Tokoh Edisi 958 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Komentar, Viral lalu Di-Bully ‘Demam’ medsos (media sosial) itulah yang terjadi pada sebagian masyarakat Indonesia saat ini. Data Kementerian Komunikasi dan Informasi menyebut jumlah pengguna internet di Indonesia sekitar 63 juta, 95% di antaranya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah facebook dan twitter. Indonesia disebut berada di peringkat ke-4 pengguna facebook terbesar setelah AS,Brasil dan India.

S

ayangnya ‘demam’ medsos yang terjadi akhir-akhir ini juga membawa dampak negatif yang mengkhawatirkan. Berpikir bahwa di dunia maya orang bebas berekspresi maka sebagian pengguna medsos pun mencurahkan apa pun yang ada dalam pikirannya tanpa berpikir panjang. Ujaran-ujaran kebencian, berita bohong (hoax), fitnah, dll, kini merajalela di medsos dan menyebar dengan cepat karena menjadi viral. Inul Daratista, pedangdut tenar, pun tersandung gara-gara ucapannya di salah satu akun medsos miliknya. Berawal ingin mengungkapkan pikirannya tentang suatu kasus yang kini menjadi sorotan masyarakat, penyanyi bernama asli Ainur Rokhimah justru menuai hujatan dan makian dari nitizen yang tersinggung. Ucapan Inul yang terlanjur viral itu dianggap telah menghina dan melecehkan ulama. Inul sebenarnya sudah menjelaskan apa maksud dari ucapannya. Namun, tetap saja dia di-bully bahkan dilaporkan ke polisi. Inul mengaku berusaha ikhlas

Inul Daratista

dan tenang menghadapi permasalahannya itu. Dia juga tidak mempermasalahkan dirinya dibully karena ucapan-ucapannya. Karena baginya apa yang diucapkan bukan bermaksud mengumbar kebencian apalagi menghina ulama. “Ya saya ikhlas saja kalau maksud dari pernyataan saya itu tidak bisa diterima masyarakat,”

ucapnya. Menurut mengunakan media sosial itu perlu, apalagi untuk seorang artis seperti dirinya dimana banyak fansnya yang menjadi followers di akunnya. Namun, jika nanti sudah merasa tidak nyaman, tidak masalah untuk meninggalkannya (medsos). Berita-berita hoax tentang dirinya seperti dia dikabarkan sakit merajalela di medsos. Bagi Inul tidak masalah diberitakan miring sekalipun karena nyatanya dia sehat walafiat. “Aku nggak mau ambil pusing, biar saja. Kalau ada berita di medsos dibilang aku sakit, dll, alhamdulilah,” kata Inul yang sejak sekarang syuting tipping untuk stok acara Lebaran di televisi. “Alhamdulilah rejeki bulan Ramadan mengalir, acara di televisi ada,” ucapnya sambil tertawa. Sebagai seorang pengguna medsos, menurut Inul, dia berupaya tetap hati-hati dalam menggunakannya. Hanya saja kadang apa yang dimaksud (perkataan) disalahartikan. “Ya biar saja. Aku tetap berusaha bijaksana dan mawas diri (dalam mengunakan medsos). Aku memang harus

banyak belajar karena sadar tidak pintar. Kan belajar itu tidak ada batas umurnya. Aku juga harus tetap berpikiran positif,” kata Inul. “Semakin disakiti, dibenci, tapi Tuhan beri aku rahmat dan keistimewaan di Bulan Suci ini,” tambah Inul yang selama kariernya di dunia musik telah meraih empat penghargaan dua di antaranya adalah ‘Penyanyi Dangdut Paling Ngetop’. Sementara Iis Dahlia menyebut banyaknya k a s u s di medsos membuat dirinya semakin berhati-hati dalam menggunakan medsos. Sebagai seorang pengguna aktif medsos, dia tidak ingin masalah seperti Inul juga menimpa dirinya. Jadi,

kata pelantun tembang ‘Cinta Apalah Apalah’ ini, dalam mengunggah sesuatu di medsos hendaknya dipikirkan baik-baik agar tidak menimbulkan masalah yang buntutnya merugikan diri sendiri. Dia juga mengaku jarang meladeni berbagai komentar yang masuk, apalagi yang bernada tidak mengenakkan atau menyinggung masalah tertentu. “Jadi ya kita harus pandai-pandai lah apalagi kalau masalahmasalah yang ‘sensi’ kita harus berpikir panjang agar tidak jadi masalah. ‘Mending’, komentar di sosmed tidak usah diladeni ajalah,” ujar Iis yang bulan lalu mendapat penghargaan Juri Favorit Pilihan Sosial Media di Konser Sosmed DA 4. Demi kehati-hatian jugalah maka disemua akun Iis berusaha untuk tidak mengomentari hal-hal yang sensi ataupun kejadian-kejadian yang menghebohkan. Dia tidak ingin ikut terbawa arus dan akhirnya melontarkan ucapan yang berbuntut masalah. “Kadang aku juga sakit hati dengan komentar-komentar di medsos, tapi aku nggak mau meladeni, apalagi hal-hal sensitif,” tandasnya. Iis Dahlia

(Diana Runtu)

Viralkan Informasi yang Mendidik Saat teknologi internet dan smartphone makin maju, maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Media sosial merupakan sistem komunikasi yang paling umum digunakan berjuta-juta orang di seluruh dunia dan dapat diakses di mana dan kapan saja. Bagi Drs. Putu Tastra Wijaya, M.M., media sosial memegang peranan yang cukup penting sebagai sarana untuk mempromosikan program-program kegiatan atau event yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan. “Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh Disbud dan merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau masyarakat,” ungkap Tastra. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng ini juga mengatakan kecepatan orang dalam mengakses informasi melalui media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. “Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peran media konvensional dalam menyebarkan berita-berita,” ungkapnya. Bahkan beberapa informasi dapat begitu cepat dibagikan oleh pengguna me-

online dan media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan biaya yang cukup tinggi dan tidak bisa dengan cepat mendapatkan informasi. Dengan medsos pun informasi yang telah dibagikan bisa diedit, ditambahkan, dimodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai konten lainnya. “Ini kami gunakan untuk membangun komunikasi dengan masyarakat sehingga kami mendapatkan feedback langsung, ide, dan juga dapat langsung menanggapi komentar dari masyarakat,” jelasnya.

Ketut Wartadana

Putu Tastra Wijaya

dia sosial sehingga menjadi informasi yang viral. Keadaan inilah yang dimanfaatkan Tastra Wijaya untuk membuat interaksi sosial di media online sehingga mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif yang berbasis internet. “Biasanya kami sering menggunakan email, facebook, dan twitter. Ketiganya memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, berkomentar, serta

berbagi informasi kegiatan dalam waktu yang cepat dan tak terbatas,” lengkapnya. Bahkan pihaknya juga telah memiliki website resmi yang dapat diakses di www.dishub.bulelengkab. go.id untuk digunakan menyampaikan informasi baik itu berupa program kegiatan, event besar atau data-data kesenian Bali khususnya yang terdapat di Kabupaten Buleleng. Menurutnya, perbedaan media

VIDEO UNTUK PROMOSI Sementara itu, Ketut Wartadana, anggota sanggar Sunari Bajra mengaku begitu memanfaatkan perkembangan media sosial. Begitu cepatnya informasi baik berupa tulisan, gambar, maupun video menyebarluaskan tentu mempermudah orang untuk mengaksesnya. Banyaknya video viral di media sosial belakangan ini membuat Tut Ajus Arjuna peran yang dibawakan dalam bondres, juga tidak mau ketinggalan. Dirinya mengaku juga senang membagikan video-video yang sedang viral. “Biasanya sebelum membagikan tentu dipilah dulu, yang suka saya bagikan biasanya informasi yang lebih mendidik,” jelasnya.

Sebagai seorang seniman bondres, kerap kali pria kelahiran 15 Oktober 1992 ini selalu menggali dan menuangkan ide-idenya dalam sebuah karya seni. Ide-ide tersebut diwujudkan dalam sebuah video bernuansa humoris untuk menghibur penonton. Video itulah yang akan ia unggah menggunakan akun pribadinya di facebook maupun media sosial yang lain. “Tujuannya sih hanya membuat orang terhibur, sekalian juga promosi untuk mengenalkan bondres Sunari Bajra,” ungkapnya. Dalam video yang dibuatkan pun kebanyakan akan menggunakan properti yang dipakai ketika pentas, seperti tapel dan pakaian bondres. “Selain promosi, tujuannya juga untuk melatih diri dan terus belajar,” imbuhnya. Dirinya juga tidak memungkiri jika kemajuan media sosial saat ini disalahgunakan oleh beberapa orang untuk membuat video yang kurang mendidik. Selain bermanfaat, penggunaanya juga sering disalahgunakan sehingga terjadi penyebaran informasi yang kebablasan. “Mestinya kita sebagai pengguna harus cerdas menfaatkan perkembangan teknologi,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Ekspresso

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

GORO-GORO “Bagus juga Bapak su­ dah melaporkan Bagus ke polisi. Kalau terlambat pengguna narkotika, biasanya berakhir Putu Wijaya dengan kehancuran seluruh keluargan­ ya!” puji Bu Amat. Amat yang mau menyeruput ko­ pinya, tak jadi. Dia meletakkan kembali gelas kopinya, lalu melirik istrinya. Bu Amat masih terus memuji. “Yah begitulah mestinya orang hidup bertetangga. Harus saling tolong-menolong. Siapa lagi yang akan menolong kita, kalau bukan tet­ angga. Hidup di kota sudah jauh dari keluarga. Kalau pun ada keluarga, mereka juga pasti sedang banyak kesulitan. Jangankan menolong kita, mereka sendiri juga perlu sekali pertolongan. Ada yang sakit. Ada yang anaknya perlu biaya sekolah. Ada yang sibuk tugas keluar kota. Ada yang.,,, “

Suara Bu Amat lirih. Ia membe­ lakangi Amat. Dan Amat tahu sekali teman hidupnya itu sedang mengusap mata. Tangis adalah ujung dari segala rasa kesal. Tak penting kesal karena apa. Yang penting itu harus dilenyap­ kan. Ia harus tetap bahagia, karena dialah Ratu Rumah Tangga, meskipun sudah tua. Amat segera membuang semua persoalannya sendiri. Bingung, heran, tak mengerti, kesal, itu makanan laki-laki yang harus ditelan sendiri dan diselesaikan sendiri, tanpa merecoki teman hidup. Itu sudah motto hidup Amat. Ibu rumah tangga yang sudah merawatnya bertahun-tahun itu, harus selalu dipelihara perasaannya. Tak per­ duli apa pun masalahnya. “Maaf Bu,”kata Amat akhirnya, setelah berdiam lama. Amat hanya meraba-raba, apa di balik tangis itu. Ia tidak tahu apa sebet­ ulnya yang terjadi. Apa yang sedang berkecambuk dalam benak teman hidupnya itu. Minta maaf adalah tidakan yang pal­

konslet (kritik 4)

ing aman. Paling netral. Karena setiap saat, bisa dibelokkan ke mana saja. Minta maaf waktu salah, wajib. Waktu benar pun sangat bijak. Meskipun untuk minta maaf ketika tak tahu apa persoalannya, sangat sulit. Pengalaman hidup Amat bersama istrinya selama puluhan tahun sudah menjadikannya bijak. Dulu waktu muda ia juga punya kesombongan seperti semua orang berdarah muda lain. Tidak mau minta maaf kalau tidak salah. Tapi kini, ketika sudah lapuk, bagai sepeda ontel, ia jadi pengalah. Orang bilang itu bijak dan sabar, untuk menghindari istilah kalah, menyerah atau takut. Berkorban itu tidak pernah muba­ zir, kata Amat menghibur diri, kalau sudah terpaksa mengalah lagi. Ia lantas menjamah kembali gelas kopinya. Meneguk sedikit, sekedar membasahi tenggorokan. Lalu menyapa sejuk. “Maaf, Bu, Bapak menyangka Pak Alit datang ke mari curhat, untuk minta tolong sebagaimana biasanya. Tapi juga seperti biasanya, ia juga tak

itu, membuat Amat tak tahu harus menjawab bagaimana. Menarik semua pengakuannya, bisa meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan bekas pacarnya yang setia itu. mau berterus-terang, mungkin malu “Jadi betul, Bapak aktor intelektual atau gengsi. Bapak tahu apa masudnya, di belakang musibah Pak Alit ini? Itu jadi bapak hanya berusaha menolong. mulia sekali, Pak!” Kalau rasanya itu keliru, maaf. Bapak Amat gelagapan dipuji setinggi yang salah. Bapak nyesel kenapa tidak itu. Mulutnya sudah ternganga mau berunding dulu dengan ibu.” membantah. Kebohongan sebesar itu, Amat berhenti di situ. Ia tidak tahu walau demi perdamaian sekali pun, lagi apa yang harus dikatakan. Terlalu sudah terlalu mahal. banyak ngecap, juga akan terasa ngibul­ Tapi Bu Amat mendekat. Men­ nya. Lalu ia diam saja memandangi gusap, membelai dan memeluknya punggung istrinya. membuat Amat terlontar ke 30 atau Ketika tambah bingung, Amat 40 tahun lalu. Lelaki mana sanggup menegak kembali kopi. Tiba-tiba Bu memotong mimpi yang seindah itu. Di Amat berbalik. Amat terkejut. Tangan­ awal 2017, ketika banyak orang merasa nya sampai bergetar, menumpahkan makin tua, Amat kembali merasa di­ kopi ke meja. Ternyata Bu Amat tidak rinya perkasa. menangis. Ia mengusap matanya kar­ “Meskipun sudah tua, Bapak ena kemasukan asap bakaran sampah masih berjiwa besar, masih tetap lelaki dari jalan. sejati!” “Jadi betul, Bapak yang sudah Amat tak berani menjawab. Tak melaporkan Bagus ke polisi?” tanya Bu berani bergerak. Bahkan tak berani Amat gembira dan bangga. menggaruk lehernya yang gatal. Takut Luapan bahagia di wajah istrinya mimpi itu terputus. TIDAK TERBIT Sehubungan dengan libur Hari Raya Idul Fitri 1438 H pada Minggu (25/6) dan Senin (26/6), Tokoh tidak terbit pada Senin (26/6). Semoga pembaca dan relasi maklum. Tokoh akan terbit kembali Senin (3/7). Selamat Idul Fitri 1438 H. Mohon maaf lahir dan batin. (Redaksi)

Saatnya Orangtua punya Akun Media Sosial

Pe s a t n y a p e r k e m b a n g a n teknologi komunikasi berdampak besar pada kehidupan dan kebi­ asaan hidup kita sehari-hari. Aplikasi media sosial adalah sebuah fenom­ ena dalam cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Kemunculannya bermula dari usaha untuk memu­ dahkan komunikasi antara dua orang, kemudian berkembang menjadi beberapa orang dengan membentuk komunitas tertentu. Semakin lama, kegiatan ber-media sosial menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa kita abaikan. Saat ini, boleh dikatakan kebu­ tuhan ber-media sosial sudah masuk menjadi kebutuhan dasar bagi sebagian orang atau bahkan mung­ kin bagi kita semua, yang mana keberadaannya sangat dibutuhkan untuk melengkapi kegiatan kita sehari-hari. Tidak bisa dibayangkan, bagi pengguna media sosial, kalau sehari saja smartphone kita tanpa kuota data internet, yang artinya kita tidak terhubung dengan media social yang kita miliki, rasanya kita menjadi kesepian walaupun kita selalu dekat secara fisik dengan orang lain. Deretan aplikasi media sosial yang ada saat ini, tentu memberikan banyak fitur yang memudahkan kita untuk berkomunikasi. Seba­ gai pengingat, yaitu munculnya friendster pada awal tahun 2000an, yang merupakan salah satu pelopor dalam jejaring pertemanan yang disebut media sosial, dengan catatan harus memiliki surel atau email tentunya untuk mendaftar. Sampai kemudian ada facebook,

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

twitter, Instagram, dan masih banyak lagi yang lainnya, yang sampai saat ini jumlahnya ratusan di aplikasi toko aplikasi online. Intinya, aplikasi me­ dia sosial ini menawarkan cara baru untuk terhubung dan berkomunikasi dengan orang lain. Pengaruh paling besar perkem­ bangan aplikasi media sosial adalah generasi muda, dari usia anak-anak sampai remaja. Menurut survei yang dilakukan penulis terhadap remaja dengan rentang usia 17 sampai dengan 21 tahun, didapatkan hasil bahwa sebanyak 95,83%, mereka memiliki lebih dari empat akun me­ dia sosial, dan 75% menggunakannya secara aktif lebih dari 4 akun media sosial. Hal ini membuktikan, kalau remaja saat ini sudah sangat tergan­ tung dengan media sosial, dengan tingkat ketergantungan 83,33%. Saat ditanya tentang pendapatnya tentang penggunaan media sosial saat ini, mereka menyatakan kalau media sosial digunakan secara positif (50%), dan 45,83% menyatakan bahwa media sosial digunakan untuk hal-hal negatif. Melihat kenyataan tersebut, bagi anda orang tua sudah saatnya harus berubah, jangan sampai GapTek (Ga­ gap Teknologi). Karena banyak kasus hubungan orang tua dan anak yang tidak harmonis dikarenakan orang tua yang tidak mampu memahami pergaulan si anak. Orang tua merasa sulit berkomunikasi dengan anak, karena si anak tidak mau jujur ketika ditanya tentang kegiatannya di luar rumah. Sedangkan orang tua dengan kekhawatirannya, malah membatasi pergaulan si anak, sehingga tanpa

I Made Widiantara, S.Psi.,M.Si.

adanya jalinan komunikasi yang ter­ buka antara anak dan orang tua, membuat hubungan menjadi semakin sulit. Untuk itu, satu-satunya jalan, orang tua harus beradaptasi dan men­ gubah diri, dengan cara ikut memiliki akun media sosial. Dengan memiliki akun media sosial orang tua akan bisa masuk dalam jejaring media social si anak. Orang tua ikut menjadi teman si anak di media sosialnya, sehingga orang tua bisa memantau kegiatankegiatan anak, termasuk dengan siapa saja si anak berteman. Hal ini akan lebih memudahkan jalinan komunikasi orang tua dengan anak, karena jika secara langsung anak tidak mau jujur, kemungkinan di media social anak akan lebih terbuka dalam mengung­ kapkan pikiran dan masalahnya.

Manfaat lain, selain menjalin komunikasi dengan anak agar lebih komunikatif, memiliki akun media sosial bagi orang tua adalah memas­ tikan anak tidak kebablasan dalam menggunakan akun media sosial. Paling tidak, ikut mengingatkan jikalau si anak dengan kebebasannya menggunakan media sosial untuk hal-hal yang negative. Beberapa kasus pernah terjadi terkait peng­ gunaan media sosial oleh remaja, seperti pertemanan yang tidak jelas, kegiatan prostitusi online, atau juga ujaran kebencian dan akses berita negatif. Setidaknya dengan peran orang tua yang lebih dewasa bisa mengurangi pengaruh negatif peng­ gunaan media social si anak, ingat… kalau si anak (anak-remaja) dalam masa perkembangan yang masih cenderung labil, sehingga perlu diin­ gatkan jika tidak sesuai dengan etika sosial yang berlaku. Jangan sampai UU ITE yang mengatur tentang informasi dan transaksi elektronik, yang saat ini sudah dipakai dalam beberapa kasus pada ujaran keben­ cian di media sosial, malah menjerat anak-anak kita. Memiliki akun media sosial, orang tua juga jangan kebablasan dalam memanfaatkannya. Setidaknya untuk mencari dan mengetahui informasi

terkini yang disukai, orang tua juga bisa manfaatkan untuk membuat komunitas sendiri. Salah satu con­ tohnya, komunitas ibu-ibu PKK, grup orang tua bagi pecinta kuliner, dan lain sebagainya. Sehingga dis­ amping sudah sibuk dengan peker­ jaan dan kegiatan lain sebagai orang tua, pada waktu luang orang tua dapat menikmati kelebihan media sosial yang ada, sehingga orang tua tidak kesepian lagi, karena mungkin anak-anaknya sudah asik dengan kelompok teman sebayanya. Saran lainnya, adalah sangat bisanya media social digunakan untuk berbisnis. Misalnya orang tua bikin grupgrup komunitas yang isinya adalah koordinasi tentang pekerjaan atau sebagai media untuk promosi bis­ nis, seperti jualan produk, jasa atau­ pun usaha lainnya, yang jelas tidak hanya digunakan untuk sekedar berkomunikasi. Bagaimana, apakah anda sebagai orang tua masih nggak mau berubah?? I Made Widiantara, S.Psi.,M.Si., Dosen Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bali Trainer : Personality Development & Communications Skill Pengurus Himpsi Wilayah Bali

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang Belakangan ini istilah ­viral sering disebut melalui tayang­an tele­ visi dan atau media elektronik lainnya. ­Viral berkembang melalui jaringan internet mela­ lui konten di berbagai media sosial. Berita­ nya pun ternyata tidak semua valid. Lantas ­kenapa konten tersebut ­mudah menjadi viral?

M

enurut Anak Agung Istri Nirmala Trisna, Co-Founder dan Business Development & Fi­ nance Director KITASATUBALI (marketing communication) dan seorang Master of Ceremony, sebuah berita menjadi viral kar­ ena sifat dasar manusia adalah mahluk sosial yang selalu ingin tahu. Ditambah lagi dengan ciri khas masyarakat kita yang senang memberikan kritik. Plus satu lagi, masyarakat kita senang berbagi. Lulusan Master of Arts (Geor­ gia State University, Atlanta, US ini, sesuatu baik itu tulisan, gambar, kartun, dan yang lainnya, yang menarik akan dibagikan. Apakah hal itu didapatkan dari Whatsapp group, Facebook post, Line dan media sosial lainnya. Menariknya di sini, sesuatu itu bisa merupakan berita buruk ataupun berita baik, terlepas dari kebenarannya. Saking me­ nariknya, kita langsung saja me­ nyebarkan berita tersebut, tanpa melihat kredibilitas sumbernya,

Pesan sampai Secepat Kilat baik sumber asli ataupun sumber sekunder, dari siapa kita menda­ patkan berita tersebut. Yang menarik lainnya adalah, lanjut Ibu dari Attarilan Getar Wangsa Prestaka (17 tahun), Alarik Prestaka (10 tahun), Amaira Jasmine Prestaka (5 tahun), berita yang menjadi viral tersebut terka­ dang berasal dari sumber yang dengan sengaja menciptakan berita yang fenomenal. Atau, bisa juga berasal dari sumber yang tidak sengaja dan tidak sadar bahwa berita yang dikirimkan itu menarik minat masyarakat. Dulu pun ada kasus berita bukan dari media (disebut sebagai kabar burung atau mungkin juga pesan berantai). Na­ mun, kecepatannya tidak seperti sekarang di era internet. “Dalam era di mana dunia ada di genggaman kita melalui smart phones dengan paket data, berita menarik yang didapatkan seseorang bisa secepat kilat terkirim ke puluhan, bahkan ratusan ribu orang. Itulah yang disebut sebagai berita yang viral. Perlu diingat untuk jenis berita dimana sumber dengan sengaja menciptakan berita agar menjadi viral, mereka memiliki tujuan agar netizen atau warga inter­ net mengunjungi sumber asal beritanya, atau membesarkan masalah yang diluncurkan dalam beritanya,” tutur istri dari Abdes Prestaka ini.

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

atau video Deddy Corbuzier berbicara mengenai penanggu­ langan kanker serviks. Dengan tujuan bahwa kita peduli dengan sesama, kita mengirimkan berita tersebut kepada kelompok lain, tanpa memeriksa kredibilitas dan kredensial sumber berita.

Nirmala Trisna

Dikatakannya dampaknya bisa menjadi viral jika mempengaruhi kelompok masyarakat atau kel­ ompok kepentingan yang besar. Misalnya konten tentang keluhan pen­ umpang pesawat terbang yang melihat penumpang lainnya masuk ke kokpit pesawat saat pesawat sedang mengudara. Hal ini sampai menjadi berita nasional dan ditanggapi langsung oleh maska­ pai penerbangan yang dipermasalahkan. Ada lagi yang jadi viral, yak­ ni tentang pencegahan sebuah penyakit den­ gan cara-cara tertentu,

RENCANAKAN DENGAN SADAR Nirmala juga menyebut sebuah kasus terkait viralnya video sing­ kat tentang anak-anak di Jawa yang meneriakkan ‘om telolet om’. “Saya tidak paham alur pe­ nyebaran video tersebut, tetapi setahu saya, netizen Indonesia yang menciptakan posting den­ gan tagar #omteloletom untuk membuat Indonesia terkenal di kalangan netizen global. Ada yang

23

protes mengapa tagar tersebut menjadi viral, dengan menulis pendapatnya, dan pada akhirnya justru semakin memperpanjang jalur keviralan video tersebut,” ujar putri dari pasutri Prof. dr. A.A. Gde Muninjaya, MPH., dan Ni Made Indrawati ini. Berita menjadi viral kata Nir­ mala karena kita mempunyai andil membuatnya menjadi viral. Ko­ munikasi di alam internet berjalan seperti rantai yang berputar sangat cepat dari sang sumber transmisi. Sebagai penerima pesan dalam alur komunikasi internet, sebaiknya kita membuat filter dan bersikap kritis mempertanyakan sumber berita. Tidak semua alamat berita online adalah sahih. Tidak semua tokoh masyarakat menyampaikan kalimat-kalimat yang sejalan den­ gan kredensial mereka. “Jangan sampai kita ikut andil dalam menyebarkan berita salah dan merugikan, atau mengun­ tungkan pihak-pihak yang mem­ punyai tujuan negatif. Di sisi lain, kita pun bisa menjadi sumber berita viral, sehingga apa pun yang kita bagi di alam internet (dengan berbagai media sosial) harus direncanakan dengan sa­ dar,” pungkas Nirmala. (Sri Ardhini)

Respons yang Positif, Abaikan yang Negatif Sebagai wakil rakyat peman­ faatan media sosial ( medsos) sangatlah penting. “Dari med­ sos saya dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat. Termasuk mendengarkan apa saran-saran dari masyarakat dan menindaklanjutinya langsung,”ujar Diah Werdhi Srikandi Suyasa, anggota Komisi II DPRD Provinsi Bali. Ia mencontohkan saat ada tanggul jebol Jembrana, masyarakat langsung mengin­ formasikan ke dia lewat medsos sehingga bisa ia tindaklanjuti dengan cepat. “Langsung saya re­ spons informasi dari masyarakat. Saya turun ke lapangan dan segera menindaklanjuti agar tanggul bisa segera diperbaiki. Perbaikannya terus saya kawal agar sesuai dengan rencana. Saat ini sudah bisa berfungsi kembali,” kata mantan Rektor Universitas Mahendradatta Bali ini. Kadang, kalau ada musibah biasanya warga langsung men­ girimkan fotonya agar ia lebih mengetahui dengan detil kon­ disi terkini. “Saya rasa kehadiran

Diah Werdhi Srikandi Suyasa

Eka Santhi Dewi

medsos sangat membantu saya. Masyarakat perlu informasi cepat begitu juga mereka ingin ke­ luhannya segera ditindaklanjuti. Lewat medsos semua informasi begitu cepat dan menurut saya sangat membantu tugas saya se­ bagai wakil rakyat,” ujarnya. Menurutnya, IT saat ini sangat berkembang cepat karena itu

harus disikapi dengan bijaksana. Ia berpandangan, IT berkem­ bang pesat sebaiknya dimanfaat­ kan sebaik mungkin. Memang ia tak menampik ada yang like and dislike, namun, informasi itu juga harus disaring sebaik mungkin. Intinya, kata dia, yang positif mari kita respons, sementara yang negatif diabaikan saja.

CEK TERLEBIH DAHULU Sementara, menurut Wakil Ketua KPPAD Provinsi Bali, Eka Santhi Dewi atau yang akrab disapa Iin ini, medsos juga san­ gat membantu tugasnya dalam pelayanan sebagai komisi per­ lindungan anak. “Ada kasus anak terlantar di kecamatan Sawan, Kubutambahan contohnya. Ia tahu dari medsos. Anak yatim piatu terancam putus sekolah. Anak itu hanya tinggal bersama neneknya. Dari medsos kami akhirnya tahu informasi dan segera turun ke lapangan,” kata Iin. Setelah turun ke lapangan, segera direspons dan berkoor­ dinasi dengan Dinas Sosial agar anak tersebut segera dicarikan orangtua asuh. Kasus anak yang ditelantarkan tersebut menjadi viral di medsos, dari medsos pula, akhirnya sang ibu kandung bisa mengetahui keberadaan anaknya dan ia langsung datang menengok sang anak. Dari pihak ibunya tidak menyetujui ada orangtua asuh, karena ia berse­ dia membiayai sekolah anaknya itu. Sementara, sang anak tetap

diasuh neneknya karena ibu dan ayahnya sudah berpisah. Kasus lainnya, ada anak sakit butuh biaya di Karangasem. Le­ wat medsos juga akhirnya, ban­ yak orang tergerak hatinya untuk membantu. Saat ini sedang ramai kasus ada bayi laki-laki yang dibuang di depan Pasar Penebel. Anak itu saat ini sudah ditangani dan dibawa ke RS. Sementara pelakunya sampai sekarang be­ lum tertangkap. Iin menilai, peranan medsos sangat luar biasa jika disikapi den­ gan positif. Kita tentu tidak bisa tahu semua informasi, tapi lewat medsos serasa dunia dalam geng­ gaman, kita bisa tahu apa saja. Namun, kata dia, kembali lagi, kita harus bijaksana menyikapi semua infromasi. Ia berharap, ketika menerima informasi sebaiknya dicek terlebih dahulu kebenaran­ nya , jangan langsung ikut-ikutan menyebarkan tanpa kita tahu itu berita benar atau tidak. Ia me­ negaskan, kalau kita ikut menye­ barkan berita bohong, kita sama saja melakukan penipuan kepada orang lain. (Wirati Astiti)


22

Menjelang 10 hari sebelum Lebaran, sebagian masyarakat Jakarta bersiap-siap untuk melakukan perjalanan panjang. Ya, apalagi kalau bukan mudik yang setiap tahun dilakukan. Berkumpul bersama sanaksaudara di kampung terasa lebih nikmat dalam merayakan Idul Fitri.

Bu Gito

S

Sosialita

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Politeknik Internasional Bali

Rela tak Mudik, Bayaran Berlipat berjaga-jaga kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Jadi sejak awal kita usahakan informasinya lengkap dan valid, demi keamanan,” ungkapnya seraya menyebut sampai sekarang sudah ada sejumlah keluarga memesan jasa pembantu musiman. “Sementara ini yang baru membooking adalah keluarga-keluarga yang biasanya menjadi langganan kami,” katanya. Hal senada juga diungkap Ruminah (47) atau akrab disapa Bu Gito yang mendirikan jasa penyalur pekerja rumah tangga sejak tahun 1989. Ia mengaku dalam merekrut pekerja sangat memperhatikan keamanan guna menghindari hal-hal tak diinginkan. “Kami menerima tenaga kerja dari daerahdaerah. Di sana kami memiliki sponsor yang khusus merekrut pekerja rumah tangga. Datadatanya jelas, begitu juga rumah masing-masing pekerja dicek langsung. Sampai di sini kami interview dan briefing, serta foto,” ungkap pendiri Yayasan Pembantu dan Baby Sitter Bu Gito di bilangan Cipete Selatan, Jakarta Selatan ini. Karena kecermatan dalam merekrut pembantu, kata Bu Gito, keluhan ataupun masalah yang terjadi yang diakibatkan pembantunya relatif jarang. “Jarang ada keluhan ya, umumnya pengguna jasa puas. Kalaupun ada masalah biasanya karena ketidakbetahan pekerja, nah kami ada garansi setidaknya satu kali ganti. Kami ingatkan pekerja kami kalau hanya karena majikan cerewet harus tetap bertahan. Asalkan bukan penganiayaan atau perlakuan kasar pada fisik, kami minta mereka tetap di sana bekerja dengan baik,” tuturnya. Khusus untuk pekerja rumah tangga infal atau pengganti yang biasanya dipekerjakan selama musim mudik Lebaran, kata Bu Gito, adalah pekerja dan baby sitter yang berpengalaman. “Yang tidak berpengalaman tetap kami rekrut tapi bukan untuk infal,” ujar Bu Gito yang juga menyediakan jasa koki, sopir dan tukang kebun. Menurutnya, pemesanan pekerja infal biasanya ramai sekali pada H-7 dan berakhir pada H+7. Untuk tarif bervariasi, mulai dari Rp 130 ribu-Rp 150 ribu per-hari namun untuk baby sitter lebih mahal antara Rp 200 ribu-Rp 300 ribu per-hari dengan minimal penyewaan dua pekan. “Selain tarif harian, kami juga ada biaya administrasi Rp 1,3 juta,” tambahnya.

etiap kali musim mudik hingga pasca sepekan setelah Lebaran, Jakarta sepi. Jalan-jalan yang biasanya bikin stress lantaran macet menjadi lengang. Jalan tol dalam kota pun sepi karena orang lebih memilih untuk melewati jalan arteri. Gratis, meski sedikit lebih lama. Tapi dampak mudik yang Lebaran juga berimbas kepada sebagian orang yang tidak mudik, baik itu yang memilih untuk berlebaran di Jakarta ataupun mereka yang dari kalangan non Muslim. Pekerja rumah tangga yang biasanya menjadi andalan mereka dalam melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari ikut mudik pula. Bagi yang berduit, memilih untuk menginap di hotel untuk memudahkan dan tidak direpotkan dengan berbagai pekerjaan rumah tangga. Atau ada juga yang meminta jasa penyewaan pembantu musiman untuk dipekerjakan selama 10 hari. Nah untuk pekerja ‘kontrakan’ seperti ini sudah pasti PULANG BERGILIRAN tarifnya mahal. Tidak usah heran kalau ada jasa pekerja rumah tangga yang mematok tarif jutaan Lies, pengusaha production house, mengaku untuk pembantu bekerja 12 hari. tidak pernah mengambil pekerja infal untuk mengatasi pekerjaan rumah tangganya selama “Ya kan mereka rela tidak pulang mudik. Jadi musim mudik dan Lebaran. Dia mengaku sememang mahal. Lihat saja di restoran-restoran lama Lebaran tidak pernah mudik karena ratakalau karyawan bekerja di hari Lebaran, pasti rata keluarga intinya berada di Jabodetabek. mendapat bayaran berlipat alias ekstra yang lu“Sejak kecil saya di Jakarta, orangtua semasa mayan. Jadi tidak apa-apa ya setahun sekali. Ini hidup juga di Jakarta,” ujarnya. memang kesempatan mereka untuk mencari uang. Pekerja-pekerja saya juga sudah terlatih Di rumahnya, tutur Lies, dia memiliki dua bekerja, kok, dan bisa dipercaya,” ungkap Endah, pekerja rumah tangga dan satu sopir. Yang satu staf penyalur jasa pekerja rumah tangga yang untuk mengurusi segala keperluan anak, yang sudah sepuluh tahun bekerja di agen penyalur satu lagi bekerja rumah tangga seperti beresdi bilangan Kembangan Jakarta Barat. beres rumah, dll. Kedua pekerja ini diatur untuk pulang bergantian,” ujar wanita yang tinggal di Untuk pekerjaan musiman ini Endah ikut bilangan Jakarta Barat ini. membantu mencari orang-orang di daerah yang ingin bekerja musiman di Jakarta. “Mereka datang Jadi sekarang ini, satu sudah mudik, nanti tapi tidak langsung kerja. Mereka dapat pelatiakan kembali pada Lebaran kedua. Sedangkan han dulu supaya tahu apa yang harus dilakukan. yang satu lagi, baru akan pulang pada Lebaran Mereka juga harus tahu kedua. Dengan begitu, umumnya kebiasaan kelsetidaknya ada satu yang uarga-keluarga di Jakarta, siaga di rumahnya. supaya tidak ‘kagok’,” Untuk kompensasi atas ungkapnya. pengorbanan mereka, tuDalam proses rekrutturnya, dia memberi tunmen, ungkap Endah, satu jangan hari raya (THR) tiga hal yang dipegang oleh kali gaji atau sekitar Rp 3 tempatnya bekerja adalah juta lebih. “Masing-masing masalah kepercayaan. pekerja gajinya sekitar Rp Karena itu untuk rekrut 1 juta lebih per-bulan. Jadi orang mereka tidak semTHR mereka ya Rp 3 juta barangan. lebih lah, selain itu juga membawa sejumlah barang “Bukan hanya sekadar untuk oleh-oleh di kamKTP saja yang kita minta, pung,” tuturnya. tapi juga kita harus tahu dimana rumahnya, apa Hal ini, ucap Lies, subenar dia tinggal di sana, dah berlangsung setiap atau apa benar tempatnya tahun dan selama ini kedua tinggal di daerah adalah pekerjanya merasa ikhlas rumah keluarganya atau menjalaninya. “Mereka saudaranya. Ini untuk kan sudah lama di rumah Soraya Haque

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

3

Siap Cetak SDM Profesional Berjiwa Tourismpreneurship Atas dasar visi dan misi keluarga “leaving family legacy through transformation”, Dr. Ir. Frans Bambang Siswanto MM. dan ­Prof. Dr. Ir. Sulistyawati, M.S.,M.M.,M.Mis.,D. Th.,Ph.D mendirikan Politeknik Internasional Bali di atas fasilitas kampus seluas 15 hektar di Jalan Pantai Nyanyi, Tabanan, Bali.

