Tokoh Edisi 962 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Kenangan Jadi Buruh untuk Biayai Sekolah Tidak jarang dibalik kesuksesan seseorang, ada kisah masa kecil yang luar biasa. Hubungan sosial di masyarakat dan latar belakang dan lingkungan kelu­ arga akan membentuk karakter seseorang sejak kecil. Terbiasa hidup mewah dan serba ada akan mem­ bangun kepribadian yang ingin serba praktis, namun jika seseorang terbiasa hidup mandiri bahkan terbiasa dihadapkan dalam kondisi paling buruk sekalipun, maka ia akan tumbuh menjadi sosok pribadi yang kuat dan pantang menyerah.

H

al tersebut rupanya juga dialami oleh I Made Ngurah Wedana, Direktur Monarch Bali cabang Singaraja. Dirinya sangat yakin, setiap orang sukses punya kisah luar biasa dibaliknya. Sebelum menjabat sebagai direktur di kampus pariwisata tersebut, rupanya Ngurah Wedana telah menelan pil pahit sejak usianya menginjak 9 Tahun. Diusia yang begitu muda, ia harus kehilangan sosok ayah sebagai tulang punggung keluarga. Keadaan inilah yang membuat kehidupannya berubah 360 derajat sebab sang ibu yang sebagai ibu

rumah tangga harus bekerja menghidupi kelima anaknya. Tidak mau menyusahkan ibunya, Ngurah Wedana pun ikut bekerja sebagai buruh sepuh perak dan bokor untuk mem­biayai sekolah dan membantu uang dapur di rumah. Hidup serba berkecukupan membuat tekadnya semakin bulat untuk mengangkat martabat keluarga. Setelah lulus SMA, dirinya melanjutkan perkuliahan di Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (BPLP) Nusa Dua. Mengingat latar belakang keluarga yang sebagian berkecimpung di dunia pariwisata membuat ia memiliki

I Made Ngurah Wedana

cita-cita yang tinggi untuk bekerja di kapal pesiar. Belum lulus dari BPLP, dirinya sudah bekerja di salah satu hotel di Jakarta sambil menunggu panggilan dari salah

Di-bully karena Gendut Tidak banyak artis cilik yang tetap Tapi segala derita itu, katanya, tetap dia eksis berkarier di dunia hiburan hingga lalui karena memang begitulah tuntutan di sekarang. Dari yang tidak banyak dunia entertainment. Sebagai publik figur itu, salah satunya adalah Tina Toon. dia harus tampil cantik dengan berat tubuh Karena tetap eksis maka tentunya proporsional. “Saking ingin kurus, aku ngnamanya dikenal cukup luas bukan gak berani makan banyak, tapi olah raga hanya generasi 1990-an saat dirinya dipersering. Mulai dari pilates, lari, berenang populer tapi generasi setelah itu. Gadis dan lain-lain. Itu terus berlangsung, bahkan yang bernama asli Agustina Hermanto malam pun tetap olah raga. Belum lagi soal ini masuk dunia tarik suara sejak usia makan, makan banyak akhirnya keluar lagi. empat tahun. “Sejak usia empat tahun Parah banget,” lanjutnya. aku sudah dibawa oma ke berbagai Masalah itu, katanya lomba menyanyi dan juara,” ungkap lagi, dialaminya selama Tina yang namanya melejit lewat lagu bertahun-tahun. “Itu ‘Bolo-Bolo’ tahun 1999. sempat membuat aku Itu, ujar Tina, merupakan album trauma. Jadi kalau orang pertama yang terbilang sukses yang bilang, ‘aduh Tina badanlaku 300.000 keping. Namun tamnya bagus banget’. Wah bahnya, saat dirinya mendadak ngetop mereka tidak tahu saja dia tidak menyadarinya lantaran masih bagaimana perjuangan Tina Toon kecil. “Wah ‘boro-boro’ menjadi somaku untuk dapat badan seperti ini,” katanya. Untungnya, akhbong, aku kan masih usia sekitar 6 tahun waktu itu, jadi belum paham benar. Cuma yang aku ingat dimana pun irnya dia berhasil melepaskan diri dari aku berada, banyak orang menyapa,” ujarnya. Dirinya, hal itu, termasuk penyakit bulimia. aku Tina, bukan lah sosok yang pemalu. Sebaliknya meski Akhirnya dia sadar bahwa hal yang masih kecil namun ketika berhadapan dengan kamera, dia dilakukannya adalah salah. Dia ingin merasa ‘PD’ dan senang. menurunkan berat tubuh secara cepat “Aku memang sangat senang menyanyi, ya. Mungkin sehingga mengambil langkah-langkah ini menurun dari mama karena mamaku orang kesenian. ekstrem yang sangat berbahaya bagi Mama juga menguasai sejumlah alat musik di antaranya kesehatannya. piano dan electone. Keluarga mamaku juga suka musik Jadi sekarang, katanya, dia tetap dan bisa memainkan beberapa alat musik. Jadi mungkin diet tapi terukur. Artinya dia tidak bakatku menurun dari sana,” ungkap Tina yang baru saja melakukan hal-hal ekstrem seperti menyelesaikan S2 nya di bidang ekonomi pajak. dulu. “Aku tetap makan seperti biasa Ada banyak pengalaman masa kecil yang sampai kini tapi porsinya dikurangi, trus olah raga masih diingat jelas oleh Tina. Banyak sukanya namun ada tetap dilakukan tapi tidak ‘gila-gilaan’ beberapa duka yang tak bisa dilupakannya. Salah satunya seperti dulu. Biasa saja. Jadi aku tetap adalah pengalamannya di-bully. Zaman sekarang, kata sehat, dan berat tubuh tetap terjaga,” Tina, banyak kasus bullying terjadi dan dulu dia pun pernah kata Tina. mengalaminya. Cuma memang dulu itu, ujar Tina, bullying Menurut Tina, mungkin kehidutidak lah sehebat sekarang. Yang menjadi faktor dirinya pannya saat populer sebagai bintang di-bully adalah soal fisika. cilik tidak seperti yang lain. Dia boleh Maklum, Tina sejak kecil bertubuh subur. Saat masih dibilang, tidak banyak bermain sebakecil bertubuh gendut memang tampak menggemaskan. gaimana anak-anak usianya. “Jadi aku “Para penggemar, tuh, sering banget nyubit pipi, badan waktu kecil tidak banyak punya teman aku. Dulu sempat banyak penggemar ngerubutin, lalu dekat ya karena sibuk belajar. Jadi rame-rame nyubit. Sakit..hahahha. Sampai-sampai satpam dengan artis-artis cilik lain nggak terkewalahan. Waktu di Semarang dan di Tasikmalaya, begitu lalu dekat juga. Aku tuh punya banyak heboh (nyubitin) sampai akhirnya aku harus digotong kegiatan seputar pendidikan. Jadi dari supaya bisa keluar dari kerumunan,” ucap Tina sambil kecil aku sibuk dengan macam-macam tertawa. les. Baik itu les pelajaran sekolah mauTina sendiri, mengaku, senang saat itu. Tapi ketika berat pun hal-hal di luar pelajaran sekolah. tubuhnya ternyata tidak juga menurun saat mulai beranjak Mungkin karena itu juga maka aku di remaja, dia pun menjadi khawatir. Orang yang mem-bully sekolah selalu ranking satu terus..hahdirinya karena bertubuh gendut makin banyak. haa,” ujar Tina yang setelah mendapat “Aku sedih banget. Dari situ aku pun bertekad untuk S2 masih berniat untuk kuliah lagi. melakukan diet. Tapi ternyata tidak semudah itu. Aku diet “Mungkin karena terbiasa dari ketat, memang berat tubuh turun drastis, tapi sungguh medulu, aku ini hobi banget sekolah. nyedihkan dan tersiksa,” ungkapnya. “Untuk dapat berat Makanya sudah dapat S1 bidang komtubuh ideal seperti sekarang, dulu itu aku melalui proses puter, lalu lulus S2, dan sekarang aku penuh derita dan air mata. Malah aku sempat kena bulimia mau siap-siap untuk kuliah lagi,” ucap (banyak makan kemudian dikeluarkan kembali-red). Ini pemeran film ‘Tina Toon dan Lenong sangat menyiksa,” tuturnya. Bocah’, ini. (Diana Runtu)

satu agen kapal pesiar. Setelah mendapat panggilan, anak bungsu dari lima saudara ini dikontrak selama setahun. Beberapa tahun di kapal dan sempat menjabat sebagai Head Waiter, ia merasa jenuh dan memutuskan kembali pulang kampung. “Sudah bertahuntahun di kapal membuat saya jenuh, waktu itu saya juga sudah berkeluarga dan memutuskan untuk berhenti di kapal,” jelasnya. Masih bergelut di dunia pariwisata, ia pun mencoba melamar pekerjaan di salah satu restoran Amerika yang ada di Bali. Nasib rupanya berpihak kepadanya. Ia melamar sebagai assistant manager namun diterima sebagai restoran manager. Beberapa lama setelah menjabat, krisis global mulai terjadi di Indonesia, harga dolar naik dan ini dijadikan kesempatan olehnya untuk bekerja kembali di kapal pesiar. “Saya memutuskan untuk resign dan bekerja di Disney Cruse Line yang merupakan perusahaan kapal pesiar terbesar di dunia,”ungkapnya. Dengan modal yang terkumpul, pria yang saat ini aktif sebagai pengurus PHRI Kabupaten Buleleng tersebut mengubah mindset dari seorang buruh menjadi seorang pebisnis. Ia akhirnya membaca peluang bisnis yang cocok dijalankan agar diterima dan maju. Kembalinya dari kapal pesiar sekitar tahun 2012 ia mencoba berbisnis properti bekerjasama dengan salah satu anggota keluarganya. “Sukses berjalan sampai tahun 2015 dan laku terjual sekitar 16 unit perumahan diharga 450 juta,” jelasnya. Kembali gejolak perekonomian terjadi sehingga ia memutuskan mengambil sikap untuk berhenti menjalankan bisnis properti tersebut. “Untungnya saya tidak menggunakan dana hasil pinjaman

dan hanya mengelola modal yang saya kumpulkan saja,” ungkapnya. Rupanya perjalanan karier seorang Ngurah Wedana tidak sampai disitu. Beberapa selang waktu, ia kembali dihubungi oleh rekan-rekan mantan pekerja kapal pesiar untuk bergabung menjadi seorang instruktur di kampus Monarch. Pengalamannya di kapal pesiar memang sangat cukup untuk menjadi seorang instruktur pariwisata akan tetapi rupanya ia tidak memiliki pengalaman di bidang akademis. “Kondisi ini justrus menjadi tantangan untuk saya terus belajar. Saya selalu mengikuti pelatihan baik itu instruktur muda maupun menjadi assessor sehingga saya dipercayai sebagai direktur di kampus ini,” tuturnya. Menjadi orang yang sukses dalam karier rupanya tidak terlepas dari sosok sang ayah. Meskipun telah ditinggal sejak usia 9 tahun rupanya sang ayah telah mengajarkan jiwa kepemimpinan kepadanya. Sosok ayah yang merupakan tokoh adat dan disegani berhasil ia contoh dengan pengabdian kepada masyarakat dimana ia dilahirkan. “Katakata ayah selalu terngiang dalam telinga bahwa kelak saya harus berguna bagi masyarakat di mana saya dilahirkan. Selain itu, sosok Bung Karno juga selalu menjadi inspirasi saya,” imbuh pria yang juga aktif dalam organisasi Pasikian Pacalang Kabupaten Buleleng ini. Suka-duka menjalani kehidupan baginya selalu dijalani dengan rasa syukur. Baginya sepahit apapun cobaan yang dilalui, hidup itu harus tetap berjalan. “Ketika sedih jangan terlalu terpuruk, ketika senang jangan terlalu bahagia. Jalani saja saya yakin Tuhan punya rencana indah nantinya,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Ekspresso

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

GORO-GORO RADIKALISME 3

“Maaf, siapa, ya?” “Pak Amat?” “Betul.” “Begini, Pak Amat!” “Bapak siapa?” “Saya mau bicara Putu Wijaya dengan Bapak.” “Urusan apa, Pak? Saya bukan pengurus lingkungan di dini. Saya warga biasa.” “Tidak apa. Saya harus bicara den­ gan Bapak. Masih Pak Amat kan?” “Masih, masih.” Orang itu masuk. “Jadi begini, Pak Amat, saya me­ mang penjahat, tapi apa yang saya katakan ini sama sekali tidak jahat. Juga saya jamin tidak akan membuat Bapak jahat. Hanya saja memang saya bisa mengatakan ini pada Bapak, karena saya jahat. Sebagai penjahat mata saya, telinga, mulut. pendeknya panca indera saya jadi bisa mengetahui apa yang tak mungkin diketahui orang biasa seperti Bapak, yang tidak jahat. Tapi apakah Bapak betul tidak jahat? Sebab kalau Bapak jahat apalagi lebih jahat dari saya, Bapak akan saya sikat sekarang. Kenapa? Karena Bapak

pasti marah sebab saya akan membuka topeng rahasia kejahatan yang Bapak rencanakan itu. Bapak sendiri belum tentu mengetahuinya, ya bagaimana bisa tahu karena itu baru rencana. Rencana jahat Itu rahasia perusahaan yang tidak boleh dibocorkan kepada siapa pun. Termasuk kepada Bapak sendiri yang nanti melaksanakan­ nya. Ini sudah merupakan esensi pakem kejahatan. Pelaksanannya harus mendadak-sontak, tiba-tiba, bahkan sesudah Bapak melaksanakannya dengan sukses pun, tak jarang tetap dirahasiakan, termasuk dirahasiakan pada Bapak yang sudah jadi biang ker­ oknya. Dengan begitu jejak kejahatan itu tak pernah bisa dilacak oleh anjing pelacak lulusan mana pun, apalagi oleh dukun-dukun kampung yang bisanya nebak-nebak nomor yang juga hanya dikarang seenak udelnya. Jadi sebe­ lum nasi jadi bubur lebih baik ente berterus-terang. Apakah Pak Amat orang jahat?” Sadar sedang berhadapan dengan orang gila, Amat menjawab tenang. “Ya.” “Ya apa?” “Terserah.” “Bapak penjahat?”

“Betul.” “Jahat sekali?” “Terlalu jahat.” “Lebih jahat dari aku?” “Sedikit di bawahnya.” “Berapa strip?” “Setengahnya.” Orang itu diam. Seperti tak per­ caya apa yang barusan didengarnya. “Bisa diturunkan atau dinaikkan sedikit?” “Tidak. Itu sudah dikunci.” “Betul?” “Betul.” “Serius?” “Begitulah!” “Kenapa?” “Hanya Tuhan yang tahu!” Orang itu heran dia menatap Amat tak percaya. “Kamu orang gila?” “Ya.” Tiba-tiba orang itu tertawa lalu menepuk-nepuk Amat akrab. “Kamu jujur sekali, seperti aku, Mat!” “Tentu saja!” Oang itu terkejut lagi. Lalu ter­ menung. “Kok kamu bilang, tentu saja?” “Ya tentu saja. Habis kamu bilang

aku seperti kamu.” “Memang! Persis! Seratus persen persis. Apakah itu berarti?” “Persis!” Orang itu kaget. “Persis?” “Ya? Sama sebangun!” Orang itu tambah bingung. Ia memasang kacmatanya dan menatap Amat lama. Lalu berbisik. “Kamu kok tahu apa yang belum kukatakan?” “Bukan hanya tahu. Aku yang menciptakannya.” Orang itu memekik. “Sialan! Jadi kamu ini, aku send­ iri?” Amat tak menjawab. Sekali lagi orang itu bertanya. “Apa kamu ini, aku, Bro?” Amat tak menjawab orang itu penasaran. Lalu berteriak. “Jadi kamu ini, aku?!!!” Amat bingung. Sampai di situ teks tuntunannya dalam manual habis. Seharusnya, sudah sejak tadi orang gila itu menyerah, ingat kembali ke alam sadar. “Tetapi aku mungkin terlalu bagus memainkan perananku, sehingga dia terseret makin dalam kelelap di de­ mensi gilanya,” pikir Amat dalam hati. “Bahkan aku bisa diseretnya sekarang kalau salah langkah!” Orang gila itu nampak panik. Seperti terlibat pertempuran sengit. Tergerus arus misterius atau balik ke alam nyata.

Amat melirik kanan dan kiri, menunggu isyarat dari panitia yang sudah merencanakan kejadian itu. Tapi tak ada yang muncul. Mungkin mereka juga panik lalu gentayangan membaca lagi buku manual pemakaian software baru itu. “Jangan-jangan sudah salah klik,” pikir Amat cemas. Kepala Amat mulai pusing. Rasa ada arus liar mau menyeretnya. Ia mulai takut. Buku panduan memang bilang, kalau ada error, mesti sabar, jan­ gan panik. Tunggu beberapa jam untuk di, tidak, dia tidak bisa menunggu. terlalu berisiko. Orang gila yang sedang diterapi itu tiba-tiba berbalik. Mukanya berubah jadi monster. Dia menghampiri Amat seperti mau mencabik-cabik, mengu­ nyah Amat habis. Amat terpaksa mendahului meny­ erang dengan segala risikonya. “ Tu n g g u ! K a u t a k p e r l u ngomong! Aku sudah tahu apa yang mau kamu katakan! Kamu jadi radikal mau mengganti dasar NKRI Pancasila sebenarnya bukan untuk menghapus Pancasila tapi justru untuk memancing agar kami mayoritas yang diam dan sibuk ngu­ rus kepentingan politik kelompok sendiri-sendiri ini, kembali bersatu merawat dan mempertahankan Pancasila, Bhineka Tunggalk Ika demi kejayaan NKRI!!!!” Orang gila itu berteriak kesakitan. Wajah monsternya berubah, kembali seramah ketika ia baru muncul. Lalu tersenyum santun, dengan kebersa­ hajaan khas Indonesia. Amat tersadar di depan TV yang kedap-kedip minta dimatikan.

Ciptakan Suasana Bahagia Bicara tentang masa kanak-anak, saya mulai menyorot kegiatan di luar rumah yang cukup signifikan membantu perkembangan seorang anak kedepannya. Saya mulai dari sisi pendidikan, dari tingkatan yang bawah yakni pendidikan anak usia dini (TK). Pendidikan awal ini sebagai fondasi yang harus dibentuk dengan sinergi yang baik dari orangtua, guru, dan masyarakat. Yang sering disebut ujung tombak membantu anak menikmati pendidi­ kan karakter adalah guru. Mungkin sebagian anak-anak sesusia saya kini pernah merasakan memeroleh materi pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan yang pasti adalah menyenangkan melalui permainan Rasanya kita semua setuju jika pendidikan karakter sebaiknya dita­ nanamkan sejak usia dini. Dilakukan melalui berbagai materi pembelajaran dengan pengembangan yang ada khususnya di TK. Harapannya. saat dewasa nanti apalagi bagi mereka yang menduduki jabatan umumnya akan bersikap dan bertindak yang baik. Selanjutnya soal perkembangan anak sudah pasti mencakup proses perubahan yang lengkap terkait perkembangan mental, kecerdasan, tingkah laku, budi pekerti, sikap dan yang lainnya. Semakin bertambah usia sang anak semakin berkembang pula semua aspek di dirinya. Bahwa untuk perkembangan yang utuh bagi seorang anak, tidak cukup hanya memiliki kecerdasan secara intelektual saja, tetapi memerlukan keseimbangan berupa kecerdasan

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

sosial emosional, kecerdasan musikal, fisik dan komunikasi. Terkait �������������������� hal ini, ke­ tika bersekolah di SD Cerdas Mandiri, DCC Denpasar, saya merasakannya. Kami dirangsang untuk menjadi anak yang cerdas di bidang intelektual seka­ ligus berbudi luhur. Begitu pula masa anak masuk pendidikan formal selanjutnya yakni masa usia masuk sekolah dasar. Di sini anak-anak melangkah untuk mulai ber­ sentuhan dengan dunia sosial. Guru di sini mesti bisa melaksanakan pengelo­ laan kelas dengan kondisi belajar yang optimal melalui poroses proses belajar –mengajar yang efektif juga. Tugas guru bukan hanya mendidik, melainkan saat mengajar mampu membaca situasi kelas serta keadaan murid-muridnya, jika perlu setiap orang dari muridnya dalam menerima pelajaran. Apapun yang diberikan di kelas hendaknyalah berhubungan dengan bakat dan minat diserta situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Dengan situasi yang meny­ enangkan akan mamapu menciptakan kelas yang kondusif di setiap proses pembelajarannya. Di samping guru juga memiliki kemampuan memahami dan menerapkan pendekatan yang efektif. Ketika pengelolaan atau penciptaan suasana di kelas sudah dilakukan den­ gan baik, tentunya akan memunculkan dampak positif, baik itu kepada para murid bahkan pada guru yang yang mengajar. Hal ini juga bisa mendorong siswa belajar mengembangkan tang­ gung jawab terhadap dirinya. Sebagai murid sudah bisa sadar mematuhi tata tertib kelas dan mengerti jika ditegur

Nina Radinia

oleh guru berarti diingatkan. Jika diperharikan apakah saat anak belajar di TK ataukah saat duduk di Sekolah Dasar maka yang cukup ber­ peran dalam kesiapan belajar muridmurid dan kesiapan mengajar para guru, adalah suasana belajar. Sebab, lingkungan yang baik yang memberikan rasa aman bisa mencapai hasil belajar yang optimal. Ini untuk urusan di sekolah. Padahal sebelum ke sekolah tentu ada suasana di rumah. Suasana di rumah ini juga menjadi salah satu yang perlu diperhatikan sebelum seorang anak melangkah ke sekolah formal di luar rumah. Ketika anak –anak

mendapatkan kesan yang baik dari lingkungannya pertama dan yang pal­ ing dekat, mereka dipastikan akan mendapatkan kenyamanan emosi yang berpengaruh pada langkah selanjutnya, pergaulan yang makin luas, mulai dari teman sekolah, teman sebaya di ling­ kungan lainnya dapat mengembangkan emosinya. Anak akan belajar untuk mengendalikan ungkapan emosi. Masih urusan membuat suasana hati anak bahagia, seorang penulis bernama Riana Mashar dalam tulisan­ nya menyatakan ketidakbahagiaan bisa membahayakan penyesuain pribadi dan sosial anak, Sebaliknya yang namanya kebahagiaan kuat mempengaruhi sikap, perilaku, juga kepribadian se­ orang anak. Bahwa anak yang bahagia biasanya sehat dan energik, tetapi anak yang tidak bahagia biasanya lebih rendah kesehatannya. Rasa bahagia mendorong anak dalam hubungan dan dalam kegiatan sosial sedangkan ketidakbahagiaan mendorong anak lebih banyak berori­ entasi pada dirinya. Begitu pula wajah yang penuh kebahagiaan atau ceria akan menjadikan lingkungan lainnya juga terbawa positif. Jadi, masa kanakkanak yang bahagia merupakan dasar

untuk keberhasilan di masa dewasa, sedangkan ketidakbahagiaan meletak­ kan salah satu dasar kegagalan. Dengan begitu kita bisa melihat betapa yang namanya kebahagiaan menjadi sebuah kebutuhan yang harus dialami oleh setiap anak. Semua anak menginginkan mereka menjadi bahagia dan mereka butuh peran para orangtua. Perlu dicatat juga jika ingin ke­ mampuan anak optimal dalam me­ nyerap pengetahuan atau apapaun itu, keluarga harus bisa menjadi tempat teraman bagi anak-anak. Kebahagiaan serta peran orangtua untuk memb­ esarkan anak-anak saling berkaitan. Maka jangan terlambat wujudkan ke­ luarga yang bahagia, karena dari sinilah akan hadir anak yang berkarakter dan punya masa depan. Alangkah indahnya jika kita sejak awal kita semua membantu menyiap­ kan sumberdaya manusia berkualitas, cerdas, jujur, disiplin, sopan, sekaligus beriman dalam rangka menyukseskan pembangunan Bangsa kita. Nina Radinia (Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang Masa kecil merupakan masa yang sulit dilupakan. Ada pengalaman suka dan juga duka. Menurut dr. Kadek Mulyantari, Sp.PK., pengala­ man yang paling memba­ hagiakan adalah menjadi juara di ­sekolah. “Setiap akhir tahun ­ajaran sekolah, detik-detik ­pengumuman ­kenaikan kelas ­merupakan masa yang sangat men­­ debarkan. Syukur ­selalu bisa ­dilewati ­dengan baik dan ­membahagiakan karena selalu dapat juara kelas,” ujarnya.

S

elain pengalaman suka, ia juga mempu­ nyai pengalaman yang menyedihkan waktu kecil. “Saya pernah jatuh terpe­ leset saat disuruh membawa gelas kotor ke dapur. Kepala terbentur batu, gelasnya pecah dan mengenai alis saya. Lukanya cukup lebar, dibawa ke puskesmas terdekat dan dijarit. Itulah pengalaman pertama dijarit, dan sampai saat ini luka itu masih membekas,” kata ibu tiga anak ini. Uniknya, ada pengalaman waktu kecil dr. Kadek Mul, begitu ia akrab disapa, yang diterapkan sekarang pada anak-anaknya. Saat liburan sekolah, terutama liburan panjang. Kegiatan utama yang dilakukan baru bangun tidur adalah berjalan kaki atau lari sepanjang 2-3 km. Kegia­ tan tersebut sudah dimulai dari jam 5 dini hari, tidak dilakukan sendiri tetapi bersama-sama kakak, adik

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

23

Rindu Udara Segar dan anak-anak tetangga. Disamping berolahraga untuk menyehatkan badan, kegiatan tersebut juga memberikan udara segar dengan alam perdesaan yang masih banyak persawahan. “Masa kecil saya dihabiskan di desa. Saat itu sawah masih terben­ tang luas, jalan raya juga masih sepi. Kegiatan tersebut saya juga coba terapkan untuk anak-anak saya, meskipun sudah jauh dari udara segar di waktu dini hari, paling tidak sudah bisa untuk mengolahragakan anak-anak. Disitu pula kami banyak bisa berkomunikasi dengan anakanak. Mencoba untu menanamkan hal-hal positif kepada mereka,” ujar istri dr. Ketut Widiyasa MPH ini. Ia menambahkan, waktu SD ia sudah bisa mencari uang meskipun tidak banyak tapi sangat cukup untuk membeli jajan bahkan bisa untuk membeli buku di tahun baru ajaran sekolah. “Kebetulan saya lahir di keluarga dan lingkungan perajin, jadi waktu liburan sekolah bisa digunakan untuk membuat kerajinan,” imbuhnya. Bahkan, kata dia, alam perdesaan dan sawah yang masih luas juga pernah menjanjikan pekerjaan buatnya di kampung. “Panen kedelai hampir selalu ber­ barengan dengan liburan sekolah. Di situlah kami bisa munuh kedelai hasilnya pun lumayan bisa untuk membeli buku dan baju sekolah,” kata dr. Kadek Mul. Menurutnya, pengalaman masa kecil sungguh indah, saat susah pun, bisa dijalani dengan senang hati, tanpa beban dan tidak pernah ada stres.

AA Sagung Anie Asmoro

dr. Kadek Mulyantari, Sp.PK.

MEMORI BEMO RODA TIGA Masa kecil juga memberi kesan kepada AA Sagung Anie Asmoro. Menurut Ketua KPPAD Provinsi Bali ini, kalau melihat ke masa kecil, ada hal yang paling menyenangkan, yakni, jalan tidak terlalu ramai dan masih sangat aman. “Urusan trans­ portasi masih mudah dan murah. Jalanan juga tidak terlalu ramai sehingga orangtua masih sangat mempercayai anak-anak mereka pergi sekolah dengan naik bemo roda tiga,” ujarnya. Ia mengatakan, waktu kelas 4 SD ia latihan senam irama di SMAN 2 Denpasar. “Saya jalan kaki dari rumah ke jalan Gajah Mada, hanya beberapa meter, terus cari bemo roda tiga menuju Jalan Sudirman,” tuturnya.

Tiap Minggu pagi merupakan kegiatan rutin, ia latihan senam irama, yang nantinya akan di­ siarkan di TVRI Denpasar. “Ras­ anya senang sekali bisa tampil di televisi,” ujarnya. Ibu tiga anak ini menambahkan, bahkan, saat duduk di bangku SMP, SMA, dan kuliah, ia masih setia menggunakan transportasi umum. “Waktu SMP masih bemo roda tiga, saat SMA dan kuliah sudah berganti menjadi bemo roda empat. “Asyiknya naik bemo, satu bemo teman sekolah semua. Ramai dan seru,” kata Anie Asmoro sembari tertawa. Bukan hanya soal kondisi jalan dan transportasi umum yang berke­ san, bahkan, kata dia, untuk memilih sekolah pun, zaman dulu, anak-anak sangat mandiri. “Orangtua hanya

mendukung keinginan anak, anak pun menjadi sangat mandiri. Beda sekali dengan zaman sekarang, anak-anak yang sekolah, orangtu­ anya sibuk,” imbuhnya. Sementara, ketika ditanya du­ kanya waktu kecil, ia teringat waktu tamat SMA ingin masuk sekolah desain di Jakarta. Namun, tidak di­ izinkan sang ayah. Alasannya, karena Jakarta sangat jauh, apalagi dia anak perempuan. Akhirnya, ia memilih jurusan Sastra Inggris di Universitas Warmadewa, agar setelah lulus bisa bekerja di hotel. Namun, hobinya yang suka menjahit tetap digelutinya bahkan sampai sekarang. Akhirnya, setelah menikah dan punya anak, ia merealisasikan keinginannya untuk kursus mode dengan Ari Agung, seorang model papan atas di za­ man itu. Ia suka menyalurkan hobi menjahit dengan membuat baju dipakai sendiri. Bagi Anie Asmoro, sejak kecil ia diajarkan untuk mempunyai impian dalam hidupnya. Karena itu, ia juga mengajarkan kepada tiga putranya untuk bermimpi yang tinggi. “Saya sering bilang, kita harus mempunyai cita-cita yang tinggi dan mengejar impian. Saya membayangkan anak-anak saya bisa sekolah di luar negeri. Sejak kecil mereka suka menonton kartun dalam bahasa Inggris, sehingga mereka terbiasa berbicara bahasa Inggris,” kata Anie Asmoro. Ia mengakui, masa kecil apalagi saat duduk di bangku SD sangatlah berkesan, semua masih sangat murni dan polos. (Wirati Astiti)

Perpustakaan “Kata Depan” dari Tulamben Bagi kalian yang barangkali lewat di Desa Tulamben, entah menuju ke arah Singaraja atau ke arah Amplapura, atau teman-teman yang tinggal dekat sana, mampirlah sebentar di Posko Mahasiswa KKN Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2017 di Banjar Dinas Beluhu Kangin, dekat Vila Alba. Di sana tidak ada hal yang mewah, juga tidak ada hal spektakuler, hanya ada satu yang menarik, yaitu per­ pustakaan kecil yang dibuka oleh mahasiswa KKN di sana. Sama seperti perpustakaan lain yang memiliki nama, seperti Taman Baca Kesiman di Denpasar, atau Coba Baca di Singaraja, mer­ eka juga menamai perpustakaan mereka. Nama yang mereka buat adalah “Kata Depan”. Tentu saja mereka menamainya bukan tanpa arti. Perpustakaan tersebut dinamai “Kata Depan” karena makna “Kata” bagi mereka sangat memiliki makna yang dalam, yaitu unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa, dan kata “Depan” menandakan posisi perpustakaan mini mereka yang terletak di garasi depan posko. Koleksi buku yang dapat ditemui di perpustakaan kecil milik maha­ siswa KKN itu sangat beragam. Ada berbagai antologi puisi, kumpulan cerita pendek, novel, kumpulan esai, kumpulan soal, buku paket

mata pelajaran sekolah, cerita ber­ gambar, cerita rakyat, komik, dan masih banyak lagi. Sebagian ada yang baru diterbitkan tahun ini, sebagian ada lagi yang sudah agak lama dan ada yang lama sekali, antara tahun 1990 sampai dengan 1999. Ada buku-buku dari penulis terkenal dunia, seperti Ernest Hemingway dan Dan Brown, tidak lupa juga buku-buku dari penulis tanah air, seperti W.S Rendra, Seno Gumira Ajidarma, Andrea Hirata, Danarto, Yanusa Nugroho, Agus Noor, dan masih banyak lagi, tidak lupa juga buku-buku dari penulis asal Bali, seperti Made Adnyana Ole, Kadek Sonia Piscayanti, Ngurah Parsua,

Gde Artawan, Wayan Sunarta, Tan Lioe Ie, dan lain-lain. Usut punya usut, ide mem­ buka perpustakaan mini tersebut ternyata digagas secara dadakan alias dalam waktu singkat saja. “Kami mempersiapkannya dalam waktu singkat, dua hari sebelum KKN dimulai, tidak ada rencana dari awal. Ada salah seorang dari kami yang tiba-tiba ingin buka perpustakaan, kebetulan ia punya berbagai koleksi buku, komik dan dua buah rak. Jadi, kami sebagai teman-temannya dengan senang hati membantu. Hitung-hitung ini adalah hal yang bagus juga nanti di tempat KKN” kata Agung Pratama,

selaku wakil kordinator mahasiswa KKN desa Tulamben saat ditemui di perpustakaan kecil tersebut. Agung juga menyampaikan bahwa sebenarnya temannya itu ternyata pernah ingin membuka perpustakaan secara tetap di desa tempat mereka KKN. Tapi karena masa-masa persiapan KKN berben­ turan dengan masa-masa ujian dan tugas akhir semester, ia tidak sempat mempersiapkan “Bahkan berbicara kepada kami pun tidak sempat sak­ ing sibuknya ngurus ujian dan tugas akhir, akhirnya hanya dipendam begitu saja. Kalau dipersiapkan lebih matang dari awal, mungkin kami bisa menggalang buku dari teman-teman kami. Nah, maka dari itu, perpusta­ kaan kami hanya akan buka selama kami ber-KKN di sini, kurang lebih sekitar 45 hari” tambahnya. “Kami berharap dengan adanya perpustakaan ini, minat baca anakanak bisa ditingkatkan, sehingga anak-anak nanti dapat menambah wawasan baru, meningkatkan kecerdasan, dan daya kreativitas serta imajinasi mereka. Selain itu, membaca juga penting bagi sia­ papun, terutama generasi muda, untuk memperkaya kosakata dalam berbahasa. Kami juga berharap membaca dapat menjadi sebuah kebiasaan, karena masih banyak lagi menfaat yang bisa kita dapat dari membaca” tambahnya lagi. Kepala Desa Tulamben, I Nyo­ man Ardika, S.Pd, memberikan

dukungan positif terhadap perpus­ takaan kecil itu. “Itu hal yang bagus, bisa memberikan dampak positif juga bagi warga desa, terutama anak-anak di sini, bisa belajar tahu banyak hal sama kakak-kakak maha­ siswa KKN” akunya saat ditemui di kediamannya di Banjar Dinas Beluhu Kangin. Hal yang sama juga disam­ paikan oleh aparat Bhabinkamtibnas Desa Tulamben, I Gede Widiana, ia berharap waktu mahasiswa KKN di sana diperpanjang, supaya perpusta­ kaannya buka lebih lama lagi. Perpustakaan mini itu masih sangat baru, dalam artian belum lama dibuka. Umurnya pun baru 2 hari sejak tanggal 27 Juni kemarin. Namun begitu, perpustakaan mer­ eka ternyata sudah ramai dikunjungi anak-anak yang tinggal di seputaran posko. Bahkan turis-turis man­ canegara yang menginap di Vila Alba juga tertarik untuk datang berkunjung. Tidak ada pembukaan secara ceremonial yang dilakukan mahasiswa di sana, seperti pemo­ tongan tumpeng, pemotongan pita, ataupun pelepasan kembang api. Antusias anak-anak sudah cukup membuka perpustakaan itu bagi mereka kedatangan anak-anak seputaran posko sudah cukup men­ jadi pembuka perpustakaan bagi mereka. Jadi jangan segan-segan untuk mampir untuk membaca, atau hanya sekadar lihat-lihat tak apa. Perpustakaan mereka terbuka bagi siapapun. (Wulan)


Sosialita

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

V

ideo yang menjadi viral di me­ dia sosial ini lantas mendapat tanggapan luas dari masyarakat, termasuk dari pihak Kementrian Sosial dan Kementerian Pendidikan. Apa yang salah, apakah orangtua, guru, kemajuan teknologi yang menyebarkan kekerasan? Berbagai pertan­ yaan tersebut dilontarkan masyarakat lantaran prilaku anak-anak yang makin meresahkan dan kekerasan makin masif. Kenapa kasus bullying atau juga disebut perundungan, makin kerap terjadi di kalangan generasi muda bahkan anak-anak usia SD dan SMP? Rasa geram sebagian masyarakat makin menjadi-jadi karena pada saat yang sama di lokasi berbeda, juga terjadi kasus perundungan terhadap anak berkebutuhan khusus di kampus Gunadharma, Depok. Terkait maraknya kasus perundungan yang terjadi di kalangan anak-anak, Retno Listyarti, yang baru saja menjabat sebagai Komisioner KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) pe­ riode 2017-2020 membenarkan bahwa prilaku kekerasan anak terhadap anak makin masif dan mengerikan. Hal ini, katanya, tidak bisa hanya menyalahkan salah satu pihak saja misalnya pihak sekolah, atau orangtua atau masyarakat. Karena urusan mendidik anak bukan hanya urusan guru saja, tapi juga orangtua dan masyarakat. Yang jadi persoalan, kasus-kasus seperti ini terjadi namun cenderung dibiarkan sehingga berkembang semakin jauh. “Zaman saya sekolah, ada tawuran pelajar tapi itu hanya dilakukan anak-anak SMA. Tapi makin ke sini (sekarang) pelaku makin berusia muda. Bahkan sekarang ada juga kejadian yang menimbulkan kematian padahal di lingkungan sekolah. Ini kenapa? Kok semakin ke sini malah semakin masif dan mengerikan,” papar mantan Kepala Sekolah SMAN 3 Jakarta, ini. Menurut Retno, ada banyak faktor yang membuat hal tersebut menjadi seperti sekarang. “Pasti sebagian orang akan langsung bilang, ini pendidikan karakternya bagaimana? Kita tidak bisa melihat hanya dari sisi itu. Ada banyak fak­ tornya. Setelah terjadinya kasus Thamrin City, kami mendatangi rumah para pelaku. Dari sana kami mendapat info kalau mereka sebenarnya adalah teman main, namun sekolahnya berbedabeda. Saat kejadian mereka memang memakai seragam sekolah, namun aksi dilakukan seusai pulang sekolah dan tidak di lingkungan sekolah. Jadi mereka itu satu gank. Nah dari usia, juga terlihat kalau sekarang usia pelaku kekerasan makin kecil (muda),” ungkap peraih penghargaan Guru Teladan ini. Faktor lain yang juga bisa mempengaruhi prilaku anak adalah lingkungan. Para pelaku ini berasal dari keluarga tak mampu yang tinggal di lingkungan padat penduduk. Rumah mereka kecil namun disesaki banyak anggota keluarga. Orangtua sibuk mencari uang untuk menghidupi keluarga. “Jadi masalah ini memang kompleks. Dan setelah saya berkunjung ke rumah mereka, saya jadi mengerti kenapa anak-anak menjadi sep­ erti ini. Anak-anak di sana masih kecil-kecil sudah membentuk gank-gank bermain. Mereka merasa bangga punya gank, bisa menunjukkan eksistensi mereka, meskipun keliru tapi mereka bangga. Ini terjadi dan didiamkan saja oleh keluarga dan masyarakat sehingga akhirnya berkembang,” tu­ tur peraih Islamic Educator Award 2013, ini. Kasus-kasus kekerasan terhadap anak, lan­ jutnya, makin banyak dan terus berkembang. Hal ini terjadi karena nyaris tidak pernah ada rehabilitasi untuk kasus-kasus semacam itu. Da­ lam UU Perlindungan Anak pun tidak ada satu pasal pun menyebut tentang rehabilitasi. Padahal, tegas Retno, hal tersebut penting dilakukan baik terhadap korban kekerasan maupun anak pelaku kekerasan. “Ada dugaan kalau anak-anak yang pernah mengalami kekerasan, namun tidak pernah direhabilitasi atau ditangani secara psikologis, akan ‘membalas dendam’ , dalam artian akan

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di antara anak-anak

melakukan hal serupa pada anak lainnya. Hal ini terjadi karena psikologis mereka (para korban) tidak pernah ditangani. Tidak ada rehabilitasi,” papar Retno yang bersama delapan komisioner lainnya akan dilantik Presiden Joko Widodo pada akhir Juli 2017 mendatang. Kondisi serius ini, tandasnya, harus menjadi perhatian semua pihak. UU Perlind­ ungan Anak, katanya, perlu direvisi dengan memasukkan pasal tentang rehabilitasi. “Saya heran ya, kenapa sih waktu itu pasal rehabilitasi tidak dimasukkan? Saya menduga mungkin karena berbiaya mahal dan lama. Karena jika ada pasal rehabilitasi maka itu akan menjadi tanggung jawab masing-masing daerah dan pembiayaannya harus dengan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daer­ ah). Nah sekarang kasus kekerasan terjadi dimana-mana, ini seperti ‘puncak gunung es’. Itu karena tidak adanya rehabilitasi. Maka kami dari KPAI mendesak agarrevisi UU Perlindungan Anak direvisi,” ungkapnya lebih jauh. JANGAN MENGHAKIMI ANAK-ANAK Meski apa yang dilakukan anak-anak ini jelas-jelas salah, namun kata Retno, hen­ daknya berbagai pihak maupun masyarakat janganlah menghakimi mereka. Jangan mencaci-maki dan menganggap mereka manusia tidak berguna. “Mereka memang salah, tapi jangan menghakimi. Mereka masih anak-anak. Menghukum tanpa membimbing tidak akan pernah ada gunanya. Orang yang salah harus dikasih tahu salah, apalagi ini anak-anak. Mereka harus dikasih kesempatan memperbaiki diri,” tuturnya. Karena itu dia sangat menyayangkan sikap Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini pihak sekolah (negeri) yang langsung mencabut fasilitas KJP (Kartu Jakarta Pin­ tar) mereka. Mereka juga dikeluarkan dari sekolah dan tidak bisa lagi masuk sekolah negeri. Hal tersebut memang ada aturannya yakni Pergub DKI Jakarta bahwa yang terlibat tawuran ataupun bullying akan dikeluarkan dari sekolah dan dicabut KJP-nya. “Ini kan kasihan sekali. Lha, mereka kan anak tidak mampu. Kalau tidak bisa sekolah di negeri, dari mana biaya sekolah swasta. Ini kan sama saja membuat mereka tidak bisa sekolah. Itu artinya ‘hukuman’ itu telah melanggar hak-hak anak, UU Perlindungan Anak, juga melanggar HAM. Itu sangat keliru,” tambah Retno yang berjanji akan meminta Gubernur DKI Jakarta yang baru mencabut Pergub tersebut. Untungnya, lanjut Retno, pihak Kemen­ terian Sosial cepat tanggap. Setelah KJP para pelaku dicabut, Kemensos lantas memberi mereka KIP (Kartu Indonesia Pintar) seh­ ingga memungkinkan mereka untuk bisa bersekolah lagi. Anak-anak ini juga mendapat rehabilitasi. Hal senada juga diungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, anakanak baik itu pelaku maupun korban perlu pendekatan psikologis agar kasus serupa tidak terus berulang. “Korban dan pelaku dibawa ke shelter Kemensos,” tegas Khofi­

fah. Ia juga menyayangkan tindakan pihak sekolah yang langsung mengeluarkan para pelaku. “Har­ usnya para pelaku ini diberi pembinaan agar tidak menulangi lagi perbuatannya,” tambahnya. Pelaku bullying, ujar Khofifah, sebagian besar adalah orang dekat, termasuk teman, guru juga orang di sekitar keluarga. Namun katanya, dari sekitar 900 korban bullying yang berani me­ laporkan kasusnya hanya sedikit atau hanya 10% yang berani melapor. “Menurut saya, mereka melakukan kekerasan kemudian diperlakukan (huku­ man) dengan keras pula, justru akan menimbulkan dendam. Malah mereka bisa jadi akan menjadi lebih jahat. Padahal, diusia mereka, bimbingan dan kesempatan memperbaiki diri sangat diperlukan. Mereka kan bukan orang dewasa yang mengerti

undang-undang/peraturan, mengerti baik dan buruk. Anak-anak belum paham itu, karenanya harus dibimbing. Kita orang dewasa telah berkon­ tribusi salah karena tidak bisa melindungi mereka (anak-anak),” urai Retno panjang-lebar. Di sisi lain, Retno yang juga seorang pendidik mengatakan, para guru juga harus memiliki kepekaan terhadap anak didiknya, tidak cuek. “Kalau guru punya kepekaan dan pespektif anak, pasti mereka (guru) tidak akan cuek dengan adanya kekerasan anak. Ini juga menjadi ‘PR’ pemerintah bagaimana menyadarkan para guru ini,” katanya. Para guru, katanya, jangan hanya diberi pelatihan cara mengajar tapi juga membangun cara berpikirnya sehingga mindset-nya berubah. Misalnya, menanamkan kepada anak sikap anti kekerasan, jangan anti keberagaman. Guru harus memperkuat nilai-nilai keberagaman. Juga mengajarkan sikap anti korupsi, menanamkan nilai-nilai demokrasi,dll. Itu yang menurut saya harus dilakukan para guru. Karena banyak guru sekadar metode, tapi nilainilai seperti itu; kepekaan, psikologi anak ng­ gak diajarkan,” u n g k a p Re t n o . (Diana Runtu)

Fashion Starts Here! Beachwalk Shopping Center menghadirkan fashion sebagai tema utama ”Sweet Summer Time” di Juli 2017. Tema ini memberikan kejutan dan pro­ mo menarik bagi pengunjung yang sedang berlibur di Bali. Beachwalk Shopping Center merupakan destinasi pertama bagi para pengunjung untuk berbelanja fashion baik international brand maupun local brand. Selain itu, Beachwalk Shopping Center mengadakan “Beachwalk Summer Sale” yang tidak dapat dilewatkan saat liburan musim panas bersama keluarga.

