerai,” jelas Rindjin. Riak rumah tangga yang baru diayuh rupanya mulai terlihat. Pasangan yang telah bahagia ini rupanya harus mendengar omongan nyinyir dari teman sang istri. Komentar tak sedap soal pernikahan macebur sebagai konsekuensi Dayu sebagai keturunan Brahmana yang menikah dengan golongan keluarga tidak berkasta. Kontan saja, komentar ini ditanggapi seloroh olehnya. “Saya bilang perkawinan kami tidak macebur, malahan naik ke Bukit Sembiran karena memang letak desa yang jauh di atas,” kenang Dayu Astini yang mengatakan kekagumannya terhadap Desa Sembiran yang tidak mengenal kasta. Biduk rumah tangga yang dibangun oleh kedua sejoli ini semakin hari semakin bahagia. Hubungan yang awalnya renggang dengan keluarga besar Griya Batan Cempaka Liligundi ini mulai mencair. Itu ketika sang nenek bertandang di rumah kontrakan

milik mereka di Banjar Jawa. Semenjak kehadiran kerabat dekat Dayu Astini semakin mencairkan kesan beku hubungan Dayu dan Keluarganya. “Dua bulan setelah menikah kami datang ke Griya untuk minta maaf dan kami diterima dengan baik,” ujarnya. Perempuan yang menamatkan ujian sarjana muda di IKIP Malang Cabang Singaraja ini dikarunia lima orang anak. Anak pertama lahir 1 Januari 1968 bernama Kastawa Yudiatmaja, anak kedua lahir 7 Maret 1969 bernama Karmiladewi, anak ketiga Trianasari lahir 6 Juni 1970, anak keempat Sulistiawati lahir 8 September 1971, dan menyusul si bungsu Fridayana Yudiatmaja lahir 12 April 1974. Kesibukan Dayu sebagai ibu rumah tangga terpaksa membuatnya berhenti dari pekerjaan yang saat itu sebagai staf di perpustakaan almamaternya dulu. Rindjin yang saat itu menjabat sebagai Pembantu Dekan III FKIP Singaraja sejak tahun 1968 pun mengizinkan istrinya fokus mengurus anak. Selama dua tahun fokus dengan urusan anak, keinginan istri Ketut Rindjin untuk bekerja muncul kembali. Ia melamar dan diterima sebagai guru di SMEAN Singaraja. Lima tahun bekerja sejak 1974, Dayu pindah kemudian menjadi asisten dosen di Jurusan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah di FKIP Singaraja. Sambil bekerja ia pun melanjutkan studi di program Pasca Sarjana Fakultas Sastra Unud di Denpasar. Soal mendidik anak, Rindjin dan Dayu tidak pernah neko-neko. Kesibukannya di dunia akademik membuat ia dan istri harus membagi waktu. Jika sedang di rumah ia sering membaca cerita-cerita moral untuk diresapi, begitu juga peran sang istri sangat dibutuhkan dalam mendidik anak-anaknya. Pendidikan kelima anaknya pun begitu ia perhatikan. Ini dibuktikan dengan menyekolahkan kelima anaknya ke salah satu yayasan yang memiliki kualitas dan citra positif. Yayasan Sekolah Laboratorium Unud Singaraja ini menjadi pilihan sekolah bagi kelima anak-anaknya sejak jenjang TK hingga SMA. “Mutu pendidikannya bagus, lima anak saya sudah terbukti saya sekolahkan dari TK hingga SMA,” ucap Rindjin yang juga ketua Yayasan Sekolah Laboratorium Unud Singaraja tersebut. Hingga kini kelima anaknya telah sukses, dua di antaraya sebagai tenaga pendidik di Universitas Pendidikan Ganesha dan tiga lainnya bekerja sebagai pegawai swasta. --win

Musda II LPD Bali 2017 Pilih Kepengurusan Baru

Drs. I Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si. Kembali Terpilih Sebagai Ketua BKS Provinsi Bali Badan Kerjasama Lembaga Perkreditan Desa (BKS LPD) Provinsi Bali Kembali melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) II LPD Bali, Jumat, (28/07). Terlaksananya Musda II LPD Bali 2017 selain merupakan rapat lima tahunan, juga karena mengacu pada Perda No.3 Tahun 2017 tentang Lembaga Perkreditan Desa dan Anggaran Dasar Badan Kerjasama Lembaga Perkreditan Desa (BKS LPD) Provinsi Bali. Ada dua hal yang menjadi pokok bahasan dalam Musda II LPD seBali ini, yaitu pertanggung jawaban lima tahunan kegiatan dan keuangan pengurus BKS LPD Provinsi Bali dan juga pemilihan pengurus BKS LPD Provinsi Bali untuk periode 2017 - 2022. Pada Musda II LPD Bali ini sepakat mengusulkan ketua lama Nyoman Cendikiawan, SH. M.Si., untuk kembali menduduki jabatan ketua BKS LPD Bali periode 20172022. Derasnya dukungan yang mengalir untuk meng-goalkan Nyoman Cendikiawan sebagai ketua BKS LPD Bali periode 5 tahun kedepan, disampaikan pada setiap pandangan umum Ketua BKS masing-masing kabupaten/kota. Terlebih lagi setelah laporan pertanggungjawaban ketua BKS LPD Bali masa bakti 2012-2017 itu tanpa adanya catatan, para pembicara masing-masing kabupaten yakin apa yang menjadi harapan untuk memilih ketua lama guna duduk kembali di kursi pimpinan, menurut peserta musda diyakini akan mampu menggiatkan kiprah BKS LPD Bali sekaligus mengawal keberadaan Perda No 3 tahun 2017. Musda II LPD Bali 2017 mengusung tema Melalui Musda II LPD se-Bali Kita Jalin Persatuan dan Kebersamaan Dalam Upaya Menyongsong Desa Pakraman Yang Sima Swatantra berlangsung di Kecak Room Hotel Banyualit, Desa Kalibukbuk. Kali ini Buleleng dipercaya sebagai tuan rumah dalam acara lima tahunan tersebut dengan dikoordinir oleh Made Nyiri Yasa, S.Sos., M.MA., sebagai Ketua Panitia. Kegiatan yang dibuka oleh Gubernur

Penyerahan cendramata kepada Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si., yang kembali menduduki jabatan Ketua BKS LPD Bali periode 2017-2022. Bali dalam hal ini, diwakili oleh Kepala Biro (Karo) Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Provinsi Bali Ir. I Nengah Laba yang ditandai dengan pemukulan Gong. Dalam sambutan Gubernur yang dibacakan oleh Kepala Biro Ekbang, mengatakan LPD mampu menyatukan perbedaan visi dan misi yang ada, bagaimana agar bisa menyatu dan berfungsi dengan baik. “Semua LPD agar berjalan langgeng harus mempedemomani perda yang baru saja di sahkan, itu saja pedomannya sepertinya tidak akan ada hambatan lagi tentang Lembaga Perkreditan Desa,” jelasnya. Untuk meningkatkan kualitas SDM anggota LPD, harus dilakukan pelatihanpelatihan sehingga memberikan pengetahuan dan ketrampilan dan hal tersebut sudah dilakukan dengan maksimal oleh LPD di Bali. “Dari 1.433 LPD itu sudah secara bertahap dilakukan pelatihan karena syarat semua LPD harus di audit itu ada di dalam Perda, jadi untuk tidak terjadi persoalan di dalam pelaksanaan audit tentunya kemampuan ini harus kita tingkatkan misalnya contoh pembuatan

laporan,” tegasnya. Sementara itu, Kepala LP-LPD Provinsi Bali I Nyoman Arnaya, S.E., mengungkapkan dengan dilaksanakannya Musda ini pihaknya cukup mengapresiasi karena sudah dijalankannya aturan yang ada. Sebagai lembaga pembina, pihaknya berharap terhadap pengurus terpilih agar melanjutkan program-program dan membuat terobosan guna memajukan seluruh LPD yang ada di Bali. “Kita ucapkan terimakasih karena sudah berhasil melaksanakan Musda II, tentu dalam hal ini kita LP-LPD akan selalu bekerja sama dengan BKS LPD Bali dalam melakukan tugas – tugas, di samping itu, karena BKS merupakan tempat penyampaian aspirasi dari pada anggota yang perlu kita laksanakan dari LP-LPD,” jelasnya. Sementara itu menurut Drs. I Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si. sebagai Ketua BKS Provinsi Bali terpilih periode 2017 – 2022 mengungkapkan pihaknya mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota BKS LPD yang telah memberikan kepercayaan kembali untuk memimpin

organisasi itu. Dibalik kepercayaan itu, lanjutnya ada tanggung jawab besar yang harus dijalankan. Semua hasil keputusan Musda II LPD sudah dibuatkan berita acara sehingga apapun hasilnya harus diterima. Kelancaran kegiatan ini juga berkat berjalan secara demokratis dan transparan. Pihaknya juga mewanti-wanti kepada seluruh anggota yang ingin mencalonkan diri sebagai Kepala BKS LPD Provinsi Bali untuk unjuk aksi dalam menunjukkan kinerja. “Kami membuka peluang lebar bagi anggota yang ingin mencalonkan sebagai pengurus sehingga ada pembaharuan kepengurusan dalam organisasi,” tegasnya. Setelah terbentuknya kepengurusan yang baru dari pada BKS LPD Bali pihaknya berharap kerjasama berbagai pihak dalam memajukan seluruh LPD di Bali. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan segera melaksanakan rapat program kerja yakni Rapat Pimpinan (Rapim) untuk menyerap aspirasi dari pada LPD Kabupaten /Kota program apa saja yang akan dimaksimalkan. “Saya kira setelah Musda ini kita segera akan melakukan rapat, selama ini yang sudah berjalan karena ini merupakan program berkelanjutan sehingga relatif masih banyak pengurus yang lama,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Panitia Musda II LPD Bali Made Nyiri Yasa, S.Sos., M.MA., mengungkapkan Musda II LPD Bali ini telah sukses dilaksanakan, hal itu tidak terlepas dari persatuan dan kebersamaan dari pada pengurus dan panitia Musda II LPD dalam melakukan berbagai langkah persiapan - persiapan untuk kelancaran Musda II LPD Bali. Sementara itu, sebanyak 500 lebih undangan dan peserta hadir terdiri dari Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Ketua DPRD Provinsi Bali, Ketua PHDI Provinsi Bali, Kepala LP-LPD Provinsi Bali, Konsultan LPD Bali, Pengurus BKS LPD Bali, Pimpinan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Bali, Direksi Jamkrida Bali Mandara, Dirut PT. Ussi Bandung, Bupati Buleleng, Bupati/ Wali Kota Seluruh Bali, Kepala Cabang Bank BPD Bali Kabupaten/Kota se-Bali, Kepala dan Wakil Kepala LP-LPD seluruh Bali, Ketua BKS LPD Kabupaten/Kota se-Bali, Kepala LPD se-Bali, Ketua Majelis Madya Desa Pakraman, Ketua PHDI Kabupaten Buleleng, Ketua Majelis Madya Kecamatan se-Kabupaten Buleleng, Ketua PHDI Kecamatan se-Kabupaten Buleleng, Kepala LPD se-Kabupaten, Kepala Desa Kalibukbuk dan Jro Kelian Adat Desa Pakraman Banyualit dan Kalibukbuk.

Hasil Musda II LPD Bali menetapkan Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si., sebagai Ketua BKS LPD Bali periode 2017-2022.

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Trendi dengan

New Androgini Koleksi spring-summer 2018 bertemakan “Oase” ini karya desainer Bali bernama Weda Githa, yang disuguhkan di ajang “Bali Fashion Trend 2018” beberapa waktu lalu. Desainnya ini terinspirasi oleh metafora oasis, ketika berbagai budaya mengalir, melambangkan harapan di tengah kesulitan.

K

o l e k s i We d a Githa ini juga menghadirkan keindahan dalam gaya androgini, yang diciptakan dengan pesona kombinasi karakteristik maskulin dan feminin. Busananya ini bisa menjadi pilihan baru sebagai bentuk eksistensi diri tanpa harus terperangkap soal gender Kreasi Weda Githa, bukan hanya cutting- nya menarik tapi juga kombinasi bahan dan warnanya. Selain itu, ia pun memilih bahan yang nyaman diantaranya katun linen, organdi dan micropoly. Desain dengan merek “Xander G” ini sangat tepat dikenakan anak muda metropolitan yang dinamis dan stylish. (Sri Ardhini)

Weda Githa

15


14

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Flormar, perusahaan kecantikan yang berasal dari Milan telah hadir di Mall Bali Galeria. Dengan tagline Every Color for Every You, Flormar menawarkan produk kecantikan yang sangat beragam dengan warna-warna trendy yang sangat cocok untuk semua wanita Indonesia. Flormar terus terinspirasi oleh pergerakan mode Italia yang sangat fashion forward. Tidak usah khawatir dalam mengekspresikan diri Anda, karena lebih dari 3000 warna dapat Anda temui disini.

Flormar

Jelita

Kosmetik Asal Milan Siap Memanjakan Wanita Indonesia

Bugar

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Saat ini setelah 72 tahun usia kemerdekaan Indonesia, kita pun kembali terusik dengan dua kata yakni nasionalisme dan pahlawan. Secara umum nasionalisme merupakan rasa cinta terhadap tanah air kita.Indonesia dengan segala per­wujudannya. Sedangkan pahlawan adalah mereka yang melakukan pengorbanan untuk sebuah perjuangan.

Pahlawan adalah Orang-orang Terdekat

A

D

engan harga yang sangat terjangkau, Flormar akan menjadi pilihan make up terbaik untuk setiap wanita dalam mengekspresikan dirinya, dengan harga produk mulai dari Rp 35.000 untuk nail polish sampai dengan Rp 250.000 untuk pilihan foundation nya. “Anda tidak perlu khawatir kantong ‘jebol’, karena harganya yang terjangkau dengan kualitas yang berkelas internasional (Milan),” ujar Marcellina Alodia, Public Relations PT. Izone Indonusa (C&F Group). Dalam rangka hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-72, Flormar mengadakan promo menarik, yaitu produk seharga Rp 17.000, Rp 35.000, dan Rp 72.000 selama bulan Agustus, dan discount 17% + 8% untuk all items di tanggal 17 Agustus 2017. Tunggu apalagi? Segera kunjungi Flormar Mall Bali Galeria. Marcellina yang akrab disapa Ecy menuturkan Flormar didirikan di Milan, Italia, salah satu kota fashion di dunia, dan diakuisisi oleh keluarga Senbay pada tahun 1972. Mereka memulai proses produksi di Turki. Dengan kapasitas produksi tahunan lebih dari 120 juta produk dan kaya akan portofolio mulai dari perona pipi, foundation, concealer, mascara, lipstick, dan cat kuku serta produk perawatan kulit, Flormar telah menjadi merek penting bagi para wanita. Menurut data Euromonitor 2014, perusahaan riset terbesar di dunia, Flormar adalah merek nomor 1 dari Turki dan memiliki 1/4 market share untuk colored kosmetik di dunia. Flormar mulai masuk ke pasar luar negeri sejak tahun 2008, dan sudah memiliki hampir 700 toko di lebih dari 90 negara, mulai dari Kamboja ke New York, dari Tanzania ke Paris dan dari Panama hingga Arab Saudi. Saat ini Flormar Indonesia berada di bawah naungan PT. Izone Indonusa yang telah memulai bisnis ritel di Indonesia sejak tahun 1994. Flormar Indonesia saat ini sudah bisa didatangi di kota Jakarta, Karawang, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, dan Banjarmasin.

pakah nasionalsme dan kepahlawanan selesai ketika Indonesia Merdeka. Apalagi jika kita mengingat kalimat yang pernah dilontar­kan proklamator Bung Karno, kemerdekaan hanyalah jembatan emas. Artinya merdeka hanya sebuah pengantar dan bukan akhir dari sebuah tujuan. Berarti pula kita masih di perjalanan. Langkah kita belum selesai. Lantas bagaimana kita memaknai arti kemerdekaan dengan jiwa nasionalisme dan kepahlawanan di era sekarang? Putu Sudiadnyani yang lebih dikenal dengan Bu Bara, sebagai seorang pengusaha sekaligus desainer aksesori ini, saat ditemui di Artshop­ nya di kawasan Celuk, Gianyar memulai pembicaraan­nya dari sisi kemandirian ekonomi. Diakuinya memang kita dihadapkan pada realitas bahwa di satu sisi bangsa kita ingin mandiri di bidang ekonomi, namun serbuan pasar bebas dan ekses globalisasi tak bisa dihindari. Melihat keadaan ini, langkah yang bisa dilakukannya adalah bertanggung jawab bukan hanya sekadar mencintai produk lokal kita namun juga mau menggunakannya. Hal ini, katanya mesti diterapkan pada generasi muda. Ketika bicara pahlawan, pemilik Bara Silver ini mengingat kembali kalimatnya Bung Karno bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah lupa akan jasa para pahlawannya. “Ibu saya seorang pejuang. Saya punya dua sosok ibu yang paling dekat yang tidak boleh dilupakan yakni ibu kandung dan ibu mertua. Keduanya sudah ditinggal suami saat kami masih anak anak. Mereka perempuan yang luar biasa. Berjuang

11

Tolinia Sukma Wardhani

dan mendidik anak anaknya.dengan tulus ikhlas tanpa mengeluh, tanpa mengharap balas dan mereka berdua pahlawan, tutur Bu Bara. Ia memposisikan kedua orangtuanya ter­ sebut sebagai sosok yang dikategorikan Pejuang Kelas Tinggi ini, berharap setiap orang mau menghargai orangtua mereka, juga menghargai

Putu Sudiadnyani

alam dan lingkungnnya. Sebab menurutnya awal semua kesuksesan adalah rasa iklas yang tumbuh dari hati. Tanpa pamrih. Tiada satupun kesuksesan tanpa restu orang tua, Semoga semua orang sadar bahwa orangtua itu adalah segalanya, cetusnya. Sementara bagi seorang desainer muda

bernama Tolinia Sukma Wardhani, sosok pah­ lawan di era sekarang adalah mereka yang bisa memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan zamannya, tanpa meninggalkan salah satu makna kepahlawanan yakni kerelaan berkorban. Baginya mereka adalah orang-orang disekelilingnya yakni sosok laki-laki seperti ayah, kakek, suami. Kenapa mereka sosok pahlawan di era sekarang, sebab mereka senantiasa rela berkorban demi melindungi keluarganya, mencarikan nafkah walaupun istrinya bekerja juga. Sekeras kerasnya laki-laki di luar, tetapi mereka tetap melindungi dan membahagiakan keluarganya di rumah. Kiprah atau implementasi semangat mereka berjuang demi keluarga tercinta. untuk anaknya dan cucunya sangat luar biasa dan memiliki nilai serta makna yang spesial, ujar perempuan yang akrab disapa Toly ini. Pemilik Wardhani House of Kebaya ini, mengatakan wujud nasionalisme di era modern ini, bagi dirinya sebagai wanita yang bergerak di dunia fashion, tentu saja dengan berkontribusi melestarikan salah satu budaya asli Indonesia, yakni kebaya’. Selain memakai sendiri kebaya itu di berbagai acara, baik formal maupun santai. Selain itu. Toly juga mengaku sering bertemu dengan generasi muda yang semangat memakai kebaya yang dipadankan dengan kain tenun khas Indonesia, di luar kegiatan upacara adat atau keagamaan. “Mereka sangat bangga memakainya. Tidak jarang pemakaian kebaya dan kain tenun khas Indonesia ini di pakai juga oleh orang Indonesia yang tinggal di luar. Saya bangga dapat memproduksi pakaian tradisional kebaya untuk mempercantik wanita Indonesia pada umumnya dan wanita Bali pada khususnya, dengan tidak meninggalkan pakem kebaya itu sendiri, jelasnya. (Sri Ardhini)

Klinik Pratama Karya Prima Wakili Denpasar ke Tingkat Provinsi

Kedepankan Moto Melayani adalah Kewajiban

Dari kiri: Avivah, dr. Ayu Witriasih, Anie Handris, dr. Nyoman Handris Prasetya, Sp.P., dan dr. Trisna Adi

Klinik Pratama Karya Prima mendapatkan prestasi mewakili Kota Denpasar dalam penilaian klinik berprestasi tingkat Provinsi Bali. Penilai­ an dilakukan tim penilai dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali termasuk dari tim BPJS, Senin (31/7). Tim Pembina dari Dinas kesehatan Kota Denpasar, dr. Ayu Witriasih mengatakan, dari beberapa klinik yang sudah dinilai, Klinik Pratama Karya Prima menjadi yang terbaik untuk tahun 2017 dan berhak maju ke tingkat provinsi. Tahun sebelumnya, Klinik Penta Medica menjadi juara 1 tingkat provinsi dan meraih juara 2 di tingkat nasional. Ia mengatakan, Klinik Pratama Karya Prima berhak menyandang prestasi mewakili Kota Denpasar karena komitmen yang tinggi dalam melayani. “Jika dilihat dari kunju­ ngan pasien, dan juga bekerja sama dengan instansi pemerintah dan juga puskesmas yang mewilayahi daerah, dan interaksi dengan masyarakat di

sekitarnya, termasuk juga loyalitas, dinilai cukup bagus dan layak berprestasi,” kata dr. Ayu Witriasih. Ia menegaskan, dengan kunjungan pasien yang banyak itu berarti mere­ ka harus mempertahankan mutu layanan. Dengan penilaian ini sudah mengarah ke akreditasi. Ke depan, dalam waktu dekat, semua klinik akan terakreditasi. Ini menunjukkan proses suatu klinik dalam melayani masyarakat tidak main-main. Mereka betul-betul harus serius untuk mempertahankan mutu dan layanan baik dari SDM yang harus berkualitas, sarana dan prasarana, termasuk lingkungannya. Anie Handris, Wakil Direktur Klinik Pratama Karya Prima mengatakan, Klinik Pratama Karya Prima berdiri sejak tahun 1996, yang awalnya bernama Balai Pengobatan Karya Prima di Jalan Raya Sesetan Nomor 68 Denpasar. Jenis pelayanan Poli Umum dengan pasien Jamsostek dan umum. Kapitasi 75 dan buka 4 jam. Direktur Klinik Pratama Karya Pri-

ma dr. Nyoman Handris Prasetya, Sp.P., yang juga pemilik klinik ini menambahkan, tahun 2000, Balai Pengobatan Karya Prima menambah jenis layanan dari Poli Umum bertambah dengan Poli Gigi. Kapitasi 3500 dan jam buka 8 jam. Tahun 2014, Balai Pengobatan Karya Prima membuka layanan Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA-KB. Kapitasi 8000, dan jam buka 12 jam. Tahun 2015, Balai Pengobatan Karya Prima melayani, Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA-KB, melayani pasien BPJS dan umum. Kapitasi 12500 dan jam buka 24 jam. Tahun 2017, berubah nama menjadi Klinik Pratama Karya Prima, Jalan Raya Sesetan Nomor 342 Denpasar. Jenis layanan Poli Umum, Poli Gigi, KIA-KB, Gawat Darurat, melayani pasien: BPJS dan umum. Kapitasi 22500 dan jam buka 24 jam. Penanggung jawab Klinik Pratama Karya Prima dr. Trisna Adi mengatakan, visi Klinik Pratama Karya Prima, menjadi klinik yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Sedangkan misi, mempermudah akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehat­ an, memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, meningkatkan mutu dan mempertahankannya. Moto, melayani adalah kewajiban. Janji layanan Pratama Karya Prima adalah CERIA, Cepat: Pelayanan yang segera dan tanggap, Empati: Pelayanan yang tulus dan memahami perasaan orang lain, Ramah: Pelayanan yang ditandai dengan senyum, salam dan sapa yang hangat, Integritas: Konsisten dalam segala tindakan pelayanan, Aman: Pelayanan yang memberikan rasa aman baik fisik, mental maupun emosional.

Klinik Pratama Karya Prima memiliki, 5 dokter umum dan 4 dokter gigi, 4 bidan, perawat umum D3: 8 orang, dan perawat Umum SPK: 5. Nurse: 4 orang dan perawat Gigi: 3 orang, staf umum 3 dan keamanan 4 orang. Poli KIA KB melayani, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan pap smear tiap hari Kamis, pelayanan KB, tindik bayi, imunisasi bayi setiap Selasa dan Jumat. dr. Trisna Adi menyebutkan, poli umum melayani, pengobatan penyakit umum/observasi febris (demam), pemeriksaan laboratorium sederhana (MOU jejaring), pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan gula darah, nebulizer, spooling, bedah minor, ekstrasi corpus aleinum, ekstrasi kuku, aff Hecting, dan hecting. Poli gigi melayani membersihkan karang gigi, penambalan, pencabutan gigi susu, pencabutan gigi permanen, pembuatan gigi palsu, veneer, dan bleaching gigi.

