Tokoh Edisi 959 | Tokoh

Page 1

24

Dengan kemajuan teknologi, mengakses media sosial semakin menjadi gaya hidup semua orang termasuk para remaja. Dari media sosial mereka malah dibuat kepo alias penasaran dan ingin tahu berbagai hal. Salah satunya Putu Anggie Krisnaningrum.

M

Sudut Pandang

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

ahasiswi Akuntansi semester satu Fakultas Ekonomi Unud ini jadi kepo lantaran melihat tempat melukat pura Tirta Sudamala yang ada di Bangli. “Saya tertarik melihat air terjun yang sangat tinggi. Katanya air sakti dan bisa menyembuhkan. Udaranya jernih dan sangat sejuk. Bagaimana ya rasanya jadi penasaran pengen ke sana,” ujar remaja putri yang dipanggil Anggie ini. Saking penasaran ia pun meminta ayahnya untuk mengantarkan ke tempat itu. “Tapi kata ayah masih sibuk. Nanti saja saat liburan biar bisa dengan keluarga besar melukat,” kata Anggie menirukan ucapan ayahnya. Setelah menunggu lama

Kepo Tempat Makan akhirnya rasa keponya terobati. “Setelah melukat di air tirta itu, saya merasa badannya segar dan lebih sehat. “Ternyata benar juga sensasi yang saya rasakan seperti yang pernah saya dengar,” kata Anggie. Malah ia merasa ingin lagi datang ke sana setelah memuaskan rasa penasarannya itu. “Ya menurut saya bagi yang sumpek dan banyak pikiran tidak ada salahnya mencoba. Saya sendiri sudah merasakannya ya hitung-hitung sekalian refresing juga sih,” kata Anggie. Hal lain yang juga dikepoin Anggie yakni Patung Kumbakarna di Kawasan Kebun Raya Bedugul Tabanan. Awalnya dia melihat di facebook kok orang ramai foto di depan patung itu. Keren juga pikirnya. “Mau ke sana sendiri tidak bisa. Ya nunggu diajak bapak. Pas ulangtahun kantornya bapak jadi juga diajak ke sana dan akhirnya bisa melihat langsung. Keren juga patungnya dan pastinya harus foto di sana,” kata remaja kelahiran 18 Agustus 1999 ini.

Luh Putu Tiara Smarashanty

Lain lagi penuturan Luh Putu Tiara Smarashanty, siswi SMAN 7 Denpasar ini. Kalau ia biasanya

Kepo sesuai Hobi “Hahaha saat ini yang namanya kepo seperti virus ya. Rasanya hampir semua dari kita ini sudah kenal istilah yang satu ini. Kalau boleh disebut virus, maka dia sudah menjangkiti mulai dari anak-anak sampai orangtua. Hampir semua nda ada yang kebal virus “kepo ini,” ujar Heny Shanti saat di temui suatu malam di tengah kesibukannya melayani pelanggannya mengambil ikan-ikan pesannya di salah satu sudut Pasar Badung.

kepoin instagram teman-temannya. “Kalau ada yang follow dan saya ga tau. Biasanya saya cek

dulu sekolahnya dimana. Siapa tahu itu teman satu sekolah tapi ga kenal,” ujar Tiara. Biasanya, kata dia, ia kepoin dari apa sih status mereka. “Ada yang suka update status nih lagi ada diskon baju di mal. Wah boleh juga tuh dicoba,” kata Tiara. Hal lain yang paling dia sukai adalah soal postingan makanan. “Penasaran nih ama makanaan yang terlihat di foto sangat enak. Harus dicoba. Ya kalau week end jalan sama keluarga ya pastilah memuaskan hasrat untuk menikmati makanan,” tuturnya sembari tertawa. Bagi Tiara, selain urusan makanan dia suka juga kepoin teman wisata. “Teman-teman biasanya suka selfie di tempat yang bagus. Bikin penasaran di mana sih itu. Terutama di luar negeri seperti Singapura. Pengen banget ke sana lihat orang-orang foto di Universal Studio. Hahahahahha nunggu mama ngajak ke sana,” kata Tiara yang disambut deraian tawa sang mama yang disampingnya. (Wirati Astiti).

Sebenanrnya kata Heny Shanti, pemahaman arti “kepo” di perolehnya dari keponakankeponakannya yang remaja, yang mengatakan kalau kepo” itu singkatan dari “knowing every particular object, yang kalau diterjemahkan bebas, artinya rasa ingin tahu atau rasa penasaran terhadap sesuatu. Ada juga yang menyebutnya Stalking, yakni memantau orang lain secara diam-diam apalagi kalau terkait sesuatu yang menjadi viral. Tapi apapun sebutannya , yang namanya penasaran pasti ujung-ujungnya kita cari akan mencari tahu, ucapnya. Dikatakannya kepo” tidak selalu berkonotasi negatif. Khusus untuk dirinya yang hobi kuliner, maka yang di-“kepo”-in adalah hal-hal yang terkait sama yang ada hubungannya dengan makanan. Misalnya, mendengar cerita tentang makanan khas nasi jenggo enak, rujak yang enak, hal ini bisa membikinnya kepo. Dipastikan ia ingin tahu siapa yang punya usaha itu dan dimana tempat orang menjualnya. Masih soal kuliner, Heny Shanti juga sering sengaja melihat-lihat instagram (IG) yang khusus memuat tentang tempattempat makan seperti restoran, warung atau kafe-kafe yang unik, untuk mencari informasi atau menambah referensi tentang jenis hidangannya sekaligus desain interior tempatnya yang menarik. Kepo soal kuliner ini katanya, bukan hanya di sosmed tapi juga ia akan banyak bertanya pada teman-temannya. Jika sesekali ingin ngobrol santai dengan teman, sahabat maupun rekan bisnis, kita sudah punya banyak mengenai tem-

pat-tempat yang bukan hanya ngetren, tapi juga makananya enak dan suasaanya nyaman, lanjut mantan pemain FTV di TV nasional yang kini beralih profesi sebagai pengusaha ikan ini. Selain itu, katanya ia juga sesekali kepo dengan melihat foto-foto teman-temannya di face book ( FB) atau IG yang kebetulan masuk di berandanya itu keren-keren. Ada keingin tahuannya di mana lokasi wisata yang unik tersebut. Saya ingin kesana bersama keluarga jika nanti ada waktu. Kalau misalnya lokasi wisatanya di luar negeri, artinya kita mesti nabung dulu biar biar bisa kesana nantinya. Nah yang seperti ini positif kan, jadi motivasi gitu, ujar Heny Shanti yang masih aktif menyanyi lagu Bali sekaligus bermain teater ini . Menurut Heny Shanti juga, yang namanya “kepo” , sebenarnya bewajar-wajar saja, setiap orang punya rasa ingi tahu, selama tidak berlebihan dan konteksnya positif, bermanfaat dan terkontrol. Apalagi kalau yang kita “kepo” in itu hal-hal yang merangsang kreativitas kita. Apakah itu untuk belajar hal-hal baru di bidangf keterampilan atau mengintip tips-tips orangorang yang sukses. “Kalau pun ada yang mengatakan istilah kepo memiliki makna berbeda dan dianggap kurang tepat untuk disebut positif, bagi saya sih, tergantung orangnya dan apa yang di kepo in-nya, sebatas itu sih, sedehana saja, cetus Heny Shanti. (Sri Ardhini)

Putu Anggie Krisnaningrum.

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Ekspresso

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

GORO-GORO Memakai baju batik, Amat meng­ gandeng istrinya yang mengenakan kebaya, mengetuk pintu rumah dokter Putu Wijaya Soegianto. Begitu pintu terbuka, Amat kontan mengulurkan tangan sambil mengucap: “Selamat Hari Raya Idul Fitri, Dokter. Mohon maaf lahir-batin!” Tapi yang muncul ternyata hanya pembantu. “Maaf, Pak, Bapak dan Ibu Dokter baru saja pergi.” “Lho, ke mana?” “Katanya ke rumah Pak Amat.” Amat kerling-kerlingan sama is­ trinya. “Saya Pak Amat. Ini istri saya, Bu Amat.” Bu Amat mengangguk. “Saya Bu Amat. Pasien rematik Pak Dokter. Kami memang janji datang untuk mengucapkan Selamat Hari Idul Fitri, ten­ gah hari. tapi karena ada tamu, baru bisa datang sekarang. Adik ini saudaranya?”

“Bukan, Bu. Saya PRT.” Bu Amat terkejut. “PRT? Apa itu?” “Pembantu Rumah Tangga!” kata Amat memotong. “O, pembantu, kirain keponakan­ nya. Soalnya cantik sekali. Baru ya? Dari mana?” Pembantu itu nampak malu. tapi menikmati pujian itu. Tapi belum sempat menjawab Amat nimbrung lagi. “Maaf, boleh tanya berapa gaji PRT sekarang sebulan? Ya, kami juga lagi perlu. Barangkali adik bisa mencarikan?” Bu Amat langsung memotong. “Bapak ini bagaimana, kita kan mau halal-bihalal, kok malah bisnis pembantu. Sudah ini bagaimana seka­ rang? Mau tunggu di sini atau pulang saja kita?” “Kalau pulang, tapi Pak kalau Pak Dokter juga pulang, bisa papasan kita. Padahal besok pagi-pagi kita sudah be­ rangkat, kan?!” “Makanya pakai planning dong, jangan asal jalan!” Amat nampak gugup. Ia mengelu­ arkan HP. “Mau nelpon siapa?

lebaran

“Pak Dokter! Hallo Dok! Dok! ini aku Amat. Aku di sini di rumahmu. Di rumahmu, ya, ya di rumahmu! Kamu dimana? Di rumahku? Gila! Jadi gimana ini? Aku pulang atau kau pulang? Oke kalau begitu, aku tunggu di sini. Oke, sip!” Amat menutup HP lalu menoleh istrinya. “Dia bilang kita tunggu saja di sini!” “Tapi berapa lama?!” “Sssttt!” Amat menyabarkan istrinya yang kelihatan jengkel. Lalu berpaling pada pembantu yang dari tadi bengong melihat tamunya nampak kesal. “Siapa namanya, Dik?” “Sunyi, Pak.” Amat ketawa. Bu Amat langsung menginjak kaki Amat. “Sunyi sepi?” Pembantu itu mengangguk. “Ya, Pak. Sepi. Pak Made juga pulang karena istrinya sakit jadi saya sendiri rumah sebesar begini.” “Tapi tak ada. hantunya, kan?” “Ada, Bu! Tadi saya sudah takut. Untung Bapak dan Ibu datang!” “Oke, tidak usah takut. tadi Pak Dokter bilang supaya kami tunggu saja di

sini. Sekalian dia minta supaya kami bantu membersihkan hantu supaya pergi.” “Bapak bisa ngusir hantu?” “Sekarang hari apa? O ya, mungkin bisa? Kamu punya hiu?” “Ikan hiu, Pak?” “Bukan. H-i-u! “Dupa untuk sembahyang.” “Tidak ada, Pak. Ada lilin.” “Tidak bisa! Coba cari sebentar ke toko, beri dia uangnya, Bu. Nanti kita usir hantunya sambil nunggu Pak Dokter.” “Tokonya jauh, Pak.” “Ya, naik kendaraan umum saja. Kasih uangnya, Bu!” Bu Amat menggerutu, tapi mem­ buka juga dompetnya. Sunyi nampak ragu-ragu. “Ayo nanti keburu Pak Dokter da­ tang. Atau masih ingin halal-bihalal dengan hantunya? Kelihatannya ada tiga. Semua seneng sama kamu!” “Pak!” Amat ketawa. Sunyi nampak ketaku­ tan. Ia permisi masuk ganti pakaian. Lalu memanggil pacarnya di pos satpam. “Mas, Mas, antar aku sebentar ke

supermarket!” Tak ada dua menit, satpam pacar Sunyi muncul dengan motor bututnya. Langsung memboyong Sunyi mencari hiu. Tapi mereka tidak langung ke su­ permarket. Singgah dulu ke KFC karena pacar Sunyi mau nraktir dengan THRnya. Setengah jam kemudian Sunyi baru kembali membawa segepok hiu. Bertepa­ tan dengan Dokter Soegianto yang keluar dari mobilnya yang baru sampai. “Sunyi! Dari mana kamu?” Sunyi menunjukkan hiu yang di­ belinya. “Apa itu?” “Hiu, Pak, disuruh Pak Amat untuk ngusir hantu.” “Pak Amat siapa?” “Pak Amat, tamu Bapak!” “Lho, kami baru saja habis makan bersama dengan Bapak dan Bu Amat.” Sunyi tercengang. Istri Dokter Soegianto yang baru masuk rumah, berlari keluar sambil berteriak:”Paaakkk kita dirampok!”

Galau Bersosial Media Beberapa orang berpikir untuk menutup akunnya. Mereka merasa sudah tidak punya hidup yang normal lagi. Mau makan, difoto dulu makanan­ nya, mau ketemu teman mesti selfie-an dulu terus diunggah. Begitu juga saat bepergian, tunjukkan diri lagi di airport/ foto tiket keberangkatan, liburan wajib pasang foto berlatar tempat liburannya. Sosmed membikin mereka capek. Orang yang hidup untuk sosmed sepenuhnya, tidak pernah melepaskan genggaman ponselnya. Entah untuk ung­ gahan sendiri atau berselancar dan explore akun orang lain. Jika mengganggap sosmed adalah sesuatu yang “matter”, maka seseorang akan mengada-adakan sesuatu untuk keperluan itu. Con­ tohnya, pesan makanan bukan untuk dimakan, tapi untuk difoto saja, ketemu teman bukan karena temu kangen tapi untuk keperluan postingan, apalagi ada ancaman ; harus dipasang ya! Selain itu sengaja pergi ke tempat-tempat kekin­ ian atau liburan demi memperlihatkan pernah ke sana. Beli barang ini-itu khusus untuk dilihatin di sosmed. Kapan hidup untuk diri sendiri ? Karena itulah penyebabnya ingin punya kehidupan ala sendiri, makanya jenuh.. apalagi yang mesti diunggah, apalagi caption hari ini, bahkan hastag sudah tinggal copy paste aja. Tanpa harus ke­ luar uang banyak, tanpa tergoda oleh barang-barang di online shop, tanpa sengaja bikin ini- itu untuk kepentingan eksistensi. Tanpa usaha yang besar seperti berjam-jam memilih foto yang cocok, ngedit, buat kata-kata . Kita yang bisa “mem-filter” apa yang mau dilakukan itu. Belanja di on­

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

line, kita yang bisa mengontrol. Makan di resto, warung, bintang lima.. tidak harus diunggah. Naik sepeda, mobil, bemo, gojek, pesawat, jet pribadi.. tidak wajib kita naikin di sosmed. Tidak ada suatu keharusan kita mengunggah sesuatu setiap hari. Bagi artis atau public figure lainnya, tidak mengunggah sesuatu pun, follower tidak akan meninggalkannya. Jadi apa intuisinya Anda bersosmed ? Menyebarkan informasi, membuat ke­ hidupan pribadi diketahui publik, punya badan bagus terus pakai baju-baju seksi, menampilkan barang branded dari ujung rambut ke kaki, sebagai album foto karena tidak ada keterangan dari foto tersebut sekedar punya buat stalking atau akun palsu untuk bayaran ? Mencari banyak follower sampai beli. Anda yang tahu sendiri kegunaannya untuk apa. Banyak perilaku yang tidak sewa­ jarnya terjadi di sosmed, ada yang tersinggung dengan suatu postingan seseorang, lalu menghujatnya dengan kata-kata dan perang komentar di hala­ man orang lain, tanpa tahu persoalan sebenarnya. Seharusnya kita saling menghargai dan tidak membuka semua amarah itu di ruang publik. Life is beautiful, indah jika kita benarbenar menikmatinya. Wajar kita berso­ sial media, untuk tahu segala informasi dan hal-hal baru. Menurut saya, ambil positifnya. Beberapa teman pernah saya lihat berkomentar di akun orang lain dengan bahasa yang tidak menyenang­ kan. Tidak kenal secara pribadi, tapi berani mengatakan orang berdasarkan informasi buruk yang didengar. Come on girls, that’s none of your business. Ngam­ bil google’s quote untuk menjadi inspirasi

Diah Chandra & membuat banyak orang yang tidak tahu jadi positif pikirannya. Kenapa harus galau, meninggalkannya.. suatu hari buka lagi. Saat Anda buka lagi, udah ada sosial media baru yang menggantinya. Mau pindah ? Ntar galau lagi lho.. Anda dan Sosial Media Setiap orang punya hidupnya sendiri, kita tidak bisa membandingkan atau mengukur hidup seseorang dengan orang lain atau dengan kita sendiri. Se­ mua orang ‘struggle’ di kehidupan mas­ ing-masing. Apapun yang orang posting di sosmed adalah hak mereka dan kita hanya sebagai pengamat yang mengikuti perjalanan akun yang kita ikuti. Kalau suka ya di-like atau dikomen. Kalo tidak suka ya tidak usah diikuti lagi.

Jika kita merasa tidak disentuh oleh hal-hal yang diposting orang lain, kenapa kita harus terganggu ? Bahkan sampai ada yang berantem sahut-sahutan di halaman orang itu. Kenapa ikut sibuk memberikan pendapat yang dianggap benar ? Boleh saja memberikan ko­ mentar di sana, namun juga lebih baik dipikirkan dulu apa yang mau diucapkan. Apalagi menyangkut hal yang serius & mengarah pada suatu opini negatif. Membaca kata- kata ini membuat kita berpikir ini benar adanya . Orang lain memasang foto-foto liburannya di sosmed, kebanyakan hura-hura ka­ tanya. Orang lain memasang foto sedang beribadah, kok ibadah di - publish. Orang lain memasang foto–foto dapur cantik dan masakan-masakannya, seseorang meradang. Orang lain upload barang- ba­ rang berharga atau bisnisnya, dikatakan sombong atau gitu aja dipamer. Semua itu adalah orang lain bukan Anda. Jadi versi Anda bagaimana ? Ba­ hagialah dengan apa yang Anda buat. Apapun yang orang posting itu urusan mereka, Anda hanya mengamati sambil berselancar ke akun-akun orang, Lihat bagaimana Princess Syahrini di dalam pesawat pribadi. Anda yang tidak tahu bagamana pesawat pribadi, jadinya tahu

pesawat pribadi itu didalamnya seperti apa. Anda yang melihat orang yang gemar berolahraga, jadinya termotivasi juga ikut berolahraga. Ada yang tidak tahu kalau menara Eiffel bisa nyala malam harinya, jadinya tahu lewat postingan orang yang pernah kesana. Ambil positifnya dari apa yang diposting orang lain. Jika seseorang senang meng-upload kegiatannya dimana-mana, bukan berar­ ti hidupnya enak karena bisa jalan-jalan terus. Sebenarnya dia memperlihatkan sisi yang enak dilihat orang lain, semen­ tara dibalik itu dia berjuang setiap hari bagaimana dia yang belum mandi har­ us ke pasar, mengolah makanan sampai di rumah. Pergi ke suatu tempat yang sangat jauh berjalan kaki atau membuat kerjaan besar dalam jumlah banyak. Tapi yang diposting makanan cantik yang sudah jadi atau lagi duduk manis di suatu tempat. Itu yang terlihat kan, padahal Anda tidak tahu perjuangannya orang itu. Biarkan orang lain dengan dunianya, Anda punya pendapat cukup menilai dalam hati. Karena orang tidak bisa dilihat dari luarnya saja, tapia Anda harus kenal “kepribadiannya”. Diah Chandra Personality Development

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

23

Makin Kepo makin Penasaran

Know everything particular object atau yang lebih dikenal dengan kata ‘kepo’ sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, tetapi banyak juga yang tidak tahu artinya. Bahkan orang juga tidak tahu maksud dan tujuannya kepo terhadap sesuatu. Stigma negatif terhadap istilah kepo membuat seseorang tidak ingin dicap sebagai orang yang ter­ lalu kepo. Padahal jika dilihat dari segi positif, rasa kepo yang tinggi akan selalu membuat hasrat ingin tahu terhadap sesuatu semakin tinggi pula.

H

al tersebut juga yang dirasakan oleh Luh Putu Budiartini, ma­ hasiswa semester akhir Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Undik­ sha Singaraja. Menurutnya istilah kepo yang dipahaminya adalah keingintahuan terhadap sesuatu yang akan mengundang rasa pe­ nasaran. Baginya, hal yang sangat wajar jika seseorang memiliki sifat kepo asalkan terhadap se­ suatu yang bermanfaat. Apalagi di zaman digital saat ini, dengan kemajuan teknologi mendorong penggunaan media sosial yang begitu pesat di masyarakat. Ban­ yaknya status, foto, dan informasi yang diunggah tentu akan men­ gundang rasa penasaran setiap orang. Perempuan yang akrab disapa Evi ini mengatakan orang akan sangat penasaran dengan hal menarik yang diunggah oleh pengguna medsos. “Kalau teman posting sesuatu, rasa kepo muncul. Misalnya posting foto lagi jalanjalan dan viewnya bagus, pasti penasaran tempat itu di mana,” ujarnya. Tidak jarang, dirinya mengha­ biskan waktu berjam-jam untuk stalking sesuatu dan kepo sesuatu yang membuatnya penasaran. Banyak hal yang membuatnya merasa kepo bahkan hal-hal yang dirasa tidak penting dan tidak ada

banget pasti aku langsung chat temen dan tanya-tanya langsung,” pungkasnya.

Dian Pratiwi Citra

manfaatnya. “Kepo yang paling gak penting ketika, temen aku punya pacar, trus aku kepo siapa sih pacarnya itu,” ungkap perempuan yang lahir di Anturan 8 Desember 1993 tersebut. Walau terkadang kepo ter­ hadap hal yang tidak penting, tetapi menurut perempuan yang menjadi director di salah satu bis­ nis MLM ini merasa sangat puas setelah tahu sesuatu. “Memuas­ kan rasa penasaran aja sih, biar tahu lebih banyak,” jelasnya. Evi juga mengaku tidak segan-segan kepo secara langsung kepada temannya jika rasa penasarannya begitu tinggi. “Kalau aku lagi kepo

JANGAN KEPO SAAT GALAU Sementara itu, Dian Pratiwi Citra juga mengungkapkan man­ faat memiliki sifat kepo sangat besar dirasakan jika digunakan untuk hal yang positif. Sebagai orang berkecimpung di dunia kecantikan seperti bisnis alat-alat kecantikan, salon, dan make up artist (MUA), dirinya sering meng­ gunakan media sosial untuk kepo terhadap informasi yang berkaitan dengan passion-nya. “Biasanya aku akan kepo terhadap sesuatu atau orang yang berpengaruh terhadap diriku, misalnya terhadap bisni­ sku,” jelasnya. Meskipun merasakan banyak manfaat, akan tetapi perempuan yang lebih akrab disapa Citra ini tetap membatasi rasa kepo yang dimiliki. Sebab, kepo yang berlebi­ han dan diwaktu yang tidak tepat justru akan membawa dampak kurang baik untuk kareirnya. Perempuan kelahiran Seririt, 4 April 1991 tersebut tidak akan kepo jika dalam keadaan galau, sebab ketika melihat seseorang yang lebih baik dalam karier maupun bisnis melalui unggahan di media sosial akan membuat dirinya kehilangan kepercayaan

diri dan merasa putus asa. Dirinya lebih memilih kepo jika dalam keadaan yang baik sehingga hal baik yang diketahui akan berdampak baik juga. “Leb­ ih baik kepo kalau mood sudah balik lagi, itu akan membuat kita termotivasi dengan hal baik yang kita lihat,” jelasnya. Secara jujur Citra mengakui bahwa hanya akan penasa­ ran dengan hal yang berhubun­ gan langsung den­ gannya. Mengge­ luti bisnis online sejak enam tahun silam membuatnya memiliki banyak te­ man, akan tetapi tak satupun ada yang di-kepo-in mengenai kehidupan pribadi masing-masing. Jika pun ada teman yang punya masalah, dirinya hanya mencari tahu melalui status yang di-update di media sosial. “Tidak semua orang terbuka dengan masalah pribadi, jadi kalau memang ada teman yang punya masalah paling aku cari tahu melalui status dulu sampai menunggu dia yang bercerita,” ungkap pemilik salon Dian Citra tersebut.

Sebagai seorang director di salah satu bisnis MLM yang sedang digemari saat ini, tentu Citra memiliki banyak downline yang harus dia bimbing untuk meraih kesuksesan dalam berbisnis. Selain kepo terhadap sesuatu, dirinya juga ingin dikepoin oleh temanteman di med­ sos, se­ hingga dirinya selalu men­ gunggah hal-hal yang positif untuk memberikan vibrasi positif dan motivasi kepada temanteman yang membaca statusnya. “Aku sudah mem-branding diri aku di medsos sehingga jarang banget bikin status yang galau lebih dominan buat status yang memotivasi,” ungkapnya. Pebisnis muda yang gigih ini juga mengaku sering merasa kepo dengan karakter dari para downline-nya, sehingga perlu mencari tahu melalui berbagai sumber salah satu dengan media sosial. “Dari unggahan-unggahan aku sedikit tahu bagaimana karak­ ter orang yang baru aku kenal, memang tidak semua unggahan di medsos dapat mengetahui karakter orang,” jelasnya. (Wiwin Meliana)

Luh Putu Budiartini

Puaskan Hasrat ingin Tahu Sekarang ini, istilah “kepo” sering di­ pakai untuk melabel aktivitas seseorang yang ingin mengetahui aktivitas orang lain. Dari berbagai variasi makna dari kata “kepo” semuanya merujuk pada pemahaman tentang “rasa ingin tahu yang berlebihan”. Menurut pengamat sosial Drs. Drajat Wibawa, M.Si., rasa ingin tahu ini sebenarnya wajar dan telah menjadi bagian dari survival manusia sepanjang abad dan segala zaman. “Manusia sepanjang masa selalu men­ coba untuk berjuang untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dan per­ juangan itu tidak lepas dari rasa ingin tahu yang secara akumulatif menciptakan pengetahuan. Jadi pada dasarnya rasa ingin tahu itu membangun dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa rasa ingin tahu, bisa dipastikan sebuah peradaban akan terhenti perkembangannya,” ujar pria kelahiran Yogyakarta ini. Setelah ber-evolusi sedemikian rupa, maka rasa ingin tahu ini telah menjelma menjadi sebuah kebutuhan individu dan masyarakat secara luas. Kebutuhan ini pun dijelaskan Drajat Wibawa, pada akhirnya menjadi kondisi “haus pengetahuan”. Ketika zaman sudah beranjak menjadi semakin modern dengan era informasi

berkembang sedemikian pesat, lalu mun­ cullah fenomena “haus informasi”. Fenomena “kepo” yang saat ini berkembang, dikatakannya bukan saja didasari rasa ingin tahu akan segala hal yang luar biasa, melainkan juga didukung oleh banjir informasi dan perkembangan teknologi yang luar biasa pesat hingga menembus batas-batas geografis yang selama ini ada. Secara psikologis, aspek kemajuan teknologi informasi dan keterbukaan in­ formasi merupakan pemicu dari dorongan kebutuhan untuk memperoleh informasi. “Siapa cepat dapat informasi, semakin seseorang merasa memiliki kelebihan (power) dibandingkan orang lain,” cetus­ nya. Sehingga, semakin meningkatkan dorongan untuk bersaing mendapatkan informasi dan membagikannya di ranah publik. Terlebih pada zaman ini telah mun­ cul media sosial yang semakin memberikan ruang untuk berekspresi mengungkapkan eksistensi seseorang. Secara singkat dapat dikatakan bahwa akses yang diperoleh setiap orang melalui teknologi informasi ini telah membuka keleluasaan orang untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang segala hal. Bisa mengenai hal-hal yang bermanfaat untuk

Drs. Drajat Wibawa, M.Si.

kehidupan pribadi seseorang, sampai ke­ pada hal-hal yang remeh-temeh dan sangat privasi bagi orang lain, entah pasangan, pacar, teman dekat maupun siapa saja yang ingin diketahui. Drajat Wibawa menegaskan, rasa ingin tahu tentang segala hal pada dasarnya

baik bagi setiap orang. Yang menjadi kurang baik apabila “kepo” masuk pada hal-hal yang mengganggu batas-batas pribadi orang lain. Kepo yang baik tentu merupakan “kepo” terhadap banyak hal yang bisa membangun dan meningkatkan pemahaman seseorang terhadap aspek kehidupannya. Tentu dalam hal ini kepo menjadi sangat bermaanfaat. Tanpa kepo, orang menjadi apatis dan cuek terhadap lingkun­ gan, sebuah kondisi ekstrim yang menjadi lawan dari kepo. Oleh karenanya, sebai­ knya seseorang tetap mengembangkan rasa ingin tahunya tentang segala hal, alias kepo, semasih semua informasi tersedia secara bebas dan tak terbatas. Namun, ketika kepo itu menyangkut aspek privasi seseorang, tentu hal ini tidak bermanfaat apa-apa, kecuali hanya untuk memuaskan hasrat ingin tahu. “Terapkan prinsip yang sama kepada diri sendiri. Kalau kita merasa tidak enak di-kepo-in, maka janganlah terlalu kepo tentang ke­ hidupan pribadi orang lain. Terlebih ingin tahu lebih jauh rahasia-rahasia pribadi orang lain. Tentu orang akan merasa tidak nyaman, sama tidak nyamannya ketika kita di-kepo-in orang lain,” ingatnya. (Inten Indrawati)


22

Telah bekerja keras selama beberapa bulan terakhir, sejumlah artis memilih menghabiskan masa libur panjang lebaran di luar negeri. Di antaranya adalah Ayu Tingting, Raffi Ahmad dan Nagita, serta Syahrini. Ayu Tingting dan Raffi Ahmad misalnya, mengaku sangat sulit mendapatkan kesempatan libur panjang bersama keluarga kare­ na keduanya sangat sibuk.

B

Sosialita

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

ukan hanya sibuk syuting tapi mereka juga seharihari mengurusi bisnisnya yang tengah berkembang. Tapi yang paling super sibuk adalah saat Ramadan baru lalu, dimana mereka mengisi sejumlah program Ramadan plus program tayangan rutin. Menurut Ayu, selama Ramadan lalu kesibukannya dua kali lipat dibanding biasanya. Ia mulai kerja pukul 10 pagi dan itu terus berlanjut hingga sore, kemudian dini hari dia harus syuting untuk acara sahur. Belum lagi acara syuting-syuting rutinnya. Walhasil, sebaik-baiknya menjaga kesehatan termasuk menambah asupan berbagai suplemen untuk daya tahan tubuh, tetap saja akhirnya ibu cantik ini tumbang juga. Namun Ayu yang mengaku sakit pada bagian bawah perut dan kakinya sulit digerakkan menolak dirawat di rumah sakit. Ia memilih dirawat di rumah. Seperti Ayu, begitu juga Raffi Ahmad yang super sibuk selama Ramadan akhirnya ambruk dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan. Namun tidak separah Ayu, seusai mendapat infus, Raffi pun bekerja kembali. “Ayu hanya kecapean juga kurang minum. Karena kan bulan puasa, dia juga puasa. Biasanya dia banyak minum tapi karena bulan puasa jadi kurang. Makannya juga tidak teratur, makanya waktu itu dia sakit,” ujar sang ayah, Abdul Rozak. Masa-masa berat itupun telah berlalu. Kerja keras mereka bukan hanya diganjar honor yang tinggi tapi juga kesempatan berlibur yang lumayan lama. Kata Ayu, dirinya jarang mendapat libur lama. Makanya momentum liburan kali ini dia benar-benar ingin santai tanpa memikirkan pekerjaan. Kesempatan bisa berlama-lama bersama Bilquis bisa dibilang langka karena kesibukannya yang tinggi. Maklum, dia adalah orangtua tunggal yang membiayai segala keperluan keluarganya seorang diri. Dia juga anak pertama dari pasangan Abdul Rozak-Umi Kalsum, yang juga menjadi tulang punggung keluarga. Maka tak heran kalau Ayu begitu keras bekerja untuk memenuhi kewajibannya. Tapi wanita cantik bernama asli Ayu Rosmalina ini mengaku iklas dan senang menjalani semuanya karena menyadari apa yang ingin dicapainya. Untuk keseimbangan, setelah bekerja keras, dia pun memilih menikmati liburannya

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Tolinia Sukma Wardhani

Liburan setelah Lebaran

bersama Bilqis dan adiknya ke New Zealand, negara kecil yang berpenduduk sekitar 4 juta jiwa. Ayu mengaku sengaja memilih negara yang sepi dari hiruk-pikuk sekaligus memiliki panorama indah. “Aku sengaja memilih New Zealand karena tenang, tidak hiruk pikuk. Aku lebih senang berlibur ke tempat yang tidak ramai dan tak banyak dikunjungi orang. New Zealand kan terkenal karena punya panorama indah, tenang. Di sana juga tempat syuting film Lord of the Rings, aku pengen liat,” ungkapnya sebelum bertolak ke Selandia Baru. Tapi, tambahnya, lebih penting lagi dia bisa berlibur bersama Bilqis. Sebenarnya, sebagai ibu ia ingin selalu dekat dengan anaknya. Namun apa mau dikata, sebagai orangtua tunggal ia harus bekerja keras menghidupi dirinya juga Bilqis. Meskipun konsekuensinya waktunya bersama Bilqis menjadi berkurang. “Memang berat tapi mau bagaimana? Aku sih maunya dekat terus dengan Bilqis. Tapi meski berada di tempat kerja, aku tetap monitor dan berkomunikasi dengan Bilqis lewat video call,” jelas Ayu yang berlibur selama 10 hari di New Zealand. Tidak seperti biasanya, liburan kali ini kedua orangtua Ayu tidak ikut serta. Bukannya tidak diajak, tapi keduanya menolak pergi dengan alasan agar Bilqis bisa sepenuhnya bersama Ayu. Maklum, kalau hari-hari biasa bocah umur 3,6 tahun itu diasuh oleh kakek-neneknya lantaran sang bunda sibuk bekerja. “Kami memang sengaja nggak ikut supaya Ayu bisa selalu bersama Bilqis. Kalau ayah-ibu ikut, kan, Bilqis maunya ke ayah-ibu ‘mulu’ (melulu). Jadi biar saja,” ujar Abdul Rozak. “Biar deh dia (Ayu) ngerasain ngurus anaknya selama 12 hari, hahaha. Kita lihat aja nanti bagaimana,” tambah Umi Kalsum, ibu Ayu, sambil tertawa. Ayu sendiri mengaku tidak masalah orangtuanya tidak ikut. “Nggak masalah kok nggak ikut. Ngurus Bilqis nggak repot, dia mau makan roti. Justru kalau ayah-ibu ikut malah ribet, soalnya harus makan nasi. Jadi sekarang malah lebih santai. Tapi saya sih sudah ajak mereka, cuma mereka menolak,” ungkap Ayu. Lain lagi dengan liburan Raffi Ahmad yang kali ini mengunjungi tiga negara di Eropa, yakni, Belanda, Perancis dan Inggris. Seperti Ayu, Raffi pun mengaku sulit mendapatkan libur lama bersama keluarganya karena sibuk bekerja. “Aku tuh kerja dari hari Senin-Minggu, jadi waktu untuk keluarga memang kurang sekali. Makanya pas ada libur panjang jadi kesempatan untuk kumpul bersama keluarga. Liburan ini pun sudah direncanakan jauh-jauh hari,” ungkap perintis acara Pesbukers ini.

Raffi Ahmad dan keluarga

Ayu Tingting

Syahrini

Menurut Raffi, sebenarnya untuk tempat berlibur, dia tidak terlalu pilihpilih tempat. Dimana pun itu asalkan bersama keluarganya, dia pasti senang. “Kemarin itu sibuk banget. Apalagi pas bulan Puasa, waktu untuk keluarga sedikit banget. Ketemu istri-anak pas lagi kerja, jarang buka dan sahur bareng. Makanya ada kesempatan libur ya benarbenar digunakan. Kemana saja aku nggak masalah, yang penting jalan-jalan, yang penting kebersamaan,” ujar Raffi yang bersama keluarganya bertolak ke Eropa

Rabu lalu (28/6). “Gigi (Nagita) lebih suka ke Eropa, ya aku ikut aja, nggak masalah yang penting liburan bersama keluarga,” tambahnya. Lain lagi dengan Syahrini, penyanyi kondang pelantun tembang ‘Aku Tak Biasa.’ Kalau artis lain berlibur hanya bersama keluarga kecil maka Syahrini libur Lebaran kali ini membawa rombongan besar. Tak tanggung-tanggung sebanyak 25 orang dibawanya serta ke Hong Kong. Mereka adalah keluarganya juga para karyawan serta beberapa

asisten rumah tangganya. Tidak seperti yang lain yang setidaknya menyempatkan merayakan Lebaran hari pertama Tanah Air, sedang Syahrini sudah bertolak ke Hong Kong tiga hari sebelum Lebaran. Wanita cantik ini mengaku ingin mencari suasana baru. “Aku sengaja memilih Hong Kong selain lebih dekat juga ke sana nggak pakai visa. Jadi mbak-mbak (asisten rumah tangga) di rumah aku nggak perlu apply visa. Nah aku juga bawa tiga keponakan yang kebetulan habis graduate , mereka minta hadiah jalan-jalan. Ya sudah aku pilih Hong Kong. Sebelumnya kan mereka juga sudah ke Korea dan Jepang,” ungkap Syahrini. Sepekan di Hong Kong, artis bernama asli Rini Fatima Jaelani ini melanjutkan perjalanan ke Los Angeles, AS, dan akan berada di sana selama dua-tiga pekan. Di sana ia bukan sekadar menghabiskan masa liburan tapi menjalani perawatan tenggorokan. Pasalnya, kata Syahrini, sejak beberapa waktu dia mengalami masalah dengan tenggorokannya. Dokter yang biasa merawatnya menyarankan untuk berobat ke Los Angeles. “Jadi saya nemenin keluarga libur ke Hong Kong cuma seminggu saja, setelah itu saya dan beberapa orang langsung ke Amerika untuk berobat. Saya ada urusan dengan dokter di sana, mau ada tindakan. Mungkin di sana dua sampai tiga minggu,” ucap wanita kelahiran 1982 ini di Bandara Soekarno-Hatta. (Diana Runtu)

3

“Wardhani House of Kebaya “di Jalan Tibung Sari, Kwanji, Denpasar adalah salah satu rumah mode yang mengedepankan bentuk desain nuansa modern simpel de­ ngan siluet klasik nan menawan. Pemiliknya Ni Luh Nyoman Tolinia Sukma Wardhani, S.S. Namanya pun makin berkibar sebagai seorang desainer kebaya.

Eksplorasi Kreativitas Melalui Kebaya

Toly di salah satu sudut butiknya.

Begitu juga jika ada klien datang memesan kebaya, namun tidak tahu ingin model seperti apa, dan hanya menyampaikan yang penting bagus di badan dan enak dilihat. Untuk yang seperti ini, Toly menanganinya juga de­ ngan membuatkan sketsa dan dikomunikasikan hingga kliennya benar-benar merasa sreg dengan modelnya. Khusus, untuk kebaya maupun gaun pengantin, dikatakan oleh Toly sebaiknya dipesan dua atau sebulan sebelum acara se­ hingga hasilnya akan memuaskan SELALU INGIN LEBIH BAIK Tentu saja selalu ada cerita di se­tiap mengawali usaha. Jika sekarang Toly, dikenal sebagai salah seorang desainer

C

Toly dan keluarga.

utting yang bagus, modern klasik dan fit di badan itulah kebaya karyanya. Bukan hanya itu ia diketahui memiliki ciri khas lainnya yakni pilihan warna kebaya yang senada dilengkapi dengan tile warna kulit. Menggunakan material france lace, semi lace hingga corneli dijamin menjadikan penampilan lebih memikat di berbagai kesempatan. Ditemui di workshop yang bersebelahan dengan ruang display- nya, ibu dari Ghani Bhaskara (5) ini, mengaku sangat menikmati aktivitasnya men­ desain kebaya. Baginya, kebaya adalah busana yang istimewa. Karenanya, makin banyak wanita menjadikan kebaya sebagai busana andalan untuk tampil elegan, mulai dari acara wisuda, potong gigi, pernikahan hingga ulang tahun pernikahan. Kebaya lanjut istri Agus Suprianta, S.E., M.Si., ini membuat pemakainya tampak memesona bahkan tampil seksi jika pas di badan. Apalagi di Bali dengan aktivitas budayanya, dan kebaya sekarang tampil lebih beragam dengan model makin keren juga aplikasinya makin gaya untuk berbagai acara. Kare­ na itu pula, kini ia dibanjiri klien yang ingin dibuatkan kebaya. Saat ini tercatat kebaya bikinan Toly bukan hanya dikenal di lokal Bali, dan beberapa kota di Indonesia namun pelanggannya juga datang dari Australia, Belanda dan Swiss. “Seru juga ya, di luar negeri sana banyak yang berkebaya. Walau, pilihan mereka lebih banyak kebaya yang polos tanpa modifikasi, sehingga kami bisa menggarapanya dan pas dikenakan, ujar Toly yang kuliah di Program MM di Unud ini. Selanjutnya menurut Toly untuk usaha jasa yang satu ini, ia wajib mem-

berikan pelayanan terbaik dan ekstra bagi setiap kliennya. Jika ada seorang klien datang meminta dibuatkan kebaya dengan membawa contoh karya orang lain, maka Toly akan mengatakan tidak bisa membuat yang persis sama. Namun, ia memberikan solusi dengan membuatkan gambar sesuai stylenya tapi inspirasinya dari contoh yang dibawa kliennya. Dikatakannya dengan komunikasi personal yang dilakukan selama ini, mereka bisa menerima. “Mereka menerimanya, meski desain kebayanya tidak serupa, tapi setelah dicoba merasa cocok. Malahan mere­ ka mengatakan jadi memiliki koleksi dengan desain baru ala Toly”, kata putri ketiga dari empat bersaudara pasutri Ni Ne­ngah Trisanthi dan dr. Made Buana, SpM., ini tersenyum. Ia juga mengatakan kalau selama ini informasi usahanya berjalan dari mulut ke mulut.