“J

uli 2017 ini, Beachwalk mem­ berikan program spesial de­ ngan mempersembahkan “Beachwalk Summer Sale” yang diikuti oleh brandbrand serta restoran dengan memberi­ kan berbagai macam diskon dan promo menarik sampai dengan 70% bagi pengunjung. Berbagai diskon diberikan oleh tenant–tenant seperti Topshop, TopMan, Zara, Pull & Bear, Stradivarius, Bershka, H&M, dan masih banyak

restoran kembali hadir di lantai 3 Beachwalk Shopping Center dengan konsep baru memberikan lokasi tamba­ han untuk bersantap bersama keluarga atau teman. Setelah merajut kesuksesan di tahun sebelumnya, Beachwalk dan HIPMI Bali kembali menyelengarakan

Retno Listyarti Suasana sunset dari Beachwalk

SERANGKAIAN HARI JADI SUKLA SATYAGRAHA KE – 2 DI KANTOR BDPHN

pat menikmati berbagai macam kese­ nian traditional bali terutama di wilayah Ubud seperti tarian bali, membuat canang, dan masakan traditional Jaja Bali. Acara ini berlangsung di area Foun­ tain Stage Beachwalk lantai 1,” imbuh Winda. Selain itu terdapat acara “Meet the Bird Stars”. Pengunjung Beachwalk dapat bertemu dan berinteraksi secara

ADAKAN PELATIHAN PEMBUATAN JAMU/LOLOH SUKLA BAGI MASYARAKAT prestasi yang menggembirakan karena potensi mengangkat ekonomi lokal Sukla adalah branding masa depan Bali. Hal senada diungkapkan oleh I Wayan Widi Adnyana ( Ketua Umum Sukla ) “ Masyarakat Bali mulai fanatik dan mulai makan di warung-warung orang Bali, warung yang ada plangkiran dan warung Sukla. Sukla disini bermakna suci, artinya semua proses makanan harus menggunakan bahan yang diperlakukan suci, menggunakan perabot yang suci, dan juga harus menggunakan budaya Hindu. Hal ini akan kami sosialisasikan lebih gencar kepada pengusaha – pengusaha Hindu Bali dan semoga gerakan sukla ini dapat membawa dampak yang lebih baik lagi kedepannya Satyagraha –Foto Para Peserta Pelatihan Pembuatan Jamu/Loloh “. Serangkaian dengan Hari Sukla di Kantor Badan Dana Punia Hindu Nasional (BDPHN) Jadi Gerakan Sukla Satyagraha diadakan pula pelatihan pembuatan jamu/ Gerakan Sukla Satyagraha (GSS) yang loloh sukla yang menghadirkan narasumber digagas oleh Senator RI Dr. Shri I Gusti sekaligus pemandu tutorial yakni Prof. Ir. Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wayan Redi Arianta, M.Sc, Phd (Ahli SaniWedasteraputra Suyasa III sudah memasuki tasi dan Gizi Unud) dan Putu Swastawa, S.Si tahun ke – 2. Selama dua tahun ini sudah (Owner Daluman Dedari). banyak kegiatan dari GSS ini yang secara inKegiatan ini dihadiri oleh kalangan pentens terus mensosialisasikan gerakan Sukla gusaha, mahasiswa dan masyarakat umum. ke seluruh daerah, dan sejumlah produk Hal ini sangat penting bagi masyarakat pun sudah mencantumkan logo Sukla di Bali, proses pembuatan loloh yang diarkemasannya. ahkan langsung oleh ahli sanitasi dan gizi Satu contoh yang nyata, kawasan BeduUnud. “Kegiatan ini untuk mengedukasi gul dulunya tidak ada kuliner babi, tapi saat masyarakat agar bisa membuat loloh/jamu ini sudah mulai bermunculan pengusaha yang bisa dibuat di rumahnya masing–ma­ pengusaha babi. Begitu pula telah sukses sing dengan proses yang bersih dan pastinya menyelenggarakan festival ajengan sukla di sukla, “ ungkap Prof. Redi. kabupaten Tabanan. Hal ini tentu menjadi

3

“Summer Sale” di Beachwalk dan “Harga Miring” di Park23

Percuma Menghukum Anak tanpa Membimbing Masyarakat baru-baru ini kembali dihe­ bohkan kasus bullying terhadap anak yang disertai kekerasan fisik. Lewat video diper­ lihatkan bagaimana anak-anak yang berser­ agam sekolah menganiaya seorang anak, di antaranya dengan menjambak rambutnya. Sungguh mengerikan prilaku anak-anak ini. Mereka ada delapan orang, dua di antaran­ ya adalah siswa SMP dan enam lainnya adalah murid SD, sedang korbannya adalah siswi kelas VI SD.

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

sebuah event fashion akbar yaitu “HIPMI Bali Fashion Week 2017” dengan mengangkat tema “Fashion in the Island”. Melalui acara ini, seluruh penikmat fashion dapat mengikuti trend terbaru di Bali dan mencari talent – talent creative baru yang ahli di bidang fashion. Event ini lebih mengangkat dan memperkenalkan para fashion designer lokal Bali dan dimeriahkan dengan fashion show, fashion talkshow, kompetisi desain serta eksebisi multi produk lokal. “HIPMI Bali Fashion Week 2017” diadakan 6 – 16 Juli 2017 di Fountain Stage Lantai 1. “Beachwalk Shopping Center juga mengada­ kan kegiatan regular yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Tiap Kamis Beachwalk dan HIPMI Gianyar bekerjasama mengadakan “UBUD CULTURAL EXPE­ RIENCE”. Pada aca­ra ini pengun­ jung dari man­ canegara dan “HIPMI Bali Fashion Week 2017” domestik da­

penawaran menarik lainnya. Tentunya bagi para pengunjung yang suka berbelanja tidak dapat melewatkan kesempatan dalam “Beachwalk Summer Sale,” ujar Luh Made Winda, Marketing Head Beachwalk Shopping Center. Ada pula tambahan pili­ han berbelanja dan bersan­ tap dengan adanya beber­ apa brand serta restoran yang buka di Beach­ walk Shopping Center. Brand fashion Brandy Melville yang siap me­ lengkapi kebutu­h ­ an fashion rema­ja di Bali, toko ini merupakan yang pertama hadir di Indonesia. Selain itu Eat & Eat dan MM Juice

langsung dengan burung-burung eksotis dari Bali Bird Park. Pengunjung Beachwalk juga berkesempatan untuk mendapat­kan berbagai macam hadiah atau voucher program Shop & Win Juli 2017. Para pengunjung dapat mengunjungi Customer Service di lantai 1 dan

Front View Park23

langsung menukarkan nota belanja mereka senilai minimal Rp 500 ribu (1 nota belanja) dengan mendapatkan hadiah langsung seperti voucher makan, voucher Go-Pay atau voucher parkir gratis dari Beachwalk. Ada hal yang spesial pada Shop & Win di Juli 2017. Bagi para pengun­ jung yang berbelanja minimal Rp 2 juta de­n gan memperlihatkan nota belanja (maksimal 2 nota belanja) akan berkesempatan untuk mendapatkan hadiah spesial seperti produk dari Make Up For Ever be­ serta voucher belanja, voucher restoran dan berkesempat­ an memenangkan lucky draw menginap 1 malam di Natya Hotel & Resort atau paket liburan 4 hari 3 malam ke Labuan Bajo untuk 2 orang. Beach­ walk Shopping Center selalu menghadirkan p e n g a l a ­m a n menarik untuk p e n g u n­j u n g d a n pembeli di Beach­ walk. Hadirnya ber­ bagai program di Beachwalk memberi­ kan daya tarik lebih bagi Kuta dan men­ gukuhkan tag line Beachwalk Shop­ ping Center, “Bali Starts Here”. Selain itu, bagi yang liburan di wilayah Kuta juga bisa berkunjung ke Park23 Mall. “Ada berbagai promo dan harga miring up to 80% off,” tegas Winda. -wah

Made Winda

22


4

Inspirasi

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Ratu Tisha Destria

Orang Indonesia Pertama Tembus FIFA Master

Cantik, cerdas, kreatif dan inovatif. Itulah Ratu Tisha Destria, perempuan muda yang dipilih PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) untuk menjadi Sekretaris Jenderal organisasi tersebut. Jika melihat dirinya sebagai perempuan, tentunya keputusan tersebut bisa disebut sebagai kejutan. Namun jika melihat prestasi yang telah ditorehkan Ratu di persepakbolaan Indonesia, termasuk latar belakang pengetahuannya tentang persepakbolaan, apa yang diputuskan PSSI bukan hanya ‘angin segar’ tapi juga

A

palagi, PSSI dalam menunjuk seseorang untuk menduduki jabatan strategis tersebut telah melakukan seleksi ketat selama sebulan. Ada 31 peserta dan Ratu Tisha Destria bukan hanya satu-satunya peserta perempuan tapi dia juga mendapat skor tertinggi dalam rangkaian seleksi. Dia berhasil menyisihkan 29 orang penggawa sepakbola yang selama ini boleh dibilang sangat dikenal masyarakat. “Saya belum bisa bicara banyak sekarang, masih saya pelajari. Karena untuk membuat perubahan itu, meskipun kita memiliki ilmu banyak, kita perlu juga melihat potensi di dalamnya. Terkait kelebihan, kekurangan juga kendalanya,” ungkap perempuan cantik kelahiran Jakarta 30 Desember 1985 ini. “Jadi saya harus tahu peta kekuatannya. Ini perlu. Apa yang telah berjalan nanti, bagaimana diakselerasikan dengan cepat, itu adalah ‘PR’ saya,” tambah sarjana matematika jebolan Institut Teknologi Bandung 2008 ini. Untuk menambah wawasannya, Tisha mengaku akan bertukar pikiran dengan berbagai pihak termasuk para pejabat sebelumnya. Meski banyak yang setuju pengangkatan Tisha, namun ada juga yang terlihat kurang setuju karena selain dia perempuan juga dianggap masih kurang berpengalaman karena usianya yang masih muda. Tentunya Tisha menyadari hal ini dan berjanji akan bekerja keras dan semaksimal mungkin meng-

hasilkan sesuatu yang baik. Dia tahu ini tidak akan mudah, selain harus bekerja keras juga pastinya akan banyak kritik. Itu tidak masalah, bagi Tisha. Karena sebelumnya pun ia pernah menjabat sejumlah jabatan penting di antaranya di bidang kompetisi, Direktur PT GTS (Gelora Trisula Semesta) yang menjadi operator ISCA dan B, kemudian menjabat Direktur Kompetisi PT Liga Indonesia Baru, operator Liga 1, 2 dan U19 di musim 2017. Karena dia sudah terbiasa dengan segala kritik. Ia berusaha menanggapinya secara positif dan menyadari bahwa semua itu kritik adalah untuk membangun dan demi kebaikan. “Tidak masalah ya. Kita tidak menutup mata dan telinga tentang hal itu. Apapun kritik dan saran yang disampaikan, kami akan olah dan terima dengan baik, dari situ kita bisa melangkah maju,” ujarnya bijak. Bagaimana asal-muasal Tisha sampai bisa terjun ke olahraga kaum laki-laki ini, tentunya membuat penasaran banyak orang. Karena sekalipun ‘sepak-terjang’ Tisha telah mulai menjadi perhatian publik sepakbola sejak beberapa tahun terakhir, namun tidak banyak yang tahu bagaimana awalnya perempuan muda ini bisa sangat menyukai olah raga sepak itu. JADI MANAJER TIM BOLA SEJAK SMA Peraih gelar Master FIFA ini mengaku sejak kecil tidak asing dengan sepak bola lantaran olah raga tersebut merupakan favorit

Ratu Tisha dan teman-temannya di Labbola

keluarga. Meski tidak ada satupun dalam anggota keluarganya menjadi atlet sepak bola, namun merRatu eka termasuk keluarga yang rajin nonton pertandingan sepak bola baik di televisi maupun datang langsung ke stadion. Karenanya, meski dia perempuan pun jadi terbiasa dan akhirnya menyukai olah raga tersebut. “Jadi awalnya saya hanyalah fans biasa yang suka nonton sepak bola di tivi maupun langsung ke stadion. Ayah saya juga keluarga lain suka ajak nonton ke stadion. Di rumah kami juga sering nonton bareng pertandingan sepak bola. Kami dulu pencinta sepak bola Italia,” ungkap Tisha sambil tertawa kecil. Rasa cintanya pada ‘si kulit bundar’ itu terus tumbuh, sampai akhirnya saat dia masuk SMAN 8 ada kesempatan untuk terlibat lebih jauh ketimbang hanya sekadar nonton. “Saat SMA saya ikut terlibat dalam membangun tim sepak bola sekolah dan kemudian menjadi manajer tim. Itu terus berlanjut sampai saya kuliah,” tutur anak pasangan Tubagus Adhie dan Venia Maharani, ini. Wawasannya tentang sepak bola semakin luas karena ia berkesempatan mengikuti program pertukaran budaya AFS Internasional di Leipzig, Jerman, dimana masyarakatnya sangat suka olah raga khususnya sepak bola. Di sana juga ia berkesempatan belajar tentang manajemen olah raga. “Waktu saya di SMA saya belajar satu hal yang penting dalam sepak bola dan sampai sekarang masih saya yakini yakni semangat bisa mengalahkan segalanya. Saya merasakan adanya magicall dalam sepak bola, itulah yang membuat saya menekuni ini sampai sekarang,” tutur Tisha yang saat kuliah di Institut Teknologi Ban­ dung juga diang-

Tisha Destria kat menjadi manajer PS ITB. Lulus ITB tahun 2008, Tisha bersama teman-temannya mendirikan ‘Labbola’, sebuah perusahaan perusahaan jasa penyedia data serta statistik yang khusus bergerak di bidang sepak bola. Entah bagaimana inspirasi itu datang, namun Tisha dan temantemannya berpikir jauh ke depan bahwa data dan statistik sangat dibutuhkan untuk perkembangan olah raga ini. “Dibanding kondisi lima tahun lalu, pertumbuhan ketertarikan orang seperti pemain maupun pelatih terhadap data dan statistik mengalami perkembangan yang signifikan. Sekarang ini banyak pelatih maupun pemain yang sudah aware bahwa dibutuhkan pencatatan atau dokumentasi yang baik termasuk statistik dalam memberikan evaluasi performa mereka. Kondisi ini masih terus harus dikembangkan,” tutur Tisha yang tak lama setelah mendirikan ‘Labbola’ mendapat tawaran bekerja di perusahaan pertambangan dan perminyakan asal Amerika, ‘Schlumberger’. Bekerja di perusahaan minyak membuatnya amat sibuk dan nyaris kurang waktu untuk mengurusi perusahaannya secara langsung. Untungnya Tisha tidak sendirian mendirikan perusahaan jasa dokumentasi dan statistik itu, maka selama Tisha bekerja di ‘Schlumberger’ , teman-temannya lah sesama pendiri Labbola mengelola perusahaan mereka. Hanya empat tahun Tisha bekerja di perusahaan itu dan memilih kembali ke Indonesia dan fokus mengembangkan perusahaan jasa dokumentasi dan statistiknya. Menyinggung tentang beasiswa FIFA Master yang didapatnya, Tisha berucap, itu tidak mudah. Dia sendiri telah dua kali ditolak, barulah pada usaha yang ketiga berhasil. “Saya mencobanya sejak tahun 2011, saya apply dan gagal. Kemudian tahun 2012 saya coba lagi, tapi kembali gagal. Barulah pada 2013, ketika saya apply lagi, baru berhasil. Jadi saya memerlukan waktu tiga tahun untuk bisa mempersiapkan apply FIFA

Master sampai akhirnya diterima. Ini bukan short courseyang hanya enam bulan saja, tapi pendidikan selama 1,5 tahun. Jadi bisa dibilang semacam program S2, master degree,” jelasnya. Program tersebut mengharuskan Tisha belajar di tiga universitas berbeda di Eropa yakni di Inggris, Milan-Italia dan Swiss. “Di Leicester Inggris belajar tentang sport humanity, di Milan Italia belajar manajemen olah raga, dan di Swiss belajar hukum olah raga,” tutur Tisha yang berhasil menduduki peringkat ke-7 dari 28 peserta. Menurutnya untuk bisa ikut dalam seleksi program tersebut tidak mudah. Dari ribuan pelamar dari berbagai negara, hanya 28 orang yang terpilih. “Untuk bisa mendapatkan beasiswa program tersebut yang dilihat adalah konsistensi dalam dunia olah raga, khususnya sepak bola dan apa karyanya. Jadi kita harus punya karya nyata. Teman-teman kelas (angkatan) saya rata-rata adalah mantan pengurus klub besar, ada juga yang pemain, juga yang telah berada di level senior manajer klub besar di Inggris, Italia juga Jerman. Materi pelajarannya 70% bicara hal yang terkait football karena kan sponsornya adalah FIFA. Dalam satu angkatan pesertanya ada 28 orang dari seluruh dunia. Saat saya di sana, pesertanya 28 orang dari 24 negara,” tutur Tisha yang merupakan orang Indonesia pertama yang berhasil tembus FIFA Master. Sebenarnya, aku Tisha, sebelum kembali ke Tanah Air, dia sempat mendapat tawaran sebuah badan di Eropa untuk bergabung. Namun setelah melakukan analisa terhadap situasi global termasuk masalah perekonomian global, ia pun memutuskan kembali ke Indonesia. “Saya putuskan kembali ke Indonesia. Saya pikir, apapun yang nantinya kita cita-citakan, namun harus ada dulu yang kita sebarkan. Sebarkan semangat bahwa kita tidak tertinggal terlalu jauh, hanya saja kita memang harus bergerak lebih cepat. Kita tidak bisa berdiam diri,” ungkapnya. Sepak bola sebagai sebuah industri seperti halnya di negara lain, menurut Tisha sangat mungkin dilaksanakan di Indonesia. “Orang yang berpandangan lain itu karena belum benarbenar ‘nyemplung’. Ketika saya masuk dan menelaah dari dalam, ternyata kita punya harapan besar bahwa sepak bola kita bisa menjadi suatu industri yang stabil. Saya lihat banyak klub yang sudah benar-benar siap menuju era itu. Yang dibutuhkan adalah asistensi pendampingan, kesabaran, waktu, tenaga dan tentunya pengetahuan, kita bisa menuju ke sana,” ucapnya yakin. Ditambahnya, sepak bola Indonesia sebetulnya membutuhkan dua hal yakni waktu dan kepercayaan. Ketika dua hal itu didapat, pasti bisa menuju Piala Dunia. “Kedua hal itulah yang sedang kita ciptakan. Jadi kita musti lari cepat mengefisienkan waktu supaya tidak tertinggal dari yang lain. Kita juga minta kepada publik kepercayaan. Memang tidak mudah. Namun itu diperlukan untuk sepak bola kita saat ini,” ujar Tisha yang berangan-angan pada 2046 mendatang tim sepak bola Indonesia berada di semifinal Piala Dunia.(Diana Runtu)

Mandalika

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Puncak Peringatan HANI di NTB

21

Beri Sanksi Berat pada Pelaku dan Pengedar Narkoba

Penyalahgunaan narkotika dan obat obatan berbahaya (narkoba) merupakan kejahatan luar biasa dan juga berkaitan erat dengan kejahatan trafficking dengan modus operandi yang semakin canggih. Jika setiap tahun ribuan orang, bahkan jutaan orang dijebak dengan narkotika dan terjerumus dalam belenggu kejahatan perdagangan orang, maka bangsa ini akan kehilangan generasi. Bangsa yang kehilangan generasi dapat berarti kehilangan kekuatannya. Karena dampak yang ditimbulkan dari zat-zat adiktif tersebut adalah merusak mental dan fisik penggunanya.

H

al inilah yang diungkapkan Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, SH., M.Si dalam acara puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2017 di Lapangan Bumi Gora Taman Udayana Mataram, minggu lalu. Karenanya, Wakil Gubernur mengajak seluruh komponen masyarakat untuk menjadikan narkoba sebagai musuh bersama dengan cara menjauhi narkoba dan memerangi kejahatan tersebut dengan memberi sanksi

seberat-beratnya kepada para pelaku/pengedar dan bandar barang haram tersebut. Pada peringatan HANI 2017 yang mengusung tema “Peran Aktif Seluruh Komponen Potensi Bangsa Dalam Menghadapi Keadaan Darurat Narkoba Menuju Indonesia Sehat” tersebut, Amin menyampaikan kekhawatirannya terkait terus meningkatnya jumlah korban kejahatan narkotika di NTB. Dijelaskannya, berdasarkan data dari aparatur terkait, tidak kurang dari 51.000 di NTB telah menyalahgunakan narkoba. “Itupun menurutnya data yang

Wakil Gubernur NTB bersama generasi muda daerah ini dalam kegiatan peringatan HANI 2017 di Mataram

tercatat. Tetapi diluar yang tercatat, jumlah korbannya bisa lebih dari itu,” katanya. Ia meminta perhatian dan komitmen dari semua komponen untuk perduli dan bergerak bersama memerangi penyalahgunaan narkoba. Ia juga mengajak untuk terus meningkatkan kewaspadaan, terlebih saat ini NTB telah menjadi daerah yang terbuka, dengan adanya rute penerbangan internasional di NTB. Diingatkannya, bahwa sejak awal pemerintahan Presiden Jokowi -JK telah menetapkan “Indonesia Darurat Narkoba” dan menyerukan “Perang terhadap Narkoba”. Bagi pelakunya, kata Amin, akan dihukum berat dan tidak ada kompromi bagi bandar narkoba. Menurutnya, tantangan berat saat ini adalah maraknya peredaran narkoba baru yang sangat berbahaya. Diungkapnya UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime),kantor PBB urusan narkoba dan kejahatan, mengurusi kontrol narkoba dan pencegahan kejahatan, yang mengkombinasikan Program Kontrol Narkoba Internasional PBB (UNDCP) dan Divisi Keadilan Kriminal dan Pencegahan Kejahatan, telah ditemukan 644 zat baru

Puncak peringatan HANI di Mataram NTB

yang bersifat psikoaktif. Namun di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2016 tentang perubahan penggolongan narkotika, hanya diatur sebanyak 43 jenis. Hal inilah yang perlu diantisipasi dengan mengoptimalkan peran masyarakat melalui pemberdayaan keluarga keluarga Indonesia sebagai benteng pencegahan dan Peredaran gelap narkotika. “Partisipasi masyarakat adalah kata kunci dalam menangkal bahaya narkotika,” katanya. Oleh karenanya, ia meminta unsur terkait untuk mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi, edukasi dan pelatihan keterampilan agar tidak terlibat penyalahgunaan narkoba dan lebih memilih hidup sehat yang lebih baik. Pada peringatan HANI 2017 ini, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi NTB, Drs. Sukisto, mengungkapkan salah satu langkah yang

diambil dalam menghadapi hal ini adalah harus ada sosialisasi kepada masyarakat, karena masyarakat cenderung berpikir bahwa korban penyalahgunaan narkoba pasti akan masuk penjara. Padahal di dalam UU yang baru mengatur bahwa barang siapa yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba dengan kesadaran sendiri dan melaporkan dirinya, maka akan direhabilitasi/ diobati secara gratis. Karenanya, ia berharap, jika ada tetangga, kerabat atau orangorang di sekitar kita yang terindikasi narkoba, diimbau untuk segera melaporkan ke BNN Provinsi atau BNN kabupaten/kota agar bisa direhabilitasi, bukan dipenjara. Peringatan Hari Anti Narkoba tahun ini ditandai dengan pengguntingan balon, Penyerahan Penghargaan dan Penyematan Pin Unit Relawan Penggiat Anti Narkoba. (Naniek I. Taufan)

Kualifikasi Kerja belum Terpenuhi Angkatan kerja di NTB masih terbilang tinggi. Namun serapan tenaga kerjanya masih rendah, ditandai dengan banyaknya lowongan pekerjaan yang belum terpenuhi. Menurut Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, salah satu faktornya disebabkan banyak masyarakat yang masih memilihmilih pekerjaan. Padahal peluang kerja tersedia. “Pemerintah telah berusaha membuka lapangan pekerjaan dengan mendirikan Pabrik Tebu di Dompu, namun masih banyak masyarakat yang enggan bekerja di sana” kata Amin memberi contoh. Ketika membuka pelaksanaan Bursa Kerja atau Job Fair 2017 di salah satu pusat perbelanjaan di Narmada, Lombok Barat beberapa waktu lalu, Amin menambahkan agar para pencari kerja dapat memanfaatkan pelatihan-pelatihan yang

diselenggarakan oleh pemerintah melalui balai-balai latihan kerja. Pada pelaksanaan Job Fair Tahun ke 5 di NTB ini, dengan 1.852 lowongan dari 30 jenis jabatan pekerjaan yang disediakan, diharapkan dapat terserap seluruhnya. “Kalau semua lowongan dapat terisi, dipastikan akan dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan yang dapat kita rasakan manfaatnya,” ungkap Amin. Senada disampaikan Wagub NTB, Kepala dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi NTB, H. Wildan juga mengungkapkan bahwa selama pelaksanaan Job fair oleh Pemerintah Provinsi NTB sejak tahun 2004, selalu masih ada kesempatan bekerja yang tidak dapat diisi oleh pelamar. “Lowongan itu tidak dapat diisi, karena kualifikasi kerja belum terpenuhi,

Angkatan kerja di NTB dalam Job Fair 2017

terkedala usia dan para pencari kerja yang tidak mau ditempatkan kerja di luar Mataram,” ungkap Wildan. Tercatat 38 perusahaan di bidang perhotelan, keuangan, telekomedia, transportasi dan

perdagangan yang ikut ambil bagian pada kegiatan ini, diantaranya: Fave Hotel, PT. Persona Prima Utama, Fizz Hotel, PT. Krida Dinamik Autonusa, PT. Asuransi Jiwa Bumiputera, Allora Villa Resort and Full Café. Golden

Palce Hotel, PT. Bank Bukopin, Summit Institue Of Development, Roda Sakti Surya Megah, PT. Permodalan Nasional Madani (PT. PNM), Alfamart, Hotel Lombok Astoria, Living Asia Resort, PT. Global Retalindo Pratama, Hotel Sudamala Suites & Villar Resort, Transvision, PT. Varindo Lombok Inti, I Dopp Hotel. Ditambah lagi PT. Indomarco Prismatama, Asuransi Jiwasraya, PT. Prima Daihatsu, d`Praya Hotel, PT. Surya Madistrindo, Aston Inn Hotel, PT. Home Credit Indonesia, PT. Yonasindo, PT. Primadaya Pratama, PT. Kijang Lombok Raya, LPK JCC Mataram, PT. Firs State Future, PT. Bina Krida Tama Lestari, PT. Selaparang Garga Nusa, PT. Sarana Lombok Utama, Lombok Plaza Hotel, dan PT. Astra Tbk. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Inspirasi

Hj. Putu Selly Andayani

Dorong UMKM NTB Naik Kelas Salah satu nama perempuan Nusa Tenggara Barat khususnya dalam birokrasi di daerah ini yang banyak disebut karena karya dan prestasinya adalah Hj. Putu Selly Andayani. Sejauh ini Selly selalu tampil dengan berbagai inovasi dan karya terutama di bidang tugas yang diembannya. Semua itu dilakukan untuk kesejahteraan dan pelayanan prima bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat. Selain dalam bidang-bidang yang ditugaskan kepada dirinya sebagai kepala dinas di berbagai instansi yang pernah ditempatinya, Selly juga adalah sosok perempuan dan pimpinan yang tergolong dekat dengan staf dan juga masyarakat.

Selly ketika menerima penghargaan Bakti Koperasi dan UKM dari menteri Koperasi Dan UKM RI, A.A Ngurah Puspayoga di Makassar pada Puncak Peringatan Hari Koperasi ke 70

D

i setiap instansi tempatnya bertugas, Selly punya cerita tersendiri dengan karya yang ditinggalkannya. Setidaknya kenangan berupa kerja keras dan kedekatannya dengan para staf. Hasilnya, Selly banyak dibicarakan karena karya tersebut. Sebelum saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, ia pernah menjadi Kepala Biro Perekonomian Provinsi NTB, Kepala Biro Keuangan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi NTB, Penjabat Wali Kota Mataram dan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB. Sederet penugasan ini diembannya dengan penuh tanggung jawab dan kerja keras. Saat menjabat sebagai Wali Kota Mataram, meski hanya be-

berapa bulan, gebrakan Selly cukup mengena di hati masyarakat. Selain rajin turun lapangan bahkan tengah malam untuk mengecek situasi Kota Mataram, ia juga dikenal karena ketegasannya dalam soal kebersihan Kota Mataram demi melanjutkan kebijakan soal kebersihan dari Wali Kota Mataram sebelumnya. Ia bahkan tidak segan turun sendiri membersihkan got maupun mengecek langsung tempat-tempat pembuangan sampah untuk segera ditangani demi memberi kenyamanan bagi warga Kota Mataram. Ia menggerakkan seluruh potensi yang ada untuk membuat Kota Mataram menjadi kota yang bersih. Dan kehadiran Selly di lapangan ini mendapat apresiasi dari warga Kota Mataram. Penghargaan ini diberikan atas kinerja bidang Koperasi dan UMKM tahun 2016. Di saat yang bersamaan tahun 2016 tersebutlah Selly menjabat

sebagai Kepala Dinas Koperasi dan UMKM NTB. Sederet sukses lain yang meninggalkan kesan pada penugasannya adalah ketika menjadi Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB tahun 2016. Satu hal yang menjadi fokus dan Hj. Putu Selly Andayani perhatiannya selama tujuh bulan menjadi kepala instansi ini adalah Koperasi dan UMKM (KUMKM) tema “Menuju Pemerataan Kes- Terpadu Kabupaten Lombok NTB naik kelas. “Saya ingin ejahteraan Masyarakat Berkeadi- Timur). Atas penghargaan tersebut UMKM NTB naik kelas untuk lan Untuk Memperkokoh NKRI” Selly mengungkapkan bahwa apa tersebut Selly didapuk sebagai menjamin kualitas dan kesejahteryang diperolehnya ini merupakan aan masyarakat,” ungkapnya salah seorang Pegiat Koperasi hasil kerja bersama dengan sedan UMKM berprestasi. Ia dinilai pada satu kesempatan kegiatan luruh tim di Dinas Koperasi dan sebagai salah seorang yang berpelatihan bagi KUMKM. Tidak UMKM NTB yang telah bersamajasa dalam penciptaan koperasi tanggung-tanggung, untuk mewusama berjuang membangun bidang berkualitas dan UMKM. Karena judkan hal tersebut Selly menggetersebut. Termasuk di dalamnya di samping UMKM, koperasi dor seluruh UMKM yang ada di segenap Koperasi dan UMKM yang juga merupakan soko guru perNusa Tenggara Barat untuk giat ada di NTB turut menyumbang ekonomian. Penghargaan ini juga menuju ‘kenaikan kelas’ tersebut. diraihnya penghargaan tersebut. diterima oleh H. Mohan Roliskana Sely berkeliling dari satu UMKM Selly mendedikasikan penghar(Wakil Walikota Mataram) dan ke UMKM lain, mengadakan bergaan ini kepada Dinas Koperasi Baiq Rusmiati SE. (KSU Karya bagai kegiatan yang dapat mendan UMKM NTB, kepada seluruh dorong UMKM Koperasi dan UKM yang ada di NTB naik kelas. NTB serta untuk masyarakat Nusa Hasilnya, di masa Tenggara Barat. kepemimpinan“Terima kasih kepada selunya di dinas ini, ruh tim kerja Dinas Koperasi UMKM NTB bedan UMKM NTB yang telah gitu bergairah. berjuang bekerja maksimal sehAtas usahaningga lencana dan piagam serta ya tersebut, baru penghargaan ini diberikan kepada di tahun 2017 kita. Penghargaan ini merupakan ini, pada puncak cambuk semangat agar kita bisa Hari Koperasi bertambah semangat untuk bekNasional yang erja lebih giat lagi,” ungkapnya ke-70 yang digebeberapa saat setelah menerima lar di Makasar penghargaan ini. Atas prestasi Sulawesi Selaini, ia berharap ke depannya tan, KementeKoperasi dan UMKM NTB tetap rian Koperasi menjadi Soko Guru Perekonodan UMKM RI, mian Daerah. “Dan untuk UMKM memberikan NTB tetaplah menjadi pahlawan penghargaan ekonomi kerakyatan yang memiatas karyanya liki daya ungkit yang sangat kuat tersebut. Pada untuk memajukan kearifan lokal peringatan Hari daerah kita (NTB),” ujarnya denKoperasi yang gan bersemangat m e n g a n g k a t Selly memaknai tugas-tugasnya sebagai pelayan masyarakat (Naniek I. Taufan)

Buka SAMSAT BUCU Karya lain yang ditinggalkan Selly juga ada ketika ia menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah NTB. Ia berjuang untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat demi mendongkrak pemasukan daerah. Baginya, bukan hanya pemasukan daerah yang penting melainkan juga bagaimana cara untuk memudahkan masyarakat membayar pajaknya tanpa terkendala soal waktu dan tempat pembayaran. Karena itulah berusaha keras mempertemukan kedua kepentingan tersebut, kepentingan daerah dan kepentingan masyarakat dengan membuka

setidaknya empat tempat pelayanan SAMSAT yang mudah diakses masyarakat. Samsat tersebut diberinya nama SAMSAT BUCU (pojok SAMSAT). Berbagai inovasi untuk efektifitas dan efisiensi bidang pendapatan daerah, juga turut menjadi karya yang ditinggalkan Selly pada dinas ini. Dan kini, ketika ia menjabat sebagai Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Selly terbilang sebagai salah satu kepala dinas yang cemerlang. Masih yang dituju adalah masyarakat NTB. Sejak minggu minggu pertama ditugaskan sebagai Kepala Di-

nas Perdagangan Provinsi NTB beberapa bulan lalu, Selly banyak terlihat di lapangan dengan gelaran pasar-pasar sembako murah yang digelar selain di Mataram juga di berbagai daerah di seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat. Setiap ada momentum baik di mana banyak warga yang membutuhkan sembako, Selly selalu turun untuk melakukan ‘operasi pasar’. Hasilnya, gempuran pasar-pasar murah yang digelarnya, mampu menekan kenaikan harga terutama di bulan puasa dan lebaran Idul Fitri yang baru lalu. Nyaris tidak ada kelu-

han berarti soal kenaikan harga di tahun ini. Atas upaya dan keras itu Provinsi NTB berada pada posisi ke 7 dari 10 provinsi yang sukses dalam memperjuangkan kestabilan harga dan stok pangan serta pengendalian inflasi sebesar 0,58 di bawah rata-rata nasional. Prestasi ini dibuktikan dengan diraihnya penghargaan dari Kementan RI yang diterima Satgas Pangan Direktorat Krimsus Polda NTB. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI, Tjahya Widayanti dan Staf Ahli Menteri Perdagangan RI bidang Kelembagaan serta Direktur Bina Usaha Dan Pelaku Distribusi, Fetnayetati mewakili Kemendag RI mengungkapkan rasa ber-

terima kasih kepada distributor bahan pokok yang ada di NTB atas pengendalian harga-harga mulai dari memasuki Bulan Suci Ramadhan hingga Idul Fitri tahun ini, termasuk juga retail modern yang melaksanakan HET 3 bahan pokok dengan baik dan terukur sehingga membuat masyarakat tidak panik dalam berbelanja. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Pendampingan Pelaku Usaha Jasa Perdagangan dan Diseminasi Kebjakan Distribusi Tidak Langsung Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri RI, Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi yang bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Provinsi NTB. (Naniek I. Taufan)

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Ny. Bintang Puspayoga

5

Kembali Pimpin WHDI Bali Bertempat di Gedung Graha Sewaka Dharma, Lumin­ tang, Minggu (16 /7) , berlangsung Musyawarah Daerah (Musda) IV Wanita Hindu Dharma (WHDI) Provinsi Bali. Musda bertemakan “ Kita Tingkatkan Sinergisitas Untuk Mewujudkan Wanita Hindu yang Cerdas, ­Mandiri, dan Berwawasan Budaya” ini diikuti oleh peserta perwakilan WHDI Kabupaten/Kota dan perwakil­ an WHDI Provinsi Bali.

