Tokoh Edisi 963 | Tokoh

Page 1

24

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Suasana penonton lomba fashion show di FTF 2017

Para juri lomba fashion show. Dari kiri: Helga Rif, dr. Kadek Trisnadewi, dan Tolinia Sukma Wardhani

Risel menghibur peserta dan penonton lomba fashion show

Yuppi sebagai MC saat acara lomba fashion show

Peserta bersiap sebelum naik panggung

Ucapan terima kasih

kepada para mitra kerja mingguan Tokoh dalam Acara Lomba Fashion Show 2017 1. Pemerintah Kota Denpasar 2. Smesco Indonesia 3. PT Bank Central Asia 4. PT Bank Rakyat Indonesia 5. Sosro 6. Adibi Salon & Spa 7. Wardhani House of Kebaya 8. G & S Mode 9. B Hotel Bali and Spa 10. Aston Denpasar Hotel & Convention Center 11. Fame Hotel 12. The One Legian Hotel 13. Bali Safari & Marine Park 14. Indivara Aesthetic 15. Seawalker 16. Beachwalk 17. Asbest Kota Denpasar 18. MOV Shoes 19. Candra Collection 20. Rumah Boneka 21. Gaya Warna 22. Neluwung Art-ccessories 23. Fiori 24. Secret Garden Village 25. Flormar Professional Make Up 26. Tupperware 27. Odenant Textile 28. Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (IPBI) DPD Bali 29. Sakabros 30. Mata Dewa 66 31. Cok Konfeksi T.shirt Factory 32. Krisna Water Sports 33. Gula Bali The Joglo 34. Aqua 35. Kelompok Media Bali Post

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Ekspresso

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

GORO-GORO Selvi, pacar Bagus, mencak-men­ cak di rumah Ami. Ia mengaku sudah membaca Putu Wijaya hoax di FB. Orang menempuh ber­ bagai cara agar bisa jadi caleg. Misalnya dengan menarik perhatian masyarakat, melaporkan orangorang yang terlibat narkoba. “Tapi pacar saya, bukan narko­ bais! Kebetulan saja sial. Ada te­ mannya yang nakal menyelipkan lintingan rokok gelek di backpacknya. Itu dipakai alasan lapor ke polisi. Sekarang dia diungsikan ke tempat rehabilitasi yang tidak bisa dihubungi!” Ami hanya memasukkan curhat itu di telinga kiri dan keluar di telinga kanan. Tetapi begitu nama bapaknya disebut-sebut, ia mulai fokus. “Amat? Amat siapa? Itu nama bapak saya?”

Selvi mengangguk. “Maaf, itu memang bapakmu. Itu sebabnya aku ke sini. Masak bapakmu itu tega-teganya men­ gadukan Bagus ke polisi. Rumahnya langsung digeledah. Ya, terang saja tidak menemukan apa-apa. Hanya orangtua Bagus senewen. Dia menuduh Bagus beneran terjeru­ mus narkotika gara-gara aku. Bagus dikirim ke rehabilitasi dan harus memutuskan hubungan kami!” Ami terkejut. Ia langsung men­ gunjungi orangtuanya. Kebetulan Amat lagi keluar rumah. Ami lang­ sung merongrong ibunya. “Kenapa Ibu biarkan, Bapak melaporkan Bagus ke polisi? Emang Bapak beneran mau jadi caleg?” Bu Amat heran, kenapa berita itu begitu cepat bisa sampai ke Ami. Siapa yang sudah membo­ corkannya? “Kata siapa itu, Ami?” “Ada di FB!” “Apa katanya?” “Kata Selvi, Pak Amat melapor­

hoax kan tetangganya yang tidak bersalah sudah jadi pengedar narkotika, hanya karena ingin dapat publisi­ tas biar jalannya mulus jadi caleg! Begitu menurut Selvi.” “Siapa Selvi?” “Pacarnya Bagus.” “Selvi siapa? Janda yang baru saya menceraikan suaminya yang dikirim KPK ke penjara itu?” “Ya.” “Kok kamu berteman dengan perempuan seperti itu?” “Sebetulnya Ami juga baru ke­ nal. Dia nyamperin Ami ke rumah, ketika tahu Ami ini anak Bapak.” Bu Amat langsung mengindok­ trinasi Ami. “Ami, jangan sembarangan per­ caya kepada orang. Kamu kan tahu sendiri di televisi ramai dibicarakan hoax-hoax yang ada di FB itu. Kamu kok percaya sama Selvi. Pasti me­ mang dia yang sudah menyeret Bagus. Anak itu kan sebenarnya sopan, pinter dan hormat pada orang tuanya. Tapi sejak pacaran

dengan janda itu, jadi berubah. Masak dia memaki orangtuanya: anjing?” Ami terkejut. “Masak?” “Ya! Anjing kata Bu Alit. Berkalikali dan telak-telakan lagi. Tapi waktu bapakmu mancing-mancing bercanda, menyebut dia anjing, Bagus langsung memukul!” “Oya? Memukul Bapak?” “Ya! Memukul Bapakmu! Lang­ sung ditepis Bapak sampai dia kesakitan lantas Pak Alit datang melerai?” “Jadi karena itu Bapak melapor­ kan Bagus ke polisi?” “Bukan! Tapi ini panjang ceri­ tanya.” “Tak apa, ibu cerita saja.” Bu Amat menarik nafas panjang. Lalu mencoba menceritakan apa yang sudah terjadi. Tapi sedikit direkayasa, supaya Ami lebih jelas mengertikan. “Begini. Pak Alit, ayahnya Ba­ gus, takut sekali putranya ditang­ kap polisi, sebab beliau ingin jadi caleg.” “O, jadi yang ingin jadi caleg Pak Alit, to?” “Dengerin dulu Ibu. Pak Alit minta Bapakmu melaporkan Bagus ke polisi, tapi sesudah dia terlebih dahulu membersihkan rumah. Jadi waktu polisi menggeledah rumah, nama Bagus bersih. Tapi Bagus sendiri jadi ketakutan dan

menurut waktu dikirim ke tempat rehabilitasi sehingga putus dengan janda itu!” “O, begitu?” “Ya! Bapakmu dasar orangnya baik, untuk menolong mau-mau saja. Yang sudah main politik itu Pak Alit! Dasar calon caleg!” Ami manggut-manggut kagum. Waktu itu, sebetulnya Amat sudah datang. Tapi begitu masuk rumah dari pintu samping, ia dengar ada pembicaraan serius Ami dan ibu­ nya. Amat terpaksa berhenti dan mundur selangkah, nguping. “Jadi, Bapak itu justru mau menyelamatkan Bagus dan menjaga nama Pak Alit?” “Memang!” “Kenapa? Bapak tahu tidak, ada hoax yang menjelek-jelekan namanya?” “Ah, Ami, bapakmu itu kepriba­ diannya bukan saja luhur tapi kuat. Bagi dia, kalau memang orang baik dijelek-jelekkan bagaimana juga, akan tetap baik dan malah tambah baik!” “Wah hebat sekali, pantesan dulu Ibu jatuh cinta sama Bapak!” “Bukan hanya dulu, sekarang juga!” Amat, tidak bisa lagi sembunyi. Istrinya pasti sudah tahu dia sedang nguping. Amat lalu pura-pura baru masuk dan berseru. “Kok ada motor Ami di depan? Ada Ami ya? Amiiii!”

Anak Wajib Diselamatkan Kalau kita bicara kasus anak, terutama anak menjadi korban, dan sekarang meningkat menjadi anak sebagai pelaku, jujur dari hati, saya merasa kecewa, marah, me­ nangis, sedih, menyesal, bahkan, kalau bisa saya berteriak lantang. Saya sudah 20 tahun berkecimpung dalam urusan anak, saya bangga UU Perindungan Anak lahir. Dari tahun 2002 sampai tahun 2017 UU Perlindungan Anak ini sudah ber­ jalan. Hasilnya sampai sejauh mana? Apakah kecenderungan menurun, atau seperti apa penanganan aparat penegak hukum? Saya bilang lagi, kecewa, marah, menangis, sedih, menyesal, bahkan, kalau bisa saya berteriak lantang, sangat ingin ber­ teriak lantang. Mengapa? Saya pin­ dah dari satu tempat ke tempat lain tidak mulus keluar. Frontal saya yang tidak disukai, kevokalan saya yang tidak disukai, pikiran-pikiran saya “nakal”, itu menyebabkan saya tidak punya ruang, tapi itulah fakta. Kalau saya punya pemikiran, anak-anak pewaris negeri ini, anak sangat penting diselamatkan, siapa yang wajib, kita orang dewasa, masyarakat, orangtua, dan orang yang katanya membuat lembaga perlindungan anak. LSM peduli anak. Maaf saya berani katakan, cuma saya yang berani pasang badan. Kenapa? ancaman berat, risiko berat bahkan keluarga pun

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

akan menjadi ancaman, kenapa tidak banyak orang yang berani berjuang maksimal untuk anak. Padahal kita tahu itu anak kita, anak Indonesia, tapi begitu dibenturkan oleh birokrasi mereka bungkam, begitu dihadapkan “aparat hukum” yang berkuasa dalam dunianya, kita mundur. Itu fakta. Sekarang apa yang kita lakukan. Saya ingin menohok pemangku kebijakan, pejabat publik yang berwenang, atau pejabat instansi yang yang bertanggungjawab atas implementasi UU Perlindungan Anak. Ayu dong benar bekerja, dan berjuang. Ini bukan tentang kita yang esok akan mati. Tapi ini, tentang anak-anak. Anak-anak di depan mata kita dari 0-18 tahun berapa sih yang sudah menjadi korban. Kita jangan lagi menutup mata. Saya merasakan itu ada, tapi kita pura-pura tidak tahu dan diam. Saya ada di depan dan saya yang memeluk mereka, saya yang mengantar mereka ke SPKP, saya yang mengantar mereka visum, saya yang mengantar mer­ eka ke persidangan, ada gak yang berpikir itu anak siapa, korban dari mana, bagaimana kejadiannya, siapa pelakunya, semua bungkam. Saya ingin mengetuk hati semua orang. Kita, saya dan kalian yang lain, yang mengatakan aktivis perempuan, dan aktivis anak, ayo dong berjuang, ketika kalian mendengar ada anak

Siti Sapurah

yang menjadi korban, turunlah, advokasi mereka dengan benar dan maksimal, investigasi kasus­ nya, jangan sampai kita mengawal mereka ke kantor polisi dan selesai di sana, dan kita diam, begitu kita dibenturkan oleh penyidik, kita diam, akhirnya kasus itu SP3, selesai. Kasus masuk ke kejaksaan, hilang, atau masuk ke pengadilan, berapa ancaman pidananya, minimal 3 tahun, minimal 5 tahun. Sejak saya berjuang, akhirnya ancaman pidana bisa di atas rata-rata, bisa di atas 13 tahun, bahkan di atas 16 tahun. Kita perlu banyak orang, ayo semua,

mari maksimalkan berjuang, karena anak-anak adalah pewaris negeri. Jangan biarkan mereka berteriak sendiri dan berjuang sendiri, tapi kita diam dan kita menonton mer­ eka yang menangis, kita menonton mereka yang bicara, begitu saya maju, ada yang bicara seolah-olah saya mencari popularitas dan nama baik. Saya bukan birokrasi, saya tidak punya jabatan apa-apa, saya hanya seorang anak desa dan anak nelayan yang berusaha sombong memperjuangkan anak-anak. Saya akui, saya sombong dalam mem­ perjuangkan anak-anak. Saya tidak butuh apa-apa, apalagi popularitas. Saya tak mau jadi PNS karena saya ingin jadi orang merdeka. Saya ingin berjuang seperti cara saya sendiri. Di luar inilah tempat saya. Hati saya bicara, anak anak Indonesia adalah roh saya, Saya selalu bilang, jika anak di hadapan saya dan saya mendengar anak itu menjadi korban, saya akan pasang badan. Mari kita sama-sama, perkuat hubungan kita, jangan biarkan saya

sendiri berjuang. Kenapa saya harus keras, karena saya sendiri. Kalau saya tidak keras, suara saya tidak didengar. Dengan cara saya, saya membuka link ke pusat, tujuannya, kalau suatu saat nanti saya berben­ turan dengan orang di daerah, saya punya celah ke pusat, “Bantu saya, bapak dan ibu, saya berjuang. Itu lo bahasa saya. Apakah orang lain tahu? Saya rasa mereka tidak tahu. Itulah salah satu cara saya berjuang. Saya tidak mencari popularitas. Niat saya hanya satu, anak-anak Bali, stop kekerasan dari siapapun. Jika kita tahu siapa pelakunya, baik itu dia orang yang berkuasa, baik itu jendral, orang kaya, mafia, mari bicara dan terbuka, kita ada untuk anak. Kalau memang semua SKPD dan instansi yang berkewenan­ gan menjalankan implementasi UU perlindungan Anak berjuang bersama-sama, saya rasa Indonesia bisa aman dari kekerasan terhadap anak. Siti Sapurah (Aktivis)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

23

Pesona Secret Garden Village Bali, sebuah surga dengan keindahan yang terbentang mulai dari pantai hingga pegunungan. Salah satu keindahan yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Bali adalah Bedugul. Bukan hanya keindahan Pura Ulun Danu, Danau Beratan, dan kebun Raya Bedugul sebagai satu destinasi wisata wajib bagi wisatawan untuk dikunjungi, kini hadir satu ikon baru lagi melengkapi ke­ kayaan wisata bedugul yakni Secret Garden Village (SGV).

S

ecret Garden Vil­ lage terletak di Jalan Raya Denpasar Be­ dugul KM 36 Luwus, ­Tabanan, berkonsep eduvacation yang memiliki visi dan misi meng­ ajak generasi muda untuk selalu menjaga dan melestarikan waris­ an budaya Indonesia khususnya kekayaan alam. Kekayaan alam Indonesia inilah yang kemudian dimanfaatkan dan dikembang­ kan CEO Secret Garden Viilage, Billy Hartono Salim, dalam bentuk produk bermanfaat. Oemah Herborist dan ­Secret Garden Recipe mewakili produk ke­ cantikan, produk Food & ­Beverage diwakili oleh The ­Luwus dan Rice View BBQ ­specialist & Scenery dan Black Eye Coffee & Rostery untuk produk kopi, yang dapat di­pelajari dan dirasakan manfaatnya langsung oleh pengunjung. Secret Garden Village telah remi dibuka pada tanggal 9 Desem­ ber 2016, dengan tag­line “An Edu­ cational Factory and Outlet Tour” menawarkan sebuah pengalaman perjalanan singkat kepada pengun­ jung untuk mengenal keragaman kekayaan alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk produk kecantikan dan juga mengenalkan kekayaan variasi dan cita rasa kopi asli dari Indonesia. Single origin Coffee Indonesia termasuk juga kopi khas Indonesia yang banyak dicari pengunjung. Sebagai destinasi wisata per­ tama di Bali dan terlengkap di Indonesia, Secret Garden Village memberikan keleluasaan pengun­ jung untuk menikmati tour di area

Secret Garden Village Education and Tour Area yaitu beauty museum, mini plant, beauty theatre, coffee mini museum, coffee roaster, coffee theatre dan coffee cuping dipandu oleh seorang guide. Di area ini juga, pengunjung dapat menikmati 3 brand utama Secret Garden Village, yakni produk kecantikan di Oemah Herborist, mengenal kekuatan kopi lokal Indonesia di Black Eye Coffee and Roastery, dan menikmati lezatnya kekayaan rasa kuliner Indonesia dan Asia di The Luwus Restaurant. Sedangkan di Secret ­Garden Village Family and Event ­Function, pengunjung dapat menikmati western menu dan tea time sore hari di tengah sejuknya ­h amparan persawahan, di antara ­pematang sawah di Rice View BBQ ­Speciliast & Scenery. ­Sedangkan The Secret Chamber dan Garden Amphi­ theater ­d apat menjadi pilihan venue untuk kebutuhan event dan kegiatan-kegiatan dilaksanakan di wilayah Bedugul dan sekitarnya, seperti gathering, wedding, outing, exhibition, dan lainnya. Keseluruhan konsep edukasi dan entertainment ini diwujudkan dalam satu desain arsitek yang berkonsep dan dide­ sain khusus dari sentuh­an tangan salah satu arsitek terbaik Asia “An Award Winning Architect, Andra Matin. Harapan ke depannya, Secret Garden Village dapat menjadi iconic destination sebagai The New Excitement of Bedugul yang bisa memenuhi kebutuhan pe­ngunjung, baik dari sisi wisata dan juga edukasi.

SGV Event List

- Grand Opening ( 9 Desember 2016) - Content: music festival dengan line up lokal dan nsional, fashion show, traditional music and dance, dan bazaar. Line up: KLA project, Rossa, Endah & Ressa, DNA, Nostress. - Imlek Celebration ( Januari 2017) - Content: Pembelanjaan Rp 300 ribu di luar tax berhak mendapatkan kesempatan mengambil angpao di pohon angpao. Angpao berupa voucher belanja dan uang tunai. - Donor darah ( Februari 2017) - Content: bekerja sama dengan UPD Tabanan berhasil mengumpulkan kantong darah dari karya­ wan SGV dan juga pengunjung. - vvMarch in Art ( Maret 2017) - Cntent: selama 1 bulan di Secret Garden Village diadakan kegiatan yang semuanya bertema art seperti pameran lukisan, art performer ( membuat patung dan melukis), art bazzar dan musik. - Simfoni Sore ( April 2017) - Content: Kolaborasi konser theatrical di satu panggung dengan setting di tengah hamparan sawah pas moment sunset. - Line up: Kecapi oleh Olivia Lin ft Rumah Kecapi Indonesia, Gus Teja – Balinese Flute Maestro, Rio Sidik- The Indonesian Trumpeter & Singer, JCorp Dance Company-Theatrical & Acrobatic Dance, Voice of Bali Choir dan Traditional Dancer. - Buka Puasa bersama karyawan SGV dan panti asuhan Tabanan ( Juni 2017) - Content: Buka bersama dan menjalin silaturahmi dengan karyawan SGV dan panti Asuhan AlIslami Hidayatullah serta Hikmah Foundation.

Secret Garden Village Jadi Brand Mark Wisata Tabanan Setelah cukup lama berkarier dan bekerja dengan orang, tahun 2015 Ana Dewi Permana memu­ tuskan berhenti. Bulan Novem­ ber 2016, ia mendapat tawaran untuk mengelola Secret Garden Village dari Billy Hartono Salim, CEO Secret Garden Village. Namun, ia masih berpikir untuk mempertimbangkannya. Bulan April 2017, Ana Dewi Permana akhirnya menerima tawaran tersebut, setelah sebelumnya, ia mengobrol banyak dengan Billy Hartono Salim termasuk lang­ sung datang ke Secret Garden dan bertemu dengan beberapa karyawan di sana. “Kebanyak­an pengusaha fokus ke profit oriented, mereka lupa tentang apa yang harus diangkat dari daerah­ nya, mereka lupa, aset terbesar adalah karyawan yang seharusnya orang lokal. Mendengar misi dan visi Pak Billy, hati saya tergerak untuk menerima tawaran terse­ but. Pak Billy mengatakan, Secret

Ana Dewi Permana

Garden village bukan sematamata tempat wisata tapi ada sisi edukasinya. Selain itu, yang menarik buat saya, Pak Billy juga

berangan-angan ingin mewu­ judkan desa wisata dan budaya. Konsep misi dan visinya masuk ke dalam idealis saya. Dari sana

saya memutuskan menerima tawaran tersebut,” tutur Vice President Director ­Secret Garden Village, Ana Dewi Permana ini. Sejak bergabung April lalu, ia sedang memantapkan langkah untuk terus mempertahankan SDM lokal 70% dan 100% orang Indonesia. Ia juga sedang meng­ gagas lahan untuk permainan tradisional anak seperti guli, ga­ sing, dll. “Kami tidak buat massif tapi tujuannya agar anak-anak mengetahui permainan tradisional Indonesia,” ujar Ana. Ia mengatakan, dalam pro­ gram edukasi, ada mini plant tur, yang tujuannya, bahwa produk lokal juga dikemas serius de­ ngan teknologi muktahir. Seperti produk Black Eye mengedepan­ kan semua kopi Indonesia. “Kami ingin me­ngenalkan merk lokal juga bisa maju. Akhir Agustus kami berencana akan buka outlet di Sunset Road Kuta. Sedang da­ lam pembicaraan agar ke depan

outlet juga bisa dibuka di airport. Dengan membuka outlet tentu akan menambah lapangan kerja,” ujarnya. Ana punya target ke depan, agar Secret Garden Village bisa menjadi destinasi tujuan dan brand mark wisata Tabanan. Ia juga punya harapan, agar orang Tabanan tertarik bekerja di ­Secret Garden Village. Bahkan, dari sejak sekolah pun, mereka punya ke­ inginan suatu saat harus be­kerja di Secret Garden. Selama ini, sebagian besar orang Tabanan bekerja di Bali Selatan karena banyak brand besar di sana. Un­ tuk mencapai target ini, tentu ia harus meningkatkan kualitas. Ia sangat bersyukur karena menda­ pat dukungan dari Bupati Tabanan dan SKPD terkait untuk mewu­ judkan destinasi wisata edukasi ini. Ke depannya, ia berharap, agar impian untuk mewujudkan desa wisata dan budaya bisa di­ realisasikan. (Wirati Astiti)


22

Sosialita

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Perayaan Multikultur dalam “Lebaran Betawi” Jakarta kembali menggelar acara tahunan ‘Lebaran Betawi’. Kali ini acara yang menggambarkan kekhasan masyarakat Betawi dalam merayakan Lebaran, digelar di Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, salah satu Kampung Betawi yang masih tersisa di Jakarta. Berbeda dengan tahun lalu panitia berjuang menghadirkan ‘kampung besar’ Betawi di lapangan Monas. Maka kali ini tempat digelarnya acara ‘Lebaran Betawi’ benar-benar di kampung Betawi asli.

“I

ni jauh lebih baik karena semuanya asli. Tidak seperti tahun sebelumnya dimana memang sengaja diciptakan kampung Betawi. Biaya pembuatannya besar, membuat rumah-rumah asli Betawi biayanya nggak sedikit, tapi hanya beberapa hari kemudian dihancurkan lagi. Tapi kali ini benar-benar di kampungnya. Acaranya pun lebih rapi,” kata Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tentang acara yang digelar pada 29-30 Juli ini. Ia menambahkan ini sesuai dengan karakter budaya Betawi dan tidak boros. Setiap perlengkapan yang digunakan adalah asli bukan buatan yang harganya mahal,” tambahnya. Etnis Betawi dulunya atau masa sebelum Kemerdekaan merupakan penduduk terbesar di Jakarta. Namun sejumlah peneliti mengatakan bahwa sesungguhnya etnis Betawi bukan lah yang pertama tinggal di Betawi. Justru, etnis ini lahir dari percampuran aneka suku dan bangsa yang sudah lebih dahulu ada yang didatangkan Belanda ke Batavia, nama lain sebelum berubah menjadi Djakarta. Seiring dengan perkembangan, dimana arus urbanisasi begitu kencang masuk Jakarta, warga Betawi pun perlahan makin terdesak ke pinggiran bahkan akhirnya tinggal di luar Jakarta. Kini hanya sebagian kecil saja kampung Betawi yang masih tersisa di Jakarta, salah satunya kawasan Situ Babakan. Seiring dengan itu pula pemandangan akan kekhasan perayaan Lebaran masyarakat Betawi makin memudar di Jakarta. Kuliner khas Betawi yang biasa disajikan pada saat Lebaran, atau acara pasang mercon (petasan) khas memeriahkan Lebaran, nyaris tak terdengar apalagi di pusat kota Jakarta. Budaya inilah yang dalam beberapa tahun terakhir ingin diangkat kembali. “Kami ingin menghadirkan ‘Lebaran Betawi’ itu identik dengan pelestarian nilai kearifan lokal warga Betawi. Kita perlu menampilkan warisan dari nenek moyang kita bukan hanya fisik bangunan tapi juga budayanya,” kata Djarot yang berharap budaya Betawi ini bisa dikenal hingga ke mancanegara. Hal yang sama juga disampaikan Ketua Umum Bamus Betawi, Zainuddin. Diselenggarakannya ‘Lebaran Betawi’ di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, adalah dalam rangka menonjolkan aspek sejarah dan budaya.

Kawasan Situ Babakan mirip dengan kampung Betawi zaman dulu dimana masyarakat, bangunan fisiknya, danau, kuliner maupun panggung hiburannya, terasa seperti Betawi zaman dulu. Lebaran Betawi kali ini, tambah Zainuddin, akan dihiasi aneka hiburan juga kesenian Betawi. Kuliner asli Betawi seperti kerak telor, bir pletok, dodol, dll, akan dihidangkan. Untuk mendukung acara tersebut, selain dilakukan sosialisasi dan promosi , Pemda DKI Jakarta juga menyediakan bus TransJakarta gratis bagi masyarakat yang ingin menonton. Bus-bus gratis itu berada di halte-halte TransJakarta dan stasiun kereta dan siap membawa warga menuju Situ Bababakan. GERAKAN MELESTARIKAN BUDAYA Dulu, Lebaran Betawi dilaksanakan sendiri-sendiri oleh kampung masingmasing. Di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, misalnya, masyarakat Betawi di sana masih memegang erat tradisi perayaan Lebaran sebagaimana nenek moyang mereka. Sampai sekarang pun di sana, jika Anda berkunjung saat Lebaran, akan melihat pemandangan yang mengasyikkan dan jarang ditemui. Mulai dari saling kunjung antarwarga, acara kesenian hingga aneka kuliner Betawi. Konon, tradisi Lebaran Betawi ini telah ada dari tahun 1800-an dan terus dipertahankan hingga sekarang. Hanya saja karena kini masyarakat Betawi banyak yang menyebar hingga ke pinggiran bahkan luar Jakarta, momen khas ini semakin tidak kelihatan. “Namun masyarakat Betawi yang ada Bekasi, Tangerang, dll, sebagian masih merayakan Lebaran seperti tradisi zaman dulu. Bahkan sekarang saja di Tangerang juga digelar Lebaran Betawi oleh masyarakat Betawi yang tinggal di sana,” ungkap seorang pedagang asal Betawi yang kini bermukim di Tangerang. Kekhasan Lebaran Betawi ini mulai mendapat perhatian Pemda sejak beberapa tahun terakhir. Tahun 2008, misalnya, event ini mulai dikemas lebih apik oleh Bamus Betawi. Salah satunya selain melestarikan budaya Betawi juga untuk mempertunjukkan ke masyrakat lain tentang uniknya budaya Betawi. Setiap tahun tempat penyelenggaraan event ini berbeda-beda. Awalnya tahun 2008 dilaksanakan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, kemudian di Bumi Perkemahan Cibubur. Tahun 2010 di Puri Indah Jakarta Barat, sampai akhirnya tahun 2016 digelar di Monas. Namun tahun ini Pemda DKI Jakarta memutuskan menggelar acara tersebut langsung di kampung aslinya yakni, Situ Babakan yang memang selama ini menjadi destinasi wisata budaya Betawi. Lebaran Betawi, mengutip penjelasan sejarawan JJ Rizal, sarat harmoni budaya. Namun hal ini tidak banyak disadari oleh masyarakat saat ini. Karenanya sejarah tradisi Lebaran Betawi ini perlu diangkat dan dikenalkan kepada generasi muda. “Ini sebenarnya merupakan perayaan multikultur,” katanya.

Sekitar 15 ribu orang memadati pelataran dan areal parkir Pura Luhur ­Pekendungan, Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat (28/7). Mereka datang mulai pukul 7 pagi, dari pelosok wilayah Tabanan untuk mengikuti upa­ cara Mabayuh Oton dan Sapuh Leger massal yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Tabanan bekerja sama dengan Yayasan Siwa Murti Bali. Mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua berdatangan dari segala penjuru untuk melakukan upacara pembersihan diri dari segala macam leteh atau kotor secara niskala.

S

Menurutnya, tradisi Lebaran Betawi memiliki banyak keunikan karena merupakan hasil akulturasi aneka macam budaya dalam kurun waktu lama. Jadi ada berbagai macam budaya

yang diadopsi mulai dari pra-Islam, Tiongkok hingga Eropa. Misalnya saja, saat Lebaran biasanya masyarakat Betawi memotong kerbau. Hal ini merupakan tradisi masyarakat

agraris pra-Islam. Lalu soal pemukulan beduk. Menurut JJ Rizal itu mengadopsi budaya Tiongkok. “Membakar petasan, itu juga budaya khas Tiongkok,” ujarnya. (Diana Runtu)

“Sweet Summertime at Beachwalk Shopping Center” FASHION STARTS HERE! Beachwalk Shopping Center menghadirkan fashion sebagai tema utama dengan ”SWEET SUMMER TIME” di bulan Juli 2017, yang memberikan kejutan dan promo menarik bagi pengunjung yang sedang berlibur di Bali. Beachwalk Shopping Center merupakan destinasi pertama bagi para pengunjung untuk berbelanja fashion baik International brand maupun local brand. Selain itu, Beachwalk Shopping Center mengadakan “BEACHWALK SUMMER SALE” yang tidak dapat dilewatkan saat liburan musim panas bersama keluarga. Pada bulan Juli 2017, Beachwalk memberikan program spesial dengan mempersembahkan “BEACHWALK SUMMER SALE” yang diikuti oleh brand-brand serta restoran dengan memberikan berbagai macam diskon dan promo menarik sampai dengan 70% bagi pengunjung. Berbagai diskon diberikan oleh tenant–tenant seperti Topshop, TopMan, Zara, Pull & Bear, Stradivarius, Bershka, H&M, dan masih banyak penawaran menarik lainnya. Tentunya bagi para pengunjung yang suka berbelanja tidak dapat melewatkan kesempatan dalam “BEACHWALK SUMMER SALE”. Belum lagi dengan tambahan pilihan berbelanja dan bersantap dengan adanya beberapa brand serta restoran yang buka di Beachwalk Shopping Center. Seperti brand fashion Brandy Melville yang siap melengkapi kebutuhan fashion remaja di Bali, toko ini merupakan yang pertama hadir di Indonesia. Selain itu Eat & Eat dan MM Juice restoran kembali hadir di lantai 3 Beachwalk Shopping Center dengan konsep baru memberikan lokasi tambahan untuk bersantap bersama keluarga atau teman. Setelah merajut kesuksesan di tahun sebelumnya, Beachwalk dan HIPMI Bali kembali menyelengarakan sebuah event fashion akbar yaitu “HIPMI Bali Fashion Week 2017” dengan mengangkat tema “Fashion in the Island”. Melalui acara ini, seluruh penikmat fashion dapat mengikuti trend terbaru di Bali dan mencari talent–talent creative baru yang ahli di bidang fashion. Event ini lebih mengangkat dan memperkenalkan para fashion designer lokal Bali dan dimeriahkan dengan fashion show, fashion talkshow, kompetisi desain serta eksebisi multiproduk lokal. “HIPMI Bali Fashion Week 2017” diadakan pada tanggal 6 – 16 Juli 2017 di Fountain Stage Lantai 1. Disamping itu, Beachwalk Shopping Center juga mengadakan kegiatan regular yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Setiap hari Kamis Beachwalk dan HIPMI Gianyar bekerjasama mengadakan “UBUD CULTURAL EXPERIENCE”. Pada acara ini pengunjung dari mancanegara dan domestik dapat menikmati berbagai macam kesenian traditional bali terutama di wilayah Ubud seperti tarian Bali, membuat canang, dan masakan traditional Jaja Bali. Acara ini berlangsung di area Fountain Stage Beachwalk lantai 1. Selain itu terdapat acara “Meet the Bird Stars” pada tanggal 9 Juli 2017 di Deck Stage, Beachwalk lantai

1. Pengunjung Beachwalk dapat bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan burung-burung eksotis dari Bali Bird Park. Pengunjung Beachwalk juga berkesempatan untuk mendapatkan berbagai macam hadiah atau voucher program SHOP & WIN bulan Juli 2017. Para pengunjung dapat mengunjungi Customer Service di lantai 1 dan langsung menukarkan nota belanja mereka senilai minimal Rp 500.000 (1 nota belanja) dengan mendapatkan hadiah langsung seperti voucher makan, voucher Go-Pay atau voucher parkir gratis dari Beachwalk. Terdapat hal yang spesial pada Shop & Win di Bulan Juli 2017. Bagi para pengunjung yang berbelanja minimal Rp 2.000.000 dengan memperlihatkan nota belanja (maksimal 2 nota belanja) akan berkesempatan untuk mendapatkan hadiah spesial seperti produk dari Make Up For Ever beserta voucher belanja, voucher restoran dan berkesempatan memenangkan lucky draw menginap 1 malam di Natya Hotel & Resort atau paket liburan 4 hari 3 malam ke Labuan Bajo untuk 2 orang. Beachwalk Shopping Center selalu menghadirkan pengalaman menarik untuk pengunjung dan pembeli di Beachwalk. Hadirnya berbagai program di Beachwalk memberikan daya tarik lebih bagi Kuta dan mengukuhkan tag line Beachwalk Shopping Center, “Bali Starts Here”.

elain para pimpinan SKPD pemerintah kabupaten Tabanan, undangan yang hadir, Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama, anggota DPRD Bali seperti I Gede Suamba, I Ketut Purnaya, dan I Gede Ketut Nugrahita Pendit. Dari anggota DPRD Kabupaten Tabanan seperti I Nyoman Arnawa yang juga sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tabanan, I Made Dirga, dan I Nyoman Suadiana. Tampak hadir juga, sesepuh PDI Perjuangan Provinsi Bali yang juga anggota DPD RI AA Ngurah Oka Ratmadi, Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Provinsi Bali Wisnu Bawa Temaja, serta Ketua PHDI Kabupaten Tabanan I Wayan Tontra. Bupati Tabanan Eka Wiryastuti mengatakan, jumlah yang begitu besar itu di luar perkiraan sebab yang terdaftar sebelumnya berkisar 6500 orang. “Jumlah peserta yang membludak menandakan animo masyarakat untuk mengikuti upacara ini sangat antusias. Saya sangat bersyukur sekali,” ujar Eka Wiryastuti yang juga sebagai Dewan Pembina Yayasan Siwa Murti Bali ini. Dr. Jero Mangku Made Subagia yang juga ketua Yayasan Siwa Murti Bali, langsung bertindak sebagai dalang wayang Sapuh Leger. Upacara dipuput tiga sulinggih Siwa, Budha, dan Bujangga. Eka Wiryastuti mengatakan, kegiatan mabayuh oton dan sapuh leger massal ini sengaja digelar untuk menepis anggapan bahwa tidak benar agama Hindu itu berat karena biaya upacara yadnya mahal. “Saya ingin memberikan pemahaman kalau itu semua bisa dikerjakan dengan gotong royong, kita bisa bersamasama melakukan upacara yadnya,” ucapnya. Upacara sapuh leger ini sangat penting dilakukan, karena ada yang dari kelahirannya, disebut apit batu, apit pancuran dll. Sapuh leger adalah satu ritual yang wajib dilakukan sesuai kepercayaan kita. Tujuan upacara sapuh leger, untuk membersihkan umat dari leteh atau kekotoran, dan memberikan energi positif, agar umat

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

3

Eka Wiryastuti

Menabung Karma menjadi damai, berbakti sehingga tidak diganggu urusan niskala. Selain itu, kata dia, ia senang menabung karma, senang berbuat, dan berusaha mengisi waktu dengan kegiatan berbagi dengan masyarakat. PEMIMPIN CARI SOLUSI Ia menambahkan, menekuni sisi spiritual bukan sesuatu yang salah. Di setiap agama juga mengajarkan menyakini apa yang kita yakini dan menjalankan ibadah kita dengan baik dan berguna bagi umat. Karena tujuan beragama adalah menjadi orang baik. “Bagi saya, sisi spiritual merupakan fondasi untuk membuat kita lebih kuat dan lebih yakin pada diri kita. Spiritual sangat membantu saya dan banyak kecerdasan yang saya dapatkan dari spiritual, banyak penyelamatan dari spiritual misalnya, di saat saya buntu tidak mendapatkan solusi, alam selalu membantu. Spritual itu seperti jalan untuk menabung kebaikan. Dengan menabung kebaikan hidup kita lebih sempurna dan hidup kita lebih bahagia. Rasa syukur saya sangat tinggi,” ucapnya. Kalau kata orang, surga itu indah. Tapi menurut Eka Wiryastuti, hidup ini indah. “Setiap saya berguna bagi orang lain seperti “kecanduan”. Setiap saya bantu, ada orang yang merasa senang, saya merasa ada kepuasan batin. Saya seperti dibuatkan peta, seperti dituntut menjadi lebih ringan, tidak terobsesi, mulat sarira, saya selalu menjadi orang ikhlas dan tulus, tidak pernah nuntut

Bupati Eka Wiryastuti bersama para undangan

damai dan pikiran positif. Menurut Eka Wiryastuti, untuk mewujudkan ajeg Bali, tidak hanya dari budaya, tapi juga manusianya harus bersih lahir batin dan damai. Ia menekankan, selalu mengingat ajaran Tat Twam Asi. Aku adalah kamu, kamu adalah aku. Saya jelek kamu juga jelek. Kamu jelek saya juga

Bupati Eka Wiryastuti bersama undangan melakukan persembahyangan di Pura Pekendungan Tanah Lot

tidak pernah mengeluh dan selalu bersyukur. Kalau sudah bersyukur itu adalah orang yang bahagia. Tidak bisa bersyukur pasti tidak bahagia. Makanya saya orang yang tidak punya target. Berbuat saja, saya tak pernah komplain, saya cari solusi. Karena pemimpin itu cari solusi bukan komplain, kalau komplain bukan pemimpin,” kata Eka Wiryastuti. Ia menegaskan, jabatan digunakan untuk membantu orang lain. Sejatinya kegiatan yadnya harus dilakukan setiap pemimpin di Bali. Dengan pembersihan ini, masyarakat menjadi lebih

Ribuan peserta “Mabayuh Oton dan Sapuh Leger” memadati areal Pura Pekendungan

angka taksu atau kasih dan kekuatan (dewata nawasanga),” katanya. CSR juga dilakukan Eka Wiryastuti di luar Bali, seperti, membangun penyengker di Pura Alas Purwo Jawa Timur, membangun piyasan di petilasan Majapahit Mojokerto. “Saya sekarang memang urusannya lebih banyak niskala, tapi yang bisa meno-

desa adatnya yang bicara. Waktu terjadi bencana, saya sempat ke sana ikut memberi sumbangan. Saat itulah mereka menyampaikan bahwa mereka belum pernah mematah. Mereka bilang, saya lihat ibu jadi sangging, kami di Songan belum pernah metatah termasuk bendesa adat,” kata Eka Wiryastuti. Menurut Eka Wiryastuti, alasan mereka belum metatah, karena faktor ekonomi, dan sosialisasi metatah juga belum mengerti. Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wirya­ tama menilai, kegiatan mabayuh oton dan sapuh leger yang dilakukan Bupati Tabanan sangat positif terlebih lagi dilakukan dengan gotong royong. “Kalau dilakukan secara pribadi tentu akan memakan biaya yang besar,

Dr. Jero Mangku Made Subagia sedang bercakap-cakap dengan Bupati Eka Wiryastuti

jelek. “Saya tak mau menyakiti orang, walaupun banyak orang sakiti saya. Saya tidak balas, kalau saya nyakiti orang lain artinya saya mengotori aura saya sendiri, Saya tidak mau,” kata Eka Wiryastuti. Selama ini ia sudah banyak membantu seperti tukang suun, dan yang lain, pemangku juga perlu dibantu. Apalagi ia sudah dua kali menjabat. “Tanggal 7 Agustus, saya akan memberikan asuransi kepada 999 mangku Pura Khayangan Tiga. Tabanan memiliki 333 desa adat, karena mangkunya tiga jadi dikalikan 3, total jadinya 999,

long banyak orang,” kata Eka Wiryastuti. Ke depannya, kegiatan ini akan terus dilakukan bersama Yayasan Siwa Murti Bali. Bahkan, dalam waktu dekat, pihaknya berencana akan melakukan upacara matatah massal di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Hal ini dilakukan karena sebanyak 3000 warga di sana belum metatah. “Ini merupakan permintaan dari warga Songan sendiri. Ben-

Bupati Eka Wiryastuti disambut antusias masyarakat Tabanan

Nyoman Adi Wiryatama bersama Wisnu Bawa Temaja (kanan)

jadi akan ringan jika beban ditanggung umat bersama-sama,” kata Adi Wiryatama. Tanggapan positif juga disampaikan Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Provinsi Bali Wisnu Bawa Temaja. Ia mengatakan salut yang dilakukan Bupati Tabanan yang bekerja sama dengan Yayasan Siwa Murti Bali ini. Saya salut karena kegiatan ini ditujukan untuk seluruh umat Hindu. Tentu akan sangat membantu secara ekonomi. Dengan keyakinan dan ketulusan, upcara ini bisa berjalan dengan lancar,” ujarnya. -ast


4

Inspirasi

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Ali Masrum

Mandalika

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

21

Latih Mental Bisnis sejak Kecil Setiap orang bisa saja punya niat untuk terjun ke dunia bisnis. Tapi bagaimana dengan kesiapan mentalnya? Memiliki mental baja memang adalah syarat mutlak dan utama untuk bisa terjun ke dunia ini. Karena perjalanan bisnis tidak akan selalu mulus sesuai rencana. Karenanya mental kuat sangat dibutuhkan.