P

kami. Sudah seperti keluarga. Masa kerjanya juga sudah tahunan,” ungkapnya. Hal yang sama juga dilakukan keluarga selebriti Soraya Haque-Ekki Soekarno yang tidak pernah mudik selama Lebaran. Untuk urusan pekerjaan rumah tangga selama pekerja mudik, ditangani oleh seluruh anggota keluarga, saling bahu-membahu mengerjakannya. Apalagi ketiga anaknya, dua laki-laki dan satu perempuan sudah besar-besar pun ikut mendukung langkah dirinya untuk tidak mengambil pekerja pengganti. “Jadi, ya, kami bagi-bagi tugas saja. Itu sudah biasa kok, jadi tidak masalah. Ekki hobi masak, dia yang masak untuk seluruh keluarga, kadang dibantu oleh anak-anak saya, mereka juga hobi masak,” kata Aya. Menurut mantan pragawati

papan atas era 1980-an ini, masalah pekerja rumah tangga adalah masalah kepercayaan. Itu sebabnya dia tidak pernah mengambil pekerja pengganti selama musik mudik Lebaran dan sepekan setelah Lebaran. “Kami tidak ingin ada orang yang bekerja di rumah saya tidak kami kenal atau hanya sekali datang. Risikonya besar. Apalagi dalam keseharian anggota keluarga banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Jadi daripada berisiko lebih baik tidak,” tutur wanita kelahiran Palembang 1965 ini. Untuk pekerjaan, seperti tahun-tahun sebelumnya, maka dirinya kebagian membersihkan rumah juga mencuci pakaian. Sedang anak-anak, kadang membantu beres-beres juga membantu sang ayah memasak. (Diana Runtu)

WARUNG SUKLA MULAI RAMBAH KABUPATEN JEMBRANA

LEBIH MENJANJIKAN, WEDAKARNA MINTA SEMETON BALI TERJUN KE DUNIA USAHA KULINER jauh lebih ketat sebenarnya dibandingkan dengan agama lain, dan intinya makanan yang dihidangkan tidak sekadar bersih, tapi juga suci. Suci menurut agama Hindu tentu memiliki kriteria yang sangat jelas baik dari proses menyiapkan bahan, mencuci bahan makanan, memasak hingga menghidangkan. Satu hal yang tidak bisa dilupakan bahwa sebelum makanan itu dijual, para pedagang Hindu disarankan untuk mempersembahkan makanan itu ke hadapan Tuhan (ngejot saiban) dan seluruh warung dan restoran diperciki tirta amerta. Sehingga hal yang berbau cemer atau leteh akan hilang dengan sendirinya, tentu juga proses teknis akan Satyagraha – Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna sangat menentukan kadar kesucian,“ ungMWS III bersama Pak De Pung di Mendoyo Jembrana. kap Gusti Wedakarna. Terkait dengan menciptakan generasi Mau cepat kaya? Mau dapat keuntungan muda yang mau terjun ke dunia bisnis, bahwa ganda dengan segmen pasar yang tiada haBali memerlukan lebih banyak risk taker gene­ bisnya, maka terjunlah ke dunia bisnis kuliner. ration dan generasi yang ingin kaya raya dan Hal ini mengingat bahwa kebutuhan dari umat salah satu jalan pintas menjadi generasi kaya Hindu dalam memerlukan makanan yang adalah mengurangi niat menjadi pegawai atau berkualitas (suci dan bersih) sudah menjadi PNS. “Saya banyak mendapatkan testimoni kebutuhan dan gaya hidup. Salah satunya dari pengusaha Hindu, bahwa keuntungan dicontohkan oleh Pak De Pung (pengusaha mereka ketika berjualan bisa berlipat ganda. Hindu asal Desa Penyaringan, Mendoyo, JemApalagi jika di desa, hampir tiap hari ada brana) saat kunjungan kerja Dr Shri I Gusti upacara agama, dan segmentasi pasar umat Ngurah Arya Wedakarna MWS III di Kabupaten Hindu sangat besar karena 90 persen di Bali Jembrana. adalah mayoritas Hindu. Di beberapa tempat Arya Wedakarna merasa salut akan usaha khususnya di pasar–pasar, rakyat mulai beralih dari Pak De Pung yang bersama sang istri ke ajengan sukla. Mereka berbelanja di warung membuka usaha kuliner ajengan Bali khas yang ada plangkiran, warung yang dijual oleh Jembrana diantaranya lontong lawar, lontong semeton Bali dan warung pribumi. Satu hal toge dan uniknya usaha ini dilakoni diatas yang membanggakan, bahwa jika ada semeton mobil dengan design mobil toko (moko). Hindu Bali berjualan, mereka akan lebih jujur “Kabupaten Jembrana sudah mulai sadar dan sangat menjaga kebersihan kesucian. Ada akan ajengan sukla. Dalam kunjungan kerja hukum karmapala yang mengikat orang Bali saya hampir di 5 kecamatan di Jembrana, saya untuk berbisnis berjualan dengan jujur. Selain melihat sudah banyak warung–warung Bali itu ini implementasi dari berdikari ekonomi yang sukla bertebaran dimana–mana. Ini mesebagai bagaian Tri Sakti,“ pungkas Gusti nandakan bahwa warga Jembrana sudah sadar Wedakarna yang juga Senator DPD RI asal akan kebutuhan makanan yang bersih, higienis Bali ini (humas). dan suci. Dalam agama Hindu, spesifikasi sukla

rof. Sulistyawati yang berpengalaman lebih dari 45 tahun sebagai akademisi dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Rektor Bidang Kerjasama sekaligus sebagai Guru Besar Arsitektur dan Kajian Budaya Universitas Udayana, mengatakan, melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, institusi ini akan melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul, berjiwa leadership serta entrepreneurship, sekaligus menghasilkan penelitian berkualitas yang mengedepankan local genius, dan menyelenggarakan program-program pengabdian masyarakat secara berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas SDM lokal. Politeknik Internasional Bali (PIB) merupakan institusi pendidikan tinggi yang dirancang dan dipersiapkan untuk menjadi institusi bertaraf internasional melalui program-program yang berkualitas dengan memadukan kurikulum yang berbasis membangun karakter yang kuat, melestarikan budaya Indonesia, dan dibimbing oleh dosen-dosen vokasi yang berkualifikasi, dengan tujuan mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang unggul dengan jiwa leadership dan tourismpreneurship, yang siap untuk menjadi professional handal dan wirausaha yang sukses sesuai dengan kecerdasan (quotient) yang dimilikinya. Tergerak rasa peduli akan kelestarian lingkungan, Politeknik Internasional Bali merintis gerakan penanaman 10.000 Bunga Gemitir dan 1.000 Bunga

Sandat sebagai maskot Tabanan di Jalan Pantai Nyanyi, Desa Beraban pada tanggal 3 Juni lalu. Ribuan gemitir ini ditanam di area sepanjang 2 kilometer menghiasi Jalan Pantai Nyanyi. “Gemitir & Sandat” dipilih karena gemitir mempunyai nilai keindahan dan ekonomi serta sandat merupakan maskot Kota Tabanan,” ujar Prof. Sulistyawati. Penanaman gemitir secara simbolis dilakukan oleh Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, S.Sos, sebagai tanda bahwa penanaman selanjutnya akan dilakukan oleh warga Nyanyi. Kegiatan ini juga melibatkan segenap masyarakat Desa Nyanyi, Ketua DPRD Provinsi Bali, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, Koordinator Kopertis Wilayah VIII, Ketua APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia) Bali, Ketua PHRI (Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia) Bali, Ketua INTI Bali dan Pimpinan PIB. Aksi peduli lingkungan ini merupakan serangkaian acara Open House Politeknik Internasional Bali yang juga dimeriahkan oleh lebih dari 700 siswa SMA/SMK se-Bali. Open House PIB mengusung tema “Culture, Nature and Nurture” yang di dalamnya terdapat perpaduan budaya, alam, dan edukasi. Aspek budaya (culture) direalisasikan dengan pertunjukan kesenian bali dan bazaar kuliner lokal, praktik makanan tradisional dan mengenal musisi Bali. Aspek alam (nature) tertuang dalam kegiatan penanaman gemitir dan sandat. Aspek edukasi (nurture) kepada siswa berupa pengenalan PIB sebagai

Penanaman pohon sandat dan gemitir yang dilakukan Bupati Tabanan Eka Wiryastuti, Ketua DPRD Provinsi Bali Adi Wiryatama, Direktur PIB Prof. Sulistyawati,dan Dr. Frans Bambang Siswanto (pakaian adat)

Dua srikandi Tabanan.

institusi pendidikan yang bertaraf internasional dengan melakukan campus tour, sedangkan untuk masyarakat berupa penanaman kesadaran kepada masyarakat akan arti keindahan dan pelestarian lingkungan. Ia mengatakan, aspek nurture ke masyarakat ini akan dilakukan secara berkala melihat potensi besar Desa Nyanyi untuk dijadikan sebagai desa wisata yang indah. Harapannya, kata Prof. Sulistyawati, masyarakat dapat mengembangkan desanya sehingga akan berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar Desa Nyanyi. “PIB bermaksud untuk terus ikut serta dalam

Politeknik Internasional Bali mengusung konsep Green Campus

menge­nalkan, mempromosikan, dan melestarikan kebudayaan Bali kepada masyarakat luas utamanya para remaja “Generasi Z” yang lahir dalam kurun waktu 1995 – 2010, tanpa menghilang­ kan esensi dari budaya itu sendiri. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat lokal dengan mengedepankan peran dan partisipasi masyarakat sebagai subyek dari pembangunan desa, yaitu dengan ikut membangun Desa Wisata Nyanyi melalui pelestarian keindahan lingkungan,” ujarnya. Ia menambahkan, penanaman gemitir dan penghijauan juga merupakan salah satu bentuk aplikasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat dengan langsung melibatkan masyarakat dalam kegiatannya. “Kami menyadari masyarakat menjadi pemegang peranan penting untuk kelestarian lingkungan. Sehingga, pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan berbasis lingkungan menjadi hal yang penting yang harus dilakukan. Hal ini sejalan dengan tujuan acara open house yaitu tidak hanya sebagai

media pengenalan Kampus Politeknik Internasional Bali melainkan menjadi media berkumpulnya masyarakat dari berbagi kalangan untuk terus bersamasama menjadi pemerhati lingkungan,” kata Prof. Sulistyawati. Politeknik Internasional Bali untuk tahun ajaran 2017-2018 menawarkan empat program studi yaitu D-3 Seni Kuliner, D-3 Perhotelan, D-4 Manajemen Hotel dan D-4 Pengelolaan Konvensi dan Peristiwa (MICE). Program D-3 Seni Kuliner dirancang untuk pribadi yang ingin berkarier serta membangun bisnis di bidang seni kuliner. Program D-3 Perhotelan disiapkan untuk orang-orang yang ingin berkarir di industri perhotelan atau pariwisata. Program D-4 Manajemen Hotel dirancang secara komprehensif untuk pribadi yang bercita-cita menjadi pemimpin yang sukses di bidang perhotelan. Program ini akan membekali lulusan dengan semua aspek operasional hotel bintang 5, dilengkapi dengan jiwa kepemimpinan serta keterampilan manajemen agar siap menjadi top level manager di hotel.

Bupati Tabanan Eka Wiryastuti sedang meninjau lab kitchen

Program D-4 Pengelolaan Konvensi dan Peristiwa menyiapkan mahasiswa untuk mendalami dan menekuni industri Meetings, Incentives, Convention and Event (MICE). Sebagai salah satu institusi yang menyediakan program D-4 dalam MICE di Bali, PIB menyadari pentingnya pendidikan keterampilan manajemen, pengetahuan, dan pemahaman industri yang sangat besar dan potensial di Bali yang pada hakekatnya dapat mening­ kat­kan kualitas pengelolaan festival, konvensi, pameran dagang, atau acaraacara khusus lainya. “Dengan penekanan lebih dari 65% terhadap mata kuliah praktek dengan fasilitas lengkap berupa demo cooking class, kitchen lab, asrama mahasiswa, front office and mini hotel lab, pastry and bakery lab, yang menunjang proses belajar mengajar di kampus, diharapkan mahasiswa men­ dapat pengalaman belajar terbaik dalam mempraktikkan keahliannya melalui praktek kerja nyata di jaringan kerja sama yang telah dibangun, dan siap terjun kedunia industri sebagai “highly skilled professional”, ujar Direktur Politeknik Internasional Bali ini. Ia mengatakan, PIB akan menjadi satu-satunya institusi pendidikan tinggi di Indonesia yang menawarkan “Tourism-preneurship” yaitu pendidikan dalam bidang pariwisata, seni kuliner, perhotelan, dan MICE yang berbasis entrepreneurship dengan memberikan pembelajaran mengenai bisnis dan kewirausahaan, serta menyediakan platform untuk para mahasiswa dalam mempraktekkan pengetahuan selama masa program D-3 menjadi suatu Real Business Plan atau dapat dilanjutkan sampai tahap realisasi untuk program D-4 sebagai salah satu pilihan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. PIB membuka pendaftaran untuk tahun ajaran 2017/2018 serta menyedia­kan 50 beasiswa berupa pembebasan uang gedung atau SPP untuk calon mahasiswa unggulan yang telah lulus seleksi program beasiswa PIB. Program Studi di PIB dilengkapi dengan kurikulum dan fasilitas berstandar internasional akan mendukung proses pembelajaran yang holistik. Pemanfaatan dan penggunaan fasilitas untuk praktek sudah pasti akan semakin mengasah, melengkapi keahlian mahasiswa dalam bidangnya masing-masing. “Lulusan Politeknik Internasional Bali merupakan lulusan yang berkarakter dan kompeten, siap kerja dan unggul di bidangnya, mampu mandiri dalam membuka lapangan kerja melalui wira­usaha. Kehadiran PIB, akan memberikan sumbangsih yang nyata dalam rangka mencerdaskan Bangsa dan NKRI,” ujar Prof. Sulistyawati. –ast


4

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Wajah Yuwati Nuni tampak semringah. Rekan-rekannya yang ikut bersamanya pun tampak semangat mengepak barang sembari sesekali bercanda. Nuni —begitu nama wanita cantik ini akrab disapa— pantas bergembira. Pasalnya, aneka produk kerajinan yang terbuat dari akar keladi air serta tikar kayu ramin yang jauh-jauh dibawa dari Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, laris manis. Yang tersisa hanya beberapa produk kerajinan akar keladi, sedang tikar limbah kayu ramin ludes.

“A

lhamdulilah senang sekali, produk yang kami bawa hampir semua habis terjual. Malah kerajinan tikar dari limbah kayu ramin habis. Tadi ada pengunjung yang menanyakan, tapi produk kami sudah habis. Pengunjung itu adalah pengusaha yang ingin membeli untuk sampel. Jadi mungkin nanti akan kami kirim saja,” ungkap Nuni tersenyum.

Menurutnya, keterkenalan aneka kerajinan dari akar keladi air dan tikar kayu ramin yang dihasilkan para pengrajin di daerahnya, Kubu Raya, semakin baik. “Masyarakat di luar Kalimantan Barat, seperti para penyuka kerajinan di Jawa, semakin mengenal kerajinan dari daerah kami. Sejumlah pengusaha kerajinan ingin bekerja sama untuk membantu memasarkan. Dengan semakin

Yuwati Nuni

Inspirasi

Cantiknya Kerajinan Akar Keladi Air dikenal maka daerah Kubu Raya pun ikut semakin dikenal pula,” ungkap Nuni. Wanita yang juga menjadi pengurus di Dekranasda Kubu Raya ini bercerita kerajinan dari akar keladi air sebenarnya telah lama ada di daerahnya. Itu merupakan kerajinan turun temurun. Hanya saja, kerajinan tersebut dulunya kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan. Lagi pula masyarakat pada masa itu tidak terlalu fokus untuk menekuni kerajinan ini. Mereka hanya menjadikan kerajinan ini sebagai pekerjaan sambilan. Jadi ketika pekerjaan di ladang sedang kurang maka barulah mereka menganyam. “Sejak dulu masyarakat memanfaatkan keladi air untuk mem-

buat berbagai perlengkapan rumah tangga juga aneka kebutuhan lain namun untuk dipakai sendiri. Seperti keranjang, vas bunga, topi, dll, mereka buat untuk dipakai sendiri,” kata Nuni sambil menambahkan, tikar dari limbah kayu ramin pun sejak dulu dianyam untuk dipakai sendiri. Seiring waktu, kerajinan tradisional itu pun mulai diperdagangkan karena adanya permintaan dari luar daerah.

Untuk bahan baku (akar keladi air), jelasnya, tidak sulit didapat lantaran geografis dari Kubu Raya yang banyak daerah perairan. ”Bahan bakunya mudah. Tanaman keladi air ini mudah didapat. Tanaman ini menumpang di pohon-pohon besar yang hidup rawa-rawa, mirip seperti benalu. Jadi akar keladi air ini meliukliuk di pohon mengikutu bentuk pohon yang ditumpanginya. Nah setelah keladi air kita ambil dari pohon, kemudian kita ambil akarnya dikikis, setelah itu dijemur. Setelah benar-benar kering, barulah dilakukan proses penganyaman,” ujarnya. Sepintas aneka kerajinan dari akar keladi air ini mirip seperti rotan. Banyak pengunjung sempat terkecoh mengira kerajinan vas bunga, cup lampu juga tas-tas unik itu terbuat dari rotan. “Iya banyak yang tanya karena memang penampilannya seperti rotan. Meski begitu, kekuatan dari akar keladi air ini tidak kalah dari rotan. Semua produk sudah dicuci dengan H2O2 (hidrogen peroksida) dan vernis, jadi tidak ada rayap,” tutur Nuni. Keunggulan lainnya, harga aneka kerajinan akar keladi air ini lebih murah dibanding rotan.”Mungkin itu juga yang menyebabkan produk kerajinan keladi air laris manis dibeli pengunjung. Sebagai contoh, aneka kerajinan yang ditawarkan ke pengunjung harganya relatif murah yakni mulai dari Rp10.000 dan termahal Rp200.000 berupa tirai,” tambahnya. Kabupaten Kubu Raya, lanjut Nuni, merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Mempawah. “Ini kabupaten ter-

Yuwati Nuni

muda di Kalbar,” ujarnya. Sejak berdiri beberapa tahun lalu, barulah perhatian untuk pengembangkan kerajinan unggulan digalakkan. “Sekarang, alhamdulilah sudah semakin berkembang. Kami juga rajin ikut pameran,” ucapnya. Saat ini, setidaknya ada dua kabupaten yang memiliki banyak pengrajin kerajinan akar keladi air, salah satunya adalah Kabupaten Ambawang yang memiliki 13 desa dan 48 dusun. “Ada puluhan pengrajin di sana. Kepada mereka kami melakukan pembinaan intensif,” tambahnya. Memang, akunya, masih banyak kendala yang harus dihadapi untuk mengembangkan kerajinan ini khususnya dalam hal pemasaran produk. Misalnya saja, kata Nuni, tidak seperti para pengrajin di Jawa

yang benar-benar fokus dalam mengerjakan kerajinan, sementara para pengrajin di daerahnya masih ‘mendua’. “Mereka tidak fokus hanya sebagai pengrajin. Kebanyakan hanya menjadikan ini sebagai pekerjaan sambilan, ketika di ladang pekerjaan sedang berkurang,” jelasnya. Pa d a h a l , l a n j u t Nuni, pihaknya menghendaki para pengrajin bisa fokus pada pekerjaannya sehingga hasil produksi bisa meningkat. Namun apa mau dikata, semua –baik pengrajin maupun pemda—memiliki keterbatasan. “Dana kami (pemda) kan terbatas juga, begitu juga dengan pengrajin yang terdesak dengan kebutuhan sehari-hari. Karena segala keterbatasan ini maka terasa agak berat kalau mendapat orderan dalam jumlah besar. Khawatir tidak mampu mengerjakannya,” tutur Nuni. Namun begitu, melihat perkembangan yang ada, ditambah lagi semakin banyak pihak lain (di luar daerah) yang ingin bekerja sama memasarkan kerajinan Kubu Raya—akar keladi air dan tikar limbah kayu ramin—maka pembinaan terhadap para pengrajin terus digalakkan. “Ya pelan-pelan, kami tetap membina mereka. Jika semakin banyak pesanan dari luar dan keuntungan yang didapat lumayan, pastilah mereka akan lebih fokus,” ujarnya. (Diana Runtu)

“...banyak yang tanya karena memang penampilannya seperti rotan. Meski begitu, kekuatan dari akar keladi air ini tidak kalah dari rotan. Semua produk sudah dicuci dengan H2O2 (hidrogen peroksida) dan vernis, jadi tidak ada rayap”

Mandalika

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

21

Peringatan “Nuzulul Qur’an di Mataram

Pentingnya mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia, karena Al-Quran merupakan sumber Firman Allah yang sangat aplikatif, termasuk dalam hal kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai bangsa dengan segenap keberagaman yang ada, baik dari sisi etnis, budaya, suku, dan agama, tuntunannya juga ada di dalam Al-quran. Hal ini disampaikan oleh Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, saat peringatan Nuzulul Quran, pada tanggal 17 Ramadan beberapa waktu lalu, di Mataram.

M

ajdi yang juga seorang ulama ini mengungkapkan bahwa Al-Qur’an telah mengajarkan keberagaman sebagai potensi kekuatan bangsa untuk menjadi lebih kuat. “Beragam di dunia itu tidak boleh menjadi sebab menjauh satu sama lain, tetapi

lahan yang sangat subur untuk saling mengisi dan belajar hal-hal yang baik bagi satu sama lainnya,” ujarnya, pada peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB, yang dihadiri pula Guru Besar Universitas AlAzhar Mesir Prof. Dr. Syeikh Nasr Addusuqi Al. Momentum peringatan Nu-

Gubernur NTB saat peringatan Nuzulul Quran di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB

zulul Qur’an setiap tanggal 17 Ramadan merupakan pengingat bagi kaum muslimin, sudahkah mempelajari dan mengamalkan kandungan Al-quran dengan baik dalam kehidupannya. Sebab Al-

Quran diturunkan adalah sebagai pedoman hidup umat manusia karena di dalamnya terkandung segala sumber dari tuntunan hidup yang diperlukan manusia. Oleh karenanya, Majdi menga-

Berzakat saat Ramadan Pada hakekatnya zakat bukanlah hanya berkaitan dengan orang miskin atau pemberdayaan saja, melainkan hakekat sesungguhnya sebelum pemberdayaan itu adalah pembersihan. Pemberdayaan adalah menyangkut orang yang menerima, sedangkan pembersihan menyangkut diri sendiri sebagai pemberi zakat. Karena itu, berzakat bagi seorang muslim adalah kewajiban yang menjadi salah satu dari rukun Islam seperti halnya berpuasa. Makna pentingnya menunaikan zakat tersebut, disampaikan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi pada acara penyerahan zakat, infaq, sadaqah oleh jajaran Pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang diawali oleh Gubernur NTB, Wakil Gubernur, Sekda dan diikuti pejabat eselon II lingkup Pemerintah Provinsi NTB kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi NTB, beberapa waktu lalu di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB. Majdi mengajak semua masyarakat untuk sama-sama merenungkan bahwa zakat tidak hanya bagaimana memberdayakan, membantu orang, dan men-

gentaskan kemiskinan. Tetapi, yang paling utama adalah menyadari dan mengingat bahwa ini adalah pembersihan bagi setiap individu. “Mari, di momentum Ramadan ini kita jadikan sebagai penanda dan pengingat untuk membayar zakat. Jangan kurang dari 2,5%, tetapi boleh lebih, jangan terlalu pas-pasan untuk mengeluarkan zakat. Sebab, pada akhirnya tak ada perantara yang bisa dimintai pertolongan, semua akan dipertanggungjawabkan segala sesuatunya sendiri,” kata Majdi. Kepada Pengurus Baznas, Majdi berpesan agar program-program yang dibuat oleh Baznas Provinsi NTB betul-betul dikoordinasikan dengan instansi yang terkait, utamanya dari sisi siapa yang akan menerima bantuan/zakat. Plt. Baznas Provinsi NTB, TGH. Munajib Kholid mengungkapkan bahwa tahun 2017 ini, Baznas NTB menargetkan penghimpunan zakat sebesar Rp 10 Miliar dan hingga 17 Mei 2017 sudah masuk sebesar Rp 4,7 Miliar. Hal ini mengalami perubahan yang signifikan setelah Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi pada acara penyerahan zakat, infaq, sadaqah oleh jajaran Pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi NTB

(SMK) dikelola oleh Pemerintah Provinsi NTB sehingga zakat para guru-guru SMA disalurkan melalui Baznas NTB. Kemudian Ia juga merincikan bahwa jumlah bantuan yang telah didistribusikan oleh Baznas NTB sampai bulan Juni 2017

sebesar Rp 3,5 Miliar. Di antara disalurkan untuk Program NTB Cerdas sebesar Rp 2,5 Miliar, NTB Makmur Rp 3,3 M, Baznas Peduli sebesar Rp 2,5 M, NTB Sehat sebesar Rp 450 Juta. Untuk Guru Tetap Honorer non Sertifikasi sudah ditargetkan sebanyak

jak seluruh Umat Muslim NTB untuk menjadikan peringatan Nuzulul Qur’an sebagai momentum mempelajari Al-Qur’an lebih baik lagi. Hal senada juga disampaikan Guru Besar Universitas Al-Azhar Mesir Prof. Dr. Syeikh Nasr Addusuqi Al Abbani. Ia mengatakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang tidak dimuat dalam Al-Quran dan dapat menjadi solusi bagi setiap permasalahan seluruh umat manusia. “Barang siapa yang berpegang teguh terhadap Al-Qur’an, maka akan diberikan petunjuk yang lurus,” katanya dengan Bahasa Arab yang diterjemahkan. Oleh karenanya, Ia merasa beruntung dapat memperingati turunnya kitab suci umat Islam ke muka bumi ini bersama masyarakat pulau seribu masjid, Nusa Tenggara barat. (Naniek I. Taufan)

1.600 orang (Madrasah 800 dan Diknas 800 orang), Guru Ngaji 300 orang ditargetkan Rp 300 Juta, Mahasiswa yang sedang penelitian S1, S2, S3 sekitar 300 orang, Siswa berprestasi 1.000 orang. “Mudahan-mudahan ini sebagai salah satu amal kita kepada Allah SWT agar NTB yang sudah terkenal destinasi syariahnya betul-betul bisa kita kembangkan dan pertahankan,” katanya. (Naniek I. Taufan)

Bantuan untuk Program Bumi Sejuta Sapi Dalam Safari Ramadan di Masjid Desa Gegerung Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, S.H., M.Si., mengajak seluruh kepala desa untuk mengelola dana desa yang disalurkan pemerintah pusat dengan baik, sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Imbauan ini memang sangat beralasan mengingat dana yang disalurkan ke desa-desa tersebut cukup besar, bahkan mencapai satu miliar lebih, sehingga harus dimanfaatkan dengan baik untuk membangun desa, karena desa merupakan kekuatan utama bangsa ini. Dana desa tersebut diminta untuk dipergunakan bagi pemberdayaan desa serta membangun kapasitas masyarakat, khususnya pemuda, mengingat sumber daya manusia perlu ditingkatkan untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki. “Kalau pemuda kita tidak memiliki sumber daya yang baik, maka potensi sumber daya alam kita yang melimpah ini sulit untuk dikelola,” ungkap Amin yang melakukan Safari Ramadan bersama sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lingkup

Penyerahan sejumlah bantuam dalam kegiatan Safari Ramadan Wakil Gubernur NTB, di Pulau Lombok

Pemerintah Provinsi NTB. Selain dana desa, Wakil Gubernur NTB ini mengajak seluruh unsur masyarakat untuk menjaga sekaligus mempromosikan seluruh potensi yang ada di NTB, seperti potensi pertanian, kehutanan, peternakan dan pariwisata. Seluruh potensi tersebut sepenuhnya dikelola untuk kesejahteraan masyarakat sehingga angka kemiskinan dan kesenjangan yang ada dapat diturunkan. Pada saat yang sama, Amin juga sekaligus menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat dan Pemerintah Lombok Barat, seperti halnya

di kabupaten dan kota lain yang dikunjungi selama Safari Ramadan tahun 2017 ini. Bantuan tersebut untuk Program Bumi Sejuta Sapi. Selain itu, di Lombok Barat ada pula bantuan Paket Usaha Perikanan Budidaya, serta bantuan pembuatan kolam ikan tawar yang diterima oleh sejumlah kolompok tani yang ada di Lombok Barat. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil pertanian, Amin mewakili Pemerintah Provinsi NTB juga menyerahkan 44 unit traktor roda dua, 14 unit pompa air dan lainnya. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Pedagang Takjil Menjamur di Bulan Puasa

Tiap kali bulan Ramadan tiba, pedagang takjil bermunculan di hampir semua tempat khususnya di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Pukul tiga sore, para penjual takjil (makanan berbuka puasa), sudah mulai bersiap menggelar dagangannya. Puncak dari aktivitas jual beli takjil terjadi pada jam lima hingga jam enam sore, beberapa saat sebelum berbuka puasa.

S

etiap bulan puasa tiba, ratusan pedagang takjil yang kebanyakan ibu rumah tangga menghabiskan sebagian waktu mereka untuk menyiapkan dagangan dan menjualnya, dari pagi hingga menjelang magrib tiba. Aktivitas ini dirasakan memberi manfaat, tidak hanya untuk menghabiskan waktu dengan bekerja di bulan puasa, melainkan juga dapat memberikan keuntungan yang lumayan. Tiap tahun ratusan pedagang musimam ini selalu ikut meramaikan nuansa Ramadan di Kota Mataram. Lapak-lapak yang tertata rapi dengan beragam kuliner menggunung di depan pedagang yang mengundang selera, memberi keleluasaan bagi para pembeli dalam memilih. Yang unik adalah bermunculannya pedagang musiman. Meski di hari lain di luar puasa, beberapa pedagang memang telah mangkal dan membuka lapak di beberapa tempat di Mataram, maka di bulan puasa kawasan-kawasan ini dipenuhi lapak-lapak pedagang takjil. Hanya di waktu bulan puasa saja para pedagang ini berjualan. Karena di hari-hari biasa (di luar bulan puasa), di beberapa kawasan tidak ramai pedagang, hanya satu atau dua pedagang makanan saja. Bagi sebagian pedagang yang

kesehariannya bukanlah pedagang makanan, berdagang di bulan puasa seperti ini, menjadi menyenangkan karena bisa menghabiskan waktu menanti berbuka puasa sambil bekerja. Soal keuntungan, itu nomor dua. Pedagang takjil di jalan Airlangga Mataram

Pedagang takjil di Gomong

Meskipun diakui keuntungan dari iseng-iseng berdagang ini juga lumayan. “Ya…senang saja menghabiskan waktu sambil jualan. Lagi pula ternyata untungnya lumayan,” ungkap Dina, salah seorang penjual takjil di Ampenan. Keseharian Dina tidaklah berdagang makanan. Namun sejak dua tahun terakhir ia tertarik menjual takjil pada bulan Ramadan. Ia menghabiskan sebagian waktu puasanya untuk berdagang berbagai menu takjil dengan harga rata-rata Rp 5.000 pertakjil yang dijualnya. Ia men-

Pedagang Takjil di Kebon Roek

Ragam takjil di salah satu toko kue di Mataram

gaku senang dengan aktivitas ramadannya ini. Begitu pula dengan Yatik, penjual takjil dan menu lainnya yang menggelar dagangannya di kawasan Gomong Mataram.

Berbeda dengan Dina yang menjual takjil untuk memanfaatkan waktu tiap bulan Ramadan tiba, Yatik adalah pedagang makanan matang di kesehariannya. Setiap hari Yatik menghabiskan waktunya berjualan makanan di kawasan Udayana Mataram. Maka ketika Ramadan tiba, ia menyambutnya dengan berbagai menu makanan ditambah dengan beragam takjil. Menurut Yatik, berdagang di bulan puasa seperti ini, memberinya keuntungan lebih besar dari pada di hari-hari biasa. Pasalnya, pembeli makanan jadi di bulan puasa jauh lebih banyak dari pada hari-hari biasa. Bah-

kan bisa tiga kali lipat jumlahnya. Hal inilah yang membuat keuntungan di bulan puasa juga meningkat tajam. “Lumayan untuk persiapan menghadapi lebaran,” kata Yatik yang sudah lima tahun terakhir selalu menjual makan jadi dan takjil di bulan puasa. Selain Dina dan Yatik, masih banyak pedagang takjil dan makanan jadi lainnya yang memanfaatkan waktu luang sepanjang puasa berlangsung. Meja-meja dagangan mereka, penuh dengan berbagai takjil mulai dari berbagai kolak, beragam es, bermacam salad buah dan lainnya. Tempat penjualan takjil yang paling ramai adalah di kawasan sekitar Pasar Ampenan di Ampenan, kawasan Gomong Mataram, jalan Majapahit Mataram, Kawasan Rembiga Mataram, juga di kawasan jalan Udayana Mataram. Ada pula di kawasan Kebon Roek dan sekitarnya. Dan yang terbaru tahun ini ada di halaman Islamic Center Mataram. Tiap sore tiba, kawasan-kawasan ini ramai diserbu ibu-ibu rumah tangga yang lebih memilih membeli takjil dan makanan jadi dari pada masak sendiri. “Lebih praktis, murah meriah dan tidak repot,” kata Yana, salah seorang pegawai negeri pelanggan takjil puasa di kawasan Udayana Mataram. (Naniek I. Taufan)

Selalu Jual Takjil Baru Aktivitas Yatik tiap pagi dimulai dengan berbelanja ke pasar membeli bahan untuk membuat ragam takjil, seperti, kolak pisang, bubur sum-sum, sagu mutiara, bubur ketan dan macam takjil lainnya. Ragam makanan jadi seperti urap, pelecing, sayur-sayuran, berbagai ikan, daging dan ayam serta menu lainnya memenuhi meja dagangan perempuan gesit yang hobi memasak ini. Seluruh bahan yang dipakainya untuk meracik menu takjil adalah bahan-bahan yang segar, tanpa pengawet dan tanpa sari manis, murni gula. Dan tiap hari ia selalu menyediakan takjil yang baru dibuat. Bagi Yatik, berjualan takjil bukan semata mencari keuntungan melainkan di samping karena hobinya memasak, meskipun diakuinya berdagang makanan seperti ini telah menjadi mata pencahariannya sejak lima tahun lalu. Tentu setiap hari tidak semua takjil dan makan jadi yang dijualnya laku semua. “Kalau ada takjil yang tersisa (tidak laku), biasanya dibagi untuk tetangga,” katanya. Ia tidak mau menjual kembali takjil yang tidak laku itu keesokan harinya. Penghasilan para pedagangan takjil dan makan jadi yang terhitung oleh mereka termasuk Yatik

yang kesehariannya menjual makanan jadi (tidak hanya pada bulan puasa) naik hingga setidaknya dua kali lipat atau lebih. “Kalau di hari biasa omzet sehari ratarata sekitar Rp 600 ribu, maka di bulan puasa seperti ini meningkat hingga Rp 1,3 jutaan,” ungkapnya. Itulah sebabnya banyak pedagang musiman ini muncul di bulan puasa. Kebutuhan akan kuliner khas puasa yang cukup tinggi membuat menjamurnya para pedagang musiman ini. tiap pedagang setidaknya menyediakan sekitar 70 hingga 100 porsi takjil yang dijual dengan harga rata-rata Rp 5.000. Penjual kelapa muda

misalnya, rata-rata bisa menghabiskan 80 buah kelapa tiap hari dengan harga Rp 8.000/buah. Tidak kurang dari Rp 600 ribu omzetnya perhari. Keberadaan para penjual takjil dan menu berbuka puasa yang ramai ini, terbilang sangat membantu warga. Sebagian warga memilih membeli makanan jadi dan siap saji daripada memasak karena berbagai menu sudah tersedia. “Saya bekerja dari pagi hingga sore hari, lebih praktis beli saja. Menunya sangat banyak dan tinggal pilih,” ujar Esti, salah seorang pembeli karyawan salah satu bank swasta di Mataram.

Yatik pedagang takjil di Gomong

Bali Sudirman Medical Centre

K

5

Padukan Kesehatan dan Kecantikan dalam “One Stop Shopping”

esehatan merupakan harta yang paling berharga. Karena itu kesehatan harus dijaga dengan baik. Di sisi lain, kaum wanita memerlukan perawatan kecantikan. Agar bisa mendapatkan keduanya, kini hadir Bali Sudirman Medical Centre di Jalan Sudirman no 2B Denpasar. Klinik yang mengusung konsep Health and Aesthetic Care ini memiliki layanan Aesthetic Care, Dental Care, dan Poli (pelayanan kesehatan) yang terdari dari Poli Gigi, Poli Kandungan, Poli Anak, Poli THT, Poli Penyakit Dalam, Poli Kulit dan Kelamin, serta Poli Umum. Klinik ini diresmikan ­Jumat (16/6) oleh I. A. Selly Fajarini, istri Walikota Denpasar I. B. Rai ­Dharmawijaya Mantra. “Denpasar termasuk kota metropolitan dan pusat bisnis. Masyarakat juga mengikuti lifestyle yang berkembang, salah satunya dengan memperhatikan kesehatan dan kecantikan. Dengan adanya Bali Sudirman Medical Centre, masyarakat Denpasar khususnya dan Bali umumnya punya pilihan baru. Sekarang ini klinik banyak, dengan adanya pilihan yang baru, masyarakat punya pilihan. Semoga Bali Sudirman Medical Centre bisa memberikan yang terbaik dalam melayani masyarakat,” ujar Dayu Selly. Usai pemotongan pita, Dayu Selly dan undangan diajak berkeliling klinik oleh pemilik Bali Sudirman Medical Centre drg. A.A. Ayu Agung Pratita. Bangunan berlantai tiga dengan konsep nya-

man ini memiliki ruang tunggu di setiap lantai. “Siapapun yang datang bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan kecantikan serta merasakan kenyamanan seperti di rumah sendiri. Kami menyajikan layanan lengkap dengan konsep one stop shopping. Misalnya, ibu-ibu yang baru usai melahirkan, setelah konsultasi dengan dokter kandungan, bisa langsung ikut treatment di Aesthetic kilinik kami agar kondisi tubuh bisa kembali seperti sebelum hamil. Bagi anak-anak juga demikian, kami menyiapkan tempat bermain untuk anak-anak,” jelas drg. Tita. Ia menambahkan Bali Sudirman Medical Centre memiliki visi dan misi menjadi klinik yang unggul dalam pelayanan; memberikan Pemotongan pita oleh I. A. Selly

drg. A.A. Ayu Agung Pratita, I.A. Selly Fajarini, dan Pande Agus Permana Widura

Ruang tunggu

(Naniek I. Taufan)

Ruang resepsionis

pelayanan medis dengan standar profesional yang setinggi mungkin; memberikan suasana pelayanan yang nyaman, aman, ramah, dan homey. Klinik Bali Sudirman Medical Centre menawarkan pelayanan yang ramah, ditunjang dengan teknologi modern dan tenaga medis yang profesional. Suasana klinik yang bersih, nyaman, dan homey membuat Anda tidak merasa sedang berada di klinik kesehatan. “Kami berkomitmen memberikan pelayanan yang profesional. Profesional artinya memadukan unsur knowledge & skill serta etika sesuai dengan profesi dibidang kesehatan masing-masing. Biayanya juga terjangkau. Biaya yang ditanggung oleh masyarakat sekurangkurangnya sama dengan standar yang berlaku. Kami juga bekerja sama dengan asuransi,” ujar istri Pande Agus Permana Widura, S.H., M.B.A. ini. Bali Sudirman Medical Centre terletak di Jalan PB.Sudirman no 2B Denpasar. Lokasi yang tepat berada di pusat Kota Denpasar sangat memudahkan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Saat ini ada 8 dokter yang bergabung di klinik ini. “Lokasi yang strategis ini juga menjadi keunggulan klinik kami. Di zaman modern ini kesehatan dan kecantikan merupakan hal yang sangat diperhatikan. Harga yang kami tawarkan setara dengan pelayanan, keunggulan teknologi alat dan produk yang kami pakai. Kami ingin memberikan sesuatu yang berbeda, konsep yang berbeda tetapi dengan harga bersaing,” imbuh drg. Tita.

Ia mencontohkan saat ini penyakit kanker serviks sedang menjadi perhatian. Bali Sudirman Medical Centre pun menyiapkan layanan vaksinasi kanker mulut rahim dan pap smear. Hal ini sejalan dengan prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati. Poli kebidanan juga memiliki fasilitas USG 2D, USG Color Doppler, dan USG 4D. Contoh lain, pemeriksaan gigi yang dianjurkan rutin dilakukan enam bulan sekali. Dengan penataan ruang periksa yang nyaman, pasien tidak perlu khawatir. Anakanak pun bisa dengan nyaman saat diperiksa. Di Dental Care, tersedia layanan penambalan gigi, pembuatan mahkota gigi, pembersihan karang gigi, pencabutan gigi, pem-

buatan gigi palsu, dan braket gigi. Untuk Aesthetic Care, tersedia berbagai paket, antara lain 5x infuse whitening, paket instan glowing treatment dan photo shower, paket 5x instant glowing treatment, paket slimming, paket premium slimming, dan paket 5x hair removal underarm. “Dapatkan free voucher menginap senilai Rp 3,7 juta di The Payogan Resort & Spa untuk pembelanjaan Aesthetic Care minimal Rp 5 juta,” ujar drg. Tita. Selama masa promsi, Bali Sudirman Medical Centre juga memberikan diskon 20% untuk venner dan whitening teeth, diskon 20% untuk silhouette soft 8 cone/tanam benang, hifu (ulthera) serta PRP (rejuvenation, hair loss, stretchmark removal), diskon 10% untuk pap smear, dan diskon 15% untuk vaksinasi kanker mulut rahim. -wah

drg. A.A. Ayu Agung Pratita

Bali Sudirman Medical Centre Health & Aesthetic Care

Jln. PB Sudirman no 2B, Denpasar Bali (0361) 4456522, 4456855 info@balisudirmanmedicalcentre.com Buka Setiap Hari Senin-Minggu: 10.00-22.00


6

Woman on Top

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Rabu , (14/6) masyarakat di seluruh dunia memperingati World Blood Donor Day atau Hari Donor Darah Sedunia. Kegiatan ini dilaksankan sejak tahun 2005 dengan tujuan untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya donor darah. Untuk peringatan tahun ini temanya “Give Blood, Give Now, Give Often”, yang berarti beri darahmu sekarang dan secara rutin.

Sehat karena Rajin Donor Darah

M

enurut I Made Geria Arnita, S.Sos., Kasubid PPDDS & Humas UTD PMI Provinsi Bali, sesuai dengan amanah, Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Provinsi Bali harus mampu menyiapkan darah yang aman dan berkualitas. Aman dari persediaan stok darah yang dibutuhkan Kemudian berkualitas atau produk yang dihasilkan benar-benar memenuhi standar kualitas darah Dikatakannya beberapa kegiatan yang dilakukan bertepatan dengan Hari Donor Darah Sedunia pada 14 juni 2017 yakni , menghimbau masyarakat untuk terus berpartisipasi melalui PMI menggalakan donor darah secara rutin yang dapat dilakukan secara perorangan maupun berkelompok. Made Geria juga memaparkan jika pada “Hari Donor darah Sedunia” tersebut kegiatan donor juga dilakukan di beberapa lokasi, yakni Hotel Segara Village; Hotel Grand Inna Kuta; Frii Bali Eco Beach. Selain itu juga ada komunitas FFG serta beberapa masyarakat umum yang datang secara langsung ke UTD PMI Provinsi Bali di

RS Sanglah Denpasar. “Harapan kami kedepan semoga kesadaran masyarakat tentang donor darah meningkat sehingga seluruh kebutuhan darah nantinya dapat terpenuhi dari donor darah sukarela. Marilah kita segera melakukan sesuatu khusunya donor darah, karena sampai saat ini darah masih sangat diperlukan. Darah itu sendiri belum bisa diproduksi oleh pabrik. Darah yang aman adalah darah yang berasal dari para donor darah yang sehat,” ujar Made Geria. Sementara Ketut Widhi salah seorang perawat di RS Sanglah sekaligus anggota Komunitas FFG yang bergerak di bidang kemanusiaan, menolong banyak orang ini mengatakan jika mereka di FFG memang diajarkan untuk peduli kepada orang lain. Sejak tahun 2016 lalu bersama

anggota lainnya sudah melakukan donor darah, khususnya pada momen Hari Donor Darah Sedunia. Begitu juga dengan Rudi Winata (47), seorang master energi, menurut pengakuannya dirinya termotivasi terus melakukan donor darah bermula sejak masih sekolah di sebuah SMA Katolik di Surabaya. Saat itu kepala sekolahnya seorang Pastur. “Hingga suatu saat kami yang sudah berusia 17 tahun masuk ke ruangan kelas dan setelah menimbang berat badan , kami, beberapa orang murid dikumpulkan di satu ruangan hingga datangnya petugas PMI. Kami diberikan pemahaman tantang donor darah hingga paham . Sejak itu di sekolah setiap 3 bulan rutin diadakan donor darah,” kenangnya dan setelah berjalan cukup lama, di sekolah tidak ada lagi dan kami dianjurkan melakukan-

nya sendiri. Singkat cerita hingga dirinya berkelurga kebiasan donor darah ini tetap dilakukannya. Bahkan ia yang sudah 70 kali lebih mendonor ( karena masih ada bolongnya) ini juga menggerakkan ratusan temannya untuk melakukan yang sama. Menurutnya setiap tiga bulan sekali kumpul untuk melakukan donor ia juga memberikan hadiah atau beragam bingkisan yang memang diperuntukkan bagi mereka semua. Kalau ia mengaku mengeluarkan dana cukup besar untuk hadiah namun baginya itu tidak masalah karena tujuannya mengajak orang berbuat baik untuk orang lain sejak 10 tahun silam hingga kini. Ia menekankan apa gunanya kita sehat kalau tidak bisa menolong orang. Bahwa donor itu sehat dalam waktu singkat darah kita diambil dengan ukuran tertentu. Setelah darah kita dipilah dan jika ada penyakit yang menular pendonor akan dihubungi secara rahasia “Jadi kepada pasangan yang masih bujang jika mencari pasangan ,carilah yang rajin donor. Sebab, PMI telah melakukan screening 100 persen darah tersebut terhadap

empat macam penyakit, yaitu Siphilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV. Jadi kenapa kita sehat, itu pasti karena rajin donor,” pungkasnya Seorang pendonor lainnya yakni Bu Gusti Ayu dari Sesetan, mengatakan selain menolong orang yang membutuhkan, donor darah juga menjaga tubuh lebih sehat karena peredaran darah jadi lebih lancar. Ia juga mengatakan bahwa transfusi darah adalah komponen terpenting yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan darurat. Pasokan darah harus memadai guna mengantisipasi keadaan darurat yang akan terjadi. Karenanya ia mengajak masyarakat untuk segera donor darah, tidak menunggu hingga bencana terjadi. Apalagi kata Gusti Ayu kita sudah tahu sangat banyak manfaat melakukan donor darah, maka kita tidak hanya membantu menyelamatkan nyawa seseorang, tapi juga membantu tubuh sendiri tetap sehat. Tidak adalagi alasan takut kekurangan darah, sebab tenaga medis memastikan kita siap jadi donor. Setiap tetes darah yang kita sumbangkan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. (Sri Ardhini)

Salam Senyum.. “ Bu, kami undang untuk mencoba fasilitas dari hotel kami. Ayo gimana kalau Ibu ngopi bareng dengan kami sambil santai di sore hari... “ Ini awal dari cerita dari tulisan saya. Seorang tenaga marketing sebuah hotel di Denpasar dengan ramah menawarkan kepada seorang Ibu yang cukup dikenal sebagai Trainer Public Speaker.Tentu dengan tujuan agar dapat menjalin kerjasama dengan fasilitas ruangan yang ada di hotel tersebut, yang dapat dipergunakan untuk mengadakan pelatihan atau seminar. Dengan jadwal yang padat tentu Ibu itu harus pintar meluangkan waktu agar dapat memenuhi undangan itu. Karena prinsipnya, dengan selalu menjaga silaturahmi dengan orang, maka akan selalu membawa kebaikan dan pintu rezeki senantiasa terbuka. Dan, saya yakin pembaca setia Dhani’s Art in Service tentu setuju dengan pernyataan itu. Lanjut cerita,... ketika jadwal sudah ditentukan dan disepakati untuk memenuhi undangan ngopi bareng sambil melihat fasilitas hotel, tiba tiba ada suara dering handphone masuk. “Maaf Ibu, sore ini saya tidak bisa nemenin ngopi bareng, bagaimana kalau kita resechedule saja” Whaaaatttt???? sedikit kecewa si Ibu bilang bahwa dia tidak bisa menentukan jadwal kembali untuk bertemu karena jadwal sangat padat. Tapi si Ibu berusaha untuk menetralkan suasana. “Oh... kalau

tidak bisa menemani gak apa mbak. Saya akan tetap datang ke sana sambil melihat fasilitas hotel”. Dijawab kembali oleh marketing hotel. “Baik bu,... saya sudah informasi ke rekan kerja saya,...namanya Dina, untuk mengganti saya menemani Ibu. Nanti Ibu langsung saja ke hotel dan sudah ditunggu oleh Dina”. “Baik, sampai jumpa nanti,” jawab si Ibu kembali. Tiba di hotel, si Ibu menuju front office untuk bertemu dengan Dina. Tapi...sungguh di luar dugaaan. Setelah ditanyakan, ternyata Dina yang ditunjuk untuk menggantikan lagi keluar. Naaaahhh... bagaimana ini? Tentu si Ibu sudah mulai merasa tidak nyaman. Agar tidak sia-sia karena sudah meluangkan waktu khusus datang ke sana, maka si Ibu langsung mengutarakan maksudnya untuk melihat fasilitas hotel seperti ruangan meeting, ballroom, dan lain-lain yang berhubungan dengan profesinya sebagai public speaker. Dengan ditemani seorang pegawai hotel, Ibu itu diantar untuk melihat fasilitas yang diberikan. Setelah dirasa cukup, si Ibu masih menunggu tawaran untuk ngopi bareng sekalian mengecek tempat resto yang biasa dipakai untuk lunch, atau sekadar bersantai ngopi- ngopi dan menunggu kedatangan dari pegawai hotel yang namanya Dina. Setelah kira-kira duduk di resto selama sepuluh menit, tidak ada satu orang pelayan pun yang menyapa, apalagi menawarkan menu. Padahal pengunjung resto sangat lengang. Waaaahhh..