M

usda IV yang dibuka oleh Ketua Umum WHDI Ir. Rataya B. Kencanawati Suwisma ditandai dengan pemukulan gong ini, dihadiri oleh Ide Pedande Istri Raka Wanasari, Ida Bagawan Istri Pemecutan, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Prof. I Gusti Ngurah Sudiana, Wali Kota Denpasar IB Rai Dharma Wijaya Mantra, Ketua Umum WHDI Ir. Rataya B. Kentjanawati Suwisma , Ketua WHDI Provinsi Bali Ny. Bintang Puspayoga, dan Ketua WHDI Kabupaten/Kota Se-Bali. Menurut Ketua Panitia Musda IV Prov Bali, Ni Wayan Rusni, Musda dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga WHDI, yakni mengevaluasi, menerima, menolak

dan mengesahkan laporan umum Ketua WHDI Bali Masa Bakti 2012-2017 . Selanjutnya, menyusun program kerja kepengurusan 2017-2022. Pembahasan Musda melibatkan peserta dan peninjau dari pengurus WHDI Bali, Ketua WHDI Kabupaten/Kota, dengan fokus pada evaluasi program kerja kedepan. Selain itu, juga memilih dan menetapkan Ketua WHDI Provinsi Bali beserta kepengurusan yang baru. Pada Musda kali ini, Bintang Puspayoga dipilih secara aklamasi untuk kembali memimpin WHDI Provinsi Bali periode 2017 -2022. Selanjutnya melalui rapat formatur yang dipimpin Bintang Puspayoga dengan anggota Desak Nyoman Widiasih, Ketut Simpen, Ni Made Tantri Muka, Dayu Swarmini dan Ni Wayan Karti , menetapkan pengurus Inti yaitu Wakil Ketua I Ni Nyoman Nilawati, Wakil Ketua II Desak Nyoman Widiasih, Sekretartis Ida Ayu Nyoman Candrawati, Wakil Sekretaris Ni Made Tantri Muka, Bendahara Ni Wayan Rusni, Wakil Bendahara Cok Istri Muter Kusuma Wardani, Ketua Bidang Agama Ida Ayu Tari Puspa, Ketua Bidang Organisasi Ida Ayu Alit Maharatni, Ketua Bidang Ekonomi

Desak Nyoman Asrihati, Ketua Bidang Kebudayaan Ni Wayan Karti, dan Ketua Bidang Sosial AA Sri Utari. Ketua WHDI Provinsi Bali terpilih Ny. Bintang Puspayoga mengucapkan terima kasih atas kepercayaanyang diberikan padanya untuk kembali memimpin WHDI Bali 5 tahun ke depan. Selanjutnya istri Menteri Koperasi dan UKM AA Puspayoga ini menyampaikan terkait tugasnya saat ini mendampingi suami bertugas di Jakarta, ia pun berharap komitmen seluruh pengurs WHDI Kabupaten/ Kota untuk terus melakukan penguatan koordinasi dan kerjasama yang baik sebab keberhasilan WHDI Bali terletak pada semangat WHDI Kabupatern/Kota. Pada periode kepemimpinan yang kedua ini, Bintang Puspayoga juga berharap team work yang ada di Provinsi Bali bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Mengevaluasi hambatan dan kedalam selama ini sehingga kedepannya dapat mewujudkan visi dan misi WHDI dengan baik. Dalam kesempatan tersebut, terkait tidak adanya kucuran dana APBD sejak dua tahun terakhir untuk organisasi yang berbasis agama ini ia mengajak anggotanya untuk introspeksi dan berbenah diri, tidak menyalahkan pemerintah Provinsi Bali. “Semoga selanjutnya bisa terjalin komunikasi yang lebih baik. Sebab kami tidak mungkin berjalan sendiri. Sinergi yang baik juga selalu dibangun dengan Kabupaten /Kota, dan dengan bimbingan WHDI Pusat bisa menjadi contoh bagi WHDI lainnya di Indonesia. Mari satukan langkah, satu bahasa, tidak ada dusta diantara kita,” ujarnya. Hal ini, lanjutnya demi menjadikan langkah ringan untuk ngayah

dengan tulus dan ikhlas. Ny. Bintang Puspayoga juga mengingatkan pengurus WHDI Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Muscab sebelum dilaksanakannya Musyawarah Nasional (Munas) pada Nopember mendatang sembari mengatakan bahwa keberhasilan WHDI Bali tak terlepas dari dukungan WHDI Kabupaten/Kota se-Bali sebagai ujung tombak termasuk juga dukungan Bupati/Wali Kota. Ketua Umum WHDI Ir. Rataya B. Kencanawati Suwisma pada kesempatan tersebut mengatakan agar segenap pengurus dan anggota WHDI Provonsi Bali untuk memahami dan mengahayati apa yang dihasilkan dalam Musda IV WHDI. Hasil Musda yang maksimal wajib dijadikan pedoman dan tuntunan oleh pengurus WHDI Bali masa bakti 2017- 2022 dalam melaksanakan kegiatan organisasi baik internal maupun eksternal. Sependapat dengan Ketua terpilih, Rataya Suwisma sepakat untuk satu suara satu hati serta kompak untuk mengangkat harkat martabat Wanita Hindu Dharma Indonesia terutama WHDI Provinsi Bali yang kiprahnya menjadi barometer WHDI seluruh Indonesia. Jangan ada dusta diantara kita, terbuka dengan hati yang tulus ikhlas selalu. Kepada pengurus baru WHDI Bali, selain ucapan

dan penghargaan atas kerja keras selama 5 tahun, juga diharapkan dapat dtingkatkan. Ia juga prihatin atas peristiwa dua tahun terkahir, dimana seharusnya organisasi WHDI mendapat bantuan dari APBD untuk menunjang semua programnya, sebab WHDI Pusat mendapat anggaran dari APBN. “Mari bekerja untuk kemajuan WHDI khususnya, umat Hindu umumnya,” katanya. Rataya Suwisma juga mengingatkan, pertama untuk memantapkan upaya konsolidasi organisas, tertib administrasi, menjaga semangat persatuan dan kesatuan serta meningkatkan kualitas jati diri menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi. Kedua, menumbuh kembangkan komunikasi di lingkungan WHDI dan antar organisasi kemasyarakatan lainnya agar dapat sejajar. Ketiga, mendorong semangat anggota untuk berkreasi dan berinovasi di segala bidang, agar hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini. Keempat, dalam rangka membangunan SDM yang berkarater, mulai dicanangkan dalam rencana kerja WHDI. pembangunan karakter bangsa sejak dini dan segera menambah lembaga pendidian usia dini. (Sri Ardhini)


6

Woman on Top

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Dalam hidupnya, setiap orang pasti pernah mengalami tersesat atau nyasar. Hal ini terjadi, bisa karena orang tersebut dalam kondisi kurang konsentrasi, kurang fokus saat berjalan/ berkendaraan. Bisa juga karena kekurangtahuan, kurang informasi, tidak familiar dengan lokasi yang dituju.

D

alam kondisi tersesat tersebut, reaksi orang b i s a b e rmacam-macam. Sebagian orang bisa tetap tenang, sebagian lagi bahkan mudah panik dan cemas. “Reaksi tersebut tergantung kepribadian masingmasing. Yang tetap tenang biasanya orang yang terbiasa untuk menyelesaikan masalah dengan mengedepankan pemikiran logis. Mereka akan lebih cepat untuk mencari jalan keluar, solusi alternatif, bantuan teknis, semisal bertanya pada orang lain, pakai aplikasi, menyusuri jalan lagi, dll.,” ungkap Lyly Puspa Palupi Sutaryo M.Si., Psikolog. Bagi orang yang cenderung mudah panik, dijelaskannya terbiasa bereaksi secara emosional dulu terhadap suatu masalah. “Jadi yang lebih dulu muncul adalah emosi-emosi negatif. Misalnya cemas, takut, kesal, bingung, dll.,”

Kedepankan Pikiran Logis

imbuh staf SubBag Psikologi RSUP Sanglah Denpasar ini. Ketika kita berada pada kondisi tersesat, Lyly-sapaan akrabnya menyarankan tetaplah tenang dan pastikan diri dalam posisi yang aman. Entah itu di pinggir jalan, ramai (tidak sepi), penerangan cukup (tidak gelap). “Pahami lagi lokasi/jalan/tempat Anda saat itu. Bisa dengan melihat nama jalan, atau bangunan yang khas. Bertanyalah kepada orang di sekitar. Jika ada koneksi internet, gunakan fasilitas map, GPS untuk memastikan lokasi Anda,” sarannya. Untuk mengantisipasi tersesat alias nyasar saat bepergian, ada baiknya jika akan pergi ke tempat yang belum familiar, pelajari dulu rute jalan menuju ke sana. Bisa juga menanyakan kepada teman atau keluarga yang pernah ke sana, misalnya ancerancer atau patokan jalan menuju tempat tersebut. Gunakan fasilitas mobile map seperti google map atau waze untuk membantu menunjukkan arah ke tuLyly Puspa Palupi Sutaryo M.Si., Psikolog juan. “Jika bingung, jangan

ragu untuk bertanya kepada orang/ warga sekitar lokasi tersebut. Ketika kita tersesat, ambil hikmah positifnya saja, dari kejadian itu akhirnya kita bisa mengenal daerah atau tempat yang baru, bahkan bisa juga menemukan tempat menarik (tempat wisata, tempat makan, dll.),” ujarnya.

SALAH AMBIL KEPUTUSAN Dalam konteks lain, seseorang mungkin juga pernah ‘tersesat’ dalam mengambil sebuah keputusan, salah pergaulan, atau salah kebiasaan. Dalam hal ini, Lyly mengatakan faktor penyebabnya kompleks dan bersifat individual. Bisa karena faktor internal individu, bisa juga faktor eksternal. Faktor internal bersumber dari kepribadian seseorang, motivasi, stres atau kondisi psikologis yang lainnya. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi lingkungan fisik, pekerjaan, lingkungan sosial, dll. Mereka berada dalam kondisi ini bisa dikarenakan kurangnya informasi, pemahaman masalah yang kurang mendalam, atau kemampuan menyelesaikan masalah yang terbatas. Ditambah mungkin kepribadian yang kurang percaya diri, cenderung konformis sehingga mudah untuk dipengaruhi lingkungannya yang kebetulan mengajak ke jalan yang salah. Dalam hidup individu akan menghadapi masalah dalam mengambil keputusan dan dihadapkan pada

berbagai pilihan. Pada beberapa orang, ada kemungkinan akan mengalami kesalahan dalam memilih dan mengambil keputusan, yang pada akhirnya membawa dirinya ke situasi yang kurang nyaman atau membawa masalah-masalh yang lebih rumit lagi. Misalnya, salah pilih jurusan saat kuliah, salah pilih pasangan hidup, salah pilih teman, salah pilih pekerjaan, dll. Ketika seseorang merasa dirinya salah memilih pasangan hidup, apa yang harus dilakukan? “Perlu dipahami dulu apa yang salah, apakah masih bisa diperbaiki? Apakah masih ada keinginan dari kedua pihak pasangan untuk memperbaiki diri sehingga bukan lagi menjadi pilihan yang salah,”ujar perempuan kelahiran Tangerang, 1 November 1979 ini. Sarannya, introspeksilah diri serta berusaha untuk beradatasi/ menyesuaikan diri dengan kondisi yang tidak seperti harapan. Selalu bersyukur atas setiap kebaikan yang masih dirasakan, meskipun tak sesuai harapan. Komunikasikan perihal harapan kepada pasangan serta kompromikan hal-hal yang menjadi kesenjangan di antara pasangan. “Hikmah dari kondisi tersebut, individu dihadapkan pada situasi yang menantang untuk berpikir lebih kreatif, mencari berbagai alternatif solusi, memanajemen stres dan emosi negatif, serta melatih berpikir positif,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Mewakili Bali dalam Pagelaran Aku Indonesia, Luh Kerthianing akan Promosikan Buleleng Beberapa bulan belakangan Indonesia diterpa isu-isu intoleransi. Padahal dengan keberagaman suku, agama, dan budaya, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang penduduknya mampu hidup berdampingan ditengah perbedaan. Kondisi inipun menyita perhatian berbagai kalangan, tidak hanya pemerintah, tokoh politik, tokoh agama, tetapi juga seniman. Bagi seorang seniman, mereka punya cara berbeda untuk menunjukkan rasa khawatir dan gelisah atas fenomena-fenomena sosial yang terjadi di Indonesia. Musik merupakan cara sederhana namun dirasa sangat ampuh untuk menyampaikan aspirasi sehingga mudah diterima oleh pendengar. Hal tersebut juga yang akan dilakukan dalam acara Doa Untuk Indonesia Damai yang bertajuk Aku Indonesia

di Auditorium TVRI Senayan Jakarta, 20 Agustus mendatang. Menurut Show Director, Imaniar musik merupakan cara yang sangat efektif untuk menyampaikan sesuatu karena apa yang disampaikan melalui hati. “Saya kira daripada berpidato atau membuat semacam orasi, musik ini jauh lebih efektif dan akan lebih cepat ngena di hati,” jelasnya. Pada pagelaran akbar tersebut , artis yang melejit

Imaniar Noorsaid.

namanya sekitar tahun 80 dan 90an dengan albumnya “Kacau” tersebut mengaku akan ada sekitar 120 artis Ibu kota dalam satu panggung. Mere­ ka merupakan artis dari lintas gene­ rasi, lintas, genre, dan lintas agama yang akan dilibatkan dalam sebuah permentasan orchestra. “Saya sudah buat skripnya, dari semua era, semua model lagu akan bersatu karena musik universal dan siapapun mereka tetap Aku Indonesia,” jelasnya. Sebagai wujud cinta Indonesia, para artis sepakat membuat acara yang akan dihadiri oleh ribuan undangan dari seluruh Indonesia. “2 tahun terakhir suasana bangsa ini tidak enak mungkin karena politik, karena orang – orang yang tidak suka kita berdamai,” ujar Imaniar. Dalam pagelaran akbar tersebut, juga akan dibacakan doa oleh perwakilan masing-masing agama yang ada di Indonesia. segala usaha dan tindakan sudah dilakukan untuk bangsa tercinta namun juga harus dibarengi dengan doa. Menariknya, pembaca doa dalam acara yang akan dihadari undangan penting itu akan seorang warga Singaraja, Kabupaten Buleleng. Ialah sosok panutan bagi keluarga, masyarakat dan tentu memiliki segudang prestasi. Imaniar secara langsung datang ke Singaraja untuk meminang Luh Kerthianing. Disinggung mengapa melibatkan dan mempercayai Luh Kerthianing dalam acara tersebut, dengan tegas Imaniar mengatakan bahwa sosok Luh Kerthianing merupakan perempuan yang patut menjadi panutan. “Dia

Imaniar (tengah )bersama Luh Kerthianing saat berkunjung ke Villa Garden Residence Singaraja.

merupakan perempuan hebat dan tentu menjadi salah satu kebanggan bangsa juga,” tuturnya. Ditambahkan oleh perempuan yang baru saja merilis album setelah lama vakum ini, masyarakat yang terlibat tidah harus yang berasal dari kalangan artis, tetapi mereka yang memiliki dedikasi tinggi terhadap bangsa dan Negara. “Ibu Luh ini merupakan salah satunya,” ungkap adik kandung dari Lydia Noorsaid ini. Dikonfirmasi atas tawaran itu, Luh Kertianing yang kini sukses dibidang Property dengan Garden Villa Residence pada awalnya mengaku cukup terkejut atas pinangan Imaniar. Setelah dipaparkan bahwa pembawa doa tidak harus tokoh

agama dan artis akhirnya owner Singaraja Building Center ini menyatakan kesanggupannya. Menjadi satu-satunya perwakilan Bali dalam pagelaran tersebut Luh Kerthianing merasa memiliki tanggung jawab yang besar membawa nama Buleleng di kancah nasional. Ia berharap dengan didaulat dirinya sebagai perwakilan pembacaan doa dapat mengenalkan dan mempromosikan Buleleng kepada saudara-saudara yang hadir di sana. “Selain berharap masyarakat tidak terpecah belah oleh agama yang ditunggangi oleh politik, saya juga berharap banyak pengusaha yang tertarik untuk bersama-sama membangun ­Buleleng,” tutupnya. -win

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Gunung Bromo tetap jadi primadona. Daya tarik wisata pegunungan yang indah nan me­ nawan memikat semua pihak. Baik wisatawan lokal maupun man­ canegara. Tak hanya itu, medan yang terjal, pasir yang mengham­ par dan tanjakan untuk melihat matahari ter­ bit maupun tenggelam menjadi pesona sendiri bagi dunia usaha. Tengok saja, sejumlah perusaha­ an otomotif maupun komunitas-nya sering melakukan test drive ke Gunung Bromo. Ada be­ berapa view yang meng­ goda. Diantaranya, Bukit Kingkong, Bukit Teleta­ bis, Kawah Bromo dan Lautan Pasir Berbisik.

“D

e n g a n mengenalkan mobil produk terbaru, tentunya konsumen lebih percaya dan mengenal fitur-fitur dari mobil baru,’’ kata Marketing & Service Director PT Honda Prospect Motor, Jonvis Fandi, yang didampingi Wendy Miharja, saat test drive produk terbarunya Al New Honda CR-V Turbo ke Gunung Bromo, pekan lalu. Produsen mobil sangat memerlukan test drive untuk merangkul konsumen. Apalagi tujuannya kalau tidak meyakinkan konsumen terhadap produk barunya. Rute datar mulai dari kota-kota Malang – Coban Rondo – Gunung Bromo hingga ke Surabaya diyakini dapat menguji kehandalan teknologi masing-masing mobil baru. Tanjakan jalan yang berliku menuju Gunung Bromo yang penuh tikungan tajam dan menanjak menjadi ujian terberat bagi semua produk baru kendaraan bermotor. Apalagi, uji kecanggihan mobil dan motor baru di Lautan Pasir Berbisik yang penuh debu, jalan bergeronjal serta kabut yang tebak karena suhu udara di kawasan Gunung Bromo akhir-akhir ini sekitar 10 derajat hingga 5 derajat. Di Lautan Pasir Berbisik

19

Menguji Teknologi Turbo di Lautan Pasir Berbisik

Gunung Bromo, CR-V Turbo yang menghadirkan desain baru yang didukung mesin 1,5 liter VTEC Turbo dengan kapasitas tujuh penumpang. ‘’Keaandalan Turbo di medan yang curam dan berliku menjadi saksi bagi konsumen untuk menentukan pilihannya,’’ kata Jonvis, sambil menjelaskan harga CR-V Turbo terbaru sekitar Rp 436 juta hingga Rp 506 juta. Sejumlah aktivis dari Komunitas Drone Malang, Blitar, Bojonegoro dan Surabaya menjadi saksi kehandalan teknologi sejumlah otomotif yang melakukan test drive di Gunung Bromo. Mereka dengan peralatan teknologi Drone ikut menguji kemampuan teknologi otomotif di Lautan Pasir Berbisik. Sedikitnya, ada 25 aktivis Komunitas Drone dari berbagai kota di Jawa Timur (Jatim) selalu hadir dalam uji kecanggihan

teknologi mobil dan motor. ‘’Terus terang, lautan pasir di Bromo ini sangat mengganggu mesin bermotor. Kalau mereka berputar-putar di lautan pasir akan menimbulkan debu yang sangat pekat. Dan debu ini bisa merusak mesin mobil dan motor kalau tidak benar-benar canggih,’’ kata Anggota Komunitas

Drone, Fanani, saat ikut menguji mesin mobil di lautan pasir. Biasanya, kata dia, perusaha­ an otomotif saat mengeluarkan produk terbarunya melakukan test drive di kawasan Gunung Bromo. Selain untuk menikmati keindahan Bromo dengan wisata gunungnya, juga untuk menguji kehandalan sebuah mesin. Se-

bab, medan di Bromo sangat menantang karena penuh tiku­ ngan tajam dan tanjakan. Kehadiran Komunitas Drone, sangat dibutuhkan untuk meyakinkan konsumen terhadap suatu produk. ‘’Biasanya, setelah melakukan produk test drive di Bromo, produk barunya dicari konsumen,’’ ujar Fanani. (bw)


18

Life Story

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Tingkatkan Pelayanan Pajak

Samsat Buleleng Jalin Kerjasama dengan BUMdes Kesadaran wajib pajak oleh masyarakat tampaknya mulai meningkat. pemungutan pajak dan tunggakan pajak. Sedangkan manfaat yang Hal tersebut tentu didukung dengan dipermudahnya pelayanan dan bisa diraih oleh BUMdes itu sendiri dapat mendorong dan meninpembayaran pajak bagi masyarakat. Kedua hal tersebut tentu akan sangat gkatkan pengetahuan dan ketrampilan BUMDes dalam berperan berkolerasi sehingga antara wajib pajak dan kemudahan membayar pajak aktif dalam pelayanan pajak, dapat meningkatkan keuntungan dari harus benar-benar diperhatikan. Baru-baru ini, UPT Dinas Pendapatan pelayanan pajak, serta dapat membantu pendanaan wajib pajak Provinsi Bali di Kabupaten Buleleng, Samsat Buleleng mengadakan keryang menunggak atau pengesahan STNK dengan memberi pinjaman jasama dengan beberapa desa yang ada di 9 kecamatan di Buleleng. kredit. Dari sisi lain, wajib pajak sendiri merasa dibantu dengan pendekatan pelayanan yang berarti memberi kemudahan dan Kerjasama tersebut tertuang dalam MoU antara UPT Bapenda dan penghematan biaya transportasi karena masyarakat yang tinggal jauh beberapa BUMdes di kecamatan Sawan. Penandatanganan MoU tersebut dari kantor tidak perlu datang ke kantor Samsat. Masyarakat dapat dilakukan di Bale Banjar desa Alasangker, diikuti beberapa BUMdes lain bekerja dengan tenang tanpa dihantui oleh rasa khawatir terhadap dari desa Sudaji dan Tunjung (Selasa, 18/07). terjadinya tunggakan pajak karena akan diberikan pinjaman kredit Menurut Kepala UPT Bapenda Samsat Singaraja Ida Bagus Suhita, oleh BUMdes dalam pembayaran pajak. Masyarakat juga tidak perlu untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan meningkatkan kesadaran meninggalkan pekerjaan sehingga mereka tidak kehilangan upah wajib pajak, pihaknya telah melakukan terobosan-terobosan dengan hariannya. “Tentu ini akan memudahkan dan menguntungkan bekerjasama berbagai pihak, salah satunya dengan BUMdes. Melalui semua pihak, tentunya kerjasama semacam ini harus diikuti oleh BUMdes, wajib pajak dapat membayarkan pajak kendaraanya tanpa harus semua BUMdes,” imbuhnya. datang ke kantor Samsat Buleleng. Prosedur pembayarannya pun dapat Pada bagian lain Kepala Desa Alasangker, I Wayan Sitama dilakukan dengan menyerahkan beberapa hal yang diperlukan, seperti menyambut baik adanya MoU antara Bumdes Giri Amerta Desa STNK dan fotocopianya, KTP dan copiannya, serta BPKB dan copiannya Penandatanganan MoU UPT Samsat Buleleng Alasangker dengan Samsat Buleleng yang sangat membantu warkepada pihak BUMdes. dengan BUMdes Desa Alasangker ganya serta mendapatkan keuntungan bagi Bumdes itu sendiri dari Sementara itu, untuk mengetahui jumlah pembayaran dari wajib pajak, fee kepengurusan samsat ken- daraan warganya. “Kami sangat senang adanya kerjasama ini, karena pihak BUMdes bisa menanyakan melalui via SMS (Short Message Service). “Nanti pihak Bumdes bisa mendekatkan pelayanan kepada masyarakat serta pihak Bumdes juga dapat berperan aktif dalam SMS Ke nomer yang telah diberakan dengan mengirimkan nomer kendaraannya saja maka pihak samsat pelayanan pajak,” pungkasnya. akan memberikan rincian pembayarannya. Nanti pihak BUMdES akan menetapkan berapa tarif yang Untuk diketahui, kerjasama UPT Bapenda Samsat Buleleng dengan BUMdes bukan baru pertama akan oleh pihak wajib pajak kepada BUMdes,” jelasnya. Selain itu, pihak Samsat akan memberikan kali dilakukan. Sebelumnya Di Buleleng sendiri tahap pertama ada 3 kecamatan di Tejakula,Busungbiu kemudahan kepada BUMdes yang akan akan melakukan samsat dengan memberikan ruang khusus dan Gerokgak, dengan 31 dari 39 BUMdes yang melakukan kerjasama. Tahap kedua dilakukan dikantor atau loket khusus sehingga tidak perlu mengantre. samsat Buleleng diikuti sekitar 13 Desa dari Kecamatan Banjar, Sukasada, Kubutambahan, dan Sawan. Kerjasama ini, lanjut kata Suhita tentu dapat menguntungkan berbagai pihak. Bagi Bapenda Samsat Jadi sudah ada 44 desa yang sebelumnya mengikuti MoU antara UPT Bapenda Samsat Buleleng dari Buleleng, kerjasama ini dapat meningkatkan kinerja pelayanan publik di bidang pajak, meningkatkan 98 Bumdes yang sudah berdiri di Buleleng. (Wiwin Meliana) Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak kendaraan bermotor serta mengurangi biaya oprasional

Waspadai Radikalisme dan Anti Pancasila Melalui Jalur Laut Nampaknya radikalisme dan anti Pancasila terus menjadi perhatian penegak hukum di Indonesia. Hal ini terbukti, sosialisasi dan pembinaan terus dilakukan tidak hanya menyasar generasi muda tetapi juga masyarakat dari berbagai kalangan. Ini juga dilakukan oleh Direktorat Pol Air Polda Bali dengan menyasar warga masyarakat yang ada di pesisir pantai Desa Anturan.

S

osialisasi yang melibatkan para anggota nelayan Taruna Samudra berlangsung di wantilan dekat dengan pos Pol Air desa setempat, Selasa (18/07) lalu. Pada Sosialisasi dan pembinaan masyarakat pesisir tersebut dibahas mengenai ancaman-ancaman radikalisme dan anti Pancasila yang mungkin saja bisa dilakukan melalui jalur laut. Mengingat pantai di Buleleng cukup luas, apalagi jalur laut sering digunakan sebagai jalur transportasi penghubung antar pulau. Menurut AKBP Suci Wyantara Kasatpol Air Polda Bali ditemui usia memberikan pembinaan mengungkapkan pihaknya ingin mengajak masyarakat peka terhadap lingkungan terutama yang berkenaan dengan isuisu radikalisme dan anti Pancasila. “Jika ada sekelompok orang atau golongan yang ingin mengganti ideology bangsa kita dengan yang lain, jangan segan segan untuk melaporkan tindakan tersebut,” jelasnya. Khususnya untuk masyarakat yang tinggal di pesisir pantai agar ikut berpartisipasi mengawasi jika melihat dan menemukan hal-hal yang mencurigakan. Apalagi, banyak yang menggunakan jalur laut sebagai jalur transportasi. “Ini merupakan salah satu upaya kami menjaga keamanan, sebab banyak kasus penyelundupan narkotika

yang terungkap melalui jalur laut, sebab jalur ini kan banyak jalur ‘tikus’nya,” jelasnya. Selain sosialisasi, pihaknya juga menyiagakan pos-pos Pol Air dibeberapa titik seperti Celukan Bawang, Sangsit, dan Anturan untuk melakukan patrol dan mengawasi kegiatan yang ada di laut Buleleng. Usia kegiatan sosialisasi tersebut, pihaknya juga membagikan bingkisan kepada para warga yang aktif dalam kelompok nelayan

Taruna Samudra. Bingkisan yang diberikan berupa sembako, bendera Merah Putih dan Gambar Garuda Pancasila. Ini sebagai upaya untuk pengabdian kepada masyarakat dan membangkitkan kembali rasa Nasionalisme. Sementara itu, prebekel Desa Anturan Made Budi Arsana mengatakan sangat berterimakasih dengan adanya sosialisasi mengenai radikalisme dan anti Pancasila tersebut. Pihaknya akan berpartisipasi aktif dalam menjaga keu-

Nusa Tenggara Barat kembali kehilangan salah seorang seniman terbaiknya. Drs. R. Joko Prayitno, pematung, perupa dan mantan Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Barat berpulang ke pangkuan Allah SWT Jumat, 14 Juli 2017, dalam usia 62 tahun. Konsistensi dan dedikasi Joko dalam bidang seni budaya serta permuseuman di NTB, meninggalkan kesan tersendiri bagi para seniman dan budayawan yang merupakan kawan serta sahabat almarhum di Mataram.

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Koleksi Museum bisa “Bercerita” Joko Prayitno, satu dari tidak banyak orang yang begitu mencintai ruang-ruang yang menyimpan koleksi benda-benda yang secara umum kerap dianggap ‘mati’ itu. Hal itulah yang sempat membuat pria kelahiran Mataram, 27 Februari 1955 ini, semasa hidupnya ingin ‘menghidupkan’ benda-benda bersejarah tersebut dengan caranya. Dalam suatu wawancara panjang dengan Tabloid Tokoh, Joko pernah mengungkapkan keinginan-keinginannya untuk membuat benda-benda bersejarah tersebut bukan lagi setumpuk benda mati melainkan bendabenda yang mam-

kat sebagai PNS Joko telah bertugas di Museum Negeri NTB. Sejak itu ia menghabiskan masa kerja nyaris seluruhnya di Museum Negeri NTB. Hanya empat tahun ia pernah pindah tugas keluar dari Museum Negeri NTB, namun kemudian kembali lagi ke instansi tersebut hingga pensiun di tahun 2011. Saat menjadi Kepala Museum NTB itu, Joko punya mimpi besar untuk dapat menyajikan sebuah kunjungan berkesan bagi

telah dilakukan suatu bangsa di masa lalu. MUSEUM JADI KEBUTUHAN MASYARAKAT Joko sangat ingin museum dikunjungi karena minat masyara­ kat terutama dari kalangan generasi muda, bukan kunjungan tersebut semata-mata karena adanya kerja sama antar museum dengan sekolah-sekolah. Ia ingin agar pengunjung Museum Negeri NTB yang terbanyak berasal dari dunia pendidikan, mulai dari TK hingga SMU itu, senang berkunjung ke museum bukan karena tugas atau perin-

(alam dan teknologi). ”Misalnya berbagai alat peraga tentang hukum alam, sehingga bukan hanya anak sekolah yang tengah belajar tentang hukum alam saja yang merasa butuh mengetahui hal tersebut kemudian datang ke museum. Tetapi juga masya­ rakat umum yang ingin tahu hal tersebut,” ungkapnya kala itu. Keberadaan alat peraga semacam ini, harus pula dilengkapi dengan catatan sejarah asal mula benda ini diciptakan. Orang yang butuh belajar, tentu saja akan datang ke museum. ”Saya ingin membuat museum menjadi kebutuhan bagi masyarakat,” katanya. Gagasan ini datang dari perhatian Joko pada temuan-

Drs. R. Joko Prayitno.

K

Sosialisasi tentang radikalisme dan anti Pancasila yang melibatkan anggota nelayan Taruna Samudra

tuhan NKRI. “Dengan adanya sosialisasi ini, saya berharap masyarakat semakin sadar bahwa masing-masing individu

mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

ecintaannya pada dunia per­museuman membuatnya begitu ‘identik’ dengan instansi tersebut. Namanya masih terasa melekat tiap kali menyebut Museum Negeri NTB, bahkan hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya. Ucapan-ucapan belangsungkawa yang disampaikan kawan dan sahabatnya, tidak lupa menyebutnya sebagai mantan Kepala Museum NTB.

Museum Negeri NTB tempat Joko Prayitno menghabiskan masa tugasnya hingga pensiun tahun 2011.

pu ‘berkisah’ kepada generasi muda Nusa Tenggara Barat. Menjalankan penugasan pertamanya sebagai PNS di Museum Negeri NTB hingga menjadi Kepala Museum tersebut membuat Joko tidak bisa dipisahkan dari aktivitasnya dalam melestarikan benda-benda bersejarah yang menjadi koleksi Museum Negeri NTB. Sejak diang-

Perpustakaan Pelangi Desa Patas Bangkitkan Minat Baca Masyarakat Guna meningkatkan budaya membaca di Buleleng tentu harus didukung dengan berbagai sarana prasarana seperti penyediaan perpustakaan desa, ketersediaan buku-buku dan juga fasilitas lainnya. Rupanya, langkah dalam mendukung budaya literasi tersebut membawa nama Kabupaten Buleleng di tingkat Nasional. Kali ini, Kabupaten Buleleng melalui Perpustakaan Pelangi, Desa Patas, Kecamatan Gerokgak mewakili Bali dalam ajang Lomba Perpustakaan Umum (Desa/ Kelurahan) Terbaik Tingkat Nasional. Tim Penilai dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (RI) yang dipimpin Syamsul Bahri melakukan penilaian ke Perpustakaan Pelangi, Rabu (19/7). Hadir pula pada penilaian ini, Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Ayu Wardhany Sutjidra dan pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng. Ditemui usai penilaian, Syamsul Bahri menjelaskan tujuan tim penilai dating langsung ke Perpustakaan Pelangi adalah untuk melihat dan membandingkan data tertulis yang dikirim Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Bali dengan bukti fisik yang sebenarnya. Sebelumnya, dari dukungan dokumen yang dikirim tersebut, tim penilai memberikan skor sehingga Perpustakaan Pelangi masuk dalam lima besar. “Hari ini kami datang untuk membandingkan apa yang tertulis di dokumen dengan kenyataan fisik yang ada,” jelasnya.

7

Penilaian Perpustakaan Pelangi oleh Tim Pusat

Perpustakaan merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan membaca kepada masyarakat. Dengan begitu, diharapkan perpustakaan mampu membuat masyarakat menambah wawasannya melalui membaca. Perpustakaan diperlukan karena pendidikan formal tidak cukup untuk belajar. Oleh karena itu, Perpustakaan juga diharapkan mampu berperan sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat. “Jadi tidak ada istilah masyarakat tidak mengerti karena tidak mendapat kesempatan belajar. Perpustakaan diharapkan mampu menjadi sarana pembelajaran sepanjang hayat,” ujar Syamsul Bahri. Setelah penilaian ini selesai, menurut Syamsul, lomba tidak serta merta selesai. Nanti akan ada presentasi dari pengelola perpustakaan di depan tim penilai yang bertempat di Jakarta. Dalam presentasi tersebut nantinya dilihat bagaimana kepemimpinan pengelola perpustakaan dalam mengelola asset dan buku untuk peningkatan SDM masyarakat. “Yang paling penting

adalah setelah presentasi dan penentuan juara. Menjadi penting karena bagaimana kepala desa mempertahankan apa yang sudah diperoleh,” katanya. Sementara itu, Wabup Sutjidra menyatakan dukungan penuh khususnya dari Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam lomba perpustakaan umum di desa hingga presentasi ke pemerintah pusat nanti. Dukungan tersebut berupa sarana prasarana dan juga kesiapan mental pengelola dalam presentasi. Dukungan ini diberikan karena karena Perpustakaan Pelangi di Desa Patas sudah dinilai baik. Selain itu, antusiasme dan dukungan baik itu dari masyarakat ataupun Pemkab Buleleng sudah sangat luar biasa. “Urusan perpustakaan saat ini menjadi urusan wajib Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mendukung secara penuh,” ungkapnya. Dirinya menambahkan untuk tahun depan akan menyampaikan kepada seluruh kepala desa di Buleleng harus membangun perpustakaan di wilayahnya. Perpustakaan di desa diperlukan untuk merangsang minat baca dari anak-anak dan masyarakat. Sedangkan untuk minat baca khususnya anak-anak di desa sangat tinggi. “Tim Penilai mengatakan tadi sesuai dengan hasil penelitian di AS, setahun anak-anak disana membaca 24 judul buku. Sedangkan tadi, tim penilai menanyakan kepada anakanak di sini mereka membaca tiga judul buku seminggu. Ini sangat luar biasa,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Bersama Gubernur NTB H. Warsito, Joko Prayitno (paling kanan) saat peresmian karyanya, Patung Selamat Datang yang kini berdiri di Jantung Kota Mataram, di Karang Jangkong.

masyarakat dengan cara ”meng­ hidupkan” koleksi museum yang tervisualisasi. Hal ini diungkapkannya sebagai mimpi yang sangat ingin diwujudkannya kala itu. Ia berharap bisa melihat benda koleksi yang selama ini terkesan hanya sebagai pajangan –benda mati di museum menjadi bisa ”bercerita” tentang sejarahnya di masa lalu. Menurutnya, dengan begitu, orang akan dengan mudah mencintai dan membanggakan daerahnya karena paham bagaimana dahulu kala nenek moyangnya mencipta, berkarya dan membangun daerahnya dengan peradaban yang tinggi. Kecintaan dan kebanggaan pada kampung halaman, adalah ujung tombak keikhlasan dan kesungguh­ an dalam membangun daerahnya. ”Maka kenalilah kebudayaan itu untuk sebuah kesungguhan ikut serta membangun daerah ini,” kata Joko. Keberadaan museum bisa mengukur kemajuan suatu bangsa –merunut sejarah apa yang

tah kunjungan kolektif. Terhadap kurangnya minat masyarakat umum berkunjung ke museum itulah, Joko merasa perlu melakukan perubahan paradigma tentang museum. Pematung senior yang menjejak kariernya sejak awal di Museum Negeri NTB ini, ingin sekali melakukan terobosan-ter­o­ bosan untuk itu. Ia tidak ingin apa yang disajikan museum seolah-olah adalah tontotan yang berbau ilmu sosial saja. Tentu saja mimpi ini bukan mimpi yang sempurna yang mudah untuk diwujudkan. Namun tekad itu terus hidup dalam diri sang perupa ini. Ia bahkan sangat ingin agar Museum Negeri NTB bisa menjadi tempat belajar bagi generasi muda dengan memamerkan karya-karya (penemuanpenemuan)/teknologi tepat guna khususnya dari warga NTB yang berguna bagi kehidupan manusia, seperti koleksi benda-benda yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan

Patung sapi, salah satu karya Joko Prayitno yang masih bisa dilihat di Bundaran By Pass BIL di Gerung Lombok Barat.

temuan penting putra-putri NTB, seperti dalam bidang teknologi tepat guna. Misalnya salah satu yang menjadi perhatiannya kala itu adalah penemuan emiter oleh Hamzah dari Sumbawa. Emiter atau irigasi tetes ini sudah dikenal luas, tapi masyarakat NTB sendiri secara umum belum mengetahui cara kerjanya. “Kenapa tidak, cara kerja emiter/teknologi irigasi tetes yang disebut juga dengan sistem infuse yang merupakan sistem pemberian makanan sesuai dengan kebutuhannya lewat jaringan pada pembuluh kayu ini, dipamerkan dengan alat peraga di Museum Negeri NTB,” kata Joko dengan penuh semangat. Itulah mimpi Joko yang selalu ada dalam ingatannya bahkan ketika ia telah pensiun di tahun 2011. Sang maestro patung NTB itu kini telah menghadap Sang Khalik, meninggalkan sederet karya yang masih bisa dilihat di Nusa Tenggara Barat. Beberapa karya patungnya yang hingga kini masih menjadi ikon di wilayah Nusa Tenggara Barat berdiri di perempatan Karang Jangkong, Patung Sapi di bundaran bypass BIL di Gerung, patung sapi di Narmada, patung Mandalika di Puyung Lombok Tengah dan bebe­ rapa monumen di Bima, Sumbawa hingga di Anjungan NTB di Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta. Pada pemakamannya di TPU Karang Medain Mataram, Sabtu 15 Juli 2017 yang dihadiri pula oleh sahabat dan kerabatnya itu, doa-doa mengalir mengantar kepegian sosok yang dikenal berperangai baik itu. “Selamat jalan Pak Joko, doa kami menyertaimu,” ungkap Kongso Sukoco, mantan Ketua Dewan Kesenian NTB yang juga sahabat almarhum. (Naniek I. Taufan)


8

Bunda & Ananda

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Dharmawa n g sa K ite Clu b

Gelar Workshop Layang-Layang & Fotografi

Memperingati Hari Anak Nasional pada 23 Juli, Dharma­wangsa Kite Club yang dimotori oleh ABG Putra Agung SN, kembali menggelar workshop membuat layang-layang. Menariknya kali ini acaranya dilengkapi dengan pengetahuan fotografi, bertempat di Bale Banjar Bali Global, Shankara Resto, Jalan Danau Toba No.7, Sanur.

P

utra Agung, murid SMPN 3 Denpasar, yang biasa disapa Ajus selaku Ketua Panitia “Workshop Layang-Layang dan Fotografi” ini, menghadirkan Undagi Layangan International Kite Maestro Ida Bagus Ugrasena Narendra, juga dua orang fotografer yakni Ida Bagus Dharma Wisesa, anak muda penghobi fotografi dan Wawan dari Media Bali Post. Ajus mengatakan, kegiatan yang menjadi agenda tahunan Dharmawangsa Kite Club ini diselenggarakan selain menyambut Hari Anak Nasional dan mengisi kegiatan liburan sekolah, juga untuk turut melestarikan layangan sebagai salah satu budaya Bali yang menjadi visi dan misi komunitas Darmawangsa Kite Club yang didirikannya. Pada workshop layangan yang menghadirkan anak-anak penyuka layangan di seputar Denpasar ini, Ida Bagus Ugrasena pun memandu mereka cara membuat layangan tradisional yang sederhana berbahan koran bekas lengkap dengan kerangka dari bambu. Maestro layangan yang kiprahnya tidak tanggung-tanggung lebih dari 20 tahun bergelut di dunia layang-layang ini, juga kembali mengingatkan bahwa ketika anakanak menyukai layangan, itu berarti mereka sudah menjaga keberadaan permainan tradisional ini serta turut menyayangi alam dan menyelamatkannya. Sedangkan ABG Satria Naradha, Pemimpin Umum Kelompok Media Bali Post mengatakan dengan kegiatan tersebut ingin memberikan motivasi pada anak-anak Bali agar lebih kreatif. Dengan layangan, katanya anak-anak kita juga bisa

melaksanakan baktinya kepada Ida Sanghyang Widhi. Selanjutnya melalui dunia fotografi, anak-anak bisa belajar menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas diri. Sehingga, kedepannya bisa ikut berperan mewujudkan kehidupan Bali yang lebih baik melalui dunia fotografi. PENGENALAN DUNIA FOTOGRAFI Selanjutnya fotografer muda Ida Bagus Dharma Wisesa yang juga cucu Ida Pedanda Nabe Gede Putra Telabah ini, mengatakan bermain layang-layang bagus sebagai salah satu interaksi sosial yang baik di antara anak-anak, agar mereka tidak hanyut dengan permainan beragam game yang terus berdatangan. Gus Sesa begitu sapaannya, menyampaikan bahwa dunia fotografi memerlukan media yang namanya kamera. Produk ini semakin hari semakin canggih, salah satunya HP yang digunakan anak-anak saat ini, perangkat kameranya sudah cukup bagus untuk memotret. Dikatakannya bahwa fotografer ada dua, yakni fotografer profesional dan fotografer hobbies. Fotografer profesional adalah mereka yang menguasai teknik foto dan hidup dari hasil fotonya. Sedangkan fotografer yang berangkat dari hobi, mereka yang suka motret karena memang suka. Ketika bicara layangan, Gus Sesa mengaku lebih suka menyontohkan langsung dengan praktik di lapangan. Motret layangan, katanya fokusnya tidak hanya ke atas ke arah layangan di langit, tapi masih banyak banyak angle lainnya yang menarik. Misalnya motret orang yang menaikkan layangan.