Ali Masrum

A

li Masrum, misalnya. Meski darah pedagang mengalir deras dalam tubuhnya, maklum bapak-ibunya adalah pebisnis, namun sejak usia dini ia telah melatih mentalnya. Maka tak heran ketika dia mendapat berbagai tantangan, jatuh-bangun bahkan sempat tertimpa ‘badai’, ia masih bisa eksis. Terus memperkuat sikap optimis dan pantang menyerah, itulah yang jadi prinsip Ali ketika menekuni bisnis. “Menekuni bisnis pasti banyak tantangannya. Banyak hal bisa terjadi yang kadang tidak sesuai harapan, tapi tidak boleh menyerah. Saya telah menekuni/mencoba banyak bisnis. Saya memulainya sejak SMP dan tetap bertahan sampai sekarang. Alhamdulilah,” ungkap Ali Masrum yang telah puluhan tahun menekuni bisnis kerajinan kayu jati. Namanya bisnis, lanjut ayah dua anak ini, ada naik-turunnya, macam-macam problemnya. Tapi kalau tetap tekun dan selalu optimis pasti bisa bertahan. “Seperti saya, wah kalau cerita, selama puluhan tahun selain kisah suka juga banyak kisah duka. Saya juga pernah mengalami ‘badai’ semua aset saya disita bank. Tapi saya pantang menyerah. Saya tetap tidak takut berbisnis. Saya punya banyak minat, banyak yang sudah saya coba. Ibaratnya dari 100 bisnis yang saya coba, pasti ada beberapa atau salah satu yang pas,” tutur sarjana hukum yang memilih menekuni bisnis ketimbang menjadi praktisi hukum. Ketika masih muda, kata Ali, minatnya pada bisnis sudah terlihat menonjol. Saat kelas 3 SMP misalnya, dia sudah berani berbisnis beras. “Dulu, ayah saya punya perusahaan penggilingan padi. Pada masa itu kan usaha pemotongan

padi, khususnya di daerah saya, Blora Jawa Tengah, masih langka. Nah saat saya SMP sudah cobacoba ikutan bisnis dengan membeli padi dari petani kemudian digiling dan itu terus berlanjut sampai saya SMA,” ungkapnya. Usaha tersebut terus berkembang, malah ketika SMA dia sudah berani menyewa menyewa 20 hektar sawah untuk kemudian ditanami berbagai macam tanaman. “Saat kelas 1 SMA saya sudah pegang perusahaan padi. Saat itu saya sudah bisa memperkirakan dari sekian hektar lahan padi berapa banyak padi bisa saya beli. Jadi saya sudah berani. Ya memang dalam berbisnis tidak selalu jalan saya mulus, ada juga masalahnya bahkan merugi, dll. Tapi saya tetap saja. Jiwa saya sudah di sini,” ungkapnya. Menyinggung tentang pendidikannya yang berlatar belakang sarjana hukum, Ali yang saat itu didampingi istrinya Sofi Rafi’ah menyebut, bukan hal yang istimewa. Keinginan kadang berubah-ubah, itu hal yang biasa. “Saat saya belia, saya ingin jadi dokter. Kemudian ketika sedikit besar, ingin jadi tentara. Ketika lulus SMA, saya tertarik mempelajari bidang hukum, makanya saya kuliah di fakultas hukum. Kemudian saya tertarik masuk IAIN (Institut Agama Islam Negeri). Namun pada akhirnya ketertarikan saya lebih kepada bisnis dimana akhirnya selulusnya dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, saya pun terjun ke bisnis. Itu sekitar tahun 1990,” tuturnya. Tahun 1994, lanjutnya, adalah pertamakali dia ‘bersentuhan’ dengan bisnis kerajinan kayu jati. Awalnya, kata Ali, dia ditawari temannya untuk membuka cabang di Jakarta. Tawaran itu lantas diterimanya, apalagi sang teman membantu dengan men-support modal. “Jadi awalnya produk-produk kerajinan kayu jati itu saya beli di sentra

kerajinan di Blora, kemudian saya jual ke Jakarta. Sasaran saya adalah kalangan menengah-atas. Gerai pertama saya adalah di Pasar Raya, kemudian berkembang ke mal Sarinah Jl Thamrin,” katanya. Ternyata respon masyarakat terhadap kerajinan kayu jati luar biasa. Khususnya, kalangan menengah-atas dan ekpatriat yang

sangat suka sekali dengan kerajinan jati Indonesia. Jadilah usahanya berkembang pesat. Pada masa itu tahun 1994, modal Rp5 juta dengan cepat berkembang menjadi Rp16 juta. “Bagi saya itu kemajuan signifikan. Saya pun lantas menambah gerai di sejumlah mall di Jakarta seperti Kelapa Gading, Pluit, Blok M, dll. Saya rajin pameran. Pelanggan dari ekpatriat adalah terbanyak, banyak hotel juga memesan produk dari saya,” katanya. SAAT KRISMON BISNISNYA BOOMING Ketika krisis moneter melanda negeri, katanya, kondisi bisnisnya justru tengah menjulang. Kondisi perekonomian kala itu sangat terguncang, tapi bisnisnya justru booming. “Iya saat Krismon saya justru sedang booming-boomingnya. Kenapa? Itu karena pelanggan saya terbanyak adalah kalangan ekpatriat seperti Korea, Jepang, Thailand, dll. Saat itu semuanya, baik toko, pameran, maupun bisnis retail juga ekspor semua jalan bagus,” ujarnya. Padahal, tambahnya, kala itu bisnisnya bukannya tidak ada saingan. Justru banyak sekali ‘pemain’ yang juga menekuni bisnis kerajinan kayu jati. Hanya saja, banyak yang menyukai produknya karena finishingnya yang halus. “Yang jadi andalan produk saya selain kualitas adalah finishing produk. Itulah

makanya produk saya terlihat berbeda. Jadi begini, saya membeli produk mentah dari sentranya, kemudian saya perkuat dengan finishing yang bagus.” “Karena, terus terang saja, kalangan mapan suka sesuatu yang perfect. Itu semua saya kerjakan sendiri. Finishing itu saya belajar dari pengalaman puluhan tahun menggeluti bisnis ini, akhirnya ketemu formulanya. Meski ini kerajinan tapi saya menggunakan finishing mebel, makanya tampak beda,” ungkapnya.

Bisnis yang berkembang juga membuka kesempatannya untuk memulai mendesain sendiri sejumlah produknya. “Kebahagiaan terbesar, kepuasan tak terkira ketika produk desain kita digemari konsumen. Jadi saya membuat beberapa desain, tidak semua. Alhamdulilah banyak yang suka,” katanya. Berbicara tentang persaingan, salah satunya dengan pencurian desain, ternyata Ali telah beberapa kali mengalaminya. Tapi itu tidak membuatnya kapok, dia tetap tak sungkan memamerkan produk desain terbarunya. “Wah kalau soal pencurian desain, sering. Ada saja cara mereka. Misalnya, suatu ketika ada orang datang ke saya minta dibuatkan desain meja dengan ukiran, dia memberi foto

kemudian minta saya mendesain ulang. Saya buat desain itu sampai tiga hari tidak tidur. Setelah desain saya dibawa, tak terdengar lagi kabarnya. Ternyata orang itu mengambil desain saya dan memesan pada orang lain. Wahhh! Tapi begitulah, saya bisa apa. Ya sudah, saya alhamdulilah saja. Rejeki tak lari kemana. Ada juga yang minta saya bikin desain, tapi kemudian tidak diambil. Akhirnya saya produksi sendiri, dan ternyata laris manis,” ungkapnya. Jadi, kata Ali lagi, menyikapi berbagai permasalahan termasuk soal pencurian desain atau sikapsikap curang orang lain, dirinya tak mau terlalu memusingkan. “Saya santai saja, biar saja. Rejeki sudah diatur Yang Di Atas,” katanya. Bicara tentang kelesuan bisnis seiring dengan lemahnya perekonomian dalam negeri, Ali mengaku bisnisnya pun ikut terdampak, bahkan gejala itu sudah dirasakannya sejak 2012. “Yang namanya bisnis pasti up-down. Sudah biasa. Asal bisa bertahan saja sudah bagus. Yang penting kita jangan menyerah, tetap optimis dan mencari strategi bagaimana meningkatkan penjualan produk,” kata Ali. Dulu misalnya, karena pemesanan dari pabrik cukup tinggi, ia menerapkan sasaran 50% pabrik 50% retail. Namun ketika perekonomian lesu, pemesanan dari pabrik-pabrik menurun drastis. “Akhirnya saya banting setir. Sekarang saya fokus di retail dengan memperbanyak jumlah gerai di berbagai daerah. Ternyata strategi ini cukup manjur karena penjualan ikut terdongkrak,” ungkap Ali yang sebentar lagi akan membuka dua gerai di Bandung, Jawa Barat. Dia berharap perekonomian segera pulih sehingga para pengusaha, khususnya UKM seperti dirinya, bisa tetap bertahan. “Di usia sekarang saya tidak punya niat untuk pindah ke bisnis lain. Asal usaha ini bisa berjalan stabil saja sudah bagus, kok,” kata anak kesembilan dari 11 bersaudara ini. (Diana Runtu)

Muh. Amin bersama dengan para atlet kempo usia pelajar

Para atlit diminta untuk berkompetisi secara sehat, tanpa narkoba

NTB Giatkan Peningkatan Prestasi Olah Raga Peningkatan prestasi olah raga khususnya bidang bela diri, kini tengah giat dilakukan di Nusa Tenggara Barat. Selain ­terus meningkatkan aktivitas pelatihan juga ­diselenggarakan berbagai even kejuaraan yang dapat menstimulasi ­peningkatan prestasi para atlit.

K

ejuaraan Taekwondo Gubernur NTB Cup tahun 2017 yang digelar di NTB pada bulan Juli 2017 ini, menjadi salah satu even untuk menggairahkan para atlet dalam meraih prestasi. Secara khusus,

Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, S.H., M.Si., berharap agar para atlet Taekwondo Provinsi NTB hendaknya terus menumbuhkan semangat dan mental juara untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. Sebab, dengan dimilikinya mental juara maka Wakil Gubernur NTB ketika membuka kejuaraan Taekwondo Gubernur NTB Cup 2017, di GPO Youth Center, Kota Mataram

Kejuaraan Taekwondo Gubernur NTB Cup tahun 2017

para atlet akan terpacu untuk terus berlatih dengan serius dan disiplin memupuk ketangguhan mental dan fisik untuk menghadapi event-event kejuaraan, dari tingkat daerah hingga internasional. “Selain itu yang paling penting adalah menghindari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat, salah satunya penggunaan obat-obat terlarang dan minuman keras,” ungkap Muh. Amin, ketika membuka kejuaraan Taekwondo Gubernur NTB Cup 2017, di GPO Youth Center, Kota Mataram, Jumat (28/7).

Tidak kurang dari 252 atlet se-NTB hadir dalam kegiatan pembukaan kejuaraan ini. Ini memberi keyakinan pada Wakil Gubernur NTB bahwa Altet Taekwondo NTB akan tampil dengan prestasi yang membanggakan asalkan dilakukan dengan sungguh-sungguh, bersinergi, serta kerjasama yang baik. “Sebab kita punya potensi besar untuk itu. Tinggal dipupuk dan kembangkan lebih optimal,” ujarnya. Pelaksanaan kejuaraan sebagaimana kejuaraan taekwondo Gubernur NTB Cup ini, akan memberikan manfaat yang cukup

signifikan bagi kemajuan dunia olahraga NTB ke depan, khususnya taekwondo. “Di antara kalian akan lahir atlet-atlet yang hebat, yang handal dan akan menjadi kebanggaan NTB, sekolah, guru, dan orang tua. Persoalan prestasi tergantung dari kita, asal ditekuni dengan benar maka Insyallah prestasi bisa diraih,” lanjutnya. Ketua PENGPROV. TI NTB, H. Lalu Wirahman mengatakan, kejuaraan taekwondo ini merupakan Gubernur Cup pertama yang diselenggarakan di NTB dimana pesertanya terdiri dari para pelajar. Taekwondo menjadi olahraga favorit di Indonesia, serta termasuk kategori event yang paling banyak diminati, karena merupakan cabang beladiri yang sekaligus mampu membentuk jiwa raga yang sehat dan kuat. Dijelaskan pula bahwa Kejuaraan taekwondo Gubernur Cup NTB ini juga merupakan media untuk menjaring atlet-atlet yang potensial untuk berprestasi di tingkat nasional dan Internasional. “Semoga taekwondo di NTB mendapat dukungan terus dari pemerintah, stakeholder, dan keluarga. Kejuaraan ini rencananya akan dilaksanakan secara berkesinambungan,” ujar H. L. Wirman. (Naniek I. Taufan)

NTB Menuju PON XX Dalam meningkatkan kemampuan fisik dan mental menuju PON XX mendatang, Pemerintah Provinsi NTB terus memotivasi para atlet Kempo NTB agar semakin giat berlatih, mengasah diri dan kemampuannya. Saat membuka Ghasuku Nasional Wilayah IV, Jatim, Bali, NTB dan NTT, Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (PERKEMI), di Aula Rinjani BPSDM Provinsi NTB, pada hari Jumat lalu, Wakil Gubernur NTB, meminta para Shorinji untuk terus memantapkan teknik kempo dengan senantiasa ikut dalam setiap event kompetisi sebagai ajang mengasah kemampuan dan skill bertanding, sehingga pada ajang

PON nantinya dapat mengharumkan nama daerah dengan prestasi gemilang. Ketua Panitia PERKEMI Ibnu Salim, S.H., M.Si., mengungkapkan bahwa tahun ini NTB kembali ditunjuk sebagai tuan rumah untuk keempat kalinya. Kepada ratusan Shorinji yang hadir Amin yang didampingi Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, S.H., M.Si didampingi, Ketua PERKEMI NTB Ibnu Salim, SH., M.Si, Ketua KONI NTB, Andy Hadiyanto, Kepala Dispora NTB, Hj. Husnidiaty Nurdin dan Waka Polres Mataram, berharap agar seluruh atlet kempo untuk terus berlatih dengan keras agar dapat memberikan prestasi yang

terbaik bagi NTB seperti juga cabang olah raga lainnya. Dan untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah daerah akan memberikan dukungan seperti pembenahan tempat latihan dan peningkatan sarana prasarana latihan. Seperti halnya kepada atlet taekwondo, kepada para atlet kempo juga Amin meminta dengan tegas untuk menghindari prilaku-prilaku yang tidak baik, seperti penggunaan obat-obat terlarang, narkoba, rokok dan sejenisnya, karena itu akan mengurangai kekuatan fisik para atlet. “Berkompetisilah dengan sehat, tanpa narkoba, raihlah prestasi dengan sehat untuk kebanggaan

Kontingen taekwondo dari berbagai kabupaten dan kota di NTB yang mengikuti kejuaraanTaekwondo Gubernur NTB Cup tahun 2017

daerah dan bangsa,” harapnya. Ghasuku Nasional Wilayah IV kali ini dihajatkan untuk ujian kenaikan tingkat sebanyak 200 Shorinji. Selain itu, juga sebagai ajang untuk silaturrahmi bagi para

Shorinji Wilayah IV yakni Jatim, Bali, NTB dan NTT. “ Ini merupakan sarana memotivasi para atlet, sekaligus ajang memantapkan teknik bertarung,” kata Ibnu Salim. (Naniek I. Taufan)


20

Kemajuan yang dicapai dalam sektor lain tidak ada artinya bila program pengendalian penduduk tidak dilakukan dengan baik. Demikian diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN NTB Dr. Lalu Makripudin, M.Si., pada kegiatan penandatanganan berita acara serah terima Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)/Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang dirangkaikan dengan review program KKBPK Semester I Tahun 2017, beberapa waktu lalu di Mataram.

P

Nine

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

rogram Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga pada dasarnya diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu oleh Pemerintah (BKKBN) dan Pemerintah Daerah (SKPD KB) dengan melibatkan peran serta masyarakat, dan keluarga. Secara koordinatif, juga melibatkan lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, dan pihak swasta. Peran PKB/PLKB sebagai komponen pemerintah, beserta masyarakat dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan keluarga berencana dan pembinaan kepesertaan keluarga berencana. Pembinaan keluarga dilaksanakan dalam rangka mendukung pengembangan kualitas keluarga dan pelaksanaan 8 (delapan) fungsi keluarga melalui, Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE); penyediaan sarana dan prasarana dan upaya pembinaan lainnya. Karena itulah tugas penyuluhan yang dilakukan oleh para Petugas Lapangan Keluarga Berencana sangat penting untuk mencapai standar pembinaan tersebut. Karenanya, pada kegiatan yang sama Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, S.H., M. Si. meminta seluruh tenaga penyuluh dan petugas lapangan Keluarga Berencana untuk memberikan pengabdian dan kinerja terbaik untuk masyarakat dan daerah. “Apapun

Inspirasi

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

5

PKB/PLKB Ujung Tombak Beri Dukungan Lagu Anak-anak Program KKBPK

status kepegawaiannya yang terpenting adalah pengabdiannya,” ujar Amin. Pengalihan status kepegawaian tenaga PKB/PLKB menjadi pegawai pusat tersebut, seiring dengan berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2014, yang menegaskan bahwa para penyuluh menjadi urusan pemerintah pusat bukan lagi diurus oleh pemerintah daerah. Pelaksanaan penandatanganan berita acara serah terima personel dan dokumen PKB/PLKB ini, menandakan secara resmi semua tenaga PKB/PLKB di Provinsi NTB

Triana Wulanndari (paling kanan) bersama rekan-rekannya penuyuluh KB di UPT DP3AP2KB Kecamatan Bolo Bima saat mengisi kelengkapan data pelayanan Akseptor KB

telah beralih status dari pegawai daerah menjadi pegawai pusat. “Saya harap agar urusan-urusan kepegawaian lainnya termasuk penggajian dan hak-hak kepegawaian dalam masa peralihan bagi PKB/ PLKB, dapat segera dilaksanakan, sebab ini dapat menunjang kinerja petugas,” ungkap Amin. Tercatat jumlah penyuluh KB yang akan dialihkan statusnya untuk NTB sebanyak 458 orang. Sementera itu Kota Mataram sebanyak 27 orang, Lombok Barat 57 orang, Lombok Tengah 52 orang, Lombok Timur 138 orang,

Seluruh pegawai PKB PLKB di Provinsi NTB telah beralih status dari pegawai daerah menjadi pegawai pusat

Penandatanganan berita acara serah terima Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang dirangkaikan dengan review program KKBPK Semester I Tahun 2017

Lombok Utara 7 orang, Sumbawa Barat 19 orang, Sumbawa 54 orang, Dompu 20 orang, Bima 61 orang dan Kota Bima 23 orang. Posisi, peran dan fungsi PKB/PLKB sebagai lini terdepan dalam mengawal momentum kebangkitan kembali majunya program KKBPK adalah sangat menentukan, terutama dalam menghadapi tuntutan program yang terus berubah. Tuntutan program yang terus bergerak dengan cepat, sehingga berbagai masalah yang dihadapi PKB/PLKB ikut pula mengalami perubahan dengan cepat. Implikasinya, tidak semua masalah dapat lagi dipecahkan dengan cara dan pola pikir konvensional, yang telah menjadi “mindset” selama ini, tetapi pola pikir dan prilaku PKB/PLKB juga harus diubah dan dikembangkan seirama dengan perubahan tuntutan program dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Melalui alih kelola PKB/PLKB, pemerintah menaruh harapan besar di pundak para PKB/PLKB yang menjadi ujung tombak Program KKBPK di tingkat lapangan. Karena itu, kontribusi dan peran PKB/PLKB penting bagi keberhasilan Program KKBPK dalam upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Pada kesempatan itu Wakil Gubernur NTB juga menegaskan komitmen Pemerintah NTB yang sedang fokus pada pendidikan pranikah sebagai upaya struktural dan edukasi menuju pendewasaan usia pernikahan yang harus menjadi perhatian bersama. “Salah satu bentuk upayanya adalah dengan dikeluarkannya surat Edaran Gubernur untuk menghimbau masyarakat atau remaja agar menikah di atas usia 21 tahun. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak guna menurunkan kasus KDRT yang biasa berakhir perceraian. Karena itu, ia menyarankan agar dalam mengatasi masalah kependudukan yang tidak bisa dilaksanakan sendiri sendiri melaink-

an membutuhkan banyak elemen lainnya tidak hanya pemerintah tetapi juga organisasi-organisasi wanita, LSM dan lainnya. Momentum pengalihan status ini diharapkan dapat menjadi ‘trigger’ untuk mensukseskan program KKBPK di daerah guna mewujudkan generasi emas NTB 2025 yang berbudaya dan berdaya saing. Penandatanganan ini dilakukan oleh Bupati/Walikota dan Kepala BKKBN, serta disaksikan oleh Kepala Kejaksaan Negeri dan Ketua DPRD NTB. Selain itu hadir pula Deputi Keluaga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dr. Ir. Dwi Listiawardani, Kepala BKN RI Ahmad Yusad. Para petugas lapangan KB ini menjadi ujung tombak pelaksana di lapangan memiliki salah satu tugas pendataan yang harus dilakukan secara akurat (tidak boleh salah). “Kalau kami salah mengisi data, maka tentu akan berakibat kesalahan beruntun, misalnya dalam hal penghitungan jumlah penduduk,” ujar Triana Wulandari, salah seorang PKB di Kabupaten Bima. Jika ada data yang salah, maka tidak akan terbaca oleh aplikasi pendataan yang sudah ada. Kelihatannya pekerjaan yang dilakukan para petugas ini sepele, padahal ini adalah salah satu pekerjaan yang langsung berkontribusi terhadap data penduduk secara nasional. Karena itulah setiap petugas harus teliti dalam bekerja. Para Petugas Lapangan KB ini mengawal para kader KB dalam melakukan pendataan ke-

luarga yang terdiri dari antara lain, masalah KB, pasangan usia subur, keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera, klasifikasi usia mulai dari balita, remaja, lansia dan lainnya. Untuk tetap menjaga kestabilan jumlah pertambahan penduduk atau agar tidak terjadi ledakan jumlah penduduk yang berlebihan sehingga tidak terkendali, membuat pemerintah khususnya yang menangani bidang Keluarga Berencana, terus gencar mengkampanyekan program KB. Kader-kader KB hingga di desa-desa bahkan door to door mendatangi ibu-ibu untuk mensosialisasikan KB secara aktif. Selain bersoalisasi tentang KB, pelayanan pemasangan alat kontrasespsi secara gratis dilakukan dengan berbagai cara seperti, pelayanan keliling ke Posyandu, atau bertepatan dengan momentum-momentum seperti HKG-PKK (Hari Kesatuan Gerak PKK), BBGRM (Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat) dan lain-lain. PLKB/PKB dan kaderkader inilah yang menjadi kunci sukses pendataan keluarga ini. PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana)/PKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) dibantu oleh kader di lapangan yang diambil dari orang yang mau menjadi sukarelawan yang kebanyakan perempuan. Para PLKB yang membina dan mengontrol para kader. PLKB/PKB bertugas menggerakkan untuk mengarahkan masyarakat agar mau ber-KB. Para PLKB/PKB inilah yang aktif mengontrol dan mendata peserta KB dari kegiatan yang dilakukan kader di desa-desa. Aktifnya para PLKB akan berimplikasi langsung pada tingkat keberhasilan KB di lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mitra kerja, seperti, bidang desa, Kepala Desa (sebagai Pembantu Pelaksana KB desa ), para kepala dusun sebagai Sub PPKBD, tokoh masyarakat, tokoh agama, babinsa, terutama kader KB. “Para mitra ini sangat sangat membantu dalam menyukseskan program KB ini,” kata Ana. (Naniek I. Taufan)

Para Penyuluh KKBPK yang menjadi ujung tombak di lapangan

Chicha Koeswoyo

Apakah Anda mengenal Mirza Riadiani Kesuma? Pasti banyak yang menggeleng, lantas balik bertanya siapa dia? Tapi jika ditanya apakah mengenal Chicha Koeswoyo, pasti masyarakat umumnya akan bilang kenal. Khususnya mereka yang generasi 70-80 an. Mirza Riadiani Kesuma alias Chicha Koeswoyo penyanyi cilik amat populer pada masa itu, telah puluhan tahun menghilang dari belantika tarik suara.

K

abar dirinya pun nyaris tak terdengar. Begitu juga penampakannya di media sangat minim sekali. Chicha menghilang dari industri hiburan Tanah Air, berbeda dengan sebagian rekan seangkatannya yang masih sesekali muncul di dunia hiburan. Nah, dalam beberapa bulan terakhir, wajah cantik wanita kelahiran 1 Mei 1968 ini mulai masuk kembali ke ‘orbit’ dunia hiburan Tanah Air. Usut punya usut, ternyata Chicha memang berniat kembali ke dunia musik bahkan dia telah meluncurkan single pertamanya berjudul ‘Look at Me’ gubahan Roedyano Wasito, bassis grub band Emerald. “Iya udah kangen..kangen banget. Kebetulan juga aku disupport anak-anak aku juga suami. Katanya, ya udah kalau memang itu your passion, happy, go ahead,” ungkap Chicha dengan wajah semringah. Lagi pula, ungkap Chicha, Rudy sebenarnya sudah lama mengajaknya kembali ke dunia tarik suara, namun waktu itu hatinya belum tergerak. Namun ketika tahun lalu Rudy mengirim email sebuah lagu, hatinya pun langsung jatuh cinta “Dia yang ciptain, dia bilang kalau suka lagu itu ‘monggo’. Ternyata aku suka sekali,” ungkap anak sulung Nomo Koeswoyo ini. Hadirnya lagu itu di belantika musik Indonesia seolah mendai

kembalinya seorang bintang cilik yang begitu terkenal dengan lagunya ‘Helli’. Anda tentu belum lupa dengan lagu itu. “Aku punya anjing kecil. Kuberi nama Helli. Helli... guk..guk..guk..kemari guk-guk guk. Ayo lari-lari”.Lagu cilik lawas yang telah berumur 42 tahun itu, Kamis (27/7) lalu didendangkan Chicha kembali dalam acara Penganugerahan 20 Lagu Anak Dendang Kencana 2017 di Bentara Budaya Jakarta. Nyatanya, bukan hanya Chicha yang menyanyi, hampir sebagian besar hadirin pun ikut berdendang lagu itu. Ternyata masih banyak yang mengingat syair lagunya dengan jelas. Sekadar mengingatkan kembali, Chicha memulai kariernya di dunia hiburan saat berusia 7 tahun. Awalnya karena dia sering ikut sang ayah, Nomo Koeswoyo ke studio rekaman. Dari sana suaranya mulai direkam untuk iklan pasta gigi ‘Delident’. Mendengar suara Chicha, pihak Studi Yukawi mendesak Nomo untuk merekam album lagu anak-anak yang dinyanyikan oleh Chicha. Dari sanalah meluncur lagu ‘Helli’, anjing peking kesayangan keluarga Nomo Koeswoyo, musikus dari Grup Koes Bersaudara. Lagu itu pun lantas menjadi hits, album perdana Chicha yang berisi 11 lagu pun laris manis. Setelah album perdana, album lainnya milik Chicha menjadi buruan anak-anak Indonesia. Set-

Chi cha

elah Chicha, baru bermunculan lah penyanyi-penyi cilik lainnya seperti Adi Bing Slamet, Yoan Tanamal, Ira Maya Sopha, Dina Mariana, dll. Boleh dibilang pada era itu adalah masa keemasan lagu anak-anak. Tahun 1983, Chicha masih sempat mengeluarkan sebuah album. Saat itu ia berusia 15 tahun. Lagu-lagu dalam album yang musiknya digarap Chandra Darusman ini sempat hits itu seperti ‘Rinduku’, ‘Bersamanya’, ‘Adikku’. Dari dunia tarik suara, Chicha pun merambah ke dunia film. Sejumlah film menampilkannya, baik saat ia masih kecil maupun ketika remaja. Di antaranya yang terkenal adalah film berjudul ‘Chicha’ dimana dia tampil bersama Adi Bing Slamet, serta filmnya saat remaja, ‘Gejolak Kawula Muda’ dan ‘Idola Remaja’. Film-filmnya pada masa itu boleh dibilang laris manis dipasaran. Berada di puncak popularitas, Chicha pun meninggalkan semuanya dan menekuni pendidikan. Dia kuliah di Stanford College di Australia, kemudian melanjutkan ke sekolah yang sama di Singapura. Sekembalinya ke Jakarta, Chicha meneruskan pendidikannya di John Robert

Koesw oyo

Powers Jakarta mengambil bidang Publik Relation. Sejak itu namanya perlahan tenggelam karena dia sendiri selain sibuk bekerja juga fokus mengurus rumah tangganya. Maka kiriman demo dari Roedy yang notabene adalah suami dari sepupu Chicha, Ken—anak Tonny Koeswoyo—pun seperti sebuah momentum kembalinya Chicha ke dunia hiburan. DUKUNGAN KELUARGA DAN ISU MASA KECIL Apalagi bukan hanya Roedy dan sepupunya yang mendorong-dorongnya untuk kembali, tapi juga dua anak dan suaminya pun ikut mendorong sejak lama. Hanya saja, kata Chicha, ketika itu hatinya belum ingin. “Sekarang anak-anak kan sudah besar. Jadi, ya, sekarang atau tidak sama sekali,” ucap Chicha sambil tertawa. Menurut Chicha, ada banyak cerita berkesan yang masih diingatnya tentang masa kecilnya di antaranya tentang kedekatannya dengan sang ayah, juga cerita tentang ayahnya, Nomo Koeswoyo yang sempat diisukan mengeksploitasi anak sendiri untuk menjadi penyanyi cilik. “Dulu itu papa sempat diboikot karena dianggap mengeksploitasi aku. Padahal aku enjoy saja, fun-fun aja jadi penyanyi cilik. Enggak dipaksa atau apapun,” ungkapnya. Sosok ayahnya yang kini telah almarhum, menurut Chicha adalah orang yang sangat mendukung minat anak-anaknya dalam bidang apapun, termasuk dalam hal menyanyi. “Jadi bukan dipaksa-paksa, tapi aku memang suka. Malah dulu itu, kalau aku masih main tapi sudah waktunya latihan menyanyi, papa biarin aku tetap main. Tidak ada tuh paksa-paksa harus latihan. Nanti aku selesai main, baru latihan. Jadi santai saja. Makanya aku heran kok ada orang yang menuding papa begitu,” jelas Chicha. Untuk mendukungnya dalam karier menyanyi, sang ayah membuatkan banyak lagu anakanak. Boleh dibilang hampir semua lagu-lagu yang dinyanyikannya adalah karya sang ayah.

Ini, kata Chicha bukan hanya disyukurinya tapi juga membanggakannya. “Lagu-lagu papa adalah menggambarkan keseharian kegiatan aku. Yang main sama helli, menyiram tanaman, dll,” katanya. Kehadiran Chicha di acara Penganugerahan 20 Lagu Anak Dendang Kencana 2017, pekan lalu, merupakan salah satu bentuk dukungannya pada lagu anak-anak. Chicha, seperti halnya banyak mantan penyanyi cilik lainnya, juga turut prihatin soal minimnya lagu anak-anak pada masa sekarang ini. Akibatnya, anak-anak menyanyikan lagu-lagu dewasa ataupun lagu yang bukan untuk usia mereka. Menurutnya, tanggung jawab menghadirkan kembali lagu anak-anak merupakan tanggung jawab bersama siapapun yang peduli akan musik anak-anak. Membudayakan kembali lagu anak sudah harus dilakukan. Itu memang tidak mudah. Karenanya harus dipikirkan bagaimana caranya agar anak-anak menyanyikan lagu anak, mereka tumbuh dengan lagu anak-anak seperti pada masanya dulu. Tidak mudah. Karena jaman sudah berubah. Media informasi yang berkembang pesat, seakan membuat anak-anak kebingungan mencari lagu yang sesuai dengan umurnya. Kan sekarang ada banyak informasi yang masuk dan itu sangat mempengaruhi. “Sekarang media sangat banyak. Ada banyak pilihan bukan hanya TV. Ada youtube, dll. Sedangkan dulu jaman aku kan enggak, cuma ada TVRI,” ungkapnya. Selain berbagai pihak, harapan Chicha juga ditujukan pada pemerintah. Jaman memang sudah berubah, teknologi informasi berkembang pesat, hendaknya pemerintah juga turun tangan membantu mengembalikan budaya lagu anak. Ini semua demi generasi masa depan bangsa. “Harapan aku back on the track. Anak-anak tidak ‘terkontaminasi’ lagu orang-orang dewasa atau malah menyanyikan lagu dewasa. Biarlah mereka tumbuh sewajarnya sebagai anak-anak,” katanya. (Diana Runtu)


6

Woman on Top

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Luh Eka Muras Julianingsih Prayanti

Maksimalkan Kesempatan Utsawa Dharma Gita (UDG) merupakan salah satu program pemberdayaan umat Hindu secara nasional dari Direktorat Jendral Bim­ bingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia. UDG Nasional ke-13 ini diselenggarakan di Sumatra Selatan dibuka Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin. UDG bertujuan untuk menggali potensi-potensi umat Hindu secara nasional baik dari akademik maupun non akademik untuk kemajuan umat hindu kedepan, oleh karenanya event UDG merupakan ajang yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Hindu nusantara.

K

esempatan ini rupanya juga dimanfaatkan sangat baik oleh Luh Eka Muras Julianingsih Prayanti, S.E.,S.Pd.H.,M.Pd.H,. Untuk keenam kalinya ia meraih juara nasional lomba dharma wacana dan penghafalan sloka. Perempuan kelahiran Praya, 22 Juli 1990 ini kembali meraih emas untuk NTB kategori dewasa putri cabang lomba dharma wacana bahasa Indonesia. Luh Eka menyampaikan bahwa tahun ini adalah kesempatan terakhir bisa mengikuti event nasional ini untuk mengharumkan nama kabupaten Lombok Tengah. “Ini Kesempatan terakhir dan harus saya manfaatkan sebaik-baiknya. Saya harap dengan ini apa yang diharapakan untuk kabupaten Lombok Tengah bisa tercapai,”jelasnya. Dara asli Buleleng ini mengaku ketertarikannya terhadap dharma wacana ketika melihat sang ayah yang sering tampil ke berbagai daerah dan sering masuk televisi untuk mengisi dharma wacana. “Saya sering lihat Bapak ke luar kota untuk dharma wacana, sering naik pesawat. Waktu kecil bisa lihat pesawat saja sudah senang apalagi bisa naik. Dari sanalah saya tertarik mengikuti jejak Bapak, kadang sama pasraman, kadang sendiri di depan cermin, atau dalam kamar mandi,” jelasnya. Putri pertama dari pasangan Dr. I Nyoman Murba Widana, S.Pd,.M.Ag dan Dra. Ni Nyoman Astuti ini pertama kali meraih juara pertama dalam ajang bergengsi sekelas Utsawa Dharma Gita sejak duduk di bangku SMP. Semenjak keberhasilannya itu, membuatnya lebih percaya diri dan memantapkan langkah kakinya menggeluti dunia keagamaan.

Lahir di tengah keluarga yang berpendidikan membuat Eka memiliki prinsip menimba ilmu setinggi-tingginya merupakan hal yang wajib bagi setiap kaum hawa. Terbukti diusianya yang masih sangat muda, istri dari Putu Arya Suarnata ini tengah mengikuti program Pascasarjana S3 di Universitas Hindu Indonesia Denpasar. Menurutnya, seorang perempuan wajib berpendidikan karena ilmu yang selama ini ia pelajari akan digunakan untuk mendidik buah hatinya kelak. Perempuan bertubuh mungil ini menjelaskan, ketekunannya dalam berlatih dan belajar selama ini menuai hasil yang memuaskan. Dirinya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk melanjutkan pendidikan sewaktu menempuh S1 dan S2. Beasiswa yang ia raih tentunya mampu meringankan beban orangtuanya. Hal yang paling berkesan dalam mengikuti UDG adalah ketika dirinya menjadi juara 1 nasional UDG yang diselenggarakan di Sulawesi Tenggara. Seluruh peserta yang menjadi juara 1 semua kategori diberikan kesempatan untuk bertemu Presiden Republik Indonesia di Istana Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono). “ini merupakan anugrah yang sangat luar biasa yang diberikan kepada semesta karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk sungkeman langsung dengan bapak Presiden-RI,” jelasnya. Menariknya, saat berdharma wacana, ada dua tema yang selalu ia bawakan yaitu cinta kasih dan keluarga. Hal ini tentu beralasan, sebab bagi Dosen Tidak Tetap (DTT) STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja ini orangtua adalah Tuhan yang nyata yang dapat dilihat mata. “Bagi saya orangtua adalah Tuhan nyata yang bisa saya lihat. Dari mereka saya bisa ada dan secara tidak langsung mereka menciptakan saya,” ungkapnya. Eka berpesan jadilah wanita yang memiliki kemampuan lebih sebagai calon ibu yang nantinya akan melahirkan generasi-generasi yang cerdas dan bermanfaat, ibarat pepatah mengatakan jadilah pelaku sejarah dalam kehidupan ini, jangan pernah mau menjadi penonton dan pendengar sejarah dalam hidup ini. “Semoga pencapaian saya selama ini mampu menginspirasi wanitawanita Hindu nusantara untuk mau memaksimalkan potensi dalam diri,”pungkasnya. (Wiwin Meliana)

“Layanan = Investasi ?” Salam Senyum… “Kriiiing... kriiing…” bunyi panggilan telepon berkali-kali terdengar di ruang jaga perawat sebuah Rumah Sakit. Beberapa perawat terlihat sibuk lalu lalang di lorong-lorong kamar perawatan pasien. Mungkin saya salah satu keluarga pasien yang memanggil perawat dengan pesawat telepon dari ruang pasien dan berkali-kali. “Suster, bisa dibantu... tolong turunkan tempat tidur pasiennya ya...” kemudian beberapa saat kembali lagi “Suster,.. ruangannya terlalu dingin, di mana remote AC nya” Berselang hanya beberapa menit, “Suster ... bagaimana ini infusnya kok tidak lancar mengalirnya”.... dan seterusnya... dan panggilan-panggilan lainnya. Ketika seorang perawat rumah sakit sibuk melayani panggilan-panggilan keluarga pasien, karena hal-hal yang tidak terlalu mendesak, di sanalah letak service/ layanan sebuah rumah sakit akan menurun nilainya. Kenapa? Selain berdampak pada kesibukan seorang perawat untuk menangani hal yang bisa ditangani oleh keluarga pasien, jangan-jangan malah pasien yang dalam kondisi memerlukan pelayanan yang lebih ekstra/serius bisa terbengkalai. Di era modern seperti ini, persaingan rumah sakit semakin ketat. Dimana-mana dibangun RS, bahkan beberapa RS sudah membuka cabang di kabupaten yang

dari statistik penduduknya lumayan padat. Peralatan yang canggih dan modern serta fasilitas kamar yang nyaman tentu menjadi pertimbangan para pasien untuk menentukan pilihannya. Tetapi, ketika fasilitas itu dapat dibeli dan dipenuhi oleh RS, apa kemudian yang menjadi pertimbangan pilihan para pasien? Tentu saja fasilitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang mempunyai kemampuan memadai untuk melakukan service/ layanan. Kita bisa lihat dari para front liner RS, sampai para perawat dan bidan/dokter yang menangani pasien. Mempunyai skill dan kompetensi yang di atas rata-rata untuk para perawat (karena paling banyak berinteraksi dengan pasien) membuat nilai jual RS menjadi lebih baik dibandingkan RS yang hanya mengandalkan kecanggihan alat-alat kedokteran yang modern. Kembali ke cerita awal di mana para penunggu pasien sering menelepon ruang jaga perawat untuk minta bantuan pertolongan. Sebenarnya ada hal-hal kecil yang semestinya bisa dilakukan oleh keluarga pasien. Ketika saya harus menunggu salah satu keluarga saya yang harus “ngamar” karena kondisi kesehatannya, saya bertemu dengan seorang perawat yang “cerewet”. Yaaa... saya bilang cerewet... bahkan super cerewet. Cerewet yang saya maksud adalah, dia menjelaskan dengan detail semua fasilitas yang ada di kamar perawatan pasien. Dari hal-hal yang teknis, seperti letak tombol lampu

penerangan, remote AC/TV, juga menerangkan tentang fasiltas kamar mandi, sampai cara menangani ketika tiba-tiba jalannya infus kurang baik dan lain sebagainya. Sebenarnya dampak dari seorang perawat “cerewet” yang mampu mengkomunikasikan hal-hal kecil yang bisa dilakukan tanpa bantuan perawat, akan berdampak baik bagi sebuah layanan. Terutama dampaknya adalah dari beban kerja yang ditanggung perawat. Dia akan lebih fokus untuk menangani para pasien yang memerlukan petolongan secara optimal. Pembaca setia Dhani’s Art in Service, sebagai seorang pelaku di dunia layanan, penjelasan secara detail sangat menentukan keberhasilan kita dalam melayani. Sering kita lihat seorang pelaku layanan menjelaskan hanya sebagian sebagian saja, atau bahkan hanya menunggu pelanggannya bertanya, baru kemudian dia menjawab pertanyaan itu. Gunanya pelaku layanan memberikan secara detail informasi kepada pelanggan adalah sebenarnya selain untuk kenyamanan pelanggan, juga berdampak baik bagi pelaku layanan itu sendiri. Kenapa dianggap berdampak baik bagi pelaku layanan? Tentunya dapat diambil manfaatnya, yaitu, beban kerja akan lebih mudah karena pelanggan paham terhadap apa yang bisa mereka lakukan sendiri. Kemudian berikutnya ketika kita sudah memberikan yang terbaik, maka pelanggan akan puas, dan itu bisa berdampak pada peningkatan karier dimana kita bekerja. Perusahaan akan melihat karyawannya yang dapat memuaskan pelanggan dengan baik. Dampak baik yang

ketiga adalah peluang penghasilan akan akan bertambah. Waaah ..kalau ini semua orang pasti mau ya...he..he..he...... Dampak baik selanjutnya, kita dapat terhindar dari peraturan hukum yang berlaku. Kalau seperti ini akan jelas, kita sebagai pelaku layanan dan pelanggan memunyai pemahaman yang sama. Di antaranya dari aspek-aspek perlindungan hukum yang menaungi pekerjaan kita sebagai pelaku layanan. Dampak baik selanjutnya adalah sebuah investasi yang nilainya sangat berharga. Banyak orang beranggapan bahwa investasi itu hanya dalam bentuk tabungan atau benda seperti tanah rumah dan sebagainya yang berwujud nyata. Sebenarnya satu lagi investasi kita di dunia ini adalah “layanan”. Dengan mempunyai perilaku sebagai pelayan yang benar-benar menjiwai dengan baik yaitu memadukan hati, pikiran dan tindakan, maka semboyan dari kalimat “Hidup untuk melayani” akan benar-benar menjadikan kita berinvestasi dalam kehidupan yang akan dapat kita tuai hasilnya pada kehidupan di dunia maupun di akhirat. (bersambung).. Materi ini terdapat dalam pelatihan yang saya beri judul “Serve With Love”. Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana ‘Serve With Love’ di perusahaan/instansi Bapak/Ibu? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak/Ibu perlukan. Salam3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Jalan-jalan ke Sidoarjo tak lengkap bila tak mampir ke Kafe Teras 818. Kafe yang cukup mentereng ini tergolong baru. Keberadaannya cukup meramaikan bisnis kuliner di kota udang. Khususnya di Bluru Permai yang sekarang berubah jadi sentra kuliner baru di kawasan Timur kota santri ini.