Harumkan Nama Bangsa dengan Harpa

J

essica kerap tampil di berbagai event internasional sejajar dengan harpist kelas dunia lain. Tetapi, ia dikenal tetap rendah hati. “Saya ingin mengharumkan nama bangsa di mata dunia,” ucap Jessica yang malam itu tampak anggun dengan balutan gaun hijau tosca bertabur batuan indah. Panggung besar pernah ia rasakan, sebut saja Jazz Harp Workshop Hongkong, bersama the Amadeus Light Orchestra dalam perayaan Hari Keluarga Nasional (2014), World Harp Congress 2014 di Sydney bersama the Harp Ensemble of Harp Chamber Hongkong, Kaleidoskop 3 Generations of Indonesian Harpists di Surabaya dan Jakarta (Agustus 2014) tampil bersama Rama Widi, Maya Hasan dan Lisa Gracia. Berbagai event sosial seperti penggalangan dana UNICEF dan penggalangan dana Papua. Dalam waktu dekat, ia akan meng-

Hhhhmmmm.. kira-kira apa yang salah dengan layanan hotel seperti ini. Padahal kita tahu semua, bahwa standar layanan hotel jauh lebih di atas rata-rata dari layanan jasa yang lain. Penyebab utama adalah budaya layanan di hotel itu yang tidak dimiliki oleh semua pegawainya. Dan itulah yang menyebabkan layanan tidak terestafet dengan baik. Padahal dalam layanan, ketika yang bergerak dalam layanan itu hanya satu orang, atau satu bagian saja, perusahaan itu sama dengan perusahaan yang sedang mati suri. Bukankah dalam filosofi melayani dengan sepenuh hati, dimulai dari menyebutkan bahwa “Kita adalah organ vital dari tubuh perusahaan.” Yang artinya, layanan akan menjadi hidup dengan baik ketika yang bergerak itu adalah semua pegawai dalam perusahaan itu. Dimulai dari jabatan paling atas, sampai yang terbawah. Dengan menghilangkan keegoan masing-masing individu/jabatan. Naaaah.... Materi ini saya akan kupas habis dalam pelatihan yang saya beri judul Serve With Love. Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana ‘Serve With Love’ di perusahaan/instansi Bapak/ Ibu? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak/ Ibu perlukan. Salam3SP. Salam Senyum Sang Penyihir . Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Beragam cara menyayangi sesama. Mengasihi anak yatim adalah salah satu hal yang kerap mendatangkan keharuan tersendiri. Mengembalikan sedikit keceriaan wajah-wajah mungil nan polos. Tahun ini, Yayasan Pondok Kasih Surabaya menggelar buka bersama di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nahdliyah, Jalan Demak Barat Surabaya. Acara lintas agama tersebut sengaja digelar untuk menjalin persatuan tanpa memandang apapun. Karena riwayat KH. Noehan Afandi sebagai pendiri Ponpes merupakan seorang tokoh pemrakarsa serta pendiri lintas agama di Jawa Timur (Jatim). Bulan Ramadan selalu diidentikkan dengan bulan penuh berkah dan ampunan, telah mendorong Yayasan Pondok Kasih yang bergerak di kegiatan sosial dan membantu masyarakat dari segala lapisan maupun golongan untuk mengadakan acara berbagi berkah dan kasih. Langkah baik tersebut juga mendapat dukungan dari salah seorang pengusaha dan sosialita Surabaya, Uci Flowdea. Wanita cantik ini memang secara rutin mengadakan aksi sosial kepada masyarakat kurang mampu. Yayasan Pondok Kasih dan Uci Flowdea memberikan bingkisan serta uang kepada sekitar 125 anak-anak yatim (80 anak dari Ponpes dan 45 anak dari lingkungan sekitar pondok). Bahkan untuk memeriahkan dan memberikan hiburan pada anak-anak tersebut,

19

Jessica Sudarta

Tangan yang begitu lincah. Merenda dawai dengan jari lentik dalam balutan harpa. Nada demi nada lagu “Rayuan Pulau Kelapa” mengalun. Musik membelah di antara puluhan anak yatim piatu yang terlihat riang sesaat, melupakan kesendirian. Pemilik tangan emas tersebut adalah Jessica Sudarta, harpist muda kebanggan Indonesia.

getarkan kembali ajang World Harp Congress 2017 di Hongkong, berkolaborasi bersama jajaran harpist- harpist kelas dunia serta persiapan charity Cancer Awareness di Surabaya pada 21 Juli. “Kebetulan di World Harp Congress Hong Kong, Jessica mendapatkan kesempatan mewakili Indonesia, dan satu-satunya harpist Indonesia yang tampil di sana,” papar sulung dari tiga bersaudara ini. Seringkali menghibur di acara sosial, hatinya pun mudah sekali tersentuh. Menurut gadis 19 tahun tersebut, ia sangat menikmati tatkala menghibur

Uci Flowdea dan Yayasan Pondok Kasih Berbagi Berkah

“Estafet “ hal ini membuat si Ibu langsung pamit dan tidak lupa meninggalkan kartu namanya di front office. Bisa dibayangkan, sudah menemui tiga orang pegawai hotel, satupun tidak ada yang “nyambung” dengan maksud kedatangan si Ibu. Bicara tentang layanan, ini yang namanya layanan yang tidak ter”estafet”kan dengan baik. Maksud mereka baik untuk menjalin human relations dengan calon pelanggan, tetapi gara-gara pesan tidak terestafet dengan baik, semua menjadi hambar, semua menjadi layanan yang terputus dan seolah olah tidak nyambung antara pegawai satu dengan yang lainnya. Menyimak cerita tadi, sebagai seorang “expert” di layanan saya dapat bayangkan bagaimana layanan selanjutnya yang diberikan oleh para pegawai di hotel tersebut. Dan benar saja, cerita pengalaman selanjutnya ibu tadi ternyata terdapat komplain di sana sini. Dari tidak ramahnya para pelayan, saling main tunjuknya antar pelayanan, bahkan saling menyalahkan antar pegawai dan antar bagian, sampai keterlambatan penghidangan menu coffe break yang menyebabkan molornya jadwal acara yang sudah direncanakan. Bahkan yang paling parah dari pengalaman Ibu tadi, ada cerita tentang pembatalan jadwal yang sudah disepakati. Dimana tepat dua hari sebelum dipakainya ruangan meeting, dengan mudahnya pihak hotel membatalkan pesanan karena sudah ada orang lain yang lebih dahulu memesan tapi salah satu bagian lupa mencatatkannya. Waaaah.... amburadul semua.

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

ditampilkan pula seorang remaja yang sangat piawai dalam memainkan alat musik harpa, Jessica Sudarta. “Acara tahun ini saya sengaja di Ponpes, untuk menjalin satu kesatuan tanpa memandang apapun,” ujar Uci. Dalam bulan penuh berkah ini, memang sudah menjadi keinginannya untuk berbagi kasih dengan anak-anak yatim di Surabaya. Mengenai pilihan yang jatuh pada Pondok Pesantren Annahdliyyah, Uci berkeinginan untuk berbagi kasih, tidak perlu melihat latar belakang dan kelompok tertentu, tetapi terpenting adalah niatnya. “Dan karena ini bertepatan dengan moment Ramadan, maka kami melakukannya dengan berbagi pada anak-anak yatim yang ada di Ponpes An-Nahdliyyah,” terang aktris di film Perfect Dream ini seraya tersenyum ramah. Uci berharap bahwa sebaiknya masyrakat tidak melihat persoalan agama, suku dan aliran, dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial. Tetapi lebih melihat apa yang bisa kita berikan pada mereka yang membutuhkan. “Saya lahir di Indonesia dan besar di Indonesia. Karena itu bagi saya kita semua adalah Indonesia. Meski berbeda suku, agama maupun aliran, jangan dijadikan itu sebagai alasan untuk memecah-belah bangsa ini. Saya berharap Indonesia tetap bersatu, ditengah perbedaan yang ada di masyarakat kita yang majemuk ini,” tambah Uci. (Lely Yuana)

kakek nenek penghuni panti jompo. “Pada saat itu saya melihat mata kakek nenek yang seakan kosong, menjadi ceria ketika mendengar alat musik yang saya mainkan,” imbuh penyuka rawon itu seraya tersenyum manis. Meskipun menempuh pendidikan di Baltimore, Washington DC, USA, Jessica tak pernah melupakan jiwa nasionalisme yang ditanamkan orangtuanya sejak kecil. Bahkan ia piawai memainkan lagu-lagu daerah ketika tampil, seperti “Gundulgundul Pacul”, “Bengawan Solo”, “Yamko Rambe Yamko”, “Rek Ayo Rek” dan “Tanjung Perak Tepi Laut”. Seperti lagu “Rayuan Pulau Kelapa” yang ia bawakan untuk menghibur anakanak panti, Jessica mencoba mengingatkan serta menyatukan saudara sesama bangsa Indonesia melalui nada, guna mengembalikan sebuah semboyan bahwa mereka satu NKRI. Membangkitkan darah perjuangan yang dulu pernah ada. Arti penting persatuan bagi dara cantik berambut panjang ini adalah rasa saling gotong royong, kita adalah bangsa yang satu. “Sejak kecil ditanamkan, jangan sampai luntur. Harpa adalah sebuah alat untuk mewujudkan cita-cita saya mengharum-

kan nama bangsa,” terang penggemar olahraga, menyanyi, dan menggambar ini. Penampilan-penampilannya inilah yang membuat Jessica mendapat undangan tampil di berbagai tempat. Jessica telah mengisi masa remajanya dengan banyak prestasi. Dia merupakan salah satu dari sedikit pemain harpa di tanah air. Jessica tak sekadar bermain harpa, tapi juga dapat menjelaskan seluk-beluk alat musik berbentuk busur ini kepada penonton. Prestasinya tak lepas dari peran orangtua yang mendukung dan mengarahkan bakatnya di bidang musik sejak di bangku Taman Kanak-kanak. Sekitar umur empat tahun, ia sudah ikut les piano. Tapi menginjak remaja mulai fokus ke harpa. Berinteraksi dengan harpa sejak usia 13 tahun, Jessica menyebut harpa sebagai sebuah alat musik yang unik dan masih jarang di Indonesia. “Harpa selain alat musik unik dan klasik memiliki tingkat kesulitan yang cukup lumayan, maka tak banyak anak muda ingin belajar harpa, namun justru hal ini yang menarik perhatian dan mendorong saya untuk menekuni secara serius,” urai Jessica. Namun, kendala pada saat awal belajar harpa adalah tidak adanya guru harpa di Surabaya, adanya di Jakarta. Mau

tidak mau, ia harus bolak-balik SurabayaJakarta untuk belajar harpa. Jessica menjadi murid pertama Rama Widi, salah satu harpist terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Namun kesulitan lainnya, gurunya sering tidak ada di tempat karena berkeliling berbagai negara untuk konser dan sebagainya. Solusinya mereka berkomunikasi lewat internet (Skype). “Kak Rama memang sering konser ke luar negeri, agar tetap bisa belajar dengannya, saya berkomunikasi lewat Skype. Beliau memberikan masukan dan bimbingan kepada saya tentang teknik bermain harpa yang benar. Saya memainkan harpa, kemudian beliau memberikan koreksi dan arahan. Sistem belajar jarak jauh ini sampai sekarang masih saya lakukan,” jelasnya. Menjadi luar biasa harus bekerja keras, dengan pengorbanan orangtuanya yang luar biasa mulai membelikan harpa yang tidak murah harganya, menemaninya kemana-mana untuk kursus musik, konser dan kegiatan lain. Jessica terus belajar dari para seniornya para harpist terkenal dunia atau para guru harpist terkenal seperti Isabel Moretti, Maria Luisa, Remy Van Kesteren dan lainnya. (Lely Yuana)


Life Story

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Tidak hanya memajukan pendidikan, Pemkab Buleleng juga terus berupaya agar lulusan baik perguruan tinggi maupun sekolah kejuruan dapat terserap dalam dunia kerja. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menggelar Job Fair 2017. Ini juga merupakan upaya untuk mengu­ rangi penganggur­an di Buleleng.

P

rogram tahunan itu melibatkan puluhan perusahaan dengan menawarkan ribuan formasi lowongan. Ini merupakan celah bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang sesu­ai dengan minat dan kemampuannya. Job Fair telah berlangsung selama 13 hingga 15 Juni 2017 mengambil tempat di gedung Mr. Ketut Pudja Kawasan Eks Pelabuhan Buleleng. Kepala Disnaker Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan,S.E., menyampaikan, bahwa dalam Job Fair 2017 ini ada kurang lebih 20 perusahaan yang ada di Buleleng dan 6604 lowongan kerja. “Sedikitnya, ada 6604 lowongankerja yang tersedia dalam kesempatan ini,” ujarnya. Menurut Dwi Priyanti, agenda bursa kerja secara rutin diselenggarakan, dengan tujuan untuk

Job Fair 2017

Sarana Pertemuan Pencari Kerja dan Pengguna Tenaga Kerja mewujudkan sinergitas dalam penyelenggaraan penempatan tenaga kerja, antara pemerintah, swasta dan masyarakat, sekaligus meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja. “Tentunya, juga sebagai upaya pengurangan angka pengangguran, serta terpenuhinya kebutuhan dunia usaha atau industri, akan tenaga kerja yang berkualitas, sesuai dengan kualifikasi jabatan,” cetusnya. Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, S.T., mengatakan, kegiatan ini merupakan sarana pertemuan langsung antara para pencari kerja, dengan pengguna tenaga kerja, di sam­ping sebagai pelaksanaan salah satu fungsi dari pelayanan penempatan tenaga kerja. “Tidak bisa dipungkiri, terselenggaranya Job Fair ini tak bisa dilepaskan dari partisipasi aktif para pengusaha, serta ins­ tansi teknis atau sektor terkait, yang dapat menyerap persediaan tenaga kerja,” katanya. Lanjut lanjut, Bupati Agus Suradnyana menjelaskan adanya lowongan bagi tenaga kerja, merupa­kan indikator pertumbuh­ an di bidang ekonomi, baik di sektor pemerintahan, maupun dunia usaha swasta lainnya. Terlebih, pertumbuhan ekonomi di dunia usaha swasta, terutama sektor riil, merupakan tumpuan penyerapan

Hak sebagai Istri Dirampas Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana membuka Job Fair 2017 di Gedung Mr Ketut Pudja kawasan Eks Pelabuhan Buleleng.

tenaga kerja. “Pemerintah daerah senantiasa memfasilitasi dan berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif, serta berpihak pada usaha swasta yang banyak menyerap tenaga kerja. Kami juga menjamin keamanan investorinvestor yang berinvestasi di Buleleng,” cetusnya.

Usai acara, Bupati Agus Suradnyana menambahkan Pemkab Buleleng selalu berupaya mencari terobosan guna menanggulangi angka pegangguran. Diantaranya, melalui kegiatan penyelenggaraan bursa kerja (job fair ). Kegiatan ini adalah ajang para pencari kerja dapat menemukan pekerjaan

Peringatan Bulan Bung Karno Bagikan Poster Bung Karno Sebagai Bapak Proklamator, Ir Soekarno merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam memerdekakan Indonesia. Untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme yang dimiliki Soekarno banyak hal yang dilakukan, salah satunya

7

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

dengan memperingati kelahirannya sebagai Bulan Bung Karno. Dalam peringatannya di Buleleng di gelar berbagai acara dengan melibatkan sekolah-sekolah untuk lebih menanamkan rasa nasionalis sejak usia dini. Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST.,

menghadiri Sosialisasi Pendidik­an Karakter Dalam Bulan Bakti Bung Karno dan Lahirnya Pancasila yang diselenggarakan oleh DPC PDI Perjuangan Buleleng di SMP N 1 Singaraja, pekan lalu. Selain sosialisasi, acara tersebut juga diisi dengan pembagian poster Presi-

Bupati Buleleng menyerahkan poster kepada sekolah-sekolah di Buleleng.

den RI Pertama Ir. Soekarno Hatta. Hal tersebut dilakukan agar dapat mendorong upaya pendidikan yang berkarakter dan nasionalis yang dilandasi dengan Pancasila, Poster bergambar Ir. Soekarno, Founding Father Bangsa Indonesia dengan bingkai dan berisikan pesan-pesan nasionalisme, secara simbolis dibagikan ke seluruh sekolah tingkat SD dan SMP di Kabupaten Buleleng yang dipusatkan di Aula SMP Negeri 1 Singaraja yang diserahkan langsung Bupati Buleleng kepada beberapa perwakilan Kepala Sekolah dan UPP Kecamatan di Kabupaten Buleleng. Dalam penyerahan Poster itu juga didampingi sejumlah pengurus DPC PDI Perjuangan Buleleng diantaranya Putu Mangku Budiasa dan Dewa Ketut Suardipa dan juga Ketua Panitia Pekan Pancasila PDI Perjuangan Buleleng, dr. Ketut Putra Sedana yang juga Ketua Banteng Muda Indonesia Kabupaten Buleleng. Bupati Agus Suradnyana usai

sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan. “Saya berharap agar pencari kerja dapat terserap lebih banyak, penempatannya, baik di dalam maupun di luar negeri dengan melibatkan pihak terkait. Seperti Lembaga Pelatihan Kerja (LPK),” imbuhnya. (Wiwin Meliana)

menyerahkan poster bergambar Bung Karno itu mengakui kegiatan yang dilakukan memanfaatkan momentum hari Kelahiran Pancasila dan juga Hari Kelahiran Bung Karno, dimana banyak pesan-pesan moral dan pembentukan karakter berbasis pancasila selalu disampaikan Presiden RI Pertama tersebut. Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Singaraja, Ni Putu Karnadhi mengakui banyak hal yang harus bisa dipahami dari sosok pendiri bangsa Indonesia tersebut, terlebih lagi SMP Negeri 1 Singaraja sebagai Sekolah Penguatan Pendidikan Karakter tentunya akan memberikan dampak positif bagi anak didik dengan berbagai pesan moral dan nasionalis yang disampaikan melalui poster tersebut. Menurut rencana, setelah penyerahan secara simbolis poster Bung Karno dibagikan, seluruh sekolah pada tingkat SD dan SMP di Kabupaten Buleleng juga akan mendapatkan poster bergambar Bung Karno yang berisikan pesanpesan tersebut, selain itu kegiatan pembagian poster Bung Karno juga dirangkaikan dengan pencanangan pekan pancasila yang dilakukan Pemerintah Pusat yang mengusung tema Saya Indonesia, Saya Pancasila. (Wiwin Meliana)

tkh/net

18

Tatik (42) tak henti-hentinya mena­ngis ketika menemani jenazah suami­ nya di salah satu rumah sakit di Pulau Sumbawa. Setelah dua hari dirawat intensif akibat kecelakaan, suami Tatik tak mampu bertahan lalu akhirnya meninggal. Dalam kesedih­an hebat yang dialami Tatik itu, insiden memalukan dari keluar­ga suaminya yang turut datang menjemput suaminya itu terjadi di rumah sakit. Keluarga suaminya itu membuat ribut di rumah sakit kare­na memaksa jenazah suami Tatik dimakamkan di kampung halamannya yang berbeda kabupaten dengan tempat Tatik tinggal.

K

eluarga Tatik membantu Tatik untuk mempertahankan agar jenazah suami Tatik dimakamkan di kampung tempat keduanya tinggal, di kompleks pemakaman kampung asal Tatik. Setelah menikah tiga tahun sebelumnya, Tatik dan suaminya memilih tinggal di kampung Tatik. Dalam insiden yang menjadi tontonan itu, Tatik sempat memohon-mohon agar suaminya dimakamkan saja di kampung tempatnya tinggal agar ia merasa dekat terus dengan suaminya. Namun, keluarga besar suaminya sama sekali tidak mengizinkannya. “Mereka merampasnya dari saya di hari itu,” kenang Tatik pada peristiwa yang terjadi beberapa tahun lalu itu. Sayangnya, dalam ‘pertarungan’ itu Tatik kalah dari keluarga suaminya yang datang dengan jumlah yang lebih banyak dari keluarganya. Suami­nya dibawa dan itulah pertemuan terakhir yang menyakitkan bagi Tatik. Sebagai istri, Tatik ingin sekali bisa menentukan segala hal menyangkut prosesi pemakaman suaminya. Lagi-lagi ia harus berjuang mendapatkan haknya sebagai isteri yang menginginkan dekat dengan makam suaminya. Ia tidak mampu merebut rasa kasihan dari keluarga suaminya yang tetap ngotot membawa jenazah suaminya ke kampung halamannya, meski Tatik mengiba-iba bahkan memohon-mohon. Ambulans pun meraung-raung menempuh perjalanan menuju kampung halaman suaminya. Tatik hanya bisa terdiam sepanjang perjalanan itu. Hanya sesekali ia membuka suara untuk memohon agar mayat suaminya singgah di rumah mereka meski sesaat saja. Keluarga suami Tatik mengizinkan. Begitu sampai di rumah Tatik, mayat Soni hanya mampir tidak lebih dari lima menit,” ujar

Marni, tetangga Tatik. Ketika tiba di rumah mereka, insiden kembali terjadi antara keluarga Tatik yang dibantu para tetangga dengan keluarga besar suaminya.“Terjadi baku hantam dan perkelahian,” ujar Marni. Kondisi tegang, ada yang perang mulut ada pula yang berkelahi fisik. Situasi sudah tidak terkendali ketika jenazah suaminya itu dipaksa naik kembali ke ambulans untuk dibawa menuju kampung halamannya. Tatik yang menangis tersedusedu sempat meraung dan berteriak tak mampu menahan diri dari kesedihan dan kekecewaan. “Bantu saya…bantu saya…, turunkan mayat Abang,….,” pintanya pada keluarga dan tetangga-tetangganya yang juga tidak mampu berbuat banyak dan kalah dalam insiden tersebut. Demikian pula saat melewati satu tempat yang juga di hari yang sama terdapat kematian, Tatik meminta-minta agar orang-orang menghentikan ambulans tersebut. “Tapi, orang-orang tersebut tidak tahu masalahnya apa,” ujar tetangga Tatik yang turut mendampingi Tatik mengejar ambulans. Jadilah Tatik tiba hingga kampung halaman suaminya dan apa boleh buat, ia harus menerima semuanya. Ia mengantar jenazah Soni bersemayam dengan damai. Perseteruan keluarga Tatik dengan keluarga suaminya memang dimulai dari sejak mereka menikah. Kedua keluarga tidak menyetujui pernikahan tersebut. Meski akhirnya keduanya, Tatik dan suaminya bisa diterima dalam keluarga kedua, namun masing-masing keluarga tidak bisa akur bahkan sampai suami Tatik meninggal. Kepergian suaminya dengan cara tragis, sudah sangat membuat Tatik terluka. Ditambah lagi ia tidak bisa dekat dengan makam suaminya. “Saya tidak bisa men-

gunjungi makamnya tiap kali saya merindukannya,” ujar Tatik yang karena bekerja hanya bisa sebulan sekali mengunjungi makam suaminya itu. Ia heran dengan sikap keluarga suaminya itu. Menurutnya, hubungan Tatik dan mereka selama ini terbilang baik. “Tapi kenapa hak saya sebagai istri dirampas begitu saja,” katanya. Beberapa waktu ia mencerna ketidakberuntungannya itu. Sampai ia menemukan jawabannya yakni mereka adalah keluarga yang serakah. Menurut Tatik, mereka memaksa membawa jenazah suaminya tanpa memperhatikan perasaannya sedikit pun, namun ketika disodorkan anak dari suami Tatik itu, mereka lepas tangan. Padahal anak berusia enam tahun tersebut bukan anak Tatik melainkan anak dari istri pertama suami­nya. “Semua lepas tangan, tidak ada yang mau mengurus dan membiayai sekolahnya,” kata Tatik. Melihat kondisi tersebut, Tatik merasa prihatin pada anak lelaki suaminya itu. “Saya tidak tega melepas anak ini pada orang-orang yang tidak ingin mengurusnya,” ujar Tatik yang memangku anak lelaki suaminya itu. Sambil mengelus kepala sang anak, Tatik memintanya untuk bersabar. Bagi Tatik yang memiliki penghasilan sendiri ini, ia tidak keberatan membesarkan buah hati suaminya itu. Tatik tinggal bersamanya, mendidik dan membesarkannya layak anaknya sendiri. “Dari mata anak ini, saya melihat suami saya terus hidup,” ujar Tatik yang mengaku masih merasa kehadiran suaminya di rumah mereka. Dari anak inilah, ia merasa bahwa suaminya itu tetap hidup dalam rumah mereka. “Itu cukup buat saya,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)

Buka Puasa bersama KMB Anak-anak yatim piatu Yayasan Uswatun Hasanah Kampung Wanasari Denpasar hadir dalam acara Buka Puasa bersama Kelompok Media Bali Post (KMB) di Shankara Resto, Sanur, Minggu (11/6). Usai Buka Puasa, anak-anak ini mendapat bingkisan yang diserahkan Ny. Bintang Puspayoga dan Ny. Sri Utari Satria Naradha. Acara Buka Puasa bersama juga dihadiri Pimpinan KMB Satria Naradha, pengurus Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB Bali), agen sirkulasi, dan relasi iklan.

BRI Peduli Bagikan 3000 Paket Sembako Bank BRI menyelenggarakan kegiatan Ramadan bertajuk “BRI Peduli Berbagi Bahagia bersama BRI” di kantor wilayah BRI Denpasar, Jumat (16/6). Acara yang dilaksanakan antara lain pembagian 3000 paket sembako untuk masyarakat kurang mampu di wilayah Bali, Mataram, dan Kupang, buka puasa bersama, dan pemberian santunan kepada 200 anak yatim. Kegiatan ini dihadiri Direktur Human Capital Bank BRI Priyastomo, Pemimpin Wilayah BRI Denpasar Dedi Sunardi dan manajemen Kantor Wilayah dan Kantor Inspeksi BRI Denpasar. (Ngurah Budi)

Blissful Ramadan Fame Hotel Dalam rangkaian bulan Ramadan, Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali mengadakan acara buka puasa bersama yang mengundang media massa, perusahaan, dan travel agent baik on-line maupun off-line. Acara yang dilaksanakan Kamis (15/6) bertema Blissful Ramadan ini juga dihadiri anak-anak dari Rumah Bakat Dompet Sosial Madani Bali. Anggara Dharma, Director of Sales & Marketing Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali mengatakan acara juga dirangkaikan dengan makan bersama serta berbagi pendapat ataupun peluang industri pariwisata. (Ngurah Budi)


8

Bunda & Ananda

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Kreasi dari Barang Bekas

untuk adik adik. Agar mudah berkreasi, rajinlah memilah sampah, cuci bersih benda yang mudah didapat dan bayangkan keinginan akan suatu alat permainan misalnya. “Tentu adik-adik akan bisa mengkreasikan benda tersebut dengan mencontoh benda yang sudah ada, atau mencontoh tahapan melalui youtube dengan bimbingan orang tua. Atau adik-adik bisa datang di waktu liburan ke tempat-tempat kursus kreativitas seperti di Davincio,” tandas instruktur menggambar Sanggar Pelangi BaliTV, President Rotary Club of Bali Nitimandala, Ketua Himpaudi Denpasar Timur, Anggota APSAI, dan Pengurus PKG PAUD ini.

Liburan panjang telah tiba. Tak hanya bermain, beragam aktivitas bisa menjadi pilihan anak untuk mengisi liburan agar bermanfaat. Salah satunya dengan berkreasi membuat mainan dari barang bekas.

Kak Ade

P

emanfaatan bahan purna pakai, menjadi salah satu alternatif stimulasi perkembangan kreativitas anak melalui aktivitas berkesenirupaan dengan mengedepankan sadar dan sayang lingkungan. “Dari bahan purna pakai ini kita bisa menciptakan suatu karya yang menyenangkan bagi anak, baik untuk bermain maupun untuk pameran prestasi,” ujar A L Ismurtono Santoso, S.Sn. yang akrab dipanggil Kak Ade ini. Barang purna pakai yang bisa digunakan di antaranya sampah

kering rumah tangga semisal botol minuman, baju kaus yang sudah usang, hingga potongan kain (perca) dan potongan kayu kemasan dan lain sebagainya. “Pada intinya menggunakan apa pun bahan yang bisa ditemukan di lingkungan sekitar,” ucapnya lagi. Bahan-bahan tersebut dapat diubah menjadi barang yang digunakan seperti kotak pensil, fancy bag, mainan dsb. Peralatan yang dipakai pun tergolong mudah didapat dan sederhana seperti gunting, karet gelang dan lem kayu, juga berbagai gambar dari kertas kado bekas, tisu bergambar dll. Kak Ade memberikan contoh membuat mainan cari dan tangkap dari botol plastik bekas. Bahan yang disiapkan, botol plastik bekas dan tutup botol. Peralatan yang diperlukan gunting/ cutter, cat, kuas, dan tali. Cara pembuatannya, botol dipotong menjadi 2 bagian, bisa untuk membuat ikan atau bunga. Kalau mau membuat ikan, botol dipipihkan lalu digunting membentuk ikan. Jika membuat bunga digunting membentuk kelopak bunga. Setelah itu dicat menggunakan cat acrilyc. Tutup botol gunanya untuk membuat mangsanya. Kalau ikan, membuat ikan kecil. Kalau bunga, kita buat lebah atau kupu-kupu.Setelah itu tutup botol diikat dengan tali

Kreasi mobil-mobilan dari karton susu

Griya

Produk Gerabah Masih Diminati Desa Kapal, Badung Bali terkenal sebagai sentra pemasaran produk gerabah di Bali. Beragam bentuk gerabah, seperti pot, guci, dan patung-patung pajangan bisa dengan mudah kita temui di sepanjang jalan Raya Denpasar-Gilimanuk ini.

S

(Inten Indrawati)

masukkan kedalam botol, lalu tutup. Mainannya sudah siap dimainkan. Contoh lain, kotak tetra pack kemasan minuman bisa dimanfaatkan sebagai pajangan cantik di meja sekaligus tempat pensil dan ATK lain berbentuk sapi yang lucu, atau binatang lain yang disukai. “Bisa juga membuat mobil-mobilan dari karton susu,” imbuh alumni PSSRD Unud yang menjadi guru seni dan Kepala PAUD Davincio ini Kak Ade memberikan tips

Ibu Luhde

alah seorang penjual gerabah yang sudah menggeluti profesi ini sejak tahun 1995 adalah Ibu Luhde. Meski sejak 6 bulan terakhir dikatakannya penjualan lesu, namun masih ada saja peminatnya. Seperti siang itu, tampak seorang laki-laki membeli jeding yang akan digunakannya sebagai tempat beras. Beberapa saat kemudian seorang ibu melihat-lihat piring sembari melihatlihat produk lainnya. “Ada saja yang mencari, tapi tak seramai dulu. Biasanya sebulan sekali, saya bisa mendatangkan satu truk produk gerabah. Tapi sekarang sudah berbulan-bulan saya tidak lagi memasoknya karena barang saya masih banyak,” ujarnya. Ibu Luhde mengatakan produkproduk gerabah tersebut ada yang

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

17

didatangkan dari Yogya, Lombok, dan buatan pengerajin lokal Bali dari daerah Pejaten, Tabanan. Dari ketiga produk itu, dikatakannya produk gerabah Bali yang paling bagus kualitasnya. Orang awam mungkin akan susah membedakan mana buatan Yogya, Lombok atau Bali. Buatan Lombok biasanya warnanya mengkilat, tetapi setelah lama warna mengkilatnya pudar, barangnya agak tipis. Produknya banyak berupa piring-piring atau perlatan makan-minum lainnya yang saat ini memang banyak dipakai di hotel-hotel dan restoran. Pot-pot bunga dan hiasan rumah seperti patung-patung pajangan dikatakannya banyak didatangkan dari Yogya. Sementara produk Bali lebih banyak berupa jeding, pot tanaman, dsb, dengan tampilan polos. “Tamu suka­ nya yang polos, konsumen lokal suka produk yang berwarna,” ujarnya. (Inten Indrawati)

Permainan cari dan tangkap dari botol plastik bekas

Mendongeng Lima Menit ujian akhir

Setelah bertahun-tahun lamanya, tibalah saatnya sang Guru Spiritual itu menguji ketiga siswanya. Mereka sudah banyak memperoleh ilmu tentang dunia dan akhirat, tentang kebenaran sejati dan rahasia kehidupan. Made Taro “Siswa-siswaku!” kata sang Guru. “Kamu sudah memperoleh banyak ilmu tentang kehidupan. Sekarang tiba saatnya kamu menempuh ujian akhir, apakah ilmu yang kau kuasai itu sudah sempurna atau belum.” Sang Guru Spiritual kemudian membagikan kepada masing-masing siswa, seekor burung dara, sebilah pisau, sebuah mangkuk dan selembar kain. “Carilah tempat yang kosong, sepi, hening! Setelah yakin engkau sendirian, sembelihlah burung dara itu! Darahnya simpan di mangkuk, tubuhnya bungkus dengan kain, lalu tunjukkan bangkai burung itu di tempat ini!” Tanpa basa-basi, ketiga siswa itu berangkat menuju arah pilihannya. Siswa pertama menuju arah utara, siswa kedua ke arah selatan, dan siswa ketiga ke arah barat. Siswa yang ke utara masuk ke dalam hutan. Di tengahtengah pepohonan yang lebat, ia merasa sepi, tak ada suara berisik. Yang terdengar hanyalah gemericik air yang mengalir dari celah-celah batu menuju jurang. Di situlah ia melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh sang Guru. Adapun siswa yang ke selatan, akhirnya tiba di sebuah lapangan luas yang sangat sepi. Di situ hanya tumbuh rumput-rumput kering, tak ada manusia, tak ada hewan, bahkan tak seekor semut pun yang berkeliaran. Ia yakin tak seorang pun yang tahu kalau ia menyembelih burung dara itu. Setelah aman, ia pun kembali ke rumah sang Guru

Spiritual. Ia dapati temannya yang menuju arah utara, telah lebih dahulu sampai. Sang Guru Spiritual tersenyum-senyum melihat kedatangan dua orang siswanya. Di tunggu-tunggu, siswa ketiga yang menuju arah barat belum juga muncul. Siswa pertama dan kedua mengira kawannya itu tidak mengerti tugas yang diberikan oleh sang Guru. Lama menunggu, akhirnya siswa ketiga itu muncul seraya menyerahkan bungkusan kain itu kepada gurunya. Sang Guru pun membuka ketiga bungkusan itu satu persatu. Katanya, “Hai, siswa pertama, bagaimana keadaan ketika kamu menyembelih burung dara itu?” “Hamba benar-benar menyendiri, Tuan Guru! Hamba menyusup ke tengah hutan, tak ada makhluk lain, suasananya sepi dan hening, kecuali terdengar suara gemercik air yang keluar dari celah-celah batu.” “Hamba juga benar-benar menyendiri, Tuan Guru!” jawab siswa kedua. “Hamba seperti terbuang di lapangan luas yang sepi. Tak ada makhluk lain, bahkan semut pun tak ada yang lewat.” Ketika sang Guru membuka bungkusan ketiga, ia terkejut. Ternyata burung dara itu masih segar-bugar. “Apa yang kau kerjakan, wahai, siswa ketiga?” tanya sang Guru berwajah kecewa. “Maafkan hamba, Tuan Guru! Hamba telah berusaha mencari tempat sepi dan sunyi ke mana-mana. Hamba masuk ke dalam gua yang gelap. Tak ada suara dan tak ada makhluk di situ, tetapi hamba tidak merasa sendirian. Kemudian hamba menyelam ke dasar danau. Tempat itu sangat sepi; tak ada ikan dan tak ada cacing di dalamnya. Ke mana-mana hamba tak pernah merasa sendirian. Selalu saja seseorang bersama hamba.” Sang Guru Spiritual tersenyum. Katanya, “Di antaramu bertiga, hanya siswa ke tiga yang mendapatkan ilmu sempurna. Ia tak pernah merasa sendirian. Ia selalu ditemani oleh seseorang yang bernama Tuhan. (Arab)

Da ra Malang melintang di dunia musik, Dejapu Band telah merilis 9 lagu dalam album perdananya. Sebelumnya, tiga lagu telah diperkenalkan ke media sosial setelah merampungkan klipnya, di antaranya “Omang Dogen”, “Cek In Dalung”, dan “Malam Minggu”.

Dejapu Rilis Album “Satu” Album pertama yang bertajuk “Satu” diluncurkan di Boshe VVIP Club Bali, Selasa (20/6). Di album “Satu”, single yang menjadi andalan lagu “Omang Dogen” hasil ciptaan musisi ternama Jun Bintang. Bahkan dalam pembuatan klip videonya pun,

Personil Dejapu

Jun Bintang juga ikut ambil peran sebagai model bersama Melin dan Mirah Sugandhi. Hasil garapan apik Bali Art Visual ini bercerita tentang seorang gadis yang menemukan botol di pantai yang di dalamnya berisikan cerita tentang kisah percintaan yang dramatis. Band yang telah terbentuk sejak tahun 2014 silam ini diperkuat dengan formasi Putu Budi sebagai vokalis dan gitaris, Aditya sebagai pianis, Lojer sebagai bassis, Julian Richard sebagai gitaris, dan DFat sebagai drummer. Dengan mengambil aliran alternatif, Dejapu mendapat dukungan dari beberapa musisi dengan aliran berbeda yang sudah berpengalaman di blantika musik Bali, seperti Jun Bintang, Hari PW Bintang, Ogix Bintang, Moca Fam

Fam, Aput Draft, Rio Draft, Edy Buffalow, Xoxo Oregano, Shinta Puri Pratiwi, Melin, Igo Blado, dan Yuda Suparsana dxt Movie. Dalam album yang diproduseri oleh Bali WD Production milik Wayan Widia, terdapat satu lagu yang menggunakan bahasa Indonesia. “Ini menjadi sangat spesial karena lagu dengan judul “Datanglah ke Bali” ini menjadi soundtrack film di salah satu TV nasional,” ungkap Putu Budi. Lagu yang awalnya berbahasa Bali ini berjudul Tresna Sujati kemudian diaransemen oleh Arix Bintang, Ogix Bintang dan Moca Fam Fam. Akan tetapi setelah rampung, mereka merasa musik dan liriknya kurang pas sehingga membuat aransemen baru. “Mereka menyarankan untuk membuatkan lirik baru untuk aransemen yang lama sehingga jadilah lagu Datanglah ke Bali,” imbuh vokalis yang album bandnya dirampungkan oleh DEFF Studio Bali ini. Lagu ini kemudian dilirik oleh sutradara film kenamaan Aris

Nugraha yang telah menyutradarai beberapa judul film seperti “Preman Pensiun”, “Bajai Bajuri”, dan lain-lain. bersama dengan Aris Nugraha, Eza Yayank, Purnomo, dan Entis, Dejapu band pun masuk studio untuk proses perubahan lirik dan penambahan instrumen gambelan serta kecak. “Saya pun ikut ditodong main film,” ujarnya. Lagu “Datanglah ke Bali”, rencananya akan menjadi soundtrack film MIB produksi MNC Picture. Peluncuran album “Satu” dimeriahkan oleh penampilan Matanai Band, The Error Project, The Rolic, Clay dan bintang tamu Jun Bintang, Hari PW Bintang, Ogix Bintang, dan Moca Fam Fam. Ke depan, gebrakan yang sudah yang akan dilakukan untuk tetap menjaga eksistensi dengan menyiapkan satu single berjudul “Di Ujung Mimpi”. “Saat ini masih proses syuting video klip di Hongkong dan semoga bisa dirilis Agustus,” tandas Putu Budi. (Wiwin Meliana)


16

Edukasi

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Lomba Pidato Bung Karno

Tumbuhkan Jiwa Pancasilais Peringatan hari lahirnya Pancasila dan Bulan Bung Karno nampaknya dimanfaatkan sebagai momentum untuk mendekatkan serta membangkitkan kembali rasa cinta tanah air dan nasionalisme kepada masyarakat. Rasa nasionalisme memang harus ditanamkan sejak usia dini sehingga mampu mendarah daging terhadap generasi penerus bangsa.

