Tokoh Edisi 960 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 960/ 10 - 16 juli 2017

Menabung Sampah Menghasilkan Uang Bagi yang telah berpenghasilan tetap, menabung adalah hal wajib yang harus dilakukan. Dengan menabung, kita dibiasakan untuk bertanggung jawab terhadap keuangan. Tetapi acap kali, orang terlena menggunakan seluruh penghasilannya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup. Bahkan tidak jarang penghasilan hanya sekadar num­ pang lewat. Maka dari itu perlu kecerdasan dalam mengatur keuangan agar penghasilan tidak melebihi pengeluaran.

M

enurut Made Erna Wintari, S.H., mengatur keuangan sangat diperlukan sehingga antara pemasukan dan pengeluaran seimbang. Dirinya mengaku akan mementingkan kebutuhan ketimbang keinginan sehingga menekan biaya yang tidak diperlukan. “Paling penting kita harus saving. Kadang kan ada biayabiaya yang tidak terduga, misalnya ada undangan pernikahan dari teman atau yang paling parah kita sakit, jadi kita bisa menggunakan uang simpanan itu biayabiaya yang tidak terduga,” jelasnya. Staf di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng ini juga mengungkapkan sebagai seorang remaja, dirinya juga senang mengikuti trend baik dari segi fashion maupun yang lain. Akan tetapi, trend yang diikuti sesuai dengan style dan kemampuan secara financial. “Saya tidak ingin memaksakan trend dan yang pastinya trend yang saya ikuti harus bersifat positif,” ujar perempuan kelahiran 13 Mei 1993 tersebut. Perempuan yang akrab disapa Erna ini mengatakan, sebagai seorang remaja setiap bulan ia telah mengatur pemasukan untuk memenuhi kebutuhan seharihari, investasi dan digunakan untuk pengeluaran tidak terduga. Untuk investasi, dirinya lebih suka menyimpan uang di Bank sebab dirasa lebih aman. “Jikalau suatu saat Bank itu bermasalah maka ada LPS yang menjamin,” ungkapnya.

Perempuan yang pernah menjabat sebagai Ketua Senat di Fakultas Hukum Unipas Singaraja ini mengaku, mengenalkan budaya menabung sejak kecil. Menurutnya, mengajarkan menabung sejak dini sangat perlu dan wajib dikenalkan karena dengan menabung anak-anak dengan sendirinya akan mulai belajar berhemat dan bertanggung jawab dalam memegang uang. Peran orangtua dan guru sangat penting untuk memberikan edukasi kepada anakanak mengenai pentingnya menabung. “Mungkin dari mengajarkan menabung lewat celengan dengan menyisihkan uang sakunya untuk membelikan barang yang mereka butuhkan. Dengan kebiasaan tersebut maka anak akan terbiasa untuk menabungkan uang saku untuk memenuhi kebutuhan mereka,” paparnya. Bahkan untuk mengenalkan budaya menabung sejak dini, dirinya yang bergerak aktif dalam organisasi membentuk bank sampah di desanya. Bank Sampah SARIKASIH (SARI Mekar Bersih) di Desa Sari Mekar Kecamatan Buleleng dibentuk untuk mendukung program bebas sampah plastik dari pemerintah dengan melaksanakan program 3R yaitu Reuse (memanfaatkan kembali), Reduce (mengurangi), dan Recycle (memilah/ daur ulang). “Kami fokus untuk memilah sampah tersebut dengan mendirikan bank sampah,” imbuhnya. Bahkan dalam institusi tersebut lebih banyak

Made Bobby Yudana

melibatkan ibu rumah tangga dan anakanak. “Di desa kami ada dua sekolah, kami akan mengadakan sosialisasi ke sekolah tersebut untuk mengenalkan apa itu bank sampah. Kenapa kami mengikutsertakan anak-anak SD, biasanya anak-anak SD lebih antusias,” papar perempuan yang memiliki hobi menari, mendaki, dan menonton drama Korea ini. Dengan adanya bank sampah, anakanak akan diajarkan untuk memilah sampah di skala rumah tangga. Sampah yang disetor akan ditimbang dan hasilnya akan dicatat dalam buku tabungan. “Buku tabungan ini berfungsi untuk nasabah sebagai catatan jumlah uang yang di tabungnya. Sebagai bukti menjadi nasabah selain itu tabungan ini juga untuk mengetahui jumlah uang yang ditabungnya,” jelasnya. Direktur Bank Sampah Sarikasih (Sari Mekar Bersih) Desa Sari Mekar ini mengungkapkan, dengan bank