K

afe-kafe dan warung kopi (warkop) bermunculan, berbarengan dengan berkembangnya kawasan ini dengan banyaknya perumahan baru. Bahkan Kafe 818 berada di depan perumahan besar yang sedang dibangun untuk kalangan menengah atas. “Prospeknya bagus membuka kafe atau usaha kuliner di kawasan Bluru Permai ini. Akses jalan

Nongkrong di Kafe Teras 818 Sidoarjo utama kawasan timur ke tengah kota, yang dekat alun-alun,’’ kata Ny Ummu Kamilah, pemilik Ikan dan Ayam Bakar Bu Gatot di Kafe Teras 818, pekan lalu. Yang menarik, di kawasan ini sekarang juga banyak perumahan hingga ke lingkar timur. Banyak warga perumahan lewatnya di Bluru Permai untuk menuju tengah kota. Kafe 818 dilengkapi pujasera tempat 16 tenant yang berjualan berbagai macam makanan dan minuman. Misalnya stan TR 16 Bu Gatot milik Ny Ummu Kamilah, menjual ikan bakar, ayam bakar, bebek bakar, soto ayam Lamongan. Stan lainnya, menyediakan menu masakan khas Arab seperti nasi kebuli, kambing oven, sate kambing, dan lain lain. Ada juga hotplate, rawon, bakso, nasi bakar, mie klampis, dan lain-lain. Minumannya mulai aneka kopi. Mulai kopi Aceh Toraja Papua, wedang jahe, es cao, es jeruk. Kafe 818 lokasinya nyaman. Sebab tempat untuk

pelanggan sangat luas. Dilengkapi ruang khusus untuk acara rapat atau pertemuan, seperti acara ulang tahun, dll. “Banyak pelanggan bikin acara halal bihalal, ulang tahun, atau pertemuan anak-anak sekolah disini,” katanya. Investasi membangun gedung untuk kafe dan pujasera ini lumayan besar. Selain sangat luas agar pelanggan

Ali Masduki

Lebih Sulit Merawat Kamera Senyumnya innocent di balik lensa. Sesekali menggeser posisi tubuh untuk mendapat angle yang pas, tak jarang pula harus berlarian mengejar momen menangkap objek ciamik. Itulah kepuasan seorang fotografer. Bagi Ali Masduki, fotografi adalah surganya. Fotografer senior ini mengenal dunia lensa dan kamera sejak awal masuk kuliah 2013 silam. Berawal dari cobacoba, pria kelahiran Kediri, Jawa Timur tersebut mulai serius mendalami pada 2015. “Awalnya lihat fotografer itu keren, aku juga ingin nampak keren seperti mereka,” ujarnya memberi alasan kenapa bisa jatuh cinta pada profesi ini. Kebetulan seorang kawan seangkatan membeli kamera sendiri, dipakai bergantian menghabiskan satu roll film,

19

kala itu. Ali baru bisa membeli kamera 2015 lalu. Portrait kontradiksi perkotaan hingga keindahan alam pernah ia abadikan. Momen demi momen ternikmati. Tentu saja, ia telah menguasai segitiga eksposure, iso, diafragma dan shutter. Modal utama seorang fotografer andal. “Pertama pastinya penguasaan alat,” tambah Ali Masduki yang mengaku susah merawat kamera daripada cewek. “Bukan merawat saja ya, tapi bagaimana memperlakukannya. Antara cewek dan kamera ada kesamaan. Sama-sama dengan hati,” ucap pria phobia air yang doyan olahraga pencak silat itu sambil senyum tipis. Soal pengalaman seru saat hunting pernah ia rasakan. Termasuk dikejar orang gila. “Waktu itu hunting di Kawasan Gudang Garam

Kediri, kirain petani duduk di pematang sawah. Ternyata orang gila, aku dikejar dipukuli pakai doran cangkul,” kisah suami dari Ratna Arda ini seraya tertawa. Semua pengalaman tersebut mengantarkannya pada puluhan pameran. Baik bersama sampai pameran tunggal. Satu impian sederhana yang hingga saat ini belum sempat ia realisasikan karena beberapa kesibukan, membuat foto story para pemburu hiu dan petani tembakau. “Sederhana sih, pengen buat story foto para pemburu hiu dan petani tembakau,” jawab penyuka nasi pecel Kediri ini. Menghandle divisi kaderisasi sebuah komunitas fotografi, seringkali pula ayah dua putra tersebut menjadi tempat jujugan para fotografer pemula untuk menimba ilmu. “Dari dulu dikutuk jadi divisi kaderisasi,” katanya diselingi tawa lepas. Dengan sederetan prestasi, Ali Masduki begitu menikmati semua yang ada di depannya. Ia pernah meriah juara 1 Sampoerna Asiik, Juara 1 PJB Jurnalis Award, Juara 1 Pelindo 3 Award, Juara 1 Alfalink, Juara 1 Lomba Foto Jejak Wali Songo, Juara 2 HUT Pemkot Surabaya, Juara 3 PGN Jurnalis Award, Juara 2 Petro China, Juara Harapan Citilink, Juara Favorit Pertamina, Juara Harapan dan Favorit Semen Indonesia, Juara Favorit Astra Indonesia, Nominasi Asean, dan Nominasi Astra. “Masih banyak lagi, aku lupa,” pungkasnya menutup sesi wawancara dengan secangkir kopi hitam favorit. (Lely Yuana)

nyaman juga sarananya lengkap. Yanti, bagian managemen Kafe 818, optimistis bisnis kulinernya berjalan lancar dan berkembang. Sebab menu yang disajikan lezat berkualitas. “Kami seleksi ketat menumenunya. Sebab, pelanggan datang butuh makanan yang pas dengan selera mereka. Selain itu harganya sangat terjangkau,’’ katanya. Misalnya ikan bakar, kalau di tempat lain ikan gurami Rp 50.000/ekor, disini Rp 35.000 sampai Rp 40.000 plus nasi sambal yang lezat dan lalapan. Ayam bakar Rp 16.000, soto ayam Lamongan Rp 10.000. Karena itu, banyak pelanggan senang datang

ke Kafe 818. Menurut Ummu Kamilah, bisnis kuliner akan terus berkembang mengingat jumlah warga di kawasan Sidoarjo Timur semakin banyak. Mereka, umumnya bekerja baik di Sidoarjo maupun Surabaya. Sehingga saat pulang kantor mampir kafe untuk makan. Selain itu, kafe ini bisa digunakan untuk kongkow-kongkow hingga malam hari bersama teman dan keluarga. “Bila siang hari ramainya saat istirahan yang digunakan untuk makan siang. Banyak pegawai pemkab dan kantor swasta datang saat jam istirahat,” kata Ummu Kamilah. (Meta Vabiola)


18

Life Story

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Begitu banyak sejarah-sejarah penting yang pernah terjadi di Nusantara yang tetap bisa diyakini dan dipercaya melalui sebuah buku catatan sejarah maupun situs-situs pening­galan sejarah. Tentu, upaya ini dilakukan untuk tetap mengenalkan dan mendekatkan peristiwa sejarah serta perjuangan pahlawan kepada generasi muda.

B

uleleng menjadi salah satu wilayah yang menyimpan banyak perjalanan sejarah penting di Indonesia. Betapa tidak, di Buleleng merupakan saksi kisah perjalanan cinta Nyoman Rai Srimben dan Raden Soekemi Sosrodiharjo. Kisah cinta mereka melahirkan seorang anak lakilaki yang memiliki peran penting dalam kemerdekaan Indonesia. Presiden pertama Indonesia, Sukarno lahir dari rahim seorang perempuan Bali, Nyoman Rai Srimben yang berasal dari Bale Agung, Singaraja. Hingga saat ini, kawasankawasan yang berkaitan dengan latarbelakang kehidupan Sukarno masih sangat djaga dan dilestarikan. Bahkan Pemkab Buleleng berencana menggagas kawasan tersebut menjadi kawasan Promosi Sukarno Heritage dan akan dipromosikan menjadi cagar budaya dan pariwisata Buleleng. Rencana tersebut telah dibicarakan dengan keluarga besar Bale Agung di Ruang Rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Senin (24/7). Bahkan dari pembicaraan tersebut pihak pemkab dan keluarga Bale Agung

Buleleng Digagas Jadi Kawasan Sukarno Heritage juga telah memperoleh kesepahaman. Rencana Pemkab Buleleng disampaikan langsung oleh Wabup Sutjidra, kawasan yang digagas Bupati Agus Suradnyana ini dimulai dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sukasada yang nantinya diberi nama Taman Bung Karno hingga Kantor Bupati Buleleng yang sempat dijadikan Istana Kepresidenan oleh Sukarno dan Rumah Ibunda Sukarno, Rai Srimben di lingkungan Bale Agung. Situs-situs ini nantinya akan terus dilestarikan di Kabupaten Buleleng. “Hal ini merupakan suatu upaya untuk melestarikan situs sejarah dimana di Buleleng dikenal sebagai tempat lahirnya Ibunda dari Bung Karno,” jelasnya. Hal ini juga sebagai salah satu upaya Pemkab untuk mendekatkan sejarah kepada masyarakat utamanya masyarakat Buleleng. Persiapan pencanangan kawasan promosi ini juga sudah disinergikan dengan kegiatan internasional yang akan diselenggarakan oleh Undiksha yaitu Simposium Internasional Teknologi Nuklir dalam rangka Hari Teknologi Nasional yang rencananya berlangsung dari tanggal 10 sampai dengan 11 Agustus 2017 yang dihadiri oleh 300 delegasi dari 14 negara. Simposium ini juga akan berdampak pada Kabupaten Buleleng karena akan ada perjanjian-perjanjian kerjasama yang akan ditandatangani terutama mengenai pemanfaatan teknologi nuklir. “Simposium akan

Pembahasan Promosi Sukarno Heritage antara Wabup Sutjidra dengan keluarga Besar Bale Agung di ruang rapat lobi Kantor Bupati Buleleng, Senin (248).

dibuka oleh anggota Wantimpres, Prof. Sidarto Danusubroto dan rencananya ditutup oleh Menko PMK, Puan Maharani sekaligus mencanangkan langsung Kawasan Promosi Sukarno Heritage ini,” ujar Wabup Sutjidra. Sementara itu, salah satu Penglingsir Bale Agung yang juga mengikuti rapat koordinasi, Made Hardika menyatakan pihak Bale Agung sangat mendukung Bale Agung dijadikan objek wisata sejarah. Namun, ada hal-hal yang perlu dijelaskan secara detail oleh pihak pemerintah jika nantinya Bale Agung

Tetap Ajeg Ikuti Garis Keturunan Salah satu kesenian yang tumbuh dan berkembang di lan saya sendiri juga merupakan salah satu keturunan Desa Tejakula yang berintegrasi, mampu beradaptasi dan penari wayang wong sakral tersebut,” jelasnya. menyesuaikan diri dengan dinamika zaman adalah Wayang Dirinya menambahkan salah satu yang menambah Wong. Kesenian ini merupakan tradisi budaya yang cukup nilai magis dari tari Wayang Wong tersebut adalah hanya tua, lengkap dengan ucapan, tarian, dan mekekawin yang boleh ditarikan oleh orang yang masuk ke dalam garis diperkirakan sudah ada sejak pertengahan abad ke-16. keturunan, artinya jika leluhurnya terdahulu adalah praKesenian adiluhung Denbukit ini telah mendapat pengina maka generasi penerusnya wajib mempelajari dan gakuan resmi dari UNESCO hingga ditetapkan sebagai menarikan tarian ini. Jika tidak maka yang bersangkutan Daftar Representatif Warisan Budaya Tak Benda akan mengalami ganguang seperti disakiti secara niskala. Kemanusiaan sejak tahun 2015 lalu. Sehingga siapa pun dia tidak ada yang berani menolak untuk menarikan tarian ini. “Inilah menjadi sebab mengapa Mengupas sisi kesakralan Tari Wali Wayang tari ini tidak akan pernah punah, karena selalu diwarisi Wong, Rupanya tak lepas dari pragina (penari) dari generasi ke generasi,” jelasnya. itu sendiri hingga saat puluhan topeng sakral dipentaskan mampu membuat para penonSementara itu, bagi masyarakat yang ingin ton takjub dan tertegun. Gde Komang salah menyaksikan pementasan Wayang Wong satu pragina Tari Wali Wayang Wong tidak perlu khawatir sebab topeng duplikat mengatakan kesaskralan tari Wayang yang telah dibuat dapat dipentaskan oleh Wong tidak terlepas dari topeng dan kelompok penari yang lainnya. Dirinya penari itu sendiri. Ia menjelaskan juga turut bergabung dalam kelompok pementasan Wayang Wong hanya penari khusus dipentaskan tersebut boleh dilakukan ketika ada Puja Wali untuk memberikan motivasi dan di pura daerah setempat. “Pemendukungan. tasannya tidak boleh sembarangan Sebagai kesenian tradisional, biasanya dipentaskan di pura tentu tetap perlu dilakukan pemaksan, pura Kahyangan, pura terobosan kreatif agar wayang Ratu Gede Dangin Carik, dan Wong dapat berkembang sepura Beji apabila ada piodalan,” hingga bisa dinikmati oleh jelasnya. Akan tetapi karena berbagai kalangan tanpa harus merupakan situs budaya, akhmeninggalkan pakem-pakem irnya dibuatkan duplikat topeng pementasannya. Dalam peWayang Wong agar bisa dipentaskan mentasan di berbagai event, ke luar daerah ataupun dapat dipenGde Komang mengatakan taskan dalam berbagai event semisal pihaknya telah melakukan Buleleng Festival. inovasi dengan mengawali Gde Komang yang sekaligus Kepala pementasan dengan ngeDinas Sosial Buleleng ini juga menamlawang. Beberapa kali pementasan bahkan secara khusus pementasan yang diawali dengan ngelawang rupaWayang Wong memang dibagi menjadi nya mampu menarik minat masyarakat untuk dua kelompok. Satu kelompok sebagai menonton. Menggunakan bahasa Kawi dalam pementasan sakral yang tidak boleh dipendialognya tentu membuat masyarakat yang tasakan selain di aderah setempat dan satu menonton akan kurang paham, namun jangan kelompok yang bisa dibawa pentas ke berbagai khawatir sebelum pentas akan dibacakan sinopdaerah. Khusus untuk Wayang Wong sakral, sisnya oleh Punakawan. “Sebelum kami tampil penarinya berasal dari krama wayang wong sudah ada synopsis ke Bahasa Indonesia baGde Komang yang merupakan anggota masyarakat gaimana perjalanan tarian awal hingga tarian garis keturunan wayang wong. “Kebetuakhir,”tandasnya. (Wiwin Meliana)

ditingkatkan menjadi cagar budaya. Hal-hal detail yang harus didiskusikan terus oleh pihak pemerintah dan pihak Bale Agung sehingga jelas apa yang akan menjadi hak dan kewajiban Bale Agung setelah menjadi cagar budaya. “Saya rasa sebagai penglingsir di Bale Agung sangat mendukung gagasan Bapak Bupati ini. Namun, jika nantinya diajukan sebagai cagar budaya kami memerlukan penjelasan yang detail apa yang tidak boleh dan boleh kami lakukan,” ungkapnya. Dirinya menambahkan kondisi Bale Agung yang merupakan asal dari

orang tua Rai Srimben dan Rai Srimben sendiri, seiring dengan perubahan sosial banyak mengalami perubahan. Tapi, ada beberapa bagian masih tetap dan belum mengalami perubahan. Dari bangunan yang belum berubah tersebut diantaranya deretan lumbung padi, tempat persembahyangan, beberapa pintu dan rumah dari ayahnya Rai Srimben. “Ada yang berubah seiring perkembangan jaman dan perubahan sosial. Namun ada pula beberapa bagian yang masih seperti semula,” tandas Made Hardika. (Wiwin Meliana)

Buleleng Raih Pengahargaan Kabupaten Layak Anak Sejak dideklarasikan tahun 2014 lalu, Kabupaten Buleleng dicanangkan sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) terus berkomitmen dan konsisten dalam mengakomodir kepentingan terbaik anak. Berbagai upaya telah dilakukaan untuk mendukung program tersebut di antaranya peningkatan SDM dan fasilitas publik yang dibutuhkan oleh anak-anak merupakan langkah utama yang diupayakan Pemkab. Untuk meningkatkan SDM, telah dibangun sekolah-sekolah sehingga anak-anak mudah menjangkau hak untuk mendapat pendidikan dari dr. Ni Made Sukarmini, MAP., menerima usia dini sampai batas usia anak. penghargaan Kabupaten Layak Anak, Sabtu Kemudian fasilitas publik telah pula malam (22/7) di Ballroom Hotel Swiss-Bell disediakan dengan membangun saPekanbaru Provinsi Riau rana air minum di tempat umum yang bisa diraih berkat sinergitas dari seluruh layak, dilanjutkan dengan pembenkomponen masyarakat yang ada di kabutukan Peraturan Daerah (Perda) pada Tahun paten Buleleng. “Ini semua berkat dukungan 2015, memasuki tahun 2016 Pemkab buleleng semua elemen masyarakat dalam menjamin terus melaksanakan pelatihan penginputan data terpenuhinya hak-hak anak,” tuturnya. tentang evaluasi KLA berbasis Web. Made Sukarmini pun menjelaskan meraih Kalai ini upaya tersebut berbuah manis. predikat Kabupaten Layak Anak tingkat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng pratama tidaklah mudah. Kabupaten Buleleng kembali meraih penghargaan nasional. Kini harus memperoleh nilai 501-600 dan dapat giliran Penghargaan Kabupaten Layak Anak memenuhi 17 komponen penilaian. PengharKategori Pratama berhasil diraih. Penghargaan gaan Kabupaten Layak Anak ini diharapkan ini diserahkan langsung Menteri Pemberdayaan bisa menjadi motivasi bagi seluruh elemen Perempuan dan Perlindungan Anak Republik khususnya pemerintah untuk terus berbenah Indonesia (PPAP RI) Yohana Susana Yembise diri dan memberikan pelayanan yang baik dan diterima langsung Bupati Buleleng, Putu pada masyarakat. “Ke depan, pelayanan yang Agus Suradnyana, ST yang diwakili oleh diberikan pada masyarakat harus lebih baik Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga lagi, termasuk juga pemenuhan-pemenuhan Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan hak anak,” jelasnya Perlindungan Anak ( DPPKBPPPA) Buleleng Usai menerima penghargaan, Made dr. Ni Made Sukarmini, MAP , Sabtu malam Sukarmini berharap penghargaan yang telah (22/7) di Ballroom Hotel Swiss-Bell Pekanbaru diraih untuk pertama kalinya ini senantiasa Provinsi Riau. Penghargaan KLA ini diterima dapat memicu semangat seluruh pemangku sebanyak 126 Kabupaten/ Kota dari 519 kab/ kepentingan dalam mengatasi berbagai kota di Indonesia yang di bagi menjadi 4 katpermasalahan anak, khususnya kekerasan egori yakni kategori Pratama, Madya, Nindya terhadap anak. “Tentu peran serta stakedan Utama. holder sangat berarti, khususnya dalam dr. Ni Made Sukarmini, MAP mengatakan, mencegah kasus kekerasan terhadap anak penghargaan tersebut merupakan salah satu serta bagaimana agar anak-anak kita terus wujud bahwa Kabupaten Buleleng berkomitmeningkat gizinya,” tambahnya. men dan serius dalam mengakomodir kepent(Wiwin Meliana) ingan terbaik anak. Penghargaan tersebut

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

7

Ingin Anak-anak lebih Baik Matanya masih sembab ketika ia ikut terlibat memasak bersama warga di desa tempatnya tinggal. Semalaman Irena (50) menangisi nasib yang menimpanya. Ia memiliki tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki. Di kampungnya di salah satu kecamatan di Pulau Sumbawa, Irena dan suaminya dikenal sebagai warga yang baik. Hidup rukun dan mau berbaur dengan warga. Mereka jarang absen dalam kerja-kerja gotong royong di kampungnya. Kehidupan mereka pun dikenal baik-baik saja. Secara umum, anak-anak mereka jarang terlihat keluar rumah. Mereka lebih banyak tinggal di dalam rumah. Namun, siapa sangka semua itu tidak seperti yang terlihat.

S

atu hal yang membuat para tetangganya tidak habis pikir dengan apa yang mereka alami. Rata-rata dari ketiga anaknya itu tidak berhasil

baik. “Anak pertamanya yang perempuan ‘nakal’, lalu yang kedua merebut suami orang dan yang ketiga laki-laki tidak sukses kuliahnya karena lebih banyak menghambur-hamburkan uang.

Loloh harus Dikembangkan secara Ilmiah toksistas dan uji khasiat. Yang penting adalah melakukan uji keamanan produk. Salah satu contoh, jamu Tolak Angin terbukti tingkatkan daya tahan tubuh. Jamu cocok untuk pegel linu. Pegel linu itu bukan penyakit sebaiknya minum obat herbal,” jelasnya. Dalam kesempatan itu, Irwan juga menyinggung tentang loloh. “Di Bali ada loloh. Itu tradisi lokal yang bisa diilmiahkan. Sementara ini loloh hanya jadi local wisdom. Semoga kedepannya bisa dikembangkan secara ilmiah. Seminar Herbal di Kampus UNUD bertempat di Auditorium Pascasarjana UNUD (Pemberiaan plakat dari Direktur PT Teknologi sudah maju, alatSido Muncul Irwan Hidayat kepada Prof. Dr. dr. Putu Astawa, alat canggih, orang-orang Sp.OT(K), M.kes. kreatif. Local wisdom harus Obat-obatan herbal makin populer. diangkat. Dengan adanya kerja sama Untuk itu, perlu adanya penelitian yang ini semoga bisa menghasilkan sesuatu. lebih intensif terkait manfaat obat herbal. Kami menggerakkan akademisi untuk Menurut Direktur PT. Sido Muncul, Irwan kembangkan loloh. Saya punya punya Hidayat, obat herbal perlu dipopulerkan pengalaman dan sehat dengan herbal. dengan melakukan saintifikasi sehingga Kekayaan lokal ini bisa memberi kontribusi,” ungkap Irwan. khasiat jamu terbukti secara ilmiah. Pihaknya juga akan bekerjasama den“Kami melakukan penelitian untuk memperoleh khasiat dari obat-obatan gan Universitas Udayana untuk melakuyang berasal dari bahan alami. Untuk kan penelitian terkait bahan-bahan alami. itulah kami bekerja sama dengan Fakultas Ia juga membuka diri jika ada mahasiswa Kedokteran dan Farmasi dari berbagai Farmasi dan Kedokteran dari Unud yang universitas. Sampai saat ini yang sudah ingin magang di perusahaannya. kami ajak kerja sama adalah UniversiSementara itu, Dekan Fakultas Ketas Diponegoro Semarang, Universitas dokteran, Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Maranatha, Universitas Sanata Darma Sp.OT(K), M.kes., mengatakan seminar Yogyakarta. Untuk di Bali, kami bersinergi ini bertujuan untuk mengilmiahkan sedengan Universitas Udayana,” ujar Irwan suatu. “Banyak obat-obat herbal yang disela-sela seminar “Manfaat Obat Herbal beredar,. Apakah sudah dilakukan peMenuju Indonesia Sehat” di kampus Uni- nelitian, diujicobakan. Dari akademisi versitas Udayana, Sabtu (22/7) . tentu ingin kekayaan tradisional seperti Ia menambahkan melalui seminar jamu atau loloh diilmiahkan,” ujarnya. herbal ini diharapkan kalangan medis Ia menegaskan menyambutkan baik memiliki wawasan yang luas mengenai tawaran kerja sama Sido Muncul untuk perkembangan industri jamu, penelitian- mengadakan penelitian bahan-bahan penelitian yang dilakukan, juga penggu- alami untuk obat herbal. naan jamu untuk pelayanan kesehatan. Seminar yang diikuti 300 peserta itu Irwan juga mengatakan obat herbal menghadirkan pembicara Prof. dr. Edi mulai popular di kalangan dunia keseha- Dharmana, M.Sc. Ph. D, Sp.Park, Ondri tan. Pertama secara empiris sudah ter- Dwi Sampurno, M.Si, Apt., Dr. dr. Ina bukti bisa menyembuhkan. Kedua, pihak Rosalina, Sp. A(K), MKes, MHes, Prof. Sido Muncul sudah melakukan penelitian Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp. PD-KR (k), sebelum obat herbal itu beredar di pasa- Dr. dr. Made Jawi, M.Kes, dan Prof. Dr. ran. “Obat harus aman, kami lakukan uji dr. IPG Adiatmika, M.Kes. (Ngurah Budi)

Sekarang pulang ke rumah, kuliahnya berantakan,” kata Tata, sepupu Irena. Tata sangat prihatin pada kehidupan sepupunya itu. Yang terakhir adalah putri keduanya yang dikabarkan kawin lari dengan suami orang. Kabar itu. diperoleh kemarin pagi. “Itu yang membuat Irena menangis sepanjang hari,” ujar Tata. Masalah yang dialaminya di awal bulan Juni itu, cukup berat. Dimulai dari kepulangan anak laki-lakinya yang gagal kuliah meski ia telah menghabiskan uang sangat banyak untuk membiayai kuliah dan kehidupan anaknya tersebut di Yogyakarta selama empat tahun. “Pulang dalam keadaan yang tidak baik,” kata Tata. Anak pertamanya tidak diketahui pergi ke mana. Ia tiba-tiba pulang tibatiba hilang. “Padahal setahu kami juga para tetangga, suami Irena sangat keras pada anak-anaknya terutama anak-anak perempuannya. Si sulung bahkan pernah dikurung di dalam kamar agar tidak keluar dan menghilang. “Tapi tiba-tiba

“Apakah ini semacam kutukan atau karma? Kami juga tidak tahu,”

dia sudah pergi entah ke mana. Dan tiba-tiba pula pulang diantar oleh lakilaki,” ujar Tata sedih. Entah apa yang terjadi pada Irena. Padahal yang dikenal oleh Tata dan juga lingkungan tempatnya tinggal, Irena dan suaminya sangat rajin beribadah. Dan relatif tidak pernah terdengar keributan di rumah mereka. Intinya semua baik-baik saja (tampaknya). Mereka juga bukan keluarga yang tertutup sehingga lebih banyak aktivitas mereka yang diketahui warga sekitar. “Apakah ini semacam kutukan atau karma? Kami juga tidak tahu,” kata Tata tanpa ingin menjelaskan lebih jauh. Dari raut muka Tata, sepertinya ada hal yang tidak ingin ia ceritakan tentang masa lalu sepupunya itu. Tata menolak menceritakan kisah masa lalu Irena. Ia hanya berharap sepupunya itu dan juga anak-anaknya bisa menjadi lebih baik. “Saya mengajaknya untuk bersabar dan menyelesaikan semua persoalan ini dengan baik. Agar Irena bisa berkumpul kembali dengan anak-anaknya dan memulai kehidupan baru yang lebih baik. Ketika obrolan dengan Tata akan berakhir, Irena melintas. Ia melempar senyum sembari menyapa ramah. Dari caranya, sesungguhnya tidak tampak bahwa ia adalah ibu yang gagal. Tata mengungkapkan semoga suatu saat Irena mau bercerita tentang masa lalunya. Kisah ini akan berlanjut ketika Irena mau mengisahkan perjalanan hidupnya. (Naniek I. Taufan)

WARUNG LESEHAN RUMAHAN SRI GANESHA MERTA DI PENATIH DENPASAR

BANGGA, WARUNG SUKLA JAJAKI PENJUALAN VIA ONLINE Warung makan yang me­ nawarkan layanan pesan antar akan lebih memudah­ kan konsumen tanpa harus pergi ke warungnya. Hal inilah yang menjadi daya tarik dari warung ini. “ Dengan semakin berkembangnya zaman, masyarakat pun makin kreatif dalam berjualan, dengan memudahkan pem­ beli dengan pesan lewat online saja. Saya apresiasi Warung Lesehan Rumahan Satyagraha – Senator RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna milik Ibu Kadek Wulan ini. Semoga sukses dan MWS III (Pembina Gerakan Sukla Satyagraha) bersama Ni Kadek Wulan (pemilik Warung Lesehan) dan I Wayan Widi Adnyana semakin berkembang, “ (Ketua Umum Sukla) ungkap Gusti Wedakarna. Gerakan Satyagraha Sukla adalah Kesadaran masyarakat untuk menjadi pengusaha khususnya pengusaha Hindu di gerak­a n pemberdayaan ekonomi umat Bali makin marak dengan dorongan dari Hindu, yang bercirikan penyajian makanan Gerakan Sukla Satyagraha yang diprakarsai yang bersih dan suci. “ Gerakan Sukla ini oleh Senator RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah akan terus mendukung pengusaha Hindu Arya Wedakarna MWS III. Hadir dalam di Bali untuk lebih maju lagi, dengan mem­ grand opening Warung Lesehan Rumahan berikan sertifikat sukla, kami harap para Sri Ganesha Merta yang beralamat di Jalan pedagang menjadi lebih termotivasi lagi. Padma Gang Kaswari Banjar Semage No­ Dan tentunya kami mendukung agar war­ mor 27 B Penatih Denpasar didampingi I ung yang ada di Bali mampu menyediakan Wayan Widi Adnyana (Ketua Umum Sukla) hidangan kuliner babi, sebagai ciri khas bersama pemilik warung Ni Kadek Wulan. makanan khas Bali,“ ungkap I Wayan Widi Hal uniknya Warung Sri Ganesha Merta Adnyana. D i a k h i r a c a ra p e nye ra h a n s e r ­ ini dapat dipesan via online dan berfokus tifikat sukla diberikan oleh Pembina menjual olahan ikan. Dalam dunia bisnis makanan, keputus­ Sukla. Jika ada pengusaha yang ingin an pembelian dapat dipengaruhi oleh ber­ mendapat­k an sertifikat Sukla seperti bagai macam hal. Seperti halnya promosi, Warung Lesehan Rumahan Sri Ganesha yang merupakan strategi sebuah warung Me­rta dapat menghubungi Widi Adnyana makan untuk dapat menarik konsumen ( 0 8 1 2 3 8 2 6 7 0 4 ) , A y u W i d i a s i h untuk membeli menu yang ditawarkan. (081237600247). (Humas)


8

Dalam setiap lomba/kompetisi, pasti ada kalah­menang. ­Seringkali dalam lomba, khususnya yang diikuti ­anak-anak, justru orangtuanya yang kurang sportif. ­Entah itu ­mengintimidasi anaknya, berbuat curang, seperti ­memalsukan data anak (sebenarnya SD tapi dimasukkan TK), bahkan sampai menyogok juri, demi anaknya menang. Singkatnya, orangtua sulit menerima kekalahan anaknya dan belum bisa menerima dengan lapang dada terhadap ­kemenangan anak lain.

Ni Gusti Ketut Diana Setiawati, M.Psi., Psikolog

F

Bunda & Ananda

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

enomena ini dikatakan Ni Gusti Ketut Diana Setiawati, M.Psi., Psikolog, menunjukkan adanya sikap yang tidak sportif dalam menanggapi sesuatu pada orangtua. “Bila seorang anak mempunyai orangtua yang hanya peduli pada kemenangan, maka sang anak akan menangkap pesan-pesan bahwa ia boleh melakukan apapun asalkan menang,” ujarnya. Dini, seorang ibu di Denpasar yang dulu kerap mengikutkan putra-putrinya juga mengakui hal tersebut kerap ditemuinya dalam ajang-ajang kompetisi. Ia berpendapat bahwa orangtualah yang seharusnya belajar untuk sportif. Dalam ajang-ajang lomba khususnya lomba untuk anak mulai usia 0 tahun sampai SD, orangtualah yang banyak berperan. Mulai dari mencari info lomba, mendaftarkan anak, sampai saat perlombaan berlangsung. Ia menekankan dalam hal ini mood anak harus benarbenar dijaga, karena anak tak selalu mood nya baik. Kedua, mengajarkan anak untuk bisa menerima kemenangan juga kekalahan. Dengan mengikuti lomba, kata Dini, anak juga belajar disiplin, disiplin waktu juga disiplin mengikuti aturan yang diterapkan. Psikolog Diana menjelaskan, sikap sportif menunjuk pada sikap menghormati aturan, teman dan lawan atau orang lain. Hal ini juga menuntut adanya kejujuran untuk tidak melanggar aturan serta mengakui kelebihan dan keunggulan orang lain dengan lapang dada. “Apabila anak terbiasa bersikap sportif, maka

anak akan bersikap sportif dalam semua aspek kehidupannya,” imbuh Psikolog Klinis RS Jiwa Provinsi Bali ini. Dengan menanamkan nilai sportivitas pada anak, ada beberapa hal yang didapatkan anak. Pertama, anak akan lebih dapat menghargai kebaikan dan keberhasilan orang lain. Kedua, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah stres saat menemui kegagalan atau kekalahan. Ketiga, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang pandai mengevaluasi diri dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Keempat, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah beradaptasi dalam pergaulan. Kelima, anak akan tumbuh sebagai pribadi yang memahami pentingnya cara-cara yang baik dalam memperoleh keberhasilan. Sebaliknya anak-anak yang tidak dikenalkan dengan nilai sportivitas akan sulit menerima kekalahan sehingga mudah tertekan, menarik diri dan rendah diri. Anak juga menjadi sulit untuk mengakui kesalahan dan cenderung menyalahkan orang lain dan berbuat kecurangan. Karena itulah mengajarkan nilai sportivitas sangat penting bagi anak. Dalam mengajarkan sportivitas pada anak perlu diingat bahwa sikap lebih berhasil daripada kata-kata. Karena itu orangtua harus memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari agar anak hidup di lingkungan yang sportif. Contoh dan keleteladanan orangtua menjadi tonggak utama dalam menanamkan nilai sportivitas pada anak. Pembiasaan diri bersikap sportif ditunjukkan melalui pergaulan sehari-hari di lingkungan keluarga. Upaya yang bisa ditempuh untuk mengajarkan nilai sportivitas pada anak adalah, anatara lain : - Buat aturan-aturan yang disepakati untuk melakukan sesuatu. Ajak anak untuk membuat konsekuensi bila aturan yang sudah disepakati dilanggar. Konsekuensi ini penting agar anak belajar berpikir sebelum bertindak dan konsisten terhadap kesepakatan yang telah dibuat bersama - Uji sportivitas anak dengan mengajak berkompetisi, bisa dengan mengikuti perlombaan atau lainnya. Motivasi anak bahwa yang utama adalah prosesnya bukan hasilnya. Bukan masalah menang atau kalah tapi bagaimana anak mau melalui proses per-

Tanamkan

Nilai Sportivitas pada Anak lombaan dengan jujur dan menerima hasilnya dengan lapang dada. - Berikan dukungan dengan memberikan kalimat-kalimat posistif sebagai apresiasi saat anak bersikap sportif dalam berbagi situasi, baik keberhasilan maupun kegagalan mereka. Hargai apa yang sudah mereka upayakan untuk berprestasi. - Berikan contoh pada anak bahwa orangtua juga selalu sportif. Konsisten dan tegas dalam aturan yang telah disepakati dalam keseharian. Bila orangtua tidak konsisten terhadap aturan, maka anak-anak pun akan dengan mudah melanggar aturan yang dibuat. Tegas untuk menyatakan kepada anak apabila yang diperbuatnya salah dan bagaimana seharusnya, serta apresiasi bila anak sudah berbuat baik - Ketika sikap sportif ini sudah

tertanam kuat pada anak, maka ia akan tumbuh menjadi orang yang tahan banting, kuat untuk menerima tantangan dan memiliki ketahanan saat menemui kegagalan. - Sebuah kompeti/perlombaan dikatakan Diana dapat dijadikan sarana motivasi bagi anak untuk berkreasi, berprestasi sekaligus sebagai kesempatan untuk mengukur kemampuan anak dibandingkan anak lain. Ajang ini bisa dimanfaatkan menjadi sarana edukasi positif bagi anak untuk mengajarkan sportivitas. Orangtua perlu selalu mengingatkan bahwa perlombaan bukan berati hasil akhir saja. Orangtua perlu menanamkan pengertian pada anak bahwa lomba merupakan sarana pembelajaran. Menang atau kalah bukanlah tujuan utama. Kekalahan dan kegagalan merupakan bagian dari proses belajar dan

Griya

Kitchen Set sesuai Keperluan

Kitchen set merupakan kebutuhan yang tak kalah pentingnya dari perlengkapan rumah lainnya, apalagi pada zaman modern ini. Sang Nyonya rumah sangat teliti dalam merancang ruang dapur karena dapur harus sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan bagi pemiliknya. Di samping juga dari segi keindahannya, semua harus dipadupadankan sehingga menghasilkan desain kitchen set yang diinginkan dan memuaskan pemakainya. Demikian disampaikan Dewa Ayu Sri Agung Gunawati, S.Sn., owner SR Interline.

M

konsekuensi yang perlu ditanggung jika anak ikut perlombaan. Hagai apa yang telah mereka upayakan untuk berprestasi. BIarkan mereka senantiasa memiliki pertanyaan “apakah aku sudah melakukan yang tebaik?” atau “apa yang bisa kulakukan”. Bila anak menang, maka orangtua tidak perlu membesarbesarkan kemenangan tersebut. Lakukan penekanan pada sisi kebersamaan dan kesenangan saat berlomba dibandingkan sekedar menang atau kalah. Bila anak kalah, berilah pemahaman bahwa kekalahan bukan sesuatu yang buruk. Kekalahan adalah penyemangat agar lain waktu anak perlu berusaha dn berlatih lebih baik lagi. Hargai setiap upaya maupun pencapaiannya. Hindari untuk memarahi anak, tunjukkan bahwa apapun hasil lombanya tidak akan mempengaruhi rasa sayang kita pada anak. (Inten Indrawati)

Dewa Ayu Sri Agung Gunawati

enurutnya, dalam men­ desain kitchen set, yang harus diperhatikan adalah peralatan yang akan diletakkan dalam kitchen set, yang disesuaikan dengan luas ruang dapur yang dimiliki. “Di samping itu, unsur ergonominya juga harus diperhatikan agar si pemakai nyaman melakukan aktivitas di dapur. Berikutnya, baru kita atur bentuk dan warna agar kitchen

Mendongeng Lima Menit

kotak pandora

Dewa Zeus sangat marah melihat manusia mencuri cahaya pengetahuan dari puncak gunung Olympus. Ia ingin menghukum manusia itu. Dimintanya batuan kepada seorang dewa untuk membuat sebuah Made Taro patung perempuan. Maka terciptalah patung itu! Dewa Zeus meniupkan roh ke dalam tubuhnya. Wanita itu bergerak hidup lalu diberi nama Pandora. Sebelum berangkat ke bumi, banyak dewa memberi bekal kepadanya. Ada yang memberinya kecantikan, keanggunan, dan kegairahan. Ada juga yang membekalinya bunga dan perhiasan, ketangguhan mengembara, kemampuan membujuk, pandai bernyanyi dan memainkan musik. Dewa Zeus memberinya bekal khusus, yakni sebuah kotak tertutup dan sebuah sifat selalu ingin mengetahui segala yang dijumpainya. “Pandora!” kata Zeus. “Bawalah kotak itu ke bumi! Ke mana pun engkau pergi, kotak itu harus selalu berada di sampingmu. Satu syarat yang harus kau patuhi adalah, kamu tidak boleh membuka tutup kotak itu!” “Baiklah, Dewaku yang tertinggi,” jawab Pandora. Setelah beberapa lama tinggal di bumi, gadis cantik itu akhirnya dipersunting oleh seorang pemuda ganteng, kakak dari pemuda yang mencuri

cahaya pengetahuan dari puncak gunung Olympus. “Kotak apa yang selalu berada di sampingmu itu, Pandora?” tanya sang suami. “Kotak pemberian Dewa Zeus. Kotak itu harus selalu berada di sampingku, dan tak boleh kubuka isinya. Sejak awal aku ingin sekali mengetahui isi kotak itu.” “Jangan, sayangku! Kau harus mematuhi perintah Dewa Zeus.” Larangan suaminya menambah besar dorongan Pandora untuk membuka kotak itu. Ketika sang suami pergi, Pandora mencoba membukanya. Baru sedikit terbuka, tiba-tiba keluar ledakan dibarengi kepulan asap tebal dan bunyi bergemuruh. Dari dalam beterbangan makhluk-makhluk kecil dan aneh sambil berteriak : “Keluarlah wahai semua keburukan, penyakit, penderitaan, keputusasaan, kekacauan, dan lain-lainnya!” Pandora segera menutup kembali kotak itu dan mencegah kepergian makhluk aneh itu. Namun terlambat! Semua makhluk itu beterbangan jauh. Di dalamnya hanya tersisa seekor makhluk kecil dan aneh yang mengaku bernama ‘Harapan’. Nasi telah menjadi bubur, sesal kemudian tak ada gunanya. Pandora menyesal telah melanggar aturan Dewa Zeus. Sejak saat itu ia berjanji akan memelihara makhluk ‘Harapan’ itu baik-baik. Dengan modal ‘Harapan’ itu manusia selalu berusaha untuk berbuat baik dan tidak berputus asa akibat dari keburukan yang merajalela. (Yunani)

Kitchen set harus dirancang sesuai dengan keperluan dan kenyamanan bagi pemiliknya

set terlihat menarik dan indah dipandang,” ujarnya. Terkait bahan kitchen set, sekarang ini sudah banyak pilihan. Namun saat ini, dikatakan Sri Agung, kebanyakan orang memakai bahan dari multiplek dilapisi HPL atau difinishing warna kayu ataupun difinishing duko. Selain bahan ini cukup kuat dan bisa dikombinasikan dari beberapa jenis finishing, harganya pun terjangkau. (Inten Indrawati)

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

17


16

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Setiap perguruan tinggi (PT), sepatutnya melahirkan lulusan SDM yang ber­ kualitas, penuh semangat juang, kritis, kreatif, mandiri dan inovatif.

