Tokoh Edisi 957 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Liburan menjadi salah satu momen yang paling ditunggu bagi orang yang selalu berkutat dengan rutinitas. Terlebih bagi seorang tenaga pendidik yang setiap hari selalu disibukkan dengan media dan meteri pembelajaran. Situasi kelas dan penga­jaran terkadang membuat seorang guru perlu refres­hing untuk mengem­balikan semangat mengajarnya.

B

iasanya liburan akhir tahun ajaran selalu dinanti, sebab jangka waktu liburan yang lebih panjang membuat para penikmatnya lebih leluasa mengatur agenda liburannya. Terlebih saat ini, liburan akhir tahun ajaran bertepatan dengan libur Lebaran. Momen ini dimanfaatkan bagi oleh Rika Rahmayani guru pelajaran IPA SMP Negeri 4 Singaraja. Menurutnya, sebagai minoritas di Bali, biasanya libur Lebaran hanya empat hingga lima hari saja, namun kali ini libur yang ia dapatkan lebih banyak. Libur Lebaran memang selalu identik dengan pulang kampung bagi umat Muslim. Tetapi, itu tidak berlaku bagi perempuan kelahiran 27 Februari 1984 ini. Sebagai seorang Muslim yang asli Buleleng, Rika mengaku belum pernah merasakan pulang kampung. Sehingga ketika libur Lebaran dirinya hanya menghabiskan waktu di

Liburan Sekaligus Silaturahmi

beberapa tempat wisata di Bali. Ia selalu memanfaatkan waktu liburan bersama keluarga dengan mengunjungi tempat-tempat wisata dengan menyuguhkan keindahan alam, kuliner, dan tak ketinggalan belanjanya. Hal ini yang membuat Rika sapaan akrabnya harus benar-benar selektif memilih tempat liburan representatif agar liburannya terasa menyenangkan “Sehabis wisata alam bisa langsung hunting kulinernya,” ungkapnya. Ia juga menjelaskan lebih menyukai tempat-tempat liburan yang ada di Bali. Menurutnya, Bali sangat kaya akan tempat wisata dan masih banyak lokasi yang belum pernah dikunjungi. Selain menikmati liburan dengan berkunjung ke tempat wisata, momen liburan akhir tahun sekaligus Lebaran kali ini akan ia gunakan untuk silahturahmi kepada seluruh keluarga. Beberapa keluarga memang tinggal di luar Buleleng sehingga ketika silahturahmi juga sekaligus digunakan sebagai waktu liburan “Ya ada keluarga yang tinggal di Klungkung dan Denpasar jadi sambil silaturahmi juga langsung liburan,” tandasnya. LIBURAN KE LOMBOK Sementara itu, pulang kampung ketika libur lebaran juga tidak dirasakan oleh Ketut Siti Ajriyah guru Bimbingan Konseling SMP Negeri

Ketut Siti Ajriyah

4 Singaraja. Sebagai seorang yang berasal dari desa Pegayaman kecamatan Sukasada, momen liburan sekaligus momen libur Lebaran ia gunakan silahturahmi dengan keluarga, tetangga, sekaligus teman. Berasal dari desa yang sangat toleran dengan keberagaman, dirinya mengaku memanfaatkan momen Lebaran kali untuk lebih menjalin rasa kekeluargaan dengan teman dan tetangga yang berasal dari nonmuslim. “Dalam pergaulan di lingkungan kami tidak pernah ada jarak, asalkan selalu ada rasa keterbukaan dan rasa menghormati dengan teman dan juga tetangga yang nonmuslim,” jelasnya.

Rika Rahmayani

Selain silahturami, perempuan kelahiran 12 Desember 1982 tersebut juga memanfaatkan momen Lebaran kali ini untuk menambah pahala dengan berzakat. Zakat diberikan kepada orang yang dikategorikan tidak mampu dan diutamakan diberikan kepada orang dekat. “Ya kita akan utamakan dulu orang dekat yang tidak mampu, ini kan sudah jelas kita melihat dan mendengar bahwa mereka memerlukan. Kalau nanti bisa membantu orang lain di luar sana juga sangat baik,” jelasnya. Jika ditanya mengenai tempat yang akan dikunjungi untuk liburan, Siti akan menjawab Lombok. Selain memiliki destinasi

wisata yang begitu memikat, di Lombok rupanya ia memiliki sanak keluarga. “Sekarang tergantung situasi saja, kalau keluarga di Lombok ada waktu mereka yang akan ke sini, jika tidak saya yang akan ke sana. Tapi untuk kali ini, kemungkinan besar kami yang akan ke Lombok,” kata Siti. Siti lebih suka membawa oleholeh makanan khas Buleleng kepada keluarga di Lombok seperti, tape uli dan dodol. Begitu juga sebaliknya, dirinya lebih suka dibawakan makanan khas Lombok ketimbang oleh-oleh yang lain seperti kerupuk rambak ataupun terasi. “Nama makanannya mungkin saja sama tapi citarasanya yang beda, ini yang bikin seneng dibawain oleh-oleh makanan khas,”ungkapnya. Selain makanan khas, ketika liburan ke Lombok ia juga lebih suka mempelajari kehidupan sosial masyarakat setempat dan berbagai pengetahuan mengenai budaya Buleleng. Dirinya yang begitu fasih menggunakan bahasa Bali alus singgih begitu dikagumi oleh keluarga yang ada di Lombok. “Di rumah memang bahasanya bahasa alus singgih, nah di Lombok bahasa singgih hanya digunakan oleh orang-orang Kerajaan saja, padahal kalau diajak ngomong dengan bahasa Jawa maupun Lombok saya nggak ngerti,” ungkap Siti. (Wiwin Meliana)

Browsing sebelum Beli Oleh-oleh Oleh-oleh tak dapat dipisahkan dengan kegiatan bepergian atau jalan-jalan. Bepergian menjadi lebih seru jika disertai dengan adanya kegiatan berbelanja. Selain mencari oleh-oleh, terkadang juga kita bisa menjumpai barang yang tidak ada dijual di negeri sendiri. Sebagai seorang model profesional, pemilik nama Anak Agung Ayu Ratih Dhamma Iswari yang sering di sapa Ratih ini,memiliki jadwal keluar kota yang hanya di dalam negeri atau bahkan ke luar negeri untuk urusan pekerjaan, bukan hal yang asing lagi. Untuk kunjungan ke luar negeri lulusan Fakultas Ekonomi Unud ini diantaranya sempat mendatangi Malaysia, Hongkong, Singapura, Tiongkok, Australia, Thailand, Japan dan Kamboja . Untuk ini pastinya, Ratih merasa senang bisa bekerja dan sekaligus memberikannya pengalaman baru di tempat yang baru, termasuk urusan membeli buah tangan atau oleh-oleh. Selain itu ia merasakan keseruan tersendiri terutama saat berbelanja oleh-oleh dengan masuk areal pasar tradisonal . Di sana ia dapat melihat cerminan tradisi setempat. “Di sana kita bisa mengenal orang-orang baru, belajar bahasa yang baru, dan karakter lokal yang berbedabeda,” cetusnya.

Menurut Ratih, jika dirinya perginya keluar kota, namun masih di lingkungan dalam negeri, bicara soal oleh-oleh ia lebih memilih produk kuliner, utamanya berupa makanan tradisional yang khas dari daerah bersangkutan. Selain makanan juga suka dengan hasil kerajinan setempat, misalnya kain batik. Baginya kain daerah seperti batik Solo – kualitasnya bagus dan motifnya cantik-cantik sekali. Begitu juga dengan makanan di Solo, tidak kalah unik dan enak. Semakin seru pula karena selama berkeliling membeli oleh-oleh Ratih memilih naik becak. Selain kain di Solo, Ratih juga sempat membeli wayang kulit untuk oleh-oleh . Selanjutnya , jika gilirannya Ratih memperoleh kesempatan tugas ke keluar negeri, dikatakannya hampir sama. “Saya pasti akan bertanya pada penduduk lokal di sana barang atau kerajinan apa yang khas dan spesial dari wilayahnya. Serta, apa makanan yang mencerminkan keaslian daerah itu. Apalagi kemasannya apik maka menurutnya memungkinkan untuk dibawa,” tuturnya. Seperti saat berada di Thailand, Ratih mengutamakan membeli beberapa cenderamata gajah, pasmina sutra bergambar gajah dan kerajinan Thailand lainnya.

Sementara Singapura adalah salah satu tempat yang di datanginya bukan hanya sekali melainkan seringkali untuk sebuah kegiatan. Ratih mengaku betapa ketika berada di Singapura, ia pernah kelebihan beban akibat kopernya penuh oleh-oleh dan titipan. Akhirnya ia harus membeli koper kecil lagi dan jadilah overweight. Namun, masih beruntung ia tidak dikenakan biaya tambahan oleh maskapai penerbangan itu. Saat mendatangi Kamboja, Ratih mengatakan dirinya sempat melakukan pemotretan di Wat Angkor, temple terbesar dan tertua di sana. Di tempat itu Angelina Jolie pernah syuting untuk film “Tomb Rider”. Di sana juga kita bisa melihat keindahan tradisi berupa bangunan kuno, lagu-lagu tradisional yang dinyanyikan oleh orang lokal setempat. “Saya sempat diberkati oleh Biksu di temple tersebut. Diberikan berupa gelang yang serupa dengan gelang Tri Datu di Bali. Saya juga diperciki tirta atau air suci, layaknya umat Hindu di Bali. Sungguh pengalaman luar biasa,” tutur Ratih sembari mengatakan jika sampai sekarang gelang tersebut masih ada. Selama bepergian tersebut ia juga bekerja maka waktunya untuk jalan-jalan juga pun sangat

terbatas. Dari pengalamannya, mencari, membeli hingga dititipi yang namanya oleh-oleh, menjadikan Ratih bisa berbagi tips untuk para pembaca Tokoh. Yang pertama jangan lupa menyiapkan mata uang negara setempat. Kemudian untuk urusan produk oleholehnya, biasanya Ratih akan browsing terlebih dahulu di internet demi mengetahui destinasi wisata belanja favorit atau pusat oleh-oleh khas setiap daerah, sehingga ia tidak sampai membeli barang yang sebenarnya sudah ada di daerah asalnya. Ia juga mencari info terkait wilayah serta tempat membeli oleh–oleh yang terdekat. Selalu membuat catatan kecil, terkait siapa saja yang bakal dibawakan oleh-oleh supaya lebih tertib dan tidak membeli produk yang sama, apalagi sampai membeli hal yang tidak berguna karena hanya terlihat murah. Ratih

Tidak ada salahnya, untuk menawar hingga kita bisa memperoleh sesuai harga yang diharapkan. Akan lebih baik jika kita bisa meng­ antisipasi harga dengan berkomunikasi menggunakan bahasa setempat yang sudah dipelajari terlebih dahulu. “Di sini memang diperlukan skill yang persuasif ,” katanya. Kalau tidak paham bahasa setempat, ada bagusnya selalu siap kalkulator yang ada di HP. (Sri Ardhini) redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

GORO-GORO Putu Wijaya

L a r u t malam baru Bu Amat pu­ lang. Amat yang sudah tak sabar menunggu keadaan Bagus yang tak bagus itu, langsung

menerkam. “Bagaimana? Mereka kecewa Bapak tidak datang?” “Untung Bapak tidak datang!” “Lho kok untung, kenapa?” “Bagus ngamuk. Dia menuduh Bapak melaporkan dia ke polisi!” Amat terkejut. “Kok jadi putar-balik begitu? Apa urusan kita, apa untung kita me­ laporkan Bagus? Bapak tahu juga, tidak! Itu kan info dari Ibu!” “Ya. Sebab polisi datang me­ meriksa rumah Pak Alit, mencari kalau ada narkoba.” “Dan ketemu?” “Tidak.” “Jadi kalau begitu, Bagus bukan

pecandu narkoba, dong!” “Ya, memang itu maunya Pak Alit!” Amat tertegun. “Bingung, kan?!” Amat tak menjawab. Bukan bingung. Tapi heran kenapa ia jadi nyangkut ke dalam persoalan kelu­ arga Pak Alit. Ia memang tak pernah ngomel meskipun sering direcoki warga dengan alasan dia orang tua yang disegani. Arif-bijaksana, penuh pengertian Tapi begitulah, jadi sering dilibatkan dalam persoalan orang lain. Karena pasti mau dan tak marah. “Jadi Pak Alit sendiri yang sudah melaporkan kepada polisi, Bagus itu pengguna narkoba?” Sekarang Bu Amat terkejut. Ia menatap suaminya heran. “Siapa yang bilang Pak Alit yang melaporkan putranya sendiri ke polisi?” “Bapak.” “Kok bapak bilang begitu?” Amat tersenyum.

Ekspresso

naga mas (kritik 3)

“Habis kata Ibu, Bagus, menuduh Bapak yang melaporkan dia. Itu pasti informasi dari bapak­ nya. Karena pasti Bagus curiga, narkoba-narkoba yang disembunyi­ kannya tiba-tiba semua hilang. Itu sebabnya dia marah dan memaki bapaknya anjing. Ya, kan?” Bu Amat tercengang. Ia seperti bukan berhadapan dengan suamin­ ya, tapi Naga Mas. Detektif lokal dalam cerita spionase di majalah “Terang Bulan” tempo doeloe. “Bapak kok seperti Naga Mas?” Amat tertawa. “Bu, Pak Alit itu tahu anaknya ketagihan narkotika. Ia juga tahu, lambat laun polisi akan menang­ kapnya. Sebelum itu terjadi, dia bertindak, menyelamatkan pu­ tranya dari penangkapan dan sekaligua memaksa Bagus jera. Lalu dia laporkan anaknya ke polisi, tapi terlebih dahulu melenyapkan barang bukti. Jadi di mata polisi, Bagus bersih, jadi tak ada alasan

untuk menangkapnya. Dan Bagus sendiri setelah rumah digeledah pasti jera. Tidak akan berani lagi mengulangi perbuatannya! Betul, tidak?” Bu Amat masih tetap ben­ gong. Ia tak menjawag. Dan ketika Amat tertawa bangga mengagumi analisanya, ia hanya geleng-geleng kepala. Pagi-pagi esoknya, Pak Alit dan Bu Alit serta Bagus muncul. Bagus menyandang tas gendong seperti mau berangkat. “Pak Amat, maaf pagi-pagi kami mengganggu. Bagus mau pamitan.” Amat yang sudah kaget karena kehadiran keluarga Pak Alit tambah bingung.

“Mau ke mana, Pak Alit?” “Mau ke tempat rehabilitasi, dia sudah sadar. Ayo bicara, Gus, katanya tadi mau pamitan.” Bagus mendekat. Lalu bicara sambil menundukkan kepalanya. “Saya minta maaf, Pak Amat. Maafkan kesalahan saya. Dan ter­ ima kasih sudah melaporkan saya, sehingga saya jadi sadar. Siapa lagi yang akan mau memperbaiki saya kalau bukan Pak Amat.” Bagus menjangkau tangan Amat bersalaman. Menyusul Pak Alit mengguncang tangan Amat dengan gembira. Amat hanya bengong. Tak bisa mengatakan apa-apa karena bin­ gung. Bu Amat mendekat sambil berdesis: “Naga Mas!”

Mengenal Exhibitionism

Saat berbicara tentang perilaku seksual, maka perilaku seksual menyimpang juga menjadi sebuah kajian yang menarik dan tiada henti-hentinya untuk dikupas. Apalagi di masa sekarang ini pub­ lik terpapar oleh beragam berita dan kemudahan dalam mengakses berita-berita tersebut. Seperti ka­ sus yang beberapa hari ini marak dibahas oleh media masa dan publik terkait dengan aksi seorang perempuan memamerkan ang­ gota tubuhnya di tempat-tempat umum. Hal ini pun memicu rasa kaget masyarakat, sebab anggota tubuh yang dipamerkan adalah area-area yang dianggap sensitif, area alat kelamin, dan secara sosial dianggap tabu oleh masyarakat. Menarik untuk kemudian membahas bagaimana media masa menganalisis kejadian tersebut. Beberapa headline mengungkap­ kan mengenai exhibitionism yang kemudian diduga dialami oleh perempuan tersebut. Namun betulkah bahwa yang dialami ada­ lah exhibitionism? Sebab di dalam dunia psikologi, penarikan diag­ nosis atau simpulan terkait klien harus dilakukan dengan sangat berhati-hati dan sabar, mengingat sebuah simpulan yang gegabah dan short cut hanya melihat dari permukaan saja, tentunya akan membahayakan dan menyesatkan publik.

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

Untuk itu, ada baiknya kita mengenail sedikit apa itu exhibitionism. Dalam klasifikasi diagnosis gangguan, ada dua istilah yang harus dipahami yakni exhibitionism dan gangguan exhibitionistic. Exhibitionism adalah sebuah pola perilaku yang secara sengaja memamerkan bagian tubuh, dalam hal ini area alat kelamin dan seksual seperti payu­ dara dan pantat di depan orang lain, terutama orang yang tidak dikenal dengan tujuan untuk memuaskan gairah seksualnya. Mungkin ada beberapa di antara kita yang pernah memiliki kejadian dimana bertemu dengan seseorang di suatu tempat tertentu, kemudian diikuti oleh orang tersebut, hingga sampai pada suatu tempat yang hanya relatif sepi, lalu orang tersebut memanggil kita dan memperlihatkan alat kelamin­ nya dan kemudian merasa puas serta tersenyum setelah melihat reaksi kaget yang kita tampilkan. Reaksi kaget menjadi sebuah reaksi yang diharapkan untuk memenuhi kepuasan seksualnya. Ketika gang­ gguan exhibitionistic terjadi, ketika pola perilaku exhibitionism sudah mengganggu hidup sehari-hari dan menimbulkan hendaya serta distress. Gangguan exhibitionism bi­ asanya berawal dari masa remaja atau pubertas. Pola perilaku exhibitionism biasanya terjadi ketika adanya dorongan yang kuat untuk

Made Diah Lestari, S.Psi, M.Psi

memenuhi gairah seksual, namun tidak dapat memenuhi dengan tepat sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku. Pola perilaku ini juga timbul pada saat berada di bawah tekanan dan kon­ disi yang memunculkan kecemasan. Ada beberapa bentuk dari pola perilaku exhibitionism yakni mooning memperlihatkan pantat dan bagian bawah dari badan, flashing menun­ jukkan dada dan payudara, dan yang terakhir adalah reflectoporn yakni menampilkan foto telanjang orang lain yang diambil dari bayangan yang jatuh di atas permukaan benda yang memiliki daya reflektif yang

kemudian direkam dan dipamerkan di media sosial agar orang lain bisa melihatnya. Ada beberapa penyebab dari gangguan exhibitionistic, yang per­ tama diyakni bahwa gangguan ini disebabkan karena mekanisme pertahanan ego dari rasa takut dan cemas yang ditimbulkan dari fiksasi fase genital, dimana seseorang tidak mampu mengembangkan kemam­ puannya secara adekuat dalam hal menjalin hubungan intim dengan orang lain. Penyebab lainnya adalah kesalahan di dalam proses belajar, sehingga gairah seksual dihubung­ kan dengan stimulus yang tidak tepat. Dalam klasifikasi diagnostik, disebutkan bahwa untuk dapat diklasifikasi sebagai sebuah gang­ guan diagnostik, maka pola perilaku exhibitionism harus ditampilkan setidaknya berulang-ulang selama enam bulan, dan orang yang me­ nampilkan perilaku tersebut merasa sangat menderita dan mengalami masalah interpersonal. Setelah menyimak sekilas ten­ tang exhibitionism, mudah-mudahan

kita bisa menjadi lebih bijak dalam membuat simpulan terkait dengan berita-berita yang dipaparkan di media masa. Perlu dilakukan assessment dan diagnosis lebih lanjut untuk betul-betul menegakan simpulan yang tepat. Sebab setiap gangguan psikologis, penegakan diagnosisnya seringkali tidak dapat berdiri sendiri, selalu ada diagnosis pembandingnya. Yang terpenting kemudian adalah bagaimana ban­ tuan yang tepat diberikan kepada orang yang mengalami gangguan exhibitionistic seperti terapi dan juga konseling. Lalu bagaimana kita sebagai masyarakat umum berlaku saat bertemu dan berinteraksi? Usahakan tidak menampilkan rasa kaget saat melihat pola perilaku, usahakan berlaku netral, sebab rasa kaget akan menimbulkan reinforcement positif bagi pelaku exhibitionism yang akan semakin menguatkan perilaku di masa yang akan datang. Made Diah Lestari, S.Psi, M.Psi (Prodi Psikologi, FK Unud. Lulusan Psikologi UI)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Bagi-bagi Rezeki

Pulang kampung atau mudik memang menjadi hal yang paling ditunggu kebanyakan orang yang berlebaran. Apalagi bagi mereka yang masih memiliki orangtua di kampung maka mudik Lebaran menjadi sebuah kewajiban. Memang tidak semua melakukannya. Biasanya karena orangtua su­ dah wafat atau tidak lagi tinggal di kampung.

“Mama sudah sepuh, jadi kini kebanyakan ting­ gal di Jakarta bersama kakak saya. Maka kalau Lebaran, ya, saya dan Cinta datang ke Jakarta,” ucap Herdiana yang kini bersama suaminya, Mi­ chael Kiehl, menetap di Bali. Namun tahun ini ber­ beda. Bukan hanya dirinya saja yang tidak bisa berle­ baran bersama keluarga besarnya, tapi juga Cinta yang tidak pulang ke Indonesia pada Lebaran ini. “Cinta ada banyak pekerjaan di Amerika, jadi tidak pulang ke Indonesia. Dia baru pulang Juli,” tam­ bahnya. Sementara dirinya tidak bisa ke Jakarta karena harus mudik ke kampung halaman sang suami di Cinta Laura dan mamanya Herdiana Kiehl Jerman. “Kebetulan, saya udah beberapa tahun sudah lama tidak ikut suami (Michael terakhir ini kami tidak Kiehl) ke Jerman. Jadi kesempatan mudik (Lebaran) ke liburan ini akan kami gunakan untuk Bandung karena ibu saya sekarang berkunjung ke kampung halaman tinggal di Jakarta. Dulu ketika mama suami. Mungkin seminggu atau dua masih di Bandung, Jawa Barat, saya, minggu di sana lalu langsung pulang Cinta Laura dan papanya, selalu pu­ lagi ke Indonesia karena Cinta akan lang ke Bandung untuk merayakan datang,” katanya. Lebaran. Kumpul dengan saudara“Sepertinya ini Lebaran paling saudara di sana,” tutur Herdiana aneh ya...hahha, saya dan papa­ Soekarseno, ibu Cinta Laura. nya Cinta Lebaran ke Jerman,

“S

Cinta berlebaran di Amerika, sedang neneknya Cinta dan saudara-saudara yang lain berlebaran di Jakarta,” tam­ bah Herdiana sambil tertawa. Mudik Lebaran dan kumpul bersama orangtua dan saudara, kata Herdiana, adalah momen yang paling ditunggu-tunggu dirinya dan Cinta. Maklum, selama ini masing-masing selalu sibuk sehingga jarang sekali bisa bertemu, apalagi Cinta juga har­ us bolak-balik Indonesia-Amerika. “Mudik selalu berkesan, ya. Cinta juga paling suka pas malam takbiran karena suka citanya terasa berbeda. Apalagi juga ada pesta kembang api, seru,” tambahnya. Untuk oleh-oleh, kata sosialita cantik ini, dia boleh dibilang pal­ ing jarang memberikan oleh-oleh barang seperti baju, tas, dll. “Saya jarang ya menyiapkan oleh-oleh barang, oleh-oleh saya justru adalah ‘angpao’ alias uang.Saya merasa uang lebih bermanfaat, karena bisa digu­ nakan sesuai kebutuhan mereka,” katanya. ‘Angpao’ ini, tambahnya, telah jauh-jauh hari disiapkan. Selain ‘ang­ pao’ biasa, Herdiana juga menyiap­ kan dana-dana untuk dibagikan pada keluarga jauh yang kurang mampu. “Jadi selain bagi-bagi ‘angpao’ untuk yang muda-muda, saya juga siapkan dana untuk membantu keluarga kami yang tak mampu. Misalnya, untuk dana bantuan sekolah. Jadi ru­ tin seperti itu. Lagi pula, saya juga kurang suka memberi barang ya, seperti tas, baju yang cuma dipakai sesekali. Saya rasa kalau uang akan lebih bermanfaat. Jumlah uang yang diberikan, kan, tidak sedikit juga, jadi bisa digunakan untuk keperluan mereka,” tambahnya. Seperti halnya Herdiana dan Cinta Laura, Cut Yanti pun men­ gaku tahun ini tidak ada rencana

23

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Cut Yanti

mudik ke Aceh. Hal itu karena orangtuanya kini sudah berada di Jakarta. “Kami sudah lama tidak mudik karena orangtua saya sudah tinggal di Jakarta. Jadi pas Lebaran kami kumpul di Jakarta, dan bikin open house pada Lebaran ketiga,” papar Cut Yanti. “Beberapa tahun lalu saya sem­ pat mudik ke Aceh, itu karena abang (Hanif, suaminya) tugas di Aceh. Jadi pas Lebaran hari ketiga saya datang ke sana,” ungkapnya. Bicara tentang oleh-oleh Leba­ ran, menurut Yanti—begitu nama artis senior ini kerap disapa-- dia dan suami selalu menyiapkannya untuk dibagikan kepada saudara-saudara. Bahkan bukan hanya oleh-oleh ‘angpao’ yang sudah menjadi tra­ disi setiap Lebaran tapi juga berupa barang. “Mudik atau tidak mudik saya dan abang pasti menyiapkan sesuatu untuk dibagikan kepada saudarasaudara. Selain ‘angpao’, saya juga menyiapkan mukenah, sarung dan baju koko. Itu sudah rutin ya setiap tahun ya seperti itu,” paparnya. Makanya, karena dia memi­

liki banyak saudara begitu juga suaminya, maka barang-rang yang disiapkan pun cukup banyak. “Saya sudah mulai dari sekarang ya siapin oleh-oleh, jadi tidak terburu-buru karena kan sibuk sekali. Kalau se­ makin mendekati hari ‘H’ kan ada banyak kegiatan, jadi khawatir tidak sempat. Istilahnya, saya mencicil dari sekarang,” kata Cut Yanti yang memulai kariernya di dunia hiburan tahun 1980-an sebagai penyanyi kemudian melebarkan ‘sayap’ ke dunia akting, baik di film maupun sinetron. Untungnya, tambah Yanti, karena setiap tahun menyiapkan bingkisan, jadi dia telah mengetahui tempat untuk membeli barang-barang itu. “Saya sudah memiliki langganan. Untuk bingkisan Lebaran, saya pilihkan yang betul-betul bagus, “ ungkapnya. “Juga, model-modelnya, seperti mukenah, baju koko, dll, itu model yang up to date. Pokoknya pesanan khusus, deh,” jelas Yanti yang men­ gaku akhir-akhir ini dia sangat sibuk dengan acara bukber (buka ber­ sama) di berbagai tempat. Menurut Yanti, suaminya Hanif, sangat telaten dalam menyiapkan bingkisan maupun ‘angpao’ Leba­ ran. Jauh-jauh hari sudah dirancang, bahkan sepekan sebelum Lebaran ‘angpao’ dan dana-dana untuk ke­ luarga-keluarga tertentu, sudah di­ amplopkan. “Abang dari dulu seperti itu. Istilahnya bagi-bagi rezeki lah,” kata pemeran film ‘Keumalah’ Selain untuk keluarga besar, Yanti juga mengaku menyiapkan bingkisan khusus untuk dibagikan pada keluarga inti, seperti adik-adiknya, juga adik sang suami. “Nanti pertengahan Bulan Puasa ini kami-- keluarga inti saya dan keluarga inti suami-- akan gelar acara buka bersama. Nah dalam acara itu saya sudah siapkan bingkisan untuk dibagikan ke mereka. Saya sudah pesan tempatnya sebelum puasa. Jadi memang semuanya sudah disiapkan sejak dini,” kata wanita kelahiran April 1963 ini. (Diana Runtu)

Beda Kampung Beda Oleh-oleh Pulang ke kampung halaman merupakan hal yang paling me­ nyenangkan bagi Nyoman Ariani. Perempuan yang berprofesi sebagai chef di Swiss-bellhotel Rainforest Sunsetroad Kuta ini, menuturkan banyak oleh-oleh yang selalu dia bawa saat pulang kampung. “Kam­ pung asal saya di Bangli. Saat ini orangtua saya masih dalam kondisi sehat walafiat dan tinggal di kam­ pung,” tutur Ariani. Oleh-oleh yang pertamakali dia bawa adalah minyak urut hangat. “Bi­ asanya orangtua pasti menginfokan ke saya kalau minyak urutnya sudah habis. Selain itu, oleh-oleh berupa roti buatan hotel pasti saya bawa. Orangtua suka sekali,” kata Ariani. Berjarak tidak terlalu jauh antara Denpasar dan Bangli, Ariani hanya menempuh waktu 45 menit untuk sampai di kampung halamannya. Ariani tak lupa juga membuatkan makanan kesukaan untuk orangtu­ anya. “Saya membuat sate ayam basa manis. Isinya sate ayam tusuk diberi sayur tauge dan disiram kuah kental kuning,” kata Ariani. Saat di kampung halaman banyak kegiatan yang dilakukan Ariani ber­ sama keluarga. Salah satunya masak bersama. “Kami biasanya membuat masakan be siap mekeren. Masakan ini mirip dengan ayam betutu, hanya di dalam perut ayam diisi daun kesimbukan. Ayam dibungkus dengan

upih kemudian dimasukkan ke dalam bara api, dimasak dari pagi sampai sore,” kata Ariani. Ia mengatakan, hanya saat pulang kampung ia bisa menikmati makanan spesial tersebut. “Me­ masaknya sangat lama jadi kami sembari bercengkrama waktu me­ masak, sehingga waktu yang lama tidak terasa,” imbuhnya. Ariani juga membuat makanan khas Bangli seperti be-bean dan palm yuyu. Makanan ini kata Ariani, membuatnya teringat masa anakanak. “Saya merasa seperti kembali ke masa anak-anak sangat bahagia bersama orangtua. Saya juga bisa mengenalkan makanan khas ini ke­ pada anak-anak saya,” kata Ariani. Lain lagi oleh-oleh yang dibawa Ariani, kalau ia pulang ke kampung asal suaminya di Singaraja. Ia mem­ bawakan makanan kesukaan mer­ tuanya pisang rebus dan tahu petis. Bukan hanya makanan, kadang, ia membawa oleh-oleh tanaman seperti sandat dan jepun. Sementara, menengok kakek dan nenek suami di Nusa Penida, juga kerap ia lakukan. Uniknya, Ariani akan menikmati nasi cacah khas Nusa Penida saat pulang ke sana. Memang ia mengakui, tak hanya membawa oleh-oleh makanan saat pulang, terkadang baju-baju yang masih layak pakai ia bawa. “Bukan hanya kelu­ arga, siapapun yang mau menerima,

Thea

Nyoman Ariani

pasti saya kasi,” kata Ariani. Ariani mengatakan, untuk pu­ lang kampung waktunya kadang tidak tentu. Kalau pulang ke Bangli biasanya sebulan bisa dua kali kalau ke Singaraja sebulan sekali karena jauh. Lagian kerja di hotel tidak bisa libur lama-lama,” kata Ariani.

Biasanya, ia akan pulang, beberapa hari setelah lebaran. “Kerja di dunia perhotelan agak sulit pulang pas lebarannya,” kata Food and Beverage Manager Swiss-bellhotel Rainforest Sunsetroad Kuta ini. Selain selalu membawa uang untuk sekadar berbagi dengan anak-anak dan orang yang dituakan, ia pasti membawa oleh-oleh maka­ nan khas Bali seperti pia, kue pie, kacang Bali. Khusus untuk orangtua tercinta ia selalu membawakan anggur hijau. “Orangtua kan sudah tua, mereka suka sekali kalau saya

BAWA OLEH-OLEH KHAS BALI Lain Ariani, lain lagi penuturan Masturi Masuana. Perempuan asal Sumbawa ini mengaku jarang bisa pulang kampung saat Lebaran.

bawakan buah anggur warna hijau,” kata perempuan yang akrab disapa Thea ini. Kalau ada rezeki, ia bahkan melakukan syukuran dengan me­ motong kambing atau sapi. Biasanya itu dilakukan setahun sekali. Mini­ mal potong ayam berbagi dengan anak-anak yatim. “Dulu waktu kakek saya masih hidup karena beliau ustad anak-anak diharuskan pulang saat Lebaran. Sekarang setelah beliau meninggal kalau wak­ tunya bisa, baru saya bisa pulang,” kata Thea. Ia sangat menikmati saat pulang kampung. Thea bisa bercengkrama dengan keluarga besarnya. Biasan­ ya, ia khususkan waktu selama lima hari berada di Sumbawa. Walaupun waktu itu sempit, namun, ia man­ faatkan dengan optimal agar bisa bertemu dengan semua anggota keluarga. “Bali dan Sumbawa dekat hanya naik pesawat 45 menit sudah sampai. Saya usahakan bisa pulang tiap tahun. Kalau dulu waktu saya kerja di bintan dua tahun baru bisa pulang,” kata Thea. Tahun ini rencana ia akan pulang dua minggu setelah lebaran. Ia su­ dah menyiapkan rencana apa saja oleh-oleh yang akan ia bawa. “Kalau untuk uang receh itu sudah pasti, ya untuk keponakan-keponakan,” kata Thea. (Wirati Astiti)


22

Sosialita

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

3

Berhoror Ria di “Jakarta Fair” Untuk penggemar film hantu dan masih penasaran dengan kengerian yang tampak dalam film The Conjuring, Deliver us Evil dan Insidious, sebaiknya datang langsung ke Jakarta Fair, Kemayoran, Jakarta Pusat, karena disana ada wahana untuk ‘mengobati’ rasa penasaran Anda. Namanya ‘Bloody House’.