Berikutnya Gus Sesa sempat membagikan pengalamannya saat memotret kegiatan Perang Pandan di Desa Tenganan. Bagaimana keseruannya mengambil foto, berebut spot agar tidak ketinggalan momennya. Sementara Wawan salah seorang Fotografer Bali Post mengajak anakanak untuk mengenal apa itu dunia fotografi, perkembangan teknologinya, sejarah kamera dari analog yang menggunakan film cuci cetek hingga beralih ke dunia kamera digital saat ini. Wawan juga sempat menyampaikan bagaimana menggunakan kamera digital DSLR. Mulai dari shutter speed atau kecepatan menangkap cahaya pada kamera, diafragma atau pembukaan rana kamera, kemudian ISO atau asa pada kamera. Setelah itu pengenalan cara pengambilan gambar melalui kamera digital profesional. Acara workshop kali ini memang sedikit berbeda, setelah selesai belajar membuat layangan dan sebelum

berangkat ke pantai untuk menerbangkan layangan yang mereka buat, Guru Mangku Hipno (GMH) memberikan anak-anak “Mental Education” yang menjadikan anak-anak lebih percaya diri dan bersemangat

K

arena itu, para pemilik usaha juga berlomba-lomba menyuguhkan konsep interior semenaraik dan senyaman mungkin untuk pengunjung. Kali ini, Tokoh mengintip desain interior salah satu salon dan spa di Kuta, Badung. Salon dan Spa ini mengambil konsep industrial (industrial design). Menurut desainernya, Arko

Made Taro

berniat buruk. “Hai, Kera! Maukah kau bersamaku menangkap kucing hutan? Ia berbohong kepadaku. Ia meminjam kacamataku untuk sehari saja, tetapi sampai sekarang ia tidak mengembalikannya.” Kera itu curiga. Ia banyak mendengar tentang akal busuk harimau. Harimau itu suka menipu dan serakah. Ia juga suka memangsa hewan-hewan lemah penghuni hutan.” Si Kera tidak menjawab, tetapi ia segera berlari lalu naik ke atas pohon. Harimau marah. Ia berusaha memanjat pohon, namun sia-sia. Badannya yang berat membuat ia berkali-kali jatuh. Perutnya tambah lapar. Tiba-tiba di kejauhan si Harimau mendengar embikan kambing berkali-kali. Mbeeek…, mbeeek…! Ia mendekati suara itu. Ternyata sekelompok kambing sedang bermain petak umpet. Harimau ingin sekali memakan kambing-kambing itu. Ia akan menipunya dengan cara ikut bermain petak umpet. “Ah, tidak!” bisiknya. “Kambing-kambing itu pasti mengetahui, bahwa aku adalah harimau yang sangat

ditakutinya.” Setelah menemukan akal, ia segera pulang. Ia buka baju belang harimaunya, lalu ia ganti dengan baju kambing. “Selamat sore, kawanku! Bolehkah aku ikut bermain petak umpet?” katanya lembut kepada kambing yang asyik bermain itu. “Oh, tentu saja! Makin banyak pemain, makin asyik permainan kita,” jawab pemimpin kelompok kambing itu. Maka permainan pun dimulai. Pemain baru itu mendapat giliran bersembunyi. Kesempatan itu digunakannya sebaik-baiknya. Ketika kambing pencari mendekat, kambing palsu itu sengaja memperlihatkan pantatnya. Hup! Ia berhasil menerkam kambing pencari, lalu memangsanya. Kemudian ia berganti peran menjadi pencari, lalu menyusup ke semaksemak tempat persembunyian kambing-kambing. Hup! Hup! Ia memangsa kambing-kambing bodoh itu satu persatu. Seekor kambing yang sedang bersembunyi melihat kejadian yang mengerikan itu. Ia segera menyampaikan peristiwa itu kepada petani majikannya. Majikan itu pun segera menuju semak-semak sambil menodongkan bedil. Dor! Ia menembak kambing pencari itu. Kambing palsu itu terkapar. Sambil membuka pakaian si kambing pencari itu, petani majikan itu berkata di depan kambing-kambing yang selamat, “Belajarlah waspada! Dalam hidup ini banyak yang palsu. Ia mengaku teman yang baik, padahal sesungguhnya ia adalah musuh yang sangat berbahaya.” (Kreasi)

17

Sekarang ini, masyarakat modern makin menyadari pentingnya merawat diri. Peluang ini ditangkap oleh para pebisnis untuk membuka usaha salon, spa, dan beauty clinic. Selain pelayanan dan produk , faktor desain interior juga memengaruhi kenyamanan customer.

Arko Wiyono, S.Sn.

HARIMAU BERBAJU KAMBING

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Spa Berkonsep Industrial

melakukan aktivitasnya sehari-hari baik di rumah, maupun di sekolah. Acara “Workshop Layang-Layang dan Fotografi diakhiri dengan hiburan dari penyanyi cilik Bali Gek Anin. (Sri Ardhini)

Mendongeng Lima Menit Suatu sore seekor harimau belang mondarmandir di dalam hutan. Ia sangat lapar. Sejak beberapa hari ia tidak menemukan mangsa. Tiba-tiba di semak-semak ia melihat seekor kera sedang makan buah. Harimau itu berpura-pura tidak

Griya

Wiyono, S.Sn., industrial design ini adalah seni terapan dimana estetika dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang), disempurnakan. Desain interior industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungannya, yang memberi kesan estetis. Dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. Gaya industrial biasanya menggunakan warna-warna monokromatik dan terkesan maskulin. Material yang digunakan biasa nyajuga memakai bahan-bahan yang didaur ulang atau bahan-bahan industri seperti kaca, besi dan alumunium yang diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan elemen interior yang menarik. Desain interior berkonsep industrial ini memiliki ciri khas tersendiri, yaitu beberapa material yang cenderung kasar seperti logam dan baja balok lantai sengaja diekspos untuk menunjukkan karakternya dan lebih menampilkan nuansa yang berkaitan dengan

dunia industri. Gaya ini biasanya didesain fungsional dengan latar belakang teknik yang kuat. Desain interior gaya industrial ini juga berkutat pada pemilihan material yang tampak apa adanya seperti dinding dengan warna semen tanpa cat, batu bata ekspos, lantai beton, material difinishing dengan menonjolkan bentuk dan tekstur alaminya, seperti

pemakaian besi untuk furniturnya tanpa finishing warna, pemakaian kayu bekas, terkesan hanya mengutamakan fungsinya. “Namun, kesederhanaan bentuk dan material inilah yang menonjolkan nilai estetika secara keseluruhan konsep industrial,” jelas Arko. Pada salon dan spa ini, owner menginginkan ada sedikit sentuhan vintage dikit tapi masih berkesan

natural. Karena itu, desainer interior menerjemahkannya dengan mengaplikasikannya pada beberapa elemen pembentuk ruang. Pada dinding, difinishing dengan semen wash, lantai keramik existing. “Dan, pada plafon, plafon lama berbahan gipsum masih dipertahankan, hanya diberi aksen kayu 4/6 di bawahnya,” ujarnya. (Inten Indrawati)


16

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Dekranasda Kabupaten Gianyar kembali hadir meramaikan perhelatan bergengsi Hipmi Fashion Week 2017 di Beachwalk, Kuta, Jumat (14/7). Pada ajang tersebut dipersembahkan karya desainer papan atas Bali, Tjok Abi, juga desainer muda berbakat Dika Saskara. Dan, rancangan gaun malam yang didominasi kain tenun ikat (kain endek) dari Gianyar persembahan mereka berdua berhasil memukau penonton.

Karya Desainer Gianyar

Berlenggang di Hipmi Fashion Week 2017

Grup Band beraliran rock heavy metal ini yang sempat lama menghilang kini hadir kembali dengan generasi barunya. Maka tercatat personil “Full of Shit” saat ini, ada Cakil satu-satunya wajah lama yang masih di posisi vokalisnya. Disusul Ade pada drum, Gilang pembetot bass dan Gede Adi yang memetik gitar.

T

erbentuknya “Full of Shit” menurut Cakil, grup mereka adalah berawal dari acara kumpulkumpul dengan teman-temannya para pecinta musik sekitar tahun 1980-an,di Jalan Nakula ( Nakula Inn Familiar). Mereka adalah Cakil, Gung Kiss, Gus Darmadi, Gus Jhony ( Boll ) dan Gung Sunu ( Almarhum). Saat itu, katanya mereka lagi mendengarkan Music Genesis : Back to New York City ( bnyc ). Akhirnya dari sinilah tercetus dan terbentuknya grup musik dengan nama “Full Of Shit”. Begitulah, seiring berjalannya waktu ada beberapa personilnya yang tidak

P

ada ajang Hipmi Fashion Week yang digelar untuk kedua kalinya tersebut, Dika Saskara mempersembahkan 5 (lima) rancangan gaun malam yang didominasi dengan kain tenun ikat atau kain endek. Gaun malam rancangan Dika Saskara terlihat semakin eksostis dengan lebih menonjolkan keindahan kain tradisional Bali ini. Koleksinya ini sesuai dengan tema

yang ia bawakan malam itu, yakni “Eksotika Tenun” Menurut Dika Saskara, kain endek adalah salah satu warisan budaya yang istimewa. Betapa tidak, kain ini dibuat dengan jalinan benang yang ditenun penuh kesabaran. Hingga, menghasilkan motif -motif yang misterius, melambangkan estetika atau keindahan sebuah seni.Dulu, lanjutnya kain endek hanya dipakai untuk pakaian ke pura atau pakaian resmi. Namun, kini endek semakin ramai dilirik, bahkan mulai digemari hingga ke tingkat internasional. Untuk itu, Dika mengatakan sangat berterimakasih pada Dekranasda Kabupaten Gianyar yang memberikan ruang pada dirinya dan desainer muda lainnya untuk

Ruang untuk Para Desainer Berbakat Gianyar

menampilkan rancangan desainerdesainer muda di Gianyar. “Sekali lagi saya sangat berterima kasih pada Hipmi Gianyar atas kesempatan yang diberikan untuk tampil di panggung megahnya “Hipmi Fashion Week 2017”. Hal ini akan menjadi motivasi terutama bagi desainer muda Gianyar untuk terus berinovasi mengangkat, melestarikan dan mengembangkan berbagai keindahan kearifan lokal sekaligus sebagai ajang mempromosi hasil karyanya,” pungkas Ny. Adnyani Mahayastra. -ard

Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Ny. Surya Adnyani Mahayastra yang hadir pada pagelaran busana Hipmi Fashion Week 2017, mengucapkan terima kasih pada Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kabupaten Gianyar atas kesempatan yang diberikan pada Dekranasda Kabupaten Gianyar untuk turut meramaikan dan memberi warna pada perhelatan bergengsi tersebut. Menurut Istri Wabup Gianyar Made Mahayastra ini, kali ini adalah untuk kedua kalinya Dekranasda Gianyar turut ambil bagian dalam ajang Hipmi Fashion Week.

Dara

Pagelaran ini, sangat penting untuk membangkitkan kreasi dan inovasi para desainer muda di Gianyar. Tidak hanya itu, industri pendukung lainnya juga turut berkembang. Pergerakan ekonomi kreatif pun semakin terlihat melalui kreasi tas, aksesoris, sepatu dan lain-lainnya. Ny. Adnyani Mahayastra juga menambahkan, Dekranasda Kabupaten Gianyar selalu berusaha memberikan ruang dan kesempatan pagi para desainer dan pengusaha muda di Gianyar untuk menunjukkan kreasinya. Salah satunya pada ajang HUT Kota Gianyar 2017 dengan menggelar “Busana Festival Gianyar” yang

berkreasi. Dan, Hipmi Fashion Week 2017 ini, adalah kesempatan yang kedua bagi dirinya bisa menghadrikan koleksi busananya. Senada dengan Dika Saskara, desainer kondang asal Gianyar Tjok Abi juga selalau menonjolkan penggunaan bahan-bahan tradisional lokal, termasuk kain endek pada setiap rancangannya. “Durga Abhinaya” menjadi pilihan tema untuk 5 (lima) rancangan gaun malamnya. Tampil dengan penuh keanggunan,

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Full of Shit Live Anniversary Concert 1982 – 2017

aktif lagi bahkan salah satu personilnya menetap di Australia ( Gus Darmadi ). Dengan personil yang masih aktif ditambah dengan anggota yang baru grup ini berhasil menggelar konser perdananya pada tahun 2014 di Banjar Tampakgangsul. Setelah sukses pada penyelenggaraan konser yang pertama, maka pada tanggal 29 Juli 2017 mendatang di tempat yang sama bakal digelar kembali “Live Anniversary Concert Full of Shit” . Sejumlah musisi akan dilibatkan dalam konser kali. Ada Crazy Horse yang salah satu personelnya, yakni Gus Jhony ( pemain bass),memegang peran atas lahirnya “Full of Shit”. Selain itu, ada pula Black Revolver, White Swan, Soul Rebel, Bingo Bar, The Mix Bar, The Wizard Bar, Sucker Train Blues, The Same Us, Radiance dan Mason. Di pagelaran nanti “Full of Shit”

akan tampil dengan membawakan beberapa lagu rock ACDC, Golden Hearing, Krokus, dan Judas Sprist. Sebelum tampil pada 29 Juli mendatang, Grup “Full of Shit” telah pula melakukan road show di beberapa tempat di antaranya di Center Point Renon pada Sabtu ( 15/7 ) dan selanjutnya merencanakan tampil di Apache Bar Kuta.

Musik Tanpa Batasan Umur Rencana Konser yang diprakarsai oleh Agung Kiss Ekayasa dan A.A. Ngurah Darmaja (Owner Warung Gula Bali The Joglo) ini, dikatakan karena adanya permintaan penggemar “Full of Shit” . Ketua Panitia dan Komunitas Music “Full of Shit” , Agung Kiss Ekayasa me­

Dari kiri: A.A. Ngurah Darmaja, Cakil, dan A.A. Ekayasa

ngatakan bahwa penggemar “Full of Shit” sangat merindukan penampilan grup band ini. Ia mengakui ingin mengugah semangat anak muda agar terus berkarya melalui music rock. “Dengan mendengarkan music rock , biasanya suasana akan lebih bersemangat dan membangkitkan gairah anak muda dalam arti yang positif, “ cetus Agung Kiss Ia juga menerangkan kalau segmen umur musik heavy metal hampir tanpa batasan. Jika dulu music heavy metal hanya untuk kalangan dewasa dengan kematangan jiwa, kini mu-

gaun malam yang didominasi warna abu dan keemasan ini berkesan glamor meski menggunakan kain tradisional endek. Menurut Tjok Abi, “Durga Abhinaya” melambangkan dua sisi yang berbeda. Di satu sisi menyuguhkan kecantikan, keanggunan, kemewahan sekaligus kelembutan namun disisi lain juga memperlihatkan sosok ketegasan seorang perempuan yang terpadu dengan indahnya. Penggunaan kain endek dalam setiap rancangannya , lanjut Tjok Abi akan tidak menimbulkan kesan kuno. Justru, katanya warna dari kain endek tersebut menimbulkan kesan atau aura yang misterius nan eksotis yang sangat berbeda dengan kain-kain tradisional lainnya. -ard

9

sic heavy metal pun digemari di kalangan anak muda. Dalam kesempatan itu Agung Kiss mengatakan jika tempat penyelenggaraan “Concert Live Anniversary Full Of Shit” nanti, lokasinya terletak di tempat yang benar-benar spesial yakni di Banjar Tampakgangsul, mengingat “Full of Shit” lahir dan besar dari sana. Agung Kiss juga menyampaikan harapan ke depannya untuk menjadikan concert ini adalah yang terbaik dan sebagai wadah menguji mental dan performance anggota band yang masih belia sekaligus meningkatkan ketrampilan mereka. Bagi pencinta grup lawas ini untuk dapat menyaksikan langsung penampilan mereka dapat memperoleh tiket konser ini di BMO Collection Jalan Sahadewa 20, Denpasar , Telepon - 081338713534, Tude - 087862639373. (Sri Ardhini)

RAWATAN PENGOBATAN KANKER TERKINI DENGAN RADIOTHERAPI TUBUH STEREOTAKTIK (SBRT)

Rumah Sakit Sunway Malaysia merupakan satusatunya rumah sakit swasta pertama di Malaysia yang memperkenalkan teknologi terkini pengobatan kanker dengan mengunakan kemampuan yang unik dari SBRT. Ia digunakan untuk memberikan presisi dan potensi maksimum yang dibutuhkan untuk menangani beragam kanker yang bersifat agresif dengan penguna­an TrueBeamStx Linear Accelerator. Ia adalah bentuk terapi radiasi dengan tingkat presisi tinggi untuk mentarget tumor pada paru-paru, prostate, tulang belakang dan liver, dimana tindakan sangat akurat dalam satu akurasi yang mencapai satu millimeter. SBRT merupakan penanganan non-bedah yang memberikan radiasi tertagetkan secara tepat dengan tingkat dosis yang

melebihi hanya dalam satu hitung­a n beberapa hari penanganan saja, hal ini tentu saja jauh lebih unggul dibandingkan dengan terapi radiasi konvensional yang dapat memakan waktu berminggu-minggu. Manfaat dari SBRT adalah sebagai alternatif pengganti operasi bedah, waktu penanga­nan yang lebih singkat, akurasi yang tinggi, outcome yang lebih baik dan tingkat komplikasi yang rendah. Pada terapi konvensional, radiasi diberikan dengan dosis yang rendah selama berminggu-minggu, dimana pasien diharuskan datang untuk mendapatkan penanga­ nan harian selama periode tersebut. Namun, dengan SBRT, para dokter mampu untuk meberikan dosis radasi yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih singkat. Dimana tingkat keberhasilan dalam dua tahun

untuk penanganan konvensional hanya berkisar 30 ke 40 persen sedangkan tingkat keberhasilan untuk SBRT adalah berkisar 80 – 90 persen dimana angka ini sama dengan tingkat keberhasil­an yang dapat diberikan oleh tindakan pembedahan namum dengan tingkat resiko yang jauh lebih rendah.

Contact Person: 221Hospital Link Assist for medical travel

Jalan Anyelir Nomor 8 Denpasar-Bali 80235 Telepon: 0361-242876 HP 085106246161/081338679177


10

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

“Kambing Takutin Macan”

Kreasi

Drama Pewayangan Sampaikan Manfaat Tumbuhan Menyaksikan seni pertunjukan wayang dari kulit sapi, itu hal yang biasa. Tetapi, bagaimana kalau menonton per­ tunjukan wayang dengan menggunakan don taep sebagai wayangnya. Ini yang beda, mirip permainan, tetapi bukan­ lah garapan seni yang main-main. Sebab, dalam penyaji­ annya tergolong lengkap dan serius. Ada unsur seni tari, musik, vokal, tembang, drama, akting dan sastra.

I

tulah suguhan drama pewayangan oleh Ko­ munitas Jalan Air, pada festival ke Uma yang di Subak Uma Ole, Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Marga – Tabanan akhir Juni 2017. Da­ lam festival yang digelar Sanggar Buratwangi dan Sanggar Wintang Rare itu, Kadek Nova Suryanatha selaku sutradara sekaligus dalang, menampilkan garapan sederhana, namun syarat dengan pesan

moral, disamping rasa indah. Nova demikian sapaan ma­ hasiswa Semester Vl, Prodi Pendidikan Sendratasik, Fakul­ tas Seni itu mengangkat cerita rakyat Bali berjudul “Kambing Takutin Macam”. Uniknya, ia membeberkan kisah lewat per­ mainan wayang dari don taep. Daun lebar itu hanya dipulas dengan pamor untuk memperte­ gas bentuk. Ada yang berben­ tuk kayonan (gunung) dan ada pula berbentuk kambing dan anak kambing. Sementara tokoh macan dan bojok diperankan oleh dua pe­ nari, I Wayan Erik Hendrawan dan I Made Bagas yang sebel­ umnya bertugas memerankan i bapa dan si anak. Garapan sejenis teater ini diiringi gemelan batel yang terdiri dari dua buah gamelan gender wayang, dua kendang (lanang dan wadon), tawa-tawa, cengceng ricik, kem­ pur dan kemong. Penabuh juga tampil apa adanya, namun tetap menyajikan permainan dengan teknik tinggi sesuai suasana ad­ egan yang merupakan pembagian dari garapan itu. Sang dalang tidak menggu­

nakan kelir dalam memainkan wayangnya. Ia hanya mengandal­ kan imajinasi serta ekspresi untuk menciptakan tontonan unik dan menarik. Maka itu, pada saat dalang memainkan wayang juga menjadi bagian dari adegan, se­ hingga ditata dan dikemas sesuai dengan kebutuhan pentas. Tentu, memerlukan imajinasi yang kuat serta kreativitas handal dalam menciptakan suasana. Sebab, ruang yang besar, harus mampu

dimainkan oleh sang dalang ses­ uai dengan pedum karang. Meski minim pengalaman pentas, semua pendukung seni drama pewayangan itu mampu mengeksplor tempat pentas di tengah sawah yang seder­ hana itu. Mereka memanfaat­ kan properti yang ada, seperti keranjang padang milik petani dan arit (sabit) serta didukung dengan kostum, seperti para petani di sawah. “Kami harus menyesuaikan dan harus mampu mengeksplor Festival ke Uma

yang memiliki misi mengajak anak-anak bermain tradisional serta mengenal uma,” kata Nova serius. Drama pewayangan ini tampil di tengah-tengah sawah. Beral­ askan jerami, tanpa atap serta stage berbentuk kalangan. Or­ namen kalangan dihiasai dengan ranting pohon, lelakut, jerami dan daun enau yang dihiasi janur. Pada saat salah satu kaki pemain masuk tanah karena becek di­ guyur hujan, bukan sebuah ke­ celakaan, tetapi menjadi bagian dari kreativitas mereka menari. Demikian pula suara-suara alam persawahan seakan menjadi bagian dari iringan drama itu sendiri. Suasana malam menjadi lebih akrab, ketika terjadi ko­ munikasi antara penari (pemain) dan penonton. Drama pewayangan ini di­ awali dengan penampilan se­ orang anak desa yang malas dan tak mau membantu orangtuanya. Seleranya tinggi, banyak teori dan sering ngeledek orangtu­ anya yang sebagai petani. Pada saat memainkan layang-layang

di sawah, ia bertemu dengan I Bapa (ayahnya) dan I Pekak (kakeknya). Kesempatan itu kemudian dimanfaatkan oleh I Pekak dan I Bapa untuk mem­ berikan pendidikan budi pekerti lewat satwa (cerita). Mereka duduk di sebuah kubu kecil yang damai. Sang Kakek kemudian mengambil daun lalu melukis menjadi sebuah wayang berbentuk kayonan dan dua ekor kambing. Kakek lang­ sung menarikan wayang kayonan untuk memulai cerita. Kemudian muncul dua ekor kambing, yaitu ibu dan anaknya. Mereka ber­ dua mencari makanan berupa daun-daunan. Sang Kakek lalu memaparkan manfaat tumbuhan mulai dari akar, batang, daun hinga bunganya yang bisa dima­ kan, dijadikan obat ataupun yang mengandung racun. Tiba-tiba muncul I Macan (Harimau) yang sombong seba­ gai penguasa hutan. Ia hendak memangsa anak Kambing, na­ mun dengan tipu daya mereka akhirnya selamat. Kambing men­ gatakan, badannya bisa keluar

api, tanduknya tempat berstana Dewa Siwa sehingga memiliki kesaktian yang bisa memangsa apa saja termasuk Macan. Men­ dengar hal itu, Macan takut dan lari tungang langgang. Dalam perjalanan, Macan bertemu dengan Bojog (kera) lalu merayu I Macan agar kem­ bali bertemu I Kambing. Mulanya Macan tak setuju, setelah terkena rayuan maut I Bojog ia akhirnya mengalah. Setelah mereka ber­ temu, I Kambing lalu bertanya kepada I Bojog bahwa kekala­ han bertarung sebelumnya akan berjanji membawakan empat ekor Macan, lalu mana lagi tiga. Mendengar hal itu, I Macan lalu lari tunggang langgang, sehingga jatuh ke jurang. Itulah, I Macan yang hanya mengandalkan kekuatan saja, tanpa memiliki pikiran yang cerdas untuk menghadapi situ­ asi. Berbeda dengan I Kambing, walau sebagai binatang lemah, namun ia bisa memiliki kecerd­ sannya sehingga bisa menipu I Macan untuk menghindar dari maut. (Darsana)

Style

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

15

Trendi dengan Sarung Modern

P

ekan ini halaman Style Tokoh memilih koleksi busana ready to wear untuk pria. Busana yang bergaya etnik modern ini karya desainer papan atas Bali Dwi Iskandar , telah dihadirkan di ajang tahu­ nan “Bali Fashion Trend 2018 “beberapa waktu lalu di TS Suites, Kuta. Melalui karyanya ini, Dwi Iskandar menggambarkan so­ sok pria modern yang tetap nasionalis dan bangga menjadi orang Indonesia dengan sarung yang stylish dan celana yang me­ makai bahan sarung yang sangat Nusantara ini. Selain itu, pada busana den­ gan ragam sarung dari brand “Dwico” ini, banyak pula peny­ ertaan elemen tradisional yang diaplikasikan dalam desainnya. Kenapa tidak jika sesekali mencoba trendi dengan tampilan sarung yang modern. (Sri Ardhini)


14

Jelita

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Gaya Chic Scraf Bosan bergaya ­dengan akseso­ ris gelang, kalung, kacamata, atau bros, cobalah gaya chic scraf. Selain menunjang penampilan, scraf juga bisa dimanfaatkan sebagai pembalut leher agar tidak masuk ­angin atau meng­ hindari udara dingin.

A

langkah baik­ nya pilih scraf bermotif. Jika Anda memakai kemeja, biarkan kancing depan dengan dua kancing paling atas terbuka. Kemudian sematkan ke bagian kemeja tepatnya di areal leher dalam. Rapikan lipitan-lipitan scraf sehingga tampak rapi dan dan tidak tertumpuk. Scraf juga bisa dibuat ban­ yak model agar tidak mem­

bosankan. Pemakaian juga bisa disesuaikan dengan acara yang Anda datangi, apakah santai atau resmi. Anda bisa menambah­ kan bros atau penjepit jika ingin mengkreasikan sendiri scraf favorit Anda. Penampilan Anda bisa di-upgrade dan terlihat chic dalam waktu sekejap. Simpel bukan? Berikut kreasi scraf dari dr. Ayu Witriasih, seorang dokter yang juga ahli tata rias. Selamat mencoba. (Wirati Astiti)

Bugar

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Bedah Minimal Invasif adalah topik yang dibahas oleh dua orang dokter dari Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, Sabtu ( 15/7) di Denpasar. Seminar ini terselenggara kerja sama antara Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura dengan 221assist.

Bedah Minimal Invasif Rumah Sakit Mount Elizabeth

Teknologi Robotik

B

edah Minimal Invasif hanya meng­g unakan sayatan yang lebih ke­ cil tanpa bekas luka, meminimalkan trauma pada jaringan dan otot di sekitarnya, mengurangi resiko komplikasi, kehilangan darah dan rasa nyeri. Tingkat pemulihannya lebih cepat dan hanya perlu tinggal di rumah sakit dalam waktu yang lebih singkat. Teknik ini mengacu pada teknik bedah yang menggunakan sayatan yang lebih kecil dibandingkan dengan bedah konvensional yang mening­galkan luka yang lebih besar. Bedah ‘lubang kunci’ yang juga dikenal dengan bedah laparos­kopi merupakan salah satu jenis bedah minimal invasif. Pembedahan biasa umumnya meninggalkan bekas luka yang lebih besar, menyakitkan dan membutuhkan waktu le­bih lama untuk sembuh. Kemajuan teknologi telah memungkinkan pasien untuk memilih metode bedah minimal invasif. Prosedur yang efisien ini dilakukan dengan menggunakan peralatan lapa­ ros­­kopik canggih yang dimasukkan melalui 3-4 sayatan kecil seukuran lubang kancing. Dokter bedah akan dapat melihat gambar yang diperbesar dan mendetil dari organ-organ dalam tubuh dengan memasukkan sebuah alat untuk melihat organ-organ dalam tubuh melalui sayatan-sayatan ini. Setelah prosedur selesai, sayatansayatan tersebut akan dijahit dan hanya meninggalkan luka yang sangat minimal. Bedah laparoskopik juga dapat digunakan untuk keperluan diagnostik dan teknik laparoskopik digunakan dalam berbagai jenis pembedahan dan prosedur medis. Dr. Chua Yu Kim, Dennis, (se­ orang Spesialis THT) mengatakan, bedah invasif minimal dapat dilakukan dengan menggunakan robot bedah dimana dokter bedah mengendalikan robot dari sebuah konsol. Kamera 3D berdefinisi tinggi memungkinkan

11

diperolehnya tampilan yang lebih baik pada daerah pembedahan dan fleksibili­ tas tangan robot memastikan tingkat ketelitian serta kendali yang lebih baik bagi para dokter bedah. Pembedahan Tiroid Robotik juga dikenal sebagai Tiroidektomi Robotik, adalah prosedur invasif secara minimal yang meliputi pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid dengan bantuan Sistem Pembedahan da Vinci Intuitif. Berbeda dengan pembedahan konvensional yang memerlukan sayatan lebih besar di leher untuk menjangkau kelenjar tiroid, prosedur robotik ini hanya memerlukan sayatan kecil di ketiak untuk menjangkau kelenjar tiroid dan bekas luka sayatannya da­ pat tersembunyi dengan baik. Alat ini

Operating theatre

memungkinkan dokter bedah untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid yang terkena dengan tingkat akurasi dan kecekatan yang tinggi, penggunaan kendali master seperti forceps dan mampu melihat bagian dalam tubuh dengan resolusi 3D yang diperbesar dengan skala yang lebih tinggi. Penggunaan dan pengendalian instru­ men robotik memerlukan keteram­pilan yang tepat dari para ahli bedah. Alat ini dilengkapi dengan tiga lengan robot, ter­ masuk yang memegang kamera dengan lebar 12 mm yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Dalam pembedahan konvensional, bekas luka bekas pasca operasi di leher terlihat dengan jelas, risiko terkena infeksi dan trauma lebih tinggi dan waktu pemulihan di rumah sakit selama 4-5 hari. Penggunaan robot bedah memungkinkan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan sedikit kerusakan pada jaringan kulit di sekitarnya. Masa pemulihan di rumah sakit hanya selama 1-2 hari. Dr. Chua Soo Yong (Orthopedic Surgeon and Spine Specialist) mem­ bahas tentang Feet Minimally Invasive Surgery yang merupakan prosedur pembedahan yang fungsinya untuk memperbaiki/ mengoreksi daerah cacat di dekat jempol kaki. Pasien bisa berjalan sehari setelah operasi dengan menggunakan sepatu khusus dan mere­ ka tidak memerlukan gips lagi. Seluruh proses penyembuhan tulang memakan waktu sekitar 6-8 minggu.

Luka sayatan bedah konvensional berukuran sepanjang 8-10 cm dengan resiko kehilangan lebih banyak darah dan masa penyembuhan yang lebih lama, sedangkan dengan bedah minimal invasive ini, bekas luka tidak terlihat, hanya beberapa luka kecil dengan ukur­ an beberapa milimeter sampai maksi­ mal 1 sentimeter dan pembedahan­nya hanya memakan waktu 30 menit sampai satu jam. CEO Mount Elizabeth, Dr. Noel Yeo, yang juga hadir dalam seminar yang mengundang masyarakat Den­ pasar mengatakan bahwa rumah sakit Mount Elizabeth memiliki lebih dari 1.400 dokter spesialis yang ahli di bidang­nya . “Dokter spesialis kami ada­ lah profesor, dokter senior dan kepala departemen yang berpengalaman sela­ ma bertahun-tahun dalam bidang klinis. Dokter kami terlatih dalam institusi medis terkemuka di Amerika ­Serikat & Eropa dan terus meningkatkan keteram­pilannya dengan memperbarui teknik dan metode pengobatan terbaru secara konsisten,” ujarnya. Mount Elizabeth Hospitals diakred­ itasi oleh Joint Commission Interna­

tional (JCI), badan dunia dalam bidang akreditasi dan evaluator kesehat­a n dengan standar internasional yang ­paling ketat dalam segi keselamatan dan kualitas perawatan pasien. Akreditasi ini sangat diharapkan oleh hampir semua institusi medis dan dianggap sebagai ‘Standar Emas’ dalam perawatan kesehat­an global. Mount Elizabeth Hospitals adalah yang pertama di Asia yang meng­ gunakan teknologi pemanjangan tungkai dan cangkok hati. Mount Elizabeth Hospitals juga adalah yang pertama di Asean yang menawarkan operasi robotik untuk kanker kandungan, melakukan implan “titanium rib” dan menawarkan Perangkat Interspinous In-Space Percutaneous. Dengan teknologi yang tercanggih, tersedia pemeriksaan dengan kom­ puterisasi seperti Computed Tomo­ graphy (CT) Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Nuclear Medicine, Posi­ tion Emission Tomography, Computed Tomography (PET-CT) Scan, Position Emission Tomography, Magnetic Reso­ nance (PET-MR) Scan, MR (3T, 1.5T), Magnetom Aera with 70cm bore, MRI Extremity Scanner, Cardiovascular Suite, Angiography, Toshiba Aquilion ONE– CT dan Mammography with Tomosynthesis. Mount Elizabeth Hospitals dapat ditempuh dalam waktu 30 menit dari Bandara Changi Singapura. Layanan kereta api cepat (MRT) tersedia di sta­ siun kereta Bandara Changi yang terletak di Terminal 2 dan Terminal 3. Pindah ke kereta api cepat di stasiun Tanah Merah lalu turun di Stasiun Orchard (NS22). Lokasi Rumah Sakit Mount Elizabeth tidak jauh, hanya lima menit berjalan kaki dari stasiun Orchard. 221assist sebagai perusahaan yang memberi layanan evakuasi medis atau transportasi medis sangat erat hubungan­nya dengan semua rumah sakit. Dengan Rumah Sakit Mount Elizabeth, 221assist telah bekerja sama hampir sepuluh tahun. Selain melayani evakuasi medis, 221assist melalui wa­ dah 221hospital link juga membantu memberikan informasi kepada pasien yang ingin mendapatkan perawatan lebih lanjut ke RS Mount Elizabeth seperti informasi perkiraan biaya ber­ obat, rekomendasi dokter spesialis yang tepat, pengaturan janji konsultasi dan medical check up termasuk infor­ masi transportasi dan hotel di sekitar rumah sakit. -ast

Dr. Chua Yu Kim, Dennis, (Otorhinolaryngology/ENT Specialist) sedang memberikan presentasi Operasi Minimal Invasif

Dari kiri: Ardi Arnawa (Operation Coordinator 221assist), Vincent Lai (Manager, International Marketing Parkway Hospitals Singapura), Dr. Chua Yu Kim, Dennis, (Otorhinolaryngology/ENT Specialist), Dr. Chua Soo Yong ( Orthopedic Surgeon and Spine Specialist), Dr. Noel Yeo (CEO Mount Elizabeth), Dhana (Director 221assist), Kelvin (International Network Manager 221assist), Wayan Srima (Regional Marketing 221assist), dan Juniarta (Operation staff 221assist)

Informasi lebih jelas dapat menghubungi perwakilan RS Mount Elizabeth di Bali: 221Hospital Link Assist for medical travel Jalan Anyelir Nomor 8 Denpasar 80235 Telepon: 0361-242876 HP 085106246161/081338679177


12

Kuliner

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Kemeriahan “KMB Food Truck 2017” Kelompok Media Bali Post (KMB) kembali menggelar “KMB Food Truck 2017”, Jumat (21/7) hingga Minggu (23/7). Acara yang berlangsung di areal parkir Taman Kota Lumintang ini dibuka Direktur Utama LLPUKM Ahmad Zabadi mewakili Menteri Koperasi dan UKM didampingi Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Pimpinan KMB Satria Naradha.

A

da 23 pedagang kuliner bermobil yang ikut serta dalam event ini. “Kuliner dan fashion merupakan gaya hidup yang selalu ada di perkotaan. Food truck merupakan inovasi kreatif. Kami mendukung adanya event-event seperti ini. Silakan pakai space-space yang tersedia di Denpasar,” ujar Wali Kota. Food truck yang ikut dalam event ini antara lain Ten-Go, MC Keensie, Happy Food Truck, Rasa

Punya Cerita, Bakso Kober, Mobi Pasta, Pondok Sate, Chicko Republik, Kotak Makan, Rastiti Food Truck, Bali Burger, Nyangluh, Britatoes, Wakila Food Truck, Bites on Wheels, Xtreme Flambe Station, Warung 63, Shankara Resto, dan 2 stand binaan Viar. Selain pesta kuliner dan menikmati hiburan, pengunjung juga berkesempatan memperoleh undian 1 unit Yamaha Aerox dan tiket PP ke India dari Thai Airways serta banyak hadiah menarik lainnya.

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

“Bali Travel News Mocktail Break 2017” Ini bukan sebuah pertunjukan seni tari, parade musik ataupun permainan akrobat. Namun, semua unsur seni dan keterampilan akrobatik itu ada, bahkan mereka sajikan dengan kemasan yang sangat manis. Sambil menyiapkan bahkan, mencampur minuman lalu bergerak melempar botol dan shaker saling bergantian. Ya, itulah aksi peserta Bali Travel News Mocktail Beak 2017 yang digelar di Taman Kota Lumintang Denpasar, Jumat (21/7) sebagian bagian dari kegiatan KMB Food Truck Festival 2017. Hasil karya peserta Bali Travel News Mocktail Break 2017

B

ali Travel News Mocktail Break kali kedua ini diikuti sebanyak 19 peserta, merupakan siswa setingkat SMA/ SMK dari seluruh Bali. Para bartender muda ini tak hanya piawai meracik minuman non ahkohol, tetapi juga terampil menyajikan minuman dengan berbagai hiasan cantik. Dengan waktu 5 menit, mereka mampu menyajikan aneka minuman dengan warna dan rasa yang beda serta taste yang khas. General Manager Bali Travel News (BTN) Gde Palgunadi mengatakan, kompetisi bartender ini untuk memberikan warna khususnya dalam kegiatan Food Truck Festival 2017. Disamping itu,

Pembukaan FTF 2017

13

juga sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kompetensi para bartender muda. Drs. I GN Wiantara, MBA, MM mengatakan, ajang ini sangat penting bagi siswa sebagai generasi muda menyalurkan hobi dan bakat mereka. Tinggal memberikan peluang, sehingga dapat memberikan pembelajaran. Bali menjadi barometer pariwisata, maka potensi ini mesti tetap dijaga kualitasnya. “Perlu belajar cara penulisan resipi, konsep sebuah mocktal itu. Kami berharap acara ini tetap diselenggarakan untuk kemajuan bartender kita,” ucapnya. Sementara Bayu Hendra Ketua Harian ABI mengatakan, ajang ini agar bisa lebih maju ke ranah na-

sional, bahkan internasional. “Potensi seorang bartender di Bali saat ini terjadi kenaikan amat besar, hal itu bisa dllihat dari banyaknya restoran dan bar dibuka sehingga berpeluang bagi para bartender,” ujarnya. Dari 19 peserta itu, Juara Best Performance diraih si kembar Dendi dan Dedik (SMK Pariwisata Klungkung), Juara Best Taste diraih Gede Andika (SMK 4 Denpasar), juara Best Moctail diraih I Ketut Wina Arta (SMA 1 Tampaksiring), Juara Harapan diraih Putu Bayu Prasetya (SMK 4 Denpasar), juara III Dendi dan Dedik, juara II Nengah Joly Artawan (SMK 4 Denpasar) dan juara I Putu Adi Arianta (SMA Dwijendra Denpasar). (Darsana)

Peserta mempersiapkan bahan-bahan mocktail

Nasgor Bumbu Bali Penampilan Jun Bintang

Optimus Prime siap diajak berfoto

Penampilan Rastafara Cetamol di FTF 2017

Kolaborasi MKP Mersi dan Gek Diah feat Duo Centil

Pengunjung di pembukaan FTF 2017

Sarwan Bahan: 500 gr : nasi 50 gr : kacang polong 100 gr : udang kupas kulitnya 1 sdm : kecap manis Margarin secukupnya Bumbu 6 buah 3 siung 2 buah 5 buah 2 ruas 3 butir ½ sdt 1 buah

Halus : : bawang merah : bawang putih : cabe merah besar : cabe rawit : jari jahe : kemiri sangrai : lada bubuk : tomat

Cara Membuat : - Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan udang, aduk, matang, Masukkan nasi, aduk-aduk hingga tercampur bumbu, lalu masukkan garam, kaldu bubuk dan penyedap rasa

Ketan Serundeng Bahan: 300 gr : beras ketan, bersihkan rendam air 1 jam, tiriskan 150 ml : santan ½ buah : kelapa tua parut memanjang Garam secukupnya

B e b e r a p a F o o d Tr u c k d i K M B F o o d Tr u c k F e s t i v a l 2 0 1 7

Bumbu Haluskan : 5 buah : bawang merah 1 siung : bawang putih 1 ruas : jari kunyit

1 ruas : jari jahe 2 ruas : lengkuas 2 lembar : daun salam, biarkan utuh 1 sdt : gula Garam secukupnya Cara Membuat : Kukus beras ketan agak matang, lalu rebus santan sampai mendidih, masukkan kukusan ketan, tambahi garam, aduk, biarkan air santan habis. Kukus ketan sampai matang, angkat. Campur parutan

juga kecap manis, aduk rata. - Masukkan kacang polong, biarkan bumbu meresap, aduk-aduk sampai matang. Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng dan kalau suka bisa diberi lalapan dan taburan daun kemangi. kelapa dengan bumbu halus, aduk rata lalu goreng di atas api sedang. Masak aduk-aduk biar tidak hangus, masak sampai matang dan kecokelatan, siap disajikan.

Nasi Gurih Bahan: 500 gr : beras masak setengah matang, aronan. 2 sdm : margarin 3 buah : cabe merah cincang 200 gr : daging ayam fille potong kecil-kecil 2 batang : serai memarkan 3 lembar : daun jeruk 1 sdt : lada bubuk ¼ sdt : pala bubuk 400 ml : santan 3 lembar : daun salam Bumbu Halus : 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih

1/3 sdt 5 butir 3 ruas ½ sdt

: : : :

jinten sangrai kemiri bakar jari jahe garam

Cara Membuat : Panaskan margarin lalu tumis bumbu halus sampai harum, masukkan irisan ayam, aduk sampai ayam kaku. Masukkan semua bahan dan santan, aduk rata, masak sampai santan mendidih, masukkan beras aron, masak beras sampai santan berkurang, lalu kukus aronan beras. Masak sampai matang dan siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.