Tolinia Sukma Wardhani

Toly dan salah satu kegiatan fashion show.

kebaya yang dicari dan diminati, bukan diperolehnya dalam sekejap, ada proses yang dilaluinya.Toly yang memiliki bakat menggambar dan menggemari dunia fashion sejak remaja ini, menuturkan jika sekitar tahun 2010 saat dirinya ingin menjahitkan sebuah kebaya, ia merasa ongkosnya cukup mahal. Ia pun bicara dalam hatinya, apa yang membuat ongkosnya mahal, dan ia merasa bisa dan membuat kebaya sendiri. Sejak itu ia terinspirasi memiliki usaha membuat kebaya. Rupanya keinginannya mendapat dukungan modal dari orangtuanya. Maka ia pun segera membelikannya mesin jahit dan perlengkapan lainnya. Menariknya, ketika itu meski masih coba-coba namun, sudah ada yang datang minta dibuatkan kebaya. Namun, diakuinya ia juga memiliki kisah yang mampu memacunya untuk belajar lebih baik lagi. Suatu saat, ketika ia baru bisa sebatas dasar menjahit kebaya, seorang koleganya datang minta dibuatkan baju pengantin seperti karyanya Anne Avanti. Toly merasa bisa dan menerimanya. Setelah dikerjakan ternyata hasilnya jauh dari harapan pemesannya. Akhirnya ia pun mengganti kainnya dan klien itu pun menjahitkan kebayanya pada orang lain. “Itu pengalaman yang tak terlupakan, cetusnya”. Selanjutnya Toly pun penasaran ingin bisa berkarya seperti sosok Anne Avanti, desainer yang meng­ inspirasinya. Ia pun berinisiatif belajar secara formal tentang teori, teknik dan keterampilan menjahit. Setelah sempat belajar sebentar di sekolah mode milik Susan Budihardjo, setelah itu Toly melanjutkan mengikuti pro-

gramnya Angeliqa Wu Fashion Design Course. Di sini talenta Toly semakin terasah, terbukti saat ujian ia berhasil meraih predikat salah satu dari 3 Best Student. Selanjutnya untuk lebih lagi menguatkan passion-nya di kebaya, Toly tidak sungkan-sungkan menambah ilmunya dengan belajar langsung di beberapa penjahit kebaya tradisional yang cukup terkenal. Ketika bicara hasil, untuk Toly, bukan semata mata soal uang, tapi lebih pada nilai kepuasan. “Rasannya bahagia dan ada kepuasan tersendiri ketika melihat foto klien kami terlihat makin cantik mengenakan kebaya. Apalagi jika pengantin perempuan tampil cantik di hari bahagianya dengan kebaya buatan kami”, ucap Toly yang melengkapi koleksi butiknya dengan wastra Indonesia seperti songket alam, batik, dan endek. Toly mengakui ada peran besar orang disekelilingya selama ini. Dalam menjalankan usahanya, kata Toly selain dukungan suami, keluarga, ibu mertua Ni Komang Sutresni serta ayah mertua­nya Drs. Wayan Mundra yang juga dosen Undiksha dan telah bergelut di dunia bisnis selama 20-an tahun disebutnya sebagai mentor terutama dalam hal etika berbisnis. Sementara itu, pemilik motto “hidup bekerja untuk selalu menaikkan kualitas hidup” ini masih ada mimpi yang ingin digapainya, yakni memiliki cabang butik di area Kota Denpasar. Kemudian setelah beberapa kali menghadirkan karya dalam ajang fashiow show di Bali, suatu saat nanti ia ingin bisa menggelar fashion show koleksi kebayanya di luar negeri. -ard

Sebagian aktivitas di work shopnya.


4

Inspirasi

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Mandalika

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

21

Ria Irawan

Curhat Pengalaman Melawan Kanker

Silaturahmi Gubernur NTB dengan Bupati Lombok Tengah beserta jajarannya

Ria Irawan sungguh luar biasa bersyukur atas mukjizat yang dialaminya. Betapa tidak, dulu penyakit kankernya yang divonis dokter telah stadium 3 C berhasil sembuh. Selama 19 bulan hidup bebas kanker, kemudian kembali divonis kanker baru, bukan kelenjar getah bening sebagaimana kankernya terdahulu tapi kanker di rongga perut. Kanker ini pun, Januari lalu, sudah dinyatakan sembuh. Meski begitu dia tetap disiplin menuntaskan prosedur kemonya sampai enam kali. Dan baru-baru ini semua rangkaian kemo tersebut sudah selesai dijalaninya.

“S

ekalipun dinyatakan kanker sudah tidak ada, tapi kita harus menjalani rangkaian kemo sampai selesai. Waktu kanker pertama, pada kemo keempat sel kankernya sudah tidak ada. Tapi saya tetap menjalani sampai tuntas semua prosedur kemo juga 25 kali radiasi. Kemudian kanker baru muncul lagi. Setelah kemo kedua dari hasil CT Scan dinyatakan kankernya sudah tidak ada. Tapi saya tetap jalani sampai tuntas enam

menikah dengan manajernya, Mayky Wongkar, dinyatakan sembuh. “Jadi kuncinya adalah keiklasan menghadapi penyakit kita. Jangan marah, jangan banyak mengeluh. Saya tahu untuk mencapai keiklasan itu tidak mudah, saya pun demikian. Tapi akhirnya bisa melalui itu. Tuhan membantu kita,” tutur wanita bernama lengkap Chandra Ariati Dewi Irawan. Hal lain yang disampaikan Ria adalah kedisiplinan menjalani semua

Foto: dokumen pribadi

kali kemo,” ungkap Ria Irawan di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, pekan lalu. Perjuangan Ria Irawan melawan kanker sungguh luar biasa. “Ngantri CT Scan memakai BPJS di RSCM dari jam 8 pagi dan baru jam 8 malam di CT Scan. Puasa dari jam 1 1 siang. Tetap saya harus jalanin tanpa mengeluh. Itu semua kan demi kesembuhan saya juga. Lagi pula yang sakit kan banyak. Jadi antri lah dengan ikhlas dan sabar,” ungkap Ria. Tapi yang paling membuatnya shock dan down adalah saat dia divonis kembali menderita kanker setelah selama 19 bulan dinyatakan bersih. Ria tak habis pikir kenapa bisa kena lagi, padahal dia telah menjalani pola hidup sehat. Untungnya rasa sedih, marah, down, tidak berlama-lama menghinggapinya. Dia berusaha bangkit lagi, semangat lagi untuk berobat agar bisa kembali sembuh. Sikap inilah yang jarang dimiliki oleh pasien-pasien penderita kanker yang umumnya down dan sulit bangkit kembali. Ria tak mau seperti itu. Dia tak mau berlarut-larut dalam kesedihan dan rasa amarah. Dia memohon ampun kepada Tuhan dan meminta diberi kekuatan untuk terus tegar dan semangat dalam memperoleh kesembuhan. Hanya dua kali kemoterapi, wanita cantik yang belum lama

prosedur pengobatan. Dia mencontohkan dirinya, ketika dia divonis kanker getah bening pada Oktober 2014 lalu, dia menjalani semua prosedur. “Kemoterapi itu seperti antibiotik, walaupun kankernya sudah tidak ada, tetap harus kemoterapi sampai selesai, sesuai ketentuan dokter,” tambahnya.Saya berharap

–mungkin—nanti bisa seumur hidup kankernya nggak keluar lagi. Jadi saya ambil positifnya,” ujar wanita kelahiran Juli 1969 ini. Menurut Ria apa yang dialaminya, kesembuhan yang didapatnya adalah suatu keajaiban, mukjizat. Karena itu dia selalu ingin berbagi kebahagiaan lewat share pengalaman pada semua orang. Itu makanya dia selalu bersemangat ketika diminta menjadi narasumber talkshow ataupun seminar kesehatan. Diakuinya sikap hidupnya yang sekarang tidak didapatnya dengan begitu saja. Seperti penderita lainnya, dia pun mengalami fase-fase sedih, down, kesal, marah, dll. “Waktu dinyatakan sembuh pada kanker pertama, tapi 19 bulan kemudian dinyatakan ada kanker baru tumbuh di rongga perut, gua shock, sedih dan down banget,” ungkap Ria yang sepanjang 44 tahun kariernya di dunia hiburan telah meraih delapan penghargaan dari dunia film. Karena, lanjutnya, selama ini dia telah menjalani pola hidup sehat yakni pola makan, pola gerak dan pola pikir. Tapi buktinya, kanker masih tumbuh lagi pada tubuhnya. Tapi beruntung, dia cepat tersadar dan tak mau berlarutlarut dalam kesedihan. Dia berusaha bangkit kembali untuk mendapatkan kesembuhan. “Ya, gua liat banyak banget pasien kanker yang drop dan mereka sulit untuk mengembalikan semangatnya,” ucapnya. Untuk mencapai kesembuhan, ujarnya, harus ada sikap ikhlas. Dengan ikhlas menghadapi dan menjalani semua, berbagai proses yang dijalani seperti kemo, dll, tidak lagi menjadi rintangan dan siksaan.

Ria Irawan bersama ibunya Ade Irawan dan suaminya Mayky usai ijab kabul pernikahan

Foto: dokumen pribadi

“Cara untuk sembuh, kita harus ikhlas. Ya memang, seperti yang lainnya, awalnya kita menolak, kemudian mencari second opinion. Itu juga sudah saya lalui. Bahkan berbagai saran dari orang-orang tentang mengobati

kanker, sudah saya jalani, termasuk ‘dikepret’ daun kelor juga sudah. Fase marah juga sudah saya lalui. Nah akhirnya Tuhan memberi kesadaran, kita menjadi ikhlas menghadapinya, menjalani semua proses,” tutur Ria.

Shock Dengar Yana dan Jupe Meninggal Meski begitu, sebagai manusia dia pun sempat shock ketika mendapat kabar tentang meninggalnya Julia Perez yang hanya berjarak beberapa minggu dari Yana Zein. Keduanya adalah sahabat Ria Irawan. Mereka menjadi dekat karena sama-sama penderita kanker. Yana menderita kanker payudara dan Julia Perez menderita kanker serviks. “Waktu dengar kabar Yana meninggal aku baru selesai kemo terakhir, kemo keenam. Waktu itu leukosit turun jadi harus suntik leukosit. Jadi sedang drop, nggak bisa gerak nggak bisa kemanamana. Waktu dengar kabar itu, aku rasanya nggak karuan.Tapi aku juga sudah ada feeling. Begitu juga pas dengar kabar tentang Yuli (Jupe-red),” tutur Ria yang mengaku juga mendapat firasat akan kepergian sahabatnya itu. Dua sahabatnya pergi dalam tempo yang cukup berdekatan, hanya beberapa minggu, sungguh memukul Ria yang ketika itu kondisinya juga sedang kurang bagus sebagai efek dari kemo yang dijalaninya. Ria juga sempat mengaku karena kondisinya sedang kurang baik, ia sempat juga terpengaruh dengan mitos tentang meninggal di hari Sabtu yang konon mengajak orang dekatnya. “Ini kan hari Sabtu, ya, Allah jangan ngajak-ngajak ik (saya dalam bahasa Belanda-red). Ik masih ingin hidup, masih banyak perbuatan baik yang ik mau lakukan,” ungkap Ria deng gayanya yang ceplas-ceplos menceritakan kejadian saat itu. Kembali ke soal kanker, tuturnya, ketika orang didiagnosa kanker jangan takut, pergilah berobat, tetap semangat berobat

sampai sembuh. Juga jalani semua prosedur yang diharuskan meski dinyatakan sudah tidak ada sel kankernya. “Kalau nanti harus menjalani operasi, kemo, dan radiasi, jalani saja semuanya. Kalau operasi dimana salah satu organ tubuh kita diangkat, seperti misalnya payudara tinggal sebelah atau rahim diangkat sehingga kita nggak punya rahim dan nggak punya keturunan, atau bahasa kasarnya kita menjadi ‘cacat’, ya diterima saja. Kita harus sadar bahwa semua yang ada di tubuh kita adalah titipan Allah,” ungkap Ria. Selain pasien itu sendiri, kata Ria, dukungan keluarga dan orangorang terdekat juga menjadi sangat penting bagi kesembuhan penderita kanker. Selain itu, lanjutnya, yang juga harus diperhatikan adalah harus jujur kepada dokter yang menangani penyakit kita. “Kita harus jujur pada dokter apa yang menjadi keluhan kita. Kasih tahu apa yang kita rasakan, apa yang nggak enak. Nanti dokter yang akan memikirkan jalan keluarnya,” tambah pemeran film ‘Arisan 2’, ini. Dia berbicara begitu karena pengalamannya. Dulu, katanya, ketika kemo pertama dia tidak merasakan mual. Tapi ketika kanker kedua yang letaknya di dekat lambung menyebabkan dia kerap mual. “Rasanya enggak enak banget bisa ‘tepar’ (teler dan terkapar) sampai sepuluh hari. Akhirnya gua dikasih obat yang diluar tanggungan BPJS, bayar sendiri, supaya nggak mual dan muntah. Jadi itu pelajarannya bahwa kita harus memberitahukan pada dokter apapun yang kita rasakan,” katanya lagi. (Diana Runtu).

Di hari ketiga lebaran Idul Fitri tahun 2017 ini, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH. M. Zainul Majdi didampingi istri Hj. Erica Zainul Majdi, melaksanakan safari silaturahmi ke rumah para mantan Gubernur/Wakil Gubernur dan para tokoh/sesepuh NTB, dengan mengunjungi para tokoh dan sesepuh NTB tersebut. Ini merupakan tradisi yang dari tahun ke tahun dilakukan oleh Gubernur NTB.

S

etiap tahun, pada momen Hari Raya Idul Fitri seperti ini selalu dimanfaatkan untuk saling memaafkan dan mendoakan para tokoh agar diberi

Silaturahmi Gubernur NTB ke Mantan Pemimpin NTB

kesehatan juga sebagai ungkpan rasa terima kasih atas jasa-jasa para tokoh dan mantan pemimpin NTB tersebut. Kegiatan semacam ini dilakukan, selain pada saat hari raya juga pada momentum bersejarah lainnya, seperti pada moment HUT Proklamasi dan HUT NTB. Kegiatan semacam ini dianggap perlu untuk dimanfaatkan guna meminta dukungan pemikiran untuk kemajuan NTB yang lebih baik. Kunjungan silaturahmi yang dilakukan Gubernur NTB tahun ini diawali dengan mengunjungi rumah kediaman mantan wakil Gubernur NTB H. L. Azhar di Jalan Pejanggik Matara. Kepada

Bersama Brigjend. TNI (purn) H. Abdul Kadir, S.Ip

Gubernur NTB, HL. Azhar banyak bercerita tentang pengalaman masa lalu dalam membangun NTB. Bahkan sempat menceritakan beberapa momen penting yang terdokumentasi dalam fotofoto yang terpajang di dinding rumahnya. Sambil menjelaskan potopoto dokumentasi zaman dulu saat masih menjabat sebagai Wakil Gubernur NTB, Lalu Azhar juga mengajak gubernur untuk melihat-lihat bangunan kediamannya yang masih asli yang berarsitektur Belanda. Gubernur NTB mengagumi sosok H.L.Azhar, karena selain merupakan tokoh panutan yang

Bersama mantan Bupati Lombok Barat periode 1988 s.d. 1998, Drs. H. L. Mujitahid

Silaturahmi dengan mantan Gubernur NTB, HL. Serinata

sangat konsisten, juga murah senyum dan penuh keteduhan dalam setiap tutur katanya. Dari kediaman mantan Wagub yang juga Tokoh Adat Sasak tersebut, kunjungan silaturahmi Gubernur NTB dilanjutkan mengunjungi ke kediaman mantan Gubernur NTB, HL Serinata di kawasan Monjok Mataram. HL. Serinata adalah Gubernur NTB yang digantikan oleh Zainul Majdi delapan tahun yang lalu. Dari rumah HL Serinata, gubernur menuju ke rumah mantan Bupati Lombok Barat periode 1988 s/d 1998, Drs. H. L. Muji-

tahid. Kunjungan diakhiri dengan silaturahmi ke kediaman Brigjend. TNI (purn) H. Abdul Kadir, S.I.P. yang pernah menjabat sebagai Dandim Lombok Timur. Juga pernah menjadi Bupati Lombok Timur dan Ketua DPRD Provinsi NTB. Gubernur NTB yang juga seorang ulama ini turut mendoakan agar para pemimpin, para tokoh dan sesepuh NTB dilimpahkan kekuatan, kesehatan dan perlindungan sehingga tetap dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan doa restu bagi kemajuan daerah dan masyarakat NTB. (Naniek I. Taufan)

Jalan Kaki Keliling Kampung Ada yang berbeda yang dilakukan Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr.TGH. M. Zainul Majdi tahun ini dalam melakukan silaturahmi. Selain bersilaturahmi dengan mengunjungi para tokoh dan sesepuh NTB, Gubernur NTB juga melaksanakan safari jalan kaki keliling kampung di Pancor Lombok Timur untuk menemui warga. Safari ini dilakukan gubernur untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan atau halal bihalal dengan warga khususnya untuk menemui masyarakat yang belum sempat bersilahturahmi pada acara open house di rumah dinas di Mataram maupun di kediaman Pribadi di Pancor Lotim. Aksi jalan kaki keliling kampung dilaksanakan Gubernur TGB, tiga hari setelah hari raya Idul Fitri 1438 H. Safari keliling kampung ini dilakukannya usai shalat maghrib di Masjid Attaqwa Pancor Lombok Timur. Gubernur NTB ini langsung mengawali kegiatan silaturahmi jalan

kaki menemui warga dari kampung ke kampung, dimulai dari Mesjid menuju Kampung jorong dan Kampung Barmi ke arah Timur. Menurut Majdi, kegiatan ini dilakukan sematamata untuk bersilaturahmi dengan masyarakat, dengan menemui langsung warga ke perkampungan. Sebab tidak semua warga berkesempatan datang ke acara open house yang digelar di kediaman dinas di Mataram atau di kediaman pribadi di Gelang, Pancor. Kepala Biro Humas dan Protokol, Irnadi Kusuma melalui rilisnya menjelaskan kunjungan silaturahmi mendadak TGB menemui warga, membuat warga Pancor langsung tumpah keluar rumah memadati gang-gang di area pemukiman padat penduduk tersebut untuk bersalaman. Pancor selain merupakan kampung tempat kelahiran TGB, menurut Irnadi, desa ini adalah tempat di mana Gubernur NTB mengenyam pendidikan

pesantren di Madrasah Tsnawiyah hingga Madrasah Aliyah, kemudian melanjutkan ke Ma’had Darul Qur’an wal hadits sebelum bertolak menempuh studi di Universitas Al Azhar Cairo Mesir. Tahun ini merupakan tahun sibuk bagi Gubernur NTB dalam bersilaturrahmi. Selain dengan para tokoh dan sesepuh NTB, juga silaturahmi yang dibangun adalah dengan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Juga masih dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah dan penguatan hubungan kerjasama Pemerintah KAbupaten Lombok Tengah dengan Pemerintah Provinsi NTB. Silaturrahmi ini dilaksanakan di rumah dinas Gubernur NTB di Mataram. Kunjungan silaturahmi Pemerintah Lombok Tengah ini dipimpim langsung Bupati Lombok Tengah, HM. Suhaili FT, SH. DAtang bersama Bupati Lombok Tengah adalah Wakil Bupati Lombok Tengah Lalu

Pathul Bahri bersama seluruh jajaran Forkopinda dan Para Kepala SKPD lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Dalam silaturrahmi ini, Gubernur NTB mengajak segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk terus memupuk semangat yang tinggi dalam membangun daerah. “Kalau kita punya semangat yang tinggi dalam Silaturahmi Gubernur NTB dengan warga membangun daerah di Pancor Lombok Timur pasti akan terlihat hasilnya,” kata Majdi. “Saya me- kunjungan seperti ini bisa ditiru lihat Lombok Tengah sebagai daerah lain untuk membangu kabupaten yang menunjukkan kin- sinergitas yang lebih baik antara erja yang baik dalam membangun pemerintah di Provinsi NTB dan juga kabupaten/kota seluruh NTB,” ujarnya. Gubernur NTB berharap NTB. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Lebaran Topat

Berkah Pedagang Ketupat

Lebaran Topat di Pulau Lombok tahun ini berlangsung Minggu 2 Juli 2017. Tradisi lebaran topat di Lombok telah dilakukan secara turun temurun. Perayaan Lebaran Topat meriah pada tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Masyarakat Lombok akan tumpah ruah di sepanjang bibir Pantai Pulau Lombok. Uniknya, tiap keluarga yang datang bahkan dengan pick up-pick up dari desa-desa memenuhi ruas jalan yang mengarah ke pantai-pantai, membawa makanan yang dijunjung di kepala. Ada pula yang mendatangi makam-makam yang dianggap keramat atau makammakam orang yang dianggap panutan atau ulama.

C

ara mereka membawa makanan untuk hidangan keluarga adalah dengan baskom-baskom yang terisi penuh lalu dibungkus taplak meja atau kain lainnya, kemudian dijunjung di kepalanya. Khas desa yang membuat pemandangan iringiringan para perempuan yang membawanya. Isi-isi baskom tersebut biasanya didominasi oleh lontong yang menggantikan nasi. Selain praktis, lontong juga member ciri yang khas dalam perayaan Lebaran Topat. Karena itu, pada perayaan tradisi ini yang secara resmi digelar oleh pemerintah,

biasanya di lokasi kegiatan akan menyajikan gunungan tumpeng lontong dan ketupat sebagai simbolnya. Lontong dan ketupat menjadi menu wajib dan khas dalam tiap lebaran topat. Karenanya, membuat topat menjadi salah satu kesibukan yang memakan waktu bagi para perempuan dalam menyiapkan menu khas lebaran topat ini. Lebih sibuk lagi, para perempuan yang memang kesehariannya berdagang ketupat atao lontong ini. Pada saat lebaran topat tiba, dua hari sebelumnya, persiapan membuat topat ataupun lontong khusus untuk lebaran topat ini sudah mulai. Pesanan meningkat hingga 100 persen. Karena itulah, asap mengepul dari para penjual topat dan lontong ini tiada hentinya hingga hari H lebaran topat. Di pasar-pasar tradisional di Mataram dan sekitarnya seperti Pasar Cakranegara, Pasar Kebon Roek, Pasar Sindu, Pasar Pagesan-

gan dan Pasar Karang Jasi dan pasar-pasar tradisional lainnya, juga akan lebih ramai dengan ketupat dan lontong. Sehingga tidaklah sulit untuk mendapatkan lontong atau ketupat menjelang lebaran topat karena selalu tersedia. Mereka yang berjualan lontong atau ketupat di beberapa pasar tersebut berasal dari Punia Saba, Punia Jamak, Punia Karang Kelayu dan Punia Karang Kateng, Kelurahan Mataram Barat, Kota Mataram. Di Punia, khususnya Punia Saba, terutama penduduk aslinya, ratarata mempunyai usaha pembuatan lontong dan kecambah. Usaha ru-

mah tangga turun temurun ini bisa bertahan hingga sekarang karena rata-rata dari mereka memang tidak memiliki pencaharian lain dan ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Setidaknya begitulah dengan Halimah bersama ibunya Juhariah, yang kini melanjutkan usaha yang dirintis oleh neneknya dulu. Demikian pula pedagang lontong lainnya. Para perempuan pembuat lontong atau ketupat ini menghabiskan waktunya untuk minimal delapan belas jam setiap hari untuk usaha ini, khususnya saat menyiapkan kebutuhan lontong/ ketupat saat lebaran topat. Sejak pagi pukul 06.00 sudah berangkat ke pasar untuk berjualan hingga pukul 11.00. Bahkan ada yang melanjutkan hingga sore hari. Pukul 14.00 siang mulai mengisi daun pisang dengan beras hingga pukul 17.00 sore dan sejak pukul 19.00 malam lontong mulai dimasak. Karena keterbatasan peralatan

Kreasi

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Wayang Wong Desa Tejakula

Berkembang Secara Dinamis Pengembangan kesenian tradisonal merupakan salah satu tugas pokok dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng. Pembangunan nilai-nilai seni dan apresiasi seni ditujukan untuk meningkatkan martabat seniman dan masyarakat.

M

enurut Kepala Disbud Kabupaten Buleleng Putu Tastra Wijaya, kesenian akan memperoleh maknanya dengan upaya pengembangan kesenian yang mampu melahirkan nilai tambah kultural.

Pedagang ketupat

seperti panci besar maka lontong dimasak beberapa kali naik. Lontong atau ketupat ini dimasak setidaknya tujuh jam, sehingga cukup tahan lama. Tidak kurang dari 10 kg hingga 30 kg beras para perempuan ini harus menyiapkan lontong/ ketupat saat lebaran topat tiba. “Kalau hari biasa, biasanya hanya 10 kilogram saja,” kata Nurinah, pedagang topat/lontong di pasar Kebon Roek. Dengan terampil para pembuat Lontong ini menjadikan tampilan dan rasa lontong yang enak dan menarik, padat dan berwarna hijau. Tidak semua orang bisa berhasil membuat lontong yang padat dalam satu atau dua kali kesempatan. Kebiasaan menjadi faktor utama menghasilkan lontong yang enak. Karena soal warna yang hijau segar sangat tergantung pada daun yang dipakai. “Daun yang dipilih harus berwarna hijau,” ujar Halimah. Ini akan menghasilakn lontong yang segar. Pemesanan lontong meningkat bukan hanya saat lebaran topat

melainkan terjadi sejak bulan puasa berlangsung. “Dan meningkat tajam saat Lebaran Idul Fitri, Lebaran Topat, Lebaran Idul Adha dan Tahun Baru,” kata Maryamah pedagang topat di pasar Pagesnagn Mataram. Saat itu pembuatan lontong bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat sebelumnya. Itu berarti keuntungan pun bisa bertambah. Kebutuhan topat dan lontong ini meningakt karena ratusan ribu orang akan membutuhkannya pada hari lebaran topat untuk kebutuhan pesiar. Namun rupanya tidak hanya topat dan lontong yang laku saat lebaran topat, ada pula kue bantal yang menjadi incaran warga untuk melengkapi menu lebarang topatnya. Yanti salah seorang pembuat topat lontong juga kue bantal mengaku bisa menghabiskan dari 40 kilogram beras sehari selama setidaknya satu hari sebelum lebaran topat. Ia akan berjualan topat sepanjang hari dari pasi hingga sore hari untuk kebutuhan keesokan harinya. Menurutnya, meski tiap hari dapur para perempuan Punia

Lontong salah satu menu khas yang selalu ada saat lebaran topat

berasap memasak lontong dan topat untuk dijual di pasar-pasar tradisional di Mataram, namun di masa penampahan ini (sehari menjelang hari lebaran topat) hiruk pikuk dapur menjadi lebih riuh oleh aktivitas para perempuan yang membuat dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya. “Bahkan ada yang menghabiskan beras hingga 100 kilogram untuk membuat topat dan lontong untuk kebutuhan lebaran topat. Mereka ini biasanya yang sudah memiliki langganan tetap dan menerima pesanan,” kata Yanti. Di hari penampahan, para perempuan pembuat dan penjual topat ini terlihat berderet di sepanjang Jalan Airlangga, tepat di sebelah timur Taman Budaya NTB hingga Jalan Abdul Kadir Munsyi, Punia ramai oleh penjual topat yang nyaris seluruhnya perempuan. Selain sibuk menyiapkan lontong dan topat lebih banyak untuk dijual di hari penampahan, para perempuan ini juga sibuk menyiapkan menu khas untuk berlebaran topat keesokan harinya. Topat dan lontong serta kue bantal yang dijual rata-rata Rp 15.000 tiap satu ikat isi 5-6 buah. Menu khas lebaran topat. Para perempuan ini pandai membaca peluang karena ia tahu ini akan lebih praktis bagi pembeli. “Dari pada buat sendiri, lebih baik membeli topat yang sudah jadi,” kata Sumi pelanggan topat lontong. Bagi para perempuan ini, tingginya permintaan akan topat dan lontong memberi mereka penghasilan lebih juga untuk menambah biaya merayakan lebaran topat bersama keluarga. “Saya besok tidak berjualan karena mau pesiar ke pantai bersama keluarga,” ujar Sa’nah pedagang lontong/topat yang kebanjiran pembeli. (Naniek I. Taufan)

5

Drs. Tastra Wijata, MM

Memang tidak bisa dipungkiri ancaman globalisasi tidak bisa dihindari. Ketahanan budaya harus diartikan secara dinamis, di mana unsurunsur kebudayaan dari luas ikut memperkokoh kebudayaan lokal. Kesenian tradisional yang masih eksis hingga kini adalah kesenian wayang. Dimasa lalu menonton wayang merupakan sebuah tradisi untuk memahami dan mendalami kehidupan agama dan budaya Hindu. Hanya dengan menonton wayang masyarakat bisa menyelami budaya Bali sehingga pembinaan dan pengembangan perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kesenjangan nilai-nilai local genius agar tidak bergerak kearah fenomena kevakuman makna. Salah satu kesenian yang tumbuh dan berkembang di Desa Tejakula yang berintegrasi, mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan dinamika zaman adalah Wayang Wong. Kesenian ini merupakan tradisi budaya yang cukup tua, lengkap dengan

Pementasan Wayang Wong Tejakula

ucapan, tarian, dan mekekawin yang diperkirakan sudah ada sejak pertengahan abad ke-16. Regenerasi terjadi mengikuti garis keturunan yang tak terputus, ketika hal ini tidak dilaksanakan maka yang bersangkutan akan sakit. “Wibisana dan Laksamana masih tersimpan sangat baik, inilah salah satu faktor eksistensi Wayang Wong masih tetap ajeg hingga kini,” tuturnya. K e s e n i a n Wa y a n g Wo n g Tejakula tidak bisa dipentaskan disembarang tempat dan sembarang waktu. Pementasan sakral Wayang Wong hanya boleh dipentaskan saat ada piodalan ageng di Pura Kahyangan Tiga, piodalan di Pura Danka, serta upacara Ngenteg Linggih. Kesenian

ini menjadi kebanggan Buleleng karena telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda. Kendatipun telah diakui dunia, Wayang Wong masih menyimpan problem yaitu penontonnya yang mulai terkikis. Menurut Tastra, meskipun termasuk kesenia tradisional namun terobosan kreatif harus dilakukan agar dapat dinikmati semua usia. Kesenian tradisional tidak selalu ditampilkan sesuai dengan pakempakem tradisi yang berlaku, karena akan membuatnya semakin terkesan kaku dan tidak dinamis. “Sentuhan-sentuhan nilai dan nafas baru perlu juga dikembangkan untuk mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap penghargakan dan pengayaan karya-karya

seni,” ungkapnya. Pakem-pakem Wayang Wong pada dasarnya tetap diperlukan karena berakar dalam budaya masyarakat dengan dimungkinkan juga direkonstruksi, dekomposisi, rekoreografi, renovasi, revitalisasi dan improvisasi. “Kita berusaha memelihara eksistensi dan soliditas sosialnya untuk tidak kehilangan kesadaran dan jati diri,” imbuhnya. Ditambahkan oleh Tastra, dengan mengkolaborasikan Wayang Wong dengan kesenian lain yang lebih akrab dengan anak-anak muda tentunya akan lebih dekat dengan generasi muda dengan tidak meninggalkan filosofi dan ideologinya. Tidak hanya itu, dialog pun yang biasanya menggunakan bahasa Kawi agar ditampilkan dengan bahasa yang lebih mudah sehingga mudah dipahami oleh penonton. “Tetap menggunakan bahasa Kawi tetapi harus ada yang mentraslit minimal ke bahasa Indonesia, karena zaman sekarang siapa yang mengerti dengan bahasa kawi,” lengkapnya. Dengan cara tersebut, akan bisa melestarikan budaya Buleleng asli Tejakula sebagai sebuah karya seni yang luar biasa dengan fungsi dan keunikan tersendiri dalam menyampaikan nilai-nilai keindahan dan mendidik para generasi muda. (Wiwin Meliana)

Garden Villa Residence

Hunian Mewah Berkonsep Villa

Bali boleh dikatakan satu-satunya pulau di Indonesia yang “menenggelamkan” nama besar Indonesia. Bali juga bisa dianggap rumah kedua bagi wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri sehingga banyak dari mereka memilih menetap di Bali dengan memiliki tempat tinggal bahkan tak jarang mereka berinvestasi di Pulau Dewata. Salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari pulau Bali adalah Buleleng dengan ibu kotanya Singaraja. Buleleng merupakan kabupaten terluas di Bali meliputi 24,25 % dari luas pulau Dewata dengan luas wilayah 1.365, 88 KM2 dengan panjang pantai 144 KM. Dilihat dari segi sejarah, kota yang terletak di sebelah utara Pulau Bali ini pernah menjadi pusat pemerintahan sebelum di Pindah ke Denpasar. Selain itu, Singaraja juga memiliki beberapa tempat wisata alam, budaya, dan tradisi yang sangat menarik untuk dikunjungi. Bebas dari kemacetan dan kebisingan, membuat wisatawan mendapatkan suasana tenang, nyaman dan aman. Serta Singaraja juga dinobatkan sebagai Kota Pendidikan sehingga banyak sekolah hingga perguruan tinggi yang terdapat di sana. Adanya dinamika masyarakat yang terbuka dengan pengetahuan dari luar membuat kota Singaraja memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan Singaraja sebagai tempat yang sangat aman untuk berinvestasi. Beberapa pusat perkantoran, pusat pertokoan, dan perbankan menjadikan Singaraja salah satu kota besar di Bali. Dari segi bisnis, berinvestasi di Singaraja

merupakan pilihan yang sangat tepat dan menguntungkan. Sebab, para investor akan diuntungkan dengan dua proyek besar yang sedang dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Buleleng. Dua proyek tersebut adalah pembangunan Bandara Internasional Bali Utara dan shortcut yang akan menghungkan Bali Utara dan Bali Selatan. Kedua proyek ini tentu akan sangat mendongkarak pertumbuhan ekonomi dan menjadikan Singaraja tidak kalah dari kota-kota besar lainnya. Dengan kemajuan perekonomian maka tentu akan diikuti oleh meningkatnya harga berbagai kebutuhan salah satu property. Bagi mereka yang ingin berinvestasi jangan ragu untuk mempercayakan masalah property kepada CV. Singaraja Property, Buleleng. Bersama 20 pengusaha seluruh Indonesia, CV. Singaraja Property telah meraih penghargaan Mahakarya Indonesia untuk kategori The Best Property of The Year. Prestasi tersebut sebagai pengusaha professional dan terbaik di bidangnya. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh owner CV. Singaraja Property Luh Kerthianing yang sangat luar biasa sebagai pengusaha property daerah, di dampingi sang suami Gede Sidiarta di Hotel Sultan Jakarta 30 Agustus 2013. Selain penghargaan Mahakarya Indonesia, masih ada lagi 16 penghargaan lain yang diterima Luh Kerthianing selaku developer sekaligus owner CV. Singaraja Group. Salah satu bisnis property yang saat ini tengah fokus dikerjakan adalah Garden Villa Residence SingarajaBali. Perumahan termewah di Singaraja ini berkonsep villa yang terletak

di Jalan Setiabudi desa Penarukan Singaraja. Garden Villa menyediakan berbagai kebutuhan hunian dengan berbagai type sesuai dengan kebutuhan konsumen. Spesifikasinya, type 60/100 dengan luas bangunan 60 m2 dan luas tanah 100 m2 dijual seharga 800 Juta Rupiah dilengkapi dengan fasilitas 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur, ruang tamu, carport, dan areal jemur. Pembelian type 60/100 ini juga disertai dengan bonus taman, minibar, lampu interior, dan lampu exterior. Type 145/150 dipasarkan dengan harga 2 milyar Rupiah dilengkapi dengan fasilitas 3 kamar tidur, 3 kamar mandi, dapur, ruang tamu, carport, dan areal jemur dengan luas bangunan 145 m2 dan 150 m2. Pembelian type ini akan disertakan bonus taman, kitchen set, minibar, lampu interior dan exterior, dan tandon air. Sedangkan type 145/250 dijual dengan harga 2,5 milyar Rupiah dilengkapi dengan fasilitas 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, dapur, ruang tamu, carport, areal jemur, dan kolam renang dengan bonus taman, kitchen set, minibar, lampu interior dan exterior, tandon air, dan water heater. Pemilihan material bangunan pun sangat diperhatikan oleh owner dengan memilih material yang berkualitas untuk membangun hunian yang nyaman. Spesifikasi material bangunan, struktur dan pondasi menggunakan batu kali, dinding menggunakan bata merah dan plesteran, lantai granit ukuran 60x60, plafon dengan gibsum, rangka atap dengan kuda-kuda baja ringan, atap menggunakan genteng flat mini, kamar mandi menggunakan pintu S Plus, lantai keramik, kloset duduk dan shower, kusen dan pintu menggunakan S Plus, tahan rayap,

Hunian Garden Villa Residence panas dan air, dan plus instalasi air panas dan dingin. Hunian mewah dan megah ini juga dilengkapi dengan fasilitas jalan utama yang lebar hingga 8 meter terdiri atas aspal dan paving, jaringan Telkom dan wifi, tempat ibadah umum, dan area bermain anak. Drainase yang tertata dan terintegrasi dengan lingkungan. Akses ke semua fasilitas pemerintahan, pendidikan, pertokoan, perkantoran serta pusat kesehatan, dengan waktu

akses hanya 5 menit saja. Penataan lingkungan yang asri dengan konsep villa juga dilengkapi dengan keamanan one gate system dengan security 24 jam plus CCTV. Tunggu apalagi, untuk masyarakat yang ingin berinvestasi, pilihan yang paling tepat hanya di Garden Villa Residence Singaraja atau ingin lebih tahu secara detail bisa menghubungi telephone (0362) 3301557 atau 087761744445, atau via email: singaraja.property@gmail.com.


Psikolog Todd Kashdan dari George Mason University, Amerika Serikat,dalam sebuah penelitiannya menyebutkan bahwa rasa ingin tahu dapat meningkatkan kebahagiaan. Rasa ingin tahu juga membuat orang bersedia meninggalkan kehidupan yang akrab dengannya dan mengambil risiko sekalipun itu membuatnya agak merasa cemas dan tidak nyaman. Seorang penjelajah yang ingin tahu akan merangkul ketidakpastian dan melihat kehidupan sebagai suatu yang menyenangkan untuk dijelajahi. Itulah hasil penelitian Todd yang tertuang dalam Journal of Anxiety Disorders.

A

Woman on Top

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

pa yang diungkap dari hasil penelitian itu agaknya mirip dengan profil Prilly Latuconsina. Gadis cantik yang kariernya di dunia entertainment tengah naik daun kerap tampak ceria dan bahagia. Rasa ingin tahunya yang tinggi membuat ia tertarik mengerjakan berbagai hal meskipun sebenarnya dia sendiri sudah sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai artis. Berkat kerja keras dan ‘kekepoannya’, gadis baru berusia 20 tahun ini memiliki karier cemerlang di bidang entertainment serta meraih sejumlah penghargaan dari dalam dan luar negeri, dan memiliki beberapa bisnis yang lumayan sukses. “Aku memang tertarik dan ingin tahu banyak hal dan ingin mencobanya. Tentu untuk hal-hal yang positif ya,” ungkap gadis yang namanya melejit berkat perannya dalam sinetron ‘GantengGanteng Serigala’, ini. Meski mengaku kepo, namun, dia bukan orang yang mau tahu urusan orang lain alias suka bergosip.