B

Fakultas Hukum Undiknas

Edukasi

Dara

Berbagi ke RSJ Bangli

egitu juga dengan Fakul­ tas Hukum Undiknas, dengan Akreditasi A da­ lam genggaman dipasti­ kan mampu menghasilkan bibit unggul yang akan membawa bangsa ini ke arah yang lebih maju. Selanjutnya, selain bicara pros­ pek kerja seorang sarjan hukum, FH Undiknas juga dengan konsisten mengembangkan sisi pengabdian ke­ pada masyarakat. Mengingat hal ini juga menjadi salah satu poin dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang mesti ditopang oleh seluruh mahasiswa. Untuk itu, Dewi Puspita Sari, Ketua Panitia Pelaksana Fakultas Hukum Peduli mengatakan jika Fakultas Hukum Peduli, telah menjalankan salah satu ungkapan peduli melalui kegiatan positif dan kontribusi nyata dengan berbagi yang dilaksanakan BEM-FH Undiknas Denpasar, dengan mengunjungi Rumah Membantu dan Memotivasi kan motivasi positif bagi masyarakat,” Sakit Jiwa (RSJ) di Bangli pada Kamis Selanjutnya,Gede Wahyu Putra ucapnya . (20/7). Menurut Wahyu Putra, kegiatan Dikatakannya, kegiatan Bakti Sosial Kartawa, Gubernur Badan Eksekutif yang diikuti oleh Gubernur BEM-FH, Mahasiswa Fakultas Hukum (BEM-FH) Fakultas Hukum Peduli ini, tidak hanya Ketua BPM-FH,mahasiswa serta dosen Undiknas Denpasar menyatakan jika berbagi atau memberikan donasi, me­ di lingkungan FH Undiknas, hadir pula program kerja tersebut merupakan lainkan juga menyuntikkan semangat Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit kegiatan yang keempat kalinya dari serta menghibur pasien yang sedang Jiwa, Bangli serta Dekan Fakultas Hu­ Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas direhabilitasi agar lekas pulih dari kum yang sekaligus membuka acara. Hukum (BEM-FH) Undiknas Denpasar penyakit yang dialaminya. “Ketika itu Setelah persembahan hiburan dari periode 2016 - 2017. Kegiatan ini pasien nampak antusias dan sangat aktif. penyanyi dangdut dan mahasiswa FH bertujuan untuk terus menumbuhkan Sebab, beberapa orang pasien memiliki talenta seni seperti , bernyanyi, bergoy­ Undiknas Denpasar, dilaksanakan pe­ ang dan lainnya. Selain itu dan menurut nyerahan donasi berupa sembako, se­ Wakil Direktur Pelayanan RSJ Bangli, limut, sandal, serta peralatan mandi. mereka yang direhabilitasi di sana te­ Pada penyelenggaraan acara yang lah diberikan pembelajaran untuk berlangsung sehari tersebut, Dewi menghasilkan sebuah karya,” Puspita kembali menekankan ini imbuh Wahyu Putra. merupakan aplikasi dari rasa Sementara itu De­ peduli para mahasiswa kan Fakultas Hukum pada sesama, khususnya Undiknas Denpasar pada orang-orang yang Dr. AA Ayu Sri Ra­ masih memerlukan hayu Gorda, S.H., uluran tangan mereka. M.H., mengatakan Salah satunya adalah bahwa pengabdian menemui mereka yang pada masyarakat memiliki keterbelakan­ atau kegiatan bakti gan mental di RSJ Bangli. sosial ini bukan han­ “Harapan kami semoga ya menjadi tanggung donasi yang diberikan ini jawab mahasiswa na­ dapat memenuhi kebu­ mun seluruh dosen atau tuhan pasien RS J Bangli. pendidik, juga mereka Kami juga mengucapkan yang terlibat dalam pros­ terima kasih kepada pihak es pembelajaran (civitas pengurus Rumah Sakit akademika) memiliki yang telah mengizinkan tanggung jawab yang kami keluarga mahasiswa sama. Undiknas University Den­ pasar, menyelenggarakan Karenanya, sebagai kegiatan kepedulian kami. Dekan ia menyambut Dari kiri: Ketua BPM Siwi- FH, Ketua BEM FH, Wahyu, Begitu juga semua undan­ baik dan berusaha men­ dan Ketua Panitia FH Peduli Dwi. gan yang menghadiri keg­ dukung semua aktivitas mahasiswa FH iatan Fakultas Hukum Peduli ini, serta rasa kepedulian mahasiswa terhadap Undiknas. “Kami sangat mengapresiasi para dosen serta tim panitia yang sudah masyarakat yang memerlukan bantuan. berbagai bentuk kegiatan yang men­ mempersiapkan dengan sangat matang “Di sini,mahasiswa juga harus mampu ingkatkan kepedulian kepada sesama. sehingga kegiatan saat ini berlangsung menghasilkan output yang bisa mem­ Dan, dengan kunjungan mahasiswa lancar,” katanya. bantu masyarakat sekaligus memberi­ ke RSJ Bangli diharapkan tidak hanya

Lensa 7 dan Pengalaman Motret Fashion Show

Dalam kegiatan Lomba Fashion Show Tokoh di ajang KMB Food Truck Festival 2017 pekan lalu, banyak kamera yang membidik aksi lenggak-lenggok peserta di atas catwalk. Salah satunya, komunitas pencinta fotografi yang tergabung dalam Lensa 7.

S

Dekan FH Undiknas bersama Wadir RSJ Bangli, Ketua BEM dan BPM FH Undiknas.

sekadar kunjungan berbagi kasih se­ mata namun mahasiswa FH Undiknas nantinya dapat membuat karya ilmiah atau skripsi dengan mengambil tema yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap hak-hak bagi pasien RSJ yang telah dinyatakan sembuh. Begitu juga, perihal bagaimana peran dan tanggung jawab pemerintah di dalam mengelola Rumah Singgah dan RSJ agar di setiap Kabupaten wajib memilikinya. Sebab, RSJ Bangli memiliki keterbatasan kamar dan ru­ ang untuk bisa memberikan pelayanan

kesehatan bagi yang membutuhkan. Apalagi jika kita mencermati di masyarakat begitu banyak masyarakat yangg mengalami gangguan jiwa atau stres berat berkeliaran di jalan-jalan yang dapat membahayakan lingkun­ gan. Dengan kunjungan dari FH Un­ diknas, kata Sri Rahayu Gorda mer­ eka dapat berbagi pemikiran untuk memberikan perhatian dan masukan kepada pemerintah terhadap pro­ blematika ini, yang mungkin selama ini kurang mendapat perhatian.-ard

ebelumnya, SMAN 7 Denpasar belum memiliki ekskul fo­ tografi. “Karena pada saat itu banyak siswa memi­ liki hobi fotografi, akhirnya hobi mereka ini diwadahi dengan dibentuknya Lensa 7 pada 12 Desember 2012,” ujar Pembina Lensa 7, Gede Ngurah Randy Kusnady, S.E. Ia mengisahkan awal keter­ tarikannya pada dunia fotografi bermula ketika dirinya ditunjuk sebagai seksi dokumentasi di kampus tahun 2009. Rupanya dari tugas jeprat-jepret tersebut,

Randy tenggelam dan menemu­ kan keasyikkannya. Akhirnya ia membeli kamera pertama di ta­ hun 2011. Selanjutnya, di SMAN 7, pria kelahiran Bangli 28 tahun silam ini diberikan kepercayaan oleh Kepala Sekolah beserta Wakasek untuk mendokumenta­ sikan semua kegiatan yang ada di sekolah, serta ditugaskan sebagai Pembina Ekstra Lensa 7. “Padahal di bidang ini saya bukan profe­ sional tapi cuma sekadar hobi,” ujar Randy yang mengaku terin­ spirasi dengan foto-foto keren hasil bidikan Rahtut XXX, Mario Blanco, dan Gede Lila. Dalam perjalanannya me­ nyelami dunia fotografi, Randy yang kerap membidik objekobjek tertentu entah itu orang maupun benda, sempat kena damprat seorang pedagang di Lapangan Puputan Badung. “Saya diam-diam memotret Bapak itu.. hehehe,” kenang Randy. Bahkan, pernah juga ia disangka wartawan karena ikut bawa-bawa kamera dan motret-motret dalam sebuah event. PENGALAMAN PERTAMA Untuk membantu mendo­ kumentasikan kegiatan fashion show Tokoh, Lensa 7 mengajak 6 anggota termasuk pembinanya.

Dosen FH Undiknas bersama Wadir RSJ Bangli. Anak-anak Lensa 7 saat memotret di Lomba Fashion Show

Tim Lensa 7 yang turut membantu dokumentasi acara Lomba Fashion Show Tokoh dalam KMB FTF 2017. Dari kiri : Ananda, Dharmana, Vaitarya, Krisna Yoga, Untung Darmadi, Randy

Mereka adalah I Dewa Gede Un­ tung Darmadi (Ketua Lensa 7), Putu Ananda Satria Adi, I Kadek Dharmana Yasa, I Gede Krisna Yoga Putra Pratama, Vaitarya Wikananda Wijaya, Untung Darmadi menga­ takan mendapatkan pengalaman seru saat memotret acara FTF karena itu pertamakalinya ia memotret orang fashion show. “Dari pengalaman itu sekarang saya jadi tahu bagaimana ba­ gusnya mengambil foto orang fashion show, model yang berg­ erak, bagaimana mendapatkan pose-pose mereka yang menarik. Trus.. modelnya cantik-cantik juga jadi tambah semangat.. ha­ hahaha,” candanya. Anak muda kelahiran Den­ pasar 22 Desember 2000 ini mengaku pertama kali suka foto-

Sebagian mahasiswa FH Undiknas bersama Wadir RSJ Bangli.

Suasana kebersamaan

Mahasiswa FH Undiknas bersama sebagian pasien RSJ Bangli.

9

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Salah satu kegiatan Lensa 7

foto karena iseng. Gara-garanya kamera di rumah itu nganggur, selanjutnya ia mencoba ikut ek­ stra Lensa7, dan akhirnya senang dengan fotografi. Vaitarya juga mengungkap­ kan hal yang sama. “Pengala­ man menarik pas ngambil foto di acara fashion show Tokoh, saat melihat model yang cantikcantik, saya menjadi semangat untuk memotret mereka,” ucap­ nya. Vaitarya pertamakali suka fotografi karena ayahnya juga memiliki hobi fotografi. “Saya belajar banyak dari ayah saya dan ingin belajar lebih banyak lagi,” ujar remaja kelahiran Bangli 12 Maret 2001ini. Memotret model di atas catwalk rupanya menjadi pen­ galaman pertama bagi mereka, termasuk bagi Ananda, Dhar­

mana, dan Krisna Yoga. Ananda menuturkan awal ia terjun men­ dalami fotografi karena memang suka ngambil foto memakai kam­ era HP. Namun, ia merasa tidak puas karena kemampuan foto di HP sangat kurang. “Karena itu saya mulai belajar mengambil foto menggunakan kamera,” ujar remaja kelahiran Tabanan, 08 Maret 2001 ini. Lain ceritanya dengan Dhar­ mana. Ia mengatakan suka fotografi berawal dari sering melihat-lihat hasil foto para fo­ tografer di Instagram. Dari sana ia termotivasi, terutama saat melihat foto tentang alam di akun instagram @iwwm. Sejak saat itu pria kelahiran Denpasar 21 Agustus 2000 ini semakin termotivasi dalam hal fotografi dan editing. Senada dengan Dharmana, Krisna Yoga juga mengaku per­ tama kali suka fotografi ketika memiliki HP yang isi kamera serta melihat kakaknya foto prewedding. “Akhirnya saya ikut ekstra Lensa7 dan memiliki kam­ era DSLR,” ucap remaja kelahi­ ran Denpasar 19 Juli 2001ini. Bagi anak-anak muda Lensa 7 ini, sebuah kesempatan me­ motret adalah pengalaman ber­ harga untuk belajar mengem­ bangkan potensi dan bakat yang mereka miliki. Dari proses inilah mereka mendapatkan tantangan-tantangan baru yang membuat mereka kreatif untuk menemukan solusinya. Bravo Lensa 7. Selamat berkarya. (Inten Indrawati)


10

Kreasi

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Tingkatkan Manajemen Pengelolaan untuk Bangkitkan UKM

Perguruan tinggi mengemban tiga tugas utama kegiatan akademik yaitu menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi harus manunggal dengan masyarakat dan banyak berbuat untuk kepentingan masyarakat yang merupakan kelompok pengguna ipteks di luar perguruan tinggi, sekaligus memanfaatkan mereka sebagai mitra dalam pengembangan dan penerapan ipteks tersebut. Karena itu, pengabdian kepada masyarakat, orientasinya harus lebih diarahkan pada usaha pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus diarahkan pada upaya pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM.

H

al tersebut juga dilakukan oleh kelompok pengabdian kepada masyarakat Undiksha terhadap UKM Pertenunan Astiti di Desa Gelgel Kabupaten Klungkung. Melalui focus group discussion dan dialog interaktif antara Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali dan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, bertujuan memberikan pemahaman mengenai promosi dan pemasaran produk terhadap UKM pertenunan Astiti. Kegiatan Ipteks Bagi Produk Ekspor (IBPE) memiliki agenda kegiatan yaitu sharing informasi dengan pihak Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali mengenai Ekonomi Kreatif Mandiri antara UKM Jawa Tengah dan Pertenunan Astiti. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Pelaksana kegiatan IBPE, Ni Ketut Sary Adnyani,S.Pd., M.Hum., dari Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Undiksha Singaraja beberapa waktu lalu. Pihaknya juga menjalin mitra dengan beberapa pengrajin dari UKM Jawa Tengah baik itu pengusaha kuliner, kerajinan, dan perajin batik sehingga mereka bisa memberikan pengetahuan masalah manegemen pengelolaan dari sebuah perusahaan sehingga mampu menularkan kepada UKM yang ada di Bali dengan menyasar pangsa pasar oneline dan offline. “Kedua pangsa pasar ini merupakan orientasi untuk menyasar konsumen dalam kaitan pemasaran

Kegiatan Ipteks Bagi Produk Ekspor (IBPE) oleh dosen Undiksha untuk menaikkan omzet,” jelasnya. Selain meningkatkan omzet, untuk menyasar pasar internasional, UKM harus memiliki mitra dan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Pengembangan UKM yang dilakukan oleh Pertenunan Astiti untuk memajukan usahanya dengan jalan menjalin hubungan dengan pihak luar dengan mengikuti pameranpameran baik skala lokal, nasional maupun internasional. “Dengan mengikuti pameran konsumen secara langsung akan mengetahui produk yang dihasilkan oleh UKM,” ungkap Sary. Bersama dua anggota lainnya, I Gusti Ayu Purnawati dan Elly Herliyani, pihaknya memfasilitasi UKM Pertenunan Astiti dengan sistem

tertib administrasi dengan pembukuan sederhana dan teknik berkomputer dengan produk yang dihasilkan berupa buku panduan administrasi. Selain itu, untuk menunjang pemasaran pihaknya juga akan membuat video bilingual sebagai media promosi kepada konsumen yang berasal dari mancanegara. Program IBPE yang akan berlangsung selama 3 tahun ini akan terus dilakukan secara kontinyuitas sehingga manghasilkan produk dari pengabdian yang dilakukan. “Kami tetap lakukan pendampingan dan pembinaan, untuk pengembangan ada di mitra sehingga mereka bisa aplikasikan dan mengahsilkan produk dari pengabdian kami,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Rindu Permainan Tradisional Siapa yang tidak rindu masa kecil? Ada saja hal lucu dan manis untuk dikenang ketika kita mulai mendewasa. Kadang kala, rutinitas orang dewasa membuat jenuh dan ingin mengulang kembali waktu ke masa kecil yang masih penuh keluguan dan kepolosan. Hal ini juga disampaikan oleh Ni Wayan Wistari, Duta Bahasa Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia delegasi wilayah Bali. Menurut Wis, sapaan akrab perempuan kelahiran Gianyar, 9 Mei 1993 ini, kenangan masa kecil selalu menyenangkan, bahkan di usianya yang telah dewasa kenangan itu masih sulit untuk dilupakan. Kebebasan bermain dengan teman dan saudara dengan pemainan tradisional begitu melekat diingatannya. Permainan petak umpat, main karet dan main perahu yang terbuat dari pohon pisang selalu menambah Ni Wayan Wistari rasa keakraban satu sama lainnya. Ia sangat bersyukur ketika kecil dirinya masih mengenal permainan permainan tradisional itu, dibandingkan dengan masa kecil anak zaman modern ini. Rasanya permainan tradisonal tersebut sudah tidak mendapat tempat jika dibandingkan dengan dengan game online yang ada di gadget atau smartphone. “Walaupun dulu tidak secanggih sekarang, rasanya keceriaan itu lebih mahal dari harga gadget ini,” ungkap putri dari pasangan Wayan Kesi dan I Made Parta. Perempuan yang sedang menempuh pendidikan di Pascasarjana Undiksha ini begitu antusias jika diminta menceritakan masa kecilnya. Lahir di desa membuat ia begitu menikmati setiap proses kehidupan masa kecilnya. Ia selalu berantusias ketika ada pementasan di sekolah tempat ia menimba ilmu. Memiliki hobi menari membuatnya selalu diikutsertakan dalam pementasan-pementasan di sekolah maupun desa. Selain merupakan hobi, dengan menari ia juga bisa dirias bak seorang putri. “Bahkan sehabis pentas saya tidak mau menghapus make up, dengan percaya diri saya bermain meski tak jarang saya harus ditertawakan,” kenang perempuan yang didaulat sebagai Delegasi Literasi Anak Bangsa perwakilan Provinsi Bali tersebut. Wis menambahkan kasih sayang orangtuanya begitu dirasakan sejak kecil. Jarak sekolah yang begitu jauh dengan rumah, membuat orangtuanya bolak balik harus menjemputnya. “Setiap pagi juga selalu disiapkan bekal untuk ke sekolah,” ujar perempuan yang sempat menyandang mahasiswa berprestasi di Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha Singaraja tersebut. Bahkan orang tuanya selalu mendukung kegiatan positif yang ia lakukan. Wakil III Duta Bahasa Provinsi Bali tahun 2012 ini juga mengatakan masa kecil yang begitu indah juga mengantarkannya ke gerbang kesuksesan. Wis begitu ingat pesan orangtuanya untuk selalu belajar dan menjaga sopan santun. Berkat kegigihan dan keuletannya, ia memulai menujukkan prestasi di sekolah hingga orangtuanya menyekolahkannya ke Denpasar. “Sedih memang harus jauh dengan orangtua, tetapi di sana saya diajarkan menjadi lebih mandiri dan belajar beradaptasi dengan lingkungan,” ungkapnya. (Wiwin Meliana)

Style

Warna–Warni Endek Kasual Endek kini semakin digemari oleh anak muda dan pencinta fashion. Ini terbukti pada Lomba Fashion Show “Busana Casual Touch of Endek” yang digelar oleh Mingguan Tokoh pekan lalu di ajang Foof Truck Festival di Taman Kota Lumintang.

T

oly Sukma, Desainer dan salah satu juri lomba mengatakan, Endek sebagai bagian dari warisan budaya kebanggaan Bali, harus dilestarikan keberadaannya. Baik dari segi teknik produksi, desain dan produk yang dihasilka serta lebih dimasyarakatkan lagi penggunaannya. Bali, katanya selain sebagai destinasi yang hidup dalam keindahan budaya di dalamnya ada tenun ikat yang istimewa, yakni Endek. Bahkan, dalam perkembangannya Endek hadir dalam karya siap pakai yang menarik. Dan, kain

Foto-foto: Lensa 7

tenun yang sarat dengan daya tarik itupun tergambar pada deretan peserta di panggung saat itu. Selain itu, ada rasa cinta dan bangga dari peserta untuk turut menjaga warisan leluhur ini. Rata-rata mereka berhasil merefleksikan keindahan Endek, yang memang khas dan unik, baik dari sisi warna maupun coraknya. Warna-warna summer yang identik dengan merah, hijau dan orange, hadir sebagai keragaman warna. Bergitu juga motifnya, membuat Endek menjadi magnet tersendiri bagi para pecinta mode. (Sri Ardhini)

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

15


14

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Bertepatan dengan momen HUT ke -21 Miracle Aesthetic Clinic dan usai sukses meraih tiga penghargaan berturut-turut di bulan Mei, yakni Franchise & Business Opportunity Mark di ajang Surabaya Trademark Award 2017, Anugerah Brand Indonesia (ABI) 2017 oleh Tras n Co Research, dan The Best Marketing Campaign dari Indonesia Franchise Marketing Award (IFMA) 2017; Miracle menggelar Mid Year Sale bertajuk “Timeless Beauty” serta meluncurkan produk terbaru dengan tema “Miracle Eye Beauty di Miracle Aesthetic Clinic, Jalan Letda. Tantular No. 47 A, Renon Denpasar, Jumat (28/7) .

M

iracle dengan komitmen selalu memberikan perawatan kulit dan wajah terbaik dengan kepuasan tertinggi bagi pelanggannya, pada HUT ke -21 kali ini memberi banyak kejutan dan penawaran menarik untuk berbagai perawatan, produk unggulan serta konsultasi gratis dengan dokter profesional. Tak kalah spesial, mereka juga bisa memperoleh promo perawatan hanya senilai Rp 21. “Selain promo istimewa , pelanggan juga bisa memenangkan grand prize Trip to Hongkong & Macau, juga Samsung Galaxy S8,” ujar Upik Rustiah, Manajer Miracle Aesthetic Clinic Denpasar. Selanjutnya, melalui konsep Miracle Eye Beauty, dr. Yustina Utari, Aesthetic Consultant Doctor Miracle Denpasar, mengatakan bahwa tak dapat dimungkiri mata adalah jendela hati. Mata yang indah dapat menyempurnakan penampilan seseorang. Namun, mata dengan masalah pada kulit di sekitarnya akan menjadikan wajah

Ultah ke-21 Miracle

Jelita

Luncurkan Miracle Eye Beauty

terkesan sedih, lelah, dan tampak menua. Sebagai area yang paling sensitif, kulit seputar mata memerlukan perawatan khusus agar kesehatan dan keindahan kulit mata tetap terjaga. Salah satu perawatan mata terbaru Miracle adalah “Miracle Multilayer Focused Eye and Brow Lifting”, perawatan kulit seputar mata untuk mengatasi problem kantung mata (eye bag) dan cekungan bawah mata, memakai dua macam benang generasi terbaru yang aman dan efektif. “Benang berbahan spesifik ini dimasukkan ke jaringan kulit dengan teknik khusus, menjadikan ‘penopang’ kulit kendur di bawah mata, dan ‘pilar penyangga’kulit yang cekung,” jelasnya. “Produk baru lainnya adalah “Miralux Eye Beauty Mask”, masker khusus mata yang diformulasi eksklusif dengan inovasi bahan bioaktif yang secara optimal mengurangi

tanda penuaan di area mata dengan efek pengencangan yang instan. “Hidrasi pada masker ini dapat bertahan selama 24 jam sehingga mampu memperbaiki tekstur kulit dan menjadikan seputar mata lebih cerah

bercahaya,” lanjut dr. Utari. Perawatan baru Miracle lain yang juga diperkenalkan di acara tersebut adalah “Miracle Multilayer Focused Ultrasound” (MMFU). Inovasi perawatan pengencangan kulit non invasive dengan teknologi microfocused ultrasound generasi terbaru yang bisa menembus kedalaman lapisan kulit (multilayer), mulai dari lapisan kulit bawah dermis yang berperan mengencangkan kulit dan mengaktivasi kembali pertumbuhan kolagen baru. Energi ultrasound yang diantarkan mampu menuntaskan 6 masalah penuaan kulit yaitu kerutan di dahi, alis yang turun, garis halus di sudut mata, pipi yang kendur, garis kerut di leher, serta untuk pembentukan kontur wajah agar lebih V-Shape. Dikatakan oleh dr. Utari, proses pengerjaan MMFU hanya sekitar 15-30 menit per sesi, tergantung area mana yang dikerjakan dan hasilnya

bertahan hingga 6 bulan. Waktu pemulihannya juga minim (minimum downtime). Biasanya, hanya terlihat sedikit merah muda dan terasa hangat setelah perawatan dan jika terjadi, dapat hilang dalam 30 menit. Kulit akan tampak lebih kencang, dan berangsurangsur semakin terlihat efek lifting-nya setelah 1-3 bulan. Prosedurnya aman, tanpa bedah atau luka, serta hasil pengencangannya alami. “True beauty is everlasting, it is how you feel inside that shines through your eyes. Kecantikan seorang perempuan maupun kharisma seorang pria itu terpancar dari matanya. Dengan adanya berbagai inovasi perawatan maupun produk terbaru Miracle Eye Beauty ini, kiranya kami dapat menjawab keperluan orang-orang akan permasalahan kulit seputar mata sehingga mampu menampilkan versi terbaik dalam diri mereka,” tegas dr. Utari. (Sri Ardhini)

Bugar

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Rahasia Sehat di Usia Senja

11

Tips Sehat Lansia: Tidur lebih awal Begadang sering menjadi kebiasaan dan gaya hidup anak muda. Tanpa disadari kebiasaan tersebut akan berdampak terhadap kesehatan di masa tua. Sebaiknya, tidurlah sebelum pukul 22.00. Biasakan sedari muda. l

Olahraga pagi Olahraga menyehatkan tubuh dan memperkuat sistem imun sehingga bisa menghindari risiko terkena penyakit berbahaya. Olahraga pagi sangat baik untuk kesehatan, bisa jalan santai atau senam. Orhiba, olahraga yang bisa Anda pilih untuk menjaga kesehatan Anda. l

l Konsumsi buah-buahan Mencukup kebutuhan nutrisi merupakan salah satu gaya hidup sehat. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin dan mineral seperti buah-buahan untuk menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Selain itu, serat pada buah sangat berguna untuk memperlancar saluran pencernaan.

Selalu berpikir positif Supaya terhindar dari stres maka selalu berpikiran positif menjadi kunci suksesnya. Nikmati masa tua dengan pikiran yang tenang sehingga Anda terbebas dari hal-hal yang mungkin bisa memicu penyakit. l

Dr. Ni Wayan Karthi Suthardjana

Hidup sehat merupakan dambaan setiap orang. Menjadi sehat di usia senja, adalah berkah yang luar biasa, karena tak mudah mendapatkan kondisi tersebut. Semua ber­awal dari usia produktif. Dengan menjaga pola hidup sehat di masa muda akan berdampak pada kesehatan di usia senja. Berikut penuturan ­Dr. Ni Wayan Karthi Suthardjana, yang berbagi rahasia sehat bagi para lansia.

B

idan senior ini di bulan Juni lalu berusia 83 tahun. Langkahnya tetap energik dan senyum selalu tergiang di bibirnya. Saat ditanya apa resepnya agar bisa terus sehat, ia tertawa. Jalani hidup ini apa adanya. Hiduplah untuk hari ini. Bersyukurlah setiap hari. Bahagialah setiap hari, dan semangat­lah setiap hari. “Sangat mudah,” ujar Ketua Yayasan Kartini Bali ini, sembari tertawa. Walaupun terlihat mudah, tak semua orang bisa menerapkannya. Beberapa orang banyak yang mende­r ita sakit kencing manis, jantung, ginjal dll, di usia 50 tahun. Menurut Bu Karthi, menjaga pola hidup sehat di masa muda memang tak boleh disepelekan sebab hal ini erat kaitannya dengan kesehatan Anda di kemudian hari memasuki usia senja. Anda harus memperbanyak konsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga. Ia menuturkan pengalaman hidupnya. Sejak usia 35 tahun menekuni olahraga hidup baru atau disingkat orhiba. Kebetulan suaminya, Suthardjana, adalah ketua Orhiba Provinsi Bali. Bu Karthi, yang waktu itu mengajar sekolah bidan, juga mengajarkan siswi-siswi bidan orhiba ini. “Olahraga ini tujuannya bagus yakni untuk mencapai sehat jasmani dan rohani. Jadi tidak hanya kebugaran fisik yang didapat, tapi kesehatan phikis juga,” ujarnya. Olahraga ini sangat mudah, bahkan ia mampu melakukannya sampai lima kali. Olahraga tak memerlukan tempat luas, gerakannya juga mudah. “Orhiba merupakan olahraga yang sangat sederhana, mudah, dan praktis. Gerakannya dapat dilakukan siapa saja, baik anak-anak, orangtua, maupun yang sedang menderita sakit. Praktis karena dapat dilakukan di mana

saja dan kapan saja, hanya memerlukan waktu 5-10 menit, setiap kali latihan. Gerakannya 1 macam saja, yakni mengayunkan lengan ke belakang dengan sikap tegap dan tegak,” kata Bu Karthi. Selain rutin orhiba, sejak usia 35 tahun, ia juga mengurangi makan daging, termasuk babi guling, jeroan, dan lebih banyak makan sayur dan buah. Tidur diusahakan pukul 20.00. Tiap pagi ia bangun pukul 5 pagi. Setelah membersihkan diri ia mulai ber­olahraga. Kemudian, ia mandi, sarapan, dan berangkat ke kantor. Kalau tidak ada kerjaan, ia bisa ber­o lahraga sebentar. Kemudian, siang setelah makan siang dan santai, ia melakukan orhiba lagi. Sebelum tidur malam, ia biasakan berdoa, agar pikiran rileks, bisa juga dengan gayatri mantram. Ia juga tidak minum kopi. Sebelum makan, ia berdoa, mengucapkan syukur atas berkah nikmat yang diterima dan berdoa semoga makanan yang dimakan, membuat tubuh menjadi sehat dan kuat. Bagi para lansia ia meminta, jangan pernah berpikir jika pasangan kita sudah tiada, kita sendirian. Jangan pernah berpikir, surga itu didapat kalau sudah mati. “Surga itu ada di dunia saat kita hidup. Kita bisa makan enak, menikmati

alam yang indah itu adanya di dunia bukan di akhirat,” katanya lagi sembari tertawa. Ia juga berpesan, agar selalu memotivasi diri sendiri, bahagialah setiap hari, bersyukur setiap hari, dan selalu berpikiran positif, dan jangan punya perasaan iri. Biasakan diri, setelah mandi berdandan agar terlihat cantik dan segar. Walaupun hanya di rumah, tapi tetap berdandan yang tidak berlebihan agar diri kita merasa bahagia. Rambut uban bisa juga disemir hitam agar terlihat lebih

segar. Nikmatilah hidup sebagai lansia, berbahagialah dengan semua kehidupan ini. Bagi lansia yang merasa tidak diperdulikan oleh anak atau menantunya, tak usah berpikir negatif. Suatu saat, anak kita akan pergi dan dia akan membentuk satu keluarga. Ikhlaskan dia, dan kalau kangen, cobalah telepon, dan katakan, “Halo anakku, kamu masih anak saya yang tersayang, apakah kamu bisa pulang sebentar menengok ibumu. Sudah lama kita tak pernah makan bersama-

sama.” Jika dia ada waktu pasti dia akan datang. Jika dia tidak datang, mungkin dia sedang sibuk. Marilah berpikir positif. Tanamkan dalam pikiran, dia pasti tetap mencintai ibunya. “Hiduplah untuk hari ini, bersyukurlah selalu bisa melewati hari demi hari, kita tidak tahu batas usia kita, yang perlu dilakukan adalah menerima diri apa adanya, berbahagialah dalam situasi apapun, bersemangatlah setiap hari, karena setiap hari merupakan karunia Tuhan, mari kita bahagia setiap hari,” kata Bu Karthi. (Wirati Astiti)


12

Kuliner

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Kuliner Tradisional, Sajian Modern

Chef Restoran Dewi Sinta Tanah Lot, I Gusti Bagus Arya Nata dan I Made Yadnya terpilih sebagai juara I pada lomba masak Tanah Lot Kreatifood Festival 2017. Mereka ikut pada kategori lomba “Cipta Menu Kreatif” dengan tema “Balinese Nusantara” dengan bahan dasar rebung bambu tabah, sayur gonda, nasi beras merah dan daging kuwir. Bahanbahan tradisional ini mampu mereka racik menjadi masakan enak dan disajikan secara menu modern. Disamping penyajian unik, menu karya kedua chef ini juga memiliki taste yang khas.

M

A

sambel khas dari pegunungan yaitu dari Pujungan dan nasi timbungan yang menggunakan beras merah dari Jatiluwih. “Bambu Tabah yang digunakan adalah salah satu varitas asli asal Kabupaten Tabanan yaitu berasal dari wilayah Kecamatan Pupuan Tabanan,” jelasnya. Kreativitas Chef Arya Nata dalam lomba memasak di Tanah Lot Kreatifood Festival 2017 itu sekaligus membuktikan, kalau bahan pangan tradisional seperti rebung bambu tabah, gonda, kuwir dan nasi beras merah tidak kalah dengan bahanbahan dari luar pulau, bahkan dari bahan yang diimpor. “Hasilnya sangat bagus, enak dan memiliki kekhasan yang dapat mewujudkan Tabanan dan Bali layak sebagai pariwisata kuliner,” imbuhnya. Chef Arya Nata dan Yadnya sepakat, untuk memomulerkan kuliner dengan produk lokal dengan sajian modern diharapkan dapat menjadi pendukung pariwisata sekaligus berhubungan langsung dengan sistem kehidupan dan perekonomian masyarakat lokal. “Masih banyak masakan Bali yang bisa

dikembangkan untuk menjadi menumenu bernuansa modern,” ungkap Yadnya. Di sisi lain, prestasi yang diraih ini tak hanya menjadi kebanggan mereka, tetapi juga sebagai ajang untuk berpromosi tempat makan yang ada di kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot. “Dewi Sinta Restaurant memiliki aneka menu yang bisa dipilih oleh wisatawan. Nah, kalau menu yang mendapat juara kemarin itu mesti melalui pemesan lebih awal,” ucap Operational Manager Dewi Sinta Hotel & Restaurant I Ketut Sudiartana. Menu kuwir memiliki daging yang kenyal, sehingga membutuhkan waktu lama kalau memasaknya. Tetapi, masalah rasa memang tidak diragukan. Semua menu yang berbahan kuwir, pasti enak. Restoran pertama di Tanah Lot itu memiliki menu andalan berupa Nasi Goreng Dewi Sinta. Wisatawan domestik dan mancanegara banyak yang memilih menu ini untuk makan pagi ataupun makan siang, setelah menikmati suasana objek Tanah Lot.

Pokcoy Ayam Jamur

Bumbu-bumbu: 5 siung : bawang putih (dimemarkan) ½ bagian : bawang Bombay (iris tipis sekitar 3 mm) 1 ikat : kecil daun bawang 1 sdm : minyak wijen 2 sdm : saus tiram 2 sdm : tepung maizena yang diencerkan 2 iris : jahe Bubuk merica putih secukupnya Bubuk merica hitam secukupnya Garam secukupnya Gula pasir secukupnya

digoreng, tambahkan potongan jamur, lalu tambahkan air mendidih sekitar 3 gelas hingga mendidih. Kemudian tambahkan bumbu-bumbu lainnya dan terakhir kentalkan dengan cairan tepung maizena. Setelah mengental, matikan api. Siramkan saus ayam jamur tadi ke atas rebusan pokcoy, siap dihidangkan.

akanan khas Jawa kali ini divariasi dengan warna merah putih yang dilengkapi dengan aneka lauk pauk yang sudah menjadi favorit warga Indonesia dan dapat dinikmati di Jempiring Restaurant selama Bulan Agustus 2017. “Warna merah di tumpeng itu sendiri tidak lain terbuat dari nasi goreng kecap yang dicampur dengan rempah-rempah dan sambal merah khas Indonesia yang memberikan cita rasa tersendiri bagi pecinta makanan tradisional,” ungkap Komang Aryana, Executive Chef Aston Denpasar Hotel & Convention Center. Dilengkapi dengan berbagai macam lauk pauk seperti udang goreng tepung, sate lilit ayam, perkedel kentang, sapi

lada hitam, sayur urap, ayam sisit pedas manis, mi goreng, telur masak Bali, sambal goreng hati ayam, dan ayam goreng. “Menu Agustusan ini dapat dinikmati untuk berdua yang sudah termasuk Mocktail Sang Saka yang terbuat dari soda, jeli, sirup grenadin, dan susu kental yang dapat menambah kesegaran, serta makanan penutup Puding Pejuang yang dapat melengkapi hidan-

Bahan-bahan: 8 potong : tahu berukuran sekitar 5x5 cm ¼ kg : toge 1 buah : wortel dipotong panjang dan tipis 1 batang : bawang pre diiris tipis, miring Tepung terigu dan tepung beras dengan perbandingan 1 : 1 (secukupnya) diencerkan Bumbu-bumbu: 4 siung : bawang putih ¼ bagian : bawang Bombay, diiris tipis-tipis Bubuk merica putih secukupnya Garam secukupnya Tahapan pembuatannya: Goreng tahu hingga kering semua sisinya, dinginkan. Iris salah satu sisi tahu, keluarkan isi tahu yang masih basah, sisihkan.

gan kemerdekaan ini. Satu hal lagi yang spesial dari promo ini adalah, 17% diskon bagi yang melakukan pemesanan di awal,” imbuh Ady Suardi, Assistant Restaurant Manager – Aston Denpasar Hotel & Convention Center. Penawaran ini berlaku selama Agustus, tersedia untuk makan siang, makan malam, pemesanan di kamar, atau untuk oleh-oleh keluarga. (Ngurah Budi)

Sambal Cabe Rawit Sarwan Bahan : 25 buah : cabe rawit 5 buah : cabe merah keriting 6 buah : bawang merah 1 buah : tomat 1 sdt : terasi bakar 1 sdt : gula pasir ¼ sdt : penyedap 1 sdt : garam 4 sdm : minyak goreng Cara Membuat : Panaskan minyak lalu goreng semua bahan (kecuali terasi, gula, dan garam juga penyedap) sampai matang. Haluskan semua bahan,

Sambal Jahe

masukkan gula, garam, terasi dan penyedap, haluskan sampai halus

dan rata. Siap disajikan dengan selera lalapan.

Bahan: 100 gr : jahe tua parut 9 buah : bawang merah bakar 2 siung : bawang putih bakar 1 sdt : terasi bakar 15 buah : cabe rawit 3 buah : cabe merah besar ¼ sdt : penyedap micin

Cara membuat isi: Tumis bawang putih dan bawang Bombay, masukkan isi tahu yang masih basah tadi, irisan wortel, toge dan irisan daun bawang pre. Tambahkan garam dan bubuk merica putih secukupnya, aduk rata, hingga toge layu, matikan api. Biarkan sampai dingin.

Sambal Teri

Cara mengisi tahu: Masukkan 2 sampai tiga sendok teh isi ke dalam setiap tahu yang sudah diiris salah satu sisinya hinga meluap ke luar. Panaskan minyak, celupkan tahu yang sudah diisi ke dalam adonan cairan tepung, goreng hingga kecokelatan. Angkat dan tiriskan. Siap dihidangkan.

Bahan: 12 buah : cabe rawit 1 buah : cabe merah besar 2 buah : jeruk nipis kupas potong-potong dadu 4 buah : bawang merah 2 sdm : daun kemangi ambil daunnya 2 buah : tomat 1 sdt : garam Sedikit penyedap

(Sri Ardhini)

13

(Darsana)

Resep ala Dapur Eka Tahu Brontak Cara membuat: - Rebus pokcoy sampai daunnya sedikit layu, angkat, tiriskan, dan tata di mangkok/piring cekung. - Goreng irisan daging ayam hingga berwarna putih, angkat tiriskan. - Goreng bawang putih dan bawang Bombay hingga harum, masukkan ayam yang sudah

Tumpeng Merah Putih dari Aston Denpasar Tumpeng merupakan salah satu simbol untuk merayakan hajatan atau syukuran di Indonesia. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia, Aston Denpasar Hotel & Convention Center menyuguhi hidangan khas tradisional Indonesia dengan Tumpeng Merah Putih.

rya Nata membuat menu appetizer (Lumpia Kuwir Bumbu Pedas), main course (Sate Lilit Kuwir/Entong, Nasi Timbung, Bumbu Uyang-Uyang, Jukut Embung dan Plecing Gonda) dan dessert (Dadar Gulung Pisang). Para chef ini mampu meracik dan menyajikan masakan yang lezat, bergizi dan bisa dinikmati oleh masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara. Arya Nata mengaku, Rebung Bambu Tabah sengaja dipilih sebagai bahan masakannya agar sesuai dengan visi/ misi dari Tanah Lot Kreatifood Festival 2017 itu. Kuliner tradisional asal Tabanan harus mampu sebagai tuan rumah dalam mendukung perkembangan pariwisata budaya. “Kami ingin mengangkat makanan tradisional dari Tabanan. Namun dalam penyajiannya, kami padukan dengan makanan Nusantara,” katanya. Dalam mengolah menu ini, Chef Arya Nata dan Yadnya menggunakan bumbu tradisional, seperti base genep dan base wangen. Bahan kuwir itu diolah dengan sambel uyang aying,

Bahan-bahan: 1 kg : pokcoy (sawi sendok) potong pangkalnya ½ bagian : dada ayam tanpa tulang, diiris tipis-tipis 1 bungkus : jamur kancing kemasan, masing masing dipotong jadi 2 bagian

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

1 sdt : garam atau secukupnya 1 sdt : gula pasir Kecap secukupnya Cara Membuat : Haluskan semua bahan jadi satu, campur rata lalu tambahkan kecap manis, aduk, siap disajikan.

2 sdm : teri goreng 1 siung : bawang putih Cara Membuat : Cabe rawit dan cabe merah juga bawang merah dan bawang putih dihaluskan, lalu tumis sampai sambal matang dan harum. Masukkan garam, teri dan penyedap, aduk rata sampai matang. Sajikan dengan taburan daun kemangi.