12

Kuliner

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Kemeriahan “KMB Food Truck 2017” Kelompok Media Bali Post (KMB) kembali menggelar “KMB Food Truck 2017”, Jumat (21/7) hingga Minggu (23/7). Acara yang berlangsung di areal parkir Taman Kota Lumintang ini dibuka Direktur Utama LLPUKM Ahmad Zabadi mewakili Menteri Koperasi dan UKM didampingi Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Pimpinan KMB Satria Naradha.

A

da 23 pedagang kuliner bermobil yang ikut serta dalam event ini. “Kuliner dan fashion merupakan gaya hidup yang selalu ada di perkotaan. Food truck merupakan inovasi kreatif. Kami mendukung adanya event-event seperti ini. Silakan pakai space-space yang tersedia di Denpasar,” ujar Wali Kota. Food truck yang ikut dalam event ini antara lain Ten-Go, MC Keensie, Happy Food Truck, Rasa

Punya Cerita, Bakso Kober, Mobi Pasta, Pondok Sate, Chicko Republik, Kotak Makan, Rastiti Food Truck, Bali Burger, Nyangluh, Britatoes, Wakila Food Truck, Bites on Wheels, Xtreme Flambe Station, Warung 63, Shankara Resto, dan 2 stand binaan Viar. Selain pesta kuliner dan menikmati hiburan, pengunjung juga berkesempatan memperoleh undian 1 unit Yamaha Aerox dan tiket PP ke India dari Thai Airways serta banyak hadiah menarik lainnya.

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

“Bali Travel News Mocktail Break 2017” Ini bukan sebuah pertunjukan seni tari, parade musik ataupun permainan akrobat. Namun, semua unsur seni dan keterampilan akrobatik itu ada, bahkan mereka sajikan dengan kemasan yang sangat manis. Sambil menyiapkan bahkan, mencampur minuman lalu bergerak melempar botol dan shaker saling bergantian. Ya, itulah aksi peserta Bali Travel News Mocktail Beak 2017 yang digelar di Taman Kota Lumintang Denpasar, Jumat (21/7) sebagian bagian dari kegiatan KMB Food Truck Festival 2017. Hasil karya peserta Bali Travel News Mocktail Break 2017

B

ali Travel News Mocktail Break kali kedua ini diikuti sebanyak 19 peserta, merupakan siswa setingkat SMA/ SMK dari seluruh Bali. Para bartender muda ini tak hanya piawai meracik minuman non ahkohol, tetapi juga terampil menyajikan minuman dengan berbagai hiasan cantik. Dengan waktu 5 menit, mereka mampu menyajikan aneka minuman dengan warna dan rasa yang beda serta taste yang khas. General Manager Bali Travel News (BTN) Gde Palgunadi mengatakan, kompetisi bartender ini untuk memberikan warna khususnya dalam kegiatan Food Truck Festival 2017. Disamping itu,

Pembukaan FTF 2017

13

juga sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kompetensi para bartender muda. Drs. I GN Wiantara, MBA, MM mengatakan, ajang ini sangat penting bagi siswa sebagai generasi muda menyalurkan hobi dan bakat mereka. Tinggal memberikan peluang, sehingga dapat memberikan pembelajaran. Bali menjadi barometer pariwisata, maka potensi ini mesti tetap dijaga kualitasnya. “Perlu belajar cara penulisan resipi, konsep sebuah mocktal itu. Kami berharap acara ini tetap diselenggarakan untuk kemajuan bartender kita,” ucapnya. Sementara Bayu Hendra Ketua Harian ABI mengatakan, ajang ini agar bisa lebih maju ke ranah na-

sional, bahkan internasional. “Potensi seorang bartender di Bali saat ini terjadi kenaikan amat besar, hal itu bisa dllihat dari banyaknya restoran dan bar dibuka sehingga berpeluang bagi para bartender,” ujarnya. Dari 19 peserta itu, Juara Best Performance diraih si kembar Dendi dan Dedik (SMK Pariwisata Klungkung), Juara Best Taste diraih Gede Andika (SMK 4 Denpasar), juara Best Moctail diraih I Ketut Wina Arta (SMA 1 Tampaksiring), Juara Harapan diraih Putu Bayu Prasetya (SMK 4 Denpasar), juara III Dendi dan Dedik, juara II Nengah Joly Artawan (SMK 4 Denpasar) dan juara I Putu Adi Arianta (SMA Dwijendra Denpasar). (Darsana)

Peserta mempersiapkan bahan-bahan mocktail

Nasgor Bumbu Bali Penampilan Jun Bintang

Optimus Prime siap diajak berfoto

Penampilan Rastafara Cetamol di FTF 2017

Kolaborasi MKP Mersi dan Gek Diah feat Duo Centil

Pengunjung di pembukaan FTF 2017

Sarwan Bahan: 500 gr : nasi 50 gr : kacang polong 100 gr : udang kupas kulitnya 1 sdm : kecap manis Margarin secukupnya Bumbu 6 buah 3 siung 2 buah 5 buah 2 ruas 3 butir ½ sdt 1 buah

Halus : : bawang merah : bawang putih : cabe merah besar : cabe rawit : jari jahe : kemiri sangrai : lada bubuk : tomat

Cara Membuat : - Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan udang, aduk, matang, Masukkan nasi, aduk-aduk hingga tercampur bumbu, lalu masukkan garam, kaldu bubuk dan penyedap rasa

Ketan Serundeng Bahan: 300 gr : beras ketan, bersihkan rendam air 1 jam, tiriskan 150 ml : santan ½ buah : kelapa tua parut memanjang Garam secukupnya

B e b e r a p a F o o d Tr u c k d i K M B F o o d Tr u c k F e s t i v a l 2 0 1 7

Bumbu Haluskan : 5 buah : bawang merah 1 siung : bawang putih 1 ruas : jari kunyit

1 ruas : jari jahe 2 ruas : lengkuas 2 lembar : daun salam, biarkan utuh 1 sdt : gula Garam secukupnya Cara Membuat : Kukus beras ketan agak matang, lalu rebus santan sampai mendidih, masukkan kukusan ketan, tambahi garam, aduk, biarkan air santan habis. Kukus ketan sampai matang, angkat. Campur parutan

juga kecap manis, aduk rata. - Masukkan kacang polong, biarkan bumbu meresap, aduk-aduk sampai matang. Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng dan kalau suka bisa diberi lalapan dan taburan daun kemangi. kelapa dengan bumbu halus, aduk rata lalu goreng di atas api sedang. Masak aduk-aduk biar tidak hangus, masak sampai matang dan kecokelatan, siap disajikan.

Nasi Gurih Bahan: 500 gr : beras masak setengah matang, aronan. 2 sdm : margarin 3 buah : cabe merah cincang 200 gr : daging ayam fille potong kecil-kecil 2 batang : serai memarkan 3 lembar : daun jeruk 1 sdt : lada bubuk ¼ sdt : pala bubuk 400 ml : santan 3 lembar : daun salam Bumbu Halus : 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih

1/3 sdt 5 butir 3 ruas ½ sdt

: : : :

jinten sangrai kemiri bakar jari jahe garam

Cara Membuat : Panaskan margarin lalu tumis bumbu halus sampai harum, masukkan irisan ayam, aduk sampai ayam kaku. Masukkan semua bahan dan santan, aduk rata, masak sampai santan mendidih, masukkan beras aron, masak beras sampai santan berkurang, lalu kukus aronan beras. Masak sampai matang dan siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.


14

Jelita

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Gaya Chic Scraf Bosan bergaya ­dengan akseso­ ris gelang, kalung, kacamata, atau bros, cobalah gaya chic scraf. Selain menunjang penampilan, scraf juga bisa dimanfaatkan sebagai pembalut leher agar tidak masuk ­angin atau meng­ hindari udara dingin.

A

langkah baik­ nya pilih scraf bermotif. Jika Anda memakai kemeja, biarkan kancing depan dengan dua kancing paling atas terbuka. Kemudian sematkan ke bagian kemeja tepatnya di areal leher dalam. Rapikan lipitan-lipitan scraf sehingga tampak rapi dan dan tidak tertumpuk. Scraf juga bisa dibuat ban­ yak model agar tidak mem­

bosankan. Pemakaian juga bisa disesuaikan dengan acara yang Anda datangi, apakah santai atau resmi. Anda bisa menambah­ kan bros atau penjepit jika ingin mengkreasikan sendiri scraf favorit Anda. Penampilan Anda bisa di-upgrade dan terlihat chic dalam waktu sekejap. Simpel bukan? Berikut kreasi scraf dari dr. Ayu Witriasih, seorang dokter yang juga ahli tata rias. Selamat mencoba. (Wirati Astiti)

Bugar

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Bedah Minimal Invasif adalah topik yang dibahas oleh dua orang dokter dari Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, Sabtu ( 15/7) di Denpasar. Seminar ini terselenggara kerja sama antara Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura dengan 221assist.

Bedah Minimal Invasif Rumah Sakit Mount Elizabeth

Teknologi Robotik

B

edah Minimal Invasif hanya meng­g unakan sayatan yang lebih ke­ cil tanpa bekas luka, meminimalkan trauma pada jaringan dan otot di sekitarnya, mengurangi resiko komplikasi, kehilangan darah dan rasa nyeri. Tingkat pemulihannya lebih cepat dan hanya perlu tinggal di rumah sakit dalam waktu yang lebih singkat. Teknik ini mengacu pada teknik bedah yang menggunakan sayatan yang lebih kecil dibandingkan dengan bedah konvensional yang mening­galkan luka yang lebih besar. Bedah ‘lubang kunci’ yang juga dikenal dengan bedah laparos­kopi merupakan salah satu jenis bedah minimal invasif. Pembedahan biasa umumnya meninggalkan bekas luka yang lebih besar, menyakitkan dan membutuhkan waktu le­bih lama untuk sembuh. Kemajuan teknologi telah memungkinkan pasien untuk memilih metode bedah minimal invasif. Prosedur yang efisien ini dilakukan dengan menggunakan peralatan lapa­ ros­­kopik canggih yang dimasukkan melalui 3-4 sayatan kecil seukuran lubang kancing. Dokter bedah akan dapat melihat gambar yang diperbesar dan mendetil dari organ-organ dalam tubuh dengan memasukkan sebuah alat untuk melihat organ-organ dalam tubuh melalui sayatan-sayatan ini. Setelah prosedur selesai, sayatansayatan tersebut akan dijahit dan hanya meninggalkan luka yang sangat minimal. Bedah laparoskopik juga dapat digunakan untuk keperluan diagnostik dan teknik laparoskopik digunakan dalam berbagai jenis pembedahan dan prosedur medis. Dr. Chua Yu Kim, Dennis, (se­ orang Spesialis THT) mengatakan, bedah invasif minimal dapat dilakukan dengan menggunakan robot bedah dimana dokter bedah mengendalikan robot dari sebuah konsol. Kamera 3D berdefinisi tinggi memungkinkan

11

diperolehnya tampilan yang lebih baik pada daerah pembedahan dan fleksibili­ tas tangan robot memastikan tingkat ketelitian serta kendali yang lebih baik bagi para dokter bedah. Pembedahan Tiroid Robotik juga dikenal sebagai Tiroidektomi Robotik, adalah prosedur invasif secara minimal yang meliputi pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid dengan bantuan Sistem Pembedahan da Vinci Intuitif. Berbeda dengan pembedahan konvensional yang memerlukan sayatan lebih besar di leher untuk menjangkau kelenjar tiroid, prosedur robotik ini hanya memerlukan sayatan kecil di ketiak untuk menjangkau kelenjar tiroid dan bekas luka sayatannya da­ pat tersembunyi dengan baik. Alat ini

Operating theatre

memungkinkan dokter bedah untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid yang terkena dengan tingkat akurasi dan kecekatan yang tinggi, penggunaan kendali master seperti forceps dan mampu melihat bagian dalam tubuh dengan resolusi 3D yang diperbesar dengan skala yang lebih tinggi. Penggunaan dan pengendalian instru­ men robotik memerlukan keteram­pilan yang tepat dari para ahli bedah. Alat ini dilengkapi dengan tiga lengan robot, ter­ masuk yang memegang kamera dengan lebar 12 mm yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Dalam pembedahan konvensional, bekas luka bekas pasca operasi di leher terlihat dengan jelas, risiko terkena infeksi dan trauma lebih tinggi dan waktu pemulihan di rumah sakit selama 4-5 hari. Penggunaan robot bedah memungkinkan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan sedikit kerusakan pada jaringan kulit di sekitarnya. Masa pemulihan di rumah sakit hanya selama 1-2 hari. Dr. Chua Soo Yong (Orthopedic Surgeon and Spine Specialist) mem­ bahas tentang Feet Minimally Invasive Surgery yang merupakan prosedur pembedahan yang fungsinya untuk memperbaiki/ mengoreksi daerah cacat di dekat jempol kaki. Pasien bisa berjalan sehari setelah operasi dengan menggunakan sepatu khusus dan mere­ ka tidak memerlukan gips lagi. Seluruh proses penyembuhan tulang memakan waktu sekitar 6-8 minggu.

Luka sayatan bedah konvensional berukuran sepanjang 8-10 cm dengan resiko kehilangan lebih banyak darah dan masa penyembuhan yang lebih lama, sedangkan dengan bedah minimal invasive ini, bekas luka tidak terlihat, hanya beberapa luka kecil dengan ukur­ an beberapa milimeter sampai maksi­ mal 1 sentimeter dan pembedahan­nya hanya memakan waktu 30 menit sampai satu jam. CEO Mount Elizabeth, Dr. Noel Yeo, yang juga hadir dalam seminar yang mengundang masyarakat Den­ pasar mengatakan bahwa rumah sakit Mount Elizabeth memiliki lebih dari 1.400 dokter spesialis yang ahli di bidang­nya . “Dokter spesialis kami ada­ lah profesor, dokter senior dan kepala departemen yang berpengalaman sela­ ma bertahun-tahun dalam bidang klinis. Dokter kami terlatih dalam institusi medis terkemuka di Amerika ­Serikat & Eropa dan terus meningkatkan keteram­pilannya dengan memperbarui teknik dan metode pengobatan terbaru secara konsisten,” ujarnya. Mount Elizabeth Hospitals diakred­ itasi oleh Joint Commission Interna­

tional (JCI), badan dunia dalam bidang akreditasi dan evaluator kesehat­a n dengan standar internasional yang ­paling ketat dalam segi keselamatan dan kualitas perawatan pasien. Akreditasi ini sangat diharapkan oleh hampir semua institusi medis dan dianggap sebagai ‘Standar Emas’ dalam perawatan kesehat­an global. Mount Elizabeth Hospitals adalah yang pertama di Asia yang meng­ gunakan teknologi pemanjangan tungkai dan cangkok hati. Mount Elizabeth Hospitals juga adalah yang pertama di Asean yang menawarkan operasi robotik untuk kanker kandungan, melakukan implan “titanium rib” dan menawarkan Perangkat Interspinous In-Space Percutaneous. Dengan teknologi yang tercanggih, tersedia pemeriksaan dengan kom­ puterisasi seperti Computed Tomo­ graphy (CT) Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Nuclear Medicine, Posi­ tion Emission Tomography, Computed Tomography (PET-CT) Scan, Position Emission Tomography, Magnetic Reso­ nance (PET-MR) Scan, MR (3T, 1.5T), Magnetom Aera with 70cm bore, MRI Extremity Scanner, Cardiovascular Suite, Angiography, Toshiba Aquilion ONE– CT dan Mammography with Tomosynthesis. Mount Elizabeth Hospitals dapat ditempuh dalam waktu 30 menit dari Bandara Changi Singapura. Layanan kereta api cepat (MRT) tersedia di sta­ siun kereta Bandara Changi yang terletak di Terminal 2 dan Terminal 3. Pindah ke kereta api cepat di stasiun Tanah Merah lalu turun di Stasiun Orchard (NS22). Lokasi Rumah Sakit Mount Elizabeth tidak jauh, hanya lima menit berjalan kaki dari stasiun Orchard. 221assist sebagai perusahaan yang memberi layanan evakuasi medis atau transportasi medis sangat erat hubungan­nya dengan semua rumah sakit. Dengan Rumah Sakit Mount Elizabeth, 221assist telah bekerja sama hampir sepuluh tahun. Selain melayani evakuasi medis, 221assist melalui wa­ dah 221hospital link juga membantu memberikan informasi kepada pasien yang ingin mendapatkan perawatan lebih lanjut ke RS Mount Elizabeth seperti informasi perkiraan biaya ber­ obat, rekomendasi dokter spesialis yang tepat, pengaturan janji konsultasi dan medical check up termasuk infor­ masi transportasi dan hotel di sekitar rumah sakit. -ast

Dr. Chua Yu Kim, Dennis, (Otorhinolaryngology/ENT Specialist) sedang memberikan presentasi Operasi Minimal Invasif

Dari kiri: Ardi Arnawa (Operation Coordinator 221assist), Vincent Lai (Manager, International Marketing Parkway Hospitals Singapura), Dr. Chua Yu Kim, Dennis, (Otorhinolaryngology/ENT Specialist), Dr. Chua Soo Yong ( Orthopedic Surgeon and Spine Specialist), Dr. Noel Yeo (CEO Mount Elizabeth), Dhana (Director 221assist), Kelvin (International Network Manager 221assist), Wayan Srima (Regional Marketing 221assist), dan Juniarta (Operation staff 221assist)

Informasi lebih jelas dapat menghubungi perwakilan RS Mount Elizabeth di Bali: 221Hospital Link Assist for medical travel Jalan Anyelir Nomor 8 Denpasar 80235 Telepon: 0361-242876 HP 085106246161/081338679177


10

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

“Kambing Takutin Macan”

Kreasi

Drama Pewayangan Sampaikan Manfaat Tumbuhan Menyaksikan seni pertunjukan wayang dari kulit sapi, itu hal yang biasa. Tetapi, bagaimana kalau menonton per­ tunjukan wayang dengan menggunakan don taep sebagai wayangnya. Ini yang beda, mirip permainan, tetapi bukan­ lah garapan seni yang main-main. Sebab, dalam penyaji­ annya tergolong lengkap dan serius. Ada unsur seni tari, musik, vokal, tembang, drama, akting dan sastra.

I

tulah suguhan drama pewayangan oleh Ko­ munitas Jalan Air, pada festival ke Uma yang di Subak Uma Ole, Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Marga – Tabanan akhir Juni 2017. Da­ lam festival yang digelar Sanggar Buratwangi dan Sanggar Wintang Rare itu, Kadek Nova Suryanatha selaku sutradara sekaligus dalang, menampilkan garapan sederhana, namun syarat dengan pesan

moral, disamping rasa indah. Nova demikian sapaan ma­ hasiswa Semester Vl, Prodi Pendidikan Sendratasik, Fakul­ tas Seni itu mengangkat cerita rakyat Bali berjudul “Kambing Takutin Macam”. Uniknya, ia membeberkan kisah lewat per­ mainan wayang dari don taep. Daun lebar itu hanya dipulas dengan pamor untuk memperte­ gas bentuk. Ada yang berben­ tuk kayonan (gunung) dan ada pula berbentuk kambing dan anak kambing. Sementara tokoh macan dan bojok diperankan oleh dua pe­ nari, I Wayan Erik Hendrawan dan I Made Bagas yang sebel­ umnya bertugas memerankan i bapa dan si anak. Garapan sejenis teater ini diiringi gemelan batel yang terdiri dari dua buah gamelan gender wayang, dua kendang (lanang dan wadon), tawa-tawa, cengceng ricik, kem­ pur dan kemong. Penabuh juga tampil apa adanya, namun tetap menyajikan permainan dengan teknik tinggi sesuai suasana ad­ egan yang merupakan pembagian dari garapan itu. Sang dalang tidak menggu­

nakan kelir dalam memainkan wayangnya. Ia hanya mengandal­ kan imajinasi serta ekspresi untuk menciptakan tontonan unik dan menarik. Maka itu, pada saat dalang memainkan wayang juga menjadi bagian dari adegan, se­ hingga ditata dan dikemas sesuai dengan kebutuhan pentas. Tentu, memerlukan imajinasi yang kuat serta kreativitas handal dalam menciptakan suasana. Sebab, ruang yang besar, harus mampu

dimainkan oleh sang dalang ses­ uai dengan pedum karang. Meski minim pengalaman pentas, semua pendukung seni drama pewayangan itu mampu mengeksplor tempat pentas di tengah sawah yang seder­ hana itu. Mereka memanfaat­ kan properti yang ada, seperti keranjang padang milik petani dan arit (sabit) serta didukung dengan kostum, seperti para petani di sawah. “Kami harus menyesuaikan dan harus mampu mengeksplor Festival ke Uma

yang memiliki misi mengajak anak-anak bermain tradisional serta mengenal uma,” kata Nova serius. Drama pewayangan ini tampil di tengah-tengah sawah. Beral­ askan jerami, tanpa atap serta stage berbentuk kalangan. Or­ namen kalangan dihiasai dengan ranting pohon, lelakut, jerami dan daun enau yang dihiasi janur. Pada saat salah satu kaki pemain masuk tanah karena becek di­ guyur hujan, bukan sebuah ke­ celakaan, tetapi menjadi bagian dari kreativitas mereka menari. Demikian pula suara-suara alam persawahan seakan menjadi bagian dari iringan drama itu sendiri. Suasana malam menjadi lebih akrab, ketika terjadi ko­ munikasi antara penari (pemain) dan penonton. Drama pewayangan ini di­ awali dengan penampilan se­ orang anak desa yang malas dan tak mau membantu orangtuanya. Seleranya tinggi, banyak teori dan sering ngeledek orangtu­ anya yang sebagai petani. Pada saat memainkan layang-layang

di sawah, ia bertemu dengan I Bapa (ayahnya) dan I Pekak (kakeknya). Kesempatan itu kemudian dimanfaatkan oleh I Pekak dan I Bapa untuk mem­ berikan pendidikan budi pekerti lewat satwa (cerita). Mereka duduk di sebuah kubu kecil yang damai. Sang Kakek kemudian mengambil daun lalu melukis menjadi sebuah wayang berbentuk kayonan dan dua ekor kambing. Kakek lang­ sung menarikan wayang kayonan untuk memulai cerita. Kemudian muncul dua ekor kambing, yaitu ibu dan anaknya. Mereka ber­ dua mencari makanan berupa daun-daunan. Sang Kakek lalu memaparkan manfaat tumbuhan mulai dari akar, batang, daun hinga bunganya yang bisa dima­ kan, dijadikan obat ataupun yang mengandung racun. Tiba-tiba muncul I Macan (Harimau) yang sombong seba­ gai penguasa hutan. Ia hendak memangsa anak Kambing, na­ mun dengan tipu daya mereka akhirnya selamat. Kambing men­ gatakan, badannya bisa keluar

api, tanduknya tempat berstana Dewa Siwa sehingga memiliki kesaktian yang bisa memangsa apa saja termasuk Macan. Men­ dengar hal itu, Macan takut dan lari tungang langgang. Dalam perjalanan, Macan bertemu dengan Bojog (kera) lalu merayu I Macan agar kem­ bali bertemu I Kambing. Mulanya Macan tak setuju, setelah terkena rayuan maut I Bojog ia akhirnya mengalah. Setelah mereka ber­ temu, I Kambing lalu bertanya kepada I Bojog bahwa kekala­ han bertarung sebelumnya akan berjanji membawakan empat ekor Macan, lalu mana lagi tiga. Mendengar hal itu, I Macan lalu lari tunggang langgang, sehingga jatuh ke jurang. Itulah, I Macan yang hanya mengandalkan kekuatan saja, tanpa memiliki pikiran yang cerdas untuk menghadapi situ­ asi. Berbeda dengan I Kambing, walau sebagai binatang lemah, namun ia bisa memiliki kecerd­ sannya sehingga bisa menipu I Macan untuk menghindar dari maut. (Darsana)

Style

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

15

Trendi dengan Sarung Modern

P

ekan ini halaman Style Tokoh memilih koleksi busana ready to wear untuk pria. Busana yang bergaya etnik modern ini karya desainer papan atas Bali Dwi Iskandar , telah dihadirkan di ajang tahu­ nan “Bali Fashion Trend 2018 “beberapa waktu lalu di TS Suites, Kuta. Melalui karyanya ini, Dwi Iskandar menggambarkan so­ sok pria modern yang tetap nasionalis dan bangga menjadi orang Indonesia dengan sarung yang stylish dan celana yang me­ makai bahan sarung yang sangat Nusantara ini. Selain itu, pada busana den­ gan ragam sarung dari brand “Dwico” ini, banyak pula peny­ ertaan elemen tradisional yang diaplikasikan dalam desainnya. Kenapa tidak jika sesekali mencoba trendi dengan tampilan sarung yang modern. (Sri Ardhini)


16

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Dekranasda Kabupaten Gianyar kembali hadir meramaikan perhelatan bergengsi Hipmi Fashion Week 2017 di Beachwalk, Kuta, Jumat (14/7). Pada ajang tersebut dipersembahkan karya desainer papan atas Bali, Tjok Abi, juga desainer muda berbakat Dika Saskara. Dan, rancangan gaun malam yang didominasi kain tenun ikat (kain endek) dari Gianyar persembahan mereka berdua berhasil memukau penonton.

Karya Desainer Gianyar

Berlenggang di Hipmi Fashion Week 2017

Grup Band beraliran rock heavy metal ini yang sempat lama menghilang kini hadir kembali dengan generasi barunya. Maka tercatat personil “Full of Shit” saat ini, ada Cakil satu-satunya wajah lama yang masih di posisi vokalisnya. Disusul Ade pada drum, Gilang pembetot bass dan Gede Adi yang memetik gitar.

T

erbentuknya “Full of Shit” menurut Cakil, grup mereka adalah berawal dari acara kumpulkumpul dengan teman-temannya para pecinta musik sekitar tahun 1980-an,di Jalan Nakula ( Nakula Inn Familiar). Mereka adalah Cakil, Gung Kiss, Gus Darmadi, Gus Jhony ( Boll ) dan Gung Sunu ( Almarhum). Saat itu, katanya mereka lagi mendengarkan Music Genesis : Back to New York City ( bnyc ). Akhirnya dari sinilah tercetus dan terbentuknya grup musik dengan nama “Full Of Shit”. Begitulah, seiring berjalannya waktu ada beberapa personilnya yang tidak

P

ada ajang Hipmi Fashion Week yang digelar untuk kedua kalinya tersebut, Dika Saskara mempersembahkan 5 (lima) rancangan gaun malam yang didominasi dengan kain tenun ikat atau kain endek. Gaun malam rancangan Dika Saskara terlihat semakin eksostis dengan lebih menonjolkan keindahan kain tradisional Bali ini. Koleksinya ini sesuai dengan tema

yang ia bawakan malam itu, yakni “Eksotika Tenun” Menurut Dika Saskara, kain endek adalah salah satu warisan budaya yang istimewa. Betapa tidak, kain ini dibuat dengan jalinan benang yang ditenun penuh kesabaran. Hingga, menghasilkan motif -motif yang misterius, melambangkan estetika atau keindahan sebuah seni.Dulu, lanjutnya kain endek hanya dipakai untuk pakaian ke pura atau pakaian resmi. Namun, kini endek semakin ramai dilirik, bahkan mulai digemari hingga ke tingkat internasional. Untuk itu, Dika mengatakan sangat berterimakasih pada Dekranasda Kabupaten Gianyar yang memberikan ruang pada dirinya dan desainer muda lainnya untuk

Ruang untuk Para Desainer Berbakat Gianyar

menampilkan rancangan desainerdesainer muda di Gianyar. “Sekali lagi saya sangat berterima kasih pada Hipmi Gianyar atas kesempatan yang diberikan untuk tampil di panggung megahnya “Hipmi Fashion Week 2017”. Hal ini akan menjadi motivasi terutama bagi desainer muda Gianyar untuk terus berinovasi mengangkat, melestarikan dan mengembangkan berbagai keindahan kearifan lokal sekaligus sebagai ajang mempromosi hasil karyanya,” pungkas Ny. Adnyani Mahayastra. -ard

Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Ny. Surya Adnyani Mahayastra yang hadir pada pagelaran busana Hipmi Fashion Week 2017, mengucapkan terima kasih pada Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kabupaten Gianyar atas kesempatan yang diberikan pada Dekranasda Kabupaten Gianyar untuk turut meramaikan dan memberi warna pada perhelatan bergengsi tersebut. Menurut Istri Wabup Gianyar Made Mahayastra ini, kali ini adalah untuk kedua kalinya Dekranasda Gianyar turut ambil bagian dalam ajang Hipmi Fashion Week.

Dara

Pagelaran ini, sangat penting untuk membangkitkan kreasi dan inovasi para desainer muda di Gianyar. Tidak hanya itu, industri pendukung lainnya juga turut berkembang. Pergerakan ekonomi kreatif pun semakin terlihat melalui kreasi tas, aksesoris, sepatu dan lain-lainnya. Ny. Adnyani Mahayastra juga menambahkan, Dekranasda Kabupaten Gianyar selalu berusaha memberikan ruang dan kesempatan pagi para desainer dan pengusaha muda di Gianyar untuk menunjukkan kreasinya. Salah satunya pada ajang HUT Kota Gianyar 2017 dengan menggelar “Busana Festival Gianyar” yang

berkreasi. Dan, Hipmi Fashion Week 2017 ini, adalah kesempatan yang kedua bagi dirinya bisa menghadrikan koleksi busananya. Senada dengan Dika Saskara, desainer kondang asal Gianyar Tjok Abi juga selalau menonjolkan penggunaan bahan-bahan tradisional lokal, termasuk kain endek pada setiap rancangannya. “Durga Abhinaya” menjadi pilihan tema untuk 5 (lima) rancangan gaun malamnya. Tampil dengan penuh keanggunan,

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Full of Shit Live Anniversary Concert 1982 – 2017

aktif lagi bahkan salah satu personilnya menetap di Australia ( Gus Darmadi ). Dengan personil yang masih aktif ditambah dengan anggota yang baru grup ini berhasil menggelar konser perdananya pada tahun 2014 di Banjar Tampakgangsul. Setelah sukses pada penyelenggaraan konser yang pertama, maka pada tanggal 29 Juli 2017 mendatang di tempat yang sama bakal digelar kembali “Live Anniversary Concert Full of Shit” . Sejumlah musisi akan dilibatkan dalam konser kali. Ada Crazy Horse yang salah satu personelnya, yakni Gus Jhony ( pemain bass),memegang peran atas lahirnya “Full of Shit”. Selain itu, ada pula Black Revolver, White Swan, Soul Rebel, Bingo Bar, The Mix Bar, The Wizard Bar, Sucker Train Blues, The Same Us, Radiance dan Mason. Di pagelaran nanti “Full of Shit”

akan tampil dengan membawakan beberapa lagu rock ACDC, Golden Hearing, Krokus, dan Judas Sprist. Sebelum tampil pada 29 Juli mendatang, Grup “Full of Shit” telah pula melakukan road show di beberapa tempat di antaranya di Center Point Renon pada Sabtu ( 15/7 ) dan selanjutnya merencanakan tampil di Apache Bar Kuta.

Musik Tanpa Batasan Umur Rencana Konser yang diprakarsai oleh Agung Kiss Ekayasa dan A.A. Ngurah Darmaja (Owner Warung Gula Bali The Joglo) ini, dikatakan karena adanya permintaan penggemar “Full of Shit” . Ketua Panitia dan Komunitas Music “Full of Shit” , Agung Kiss Ekayasa me­

Dari kiri: A.A. Ngurah Darmaja, Cakil, dan A.A. Ekayasa

ngatakan bahwa penggemar “Full of Shit” sangat merindukan penampilan grup band ini. Ia mengakui ingin mengugah semangat anak muda agar terus berkarya melalui music rock. “Dengan mendengarkan music rock , biasanya suasana akan lebih bersemangat dan membangkitkan gairah anak muda dalam arti yang positif, “ cetus Agung Kiss Ia juga menerangkan kalau segmen umur musik heavy metal hampir tanpa batasan. Jika dulu music heavy metal hanya untuk kalangan dewasa dengan kematangan jiwa, kini mu-

gaun malam yang didominasi warna abu dan keemasan ini berkesan glamor meski menggunakan kain tradisional endek. Menurut Tjok Abi, “Durga Abhinaya” melambangkan dua sisi yang berbeda. Di satu sisi menyuguhkan kecantikan, keanggunan, kemewahan sekaligus kelembutan namun disisi lain juga memperlihatkan sosok ketegasan seorang perempuan yang terpadu dengan indahnya. Penggunaan kain endek dalam setiap rancangannya , lanjut Tjok Abi akan tidak menimbulkan kesan kuno. Justru, katanya warna dari kain endek tersebut menimbulkan kesan atau aura yang misterius nan eksotis yang sangat berbeda dengan kain-kain tradisional lainnya. -ard

9

sic heavy metal pun digemari di kalangan anak muda. Dalam kesempatan itu Agung Kiss mengatakan jika tempat penyelenggaraan “Concert Live Anniversary Full Of Shit” nanti, lokasinya terletak di tempat yang benar-benar spesial yakni di Banjar Tampakgangsul, mengingat “Full of Shit” lahir dan besar dari sana. Agung Kiss juga menyampaikan harapan ke depannya untuk menjadikan concert ini adalah yang terbaik dan sebagai wadah menguji mental dan performance anggota band yang masih belia sekaligus meningkatkan ketrampilan mereka. Bagi pencinta grup lawas ini untuk dapat menyaksikan langsung penampilan mereka dapat memperoleh tiket konser ini di BMO Collection Jalan Sahadewa 20, Denpasar , Telepon - 081338713534, Tude - 087862639373. (Sri Ardhini)

RAWATAN PENGOBATAN KANKER TERKINI DENGAN RADIOTHERAPI TUBUH STEREOTAKTIK (SBRT)

Rumah Sakit Sunway Malaysia merupakan satusatunya rumah sakit swasta pertama di Malaysia yang memperkenalkan teknologi terkini pengobatan kanker dengan mengunakan kemampuan yang unik dari SBRT. Ia digunakan untuk memberikan presisi dan potensi maksimum yang dibutuhkan untuk menangani beragam kanker yang bersifat agresif dengan penguna­an TrueBeamStx Linear Accelerator. Ia adalah bentuk terapi radiasi dengan tingkat presisi tinggi untuk mentarget tumor pada paru-paru, prostate, tulang belakang dan liver, dimana tindakan sangat akurat dalam satu akurasi yang mencapai satu millimeter. SBRT merupakan penanganan non-bedah yang memberikan radiasi tertagetkan secara tepat dengan tingkat dosis yang

melebihi hanya dalam satu hitung­a n beberapa hari penanganan saja, hal ini tentu saja jauh lebih unggul dibandingkan dengan terapi radiasi konvensional yang dapat memakan waktu berminggu-minggu. Manfaat dari SBRT adalah sebagai alternatif pengganti operasi bedah, waktu penanga­nan yang lebih singkat, akurasi yang tinggi, outcome yang lebih baik dan tingkat komplikasi yang rendah. Pada terapi konvensional, radiasi diberikan dengan dosis yang rendah selama berminggu-minggu, dimana pasien diharuskan datang untuk mendapatkan penanga­ nan harian selama periode tersebut. Namun, dengan SBRT, para dokter mampu untuk meberikan dosis radasi yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih singkat. Dimana tingkat keberhasilan dalam dua tahun

untuk penanganan konvensional hanya berkisar 30 ke 40 persen sedangkan tingkat keberhasilan untuk SBRT adalah berkisar 80 – 90 persen dimana angka ini sama dengan tingkat keberhasil­an yang dapat diberikan oleh tindakan pembedahan namum dengan tingkat resiko yang jauh lebih rendah.

Contact Person: 221Hospital Link Assist for medical travel

Jalan Anyelir Nomor 8 Denpasar-Bali 80235 Telepon: 0361-242876 HP 085106246161/081338679177


8

Bunda & Ananda

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Dharmawa n g sa K ite Clu b

Gelar Workshop Layang-Layang & Fotografi

Memperingati Hari Anak Nasional pada 23 Juli, Dharma­wangsa Kite Club yang dimotori oleh ABG Putra Agung SN, kembali menggelar workshop membuat layang-layang. Menariknya kali ini acaranya dilengkapi dengan pengetahuan fotografi, bertempat di Bale Banjar Bali Global, Shankara Resto, Jalan Danau Toba No.7, Sanur.

P

utra Agung, murid SMPN 3 Denpasar, yang biasa disapa Ajus selaku Ketua Panitia “Workshop Layang-Layang dan Fotografi” ini, menghadirkan Undagi Layangan International Kite Maestro Ida Bagus Ugrasena Narendra, juga dua orang fotografer yakni Ida Bagus Dharma Wisesa, anak muda penghobi fotografi dan Wawan dari Media Bali Post. Ajus mengatakan, kegiatan yang menjadi agenda tahunan Dharmawangsa Kite Club ini diselenggarakan selain menyambut Hari Anak Nasional dan mengisi kegiatan liburan sekolah, juga untuk turut melestarikan layangan sebagai salah satu budaya Bali yang menjadi visi dan misi komunitas Darmawangsa Kite Club yang didirikannya. Pada workshop layangan yang menghadirkan anak-anak penyuka layangan di seputar Denpasar ini, Ida Bagus Ugrasena pun memandu mereka cara membuat layangan tradisional yang sederhana berbahan koran bekas lengkap dengan kerangka dari bambu. Maestro layangan yang kiprahnya tidak tanggung-tanggung lebih dari 20 tahun bergelut di dunia layang-layang ini, juga kembali mengingatkan bahwa ketika anakanak menyukai layangan, itu berarti mereka sudah menjaga keberadaan permainan tradisional ini serta turut menyayangi alam dan menyelamatkannya. Sedangkan ABG Satria Naradha, Pemimpin Umum Kelompok Media Bali Post mengatakan dengan kegiatan tersebut ingin memberikan motivasi pada anak-anak Bali agar lebih kreatif. Dengan layangan, katanya anak-anak kita juga bisa

melaksanakan baktinya kepada Ida Sanghyang Widhi. Selanjutnya melalui dunia fotografi, anak-anak bisa belajar menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas diri. Sehingga, kedepannya bisa ikut berperan mewujudkan kehidupan Bali yang lebih baik melalui dunia fotografi. PENGENALAN DUNIA FOTOGRAFI Selanjutnya fotografer muda Ida Bagus Dharma Wisesa yang juga cucu Ida Pedanda Nabe Gede Putra Telabah ini, mengatakan bermain layang-layang bagus sebagai salah satu interaksi sosial yang baik di antara anak-anak, agar mereka tidak hanyut dengan permainan beragam game yang terus berdatangan. Gus Sesa begitu sapaannya, menyampaikan bahwa dunia fotografi memerlukan media yang namanya kamera. Produk ini semakin hari semakin canggih, salah satunya HP yang digunakan anak-anak saat ini, perangkat kameranya sudah cukup bagus untuk memotret. Dikatakannya bahwa fotografer ada dua, yakni fotografer profesional dan fotografer hobbies. Fotografer profesional adalah mereka yang menguasai teknik foto dan hidup dari hasil fotonya. Sedangkan fotografer yang berangkat dari hobi, mereka yang suka motret karena memang suka. Ketika bicara layangan, Gus Sesa mengaku lebih suka menyontohkan langsung dengan praktik di lapangan. Motret layangan, katanya fokusnya tidak hanya ke atas ke arah layangan di langit, tapi masih banyak banyak angle lainnya yang menarik. Misalnya motret orang yang menaikkan layangan.

Berikutnya Gus Sesa sempat membagikan pengalamannya saat memotret kegiatan Perang Pandan di Desa Tenganan. Bagaimana keseruannya mengambil foto, berebut spot agar tidak ketinggalan momennya. Sementara Wawan salah seorang Fotografer Bali Post mengajak anakanak untuk mengenal apa itu dunia fotografi, perkembangan teknologinya, sejarah kamera dari analog yang menggunakan film cuci cetek hingga beralih ke dunia kamera digital saat ini. Wawan juga sempat menyampaikan bagaimana menggunakan kamera digital DSLR. Mulai dari shutter speed atau kecepatan menangkap cahaya pada kamera, diafragma atau pembukaan rana kamera, kemudian ISO atau asa pada kamera. Setelah itu pengenalan cara pengambilan gambar melalui kamera digital profesional. Acara workshop kali ini memang sedikit berbeda, setelah selesai belajar membuat layangan dan sebelum

berangkat ke pantai untuk menerbangkan layangan yang mereka buat, Guru Mangku Hipno (GMH) memberikan anak-anak “Mental Education” yang menjadikan anak-anak lebih percaya diri dan bersemangat

K

arena itu, para pemilik usaha juga berlomba-lomba menyuguhkan konsep interior semenaraik dan senyaman mungkin untuk pengunjung. Kali ini, Tokoh mengintip desain interior salah satu salon dan spa di Kuta, Badung. Salon dan Spa ini mengambil konsep industrial (industrial design). Menurut desainernya, Arko

Made Taro

berniat buruk. “Hai, Kera! Maukah kau bersamaku menangkap kucing hutan? Ia berbohong kepadaku. Ia meminjam kacamataku untuk sehari saja, tetapi sampai sekarang ia tidak mengembalikannya.” Kera itu curiga. Ia banyak mendengar tentang akal busuk harimau. Harimau itu suka menipu dan serakah. Ia juga suka memangsa hewan-hewan lemah penghuni hutan.” Si Kera tidak menjawab, tetapi ia segera berlari lalu naik ke atas pohon. Harimau marah. Ia berusaha memanjat pohon, namun sia-sia. Badannya yang berat membuat ia berkali-kali jatuh. Perutnya tambah lapar. Tiba-tiba di kejauhan si Harimau mendengar embikan kambing berkali-kali. Mbeeek…, mbeeek…! Ia mendekati suara itu. Ternyata sekelompok kambing sedang bermain petak umpet. Harimau ingin sekali memakan kambing-kambing itu. Ia akan menipunya dengan cara ikut bermain petak umpet. “Ah, tidak!” bisiknya. “Kambing-kambing itu pasti mengetahui, bahwa aku adalah harimau yang sangat

ditakutinya.” Setelah menemukan akal, ia segera pulang. Ia buka baju belang harimaunya, lalu ia ganti dengan baju kambing. “Selamat sore, kawanku! Bolehkah aku ikut bermain petak umpet?” katanya lembut kepada kambing yang asyik bermain itu. “Oh, tentu saja! Makin banyak pemain, makin asyik permainan kita,” jawab pemimpin kelompok kambing itu. Maka permainan pun dimulai. Pemain baru itu mendapat giliran bersembunyi. Kesempatan itu digunakannya sebaik-baiknya. Ketika kambing pencari mendekat, kambing palsu itu sengaja memperlihatkan pantatnya. Hup! Ia berhasil menerkam kambing pencari, lalu memangsanya. Kemudian ia berganti peran menjadi pencari, lalu menyusup ke semaksemak tempat persembunyian kambing-kambing. Hup! Hup! Ia memangsa kambing-kambing bodoh itu satu persatu. Seekor kambing yang sedang bersembunyi melihat kejadian yang mengerikan itu. Ia segera menyampaikan peristiwa itu kepada petani majikannya. Majikan itu pun segera menuju semak-semak sambil menodongkan bedil. Dor! Ia menembak kambing pencari itu. Kambing palsu itu terkapar. Sambil membuka pakaian si kambing pencari itu, petani majikan itu berkata di depan kambing-kambing yang selamat, “Belajarlah waspada! Dalam hidup ini banyak yang palsu. Ia mengaku teman yang baik, padahal sesungguhnya ia adalah musuh yang sangat berbahaya.” (Kreasi)

17

Sekarang ini, masyarakat modern makin menyadari pentingnya merawat diri. Peluang ini ditangkap oleh para pebisnis untuk membuka usaha salon, spa, dan beauty clinic. Selain pelayanan dan produk , faktor desain interior juga memengaruhi kenyamanan customer.