Kepo untuk Perkaya Wawasan Rasa ingin tahu itu, penting dimiliki setiap orang yang ingin maju. Apalagi untuk seorang artis seperti dirinya yang terus berupaya mengembangkan diri dan memperkaya wawasan. Itu sebabnya meski ia sudah bisa berakting lewat sinetron juga film, dia masih merasa perlu memperdalam ilmu aktingnya. “Aku mencintai akting makanya aku ingin terus memperdalam ilmunya lewat sekolah. Kalau ada orang bilang cinta akting tapi dia nggak belajar berarti dia ‘boong-boongan’ cintanya. Aku karena cinta akting maka berupaya terus belajar, memperdalam ilmunya,” tutur Prilly yang mengaku punya keinginan besar untuk mempelajari berbagai peran. Prilly sendiri mengaku memiliki banyak minat bukan hanya dunia akting. Salah satunya adalah dunia bisnis. Meski berusia muda namun dia telah berpikir jauh ke depan. Penghasilannya dari dunia hiburan, banyak diinvestasikannya untuk membangun dan mengembangkan bisnis. Menurut Prilly, apa yang dilakukannya bukan sekadar ikut-ikutan trend artis berbisnis namun setelah melalui pemikiran matang dan berbagai pertimbangan. Tentunya dengan mendiskusikannya dengan orangtua. “Ini passion aku dari dulu dan keluarga mendukung,” kata Prilly yang kini menjabat sebagai Ketua Bidang Humas PARFI 1956. Bisa jadi karena memang memiliki bakat, Prilly pun bisa dibilang lumayan berhasil dalam merintis bisnis kosmetik untuk remaja. Sebelum terjun ke bisnis, kata gadis kelahiran Oktober 1996 ini, ia pun belajar terlebih dahulu tentang seluk beluknya, termasuk minat masyarakat. Cari ilmu dari berbagai sumber, kata Prilly, lewat website, buku, juga tanya-tanya pada yang ahli. “Kini aku tengah mengembangkan

bisnis kuliner, kue. Bukan karena ikutikutan tapi memang sekarang memang bisnis kue sedang bagus. Bikin kue juga bukan hal yang baru karena oma aku bukan hanya suka bikin kue tapi beliau juga membuka les membuat kue,” ungkap Prilly yang mengaku semua yang dilakukannya berkat rasa ingin tahunya yang kuat. BISA LIHAT HANTU ‘Kekepoan’ Prilly memang luar biasa. Betapa tidak, sampai urusan ‘dunia lain’ pun dia ingin tahu. “Aku ini orangnya suka penasaran tentang segala sesuatunya. Termasuk soal hantu, kepengen tahu bentuknya seperti apa,” ujar Prilly sambil tertawa. “Aku orang paling kepo di dunia..hahaha,” ujar pemeran utama film horor ‘Danur’ ini. Kekepoannya pada ‘dunia lain’ berawal dari perannya dalam film horor ‘Danur’ dimana dia berperan sebagai seorang anak yang bisa melihat dan berkomunikasi dengan hantu. Karena ingin total dalam berperan, Prilly yang mengaku bukan seorang yang penakut, minta dibukakan mata batinnya agar bisa melihat hantu. “Aku ini penasaran sekali seperti apa bentuk hantu. Tapi waktu proses pembuatan, permintaan aku untuk dibukakan mata batin ditolak lantaran khawatir aku kehilangan konsentrasi dari yang ‘lain-lain’. Baru setelah proses syuting selesai, mata batin aku dibuka, sejak itu aku bisa melihat bentuk hantu seperti apa. Ya sejauh ini cuma bisa melihat saja tapi tidak bisa komunikasi. Aku sih nggak takut ya, enjoy aja, biasa aja,” ungkap Prilly yang sebentar lagi akan kembali syuting untuk film ‘Danur’ bagian ke-2. Setelah dibuka sampai sekarang, aku Prilly yang belum lama ini meraih penghargaan WebTVAsia Awards 2016

People’s Choice di Seoul, Korea Selatan, dirinya belum ada niat untuk menutup kembali mata batinnya. Dia mengaku masih oke dengan keadaanya dan tidak merasa terganggu. “Aku nggak selalu bisa melihat kok. Hanya hantu-hantu yang ingin menunjukkan diri saja yang bisa aku lihat. Nggak pada semua ‘spot’ aku bisa melihat,” tambah Prilly sudah mendaftar kuliah di sebuah universitas swasta di Jakarta ini. Bagi Prilly, kuliah bukan hanya sekadar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi namun dia juga menjajal ‘dunia baru’ dimana nantinya akan bertemu dengan suasana dan teman-teman baru, serta situasi yang serba baru. “Selama ini ruang lingkup aku kan hanya dunia entertainment, nanti kalau kuliah kan berbeda. Suasana, situasi juga teman-teman baru. Link-link baru. Ya siapa tahu juga aku bertemu teman-teman yang juga suka berbisnis atau mau bisnis bareng. Pokoknya aku akan dapat link baru yang berbeda dari dunia aku sebelumnya,” papar gadis multitalenta ini. Bicara karier Prilly di dunia hiburan, dia memulai sebagai chef pada acara Koki Cilik kemudian main di sejumlah sinteron. Namun namanya baru melejit ketika membintangi sinetron ‘GantengGanteng Serigala’. Sejak itu kariernya pun bersinar. Dia kebanjiran tawaran mulai dari film sampai sinetron, bahkan Prilly merambah ke dunia tarik suara dengan menelurkan sejumlah single dan satu album. Penampilannya di film ‘Hangout’ garapan Raditya Dika lumayan bagus, bahkan film itu masuk dalam salah satu ‘box office’. Demikian halnya film ‘Danur: I Can See Ghosts’ dimana dia menjadi pemeran utamanya dan film

ini juga masuk ‘box office’dengan raupan 2,7 juta penonton. Tak heran kalau sekarang kabarnya film horor tersebut sedang dalam persiapan sekuel keduanya. “Aku mengatur waktu sebaikbaiknya. Pagi kuliah, siang sampai sore syuting. Aku juga masih sempat ngurusin bisnis-bisnis aku. Asalkan diatur dengan baik semua bisa jalan baik, itu harapan aku. Kan aku juga memiliki orang-orang dekat yang ikut membantu,” ungkapnya. (Diana Runtu)

Prilly Latuconsina

6

“Lebaran“ Salam Senyum

Hari raya Idul Fitri atau sering dise­ but Lebaran baru saja berlalu.Tradisi mudik atau pulang kampung tentunya menjadi hal yang sangat ditunggu bagi mereka yang merayakannya. Tali silahturahmi pun terus terjalin, baik dengan keluarga, tetangga sekampung, ataupun sesama pemudik yang bertemu saat perjalanan. Hmmmm… sangat menyenang­kan ya, tentunya… Pembaca setia Dhani’s Art in service, tanpa mengurangi makna hari Lebaran, kali ini saya menulis tentang ‘lebar – an’ (e dibaca seperti pada kata ‘becak’). Dalam keseharian, kita sering bertanya seperti ini,” lebaran mana, kain ini atau kain itu?” Nah, di dunia service/layanan kata ‘lebar’ akan kita maknai dengan hal yang berhubungan dengan kepuasan para pelanggan. Yang pertama, “Lebarkan senyuman­ mu”. Di setiap pelatihan atau diundang sebagai nara sumber, saya selalu me­ nyelipkan materi ‘senyum’. Bahkan tag line tulisan atau pelatihan saya selalu memakai “salam 3SP, salam senyum sang penyihir” Dalam memaknai ‘lebar­ kan senyumanmu’mengartikan bahwa semakin lebar kita tersenyum, akan terlihat semakin cerah. Coba kalau kita mendapatkan sesuatu yang membuat

hati kita berbunga, biasanya orang bi­ lang, “waaah… senyumanmu yang lebar menandakan kamu sedang bahagia”.. heheheh… beberapa berapa teori se­ nyuman sudah pernah saya bahas da­ lam tulisan – tulisan saya sebelumnya. Tarikan bibir yang sampai dua centi meter ke kiri dan dua centi meter ke kanan dan di tahan selama tujuh detik, masih menjadi teori terpopuler untuk belajar senyum. Ingat, deretan gigi kita harus kelihatan, karena sebenarnya itu menandakan senyuman yang terbuka. Selanjutnya yang kedua adalah “Lebarkan telingamu”. Istilah lebarkan telinga di dunia service sangat berpen­ garuh terhadap empati kita kepada pelanggan. Banyak bisnis yang tidak berkembang ketika telinga mereka ditutup untuk sebuah masukan dan kritikan dari pelanggan. Lebih parah lagi para top manajemen sangat tertu­ tup terhadap masukan dari para front liner mereka untuk perbaikan sebuah layanan. Padahal yang paling sering ber­ temu dengan pelanggan, paling sering menerima saran, masukan, dan kritik dari pelanggan adalah mereka yang ada di baris paling depan sebuah layanan. Waaaahhhh kalau seperti ini mereka lupa, bahwa masukan yang terbaik ada­ lah masukan yang diberikan oleh para pelanggan. Baik yang disampaikan lang­

sung ke top manajemen, atau yang lebih seing adalah disampaikan kepada siapa yang melayani mereka saat itu. Masukan itulah yang biasanya disampaikan ke atasannya langsung oleh bawahannya. Sayang sekali jika para top manajemen mengabaikan hal ini dengan menutup telinga mereka terhadap masukan dari bawahannya. Bahkan dengan berbagai argumen, seakan – akan mereka sudah membuat standar layanan yang terbaik kepada pelanggannya. Sebagai pemerhati layanan, saya sangat sering memberi masukan ke­ pada perusahaan dan istansi yang saya datangi. Sudah terbukti, kalau perusahaan itu berkembang dengan baik, ketika semua saran, masukan, dan kritikan dari pelanggan dijadikan bahan untuk memperbaiki layanan mereka. Baik dari segi standar layanan, fasilitas, atau produk. Setelah melebarkan senyum dan telinga, yang ketiga yang harus kita leb­ arkan untuk layanan adalah ‘Lebarkan hatimu’. Hati yang sempit, sangat dekat dengan penolakan yang datang dari dalam diri kita. Dalam dunia layanan, tidak akan ada artinya sebuah standar layanan yang dibuat dan dilakukan kalau tidak didasari oleh ketulusan hati sebagai seorang pelayan. Me­ lebarkan hati juga dapat diartikan agar pelaku layanan mempunyai behavior/ perilaku ‘event if’, yang artinya tidak ada tendensi tertentu ketika melayani seseorang dengan baik. Walaupun apa yang terjadi, mereka tetap menjadi

pelaku layanan yang selalu memberikan layanan terbaik kepada setiap pelang­ gannya. Hati yang sempit akan mem­ buat kita terkukung oleh keterpaksaan dalam melayani, dan ini biasanya akan keluar lewat, keluhan, kemarahan, dan wajah para pelaku layanan akan nampak seperti robot, atau manusia yang bertopeng. Ini sering kita jumpai di perusahaan- perusahaan yang mem­ biarkan karyawannya melayani apa adanya dan tidak memberikan mereka pelatihan – pelatihan yang dapat mem­ berikan nilai-nilai filosofi yang benar untuk menjadi karyawan yang excellence dalam layanan. Di ujung tulisan saya ini, mari momentum Hari Lebaran kita maknai dalam dunia service yaitu lebarkan senyumanmu agar dapat ‘menyihir’ para pelanggan, lebarkan telingamu untuk mendengarkan masukan serta kritikan, dan lebarkan hatimu untuk mendasari sebuah layanan yang ber­ dasarkan cinta. Ingin mengetahui bagaimana ulasan secara detail tulisan ini? Materi ini ter­ dapat dalam pelatihan/training “SERVE WITH LOVE”. Bagaimana membudaya­ kan layanan dengan baik di perusaha­ an/ instansi yang Bapak/Ibu pimpin? Silakan menghubungi manajemen kami, dan kami siap untuk membantu. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Arie S oeripan

19

Konsisten Berantas Peredaran Narkotika Wajah ayunya selalu menyejukkan. Aura keibuan terpancar dari Dra. Arie Soeripan, M.M., Ketua DPD Granat (Gerakan Anti Narkotika) Provinsi Jawa Timur (Jatim) ini. Arie begitu luwes tatkala memberikan sambutan di ajang peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Taman Bungkul Surabaya, Kamis (22/6).

A

cara seremonial berlangsung khidmat dan sederhana. Selain itu, beberapa rangkaian parade fashion show menarik ditampilkan oleh para duta dari berbagai gabungan

komunitas. Para anak muda, Granat berikut DPRD Jatim dan Polda Jatim juga turut melakukan tanda tangan perang perlawanan terhadap narkoba. Bagi Arie, bukti serta komitmen organisasi Granat sepanjang 17 tahun terakhir telah berjalan sesuai visi dan misi. Termasuk upaya pendekatan terhadap komunitas dan generasi muda. Karena mereka paling rentan terhadap peredaran gelap narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba). “Karena kita tahu anak muda ini mempunyai sifat yang labil, mudah terombang-ambing dan selalu ingin mencoba,” tutur wanita kelahiran Tuban, 7 Januari tersebut. Arie pun sempat merasa miris, ketika pencegahan narkoba banyak disosialisasikan oleh pemerintah, masyarakat, organisasi maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) namun masih tetap ada. “Sungguh ironis, peredaran dan penyalahgunaan narkoba masih tetap ada dan ini merupakan pekerjaan buat kita semua,” imbuhnya prihatin. Arie bersama DPD Granat Jatim telah melibatkan seluruh elemen masyarakat serta dukungan dari pemerintah,

Arie Soeripan (tengah) saat menandatangani Jatim Perang terhadap Narkoba pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional 2017

karena ia sadar tidak mungkin bekerja sendiri untuk memberantas narkoba yang makin merajalela. Disamping mengadakan inovasi serta ide baru cara menyosialisasikan dalam bentuk materi atau ilmu kepada audiens agar mudah diterima serta diterapkan. “Dalam hal ini kami menyadari semua itu tidak semudah membalik telapak tangan. Tapi kami tidak pantang menyerah,” tegas Arie Soeripan.

Menjelajah Pesona Kota Batu

Kota Batu pesonanya menjadi buruan para traveller. Potensi wisata terus dikembangkan kota apel ini, agar dapat menarik minat wisatawan. Mulai dari pesona wilayah Air Terjun Coban Rais yang disulap menjadi kawasan indah. Atau, trend selfie dan fotografi menjadi ide dibuatnya objek wisata Batu Flower Garden (BFG). Sejak diresmikan 10 Desember 2016 tempat ini langsung menjadi perbincangan hangat masyarakat. Banyak warga yang mulai ber­kunjung ke tempat ini. BFG diba­ngun di kawasan milik Perhutani, di lereng Gunung Panderman pada ketinggian 1.100 sampai 1.200 meter dari permukaan laut. Lokasinya di Desa Oro-oro Ombo di Kota Batu, Jawa Timur. Lokasinya masih masuk dalam wilayah Wisata Coban Rais, salah satu air terjun yang ada di Malang. Tidak jauh dari Kebun Bunga Matahari Batu dan Peternakan Kuda Megastar. Dalam sehari, wisatawan yang mendatangi lokasi tersebut bisa mencapai 200 hing-

ga 300 orang. Jika akhir pekan, kunjungan wisatawan bisa mencapai 500 orang, dan untuk libur panjang, kunjungan wisatawan bisa sampai 800 hingga 1.000 orang per hari. “Kami menyajikan berbagai macam spot untuk berfoto ria, bagi yang hobi hunting foto. Ada berbagai macam spot unggulan seperti hammock tower, flying hammock, gowes air, spot ayunan, spot pinus, spot i love u, spot love dan spot flower,” kata Zaenal A. Budihartoko, penge­lola Wisata Bunga BFG. Harga tiket masuk Rp 10.000, tiket menikmati wahana mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per orang. Selain itu, BFG juga gencar promo melalui sosial media (instagram). “Saya penasaran, saya tahunya lihat di instagram. Ternyata bagus sekali, tempatnya alami dan sejuk, tampak pemandangan Kota Batu dan Kota Malang tampak dari kejauhan. Pokoknya bagus sekali dan keren apalagi hasil fotonya,” ujar Dimasaryo salah satu pengunjung asal Surabaya. (Meta Vabiola)

Arie berharap kepada para aparat, agar hukum ditegakkan, harus ada efek jera dan dukungan dari penegak hukum. Karena sangat mempengaruhi upaya masif Granat untuk memberantas peredaran barang haram tersebut, supaya tercipta generasi emas bangsa Indonesia di masa mendatang. Granat juga telah merangkul kalangan muda menjadi duta,

sebagai kepanjangan tangan dari DPD Granat Jatim. Mereka tidak sekedar cantik atau rupawan, namun juga pintar dan terpelajar. “Untuk menjadi duta tidak gampang, ada beberapa proses dan tahapan. Mereka juga akan dibekali materi narkoba dari segi hukum, kesehatan, hingga leadership, koreo, serta public speaking sebelum lolos seleksi grand final,” pungkas wanita cantik ini. (Lely)

BANGGA, WARUNG BABI GULING EKSIS DI MALANG, JAWA TIMUR

GERAKAN SUKLA SATYAGRAHA SEBAGAI SOLUSI KETAHANAN EKONOMI HINDU Indonesia adalah sebuah negara NKRI yang kaya akan pesona wisata termasuk wisa­ ta kulinernya, dari tradisi, agama dan budaya akhirnya melahirkan berbagai macam jenis kuliner yang mendunia. Tak heran, tamu – tamu bang­ sa, dari Raja Arab Saudi dan Mantan Presiden Obama pun meluangkan waktunya untuk berlibur ke Bali yang penuh dengan nilai – nilai Hindu Dharma. Dalam sejarah bangsa termasuk Babad Majapahit bahwa pengaruh nilai – nilai Hindu di tanah Jawa sangat kental khususnya di Malang, Jawa Timur. Malang selama ini dikenal sebagai pusat kera­ jaan Singosari yang meru­ pakan cikal bakal Kerajaan SATYAGRAHA – Senator DPD RI Shri I Gusti Ngurah Arya Hindu Majapahit. Keberadaan Wedakarna MWS III di Warung Bali di Jln Simpang Bondowoso Bedak 7 – 14 Malang. masyarakat Bali di Malang, turut juga tamu tamu Bali pasti datang kesini. Saya memberi andil pada sebagian kehidupan mendukung dan mengucapkan terimakasih khususnya warga keturunan Bali di Malang, atas usahanya,” ungkap Gusti Wedakarna. baik tradisi adat budaya, kuliner khas Bali hingga Pura – Pura yang kini tersebar di Ia pun menilai bahwa ke depan bisnis Malang baik pura berkarakter Hindu Jawa kuliner babi guling akan booming di Indone­ dan Hindu Bali. sia mengingat segmentasinya bukan hanya orang Bali semata tapi lintas suku dan agana. Harapan agar seni budaya Bali di Lom­ “Saat saya hadir di Warung Bali Malang ini, bok bisa dilestarikan terus digelorakan yang datang menikmati ternyata banyak oleh Senator DPD RI asal Bali, Dr. Shri I warga dari etnis Tionghoa. Semeton Kristen Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III saat dan Budha juga banyak yang menjadi pelang­ kunjungan kerja ke Malang, Jawa Timur, ter­ gan. Saya kira sangat menguntungkan sekali masuk saat mencicipi makanan Babi Guling dari sisi bisnis dan saya senang mendengar milik Ibu Ketut Sidem dengan Warung Bali perkembangan warung Bali. Cita-cita saya ke ( WB ) yang melegenda. “Saya dari dulu den­ depan,warung Bali agar bisa seperti warung gar bahwa di Malang ada Warung Bali yang Padang yang bisa hadir di setiap pelosok menghidangkan betutu dan babi guling yang wilayah Nusantara. Ini juga ujian untuk sangat melegenda. Hampir setiap orang Bali menguji ke Indonesia kita. (humas) yang tinggal di Malang, para mahasiswa dan


18

Life Story

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Kembangkan Potensi Pariwisata dengan Koperasi Pariwisata Di Buleleng tercatat 10 Desa Wisata yang dikembangkan untuk menarik minat wisatawan. Bahkan setelah dilakukan inventarisasi, dinas terkait mencatat ada sebanyak 31 Desa Wisata di Buleleng. Salah satu Desa Wisata yang menjadi tujuan favorit wisatawan adalah Desa Sudaji Kecamatan Sawan.

D

esa Sudaji dikenalkan dan ditonjolkan dengan konsep kearifan lokal dengan didasari Tri Hita Karana. Dengan memanfaatkan rumah penduduk yang layak huni sebagai penginapan sekaligus tempat berinteraksi oleh wisatawan dengan warganya. Untuk tetap mengembangkan potensi guna mengangkat perekonomian masyarakat, Desa Sudaji membangun Koperasi Pariwisata. Koperasi Pariwisata Ista Graha Santhi diresmikan langsung oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST., Kamis (22/6). Dalam hal ini, Pemkab Buleleng melalui Dinas Koperasi dan UKM

mengambil peran penting untuk membentuk Koperasi Pariwisata. Berdirinya Koperasi Pariwisata ini diyakini akan memberikan nuansa baru dalam upaya mewujudkan Kabupaten Buleleng sebagai tujuan destinasi wisata di Bali Utara dan bisa menciptakan lapangan kerja. Usai meresmikan Koperasi Pariwisata, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST mengatakan, sangat mengapresiasi upaya masyarakat Desa Sudaji yang mampu berinovasi untuk mengembangkan desanya. Bupati Suradnyana menambahkan, berkembangnya koperasi pariwisata akan dipengaruhi oleh destinasi wisata yang dimiliki

I

Peresmian Koperasi Pariwisata Desa Sudaji oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.

Desa Sudaji. “Inovasi warga Desa Sudaji sudah sangat baik. Sekarang bagaimana keseriusan mereka mengembangkan destinasi wisata yang mereka miliki. Jika pariwisatanya berkembang otomatis koperasi juga akan terus berjalan. Saya berharap ini bisa berkem-

Pengembangan Potensi Desa Wanagiri

Pembersihan lingkungan dan penanaman pohon dilakukan Dispar Buleleng melibatkan masyarakat Desa Wanagiri.

Tidak hanya wisata pantai, Buleleng juga memiliki keindahan alam yang potensial untuk dikembangkan menjadi Daya Tarik Wisata. Berbagai DTW telah dikembangkan dengan konsep yang berbeda sesuai dengan potensi masing-masing yang dimiliki. Salah

satu DTW yang tengah dikembangkan dan dikelola dengan konsep alam ada di Desa Wanagiri sehingga, menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata Buleleng. Melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng bekerja sama dengan Dinas Provinsi Bali,

Kisahnya memang telah lama. Delapan tahun berlalu, namun Dirah (30) belum bisa melupakan peristiwa yang membuatnya hingga kini memilih tidak menikah. Perempuan asal Lombok Tengah itu, patah hati akibat ditinggal sang pacar yang memilih menikahi perempuan lain di saat hubungan mereka nyaris naik pelaminan. Di malam yang dingin dan gelap hari itu, tanpa pikir panjang Dirah memilih lari dari rumah orangtuanya.

mencoba mewujudkan pariwisata berkelanjutan dengan melakukan Sapta Pesona di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, pada Selasa (20/6). Desa Wanagiri pun dipilih, lantaran dinilai memiliki wisata alam yang layak dan memenuhi menjadi Daya Tarik Wisata (DTW) dengan konsep Sapta Pesona. Konsep wisata alam ini merupakan salah satu upaya dari Dispar untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan dengan konsep alam. Sapta Pesona merupakan konsep yang mengedepankan keamanan, tertib, bersih. Sejuk, indah, ramah-tamah, dan kenangan. “Konsep Sapta Pesona ini coba kami kembangkan di Wanagiri yang memiliki pesona alam yang selama memang sudah sangat dikenal oleh wisatawan,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna. Langkah awal yang dilakukan pihaknya dengan kegiatan pembersihan sekaligus kegiatan menanam pohon melibatkan warga setempat. Pelibatan warga secara langsung untuk bersama-sama menjaga keindahan alam dan kebersihan lingkungan. Pihaknya juga terus melakukan pembinaan-pembinaan

bang dan semua pihak saling mendukung untuk perkembangan pariwisata di Desa Sudaji,” harap Bupati Suradnyana. Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Drs. I Made Budi Astawa, M.Si mengatakan, tujuan didirikan koperasi pariwisata ini untuk mengembangkan potensi pariwisata sehingga bisa meningkatkan perkembangan ekonomi kerakyatan perdesaan. Budi Astawa menambahkan, peresmian koperasi ini juga merupakan pemicu untuk desa wisata lainnya. Ia mengungkapkan, dalam waktu dekat akan didirikan kembali koperasi pariwisata di desa wisata yang lain. “Dalam waktu

dekat ini dengan seijin bapak Bupati kami akan mendirikan koperasi pariwisata di desa wisata yang lain. Nantinya, setiap desa wisata akan memiliki koperasi pariwisata sehingga mempercepat perkembangan pariwisata,” jelasn Budi Astawa. Kini Kabupaten Buleleng telah memiliki tiga Koperasi Pariwisata yang mewakili tiga zona yakni Buleleng Timur, Tengah, dan Barat. Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Buleleng No:430/927/ HK/2015, telah menetapkan 31 Desa Wisata yang tersebar di 9 Kecamatan dan salah satunya Desa Wisata Sudaji, Kecamatan Sawan. (Wiwin Meliana)

terhadap pengelola wisata agar tetap mengembagkan potensi yang ada tanpa merusak alam. “Di Wanagiri, tadi kami sudah memberikan pembinaan, agar ini dipertahankan. Jangan lakukan, yang merusak alam. Utamanya, spanduk-spanduk yang membuat kumuh, harus dihilangkan,” jelasnya. Pembinaan ini dilakukan, menyusul menjamur keberadaan tempat-tempat selfie. Dengan menjamurnya tempat selfie ini, saat ramai pengunjung akan menimbulkan kekumuhan disekitar lokasi. Bukan itu saja, banyak ditemukan spanduk yang tertempel di pohon dan bertebaran, sehingga memberi kesan kekumuhan. Kondisi inipun menjadi perhatian serius oleh Dispar Buleleng. Dengan menjaga keasrian alam, maka akan berdampak pada kenyamanan wisatawan yang berkunjung. Sehingga, pengembangan Pariwisata di Buleleng melalui wisata alam, dapat dijalankan secara berkesinambungan. “Makanya, sapta pesona harus menjadi perhatian, agar wisatawan senang berkunjung, karena alamnya. Ini akan berdampak pada wisatawan

yang terus berkunjung,” ujar Sutrisna. Sementara itu, Perbekel Desa Wanagiri, Wayan Gumiasa tidak menampik hal tersebut. pihaknya berupaya terus berkoordinasi dengan Desa Pakraman dan meminta pemerintah memberikan pembinaan secara langsung. “Kami berharap pihakpihak terkait tetap memberikan pembinaan dan bertindak tegas agar tidak ada kawasan kumuh,” tegasnya. Dirinya mengaku menjamurnya tempat selfie memang sangat menarik wisatawan untuk berkunjung, sehingga saat pengunjung membludak akan membuat sampah berserakan. “Kawasan kumuh sekali sih memang tidak ada, mungkin saat pengunjung ramai-ramai datang itu yang membuat produksi sampah tidak bisa ditekan,” tambahnya. Kendati begitu Gumiasa menyambut baik, dilakukan Sapta Pesona di Desa Wanagiri oleh Dinas terkait. Sebab, Desa Wanagiri memiliki beragam potensi, dan potensi itu masih ada yang belum tergarap sebagai DTW. (Wiwin Meliana)

a mengaku tidak tahan ketika tahu sang kekasih yang dicintainya memilih wanita lain untuk dinikahinya. Kabar itu ia dapat dari kawannya yang kemudian dikonfirmasi kebenarannya oleh sang kekasih. ”Tanpa rasa bersalah, dia mengaku akan menikah dengan perempuan lain dan meninggalkan saya begitu saja,” kata Dirah, tersenyum kecil. Pertengkaran sempat terjadi antara keduanya meninggalkan luka yang sangat dalam bagi Dirah. Ia menangis dan tidak bisa tidur. Rasa sakit bercampur malu membuatnya tidak berpikir panjang. Dirah memilih lari dari rumah orangtuanya agar jauh dari kehidupan sang kekasih yang sebentar lagi akan berbahagia menempuh hidup baru. Malam itu, ia tidak lagi bisa menahan kepedihannya, ia pun pergi menuju rumah kawannya dan di sana ia sempat menginap semalam. Niatnya lari sejauh-jauhnya dari kampung halaman telah bulat, namun ia tidak tahu harus ke mana. Tubuhnya limbung dan pikiran­nya kacau. Dengan rasa sedih ia pun pergi mencari Andi (nama samaran) sopir angkot langganannya yang biasa dipakainya ke sekolah. Melihat kondisi Dirah yang berantakan, Andi sempat menanyakan hendak ke mana sebenarnya tujuan Dirah. Dirah bingung menjawabnya karena ia sendiri tidak punya tujuan hingga akhirnya ia menceritakan tentang kisah pedih hatinya ditinggal sang kekasih yang terpikat gadis lain. Mungkin karena merasa iba, Andi pun menyarankannya untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita saja ke luar negeri melalui seorang yang biasa dikenal sebagai perekrut tenaga kerja bernama Ranti. Oleh Ranti, ia pun diantar menemui Teni (perekrut tenaga kerja wanita). Tanpa pikir panjang, Dirah pun menerima tawaran tersebut sebagai jalan keluar masalah­nya. Lari ke luar negeri, agar terlepas dari beban pikiran tentang sang kekasih yang telah jadi milik orang lain. Setelah mengutarakan maksudnya kepada Teni, ia pun dijemput sore harinya oleh salah seorang sponsor pengiri­man TKI dari sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja yang bercabang di NTB, bernama Jonar. Jonar rupanya ingin bersiasat ketika Dirah diserahkan oleh Teni kepadanya. Ia tidak ingin membayar jasa Teni selaku perekrut, yakni sebesar Rp 1 juta. ”Dari pada uang Rp 1 juta tersebut, saya kasih ke Teni, lebih baik buat ongkos kamu ke Jakarta,” kata Jonar pada Dirah. Maka Jonar pun mengatur rencana agar ia terbebas dari kewajiban membayar Teni yang telah mengantarkan Dirah sebagai calon TKW. Ia purapura mengembalikan Dirah ke tangan Teni dengan alasan bahwa Dirah tidak memiliki izin orang tua untuk menjadi TKW. Namun keesokan harinya, Jonar menyuruh Dirah untuk kabur dari rumah Teni. Saat Dirah berhasil kabur dari rumah Teni, Dirah kemudian menghubungi Jonar untuk menjem­putnya di

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

7

Pengalaman sebagai Pelajaran Berharga sebuah tempat. Saat masuk ke mobil Jonar, Dirah yang dalam keadaan bingung karena tidak paham akan masalah yang tengah terjadi, memilih diam. Namun, ketika Jonar membawanya ke sebuah hotel di Mataram, Dirah sempat bertanya mengapa ia dibawa ke hotel, bukannya ke perusahaan penyalur tenaga kerja. Jonar berdalih, ini sebagai siasat mengecoh Teni yang pasti tengah mencari-cari Dirah. Dalam keadaan semakin bingung, Dirah diminta bersembunyi ke dalam salah satu kamar hotel yang disewa Jonar. Terbersit kengerian saat menyadari ia berdua saja dengan Jonar dalam keadaan pintu kamar terkunci. Ketakutan dan kecemasan mulai menjalari hatinya. Sesaat kemudian ia baru sadar, bahwa ada yang tidak beres yang tengah terjadi. Suasana yang dikesankan Jonar dalam pelarian menghindari Teni, rupanya sebagai alasan semata. Begitu sadar, Dirah beranjak dan lari menuju pintu untuk membebaskan diri. Namun sayang, langkahnya terhenti saat Jonar menarik tubuhnya dan membantingnya ke tempat tidur. Teriakannya tiada yang mendengar karena mulutnya dibekap rapat oleh Jonar. Ia meronta, memukuli Jonar, mendorongnya agar menjauh dan pergumulan pun terjadi. Sekuat tenaga ia meloloskan diri dari cengkraman Jonar, namun ia gagal tanpa daya. Tubuh Jonar yang tinggi besar demikian mudahnya mematikan langkah Dirah yang akhirnya menangis pilu, meratapi perkosaan atas dirinya yang hingga kini belum termaafkan. Tubuhnya gontai dan harapannya sirna dalam tangis seketika melihat darah segar membasahi seperai. Masa depan yang menantinya serasa telah lenyap tak berbekas. Tekanan psikis mulai dialami Dirah semakin bertambah. Perasaan yang serba kacau dan labil, membuat ia akhirnya pasrah. Yang ia tuju hanyalah bekerja menjadi TKW, agar jauh dari Lombok. Karena itulah, ia terus mengikuti Jonar yang katanya tengah mengurus segala hal untuk kepentingan keberangkatannya. Dirah pun di bawa ke rumah seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya. Di sana ia disembunyikan selama tiga hari tanpa tahu harus berbuat apa. Ingin lari, ia khawatir tidak jadi diberangkatkan sebagai TKW. Ia disuruh bersembunyi di tempat tersebut, menurut Jonar, jika ia pergi ke tempat penampungan, maka akan ketahuan oleh Teni karena ia sering datang ke sana. Selama tiga hari bersembunyi, ia ditinggal Jonar tanpa komunikasi apa-apa dan ia hanya bisa makan, tidur dan nonton televisi dalam kebingungan harus mengambil keputusan seperti apa. Tiga hari kemudian, Dirah dijemput oleh salah seorang anak buah Jonar dan dibawa ke penampungan perusahaan penyalur tenaga kerja milik Jonar. KEMBALI KE LOMBOK Impian lari dengan menjadi TKW pun sepertinya sudah di

depan mata, saat ia ajak keluar untuk melakukan pemotretan demi kepentingan mengurus KTP dan surat-surat kelengkapan bekerja ke luar negeri. Harapan itu juga semakin jelas, mengingat ia juga menjalani proses wawancara yang menanyakan ia memilih bekerja sebagai apa. Ia mengaku memilih bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dirah yang lugu dan tidak mengerti apa-apa, sama sekali tidak mengetahui tentang prosedur dan persyaratan untuk menjadi TKW dan tidak satu petugas pun dari perusahaan tersebut yang menginformasikan apa-apa padanya. Yang ia tahu hanyalah ke­inginan­­nya mendaftakan diri sebagai TKW lebih karena ia tengah frustasi dan ingin berlari jauh dari sang kekasih yang telah melukai hatinya. Karenanya, jangakan izin dari orangtua, orangtuanya pun tidak mengetahui ke mana ia pergi. Meski tanpa surat-surat kelengkapan, Dirah dan juga ada lima calon TKW lainnya, ber­angkat juga ke Surabaya dengan menggunakan bus. Setibanya di Surabaya –disebuah gudang tampaknya- yang tidak diketahui oleh

Dirah tempatnya, ia dijemput oleh seorang pria yang mengaku karyawan Jonar. Orang ini mengatakan, bahwa ia harus menemui Jonar, untuk mengurus surat-surat yang belum lengkap. Meski khawatir, ia akhirnya mau ikut menemui Jonar. Karena yang terpikirkan olehnya hanyalah bisa segera berangkat menjadi TKW. Namun semua itu hanyalah bohong belaka. Saat bertemu Jonar, Dirah sudah melihat gelagat yang tidak baik. Entah dari mana keberanian itu datang, ketika Jonar ingin memperkosanya lagi, Dirah berontak dan memukul kepala Jonar dengan kursi kayu di dalam kamar hotel itu. Jonar pingsan. Kepala Jonar berdarah, Dirah berhasil lari. Dalam kebingungannya, dengan uang yang ia ambil dari dompet Jonar yang sempat pingsan, hanya satu yang ia ingat, terminal bus. Dua hari ia kebingu­ngan di terminar bus Bungurasih Surabaya. Ia tidak tahu harus ke mana. Sampai akhirnya ia menyerah lalu memilih tujuan kembali ke Lombok. Namun ia tidak

kembali ke Lombok Tengah melainkan ke Mataram. Sepanjang perjalanan ke Lombok, Dirah berpikir untuk tidak melaporkan kejadian yang menimpanya karena ia malu telah salah mengambil keputusan. Sampai hari ini, Dirah menyim­pan kisah pahitnya itu dalam kesendiriannya. Sejak tiba di Mataram, Dirah tidak pernah mau kembali ke Lombok Tengah. Hanya satu dua kali ia pulang ke rumah orangtuanya hanya untuk membuat orangtuanya tenang, mengetahui bahwa ia ada di Mataram. ”Mereka tidak tahu apa yang sudah saya alami. Saya tidak ingin membuat mereka sedih,” kata Dirah. Waktu itu, dengan uang rampasan dari kantong Jonar, Dirah mengontrak kamar kos dan mencari pekerjaan di Mataram lalu memilih tinggal di Mataram. Hingga saat ini, ia tidak pernah menceritakan kisahnya itu kepada siapa pun termasuk orangtuanya. Ia jadikan pengalaman pahitnya itu sebagai pelajaran berharga bagi kehidupannya. (Naniek I. Taufan)


8

Bunda & Ananda

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Anak Wajib bisa Menari

Menari menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakoni orang, khususnya di Bali. Mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia, perempuan maupun laki-laki. Bahkan, bagi seorang Ibu yang mengikutkan anak-anaknya les menari sejak mereka masih kanak-kanak mengatakan, sebagai orang Bali wajib hukumnya bisa menari.

ujar I Gusti Ngurah Okta Diana Putra, S.Pd., pemilik Sanggar Tari Giri Semara Madu di Pangsan, Petang-Badung. Ia menyebutkan, menari juga bermanfaat untuk menurunkan berat badan, melatih kerja otak, dan melenturkan badan. Bahkan, dengan menguasai tarian ini dikatakannya bisa sebagai bekal untuk menambah uang saku. “Dan yang tak kalah penting, menari juga bisa untuk menyama braya, seperti ngayah dan membagi ilmu,” ucap Wahde-sapaan akrabnya, yang sudah beberapakali mengajak anak-anak didiknya dan dirinya ngayah di Pura. I Gusti Ngurah Okta Diana Putra, S.Pd.

S

elain sebagai salah satu seni kreativitas untuk melestarikan budaya, menari juga merupakan pengolahan gerak tubuh dalam bentuk tarian. “Dalam aktivitas menari ini sudah dipadukan antara wirama yang indah dari alunan gamelan, wiraga dari lekukan/gerakan tangan yang lembut dan hentakan langkah kaki yang serentak dengan irama gamelan, yang kemudian memunculkan wirasa dengan beragam ekspresi,”

KUASAI GERAKAN DASAR Sebelum mempelajari sebuah tarian, anak-anak harus dilatih melakukan gerakan dasar, seperti, agem kanan, agem kiri, gerakan mata, ngegol, malpal, gerakan tangan. “Karena jika anak-anak tidak menguasai gerakan dasar, akan sulit untuk mengajarkan materi / tarian kepada anak,” ujar Alumni S1 Pendidikan Seni, Drama, Tari dan Musik IKIP PGRI Bali ini. Umumnya, untuk pemula diajarkan Tari Condong (untuk anak perempuan), dan Tari Baris

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Rumah Minimalis yang Nyaman

tentu yang menjadi pertimbangan utama adalah kenyamanan. “Sebenarnya kami tidak memiliki konsep desain

(Inten Indrawati)

dalam membangun rumah ini, yang penting nyaman. Kami hanya mengkonsep rumah tinggal dan tempat kerja (toko dan koperasi) dalam satu areal, agar gampang memantau segala aktivitasnya,” ujar Jro Jeky,

Jro Jeky

pemilik Toko Kintamani dan KSP Mesari di kawasan

pilar besar yang ditempeli ukiran motif flora-fauna dari batu palimanan dipadupadankan dengan paras hitam. Keh a d i r a n p i n tu gebyok sebagai pintu utama turut

Buana Raya, Denpasar.

Tari Condong, tarian dasar untuk anak perempuan

(untuk anak laki-laki). Kedua tarian ini dipakai sebagai tarian dasar karena semua pakem dan kelincahan gerak yang ada di tarian lain banyak ada dalam Tari Condong dan Tari Baris. Mulai dari teknik menari, kelincahan agem, tandang, dll. “Seperti Tari Baris, penguasaan tari baris lebih cepat diresapi oleh anak-anak pemula karena gerakannya yang mengulang,” jelas Wahde. Setelah menguasai tarian dasar tersebut, baru kemudian anakanak dikenalkan dengan tarian lain. Dalam sebuah lembaga kursus (sanggar), seperti juga pada Sanggar Tari Giri Semara Madu, setidaknya setiap 6 bulan

dilaksanakan Ujian Kenaikan Tingkat. Tujuannya tak lain untuk memotivasi anak-anak untuk terus berlatih dan berlatih. Kare­na dari ujian ini bisa dikatakan anakanak sudah melalui level 1 menuju level 2 begitu seterusnya. “Jadi ketika ujian kenaikan tingkat, level penguasaan anak terhadap tarian itu bertambah/meningkat. Disini juga sebagai ajang bersaing secara sportivitas bagi anak agar mereka terus giat berlatih. Selain juga sebagai pertanggungjawaban Sanggar kepada para orangtua anak bahwa memang benar anaknya sudah berlatih dengan baik dan sudah mampu mementaskan sebuah tarian,” papar Wahde.

Ada banyak jenis tarian, di antaranya tarian tradisional, tarian modern hingga tarian kontemporer, tarian yang dipadukan dengan drama atau yang sering disebut dengan drama tari. Cepat tidaknya anak menguasai sebuah tarian, dikatakannya sangat tergantung pada daya tangkap masing-masing anak yang tentunya berbeda satu sama lain. Umumnya, kesulitan yang dialami anak-anak adalah menghafalkan gerakan tertentu. Seperti gerakan mata (nyeledet), malpal, dll. “Tapi semuanya bisa dipelajari dan pasti bisa dikuasai, yang penting anak-anak disiplin, ada kemauan, dan giat berlatih,” tegasnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit Matahari sangat senang bersahabat dengan Air. Ia sering berkunjung ke rumah Air, berbincang-bincang tentang keadaan rumah dan keluarga masing-masing. Made Taro “Sahabatku Air!” kata Matahari pada suatu hari. “Aku sering berkunjung ke rumahmu, tetapi kamu tak pernah bertandang ke rumahku.” “Maaf, sahabatku Matahari,” jawab Air. “Sanggupkah kamu menerima Aku dan keluargaku? Bila aku pergi, semua keluargaku mesti ikut.” “Rumahku sangat luas, sahabatku Air. Ajaklah semua keluargamu! Si Bulan istriku, dan si Bintang anak-anakku, pasti senang menerima semua keluargamu,” kata Matahari penuh harap. Maka tibalah hari yang dinanti-nanti. Tepat pada musim hujan, Air berkunjung ke rumah Matahari. Mula-mula yang menginjakkan kaki di rumah itu adalah Air Danau suami-istri, Air Sungai suami-istri, menyusul kemudian anakanak, menantu dan cucu-cucunya. Matahari dan Bulan menyambut anggota keluarga yang lanjut usia di ruangan besar, sedangkan anak-anak dan cucu-cucunya dibiarkan bermain dengan Bintang-bintang di taman yang luas.