Made Erna Wintari

sampah tidak hanya mengajarkan anak peduli dengan lingkungan tetapi juga membiasakan anak untuk menabung. “Mereka tidak perlu menyisihkan uang saku mereka, mereka cukup memilah sampah di rumah lalu menyetorkannya ke bank sampah,” jelasnya. ASURANSI UNTUK PENDIDIKAN Sementara itu, menurut Made Bobby Yudana, setiap orang memang harus berinvestasi untuk mengantisipasi halhal yang mungkin terjadi di kemudian hari. Akan tetapi tiap semua orang sadar dan mau menabung untuk masa depannya. Pria yang aktif mengikuti berbagai kegiatan di Kampus Mediterranean Bali ini mengaku investasi yang selama ini diikuti adalah asuransi. Meskipun dewasa ini asuransi masih belum terlalu akrab di tengah masyarakat khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah, akan tetapi untuk negara-negara maju

memiliki asuransi telah menjadi hal yang umum bahkan wajib untuk dimiliki. “Selain memiliki tabungan di masa depan juga menjadi lebih cermat untuk mengalokasikan penghasilan setiap bulannya,” paparnya. Menurut pria kelahiran 11 Juli 1983 ini, kesadaran masyarakat sebagai penabung dan penginvestasi masih perlu ditingkatkan. Apalagi ketika masyarakat di hadapkan pada persiapan biaya pendidikan. Menabung cerdas dengan cara asuransi maka kita akan bisa memilih menyimpan biaya tersebut untuk kesehatan maupun pendidikan. Diungkapkannya, hal seperti itu cukup perlu disosialisasi dan diberikan pemahaman secara mendetail manfaat menabung di kemudian hari. “Dengan asuransi, kita bisa menyiapkan biaya pendidikan di masa depan,” ungkapnya. Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih menabung pun justru menjadi bisnis. Seperti saat ini adanya sistem yang menawarkan program menabung cerdas dimana fenomena menabung di gaji dan memiliki nilai plus dari manfaat dan keuntungan menabung itu sendiri. Ia menambahkan, program menabung cerdas sangat berkaitan erat dengan kemajuan kondisi perekonomian. Meskipun kesadaran masyarakat untuk mengikuti program menabung atau investasi bergantung dari minat dan kebutuhan mereka masing-masing. “Ada masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya menabung atau asuransi, namun masih ada juga masyarakat yang belum sadar akan manfaat dan keuntungannya sehingga sosialisasi dan pendekatan lebih luas yang dilakukan termasuk penjelaskan tentang penjamin simpanan yang terpercaya,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Undang Siswa ke Bank

Suasana siswa SD Santo Yoseph berkunjung ke Bank BCA Cabang Hasanudin Denpasar.

Sebagai lembaga keuangan, BCA turut berperan serta memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat, khususnya pelajar. Hal ini direalisasikan dengan mengundang pelajar untuk berkunjung ke kantor BCA. “Kami sudah bekerja sama dengan beberapa sekolah dasar untuk mengirimkan siswanya melihat lebih dekat proses transaksi keuangan di bank,” ujar Imelda Lay, Kepala Cabang BCA Hasanudin, Denpasar. Para pelajar yang berkunjung ini diper-

kenalkan tentang proses menabung, mulai dari input data, penyerahan uang, sampai proses penarikan. Mereka juga merasakan pengalaman antri di teller. Dari kunjungan dan merasakan langsung pengalaman di bank ini, anak-anak akan memahami bank merupakan bagian yang tak dipisahkan dari aktivitas ekonomi. Pengenalan proses menabung sejak dini ini merupakan edukasi yang penting dilakukan bank kepada para siswa. “Kami juga menunjukkan proses kerja mesin ATM. Ternyata ada anak yang terkagum-kagum dengan canggihnya mesin ATM, pilih penarikan Rp 100 ribu yang keluar Rp 100 ribu. Tidak ada penarikan Rp 100 ribu yang keluar Rp 200 ribu. Semua proses sudah menggunakan teknologi,” ujar Imelda. Setelah menunjukkan proses kerja di bank, para siswa juga diberikan pengetahuan tambahan tentang virtual account yang mengikuti perkembangan teknologi. Salah satu contoh, pembayaran uang sekolah bisa dilakukan dengan transaksi online. Hal ini akan mempermudah nasabah yang tidak punya waktu untuk datang langsung ke bank. “Memberikan anak-anak uang tunai untuk membayar uang sekolah bisa berisiko hilang. Atau, kalau orangtua sibuk, tidak sempat ke bank. Transaksi online menjadi solusi. Uang sekolah terbayar tanpa harus pergi ke bank. BCA juga memberikan kesempatan kepada siswa yang berkunjung ke ruang Priority yang dipakai untuk melayani nasabah prioritas. Ruang yang nyaman dan dilengkapi pantry ini akan membuat nasabah loyal. Selain itu, para siswa juga diberi kesempatan untuk duduk di kursi Kepala Cabang. “ Semua ini menjadi pengalaman berharga buat mereka. Siapa tahu nanti ada yang mau bekerja di bank,” ujar Imelda. (Ngurah Budi)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.