D

ari namanya saja sudah terkesan seram. Pastinya sudah bisa ditebak wahana tersebut menyajikan hal-hal mengerikan sebagaimana kita saksikan dalam film horor tersebut. Wahana ini sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu. Namun, melihat jumlah pengunjung yang penasaran begitu membludak maka tahun ini pengelola Jakarta Fair menambah jumlah ruang-ruang horor itu menjadi sepuluh ruangan. Bagi pengunjung yang belum puas dan masih ingin ‘berhoror-horor ria’ bisa datang ke Pasar Malam Gambir, di sana ada rumah hantu yang dijamin bikin orang menjerit histeris. ‘Rumah Hantu Masuk Kubur’, ‘Penjara Setan’, siap membuat Anda menjerit-jerit ketakutan. Anehnya, meski mengerikan tapi banyak pengunjung, khususnya kalangan muda rela mengantri berlama-lama untuk mendapat kesempatan masuk. Tak heran kalau pengelola Jakarta Fair menempatkan wahana-wahana seram ini menjadi salah satu unggulan, selain wahana menarik lainnya seperti Taman Pelangi, Trampolin, Amusement, permainan anak, juga permainan ‘out door’ seperti menunggang kuda, flying fox, paint ball, wall climbing, dll. Menurut Marketing Director PT JIExpo Ralph Scheunemann, banyak hal menarik pada Jakarta Fair tahun ini. Bukan hanya aneka wahana yang ada tapi juga aneka produk yang dipamerkan plus diskon-diskonnya. “Untuk merayakan 50 tahun Jakarta Fair, kita meminta para peserta pameran memperbanyak hadiahnya juga memberi diskon besar-besaran,” kata Ralph.

Seperti tahun lalu, tahun ini pun Jakarta Fair digelar pada bulan Ramadan dan terus berlangsung selama Lebaran. Dengan kondisi tersebut, kebetulan juga bertepatan dengan musim liburan sekolah, maka diperkirakan pengunjung akan meningkat dari tahun sebelumnya. Masyarakat akan datang bukan hanya untuk menikmati hiburan di event ini tapi juga berbelanja untuk persiapan Lebaran. “Daripada pindah dari satu mal ke mal yang lain untuk berbelanja, lebih baik datang ke Jakarta Fair karena hampir semua ada di sini. Baik itu makanan, minuman, furniture, garmen, otomotif, dan lain-lain,” paparnya. Event pameran multi produk Jakarta Fair kembali digelar di areal Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran sejak Kamis (8/6) lalu dan akan berakhir pada 16 Juli mendatang. Di areal seluas 44 hektare ini, para pengunjung dapat menikmati berbagai produk di antaranya otomotif, teknologi, peralatan rumah tangga, garmen, aneka kerajinan unggulan daerah-daerah, hingga produk-produk industri kreatif. Tak ketinggalan aneka kuliner pun tersedia di sana. Pihak penyelenggara, kata Ralph, menargetkan jumlah pengunjung pada Jakarta Fair tahun ini sebanyak 5,7 juta orang dengan nilai transaksi Rp 6,5 triliun lebih. Tahun 2016 lalu, meski bertepatan Ramadan namun jumlah pengunjung membludak. Tahun lalu capaian jumlah pengunjung adalah 5,7 juta orang dengan nilai transaksi yang berhasil dibukukan adalah Rp 6,1 triliun. Tahun ini diperkirakan akan meningkat karena banyak produk menarik yang ditawarkan. Ada 2.700 perusahaan berpartisipasi dalam event akbar ini dan 1.500 perusahaan yang memamerkan berbagai produk unggulan. Selain itu, ribuan UMKM dan koperasi dari berbagai daerah di Indonesia pun tak ketinggalan mencoba peruntungannya dalam event bertemakan ‘Jakarta Fair 2017 Membangkitkan Kesadaran Memperluas Lapangan Kerja Bagi Rakyat Banyak’, ini. Para UMKM ini umumnya berkumpul di Hall B3 dan C3, hanya beberapa yang berada di luar dua hall tersebut. Dibanding tahun lalu, jumlah peserta tahun ini meningkat 20%. Hal

Aneka kerajinan di Jakarta Fair.

Bloody house yang mengerikan.

ini tentunya karena keberadaan Jakarta Fair makin diminati masyarakat. Itu terlihat dari jumlah pengunjung yang selalu meningkat di setiap tahunnya. Berbeda dari tahun sebelumnya, meski gelaran Jakarta Fair sudah dimulai namun event ini belum dibuka resmi. Baru pada Rabu mendatang (14/6) Wakil Presiden Jusuf Kalla akan meresmikannya. Tertundanya peresmian karena Jusuf Kalla sedang kunjungan kerja ke Jepang. “Opening ceremony-nya ditunda tanggal 14 Juni karena Pak JK baru pulang dari Jepang,” ujar Ralph. Karena event ini bertepatan dengan Ramadan maka dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam hal jam buka. Misalnya, mulai pukul 15.30 hingga 22.00, kecuali Jumat pukul 23.00. Baru pada hari Sabtu dan Minggu dibuka full mulai pukul 10.00 hingga 23.00. Pada saat hari terakhir puasa, Jakarta Fair

tidak berlangsung sampai malam hari. Mulai dibuka pukul 10.00 dan berakhir pukul 18.00. Keputusan ini tentu saja karena mempertimbangkan pada hari penting itu, kebanyakan masyarakat selain beribadah juga memilih berkumpul dari keluarganya. Di sisi lain, para tenant yang berpameran pun memberi kesempatan pada pekerjanya untuk beribadah juga berkumpul bersama sanak-saudaranya. Selama Lebaran, Jakarta Fair tetap beroperasi seperti biasa mulai pukul 14.00 hingga 23.00. Pasca Lebaran, waktu buka Jakarta Fair kembali normal yakni mulai pukul 15.30 dan pada week end mulai pukul 10.00. Terkait harga tiket masuk, masih sama seperti tahun sebelumnya yakni Rp 20.000 pada hari Senin, Rp 25.000 pada Selasa-Kamis, dan Rp 35.000 pada Jumat hingga Minggu atau hari libur nasional. (Diana Runtu)

MEET & GREET CUSTOMERS BPR KANTI 2017 Guna menjalin kedekat­an dengan nasabah beserta ­stakeholder, BPR Kanti menyelenggarakan pertemuan tahunan yang dikemas ­dalam Meet & Greet Customers BPR Kanti 2017. Kegiat­an ini dirangkaikan dengan pengundian perdana Arisanku ber­hadiah mobil Toyota Agya bertempat di Hongkong ­Garden ­Restaurant, Sabtu (13/5).

ini memperkuat fondasi BPR Kanti dalam menghadapi persaingan dan mampu mengikuti kebijakan regulasi di masa yang akan datang. Untuk memajukan BPR Kanti, dewan direksi fokus dalam melayani nasabah usaha di sektor mikro kecil dan menengah. BPR Kanti bertekad lebih dekat dan memuaskan nasabah dengan menyediakan produk sesuai kebutuhan customer. Guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, BPR Kanti memberikan perhatian

KARYA PAWIWAHAN KELUARGA TEGEH KORI PENYARINGAN JEMBRANA

DEMI EKSISTENSI HINDU, GUSTI WEDAKARNA INGATKAN PENTINGNYA KB BALI 4 ANAK dalam upacara. “Upacara pernikahan adalah sebuah berkat, dan berbahagialah para orangtua yang bisa menyelesaikan kewajibannya pada sang putra dan kini kewajiban mempelai untuk melahirkan putra yang suputra. Ini saya harapkan agar keluarga keluarga orang Bali, orang Hindu apalagi dari warih Ida Leluhur Ksatria Dalem, agar bisa menjadi teladan. Bagi keluarga Puri Tegeh Kori disini, agar bisa membawa SATYAGRAHA – Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III terus nama baik Ratu Kakiang I Goesti Ketoet Soeyasa bersama mempelai I Gusti Ngurah Gede Putu Wira Kusuma Antara I yang dikenal sebagai tokoh dan Ni Putu Ermi Purnami serta orangtua besar di Jembrana,“ ungkap Shri Gusti Wedakarna. Keluarga besar Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori ring Penyaringan, MenIa pun secara konsisten menyampaikan doyo, Jembrana sedang berbahagia. Tebahwa ke depan untuk mempertahankan lah dilaksanakan hajatan Manusa Yadnya agama Hindu di Bali, maka diperlukan peyang merupakan cucunda dari Guru I rubahan pemikiran pada keluarga keluarga Goesti Ngoerah Ketut Widagda yakni I muda di Bali agar bisa melestarikan KB Bali Gusti Ngurah Gede Putu Wira Kusuma Antara 4 Anak. “Kemana pun saya datang diacara (putra pasangan I Gusti Ngurah Gede Ketut pawiwahan, selalu saya bertahan, ngiring Wiwawancara dan Ni Luh Sukma Wati ) denpertahankan KB Bali 4 Anak. Ngiring Save gan Ni Putu Ermi Purnami. Proses upacara Nyoman lan Ketut. Ingat ya, dalam agama diadakan di kediaman I Gusti Ngurah Gede Hindu tidak ada takdir, tapi yang ada karma Ketut Wiwawancara yang juga bertindak wesana. Setiap kelahirkan yang lahir di dunia sebagai Klian Dinas. ini menurut Hindu adalah karma wesana. Jadi jangan khawatir kita tidak bisa memelihara Istimewanya upacara ini dihadiri oleh anak atau merasa direpotkan. Setiap bayi Penglingsir yakni Shri I Gusti Ngurah Arya yang lahir dalam keluarga Hindu pasti sudah Wedakarna Mahendradatta Wedasterapumembawa jalan, rezeki dan desain hidupnya tra Suyasa III (Sekjen Pasemetonan Agung masing–masing. Bali ini sangat diberkati. Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori/PANBelum ada kasus orang Bali sampai harus DBTK). Upacara dipuput oleh Ida Pandita kekurangan ajengan gara–gara punya anak Shri Bhagawan Yogiswara Dwijaputra (Griya banyak, semua ada jalan. Tentu imbauan Tegeh Kori Penyaringan) dan dihadiri oleh tiang niki adalah bagi yang mampu. KB Bali keluarga besar dan kerabat Puri. Ungkapan adalah syarat agar Hindu ajeg.,” ungkap Gusti gembira dan angayubagia disampaikan oleh Wedakarna (Humas) Shri Gusti Wedakarna disela-sela hadir

M

eet & Greet Customers BPR Kanti 2017 dikuti seluruh manajemen karyawan, direksi, komisaris dan pemegang saham serta nasabah BPR Kanti. Hadir dalam acara ini Sekda Provinsi Bali, CN Pemayun, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali Nusra, Zulmi dan beserta undangan lainnya. Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba di sela-sela acara Meet & Greet Customers BPR Kanti 2017 mengatakan, PT BPR Sukawati Pancakanti (BPR Kanti) 2016 mampu merealisasi aset Rp 311,0 miliar dengan pertumbuhan 29 persen. Realisasi dana pihak ketiga (DPK) 2016 Rp 123,2 miliar dengan pertumbuhan 30 persen. Realisasi kredit 2016 Rp 255,6 miliar dengan

pertumbuhan 23 persen. Ia menjelaskan, BPR Kanti mampu melewati kondisi perekonomian yang belum stabil, persaingan makin ketat dan mampu memberikan kinerja yang baik. Hal ini sesuai motto BPR Kanti terdepan dalam melayani mendorong semua pihak untuk mendukung kinerja BPR Kanti ke arah yang lebih baik serta team work yang solid dan etos kerja yang tinggi. Dipaparkannya, dukungan penambahan modal setor sudah di atas ketentuan yang dipersyaratkan OJK. Komitmen para pemegang saham menambah modal setor sehingga modal BPR Kanti 2016 meningkat Rp 12,4 miliar (44 persen) sehingga menjadi Rp 40,3 miliar 2016. Penambahan modal

khusus profesionalisme SDM sehingga mampu mengapresiasikan kemajuan teknologi. Atas dukungan karyawan dan nasabah, BPR Kanti keluar sebagai BPR terbaik berturut-turut 5 kali versi Infobank sehingga disebut Golden Award dengan aset di bawah ­Rp 250 miliar dengan predikat sangat bagus. Prestasi yang sama juga diraih versi Economic Review mendapatkan rangking ke-1 BPR seluruh Indonesia kategori marketing

dan teknologi informasi. BPR Kanti dari penilaian total aset berada di urutan ke-5 dari 136 BPR di Bali. Made Arya Amitaba menegaskan, BPR Kanti menerapkan pelaksana­ an good corporate governance (GCG) sebagai pondasi yang kuat di dalam pencapaian tujuan perusahaan. Penerapan GCG untuk pengendalian terpadu pada tingkat kebijakan maupun ke tingkat operasional sehingga proses pencapaian pendapatan dan pengendalian biaya dapat dilakukan secara dengan optimal. Kepala Otoritas Jasa Keuangan Bali Nusra, Zulmi mengatakan, BPR Kanti

bisa diperkuat SDM yang berkompetensi dan mampu mengikuti kemajuan teknologi. Dengan dukungan permodalan yang kuat, BPR Kanti bisa tetap berada di rangking 5 besar BPR di Bali. BPR Kanti juga diharapkan tetap memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah. Sekda Provinsi Bali, CN. Pemayun meminta BPR Kanti tetap memberikan kontribusi kepada peningkatan perekonomian masyarakat Bali. Dalam pengelolaan keuangan harus mengedepankan profesionalisme dan menjaga prinsip kehati-hatian dalam melakukan ekspansi kredit. Ini diikuti penerapan GCG atau tata kelola keuangan yang baik. Di sela-sela acara pengundian Arisanku, BPR Kanti menyerahkan CSR berupa 500 nyuh alit kepada Pekaseh Subak Er Jeruk Sukawati, seperangkat pakaian untuk pinandita, serta beasiswa pendidikan. Kegiatan Meet & Greet Customers BPR Kanti 2017 juga diisi penandatanga­nan kerja sama linkage program koperasi antara BPR Kanti dengan pengurus 6 koperasi. –ten


4

Inspirasi

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

“W

ongcapek kok olahraga, kan harusnya istirahat. Atau stress kok diobati olahraga, kan harusnya menenangkan diri.” Tapi memang itulah yang dilakukan Anin untuk mengobati dirinya dan terbukti manjur. “Aku ini sejak kecil sudah diperkenalkan olahraga oleh papa. Jadi mindset-nya bahwa olahraga itu for fun. Jadi kalau aku cape atau stress maka aku bawa olahraga karena itu akan membuat aku fun. Mungkin sebagian orang heran dengan itu. Sampai-sampai ada yang bilang ‘Elu nggak cape apa? Olahraga setiap hari’,” tutur Putri Indonesia 2015 yang belum lama ini ditunjuk menjadi Juru Bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, sekaligus Duta Ayo Olahraga bersama sembilan selebriti lainnya. Bagi Anin, olahraga sudah mendarah-daging dalam hidupnya. Saat kelas 4 SD, kata Anin, papa nya memperkenalkan dirinya pada olahraga bulu tangkis bahkan kemudian memasukkannya ke sebuah klub bulu tangkis milik temannya. Sepertinya sang papa ingin Anin juga berkiprah seperti sejumlah orang di keluarga besarnya yang menjadi atlet. “Iya, keluarga papa kebanyakan jadi atlet, atlet tingkat provinsi. Kakak, adik papa bahkan eyang adalah atlet. Makanya aku pun sejak kecil sudah dikenalkan olahraga. Kebetulan aku dikenalkan dengan bulu tangkis. Jadi dulu itu sebelum masuk klub aku biasa main bulu tangkis di depan rumah, di jalan, kan sepi tuh,” tutur gadis kelahiran Semarang 1992 ini. Bulu tangkis terus ditekuninya hingga kelas 2 SMA. Bukan hanya sekadar bermain iseng, namun gadis yang memiliki tinggi 176 cm ini, berhasil mencatat sejumlah prestasi di cabang tersebut. Itu juga yang membuat dirinya akhirnya terpilih masuk kontingen Jawa Tengah untuk berlaga dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Nasional pada 2009.

Anindya Kusuma Putri

Olahraga For Fun

Anin dan para duta olahraga ketika dilantik

Menpora dan para duta olahraga

rajin lari jarak jauh,” tambah Anin yang sempat menjajal kemampuan aktingnya lewat film ‘Ku Kejar Cinta ke Negeri Cina’, 2014. Kini, lanjutnya, olahraga hanya sebagai hobi. Dan, ternyata, bukan hanya tiga jenis olahraga itu saja yang ditekuninya. Ia juga gemar diving, juga olahraga ekstrem seperti jet ski, motor cross, off road, dll. “Aku suka banget olahraga karena memang sudah terbiasa dari kecil ya,” tambah mantan Gadis Sampul 2008 ini. Entah karena gemar olahraga atau apa, namun pada akhirnya Anin tumbuh menjadi gadis cantik yang tomboy. Jarang berdandan, kemana-mana lebih sering terlihat memakai kaos, kemeja-jeans, ketimbang rok. Ditambah lagi saat kuliah dia memilih Fakultas Teknik jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang. “Iya dulu aku jarang dandan, hampir nggak pernah. Aku dulu cuek banget. Lagian aku anak teknik,ngapain pakai make up ke kampus. Yang penting belajar, ngerjain tugas-tugas, beres deh. Ke kampus aku juga naik motor,” papar Anin yang juga menjadi presenter televisi untuk acara ‘Jejak Petualang’ dan ‘My Trip My Adventure’. Namun kehidupannya juga gayanya jadi agak berubah ketika ia terpilih menjadi Putri Indonesia 2015. Sejak itu, katanya dia mulai memperhatikan penampilan, mulai-

Foto: dok kemenpora

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Semua Pihak harus Ikut Redam Gejolak Sosial

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Safari Ramadan kembali dilakukan oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Muh. Amin, S.H., M.Si, dengan berkeliling di lima kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa. Mulai dari Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. Safari Ramadan 1438 Hijriyah tahun 2017 yang berlangsung tanggal 5-8 Juni 2017 ini juga sekaligus dirangkaikan dengan berbagai kegiatan Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama kabupaten maupun kota.

Kalau lelah, stres, olahragalah maka capek dan stres itu akan hilang dan hati pun senang. Itulah yang dilakukan Anin -begitu nama ­Anindya Kusuma Putri akrab disapa- ­ketika dia merasa capek dan stress. Mungkin sebagian orang merasa aneh apa yang dilakukan Anin.

Sayangnya, kiprah Anin di cabang bulu tangkis prestasi harus terhenti lantaran dia menderita cidera lutut yang cukup serius. Harapannya untuk berkiprah lebih jauh terpaksa terhenti. “Aku terpaksa vakum sejenak karena cidera lutut yang cukup serius. Membutuhkan waktu satu tahun untuk recovery dan akhirnya sembuh,” jelasnya. Kebetulan, lanjutnya, setelah sembuh ia diajak seniornya di SMA untuk berlatih basket. Rupanya tubuh Anin yang tinggi menarik perhatian mereka. “Maka jadilah sejak itu aku main basket, dan sempat berprestasi juga,” papar Anin yang juga rajin berolahraga lari jarak jauh untuk menunjang fisiknya dalam menekuni bulu tangkis dan basket. “Kedua olah raga itu kan membutuhkan fisik yang kuat. Makanya aku

Mandalika

make up serta menjaga tingkah laku, termasuk dalam hal mengontrol emosi. Banyak hal yang dipelajarinya selama menjadi Putri Indonesia yang kemudian berlaga di ajang Miss Universe yang berlangsung di Las Vegas Amerika 2015. Ketika itu Anin berhasil masuk 15 besar. Lalu bagaimana ceritanya sampai akhirnya terpilih menjadi Juru Bicara Kemenpora? Menurut Anin, penunjukkan dirinya sebagai Jubir cukup mengejutkan. Dia sungguh tak menyangka, meskipun bangga karena dirinya dipercaya untuk mengemban tugas penuh tantangan itu. “Jadi kebetulan waktu itu aku dan Bapak Iman Nahrawi (Menpora) sama-sama menjadi Juri Putri Indonesia 2017. Trus, aku cerita kalau dulu pernah ikut program Kemenpora ke Jepang, juga suka olahraga. Pak Imam menanyakan apa olahraga aku, aku bilang dulu aku adalah atlet bulu tangkis,” tuturnya. Menpora sempat kaget mendengar Anin pernah berkiprah sebagai atlet. Tak berlama-lama, Menpora pun langsung menawarinya untuk menjadi Jubir Kemenpora yang kebetulan kosong sepeninggalan Gator S Dewa Broto yang kini menjadi Sekretaris Menpora. “Pak Iman bilang, ya sudah bantu saya ya untuk program kepemudaan dan olahraga,” kata Anin menceritakan ulang peristiwa tersebut. Selanjutnya, Imam Nahrawi menjelaskan tentang apa saja yang harus dilakukan sebagai Jubir. Bagi Anin sendiri menjadi Jubir Kementerian Pemuda dan Olahraga merupakan tantangan tersendiri. Sekalipun dulunya dia berkiprah sebagai atlet, namun pengetahuannya tentang hal-hal lain terkait program kementerian, dll, tidak lah banyak. “Jadi aku sekarang banyak belajar. Kalau dulu kan pengetahuan aku ya terbatas hanya pada olahraga-olahraga yang aku geluti

seperti badminton, basket, lari, dll, nah sekarang kan harus paham juga dengan semua olahraga termasuk sepak bola. Aku juga harus belajar tentang hal-hal lainnya, juga termasuk perkembangan persiapan SEA Games (digelar di Malaysia 2017) dan Asian Games (digelar di Indonesia Agustus 2018). Aku senang karena dengan belajar aku juga bertambah wawasan,” tuturnya. Dengan menjadi Jubir juga sebagai salah satu Duta Ayo Olahraga, Anin berharap bisa berkontribusi untuk kemajuan pemuda juga olahraga di Tanah Air. “Aku semangat sekali untuk bisa membantu agar lebih banyak pemuda Indonesia punya kesempatan seperti aku,” ucapnya. (Diana Runtu)

D

i Kota Bima, Wakil Gubernur bersama Walikota Bima, H. M. Quraish H. Abidin menandatangani MoU Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan Kota Bima. Selain itu Wakil Gubernur NTB meninjau daerah aliran sungai Padolo Kota Bima, khususnya Jembatan Kodo, Kecamatan Rasana’e Timur yang mengalami kerusakan parah setelah diterjang banjir bandang yang melanda Kota Bima pada bulan Desember tahun lalu. Banjir kala itu sempat membuat jalan jalur dari Kota Bima menuju Kabupaten Bima putus. Peninjauan ini dilanjutkan dengan menyusuri wilayah Sungai Padolo yang masih dalam tahap pembangunan dan pembenahan. Mengingat Kota Bima pernah dilanda banjir bandang yang cukup parah pada akhir tahun 2016 lalu, dalam Safari Ramadan ini, Wakil Gubernur NTB mengingatkan sekaligus mengajak seluruh elemen masyarakat agar menjaga kelestarian hutan demi kelangsungan hidup manusia. Pemanfaatan hutan yang berlebihan akan berdampak buruk pada kehidupan manusia. Meskipun diakuinya pemanfaatan hutan yang baik akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Setiap sumber daya yang kita miliki harus dimanfaatkan dengan baik,” ujar Muh. Amin. Selain itu kunjungan ke Kota Bima ini juga dimanfaatkan Wakil Gubernur NTB untuk meninjau SMK Pertanian dan Peternakan

Provinsi NTB yang ada di Kota Bima. SMK PP merupakan salah satu sekolah terdampak banjir bandang Kota Bima. Sejumlah fasilitas rusak berat, bahkan hanyut terbawa banjir. Sekolah ini membutuhkan perhatian dukungan dari Pemerintah Provinsi NTB untuk rehabilitasi, khususnya asrama siswa dan fasilitas belajar-mengajar. Hari kedua Safari Ramadhan Wakil Gubernur NTB, berlangsung di Kabupaten Bima. Di Masjid Nurul Yaqin Desa Rabakodo Kecamatan Woha, di damping Bupati Bima, Hj Indah Damayanti Putri dan Wakil Bupati, Drs. H. Dahlan M. Noer serta ratusan jama’ah sholat Isya’ dan Tarawih, Muh. Amin mengajak masyarakat untuk hidup rukun serta menghentikan berbagai bentuk perselisihan atau konflik sosial. Hal ini disampaikan Muh. Amin mengingat baru-baru ini di salah satu wilayah Kabupaten Bima pernah bergolak dalam konflik antar warga. Konflik yang terjadi di kabupaten Bima akhir-akhir ini menurut Wakil Gubernur NTB, bukan hanya akan menimbulkan trauma masyarakat, tetapi juga merugikan daerah. “Kita tidak akan bisa membangun daerah dalam kondisi konflik. Para investor juga tidak akan mau berinvestasi di daerah yang tidak aman dan sering bertikai,” ujar Muh. Amin. Ia juga mengingatkan pentingnya perannya tokoh masyarakat dan kesadaran bersama dari berbagai

Safari Ramadhan Wakil Gubernur NTB di Pulau Sumbawa

Penyerahan bantuan Pemerintah Provinsi NTB kepada Kabupaten Sumbawa Barat

pihak untuk melakukan pembinaan dan penyadaran kepada masyarakat yang kerap bertikai. “Ini tidak lepas dari pembinaan-pembinaan oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda,” ungkapnya. Pada kesempatan tersebut, Muh. Amin juga menyampaikan bahwa bulan puasa harus dimanfaatkan untuk meningkatkan silaturahmi dan ketakwaan. Sehingga, dengan hubungan yang baik, masalah sosial apapun bisa diredam. Ia meminta semua pihak untuk ikut andil dalam meredam gejolak yang terjadi di masyarakat dan tidak membiarkan gejolak sosial terus berlarut-larut. Di sini, Wakil Gubernur NTB menyerahkan sejumlah bantuan dari Pemerintah Provinsi NTB. Diantaranya berupa peralatan keterampilan senilai Rp. 45 juta, juga bantuan pemenuhan kebutuhan dasar melalui LKSA tahun 2017 senilai Rp 40 juta dengan total bantuan untuk 22 LKSA sebesar Rp 410 juta. Selain itu, juga diserahkan bantuan benih padi hibrida, 15 unit combine harvester, 7 unit mesin pemipil jagung dan 4 unit traktor. Untuk mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di Kabupaten Bima yang pada akhir tahun lalu tidak lepas dari bencana banjir bandang bersamaan dengan beberapa wilayah lain di NTB, Pemerintah Provinsi NTB juga menyalurkan bantuan kepada masyarakat Kabupaten Bima berupa 110 unit mesin sumur bor, pembangunan dam penahan 75 unit dan Gully plugin 190 unit. AMAN DAN NYAMAN Ketika melakukan Safari Ramadan di Dompu, Wakil Gubernur NTB mengapresiasi hasil jagung yang melimpah di kota ini. Menurut Bupati Dompu, H. Bambang M.Yasin, harga jagung di pasaran saat ini berada di atas Rp 3.500 perkilogram, sehingga masyarakat Dompu saat ini bisa menghasilkan uang sekitar Rp 2 triliun, angka yang jauh melebihi APBD Kabupaten Dompu. Atas pencapaian itu, Wakil Gubernur NTB menyampaikan apresiasinya pada kekompakan Pemerintah Kabupaten Dompu

dan Masyarakat Dompu yang telah mewujudkan keberhasilan pembangunan daerahnya. Menurutnya, keberhasilan pemerintah di berbagai sektor saat ini tidak lepas dari kolaborasi dan kerjasama positif antara pemerintah dengan seluruh elemen masyarakat. “Keberhasilan ini bukan hanya milik satu dua orang, bukan hanya Gubernur dan Wakil Gubernur, atau Bupati dan Wakil Bupati, melainkan oleh seluruh komponen masyarakat,” ungkapnya. Bupati Dompu mengungkapkan tahun ini jumlah produktivitas jagung di Dompu meningkat. Kalau tahun-tahun sebelumnya hanya 8 ton per hektare, tahun ini meningkat menjadi rata-rata di atas 10 ton. Bupati berharap, dengan hasil panen ini, tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat dan angka kemiskinan bisa diturunkan. Dalam rangkaian kegiatan ini, Wakil Gubernur NTB, menyerahkan sejumlah bantuan Pemerintah Provinsi NTB kepada pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Dompu. Bantuan tersebut, berupa bantuan sebesar Rp 904.950.000 kepada Pemda Dompu untuk program Bumi Sejuta Sapi (BSS). Kemudian bantuan peralatan untuk keluarga fakir miskin senilai Rp 45 juta untuk 10 KK dan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar melalui LKSA Rp 20 juta, juga bantuan benih jagung hibrida untuk lahan seluas 39.494 hektare. Saat berada di Kabupaten Sumbawa Wakil Gubernur NTB melaksanakan Safari Ramadan di Masjid Al-Muttaqin, Desa Kerato Kecamatan Unter Iwis, Kabupaten Sumbawa. Ia menyampaikan salah satu kunci tergarapnya potensi Sumbawa secara lebih optimal ialah terbukanya peluang berinvestasi bagi para pengusaha dan masyarakat. Peluang dan kenyamanan berinvestasi itu, harus diciptakan dengan kondisi yang baik. “Salah satu cara untuk menciptakan peluang tersebut adalah menciptakan suasana kondusif daerah agar investor nyaman menanamkan modal di NTB. Investasi akan masuk jika ada kepastian hukum, rasa aman

21

dan nyaman,” kata Muh. Amin. Seperti di daerah lain sebelumnya, Wakil Gubernur yang mewakili Pemerintah Provinsi NTB memberikan sejumlah bantuan untuk menstimulan usaha masyarakat. Di antaranya bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk mendukung program Bumi Sejuta Sapi, Rp 2,121 miliar lebih. Bantuan peralatan keterampilan senilai Rp 45 juta untuk 10 orang, juga bantuan pemenuhan kebutuhan dasar melalui LKSA tahun 2017 dengan total bantuan untuk 11 LKSA s Rp 155 juta. Selain itu, diserahkan pula 1 (satu) unit Hand Traktor untuk kelompok Tani Batu Payung, Kecamatan Utan. Untuk mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan, Pemerintah Provinsi NTB juga menyalurkan bantuan berupa 400.000 batang bibit tanaman hutan senilai Rp 60 juta kepada 4 kelompok tani di Kabupaten Sumbawa. Selain itu, pengusaha budidaya madu diberikan bantuan 50 stup Madu trigonal untuk meningkatkan kapasitas produksi. Saat bersilaturahmi dalam Safari Ramadan di Kabupaten Sumbawa Barat, Wakil Gubernur NTB, mengajak seluruh warga KSB untuk memaknakan perbedaan sebagai kekuatan membangun daerah untuk mencapai kemajuan yang lebih besar. “Perbedaan kita jadikan sebagai suatu rahmat, jangan sampai menjadi penyebab terjadinya konflik di antara kita,” ujarnya ketika berada di Masjid Baburrahman, Desa Senteluk Tengah, Kecamatan Senteluk. Sejumlah bantuan juga diserahkan di kabupaten ini untuk mendukung program Bumi Sejuta Sapi, sebesar Rp 475 juta. Selain itu bantuan peralatan industri berupa 2 buah Spiner Abon dan 1 buah Vacuum Power Pack. Ada pula peralatan pertanian berupa 16 unit Hand Tractor, 15 unit pompa air, 3 unit Rice Transplanter dan 20 unit Hand Sprayer yang akan dibagikan kepada kelompok tani. Bantuan 100.000 batang bibit tanaman hutan senilai kepada 4 kelompok tani hutan di KSB untuk mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan juga disalurkan. Selain itu, pengusaha budidaya madu diberikan bantuan 100 buah peralatan madu trigona kepada KTH Lestari Otak Keris, Desa Maluk dan penyerahan izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan Iak Buak Desa Tepas kepada Irmansyah. Beberapa masjid yang dikunjungi seperti Masjid Nurul Yakin di Bima, Masjid Muttaqin, Desa Kerato di Sumbawa dan Masjid Baburrahman, Desa Senteluk Tengah Sumbawa Barat diberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 15 juta dan 100 lembar sarung untuk kaum duafa. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Pastikan Produk Makanan Bebas Zat Berbahaya

Di depan ember-ember berisi ikan dan hasil laut lainnya di salah satu pasar tradisional di Mataram, Rodiah (56) terdiam. Ia memperhatikan satu persatu ember dan baskom berisi ikan dan air serta sedikit es tersebut. Beberapa saat kemudian, pegawai negeri sipil ini bergeser lalu membeli ikan nila yang masih hidup. “Tadinya saya mau beli ikan itu (sambil menunjuk ke salah satu ember), tapi tidak jadi,” katanya.

