24
Sudut Pandang
Edisi 962/ 24 - 30 juli 2017
Kenangan Jadi Buruh untuk Biayai Sekolah Tidak jarang dibalik kesuksesan seseorang, ada kisah masa kecil yang luar biasa. Hubungan sosial di masyarakat dan latar belakang dan lingkungan kelu arga akan membentuk karakter seseorang sejak kecil. Terbiasa hidup mewah dan serba ada akan mem bangun kepribadian yang ingin serba praktis, namun jika seseorang terbiasa hidup mandiri bahkan terbiasa dihadapkan dalam kondisi paling buruk sekalipun, maka ia akan tumbuh menjadi sosok pribadi yang kuat dan pantang menyerah.
H
al tersebut rupanya juga dialami oleh I Made Ngurah Wedana, Direktur Monarch Bali cabang Singaraja. Dirinya sangat yakin, setiap orang sukses punya kisah luar biasa dibaliknya. Sebelum menjabat sebagai direktur di kampus pariwisata tersebut, rupanya Ngurah Wedana telah menelan pil pahit sejak usianya menginjak 9 Tahun. Diusia yang begitu muda, ia harus kehilangan sosok ayah sebagai tulang punggung keluarga. Keadaan inilah yang membuat kehidupannya berubah 360 derajat sebab sang ibu yang sebagai ibu
rumah tangga harus bekerja menghidupi kelima anaknya. Tidak mau menyusahkan ibunya, Ngurah Wedana pun ikut bekerja sebagai buruh sepuh perak dan bokor untuk membiayai sekolah dan membantu uang dapur di rumah. Hidup serba berkecukupan membuat tekadnya semakin bulat untuk mengangkat martabat keluarga. Setelah lulus SMA, dirinya melanjutkan perkuliahan di Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (BPLP) Nusa Dua. Mengingat latar belakang keluarga yang sebagian berkecimpung di dunia pariwisata membuat ia memiliki
I Made Ngurah Wedana
cita-cita yang tinggi untuk bekerja di kapal pesiar. Belum lulus dari BPLP, dirinya sudah bekerja di salah satu hotel di Jakarta sambil menunggu panggilan dari salah
Di-bully karena Gendut Tidak banyak artis cilik yang tetap Tapi segala derita itu, katanya, tetap dia eksis berkarier di dunia hiburan hingga lalui karena memang begitulah tuntutan di sekarang. Dari yang tidak banyak dunia entertainment. Sebagai publik figur itu, salah satunya adalah Tina Toon. dia harus tampil cantik dengan berat tubuh Karena tetap eksis maka tentunya proporsional. “Saking ingin kurus, aku ngnamanya dikenal cukup luas bukan gak berani makan banyak, tapi olah raga hanya generasi 1990-an saat dirinya dipersering. Mulai dari pilates, lari, berenang populer tapi generasi setelah itu. Gadis dan lain-lain. Itu terus berlangsung, bahkan yang bernama asli Agustina Hermanto malam pun tetap olah raga. Belum lagi soal ini masuk dunia tarik suara sejak usia makan, makan banyak akhirnya keluar lagi. empat tahun. “Sejak usia empat tahun Parah banget,” lanjutnya. aku sudah dibawa oma ke berbagai Masalah itu, katanya lomba menyanyi dan juara,” ungkap lagi, dialaminya selama Tina yang namanya melejit lewat lagu bertahun-tahun. “Itu ‘Bolo-Bolo’ tahun 1999. sempat membuat aku Itu, ujar Tina, merupakan album trauma. Jadi kalau orang pertama yang terbilang sukses yang bilang, ‘aduh Tina badanlaku 300.000 keping. Namun tamnya bagus banget’. Wah bahnya, saat dirinya mendadak ngetop mereka tidak tahu saja dia tidak menyadarinya lantaran masih bagaimana perjuangan Tina Toon kecil. “Wah ‘boro-boro’ menjadi somaku untuk dapat badan seperti ini,” katanya. Untungnya, akhbong, aku kan masih usia sekitar 6 tahun waktu itu, jadi belum paham benar. Cuma yang aku ingat dimana pun