12

Kuliner

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Kuliner Tradisional, Sajian Modern

Chef Restoran Dewi Sinta Tanah Lot, I Gusti Bagus Arya Nata dan I Made Yadnya terpilih sebagai juara I pada lomba masak Tanah Lot Kreatifood Festival 2017. Mereka ikut pada kategori lomba “Cipta Menu Kreatif” dengan tema “Balinese Nusantara” dengan bahan dasar rebung bambu tabah, sayur gonda, nasi beras merah dan daging kuwir. Bahanbahan tradisional ini mampu mereka racik menjadi masakan enak dan disajikan secara menu modern. Disamping penyajian unik, menu karya kedua chef ini juga memiliki taste yang khas.

M

A

sambel khas dari pegunungan yaitu dari Pujungan dan nasi timbungan yang menggunakan beras merah dari Jatiluwih. “Bambu Tabah yang digunakan adalah salah satu varitas asli asal Kabupaten Tabanan yaitu berasal dari wilayah Kecamatan Pupuan Tabanan,” jelasnya. Kreativitas Chef Arya Nata dalam lomba memasak di Tanah Lot Kreatifood Festival 2017 itu sekaligus membuktikan, kalau bahan pangan tradisional seperti rebung bambu tabah, gonda, kuwir dan nasi beras merah tidak kalah dengan bahanbahan dari luar pulau, bahkan dari bahan yang diimpor. “Hasilnya sangat bagus, enak dan memiliki kekhasan yang dapat mewujudkan Tabanan dan Bali layak sebagai pariwisata kuliner,” imbuhnya. Chef Arya Nata dan Yadnya sepakat, untuk memomulerkan kuliner dengan produk lokal dengan sajian modern diharapkan dapat menjadi pendukung pariwisata sekaligus berhubungan langsung dengan sistem kehidupan dan perekonomian masyarakat lokal. “Masih banyak masakan Bali yang bisa

dikembangkan untuk menjadi menumenu bernuansa modern,” ungkap Yadnya. Di sisi lain, prestasi yang diraih ini tak hanya menjadi kebanggan mereka, tetapi juga sebagai ajang untuk berpromosi tempat makan yang ada di kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot. “Dewi Sinta Restaurant memiliki aneka menu yang bisa dipilih oleh wisatawan. Nah, kalau menu yang mendapat juara kemarin itu mesti melalui pemesan lebih awal,” ucap Operational Manager Dewi Sinta Hotel & Restaurant I Ketut Sudiartana. Menu kuwir memiliki daging yang kenyal, sehingga membutuhkan waktu lama kalau memasaknya. Tetapi, masalah rasa memang tidak diragukan. Semua menu yang berbahan kuwir, pasti enak. Restoran pertama di Tanah Lot itu memiliki menu andalan berupa Nasi Goreng Dewi Sinta. Wisatawan domestik dan mancanegara banyak yang memilih menu ini untuk makan pagi ataupun makan siang, setelah menikmati suasana objek Tanah Lot.

Pokcoy Ayam Jamur

Bumbu-bumbu: 5 siung : bawang putih (dimemarkan) ½ bagian : bawang Bombay (iris tipis sekitar 3 mm) 1 ikat : kecil daun bawang 1 sdm : minyak wijen 2 sdm : saus tiram 2 sdm : tepung maizena yang diencerkan 2 iris : jahe Bubuk merica putih secukupnya Bubuk merica hitam secukupnya Garam secukupnya Gula pasir secukupnya

digoreng, tambahkan potongan jamur, lalu tambahkan air mendidih sekitar 3 gelas hingga mendidih. Kemudian tambahkan bumbu-bumbu lainnya dan terakhir kentalkan dengan cairan tepung maizena. Setelah mengental, matikan api. Siramkan saus ayam jamur tadi ke atas rebusan pokcoy, siap dihidangkan.

akanan khas Jawa kali ini divariasi dengan warna merah putih yang dilengkapi dengan aneka lauk pauk yang sudah menjadi favorit warga Indonesia dan dapat dinikmati di Jempiring Restaurant selama Bulan Agustus 2017. “Warna merah di tumpeng itu sendiri tidak lain terbuat dari nasi goreng kecap yang dicampur dengan rempah-rempah dan sambal merah khas Indonesia yang memberikan cita rasa tersendiri bagi pecinta makanan tradisional,” ungkap Komang Aryana, Executive Chef Aston Denpasar Hotel & Convention Center. Dilengkapi dengan berbagai macam lauk pauk seperti udang goreng tepung, sate lilit ayam, perkedel kentang, sapi

lada hitam, sayur urap, ayam sisit pedas manis, mi goreng, telur masak Bali, sambal goreng hati ayam, dan ayam goreng. “Menu Agustusan ini dapat dinikmati untuk berdua yang sudah termasuk Mocktail Sang Saka yang terbuat dari soda, jeli, sirup grenadin, dan susu kental yang dapat menambah kesegaran, serta makanan penutup Puding Pejuang yang dapat melengkapi hidan-

Bahan-bahan: 8 potong : tahu berukuran sekitar 5x5 cm ¼ kg : toge 1 buah : wortel dipotong panjang dan tipis 1 batang : bawang pre diiris tipis, miring Tepung terigu dan tepung beras dengan perbandingan 1 : 1 (secukupnya) diencerkan Bumbu-bumbu: 4 siung : bawang putih ¼ bagian : bawang Bombay, diiris tipis-tipis Bubuk merica putih secukupnya Garam secukupnya Tahapan pembuatannya: Goreng tahu hingga kering semua sisinya, dinginkan. Iris salah satu sisi tahu, keluarkan isi tahu yang masih basah, sisihkan.

gan kemerdekaan ini. Satu hal lagi yang spesial dari promo ini adalah, 17% diskon bagi yang melakukan pemesanan di awal,” imbuh Ady Suardi, Assistant Restaurant Manager – Aston Denpasar Hotel & Convention Center. Penawaran ini berlaku selama Agustus, tersedia untuk makan siang, makan malam, pemesanan di kamar, atau untuk oleh-oleh keluarga. (Ngurah Budi)

Sambal Cabe Rawit Sarwan Bahan : 25 buah : cabe rawit 5 buah : cabe merah keriting 6 buah : bawang merah 1 buah : tomat 1 sdt : terasi bakar 1 sdt : gula pasir ¼ sdt : penyedap 1 sdt : garam 4 sdm : minyak goreng Cara Membuat : Panaskan minyak lalu goreng semua bahan (kecuali terasi, gula, dan garam juga penyedap) sampai matang. Haluskan semua bahan,

Sambal Jahe

masukkan gula, garam, terasi dan penyedap, haluskan sampai halus

dan rata. Siap disajikan dengan selera lalapan.

Bahan: 100 gr : jahe tua parut 9 buah : bawang merah bakar 2 siung : bawang putih bakar 1 sdt : terasi bakar 15 buah : cabe rawit 3 buah : cabe merah besar ¼ sdt : penyedap micin

Cara membuat isi: Tumis bawang putih dan bawang Bombay, masukkan isi tahu yang masih basah tadi, irisan wortel, toge dan irisan daun bawang pre. Tambahkan garam dan bubuk merica putih secukupnya, aduk rata, hingga toge layu, matikan api. Biarkan sampai dingin.

Sambal Teri

Cara mengisi tahu: Masukkan 2 sampai tiga sendok teh isi ke dalam setiap tahu yang sudah diiris salah satu sisinya hinga meluap ke luar. Panaskan minyak, celupkan tahu yang sudah diisi ke dalam adonan cairan tepung, goreng hingga kecokelatan. Angkat dan tiriskan. Siap dihidangkan.

Bahan: 12 buah : cabe rawit 1 buah : cabe merah besar 2 buah : jeruk nipis kupas potong-potong dadu 4 buah : bawang merah 2 sdm : daun kemangi ambil daunnya 2 buah : tomat 1 sdt : garam Sedikit penyedap

(Sri Ardhini)

13

(Darsana)

Resep ala Dapur Eka Tahu Brontak Cara membuat: - Rebus pokcoy sampai daunnya sedikit layu, angkat, tiriskan, dan tata di mangkok/piring cekung. - Goreng irisan daging ayam hingga berwarna putih, angkat tiriskan. - Goreng bawang putih dan bawang Bombay hingga harum, masukkan ayam yang sudah

Tumpeng Merah Putih dari Aston Denpasar Tumpeng merupakan salah satu simbol untuk merayakan hajatan atau syukuran di Indonesia. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia, Aston Denpasar Hotel & Convention Center menyuguhi hidangan khas tradisional Indonesia dengan Tumpeng Merah Putih.

rya Nata membuat menu appetizer (Lumpia Kuwir Bumbu Pedas), main course (Sate Lilit Kuwir/Entong, Nasi Timbung, Bumbu Uyang-Uyang, Jukut Embung dan Plecing Gonda) dan dessert (Dadar Gulung Pisang). Para chef ini mampu meracik dan menyajikan masakan yang lezat, bergizi dan bisa dinikmati oleh masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara. Arya Nata mengaku, Rebung Bambu Tabah sengaja dipilih sebagai bahan masakannya agar sesuai dengan visi/ misi dari Tanah Lot Kreatifood Festival 2017 itu. Kuliner tradisional asal Tabanan harus mampu sebagai tuan rumah dalam mendukung perkembangan pariwisata budaya. “Kami ingin mengangkat makanan tradisional dari Tabanan. Namun dalam penyajiannya, kami padukan dengan makanan Nusantara,” katanya. Dalam mengolah menu ini, Chef Arya Nata dan Yadnya menggunakan bumbu tradisional, seperti base genep dan base wangen. Bahan kuwir itu diolah dengan sambel uyang aying,

Bahan-bahan: 1 kg : pokcoy (sawi sendok) potong pangkalnya ½ bagian : dada ayam tanpa tulang, diiris tipis-tipis 1 bungkus : jamur kancing kemasan, masing masing dipotong jadi 2 bagian

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

1 sdt : garam atau secukupnya 1 sdt : gula pasir Kecap secukupnya Cara Membuat : Haluskan semua bahan jadi satu, campur rata lalu tambahkan kecap manis, aduk, siap disajikan.

2 sdm : teri goreng 1 siung : bawang putih Cara Membuat : Cabe rawit dan cabe merah juga bawang merah dan bawang putih dihaluskan, lalu tumis sampai sambal matang dan harum. Masukkan garam, teri dan penyedap, aduk rata sampai matang. Sajikan dengan taburan daun kemangi.


14

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Bertepatan dengan momen HUT ke -21 Miracle Aesthetic Clinic dan usai sukses meraih tiga penghargaan berturut-turut di bulan Mei, yakni Franchise & Business Opportunity Mark di ajang Surabaya Trademark Award 2017, Anugerah Brand Indonesia (ABI) 2017 oleh Tras n Co Research, dan The Best Marketing Campaign dari Indonesia Franchise Marketing Award (IFMA) 2017; Miracle menggelar Mid Year Sale bertajuk “Timeless Beauty” serta meluncurkan produk terbaru dengan tema “Miracle Eye Beauty di Miracle Aesthetic Clinic, Jalan Letda. Tantular No. 47 A, Renon Denpasar, Jumat (28/7) .

M

iracle dengan komitmen selalu memberikan perawatan kulit dan wajah terbaik dengan kepuasan tertinggi bagi pelanggannya, pada HUT ke -21 kali ini memberi banyak kejutan dan penawaran menarik untuk berbagai perawatan, produk unggulan serta konsultasi gratis dengan dokter profesional. Tak kalah spesial, mereka juga bisa memperoleh promo perawatan hanya senilai Rp 21. “Selain promo istimewa , pelanggan juga bisa memenangkan grand prize Trip to Hongkong & Macau, juga Samsung Galaxy S8,” ujar Upik Rustiah, Manajer Miracle Aesthetic Clinic Denpasar. Selanjutnya, melalui konsep Miracle Eye Beauty, dr. Yustina Utari, Aesthetic Consultant Doctor Miracle Denpasar, mengatakan bahwa tak dapat dimungkiri mata adalah jendela hati. Mata yang indah dapat menyempurnakan penampilan seseorang. Namun, mata dengan masalah pada kulit di sekitarnya akan menjadikan wajah

Ultah ke-21 Miracle

Jelita

Luncurkan Miracle Eye Beauty

terkesan sedih, lelah, dan tampak menua. Sebagai area yang paling sensitif, kulit seputar mata memerlukan perawatan khusus agar kesehatan dan keindahan kulit mata tetap terjaga. Salah satu perawatan mata terbaru Miracle adalah “Miracle Multilayer Focused Eye and Brow Lifting”, perawatan kulit seputar mata untuk mengatasi problem kantung mata (eye bag) dan cekungan bawah mata, memakai dua macam benang generasi terbaru yang aman dan efektif. “Benang berbahan spesifik ini dimasukkan ke jaringan kulit dengan teknik khusus, menjadikan ‘penopang’ kulit kendur di bawah mata, dan ‘pilar penyangga’kulit yang cekung,” jelasnya. “Produk baru lainnya adalah “Miralux Eye Beauty Mask”, masker khusus mata yang diformulasi eksklusif dengan inovasi bahan bioaktif yang secara optimal mengurangi

tanda penuaan di area mata dengan efek pengencangan yang instan. “Hidrasi pada masker ini dapat bertahan selama 24 jam sehingga mampu memperbaiki tekstur kulit dan menjadikan seputar mata lebih cerah

bercahaya,” lanjut dr. Utari. Perawatan baru Miracle lain yang juga diperkenalkan di acara tersebut adalah “Miracle Multilayer Focused Ultrasound” (MMFU). Inovasi perawatan pengencangan kulit non invasive dengan teknologi microfocused ultrasound generasi terbaru yang bisa menembus kedalaman lapisan kulit (multilayer), mulai dari lapisan kulit bawah dermis yang berperan mengencangkan kulit dan mengaktivasi kembali pertumbuhan kolagen baru. Energi ultrasound yang diantarkan mampu menuntaskan 6 masalah penuaan kulit yaitu kerutan di dahi, alis yang turun, garis halus di sudut mata, pipi yang kendur, garis kerut di leher, serta untuk pembentukan kontur wajah agar lebih V-Shape. Dikatakan oleh dr. Utari, proses pengerjaan MMFU hanya sekitar 15-30 menit per sesi, tergantung area mana yang dikerjakan dan hasilnya

bertahan hingga 6 bulan. Waktu pemulihannya juga minim (minimum downtime). Biasanya, hanya terlihat sedikit merah muda dan terasa hangat setelah perawatan dan jika terjadi, dapat hilang dalam 30 menit. Kulit akan tampak lebih kencang, dan berangsurangsur semakin terlihat efek lifting-nya setelah 1-3 bulan. Prosedurnya aman, tanpa bedah atau luka, serta hasil pengencangannya alami. “True beauty is everlasting, it is how you feel inside that shines through your eyes. Kecantikan seorang perempuan maupun kharisma seorang pria itu terpancar dari matanya. Dengan adanya berbagai inovasi perawatan maupun produk terbaru Miracle Eye Beauty ini, kiranya kami dapat menjawab keperluan orang-orang akan permasalahan kulit seputar mata sehingga mampu menampilkan versi terbaik dalam diri mereka,” tegas dr. Utari. (Sri Ardhini)

Bugar

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Rahasia Sehat di Usia Senja

11

Tips Sehat Lansia: Tidur lebih awal Begadang sering menjadi kebiasaan dan gaya hidup anak muda. Tanpa disadari kebiasaan tersebut akan berdampak terhadap kesehatan di masa tua. Sebaiknya, tidurlah sebelum pukul 22.00. Biasakan sedari muda. l

Olahraga pagi Olahraga menyehatkan tubuh dan memperkuat sistem imun sehingga bisa menghindari risiko terkena penyakit berbahaya. Olahraga pagi sangat baik untuk kesehatan, bisa jalan santai atau senam. Orhiba, olahraga yang bisa Anda pilih untuk menjaga kesehatan Anda. l

l Konsumsi buah-buahan Mencukup kebutuhan nutrisi merupakan salah satu gaya hidup sehat. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin dan mineral seperti buah-buahan untuk menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Selain itu, serat pada buah sangat berguna untuk memperlancar saluran pencernaan.

Selalu berpikir positif Supaya terhindar dari stres maka selalu berpikiran positif menjadi kunci suksesnya. Nikmati masa tua dengan pikiran yang tenang sehingga Anda terbebas dari hal-hal yang mungkin bisa memicu penyakit. l

Dr. Ni Wayan Karthi Suthardjana

Hidup sehat merupakan dambaan setiap orang. Menjadi sehat di usia senja, adalah berkah yang luar biasa, karena tak mudah mendapatkan kondisi tersebut. Semua ber­awal dari usia produktif. Dengan menjaga pola hidup sehat di masa muda akan berdampak pada kesehatan di usia senja. Berikut penuturan ­Dr. Ni Wayan Karthi Suthardjana, yang berbagi rahasia sehat bagi para lansia.

B

idan senior ini di bulan Juni lalu berusia 83 tahun. Langkahnya tetap energik dan senyum selalu tergiang di bibirnya. Saat ditanya apa resepnya agar bisa terus sehat, ia tertawa. Jalani hidup ini apa adanya. Hiduplah untuk hari ini. Bersyukurlah setiap hari. Bahagialah setiap hari, dan semangat­lah setiap hari. “Sangat mudah,” ujar Ketua Yayasan Kartini Bali ini, sembari tertawa. Walaupun terlihat mudah, tak semua orang bisa menerapkannya. Beberapa orang banyak yang mende­r ita sakit kencing manis, jantung, ginjal dll, di usia 50 tahun. Menurut Bu Karthi, menjaga pola hidup sehat di masa muda memang tak boleh disepelekan sebab hal ini erat kaitannya dengan kesehatan Anda di kemudian hari memasuki usia senja. Anda harus memperbanyak konsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga. Ia menuturkan pengalaman hidupnya. Sejak usia 35 tahun menekuni olahraga hidup baru atau disingkat orhiba. Kebetulan suaminya, Suthardjana, adalah ketua Orhiba Provinsi Bali. Bu Karthi, yang waktu itu mengajar sekolah bidan, juga mengajarkan siswi-siswi bidan orhiba ini. “Olahraga ini tujuannya bagus yakni untuk mencapai sehat jasmani dan rohani. Jadi tidak hanya kebugaran fisik yang didapat, tapi kesehatan phikis juga,” ujarnya. Olahraga ini sangat mudah, bahkan ia mampu melakukannya sampai lima kali. Olahraga tak memerlukan tempat luas, gerakannya juga mudah. “Orhiba merupakan olahraga yang sangat sederhana, mudah, dan praktis. Gerakannya dapat dilakukan siapa saja, baik anak-anak, orangtua, maupun yang sedang menderita sakit. Praktis karena dapat dilakukan di mana

saja dan kapan saja, hanya memerlukan waktu 5-10 menit, setiap kali latihan. Gerakannya 1 macam saja, yakni mengayunkan lengan ke belakang dengan sikap tegap dan tegak,” kata Bu Karthi. Selain rutin orhiba, sejak usia 35 tahun, ia juga mengurangi makan daging, termasuk babi guling, jeroan, dan lebih banyak makan sayur dan buah. Tidur diusahakan pukul 20.00. Tiap pagi ia bangun pukul 5 pagi. Setelah membersihkan diri ia mulai ber­olahraga. Kemudian, ia mandi, sarapan, dan berangkat ke kantor. Kalau tidak ada kerjaan, ia bisa ber­o lahraga sebentar. Kemudian, siang setelah makan siang dan santai, ia melakukan orhiba lagi. Sebelum tidur malam, ia biasakan berdoa, agar pikiran rileks, bisa juga dengan gayatri mantram. Ia juga tidak minum kopi. Sebelum makan, ia berdoa, mengucapkan syukur atas berkah nikmat yang diterima dan berdoa semoga makanan yang dimakan, membuat tubuh menjadi sehat dan kuat. Bagi para lansia ia meminta, jangan pernah berpikir jika pasangan kita sudah tiada, kita sendirian. Jangan pernah berpikir, surga itu didapat kalau sudah mati. “Surga itu ada di dunia saat kita hidup. Kita bisa makan enak, menikmati

alam yang indah itu adanya di dunia bukan di akhirat,” katanya lagi sembari tertawa. Ia juga berpesan, agar selalu memotivasi diri sendiri, bahagialah setiap hari, bersyukur setiap hari, dan selalu berpikiran positif, dan jangan punya perasaan iri. Biasakan diri, setelah mandi berdandan agar terlihat cantik dan segar. Walaupun hanya di rumah, tapi tetap berdandan yang tidak berlebihan agar diri kita merasa bahagia. Rambut uban bisa juga disemir hitam agar terlihat lebih

segar. Nikmatilah hidup sebagai lansia, berbahagialah dengan semua kehidupan ini. Bagi lansia yang merasa tidak diperdulikan oleh anak atau menantunya, tak usah berpikir negatif. Suatu saat, anak kita akan pergi dan dia akan membentuk satu keluarga. Ikhlaskan dia, dan kalau kangen, cobalah telepon, dan katakan, “Halo anakku, kamu masih anak saya yang tersayang, apakah kamu bisa pulang sebentar menengok ibumu. Sudah lama kita tak pernah makan bersama-

sama.” Jika dia ada waktu pasti dia akan datang. Jika dia tidak datang, mungkin dia sedang sibuk. Marilah berpikir positif. Tanamkan dalam pikiran, dia pasti tetap mencintai ibunya. “Hiduplah untuk hari ini, bersyukurlah selalu bisa melewati hari demi hari, kita tidak tahu batas usia kita, yang perlu dilakukan adalah menerima diri apa adanya, berbahagialah dalam situasi apapun, bersemangatlah setiap hari, karena setiap hari merupakan karunia Tuhan, mari kita bahagia setiap hari,” kata Bu Karthi. (Wirati Astiti)


10

Kreasi

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Tingkatkan Manajemen Pengelolaan untuk Bangkitkan UKM

Perguruan tinggi mengemban tiga tugas utama kegiatan akademik yaitu menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi harus manunggal dengan masyarakat dan banyak berbuat untuk kepentingan masyarakat yang merupakan kelompok pengguna ipteks di luar perguruan tinggi, sekaligus memanfaatkan mereka sebagai mitra dalam pengembangan dan penerapan ipteks tersebut. Karena itu, pengabdian kepada masyarakat, orientasinya harus lebih diarahkan pada usaha pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus diarahkan pada upaya pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM.

H

al tersebut juga dilakukan oleh kelompok pengabdian kepada masyarakat Undiksha terhadap UKM Pertenunan Astiti di Desa Gelgel Kabupaten Klungkung. Melalui focus group discussion dan dialog interaktif antara Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali dan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, bertujuan memberikan pemahaman mengenai promosi dan pemasaran produk terhadap UKM pertenunan Astiti. Kegiatan Ipteks Bagi Produk Ekspor (IBPE) memiliki agenda kegiatan yaitu sharing informasi dengan pihak Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali mengenai Ekonomi Kreatif Mandiri antara UKM Jawa Tengah dan Pertenunan Astiti. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Pelaksana kegiatan IBPE, Ni Ketut Sary Adnyani,S.Pd., M.Hum., dari Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Undiksha Singaraja beberapa waktu lalu. Pihaknya juga menjalin mitra dengan beberapa pengrajin dari UKM Jawa Tengah baik itu pengusaha kuliner, kerajinan, dan perajin batik sehingga mereka bisa memberikan pengetahuan masalah manegemen pengelolaan dari sebuah perusahaan sehingga mampu menularkan kepada UKM yang ada di Bali dengan menyasar pangsa pasar oneline dan offline. “Kedua pangsa pasar ini merupakan orientasi untuk menyasar konsumen dalam kaitan pemasaran

Kegiatan Ipteks Bagi Produk Ekspor (IBPE) oleh dosen Undiksha untuk menaikkan omzet,” jelasnya. Selain meningkatkan omzet, untuk menyasar pasar internasional, UKM harus memiliki mitra dan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Pengembangan UKM yang dilakukan oleh Pertenunan Astiti untuk memajukan usahanya dengan jalan menjalin hubungan dengan pihak luar dengan mengikuti pameranpameran baik skala lokal, nasional maupun internasional. “Dengan mengikuti pameran konsumen secara langsung akan mengetahui produk yang dihasilkan oleh UKM,” ungkap Sary. Bersama dua anggota lainnya, I Gusti Ayu Purnawati dan Elly Herliyani, pihaknya memfasilitasi UKM Pertenunan Astiti dengan sistem

tertib administrasi dengan pembukuan sederhana dan teknik berkomputer dengan produk yang dihasilkan berupa buku panduan administrasi. Selain itu, untuk menunjang pemasaran pihaknya juga akan membuat video bilingual sebagai media promosi kepada konsumen yang berasal dari mancanegara. Program IBPE yang akan berlangsung selama 3 tahun ini akan terus dilakukan secara kontinyuitas sehingga manghasilkan produk dari pengabdian yang dilakukan. “Kami tetap lakukan pendampingan dan pembinaan, untuk pengembangan ada di mitra sehingga mereka bisa aplikasikan dan mengahsilkan produk dari pengabdian kami,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Rindu Permainan Tradisional Siapa yang tidak rindu masa kecil? Ada saja hal lucu dan manis untuk dikenang ketika kita mulai mendewasa. Kadang kala, rutinitas orang dewasa membuat jenuh dan ingin mengulang kembali waktu ke masa kecil yang masih penuh keluguan dan kepolosan. Hal ini juga disampaikan oleh Ni Wayan Wistari, Duta Bahasa Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia delegasi wilayah Bali. Menurut Wis, sapaan akrab perempuan kelahiran Gianyar, 9 Mei 1993 ini, kenangan masa kecil selalu menyenangkan, bahkan di usianya yang telah dewasa kenangan itu masih sulit untuk dilupakan. Kebebasan bermain dengan teman dan saudara dengan pemainan tradisional begitu melekat diingatannya. Permainan petak umpat, main karet dan main perahu yang terbuat dari pohon pisang selalu menambah Ni Wayan Wistari rasa keakraban satu sama lainnya. Ia sangat bersyukur ketika kecil dirinya masih mengenal permainan permainan tradisional itu, dibandingkan dengan masa kecil anak zaman modern ini. Rasanya permainan tradisonal tersebut sudah tidak mendapat tempat jika dibandingkan dengan dengan game online yang ada di gadget atau smartphone. “Walaupun dulu tidak secanggih sekarang, rasanya keceriaan itu lebih mahal dari harga gadget ini,” ungkap putri dari pasangan Wayan Kesi dan I Made Parta. Perempuan yang sedang menempuh pendidikan di Pascasarjana Undiksha ini begitu antusias jika diminta menceritakan masa kecilnya. Lahir di desa membuat ia begitu menikmati setiap proses kehidupan masa kecilnya. Ia selalu berantusias ketika ada pementasan di sekolah tempat ia menimba ilmu. Memiliki hobi menari membuatnya selalu diikutsertakan dalam pementasan-pementasan di sekolah maupun desa. Selain merupakan hobi, dengan menari ia juga bisa dirias bak seorang putri. “Bahkan sehabis pentas saya tidak mau menghapus make up, dengan percaya diri saya bermain meski tak jarang saya harus ditertawakan,” kenang perempuan yang didaulat sebagai Delegasi Literasi Anak Bangsa perwakilan Provinsi Bali tersebut. Wis menambahkan kasih sayang orangtuanya begitu dirasakan sejak kecil. Jarak sekolah yang begitu jauh dengan rumah, membuat orangtuanya bolak balik harus menjemputnya. “Setiap pagi juga selalu disiapkan bekal untuk ke sekolah,” ujar perempuan yang sempat menyandang mahasiswa berprestasi di Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha Singaraja tersebut. Bahkan orang tuanya selalu mendukung kegiatan positif yang ia lakukan. Wakil III Duta Bahasa Provinsi Bali tahun 2012 ini juga mengatakan masa kecil yang begitu indah juga mengantarkannya ke gerbang kesuksesan. Wis begitu ingat pesan orangtuanya untuk selalu belajar dan menjaga sopan santun. Berkat kegigihan dan keuletannya, ia memulai menujukkan prestasi di sekolah hingga orangtuanya menyekolahkannya ke Denpasar. “Sedih memang harus jauh dengan orangtua, tetapi di sana saya diajarkan menjadi lebih mandiri dan belajar beradaptasi dengan lingkungan,” ungkapnya. (Wiwin Meliana)

Style

Warna–Warni Endek Kasual Endek kini semakin digemari oleh anak muda dan pencinta fashion. Ini terbukti pada Lomba Fashion Show “Busana Casual Touch of Endek” yang digelar oleh Mingguan Tokoh pekan lalu di ajang Foof Truck Festival di Taman Kota Lumintang.

T

oly Sukma, Desainer dan salah satu juri lomba mengatakan, Endek sebagai bagian dari warisan budaya kebanggaan Bali, harus dilestarikan keberadaannya. Baik dari segi teknik produksi, desain dan produk yang dihasilka serta lebih dimasyarakatkan lagi penggunaannya. Bali, katanya selain sebagai destinasi yang hidup dalam keindahan budaya di dalamnya ada tenun ikat yang istimewa, yakni Endek. Bahkan, dalam perkembangannya Endek hadir dalam karya siap pakai yang menarik. Dan, kain

Foto-foto: Lensa 7

tenun yang sarat dengan daya tarik itupun tergambar pada deretan peserta di panggung saat itu. Selain itu, ada rasa cinta dan bangga dari peserta untuk turut menjaga warisan leluhur ini. Rata-rata mereka berhasil merefleksikan keindahan Endek, yang memang khas dan unik, baik dari sisi warna maupun coraknya. Warna-warna summer yang identik dengan merah, hijau dan orange, hadir sebagai keragaman warna. Bergitu juga motifnya, membuat Endek menjadi magnet tersendiri bagi para pecinta mode. (Sri Ardhini)

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

15


16

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Setiap perguruan tinggi (PT), sepatutnya melahirkan lulusan SDM yang ber­ kualitas, penuh semangat juang, kritis, kreatif, mandiri dan inovatif.

B

Fakultas Hukum Undiknas

Edukasi

Dara

Berbagi ke RSJ Bangli

egitu juga dengan Fakul­ tas Hukum Undiknas, dengan Akreditasi A da­ lam genggaman dipasti­ kan mampu menghasilkan bibit unggul yang akan membawa bangsa ini ke arah yang lebih maju. Selanjutnya, selain bicara pros­ pek kerja seorang sarjan hukum, FH Undiknas juga dengan konsisten mengembangkan sisi pengabdian ke­ pada masyarakat. Mengingat hal ini juga menjadi salah satu poin dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang mesti ditopang oleh seluruh mahasiswa. Untuk itu, Dewi Puspita Sari, Ketua Panitia Pelaksana Fakultas Hukum Peduli mengatakan jika Fakultas Hukum Peduli, telah menjalankan salah satu ungkapan peduli melalui kegiatan positif dan kontribusi nyata dengan berbagi yang dilaksanakan BEM-FH Undiknas Denpasar, dengan mengunjungi Rumah Membantu dan Memotivasi kan motivasi positif bagi masyarakat,” Sakit Jiwa (RSJ) di Bangli pada Kamis Selanjutnya,Gede Wahyu Putra ucapnya . (20/7). Menurut Wahyu Putra, kegiatan Dikatakannya, kegiatan Bakti Sosial Kartawa, Gubernur Badan Eksekutif yang diikuti oleh Gubernur BEM-FH, Mahasiswa Fakultas Hukum (BEM-FH) Fakultas Hukum Peduli ini, tidak hanya Ketua BPM-FH,mahasiswa serta dosen Undiknas Denpasar menyatakan jika berbagi atau memberikan donasi, me­ di lingkungan FH Undiknas, hadir pula program kerja tersebut merupakan lainkan juga menyuntikkan semangat Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit kegiatan yang keempat kalinya dari serta menghibur pasien yang sedang Jiwa, Bangli serta Dekan Fakultas Hu­ Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas direhabilitasi agar lekas pulih dari kum yang sekaligus membuka acara. Hukum (BEM-FH) Undiknas Denpasar penyakit yang dialaminya. “Ketika itu Setelah persembahan hiburan dari periode 2016 - 2017. Kegiatan ini pasien nampak antusias dan sangat aktif. penyanyi dangdut dan mahasiswa FH bertujuan untuk terus menumbuhkan Sebab, beberapa orang pasien memiliki talenta seni seperti , bernyanyi, bergoy­ Undiknas Denpasar, dilaksanakan pe­ ang dan lainnya. Selain itu dan menurut nyerahan donasi berupa sembako, se­ Wakil Direktur Pelayanan RSJ Bangli, limut, sandal, serta peralatan mandi. mereka yang direhabilitasi di sana te­ Pada penyelenggaraan acara yang lah diberikan pembelajaran untuk berlangsung sehari tersebut, Dewi menghasilkan sebuah karya,” Puspita kembali menekankan ini imbuh Wahyu Putra. merupakan aplikasi dari rasa Sementara itu De­ peduli para mahasiswa kan Fakultas Hukum pada sesama, khususnya Undiknas Denpasar pada orang-orang yang Dr. AA Ayu Sri Ra­ masih memerlukan hayu Gorda, S.H., uluran tangan mereka. M.H., mengatakan Salah satunya adalah bahwa pengabdian menemui mereka yang pada masyarakat memiliki keterbelakan­ atau kegiatan bakti gan mental di RSJ Bangli. sosial ini bukan han­ “Harapan kami semoga ya menjadi tanggung donasi yang diberikan ini jawab mahasiswa na­ dapat memenuhi kebu­ mun seluruh dosen atau tuhan pasien RS J Bangli. pendidik, juga mereka Kami juga mengucapkan yang terlibat dalam pros­ terima kasih kepada pihak es pembelajaran (civitas pengurus Rumah Sakit akademika) memiliki yang telah mengizinkan tanggung jawab yang kami keluarga mahasiswa sama. Undiknas University Den­ pasar, menyelenggarakan Karenanya, sebagai kegiatan kepedulian kami. Dekan ia menyambut Dari kiri: Ketua BPM Siwi- FH, Ketua BEM FH, Wahyu, Begitu juga semua undan­ baik dan berusaha men­ dan Ketua Panitia FH Peduli Dwi. gan yang menghadiri keg­ dukung semua aktivitas mahasiswa FH iatan Fakultas Hukum Peduli ini, serta rasa kepedulian mahasiswa terhadap Undiknas. “Kami sangat mengapresiasi para dosen serta tim panitia yang sudah masyarakat yang memerlukan bantuan. berbagai bentuk kegiatan yang men­ mempersiapkan dengan sangat matang “Di sini,mahasiswa juga harus mampu ingkatkan kepedulian kepada sesama. sehingga kegiatan saat ini berlangsung menghasilkan output yang bisa mem­ Dan, dengan kunjungan mahasiswa lancar,” katanya. bantu masyarakat sekaligus memberi­ ke RSJ Bangli diharapkan tidak hanya

Lensa 7 dan Pengalaman Motret Fashion Show

Dalam kegiatan Lomba Fashion Show Tokoh di ajang KMB Food Truck Festival 2017 pekan lalu, banyak kamera yang membidik aksi lenggak-lenggok peserta di atas catwalk. Salah satunya, komunitas pencinta fotografi yang tergabung dalam Lensa 7.

S

Dekan FH Undiknas bersama Wadir RSJ Bangli, Ketua BEM dan BPM FH Undiknas.

sekadar kunjungan berbagi kasih se­ mata namun mahasiswa FH Undiknas nantinya dapat membuat karya ilmiah atau skripsi dengan mengambil tema yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap hak-hak bagi pasien RSJ yang telah dinyatakan sembuh. Begitu juga, perihal bagaimana peran dan tanggung jawab pemerintah di dalam mengelola Rumah Singgah dan RSJ agar di setiap Kabupaten wajib memilikinya. Sebab, RSJ Bangli memiliki keterbatasan kamar dan ru­ ang untuk bisa memberikan pelayanan

kesehatan bagi yang membutuhkan. Apalagi jika kita mencermati di masyarakat begitu banyak masyarakat yangg mengalami gangguan jiwa atau stres berat berkeliaran di jalan-jalan yang dapat membahayakan lingkun­ gan. Dengan kunjungan dari FH Un­ diknas, kata Sri Rahayu Gorda mer­ eka dapat berbagi pemikiran untuk memberikan perhatian dan masukan kepada pemerintah terhadap pro­ blematika ini, yang mungkin selama ini kurang mendapat perhatian.-ard

ebelumnya, SMAN 7 Denpasar belum memiliki ekskul fo­ tografi. “Karena pada saat itu banyak siswa memi­ liki hobi fotografi, akhirnya hobi mereka ini diwadahi dengan dibentuknya Lensa 7 pada 12 Desember 2012,” ujar Pembina Lensa 7, Gede Ngurah Randy Kusnady, S.E. Ia mengisahkan awal keter­ tarikannya pada dunia fotografi bermula ketika dirinya ditunjuk sebagai seksi dokumentasi di kampus tahun 2009. Rupanya dari tugas jeprat-jepret tersebut,

Randy tenggelam dan menemu­ kan keasyikkannya. Akhirnya ia membeli kamera pertama di ta­ hun 2011. Selanjutnya, di SMAN 7, pria kelahiran Bangli 28 tahun silam ini diberikan kepercayaan oleh Kepala Sekolah beserta Wakasek untuk mendokumenta­ sikan semua kegiatan yang ada di sekolah, serta ditugaskan sebagai Pembina Ekstra Lensa 7. “Padahal di bidang ini saya bukan profe­ sional tapi cuma sekadar hobi,” ujar Randy yang mengaku terin­ spirasi dengan foto-foto keren hasil bidikan Rahtut XXX, Mario Blanco, dan Gede Lila. Dalam perjalanannya me­ nyelami dunia fotografi, Randy yang kerap membidik objekobjek tertentu entah itu orang maupun benda, sempat kena damprat seorang pedagang di Lapangan Puputan Badung. “Saya diam-diam memotret Bapak itu.. hehehe,” kenang Randy. Bahkan, pernah juga ia disangka wartawan karena ikut bawa-bawa kamera dan motret-motret dalam sebuah event. PENGALAMAN PERTAMA Untuk membantu mendo­ kumentasikan kegiatan fashion show Tokoh, Lensa 7 mengajak 6 anggota termasuk pembinanya.

Dosen FH Undiknas bersama Wadir RSJ Bangli. Anak-anak Lensa 7 saat memotret di Lomba Fashion Show

Tim Lensa 7 yang turut membantu dokumentasi acara Lomba Fashion Show Tokoh dalam KMB FTF 2017. Dari kiri : Ananda, Dharmana, Vaitarya, Krisna Yoga, Untung Darmadi, Randy

Mereka adalah I Dewa Gede Un­ tung Darmadi (Ketua Lensa 7), Putu Ananda Satria Adi, I Kadek Dharmana Yasa, I Gede Krisna Yoga Putra Pratama, Vaitarya Wikananda Wijaya, Untung Darmadi menga­ takan mendapatkan pengalaman seru saat memotret acara FTF karena itu pertamakalinya ia memotret orang fashion show. “Dari pengalaman itu sekarang saya jadi tahu bagaimana ba­ gusnya mengambil foto orang fashion show, model yang berg­ erak, bagaimana mendapatkan pose-pose mereka yang menarik. Trus.. modelnya cantik-cantik juga jadi tambah semangat.. ha­ hahaha,” candanya. Anak muda kelahiran Den­ pasar 22 Desember 2000 ini mengaku pertama kali suka foto-

Sebagian mahasiswa FH Undiknas bersama Wadir RSJ Bangli.

Suasana kebersamaan

Mahasiswa FH Undiknas bersama sebagian pasien RSJ Bangli.

9

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Salah satu kegiatan Lensa 7

foto karena iseng. Gara-garanya kamera di rumah itu nganggur, selanjutnya ia mencoba ikut ek­ stra Lensa7, dan akhirnya senang dengan fotografi. Vaitarya juga mengungkap­ kan hal yang sama. “Pengala­ man menarik pas ngambil foto di acara fashion show Tokoh, saat melihat model yang cantikcantik, saya menjadi semangat untuk memotret mereka,” ucap­ nya. Vaitarya pertamakali suka fotografi karena ayahnya juga memiliki hobi fotografi. “Saya belajar banyak dari ayah saya dan ingin belajar lebih banyak lagi,” ujar remaja kelahiran Bangli 12 Maret 2001ini. Memotret model di atas catwalk rupanya menjadi pen­ galaman pertama bagi mereka, termasuk bagi Ananda, Dhar­

mana, dan Krisna Yoga. Ananda menuturkan awal ia terjun men­ dalami fotografi karena memang suka ngambil foto memakai kam­ era HP. Namun, ia merasa tidak puas karena kemampuan foto di HP sangat kurang. “Karena itu saya mulai belajar mengambil foto menggunakan kamera,” ujar remaja kelahiran Tabanan, 08 Maret 2001 ini. Lain ceritanya dengan Dhar­ mana. Ia mengatakan suka fotografi berawal dari sering melihat-lihat hasil foto para fo­ tografer di Instagram. Dari sana ia termotivasi, terutama saat melihat foto tentang alam di akun instagram @iwwm. Sejak saat itu pria kelahiran Denpasar 21 Agustus 2000 ini semakin termotivasi dalam hal fotografi dan editing. Senada dengan Dharmana, Krisna Yoga juga mengaku per­ tama kali suka fotografi ketika memiliki HP yang isi kamera serta melihat kakaknya foto prewedding. “Akhirnya saya ikut ekstra Lensa7 dan memiliki kam­ era DSLR,” ucap remaja kelahi­ ran Denpasar 19 Juli 2001ini. Bagi anak-anak muda Lensa 7 ini, sebuah kesempatan me­ motret adalah pengalaman ber­ harga untuk belajar mengem­ bangkan potensi dan bakat yang mereka miliki. Dari proses inilah mereka mendapatkan tantangan-tantangan baru yang membuat mereka kreatif untuk menemukan solusinya. Bravo Lensa 7. Selamat berkarya. (Inten Indrawati)


8

Dalam setiap lomba/kompetisi, pasti ada kalah­menang. ­Seringkali dalam lomba, khususnya yang diikuti ­anak-anak, justru orangtuanya yang kurang sportif. ­Entah itu ­mengintimidasi anaknya, berbuat curang, seperti ­memalsukan data anak (sebenarnya SD tapi dimasukkan TK), bahkan sampai menyogok juri, demi anaknya menang. Singkatnya, orangtua sulit menerima kekalahan anaknya dan belum bisa menerima dengan lapang dada terhadap ­kemenangan anak lain.