Ketua tim penilai klinik pratama berprestasi dr. Laksmi Wati, yang juga Kabid pelayanan Kesehatan Provinsi Bali mengatakan, dalam penilaian ini bukan hanya mencari prestasi, tapi bagaimana berinteraksi dengan lingkungan setempat dan kesinambu­ ngannya ke depan. Keselamatan pasien yang utama. “Selain menilai, kami juga membina, apa yang kurang akan kami benahi dan apa yang sudah bagus, agar terus ditingkatkan,” ujar dr. Laksmi. Salah satu tim penilai, Avivah dari analisis monitoring Evaluasi Pembiayaan BPJS Kesehatan Kepwil Bali, NTT, dan NTB mengatakan, dilihat dari data, klinik Pratama Karya Prima memang layak mendapatkan prestasi, walaupun masih ada sedikit kekurangan. “Tadi sudah ada pembinaan, semoga ke depan pelayanan terus ditingkatkan menjadi lebih baik,” ucapnya. –ast

dr. Trisna Adi sedang mempresentasikan Company Profile Klinik Pratama Karya Prima di depan tim penilai Provinsi


Kuliner Makan sambil Memandang Laut Menikmati Secangkir Filosofi Kopi Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

12

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

di Artotel Sanur

Keindahan Pantai Angle Billabong, Atuh Beach, Broken Beach, Crystal Bay, dan Pantai Pulau Seribu di Nusa Penida sudah dikenal wisatawan nusantara maupun mancanegara. Selain menikmati pemandangan alam, wisatawan juga menggemari kuliner di pulau ini. Warung makan pun menyajikan berbagai macam menu yang lebih menonjolkan hidangan khas laut (seafood). Salah satunya Ogix Warung.

Artotel Indonesia dengan bangga mengumumkan mulai Agustus 2017, para pecinta kopi dapat menikmati secangkir Filosofi Kopi di Artotel Sanur, Bali. Kerjasama yang dijalin antara Filosofi Kopi dan Artotel ini telah berlangsung sejak awal tahun 2017. Tiap Artotel akan menggunakan biji kopi dari Filosofi Kopi sebagai sajian utama kopi yang tersedia di restoran Roca yang berada di Artotel. Kerjasama ini dimulai di Artotel Thamrin, Jakarta pada Februari 2017, selanjutnya diikuti oleh Artotel Surabaya pada Mei 2017 dan kini di Artotel Sanur.

P

engumuman hadir­ nya Filosofi Kopi di ­Artotel Sanur dihadiri langsung oleh CEO Artotel Indonesia, Erastus Radjimin, serta pendiri Filosofi Kopi yang juga bintang film Indonesia, Chico Jerikho dan Rio Dewanto. Dengan menyediakan tiga jenis biji kopi andalan Filosofi Kopi yaitu Perfecto, Tiwus, dan Lestari, Ar-

totel Sanur akan menjadi tempat pilihan baru bagi para pencinta kopi di Bali, khususnya bagi penikmat kopi lokal Indonesia. CEO Artotel Indonesia, Erastus Radjimin mengatakan sangat antusias dengan kolaborasi ini. “Filosofi Kopi sekarang dapat dinikmati di Artotel Sanur dan kita bisa bersama-sama #NgopiDiARTOTEL. Dengan hadirnya Filosofi

Suasana Filosofi Kopi di restoran Roca, Artotel Sanur

W

arung makan ini menawarkan berbagai jenis seafood dan soft drink. Pemandangan laut menjadi daya tarik tersendiri Ogix Warung yang terletak di Banjar Angkal, Desa Suana, Nusa Penida tersebut. Warung makan ini dibangun di atas tebing dengan ketinggian kurang

Kopi di Artotel Sanur khususnya di restoran Roca, kami berharap Roca menjadi salah satu restoran di Sanur yang menyajikan kopi lokal terbaik Indonesia, apalagi ditunjang kehadiran Roca yang tetap dibuka untuk pelayanan 24 jam,” ujarnya. Ia menambahkan kolaborasi Artotel dengan Filosofi Kopi karena sama-sama punya kecintaan terhadap seni dan cinta Indonesia. Karena adanya kesamaan visi inilah yang membuat kedua brand ini berkolaborasi. Rio Dewanto sepakat dengan visi kolaborasi ini karena ada filosofi yang sama. Suami Atiqah Hasiolan ini menambahkan Artotel Sanur merupakan salah satu tempat syuting film Filosofi Kopi 2. Dalam film ini, secara totally cerita beda dengan Filosofi Kopi. Ada mimpi baru, ada ambisi baru. Tiap film Filosofi Kopi bisa dinikmati terpisah. "Khusus untuk Bali saya acungi

Pasta Westational a la Superstar Fame Hotel Sunset Road Kuta

Jika Anda bosan makan pasta dengan saus yang itu-itu saja, ada baiknya menyimak informasi kuliner baru berikut ini. Popcorn Resto - Restaurant milik Fame Hotel Sunset Road, Kuta - Bali ini menghadirkan menu baru bagi Anda pecinta pasta dengan pilihan saus yang anti mainstream. Untuk menciptakan pengalaman makan yang tak terlupakan, Chef Lukman Rivani membuat racikan saus pasta dari bumbu Bali dan bumbu Jawa. “Masakan italia yang kental dengan saus terkadang kurang bisa dinikmati orang Indonesia dari situ Saya dan tim membuat kreasi masakan yang masuk di lidah lokal namun masih diminati oleh foreigner ,“ ungkap chef yang sudah memiliki pengalaman memasak di kapal pesiar ini. Pasta Westational a La Superstar ini memiliki kreasi saus yang unik dan terbilang langka. Bagi Anda penikmat masakan Jawa, Anda bisa mencoba Pasta

Rawon Sauce. Jangan heran jika pasta yang dihidangkan akan berwarna hitam karena bumbu rawon sebagai sausnya menggunakan kluwek, bumbu yang membuat rawon menjadi hitam. Selain rawon, pecinta masakan Bali disegarkan dengan Pasta Sambal Matah Sauce, rasa pedas dan aroma bawang merah dijamin menggugah selera makan Anda. Saus lain yang bisa Anda nikmati yakni Pasta Betutu Sauce yang penuh dengan aroma rempah. Menu kali ini memang diperuntukkan market domestik namun tidak menutup kemungkinan menjadi idaman bagi market foreigner. Nikmati kreasi masakan ini dengan promo BELI 7 GRATIS 2 selama bulan Agustus 2017, khusus bagi Anda yang langsung bersantap di Popcorn Resto (dine in). Jadi tunggu apa lagi Fame-ous People, selamat mencoba dan STAY FAMOUS!! Fame Hotel Sunset Road, Kuta - Bali merupakan hotel bintang 2 yang dikelola oleh Parador Hotels & Resorts, berlokasi di Jalan Sunset Road No. 9, Legian, Kuta - Bali. Hotel yang memiliki konsep musik dan film ini terletak di lokasi strategis di pusat kota Legian. Terdiri dari 90 kamar dan dilengkapi dengan sebuah restaurant, 2 ruang pertemuan, kids corner dan kolam renang, hotel ini menyajikan pengalaman menginap yang berbeda bagi para tamu. Nuansa nostalgia sangat kental dirasakan di setiap lantai hotel dari era 1980-an hingga 2000 yang memiliki tagline “Stay Famous” ini. Pelayanan layaknya seorang “superstar/celebrity” akan sangat dirasakan oleh para tamu.

jempol. Perkebunan kopi masih terjaga bahkan dikombinasikan menjadi agrowisata. Sistem yang terjaga ini menjadikan perkebunan kopi Bali yang terbaik," tegas Rio. Sementara itu Chicco mengatakan petani kopi harus memiliki

13

lebih 50 meter dari permukaan pantai. Inilah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk menikmati berbagai jenis makanan dan minuman di sana, karena pengunjung seakan-akan berada di atas laut. Selain dapat menikmati view laut yang biru, Warung Makan Ogix yang didesain elegan ini juga menawarkan pemandangan lainnya. Salah

regenerasi. Tapi ada yang tak mau mengurus kebun kopi karena mencari pekerjaan lain. "Ada barista yang setelah nonton film Filosofi Kopi akhirnya kembali ke perkebunan sendiri dan menikmati hasil kebun sendiri," ungkapnya. (Ngurah Budi)

satunya adalah para pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan Gunung Agung yang menjulang tinggi dari sisi barat. Dari sisi utara pengunjung dapat melihat Pulau Lombok (NTB) yang membentang nan jauh di utara. Dari sisi selatan, pengunjung juga dimanjakan de­ngan bukit yang hijau. Ni Wayan Cintya Prayogi, pemilik Ogix Warung mengatakan warung makannya ini terletak sangat strategis, karena berada di jalur yang sering dilalui oleh wisatawan yang ingin menikmati keindahan destinasi pantai bagian Timur Nusa Penida, seperti Pantai Atuh, Pulau Seribu, Pantai Suwehan, Bukit Teletubies dan lainnya. “Sebenarnya saya menyasar masyarakat lokal. Namun, sejak dibuka 14 Juli 2017 tamu saya malah kebanyakan wisatawan mancanegara yang singgah untuk menikmati makanan dan minuman di sini,”

ujar Cintya. Salah satu pengunjung asal Belanda, Hinno Bax, mengakui sangat nyaman dan santai menikmati makanan disana. Selain, harganya yang terjangkau, suasana dengan pemandangan laut membuatnya ingin terus mengunjungi Warung Makan Ogix. “Kualitas makanannya sangat baik dan sangat fresh. Harga terjangkau. Pelayanan dan karyawannya luar biasa,” ungkapnya. (Winata)

Sup Telur Puyuh Sosis

Pepes Ati Ayam Jamur Tiga varian Filosofi Kopi, Tiwus, Lestari, dan Perfecto

Chicco unjuk kebolehan sebagai barista

Sarwan Bahan: 200 gr : jamur merang iris-iris. 250 gr : ati ampela ayam cuci bersih 2 sdm : daun bawang, iris-iris 3 buah : cabe hijau iris-iris. 3 buah : cabe merah iris-iris. 16 buah : cabe rawit utuh 2 butir : telur kocok lepas Garam dan kaldu bubuk secukupnya Daun pisang buat membungkus secukupnya Bumbu 7 buah 4 siung 1 ruas 1 sdt 4 butir 2 ruas 1 ruas

Halus : : bawang merah : bawang putih : jari kencur : ketumbar : kemiri : jari jahe : jari kunyit

Bahan: 250 gr : telur puyuh rebus, kupas kulitnya 50 gr : wortel potong bulat 1 buah : tomat potong bulat 3 batang : sosis potong menurut selera 2 sdm : bawang bombai cincang halus 1 sdt : bawang putih cincang halus 1 sdt : lada bubuk 2 sdm : bawang prei potong-potong. 1 sdm : margarin 1 sdm : daun seledri cincang 750 ml : air Garam, kaldu bubuk secukupnya

Cara Membuat : Panaskan margarin dalam panci lalu masukkan irisan bawang bombai juga bawang putih, tumis hingga harum. Masukkan irisan wortel dan sosis, aduk rata, lalu masukkan air, telur puyuh dan sisa semua bahan, masak hingga mendidih dan siap disajikan.

Cara Membuat : - Potong dadu ati ayam, rebus sebentar hingga agak kaku, tiriskan. Campur ati ayam dengan irisan jamur merah, irisan daun bawang, cabe hijau, cabe merah, cabe rawit, bumbu halus, garam, kaldu bubuk, dan kocokan telur, aduk hingga tercampur merata.

- Siapkan daun pisang lalu tata 2 sdm makan ke dalam daun pisang tersebut, lalu semat dengan tusik gigi. - Lakukan sampai bahan habis. Kukus selama 35menit/matang, angkat, sajikan atau juga bisa dibakar terlebih dahulu agar lebih mantap rasanya.

Opor Telur Puyuh

Dari kiri: Rio Dewanto, Erastus Radjimin, dan Chicco Jerikho

Bahan: 750 gr : telur puyuh, rebus, kupas kulitnya, goreng, tiriskan 2 batang : serai memarkan 2 lembar : daun jeruk purut 1 sdm : bawang putih goreng 250 ml : santan kental 400 ml : santan encer Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya

Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 4 butir : kemiri sangrai 1 ruas : jari kunyit 2 ruas : jari jahe 1 sdt : ketumbar 2 ruas : jari kencur

Cara Membuat : - Tumis bumbu halus bersama serai dan daun jeruk sampai harum, lalu masukkan gorengan telur puyuh dan santan encer, diamkan sampai mendidih. - Masukkan santan kental juga garam, gula dan kaldu bubuk, masak dengan api sedang, aduk agar santan tidak pecah. - Masak hingga mendidih dan matang, siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.


Kuliner Makan sambil Memandang Laut Menikmati Secangkir Filosofi Kopi Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

12

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

di Artotel Sanur

Keindahan Pantai Angle Billabong, Atuh Beach, Broken Beach, Crystal Bay, dan Pantai Pulau Seribu di Nusa Penida sudah dikenal wisatawan nusantara maupun mancanegara. Selain menikmati pemandangan alam, wisatawan juga menggemari kuliner di pulau ini. Warung makan pun menyajikan berbagai macam menu yang lebih menonjolkan hidangan khas laut (seafood). Salah satunya Ogix Warung.

Artotel Indonesia dengan bangga mengumumkan mulai Agustus 2017, para pecinta kopi dapat menikmati secangkir Filosofi Kopi di Artotel Sanur, Bali. Kerjasama yang dijalin antara Filosofi Kopi dan Artotel ini telah berlangsung sejak awal tahun 2017. Tiap Artotel akan menggunakan biji kopi dari Filosofi Kopi sebagai sajian utama kopi yang tersedia di restoran Roca yang berada di Artotel. Kerjasama ini dimulai di Artotel Thamrin, Jakarta pada Februari 2017, selanjutnya diikuti oleh Artotel Surabaya pada Mei 2017 dan kini di Artotel Sanur.

P

engumuman hadir­ nya Filosofi Kopi di ­Artotel Sanur dihadiri langsung oleh CEO Artotel Indonesia, Erastus Radjimin, serta pendiri Filosofi Kopi yang juga bintang film Indonesia, Chico Jerikho dan Rio Dewanto. Dengan menyediakan tiga jenis biji kopi andalan Filosofi Kopi yaitu Perfecto, Tiwus, dan Lestari, Ar-

totel Sanur akan menjadi tempat pilihan baru bagi para pencinta kopi di Bali, khususnya bagi penikmat kopi lokal Indonesia. CEO Artotel Indonesia, Erastus Radjimin mengatakan sangat antusias dengan kolaborasi ini. “Filosofi Kopi sekarang dapat dinikmati di Artotel Sanur dan kita bisa bersama-sama #NgopiDiARTOTEL. Dengan hadirnya Filosofi

Suasana Filosofi Kopi di restoran Roca, Artotel Sanur

W

arung makan ini menawarkan berbagai jenis seafood dan soft drink. Pemandangan laut menjadi daya tarik tersendiri Ogix Warung yang terletak di Banjar Angkal, Desa Suana, Nusa Penida tersebut. Warung makan ini dibangun di atas tebing dengan ketinggian kurang

Kopi di Artotel Sanur khususnya di restoran Roca, kami berharap Roca menjadi salah satu restoran di Sanur yang menyajikan kopi lokal terbaik Indonesia, apalagi ditunjang kehadiran Roca yang tetap dibuka untuk pelayanan 24 jam,” ujarnya. Ia menambahkan kolaborasi Artotel dengan Filosofi Kopi karena sama-sama punya kecintaan terhadap seni dan cinta Indonesia. Karena adanya kesamaan visi inilah yang membuat kedua brand ini berkolaborasi. Rio Dewanto sepakat dengan visi kolaborasi ini karena ada filosofi yang sama. Suami Atiqah Hasiolan ini menambahkan Artotel Sanur merupakan salah satu tempat syuting film Filosofi Kopi 2. Dalam film ini, secara totally cerita beda dengan Filosofi Kopi. Ada mimpi baru, ada ambisi baru. Tiap film Filosofi Kopi bisa dinikmati terpisah. "Khusus untuk Bali saya acungi

Pasta Westational a la Superstar Fame Hotel Sunset Road Kuta

Jika Anda bosan makan pasta dengan saus yang itu-itu saja, ada baiknya menyimak informasi kuliner baru berikut ini. Popcorn Resto - Restaurant milik Fame Hotel Sunset Road, Kuta - Bali ini menghadirkan menu baru bagi Anda pecinta pasta dengan pilihan saus yang anti mainstream. Untuk menciptakan pengalaman makan yang tak terlupakan, Chef Lukman Rivani membuat racikan saus pasta dari bumbu Bali dan bumbu Jawa. “Masakan italia yang kental dengan saus terkadang kurang bisa dinikmati orang Indonesia dari situ Saya dan tim membuat kreasi masakan yang masuk di lidah lokal namun masih diminati oleh foreigner ,“ ungkap chef yang sudah memiliki pengalaman memasak di kapal pesiar ini. Pasta Westational a La Superstar ini memiliki kreasi saus yang unik dan terbilang langka. Bagi Anda penikmat masakan Jawa, Anda bisa mencoba Pasta

Rawon Sauce. Jangan heran jika pasta yang dihidangkan akan berwarna hitam karena bumbu rawon sebagai sausnya menggunakan kluwek, bumbu yang membuat rawon menjadi hitam. Selain rawon, pecinta masakan Bali disegarkan dengan Pasta Sambal Matah Sauce, rasa pedas dan aroma bawang merah dijamin menggugah selera makan Anda. Saus lain yang bisa Anda nikmati yakni Pasta Betutu Sauce yang penuh dengan aroma rempah. Menu kali ini memang diperuntukkan market domestik namun tidak menutup kemungkinan menjadi idaman bagi market foreigner. Nikmati kreasi masakan ini dengan promo BELI 7 GRATIS 2 selama bulan Agustus 2017, khusus bagi Anda yang langsung bersantap di Popcorn Resto (dine in). Jadi tunggu apa lagi Fame-ous People, selamat mencoba dan STAY FAMOUS!! Fame Hotel Sunset Road, Kuta - Bali merupakan hotel bintang 2 yang dikelola oleh Parador Hotels & Resorts, berlokasi di Jalan Sunset Road No. 9, Legian, Kuta - Bali. Hotel yang memiliki konsep musik dan film ini terletak di lokasi strategis di pusat kota Legian. Terdiri dari 90 kamar dan dilengkapi dengan sebuah restaurant, 2 ruang pertemuan, kids corner dan kolam renang, hotel ini menyajikan pengalaman menginap yang berbeda bagi para tamu. Nuansa nostalgia sangat kental dirasakan di setiap lantai hotel dari era 1980-an hingga 2000 yang memiliki tagline “Stay Famous” ini. Pelayanan layaknya seorang “superstar/celebrity” akan sangat dirasakan oleh para tamu.

jempol. Perkebunan kopi masih terjaga bahkan dikombinasikan menjadi agrowisata. Sistem yang terjaga ini menjadikan perkebunan kopi Bali yang terbaik," tegas Rio. Sementara itu Chicco mengatakan petani kopi harus memiliki

13

lebih 50 meter dari permukaan pantai. Inilah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk menikmati berbagai jenis makanan dan minuman di sana, karena pengunjung seakan-akan berada di atas laut. Selain dapat menikmati view laut yang biru, Warung Makan Ogix yang didesain elegan ini juga menawarkan pemandangan lainnya. Salah

regenerasi. Tapi ada yang tak mau mengurus kebun kopi karena mencari pekerjaan lain. "Ada barista yang setelah nonton film Filosofi Kopi akhirnya kembali ke perkebunan sendiri dan menikmati hasil kebun sendiri," ungkapnya. (Ngurah Budi)

satunya adalah para pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan Gunung Agung yang menjulang tinggi dari sisi barat. Dari sisi utara pengunjung dapat melihat Pulau Lombok (NTB) yang membentang nan jauh di utara. Dari sisi selatan, pengunjung juga dimanjakan de­ngan bukit yang hijau. Ni Wayan Cintya Prayogi, pemilik Ogix Warung mengatakan warung makannya ini terletak sangat strategis, karena berada di jalur yang sering dilalui oleh wisatawan yang ingin menikmati keindahan destinasi pantai bagian Timur Nusa Penida, seperti Pantai Atuh, Pulau Seribu, Pantai Suwehan, Bukit Teletubies dan lainnya. “Sebenarnya saya menyasar masyarakat lokal. Namun, sejak dibuka 14 Juli 2017 tamu saya malah kebanyakan wisatawan mancanegara yang singgah untuk menikmati makanan dan minuman di sini,”

ujar Cintya. Salah satu pengunjung asal Belanda, Hinno Bax, mengakui sangat nyaman dan santai menikmati makanan disana. Selain, harganya yang terjangkau, suasana dengan pemandangan laut membuatnya ingin terus mengunjungi Warung Makan Ogix. “Kualitas makanannya sangat baik dan sangat fresh. Harga terjangkau. Pelayanan dan karyawannya luar biasa,” ungkapnya. (Winata)

Sup Telur Puyuh Sosis

Pepes Ati Ayam Jamur Tiga varian Filosofi Kopi, Tiwus, Lestari, dan Perfecto

Chicco unjuk kebolehan sebagai barista

Sarwan Bahan: 200 gr : jamur merang iris-iris. 250 gr : ati ampela ayam cuci bersih 2 sdm : daun bawang, iris-iris 3 buah : cabe hijau iris-iris. 3 buah : cabe merah iris-iris. 16 buah : cabe rawit utuh 2 butir : telur kocok lepas Garam dan kaldu bubuk secukupnya Daun pisang buat membungkus secukupnya Bumbu 7 buah 4 siung 1 ruas 1 sdt 4 butir 2 ruas 1 ruas

Halus : : bawang merah : bawang putih : jari kencur : ketumbar : kemiri : jari jahe : jari kunyit

Bahan: 250 gr : telur puyuh rebus, kupas kulitnya 50 gr : wortel potong bulat 1 buah : tomat potong bulat 3 batang : sosis potong menurut selera 2 sdm : bawang bombai cincang halus 1 sdt : bawang putih cincang halus 1 sdt : lada bubuk 2 sdm : bawang prei potong-potong. 1 sdm : margarin 1 sdm : daun seledri cincang 750 ml : air Garam, kaldu bubuk secukupnya

Cara Membuat : Panaskan margarin dalam panci lalu masukkan irisan bawang bombai juga bawang putih, tumis hingga harum. Masukkan irisan wortel dan sosis, aduk rata, lalu masukkan air, telur puyuh dan sisa semua bahan, masak hingga mendidih dan siap disajikan.

Cara Membuat : - Potong dadu ati ayam, rebus sebentar hingga agak kaku, tiriskan. Campur ati ayam dengan irisan jamur merah, irisan daun bawang, cabe hijau, cabe merah, cabe rawit, bumbu halus, garam, kaldu bubuk, dan kocokan telur, aduk hingga tercampur merata.

- Siapkan daun pisang lalu tata 2 sdm makan ke dalam daun pisang tersebut, lalu semat dengan tusik gigi. - Lakukan sampai bahan habis. Kukus selama 35menit/matang, angkat, sajikan atau juga bisa dibakar terlebih dahulu agar lebih mantap rasanya.

Opor Telur Puyuh

Dari kiri: Rio Dewanto, Erastus Radjimin, dan Chicco Jerikho

Bahan: 750 gr : telur puyuh, rebus, kupas kulitnya, goreng, tiriskan 2 batang : serai memarkan 2 lembar : daun jeruk purut 1 sdm : bawang putih goreng 250 ml : santan kental 400 ml : santan encer Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya

Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 4 butir : kemiri sangrai 1 ruas : jari kunyit 2 ruas : jari jahe 1 sdt : ketumbar 2 ruas : jari kencur

Cara Membuat : - Tumis bumbu halus bersama serai dan daun jeruk sampai harum, lalu masukkan gorengan telur puyuh dan santan encer, diamkan sampai mendidih. - Masukkan santan kental juga garam, gula dan kaldu bubuk, masak dengan api sedang, aduk agar santan tidak pecah. - Masak hingga mendidih dan matang, siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.


14

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Flormar, perusahaan kecantikan yang berasal dari Milan telah hadir di Mall Bali Galeria. Dengan tagline Every Color for Every You, Flormar menawarkan produk kecantikan yang sangat beragam dengan warna-warna trendy yang sangat cocok untuk semua wanita Indonesia. Flormar terus terinspirasi oleh pergerakan mode Italia yang sangat fashion forward. Tidak usah khawatir dalam mengekspresikan diri Anda, karena lebih dari 3000 warna dapat Anda temui disini.