I

a mengungkapkan agak khawatir mengonsumsi ikan karena takut ada zatzat berbahaya yang dipakai untuk mengawetkannya. “Saya tidak lihat lalat di sekitar ikan-ikan tersebut juga tidak banyak es dalam boks pengawetnya. Hanya ada air dan ikan serta sedikit es,” kata Rodiah. Tentu saja ini bukan menjadi indikasi pasti ikan yang tidak dikerubuti lalat itu akibat memakai zat pengawet berbahaya. Namun, kewaspadaan dan kehatian-hatian seperti yang ditunjukkan Rodiah tampaknya perlu ditiru oleh ibu-ibu rumah tangga lainnya.

ersediaan dan stabilitas kebutuhan pokok masyarakat tercukupi dengan baik, juga sekaligus untuk memastikan produk-produk makanan yang dijual di pasaran itu benar-benar bebas dari kandungan zat-zat berbahaya. Dari hasil sidak tersebut, setelah dilakukan uji laboratorium oleh Badan POM, terhadap berbagai jenis sampel bahan makanan yang ada, ditemukan satu bahan yang mengandung boraks, sedangkan yang lainnya bebas dari bahan berbahaya. Dengan demikian disimpulkan bahan makanan yang ada di Pasar

Dalam sidak-sidak yang dilakukan pemerintah untuk memastikan ikan-ikan dan bahan makanan pokok tidak mengandung pengawet dari zat berbahaya

Peran pemerintah dalam hal menertibkan masalah ini sangat dibutuhkan khususnya oleh ibuibu rumah tangga yang secara umum langsung menjadi bagian dari kehidupan pasar dimana mereka sebagai konsumennya. Penting campur tangan pemerintah untuk memastikan bahwa ikan dan bahan pokok lainnya aman dikonsumsi oleh masyarakat terutama saat bulan puasa seperti ini dimana permintaan pasar meningkat tajam. Untuk itulah, demi mengantisipasi kemungkinan peredaran dan penggunaan zat berbahaya pada bahan makanan, terutama produkproduk makanan untuk bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah, anggota Komisi IX DPR RI dipimpin Wakil Ketua Hj. Ermalena, didampingi Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc., Ph.D, dan Kepala BPOM NTB, Dra. Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, Apt., M.H., melaksanakan kunjungan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Mandalika Kota Mataram beberapa waktu lalu. Kunjungan tersebut selain dimaksudkan untuk memantau ket-

Mandalika secara umum termasuk kategori sehat. Namun demikian, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Ermalena tetap meminta pemerintah agar ke depan lebih intensif melakukan pemantauan di pasarpasar, guna meminimalisir peredaran zat berbahaya seperti formalin, rodhamin B dan boraks. “Kami harapkan BPOM lebih sering melakukan pemantauan terhadap peredaran zat berbahaya di

Inspirasi Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi turut memeriahkan acara “Hiburan Rakyat 15­ ­Tahun Bali TV Penuh Warna”, Rabu (31/5). Dalam acara yang di berlangsung di Panggung Terbuka Ardha Candra, Denpasar ini Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi memainkan tabuh mengiringi tarian “Legong Tri Sakti”.

M

enurut Ketua WHDI Provinsi Bali, Bintang Puspayoga, selaku pemrakarsa lahirnya kreasi tari Legong Tri Sakti ini, memang sengaja disesuaikan dengan HUT ke -15 Bali TV. Sedangkan, busana tari merah, putih dan hitam yang dikenakan bertujuan mengangkat harkat dan martabat wanita melalui kekuatan Tri Sakti dan Saktinya Tri Murti Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi, mulai berlatih 18 November 2013dengan penampilan pertama di HUT ke -26 WHDI Bali, Februari 2014. Sebagai Seka Gong Wanita pemula, yang terdiri dari pengurus WHDI Bali ini, diberikan kesempatan tampil megambel sebagai pembuka acara, mengiringi fashion show tata rias busana pengantin serta mengiringi hadirin saat bersantap siang. Selanjutnya istri Menteri Kop-

Ikan segar di pasar Mandalika

pasar-pasar. Selain melakukan sidak atau pemantauan, BPOM juga harus memberikan edukasi kepada para pedangang akan bahaya penggunaan zat berbahaya tersebut pada makanan,” ungkapnya. Sekda Prov. NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc., Ph.D, pada waktu yang sama mengatakan, bahwa pemerintah harus mengambil hikmah dari hasil sidak yang dilakukan Komisi IX DPR RI bersama BPOM NTB ini. Dari hasil sidak tersebut masih ditemukan bahan makanan yang mengandung zat berbahaya. Meski secara umum, bahan makanan yang beredar di Pasar Mandalika kategori sehat. “Melalui berbagai institusi terkait, pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada para pedagang yang ada di pasar-pasar dan masyarakat di NTB, terkait bahaya penggunaan zat-zat berbahaya pada makanan yang akan berdampak buruk bagi kesehatan,” katanya. Selain memastikan bahan pokok bebas dari zat berbahaya, pemerintah juga hadir dalam upaya menstabilkan harga dengan pasar-pasar murah yang digelar di seluruh NTB oleh Dinas Perdagangan Provinsi NTB. Setidaknya dua hal ini, harga yang stabil dan bebas dari zat berbahaya menjadi prioritas bagi para ibu rumah tangga. Karena itulah, Hj. Putu Selly Andayani Kepala Dinas Perdagangan NTB beserta stafnya juga rajin turun lapangan ke

Kapala Dinas Perdagangan Provinsi NTB melakukan pemantauan harga di pasar tradisional di Mataram

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

15 orang penari Seka Gong Dewi Laksmi saat pentas di acara HUT Bali TV di Panggung Terbuka Ardha Candra

Seka Gong Dewi Laksmi dan Legong Tri Sakti

Cermin Visi WHDI Bali

Wanita Hindu Dewi Laksmi tampil di depan umum untuk pertamakalinya serangkaian “Festival Puputan Badung” di pagelaran acara “Parade Gong Kebyar Wanita dan Tarian Klasik se-Kota Denpasar”, di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar. Kala itu, Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi dibantu WHDI Kota Denpasar serta seniman Kota Denpasar mempersembahkan tabuh Kreasi Gambang Suling serta mengiringi Tari Rejang Renteng danTari Legong Tri Sakti. Pada HUT ke -27 WHDI Bali,

Pasar tradisional di Mataram

pasar-pasar khususnya pasar tradisional untuk mengecek ketersediaan bahan pokok sekaligus memantau harga pasaran. “Kami sangat berharap agar makanan yang dikonsumsi keluarga kami bebas dari zat berbahaya dan satu lagi harga-harga tidak melonjak tinggi terutama di bulan puasa ini,” ujar Rohani, ibu rumah tangga yang berbelanja di pasar Kebon Roek beberapa hari lalu. Pedagang di pasar ini mengaku takut juga menggunakan bahan-bahan berbahaya. “Takut dosa,” ujar Emi salah seorang pedagang ikan segar. “Kan kami juga ikut makan ikan, jadi tidak berani pakai yang berbahaya,” tambahnya. Kalau soal harga, Emi mengaku tidak bisa berbuat banyak jika

kenaikan itu datangnya dari tempat ia membeli ikan sebelumnya. “Tapi rasanya tahun ini lonjakan harga tidak terlalu tinggi. Mungkin karena ada operasi pasar ya,” kata Rina pedagang telur di pasar Pagesangan. Rina sendiri tidak tahu apakah menjelang lebaran nanti harga tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, mengungkapkan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menstabilkan harga hingga lebaran nanti. Kerjasama dengan para distributor bahkan hingga tingkat subdistributor bahan pokok terus ditingkatkan sebagai upaya untuk membantu dalam menstabilkan harga-harga pasar, khususnya bahan-bahan pokok. (Naniek I. Taufan)

Sekda Prov. NTB (tiga dri kanan) bersama BPOM NTB melakukan kunjungan ke pasar Mandalika

Seka Gong Dewi Laksmi mengiringi Legong Tri Sakti di Nabe Shima Creative Space

erasi dan UMKM RI ini juga mengatakan penampilan Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi ini berlanjut saat diperkenalkannya tari Legong Tri Sakti pada 15 September 2014 silam di Panggung Nabe Shima Creative Space, di Jalan Padma Gang Harum, Penatih, Denpasar. Di arena itu bergabung melengkapi beberapa seniman tabuh serta tari Kota Denpasar. September 2014, Seka Gong

5

Februari 2015, di Gedung Mendopo Kesari, Negara. Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi kembali tampil mengisi acara hiburan. Menariknya, di sini Seka Gong Dewi Laksmi bukan hanya mengiringi Tari Legong Tri Sakti juga mengiringi Tari Pendet yang dibawakan oleh ibu-ibu lansia dari Kabupaten Jembrana serta memainkan tabuh Gambang Suling. Saat puncak peringatan HUT ke – 28 WHDI Bali, yang diseleng-

garakan di Wantilan Desa Pakraman Kubu, Bangli, 24 Februari 2016, Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi juga unjuk kepiawaian mengiringi Tari Pendet dan Tari Legong Tri Sakti. Tahun 2017, Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi yang anggota terdiri dari para pengurus Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Bali, tampil di puncak acara HUT ke- 29 WHDI Provinsi Bali, yang dilaksanakan di di ruang Kerta Gosana Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Mangupraja Mandala. Mereka mengiringi seluruh pemenang lomba Tari Legong Tri Sakti se-Bali.

SALING MENDUKUNG Mengenai Legong Tri Sakti, penarinya mengenakan busana Tri Datu dan dilengkapi senjata Tri Murti, yakni gada, cakra dan padma. Warna merah, hitam, dan putih, turut menegaskan, jika laki–laki dan perempuan sepatutnya saling mendukung dan menyempurnakan. Dalam tarian Legong Tri Sakti juga terdapat pemahanan tentang Brahma, Wisnu dan Siwa sebagai, pencipta, pemelihara dan pelebur (Tri Murti). “Dengan demikian secara tidak langsung Legong Tri Sakti ini, memberikan pemelajaran tentang agama pada mereka yang menarikannya,” ujar Bintang Puspayoga. Di dalam Tari Legong Tri Sakti, kata Bintang Puspayoga terkadung filosofi yang dalam mengenai ajaran Hindu, juga mampu mencerminkan visi WHDI, yakni mewujudkan wanita Hindu yang cerdas, mandiri dan berbudi pekerti luhur. Perempuan memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Hindu. Karenanya perempuan

Ketua WHDI Bali Bintang Puspayoga ditengah-tengah Seka Gong Wanita Dewi Laksmi dan Penari Legong Tri Sakti usai latihan

Seka Gong Dewi Laksmi saat pentas di acara HUT Bali TV di Panggung Terbuka Ardha Candra

Anggota Seka Gong Dewi Laksmi

Hindu harus bangga dan tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan berkarya nyata. Bintang Puspayoga sangat berterima kasih pada tim dari Nyoman Suarsa, I Made Andita, dan Agus Andi Kurniawan, yang cukup sabar sehingga berhasil melatih para pen-

gurus WHDI Bali. Begitu semangat para ibu ditengah kesibukannya masing-masing, masih bersedia berlatih bersama sehingga dapat memainkan tabuh dengan baik, untuk ngayah atau pun pentas khususnya mengiringi Tari Kreasi Legong Tri Sakti. (Sri Ardhini)

Seka Gong Dewi Laksmi usai pentas di Wantilan Gedung Pers K. Nadha


6

Woman on Top

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

I

bu dan adik bungsu Dami tinggal di kampung, sementara ia, bersama adiknya yang masih kuliah dan sang ayah yang juga berprofesi guru menetap di Denpasar. Sebagai guru, Dami terkenal guru yang cerewet namun sangat disiplin di sekolahnya. Pola ini pula yang secara tak langsung ia terapkan pada adik bontotnya yang sekarang ini masih duduk di bangku SD kelas VI. “Dia itu lebih takut pada saya daripada dengan Ibu atau Bapak, karena saya galak, cerewet dan suka mengancamngancam, tidak akan membawakan oleh-oleh khas kota sesuai permintaannya, jika dia tidak rajin belajar atau rankingnya turun,” ujarnya tertawa. Tentunya “ancamannya” kepada sang adik ini adalah cara Dami untuk memotivasi agar adiknya giat belajar. Ia menuturkan sempat geram karena sang adik yang waktu itu sudah kelas V SD belum hapal perkalian. Ia menyadari muatan materi yang diterapkan di sekolah di kampung agak lebih lambat dibandingkan sekolah di kota. Namun, ia mengaku gregetan ketika mendapati hal mendasar dalam matematika tersebut belum dikuasai anak SD yang sebentar lagi akan naik ke kelas VI dan melanjutkan pendidikan ke SMP.

Di Kota Murah Di Kampung “Wah” Pulang ke kampung halaman di Payangan, Gianyar, diakui Ni Wayan Damiasih, S.Pd., tidak dilakukannya setiap saat. Selain kesibukan­nya sebagai guru di Sekolah Pelangi Dharma Nusantara, ia mengakui faktor dana juga menjadi alasannya. “Penghasilan kan masih sedikit, jadi pulangnya pada saat-saat tertentu saja, misalkan ada odalan/upacara, atau ulang tahun adik,” ujar Dami-sapaan akrab guru wali kelas VA yang belum lama ini meraih predikat Guru Berprestasi di sekolah tersebut. Ni Wayan Damiasih, S.Pd.

Dami memberikan PR dan ancaman cukup keras pada waktu itu, ia meminta adiknya untuk menghapalkan perkalian ketika dirinya pulang kampung seminggu atau dua minggu kemudian. Jika tidak, Dami akan mendatangi gurunya dan meminta menurunkan kelas sang Adik. “Adik saya mati-matian

belajar, sampai akhirnya ketika saya datang dia sakit, karena tekanan mental, padahal kata Ibu saya sebelumnya Adik sehat-sehat saja. Saya sampai ditegur Ibu agar tidak terlalu keras kepada Adik dan meminta saya untuk membiarkan adik bermain-main menikmati masa liburan sekolahnya pada waktu itu,” kisah

perempuan 27 tahun yang super aktif ini. Meski ada sedikit perasaan bersalah membuat adiknya sampai sakit, namun Dami tak pernah menyesal, karena pada akhirnya sang Adik ada motivasi untuk belajar dan bisa, walaupun sakit dulu. “Setiap pulang kampung, saya selalu tanya perkalian. Jadi

mau tidak mau dia harus belajar ketika saya datang. Saya setia menunggu sampai akhirnya dia bisa,” ucapnya tersenyum. Di sisi lain, ketika berada di kampung, label “guru” dilepasnya. Dami bisa menjadi anakanak bergabung bermain petak umpet atau bermain dagangdagangan bersama sang adik dan beberapa keponakannya yang masih SD. Karena jarang ketemu, keponakan-keponakannya itu pun segan untuk meminta oleholeh dari Dami. Namun biasanya Damilah yang berinisiatif memberikan mereka oleh-oleh aksesori yang lucu-lucu dan unik yang tentunya tidak ada di kampung mereka. Di kota murah meriah, di kampung “wah”. Dan, yang paling disenangi Dami, anak-anak itu sangat menghargai pemberiannya. Sampai-sampai barangnya sudah rusak pun masih diingat karena mereka terkesan dan senang. Oleh-oleh “khas kota” ini pula yang selalu ia iming-imingi kepada sang Adik sebagai motivasinya belajar. Memberikan sesuatu yang unik, yang belum ada di kampungnya. “Seperti waktu ini, saya belikan adik tas yang ada boneka-bonekanya, yang pastinya tas itu tidak bisa didapati di kampung, Jadi di kampung, hanya dia saja yang punya tas itu, berbeda dari yang lain,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Oleh-oleh Cerita Musim liburan merupakan hari yang sibuk bagi Dewi Aliyah , Marketing Communications Manager Aston Denpasar Hotel & Convention Center. Sejak bekerja di Bali, perempuan asal Malang, Jawa Timur ini jarang mendapatkan hari libur. Sebagai destinasi favorit Bali selalu ramai di musim liburan. “Saya senangsenang saja kerja di hari libur karena nanti jatah libur bisa dipindah ke hari lain,” ungkapnya. Saat musim liburan sudah berlalu, barulah Dewi mulai mengumpulkan “jatah libur” plus jatah cuti. Ia pun memanfaatkan waktunya itu untuk bepergian. “Saya suka liburan yang hemat alias backpacker. Lokasi liburan bisa di Bali, di Indonesia, atau luar negeri. Asyik aja bisa jalanjalan. Pulang dari liburan, saya

Dewi Aliyah

ceritakan pengalaman dan muat di website www.aliyahdewi.com. Jadi kalau ditanya, apa oleh-oleh saya setelah liburan, ya cerita,” ujarnya sembari tersenyum. Di websitenya, Dewi menuangkan pengalaman liburan lengkap dengan situasi di lokasi. Ia juga berbagi tips agar pembaca bisa menyiapkan diri sebelum berkunjung ke tempat itu. Tak hanya berbagi cerita di dunia maya, perempuan penyuka masakan pedas ini juga sudah mendokumentasikan pengalamannya dalam sebuah buku yang berjudul A Kara-Venturous Novel Traveling with “Brad Pitt”. “Buku kedua sedang saya siapkan.

penghobi olahraga renang ini. Liburan di kampung halaman ternyata memberi pengalaman yang mengesankan bagi Dewi. “Saya biasanya mudik di hari-hari yang bukan hari liburan. Suatu saat, saya mudik pas libur Natal sekalian merayakan Natal dengan keluarga. Begitu acara ibadah selesai, saya mengajak ponakan jalan-jalan ke Batu, Malang. Sudah macet, parkir susah, akhirnya waktu lebih banyak dihabiskan di dalam kendaraan. Ibu saya sampai heran, kok tumben-tumbennya saya datang saat musim libur. Sejak itu, saya mudik selalu di luar musim liburan, biar nyaman di perjalanan,” jelasnya. Saat bekerja di Jakarta, ia

Sosoknya penuh wibawa. Dibalik sikap tegas, tersimpan selera humor dan ketulusan yang membuat Dr. Bachrul Amiq, S.H., M.H., senantiasa dicintai oleh keluarga juga civitas akademik Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya. Disela kesibukannya, ayah dari Yustisia Amalia (23), Yustino Aribawa (17), dan Yustika Amalia (15) tersebut juga mengelola Lembaga Pendidikan PGTK Sekolah Harap­ an Bangsa Waru.

T

ahun 2017 ini merupakan momen paling berkesan sekaligus penuh tantangan bagi Bachrul. Untuk kedua kalinya, pria kelahiran 21 April 1971 ini mendapat tanggung jawab sebagai Rektor Unitomo. Bachrul Amiq terpilih setelah melalui berbagai tahapan fit and proper test di hadapan panelis,

Momentum Penguatan Kualitas

hingga tahap pemilihan oleh senat universitas. Keputusan Yayasan Pendidikan Cendekia Utama (YPCU) memilih kembali Bachrul Amiq berarti sesuai hasil pemilihan di tingkat senat universitas akhir April lalu. Saat itu, Amiq juga memenangkan mayoritas suara anggota senat universitas dengan total nilai 19 suara jauh mengungguli pesaingnya, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Dr. Redi Panuju, M.Si, yang hanya meraih lima suara. Bahagia bercampur haru. Beban tanggung jawab semakin memacu Bachrul Amiq untuk memajukan kampus yang berlokasi di kawasan Nginden Semolowaru tersebut. Suami dari Lilis Iriani, S.H. itu terlihat meneteskan air mata tatkala menyebut satu per satu nama kerabat yang selama ini mendukung kiprahnya dalam dunia pendidikan. Termasuk istri dan anak-anaknya. Amiq dikenal

Suryaning Ayu Pancering Wadono Putri

memang sudah terbiasa dengan kemacetan lalu-lintas. Karena paham dengan situasi itu, ia menghindari liburan ke Puncak saat hari liburan. Waktu yang dihabiskan di jalan lebih banyak dibandingkan waktu liburan di lokasi. Pengalaman macet yang membuatnya kembali ke kantor pun pernah dialami. “Saya mau pulang dari kantor sekitar pukul 19.00, ternyata di depan kantor macet. Saya mundur lagi ke parkiran. Masuk kantor untuk melanjutkan kerja. Pukul 21.00 baru pulang dan jalanan sudah agak lengang. Kita harus punya trik juga untuk menghindari kemacetan,” ujar Dewi. (Ngurah Budi)

Muda, cantik, berbakat. Itulah Suryaning Ayu Pancering Wadono Putri atau biasa dipanggil Putri. Perempuan asli Surabaya ini sudah dari kecil bergelut di dunia modelling. Gadis yang mempunyai hobi traveling ini, memulai karier modelnya sejak duduk di bangku sekolah taman kanak-kanak sekitar umur 5 tahun. “Dari tempat saya sekolah tersebut saya ditunjuk untuk mengikuti lomba fashion show untuk tampil di Taman Hiburan Rakyat (THR),” ujarnya. Perempuan yang juga hobi baca buku dan makan steak ini saat ini memantapkan menggunakan hijab. Saat ini ia menjadi model hijabers. Menjadi model hijabers gampang-gampang susah, karena menjadi model hijabers harus mengenakan trend-trend hijab, memadupadankan mulai dari busana, hijabnya, hingga tas dan sepatu. “Mungkin yang tidak biasa mengenakan hijab di model-model ya bakal susah tapi kalau kita kreatif ya bakal happy kok dan bakal telaten,” ungkap Putri. Sulung dari tiga bersaudara ini tak menyangka bakat modelnya ini ia lakukan hingga saat ini. “Saya tidak menyangka hingga saat ini saya masih aktif di dunia model, padahal waktu kecil itu hanya ditunjuk

19

Dr. Bachrul Amiq, S.H., M.H.

Percaya Diri

Dewi saat liburan ke Nusa Penida

Tunggu saja apa isinya,” ungkap Dewi. Ia juga menuturkan pengalamannya bekerja di Bali memberikan nilai lebih. Selain bekerja, ia bisa lebih mudah menjangkau tempat-tempat wisata yang ada di Pulau Dewata. Dewi sudah mengunjungi Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. Air terjun Gitgit, Aling-aling, dan Banyumala juga sudah disambangi. Bekerja di Bali juga membuat Dewi bisa lebih dekat pulang ke kampung halaman di Malang. Ia bahkan memilih mudik naik mobil. “Saya kalau mudik berangkatnya subuh biar jalan menuju Gilimanuk tidak terlalu ramai,” ujar

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

oleh sekolah,” ujarnya. Meski sempat vakum selama setahun saat duduk di bangku sekolah menengah atas, Putri tetap percaya diri dan tidak canggung melenggak-lenggokkan badannya diatas panggung. Lulusan UPN “Veteran” Jatim ini selain menjadi model, ia juga bekerja di salah satu perusahaan media besar di Surabaya. Membagi waktu antara pekerjaan yang ia lakukan saat ini dengan dunia model, sangat ia atur dengan rapi sehingga tidak mengganggu pekerjaannya. Semua yang Putri dapatkan tak lepas dari perjuangan dan doa dari keluarga, terutama mamanya. Mamanya selalu mendukung dan membantunya dalam mengajarkan teknik bermake up. “Saya sangat bersyukur dan bangga punya keluarga seperti keluarga saya ini terutama mama saya, mereka selalu mendukung apapun yang saya lakukan selama itu positif

Dr. Bachrul Amiq, S.H., M.H., bersama keluarga

sangat mencintai keluarga. “Kalau sudah ngomong keluarga, maaf saya cengeng. Karena merekalah pengganti ayah dan ibu yang selalu mengingatkan Cak Amiq ini,” ujar Amiq penuh haru. Diakui Amiq, membangun Unitomo selama periode empat tahun ke depan merupakan tugas yang berat. Ia juga memohon doa, buat saya,” ujar Putri seraya berkaca-kaca. Tak hanya keluarga saja, para sahabat Putri selalu mendukung bakat modellingnya. “Dukungan bukan hanya dari keluarga saja, tetapi dari sahabat-sahabat saya, bahkan ketika saya perform cat-

walk tak jarang mereka turut hadir,” kata perempuan yang saat ini berusia 24 tahun. Dalam karier bukan hanya perjuangan kerja keras dan doa semata. “Yang penting juga itu kita tidak boleh minder, harus percaya diri dan selalu rendah hati. Itu kuncinya,” tutup

Putri. (Meta Vabiola)

agar tanggung jawab kedua kali sebagai rektor tersebut mampu menyukseskan program yang belum selesai pada periode sebelumnya. “Dalam sejarah Unitomo, baru kali ini rektor menjabat selama dua kali,” imbuh penyuka badminton ini. Serangkaian visi dan misi telah ia siapkan. Diantaranya, menjadikan Unitomo sebagai lima besar perguruan tinggi di Jawa Timur (Jatim) pada empat tahun mendatang. Perlu diketahui, saat ini Unitomo berada pada peringkat 25 dari 329 perguruan tinggi swasta di Jatim, masuk dalam kelas madya. “Ini sangat realistis, selangkah lagi kita akan menjadi kampus utama di Jatim dan melejit menjadi top nasional,” urainya optimis. Harapan Amiq boleh dibilang tidak muluk-muluk. Sejak menjadi rektor pada 2013 silam, ia telah mampu membuktikan kinerja, menggali prestasi Unitomo melalui berbagai peningkatan akreditasi. Yang terbaru, Prodi Administrasi Negara meraih nilai 363 dan menyandang Akreditasi A.

Namun ia juga sadar, pengembangan tenaga pendidik merupakan kelemahan Unitomo selama ini. 124 dari 247 dosen Unitomo seharusnya memiliki gelar doktor dan profesor. Karena Unitomo hanya memenuhi 47 dari target tersebut. Sedangkan dari 11 guru besar yang pernah ada, masih ada 4 guru besar yang aktif, lainnya telah berpulang. “Terlalu banyak di magister, total 191. Lulusan Unitomo juga banyak yang menjadi dosen di sini, mereka harus dilimpah kepada pegawai administrasi,” ucap pakar hukum tersebut. Jika tercapai, maka Amiq optimis momentum peningkatan kualitas Unitomo bisa direngkuh untuk empat tahun mendatang. “Pengembangan kemahasiswaan harus kita pacu terus,” tegasnya.. Ia juga berencana menyelesaikan pembangunan gedung baru yang masih terbengkalai karena kendala teknis, serta mengembangkan Kelembagaan Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi (Prodi) Transfusi Darah bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya. Terkait komposisi wakil rektor yang akan mendampingi selama empat tahun ke depan, Bachrul Amiq optimis akan mampu bekerja sama. “Mereka bukan orang baru bagi saya, ini formasi terbaik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah yang belum tuntas periode sebelumnya,” ujar Bachrul Amiq. Dalam usia Unitomo yang telah masuk angka 36 tahun, Amiq, juga mengaku baru kali ini jajaran rektorat semuanya bergelar doktor. (Lely Yuana)


18

Life Story

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Pemkab Buleleng Raih Opini WTP untuk Ketiga Kalinya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indone­ sia (RI) Perwakilan Bali kembali menyerahkan Lapor­ an Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota se Bali tahun anggaran 2016. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dibawah kepemimpinan Bupati Putu Agus Suradnyana, ST dan Wakil Bupati dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun 2017 ini untuk tahun anggaran 2016. Opini WTP ini merupakan yang ketiga kalinya setelah tahun 2015 dan tahun 2016.

L

aporan Hasil Pemeriksaan (LHP) ini diserahkan oleh Kepala BPK RI Perwakilan Bali, Yulindra Tri Kusumo Nugroho dan diterima langsung oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST didampingi oleh Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Gede Supriatna, SH di Gedung BPK RI Perwakilan Bali, Denpasar, Jumat (2/6). Menurut Bupati yang akrab disapa PAS ini, kalau dilihat dari kualitas, WTP kali ini lebih baik dari tahun lalu. Untuk tahun lalu, kita mendapatkan opini WTP terbaik di Bali dengan beberapa catatan. Namun, untuk tahun ini hanya ada delapan catatan perbaikan administrasi, tidak ada kesalahan administrasi. “Secara kualitas, tahun ini lebih baik. Hanya ada delapan catatan perbaikan, bukan kesalahan,” ujarnya. Dirinya berharap, dengan hal ini

Pemkab Buleleng bisa mendapatkan dana intensifikasi daerah atau Dana Raksa. Dana ini akan digunakan untuk menambah kemampuan fiskal. Tentu Capaian ini merupakan hasil kerja keras bersama dari aparatur yang telah bekerja dengan baik dan maksimal. “saya berterimakasih kepada rekan-rekan aparatur di Pemkab Buleleng karena sudah bekerja dengan baik. Mudahmudahan dengan WTP ini kita bisa kembali mendapat dana intensifikasi daerah,” harap Bupati PAS. Sebagai tambahan, Bupati PAS mengatakan untuk mendapatkan dana intensifikasi daerah tersebut, acuannya bukan hanya opini WTP saja. Perencanaan, ketepatan waktu penyerahan APBD, pertanggungjawaban serta kinerja aparatur juga menjadi pertimbangan. “Saya berharap kita bisa mendapatkan Penghargaan Dana Raksa atau Dana Intensifikasi Deaerah

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PDAM Buleleng Raih Prestasi Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah, PDAM Buleleng senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan prima. Beberapa aspek selalu menjadi perhatian serius dalam peningkatan kualitas. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama, I Made Lestariana. Aspek-aspek tersebut meliputi bidang kinerja keuangan. Untuk dapat meningkatkan pendapatan harus diikuti oleh peningkatan jumlah pelanggan dan penyesuaian tarif secara berkala. “Empat tahun ke depan kondisi PDAM dalam kinerja keuangan kami yakin akan meningkat terus,” jelasnya. Dibidang pemasaran dan pelayanan, pihaknya senantiasa meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas. Peningkatan kuantitas yang dimaksud dengan peningkatkan kapasitas produksi dengan mengoptimalisasi sumber air maupun mem-

I Made Lestariana saat memperoleh penghargaan TOP BUMD 2017

bangun sumber air baru. Sedangkan dari segi kualitas pihaknya menjamin air yang didistribusikan memenuhi standar kualitas kesehatan. Untuk menjaga kontinyuitas PDAM senantiasa menjaga sistem pendistribusian sehingga air dapat mengalir selama 24 jam. Dengan peningkatan kualitas tersebut maka bukan tidak mungkin PDAM Buleleng menuai berbagai prestasi. Terbaru, PDAM Buleleng mengukir prestasi nasional dengan mendulang TOP BUMD 2017 yang diselenggarakan oleh majalah BusinessNews Indonesia bekerja sama dengan Asia Business Research Centre. Lanjut Lestariana, TOP BUMD 2017 yang diperoleh sebagai TOP PDAM bidang peningkatan laba ekonomis. TOP BUMD 2017 yang diterima pada Hari Rabu, 24 Mei 2017 di Balai Kartini Jakarta. “Fokus penilaian yang dilakukan oleh dewan juri terdiri atas dua aspek yakni achievement (prestasi) dan improvement (peningkatan) yang telah dilakukan oleh BUMD dalam kurun waktu 1 sampai 2 tahun terakhir,” jelasnya. Dari dua aspek, penilaian dilakukan pada penajaman bidang kinerja keuangan, human capital, pemasaran, dan manajemen kinerja. TOP BUMD, lanjut pimpinan BUMD murah senyum ini, merupakan award sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada BUMD, CEO, BUMN, Pembina BUMD (Kepala Daerah), yang dinilai berprestasi atau berkinerja yang baik, banyak melakukan improvemen, serta berkontribusi tinggi dalam pembangunan, terutama di daerah. (Wiwin Meliana)

ini. Untuk tahun lalu kita mendapatkan dana intensifikasi daerah sebesar Rp. 55 Milyar karena berada di peringkat enam se-Indonesia. Kalau bisa lima besar kita bisa dapat Rp 65 Milyar,” imbuhnya. Sementara itu, Yulindra Tri Kusumo Nugroho dalam kata pengantarnya mengungkapkan LHP ini merupakan laporan untuk tahun anggaran 2016.