Bupati Buleleng saat memberikan sambutan dalam Lomba Pidato Bung Karno

D

alalm peringatan Bulan Bung Karno, DPC PDIP Kabupaten Buleleng menggelar lomba pidato Bung Karno. Melalui lomba tersebut generasi muda harus memiliki karakter dan ideology dalam membangun bangsa kedepan. Dengan lomba pidato ini pemuda mampu mencari dan mempelajari, karakter, watak dan ajaran Bung Karno dari berbagai naskah pidato Sang Proklamator tersebut.

Acara yang dibuka langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana ini berlangsung di lantai II Gedung sekretariat DPC PDIP Kabupaten Buleleng, Kamis (15/06). Lomba diikuti oleh 34 orang peserta yang merupakan siswa siswa dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi. Masing-masing peserta merupakan perwakilan dari sembilan kecamatan di Buleleng, sebab sebelum berlomba di Kabupaten mereka diseleksi dan merupakan per-

wakilan juara pada tingkat kecamatan. Seusai membuka lomba secara resmi, Bupati Buleleng mengungkapkan lomba pidato Bung Karno tahun ini mengambil tema Pancasila Jiwa dan Kepribadian Bangsa. Tema itu diambil memang memanfaatkan momentum hari Pancasila, untuk mengingatkan kembali generasi muda terhadap dasar Negara Indonesia. “Sasarannya mengingatkan generasi muda bahwasanya Pancasila masih relevan untuk membentuk moral dan karakter adik-adik kita,” ujarnya. Dirinya menambahkan lomba ini sangat penting dilakukan untuk mengenalkan anak anak sejak dini terhadap pemimpin bangsa, karena Bung karno adalah seorang yang cerdas di sekolah, berjuang sejak muda, berhasil memerdekakan bangsa ini menjadi bangsa yang bebas dan berdaulat. “Perjuangannya yang harus ditiru oleh anak-anak,” jelasnya. Ke depan, lomba yang baru pertama kali dilaksanakan ini akan dikemas lebih luas dengan berbagai lomba yang mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air. Sementara itu Ketua Panitia Lomba Pidato Bung Karno dr. Nyoman Putra Sedana, Sp.OG., mengatakan tujuan dari lomba tersebut selain untuk memperingati lahirnya Pancasila dan Bulan Bung Karno, juga sebagai kegiatan untuk memberantas isu-isu yang dapat memecah keutuhan NKRI. Apalagi saat ini di Indonesia dengan terang-terangan mulai muncul organisasi-organisasi yang menyatakan anti Pancasila. “Kita memiliki kewajiban untuk membangkit kembali rasa Pancasilais di masing-masing individu di wilayah NKRI ini sehingga Pancasila tetap menjadi landasan hidup

dan berbangsa,” ungkapnya. Putra Sedana berharap melalui lomba pidato tersebut anak-anak mampu memaknai arti Pancasila minimal dalam dirinya sendiri dan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan ber-

bangsa dan bernegara. Ia juga berharap lahir kader-kader pancasilais sehingga Pancasila tetap jaya di NKRI ini. “Para Juara mendapatkan piala, piagam, dan uang pembinaan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Dara

G

una meningkatkan kualitas proses belajar mengajar (PBM), Sekolah Pelangi Dharma Nusantara (PDN) terus-menerus melakukan pembenahan baik skala maupun niskala. Karena itu, Rabu, 7 Juni 2017, dilakukan upacara Pemelaspasan Gedung SMP dan Mecaru Manca Kelud yang dipuput dua Sulinggih. “Tujuan kami agar ada keseimbangan skala dan niskala di tempat anak-anak menimba ilmu ini, untuk mencetak anak didik yang cerdas berprestasi dan memiliki budi pekerti luhur,” ujar Ketua Yayasan Pelangi Dharma Negara, Drs. I Wayan Suaba, MBA. Gedung baru PDN tersebut diresmikan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai D. Mantra ditandai dengan pembukaan tirai papan prasasti gedung SMP. Orang nomor satu di Denpasar tersebut berharap Sekolah PDN tetap menjaga dan memajukan pendidikan dengan mengedepankan muatan lokal untuk memperkuat karakter siswa. Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Rai D. Mantra didaulat menyerahkan penghargaan kepada guru dan siswa berprestasi di Sekolah PDN. PELEPASAN SISWA TK DAN SD PDN Sabtu, 10 Juni 2017, Sekolah PDN melepas siswa TK angkatan ke-6 dan siswa SD angkatan pertama. Acara pelepasan dan perpisahan itu dihadiri pihak Yayasan Pelangi Dharma Negara yang menaungi Sekolah Pelangi Dharma Nusantara (PAUD, TK, SD,

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

9

Rai Mantra Resmikan Gedung PDN Kuatkan Karakter Siswa dengan Muatan Lokal

Peresmian Gedung SMP PDN oleh Wali Kota Denpasar Rai Mantra didampingi Ketua Yayasan PDN Wayan Suaba dan undangan lainnya

SMP), para guru dan para orangtua siswa. Diisi dengan berbagai hiburan dari anak-anak TK dan SD, seperti dance, atraksi pencak silat, wuzu, Tari Kupu-kupu Tarum, Tari Janger, paduan suara, diakhiri dengan penyerahan piagam dan hadiah kepada juara kelas. Ketua Yayasan Wayan Suaba mengatakan sangat berterima kasih kepada para guru yang sudah mendidik anak-anak dengan baik

sehingga mampu mempersembahkan yang terbaik. Semangat pelangi, yang memiliki warna-warna indah dengan kebhinnekaannya itu, yang tidak membeda-bedakan anak bangsa baik dari suku, agama dan lainnya, selalu didengungkannya. “Inilah swadharma kami pada Negara, bersama-sama pemerin­tah turut mencerdaskan anak bangsa didukung dengan guru-guru pengajar yang profesional

Penyerahan penghargaan kepada guru dan siswa berprestasi Sekolah PDN oleh Wali Kota Rai Mantra

di bidangnya masing-masing, dengan spirit ngayah,” ujat Bendesa Adat Kelating, Kerambitan, Tabanan yang juga dikenal sebagai pengusaha farmasi ini. Sekolah Pelangi Dharma Nusantara memiliki siswa 600 orang dengan tenaga pendidik (guru), staf administrasi, satpam dan tenaga kebersihan sebanyak 65 orang. Meski masih berumur muda, Sekolah PDN

telah banyak menuai prestasi dan patut diperhitungkan. Tahun ajaran 2017/2018, Sekolah Pelangi Dharma Nusantara (PDN) menerima pendafaran siswa baru. Untuk informasi lanjut, silahkan berkunjung ke Sekolah Pelangi Dharma Nusantara (PDN) Alamat : Jln. Tukad Banyusari 107 Denpasar, Bali. Telepon 0361 2752968. –ten

Beberapa hiburan dalam acara perpisahan

Para guru dan pihak yayasan saat acara Pelepasan Siswa SD PDN

IKIP PGRI Bali Bedah 4 Rumah di Perean IKIP PGRI Bali melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Bakti Sosial (Baksos) yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Baksos yang dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 16 sampai 18 Juni 2017 di Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini dibuka Bupati Tabanan yang diwakili Asisten I Setda Pemkab Tabanan, Wayan Yatnanadi. Dihadiri Camat Perean, Prebekel Perean, Jro Bendesa Perean, Puseh, Bunyuh, Kelian Adat/Dinas se-Desa Perean, Ketua dan Sekretaris YPLP PT IKIP PGRI Bali, Rektor beserta seluruh jajaran di lingkungan Civitas Akademika IKIP PGRI Bali. Pelaksanaan Baksos IKIP PGRI Bali yang mengambil tema “Melalui Bakti Sosial IKIP PGRI Bali Tahun 2017, Kita Tingkatkan Pembudayaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni, dan Olahraga (IPTEKSO) Menuju Kebersamaan dalam Tatatan Tri Hita Kirana” ini melibatkan 649 mahasiswa semester VI dan 117 dosen pendamping (panitia). “Baksos ini dapat dijadikan spirit pentingnya pengabdian dan pembudayaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan olahraga. Peserta Baksos juga dapat larut secara nyata dalam masyarakat desa yang memiliki corak religiusitas, morality, saling menganyomi, demokratis, dan kesejahteraan yang berpulang pada kebersamaan. Bersama kita pasti mampu,” ujar Ketua Panitia Baksos Dr. I Made Darmada, M.Pd. Ia menyampaikan penyelenggaraan Baksos di Desa Perean ini diawali dengan kegiatan BEM IKIP PGRI Bali pada periode 2016 dan antusiasme masyarakat Perean membangun yang dimotori oleh Prebekel I Nyoman Sunantara beserta jajarannya serta dari hasil audensi dengan Bupati Tabanan, 23 Maret 2017. “Dan rupanya kami sama-sama memiliki spirit layanan humanity, semangat memajukan pembudayaan kebersamaan dalam meraih tatanan yang

Penyerahan bantuan bedah rumah secara simbolis oleh Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, S.H, M.Hum. kepada Pemkab Tabanan yang diwakili Asisten I Setda Pemkab Tabanan, Wayan Yatnanadi yang kemudian langsung diberikan kepada penerima bedah rumah

harmonis,” imbuh Made Darmada. Atas Nama Bupati Tabanan, Wayan Yatnanadi mengucapkan terimakasih kepada IKIP PGRI Bali yang telah menjadikan Desa Perean Kecamatan Baturiti, Tabanan ini sebagai fokus kegiatan sosial yang dilakukan mahasiswanya. “Program-program Baksos ini sejalan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Pemkab Tabanan melalui visi mewujudkan Tabanan yang sejahtera, aman dan berprestasi (Serasi). Semoga kegiatan Baksos ini bisa dipakai salah satu momentum dalam mengaktualisasikan secara langsung ilmu murni yang didapatkan selama kuliah di IKIP PGRI Bali,” ujarnya. Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, S.H, M.Hum. mengatakan sebelum pelaksanaan Baksos ini sudah dilakukan survei ke lapangan sehingga program-program yang dilaksanakan memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Desa Perean. Dalam acara pembukaan Baksos, Jumat (16/6) di Wantilan Desa Adat Perean

tersebut dilakukan penandatanganan MoU antara IKIP PGRI Bali dengan Pemkab Tabanan terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, disaksikan Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali Drs. IGB Arthanegara, S.H., M.H., M.Pd., dan Ketua Baksos. Kemudian, penyerahan SK bedah rumah oleh Rektor Made Suarta kepada Bupati Tabanan (yang mewakili) yang selanjutnya diserahkan kepada 4 penerima program bedah rumah, yakni I Made Gantes dari Br. Perean, I Wayan Widana (Br. Penyucuk), Ni Made Artiwi (Br. Bunyuh) dan I Made Sujana (Br. Puseh) dengan total biaya keseluruhan sebesar Rp100 Juta.”Kami juga ada program bedah sekolah, melengkapi ruang belajar SDN Perean dengan memberikan 20 bangku belajar,” ujar Made Suarta. Program-program lain yang dilaksanakan, di antaranya program keagamaan berupa Dharma Wacana dari Ida Pandhita Mpu Jaya Acharya Nanda, konservasi alam berupa penyaluran tanaman kelapa daksina,

cempaka, majegau, nagasari, albesia dan jebug garum, serta penataan lingkungan di Br. Puseh. Pada Baksos hari kedua, Sabtu (17/6) dilaksanakan program kesehatan melalui pengobatan mata dan pemberian kaca mata gratis, penyuluhan pertanian tentang hama padi, program pembinaan pengelolaan keuangan pada Kelembagaan Keuangan BumDes, LPD, Koperasi dan kelompok usaha lainnya. Juga penataan lapangan olahraga masyarakat. Pada malam harinya

mahasiswa semester VI dan seluruh masyarakat Desa Perean disuguhi pementasan budaya berupa Arja berkolaborasi dengan pelawak Cedil. “Melalui Baksos IKIP PGRI Bali 2017 dapat menjadikan suatu proses terbangunnya relasi dalam tradisi yang membudayakan dengan latar budaya desa yang adiluhung, shanti lan jagathita sehingga terpupuk insan pekerja keras, insan tulus, cerdas dan sejahtera,” tandas Rektor Made Suarta yang juga seniman Arja ini. –ten


10

Kreasi

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Gong kebyar adalah prima­ dona Pesta Kesenian Bali (PKB). Tengoklah sajian Parade Gong Kebyar pada arena PKB ke-39 di Taman Budaya Bali. Antusiasisme penonton luar biasa, rela berdesak-desakan untuk dapat menyaksikannya. Seperti pada Selasa malam (13/6) lalu, suguhan secara mabarung duta Kabupaten Gianyar berhadapan dengan utusan Kabupaten Klungkung disimak penuh minat ribuan penonton. Sekitar tiga jam penonton tak beranjak dari tempat duduknya menikmati konser gamelan dan seni tari yang disertai aksi para penab­ uh nan lincah membuncah sarat gairah.

P

esona penampilan gong kebyar sudah tampak sejak awal PKB di tahun 1979. Namun, jauh sebelum dikenal luas di penjuru Bali, gairah ber­ gongkebyar ria sudah semarak di tanah kelahirannya di Bali Utara. Pada tahun 1920-an, mebarung— pentas dalam satu panggung saling unjuk kebolehan—sudah mentradisi di pelosok desa di Buleleng, yang digelar dalam berbagai kesempatan. Setelah

gong kebyar mulai menjadi me­ dia berkesenian secara umum di tengah masyarakat Bali pada tahun 1930-an, gong kebyar mebarung antar kerajaan pun kian membuat gamelan yang dikem­ bangkan dari gamelan kuno gong gede ini makin tak terbendung. Tidak sedikit gamelan gaya Bali Selatan seperti gamelan Semar­ pagulingan diubah menjadi gong kebyar. Daya pukau gong kebyar ter­ us melambung memasuki tahun 1960-an. Pagelaran gong kebyar dengan label Utsawa Merdangga mengguncang masyarakat Bali. Melalui sebutan festival dalam format lomba, memunculkan grup-grup gong kebyar yang tangguh. Seka-seka gong kebyar terampil itu bersemi di desa-desa yang para anggotanya berasal dari satu desa bahkan satu banjar. Pada saat tahun rentang riuhnya festival gong kebyar itu, dikenal misalnya Gong Pinda di Gianyar,

Sikap Tegas dan Bebas Gamelan Gong Kebyar

Gong Geladag di Badung (sebe­ lum jadi Denpasar), dan Gong Jagaraga di Buleleng. Hingga kini ketenaran grup-grup gong ke­ byar tersebut masih membekas dalam ingatan masyarakat Bali generasi yang pernah menyaksi­ kan kedigjayaan seka-seka gong kebyar sebunan itu. Gong kebyar kini hampir dimiliki oleh setiap desa atau banjar. Bahkan tidak sedikit sekolah, kantor pemerintah dan swasta, sanggar seni, dan pribadi mempunyainya. Gamelan yang lahir di Bali Utara pada tahun 1915 ini juga menasional yang keberadaannya dapat dilihat di kota-kota besar Indonesia seperti di Jakarta, Badung, Surabaya, Yogyakarta, Solo, dan Medan. Lewat program transmi­ grasi, gong kebyar juga dibawa oleh orang Bali ke Lampung (Sumatera) dan Palu (Sulewesi). Penyebaran gong kebyar itu adalah untuk berbagai keperluan berkesenian, baik berkesenian murni maupun untuk kepent­ ingan ritual keagamaan seperti yang terjadi pada komunitas asal Bali di daerah transmigrasi. Tidak hanya di tanah air,

gong kebyar juga telah mendun­ ia. Kecuali di benua Afrika yang belum terdengar keberadaan­ nya, salah satu gamelan Bali yang telah menapak Eropa pada tahun 1931 ini, belakangan menjelajah ruang jagat menyebar ke benua Amerika, Asia, dan Australia. Se­ jumlah universitas bergengsi di Amerika dan Eropa memilikinya untuk disuntuki teknik per­ mainannya, diresapi keindahan musikalnya, dan dikaji sebagai objek ilmu. Seorang komposer dan musikolog asal Amerika, Michael Tanzer, dalam bukunya, Gamelan Gong Kebyar: The Art of Twentieth-Century Balinese Music (2000), menyebut gong kebyar sebagi genre gamelan paling popular dan berpengaruh dari seluruh musik pada abad kedua­ puluh yang berkembang di pulau Bali. Tanzer menegaskan, gong kebyar memiliki sikap mandiri yang tegas dan penuh sadar diri, terbebas dari berbagai katagori

dan fungsi musik sebelumnya, suatu sikap yang secara jelas terdengar da­ lam gerakan dan ritme musik ini. Sikap tegas dan bebas dari gamelan ini mung­ kin memang telah bergelora dari se­ jak kelahirannya. Ada hipotesis yang melihat gong ke­ byar sebagai rep­ resentasi counter culture masyarakat Bali (Bai Utara) terhadap tindasan kaum penja­ jah. Bali Utara adalah kawasan yang paling awal merasakan

pahit getirnya kolonialisme Belanda. Sebagai upaya per­ lawanan terhadap cengkra­ man bangsa kolonial itu, seni dikedepankan sebagai senjata yang fleksibel tanpa kekerasan. Maka menguak kreativitas seni gong kebyar berikut beragam seni tari yang bernafas estetik kebyar. Aura jiwa merdeka dari gong kebyar sempat ditangkap oleh Bung Karno. Ketika suatu hari ia terkagum dengan sebuah tari energik khas Bali Utara yang belum memiliki nama, dengan sumeringah presiden tertama RI itu memberi nama Tarunajaya, artinya anak muda heroik pe­ juang bangsa. Kelahiran gong kebyar di tengah tindasan pahitnya era

penjajahan di masa lalu itu, kini berbuah manis. Gong kebyar menjadi genre seni yang eksis sejagat. Di tengah masyarakat Bali sendiri, gamelan yang lazim dimainkan sekitar 30-40 penabuh tersebut begitu multi fungsi. Ia hadir dalam beragam kesempa­ tan ritual keagamaan, baik berdiri sendiri sebagai sajian tabuh instrumental mau­ pun mengiringi puspa warna seni tari wali dari lenggang rejang hingga tuturan topeng sakral. Gong kebyar juga tampil sebagai atau mengiringi per­ tunjukan hiburan, dari sajian eloknya legong keraton hingga tonto­ nan drama gong. Sebagai pertunju­ kan sekuler di tengah PKB yang digandrungi masyarakat penonton, sejak disebut festival hingga parade seperti sekarang, gong kebyar adalah prestise masing-masing kabupaten/kota. Seniman duta gong kebyar, biasanya mendapat perhatian tersendiri dan oleh kar­ ena itu dipersiapkan setidaknya enam bulan sebelumnya. Parade Gong Kebyar PKB menampilkan katagori pria dewasa, wanita, dan anak-anak yang senantiasa mendapat sambutan gegap pe­ nonton. Seperti, Selasa malam itu, sajian tabuh, tari lepas, dan pragmentari para seniman ka­ tagori pria dewasa, dua kabu­ paten bertetangga, Gianyar dan Klungkung, tersebut diapresiasi penuh suka cita para penonton yang datang dari penjuru Bali, tumplek blek di panggung terbuka Ardha Candra. (Kadek Suartaya)

Style

Dress Casual Glamour

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Pekan ini, Tokoh masih bersama Dekranasda Kota Denpasar. Melalui sang desainer Dhevinta Tito ber­ hasil menghadirkan 10 rancangan terbaiknya berba­ han Endek Sekar Jepun dalam ajang “Bali Fashion Trend- Spring Summer 2018” di TS Suites, Kuta beberapa waktu lalu.

M

eng­ usung tema “Ajeg Siyap” karya Dhevinta Tito mer­ angkai keindahan alam dan penciptaan manusia, dalam kreasi busana untuk acara semi formal hingga formal yang mewakili keanggunan dan tradisi. Desain dress casual glamour ini terinspirasi dari kemolekan ayam jago. Keindahan surai ekor yang berayun muncul pada pelisir sifon, begitu juga keanggunan jengger merah mengisi keselu­ ruhan palet warna dalam dan overslag tunik sebagai gambaran sayapnya. Selain itu, Dhevinta Tito yang memulai de­ butnya pada Denpasar Festival (Denfes) di ta­ hun 2011 silam memamerkan juga motif yang merupakan ciri khas dari Endek Sekar Jepun sebagai satu kesatuan karya seni. Dikatakannya pula den­ gan dukungan Dekranasda Kota Denpasar, karyanya

Dhevinta Tito

sempat hadir di Jakarta Fash­ ion and Food Festival (JFFF) dan Indonesia Fashion Week 2015,Jakarta, mengusung kreasi endek dengan segala keindahan dan keunikannya. (Sri Ardhini)

15


14

Agar wajah terlihat segar dan jelita, Anda harus rajin mengon­ sumsi minuman sehat untuk tubuh. Air buah sudah diketahui sa­ngat banyak mengandung manfaat bagi kesehat­ an. Pernahkah Anda mengenal infused water? Berbagai macam nutrisi dan vitamin yang ada dalam infused water yang berasal dari bermacam buah-buahan ini sangat baik untuk memper­ lancar metabolisme tubuh. Bagi yang diet, infused water juga dise­ but dapat menyusutkan berat badan. Infused water mudah dibuat, tidak mahal, hampir tanpa kalori dan enak rasanya, sehingga ini bisa menjadi pilihan untuk menemani program diet Anda.

S

Jelita

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

elain terkenal dapat menurunkan berat badan dengan efektif, infused water atau air yang berisi campuran sari buah ini bisa memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan, seperti untuk detoksifikasi atau meng­ hilangkan racun-racun dalam tubuh, menyehatkan organ-organ tubuh, melancarkan metabolisme di tubuh, untuk menunda penuaan kulit, dan relaksasi tubuh. Infused water ini sebenarnya adalah air putih. Akan tetapi bukan sekadar air putih, karena air putihnya sudah dicampur dengan berbagai jenis potongan buah atau rempahrempah sehingga air putih ini memiliki rasa-rasa yang unik dan menyegarkan. Dengan melihat gambarnya pun Anda mung­ kin sudah bisa menggambarkan bagaimana kesegarannya saat mengonsumsi air tersebut. Sebe­ lum dinikmati, air ini harus didiamkan terlebih

Bugar Donor darah merupakan tindakan yang sangat mulia mengingat hal itu sangat bermanfaat bagi orang lain. Donor darah ternyata tidak hanya bermanfaat bagi orang lain yang memerlukan, tetapi ada dua pihak yang diuntungkan, yaitu bagi penerima yang diberi donor dan bagi pendo­ nor (penyumbang) atau pemberi.

Manfaat Air Buah

dahulu selama beberapa jam. Cara pembuatannya pun sangat mudah dan Anda bisa membuat­ nya sendiri di rumah. Chef Nyoman Ariani dari Swiss-belhotel Rainforest Kuta mencoba berkreasi dengan infused water. Kreasi ini ia buat dari aneka buah, seperti tomat, apel, buah naga, lemon, semangka, stroberi, mentimun, guava, ter­ masuk juga dari kelapa muda dan bunga rosella. Langkah awal, bahan utama­ nya, baik sayur, buah, atau rempah, dicuci sampai benar-benar ber­ sih dengan air yang mengalir. Setelah bahan-bahan dicuci bersih, barulah dipotong-potong. Jika Anda menggunakan jenis buah yang ukuran­ nya besar, seper­ti apel dan mangga, maka buah dapat dipotong kotak-kotak kecil atau dipotong tipis-tipis melebar. Untuk jenis buah seperti jeruk, sisir tipis-tipis. Sedangkan buah yang ukurannya lebih kecil seperti ang­ gur dan stroberi, po­ tonglah menjadi dua atau tiga bagian se­suai kebutuh­an, jangan dibi­ arkan utuh supaya sari/ nutrisinya dapat larut ke air. Setelah bahan sudah disiapkan, tuangkan 500 ml air matang ke dalam wadah atau top­ les kecil, kemudian masukkan buahbuahan, sayuran atau herba tadi, lalu tutup wadah atau toplesnya ra­ pat-rapat. Sete­ lah itu masukkan ke dalam lemari es selama 3 jam untuk menung­ gu sari-sari ba­ han yang digu­ nakan larut di airnya. Infused water siap digu­ nakan. “Untuk bunga

rosella bagusnya dibuat seperti teh terlebih dahulu. ditambahkan beberapa rempah, seperti jeruk lemon, cengkih, batang sereh, dan cinnamon. Kalau ingin manis, jangan lupa tambahkan madu. Minuman sehat siap diminum,” ujarnya. Mentimun, boleh dalam jum­ lah banyak, beberapa daun mint, dan irisan jeruk nipis. Jeruk buah dengan stroberi, tambahkan daun mint supaya rasanya tidak terlalu asam. Jeruk buah bisa di­ ganti dengan jeruk lemon. Jeruk keprok, mentimun, dan stroberi. Jika tidak suka yang terlalu asam,

jumlah jeruk dan stroberi bisa di­ kurangi dan mentimun diperban­ yak. Apel ditambahkan dengan 2 potong kayu manis. Jika ingin ada rasa manis, Anda bisa menam­ bahkan sedikit madu. “Infused water bisa ditambahkan dengan air kelapa tambahkan daun mint, cinnamon, dan perasan air jeruk nipis. Rasanya sangat segar, apalagi di siang hari yang panas,” kata Ariani. Ia menyarankan, sebaiknya minuman ini disimpan dalam almari pendingin. Jika sudah ter­ buka sebaiknya segera dihabis­ kan. (Wirati Astiti).

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

11

Donor Darah b Hotel Bali & Spa

U

ntuk poin pertama yaitu manfaat bagi penerima donor darah. Donor darah dapat bermanfaat untuk membantu mereka yang kekura­ ngan darah, darah akan diberikan melalui proses yang dinamakan transfusi darah yang bertujuan untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Sedangkan manfaat bagi pendonor, pemeriksaan kesehatan gratis. Sebelum mendonorkan darahnya calon donor akan diperiksa terlebih dahulu berat badannya, tekanan darah, frekuensi nadi, kadar hemoglobin(Hb), dan pemeriksaan oleh dokter. Tentu hal ini sangat menguntungkan, dimana kesehatan selalu terawasi. Pendonor juga mengalami pembaharuan sel-sel darah. Bila seseorang mendonorkan darahnya, tubuhnya akan menggantikan volume darah dalam waktu 48 jam sete­ lah donor, dan semua sel darah merah yang hilang akan benar-benar diganti dalam waktu empat sampai delapan minggu dengan sel-sel darah merah yang baru. Proses pembentukan sel-sel darah merah yang baru akan membantu tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efisien dan produktif. Dalam rangka ulangtahun ke-4, b

Hotel Bali & Spa melakukan donor darah di lobi hotel, Senin ( 12/6). Donor darah diikuti 50 karyawan hotel dan para tamu yang menginap di hotel yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol Denpasar itu. Bahkan, ada beberapa masyarakat luar yang ikut mendonorkan darahnya. Menurut dr. Andi dari PMI Daerah Bali, sebelum melakukan donor, biasa­ nya dilakukan pemeriksaan keseha­ tan. “Kami akan tanya keluhan yang sedang diderita. Termasuk apakah sedang minum obat, obat apa dan apakah kemarin malam begadang dan berapa jam tidur semalam. Selain itu, kami juga tanya riwayat penyakit pendonor, apakah pernah dirawat di RS, dirawat karena penyakit apa, dan beberapa pertanyaan lain seperti apa melakukan tindik atau tato minimal 6 bulan sebelum­nya,” ujarnya. Setelah itu,

petugas akan mengarahkan pendonor untuk pengecekan hb untuk mengetahui konsentrasi hemoglobinnya, minimal 12,5 dan maksimal 17. Syarat lain untuk pendonor, berat badan 46 kg, usia minimal 17 tahun, usia maksimal 60 tahun. Kalau sudah sering donor maksimal usia 65 tahun. Jika sedang haid tidak diperkenankan. Dewi, staf reservasi b hotel meru­ pakan salah satu karyawan yang perta­ makali melakukan donor. Menurutnya, dari dulu ia tertarik donor tapi karena berat badannya kurang, ia belum bisa donor. Sekarang berat badannya sudah mencapai 47 kg dan ia dalam kon­ disi sehat sehingga bisa mendonorkan darahnya. Ia pun sudah melakukan per­ siapan sebelum donor, dengan sarapan di rumah makan nasi dan daging. Saat ditanya setelah donor, ia mengatakan,

biasa saja, dan tidak pusing. Lain lagi penuturan Yuliana, staf di engineering. Ia sudah tiga kali ikut do­ nor. Ia mengaku, dulunya badan sering gatal-gatal, namun, sejak donor, ia tak merasakan gatal lagi. Sementara Yeti atau yang dipanggil Cincin ini sudah tujuh kali donor. Ia rajin mengecek di web PMI dimana akan diadakan donor. Karyawan toko ini ikut berpartisipasi dalam acara donor darah di b hotel. Ia mengatakan dulu sering sekali sakit kepala dan gampang sakit. Sekarang, sejak rutin donor, ia merasa lebih sehat dan sakit kepala tak pernah kumat. Ia menuturkan, awal tertarik donor, karena diajak teman. “Waktu itu ada acara donor di mal Jakarta. Saya sebenarnya takut disuntik, tapi karena dibujuk teman, saya coba. Akhirnya saya berani,” kata Yeti.

Yeti termasuk memiliki golongan darah langka yakni AB+ karena itu ia kerap dihubungi PMI jika ada yang me­ merlukan darahnya. Menurut Executive Secretary and Public Relations b Hotel Bali & Spa, Christiana Goh, acara donor darah rutin digelar dalam rangka ulangtahun b Hotel Bali & Spa. Dengan tema ulang tahun “For Brighter Journey” semua acara yang dilakukan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi orang lain dan membuat b Hotel Bali & Spa makin sukses ke depannya. Selain donor darah, rangkaian acara ulang tahun juga diisi dengan bersihbersih di areal hotel, senam zumba, dan buka puasa bersama anak panti dari Yayasan Silaturrohim dan Daarul Falah Pemogan. Acara juga diisi dengan outing di Pantai Mertasari Sanur. Puncak acara ulang tahun digelar 1 Juli 2017. -brt

Teknologi FUSE System Pertama di Asia

Keunggulan Subang Jaya Medical Centre Kuala Lumpur

Kolonoskopi adalah pemeriksa­ an untuk mendeteksi ketidaknor­ malan pada usus besar dan anus. Proses ini dilakukan dengan me­ masukkan kolonoskop atau selang yang ujungnya ada kamera ke dalam dubur. Dokter kemudian dapat me­ lihat ke dalam usus besar dengan kamera video yang menampilkan gambar pada layar. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan dari usus besar, sekaligus dapat juga mengangkat polip atau jaringan tidak normal di dalamnya. Kolonoskopi umumnya berperan dalam pemeriksaan awal kanker usus besar. Pemeriksaan kolonoskopi disaran­k an untuk setiap orang yang berusia di atas 50 tahun terlepas apakah mereka memi­ liki riwayat keluarga atau tidak. Umum­nya seseorang merasa perlu menjalani kolonoskopi karena beberapa alasan berikut, terdapat darah pada tinja, nyeri perut yang tidak tertahankan, diare yang tidak kunjung sembuh, terdapat riwayat kanker usus pada anggota ­keluar­ga se­hingga risiko dirinya untuk mengalami kanker usus menjadi lebih besar, meng­a lami anemia defisiensi besi, mengalami ­p enurunan berat badan secara drastis dan mendadak. Demikian rangkuman yang disampaikan Dr. Ganesalingam Kanagasabai, seorang dokter ahli gastroenterology dari Subang Jaya Medical Centre (SJMC), Kuala Lum­ pur, Malaysia, dalam acara meet

Dari kiri: Ardi Arnawa (Operation Coordinator 221assist), Chris Back (Head of Partnership, Group Marketing), Dr. Ganesalingam Kanagasabai (Gastroenterology dari Subang Jaya Medical Centre), Nurul Hasyikin (Assistant Manager, International Marketing), Wayan Srima (Regional Marketing 221assist), dan Dhana (Director 221assist)

and greet dengan masyarakat Bali di Denpasar, pekan lalu. Menurut Dr. Ganesalingam, saat ini ada terobosan baru dalam bidang teknologi kolonoskopi yakni dengan Full Spectrum Endoscopy (FUSE). Dengan alat canggih ini, polip yang masih berukuran sangat kecil bisa terlihat. Kadang, kata dia, polip tidak menunjukkan semba­ rang tetapi ia bisa menjadi kanker usus. ­Karena itu, dengan alat Full Spectrum ­E ndoscopy (FUSE) ini lebih mudah diketahui. Kolonosko­ pi tradisonal hanya menggunakan kamera 170 derajat, namun dengan

teknologi Full Spectrum ­Endoscopy (FUSE) memakai 3 ­k amera yang bisa melihat 330 ­derajat. Alat Full Spectrum ­E ndoscopy (FUSE) ini satu-satunya dimiliki Subang Jaya Medical Centre (SJMC), Kuala Lum­ pur, Malaysia. SJMC telah memba­ ngun reputasi yang sangat baik dan diakui secara internasional. Banyak prestasi telah dimiliki SJMC dengan teknologi terdepan dan pelayanan kepada pasien yang sangat baik. Saat ini, SJMC merupakan pusat unggulan kanker dan radioterapi center. SJMC merupakan rumah sakit di bawah manajemen Ramsay

Sime Darby Health Care. Saat ini Ramsay Sime Darby Health Care memilki tiga rumah sakit yakni Subang Jaya Medical Centre dengan keunggulan di bi­ dang: Kanker dan Radiosurgery,

Penyakit Darah, Pencernaan, dan Liver. ARA Damansara Medical Centre ­dengan pusat keunggulan: Otak, Jantung, Tulang Belakang, dan Sendi. ParkCity Medical ­Centre yang menjadi pusat laya­ nan untuk wanita, anak-anak, dan perawatan pasien usia lanjut. Dengan didukung fasilitas leng­ kap, suasana yang nyaman, dan akses yang sangat mudah dan pelayanan yang sangat humanis, Ramsay Sime Darby Health Care siap melayani pasien yang datang dari Indonesia. Bagi Anda yang tertarik untuk melakukan pemeriksaan kesehat­ an di Ramsay Sime Darby Health Care, Anda dapat menghubungi kantor perwakilan yang ada di Bali. Anda akan diberikan in­ formasi secara gratis mulai dari informasi biaya, pengaturan janji dengan dokter, penjemputan di bandara serta informasi hotel dan akomodasi di sekitar rumah sakit dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk mempermudah perjalanan pasien ke rumah sakit grup Ramsay Sime Darby ­Health Care.

Ramsay Sime Darby Health Care Kantor Perwakilan Bali Jalan Anyelir Nomor 8 Denpasar Telepon 0361-242876 HP 081338679177 Email: marketing@221assist.com


Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

12

GoTop

Kuliner

Godoh makin Ngetop

Pisang goreng merupakan camilan yang sangat digemari, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Pisang goreng mudah dibuat dan bahannya mudah didapatkan. Asal ada pisang, tepung, dan minyak goreng. Aneka kreasi pisang goreng pun muncul, seperti pisang goreng kremes, pisang goreng krispi, dan pisang goreng cokelat keju.

K

Dayu Tik dan Gus Abi

ini hadir kreasi b a r u , G o To p alias Godoh Topping. Godoh (pisang goreng dalam bahasa Bali) diberi aneka topping yang menjadikan camilan ini menarik. Kemasannya pun unik karena bergambar monyet berambut kribo. Pasangan Ida Ayu Putri Pertiwi, S.S. dan Ida Bagus Nindya Wasista Abi, S.H. pun menuturkan proses lahirnya GoTop. “Awalnya saya punya punya kafe Timboel Garage Kafe. Kafe ini mulai buka 7 Juli 2015. Menunya makanan We s t e r n d e n g a n harga terjangkau. Lama-lama punya ide untuk buat sesuatu yang baru. Akhirnya kerjasama dengan Gus Abi dan seorang teman lagi untuk jual camilan. Camilan kan banyak. Pilihan pun jatuh pada pisang goreng alias godoh. Kami ingin godoh yang spesial dan kemasannya eye catching,” ujar Dayu Putri. Mereka mendapat inspirasi dari pisang goreng unik yang dijual di Yogyakarta. Pisang goreng ini satu kotaknya berisi 4 slice. Setelah survei penjual pisang kepok, mereka pun mulai membuat resep. GoTop dikemas dalam kotak yang berisi 5 slice. Toppingnya 19 rasa dan ini bisa dicampur. Bahkan ada topping es krim yang membuat godoh menjadi

spesial. Logo pun dibuat dengan memasang gambar monyet berambut kribo. “Monyet itu identik dengan pisang. Kami pun buat logo yang unik. Monyet berambut kribo, namanya Kibo. Tampang yang lucu ini menjadi pengingat bagi penggemar GoTop,” imbuh Gus Abi. GoTop pun hadir mulai 9 April 2017. Media sosial menjadi ajang berpromosi. Selain itu, kerja sama dengan Go Jek pun menjadikan pelanggan mudah untuk mendapatkan GoTop. “Kami sangat terbantu dengan adanya aplikasi Go

Food dan Instagram. Berkat sosmed, godoh dan GoTop jadi makin ngetop. Ada juga teman yang bilang GotTp itu artinya go to the top,” ujar Dayu Tik yang memiliki hobi masak dan menekuni bisnis online ini. Ketenaran GoTop sempat membuat orang iseng untuk meniru mereka. Nama GoTop diubah menjadi Getap. Fotofoto produk GoTop dipajang. Namun, si pelaku berhasil terdeteksi. Untuk itulah, Gus Abi yang juga drummer band Crazy Horse ini sedang menyiapkan berkas untuk pendaftaran hak cipta dagangan mereka. Ke depan, GoTop berencana membuat waralaba. Penjual GoTop akan mudah ditemui. Semua perlengkapan dan skema kerjasama sedang disiapkan. “Kalau cari GoTop di aplikasi Go Jek lalu pesan dengan Go Pay, gratis ongkos kirim karena GoTop masuk best selling di area Kesiman. Godoh yang merupakan makanan tradisional bisa dikolaborasikan dengan teknologi terkini sehingga menghasilkan sesuatu yang baru,” ujar Dayu Tik.

Es Puter yang Murmer Nongkrong sambil menikmati es puter menjadi bagian dari gaya hidup anak muda. Di kawasan Renon, Denpasar, ada tempat menikmati es puter yang murah meriah alias murmer. Namanya Es Puter MS. Warung es ini buka pukul 10.00-18.00.

M

enemukan warung es ini tidak sulit. Lokasinya tak jauh dari lapangan parkir Timur. Namanya Jl. Dr. Muwardi. Ada beberapa warung di kawasan itu. Warung Es Puter MS memiliki ciri khas, meja dan etalase berbahan kayu yang bernuansa klasik. Dek War, salah seorang penggemar es puter mengatakan, ia sering nongkrong di warung ini. “Biasanya habis olahraga saya mampir beli es puter. Harga terjangkau dengan rasa yang enak membuat ketagihan,” ujarnya. Ia pun kerap mengajak temantemannya untuk mencoba es puter murmer ini. Dari daftar menu, ada Ms. Coconut yang dibandrol Rp 20 ribu. Tiga rasa es puter dengan topping-

nya yang disajikan dalam kelapa muda. Ms Fruity harganya Rp 15 ribu. Tiga varian es puter dipadu kesegaran buah-buahan ditambah crumble dan creamy. Ms Cheese Cake harganya Rp 15 ribu. Tiga rasa es puter ditaburi cheese cake

(Ngurah Budi)

Oseng-oseng Bebek

Sarwan Bahan: 1 kg 7 buah 4 siung 2 sdm 2 buah 5 buah 2 sdm

1 sdm : saus tiram 700 ml : air kaldu Garam, kaldu bubuk dan penyedap rasa secukupnya

: bebek potong-potong kecil : bawang merah cincang : bawang putih cincang : makan irisan bawang prai : cabe merah besar iris : cabe rawit iris : kecap manis

Opor Bebek Jawa Bahan: 1 ekor : bebek 3 lembar : daun jeruk 2 batang : serai memarkan 2 ruas : jari lengkuas memarkan 500 ml : santan encer 250 ml : santan kental Gula, garam, kaldu bubuk dan penyedap rasa secukupnya Minyak secukupnya buat menumis

Aneka varian GoTop

ditambah cincau dan cherry. Bagi penggemar durian, ada Ms Durian Lover yang juga dijual Rp 15 ribu. Tiga varian es puter dengan topping 1 biji buah durian. Mau yang lebih murah lagi, ada Ms Plate. Dua varian es puter diatas roti tawar dan topping. Varian es puter yang tersedia antara lain alpokat, durian, nangka, stroberi, coklat, dan green tea. Selain es puter, warung ini juga menyajikan snack yang harganya mulai Rp 6 ribu. Snack yang tersedia baso ikan, baso kepiting, baso ikan cabe, baso udang, baso jamur, baso ayam, otak-otak, fish roll, bola udang, fish cake, dan sosis ayam.

Bumbu 9 buah 5 siung 1 ruas 2 ruas 5 butir 5 buah

Halus : : bawang merah : bawang putih : jari kencur : jari jahe : kemiri sangrai : cabe rawit

1 sdt ¼ sdt ¼

: ketumbar sangrai : jinten : biji pala

Cara Membuat : - Lumuri bebek dengan air jeruk nipis, diamkan selama 5 menit, cuci bersih. - Tumis bumbu halus, serai dan daun jeruk hingga harum lalu masukkan potongan bebek, aduk hingga bebek agak kaku lalu pindah ke dalam panci

Cara Membuat : Tumis irisan bawang merah dan bawang putih hingga harum, lalu masukkan irisan cabe juga bawang pre, aduk merata. Masukkan potongan bebek, aduk, masukkan kecap manis dan saus tiram juga air, masak sampai matang dan bumbu meresap, siap disajikan. kuah, masak lagi, masukkan santan encer, masak sampai mendidih dan bebek empuk. Masukkan gula, garam, kaldu bubuk juga penyedap rasa dan santan kental, masak hingga mendidih dan diaduk perlahan biar santan tidak pecah, matang, sajikan dengan taburan bawang putih goreng.

13

Warung Es Puter MS

Ms Coconut, Ms Fruity, dan Ms Cheese Cake

Sambel Petai

(Ngurah Budi)

Lomba Fashion Show

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Bahan: 5 buah : bawang merah 2 siung : bawang putih 15 bawang : merah kriting 10 buah : cabe rawit

100 gr : teri goreng 1 buah : tomat 1 sdt : terasi bakar 1 sdm : gula merah 100 gr : petai yang sudah dikupas, potong-potong. Garam dan penyedap rasa se­ cukupnya. Cara Membuat : - Giling semua bahan sambal kecuali petai, haluskan. - Giling sambal sampai halus. - Lalu tumis sambal halus sampai matang dan harum. - Masukkan teri goreng juga irisan petai, aduk rata dan matang. - Siap disajikan.


Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

12

GoTop

Kuliner

Godoh makin Ngetop

Pisang goreng merupakan camilan yang sangat digemari, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Pisang goreng mudah dibuat dan bahannya mudah didapatkan. Asal ada pisang, tepung, dan minyak goreng. Aneka kreasi pisang goreng pun muncul, seperti pisang goreng kremes, pisang goreng krispi, dan pisang goreng cokelat keju.

K

Dayu Tik dan Gus Abi

ini hadir kreasi b a r u , G o To p alias Godoh Topping. Godoh (pisang goreng dalam bahasa Bali) diberi aneka topping yang menjadikan camilan ini menarik. Kemasannya pun unik karena bergambar monyet berambut kribo. Pasangan Ida Ayu Putri Pertiwi, S.S. dan Ida Bagus Nindya Wasista Abi, S.H. pun menuturkan proses lahirnya GoTop. “Awalnya saya punya punya kafe Timboel Garage Kafe. Kafe ini mulai buka 7 Juli 2015. Menunya makanan We s t e r n d e n g a n harga terjangkau. Lama-lama punya ide untuk buat sesuatu yang baru. Akhirnya kerjasama dengan Gus Abi dan seorang teman lagi untuk jual camilan. Camilan kan banyak. Pilihan pun jatuh pada pisang goreng alias godoh. Kami ingin godoh yang spesial dan kemasannya eye catching,” ujar Dayu Putri. Mereka mendapat inspirasi dari pisang goreng unik yang dijual di Yogyakarta. Pisang goreng ini satu kotaknya berisi 4 slice. Setelah survei penjual pisang kepok, mereka pun mulai membuat resep. GoTop dikemas dalam kotak yang berisi 5 slice. Toppingnya 19 rasa dan ini bisa dicampur. Bahkan ada topping es krim yang membuat godoh menjadi

spesial. Logo pun dibuat dengan memasang gambar monyet berambut kribo. “Monyet itu identik dengan pisang. Kami pun buat logo yang unik. Monyet berambut kribo, namanya Kibo. Tampang yang lucu ini menjadi pengingat bagi penggemar GoTop,” imbuh Gus Abi. GoTop pun hadir mulai 9 April 2017. Media sosial menjadi ajang berpromosi. Selain itu, kerja sama dengan Go Jek pun menjadikan pelanggan mudah untuk mendapatkan GoTop. “Kami sangat terbantu dengan adanya aplikasi Go

Food dan Instagram. Berkat sosmed, godoh dan GoTop jadi makin ngetop. Ada juga teman yang bilang GotTp itu artinya go to the top,” ujar Dayu Tik yang memiliki hobi masak dan menekuni bisnis online ini. Ketenaran GoTop sempat membuat orang iseng untuk meniru mereka. Nama GoTop diubah menjadi Getap. Fotofoto produk GoTop dipajang. Namun, si pelaku berhasil terdeteksi. Untuk itulah, Gus Abi yang juga drummer band Crazy Horse ini sedang menyiapkan berkas untuk pendaftaran hak cipta dagangan mereka. Ke depan, GoTop berencana membuat waralaba. Penjual GoTop akan mudah ditemui. Semua perlengkapan dan skema kerjasama sedang disiapkan. “Kalau cari GoTop di aplikasi Go Jek lalu pesan dengan Go Pay, gratis ongkos kirim karena GoTop masuk best selling di area Kesiman. Godoh yang merupakan makanan tradisional bisa dikolaborasikan dengan teknologi terkini sehingga menghasilkan sesuatu yang baru,” ujar Dayu Tik.

Es Puter yang Murmer Nongkrong sambil menikmati es puter menjadi bagian dari gaya hidup anak muda. Di kawasan Renon, Denpasar, ada tempat menikmati es puter yang murah meriah alias murmer. Namanya Es Puter MS. Warung es ini buka pukul 10.00-18.00.

M

enemukan warung es ini tidak sulit. Lokasinya tak jauh dari lapangan parkir Timur. Namanya Jl. Dr. Muwardi. Ada beberapa warung di kawasan itu. Warung Es Puter MS memiliki ciri khas, meja dan etalase berbahan kayu yang bernuansa klasik. Dek War, salah seorang penggemar es puter mengatakan, ia sering nongkrong di warung ini. “Biasanya habis olahraga saya mampir beli es puter. Harga terjangkau dengan rasa yang enak membuat ketagihan,” ujarnya. Ia pun kerap mengajak temantemannya untuk mencoba es puter murmer ini. Dari daftar menu, ada Ms. Coconut yang dibandrol Rp 20 ribu. Tiga rasa es puter dengan topping-

nya yang disajikan dalam kelapa muda. Ms Fruity harganya Rp 15 ribu. Tiga varian es puter dipadu kesegaran buah-buahan ditambah crumble dan creamy. Ms Cheese Cake harganya Rp 15 ribu. Tiga rasa es puter ditaburi cheese cake

(Ngurah Budi)

Oseng-oseng Bebek

Sarwan Bahan: 1 kg 7 buah 4 siung 2 sdm 2 buah 5 buah 2 sdm

1 sdm : saus tiram 700 ml : air kaldu Garam, kaldu bubuk dan penyedap rasa secukupnya

: bebek potong-potong kecil : bawang merah cincang : bawang putih cincang : makan irisan bawang prai : cabe merah besar iris : cabe rawit iris : kecap manis

Opor Bebek Jawa Bahan: 1 ekor : bebek 3 lembar : daun jeruk 2 batang : serai memarkan 2 ruas : jari lengkuas memarkan 500 ml : santan encer 250 ml : santan kental Gula, garam, kaldu bubuk dan penyedap rasa secukupnya Minyak secukupnya buat menumis

Aneka varian GoTop

ditambah cincau dan cherry. Bagi penggemar durian, ada Ms Durian Lover yang juga dijual Rp 15 ribu. Tiga varian es puter dengan topping 1 biji buah durian. Mau yang lebih murah lagi, ada Ms Plate. Dua varian es puter diatas roti tawar dan topping. Varian es puter yang tersedia antara lain alpokat, durian, nangka, stroberi, coklat, dan green tea. Selain es puter, warung ini juga menyajikan snack yang harganya mulai Rp 6 ribu. Snack yang tersedia baso ikan, baso kepiting, baso ikan cabe, baso udang, baso jamur, baso ayam, otak-otak, fish roll, bola udang, fish cake, dan sosis ayam.

Bumbu 9 buah 5 siung 1 ruas 2 ruas 5 butir 5 buah

Halus : : bawang merah : bawang putih : jari kencur : jari jahe : kemiri sangrai : cabe rawit

1 sdt ¼ sdt ¼

: ketumbar sangrai : jinten : biji pala

Cara Membuat : - Lumuri bebek dengan air jeruk nipis, diamkan selama 5 menit, cuci bersih. - Tumis bumbu halus, serai dan daun jeruk hingga harum lalu masukkan potongan bebek, aduk hingga bebek agak kaku lalu pindah ke dalam panci

Cara Membuat : Tumis irisan bawang merah dan bawang putih hingga harum, lalu masukkan irisan cabe juga bawang pre, aduk merata. Masukkan potongan bebek, aduk, masukkan kecap manis dan saus tiram juga air, masak sampai matang dan bumbu meresap, siap disajikan. kuah, masak lagi, masukkan santan encer, masak sampai mendidih dan bebek empuk. Masukkan gula, garam, kaldu bubuk juga penyedap rasa dan santan kental, masak hingga mendidih dan diaduk perlahan biar santan tidak pecah, matang, sajikan dengan taburan bawang putih goreng.

13

Warung Es Puter MS

Ms Coconut, Ms Fruity, dan Ms Cheese Cake

Sambel Petai

(Ngurah Budi)

Lomba Fashion Show

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Bahan: 5 buah : bawang merah 2 siung : bawang putih 15 bawang : merah kriting 10 buah : cabe rawit

100 gr : teri goreng 1 buah : tomat 1 sdt : terasi bakar 1 sdm : gula merah 100 gr : petai yang sudah dikupas, potong-potong. Garam dan penyedap rasa se­ cukupnya. Cara Membuat : - Giling semua bahan sambal kecuali petai, haluskan. - Giling sambal sampai halus. - Lalu tumis sambal halus sampai matang dan harum. - Masukkan teri goreng juga irisan petai, aduk rata dan matang. - Siap disajikan.


14

Agar wajah terlihat segar dan jelita, Anda harus rajin mengon­ sumsi minuman sehat untuk tubuh. Air buah sudah diketahui sa­ngat banyak mengandung manfaat bagi kesehat­ an. Pernahkah Anda mengenal infused water? Berbagai macam nutrisi dan vitamin yang ada dalam infused water yang berasal dari bermacam buah-buahan ini sangat baik untuk memper­ lancar metabolisme tubuh. Bagi yang diet, infused water juga dise­ but dapat menyusutkan berat badan. Infused water mudah dibuat, tidak mahal, hampir tanpa kalori dan enak rasanya, sehingga ini bisa menjadi pilihan untuk menemani program diet Anda.

S

Jelita

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

elain terkenal dapat menurunkan berat badan dengan efektif, infused water atau air yang berisi campuran sari buah ini bisa memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan, seperti untuk detoksifikasi atau meng­ hilangkan racun-racun dalam tubuh, menyehatkan organ-organ tubuh, melancarkan metabolisme di tubuh, untuk menunda penuaan kulit, dan relaksasi tubuh. Infused water ini sebenarnya adalah air putih. Akan tetapi bukan sekadar air putih, karena air putihnya sudah dicampur dengan berbagai jenis potongan buah atau rempahrempah sehingga air putih ini memiliki rasa-rasa yang unik dan menyegarkan. Dengan melihat gambarnya pun Anda mung­ kin sudah bisa menggambarkan bagaimana kesegarannya saat mengonsumsi air tersebut. Sebe­ lum dinikmati, air ini harus didiamkan terlebih

Bugar Donor darah merupakan tindakan yang sangat mulia mengingat hal itu sangat bermanfaat bagi orang lain. Donor darah ternyata tidak hanya bermanfaat bagi orang lain yang memerlukan, tetapi ada dua pihak yang diuntungkan, yaitu bagi penerima yang diberi donor dan bagi pendo­ nor (penyumbang) atau pemberi.

Manfaat Air Buah

dahulu selama beberapa jam. Cara pembuatannya pun sangat mudah dan Anda bisa membuat­ nya sendiri di rumah. Chef Nyoman Ariani dari Swiss-belhotel Rainforest Kuta mencoba berkreasi dengan infused water. Kreasi ini ia buat dari aneka buah, seperti tomat, apel, buah naga, lemon, semangka, stroberi, mentimun, guava, ter­ masuk juga dari kelapa muda dan bunga rosella. Langkah awal, bahan utama­ nya, baik sayur, buah, atau rempah, dicuci sampai benar-benar ber­ sih dengan air yang mengalir. Setelah bahan-bahan dicuci bersih, barulah dipotong-potong. Jika Anda menggunakan jenis buah yang ukuran­ nya besar, seper­ti apel dan mangga, maka buah dapat dipotong kotak-kotak kecil atau dipotong tipis-tipis melebar. Untuk jenis buah seperti jeruk, sisir tipis-tipis. Sedangkan buah yang ukurannya lebih kecil seperti ang­ gur dan stroberi, po­ tonglah menjadi dua atau tiga bagian se­suai kebutuh­an, jangan dibi­ arkan utuh supaya sari/ nutrisinya dapat larut ke air. Setelah bahan sudah disiapkan, tuangkan 500 ml air matang ke dalam wadah atau top­ les kecil, kemudian masukkan buahbuahan, sayuran atau herba tadi, lalu tutup wadah atau toplesnya ra­ pat-rapat. Sete­ lah itu masukkan ke dalam lemari es selama 3 jam untuk menung­ gu sari-sari ba­ han yang digu­ nakan larut di airnya. Infused water siap digu­ nakan. “Untuk bunga

rosella bagusnya dibuat seperti teh terlebih dahulu. ditambahkan beberapa rempah, seperti jeruk lemon, cengkih, batang sereh, dan cinnamon. Kalau ingin manis, jangan lupa tambahkan madu. Minuman sehat siap diminum,” ujarnya. Mentimun, boleh dalam jum­ lah banyak, beberapa daun mint, dan irisan jeruk nipis. Jeruk buah dengan stroberi, tambahkan daun mint supaya rasanya tidak terlalu asam. Jeruk buah bisa di­ ganti dengan jeruk lemon. Jeruk keprok, mentimun, dan stroberi. Jika tidak suka yang terlalu asam,

jumlah jeruk dan stroberi bisa di­ kurangi dan mentimun diperban­ yak. Apel ditambahkan dengan 2 potong kayu manis. Jika ingin ada rasa manis, Anda bisa menam­ bahkan sedikit madu. “Infused water bisa ditambahkan dengan air kelapa tambahkan daun mint, cinnamon, dan perasan air jeruk nipis. Rasanya sangat segar, apalagi di siang hari yang panas,” kata Ariani. Ia menyarankan, sebaiknya minuman ini disimpan dalam almari pendingin. Jika sudah ter­ buka sebaiknya segera dihabis­ kan. (Wirati Astiti).

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

11

Donor Darah b Hotel Bali & Spa

U

ntuk poin pertama yaitu manfaat bagi penerima donor darah. Donor darah dapat bermanfaat untuk membantu mereka yang kekura­ ngan darah, darah akan diberikan melalui proses yang dinamakan transfusi darah yang bertujuan untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Sedangkan manfaat bagi pendonor, pemeriksaan kesehatan gratis. Sebelum mendonorkan darahnya calon donor akan diperiksa terlebih dahulu berat badannya, tekanan darah, frekuensi nadi, kadar hemoglobin(Hb), dan pemeriksaan oleh dokter. Tentu hal ini sangat menguntungkan, dimana kesehatan selalu terawasi. Pendonor juga mengalami pembaharuan sel-sel darah. Bila seseorang mendonorkan darahnya, tubuhnya akan menggantikan volume darah dalam waktu 48 jam sete­ lah donor, dan semua sel darah merah yang hilang akan benar-benar diganti dalam waktu empat sampai delapan minggu dengan sel-sel darah merah yang baru. Proses pembentukan sel-sel darah merah yang baru akan membantu tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efisien dan produktif. Dalam rangka ulangtahun ke-4, b

Hotel Bali & Spa melakukan donor darah di lobi hotel, Senin ( 12/6). Donor darah diikuti 50 karyawan hotel dan para tamu yang menginap di hotel yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol Denpasar itu. Bahkan, ada beberapa masyarakat luar yang ikut mendonorkan darahnya. Menurut dr. Andi dari PMI Daerah Bali, sebelum melakukan donor, biasa­ nya dilakukan pemeriksaan keseha­ tan. “Kami akan tanya keluhan yang sedang diderita. Termasuk apakah sedang minum obat, obat apa dan apakah kemarin malam begadang dan berapa jam tidur semalam. Selain itu, kami juga tanya riwayat penyakit pendonor, apakah pernah dirawat di RS, dirawat karena penyakit apa, dan beberapa pertanyaan lain seperti apa melakukan tindik atau tato minimal 6 bulan sebelum­nya,” ujarnya. Setelah itu,

petugas akan mengarahkan pendonor untuk pengecekan hb untuk mengetahui konsentrasi hemoglobinnya, minimal 12,5 dan maksimal 17. Syarat lain untuk pendonor, berat badan 46 kg, usia minimal 17 tahun, usia maksimal 60 tahun. Kalau sudah sering donor maksimal usia 65 tahun. Jika sedang haid tidak diperkenankan. Dewi, staf reservasi b hotel meru­ pakan salah satu karyawan yang perta­ makali melakukan donor. Menurutnya, dari dulu ia tertarik donor tapi karena berat badannya kurang, ia belum bisa donor. Sekarang berat badannya sudah mencapai 47 kg dan ia dalam kon­ disi sehat sehingga bisa mendonorkan darahnya. Ia pun sudah melakukan per­ siapan sebelum donor, dengan sarapan di rumah makan nasi dan daging. Saat ditanya setelah donor, ia mengatakan,

biasa saja, dan tidak pusing. Lain lagi penuturan Yuliana, staf di engineering. Ia sudah tiga kali ikut do­ nor. Ia mengaku, dulunya badan sering gatal-gatal, namun, sejak donor, ia tak merasakan gatal lagi. Sementara Yeti atau yang dipanggil Cincin ini sudah tujuh kali donor. Ia rajin mengecek di web PMI dimana akan diadakan donor. Karyawan toko ini ikut berpartisipasi dalam acara donor darah di b hotel. Ia mengatakan dulu sering sekali sakit kepala dan gampang sakit. Sekarang, sejak rutin donor, ia merasa lebih sehat dan sakit kepala tak pernah kumat. Ia menuturkan, awal tertarik donor, karena diajak teman. “Waktu itu ada acara donor di mal Jakarta. Saya sebenarnya takut disuntik, tapi karena dibujuk teman, saya coba. Akhirnya saya berani,” kata Yeti.

Yeti termasuk memiliki golongan darah langka yakni AB+ karena itu ia kerap dihubungi PMI jika ada yang me­ merlukan darahnya. Menurut Executive Secretary and Public Relations b Hotel Bali & Spa, Christiana Goh, acara donor darah rutin digelar dalam rangka ulangtahun b Hotel Bali & Spa. Dengan tema ulang tahun “For Brighter Journey” semua acara yang dilakukan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi orang lain dan membuat b Hotel Bali & Spa makin sukses ke depannya. Selain donor darah, rangkaian acara ulang tahun juga diisi dengan bersihbersih di areal hotel, senam zumba, dan buka puasa bersama anak panti dari Yayasan Silaturrohim dan Daarul Falah Pemogan. Acara juga diisi dengan outing di Pantai Mertasari Sanur. Puncak acara ulang tahun digelar 1 Juli 2017. -brt

Teknologi FUSE System Pertama di Asia

Keunggulan Subang Jaya Medical Centre Kuala Lumpur

Kolonoskopi adalah pemeriksa­ an untuk mendeteksi ketidaknor­ malan pada usus besar dan anus. Proses ini dilakukan dengan me­ masukkan kolonoskop atau selang yang ujungnya ada kamera ke dalam dubur. Dokter kemudian dapat me­ lihat ke dalam usus besar dengan kamera video yang menampilkan gambar pada layar. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan dari usus besar, sekaligus dapat juga mengangkat polip atau jaringan tidak normal di dalamnya. Kolonoskopi umumnya berperan dalam pemeriksaan awal kanker usus besar. Pemeriksaan kolonoskopi disaran­k an untuk setiap orang yang berusia di atas 50 tahun terlepas apakah mereka memi­ liki riwayat keluarga atau tidak. Umum­nya seseorang merasa perlu menjalani kolonoskopi karena beberapa alasan berikut, terdapat darah pada tinja, nyeri perut yang tidak tertahankan, diare yang tidak kunjung sembuh, terdapat riwayat kanker usus pada anggota ­keluar­ga se­hingga risiko dirinya untuk mengalami kanker usus menjadi lebih besar, meng­a lami anemia defisiensi besi, mengalami ­p enurunan berat badan secara drastis dan mendadak. Demikian rangkuman yang disampaikan Dr. Ganesalingam Kanagasabai, seorang dokter ahli gastroenterology dari Subang Jaya Medical Centre (SJMC), Kuala Lum­ pur, Malaysia, dalam acara meet

Dari kiri: Ardi Arnawa (Operation Coordinator 221assist), Chris Back (Head of Partnership, Group Marketing), Dr. Ganesalingam Kanagasabai (Gastroenterology dari Subang Jaya Medical Centre), Nurul Hasyikin (Assistant Manager, International Marketing), Wayan Srima (Regional Marketing 221assist), dan Dhana (Director 221assist)

and greet dengan masyarakat Bali di Denpasar, pekan lalu. Menurut Dr. Ganesalingam, saat ini ada terobosan baru dalam bidang teknologi kolonoskopi yakni dengan Full Spectrum Endoscopy (FUSE). Dengan alat canggih ini, polip yang masih berukuran sangat kecil bisa terlihat. Kadang, kata dia, polip tidak menunjukkan semba­ rang tetapi ia bisa menjadi kanker usus. ­Karena itu, dengan alat Full Spectrum ­E ndoscopy (FUSE) ini lebih mudah diketahui. Kolonosko­ pi tradisonal hanya menggunakan kamera 170 derajat, namun dengan

teknologi Full Spectrum ­Endoscopy (FUSE) memakai 3 ­k amera yang bisa melihat 330 ­derajat. Alat Full Spectrum ­E ndoscopy (FUSE) ini satu-satunya dimiliki Subang Jaya Medical Centre (SJMC), Kuala Lum­ pur, Malaysia. SJMC telah memba­ ngun reputasi yang sangat baik dan diakui secara internasional. Banyak prestasi telah dimiliki SJMC dengan teknologi terdepan dan pelayanan kepada pasien yang sangat baik. Saat ini, SJMC merupakan pusat unggulan kanker dan radioterapi center. SJMC merupakan rumah sakit di bawah manajemen Ramsay

Sime Darby Health Care. Saat ini Ramsay Sime Darby Health Care memilki tiga rumah sakit yakni Subang Jaya Medical Centre dengan keunggulan di bi­ dang: Kanker dan Radiosurgery,

Penyakit Darah, Pencernaan, dan Liver. ARA Damansara Medical Centre ­dengan pusat keunggulan: Otak, Jantung, Tulang Belakang, dan Sendi. ParkCity Medical ­Centre yang menjadi pusat laya­ nan untuk wanita, anak-anak, dan perawatan pasien usia lanjut. Dengan didukung fasilitas leng­ kap, suasana yang nyaman, dan akses yang sangat mudah dan pelayanan yang sangat humanis, Ramsay Sime Darby Health Care siap melayani pasien yang datang dari Indonesia. Bagi Anda yang tertarik untuk melakukan pemeriksaan kesehat­ an di Ramsay Sime Darby Health Care, Anda dapat menghubungi kantor perwakilan yang ada di Bali. Anda akan diberikan in­ formasi secara gratis mulai dari informasi biaya, pengaturan janji dengan dokter, penjemputan di bandara serta informasi hotel dan akomodasi di sekitar rumah sakit dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk mempermudah perjalanan pasien ke rumah sakit grup Ramsay Sime Darby ­Health Care.

Ramsay Sime Darby Health Care Kantor Perwakilan Bali Jalan Anyelir Nomor 8 Denpasar Telepon 0361-242876 HP 081338679177 Email: marketing@221assist.com


10

Kreasi

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Gong kebyar adalah prima­ dona Pesta Kesenian Bali (PKB). Tengoklah sajian Parade Gong Kebyar pada arena PKB ke-39 di Taman Budaya Bali. Antusiasisme penonton luar biasa, rela berdesak-desakan untuk dapat menyaksikannya. Seperti pada Selasa malam (13/6) lalu, suguhan secara mabarung duta Kabupaten Gianyar berhadapan dengan utusan Kabupaten Klungkung disimak penuh minat ribuan penonton. Sekitar tiga jam penonton tak beranjak dari tempat duduknya menikmati konser gamelan dan seni tari yang disertai aksi para penab­ uh nan lincah membuncah sarat gairah.

P

esona penampilan gong kebyar sudah tampak sejak awal PKB di tahun 1979. Namun, jauh sebelum dikenal luas di penjuru Bali, gairah ber­ gongkebyar ria sudah semarak di tanah kelahirannya di Bali Utara. Pada tahun 1920-an, mebarung— pentas dalam satu panggung saling unjuk kebolehan—sudah mentradisi di pelosok desa di Buleleng, yang digelar dalam berbagai kesempatan. Setelah

gong kebyar mulai menjadi me­ dia berkesenian secara umum di tengah masyarakat Bali pada tahun 1930-an, gong kebyar mebarung antar kerajaan pun kian membuat gamelan yang dikem­ bangkan dari gamelan kuno gong gede ini makin tak terbendung. Tidak sedikit gamelan gaya Bali Selatan seperti gamelan Semar­ pagulingan diubah menjadi gong kebyar. Daya pukau gong kebyar ter­ us melambung memasuki tahun 1960-an. Pagelaran gong kebyar dengan label Utsawa Merdangga mengguncang masyarakat Bali. Melalui sebutan festival dalam format lomba, memunculkan grup-grup gong kebyar yang tangguh. Seka-seka gong kebyar terampil itu bersemi di desa-desa yang para anggotanya berasal dari satu desa bahkan satu banjar. Pada saat tahun rentang riuhnya festival gong kebyar itu, dikenal misalnya Gong Pinda di Gianyar,

Sikap Tegas dan Bebas Gamelan Gong Kebyar

Gong Geladag di Badung (sebe­ lum jadi Denpasar), dan Gong Jagaraga di Buleleng. Hingga kini ketenaran grup-grup gong ke­ byar tersebut masih membekas dalam ingatan masyarakat Bali generasi yang pernah menyaksi­ kan kedigjayaan seka-seka gong kebyar sebunan itu. Gong kebyar kini hampir dimiliki oleh setiap desa atau banjar. Bahkan tidak sedikit sekolah, kantor pemerintah dan swasta, sanggar seni, dan pribadi mempunyainya. Gamelan yang lahir di Bali Utara pada tahun 1915 ini juga menasional yang keberadaannya dapat dilihat di kota-kota besar Indonesia seperti di Jakarta, Badung, Surabaya, Yogyakarta, Solo, dan Medan. Lewat program transmi­ grasi, gong kebyar juga dibawa oleh orang Bali ke Lampung (Sumatera) dan Palu (Sulewesi). Penyebaran gong kebyar itu adalah untuk berbagai keperluan berkesenian, baik berkesenian murni maupun untuk kepent­ ingan ritual keagamaan seperti yang terjadi pada komunitas asal Bali di daerah transmigrasi. Tidak hanya di tanah air,

gong kebyar juga telah mendun­ ia. Kecuali di benua Afrika yang belum terdengar keberadaan­ nya, salah satu gamelan Bali yang telah menapak Eropa pada tahun 1931 ini, belakangan menjelajah ruang jagat menyebar ke benua Amerika, Asia, dan Australia. Se­ jumlah universitas bergengsi di Amerika dan Eropa memilikinya untuk disuntuki teknik per­ mainannya, diresapi keindahan musikalnya, dan dikaji sebagai objek ilmu. Seorang komposer dan musikolog asal Amerika, Michael Tanzer, dalam bukunya, Gamelan Gong Kebyar: The Art of Twentieth-Century Balinese Music (2000), menyebut gong kebyar sebagi genre gamelan paling popular dan berpengaruh dari seluruh musik pada abad kedua­ puluh yang berkembang di pulau Bali. Tanzer menegaskan, gong kebyar memiliki sikap mandiri yang tegas dan penuh sadar diri, terbebas dari berbagai katagori

dan fungsi musik sebelumnya, suatu sikap yang secara jelas terdengar da­ lam gerakan dan ritme musik ini. Sikap tegas dan bebas dari gamelan ini mung­ kin memang telah bergelora dari se­ jak kelahirannya. Ada hipotesis yang melihat gong ke­ byar sebagai rep­ resentasi counter culture masyarakat Bali (Bai Utara) terhadap tindasan kaum penja­ jah. Bali Utara adalah kawasan yang paling awal merasakan

pahit getirnya kolonialisme Belanda. Sebagai upaya per­ lawanan terhadap cengkra­ man bangsa kolonial itu, seni dikedepankan sebagai senjata yang fleksibel tanpa kekerasan. Maka menguak kreativitas seni gong kebyar berikut beragam seni tari yang bernafas estetik kebyar. Aura jiwa merdeka dari gong kebyar sempat ditangkap oleh Bung Karno. Ketika suatu hari ia terkagum dengan sebuah tari energik khas Bali Utara yang belum memiliki nama, dengan sumeringah presiden tertama RI itu memberi nama Tarunajaya, artinya anak muda heroik pe­ juang bangsa. Kelahiran gong kebyar di tengah tindasan pahitnya era

penjajahan di masa lalu itu, kini berbuah manis. Gong kebyar menjadi genre seni yang eksis sejagat. Di tengah masyarakat Bali sendiri, gamelan yang lazim dimainkan sekitar 30-40 penabuh tersebut begitu multi fungsi. Ia hadir dalam beragam kesempa­ tan ritual keagamaan, baik berdiri sendiri sebagai sajian tabuh instrumental mau­ pun mengiringi puspa warna seni tari wali dari lenggang rejang hingga tuturan topeng sakral. Gong kebyar juga tampil sebagai atau mengiringi per­ tunjukan hiburan, dari sajian eloknya legong keraton hingga tonto­ nan drama gong. Sebagai pertunju­ kan sekuler di tengah PKB yang digandrungi masyarakat penonton, sejak disebut festival hingga parade seperti sekarang, gong kebyar adalah prestise masing-masing kabupaten/kota. Seniman duta gong kebyar, biasanya mendapat perhatian tersendiri dan oleh kar­ ena itu dipersiapkan setidaknya enam bulan sebelumnya. Parade Gong Kebyar PKB menampilkan katagori pria dewasa, wanita, dan anak-anak yang senantiasa mendapat sambutan gegap pe­ nonton. Seperti, Selasa malam itu, sajian tabuh, tari lepas, dan pragmentari para seniman ka­ tagori pria dewasa, dua kabu­ paten bertetangga, Gianyar dan Klungkung, tersebut diapresiasi penuh suka cita para penonton yang datang dari penjuru Bali, tumplek blek di panggung terbuka Ardha Candra. (Kadek Suartaya)

Style

Dress Casual Glamour

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Pekan ini, Tokoh masih bersama Dekranasda Kota Denpasar. Melalui sang desainer Dhevinta Tito ber­ hasil menghadirkan 10 rancangan terbaiknya berba­ han Endek Sekar Jepun dalam ajang “Bali Fashion Trend- Spring Summer 2018” di TS Suites, Kuta beberapa waktu lalu.

M

eng­ usung tema “Ajeg Siyap” karya Dhevinta Tito mer­ angkai keindahan alam dan penciptaan manusia, dalam kreasi busana untuk acara semi formal hingga formal yang mewakili keanggunan dan tradisi. Desain dress casual glamour ini terinspirasi dari kemolekan ayam jago. Keindahan surai ekor yang berayun muncul pada pelisir sifon, begitu juga keanggunan jengger merah mengisi keselu­ ruhan palet warna dalam dan overslag tunik sebagai gambaran sayapnya. Selain itu, Dhevinta Tito yang memulai de­ butnya pada Denpasar Festival (Denfes) di ta­ hun 2011 silam memamerkan juga motif yang merupakan ciri khas dari Endek Sekar Jepun sebagai satu kesatuan karya seni. Dikatakannya pula den­ gan dukungan Dekranasda Kota Denpasar, karyanya

Dhevinta Tito

sempat hadir di Jakarta Fash­ ion and Food Festival (JFFF) dan Indonesia Fashion Week 2015,Jakarta, mengusung kreasi endek dengan segala keindahan dan keunikannya. (Sri Ardhini)

15


16

Edukasi

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Lomba Pidato Bung Karno

Tumbuhkan Jiwa Pancasilais Peringatan hari lahirnya Pancasila dan Bulan Bung Karno nampaknya dimanfaatkan sebagai momentum untuk mendekatkan serta membangkitkan kembali rasa cinta tanah air dan nasionalisme kepada masyarakat. Rasa nasionalisme memang harus ditanamkan sejak usia dini sehingga mampu mendarah daging terhadap generasi penerus bangsa.

Bupati Buleleng saat memberikan sambutan dalam Lomba Pidato Bung Karno

D

alalm peringatan Bulan Bung Karno, DPC PDIP Kabupaten Buleleng menggelar lomba pidato Bung Karno. Melalui lomba tersebut generasi muda harus memiliki karakter dan ideology dalam membangun bangsa kedepan. Dengan lomba pidato ini pemuda mampu mencari dan mempelajari, karakter, watak dan ajaran Bung Karno dari berbagai naskah pidato Sang Proklamator tersebut.

Acara yang dibuka langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana ini berlangsung di lantai II Gedung sekretariat DPC PDIP Kabupaten Buleleng, Kamis (15/06). Lomba diikuti oleh 34 orang peserta yang merupakan siswa siswa dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi. Masing-masing peserta merupakan perwakilan dari sembilan kecamatan di Buleleng, sebab sebelum berlomba di Kabupaten mereka diseleksi dan merupakan per-

wakilan juara pada tingkat kecamatan. Seusai membuka lomba secara resmi, Bupati Buleleng mengungkapkan lomba pidato Bung Karno tahun ini mengambil tema Pancasila Jiwa dan Kepribadian Bangsa. Tema itu diambil memang memanfaatkan momentum hari Pancasila, untuk mengingatkan kembali generasi muda terhadap dasar Negara Indonesia. “Sasarannya mengingatkan generasi muda bahwasanya Pancasila masih relevan untuk membentuk moral dan karakter adik-adik kita,” ujarnya. Dirinya menambahkan lomba ini sangat penting dilakukan untuk mengenalkan anak anak sejak dini terhadap pemimpin bangsa, karena Bung karno adalah seorang yang cerdas di sekolah, berjuang sejak muda, berhasil memerdekakan bangsa ini menjadi bangsa yang bebas dan berdaulat. “Perjuangannya yang harus ditiru oleh anak-anak,” jelasnya. Ke depan, lomba yang baru pertama kali dilaksanakan ini akan dikemas lebih luas dengan berbagai lomba yang mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air. Sementara itu Ketua Panitia Lomba Pidato Bung Karno dr. Nyoman Putra Sedana, Sp.OG., mengatakan tujuan dari lomba tersebut selain untuk memperingati lahirnya Pancasila dan Bulan Bung Karno, juga sebagai kegiatan untuk memberantas isu-isu yang dapat memecah keutuhan NKRI. Apalagi saat ini di Indonesia dengan terang-terangan mulai muncul organisasi-organisasi yang menyatakan anti Pancasila. “Kita memiliki kewajiban untuk membangkit kembali rasa Pancasilais di masing-masing individu di wilayah NKRI ini sehingga Pancasila tetap menjadi landasan hidup

dan berbangsa,” ungkapnya. Putra Sedana berharap melalui lomba pidato tersebut anak-anak mampu memaknai arti Pancasila minimal dalam dirinya sendiri dan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan ber-

bangsa dan bernegara. Ia juga berharap lahir kader-kader pancasilais sehingga Pancasila tetap jaya di NKRI ini. “Para Juara mendapatkan piala, piagam, dan uang pembinaan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Dara

G

una meningkatkan kualitas proses belajar mengajar (PBM), Sekolah Pelangi Dharma Nusantara (PDN) terus-menerus melakukan pembenahan baik skala maupun niskala. Karena itu, Rabu, 7 Juni 2017, dilakukan upacara Pemelaspasan Gedung SMP dan Mecaru Manca Kelud yang dipuput dua Sulinggih. “Tujuan kami agar ada keseimbangan skala dan niskala di tempat anak-anak menimba ilmu ini, untuk mencetak anak didik yang cerdas berprestasi dan memiliki budi pekerti luhur,” ujar Ketua Yayasan Pelangi Dharma Negara, Drs. I Wayan Suaba, MBA. Gedung baru PDN tersebut diresmikan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai D. Mantra ditandai dengan pembukaan tirai papan prasasti gedung SMP. Orang nomor satu di Denpasar tersebut berharap Sekolah PDN tetap menjaga dan memajukan pendidikan dengan mengedepankan muatan lokal untuk memperkuat karakter siswa. Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Rai D. Mantra didaulat menyerahkan penghargaan kepada guru dan siswa berprestasi di Sekolah PDN. PELEPASAN SISWA TK DAN SD PDN Sabtu, 10 Juni 2017, Sekolah PDN melepas siswa TK angkatan ke-6 dan siswa SD angkatan pertama. Acara pelepasan dan perpisahan itu dihadiri pihak Yayasan Pelangi Dharma Negara yang menaungi Sekolah Pelangi Dharma Nusantara (PAUD, TK, SD,

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

9

Rai Mantra Resmikan Gedung PDN Kuatkan Karakter Siswa dengan Muatan Lokal

Peresmian Gedung SMP PDN oleh Wali Kota Denpasar Rai Mantra didampingi Ketua Yayasan PDN Wayan Suaba dan undangan lainnya

SMP), para guru dan para orangtua siswa. Diisi dengan berbagai hiburan dari anak-anak TK dan SD, seperti dance, atraksi pencak silat, wuzu, Tari Kupu-kupu Tarum, Tari Janger, paduan suara, diakhiri dengan penyerahan piagam dan hadiah kepada juara kelas. Ketua Yayasan Wayan Suaba mengatakan sangat berterima kasih kepada para guru yang sudah mendidik anak-anak dengan baik

sehingga mampu mempersembahkan yang terbaik. Semangat pelangi, yang memiliki warna-warna indah dengan kebhinnekaannya itu, yang tidak membeda-bedakan anak bangsa baik dari suku, agama dan lainnya, selalu didengungkannya. “Inilah swadharma kami pada Negara, bersama-sama pemerin­tah turut mencerdaskan anak bangsa didukung dengan guru-guru pengajar yang profesional

Penyerahan penghargaan kepada guru dan siswa berprestasi Sekolah PDN oleh Wali Kota Rai Mantra

di bidangnya masing-masing, dengan spirit ngayah,” ujat Bendesa Adat Kelating, Kerambitan, Tabanan yang juga dikenal sebagai pengusaha farmasi ini. Sekolah Pelangi Dharma Nusantara memiliki siswa 600 orang dengan tenaga pendidik (guru), staf administrasi, satpam dan tenaga kebersihan sebanyak 65 orang. Meski masih berumur muda, Sekolah PDN

telah banyak menuai prestasi dan patut diperhitungkan. Tahun ajaran 2017/2018, Sekolah Pelangi Dharma Nusantara (PDN) menerima pendafaran siswa baru. Untuk informasi lanjut, silahkan berkunjung ke Sekolah Pelangi Dharma Nusantara (PDN) Alamat : Jln. Tukad Banyusari 107 Denpasar, Bali. Telepon 0361 2752968. –ten

Beberapa hiburan dalam acara perpisahan

Para guru dan pihak yayasan saat acara Pelepasan Siswa SD PDN

IKIP PGRI Bali Bedah 4 Rumah di Perean IKIP PGRI Bali melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Bakti Sosial (Baksos) yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Baksos yang dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 16 sampai 18 Juni 2017 di Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini dibuka Bupati Tabanan yang diwakili Asisten I Setda Pemkab Tabanan, Wayan Yatnanadi. Dihadiri Camat Perean, Prebekel Perean, Jro Bendesa Perean, Puseh, Bunyuh, Kelian Adat/Dinas se-Desa Perean, Ketua dan Sekretaris YPLP PT IKIP PGRI Bali, Rektor beserta seluruh jajaran di lingkungan Civitas Akademika IKIP PGRI Bali. Pelaksanaan Baksos IKIP PGRI Bali yang mengambil tema “Melalui Bakti Sosial IKIP PGRI Bali Tahun 2017, Kita Tingkatkan Pembudayaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni, dan Olahraga (IPTEKSO) Menuju Kebersamaan dalam Tatatan Tri Hita Kirana” ini melibatkan 649 mahasiswa semester VI dan 117 dosen pendamping (panitia). “Baksos ini dapat dijadikan spirit pentingnya pengabdian dan pembudayaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan olahraga. Peserta Baksos juga dapat larut secara nyata dalam masyarakat desa yang memiliki corak religiusitas, morality, saling menganyomi, demokratis, dan kesejahteraan yang berpulang pada kebersamaan. Bersama kita pasti mampu,” ujar Ketua Panitia Baksos Dr. I Made Darmada, M.Pd. Ia menyampaikan penyelenggaraan Baksos di Desa Perean ini diawali dengan kegiatan BEM IKIP PGRI Bali pada periode 2016 dan antusiasme masyarakat Perean membangun yang dimotori oleh Prebekel I Nyoman Sunantara beserta jajarannya serta dari hasil audensi dengan Bupati Tabanan, 23 Maret 2017. “Dan rupanya kami sama-sama memiliki spirit layanan humanity, semangat memajukan pembudayaan kebersamaan dalam meraih tatanan yang

Penyerahan bantuan bedah rumah secara simbolis oleh Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, S.H, M.Hum. kepada Pemkab Tabanan yang diwakili Asisten I Setda Pemkab Tabanan, Wayan Yatnanadi yang kemudian langsung diberikan kepada penerima bedah rumah

harmonis,” imbuh Made Darmada. Atas Nama Bupati Tabanan, Wayan Yatnanadi mengucapkan terimakasih kepada IKIP PGRI Bali yang telah menjadikan Desa Perean Kecamatan Baturiti, Tabanan ini sebagai fokus kegiatan sosial yang dilakukan mahasiswanya. “Program-program Baksos ini sejalan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Pemkab Tabanan melalui visi mewujudkan Tabanan yang sejahtera, aman dan berprestasi (Serasi). Semoga kegiatan Baksos ini bisa dipakai salah satu momentum dalam mengaktualisasikan secara langsung ilmu murni yang didapatkan selama kuliah di IKIP PGRI Bali,” ujarnya. Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, S.H, M.Hum. mengatakan sebelum pelaksanaan Baksos ini sudah dilakukan survei ke lapangan sehingga program-program yang dilaksanakan memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Desa Perean. Dalam acara pembukaan Baksos, Jumat (16/6) di Wantilan Desa Adat Perean

tersebut dilakukan penandatanganan MoU antara IKIP PGRI Bali dengan Pemkab Tabanan terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, disaksikan Ketua YPLP PT IKIP PGRI Bali Drs. IGB Arthanegara, S.H., M.H., M.Pd., dan Ketua Baksos. Kemudian, penyerahan SK bedah rumah oleh Rektor Made Suarta kepada Bupati Tabanan (yang mewakili) yang selanjutnya diserahkan kepada 4 penerima program bedah rumah, yakni I Made Gantes dari Br. Perean, I Wayan Widana (Br. Penyucuk), Ni Made Artiwi (Br. Bunyuh) dan I Made Sujana (Br. Puseh) dengan total biaya keseluruhan sebesar Rp100 Juta.”Kami juga ada program bedah sekolah, melengkapi ruang belajar SDN Perean dengan memberikan 20 bangku belajar,” ujar Made Suarta. Program-program lain yang dilaksanakan, di antaranya program keagamaan berupa Dharma Wacana dari Ida Pandhita Mpu Jaya Acharya Nanda, konservasi alam berupa penyaluran tanaman kelapa daksina,

cempaka, majegau, nagasari, albesia dan jebug garum, serta penataan lingkungan di Br. Puseh. Pada Baksos hari kedua, Sabtu (17/6) dilaksanakan program kesehatan melalui pengobatan mata dan pemberian kaca mata gratis, penyuluhan pertanian tentang hama padi, program pembinaan pengelolaan keuangan pada Kelembagaan Keuangan BumDes, LPD, Koperasi dan kelompok usaha lainnya. Juga penataan lapangan olahraga masyarakat. Pada malam harinya

mahasiswa semester VI dan seluruh masyarakat Desa Perean disuguhi pementasan budaya berupa Arja berkolaborasi dengan pelawak Cedil. “Melalui Baksos IKIP PGRI Bali 2017 dapat menjadikan suatu proses terbangunnya relasi dalam tradisi yang membudayakan dengan latar budaya desa yang adiluhung, shanti lan jagathita sehingga terpupuk insan pekerja keras, insan tulus, cerdas dan sejahtera,” tandas Rektor Made Suarta yang juga seniman Arja ini. –ten


8

Bunda & Ananda

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Kreasi dari Barang Bekas

untuk adik adik. Agar mudah berkreasi, rajinlah memilah sampah, cuci bersih benda yang mudah didapat dan bayangkan keinginan akan suatu alat permainan misalnya. “Tentu adik-adik akan bisa mengkreasikan benda tersebut dengan mencontoh benda yang sudah ada, atau mencontoh tahapan melalui youtube dengan bimbingan orang tua. Atau adik-adik bisa datang di waktu liburan ke tempat-tempat kursus kreativitas seperti di Davincio,” tandas instruktur menggambar Sanggar Pelangi BaliTV, President Rotary Club of Bali Nitimandala, Ketua Himpaudi Denpasar Timur, Anggota APSAI, dan Pengurus PKG PAUD ini.