Flormar

Jelita

Kosmetik Asal Milan Siap Memanjakan Wanita Indonesia

Bugar

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Saat ini setelah 72 tahun usia kemerdekaan Indonesia, kita pun kembali terusik dengan dua kata yakni nasionalisme dan pahlawan. Secara umum nasionalisme merupakan rasa cinta terhadap tanah air kita.Indonesia dengan segala per­wujudannya. Sedangkan pahlawan adalah mereka yang melakukan pengorbanan untuk sebuah perjuangan.

Pahlawan adalah Orang-orang Terdekat

A

D

engan harga yang sangat terjangkau, Flormar akan menjadi pilihan make up terbaik untuk setiap wanita dalam mengekspresikan dirinya, dengan harga produk mulai dari Rp 35.000 untuk nail polish sampai dengan Rp 250.000 untuk pilihan foundation nya. “Anda tidak perlu khawatir kantong ‘jebol’, karena harganya yang terjangkau dengan kualitas yang berkelas internasional (Milan),” ujar Marcellina Alodia, Public Relations PT. Izone Indonusa (C&F Group). Dalam rangka hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-72, Flormar mengadakan promo menarik, yaitu produk seharga Rp 17.000, Rp 35.000, dan Rp 72.000 selama bulan Agustus, dan discount 17% + 8% untuk all items di tanggal 17 Agustus 2017. Tunggu apalagi? Segera kunjungi Flormar Mall Bali Galeria. Marcellina yang akrab disapa Ecy menuturkan Flormar didirikan di Milan, Italia, salah satu kota fashion di dunia, dan diakuisisi oleh keluarga Senbay pada tahun 1972. Mereka memulai proses produksi di Turki. Dengan kapasitas produksi tahunan lebih dari 120 juta produk dan kaya akan portofolio mulai dari perona pipi, foundation, concealer, mascara, lipstick, dan cat kuku serta produk perawatan kulit, Flormar telah menjadi merek penting bagi para wanita. Menurut data Euromonitor 2014, perusahaan riset terbesar di dunia, Flormar adalah merek nomor 1 dari Turki dan memiliki 1/4 market share untuk colored kosmetik di dunia. Flormar mulai masuk ke pasar luar negeri sejak tahun 2008, dan sudah memiliki hampir 700 toko di lebih dari 90 negara, mulai dari Kamboja ke New York, dari Tanzania ke Paris dan dari Panama hingga Arab Saudi. Saat ini Flormar Indonesia berada di bawah naungan PT. Izone Indonusa yang telah memulai bisnis ritel di Indonesia sejak tahun 1994. Flormar Indonesia saat ini sudah bisa didatangi di kota Jakarta, Karawang, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, dan Banjarmasin.

pakah nasionalsme dan kepahlawanan selesai ketika Indonesia Merdeka. Apalagi jika kita mengingat kalimat yang pernah dilontar­kan proklamator Bung Karno, kemerdekaan hanyalah jembatan emas. Artinya merdeka hanya sebuah pengantar dan bukan akhir dari sebuah tujuan. Berarti pula kita masih di perjalanan. Langkah kita belum selesai. Lantas bagaimana kita memaknai arti kemerdekaan dengan jiwa nasionalisme dan kepahlawanan di era sekarang? Putu Sudiadnyani yang lebih dikenal dengan Bu Bara, sebagai seorang pengusaha sekaligus desainer aksesori ini, saat ditemui di Artshop­ nya di kawasan Celuk, Gianyar memulai pembicaraan­nya dari sisi kemandirian ekonomi. Diakuinya memang kita dihadapkan pada realitas bahwa di satu sisi bangsa kita ingin mandiri di bidang ekonomi, namun serbuan pasar bebas dan ekses globalisasi tak bisa dihindari. Melihat keadaan ini, langkah yang bisa dilakukannya adalah bertanggung jawab bukan hanya sekadar mencintai produk lokal kita namun juga mau menggunakannya. Hal ini, katanya mesti diterapkan pada generasi muda. Ketika bicara pahlawan, pemilik Bara Silver ini mengingat kembali kalimatnya Bung Karno bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah lupa akan jasa para pahlawannya. “Ibu saya seorang pejuang. Saya punya dua sosok ibu yang paling dekat yang tidak boleh dilupakan yakni ibu kandung dan ibu mertua. Keduanya sudah ditinggal suami saat kami masih anak anak. Mereka perempuan yang luar biasa. Berjuang

11

Tolinia Sukma Wardhani

dan mendidik anak anaknya.dengan tulus ikhlas tanpa mengeluh, tanpa mengharap balas dan mereka berdua pahlawan, tutur Bu Bara. Ia memposisikan kedua orangtuanya ter­ sebut sebagai sosok yang dikategorikan Pejuang Kelas Tinggi ini, berharap setiap orang mau menghargai orangtua mereka, juga menghargai

Putu Sudiadnyani

alam dan lingkungnnya. Sebab menurutnya awal semua kesuksesan adalah rasa iklas yang tumbuh dari hati. Tanpa pamrih. Tiada satupun kesuksesan tanpa restu orang tua, Semoga semua orang sadar bahwa orangtua itu adalah segalanya, cetusnya. Sementara bagi seorang desainer muda

bernama Tolinia Sukma Wardhani, sosok pah­ lawan di era sekarang adalah mereka yang bisa memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan zamannya, tanpa meninggalkan salah satu makna kepahlawanan yakni kerelaan berkorban. Baginya mereka adalah orang-orang disekelilingnya yakni sosok laki-laki seperti ayah, kakek, suami. Kenapa mereka sosok pahlawan di era sekarang, sebab mereka senantiasa rela berkorban demi melindungi keluarganya, mencarikan nafkah walaupun istrinya bekerja juga. Sekeras kerasnya laki-laki di luar, tetapi mereka tetap melindungi dan membahagiakan keluarganya di rumah. Kiprah atau implementasi semangat mereka berjuang demi keluarga tercinta. untuk anaknya dan cucunya sangat luar biasa dan memiliki nilai serta makna yang spesial, ujar perempuan yang akrab disapa Toly ini. Pemilik Wardhani House of Kebaya ini, mengatakan wujud nasionalisme di era modern ini, bagi dirinya sebagai wanita yang bergerak di dunia fashion, tentu saja dengan berkontribusi melestarikan salah satu budaya asli Indonesia, yakni kebaya’. Selain memakai sendiri kebaya itu di berbagai acara, baik formal maupun santai. Selain itu. Toly juga mengaku sering bertemu dengan generasi muda yang semangat memakai kebaya yang dipadankan dengan kain tenun khas Indonesia, di luar kegiatan upacara adat atau keagamaan. “Mereka sangat bangga memakainya. Tidak jarang pemakaian kebaya dan kain tenun khas Indonesia ini di pakai juga oleh orang Indonesia yang tinggal di luar. Saya bangga dapat memproduksi pakaian tradisional kebaya untuk mempercantik wanita Indonesia pada umumnya dan wanita Bali pada khususnya, dengan tidak meninggalkan pakem kebaya itu sendiri, jelasnya. (Sri Ardhini)

Klinik Pratama Karya Prima Wakili Denpasar ke Tingkat Provinsi

Kedepankan Moto Melayani adalah Kewajiban

Dari kiri: Avivah, dr. Ayu Witriasih, Anie Handris, dr. Nyoman Handris Prasetya, Sp.P., dan dr. Trisna Adi

Klinik Pratama Karya Prima mendapatkan prestasi mewakili Kota Denpasar dalam penilaian klinik berprestasi tingkat Provinsi Bali. Penilai­ an dilakukan tim penilai dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali termasuk dari tim BPJS, Senin (31/7). Tim Pembina dari Dinas kesehatan Kota Denpasar, dr. Ayu Witriasih mengatakan, dari beberapa klinik yang sudah dinilai, Klinik Pratama Karya Prima menjadi yang terbaik untuk tahun 2017 dan berhak maju ke tingkat provinsi. Tahun sebelumnya, Klinik Penta Medica menjadi juara 1 tingkat provinsi dan meraih juara 2 di tingkat nasional. Ia mengatakan, Klinik Pratama Karya Prima berhak menyandang prestasi mewakili Kota Denpasar karena komitmen yang tinggi dalam melayani. “Jika dilihat dari kunju­ ngan pasien, dan juga bekerja sama dengan instansi pemerintah dan juga puskesmas yang mewilayahi daerah, dan interaksi dengan masyarakat di

sekitarnya, termasuk juga loyalitas, dinilai cukup bagus dan layak berprestasi,” kata dr. Ayu Witriasih. Ia menegaskan, dengan kunjungan pasien yang banyak itu berarti mere­ ka harus mempertahankan mutu layanan. Dengan penilaian ini sudah mengarah ke akreditasi. Ke depan, dalam waktu dekat, semua klinik akan terakreditasi. Ini menunjukkan proses suatu klinik dalam melayani masyarakat tidak main-main. Mereka betul-betul harus serius untuk mempertahankan mutu dan layanan baik dari SDM yang harus berkualitas, sarana dan prasarana, termasuk lingkungannya. Anie Handris, Wakil Direktur Klinik Pratama Karya Prima mengatakan, Klinik Pratama Karya Prima berdiri sejak tahun 1996, yang awalnya bernama Balai Pengobatan Karya Prima di Jalan Raya Sesetan Nomor 68 Denpasar. Jenis pelayanan Poli Umum dengan pasien Jamsostek dan umum. Kapitasi 75 dan buka 4 jam. Direktur Klinik Pratama Karya Pri-

ma dr. Nyoman Handris Prasetya, Sp.P., yang juga pemilik klinik ini menambahkan, tahun 2000, Balai Pengobatan Karya Prima menambah jenis layanan dari Poli Umum bertambah dengan Poli Gigi. Kapitasi 3500 dan jam buka 8 jam. Tahun 2014, Balai Pengobatan Karya Prima membuka layanan Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA-KB. Kapitasi 8000, dan jam buka 12 jam. Tahun 2015, Balai Pengobatan Karya Prima melayani, Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA-KB, melayani pasien BPJS dan umum. Kapitasi 12500 dan jam buka 24 jam. Tahun 2017, berubah nama menjadi Klinik Pratama Karya Prima, Jalan Raya Sesetan Nomor 342 Denpasar. Jenis layanan Poli Umum, Poli Gigi, KIA-KB, Gawat Darurat, melayani pasien: BPJS dan umum. Kapitasi 22500 dan jam buka 24 jam. Penanggung jawab Klinik Pratama Karya Prima dr. Trisna Adi mengatakan, visi Klinik Pratama Karya Prima, menjadi klinik yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Sedangkan misi, mempermudah akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehat­ an, memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, meningkatkan mutu dan mempertahankannya. Moto, melayani adalah kewajiban. Janji layanan Pratama Karya Prima adalah CERIA, Cepat: Pelayanan yang segera dan tanggap, Empati: Pelayanan yang tulus dan memahami perasaan orang lain, Ramah: Pelayanan yang ditandai dengan senyum, salam dan sapa yang hangat, Integritas: Konsisten dalam segala tindakan pelayanan, Aman: Pelayanan yang memberikan rasa aman baik fisik, mental maupun emosional.

Klinik Pratama Karya Prima memiliki, 5 dokter umum dan 4 dokter gigi, 4 bidan, perawat umum D3: 8 orang, dan perawat Umum SPK: 5. Nurse: 4 orang dan perawat Gigi: 3 orang, staf umum 3 dan keamanan 4 orang. Poli KIA KB melayani, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan pap smear tiap hari Kamis, pelayanan KB, tindik bayi, imunisasi bayi setiap Selasa dan Jumat. dr. Trisna Adi menyebutkan, poli umum melayani, pengobatan penyakit umum/observasi febris (demam), pemeriksaan laboratorium sederhana (MOU jejaring), pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan gula darah, nebulizer, spooling, bedah minor, ekstrasi corpus aleinum, ekstrasi kuku, aff Hecting, dan hecting. Poli gigi melayani membersihkan karang gigi, penambalan, pencabutan gigi susu, pencabutan gigi permanen, pembuatan gigi palsu, veneer, dan bleaching gigi.

Ketua tim penilai klinik pratama berprestasi dr. Laksmi Wati, yang juga Kabid pelayanan Kesehatan Provinsi Bali mengatakan, dalam penilaian ini bukan hanya mencari prestasi, tapi bagaimana berinteraksi dengan lingkungan setempat dan kesinambu­ ngannya ke depan. Keselamatan pasien yang utama. “Selain menilai, kami juga membina, apa yang kurang akan kami benahi dan apa yang sudah bagus, agar terus ditingkatkan,” ujar dr. Laksmi. Salah satu tim penilai, Avivah dari analisis monitoring Evaluasi Pembiayaan BPJS Kesehatan Kepwil Bali, NTT, dan NTB mengatakan, dilihat dari data, klinik Pratama Karya Prima memang layak mendapatkan prestasi, walaupun masih ada sedikit kekurangan. “Tadi sudah ada pembinaan, semoga ke depan pelayanan terus ditingkatkan menjadi lebih baik,” ucapnya. –ast

dr. Trisna Adi sedang mempresentasikan Company Profile Klinik Pratama Karya Prima di depan tim penilai Provinsi


10

Style

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Keterbatasan ekonomi tidak mematahkan semangat Ketut Rindjin dalam menimba ilmu pengetahuan. Semangat juang dan tekad baja telah mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Bahkan Rindjin berhasil mengangkat martabat keluarga melalui pemikiran dan ide-ide yang membuatnya sukses mengukir perjalanan karier akademik. Rindjin lahir di Singaraja, 15 Januari 1940 di salah satu desa Bali Aga di Buleleng, Desa Sembiran. Ia lahir ditengah-tengah keluarga petani dan buta huruf. Orangtuanya tidak pernah mengenal bangku pendidikan. Lahir sebagai anak keempat, ia memiliki 6 kakak-beradik. Dorongan untuk mengenyam bangku sekolah terus ia dapatkan dari sang kakak, Wayan Ginastra. “Saya memang sangat ingin bersekolah. Saya menempuh pendidikan tahun 1948 di SD Desa Pacung, tiga kilometer sebelah utara desa Sembiran dengan jalan kaki. Ternyata sekolah tersebut hanya sampai kelas tiga, sehingga saya harus melanjutkan ke Sekolah Rakyat (SR) di Bondalem,” ungkapnya. Bisa dibayangkan perjalanan yang ditempuh Rindjin Kecil. Untuk sampai ke SR, ia harus menempuh jarak 5 kilometer dari rumahnya. Orangtua dan saudaranya bahu membahu untuk membiayai sekolahnya. Di SR, Rindjin tidak terlalu menonjol, prestasinya biasa saja. Kakaknya terus mendorong ia melanjutkan ke SMP di Singaraja. Setelah lulus SMP PGRI, ia melanjutkan ke SMEA Negeri Singaraja tahun 1957. Potensi Rindjin mulai kelihatan ketika duduk di bangku SMEA. Rindjin remaja mulai menggagas cara belajar berbanyak yang belum lazim dalam proses belajar pada zaman itu. “Saya mulai mendorong teman-teman belajar kelompok. Saya kumpulkan beberapa teman untuk mendiskusikan pelajaran sekolah. Cara belajar ini dirasa sangat janggal karena belum dikenal masa itu. Tetapi cara belajar kelompok ini akhirnya lambat-laun populer di kalangan anak didik,” ujarnya. Sebagai murid SMEA, Rindjin pun ingin mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatnya. Sejak mendapat pelajaran koperasi, terlintas dibenaknya untuk menggagas pendirian koperasi sekolah. Hingga kini, koperasi sekolah sangat berkembang pesat di sekolah tempatnya menimba ilmu pengetahuan tersebut. Ginastra, sang kakak memiliki peran penting dalam perjalanan studi adiknya. Tahun 1960, Rindjin lulus nomor satu dari SMEAN dan melanjutkan melamar ke FE

Prof. Drs. Ketut Rindjin dan Dra. Ida Ayu Putu Astini, M.Hum

Perkawinan Beda Kasta UGM dan FKIP Unair Malang. Sang kakak yang saat itu sebagai Prebekel Desa Sembiran membiayai keberangkatannya ke Jakarta. Perjalanannya ke Jakarta tentu dengan tujuan mencari jatah beasiswa di kantor perwakilan negara asing seperti kedubes AS, Jepang, dan Jerman. Ada jawaban dari Kedubes Jepang, namun ketika mengikuti tes hasilnya tidak menggembirakan. Ia tak patah arang, dirinya diterima di FKIP Unair Malang. “Panggilan untuk mengikuti tes di FE UGM terlambat di terima, sehingga hanya tinggal mengharapkan panggilan tes dari FKIP Unair Malang,” ucapnya. Setelah panggilan datang dia berangkat ke Malang dengan membawa sepeda gayung. Duduk di bangku kuliah, Ketut Rindjin remaja mulai unjuk prestasi. Lahirnya koperasi mahasiswa di kampus itu menjadi salah satu warisan isi kepala yang mengesankan. Tahun 1963 ia lulus Sarjana Muda Pendidikan Ekonomi dan langsung diangkat sebagai asisten dosen dengan gaji pokok Rp 868. Tahun 1965 ia dipindahkan ke IKIP Malang Cabang Singaraja dengan golongan F/II dan gaji pokok Rp 1.144. Ketut Rindjin mengaku pulang ke Singaraja membawa sepeda motor Zundapp buatan Jerman. Dirinya bisa membeli sepeda motor, sebab selain sebagai asisten dosen, ia juga bekerja di sebuah perusahaan pemborong bangunan. “Saya merasa pendapatan sudah mencukupi sehingga tidak memerlukan bantuan keuangan dari keluarga lagi,” ungkapnya. Kisahnya dimulai ketika ia berkunjung di perpustakaan tempatnya bekerja tersebut. Rindjin terpanah asmara pegawai perpustakaan berkulit kuning berdarah brahmana dari Griya Batan Cempaka Liligundi Singaraja, Ida Ayu Putu Astini. Putri sulung pasutri Ida Bagus Made Karang dan Ida Ayu Kade Bintang. Ayahnya seorang anggota Polri dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Memiliki perbedaan kasta membuat keduanya memilih untuk kawin lari. Jalan ini terpaksa dipilih karena di Bali masih ada sistem kasta. Padahal dalam ajaran Hindu tidak mengenal sistem kasta. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta dengan segala isinya

Ketut Rindjin bersama keluarga dan menciptakan manusia dalam kesetaraan bukan dengan tingkatan kasta. Peristiwa kawin lari Ketut Rindjin dan Dayu Astini berlangsung 16 Maret 1967. Keduanya sepakat bertemu di Taman Kota Singaraja yang tak jauh dari rumah orangtua Dayu Astini. Berpamintan untuk pergi ke rumah teman, rupanya Dayu bertemu dengan laki-laki yang sudah menunggunya. Mereka menyuruh teman untuk mengabarkan kepergiaanya kepada orang tuanya di rumah. Dari Singaraja menuju desa Pacung kurang lebih 27 KM, dari desa ini ke desa Sembiran harus jalan kaki sekitar 3 km. Untuk pergi ke rumah Rindjin, mereka harus berjalan kaki menapaki jalanan terjal dan perbukitan. Sesampainya di Sembiran, diadakan upacara mabiakaon dan upacara widhi widana baru berlangsung 29 Maret 1967. Dalam rangkaian upacara pernikahan, kedua pasangan ini harus mebakti di 22 Pura Dadia. Tentu hal ini menjadi sangat unik untuk Dayu Astini, sebab tradisi ini dinilai berguna bagi pasangan suami istri di desa Bali Aga tersebut. “Tradisi upacara perkawinan ini membuat pasangan pengan-

tin segan untuk bercerai. Jika mau berpisah harus matur piuning dulu ke 22 Pura Dadia tersebut. itulah menjadi penyebab mengapa di Desa Sembiran tidak ada yang bercerai,” jelas Rindjin. Riak rumah tangga yang baru diayuh rupanya mulai terlihat. Pasangan yang telah bahagia ini rupanya harus mendengar omongan nyinyir dari teman sang istri. Komentar tak sedap soal pernikahan macebur sebagai konsekuensi Dayu sebagai keturunan Brahmana yang menikah dengan golongan keluarga tidak berkasta. Kontan saja, komentar ini ditanggapi seloroh olehnya. “Saya bilang perkawinan kami tidak macebur, malahan naik ke Bukit Sembiran karena memang letak desa yang jauh di atas,” kenang Dayu Astini yang mengatakan kekagumannya terhadap Desa Sembiran yang tidak mengenal kasta. Biduk rumah tangga yang dibangun oleh kedua sejoli ini semakin hari semakin bahagia. Hubungan yang awalnya renggang dengan keluarga besar Griya Batan Cempaka Liligundi ini mulai mencair. Itu ketika sang nenek bertandang di rumah kontrakan

milik mereka di Banjar Jawa. Semenjak kehadiran kerabat dekat Dayu Astini semakin mencairkan kesan beku hubungan Dayu dan Keluarganya. “Dua bulan setelah menikah kami datang ke Griya untuk minta maaf dan kami diterima dengan baik,” ujarnya. Perempuan yang menamatkan ujian sarjana muda di IKIP Malang Cabang Singaraja ini dikarunia lima orang anak. Anak pertama lahir 1 Januari 1968 bernama Kastawa Yudiatmaja, anak kedua lahir 7 Maret 1969 bernama Karmiladewi, anak ketiga Trianasari lahir 6 Juni 1970, anak keempat Sulistiawati lahir 8 September 1971, dan menyusul si bungsu Fridayana Yudiatmaja lahir 12 April 1974. Kesibukan Dayu sebagai ibu rumah tangga terpaksa membuatnya berhenti dari pekerjaan yang saat itu sebagai staf di perpustakaan almamaternya dulu. Rindjin yang saat itu menjabat sebagai Pembantu Dekan III FKIP Singaraja sejak tahun 1968 pun mengizinkan istrinya fokus mengurus anak. Selama dua tahun fokus dengan urusan anak, keinginan istri Ketut Rindjin untuk bekerja muncul kembali. Ia melamar dan diterima sebagai guru di SMEAN Singaraja. Lima tahun bekerja sejak 1974, Dayu pindah kemudian menjadi asisten dosen di Jurusan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah di FKIP Singaraja. Sambil bekerja ia pun melanjutkan studi di program Pasca Sarjana Fakultas Sastra Unud di Denpasar. Soal mendidik anak, Rindjin dan Dayu tidak pernah neko-neko. Kesibukannya di dunia akademik membuat ia dan istri harus membagi waktu. Jika sedang di rumah ia sering membaca cerita-cerita moral untuk diresapi, begitu juga peran sang istri sangat dibutuhkan dalam mendidik anak-anaknya. Pendidikan kelima anaknya pun begitu ia perhatikan. Ini dibuktikan dengan menyekolahkan kelima anaknya ke salah satu yayasan yang memiliki kualitas dan citra positif. Yayasan Sekolah Laboratorium Unud Singaraja ini menjadi pilihan sekolah bagi kelima anak-anaknya sejak jenjang TK hingga SMA. “Mutu pendidikannya bagus, lima anak saya sudah terbukti saya sekolahkan dari TK hingga SMA,” ucap Rindjin yang juga ketua Yayasan Sekolah Laboratorium Unud Singaraja tersebut. Hingga kini kelima anaknya telah sukses, dua di antaraya sebagai tenaga pendidik di Universitas Pendidikan Ganesha dan tiga lainnya bekerja sebagai pegawai swasta. --win