Beberapa saat kemudian, rombongan keluarga Air lainnya menyusul. Mereka adalah keluarga Air Laut, suami-istri, anak-anak dan menantu, keponakan dan menantu beserta anak-anak dan cucu-cucunya. Jumlahnya bukan kepalang, ditambah lagi dengan keluarga Mata Air. Ruang bawah untuk keluarga lanjut usia itu penuh. Terpaksalah sebagian dari mereka pindah ke ruang atas. Demikian juga taman-taman penuh dengan anak-anak dan cucu-cucu Air. Mereka berebutan mencari tempat yang lebih tinggi. Tuan rumah Matahari dan Bulan kebingungan. Lama-kelamaan keluarga Air bertambah banyak dan meluap-luap, makin lama makin tinggi. Bagi air keadaan meluap-luap seperti itu biasa saja, namun tidak demikian bagi Matahari dan keluarganya. Mereka takut kebanjiran, lalu mencari tempat yang lebih tinggi. Akhirnya Matahari, Bulan dan Bintang-bintang bertengger di atap rumah. Dari atap rumah itu, Matahari melihat ke bawah. Wow! Dari jauh kelihatan Air berbondong-bondong, berbuncah-buncah dan bergelombang-gelombang menuju rumah Matahari. Seperti tak akan berakhir. Matahari gelisah mondar-mandir. Ia harus segera mengambil keputusan. Ia mengajak istrinya, Bulan, dan anak-anaknya, Bintangbintang, untuk meninggalkan bumi. Mereka terpaksa meninggalkan sahabatnya, terbang ke langit, makin jauh dari bumi. (Nigeria)

D

i lahan seluas 6 are tersebut, rumah tinggal di tempatkan di area belakang, namun memiliki pintu utama yang aksesnya langsung ke jalan. Ruang ter-

buka hijau dengan penataan taman dan gemericik air di kolam membuat suasana rumah ini makin sejuk dan nyaman. Stepping stone (batu pijkan) dari batu koral sikat diaplikasikan sebagai jalan setapak pada taman dan juga pada pijakan anak tangga terbawah.

Fasad (tampak depan) rumah rumah berlantai dua itu tampak kokoh dengan pilar-

17

memberikan aksen yang kuat pada rumah ini. Ruang tamu, ­r uang keluarga dan ruang dapur menjadi satu area. Hanya saja pada areal dapur diberikan perbedaan lantai. Ruang tidur utama dan ruang tidur anak lainnya didesain simpel minimalis. Area bawah tangga dimanfaatkan sebagai rak penyimpanan dan area sisi tangga dimanfaatkan sebagai tempat pajangan. “Saya suka yang simpel-simpel saja,” ucap istri dari I Wayan Koyan ini.

Dalam membangun sebuah rumah tempat tinggal,

matahari dan air

Wahde saat melatih anak-anak latihan menari di sanggarnya

Griya


Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) IKIP PGRI Bali gelombang I untuk Tahun Ajaran 2017/2018 dilaksanakan Sabtu (1/7) di kampus setempat. Ketua Panitia SPMB Drs. Pande Wayan Bawa, M.Si. mengatakan, peserta seleksi berjumlah 379 yang tersebar merata di 5 fakultas. Yakni, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) 31 orang, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) 117, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) 78, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) 74, dan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) 79.

H

Edukasi

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

asil Seleksi Gelom­ bang I akan diu­ mumkan 5 Juni 2017. Dan, untuk Pendaftaran Gelombang II sudah dibuka hingga Minggu ketiga Bulan Agustus 2017. “Dengan rasio dosen ideal dan ruang perkuliahan yang sangat memadai, kuota yang bisa diterima di IKIP PGRI Bali hingga 800 orang,” katanya. IKIP PGRI Bali tetap membebaskan Uang Gedung dan Bebas SPP untuk mereka yang mengambil Prodi Bahasa Bali dan Seni Rupa. Meski demikian, Pande Bawa menegaskan kualitas tetap men­ jadi prioritas dalam proses belajar mengajar di kampus keguruan ter­ favorit di Bali ini. Ia mengatakan, untuk menghasilkan output SDM yang berkualitas, harus dimulai dari seleksi yang berkualitas pula. Hal tersebut sudah dimulai dari SPMB yang harus mengikuti se­ rangkaian tes, yakni tes tulis, tes wawancara, dan tes fisik (kebugar­

Dara

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

9

SPMB IKIP PGRI Bali

Kembangkan Potensi di Luar Keguruan kontrak, namun tetap an) khusus bagi mereka harus diperhatikan kuali­ yang memilih FPOK. “Ter­ tas gurunya . Semestinya masuk, calon mahasiswa Pemda dan Pemkab tetap harus bebas narkoba dan harus menganggarkan bebas tato,” tegasnya. guru kontrak sementara Rektor IKIP PGRI Bali Dr. belum bisa mengangkat Made Suarta, S.H., M.Hum. guru negeri,” ucapnya. mengucapkan terimakasih Terkait kondisi di kepada masyarakat yang lapangan saat ini, Rek­ masih mempercayai IKIP tor Made Suarta kembali PGRI Bali untuk melan­ berteriak lantang, bah­ jutkan pendidikan tinggi wa di “Bali krisis guru”. putra-putrinya di kampus “Pemerintah seharusnya ini, meski ada kecend­ konsisten melihat fakta di erungan minat menjadi lapangan, jangan melihat guru turun. “Adanya penu­ fakta di atas meja. Sebet­ runan minat untuk kuliah Rektor Made Suarta, Ketua Yayasan Arthanegara, Ketua Panitia Pande Bawa meninjau secara ulnya kita sudah kekuran­ di keguruan ini merupakan langsung pelaksanaan SPMB IKIP PGRI Bali, Sabtu (1/7) di kampus setempat. gan guru dimana-mana, gejala nasional. Tetapi IKIP PGRI Bali tetap optimis dengan PGRI Bali dikatakannya banyak hanya diburu calon mahasiswa dari tidak hanya di desa, bahkan di strategi-strategi jitu yang kami ranah yang bisa masuk ke bisnis, masyarakat Bali, namun banyak perkotaan juga banyak kekurang­ miliki dengan mengembangkan seperti bidang seni tari termasuk calon mahasiswa dari Indonesia an guru. Seharusnya pemerintah berbagai potensi yang ada, sebagai ke pelatihan-pelatihan. “Misalkan Timur (NTB, NTT) banjir ke IKIP segera mengangkat guru. Jangan modal untuk menekuni dunia di ada orangtua yang menginginkan PGRI Bali. Tentu saja dikarenakan hanya menuntut peningkatan luar keguruan,” ujarnya. anaknya jadi petinju atau atlet, kualitas IKIP PGRI Bali yang sudah kualitas guru, sementara di sisi Dengan kata lain, ketika mis­ kami siap untuk melatih karena terbukti melahirkan SDM-SDM lain diabaikan kekurangan guru itu,” cetusnya. alnya lulusannya mengalami ham­ kami punya SDM yang berkom­ yang berkualitas. Pengangkatan, pengadaan dan batan dalam menekuni dunia peten. Tata rias ada dan dekorasi Ia mengatakan, dalam kon­ keguruan, mereka sudah memiliki juga ada, itu semua bisa dibisnis­ disi sekarang yang jumlah pen­ pemetaan guru dikatakannya seyo­ bekal keterampilan lain yang dida­ kan,” imbuhnya. duduknya makin bertambah dan gianya dilakukan di daerah karena pat melalui UKM-UKM. Sehingga, sekolah juga diusulkan bertambah, daerahlah yang tahu kondisi riil di lulusan IKIP PGRI Bali tak hanya tentunya harus disertai juga den­ lapangan, bukan sentralistik lagi. BALI KRISIS GURU terpatok menjadi guru tetapi juga Dalam kesempatan tersebut, gan penambahan guru baru. “Guru Ia berharap pemerintah konsis­ bisa bergerak di sektor lain. Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali Drs. banyak pensiun, jangan sampai ten terhadap besaran dana yang “Kami sedang merintis semuan­ IGB Arthanegara, S.H., M.H., M.Pd. terulang kejadian tahun-tahun lalu, digelontorkan untuk pendidikan. ya termasuk bisnis online, seperti juga mengucapkan terimakasih dan dengan mengadakan guru kilat “Jangan dipotong kesana kesini yang diharapkan pemerintah yakni bersyukur bahwa generasi muda yang kualitasnya dipertanyakan. lagi, karena saya tahu tidak murni Inkubator Bisnis Teknologi (IBT),” masih berminat menjadi guru. Dalam kondisi kekurangan sep­ 20% dana yang diterima oleh dunia ujar Rektor Made Suarta. Di IKIP Khususnya di IKIP PGRI Bali, tak erti itu, memang solusinya guru pendidikan,” tungkasnya. –ten

Putu Agus Suradnyana dan Sutjidra

Ajak Umat Muslim Kedepankan Solidaritas dan Toleransi

Bupati Buleleng Putu Agus Surad­ nyana (PAS) berharap perayaan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 H da­ pat memberikan vibrasi positif pada pembangunan di Bali Utara. Bupati PAS bersama Wabup Sutjidra juga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriah kepada seluruh umat Islam dan mohon maaf lahir dan bathin, Jumat (23/6). Seluruh rangkaian ibadah puasa selama sebulan di Kabupaten Buleleng menurut Agus Suradnyana berjalan dengan aman, nyaman, damai dan penuh toleransi. Bupati Agus Surad­ nyana berharap, usaha berlatih kesa­ baran dan ibadah di bulan Ramadan

dapat diwujudkan dalam sikap, perilaku, dan usaha dalam kese­ harian setelah Ramadan berlalu. Idul Fitri, menjadi momentum yang bermakna sebagai titik awal tekad dan usaha untuk mewujud­ kan kehidupan yang sejahtera. Agus Suradnyana yang dike­ nal sebagai pejabat merakyat ini, berharap kepada seluruh umat Islam dan masyarakat Buleleng untuk selalu mengedepankan rasa solidaritas dan saling hor­ mat menghormati antar-sesama umat beragama yang sudah ber­ jalan baik. “Kepada seluruh umat muslim di Buleleng agar dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri tetap mengedepankan toleransi sehingga perayaan dapat berjalan dengan aman, khidmat dan penuh tenggang rasa,” ucap Bupati PAS. Sementara, Wakil Bupati dr. I Nyoman Sutjidra mengajak umat muslim menjadikan spirit Hari Idul Fitri untuk lebih meningkatkan keya­ kinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Dengan mengedepankan rasa solidaritas dan saling hormat meng­ hormati antar sesama umat manusia, dengan rasa persatuan dan kesatuan serta kedamai­an melalui hari raya Idul Fitri akan dapat mewujudkan pembangunan Buleleng yang maju dan masyarakat sejahtera,” katanya. -win

Festival ke Uma Bermain Tradisional dan Mengenal Sawah

Mepaid upih

Masih ingat zaman anak-anak dulu? Saat itu, anak-anak selalu bermain apa saja, kapan saja dan dimana saja. Ruang dan waktu seakan tak ada batas untuk melakukan aktivitas. Alam dan lingkungan sangat bersahabat yang selalu menyediakan berbagai alat dan sarana untuk mereka bermain. Suasana itulah yang terjadi pada Festival ke Uma yang digelar di Subak Uma Ole, Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Marga – Tabanan.

F

estival yang digelar selama dua hari (24-25 Juni 2017) itu mengajak anak-anak melakukan permainan tradisional sekaligus mengenal uma (sawah). Anak-anak tak hanya menghibur dengan melihat festival semata, tetapi diberikan kesempatan ikut berpartisipasi. Anak-anak peng­unjung diajak ikut bermain, sehingga muncul suasana gembira, ceria dan bahagia. Segala yang disuguhkan di acara itu, bukan untuk ditonton, tetapi untuk dinikmati sercara bersama. Anak-anak yang bermain di sawah itu, memang sebagian besar dari Banjar Ole, yang bergabung dalam Sanggar Buratwangi dan Sanggar Wintang Rare. Namun, tidak sedikit pula anak-anak dari daerah lain yang terlibat. Di antaranya, anak-anak dari Desa Geluntung, anak-anak dari Bumi Bajra Sandi, dari Mengwi, Kukuh

Marga, Kota Denpasar, Karangasem, Buleleng dan Tabanan. “Kami merancang festival partisipatif, pengunjung ikut larut dalam kegiat­ an bukan sekadar jadi penonton,” kata Koordinator acara I Putu Edi Novalia Artha. Fetival ke Uma menyajikan berbagai jenis permainan tradisional yang dibagi menjadi dua kategori yaitu eksebisi dan lomba. Eksebisi menampilkan permainan megandu, medempul, mapoh-pohan, lait kancing, obek-obek uang, colekcolek tain belek, tangklak-tingklik dan megala-gala. Jenis permainan yang dilombakan,seperti metimbang, nyuun sigih, matulupan, paid upih dan megandong di nyan­ yad (lumpur). Selain permaianan tradisional, juga diisi dengan workshop yoga oleh IGS Raka Panji Tisna, workshop tanaman obat oleh Bagus Arya (Padma Herbal) dan workshop

foto. ari antoni.

16

membuat layang-layang dari Sanggar Buratwangi. Kegiatan workshop ini melibatkan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang tua. “Festival ini juga memiliki visi untuk mengajak anak-anak dan masyarakat untuk membudayakan hidup bersih dan sehat dengan mengurangi pemakaian bahan-bahan dari plastik,” ucap Putu Edi. Pada malam harinya, Festival ke Uma ini juga dimeriahkan dengan pentas seni berupa Monolog oleh Putu Satria, Musikalisasi dari Komunitas Mahima, Dongeng Tantri dari Bumi Bajra Sandhi, Monolog Cupak Gerantang oleh salah seorang Mahasiswa ISI Denpasar, seni pakeliaran Kambing Takutin Macan dan musik dari Komunitas Jalan Air. Pada hari kedua, hujan sempat mengguyur, tetapi anak-anak tak ada yang mengeluh, tak ada yang protes terhadap alam, tak ada yang memikirkan tentang pawang hujan atau lampu laser pemecah awan. Pengisi acara layaknya petani, yang menerima air melimpah dan panas sinar matahari dengan penuh syukur. Anak-anak setia menunggu hujan reda, dan begitu hujan reda, mereka kembali bermain dengan gembira meskipun petak sawah yang sebelumnya dikeringkan sebagai kalangan sudah benar-benar kembali seperti sawah.

Astra Holiday Campaign 2017 Dalam rangka menyambut Idul Fitri 1438 Hijriah, Grup Astra kembali menemani dan melayani pelanggannya dalam arus mudik 2017 melalui program Astra Holiday Campaign 2017 (AHC). Program ini menyiapkan 1.752 teknisi, 10 Pos Siaga, 103 bengkel siaga, 18 Posko Honda Motor, 27 Garda Siaga ERA, dan 33 Emergency Roadside Assistance (ERA). Layanan mudik ini dibuka oleh Grup Astra mulai 22 Juni hingga 1 Juli 2017 di 10 lokasi berbeda sepanjang jalur mudik di Pulau Jawa hingga Bali. Dalam peluncuran AHC yang akan diadakan Kamis (22/6) ini sekaligus diadakan pelepasan armada posko siaga mudik yang bertugas selama AHC di Kantor Pusat PT Astra International Tbk. “Sudah menjadi komitmen Astra untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, termasuk saat mereka melakukan perjalanan mudik Lebaran. Kami berharap pelanggan kami merasa aman dan nyaman dengan kehadiran layanan mudik Astra. Setiap tahun, perbaikan terus dilakukan demi memenuhi kebutuhan pelanggan dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman,” tutur Chief Executive AstraWorld Bambang Gunawan dalam sambutan yang dibacakan di Auto2000 Tabanan, Rabu (21/6). (Ngurah Budi)

(Budarsana)

Bermain Bersama di Miniapolis

Metulupan

foto. kompiang astika.

Untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Beachwalk Shopping Center mengadakan Program Corporate Social Responsibilty (CSR). Progam ini berupa berbagi dan bermain bersama anak-anak dari Yayasan Ikang Papa, Selasa (27/6). Anak-anak ini diajak bermain di area Miniapolis Playground lantai 3, Beachwalk Shopping Center menikmati santap siang bersama di Kafe Betawi. Luh Made Winda, Marketing Manager Beachwalk Shopping Center mengatakan kegiatan ini diadakan sebagai wujud kepedulian kepada anak-anak disabilitas agar bisa merasakan keseruan untuk bermain bersama di dalam mall layaknya anak-anak seusia mereka pada umumnya. Rangkaian kegiatan CSR tahun ini diharapkan dapat menjadi kegiatan tahunan Beachwalk Shopping Center sebagai bentuk dari kepedulian terhadap masyarakat.


10

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Style

Gaya dan Unik Pekan ini kami suguhkan koleksi terbaru dari Angeliqa Wu. Busana yang ditam­ pilkan pada “Bali Fashion Trend 2018” di TS Suites, Kuta beberapa waktu lalu, sangat menarik. Sebab, setiap pakaian bisa diubah-ubah bentuknya. Satu busana tidak hanya dapat diubah menjadi satu bentuk atau model lainnya namun bisa diubah hingga 20 model.

D

ikatakan oleh desainer sekaligus pemilik Angel­ ica Wu Fashion Design Course di Denpasar ini, model pakaian ready to wear miliknya dapat dibuat sesuai keinginan pe­ makainya. Apakah ia ingin terlihat simpel, unik atau justru dengan cutting yang rumit. Untuk koleksi ini Angeliqa Wu mengetengahkan warna yang mempresentasikan hidup, melalui hitam, putih dan abu-abu yang divariasikan dengan warna perak. Se­ lain itu keunikan k a r y a ­n y a k a l i ini dilengkapi pula rangka­ ian akseso­

ris berupa kabel, balen, rantai dan kulit serta variasi mata ayam . Sedangkan un­ tuk bahan dipastikan ia menggunakan yang nyaman dan lembut di kulit, seperti knit atau kain stretch viscose spandex, burn out knit soloways, stripes dan henna, circle net, tulle dan juga bahan kulit sebagai variasi. -(Sri Ardhini)

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

15


14

Jelita

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Jangan Lupa Jaga Kebersihan Pusar

Kebersihan pusar seringkali terlupakan oleh sebagian besar orang. Padahal, kebersihan area pusar sebenarnya sama de­ngan area tubuh yang lain. Umumnya yang lebih peduli dengan kebersihan pusar adalah kaum wanita, karena pada beberapa orang seringkali mengunakan pakaian yang memperlihatkan pusar.

M

enurut dr. I.G.N Darmaputra, Sp.KK, dalam membersihkan pusar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan karena tindakan pembersihan yang salah dapat menimbulkan luka lecet yang pada akhirnya akan menimbulkan infeksi. Pusar merupakan lubang alamiah yang terbentuk setelah lepasnya tali pusar pada bayi yang baru lahir. Saat di dalam kandungan bayi mendapatkan sari makanan dari ibu melalui tali pusar. Setelah lahir tali pusar dipotong dan bekas perlekatan tali pusar akan terlepas dan terbentuklah lubang pusar. Kulit pada area

dr. I.G.N Darmaputra, Sp.KK

pusar umumnya lebih tipis daripada bagian tubuh lainnya. Kotoran pada pusar umumnya terbentuk dari lapisan keratin kulit yang terlepas pada proses pergantian kulit yang berlangsung secara alami. Kotoran menjadi berbau karena bercampur dengan debu serta produksi kelenjar kulit yang terperangkap disana. Terbentuknya kotoran pusar serta bau yang ditimbulkan tidak berhubungan dengan jenis makanan yang kita makan, namun umumnya lebih berhubungan dengan keaktifan kelenjar minyak pada kulit tiap orang yang berbedabeda. Suasana yang lembab pada area tersebut juga berperanan dalam timbulnya bau dari kotoran pusar. “Kotoran pusar sama dengan kotoran tubuh lainnya sebaiknya dibersihkan rutin saat mandi. Jadi melakukan pembersihan kotoran pusar sebaiknya dilakukan tiap hari saat mandi agar kotorannya tidak menumpuk dan lengket sehingga susah dibersihkan,” sarannya. Ia mengatakan,

untuk membersihkan kotoran pusar baik pada anak maupun dewasa umumnya sama saja. Namun, mengingat area tersebut memiliki kulit yang tipis dan lembab, sebaiknya saat membersihkannya dilakukan secara hati-hati dan selalu usahakan menjaga area terrsebut tetap kering. “Dalam melakukan pembersihan pusar kita harus selalu mengingat prinsip bahwa area tersebut memiliki kulit yang tipis dan sensitif, jadi bahan yang

digunakan haruslah bahan yang lembut, jadi jangan menggunakan sabun-sabun antiseptik atau bahan-bahan lain yang dapat menimbulkan iritasi pada daerah tersebut,” kata owner D&I Skin Centre ini. Ia menyarankan, cukup gunakan sabun bayi, sabun biasa atau cukup air saja untuk mengangkat kotorannya. Untuk mengeringkannya sebaiknya dipilih bahan-bahan yang lembut seperti handuk yang halus, tisu atau bisa juga dengan cotton bud. “Saat mengeringkannya harus dilakukan dengan lembut dan jangan sekali-kali menggosok dengan kasar yang dapat menimbulkan luka atau lecet atau bahkan sampai berdarah. Luka tersebut apabila dibiarkan akan memudahkan kuman masuk sehingga menimbulkan infeksi dari ringan sampai berat,” kata dosen Ilmu Kesehatan kulit dan kelamin FK Unud/RS Sanglah ini.

Tanda-tanda infeksi umumnya berupa kemerahan, rasa nyeri dan bernanah pada area tersebut. Apabila dijumpai tanda-tanda infeksi, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk diberikan salep antibiotik atau obat minum antibiotik. Apabila infeksi berat dan terbentuk abses atau kumpulan nanah di bawah kulit, umumnya dilakukan bedah minor untuk mengeluarkan nanahnya sehingga antibiotik dapat bekerja dengan baik. Ia menyatakan, langkahlangkah pencegahan tentunya sangat penting dilakukan agar tidak sampai terjadi infeksi. Ingat selalu melakukan pembersihan pusar secara hati-hati dan apabila secara tidak sengaja timbul luka lecet ringan, sebaiknya segera diolesi dengan cairan antiseptik seperti betadine untuk mencegah masuknya kuman yang dapat menimbulkan infeksi. (Wirati Astiti)

Bugar

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

11

Mengenal Gangguan Bipolar

Bagi Anisa perbuatan suaminya sudah tak dapat dimaafkan lagi, bayangkan setahun ini dia sudah lebih dari lima kali selingkuh, dengan berbagai tipe wanita. Setiap kepergok, dengan sepenuh hati suaminya akan meminta-minta maaf sembari berjanji untuk setia dan tak lagi mengulangi perbuatannya. Hati Anisa luluh setelah suaminya membelikan beberapa perhiasan baru yang memang telah lama diidam-idamkannya. Selama ini suaminya memang seorang pekerja keras, ada saja idenya untuk memulai dan membuka usaha baru. Pikirannya cemerlang, sikapnya baik dan ramah, hampir semua orang suka kepadanya - termasuk wanita-wanita muda yang akhirnya jadi teman selingkuhannya.

K

isah yang dialami Anisa merupakan permasalahan yang banyak dialami mereka yang memiliki pasangan yang menderita gangguan bipolar. Apa itu gangguan bipolar? Menurut dr. Lely Setyawati, Sp.KJ (K) gangguan bipolar ditandai perubahan mood yang parah antara manik dan depresi. Setidaknya ada tiga varian gangguan bipolar yang kita kenal, yaitu Gangguan Bipolar tipe I, Gangguan Bipolar tipe II, dan Gangguan Siklotimik. “Ciri penting dari Gangguan Bipolar tipe I adalah adanya riwayat depresi dan manik yang dialami pasien. Selama ini kita lebih familiar dengan istilah depresi, suatu perasaan sedih dan putus asa yang berkepanjangan, yang seringkali berdampak terjadinya bunuh diri,” ujar dr. Lely di sela-sela gathering penderita depresi dan bipolar pekan lalu. Ia menyebutkan, gejala penting dari gangguan depresi adalah mood depresi atau kehilangan minat dan kegembiraan untuk kegiatan yang telah biasa dijalaninya. Semua gejala harus ada hampir setiap hari, kecuali keinginan bunuh diri atau pikiran tentang kematian, yang hanya muncul sesekali dan berulang saat gejala depresinya datang kembali. Diagnosis dikecualikan jika gejala merupakan suasana berkabung yang normal, atau jika terdapat gejala psikotik bersamaan dengan adanya gangguan mood tersebut. Kejadian depresi cukup banyak di masyarakat Indonesia, berkisar antara 10-20% populasi. Terda-

pat 10 gejala yang dapat dipakai sebagai acuan apakah seseorang sedang mengalami depresi, yaitu apabila selama minimal dua minggu terakhir mengalami gejala utama, secara terus menerus merasa sedih atau murung hampir sepanjang hari, hampir setiap hari. Kurang berminat terhadap banyak hal atau kurang bisa menikmati hal-hal yang biasanya kita nikmati. Merasa lelah atau tidak bertenaga, hampir sepanjang waktu. Gejala tambahan, perubahan nafsu makan, sehingga berat badan meningkat atau menurun tanpa upaya yang disengaja. Mengalami kesulitan tidur hampir setiap malam (kesulitan untuk mulai tidur, terbangun tengah malam atau terbangun lebih dini, atau tidur berlebihan). Berbicara atau bergerak lebih lambat daripada biasanya, gelisah, tidak tenang atau mengalami kesulitan untuk tetap diam. Kehilangan kepercayaan diri, merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah daripada orang lain. Merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri. Kesulitan berpikir atau berkonsentrasi, sulit untuk mengambil keputusan. Berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap untuk mati. “Jika terdapat minimal dua gejala di kelompok utama dan dua gejala di tambahan berarti memang benar Anda sedang mengalami depresi. Segeralah mencari pengobatan, dengan berkonsultasi pada psikiater terdekat,” sarannya dokter ahli jiwa RS Sanglah ini. Kondisi yang berlawanan dengan depresi di atas adalah episode manik, dimana seseorang sangat

Acara gathering depresi dan biopolar

bersemangat, tak kenal lelah, seperti perangkat elektronik yang baru selesai di-charge. Gejala manik dapat dilihat dari ada tidaknya dua gejala atau salah satu atau keduanya terpenuhi. Merasa sangat bersemangat atau penuh tenaga atau sangat bangga dengan diri sendiri, sehingga menyulitkan diri sendiri, atau orang lain berpendapat bahwa Anda bukan diri Anda yang biasanya. Sangat mudah tersinggung, sehingga suka berteriak dan memulai suatu perkelahian atau pertengkaran. Selanjutnya terdapat minimal tiga gejala manik, seperti terdorong untuk melakukan aktivitas fisik, tidak bisa duduk diam. Berbicara tanpa henti atau sedemikian cepatnya sehingga orang lain tidak memahami anda. Pikiran mengalir sedemikian cepat sehingga Anda kesulitan mengikutinya. Menjadi sedemikian aktif sehingga teman atau keluarga menjadi khawatir tentang Anda. Kebutuhan tidur kurang dibanding biasanya. Merasa mampu melakukan hal-hal yang orang lain tidak mampu, atau merasa sebagai seorang yang sangat penting. Mudah teralih perhatiannya. Sangat ingin terlibat di dalam kegiatan yang menyenangkan sehingga mengabaikan risikonya (misalnya: berfoya-foya, belanja berlebihan, ngebut, atau berbagai aktivitas ekstrim lainnya). Memiliki minat seksual yang tinggi sehingga melakukan aktivitas seksual yang tidak lazim. Permasalahan ini dapat mengganggu pekerjaan atau aktivitas sosial pasien atau membuatnya dirawat inap di rumah sakit. JALANKAN TERAPI YANG DISEPAKATI Menurut dr. Lely, pasien dengan episode manik, karena begitu ekstrimnya gejala yang diperlihatkan, tidak semua rumah sakit mau menerima dan melayani pasienpasien semacam ini. Tanpa disadari seringkali perawat dan dokter jaga di UGD mempersilahkan pasien segera dibawa ke RS Jiwa. Untungnya bagi mereka yang tinggal

dr Lely

di wilayah Denpasar dan sekitarnya tak perlu harus jauh-jauh menempuh perjalanan ke RS Jiwa, karena RS Sanglah bersedia merawat pasien-pasien yang mengalami episode manik ini. Mereka dipersilakan datang ke poli Jiwa, atau dalam kondisi darurat dapat langsung ke UGD yang buka 24 jam. Ia mengatakan, pengobatan untuk gangguan bipolar sampai hari ini dapat dikatakan cukup berhasil, asalkan pasien mau bekerjasama dengan terapis dan bersedia menjalani program terapi yang telah disepakati. Obat yang dipakai adalah kombinasi antara antipsikotik dan mood stabilizer, yang harus diminum secara teratur untuk waktu minimal 6 bulan. Setelah itu dokter akan memutuskan apakah obat-obat tersebut dapat diturunkan dosisnya, diberhentikan, atau justru harus tetap dipertahankan. Selain terapi dengan obat-obatan masih ada dua jenis terapi lagi yang harus dijalani oleh pasien bipolar, yaitu psikoterapi dan terapi lingkungan.

“Tujuan dari psikoterapi adalah untuk meningkatkan daya tahan dan kematangan ego seseorang, agar nantinya saat menghadapi berbagai masalah atau stres kehidupan, dia mampu bertahan dan tidak lagi jatuh sakit,” jelasnya. Terapi lingkungan dapat dikerjakan bersama-sama dengan keluarga dan orang terdekat pasien, bertujuan untuk memberikan dukungan dan semangat agar segera bangkit dan melanjutkan hidup dengan percaya diri. Terapi kelompok dengan menghadirkan mereka yang pernah mengalami gangguan yang sama diharapkan akan saling menguatkan pasien, bahwa mereka tak sendiri menghadapi berbagai masalah hidup. Masih banyak orang-orang di sekitarnya yang juga mengalami hal yang sama, atau bahkan lebih buruk dari yang pernah mereka alami. Gangguan bipolar tipe II ditandai dengan episode depresi dan riwayat hipomanik. Kriteria gejala untuk episode hipomanik adalah sama seperti orang-orang dengan episode manik, tetapi lebih ringan. Selain itu hipomania hanya membutuhkan durasi 4 hari (minimal). Perbedaan utama antara mania dan hipomania adalah tingkat keparahannya. Pengobatan yang diberikan juga kurang lebih sama, dengan kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan keluarga mereka. Gangguan siklotimik adalah gangguan mood yang kronis, tetapi memiliki gradasi lebih ringan, dengan berbagai episode depresi dan hipomanik yang hilang timbul selama minimal dua tahun. Mereka yang berada dalam kelompok ini seringkali mengabaikan kondisi kesehatan mentalnya, selain karena gejalanya ringan, permasalahan tersebut juga telah berlangsung sangat lama. (Wirati Astiti).


12

Kuliner

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Wedang Uwuh

“Sampah” Merah Penghangat Tubuh

Menikmati minuman tradisional Indonesia merupakan cara menghargai kekayaan lokal. Dari berbagai minuman tradisional yang ada, wedang uwuh merupakan salah satunya. Minuman khas Yogyakarta ini dibuat dari bahan-bahan yang berupa dedaunan, kayu, dan rempah sehingga mirip dengan “sampah”.

D

alam bahasa Jawa, wedang berarti minuman, sedangkan uwuh berarti “sampah”. Wedang uwuh disajikan panas atau hangat memiliki rasa manis dan pedas dengan warna merah cerah dan aroma harum. Rasa pedas didapatkan dari jahe, sedangkan warna merah dari kayu secang. Bahan lain yang dicampur dalam minuman

ini antara lain cengkih, kayu manis, sereh, pala, kapulaga, dan gula batu. Khasiat dari wedang uwuh ini, antara lain untuk menurunkan kolesterol, sebagai antioksidan, menyegarkan tubuh, menghangatkan tubuh, menghilangkan capek-capek, melancarkan aliran darah, menyembuhkan dan mencegah masuk angin. “Saya dulu kenal uwuh ketika kuliah di Yogyakarta. Minum berwarna merah ini jadi penghangat tubuh saat mengerjakan tugas kuliah hingga malam hari. Setelah sekian lama, akhirnya menemukan minuman ini. Bahkan sekarang dijual di pasar swalayan. Tinggal beli ramuan kemasan terus seduh di rumah,” ujar Gito, karyawan bank yang dulu kuliah di Kota Gudeg dan sekarang bekerja di Denpasar. (Ngurah Budi)

Bandrek Perpaduan Pedas

dan Panas yang Pas

Minuman tradisional yang juga berkhasiat menghangatkan tubuh adalah bandrek. Minuman khas Sunda ini biasanya dihidangkan saat cuaca dingin. Bahan dasar bandrek yang paling penting adalah jahe dan gula merah. Di daerah tertentu ada yang menambahkan rempah-rempah dan bahan lain untuk memperkuat efek hangat, misalnya sereh, merica, pandan, telur ayam kampung, dan susu. Minuman yang berisi buah kelapa yang dikerok ini diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit ringan seperti sakit tenggorokan, batuk, dan mengatasi dingin. “Menikmati segelas bandrek membuat tenggorokan menjadi lega dan tubuh terasa hangat. Perpaduan minuman beraroma pedas yang panas dengan segarnya buah kelapa sangat pas. Minum bandrek di daerah dingin sangat cocok,” ujar Dian, seorang penggemar bandrek. Pria yang berprofesi sebagai sopir taksi berbasis aplikasi online ini menuturkan kenal bandrek saat berkunjung ke Bandung. Cuaca yang dingin membuatnya ingin

mencoba minuman yang spesial. Akhirnya ia menemukan banyak penjual bandrek di Kota Kembang. Di restoran atau warung makan khas Sunda, menu bandrek merupakan salah satu menu wajib yang tersedia. Penyajian minuman ini membuat pengunjung serasa berada di Jawa Barat apalagi jika minum diiringi alunan musik Sunda. Mau mencoba di rumah juga bisa karena sudah tersedia bandrek dalam kemasan.

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Lebaran Saatnya Duet Ketupat dan Opor

D

ari beberapa referensi menjelaskan, ketupat ini awalnya diperkenalkan sebagai makanan khas Lebaran oleh Sunan Kalijaga

(Ngurah Budi)

Opor Ayam

saat menyebarkan Islam di Jawa Tengah. Ketupat awalnya disebut kupat, kependekan dari “ngaku lepat” atau mengaku salah. Ketupat juga memiliki filosofi yang dalam. Anyaman ketupat yang rumit menggambarkan rumitnya kesalahan yang kita miliki. Pada saat dibelah, terlihatlah bagian dalam kupat yang berwarna putih, menggambarkan hati kita yang putih bersih setelah mengakui kesalahan dan memaafkan orang lain. Namun, belum ada literatur yang menjelaskan kapan dan siapa orang yang pertama kali menemukan ketupat. Makan ketupat saja tentu

Bebek Kare

hingga rata, matikan api, tuangkan di atas pindang cakalan yang sudah digoreng dan siap dihidangkan.

Bumbu-bumbu: 10 siung : bawang putih 4 ruas : jari kencur 4 buah : cabai merah kecil, diiris dan digoreng terpisah (jika suka pedas) Garam secukupnya Gula pasir secukupnya

Sarwan Bahan: 1 ekor : bebek potong-potong 2 buah : cengkih 2 batang : serai memarkan 3 lembar : daun jeruk 1 ruas : jari kayu manis 3 lembar : daun salam 500 ml : santan encer 300 ml : santal kental Garam, kaldu bubuk, penyedap rasa, minyak secukupnya

Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 4 butir : kemiri sangrai 2 ruas : jari kunyit bakar 2 ruas : jari jahe 1 sdm : ketumbar sangrai ¼ sdt : jinten 1 sdt : kalebet ¼ sdt : asam kandis

menu ketupat dan opor ayam selalu kami sediakan,” ungkap chef yang menjadi pengisi rubrik resep di Tabloid Tokoh ini. (Ngurah Budi)

Liburan Buat Pizza Opor ayam yang disajikan bersama ketupat

kurang asyik. Perlu ada temannya. Duet yang paling sering diajak adalah opor ayam. Misran Wahyu, pemerhati budaya asal Yogyakarta menuturkan hidangan ketupat dan opor ayam sebenarnya tidak wajib. “Yang paling wajib adalah puasa di bulan Ramadan,” ujarnya. Sementara itu, Chef Sarwan

Bandrek

Pindang Cakalan Kesuna Cekuh Bahan : ½ kg : pindang cakalan, cuci bersih, di­ goreng setengah matang

mengatakan keluarganya menjadikan menu ketupat dan opor ayam sebagai menu wajib yang disajikan untuk tamu yang datang. “Karena ini Lebaran Ketupat makanya

Bulan puasa sudah berlalu, Lebaran tiba. Usai menunaikan ibadah sholat Ied, dilanjutkan dengan silaturahmi bersama keluarga, tetangga, dan sahabat. Bagi kebanyakan umat Muslim di Indonesia, “duet” ketupat dan opor ayam menjadi menu “wajib” yang tersedia.

Resep ala Dapur Eka Wedang Uwuh

13

Liburan tak selalu diisi dengan kegiatan ke luar kota atau ke luar negeri. Banyak hal yang bisa dilakukan di sekitar rumah. Salah satunya belajar memasak. Hal ini dilakukan Adit, Vian dan kawan-kawan. Mereka memanfaatkan waktu liburan dengan belajar membuat pizza. “Daripada anak-anak hanya main gadget saja, lebih baik ajak mereka belajar membuat pizza. Selama ini, mereka hanya tahunya makan pizza tanpa pernah tahu proses pembuatannya. Waktu saya lihat ada pengumuman program “Pizza Maker Junior”, saya langsung cari info. Karena bisa dilakukan bergrup, saya hubungi teman-teman yang punya anak SD. Akhirnya terkumpul 14 orang,” ungkap Susy, ibu Adit. Dengan biaya Rp 38 ribu per anak, mereka pun belajar membuat pizza di Pizza Hut, Gatot Subroto, Denpasar. Sebelum mulai, anak-anak ini mendapat pengarahan dari Made Suyasa, Manager Pizza Hut Gatsu. Selanjutnya acara pembuatan pizza dipandu Ayu, Supervisor Pizza Hut Gatsu. Anak-anak memulai dengan foto bersama lalu masuk ke dapur bergiliran. Sebelum mulai masak, mereka memakai penutup kepala dan mencuci tangan. Masing-masing anak diberikan adonan tepung yang menjadi bahan dasar pizza. Berikutnya topping berupa potongan keju, sosis, dan daging dicampur dalam wadah yang sudah disediakan lalu ditarukan merata di atas adonan. Proses berikutnya, pizza dimasukkan dalam oven. Usai membuat pizza, anak-anak ini menikmati hasil karya mereka. Pulangnya, mereka juga diberi sertifikat telah mengikuti program “Pizza Maker Junior”. “Program ini kami buka tiap hari. Tetapi, saat hari libur memang peserta lebih banyak,” ujar Ayu. (Ngurah Budi)

dan irisan kayu manis, daun jeruk, daun salam juga serai hingga harum. Masukkan bebek, aduk-aduk rata, lalu masukkan santan encer ke dalam panci kuah, masak hingga mendidih dan bebek agak lunak. Masukkan santan kental, masak sampai bumbu meresap dan bebek empuk. Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Cara Membuat : Lumuri bebek dengan air jeruk nipis, diamkan selama 5 menit lalu cuci bersih, tiriskan. Tumis bumbu bersama minyak

Anak-anak mengikuti program Pizza Maker Junior

Itik Lado Mudo Gulai Bebek Kuning

Cara membuat : Tumbuk semua bumbu agak sedikit kasar, goreng hingga layu. Tambahkan irisan cabai yang sudah digoreng, garam dan gula pasir secukupnya. Aduk

Daun Singkong Sambal Segar

Bahan : 2 ikat : daun singkong, pilih daunnya yang muda, direbus, sisihkan.

Bumbu untuk sambal segar: 3 buah : cabai merah besar 2 buah : cabai merah kecil 1 buah : tomat sedang Terasi secukupnya Garam secukupnya Gula pasir secukupnya 1 buah : jeruk limau Cara membuat: Haluskan semua bumbu, setelah itu siramkan perasan jeruk limau. Siramkan di atas rebusan daun singkong dan siap dihidangkan. (Sri Ardhini)

Bahan : 1 ekor : bebek potong menurut selera 1 sdm : air asam jawa 2 sdm : air jeruk nipis 3 butir : serai memarkan 4 lembar : daun jeruk 3 lembar : daun salam 1 jari : kayu manis 500 ml : santan encer 250 ml : santan kental 1 sdt : kaldu bubuk rasa ayam Penyedap rasa dan garam secukupnya Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 2 buah : cabe merah besar 7 buah : cabe rawit 3 ruas : jari kunyit bakar 4 butir : kemiri sangrai 2 ruas : jari jahe 2 ruas : jari lengkuas ½ sdt : merica butir

Cara Membuat : - Lumuri bebek dengan air jeruk nipis, diamkan selama 5 menit lalu cuci bersih. Rebus bebek sampai mendidih, tiriskan. Tumis bumbu halus bersama daun jeruk, daun salam juga serai sampai harum. - Masukkan bebek, aduk rata,

lalu pindahkan ke dalam panci, masukkan santan encer, masak sampai mendidih agar bumbu meresap dan bebek lunak. - Masukkan santan kental dan aduk, biarkan sampai mendidih dan bumbu meresap, siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Bahan: 1 ekor : itik 2 sdm : air jeruk nipis 1 liter : santan 3 lembar : daun kunyit 4 lembar : daun jeruk 3 buah : asam kandis 2 batang : serai memarkan Bumbu Halus : 12 buah : bawang merah 5 siung : bawang putih 200 gr : cabe rawit hijau ½ sdt : lada butir 2 ruas : jari kunyit bakar 4 butir : kemiri sangrai 2 ruas : jari jahe Garam, kaldu bubuk, penyedap rasa secukupnya Cara Membuat : - Lumuri itik dengan air jeruk nipis dan garam, remas-remas, diamkan selama 5 menit lalu cuci bersih. Bakar

itik, jerang di atas bara api dan diputar-putar biar merata dan hingga bulu-bulunya hilang dan halus. - Potong itik menurut selera, lalu tumis bumbu halus bersama bahan-bahan lainnya, biarkan sampai harum, lalu masukkan itik, aduk rata, lalu masukkan santan, masak sampai bumbu meresap dan air santan agak mengental. - Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.