Seluruh kabupaten/kota di Bali meraih opini tertinggi yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Namun, tanpa mengurangi upaya Pemerintah Daerah, BPK masih menemukan adanya beberapa kelemahan. “Namun masih ada kelemahan seperti pada administrasi,” ungkapnya. Dirinya menambahkan sesuai dengan UU Nomor 15 tahun 2004 pasal

20 dan efektivitas hasil pemeriksaan, seluruh kabupaten/kota ini harus menindaklanjuti rekomendasi BPK selambat-lambatnya 60 hari setelah LHP diterima. Jika ada yang belum jelas, dewan dapat mengusulkan pertemuan konsultasi dengan perwakilan BPK di Bali. “Selambat-lambatnya 60 hari rekomendasi BPK ini harus ditindaklanjuti,” tutup Yulindra. (Wiwin Meliana)

Tahun ini adalah tahun ke tujuh, bagi Roslina menjalan­ kan puasa tanpa suaminya. Meski telah bertahun-tahun lewat, tiap kali berbuka puasa Roslina mengaku masih merasakan ke­hadiran sang suami. Kebiasaan suami yang memanjakannya ketika puasa berlangsung membuatnya tidak bisa melupakan suami yang meninggalkannya de­ ngan cara yang tragis dalam sebuah kecelakaan yang merenggut nyawanya di subuh itu. Tidak pernah ter­ bayangkan olehnya bahwa ia akan ditinggalkan dengan cara yang tragis seperti itu.

ahun-tahun per­ kawinannya dilalui dengan penuh bunga kebahagiaan. Namun sayang Roslina belum juga dikaruniai seorang anak. Sebagai seorang perempuan ia menginginkan bisa memilik bayi untuk membahagiakan suaminya. Karena itulah, Roslina yang tinggal di Pulau Sumbawa ini sempat mengunjungi dokter speasialis kandungan di Mataram untuk memeriksakan kondisi kandungannya. Usai dari dokter kandungan ia dinyatakan

normal dan diminta untuk bersabar. “Pasti ada rencana lain yang sedang tuhan persiapkan untuk saya,” kata­nya waktu itu. Meskipun suaminya tidak memiliki pekerjaan tetap ia aktif dalam berbagai kegiatan se­ hingga memiliki banyak kawan dan kenalan karena suaminya itu pribadi yang supel dalam bergaul. Tak punya anak dan tak punya pekerjaan tetap tidak mengurangi kebahagiaan keduanya. Mereka saling menerima satu sama lain. Satu persatu kebahagiaan itu mulai

Hutan Desa Selat Ditata dengan Konsep Natural

Penataan kawasan hutan Desa Selat

Guna memenuhi target kunjungan wisatawan yang datang ke Bali khususnya ke Buleleng, juga harus diimbangi dengan pembenahan diberbagai bidang. Salah satunya dengan terus menggali potensi yang dimiliki kabupaten Buleleng. Terbaru, pemerintah melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng terus melakukan pembinaan kepada masyarakat pelaku wisata di desa Selat, kecamatan Sukasada, Buleleng. Warga setempat mulai menata hutan lindung seluas 10 Hektare, menyusul pemerintah pusat telah memberikan izin hak pengelolaan hutan desa (HPHD) kepada desa setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Selat. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna,MM., pihaknya melakukan pembinaan khususnya dalam hal legalitas hukum. “Pihak pemerintah

pusat yaitu kementrian kehutanan telah memberikan hak penuh kepada Bumdes dalam hal pengelolaan, sehingga nanti juga kami akan bentuk Pokdarwis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Sutrisna belum lama ini. Setelah melakukan pembinaan legalitas hukum, pihaknya akan melakukan pembinaan dalam hal tehknik pengelolaan hutan desa sehingga menjadi objek pariwisata yang memenuhi standar. Rencananya, hutan lindung dengan panjang 5 kilometer tersebut akan ditata menyerupai kebun raya Bedugul yang ada di Kabupaten Tabanan. Sutrisna menambahkan, secara fisik hutan desa selat memenuhi syarat untuk dikelola menjadi salah satu objek wisata, akan tetapi beberapa hal yang masih perlu diperhatikan, di antaranya areal parkir yang masih sangat sempit. “Jalannya masih kecil sehingga akan

kesulitan areal parkir, nah ini yang perlu kita pikirkan apakah nantinya akan dilakukan pelebaran jalan atau tidak,” jelasnya. Jenis pohon yang akan ditanam juga perlu diperhatikan jangan sampai merusak tanaman yang lain dan merusak habitat hewan yang ada di hutan tersebut Terkait konsep pengembangan wisata, mantan kadiskanla Buleleng ini mengatakan, mirip dengan kebun raya Bedugul hanya saja akan dikombinasikan antara alama, budaya, dan pengetahuan. . Penataan yang dilakukan juga akan membuat taman, membuka dua pintu masuk, dan membuat jalur tracking “Tidak hanya alam, tetapi diintegrasikan juga dengan budaya dan pengetahuan,” jelasnya. Dalam penataan ini, struktur pohon dibiarkan utuh dan hanya ditambah dengan menanam tanaman hias yang cocok ditanam di dalam kawasan hutan. Sementara untuk penambahan bangunan, hanya dibuat bale bengong dengan bangunan model knock down. . Penambahan akomodasi ini pun dipastikan tidak akan menebang pohon, sehingga tidak melanggar perjanjian dan tetap memakai konsep pengembangan wisata yang natural di kawasan hutan lindung. “Sesuai izin dan kesepakatan yang ada, penataan ini dilakukan dengan tetap mempertahankan struktur asli hutan. Tidak ada penebangan pohon dan jenis tanaman yang kami tanam juga menyesuaikan dengan tanaman endemis di hutan ini,” jelasnya. (Wiwin Meliana)

7

Subuh Terakhir tanpa Firasat

T

Bupati Buleleng saat menerima penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Kid’s Camp TK Negeri Pembina Denpasar kembali mengadakan Kid’s Camp yang dilaksanakan Sabtu (3/6) sampai Minggu (4/6). Menurut Kepala TK Negeri Pembina Denpasar Ni Nyoman Darmini, S.Pd., M.Pd., Kid’s Camp merupakan kegiatan kemah di sekolah selama 2 hari 1 malam. Kegiatan ini dalam rangka menanamkan pendidikan karakter sejak dini, melatih keberanian, kemandirian, displin dan tanggunjawab anak sejak usia dini. Kid’s Camp diisi dengan berbagai macam kegiatan, seperti menyebrang dengan jembatan tali, meluncur, merayap, lompat tali, mengembangkan pendidikan ekonomi kreatif sejak dini, dan pengenalan P3K. Malam harinya diadakan parenting dimana anak-anak bersama orangtua membakar jagung bersama, Hari Minggu diadakan mencari jejak dengan finish di Taman Kota dilanjutkan dengan aneka lomba untuk orangtua. Acara diakhiri dengan perayaan HUT bersama siswa TK Negeri Pembina Denpasar yang lahir bulan Juni. (Ngurah Budi)

lumayan jauh membuat suaminya setiap hari harus berangkat sepagi mungkin. Tapi entah mengapa, hari itu ia berangkat jauh lebih awal. “Subuh…sekali. Usai Shalat Su­buh, masih lumayan gelap,” kata Roslina. Tanpa firasat apapun setelah melaksanakan kewajibannya sebagai istri, mengurus segala keperluan suaminya subuh itu, ia sempat berbaring lagi tidur-

disi yang mengenaskan seperti itu. Menurut warga, kemungkinan tabrak lari. Namun hati Roslina berkata lain. “Sampai sekarang saya masih belum percaya kalau suaminya saya kecelakaan. Rasanya ada hubungannya dengan kedatangan orang yang menawarkan barang ke rumah saya pada keponakan saya, waktu kami tidak di rumah,” ujarnya. Melihat suaminya tidak berdaya, Marni langsung meminta ambulans untuk membawanya ke rumah sakit umum agar

tkh/net

tampak di usia perkawinan mereka yang ke tiga. “Mas (suaminya), dapat pekerjaan hidup kami menjadi lebih bahagia meski pun saya sangat menginginkan seorang anak,” kata Roslina. Pergaulan suami Roslina semakin luas. Suatu hari Roslina dan suami­ nya pergi menghadiri acara di kota tempat suaminya bekerja yang jaraknya sekitar 40 km dari tempat mereka tinggal. Di rumah mereka hanya ada keponakan Roslina menjaga rumah sendirian ketika datang seorang laki-laki yang sebelumnya menawarkan penjualan barangbarang rumah tangga. Karena usia yang masih kanak-kanak, keponakan Roslina menerimanya dengan baik di teras rumah. Saat datang, orang tersebut yang hingga kini tidak diketahui oleh Roslina tampak seperti mengamati kondisi rumah. “Kata keponakan saya orang itu seper­ti mengamati rumah kami,” kata Roslina. Hal ini yang tidak dipahami Roslina hingga hari ini, termasuk mengapa suaminya berangkat ke kantor jauh lebih pagi dari biasanya yang kemudian mengalami peristiwa tragis tersebut. Memang, tidak seperti biasa­ nya hari itu suaminya berangkat kerja saat matahari belum lagi datang. Jarak tempat kerjanya yang

tidur­a n setelah mengantar suaminya hingga pintu rumah. “Sama sekali, tanpa firasat apa pun,” katanya. Ia beraktivitas seperti biasa, membereskan rumah dan lainnya. Hingga tiba-tiba, menjelang pukul tujuh pagi, sekitar satu setengah jam setelah keberangkatan suaminya yang diperkirakannya telah tiba di kantor, ia mendapat kabar suaminya itu mengalami kecelakaan dan tengah berada di Puskesmas terdekat dengan lokasi kejadian. Kabar ini tidak terlalu menyentaknya. “Paling kecelakaan biasa,” pikirnya saat itu. Namun, begitu ia melihat kondisi suaminya, barulah ia berpikir ini serius. Bayangkan, suaminya sudah tidak bisa bergerak dengan darah mengering di tubuhnya. Ia seperti orang koma. Suaminya itu ditemukan warga sekitar lokasi kejadian tergeletak bergelimang darah di bawah sebuah pohon persis di pinggir jalan raya. Dari rumah Roslina, tempat kejadian hanya ber­jarak lima belas menit perjalanan. Tidak ada satu pun orang yang menyaksikan kejadian apa yang menimpa suaminya karena hari masih sangat pagi. Warga yang hendak menuju ke sawahlah yang kemudian menemukan suaminya dalam kon-

“Sampai sekarang saya masih belum percaya kalau suaminya saya kecelakaan. Rasanya ada hubungannya dengan kedatangan orang yang menawarkan barang ke rumah saya pada keponakan saya, waktu kami tidak di rumah,”

mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, ia mengaku membatin bahwa ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Sang Pencipta. “Ya Allah, biarkan suamiku bisa duduk dan bernafas kembali. Aku rela jika pun ia harus cacat,” ujarnya memohon dalam doa yang dalam saat itu. Ia tampak tidak sanggup membayangkan apa yang dialami suaminya subuh itu. Selang beberapa jam suaminya dirawat di rumah sakit berjuang melawan maut, rupanya ia tidak mampu bertahan. Maut menjemput suaminya dalam kondisi yang mengenaskan. “Waktu itu inginnya agar maut yang sama juga harus menuju saya kala itu, “ujar Roslina sedih. Ia tidak mampu menceritakan kesedihannya kala itu. Namun, apa hendak dikata ia harus menerima semua ketentuan tuhan dengan ikhlas. Ia urus mayat suaminya dengan sebaik-baiknya usai mencium ke­ ning dingin suaminya itu. Sepanjang membawa pulang jenazah suaminya itu, Roslina terus memikirkan hal lain, bahwa kemungkinan suaminya tidak me­ ngalami kecelakaan melainkan ada yang sengaja menghabisinya. “Entahlah… sampai sekarang masih misteri. Jika itu terjadi biarlah Allah SWT yang akan membalas jika benar ada orang-orang yang menyakiti suami saya,” ujarnya pendek. Hal inilah yang membuat Roslina tidak pernah bisa melupakan kepergian suaminya itu. Roslina tidak ingin mengungkit lagi kecurigaannya itu. Namun, jika tiba-tiba perasaan menduga-duga itu datang, ia selalu berdoa agar suaminya yang selalu mendahulukannya saat berbuka puasa itu mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya. (Naniek I. Taufan)


8

Bunda & Ananda

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Griya

17

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Penyakit Cacar Air pada Anak Penyakit cacar air adalah penyakit yang sering terjadi di masyarakat terutama pada anak-anak. Bila mendengar penyakit cacar air, sering kita merasa ngeri dan takut, karena terbayang wajah yang bopeng dengan bekas-bekas luka yang kehitaman. “Sebenarnya bila penyakit cacar air tidak disertai komplikasi, maka penyakit ini hanyalah penyakit virus yang ringan dan dapat hilang tanpa bekas,” ujar dr. Ni Komang Wulan Putri Tjatera.

C

acar air atau yang dalam dunia kedokteran dikenal dengan varicella adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster yang umumnya menyerang anak dan merupakan penyakit yang sangat mudah menular. Penularan terutama melalui kontak langsung, dengan cairan pernafasan maupun kontak langsung pada kulit, dan dapat terjadi walaupun jarang melalui kontak yang tidak langsung melalui udara. Cacar air dapat mengenai semua kelompok umur termasuk bayi baru lahir. “Tetapi hampir sembilan puluh persen kasus mengenai anak di bawah umur 10 tahun dan terbanyak pada umur 5-9 tahun,” jelasnya. Hal ini dikatakannya mungkin disebabkan karena sistem kekebalan tubuh pada anak-anak yang masih labil sehingga mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh virus. Selain itu karena pada usia tersebut anak mulai masuk sekolah sehingga kontak dekat dengan penderita memudahkan penularan penyakit cacar air ini. Pasien dapat menularkan penyakit mulai 24-48 jam sebelum lesi kulit timbul, sampai semua lesi timbul keropeng, biasanya sekitar 7-8 hari. Sebenarnya seumur hidup seseorang hanya satu kali menderita cacar air, karena jika sudah terkena penyakit ini maka akan terbentuk imunisasi alamiah. Tetapi kadang-kadang penderita akan mengalami serangan kedua dengan gejala yang mirip dengan cacar air yang disebut dengan herpes zoster. Hal ini bisa terjadi karena setelah infeksi virus ini, varicella zoster tidak akan hilang sepenuhnya dari tubuh penderita. Virus akan tidak aktif dan menetap di saraf. Virus dapat aktif kembali jika sistem imun atau kekebalan tubuh penderita rendah dan akan muncul gejala-gejala yang mirip cacar air, padahal sebenarnya itu merupakan gejala dari herpes zoster atau yang kita kenal dengan cacar ular. Virus varicella-zoster adalah salah satu dari 8 jenis herpes virus dari family herpesviridae yang merupakan virus DNA alfa herpervirus. Virus ini masuk ke dalam tubuh terutama melalui kontak langsung dari lesi kulit atau melalui kontak cairan saluran pernapasan. Setelah masuk ke dalam tubuh, lalu virus ini memperbanyak dirinya (bereplikasi). Proses replikasi virus terjadi di kelenjar limfe lokal selama 2-4 hari diikuti dengan dilepaskannya virus ke dalam sirkulasi darah (viremia primer) yang terjadi 4-6 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Virus lalu bereplikasi di hati, limpa dan organ lain. Virus kembali dilepaskan ke dalam sirkulasi darah (viremia sekunder). Pada viremia sekunder terutama terjadi penyebaran partikelpartikel virus ke kulit. Proses ini terjadi sekitar 14-16 hari setelah kontak. Setelah terjadi viremia sekunder, timbullah lesi vesikuler yang khas.

Gejala penyakit cacar air biasanya mulai timbul dalam waktu 14-16 hari setelah terinfeksi. Gejala penyakit cacar air yang terjadi pada anak umumnya lebih ringan bila dibandingkan dengan orang dewasa. Pada awalnya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lesu, dan lemah yang merupakan gejala khas dari infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan keluhan nyeri sendi, sakit kepala, pusing, nyeri tenggorokan ataupun pembesaran kelenjar getah bening di leher bagian belakang. Beberapa hari kemudian muncul bintik-bintik merah datar yang dimulai dari badan kemudian menyebar ke wajah, lengan dan tungkai. Kemudian bintik tersebut menonjol, membentuk lepuhan berisi cairan yang disebut vesikel. Vesikel ini biasanya terasa gatal, sehingga dapat tergaruk secara tidak sengaja. Jika vesikel dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap. Bercak ini lama kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Lain halnya jika vesikel tersebut dipecahkan. Keropeng akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. Kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka tersebut, dan setelah mengering bekas cacar air tadi akan menimbulkan bekas yang dalam. Terlebih pada penderita dewasa, dimana bekas cacar air akan lebih sulit untuk dihilangkan. Ruam ini akan muncul secara bertahap selama 3-4 hari sehingga pada puncak masa sakit dapat ditemui ruam dalam semua tahapannya baik itu berupa bintik kemerahan, vesikel maupun keropeng. Selain di kulit, ruam juga dapat muncul di selaput lendir (mukosa) misalnya pada bagian dalam mulut atau vagina. Umumnya ruam membutuhkan sekitar 7-14 hari untuk sembuh. Penyakit cacar air sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian pengobatan apapun. Pengobatan yang diberikan biasanya bersifat simptomatis atau hanya untuk meringankan gejala yang timbul. Pemberian obat antivirus masih kontroversial dan hanya dianjurkan diberikan pada penderita cacar air dengan komplikasi yang berat, cacar air pada bayi di bawah usia 28 hari, maupun cacar air pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Meskipun demikian menurut beberapa penelitian, pemberian antivirus pada anak yang menderita cacar air dapat mengurangi lamanya demam dan jumlah ruam yang ada, bila dilakukan dalam jangka waktu 48 jam setelah muncul ruam. Salep antivirus (acyclovir) dapat diberikan untuk bintik cacar yang baru agar tidak menyebar ke area sekitarnya. Anak dianjurkan untuk

dr. Ni Komang Wulan Putri Tjatera

istirahat (tirah baring), dan diberikan banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Untuk menurunkan demam sebaiknya diberikan parasetamol, sedangkan untuk mengurangi rasa gatal, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga diberikan bedak salisil, calamine lotion ataupun lotion yang mengandung menthol. Yang penting dilakukan adalah menjaga agar jangan sampai luka terinfeksi bakteri dengan selalu menjaga kebersihan kulit. Anak boleh dimandikan bila tidak demam, dan pada saat mengeringkan badan sebaiknya menggunakan handuk yang lembut agar vesikel tidak pecah. Setelah masa penyembuhan cacar air, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengkonsumsi air mineral, konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C dan E serta penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra.

Pencegahan penyakit cacar air dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi pada anak. Di Indonesia sendiri, cacar air tidak termasuk dalam daftar imunisasi wajib untuk anak, tetapi tetap dianjurkan. Imunisasi sudah dapat diberikan sejak anak berusia 12 bulan, namun mengingat kejadian cacar air di Indonesia terbanyak terjadi pada anak yang telah bergaul dengan anak seumurnya (awal sekolah) dan penularan terbanyak terjadi pada saat usia sekolah, maka imunisasi dianjurkan diberikan mulai usia masuk sekolah, yaitu 5 tahun. Imunisasi ini juga dianjurkan bagi orang di atas 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan. Apabila diberikan setelah anak berusia 12 tahun, maka imunisasi perlu diberikan 2 kali dengan jarak minimal antara pemberian pertama dan kedua selama 4 minggu. Berdasarkan penelitian, imunisasi varicella dapat memberikan perlindungan hingga 20 tahun setelah diimunisasi. Pemberian imunisasi ini efektif melindungi 80-85% terhadap penyakit varicella dan efektif 95% mencegah varicella yang berat. Akan tetapi, sekitar 15-20% anak sehat

yang diberikan imunisasi ini tetap terkena varicella, tetapi dengan gejala yang ringan, dimana tidak ditemukan demam, ruam kulit yang lebih sedikit, dan keluhan lain juga lebih ringan. Selain itu penyakit cacar air pada anak yang sudah mendapatkan imunisasi juga jarang menular kepada orang lain yang belum terkena cacar air. Penularan cacar air juga sangat mudah terjadi dan dapat menyebar dengan cepat. Langkah pencegahan penyebaran pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengisolasi penderita cacar air dari tempat-tempat umum seperti misalnya sekolah atau kantor. Selain itu jika kita tinggal bersama pengidap cacar air, penularan dapat kita cegah di antaranya, dengan mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak dengan penderita; mengenakan masker; menggunakan cairan pembasmi kuman untuk menyeka benda atau permukaan yang mungkin terpapar virus; mencuci baju atau seprai penderita secara terpisah; menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan yang bergizi, minum air putih 7-8 gelas perhari dan istirahat cukup. (Inten Indrawati)

Kamar mandi kering

Kamar Mandi Masa Kini Sama halnya dengan ruang tidur, keberadaan kamar mandi dalam ruang hunian sangat penting. Dari segi fungsi, kamar mandi difungsikan untuk melaksanakan kegiatan mandi, ruang privacy dan seringkali di kamar mandi kita bisa mendapatkan ide-ide tentang apa pun. Dari kegiatan tersebut berkembanglah fungsi kamar mandi sebagai salah satu tempat relaksasi. Hal ini disampaikan Made Teny Agustina, S.Sn. saat ditemui di studionya Kayumanis Interior di kawasan Renon, Denpasar.

Mendongeng Lima Menit ANAK NELAYAN DAN ANAK TUAN TANAH

Seorang anak nelayan setiap hari melaut naik jukung bersama ayahnya. Ketika melemparkan kailnya di tengah laut, tiba-tiba bertiup Made Taro angin kencang. Sebuah gelombang besar membalikkan jukungnya. Kedua nelayan itu terpental. Untung, anak nelayan itu berhasil berenang ke pantai. Adapun sang Ayah, tidak bisa diselamatkan. Mayatnya ditemukan mengambang keesokan harinya. Setelah melupakan duka yang mendalam, sang Anak Nelayan bertekad meneruskan pekerjaan ayahnya. Ia pun pergi ke pasar membeli alat penangkap ikan. Di depan sebuah warung, ia berjumpa dengan teman lamanya, seorang anak tuan tanah. “Kamu menangkap ikan lagi?” tanya Anak Tuan Tanah. “Ya, menangkap ikan adalah pekerjaanku,” jawab Anak Nelayan. “Kamu tidak takut? Bukankah ayahmu baru saja tenggelam di laut, dan kudengar kakekmu juga bernasib malang seperti itu. Bahkan mayat kakekmu tidak ditemukan sampai sekarang.” “Benar demikian! Bagiku, laut adalah kebunku. Apa pun yang terjadi, aku harus mewarisi pekerjaan ayahku sebagai nelayan. Tuhan Maha Kuasa! Aku berusaha melakukan pekerjaan itu sebaikbaiknya.” “Kasihan kamu!” bisik anak tuan tanah itu. “Mak-

sudku, sungguh berani kamu! Kamu harus bertarung dengan ombak dan gelombang, kamu harus tawakal menantang angin, dan kamu harus menyelam ke dasar laut. Ngeri aku membayangkan, betapa bahayanya pekerjaan itu! Dan betapa menakutkan kematian di tengah laut seperti yang dialami oleh ayah dan kakekmu!” “Tuhan Maha Kuasa! Segalanya di bawah kekuasaan beliau. Ngomong-ngomong, kamu masih tinggal di rumahmu yang besar? Bagaimana nasib ayahmu?” tanya Anak Nelayan. “Ya, aku masih tinggal di rumah yang lama. Ayahku sudah meninggal.” “Apakah ayahmu meninggal di rumah itu?” “Ya, dia meninggal karena sakit tua.” “Dan kudengar, kakekmu juga meninggal di rumah itu?” “Benar sekali! Kakekku sedang menuruni tangga menuju lantai bawah. Tiba-tiba kakinya terpeleset. Ia jatuh berguling-guling. Tangan dan kakinya patah, dan nyawanya tidak dapat diselamatkan.” “Lalu, nenekmu?” “Nenekku juga meninggal di rumah itu karena sakit.” “0oohhh…!” keluh si Anak Nelayan. “Mengapa kau tiba-tiba mengeluh?” tanya Anak Tuan Tanah. “Sungguh ngeri kedengarannya! Aku heran, mengapa kau masih tinggal di rumah itu, padahal ayah, kakek dan nenekmu meninggal di tempat yang sama.” (India)

Made Teny Agustina, S.Sn.

M

eningkatnya fungsi sebagai salah satu tempat relaksasi ini pun disinyalir Teny yang menjadikan beragam desain kamar mandi saat ini berkembang dengan konsep beragam, unik dan fungsional. “Dalam membuat desain kamar mandi penting untuk memperhatikan dan mempertimbangkan keluasan lahan yang ada,” ujarnya. Pada rumah tinggal ukuran standar minimal memiliki 1 kamar mandi. Namun, sebagian masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi, memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan huniannya dengan membuat fasilitas kamar mandi untuk 1 ruang tidur saja. Jenis kamar mandi pun beragam, dalam lahan yang kecil umumnya hanya dapat membuat kamar mandi basah. Disebut jenis kamar mandi

basah dikarenakan peletakan peralatan seperti wastafel dan closet, menempel berdekatan dan lantai selalu basah saat dan setelah digunakan. Jenis kamar mandi berikutnya adalah kamar mandi setengah basah, jenis ini memiliki ukuran ruang setengah kali lebih besar dari jenis kamar mandi basah. Posisi fasilitas closet dan shower ataupun bak mandi tidak berdekatan, sebagian lantai tetap kering meski di areal mandi saja yang basah dengan sekat korden/ tirai. Yang terkahir pada hunian yang cukup luas dapat menyiapkan lahan untuk jenis kamar mandi kering. Kamar mandi ini memiliki ukuran yang cukup besar, minimal 6 m2, umumnya ada bath tub. Areal mandi dipisahkan dengan tertutup pintu, kaca, partisi dan ketinggian lantai, sehingga saat mandi air tidak menggenangi area lainnya, sehingga ruang lainnya benar-benar kering. Jarak antara closet dan wastafel tidak terlalu dekat. Teny menyampaikan, dalam merancang kamar mandi, hal yang paling penting dipertimbangkan adalah posisi, sirkulasi udara dan pencahayaan. Jika sirkulasi udara tidak bagus, kamar mandi akan terasa pengap dan bau. Aliran udara harus lancar agar tidak mengganggu kesehatan. Pencahayaan sangat penting dan lebih baik dengan pencahayaan alami agar hemat energi, serta mempermudah aktivitas. Penting untuk mempertimbangkan pula posisi peletakan area kamar mandi agar dapat berhubungan dengan alam terbuka. Fasilitas dalam kamar mandi, berupa closet, wastafel, shower dan bath tub, berkaitan den-

gan peletakan aliran air kotor dan air bersih. Sebelum mewujudkan kamar mandi dengan fasilitas tersebut, hendaknya diatur dengan baik agar pipa-pipa air tidak bocor, tidak mudah tersumbat dan mudah untuk perawatan serta perbaikan. Fasilitas seperti stop kontak untuk aktivitas mencukur dan mengeringkan rambut, pemasangan water heater, serta posisi floor drain (saringan air kotor) pun perlu pengaturan perencanaan dari awal penempatannya, sehingga dapat mempermudah aktivitas, penyimpanan, meningkatkan kenyamanan, perawatan hingga perbaikan. Dalam mengerjakan sebuah proyek, Teny pun merencanakan fasilitas yang matang dari awal sehingga dalam perwujudannya dapat memaksimalkan tingkat kenyamanan penggunanya.

ing. Area basah dibatasi sekat dan perbedaan level lantai. Begitu juga dengan area privacy, sekat pendek menjadi pemisah dengan area wastafel. Desain sangat istimewa dengan konsep vintage memberi kesan romantic dan hangat dengan sinar lampu pijar. Kamar Mandi Basah Dalam lahan yang tidak cukup luas, rata-rata kamar mandi berkisaran 1.5m2. posisi shower berdekatan dengan closet sehingga saat mandi seluruh lantai basah.

Kamar mandi basah

Kamar mandi kering bertemakan Vintage Ruangan kamar mandi ini berukuran 12.8m2, sangat memudahkan desainer untuk memisahkan area basah dan ker-

Kamar mandi setengah basah Ruang yang cukup untuk kamar mandi jenis ini minimal berkisaran 5m2, area wastafel dengan shower berdekatan, namun dibatasi dengan bathub. Posisi closet dengan yang lainnya cukup, dan saat mandi lantai dalam kamar mandi ini hanya sebagian yang basah. (Inten Indrawati)

Dalam merancang kamar mandi, hal yang paling penting dipertimbangkan adalah posisi, sirkulasi udara dan pencahayaan. Jika sirkulasi udara tidak bagus, kamar mandi akan terasa pengap dan bau. Aliran udara harus lancar agar tidak mengganggu kesehatan. Pencahayaan sangat ­penting dan lebih baik dengan pencahayaan alami agar hemat energi, serta ­mempermudah aktivitas.

Kamar mandi setengah basah


16

Edukasi

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Jaga Kearifan Lokal Melalui Lomba Mesatua Bali Sungguh memprihatinkan jika anak-anak yang lahir dan tinggal di Bali tidak fasih menggunakan Bahasa Bali. Ini akan sangat jelas terlihat bagi anak-anak yang tinggal di per­kotaan, mereka bahkan merasa gengsi menggunakan Bahasa Bali. Keadaan ini tampaknya menjadi perhatian serius pemerintah dengan diselenggarakannya berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menjaga penggunaan Bahasa Bali dalam komunikasi sehari hari.

M

asih serangkaian Buleleng Education Expo (BEE), Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga menggelar lomba mesatua Bali. Lomba Mesatua Bali ini diikuti oleh 11 peserta yang mewakili

9 Kecamatan dari seluruh Kabupaten Buleleng. Lomba mesatua bali ini banyak berisikan materi yang sangat penting bagi dunia anak-anak. Pesan moral dan mendidik akan sangat berguna bagi pembelajaran anak-anak. Bukan hanya itu, penampilan dari para

Peserta mengikuti Lomba Mesatua Bali serangkaian BEE

peserta saat menceritakan dongeng menjadi hiburan tersendiri dan mengundang tawa dari para penonton yang menyaksikan lomba. Mulai memudarnya kearifan lokal didalam dunia anak-anak tidak terlepas dari perkembangan zaman. Salah satu contoh yang paling sering ditemui pada saat ini yaitu mulai berkurangnya penggunaan bahasa bali dalam berkomunikasi dikalangan anak-anak. Hal tersebut tentunya harus mendapat perhatian khusus dari semua pihak baik itu mulai dari sisi pendidikan formal dan non formal yang menjadi tanggung jawab orang tua. Ini menjadi latar belakang Pemkab Buleleng mengadakan lomba mesatua bali yang menjadi bagian dalam pagelaran Buleleng Education Expo (BEE). Lomba yang diadakan dikawasan Gedung Gde Manik ini mampu menyedot perhatian pengunjung. Pada hari ke-4 ini, BEE mengadakan lomba Mesatua Bali tingkat Sekolah Dasar (SD) yang diselenggarakan di Panggung Utama. Lomba ini juga menjadi sesuatu yang paling ditunggu oleh para pengunjung yang sangat antusias untuk menyaksikan. Menurut Ketua Panitia Lomba Mesatua Bali I Nyoman Yasa,S.Pd.,MM, lomba Mesatua Bali ini baru pertama kali diselenggarakan pada pagelaran BEE. Yasa menjelaskan, pencarian peserta bukan melalui pendaftaran,melainkan peserta lomba ditunjuk langsung. “Ini dikarenakan lomba mesatua bali ini baru pertamakalinya diselenggarakan, sehingga kita harus menunjuk yang terbaik untuk mengikuti lomba,” tuturnya.

Yasa menambahkan, kedepannya lomba Mesatua Bali ini harus diselenggarakan disetiap Kecamatan sehingga peserta bisa lebih meningkat jumlahnya. Yasa pun berharap, dari penyelenggaraan lomba Mesatua Bali ini kearifan

lokal tidah punah akibat perkembangan zaman. “Dari lomba ini tentunya kita berharap bahasa bali yang merupakan bahasa ibu tetap menjadi yang utama di Bali khususnya di Buleleng,” harapnya. (Wiwin Meliana).