Liburan panjang telah tiba. Tak hanya bermain, beragam aktivitas bisa menjadi pilihan anak untuk mengisi liburan agar bermanfaat. Salah satunya dengan berkreasi membuat mainan dari barang bekas.

Kak Ade

P

emanfaatan bahan purna pakai, menjadi salah satu alternatif stimulasi perkembangan kreativitas anak melalui aktivitas berkesenirupaan dengan mengedepankan sadar dan sayang lingkungan. “Dari bahan purna pakai ini kita bisa menciptakan suatu karya yang menyenangkan bagi anak, baik untuk bermain maupun untuk pameran prestasi,” ujar A L Ismurtono Santoso, S.Sn. yang akrab dipanggil Kak Ade ini. Barang purna pakai yang bisa digunakan di antaranya sampah

kering rumah tangga semisal botol minuman, baju kaus yang sudah usang, hingga potongan kain (perca) dan potongan kayu kemasan dan lain sebagainya. “Pada intinya menggunakan apa pun bahan yang bisa ditemukan di lingkungan sekitar,” ucapnya lagi. Bahan-bahan tersebut dapat diubah menjadi barang yang digunakan seperti kotak pensil, fancy bag, mainan dsb. Peralatan yang dipakai pun tergolong mudah didapat dan sederhana seperti gunting, karet gelang dan lem kayu, juga berbagai gambar dari kertas kado bekas, tisu bergambar dll. Kak Ade memberikan contoh membuat mainan cari dan tangkap dari botol plastik bekas. Bahan yang disiapkan, botol plastik bekas dan tutup botol. Peralatan yang diperlukan gunting/ cutter, cat, kuas, dan tali. Cara pembuatannya, botol dipotong menjadi 2 bagian, bisa untuk membuat ikan atau bunga. Kalau mau membuat ikan, botol dipipihkan lalu digunting membentuk ikan. Jika membuat bunga digunting membentuk kelopak bunga. Setelah itu dicat menggunakan cat acrilyc. Tutup botol gunanya untuk membuat mangsanya. Kalau ikan, membuat ikan kecil. Kalau bunga, kita buat lebah atau kupu-kupu.Setelah itu tutup botol diikat dengan tali

Kreasi mobil-mobilan dari karton susu

Griya

Produk Gerabah Masih Diminati Desa Kapal, Badung Bali terkenal sebagai sentra pemasaran produk gerabah di Bali. Beragam bentuk gerabah, seperti pot, guci, dan patung-patung pajangan bisa dengan mudah kita temui di sepanjang jalan Raya Denpasar-Gilimanuk ini.

S

(Inten Indrawati)

masukkan kedalam botol, lalu tutup. Mainannya sudah siap dimainkan. Contoh lain, kotak tetra pack kemasan minuman bisa dimanfaatkan sebagai pajangan cantik di meja sekaligus tempat pensil dan ATK lain berbentuk sapi yang lucu, atau binatang lain yang disukai. “Bisa juga membuat mobil-mobilan dari karton susu,” imbuh alumni PSSRD Unud yang menjadi guru seni dan Kepala PAUD Davincio ini Kak Ade memberikan tips

Ibu Luhde

alah seorang penjual gerabah yang sudah menggeluti profesi ini sejak tahun 1995 adalah Ibu Luhde. Meski sejak 6 bulan terakhir dikatakannya penjualan lesu, namun masih ada saja peminatnya. Seperti siang itu, tampak seorang laki-laki membeli jeding yang akan digunakannya sebagai tempat beras. Beberapa saat kemudian seorang ibu melihat-lihat piring sembari melihatlihat produk lainnya. “Ada saja yang mencari, tapi tak seramai dulu. Biasanya sebulan sekali, saya bisa mendatangkan satu truk produk gerabah. Tapi sekarang sudah berbulan-bulan saya tidak lagi memasoknya karena barang saya masih banyak,” ujarnya. Ibu Luhde mengatakan produkproduk gerabah tersebut ada yang

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

17

didatangkan dari Yogya, Lombok, dan buatan pengerajin lokal Bali dari daerah Pejaten, Tabanan. Dari ketiga produk itu, dikatakannya produk gerabah Bali yang paling bagus kualitasnya. Orang awam mungkin akan susah membedakan mana buatan Yogya, Lombok atau Bali. Buatan Lombok biasanya warnanya mengkilat, tetapi setelah lama warna mengkilatnya pudar, barangnya agak tipis. Produknya banyak berupa piring-piring atau perlatan makan-minum lainnya yang saat ini memang banyak dipakai di hotel-hotel dan restoran. Pot-pot bunga dan hiasan rumah seperti patung-patung pajangan dikatakannya banyak didatangkan dari Yogya. Sementara produk Bali lebih banyak berupa jeding, pot tanaman, dsb, dengan tampilan polos. “Tamu suka­ nya yang polos, konsumen lokal suka produk yang berwarna,” ujarnya. (Inten Indrawati)

Permainan cari dan tangkap dari botol plastik bekas

Mendongeng Lima Menit ujian akhir

Setelah bertahun-tahun lamanya, tibalah saatnya sang Guru Spiritual itu menguji ketiga siswanya. Mereka sudah banyak memperoleh ilmu tentang dunia dan akhirat, tentang kebenaran sejati dan rahasia kehidupan. Made Taro “Siswa-siswaku!” kata sang Guru. “Kamu sudah memperoleh banyak ilmu tentang kehidupan. Sekarang tiba saatnya kamu menempuh ujian akhir, apakah ilmu yang kau kuasai itu sudah sempurna atau belum.” Sang Guru Spiritual kemudian membagikan kepada masing-masing siswa, seekor burung dara, sebilah pisau, sebuah mangkuk dan selembar kain. “Carilah tempat yang kosong, sepi, hening! Setelah yakin engkau sendirian, sembelihlah burung dara itu! Darahnya simpan di mangkuk, tubuhnya bungkus dengan kain, lalu tunjukkan bangkai burung itu di tempat ini!” Tanpa basa-basi, ketiga siswa itu berangkat menuju arah pilihannya. Siswa pertama menuju arah utara, siswa kedua ke arah selatan, dan siswa ketiga ke arah barat. Siswa yang ke utara masuk ke dalam hutan. Di tengahtengah pepohonan yang lebat, ia merasa sepi, tak ada suara berisik. Yang terdengar hanyalah gemericik air yang mengalir dari celah-celah batu menuju jurang. Di situlah ia melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh sang Guru. Adapun siswa yang ke selatan, akhirnya tiba di sebuah lapangan luas yang sangat sepi. Di situ hanya tumbuh rumput-rumput kering, tak ada manusia, tak ada hewan, bahkan tak seekor semut pun yang berkeliaran. Ia yakin tak seorang pun yang tahu kalau ia menyembelih burung dara itu. Setelah aman, ia pun kembali ke rumah sang Guru

Spiritual. Ia dapati temannya yang menuju arah utara, telah lebih dahulu sampai. Sang Guru Spiritual tersenyum-senyum melihat kedatangan dua orang siswanya. Di tunggu-tunggu, siswa ketiga yang menuju arah barat belum juga muncul. Siswa pertama dan kedua mengira kawannya itu tidak mengerti tugas yang diberikan oleh sang Guru. Lama menunggu, akhirnya siswa ketiga itu muncul seraya menyerahkan bungkusan kain itu kepada gurunya. Sang Guru pun membuka ketiga bungkusan itu satu persatu. Katanya, “Hai, siswa pertama, bagaimana keadaan ketika kamu menyembelih burung dara itu?” “Hamba benar-benar menyendiri, Tuan Guru! Hamba menyusup ke tengah hutan, tak ada makhluk lain, suasananya sepi dan hening, kecuali terdengar suara gemercik air yang keluar dari celah-celah batu.” “Hamba juga benar-benar menyendiri, Tuan Guru!” jawab siswa kedua. “Hamba seperti terbuang di lapangan luas yang sepi. Tak ada makhluk lain, bahkan semut pun tak ada yang lewat.” Ketika sang Guru membuka bungkusan ketiga, ia terkejut. Ternyata burung dara itu masih segar-bugar. “Apa yang kau kerjakan, wahai, siswa ketiga?” tanya sang Guru berwajah kecewa. “Maafkan hamba, Tuan Guru! Hamba telah berusaha mencari tempat sepi dan sunyi ke mana-mana. Hamba masuk ke dalam gua yang gelap. Tak ada suara dan tak ada makhluk di situ, tetapi hamba tidak merasa sendirian. Kemudian hamba menyelam ke dasar danau. Tempat itu sangat sepi; tak ada ikan dan tak ada cacing di dalamnya. Ke mana-mana hamba tak pernah merasa sendirian. Selalu saja seseorang bersama hamba.” Sang Guru Spiritual tersenyum. Katanya, “Di antaramu bertiga, hanya siswa ke tiga yang mendapatkan ilmu sempurna. Ia tak pernah merasa sendirian. Ia selalu ditemani oleh seseorang yang bernama Tuhan. (Arab)

Da ra Malang melintang di dunia musik, Dejapu Band telah merilis 9 lagu dalam album perdananya. Sebelumnya, tiga lagu telah diperkenalkan ke media sosial setelah merampungkan klipnya, di antaranya “Omang Dogen”, “Cek In Dalung”, dan “Malam Minggu”.

Dejapu Rilis Album “Satu” Album pertama yang bertajuk “Satu” diluncurkan di Boshe VVIP Club Bali, Selasa (20/6). Di album “Satu”, single yang menjadi andalan lagu “Omang Dogen” hasil ciptaan musisi ternama Jun Bintang. Bahkan dalam pembuatan klip videonya pun,

Personil Dejapu

Jun Bintang juga ikut ambil peran sebagai model bersama Melin dan Mirah Sugandhi. Hasil garapan apik Bali Art Visual ini bercerita tentang seorang gadis yang menemukan botol di pantai yang di dalamnya berisikan cerita tentang kisah percintaan yang dramatis. Band yang telah terbentuk sejak tahun 2014 silam ini diperkuat dengan formasi Putu Budi sebagai vokalis dan gitaris, Aditya sebagai pianis, Lojer sebagai bassis, Julian Richard sebagai gitaris, dan DFat sebagai drummer. Dengan mengambil aliran alternatif, Dejapu mendapat dukungan dari beberapa musisi dengan aliran berbeda yang sudah berpengalaman di blantika musik Bali, seperti Jun Bintang, Hari PW Bintang, Ogix Bintang, Moca Fam

Fam, Aput Draft, Rio Draft, Edy Buffalow, Xoxo Oregano, Shinta Puri Pratiwi, Melin, Igo Blado, dan Yuda Suparsana dxt Movie. Dalam album yang diproduseri oleh Bali WD Production milik Wayan Widia, terdapat satu lagu yang menggunakan bahasa Indonesia. “Ini menjadi sangat spesial karena lagu dengan judul “Datanglah ke Bali” ini menjadi soundtrack film di salah satu TV nasional,” ungkap Putu Budi. Lagu yang awalnya berbahasa Bali ini berjudul Tresna Sujati kemudian diaransemen oleh Arix Bintang, Ogix Bintang dan Moca Fam Fam. Akan tetapi setelah rampung, mereka merasa musik dan liriknya kurang pas sehingga membuat aransemen baru. “Mereka menyarankan untuk membuatkan lirik baru untuk aransemen yang lama sehingga jadilah lagu Datanglah ke Bali,” imbuh vokalis yang album bandnya dirampungkan oleh DEFF Studio Bali ini. Lagu ini kemudian dilirik oleh sutradara film kenamaan Aris

Nugraha yang telah menyutradarai beberapa judul film seperti “Preman Pensiun”, “Bajai Bajuri”, dan lain-lain. bersama dengan Aris Nugraha, Eza Yayank, Purnomo, dan Entis, Dejapu band pun masuk studio untuk proses perubahan lirik dan penambahan instrumen gambelan serta kecak. “Saya pun ikut ditodong main film,” ujarnya. Lagu “Datanglah ke Bali”, rencananya akan menjadi soundtrack film MIB produksi MNC Picture. Peluncuran album “Satu” dimeriahkan oleh penampilan Matanai Band, The Error Project, The Rolic, Clay dan bintang tamu Jun Bintang, Hari PW Bintang, Ogix Bintang, dan Moca Fam Fam. Ke depan, gebrakan yang sudah yang akan dilakukan untuk tetap menjaga eksistensi dengan menyiapkan satu single berjudul “Di Ujung Mimpi”. “Saat ini masih proses syuting video klip di Hongkong dan semoga bisa dirilis Agustus,” tandas Putu Budi. (Wiwin Meliana)


Life Story

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Tidak hanya memajukan pendidikan, Pemkab Buleleng juga terus berupaya agar lulusan baik perguruan tinggi maupun sekolah kejuruan dapat terserap dalam dunia kerja. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menggelar Job Fair 2017. Ini juga merupakan upaya untuk mengu­ rangi penganggur­an di Buleleng.

P

rogram tahunan itu melibatkan puluhan perusahaan dengan menawarkan ribuan formasi lowongan. Ini merupakan celah bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang sesu­ai dengan minat dan kemampuannya. Job Fair telah berlangsung selama 13 hingga 15 Juni 2017 mengambil tempat di gedung Mr. Ketut Pudja Kawasan Eks Pelabuhan Buleleng. Kepala Disnaker Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan,S.E., menyampaikan, bahwa dalam Job Fair 2017 ini ada kurang lebih 20 perusahaan yang ada di Buleleng dan 6604 lowongan kerja. “Sedikitnya, ada 6604 lowongankerja yang tersedia dalam kesempatan ini,” ujarnya. Menurut Dwi Priyanti, agenda bursa kerja secara rutin diselenggarakan, dengan tujuan untuk

Job Fair 2017

Sarana Pertemuan Pencari Kerja dan Pengguna Tenaga Kerja mewujudkan sinergitas dalam penyelenggaraan penempatan tenaga kerja, antara pemerintah, swasta dan masyarakat, sekaligus meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja. “Tentunya, juga sebagai upaya pengurangan angka pengangguran, serta terpenuhinya kebutuhan dunia usaha atau industri, akan tenaga kerja yang berkualitas, sesuai dengan kualifikasi jabatan,” cetusnya. Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, S.T., mengatakan, kegiatan ini merupakan sarana pertemuan langsung antara para pencari kerja, dengan pengguna tenaga kerja, di sam­ping sebagai pelaksanaan salah satu fungsi dari pelayanan penempatan tenaga kerja. “Tidak bisa dipungkiri, terselenggaranya Job Fair ini tak bisa dilepaskan dari partisipasi aktif para pengusaha, serta ins­ tansi teknis atau sektor terkait, yang dapat menyerap persediaan tenaga kerja,” katanya. Lanjut lanjut, Bupati Agus Suradnyana menjelaskan adanya lowongan bagi tenaga kerja, merupa­kan indikator pertumbuh­ an di bidang ekonomi, baik di sektor pemerintahan, maupun dunia usaha swasta lainnya. Terlebih, pertumbuhan ekonomi di dunia usaha swasta, terutama sektor riil, merupakan tumpuan penyerapan

Hak sebagai Istri Dirampas Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana membuka Job Fair 2017 di Gedung Mr Ketut Pudja kawasan Eks Pelabuhan Buleleng.

tenaga kerja. “Pemerintah daerah senantiasa memfasilitasi dan berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif, serta berpihak pada usaha swasta yang banyak menyerap tenaga kerja. Kami juga menjamin keamanan investorinvestor yang berinvestasi di Buleleng,” cetusnya.

Usai acara, Bupati Agus Suradnyana menambahkan Pemkab Buleleng selalu berupaya mencari terobosan guna menanggulangi angka pegangguran. Diantaranya, melalui kegiatan penyelenggaraan bursa kerja (job fair ). Kegiatan ini adalah ajang para pencari kerja dapat menemukan pekerjaan

Peringatan Bulan Bung Karno Bagikan Poster Bung Karno Sebagai Bapak Proklamator, Ir Soekarno merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam memerdekakan Indonesia. Untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme yang dimiliki Soekarno banyak hal yang dilakukan, salah satunya

7

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

dengan memperingati kelahirannya sebagai Bulan Bung Karno. Dalam peringatannya di Buleleng di gelar berbagai acara dengan melibatkan sekolah-sekolah untuk lebih menanamkan rasa nasionalis sejak usia dini. Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST.,

menghadiri Sosialisasi Pendidik­an Karakter Dalam Bulan Bakti Bung Karno dan Lahirnya Pancasila yang diselenggarakan oleh DPC PDI Perjuangan Buleleng di SMP N 1 Singaraja, pekan lalu. Selain sosialisasi, acara tersebut juga diisi dengan pembagian poster Presi-

Bupati Buleleng menyerahkan poster kepada sekolah-sekolah di Buleleng.

den RI Pertama Ir. Soekarno Hatta. Hal tersebut dilakukan agar dapat mendorong upaya pendidikan yang berkarakter dan nasionalis yang dilandasi dengan Pancasila, Poster bergambar Ir. Soekarno, Founding Father Bangsa Indonesia dengan bingkai dan berisikan pesan-pesan nasionalisme, secara simbolis dibagikan ke seluruh sekolah tingkat SD dan SMP di Kabupaten Buleleng yang dipusatkan di Aula SMP Negeri 1 Singaraja yang diserahkan langsung Bupati Buleleng kepada beberapa perwakilan Kepala Sekolah dan UPP Kecamatan di Kabupaten Buleleng. Dalam penyerahan Poster itu juga didampingi sejumlah pengurus DPC PDI Perjuangan Buleleng diantaranya Putu Mangku Budiasa dan Dewa Ketut Suardipa dan juga Ketua Panitia Pekan Pancasila PDI Perjuangan Buleleng, dr. Ketut Putra Sedana yang juga Ketua Banteng Muda Indonesia Kabupaten Buleleng. Bupati Agus Suradnyana usai

sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan. “Saya berharap agar pencari kerja dapat terserap lebih banyak, penempatannya, baik di dalam maupun di luar negeri dengan melibatkan pihak terkait. Seperti Lembaga Pelatihan Kerja (LPK),” imbuhnya. (Wiwin Meliana)

menyerahkan poster bergambar Bung Karno itu mengakui kegiatan yang dilakukan memanfaatkan momentum hari Kelahiran Pancasila dan juga Hari Kelahiran Bung Karno, dimana banyak pesan-pesan moral dan pembentukan karakter berbasis pancasila selalu disampaikan Presiden RI Pertama tersebut. Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Singaraja, Ni Putu Karnadhi mengakui banyak hal yang harus bisa dipahami dari sosok pendiri bangsa Indonesia tersebut, terlebih lagi SMP Negeri 1 Singaraja sebagai Sekolah Penguatan Pendidikan Karakter tentunya akan memberikan dampak positif bagi anak didik dengan berbagai pesan moral dan nasionalis yang disampaikan melalui poster tersebut. Menurut rencana, setelah penyerahan secara simbolis poster Bung Karno dibagikan, seluruh sekolah pada tingkat SD dan SMP di Kabupaten Buleleng juga akan mendapatkan poster bergambar Bung Karno yang berisikan pesanpesan tersebut, selain itu kegiatan pembagian poster Bung Karno juga dirangkaikan dengan pencanangan pekan pancasila yang dilakukan Pemerintah Pusat yang mengusung tema Saya Indonesia, Saya Pancasila. (Wiwin Meliana)

tkh/net

18

Tatik (42) tak henti-hentinya mena­ngis ketika menemani jenazah suami­ nya di salah satu rumah sakit di Pulau Sumbawa. Setelah dua hari dirawat intensif akibat kecelakaan, suami Tatik tak mampu bertahan lalu akhirnya meninggal. Dalam kesedih­an hebat yang dialami Tatik itu, insiden memalukan dari keluar­ga suaminya yang turut datang menjemput suaminya itu terjadi di rumah sakit. Keluarga suaminya itu membuat ribut di rumah sakit kare­na memaksa jenazah suami Tatik dimakamkan di kampung halamannya yang berbeda kabupaten dengan tempat Tatik tinggal.

K

eluarga Tatik membantu Tatik untuk mempertahankan agar jenazah suami Tatik dimakamkan di kampung tempat keduanya tinggal, di kompleks pemakaman kampung asal Tatik. Setelah menikah tiga tahun sebelumnya, Tatik dan suaminya memilih tinggal di kampung Tatik. Dalam insiden yang menjadi tontonan itu, Tatik sempat memohon-mohon agar suaminya dimakamkan saja di kampung tempatnya tinggal agar ia merasa dekat terus dengan suaminya. Namun, keluarga besar suaminya sama sekali tidak mengizinkannya. “Mereka merampasnya dari saya di hari itu,” kenang Tatik pada peristiwa yang terjadi beberapa tahun lalu itu. Sayangnya, dalam ‘pertarungan’ itu Tatik kalah dari keluarga suaminya yang datang dengan jumlah yang lebih banyak dari keluarganya. Suami­nya dibawa dan itulah pertemuan terakhir yang menyakitkan bagi Tatik. Sebagai istri, Tatik ingin sekali bisa menentukan segala hal menyangkut prosesi pemakaman suaminya. Lagi-lagi ia harus berjuang mendapatkan haknya sebagai isteri yang menginginkan dekat dengan makam suaminya. Ia tidak mampu merebut rasa kasihan dari keluarga suaminya yang tetap ngotot membawa jenazah suaminya ke kampung halamannya, meski Tatik mengiba-iba bahkan memohon-mohon. Ambulans pun meraung-raung menempuh perjalanan menuju kampung halaman suaminya. Tatik hanya bisa terdiam sepanjang perjalanan itu. Hanya sesekali ia membuka suara untuk memohon agar mayat suaminya singgah di rumah mereka meski sesaat saja. Keluarga suami Tatik mengizinkan. Begitu sampai di rumah Tatik, mayat Soni hanya mampir tidak lebih dari lima menit,” ujar

Marni, tetangga Tatik. Ketika tiba di rumah mereka, insiden kembali terjadi antara keluarga Tatik yang dibantu para tetangga dengan keluarga besar suaminya.“Terjadi baku hantam dan perkelahian,” ujar Marni. Kondisi tegang, ada yang perang mulut ada pula yang berkelahi fisik. Situasi sudah tidak terkendali ketika jenazah suaminya itu dipaksa naik kembali ke ambulans untuk dibawa menuju kampung halamannya. Tatik yang menangis tersedusedu sempat meraung dan berteriak tak mampu menahan diri dari kesedihan dan kekecewaan. “Bantu saya…bantu saya…, turunkan mayat Abang,….,” pintanya pada keluarga dan tetangga-tetangganya yang juga tidak mampu berbuat banyak dan kalah dalam insiden tersebut. Demikian pula saat melewati satu tempat yang juga di hari yang sama terdapat kematian, Tatik meminta-minta agar orang-orang menghentikan ambulans tersebut. “Tapi, orang-orang tersebut tidak tahu masalahnya apa,” ujar tetangga Tatik yang turut mendampingi Tatik mengejar ambulans. Jadilah Tatik tiba hingga kampung halaman suaminya dan apa boleh buat, ia harus menerima semuanya. Ia mengantar jenazah Soni bersemayam dengan damai. Perseteruan keluarga Tatik dengan keluarga suaminya memang dimulai dari sejak mereka menikah. Kedua keluarga tidak menyetujui pernikahan tersebut. Meski akhirnya keduanya, Tatik dan suaminya bisa diterima dalam keluarga kedua, namun masing-masing keluarga tidak bisa akur bahkan sampai suami Tatik meninggal. Kepergian suaminya dengan cara tragis, sudah sangat membuat Tatik terluka. Ditambah lagi ia tidak bisa dekat dengan makam suaminya. “Saya tidak bisa men-

gunjungi makamnya tiap kali saya merindukannya,” ujar Tatik yang karena bekerja hanya bisa sebulan sekali mengunjungi makam suaminya itu. Ia heran dengan sikap keluarga suaminya itu. Menurutnya, hubungan Tatik dan mereka selama ini terbilang baik. “Tapi kenapa hak saya sebagai istri dirampas begitu saja,” katanya. Beberapa waktu ia mencerna ketidakberuntungannya itu. Sampai ia menemukan jawabannya yakni mereka adalah keluarga yang serakah. Menurut Tatik, mereka memaksa membawa jenazah suaminya tanpa memperhatikan perasaannya sedikit pun, namun ketika disodorkan anak dari suami Tatik itu, mereka lepas tangan. Padahal anak berusia enam tahun tersebut bukan anak Tatik melainkan anak dari istri pertama suami­nya. “Semua lepas tangan, tidak ada yang mau mengurus dan membiayai sekolahnya,” kata Tatik. Melihat kondisi tersebut, Tatik merasa prihatin pada anak lelaki suaminya itu. “Saya tidak tega melepas anak ini pada orang-orang yang tidak ingin mengurusnya,” ujar Tatik yang memangku anak lelaki suaminya itu. Sambil mengelus kepala sang anak, Tatik memintanya untuk bersabar. Bagi Tatik yang memiliki penghasilan sendiri ini, ia tidak keberatan membesarkan buah hati suaminya itu. Tatik tinggal bersamanya, mendidik dan membesarkannya layak anaknya sendiri. “Dari mata anak ini, saya melihat suami saya terus hidup,” ujar Tatik yang mengaku masih merasa kehadiran suaminya di rumah mereka. Dari anak inilah, ia merasa bahwa suaminya itu tetap hidup dalam rumah mereka. “Itu cukup buat saya,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)

Buka Puasa bersama KMB Anak-anak yatim piatu Yayasan Uswatun Hasanah Kampung Wanasari Denpasar hadir dalam acara Buka Puasa bersama Kelompok Media Bali Post (KMB) di Shankara Resto, Sanur, Minggu (11/6). Usai Buka Puasa, anak-anak ini mendapat bingkisan yang diserahkan Ny. Bintang Puspayoga dan Ny. Sri Utari Satria Naradha. Acara Buka Puasa bersama juga dihadiri Pimpinan KMB Satria Naradha, pengurus Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB Bali), agen sirkulasi, dan relasi iklan.

BRI Peduli Bagikan 3000 Paket Sembako Bank BRI menyelenggarakan kegiatan Ramadan bertajuk “BRI Peduli Berbagi Bahagia bersama BRI” di kantor wilayah BRI Denpasar, Jumat (16/6). Acara yang dilaksanakan antara lain pembagian 3000 paket sembako untuk masyarakat kurang mampu di wilayah Bali, Mataram, dan Kupang, buka puasa bersama, dan pemberian santunan kepada 200 anak yatim. Kegiatan ini dihadiri Direktur Human Capital Bank BRI Priyastomo, Pemimpin Wilayah BRI Denpasar Dedi Sunardi dan manajemen Kantor Wilayah dan Kantor Inspeksi BRI Denpasar. (Ngurah Budi)

Blissful Ramadan Fame Hotel Dalam rangkaian bulan Ramadan, Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali mengadakan acara buka puasa bersama yang mengundang media massa, perusahaan, dan travel agent baik on-line maupun off-line. Acara yang dilaksanakan Kamis (15/6) bertema Blissful Ramadan ini juga dihadiri anak-anak dari Rumah Bakat Dompet Sosial Madani Bali. Anggara Dharma, Director of Sales & Marketing Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali mengatakan acara juga dirangkaikan dengan makan bersama serta berbagi pendapat ataupun peluang industri pariwisata. (Ngurah Budi)


6

Woman on Top

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Rabu , (14/6) masyarakat di seluruh dunia memperingati World Blood Donor Day atau Hari Donor Darah Sedunia. Kegiatan ini dilaksankan sejak tahun 2005 dengan tujuan untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya donor darah. Untuk peringatan tahun ini temanya “Give Blood, Give Now, Give Often”, yang berarti beri darahmu sekarang dan secara rutin.

Sehat karena Rajin Donor Darah

M

enurut I Made Geria Arnita, S.Sos., Kasubid PPDDS & Humas UTD PMI Provinsi Bali, sesuai dengan amanah, Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Provinsi Bali harus mampu menyiapkan darah yang aman dan berkualitas. Aman dari persediaan stok darah yang dibutuhkan Kemudian berkualitas atau produk yang dihasilkan benar-benar memenuhi standar kualitas darah Dikatakannya beberapa kegiatan yang dilakukan bertepatan dengan Hari Donor Darah Sedunia pada 14 juni 2017 yakni , menghimbau masyarakat untuk terus berpartisipasi melalui PMI menggalakan donor darah secara rutin yang dapat dilakukan secara perorangan maupun berkelompok. Made Geria juga memaparkan jika pada “Hari Donor darah Sedunia” tersebut kegiatan donor juga dilakukan di beberapa lokasi, yakni Hotel Segara Village; Hotel Grand Inna Kuta; Frii Bali Eco Beach. Selain itu juga ada komunitas FFG serta beberapa masyarakat umum yang datang secara langsung ke UTD PMI Provinsi Bali di

RS Sanglah Denpasar. “Harapan kami kedepan semoga kesadaran masyarakat tentang donor darah meningkat sehingga seluruh kebutuhan darah nantinya dapat terpenuhi dari donor darah sukarela. Marilah kita segera melakukan sesuatu khusunya donor darah, karena sampai saat ini darah masih sangat diperlukan. Darah itu sendiri belum bisa diproduksi oleh pabrik. Darah yang aman adalah darah yang berasal dari para donor darah yang sehat,” ujar Made Geria. Sementara Ketut Widhi salah seorang perawat di RS Sanglah sekaligus anggota Komunitas FFG yang bergerak di bidang kemanusiaan, menolong banyak orang ini mengatakan jika mereka di FFG memang diajarkan untuk peduli kepada orang lain. Sejak tahun 2016 lalu bersama

anggota lainnya sudah melakukan donor darah, khususnya pada momen Hari Donor Darah Sedunia. Begitu juga dengan Rudi Winata (47), seorang master energi, menurut pengakuannya dirinya termotivasi terus melakukan donor darah bermula sejak masih sekolah di sebuah SMA Katolik di Surabaya. Saat itu kepala sekolahnya seorang Pastur. “Hingga suatu saat kami yang sudah berusia 17 tahun masuk ke ruangan kelas dan setelah menimbang berat badan , kami, beberapa orang murid dikumpulkan di satu ruangan hingga datangnya petugas PMI. Kami diberikan pemahaman tantang donor darah hingga paham . Sejak itu di sekolah setiap 3 bulan rutin diadakan donor darah,” kenangnya dan setelah berjalan cukup lama, di sekolah tidak ada lagi dan kami dianjurkan melakukan-

nya sendiri. Singkat cerita hingga dirinya berkelurga kebiasan donor darah ini tetap dilakukannya. Bahkan ia yang sudah 70 kali lebih mendonor ( karena masih ada bolongnya) ini juga menggerakkan ratusan temannya untuk melakukan yang sama. Menurutnya setiap tiga bulan sekali kumpul untuk melakukan donor ia juga memberikan hadiah atau beragam bingkisan yang memang diperuntukkan bagi mereka semua. Kalau ia mengaku mengeluarkan dana cukup besar untuk hadiah namun baginya itu tidak masalah karena tujuannya mengajak orang berbuat baik untuk orang lain sejak 10 tahun silam hingga kini. Ia menekankan apa gunanya kita sehat kalau tidak bisa menolong orang. Bahwa donor itu sehat dalam waktu singkat darah kita diambil dengan ukuran tertentu. Setelah darah kita dipilah dan jika ada penyakit yang menular pendonor akan dihubungi secara rahasia “Jadi kepada pasangan yang masih bujang jika mencari pasangan ,carilah yang rajin donor. Sebab, PMI telah melakukan screening 100 persen darah tersebut terhadap

empat macam penyakit, yaitu Siphilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV. Jadi kenapa kita sehat, itu pasti karena rajin donor,” pungkasnya Seorang pendonor lainnya yakni Bu Gusti Ayu dari Sesetan, mengatakan selain menolong orang yang membutuhkan, donor darah juga menjaga tubuh lebih sehat karena peredaran darah jadi lebih lancar. Ia juga mengatakan bahwa transfusi darah adalah komponen terpenting yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan darurat. Pasokan darah harus memadai guna mengantisipasi keadaan darurat yang akan terjadi. Karenanya ia mengajak masyarakat untuk segera donor darah, tidak menunggu hingga bencana terjadi. Apalagi kata Gusti Ayu kita sudah tahu sangat banyak manfaat melakukan donor darah, maka kita tidak hanya membantu menyelamatkan nyawa seseorang, tapi juga membantu tubuh sendiri tetap sehat. Tidak adalagi alasan takut kekurangan darah, sebab tenaga medis memastikan kita siap jadi donor. Setiap tetes darah yang kita sumbangkan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. (Sri Ardhini)

Salam Senyum.. “ Bu, kami undang untuk mencoba fasilitas dari hotel kami. Ayo gimana kalau Ibu ngopi bareng dengan kami sambil santai di sore hari... “ Ini awal dari cerita dari tulisan saya. Seorang tenaga marketing sebuah hotel di Denpasar dengan ramah menawarkan kepada seorang Ibu yang cukup dikenal sebagai Trainer Public Speaker.Tentu dengan tujuan agar dapat menjalin kerjasama dengan fasilitas ruangan yang ada di hotel tersebut, yang dapat dipergunakan untuk mengadakan pelatihan atau seminar. Dengan jadwal yang padat tentu Ibu itu harus pintar meluangkan waktu agar dapat memenuhi undangan itu. Karena prinsipnya, dengan selalu menjaga silaturahmi dengan orang, maka akan selalu membawa kebaikan dan pintu rezeki senantiasa terbuka. Dan, saya yakin pembaca setia Dhani’s Art in Service tentu setuju dengan pernyataan itu. Lanjut cerita,... ketika jadwal sudah ditentukan dan disepakati untuk memenuhi undangan ngopi bareng sambil melihat fasilitas hotel, tiba tiba ada suara dering handphone masuk. “Maaf Ibu, sore ini saya tidak bisa nemenin ngopi bareng, bagaimana kalau kita resechedule saja” Whaaaatttt???? sedikit kecewa si Ibu bilang bahwa dia tidak bisa menentukan jadwal kembali untuk bertemu karena jadwal sangat padat. Tapi si Ibu berusaha untuk menetralkan suasana. “Oh... kalau

tidak bisa menemani gak apa mbak. Saya akan tetap datang ke sana sambil melihat fasilitas hotel”. Dijawab kembali oleh marketing hotel. “Baik bu,... saya sudah informasi ke rekan kerja saya,...namanya Dina, untuk mengganti saya menemani Ibu. Nanti Ibu langsung saja ke hotel dan sudah ditunggu oleh Dina”. “Baik, sampai jumpa nanti,” jawab si Ibu kembali. Tiba di hotel, si Ibu menuju front office untuk bertemu dengan Dina. Tapi...sungguh di luar dugaaan. Setelah ditanyakan, ternyata Dina yang ditunjuk untuk menggantikan lagi keluar. Naaaahhh... bagaimana ini? Tentu si Ibu sudah mulai merasa tidak nyaman. Agar tidak sia-sia karena sudah meluangkan waktu khusus datang ke sana, maka si Ibu langsung mengutarakan maksudnya untuk melihat fasilitas hotel seperti ruangan meeting, ballroom, dan lain-lain yang berhubungan dengan profesinya sebagai public speaker. Dengan ditemani seorang pegawai hotel, Ibu itu diantar untuk melihat fasilitas yang diberikan. Setelah dirasa cukup, si Ibu masih menunggu tawaran untuk ngopi bareng sekalian mengecek tempat resto yang biasa dipakai untuk lunch, atau sekadar bersantai ngopi- ngopi dan menunggu kedatangan dari pegawai hotel yang namanya Dina. Setelah kira-kira duduk di resto selama sepuluh menit, tidak ada satu orang pelayan pun yang menyapa, apalagi menawarkan menu. Padahal pengunjung resto sangat lengang. Waaaahhh..

Harumkan Nama Bangsa dengan Harpa

J

essica kerap tampil di berbagai event internasional sejajar dengan harpist kelas dunia lain. Tetapi, ia dikenal tetap rendah hati. “Saya ingin mengharumkan nama bangsa di mata dunia,” ucap Jessica yang malam itu tampak anggun dengan balutan gaun hijau tosca bertabur batuan indah. Panggung besar pernah ia rasakan, sebut saja Jazz Harp Workshop Hongkong, bersama the Amadeus Light Orchestra dalam perayaan Hari Keluarga Nasional (2014), World Harp Congress 2014 di Sydney bersama the Harp Ensemble of Harp Chamber Hongkong, Kaleidoskop 3 Generations of Indonesian Harpists di Surabaya dan Jakarta (Agustus 2014) tampil bersama Rama Widi, Maya Hasan dan Lisa Gracia. Berbagai event sosial seperti penggalangan dana UNICEF dan penggalangan dana Papua. Dalam waktu dekat, ia akan meng-

Hhhhmmmm.. kira-kira apa yang salah dengan layanan hotel seperti ini. Padahal kita tahu semua, bahwa standar layanan hotel jauh lebih di atas rata-rata dari layanan jasa yang lain. Penyebab utama adalah budaya layanan di hotel itu yang tidak dimiliki oleh semua pegawainya. Dan itulah yang menyebabkan layanan tidak terestafet dengan baik. Padahal dalam layanan, ketika yang bergerak dalam layanan itu hanya satu orang, atau satu bagian saja, perusahaan itu sama dengan perusahaan yang sedang mati suri. Bukankah dalam filosofi melayani dengan sepenuh hati, dimulai dari menyebutkan bahwa “Kita adalah organ vital dari tubuh perusahaan.” Yang artinya, layanan akan menjadi hidup dengan baik ketika yang bergerak itu adalah semua pegawai dalam perusahaan itu. Dimulai dari jabatan paling atas, sampai yang terbawah. Dengan menghilangkan keegoan masing-masing individu/jabatan. Naaaah.... Materi ini saya akan kupas habis dalam pelatihan yang saya beri judul Serve With Love. Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana ‘Serve With Love’ di perusahaan/instansi Bapak/ Ibu? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak/ Ibu perlukan. Salam3SP. Salam Senyum Sang Penyihir . Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Beragam cara menyayangi sesama. Mengasihi anak yatim adalah salah satu hal yang kerap mendatangkan keharuan tersendiri. Mengembalikan sedikit keceriaan wajah-wajah mungil nan polos. Tahun ini, Yayasan Pondok Kasih Surabaya menggelar buka bersama di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nahdliyah, Jalan Demak Barat Surabaya. Acara lintas agama tersebut sengaja digelar untuk menjalin persatuan tanpa memandang apapun. Karena riwayat KH. Noehan Afandi sebagai pendiri Ponpes merupakan seorang tokoh pemrakarsa serta pendiri lintas agama di Jawa Timur (Jatim). Bulan Ramadan selalu diidentikkan dengan bulan penuh berkah dan ampunan, telah mendorong Yayasan Pondok Kasih yang bergerak di kegiatan sosial dan membantu masyarakat dari segala lapisan maupun golongan untuk mengadakan acara berbagi berkah dan kasih. Langkah baik tersebut juga mendapat dukungan dari salah seorang pengusaha dan sosialita Surabaya, Uci Flowdea. Wanita cantik ini memang secara rutin mengadakan aksi sosial kepada masyarakat kurang mampu. Yayasan Pondok Kasih dan Uci Flowdea memberikan bingkisan serta uang kepada sekitar 125 anak-anak yatim (80 anak dari Ponpes dan 45 anak dari lingkungan sekitar pondok). Bahkan untuk memeriahkan dan memberikan hiburan pada anak-anak tersebut,

19

Jessica Sudarta

Tangan yang begitu lincah. Merenda dawai dengan jari lentik dalam balutan harpa. Nada demi nada lagu “Rayuan Pulau Kelapa” mengalun. Musik membelah di antara puluhan anak yatim piatu yang terlihat riang sesaat, melupakan kesendirian. Pemilik tangan emas tersebut adalah Jessica Sudarta, harpist muda kebanggan Indonesia.

getarkan kembali ajang World Harp Congress 2017 di Hongkong, berkolaborasi bersama jajaran harpist- harpist kelas dunia serta persiapan charity Cancer Awareness di Surabaya pada 21 Juli. “Kebetulan di World Harp Congress Hong Kong, Jessica mendapatkan kesempatan mewakili Indonesia, dan satu-satunya harpist Indonesia yang tampil di sana,” papar sulung dari tiga bersaudara ini. Seringkali menghibur di acara sosial, hatinya pun mudah sekali tersentuh. Menurut gadis 19 tahun tersebut, ia sangat menikmati tatkala menghibur

Uci Flowdea dan Yayasan Pondok Kasih Berbagi Berkah

“Estafet “ hal ini membuat si Ibu langsung pamit dan tidak lupa meninggalkan kartu namanya di front office. Bisa dibayangkan, sudah menemui tiga orang pegawai hotel, satupun tidak ada yang “nyambung” dengan maksud kedatangan si Ibu. Bicara tentang layanan, ini yang namanya layanan yang tidak ter”estafet”kan dengan baik. Maksud mereka baik untuk menjalin human relations dengan calon pelanggan, tetapi gara-gara pesan tidak terestafet dengan baik, semua menjadi hambar, semua menjadi layanan yang terputus dan seolah olah tidak nyambung antara pegawai satu dengan yang lainnya. Menyimak cerita tadi, sebagai seorang “expert” di layanan saya dapat bayangkan bagaimana layanan selanjutnya yang diberikan oleh para pegawai di hotel tersebut. Dan benar saja, cerita pengalaman selanjutnya ibu tadi ternyata terdapat komplain di sana sini. Dari tidak ramahnya para pelayan, saling main tunjuknya antar pelayanan, bahkan saling menyalahkan antar pegawai dan antar bagian, sampai keterlambatan penghidangan menu coffe break yang menyebabkan molornya jadwal acara yang sudah direncanakan. Bahkan yang paling parah dari pengalaman Ibu tadi, ada cerita tentang pembatalan jadwal yang sudah disepakati. Dimana tepat dua hari sebelum dipakainya ruangan meeting, dengan mudahnya pihak hotel membatalkan pesanan karena sudah ada orang lain yang lebih dahulu memesan tapi salah satu bagian lupa mencatatkannya. Waaaah.... amburadul semua.