12

Kuliner

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Wedang Uwuh

“Sampah” Merah Penghangat Tubuh

Menikmati minuman tradisional Indonesia merupakan cara menghargai kekayaan lokal. Dari berbagai minuman tradisional yang ada, wedang uwuh merupakan salah satunya. Minuman khas Yogyakarta ini dibuat dari bahan-bahan yang berupa dedaunan, kayu, dan rempah sehingga mirip dengan “sampah”.

D

alam bahasa Jawa, wedang berarti minuman, sedangkan uwuh berarti “sampah”. Wedang uwuh disajikan panas atau hangat memiliki rasa manis dan pedas dengan warna merah cerah dan aroma harum. Rasa pedas didapatkan dari jahe, sedangkan warna merah dari kayu secang. Bahan lain yang dicampur dalam minuman

ini antara lain cengkih, kayu manis, sereh, pala, kapulaga, dan gula batu. Khasiat dari wedang uwuh ini, antara lain untuk menurunkan kolesterol, sebagai antioksidan, menyegarkan tubuh, menghangatkan tubuh, menghilangkan capek-capek, melancarkan aliran darah, menyembuhkan dan mencegah masuk angin. “Saya dulu kenal uwuh ketika kuliah di Yogyakarta. Minum berwarna merah ini jadi penghangat tubuh saat mengerjakan tugas kuliah hingga malam hari. Setelah sekian lama, akhirnya menemukan minuman ini. Bahkan sekarang dijual di pasar swalayan. Tinggal beli ramuan kemasan terus seduh di rumah,” ujar Gito, karyawan bank yang dulu kuliah di Kota Gudeg dan sekarang bekerja di Denpasar. (Ngurah Budi)

Bandrek Perpaduan Pedas

dan Panas yang Pas

Minuman tradisional yang juga berkhasiat menghangatkan tubuh adalah bandrek. Minuman khas Sunda ini biasanya dihidangkan saat cuaca dingin. Bahan dasar bandrek yang paling penting adalah jahe dan gula merah. Di daerah tertentu ada yang menambahkan rempah-rempah dan bahan lain untuk memperkuat efek hangat, misalnya sereh, merica, pandan, telur ayam kampung, dan susu. Minuman yang berisi buah kelapa yang dikerok ini diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit ringan seperti sakit tenggorokan, batuk, dan mengatasi dingin. “Menikmati segelas bandrek membuat tenggorokan menjadi lega dan tubuh terasa hangat. Perpaduan minuman beraroma pedas yang panas dengan segarnya buah kelapa sangat pas. Minum bandrek di daerah dingin sangat cocok,” ujar Dian, seorang penggemar bandrek. Pria yang berprofesi sebagai sopir taksi berbasis aplikasi online ini menuturkan kenal bandrek saat berkunjung ke Bandung. Cuaca yang dingin membuatnya ingin

mencoba minuman yang spesial. Akhirnya ia menemukan banyak penjual bandrek di Kota Kembang. Di restoran atau warung makan khas Sunda, menu bandrek merupakan salah satu menu wajib yang tersedia. Penyajian minuman ini membuat pengunjung serasa berada di Jawa Barat apalagi jika minum diiringi alunan musik Sunda. Mau mencoba di rumah juga bisa karena sudah tersedia bandrek dalam kemasan.

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Lebaran Saatnya Duet Ketupat dan Opor

D

ari beberapa referensi menjelaskan, ketupat ini awalnya diperkenalkan sebagai makanan khas Lebaran oleh Sunan Kalijaga

(Ngurah Budi)

Opor Ayam

saat menyebarkan Islam di Jawa Tengah. Ketupat awalnya disebut kupat, kependekan dari “ngaku lepat” atau mengaku salah. Ketupat juga memiliki filosofi yang dalam. Anyaman ketupat yang rumit menggambarkan rumitnya kesalahan yang kita miliki. Pada saat dibelah, terlihatlah bagian dalam kupat yang berwarna putih, menggambarkan hati kita yang putih bersih setelah mengakui kesalahan dan memaafkan orang lain. Namun, belum ada literatur yang menjelaskan kapan dan siapa orang yang pertama kali menemukan ketupat. Makan ketupat saja tentu

Bebek Kare

hingga rata, matikan api, tuangkan di atas pindang cakalan yang sudah digoreng dan siap dihidangkan.

Bumbu-bumbu: 10 siung : bawang putih 4 ruas : jari kencur 4 buah : cabai merah kecil, diiris dan digoreng terpisah (jika suka pedas) Garam secukupnya Gula pasir secukupnya

Sarwan Bahan: 1 ekor : bebek potong-potong 2 buah : cengkih 2 batang : serai memarkan 3 lembar : daun jeruk 1 ruas : jari kayu manis 3 lembar : daun salam 500 ml : santan encer 300 ml : santal kental Garam, kaldu bubuk, penyedap rasa, minyak secukupnya

Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 4 butir : kemiri sangrai 2 ruas : jari kunyit bakar 2 ruas : jari jahe 1 sdm : ketumbar sangrai ¼ sdt : jinten 1 sdt : kalebet ¼ sdt : asam kandis

menu ketupat dan opor ayam selalu kami sediakan,” ungkap chef yang menjadi pengisi rubrik resep di Tabloid Tokoh ini. (Ngurah Budi)

Liburan Buat Pizza Opor ayam yang disajikan bersama ketupat

kurang asyik. Perlu ada temannya. Duet yang paling sering diajak adalah opor ayam. Misran Wahyu, pemerhati budaya asal Yogyakarta menuturkan hidangan ketupat dan opor ayam sebenarnya tidak wajib. “Yang paling wajib adalah puasa di bulan Ramadan,” ujarnya. Sementara itu, Chef Sarwan

Bandrek

Pindang Cakalan Kesuna Cekuh Bahan : ½ kg : pindang cakalan, cuci bersih, di­ goreng setengah matang

mengatakan keluarganya menjadikan menu ketupat dan opor ayam sebagai menu wajib yang disajikan untuk tamu yang datang. “Karena ini Lebaran Ketupat makanya

Bulan puasa sudah berlalu, Lebaran tiba. Usai menunaikan ibadah sholat Ied, dilanjutkan dengan silaturahmi bersama keluarga, tetangga, dan sahabat. Bagi kebanyakan umat Muslim di Indonesia, “duet” ketupat dan opor ayam menjadi menu “wajib” yang tersedia.

Resep ala Dapur Eka Wedang Uwuh

13

Liburan tak selalu diisi dengan kegiatan ke luar kota atau ke luar negeri. Banyak hal yang bisa dilakukan di sekitar rumah. Salah satunya belajar memasak. Hal ini dilakukan Adit, Vian dan kawan-kawan. Mereka memanfaatkan waktu liburan dengan belajar membuat pizza. “Daripada anak-anak hanya main gadget saja, lebih baik ajak mereka belajar membuat pizza. Selama ini, mereka hanya tahunya makan pizza tanpa pernah tahu proses pembuatannya. Waktu saya lihat ada pengumuman program “Pizza Maker Junior”, saya langsung cari info. Karena bisa dilakukan bergrup, saya hubungi teman-teman yang punya anak SD. Akhirnya terkumpul 14 orang,” ungkap Susy, ibu Adit. Dengan biaya Rp 38 ribu per anak, mereka pun belajar membuat pizza di Pizza Hut, Gatot Subroto, Denpasar. Sebelum mulai, anak-anak ini mendapat pengarahan dari Made Suyasa, Manager Pizza Hut Gatsu. Selanjutnya acara pembuatan pizza dipandu Ayu, Supervisor Pizza Hut Gatsu. Anak-anak memulai dengan foto bersama lalu masuk ke dapur bergiliran. Sebelum mulai masak, mereka memakai penutup kepala dan mencuci tangan. Masing-masing anak diberikan adonan tepung yang menjadi bahan dasar pizza. Berikutnya topping berupa potongan keju, sosis, dan daging dicampur dalam wadah yang sudah disediakan lalu ditarukan merata di atas adonan. Proses berikutnya, pizza dimasukkan dalam oven. Usai membuat pizza, anak-anak ini menikmati hasil karya mereka. Pulangnya, mereka juga diberi sertifikat telah mengikuti program “Pizza Maker Junior”. “Program ini kami buka tiap hari. Tetapi, saat hari libur memang peserta lebih banyak,” ujar Ayu. (Ngurah Budi)

dan irisan kayu manis, daun jeruk, daun salam juga serai hingga harum. Masukkan bebek, aduk-aduk rata, lalu masukkan santan encer ke dalam panci kuah, masak hingga mendidih dan bebek agak lunak. Masukkan santan kental, masak sampai bumbu meresap dan bebek empuk. Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Cara Membuat : Lumuri bebek dengan air jeruk nipis, diamkan selama 5 menit lalu cuci bersih, tiriskan. Tumis bumbu bersama minyak

Anak-anak mengikuti program Pizza Maker Junior

Itik Lado Mudo Gulai Bebek Kuning

Cara membuat : Tumbuk semua bumbu agak sedikit kasar, goreng hingga layu. Tambahkan irisan cabai yang sudah digoreng, garam dan gula pasir secukupnya. Aduk

Daun Singkong Sambal Segar

Bahan : 2 ikat : daun singkong, pilih daunnya yang muda, direbus, sisihkan.

Bumbu untuk sambal segar: 3 buah : cabai merah besar 2 buah : cabai merah kecil 1 buah : tomat sedang Terasi secukupnya Garam secukupnya Gula pasir secukupnya 1 buah : jeruk limau Cara membuat: Haluskan semua bumbu, setelah itu siramkan perasan jeruk limau. Siramkan di atas rebusan daun singkong dan siap dihidangkan. (Sri Ardhini)

Bahan : 1 ekor : bebek potong menurut selera 1 sdm : air asam jawa 2 sdm : air jeruk nipis 3 butir : serai memarkan 4 lembar : daun jeruk 3 lembar : daun salam 1 jari : kayu manis 500 ml : santan encer 250 ml : santan kental 1 sdt : kaldu bubuk rasa ayam Penyedap rasa dan garam secukupnya Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 2 buah : cabe merah besar 7 buah : cabe rawit 3 ruas : jari kunyit bakar 4 butir : kemiri sangrai 2 ruas : jari jahe 2 ruas : jari lengkuas ½ sdt : merica butir

Cara Membuat : - Lumuri bebek dengan air jeruk nipis, diamkan selama 5 menit lalu cuci bersih. Rebus bebek sampai mendidih, tiriskan. Tumis bumbu halus bersama daun jeruk, daun salam juga serai sampai harum. - Masukkan bebek, aduk rata,

lalu pindahkan ke dalam panci, masukkan santan encer, masak sampai mendidih agar bumbu meresap dan bebek lunak. - Masukkan santan kental dan aduk, biarkan sampai mendidih dan bumbu meresap, siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Bahan: 1 ekor : itik 2 sdm : air jeruk nipis 1 liter : santan 3 lembar : daun kunyit 4 lembar : daun jeruk 3 buah : asam kandis 2 batang : serai memarkan Bumbu Halus : 12 buah : bawang merah 5 siung : bawang putih 200 gr : cabe rawit hijau ½ sdt : lada butir 2 ruas : jari kunyit bakar 4 butir : kemiri sangrai 2 ruas : jari jahe Garam, kaldu bubuk, penyedap rasa secukupnya Cara Membuat : - Lumuri itik dengan air jeruk nipis dan garam, remas-remas, diamkan selama 5 menit lalu cuci bersih. Bakar

itik, jerang di atas bara api dan diputar-putar biar merata dan hingga bulu-bulunya hilang dan halus. - Potong itik menurut selera, lalu tumis bumbu halus bersama bahan-bahan lainnya, biarkan sampai harum, lalu masukkan itik, aduk rata, lalu masukkan santan, masak sampai bumbu meresap dan air santan agak mengental. - Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.


14

Jelita

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Jangan Lupa Jaga Kebersihan Pusar

Kebersihan pusar seringkali terlupakan oleh sebagian besar orang. Padahal, kebersihan area pusar sebenarnya sama de­ngan area tubuh yang lain. Umumnya yang lebih peduli dengan kebersihan pusar adalah kaum wanita, karena pada beberapa orang seringkali mengunakan pakaian yang memperlihatkan pusar.

M

enurut dr. I.G.N Darmaputra, Sp.KK, dalam membersihkan pusar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan karena tindakan pembersihan yang salah dapat menimbulkan luka lecet yang pada akhirnya akan menimbulkan infeksi. Pusar merupakan lubang alamiah yang terbentuk setelah lepasnya tali pusar pada bayi yang baru lahir. Saat di dalam kandungan bayi mendapatkan sari makanan dari ibu melalui tali pusar. Setelah lahir tali pusar dipotong dan bekas perlekatan tali pusar akan terlepas dan terbentuklah lubang pusar. Kulit pada area

dr. I.G.N Darmaputra, Sp.KK

pusar umumnya lebih tipis daripada bagian tubuh lainnya. Kotoran pada pusar umumnya terbentuk dari lapisan keratin kulit yang terlepas pada proses pergantian kulit yang berlangsung secara alami. Kotoran menjadi berbau karena bercampur dengan debu serta produksi kelenjar kulit yang terperangkap disana. Terbentuknya kotoran pusar serta bau yang ditimbulkan tidak berhubungan dengan jenis makanan yang kita makan, namun umumnya lebih berhubungan dengan keaktifan kelenjar minyak pada kulit tiap orang yang berbedabeda. Suasana yang lembab pada area tersebut juga berperanan dalam timbulnya bau dari kotoran pusar. “Kotoran pusar sama dengan kotoran tubuh lainnya sebaiknya dibersihkan rutin saat mandi. Jadi melakukan pembersihan kotoran pusar sebaiknya dilakukan tiap hari saat mandi agar kotorannya tidak menumpuk dan lengket sehingga susah dibersihkan,” sarannya. Ia mengatakan,

untuk membersihkan kotoran pusar baik pada anak maupun dewasa umumnya sama saja. Namun, mengingat area tersebut memiliki kulit yang tipis dan lembab, sebaiknya saat membersihkannya dilakukan secara hati-hati dan selalu usahakan menjaga area terrsebut tetap kering. “Dalam melakukan pembersihan pusar kita harus selalu mengingat prinsip bahwa area tersebut memiliki kulit yang tipis dan sensitif, jadi bahan yang

digunakan haruslah bahan yang lembut, jadi jangan menggunakan sabun-sabun antiseptik atau bahan-bahan lain yang dapat menimbulkan iritasi pada daerah tersebut,” kata owner D&I Skin Centre ini. Ia menyarankan, cukup gunakan sabun bayi, sabun biasa atau cukup air saja untuk mengangkat kotorannya. Untuk mengeringkannya sebaiknya dipilih bahan-bahan yang lembut seperti handuk yang halus, tisu atau bisa juga dengan cotton bud. “Saat mengeringkannya harus dilakukan dengan lembut dan jangan sekali-kali menggosok dengan kasar yang dapat menimbulkan luka atau lecet atau bahkan sampai berdarah. Luka tersebut apabila dibiarkan akan memudahkan kuman masuk sehingga menimbulkan infeksi dari ringan sampai berat,” kata dosen Ilmu Kesehatan kulit dan kelamin FK Unud/RS Sanglah ini.

Tanda-tanda infeksi umumnya berupa kemerahan, rasa nyeri dan bernanah pada area tersebut. Apabila dijumpai tanda-tanda infeksi, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk diberikan salep antibiotik atau obat minum antibiotik. Apabila infeksi berat dan terbentuk abses atau kumpulan nanah di bawah kulit, umumnya dilakukan bedah minor untuk mengeluarkan nanahnya sehingga antibiotik dapat bekerja dengan baik. Ia menyatakan, langkahlangkah pencegahan tentunya sangat penting dilakukan agar tidak sampai terjadi infeksi. Ingat selalu melakukan pembersihan pusar secara hati-hati dan apabila secara tidak sengaja timbul luka lecet ringan, sebaiknya segera diolesi dengan cairan antiseptik seperti betadine untuk mencegah masuknya kuman yang dapat menimbulkan infeksi. (Wirati Astiti)

Bugar

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

11

Mengenal Gangguan Bipolar

Bagi Anisa perbuatan suaminya sudah tak dapat dimaafkan lagi, bayangkan setahun ini dia sudah lebih dari lima kali selingkuh, dengan berbagai tipe wanita. Setiap kepergok, dengan sepenuh hati suaminya akan meminta-minta maaf sembari berjanji untuk setia dan tak lagi mengulangi perbuatannya. Hati Anisa luluh setelah suaminya membelikan beberapa perhiasan baru yang memang telah lama diidam-idamkannya. Selama ini suaminya memang seorang pekerja keras, ada saja idenya untuk memulai dan membuka usaha baru. Pikirannya cemerlang, sikapnya baik dan ramah, hampir semua orang suka kepadanya - termasuk wanita-wanita muda yang akhirnya jadi teman selingkuhannya.

K

isah yang dialami Anisa merupakan permasalahan yang banyak dialami mereka yang memiliki pasangan yang menderita gangguan bipolar. Apa itu gangguan bipolar? Menurut dr. Lely Setyawati, Sp.KJ (K) gangguan bipolar ditandai perubahan mood yang parah antara manik dan depresi. Setidaknya ada tiga varian gangguan bipolar yang kita kenal, yaitu Gangguan Bipolar tipe I, Gangguan Bipolar tipe II, dan Gangguan Siklotimik. “Ciri penting dari Gangguan Bipolar tipe I adalah adanya riwayat depresi dan manik yang dialami pasien. Selama ini kita lebih familiar dengan istilah depresi, suatu perasaan sedih dan putus asa yang berkepanjangan, yang seringkali berdampak terjadinya bunuh diri,” ujar dr. Lely di sela-sela gathering penderita depresi dan bipolar pekan lalu. Ia menyebutkan, gejala penting dari gangguan depresi adalah mood depresi atau kehilangan minat dan kegembiraan untuk kegiatan yang telah biasa dijalaninya. Semua gejala harus ada hampir setiap hari, kecuali keinginan bunuh diri atau pikiran tentang kematian, yang hanya muncul sesekali dan berulang saat gejala depresinya datang kembali. Diagnosis dikecualikan jika gejala merupakan suasana berkabung yang normal, atau jika terdapat gejala psikotik bersamaan dengan adanya gangguan mood tersebut. Kejadian depresi cukup banyak di masyarakat Indonesia, berkisar antara 10-20% populasi. Terda-

pat 10 gejala yang dapat dipakai sebagai acuan apakah seseorang sedang mengalami depresi, yaitu apabila selama minimal dua minggu terakhir mengalami gejala utama, secara terus menerus merasa sedih atau murung hampir sepanjang hari, hampir setiap hari. Kurang berminat terhadap banyak hal atau kurang bisa menikmati hal-hal yang biasanya kita nikmati. Merasa lelah atau tidak bertenaga, hampir sepanjang waktu. Gejala tambahan, perubahan nafsu makan, sehingga berat badan meningkat atau menurun tanpa upaya yang disengaja. Mengalami kesulitan tidur hampir setiap malam (kesulitan untuk mulai tidur, terbangun tengah malam atau terbangun lebih dini, atau tidur berlebihan). Berbicara atau bergerak lebih lambat daripada biasanya, gelisah, tidak tenang atau mengalami kesulitan untuk tetap diam. Kehilangan kepercayaan diri, merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah daripada orang lain. Merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri. Kesulitan berpikir atau berkonsentrasi, sulit untuk mengambil keputusan. Berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap untuk mati. “Jika terdapat minimal dua gejala di kelompok utama dan dua gejala di tambahan berarti memang benar Anda sedang mengalami depresi. Segeralah mencari pengobatan, dengan berkonsultasi pada psikiater terdekat,” sarannya dokter ahli jiwa RS Sanglah ini. Kondisi yang berlawanan dengan depresi di atas adalah episode manik, dimana seseorang sangat

Acara gathering depresi dan biopolar

bersemangat, tak kenal lelah, seperti perangkat elektronik yang baru selesai di-charge. Gejala manik dapat dilihat dari ada tidaknya dua gejala atau salah satu atau keduanya terpenuhi. Merasa sangat bersemangat atau penuh tenaga atau sangat bangga dengan diri sendiri, sehingga menyulitkan diri sendiri, atau orang lain berpendapat bahwa Anda bukan diri Anda yang biasanya. Sangat mudah tersinggung, sehingga suka berteriak dan memulai suatu perkelahian atau pertengkaran. Selanjutnya terdapat minimal tiga gejala manik, seperti terdorong untuk melakukan aktivitas fisik, tidak bisa duduk diam. Berbicara tanpa henti atau sedemikian cepatnya sehingga orang lain tidak memahami anda. Pikiran mengalir sedemikian cepat sehingga Anda kesulitan mengikutinya. Menjadi sedemikian aktif sehingga teman atau keluarga menjadi khawatir tentang Anda. Kebutuhan tidur kurang dibanding biasanya. Merasa mampu melakukan hal-hal yang orang lain tidak mampu, atau merasa sebagai seorang yang sangat penting. Mudah teralih perhatiannya. Sangat ingin terlibat di dalam kegiatan yang menyenangkan sehingga mengabaikan risikonya (misalnya: berfoya-foya, belanja berlebihan, ngebut, atau berbagai aktivitas ekstrim lainnya). Memiliki minat seksual yang tinggi sehingga melakukan aktivitas seksual yang tidak lazim. Permasalahan ini dapat mengganggu pekerjaan atau aktivitas sosial pasien atau membuatnya dirawat inap di rumah sakit. JALANKAN TERAPI YANG DISEPAKATI Menurut dr. Lely, pasien dengan episode manik, karena begitu ekstrimnya gejala yang diperlihatkan, tidak semua rumah sakit mau menerima dan melayani pasienpasien semacam ini. Tanpa disadari seringkali perawat dan dokter jaga di UGD mempersilahkan pasien segera dibawa ke RS Jiwa. Untungnya bagi mereka yang tinggal

dr Lely

di wilayah Denpasar dan sekitarnya tak perlu harus jauh-jauh menempuh perjalanan ke RS Jiwa, karena RS Sanglah bersedia merawat pasien-pasien yang mengalami episode manik ini. Mereka dipersilakan datang ke poli Jiwa, atau dalam kondisi darurat dapat langsung ke UGD yang buka 24 jam. Ia mengatakan, pengobatan untuk gangguan bipolar sampai hari ini dapat dikatakan cukup berhasil, asalkan pasien mau bekerjasama dengan terapis dan bersedia menjalani program terapi yang telah disepakati. Obat yang dipakai adalah kombinasi antara antipsikotik dan mood stabilizer, yang harus diminum secara teratur untuk waktu minimal 6 bulan. Setelah itu dokter akan memutuskan apakah obat-obat tersebut dapat diturunkan dosisnya, diberhentikan, atau justru harus tetap dipertahankan. Selain terapi dengan obat-obatan masih ada dua jenis terapi lagi yang harus dijalani oleh pasien bipolar, yaitu psikoterapi dan terapi lingkungan.

“Tujuan dari psikoterapi adalah untuk meningkatkan daya tahan dan kematangan ego seseorang, agar nantinya saat menghadapi berbagai masalah atau stres kehidupan, dia mampu bertahan dan tidak lagi jatuh sakit,” jelasnya. Terapi lingkungan dapat dikerjakan bersama-sama dengan keluarga dan orang terdekat pasien, bertujuan untuk memberikan dukungan dan semangat agar segera bangkit dan melanjutkan hidup dengan percaya diri. Terapi kelompok dengan menghadirkan mereka yang pernah mengalami gangguan yang sama diharapkan akan saling menguatkan pasien, bahwa mereka tak sendiri menghadapi berbagai masalah hidup. Masih banyak orang-orang di sekitarnya yang juga mengalami hal yang sama, atau bahkan lebih buruk dari yang pernah mereka alami. Gangguan bipolar tipe II ditandai dengan episode depresi dan riwayat hipomanik. Kriteria gejala untuk episode hipomanik adalah sama seperti orang-orang dengan episode manik, tetapi lebih ringan. Selain itu hipomania hanya membutuhkan durasi 4 hari (minimal). Perbedaan utama antara mania dan hipomania adalah tingkat keparahannya. Pengobatan yang diberikan juga kurang lebih sama, dengan kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan keluarga mereka. Gangguan siklotimik adalah gangguan mood yang kronis, tetapi memiliki gradasi lebih ringan, dengan berbagai episode depresi dan hipomanik yang hilang timbul selama minimal dua tahun. Mereka yang berada dalam kelompok ini seringkali mengabaikan kondisi kesehatan mentalnya, selain karena gejalanya ringan, permasalahan tersebut juga telah berlangsung sangat lama. (Wirati Astiti).


10

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Style

Gaya dan Unik Pekan ini kami suguhkan koleksi terbaru dari Angeliqa Wu. Busana yang ditam­ pilkan pada “Bali Fashion Trend 2018” di TS Suites, Kuta beberapa waktu lalu, sangat menarik. Sebab, setiap pakaian bisa diubah-ubah bentuknya. Satu busana tidak hanya dapat diubah menjadi satu bentuk atau model lainnya namun bisa diubah hingga 20 model.

D

ikatakan oleh desainer sekaligus pemilik Angel­ ica Wu Fashion Design Course di Denpasar ini, model pakaian ready to wear miliknya dapat dibuat sesuai keinginan pe­ makainya. Apakah ia ingin terlihat simpel, unik atau justru dengan cutting yang rumit. Untuk koleksi ini Angeliqa Wu mengetengahkan warna yang mempresentasikan hidup, melalui hitam, putih dan abu-abu yang divariasikan dengan warna perak. Se­ lain itu keunikan k a r y a ­n y a k a l i ini dilengkapi pula rangka­ ian akseso­

ris berupa kabel, balen, rantai dan kulit serta variasi mata ayam . Sedangkan un­ tuk bahan dipastikan ia menggunakan yang nyaman dan lembut di kulit, seperti knit atau kain stretch viscose spandex, burn out knit soloways, stripes dan henna, circle net, tulle dan juga bahan kulit sebagai variasi. -(Sri Ardhini)

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

15


Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) IKIP PGRI Bali gelombang I untuk Tahun Ajaran 2017/2018 dilaksanakan Sabtu (1/7) di kampus setempat. Ketua Panitia SPMB Drs. Pande Wayan Bawa, M.Si. mengatakan, peserta seleksi berjumlah 379 yang tersebar merata di 5 fakultas. Yakni, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) 31 orang, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) 117, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) 78, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) 74, dan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) 79.

H

Edukasi

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

asil Seleksi Gelom­ bang I akan diu­ mumkan 5 Juni 2017. Dan, untuk Pendaftaran Gelombang II sudah dibuka hingga Minggu ketiga Bulan Agustus 2017. “Dengan rasio dosen ideal dan ruang perkuliahan yang sangat memadai, kuota yang bisa diterima di IKIP PGRI Bali hingga 800 orang,” katanya. IKIP PGRI Bali tetap membebaskan Uang Gedung dan Bebas SPP untuk mereka yang mengambil Prodi Bahasa Bali dan Seni Rupa. Meski demikian, Pande Bawa menegaskan kualitas tetap men­ jadi prioritas dalam proses belajar mengajar di kampus keguruan ter­ favorit di Bali ini. Ia mengatakan, untuk menghasilkan output SDM yang berkualitas, harus dimulai dari seleksi yang berkualitas pula. Hal tersebut sudah dimulai dari SPMB yang harus mengikuti se­ rangkaian tes, yakni tes tulis, tes wawancara, dan tes fisik (kebugar­

Dara

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

9

SPMB IKIP PGRI Bali

Kembangkan Potensi di Luar Keguruan kontrak, namun tetap an) khusus bagi mereka harus diperhatikan kuali­ yang memilih FPOK. “Ter­ tas gurunya . Semestinya masuk, calon mahasiswa Pemda dan Pemkab tetap harus bebas narkoba dan harus menganggarkan bebas tato,” tegasnya. guru kontrak sementara Rektor IKIP PGRI Bali Dr. belum bisa mengangkat Made Suarta, S.H., M.Hum. guru negeri,” ucapnya. mengucapkan terimakasih Terkait kondisi di kepada masyarakat yang lapangan saat ini, Rek­ masih mempercayai IKIP tor Made Suarta kembali PGRI Bali untuk melan­ berteriak lantang, bah­ jutkan pendidikan tinggi wa di “Bali krisis guru”. putra-putrinya di kampus “Pemerintah seharusnya ini, meski ada kecend­ konsisten melihat fakta di erungan minat menjadi lapangan, jangan melihat guru turun. “Adanya penu­ fakta di atas meja. Sebet­ runan minat untuk kuliah Rektor Made Suarta, Ketua Yayasan Arthanegara, Ketua Panitia Pande Bawa meninjau secara ulnya kita sudah kekuran­ di keguruan ini merupakan langsung pelaksanaan SPMB IKIP PGRI Bali, Sabtu (1/7) di kampus setempat. gan guru dimana-mana, gejala nasional. Tetapi IKIP PGRI Bali tetap optimis dengan PGRI Bali dikatakannya banyak hanya diburu calon mahasiswa dari tidak hanya di desa, bahkan di strategi-strategi jitu yang kami ranah yang bisa masuk ke bisnis, masyarakat Bali, namun banyak perkotaan juga banyak kekurang­ miliki dengan mengembangkan seperti bidang seni tari termasuk calon mahasiswa dari Indonesia an guru. Seharusnya pemerintah berbagai potensi yang ada, sebagai ke pelatihan-pelatihan. “Misalkan Timur (NTB, NTT) banjir ke IKIP segera mengangkat guru. Jangan modal untuk menekuni dunia di ada orangtua yang menginginkan PGRI Bali. Tentu saja dikarenakan hanya menuntut peningkatan luar keguruan,” ujarnya. anaknya jadi petinju atau atlet, kualitas IKIP PGRI Bali yang sudah kualitas guru, sementara di sisi Dengan kata lain, ketika mis­ kami siap untuk melatih karena terbukti melahirkan SDM-SDM lain diabaikan kekurangan guru itu,” cetusnya. alnya lulusannya mengalami ham­ kami punya SDM yang berkom­ yang berkualitas. Pengangkatan, pengadaan dan batan dalam menekuni dunia peten. Tata rias ada dan dekorasi Ia mengatakan, dalam kon­ keguruan, mereka sudah memiliki juga ada, itu semua bisa dibisnis­ disi sekarang yang jumlah pen­ pemetaan guru dikatakannya seyo­ bekal keterampilan lain yang dida­ kan,” imbuhnya. duduknya makin bertambah dan gianya dilakukan di daerah karena pat melalui UKM-UKM. Sehingga, sekolah juga diusulkan bertambah, daerahlah yang tahu kondisi riil di lulusan IKIP PGRI Bali tak hanya tentunya harus disertai juga den­ lapangan, bukan sentralistik lagi. BALI KRISIS GURU terpatok menjadi guru tetapi juga Dalam kesempatan tersebut, gan penambahan guru baru. “Guru Ia berharap pemerintah konsis­ bisa bergerak di sektor lain. Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali Drs. banyak pensiun, jangan sampai ten terhadap besaran dana yang “Kami sedang merintis semuan­ IGB Arthanegara, S.H., M.H., M.Pd. terulang kejadian tahun-tahun lalu, digelontorkan untuk pendidikan. ya termasuk bisnis online, seperti juga mengucapkan terimakasih dan dengan mengadakan guru kilat “Jangan dipotong kesana kesini yang diharapkan pemerintah yakni bersyukur bahwa generasi muda yang kualitasnya dipertanyakan. lagi, karena saya tahu tidak murni Inkubator Bisnis Teknologi (IBT),” masih berminat menjadi guru. Dalam kondisi kekurangan sep­ 20% dana yang diterima oleh dunia ujar Rektor Made Suarta. Di IKIP Khususnya di IKIP PGRI Bali, tak erti itu, memang solusinya guru pendidikan,” tungkasnya. –ten

Putu Agus Suradnyana dan Sutjidra

Ajak Umat Muslim Kedepankan Solidaritas dan Toleransi

Bupati Buleleng Putu Agus Surad­ nyana (PAS) berharap perayaan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 H da­ pat memberikan vibrasi positif pada pembangunan di Bali Utara. Bupati PAS bersama Wabup Sutjidra juga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriah kepada seluruh umat Islam dan mohon maaf lahir dan bathin, Jumat (23/6). Seluruh rangkaian ibadah puasa selama sebulan di Kabupaten Buleleng menurut Agus Suradnyana berjalan dengan aman, nyaman, damai dan penuh toleransi. Bupati Agus Surad­ nyana berharap, usaha berlatih kesa­ baran dan ibadah di bulan Ramadan

dapat diwujudkan dalam sikap, perilaku, dan usaha dalam kese­ harian setelah Ramadan berlalu. Idul Fitri, menjadi momentum yang bermakna sebagai titik awal tekad dan usaha untuk mewujud­ kan kehidupan yang sejahtera. Agus Suradnyana yang dike­ nal sebagai pejabat merakyat ini, berharap kepada seluruh umat Islam dan masyarakat Buleleng untuk selalu mengedepankan rasa solidaritas dan saling hor­ mat menghormati antar-sesama umat beragama yang sudah ber­ jalan baik. “Kepada seluruh umat muslim di Buleleng agar dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri tetap mengedepankan toleransi sehingga perayaan dapat berjalan dengan aman, khidmat dan penuh tenggang rasa,” ucap Bupati PAS. Sementara, Wakil Bupati dr. I Nyoman Sutjidra mengajak umat muslim menjadikan spirit Hari Idul Fitri untuk lebih meningkatkan keya­ kinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Dengan mengedepankan rasa solidaritas dan saling hormat meng­ hormati antar sesama umat manusia, dengan rasa persatuan dan kesatuan serta kedamai­an melalui hari raya Idul Fitri akan dapat mewujudkan pembangunan Buleleng yang maju dan masyarakat sejahtera,” katanya. -win

Festival ke Uma Bermain Tradisional dan Mengenal Sawah

Mepaid upih

Masih ingat zaman anak-anak dulu? Saat itu, anak-anak selalu bermain apa saja, kapan saja dan dimana saja. Ruang dan waktu seakan tak ada batas untuk melakukan aktivitas. Alam dan lingkungan sangat bersahabat yang selalu menyediakan berbagai alat dan sarana untuk mereka bermain. Suasana itulah yang terjadi pada Festival ke Uma yang digelar di Subak Uma Ole, Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Marga – Tabanan.

F

estival yang digelar selama dua hari (24-25 Juni 2017) itu mengajak anak-anak melakukan permainan tradisional sekaligus mengenal uma (sawah). Anak-anak tak hanya menghibur dengan melihat festival semata, tetapi diberikan kesempatan ikut berpartisipasi. Anak-anak peng­unjung diajak ikut bermain, sehingga muncul suasana gembira, ceria dan bahagia. Segala yang disuguhkan di acara itu, bukan untuk ditonton, tetapi untuk dinikmati sercara bersama. Anak-anak yang bermain di sawah itu, memang sebagian besar dari Banjar Ole, yang bergabung dalam Sanggar Buratwangi dan Sanggar Wintang Rare. Namun, tidak sedikit pula anak-anak dari daerah lain yang terlibat. Di antaranya, anak-anak dari Desa Geluntung, anak-anak dari Bumi Bajra Sandi, dari Mengwi, Kukuh

Marga, Kota Denpasar, Karangasem, Buleleng dan Tabanan. “Kami merancang festival partisipatif, pengunjung ikut larut dalam kegiat­ an bukan sekadar jadi penonton,” kata Koordinator acara I Putu Edi Novalia Artha. Fetival ke Uma menyajikan berbagai jenis permainan tradisional yang dibagi menjadi dua kategori yaitu eksebisi dan lomba. Eksebisi menampilkan permainan megandu, medempul, mapoh-pohan, lait kancing, obek-obek uang, colekcolek tain belek, tangklak-tingklik dan megala-gala. Jenis permainan yang dilombakan,seperti metimbang, nyuun sigih, matulupan, paid upih dan megandong di nyan­ yad (lumpur). Selain permaianan tradisional, juga diisi dengan workshop yoga oleh IGS Raka Panji Tisna, workshop tanaman obat oleh Bagus Arya (Padma Herbal) dan workshop

foto. ari antoni.

16

membuat layang-layang dari Sanggar Buratwangi. Kegiatan workshop ini melibatkan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang tua. “Festival ini juga memiliki visi untuk mengajak anak-anak dan masyarakat untuk membudayakan hidup bersih dan sehat dengan mengurangi pemakaian bahan-bahan dari plastik,” ucap Putu Edi. Pada malam harinya, Festival ke Uma ini juga dimeriahkan dengan pentas seni berupa Monolog oleh Putu Satria, Musikalisasi dari Komunitas Mahima, Dongeng Tantri dari Bumi Bajra Sandhi, Monolog Cupak Gerantang oleh salah seorang Mahasiswa ISI Denpasar, seni pakeliaran Kambing Takutin Macan dan musik dari Komunitas Jalan Air. Pada hari kedua, hujan sempat mengguyur, tetapi anak-anak tak ada yang mengeluh, tak ada yang protes terhadap alam, tak ada yang memikirkan tentang pawang hujan atau lampu laser pemecah awan. Pengisi acara layaknya petani, yang menerima air melimpah dan panas sinar matahari dengan penuh syukur. Anak-anak setia menunggu hujan reda, dan begitu hujan reda, mereka kembali bermain dengan gembira meskipun petak sawah yang sebelumnya dikeringkan sebagai kalangan sudah benar-benar kembali seperti sawah.

Astra Holiday Campaign 2017 Dalam rangka menyambut Idul Fitri 1438 Hijriah, Grup Astra kembali menemani dan melayani pelanggannya dalam arus mudik 2017 melalui program Astra Holiday Campaign 2017 (AHC). Program ini menyiapkan 1.752 teknisi, 10 Pos Siaga, 103 bengkel siaga, 18 Posko Honda Motor, 27 Garda Siaga ERA, dan 33 Emergency Roadside Assistance (ERA). Layanan mudik ini dibuka oleh Grup Astra mulai 22 Juni hingga 1 Juli 2017 di 10 lokasi berbeda sepanjang jalur mudik di Pulau Jawa hingga Bali. Dalam peluncuran AHC yang akan diadakan Kamis (22/6) ini sekaligus diadakan pelepasan armada posko siaga mudik yang bertugas selama AHC di Kantor Pusat PT Astra International Tbk. “Sudah menjadi komitmen Astra untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, termasuk saat mereka melakukan perjalanan mudik Lebaran. Kami berharap pelanggan kami merasa aman dan nyaman dengan kehadiran layanan mudik Astra. Setiap tahun, perbaikan terus dilakukan demi memenuhi kebutuhan pelanggan dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman,” tutur Chief Executive AstraWorld Bambang Gunawan dalam sambutan yang dibacakan di Auto2000 Tabanan, Rabu (21/6). (Ngurah Budi)

(Budarsana)

Bermain Bersama di Miniapolis

Metulupan

foto. kompiang astika.

Untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Beachwalk Shopping Center mengadakan Program Corporate Social Responsibilty (CSR). Progam ini berupa berbagi dan bermain bersama anak-anak dari Yayasan Ikang Papa, Selasa (27/6). Anak-anak ini diajak bermain di area Miniapolis Playground lantai 3, Beachwalk Shopping Center menikmati santap siang bersama di Kafe Betawi. Luh Made Winda, Marketing Manager Beachwalk Shopping Center mengatakan kegiatan ini diadakan sebagai wujud kepedulian kepada anak-anak disabilitas agar bisa merasakan keseruan untuk bermain bersama di dalam mall layaknya anak-anak seusia mereka pada umumnya. Rangkaian kegiatan CSR tahun ini diharapkan dapat menjadi kegiatan tahunan Beachwalk Shopping Center sebagai bentuk dari kepedulian terhadap masyarakat.


8

Bunda & Ananda

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Anak Wajib bisa Menari

Menari menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakoni orang, khususnya di Bali. Mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia, perempuan maupun laki-laki. Bahkan, bagi seorang Ibu yang mengikutkan anak-anaknya les menari sejak mereka masih kanak-kanak mengatakan, sebagai orang Bali wajib hukumnya bisa menari.

ujar I Gusti Ngurah Okta Diana Putra, S.Pd., pemilik Sanggar Tari Giri Semara Madu di Pangsan, Petang-Badung. Ia menyebutkan, menari juga bermanfaat untuk menurunkan berat badan, melatih kerja otak, dan melenturkan badan. Bahkan, dengan menguasai tarian ini dikatakannya bisa sebagai bekal untuk menambah uang saku. “Dan yang tak kalah penting, menari juga bisa untuk menyama braya, seperti ngayah dan membagi ilmu,” ucap Wahde-sapaan akrabnya, yang sudah beberapakali mengajak anak-anak didiknya dan dirinya ngayah di Pura. I Gusti Ngurah Okta Diana Putra, S.Pd.

S

elain sebagai salah satu seni kreativitas untuk melestarikan budaya, menari juga merupakan pengolahan gerak tubuh dalam bentuk tarian. “Dalam aktivitas menari ini sudah dipadukan antara wirama yang indah dari alunan gamelan, wiraga dari lekukan/gerakan tangan yang lembut dan hentakan langkah kaki yang serentak dengan irama gamelan, yang kemudian memunculkan wirasa dengan beragam ekspresi,”

KUASAI GERAKAN DASAR Sebelum mempelajari sebuah tarian, anak-anak harus dilatih melakukan gerakan dasar, seperti, agem kanan, agem kiri, gerakan mata, ngegol, malpal, gerakan tangan. “Karena jika anak-anak tidak menguasai gerakan dasar, akan sulit untuk mengajarkan materi / tarian kepada anak,” ujar Alumni S1 Pendidikan Seni, Drama, Tari dan Musik IKIP PGRI Bali ini. Umumnya, untuk pemula diajarkan Tari Condong (untuk anak perempuan), dan Tari Baris

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Rumah Minimalis yang Nyaman

tentu yang menjadi pertimbangan utama adalah kenyamanan. “Sebenarnya kami tidak memiliki konsep desain

(Inten Indrawati)

dalam membangun rumah ini, yang penting nyaman. Kami hanya mengkonsep rumah tinggal dan tempat kerja (toko dan koperasi) dalam satu areal, agar gampang memantau segala aktivitasnya,” ujar Jro Jeky,

Jro Jeky

pemilik Toko Kintamani dan KSP Mesari di kawasan

pilar besar yang ditempeli ukiran motif flora-fauna dari batu palimanan dipadupadankan dengan paras hitam. Keh a d i r a n p i n tu gebyok sebagai pintu utama turut

Buana Raya, Denpasar.