Musda II LPD Bali 2017 Pilih Kepengurusan Baru

Drs. I Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si. Kembali Terpilih Sebagai Ketua BKS Provinsi Bali Badan Kerjasama Lembaga Perkreditan Desa (BKS LPD) Provinsi Bali Kembali melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) II LPD Bali, Jumat, (28/07). Terlaksananya Musda II LPD Bali 2017 selain merupakan rapat lima tahunan, juga karena mengacu pada Perda No.3 Tahun 2017 tentang Lembaga Perkreditan Desa dan Anggaran Dasar Badan Kerjasama Lembaga Perkreditan Desa (BKS LPD) Provinsi Bali. Ada dua hal yang menjadi pokok bahasan dalam Musda II LPD seBali ini, yaitu pertanggung jawaban lima tahunan kegiatan dan keuangan pengurus BKS LPD Provinsi Bali dan juga pemilihan pengurus BKS LPD Provinsi Bali untuk periode 2017 - 2022. Pada Musda II LPD Bali ini sepakat mengusulkan ketua lama Nyoman Cendikiawan, SH. M.Si., untuk kembali menduduki jabatan ketua BKS LPD Bali periode 20172022. Derasnya dukungan yang mengalir untuk meng-goalkan Nyoman Cendikiawan sebagai ketua BKS LPD Bali periode 5 tahun kedepan, disampaikan pada setiap pandangan umum Ketua BKS masing-masing kabupaten/kota. Terlebih lagi setelah laporan pertanggungjawaban ketua BKS LPD Bali masa bakti 2012-2017 itu tanpa adanya catatan, para pembicara masing-masing kabupaten yakin apa yang menjadi harapan untuk memilih ketua lama guna duduk kembali di kursi pimpinan, menurut peserta musda diyakini akan mampu menggiatkan kiprah BKS LPD Bali sekaligus mengawal keberadaan Perda No 3 tahun 2017. Musda II LPD Bali 2017 mengusung tema Melalui Musda II LPD se-Bali Kita Jalin Persatuan dan Kebersamaan Dalam Upaya Menyongsong Desa Pakraman Yang Sima Swatantra berlangsung di Kecak Room Hotel Banyualit, Desa Kalibukbuk. Kali ini Buleleng dipercaya sebagai tuan rumah dalam acara lima tahunan tersebut dengan dikoordinir oleh Made Nyiri Yasa, S.Sos., M.MA., sebagai Ketua Panitia. Kegiatan yang dibuka oleh Gubernur

Penyerahan cendramata kepada Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si., yang kembali menduduki jabatan Ketua BKS LPD Bali periode 2017-2022. Bali dalam hal ini, diwakili oleh Kepala Biro (Karo) Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Provinsi Bali Ir. I Nengah Laba yang ditandai dengan pemukulan Gong. Dalam sambutan Gubernur yang dibacakan oleh Kepala Biro Ekbang, mengatakan LPD mampu menyatukan perbedaan visi dan misi yang ada, bagaimana agar bisa menyatu dan berfungsi dengan baik. “Semua LPD agar berjalan langgeng harus mempedemomani perda yang baru saja di sahkan, itu saja pedomannya sepertinya tidak akan ada hambatan lagi tentang Lembaga Perkreditan Desa,” jelasnya. Untuk meningkatkan kualitas SDM anggota LPD, harus dilakukan pelatihanpelatihan sehingga memberikan pengetahuan dan ketrampilan dan hal tersebut sudah dilakukan dengan maksimal oleh LPD di Bali. “Dari 1.433 LPD itu sudah secara bertahap dilakukan pelatihan karena syarat semua LPD harus di audit itu ada di dalam Perda, jadi untuk tidak terjadi persoalan di dalam pelaksanaan audit tentunya kemampuan ini harus kita tingkatkan misalnya contoh pembuatan

laporan,” tegasnya. Sementara itu, Kepala LP-LPD Provinsi Bali I Nyoman Arnaya, S.E., mengungkapkan dengan dilaksanakannya Musda ini pihaknya cukup mengapresiasi karena sudah dijalankannya aturan yang ada. Sebagai lembaga pembina, pihaknya berharap terhadap pengurus terpilih agar melanjutkan program-program dan membuat terobosan guna memajukan seluruh LPD yang ada di Bali. “Kita ucapkan terimakasih karena sudah berhasil melaksanakan Musda II, tentu dalam hal ini kita LP-LPD akan selalu bekerja sama dengan BKS LPD Bali dalam melakukan tugas – tugas, di samping itu, karena BKS merupakan tempat penyampaian aspirasi dari pada anggota yang perlu kita laksanakan dari LP-LPD,” jelasnya. Sementara itu menurut Drs. I Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si. sebagai Ketua BKS Provinsi Bali terpilih periode 2017 – 2022 mengungkapkan pihaknya mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota BKS LPD yang telah memberikan kepercayaan kembali untuk memimpin

organisasi itu. Dibalik kepercayaan itu, lanjutnya ada tanggung jawab besar yang harus dijalankan. Semua hasil keputusan Musda II LPD sudah dibuatkan berita acara sehingga apapun hasilnya harus diterima. Kelancaran kegiatan ini juga berkat berjalan secara demokratis dan transparan. Pihaknya juga mewanti-wanti kepada seluruh anggota yang ingin mencalonkan diri sebagai Kepala BKS LPD Provinsi Bali untuk unjuk aksi dalam menunjukkan kinerja. “Kami membuka peluang lebar bagi anggota yang ingin mencalonkan sebagai pengurus sehingga ada pembaharuan kepengurusan dalam organisasi,” tegasnya. Setelah terbentuknya kepengurusan yang baru dari pada BKS LPD Bali pihaknya berharap kerjasama berbagai pihak dalam memajukan seluruh LPD di Bali. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan segera melaksanakan rapat program kerja yakni Rapat Pimpinan (Rapim) untuk menyerap aspirasi dari pada LPD Kabupaten /Kota program apa saja yang akan dimaksimalkan. “Saya kira setelah Musda ini kita segera akan melakukan rapat, selama ini yang sudah berjalan karena ini merupakan program berkelanjutan sehingga relatif masih banyak pengurus yang lama,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Panitia Musda II LPD Bali Made Nyiri Yasa, S.Sos., M.MA., mengungkapkan Musda II LPD Bali ini telah sukses dilaksanakan, hal itu tidak terlepas dari persatuan dan kebersamaan dari pada pengurus dan panitia Musda II LPD dalam melakukan berbagai langkah persiapan - persiapan untuk kelancaran Musda II LPD Bali. Sementara itu, sebanyak 500 lebih undangan dan peserta hadir terdiri dari Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Ketua DPRD Provinsi Bali, Ketua PHDI Provinsi Bali, Kepala LP-LPD Provinsi Bali, Konsultan LPD Bali, Pengurus BKS LPD Bali, Pimpinan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Bali, Direksi Jamkrida Bali Mandara, Dirut PT. Ussi Bandung, Bupati Buleleng, Bupati/ Wali Kota Seluruh Bali, Kepala Cabang Bank BPD Bali Kabupaten/Kota se-Bali, Kepala dan Wakil Kepala LP-LPD seluruh Bali, Ketua BKS LPD Kabupaten/Kota se-Bali, Kepala LPD se-Bali, Ketua Majelis Madya Desa Pakraman, Ketua PHDI Kabupaten Buleleng, Ketua Majelis Madya Kecamatan se-Kabupaten Buleleng, Ketua PHDI Kecamatan se-Kabupaten Buleleng, Kepala LPD se-Kabupaten, Kepala Desa Kalibukbuk dan Jro Kelian Adat Desa Pakraman Banyualit dan Kalibukbuk.

Hasil Musda II LPD Bali menetapkan Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si., sebagai Ketua BKS LPD Bali periode 2017-2022.

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Trendi dengan

New Androgini Koleksi spring-summer 2018 bertemakan “Oase” ini karya desainer Bali bernama Weda Githa, yang disuguhkan di ajang “Bali Fashion Trend 2018” beberapa waktu lalu. Desainnya ini terinspirasi oleh metafora oasis, ketika berbagai budaya mengalir, melambangkan harapan di tengah kesulitan.

K

o l e k s i We d a Githa ini juga menghadirkan keindahan dalam gaya androgini, yang diciptakan dengan pesona kombinasi karakteristik maskulin dan feminin. Busananya ini bisa menjadi pilihan baru sebagai bentuk eksistensi diri tanpa harus terperangkap soal gender Kreasi Weda Githa, bukan hanya cutting- nya menarik tapi juga kombinasi bahan dan warnanya. Selain itu, ia pun memilih bahan yang nyaman diantaranya katun linen, organdi dan micropoly. Desain dengan merek “Xander G” ini sangat tepat dikenakan anak muda metropolitan yang dinamis dan stylish. (Sri Ardhini)

Weda Githa

15


16

Pelesir

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Claket Adventure Park Pacu Andrenalin Mojokerto termasuk daerah yang mempunyai segudang tempat wisata yang indah. Diantaranya, wisata alam, pantai, serta sejarah. Jika ingin liburan, kota ini cocok untuk tempat berkumpul bersama keluarga, sanak saudara maupun pasangan. Salah satu destinasi wisata terbaru yang dimiliki Mojokerto, yakni Claket Adventure Park.

B

agi penghobi selfie, tak ada salahnya mampir ke lembah cinta di Mojokerto. Disana bisa merasakan sensasi berfoto diatas jurang

Tofografi wilayah yang nyegara gunung menjadi salah satu faktor yang membuat Buleleng sangat kaya akan Sumber Daya Alam. Salah satunya air terjun. Selain Air terjun Gitgit, Sekumpul dan Alig-aling, masih ada banyak air terjun di Buleleng yang sudah dikelola maupun belum terjamah sekalipun. Objek wisata air terjun memang selalu menjadi incaran untuk wisatawan lokal maupun mancanegara yang mencintai alam. Tak jarang dalam penataanya, pihak pengelola tetap mempertahankan keasrian dan kealamian air terjun dan ling-

dengan latar belakang alam yang indah. Spot selfie terbaru ini, berada di Desa Claket, Kecamatan Pacet, tepatnya di dalam wahana wisata Claket Adventure Park. Disebut lembah cinta, karena pijakan untuk berfoto para pengunjung berupa papan kayu yang

berbentuk simbol “I Love U”. Tak hanya lembah cinta, ada pula torsi tower, sebuah panggung selfie yang lebih tinggi ini juga berada di atas jurang. Jurang jomblo, rainbow hammock dan juga ayunan yang berada diatas jurang. Ada, spot selfie yang tak biasa. Panggung foto lembah cinta terletak di atas jurang dengan kedalaman sekitar 20 meter. Tak hanya menantang, keindahan panorama alam lereng Gunung Welirang yang dibalut kesegaran udaranya akan memanjakan para pengunjung untuk mengabadikan foto yang ciamik. Dari spot ini, wisatawan bisa melihat penampakan kota Mo-

jokerto dari ketinggian. Isnaini, pengunjung asal Kecamatan Menganti, Gresik yang datang bersama suami dan ketiga ponakannya, mengaku tertantang untuk berfoto diatas jurang Claket. “Kalau jalan-jalan ke Pacet biasanya hanya ke air panas Padusan dan Ubalan, kalau nggak gitu ke air terjun. Tapi sekarang ada destinasi wisata baru,” kata Isna. Soal keamanan, tak perlu di khawatirkan. Pengelola tak akan mengizinkan wisatawan berfoto tanpa menggunakan alat pengaman yang sudah disediakan. Dengan pengaman yang dikaitkan pada panggung, maka pengunjung bebas berpose tanpa khawatir

terjungkal ke jurang. “Sensasinya cukup memacu adrenalin, apalagi pada saat naik ayunan. Rasanya itu sperti mau terbang dan jatuh ke dalam jurang,” imbuh Isna. Untuk merasakan sensasi mendebarkan itu, pengunjung tak perlu merogoh dompet terlalu dalam. Tiket masuk ke Claket Adventure Park dipatok Rp 10.000 per orang. (Fiqhy Farizh Ferdiansah).

bong Waterfall) di Desa Ambengan Kecamatan Sukasada Buleleng ini menjadi salah satu objek wisata favorit di Buleleng, karena selain aksesnya yang tidak jauh dari Kota Singaraja juga terkenal akan penataannya yang unik dan berbeda dari objek wisata air terjun yang ada di Buleleng. Objek wisata air terjun jembong kini didukung dengan ada­

Wahana kolam renang di Air Terjun Jembong

nya wahana kolam renang baik untuk anak - anak hingga dewasa tepat tidak jauh dari lokasi air terjun Jembong. Wahana kolam renang di areal air terjun jembong ini memanfaatkan air terjun sebagai air kolam, sehingga masih sangat alami dan sejuk, juga didukung pemandangan alam di lingkungan sekitar. I Made Suneka Ketua Kelompok Sadar Wisata Banten Sari Koordinator Wilayah (Korwil) Jembong mengatakan penataan air terjun jembong dan penggagas wahana kolam renang ini adalah dari kelompok sadar wisata. Pemilihan dibangunnya kolam renang adalah selain karena potensi air yang melimpah, juga untuk menjadikan Desa Ambengan sebagai salah satu Wisata tujuan para wisatawan ke Bali Utara. Karena selain bisa menikmati indahnya terjunan air, berswafoto, juga bisa berekreasi bersama keluarga. “Ini sebagai wisata tambahan, karena kalau air terjun saja di Buleleng sudah banyak jadi kita buat yang konsep alam dengan memanfaatkan air alam yang tentunya sejuk dan alami sebagai air kolam renang,”ungkapnya.

Di usia yang baru menginjak belasan tentu bagi seorang remaja ini adalah masa-masa labil dalam menentukan pilihan. Pada masa ini, biasanya se­seorang akan sangat mudah mengambil keputusan begitu juga mencari pilihan yang lain.

A

kan tetapi hal tersebut nampaknya bukan menjadi alasan bagi para personil Enemy or Friend (EoF) untuk main-main dalam bermusik. Bagi mereka, bermusik dari usia yang masih sangat belia semakin memantapkan jiwa mereka untuk berkarier di dunia musik. Terbentuk sejak 17 Juni 2015 lalu, band asal Seririt, Buleleng ini awalnya merupakan pemain basket dalam satu tim di sekolahnya. Namun karena sering latihan dan ngeband bareng, akhirnya mereka sepakat untuk membentuk sebuah band. EoF yang diperkuat dengan posisi Rocky di vokal, Yona Krisna di Gitar, Bagus Khrisna sebagai bass, dan Gana di drumm sangat berantusias dalam memajukan musik di sekolahnya. Sebab menurut pengakuannya,

Jembong Waterfall Dilengkapi Kolam Renang kugannya agar tetap menarik dikunjungi. Hal berbeda dilakukan dalam pengelolaan salah satu air terjun yang terletak di Sukasada ini. Seiring pesatnya perkembangan pariwisata serta dalam upaya peningkatan kunjungan wisawatan ke Bali Utara, objek wisata yang satu ini kini tampil berbeda. Objek wisata Air Terjun Jembong (Jem-

Dara

Objek wisata yang belakangan ini sedang ramai di media sosial rupanya belum dibuka secara resmi. Tiga bulan diperkenalkan melalui media sosial oleh pengunjung yang datang, rupanya mendapat respon positif dari masyarakat. ‘Kami belum grand opening lantaran masih banyak yang perlu kami tata, namun sejauh ini sudah banyak yang berkunjung untuk mandi dan berekreasi,” ungkapnya. Saat ini penataan objek wisata air terjun Jembong beserta kolam renang baru 75 persen. Selanjutnya akan dilakukan penataan lebih lanjut baik fasilitas pendukung seperti perosotan alami hingga stand kuliner khas Desa Ambengan pada kawasan kolam renang, dan anjungan tempat berswafoto di kawasan Air Terjun yang tepat berada di atas kolam renang tersebut. Dikarenakan masih dikelola oleh Kelompok, pihaknya belum memberlakukan tiket masuk bagi para pengunjung. “Tiket masuk akan diberlakukan setelah Peraturan Desa (Perdes) turun berdasarkan hasil rapat,”tegasnya. (Wiwin Meliana)

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Enemy or Friend

9

Mantap dalam Bermusik musik di sekolahnya hanya dipandang sebelah mata. “Visi Misi kami awalnya membantuk band ini yak arena ingin memajukan musik di sekolah karena memang selama ini tidak ada yang mendukung baik dari pihak sekolah maupun dari siswanya dan kami ingin membuktikan kalau kami mampu,” jelas Yona Krisna. Nama Enemy or Friend jika diartikan dalam Bahasa Indonesia Musuh atau Teman. Hal ini terpikirkan karena ketika mereka membentuk band tersebut masih duduk di bangku SMP dan meng­ ikuti ekstra basket. Dalam pertandingan tentu kalah menang menjadi soal biasa, akan tetapi menerima kekalahan dengan legowo tentu luar biasa. Masa-masa labil itulah kadang dalam pertandingan tersebut masing-masing personil kerap terpancing emosi dan berseteru dengan pemain lainnya. Namun, karena merupakan siswa satu sekolah bagaimanapun mereka bermusuhan akan berteman kembali. “Disenggol sedikit kita marah­an, tapi ujung-ujung pasti baikan, inilah yang melatarbelakagi nama EoF tersebut,” jelasnya Yona. Setelah dua tahun terbentuk, EoF dalam waktu dekat akan

merilis mini album. Sebelumnya, band yang mengambil genre Pop Rock ini belum terpikirkan untuk menciptakan sebuah lagu. Awalnya mereka hanya membawakan lagulagu yang dipopulerkan oleh bandband lain. “Waktu itu kami masih SMP dan belum kepikiran merilis single, tetapi dalam waktu dekat ini

kami sudah menyiapkan beberapa lagu yang akan kami garap menjadi mini album,” ungkap Rocky sang vokalis. Sebagai band yang para personilnya baru duduk di bangku SMA, EoF tidak menampik jika banyak band-band senior yang banyak memiliki pengalaman

darinya. Akan tetapi hal tersebut mereka jadikan sebagai motivasi dan panutan agar terus berkarya. “Kami tidak pernah merasa ber­ saing, justru banyaknya band-band senior itu kami jadikan contoh untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi,” pungkas Yona. (Wiwin Meliana)


8

Bunda & Ananda

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Fleksibilitas Tubuh sangat Mendukung Segala sesuatu yang dimulai dari usia dini tentunya akan lebih baik. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang mengikuti ekstra senam. “Jika berlatih senam dimulai dari usia dini, semua bisa dilatih sepanjang usianya tidak lewat dari usia anak kelas 6 SD. Tapi yang paling efektif adalah usia TK besar sampai kelas 3 SD, karena semua kelenturan dan kelentukan tubuh masih bisa dilatih. Di atas itu, saya kira sudah kaku. Makanya di sekolah ini saya sarankan yang ikut ekstra senam anak kelas 1-3,” ujar pelatih ekstra Senam yang juga guru PJOK di SDN 8 Dauh Puri, Made Wiriadi, S.Pd.

New Academic Year Party Ant Charity kembali mengadakan New Academic Year Party. Acara dilaksanakan Minggu (30/7) di Life Center Tojan, Gianyar dan Senin (31/7) di Banyuwedang, Buleleng. Agustin Ramli, founder Ant Charity mengatakan acara ini rutin digelar tiap tahun di awal tahun pelajaran. Saat New Academic Year Suasana New Academic Year Party di Life Center Tojan, Gianyar, Minggu (30/7) Party para donatur memberikan berbagai hadiah untuk anak-anak binaan Ant Charity. Acara juga dimeriahkan dengan pentas seni dan ramah tamah.

Made Wiriadi saat membantu salah seorang anak melakukan satu gerakan senam

turan tidak ada, tidak akan jadi atlet profesional. Karena dikatakannya dalam senam ini fleksibilitas tubuh sangat mendukung. Dalam artian, harus banyak mengandung unsur kesegaran jasmani, seperti keseimbangan (balance), kecepatan, kekuatan, speed, kelenturan, kelentukan, dsb. “Ini yang harus dimiliki anak-anak peserta senam,” tegas Ketua Harian Pengprov Persani (Persatuan Senam Indonesia) Bali yang sudah menelurkan 7 atlet terbaik pada Porjar Kota Denpasar tahun 2016 ini. Senam adalah ikon olahraga SDN 8 Dangri. Sejak Made Wiriadi bertugas di SD ini tahun 1995, Persani Kota Denpasar membentuk cabangnya di Kota Denpasar dengan nama “Surya Teria”, dan sudah

Serangkaian HUT ke-72 Kemerdekaan RI, Theactorsbali bekerjasama dengan Plaza Renon Denpasar bakal menggelar Lomba Peragaan Busana, Lomba Fotogenik dan Lomba Menyanyikan Lagu Perjuangan. Acara yang dilaksanakan Minggu (13/8) di Plaza Renon mulai pukul 11.00 ini memperebutkan Piala Wakil Gubernur Bali. Lomba Menyanyikan Lagu Perjuangan, pilihan lagunya : Indonesia Jaya, Pancasila Rumah Kita, Benderaku (Coklat),Indonesia Pusaka, dan Kebyar-kebyar. Katagori A. Umur 5- 9 tahun dan Kategori B. Umur 10 -14 tahun. LombaFashion Show Red Party (material bebas,80% bernuansa merah). Katagori A Umur 5 -8 tahun dan Kategori B Umur 9 - 12 tahun. Lomba Casual Merah Putih (boleh memakai heels dan booth,aksesoris menyesuaikan) Katagori A Umur 5 -8 tahun dan Kategori B Umur 9 - 12 tahun. Biaya pendaftaran 100.000/katagori lomba (include free fotobooth). Lomba Fotogenic Untuk Umur 0-5 tahun dan Umur 6 s.d 12 tahun, menyerahkan foto 4R bernuansa Merah Putih dan biaya pendaftaran Rp.75.000. Pendaftaran ditutup 10 Agustus 2017. Peserta wajib melakukan registrasi ulang 1 jam sebelum acara dimulai. Info lebih lanjut hubungi Theactorsbali, WA 0815 577 3000, SMS 0821 4676 6969, line: Dewiapratiwi, atau sanggar dan sekolah masing-masing. (Sri Ardhini)

menelurkan atlet-etlet nasional. Untuk anak-anak yang menggandrungi senam-dalam hal ini senam artistik (senam lantai), ditegaskannya lagi kesegaran jasmani, keseimbangan (balance), kecepatan, kekuatan, speed, kelenturan, kelentukan itu sangat mendukung. Berbeda dengan senam ritmit, senam ini memakai 4 alat yakni bola, tali, simpai, dan pita. Dalam senam ini hanya mengandalkan fleksibelitas dan kelenturan tubuh saja. Untuk speed dan kekuatan tidak terlalu dominan diperlukan dalam senam ritmit. Made Wiriadi mengatakan sekarang ini ia sedang melatih secara intensif atlet I Gusti Agung Krisna Pranata yang akan mewakili Bali Cabor Senam dalam

Olympiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Medan. “Dia tiga bersaudara. Ketiganya ikut senam dan berprestasi. Kakaknya I Gusti Agung Arjun Pratama Yoga meraih Juara 3 O2SN di Makassar tahun 2015. Adiknya juga pernah menjuarai Wali Kota Cup dan Porjar,” paparnya. Untuk itu, Made Wiriadi selalu menekankan kedisiplinan pada anak-anak dan giat berlatih. “Apa yang sudah didapat di tempat latihan (sekolah) hendaknya direfleksikan kembali di rumah, seperti penguatan otot perut, melatih daya ledak. Di sekolah diberikan contoh-contoh gerakan supaya di rumah bisa dilatih lagi biar prosesnya cepat,” ucapnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit

SI KUCING DAN SI BELANG

Made Taro

Seorang majikan memelihara seekor kucing dan seekor ayam jago. Kedua hewan itu sangat diandalkan menjaga rumah. Sebelum berangkat, sang Majikan berpesan, “Jaga rumah baik-baik! Jangan membuka pintu

sebelum aku datang!” Sepeninggal sang Majikan, si Kucing ingin menangkap tikus di luar rumah. Ia berpesan kepada Ayam Jago, “Jaga rumah baik-baik! Jangan membuka pintu sebelum aku datang!” Kepergian si Kucing dilihat oleh si Belang, anjing tetangga. Ia berniat akan menangkap ayam jago itu untuk dipestakan bersama anaknya. “Aku datang, Ayam Jago! Bukalah pintu!” seru si Belang menirukan suara Kucing. Ayam jago mencurigai suara yang terdengar aneh, oleh karena itu ia tidak mau membuka pintu. Anjing yang banyak akal itu mengambil segenggam biji jagung, lalu menyerakkannya di bawah jendela. Kemudian, sambil bersembunyi, ia memanggil lagi. “Aku datang, Ayam Jago! Untukmu telah kubawakan biji-biji jagung yang gurih.” Ayam Jago masih belum percaya. Ia tidak juga membuka pintu. Untuk meyakinkannya ia mengintip lewat jendela. “Oh, benar sekali! Butir-butir jagung berserakan di bawah jendela,” pikirnya. Ketika ia hendak menelan jagung itu, si Belang

menangkap lehernya lalu melarikannya ke dalam rumah majikannya. Sesaat kemudian si Kucing datang. Ia curiga melihat bulu-bulu ayam berserakan dekat jendela. Ia memanggil si Ayam Jago. Tak ada jawaban. Si Kucing yakin, pastilah ayam yang bodoh itu ditangkap oleh si Belang. Si Kucing lalu menyelidik di depan rumah tetangganya. Kebetulan waktu itu si Belang keluar rumah, membeli rempah-rempah untuk bumbu ayam panggang. “Anakku, sayang! Bukalah pintu! Ini ibumu!” kata si Kucing. Tanpa berpikir panjang, Si Konyong anak si Belang, segera membuka pintu. Hup! Si Kucing dengan sigap berhasil menangkap leher anak anjing itu. Di depan pintu ia berpapasan dengan si Belang yang membawa bumbu rempah. Si Belang galak dan mengancam si Kucing. Si Kucing juga galak dan mengancam akan membunuh anak anjing itu. Akhirnya si Belang mengalah, lalu menyerahkan si Ayam Jago. Kucing pun melepas anak anjing kesayangan si Belang. “Kucing dan Ayam Jago! Ini majikanmu datang! Bukalah pintu!” seru sang Majikan. Kucing dan Ayam Jago segera membuka pintu dengan senyum ramah-tamah. Di rumah itu sepertinya aman-aman saja, tidak pernah ada kejadian yang mencekam. Namun hewan-hewan yang setia itu akan lebih berhati-hati setelah mendapat pelajaran dari perbuatannya yang gegabah. (Ukraina)

17

Nyaman dengan Sentuhan Klasik-Modern D

(Ngurah Budi)

Lomba Semarak Kemerdekaan

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Ada suasana berbeda ketika kita memasuki bangunan kantor Tupperware di Jalan Mahendradatta Denpasar. Penataan interior tiap ruangnya benarbenar didesain sedemikian rupa sehingga pengunjungnya pun merasa nyaman. Belum lama ini, Tokoh pun berkesempatan mengunjungi gedung baru Tupperware tersebut.