irnya dia berhasil melepaskan diri dari aku berada, banyak orang menyapa,” ujarnya. Dirinya, hal itu, termasuk penyakit bulimia. aku Tina, bukan lah sosok yang pemalu. Sebaliknya meski Akhirnya dia sadar bahwa hal yang masih kecil namun ketika berhadapan dengan kamera, dia dilakukannya adalah salah. Dia ingin merasa ‘PD’ dan senang. menurunkan berat tubuh secara cepat “Aku memang sangat senang menyanyi, ya. Mungkin sehingga mengambil langkah-langkah ini menurun dari mama karena mamaku orang kesenian. ekstrem yang sangat berbahaya bagi Mama juga menguasai sejumlah alat musik di antaranya kesehatannya. piano dan electone. Keluarga mamaku juga suka musik Jadi sekarang, katanya, dia tetap dan bisa memainkan beberapa alat musik. Jadi mungkin diet tapi terukur. Artinya dia tidak bakatku menurun dari sana,” ungkap Tina yang baru saja melakukan hal-hal ekstrem seperti menyelesaikan S2 nya di bidang ekonomi pajak. dulu. “Aku tetap makan seperti biasa Ada banyak pengalaman masa kecil yang sampai kini tapi porsinya dikurangi, trus olah raga masih diingat jelas oleh Tina. Banyak sukanya namun ada tetap dilakukan tapi tidak ‘gila-gilaan’ beberapa duka yang tak bisa dilupakannya. Salah satunya seperti dulu. Biasa saja. Jadi aku tetap adalah pengalamannya di-bully. Zaman sekarang, kata sehat, dan berat tubuh tetap terjaga,” Tina, banyak kasus bullying terjadi dan dulu dia pun pernah kata Tina. mengalaminya. Cuma memang dulu itu, ujar Tina, bullying Menurut Tina, mungkin kehidutidak lah sehebat sekarang. Yang menjadi faktor dirinya pannya saat populer sebagai bintang di-bully adalah soal fisika. cilik tidak seperti yang lain. Dia boleh Maklum, Tina sejak kecil bertubuh subur. Saat masih dibilang, tidak banyak bermain sebakecil bertubuh gendut memang tampak menggemaskan. gaimana anak-anak usianya. “Jadi aku “Para penggemar, tuh, sering banget nyubit pipi, badan waktu kecil tidak banyak punya teman aku. Dulu sempat banyak penggemar ngerubutin, lalu dekat ya karena sibuk belajar. Jadi rame-rame nyubit. Sakit..hahahha. Sampai-sampai satpam dengan artis-artis cilik lain nggak terkewalahan. Waktu di Semarang dan di Tasikmalaya, begitu lalu dekat juga. Aku tuh punya banyak heboh (nyubitin) sampai akhirnya aku harus digotong kegiatan seputar pendidikan. Jadi dari supaya bisa keluar dari kerumunan,” ucap Tina sambil kecil aku sibuk dengan macam-macam tertawa. les. Baik itu les pelajaran sekolah mauTina sendiri, mengaku, senang saat itu. Tapi ketika berat pun hal-hal di luar pelajaran sekolah. tubuhnya ternyata tidak juga menurun saat mulai beranjak Mungkin karena itu juga maka aku di remaja, dia pun menjadi khawatir. Orang yang mem-bully sekolah selalu ranking satu terus..hahdirinya karena bertubuh gendut makin banyak. haa,” ujar Tina yang setelah mendapat “Aku sedih banget. Dari situ aku pun bertekad untuk S2 masih berniat untuk kuliah lagi. melakukan diet. Tapi ternyata tidak semudah itu. Aku diet “Mungkin karena terbiasa dari ketat, memang berat tubuh turun drastis, tapi sungguh medulu, aku ini hobi banget sekolah. nyedihkan dan tersiksa,” ungkapnya. “Untuk dapat berat Makanya sudah dapat S1 bidang komtubuh ideal seperti sekarang, dulu itu aku melalui proses puter, lalu lulus S2, dan sekarang aku penuh derita dan air mata. Malah aku sempat kena bulimia mau siap-siap untuk kuliah lagi,” ucap (banyak makan kemudian dikeluarkan kembali-red). Ini pemeran film ‘Tina Toon dan Lenong sangat menyiksa,” tuturnya. Bocah’, ini. (Diana Runtu)