Arko Wiyono, S.Sn.

HARIMAU BERBAJU KAMBING

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Spa Berkonsep Industrial

melakukan aktivitasnya sehari-hari baik di rumah, maupun di sekolah. Acara “Workshop Layang-Layang dan Fotografi diakhiri dengan hiburan dari penyanyi cilik Bali Gek Anin. (Sri Ardhini)

Mendongeng Lima Menit Suatu sore seekor harimau belang mondarmandir di dalam hutan. Ia sangat lapar. Sejak beberapa hari ia tidak menemukan mangsa. Tiba-tiba di semak-semak ia melihat seekor kera sedang makan buah. Harimau itu berpura-pura tidak

Griya

Wiyono, S.Sn., industrial design ini adalah seni terapan dimana estetika dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang), disempurnakan. Desain interior industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungannya, yang memberi kesan estetis. Dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. Gaya industrial biasanya menggunakan warna-warna monokromatik dan terkesan maskulin. Material yang digunakan biasa nyajuga memakai bahan-bahan yang didaur ulang atau bahan-bahan industri seperti kaca, besi dan alumunium yang diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan elemen interior yang menarik. Desain interior berkonsep industrial ini memiliki ciri khas tersendiri, yaitu beberapa material yang cenderung kasar seperti logam dan baja balok lantai sengaja diekspos untuk menunjukkan karakternya dan lebih menampilkan nuansa yang berkaitan dengan

dunia industri. Gaya ini biasanya didesain fungsional dengan latar belakang teknik yang kuat. Desain interior gaya industrial ini juga berkutat pada pemilihan material yang tampak apa adanya seperti dinding dengan warna semen tanpa cat, batu bata ekspos, lantai beton, material difinishing dengan menonjolkan bentuk dan tekstur alaminya, seperti

pemakaian besi untuk furniturnya tanpa finishing warna, pemakaian kayu bekas, terkesan hanya mengutamakan fungsinya. “Namun, kesederhanaan bentuk dan material inilah yang menonjolkan nilai estetika secara keseluruhan konsep industrial,” jelas Arko. Pada salon dan spa ini, owner menginginkan ada sedikit sentuhan vintage dikit tapi masih berkesan

natural. Karena itu, desainer interior menerjemahkannya dengan mengaplikasikannya pada beberapa elemen pembentuk ruang. Pada dinding, difinishing dengan semen wash, lantai keramik existing. “Dan, pada plafon, plafon lama berbahan gipsum masih dipertahankan, hanya diberi aksen kayu 4/6 di bawahnya,” ujarnya. (Inten Indrawati)


18

Life Story

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Tingkatkan Pelayanan Pajak

Samsat Buleleng Jalin Kerjasama dengan BUMdes Kesadaran wajib pajak oleh masyarakat tampaknya mulai meningkat. pemungutan pajak dan tunggakan pajak. Sedangkan manfaat yang Hal tersebut tentu didukung dengan dipermudahnya pelayanan dan bisa diraih oleh BUMdes itu sendiri dapat mendorong dan meninpembayaran pajak bagi masyarakat. Kedua hal tersebut tentu akan sangat gkatkan pengetahuan dan ketrampilan BUMDes dalam berperan berkolerasi sehingga antara wajib pajak dan kemudahan membayar pajak aktif dalam pelayanan pajak, dapat meningkatkan keuntungan dari harus benar-benar diperhatikan. Baru-baru ini, UPT Dinas Pendapatan pelayanan pajak, serta dapat membantu pendanaan wajib pajak Provinsi Bali di Kabupaten Buleleng, Samsat Buleleng mengadakan keryang menunggak atau pengesahan STNK dengan memberi pinjaman jasama dengan beberapa desa yang ada di 9 kecamatan di Buleleng. kredit. Dari sisi lain, wajib pajak sendiri merasa dibantu dengan pendekatan pelayanan yang berarti memberi kemudahan dan Kerjasama tersebut tertuang dalam MoU antara UPT Bapenda dan penghematan biaya transportasi karena masyarakat yang tinggal jauh beberapa BUMdes di kecamatan Sawan. Penandatanganan MoU tersebut dari kantor tidak perlu datang ke kantor Samsat. Masyarakat dapat dilakukan di Bale Banjar desa Alasangker, diikuti beberapa BUMdes lain bekerja dengan tenang tanpa dihantui oleh rasa khawatir terhadap dari desa Sudaji dan Tunjung (Selasa, 18/07). terjadinya tunggakan pajak karena akan diberikan pinjaman kredit Menurut Kepala UPT Bapenda Samsat Singaraja Ida Bagus Suhita, oleh BUMdes dalam pembayaran pajak. Masyarakat juga tidak perlu untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan meningkatkan kesadaran meninggalkan pekerjaan sehingga mereka tidak kehilangan upah wajib pajak, pihaknya telah melakukan terobosan-terobosan dengan hariannya. “Tentu ini akan memudahkan dan menguntungkan bekerjasama berbagai pihak, salah satunya dengan BUMdes. Melalui semua pihak, tentunya kerjasama semacam ini harus diikuti oleh BUMdes, wajib pajak dapat membayarkan pajak kendaraanya tanpa harus semua BUMdes,” imbuhnya. datang ke kantor Samsat Buleleng. Prosedur pembayarannya pun dapat Pada bagian lain Kepala Desa Alasangker, I Wayan Sitama dilakukan dengan menyerahkan beberapa hal yang diperlukan, seperti menyambut baik adanya MoU antara Bumdes Giri Amerta Desa STNK dan fotocopianya, KTP dan copiannya, serta BPKB dan copiannya Penandatanganan MoU UPT Samsat Buleleng Alasangker dengan Samsat Buleleng yang sangat membantu warkepada pihak BUMdes. dengan BUMdes Desa Alasangker ganya serta mendapatkan keuntungan bagi Bumdes itu sendiri dari Sementara itu, untuk mengetahui jumlah pembayaran dari wajib pajak, fee kepengurusan samsat ken- daraan warganya. “Kami sangat senang adanya kerjasama ini, karena pihak BUMdes bisa menanyakan melalui via SMS (Short Message Service). “Nanti pihak Bumdes bisa mendekatkan pelayanan kepada masyarakat serta pihak Bumdes juga dapat berperan aktif dalam SMS Ke nomer yang telah diberakan dengan mengirimkan nomer kendaraannya saja maka pihak samsat pelayanan pajak,” pungkasnya. akan memberikan rincian pembayarannya. Nanti pihak BUMdES akan menetapkan berapa tarif yang Untuk diketahui, kerjasama UPT Bapenda Samsat Buleleng dengan BUMdes bukan baru pertama akan oleh pihak wajib pajak kepada BUMdes,” jelasnya. Selain itu, pihak Samsat akan memberikan kali dilakukan. Sebelumnya Di Buleleng sendiri tahap pertama ada 3 kecamatan di Tejakula,Busungbiu kemudahan kepada BUMdes yang akan akan melakukan samsat dengan memberikan ruang khusus dan Gerokgak, dengan 31 dari 39 BUMdes yang melakukan kerjasama. Tahap kedua dilakukan dikantor atau loket khusus sehingga tidak perlu mengantre. samsat Buleleng diikuti sekitar 13 Desa dari Kecamatan Banjar, Sukasada, Kubutambahan, dan Sawan. Kerjasama ini, lanjut kata Suhita tentu dapat menguntungkan berbagai pihak. Bagi Bapenda Samsat Jadi sudah ada 44 desa yang sebelumnya mengikuti MoU antara UPT Bapenda Samsat Buleleng dari Buleleng, kerjasama ini dapat meningkatkan kinerja pelayanan publik di bidang pajak, meningkatkan 98 Bumdes yang sudah berdiri di Buleleng. (Wiwin Meliana) Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak kendaraan bermotor serta mengurangi biaya oprasional

Waspadai Radikalisme dan Anti Pancasila Melalui Jalur Laut Nampaknya radikalisme dan anti Pancasila terus menjadi perhatian penegak hukum di Indonesia. Hal ini terbukti, sosialisasi dan pembinaan terus dilakukan tidak hanya menyasar generasi muda tetapi juga masyarakat dari berbagai kalangan. Ini juga dilakukan oleh Direktorat Pol Air Polda Bali dengan menyasar warga masyarakat yang ada di pesisir pantai Desa Anturan.

S

osialisasi yang melibatkan para anggota nelayan Taruna Samudra berlangsung di wantilan dekat dengan pos Pol Air desa setempat, Selasa (18/07) lalu. Pada Sosialisasi dan pembinaan masyarakat pesisir tersebut dibahas mengenai ancaman-ancaman radikalisme dan anti Pancasila yang mungkin saja bisa dilakukan melalui jalur laut. Mengingat pantai di Buleleng cukup luas, apalagi jalur laut sering digunakan sebagai jalur transportasi penghubung antar pulau. Menurut AKBP Suci Wyantara Kasatpol Air Polda Bali ditemui usia memberikan pembinaan mengungkapkan pihaknya ingin mengajak masyarakat peka terhadap lingkungan terutama yang berkenaan dengan isuisu radikalisme dan anti Pancasila. “Jika ada sekelompok orang atau golongan yang ingin mengganti ideology bangsa kita dengan yang lain, jangan segan segan untuk melaporkan tindakan tersebut,” jelasnya. Khususnya untuk masyarakat yang tinggal di pesisir pantai agar ikut berpartisipasi mengawasi jika melihat dan menemukan hal-hal yang mencurigakan. Apalagi, banyak yang menggunakan jalur laut sebagai jalur transportasi. “Ini merupakan salah satu upaya kami menjaga keamanan, sebab banyak kasus penyelundupan narkotika

yang terungkap melalui jalur laut, sebab jalur ini kan banyak jalur ‘tikus’nya,” jelasnya. Selain sosialisasi, pihaknya juga menyiagakan pos-pos Pol Air dibeberapa titik seperti Celukan Bawang, Sangsit, dan Anturan untuk melakukan patrol dan mengawasi kegiatan yang ada di laut Buleleng. Usia kegiatan sosialisasi tersebut, pihaknya juga membagikan bingkisan kepada para warga yang aktif dalam kelompok nelayan

Taruna Samudra. Bingkisan yang diberikan berupa sembako, bendera Merah Putih dan Gambar Garuda Pancasila. Ini sebagai upaya untuk pengabdian kepada masyarakat dan membangkitkan kembali rasa Nasionalisme. Sementara itu, prebekel Desa Anturan Made Budi Arsana mengatakan sangat berterimakasih dengan adanya sosialisasi mengenai radikalisme dan anti Pancasila tersebut. Pihaknya akan berpartisipasi aktif dalam menjaga keu-

Nusa Tenggara Barat kembali kehilangan salah seorang seniman terbaiknya. Drs. R. Joko Prayitno, pematung, perupa dan mantan Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Barat berpulang ke pangkuan Allah SWT Jumat, 14 Juli 2017, dalam usia 62 tahun. Konsistensi dan dedikasi Joko dalam bidang seni budaya serta permuseuman di NTB, meninggalkan kesan tersendiri bagi para seniman dan budayawan yang merupakan kawan serta sahabat almarhum di Mataram.

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Koleksi Museum bisa “Bercerita” Joko Prayitno, satu dari tidak banyak orang yang begitu mencintai ruang-ruang yang menyimpan koleksi benda-benda yang secara umum kerap dianggap ‘mati’ itu. Hal itulah yang sempat membuat pria kelahiran Mataram, 27 Februari 1955 ini, semasa hidupnya ingin ‘menghidupkan’ benda-benda bersejarah tersebut dengan caranya. Dalam suatu wawancara panjang dengan Tabloid Tokoh, Joko pernah mengungkapkan keinginan-keinginannya untuk membuat benda-benda bersejarah tersebut bukan lagi setumpuk benda mati melainkan bendabenda yang mam-

kat sebagai PNS Joko telah bertugas di Museum Negeri NTB. Sejak itu ia menghabiskan masa kerja nyaris seluruhnya di Museum Negeri NTB. Hanya empat tahun ia pernah pindah tugas keluar dari Museum Negeri NTB, namun kemudian kembali lagi ke instansi tersebut hingga pensiun di tahun 2011. Saat menjadi Kepala Museum NTB itu, Joko punya mimpi besar untuk dapat menyajikan sebuah kunjungan berkesan bagi

telah dilakukan suatu bangsa di masa lalu. MUSEUM JADI KEBUTUHAN MASYARAKAT Joko sangat ingin museum dikunjungi karena minat masyara­ kat terutama dari kalangan generasi muda, bukan kunjungan tersebut semata-mata karena adanya kerja sama antar museum dengan sekolah-sekolah. Ia ingin agar pengunjung Museum Negeri NTB yang terbanyak berasal dari dunia pendidikan, mulai dari TK hingga SMU itu, senang berkunjung ke museum bukan karena tugas atau perin-

(alam dan teknologi). ”Misalnya berbagai alat peraga tentang hukum alam, sehingga bukan hanya anak sekolah yang tengah belajar tentang hukum alam saja yang merasa butuh mengetahui hal tersebut kemudian datang ke museum. Tetapi juga masya­ rakat umum yang ingin tahu hal tersebut,” ungkapnya kala itu. Keberadaan alat peraga semacam ini, harus pula dilengkapi dengan catatan sejarah asal mula benda ini diciptakan. Orang yang butuh belajar, tentu saja akan datang ke museum. ”Saya ingin membuat museum menjadi kebutuhan bagi masyarakat,” katanya. Gagasan ini datang dari perhatian Joko pada temuan-

Drs. R. Joko Prayitno.

K

Sosialisasi tentang radikalisme dan anti Pancasila yang melibatkan anggota nelayan Taruna Samudra

tuhan NKRI. “Dengan adanya sosialisasi ini, saya berharap masyarakat semakin sadar bahwa masing-masing individu

mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

ecintaannya pada dunia per­museuman membuatnya begitu ‘identik’ dengan instansi tersebut. Namanya masih terasa melekat tiap kali menyebut Museum Negeri NTB, bahkan hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya. Ucapan-ucapan belangsungkawa yang disampaikan kawan dan sahabatnya, tidak lupa menyebutnya sebagai mantan Kepala Museum NTB.

Museum Negeri NTB tempat Joko Prayitno menghabiskan masa tugasnya hingga pensiun tahun 2011.

pu ‘berkisah’ kepada generasi muda Nusa Tenggara Barat. Menjalankan penugasan pertamanya sebagai PNS di Museum Negeri NTB hingga menjadi Kepala Museum tersebut membuat Joko tidak bisa dipisahkan dari aktivitasnya dalam melestarikan benda-benda bersejarah yang menjadi koleksi Museum Negeri NTB. Sejak diang-

Perpustakaan Pelangi Desa Patas Bangkitkan Minat Baca Masyarakat Guna meningkatkan budaya membaca di Buleleng tentu harus didukung dengan berbagai sarana prasarana seperti penyediaan perpustakaan desa, ketersediaan buku-buku dan juga fasilitas lainnya. Rupanya, langkah dalam mendukung budaya literasi tersebut membawa nama Kabupaten Buleleng di tingkat Nasional. Kali ini, Kabupaten Buleleng melalui Perpustakaan Pelangi, Desa Patas, Kecamatan Gerokgak mewakili Bali dalam ajang Lomba Perpustakaan Umum (Desa/ Kelurahan) Terbaik Tingkat Nasional. Tim Penilai dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (RI) yang dipimpin Syamsul Bahri melakukan penilaian ke Perpustakaan Pelangi, Rabu (19/7). Hadir pula pada penilaian ini, Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Ayu Wardhany Sutjidra dan pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng. Ditemui usai penilaian, Syamsul Bahri menjelaskan tujuan tim penilai dating langsung ke Perpustakaan Pelangi adalah untuk melihat dan membandingkan data tertulis yang dikirim Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Bali dengan bukti fisik yang sebenarnya. Sebelumnya, dari dukungan dokumen yang dikirim tersebut, tim penilai memberikan skor sehingga Perpustakaan Pelangi masuk dalam lima besar. “Hari ini kami datang untuk membandingkan apa yang tertulis di dokumen dengan kenyataan fisik yang ada,” jelasnya.

7

Penilaian Perpustakaan Pelangi oleh Tim Pusat

Perpustakaan merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan membaca kepada masyarakat. Dengan begitu, diharapkan perpustakaan mampu membuat masyarakat menambah wawasannya melalui membaca. Perpustakaan diperlukan karena pendidikan formal tidak cukup untuk belajar. Oleh karena itu, Perpustakaan juga diharapkan mampu berperan sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat. “Jadi tidak ada istilah masyarakat tidak mengerti karena tidak mendapat kesempatan belajar. Perpustakaan diharapkan mampu menjadi sarana pembelajaran sepanjang hayat,” ujar Syamsul Bahri. Setelah penilaian ini selesai, menurut Syamsul, lomba tidak serta merta selesai. Nanti akan ada presentasi dari pengelola perpustakaan di depan tim penilai yang bertempat di Jakarta. Dalam presentasi tersebut nantinya dilihat bagaimana kepemimpinan pengelola perpustakaan dalam mengelola asset dan buku untuk peningkatan SDM masyarakat. “Yang paling penting

adalah setelah presentasi dan penentuan juara. Menjadi penting karena bagaimana kepala desa mempertahankan apa yang sudah diperoleh,” katanya. Sementara itu, Wabup Sutjidra menyatakan dukungan penuh khususnya dari Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam lomba perpustakaan umum di desa hingga presentasi ke pemerintah pusat nanti. Dukungan tersebut berupa sarana prasarana dan juga kesiapan mental pengelola dalam presentasi. Dukungan ini diberikan karena karena Perpustakaan Pelangi di Desa Patas sudah dinilai baik. Selain itu, antusiasme dan dukungan baik itu dari masyarakat ataupun Pemkab Buleleng sudah sangat luar biasa. “Urusan perpustakaan saat ini menjadi urusan wajib Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mendukung secara penuh,” ungkapnya. Dirinya menambahkan untuk tahun depan akan menyampaikan kepada seluruh kepala desa di Buleleng harus membangun perpustakaan di wilayahnya. Perpustakaan di desa diperlukan untuk merangsang minat baca dari anak-anak dan masyarakat. Sedangkan untuk minat baca khususnya anak-anak di desa sangat tinggi. “Tim Penilai mengatakan tadi sesuai dengan hasil penelitian di AS, setahun anak-anak disana membaca 24 judul buku. Sedangkan tadi, tim penilai menanyakan kepada anakanak di sini mereka membaca tiga judul buku seminggu. Ini sangat luar biasa,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Bersama Gubernur NTB H. Warsito, Joko Prayitno (paling kanan) saat peresmian karyanya, Patung Selamat Datang yang kini berdiri di Jantung Kota Mataram, di Karang Jangkong.

masyarakat dengan cara ”meng­ hidupkan” koleksi museum yang tervisualisasi. Hal ini diungkapkannya sebagai mimpi yang sangat ingin diwujudkannya kala itu. Ia berharap bisa melihat benda koleksi yang selama ini terkesan hanya sebagai pajangan –benda mati di museum menjadi bisa ”bercerita” tentang sejarahnya di masa lalu. Menurutnya, dengan begitu, orang akan dengan mudah mencintai dan membanggakan daerahnya karena paham bagaimana dahulu kala nenek moyangnya mencipta, berkarya dan membangun daerahnya dengan peradaban yang tinggi. Kecintaan dan kebanggaan pada kampung halaman, adalah ujung tombak keikhlasan dan kesungguh­ an dalam membangun daerahnya. ”Maka kenalilah kebudayaan itu untuk sebuah kesungguhan ikut serta membangun daerah ini,” kata Joko. Keberadaan museum bisa mengukur kemajuan suatu bangsa –merunut sejarah apa yang

tah kunjungan kolektif. Terhadap kurangnya minat masyarakat umum berkunjung ke museum itulah, Joko merasa perlu melakukan perubahan paradigma tentang museum. Pematung senior yang menjejak kariernya sejak awal di Museum Negeri NTB ini, ingin sekali melakukan terobosan-ter­o­ bosan untuk itu. Ia tidak ingin apa yang disajikan museum seolah-olah adalah tontotan yang berbau ilmu sosial saja. Tentu saja mimpi ini bukan mimpi yang sempurna yang mudah untuk diwujudkan. Namun tekad itu terus hidup dalam diri sang perupa ini. Ia bahkan sangat ingin agar Museum Negeri NTB bisa menjadi tempat belajar bagi generasi muda dengan memamerkan karya-karya (penemuanpenemuan)/teknologi tepat guna khususnya dari warga NTB yang berguna bagi kehidupan manusia, seperti koleksi benda-benda yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan

Patung sapi, salah satu karya Joko Prayitno yang masih bisa dilihat di Bundaran By Pass BIL di Gerung Lombok Barat.

temuan penting putra-putri NTB, seperti dalam bidang teknologi tepat guna. Misalnya salah satu yang menjadi perhatiannya kala itu adalah penemuan emiter oleh Hamzah dari Sumbawa. Emiter atau irigasi tetes ini sudah dikenal luas, tapi masyarakat NTB sendiri secara umum belum mengetahui cara kerjanya. “Kenapa tidak, cara kerja emiter/teknologi irigasi tetes yang disebut juga dengan sistem infuse yang merupakan sistem pemberian makanan sesuai dengan kebutuhannya lewat jaringan pada pembuluh kayu ini, dipamerkan dengan alat peraga di Museum Negeri NTB,” kata Joko dengan penuh semangat. Itulah mimpi Joko yang selalu ada dalam ingatannya bahkan ketika ia telah pensiun di tahun 2011. Sang maestro patung NTB itu kini telah menghadap Sang Khalik, meninggalkan sederet karya yang masih bisa dilihat di Nusa Tenggara Barat. Beberapa karya patungnya yang hingga kini masih menjadi ikon di wilayah Nusa Tenggara Barat berdiri di perempatan Karang Jangkong, Patung Sapi di bundaran bypass BIL di Gerung, patung sapi di Narmada, patung Mandalika di Puyung Lombok Tengah dan bebe­ rapa monumen di Bima, Sumbawa hingga di Anjungan NTB di Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta. Pada pemakamannya di TPU Karang Medain Mataram, Sabtu 15 Juli 2017 yang dihadiri pula oleh sahabat dan kerabatnya itu, doa-doa mengalir mengantar kepegian sosok yang dikenal berperangai baik itu. “Selamat jalan Pak Joko, doa kami menyertaimu,” ungkap Kongso Sukoco, mantan Ketua Dewan Kesenian NTB yang juga sahabat almarhum. (Naniek I. Taufan)


6

Woman on Top

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Dalam hidupnya, setiap orang pasti pernah mengalami tersesat atau nyasar. Hal ini terjadi, bisa karena orang tersebut dalam kondisi kurang konsentrasi, kurang fokus saat berjalan/ berkendaraan. Bisa juga karena kekurangtahuan, kurang informasi, tidak familiar dengan lokasi yang dituju.

D

alam kondisi tersesat tersebut, reaksi orang b i s a b e rmacam-macam. Sebagian orang bisa tetap tenang, sebagian lagi bahkan mudah panik dan cemas. “Reaksi tersebut tergantung kepribadian masingmasing. Yang tetap tenang biasanya orang yang terbiasa untuk menyelesaikan masalah dengan mengedepankan pemikiran logis. Mereka akan lebih cepat untuk mencari jalan keluar, solusi alternatif, bantuan teknis, semisal bertanya pada orang lain, pakai aplikasi, menyusuri jalan lagi, dll.,” ungkap Lyly Puspa Palupi Sutaryo M.Si., Psikolog. Bagi orang yang cenderung mudah panik, dijelaskannya terbiasa bereaksi secara emosional dulu terhadap suatu masalah. “Jadi yang lebih dulu muncul adalah emosi-emosi negatif. Misalnya cemas, takut, kesal, bingung, dll.,”

Kedepankan Pikiran Logis

imbuh staf SubBag Psikologi RSUP Sanglah Denpasar ini. Ketika kita berada pada kondisi tersesat, Lyly-sapaan akrabnya menyarankan tetaplah tenang dan pastikan diri dalam posisi yang aman. Entah itu di pinggir jalan, ramai (tidak sepi), penerangan cukup (tidak gelap). “Pahami lagi lokasi/jalan/tempat Anda saat itu. Bisa dengan melihat nama jalan, atau bangunan yang khas. Bertanyalah kepada orang di sekitar. Jika ada koneksi internet, gunakan fasilitas map, GPS untuk memastikan lokasi Anda,” sarannya. Untuk mengantisipasi tersesat alias nyasar saat bepergian, ada baiknya jika akan pergi ke tempat yang belum familiar, pelajari dulu rute jalan menuju ke sana. Bisa juga menanyakan kepada teman atau keluarga yang pernah ke sana, misalnya ancerancer atau patokan jalan menuju tempat tersebut. Gunakan fasilitas mobile map seperti google map atau waze untuk membantu menunjukkan arah ke tuLyly Puspa Palupi Sutaryo M.Si., Psikolog juan. “Jika bingung, jangan

ragu untuk bertanya kepada orang/ warga sekitar lokasi tersebut. Ketika kita tersesat, ambil hikmah positifnya saja, dari kejadian itu akhirnya kita bisa mengenal daerah atau tempat yang baru, bahkan bisa juga menemukan tempat menarik (tempat wisata, tempat makan, dll.),” ujarnya.

SALAH AMBIL KEPUTUSAN Dalam konteks lain, seseorang mungkin juga pernah ‘tersesat’ dalam mengambil sebuah keputusan, salah pergaulan, atau salah kebiasaan. Dalam hal ini, Lyly mengatakan faktor penyebabnya kompleks dan bersifat individual. Bisa karena faktor internal individu, bisa juga faktor eksternal. Faktor internal bersumber dari kepribadian seseorang, motivasi, stres atau kondisi psikologis yang lainnya. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi lingkungan fisik, pekerjaan, lingkungan sosial, dll. Mereka berada dalam kondisi ini bisa dikarenakan kurangnya informasi, pemahaman masalah yang kurang mendalam, atau kemampuan menyelesaikan masalah yang terbatas. Ditambah mungkin kepribadian yang kurang percaya diri, cenderung konformis sehingga mudah untuk dipengaruhi lingkungannya yang kebetulan mengajak ke jalan yang salah. Dalam hidup individu akan menghadapi masalah dalam mengambil keputusan dan dihadapkan pada

berbagai pilihan. Pada beberapa orang, ada kemungkinan akan mengalami kesalahan dalam memilih dan mengambil keputusan, yang pada akhirnya membawa dirinya ke situasi yang kurang nyaman atau membawa masalah-masalh yang lebih rumit lagi. Misalnya, salah pilih jurusan saat kuliah, salah pilih pasangan hidup, salah pilih teman, salah pilih pekerjaan, dll. Ketika seseorang merasa dirinya salah memilih pasangan hidup, apa yang harus dilakukan? “Perlu dipahami dulu apa yang salah, apakah masih bisa diperbaiki? Apakah masih ada keinginan dari kedua pihak pasangan untuk memperbaiki diri sehingga bukan lagi menjadi pilihan yang salah,”ujar perempuan kelahiran Tangerang, 1 November 1979 ini. Sarannya, introspeksilah diri serta berusaha untuk beradatasi/ menyesuaikan diri dengan kondisi yang tidak seperti harapan. Selalu bersyukur atas setiap kebaikan yang masih dirasakan, meskipun tak sesuai harapan. Komunikasikan perihal harapan kepada pasangan serta kompromikan hal-hal yang menjadi kesenjangan di antara pasangan. “Hikmah dari kondisi tersebut, individu dihadapkan pada situasi yang menantang untuk berpikir lebih kreatif, mencari berbagai alternatif solusi, memanajemen stres dan emosi negatif, serta melatih berpikir positif,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Mewakili Bali dalam Pagelaran Aku Indonesia, Luh Kerthianing akan Promosikan Buleleng Beberapa bulan belakangan Indonesia diterpa isu-isu intoleransi. Padahal dengan keberagaman suku, agama, dan budaya, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang penduduknya mampu hidup berdampingan ditengah perbedaan. Kondisi inipun menyita perhatian berbagai kalangan, tidak hanya pemerintah, tokoh politik, tokoh agama, tetapi juga seniman. Bagi seorang seniman, mereka punya cara berbeda untuk menunjukkan rasa khawatir dan gelisah atas fenomena-fenomena sosial yang terjadi di Indonesia. Musik merupakan cara sederhana namun dirasa sangat ampuh untuk menyampaikan aspirasi sehingga mudah diterima oleh pendengar. Hal tersebut juga yang akan dilakukan dalam acara Doa Untuk Indonesia Damai yang bertajuk Aku Indonesia

di Auditorium TVRI Senayan Jakarta, 20 Agustus mendatang. Menurut Show Director, Imaniar musik merupakan cara yang sangat efektif untuk menyampaikan sesuatu karena apa yang disampaikan melalui hati. “Saya kira daripada berpidato atau membuat semacam orasi, musik ini jauh lebih efektif dan akan lebih cepat ngena di hati,” jelasnya. Pada pagelaran akbar tersebut , artis yang melejit

Imaniar Noorsaid.

namanya sekitar tahun 80 dan 90an dengan albumnya “Kacau” tersebut mengaku akan ada sekitar 120 artis Ibu kota dalam satu panggung. Mere­ ka merupakan artis dari lintas gene­ rasi, lintas, genre, dan lintas agama yang akan dilibatkan dalam sebuah permentasan orchestra. “Saya sudah buat skripnya, dari semua era, semua model lagu akan bersatu karena musik universal dan siapapun mereka tetap Aku Indonesia,” jelasnya. Sebagai wujud cinta Indonesia, para artis sepakat membuat acara yang akan dihadiri oleh ribuan undangan dari seluruh Indonesia. “2 tahun terakhir suasana bangsa ini tidak enak mungkin karena politik, karena orang – orang yang tidak suka kita berdamai,” ujar Imaniar. Dalam pagelaran akbar tersebut, juga akan dibacakan doa oleh perwakilan masing-masing agama yang ada di Indonesia. segala usaha dan tindakan sudah dilakukan untuk bangsa tercinta namun juga harus dibarengi dengan doa. Menariknya, pembaca doa dalam acara yang akan dihadari undangan penting itu akan seorang warga Singaraja, Kabupaten Buleleng. Ialah sosok panutan bagi keluarga, masyarakat dan tentu memiliki segudang prestasi. Imaniar secara langsung datang ke Singaraja untuk meminang Luh Kerthianing. Disinggung mengapa melibatkan dan mempercayai Luh Kerthianing dalam acara tersebut, dengan tegas Imaniar mengatakan bahwa sosok Luh Kerthianing merupakan perempuan yang patut menjadi panutan. “Dia

Imaniar (tengah )bersama Luh Kerthianing saat berkunjung ke Villa Garden Residence Singaraja.

merupakan perempuan hebat dan tentu menjadi salah satu kebanggan bangsa juga,” tuturnya. Ditambahkan oleh perempuan yang baru saja merilis album setelah lama vakum ini, masyarakat yang terlibat tidah harus yang berasal dari kalangan artis, tetapi mereka yang memiliki dedikasi tinggi terhadap bangsa dan Negara. “Ibu Luh ini merupakan salah satunya,” ungkap adik kandung dari Lydia Noorsaid ini. Dikonfirmasi atas tawaran itu, Luh Kertianing yang kini sukses dibidang Property dengan Garden Villa Residence pada awalnya mengaku cukup terkejut atas pinangan Imaniar. Setelah dipaparkan bahwa pembawa doa tidak harus tokoh

agama dan artis akhirnya owner Singaraja Building Center ini menyatakan kesanggupannya. Menjadi satu-satunya perwakilan Bali dalam pagelaran tersebut Luh Kerthianing merasa memiliki tanggung jawab yang besar membawa nama Buleleng di kancah nasional. Ia berharap dengan didaulat dirinya sebagai perwakilan pembacaan doa dapat mengenalkan dan mempromosikan Buleleng kepada saudara-saudara yang hadir di sana. “Selain berharap masyarakat tidak terpecah belah oleh agama yang ditunggangi oleh politik, saya juga berharap banyak pengusaha yang tertarik untuk bersama-sama membangun ­Buleleng,” tutupnya. -win

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Gunung Bromo tetap jadi primadona. Daya tarik wisata pegunungan yang indah nan me­ nawan memikat semua pihak. Baik wisatawan lokal maupun man­ canegara. Tak hanya itu, medan yang terjal, pasir yang mengham­ par dan tanjakan untuk melihat matahari ter­ bit maupun tenggelam menjadi pesona sendiri bagi dunia usaha. Tengok saja, sejumlah perusaha­ an otomotif maupun komunitas-nya sering melakukan test drive ke Gunung Bromo. Ada be­ berapa view yang meng­ goda. Diantaranya, Bukit Kingkong, Bukit Teleta­ bis, Kawah Bromo dan Lautan Pasir Berbisik.

“D

e n g a n mengenalkan mobil produk terbaru, tentunya konsumen lebih percaya dan mengenal fitur-fitur dari mobil baru,’’ kata Marketing & Service Director PT Honda Prospect Motor, Jonvis Fandi, yang didampingi Wendy Miharja, saat test drive produk terbarunya Al New Honda CR-V Turbo ke Gunung Bromo, pekan lalu. Produsen mobil sangat memerlukan test drive untuk merangkul konsumen. Apalagi tujuannya kalau tidak meyakinkan konsumen terhadap produk barunya. Rute datar mulai dari kota-kota Malang – Coban Rondo – Gunung Bromo hingga ke Surabaya diyakini dapat menguji kehandalan teknologi masing-masing mobil baru. Tanjakan jalan yang berliku menuju Gunung Bromo yang penuh tikungan tajam dan menanjak menjadi ujian terberat bagi semua produk baru kendaraan bermotor. Apalagi, uji kecanggihan mobil dan motor baru di Lautan Pasir Berbisik yang penuh debu, jalan bergeronjal serta kabut yang tebak karena suhu udara di kawasan Gunung Bromo akhir-akhir ini sekitar 10 derajat hingga 5 derajat. Di Lautan Pasir Berbisik

19

Menguji Teknologi Turbo di Lautan Pasir Berbisik

Gunung Bromo, CR-V Turbo yang menghadirkan desain baru yang didukung mesin 1,5 liter VTEC Turbo dengan kapasitas tujuh penumpang. ‘’Keaandalan Turbo di medan yang curam dan berliku menjadi saksi bagi konsumen untuk menentukan pilihannya,’’ kata Jonvis, sambil menjelaskan harga CR-V Turbo terbaru sekitar Rp 436 juta hingga Rp 506 juta. Sejumlah aktivis dari Komunitas Drone Malang, Blitar, Bojonegoro dan Surabaya menjadi saksi kehandalan teknologi sejumlah otomotif yang melakukan test drive di Gunung Bromo. Mereka dengan peralatan teknologi Drone ikut menguji kemampuan teknologi otomotif di Lautan Pasir Berbisik. Sedikitnya, ada 25 aktivis Komunitas Drone dari berbagai kota di Jawa Timur (Jatim) selalu hadir dalam uji kecanggihan

teknologi mobil dan motor. ‘’Terus terang, lautan pasir di Bromo ini sangat mengganggu mesin bermotor. Kalau mereka berputar-putar di lautan pasir akan menimbulkan debu yang sangat pekat. Dan debu ini bisa merusak mesin mobil dan motor kalau tidak benar-benar canggih,’’ kata Anggota Komunitas

Drone, Fanani, saat ikut menguji mesin mobil di lautan pasir. Biasanya, kata dia, perusaha­ an otomotif saat mengeluarkan produk terbarunya melakukan test drive di kawasan Gunung Bromo. Selain untuk menikmati keindahan Bromo dengan wisata gunungnya, juga untuk menguji kehandalan sebuah mesin. Se-

bab, medan di Bromo sangat menantang karena penuh tiku­ ngan tajam dan tanjakan. Kehadiran Komunitas Drone, sangat dibutuhkan untuk meyakinkan konsumen terhadap suatu produk. ‘’Biasanya, setelah melakukan produk test drive di Bromo, produk barunya dicari konsumen,’’ ujar Fanani. (bw)


20

Nine

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Inspirasi

Hj. Putu Selly Andayani

Dorong UMKM NTB Naik Kelas Salah satu nama perempuan Nusa Tenggara Barat khususnya dalam birokrasi di daerah ini yang banyak disebut karena karya dan prestasinya adalah Hj. Putu Selly Andayani. Sejauh ini Selly selalu tampil dengan berbagai inovasi dan karya terutama di bidang tugas yang diembannya. Semua itu dilakukan untuk kesejahteraan dan pelayanan prima bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat. Selain dalam bidang-bidang yang ditugaskan kepada dirinya sebagai kepala dinas di berbagai instansi yang pernah ditempatinya, Selly juga adalah sosok perempuan dan pimpinan yang tergolong dekat dengan staf dan juga masyarakat.