I

a menjelaskan, inti dari olahraga senam sama dengan atletik. Bisa dikatakan, senam adalah ibunya semua cabang olahraga. “Jika sudah menekuni senam, akan lebih presentatif untuk mengikuti cabor-cabor lain. Karena dasar-dasarnya semua ada di senam, seperti silat, wushu, renang, dll,” jelasnya. Untuk mengikuti cabor senam ini pada dasarnya Made Wiriadi (tengah) bersama dua anak didiknya melihat skill anak. Meskipun yang sudah berprestasi, Agung Yoga (kiri) dan Agung anak ada minat, tapi kelenKrisna (kanan)

Griya

i lantai 1, pengunjung di­ sambut dengan penataan showroom yang mendisplay beberapa produk Tupperware. Di lantai 2 ada beberapa ruangan, di antaranya ruang meeting, dan showroom yang sekaligus sebagai aula untuk tempat berkegiatan. Ruangan-rungan ini juga tetap mendapat sentuhan khusus dari segi penataan desainnya. Pada lantai 3 didesain seperti rumah tinggal, yang memang diperuntukkan sebagai tempat istirahat. Ada dua kamar tidur lengkap dengan kamar mandi dalam. “Kamar ini untuk istirahat para tamu, dan sesekali saya juga istirahat di sini,” ujar Ibu Wiwik, Dirut PT Widya Mutiara Bali, Distributor Resmi Tupperware wilayah Bali. Ruang ini cukup simpel yang diberikan aksen pada dinding dengan wallpaper motif

klasik. Salah satu kamar ini memiliki view terbuka dangan bukaan pintu sliding yang luas. Dari ketinggian ini, dengan hamparan rumput sintetis, kita bisa melihat sekeliling sembari menikmati sejuknya hembusan angin. Di ruang tengah yang dibagi menjadi dua zone, sofa-sofa yang empuk sudah siap memanjakan kita untuk diduduki. Pemilihan furnitur, motif wallpaper, ornamen, dan aksesori lainnya seperti cermin dan pajangan hias, kian mengarahkan bahwa desain interior ini bergaya klasik-modern. Di area dapur yang sekaligus sebagai ruang makan diberikan space yang cukup luas. Karena di ruang ini memang diseting untuk demo masak dengan produk Tupperware. Di ruang ini juga diberikan bukaan-bukaan lebar sehingga bisa langsung berinteraksi dengan ruang luar yang juga dihijaukan dengan hamparan rumput sintetis. (Inten Indrawati)


18

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah dalam memaju­ kan pembangunan di Bule­ leng. selain melakukan pem­ bangun secara fisik, pemban­ gunan melalui promosi juga semakin gencar dilakukan. Sukses menyelenggarakan Buleleng Festival ke empat, kini Pemkab kembali meng­ gelar ajang tahunan ini. Bah­ kan setiap tahunnya selalu dilakukan inovasi untuk terus menggali potensi baik seni maupun budaya yang dimiliki Buleleng.

S

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

esuai dengan tema The Power of Buleleng, ajang tahunan seni dan budaya yang kelima kali ini dikemas dengan begitu ber­ beda. Tidak hanya fokus menggali dan mengidentifikasi ragam seni dan budaya, tetapi Bulfest kali ini lebih fokus untuk mengembangkan dan melestarikan budaya sebagai wahana promosi terhadap potensi yang tengah berkembang di Kabu­ paten Buleleng baik tingkat nasional maupun internasional. Gelaran yang dihiasi dengan pertunjukan seni dan budaya ini dibuka langsung oleh Menteri Pari­ wisata yang diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata RI, Drs. Putu Ngurah, MM di kawasan Tugu Singa Ambara Raja, Rabu (2/8).

Buleleng Festival 2017

Gali Potensi Seni dan Budaya Drs. Putu Ngurah, MM menga­ takan komitmen Kementrian Pari­ wisata sangat besar. Komitmen itu diberikan sepanjang pimpinan daerah baik itu Bupati ataupun wakil Bupati juga memiliki komit­ men yang sama. Promosi pariwisata menurutnya sudah dilakukan mela­ lui media cetak, elektronik, online dan media ruang. Promosi tersebut tidak hanya dilakukan di dalam negeri melainkan juga luar negeri seperti kerjasama dengan salah satu maskapai penerbangan inter­ nasional. “Komitmen kami besar sepanjang pemerintah daerah juga punya keinginan keras. promosi juga sudah kami lakukan di dalam maupun luar negeri,” katanya. Dirinya menambahkan berbagai macam strategi sudah dilakukan untuk mempromosikan pariwisata. Salah satunya adalah strategi BAS. BAS adalah Branding, Advertising, dan Selling. Hal tersebut sudah terus menerus dilakukan Kemen­ trian Pariwisata sehingga potensi yang dimiliki Buleleng diketahui oleh banyak orang dan orang tersebut tertarik untuk ke Buleleng. “Seperti tadi, orang tidak tahu ada sate khas dari Buleleng jadi dengan menampilkan kuliner khas Buleleng

Bulfest 2017 di buka langsung oleh Menteri Pariwisata yang diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata RI, Drs. Putu Ngurah, M.M.

seperti sate tersebut orang menjadi tahu bahwa ada kuliner khas dari Buleleng. Itulah yang akan dicari oleh wisatawan,” imbuhnya. Sementara itu, Wakil Bupati

Baleganjur dan Ngoncang Massal Buka Buleleng Festival 2017 masyarakat agraris di Bali memang se­ jatinya tidak boleh hilang. Justru karena ngoncang sudah menjadi sebuah seni dalam kehidupan masyarakat Hindu, maka seni itu harus terpelihara den­ gan baik. Melakukan tradisi Ngoncang cukup dilakukan dengan mengguna­ kan alat yang disebut ketungan dan Lu. Lesung yang digunakan sebagai sarana ngoncang juga sudah berusia ratusan tahun dan digunakan turuntemurun, dari generasi ke generasi. Lesung tak boleh digunakan sebagai tempat duduk, apalagi sebagai tempat menjemur pakaian. Menariknya, tradisi ngoncang yang biasanya hanya diminati oleh para orang tua, kali ini dalam Bulfest terlihat Tradisi ngoncang saat pembukaan Bulfest, Rabu (2/8) beberapa sekaa muda-mudi yang turut meramaikan. Remaja-remaja itu begitu semangat Buleleng Festival kelima resmi di buka, Rabu memukulkan lu ke lesung hingga tercipta alunan (02/08) lalu. Berbagai kesenian dan tradisi akan musik yang begitu riuh. ditampilkan pada Buleleng Festival tahun 2017. Untuk ngoncang ditampilkan sebanyak sepuluh Diantaranya adalah kesenian Beleganjur dan grup yang dikoordinir oleh Desa Pakraman Buleleng. Ngoncang yang diselenggarakan secara massal Kesepuluh grup tersebut terdiri dari minimal 12 untuk membuka Bulfest tahun ini. Hal tersebut orang sampai 15 orang. Sehingga para seniman yang diungkapkan Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebu­ terlibat dalam pagelaran seni massal di Jalan Ngurah dayaan Kabupaten Buleleng, Drs. Wayan Sujana. Rai pada saat pembukaan berjumlah kurang lebih Dirinya menjelaskan berangkat dari tema 850 orang termasuk dengan 20 sekaa beleganjur. Bulfest 2017 yaitu “The Power of Buleleng” “Kurang lebih jumlahnya 850 seniman yang akan menunjukkan segala potensi yang menjadi kekua­ tampil pada saat pembukaan,” ungkap Sujana. tan yang dimiliki oleh Kabupaten Buleleng yang Sujana menambahkan setelah pada tahun-tahun ditampilkan. Khusus pada kesenian pembuka atau sebelumnya Bulfest sudah dipromosikan ke tingkat pada saat pembukaan di Jalan Ngurah Rai dipilih nasional, dihadirkan juga kesenian dari luar daerah Beleganjur dan Ngoncang secara massal. Kedua Bali. Tahun ini, Bulfest akan dimeriahkan oleh Labo­ kesenian tersebut dipilih berdasarkan tema yang ratorium Tari Indonesia Jakarta yang akan menampil­ sudah ditentukan. “Beleganjur dari segi alatnya kan tiga tarian Betawi. Dipilihnya kesenian dari ataupun musiknya memiliki power yang bagus. Betawi karena ada hubungan erat antara kesenian Begitu pula ngoncang yang memiliki power atau Bali dengan Betawi. “Sebenarnya ada beberapa kekuatan pada jaman agraris,” jelasnya. kelompok kesenian dari luar Bali mau masuk tapi Tradisi Ngoncang merupakan tradisi yang kita belum bisa menyediakan ruang karena ruang sudah ada sejak nenek moyang yang dilakukan kita masih sempit untuk mengakomodasi senimanuntuk mengucapkan rasa syukur kepada leluhur seniman dari luar. Kita utamakan dulu seniman asli jika ada Pengabenan. Tradisi ngoncang sebagai Buleleng,” tandasnya. (Wiwin Meliana) salah satu bentuk seni musik yang dilahirkan oleh

Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG mewakili Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST men­ jelaskan Buleleng Festival yang sudah memasuki tahun kelima ini merupakan Bulfest yang berbeda dengan Bulfest tahun-tahun sebe­ lumnya. Tahun ini, Bulfest sudah menjadi agenda nasional. Selain itu, Bulfest saat ini sudah dipromosikan oleh Kementrian Pariwisata melalui Pesona Indonesia. “Hajatan kita ini sudah menjadi agenda nasional. Oleh karena itu, Kementrian Pari­ wisata juga mempromosikan di da­ lam dan luar negeri tentang Bulfest ini,” jelasnya. Sesuai dengan tema Buleleng Festival tahun ini yaitu “The Power Of Buleleng”, Bulfest kali ini akan menonjolkan kekuatan dan ciri khas ataupun berbeda dari Kabu­ paten Buleleng. Seperti diketahui, Buleleng memiliki ciri khas yang berbeda seperti alam dan kuliner yang beragam. Modal tersebut yang digunakan untuk menunjang pariwisata dan akan ditampilkan dari Buleleng Festival tahun ini. Kekuatan ini juga akan dipromosi­ kan melalui media Buleleng Festival. “Buleleng Festival ini sebagai ajang ataupun media promosi. Selain itu, media cetak dan elektronik juga kita libatkan. Bagaimana kita mempro­ mosikan alam kita maupun kuliner kita,” ungkap Sutjidra. Selain itu, Buleleng juga memi­ liki pengalaman sejarah panjang dalam perspekstif politik, pemerin­

tahan dan budaya, tentu Buleleng memiliki peluang besar dalam me­ menangkan persaingan daerah dan global. Dengan memahami potensi yang dimiliki tentu akan memper­ mudah dalam mempromosikan dan mengembangkan kebudayaan dan seni sesuai dengan cara yang tepat. “Upaya penggalian dan identifikasi potensi Buleleng menjadi hal yang mutlak, sebab akan memudahkan membangun kesadaran masyarakat untuk mengembangkan potensi daerahnya,” tutupnya. Di sisi lain, dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupa­ ten Buleleng mengatakan Drs. I Putu Tastra Wijaya, MM., mengata­ kan sebagai ajang pelestarian buda­ ya, Bulfest kali ini dikemas dengan beragam inovatif. Hal ini bertujuan agar kesenian klasik dan tradisional yang jauh dari modernisasi dapat dinikmati oleh anak-anak mudah. Beberapa kesenian yang coba ditampilkan dan dikemas dengan unik dan menarik pada Bulfest yang berlangsung hingga Minggu (6/08) ini adalah penampilan ko­ laborasi wayang kulit dan bondres, pementasan drama gong,drama klasik, drama inovatif, dan drama teater. “Selain kesenian modern, ada juga kesenian tradisional. Salah satu inovasi yang kami lakukakan adalah memadukan wayang dengan bondres mengikuti perkembangan yang sedang menjadi trend di masyarakat,” tutupnya.

Tari Semut Barak dalam Bulfest hari pertama

(Wiwin Meliana).

7

Bersama dalam Keberagaman

Tampak Bu Agung (paling kiri) bersama istri Sekretaris Kabinet Ny. Hani Pramono Anung (tiga dari kiri) beserta putrinya (memakai tengkuluk lelunakan), istri Menteri UMKM dan Koperasi Ny. Bintang Puspayoga (tengah), istri Menteri Dalam Negeri Ny. Erni Tjahjo Kumolo, istri Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ny. Nana Ignasius Jonan beserta putrinya

Upacara Memukur di Puri Agung Denpasar (Puri Satria) diikuti oleh ribuan umat. Upacara Memukur merupakan kelanjutan dari upacara ngaben yang bertujuan agar arwah seseorang mencapai kesucian sampai tingkat dewa pitara dan hanya arwah

yang telah suci yang bisa mencapai swahloka (swarga). Karena itu, melaksanakan upacara Memukur menjadi suatu keharusan bagi umat Hindu di Bali dalam rangka menyelenggarakan upacara Pitra Yadnya secara keseluruhan. Puncak acara Memukur di Puri

Satria berlangsung Jumat (4/8). Yang istimewa, dalam upacara tersebut dihadiri pula oleh beberapa istri pejabat kementerian RI. Mereka tampak cantik, anggun dan elegan dengan balutan busana adat Bali. Meski berbeda agama namun kebersamaan terukir le-

wat pakaian adat Bali. Ada rasa dan menyambut Hari Kemerdebangga melihat Ibu-ibu Menteri kaan RI, LKP Agung memberikan kita menyesuaikan busananya ala diskon 50% untuk Kursus Tata Bali. Salam Bhinneka Tunggal Ika. Rias yang meliputi Tata KecantiSetidaknya, demikian komentar kan Kulit, Tata Kecantikan Rambeberapa orang terkait hal ini. but, dan Tata Rias Pengantin. Anak Agung Ayu Ketut Agung, Info lanjut, silahkan hubungi pemilik Salon Agung pun me- Sekretariat LKP Agung, Jalan Angnyampaikan tak kalah bangganya grek No. 12 Kreneng-Denpasar. dengan Ibu-Ibu pejabat pusat yang Telepon 0361-231985, 233850, sangat bersahaja ini. Mereka san- 0811393602. –inten gat menghormati kebhinnekaan dengan turut menyesuaikan pakaiannya dengan busana adat Bali yang dikenakan masyarakat Bali saat upacara Memukur. Ditemui di sela-sela Uji Kompetensi, Sabtu (5/8) di Wantilan Bali TV, Denpasar, Bu Agung-sapaan akrab pakar dan praktisi tata rias dan busana adat Bali ini mengucapkan terimakasih karena telah dipercaya merias para Ibu Menteri tersebut. “Saya bersyukur memiliki keterampilan tata rias sehingga bisa mengabdi kepada masyarakat Bali,” ujarnya. Ia berharap tata rias dan busana adat Bali tetap ajeg dan lestari. Sebagai wujud komitmennya terhadap pelestarian tata rias Bu Agung bersama Ny. Nana Ignasius Jonan dan busana adat Bali,

Promotor Aku Indonesia Terima Penghargaan dari Puri Buleleng

Keprihatinan terhadap kondisi Bangsa Indonesia yang sempat dilanda isu kebhinekaan, menyedot perhatian berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya, tokoh-tokoh publik yang sepakat menggeleran pementasan akbar yang bertajuk Aku Indonesia. Ialah Sandec Sahetapy merupakan pendiri dan ketua Yayasan Cinta Budaya Indonesia yang menggagas sekaligus memiliki kontribusi besar dalam menjaga keberagaman dan kebhinekaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Menurut Sandec, kondisi Indonesia yang sempat galau akibat tidak mampu menerima perbedaan dengan kerendahan

hati. Hal ini menjadi perhatiannya, sebab banyak tokoh politik, kalangan artis, musisi, dan tokoh masyarakat yang juga pasti merasakan gejolak tersebut. “Boleh dibilang kemarin itu kita hampir perang agama, dan saya sendiri seorang Kristiani yang masa kecilnya dapat berdampingan dengan baik dengan umat lainnya,” jelasnya. Konser yang akan digelar di Auditorium TVRI Pusat Jakarta tanggal 20 Agutus 2017 ini diprakasai oleh tokoh perfilman Indonesia, Sandec Sahetapy. Sandec Sahetapy juga menunjuk Imaniar sebagai Show Director konser Aku Indonesia ini. “Dengan aneka ragam seni budaya dan adat istiadat, Indonesia sangat indah, selain itu kita juga ingin mengingatkan lagi bahwa pentingnya menjaga kebhinekaan,” ungkap Sandec. Diakuinya, pagelaran akbar yang akan melibatkan 120 artis dari berbagai genre memang tidak mudah. Tidak mudah menyatukan persepsi dengan masing-masing individu yang memiliki kepribadian berbeda. Akan tetapi, Sandec mengaku bahwa jika semua dilakukan dengan hati maka semua terasa mudah. “Kami bergerak dengan hati,” jelasnya. Disinggung soal keterlibatan tokoh Buleleng yang ikut dalam pagelaran Aku Indonesia, Luh Kerthianing, Sandec mengaku sangat tersanjung dan bangga jika ada tokoh masyarakat yang menjadi panutan di daerah. Tentu menunjuk Luh Kerthianing sebagai pembaca doa bukan tanpa sebab, menurutnya sosok Sandec Sahetapy dan istri bersama Luh Kerthianing

Sandec Sahetapy menerima penghargaan dari panglingir Puri Buleleng berupa keris diserahkan langsung oleh Panglingsir Puri Anak Agung Ngurah Ugrasena

Luh Kerthianing merupakan contoh perempuan kuat dan pantas menjadi panutan. “Awalnya saya hanya mendengar namanya saja, tetapi setelah bertemu langsung, orangnya begitu ramah dan sangat low profile,” ungkap Sandec saat ditemui di Villa Garden Residence, Singaraja kedaiaman Luh Kerthianing. Disisi lain, kedatangan Sandec Sahetapy ke Buleleng untuk menerima penghargaan dari Puri Buleleng. Bertempat di Puri Buleleng jalan Mayor Metra Singaraja akhir pekan lalu berlangsung peresmian Pura Raja Buleleng. Disela- sela acara tersebut berlangsung penyerahan penghargaan kepada

sejumlah tokoh dalam berbagai bidang. Ia merupakan salah satu penerima penghargaan dari panglingir Puri Buleleng berupa keris diserahkan langsung oleh Panglingsir Puri Anak Agung Ngurah Ugrasena. Sandec Sahetapy mengaku sangat bangga menerima penghargaan dari Puri Buleleng. Selama ini promotor dari kegiatan akbar Aku Indonesia tanggal 20 Agustus mendatang mengaku bekerja iklas demi melestarikan budaya yang ada di bumi Nusantara ini. “Pendiri dan ketua Yayasan Cinta Budaya Indonesia atas kontribusi saya di bidang seni, budaya, dan pariwisata di Pulau Dewata ini,” ujar Sandec Sahetapy. (Wiwin Meliana)


6

Woman on Top

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Livi Zheng

Dari Action ke Budaya

Livi Zheng, sutradara asal Indonesia yang lama berkarier di Amerika Serikat “pulang kampung”. Ia mampir ke Bali untuk syuting film terbarunya “Bali Beats of Paradise”. Film yang mengangkat budaya Bali menceritakan perjalanan hidup suami-istri maestro tari dan gamelan Bali, Nyoman Wenten dan Nanik Wenten, yang hidup di Amerika Serikat.

dok/ Livi Zheng

S

aat di Bali, Livi yang didampingi Nanik Wenten, Desak Putu Arsini, dan Executive Producer Zane Thomas berkunjung ke kantor Bali Post. Mereka banyak menuturkan perjalanan pembuatan film bertema budaya ini. Tokoh yang dilibatkan dalam film ini merupakan senimanseniman kondang seperti Balawan dan Dalang Nardayana (Cenk Blong). Livi yang filmnya “Brush with Danger” pernah masuk dalam nominee Oscar ke-87 ini me­ngatakan tertarik untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia, salah satunya Bali. “Saya tertarik untuk mempromosikan Indonesia dan Bali

karena selama ini masih banyak hal yang positif yang belum tereksplorasi. Orang asing lebih

Livi mengarahkan film “Insight”

foto-foto: dok/ Livi Zheng

mengenal Bali ketimbang Indonesia. Dalam film baru yang rencananya tayang di Amerika

pada 2018, kami secara spesifik mengambil tema tentang gamelan dan tari Bali serta kultur kehidupan masyarakatnya,” ujar perempuan asal Blitar, Jawa Timur ini. Syuting “Bali Beats of Para­ dise” sudah hampir rampung karena proses syuting di Amerika Serikat sudah selesai. Mereka berada di Bali selama dua minggu. Film ini diinisiasi oleh Konsulat Jenderal Repu­b lik Indonesia di Los Angeles dan bekerja sama dengan Sun and Moon Films.

Proses syuting film “Bali Beats of Paradise”

Livi menuturkan menuturkan pasangan Nyoman Wenten dan Nanik Wenten sangat dikenal di Negeri Paman Sam. “Pak Nyoman Wenten sudah bermain gamelan di sejumlah negara dan menjadi pengajar seni di sejumlah universitas ternama di Amerika Serikat. Bu Nanik ini sukses mengajarkan Ricky Martin koreografi dan sudah banyak penghargaan yang diperolehnya,” kata Livi. Untuk meningkatkan rasa penasaran masyarakat AS menonton film ini, sejumlah pre-event digelar. Salah satunya dengan mengundang Balawan untuk konser di Los Angeles. Tak hanya itu, kolaborasi dengan menampilkan kebudayaan Bali juga dilakukan. Salah satunya lewat pementasan Wayang Cenk Blonk di Taman Ayun. Pementasan itu akan men-

ceritakan tentang sejarah Bali dan kehidupan pasangan Wenten. Livi Zheng yang lahir 3 April 1989 lebih banyak bekerja di industri perfilman Amerika Se­ rikat. Salah satu filmnya “Brush with Danger” sudah ditayangkan di sejumlah bioskop di AS yang didistribusikan oleh Sony. Selain “Brush with Danger,” perempuan yang menekuni olahraga Wushu ini juga sudah menggarap empat film layar lebar. Selain “Bali Beats of Paradise,” ia berencana menggarap “Insight.” Film “Insight” melibatkan Keith David, Tony Todd, John Savage, Sean Patrick Flannery, dan Madeline Zima. Livi memulai kariernya sebagai pemeran pengganti pada usia 15 tahun. Keahliannya bermain wushu membuatnya lebih banyak terlibat di film-film bergenre action. Adiknya, Ken Zheng juga terlibat dalam beberapa film dan seni bela diri. Kecintaan Livi pada dunia perfilman membuatnya produktif. “Saya pernah buat film “LA’s Gateway to Indonesia”. Film ini bercerita tentang Bali dan Blitar. Dalam waktu tiga hari, film yang diproduksi Konjen Indonesia di Los Angeles ini ditonton 110 ribu orang di Youtube,” ungkapnya. Di sela-sela waktu membuat film, ia juga menjadi pengajar tamu di beberapa universitas. Kini Livi juga aktif di Diaspora Indonesia. Tahun 2015 ia menerima Diaspora Creative Award Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada orang Indonesia yang tinggal di luar negeri dan berkontribusi bagi Indonesia di kancah internasional. Sebelum­nya, ia juga men­dapat peng­h argaan MNC Lifestyle Award sebagai orang yang meng­ inspirasi dan meraih kesuksesan di level inter­nasional.