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

ditampilkan pula seorang remaja yang sangat piawai dalam memainkan alat musik harpa, Jessica Sudarta. “Acara tahun ini saya sengaja di Ponpes, untuk menjalin satu kesatuan tanpa memandang apapun,” ujar Uci. Dalam bulan penuh berkah ini, memang sudah menjadi keinginannya untuk berbagi kasih dengan anak-anak yatim di Surabaya. Mengenai pilihan yang jatuh pada Pondok Pesantren Annahdliyyah, Uci berkeinginan untuk berbagi kasih, tidak perlu melihat latar belakang dan kelompok tertentu, tetapi terpenting adalah niatnya. “Dan karena ini bertepatan dengan moment Ramadan, maka kami melakukannya dengan berbagi pada anak-anak yatim yang ada di Ponpes An-Nahdliyyah,” terang aktris di film Perfect Dream ini seraya tersenyum ramah. Uci berharap bahwa sebaiknya masyrakat tidak melihat persoalan agama, suku dan aliran, dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial. Tetapi lebih melihat apa yang bisa kita berikan pada mereka yang membutuhkan. “Saya lahir di Indonesia dan besar di Indonesia. Karena itu bagi saya kita semua adalah Indonesia. Meski berbeda suku, agama maupun aliran, jangan dijadikan itu sebagai alasan untuk memecah-belah bangsa ini. Saya berharap Indonesia tetap bersatu, ditengah perbedaan yang ada di masyarakat kita yang majemuk ini,” tambah Uci. (Lely Yuana)

kakek nenek penghuni panti jompo. “Pada saat itu saya melihat mata kakek nenek yang seakan kosong, menjadi ceria ketika mendengar alat musik yang saya mainkan,” imbuh penyuka rawon itu seraya tersenyum manis. Meskipun menempuh pendidikan di Baltimore, Washington DC, USA, Jessica tak pernah melupakan jiwa nasionalisme yang ditanamkan orangtuanya sejak kecil. Bahkan ia piawai memainkan lagu-lagu daerah ketika tampil, seperti “Gundulgundul Pacul”, “Bengawan Solo”, “Yamko Rambe Yamko”, “Rek Ayo Rek” dan “Tanjung Perak Tepi Laut”. Seperti lagu “Rayuan Pulau Kelapa” yang ia bawakan untuk menghibur anakanak panti, Jessica mencoba mengingatkan serta menyatukan saudara sesama bangsa Indonesia melalui nada, guna mengembalikan sebuah semboyan bahwa mereka satu NKRI. Membangkitkan darah perjuangan yang dulu pernah ada. Arti penting persatuan bagi dara cantik berambut panjang ini adalah rasa saling gotong royong, kita adalah bangsa yang satu. “Sejak kecil ditanamkan, jangan sampai luntur. Harpa adalah sebuah alat untuk mewujudkan cita-cita saya mengharum-

kan nama bangsa,” terang penggemar olahraga, menyanyi, dan menggambar ini. Penampilan-penampilannya inilah yang membuat Jessica mendapat undangan tampil di berbagai tempat. Jessica telah mengisi masa remajanya dengan banyak prestasi. Dia merupakan salah satu dari sedikit pemain harpa di tanah air. Jessica tak sekadar bermain harpa, tapi juga dapat menjelaskan seluk-beluk alat musik berbentuk busur ini kepada penonton. Prestasinya tak lepas dari peran orangtua yang mendukung dan mengarahkan bakatnya di bidang musik sejak di bangku Taman Kanak-kanak. Sekitar umur empat tahun, ia sudah ikut les piano. Tapi menginjak remaja mulai fokus ke harpa. Berinteraksi dengan harpa sejak usia 13 tahun, Jessica menyebut harpa sebagai sebuah alat musik yang unik dan masih jarang di Indonesia. “Harpa selain alat musik unik dan klasik memiliki tingkat kesulitan yang cukup lumayan, maka tak banyak anak muda ingin belajar harpa, namun justru hal ini yang menarik perhatian dan mendorong saya untuk menekuni secara serius,” urai Jessica. Namun, kendala pada saat awal belajar harpa adalah tidak adanya guru harpa di Surabaya, adanya di Jakarta. Mau

tidak mau, ia harus bolak-balik SurabayaJakarta untuk belajar harpa. Jessica menjadi murid pertama Rama Widi, salah satu harpist terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Namun kesulitan lainnya, gurunya sering tidak ada di tempat karena berkeliling berbagai negara untuk konser dan sebagainya. Solusinya mereka berkomunikasi lewat internet (Skype). “Kak Rama memang sering konser ke luar negeri, agar tetap bisa belajar dengannya, saya berkomunikasi lewat Skype. Beliau memberikan masukan dan bimbingan kepada saya tentang teknik bermain harpa yang benar. Saya memainkan harpa, kemudian beliau memberikan koreksi dan arahan. Sistem belajar jarak jauh ini sampai sekarang masih saya lakukan,” jelasnya. Menjadi luar biasa harus bekerja keras, dengan pengorbanan orangtuanya yang luar biasa mulai membelikan harpa yang tidak murah harganya, menemaninya kemana-mana untuk kursus musik, konser dan kegiatan lain. Jessica terus belajar dari para seniornya para harpist terkenal dunia atau para guru harpist terkenal seperti Isabel Moretti, Maria Luisa, Remy Van Kesteren dan lainnya. (Lely Yuana)


20

Nine

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Pedagang Takjil Menjamur di Bulan Puasa

Tiap kali bulan Ramadan tiba, pedagang takjil bermunculan di hampir semua tempat khususnya di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Pukul tiga sore, para penjual takjil (makanan berbuka puasa), sudah mulai bersiap menggelar dagangannya. Puncak dari aktivitas jual beli takjil terjadi pada jam lima hingga jam enam sore, beberapa saat sebelum berbuka puasa.

S

etiap bulan puasa tiba, ratusan pedagang takjil yang kebanyakan ibu rumah tangga menghabiskan sebagian waktu mereka untuk menyiapkan dagangan dan menjualnya, dari pagi hingga menjelang magrib tiba. Aktivitas ini dirasakan memberi manfaat, tidak hanya untuk menghabiskan waktu dengan bekerja di bulan puasa, melainkan juga dapat memberikan keuntungan yang lumayan. Tiap tahun ratusan pedagang musimam ini selalu ikut meramaikan nuansa Ramadan di Kota Mataram. Lapak-lapak yang tertata rapi dengan beragam kuliner menggunung di depan pedagang yang mengundang selera, memberi keleluasaan bagi para pembeli dalam memilih. Yang unik adalah bermunculannya pedagang musiman. Meski di hari lain di luar puasa, beberapa pedagang memang telah mangkal dan membuka lapak di beberapa tempat di Mataram, maka di bulan puasa kawasan-kawasan ini dipenuhi lapak-lapak pedagang takjil. Hanya di waktu bulan puasa saja para pedagang ini berjualan. Karena di hari-hari biasa (di luar bulan puasa), di beberapa kawasan tidak ramai pedagang, hanya satu atau dua pedagang makanan saja. Bagi sebagian pedagang yang

kesehariannya bukanlah pedagang makanan, berdagang di bulan puasa seperti ini, menjadi menyenangkan karena bisa menghabiskan waktu menanti berbuka puasa sambil bekerja. Soal keuntungan, itu nomor dua. Pedagang takjil di jalan Airlangga Mataram

Pedagang takjil di Gomong

Meskipun diakui keuntungan dari iseng-iseng berdagang ini juga lumayan. “Ya…senang saja menghabiskan waktu sambil jualan. Lagi pula ternyata untungnya lumayan,” ungkap Dina, salah seorang penjual takjil di Ampenan. Keseharian Dina tidaklah berdagang makanan. Namun sejak dua tahun terakhir ia tertarik menjual takjil pada bulan Ramadan. Ia menghabiskan sebagian waktu puasanya untuk berdagang berbagai menu takjil dengan harga rata-rata Rp 5.000 pertakjil yang dijualnya. Ia men-

Pedagang Takjil di Kebon Roek

Ragam takjil di salah satu toko kue di Mataram

gaku senang dengan aktivitas ramadannya ini. Begitu pula dengan Yatik, penjual takjil dan menu lainnya yang menggelar dagangannya di kawasan Gomong Mataram.

Berbeda dengan Dina yang menjual takjil untuk memanfaatkan waktu tiap bulan Ramadan tiba, Yatik adalah pedagang makanan matang di kesehariannya. Setiap hari Yatik menghabiskan waktunya berjualan makanan di kawasan Udayana Mataram. Maka ketika Ramadan tiba, ia menyambutnya dengan berbagai menu makanan ditambah dengan beragam takjil. Menurut Yatik, berdagang di bulan puasa seperti ini, memberinya keuntungan lebih besar dari pada di hari-hari biasa. Pasalnya, pembeli makanan jadi di bulan puasa jauh lebih banyak dari pada hari-hari biasa. Bah-

kan bisa tiga kali lipat jumlahnya. Hal inilah yang membuat keuntungan di bulan puasa juga meningkat tajam. “Lumayan untuk persiapan menghadapi lebaran,” kata Yatik yang sudah lima tahun terakhir selalu menjual makan jadi dan takjil di bulan puasa. Selain Dina dan Yatik, masih banyak pedagang takjil dan makanan jadi lainnya yang memanfaatkan waktu luang sepanjang puasa berlangsung. Meja-meja dagangan mereka, penuh dengan berbagai takjil mulai dari berbagai kolak, beragam es, bermacam salad buah dan lainnya. Tempat penjualan takjil yang paling ramai adalah di kawasan sekitar Pasar Ampenan di Ampenan, kawasan Gomong Mataram, jalan Majapahit Mataram, Kawasan Rembiga Mataram, juga di kawasan jalan Udayana Mataram. Ada pula di kawasan Kebon Roek dan sekitarnya. Dan yang terbaru tahun ini ada di halaman Islamic Center Mataram. Tiap sore tiba, kawasan-kawasan ini ramai diserbu ibu-ibu rumah tangga yang lebih memilih membeli takjil dan makanan jadi dari pada masak sendiri. “Lebih praktis, murah meriah dan tidak repot,” kata Yana, salah seorang pegawai negeri pelanggan takjil puasa di kawasan Udayana Mataram. (Naniek I. Taufan)

Selalu Jual Takjil Baru Aktivitas Yatik tiap pagi dimulai dengan berbelanja ke pasar membeli bahan untuk membuat ragam takjil, seperti, kolak pisang, bubur sum-sum, sagu mutiara, bubur ketan dan macam takjil lainnya. Ragam makanan jadi seperti urap, pelecing, sayur-sayuran, berbagai ikan, daging dan ayam serta menu lainnya memenuhi meja dagangan perempuan gesit yang hobi memasak ini. Seluruh bahan yang dipakainya untuk meracik menu takjil adalah bahan-bahan yang segar, tanpa pengawet dan tanpa sari manis, murni gula. Dan tiap hari ia selalu menyediakan takjil yang baru dibuat. Bagi Yatik, berjualan takjil bukan semata mencari keuntungan melainkan di samping karena hobinya memasak, meskipun diakuinya berdagang makanan seperti ini telah menjadi mata pencahariannya sejak lima tahun lalu. Tentu setiap hari tidak semua takjil dan makan jadi yang dijualnya laku semua. “Kalau ada takjil yang tersisa (tidak laku), biasanya dibagi untuk tetangga,” katanya. Ia tidak mau menjual kembali takjil yang tidak laku itu keesokan harinya. Penghasilan para pedagangan takjil dan makan jadi yang terhitung oleh mereka termasuk Yatik

yang kesehariannya menjual makanan jadi (tidak hanya pada bulan puasa) naik hingga setidaknya dua kali lipat atau lebih. “Kalau di hari biasa omzet sehari ratarata sekitar Rp 600 ribu, maka di bulan puasa seperti ini meningkat hingga Rp 1,3 jutaan,” ungkapnya. Itulah sebabnya banyak pedagang musiman ini muncul di bulan puasa. Kebutuhan akan kuliner khas puasa yang cukup tinggi membuat menjamurnya para pedagang musiman ini. tiap pedagang setidaknya menyediakan sekitar 70 hingga 100 porsi takjil yang dijual dengan harga rata-rata Rp 5.000. Penjual kelapa muda

misalnya, rata-rata bisa menghabiskan 80 buah kelapa tiap hari dengan harga Rp 8.000/buah. Tidak kurang dari Rp 600 ribu omzetnya perhari. Keberadaan para penjual takjil dan menu berbuka puasa yang ramai ini, terbilang sangat membantu warga. Sebagian warga memilih membeli makanan jadi dan siap saji daripada memasak karena berbagai menu sudah tersedia. “Saya bekerja dari pagi hingga sore hari, lebih praktis beli saja. Menunya sangat banyak dan tinggal pilih,” ujar Esti, salah seorang pembeli karyawan salah satu bank swasta di Mataram.

Yatik pedagang takjil di Gomong

Bali Sudirman Medical Centre

K

5

Padukan Kesehatan dan Kecantikan dalam “One Stop Shopping”

esehatan merupakan harta yang paling berharga. Karena itu kesehatan harus dijaga dengan baik. Di sisi lain, kaum wanita memerlukan perawatan kecantikan. Agar bisa mendapatkan keduanya, kini hadir Bali Sudirman Medical Centre di Jalan Sudirman no 2B Denpasar. Klinik yang mengusung konsep Health and Aesthetic Care ini memiliki layanan Aesthetic Care, Dental Care, dan Poli (pelayanan kesehatan) yang terdari dari Poli Gigi, Poli Kandungan, Poli Anak, Poli THT, Poli Penyakit Dalam, Poli Kulit dan Kelamin, serta Poli Umum. Klinik ini diresmikan ­Jumat (16/6) oleh I. A. Selly Fajarini, istri Walikota Denpasar I. B. Rai ­Dharmawijaya Mantra. “Denpasar termasuk kota metropolitan dan pusat bisnis. Masyarakat juga mengikuti lifestyle yang berkembang, salah satunya dengan memperhatikan kesehatan dan kecantikan. Dengan adanya Bali Sudirman Medical Centre, masyarakat Denpasar khususnya dan Bali umumnya punya pilihan baru. Sekarang ini klinik banyak, dengan adanya pilihan yang baru, masyarakat punya pilihan. Semoga Bali Sudirman Medical Centre bisa memberikan yang terbaik dalam melayani masyarakat,” ujar Dayu Selly. Usai pemotongan pita, Dayu Selly dan undangan diajak berkeliling klinik oleh pemilik Bali Sudirman Medical Centre drg. A.A. Ayu Agung Pratita. Bangunan berlantai tiga dengan konsep nya-

man ini memiliki ruang tunggu di setiap lantai. “Siapapun yang datang bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan kecantikan serta merasakan kenyamanan seperti di rumah sendiri. Kami menyajikan layanan lengkap dengan konsep one stop shopping. Misalnya, ibu-ibu yang baru usai melahirkan, setelah konsultasi dengan dokter kandungan, bisa langsung ikut treatment di Aesthetic kilinik kami agar kondisi tubuh bisa kembali seperti sebelum hamil. Bagi anak-anak juga demikian, kami menyiapkan tempat bermain untuk anak-anak,” jelas drg. Tita. Ia menambahkan Bali Sudirman Medical Centre memiliki visi dan misi menjadi klinik yang unggul dalam pelayanan; memberikan Pemotongan pita oleh I. A. Selly

drg. A.A. Ayu Agung Pratita, I.A. Selly Fajarini, dan Pande Agus Permana Widura

Ruang tunggu

(Naniek I. Taufan)

Ruang resepsionis

pelayanan medis dengan standar profesional yang setinggi mungkin; memberikan suasana pelayanan yang nyaman, aman, ramah, dan homey. Klinik Bali Sudirman Medical Centre menawarkan pelayanan yang ramah, ditunjang dengan teknologi modern dan tenaga medis yang profesional. Suasana klinik yang bersih, nyaman, dan homey membuat Anda tidak merasa sedang berada di klinik kesehatan. “Kami berkomitmen memberikan pelayanan yang profesional. Profesional artinya memadukan unsur knowledge & skill serta etika sesuai dengan profesi dibidang kesehatan masing-masing. Biayanya juga terjangkau. Biaya yang ditanggung oleh masyarakat sekurangkurangnya sama dengan standar yang berlaku. Kami juga bekerja sama dengan asuransi,” ujar istri Pande Agus Permana Widura, S.H., M.B.A. ini. Bali Sudirman Medical Centre terletak di Jalan PB.Sudirman no 2B Denpasar. Lokasi yang tepat berada di pusat Kota Denpasar sangat memudahkan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Saat ini ada 8 dokter yang bergabung di klinik ini. “Lokasi yang strategis ini juga menjadi keunggulan klinik kami. Di zaman modern ini kesehatan dan kecantikan merupakan hal yang sangat diperhatikan. Harga yang kami tawarkan setara dengan pelayanan, keunggulan teknologi alat dan produk yang kami pakai. Kami ingin memberikan sesuatu yang berbeda, konsep yang berbeda tetapi dengan harga bersaing,” imbuh drg. Tita.

Ia mencontohkan saat ini penyakit kanker serviks sedang menjadi perhatian. Bali Sudirman Medical Centre pun menyiapkan layanan vaksinasi kanker mulut rahim dan pap smear. Hal ini sejalan dengan prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati. Poli kebidanan juga memiliki fasilitas USG 2D, USG Color Doppler, dan USG 4D. Contoh lain, pemeriksaan gigi yang dianjurkan rutin dilakukan enam bulan sekali. Dengan penataan ruang periksa yang nyaman, pasien tidak perlu khawatir. Anakanak pun bisa dengan nyaman saat diperiksa. Di Dental Care, tersedia layanan penambalan gigi, pembuatan mahkota gigi, pembersihan karang gigi, pencabutan gigi, pem-

buatan gigi palsu, dan braket gigi. Untuk Aesthetic Care, tersedia berbagai paket, antara lain 5x infuse whitening, paket instan glowing treatment dan photo shower, paket 5x instant glowing treatment, paket slimming, paket premium slimming, dan paket 5x hair removal underarm. “Dapatkan free voucher menginap senilai Rp 3,7 juta di The Payogan Resort & Spa untuk pembelanjaan Aesthetic Care minimal Rp 5 juta,” ujar drg. Tita. Selama masa promsi, Bali Sudirman Medical Centre juga memberikan diskon 20% untuk venner dan whitening teeth, diskon 20% untuk silhouette soft 8 cone/tanam benang, hifu (ulthera) serta PRP (rejuvenation, hair loss, stretchmark removal), diskon 10% untuk pap smear, dan diskon 15% untuk vaksinasi kanker mulut rahim. -wah

drg. A.A. Ayu Agung Pratita

Bali Sudirman Medical Centre Health & Aesthetic Care

Jln. PB Sudirman no 2B, Denpasar Bali (0361) 4456522, 4456855 info@balisudirmanmedicalcentre.com Buka Setiap Hari Senin-Minggu: 10.00-22.00


4

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Wajah Yuwati Nuni tampak semringah. Rekan-rekannya yang ikut bersamanya pun tampak semangat mengepak barang sembari sesekali bercanda. Nuni —begitu nama wanita cantik ini akrab disapa— pantas bergembira. Pasalnya, aneka produk kerajinan yang terbuat dari akar keladi air serta tikar kayu ramin yang jauh-jauh dibawa dari Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, laris manis. Yang tersisa hanya beberapa produk kerajinan akar keladi, sedang tikar limbah kayu ramin ludes.

“A

lhamdulilah senang sekali, produk yang kami bawa hampir semua habis terjual. Malah kerajinan tikar dari limbah kayu ramin habis. Tadi ada pengunjung yang menanyakan, tapi produk kami sudah habis. Pengunjung itu adalah pengusaha yang ingin membeli untuk sampel. Jadi mungkin nanti akan kami kirim saja,” ungkap Nuni tersenyum.

Menurutnya, keterkenalan aneka kerajinan dari akar keladi air dan tikar kayu ramin yang dihasilkan para pengrajin di daerahnya, Kubu Raya, semakin baik. “Masyarakat di luar Kalimantan Barat, seperti para penyuka kerajinan di Jawa, semakin mengenal kerajinan dari daerah kami. Sejumlah pengusaha kerajinan ingin bekerja sama untuk membantu memasarkan. Dengan semakin

Yuwati Nuni

Inspirasi

Cantiknya Kerajinan Akar Keladi Air dikenal maka daerah Kubu Raya pun ikut semakin dikenal pula,” ungkap Nuni. Wanita yang juga menjadi pengurus di Dekranasda Kubu Raya ini bercerita kerajinan dari akar keladi air sebenarnya telah lama ada di daerahnya. Itu merupakan kerajinan turun temurun. Hanya saja, kerajinan tersebut dulunya kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan. Lagi pula masyarakat pada masa itu tidak terlalu fokus untuk menekuni kerajinan ini. Mereka hanya menjadikan kerajinan ini sebagai pekerjaan sambilan. Jadi ketika pekerjaan di ladang sedang kurang maka barulah mereka menganyam. “Sejak dulu masyarakat memanfaatkan keladi air untuk mem-

buat berbagai perlengkapan rumah tangga juga aneka kebutuhan lain namun untuk dipakai sendiri. Seperti keranjang, vas bunga, topi, dll, mereka buat untuk dipakai sendiri,” kata Nuni sambil menambahkan, tikar dari limbah kayu ramin pun sejak dulu dianyam untuk dipakai sendiri. Seiring waktu, kerajinan tradisional itu pun mulai diperdagangkan karena adanya permintaan dari luar daerah.

Untuk bahan baku (akar keladi air), jelasnya, tidak sulit didapat lantaran geografis dari Kubu Raya yang banyak daerah perairan. ”Bahan bakunya mudah. Tanaman keladi air ini mudah didapat. Tanaman ini menumpang di pohon-pohon besar yang hidup rawa-rawa, mirip seperti benalu. Jadi akar keladi air ini meliukliuk di pohon mengikutu bentuk pohon yang ditumpanginya. Nah setelah keladi air kita ambil dari pohon, kemudian kita ambil akarnya dikikis, setelah itu dijemur. Setelah benar-benar kering, barulah dilakukan proses penganyaman,” ujarnya. Sepintas aneka kerajinan dari akar keladi air ini mirip seperti rotan. Banyak pengunjung sempat terkecoh mengira kerajinan vas bunga, cup lampu juga tas-tas unik itu terbuat dari rotan. “Iya banyak yang tanya karena memang penampilannya seperti rotan. Meski begitu, kekuatan dari akar keladi air ini tidak kalah dari rotan. Semua produk sudah dicuci dengan H2O2 (hidrogen peroksida) dan vernis, jadi tidak ada rayap,” tutur Nuni. Keunggulan lainnya, harga aneka kerajinan akar keladi air ini lebih murah dibanding rotan.”Mungkin itu juga yang menyebabkan produk kerajinan keladi air laris manis dibeli pengunjung. Sebagai contoh, aneka kerajinan yang ditawarkan ke pengunjung harganya relatif murah yakni mulai dari Rp10.000 dan termahal Rp200.000 berupa tirai,” tambahnya. Kabupaten Kubu Raya, lanjut Nuni, merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Mempawah. “Ini kabupaten ter-

Yuwati Nuni

muda di Kalbar,” ujarnya. Sejak berdiri beberapa tahun lalu, barulah perhatian untuk pengembangkan kerajinan unggulan digalakkan. “Sekarang, alhamdulilah sudah semakin berkembang. Kami juga rajin ikut pameran,” ucapnya. Saat ini, setidaknya ada dua kabupaten yang memiliki banyak pengrajin kerajinan akar keladi air, salah satunya adalah Kabupaten Ambawang yang memiliki 13 desa dan 48 dusun. “Ada puluhan pengrajin di sana. Kepada mereka kami melakukan pembinaan intensif,” tambahnya. Memang, akunya, masih banyak kendala yang harus dihadapi untuk mengembangkan kerajinan ini khususnya dalam hal pemasaran produk. Misalnya saja, kata Nuni, tidak seperti para pengrajin di Jawa

yang benar-benar fokus dalam mengerjakan kerajinan, sementara para pengrajin di daerahnya masih ‘mendua’. “Mereka tidak fokus hanya sebagai pengrajin. Kebanyakan hanya menjadikan ini sebagai pekerjaan sambilan, ketika di ladang pekerjaan sedang berkurang,” jelasnya. Pa d a h a l , l a n j u t Nuni, pihaknya menghendaki para pengrajin bisa fokus pada pekerjaannya sehingga hasil produksi bisa meningkat. Namun apa mau dikata, semua –baik pengrajin maupun pemda—memiliki keterbatasan. “Dana kami (pemda) kan terbatas juga, begitu juga dengan pengrajin yang terdesak dengan kebutuhan sehari-hari. Karena segala keterbatasan ini maka terasa agak berat kalau mendapat orderan dalam jumlah besar. Khawatir tidak mampu mengerjakannya,” tutur Nuni. Namun begitu, melihat perkembangan yang ada, ditambah lagi semakin banyak pihak lain (di luar daerah) yang ingin bekerja sama memasarkan kerajinan Kubu Raya—akar keladi air dan tikar limbah kayu ramin—maka pembinaan terhadap para pengrajin terus digalakkan. “Ya pelan-pelan, kami tetap membina mereka. Jika semakin banyak pesanan dari luar dan keuntungan yang didapat lumayan, pastilah mereka akan lebih fokus,” ujarnya. (Diana Runtu)

“...banyak yang tanya karena memang penampilannya seperti rotan. Meski begitu, kekuatan dari akar keladi air ini tidak kalah dari rotan. Semua produk sudah dicuci dengan H2O2 (hidrogen peroksida) dan vernis, jadi tidak ada rayap”

Mandalika

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

21

Peringatan “Nuzulul Qur’an di Mataram

Pentingnya mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia, karena Al-Quran merupakan sumber Firman Allah yang sangat aplikatif, termasuk dalam hal kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai bangsa dengan segenap keberagaman yang ada, baik dari sisi etnis, budaya, suku, dan agama, tuntunannya juga ada di dalam Al-quran. Hal ini disampaikan oleh Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, saat peringatan Nuzulul Quran, pada tanggal 17 Ramadan beberapa waktu lalu, di Mataram.

M

ajdi yang juga seorang ulama ini mengungkapkan bahwa Al-Qur’an telah mengajarkan keberagaman sebagai potensi kekuatan bangsa untuk menjadi lebih kuat. “Beragam di dunia itu tidak boleh menjadi sebab menjauh satu sama lain, tetapi

lahan yang sangat subur untuk saling mengisi dan belajar hal-hal yang baik bagi satu sama lainnya,” ujarnya, pada peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB, yang dihadiri pula Guru Besar Universitas AlAzhar Mesir Prof. Dr. Syeikh Nasr Addusuqi Al. Momentum peringatan Nu-

Gubernur NTB saat peringatan Nuzulul Quran di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB

zulul Qur’an setiap tanggal 17 Ramadan merupakan pengingat bagi kaum muslimin, sudahkah mempelajari dan mengamalkan kandungan Al-quran dengan baik dalam kehidupannya. Sebab Al-

Quran diturunkan adalah sebagai pedoman hidup umat manusia karena di dalamnya terkandung segala sumber dari tuntunan hidup yang diperlukan manusia. Oleh karenanya, Majdi menga-

Berzakat saat Ramadan Pada hakekatnya zakat bukanlah hanya berkaitan dengan orang miskin atau pemberdayaan saja, melainkan hakekat sesungguhnya sebelum pemberdayaan itu adalah pembersihan. Pemberdayaan adalah menyangkut orang yang menerima, sedangkan pembersihan menyangkut diri sendiri sebagai pemberi zakat. Karena itu, berzakat bagi seorang muslim adalah kewajiban yang menjadi salah satu dari rukun Islam seperti halnya berpuasa. Makna pentingnya menunaikan zakat tersebut, disampaikan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi pada acara penyerahan zakat, infaq, sadaqah oleh jajaran Pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang diawali oleh Gubernur NTB, Wakil Gubernur, Sekda dan diikuti pejabat eselon II lingkup Pemerintah Provinsi NTB kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi NTB, beberapa waktu lalu di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB. Majdi mengajak semua masyarakat untuk sama-sama merenungkan bahwa zakat tidak hanya bagaimana memberdayakan, membantu orang, dan men-

gentaskan kemiskinan. Tetapi, yang paling utama adalah menyadari dan mengingat bahwa ini adalah pembersihan bagi setiap individu. “Mari, di momentum Ramadan ini kita jadikan sebagai penanda dan pengingat untuk membayar zakat. Jangan kurang dari 2,5%, tetapi boleh lebih, jangan terlalu pas-pasan untuk mengeluarkan zakat. Sebab, pada akhirnya tak ada perantara yang bisa dimintai pertolongan, semua akan dipertanggungjawabkan segala sesuatunya sendiri,” kata Majdi. Kepada Pengurus Baznas, Majdi berpesan agar program-program yang dibuat oleh Baznas Provinsi NTB betul-betul dikoordinasikan dengan instansi yang terkait, utamanya dari sisi siapa yang akan menerima bantuan/zakat. Plt. Baznas Provinsi NTB, TGH. Munajib Kholid mengungkapkan bahwa tahun 2017 ini, Baznas NTB menargetkan penghimpunan zakat sebesar Rp 10 Miliar dan hingga 17 Mei 2017 sudah masuk sebesar Rp 4,7 Miliar. Hal ini mengalami perubahan yang signifikan setelah Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi pada acara penyerahan zakat, infaq, sadaqah oleh jajaran Pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi NTB

(SMK) dikelola oleh Pemerintah Provinsi NTB sehingga zakat para guru-guru SMA disalurkan melalui Baznas NTB. Kemudian Ia juga merincikan bahwa jumlah bantuan yang telah didistribusikan oleh Baznas NTB sampai bulan Juni 2017

sebesar Rp 3,5 Miliar. Di antara disalurkan untuk Program NTB Cerdas sebesar Rp 2,5 Miliar, NTB Makmur Rp 3,3 M, Baznas Peduli sebesar Rp 2,5 M, NTB Sehat sebesar Rp 450 Juta. Untuk Guru Tetap Honorer non Sertifikasi sudah ditargetkan sebanyak

jak seluruh Umat Muslim NTB untuk menjadikan peringatan Nuzulul Qur’an sebagai momentum mempelajari Al-Qur’an lebih baik lagi. Hal senada juga disampaikan Guru Besar Universitas Al-Azhar Mesir Prof. Dr. Syeikh Nasr Addusuqi Al Abbani. Ia mengatakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang tidak dimuat dalam Al-Quran dan dapat menjadi solusi bagi setiap permasalahan seluruh umat manusia. “Barang siapa yang berpegang teguh terhadap Al-Qur’an, maka akan diberikan petunjuk yang lurus,” katanya dengan Bahasa Arab yang diterjemahkan. Oleh karenanya, Ia merasa beruntung dapat memperingati turunnya kitab suci umat Islam ke muka bumi ini bersama masyarakat pulau seribu masjid, Nusa Tenggara barat. (Naniek I. Taufan)

1.600 orang (Madrasah 800 dan Diknas 800 orang), Guru Ngaji 300 orang ditargetkan Rp 300 Juta, Mahasiswa yang sedang penelitian S1, S2, S3 sekitar 300 orang, Siswa berprestasi 1.000 orang. “Mudahan-mudahan ini sebagai salah satu amal kita kepada Allah SWT agar NTB yang sudah terkenal destinasi syariahnya betul-betul bisa kita kembangkan dan pertahankan,” katanya. (Naniek I. Taufan)

Bantuan untuk Program Bumi Sejuta Sapi Dalam Safari Ramadan di Masjid Desa Gegerung Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, S.H., M.Si., mengajak seluruh kepala desa untuk mengelola dana desa yang disalurkan pemerintah pusat dengan baik, sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Imbauan ini memang sangat beralasan mengingat dana yang disalurkan ke desa-desa tersebut cukup besar, bahkan mencapai satu miliar lebih, sehingga harus dimanfaatkan dengan baik untuk membangun desa, karena desa merupakan kekuatan utama bangsa ini. Dana desa tersebut diminta untuk dipergunakan bagi pemberdayaan desa serta membangun kapasitas masyarakat, khususnya pemuda, mengingat sumber daya manusia perlu ditingkatkan untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki. “Kalau pemuda kita tidak memiliki sumber daya yang baik, maka potensi sumber daya alam kita yang melimpah ini sulit untuk dikelola,” ungkap Amin yang melakukan Safari Ramadan bersama sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lingkup

Penyerahan sejumlah bantuam dalam kegiatan Safari Ramadan Wakil Gubernur NTB, di Pulau Lombok

Pemerintah Provinsi NTB. Selain dana desa, Wakil Gubernur NTB ini mengajak seluruh unsur masyarakat untuk menjaga sekaligus mempromosikan seluruh potensi yang ada di NTB, seperti potensi pertanian, kehutanan, peternakan dan pariwisata. Seluruh potensi tersebut sepenuhnya dikelola untuk kesejahteraan masyarakat sehingga angka kemiskinan dan kesenjangan yang ada dapat diturunkan. Pada saat yang sama, Amin juga sekaligus menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat dan Pemerintah Lombok Barat, seperti halnya

di kabupaten dan kota lain yang dikunjungi selama Safari Ramadan tahun 2017 ini. Bantuan tersebut untuk Program Bumi Sejuta Sapi. Selain itu, di Lombok Barat ada pula bantuan Paket Usaha Perikanan Budidaya, serta bantuan pembuatan kolam ikan tawar yang diterima oleh sejumlah kolompok tani yang ada di Lombok Barat. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil pertanian, Amin mewakili Pemerintah Provinsi NTB juga menyerahkan 44 unit traktor roda dua, 14 unit pompa air dan lainnya. (Naniek I. Taufan)


22

Menjelang 10 hari sebelum Lebaran, sebagian masyarakat Jakarta bersiap-siap untuk melakukan perjalanan panjang. Ya, apalagi kalau bukan mudik yang setiap tahun dilakukan. Berkumpul bersama sanaksaudara di kampung terasa lebih nikmat dalam merayakan Idul Fitri.

Bu Gito

S

Sosialita

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Politeknik Internasional Bali

Rela tak Mudik, Bayaran Berlipat berjaga-jaga kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Jadi sejak awal kita usahakan informasinya lengkap dan valid, demi keamanan,” ungkapnya seraya menyebut sampai sekarang sudah ada sejumlah keluarga memesan jasa pembantu musiman. “Sementara ini yang baru membooking adalah keluarga-keluarga yang biasanya menjadi langganan kami,” katanya. Hal senada juga diungkap Ruminah (47) atau akrab disapa Bu Gito yang mendirikan jasa penyalur pekerja rumah tangga sejak tahun 1989. Ia mengaku dalam merekrut pekerja sangat memperhatikan keamanan guna menghindari hal-hal tak diinginkan. “Kami menerima tenaga kerja dari daerahdaerah. Di sana kami memiliki sponsor yang khusus merekrut pekerja rumah tangga. Datadatanya jelas, begitu juga rumah masing-masing pekerja dicek langsung. Sampai di sini kami interview dan briefing, serta foto,” ungkap pendiri Yayasan Pembantu dan Baby Sitter Bu Gito di bilangan Cipete Selatan, Jakarta Selatan ini. Karena kecermatan dalam merekrut pembantu, kata Bu Gito, keluhan ataupun masalah yang terjadi yang diakibatkan pembantunya relatif jarang. “Jarang ada keluhan ya, umumnya pengguna jasa puas. Kalaupun ada masalah biasanya karena ketidakbetahan pekerja, nah kami ada garansi setidaknya satu kali ganti. Kami ingatkan pekerja kami kalau hanya karena majikan cerewet harus tetap bertahan. Asalkan bukan penganiayaan atau perlakuan kasar pada fisik, kami minta mereka tetap di sana bekerja dengan baik,” tuturnya. Khusus untuk pekerja rumah tangga infal atau pengganti yang biasanya dipekerjakan selama musim mudik Lebaran, kata Bu Gito, adalah pekerja dan baby sitter yang berpengalaman. “Yang tidak berpengalaman tetap kami rekrut tapi bukan untuk infal,” ujar Bu Gito yang juga menyediakan jasa koki, sopir dan tukang kebun. Menurutnya, pemesanan pekerja infal biasanya ramai sekali pada H-7 dan berakhir pada H+7. Untuk tarif bervariasi, mulai dari Rp 130 ribu-Rp 150 ribu per-hari namun untuk baby sitter lebih mahal antara Rp 200 ribu-Rp 300 ribu per-hari dengan minimal penyewaan dua pekan. “Selain tarif harian, kami juga ada biaya administrasi Rp 1,3 juta,” tambahnya.

etiap kali musim mudik hingga pasca sepekan setelah Lebaran, Jakarta sepi. Jalan-jalan yang biasanya bikin stress lantaran macet menjadi lengang. Jalan tol dalam kota pun sepi karena orang lebih memilih untuk melewati jalan arteri. Gratis, meski sedikit lebih lama. Tapi dampak mudik yang Lebaran juga berimbas kepada sebagian orang yang tidak mudik, baik itu yang memilih untuk berlebaran di Jakarta ataupun mereka yang dari kalangan non Muslim. Pekerja rumah tangga yang biasanya menjadi andalan mereka dalam melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari ikut mudik pula. Bagi yang berduit, memilih untuk menginap di hotel untuk memudahkan dan tidak direpotkan dengan berbagai pekerjaan rumah tangga. Atau ada juga yang meminta jasa penyewaan pembantu musiman untuk dipekerjakan selama 10 hari. Nah untuk pekerja ‘kontrakan’ seperti ini sudah pasti PULANG BERGILIRAN tarifnya mahal. Tidak usah heran kalau ada jasa pekerja rumah tangga yang mematok tarif jutaan Lies, pengusaha production house, mengaku untuk pembantu bekerja 12 hari. tidak pernah mengambil pekerja infal untuk mengatasi pekerjaan rumah tangganya selama “Ya kan mereka rela tidak pulang mudik. Jadi musim mudik dan Lebaran. Dia mengaku sememang mahal. Lihat saja di restoran-restoran lama Lebaran tidak pernah mudik karena ratakalau karyawan bekerja di hari Lebaran, pasti rata keluarga intinya berada di Jabodetabek. mendapat bayaran berlipat alias ekstra yang lu“Sejak kecil saya di Jakarta, orangtua semasa mayan. Jadi tidak apa-apa ya setahun sekali. Ini hidup juga di Jakarta,” ujarnya. memang kesempatan mereka untuk mencari uang. Pekerja-pekerja saya juga sudah terlatih Di rumahnya, tutur Lies, dia memiliki dua bekerja, kok, dan bisa dipercaya,” ungkap Endah, pekerja rumah tangga dan satu sopir. Yang satu staf penyalur jasa pekerja rumah tangga yang untuk mengurusi segala keperluan anak, yang sudah sepuluh tahun bekerja di agen penyalur satu lagi bekerja rumah tangga seperti beresdi bilangan Kembangan Jakarta Barat. beres rumah, dll. Kedua pekerja ini diatur untuk pulang bergantian,” ujar wanita yang tinggal di Untuk pekerjaan musiman ini Endah ikut bilangan Jakarta Barat ini. membantu mencari orang-orang di daerah yang ingin bekerja musiman di Jakarta. “Mereka datang Jadi sekarang ini, satu sudah mudik, nanti tapi tidak langsung kerja. Mereka dapat pelatiakan kembali pada Lebaran kedua. Sedangkan han dulu supaya tahu apa yang harus dilakukan. yang satu lagi, baru akan pulang pada Lebaran Mereka juga harus tahu kedua. Dengan begitu, umumnya kebiasaan kelsetidaknya ada satu yang uarga-keluarga di Jakarta, siaga di rumahnya. supaya tidak ‘kagok’,” Untuk kompensasi atas ungkapnya. pengorbanan mereka, tuDalam proses rekrutturnya, dia memberi tunmen, ungkap Endah, satu jangan hari raya (THR) tiga hal yang dipegang oleh kali gaji atau sekitar Rp 3 tempatnya bekerja adalah juta lebih. “Masing-masing masalah kepercayaan. pekerja gajinya sekitar Rp Karena itu untuk rekrut 1 juta lebih per-bulan. Jadi orang mereka tidak semTHR mereka ya Rp 3 juta barangan. lebih lah, selain itu juga membawa sejumlah barang “Bukan hanya sekadar untuk oleh-oleh di kamKTP saja yang kita minta, pung,” tuturnya. tapi juga kita harus tahu dimana rumahnya, apa Hal ini, ucap Lies, subenar dia tinggal di sana, dah berlangsung setiap atau apa benar tempatnya tahun dan selama ini kedua tinggal di daerah adalah pekerjanya merasa ikhlas rumah keluarganya atau menjalaninya. “Mereka saudaranya. Ini untuk kan sudah lama di rumah Soraya Haque

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

3

Siap Cetak SDM Profesional Berjiwa Tourismpreneurship Atas dasar visi dan misi keluarga “leaving family legacy through transformation”, Dr. Ir. Frans Bambang Siswanto MM. dan ­Prof. Dr. Ir. Sulistyawati, M.S.,M.M.,M.Mis.,D. Th.,Ph.D mendirikan Politeknik Internasional Bali di atas fasilitas kampus seluas 15 hektar di Jalan Pantai Nyanyi, Tabanan, Bali.