Ni Gusti Ketut Diana Setiawati, M.Psi., Psikolog

F

Bunda & Ananda

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

enomena ini dikatakan Ni Gusti Ketut Diana Setiawati, M.Psi., Psikolog, menunjukkan adanya sikap yang tidak sportif dalam menanggapi sesuatu pada orangtua. “Bila seorang anak mempunyai orangtua yang hanya peduli pada kemenangan, maka sang anak akan menangkap pesan-pesan bahwa ia boleh melakukan apapun asalkan menang,” ujarnya. Dini, seorang ibu di Denpasar yang dulu kerap mengikutkan putra-putrinya juga mengakui hal tersebut kerap ditemuinya dalam ajang-ajang kompetisi. Ia berpendapat bahwa orangtualah yang seharusnya belajar untuk sportif. Dalam ajang-ajang lomba khususnya lomba untuk anak mulai usia 0 tahun sampai SD, orangtualah yang banyak berperan. Mulai dari mencari info lomba, mendaftarkan anak, sampai saat perlombaan berlangsung. Ia menekankan dalam hal ini mood anak harus benarbenar dijaga, karena anak tak selalu mood nya baik. Kedua, mengajarkan anak untuk bisa menerima kemenangan juga kekalahan. Dengan mengikuti lomba, kata Dini, anak juga belajar disiplin, disiplin waktu juga disiplin mengikuti aturan yang diterapkan. Psikolog Diana menjelaskan, sikap sportif menunjuk pada sikap menghormati aturan, teman dan lawan atau orang lain. Hal ini juga menuntut adanya kejujuran untuk tidak melanggar aturan serta mengakui kelebihan dan keunggulan orang lain dengan lapang dada. “Apabila anak terbiasa bersikap sportif, maka

anak akan bersikap sportif dalam semua aspek kehidupannya,” imbuh Psikolog Klinis RS Jiwa Provinsi Bali ini. Dengan menanamkan nilai sportivitas pada anak, ada beberapa hal yang didapatkan anak. Pertama, anak akan lebih dapat menghargai kebaikan dan keberhasilan orang lain. Kedua, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah stres saat menemui kegagalan atau kekalahan. Ketiga, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang pandai mengevaluasi diri dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Keempat, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah beradaptasi dalam pergaulan. Kelima, anak akan tumbuh sebagai pribadi yang memahami pentingnya cara-cara yang baik dalam memperoleh keberhasilan. Sebaliknya anak-anak yang tidak dikenalkan dengan nilai sportivitas akan sulit menerima kekalahan sehingga mudah tertekan, menarik diri dan rendah diri. Anak juga menjadi sulit untuk mengakui kesalahan dan cenderung menyalahkan orang lain dan berbuat kecurangan. Karena itulah mengajarkan nilai sportivitas sangat penting bagi anak. Dalam mengajarkan sportivitas pada anak perlu diingat bahwa sikap lebih berhasil daripada kata-kata. Karena itu orangtua harus memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari agar anak hidup di lingkungan yang sportif. Contoh dan keleteladanan orangtua menjadi tonggak utama dalam menanamkan nilai sportivitas pada anak. Pembiasaan diri bersikap sportif ditunjukkan melalui pergaulan sehari-hari di lingkungan keluarga. Upaya yang bisa ditempuh untuk mengajarkan nilai sportivitas pada anak adalah, anatara lain : - Buat aturan-aturan yang disepakati untuk melakukan sesuatu. Ajak anak untuk membuat konsekuensi bila aturan yang sudah disepakati dilanggar. Konsekuensi ini penting agar anak belajar berpikir sebelum bertindak dan konsisten terhadap kesepakatan yang telah dibuat bersama - Uji sportivitas anak dengan mengajak berkompetisi, bisa dengan mengikuti perlombaan atau lainnya. Motivasi anak bahwa yang utama adalah prosesnya bukan hasilnya. Bukan masalah menang atau kalah tapi bagaimana anak mau melalui proses per-

Tanamkan

Nilai Sportivitas pada Anak lombaan dengan jujur dan menerima hasilnya dengan lapang dada. - Berikan dukungan dengan memberikan kalimat-kalimat posistif sebagai apresiasi saat anak bersikap sportif dalam berbagi situasi, baik keberhasilan maupun kegagalan mereka. Hargai apa yang sudah mereka upayakan untuk berprestasi. - Berikan contoh pada anak bahwa orangtua juga selalu sportif. Konsisten dan tegas dalam aturan yang telah disepakati dalam keseharian. Bila orangtua tidak konsisten terhadap aturan, maka anak-anak pun akan dengan mudah melanggar aturan yang dibuat. Tegas untuk menyatakan kepada anak apabila yang diperbuatnya salah dan bagaimana seharusnya, serta apresiasi bila anak sudah berbuat baik - Ketika sikap sportif ini sudah

tertanam kuat pada anak, maka ia akan tumbuh menjadi orang yang tahan banting, kuat untuk menerima tantangan dan memiliki ketahanan saat menemui kegagalan. - Sebuah kompeti/perlombaan dikatakan Diana dapat dijadikan sarana motivasi bagi anak untuk berkreasi, berprestasi sekaligus sebagai kesempatan untuk mengukur kemampuan anak dibandingkan anak lain. Ajang ini bisa dimanfaatkan menjadi sarana edukasi positif bagi anak untuk mengajarkan sportivitas. Orangtua perlu selalu mengingatkan bahwa perlombaan bukan berati hasil akhir saja. Orangtua perlu menanamkan pengertian pada anak bahwa lomba merupakan sarana pembelajaran. Menang atau kalah bukanlah tujuan utama. Kekalahan dan kegagalan merupakan bagian dari proses belajar dan

Griya

Kitchen Set sesuai Keperluan

Kitchen set merupakan kebutuhan yang tak kalah pentingnya dari perlengkapan rumah lainnya, apalagi pada zaman modern ini. Sang Nyonya rumah sangat teliti dalam merancang ruang dapur karena dapur harus sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan bagi pemiliknya. Di samping juga dari segi keindahannya, semua harus dipadupadankan sehingga menghasilkan desain kitchen set yang diinginkan dan memuaskan pemakainya. Demikian disampaikan Dewa Ayu Sri Agung Gunawati, S.Sn., owner SR Interline.

M

konsekuensi yang perlu ditanggung jika anak ikut perlombaan. Hagai apa yang telah mereka upayakan untuk berprestasi. BIarkan mereka senantiasa memiliki pertanyaan “apakah aku sudah melakukan yang tebaik?” atau “apa yang bisa kulakukan”. Bila anak menang, maka orangtua tidak perlu membesarbesarkan kemenangan tersebut. Lakukan penekanan pada sisi kebersamaan dan kesenangan saat berlomba dibandingkan sekedar menang atau kalah. Bila anak kalah, berilah pemahaman bahwa kekalahan bukan sesuatu yang buruk. Kekalahan adalah penyemangat agar lain waktu anak perlu berusaha dn berlatih lebih baik lagi. Hargai setiap upaya maupun pencapaiannya. Hindari untuk memarahi anak, tunjukkan bahwa apapun hasil lombanya tidak akan mempengaruhi rasa sayang kita pada anak. (Inten Indrawati)

Dewa Ayu Sri Agung Gunawati

enurutnya, dalam men­ desain kitchen set, yang harus diperhatikan adalah peralatan yang akan diletakkan dalam kitchen set, yang disesuaikan dengan luas ruang dapur yang dimiliki. “Di samping itu, unsur ergonominya juga harus diperhatikan agar si pemakai nyaman melakukan aktivitas di dapur. Berikutnya, baru kita atur bentuk dan warna agar kitchen

Mendongeng Lima Menit

kotak pandora

Dewa Zeus sangat marah melihat manusia mencuri cahaya pengetahuan dari puncak gunung Olympus. Ia ingin menghukum manusia itu. Dimintanya batuan kepada seorang dewa untuk membuat sebuah Made Taro patung perempuan. Maka terciptalah patung itu! Dewa Zeus meniupkan roh ke dalam tubuhnya. Wanita itu bergerak hidup lalu diberi nama Pandora. Sebelum berangkat ke bumi, banyak dewa memberi bekal kepadanya. Ada yang memberinya kecantikan, keanggunan, dan kegairahan. Ada juga yang membekalinya bunga dan perhiasan, ketangguhan mengembara, kemampuan membujuk, pandai bernyanyi dan memainkan musik. Dewa Zeus memberinya bekal khusus, yakni sebuah kotak tertutup dan sebuah sifat selalu ingin mengetahui segala yang dijumpainya. “Pandora!” kata Zeus. “Bawalah kotak itu ke bumi! Ke mana pun engkau pergi, kotak itu harus selalu berada di sampingmu. Satu syarat yang harus kau patuhi adalah, kamu tidak boleh membuka tutup kotak itu!” “Baiklah, Dewaku yang tertinggi,” jawab Pandora. Setelah beberapa lama tinggal di bumi, gadis cantik itu akhirnya dipersunting oleh seorang pemuda ganteng, kakak dari pemuda yang mencuri

cahaya pengetahuan dari puncak gunung Olympus. “Kotak apa yang selalu berada di sampingmu itu, Pandora?” tanya sang suami. “Kotak pemberian Dewa Zeus. Kotak itu harus selalu berada di sampingku, dan tak boleh kubuka isinya. Sejak awal aku ingin sekali mengetahui isi kotak itu.” “Jangan, sayangku! Kau harus mematuhi perintah Dewa Zeus.” Larangan suaminya menambah besar dorongan Pandora untuk membuka kotak itu. Ketika sang suami pergi, Pandora mencoba membukanya. Baru sedikit terbuka, tiba-tiba keluar ledakan dibarengi kepulan asap tebal dan bunyi bergemuruh. Dari dalam beterbangan makhluk-makhluk kecil dan aneh sambil berteriak : “Keluarlah wahai semua keburukan, penyakit, penderitaan, keputusasaan, kekacauan, dan lain-lainnya!” Pandora segera menutup kembali kotak itu dan mencegah kepergian makhluk aneh itu. Namun terlambat! Semua makhluk itu beterbangan jauh. Di dalamnya hanya tersisa seekor makhluk kecil dan aneh yang mengaku bernama ‘Harapan’. Nasi telah menjadi bubur, sesal kemudian tak ada gunanya. Pandora menyesal telah melanggar aturan Dewa Zeus. Sejak saat itu ia berjanji akan memelihara makhluk ‘Harapan’ itu baik-baik. Dengan modal ‘Harapan’ itu manusia selalu berusaha untuk berbuat baik dan tidak berputus asa akibat dari keburukan yang merajalela. (Yunani)

Kitchen set harus dirancang sesuai dengan keperluan dan kenyamanan bagi pemiliknya

set terlihat menarik dan indah dipandang,” ujarnya. Terkait bahan kitchen set, sekarang ini sudah banyak pilihan. Namun saat ini, dikatakan Sri Agung, kebanyakan orang memakai bahan dari multiplek dilapisi HPL atau difinishing warna kayu ataupun difinishing duko. Selain bahan ini cukup kuat dan bisa dikombinasikan dari beberapa jenis finishing, harganya pun terjangkau. (Inten Indrawati)

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

17


18

Life Story

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Begitu banyak sejarah-sejarah penting yang pernah terjadi di Nusantara yang tetap bisa diyakini dan dipercaya melalui sebuah buku catatan sejarah maupun situs-situs pening­galan sejarah. Tentu, upaya ini dilakukan untuk tetap mengenalkan dan mendekatkan peristiwa sejarah serta perjuangan pahlawan kepada generasi muda.

B

uleleng menjadi salah satu wilayah yang menyimpan banyak perjalanan sejarah penting di Indonesia. Betapa tidak, di Buleleng merupakan saksi kisah perjalanan cinta Nyoman Rai Srimben dan Raden Soekemi Sosrodiharjo. Kisah cinta mereka melahirkan seorang anak lakilaki yang memiliki peran penting dalam kemerdekaan Indonesia. Presiden pertama Indonesia, Sukarno lahir dari rahim seorang perempuan Bali, Nyoman Rai Srimben yang berasal dari Bale Agung, Singaraja. Hingga saat ini, kawasankawasan yang berkaitan dengan latarbelakang kehidupan Sukarno masih sangat djaga dan dilestarikan. Bahkan Pemkab Buleleng berencana menggagas kawasan tersebut menjadi kawasan Promosi Sukarno Heritage dan akan dipromosikan menjadi cagar budaya dan pariwisata Buleleng. Rencana tersebut telah dibicarakan dengan keluarga besar Bale Agung di Ruang Rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Senin (24/7). Bahkan dari pembicaraan tersebut pihak pemkab dan keluarga Bale Agung

Buleleng Digagas Jadi Kawasan Sukarno Heritage juga telah memperoleh kesepahaman. Rencana Pemkab Buleleng disampaikan langsung oleh Wabup Sutjidra, kawasan yang digagas Bupati Agus Suradnyana ini dimulai dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sukasada yang nantinya diberi nama Taman Bung Karno hingga Kantor Bupati Buleleng yang sempat dijadikan Istana Kepresidenan oleh Sukarno dan Rumah Ibunda Sukarno, Rai Srimben di lingkungan Bale Agung. Situs-situs ini nantinya akan terus dilestarikan di Kabupaten Buleleng. “Hal ini merupakan suatu upaya untuk melestarikan situs sejarah dimana di Buleleng dikenal sebagai tempat lahirnya Ibunda dari Bung Karno,” jelasnya. Hal ini juga sebagai salah satu upaya Pemkab untuk mendekatkan sejarah kepada masyarakat utamanya masyarakat Buleleng. Persiapan pencanangan kawasan promosi ini juga sudah disinergikan dengan kegiatan internasional yang akan diselenggarakan oleh Undiksha yaitu Simposium Internasional Teknologi Nuklir dalam rangka Hari Teknologi Nasional yang rencananya berlangsung dari tanggal 10 sampai dengan 11 Agustus 2017 yang dihadiri oleh 300 delegasi dari 14 negara. Simposium ini juga akan berdampak pada Kabupaten Buleleng karena akan ada perjanjian-perjanjian kerjasama yang akan ditandatangani terutama mengenai pemanfaatan teknologi nuklir. “Simposium akan

Pembahasan Promosi Sukarno Heritage antara Wabup Sutjidra dengan keluarga Besar Bale Agung di ruang rapat lobi Kantor Bupati Buleleng, Senin (248).

dibuka oleh anggota Wantimpres, Prof. Sidarto Danusubroto dan rencananya ditutup oleh Menko PMK, Puan Maharani sekaligus mencanangkan langsung Kawasan Promosi Sukarno Heritage ini,” ujar Wabup Sutjidra. Sementara itu, salah satu Penglingsir Bale Agung yang juga mengikuti rapat koordinasi, Made Hardika menyatakan pihak Bale Agung sangat mendukung Bale Agung dijadikan objek wisata sejarah. Namun, ada hal-hal yang perlu dijelaskan secara detail oleh pihak pemerintah jika nantinya Bale Agung

Tetap Ajeg Ikuti Garis Keturunan Salah satu kesenian yang tumbuh dan berkembang di lan saya sendiri juga merupakan salah satu keturunan Desa Tejakula yang berintegrasi, mampu beradaptasi dan penari wayang wong sakral tersebut,” jelasnya. menyesuaikan diri dengan dinamika zaman adalah Wayang Dirinya menambahkan salah satu yang menambah Wong. Kesenian ini merupakan tradisi budaya yang cukup nilai magis dari tari Wayang Wong tersebut adalah hanya tua, lengkap dengan ucapan, tarian, dan mekekawin yang boleh ditarikan oleh orang yang masuk ke dalam garis diperkirakan sudah ada sejak pertengahan abad ke-16. keturunan, artinya jika leluhurnya terdahulu adalah praKesenian adiluhung Denbukit ini telah mendapat pengina maka generasi penerusnya wajib mempelajari dan gakuan resmi dari UNESCO hingga ditetapkan sebagai menarikan tarian ini. Jika tidak maka yang bersangkutan Daftar Representatif Warisan Budaya Tak Benda akan mengalami ganguang seperti disakiti secara niskala. Kemanusiaan sejak tahun 2015 lalu. Sehingga siapa pun dia tidak ada yang berani menolak untuk menarikan tarian ini. “Inilah menjadi sebab mengapa Mengupas sisi kesakralan Tari Wali Wayang tari ini tidak akan pernah punah, karena selalu diwarisi Wong, Rupanya tak lepas dari pragina (penari) dari generasi ke generasi,” jelasnya. itu sendiri hingga saat puluhan topeng sakral dipentaskan mampu membuat para penonSementara itu, bagi masyarakat yang ingin ton takjub dan tertegun. Gde Komang salah menyaksikan pementasan Wayang Wong satu pragina Tari Wali Wayang Wong tidak perlu khawatir sebab topeng duplikat mengatakan kesaskralan tari Wayang yang telah dibuat dapat dipentaskan oleh Wong tidak terlepas dari topeng dan kelompok penari yang lainnya. Dirinya penari itu sendiri. Ia menjelaskan juga turut bergabung dalam kelompok pementasan Wayang Wong hanya penari khusus dipentaskan tersebut boleh dilakukan ketika ada Puja Wali untuk memberikan motivasi dan di pura daerah setempat. “Pemendukungan. tasannya tidak boleh sembarangan Sebagai kesenian tradisional, biasanya dipentaskan di pura tentu tetap perlu dilakukan pemaksan, pura Kahyangan, pura terobosan kreatif agar wayang Ratu Gede Dangin Carik, dan Wong dapat berkembang sepura Beji apabila ada piodalan,” hingga bisa dinikmati oleh jelasnya. Akan tetapi karena berbagai kalangan tanpa harus merupakan situs budaya, akhmeninggalkan pakem-pakem irnya dibuatkan duplikat topeng pementasannya. Dalam peWayang Wong agar bisa dipentaskan mentasan di berbagai event, ke luar daerah ataupun dapat dipenGde Komang mengatakan taskan dalam berbagai event semisal pihaknya telah melakukan Buleleng Festival. inovasi dengan mengawali Gde Komang yang sekaligus Kepala pementasan dengan ngeDinas Sosial Buleleng ini juga menamlawang. Beberapa kali pementasan bahkan secara khusus pementasan yang diawali dengan ngelawang rupaWayang Wong memang dibagi menjadi nya mampu menarik minat masyarakat untuk dua kelompok. Satu kelompok sebagai menonton. Menggunakan bahasa Kawi dalam pementasan sakral yang tidak boleh dipendialognya tentu membuat masyarakat yang tasakan selain di aderah setempat dan satu menonton akan kurang paham, namun jangan kelompok yang bisa dibawa pentas ke berbagai khawatir sebelum pentas akan dibacakan sinopdaerah. Khusus untuk Wayang Wong sakral, sisnya oleh Punakawan. “Sebelum kami tampil penarinya berasal dari krama wayang wong sudah ada synopsis ke Bahasa Indonesia baGde Komang yang merupakan anggota masyarakat gaimana perjalanan tarian awal hingga tarian garis keturunan wayang wong. “Kebetuakhir,”tandasnya. (Wiwin Meliana)

ditingkatkan menjadi cagar budaya. Hal-hal detail yang harus didiskusikan terus oleh pihak pemerintah dan pihak Bale Agung sehingga jelas apa yang akan menjadi hak dan kewajiban Bale Agung setelah menjadi cagar budaya. “Saya rasa sebagai penglingsir di Bale Agung sangat mendukung gagasan Bapak Bupati ini. Namun, jika nantinya diajukan sebagai cagar budaya kami memerlukan penjelasan yang detail apa yang tidak boleh dan boleh kami lakukan,” ungkapnya. Dirinya menambahkan kondisi Bale Agung yang merupakan asal dari

orang tua Rai Srimben dan Rai Srimben sendiri, seiring dengan perubahan sosial banyak mengalami perubahan. Tapi, ada beberapa bagian masih tetap dan belum mengalami perubahan. Dari bangunan yang belum berubah tersebut diantaranya deretan lumbung padi, tempat persembahyangan, beberapa pintu dan rumah dari ayahnya Rai Srimben. “Ada yang berubah seiring perkembangan jaman dan perubahan sosial. Namun ada pula beberapa bagian yang masih seperti semula,” tandas Made Hardika. (Wiwin Meliana)

Buleleng Raih Pengahargaan Kabupaten Layak Anak Sejak dideklarasikan tahun 2014 lalu, Kabupaten Buleleng dicanangkan sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) terus berkomitmen dan konsisten dalam mengakomodir kepentingan terbaik anak. Berbagai upaya telah dilakukaan untuk mendukung program tersebut di antaranya peningkatan SDM dan fasilitas publik yang dibutuhkan oleh anak-anak merupakan langkah utama yang diupayakan Pemkab. Untuk meningkatkan SDM, telah dibangun sekolah-sekolah sehingga anak-anak mudah menjangkau hak untuk mendapat pendidikan dari dr. Ni Made Sukarmini, MAP., menerima usia dini sampai batas usia anak. penghargaan Kabupaten Layak Anak, Sabtu Kemudian fasilitas publik telah pula malam (22/7) di Ballroom Hotel Swiss-Bell disediakan dengan membangun saPekanbaru Provinsi Riau rana air minum di tempat umum yang bisa diraih berkat sinergitas dari seluruh layak, dilanjutkan dengan pembenkomponen masyarakat yang ada di kabutukan Peraturan Daerah (Perda) pada Tahun paten Buleleng. “Ini semua berkat dukungan 2015, memasuki tahun 2016 Pemkab buleleng semua elemen masyarakat dalam menjamin terus melaksanakan pelatihan penginputan data terpenuhinya hak-hak anak,” tuturnya. tentang evaluasi KLA berbasis Web. Made Sukarmini pun menjelaskan meraih Kalai ini upaya tersebut berbuah manis. predikat Kabupaten Layak Anak tingkat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng pratama tidaklah mudah. Kabupaten Buleleng kembali meraih penghargaan nasional. Kini harus memperoleh nilai 501-600 dan dapat giliran Penghargaan Kabupaten Layak Anak memenuhi 17 komponen penilaian. PengharKategori Pratama berhasil diraih. Penghargaan gaan Kabupaten Layak Anak ini diharapkan ini diserahkan langsung Menteri Pemberdayaan bisa menjadi motivasi bagi seluruh elemen Perempuan dan Perlindungan Anak Republik khususnya pemerintah untuk terus berbenah Indonesia (PPAP RI) Yohana Susana Yembise diri dan memberikan pelayanan yang baik dan diterima langsung Bupati Buleleng, Putu pada masyarakat. “Ke depan, pelayanan yang Agus Suradnyana, ST yang diwakili oleh diberikan pada masyarakat harus lebih baik Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga lagi, termasuk juga pemenuhan-pemenuhan Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan hak anak,” jelasnya Perlindungan Anak ( DPPKBPPPA) Buleleng Usai menerima penghargaan, Made dr. Ni Made Sukarmini, MAP , Sabtu malam Sukarmini berharap penghargaan yang telah (22/7) di Ballroom Hotel Swiss-Bell Pekanbaru diraih untuk pertama kalinya ini senantiasa Provinsi Riau. Penghargaan KLA ini diterima dapat memicu semangat seluruh pemangku sebanyak 126 Kabupaten/ Kota dari 519 kab/ kepentingan dalam mengatasi berbagai kota di Indonesia yang di bagi menjadi 4 katpermasalahan anak, khususnya kekerasan egori yakni kategori Pratama, Madya, Nindya terhadap anak. “Tentu peran serta stakedan Utama. holder sangat berarti, khususnya dalam dr. Ni Made Sukarmini, MAP mengatakan, mencegah kasus kekerasan terhadap anak penghargaan tersebut merupakan salah satu serta bagaimana agar anak-anak kita terus wujud bahwa Kabupaten Buleleng berkomitmeningkat gizinya,” tambahnya. men dan serius dalam mengakomodir kepent(Wiwin Meliana) ingan terbaik anak. Penghargaan tersebut

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

7

Ingin Anak-anak lebih Baik Matanya masih sembab ketika ia ikut terlibat memasak bersama warga di desa tempatnya tinggal. Semalaman Irena (50) menangisi nasib yang menimpanya. Ia memiliki tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki. Di kampungnya di salah satu kecamatan di Pulau Sumbawa, Irena dan suaminya dikenal sebagai warga yang baik. Hidup rukun dan mau berbaur dengan warga. Mereka jarang absen dalam kerja-kerja gotong royong di kampungnya. Kehidupan mereka pun dikenal baik-baik saja. Secara umum, anak-anak mereka jarang terlihat keluar rumah. Mereka lebih banyak tinggal di dalam rumah. Namun, siapa sangka semua itu tidak seperti yang terlihat.

S

atu hal yang membuat para tetangganya tidak habis pikir dengan apa yang mereka alami. Rata-rata dari ketiga anaknya itu tidak berhasil

baik. “Anak pertamanya yang perempuan ‘nakal’, lalu yang kedua merebut suami orang dan yang ketiga laki-laki tidak sukses kuliahnya karena lebih banyak menghambur-hamburkan uang.

Loloh harus Dikembangkan secara Ilmiah toksistas dan uji khasiat. Yang penting adalah melakukan uji keamanan produk. Salah satu contoh, jamu Tolak Angin terbukti tingkatkan daya tahan tubuh. Jamu cocok untuk pegel linu. Pegel linu itu bukan penyakit sebaiknya minum obat herbal,” jelasnya. Dalam kesempatan itu, Irwan juga menyinggung tentang loloh. “Di Bali ada loloh. Itu tradisi lokal yang bisa diilmiahkan. Sementara ini loloh hanya jadi local wisdom. Semoga kedepannya bisa dikembangkan secara ilmiah. Seminar Herbal di Kampus UNUD bertempat di Auditorium Pascasarjana UNUD (Pemberiaan plakat dari Direktur PT Teknologi sudah maju, alatSido Muncul Irwan Hidayat kepada Prof. Dr. dr. Putu Astawa, alat canggih, orang-orang Sp.OT(K), M.kes. kreatif. Local wisdom harus Obat-obatan herbal makin populer. diangkat. Dengan adanya kerja sama Untuk itu, perlu adanya penelitian yang ini semoga bisa menghasilkan sesuatu. lebih intensif terkait manfaat obat herbal. Kami menggerakkan akademisi untuk Menurut Direktur PT. Sido Muncul, Irwan kembangkan loloh. Saya punya punya Hidayat, obat herbal perlu dipopulerkan pengalaman dan sehat dengan herbal. dengan melakukan saintifikasi sehingga Kekayaan lokal ini bisa memberi kontribusi,” ungkap Irwan. khasiat jamu terbukti secara ilmiah. Pihaknya juga akan bekerjasama den“Kami melakukan penelitian untuk memperoleh khasiat dari obat-obatan gan Universitas Udayana untuk melakuyang berasal dari bahan alami. Untuk kan penelitian terkait bahan-bahan alami. itulah kami bekerja sama dengan Fakultas Ia juga membuka diri jika ada mahasiswa Kedokteran dan Farmasi dari berbagai Farmasi dan Kedokteran dari Unud yang universitas. Sampai saat ini yang sudah ingin magang di perusahaannya. kami ajak kerja sama adalah UniversiSementara itu, Dekan Fakultas Ketas Diponegoro Semarang, Universitas dokteran, Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Maranatha, Universitas Sanata Darma Sp.OT(K), M.kes., mengatakan seminar Yogyakarta. Untuk di Bali, kami bersinergi ini bertujuan untuk mengilmiahkan sedengan Universitas Udayana,” ujar Irwan suatu. “Banyak obat-obat herbal yang disela-sela seminar “Manfaat Obat Herbal beredar,. Apakah sudah dilakukan peMenuju Indonesia Sehat” di kampus Uni- nelitian, diujicobakan. Dari akademisi versitas Udayana, Sabtu (22/7) . tentu ingin kekayaan tradisional seperti Ia menambahkan melalui seminar jamu atau loloh diilmiahkan,” ujarnya. herbal ini diharapkan kalangan medis Ia menegaskan menyambutkan baik memiliki wawasan yang luas mengenai tawaran kerja sama Sido Muncul untuk perkembangan industri jamu, penelitian- mengadakan penelitian bahan-bahan penelitian yang dilakukan, juga penggu- alami untuk obat herbal. naan jamu untuk pelayanan kesehatan. Seminar yang diikuti 300 peserta itu Irwan juga mengatakan obat herbal menghadirkan pembicara Prof. dr. Edi mulai popular di kalangan dunia keseha- Dharmana, M.Sc. Ph. D, Sp.Park, Ondri tan. Pertama secara empiris sudah ter- Dwi Sampurno, M.Si, Apt., Dr. dr. Ina bukti bisa menyembuhkan. Kedua, pihak Rosalina, Sp. A(K), MKes, MHes, Prof. Sido Muncul sudah melakukan penelitian Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp. PD-KR (k), sebelum obat herbal itu beredar di pasa- Dr. dr. Made Jawi, M.Kes, dan Prof. Dr. ran. “Obat harus aman, kami lakukan uji dr. IPG Adiatmika, M.Kes. (Ngurah Budi)

Sekarang pulang ke rumah, kuliahnya berantakan,” kata Tata, sepupu Irena. Tata sangat prihatin pada kehidupan sepupunya itu. Yang terakhir adalah putri keduanya yang dikabarkan kawin lari dengan suami orang. Kabar itu. diperoleh kemarin pagi. “Itu yang membuat Irena menangis sepanjang hari,” ujar Tata. Masalah yang dialaminya di awal bulan Juni itu, cukup berat. Dimulai dari kepulangan anak laki-lakinya yang gagal kuliah meski ia telah menghabiskan uang sangat banyak untuk membiayai kuliah dan kehidupan anaknya tersebut di Yogyakarta selama empat tahun. “Pulang dalam keadaan yang tidak baik,” kata Tata. Anak pertamanya tidak diketahui pergi ke mana. Ia tiba-tiba pulang tibatiba hilang. “Padahal setahu kami juga para tetangga, suami Irena sangat keras pada anak-anaknya terutama anak-anak perempuannya. Si sulung bahkan pernah dikurung di dalam kamar agar tidak keluar dan menghilang. “Tapi tiba-tiba

“Apakah ini semacam kutukan atau karma? Kami juga tidak tahu,”

dia sudah pergi entah ke mana. Dan tiba-tiba pula pulang diantar oleh lakilaki,” ujar Tata sedih. Entah apa yang terjadi pada Irena. Padahal yang dikenal oleh Tata dan juga lingkungan tempatnya tinggal, Irena dan suaminya sangat rajin beribadah. Dan relatif tidak pernah terdengar keributan di rumah mereka. Intinya semua baik-baik saja (tampaknya). Mereka juga bukan keluarga yang tertutup sehingga lebih banyak aktivitas mereka yang diketahui warga sekitar. “Apakah ini semacam kutukan atau karma? Kami juga tidak tahu,” kata Tata tanpa ingin menjelaskan lebih jauh. Dari raut muka Tata, sepertinya ada hal yang tidak ingin ia ceritakan tentang masa lalu sepupunya itu. Tata menolak menceritakan kisah masa lalu Irena. Ia hanya berharap sepupunya itu dan juga anak-anaknya bisa menjadi lebih baik. “Saya mengajaknya untuk bersabar dan menyelesaikan semua persoalan ini dengan baik. Agar Irena bisa berkumpul kembali dengan anak-anaknya dan memulai kehidupan baru yang lebih baik. Ketika obrolan dengan Tata akan berakhir, Irena melintas. Ia melempar senyum sembari menyapa ramah. Dari caranya, sesungguhnya tidak tampak bahwa ia adalah ibu yang gagal. Tata mengungkapkan semoga suatu saat Irena mau bercerita tentang masa lalunya. Kisah ini akan berlanjut ketika Irena mau mengisahkan perjalanan hidupnya. (Naniek I. Taufan)

WARUNG LESEHAN RUMAHAN SRI GANESHA MERTA DI PENATIH DENPASAR

BANGGA, WARUNG SUKLA JAJAKI PENJUALAN VIA ONLINE Warung makan yang me­ nawarkan layanan pesan antar akan lebih memudah­ kan konsumen tanpa harus pergi ke warungnya. Hal inilah yang menjadi daya tarik dari warung ini. “ Dengan semakin berkembangnya zaman, masyarakat pun makin kreatif dalam berjualan, dengan memudahkan pem­ beli dengan pesan lewat online saja. Saya apresiasi Warung Lesehan Rumahan Satyagraha – Senator RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna milik Ibu Kadek Wulan ini. Semoga sukses dan MWS III (Pembina Gerakan Sukla Satyagraha) bersama Ni Kadek Wulan (pemilik Warung Lesehan) dan I Wayan Widi Adnyana semakin berkembang, “ (Ketua Umum Sukla) ungkap Gusti Wedakarna. Gerakan Satyagraha Sukla adalah Kesadaran masyarakat untuk menjadi pengusaha khususnya pengusaha Hindu di gerak­a n pemberdayaan ekonomi umat Bali makin marak dengan dorongan dari Hindu, yang bercirikan penyajian makanan Gerakan Sukla Satyagraha yang diprakarsai yang bersih dan suci. “ Gerakan Sukla ini oleh Senator RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah akan terus mendukung pengusaha Hindu Arya Wedakarna MWS III. Hadir dalam di Bali untuk lebih maju lagi, dengan mem­ grand opening Warung Lesehan Rumahan berikan sertifikat sukla, kami harap para Sri Ganesha Merta yang beralamat di Jalan pedagang menjadi lebih termotivasi lagi. Padma Gang Kaswari Banjar Semage No­ Dan tentunya kami mendukung agar war­ mor 27 B Penatih Denpasar didampingi I ung yang ada di Bali mampu menyediakan Wayan Widi Adnyana (Ketua Umum Sukla) hidangan kuliner babi, sebagai ciri khas bersama pemilik warung Ni Kadek Wulan. makanan khas Bali,“ ungkap I Wayan Widi Hal uniknya Warung Sri Ganesha Merta Adnyana. D i a k h i r a c a ra p e nye ra h a n s e r ­ ini dapat dipesan via online dan berfokus tifikat sukla diberikan oleh Pembina menjual olahan ikan. Dalam dunia bisnis makanan, keputus­ Sukla. Jika ada pengusaha yang ingin an pembelian dapat dipengaruhi oleh ber­ mendapat­k an sertifikat Sukla seperti bagai macam hal. Seperti halnya promosi, Warung Lesehan Rumahan Sri Ganesha yang merupakan strategi sebuah warung Me­rta dapat menghubungi Widi Adnyana makan untuk dapat menarik konsumen ( 0 8 1 2 3 8 2 6 7 0 4 ) , A y u W i d i a s i h untuk membeli menu yang ditawarkan. (081237600247). (Humas)


6

Woman on Top

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Luh Eka Muras Julianingsih Prayanti

Maksimalkan Kesempatan Utsawa Dharma Gita (UDG) merupakan salah satu program pemberdayaan umat Hindu secara nasional dari Direktorat Jendral Bim­ bingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia. UDG Nasional ke-13 ini diselenggarakan di Sumatra Selatan dibuka Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin. UDG bertujuan untuk menggali potensi-potensi umat Hindu secara nasional baik dari akademik maupun non akademik untuk kemajuan umat hindu kedepan, oleh karenanya event UDG merupakan ajang yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Hindu nusantara.

K

esempatan ini rupanya juga dimanfaatkan sangat baik oleh Luh Eka Muras Julianingsih Prayanti, S.E.,S.Pd.H.,M.Pd.H,. Untuk keenam kalinya ia meraih juara nasional lomba dharma wacana dan penghafalan sloka. Perempuan kelahiran Praya, 22 Juli 1990 ini kembali meraih emas untuk NTB kategori dewasa putri cabang lomba dharma wacana bahasa Indonesia. Luh Eka menyampaikan bahwa tahun ini adalah kesempatan terakhir bisa mengikuti event nasional ini untuk mengharumkan nama kabupaten Lombok Tengah. “Ini Kesempatan terakhir dan harus saya manfaatkan sebaik-baiknya. Saya harap dengan ini apa yang diharapakan untuk kabupaten Lombok Tengah bisa tercapai,”jelasnya. Dara asli Buleleng ini mengaku ketertarikannya terhadap dharma wacana ketika melihat sang ayah yang sering tampil ke berbagai daerah dan sering masuk televisi untuk mengisi dharma wacana. “Saya sering lihat Bapak ke luar kota untuk dharma wacana, sering naik pesawat. Waktu kecil bisa lihat pesawat saja sudah senang apalagi bisa naik. Dari sanalah saya tertarik mengikuti jejak Bapak, kadang sama pasraman, kadang sendiri di depan cermin, atau dalam kamar mandi,” jelasnya. Putri pertama dari pasangan Dr. I Nyoman Murba Widana, S.Pd,.M.Ag dan Dra. Ni Nyoman Astuti ini pertama kali meraih juara pertama dalam ajang bergengsi sekelas Utsawa Dharma Gita sejak duduk di bangku SMP. Semenjak keberhasilannya itu, membuatnya lebih percaya diri dan memantapkan langkah kakinya menggeluti dunia keagamaan.

Lahir di tengah keluarga yang berpendidikan membuat Eka memiliki prinsip menimba ilmu setinggi-tingginya merupakan hal yang wajib bagi setiap kaum hawa. Terbukti diusianya yang masih sangat muda, istri dari Putu Arya Suarnata ini tengah mengikuti program Pascasarjana S3 di Universitas Hindu Indonesia Denpasar. Menurutnya, seorang perempuan wajib berpendidikan karena ilmu yang selama ini ia pelajari akan digunakan untuk mendidik buah hatinya kelak. Perempuan bertubuh mungil ini menjelaskan, ketekunannya dalam berlatih dan belajar selama ini menuai hasil yang memuaskan. Dirinya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk melanjutkan pendidikan sewaktu menempuh S1 dan S2. Beasiswa yang ia raih tentunya mampu meringankan beban orangtuanya. Hal yang paling berkesan dalam mengikuti UDG adalah ketika dirinya menjadi juara 1 nasional UDG yang diselenggarakan di Sulawesi Tenggara. Seluruh peserta yang menjadi juara 1 semua kategori diberikan kesempatan untuk bertemu Presiden Republik Indonesia di Istana Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono). “ini merupakan anugrah yang sangat luar biasa yang diberikan kepada semesta karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk sungkeman langsung dengan bapak Presiden-RI,” jelasnya. Menariknya, saat berdharma wacana, ada dua tema yang selalu ia bawakan yaitu cinta kasih dan keluarga. Hal ini tentu beralasan, sebab bagi Dosen Tidak Tetap (DTT) STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja ini orangtua adalah Tuhan yang nyata yang dapat dilihat mata. “Bagi saya orangtua adalah Tuhan nyata yang bisa saya lihat. Dari mereka saya bisa ada dan secara tidak langsung mereka menciptakan saya,” ungkapnya. Eka berpesan jadilah wanita yang memiliki kemampuan lebih sebagai calon ibu yang nantinya akan melahirkan generasi-generasi yang cerdas dan bermanfaat, ibarat pepatah mengatakan jadilah pelaku sejarah dalam kehidupan ini, jangan pernah mau menjadi penonton dan pendengar sejarah dalam hidup ini. “Semoga pencapaian saya selama ini mampu menginspirasi wanitawanita Hindu nusantara untuk mau memaksimalkan potensi dalam diri,”pungkasnya. (Wiwin Meliana)

“Layanan = Investasi ?” Salam Senyum… “Kriiiing... kriiing…” bunyi panggilan telepon berkali-kali terdengar di ruang jaga perawat sebuah Rumah Sakit. Beberapa perawat terlihat sibuk lalu lalang di lorong-lorong kamar perawatan pasien. Mungkin saya salah satu keluarga pasien yang memanggil perawat dengan pesawat telepon dari ruang pasien dan berkali-kali. “Suster, bisa dibantu... tolong turunkan tempat tidur pasiennya ya...” kemudian beberapa saat kembali lagi “Suster,.. ruangannya terlalu dingin, di mana remote AC nya” Berselang hanya beberapa menit, “Suster ... bagaimana ini infusnya kok tidak lancar mengalirnya”.... dan seterusnya... dan panggilan-panggilan lainnya. Ketika seorang perawat rumah sakit sibuk melayani panggilan-panggilan keluarga pasien, karena hal-hal yang tidak terlalu mendesak, di sanalah letak service/ layanan sebuah rumah sakit akan menurun nilainya. Kenapa? Selain berdampak pada kesibukan seorang perawat untuk menangani hal yang bisa ditangani oleh keluarga pasien, jangan-jangan malah pasien yang dalam kondisi memerlukan pelayanan yang lebih ekstra/serius bisa terbengkalai. Di era modern seperti ini, persaingan rumah sakit semakin ketat. Dimana-mana dibangun RS, bahkan beberapa RS sudah membuka cabang di kabupaten yang

dari statistik penduduknya lumayan padat. Peralatan yang canggih dan modern serta fasilitas kamar yang nyaman tentu menjadi pertimbangan para pasien untuk menentukan pilihannya. Tetapi, ketika fasilitas itu dapat dibeli dan dipenuhi oleh RS, apa kemudian yang menjadi pertimbangan pilihan para pasien? Tentu saja fasilitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang mempunyai kemampuan memadai untuk melakukan service/ layanan. Kita bisa lihat dari para front liner RS, sampai para perawat dan bidan/dokter yang menangani pasien. Mempunyai skill dan kompetensi yang di atas rata-rata untuk para perawat (karena paling banyak berinteraksi dengan pasien) membuat nilai jual RS menjadi lebih baik dibandingkan RS yang hanya mengandalkan kecanggihan alat-alat kedokteran yang modern. Kembali ke cerita awal di mana para penunggu pasien sering menelepon ruang jaga perawat untuk minta bantuan pertolongan. Sebenarnya ada hal-hal kecil yang semestinya bisa dilakukan oleh keluarga pasien. Ketika saya harus menunggu salah satu keluarga saya yang harus “ngamar” karena kondisi kesehatannya, saya bertemu dengan seorang perawat yang “cerewet”. Yaaa... saya bilang cerewet... bahkan super cerewet. Cerewet yang saya maksud adalah, dia menjelaskan dengan detail semua fasilitas yang ada di kamar perawatan pasien. Dari hal-hal yang teknis, seperti letak tombol lampu

penerangan, remote AC/TV, juga menerangkan tentang fasiltas kamar mandi, sampai cara menangani ketika tiba-tiba jalannya infus kurang baik dan lain sebagainya. Sebenarnya dampak dari seorang perawat “cerewet” yang mampu mengkomunikasikan hal-hal kecil yang bisa dilakukan tanpa bantuan perawat, akan berdampak baik bagi sebuah layanan. Terutama dampaknya adalah dari beban kerja yang ditanggung perawat. Dia akan lebih fokus untuk menangani para pasien yang memerlukan petolongan secara optimal. Pembaca setia Dhani’s Art in Service, sebagai seorang pelaku di dunia layanan, penjelasan secara detail sangat menentukan keberhasilan kita dalam melayani. Sering kita lihat seorang pelaku layanan menjelaskan hanya sebagian sebagian saja, atau bahkan hanya menunggu pelanggannya bertanya, baru kemudian dia menjawab pertanyaan itu. Gunanya pelaku layanan memberikan secara detail informasi kepada pelanggan adalah sebenarnya selain untuk kenyamanan pelanggan, juga berdampak baik bagi pelaku layanan itu sendiri. Kenapa dianggap berdampak baik bagi pelaku layanan? Tentunya dapat diambil manfaatnya, yaitu, beban kerja akan lebih mudah karena pelanggan paham terhadap apa yang bisa mereka lakukan sendiri. Kemudian berikutnya ketika kita sudah memberikan yang terbaik, maka pelanggan akan puas, dan itu bisa berdampak pada peningkatan karier dimana kita bekerja. Perusahaan akan melihat karyawannya yang dapat memuaskan pelanggan dengan baik. Dampak baik yang

ketiga adalah peluang penghasilan akan akan bertambah. Waaah ..kalau ini semua orang pasti mau ya...he..he..he...... Dampak baik selanjutnya, kita dapat terhindar dari peraturan hukum yang berlaku. Kalau seperti ini akan jelas, kita sebagai pelaku layanan dan pelanggan memunyai pemahaman yang sama. Di antaranya dari aspek-aspek perlindungan hukum yang menaungi pekerjaan kita sebagai pelaku layanan. Dampak baik selanjutnya adalah sebuah investasi yang nilainya sangat berharga. Banyak orang beranggapan bahwa investasi itu hanya dalam bentuk tabungan atau benda seperti tanah rumah dan sebagainya yang berwujud nyata. Sebenarnya satu lagi investasi kita di dunia ini adalah “layanan”. Dengan mempunyai perilaku sebagai pelayan yang benar-benar menjiwai dengan baik yaitu memadukan hati, pikiran dan tindakan, maka semboyan dari kalimat “Hidup untuk melayani” akan benar-benar menjadikan kita berinvestasi dalam kehidupan yang akan dapat kita tuai hasilnya pada kehidupan di dunia maupun di akhirat. (bersambung).. Materi ini terdapat dalam pelatihan yang saya beri judul “Serve With Love”. Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana ‘Serve With Love’ di perusahaan/instansi Bapak/Ibu? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak/Ibu perlukan. Salam3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Jalan-jalan ke Sidoarjo tak lengkap bila tak mampir ke Kafe Teras 818. Kafe yang cukup mentereng ini tergolong baru. Keberadaannya cukup meramaikan bisnis kuliner di kota udang. Khususnya di Bluru Permai yang sekarang berubah jadi sentra kuliner baru di kawasan Timur kota santri ini.