Dara

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Buleleng Recycle Carnaval (BRC)

9

Dukung Buleleng Bebas Sampah Plastik Banyak kegiatan yang membangkitkan kreativitas siswa diselenggarakan serangkaian Buleleng Education Expo (BEE). Salah satunya Buleleng Recycle Carnaval (BRC). Event yang kedua kalinya digelar ini diikuti oleh puluh­an peserta baik perseorangan maupun pasangan dari berbagai sekolah ditingkat TK,SD,SMP,SMA/SMK ­di Kabupaten Buleleng.

D

ibanding tahun sebelumnya, peserta BRC 2017 kali ini meningkat. Para peserta mengikuti carnaval dan fashion show dengan menggunakan kostum hasil rancangan dari sekolah masing-masing. Tercatat sebanyak 26 orang merupakan peserta ekshibisi. Sebanyak 22 orang berasal dari Kiddy Club Singaraja, TK Mutiara sebanyak satu orang, SD

Katolik Karya sebanyak satu orang dan Penyuluh Bahasa Bali Buleleng sebanyak dua orang. Sedangkan untuk peserta kompetisi sebanyak 54 pasang masingmasing berasal dari SD sebanyak 17 pasang, SMP sebanyak 25 pasang dan SMA/SMK sebanyak 12 pasang. Ajang BRC sendiri dibuka langsung oleh Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG di Lapangan Umum Taman Kota Singaraja, Sabtu

Peserta mengikuti Buleleng Recycle Carnaval.

(3/6) sore. BRC ini juga sebagai ajang pengenalan mencintai lingkungan kepada siswa karena mereka diajarkan untuk memanfaatkan barang bekas. Para

Empat Desa Wisata Buleleng Raih Penghargaan Dewi Award Buleleng memiliki berbagai potensi wisata alam, budaya, dan tradisi yang sangat menarik untuk dikunjungi. Dengan berbagi potensi itu, berbagai Daya Tarik Wisata (DTW) muncul dengan keunggulan dan ciri khasnya masingmasing. Saat ini tercatat 19 DTW resmi yang ada di sembilan kecamatan di Kabupaten Buleleng. namun setelah dilakukan inventarisasi terdapat 86 DTW di Buleleng. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan banyaknya DTW yang ada harus dilakukan pembinaan dari segi administrasi, fisik, dan sisitem pengelolaan sehingga menjadi objek pariwisata yang berkelanjutan. Rupanya usaha Dispar dan masyarakat dalam pengelolaan berbuah manis. Baru-baru ini DTW yang berada di Empat Desa Wisata berhasil meraih Dewi Award yang digelar oleh Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Dari empat Desa Wisata yang meraih penghargaan Dewi award, tiga diantaranya meraih kategori silver (perak), sementara satu Desa Wisata meraih kategori bronze (perunggu). Sutrisna mengatakan tahun ini belum ada Desa Wisata di Bali yang berhasil mendapatkan kategori Gold, sehingga ini merupakan tantangan yang cukup berat untuk meraih kategori Gold tahun berikutnya. Tiga Desa Wisata yang meraih penghargaan kategori silver masing masing Desa Pemuteran di Kecamatan Gerokgak, Desa Munduk Kecamatan Banjar, dan Desa Sambangan Kecamatan Sukasada. Sementara Desa Kalibukbuk yang notabene memiliki kawasan wisata Pantai Lovina hanya

berhasil meraih kategori bronze. “Ke empat Desa ini akan terus kami lakukan pembinaan-pembinaan agar ke depan bisa naik kelas menjadi kategori Gold,” ungkapnya. Diterangkan oleh Sutrisna, masingmasing Desa Wisata yang meraih penghargaan menawarkan daya tarik yang berbeda-beda. Desa Pemuteran kecamatan Gerokgak misalnya, merupakan kawasan konservasi bawah lau yang sudah beberapa kali mendulang penghargaan tingkat nasional. Sementara itu, Desa Wisata Munduk di Kecamatan Banjar menawarkan wisata budaya, tradisi dan pertanian yang saat ini masih sangat terjaga. Berbeda dengan Pemuteran dan Munduk, peraih penghargaan kategori silver ketiga yakni Desa Wisata Sambangan kecamatan Sukasada memang sangat dikenal dengan wisata alamnya. Desa ini memang memiliki beberapa air terjun dengan panorama alam yang begitu asri sehingga tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan baik domestic hingga mancanegara. Salah satu air terjun yang sangat terkenal di Sambangan yakni Air Terjun Aling-Aling. Sementara itu, Satu Desa Wisata yang juga mewakili Kabupaten Buleleng dalam penganugrahan Dewi Award yakni Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng dengan kategori Bronze (Perunggu). Desa Kalibukbuk ini memang sudah dikenal diberbagai Negara dengan kawasan wisata Pantai Lovina. Terkait dengan Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng memang hanya berhasil meraih kategori bronze, karena memang penilaian yang dilakukan Dewan Juri sangat ketat. Salah satu indicator yang paling penting dalam pengelolaan Desa Wisata adalah pemberdayaan masyarakat.

Penghargaan Dewi Award diberikan kepada masing-masing perwakilan Desa Wisata.

“Tentu penilainnya yang dilakukan karena penilaian yang memiliki point paling tinggi adalah pengelolaan lokasi wisata yang harus lebih banyak melibatkan masyarakat. Artinya, Desa WIsata ini harus bisa memberdayakan masyarakat. Ini akan terus kita lakukan evaluasi untuk peningkatan kedepan,” Kata Sutrisna. Dengan diraihnya penghargaan tersebut, pihak Dispar akan terus melakukan pembinaan sehingga masingmasing desa wisata memiliki Amenity, Atraksi dan Aksesbiti. Bahkan yang terpenting pembinaan yang dilakukan dari segi sapta pesonanya. “Setiap wisatawan yang berkunjung harus punya kenangan di sini, jika sudah ada kenangan maka mereka akan datang lagi dan lagi,” jelasnya. (Wiwin Meliana).

peserta akan menggunakan kostum yang terbuat dari barang bekas seperti koran, plastik, dan kaleng bekas. Ditemui usai membuka acara, Wabup Sutjidra mengatakan ajang BRC ini menjadi ruang kepada anak-anak siswa TK, SD, SMP dan SMA bagaimana mereka mencintai lingkungan khususnya dalam pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah ini ada 3R yaitu Reuse, Reduce, Recycle. Ruang ini yang diperlukan anak-anak untuk mengenal pengeloaan sampah. “Melalui BRC ini kita memberika ruang sedini mungkin untuk pengelolaan sampah,” katanya. Ini juga merupakan salah satu cara untuk mendukung program pemerintah, Buleleng bebas sampah plastik. Dirinya menambahkan ajang ini betul-betul memperhatikan kreativitas dari anakanak TK, SD, dan SMP ini. Jadi, ajang ini juga sebagai upaya mengedukasi anak-anak untuk menjaga lingkungan dan juga mendukung program Buleleng Bebas Sampah Plastik. “Sampah yang mereka daur ulang memiliki kreativitas yang sangat tinggi, nah sekerang lah akan mereka tampilkan hasil daur ulang tersebut,” imbuhnya . Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Drs. Gede Suyasa, M.Pd

menjelaskan BRC ini berbeda dengan BRC tahun lalu. Pada hajatan yang sama tahun lalu, yang banyak menjadi peserta adalah siswa SMA/SMK. Namun saat ini kewenangan SMA/SMK ada di Provinsi. Regulasi penganggaran juga mengikuti provinsi. Itu sebabnya SMA/SMK sedikit yang terlibat tahun ini. “Kepesertaan dari SMA/SMK sedikit karena kewenangannya sudah di provinsi,” jelasnya. Untuk kepesertaan, menurut mantan Kepala Bappeda ini menunjukkan peningkatan dan jumlahnya masih tinggi. Setelah SMA/SMK tidak terlibat, yang muncul saat ini adalah siswa SD dan SMP. Selain itu ada pula ekshibisi dari siswa-siswa TK. “Jumlahnya masih tinggi. Ini dikarenakan yang muncul saat ini adalah siswa TK, SD, dan SMP,” ujarnya. Suyasa juga merasa gembira karena walaupun menggunakan sistem daur ulang untuk pembuatan busana, anakanak SD dan SMP bisa ikut. Pihaknya nanti akan melihat kualitas karya anakanak SD dan SMP ini karena busana ini melewati proses daur ulang yang susah bagi mereka. “Yang menggembirakan ini pesertanya masih tinggi namun yang muncul adalah siswa dari TK sampai SMP,” tutupnya. (Wiwin Meliana)


10

Kreasi

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Kerajinan Flanel

Makin Sulit makin Mahal

Bisnis kerajinan tangan tetap menjadi idola di tengah maraknya peluang bisnis modern. Usaha kerajinan tangan menempati segmen tersendiri, karena usaha ini bisa ditekuni tanpa modal besar. Dengan kreativitas dan keuletan, peluang usaha kreatif menjanjikan prospek yang cukup menarik. Salah satu jenis usaha kreatif yang masih diminati saat ini adalah bisnis kerajinan dari kain flanel. Banyak kreasi yang bisa diciptakan untuk menyasar berbagai segmen pasar, mulai dari anak-anak, remaja, hingga ibu rumah tangga.

B

isnis ini juga yang dilakoni oleh ibu muda Putu Ayu Sutriningsih. Berawal dari hobinya membuat kerajinan tangan, ia bertekad untuk membuat usaha Rumah Flanel Singaraja. Baginya, kain flanel merupakan kain yang memiliki tekstur lembut sehingga mudah dibentuk dan dikreasikan ke dalam berbagai bentuk menarik dan inovatif. Berawal dengan modal yang sangat minim, Rp 300 ribu, perempuan kelahiran 27 April 1994 ini memulai bisnisnya kecil-kecilan. Seperti kerajinan flanel pada umumnya, ia memproduksi kerajinan berbagai bentuk gantungan kunci dan bantal, namun karena dirasa

Kerajinan kain flanel yang siap dipasarkan

terlalu monoton, ia mencoba berkreasi dengan bentuk-bentuk yang lain. Perempuan yang akrab disapa Ayu ini mengaku belajar secara otodidak dengan mencari refrensi di internet. “Inovasi itu memang sangat perlu dilakukan,

biasanya saya lakukan browsing di internet untuk menambah kreativitas,” jelasnya. Terobosan demi terobosan ia lakukan untuk mengikuti pasar. Biasanya produk yang paling diminati berupa kerajinan bunga

flanel yang dibentuk berbagai jenis bunga, baik berupa buket, flower in bag, flower box maupun dikreasikan dengan berbagai jenis pelengkap seperti boneka agar tampak lebih menarik. Ia tidak menampik, akan banjir orderan ketika ada momen-momen tertentu saja, seperti valentine dan acara wisuda. “Jika ada momen itu pasti sampai kewalahan melayani orderan dan butuh banyak tenaga,” jelasnya. Akan tetapi di luar dari momen itu, tidak jarang permintaan akan kerajinan bunga flanel akan menurun. Untuk menyiasati hal tersebut, promosi makin ia gencarkan melalui media sosial. Selain itu, kreativitas juga selalu ia lakukan agar berbeda dengan usaha kerajinan kain flanel lainnya yang ada di Bali. “Kalau dari Singaraja yang fokus dengan usaha kain flanel memang baru usaha miliki saya saja, kalau yang lain hanya memproduksi ketika ada momenmomen ter­ ten­tu saja,” jelasnya. Anggota dari Crafter Flower Maker ini juga mengaku jika selalu memproduksi kerajinan flanel sehingga ketika calon pembeli yang datang dapat langsung membeli barang yang sudah jadi. Ditengah kesibukannya sebagai seorang ibu dan mahasiswa akhir yang sedang menyele-

saikan skripsinya, tidak mudah memang membagi waktu antara bisnis dengan keluarga. Maka ia harus benar-benar pintar mengatur waktu sehingga semua bisa berjalan beriringan. Ditanya soal kendala, Ayu mengaku kesulitan bahan baku utama yaitu kain flanel. Minimnya toko yang menjual kain flanel di Singaraja membuat harus lebih sering ke Denpasar. Bahkan tidak jarang untuk mendapat kualitas yang lebih dan harga yang lebih murah ia harus memesannya ke luar Bali. “Kadang-kadang pesennya di luar Bali secara online, karena di sini jenisnya kurang lengkap,” imbuhnya. Rata-rata kerajinan yang ia jual dengan harga mulai Rp 100 ribu hingga Rp 350 ribu tergantung besar kecilnya dan kualitas bahan yang digunakan.

“Kami jual produk handmade, jadi makin sulit tingkat pengerjaanya makin mahal juga harga yang kami tawarkan,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Putu Ayu Sutriningsih menunjukkan karya kerajinan tangan dari kain Flanel

Menganyam saat Waktu Luang penganyam untuk mendapatkan bahan baku. Namun, bahan baku juga didatangkan dari luar desa. Bambu-bambu yang sudah siap anyam ini kemudian dijadikan berbagai bentuk barang. “Kami biasanya membuat kepe, sokasi, wakul, dan kukusan. Proses pembuatannya tergantung ketersediaan bahan dan barang yang akan dibuat. Harga juga demikian. Tergantung tingkat kerumitan. Kepe harganya mulai Rp 40 ribu, sokasi mulai Rp 120 ribu

tergantung ukuran, wakul mulai Rp 15 ribu,” imbuh Piani. Hasil anyaman para ibu-ibu ini ada yang disetor ke pengepul dan ada yang dijual langsung karena pembeli datang ke rumah. Hasil penjualan bisa dipakai untuk menambah uang dapur. Kini tak hanya kaum ibu-ibu yang menganyam. Anak-anak sudah mulai dikenalkan cara menganyam. Proses pembelajaran dilakukan saat anak-anak tidak ada kesibukan. Piani menambahkan

para perajin sokasi ini juga belajar dari produk lain. Mereka menjadikan sokasi dari daerah lain yang sedang tren sebagai acuan. (Ngurah Budi)

Wayan Piani (paling kiri)

Beragam kegiatan bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang. Salah satunya menganyam bambu untuk dijadikan aneka barang bermanfaat. Hal ini dilakoni ibu-ibu di Br. Bangklet, Desa Kayubihi, Bangli. Mereka menganyam setelah urusan rumah tangga beres. “Kami mulai menganyam setelah anak-anak berangkat sekolah dan semua urusan rumah tangga

beres. Ada yang menganyam sendiri di rumah, ada juga yang berkelompok. Waktu menganyam pun fleksibel. Kalau ada upacara adat, kami tidak menganyam. Kalau pesanan banyak, kadang kami harus lembur,” ujar Wayan Piani, salah seorang penganyam. Ia menuturkan desanya merupakan salah satu sentra penghasil bambu. Hal ini memudahkan para

“Kami biasanya membuat kepe, sokasi, wakul, dan k­ ukusan. Proses pembuatannya tergantung ketersediaan bahan dan barang yang akan dibuat. Harga juga demikian. Tergantung tingkat kerumitan.

Ibu-ibu warga Br. Bagklet sedang menganyam

Anyaman sokasi

Style

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Endek Semi Kasual Formal Dekranasda Kota Denpasar, tahun ini bersinergi dengan IFC Denpasar. Tujuannya mengangkat branding serta mempromosikan kain tenun ikat sebagai salah satu produk unggulan Kota Denpasar.

U

ntuk itu pada ajang “Bali Fashoin Trend - Spring Summer 2018” yang digelar di TS Suites, Kuta belum lama ini, Dekranasda Kota Denpasar menampilkan karya 2 orang desainer lokal Denpasar yakni Lusi Damai dan Dhevinta Tito. Pekan ini, Tokoh menyuguhkan koleksi dari Lusi Damai dengan karakter style “Semi Kasual Formal. Bahwa, setiap 1 desain berbahan endek ini dapat dikenakan pada situasi kasual, seperti ke mall, situasi semi formal untuk menghadiri undangan dan situasi formal ke kantor. Karya Lusi Damai ini bertemakan “Aurora “. Ia terinspirasi dengan keindahan Aurora yang merupakan fenomena alam menyerupai pancaran cahaya yang menakjubkan. Keindahan Aurora tersebut terpancar indah melalui pilihan warna dominan hijau, jingga dan terkadang agak kemerahan serta oranye. Sedangkan liukan Aurora nampak pada lekukan desain blazer dan

Lusi Damai

skirt atau pants. Melengkapi koleksinya selain desain sepatu, Lusi Damai juga memasang bros berbentuk bunga mawar emas di bagian dada, yang mengangkat keunikan Bali yakni bunga gonjer mas yang biasa dipakai hiasan rambut di kepala. (Sri Ardhini)

15


14

Jelita

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

“Beauty Inside Out”

Cantik Jelang Hari nan Fitri

Menghitung hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, Miracle Aesthetic Clinic Denpasar ingin membantu masyarakat, khususnya para wanita untuk mendapatkan kulit yang sehat, cantik, cerah dan bercahaya saat berpuasa melalui even “Beauty Inside Out” bersama dr. Deasy Mahardini, dokter Konsultan Miracle Aesthetic Clinic Denpasar, yang diselenggarakan pada Minggu ( 4/6) di Quest San Hotel. Denpasar . Bahwa, menjelang Hari Raya Idul Fitri tidak jarang para wanita berlomba-lomba ingin menunjukkan penampilan terbaiknya di saat Hari nan Fitri. Namun, masih banyak wanita hingga saat ini hanya terpacu pada penampilan cantik melalui pakaian yang dikenakan saja, tanpa memikirkan kesehatan dan penampilan wajah yang cerah, sehat, halus dan bercahaya. Nah, sudahkah Anda memiliki kulit sehat, halus, cantik, cerah dan bercahaya menyambut momen spesial ini? Memiliki kulit cantik, cerah, sehat dan bercahaya saat berpuasa merupakan impian semua orang, termasuk mereka yang sedang menjalani ibadah puasa. Banyak artis Indonesia yang sudah sejak lama mempercayakan kulitnya agar tetap cantik saat berpuasa terhadap perawatan dari Miracle

­ esthetic Clinic. Sebut saja Inul Daratista, Krisdayanti, Ashanti, A dan yang lainnya. Dr. Deasy Mahardini di antaranya mengatakan jika cantik saja tidak cukup, melainkan, kulit juga harus sehat. Saat berpuasa, katanya kulit cenderung lebih kering, kusam, dan masih banyak permasalahan lainnya. Perawatan dari dalam saja juga belum cukup, harus diimbangi dengan perawatan dari luar seperti facial, penggunaan produk seperti pelembab, sunblock, dan yang produk lainnya yang disampaikan oleh dokter Desy Mahardini. Pada acara yang penuh keakraban tersebut, Miracle mengundang Komunitas Hijabers Bali yang mewakili sebagian masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bali yang menjalankan ibadah puasa. Miracle melalaui dokter Desy Mahardini memberikan tips agar sadar men-

jaga kesehatan serta kecantikan kulitnya selama berpuasa, terlebih untuk menyambut Hari Nan Fitri. “Sesuai Misi Miracle, maka kami juga ingin membantu masyarakat Indonesia khususnya yang di Bali melalui komunitas Hijabers Bali ini untuk sadar serta dapat mencapai penampilan terbaiknya, meskipun sedang menjalani ibadah puasa,” ucap Upik Rustiah, Clinic Manager Miracle Aesthetic Clinic Denpasar ini. Dalam acara “Beauty Inside Out” tersebut Miracle ­Aesthetic Clinic tidak hanya memberikan ilmu seputar bagaimana cara menjaga serta merawat kulit saat menjalani puasa, tapi juga menghadirkan tutorial berhijab, dan memberikan banyak hadiah melalui games, lucky draw, hingga penghargaan terhadap best dresscode untuk para peserta yang hadir dalam even “Beauty Inside Out” ini. Tidak lupa Miracle juga memberikan special offer 10% off untuk pembelian produk* dan Buy 1 Get 2 untuk pembelian Voucher Dermavita Facial Treatment yang hanya bisa didapatkan khusus pada acara tersebut. (Sri Ardhini)

Bugar

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

11

Sehat saat Puasa

Saat ini umat Muslim sedang melakukan ibadah puasa. Apa saja yang harus diperhatikan, agar tetap sehat saat puasa? Menurut Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, Sp.Msc, Akp, Sp.GK., berpuasa menahan lapar dan haus selama lebih kurang 12 jam, selama sebulan. Walaupun begitu, puasa memiliki manfaat bagi kesehat­ an, jika dijalankan dengan cara yang tepat dan sehat pula.

“K

alau dilihat dari kehidupan seharihari, saat puasa itu tidak ada bedanya hanya beda jam makannya. Biasanya, manusia bangun pagi makan, setelah malam selesai makan, dia tidur dan berpuasa sampai esok harinya. Yang beda, biasanya orang puasa sambil tidur. Tapi dalam puasa religi ini orang berpuasa sembari beraktivitas,” ujarnya. Ia mengatakan, dari kebutuhan nutrisi tidak banyak berbeda. Dalam arti, dia bisa mengisi kebutuhannya selama periode dari buka puasa sampai sahur rentang waktu pukul 19.00 sampai sahur pukul 04.00. Namun, sering terjadi pada orang yang berpuasa, mengubah pola makan, kondisi saat buka puasa, seperti orang yang dipenjara kemudian dilepas. Mereka makan sangat banyak, akhirnya, overdosis. Menurutnya, perlakuan ini tentu saja salah. “Kalau biasanya kita bangun pagi, minum air dulu, beberapa saat kemudian makan. Makan yang ringan dulu, kemudian yang berat. Seharusnya, saat berbuka puasa juga sama,” saran dr. Indraguna Pinatih. Kalau tidak hati-hati saat berbuka, memasukkan makanan terlalu banyak akan mengagetkan tubuh. Cara yang baik, minumnya pun bertahap karena perut masih kosong, enzim sedang menurun. Selang beberapa saat baru makan agak besar. Ada yang menyarankan, untuk makan manis dulu, saat berbuka puasa. “Manis itu yang bagaimana, dan tujuannya manis itu untuk apa. Sama seperti bangun tidur, sebaiknya minum dulu. Pilihlah cairan yang sifatnya isotonik, bisa air putih biasa, jus encer jus pepaya, atau air kelapa. Tujuannya untuk mengisi kekurangan cairan saat puasa. Setelah itu baru makan sedikit, tujuannya,

membangkitkan lambung yang istirahat. Setelah lambung siap, baru makan besar,” saran ahli gizi FK Unud ini. Seperti manusia yang makan tiga kali sehari sesuai kebutuhan, sama juga ketika berpuasa, kita bisa mengubah jam makan kita. Mulai makan dari buka puasa sampai makan terakhir waktu sahur. “Untuk kebutuhan kalori, orang menghitungnya 24 jam, boleh tiga kali makan, boleh dua kali makan, boleh juga 10 kali makan. Pola makan ini diatur mulai waktu berbuka puasa sampai sahur,” ucapnya. Terkadang, ada yang kelupaan sahur. Bagaimana daya tahan tubuhnya saat berpuasa? Sebenarnya, kalau saat berbuka dia sudah makan banyak dan kelupaan sahur, tidak menjadi masalah. Memang, diakuinya, orang yang sarapan memiliki konsentrasi lebih tinggi. Namun, pertanyaannya sarapannya apa? Kita lihat orang-orang zaman dulu saat bangun tidur mereka hanya minum kopi. Kemudian, mereka baru makan pukul 10. Mereka mampu berkonsentrasi selama dua jam. Mungkin yang minum kopi ditambah dua tangkup roti bisa berkonsentrasi sampai pukul 12 siang. Ini ngomongnya soal konsentrasi. Kembali ke soal puasa, kata dia, saat puasa, biasanya banyak yang mengurangi aktivitas. Terkadang, jika mereka kelupaan sahur, dan sudah makan

banyak rentang waktu berbuka sampai sahur, tentu tidak masalah. Ukuran yang dipakai menghitung adalah 24 jam. Saat berpuasa, biologic clock yang diubah sehingga intinya kalau mereka tidak sahur, sama artinya mereka tidak makan malam. Sampai saat ini, ia belum pernah mendengar ada laporan kalau berpuasa mengakibatkan sakit. Satu atau dua hari memang ada penyesuaian dengan tubuh, namun, setelah

itu tubuh akan menyesuaikan diri. “Puasa yang dilakukan dengan benar, artinya, saat berbuka dan sahur mengonsumsi makanan sehat, tentu akan memberikan dampak yang baik pula. Sebenarnya, kalau dilihat dari segi gizi tidak ada yang akan berubah. Puasa juga tidak membuat tubuh kurus,” katanya.

Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, Sp.Msc, Akp, Sp.GK.

Manfaat kesehatan secara umum harus dilihat dari jumlah dan jenis makanan yang dimakan. Nutrisi yang diperlukan tubuh sangat beragam, karena tidak ada satu jenis makanan saja yang bisa memenuhi semua kebutuhan nutrisi itu. Perlu lebih cermat dalam memilih jenis makanan untuk berbuka dan sahur. “Kecenderungan saat buka puasa, makanan menjadi lebih mewah. Seharusnya tidak begitu, pola hidupnya juga harus biasa saja. Sesuai dengan aturan. Puasa ini lebih pada pengendalian emosi,” katanya. Kebutuhan kalori dihitung berdasarkan umur, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, dan aktivitas. Ia memberi tips, makanlah dengan porsi yang normal, jangan berlebihan. Fokuslah mengonsumsi makanan yang kaya akan karbohodrat kompleks dan protein serta buah dan sayuran. Menyantap makanan yang mengandung banyak air selama sahur juga sangat baik untuk mencegah dehidrasi tubuh. Jika ingin olahraga lakukan olahraga yang ringan, seperti jalan santai. (Wirati Astiti)


12

Kuliner

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Kenali Ramen Nikmatnya Pancake Durian dari Kuahnya

Bagi Anda penggemar durian, musim panen durian merupakan musim yang dinantikan. Pedagang durian pun mudah ditemui. Tak hanya menikmati daging buahnya, durian juga bisa diolah menjadi berbagai kudapan.

D

ari berbagai referensi dijelaskan durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga

Foto: anekatop10

menyerupai duri. Sebutan popular durian adalah “raja dari segala buah” (king of fruit). Banyak orang yang menyukai durian, namun banyak juga yang tidak tahan dengan aromanya. Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.

M

i merupakan salah satu bahan makanan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Mi sering diidentikkan dengan masakan Cina. Padahal mi juga dikenal di Jepang. Salah satunya adalah ramen. Ramen merupakan mi asal Jepang yang mempunyai rasa kuah yang lezat saat menyantapnya. Kuah ramen pun memiliki beberapa jenis rasa. Ramen pun menjadi hidangan favorit terbukti dengan banyaknya penjual ramen. Rebusan mi hasil buatan tangan atau buatan mesin diceburkan ke dalam sebuah mangkuk berisi kuah yang dibuat dari berbagai jenis kaldu (umumnya dengan dasar kaldu babi). Pada umumnya chasiu, menma, dan irisan daun bawang ditambahkan di atas mi sebagai lauk atau penyedap. Di beberapa restoran Jepang, ramen menjadi menu favorit. Untuk lebih mendekatkan kon-

Pancake durian Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya. Salah satu olahan durian yang digemari adalah panekuk durian atau

pancake durian. Ini makanan ringan berupa puree daging durian dan vla atau krim kocok yang dibalut dengan kulit crepes atau dadar gulung. Panganan ini pertama kali dipelopori oleh pedagang-pedagang kue rumahan di Kota Medan, dan lambat laun tersebar di kota-kota lain di Indonesia. “Saya paling senang durian termasuk pancake durian. Nikmatnya luar biasa. Sekali makan pancake durian bisa empat potong,” ujar Dewi

Aliyah, seorang penggemar durian. Para pedagang panekuk durian juga membuat banyak variasi rasa krim, selain variasi daging durian yang digunakan. Pada umumnya panekuk durian menggunakan krim kocok polos berwarna putih, namun sekarang ini banyak pula pedagang panekuk yang memodifikasi krim kocok menjadi bercitarasa lain seperti stroberi, coklat, keju, dan lain-lain. (Ngurah Budi)

sumen dengan makanan ini, ada yang memutarkan video proses pembuatan kuah ramen. Proses pembuatannya memerlukan waktu yang lama. Kaldu disaring berkalikali hingga menghasilkan kuah yang bening tetapi memiliki cita rasa yang kuat. “Dari kuah yang bening ini bisa diketahui rasa berbagai bumbu yang sudah menyatu. Kalau mau makan ramen, cicip dulu kuahnya. Kalau ada yang kurang, baru tambahkan cabai atau bawang goreng, atau apapun yang menurut kita kurang

Resep ala Dapur Eka Pasta Polos dan Salad Sayuran

Pasta Saus Tomat dan Jamur Krispi Bahan dan bumbu saus: ½ kg : tomat dipotong kotak-kotak 4 siung : bawang putih dicincang kasar ½ bagian : bawang Bombay diiris sedang 1 lembar : daun bay (bayleaf) 2 sdt : daun oregano 1 sdt : bubuk merica putih ½ sdt : bubuk merica hitam ¼ bagian : paprika dipotong kotak-kotak 4 batang : seledri – iris kasar 1 sdm : minyak zaitun 1 sdm : tepung maizena – encerkan dengan air dingin Garam secukupnya Gula pasir secukupnya Bahan dan bumbu jamur krispi: ¼ kg : jamur tiram, disuwir ukuran sedang – remas, cuci bersih, peras, lalu tiriskan 2 siung : bawang putih – dihaluskan ½ sdt : bubuk merica putih

3 sdm : tepung terigu 1 sdm : tepung beras 1 sdm : tepung tapioka Garam secukupnya Cara membuat saus: - Panaskan minyak zaitun, masukkan bawang putih, aduk hingga harum. - Masukkan bawang Bombay, aduk hingga layu, lalu masukkan potongan tomat dan bayleaf. Aduk rata, kemudian tutup rapat. - Masak tomat hingga hancur dan lembut. - Tambahkan irisan daun oregano, daun seledri, bubuk merica putih dan hitam, paprika, garam dan gula. - Aduk rata. Setelah rata, masukkan cairan tepung maizena. Aduk rata hingga mengental, matikan api. Cara membuat jamur krispi: - Campurkan semua tepung hingga rata, masukkan semua bumbu, aduk hingga rata. - Taburkan diatas jamur yang sudah disuwir hingga rata, pilah-pilah. - Panaskan minyak, goreng pilahan jamur hingga berwarna kecokelatan, angkat, tiriskan. Cara menghidangkan: - Letakkan dua putaran garpu pasta yang sudah direbus, siram saus tomat di atasnya, taburkan jamur krispi. - Siap dihidangkan.

SUP LABU KUNING

Cara membuat pasta polos: Panaskan minyak zaitun, masukkan bawang putih, bubuk merica putih dan garam secukupnya, aduk rata. Masukkan rebusan pasta yang sudah ditiriskan, aduk rata, matikan api, siap dihidangkan. Bisa ditemani salad sayuran.

8-10 menit. Tiriskan dan siramkan sedikit minyak zaitun, ratakan. - Hidangkan dengan berbagai saus.

Pasta Saus Cumi Asam Manis Bahan dan bumbu rebusan cumi: ½ kg : cumi 2 ruas : jari jahe – memarkan 1 ruas : jari kunyit – memarkan 3 siung : bawang – memarkan Garam secukupnya Bumbu saus asam manis: 3 siung : bawang putih dicincang kasar ½ bagian : bawang Bombay potong kotak-kotak sekitar 1 x 1cm ½ kg : tomat – dipotong kotak-kotak 2 iris : tipis jahe dicincang kasar 1 sdt : bubuk merica putih ½ sdt : bubuk merica hitam 1 sdm : minyak zaitun 1 sdm : tepung maizena – encerkan dengan air dingin Garam secukupnya Gula pasir secukupnya Cara memproses cumi: Didihkan air secukupnya, masukkan bawang putih, jahe, kunyit dan sedikit garam, lalu masukkan cumi, aduk hingga semua cumi terendam air. Rebus selama 3 menit. Angkat, tiriskan. Pisahkan kepala dan tentakelnya dari badan cumi, lalu tarik tulang lembutnya. Potong cumi membulat seperti pipa seukuran satu ruas jari tangan.