Tari Condong, tarian dasar untuk anak perempuan

(untuk anak laki-laki). Kedua tarian ini dipakai sebagai tarian dasar karena semua pakem dan kelincahan gerak yang ada di tarian lain banyak ada dalam Tari Condong dan Tari Baris. Mulai dari teknik menari, kelincahan agem, tandang, dll. “Seperti Tari Baris, penguasaan tari baris lebih cepat diresapi oleh anak-anak pemula karena gerakannya yang mengulang,” jelas Wahde. Setelah menguasai tarian dasar tersebut, baru kemudian anakanak dikenalkan dengan tarian lain. Dalam sebuah lembaga kursus (sanggar), seperti juga pada Sanggar Tari Giri Semara Madu, setidaknya setiap 6 bulan

dilaksanakan Ujian Kenaikan Tingkat. Tujuannya tak lain untuk memotivasi anak-anak untuk terus berlatih dan berlatih. Kare­na dari ujian ini bisa dikatakan anakanak sudah melalui level 1 menuju level 2 begitu seterusnya. “Jadi ketika ujian kenaikan tingkat, level penguasaan anak terhadap tarian itu bertambah/meningkat. Disini juga sebagai ajang bersaing secara sportivitas bagi anak agar mereka terus giat berlatih. Selain juga sebagai pertanggungjawaban Sanggar kepada para orangtua anak bahwa memang benar anaknya sudah berlatih dengan baik dan sudah mampu mementaskan sebuah tarian,” papar Wahde.

Ada banyak jenis tarian, di antaranya tarian tradisional, tarian modern hingga tarian kontemporer, tarian yang dipadukan dengan drama atau yang sering disebut dengan drama tari. Cepat tidaknya anak menguasai sebuah tarian, dikatakannya sangat tergantung pada daya tangkap masing-masing anak yang tentunya berbeda satu sama lain. Umumnya, kesulitan yang dialami anak-anak adalah menghafalkan gerakan tertentu. Seperti gerakan mata (nyeledet), malpal, dll. “Tapi semuanya bisa dipelajari dan pasti bisa dikuasai, yang penting anak-anak disiplin, ada kemauan, dan giat berlatih,” tegasnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit Matahari sangat senang bersahabat dengan Air. Ia sering berkunjung ke rumah Air, berbincang-bincang tentang keadaan rumah dan keluarga masing-masing. Made Taro “Sahabatku Air!” kata Matahari pada suatu hari. “Aku sering berkunjung ke rumahmu, tetapi kamu tak pernah bertandang ke rumahku.” “Maaf, sahabatku Matahari,” jawab Air. “Sanggupkah kamu menerima Aku dan keluargaku? Bila aku pergi, semua keluargaku mesti ikut.” “Rumahku sangat luas, sahabatku Air. Ajaklah semua keluargamu! Si Bulan istriku, dan si Bintang anak-anakku, pasti senang menerima semua keluargamu,” kata Matahari penuh harap. Maka tibalah hari yang dinanti-nanti. Tepat pada musim hujan, Air berkunjung ke rumah Matahari. Mula-mula yang menginjakkan kaki di rumah itu adalah Air Danau suami-istri, Air Sungai suami-istri, menyusul kemudian anakanak, menantu dan cucu-cucunya. Matahari dan Bulan menyambut anggota keluarga yang lanjut usia di ruangan besar, sedangkan anak-anak dan cucu-cucunya dibiarkan bermain dengan Bintang-bintang di taman yang luas.

Beberapa saat kemudian, rombongan keluarga Air lainnya menyusul. Mereka adalah keluarga Air Laut, suami-istri, anak-anak dan menantu, keponakan dan menantu beserta anak-anak dan cucu-cucunya. Jumlahnya bukan kepalang, ditambah lagi dengan keluarga Mata Air. Ruang bawah untuk keluarga lanjut usia itu penuh. Terpaksalah sebagian dari mereka pindah ke ruang atas. Demikian juga taman-taman penuh dengan anak-anak dan cucu-cucu Air. Mereka berebutan mencari tempat yang lebih tinggi. Tuan rumah Matahari dan Bulan kebingungan. Lama-kelamaan keluarga Air bertambah banyak dan meluap-luap, makin lama makin tinggi. Bagi air keadaan meluap-luap seperti itu biasa saja, namun tidak demikian bagi Matahari dan keluarganya. Mereka takut kebanjiran, lalu mencari tempat yang lebih tinggi. Akhirnya Matahari, Bulan dan Bintang-bintang bertengger di atap rumah. Dari atap rumah itu, Matahari melihat ke bawah. Wow! Dari jauh kelihatan Air berbondong-bondong, berbuncah-buncah dan bergelombang-gelombang menuju rumah Matahari. Seperti tak akan berakhir. Matahari gelisah mondar-mandir. Ia harus segera mengambil keputusan. Ia mengajak istrinya, Bulan, dan anak-anaknya, Bintangbintang, untuk meninggalkan bumi. Mereka terpaksa meninggalkan sahabatnya, terbang ke langit, makin jauh dari bumi. (Nigeria)

D

i lahan seluas 6 are tersebut, rumah tinggal di tempatkan di area belakang, namun memiliki pintu utama yang aksesnya langsung ke jalan. Ruang ter-

buka hijau dengan penataan taman dan gemericik air di kolam membuat suasana rumah ini makin sejuk dan nyaman. Stepping stone (batu pijkan) dari batu koral sikat diaplikasikan sebagai jalan setapak pada taman dan juga pada pijakan anak tangga terbawah.

Fasad (tampak depan) rumah rumah berlantai dua itu tampak kokoh dengan pilar-

17

memberikan aksen yang kuat pada rumah ini. Ruang tamu, ­r uang keluarga dan ruang dapur menjadi satu area. Hanya saja pada areal dapur diberikan perbedaan lantai. Ruang tidur utama dan ruang tidur anak lainnya didesain simpel minimalis. Area bawah tangga dimanfaatkan sebagai rak penyimpanan dan area sisi tangga dimanfaatkan sebagai tempat pajangan. “Saya suka yang simpel-simpel saja,” ucap istri dari I Wayan Koyan ini.

Dalam membangun sebuah rumah tempat tinggal,

matahari dan air

Wahde saat melatih anak-anak latihan menari di sanggarnya

Griya


18

Life Story

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Kembangkan Potensi Pariwisata dengan Koperasi Pariwisata Di Buleleng tercatat 10 Desa Wisata yang dikembangkan untuk menarik minat wisatawan. Bahkan setelah dilakukan inventarisasi, dinas terkait mencatat ada sebanyak 31 Desa Wisata di Buleleng. Salah satu Desa Wisata yang menjadi tujuan favorit wisatawan adalah Desa Sudaji Kecamatan Sawan.

D

esa Sudaji dikenalkan dan ditonjolkan dengan konsep kearifan lokal dengan didasari Tri Hita Karana. Dengan memanfaatkan rumah penduduk yang layak huni sebagai penginapan sekaligus tempat berinteraksi oleh wisatawan dengan warganya. Untuk tetap mengembangkan potensi guna mengangkat perekonomian masyarakat, Desa Sudaji membangun Koperasi Pariwisata. Koperasi Pariwisata Ista Graha Santhi diresmikan langsung oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST., Kamis (22/6). Dalam hal ini, Pemkab Buleleng melalui Dinas Koperasi dan UKM

mengambil peran penting untuk membentuk Koperasi Pariwisata. Berdirinya Koperasi Pariwisata ini diyakini akan memberikan nuansa baru dalam upaya mewujudkan Kabupaten Buleleng sebagai tujuan destinasi wisata di Bali Utara dan bisa menciptakan lapangan kerja. Usai meresmikan Koperasi Pariwisata, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST mengatakan, sangat mengapresiasi upaya masyarakat Desa Sudaji yang mampu berinovasi untuk mengembangkan desanya. Bupati Suradnyana menambahkan, berkembangnya koperasi pariwisata akan dipengaruhi oleh destinasi wisata yang dimiliki

I

Peresmian Koperasi Pariwisata Desa Sudaji oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.

Desa Sudaji. “Inovasi warga Desa Sudaji sudah sangat baik. Sekarang bagaimana keseriusan mereka mengembangkan destinasi wisata yang mereka miliki. Jika pariwisatanya berkembang otomatis koperasi juga akan terus berjalan. Saya berharap ini bisa berkem-

Pengembangan Potensi Desa Wanagiri

Pembersihan lingkungan dan penanaman pohon dilakukan Dispar Buleleng melibatkan masyarakat Desa Wanagiri.

Tidak hanya wisata pantai, Buleleng juga memiliki keindahan alam yang potensial untuk dikembangkan menjadi Daya Tarik Wisata. Berbagai DTW telah dikembangkan dengan konsep yang berbeda sesuai dengan potensi masing-masing yang dimiliki. Salah

satu DTW yang tengah dikembangkan dan dikelola dengan konsep alam ada di Desa Wanagiri sehingga, menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata Buleleng. Melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng bekerja sama dengan Dinas Provinsi Bali,

Kisahnya memang telah lama. Delapan tahun berlalu, namun Dirah (30) belum bisa melupakan peristiwa yang membuatnya hingga kini memilih tidak menikah. Perempuan asal Lombok Tengah itu, patah hati akibat ditinggal sang pacar yang memilih menikahi perempuan lain di saat hubungan mereka nyaris naik pelaminan. Di malam yang dingin dan gelap hari itu, tanpa pikir panjang Dirah memilih lari dari rumah orangtuanya.

mencoba mewujudkan pariwisata berkelanjutan dengan melakukan Sapta Pesona di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, pada Selasa (20/6). Desa Wanagiri pun dipilih, lantaran dinilai memiliki wisata alam yang layak dan memenuhi menjadi Daya Tarik Wisata (DTW) dengan konsep Sapta Pesona. Konsep wisata alam ini merupakan salah satu upaya dari Dispar untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan dengan konsep alam. Sapta Pesona merupakan konsep yang mengedepankan keamanan, tertib, bersih. Sejuk, indah, ramah-tamah, dan kenangan. “Konsep Sapta Pesona ini coba kami kembangkan di Wanagiri yang memiliki pesona alam yang selama memang sudah sangat dikenal oleh wisatawan,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna. Langkah awal yang dilakukan pihaknya dengan kegiatan pembersihan sekaligus kegiatan menanam pohon melibatkan warga setempat. Pelibatan warga secara langsung untuk bersama-sama menjaga keindahan alam dan kebersihan lingkungan. Pihaknya juga terus melakukan pembinaan-pembinaan

bang dan semua pihak saling mendukung untuk perkembangan pariwisata di Desa Sudaji,” harap Bupati Suradnyana. Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Drs. I Made Budi Astawa, M.Si mengatakan, tujuan didirikan koperasi pariwisata ini untuk mengembangkan potensi pariwisata sehingga bisa meningkatkan perkembangan ekonomi kerakyatan perdesaan. Budi Astawa menambahkan, peresmian koperasi ini juga merupakan pemicu untuk desa wisata lainnya. Ia mengungkapkan, dalam waktu dekat akan didirikan kembali koperasi pariwisata di desa wisata yang lain. “Dalam waktu

dekat ini dengan seijin bapak Bupati kami akan mendirikan koperasi pariwisata di desa wisata yang lain. Nantinya, setiap desa wisata akan memiliki koperasi pariwisata sehingga mempercepat perkembangan pariwisata,” jelasn Budi Astawa. Kini Kabupaten Buleleng telah memiliki tiga Koperasi Pariwisata yang mewakili tiga zona yakni Buleleng Timur, Tengah, dan Barat. Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Buleleng No:430/927/ HK/2015, telah menetapkan 31 Desa Wisata yang tersebar di 9 Kecamatan dan salah satunya Desa Wisata Sudaji, Kecamatan Sawan. (Wiwin Meliana)

terhadap pengelola wisata agar tetap mengembagkan potensi yang ada tanpa merusak alam. “Di Wanagiri, tadi kami sudah memberikan pembinaan, agar ini dipertahankan. Jangan lakukan, yang merusak alam. Utamanya, spanduk-spanduk yang membuat kumuh, harus dihilangkan,” jelasnya. Pembinaan ini dilakukan, menyusul menjamur keberadaan tempat-tempat selfie. Dengan menjamurnya tempat selfie ini, saat ramai pengunjung akan menimbulkan kekumuhan disekitar lokasi. Bukan itu saja, banyak ditemukan spanduk yang tertempel di pohon dan bertebaran, sehingga memberi kesan kekumuhan. Kondisi inipun menjadi perhatian serius oleh Dispar Buleleng. Dengan menjaga keasrian alam, maka akan berdampak pada kenyamanan wisatawan yang berkunjung. Sehingga, pengembangan Pariwisata di Buleleng melalui wisata alam, dapat dijalankan secara berkesinambungan. “Makanya, sapta pesona harus menjadi perhatian, agar wisatawan senang berkunjung, karena alamnya. Ini akan berdampak pada wisatawan

yang terus berkunjung,” ujar Sutrisna. Sementara itu, Perbekel Desa Wanagiri, Wayan Gumiasa tidak menampik hal tersebut. pihaknya berupaya terus berkoordinasi dengan Desa Pakraman dan meminta pemerintah memberikan pembinaan secara langsung. “Kami berharap pihakpihak terkait tetap memberikan pembinaan dan bertindak tegas agar tidak ada kawasan kumuh,” tegasnya. Dirinya mengaku menjamurnya tempat selfie memang sangat menarik wisatawan untuk berkunjung, sehingga saat pengunjung membludak akan membuat sampah berserakan. “Kawasan kumuh sekali sih memang tidak ada, mungkin saat pengunjung ramai-ramai datang itu yang membuat produksi sampah tidak bisa ditekan,” tambahnya. Kendati begitu Gumiasa menyambut baik, dilakukan Sapta Pesona di Desa Wanagiri oleh Dinas terkait. Sebab, Desa Wanagiri memiliki beragam potensi, dan potensi itu masih ada yang belum tergarap sebagai DTW. (Wiwin Meliana)

a mengaku tidak tahan ketika tahu sang kekasih yang dicintainya memilih wanita lain untuk dinikahinya. Kabar itu ia dapat dari kawannya yang kemudian dikonfirmasi kebenarannya oleh sang kekasih. ”Tanpa rasa bersalah, dia mengaku akan menikah dengan perempuan lain dan meninggalkan saya begitu saja,” kata Dirah, tersenyum kecil. Pertengkaran sempat terjadi antara keduanya meninggalkan luka yang sangat dalam bagi Dirah. Ia menangis dan tidak bisa tidur. Rasa sakit bercampur malu membuatnya tidak berpikir panjang. Dirah memilih lari dari rumah orangtuanya agar jauh dari kehidupan sang kekasih yang sebentar lagi akan berbahagia menempuh hidup baru. Malam itu, ia tidak lagi bisa menahan kepedihannya, ia pun pergi menuju rumah kawannya dan di sana ia sempat menginap semalam. Niatnya lari sejauh-jauhnya dari kampung halaman telah bulat, namun ia tidak tahu harus ke mana. Tubuhnya limbung dan pikiran­nya kacau. Dengan rasa sedih ia pun pergi mencari Andi (nama samaran) sopir angkot langganannya yang biasa dipakainya ke sekolah. Melihat kondisi Dirah yang berantakan, Andi sempat menanyakan hendak ke mana sebenarnya tujuan Dirah. Dirah bingung menjawabnya karena ia sendiri tidak punya tujuan hingga akhirnya ia menceritakan tentang kisah pedih hatinya ditinggal sang kekasih yang terpikat gadis lain. Mungkin karena merasa iba, Andi pun menyarankannya untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita saja ke luar negeri melalui seorang yang biasa dikenal sebagai perekrut tenaga kerja bernama Ranti. Oleh Ranti, ia pun diantar menemui Teni (perekrut tenaga kerja wanita). Tanpa pikir panjang, Dirah pun menerima tawaran tersebut sebagai jalan keluar masalah­nya. Lari ke luar negeri, agar terlepas dari beban pikiran tentang sang kekasih yang telah jadi milik orang lain. Setelah mengutarakan maksudnya kepada Teni, ia pun dijemput sore harinya oleh salah seorang sponsor pengiri­man TKI dari sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja yang bercabang di NTB, bernama Jonar. Jonar rupanya ingin bersiasat ketika Dirah diserahkan oleh Teni kepadanya. Ia tidak ingin membayar jasa Teni selaku perekrut, yakni sebesar Rp 1 juta. ”Dari pada uang Rp 1 juta tersebut, saya kasih ke Teni, lebih baik buat ongkos kamu ke Jakarta,” kata Jonar pada Dirah. Maka Jonar pun mengatur rencana agar ia terbebas dari kewajiban membayar Teni yang telah mengantarkan Dirah sebagai calon TKW. Ia purapura mengembalikan Dirah ke tangan Teni dengan alasan bahwa Dirah tidak memiliki izin orang tua untuk menjadi TKW. Namun keesokan harinya, Jonar menyuruh Dirah untuk kabur dari rumah Teni. Saat Dirah berhasil kabur dari rumah Teni, Dirah kemudian menghubungi Jonar untuk menjem­putnya di

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

7

Pengalaman sebagai Pelajaran Berharga sebuah tempat. Saat masuk ke mobil Jonar, Dirah yang dalam keadaan bingung karena tidak paham akan masalah yang tengah terjadi, memilih diam. Namun, ketika Jonar membawanya ke sebuah hotel di Mataram, Dirah sempat bertanya mengapa ia dibawa ke hotel, bukannya ke perusahaan penyalur tenaga kerja. Jonar berdalih, ini sebagai siasat mengecoh Teni yang pasti tengah mencari-cari Dirah. Dalam keadaan semakin bingung, Dirah diminta bersembunyi ke dalam salah satu kamar hotel yang disewa Jonar. Terbersit kengerian saat menyadari ia berdua saja dengan Jonar dalam keadaan pintu kamar terkunci. Ketakutan dan kecemasan mulai menjalari hatinya. Sesaat kemudian ia baru sadar, bahwa ada yang tidak beres yang tengah terjadi. Suasana yang dikesankan Jonar dalam pelarian menghindari Teni, rupanya sebagai alasan semata. Begitu sadar, Dirah beranjak dan lari menuju pintu untuk membebaskan diri. Namun sayang, langkahnya terhenti saat Jonar menarik tubuhnya dan membantingnya ke tempat tidur. Teriakannya tiada yang mendengar karena mulutnya dibekap rapat oleh Jonar. Ia meronta, memukuli Jonar, mendorongnya agar menjauh dan pergumulan pun terjadi. Sekuat tenaga ia meloloskan diri dari cengkraman Jonar, namun ia gagal tanpa daya. Tubuh Jonar yang tinggi besar demikian mudahnya mematikan langkah Dirah yang akhirnya menangis pilu, meratapi perkosaan atas dirinya yang hingga kini belum termaafkan. Tubuhnya gontai dan harapannya sirna dalam tangis seketika melihat darah segar membasahi seperai. Masa depan yang menantinya serasa telah lenyap tak berbekas. Tekanan psikis mulai dialami Dirah semakin bertambah. Perasaan yang serba kacau dan labil, membuat ia akhirnya pasrah. Yang ia tuju hanyalah bekerja menjadi TKW, agar jauh dari Lombok. Karena itulah, ia terus mengikuti Jonar yang katanya tengah mengurus segala hal untuk kepentingan keberangkatannya. Dirah pun di bawa ke rumah seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya. Di sana ia disembunyikan selama tiga hari tanpa tahu harus berbuat apa. Ingin lari, ia khawatir tidak jadi diberangkatkan sebagai TKW. Ia disuruh bersembunyi di tempat tersebut, menurut Jonar, jika ia pergi ke tempat penampungan, maka akan ketahuan oleh Teni karena ia sering datang ke sana. Selama tiga hari bersembunyi, ia ditinggal Jonar tanpa komunikasi apa-apa dan ia hanya bisa makan, tidur dan nonton televisi dalam kebingungan harus mengambil keputusan seperti apa. Tiga hari kemudian, Dirah dijemput oleh salah seorang anak buah Jonar dan dibawa ke penampungan perusahaan penyalur tenaga kerja milik Jonar. KEMBALI KE LOMBOK Impian lari dengan menjadi TKW pun sepertinya sudah di

depan mata, saat ia ajak keluar untuk melakukan pemotretan demi kepentingan mengurus KTP dan surat-surat kelengkapan bekerja ke luar negeri. Harapan itu juga semakin jelas, mengingat ia juga menjalani proses wawancara yang menanyakan ia memilih bekerja sebagai apa. Ia mengaku memilih bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dirah yang lugu dan tidak mengerti apa-apa, sama sekali tidak mengetahui tentang prosedur dan persyaratan untuk menjadi TKW dan tidak satu petugas pun dari perusahaan tersebut yang menginformasikan apa-apa padanya. Yang ia tahu hanyalah ke­inginan­­nya mendaftakan diri sebagai TKW lebih karena ia tengah frustasi dan ingin berlari jauh dari sang kekasih yang telah melukai hatinya. Karenanya, jangakan izin dari orangtua, orangtuanya pun tidak mengetahui ke mana ia pergi. Meski tanpa surat-surat kelengkapan, Dirah dan juga ada lima calon TKW lainnya, ber­angkat juga ke Surabaya dengan menggunakan bus. Setibanya di Surabaya –disebuah gudang tampaknya- yang tidak diketahui oleh

Dirah tempatnya, ia dijemput oleh seorang pria yang mengaku karyawan Jonar. Orang ini mengatakan, bahwa ia harus menemui Jonar, untuk mengurus surat-surat yang belum lengkap. Meski khawatir, ia akhirnya mau ikut menemui Jonar. Karena yang terpikirkan olehnya hanyalah bisa segera berangkat menjadi TKW. Namun semua itu hanyalah bohong belaka. Saat bertemu Jonar, Dirah sudah melihat gelagat yang tidak baik. Entah dari mana keberanian itu datang, ketika Jonar ingin memperkosanya lagi, Dirah berontak dan memukul kepala Jonar dengan kursi kayu di dalam kamar hotel itu. Jonar pingsan. Kepala Jonar berdarah, Dirah berhasil lari. Dalam kebingungannya, dengan uang yang ia ambil dari dompet Jonar yang sempat pingsan, hanya satu yang ia ingat, terminal bus. Dua hari ia kebingu­ngan di terminar bus Bungurasih Surabaya. Ia tidak tahu harus ke mana. Sampai akhirnya ia menyerah lalu memilih tujuan kembali ke Lombok. Namun ia tidak

kembali ke Lombok Tengah melainkan ke Mataram. Sepanjang perjalanan ke Lombok, Dirah berpikir untuk tidak melaporkan kejadian yang menimpanya karena ia malu telah salah mengambil keputusan. Sampai hari ini, Dirah menyim­pan kisah pahitnya itu dalam kesendiriannya. Sejak tiba di Mataram, Dirah tidak pernah mau kembali ke Lombok Tengah. Hanya satu dua kali ia pulang ke rumah orangtuanya hanya untuk membuat orangtuanya tenang, mengetahui bahwa ia ada di Mataram. ”Mereka tidak tahu apa yang sudah saya alami. Saya tidak ingin membuat mereka sedih,” kata Dirah. Waktu itu, dengan uang rampasan dari kantong Jonar, Dirah mengontrak kamar kos dan mencari pekerjaan di Mataram lalu memilih tinggal di Mataram. Hingga saat ini, ia tidak pernah menceritakan kisahnya itu kepada siapa pun termasuk orangtuanya. Ia jadikan pengalaman pahitnya itu sebagai pelajaran berharga bagi kehidupannya. (Naniek I. Taufan)


Psikolog Todd Kashdan dari George Mason University, Amerika Serikat,dalam sebuah penelitiannya menyebutkan bahwa rasa ingin tahu dapat meningkatkan kebahagiaan. Rasa ingin tahu juga membuat orang bersedia meninggalkan kehidupan yang akrab dengannya dan mengambil risiko sekalipun itu membuatnya agak merasa cemas dan tidak nyaman. Seorang penjelajah yang ingin tahu akan merangkul ketidakpastian dan melihat kehidupan sebagai suatu yang menyenangkan untuk dijelajahi. Itulah hasil penelitian Todd yang tertuang dalam Journal of Anxiety Disorders.

A

Woman on Top

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

pa yang diungkap dari hasil penelitian itu agaknya mirip dengan profil Prilly Latuconsina. Gadis cantik yang kariernya di dunia entertainment tengah naik daun kerap tampak ceria dan bahagia. Rasa ingin tahunya yang tinggi membuat ia tertarik mengerjakan berbagai hal meskipun sebenarnya dia sendiri sudah sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai artis. Berkat kerja keras dan ‘kekepoannya’, gadis baru berusia 20 tahun ini memiliki karier cemerlang di bidang entertainment serta meraih sejumlah penghargaan dari dalam dan luar negeri, dan memiliki beberapa bisnis yang lumayan sukses. “Aku memang tertarik dan ingin tahu banyak hal dan ingin mencobanya. Tentu untuk hal-hal yang positif ya,” ungkap gadis yang namanya melejit berkat perannya dalam sinetron ‘GantengGanteng Serigala’, ini. Meski mengaku kepo, namun, dia bukan orang yang mau tahu urusan orang lain alias suka bergosip.

Kepo untuk Perkaya Wawasan Rasa ingin tahu itu, penting dimiliki setiap orang yang ingin maju. Apalagi untuk seorang artis seperti dirinya yang terus berupaya mengembangkan diri dan memperkaya wawasan. Itu sebabnya meski ia sudah bisa berakting lewat sinetron juga film, dia masih merasa perlu memperdalam ilmu aktingnya. “Aku mencintai akting makanya aku ingin terus memperdalam ilmunya lewat sekolah. Kalau ada orang bilang cinta akting tapi dia nggak belajar berarti dia ‘boong-boongan’ cintanya. Aku karena cinta akting maka berupaya terus belajar, memperdalam ilmunya,” tutur Prilly yang mengaku punya keinginan besar untuk mempelajari berbagai peran. Prilly sendiri mengaku memiliki banyak minat bukan hanya dunia akting. Salah satunya adalah dunia bisnis. Meski berusia muda namun dia telah berpikir jauh ke depan. Penghasilannya dari dunia hiburan, banyak diinvestasikannya untuk membangun dan mengembangkan bisnis. Menurut Prilly, apa yang dilakukannya bukan sekadar ikut-ikutan trend artis berbisnis namun setelah melalui pemikiran matang dan berbagai pertimbangan. Tentunya dengan mendiskusikannya dengan orangtua. “Ini passion aku dari dulu dan keluarga mendukung,” kata Prilly yang kini menjabat sebagai Ketua Bidang Humas PARFI 1956. Bisa jadi karena memang memiliki bakat, Prilly pun bisa dibilang lumayan berhasil dalam merintis bisnis kosmetik untuk remaja. Sebelum terjun ke bisnis, kata gadis kelahiran Oktober 1996 ini, ia pun belajar terlebih dahulu tentang seluk beluknya, termasuk minat masyarakat. Cari ilmu dari berbagai sumber, kata Prilly, lewat website, buku, juga tanya-tanya pada yang ahli. “Kini aku tengah mengembangkan

bisnis kuliner, kue. Bukan karena ikutikutan tapi memang sekarang memang bisnis kue sedang bagus. Bikin kue juga bukan hal yang baru karena oma aku bukan hanya suka bikin kue tapi beliau juga membuka les membuat kue,” ungkap Prilly yang mengaku semua yang dilakukannya berkat rasa ingin tahunya yang kuat. BISA LIHAT HANTU ‘Kekepoan’ Prilly memang luar biasa. Betapa tidak, sampai urusan ‘dunia lain’ pun dia ingin tahu. “Aku ini orangnya suka penasaran tentang segala sesuatunya. Termasuk soal hantu, kepengen tahu bentuknya seperti apa,” ujar Prilly sambil tertawa. “Aku orang paling kepo di dunia..hahaha,” ujar pemeran utama film horor ‘Danur’ ini. Kekepoannya pada ‘dunia lain’ berawal dari perannya dalam film horor ‘Danur’ dimana dia berperan sebagai seorang anak yang bisa melihat dan berkomunikasi dengan hantu. Karena ingin total dalam berperan, Prilly yang mengaku bukan seorang yang penakut, minta dibukakan mata batinnya agar bisa melihat hantu. “Aku ini penasaran sekali seperti apa bentuk hantu. Tapi waktu proses pembuatan, permintaan aku untuk dibukakan mata batin ditolak lantaran khawatir aku kehilangan konsentrasi dari yang ‘lain-lain’. Baru setelah proses syuting selesai, mata batin aku dibuka, sejak itu aku bisa melihat bentuk hantu seperti apa. Ya sejauh ini cuma bisa melihat saja tapi tidak bisa komunikasi. Aku sih nggak takut ya, enjoy aja, biasa aja,” ungkap Prilly yang sebentar lagi akan kembali syuting untuk film ‘Danur’ bagian ke-2. Setelah dibuka sampai sekarang, aku Prilly yang belum lama ini meraih penghargaan WebTVAsia Awards 2016

People’s Choice di Seoul, Korea Selatan, dirinya belum ada niat untuk menutup kembali mata batinnya. Dia mengaku masih oke dengan keadaanya dan tidak merasa terganggu. “Aku nggak selalu bisa melihat kok. Hanya hantu-hantu yang ingin menunjukkan diri saja yang bisa aku lihat. Nggak pada semua ‘spot’ aku bisa melihat,” tambah Prilly sudah mendaftar kuliah di sebuah universitas swasta di Jakarta ini. Bagi Prilly, kuliah bukan hanya sekadar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi namun dia juga menjajal ‘dunia baru’ dimana nantinya akan bertemu dengan suasana dan teman-teman baru, serta situasi yang serba baru. “Selama ini ruang lingkup aku kan hanya dunia entertainment, nanti kalau kuliah kan berbeda. Suasana, situasi juga teman-teman baru. Link-link baru. Ya siapa tahu juga aku bertemu teman-teman yang juga suka berbisnis atau mau bisnis bareng. Pokoknya aku akan dapat link baru yang berbeda dari dunia aku sebelumnya,” papar gadis multitalenta ini. Bicara karier Prilly di dunia hiburan, dia memulai sebagai chef pada acara Koki Cilik kemudian main di sejumlah sinteron. Namun namanya baru melejit ketika membintangi sinetron ‘GantengGanteng Serigala’. Sejak itu kariernya pun bersinar. Dia kebanjiran tawaran mulai dari film sampai sinetron, bahkan Prilly merambah ke dunia tarik suara dengan menelurkan sejumlah single dan satu album. Penampilannya di film ‘Hangout’ garapan Raditya Dika lumayan bagus, bahkan film itu masuk dalam salah satu ‘box office’. Demikian halnya film ‘Danur: I Can See Ghosts’ dimana dia menjadi pemeran utamanya dan film

ini juga masuk ‘box office’dengan raupan 2,7 juta penonton. Tak heran kalau sekarang kabarnya film horor tersebut sedang dalam persiapan sekuel keduanya. “Aku mengatur waktu sebaikbaiknya. Pagi kuliah, siang sampai sore syuting. Aku juga masih sempat ngurusin bisnis-bisnis aku. Asalkan diatur dengan baik semua bisa jalan baik, itu harapan aku. Kan aku juga memiliki orang-orang dekat yang ikut membantu,” ungkapnya. (Diana Runtu)

Prilly Latuconsina

6

“Lebaran“ Salam Senyum

Hari raya Idul Fitri atau sering dise­ but Lebaran baru saja berlalu.Tradisi mudik atau pulang kampung tentunya menjadi hal yang sangat ditunggu bagi mereka yang merayakannya. Tali silahturahmi pun terus terjalin, baik dengan keluarga, tetangga sekampung, ataupun sesama pemudik yang bertemu saat perjalanan. Hmmmm… sangat menyenang­kan ya, tentunya… Pembaca setia Dhani’s Art in service, tanpa mengurangi makna hari Lebaran, kali ini saya menulis tentang ‘lebar – an’ (e dibaca seperti pada kata ‘becak’). Dalam keseharian, kita sering bertanya seperti ini,” lebaran mana, kain ini atau kain itu?” Nah, di dunia service/layanan kata ‘lebar’ akan kita maknai dengan hal yang berhubungan dengan kepuasan para pelanggan. Yang pertama, “Lebarkan senyuman­ mu”. Di setiap pelatihan atau diundang sebagai nara sumber, saya selalu me­ nyelipkan materi ‘senyum’. Bahkan tag line tulisan atau pelatihan saya selalu memakai “salam 3SP, salam senyum sang penyihir” Dalam memaknai ‘lebar­ kan senyumanmu’mengartikan bahwa semakin lebar kita tersenyum, akan terlihat semakin cerah. Coba kalau kita mendapatkan sesuatu yang membuat

hati kita berbunga, biasanya orang bi­ lang, “waaah… senyumanmu yang lebar menandakan kamu sedang bahagia”.. heheheh… beberapa berapa teori se­ nyuman sudah pernah saya bahas da­ lam tulisan – tulisan saya sebelumnya. Tarikan bibir yang sampai dua centi meter ke kiri dan dua centi meter ke kanan dan di tahan selama tujuh detik, masih menjadi teori terpopuler untuk belajar senyum. Ingat, deretan gigi kita harus kelihatan, karena sebenarnya itu menandakan senyuman yang terbuka. Selanjutnya yang kedua adalah “Lebarkan telingamu”. Istilah lebarkan telinga di dunia service sangat berpen­ garuh terhadap empati kita kepada pelanggan. Banyak bisnis yang tidak berkembang ketika telinga mereka ditutup untuk sebuah masukan dan kritikan dari pelanggan. Lebih parah lagi para top manajemen sangat tertu­ tup terhadap masukan dari para front liner mereka untuk perbaikan sebuah layanan. Padahal yang paling sering ber­ temu dengan pelanggan, paling sering menerima saran, masukan, dan kritik dari pelanggan adalah mereka yang ada di baris paling depan sebuah layanan. Waaaahhhh kalau seperti ini mereka lupa, bahwa masukan yang terbaik ada­ lah masukan yang diberikan oleh para pelanggan. Baik yang disampaikan lang­

sung ke top manajemen, atau yang lebih seing adalah disampaikan kepada siapa yang melayani mereka saat itu. Masukan itulah yang biasanya disampaikan ke atasannya langsung oleh bawahannya. Sayang sekali jika para top manajemen mengabaikan hal ini dengan menutup telinga mereka terhadap masukan dari bawahannya. Bahkan dengan berbagai argumen, seakan – akan mereka sudah membuat standar layanan yang terbaik kepada pelanggannya. Sebagai pemerhati layanan, saya sangat sering memberi masukan ke­ pada perusahaan dan istansi yang saya datangi. Sudah terbukti, kalau perusahaan itu berkembang dengan baik, ketika semua saran, masukan, dan kritikan dari pelanggan dijadikan bahan untuk memperbaiki layanan mereka. Baik dari segi standar layanan, fasilitas, atau produk. Setelah melebarkan senyum dan telinga, yang ketiga yang harus kita leb­ arkan untuk layanan adalah ‘Lebarkan hatimu’. Hati yang sempit, sangat dekat dengan penolakan yang datang dari dalam diri kita. Dalam dunia layanan, tidak akan ada artinya sebuah standar layanan yang dibuat dan dilakukan kalau tidak didasari oleh ketulusan hati sebagai seorang pelayan. Me­ lebarkan hati juga dapat diartikan agar pelaku layanan mempunyai behavior/ perilaku ‘event if’, yang artinya tidak ada tendensi tertentu ketika melayani seseorang dengan baik. Walaupun apa yang terjadi, mereka tetap menjadi

pelaku layanan yang selalu memberikan layanan terbaik kepada setiap pelang­ gannya. Hati yang sempit akan mem­ buat kita terkukung oleh keterpaksaan dalam melayani, dan ini biasanya akan keluar lewat, keluhan, kemarahan, dan wajah para pelaku layanan akan nampak seperti robot, atau manusia yang bertopeng. Ini sering kita jumpai di perusahaan- perusahaan yang mem­ biarkan karyawannya melayani apa adanya dan tidak memberikan mereka pelatihan – pelatihan yang dapat mem­ berikan nilai-nilai filosofi yang benar untuk menjadi karyawan yang excellence dalam layanan. Di ujung tulisan saya ini, mari momentum Hari Lebaran kita maknai dalam dunia service yaitu lebarkan senyumanmu agar dapat ‘menyihir’ para pelanggan, lebarkan telingamu untuk mendengarkan masukan serta kritikan, dan lebarkan hatimu untuk mendasari sebuah layanan yang ber­ dasarkan cinta. Ingin mengetahui bagaimana ulasan secara detail tulisan ini? Materi ini ter­ dapat dalam pelatihan/training “SERVE WITH LOVE”. Bagaimana membudaya­ kan layanan dengan baik di perusaha­ an/ instansi yang Bapak/Ibu pimpin? Silakan menghubungi manajemen kami, dan kami siap untuk membantu. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Arie S oeripan

19

Konsisten Berantas Peredaran Narkotika Wajah ayunya selalu menyejukkan. Aura keibuan terpancar dari Dra. Arie Soeripan, M.M., Ketua DPD Granat (Gerakan Anti Narkotika) Provinsi Jawa Timur (Jatim) ini. Arie begitu luwes tatkala memberikan sambutan di ajang peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Taman Bungkul Surabaya, Kamis (22/6).

A

cara seremonial berlangsung khidmat dan sederhana. Selain itu, beberapa rangkaian parade fashion show menarik ditampilkan oleh para duta dari berbagai gabungan

komunitas. Para anak muda, Granat berikut DPRD Jatim dan Polda Jatim juga turut melakukan tanda tangan perang perlawanan terhadap narkoba. Bagi Arie, bukti serta komitmen organisasi Granat sepanjang 17 tahun terakhir telah berjalan sesuai visi dan misi. Termasuk upaya pendekatan terhadap komunitas dan generasi muda. Karena mereka paling rentan terhadap peredaran gelap narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba). “Karena kita tahu anak muda ini mempunyai sifat yang labil, mudah terombang-ambing dan selalu ingin mencoba,” tutur wanita kelahiran Tuban, 7 Januari tersebut. Arie pun sempat merasa miris, ketika pencegahan narkoba banyak disosialisasikan oleh pemerintah, masyarakat, organisasi maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) namun masih tetap ada. “Sungguh ironis, peredaran dan penyalahgunaan narkoba masih tetap ada dan ini merupakan pekerjaan buat kita semua,” imbuhnya prihatin. Arie bersama DPD Granat Jatim telah melibatkan seluruh elemen masyarakat serta dukungan dari pemerintah,

Arie Soeripan (tengah) saat menandatangani Jatim Perang terhadap Narkoba pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional 2017

karena ia sadar tidak mungkin bekerja sendiri untuk memberantas narkoba yang makin merajalela. Disamping mengadakan inovasi serta ide baru cara menyosialisasikan dalam bentuk materi atau ilmu kepada audiens agar mudah diterima serta diterapkan. “Dalam hal ini kami menyadari semua itu tidak semudah membalik telapak tangan. Tapi kami tidak pantang menyerah,” tegas Arie Soeripan.