Livi saat berkunjung ke Bali Post

(Ngurah Budi)

tkh/eka

Tahun 2017 merupakan tahun menggembirakan bagi Catherine Nyoo. Desainer Surabaya peng­ usung batik terse­ but akan maju dalam New York Fashion Week (NYFW), September 2017 mendatang.

K

oleksi batik mendominasi hampir seluruh karya wanita cantik kelahiran Surabaya, 19 November

o o y N e n i r e h t a C

Bawa Batik ke NYFW 1978 yang akrab disapa Catherine ini. Di ajang NYFW, Catherine akan menampilkan padu padan antara Batik Prada Bali, dengan sentuhan Cina dan Eropa. Beberapa karyanya sudah ser-

Fonny Herlina Kosasih

Selalu Positive Thinking Bekerja di hotel banyak peminatnya. Tetapi, ada juga yang kebetulan atau karena kesempatan. Salah satunya Hotel Ma­ nager/HM Tilamas Hotel Juanda, Fonny Herlina Kosasih, yang biasa dipanggil Fonny. Perempuan kelahiran Surabaya yang saat ini berusia 36 tahun ini memiliki jiwa pekerja keras dan semangat yang luar biasa. Perempuan lulus­ an jurusan PPBMT - Foreign Business Fonny Herlina Kosasih Languages Universitas Surabaya (Ubaya) tahun 2003 ini mengawali karier tahun 2000. Saat itu perempuan yang bershio ayam ini kuliah sambil kerja. Ia bekerja sebagai staf admin. “Saya kerja pagi dan kuliah sore hari. Puji Tuhan, saya lulus tepat 3 tahun,” kata bungsu dari tiga bersaudara ini. Perempuan yang makanan favoritnya french fries dan beef steak ini pernah bekerja sebagai SPV, distributor AC, manager marketing di beberapa perusahaan consumer good, manajer di bidang entertainment hingga ia mulai masuk ke perhotelan pada 2010 di Twin Hotel Surabaya sebagai DOS/Director of Sales. Tahun 2013 ia bergabung di Bella Hotel Surabaya sebagai pre-opening team sebagai RDM/ Room Division Manager hingga akhir 2016. Kemudian Desember 2016 ia bergabung di Tilamas Hotel Juanda sebagai HM. “Karier saya benar-benar diawali dari nol,” ujar perempuan yang suka minum es lidah buaya ini. Fonny, dahulu memiliki impian sebagai pengacara. Tetapi keluarga kurang mendukung. Setelah menjalani di dunia perhotelan justru lebih menjiwai dan mencintai profesi ini. ‘’Saya merasa nyaman dengan suasana kerja di hotel dibandingkan dengan tempat kerja saya sebelumnya,” tambahnya. Ia bangga kepada orang tua, kakak dan suaminya karena selalu memberi dukungan dan motivasi. Karena itu, wanita berkulit putih ini selalu berpegang pada moto positive thinking. Dengan berpikiran positif atau baik akan menghasilkan yang baik pula. Hindari berburuk sangka karena akan membuat kondisi atau keadaan menjadi tidak baik. “Saya selalu memegang hal ini dan menanamkan kepada tim di manapun saya bekerja. Kita juga sebaiknya menjadikan pekerjaan menjadi hobi, supaya enjoy ketika bekerja dan hasilnya akan luar biasa,” tegasnya. (Meta)

ingkali tampil di ajang fashion bergengsi Kota Pahlawan. Mulai dari Ciputra World Fashion Week, Surabaya Fas­ hion Parade, dan Malam Kasih Pakuwon Imperial Ballroom. Kini panggung NYFW pun menyambutnya. “Dapat kebesaran dari Tuhan, bisa maju ke New York. Ini sudah mulai persiapan gilagilaan,” terang Catherine antusias. Belajar secara otodidak dan menyukai fashion sejak kecil, pemuja karya Balmaine ini mengaku justru menjatuhkan pilihan pada batik sebagai ikon produk desain karyanya. “Saya cinta Indonesia, saya ingin batik dikenal di luar negeri, dari dulu itu impian saya,” ujar penyuka travelling negara tropis tersebut. (Lely)

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

19


20

Nine

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Ratusan UMKM Meriahkan NTB Expo ke-5

Tidak kurang dari 140 stand dari UMKM yang ada di seluruh Nusa Tenggara Barat dan juga luar NTB turut berpartisipasi dan memeriahkan arena NTB Expo ke-15 tahun 2017 yang digelar di Islamic Center NTB. Selain itu stand-stand pameran juga diisi oleh SKPD, Perbankan, BUMN, Koperasi dan UMKM serta pasar murah hasil kerjasama distributor kebutuhan bahan pokok.

N

TB Expo yang secara rutin digelar tiap tahun ini dimaksudkan untuk dapat memperbanyak dan perluasan jaringan bagi para pelaku UMKM yang ada di NTB. Selain itu juga dihajatkan untuk efektifitas pembinaan dalam memotivasi kreativitas UMKM demi meningkatkan wawasan bisnisnya di era yang semakin terbuka dengan berbagai kemudahan teknologi ini. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat

hari dari tanggal 3-6 Agustus 2017. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan dalam memeriahkan HUT RI ke-72 dan Hari Koperasi ke-70. NTB Expo yang digelar rutin sejak tahun 2003 ini merupakan bentuk komitmen dan perhatian Pemerintah Provinsi NTB dalam membina Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk memperluas jaringan bisnis dan kualitas produk-produk UMKM dan koperasi. “NTB Expo adalah ajang strategis bagi para pelaku UKM untuk me-

NTB Expo 2017

mamerkan produk unggulannya kepada pangsa pasar yang lebih luas. Selain itu, expo ini juga bisa menjadi ajang temu usaha di antara para pelaku UKM untuk membangun jaringan pemasaran dan memperluas jaringan pengembangan usahanya,” kata Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, saat membuka NTB Expo ke 15 di Islamic Center NTB, beberapa waktu lalu. Menurut Amin, Pemerintah Provinsi NTB berperan selain membatu promosi bagi UMKM, juga akan terus berupaya melakukan pembinaan dan mem-branding serta melindungi hak merek dari produk-produk UKM berkualitas yang dimiliki NTB. Hal ini penting dilakukan karena sektor UKM mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak. “UKM merupakan sektor penting untuk menyerap tenaga kerja, yang hingga kini sudah mencapai 21 persen,“

Halal Bi Halal TP PKK NTB Tim Penggerak PKK NTB menggelar acara Halal Bi Halal yang mengangkat tema ‘Dengan Silaturrahim Kita Teguhkan Kebersamaan’. Pada kegiatan yang mempertemukan para pengurus TP PKK NTB dan juga organisasi wanita lainnya ini, Ketua TP. PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi mengajak segenap jajaran PKK dan Organisasi Wanita di Nusa Tenggara Barat untuk terus memupuk semangat kekompakan dan persatuan yang utuh dalam mewujudkan programprogram pemberdayaan perempuan untuk membentuk keluarga yang sejahtera yang dimulai dari keluarga masing-masing. Ajakan untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan pun menjadi salah satu hal yang dikemukakan dalam ajang silaturrahmi para ibu ini. “Mari kita tanam dan nyalakan semangat Fastabiqul Khairat di jiwa setiap insan PKK dan Wanita untuk mencapai satu tujuan, yakni memajukan NTB melalui pemberdayaan perempuan,” ungkap Hj. Erica saat menghadiri Halal Bi Halal TP. PKK Prov. NTB di Aula TP. PKK Prov. NTB, di Mataram

beberapa waktu lalu. Fastabiqul khairat adalah sebuah ajakan yang artinya `berlomba-lombalah berbuat kebajikan, sebuah pesan singkat yang memiliki makna sangat luas dan mendalam. Kebaikan yang dimaksud pasti kebaikan yang sesuai dengan perintah Alloh SWT. Seperti menolong sesama, mengabdi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk pengabdian dalam pelaksanaan program program PKK yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Selain itu, Erica juga menyampaikan kebanggaannya kepada PKK se- NTB atas kekompakan yang telah terwujud selama ini. “Walaupun diikuti oleh berbagai macam profesi dan latar belakang, namun seluruh organisasi perempuan di NTB ini memiliki satu tujuan, yaitu memajukan NTB melalui pemberdayaan perempuan,” ujarnya dalam kegiatan yang dihadiri pula oleh Ketua BKOW Prov. NTB Hj. Syamsiah M. Amin dan

Ketua Dharma Wanita Prov. NTB Hj. Ikhsanti Komala Rimbun Rosiady. Sembari itu, ia menambahkan bahwa kekompakan yang terjalin dalam PKK NTB tetap tidak lepas dari prinsip Fastabiqul Khairot yang terus dipegang oleh kader PKK dalam melaksanakan tugasnya. Sementara itu, Dr. H. Zaidi Abdad, MA dalam ceramahnya pada kegiatan hala bi halal ini, mengatakan rasa kebersamaan yang kuat adalah kunci dalam mengatasi berbagai macam masalah. “Ada tiga hal dalam membangun kebersamaan, pertama membangun keimanan dan ketaqwaan, kedua membangun pendidikan, dan ketiga membangun ekono-

katanya. Deputi Bidang Promosi dan Pemasaran kementrian Koperasi dan UKM RI , I Wayan Dipta yang hadir pada pembukaan NTB Expo 2017 ini mengatakan

mi,” ujarnya saat memberikan hikmah Halal Bi Halal. Keimanan dan ketaqwaan yang dimaksud adalah segala perbuatan yang dilakukan di dunia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. “Kenalkan anak-anak tentang hakikat keimanan dan ketaqwaan sejak dini agar anak-anak kita kelak memiliki moralitas dan akhlak yang baik,” katanya. Dr. H. Zaidi juga mengucapkan selamat kepada Ikatan Ahli

bahwa Expo seperti ini sangat dibutuhkan koperasi dan UKM untuk mengenalkan produk mereka di tingkat regional, nasional maupun internasional. “Dengan potensi UKM di NTB yang terkenal akan kualitasnya, event seperti NTB expo harus rutin dikembangkan khususnya UMKM yang belum di kenal agar pasar mereka jadi semakin luas,” ungkapnya. Wayan Dipta juga menambahkan bahwa pelaksanaan expo harus dapat mendatangkan pembeli agar produk yang dipamerkan dapat laris terjual. Mengaitkan potensi UKM dan potensi pariwisata dengan expo adalah salah satu langkah cerdas dalam membantu pemasaran UKM. “NTB banyak didatangi oleh wisatawan, kita arahkan mereka ke sini agar mereka juga bisa belanja,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)

Ekonomi Syariah (IAE) Provinsi NTB dan kepada Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi sebagai Kepala Daerah Penggerak Ekonomi Syariah. NTB adalah Provinsi yang menggerakkan ekonomi dengan sistem syariah, bahkan Bank NTB sebagai bank daerah dikonversi menjadi bank syariah. “Mudah-mudahan ini menjadi terobosan yang baik untuk Provinsi NTB,” ujarnya.

Halal Bi Halal TP PKK NTB

(hms-Naniek I. Taufan)

Inspirasi

5

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Buka Hari Dongeng di Rumah Dongeng Siapa yang tak kenal dengan nama Made Taro. Pria sepuh dengan ciri khas rambut putihnya ini dikenal sebagai pakar dan praktisi permainan tradisional anak.

Made Taro

D

itemui di kediamannya yang asri di kawasan Suwung-Denpasar, ia yang diberi gelar Maestro Seni Tradisi Lisan tahun 2008 oleh Menteri Budaya dan Pariwisata RI, dilanjutkan menerima Anugerah Kebudayaan dari Presiden tahun 2009 ini menuturkan awal ketertarikannya pada permainan tradisional. “Awalnya saya hanya sebagai pemerhati, dulu saya sedang gila-gilanya bikin puisi dan cerpen,” ujarnya. Sekitar tahun 1973, ketika sudah menikah dan memiliki tiga anak, suami Wayan Wati ini mendapati anak-anak tetangga di kompleks perumahannya (mes SMAN 2 Denpasar), bengong. Ia membandingkan dengan dirinya ketika masih kecil tak pernah bengong, justru sering menjelajah. Darisana Made Taro berpikir bahwa anak-anak kehilangan sesuatu, yaitu dunia anak-anak. “Seperti ada suatu panggilan. Kemudian saya memanggil anak itu, saya ajak bermain. Mainan pertama pindekan, saya buatkan dari kertas karton. Ternyata dia senang sekali,” kisahnya. Mainan berikutnya, layangan, dengkleng gunung, engkebengkeban (alih-alihan) sampai ia juga ikut bermain. Lama-lama makin banyak anak yang ikut. Mereka senang sekali. Made Taro kemudian meningkatkannya. Ketika menanyakan pada anak-anak maukah mendengarkan dongeng? Mereka serempak menjawab “mau”. Akhirnya Made Taro membuka tiap Sabtu malam sebagai Hari Dongeng, yang dilakukan di kamarnya. Sebuah kamar kecil sebagai tempat ia mendongengkan anak-anak tersebut kemudian diberinya nama “Rumah Dongeng”. Mereka sangat senang, terkumpul 8 anak dari rentang usia 4-10 tahun. Para orangtua pun sangat antusias dan mendukung aktivitas anak-anak mereka. Made Taro lebih bersemangat lagi berekspresi, bahkan sesekali ia mendongeng dengan menggu-

nakan wayang dari balik jendela. Aktivitas ini berjalan sampai 6 tahun. Tak hanya bagi anak-anak, ia menilai aktivitas ini juga positif untuk dirinya. “Saya jadinya selalu memburu dongeng, agar bisa menampilkan dongeng yang berbeda-beda pada anak. Saya biasanya mencari dari bacaan anak seperti Majalah Bobo, Kuncung, dll.,” ujar pria yang juga sempat menulis dongeng di Bali Post ini. Sekitar tahun 1978, Made Taro mengisi Teater Remaja di TVRI Denpasar. Suatu ketika, salah seorang anak asuhnya di Rumah Dongeng menyeletuk “mengapa Bapak tidak membuat sanggar anak-anak?”. Inisiatif anak tersebut ditanggapi Made Taro dengan syarat anak itu bisa mengumpulkan teman-temannya sebanyak sebanyak 10 orang. Ternyata yang datang 15 orang. Kelima belas anak itu pun dipakai dan Teater Anak “Kukuruyuk” pentas perdana di TVRI 15 Juni 1979, membawakan lakon “Kaki Cubling” dalam bentuk operet. Selanjutnya, tanggal tersebut dipakai sebagai hari lahirnya Teater Kukuruyuk, yang sekarang menjadi Sanggar Kukuruyuk. Kegiatan ini direspons positif TVRI dengan memberikan jadwal tetap. Namun, pemirsa anak-anak “bertanda tanya”. Dari cerita para orangtua, mereka tidak mengerti akan tayangan tersebut. “Permainannya tidak tahu, lagunya tidak tahu, ceritanya tidak tahu, semua itu asing b a g i m e reka. Tetapi para orangtua sangat menyambut, karena bernostalgia pada masa kecilnya,” tuturnya. Salah seorang tokoh yang menyambut baik hal ini adalah I Gusti Ngurah Pinda, Ketua Listibya saat itu yang juga pernah menjabat Wakil Gubernur Bali. Apa yang dilakukannya ini kemudian mendapat perhatian pemerintah. Sanggar Kukuruyuk diberikan kesempatan pentas di PKB tahun 1991, juga diberikan bantuan tabuh sederhana. Tahun 1995 Made Taro diangkat menjadi koordinator (Pembina) permainan tradisional, bertugas menatar guru-guru SD sebagai instruktur permainan tradisional ke daerahdaerah untuk seluruh Bali yang akan dipentaskan di PKB. Tahun 1996, buku Made Taro “Bunga Rampai Permainan Tradisional Bali” diterbitkan pemerintah dan masuk dalam kurikulum. “Tahun itu permainan tradisional masuk ke dalam kurikulum muatan lokal SD,” ujarnya. Bagi saya ini masa

Salah satu permainan anak “Kul Kuk” yang menceritakan tentang adu balap antara Menjangan dan Kakul yang akhirnya dimenangkan kakul dengan sifat gotong royongnya

jayanya permainan tradisional. Namun di tahun 2002 semua hilang. Dalam PKB tidak diprogramkan lagi, termasuk dalam kurikulum muatan lokal juga hilang. “Bahasa Bali dan mejejaitan masih ada. Bahkan waktu itu saya sampai bertanya ke provinsi mengapa permainan tradisional hilang. Perasaan saya tentunya sedih, semua yang diperjuangkan hilang. Saya tak pernah bersuara lagi. Beberepa sekolah yang masih berminat tetap mempertahankannya tapi menjadikannya ekstra kurikuler sampai sekarang,” tuturnya. Agar permainan-permainan tersebut tidak hilang, Made Taro

Teater Kukuruyuk asuhan Made Taro mengisi jadwal tetap di TVRI Denpasar

menerbitkannya dalam bentuk buku. Permainan tersebut diciptakannya sendiri berdasarkan dongeng yang dijadikan permainan. Sampai saat ini ia sudah menciptakan 17 permainan anak yang dikaitkan dengan dongeng, cirinya tetap tradisional. “Bahkan sudah banyak yang diangkat di PAUD. Antara lain permainan sepit-sepitan yang diangkat dari cerita tantric, lutung-lutungan, godog-godogan, macam mebaju kambing, keranjang duren, dsb. Ia pun kerap diundang kemanamana untuk mendongeng yang delalu metodenya sambil bermain.

Dongeng Pengantar Tidur dari Bapak Apa yang dilakoni Made Taro kini tak terlepas dari kehidipan masa kecilnya. Ibunya seotang penari sanghyang, Bapak mangku Pura Puseh merangkap petani dan penari topeng. “Setiap hari mebebasa (membaca lontar –berbahasa Jawa kuno dan diterjemahkan ke bahasa Bali), bapak mmebaca, dalang menerjemahkan. Saya mendengarkan sambil lalu. Ibu membuat minyak kelapa sambil megending rare. Begitu setiap hari,” kisahnya. Menjelang tidur, Made Taro kecil pasti mendapatkan dongeng dari Bapaknya. “Dongengnya itu-itu saja diulang-ulang, bawang-kesuna, timun mas, pan cubling. Bosan. Seperti itulah tugas orangtua saya, setelah mendongeng tugas selesai dan disambung lagi besoknya,” ucapnya tersenyum. Setelah mengenyam bangku sekolah, keseharian Made Taro meningkat ke permainan. Setelah datang dari sekolah, ia harus membantu pekerjaan orangtua mengembalakan sapi sambil mencari kayu bakar di lereng gunung, mencarikan rumput dan sesekali memandikan sapi. Setelah pekerjaan ini selesai, orangtua memberikan kebebasan untuk bermainan kemana saja, di kebun, di banjar, ke halaman pura, di pantai. Setelah tua, saya baru merasakan pengalaman hidup semasa kecil terutama 3 bidang itu, permainan tradisional, cerita rakyat dan gending rare sampai sekarang,” ucapnya. Oleh Karena zaman, ia mengamati 3 genre itu terlupakan. Karena itulah, Made Taro berusaha untuk untuk menghidupkannya kembali melalui tayangan televisi, penerbitan buku, dan pentas-pntas di event-event tertentu. “Setelah mengumpulkan, menggali, mer-

ekonstrusi, dan mengevaluasi, saya sudah mengantongi 200 jenis permainan, 225 gending rare, dan ratusan mungkin mendekati seribuan cerita rakyat dari seluruh dunia,” ujar Made Taro yang saat ini juga menjadi pengisi rubrik tetap “Mendongeng Lima Menit” di Tabloid Mingguan Tokoh. Sampai sekarang, setidaknya ada 40 judul buku dongeng, gending rare, dan permainan anak yang sudah dikumpulkannya. Satu buku baru saja terbit di AS berjudul “Gending Rare the Children Song From Bali”. Berikutnya juga akan segera diterbitkan buku cerita bergambar “The Gift of Young Rice” yang dipakai studi di AS. Setamat SD, ia merantau sekolah ke Gianyar. Di kelas 1 SGB (setingkat SMP sekarang) Made Taro sudahmenulis puisi, hingga dimuat di Koran Suluh Indonesia terbitan Jakarta. Isinya tentang kerinduannya pada kampung, orangtua, dan teman-temannya. Secara kebetulan juga Bapak kosnya itu seorang pengarang. Ia mengaku sering “mencuri” membaca buku-buku sastra seperti pujangga baru, dll., tanpa sepengetahuan si empunya. Buku yang paling menarik baginya, “Gema Tanah Air” buku kumpulan puisi, yang di dalamnya ada Chairil Anwar. Selepas SGB Gianyar ini, Made Taro kemudian melanjutkan sekolah ke SGA Singaraja. Di sisnilah ia makin tergila-gila membuat puisi dan cerpen yang sampai kini masih tetap dilakoninya sewaktu-waktu. Made Taro merasakana dunia anak sekarang berbeda dengan zamannya. “Kemajuan sangat pesat terutama dalam IT, namun saya masih tetap berpendapat kearifan lokal sangat berguna bagi pembentukan kepribadian kita. Khusus di Bali, kepercayaan akan karmapala luntur. Banyak orang berbuat jahat seolah-olah tidak percaya karmapala, dan ini sangat menghawatirkan. Karenaitu saya tulis dongeng-dongeng karmapala,” paparnya. Terkait perkembangan permainan tradisional, ia optimis akan bangkit kembali tentunya dengan campur tangan pemerintah. “Saya bangga, sekarang ini yang bangkit justru anak-anak muda. Seperti pada Lomba Hompimpa, anakanak muda yang bergerak. (Inten Indrawati)


4

Inspirasi

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Bagus Sakaputera

“Jembatan” Klien dan Talent Melakoni pekerjaan yang sesuai dengan hobi membuat kita bisa menikmati ­pekerjaan itu. Pengalaman demi pengalaman akan menjadikan kita lebih baik. ­ Hal inilah yang dilakoni I Made Ngurah Bagus Sakaputera, S.E.,M.M., pemilik Sakabros Bali Event & Talent Management.

P

Menjadi EO pemilihan Jegeg Bagus, Agustus 2016

ria yang akrab disapa Gus Saka ini menuturkan dirinya mulai aktif berkesenian sejak SMP. Kala itu, ia menekuni breakdance dan pantomim. Kemampuannya ini kerap ditunjukkan di acara-acara sekolah. Saat SMA, jiwa seninya itu dikolaborasikan. Ia dan teman-temannya menggarap pantobreak. Ini merupakan gabungan pantomim dan breakdance. Musiknya menggunakan potonganpotongan lagu dan jingle iklan. Tahun 1990, Gus Saka mulai terjun ke dunia fashion. “Waktu ada acara fashion show di seko-

lah, perlu model pria. Dari banyak peminat, ternyata saya yang dipilih. Dari situlah saya mulai mengenal catwalk. Saya juga belajar koreografi dan music termasuk menjadi DJ,” ungkap alumnus SMA 1 Denpasar ini.