½ ruas : jari jahe ½ sdt : gula

Sarwan Bahan: 150 gr : labu kuning potong dadu 500 ml : air 100 gr : makaroni rendam air panas lunak tiriskan 100 gr : kembang kol iris kuntum 1 sdm : iris bawang daun 1 sdm : bawang putih goreng Garam, kaldu bubuk secukupnya Bumbu 3 siung 5 buah 4 butir

Cara membuat saus asam manis: Panaskan minyak zaitun, masukkan bawang putih, bawang bombay, tomat dan jahe cincang. Aduk hingga rata, biarkan hingga tomat layu dan hancur. Masukkan sisa bumbu, aduk rata, lalu masukkan cairan tepung maizena hingga mengental. Masukkan potongan cumi, aduk rata, matikan kompor. Cara menghidangkan: Letakkan dua putaran garpu pasta yang sudah direbus. Siramkan cumi asam manis di atas pasta. Siap dihidangkan. (Sri Ardhini)

pas,” ujar Juniko, seorang penggemar ramen. Di atas ramen umumnya ditambahkan beraneka ragam lauk seperti chasiu, menma, telur rebus, sayuran hijau, irisan daun bawang, nori, atau narutomaki sebagai hiasan. Telur rebus untuk ramen biasanya berwarna cokelat karena direbus di dalam kuah bekas rebusan chasiu. Sayuran sekaligus penyedap yang paling umum untuk ramen adalah irisan daun bawang. (Ngurah Budi)

Bakso Udang Asam Pedas

Bumbu pasta polos: 2 sdm : minyak zaitun 3 siung : bawang putih – dicincang kasar ½ sdt : bubuk merica putih Garam secukupnya

Menu Serba Pasta

Cara memasak pasta: - Didihkan air secukupnya, masukkan pasta dan rebus selama kurang lebih

13

2x2 cm. Potong daging buah pepaya bentuk dadu 2 cm atau bentuk bulat sebesar kelereng, lalu belah 2 memanjang. Anggur dibuang bijinya, lalu tiriskan buah rambutan dalam kaleng, belah jadi 2 bagian. Kocok keju, krim bersama gula bubuk hingga lembut, lalu masukka krim kental, susu ken-

tal manis dan garam, kocok hingga tercampur, lalu masukkan air jeruk lemon, aduk, masukkan semua bahan buah dalam mangkok. Campur bersama saus, aduk rata, lalu pindahkan salad ke atas piring saji, taburi daun mint, lebih baik simpan dulu dalam lemari es sebelum disajikan.

Halus : : bawang putih : bawang merah : lada

Salad Buah

Bahan: 300 gr : 350 gr : 300 gr : 250 gr :

Cara Membuat : - Tumis bumbu halus hingga harum, sisihkan. Rebus air hingga

mendidih, masukkan bumbu halus, labu kuning, kembang kol dan bahan-bahan lainnya hingga matang dan bumbu meresap. - Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

nanas kupas daging pepaya matang anggur merah dan hijau rambutan kaleng

Saus : 100 gr : keju krim crem cheese 2 sdm : gula bubuk 4 sdm : susu kental manis Garam secukupnya 4 sdm : air jeruk lemon Daun mint secukupnya Cara Membuat : Buang bagian tengah nanas, potong

Bahan: 17 buah : bakso udang siap pakai 4 sdm : saus tomat 5 sdm : saus sambal 1 sdm : tepung kanji larutkan air dalam gelas 1 sdm : air jeruk lemon 3 siung : bawang putih cincang halus 1 sdt : jahe parut 150 ml air Margarin secukupnya Cara Membuat : - Tumis irisan bawang putih sampai harum, lalu masukkan jahe parut, aduk. - Masukkan bakso udang, saus tomat, saus sambal, air

dan air jeruk lemon, aduk hingga tercampur, biarkan mendidih dan bumbu meresap. - Lalu masukkan tepung kanji dalam larutan air, aduk- aduk hingga mengental dan siap disajikan.


12

Kuliner

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Kenali Ramen Nikmatnya Pancake Durian dari Kuahnya

Bagi Anda penggemar durian, musim panen durian merupakan musim yang dinantikan. Pedagang durian pun mudah ditemui. Tak hanya menikmati daging buahnya, durian juga bisa diolah menjadi berbagai kudapan.

D

ari berbagai referensi dijelaskan durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga

Foto: anekatop10

menyerupai duri. Sebutan popular durian adalah “raja dari segala buah” (king of fruit). Banyak orang yang menyukai durian, namun banyak juga yang tidak tahan dengan aromanya. Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.

M

i merupakan salah satu bahan makanan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Mi sering diidentikkan dengan masakan Cina. Padahal mi juga dikenal di Jepang. Salah satunya adalah ramen. Ramen merupakan mi asal Jepang yang mempunyai rasa kuah yang lezat saat menyantapnya. Kuah ramen pun memiliki beberapa jenis rasa. Ramen pun menjadi hidangan favorit terbukti dengan banyaknya penjual ramen. Rebusan mi hasil buatan tangan atau buatan mesin diceburkan ke dalam sebuah mangkuk berisi kuah yang dibuat dari berbagai jenis kaldu (umumnya dengan dasar kaldu babi). Pada umumnya chasiu, menma, dan irisan daun bawang ditambahkan di atas mi sebagai lauk atau penyedap. Di beberapa restoran Jepang, ramen menjadi menu favorit. Untuk lebih mendekatkan kon-

Pancake durian Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya. Salah satu olahan durian yang digemari adalah panekuk durian atau

pancake durian. Ini makanan ringan berupa puree daging durian dan vla atau krim kocok yang dibalut dengan kulit crepes atau dadar gulung. Panganan ini pertama kali dipelopori oleh pedagang-pedagang kue rumahan di Kota Medan, dan lambat laun tersebar di kota-kota lain di Indonesia. “Saya paling senang durian termasuk pancake durian. Nikmatnya luar biasa. Sekali makan pancake durian bisa empat potong,” ujar Dewi

Aliyah, seorang penggemar durian. Para pedagang panekuk durian juga membuat banyak variasi rasa krim, selain variasi daging durian yang digunakan. Pada umumnya panekuk durian menggunakan krim kocok polos berwarna putih, namun sekarang ini banyak pula pedagang panekuk yang memodifikasi krim kocok menjadi bercitarasa lain seperti stroberi, coklat, keju, dan lain-lain. (Ngurah Budi)

sumen dengan makanan ini, ada yang memutarkan video proses pembuatan kuah ramen. Proses pembuatannya memerlukan waktu yang lama. Kaldu disaring berkalikali hingga menghasilkan kuah yang bening tetapi memiliki cita rasa yang kuat. “Dari kuah yang bening ini bisa diketahui rasa berbagai bumbu yang sudah menyatu. Kalau mau makan ramen, cicip dulu kuahnya. Kalau ada yang kurang, baru tambahkan cabai atau bawang goreng, atau apapun yang menurut kita kurang

Resep ala Dapur Eka Pasta Polos dan Salad Sayuran

Pasta Saus Tomat dan Jamur Krispi Bahan dan bumbu saus: ½ kg : tomat dipotong kotak-kotak 4 siung : bawang putih dicincang kasar ½ bagian : bawang Bombay diiris sedang 1 lembar : daun bay (bayleaf) 2 sdt : daun oregano 1 sdt : bubuk merica putih ½ sdt : bubuk merica hitam ¼ bagian : paprika dipotong kotak-kotak 4 batang : seledri – iris kasar 1 sdm : minyak zaitun 1 sdm : tepung maizena – encerkan dengan air dingin Garam secukupnya Gula pasir secukupnya Bahan dan bumbu jamur krispi: ¼ kg : jamur tiram, disuwir ukuran sedang – remas, cuci bersih, peras, lalu tiriskan 2 siung : bawang putih – dihaluskan ½ sdt : bubuk merica putih

3 sdm : tepung terigu 1 sdm : tepung beras 1 sdm : tepung tapioka Garam secukupnya Cara membuat saus: - Panaskan minyak zaitun, masukkan bawang putih, aduk hingga harum. - Masukkan bawang Bombay, aduk hingga layu, lalu masukkan potongan tomat dan bayleaf. Aduk rata, kemudian tutup rapat. - Masak tomat hingga hancur dan lembut. - Tambahkan irisan daun oregano, daun seledri, bubuk merica putih dan hitam, paprika, garam dan gula. - Aduk rata. Setelah rata, masukkan cairan tepung maizena. Aduk rata hingga mengental, matikan api. Cara membuat jamur krispi: - Campurkan semua tepung hingga rata, masukkan semua bumbu, aduk hingga rata. - Taburkan diatas jamur yang sudah disuwir hingga rata, pilah-pilah. - Panaskan minyak, goreng pilahan jamur hingga berwarna kecokelatan, angkat, tiriskan. Cara menghidangkan: - Letakkan dua putaran garpu pasta yang sudah direbus, siram saus tomat di atasnya, taburkan jamur krispi. - Siap dihidangkan.

SUP LABU KUNING

Cara membuat pasta polos: Panaskan minyak zaitun, masukkan bawang putih, bubuk merica putih dan garam secukupnya, aduk rata. Masukkan rebusan pasta yang sudah ditiriskan, aduk rata, matikan api, siap dihidangkan. Bisa ditemani salad sayuran.

8-10 menit. Tiriskan dan siramkan sedikit minyak zaitun, ratakan. - Hidangkan dengan berbagai saus.

Pasta Saus Cumi Asam Manis Bahan dan bumbu rebusan cumi: ½ kg : cumi 2 ruas : jari jahe – memarkan 1 ruas : jari kunyit – memarkan 3 siung : bawang – memarkan Garam secukupnya Bumbu saus asam manis: 3 siung : bawang putih dicincang kasar ½ bagian : bawang Bombay potong kotak-kotak sekitar 1 x 1cm ½ kg : tomat – dipotong kotak-kotak 2 iris : tipis jahe dicincang kasar 1 sdt : bubuk merica putih ½ sdt : bubuk merica hitam 1 sdm : minyak zaitun 1 sdm : tepung maizena – encerkan dengan air dingin Garam secukupnya Gula pasir secukupnya Cara memproses cumi: Didihkan air secukupnya, masukkan bawang putih, jahe, kunyit dan sedikit garam, lalu masukkan cumi, aduk hingga semua cumi terendam air. Rebus selama 3 menit. Angkat, tiriskan. Pisahkan kepala dan tentakelnya dari badan cumi, lalu tarik tulang lembutnya. Potong cumi membulat seperti pipa seukuran satu ruas jari tangan.

½ ruas : jari jahe ½ sdt : gula

Sarwan Bahan: 150 gr : labu kuning potong dadu 500 ml : air 100 gr : makaroni rendam air panas lunak tiriskan 100 gr : kembang kol iris kuntum 1 sdm : iris bawang daun 1 sdm : bawang putih goreng Garam, kaldu bubuk secukupnya Bumbu 3 siung 5 buah 4 butir

Cara membuat saus asam manis: Panaskan minyak zaitun, masukkan bawang putih, bawang bombay, tomat dan jahe cincang. Aduk hingga rata, biarkan hingga tomat layu dan hancur. Masukkan sisa bumbu, aduk rata, lalu masukkan cairan tepung maizena hingga mengental. Masukkan potongan cumi, aduk rata, matikan kompor. Cara menghidangkan: Letakkan dua putaran garpu pasta yang sudah direbus. Siramkan cumi asam manis di atas pasta. Siap dihidangkan. (Sri Ardhini)

pas,” ujar Juniko, seorang penggemar ramen. Di atas ramen umumnya ditambahkan beraneka ragam lauk seperti chasiu, menma, telur rebus, sayuran hijau, irisan daun bawang, nori, atau narutomaki sebagai hiasan. Telur rebus untuk ramen biasanya berwarna cokelat karena direbus di dalam kuah bekas rebusan chasiu. Sayuran sekaligus penyedap yang paling umum untuk ramen adalah irisan daun bawang. (Ngurah Budi)

Bakso Udang Asam Pedas

Bumbu pasta polos: 2 sdm : minyak zaitun 3 siung : bawang putih – dicincang kasar ½ sdt : bubuk merica putih Garam secukupnya

Menu Serba Pasta

Cara memasak pasta: - Didihkan air secukupnya, masukkan pasta dan rebus selama kurang lebih

13

2x2 cm. Potong daging buah pepaya bentuk dadu 2 cm atau bentuk bulat sebesar kelereng, lalu belah 2 memanjang. Anggur dibuang bijinya, lalu tiriskan buah rambutan dalam kaleng, belah jadi 2 bagian. Kocok keju, krim bersama gula bubuk hingga lembut, lalu masukka krim kental, susu ken-

tal manis dan garam, kocok hingga tercampur, lalu masukkan air jeruk lemon, aduk, masukkan semua bahan buah dalam mangkok. Campur bersama saus, aduk rata, lalu pindahkan salad ke atas piring saji, taburi daun mint, lebih baik simpan dulu dalam lemari es sebelum disajikan.

Halus : : bawang putih : bawang merah : lada

Salad Buah

Bahan: 300 gr : 350 gr : 300 gr : 250 gr :

Cara Membuat : - Tumis bumbu halus hingga harum, sisihkan. Rebus air hingga

mendidih, masukkan bumbu halus, labu kuning, kembang kol dan bahan-bahan lainnya hingga matang dan bumbu meresap. - Siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

nanas kupas daging pepaya matang anggur merah dan hijau rambutan kaleng

Saus : 100 gr : keju krim crem cheese 2 sdm : gula bubuk 4 sdm : susu kental manis Garam secukupnya 4 sdm : air jeruk lemon Daun mint secukupnya Cara Membuat : Buang bagian tengah nanas, potong

Bahan: 17 buah : bakso udang siap pakai 4 sdm : saus tomat 5 sdm : saus sambal 1 sdm : tepung kanji larutkan air dalam gelas 1 sdm : air jeruk lemon 3 siung : bawang putih cincang halus 1 sdt : jahe parut 150 ml air Margarin secukupnya Cara Membuat : - Tumis irisan bawang putih sampai harum, lalu masukkan jahe parut, aduk. - Masukkan bakso udang, saus tomat, saus sambal, air

dan air jeruk lemon, aduk hingga tercampur, biarkan mendidih dan bumbu meresap. - Lalu masukkan tepung kanji dalam larutan air, aduk- aduk hingga mengental dan siap disajikan.


14

Jelita

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

“Beauty Inside Out”

Cantik Jelang Hari nan Fitri

Menghitung hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, Miracle Aesthetic Clinic Denpasar ingin membantu masyarakat, khususnya para wanita untuk mendapatkan kulit yang sehat, cantik, cerah dan bercahaya saat berpuasa melalui even “Beauty Inside Out” bersama dr. Deasy Mahardini, dokter Konsultan Miracle Aesthetic Clinic Denpasar, yang diselenggarakan pada Minggu ( 4/6) di Quest San Hotel. Denpasar . Bahwa, menjelang Hari Raya Idul Fitri tidak jarang para wanita berlomba-lomba ingin menunjukkan penampilan terbaiknya di saat Hari nan Fitri. Namun, masih banyak wanita hingga saat ini hanya terpacu pada penampilan cantik melalui pakaian yang dikenakan saja, tanpa memikirkan kesehatan dan penampilan wajah yang cerah, sehat, halus dan bercahaya. Nah, sudahkah Anda memiliki kulit sehat, halus, cantik, cerah dan bercahaya menyambut momen spesial ini? Memiliki kulit cantik, cerah, sehat dan bercahaya saat berpuasa merupakan impian semua orang, termasuk mereka yang sedang menjalani ibadah puasa. Banyak artis Indonesia yang sudah sejak lama mempercayakan kulitnya agar tetap cantik saat berpuasa terhadap perawatan dari Miracle

­ esthetic Clinic. Sebut saja Inul Daratista, Krisdayanti, Ashanti, A dan yang lainnya. Dr. Deasy Mahardini di antaranya mengatakan jika cantik saja tidak cukup, melainkan, kulit juga harus sehat. Saat berpuasa, katanya kulit cenderung lebih kering, kusam, dan masih banyak permasalahan lainnya. Perawatan dari dalam saja juga belum cukup, harus diimbangi dengan perawatan dari luar seperti facial, penggunaan produk seperti pelembab, sunblock, dan yang produk lainnya yang disampaikan oleh dokter Desy Mahardini. Pada acara yang penuh keakraban tersebut, Miracle mengundang Komunitas Hijabers Bali yang mewakili sebagian masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bali yang menjalankan ibadah puasa. Miracle melalaui dokter Desy Mahardini memberikan tips agar sadar men-

jaga kesehatan serta kecantikan kulitnya selama berpuasa, terlebih untuk menyambut Hari Nan Fitri. “Sesuai Misi Miracle, maka kami juga ingin membantu masyarakat Indonesia khususnya yang di Bali melalui komunitas Hijabers Bali ini untuk sadar serta dapat mencapai penampilan terbaiknya, meskipun sedang menjalani ibadah puasa,” ucap Upik Rustiah, Clinic Manager Miracle Aesthetic Clinic Denpasar ini. Dalam acara “Beauty Inside Out” tersebut Miracle ­Aesthetic Clinic tidak hanya memberikan ilmu seputar bagaimana cara menjaga serta merawat kulit saat menjalani puasa, tapi juga menghadirkan tutorial berhijab, dan memberikan banyak hadiah melalui games, lucky draw, hingga penghargaan terhadap best dresscode untuk para peserta yang hadir dalam even “Beauty Inside Out” ini. Tidak lupa Miracle juga memberikan special offer 10% off untuk pembelian produk* dan Buy 1 Get 2 untuk pembelian Voucher Dermavita Facial Treatment yang hanya bisa didapatkan khusus pada acara tersebut. (Sri Ardhini)

Bugar

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

11

Sehat saat Puasa

Saat ini umat Muslim sedang melakukan ibadah puasa. Apa saja yang harus diperhatikan, agar tetap sehat saat puasa? Menurut Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, Sp.Msc, Akp, Sp.GK., berpuasa menahan lapar dan haus selama lebih kurang 12 jam, selama sebulan. Walaupun begitu, puasa memiliki manfaat bagi kesehat­ an, jika dijalankan dengan cara yang tepat dan sehat pula.

“K

alau dilihat dari kehidupan seharihari, saat puasa itu tidak ada bedanya hanya beda jam makannya. Biasanya, manusia bangun pagi makan, setelah malam selesai makan, dia tidur dan berpuasa sampai esok harinya. Yang beda, biasanya orang puasa sambil tidur. Tapi dalam puasa religi ini orang berpuasa sembari beraktivitas,” ujarnya. Ia mengatakan, dari kebutuhan nutrisi tidak banyak berbeda. Dalam arti, dia bisa mengisi kebutuhannya selama periode dari buka puasa sampai sahur rentang waktu pukul 19.00 sampai sahur pukul 04.00. Namun, sering terjadi pada orang yang berpuasa, mengubah pola makan, kondisi saat buka puasa, seperti orang yang dipenjara kemudian dilepas. Mereka makan sangat banyak, akhirnya, overdosis. Menurutnya, perlakuan ini tentu saja salah. “Kalau biasanya kita bangun pagi, minum air dulu, beberapa saat kemudian makan. Makan yang ringan dulu, kemudian yang berat. Seharusnya, saat berbuka puasa juga sama,” saran dr. Indraguna Pinatih. Kalau tidak hati-hati saat berbuka, memasukkan makanan terlalu banyak akan mengagetkan tubuh. Cara yang baik, minumnya pun bertahap karena perut masih kosong, enzim sedang menurun. Selang beberapa saat baru makan agak besar. Ada yang menyarankan, untuk makan manis dulu, saat berbuka puasa. “Manis itu yang bagaimana, dan tujuannya manis itu untuk apa. Sama seperti bangun tidur, sebaiknya minum dulu. Pilihlah cairan yang sifatnya isotonik, bisa air putih biasa, jus encer jus pepaya, atau air kelapa. Tujuannya untuk mengisi kekurangan cairan saat puasa. Setelah itu baru makan sedikit, tujuannya,

membangkitkan lambung yang istirahat. Setelah lambung siap, baru makan besar,” saran ahli gizi FK Unud ini. Seperti manusia yang makan tiga kali sehari sesuai kebutuhan, sama juga ketika berpuasa, kita bisa mengubah jam makan kita. Mulai makan dari buka puasa sampai makan terakhir waktu sahur. “Untuk kebutuhan kalori, orang menghitungnya 24 jam, boleh tiga kali makan, boleh dua kali makan, boleh juga 10 kali makan. Pola makan ini diatur mulai waktu berbuka puasa sampai sahur,” ucapnya. Terkadang, ada yang kelupaan sahur. Bagaimana daya tahan tubuhnya saat berpuasa? Sebenarnya, kalau saat berbuka dia sudah makan banyak dan kelupaan sahur, tidak menjadi masalah. Memang, diakuinya, orang yang sarapan memiliki konsentrasi lebih tinggi. Namun, pertanyaannya sarapannya apa? Kita lihat orang-orang zaman dulu saat bangun tidur mereka hanya minum kopi. Kemudian, mereka baru makan pukul 10. Mereka mampu berkonsentrasi selama dua jam. Mungkin yang minum kopi ditambah dua tangkup roti bisa berkonsentrasi sampai pukul 12 siang. Ini ngomongnya soal konsentrasi. Kembali ke soal puasa, kata dia, saat puasa, biasanya banyak yang mengurangi aktivitas. Terkadang, jika mereka kelupaan sahur, dan sudah makan

banyak rentang waktu berbuka sampai sahur, tentu tidak masalah. Ukuran yang dipakai menghitung adalah 24 jam. Saat berpuasa, biologic clock yang diubah sehingga intinya kalau mereka tidak sahur, sama artinya mereka tidak makan malam. Sampai saat ini, ia belum pernah mendengar ada laporan kalau berpuasa mengakibatkan sakit. Satu atau dua hari memang ada penyesuaian dengan tubuh, namun, setelah

itu tubuh akan menyesuaikan diri. “Puasa yang dilakukan dengan benar, artinya, saat berbuka dan sahur mengonsumsi makanan sehat, tentu akan memberikan dampak yang baik pula. Sebenarnya, kalau dilihat dari segi gizi tidak ada yang akan berubah. Puasa juga tidak membuat tubuh kurus,” katanya.

Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, Sp.Msc, Akp, Sp.GK.

Manfaat kesehatan secara umum harus dilihat dari jumlah dan jenis makanan yang dimakan. Nutrisi yang diperlukan tubuh sangat beragam, karena tidak ada satu jenis makanan saja yang bisa memenuhi semua kebutuhan nutrisi itu. Perlu lebih cermat dalam memilih jenis makanan untuk berbuka dan sahur. “Kecenderungan saat buka puasa, makanan menjadi lebih mewah. Seharusnya tidak begitu, pola hidupnya juga harus biasa saja. Sesuai dengan aturan. Puasa ini lebih pada pengendalian emosi,” katanya. Kebutuhan kalori dihitung berdasarkan umur, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, dan aktivitas. Ia memberi tips, makanlah dengan porsi yang normal, jangan berlebihan. Fokuslah mengonsumsi makanan yang kaya akan karbohodrat kompleks dan protein serta buah dan sayuran. Menyantap makanan yang mengandung banyak air selama sahur juga sangat baik untuk mencegah dehidrasi tubuh. Jika ingin olahraga lakukan olahraga yang ringan, seperti jalan santai. (Wirati Astiti)


10

Kreasi

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Kerajinan Flanel

Makin Sulit makin Mahal

Bisnis kerajinan tangan tetap menjadi idola di tengah maraknya peluang bisnis modern. Usaha kerajinan tangan menempati segmen tersendiri, karena usaha ini bisa ditekuni tanpa modal besar. Dengan kreativitas dan keuletan, peluang usaha kreatif menjanjikan prospek yang cukup menarik. Salah satu jenis usaha kreatif yang masih diminati saat ini adalah bisnis kerajinan dari kain flanel. Banyak kreasi yang bisa diciptakan untuk menyasar berbagai segmen pasar, mulai dari anak-anak, remaja, hingga ibu rumah tangga.

B

isnis ini juga yang dilakoni oleh ibu muda Putu Ayu Sutriningsih. Berawal dari hobinya membuat kerajinan tangan, ia bertekad untuk membuat usaha Rumah Flanel Singaraja. Baginya, kain flanel merupakan kain yang memiliki tekstur lembut sehingga mudah dibentuk dan dikreasikan ke dalam berbagai bentuk menarik dan inovatif. Berawal dengan modal yang sangat minim, Rp 300 ribu, perempuan kelahiran 27 April 1994 ini memulai bisnisnya kecil-kecilan. Seperti kerajinan flanel pada umumnya, ia memproduksi kerajinan berbagai bentuk gantungan kunci dan bantal, namun karena dirasa

Kerajinan kain flanel yang siap dipasarkan

terlalu monoton, ia mencoba berkreasi dengan bentuk-bentuk yang lain. Perempuan yang akrab disapa Ayu ini mengaku belajar secara otodidak dengan mencari refrensi di internet. “Inovasi itu memang sangat perlu dilakukan,

biasanya saya lakukan browsing di internet untuk menambah kreativitas,” jelasnya. Terobosan demi terobosan ia lakukan untuk mengikuti pasar. Biasanya produk yang paling diminati berupa kerajinan bunga

flanel yang dibentuk berbagai jenis bunga, baik berupa buket, flower in bag, flower box maupun dikreasikan dengan berbagai jenis pelengkap seperti boneka agar tampak lebih menarik. Ia tidak menampik, akan banjir orderan ketika ada momen-momen tertentu saja, seperti valentine dan acara wisuda. “Jika ada momen itu pasti sampai kewalahan melayani orderan dan butuh banyak tenaga,” jelasnya. Akan tetapi di luar dari momen itu, tidak jarang permintaan akan kerajinan bunga flanel akan menurun. Untuk menyiasati hal tersebut, promosi makin ia gencarkan melalui media sosial. Selain itu, kreativitas juga selalu ia lakukan agar berbeda dengan usaha kerajinan kain flanel lainnya yang ada di Bali. “Kalau dari Singaraja yang fokus dengan usaha kain flanel memang baru usaha miliki saya saja, kalau yang lain hanya memproduksi ketika ada momenmomen ter­ ten­tu saja,” jelasnya. Anggota dari Crafter Flower Maker ini juga mengaku jika selalu memproduksi kerajinan flanel sehingga ketika calon pembeli yang datang dapat langsung membeli barang yang sudah jadi. Ditengah kesibukannya sebagai seorang ibu dan mahasiswa akhir yang sedang menyele-

saikan skripsinya, tidak mudah memang membagi waktu antara bisnis dengan keluarga. Maka ia harus benar-benar pintar mengatur waktu sehingga semua bisa berjalan beriringan. Ditanya soal kendala, Ayu mengaku kesulitan bahan baku utama yaitu kain flanel. Minimnya toko yang menjual kain flanel di Singaraja membuat harus lebih sering ke Denpasar. Bahkan tidak jarang untuk mendapat kualitas yang lebih dan harga yang lebih murah ia harus memesannya ke luar Bali. “Kadang-kadang pesennya di luar Bali secara online, karena di sini jenisnya kurang lengkap,” imbuhnya. Rata-rata kerajinan yang ia jual dengan harga mulai Rp 100 ribu hingga Rp 350 ribu tergantung besar kecilnya dan kualitas bahan yang digunakan.

“Kami jual produk handmade, jadi makin sulit tingkat pengerjaanya makin mahal juga harga yang kami tawarkan,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Putu Ayu Sutriningsih menunjukkan karya kerajinan tangan dari kain Flanel

Menganyam saat Waktu Luang penganyam untuk mendapatkan bahan baku. Namun, bahan baku juga didatangkan dari luar desa. Bambu-bambu yang sudah siap anyam ini kemudian dijadikan berbagai bentuk barang. “Kami biasanya membuat kepe, sokasi, wakul, dan kukusan. Proses pembuatannya tergantung ketersediaan bahan dan barang yang akan dibuat. Harga juga demikian. Tergantung tingkat kerumitan. Kepe harganya mulai Rp 40 ribu, sokasi mulai Rp 120 ribu

tergantung ukuran, wakul mulai Rp 15 ribu,” imbuh Piani. Hasil anyaman para ibu-ibu ini ada yang disetor ke pengepul dan ada yang dijual langsung karena pembeli datang ke rumah. Hasil penjualan bisa dipakai untuk menambah uang dapur. Kini tak hanya kaum ibu-ibu yang menganyam. Anak-anak sudah mulai dikenalkan cara menganyam. Proses pembelajaran dilakukan saat anak-anak tidak ada kesibukan. Piani menambahkan

para perajin sokasi ini juga belajar dari produk lain. Mereka menjadikan sokasi dari daerah lain yang sedang tren sebagai acuan. (Ngurah Budi)

Wayan Piani (paling kiri)

Beragam kegiatan bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang. Salah satunya menganyam bambu untuk dijadikan aneka barang bermanfaat. Hal ini dilakoni ibu-ibu di Br. Bangklet, Desa Kayubihi, Bangli. Mereka menganyam setelah urusan rumah tangga beres. “Kami mulai menganyam setelah anak-anak berangkat sekolah dan semua urusan rumah tangga

beres. Ada yang menganyam sendiri di rumah, ada juga yang berkelompok. Waktu menganyam pun fleksibel. Kalau ada upacara adat, kami tidak menganyam. Kalau pesanan banyak, kadang kami harus lembur,” ujar Wayan Piani, salah seorang penganyam. Ia menuturkan desanya merupakan salah satu sentra penghasil bambu. Hal ini memudahkan para

“Kami biasanya membuat kepe, sokasi, wakul, dan k­ ukusan. Proses pembuatannya tergantung ketersediaan bahan dan barang yang akan dibuat. Harga juga demikian. Tergantung tingkat kerumitan.

Ibu-ibu warga Br. Bagklet sedang menganyam

Anyaman sokasi

Style

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Endek Semi Kasual Formal Dekranasda Kota Denpasar, tahun ini bersinergi dengan IFC Denpasar. Tujuannya mengangkat branding serta mempromosikan kain tenun ikat sebagai salah satu produk unggulan Kota Denpasar.

U

ntuk itu pada ajang “Bali Fashoin Trend - Spring Summer 2018” yang digelar di TS Suites, Kuta belum lama ini, Dekranasda Kota Denpasar menampilkan karya 2 orang desainer lokal Denpasar yakni Lusi Damai dan Dhevinta Tito. Pekan ini, Tokoh menyuguhkan koleksi dari Lusi Damai dengan karakter style “Semi Kasual Formal. Bahwa, setiap 1 desain berbahan endek ini dapat dikenakan pada situasi kasual, seperti ke mall, situasi semi formal untuk menghadiri undangan dan situasi formal ke kantor. Karya Lusi Damai ini bertemakan “Aurora “. Ia terinspirasi dengan keindahan Aurora yang merupakan fenomena alam menyerupai pancaran cahaya yang menakjubkan. Keindahan Aurora tersebut terpancar indah melalui pilihan warna dominan hijau, jingga dan terkadang agak kemerahan serta oranye. Sedangkan liukan Aurora nampak pada lekukan desain blazer dan

Lusi Damai

skirt atau pants. Melengkapi koleksinya selain desain sepatu, Lusi Damai juga memasang bros berbentuk bunga mawar emas di bagian dada, yang mengangkat keunikan Bali yakni bunga gonjer mas yang biasa dipakai hiasan rambut di kepala. (Sri Ardhini)

15


16

Edukasi

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Jaga Kearifan Lokal Melalui Lomba Mesatua Bali Sungguh memprihatinkan jika anak-anak yang lahir dan tinggal di Bali tidak fasih menggunakan Bahasa Bali. Ini akan sangat jelas terlihat bagi anak-anak yang tinggal di per­kotaan, mereka bahkan merasa gengsi menggunakan Bahasa Bali. Keadaan ini tampaknya menjadi perhatian serius pemerintah dengan diselenggarakannya berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menjaga penggunaan Bahasa Bali dalam komunikasi sehari hari.

M

asih serangkaian Buleleng Education Expo (BEE), Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga menggelar lomba mesatua Bali. Lomba Mesatua Bali ini diikuti oleh 11 peserta yang mewakili

9 Kecamatan dari seluruh Kabupaten Buleleng. Lomba mesatua bali ini banyak berisikan materi yang sangat penting bagi dunia anak-anak. Pesan moral dan mendidik akan sangat berguna bagi pembelajaran anak-anak. Bukan hanya itu, penampilan dari para

Peserta mengikuti Lomba Mesatua Bali serangkaian BEE

peserta saat menceritakan dongeng menjadi hiburan tersendiri dan mengundang tawa dari para penonton yang menyaksikan lomba. Mulai memudarnya kearifan lokal didalam dunia anak-anak tidak terlepas dari perkembangan zaman. Salah satu contoh yang paling sering ditemui pada saat ini yaitu mulai berkurangnya penggunaan bahasa bali dalam berkomunikasi dikalangan anak-anak. Hal tersebut tentunya harus mendapat perhatian khusus dari semua pihak baik itu mulai dari sisi pendidikan formal dan non formal yang menjadi tanggung jawab orang tua. Ini menjadi latar belakang Pemkab Buleleng mengadakan lomba mesatua bali yang menjadi bagian dalam pagelaran Buleleng Education Expo (BEE). Lomba yang diadakan dikawasan Gedung Gde Manik ini mampu menyedot perhatian pengunjung. Pada hari ke-4 ini, BEE mengadakan lomba Mesatua Bali tingkat Sekolah Dasar (SD) yang diselenggarakan di Panggung Utama. Lomba ini juga menjadi sesuatu yang paling ditunggu oleh para pengunjung yang sangat antusias untuk menyaksikan. Menurut Ketua Panitia Lomba Mesatua Bali I Nyoman Yasa,S.Pd.,MM, lomba Mesatua Bali ini baru pertama kali diselenggarakan pada pagelaran BEE. Yasa menjelaskan, pencarian peserta bukan melalui pendaftaran,melainkan peserta lomba ditunjuk langsung. “Ini dikarenakan lomba mesatua bali ini baru pertamakalinya diselenggarakan, sehingga kita harus menunjuk yang terbaik untuk mengikuti lomba,” tuturnya.