Selly ketika menerima penghargaan Bakti Koperasi dan UKM dari menteri Koperasi Dan UKM RI, A.A Ngurah Puspayoga di Makassar pada Puncak Peringatan Hari Koperasi ke 70

D

i setiap instansi tempatnya bertugas, Selly punya cerita tersendiri dengan karya yang ditinggalkannya. Setidaknya kenangan berupa kerja keras dan kedekatannya dengan para staf. Hasilnya, Selly banyak dibicarakan karena karya tersebut. Sebelum saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, ia pernah menjadi Kepala Biro Perekonomian Provinsi NTB, Kepala Biro Keuangan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi NTB, Penjabat Wali Kota Mataram dan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB. Sederet penugasan ini diembannya dengan penuh tanggung jawab dan kerja keras. Saat menjabat sebagai Wali Kota Mataram, meski hanya be-

berapa bulan, gebrakan Selly cukup mengena di hati masyarakat. Selain rajin turun lapangan bahkan tengah malam untuk mengecek situasi Kota Mataram, ia juga dikenal karena ketegasannya dalam soal kebersihan Kota Mataram demi melanjutkan kebijakan soal kebersihan dari Wali Kota Mataram sebelumnya. Ia bahkan tidak segan turun sendiri membersihkan got maupun mengecek langsung tempat-tempat pembuangan sampah untuk segera ditangani demi memberi kenyamanan bagi warga Kota Mataram. Ia menggerakkan seluruh potensi yang ada untuk membuat Kota Mataram menjadi kota yang bersih. Dan kehadiran Selly di lapangan ini mendapat apresiasi dari warga Kota Mataram. Penghargaan ini diberikan atas kinerja bidang Koperasi dan UMKM tahun 2016. Di saat yang bersamaan tahun 2016 tersebutlah Selly menjabat

sebagai Kepala Dinas Koperasi dan UMKM NTB. Sederet sukses lain yang meninggalkan kesan pada penugasannya adalah ketika menjadi Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB tahun 2016. Satu hal yang menjadi fokus dan Hj. Putu Selly Andayani perhatiannya selama tujuh bulan menjadi kepala instansi ini adalah Koperasi dan UMKM (KUMKM) tema “Menuju Pemerataan Kes- Terpadu Kabupaten Lombok NTB naik kelas. “Saya ingin ejahteraan Masyarakat Berkeadi- Timur). Atas penghargaan tersebut UMKM NTB naik kelas untuk lan Untuk Memperkokoh NKRI” Selly mengungkapkan bahwa apa tersebut Selly didapuk sebagai menjamin kualitas dan kesejahteryang diperolehnya ini merupakan aan masyarakat,” ungkapnya salah seorang Pegiat Koperasi hasil kerja bersama dengan sedan UMKM berprestasi. Ia dinilai pada satu kesempatan kegiatan luruh tim di Dinas Koperasi dan sebagai salah seorang yang berpelatihan bagi KUMKM. Tidak UMKM NTB yang telah bersamajasa dalam penciptaan koperasi tanggung-tanggung, untuk mewusama berjuang membangun bidang berkualitas dan UMKM. Karena judkan hal tersebut Selly menggetersebut. Termasuk di dalamnya di samping UMKM, koperasi dor seluruh UMKM yang ada di segenap Koperasi dan UMKM yang juga merupakan soko guru perNusa Tenggara Barat untuk giat ada di NTB turut menyumbang ekonomian. Penghargaan ini juga menuju ‘kenaikan kelas’ tersebut. diraihnya penghargaan tersebut. diterima oleh H. Mohan Roliskana Sely berkeliling dari satu UMKM Selly mendedikasikan penghar(Wakil Walikota Mataram) dan ke UMKM lain, mengadakan bergaan ini kepada Dinas Koperasi Baiq Rusmiati SE. (KSU Karya bagai kegiatan yang dapat mendan UMKM NTB, kepada seluruh dorong UMKM Koperasi dan UKM yang ada di NTB naik kelas. NTB serta untuk masyarakat Nusa Hasilnya, di masa Tenggara Barat. kepemimpinan“Terima kasih kepada selunya di dinas ini, ruh tim kerja Dinas Koperasi UMKM NTB bedan UMKM NTB yang telah gitu bergairah. berjuang bekerja maksimal sehAtas usahaningga lencana dan piagam serta ya tersebut, baru penghargaan ini diberikan kepada di tahun 2017 kita. Penghargaan ini merupakan ini, pada puncak cambuk semangat agar kita bisa Hari Koperasi bertambah semangat untuk bekNasional yang erja lebih giat lagi,” ungkapnya ke-70 yang digebeberapa saat setelah menerima lar di Makasar penghargaan ini. Atas prestasi Sulawesi Selaini, ia berharap ke depannya tan, KementeKoperasi dan UMKM NTB tetap rian Koperasi menjadi Soko Guru Perekonodan UMKM RI, mian Daerah. “Dan untuk UMKM memberikan NTB tetaplah menjadi pahlawan penghargaan ekonomi kerakyatan yang memiatas karyanya liki daya ungkit yang sangat kuat tersebut. Pada untuk memajukan kearifan lokal peringatan Hari daerah kita (NTB),” ujarnya denKoperasi yang gan bersemangat m e n g a n g k a t Selly memaknai tugas-tugasnya sebagai pelayan masyarakat (Naniek I. Taufan)

Buka SAMSAT BUCU Karya lain yang ditinggalkan Selly juga ada ketika ia menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah NTB. Ia berjuang untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat demi mendongkrak pemasukan daerah. Baginya, bukan hanya pemasukan daerah yang penting melainkan juga bagaimana cara untuk memudahkan masyarakat membayar pajaknya tanpa terkendala soal waktu dan tempat pembayaran. Karena itulah berusaha keras mempertemukan kedua kepentingan tersebut, kepentingan daerah dan kepentingan masyarakat dengan membuka

setidaknya empat tempat pelayanan SAMSAT yang mudah diakses masyarakat. Samsat tersebut diberinya nama SAMSAT BUCU (pojok SAMSAT). Berbagai inovasi untuk efektifitas dan efisiensi bidang pendapatan daerah, juga turut menjadi karya yang ditinggalkan Selly pada dinas ini. Dan kini, ketika ia menjabat sebagai Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Selly terbilang sebagai salah satu kepala dinas yang cemerlang. Masih yang dituju adalah masyarakat NTB. Sejak minggu minggu pertama ditugaskan sebagai Kepala Di-

nas Perdagangan Provinsi NTB beberapa bulan lalu, Selly banyak terlihat di lapangan dengan gelaran pasar-pasar sembako murah yang digelar selain di Mataram juga di berbagai daerah di seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat. Setiap ada momentum baik di mana banyak warga yang membutuhkan sembako, Selly selalu turun untuk melakukan ‘operasi pasar’. Hasilnya, gempuran pasar-pasar murah yang digelarnya, mampu menekan kenaikan harga terutama di bulan puasa dan lebaran Idul Fitri yang baru lalu. Nyaris tidak ada kelu-

han berarti soal kenaikan harga di tahun ini. Atas upaya dan keras itu Provinsi NTB berada pada posisi ke 7 dari 10 provinsi yang sukses dalam memperjuangkan kestabilan harga dan stok pangan serta pengendalian inflasi sebesar 0,58 di bawah rata-rata nasional. Prestasi ini dibuktikan dengan diraihnya penghargaan dari Kementan RI yang diterima Satgas Pangan Direktorat Krimsus Polda NTB. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI, Tjahya Widayanti dan Staf Ahli Menteri Perdagangan RI bidang Kelembagaan serta Direktur Bina Usaha Dan Pelaku Distribusi, Fetnayetati mewakili Kemendag RI mengungkapkan rasa ber-

terima kasih kepada distributor bahan pokok yang ada di NTB atas pengendalian harga-harga mulai dari memasuki Bulan Suci Ramadhan hingga Idul Fitri tahun ini, termasuk juga retail modern yang melaksanakan HET 3 bahan pokok dengan baik dan terukur sehingga membuat masyarakat tidak panik dalam berbelanja. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Pendampingan Pelaku Usaha Jasa Perdagangan dan Diseminasi Kebjakan Distribusi Tidak Langsung Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri RI, Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi yang bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Provinsi NTB. (Naniek I. Taufan)

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Ny. Bintang Puspayoga

5

Kembali Pimpin WHDI Bali Bertempat di Gedung Graha Sewaka Dharma, Lumin­ tang, Minggu (16 /7) , berlangsung Musyawarah Daerah (Musda) IV Wanita Hindu Dharma (WHDI) Provinsi Bali. Musda bertemakan “ Kita Tingkatkan Sinergisitas Untuk Mewujudkan Wanita Hindu yang Cerdas, ­Mandiri, dan Berwawasan Budaya” ini diikuti oleh peserta perwakilan WHDI Kabupaten/Kota dan perwakil­ an WHDI Provinsi Bali.

M

usda IV yang dibuka oleh Ketua Umum WHDI Ir. Rataya B. Kencanawati Suwisma ditandai dengan pemukulan gong ini, dihadiri oleh Ide Pedande Istri Raka Wanasari, Ida Bagawan Istri Pemecutan, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Prof. I Gusti Ngurah Sudiana, Wali Kota Denpasar IB Rai Dharma Wijaya Mantra, Ketua Umum WHDI Ir. Rataya B. Kentjanawati Suwisma , Ketua WHDI Provinsi Bali Ny. Bintang Puspayoga, dan Ketua WHDI Kabupaten/Kota Se-Bali. Menurut Ketua Panitia Musda IV Prov Bali, Ni Wayan Rusni, Musda dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga WHDI, yakni mengevaluasi, menerima, menolak

dan mengesahkan laporan umum Ketua WHDI Bali Masa Bakti 2012-2017 . Selanjutnya, menyusun program kerja kepengurusan 2017-2022. Pembahasan Musda melibatkan peserta dan peninjau dari pengurus WHDI Bali, Ketua WHDI Kabupaten/Kota, dengan fokus pada evaluasi program kerja kedepan. Selain itu, juga memilih dan menetapkan Ketua WHDI Provinsi Bali beserta kepengurusan yang baru. Pada Musda kali ini, Bintang Puspayoga dipilih secara aklamasi untuk kembali memimpin WHDI Provinsi Bali periode 2017 -2022. Selanjutnya melalui rapat formatur yang dipimpin Bintang Puspayoga dengan anggota Desak Nyoman Widiasih, Ketut Simpen, Ni Made Tantri Muka, Dayu Swarmini dan Ni Wayan Karti , menetapkan pengurus Inti yaitu Wakil Ketua I Ni Nyoman Nilawati, Wakil Ketua II Desak Nyoman Widiasih, Sekretartis Ida Ayu Nyoman Candrawati, Wakil Sekretaris Ni Made Tantri Muka, Bendahara Ni Wayan Rusni, Wakil Bendahara Cok Istri Muter Kusuma Wardani, Ketua Bidang Agama Ida Ayu Tari Puspa, Ketua Bidang Organisasi Ida Ayu Alit Maharatni, Ketua Bidang Ekonomi

Desak Nyoman Asrihati, Ketua Bidang Kebudayaan Ni Wayan Karti, dan Ketua Bidang Sosial AA Sri Utari. Ketua WHDI Provinsi Bali terpilih Ny. Bintang Puspayoga mengucapkan terima kasih atas kepercayaanyang diberikan padanya untuk kembali memimpin WHDI Bali 5 tahun ke depan. Selanjutnya istri Menteri Koperasi dan UKM AA Puspayoga ini menyampaikan terkait tugasnya saat ini mendampingi suami bertugas di Jakarta, ia pun berharap komitmen seluruh pengurs WHDI Kabupaten/ Kota untuk terus melakukan penguatan koordinasi dan kerjasama yang baik sebab keberhasilan WHDI Bali terletak pada semangat WHDI Kabupatern/Kota. Pada periode kepemimpinan yang kedua ini, Bintang Puspayoga juga berharap team work yang ada di Provinsi Bali bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Mengevaluasi hambatan dan kedalam selama ini sehingga kedepannya dapat mewujudkan visi dan misi WHDI dengan baik. Dalam kesempatan tersebut, terkait tidak adanya kucuran dana APBD sejak dua tahun terakhir untuk organisasi yang berbasis agama ini ia mengajak anggotanya untuk introspeksi dan berbenah diri, tidak menyalahkan pemerintah Provinsi Bali. “Semoga selanjutnya bisa terjalin komunikasi yang lebih baik. Sebab kami tidak mungkin berjalan sendiri. Sinergi yang baik juga selalu dibangun dengan Kabupaten /Kota, dan dengan bimbingan WHDI Pusat bisa menjadi contoh bagi WHDI lainnya di Indonesia. Mari satukan langkah, satu bahasa, tidak ada dusta diantara kita,” ujarnya. Hal ini, lanjutnya demi menjadikan langkah ringan untuk ngayah

dengan tulus dan ikhlas. Ny. Bintang Puspayoga juga mengingatkan pengurus WHDI Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Muscab sebelum dilaksanakannya Musyawarah Nasional (Munas) pada Nopember mendatang sembari mengatakan bahwa keberhasilan WHDI Bali tak terlepas dari dukungan WHDI Kabupaten/Kota se-Bali sebagai ujung tombak termasuk juga dukungan Bupati/Wali Kota. Ketua Umum WHDI Ir. Rataya B. Kencanawati Suwisma pada kesempatan tersebut mengatakan agar segenap pengurus dan anggota WHDI Provonsi Bali untuk memahami dan mengahayati apa yang dihasilkan dalam Musda IV WHDI. Hasil Musda yang maksimal wajib dijadikan pedoman dan tuntunan oleh pengurus WHDI Bali masa bakti 2017- 2022 dalam melaksanakan kegiatan organisasi baik internal maupun eksternal. Sependapat dengan Ketua terpilih, Rataya Suwisma sepakat untuk satu suara satu hati serta kompak untuk mengangkat harkat martabat Wanita Hindu Dharma Indonesia terutama WHDI Provinsi Bali yang kiprahnya menjadi barometer WHDI seluruh Indonesia. Jangan ada dusta diantara kita, terbuka dengan hati yang tulus ikhlas selalu. Kepada pengurus baru WHDI Bali, selain ucapan

dan penghargaan atas kerja keras selama 5 tahun, juga diharapkan dapat dtingkatkan. Ia juga prihatin atas peristiwa dua tahun terkahir, dimana seharusnya organisasi WHDI mendapat bantuan dari APBD untuk menunjang semua programnya, sebab WHDI Pusat mendapat anggaran dari APBN. “Mari bekerja untuk kemajuan WHDI khususnya, umat Hindu umumnya,” katanya. Rataya Suwisma juga mengingatkan, pertama untuk memantapkan upaya konsolidasi organisas, tertib administrasi, menjaga semangat persatuan dan kesatuan serta meningkatkan kualitas jati diri menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi. Kedua, menumbuh kembangkan komunikasi di lingkungan WHDI dan antar organisasi kemasyarakatan lainnya agar dapat sejajar. Ketiga, mendorong semangat anggota untuk berkreasi dan berinovasi di segala bidang, agar hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini. Keempat, dalam rangka membangunan SDM yang berkarater, mulai dicanangkan dalam rencana kerja WHDI. pembangunan karakter bangsa sejak dini dan segera menambah lembaga pendidian usia dini. (Sri Ardhini)


4

Inspirasi

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Ratu Tisha Destria

Orang Indonesia Pertama Tembus FIFA Master

Cantik, cerdas, kreatif dan inovatif. Itulah Ratu Tisha Destria, perempuan muda yang dipilih PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) untuk menjadi Sekretaris Jenderal organisasi tersebut. Jika melihat dirinya sebagai perempuan, tentunya keputusan tersebut bisa disebut sebagai kejutan. Namun jika melihat prestasi yang telah ditorehkan Ratu di persepakbolaan Indonesia, termasuk latar belakang pengetahuannya tentang persepakbolaan, apa yang diputuskan PSSI bukan hanya ‘angin segar’ tapi juga

A

palagi, PSSI dalam menunjuk seseorang untuk menduduki jabatan strategis tersebut telah melakukan seleksi ketat selama sebulan. Ada 31 peserta dan Ratu Tisha Destria bukan hanya satu-satunya peserta perempuan tapi dia juga mendapat skor tertinggi dalam rangkaian seleksi. Dia berhasil menyisihkan 29 orang penggawa sepakbola yang selama ini boleh dibilang sangat dikenal masyarakat. “Saya belum bisa bicara banyak sekarang, masih saya pelajari. Karena untuk membuat perubahan itu, meskipun kita memiliki ilmu banyak, kita perlu juga melihat potensi di dalamnya. Terkait kelebihan, kekurangan juga kendalanya,” ungkap perempuan cantik kelahiran Jakarta 30 Desember 1985 ini. “Jadi saya harus tahu peta kekuatannya. Ini perlu. Apa yang telah berjalan nanti, bagaimana diakselerasikan dengan cepat, itu adalah ‘PR’ saya,” tambah sarjana matematika jebolan Institut Teknologi Bandung 2008 ini. Untuk menambah wawasannya, Tisha mengaku akan bertukar pikiran dengan berbagai pihak termasuk para pejabat sebelumnya. Meski banyak yang setuju pengangkatan Tisha, namun ada juga yang terlihat kurang setuju karena selain dia perempuan juga dianggap masih kurang berpengalaman karena usianya yang masih muda. Tentunya Tisha menyadari hal ini dan berjanji akan bekerja keras dan semaksimal mungkin meng-

hasilkan sesuatu yang baik. Dia tahu ini tidak akan mudah, selain harus bekerja keras juga pastinya akan banyak kritik. Itu tidak masalah, bagi Tisha. Karena sebelumnya pun ia pernah menjabat sejumlah jabatan penting di antaranya di bidang kompetisi, Direktur PT GTS (Gelora Trisula Semesta) yang menjadi operator ISCA dan B, kemudian menjabat Direktur Kompetisi PT Liga Indonesia Baru, operator Liga 1, 2 dan U19 di musim 2017. Karena dia sudah terbiasa dengan segala kritik. Ia berusaha menanggapinya secara positif dan menyadari bahwa semua itu kritik adalah untuk membangun dan demi kebaikan. “Tidak masalah ya. Kita tidak menutup mata dan telinga tentang hal itu. Apapun kritik dan saran yang disampaikan, kami akan olah dan terima dengan baik, dari situ kita bisa melangkah maju,” ujarnya bijak. Bagaimana asal-muasal Tisha sampai bisa terjun ke olahraga kaum laki-laki ini, tentunya membuat penasaran banyak orang. Karena sekalipun ‘sepak-terjang’ Tisha telah mulai menjadi perhatian publik sepakbola sejak beberapa tahun terakhir, namun tidak banyak yang tahu bagaimana awalnya perempuan muda ini bisa sangat menyukai olah raga sepak itu. JADI MANAJER TIM BOLA SEJAK SMA Peraih gelar Master FIFA ini mengaku sejak kecil tidak asing dengan sepak bola lantaran olah raga tersebut merupakan favorit

Ratu Tisha dan teman-temannya di Labbola

keluarga. Meski tidak ada satupun dalam anggota keluarganya menjadi atlet sepak bola, namun merRatu eka termasuk keluarga yang rajin nonton pertandingan sepak bola baik di televisi maupun datang langsung ke stadion. Karenanya, meski dia perempuan pun jadi terbiasa dan akhirnya menyukai olah raga tersebut. “Jadi awalnya saya hanyalah fans biasa yang suka nonton sepak bola di tivi maupun langsung ke stadion. Ayah saya juga keluarga lain suka ajak nonton ke stadion. Di rumah kami juga sering nonton bareng pertandingan sepak bola. Kami dulu pencinta sepak bola Italia,” ungkap Tisha sambil tertawa kecil. Rasa cintanya pada ‘si kulit bundar’ itu terus tumbuh, sampai akhirnya saat dia masuk SMAN 8 ada kesempatan untuk terlibat lebih jauh ketimbang hanya sekadar nonton. “Saat SMA saya ikut terlibat dalam membangun tim sepak bola sekolah dan kemudian menjadi manajer tim. Itu terus berlanjut sampai saya kuliah,” tutur anak pasangan Tubagus Adhie dan Venia Maharani, ini. Wawasannya tentang sepak bola semakin luas karena ia berkesempatan mengikuti program pertukaran budaya AFS Internasional di Leipzig, Jerman, dimana masyarakatnya sangat suka olah raga khususnya sepak bola. Di sana juga ia berkesempatan belajar tentang manajemen olah raga. “Waktu saya di SMA saya belajar satu hal yang penting dalam sepak bola dan sampai sekarang masih saya yakini yakni semangat bisa mengalahkan segalanya. Saya merasakan adanya magicall dalam sepak bola, itulah yang membuat saya menekuni ini sampai sekarang,” tutur Tisha yang saat kuliah di Institut Teknologi Ban­ dung juga diang-

Tisha Destria kat menjadi manajer PS ITB. Lulus ITB tahun 2008, Tisha bersama teman-temannya mendirikan ‘Labbola’, sebuah perusahaan perusahaan jasa penyedia data serta statistik yang khusus bergerak di bidang sepak bola. Entah bagaimana inspirasi itu datang, namun Tisha dan temantemannya berpikir jauh ke depan bahwa data dan statistik sangat dibutuhkan untuk perkembangan olah raga ini. “Dibanding kondisi lima tahun lalu, pertumbuhan ketertarikan orang seperti pemain maupun pelatih terhadap data dan statistik mengalami perkembangan yang signifikan. Sekarang ini banyak pelatih maupun pemain yang sudah aware bahwa dibutuhkan pencatatan atau dokumentasi yang baik termasuk statistik dalam memberikan evaluasi performa mereka. Kondisi ini masih terus harus dikembangkan,” tutur Tisha yang tak lama setelah mendirikan ‘Labbola’ mendapat tawaran bekerja di perusahaan pertambangan dan perminyakan asal Amerika, ‘Schlumberger’. Bekerja di perusahaan minyak membuatnya amat sibuk dan nyaris kurang waktu untuk mengurusi perusahaannya secara langsung. Untungnya Tisha tidak sendirian mendirikan perusahaan jasa dokumentasi dan statistik itu, maka selama Tisha bekerja di ‘Schlumberger’ , teman-temannya lah sesama pendiri Labbola mengelola perusahaan mereka. Hanya empat tahun Tisha bekerja di perusahaan itu dan memilih kembali ke Indonesia dan fokus mengembangkan perusahaan jasa dokumentasi dan statistiknya. Menyinggung tentang beasiswa FIFA Master yang didapatnya, Tisha berucap, itu tidak mudah. Dia sendiri telah dua kali ditolak, barulah pada usaha yang ketiga berhasil. “Saya mencobanya sejak tahun 2011, saya apply dan gagal. Kemudian tahun 2012 saya coba lagi, tapi kembali gagal. Barulah pada 2013, ketika saya apply lagi, baru berhasil. Jadi saya memerlukan waktu tiga tahun untuk bisa mempersiapkan apply FIFA

Master sampai akhirnya diterima. Ini bukan short courseyang hanya enam bulan saja, tapi pendidikan selama 1,5 tahun. Jadi bisa dibilang semacam program S2, master degree,” jelasnya. Program tersebut mengharuskan Tisha belajar di tiga universitas berbeda di Eropa yakni di Inggris, Milan-Italia dan Swiss. “Di Leicester Inggris belajar tentang sport humanity, di Milan Italia belajar manajemen olah raga, dan di Swiss belajar hukum olah raga,” tutur Tisha yang berhasil menduduki peringkat ke-7 dari 28 peserta. Menurutnya untuk bisa ikut dalam seleksi program tersebut tidak mudah. Dari ribuan pelamar dari berbagai negara, hanya 28 orang yang terpilih. “Untuk bisa mendapatkan beasiswa program tersebut yang dilihat adalah konsistensi dalam dunia olah raga, khususnya sepak bola dan apa karyanya. Jadi kita harus punya karya nyata. Teman-teman kelas (angkatan) saya rata-rata adalah mantan pengurus klub besar, ada juga yang pemain, juga yang telah berada di level senior manajer klub besar di Inggris, Italia juga Jerman. Materi pelajarannya 70% bicara hal yang terkait football karena kan sponsornya adalah FIFA. Dalam satu angkatan pesertanya ada 28 orang dari seluruh dunia. Saat saya di sana, pesertanya 28 orang dari 24 negara,” tutur Tisha yang merupakan orang Indonesia pertama yang berhasil tembus FIFA Master. Sebenarnya, aku Tisha, sebelum kembali ke Tanah Air, dia sempat mendapat tawaran sebuah badan di Eropa untuk bergabung. Namun setelah melakukan analisa terhadap situasi global termasuk masalah perekonomian global, ia pun memutuskan kembali ke Indonesia. “Saya putuskan kembali ke Indonesia. Saya pikir, apapun yang nantinya kita cita-citakan, namun harus ada dulu yang kita sebarkan. Sebarkan semangat bahwa kita tidak tertinggal terlalu jauh, hanya saja kita memang harus bergerak lebih cepat. Kita tidak bisa berdiam diri,” ungkapnya. Sepak bola sebagai sebuah industri seperti halnya di negara lain, menurut Tisha sangat mungkin dilaksanakan di Indonesia. “Orang yang berpandangan lain itu karena belum benarbenar ‘nyemplung’. Ketika saya masuk dan menelaah dari dalam, ternyata kita punya harapan besar bahwa sepak bola kita bisa menjadi suatu industri yang stabil. Saya lihat banyak klub yang sudah benar-benar siap menuju era itu. Yang dibutuhkan adalah asistensi pendampingan, kesabaran, waktu, tenaga dan tentunya pengetahuan, kita bisa menuju ke sana,” ucapnya yakin. Ditambahnya, sepak bola Indonesia sebetulnya membutuhkan dua hal yakni waktu dan kepercayaan. Ketika dua hal itu didapat, pasti bisa menuju Piala Dunia. “Kedua hal itulah yang sedang kita ciptakan. Jadi kita musti lari cepat mengefisienkan waktu supaya tidak tertinggal dari yang lain. Kita juga minta kepada publik kepercayaan. Memang tidak mudah. Namun itu diperlukan untuk sepak bola kita saat ini,” ujar Tisha yang berangan-angan pada 2046 mendatang tim sepak bola Indonesia berada di semifinal Piala Dunia.(Diana Runtu)

Mandalika

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Puncak Peringatan HANI di NTB

21

Beri Sanksi Berat pada Pelaku dan Pengedar Narkoba

Penyalahgunaan narkotika dan obat obatan berbahaya (narkoba) merupakan kejahatan luar biasa dan juga berkaitan erat dengan kejahatan trafficking dengan modus operandi yang semakin canggih. Jika setiap tahun ribuan orang, bahkan jutaan orang dijebak dengan narkotika dan terjerumus dalam belenggu kejahatan perdagangan orang, maka bangsa ini akan kehilangan generasi. Bangsa yang kehilangan generasi dapat berarti kehilangan kekuatannya. Karena dampak yang ditimbulkan dari zat-zat adiktif tersebut adalah merusak mental dan fisik penggunanya.

H

al inilah yang diungkapkan Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, SH., M.Si dalam acara puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2017 di Lapangan Bumi Gora Taman Udayana Mataram, minggu lalu. Karenanya, Wakil Gubernur mengajak seluruh komponen masyarakat untuk menjadikan narkoba sebagai musuh bersama dengan cara menjauhi narkoba dan memerangi kejahatan tersebut dengan memberi sanksi

seberat-beratnya kepada para pelaku/pengedar dan bandar barang haram tersebut. Pada peringatan HANI 2017 yang mengusung tema “Peran Aktif Seluruh Komponen Potensi Bangsa Dalam Menghadapi Keadaan Darurat Narkoba Menuju Indonesia Sehat” tersebut, Amin menyampaikan kekhawatirannya terkait terus meningkatnya jumlah korban kejahatan narkotika di NTB. Dijelaskannya, berdasarkan data dari aparatur terkait, tidak kurang dari 51.000 di NTB telah menyalahgunakan narkoba. “Itupun menurutnya data yang

Wakil Gubernur NTB bersama generasi muda daerah ini dalam kegiatan peringatan HANI 2017 di Mataram

tercatat. Tetapi diluar yang tercatat, jumlah korbannya bisa lebih dari itu,” katanya. Ia meminta perhatian dan komitmen dari semua komponen untuk perduli dan bergerak bersama memerangi penyalahgunaan narkoba. Ia juga mengajak untuk terus meningkatkan kewaspadaan, terlebih saat ini NTB telah menjadi daerah yang terbuka, dengan adanya rute penerbangan internasional di NTB. Diingatkannya, bahwa sejak awal pemerintahan Presiden Jokowi -JK telah menetapkan “Indonesia Darurat Narkoba” dan menyerukan “Perang terhadap Narkoba”. Bagi pelakunya, kata Amin, akan dihukum berat dan tidak ada kompromi bagi bandar narkoba. Menurutnya, tantangan berat saat ini adalah maraknya peredaran narkoba baru yang sangat berbahaya. Diungkapnya UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime),kantor PBB urusan narkoba dan kejahatan, mengurusi kontrol narkoba dan pencegahan kejahatan, yang mengkombinasikan Program Kontrol Narkoba Internasional PBB (UNDCP) dan Divisi Keadilan Kriminal dan Pencegahan Kejahatan, telah ditemukan 644 zat baru

Puncak peringatan HANI di Mataram NTB

yang bersifat psikoaktif. Namun di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2016 tentang perubahan penggolongan narkotika, hanya diatur sebanyak 43 jenis. Hal inilah yang perlu diantisipasi dengan mengoptimalkan peran masyarakat melalui pemberdayaan keluarga keluarga Indonesia sebagai benteng pencegahan dan Peredaran gelap narkotika. “Partisipasi masyarakat adalah kata kunci dalam menangkal bahaya narkotika,” katanya. Oleh karenanya, ia meminta unsur terkait untuk mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi, edukasi dan pelatihan keterampilan agar tidak terlibat penyalahgunaan narkoba dan lebih memilih hidup sehat yang lebih baik. Pada peringatan HANI 2017 ini, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi NTB, Drs. Sukisto, mengungkapkan salah satu langkah yang

diambil dalam menghadapi hal ini adalah harus ada sosialisasi kepada masyarakat, karena masyarakat cenderung berpikir bahwa korban penyalahgunaan narkoba pasti akan masuk penjara. Padahal di dalam UU yang baru mengatur bahwa barang siapa yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba dengan kesadaran sendiri dan melaporkan dirinya, maka akan direhabilitasi/ diobati secara gratis. Karenanya, ia berharap, jika ada tetangga, kerabat atau orangorang di sekitar kita yang terindikasi narkoba, diimbau untuk segera melaporkan ke BNN Provinsi atau BNN kabupaten/kota agar bisa direhabilitasi, bukan dipenjara. Peringatan Hari Anti Narkoba tahun ini ditandai dengan pengguntingan balon, Penyerahan Penghargaan dan Penyematan Pin Unit Relawan Penggiat Anti Narkoba. (Naniek I. Taufan)

Kualifikasi Kerja belum Terpenuhi Angkatan kerja di NTB masih terbilang tinggi. Namun serapan tenaga kerjanya masih rendah, ditandai dengan banyaknya lowongan pekerjaan yang belum terpenuhi. Menurut Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, salah satu faktornya disebabkan banyak masyarakat yang masih memilihmilih pekerjaan. Padahal peluang kerja tersedia. “Pemerintah telah berusaha membuka lapangan pekerjaan dengan mendirikan Pabrik Tebu di Dompu, namun masih banyak masyarakat yang enggan bekerja di sana” kata Amin memberi contoh. Ketika membuka pelaksanaan Bursa Kerja atau Job Fair 2017 di salah satu pusat perbelanjaan di Narmada, Lombok Barat beberapa waktu lalu, Amin menambahkan agar para pencari kerja dapat memanfaatkan pelatihan-pelatihan yang

diselenggarakan oleh pemerintah melalui balai-balai latihan kerja. Pada pelaksanaan Job Fair Tahun ke 5 di NTB ini, dengan 1.852 lowongan dari 30 jenis jabatan pekerjaan yang disediakan, diharapkan dapat terserap seluruhnya. “Kalau semua lowongan dapat terisi, dipastikan akan dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan yang dapat kita rasakan manfaatnya,” ungkap Amin. Senada disampaikan Wagub NTB, Kepala dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi NTB, H. Wildan juga mengungkapkan bahwa selama pelaksanaan Job fair oleh Pemerintah Provinsi NTB sejak tahun 2004, selalu masih ada kesempatan bekerja yang tidak dapat diisi oleh pelamar. “Lowongan itu tidak dapat diisi, karena kualifikasi kerja belum terpenuhi,

Angkatan kerja di NTB dalam Job Fair 2017

terkedala usia dan para pencari kerja yang tidak mau ditempatkan kerja di luar Mataram,” ungkap Wildan. Tercatat 38 perusahaan di bidang perhotelan, keuangan, telekomedia, transportasi dan

perdagangan yang ikut ambil bagian pada kegiatan ini, diantaranya: Fave Hotel, PT. Persona Prima Utama, Fizz Hotel, PT. Krida Dinamik Autonusa, PT. Asuransi Jiwa Bumiputera, Allora Villa Resort and Full Café. Golden

Palce Hotel, PT. Bank Bukopin, Summit Institue Of Development, Roda Sakti Surya Megah, PT. Permodalan Nasional Madani (PT. PNM), Alfamart, Hotel Lombok Astoria, Living Asia Resort, PT. Global Retalindo Pratama, Hotel Sudamala Suites & Villar Resort, Transvision, PT. Varindo Lombok Inti, I Dopp Hotel. Ditambah lagi PT. Indomarco Prismatama, Asuransi Jiwasraya, PT. Prima Daihatsu, d`Praya Hotel, PT. Surya Madistrindo, Aston Inn Hotel, PT. Home Credit Indonesia, PT. Yonasindo, PT. Primadaya Pratama, PT. Kijang Lombok Raya, LPK JCC Mataram, PT. Firs State Future, PT. Bina Krida Tama Lestari, PT. Selaparang Garga Nusa, PT. Sarana Lombok Utama, Lombok Plaza Hotel, dan PT. Astra Tbk. (Naniek I. Taufan)


Sosialita

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

V

ideo yang menjadi viral di me­ dia sosial ini lantas mendapat tanggapan luas dari masyarakat, termasuk dari pihak Kementrian Sosial dan Kementerian Pendidikan. Apa yang salah, apakah orangtua, guru, kemajuan teknologi yang menyebarkan kekerasan? Berbagai pertan­ yaan tersebut dilontarkan masyarakat lantaran prilaku anak-anak yang makin meresahkan dan kekerasan makin masif. Kenapa kasus bullying atau juga disebut perundungan, makin kerap terjadi di kalangan generasi muda bahkan anak-anak usia SD dan SMP? Rasa geram sebagian masyarakat makin menjadi-jadi karena pada saat yang sama di lokasi berbeda, juga terjadi kasus perundungan terhadap anak berkebutuhan khusus di kampus Gunadharma, Depok. Terkait maraknya kasus perundungan yang terjadi di kalangan anak-anak, Retno Listyarti, yang baru saja menjabat sebagai Komisioner KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) pe­ riode 2017-2020 membenarkan bahwa prilaku kekerasan anak terhadap anak makin masif dan mengerikan. Hal ini, katanya, tidak bisa hanya menyalahkan salah satu pihak saja misalnya pihak sekolah, atau orangtua atau masyarakat. Karena urusan mendidik anak bukan hanya urusan guru saja, tapi juga orangtua dan masyarakat. Yang jadi persoalan, kasus-kasus seperti ini terjadi namun cenderung dibiarkan sehingga berkembang semakin jauh. “Zaman saya sekolah, ada tawuran pelajar tapi itu hanya dilakukan anak-anak SMA. Tapi makin ke sini (sekarang) pelaku makin berusia muda. Bahkan sekarang ada juga kejadian yang menimbulkan kematian padahal di lingkungan sekolah. Ini kenapa? Kok semakin ke sini malah semakin masif dan mengerikan,” papar mantan Kepala Sekolah SMAN 3 Jakarta, ini. Menurut Retno, ada banyak faktor yang membuat hal tersebut menjadi seperti sekarang. “Pasti sebagian orang akan langsung bilang, ini pendidikan karakternya bagaimana? Kita tidak bisa melihat hanya dari sisi itu. Ada banyak fak­ tornya. Setelah terjadinya kasus Thamrin City, kami mendatangi rumah para pelaku. Dari sana kami mendapat info kalau mereka sebenarnya adalah teman main, namun sekolahnya berbedabeda. Saat kejadian mereka memang memakai seragam sekolah, namun aksi dilakukan seusai pulang sekolah dan tidak di lingkungan sekolah. Jadi mereka itu satu gank. Nah dari usia, juga terlihat kalau sekarang usia pelaku kekerasan makin kecil (muda),” ungkap peraih penghargaan Guru Teladan ini. Faktor lain yang juga bisa mempengaruhi prilaku anak adalah lingkungan. Para pelaku ini berasal dari keluarga tak mampu yang tinggal di lingkungan padat penduduk. Rumah mereka kecil namun disesaki banyak anggota keluarga. Orangtua sibuk mencari uang untuk menghidupi keluarga. “Jadi masalah ini memang kompleks. Dan setelah saya berkunjung ke rumah mereka, saya jadi mengerti kenapa anak-anak menjadi sep­ erti ini. Anak-anak di sana masih kecil-kecil sudah membentuk gank-gank bermain. Mereka merasa bangga punya gank, bisa menunjukkan eksistensi mereka, meskipun keliru tapi mereka bangga. Ini terjadi dan didiamkan saja oleh keluarga dan masyarakat sehingga akhirnya berkembang,” tu­ tur peraih Islamic Educator Award 2013, ini. Kasus-kasus kekerasan terhadap anak, lan­ jutnya, makin banyak dan terus berkembang. Hal ini terjadi karena nyaris tidak pernah ada rehabilitasi untuk kasus-kasus semacam itu. Da­ lam UU Perlindungan Anak pun tidak ada satu pasal pun menyebut tentang rehabilitasi. Padahal, tegas Retno, hal tersebut penting dilakukan baik terhadap korban kekerasan maupun anak pelaku kekerasan. “Ada dugaan kalau anak-anak yang pernah mengalami kekerasan, namun tidak pernah direhabilitasi atau ditangani secara psikologis, akan ‘membalas dendam’ , dalam artian akan

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di antara anak-anak

melakukan hal serupa pada anak lainnya. Hal ini terjadi karena psikologis mereka (para korban) tidak pernah ditangani. Tidak ada rehabilitasi,” papar Retno yang bersama delapan komisioner lainnya akan dilantik Presiden Joko Widodo pada akhir Juli 2017 mendatang. Kondisi serius ini, tandasnya, harus menjadi perhatian semua pihak. UU Perlind­ ungan Anak, katanya, perlu direvisi dengan memasukkan pasal tentang rehabilitasi. “Saya heran ya, kenapa sih waktu itu pasal rehabilitasi tidak dimasukkan? Saya menduga mungkin karena berbiaya mahal dan lama. Karena jika ada pasal rehabilitasi maka itu akan menjadi tanggung jawab masing-masing daerah dan pembiayaannya harus dengan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daer­ ah). Nah sekarang kasus kekerasan terjadi dimana-mana, ini seperti ‘puncak gunung es’. Itu karena tidak adanya rehabilitasi. Maka kami dari KPAI mendesak agarrevisi UU Perlindungan Anak direvisi,” ungkapnya lebih jauh. JANGAN MENGHAKIMI ANAK-ANAK Meski apa yang dilakukan anak-anak ini jelas-jelas salah, namun kata Retno, hen­ daknya berbagai pihak maupun masyarakat janganlah menghakimi mereka. Jangan mencaci-maki dan menganggap mereka manusia tidak berguna. “Mereka memang salah, tapi jangan menghakimi. Mereka masih anak-anak. Menghukum tanpa membimbing tidak akan pernah ada gunanya. Orang yang salah harus dikasih tahu salah, apalagi ini anak-anak. Mereka harus dikasih kesempatan memperbaiki diri,” tuturnya. Karena itu dia sangat menyayangkan sikap Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini pihak sekolah (negeri) yang langsung mencabut fasilitas KJP (Kartu Jakarta Pin­ tar) mereka. Mereka juga dikeluarkan dari sekolah dan tidak bisa lagi masuk sekolah negeri. Hal tersebut memang ada aturannya yakni Pergub DKI Jakarta bahwa yang terlibat tawuran ataupun bullying akan dikeluarkan dari sekolah dan dicabut KJP-nya. “Ini kan kasihan sekali. Lha, mereka kan anak tidak mampu. Kalau tidak bisa sekolah di negeri, dari mana biaya sekolah swasta. Ini kan sama saja membuat mereka tidak bisa sekolah. Itu artinya ‘hukuman’ itu telah melanggar hak-hak anak, UU Perlindungan Anak, juga melanggar HAM. Itu sangat keliru,” tambah Retno yang berjanji akan meminta Gubernur DKI Jakarta yang baru mencabut Pergub tersebut. Untungnya, lanjut Retno, pihak Kemen­ terian Sosial cepat tanggap. Setelah KJP para pelaku dicabut, Kemensos lantas memberi mereka KIP (Kartu Indonesia Pintar) seh­ ingga memungkinkan mereka untuk bisa bersekolah lagi. Anak-anak ini juga mendapat rehabilitasi. Hal senada juga diungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, anakanak baik itu pelaku maupun korban perlu pendekatan psikologis agar kasus serupa tidak terus berulang. “Korban dan pelaku dibawa ke shelter Kemensos,” tegas Khofi­

fah. Ia juga menyayangkan tindakan pihak sekolah yang langsung mengeluarkan para pelaku. “Har­ usnya para pelaku ini diberi pembinaan agar tidak menulangi lagi perbuatannya,” tambahnya. Pelaku bullying, ujar Khofifah, sebagian besar adalah orang dekat, termasuk teman, guru juga orang di sekitar keluarga. Namun katanya, dari sekitar 900 korban bullying yang berani me­ laporkan kasusnya hanya sedikit atau hanya 10% yang berani melapor. “Menurut saya, mereka melakukan kekerasan kemudian diperlakukan (huku­ man) dengan keras pula, justru akan menimbulkan dendam. Malah mereka bisa jadi akan menjadi lebih jahat. Padahal, diusia mereka, bimbingan dan kesempatan memperbaiki diri sangat diperlukan. Mereka kan bukan orang dewasa yang mengerti

undang-undang/peraturan, mengerti baik dan buruk. Anak-anak belum paham itu, karenanya harus dibimbing. Kita orang dewasa telah berkon­ tribusi salah karena tidak bisa melindungi mereka (anak-anak),” urai Retno panjang-lebar. Di sisi lain, Retno yang juga seorang pendidik mengatakan, para guru juga harus memiliki kepekaan terhadap anak didiknya, tidak cuek. “Kalau guru punya kepekaan dan pespektif anak, pasti mereka (guru) tidak akan cuek dengan adanya kekerasan anak. Ini juga menjadi ‘PR’ pemerintah bagaimana menyadarkan para guru ini,” katanya. Para guru, katanya, jangan hanya diberi pelatihan cara mengajar tapi juga membangun cara berpikirnya sehingga mindset-nya berubah. Misalnya, menanamkan kepada anak sikap anti kekerasan, jangan anti keberagaman. Guru harus memperkuat nilai-nilai keberagaman. Juga mengajarkan sikap anti korupsi, menanamkan nilai-nilai demokrasi,dll. Itu yang menurut saya harus dilakukan para guru. Karena banyak guru sekadar metode, tapi nilainilai seperti itu; kepekaan, psikologi anak ng­ gak diajarkan,” u n g k a p Re t n o . (Diana Runtu)

Fashion Starts Here! Beachwalk Shopping Center menghadirkan fashion sebagai tema utama ”Sweet Summer Time” di Juli 2017. Tema ini memberikan kejutan dan pro­ mo menarik bagi pengunjung yang sedang berlibur di Bali. Beachwalk Shopping Center merupakan destinasi pertama bagi para pengunjung untuk berbelanja fashion baik international brand maupun local brand. Selain itu, Beachwalk Shopping Center mengadakan “Beachwalk Summer Sale” yang tidak dapat dilewatkan saat liburan musim panas bersama keluarga.