Gus Saka bersama Bill Davidson (cucu pencipta Harley Davidson) saat acara HOG Convention 2014

Ia hanya sebentar menjadi model dan memilih menjadi orang di belakang panggung. Pengalamannya di dunia fashion show membuat pria kelahiran 23 April 1972 ini dipercaya Ajus Modelling sebagai koreografer. Suami Helga Riftiana, S.E. ini kerap menghadirkan sesuatu yang berbeda saat fashion show. Dalam sebuah event fashion bertajuk “Kampung Bali”, ia menghadirkan suasana perdesaan lengkap dengan ayam berkokok. Tanggal 12 Juli 2006, Gus Saka mendirikan Sakabros Bali Event & Talent Management. “Nama Sakabros berasal dari nama bis peninggalan kakek era tahun 1970-an. Bis ini melayani jurusan Denpasar-Singaraja. Sakabros berarti Saka Brothers (Saka bersaudara),” ujar putra pasangan Drs. Ketut Gede Saka dan A.A.A Ngurah Mas Kusumawardani (almh) ini. Gathering Philips di Bali merupakan event pertama yang mereka garap. Kala itu, Teamlo hadir sebagai talent. Durasi penampilan yang terlalu lama membuat kliennya ingin acara dipercepat. Akhirnya Gus Saka melakukan pendekatan agar acara bisa berjalan sesuai jadwal. “Dari pengalaman itu saya belajar, dalam

Mandalika

DISEBUT “SUTRADARA” Klien-klien Sakabros pun terus bertambah. Mulai dari perusahaan otomotif, operator seluler, instansi pemerintah, dan parpol pun mempercayakan penggarapan event-nya ke Sakabros. Event-nya beragam, seperti gathering, reuni, pameran, awarding, hingga launching product. Suka duka pun dialami Gus Saka bersama timnya. Pengalaman paling berkesan ketika pria yang hobi bersepeda, mendengar musik, fotografi, dan travelling ini terlibat dalam Kejuaraan Dunia Pencak Silat Bali for The World. Gus Saka merasa terharu karena bisa terlibat di event dunia dan mendapat sebutan “sutradara”. Gus Saka yang menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Universitas Udayana ini mengatakan mengurus event organizer itu berarti mengurus keseluruhan event. Dalam perjalanan, ia kerap berkolaborasi dengan EO lain. Kadang, ia ikut membantu temannya untuk menjadi Show Director atau Music Director. Belajar dan terus belajar menjadi modalnya untuk bisa eksis di dunia EO. Pengalaman sebagai mantan model, Gus Saka bersama Ketua Perbakin mendengarkan musik, dan terDenpasar dan Ketua Perbakin Bali saat menjadi penyelenggara Cabor menembak biasa di panggung membuatnya PD Porprov 2013 paham tentang koreografi dan blocking panggung. Ide-ide bisa didapatkan sebuah acara harus ada Show dari mana saja untuk diaplikasi Director sebagai jembatan antara dalam pengerjaan sebuah klien dan talent. Show Director event. Gus Saka juga kerap itu bagian kecil dari sebuah event mengajak istri dan anaktetapi dia yang bertugas untuk anaknya saat bekerja. Helga mengatur acara dan harus tahu sebagai model bertugas untuk seni me-running acara. Semua tal- mengarahkan talent-talent ent termasuk MC berada dibawah terutama yang berurusan denkomando Show Director,” ungkap gan fashion show. “Anak-anak ayah dari Gede Ngurah Arkana saya ajak biar mereka tahu Putera Saka (Kana) dan Made aktivitas orangtuanya. Biar Ngurah Arkananta Putera Saka mereka punya pilihan ak(Nanta) ini. tivitas yang ingin ditekuni.

Saat ini Kana lebih suka bersepeda seperti saya, sedangkan Nanta menembak mengikuti olahraga yang ditekuni ibunya,” ujar pria yang juga pengajar di Alfa Prima, John Roberts Power, dan Universitas Warmadewa ini. (Ngurah Budi)

Gus Saka

21

Gubernur NTB Terima Penghargaan Kepala Daerah Penggerak Ekonomi Syariah Jumat 28 Juli 2017, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH. M. Zainul Majdi kembali menerima penghargaan. Kali ini sebagai Kepala Daerah Penggerak Ekonomi Syariah. Penghargaan tersebut diterima Majdi di Jakarta, pada acara malam penghargaan yang dilaksanakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Syariah (IAEI) bekerjasama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), diberikan atas dedikasi dan upaya nyata yang telah dilakukan Gubernur TGB dalam menggerakkan ekonomi syariah di NTB.

K

Gus Saka bersama keluarga saat mengunjungi Disneyland, April 2017

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

etua Umum IAEI sekaligus Menteri Bappenas Prof. D r. B a m b a n g Brodjosoemantri menegaskan bahwa penghargaan ini diberikan karena dedikasi dan upaya nyata yang dilakukan Gubernur NTB dalam menggerakkan ekonomi syariah di NTB. Acara ini sekaligus penutupan rangkaian Silaturahim Nasional IAEI dan peluncuran KNKS yang

dilaksanakan dari 27 hingga 29 Juli 2017. Peluncuran KNKS sendiri telah dilaksanakan di Istana Negara pada hari Kamis 27 Juli 2017 yang dilakukan oleh Presiden Jokowi yang sekaligus mengetuai KNKS. Peluncuran ini juga menandai tahap baru perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Dimana KNKS yang diketuai Presiden RI akan langsung mengkoordinasikan dan mensinergikan seluruh

kegiatan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Dengan demikian diharapkan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah akan lebih pesat lagi dimasa mendatang. NTB sendiri dikenal telah mempelopori beberapa gebrakan terkait ekonomi dan keuangan syariah. Di antaranya dengan menjadi daerah pertama di Indonesia yang membangun segmen halal tourism atau muslim

Cegah Terorisme dan Radikalisme melalui Kesenian Kesenian memiliki nilai yang sangat kuat sebagai sarana sosialisasi terhadap pencegahan terorisme dan berkembangnya paham radikalisme di tengah-tengah masyarakat. Dengan melibatkan pelaku kesenian seperti para musisi lewat sentuhan lirik lagunya dapat menyentuh hati pendengarnya. Lewat puisi dari para sastrawan “Sastra cinta damai, cegah faham radikalisme”, tema yang diangkat dalam dialog pencegahan terorisme pada komunitas seniman dan budayawan dan dalang dengan Wayang Kulitnya, dapat disampaikan pesan-pesan yang penuh payung hukum untuk meminimalisir tindamakna sebagai sarana untuk mitigasi tinda- kan terorisme. “Mari kita ciptakan suasana kan terorisme dan berkembangnya paham yang aman, damai dan kondusif di daerah radikaslisme di kalangan masyarakat. kita dengan mengamalkan pancasila dalam Hal tersebut ditegaskan Wakil Guber- kehidupan berbangsa dan bernegara”, nur NTB. H. Muh. Amin, SH., M.Si ketika katanya. memberi sambutan saat membuka dialog Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat pelibatan komunitas seni budaya dalam BNPT, Dr. Hj. Andi Intang Dulung, pada pencegahan terorisme dengan tema “Sas- kesempatan ini turut menyampaikan, bahtra cinta damai, cegah faham radikalisme”, wa pelibatan komunitas seni budaya dalam di Mataram, beberapa waktu lalu. pencegahan terorisme merupakan kegiatan Di hadapan ratusan peserta, Wakil Gu- yang dinilai sangat strategis dan perlu terus bernur NTB ini mengungkapkan perlunya dilakukan. Pendekatan seni budaya, menukerjasama yang berkesinambungan semua rutnya akan menjadi salah satu strategi pihak melalui program-program strategis yang efektif dalam mengeleminir masuknya dalam mencegah tindakan terorisme dan faham radikalisme khususnya di kalangan radikalisme. “Mari kita jadikan perbedaan generasi muda, karena dapat melibatkan itu sebagai sebuah kekuatan untuk mem- mereka secara langsung. Selain itu kesenian bangun negara dan daerah kita menjadi relatif disenangi oleh banyak pihak. lebih maju dan kuat, bukan sebaliknya Untuk itu, lanjut Andi, mitigasi harus sebagai sumber perpecahan,” kata Amin dilakukan mulai dari generasi muda, karena pada kegiatan yang dihadiri oleh Kasubdit mereka adalah orang-orang yang paling akPemberdayaan Masyarakat BNPT, Dr. Hj. tif berinteraksi dengan media sosial. Karena Andi Intang Dulung, tokoh agama, tokoh anak-anak (generasi) muda termasuk yang adat, para budayawan dan mahasiswa yang paling rentan terpapar persoalan radikalada di Mataram NTB. isme. “Saya sangat berharap peran tokoh Amin juga mengingatkan akan penting- agama dan tokoh adat dalam mencegah nya mewaspadai adanya “sel-sel tidur” yang tindakan terorisme dan faham radikal, siap bangun kapan saja untuk melakukan karena NTB sebagai daerah yang paling tindakan teror di daerah kita. Untuk itu dikenal dengan kepatuhan masyarakatnya pemerintah dan DPR, harus segera bers- terhadap tokoh agama dan kearifan lokal inergi untuk membentuk regulasi sebagai yang ada,” ungkapnya. (Naniek I. Taufan)

Gubernur NTB menerima penghargaan. Kali ini sebagai Kepala Daerah Penggerak Ekonomi Syariah, dari Ikatan Ahli Ekonomi Syariah (IAEI) bekerjasama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)

friendly tourism, mengkonversi bank umum daerah menjadi bank syariah. Juga telah menginisiasi

pembentukan lembaga-lembaga keuangan mikro syariah dan lainlain. (Hms-Naniek I. Taufan)

Pemprov NTB Dorong Pembangunan PLTGU Untuk menjamin kebutuhan masyarakat pada sektor listrik, terutama untuk menggerakkan simpul-simpul ekonomi msayarakat, Pemerintah Provinsi NTB terus mendorong pembangunan pembangkit tenaga listrik di pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Salah satunya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Lombok Peaker yang mampu memproduksi energi listrik sebesar 150 MW. Perusahaan listrik ini merupakan ikhtiar untuk mendukung proyek kelistrikan sebesar 500 MW di seluruh wilayah NTB dan merupakan bagian dari proyek kelistrikan nasional sebesar 35.000 MW. Bahkan sistem kelistrikan di NTB terus mengalami peningkatan, berkat diresmikannya mobile power plant 2x25 MW oleh Presiden RI Joko Widodo baru-baru ini. “Penambahan daya listrik ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mendorong percepatan pembangunan NTB, khususnya pertumbuhan sektor usaha dan ekonomi produktif masyarakat. Karena listrik merupakan salah satu infrastruktur dasar yang harus disediakan, mengingat hampir semua usaha memerlukan dukungan energi listrik,” ujar Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH, M. Si saat membuka Rapat Koordinasi Rencana Pembangunan Sistem Kelistrikan di Provinsi NTB, baru-baru ini di Mataram. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kondusifitas daerah. Dan juga merawat serta memanfaatkan dengan baik aset-aset pembangunan yang telah diwujudkan.

Sehingga, pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor dapat terus dilaksanakan untuk kesejahteraan masyarakat. Pembangunan PLTGU Lombok Peaker diperoleh dengan terbitnya PP Nomor 13 Tahun 2017 yang mengatur kegiatan pemanfaatan tata ruang yang bernilai strategis nasional tetapi belum termuat dalam RTRW Provinsi atau Kabupaten/ Kota. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menunda pembangunan proyek PLTGU Peaker ini. “Saya harap pembangunan PLTGU ini rampung sesuai yang ditargetkan pada tahun 2018 mendatang,” kata Amin. GM Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusra, Djarot Hutabri mengungkapkan adanya perubahan di organisasi Induk PLN sehingga PLN Nusra bergabung dengan Jawa Timur dan Bali, di mana sebelumnya PLN Nusra bergabung dengan regional Sulawesi. “Perubahan regional ini menunjukkan Nusra mendapat perhatian lebih dari pemerintah pusat dan diharapkan dapat mengurangi pemadaman listrik di kawasan Nusra,” ujarnya. Selain itu, Djarot mengatakan Rakor ini memiliki 2 tujuan, pertama membangun sinkronisasi antara kebutuhan listrik konsumen dengan kemampuan PLN untuk menyediakan kelistrikan. Kedua, adanya tindak lanjut yang lebih detail terkait tentang pembangunan kelistrikan. “Rencananya dalam waktu 10 tahun PLN akan menambah kapasitas listrik sekitar 700 MW di wilayah Nusra, termasuk di Pulau Sumbawa,” ujar Djarot. (Naniek I. Taufan)

Wakil Gubernur NTB (tengah) pada Rapat Koordinasi Rencana Pembangunan Sistem Kelistrikan di Provinsi NTB


22

Bicara batik, orang pasti akan menyebut Solo, Yogyakarta, Jawa Tengah, karena memang sejak zaman dulu kala daerahdaerah tersebut terkenal akan batiknya. Tidak ada yang pernah menyebut Jakarta. Padahal, Jakarta pun memiliki batik khas, sayangnya kurang dikenal oleh kebanyakan orang, termasuk warga Jakarta sendiri.

B

Sosialita

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

atik Jakarta atau batik khas Betawi memiliki sejarah panjang yang sayangnya jarang terpublikasi. Konon batik Betawi telah ada sejak masa penjajahan Belanda di Batavia dibawa oleh pembatik-pembatik Jawa. Batik-batik luar Betawi ini kemudian berasimilasi dengan budaya berbagai etnis dan bangsa yang telah lebih dahulu berdiam di Batavia sehingga akhirnya melahirkan batik dengan motif berbeda. Batik tersebut disebut batik Betawi yang bernuansa campuran lokal, Jawa, Tionghoa, Arab, dan Eropa. Seiring dengan kemajuan jaman dan perkembangan Jakarta, batik Betawi yang dulu sangat populer pun perlahan hilang. Bukan hanya etnis Betawi saja yang ‘terpaksa’ minggir ke pinggiran Jakarta tapi batik Betawi pun semakin langka di pasaran.Upaya sebagian pihak termasuk Pemda DKI Jakarta mengangkat kembali batik Betawi seolah hanya ‘setengah hati’ sehingga tidak bergema. Walhasil, Jakarta saat ini justru menjadi ‘etalase’ bagi batik dan kain dari berbagai daerah, sementara batik Betawi terpinggirkan di ‘rumah sendiri’. Kenyataan itu juga diamini oleh Siti Laela, pendiri Kampung Batik Terogong. ”Dulu ketika saya kecil, masih melihat para perajin beramairamai membatik. Namun kemudian lama-lama menghilang karena sentra batik pada masa itu di sekitar Palmerah, Karet, hingga Tanah Abang tutup. Para pembatik banyak yang pindah ke luar Jakarta. Sejak itu batik Betawi makin langka. Sekitar akhir tahun 1960-an atau awal tahun 1970-an, batik Betawi langka di pasaran,” ujar Siti. Siti yang mengaku berasal dari keluarga pembatik merasa prihatin dengan kondisi itu. Apalagi pada masa itu dirasakannya perhatian pemerintah sangat kurang. Sekitar tahun 2010, gerakan mengangkat kembali batik Betawi mulai terdengar meski sayup-sayup. Ketika ada tawaran pelatihan membatik, Siti dan saudaranya pun ikut serta. Itulah awal dari keinginannya untuk menghidupkan kembali batik Betawi. “Saya dan keluarga besar sangat prihatin dengan kondisi itu yang jika dibiarkan bisabisa batik Betawi benar-benar punah. Akhirnya saya bersama beberapa saudara sepakat untuk mengangkat kembali batik Betawi. Kebetulan juga ada program dari Pemda DKI Jakarta yang bekerjasama dengan Lembaga Kebudayaan Betawi untuk pelestarian batik Betawi. Itulah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Kampung Batik Terogong,” papar Siti yang bersama enam saudaranya patungan untuk menjalankan bisnis kain batik motif Betawi pada 2012. “Jadi adanya Kampung Batik Terogong bukan sekadar bisnis semata namun juga upaya pelestarian batik Betawi agar tidak punah dimakan zaman. Impian kami batik Betawi bisa berjaya lagi seperti dulu atau setidaknya sama terkenalnya dengan batik-batik lain yang ada di Jakarta,” ucapnya. Keberadaan Kampung Batik Terogong (sesuai dengan nama jalan di mana kampung batik itu ada) ini cukup unik. Kampung ini berada di kawasan elite Cilandak Barat, berdekatan dengan rumahrumah mewah serta gedung-gedung megah. Tak jauh dari Terogong, adalah pusat perbelanjaan mewah Pondok Indah Mall (PIM) dan sekolah Jakarta Internasional School. Batik Betawi, tutur Siti, bukan hanya memiliki motif yang khas tapi warna-warnanya pun lebih cerah atau lebih ‘jreg’ dibanding batik lain.

Geliat Batik Betawi Warna merah, kuning, hijau dan warna-warna cerah lainnya dominan di batik Betawi. Motifnya pun khas, semisal menggambarkan tentang Jakarta dan kehidupannya, ikonikon Jakarta, budaya Betawi,dll. “Seperti gambar ondel-ondel yang paling digemari, Monas, kehidupan di Ciliwung, dll. Motif-motif yang ada sejak dahulu, ditambah dengan motif-motif yang berkembang, sehingga boleh dibilang motif batik Betawi cukup kaya,” ujarnya.

kita akan langsung menBetawi, terutama di wilayah budaya Betawi jumpai tembok-tembok tengah. Kala itu di lingkungan kaum pria Betawi, rumah warga, bahkan di celana batik bersaing populer dengan sarung gang-gang kecil, dihiasi batik corak plekat yang diilhami corak pakaian dengan aneka motif batik tradisional Skotlandia. warna-warni. Di sana juga Yahya Andi Saputra, tokoh Betawi menyebut, ada sanggar serta galerisetidaknya ada 10-15 motif batik Betawi asli yang galeri batik yang menjual berbeda dengan batik pesisir lain. Seperti motif batik-batik karya warga batik tiga negeri, batik buket atau flora seperti setempat. Seperti halnya yang dikembangkan masyarakat keturunan TionTerogong, Kampung Batik ghoa dan Indo yakni batik pagi sore, batik seser Palbatu pun banyak mendahujar dan batik ler Ciliwung. Sayangnya motifpat kunjungan wisatawan motif lawas ini sebagian sudah langka, termasuk dari dalam maupun luar motif bambu kuning yang dulu sempat populer. negeri. Motif pucuk rebung juga paling populer pada Pengakuan warga semasa lalu, motif tersebut dianggap memiliki akar tempat, Kampung Batik MOTIF ANDALAN budaya Betawi yang kental. Motif ini merupakan Palbatu mulai hadir sekitar ‘TABUR MENGKUDU’ campuran dari budaya Tionghoa, Arab, Jawa juga tahun 2011. Untuk bisa Siti Laela Eropa. “Sentra batik berada di kawasan Tanah Batik Terogong sendiri, tampil seperti sekarang, dimana seluruh warga Abang, Karet Tengsin, Karet Semanggi, Bendunujarnya, selain mengangkat motif-motif Bemendukung penuh dan bersedia tembok rumahgan Ilir, Bendungan Udik, Sukabumi Ilir, Palmerah, tawi yang sudah ada, mengembangkan juga nya digambar motif batik, tidaklah mudah. Dulu Petunduan, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan memiliki ciri khas sendiri. Misalnya motif ‘tabur itu di awal-awal sempat pro-kontra. Tapi lama dan Tebet,” jelas Yahya. (Diana Runtu) mengkudu’. Pohon mengkudu sendiri dulunya kelamaan semuanya balik mendukung karena banyak terdapat di kawasan Terogong. “Tabur melihat hasilnya bagus. Terlebih lagi memmengkudu juga punya makna tersendiri yakni batik memberi dampak sangat positif. ‘tekun dan sabar memang kudu’. Itu juga prinsip “Salah satunya adalah memberdayakerja kami,” ucapnya. kan masyarakat, khususnya para ibu warga Perjuangan mengangkat kembali kepopulPalbatu untuk mendapatkan penghasilan eran batik Betawi memang masih panjang. Jalan tambahan. Ya dari pada waktu sengmewujudkan impian pun tidak mudah karena gang hanya dihabiskan untuk ngerumpi batik-batik asal Jawa sudah lebih dahulu eksis atau tidur-tiduran, nonton tv, lebih baik di Jakarta. Namun dirinya serta para pembatik berkarya yang menghasilkan sesuatu yang yang ada di Terogong tak berkecil hati. Mereka bermanfaat,” ungkap Fatimah yang mentetap semangat untuk terus berkarya. Sekarang gaku telah aktif membatik sejak Kampung saja, ujarnya, perkembangannya mulai terasa Batik Palbatu berdiri. karena semakin banyak pihak peduli pada batik Tentang eksistensi batik di Jakarta Betawi. sejak jaman dahulu juga dituturkan oleh Kampung Batik Terogong makin banyak Ridwan Saidi, budayawan Betawi. Dikutip mendapat kunjungan wisatawan baik dari dalam dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta maupun dari luar negeri. Mereka bukan hanya www.jakarta.go.id ia mengatakan, pada melihat-lihat proses pembuatan batik tapi juga akhir abad XIX batik menjadi bahan pakamembeli, bahkan di antaranya juga ikut belajar ian paling populer di kalangan masyarakat cara membatik di sanggar yang ada. Batik Betawi Motif Ondel-ondel “Banyak wisatawan dari mancanegara datang seperti Jepang, Australia, Amerika, dll. WEDAKARNA KUNJUNGAN KE WARUNG BABI GULING GILIMANUK Wisatawan dari dalam negeri juga banyak, begitu juga anak-anak sekolah,” katanya. Prinsipnya, pihaknya menyebarkan kegemaran membatik Betawi kepada semua orang. Selain itu, tambahnya, pihak-pihak yang mau bekerja sama dengan Kampung Batik Terogong Bali pemakan daging pun semakin meningkat. “Kami juga rajin pambabi. Hal unik lainnya eran di berbagai tempat juga melakukan peIbu Jero juga memilimasaran lewat mal-mal juga online. Jadi edukasi ki menantu bernama dan bisnis bisa berjalan bersama,” katanya. Bu Esti asal PesangBatik Betawi yang diproduksi di tempatnya garan Banyuwangi adalah batik tulis juga batik cap. Tidak ada batik dan kini membantu printing sebagaimana batik-batik dari daerah keluarga berjualan lain. Untuk batik tulis dan cap, harganya cukup babi guling. Semoga lumayan karena pengerjaannya pun memerlukan sukses usaha babi waktu yang tidak sebentar, khususnya batik tulis guling ini, semakin yang pengerjaannya bisa berminggu-minggu berkembang dan ekbahkan sebulan. “Harga batik tergantung dari sis,“ ungkap Senabahannya (kain), kerumitan motif dan lamanya tor Gusti Wedakarna pengerjaan,” ujar Siti. (Penggagas dan Pem-

Kebaya dan kaum wanita tak bisa dipisahkan. Kebaya merupakan identitas bagi wanita dalam berbagai acara. Memakai kebaya menambah keanggunan wanita. Hal ini diungkapkan Ni Luh Made Milan Mega­yoni, pemilik “Gadis Bali Kebaya”.