Yasa menambahkan, kedepannya lomba Mesatua Bali ini harus diselenggarakan disetiap Kecamatan sehingga peserta bisa lebih meningkat jumlahnya. Yasa pun berharap, dari penyelenggaraan lomba Mesatua Bali ini kearifan

lokal tidah punah akibat perkembangan zaman. “Dari lomba ini tentunya kita berharap bahasa bali yang merupakan bahasa ibu tetap menjadi yang utama di Bali khususnya di Buleleng,” harapnya. (Wiwin Meliana).

Dara

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Buleleng Recycle Carnaval (BRC)

9

Dukung Buleleng Bebas Sampah Plastik Banyak kegiatan yang membangkitkan kreativitas siswa diselenggarakan serangkaian Buleleng Education Expo (BEE). Salah satunya Buleleng Recycle Carnaval (BRC). Event yang kedua kalinya digelar ini diikuti oleh puluh­an peserta baik perseorangan maupun pasangan dari berbagai sekolah ditingkat TK,SD,SMP,SMA/SMK ­di Kabupaten Buleleng.

D

ibanding tahun sebelumnya, peserta BRC 2017 kali ini meningkat. Para peserta mengikuti carnaval dan fashion show dengan menggunakan kostum hasil rancangan dari sekolah masing-masing. Tercatat sebanyak 26 orang merupakan peserta ekshibisi. Sebanyak 22 orang berasal dari Kiddy Club Singaraja, TK Mutiara sebanyak satu orang, SD

Katolik Karya sebanyak satu orang dan Penyuluh Bahasa Bali Buleleng sebanyak dua orang. Sedangkan untuk peserta kompetisi sebanyak 54 pasang masingmasing berasal dari SD sebanyak 17 pasang, SMP sebanyak 25 pasang dan SMA/SMK sebanyak 12 pasang. Ajang BRC sendiri dibuka langsung oleh Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG di Lapangan Umum Taman Kota Singaraja, Sabtu

Peserta mengikuti Buleleng Recycle Carnaval.

(3/6) sore. BRC ini juga sebagai ajang pengenalan mencintai lingkungan kepada siswa karena mereka diajarkan untuk memanfaatkan barang bekas. Para

Empat Desa Wisata Buleleng Raih Penghargaan Dewi Award Buleleng memiliki berbagai potensi wisata alam, budaya, dan tradisi yang sangat menarik untuk dikunjungi. Dengan berbagi potensi itu, berbagai Daya Tarik Wisata (DTW) muncul dengan keunggulan dan ciri khasnya masingmasing. Saat ini tercatat 19 DTW resmi yang ada di sembilan kecamatan di Kabupaten Buleleng. namun setelah dilakukan inventarisasi terdapat 86 DTW di Buleleng. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan banyaknya DTW yang ada harus dilakukan pembinaan dari segi administrasi, fisik, dan sisitem pengelolaan sehingga menjadi objek pariwisata yang berkelanjutan. Rupanya usaha Dispar dan masyarakat dalam pengelolaan berbuah manis. Baru-baru ini DTW yang berada di Empat Desa Wisata berhasil meraih Dewi Award yang digelar oleh Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Dari empat Desa Wisata yang meraih penghargaan Dewi award, tiga diantaranya meraih kategori silver (perak), sementara satu Desa Wisata meraih kategori bronze (perunggu). Sutrisna mengatakan tahun ini belum ada Desa Wisata di Bali yang berhasil mendapatkan kategori Gold, sehingga ini merupakan tantangan yang cukup berat untuk meraih kategori Gold tahun berikutnya. Tiga Desa Wisata yang meraih penghargaan kategori silver masing masing Desa Pemuteran di Kecamatan Gerokgak, Desa Munduk Kecamatan Banjar, dan Desa Sambangan Kecamatan Sukasada. Sementara Desa Kalibukbuk yang notabene memiliki kawasan wisata Pantai Lovina hanya

berhasil meraih kategori bronze. “Ke empat Desa ini akan terus kami lakukan pembinaan-pembinaan agar ke depan bisa naik kelas menjadi kategori Gold,” ungkapnya. Diterangkan oleh Sutrisna, masingmasing Desa Wisata yang meraih penghargaan menawarkan daya tarik yang berbeda-beda. Desa Pemuteran kecamatan Gerokgak misalnya, merupakan kawasan konservasi bawah lau yang sudah beberapa kali mendulang penghargaan tingkat nasional. Sementara itu, Desa Wisata Munduk di Kecamatan Banjar menawarkan wisata budaya, tradisi dan pertanian yang saat ini masih sangat terjaga. Berbeda dengan Pemuteran dan Munduk, peraih penghargaan kategori silver ketiga yakni Desa Wisata Sambangan kecamatan Sukasada memang sangat dikenal dengan wisata alamnya. Desa ini memang memiliki beberapa air terjun dengan panorama alam yang begitu asri sehingga tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan baik domestic hingga mancanegara. Salah satu air terjun yang sangat terkenal di Sambangan yakni Air Terjun Aling-Aling. Sementara itu, Satu Desa Wisata yang juga mewakili Kabupaten Buleleng dalam penganugrahan Dewi Award yakni Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng dengan kategori Bronze (Perunggu). Desa Kalibukbuk ini memang sudah dikenal diberbagai Negara dengan kawasan wisata Pantai Lovina. Terkait dengan Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng memang hanya berhasil meraih kategori bronze, karena memang penilaian yang dilakukan Dewan Juri sangat ketat. Salah satu indicator yang paling penting dalam pengelolaan Desa Wisata adalah pemberdayaan masyarakat.

Penghargaan Dewi Award diberikan kepada masing-masing perwakilan Desa Wisata.

“Tentu penilainnya yang dilakukan karena penilaian yang memiliki point paling tinggi adalah pengelolaan lokasi wisata yang harus lebih banyak melibatkan masyarakat. Artinya, Desa WIsata ini harus bisa memberdayakan masyarakat. Ini akan terus kita lakukan evaluasi untuk peningkatan kedepan,” Kata Sutrisna. Dengan diraihnya penghargaan tersebut, pihak Dispar akan terus melakukan pembinaan sehingga masingmasing desa wisata memiliki Amenity, Atraksi dan Aksesbiti. Bahkan yang terpenting pembinaan yang dilakukan dari segi sapta pesonanya. “Setiap wisatawan yang berkunjung harus punya kenangan di sini, jika sudah ada kenangan maka mereka akan datang lagi dan lagi,” jelasnya. (Wiwin Meliana).

peserta akan menggunakan kostum yang terbuat dari barang bekas seperti koran, plastik, dan kaleng bekas. Ditemui usai membuka acara, Wabup Sutjidra mengatakan ajang BRC ini menjadi ruang kepada anak-anak siswa TK, SD, SMP dan SMA bagaimana mereka mencintai lingkungan khususnya dalam pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah ini ada 3R yaitu Reuse, Reduce, Recycle. Ruang ini yang diperlukan anak-anak untuk mengenal pengeloaan sampah. “Melalui BRC ini kita memberika ruang sedini mungkin untuk pengelolaan sampah,” katanya. Ini juga merupakan salah satu cara untuk mendukung program pemerintah, Buleleng bebas sampah plastik. Dirinya menambahkan ajang ini betul-betul memperhatikan kreativitas dari anakanak TK, SD, dan SMP ini. Jadi, ajang ini juga sebagai upaya mengedukasi anak-anak untuk menjaga lingkungan dan juga mendukung program Buleleng Bebas Sampah Plastik. “Sampah yang mereka daur ulang memiliki kreativitas yang sangat tinggi, nah sekerang lah akan mereka tampilkan hasil daur ulang tersebut,” imbuhnya . Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Drs. Gede Suyasa, M.Pd

menjelaskan BRC ini berbeda dengan BRC tahun lalu. Pada hajatan yang sama tahun lalu, yang banyak menjadi peserta adalah siswa SMA/SMK. Namun saat ini kewenangan SMA/SMK ada di Provinsi. Regulasi penganggaran juga mengikuti provinsi. Itu sebabnya SMA/SMK sedikit yang terlibat tahun ini. “Kepesertaan dari SMA/SMK sedikit karena kewenangannya sudah di provinsi,” jelasnya. Untuk kepesertaan, menurut mantan Kepala Bappeda ini menunjukkan peningkatan dan jumlahnya masih tinggi. Setelah SMA/SMK tidak terlibat, yang muncul saat ini adalah siswa SD dan SMP. Selain itu ada pula ekshibisi dari siswa-siswa TK. “Jumlahnya masih tinggi. Ini dikarenakan yang muncul saat ini adalah siswa TK, SD, dan SMP,” ujarnya. Suyasa juga merasa gembira karena walaupun menggunakan sistem daur ulang untuk pembuatan busana, anakanak SD dan SMP bisa ikut. Pihaknya nanti akan melihat kualitas karya anakanak SD dan SMP ini karena busana ini melewati proses daur ulang yang susah bagi mereka. “Yang menggembirakan ini pesertanya masih tinggi namun yang muncul adalah siswa dari TK sampai SMP,” tutupnya. (Wiwin Meliana)


8

Bunda & Ananda

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Griya

17

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Penyakit Cacar Air pada Anak Penyakit cacar air adalah penyakit yang sering terjadi di masyarakat terutama pada anak-anak. Bila mendengar penyakit cacar air, sering kita merasa ngeri dan takut, karena terbayang wajah yang bopeng dengan bekas-bekas luka yang kehitaman. “Sebenarnya bila penyakit cacar air tidak disertai komplikasi, maka penyakit ini hanyalah penyakit virus yang ringan dan dapat hilang tanpa bekas,” ujar dr. Ni Komang Wulan Putri Tjatera.

C

acar air atau yang dalam dunia kedokteran dikenal dengan varicella adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster yang umumnya menyerang anak dan merupakan penyakit yang sangat mudah menular. Penularan terutama melalui kontak langsung, dengan cairan pernafasan maupun kontak langsung pada kulit, dan dapat terjadi walaupun jarang melalui kontak yang tidak langsung melalui udara. Cacar air dapat mengenai semua kelompok umur termasuk bayi baru lahir. “Tetapi hampir sembilan puluh persen kasus mengenai anak di bawah umur 10 tahun dan terbanyak pada umur 5-9 tahun,” jelasnya. Hal ini dikatakannya mungkin disebabkan karena sistem kekebalan tubuh pada anak-anak yang masih labil sehingga mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh virus. Selain itu karena pada usia tersebut anak mulai masuk sekolah sehingga kontak dekat dengan penderita memudahkan penularan penyakit cacar air ini. Pasien dapat menularkan penyakit mulai 24-48 jam sebelum lesi kulit timbul, sampai semua lesi timbul keropeng, biasanya sekitar 7-8 hari. Sebenarnya seumur hidup seseorang hanya satu kali menderita cacar air, karena jika sudah terkena penyakit ini maka akan terbentuk imunisasi alamiah. Tetapi kadang-kadang penderita akan mengalami serangan kedua dengan gejala yang mirip dengan cacar air yang disebut dengan herpes zoster. Hal ini bisa terjadi karena setelah infeksi virus ini, varicella zoster tidak akan hilang sepenuhnya dari tubuh penderita. Virus akan tidak aktif dan menetap di saraf. Virus dapat aktif kembali jika sistem imun atau kekebalan tubuh penderita rendah dan akan muncul gejala-gejala yang mirip cacar air, padahal sebenarnya itu merupakan gejala dari herpes zoster atau yang kita kenal dengan cacar ular. Virus varicella-zoster adalah salah satu dari 8 jenis herpes virus dari family herpesviridae yang merupakan virus DNA alfa herpervirus. Virus ini masuk ke dalam tubuh terutama melalui kontak langsung dari lesi kulit atau melalui kontak cairan saluran pernapasan. Setelah masuk ke dalam tubuh, lalu virus ini memperbanyak dirinya (bereplikasi). Proses replikasi virus terjadi di kelenjar limfe lokal selama 2-4 hari diikuti dengan dilepaskannya virus ke dalam sirkulasi darah (viremia primer) yang terjadi 4-6 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Virus lalu bereplikasi di hati, limpa dan organ lain. Virus kembali dilepaskan ke dalam sirkulasi darah (viremia sekunder). Pada viremia sekunder terutama terjadi penyebaran partikelpartikel virus ke kulit. Proses ini terjadi sekitar 14-16 hari setelah kontak. Setelah terjadi viremia sekunder, timbullah lesi vesikuler yang khas.

Gejala penyakit cacar air biasanya mulai timbul dalam waktu 14-16 hari setelah terinfeksi. Gejala penyakit cacar air yang terjadi pada anak umumnya lebih ringan bila dibandingkan dengan orang dewasa. Pada awalnya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lesu, dan lemah yang merupakan gejala khas dari infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan keluhan nyeri sendi, sakit kepala, pusing, nyeri tenggorokan ataupun pembesaran kelenjar getah bening di leher bagian belakang. Beberapa hari kemudian muncul bintik-bintik merah datar yang dimulai dari badan kemudian menyebar ke wajah, lengan dan tungkai. Kemudian bintik tersebut menonjol, membentuk lepuhan berisi cairan yang disebut vesikel. Vesikel ini biasanya terasa gatal, sehingga dapat tergaruk secara tidak sengaja. Jika vesikel dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap. Bercak ini lama kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Lain halnya jika vesikel tersebut dipecahkan. Keropeng akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. Kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka tersebut, dan setelah mengering bekas cacar air tadi akan menimbulkan bekas yang dalam. Terlebih pada penderita dewasa, dimana bekas cacar air akan lebih sulit untuk dihilangkan. Ruam ini akan muncul secara bertahap selama 3-4 hari sehingga pada puncak masa sakit dapat ditemui ruam dalam semua tahapannya baik itu berupa bintik kemerahan, vesikel maupun keropeng. Selain di kulit, ruam juga dapat muncul di selaput lendir (mukosa) misalnya pada bagian dalam mulut atau vagina. Umumnya ruam membutuhkan sekitar 7-14 hari untuk sembuh. Penyakit cacar air sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian pengobatan apapun. Pengobatan yang diberikan biasanya bersifat simptomatis atau hanya untuk meringankan gejala yang timbul. Pemberian obat antivirus masih kontroversial dan hanya dianjurkan diberikan pada penderita cacar air dengan komplikasi yang berat, cacar air pada bayi di bawah usia 28 hari, maupun cacar air pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Meskipun demikian menurut beberapa penelitian, pemberian antivirus pada anak yang menderita cacar air dapat mengurangi lamanya demam dan jumlah ruam yang ada, bila dilakukan dalam jangka waktu 48 jam setelah muncul ruam. Salep antivirus (acyclovir) dapat diberikan untuk bintik cacar yang baru agar tidak menyebar ke area sekitarnya. Anak dianjurkan untuk

dr. Ni Komang Wulan Putri Tjatera

istirahat (tirah baring), dan diberikan banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Untuk menurunkan demam sebaiknya diberikan parasetamol, sedangkan untuk mengurangi rasa gatal, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga diberikan bedak salisil, calamine lotion ataupun lotion yang mengandung menthol. Yang penting dilakukan adalah menjaga agar jangan sampai luka terinfeksi bakteri dengan selalu menjaga kebersihan kulit. Anak boleh dimandikan bila tidak demam, dan pada saat mengeringkan badan sebaiknya menggunakan handuk yang lembut agar vesikel tidak pecah. Setelah masa penyembuhan cacar air, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengkonsumsi air mineral, konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C dan E serta penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra.

Pencegahan penyakit cacar air dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi pada anak. Di Indonesia sendiri, cacar air tidak termasuk dalam daftar imunisasi wajib untuk anak, tetapi tetap dianjurkan. Imunisasi sudah dapat diberikan sejak anak berusia 12 bulan, namun mengingat kejadian cacar air di Indonesia terbanyak terjadi pada anak yang telah bergaul dengan anak seumurnya (awal sekolah) dan penularan terbanyak terjadi pada saat usia sekolah, maka imunisasi dianjurkan diberikan mulai usia masuk sekolah, yaitu 5 tahun. Imunisasi ini juga dianjurkan bagi orang di atas 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan. Apabila diberikan setelah anak berusia 12 tahun, maka imunisasi perlu diberikan 2 kali dengan jarak minimal antara pemberian pertama dan kedua selama 4 minggu. Berdasarkan penelitian, imunisasi varicella dapat memberikan perlindungan hingga 20 tahun setelah diimunisasi. Pemberian imunisasi ini efektif melindungi 80-85% terhadap penyakit varicella dan efektif 95% mencegah varicella yang berat. Akan tetapi, sekitar 15-20% anak sehat

yang diberikan imunisasi ini tetap terkena varicella, tetapi dengan gejala yang ringan, dimana tidak ditemukan demam, ruam kulit yang lebih sedikit, dan keluhan lain juga lebih ringan. Selain itu penyakit cacar air pada anak yang sudah mendapatkan imunisasi juga jarang menular kepada orang lain yang belum terkena cacar air. Penularan cacar air juga sangat mudah terjadi dan dapat menyebar dengan cepat. Langkah pencegahan penyebaran pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengisolasi penderita cacar air dari tempat-tempat umum seperti misalnya sekolah atau kantor. Selain itu jika kita tinggal bersama pengidap cacar air, penularan dapat kita cegah di antaranya, dengan mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak dengan penderita; mengenakan masker; menggunakan cairan pembasmi kuman untuk menyeka benda atau permukaan yang mungkin terpapar virus; mencuci baju atau seprai penderita secara terpisah; menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan yang bergizi, minum air putih 7-8 gelas perhari dan istirahat cukup. (Inten Indrawati)

Kamar mandi kering

Kamar Mandi Masa Kini Sama halnya dengan ruang tidur, keberadaan kamar mandi dalam ruang hunian sangat penting. Dari segi fungsi, kamar mandi difungsikan untuk melaksanakan kegiatan mandi, ruang privacy dan seringkali di kamar mandi kita bisa mendapatkan ide-ide tentang apa pun. Dari kegiatan tersebut berkembanglah fungsi kamar mandi sebagai salah satu tempat relaksasi. Hal ini disampaikan Made Teny Agustina, S.Sn. saat ditemui di studionya Kayumanis Interior di kawasan Renon, Denpasar.

Mendongeng Lima Menit ANAK NELAYAN DAN ANAK TUAN TANAH

Seorang anak nelayan setiap hari melaut naik jukung bersama ayahnya. Ketika melemparkan kailnya di tengah laut, tiba-tiba bertiup Made Taro angin kencang. Sebuah gelombang besar membalikkan jukungnya. Kedua nelayan itu terpental. Untung, anak nelayan itu berhasil berenang ke pantai. Adapun sang Ayah, tidak bisa diselamatkan. Mayatnya ditemukan mengambang keesokan harinya. Setelah melupakan duka yang mendalam, sang Anak Nelayan bertekad meneruskan pekerjaan ayahnya. Ia pun pergi ke pasar membeli alat penangkap ikan. Di depan sebuah warung, ia berjumpa dengan teman lamanya, seorang anak tuan tanah. “Kamu menangkap ikan lagi?” tanya Anak Tuan Tanah. “Ya, menangkap ikan adalah pekerjaanku,” jawab Anak Nelayan. “Kamu tidak takut? Bukankah ayahmu baru saja tenggelam di laut, dan kudengar kakekmu juga bernasib malang seperti itu. Bahkan mayat kakekmu tidak ditemukan sampai sekarang.” “Benar demikian! Bagiku, laut adalah kebunku. Apa pun yang terjadi, aku harus mewarisi pekerjaan ayahku sebagai nelayan. Tuhan Maha Kuasa! Aku berusaha melakukan pekerjaan itu sebaikbaiknya.” “Kasihan kamu!” bisik anak tuan tanah itu. “Mak-

sudku, sungguh berani kamu! Kamu harus bertarung dengan ombak dan gelombang, kamu harus tawakal menantang angin, dan kamu harus menyelam ke dasar laut. Ngeri aku membayangkan, betapa bahayanya pekerjaan itu! Dan betapa menakutkan kematian di tengah laut seperti yang dialami oleh ayah dan kakekmu!” “Tuhan Maha Kuasa! Segalanya di bawah kekuasaan beliau. Ngomong-ngomong, kamu masih tinggal di rumahmu yang besar? Bagaimana nasib ayahmu?” tanya Anak Nelayan. “Ya, aku masih tinggal di rumah yang lama. Ayahku sudah meninggal.” “Apakah ayahmu meninggal di rumah itu?” “Ya, dia meninggal karena sakit tua.” “Dan kudengar, kakekmu juga meninggal di rumah itu?” “Benar sekali! Kakekku sedang menuruni tangga menuju lantai bawah. Tiba-tiba kakinya terpeleset. Ia jatuh berguling-guling. Tangan dan kakinya patah, dan nyawanya tidak dapat diselamatkan.” “Lalu, nenekmu?” “Nenekku juga meninggal di rumah itu karena sakit.” “0oohhh…!” keluh si Anak Nelayan. “Mengapa kau tiba-tiba mengeluh?” tanya Anak Tuan Tanah. “Sungguh ngeri kedengarannya! Aku heran, mengapa kau masih tinggal di rumah itu, padahal ayah, kakek dan nenekmu meninggal di tempat yang sama.” (India)

Made Teny Agustina, S.Sn.

M

eningkatnya fungsi sebagai salah satu tempat relaksasi ini pun disinyalir Teny yang menjadikan beragam desain kamar mandi saat ini berkembang dengan konsep beragam, unik dan fungsional. “Dalam membuat desain kamar mandi penting untuk memperhatikan dan mempertimbangkan keluasan lahan yang ada,” ujarnya. Pada rumah tinggal ukuran standar minimal memiliki 1 kamar mandi. Namun, sebagian masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi, memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan huniannya dengan membuat fasilitas kamar mandi untuk 1 ruang tidur saja. Jenis kamar mandi pun beragam, dalam lahan yang kecil umumnya hanya dapat membuat kamar mandi basah. Disebut jenis kamar mandi

basah dikarenakan peletakan peralatan seperti wastafel dan closet, menempel berdekatan dan lantai selalu basah saat dan setelah digunakan. Jenis kamar mandi berikutnya adalah kamar mandi setengah basah, jenis ini memiliki ukuran ruang setengah kali lebih besar dari jenis kamar mandi basah. Posisi fasilitas closet dan shower ataupun bak mandi tidak berdekatan, sebagian lantai tetap kering meski di areal mandi saja yang basah dengan sekat korden/ tirai. Yang terkahir pada hunian yang cukup luas dapat menyiapkan lahan untuk jenis kamar mandi kering. Kamar mandi ini memiliki ukuran yang cukup besar, minimal 6 m2, umumnya ada bath tub. Areal mandi dipisahkan dengan tertutup pintu, kaca, partisi dan ketinggian lantai, sehingga saat mandi air tidak menggenangi area lainnya, sehingga ruang lainnya benar-benar kering. Jarak antara closet dan wastafel tidak terlalu dekat. Teny menyampaikan, dalam merancang kamar mandi, hal yang paling penting dipertimbangkan adalah posisi, sirkulasi udara dan pencahayaan. Jika sirkulasi udara tidak bagus, kamar mandi akan terasa pengap dan bau. Aliran udara harus lancar agar tidak mengganggu kesehatan. Pencahayaan sangat penting dan lebih baik dengan pencahayaan alami agar hemat energi, serta mempermudah aktivitas. Penting untuk mempertimbangkan pula posisi peletakan area kamar mandi agar dapat berhubungan dengan alam terbuka. Fasilitas dalam kamar mandi, berupa closet, wastafel, shower dan bath tub, berkaitan den-

gan peletakan aliran air kotor dan air bersih. Sebelum mewujudkan kamar mandi dengan fasilitas tersebut, hendaknya diatur dengan baik agar pipa-pipa air tidak bocor, tidak mudah tersumbat dan mudah untuk perawatan serta perbaikan. Fasilitas seperti stop kontak untuk aktivitas mencukur dan mengeringkan rambut, pemasangan water heater, serta posisi floor drain (saringan air kotor) pun perlu pengaturan perencanaan dari awal penempatannya, sehingga dapat mempermudah aktivitas, penyimpanan, meningkatkan kenyamanan, perawatan hingga perbaikan. Dalam mengerjakan sebuah proyek, Teny pun merencanakan fasilitas yang matang dari awal sehingga dalam perwujudannya dapat memaksimalkan tingkat kenyamanan penggunanya.

ing. Area basah dibatasi sekat dan perbedaan level lantai. Begitu juga dengan area privacy, sekat pendek menjadi pemisah dengan area wastafel. Desain sangat istimewa dengan konsep vintage memberi kesan romantic dan hangat dengan sinar lampu pijar. Kamar Mandi Basah Dalam lahan yang tidak cukup luas, rata-rata kamar mandi berkisaran 1.5m2. posisi shower berdekatan dengan closet sehingga saat mandi seluruh lantai basah.

Kamar mandi basah

Kamar mandi kering bertemakan Vintage Ruangan kamar mandi ini berukuran 12.8m2, sangat memudahkan desainer untuk memisahkan area basah dan ker-

Kamar mandi setengah basah Ruang yang cukup untuk kamar mandi jenis ini minimal berkisaran 5m2, area wastafel dengan shower berdekatan, namun dibatasi dengan bathub. Posisi closet dengan yang lainnya cukup, dan saat mandi lantai dalam kamar mandi ini hanya sebagian yang basah. (Inten Indrawati)

Dalam merancang kamar mandi, hal yang paling penting dipertimbangkan adalah posisi, sirkulasi udara dan pencahayaan. Jika sirkulasi udara tidak bagus, kamar mandi akan terasa pengap dan bau. Aliran udara harus lancar agar tidak mengganggu kesehatan. Pencahayaan sangat ­penting dan lebih baik dengan pencahayaan alami agar hemat energi, serta ­mempermudah aktivitas.

Kamar mandi setengah basah


18

Life Story

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Pemkab Buleleng Raih Opini WTP untuk Ketiga Kalinya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indone­ sia (RI) Perwakilan Bali kembali menyerahkan Lapor­ an Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota se Bali tahun anggaran 2016. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dibawah kepemimpinan Bupati Putu Agus Suradnyana, ST dan Wakil Bupati dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun 2017 ini untuk tahun anggaran 2016. Opini WTP ini merupakan yang ketiga kalinya setelah tahun 2015 dan tahun 2016.

L

aporan Hasil Pemeriksaan (LHP) ini diserahkan oleh Kepala BPK RI Perwakilan Bali, Yulindra Tri Kusumo Nugroho dan diterima langsung oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST didampingi oleh Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Gede Supriatna, SH di Gedung BPK RI Perwakilan Bali, Denpasar, Jumat (2/6). Menurut Bupati yang akrab disapa PAS ini, kalau dilihat dari kualitas, WTP kali ini lebih baik dari tahun lalu. Untuk tahun lalu, kita mendapatkan opini WTP terbaik di Bali dengan beberapa catatan. Namun, untuk tahun ini hanya ada delapan catatan perbaikan administrasi, tidak ada kesalahan administrasi. “Secara kualitas, tahun ini lebih baik. Hanya ada delapan catatan perbaikan, bukan kesalahan,” ujarnya. Dirinya berharap, dengan hal ini

Pemkab Buleleng bisa mendapatkan dana intensifikasi daerah atau Dana Raksa. Dana ini akan digunakan untuk menambah kemampuan fiskal. Tentu Capaian ini merupakan hasil kerja keras bersama dari aparatur yang telah bekerja dengan baik dan maksimal. “saya berterimakasih kepada rekan-rekan aparatur di Pemkab Buleleng karena sudah bekerja dengan baik. Mudahmudahan dengan WTP ini kita bisa kembali mendapat dana intensifikasi daerah,” harap Bupati PAS. Sebagai tambahan, Bupati PAS mengatakan untuk mendapatkan dana intensifikasi daerah tersebut, acuannya bukan hanya opini WTP saja. Perencanaan, ketepatan waktu penyerahan APBD, pertanggungjawaban serta kinerja aparatur juga menjadi pertimbangan. “Saya berharap kita bisa mendapatkan Penghargaan Dana Raksa atau Dana Intensifikasi Deaerah

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PDAM Buleleng Raih Prestasi Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah, PDAM Buleleng senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan prima. Beberapa aspek selalu menjadi perhatian serius dalam peningkatan kualitas. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama, I Made Lestariana. Aspek-aspek tersebut meliputi bidang kinerja keuangan. Untuk dapat meningkatkan pendapatan harus diikuti oleh peningkatan jumlah pelanggan dan penyesuaian tarif secara berkala. “Empat tahun ke depan kondisi PDAM dalam kinerja keuangan kami yakin akan meningkat terus,” jelasnya. Dibidang pemasaran dan pelayanan, pihaknya senantiasa meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas. Peningkatan kuantitas yang dimaksud dengan peningkatkan kapasitas produksi dengan mengoptimalisasi sumber air maupun mem-

I Made Lestariana saat memperoleh penghargaan TOP BUMD 2017

bangun sumber air baru. Sedangkan dari segi kualitas pihaknya menjamin air yang didistribusikan memenuhi standar kualitas kesehatan. Untuk menjaga kontinyuitas PDAM senantiasa menjaga sistem pendistribusian sehingga air dapat mengalir selama 24 jam. Dengan peningkatan kualitas tersebut maka bukan tidak mungkin PDAM Buleleng menuai berbagai prestasi. Terbaru, PDAM Buleleng mengukir prestasi nasional dengan mendulang TOP BUMD 2017 yang diselenggarakan oleh majalah BusinessNews Indonesia bekerja sama dengan Asia Business Research Centre. Lanjut Lestariana, TOP BUMD 2017 yang diperoleh sebagai TOP PDAM bidang peningkatan laba ekonomis. TOP BUMD 2017 yang diterima pada Hari Rabu, 24 Mei 2017 di Balai Kartini Jakarta. “Fokus penilaian yang dilakukan oleh dewan juri terdiri atas dua aspek yakni achievement (prestasi) dan improvement (peningkatan) yang telah dilakukan oleh BUMD dalam kurun waktu 1 sampai 2 tahun terakhir,” jelasnya. Dari dua aspek, penilaian dilakukan pada penajaman bidang kinerja keuangan, human capital, pemasaran, dan manajemen kinerja. TOP BUMD, lanjut pimpinan BUMD murah senyum ini, merupakan award sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada BUMD, CEO, BUMN, Pembina BUMD (Kepala Daerah), yang dinilai berprestasi atau berkinerja yang baik, banyak melakukan improvemen, serta berkontribusi tinggi dalam pembangunan, terutama di daerah. (Wiwin Meliana)

ini. Untuk tahun lalu kita mendapatkan dana intensifikasi daerah sebesar Rp. 55 Milyar karena berada di peringkat enam se-Indonesia. Kalau bisa lima besar kita bisa dapat Rp 65 Milyar,” imbuhnya. Sementara itu, Yulindra Tri Kusumo Nugroho dalam kata pengantarnya mengungkapkan LHP ini merupakan laporan untuk tahun anggaran 2016.