P

kami. Sudah seperti keluarga. Masa kerjanya juga sudah tahunan,” ungkapnya. Hal yang sama juga dilakukan keluarga selebriti Soraya Haque-Ekki Soekarno yang tidak pernah mudik selama Lebaran. Untuk urusan pekerjaan rumah tangga selama pekerja mudik, ditangani oleh seluruh anggota keluarga, saling bahu-membahu mengerjakannya. Apalagi ketiga anaknya, dua laki-laki dan satu perempuan sudah besar-besar pun ikut mendukung langkah dirinya untuk tidak mengambil pekerja pengganti. “Jadi, ya, kami bagi-bagi tugas saja. Itu sudah biasa kok, jadi tidak masalah. Ekki hobi masak, dia yang masak untuk seluruh keluarga, kadang dibantu oleh anak-anak saya, mereka juga hobi masak,” kata Aya. Menurut mantan pragawati

papan atas era 1980-an ini, masalah pekerja rumah tangga adalah masalah kepercayaan. Itu sebabnya dia tidak pernah mengambil pekerja pengganti selama musik mudik Lebaran dan sepekan setelah Lebaran. “Kami tidak ingin ada orang yang bekerja di rumah saya tidak kami kenal atau hanya sekali datang. Risikonya besar. Apalagi dalam keseharian anggota keluarga banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Jadi daripada berisiko lebih baik tidak,” tutur wanita kelahiran Palembang 1965 ini. Untuk pekerjaan, seperti tahun-tahun sebelumnya, maka dirinya kebagian membersihkan rumah juga mencuci pakaian. Sedang anak-anak, kadang membantu beres-beres juga membantu sang ayah memasak. (Diana Runtu)

WARUNG SUKLA MULAI RAMBAH KABUPATEN JEMBRANA

LEBIH MENJANJIKAN, WEDAKARNA MINTA SEMETON BALI TERJUN KE DUNIA USAHA KULINER jauh lebih ketat sebenarnya dibandingkan dengan agama lain, dan intinya makanan yang dihidangkan tidak sekadar bersih, tapi juga suci. Suci menurut agama Hindu tentu memiliki kriteria yang sangat jelas baik dari proses menyiapkan bahan, mencuci bahan makanan, memasak hingga menghidangkan. Satu hal yang tidak bisa dilupakan bahwa sebelum makanan itu dijual, para pedagang Hindu disarankan untuk mempersembahkan makanan itu ke hadapan Tuhan (ngejot saiban) dan seluruh warung dan restoran diperciki tirta amerta. Sehingga hal yang berbau cemer atau leteh akan hilang dengan sendirinya, tentu juga proses teknis akan Satyagraha – Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna sangat menentukan kadar kesucian,“ ungMWS III bersama Pak De Pung di Mendoyo Jembrana. kap Gusti Wedakarna. Terkait dengan menciptakan generasi Mau cepat kaya? Mau dapat keuntungan muda yang mau terjun ke dunia bisnis, bahwa ganda dengan segmen pasar yang tiada haBali memerlukan lebih banyak risk taker gene­ bisnya, maka terjunlah ke dunia bisnis kuliner. ration dan generasi yang ingin kaya raya dan Hal ini mengingat bahwa kebutuhan dari umat salah satu jalan pintas menjadi generasi kaya Hindu dalam memerlukan makanan yang adalah mengurangi niat menjadi pegawai atau berkualitas (suci dan bersih) sudah menjadi PNS. “Saya banyak mendapatkan testimoni kebutuhan dan gaya hidup. Salah satunya dari pengusaha Hindu, bahwa keuntungan dicontohkan oleh Pak De Pung (pengusaha mereka ketika berjualan bisa berlipat ganda. Hindu asal Desa Penyaringan, Mendoyo, JemApalagi jika di desa, hampir tiap hari ada brana) saat kunjungan kerja Dr Shri I Gusti upacara agama, dan segmentasi pasar umat Ngurah Arya Wedakarna MWS III di Kabupaten Hindu sangat besar karena 90 persen di Bali Jembrana. adalah mayoritas Hindu. Di beberapa tempat Arya Wedakarna merasa salut akan usaha khususnya di pasar–pasar, rakyat mulai beralih dari Pak De Pung yang bersama sang istri ke ajengan sukla. Mereka berbelanja di warung membuka usaha kuliner ajengan Bali khas yang ada plangkiran, warung yang dijual oleh Jembrana diantaranya lontong lawar, lontong semeton Bali dan warung pribumi. Satu hal toge dan uniknya usaha ini dilakoni diatas yang membanggakan, bahwa jika ada semeton mobil dengan design mobil toko (moko). Hindu Bali berjualan, mereka akan lebih jujur “Kabupaten Jembrana sudah mulai sadar dan sangat menjaga kebersihan kesucian. Ada akan ajengan sukla. Dalam kunjungan kerja hukum karmapala yang mengikat orang Bali saya hampir di 5 kecamatan di Jembrana, saya untuk berbisnis berjualan dengan jujur. Selain melihat sudah banyak warung–warung Bali itu ini implementasi dari berdikari ekonomi yang sukla bertebaran dimana–mana. Ini mesebagai bagaian Tri Sakti,“ pungkas Gusti nandakan bahwa warga Jembrana sudah sadar Wedakarna yang juga Senator DPD RI asal akan kebutuhan makanan yang bersih, higienis Bali ini (humas). dan suci. Dalam agama Hindu, spesifikasi sukla

rof. Sulistyawati yang berpengalaman lebih dari 45 tahun sebagai akademisi dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Rektor Bidang Kerjasama sekaligus sebagai Guru Besar Arsitektur dan Kajian Budaya Universitas Udayana, mengatakan, melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, institusi ini akan melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul, berjiwa leadership serta entrepreneurship, sekaligus menghasilkan penelitian berkualitas yang mengedepankan local genius, dan menyelenggarakan program-program pengabdian masyarakat secara berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas SDM lokal. Politeknik Internasional Bali (PIB) merupakan institusi pendidikan tinggi yang dirancang dan dipersiapkan untuk menjadi institusi bertaraf internasional melalui program-program yang berkualitas dengan memadukan kurikulum yang berbasis membangun karakter yang kuat, melestarikan budaya Indonesia, dan dibimbing oleh dosen-dosen vokasi yang berkualifikasi, dengan tujuan mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang unggul dengan jiwa leadership dan tourismpreneurship, yang siap untuk menjadi professional handal dan wirausaha yang sukses sesuai dengan kecerdasan (quotient) yang dimilikinya. Tergerak rasa peduli akan kelestarian lingkungan, Politeknik Internasional Bali merintis gerakan penanaman 10.000 Bunga Gemitir dan 1.000 Bunga

Sandat sebagai maskot Tabanan di Jalan Pantai Nyanyi, Desa Beraban pada tanggal 3 Juni lalu. Ribuan gemitir ini ditanam di area sepanjang 2 kilometer menghiasi Jalan Pantai Nyanyi. “Gemitir & Sandat” dipilih karena gemitir mempunyai nilai keindahan dan ekonomi serta sandat merupakan maskot Kota Tabanan,” ujar Prof. Sulistyawati. Penanaman gemitir secara simbolis dilakukan oleh Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, S.Sos, sebagai tanda bahwa penanaman selanjutnya akan dilakukan oleh warga Nyanyi. Kegiatan ini juga melibatkan segenap masyarakat Desa Nyanyi, Ketua DPRD Provinsi Bali, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, Koordinator Kopertis Wilayah VIII, Ketua APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia) Bali, Ketua PHRI (Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia) Bali, Ketua INTI Bali dan Pimpinan PIB. Aksi peduli lingkungan ini merupakan serangkaian acara Open House Politeknik Internasional Bali yang juga dimeriahkan oleh lebih dari 700 siswa SMA/SMK se-Bali. Open House PIB mengusung tema “Culture, Nature and Nurture” yang di dalamnya terdapat perpaduan budaya, alam, dan edukasi. Aspek budaya (culture) direalisasikan dengan pertunjukan kesenian bali dan bazaar kuliner lokal, praktik makanan tradisional dan mengenal musisi Bali. Aspek alam (nature) tertuang dalam kegiatan penanaman gemitir dan sandat. Aspek edukasi (nurture) kepada siswa berupa pengenalan PIB sebagai

Penanaman pohon sandat dan gemitir yang dilakukan Bupati Tabanan Eka Wiryastuti, Ketua DPRD Provinsi Bali Adi Wiryatama, Direktur PIB Prof. Sulistyawati,dan Dr. Frans Bambang Siswanto (pakaian adat)

Dua srikandi Tabanan.

institusi pendidikan yang bertaraf internasional dengan melakukan campus tour, sedangkan untuk masyarakat berupa penanaman kesadaran kepada masyarakat akan arti keindahan dan pelestarian lingkungan. Ia mengatakan, aspek nurture ke masyarakat ini akan dilakukan secara berkala melihat potensi besar Desa Nyanyi untuk dijadikan sebagai desa wisata yang indah. Harapannya, kata Prof. Sulistyawati, masyarakat dapat mengembangkan desanya sehingga akan berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar Desa Nyanyi. “PIB bermaksud untuk terus ikut serta dalam

Politeknik Internasional Bali mengusung konsep Green Campus

menge­nalkan, mempromosikan, dan melestarikan kebudayaan Bali kepada masyarakat luas utamanya para remaja “Generasi Z” yang lahir dalam kurun waktu 1995 – 2010, tanpa menghilang­ kan esensi dari budaya itu sendiri. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat lokal dengan mengedepankan peran dan partisipasi masyarakat sebagai subyek dari pembangunan desa, yaitu dengan ikut membangun Desa Wisata Nyanyi melalui pelestarian keindahan lingkungan,” ujarnya. Ia menambahkan, penanaman gemitir dan penghijauan juga merupakan salah satu bentuk aplikasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat dengan langsung melibatkan masyarakat dalam kegiatannya. “Kami menyadari masyarakat menjadi pemegang peranan penting untuk kelestarian lingkungan. Sehingga, pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan berbasis lingkungan menjadi hal yang penting yang harus dilakukan. Hal ini sejalan dengan tujuan acara open house yaitu tidak hanya sebagai

media pengenalan Kampus Politeknik Internasional Bali melainkan menjadi media berkumpulnya masyarakat dari berbagi kalangan untuk terus bersamasama menjadi pemerhati lingkungan,” kata Prof. Sulistyawati. Politeknik Internasional Bali untuk tahun ajaran 2017-2018 menawarkan empat program studi yaitu D-3 Seni Kuliner, D-3 Perhotelan, D-4 Manajemen Hotel dan D-4 Pengelolaan Konvensi dan Peristiwa (MICE). Program D-3 Seni Kuliner dirancang untuk pribadi yang ingin berkarier serta membangun bisnis di bidang seni kuliner. Program D-3 Perhotelan disiapkan untuk orang-orang yang ingin berkarir di industri perhotelan atau pariwisata. Program D-4 Manajemen Hotel dirancang secara komprehensif untuk pribadi yang bercita-cita menjadi pemimpin yang sukses di bidang perhotelan. Program ini akan membekali lulusan dengan semua aspek operasional hotel bintang 5, dilengkapi dengan jiwa kepemimpinan serta keterampilan manajemen agar siap menjadi top level manager di hotel.

Bupati Tabanan Eka Wiryastuti sedang meninjau lab kitchen

Program D-4 Pengelolaan Konvensi dan Peristiwa menyiapkan mahasiswa untuk mendalami dan menekuni industri Meetings, Incentives, Convention and Event (MICE). Sebagai salah satu institusi yang menyediakan program D-4 dalam MICE di Bali, PIB menyadari pentingnya pendidikan keterampilan manajemen, pengetahuan, dan pemahaman industri yang sangat besar dan potensial di Bali yang pada hakekatnya dapat mening­ kat­kan kualitas pengelolaan festival, konvensi, pameran dagang, atau acaraacara khusus lainya. “Dengan penekanan lebih dari 65% terhadap mata kuliah praktek dengan fasilitas lengkap berupa demo cooking class, kitchen lab, asrama mahasiswa, front office and mini hotel lab, pastry and bakery lab, yang menunjang proses belajar mengajar di kampus, diharapkan mahasiswa men­ dapat pengalaman belajar terbaik dalam mempraktikkan keahliannya melalui praktek kerja nyata di jaringan kerja sama yang telah dibangun, dan siap terjun kedunia industri sebagai “highly skilled professional”, ujar Direktur Politeknik Internasional Bali ini. Ia mengatakan, PIB akan menjadi satu-satunya institusi pendidikan tinggi di Indonesia yang menawarkan “Tourism-preneurship” yaitu pendidikan dalam bidang pariwisata, seni kuliner, perhotelan, dan MICE yang berbasis entrepreneurship dengan memberikan pembelajaran mengenai bisnis dan kewirausahaan, serta menyediakan platform untuk para mahasiswa dalam mempraktekkan pengetahuan selama masa program D-3 menjadi suatu Real Business Plan atau dapat dilanjutkan sampai tahap realisasi untuk program D-4 sebagai salah satu pilihan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. PIB membuka pendaftaran untuk tahun ajaran 2017/2018 serta menyedia­kan 50 beasiswa berupa pembebasan uang gedung atau SPP untuk calon mahasiswa unggulan yang telah lulus seleksi program beasiswa PIB. Program Studi di PIB dilengkapi dengan kurikulum dan fasilitas berstandar internasional akan mendukung proses pembelajaran yang holistik. Pemanfaatan dan penggunaan fasilitas untuk praktek sudah pasti akan semakin mengasah, melengkapi keahlian mahasiswa dalam bidangnya masing-masing. “Lulusan Politeknik Internasional Bali merupakan lulusan yang berkarakter dan kompeten, siap kerja dan unggul di bidangnya, mampu mandiri dalam membuka lapangan kerja melalui wira­usaha. Kehadiran PIB, akan memberikan sumbangsih yang nyata dalam rangka mencerdaskan Bangsa dan NKRI,” ujar Prof. Sulistyawati. –ast


2

Ekspresso

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

GORO-GORO “Bagus juga Bapak su­ dah melaporkan Bagus ke polisi. Kalau terlambat pengguna narkotika, biasanya berakhir Putu Wijaya dengan kehancuran seluruh keluargan­ ya!” puji Bu Amat. Amat yang mau menyeruput ko­ pinya, tak jadi. Dia meletakkan kembali gelas kopinya, lalu melirik istrinya. Bu Amat masih terus memuji. “Yah begitulah mestinya orang hidup bertetangga. Harus saling tolong-menolong. Siapa lagi yang akan menolong kita, kalau bukan tet­ angga. Hidup di kota sudah jauh dari keluarga. Kalau pun ada keluarga, mereka juga pasti sedang banyak kesulitan. Jangankan menolong kita, mereka sendiri juga perlu sekali pertolongan. Ada yang sakit. Ada yang anaknya perlu biaya sekolah. Ada yang sibuk tugas keluar kota. Ada yang.,,, “

Suara Bu Amat lirih. Ia membe­ lakangi Amat. Dan Amat tahu sekali teman hidupnya itu sedang mengusap mata. Tangis adalah ujung dari segala rasa kesal. Tak penting kesal karena apa. Yang penting itu harus dilenyap­ kan. Ia harus tetap bahagia, karena dialah Ratu Rumah Tangga, meskipun sudah tua. Amat segera membuang semua persoalannya sendiri. Bingung, heran, tak mengerti, kesal, itu makanan laki-laki yang harus ditelan sendiri dan diselesaikan sendiri, tanpa merecoki teman hidup. Itu sudah motto hidup Amat. Ibu rumah tangga yang sudah merawatnya bertahun-tahun itu, harus selalu dipelihara perasaannya. Tak per­ duli apa pun masalahnya. “Maaf Bu,”kata Amat akhirnya, setelah berdiam lama. Amat hanya meraba-raba, apa di balik tangis itu. Ia tidak tahu apa sebet­ ulnya yang terjadi. Apa yang sedang berkecambuk dalam benak teman hidupnya itu. Minta maaf adalah tidakan yang pal­

konslet (kritik 4)

ing aman. Paling netral. Karena setiap saat, bisa dibelokkan ke mana saja. Minta maaf waktu salah, wajib. Waktu benar pun sangat bijak. Meskipun untuk minta maaf ketika tak tahu apa persoalannya, sangat sulit. Pengalaman hidup Amat bersama istrinya selama puluhan tahun sudah menjadikannya bijak. Dulu waktu muda ia juga punya kesombongan seperti semua orang berdarah muda lain. Tidak mau minta maaf kalau tidak salah. Tapi kini, ketika sudah lapuk, bagai sepeda ontel, ia jadi pengalah. Orang bilang itu bijak dan sabar, untuk menghindari istilah kalah, menyerah atau takut. Berkorban itu tidak pernah muba­ zir, kata Amat menghibur diri, kalau sudah terpaksa mengalah lagi. Ia lantas menjamah kembali gelas kopinya. Meneguk sedikit, sekedar membasahi tenggorokan. Lalu menyapa sejuk. “Maaf, Bu, Bapak menyangka Pak Alit datang ke mari curhat, untuk minta tolong sebagaimana biasanya. Tapi juga seperti biasanya, ia juga tak

itu, membuat Amat tak tahu harus menjawab bagaimana. Menarik semua pengakuannya, bisa meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan bekas pacarnya yang setia itu. mau berterus-terang, mungkin malu “Jadi betul, Bapak aktor intelektual atau gengsi. Bapak tahu apa masudnya, di belakang musibah Pak Alit ini? Itu jadi bapak hanya berusaha menolong. mulia sekali, Pak!” Kalau rasanya itu keliru, maaf. Bapak Amat gelagapan dipuji setinggi yang salah. Bapak nyesel kenapa tidak itu. Mulutnya sudah ternganga mau berunding dulu dengan ibu.” membantah. Kebohongan sebesar itu, Amat berhenti di situ. Ia tidak tahu walau demi perdamaian sekali pun, lagi apa yang harus dikatakan. Terlalu sudah terlalu mahal. banyak ngecap, juga akan terasa ngibul­ Tapi Bu Amat mendekat. Men­ nya. Lalu ia diam saja memandangi gusap, membelai dan memeluknya punggung istrinya. membuat Amat terlontar ke 30 atau Ketika tambah bingung, Amat 40 tahun lalu. Lelaki mana sanggup menegak kembali kopi. Tiba-tiba Bu memotong mimpi yang seindah itu. Di Amat berbalik. Amat terkejut. Tangan­ awal 2017, ketika banyak orang merasa nya sampai bergetar, menumpahkan makin tua, Amat kembali merasa di­ kopi ke meja. Ternyata Bu Amat tidak rinya perkasa. menangis. Ia mengusap matanya kar­ “Meskipun sudah tua, Bapak ena kemasukan asap bakaran sampah masih berjiwa besar, masih tetap lelaki dari jalan. sejati!” “Jadi betul, Bapak yang sudah Amat tak berani menjawab. Tak melaporkan Bagus ke polisi?” tanya Bu berani bergerak. Bahkan tak berani Amat gembira dan bangga. menggaruk lehernya yang gatal. Takut Luapan bahagia di wajah istrinya mimpi itu terputus. TIDAK TERBIT Sehubungan dengan libur Hari Raya Idul Fitri 1438 H pada Minggu (25/6) dan Senin (26/6), Tokoh tidak terbit pada Senin (26/6). Semoga pembaca dan relasi maklum. Tokoh akan terbit kembali Senin (3/7). Selamat Idul Fitri 1438 H. Mohon maaf lahir dan batin. (Redaksi)

Saatnya Orangtua punya Akun Media Sosial

Pe s a t n y a p e r k e m b a n g a n teknologi komunikasi berdampak besar pada kehidupan dan kebi­ asaan hidup kita sehari-hari. Aplikasi media sosial adalah sebuah fenom­ ena dalam cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Kemunculannya bermula dari usaha untuk memu­ dahkan komunikasi antara dua orang, kemudian berkembang menjadi beberapa orang dengan membentuk komunitas tertentu. Semakin lama, kegiatan ber-media sosial menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa kita abaikan. Saat ini, boleh dikatakan kebu­ tuhan ber-media sosial sudah masuk menjadi kebutuhan dasar bagi sebagian orang atau bahkan mung­ kin bagi kita semua, yang mana keberadaannya sangat dibutuhkan untuk melengkapi kegiatan kita sehari-hari. Tidak bisa dibayangkan, bagi pengguna media sosial, kalau sehari saja smartphone kita tanpa kuota data internet, yang artinya kita tidak terhubung dengan media social yang kita miliki, rasanya kita menjadi kesepian walaupun kita selalu dekat secara fisik dengan orang lain. Deretan aplikasi media sosial yang ada saat ini, tentu memberikan banyak fitur yang memudahkan kita untuk berkomunikasi. Seba­ gai pengingat, yaitu munculnya friendster pada awal tahun 2000an, yang merupakan salah satu pelopor dalam jejaring pertemanan yang disebut media sosial, dengan catatan harus memiliki surel atau email tentunya untuk mendaftar. Sampai kemudian ada facebook,

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

twitter, Instagram, dan masih banyak lagi yang lainnya, yang sampai saat ini jumlahnya ratusan di aplikasi toko aplikasi online. Intinya, aplikasi me­ dia sosial ini menawarkan cara baru untuk terhubung dan berkomunikasi dengan orang lain. Pengaruh paling besar perkem­ bangan aplikasi media sosial adalah generasi muda, dari usia anak-anak sampai remaja. Menurut survei yang dilakukan penulis terhadap remaja dengan rentang usia 17 sampai dengan 21 tahun, didapatkan hasil bahwa sebanyak 95,83%, mereka memiliki lebih dari empat akun me­ dia sosial, dan 75% menggunakannya secara aktif lebih dari 4 akun media sosial. Hal ini membuktikan, kalau remaja saat ini sudah sangat tergan­ tung dengan media sosial, dengan tingkat ketergantungan 83,33%. Saat ditanya tentang pendapatnya tentang penggunaan media sosial saat ini, mereka menyatakan kalau media sosial digunakan secara positif (50%), dan 45,83% menyatakan bahwa media sosial digunakan untuk hal-hal negatif. Melihat kenyataan tersebut, bagi anda orang tua sudah saatnya harus berubah, jangan sampai GapTek (Ga­ gap Teknologi). Karena banyak kasus hubungan orang tua dan anak yang tidak harmonis dikarenakan orang tua yang tidak mampu memahami pergaulan si anak. Orang tua merasa sulit berkomunikasi dengan anak, karena si anak tidak mau jujur ketika ditanya tentang kegiatannya di luar rumah. Sedangkan orang tua dengan kekhawatirannya, malah membatasi pergaulan si anak, sehingga tanpa

I Made Widiantara, S.Psi.,M.Si.

adanya jalinan komunikasi yang ter­ buka antara anak dan orang tua, membuat hubungan menjadi semakin sulit. Untuk itu, satu-satunya jalan, orang tua harus beradaptasi dan men­ gubah diri, dengan cara ikut memiliki akun media sosial. Dengan memiliki akun media sosial orang tua akan bisa masuk dalam jejaring media social si anak. Orang tua ikut menjadi teman si anak di media sosialnya, sehingga orang tua bisa memantau kegiatankegiatan anak, termasuk dengan siapa saja si anak berteman. Hal ini akan lebih memudahkan jalinan komunikasi orang tua dengan anak, karena jika secara langsung anak tidak mau jujur, kemungkinan di media social anak akan lebih terbuka dalam mengung­ kapkan pikiran dan masalahnya.

Manfaat lain, selain menjalin komunikasi dengan anak agar lebih komunikatif, memiliki akun media sosial bagi orang tua adalah memas­ tikan anak tidak kebablasan dalam menggunakan akun media sosial. Paling tidak, ikut mengingatkan jikalau si anak dengan kebebasannya menggunakan media sosial untuk hal-hal yang negative. Beberapa kasus pernah terjadi terkait peng­ gunaan media sosial oleh remaja, seperti pertemanan yang tidak jelas, kegiatan prostitusi online, atau juga ujaran kebencian dan akses berita negatif. Setidaknya dengan peran orang tua yang lebih dewasa bisa mengurangi pengaruh negatif peng­ gunaan media social si anak, ingat… kalau si anak (anak-remaja) dalam masa perkembangan yang masih cenderung labil, sehingga perlu diin­ gatkan jika tidak sesuai dengan etika sosial yang berlaku. Jangan sampai UU ITE yang mengatur tentang informasi dan transaksi elektronik, yang saat ini sudah dipakai dalam beberapa kasus pada ujaran keben­ cian di media sosial, malah menjerat anak-anak kita. Memiliki akun media sosial, orang tua juga jangan kebablasan dalam memanfaatkannya. Setidaknya untuk mencari dan mengetahui informasi

terkini yang disukai, orang tua juga bisa manfaatkan untuk membuat komunitas sendiri. Salah satu con­ tohnya, komunitas ibu-ibu PKK, grup orang tua bagi pecinta kuliner, dan lain sebagainya. Sehingga dis­ amping sudah sibuk dengan peker­ jaan dan kegiatan lain sebagai orang tua, pada waktu luang orang tua dapat menikmati kelebihan media sosial yang ada, sehingga orang tua tidak kesepian lagi, karena mungkin anak-anaknya sudah asik dengan kelompok teman sebayanya. Saran lainnya, adalah sangat bisanya media social digunakan untuk berbisnis. Misalnya orang tua bikin grupgrup komunitas yang isinya adalah koordinasi tentang pekerjaan atau sebagai media untuk promosi bis­ nis, seperti jualan produk, jasa atau­ pun usaha lainnya, yang jelas tidak hanya digunakan untuk sekedar berkomunikasi. Bagaimana, apakah anda sebagai orang tua masih nggak mau berubah?? I Made Widiantara, S.Psi.,M.Si., Dosen Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bali Trainer : Personality Development & Communications Skill Pengurus Himpsi Wilayah Bali

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang Belakangan ini istilah ­viral sering disebut melalui tayang­an tele­ visi dan atau media elektronik lainnya. ­Viral berkembang melalui jaringan internet mela­ lui konten di berbagai media sosial. Berita­ nya pun ternyata tidak semua valid. Lantas ­kenapa konten tersebut ­mudah menjadi viral?

M

enurut Anak Agung Istri Nirmala Trisna, Co-Founder dan Business Development & Fi­ nance Director KITASATUBALI (marketing communication) dan seorang Master of Ceremony, sebuah berita menjadi viral kar­ ena sifat dasar manusia adalah mahluk sosial yang selalu ingin tahu. Ditambah lagi dengan ciri khas masyarakat kita yang senang memberikan kritik. Plus satu lagi, masyarakat kita senang berbagi. Lulusan Master of Arts (Geor­ gia State University, Atlanta, US ini, sesuatu baik itu tulisan, gambar, kartun, dan yang lainnya, yang menarik akan dibagikan. Apakah hal itu didapatkan dari Whatsapp group, Facebook post, Line dan media sosial lainnya. Menariknya di sini, sesuatu itu bisa merupakan berita buruk ataupun berita baik, terlepas dari kebenarannya. Saking me­ nariknya, kita langsung saja me­ nyebarkan berita tersebut, tanpa melihat kredibilitas sumbernya,

Pesan sampai Secepat Kilat baik sumber asli ataupun sumber sekunder, dari siapa kita menda­ patkan berita tersebut. Yang menarik lainnya adalah, lanjut Ibu dari Attarilan Getar Wangsa Prestaka (17 tahun), Alarik Prestaka (10 tahun), Amaira Jasmine Prestaka (5 tahun), berita yang menjadi viral tersebut terka­ dang berasal dari sumber yang dengan sengaja menciptakan berita yang fenomenal. Atau, bisa juga berasal dari sumber yang tidak sengaja dan tidak sadar bahwa berita yang dikirimkan itu menarik minat masyarakat. Dulu pun ada kasus berita bukan dari media (disebut sebagai kabar burung atau mungkin juga pesan berantai). Na­ mun, kecepatannya tidak seperti sekarang di era internet. “Dalam era di mana dunia ada di genggaman kita melalui smart phones dengan paket data, berita menarik yang didapatkan seseorang bisa secepat kilat terkirim ke puluhan, bahkan ratusan ribu orang. Itulah yang disebut sebagai berita yang viral. Perlu diingat untuk jenis berita dimana sumber dengan sengaja menciptakan berita agar menjadi viral, mereka memiliki tujuan agar netizen atau warga inter­ net mengunjungi sumber asal beritanya, atau membesarkan masalah yang diluncurkan dalam beritanya,” tutur istri dari Abdes Prestaka ini.

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

atau video Deddy Corbuzier berbicara mengenai penanggu­ langan kanker serviks. Dengan tujuan bahwa kita peduli dengan sesama, kita mengirimkan berita tersebut kepada kelompok lain, tanpa memeriksa kredibilitas dan kredensial sumber berita.

Nirmala Trisna

Dikatakannya dampaknya bisa menjadi viral jika mempengaruhi kelompok masyarakat atau kel­ ompok kepentingan yang besar. Misalnya konten tentang keluhan pen­ umpang pesawat terbang yang melihat penumpang lainnya masuk ke kokpit pesawat saat pesawat sedang mengudara. Hal ini sampai menjadi berita nasional dan ditanggapi langsung oleh maska­ pai penerbangan yang dipermasalahkan. Ada lagi yang jadi viral, yak­ ni tentang pencegahan sebuah penyakit den­ gan cara-cara tertentu,

RENCANAKAN DENGAN SADAR Nirmala juga menyebut sebuah kasus terkait viralnya video sing­ kat tentang anak-anak di Jawa yang meneriakkan ‘om telolet om’. “Saya tidak paham alur pe­ nyebaran video tersebut, tetapi setahu saya, netizen Indonesia yang menciptakan posting den­ gan tagar #omteloletom untuk membuat Indonesia terkenal di kalangan netizen global. Ada yang

23

protes mengapa tagar tersebut menjadi viral, dengan menulis pendapatnya, dan pada akhirnya justru semakin memperpanjang jalur keviralan video tersebut,” ujar putri dari pasutri Prof. dr. A.A. Gde Muninjaya, MPH., dan Ni Made Indrawati ini. Berita menjadi viral kata Nir­ mala karena kita mempunyai andil membuatnya menjadi viral. Ko­ munikasi di alam internet berjalan seperti rantai yang berputar sangat cepat dari sang sumber transmisi. Sebagai penerima pesan dalam alur komunikasi internet, sebaiknya kita membuat filter dan bersikap kritis mempertanyakan sumber berita. Tidak semua alamat berita online adalah sahih. Tidak semua tokoh masyarakat menyampaikan kalimat-kalimat yang sejalan den­ gan kredensial mereka. “Jangan sampai kita ikut andil dalam menyebarkan berita salah dan merugikan, atau mengun­ tungkan pihak-pihak yang mem­ punyai tujuan negatif. Di sisi lain, kita pun bisa menjadi sumber berita viral, sehingga apa pun yang kita bagi di alam internet (dengan berbagai media sosial) harus direncanakan dengan sa­ dar,” pungkas Nirmala. (Sri Ardhini)

Respons yang Positif, Abaikan yang Negatif Sebagai wakil rakyat peman­ faatan media sosial ( medsos) sangatlah penting. “Dari med­ sos saya dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat. Termasuk mendengarkan apa saran-saran dari masyarakat dan menindaklanjutinya langsung,”ujar Diah Werdhi Srikandi Suyasa, anggota Komisi II DPRD Provinsi Bali. Ia mencontohkan saat ada tanggul jebol Jembrana, masyarakat langsung mengin­ formasikan ke dia lewat medsos sehingga bisa ia tindaklanjuti dengan cepat. “Langsung saya re­ spons informasi dari masyarakat. Saya turun ke lapangan dan segera menindaklanjuti agar tanggul bisa segera diperbaiki. Perbaikannya terus saya kawal agar sesuai dengan rencana. Saat ini sudah bisa berfungsi kembali,” kata mantan Rektor Universitas Mahendradatta Bali ini. Kadang, kalau ada musibah biasanya warga langsung men­ girimkan fotonya agar ia lebih mengetahui dengan detil kon­ disi terkini. “Saya rasa kehadiran

Diah Werdhi Srikandi Suyasa

Eka Santhi Dewi

medsos sangat membantu saya. Masyarakat perlu informasi cepat begitu juga mereka ingin ke­ luhannya segera ditindaklanjuti. Lewat medsos semua informasi begitu cepat dan menurut saya sangat membantu tugas saya se­ bagai wakil rakyat,” ujarnya. Menurutnya, IT saat ini sangat berkembang cepat karena itu

harus disikapi dengan bijaksana. Ia berpandangan, IT berkem­ bang pesat sebaiknya dimanfaat­ kan sebaik mungkin. Memang ia tak menampik ada yang like and dislike, namun, informasi itu juga harus disaring sebaik mungkin. Intinya, kata dia, yang positif mari kita respons, sementara yang negatif diabaikan saja.

CEK TERLEBIH DAHULU Sementara, menurut Wakil Ketua KPPAD Provinsi Bali, Eka Santhi Dewi atau yang akrab disapa Iin ini, medsos juga san­ gat membantu tugasnya dalam pelayanan sebagai komisi per­ lindungan anak. “Ada kasus anak terlantar di kecamatan Sawan, Kubutambahan contohnya. Ia tahu dari medsos. Anak yatim piatu terancam putus sekolah. Anak itu hanya tinggal bersama neneknya. Dari medsos kami akhirnya tahu informasi dan segera turun ke lapangan,” kata Iin. Setelah turun ke lapangan, segera direspons dan berkoor­ dinasi dengan Dinas Sosial agar anak tersebut segera dicarikan orangtua asuh. Kasus anak yang ditelantarkan tersebut menjadi viral di medsos, dari medsos pula, akhirnya sang ibu kandung bisa mengetahui keberadaan anaknya dan ia langsung datang menengok sang anak. Dari pihak ibunya tidak menyetujui ada orangtua asuh, karena ia berse­ dia membiayai sekolah anaknya itu. Sementara, sang anak tetap

diasuh neneknya karena ibu dan ayahnya sudah berpisah. Kasus lainnya, ada anak sakit butuh biaya di Karangasem. Le­ wat medsos juga akhirnya, ban­ yak orang tergerak hatinya untuk membantu. Saat ini sedang ramai kasus ada bayi laki-laki yang dibuang di depan Pasar Penebel. Anak itu saat ini sudah ditangani dan dibawa ke RS. Sementara pelakunya sampai sekarang be­ lum tertangkap. Iin menilai, peranan medsos sangat luar biasa jika disikapi den­ gan positif. Kita tentu tidak bisa tahu semua informasi, tapi lewat medsos serasa dunia dalam geng­ gaman, kita bisa tahu apa saja. Namun, kata dia, kembali lagi, kita harus bijaksana menyikapi semua infromasi. Ia berharap, ketika menerima informasi sebaiknya dicek terlebih dahulu kebenaran­ nya , jangan langsung ikut-ikutan menyebarkan tanpa kita tahu itu berita benar atau tidak. Ia me­ negaskan, kalau kita ikut menye­ barkan berita bohong, kita sama saja melakukan penipuan kepada orang lain. (Wirati Astiti)


24

Sudut Pandang

Edisi 958/ 19 - 25 juni 2017

Komentar, Viral lalu Di-Bully ‘Demam’ medsos (media sosial) itulah yang terjadi pada sebagian masyarakat Indonesia saat ini. Data Kementerian Komunikasi dan Informasi menyebut jumlah pengguna internet di Indonesia sekitar 63 juta, 95% di antaranya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Situs jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah facebook dan twitter. Indonesia disebut berada di peringkat ke-4 pengguna facebook terbesar setelah AS,Brasil dan India.

S

ayangnya ‘demam’ medsos yang terjadi akhir-akhir ini juga membawa dampak negatif yang mengkhawatirkan. Berpikir bahwa di dunia maya orang bebas berekspresi maka sebagian pengguna medsos pun mencurahkan apa pun yang ada dalam pikirannya tanpa berpikir panjang. Ujaran-ujaran kebencian, berita bohong (hoax), fitnah, dll, kini merajalela di medsos dan menyebar dengan cepat karena menjadi viral. Inul Daratista, pedangdut tenar, pun tersandung gara-gara ucapannya di salah satu akun medsos miliknya. Berawal ingin mengungkapkan pikirannya tentang suatu kasus yang kini menjadi sorotan masyarakat, penyanyi bernama asli Ainur Rokhimah justru menuai hujatan dan makian dari nitizen yang tersinggung. Ucapan Inul yang terlanjur viral itu dianggap telah menghina dan melecehkan ulama. Inul sebenarnya sudah menjelaskan apa maksud dari ucapannya. Namun, tetap saja dia di-bully bahkan dilaporkan ke polisi. Inul mengaku berusaha ikhlas

Inul Daratista

dan tenang menghadapi permasalahannya itu. Dia juga tidak mempermasalahkan dirinya dibully karena ucapan-ucapannya. Karena baginya apa yang diucapkan bukan bermaksud mengumbar kebencian apalagi menghina ulama. “Ya saya ikhlas saja kalau maksud dari pernyataan saya itu tidak bisa diterima masyarakat,”

ucapnya. Menurut mengunakan media sosial itu perlu, apalagi untuk seorang artis seperti dirinya dimana banyak fansnya yang menjadi followers di akunnya. Namun, jika nanti sudah merasa tidak nyaman, tidak masalah untuk meninggalkannya (medsos). Berita-berita hoax tentang dirinya seperti dia dikabarkan sakit merajalela di medsos. Bagi Inul tidak masalah diberitakan miring sekalipun karena nyatanya dia sehat walafiat. “Aku nggak mau ambil pusing, biar saja. Kalau ada berita di medsos dibilang aku sakit, dll, alhamdulilah,” kata Inul yang sejak sekarang syuting tipping untuk stok acara Lebaran di televisi. “Alhamdulilah rejeki bulan Ramadan mengalir, acara di televisi ada,” ucapnya sambil tertawa. Sebagai seorang pengguna medsos, menurut Inul, dia berupaya tetap hati-hati dalam menggunakannya. Hanya saja kadang apa yang dimaksud (perkataan) disalahartikan. “Ya biar saja. Aku tetap berusaha bijaksana dan mawas diri (dalam mengunakan medsos). Aku memang harus

banyak belajar karena sadar tidak pintar. Kan belajar itu tidak ada batas umurnya. Aku juga harus tetap berpikiran positif,” kata Inul. “Semakin disakiti, dibenci, tapi Tuhan beri aku rahmat dan keistimewaan di Bulan Suci ini,” tambah Inul yang selama kariernya di dunia musik telah meraih empat penghargaan dua di antaranya adalah ‘Penyanyi Dangdut Paling Ngetop’. Sementara Iis Dahlia menyebut banyaknya k a s u s di medsos membuat dirinya semakin berhati-hati dalam menggunakan medsos. Sebagai seorang pengguna aktif medsos, dia tidak ingin masalah seperti Inul juga menimpa dirinya. Jadi,

kata pelantun tembang ‘Cinta Apalah Apalah’ ini, dalam mengunggah sesuatu di medsos hendaknya dipikirkan baik-baik agar tidak menimbulkan masalah yang buntutnya merugikan diri sendiri. Dia juga mengaku jarang meladeni berbagai komentar yang masuk, apalagi yang bernada tidak mengenakkan atau menyinggung masalah tertentu. “Jadi ya kita harus pandai-pandai lah apalagi kalau masalahmasalah yang ‘sensi’ kita harus berpikir panjang agar tidak jadi masalah. ‘Mending’, komentar di sosmed tidak usah diladeni ajalah,” ujar Iis yang bulan lalu mendapat penghargaan Juri Favorit Pilihan Sosial Media di Konser Sosmed DA 4. Demi kehati-hatian jugalah maka disemua akun Iis berusaha untuk tidak mengomentari hal-hal yang sensi ataupun kejadian-kejadian yang menghebohkan. Dia tidak ingin ikut terbawa arus dan akhirnya melontarkan ucapan yang berbuntut masalah. “Kadang aku juga sakit hati dengan komentar-komentar di medsos, tapi aku nggak mau meladeni, apalagi hal-hal sensitif,” tandasnya. Iis Dahlia

(Diana Runtu)

Viralkan Informasi yang Mendidik Saat teknologi internet dan smartphone makin maju, maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Media sosial merupakan sistem komunikasi yang paling umum digunakan berjuta-juta orang di seluruh dunia dan dapat diakses di mana dan kapan saja. Bagi Drs. Putu Tastra Wijaya, M.M., media sosial memegang peranan yang cukup penting sebagai sarana untuk mempromosikan program-program kegiatan atau event yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan. “Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh Disbud dan merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau masyarakat,” ungkap Tastra. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng ini juga mengatakan kecepatan orang dalam mengakses informasi melalui media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. “Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peran media konvensional dalam menyebarkan berita-berita,” ungkapnya. Bahkan beberapa informasi dapat begitu cepat dibagikan oleh pengguna me-

online dan media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan biaya yang cukup tinggi dan tidak bisa dengan cepat mendapatkan informasi. Dengan medsos pun informasi yang telah dibagikan bisa diedit, ditambahkan, dimodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai konten lainnya. “Ini kami gunakan untuk membangun komunikasi dengan masyarakat sehingga kami mendapatkan feedback langsung, ide, dan juga dapat langsung menanggapi komentar dari masyarakat,” jelasnya.

Ketut Wartadana

Putu Tastra Wijaya

dia sosial sehingga menjadi informasi yang viral. Keadaan inilah yang dimanfaatkan Tastra Wijaya untuk membuat interaksi sosial di media online sehingga mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif yang berbasis internet. “Biasanya kami sering menggunakan email, facebook, dan twitter. Ketiganya memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, berkomentar, serta

berbagi informasi kegiatan dalam waktu yang cepat dan tak terbatas,” lengkapnya. Bahkan pihaknya juga telah memiliki website resmi yang dapat diakses di www.dishub.bulelengkab. go.id untuk digunakan menyampaikan informasi baik itu berupa program kegiatan, event besar atau data-data kesenian Bali khususnya yang terdapat di Kabupaten Buleleng. Menurutnya, perbedaan media

VIDEO UNTUK PROMOSI Sementara itu, Ketut Wartadana, anggota sanggar Sunari Bajra mengaku begitu memanfaatkan perkembangan media sosial. Begitu cepatnya informasi baik berupa tulisan, gambar, maupun video menyebarluaskan tentu mempermudah orang untuk mengaksesnya. Banyaknya video viral di media sosial belakangan ini membuat Tut Ajus Arjuna peran yang dibawakan dalam bondres, juga tidak mau ketinggalan. Dirinya mengaku juga senang membagikan video-video yang sedang viral. “Biasanya sebelum membagikan tentu dipilah dulu, yang suka saya bagikan biasanya informasi yang lebih mendidik,” jelasnya.

Sebagai seorang seniman bondres, kerap kali pria kelahiran 15 Oktober 1992 ini selalu menggali dan menuangkan ide-idenya dalam sebuah karya seni. Ide-ide tersebut diwujudkan dalam sebuah video bernuansa humoris untuk menghibur penonton. Video itulah yang akan ia unggah menggunakan akun pribadinya di facebook maupun media sosial yang lain. “Tujuannya sih hanya membuat orang terhibur, sekalian juga promosi untuk mengenalkan bondres Sunari Bajra,” ungkapnya. Dalam video yang dibuatkan pun kebanyakan akan menggunakan properti yang dipakai ketika pentas, seperti tapel dan pakaian bondres. “Selain promosi, tujuannya juga untuk melatih diri dan terus belajar,” imbuhnya. Dirinya juga tidak memungkiri jika kemajuan media sosial saat ini disalahgunakan oleh beberapa orang untuk membuat video yang kurang mendidik. Selain bermanfaat, penggunaanya juga sering disalahgunakan sehingga terjadi penyebaran informasi yang kebablasan. “Mestinya kita sebagai pengguna harus cerdas menfaatkan perkembangan teknologi,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.