satu agen kapal pesiar. Setelah mendapat panggilan, anak bungsu dari lima saudara ini dikontrak selama setahun. Beberapa tahun di kapal dan sempat menjabat sebagai Head Waiter, ia merasa jenuh dan memutuskan kembali pulang kampung. “Sudah bertahuntahun di kapal membuat saya jenuh, waktu itu saya juga sudah berkeluarga dan memutuskan untuk berhenti di kapal,” jelasnya. Masih bergelut di dunia pariwisata, ia pun mencoba melamar pekerjaan di salah satu restoran Amerika yang ada di Bali. Nasib rupanya berpihak kepadanya. Ia melamar sebagai assistant manager namun diterima sebagai restoran manager. Beberapa lama setelah menjabat, krisis global mulai terjadi di Indonesia, harga dolar naik dan ini dijadikan kesempatan olehnya untuk bekerja kembali di kapal pesiar. “Saya memutuskan untuk resign dan bekerja di Disney Cruse Line yang merupakan perusahaan kapal pesiar terbesar di dunia,”ungkapnya. Dengan modal yang terkumpul, pria yang saat ini aktif sebagai pengurus PHRI Kabupaten Buleleng tersebut mengubah mindset dari seorang buruh menjadi seorang pebisnis. Ia akhirnya membaca peluang bisnis yang cocok dijalankan agar diterima dan maju. Kembalinya dari kapal pesiar sekitar tahun 2012 ia mencoba berbisnis properti bekerjasama dengan salah satu anggota keluarganya. “Sukses berjalan sampai tahun 2015 dan laku terjual sekitar 16 unit perumahan diharga 450 juta,” jelasnya. Kembali gejolak perekonomian terjadi sehingga ia memutuskan mengambil sikap untuk berhenti menjalankan bisnis properti tersebut. “Untungnya saya tidak menggunakan dana hasil pinjaman
dan hanya mengelola modal yang saya kumpulkan saja,” ungkapnya. Rupanya perjalanan karier seorang Ngurah Wedana tidak sampai disitu. Beberapa selang waktu, ia kembali dihubungi oleh rekan-rekan mantan pekerja kapal pesiar untuk bergabung menjadi seorang instruktur di kampus Monarch. Pengalamannya di kapal pesiar memang sangat cukup untuk menjadi seorang instruktur pariwisata akan tetapi rupanya ia tidak memiliki pengalaman di bidang akademis. “Kondisi ini justrus menjadi tantangan untuk saya terus belajar. Saya selalu mengikuti pelatihan baik itu instruktur muda maupun menjadi assessor sehingga saya dipercayai sebagai direktur di kampus ini,” tuturnya. Menjadi orang yang sukses dalam karier rupanya tidak terlepas dari sosok sang ayah. Meskipun telah ditinggal sejak usia 9 tahun rupanya sang ayah telah mengajarkan jiwa kepemimpinan kepadanya. Sosok ayah yang merupakan tokoh adat dan disegani berhasil ia contoh dengan pengabdian kepada masyarakat dimana ia dilahirkan. “Katakata ayah selalu terngiang dalam telinga bahwa kelak saya harus berguna bagi masyarakat di mana saya dilahirkan. Selain itu, sosok Bung Karno juga selalu menjadi inspirasi saya,” imbuh pria yang juga aktif dalam organisasi Pasikian Pacalang Kabupaten Buleleng ini. Suka-duka menjalani kehidupan baginya selalu dijalani dengan rasa syukur. Baginya sepahit apapun cobaan yang dilalui, hidup itu harus tetap berjalan. “Ketika sedih jangan terlalu terpuruk, ketika senang jangan terlalu bahagia. Jalani saja saya yakin Tuhan punya rencana indah nantinya,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)
redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com
cybertokoh
@cybertokoh
@cybertokoh
www.cybertokoh.com