Menjelajah Pesona Kota Batu

Kota Batu pesonanya menjadi buruan para traveller. Potensi wisata terus dikembangkan kota apel ini, agar dapat menarik minat wisatawan. Mulai dari pesona wilayah Air Terjun Coban Rais yang disulap menjadi kawasan indah. Atau, trend selfie dan fotografi menjadi ide dibuatnya objek wisata Batu Flower Garden (BFG). Sejak diresmikan 10 Desember 2016 tempat ini langsung menjadi perbincangan hangat masyarakat. Banyak warga yang mulai ber­kunjung ke tempat ini. BFG diba­ngun di kawasan milik Perhutani, di lereng Gunung Panderman pada ketinggian 1.100 sampai 1.200 meter dari permukaan laut. Lokasinya di Desa Oro-oro Ombo di Kota Batu, Jawa Timur. Lokasinya masih masuk dalam wilayah Wisata Coban Rais, salah satu air terjun yang ada di Malang. Tidak jauh dari Kebun Bunga Matahari Batu dan Peternakan Kuda Megastar. Dalam sehari, wisatawan yang mendatangi lokasi tersebut bisa mencapai 200 hing-

ga 300 orang. Jika akhir pekan, kunjungan wisatawan bisa mencapai 500 orang, dan untuk libur panjang, kunjungan wisatawan bisa sampai 800 hingga 1.000 orang per hari. “Kami menyajikan berbagai macam spot untuk berfoto ria, bagi yang hobi hunting foto. Ada berbagai macam spot unggulan seperti hammock tower, flying hammock, gowes air, spot ayunan, spot pinus, spot i love u, spot love dan spot flower,” kata Zaenal A. Budihartoko, penge­lola Wisata Bunga BFG. Harga tiket masuk Rp 10.000, tiket menikmati wahana mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per orang. Selain itu, BFG juga gencar promo melalui sosial media (instagram). “Saya penasaran, saya tahunya lihat di instagram. Ternyata bagus sekali, tempatnya alami dan sejuk, tampak pemandangan Kota Batu dan Kota Malang tampak dari kejauhan. Pokoknya bagus sekali dan keren apalagi hasil fotonya,” ujar Dimasaryo salah satu pengunjung asal Surabaya. (Meta Vabiola)

Arie berharap kepada para aparat, agar hukum ditegakkan, harus ada efek jera dan dukungan dari penegak hukum. Karena sangat mempengaruhi upaya masif Granat untuk memberantas peredaran barang haram tersebut, supaya tercipta generasi emas bangsa Indonesia di masa mendatang. Granat juga telah merangkul kalangan muda menjadi duta,

sebagai kepanjangan tangan dari DPD Granat Jatim. Mereka tidak sekedar cantik atau rupawan, namun juga pintar dan terpelajar. “Untuk menjadi duta tidak gampang, ada beberapa proses dan tahapan. Mereka juga akan dibekali materi narkoba dari segi hukum, kesehatan, hingga leadership, koreo, serta public speaking sebelum lolos seleksi grand final,” pungkas wanita cantik ini. (Lely)

BANGGA, WARUNG BABI GULING EKSIS DI MALANG, JAWA TIMUR

GERAKAN SUKLA SATYAGRAHA SEBAGAI SOLUSI KETAHANAN EKONOMI HINDU Indonesia adalah sebuah negara NKRI yang kaya akan pesona wisata termasuk wisa­ ta kulinernya, dari tradisi, agama dan budaya akhirnya melahirkan berbagai macam jenis kuliner yang mendunia. Tak heran, tamu – tamu bang­ sa, dari Raja Arab Saudi dan Mantan Presiden Obama pun meluangkan waktunya untuk berlibur ke Bali yang penuh dengan nilai – nilai Hindu Dharma. Dalam sejarah bangsa termasuk Babad Majapahit bahwa pengaruh nilai – nilai Hindu di tanah Jawa sangat kental khususnya di Malang, Jawa Timur. Malang selama ini dikenal sebagai pusat kera­ jaan Singosari yang meru­ pakan cikal bakal Kerajaan SATYAGRAHA – Senator DPD RI Shri I Gusti Ngurah Arya Hindu Majapahit. Keberadaan Wedakarna MWS III di Warung Bali di Jln Simpang Bondowoso Bedak 7 – 14 Malang. masyarakat Bali di Malang, turut juga tamu tamu Bali pasti datang kesini. Saya memberi andil pada sebagian kehidupan mendukung dan mengucapkan terimakasih khususnya warga keturunan Bali di Malang, atas usahanya,” ungkap Gusti Wedakarna. baik tradisi adat budaya, kuliner khas Bali hingga Pura – Pura yang kini tersebar di Ia pun menilai bahwa ke depan bisnis Malang baik pura berkarakter Hindu Jawa kuliner babi guling akan booming di Indone­ dan Hindu Bali. sia mengingat segmentasinya bukan hanya orang Bali semata tapi lintas suku dan agana. Harapan agar seni budaya Bali di Lom­ “Saat saya hadir di Warung Bali Malang ini, bok bisa dilestarikan terus digelorakan yang datang menikmati ternyata banyak oleh Senator DPD RI asal Bali, Dr. Shri I warga dari etnis Tionghoa. Semeton Kristen Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III saat dan Budha juga banyak yang menjadi pelang­ kunjungan kerja ke Malang, Jawa Timur, ter­ gan. Saya kira sangat menguntungkan sekali masuk saat mencicipi makanan Babi Guling dari sisi bisnis dan saya senang mendengar milik Ibu Ketut Sidem dengan Warung Bali perkembangan warung Bali. Cita-cita saya ke ( WB ) yang melegenda. “Saya dari dulu den­ depan,warung Bali agar bisa seperti warung gar bahwa di Malang ada Warung Bali yang Padang yang bisa hadir di setiap pelosok menghidangkan betutu dan babi guling yang wilayah Nusantara. Ini juga ujian untuk sangat melegenda. Hampir setiap orang Bali menguji ke Indonesia kita. (humas) yang tinggal di Malang, para mahasiswa dan


20

Nine

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Lebaran Topat

Berkah Pedagang Ketupat

Lebaran Topat di Pulau Lombok tahun ini berlangsung Minggu 2 Juli 2017. Tradisi lebaran topat di Lombok telah dilakukan secara turun temurun. Perayaan Lebaran Topat meriah pada tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Masyarakat Lombok akan tumpah ruah di sepanjang bibir Pantai Pulau Lombok. Uniknya, tiap keluarga yang datang bahkan dengan pick up-pick up dari desa-desa memenuhi ruas jalan yang mengarah ke pantai-pantai, membawa makanan yang dijunjung di kepala. Ada pula yang mendatangi makam-makam yang dianggap keramat atau makammakam orang yang dianggap panutan atau ulama.

C

ara mereka membawa makanan untuk hidangan keluarga adalah dengan baskom-baskom yang terisi penuh lalu dibungkus taplak meja atau kain lainnya, kemudian dijunjung di kepalanya. Khas desa yang membuat pemandangan iringiringan para perempuan yang membawanya. Isi-isi baskom tersebut biasanya didominasi oleh lontong yang menggantikan nasi. Selain praktis, lontong juga member ciri yang khas dalam perayaan Lebaran Topat. Karena itu, pada perayaan tradisi ini yang secara resmi digelar oleh pemerintah,

biasanya di lokasi kegiatan akan menyajikan gunungan tumpeng lontong dan ketupat sebagai simbolnya. Lontong dan ketupat menjadi menu wajib dan khas dalam tiap lebaran topat. Karenanya, membuat topat menjadi salah satu kesibukan yang memakan waktu bagi para perempuan dalam menyiapkan menu khas lebaran topat ini. Lebih sibuk lagi, para perempuan yang memang kesehariannya berdagang ketupat atao lontong ini. Pada saat lebaran topat tiba, dua hari sebelumnya, persiapan membuat topat ataupun lontong khusus untuk lebaran topat ini sudah mulai. Pesanan meningkat hingga 100 persen. Karena itulah, asap mengepul dari para penjual topat dan lontong ini tiada hentinya hingga hari H lebaran topat. Di pasar-pasar tradisional di Mataram dan sekitarnya seperti Pasar Cakranegara, Pasar Kebon Roek, Pasar Sindu, Pasar Pagesan-

gan dan Pasar Karang Jasi dan pasar-pasar tradisional lainnya, juga akan lebih ramai dengan ketupat dan lontong. Sehingga tidaklah sulit untuk mendapatkan lontong atau ketupat menjelang lebaran topat karena selalu tersedia. Mereka yang berjualan lontong atau ketupat di beberapa pasar tersebut berasal dari Punia Saba, Punia Jamak, Punia Karang Kelayu dan Punia Karang Kateng, Kelurahan Mataram Barat, Kota Mataram. Di Punia, khususnya Punia Saba, terutama penduduk aslinya, ratarata mempunyai usaha pembuatan lontong dan kecambah. Usaha ru-

mah tangga turun temurun ini bisa bertahan hingga sekarang karena rata-rata dari mereka memang tidak memiliki pencaharian lain dan ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Setidaknya begitulah dengan Halimah bersama ibunya Juhariah, yang kini melanjutkan usaha yang dirintis oleh neneknya dulu. Demikian pula pedagang lontong lainnya. Para perempuan pembuat lontong atau ketupat ini menghabiskan waktunya untuk minimal delapan belas jam setiap hari untuk usaha ini, khususnya saat menyiapkan kebutuhan lontong/ ketupat saat lebaran topat. Sejak pagi pukul 06.00 sudah berangkat ke pasar untuk berjualan hingga pukul 11.00. Bahkan ada yang melanjutkan hingga sore hari. Pukul 14.00 siang mulai mengisi daun pisang dengan beras hingga pukul 17.00 sore dan sejak pukul 19.00 malam lontong mulai dimasak. Karena keterbatasan peralatan

Kreasi

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Wayang Wong Desa Tejakula

Berkembang Secara Dinamis Pengembangan kesenian tradisonal merupakan salah satu tugas pokok dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng. Pembangunan nilai-nilai seni dan apresiasi seni ditujukan untuk meningkatkan martabat seniman dan masyarakat.

M

enurut Kepala Disbud Kabupaten Buleleng Putu Tastra Wijaya, kesenian akan memperoleh maknanya dengan upaya pengembangan kesenian yang mampu melahirkan nilai tambah kultural.

Pedagang ketupat

seperti panci besar maka lontong dimasak beberapa kali naik. Lontong atau ketupat ini dimasak setidaknya tujuh jam, sehingga cukup tahan lama. Tidak kurang dari 10 kg hingga 30 kg beras para perempuan ini harus menyiapkan lontong/ ketupat saat lebaran topat tiba. “Kalau hari biasa, biasanya hanya 10 kilogram saja,” kata Nurinah, pedagang topat/lontong di pasar Kebon Roek. Dengan terampil para pembuat Lontong ini menjadikan tampilan dan rasa lontong yang enak dan menarik, padat dan berwarna hijau. Tidak semua orang bisa berhasil membuat lontong yang padat dalam satu atau dua kali kesempatan. Kebiasaan menjadi faktor utama menghasilkan lontong yang enak. Karena soal warna yang hijau segar sangat tergantung pada daun yang dipakai. “Daun yang dipilih harus berwarna hijau,” ujar Halimah. Ini akan menghasilakn lontong yang segar. Pemesanan lontong meningkat bukan hanya saat lebaran topat

melainkan terjadi sejak bulan puasa berlangsung. “Dan meningkat tajam saat Lebaran Idul Fitri, Lebaran Topat, Lebaran Idul Adha dan Tahun Baru,” kata Maryamah pedagang topat di pasar Pagesnagn Mataram. Saat itu pembuatan lontong bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat sebelumnya. Itu berarti keuntungan pun bisa bertambah. Kebutuhan topat dan lontong ini meningakt karena ratusan ribu orang akan membutuhkannya pada hari lebaran topat untuk kebutuhan pesiar. Namun rupanya tidak hanya topat dan lontong yang laku saat lebaran topat, ada pula kue bantal yang menjadi incaran warga untuk melengkapi menu lebarang topatnya. Yanti salah seorang pembuat topat lontong juga kue bantal mengaku bisa menghabiskan dari 40 kilogram beras sehari selama setidaknya satu hari sebelum lebaran topat. Ia akan berjualan topat sepanjang hari dari pasi hingga sore hari untuk kebutuhan keesokan harinya. Menurutnya, meski tiap hari dapur para perempuan Punia

Lontong salah satu menu khas yang selalu ada saat lebaran topat

berasap memasak lontong dan topat untuk dijual di pasar-pasar tradisional di Mataram, namun di masa penampahan ini (sehari menjelang hari lebaran topat) hiruk pikuk dapur menjadi lebih riuh oleh aktivitas para perempuan yang membuat dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya. “Bahkan ada yang menghabiskan beras hingga 100 kilogram untuk membuat topat dan lontong untuk kebutuhan lebaran topat. Mereka ini biasanya yang sudah memiliki langganan tetap dan menerima pesanan,” kata Yanti. Di hari penampahan, para perempuan pembuat dan penjual topat ini terlihat berderet di sepanjang Jalan Airlangga, tepat di sebelah timur Taman Budaya NTB hingga Jalan Abdul Kadir Munsyi, Punia ramai oleh penjual topat yang nyaris seluruhnya perempuan. Selain sibuk menyiapkan lontong dan topat lebih banyak untuk dijual di hari penampahan, para perempuan ini juga sibuk menyiapkan menu khas untuk berlebaran topat keesokan harinya. Topat dan lontong serta kue bantal yang dijual rata-rata Rp 15.000 tiap satu ikat isi 5-6 buah. Menu khas lebaran topat. Para perempuan ini pandai membaca peluang karena ia tahu ini akan lebih praktis bagi pembeli. “Dari pada buat sendiri, lebih baik membeli topat yang sudah jadi,” kata Sumi pelanggan topat lontong. Bagi para perempuan ini, tingginya permintaan akan topat dan lontong memberi mereka penghasilan lebih juga untuk menambah biaya merayakan lebaran topat bersama keluarga. “Saya besok tidak berjualan karena mau pesiar ke pantai bersama keluarga,” ujar Sa’nah pedagang lontong/topat yang kebanjiran pembeli. (Naniek I. Taufan)

5

Drs. Tastra Wijata, MM

Memang tidak bisa dipungkiri ancaman globalisasi tidak bisa dihindari. Ketahanan budaya harus diartikan secara dinamis, di mana unsurunsur kebudayaan dari luas ikut memperkokoh kebudayaan lokal. Kesenian tradisional yang masih eksis hingga kini adalah kesenian wayang. Dimasa lalu menonton wayang merupakan sebuah tradisi untuk memahami dan mendalami kehidupan agama dan budaya Hindu. Hanya dengan menonton wayang masyarakat bisa menyelami budaya Bali sehingga pembinaan dan pengembangan perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kesenjangan nilai-nilai local genius agar tidak bergerak kearah fenomena kevakuman makna. Salah satu kesenian yang tumbuh dan berkembang di Desa Tejakula yang berintegrasi, mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan dinamika zaman adalah Wayang Wong. Kesenian ini merupakan tradisi budaya yang cukup tua, lengkap dengan

Pementasan Wayang Wong Tejakula

ucapan, tarian, dan mekekawin yang diperkirakan sudah ada sejak pertengahan abad ke-16. Regenerasi terjadi mengikuti garis keturunan yang tak terputus, ketika hal ini tidak dilaksanakan maka yang bersangkutan akan sakit. “Wibisana dan Laksamana masih tersimpan sangat baik, inilah salah satu faktor eksistensi Wayang Wong masih tetap ajeg hingga kini,” tuturnya. K e s e n i a n Wa y a n g Wo n g Tejakula tidak bisa dipentaskan disembarang tempat dan sembarang waktu. Pementasan sakral Wayang Wong hanya boleh dipentaskan saat ada piodalan ageng di Pura Kahyangan Tiga, piodalan di Pura Danka, serta upacara Ngenteg Linggih. Kesenian

ini menjadi kebanggan Buleleng karena telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda. Kendatipun telah diakui dunia, Wayang Wong masih menyimpan problem yaitu penontonnya yang mulai terkikis. Menurut Tastra, meskipun termasuk kesenia tradisional namun terobosan kreatif harus dilakukan agar dapat dinikmati semua usia. Kesenian tradisional tidak selalu ditampilkan sesuai dengan pakempakem tradisi yang berlaku, karena akan membuatnya semakin terkesan kaku dan tidak dinamis. “Sentuhan-sentuhan nilai dan nafas baru perlu juga dikembangkan untuk mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap penghargakan dan pengayaan karya-karya

seni,” ungkapnya. Pakem-pakem Wayang Wong pada dasarnya tetap diperlukan karena berakar dalam budaya masyarakat dengan dimungkinkan juga direkonstruksi, dekomposisi, rekoreografi, renovasi, revitalisasi dan improvisasi. “Kita berusaha memelihara eksistensi dan soliditas sosialnya untuk tidak kehilangan kesadaran dan jati diri,” imbuhnya. Ditambahkan oleh Tastra, dengan mengkolaborasikan Wayang Wong dengan kesenian lain yang lebih akrab dengan anak-anak muda tentunya akan lebih dekat dengan generasi muda dengan tidak meninggalkan filosofi dan ideologinya. Tidak hanya itu, dialog pun yang biasanya menggunakan bahasa Kawi agar ditampilkan dengan bahasa yang lebih mudah sehingga mudah dipahami oleh penonton. “Tetap menggunakan bahasa Kawi tetapi harus ada yang mentraslit minimal ke bahasa Indonesia, karena zaman sekarang siapa yang mengerti dengan bahasa kawi,” lengkapnya. Dengan cara tersebut, akan bisa melestarikan budaya Buleleng asli Tejakula sebagai sebuah karya seni yang luar biasa dengan fungsi dan keunikan tersendiri dalam menyampaikan nilai-nilai keindahan dan mendidik para generasi muda. (Wiwin Meliana)

Garden Villa Residence

Hunian Mewah Berkonsep Villa

Bali boleh dikatakan satu-satunya pulau di Indonesia yang “menenggelamkan” nama besar Indonesia. Bali juga bisa dianggap rumah kedua bagi wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri sehingga banyak dari mereka memilih menetap di Bali dengan memiliki tempat tinggal bahkan tak jarang mereka berinvestasi di Pulau Dewata. Salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari pulau Bali adalah Buleleng dengan ibu kotanya Singaraja. Buleleng merupakan kabupaten terluas di Bali meliputi 24,25 % dari luas pulau Dewata dengan luas wilayah 1.365, 88 KM2 dengan panjang pantai 144 KM. Dilihat dari segi sejarah, kota yang terletak di sebelah utara Pulau Bali ini pernah menjadi pusat pemerintahan sebelum di Pindah ke Denpasar. Selain itu, Singaraja juga memiliki beberapa tempat wisata alam, budaya, dan tradisi yang sangat menarik untuk dikunjungi. Bebas dari kemacetan dan kebisingan, membuat wisatawan mendapatkan suasana tenang, nyaman dan aman. Serta Singaraja juga dinobatkan sebagai Kota Pendidikan sehingga banyak sekolah hingga perguruan tinggi yang terdapat di sana. Adanya dinamika masyarakat yang terbuka dengan pengetahuan dari luar membuat kota Singaraja memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan Singaraja sebagai tempat yang sangat aman untuk berinvestasi. Beberapa pusat perkantoran, pusat pertokoan, dan perbankan menjadikan Singaraja salah satu kota besar di Bali. Dari segi bisnis, berinvestasi di Singaraja

merupakan pilihan yang sangat tepat dan menguntungkan. Sebab, para investor akan diuntungkan dengan dua proyek besar yang sedang dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Buleleng. Dua proyek tersebut adalah pembangunan Bandara Internasional Bali Utara dan shortcut yang akan menghungkan Bali Utara dan Bali Selatan. Kedua proyek ini tentu akan sangat mendongkarak pertumbuhan ekonomi dan menjadikan Singaraja tidak kalah dari kota-kota besar lainnya. Dengan kemajuan perekonomian maka tentu akan diikuti oleh meningkatnya harga berbagai kebutuhan salah satu property. Bagi mereka yang ingin berinvestasi jangan ragu untuk mempercayakan masalah property kepada CV. Singaraja Property, Buleleng. Bersama 20 pengusaha seluruh Indonesia, CV. Singaraja Property telah meraih penghargaan Mahakarya Indonesia untuk kategori The Best Property of The Year. Prestasi tersebut sebagai pengusaha professional dan terbaik di bidangnya. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh owner CV. Singaraja Property Luh Kerthianing yang sangat luar biasa sebagai pengusaha property daerah, di dampingi sang suami Gede Sidiarta di Hotel Sultan Jakarta 30 Agustus 2013. Selain penghargaan Mahakarya Indonesia, masih ada lagi 16 penghargaan lain yang diterima Luh Kerthianing selaku developer sekaligus owner CV. Singaraja Group. Salah satu bisnis property yang saat ini tengah fokus dikerjakan adalah Garden Villa Residence SingarajaBali. Perumahan termewah di Singaraja ini berkonsep villa yang terletak

di Jalan Setiabudi desa Penarukan Singaraja. Garden Villa menyediakan berbagai kebutuhan hunian dengan berbagai type sesuai dengan kebutuhan konsumen. Spesifikasinya, type 60/100 dengan luas bangunan 60 m2 dan luas tanah 100 m2 dijual seharga 800 Juta Rupiah dilengkapi dengan fasilitas 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur, ruang tamu, carport, dan areal jemur. Pembelian type 60/100 ini juga disertai dengan bonus taman, minibar, lampu interior, dan lampu exterior. Type 145/150 dipasarkan dengan harga 2 milyar Rupiah dilengkapi dengan fasilitas 3 kamar tidur, 3 kamar mandi, dapur, ruang tamu, carport, dan areal jemur dengan luas bangunan 145 m2 dan 150 m2. Pembelian type ini akan disertakan bonus taman, kitchen set, minibar, lampu interior dan exterior, dan tandon air. Sedangkan type 145/250 dijual dengan harga 2,5 milyar Rupiah dilengkapi dengan fasilitas 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, dapur, ruang tamu, carport, areal jemur, dan kolam renang dengan bonus taman, kitchen set, minibar, lampu interior dan exterior, tandon air, dan water heater. Pemilihan material bangunan pun sangat diperhatikan oleh owner dengan memilih material yang berkualitas untuk membangun hunian yang nyaman. Spesifikasi material bangunan, struktur dan pondasi menggunakan batu kali, dinding menggunakan bata merah dan plesteran, lantai granit ukuran 60x60, plafon dengan gibsum, rangka atap dengan kuda-kuda baja ringan, atap menggunakan genteng flat mini, kamar mandi menggunakan pintu S Plus, lantai keramik, kloset duduk dan shower, kusen dan pintu menggunakan S Plus, tahan rayap,

Hunian Garden Villa Residence panas dan air, dan plus instalasi air panas dan dingin. Hunian mewah dan megah ini juga dilengkapi dengan fasilitas jalan utama yang lebar hingga 8 meter terdiri atas aspal dan paving, jaringan Telkom dan wifi, tempat ibadah umum, dan area bermain anak. Drainase yang tertata dan terintegrasi dengan lingkungan. Akses ke semua fasilitas pemerintahan, pendidikan, pertokoan, perkantoran serta pusat kesehatan, dengan waktu

akses hanya 5 menit saja. Penataan lingkungan yang asri dengan konsep villa juga dilengkapi dengan keamanan one gate system dengan security 24 jam plus CCTV. Tunggu apalagi, untuk masyarakat yang ingin berinvestasi, pilihan yang paling tepat hanya di Garden Villa Residence Singaraja atau ingin lebih tahu secara detail bisa menghubungi telephone (0362) 3301557 atau 087761744445, atau via email: singaraja.property@gmail.com.


4

Inspirasi

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Mandalika

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

21

Ria Irawan

Curhat Pengalaman Melawan Kanker

Silaturahmi Gubernur NTB dengan Bupati Lombok Tengah beserta jajarannya

Ria Irawan sungguh luar biasa bersyukur atas mukjizat yang dialaminya. Betapa tidak, dulu penyakit kankernya yang divonis dokter telah stadium 3 C berhasil sembuh. Selama 19 bulan hidup bebas kanker, kemudian kembali divonis kanker baru, bukan kelenjar getah bening sebagaimana kankernya terdahulu tapi kanker di rongga perut. Kanker ini pun, Januari lalu, sudah dinyatakan sembuh. Meski begitu dia tetap disiplin menuntaskan prosedur kemonya sampai enam kali. Dan baru-baru ini semua rangkaian kemo tersebut sudah selesai dijalaninya.

“S

ekalipun dinyatakan kanker sudah tidak ada, tapi kita harus menjalani rangkaian kemo sampai selesai. Waktu kanker pertama, pada kemo keempat sel kankernya sudah tidak ada. Tapi saya tetap menjalani sampai tuntas semua prosedur kemo juga 25 kali radiasi. Kemudian kanker baru muncul lagi. Setelah kemo kedua dari hasil CT Scan dinyatakan kankernya sudah tidak ada. Tapi saya tetap jalani sampai tuntas enam

menikah dengan manajernya, Mayky Wongkar, dinyatakan sembuh. “Jadi kuncinya adalah keiklasan menghadapi penyakit kita. Jangan marah, jangan banyak mengeluh. Saya tahu untuk mencapai keiklasan itu tidak mudah, saya pun demikian. Tapi akhirnya bisa melalui itu. Tuhan membantu kita,” tutur wanita bernama lengkap Chandra Ariati Dewi Irawan. Hal lain yang disampaikan Ria adalah kedisiplinan menjalani semua

Foto: dokumen pribadi

kali kemo,” ungkap Ria Irawan di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, pekan lalu. Perjuangan Ria Irawan melawan kanker sungguh luar biasa. “Ngantri CT Scan memakai BPJS di RSCM dari jam 8 pagi dan baru jam 8 malam di CT Scan. Puasa dari jam 1 1 siang. Tetap saya harus jalanin tanpa mengeluh. Itu semua kan demi kesembuhan saya juga. Lagi pula yang sakit kan banyak. Jadi antri lah dengan ikhlas dan sabar,” ungkap Ria. Tapi yang paling membuatnya shock dan down adalah saat dia divonis kembali menderita kanker setelah selama 19 bulan dinyatakan bersih. Ria tak habis pikir kenapa bisa kena lagi, padahal dia telah menjalani pola hidup sehat. Untungnya rasa sedih, marah, down, tidak berlama-lama menghinggapinya. Dia berusaha bangkit lagi, semangat lagi untuk berobat agar bisa kembali sembuh. Sikap inilah yang jarang dimiliki oleh pasien-pasien penderita kanker yang umumnya down dan sulit bangkit kembali. Ria tak mau seperti itu. Dia tak mau berlarut-larut dalam kesedihan dan rasa amarah. Dia memohon ampun kepada Tuhan dan meminta diberi kekuatan untuk terus tegar dan semangat dalam memperoleh kesembuhan. Hanya dua kali kemoterapi, wanita cantik yang belum lama

prosedur pengobatan. Dia mencontohkan dirinya, ketika dia divonis kanker getah bening pada Oktober 2014 lalu, dia menjalani semua prosedur. “Kemoterapi itu seperti antibiotik, walaupun kankernya sudah tidak ada, tetap harus kemoterapi sampai selesai, sesuai ketentuan dokter,” tambahnya.Saya berharap

–mungkin—nanti bisa seumur hidup kankernya nggak keluar lagi. Jadi saya ambil positifnya,” ujar wanita kelahiran Juli 1969 ini. Menurut Ria apa yang dialaminya, kesembuhan yang didapatnya adalah suatu keajaiban, mukjizat. Karena itu dia selalu ingin berbagi kebahagiaan lewat share pengalaman pada semua orang. Itu makanya dia selalu bersemangat ketika diminta menjadi narasumber talkshow ataupun seminar kesehatan. Diakuinya sikap hidupnya yang sekarang tidak didapatnya dengan begitu saja. Seperti penderita lainnya, dia pun mengalami fase-fase sedih, down, kesal, marah, dll. “Waktu dinyatakan sembuh pada kanker pertama, tapi 19 bulan kemudian dinyatakan ada kanker baru tumbuh di rongga perut, gua shock, sedih dan down banget,” ungkap Ria yang sepanjang 44 tahun kariernya di dunia hiburan telah meraih delapan penghargaan dari dunia film. Karena, lanjutnya, selama ini dia telah menjalani pola hidup sehat yakni pola makan, pola gerak dan pola pikir. Tapi buktinya, kanker masih tumbuh lagi pada tubuhnya. Tapi beruntung, dia cepat tersadar dan tak mau berlarutlarut dalam kesedihan. Dia berusaha bangkit kembali untuk mendapatkan kesembuhan. “Ya, gua liat banyak banget pasien kanker yang drop dan mereka sulit untuk mengembalikan semangatnya,” ucapnya. Untuk mencapai kesembuhan, ujarnya, harus ada sikap ikhlas. Dengan ikhlas menghadapi dan menjalani semua, berbagai proses yang dijalani seperti kemo, dll, tidak lagi menjadi rintangan dan siksaan.

Ria Irawan bersama ibunya Ade Irawan dan suaminya Mayky usai ijab kabul pernikahan

Foto: dokumen pribadi

“Cara untuk sembuh, kita harus ikhlas. Ya memang, seperti yang lainnya, awalnya kita menolak, kemudian mencari second opinion. Itu juga sudah saya lalui. Bahkan berbagai saran dari orang-orang tentang mengobati

kanker, sudah saya jalani, termasuk ‘dikepret’ daun kelor juga sudah. Fase marah juga sudah saya lalui. Nah akhirnya Tuhan memberi kesadaran, kita menjadi ikhlas menghadapinya, menjalani semua proses,” tutur Ria.

Shock Dengar Yana dan Jupe Meninggal Meski begitu, sebagai manusia dia pun sempat shock ketika mendapat kabar tentang meninggalnya Julia Perez yang hanya berjarak beberapa minggu dari Yana Zein. Keduanya adalah sahabat Ria Irawan. Mereka menjadi dekat karena sama-sama penderita kanker. Yana menderita kanker payudara dan Julia Perez menderita kanker serviks. “Waktu dengar kabar Yana meninggal aku baru selesai kemo terakhir, kemo keenam. Waktu itu leukosit turun jadi harus suntik leukosit. Jadi sedang drop, nggak bisa gerak nggak bisa kemanamana. Waktu dengar kabar itu, aku rasanya nggak karuan.Tapi aku juga sudah ada feeling. Begitu juga pas dengar kabar tentang Yuli (Jupe-red),” tutur Ria yang mengaku juga mendapat firasat akan kepergian sahabatnya itu. Dua sahabatnya pergi dalam tempo yang cukup berdekatan, hanya beberapa minggu, sungguh memukul Ria yang ketika itu kondisinya juga sedang kurang bagus sebagai efek dari kemo yang dijalaninya. Ria juga sempat mengaku karena kondisinya sedang kurang baik, ia sempat juga terpengaruh dengan mitos tentang meninggal di hari Sabtu yang konon mengajak orang dekatnya. “Ini kan hari Sabtu, ya, Allah jangan ngajak-ngajak ik (saya dalam bahasa Belanda-red). Ik masih ingin hidup, masih banyak perbuatan baik yang ik mau lakukan,” ungkap Ria deng gayanya yang ceplas-ceplos menceritakan kejadian saat itu. Kembali ke soal kanker, tuturnya, ketika orang didiagnosa kanker jangan takut, pergilah berobat, tetap semangat berobat

sampai sembuh. Juga jalani semua prosedur yang diharuskan meski dinyatakan sudah tidak ada sel kankernya. “Kalau nanti harus menjalani operasi, kemo, dan radiasi, jalani saja semuanya. Kalau operasi dimana salah satu organ tubuh kita diangkat, seperti misalnya payudara tinggal sebelah atau rahim diangkat sehingga kita nggak punya rahim dan nggak punya keturunan, atau bahasa kasarnya kita menjadi ‘cacat’, ya diterima saja. Kita harus sadar bahwa semua yang ada di tubuh kita adalah titipan Allah,” ungkap Ria. Selain pasien itu sendiri, kata Ria, dukungan keluarga dan orangorang terdekat juga menjadi sangat penting bagi kesembuhan penderita kanker. Selain itu, lanjutnya, yang juga harus diperhatikan adalah harus jujur kepada dokter yang menangani penyakit kita. “Kita harus jujur pada dokter apa yang menjadi keluhan kita. Kasih tahu apa yang kita rasakan, apa yang nggak enak. Nanti dokter yang akan memikirkan jalan keluarnya,” tambah pemeran film ‘Arisan 2’, ini. Dia berbicara begitu karena pengalamannya. Dulu, katanya, ketika kemo pertama dia tidak merasakan mual. Tapi ketika kanker kedua yang letaknya di dekat lambung menyebabkan dia kerap mual. “Rasanya enggak enak banget bisa ‘tepar’ (teler dan terkapar) sampai sepuluh hari. Akhirnya gua dikasih obat yang diluar tanggungan BPJS, bayar sendiri, supaya nggak mual dan muntah. Jadi itu pelajarannya bahwa kita harus memberitahukan pada dokter apapun yang kita rasakan,” katanya lagi. (Diana Runtu).

Di hari ketiga lebaran Idul Fitri tahun 2017 ini, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH. M. Zainul Majdi didampingi istri Hj. Erica Zainul Majdi, melaksanakan safari silaturahmi ke rumah para mantan Gubernur/Wakil Gubernur dan para tokoh/sesepuh NTB, dengan mengunjungi para tokoh dan sesepuh NTB tersebut. Ini merupakan tradisi yang dari tahun ke tahun dilakukan oleh Gubernur NTB.

S

etiap tahun, pada momen Hari Raya Idul Fitri seperti ini selalu dimanfaatkan untuk saling memaafkan dan mendoakan para tokoh agar diberi

Silaturahmi Gubernur NTB ke Mantan Pemimpin NTB

kesehatan juga sebagai ungkpan rasa terima kasih atas jasa-jasa para tokoh dan mantan pemimpin NTB tersebut. Kegiatan semacam ini dilakukan, selain pada saat hari raya juga pada momentum bersejarah lainnya, seperti pada moment HUT Proklamasi dan HUT NTB. Kegiatan semacam ini dianggap perlu untuk dimanfaatkan guna meminta dukungan pemikiran untuk kemajuan NTB yang lebih baik. Kunjungan silaturahmi yang dilakukan Gubernur NTB tahun ini diawali dengan mengunjungi rumah kediaman mantan wakil Gubernur NTB H. L. Azhar di Jalan Pejanggik Matara. Kepada

Bersama Brigjend. TNI (purn) H. Abdul Kadir, S.Ip

Gubernur NTB, HL. Azhar banyak bercerita tentang pengalaman masa lalu dalam membangun NTB. Bahkan sempat menceritakan beberapa momen penting yang terdokumentasi dalam fotofoto yang terpajang di dinding rumahnya. Sambil menjelaskan potopoto dokumentasi zaman dulu saat masih menjabat sebagai Wakil Gubernur NTB, Lalu Azhar juga mengajak gubernur untuk melihat-lihat bangunan kediamannya yang masih asli yang berarsitektur Belanda. Gubernur NTB mengagumi sosok H.L.Azhar, karena selain merupakan tokoh panutan yang

Bersama mantan Bupati Lombok Barat periode 1988 s.d. 1998, Drs. H. L. Mujitahid

Silaturahmi dengan mantan Gubernur NTB, HL. Serinata

sangat konsisten, juga murah senyum dan penuh keteduhan dalam setiap tutur katanya. Dari kediaman mantan Wagub yang juga Tokoh Adat Sasak tersebut, kunjungan silaturahmi Gubernur NTB dilanjutkan mengunjungi ke kediaman mantan Gubernur NTB, HL Serinata di kawasan Monjok Mataram. HL. Serinata adalah Gubernur NTB yang digantikan oleh Zainul Majdi delapan tahun yang lalu. Dari rumah HL Serinata, gubernur menuju ke rumah mantan Bupati Lombok Barat periode 1988 s/d 1998, Drs. H. L. Muji-

tahid. Kunjungan diakhiri dengan silaturahmi ke kediaman Brigjend. TNI (purn) H. Abdul Kadir, S.I.P. yang pernah menjabat sebagai Dandim Lombok Timur. Juga pernah menjadi Bupati Lombok Timur dan Ketua DPRD Provinsi NTB. Gubernur NTB yang juga seorang ulama ini turut mendoakan agar para pemimpin, para tokoh dan sesepuh NTB dilimpahkan kekuatan, kesehatan dan perlindungan sehingga tetap dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan doa restu bagi kemajuan daerah dan masyarakat NTB. (Naniek I. Taufan)

Jalan Kaki Keliling Kampung Ada yang berbeda yang dilakukan Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr.TGH. M. Zainul Majdi tahun ini dalam melakukan silaturahmi. Selain bersilaturahmi dengan mengunjungi para tokoh dan sesepuh NTB, Gubernur NTB juga melaksanakan safari jalan kaki keliling kampung di Pancor Lombok Timur untuk menemui warga. Safari ini dilakukan gubernur untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan atau halal bihalal dengan warga khususnya untuk menemui masyarakat yang belum sempat bersilahturahmi pada acara open house di rumah dinas di Mataram maupun di kediaman Pribadi di Pancor Lotim. Aksi jalan kaki keliling kampung dilaksanakan Gubernur TGB, tiga hari setelah hari raya Idul Fitri 1438 H. Safari keliling kampung ini dilakukannya usai shalat maghrib di Masjid Attaqwa Pancor Lombok Timur. Gubernur NTB ini langsung mengawali kegiatan silaturahmi jalan

kaki menemui warga dari kampung ke kampung, dimulai dari Mesjid menuju Kampung jorong dan Kampung Barmi ke arah Timur. Menurut Majdi, kegiatan ini dilakukan sematamata untuk bersilaturahmi dengan masyarakat, dengan menemui langsung warga ke perkampungan. Sebab tidak semua warga berkesempatan datang ke acara open house yang digelar di kediaman dinas di Mataram atau di kediaman pribadi di Gelang, Pancor. Kepala Biro Humas dan Protokol, Irnadi Kusuma melalui rilisnya menjelaskan kunjungan silaturahmi mendadak TGB menemui warga, membuat warga Pancor langsung tumpah keluar rumah memadati gang-gang di area pemukiman padat penduduk tersebut untuk bersalaman. Pancor selain merupakan kampung tempat kelahiran TGB, menurut Irnadi, desa ini adalah tempat di mana Gubernur NTB mengenyam pendidikan

pesantren di Madrasah Tsnawiyah hingga Madrasah Aliyah, kemudian melanjutkan ke Ma’had Darul Qur’an wal hadits sebelum bertolak menempuh studi di Universitas Al Azhar Cairo Mesir. Tahun ini merupakan tahun sibuk bagi Gubernur NTB dalam bersilaturrahmi. Selain dengan para tokoh dan sesepuh NTB, juga silaturahmi yang dibangun adalah dengan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Juga masih dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah dan penguatan hubungan kerjasama Pemerintah KAbupaten Lombok Tengah dengan Pemerintah Provinsi NTB. Silaturrahmi ini dilaksanakan di rumah dinas Gubernur NTB di Mataram. Kunjungan silaturahmi Pemerintah Lombok Tengah ini dipimpim langsung Bupati Lombok Tengah, HM. Suhaili FT, SH. DAtang bersama Bupati Lombok Tengah adalah Wakil Bupati Lombok Tengah Lalu

Pathul Bahri bersama seluruh jajaran Forkopinda dan Para Kepala SKPD lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Dalam silaturrahmi ini, Gubernur NTB mengajak segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk terus memupuk semangat yang tinggi dalam membangun daerah. “Kalau kita punya semangat yang tinggi dalam Silaturahmi Gubernur NTB dengan warga membangun daerah di Pancor Lombok Timur pasti akan terlihat hasilnya,” kata Majdi. “Saya me- kunjungan seperti ini bisa ditiru lihat Lombok Tengah sebagai daerah lain untuk membangu kabupaten yang menunjukkan kin- sinergitas yang lebih baik antara erja yang baik dalam membangun pemerintah di Provinsi NTB dan juga kabupaten/kota seluruh NTB,” ujarnya. Gubernur NTB berharap NTB. (Naniek I. Taufan)


22

Telah bekerja keras selama beberapa bulan terakhir, sejumlah artis memilih menghabiskan masa libur panjang lebaran di luar negeri. Di antaranya adalah Ayu Tingting, Raffi Ahmad dan Nagita, serta Syahrini. Ayu Tingting dan Raffi Ahmad misalnya, mengaku sangat sulit mendapatkan kesempatan libur panjang bersama keluarga kare­ na keduanya sangat sibuk.

B

Sosialita

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

ukan hanya sibuk syuting tapi mereka juga seharihari mengurusi bisnisnya yang tengah berkembang. Tapi yang paling super sibuk adalah saat Ramadan baru lalu, dimana mereka mengisi sejumlah program Ramadan plus program tayangan rutin. Menurut Ayu, selama Ramadan lalu kesibukannya dua kali lipat dibanding biasanya. Ia mulai kerja pukul 10 pagi dan itu terus berlanjut hingga sore, kemudian dini hari dia harus syuting untuk acara sahur. Belum lagi acara syuting-syuting rutinnya. Walhasil, sebaik-baiknya menjaga kesehatan termasuk menambah asupan berbagai suplemen untuk daya tahan tubuh, tetap saja akhirnya ibu cantik ini tumbang juga. Namun Ayu yang mengaku sakit pada bagian bawah perut dan kakinya sulit digerakkan menolak dirawat di rumah sakit. Ia memilih dirawat di rumah. Seperti Ayu, begitu juga Raffi Ahmad yang super sibuk selama Ramadan akhirnya ambruk dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan. Namun tidak separah Ayu, seusai mendapat infus, Raffi pun bekerja kembali. “Ayu hanya kecapean juga kurang minum. Karena kan bulan puasa, dia juga puasa. Biasanya dia banyak minum tapi karena bulan puasa jadi kurang. Makannya juga tidak teratur, makanya waktu itu dia sakit,” ujar sang ayah, Abdul Rozak. Masa-masa berat itupun telah berlalu. Kerja keras mereka bukan hanya diganjar honor yang tinggi tapi juga kesempatan berlibur yang lumayan lama. Kata Ayu, dirinya jarang mendapat libur lama. Makanya momentum liburan kali ini dia benar-benar ingin santai tanpa memikirkan pekerjaan. Kesempatan bisa berlama-lama bersama Bilquis bisa dibilang langka karena kesibukannya yang tinggi. Maklum, dia adalah orangtua tunggal yang membiayai segala keperluan keluarganya seorang diri. Dia juga anak pertama dari pasangan Abdul Rozak-Umi Kalsum, yang juga menjadi tulang punggung keluarga. Maka tak heran kalau Ayu begitu keras bekerja untuk memenuhi kewajibannya. Tapi wanita cantik bernama asli Ayu Rosmalina ini mengaku iklas dan senang menjalani semuanya karena menyadari apa yang ingin dicapainya. Untuk keseimbangan, setelah bekerja keras, dia pun memilih menikmati liburannya

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

Tolinia Sukma Wardhani

Liburan setelah Lebaran

bersama Bilqis dan adiknya ke New Zealand, negara kecil yang berpenduduk sekitar 4 juta jiwa. Ayu mengaku sengaja memilih negara yang sepi dari hiruk-pikuk sekaligus memiliki panorama indah. “Aku sengaja memilih New Zealand karena tenang, tidak hiruk pikuk. Aku lebih senang berlibur ke tempat yang tidak ramai dan tak banyak dikunjungi orang. New Zealand kan terkenal karena punya panorama indah, tenang. Di sana juga tempat syuting film Lord of the Rings, aku pengen liat,” ungkapnya sebelum bertolak ke Selandia Baru. Tapi, tambahnya, lebih penting lagi dia bisa berlibur bersama Bilqis. Sebenarnya, sebagai ibu ia ingin selalu dekat dengan anaknya. Namun apa mau dikata, sebagai orangtua tunggal ia harus bekerja keras menghidupi dirinya juga Bilqis. Meskipun konsekuensinya waktunya bersama Bilqis menjadi berkurang. “Memang berat tapi mau bagaimana? Aku sih maunya dekat terus dengan Bilqis. Tapi meski berada di tempat kerja, aku tetap monitor dan berkomunikasi dengan Bilqis lewat video call,” jelas Ayu yang berlibur selama 10 hari di New Zealand. Tidak seperti biasanya, liburan kali ini kedua orangtua Ayu tidak ikut serta. Bukannya tidak diajak, tapi keduanya menolak pergi dengan alasan agar Bilqis bisa sepenuhnya bersama Ayu. Maklum, kalau hari-hari biasa bocah umur 3,6 tahun itu diasuh oleh kakek-neneknya lantaran sang bunda sibuk bekerja. “Kami memang sengaja nggak ikut supaya Ayu bisa selalu bersama Bilqis. Kalau ayah-ibu ikut, kan, Bilqis maunya ke ayah-ibu ‘mulu’ (melulu). Jadi biar saja,” ujar Abdul Rozak. “Biar deh dia (Ayu) ngerasain ngurus anaknya selama 12 hari, hahaha. Kita lihat aja nanti bagaimana,” tambah Umi Kalsum, ibu Ayu, sambil tertawa. Ayu sendiri mengaku tidak masalah orangtuanya tidak ikut. “Nggak masalah kok nggak ikut. Ngurus Bilqis nggak repot, dia mau makan roti. Justru kalau ayah-ibu ikut malah ribet, soalnya harus makan nasi. Jadi sekarang malah lebih santai. Tapi saya sih sudah ajak mereka, cuma mereka menolak,” ungkap Ayu. Lain lagi dengan liburan Raffi Ahmad yang kali ini mengunjungi tiga negara di Eropa, yakni, Belanda, Perancis dan Inggris. Seperti Ayu, Raffi pun mengaku sulit mendapatkan libur lama bersama keluarganya karena sibuk bekerja. “Aku tuh kerja dari hari Senin-Minggu, jadi waktu untuk keluarga memang kurang sekali. Makanya pas ada libur panjang jadi kesempatan untuk kumpul bersama keluarga. Liburan ini pun sudah direncanakan jauh-jauh hari,” ungkap perintis acara Pesbukers ini.