M

ilan mulai tertarik dengan dunia fashion khususnya kebaya sejak SMP. Ia belajar sendiri alias otodidak. Hasil karya putri pasangan Drs. I Ketut Darmita Wirawan, M.Pd.-Ni Ketut Sulandi, S.E. ini diminati teman-temannya. “Waktu

PENGUSAHA KULINER SUKLA FOKUS SEGMENTASI WISATAWAN PENGGEMAR DAGING BABI

KAMPUNG BATIK PALBATU YANG UNIK Sebenarnya di Jakarta ada juga kampung batik Betawi lainnya yakni di Palbatu yang terletak di kawasan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan. Palbatu adalah nama jalan di mana kampung batik tersebut berada. Keberadaan Kampung Batik Palbatu ini telah lebih dahulu ada dibanding Kampung Batik Terogong. Kampung Batik Palbatu juga terbilang unik karena begitu kita memasuki kawasan Palbatu

Ragam Motif Batik Betawi

bina Gerakan Sukla Satyagraha). Sukla bermakna suci, artinya semua Satyagraha – Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III p ro s e s m a k a n a n bersama pemilik warung babi guling Bu Jero di Gilimanuk, Negara harus menggunakan Mendengar kata Gilimanuk seakan–akan bahan yang diperlakukan suci, menggunakan pikiran kita terarah pada suatu tempat perabot yang suci, dan juga harus menggunayang menghubungkan dua buah pulau yaitu kan budaya Hindu. Satu hal yang tidak bisa Pulau Jawa dan Pulau Bali. Bukan hanya dilupakan bahwa sebelum makanan itu diitu, perkembangan nama penyebrangan jual, para pedagang Hindu disarankan untuk Gilimanuk – Ketapang semakin vital adanya mempersembahkan makanan itu ke hadapan sebagai akibat dari bertambah banyaknya Tuhan (ngejot saiban) dan seluruh warung orang–orang luar Bali khususnya dari Jawa dan restoran diperciki tirta amerta. yang ingin menikmati dan menyaksikan Babi guling adalah identitas orang Bali. keindahan Pulau Bali. Tentunya hal ini akan semakin bagus jika bisa Setelah sekian lama sempat diundang membuka warung babi di tempat–tempat untuk datang ke warung sukla yang ada di pariwisata. Ini akan sangat membantu peterGilimanuk, akhirnya Senator Wedakarna nak babi di Bali, kaum Marhaen yang bergerak berkesempatan untuk mengunjungi Warung di usaha kuliner babi. Inilah satyagraha, harus Babi Guling Ibu Jero disela–sela kunjungan sayang dengan semeton Bali sendiri dan yakin kerja ke Gilimanuk, Negara. kalau orang Bali mengelola ajengan, pasti “Saya salut sekali kepada Ibu Jero pemisuci, bersih dan sukla. Selain itu pihaknya lik Warung Babi Guling di Gilimanuk. Ini akan mengampanyekan gerakan makan babi satu–satunya warung babi guling yang ada guling dan terus menggalakkan acara Festival di kawasan Gilimanuk. Tentunya pangsa Babi Guling di seluruh Bali. “Gerakan rakyat pasarnya bukan hanya umat Hindu saja tapi akan lebih hebat dari gerakan pemerintah wisatawan yang gemar makan daging babi. sekalipun. Ngiring lestarikan ajengan sukla,“ Kenapa harus khawatir dengan segmen ungkap Gusti Wedakarna. penjualan daging babi. Apalagi mayoritas di

Karya-karya Gadis Bali Kebaya

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

3

Ni Luh Made Milan Megayoni

Taksu Kebaya Bali itu promosinya dari mulut ke mulut,” kenang alumnus SMPN 1 Marga dan SMAN 2 Tabanan ini. Memasuki jenjang perguruan tinggi, minat Milan terhadap kebaya makin tinggi. Kuliahnya di Stikes Bali Jurusan Keperawatan sempat terganggu. Orangtuanya pun mengingatkan agar Milan fokus kuliah dulu, setelah lulus baru memikirkan bisnis. “Saya dan seorang teman mulai serius bisnis kebaya saat semester IV. Usaha rumahan di daerah Kediri, Tabanan. Kami beri nama “Gadis Bali”. Nama ini muncul begitu saja. Peminat kebaya lumayan banyak karena saya juga memanfaatkan media sosial untuk promosi. Saya sampai begadang untuk menyelesaikan pesanan. Inilah yang membuat orangtua khawatir dan meminta saya fokus kuliah,” ujar perempuan kelahiran Tabanan, 13 November 1992 ini. Setelah menyelesaikan pendidikan keperawatan, Milan mulai mengembangkan bisnis kebayanya. Karena teman yang diajak dari awal sudah berkeluarga, Milan pun bersolo karier. Ia membuka butik di Jalan Waturenggong, dekat Pasar Sanglah, Denpasar. “Banyak konsumen dari Denpasar. Pesanan kebaya pun makin banyak. Ada yang buat baru, ada yang menyewa. Saya memberanikan diri untuk menyewa toko sebagai butik sejak tahun 2014. Orangtua juga mendukung keputusan saya ini. Untuk workshop tetap di Marga. Saya memberdayakan ibuibu di sekitar rumah untuk menjahit,” ujar kakak dari I Komang Satria Pringgada dan I Ketut Alex Mahardika ini. Saat awal membuka butik di Waturenggong, Milan mengerjakan semuanya sendiri. Ia menerima pesanan, membuat

Milan bersama keluarga

pola, menjahit, melayani komplain. Tiga bulan sesudahnya, ia dibantu dua kerabatnya. Merekalah yang banyak mengurusi butik, Milan hanya sesekali datang ke butik. “Konsumen kami mulai dari anak SMA yang perlu kebaya untuk acara perpisahan sekolah, mahasiswi yang wisuda, hingga remaja dan ibu-ibu yang mau kondangan. Mereka lebih praktis menyewa daripada membuat. Harga sewa yang kami bandrol juga terjangkau, mulai Rp 150 ribu,” ungkap Milan. Selain kebaya, ia juga menyiapkan kain dan sandal untuk disewa. Dengan harga yang terjangkau, Milan bersyukur koleksi “Gadis Bali Kebaya” bisa menambah keanggunan para wanita. Ia juga selalu meng-update koleksi kebayanya. “Saya ingin memberi kontribusi untuk mengangkat kebaya Bali yang punya taksu. Saya ingin wanita tambah cantik dengan kebaya Bali,” tegasnya. PASSION DI DUNIA FASHION Milan juga menuturkan dirinya mencari inspirasi dari mana-mana. Kadang ia melihat desain kebaya di internet, bahkan karya desainer pun diperhatikan. “Saya amati lalu saya modifikasi. Saya tidak mau meniru persis apa yang sudah ada. Kalau ada konsumen yang minta dibuatkan kebaya sama persis dengan apa yang sudah ada, saya sarankan langsung ke pembuatnya. Saya ingin karya-karya “Gadis Bali Kebaya” punya ciri khas sendiri,” ujar Milan.

Kebaya yang ia buat mengikuti tren warna dan tren model. Hal inilah yang membuat para konsumen puas karena bisa tampil kekinian dengan kebaya sewaan dari “Gadis Bali Kebaya”. Banyak konsumen yang memesan setelah melihat akun Instagram @gadisbalikebaya. Selain dari Bali, ada juga pemesan dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Australia. Kebaya-kebaya yang sudah beberapa kali disewa, selanjutnya disale. Untuk mengisi stok, Milan tetap berkarya. Hal inilah yang membuatnya tak bisa diam. Begitu ada ide, ia langsung menuangkan ke dalam pola dan menyerahkan ke tukang jahit. Sistem kerjanya ini kadang membuat ia kha-

watir karena belum menemukan penerus. Banyak tukang jahitnya yang khawatir kalau nanti Milan menikah, mereka tidak bisa bekerja lagi. “Saya selalu menjaga kontinyuitas. Ada ataupun tidak pesanan kebaya. Saya selalu membuat desain dan pola. Saya bilang ke tukang-tukang jahit, jangan khawatir, kalaupun sudah menikah, saya tetap menekuni usaha kebaya,” ungkap perempuan yang mengaku tidak bisa menggambar. Satu niat Milan yang belum tercapai adalah masuk sekolah desain. Ia merasa menemukan passion di dunia fashion. Namun, ia belum bisa mengatur waktu. Daripada semua kacau, ia menunda terlebih dahulu niatnya sekolah desain. Kadang ada yang menanyakan, ilmu keperawatannya mau diapakan. Milan pun mengatakan suatu saat nanti ilmunya pasti terpakai. Saat ini ia akui lebih banyak berurusan dengan “jarum jahit” dibanding “jarum suntik”. Milan juga kerap mendapat tawaran kerjasama untuk membuka butik di daerah selain Denpasar. Tawaran ini untuk sementara ditolak. Ia khawatir tak bisa menangani banyak tempat dalam waktu bersamaan. Nanti, ketika sudah punya sistem yang bagus, ia siap untuk membuka kerjasama. Tawaran kerjasama sponsor pun banyak ia terima. Ia pun harus memilih mana yang bisa didukung. “Saya biasanya pelajari dulu konsepnya. Kalau cocok, saya ok. Kalau tidak, saya mohon maaf. Saya takut tidak bisa maksimal saat pengerjaan,” ujarnya seraya mengatakan desain kebayanya pernah menjadi sponsor acara Teruna Teruni Denpasar 2015 dan Miss Internet 2017. -wah

Aktivitas Milan di Butik Gadis Bali Kebaya

Milan bersama finalis Teruni Denpasar 2015


2

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

GORO-GORO Bagai­ mana cara merayakan HUT prokla­ masi yang ke72? Tentu den­ Putu Wijaya gan mengibarkan sang saka dwi warna. Tapi menurut Amat itu tidak kreatif. “Kita sudah terlalu lama ter­ jebak pada sekadar upacara tok! Sekarang harus ada terobosan kerja nyata!” “Misalnya?” “Bakti sosial!” “Misalnya?” “Tidak perlu misalnya! Mas­ ing-masing bebas mencari ide, berkreasi sendiri. Tapi lakukan yang belum dilakukan orang lain!” “Misalnya?” “Ya misalnya membersihkan saluran air yang bikin banjir tiap kali turun hujan!”

Bu Amat mencibir. “Ah, itu dari dulu sudah biasa dilakukan. Hasilnya malah selo­ kan tambah rusak karena warga tidak biasa kerja kasar. Lebih baik renovasi selokan diserakan pada tukang ahlinya. Di sini kan banyak tukang. Serahkan pada mereka lebih murah lebih tokcer. Betul tidak?” Amat terdiam. “Jangan karena saya perem­ puan dianggap tak tahu strategi. jangan asal beraksi. Nanti bau terasi. Pikirkan ide yang tepat, mudah dikerjakan, banyak man­ faatnya dan gampang diikutin warga. Tapi murah dan terjamin berguna!” “Misalnya?” “Kumpulkan barang-barang bekas dari semua warga, lalu tawarkan kepada warga lain yang perlu atau masih perlu meman­ faatkannya!” “Misalnya?”

Ekspresso

NKRI 72 “Ya, seperti akuarium kita. itu dulu milik kesayangan Pak Alit. Waktu mereka beli akuar­ ium baru, akuarium lama mau dibuang, untung kita datang dan sekarang akuarium itu jadi pajan­ gan keren di rumah kita!” “Tapi itu ide klise! Sudah pernah kita coba dan hasilnya nol besar. Sebab akuarium afkiran Pak Alit itu karena kita rawat jadi lebih bagus dari punya dia yang baru itu. Sejak itu tak ada orang yang mau membuang ba­ rang bekasnya. Dus itu ide jelek! Lebih baik kita mengaktifkan lagi tradisi ronda malam!” “Kenapa?” “Karena banyaknya sekarang kasus terorisme, radikalisme yang tidak semuianya bisa diatasi yang berwajib. Apalagi sasara­ nnya sekarang mereka! Kan sudah diserukan soal keamanan masyarakat jangan hanya tergan­ tung dari yang berwajib. Masalah

kenyamanan dan keamanan harus juga jadi tanggung-jawab anggota masyarakat membantu yang berwajib!” “Lho bukannya Bapak sendiri dulu yang menentang soal giliran ronda itu, karena prakteknya tidak jalan, sebab kita sudah pu­ nya satpam yang kita bayar tiap bulan. Karena kita ikut ronda mereka jadi malas. makanya tradisi ronda yang bikin semua orang sakit itu dihentikan. Dan itu juga usul Bapak, kan?” “Memang! Itu kan hanya contoh. Cari ide yang lain! Yang lebih segar!” “Misalnya?” “Ya, misalnya kita adakan pertemuan besar warga untuk membicarakan bagaimana car­ anya memberantas korupsi dan mencegah peredaran narkoba! Untuk ikut menyumbangkan pikiran memperbaiki masyarakat kita yang sakit!” “Apa di hunian kita ada ini ada yang korupsi dan ada yang sudah kecanduan narkoba dan berpraktek korupsi?” “Tidak ada! Makanya kita cegah supaya tetap tidak ada

dengan mengundang mantan narkobais dan mantan koruptor untuk ceramah menunjukkan bahayanya korupsi dan narkoba! Pasti akan rame!” “Tapi bagaimana kalau cera­ mah itu malah memberi inspirasi kepada warga untuk korupsi, sebab meskipun dihukum, hasil korupsinya masih tersisa ban­ yak yang membuat orang akan mencoba menirunya? Apalagi meminta mantan narkobais ce­ ramah, pasti anak-anak muda kita bisa jadi kepingin coba-coba! Ya kan?” Amat tertawa. “Ya, bisa saja. Tapi itu kan hanya contoh saja! Pokoknya kita cari ide yang segar untuk merayakan HUT Proklamasi. Jangan hanya terjebak seremoni yang itu-itu saja. Bete!” “Boleh. Tapi apa misalnya?” Amat terdiam. “Yang murah tapi meriah!” Amat masih diam. “Yang gampang tapi menda­ lam?” Amat berpikir. “Tidak ada?” Amat menghela nafas dalam lalu menjawab mantap: “Ada!!” “Apa, Pak?” “Mengibarkan sang saka dwi warna!”

Semangat Kepahlawanan dalam Konteks Kekinian

Memaknai semangat kepahla­ wanan dapat dimulai dari pertan­ yaan mendasar tentang apa itu semangat kepahlawanan, men­ gapa semangat kepahlawanan muncul, dan bagaimana mewu­ judkan serta mempertahankan semangat kepahlawanan dalam diri bangsa Indonesia. Semangat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai seluruh kehidupan batin manusia; perasaan hati; kemauan, gairah untuk bekerja, berjuang dan sebagainya. Dalam konteks yang lebih luas semangat me­ nandakan suatu keinginan batin yang kuat untuk merealisasikan ide serta tujuan yang diharapkan. Ketika seorang petani menggarap sawahnya tanpa memperdulikan teriknya matahari itu adalah se­ mangat. Ketika seorang atlet tan­ pa kenal lelah terus berlatih untuk mencapai target yang diharapkan maka itu adalah semangat. Saat para pejuang bangsa rela men­ gorbankan jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan bangsa maka itu disebut semangat. Se­ dangkan kepahlawanan diartikan sebagai perihal sifat pahlawan, seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan pantang menyerah. Lalu mengapa semangat

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

kepahlawanan muncul? Bila kita mengingat kembali sejarah bangsa ini, sesungguhnya yang membuat para pejuang pada masanya rela mengorbankan nyawa tidak lain karena sebuah tujuan. Tujuan un­ tuk membuat Indonesia menjadi negara yang dapat memproklamir­ kan kemerdekaannya dengan lan­ tang kepada dunia, tujuan untuk memerdekakan seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Sebagaimana diungkapkan oleh Bung Karno bahwa, kemerdekaan Indonesia itu hanyalah jembatan emas untuk menyempurnakan masyarakat. Di seberang jembatan emas itu, ujar Bung Karno, kita akan menyelenggarakan masyarakat adil dan sempurna, yang di dalamnya tidak ada lagi penghisapan dan penindasan. Inilah yang selanjutnya menjadi lokomotif dari sejarah panjang semangat kepahlawanan bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan dan mem­ pertahankan semangat kepahla­ wanan di masa kini, sebenarnya bukanlah hal yang sulit untuk direalisasikan. Generasi penerus bangsa haruslah memiliki tujuan hidup yang kuat. Memiliki ide yang luhur untuk menjaga estafet kemerdekaan bangsa Indonesia. Bung Karno pernah berpesan, “selama masih ada ratap tangis

Ratna Artha Windari, S.H., M.H.

di gubuk-gubuk maka pekerjaan kita belumlah usai.” Artinya, se­ lama masih ada rakyat kita yang tertindas, ide yang diperjuangkan oleh para pahlawan belumlah sepenuhnya tercapai. Dengan demikian, mewarisi semangat kepahlawanan berarti melanjut­ kan memperjuangkan sebuah ide. Perjuangan tentang ide masa depan masyarakat yang lebih baik masih terus berlangsung. Memaknai semangat kepahla­ wanan di masa kini tidak hanya sebatas melibatkan diri dalam peperangan. Kepahlawanan harus dimaknai sebagai mereka yang memperjuangkan ide-ide tentang

masyarakat yang lebih baik, ber­ juang untuk mencerdaskan kehidu­ pan bangsa, entah dalam bentuk mengerjakan apapun dengan tekun dan sepenuh hati, memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian ter­ hadap sesama, ataupun belajar giat untuk mendapat prestasi. Dengan demikian, orang bisa menjalankan semangat kepahlawanan kapan­ pun dan dimanapun ia bekerja menjalankan profesinya. Semangat kepahlawanan di masa kini juga dapat diwujudkan dengan men­ jaga NKRI dari berbagai ancaman, tantangan, baik internal maupun eksternal yang merongrong per­ satuan dan kesatuan bangsa. Salah satu cara adalah dengan tidak mu­ dah terprovokasi oleh berbagai isu SARA yang sengaja disebarluaskan oleh oknum-oknum tidak bertang­ gungjawab. Indonesia saat ini tidak membu­ tuhkan generasi pemalas, generasi yang mudah terpengaruh dampak negatif globalisasi, dan tidak meng­

indahkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai philosophische Grondslag (filsafat dasar bangsa Indone­ sia). Jadilah generasi muda yang memiliki jiwa nasionalis, religius, semangat tinggi, dan generasi muda yang berani mengemuka­ kan pendapat, berani bertindak, serta berani bertanggung jawab. Semangat kepahlawanan di masa kini melekat pada mereka yang dengan berani memperjuangkan sebuah tujuan untuk kepentingan yang lebih luas. Sekecil apap­ un tindakan yang kita lakukan, apabila didasari atas semangat kepahlawanan maka tindakantindakan kecil tersebut apabila digabungkan dengan 257,912 juta penduduk Indonesia tentu akan mampu mengubah dunia dan membawa Indonesia pada citacita dan tujuan yang diharapkan. Ratna Artha Windari, S.H., M.H. Ketua Jurusan Ilmu Hukum, FHIS Undiksha

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

Tanamkan Nasionalisme Melalui Pendidikan Pada zaman dulu, para pahlawan merebut kemerdekaan hanya dengan senjata bambu runcing berai mengorbankan jiwa raga demi membela tanah air. Jiwa pa­ triotisme seperti inilah, ditegaskan Drs. IGB Arthanegara, S.H., M.H., M.Pd., yang harus diteruskan dan diwariskan. “Tentu tidak dengan membawa bambu runcing, dsb., tapi menyesuaikan dengan situasi sekarang. Misalnya, menjadi pahlawan pem­ bangunan, pahlawan pendidikan, pahlawan di segala sektor dalam pembangunan bangsa,” ujar Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali ini.

agaman. Kita tidak harus fanatik bahwa kita yang terbaik, tapi nasionalisme mengajarkan bagaimana kita mencintai tanah air kita,” jelasnya. Jiwa nasionalisme itu dikatakannya lagi akan terasa ketika kita meran­ tau ke luar negeri. Ketika berada di luar negeri, rasa cinta kita pada tanah air benar-benar diuji. Sebab Drs. IGB Arthanegara, S.H., M.H., M.Pd. tingkat kemakmuran se­ ika kita sebagai bangsa cara material di luar negeri lebih Indonesia sudah bisa tinggi dibandingkan di Indonesia, mewariskan nilai-nilai apalagi saat setelah kemerde­ p a t r i o t i s m e m e r e k a kaan. Situasi itulah yang pernah maka otomatis jiwa nasional­ dialaminya dulu. Ketika dihadap­ isme tertanam pada hati san­ kan pada dua pilihan, dengan ubari anak-anak kita. Karena itu, teguh Arthanegara memutuskan Arthanegara menegaskan anak meninggalkan tugas belajarnya di didik kita perlu diberi pembelaja­ Tiongkok dan memilih kembali ran tentang Pancasila, NKRI, dan ke Tanah Air untuk membangun Bhinneka Tunggal Ika. “Di dalam bangsa. Sebelum merantau ke negeri Pancasila itu kita tahu semua. Disana kita diajarkan keber­ orang, Arthanegara mengatakan

J

bahwa dirinya dan temen-teman yang lain benar-benar diberikan pembekalan bagaimana mena­ namkan rasa cinta pada tanah air. “Hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri”, semewah-mewahnya hidup di neg­ eri orang tentu kita lebih memilih nikmat hidup di negeri sendiri. Ketika mereka memilih cinta materi, tentu tidak pulang ke Tanah Air. Tapi ketika mereka ter­ panggil bahwa Tanah Air memer­ lukannya, meski dengan keadaan sederhana, mereka akan memilih pulang. Jiwa ini akan bisa berhasil jika kesadaran cinta Tanah Air dan tanah kelahiran ada pada kita semua. Sarana yang paling tepat adalah melalui pendidikan. “Pendekar” Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bali pada zaman orde baru ini pun menyebut pada zamannya dulu kerap ditayangkan film-film yang mengungkapkan lagi bagaimana perjuangan pahlawan-pahlawan

kita. Sementara sekarang ia ja­ rang melihat film-film perjuangan. Kalaupun ada, hanya satu dua. Berbeda dengan film asing, meski lebih banyak cerita roman tapi cinta tanah airnya ditanamakan betul sehingga orang akan kagum, cinta tanah airnya hebat. “Ini yang masih perlu kita hidupkan. Sehingga tayangan-tayangan film baik itu layar lebar, televisi, bisa diisi dengan siaran-siaran sejarah perjuangan, semangat pejuangan. “Sebab saya lihat dengan meng­ hadirkan pidato Bung Karno saja di televisi, saya sebagai orang yang pernah hidup di zaman be­ liau, merasakan sekali kehebatan beliau sehingga merasa tersentuh bagaimana kita bisa membangun negeri kita ini,” ungkapnya. Sekarang ini dikatakannya sejatinya banyak ketokohan di bidangnya masing-masing yang bisa diacungkan jempol. Seperti ada pelajar yang ikut Olimpiade kemudian menjadi juara di ting­

23

kat internasional, dan bendera Merah Putih berkibar di negeri orang itu menjadi suatu kebang­ gan. “Kita yang nonton di rumah saja merasa bangga apalagi “pahl­ awan-pahlawan” yang langsung melakoninya. Tidak hanya fisik merah putih saja yang berkibar tetapi semangat di dada kita sebagai anak bangsa juga perlu dikibarkan,” ucapnya. Karena itu, pendidikan kita ditegaskannya lagi jangan ber­ fokus hanya menjadikan cerdas otak saja, tapi juga cerdas ro­ hani seperti pelajarana etika, agama, dan pendidikan karakter seperti sekarang yang sedang diintensifkan. Sehingga, dengan pendidikan-pendidikan itu, kita bisa menghormati orang tua, menghormati guru, dan meng­ hargai orang lain. Dulu, saat ia menjadi Pen­ gawas, sebelum anak SMP/SMA masuk ke dunia barunya itu, biasanya calon-calon instruk­ tur yang ada di sekolah itu di­ panggil dan diberikan pelajaran etika. Seperti menghormati guru, walaupun keliatan sederhana tapi nilainya luar biasa. “Menanam­ kan etika itu maksudnya adalah supaya anak-anak bisa meng­ hormati orangtuanya, menghor­ mati gurunya sehingga dia juga bisa menghormati benderanya, menghormati bangsanya,” tan­ dasnya. (Inten Indrawati)

Pejuang Masa Kini Fokus di Bidang Masing-masing Di era sekarang ini, pahlawan tak harus yang memegang senjata. Dengan berkiprah di berbagai bi­ dang dan fokus dengan apa yang dilakukan juga merupak­ an cara mengisi kemerdekaan. Menurut chef Ariani dari Swiss Belhotel Rain­ for­ est

Sunset Road Kuta, walaupun kita sudah merdeka, saat ini kita juga masih berperang yakni berperang menghadapi keadaan yang ada. Disinilah diperlukan tekad dan semangat yang tinggi untuk mengisi kemerdekaan. Ia me­ nilai, menjadi seorang chef atau koki juga termasuk pejuang. Mereka menciptakan berbagai masakan yang enak dan penuh kreativitas dan inovasi.

Chef Suarsa dan Chef Ariani

Ia mengatakan, selama ini bekerja sebagai chef juga sebuah tantangan. “Satu motivasi saya saya dapatkan, ketika orang makan ha­ sil masakan, mera­ sa puas. Dari kebanggaan itu, akan me­ motivasi diri saya untuk terus belajar dan mencipta­ kan kreasi menu makanan yang lebih inovatif. Sama seperti se­ orang guru ketika muridnya sukses pasti ada kebang­ gaan da­ lam diri mereka,” kata Ari­ ani. De­ ngan be­

kerja yang baik di bidang yang kita tekuni, itu sudah berarti kita mengisi kemerdekaan dengan semangat perjuangan. Menurut­ nya, pahlawan adalah orang yang mampu memberi sumbangsih pikiran dan kinerja yang lebih ba­ gus untuk kemajuan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Ia juga menganggap orangtu­ anya adalah pahlawan bagi dirinya karena sudah mengantarkan dia ke bidang ia kini ia tekuni. “Saya bangga pada posisi ini dan sangat berterimakasih atas perjuangan orangtua saya sehingga saya bera­ da dalam tahap pencapaian seka­ rang. Sekarang tinggal bagaimana saya berkiprah di bidang kuliner agar membanggakan orangtua dan keluarga,” ujarnya. Hal senada juga dilontarkan chef Suarsa. Pemilik Ayu Bakery ini menilai, pejuang bukanlah para pejabat yang sarat dengan kepentingan, tapi mereka yang benar-benar berjuang dengan kecerdasannya untuk mengab­ dikan ilmunya di bidang masingmasing. Ia sendiri menilai, ayah dan

ibunya adalah pahlawan sejati. “Orangtua saya sudah mengan­ tarkan saya sukses seperti seka­ rang, itu kebanggaan bagi saya. Dalam setiap doanya, mereka selalu memohon kepada Tuhan agar saya bisa sukses,” kata Su­ arsa. Ia menambahkan, ketika ia mendapatkan masalah, dalam urusan karier atau usahanya, orangtuanya selalu memberikan solusi terbaik. Chef Suarsa mencontohkan, ketika ia memutuskan untuk berhenti bekerja di hotel dan memulai usaha sendiri, orangtu­ anya sangat mendukung. Walau­ pun Suarsa tahu, itu tak mudah dilakukan. Namun, motivasi dari orangtuanya membuat Suarsa berani mengambil keputusan dan pantang menyerah dalam mem­ bangun usaha rotinya. Kini, ia sudah bisa menkmati hasil dari perjuangannya itu dan tentu saja perjuangan ini membuat orang­ tuanya bangga. Ia mengaku, tak mau muluk-muluk menghadapi kehidupan. Saat ini, perjuangannya hanya fokus untuk membesarkan usaha rotinya. (Wirati Astiti)


24

Edisi 964/ 7 - 13 agustus 2017

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.