K

afe-kafe dan warung kopi (warkop) bermunculan, berbarengan dengan berkembangnya kawasan ini dengan banyaknya perumahan baru. Bahkan Kafe 818 berada di depan perumahan besar yang sedang dibangun untuk kalangan menengah atas. “Prospeknya bagus membuka kafe atau usaha kuliner di kawasan Bluru Permai ini. Akses jalan

Nongkrong di Kafe Teras 818 Sidoarjo utama kawasan timur ke tengah kota, yang dekat alun-alun,’’ kata Ny Ummu Kamilah, pemilik Ikan dan Ayam Bakar Bu Gatot di Kafe Teras 818, pekan lalu. Yang menarik, di kawasan ini sekarang juga banyak perumahan hingga ke lingkar timur. Banyak warga perumahan lewatnya di Bluru Permai untuk menuju tengah kota. Kafe 818 dilengkapi pujasera tempat 16 tenant yang berjualan berbagai macam makanan dan minuman. Misalnya stan TR 16 Bu Gatot milik Ny Ummu Kamilah, menjual ikan bakar, ayam bakar, bebek bakar, soto ayam Lamongan. Stan lainnya, menyediakan menu masakan khas Arab seperti nasi kebuli, kambing oven, sate kambing, dan lain lain. Ada juga hotplate, rawon, bakso, nasi bakar, mie klampis, dan lain-lain. Minumannya mulai aneka kopi. Mulai kopi Aceh Toraja Papua, wedang jahe, es cao, es jeruk. Kafe 818 lokasinya nyaman. Sebab tempat untuk

pelanggan sangat luas. Dilengkapi ruang khusus untuk acara rapat atau pertemuan, seperti acara ulang tahun, dll. “Banyak pelanggan bikin acara halal bihalal, ulang tahun, atau pertemuan anak-anak sekolah disini,” katanya. Investasi membangun gedung untuk kafe dan pujasera ini lumayan besar. Selain sangat luas agar pelanggan

Ali Masduki

Lebih Sulit Merawat Kamera Senyumnya innocent di balik lensa. Sesekali menggeser posisi tubuh untuk mendapat angle yang pas, tak jarang pula harus berlarian mengejar momen menangkap objek ciamik. Itulah kepuasan seorang fotografer. Bagi Ali Masduki, fotografi adalah surganya. Fotografer senior ini mengenal dunia lensa dan kamera sejak awal masuk kuliah 2013 silam. Berawal dari cobacoba, pria kelahiran Kediri, Jawa Timur tersebut mulai serius mendalami pada 2015. “Awalnya lihat fotografer itu keren, aku juga ingin nampak keren seperti mereka,” ujarnya memberi alasan kenapa bisa jatuh cinta pada profesi ini. Kebetulan seorang kawan seangkatan membeli kamera sendiri, dipakai bergantian menghabiskan satu roll film,

19

kala itu. Ali baru bisa membeli kamera 2015 lalu. Portrait kontradiksi perkotaan hingga keindahan alam pernah ia abadikan. Momen demi momen ternikmati. Tentu saja, ia telah menguasai segitiga eksposure, iso, diafragma dan shutter. Modal utama seorang fotografer andal. “Pertama pastinya penguasaan alat,” tambah Ali Masduki yang mengaku susah merawat kamera daripada cewek. “Bukan merawat saja ya, tapi bagaimana memperlakukannya. Antara cewek dan kamera ada kesamaan. Sama-sama dengan hati,” ucap pria phobia air yang doyan olahraga pencak silat itu sambil senyum tipis. Soal pengalaman seru saat hunting pernah ia rasakan. Termasuk dikejar orang gila. “Waktu itu hunting di Kawasan Gudang Garam

Kediri, kirain petani duduk di pematang sawah. Ternyata orang gila, aku dikejar dipukuli pakai doran cangkul,” kisah suami dari Ratna Arda ini seraya tertawa. Semua pengalaman tersebut mengantarkannya pada puluhan pameran. Baik bersama sampai pameran tunggal. Satu impian sederhana yang hingga saat ini belum sempat ia realisasikan karena beberapa kesibukan, membuat foto story para pemburu hiu dan petani tembakau. “Sederhana sih, pengen buat story foto para pemburu hiu dan petani tembakau,” jawab penyuka nasi pecel Kediri ini. Menghandle divisi kaderisasi sebuah komunitas fotografi, seringkali pula ayah dua putra tersebut menjadi tempat jujugan para fotografer pemula untuk menimba ilmu. “Dari dulu dikutuk jadi divisi kaderisasi,” katanya diselingi tawa lepas. Dengan sederetan prestasi, Ali Masduki begitu menikmati semua yang ada di depannya. Ia pernah meriah juara 1 Sampoerna Asiik, Juara 1 PJB Jurnalis Award, Juara 1 Pelindo 3 Award, Juara 1 Alfalink, Juara 1 Lomba Foto Jejak Wali Songo, Juara 2 HUT Pemkot Surabaya, Juara 3 PGN Jurnalis Award, Juara 2 Petro China, Juara Harapan Citilink, Juara Favorit Pertamina, Juara Harapan dan Favorit Semen Indonesia, Juara Favorit Astra Indonesia, Nominasi Asean, dan Nominasi Astra. “Masih banyak lagi, aku lupa,” pungkasnya menutup sesi wawancara dengan secangkir kopi hitam favorit. (Lely Yuana)

nyaman juga sarananya lengkap. Yanti, bagian managemen Kafe 818, optimistis bisnis kulinernya berjalan lancar dan berkembang. Sebab menu yang disajikan lezat berkualitas. “Kami seleksi ketat menumenunya. Sebab, pelanggan datang butuh makanan yang pas dengan selera mereka. Selain itu harganya sangat terjangkau,’’ katanya. Misalnya ikan bakar, kalau di tempat lain ikan gurami Rp 50.000/ekor, disini Rp 35.000 sampai Rp 40.000 plus nasi sambal yang lezat dan lalapan. Ayam bakar Rp 16.000, soto ayam Lamongan Rp 10.000. Karena itu, banyak pelanggan senang datang

ke Kafe 818. Menurut Ummu Kamilah, bisnis kuliner akan terus berkembang mengingat jumlah warga di kawasan Sidoarjo Timur semakin banyak. Mereka, umumnya bekerja baik di Sidoarjo maupun Surabaya. Sehingga saat pulang kantor mampir kafe untuk makan. Selain itu, kafe ini bisa digunakan untuk kongkow-kongkow hingga malam hari bersama teman dan keluarga. “Bila siang hari ramainya saat istirahan yang digunakan untuk makan siang. Banyak pegawai pemkab dan kantor swasta datang saat jam istirahat,” kata Ummu Kamilah. (Meta Vabiola)


20

Kemajuan yang dicapai dalam sektor lain tidak ada artinya bila program pengendalian penduduk tidak dilakukan dengan baik. Demikian diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN NTB Dr. Lalu Makripudin, M.Si., pada kegiatan penandatanganan berita acara serah terima Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)/Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang dirangkaikan dengan review program KKBPK Semester I Tahun 2017, beberapa waktu lalu di Mataram.

P

Nine

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

rogram Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga pada dasarnya diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu oleh Pemerintah (BKKBN) dan Pemerintah Daerah (SKPD KB) dengan melibatkan peran serta masyarakat, dan keluarga. Secara koordinatif, juga melibatkan lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, dan pihak swasta. Peran PKB/PLKB sebagai komponen pemerintah, beserta masyarakat dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan keluarga berencana dan pembinaan kepesertaan keluarga berencana. Pembinaan keluarga dilaksanakan dalam rangka mendukung pengembangan kualitas keluarga dan pelaksanaan 8 (delapan) fungsi keluarga melalui, Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE); penyediaan sarana dan prasarana dan upaya pembinaan lainnya. Karena itulah tugas penyuluhan yang dilakukan oleh para Petugas Lapangan Keluarga Berencana sangat penting untuk mencapai standar pembinaan tersebut. Karenanya, pada kegiatan yang sama Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, S.H., M. Si. meminta seluruh tenaga penyuluh dan petugas lapangan Keluarga Berencana untuk memberikan pengabdian dan kinerja terbaik untuk masyarakat dan daerah. “Apapun

Inspirasi

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

5

PKB/PLKB Ujung Tombak Beri Dukungan Lagu Anak-anak Program KKBPK

status kepegawaiannya yang terpenting adalah pengabdiannya,” ujar Amin. Pengalihan status kepegawaian tenaga PKB/PLKB menjadi pegawai pusat tersebut, seiring dengan berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2014, yang menegaskan bahwa para penyuluh menjadi urusan pemerintah pusat bukan lagi diurus oleh pemerintah daerah. Pelaksanaan penandatanganan berita acara serah terima personel dan dokumen PKB/PLKB ini, menandakan secara resmi semua tenaga PKB/PLKB di Provinsi NTB

Triana Wulanndari (paling kanan) bersama rekan-rekannya penuyuluh KB di UPT DP3AP2KB Kecamatan Bolo Bima saat mengisi kelengkapan data pelayanan Akseptor KB

telah beralih status dari pegawai daerah menjadi pegawai pusat. “Saya harap agar urusan-urusan kepegawaian lainnya termasuk penggajian dan hak-hak kepegawaian dalam masa peralihan bagi PKB/ PLKB, dapat segera dilaksanakan, sebab ini dapat menunjang kinerja petugas,” ungkap Amin. Tercatat jumlah penyuluh KB yang akan dialihkan statusnya untuk NTB sebanyak 458 orang. Sementera itu Kota Mataram sebanyak 27 orang, Lombok Barat 57 orang, Lombok Tengah 52 orang, Lombok Timur 138 orang,

Seluruh pegawai PKB PLKB di Provinsi NTB telah beralih status dari pegawai daerah menjadi pegawai pusat

Penandatanganan berita acara serah terima Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang dirangkaikan dengan review program KKBPK Semester I Tahun 2017

Lombok Utara 7 orang, Sumbawa Barat 19 orang, Sumbawa 54 orang, Dompu 20 orang, Bima 61 orang dan Kota Bima 23 orang. Posisi, peran dan fungsi PKB/PLKB sebagai lini terdepan dalam mengawal momentum kebangkitan kembali majunya program KKBPK adalah sangat menentukan, terutama dalam menghadapi tuntutan program yang terus berubah. Tuntutan program yang terus bergerak dengan cepat, sehingga berbagai masalah yang dihadapi PKB/PLKB ikut pula mengalami perubahan dengan cepat. Implikasinya, tidak semua masalah dapat lagi dipecahkan dengan cara dan pola pikir konvensional, yang telah menjadi “mindset” selama ini, tetapi pola pikir dan prilaku PKB/PLKB juga harus diubah dan dikembangkan seirama dengan perubahan tuntutan program dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Melalui alih kelola PKB/PLKB, pemerintah menaruh harapan besar di pundak para PKB/PLKB yang menjadi ujung tombak Program KKBPK di tingkat lapangan. Karena itu, kontribusi dan peran PKB/PLKB penting bagi keberhasilan Program KKBPK dalam upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Pada kesempatan itu Wakil Gubernur NTB juga menegaskan komitmen Pemerintah NTB yang sedang fokus pada pendidikan pranikah sebagai upaya struktural dan edukasi menuju pendewasaan usia pernikahan yang harus menjadi perhatian bersama. “Salah satu bentuk upayanya adalah dengan dikeluarkannya surat Edaran Gubernur untuk menghimbau masyarakat atau remaja agar menikah di atas usia 21 tahun. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak guna menurunkan kasus KDRT yang biasa berakhir perceraian. Karena itu, ia menyarankan agar dalam mengatasi masalah kependudukan yang tidak bisa dilaksanakan sendiri sendiri melaink-

an membutuhkan banyak elemen lainnya tidak hanya pemerintah tetapi juga organisasi-organisasi wanita, LSM dan lainnya. Momentum pengalihan status ini diharapkan dapat menjadi ‘trigger’ untuk mensukseskan program KKBPK di daerah guna mewujudkan generasi emas NTB 2025 yang berbudaya dan berdaya saing. Penandatanganan ini dilakukan oleh Bupati/Walikota dan Kepala BKKBN, serta disaksikan oleh Kepala Kejaksaan Negeri dan Ketua DPRD NTB. Selain itu hadir pula Deputi Keluaga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dr. Ir. Dwi Listiawardani, Kepala BKN RI Ahmad Yusad. Para petugas lapangan KB ini menjadi ujung tombak pelaksana di lapangan memiliki salah satu tugas pendataan yang harus dilakukan secara akurat (tidak boleh salah). “Kalau kami salah mengisi data, maka tentu akan berakibat kesalahan beruntun, misalnya dalam hal penghitungan jumlah penduduk,” ujar Triana Wulandari, salah seorang PKB di Kabupaten Bima. Jika ada data yang salah, maka tidak akan terbaca oleh aplikasi pendataan yang sudah ada. Kelihatannya pekerjaan yang dilakukan para petugas ini sepele, padahal ini adalah salah satu pekerjaan yang langsung berkontribusi terhadap data penduduk secara nasional. Karena itulah setiap petugas harus teliti dalam bekerja. Para Petugas Lapangan KB ini mengawal para kader KB dalam melakukan pendataan ke-

luarga yang terdiri dari antara lain, masalah KB, pasangan usia subur, keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera, klasifikasi usia mulai dari balita, remaja, lansia dan lainnya. Untuk tetap menjaga kestabilan jumlah pertambahan penduduk atau agar tidak terjadi ledakan jumlah penduduk yang berlebihan sehingga tidak terkendali, membuat pemerintah khususnya yang menangani bidang Keluarga Berencana, terus gencar mengkampanyekan program KB. Kader-kader KB hingga di desa-desa bahkan door to door mendatangi ibu-ibu untuk mensosialisasikan KB secara aktif. Selain bersoalisasi tentang KB, pelayanan pemasangan alat kontrasespsi secara gratis dilakukan dengan berbagai cara seperti, pelayanan keliling ke Posyandu, atau bertepatan dengan momentum-momentum seperti HKG-PKK (Hari Kesatuan Gerak PKK), BBGRM (Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat) dan lain-lain. PLKB/PKB dan kaderkader inilah yang menjadi kunci sukses pendataan keluarga ini. PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana)/PKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) dibantu oleh kader di lapangan yang diambil dari orang yang mau menjadi sukarelawan yang kebanyakan perempuan. Para PLKB yang membina dan mengontrol para kader. PLKB/PKB bertugas menggerakkan untuk mengarahkan masyarakat agar mau ber-KB. Para PLKB/PKB inilah yang aktif mengontrol dan mendata peserta KB dari kegiatan yang dilakukan kader di desa-desa. Aktifnya para PLKB akan berimplikasi langsung pada tingkat keberhasilan KB di lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mitra kerja, seperti, bidang desa, Kepala Desa (sebagai Pembantu Pelaksana KB desa ), para kepala dusun sebagai Sub PPKBD, tokoh masyarakat, tokoh agama, babinsa, terutama kader KB. “Para mitra ini sangat sangat membantu dalam menyukseskan program KB ini,” kata Ana. (Naniek I. Taufan)

Para Penyuluh KKBPK yang menjadi ujung tombak di lapangan

Chicha Koeswoyo

Apakah Anda mengenal Mirza Riadiani Kesuma? Pasti banyak yang menggeleng, lantas balik bertanya siapa dia? Tapi jika ditanya apakah mengenal Chicha Koeswoyo, pasti masyarakat umumnya akan bilang kenal. Khususnya mereka yang generasi 70-80 an. Mirza Riadiani Kesuma alias Chicha Koeswoyo penyanyi cilik amat populer pada masa itu, telah puluhan tahun menghilang dari belantika tarik suara.

K

abar dirinya pun nyaris tak terdengar. Begitu juga penampakannya di media sangat minim sekali. Chicha menghilang dari industri hiburan Tanah Air, berbeda dengan sebagian rekan seangkatannya yang masih sesekali muncul di dunia hiburan. Nah, dalam beberapa bulan terakhir, wajah cantik wanita kelahiran 1 Mei 1968 ini mulai masuk kembali ke ‘orbit’ dunia hiburan Tanah Air. Usut punya usut, ternyata Chicha memang berniat kembali ke dunia musik bahkan dia telah meluncurkan single pertamanya berjudul ‘Look at Me’ gubahan Roedyano Wasito, bassis grub band Emerald. “Iya udah kangen..kangen banget. Kebetulan juga aku disupport anak-anak aku juga suami. Katanya, ya udah kalau memang itu your passion, happy, go ahead,” ungkap Chicha dengan wajah semringah. Lagi pula, ungkap Chicha, Rudy sebenarnya sudah lama mengajaknya kembali ke dunia tarik suara, namun waktu itu hatinya belum tergerak. Namun ketika tahun lalu Rudy mengirim email sebuah lagu, hatinya pun langsung jatuh cinta “Dia yang ciptain, dia bilang kalau suka lagu itu ‘monggo’. Ternyata aku suka sekali,” ungkap anak sulung Nomo Koeswoyo ini. Hadirnya lagu itu di belantika musik Indonesia seolah mendai

kembalinya seorang bintang cilik yang begitu terkenal dengan lagunya ‘Helli’. Anda tentu belum lupa dengan lagu itu. “Aku punya anjing kecil. Kuberi nama Helli. Helli... guk..guk..guk..kemari guk-guk guk. Ayo lari-lari”.Lagu cilik lawas yang telah berumur 42 tahun itu, Kamis (27/7) lalu didendangkan Chicha kembali dalam acara Penganugerahan 20 Lagu Anak Dendang Kencana 2017 di Bentara Budaya Jakarta. Nyatanya, bukan hanya Chicha yang menyanyi, hampir sebagian besar hadirin pun ikut berdendang lagu itu. Ternyata masih banyak yang mengingat syair lagunya dengan jelas. Sekadar mengingatkan kembali, Chicha memulai kariernya di dunia hiburan saat berusia 7 tahun. Awalnya karena dia sering ikut sang ayah, Nomo Koeswoyo ke studio rekaman. Dari sana suaranya mulai direkam untuk iklan pasta gigi ‘Delident’. Mendengar suara Chicha, pihak Studi Yukawi mendesak Nomo untuk merekam album lagu anak-anak yang dinyanyikan oleh Chicha. Dari sanalah meluncur lagu ‘Helli’, anjing peking kesayangan keluarga Nomo Koeswoyo, musikus dari Grup Koes Bersaudara. Lagu itu pun lantas menjadi hits, album perdana Chicha yang berisi 11 lagu pun laris manis. Setelah album perdana, album lainnya milik Chicha menjadi buruan anak-anak Indonesia. Set-

Chi cha

elah Chicha, baru bermunculan lah penyanyi-penyi cilik lainnya seperti Adi Bing Slamet, Yoan Tanamal, Ira Maya Sopha, Dina Mariana, dll. Boleh dibilang pada era itu adalah masa keemasan lagu anak-anak. Tahun 1983, Chicha masih sempat mengeluarkan sebuah album. Saat itu ia berusia 15 tahun. Lagu-lagu dalam album yang musiknya digarap Chandra Darusman ini sempat hits itu seperti ‘Rinduku’, ‘Bersamanya’, ‘Adikku’. Dari dunia tarik suara, Chicha pun merambah ke dunia film. Sejumlah film menampilkannya, baik saat ia masih kecil maupun ketika remaja. Di antaranya yang terkenal adalah film berjudul ‘Chicha’ dimana dia tampil bersama Adi Bing Slamet, serta filmnya saat remaja, ‘Gejolak Kawula Muda’ dan ‘Idola Remaja’. Film-filmnya pada masa itu boleh dibilang laris manis dipasaran. Berada di puncak popularitas, Chicha pun meninggalkan semuanya dan menekuni pendidikan. Dia kuliah di Stanford College di Australia, kemudian melanjutkan ke sekolah yang sama di Singapura. Sekembalinya ke Jakarta, Chicha meneruskan pendidikannya di John Robert

Koesw oyo

Powers Jakarta mengambil bidang Publik Relation. Sejak itu namanya perlahan tenggelam karena dia sendiri selain sibuk bekerja juga fokus mengurus rumah tangganya. Maka kiriman demo dari Roedy yang notabene adalah suami dari sepupu Chicha, Ken—anak Tonny Koeswoyo—pun seperti sebuah momentum kembalinya Chicha ke dunia hiburan. DUKUNGAN KELUARGA DAN ISU MASA KECIL Apalagi bukan hanya Roedy dan sepupunya yang mendorong-dorongnya untuk kembali, tapi juga dua anak dan suaminya pun ikut mendorong sejak lama. Hanya saja, kata Chicha, ketika itu hatinya belum ingin. “Sekarang anak-anak kan sudah besar. Jadi, ya, sekarang atau tidak sama sekali,” ucap Chicha sambil tertawa. Menurut Chicha, ada banyak cerita berkesan yang masih diingatnya tentang masa kecilnya di antaranya tentang kedekatannya dengan sang ayah, juga cerita tentang ayahnya, Nomo Koeswoyo yang sempat diisukan mengeksploitasi anak sendiri untuk menjadi penyanyi cilik. “Dulu itu papa sempat diboikot karena dianggap mengeksploitasi aku. Padahal aku enjoy saja, fun-fun aja jadi penyanyi cilik. Enggak dipaksa atau apapun,” ungkapnya. Sosok ayahnya yang kini telah almarhum, menurut Chicha adalah orang yang sangat mendukung minat anak-anaknya dalam bidang apapun, termasuk dalam hal menyanyi. “Jadi bukan dipaksa-paksa, tapi aku memang suka. Malah dulu itu, kalau aku masih main tapi sudah waktunya latihan menyanyi, papa biarin aku tetap main. Tidak ada tuh paksa-paksa harus latihan. Nanti aku selesai main, baru latihan. Jadi santai saja. Makanya aku heran kok ada orang yang menuding papa begitu,” jelas Chicha. Untuk mendukungnya dalam karier menyanyi, sang ayah membuatkan banyak lagu anakanak. Boleh dibilang hampir semua lagu-lagu yang dinyanyikannya adalah karya sang ayah.

Ini, kata Chicha bukan hanya disyukurinya tapi juga membanggakannya. “Lagu-lagu papa adalah menggambarkan keseharian kegiatan aku. Yang main sama helli, menyiram tanaman, dll,” katanya. Kehadiran Chicha di acara Penganugerahan 20 Lagu Anak Dendang Kencana 2017, pekan lalu, merupakan salah satu bentuk dukungannya pada lagu anak-anak. Chicha, seperti halnya banyak mantan penyanyi cilik lainnya, juga turut prihatin soal minimnya lagu anak-anak pada masa sekarang ini. Akibatnya, anak-anak menyanyikan lagu-lagu dewasa ataupun lagu yang bukan untuk usia mereka. Menurutnya, tanggung jawab menghadirkan kembali lagu anak-anak merupakan tanggung jawab bersama siapapun yang peduli akan musik anak-anak. Membudayakan kembali lagu anak sudah harus dilakukan. Itu memang tidak mudah. Karenanya harus dipikirkan bagaimana caranya agar anak-anak menyanyikan lagu anak, mereka tumbuh dengan lagu anak-anak seperti pada masanya dulu. Tidak mudah. Karena jaman sudah berubah. Media informasi yang berkembang pesat, seakan membuat anak-anak kebingungan mencari lagu yang sesuai dengan umurnya. Kan sekarang ada banyak informasi yang masuk dan itu sangat mempengaruhi. “Sekarang media sangat banyak. Ada banyak pilihan bukan hanya TV. Ada youtube, dll. Sedangkan dulu jaman aku kan enggak, cuma ada TVRI,” ungkapnya. Selain berbagai pihak, harapan Chicha juga ditujukan pada pemerintah. Jaman memang sudah berubah, teknologi informasi berkembang pesat, hendaknya pemerintah juga turun tangan membantu mengembalikan budaya lagu anak. Ini semua demi generasi masa depan bangsa. “Harapan aku back on the track. Anak-anak tidak ‘terkontaminasi’ lagu orang-orang dewasa atau malah menyanyikan lagu dewasa. Biarlah mereka tumbuh sewajarnya sebagai anak-anak,” katanya. (Diana Runtu)


4

Inspirasi

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Ali Masrum

Mandalika

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

21

Latih Mental Bisnis sejak Kecil Setiap orang bisa saja punya niat untuk terjun ke dunia bisnis. Tapi bagaimana dengan kesiapan mentalnya? Memiliki mental baja memang adalah syarat mutlak dan utama untuk bisa terjun ke dunia ini. Karena perjalanan bisnis tidak akan selalu mulus sesuai rencana. Karenanya mental kuat sangat dibutuhkan.

Ali Masrum

A

li Masrum, misalnya. Meski darah pedagang mengalir deras dalam tubuhnya, maklum bapak-ibunya adalah pebisnis, namun sejak usia dini ia telah melatih mentalnya. Maka tak heran ketika dia mendapat berbagai tantangan, jatuh-bangun bahkan sempat tertimpa ‘badai’, ia masih bisa eksis. Terus memperkuat sikap optimis dan pantang menyerah, itulah yang jadi prinsip Ali ketika menekuni bisnis. “Menekuni bisnis pasti banyak tantangannya. Banyak hal bisa terjadi yang kadang tidak sesuai harapan, tapi tidak boleh menyerah. Saya telah menekuni/mencoba banyak bisnis. Saya memulainya sejak SMP dan tetap bertahan sampai sekarang. Alhamdulilah,” ungkap Ali Masrum yang telah puluhan tahun menekuni bisnis kerajinan kayu jati. Namanya bisnis, lanjut ayah dua anak ini, ada naik-turunnya, macam-macam problemnya. Tapi kalau tetap tekun dan selalu optimis pasti bisa bertahan. “Seperti saya, wah kalau cerita, selama puluhan tahun selain kisah suka juga banyak kisah duka. Saya juga pernah mengalami ‘badai’ semua aset saya disita bank. Tapi saya pantang menyerah. Saya tetap tidak takut berbisnis. Saya punya banyak minat, banyak yang sudah saya coba. Ibaratnya dari 100 bisnis yang saya coba, pasti ada beberapa atau salah satu yang pas,” tutur sarjana hukum yang memilih menekuni bisnis ketimbang menjadi praktisi hukum. Ketika masih muda, kata Ali, minatnya pada bisnis sudah terlihat menonjol. Saat kelas 3 SMP misalnya, dia sudah berani berbisnis beras. “Dulu, ayah saya punya perusahaan penggilingan padi. Pada masa itu kan usaha pemotongan

padi, khususnya di daerah saya, Blora Jawa Tengah, masih langka. Nah saat saya SMP sudah cobacoba ikutan bisnis dengan membeli padi dari petani kemudian digiling dan itu terus berlanjut sampai saya SMA,” ungkapnya. Usaha tersebut terus berkembang, malah ketika SMA dia sudah berani menyewa menyewa 20 hektar sawah untuk kemudian ditanami berbagai macam tanaman. “Saat kelas 1 SMA saya sudah pegang perusahaan padi. Saat itu saya sudah bisa memperkirakan dari sekian hektar lahan padi berapa banyak padi bisa saya beli. Jadi saya sudah berani. Ya memang dalam berbisnis tidak selalu jalan saya mulus, ada juga masalahnya bahkan merugi, dll. Tapi saya tetap saja. Jiwa saya sudah di sini,” ungkapnya. Menyinggung tentang pendidikannya yang berlatar belakang sarjana hukum, Ali yang saat itu didampingi istrinya Sofi Rafi’ah menyebut, bukan hal yang istimewa. Keinginan kadang berubah-ubah, itu hal yang biasa. “Saat saya belia, saya ingin jadi dokter. Kemudian ketika sedikit besar, ingin jadi tentara. Ketika lulus SMA, saya tertarik mempelajari bidang hukum, makanya saya kuliah di fakultas hukum. Kemudian saya tertarik masuk IAIN (Institut Agama Islam Negeri). Namun pada akhirnya ketertarikan saya lebih kepada bisnis dimana akhirnya selulusnya dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, saya pun terjun ke bisnis. Itu sekitar tahun 1990,” tuturnya. Tahun 1994, lanjutnya, adalah pertamakali dia ‘bersentuhan’ dengan bisnis kerajinan kayu jati. Awalnya, kata Ali, dia ditawari temannya untuk membuka cabang di Jakarta. Tawaran itu lantas diterimanya, apalagi sang teman membantu dengan men-support modal. “Jadi awalnya produk-produk kerajinan kayu jati itu saya beli di sentra

kerajinan di Blora, kemudian saya jual ke Jakarta. Sasaran saya adalah kalangan menengah-atas. Gerai pertama saya adalah di Pasar Raya, kemudian berkembang ke mal Sarinah Jl Thamrin,” katanya. Ternyata respon masyarakat terhadap kerajinan kayu jati luar biasa. Khususnya, kalangan menengah-atas dan ekpatriat yang

sangat suka sekali dengan kerajinan jati Indonesia. Jadilah usahanya berkembang pesat. Pada masa itu tahun 1994, modal Rp5 juta dengan cepat berkembang menjadi Rp16 juta. “Bagi saya itu kemajuan signifikan. Saya pun lantas menambah gerai di sejumlah mall di Jakarta seperti Kelapa Gading, Pluit, Blok M, dll. Saya rajin pameran. Pelanggan dari ekpatriat adalah terbanyak, banyak hotel juga memesan produk dari saya,” katanya. SAAT KRISMON BISNISNYA BOOMING Ketika krisis moneter melanda negeri, katanya, kondisi bisnisnya justru tengah menjulang. Kondisi perekonomian kala itu sangat terguncang, tapi bisnisnya justru booming. “Iya saat Krismon saya justru sedang booming-boomingnya. Kenapa? Itu karena pelanggan saya terbanyak adalah kalangan ekpatriat seperti Korea, Jepang, Thailand, dll. Saat itu semuanya, baik toko, pameran, maupun bisnis retail juga ekspor semua jalan bagus,” ujarnya. Padahal, tambahnya, kala itu bisnisnya bukannya tidak ada saingan. Justru banyak sekali ‘pemain’ yang juga menekuni bisnis kerajinan kayu jati. Hanya saja, banyak yang menyukai produknya karena finishingnya yang halus. “Yang jadi andalan produk saya selain kualitas adalah finishing produk. Itulah

makanya produk saya terlihat berbeda. Jadi begini, saya membeli produk mentah dari sentranya, kemudian saya perkuat dengan finishing yang bagus.” “Karena, terus terang saja, kalangan mapan suka sesuatu yang perfect. Itu semua saya kerjakan sendiri. Finishing itu saya belajar dari pengalaman puluhan tahun menggeluti bisnis ini, akhirnya ketemu formulanya. Meski ini kerajinan tapi saya menggunakan finishing mebel, makanya tampak beda,” ungkapnya.

Bisnis yang berkembang juga membuka kesempatannya untuk memulai mendesain sendiri sejumlah produknya. “Kebahagiaan terbesar, kepuasan tak terkira ketika produk desain kita digemari konsumen. Jadi saya membuat beberapa desain, tidak semua. Alhamdulilah banyak yang suka,” katanya. Berbicara tentang persaingan, salah satunya dengan pencurian desain, ternyata Ali telah beberapa kali mengalaminya. Tapi itu tidak membuatnya kapok, dia tetap tak sungkan memamerkan produk desain terbarunya. “Wah kalau soal pencurian desain, sering. Ada saja cara mereka. Misalnya, suatu ketika ada orang datang ke saya minta dibuatkan desain meja dengan ukiran, dia memberi foto

kemudian minta saya mendesain ulang. Saya buat desain itu sampai tiga hari tidak tidur. Setelah desain saya dibawa, tak terdengar lagi kabarnya. Ternyata orang itu mengambil desain saya dan memesan pada orang lain. Wahhh! Tapi begitulah, saya bisa apa. Ya sudah, saya alhamdulilah saja. Rejeki tak lari kemana. Ada juga yang minta saya bikin desain, tapi kemudian tidak diambil. Akhirnya saya produksi sendiri, dan ternyata laris manis,” ungkapnya. Jadi, kata Ali lagi, menyikapi berbagai permasalahan termasuk soal pencurian desain atau sikapsikap curang orang lain, dirinya tak mau terlalu memusingkan. “Saya santai saja, biar saja. Rejeki sudah diatur Yang Di Atas,” katanya. Bicara tentang kelesuan bisnis seiring dengan lemahnya perekonomian dalam negeri, Ali mengaku bisnisnya pun ikut terdampak, bahkan gejala itu sudah dirasakannya sejak 2012. “Yang namanya bisnis pasti up-down. Sudah biasa. Asal bisa bertahan saja sudah bagus. Yang penting kita jangan menyerah, tetap optimis dan mencari strategi bagaimana meningkatkan penjualan produk,” kata Ali. Dulu misalnya, karena pemesanan dari pabrik cukup tinggi, ia menerapkan sasaran 50% pabrik 50% retail. Namun ketika perekonomian lesu, pemesanan dari pabrik-pabrik menurun drastis. “Akhirnya saya banting setir. Sekarang saya fokus di retail dengan memperbanyak jumlah gerai di berbagai daerah. Ternyata strategi ini cukup manjur karena penjualan ikut terdongkrak,” ungkap Ali yang sebentar lagi akan membuka dua gerai di Bandung, Jawa Barat. Dia berharap perekonomian segera pulih sehingga para pengusaha, khususnya UKM seperti dirinya, bisa tetap bertahan. “Di usia sekarang saya tidak punya niat untuk pindah ke bisnis lain. Asal usaha ini bisa berjalan stabil saja sudah bagus, kok,” kata anak kesembilan dari 11 bersaudara ini. (Diana Runtu)

Muh. Amin bersama dengan para atlet kempo usia pelajar

Para atlit diminta untuk berkompetisi secara sehat, tanpa narkoba

NTB Giatkan Peningkatan Prestasi Olah Raga Peningkatan prestasi olah raga khususnya bidang bela diri, kini tengah giat dilakukan di Nusa Tenggara Barat. Selain ­terus meningkatkan aktivitas pelatihan juga ­diselenggarakan berbagai even kejuaraan yang dapat menstimulasi ­peningkatan prestasi para atlit.

K

ejuaraan Taekwondo Gubernur NTB Cup tahun 2017 yang digelar di NTB pada bulan Juli 2017 ini, menjadi salah satu even untuk menggairahkan para atlet dalam meraih prestasi. Secara khusus,

Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, S.H., M.Si., berharap agar para atlet Taekwondo Provinsi NTB hendaknya terus menumbuhkan semangat dan mental juara untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. Sebab, dengan dimilikinya mental juara maka Wakil Gubernur NTB ketika membuka kejuaraan Taekwondo Gubernur NTB Cup 2017, di GPO Youth Center, Kota Mataram

Kejuaraan Taekwondo Gubernur NTB Cup tahun 2017

para atlet akan terpacu untuk terus berlatih dengan serius dan disiplin memupuk ketangguhan mental dan fisik untuk menghadapi event-event kejuaraan, dari tingkat daerah hingga internasional. “Selain itu yang paling penting adalah menghindari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat, salah satunya penggunaan obat-obat terlarang dan minuman keras,” ungkap Muh. Amin, ketika membuka kejuaraan Taekwondo Gubernur NTB Cup 2017, di GPO Youth Center, Kota Mataram, Jumat (28/7).

Tidak kurang dari 252 atlet se-NTB hadir dalam kegiatan pembukaan kejuaraan ini. Ini memberi keyakinan pada Wakil Gubernur NTB bahwa Altet Taekwondo NTB akan tampil dengan prestasi yang membanggakan asalkan dilakukan dengan sungguh-sungguh, bersinergi, serta kerjasama yang baik. “Sebab kita punya potensi besar untuk itu. Tinggal dipupuk dan kembangkan lebih optimal,” ujarnya. Pelaksanaan kejuaraan sebagaimana kejuaraan taekwondo Gubernur NTB Cup ini, akan memberikan manfaat yang cukup

signifikan bagi kemajuan dunia olahraga NTB ke depan, khususnya taekwondo. “Di antara kalian akan lahir atlet-atlet yang hebat, yang handal dan akan menjadi kebanggaan NTB, sekolah, guru, dan orang tua. Persoalan prestasi tergantung dari kita, asal ditekuni dengan benar maka Insyallah prestasi bisa diraih,” lanjutnya. Ketua PENGPROV. TI NTB, H. Lalu Wirahman mengatakan, kejuaraan taekwondo ini merupakan Gubernur Cup pertama yang diselenggarakan di NTB dimana pesertanya terdiri dari para pelajar. Taekwondo menjadi olahraga favorit di Indonesia, serta termasuk kategori event yang paling banyak diminati, karena merupakan cabang beladiri yang sekaligus mampu membentuk jiwa raga yang sehat dan kuat. Dijelaskan pula bahwa Kejuaraan taekwondo Gubernur Cup NTB ini juga merupakan media untuk menjaring atlet-atlet yang potensial untuk berprestasi di tingkat nasional dan Internasional. “Semoga taekwondo di NTB mendapat dukungan terus dari pemerintah, stakeholder, dan keluarga. Kejuaraan ini rencananya akan dilaksanakan secara berkesinambungan,” ujar H. L. Wirman. (Naniek I. Taufan)

NTB Menuju PON XX Dalam meningkatkan kemampuan fisik dan mental menuju PON XX mendatang, Pemerintah Provinsi NTB terus memotivasi para atlet Kempo NTB agar semakin giat berlatih, mengasah diri dan kemampuannya. Saat membuka Ghasuku Nasional Wilayah IV, Jatim, Bali, NTB dan NTT, Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (PERKEMI), di Aula Rinjani BPSDM Provinsi NTB, pada hari Jumat lalu, Wakil Gubernur NTB, meminta para Shorinji untuk terus memantapkan teknik kempo dengan senantiasa ikut dalam setiap event kompetisi sebagai ajang mengasah kemampuan dan skill bertanding, sehingga pada ajang

PON nantinya dapat mengharumkan nama daerah dengan prestasi gemilang. Ketua Panitia PERKEMI Ibnu Salim, S.H., M.Si., mengungkapkan bahwa tahun ini NTB kembali ditunjuk sebagai tuan rumah untuk keempat kalinya. Kepada ratusan Shorinji yang hadir Amin yang didampingi Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, S.H., M.Si didampingi, Ketua PERKEMI NTB Ibnu Salim, SH., M.Si, Ketua KONI NTB, Andy Hadiyanto, Kepala Dispora NTB, Hj. Husnidiaty Nurdin dan Waka Polres Mataram, berharap agar seluruh atlet kempo untuk terus berlatih dengan keras agar dapat memberikan prestasi yang

terbaik bagi NTB seperti juga cabang olah raga lainnya. Dan untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah daerah akan memberikan dukungan seperti pembenahan tempat latihan dan peningkatan sarana prasarana latihan. Seperti halnya kepada atlet taekwondo, kepada para atlet kempo juga Amin meminta dengan tegas untuk menghindari prilaku-prilaku yang tidak baik, seperti penggunaan obat-obat terlarang, narkoba, rokok dan sejenisnya, karena itu akan mengurangai kekuatan fisik para atlet. “Berkompetisilah dengan sehat, tanpa narkoba, raihlah prestasi dengan sehat untuk kebanggaan

Kontingen taekwondo dari berbagai kabupaten dan kota di NTB yang mengikuti kejuaraanTaekwondo Gubernur NTB Cup tahun 2017

daerah dan bangsa,” harapnya. Ghasuku Nasional Wilayah IV kali ini dihajatkan untuk ujian kenaikan tingkat sebanyak 200 Shorinji. Selain itu, juga sebagai ajang untuk silaturrahmi bagi para

Shorinji Wilayah IV yakni Jatim, Bali, NTB dan NTT. “ Ini merupakan sarana memotivasi para atlet, sekaligus ajang memantapkan teknik bertarung,” kata Ibnu Salim. (Naniek I. Taufan)


22

Sosialita

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Perayaan Multikultur dalam “Lebaran Betawi” Jakarta kembali menggelar acara tahunan ‘Lebaran Betawi’. Kali ini acara yang menggambarkan kekhasan masyarakat Betawi dalam merayakan Lebaran, digelar di Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, salah satu Kampung Betawi yang masih tersisa di Jakarta. Berbeda dengan tahun lalu panitia berjuang menghadirkan ‘kampung besar’ Betawi di lapangan Monas. Maka kali ini tempat digelarnya acara ‘Lebaran Betawi’ benar-benar di kampung Betawi asli.