“J

uli 2017 ini, Beachwalk mem­ berikan program spesial de­ ngan mempersembahkan “Beachwalk Summer Sale” yang diikuti oleh brandbrand serta restoran dengan memberi­ kan berbagai macam diskon dan promo menarik sampai dengan 70% bagi pengunjung. Berbagai diskon diberikan oleh tenant–tenant seperti Topshop, TopMan, Zara, Pull & Bear, Stradivarius, Bershka, H&M, dan masih banyak

restoran kembali hadir di lantai 3 Beachwalk Shopping Center dengan konsep baru memberikan lokasi tamba­ han untuk bersantap bersama keluarga atau teman. Setelah merajut kesuksesan di tahun sebelumnya, Beachwalk dan HIPMI Bali kembali menyelengarakan

Retno Listyarti Suasana sunset dari Beachwalk

SERANGKAIAN HARI JADI SUKLA SATYAGRAHA KE – 2 DI KANTOR BDPHN

pat menikmati berbagai macam kese­ nian traditional bali terutama di wilayah Ubud seperti tarian bali, membuat canang, dan masakan traditional Jaja Bali. Acara ini berlangsung di area Foun­ tain Stage Beachwalk lantai 1,” imbuh Winda. Selain itu terdapat acara “Meet the Bird Stars”. Pengunjung Beachwalk dapat bertemu dan berinteraksi secara

ADAKAN PELATIHAN PEMBUATAN JAMU/LOLOH SUKLA BAGI MASYARAKAT prestasi yang menggembirakan karena potensi mengangkat ekonomi lokal Sukla adalah branding masa depan Bali. Hal senada diungkapkan oleh I Wayan Widi Adnyana ( Ketua Umum Sukla ) “ Masyarakat Bali mulai fanatik dan mulai makan di warung-warung orang Bali, warung yang ada plangkiran dan warung Sukla. Sukla disini bermakna suci, artinya semua proses makanan harus menggunakan bahan yang diperlakukan suci, menggunakan perabot yang suci, dan juga harus menggunakan budaya Hindu. Hal ini akan kami sosialisasikan lebih gencar kepada pengusaha – pengusaha Hindu Bali dan semoga gerakan sukla ini dapat membawa dampak yang lebih baik lagi kedepannya Satyagraha –Foto Para Peserta Pelatihan Pembuatan Jamu/Loloh “. Serangkaian dengan Hari Sukla di Kantor Badan Dana Punia Hindu Nasional (BDPHN) Jadi Gerakan Sukla Satyagraha diadakan pula pelatihan pembuatan jamu/ Gerakan Sukla Satyagraha (GSS) yang loloh sukla yang menghadirkan narasumber digagas oleh Senator RI Dr. Shri I Gusti sekaligus pemandu tutorial yakni Prof. Ir. Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wayan Redi Arianta, M.Sc, Phd (Ahli SaniWedasteraputra Suyasa III sudah memasuki tasi dan Gizi Unud) dan Putu Swastawa, S.Si tahun ke – 2. Selama dua tahun ini sudah (Owner Daluman Dedari). banyak kegiatan dari GSS ini yang secara inKegiatan ini dihadiri oleh kalangan pentens terus mensosialisasikan gerakan Sukla gusaha, mahasiswa dan masyarakat umum. ke seluruh daerah, dan sejumlah produk Hal ini sangat penting bagi masyarakat pun sudah mencantumkan logo Sukla di Bali, proses pembuatan loloh yang diarkemasannya. ahkan langsung oleh ahli sanitasi dan gizi Satu contoh yang nyata, kawasan BeduUnud. “Kegiatan ini untuk mengedukasi gul dulunya tidak ada kuliner babi, tapi saat masyarakat agar bisa membuat loloh/jamu ini sudah mulai bermunculan pengusaha yang bisa dibuat di rumahnya masing–ma­ pengusaha babi. Begitu pula telah sukses sing dengan proses yang bersih dan pastinya menyelenggarakan festival ajengan sukla di sukla, “ ungkap Prof. Redi. kabupaten Tabanan. Hal ini tentu menjadi

3

“Summer Sale” di Beachwalk dan “Harga Miring” di Park23

Percuma Menghukum Anak tanpa Membimbing Masyarakat baru-baru ini kembali dihe­ bohkan kasus bullying terhadap anak yang disertai kekerasan fisik. Lewat video diper­ lihatkan bagaimana anak-anak yang berser­ agam sekolah menganiaya seorang anak, di antaranya dengan menjambak rambutnya. Sungguh mengerikan prilaku anak-anak ini. Mereka ada delapan orang, dua di antaran­ ya adalah siswa SMP dan enam lainnya adalah murid SD, sedang korbannya adalah siswi kelas VI SD.

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

sebuah event fashion akbar yaitu “HIPMI Bali Fashion Week 2017” dengan mengangkat tema “Fashion in the Island”. Melalui acara ini, seluruh penikmat fashion dapat mengikuti trend terbaru di Bali dan mencari talent – talent creative baru yang ahli di bidang fashion. Event ini lebih mengangkat dan memperkenalkan para fashion designer lokal Bali dan dimeriahkan dengan fashion show, fashion talkshow, kompetisi desain serta eksebisi multi produk lokal. “HIPMI Bali Fashion Week 2017” diadakan 6 – 16 Juli 2017 di Fountain Stage Lantai 1. “Beachwalk Shopping Center juga mengada­ kan kegiatan regular yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Tiap Kamis Beachwalk dan HIPMI Gianyar bekerjasama mengadakan “UBUD CULTURAL EXPE­ RIENCE”. Pada aca­ra ini pengun­ jung dari man­ canegara dan “HIPMI Bali Fashion Week 2017” domestik da­

penawaran menarik lainnya. Tentunya bagi para pengunjung yang suka berbelanja tidak dapat melewatkan kesempatan dalam “Beachwalk Summer Sale,” ujar Luh Made Winda, Marketing Head Beachwalk Shopping Center. Ada pula tambahan pili­ han berbelanja dan bersan­ tap dengan adanya beber­ apa brand serta restoran yang buka di Beach­ walk Shopping Center. Brand fashion Brandy Melville yang siap me­ lengkapi kebutu­h ­ an fashion rema­ja di Bali, toko ini merupakan yang pertama hadir di Indonesia. Selain itu Eat & Eat dan MM Juice

langsung dengan burung-burung eksotis dari Bali Bird Park. Pengunjung Beachwalk juga berkesempatan untuk mendapat­kan berbagai macam hadiah atau voucher program Shop & Win Juli 2017. Para pengunjung dapat mengunjungi Customer Service di lantai 1 dan

Front View Park23

langsung menukarkan nota belanja mereka senilai minimal Rp 500 ribu (1 nota belanja) dengan mendapatkan hadiah langsung seperti voucher makan, voucher Go-Pay atau voucher parkir gratis dari Beachwalk. Ada hal yang spesial pada Shop & Win di Juli 2017. Bagi para pengun­ jung yang berbelanja minimal Rp 2 juta de­n gan memperlihatkan nota belanja (maksimal 2 nota belanja) akan berkesempatan untuk mendapatkan hadiah spesial seperti produk dari Make Up For Ever be­ serta voucher belanja, voucher restoran dan berkesempat­ an memenangkan lucky draw menginap 1 malam di Natya Hotel & Resort atau paket liburan 4 hari 3 malam ke Labuan Bajo untuk 2 orang. Beach­ walk Shopping Center selalu menghadirkan p e n g a l a ­m a n menarik untuk p e n g u n­j u n g d a n pembeli di Beach­ walk. Hadirnya ber­ bagai program di Beachwalk memberi­ kan daya tarik lebih bagi Kuta dan men­ gukuhkan tag line Beachwalk Shop­ ping Center, “Bali Starts Here”. Selain itu, bagi yang liburan di wilayah Kuta juga bisa berkunjung ke Park23 Mall. “Ada berbagai promo dan harga miring up to 80% off,” tegas Winda. -wah

Made Winda

22


2

Ekspresso

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

GORO-GORO RADIKALISME 3

“Maaf, siapa, ya?” “Pak Amat?” “Betul.” “Begini, Pak Amat!” “Bapak siapa?” “Saya mau bicara Putu Wijaya dengan Bapak.” “Urusan apa, Pak? Saya bukan pengurus lingkungan di dini. Saya warga biasa.” “Tidak apa. Saya harus bicara den­ gan Bapak. Masih Pak Amat kan?” “Masih, masih.” Orang itu masuk. “Jadi begini, Pak Amat, saya me­ mang penjahat, tapi apa yang saya katakan ini sama sekali tidak jahat. Juga saya jamin tidak akan membuat Bapak jahat. Hanya saja memang saya bisa mengatakan ini pada Bapak, karena saya jahat. Sebagai penjahat mata saya, telinga, mulut. pendeknya panca indera saya jadi bisa mengetahui apa yang tak mungkin diketahui orang biasa seperti Bapak, yang tidak jahat. Tapi apakah Bapak betul tidak jahat? Sebab kalau Bapak jahat apalagi lebih jahat dari saya, Bapak akan saya sikat sekarang. Kenapa? Karena Bapak

pasti marah sebab saya akan membuka topeng rahasia kejahatan yang Bapak rencanakan itu. Bapak sendiri belum tentu mengetahuinya, ya bagaimana bisa tahu karena itu baru rencana. Rencana jahat Itu rahasia perusahaan yang tidak boleh dibocorkan kepada siapa pun. Termasuk kepada Bapak sendiri yang nanti melaksanakan­ nya. Ini sudah merupakan esensi pakem kejahatan. Pelaksanannya harus mendadak-sontak, tiba-tiba, bahkan sesudah Bapak melaksanakannya dengan sukses pun, tak jarang tetap dirahasiakan, termasuk dirahasiakan pada Bapak yang sudah jadi biang ker­ oknya. Dengan begitu jejak kejahatan itu tak pernah bisa dilacak oleh anjing pelacak lulusan mana pun, apalagi oleh dukun-dukun kampung yang bisanya nebak-nebak nomor yang juga hanya dikarang seenak udelnya. Jadi sebe­ lum nasi jadi bubur lebih baik ente berterus-terang. Apakah Pak Amat orang jahat?” Sadar sedang berhadapan dengan orang gila, Amat menjawab tenang. “Ya.” “Ya apa?” “Terserah.” “Bapak penjahat?”

“Betul.” “Jahat sekali?” “Terlalu jahat.” “Lebih jahat dari aku?” “Sedikit di bawahnya.” “Berapa strip?” “Setengahnya.” Orang itu diam. Seperti tak per­ caya apa yang barusan didengarnya. “Bisa diturunkan atau dinaikkan sedikit?” “Tidak. Itu sudah dikunci.” “Betul?” “Betul.” “Serius?” “Begitulah!” “Kenapa?” “Hanya Tuhan yang tahu!” Orang itu heran dia menatap Amat tak percaya. “Kamu orang gila?” “Ya.” Tiba-tiba orang itu tertawa lalu menepuk-nepuk Amat akrab. “Kamu jujur sekali, seperti aku, Mat!” “Tentu saja!” Oang itu terkejut lagi. Lalu ter­ menung. “Kok kamu bilang, tentu saja?” “Ya tentu saja. Habis kamu bilang

aku seperti kamu.” “Memang! Persis! Seratus persen persis. Apakah itu berarti?” “Persis!” Orang itu kaget. “Persis?” “Ya? Sama sebangun!” Orang itu tambah bingung. Ia memasang kacmatanya dan menatap Amat lama. Lalu berbisik. “Kamu kok tahu apa yang belum kukatakan?” “Bukan hanya tahu. Aku yang menciptakannya.” Orang itu memekik. “Sialan! Jadi kamu ini, aku send­ iri?” Amat tak menjawab. Sekali lagi orang itu bertanya. “Apa kamu ini, aku, Bro?” Amat tak menjawab orang itu penasaran. Lalu berteriak. “Jadi kamu ini, aku?!!!” Amat bingung. Sampai di situ teks tuntunannya dalam manual habis. Seharusnya, sudah sejak tadi orang gila itu menyerah, ingat kembali ke alam sadar. “Tetapi aku mungkin terlalu bagus memainkan perananku, sehingga dia terseret makin dalam kelelap di de­ mensi gilanya,” pikir Amat dalam hati. “Bahkan aku bisa diseretnya sekarang kalau salah langkah!” Orang gila itu nampak panik. Seperti terlibat pertempuran sengit. Tergerus arus misterius atau balik ke alam nyata.

Amat melirik kanan dan kiri, menunggu isyarat dari panitia yang sudah merencanakan kejadian itu. Tapi tak ada yang muncul. Mungkin mereka juga panik lalu gentayangan membaca lagi buku manual pemakaian software baru itu. “Jangan-jangan sudah salah klik,” pikir Amat cemas. Kepala Amat mulai pusing. Rasa ada arus liar mau menyeretnya. Ia mulai takut. Buku panduan memang bilang, kalau ada error, mesti sabar, jan­ gan panik. Tunggu beberapa jam untuk di, tidak, dia tidak bisa menunggu. terlalu berisiko. Orang gila yang sedang diterapi itu tiba-tiba berbalik. Mukanya berubah jadi monster. Dia menghampiri Amat seperti mau mencabik-cabik, mengu­ nyah Amat habis. Amat terpaksa mendahului meny­ erang dengan segala risikonya. “ Tu n g g u ! K a u t a k p e r l u ngomong! Aku sudah tahu apa yang mau kamu katakan! Kamu jadi radikal mau mengganti dasar NKRI Pancasila sebenarnya bukan untuk menghapus Pancasila tapi justru untuk memancing agar kami mayoritas yang diam dan sibuk ngu­ rus kepentingan politik kelompok sendiri-sendiri ini, kembali bersatu merawat dan mempertahankan Pancasila, Bhineka Tunggalk Ika demi kejayaan NKRI!!!!” Orang gila itu berteriak kesakitan. Wajah monsternya berubah, kembali seramah ketika ia baru muncul. Lalu tersenyum santun, dengan kebersa­ hajaan khas Indonesia. Amat tersadar di depan TV yang kedap-kedip minta dimatikan.

Ciptakan Suasana Bahagia Bicara tentang masa kanak-anak, saya mulai menyorot kegiatan di luar rumah yang cukup signifikan membantu perkembangan seorang anak kedepannya. Saya mulai dari sisi pendidikan, dari tingkatan yang bawah yakni pendidikan anak usia dini (TK). Pendidikan awal ini sebagai fondasi yang harus dibentuk dengan sinergi yang baik dari orangtua, guru, dan masyarakat. Yang sering disebut ujung tombak membantu anak menikmati pendidi­ kan karakter adalah guru. Mungkin sebagian anak-anak sesusia saya kini pernah merasakan memeroleh materi pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan yang pasti adalah menyenangkan melalui permainan Rasanya kita semua setuju jika pendidikan karakter sebaiknya dita­ nanamkan sejak usia dini. Dilakukan melalui berbagai materi pembelajaran dengan pengembangan yang ada khususnya di TK. Harapannya. saat dewasa nanti apalagi bagi mereka yang menduduki jabatan umumnya akan bersikap dan bertindak yang baik. Selanjutnya soal perkembangan anak sudah pasti mencakup proses perubahan yang lengkap terkait perkembangan mental, kecerdasan, tingkah laku, budi pekerti, sikap dan yang lainnya. Semakin bertambah usia sang anak semakin berkembang pula semua aspek di dirinya. Bahwa untuk perkembangan yang utuh bagi seorang anak, tidak cukup hanya memiliki kecerdasan secara intelektual saja, tetapi memerlukan keseimbangan berupa kecerdasan

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

sosial emosional, kecerdasan musikal, fisik dan komunikasi. Terkait �������������������� hal ini, ke­ tika bersekolah di SD Cerdas Mandiri, DCC Denpasar, saya merasakannya. Kami dirangsang untuk menjadi anak yang cerdas di bidang intelektual seka­ ligus berbudi luhur. Begitu pula masa anak masuk pendidikan formal selanjutnya yakni masa usia masuk sekolah dasar. Di sini anak-anak melangkah untuk mulai ber­ sentuhan dengan dunia sosial. Guru di sini mesti bisa melaksanakan pengelo­ laan kelas dengan kondisi belajar yang optimal melalui poroses proses belajar –mengajar yang efektif juga. Tugas guru bukan hanya mendidik, melainkan saat mengajar mampu membaca situasi kelas serta keadaan murid-muridnya, jika perlu setiap orang dari muridnya dalam menerima pelajaran. Apapun yang diberikan di kelas hendaknyalah berhubungan dengan bakat dan minat diserta situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Dengan situasi yang meny­ enangkan akan mamapu menciptakan kelas yang kondusif di setiap proses pembelajarannya. Di samping guru juga memiliki kemampuan memahami dan menerapkan pendekatan yang efektif. Ketika pengelolaan atau penciptaan suasana di kelas sudah dilakukan den­ gan baik, tentunya akan memunculkan dampak positif, baik itu kepada para murid bahkan pada guru yang yang mengajar. Hal ini juga bisa mendorong siswa belajar mengembangkan tang­ gung jawab terhadap dirinya. Sebagai murid sudah bisa sadar mematuhi tata tertib kelas dan mengerti jika ditegur

Nina Radinia

oleh guru berarti diingatkan. Jika diperharikan apakah saat anak belajar di TK ataukah saat duduk di Sekolah Dasar maka yang cukup ber­ peran dalam kesiapan belajar muridmurid dan kesiapan mengajar para guru, adalah suasana belajar. Sebab, lingkungan yang baik yang memberikan rasa aman bisa mencapai hasil belajar yang optimal. Ini untuk urusan di sekolah. Padahal sebelum ke sekolah tentu ada suasana di rumah. Suasana di rumah ini juga menjadi salah satu yang perlu diperhatikan sebelum seorang anak melangkah ke sekolah formal di luar rumah. Ketika anak –anak

mendapatkan kesan yang baik dari lingkungannya pertama dan yang pal­ ing dekat, mereka dipastikan akan mendapatkan kenyamanan emosi yang berpengaruh pada langkah selanjutnya, pergaulan yang makin luas, mulai dari teman sekolah, teman sebaya di ling­ kungan lainnya dapat mengembangkan emosinya. Anak akan belajar untuk mengendalikan ungkapan emosi. Masih urusan membuat suasana hati anak bahagia, seorang penulis bernama Riana Mashar dalam tulisan­ nya menyatakan ketidakbahagiaan bisa membahayakan penyesuain pribadi dan sosial anak, Sebaliknya yang namanya kebahagiaan kuat mempengaruhi sikap, perilaku, juga kepribadian se­ orang anak. Bahwa anak yang bahagia biasanya sehat dan energik, tetapi anak yang tidak bahagia biasanya lebih rendah kesehatannya. Rasa bahagia mendorong anak dalam hubungan dan dalam kegiatan sosial sedangkan ketidakbahagiaan mendorong anak lebih banyak berori­ entasi pada dirinya. Begitu pula wajah yang penuh kebahagiaan atau ceria akan menjadikan lingkungan lainnya juga terbawa positif. Jadi, masa kanakkanak yang bahagia merupakan dasar

untuk keberhasilan di masa dewasa, sedangkan ketidakbahagiaan meletak­ kan salah satu dasar kegagalan. Dengan begitu kita bisa melihat betapa yang namanya kebahagiaan menjadi sebuah kebutuhan yang harus dialami oleh setiap anak. Semua anak menginginkan mereka menjadi bahagia dan mereka butuh peran para orangtua. Perlu dicatat juga jika ingin ke­ mampuan anak optimal dalam me­ nyerap pengetahuan atau apapaun itu, keluarga harus bisa menjadi tempat teraman bagi anak-anak. Kebahagiaan serta peran orangtua untuk memb­ esarkan anak-anak saling berkaitan. Maka jangan terlambat wujudkan ke­ luarga yang bahagia, karena dari sinilah akan hadir anak yang berkarakter dan punya masa depan. Alangkah indahnya jika kita sejak awal kita semua membantu menyiap­ kan sumberdaya manusia berkualitas, cerdas, jujur, disiplin, sopan, sekaligus beriman dalam rangka menyukseskan pembangunan Bangsa kita. Nina Radinia (Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang Masa kecil merupakan masa yang sulit dilupakan. Ada pengalaman suka dan juga duka. Menurut dr. Kadek Mulyantari, Sp.PK., pengala­ man yang paling memba­ hagiakan adalah menjadi juara di ­sekolah. “Setiap akhir tahun ­ajaran sekolah, detik-detik ­pengumuman ­kenaikan kelas ­merupakan masa yang sangat men­­ debarkan. Syukur ­selalu bisa ­dilewati ­dengan baik dan ­membahagiakan karena selalu dapat juara kelas,” ujarnya.

S

elain pengalaman suka, ia juga mempu­ nyai pengalaman yang menyedihkan waktu kecil. “Saya pernah jatuh terpe­ leset saat disuruh membawa gelas kotor ke dapur. Kepala terbentur batu, gelasnya pecah dan mengenai alis saya. Lukanya cukup lebar, dibawa ke puskesmas terdekat dan dijarit. Itulah pengalaman pertama dijarit, dan sampai saat ini luka itu masih membekas,” kata ibu tiga anak ini. Uniknya, ada pengalaman waktu kecil dr. Kadek Mul, begitu ia akrab disapa, yang diterapkan sekarang pada anak-anaknya. Saat liburan sekolah, terutama liburan panjang. Kegiatan utama yang dilakukan baru bangun tidur adalah berjalan kaki atau lari sepanjang 2-3 km. Kegia­ tan tersebut sudah dimulai dari jam 5 dini hari, tidak dilakukan sendiri tetapi bersama-sama kakak, adik

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

23

Rindu Udara Segar dan anak-anak tetangga. Disamping berolahraga untuk menyehatkan badan, kegiatan tersebut juga memberikan udara segar dengan alam perdesaan yang masih banyak persawahan. “Masa kecil saya dihabiskan di desa. Saat itu sawah masih terben­ tang luas, jalan raya juga masih sepi. Kegiatan tersebut saya juga coba terapkan untuk anak-anak saya, meskipun sudah jauh dari udara segar di waktu dini hari, paling tidak sudah bisa untuk mengolahragakan anak-anak. Disitu pula kami banyak bisa berkomunikasi dengan anakanak. Mencoba untu menanamkan hal-hal positif kepada mereka,” ujar istri dr. Ketut Widiyasa MPH ini. Ia menambahkan, waktu SD ia sudah bisa mencari uang meskipun tidak banyak tapi sangat cukup untuk membeli jajan bahkan bisa untuk membeli buku di tahun baru ajaran sekolah. “Kebetulan saya lahir di keluarga dan lingkungan perajin, jadi waktu liburan sekolah bisa digunakan untuk membuat kerajinan,” imbuhnya. Bahkan, kata dia, alam perdesaan dan sawah yang masih luas juga pernah menjanjikan pekerjaan buatnya di kampung. “Panen kedelai hampir selalu ber­ barengan dengan liburan sekolah. Di situlah kami bisa munuh kedelai hasilnya pun lumayan bisa untuk membeli buku dan baju sekolah,” kata dr. Kadek Mul. Menurutnya, pengalaman masa kecil sungguh indah, saat susah pun, bisa dijalani dengan senang hati, tanpa beban dan tidak pernah ada stres.

AA Sagung Anie Asmoro

dr. Kadek Mulyantari, Sp.PK.

MEMORI BEMO RODA TIGA Masa kecil juga memberi kesan kepada AA Sagung Anie Asmoro. Menurut Ketua KPPAD Provinsi Bali ini, kalau melihat ke masa kecil, ada hal yang paling menyenangkan, yakni, jalan tidak terlalu ramai dan masih sangat aman. “Urusan trans­ portasi masih mudah dan murah. Jalanan juga tidak terlalu ramai sehingga orangtua masih sangat mempercayai anak-anak mereka pergi sekolah dengan naik bemo roda tiga,” ujarnya. Ia mengatakan, waktu kelas 4 SD ia latihan senam irama di SMAN 2 Denpasar. “Saya jalan kaki dari rumah ke jalan Gajah Mada, hanya beberapa meter, terus cari bemo roda tiga menuju Jalan Sudirman,” tuturnya.

Tiap Minggu pagi merupakan kegiatan rutin, ia latihan senam irama, yang nantinya akan di­ siarkan di TVRI Denpasar. “Ras­ anya senang sekali bisa tampil di televisi,” ujarnya. Ibu tiga anak ini menambahkan, bahkan, saat duduk di bangku SMP, SMA, dan kuliah, ia masih setia menggunakan transportasi umum. “Waktu SMP masih bemo roda tiga, saat SMA dan kuliah sudah berganti menjadi bemo roda empat. “Asyiknya naik bemo, satu bemo teman sekolah semua. Ramai dan seru,” kata Anie Asmoro sembari tertawa. Bukan hanya soal kondisi jalan dan transportasi umum yang berke­ san, bahkan, kata dia, untuk memilih sekolah pun, zaman dulu, anak-anak sangat mandiri. “Orangtua hanya

mendukung keinginan anak, anak pun menjadi sangat mandiri. Beda sekali dengan zaman sekarang, anak-anak yang sekolah, orangtu­ anya sibuk,” imbuhnya. Sementara, ketika ditanya du­ kanya waktu kecil, ia teringat waktu tamat SMA ingin masuk sekolah desain di Jakarta. Namun, tidak di­ izinkan sang ayah. Alasannya, karena Jakarta sangat jauh, apalagi dia anak perempuan. Akhirnya, ia memilih jurusan Sastra Inggris di Universitas Warmadewa, agar setelah lulus bisa bekerja di hotel. Namun, hobinya yang suka menjahit tetap digelutinya bahkan sampai sekarang. Akhirnya, setelah menikah dan punya anak, ia merealisasikan keinginannya untuk kursus mode dengan Ari Agung, seorang model papan atas di za­ man itu. Ia suka menyalurkan hobi menjahit dengan membuat baju dipakai sendiri. Bagi Anie Asmoro, sejak kecil ia diajarkan untuk mempunyai impian dalam hidupnya. Karena itu, ia juga mengajarkan kepada tiga putranya untuk bermimpi yang tinggi. “Saya sering bilang, kita harus mempunyai cita-cita yang tinggi dan mengejar impian. Saya membayangkan anak-anak saya bisa sekolah di luar negeri. Sejak kecil mereka suka menonton kartun dalam bahasa Inggris, sehingga mereka terbiasa berbicara bahasa Inggris,” kata Anie Asmoro. Ia mengakui, masa kecil apalagi saat duduk di bangku SD sangatlah berkesan, semua masih sangat murni dan polos. (Wirati Astiti)

Perpustakaan “Kata Depan” dari Tulamben Bagi kalian yang barangkali lewat di Desa Tulamben, entah menuju ke arah Singaraja atau ke arah Amplapura, atau teman-teman yang tinggal dekat sana, mampirlah sebentar di Posko Mahasiswa KKN Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2017 di Banjar Dinas Beluhu Kangin, dekat Vila Alba. Di sana tidak ada hal yang mewah, juga tidak ada hal spektakuler, hanya ada satu yang menarik, yaitu per­ pustakaan kecil yang dibuka oleh mahasiswa KKN di sana. Sama seperti perpustakaan lain yang memiliki nama, seperti Taman Baca Kesiman di Denpasar, atau Coba Baca di Singaraja, mer­ eka juga menamai perpustakaan mereka. Nama yang mereka buat adalah “Kata Depan”. Tentu saja mereka menamainya bukan tanpa arti. Perpustakaan tersebut dinamai “Kata Depan” karena makna “Kata” bagi mereka sangat memiliki makna yang dalam, yaitu unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa, dan kata “Depan” menandakan posisi perpustakaan mini mereka yang terletak di garasi depan posko. Koleksi buku yang dapat ditemui di perpustakaan kecil milik maha­ siswa KKN itu sangat beragam. Ada berbagai antologi puisi, kumpulan cerita pendek, novel, kumpulan esai, kumpulan soal, buku paket

mata pelajaran sekolah, cerita ber­ gambar, cerita rakyat, komik, dan masih banyak lagi. Sebagian ada yang baru diterbitkan tahun ini, sebagian ada lagi yang sudah agak lama dan ada yang lama sekali, antara tahun 1990 sampai dengan 1999. Ada buku-buku dari penulis terkenal dunia, seperti Ernest Hemingway dan Dan Brown, tidak lupa juga buku-buku dari penulis tanah air, seperti W.S Rendra, Seno Gumira Ajidarma, Andrea Hirata, Danarto, Yanusa Nugroho, Agus Noor, dan masih banyak lagi, tidak lupa juga buku-buku dari penulis asal Bali, seperti Made Adnyana Ole, Kadek Sonia Piscayanti, Ngurah Parsua,

Gde Artawan, Wayan Sunarta, Tan Lioe Ie, dan lain-lain. Usut punya usut, ide mem­ buka perpustakaan mini tersebut ternyata digagas secara dadakan alias dalam waktu singkat saja. “Kami mempersiapkannya dalam waktu singkat, dua hari sebelum KKN dimulai, tidak ada rencana dari awal. Ada salah seorang dari kami yang tiba-tiba ingin buka perpustakaan, kebetulan ia punya berbagai koleksi buku, komik dan dua buah rak. Jadi, kami sebagai teman-temannya dengan senang hati membantu. Hitung-hitung ini adalah hal yang bagus juga nanti di tempat KKN” kata Agung Pratama,

selaku wakil kordinator mahasiswa KKN desa Tulamben saat ditemui di perpustakaan kecil tersebut. Agung juga menyampaikan bahwa sebenarnya temannya itu ternyata pernah ingin membuka perpustakaan secara tetap di desa tempat mereka KKN. Tapi karena masa-masa persiapan KKN berben­ turan dengan masa-masa ujian dan tugas akhir semester, ia tidak sempat mempersiapkan “Bahkan berbicara kepada kami pun tidak sempat sak­ ing sibuknya ngurus ujian dan tugas akhir, akhirnya hanya dipendam begitu saja. Kalau dipersiapkan lebih matang dari awal, mungkin kami bisa menggalang buku dari teman-teman kami. Nah, maka dari itu, perpusta­ kaan kami hanya akan buka selama kami ber-KKN di sini, kurang lebih sekitar 45 hari” tambahnya. “Kami berharap dengan adanya perpustakaan ini, minat baca anakanak bisa ditingkatkan, sehingga anak-anak nanti dapat menambah wawasan baru, meningkatkan kecerdasan, dan daya kreativitas serta imajinasi mereka. Selain itu, membaca juga penting bagi sia­ papun, terutama generasi muda, untuk memperkaya kosakata dalam berbahasa. Kami juga berharap membaca dapat menjadi sebuah kebiasaan, karena masih banyak lagi menfaat yang bisa kita dapat dari membaca” tambahnya lagi. Kepala Desa Tulamben, I Nyo­ man Ardika, S.Pd, memberikan

dukungan positif terhadap perpus­ takaan kecil itu. “Itu hal yang bagus, bisa memberikan dampak positif juga bagi warga desa, terutama anak-anak di sini, bisa belajar tahu banyak hal sama kakak-kakak maha­ siswa KKN” akunya saat ditemui di kediamannya di Banjar Dinas Beluhu Kangin. Hal yang sama juga disam­ paikan oleh aparat Bhabinkamtibnas Desa Tulamben, I Gede Widiana, ia berharap waktu mahasiswa KKN di sana diperpanjang, supaya perpusta­ kaannya buka lebih lama lagi. Perpustakaan mini itu masih sangat baru, dalam artian belum lama dibuka. Umurnya pun baru 2 hari sejak tanggal 27 Juni kemarin. Namun begitu, perpustakaan mer­ eka ternyata sudah ramai dikunjungi anak-anak yang tinggal di seputaran posko. Bahkan turis-turis man­ canegara yang menginap di Vila Alba juga tertarik untuk datang berkunjung. Tidak ada pembukaan secara ceremonial yang dilakukan mahasiswa di sana, seperti pemo­ tongan tumpeng, pemotongan pita, ataupun pelepasan kembang api. Antusias anak-anak sudah cukup membuka perpustakaan itu bagi mereka kedatangan anak-anak seputaran posko sudah cukup men­ jadi pembuka perpustakaan bagi mereka. Jadi jangan segan-segan untuk mampir untuk membaca, atau hanya sekadar lihat-lihat tak apa. Perpustakaan mereka terbuka bagi siapapun. (Wulan)


24

Sudut Pandang

Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017

Kenangan Jadi Buruh untuk Biayai Sekolah Tidak jarang dibalik kesuksesan seseorang, ada kisah masa kecil yang luar biasa. Hubungan sosial di masyarakat dan latar belakang dan lingkungan kelu­ arga akan membentuk karakter seseorang sejak kecil. Terbiasa hidup mewah dan serba ada akan mem­ bangun kepribadian yang ingin serba praktis, namun jika seseorang terbiasa hidup mandiri bahkan terbiasa dihadapkan dalam kondisi paling buruk sekalipun, maka ia akan tumbuh menjadi sosok pribadi yang kuat dan pantang menyerah.

H

al tersebut rupanya juga dialami oleh I Made Ngurah Wedana, Direktur Monarch Bali cabang Singaraja. Dirinya sangat yakin, setiap orang sukses punya kisah luar biasa dibaliknya. Sebelum menjabat sebagai direktur di kampus pariwisata tersebut, rupanya Ngurah Wedana telah menelan pil pahit sejak usianya menginjak 9 Tahun. Diusia yang begitu muda, ia harus kehilangan sosok ayah sebagai tulang punggung keluarga. Keadaan inilah yang membuat kehidupannya berubah 360 derajat sebab sang ibu yang sebagai ibu

rumah tangga harus bekerja menghidupi kelima anaknya. Tidak mau menyusahkan ibunya, Ngurah Wedana pun ikut bekerja sebagai buruh sepuh perak dan bokor untuk mem­biayai sekolah dan membantu uang dapur di rumah. Hidup serba berkecukupan membuat tekadnya semakin bulat untuk mengangkat martabat keluarga. Setelah lulus SMA, dirinya melanjutkan perkuliahan di Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (BPLP) Nusa Dua. Mengingat latar belakang keluarga yang sebagian berkecimpung di dunia pariwisata membuat ia memiliki

I Made Ngurah Wedana

cita-cita yang tinggi untuk bekerja di kapal pesiar. Belum lulus dari BPLP, dirinya sudah bekerja di salah satu hotel di Jakarta sambil menunggu panggilan dari salah

Di-bully karena Gendut Tidak banyak artis cilik yang tetap Tapi segala derita itu, katanya, tetap dia eksis berkarier di dunia hiburan hingga lalui karena memang begitulah tuntutan di sekarang. Dari yang tidak banyak dunia entertainment. Sebagai publik figur itu, salah satunya adalah Tina Toon. dia harus tampil cantik dengan berat tubuh Karena tetap eksis maka tentunya proporsional. “Saking ingin kurus, aku ngnamanya dikenal cukup luas bukan gak berani makan banyak, tapi olah raga hanya generasi 1990-an saat dirinya dipersering. Mulai dari pilates, lari, berenang populer tapi generasi setelah itu. Gadis dan lain-lain. Itu terus berlangsung, bahkan yang bernama asli Agustina Hermanto malam pun tetap olah raga. Belum lagi soal ini masuk dunia tarik suara sejak usia makan, makan banyak akhirnya keluar lagi. empat tahun. “Sejak usia empat tahun Parah banget,” lanjutnya. aku sudah dibawa oma ke berbagai Masalah itu, katanya lomba menyanyi dan juara,” ungkap lagi, dialaminya selama Tina yang namanya melejit lewat lagu bertahun-tahun. “Itu ‘Bolo-Bolo’ tahun 1999. sempat membuat aku Itu, ujar Tina, merupakan album trauma. Jadi kalau orang pertama yang terbilang sukses yang bilang, ‘aduh Tina badanlaku 300.000 keping. Namun tamnya bagus banget’. Wah bahnya, saat dirinya mendadak ngetop mereka tidak tahu saja dia tidak menyadarinya lantaran masih bagaimana perjuangan Tina Toon kecil. “Wah ‘boro-boro’ menjadi somaku untuk dapat badan seperti ini,” katanya. Untungnya, akhbong, aku kan masih usia sekitar 6 tahun waktu itu, jadi belum paham benar. Cuma yang aku ingat dimana pun irnya dia berhasil melepaskan diri dari aku berada, banyak orang menyapa,” ujarnya. Dirinya, hal itu, termasuk penyakit bulimia. aku Tina, bukan lah sosok yang pemalu. Sebaliknya meski Akhirnya dia sadar bahwa hal yang masih kecil namun ketika berhadapan dengan kamera, dia dilakukannya adalah salah. Dia ingin merasa ‘PD’ dan senang. menurunkan berat tubuh secara cepat “Aku memang sangat senang menyanyi, ya. Mungkin sehingga mengambil langkah-langkah ini menurun dari mama karena mamaku orang kesenian. ekstrem yang sangat berbahaya bagi Mama juga menguasai sejumlah alat musik di antaranya kesehatannya. piano dan electone. Keluarga mamaku juga suka musik Jadi sekarang, katanya, dia tetap dan bisa memainkan beberapa alat musik. Jadi mungkin diet tapi terukur. Artinya dia tidak bakatku menurun dari sana,” ungkap Tina yang baru saja melakukan hal-hal ekstrem seperti menyelesaikan S2 nya di bidang ekonomi pajak. dulu. “Aku tetap makan seperti biasa Ada banyak pengalaman masa kecil yang sampai kini tapi porsinya dikurangi, trus olah raga masih diingat jelas oleh Tina. Banyak sukanya namun ada tetap dilakukan tapi tidak ‘gila-gilaan’ beberapa duka yang tak bisa dilupakannya. Salah satunya seperti dulu. Biasa saja. Jadi aku tetap adalah pengalamannya di-bully. Zaman sekarang, kata sehat, dan berat tubuh tetap terjaga,” Tina, banyak kasus bullying terjadi dan dulu dia pun pernah kata Tina. mengalaminya. Cuma memang dulu itu, ujar Tina, bullying Menurut Tina, mungkin kehidutidak lah sehebat sekarang. Yang menjadi faktor dirinya pannya saat populer sebagai bintang di-bully adalah soal fisika. cilik tidak seperti yang lain. Dia boleh Maklum, Tina sejak kecil bertubuh subur. Saat masih dibilang, tidak banyak bermain sebakecil bertubuh gendut memang tampak menggemaskan. gaimana anak-anak usianya. “Jadi aku “Para penggemar, tuh, sering banget nyubit pipi, badan waktu kecil tidak banyak punya teman aku. Dulu sempat banyak penggemar ngerubutin, lalu dekat ya karena sibuk belajar. Jadi rame-rame nyubit. Sakit..hahahha. Sampai-sampai satpam dengan artis-artis cilik lain nggak terkewalahan. Waktu di Semarang dan di Tasikmalaya, begitu lalu dekat juga. Aku tuh punya banyak heboh (nyubitin) sampai akhirnya aku harus digotong kegiatan seputar pendidikan. Jadi dari supaya bisa keluar dari kerumunan,” ucap Tina sambil kecil aku sibuk dengan macam-macam tertawa. les. Baik itu les pelajaran sekolah mauTina sendiri, mengaku, senang saat itu. Tapi ketika berat pun hal-hal di luar pelajaran sekolah. tubuhnya ternyata tidak juga menurun saat mulai beranjak Mungkin karena itu juga maka aku di remaja, dia pun menjadi khawatir. Orang yang mem-bully sekolah selalu ranking satu terus..hahdirinya karena bertubuh gendut makin banyak. haa,” ujar Tina yang setelah mendapat “Aku sedih banget. Dari situ aku pun bertekad untuk S2 masih berniat untuk kuliah lagi. melakukan diet. Tapi ternyata tidak semudah itu. Aku diet “Mungkin karena terbiasa dari ketat, memang berat tubuh turun drastis, tapi sungguh medulu, aku ini hobi banget sekolah. nyedihkan dan tersiksa,” ungkapnya. “Untuk dapat berat Makanya sudah dapat S1 bidang komtubuh ideal seperti sekarang, dulu itu aku melalui proses puter, lalu lulus S2, dan sekarang aku penuh derita dan air mata. Malah aku sempat kena bulimia mau siap-siap untuk kuliah lagi,” ucap (banyak makan kemudian dikeluarkan kembali-red). Ini pemeran film ‘Tina Toon dan Lenong sangat menyiksa,” tuturnya. Bocah’, ini. (Diana Runtu)

satu agen kapal pesiar. Setelah mendapat panggilan, anak bungsu dari lima saudara ini dikontrak selama setahun. Beberapa tahun di kapal dan sempat menjabat sebagai Head Waiter, ia merasa jenuh dan memutuskan kembali pulang kampung. “Sudah bertahuntahun di kapal membuat saya jenuh, waktu itu saya juga sudah berkeluarga dan memutuskan untuk berhenti di kapal,” jelasnya. Masih bergelut di dunia pariwisata, ia pun mencoba melamar pekerjaan di salah satu restoran Amerika yang ada di Bali. Nasib rupanya berpihak kepadanya. Ia melamar sebagai assistant manager namun diterima sebagai restoran manager. Beberapa lama setelah menjabat, krisis global mulai terjadi di Indonesia, harga dolar naik dan ini dijadikan kesempatan olehnya untuk bekerja kembali di kapal pesiar. “Saya memutuskan untuk resign dan bekerja di Disney Cruse Line yang merupakan perusahaan kapal pesiar terbesar di dunia,”ungkapnya. Dengan modal yang terkumpul, pria yang saat ini aktif sebagai pengurus PHRI Kabupaten Buleleng tersebut mengubah mindset dari seorang buruh menjadi seorang pebisnis. Ia akhirnya membaca peluang bisnis yang cocok dijalankan agar diterima dan maju. Kembalinya dari kapal pesiar sekitar tahun 2012 ia mencoba berbisnis properti bekerjasama dengan salah satu anggota keluarganya. “Sukses berjalan sampai tahun 2015 dan laku terjual sekitar 16 unit perumahan diharga 450 juta,” jelasnya. Kembali gejolak perekonomian terjadi sehingga ia memutuskan mengambil sikap untuk berhenti menjalankan bisnis properti tersebut. “Untungnya saya tidak menggunakan dana hasil pinjaman

dan hanya mengelola modal yang saya kumpulkan saja,” ungkapnya. Rupanya perjalanan karier seorang Ngurah Wedana tidak sampai disitu. Beberapa selang waktu, ia kembali dihubungi oleh rekan-rekan mantan pekerja kapal pesiar untuk bergabung menjadi seorang instruktur di kampus Monarch. Pengalamannya di kapal pesiar memang sangat cukup untuk menjadi seorang instruktur pariwisata akan tetapi rupanya ia tidak memiliki pengalaman di bidang akademis. “Kondisi ini justrus menjadi tantangan untuk saya terus belajar. Saya selalu mengikuti pelatihan baik itu instruktur muda maupun menjadi assessor sehingga saya dipercayai sebagai direktur di kampus ini,” tuturnya. Menjadi orang yang sukses dalam karier rupanya tidak terlepas dari sosok sang ayah. Meskipun telah ditinggal sejak usia 9 tahun rupanya sang ayah telah mengajarkan jiwa kepemimpinan kepadanya. Sosok ayah yang merupakan tokoh adat dan disegani berhasil ia contoh dengan pengabdian kepada masyarakat dimana ia dilahirkan. “Katakata ayah selalu terngiang dalam telinga bahwa kelak saya harus berguna bagi masyarakat di mana saya dilahirkan. Selain itu, sosok Bung Karno juga selalu menjadi inspirasi saya,” imbuh pria yang juga aktif dalam organisasi Pasikian Pacalang Kabupaten Buleleng ini. Suka-duka menjalani kehidupan baginya selalu dijalani dengan rasa syukur. Baginya sepahit apapun cobaan yang dilalui, hidup itu harus tetap berjalan. “Ketika sedih jangan terlalu terpuruk, ketika senang jangan terlalu bahagia. Jalani saja saya yakin Tuhan punya rencana indah nantinya,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.