Raffi Ahmad dan keluarga

Ayu Tingting

Syahrini

Menurut Raffi, sebenarnya untuk tempat berlibur, dia tidak terlalu pilihpilih tempat. Dimana pun itu asalkan bersama keluarganya, dia pasti senang. “Kemarin itu sibuk banget. Apalagi pas bulan Puasa, waktu untuk keluarga sedikit banget. Ketemu istri-anak pas lagi kerja, jarang buka dan sahur bareng. Makanya ada kesempatan libur ya benarbenar digunakan. Kemana saja aku nggak masalah, yang penting jalan-jalan, yang penting kebersamaan,” ujar Raffi yang bersama keluarganya bertolak ke Eropa

Rabu lalu (28/6). “Gigi (Nagita) lebih suka ke Eropa, ya aku ikut aja, nggak masalah yang penting liburan bersama keluarga,” tambahnya. Lain lagi dengan Syahrini, penyanyi kondang pelantun tembang ‘Aku Tak Biasa.’ Kalau artis lain berlibur hanya bersama keluarga kecil maka Syahrini libur Lebaran kali ini membawa rombongan besar. Tak tanggung-tanggung sebanyak 25 orang dibawanya serta ke Hong Kong. Mereka adalah keluarganya juga para karyawan serta beberapa

asisten rumah tangganya. Tidak seperti yang lain yang setidaknya menyempatkan merayakan Lebaran hari pertama Tanah Air, sedang Syahrini sudah bertolak ke Hong Kong tiga hari sebelum Lebaran. Wanita cantik ini mengaku ingin mencari suasana baru. “Aku sengaja memilih Hong Kong selain lebih dekat juga ke sana nggak pakai visa. Jadi mbak-mbak (asisten rumah tangga) di rumah aku nggak perlu apply visa. Nah aku juga bawa tiga keponakan yang kebetulan habis graduate , mereka minta hadiah jalan-jalan. Ya sudah aku pilih Hong Kong. Sebelumnya kan mereka juga sudah ke Korea dan Jepang,” ungkap Syahrini. Sepekan di Hong Kong, artis bernama asli Rini Fatima Jaelani ini melanjutkan perjalanan ke Los Angeles, AS, dan akan berada di sana selama dua-tiga pekan. Di sana ia bukan sekadar menghabiskan masa liburan tapi menjalani perawatan tenggorokan. Pasalnya, kata Syahrini, sejak beberapa waktu dia mengalami masalah dengan tenggorokannya. Dokter yang biasa merawatnya menyarankan untuk berobat ke Los Angeles. “Jadi saya nemenin keluarga libur ke Hong Kong cuma seminggu saja, setelah itu saya dan beberapa orang langsung ke Amerika untuk berobat. Saya ada urusan dengan dokter di sana, mau ada tindakan. Mungkin di sana dua sampai tiga minggu,” ucap wanita kelahiran 1982 ini di Bandara Soekarno-Hatta. (Diana Runtu)

3

“Wardhani House of Kebaya “di Jalan Tibung Sari, Kwanji, Denpasar adalah salah satu rumah mode yang mengedepankan bentuk desain nuansa modern simpel de­ ngan siluet klasik nan menawan. Pemiliknya Ni Luh Nyoman Tolinia Sukma Wardhani, S.S. Namanya pun makin berkibar sebagai seorang desainer kebaya.

Eksplorasi Kreativitas Melalui Kebaya

Toly di salah satu sudut butiknya.

Begitu juga jika ada klien datang memesan kebaya, namun tidak tahu ingin model seperti apa, dan hanya menyampaikan yang penting bagus di badan dan enak dilihat. Untuk yang seperti ini, Toly menanganinya juga de­ ngan membuatkan sketsa dan dikomunikasikan hingga kliennya benar-benar merasa sreg dengan modelnya. Khusus, untuk kebaya maupun gaun pengantin, dikatakan oleh Toly sebaiknya dipesan dua atau sebulan sebelum acara se­ hingga hasilnya akan memuaskan SELALU INGIN LEBIH BAIK Tentu saja selalu ada cerita di se­tiap mengawali usaha. Jika sekarang Toly, dikenal sebagai salah seorang desainer

C

Toly dan keluarga.

utting yang bagus, modern klasik dan fit di badan itulah kebaya karyanya. Bukan hanya itu ia diketahui memiliki ciri khas lainnya yakni pilihan warna kebaya yang senada dilengkapi dengan tile warna kulit. Menggunakan material france lace, semi lace hingga corneli dijamin menjadikan penampilan lebih memikat di berbagai kesempatan. Ditemui di workshop yang bersebelahan dengan ruang display- nya, ibu dari Ghani Bhaskara (5) ini, mengaku sangat menikmati aktivitasnya men­ desain kebaya. Baginya, kebaya adalah busana yang istimewa. Karenanya, makin banyak wanita menjadikan kebaya sebagai busana andalan untuk tampil elegan, mulai dari acara wisuda, potong gigi, pernikahan hingga ulang tahun pernikahan. Kebaya lanjut istri Agus Suprianta, S.E., M.Si., ini membuat pemakainya tampak memesona bahkan tampil seksi jika pas di badan. Apalagi di Bali dengan aktivitas budayanya, dan kebaya sekarang tampil lebih beragam dengan model makin keren juga aplikasinya makin gaya untuk berbagai acara. Kare­ na itu pula, kini ia dibanjiri klien yang ingin dibuatkan kebaya. Saat ini tercatat kebaya bikinan Toly bukan hanya dikenal di lokal Bali, dan beberapa kota di Indonesia namun pelanggannya juga datang dari Australia, Belanda dan Swiss. “Seru juga ya, di luar negeri sana banyak yang berkebaya. Walau, pilihan mereka lebih banyak kebaya yang polos tanpa modifikasi, sehingga kami bisa menggarapanya dan pas dikenakan, ujar Toly yang kuliah di Program MM di Unud ini. Selanjutnya menurut Toly untuk usaha jasa yang satu ini, ia wajib mem-

berikan pelayanan terbaik dan ekstra bagi setiap kliennya. Jika ada seorang klien datang meminta dibuatkan kebaya dengan membawa contoh karya orang lain, maka Toly akan mengatakan tidak bisa membuat yang persis sama. Namun, ia memberikan solusi dengan membuatkan gambar sesuai stylenya tapi inspirasinya dari contoh yang dibawa kliennya. Dikatakannya dengan komunikasi personal yang dilakukan selama ini, mereka bisa menerima. “Mereka menerimanya, meski desain kebayanya tidak serupa, tapi setelah dicoba merasa cocok. Malahan mere­ ka mengatakan jadi memiliki koleksi dengan desain baru ala Toly”, kata putri ketiga dari empat bersaudara pasutri Ni Ne­ngah Trisanthi dan dr. Made Buana, SpM., ini tersenyum. Ia juga mengatakan kalau selama ini informasi usahanya berjalan dari mulut ke mulut.

Tolinia Sukma Wardhani

Toly dan salah satu kegiatan fashion show.

kebaya yang dicari dan diminati, bukan diperolehnya dalam sekejap, ada proses yang dilaluinya.Toly yang memiliki bakat menggambar dan menggemari dunia fashion sejak remaja ini, menuturkan jika sekitar tahun 2010 saat dirinya ingin menjahitkan sebuah kebaya, ia merasa ongkosnya cukup mahal. Ia pun bicara dalam hatinya, apa yang membuat ongkosnya mahal, dan ia merasa bisa dan membuat kebaya sendiri. Sejak itu ia terinspirasi memiliki usaha membuat kebaya. Rupanya keinginannya mendapat dukungan modal dari orangtuanya. Maka ia pun segera membelikannya mesin jahit dan perlengkapan lainnya. Menariknya, ketika itu meski masih coba-coba namun, sudah ada yang datang minta dibuatkan kebaya. Namun, diakuinya ia juga memiliki kisah yang mampu memacunya untuk belajar lebih baik lagi. Suatu saat, ketika ia baru bisa sebatas dasar menjahit kebaya, seorang koleganya datang minta dibuatkan baju pengantin seperti karyanya Anne Avanti. Toly merasa bisa dan menerimanya. Setelah dikerjakan ternyata hasilnya jauh dari harapan pemesannya. Akhirnya ia pun mengganti kainnya dan klien itu pun menjahitkan kebayanya pada orang lain. “Itu pengalaman yang tak terlupakan, cetusnya”. Selanjutnya Toly pun penasaran ingin bisa berkarya seperti sosok Anne Avanti, desainer yang meng­ inspirasinya. Ia pun berinisiatif belajar secara formal tentang teori, teknik dan keterampilan menjahit. Setelah sempat belajar sebentar di sekolah mode milik Susan Budihardjo, setelah itu Toly melanjutkan mengikuti pro-

gramnya Angeliqa Wu Fashion Design Course. Di sini talenta Toly semakin terasah, terbukti saat ujian ia berhasil meraih predikat salah satu dari 3 Best Student. Selanjutnya untuk lebih lagi menguatkan passion-nya di kebaya, Toly tidak sungkan-sungkan menambah ilmunya dengan belajar langsung di beberapa penjahit kebaya tradisional yang cukup terkenal. Ketika bicara hasil, untuk Toly, bukan semata mata soal uang, tapi lebih pada nilai kepuasan. “Rasannya bahagia dan ada kepuasan tersendiri ketika melihat foto klien kami terlihat makin cantik mengenakan kebaya. Apalagi jika pengantin perempuan tampil cantik di hari bahagianya dengan kebaya buatan kami”, ucap Toly yang melengkapi koleksi butiknya dengan wastra Indonesia seperti songket alam, batik, dan endek. Toly mengakui ada peran besar orang disekelilingya selama ini. Dalam menjalankan usahanya, kata Toly selain dukungan suami, keluarga, ibu mertua Ni Komang Sutresni serta ayah mertua­nya Drs. Wayan Mundra yang juga dosen Undiksha dan telah bergelut di dunia bisnis selama 20-an tahun disebutnya sebagai mentor terutama dalam hal etika berbisnis. Sementara itu, pemilik motto “hidup bekerja untuk selalu menaikkan kualitas hidup” ini masih ada mimpi yang ingin digapainya, yakni memiliki cabang butik di area Kota Denpasar. Kemudian setelah beberapa kali menghadirkan karya dalam ajang fashiow show di Bali, suatu saat nanti ia ingin bisa menggelar fashion show koleksi kebayanya di luar negeri. -ard

Sebagian aktivitas di work shopnya.


2

Ekspresso

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

GORO-GORO Memakai baju batik, Amat meng­ gandeng istrinya yang mengenakan kebaya, mengetuk pintu rumah dokter Putu Wijaya Soegianto. Begitu pintu terbuka, Amat kontan mengulurkan tangan sambil mengucap: “Selamat Hari Raya Idul Fitri, Dokter. Mohon maaf lahir-batin!” Tapi yang muncul ternyata hanya pembantu. “Maaf, Pak, Bapak dan Ibu Dokter baru saja pergi.” “Lho, ke mana?” “Katanya ke rumah Pak Amat.” Amat kerling-kerlingan sama is­ trinya. “Saya Pak Amat. Ini istri saya, Bu Amat.” Bu Amat mengangguk. “Saya Bu Amat. Pasien rematik Pak Dokter. Kami memang janji datang untuk mengucapkan Selamat Hari Idul Fitri, ten­ gah hari. tapi karena ada tamu, baru bisa datang sekarang. Adik ini saudaranya?”

“Bukan, Bu. Saya PRT.” Bu Amat terkejut. “PRT? Apa itu?” “Pembantu Rumah Tangga!” kata Amat memotong. “O, pembantu, kirain keponakan­ nya. Soalnya cantik sekali. Baru ya? Dari mana?” Pembantu itu nampak malu. tapi menikmati pujian itu. Tapi belum sempat menjawab Amat nimbrung lagi. “Maaf, boleh tanya berapa gaji PRT sekarang sebulan? Ya, kami juga lagi perlu. Barangkali adik bisa mencarikan?” Bu Amat langsung memotong. “Bapak ini bagaimana, kita kan mau halal-bihalal, kok malah bisnis pembantu. Sudah ini bagaimana seka­ rang? Mau tunggu di sini atau pulang saja kita?” “Kalau pulang, tapi Pak kalau Pak Dokter juga pulang, bisa papasan kita. Padahal besok pagi-pagi kita sudah be­ rangkat, kan?!” “Makanya pakai planning dong, jangan asal jalan!” Amat nampak gugup. Ia mengelu­ arkan HP. “Mau nelpon siapa?

lebaran

“Pak Dokter! Hallo Dok! Dok! ini aku Amat. Aku di sini di rumahmu. Di rumahmu, ya, ya di rumahmu! Kamu dimana? Di rumahku? Gila! Jadi gimana ini? Aku pulang atau kau pulang? Oke kalau begitu, aku tunggu di sini. Oke, sip!” Amat menutup HP lalu menoleh istrinya. “Dia bilang kita tunggu saja di sini!” “Tapi berapa lama?!” “Sssttt!” Amat menyabarkan istrinya yang kelihatan jengkel. Lalu berpaling pada pembantu yang dari tadi bengong melihat tamunya nampak kesal. “Siapa namanya, Dik?” “Sunyi, Pak.” Amat ketawa. Bu Amat langsung menginjak kaki Amat. “Sunyi sepi?” Pembantu itu mengangguk. “Ya, Pak. Sepi. Pak Made juga pulang karena istrinya sakit jadi saya sendiri rumah sebesar begini.” “Tapi tak ada. hantunya, kan?” “Ada, Bu! Tadi saya sudah takut. Untung Bapak dan Ibu datang!” “Oke, tidak usah takut. tadi Pak Dokter bilang supaya kami tunggu saja di

sini. Sekalian dia minta supaya kami bantu membersihkan hantu supaya pergi.” “Bapak bisa ngusir hantu?” “Sekarang hari apa? O ya, mungkin bisa? Kamu punya hiu?” “Ikan hiu, Pak?” “Bukan. H-i-u! “Dupa untuk sembahyang.” “Tidak ada, Pak. Ada lilin.” “Tidak bisa! Coba cari sebentar ke toko, beri dia uangnya, Bu. Nanti kita usir hantunya sambil nunggu Pak Dokter.” “Tokonya jauh, Pak.” “Ya, naik kendaraan umum saja. Kasih uangnya, Bu!” Bu Amat menggerutu, tapi mem­ buka juga dompetnya. Sunyi nampak ragu-ragu. “Ayo nanti keburu Pak Dokter da­ tang. Atau masih ingin halal-bihalal dengan hantunya? Kelihatannya ada tiga. Semua seneng sama kamu!” “Pak!” Amat ketawa. Sunyi nampak ketaku­ tan. Ia permisi masuk ganti pakaian. Lalu memanggil pacarnya di pos satpam. “Mas, Mas, antar aku sebentar ke

supermarket!” Tak ada dua menit, satpam pacar Sunyi muncul dengan motor bututnya. Langsung memboyong Sunyi mencari hiu. Tapi mereka tidak langung ke su­ permarket. Singgah dulu ke KFC karena pacar Sunyi mau nraktir dengan THRnya. Setengah jam kemudian Sunyi baru kembali membawa segepok hiu. Bertepa­ tan dengan Dokter Soegianto yang keluar dari mobilnya yang baru sampai. “Sunyi! Dari mana kamu?” Sunyi menunjukkan hiu yang di­ belinya. “Apa itu?” “Hiu, Pak, disuruh Pak Amat untuk ngusir hantu.” “Pak Amat siapa?” “Pak Amat, tamu Bapak!” “Lho, kami baru saja habis makan bersama dengan Bapak dan Bu Amat.” Sunyi tercengang. Istri Dokter Soegianto yang baru masuk rumah, berlari keluar sambil berteriak:”Paaakkk kita dirampok!”

Galau Bersosial Media Beberapa orang berpikir untuk menutup akunnya. Mereka merasa sudah tidak punya hidup yang normal lagi. Mau makan, difoto dulu makanan­ nya, mau ketemu teman mesti selfie-an dulu terus diunggah. Begitu juga saat bepergian, tunjukkan diri lagi di airport/ foto tiket keberangkatan, liburan wajib pasang foto berlatar tempat liburannya. Sosmed membikin mereka capek. Orang yang hidup untuk sosmed sepenuhnya, tidak pernah melepaskan genggaman ponselnya. Entah untuk ung­ gahan sendiri atau berselancar dan explore akun orang lain. Jika mengganggap sosmed adalah sesuatu yang “matter”, maka seseorang akan mengada-adakan sesuatu untuk keperluan itu. Con­ tohnya, pesan makanan bukan untuk dimakan, tapi untuk difoto saja, ketemu teman bukan karena temu kangen tapi untuk keperluan postingan, apalagi ada ancaman ; harus dipasang ya! Selain itu sengaja pergi ke tempat-tempat kekin­ ian atau liburan demi memperlihatkan pernah ke sana. Beli barang ini-itu khusus untuk dilihatin di sosmed. Kapan hidup untuk diri sendiri ? Karena itulah penyebabnya ingin punya kehidupan ala sendiri, makanya jenuh.. apalagi yang mesti diunggah, apalagi caption hari ini, bahkan hastag sudah tinggal copy paste aja. Tanpa harus ke­ luar uang banyak, tanpa tergoda oleh barang-barang di online shop, tanpa sengaja bikin ini- itu untuk kepentingan eksistensi. Tanpa usaha yang besar seperti berjam-jam memilih foto yang cocok, ngedit, buat kata-kata . Kita yang bisa “mem-filter” apa yang mau dilakukan itu. Belanja di on­

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

line, kita yang bisa mengontrol. Makan di resto, warung, bintang lima.. tidak harus diunggah. Naik sepeda, mobil, bemo, gojek, pesawat, jet pribadi.. tidak wajib kita naikin di sosmed. Tidak ada suatu keharusan kita mengunggah sesuatu setiap hari. Bagi artis atau public figure lainnya, tidak mengunggah sesuatu pun, follower tidak akan meninggalkannya. Jadi apa intuisinya Anda bersosmed ? Menyebarkan informasi, membuat ke­ hidupan pribadi diketahui publik, punya badan bagus terus pakai baju-baju seksi, menampilkan barang branded dari ujung rambut ke kaki, sebagai album foto karena tidak ada keterangan dari foto tersebut sekedar punya buat stalking atau akun palsu untuk bayaran ? Mencari banyak follower sampai beli. Anda yang tahu sendiri kegunaannya untuk apa. Banyak perilaku yang tidak sewa­ jarnya terjadi di sosmed, ada yang tersinggung dengan suatu postingan seseorang, lalu menghujatnya dengan kata-kata dan perang komentar di hala­ man orang lain, tanpa tahu persoalan sebenarnya. Seharusnya kita saling menghargai dan tidak membuka semua amarah itu di ruang publik. Life is beautiful, indah jika kita benarbenar menikmatinya. Wajar kita berso­ sial media, untuk tahu segala informasi dan hal-hal baru. Menurut saya, ambil positifnya. Beberapa teman pernah saya lihat berkomentar di akun orang lain dengan bahasa yang tidak menyenang­ kan. Tidak kenal secara pribadi, tapi berani mengatakan orang berdasarkan informasi buruk yang didengar. Come on girls, that’s none of your business. Ngam­ bil google’s quote untuk menjadi inspirasi

Diah Chandra & membuat banyak orang yang tidak tahu jadi positif pikirannya. Kenapa harus galau, meninggalkannya.. suatu hari buka lagi. Saat Anda buka lagi, udah ada sosial media baru yang menggantinya. Mau pindah ? Ntar galau lagi lho.. Anda dan Sosial Media Setiap orang punya hidupnya sendiri, kita tidak bisa membandingkan atau mengukur hidup seseorang dengan orang lain atau dengan kita sendiri. Se­ mua orang ‘struggle’ di kehidupan mas­ ing-masing. Apapun yang orang posting di sosmed adalah hak mereka dan kita hanya sebagai pengamat yang mengikuti perjalanan akun yang kita ikuti. Kalau suka ya di-like atau dikomen. Kalo tidak suka ya tidak usah diikuti lagi.

Jika kita merasa tidak disentuh oleh hal-hal yang diposting orang lain, kenapa kita harus terganggu ? Bahkan sampai ada yang berantem sahut-sahutan di halaman orang itu. Kenapa ikut sibuk memberikan pendapat yang dianggap benar ? Boleh saja memberikan ko­ mentar di sana, namun juga lebih baik dipikirkan dulu apa yang mau diucapkan. Apalagi menyangkut hal yang serius & mengarah pada suatu opini negatif. Membaca kata- kata ini membuat kita berpikir ini benar adanya . Orang lain memasang foto-foto liburannya di sosmed, kebanyakan hura-hura ka­ tanya. Orang lain memasang foto sedang beribadah, kok ibadah di - publish. Orang lain memasang foto–foto dapur cantik dan masakan-masakannya, seseorang meradang. Orang lain upload barang- ba­ rang berharga atau bisnisnya, dikatakan sombong atau gitu aja dipamer. Semua itu adalah orang lain bukan Anda. Jadi versi Anda bagaimana ? Ba­ hagialah dengan apa yang Anda buat. Apapun yang orang posting itu urusan mereka, Anda hanya mengamati sambil berselancar ke akun-akun orang, Lihat bagaimana Princess Syahrini di dalam pesawat pribadi. Anda yang tidak tahu bagamana pesawat pribadi, jadinya tahu

pesawat pribadi itu didalamnya seperti apa. Anda yang melihat orang yang gemar berolahraga, jadinya termotivasi juga ikut berolahraga. Ada yang tidak tahu kalau menara Eiffel bisa nyala malam harinya, jadinya tahu lewat postingan orang yang pernah kesana. Ambil positifnya dari apa yang diposting orang lain. Jika seseorang senang meng-upload kegiatannya dimana-mana, bukan berar­ ti hidupnya enak karena bisa jalan-jalan terus. Sebenarnya dia memperlihatkan sisi yang enak dilihat orang lain, semen­ tara dibalik itu dia berjuang setiap hari bagaimana dia yang belum mandi har­ us ke pasar, mengolah makanan sampai di rumah. Pergi ke suatu tempat yang sangat jauh berjalan kaki atau membuat kerjaan besar dalam jumlah banyak. Tapi yang diposting makanan cantik yang sudah jadi atau lagi duduk manis di suatu tempat. Itu yang terlihat kan, padahal Anda tidak tahu perjuangannya orang itu. Biarkan orang lain dengan dunianya, Anda punya pendapat cukup menilai dalam hati. Karena orang tidak bisa dilihat dari luarnya saja, tapia Anda harus kenal “kepribadiannya”. Diah Chandra Personality Development

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

23

Makin Kepo makin Penasaran

Know everything particular object atau yang lebih dikenal dengan kata ‘kepo’ sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, tetapi banyak juga yang tidak tahu artinya. Bahkan orang juga tidak tahu maksud dan tujuannya kepo terhadap sesuatu. Stigma negatif terhadap istilah kepo membuat seseorang tidak ingin dicap sebagai orang yang ter­ lalu kepo. Padahal jika dilihat dari segi positif, rasa kepo yang tinggi akan selalu membuat hasrat ingin tahu terhadap sesuatu semakin tinggi pula.

H

al tersebut juga yang dirasakan oleh Luh Putu Budiartini, ma­ hasiswa semester akhir Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Undik­ sha Singaraja. Menurutnya istilah kepo yang dipahaminya adalah keingintahuan terhadap sesuatu yang akan mengundang rasa pe­ nasaran. Baginya, hal yang sangat wajar jika seseorang memiliki sifat kepo asalkan terhadap se­ suatu yang bermanfaat. Apalagi di zaman digital saat ini, dengan kemajuan teknologi mendorong penggunaan media sosial yang begitu pesat di masyarakat. Ban­ yaknya status, foto, dan informasi yang diunggah tentu akan men­ gundang rasa penasaran setiap orang. Perempuan yang akrab disapa Evi ini mengatakan orang akan sangat penasaran dengan hal menarik yang diunggah oleh pengguna medsos. “Kalau teman posting sesuatu, rasa kepo muncul. Misalnya posting foto lagi jalanjalan dan viewnya bagus, pasti penasaran tempat itu di mana,” ujarnya. Tidak jarang, dirinya mengha­ biskan waktu berjam-jam untuk stalking sesuatu dan kepo sesuatu yang membuatnya penasaran. Banyak hal yang membuatnya merasa kepo bahkan hal-hal yang dirasa tidak penting dan tidak ada

banget pasti aku langsung chat temen dan tanya-tanya langsung,” pungkasnya.

Dian Pratiwi Citra

manfaatnya. “Kepo yang paling gak penting ketika, temen aku punya pacar, trus aku kepo siapa sih pacarnya itu,” ungkap perempuan yang lahir di Anturan 8 Desember 1993 tersebut. Walau terkadang kepo ter­ hadap hal yang tidak penting, tetapi menurut perempuan yang menjadi director di salah satu bis­ nis MLM ini merasa sangat puas setelah tahu sesuatu. “Memuas­ kan rasa penasaran aja sih, biar tahu lebih banyak,” jelasnya. Evi juga mengaku tidak segan-segan kepo secara langsung kepada temannya jika rasa penasarannya begitu tinggi. “Kalau aku lagi kepo

JANGAN KEPO SAAT GALAU Sementara itu, Dian Pratiwi Citra juga mengungkapkan man­ faat memiliki sifat kepo sangat besar dirasakan jika digunakan untuk hal yang positif. Sebagai orang berkecimpung di dunia kecantikan seperti bisnis alat-alat kecantikan, salon, dan make up artist (MUA), dirinya sering meng­ gunakan media sosial untuk kepo terhadap informasi yang berkaitan dengan passion-nya. “Biasanya aku akan kepo terhadap sesuatu atau orang yang berpengaruh terhadap diriku, misalnya terhadap bisni­ sku,” jelasnya. Meskipun merasakan banyak manfaat, akan tetapi perempuan yang lebih akrab disapa Citra ini tetap membatasi rasa kepo yang dimiliki. Sebab, kepo yang berlebi­ han dan diwaktu yang tidak tepat justru akan membawa dampak kurang baik untuk kareirnya. Perempuan kelahiran Seririt, 4 April 1991 tersebut tidak akan kepo jika dalam keadaan galau, sebab ketika melihat seseorang yang lebih baik dalam karier maupun bisnis melalui unggahan di media sosial akan membuat dirinya kehilangan kepercayaan

diri dan merasa putus asa. Dirinya lebih memilih kepo jika dalam keadaan yang baik sehingga hal baik yang diketahui akan berdampak baik juga. “Leb­ ih baik kepo kalau mood sudah balik lagi, itu akan membuat kita termotivasi dengan hal baik yang kita lihat,” jelasnya. Secara jujur Citra mengakui bahwa hanya akan penasa­ ran dengan hal yang berhubun­ gan langsung den­ gannya. Mengge­ luti bisnis online sejak enam tahun silam membuatnya memiliki banyak te­ man, akan tetapi tak satupun ada yang di-kepo-in mengenai kehidupan pribadi masing-masing. Jika pun ada teman yang punya masalah, dirinya hanya mencari tahu melalui status yang di-update di media sosial. “Tidak semua orang terbuka dengan masalah pribadi, jadi kalau memang ada teman yang punya masalah paling aku cari tahu melalui status dulu sampai menunggu dia yang bercerita,” ungkap pemilik salon Dian Citra tersebut.

Sebagai seorang director di salah satu bisnis MLM yang sedang digemari saat ini, tentu Citra memiliki banyak downline yang harus dia bimbing untuk meraih kesuksesan dalam berbisnis. Selain kepo terhadap sesuatu, dirinya juga ingin dikepoin oleh temanteman di med­ sos, se­ hingga dirinya selalu men­ gunggah hal-hal yang positif untuk memberikan vibrasi positif dan motivasi kepada temanteman yang membaca statusnya. “Aku sudah mem-branding diri aku di medsos sehingga jarang banget bikin status yang galau lebih dominan buat status yang memotivasi,” ungkapnya. Pebisnis muda yang gigih ini juga mengaku sering merasa kepo dengan karakter dari para downline-nya, sehingga perlu mencari tahu melalui berbagai sumber salah satu dengan media sosial. “Dari unggahan-unggahan aku sedikit tahu bagaimana karak­ ter orang yang baru aku kenal, memang tidak semua unggahan di medsos dapat mengetahui karakter orang,” jelasnya. (Wiwin Meliana)

Luh Putu Budiartini

Puaskan Hasrat ingin Tahu Sekarang ini, istilah “kepo” sering di­ pakai untuk melabel aktivitas seseorang yang ingin mengetahui aktivitas orang lain. Dari berbagai variasi makna dari kata “kepo” semuanya merujuk pada pemahaman tentang “rasa ingin tahu yang berlebihan”. Menurut pengamat sosial Drs. Drajat Wibawa, M.Si., rasa ingin tahu ini sebenarnya wajar dan telah menjadi bagian dari survival manusia sepanjang abad dan segala zaman. “Manusia sepanjang masa selalu men­ coba untuk berjuang untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dan per­ juangan itu tidak lepas dari rasa ingin tahu yang secara akumulatif menciptakan pengetahuan. Jadi pada dasarnya rasa ingin tahu itu membangun dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa rasa ingin tahu, bisa dipastikan sebuah peradaban akan terhenti perkembangannya,” ujar pria kelahiran Yogyakarta ini. Setelah ber-evolusi sedemikian rupa, maka rasa ingin tahu ini telah menjelma menjadi sebuah kebutuhan individu dan masyarakat secara luas. Kebutuhan ini pun dijelaskan Drajat Wibawa, pada akhirnya menjadi kondisi “haus pengetahuan”. Ketika zaman sudah beranjak menjadi semakin modern dengan era informasi

berkembang sedemikian pesat, lalu mun­ cullah fenomena “haus informasi”. Fenomena “kepo” yang saat ini berkembang, dikatakannya bukan saja didasari rasa ingin tahu akan segala hal yang luar biasa, melainkan juga didukung oleh banjir informasi dan perkembangan teknologi yang luar biasa pesat hingga menembus batas-batas geografis yang selama ini ada. Secara psikologis, aspek kemajuan teknologi informasi dan keterbukaan in­ formasi merupakan pemicu dari dorongan kebutuhan untuk memperoleh informasi. “Siapa cepat dapat informasi, semakin seseorang merasa memiliki kelebihan (power) dibandingkan orang lain,” cetus­ nya. Sehingga, semakin meningkatkan dorongan untuk bersaing mendapatkan informasi dan membagikannya di ranah publik. Terlebih pada zaman ini telah mun­ cul media sosial yang semakin memberikan ruang untuk berekspresi mengungkapkan eksistensi seseorang. Secara singkat dapat dikatakan bahwa akses yang diperoleh setiap orang melalui teknologi informasi ini telah membuka keleluasaan orang untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang segala hal. Bisa mengenai hal-hal yang bermanfaat untuk

Drs. Drajat Wibawa, M.Si.

kehidupan pribadi seseorang, sampai ke­ pada hal-hal yang remeh-temeh dan sangat privasi bagi orang lain, entah pasangan, pacar, teman dekat maupun siapa saja yang ingin diketahui. Drajat Wibawa menegaskan, rasa ingin tahu tentang segala hal pada dasarnya

baik bagi setiap orang. Yang menjadi kurang baik apabila “kepo” masuk pada hal-hal yang mengganggu batas-batas pribadi orang lain. Kepo yang baik tentu merupakan “kepo” terhadap banyak hal yang bisa membangun dan meningkatkan pemahaman seseorang terhadap aspek kehidupannya. Tentu dalam hal ini kepo menjadi sangat bermaanfaat. Tanpa kepo, orang menjadi apatis dan cuek terhadap lingkun­ gan, sebuah kondisi ekstrim yang menjadi lawan dari kepo. Oleh karenanya, sebai­ knya seseorang tetap mengembangkan rasa ingin tahunya tentang segala hal, alias kepo, semasih semua informasi tersedia secara bebas dan tak terbatas. Namun, ketika kepo itu menyangkut aspek privasi seseorang, tentu hal ini tidak bermanfaat apa-apa, kecuali hanya untuk memuaskan hasrat ingin tahu. “Terapkan prinsip yang sama kepada diri sendiri. Kalau kita merasa tidak enak di-kepo-in, maka janganlah terlalu kepo tentang ke­ hidupan pribadi orang lain. Terlebih ingin tahu lebih jauh rahasia-rahasia pribadi orang lain. Tentu orang akan merasa tidak nyaman, sama tidak nyamannya ketika kita di-kepo-in orang lain,” ingatnya. (Inten Indrawati)


24

Dengan kemajuan teknologi, mengakses media sosial semakin menjadi gaya hidup semua orang termasuk para remaja. Dari media sosial mereka malah dibuat kepo alias penasaran dan ingin tahu berbagai hal. Salah satunya Putu Anggie Krisnaningrum.

M

Sudut Pandang

Edisi 959/ 3 - 9 juli 2017

ahasiswi Akuntansi semester satu Fakultas Ekonomi Unud ini jadi kepo lantaran melihat tempat melukat pura Tirta Sudamala yang ada di Bangli. “Saya tertarik melihat air terjun yang sangat tinggi. Katanya air sakti dan bisa menyembuhkan. Udaranya jernih dan sangat sejuk. Bagaimana ya rasanya jadi penasaran pengen ke sana,” ujar remaja putri yang dipanggil Anggie ini. Saking penasaran ia pun meminta ayahnya untuk mengantarkan ke tempat itu. “Tapi kata ayah masih sibuk. Nanti saja saat liburan biar bisa dengan keluarga besar melukat,” kata Anggie menirukan ucapan ayahnya. Setelah menunggu lama

Kepo Tempat Makan akhirnya rasa keponya terobati. “Setelah melukat di air tirta itu, saya merasa badannya segar dan lebih sehat. “Ternyata benar juga sensasi yang saya rasakan seperti yang pernah saya dengar,” kata Anggie. Malah ia merasa ingin lagi datang ke sana setelah memuaskan rasa penasarannya itu. “Ya menurut saya bagi yang sumpek dan banyak pikiran tidak ada salahnya mencoba. Saya sendiri sudah merasakannya ya hitung-hitung sekalian refresing juga sih,” kata Anggie. Hal lain yang juga dikepoin Anggie yakni Patung Kumbakarna di Kawasan Kebun Raya Bedugul Tabanan. Awalnya dia melihat di facebook kok orang ramai foto di depan patung itu. Keren juga pikirnya. “Mau ke sana sendiri tidak bisa. Ya nunggu diajak bapak. Pas ulangtahun kantornya bapak jadi juga diajak ke sana dan akhirnya bisa melihat langsung. Keren juga patungnya dan pastinya harus foto di sana,” kata remaja kelahiran 18 Agustus 1999 ini.

Luh Putu Tiara Smarashanty

Lain lagi penuturan Luh Putu Tiara Smarashanty, siswi SMAN 7 Denpasar ini. Kalau ia biasanya

Kepo sesuai Hobi “Hahaha saat ini yang namanya kepo seperti virus ya. Rasanya hampir semua dari kita ini sudah kenal istilah yang satu ini. Kalau boleh disebut virus, maka dia sudah menjangkiti mulai dari anak-anak sampai orangtua. Hampir semua nda ada yang kebal virus “kepo ini,” ujar Heny Shanti saat di temui suatu malam di tengah kesibukannya melayani pelanggannya mengambil ikan-ikan pesannya di salah satu sudut Pasar Badung.

kepoin instagram teman-temannya. “Kalau ada yang follow dan saya ga tau. Biasanya saya cek

dulu sekolahnya dimana. Siapa tahu itu teman satu sekolah tapi ga kenal,” ujar Tiara. Biasanya, kata dia, ia kepoin dari apa sih status mereka. “Ada yang suka update status nih lagi ada diskon baju di mal. Wah boleh juga tuh dicoba,” kata Tiara. Hal lain yang paling dia sukai adalah soal postingan makanan. “Penasaran nih ama makanaan yang terlihat di foto sangat enak. Harus dicoba. Ya kalau week end jalan sama keluarga ya pastilah memuaskan hasrat untuk menikmati makanan,” tuturnya sembari tertawa. Bagi Tiara, selain urusan makanan dia suka juga kepoin teman wisata. “Teman-teman biasanya suka selfie di tempat yang bagus. Bikin penasaran di mana sih itu. Terutama di luar negeri seperti Singapura. Pengen banget ke sana lihat orang-orang foto di Universal Studio. Hahahahahha nunggu mama ngajak ke sana,” kata Tiara yang disambut deraian tawa sang mama yang disampingnya. (Wirati Astiti).

Sebenanrnya kata Heny Shanti, pemahaman arti “kepo” di perolehnya dari keponakankeponakannya yang remaja, yang mengatakan kalau kepo” itu singkatan dari “knowing every particular object, yang kalau diterjemahkan bebas, artinya rasa ingin tahu atau rasa penasaran terhadap sesuatu. Ada juga yang menyebutnya Stalking, yakni memantau orang lain secara diam-diam apalagi kalau terkait sesuatu yang menjadi viral. Tapi apapun sebutannya , yang namanya penasaran pasti ujung-ujungnya kita cari akan mencari tahu, ucapnya. Dikatakannya kepo” tidak selalu berkonotasi negatif. Khusus untuk dirinya yang hobi kuliner, maka yang di-“kepo”-in adalah hal-hal yang terkait sama yang ada hubungannya dengan makanan. Misalnya, mendengar cerita tentang makanan khas nasi jenggo enak, rujak yang enak, hal ini bisa membikinnya kepo. Dipastikan ia ingin tahu siapa yang punya usaha itu dan dimana tempat orang menjualnya. Masih soal kuliner, Heny Shanti juga sering sengaja melihat-lihat instagram (IG) yang khusus memuat tentang tempattempat makan seperti restoran, warung atau kafe-kafe yang unik, untuk mencari informasi atau menambah referensi tentang jenis hidangannya sekaligus desain interior tempatnya yang menarik. Kepo soal kuliner ini katanya, bukan hanya di sosmed tapi juga ia akan banyak bertanya pada teman-temannya. Jika sesekali ingin ngobrol santai dengan teman, sahabat maupun rekan bisnis, kita sudah punya banyak mengenai tem-

pat-tempat yang bukan hanya ngetren, tapi juga makananya enak dan suasaanya nyaman, lanjut mantan pemain FTV di TV nasional yang kini beralih profesi sebagai pengusaha ikan ini. Selain itu, katanya ia juga sesekali kepo dengan melihat foto-foto teman-temannya di face book ( FB) atau IG yang kebetulan masuk di berandanya itu keren-keren. Ada keingin tahuannya di mana lokasi wisata yang unik tersebut. Saya ingin kesana bersama keluarga jika nanti ada waktu. Kalau misalnya lokasi wisatanya di luar negeri, artinya kita mesti nabung dulu biar biar bisa kesana nantinya. Nah yang seperti ini positif kan, jadi motivasi gitu, ujar Heny Shanti yang masih aktif menyanyi lagu Bali sekaligus bermain teater ini . Menurut Heny Shanti juga, yang namanya “kepo” , sebenarnya bewajar-wajar saja, setiap orang punya rasa ingi tahu, selama tidak berlebihan dan konteksnya positif, bermanfaat dan terkontrol. Apalagi kalau yang kita “kepo” in itu hal-hal yang merangsang kreativitas kita. Apakah itu untuk belajar hal-hal baru di bidangf keterampilan atau mengintip tips-tips orangorang yang sukses. “Kalau pun ada yang mengatakan istilah kepo memiliki makna berbeda dan dianggap kurang tepat untuk disebut positif, bagi saya sih, tergantung orangnya dan apa yang di kepo in-nya, sebatas itu sih, sedehana saja, cetus Heny Shanti. (Sri Ardhini)

Putu Anggie Krisnaningrum.

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.