“I

ni jauh lebih baik karena semuanya asli. Tidak seperti tahun sebelumnya dimana memang sengaja diciptakan kampung Betawi. Biaya pembuatannya besar, membuat rumah-rumah asli Betawi biayanya nggak sedikit, tapi hanya beberapa hari kemudian dihancurkan lagi. Tapi kali ini benar-benar di kampungnya. Acaranya pun lebih rapi,” kata Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tentang acara yang digelar pada 29-30 Juli ini. Ia menambahkan ini sesuai dengan karakter budaya Betawi dan tidak boros. Setiap perlengkapan yang digunakan adalah asli bukan buatan yang harganya mahal,” tambahnya. Etnis Betawi dulunya atau masa sebelum Kemerdekaan merupakan penduduk terbesar di Jakarta. Namun sejumlah peneliti mengatakan bahwa sesungguhnya etnis Betawi bukan lah yang pertama tinggal di Betawi. Justru, etnis ini lahir dari percampuran aneka suku dan bangsa yang sudah lebih dahulu ada yang didatangkan Belanda ke Batavia, nama lain sebelum berubah menjadi Djakarta. Seiring dengan perkembangan, dimana arus urbanisasi begitu kencang masuk Jakarta, warga Betawi pun perlahan makin terdesak ke pinggiran bahkan akhirnya tinggal di luar Jakarta. Kini hanya sebagian kecil saja kampung Betawi yang masih tersisa di Jakarta, salah satunya kawasan Situ Babakan. Seiring dengan itu pula pemandangan akan kekhasan perayaan Lebaran masyarakat Betawi makin memudar di Jakarta. Kuliner khas Betawi yang biasa disajikan pada saat Lebaran, atau acara pasang mercon (petasan) khas memeriahkan Lebaran, nyaris tak terdengar apalagi di pusat kota Jakarta. Budaya inilah yang dalam beberapa tahun terakhir ingin diangkat kembali. “Kami ingin menghadirkan ‘Lebaran Betawi’ itu identik dengan pelestarian nilai kearifan lokal warga Betawi. Kita perlu menampilkan warisan dari nenek moyang kita bukan hanya fisik bangunan tapi juga budayanya,” kata Djarot yang berharap budaya Betawi ini bisa dikenal hingga ke mancanegara. Hal yang sama juga disampaikan Ketua Umum Bamus Betawi, Zainuddin. Diselenggarakannya ‘Lebaran Betawi’ di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, adalah dalam rangka menonjolkan aspek sejarah dan budaya.

Kawasan Situ Babakan mirip dengan kampung Betawi zaman dulu dimana masyarakat, bangunan fisiknya, danau, kuliner maupun panggung hiburannya, terasa seperti Betawi zaman dulu. Lebaran Betawi kali ini, tambah Zainuddin, akan dihiasi aneka hiburan juga kesenian Betawi. Kuliner asli Betawi seperti kerak telor, bir pletok, dodol, dll, akan dihidangkan. Untuk mendukung acara tersebut, selain dilakukan sosialisasi dan promosi , Pemda DKI Jakarta juga menyediakan bus TransJakarta gratis bagi masyarakat yang ingin menonton. Bus-bus gratis itu berada di halte-halte TransJakarta dan stasiun kereta dan siap membawa warga menuju Situ Bababakan. GERAKAN MELESTARIKAN BUDAYA Dulu, Lebaran Betawi dilaksanakan sendiri-sendiri oleh kampung masingmasing. Di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, misalnya, masyarakat Betawi di sana masih memegang erat tradisi perayaan Lebaran sebagaimana nenek moyang mereka. Sampai sekarang pun di sana, jika Anda berkunjung saat Lebaran, akan melihat pemandangan yang mengasyikkan dan jarang ditemui. Mulai dari saling kunjung antarwarga, acara kesenian hingga aneka kuliner Betawi. Konon, tradisi Lebaran Betawi ini telah ada dari tahun 1800-an dan terus dipertahankan hingga sekarang. Hanya saja karena kini masyarakat Betawi banyak yang menyebar hingga ke pinggiran bahkan luar Jakarta, momen khas ini semakin tidak kelihatan. “Namun masyarakat Betawi yang ada Bekasi, Tangerang, dll, sebagian masih merayakan Lebaran seperti tradisi zaman dulu. Bahkan sekarang saja di Tangerang juga digelar Lebaran Betawi oleh masyarakat Betawi yang tinggal di sana,” ungkap seorang pedagang asal Betawi yang kini bermukim di Tangerang. Kekhasan Lebaran Betawi ini mulai mendapat perhatian Pemda sejak beberapa tahun terakhir. Tahun 2008, misalnya, event ini mulai dikemas lebih apik oleh Bamus Betawi. Salah satunya selain melestarikan budaya Betawi juga untuk mempertunjukkan ke masyrakat lain tentang uniknya budaya Betawi. Setiap tahun tempat penyelenggaraan event ini berbeda-beda. Awalnya tahun 2008 dilaksanakan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, kemudian di Bumi Perkemahan Cibubur. Tahun 2010 di Puri Indah Jakarta Barat, sampai akhirnya tahun 2016 digelar di Monas. Namun tahun ini Pemda DKI Jakarta memutuskan menggelar acara tersebut langsung di kampung aslinya yakni, Situ Babakan yang memang selama ini menjadi destinasi wisata budaya Betawi. Lebaran Betawi, mengutip penjelasan sejarawan JJ Rizal, sarat harmoni budaya. Namun hal ini tidak banyak disadari oleh masyarakat saat ini. Karenanya sejarah tradisi Lebaran Betawi ini perlu diangkat dan dikenalkan kepada generasi muda. “Ini sebenarnya merupakan perayaan multikultur,” katanya.

Sekitar 15 ribu orang memadati pelataran dan areal parkir Pura Luhur ­Pekendungan, Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat (28/7). Mereka datang mulai pukul 7 pagi, dari pelosok wilayah Tabanan untuk mengikuti upa­ cara Mabayuh Oton dan Sapuh Leger massal yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Tabanan bekerja sama dengan Yayasan Siwa Murti Bali. Mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua berdatangan dari segala penjuru untuk melakukan upacara pembersihan diri dari segala macam leteh atau kotor secara niskala.

S

Menurutnya, tradisi Lebaran Betawi memiliki banyak keunikan karena merupakan hasil akulturasi aneka macam budaya dalam kurun waktu lama. Jadi ada berbagai macam budaya

yang diadopsi mulai dari pra-Islam, Tiongkok hingga Eropa. Misalnya saja, saat Lebaran biasanya masyarakat Betawi memotong kerbau. Hal ini merupakan tradisi masyarakat

agraris pra-Islam. Lalu soal pemukulan beduk. Menurut JJ Rizal itu mengadopsi budaya Tiongkok. “Membakar petasan, itu juga budaya khas Tiongkok,” ujarnya. (Diana Runtu)

“Sweet Summertime at Beachwalk Shopping Center” FASHION STARTS HERE! Beachwalk Shopping Center menghadirkan fashion sebagai tema utama dengan ”SWEET SUMMER TIME” di bulan Juli 2017, yang memberikan kejutan dan promo menarik bagi pengunjung yang sedang berlibur di Bali. Beachwalk Shopping Center merupakan destinasi pertama bagi para pengunjung untuk berbelanja fashion baik International brand maupun local brand. Selain itu, Beachwalk Shopping Center mengadakan “BEACHWALK SUMMER SALE” yang tidak dapat dilewatkan saat liburan musim panas bersama keluarga. Pada bulan Juli 2017, Beachwalk memberikan program spesial dengan mempersembahkan “BEACHWALK SUMMER SALE” yang diikuti oleh brand-brand serta restoran dengan memberikan berbagai macam diskon dan promo menarik sampai dengan 70% bagi pengunjung. Berbagai diskon diberikan oleh tenant–tenant seperti Topshop, TopMan, Zara, Pull & Bear, Stradivarius, Bershka, H&M, dan masih banyak penawaran menarik lainnya. Tentunya bagi para pengunjung yang suka berbelanja tidak dapat melewatkan kesempatan dalam “BEACHWALK SUMMER SALE”. Belum lagi dengan tambahan pilihan berbelanja dan bersantap dengan adanya beberapa brand serta restoran yang buka di Beachwalk Shopping Center. Seperti brand fashion Brandy Melville yang siap melengkapi kebutuhan fashion remaja di Bali, toko ini merupakan yang pertama hadir di Indonesia. Selain itu Eat & Eat dan MM Juice restoran kembali hadir di lantai 3 Beachwalk Shopping Center dengan konsep baru memberikan lokasi tambahan untuk bersantap bersama keluarga atau teman. Setelah merajut kesuksesan di tahun sebelumnya, Beachwalk dan HIPMI Bali kembali menyelengarakan sebuah event fashion akbar yaitu “HIPMI Bali Fashion Week 2017” dengan mengangkat tema “Fashion in the Island”. Melalui acara ini, seluruh penikmat fashion dapat mengikuti trend terbaru di Bali dan mencari talent–talent creative baru yang ahli di bidang fashion. Event ini lebih mengangkat dan memperkenalkan para fashion designer lokal Bali dan dimeriahkan dengan fashion show, fashion talkshow, kompetisi desain serta eksebisi multiproduk lokal. “HIPMI Bali Fashion Week 2017” diadakan pada tanggal 6 – 16 Juli 2017 di Fountain Stage Lantai 1. Disamping itu, Beachwalk Shopping Center juga mengadakan kegiatan regular yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Setiap hari Kamis Beachwalk dan HIPMI Gianyar bekerjasama mengadakan “UBUD CULTURAL EXPERIENCE”. Pada acara ini pengunjung dari mancanegara dan domestik dapat menikmati berbagai macam kesenian traditional bali terutama di wilayah Ubud seperti tarian Bali, membuat canang, dan masakan traditional Jaja Bali. Acara ini berlangsung di area Fountain Stage Beachwalk lantai 1. Selain itu terdapat acara “Meet the Bird Stars” pada tanggal 9 Juli 2017 di Deck Stage, Beachwalk lantai

1. Pengunjung Beachwalk dapat bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan burung-burung eksotis dari Bali Bird Park. Pengunjung Beachwalk juga berkesempatan untuk mendapatkan berbagai macam hadiah atau voucher program SHOP & WIN bulan Juli 2017. Para pengunjung dapat mengunjungi Customer Service di lantai 1 dan langsung menukarkan nota belanja mereka senilai minimal Rp 500.000 (1 nota belanja) dengan mendapatkan hadiah langsung seperti voucher makan, voucher Go-Pay atau voucher parkir gratis dari Beachwalk. Terdapat hal yang spesial pada Shop & Win di Bulan Juli 2017. Bagi para pengunjung yang berbelanja minimal Rp 2.000.000 dengan memperlihatkan nota belanja (maksimal 2 nota belanja) akan berkesempatan untuk mendapatkan hadiah spesial seperti produk dari Make Up For Ever beserta voucher belanja, voucher restoran dan berkesempatan memenangkan lucky draw menginap 1 malam di Natya Hotel & Resort atau paket liburan 4 hari 3 malam ke Labuan Bajo untuk 2 orang. Beachwalk Shopping Center selalu menghadirkan pengalaman menarik untuk pengunjung dan pembeli di Beachwalk. Hadirnya berbagai program di Beachwalk memberikan daya tarik lebih bagi Kuta dan mengukuhkan tag line Beachwalk Shopping Center, “Bali Starts Here”.

elain para pimpinan SKPD pemerintah kabupaten Tabanan, undangan yang hadir, Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama, anggota DPRD Bali seperti I Gede Suamba, I Ketut Purnaya, dan I Gede Ketut Nugrahita Pendit. Dari anggota DPRD Kabupaten Tabanan seperti I Nyoman Arnawa yang juga sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tabanan, I Made Dirga, dan I Nyoman Suadiana. Tampak hadir juga, sesepuh PDI Perjuangan Provinsi Bali yang juga anggota DPD RI AA Ngurah Oka Ratmadi, Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Provinsi Bali Wisnu Bawa Temaja, serta Ketua PHDI Kabupaten Tabanan I Wayan Tontra. Bupati Tabanan Eka Wiryastuti mengatakan, jumlah yang begitu besar itu di luar perkiraan sebab yang terdaftar sebelumnya berkisar 6500 orang. “Jumlah peserta yang membludak menandakan animo masyarakat untuk mengikuti upacara ini sangat antusias. Saya sangat bersyukur sekali,” ujar Eka Wiryastuti yang juga sebagai Dewan Pembina Yayasan Siwa Murti Bali ini. Dr. Jero Mangku Made Subagia yang juga ketua Yayasan Siwa Murti Bali, langsung bertindak sebagai dalang wayang Sapuh Leger. Upacara dipuput tiga sulinggih Siwa, Budha, dan Bujangga. Eka Wiryastuti mengatakan, kegiatan mabayuh oton dan sapuh leger massal ini sengaja digelar untuk menepis anggapan bahwa tidak benar agama Hindu itu berat karena biaya upacara yadnya mahal. “Saya ingin memberikan pemahaman kalau itu semua bisa dikerjakan dengan gotong royong, kita bisa bersamasama melakukan upacara yadnya,” ucapnya. Upacara sapuh leger ini sangat penting dilakukan, karena ada yang dari kelahirannya, disebut apit batu, apit pancuran dll. Sapuh leger adalah satu ritual yang wajib dilakukan sesuai kepercayaan kita. Tujuan upacara sapuh leger, untuk membersihkan umat dari leteh atau kekotoran, dan memberikan energi positif, agar umat

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

3

Eka Wiryastuti

Menabung Karma menjadi damai, berbakti sehingga tidak diganggu urusan niskala. Selain itu, kata dia, ia senang menabung karma, senang berbuat, dan berusaha mengisi waktu dengan kegiatan berbagi dengan masyarakat. PEMIMPIN CARI SOLUSI Ia menambahkan, menekuni sisi spiritual bukan sesuatu yang salah. Di setiap agama juga mengajarkan menyakini apa yang kita yakini dan menjalankan ibadah kita dengan baik dan berguna bagi umat. Karena tujuan beragama adalah menjadi orang baik. “Bagi saya, sisi spiritual merupakan fondasi untuk membuat kita lebih kuat dan lebih yakin pada diri kita. Spiritual sangat membantu saya dan banyak kecerdasan yang saya dapatkan dari spiritual, banyak penyelamatan dari spiritual misalnya, di saat saya buntu tidak mendapatkan solusi, alam selalu membantu. Spritual itu seperti jalan untuk menabung kebaikan. Dengan menabung kebaikan hidup kita lebih sempurna dan hidup kita lebih bahagia. Rasa syukur saya sangat tinggi,” ucapnya. Kalau kata orang, surga itu indah. Tapi menurut Eka Wiryastuti, hidup ini indah. “Setiap saya berguna bagi orang lain seperti “kecanduan”. Setiap saya bantu, ada orang yang merasa senang, saya merasa ada kepuasan batin. Saya seperti dibuatkan peta, seperti dituntut menjadi lebih ringan, tidak terobsesi, mulat sarira, saya selalu menjadi orang ikhlas dan tulus, tidak pernah nuntut

Bupati Eka Wiryastuti bersama para undangan

damai dan pikiran positif. Menurut Eka Wiryastuti, untuk mewujudkan ajeg Bali, tidak hanya dari budaya, tapi juga manusianya harus bersih lahir batin dan damai. Ia menekankan, selalu mengingat ajaran Tat Twam Asi. Aku adalah kamu, kamu adalah aku. Saya jelek kamu juga jelek. Kamu jelek saya juga

Bupati Eka Wiryastuti bersama undangan melakukan persembahyangan di Pura Pekendungan Tanah Lot

tidak pernah mengeluh dan selalu bersyukur. Kalau sudah bersyukur itu adalah orang yang bahagia. Tidak bisa bersyukur pasti tidak bahagia. Makanya saya orang yang tidak punya target. Berbuat saja, saya tak pernah komplain, saya cari solusi. Karena pemimpin itu cari solusi bukan komplain, kalau komplain bukan pemimpin,” kata Eka Wiryastuti. Ia menegaskan, jabatan digunakan untuk membantu orang lain. Sejatinya kegiatan yadnya harus dilakukan setiap pemimpin di Bali. Dengan pembersihan ini, masyarakat menjadi lebih

Ribuan peserta “Mabayuh Oton dan Sapuh Leger” memadati areal Pura Pekendungan

angka taksu atau kasih dan kekuatan (dewata nawasanga),” katanya. CSR juga dilakukan Eka Wiryastuti di luar Bali, seperti, membangun penyengker di Pura Alas Purwo Jawa Timur, membangun piyasan di petilasan Majapahit Mojokerto. “Saya sekarang memang urusannya lebih banyak niskala, tapi yang bisa meno-

desa adatnya yang bicara. Waktu terjadi bencana, saya sempat ke sana ikut memberi sumbangan. Saat itulah mereka menyampaikan bahwa mereka belum pernah mematah. Mereka bilang, saya lihat ibu jadi sangging, kami di Songan belum pernah metatah termasuk bendesa adat,” kata Eka Wiryastuti. Menurut Eka Wiryastuti, alasan mereka belum metatah, karena faktor ekonomi, dan sosialisasi metatah juga belum mengerti. Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wirya­ tama menilai, kegiatan mabayuh oton dan sapuh leger yang dilakukan Bupati Tabanan sangat positif terlebih lagi dilakukan dengan gotong royong. “Kalau dilakukan secara pribadi tentu akan memakan biaya yang besar,

Dr. Jero Mangku Made Subagia sedang bercakap-cakap dengan Bupati Eka Wiryastuti

jelek. “Saya tak mau menyakiti orang, walaupun banyak orang sakiti saya. Saya tidak balas, kalau saya nyakiti orang lain artinya saya mengotori aura saya sendiri, Saya tidak mau,” kata Eka Wiryastuti. Selama ini ia sudah banyak membantu seperti tukang suun, dan yang lain, pemangku juga perlu dibantu. Apalagi ia sudah dua kali menjabat. “Tanggal 7 Agustus, saya akan memberikan asuransi kepada 999 mangku Pura Khayangan Tiga. Tabanan memiliki 333 desa adat, karena mangkunya tiga jadi dikalikan 3, total jadinya 999,

long banyak orang,” kata Eka Wiryastuti. Ke depannya, kegiatan ini akan terus dilakukan bersama Yayasan Siwa Murti Bali. Bahkan, dalam waktu dekat, pihaknya berencana akan melakukan upacara matatah massal di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Hal ini dilakukan karena sebanyak 3000 warga di sana belum metatah. “Ini merupakan permintaan dari warga Songan sendiri. Ben-

Bupati Eka Wiryastuti disambut antusias masyarakat Tabanan

Nyoman Adi Wiryatama bersama Wisnu Bawa Temaja (kanan)

jadi akan ringan jika beban ditanggung umat bersama-sama,” kata Adi Wiryatama. Tanggapan positif juga disampaikan Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Provinsi Bali Wisnu Bawa Temaja. Ia mengatakan salut yang dilakukan Bupati Tabanan yang bekerja sama dengan Yayasan Siwa Murti Bali ini. Saya salut karena kegiatan ini ditujukan untuk seluruh umat Hindu. Tentu akan sangat membantu secara ekonomi. Dengan keyakinan dan ketulusan, upcara ini bisa berjalan dengan lancar,” ujarnya. -ast


2

Ekspresso

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

GORO-GORO Selvi, pacar Bagus, mencak-men­ cak di rumah Ami. Ia mengaku sudah membaca Putu Wijaya hoax di FB. Orang menempuh ber­ bagai cara agar bisa jadi caleg. Misalnya dengan menarik perhatian masyarakat, melaporkan orangorang yang terlibat narkoba. “Tapi pacar saya, bukan narko­ bais! Kebetulan saja sial. Ada te­ mannya yang nakal menyelipkan lintingan rokok gelek di backpacknya. Itu dipakai alasan lapor ke polisi. Sekarang dia diungsikan ke tempat rehabilitasi yang tidak bisa dihubungi!” Ami hanya memasukkan curhat itu di telinga kiri dan keluar di telinga kanan. Tetapi begitu nama bapaknya disebut-sebut, ia mulai fokus. “Amat? Amat siapa? Itu nama bapak saya?”

Selvi mengangguk. “Maaf, itu memang bapakmu. Itu sebabnya aku ke sini. Masak bapakmu itu tega-teganya men­ gadukan Bagus ke polisi. Rumahnya langsung digeledah. Ya, terang saja tidak menemukan apa-apa. Hanya orangtua Bagus senewen. Dia menuduh Bagus beneran terjeru­ mus narkotika gara-gara aku. Bagus dikirim ke rehabilitasi dan harus memutuskan hubungan kami!” Ami terkejut. Ia langsung men­ gunjungi orangtuanya. Kebetulan Amat lagi keluar rumah. Ami lang­ sung merongrong ibunya. “Kenapa Ibu biarkan, Bapak melaporkan Bagus ke polisi? Emang Bapak beneran mau jadi caleg?” Bu Amat heran, kenapa berita itu begitu cepat bisa sampai ke Ami. Siapa yang sudah membo­ corkannya? “Kata siapa itu, Ami?” “Ada di FB!” “Apa katanya?” “Kata Selvi, Pak Amat melapor­

hoax kan tetangganya yang tidak bersalah sudah jadi pengedar narkotika, hanya karena ingin dapat publisi­ tas biar jalannya mulus jadi caleg! Begitu menurut Selvi.” “Siapa Selvi?” “Pacarnya Bagus.” “Selvi siapa? Janda yang baru saya menceraikan suaminya yang dikirim KPK ke penjara itu?” “Ya.” “Kok kamu berteman dengan perempuan seperti itu?” “Sebetulnya Ami juga baru ke­ nal. Dia nyamperin Ami ke rumah, ketika tahu Ami ini anak Bapak.” Bu Amat langsung mengindok­ trinasi Ami. “Ami, jangan sembarangan per­ caya kepada orang. Kamu kan tahu sendiri di televisi ramai dibicarakan hoax-hoax yang ada di FB itu. Kamu kok percaya sama Selvi. Pasti me­ mang dia yang sudah menyeret Bagus. Anak itu kan sebenarnya sopan, pinter dan hormat pada orang tuanya. Tapi sejak pacaran

dengan janda itu, jadi berubah. Masak dia memaki orangtuanya: anjing?” Ami terkejut. “Masak?” “Ya! Anjing kata Bu Alit. Berkalikali dan telak-telakan lagi. Tapi waktu bapakmu mancing-mancing bercanda, menyebut dia anjing, Bagus langsung memukul!” “Oya? Memukul Bapak?” “Ya! Memukul Bapakmu! Lang­ sung ditepis Bapak sampai dia kesakitan lantas Pak Alit datang melerai?” “Jadi karena itu Bapak melapor­ kan Bagus ke polisi?” “Bukan! Tapi ini panjang ceri­ tanya.” “Tak apa, ibu cerita saja.” Bu Amat menarik nafas panjang. Lalu mencoba menceritakan apa yang sudah terjadi. Tapi sedikit direkayasa, supaya Ami lebih jelas mengertikan. “Begini. Pak Alit, ayahnya Ba­ gus, takut sekali putranya ditang­ kap polisi, sebab beliau ingin jadi caleg.” “O, jadi yang ingin jadi caleg Pak Alit, to?” “Dengerin dulu Ibu. Pak Alit minta Bapakmu melaporkan Bagus ke polisi, tapi sesudah dia terlebih dahulu membersihkan rumah. Jadi waktu polisi menggeledah rumah, nama Bagus bersih. Tapi Bagus sendiri jadi ketakutan dan

menurut waktu dikirim ke tempat rehabilitasi sehingga putus dengan janda itu!” “O, begitu?” “Ya! Bapakmu dasar orangnya baik, untuk menolong mau-mau saja. Yang sudah main politik itu Pak Alit! Dasar calon caleg!” Ami manggut-manggut kagum. Waktu itu, sebetulnya Amat sudah datang. Tapi begitu masuk rumah dari pintu samping, ia dengar ada pembicaraan serius Ami dan ibu­ nya. Amat terpaksa berhenti dan mundur selangkah, nguping. “Jadi, Bapak itu justru mau menyelamatkan Bagus dan menjaga nama Pak Alit?” “Memang!” “Kenapa? Bapak tahu tidak, ada hoax yang menjelek-jelekan namanya?” “Ah, Ami, bapakmu itu kepriba­ diannya bukan saja luhur tapi kuat. Bagi dia, kalau memang orang baik dijelek-jelekkan bagaimana juga, akan tetap baik dan malah tambah baik!” “Wah hebat sekali, pantesan dulu Ibu jatuh cinta sama Bapak!” “Bukan hanya dulu, sekarang juga!” Amat, tidak bisa lagi sembunyi. Istrinya pasti sudah tahu dia sedang nguping. Amat lalu pura-pura baru masuk dan berseru. “Kok ada motor Ami di depan? Ada Ami ya? Amiiii!”

Anak Wajib Diselamatkan Kalau kita bicara kasus anak, terutama anak menjadi korban, dan sekarang meningkat menjadi anak sebagai pelaku, jujur dari hati, saya merasa kecewa, marah, me­ nangis, sedih, menyesal, bahkan, kalau bisa saya berteriak lantang. Saya sudah 20 tahun berkecimpung dalam urusan anak, saya bangga UU Perindungan Anak lahir. Dari tahun 2002 sampai tahun 2017 UU Perlindungan Anak ini sudah ber­ jalan. Hasilnya sampai sejauh mana? Apakah kecenderungan menurun, atau seperti apa penanganan aparat penegak hukum? Saya bilang lagi, kecewa, marah, menangis, sedih, menyesal, bahkan, kalau bisa saya berteriak lantang, sangat ingin ber­ teriak lantang. Mengapa? Saya pin­ dah dari satu tempat ke tempat lain tidak mulus keluar. Frontal saya yang tidak disukai, kevokalan saya yang tidak disukai, pikiran-pikiran saya “nakal”, itu menyebabkan saya tidak punya ruang, tapi itulah fakta. Kalau saya punya pemikiran, anak-anak pewaris negeri ini, anak sangat penting diselamatkan, siapa yang wajib, kita orang dewasa, masyarakat, orangtua, dan orang yang katanya membuat lembaga perlindungan anak. LSM peduli anak. Maaf saya berani katakan, cuma saya yang berani pasang badan. Kenapa? ancaman berat, risiko berat bahkan keluarga pun

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

akan menjadi ancaman, kenapa tidak banyak orang yang berani berjuang maksimal untuk anak. Padahal kita tahu itu anak kita, anak Indonesia, tapi begitu dibenturkan oleh birokrasi mereka bungkam, begitu dihadapkan “aparat hukum” yang berkuasa dalam dunianya, kita mundur. Itu fakta. Sekarang apa yang kita lakukan. Saya ingin menohok pemangku kebijakan, pejabat publik yang berwenang, atau pejabat instansi yang yang bertanggungjawab atas implementasi UU Perlindungan Anak. Ayu dong benar bekerja, dan berjuang. Ini bukan tentang kita yang esok akan mati. Tapi ini, tentang anak-anak. Anak-anak di depan mata kita dari 0-18 tahun berapa sih yang sudah menjadi korban. Kita jangan lagi menutup mata. Saya merasakan itu ada, tapi kita pura-pura tidak tahu dan diam. Saya ada di depan dan saya yang memeluk mereka, saya yang mengantar mereka ke SPKP, saya yang mengantar mereka visum, saya yang mengantar mer­ eka ke persidangan, ada gak yang berpikir itu anak siapa, korban dari mana, bagaimana kejadiannya, siapa pelakunya, semua bungkam. Saya ingin mengetuk hati semua orang. Kita, saya dan kalian yang lain, yang mengatakan aktivis perempuan, dan aktivis anak, ayo dong berjuang, ketika kalian mendengar ada anak

Siti Sapurah

yang menjadi korban, turunlah, advokasi mereka dengan benar dan maksimal, investigasi kasus­ nya, jangan sampai kita mengawal mereka ke kantor polisi dan selesai di sana, dan kita diam, begitu kita dibenturkan oleh penyidik, kita diam, akhirnya kasus itu SP3, selesai. Kasus masuk ke kejaksaan, hilang, atau masuk ke pengadilan, berapa ancaman pidananya, minimal 3 tahun, minimal 5 tahun. Sejak saya berjuang, akhirnya ancaman pidana bisa di atas rata-rata, bisa di atas 13 tahun, bahkan di atas 16 tahun. Kita perlu banyak orang, ayo semua,

mari maksimalkan berjuang, karena anak-anak adalah pewaris negeri. Jangan biarkan mereka berteriak sendiri dan berjuang sendiri, tapi kita diam dan kita menonton mer­ eka yang menangis, kita menonton mereka yang bicara, begitu saya maju, ada yang bicara seolah-olah saya mencari popularitas dan nama baik. Saya bukan birokrasi, saya tidak punya jabatan apa-apa, saya hanya seorang anak desa dan anak nelayan yang berusaha sombong memperjuangkan anak-anak. Saya akui, saya sombong dalam mem­ perjuangkan anak-anak. Saya tidak butuh apa-apa, apalagi popularitas. Saya tak mau jadi PNS karena saya ingin jadi orang merdeka. Saya ingin berjuang seperti cara saya sendiri. Di luar inilah tempat saya. Hati saya bicara, anak anak Indonesia adalah roh saya, Saya selalu bilang, jika anak di hadapan saya dan saya mendengar anak itu menjadi korban, saya akan pasang badan. Mari kita sama-sama, perkuat hubungan kita, jangan biarkan saya

sendiri berjuang. Kenapa saya harus keras, karena saya sendiri. Kalau saya tidak keras, suara saya tidak didengar. Dengan cara saya, saya membuka link ke pusat, tujuannya, kalau suatu saat nanti saya berben­ turan dengan orang di daerah, saya punya celah ke pusat, “Bantu saya, bapak dan ibu, saya berjuang. Itu lo bahasa saya. Apakah orang lain tahu? Saya rasa mereka tidak tahu. Itulah salah satu cara saya berjuang. Saya tidak mencari popularitas. Niat saya hanya satu, anak-anak Bali, stop kekerasan dari siapapun. Jika kita tahu siapa pelakunya, baik itu dia orang yang berkuasa, baik itu jendral, orang kaya, mafia, mari bicara dan terbuka, kita ada untuk anak. Kalau memang semua SKPD dan instansi yang berkewenan­ gan menjalankan implementasi UU perlindungan Anak berjuang bersama-sama, saya rasa Indonesia bisa aman dari kekerasan terhadap anak. Siti Sapurah (Aktivis)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

23

Pesona Secret Garden Village Bali, sebuah surga dengan keindahan yang terbentang mulai dari pantai hingga pegunungan. Salah satu keindahan yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Bali adalah Bedugul. Bukan hanya keindahan Pura Ulun Danu, Danau Beratan, dan kebun Raya Bedugul sebagai satu destinasi wisata wajib bagi wisatawan untuk dikunjungi, kini hadir satu ikon baru lagi melengkapi ke­ kayaan wisata bedugul yakni Secret Garden Village (SGV).

S

ecret Garden Vil­ lage terletak di Jalan Raya Denpasar Be­ dugul KM 36 Luwus, ­Tabanan, berkonsep eduvacation yang memiliki visi dan misi meng­ ajak generasi muda untuk selalu menjaga dan melestarikan waris­ an budaya Indonesia khususnya kekayaan alam. Kekayaan alam Indonesia inilah yang kemudian dimanfaatkan dan dikembang­ kan CEO Secret Garden Viilage, Billy Hartono Salim, dalam bentuk produk bermanfaat. Oemah Herborist dan ­Secret Garden Recipe mewakili produk ke­ cantikan, produk Food & ­Beverage diwakili oleh The ­Luwus dan Rice View BBQ ­specialist & Scenery dan Black Eye Coffee & Rostery untuk produk kopi, yang dapat di­pelajari dan dirasakan manfaatnya langsung oleh pengunjung. Secret Garden Village telah remi dibuka pada tanggal 9 Desem­ ber 2016, dengan tag­line “An Edu­ cational Factory and Outlet Tour” menawarkan sebuah pengalaman perjalanan singkat kepada pengun­ jung untuk mengenal keragaman kekayaan alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk produk kecantikan dan juga mengenalkan kekayaan variasi dan cita rasa kopi asli dari Indonesia. Single origin Coffee Indonesia termasuk juga kopi khas Indonesia yang banyak dicari pengunjung. Sebagai destinasi wisata per­ tama di Bali dan terlengkap di Indonesia, Secret Garden Village memberikan keleluasaan pengun­ jung untuk menikmati tour di area

Secret Garden Village Education and Tour Area yaitu beauty museum, mini plant, beauty theatre, coffee mini museum, coffee roaster, coffee theatre dan coffee cuping dipandu oleh seorang guide. Di area ini juga, pengunjung dapat menikmati 3 brand utama Secret Garden Village, yakni produk kecantikan di Oemah Herborist, mengenal kekuatan kopi lokal Indonesia di Black Eye Coffee and Roastery, dan menikmati lezatnya kekayaan rasa kuliner Indonesia dan Asia di The Luwus Restaurant. Sedangkan di Secret ­Garden Village Family and Event ­Function, pengunjung dapat menikmati western menu dan tea time sore hari di tengah sejuknya ­h amparan persawahan, di antara ­pematang sawah di Rice View BBQ ­Speciliast & Scenery. ­Sedangkan The Secret Chamber dan Garden Amphi­ theater ­d apat menjadi pilihan venue untuk kebutuhan event dan kegiatan-kegiatan dilaksanakan di wilayah Bedugul dan sekitarnya, seperti gathering, wedding, outing, exhibition, dan lainnya. Keseluruhan konsep edukasi dan entertainment ini diwujudkan dalam satu desain arsitek yang berkonsep dan dide­ sain khusus dari sentuh­an tangan salah satu arsitek terbaik Asia “An Award Winning Architect, Andra Matin. Harapan ke depannya, Secret Garden Village dapat menjadi iconic destination sebagai The New Excitement of Bedugul yang bisa memenuhi kebutuhan pe­ngunjung, baik dari sisi wisata dan juga edukasi.

SGV Event List

- Grand Opening ( 9 Desember 2016) - Content: music festival dengan line up lokal dan nsional, fashion show, traditional music and dance, dan bazaar. Line up: KLA project, Rossa, Endah & Ressa, DNA, Nostress. - Imlek Celebration ( Januari 2017) - Content: Pembelanjaan Rp 300 ribu di luar tax berhak mendapatkan kesempatan mengambil angpao di pohon angpao. Angpao berupa voucher belanja dan uang tunai. - Donor darah ( Februari 2017) - Content: bekerja sama dengan UPD Tabanan berhasil mengumpulkan kantong darah dari karya­ wan SGV dan juga pengunjung. - vvMarch in Art ( Maret 2017) - Cntent: selama 1 bulan di Secret Garden Village diadakan kegiatan yang semuanya bertema art seperti pameran lukisan, art performer ( membuat patung dan melukis), art bazzar dan musik. - Simfoni Sore ( April 2017) - Content: Kolaborasi konser theatrical di satu panggung dengan setting di tengah hamparan sawah pas moment sunset. - Line up: Kecapi oleh Olivia Lin ft Rumah Kecapi Indonesia, Gus Teja – Balinese Flute Maestro, Rio Sidik- The Indonesian Trumpeter & Singer, JCorp Dance Company-Theatrical & Acrobatic Dance, Voice of Bali Choir dan Traditional Dancer. - Buka Puasa bersama karyawan SGV dan panti asuhan Tabanan ( Juni 2017) - Content: Buka bersama dan menjalin silaturahmi dengan karyawan SGV dan panti Asuhan AlIslami Hidayatullah serta Hikmah Foundation.

Secret Garden Village Jadi Brand Mark Wisata Tabanan Setelah cukup lama berkarier dan bekerja dengan orang, tahun 2015 Ana Dewi Permana memu­ tuskan berhenti. Bulan Novem­ ber 2016, ia mendapat tawaran untuk mengelola Secret Garden Village dari Billy Hartono Salim, CEO Secret Garden Village. Namun, ia masih berpikir untuk mempertimbangkannya. Bulan April 2017, Ana Dewi Permana akhirnya menerima tawaran tersebut, setelah sebelumnya, ia mengobrol banyak dengan Billy Hartono Salim termasuk lang­ sung datang ke Secret Garden dan bertemu dengan beberapa karyawan di sana. “Kebanyak­an pengusaha fokus ke profit oriented, mereka lupa tentang apa yang harus diangkat dari daerah­ nya, mereka lupa, aset terbesar adalah karyawan yang seharusnya orang lokal. Mendengar misi dan visi Pak Billy, hati saya tergerak untuk menerima tawaran terse­ but. Pak Billy mengatakan, Secret

Ana Dewi Permana

Garden village bukan sematamata tempat wisata tapi ada sisi edukasinya. Selain itu, yang menarik buat saya, Pak Billy juga

berangan-angan ingin mewu­ judkan desa wisata dan budaya. Konsep misi dan visinya masuk ke dalam idealis saya. Dari sana

saya memutuskan menerima tawaran tersebut,” tutur Vice President Director ­Secret Garden Village, Ana Dewi Permana ini. Sejak bergabung April lalu, ia sedang memantapkan langkah untuk terus mempertahankan SDM lokal 70% dan 100% orang Indonesia. Ia juga sedang meng­ gagas lahan untuk permainan tradisional anak seperti guli, ga­ sing, dll. “Kami tidak buat massif tapi tujuannya agar anak-anak mengetahui permainan tradisional Indonesia,” ujar Ana. Ia mengatakan, dalam pro­ gram edukasi, ada mini plant tur, yang tujuannya, bahwa produk lokal juga dikemas serius de­ ngan teknologi muktahir. Seperti produk Black Eye mengedepan­ kan semua kopi Indonesia. “Kami ingin me­ngenalkan merk lokal juga bisa maju. Akhir Agustus kami berencana akan buka outlet di Sunset Road Kuta. Sedang da­ lam pembicaraan agar ke depan

outlet juga bisa dibuka di airport. Dengan membuka outlet tentu akan menambah lapangan kerja,” ujarnya. Ana punya target ke depan, agar Secret Garden Village bisa menjadi destinasi tujuan dan brand mark wisata Tabanan. Ia juga punya harapan, agar orang Tabanan tertarik bekerja di ­Secret Garden Village. Bahkan, dari sejak sekolah pun, mereka punya ke­ inginan suatu saat harus be­kerja di Secret Garden. Selama ini, sebagian besar orang Tabanan bekerja di Bali Selatan karena banyak brand besar di sana. Un­ tuk mencapai target ini, tentu ia harus meningkatkan kualitas. Ia sangat bersyukur karena menda­ pat dukungan dari Bupati Tabanan dan SKPD terkait untuk mewu­ judkan destinasi wisata edukasi ini. Ke depannya, ia berharap, agar impian untuk mewujudkan desa wisata dan budaya bisa di­ realisasikan. (Wirati Astiti)


24

Edisi 963/ 31 juli - 6 agustus 2017

Suasana penonton lomba fashion show di FTF 2017

Para juri lomba fashion show. Dari kiri: Helga Rif, dr. Kadek Trisnadewi, dan Tolinia Sukma Wardhani

Risel menghibur peserta dan penonton lomba fashion show

Yuppi sebagai MC saat acara lomba fashion show

Peserta bersiap sebelum naik panggung

Ucapan terima kasih

kepada para mitra kerja mingguan Tokoh dalam Acara Lomba Fashion Show 2017 1. Pemerintah Kota Denpasar 2. Smesco Indonesia 3. PT Bank Central Asia 4. PT Bank Rakyat Indonesia 5. Sosro 6. Adibi Salon & Spa 7. Wardhani House of Kebaya 8. G & S Mode 9. B Hotel Bali and Spa 10. Aston Denpasar Hotel & Convention Center 11. Fame Hotel 12. The One Legian Hotel 13. Bali Safari & Marine Park 14. Indivara Aesthetic 15. Seawalker 16. Beachwalk 17. Asbest Kota Denpasar 18. MOV Shoes 19. Candra Collection 20. Rumah Boneka 21. Gaya Warna 22. Neluwung Art-ccessories 23. Fiori 24. Secret Garden Village 25. Flormar Professional Make Up 26. Tupperware 27. Odenant Textile 28. Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (IPBI) DPD Bali 29. Sakabros 30. Mata Dewa 66 31. Cok Konfeksi T.shirt Factory 32. Krisna Water Sports 33. Gula Bali The Joglo 34. Aqua 35. Kelompok Media Bali Post

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.