Seluruh kabupaten/kota di Bali meraih opini tertinggi yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Namun, tanpa mengurangi upaya Pemerintah Daerah, BPK masih menemukan adanya beberapa kelemahan. “Namun masih ada kelemahan seperti pada administrasi,” ungkapnya. Dirinya menambahkan sesuai dengan UU Nomor 15 tahun 2004 pasal

20 dan efektivitas hasil pemeriksaan, seluruh kabupaten/kota ini harus menindaklanjuti rekomendasi BPK selambat-lambatnya 60 hari setelah LHP diterima. Jika ada yang belum jelas, dewan dapat mengusulkan pertemuan konsultasi dengan perwakilan BPK di Bali. “Selambat-lambatnya 60 hari rekomendasi BPK ini harus ditindaklanjuti,” tutup Yulindra. (Wiwin Meliana)

Tahun ini adalah tahun ke tujuh, bagi Roslina menjalan­ kan puasa tanpa suaminya. Meski telah bertahun-tahun lewat, tiap kali berbuka puasa Roslina mengaku masih merasakan ke­hadiran sang suami. Kebiasaan suami yang memanjakannya ketika puasa berlangsung membuatnya tidak bisa melupakan suami yang meninggalkannya de­ ngan cara yang tragis dalam sebuah kecelakaan yang merenggut nyawanya di subuh itu. Tidak pernah ter­ bayangkan olehnya bahwa ia akan ditinggalkan dengan cara yang tragis seperti itu.

ahun-tahun per­ kawinannya dilalui dengan penuh bunga kebahagiaan. Namun sayang Roslina belum juga dikaruniai seorang anak. Sebagai seorang perempuan ia menginginkan bisa memilik bayi untuk membahagiakan suaminya. Karena itulah, Roslina yang tinggal di Pulau Sumbawa ini sempat mengunjungi dokter speasialis kandungan di Mataram untuk memeriksakan kondisi kandungannya. Usai dari dokter kandungan ia dinyatakan

normal dan diminta untuk bersabar. “Pasti ada rencana lain yang sedang tuhan persiapkan untuk saya,” kata­nya waktu itu. Meskipun suaminya tidak memiliki pekerjaan tetap ia aktif dalam berbagai kegiatan se­ hingga memiliki banyak kawan dan kenalan karena suaminya itu pribadi yang supel dalam bergaul. Tak punya anak dan tak punya pekerjaan tetap tidak mengurangi kebahagiaan keduanya. Mereka saling menerima satu sama lain. Satu persatu kebahagiaan itu mulai

Hutan Desa Selat Ditata dengan Konsep Natural

Penataan kawasan hutan Desa Selat

Guna memenuhi target kunjungan wisatawan yang datang ke Bali khususnya ke Buleleng, juga harus diimbangi dengan pembenahan diberbagai bidang. Salah satunya dengan terus menggali potensi yang dimiliki kabupaten Buleleng. Terbaru, pemerintah melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng terus melakukan pembinaan kepada masyarakat pelaku wisata di desa Selat, kecamatan Sukasada, Buleleng. Warga setempat mulai menata hutan lindung seluas 10 Hektare, menyusul pemerintah pusat telah memberikan izin hak pengelolaan hutan desa (HPHD) kepada desa setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Selat. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna,MM., pihaknya melakukan pembinaan khususnya dalam hal legalitas hukum. “Pihak pemerintah

pusat yaitu kementrian kehutanan telah memberikan hak penuh kepada Bumdes dalam hal pengelolaan, sehingga nanti juga kami akan bentuk Pokdarwis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Sutrisna belum lama ini. Setelah melakukan pembinaan legalitas hukum, pihaknya akan melakukan pembinaan dalam hal tehknik pengelolaan hutan desa sehingga menjadi objek pariwisata yang memenuhi standar. Rencananya, hutan lindung dengan panjang 5 kilometer tersebut akan ditata menyerupai kebun raya Bedugul yang ada di Kabupaten Tabanan. Sutrisna menambahkan, secara fisik hutan desa selat memenuhi syarat untuk dikelola menjadi salah satu objek wisata, akan tetapi beberapa hal yang masih perlu diperhatikan, di antaranya areal parkir yang masih sangat sempit. “Jalannya masih kecil sehingga akan

kesulitan areal parkir, nah ini yang perlu kita pikirkan apakah nantinya akan dilakukan pelebaran jalan atau tidak,” jelasnya. Jenis pohon yang akan ditanam juga perlu diperhatikan jangan sampai merusak tanaman yang lain dan merusak habitat hewan yang ada di hutan tersebut Terkait konsep pengembangan wisata, mantan kadiskanla Buleleng ini mengatakan, mirip dengan kebun raya Bedugul hanya saja akan dikombinasikan antara alama, budaya, dan pengetahuan. . Penataan yang dilakukan juga akan membuat taman, membuka dua pintu masuk, dan membuat jalur tracking “Tidak hanya alam, tetapi diintegrasikan juga dengan budaya dan pengetahuan,” jelasnya. Dalam penataan ini, struktur pohon dibiarkan utuh dan hanya ditambah dengan menanam tanaman hias yang cocok ditanam di dalam kawasan hutan. Sementara untuk penambahan bangunan, hanya dibuat bale bengong dengan bangunan model knock down. . Penambahan akomodasi ini pun dipastikan tidak akan menebang pohon, sehingga tidak melanggar perjanjian dan tetap memakai konsep pengembangan wisata yang natural di kawasan hutan lindung. “Sesuai izin dan kesepakatan yang ada, penataan ini dilakukan dengan tetap mempertahankan struktur asli hutan. Tidak ada penebangan pohon dan jenis tanaman yang kami tanam juga menyesuaikan dengan tanaman endemis di hutan ini,” jelasnya. (Wiwin Meliana)

7

Subuh Terakhir tanpa Firasat

T

Bupati Buleleng saat menerima penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Kid’s Camp TK Negeri Pembina Denpasar kembali mengadakan Kid’s Camp yang dilaksanakan Sabtu (3/6) sampai Minggu (4/6). Menurut Kepala TK Negeri Pembina Denpasar Ni Nyoman Darmini, S.Pd., M.Pd., Kid’s Camp merupakan kegiatan kemah di sekolah selama 2 hari 1 malam. Kegiatan ini dalam rangka menanamkan pendidikan karakter sejak dini, melatih keberanian, kemandirian, displin dan tanggunjawab anak sejak usia dini. Kid’s Camp diisi dengan berbagai macam kegiatan, seperti menyebrang dengan jembatan tali, meluncur, merayap, lompat tali, mengembangkan pendidikan ekonomi kreatif sejak dini, dan pengenalan P3K. Malam harinya diadakan parenting dimana anak-anak bersama orangtua membakar jagung bersama, Hari Minggu diadakan mencari jejak dengan finish di Taman Kota dilanjutkan dengan aneka lomba untuk orangtua. Acara diakhiri dengan perayaan HUT bersama siswa TK Negeri Pembina Denpasar yang lahir bulan Juni. (Ngurah Budi)

lumayan jauh membuat suaminya setiap hari harus berangkat sepagi mungkin. Tapi entah mengapa, hari itu ia berangkat jauh lebih awal. “Subuh…sekali. Usai Shalat Su­buh, masih lumayan gelap,” kata Roslina. Tanpa firasat apapun setelah melaksanakan kewajibannya sebagai istri, mengurus segala keperluan suaminya subuh itu, ia sempat berbaring lagi tidur-

disi yang mengenaskan seperti itu. Menurut warga, kemungkinan tabrak lari. Namun hati Roslina berkata lain. “Sampai sekarang saya masih belum percaya kalau suaminya saya kecelakaan. Rasanya ada hubungannya dengan kedatangan orang yang menawarkan barang ke rumah saya pada keponakan saya, waktu kami tidak di rumah,” ujarnya. Melihat suaminya tidak berdaya, Marni langsung meminta ambulans untuk membawanya ke rumah sakit umum agar

tkh/net

tampak di usia perkawinan mereka yang ke tiga. “Mas (suaminya), dapat pekerjaan hidup kami menjadi lebih bahagia meski pun saya sangat menginginkan seorang anak,” kata Roslina. Pergaulan suami Roslina semakin luas. Suatu hari Roslina dan suami­ nya pergi menghadiri acara di kota tempat suaminya bekerja yang jaraknya sekitar 40 km dari tempat mereka tinggal. Di rumah mereka hanya ada keponakan Roslina menjaga rumah sendirian ketika datang seorang laki-laki yang sebelumnya menawarkan penjualan barangbarang rumah tangga. Karena usia yang masih kanak-kanak, keponakan Roslina menerimanya dengan baik di teras rumah. Saat datang, orang tersebut yang hingga kini tidak diketahui oleh Roslina tampak seperti mengamati kondisi rumah. “Kata keponakan saya orang itu seper­ti mengamati rumah kami,” kata Roslina. Hal ini yang tidak dipahami Roslina hingga hari ini, termasuk mengapa suaminya berangkat ke kantor jauh lebih pagi dari biasanya yang kemudian mengalami peristiwa tragis tersebut. Memang, tidak seperti biasa­ nya hari itu suaminya berangkat kerja saat matahari belum lagi datang. Jarak tempat kerjanya yang

tidur­a n setelah mengantar suaminya hingga pintu rumah. “Sama sekali, tanpa firasat apa pun,” katanya. Ia beraktivitas seperti biasa, membereskan rumah dan lainnya. Hingga tiba-tiba, menjelang pukul tujuh pagi, sekitar satu setengah jam setelah keberangkatan suaminya yang diperkirakannya telah tiba di kantor, ia mendapat kabar suaminya itu mengalami kecelakaan dan tengah berada di Puskesmas terdekat dengan lokasi kejadian. Kabar ini tidak terlalu menyentaknya. “Paling kecelakaan biasa,” pikirnya saat itu. Namun, begitu ia melihat kondisi suaminya, barulah ia berpikir ini serius. Bayangkan, suaminya sudah tidak bisa bergerak dengan darah mengering di tubuhnya. Ia seperti orang koma. Suaminya itu ditemukan warga sekitar lokasi kejadian tergeletak bergelimang darah di bawah sebuah pohon persis di pinggir jalan raya. Dari rumah Roslina, tempat kejadian hanya ber­jarak lima belas menit perjalanan. Tidak ada satu pun orang yang menyaksikan kejadian apa yang menimpa suaminya karena hari masih sangat pagi. Warga yang hendak menuju ke sawahlah yang kemudian menemukan suaminya dalam kon-

“Sampai sekarang saya masih belum percaya kalau suaminya saya kecelakaan. Rasanya ada hubungannya dengan kedatangan orang yang menawarkan barang ke rumah saya pada keponakan saya, waktu kami tidak di rumah,”

mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, ia mengaku membatin bahwa ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Sang Pencipta. “Ya Allah, biarkan suamiku bisa duduk dan bernafas kembali. Aku rela jika pun ia harus cacat,” ujarnya memohon dalam doa yang dalam saat itu. Ia tampak tidak sanggup membayangkan apa yang dialami suaminya subuh itu. Selang beberapa jam suaminya dirawat di rumah sakit berjuang melawan maut, rupanya ia tidak mampu bertahan. Maut menjemput suaminya dalam kondisi yang mengenaskan. “Waktu itu inginnya agar maut yang sama juga harus menuju saya kala itu, “ujar Roslina sedih. Ia tidak mampu menceritakan kesedihannya kala itu. Namun, apa hendak dikata ia harus menerima semua ketentuan tuhan dengan ikhlas. Ia urus mayat suaminya dengan sebaik-baiknya usai mencium ke­ ning dingin suaminya itu. Sepanjang membawa pulang jenazah suaminya itu, Roslina terus memikirkan hal lain, bahwa kemungkinan suaminya tidak me­ ngalami kecelakaan melainkan ada yang sengaja menghabisinya. “Entahlah… sampai sekarang masih misteri. Jika itu terjadi biarlah Allah SWT yang akan membalas jika benar ada orang-orang yang menyakiti suami saya,” ujarnya pendek. Hal inilah yang membuat Roslina tidak pernah bisa melupakan kepergian suaminya itu. Roslina tidak ingin mengungkit lagi kecurigaannya itu. Namun, jika tiba-tiba perasaan menduga-duga itu datang, ia selalu berdoa agar suaminya yang selalu mendahulukannya saat berbuka puasa itu mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya. (Naniek I. Taufan)


6

Woman on Top

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

I

bu dan adik bungsu Dami tinggal di kampung, sementara ia, bersama adiknya yang masih kuliah dan sang ayah yang juga berprofesi guru menetap di Denpasar. Sebagai guru, Dami terkenal guru yang cerewet namun sangat disiplin di sekolahnya. Pola ini pula yang secara tak langsung ia terapkan pada adik bontotnya yang sekarang ini masih duduk di bangku SD kelas VI. “Dia itu lebih takut pada saya daripada dengan Ibu atau Bapak, karena saya galak, cerewet dan suka mengancamngancam, tidak akan membawakan oleh-oleh khas kota sesuai permintaannya, jika dia tidak rajin belajar atau rankingnya turun,” ujarnya tertawa. Tentunya “ancamannya” kepada sang adik ini adalah cara Dami untuk memotivasi agar adiknya giat belajar. Ia menuturkan sempat geram karena sang adik yang waktu itu sudah kelas V SD belum hapal perkalian. Ia menyadari muatan materi yang diterapkan di sekolah di kampung agak lebih lambat dibandingkan sekolah di kota. Namun, ia mengaku gregetan ketika mendapati hal mendasar dalam matematika tersebut belum dikuasai anak SD yang sebentar lagi akan naik ke kelas VI dan melanjutkan pendidikan ke SMP.

Di Kota Murah Di Kampung “Wah” Pulang ke kampung halaman di Payangan, Gianyar, diakui Ni Wayan Damiasih, S.Pd., tidak dilakukannya setiap saat. Selain kesibukan­nya sebagai guru di Sekolah Pelangi Dharma Nusantara, ia mengakui faktor dana juga menjadi alasannya. “Penghasilan kan masih sedikit, jadi pulangnya pada saat-saat tertentu saja, misalkan ada odalan/upacara, atau ulang tahun adik,” ujar Dami-sapaan akrab guru wali kelas VA yang belum lama ini meraih predikat Guru Berprestasi di sekolah tersebut. Ni Wayan Damiasih, S.Pd.

Dami memberikan PR dan ancaman cukup keras pada waktu itu, ia meminta adiknya untuk menghapalkan perkalian ketika dirinya pulang kampung seminggu atau dua minggu kemudian. Jika tidak, Dami akan mendatangi gurunya dan meminta menurunkan kelas sang Adik. “Adik saya mati-matian

belajar, sampai akhirnya ketika saya datang dia sakit, karena tekanan mental, padahal kata Ibu saya sebelumnya Adik sehat-sehat saja. Saya sampai ditegur Ibu agar tidak terlalu keras kepada Adik dan meminta saya untuk membiarkan adik bermain-main menikmati masa liburan sekolahnya pada waktu itu,” kisah

perempuan 27 tahun yang super aktif ini. Meski ada sedikit perasaan bersalah membuat adiknya sampai sakit, namun Dami tak pernah menyesal, karena pada akhirnya sang Adik ada motivasi untuk belajar dan bisa, walaupun sakit dulu. “Setiap pulang kampung, saya selalu tanya perkalian. Jadi

mau tidak mau dia harus belajar ketika saya datang. Saya setia menunggu sampai akhirnya dia bisa,” ucapnya tersenyum. Di sisi lain, ketika berada di kampung, label “guru” dilepasnya. Dami bisa menjadi anakanak bergabung bermain petak umpet atau bermain dagangdagangan bersama sang adik dan beberapa keponakannya yang masih SD. Karena jarang ketemu, keponakan-keponakannya itu pun segan untuk meminta oleholeh dari Dami. Namun biasanya Damilah yang berinisiatif memberikan mereka oleh-oleh aksesori yang lucu-lucu dan unik yang tentunya tidak ada di kampung mereka. Di kota murah meriah, di kampung “wah”. Dan, yang paling disenangi Dami, anak-anak itu sangat menghargai pemberiannya. Sampai-sampai barangnya sudah rusak pun masih diingat karena mereka terkesan dan senang. Oleh-oleh “khas kota” ini pula yang selalu ia iming-imingi kepada sang Adik sebagai motivasinya belajar. Memberikan sesuatu yang unik, yang belum ada di kampungnya. “Seperti waktu ini, saya belikan adik tas yang ada boneka-bonekanya, yang pastinya tas itu tidak bisa didapati di kampung, Jadi di kampung, hanya dia saja yang punya tas itu, berbeda dari yang lain,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Oleh-oleh Cerita Musim liburan merupakan hari yang sibuk bagi Dewi Aliyah , Marketing Communications Manager Aston Denpasar Hotel & Convention Center. Sejak bekerja di Bali, perempuan asal Malang, Jawa Timur ini jarang mendapatkan hari libur. Sebagai destinasi favorit Bali selalu ramai di musim liburan. “Saya senangsenang saja kerja di hari libur karena nanti jatah libur bisa dipindah ke hari lain,” ungkapnya. Saat musim liburan sudah berlalu, barulah Dewi mulai mengumpulkan “jatah libur” plus jatah cuti. Ia pun memanfaatkan waktunya itu untuk bepergian. “Saya suka liburan yang hemat alias backpacker. Lokasi liburan bisa di Bali, di Indonesia, atau luar negeri. Asyik aja bisa jalanjalan. Pulang dari liburan, saya

Dewi Aliyah

ceritakan pengalaman dan muat di website www.aliyahdewi.com. Jadi kalau ditanya, apa oleh-oleh saya setelah liburan, ya cerita,” ujarnya sembari tersenyum. Di websitenya, Dewi menuangkan pengalaman liburan lengkap dengan situasi di lokasi. Ia juga berbagi tips agar pembaca bisa menyiapkan diri sebelum berkunjung ke tempat itu. Tak hanya berbagi cerita di dunia maya, perempuan penyuka masakan pedas ini juga sudah mendokumentasikan pengalamannya dalam sebuah buku yang berjudul A Kara-Venturous Novel Traveling with “Brad Pitt”. “Buku kedua sedang saya siapkan.

penghobi olahraga renang ini. Liburan di kampung halaman ternyata memberi pengalaman yang mengesankan bagi Dewi. “Saya biasanya mudik di hari-hari yang bukan hari liburan. Suatu saat, saya mudik pas libur Natal sekalian merayakan Natal dengan keluarga. Begitu acara ibadah selesai, saya mengajak ponakan jalan-jalan ke Batu, Malang. Sudah macet, parkir susah, akhirnya waktu lebih banyak dihabiskan di dalam kendaraan. Ibu saya sampai heran, kok tumben-tumbennya saya datang saat musim libur. Sejak itu, saya mudik selalu di luar musim liburan, biar nyaman di perjalanan,” jelasnya. Saat bekerja di Jakarta, ia

Sosoknya penuh wibawa. Dibalik sikap tegas, tersimpan selera humor dan ketulusan yang membuat Dr. Bachrul Amiq, S.H., M.H., senantiasa dicintai oleh keluarga juga civitas akademik Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya. Disela kesibukannya, ayah dari Yustisia Amalia (23), Yustino Aribawa (17), dan Yustika Amalia (15) tersebut juga mengelola Lembaga Pendidikan PGTK Sekolah Harap­ an Bangsa Waru.

T

ahun 2017 ini merupakan momen paling berkesan sekaligus penuh tantangan bagi Bachrul. Untuk kedua kalinya, pria kelahiran 21 April 1971 ini mendapat tanggung jawab sebagai Rektor Unitomo. Bachrul Amiq terpilih setelah melalui berbagai tahapan fit and proper test di hadapan panelis,

Momentum Penguatan Kualitas

hingga tahap pemilihan oleh senat universitas. Keputusan Yayasan Pendidikan Cendekia Utama (YPCU) memilih kembali Bachrul Amiq berarti sesuai hasil pemilihan di tingkat senat universitas akhir April lalu. Saat itu, Amiq juga memenangkan mayoritas suara anggota senat universitas dengan total nilai 19 suara jauh mengungguli pesaingnya, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Dr. Redi Panuju, M.Si, yang hanya meraih lima suara. Bahagia bercampur haru. Beban tanggung jawab semakin memacu Bachrul Amiq untuk memajukan kampus yang berlokasi di kawasan Nginden Semolowaru tersebut. Suami dari Lilis Iriani, S.H. itu terlihat meneteskan air mata tatkala menyebut satu per satu nama kerabat yang selama ini mendukung kiprahnya dalam dunia pendidikan. Termasuk istri dan anak-anaknya. Amiq dikenal

Suryaning Ayu Pancering Wadono Putri

memang sudah terbiasa dengan kemacetan lalu-lintas. Karena paham dengan situasi itu, ia menghindari liburan ke Puncak saat hari liburan. Waktu yang dihabiskan di jalan lebih banyak dibandingkan waktu liburan di lokasi. Pengalaman macet yang membuatnya kembali ke kantor pun pernah dialami. “Saya mau pulang dari kantor sekitar pukul 19.00, ternyata di depan kantor macet. Saya mundur lagi ke parkiran. Masuk kantor untuk melanjutkan kerja. Pukul 21.00 baru pulang dan jalanan sudah agak lengang. Kita harus punya trik juga untuk menghindari kemacetan,” ujar Dewi. (Ngurah Budi)

Muda, cantik, berbakat. Itulah Suryaning Ayu Pancering Wadono Putri atau biasa dipanggil Putri. Perempuan asli Surabaya ini sudah dari kecil bergelut di dunia modelling. Gadis yang mempunyai hobi traveling ini, memulai karier modelnya sejak duduk di bangku sekolah taman kanak-kanak sekitar umur 5 tahun. “Dari tempat saya sekolah tersebut saya ditunjuk untuk mengikuti lomba fashion show untuk tampil di Taman Hiburan Rakyat (THR),” ujarnya. Perempuan yang juga hobi baca buku dan makan steak ini saat ini memantapkan menggunakan hijab. Saat ini ia menjadi model hijabers. Menjadi model hijabers gampang-gampang susah, karena menjadi model hijabers harus mengenakan trend-trend hijab, memadupadankan mulai dari busana, hijabnya, hingga tas dan sepatu. “Mungkin yang tidak biasa mengenakan hijab di model-model ya bakal susah tapi kalau kita kreatif ya bakal happy kok dan bakal telaten,” ungkap Putri. Sulung dari tiga bersaudara ini tak menyangka bakat modelnya ini ia lakukan hingga saat ini. “Saya tidak menyangka hingga saat ini saya masih aktif di dunia model, padahal waktu kecil itu hanya ditunjuk

19

Dr. Bachrul Amiq, S.H., M.H.

Percaya Diri

Dewi saat liburan ke Nusa Penida

Tunggu saja apa isinya,” ungkap Dewi. Ia juga menuturkan pengalamannya bekerja di Bali memberikan nilai lebih. Selain bekerja, ia bisa lebih mudah menjangkau tempat-tempat wisata yang ada di Pulau Dewata. Dewi sudah mengunjungi Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. Air terjun Gitgit, Aling-aling, dan Banyumala juga sudah disambangi. Bekerja di Bali juga membuat Dewi bisa lebih dekat pulang ke kampung halaman di Malang. Ia bahkan memilih mudik naik mobil. “Saya kalau mudik berangkatnya subuh biar jalan menuju Gilimanuk tidak terlalu ramai,” ujar

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

oleh sekolah,” ujarnya. Meski sempat vakum selama setahun saat duduk di bangku sekolah menengah atas, Putri tetap percaya diri dan tidak canggung melenggak-lenggokkan badannya diatas panggung. Lulusan UPN “Veteran” Jatim ini selain menjadi model, ia juga bekerja di salah satu perusahaan media besar di Surabaya. Membagi waktu antara pekerjaan yang ia lakukan saat ini dengan dunia model, sangat ia atur dengan rapi sehingga tidak mengganggu pekerjaannya. Semua yang Putri dapatkan tak lepas dari perjuangan dan doa dari keluarga, terutama mamanya. Mamanya selalu mendukung dan membantunya dalam mengajarkan teknik bermake up. “Saya sangat bersyukur dan bangga punya keluarga seperti keluarga saya ini terutama mama saya, mereka selalu mendukung apapun yang saya lakukan selama itu positif

Dr. Bachrul Amiq, S.H., M.H., bersama keluarga

sangat mencintai keluarga. “Kalau sudah ngomong keluarga, maaf saya cengeng. Karena merekalah pengganti ayah dan ibu yang selalu mengingatkan Cak Amiq ini,” ujar Amiq penuh haru. Diakui Amiq, membangun Unitomo selama periode empat tahun ke depan merupakan tugas yang berat. Ia juga memohon doa, buat saya,” ujar Putri seraya berkaca-kaca. Tak hanya keluarga saja, para sahabat Putri selalu mendukung bakat modellingnya. “Dukungan bukan hanya dari keluarga saja, tetapi dari sahabat-sahabat saya, bahkan ketika saya perform cat-

walk tak jarang mereka turut hadir,” kata perempuan yang saat ini berusia 24 tahun. Dalam karier bukan hanya perjuangan kerja keras dan doa semata. “Yang penting juga itu kita tidak boleh minder, harus percaya diri dan selalu rendah hati. Itu kuncinya,” tutup

Putri. (Meta Vabiola)

agar tanggung jawab kedua kali sebagai rektor tersebut mampu menyukseskan program yang belum selesai pada periode sebelumnya. “Dalam sejarah Unitomo, baru kali ini rektor menjabat selama dua kali,” imbuh penyuka badminton ini. Serangkaian visi dan misi telah ia siapkan. Diantaranya, menjadikan Unitomo sebagai lima besar perguruan tinggi di Jawa Timur (Jatim) pada empat tahun mendatang. Perlu diketahui, saat ini Unitomo berada pada peringkat 25 dari 329 perguruan tinggi swasta di Jatim, masuk dalam kelas madya. “Ini sangat realistis, selangkah lagi kita akan menjadi kampus utama di Jatim dan melejit menjadi top nasional,” urainya optimis. Harapan Amiq boleh dibilang tidak muluk-muluk. Sejak menjadi rektor pada 2013 silam, ia telah mampu membuktikan kinerja, menggali prestasi Unitomo melalui berbagai peningkatan akreditasi. Yang terbaru, Prodi Administrasi Negara meraih nilai 363 dan menyandang Akreditasi A.

Namun ia juga sadar, pengembangan tenaga pendidik merupakan kelemahan Unitomo selama ini. 124 dari 247 dosen Unitomo seharusnya memiliki gelar doktor dan profesor. Karena Unitomo hanya memenuhi 47 dari target tersebut. Sedangkan dari 11 guru besar yang pernah ada, masih ada 4 guru besar yang aktif, lainnya telah berpulang. “Terlalu banyak di magister, total 191. Lulusan Unitomo juga banyak yang menjadi dosen di sini, mereka harus dilimpah kepada pegawai administrasi,” ucap pakar hukum tersebut. Jika tercapai, maka Amiq optimis momentum peningkatan kualitas Unitomo bisa direngkuh untuk empat tahun mendatang. “Pengembangan kemahasiswaan harus kita pacu terus,” tegasnya.. Ia juga berencana menyelesaikan pembangunan gedung baru yang masih terbengkalai karena kendala teknis, serta mengembangkan Kelembagaan Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi (Prodi) Transfusi Darah bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya. Terkait komposisi wakil rektor yang akan mendampingi selama empat tahun ke depan, Bachrul Amiq optimis akan mampu bekerja sama. “Mereka bukan orang baru bagi saya, ini formasi terbaik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah yang belum tuntas periode sebelumnya,” ujar Bachrul Amiq. Dalam usia Unitomo yang telah masuk angka 36 tahun, Amiq, juga mengaku baru kali ini jajaran rektorat semuanya bergelar doktor. (Lely Yuana)


20

Nine

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Pastikan Produk Makanan Bebas Zat Berbahaya

Di depan ember-ember berisi ikan dan hasil laut lainnya di salah satu pasar tradisional di Mataram, Rodiah (56) terdiam. Ia memperhatikan satu persatu ember dan baskom berisi ikan dan air serta sedikit es tersebut. Beberapa saat kemudian, pegawai negeri sipil ini bergeser lalu membeli ikan nila yang masih hidup. “Tadinya saya mau beli ikan itu (sambil menunjuk ke salah satu ember), tapi tidak jadi,” katanya.

I

a mengungkapkan agak khawatir mengonsumsi ikan karena takut ada zatzat berbahaya yang dipakai untuk mengawetkannya. “Saya tidak lihat lalat di sekitar ikan-ikan tersebut juga tidak banyak es dalam boks pengawetnya. Hanya ada air dan ikan serta sedikit es,” kata Rodiah. Tentu saja ini bukan menjadi indikasi pasti ikan yang tidak dikerubuti lalat itu akibat memakai zat pengawet berbahaya. Namun, kewaspadaan dan kehatian-hatian seperti yang ditunjukkan Rodiah tampaknya perlu ditiru oleh ibu-ibu rumah tangga lainnya.

ersediaan dan stabilitas kebutuhan pokok masyarakat tercukupi dengan baik, juga sekaligus untuk memastikan produk-produk makanan yang dijual di pasaran itu benar-benar bebas dari kandungan zat-zat berbahaya. Dari hasil sidak tersebut, setelah dilakukan uji laboratorium oleh Badan POM, terhadap berbagai jenis sampel bahan makanan yang ada, ditemukan satu bahan yang mengandung boraks, sedangkan yang lainnya bebas dari bahan berbahaya. Dengan demikian disimpulkan bahan makanan yang ada di Pasar

Dalam sidak-sidak yang dilakukan pemerintah untuk memastikan ikan-ikan dan bahan makanan pokok tidak mengandung pengawet dari zat berbahaya

Peran pemerintah dalam hal menertibkan masalah ini sangat dibutuhkan khususnya oleh ibuibu rumah tangga yang secara umum langsung menjadi bagian dari kehidupan pasar dimana mereka sebagai konsumennya. Penting campur tangan pemerintah untuk memastikan bahwa ikan dan bahan pokok lainnya aman dikonsumsi oleh masyarakat terutama saat bulan puasa seperti ini dimana permintaan pasar meningkat tajam. Untuk itulah, demi mengantisipasi kemungkinan peredaran dan penggunaan zat berbahaya pada bahan makanan, terutama produkproduk makanan untuk bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah, anggota Komisi IX DPR RI dipimpin Wakil Ketua Hj. Ermalena, didampingi Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc., Ph.D, dan Kepala BPOM NTB, Dra. Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih, Apt., M.H., melaksanakan kunjungan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Mandalika Kota Mataram beberapa waktu lalu. Kunjungan tersebut selain dimaksudkan untuk memantau ket-

Mandalika secara umum termasuk kategori sehat. Namun demikian, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Ermalena tetap meminta pemerintah agar ke depan lebih intensif melakukan pemantauan di pasarpasar, guna meminimalisir peredaran zat berbahaya seperti formalin, rodhamin B dan boraks. “Kami harapkan BPOM lebih sering melakukan pemantauan terhadap peredaran zat berbahaya di

Inspirasi Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi turut memeriahkan acara “Hiburan Rakyat 15­ ­Tahun Bali TV Penuh Warna”, Rabu (31/5). Dalam acara yang di berlangsung di Panggung Terbuka Ardha Candra, Denpasar ini Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi memainkan tabuh mengiringi tarian “Legong Tri Sakti”.

M

enurut Ketua WHDI Provinsi Bali, Bintang Puspayoga, selaku pemrakarsa lahirnya kreasi tari Legong Tri Sakti ini, memang sengaja disesuaikan dengan HUT ke -15 Bali TV. Sedangkan, busana tari merah, putih dan hitam yang dikenakan bertujuan mengangkat harkat dan martabat wanita melalui kekuatan Tri Sakti dan Saktinya Tri Murti Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi, mulai berlatih 18 November 2013dengan penampilan pertama di HUT ke -26 WHDI Bali, Februari 2014. Sebagai Seka Gong Wanita pemula, yang terdiri dari pengurus WHDI Bali ini, diberikan kesempatan tampil megambel sebagai pembuka acara, mengiringi fashion show tata rias busana pengantin serta mengiringi hadirin saat bersantap siang. Selanjutnya istri Menteri Kop-

Ikan segar di pasar Mandalika

pasar-pasar. Selain melakukan sidak atau pemantauan, BPOM juga harus memberikan edukasi kepada para pedangang akan bahaya penggunaan zat berbahaya tersebut pada makanan,” ungkapnya. Sekda Prov. NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc., Ph.D, pada waktu yang sama mengatakan, bahwa pemerintah harus mengambil hikmah dari hasil sidak yang dilakukan Komisi IX DPR RI bersama BPOM NTB ini. Dari hasil sidak tersebut masih ditemukan bahan makanan yang mengandung zat berbahaya. Meski secara umum, bahan makanan yang beredar di Pasar Mandalika kategori sehat. “Melalui berbagai institusi terkait, pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada para pedagang yang ada di pasar-pasar dan masyarakat di NTB, terkait bahaya penggunaan zat-zat berbahaya pada makanan yang akan berdampak buruk bagi kesehatan,” katanya. Selain memastikan bahan pokok bebas dari zat berbahaya, pemerintah juga hadir dalam upaya menstabilkan harga dengan pasar-pasar murah yang digelar di seluruh NTB oleh Dinas Perdagangan Provinsi NTB. Setidaknya dua hal ini, harga yang stabil dan bebas dari zat berbahaya menjadi prioritas bagi para ibu rumah tangga. Karena itulah, Hj. Putu Selly Andayani Kepala Dinas Perdagangan NTB beserta stafnya juga rajin turun lapangan ke

Kapala Dinas Perdagangan Provinsi NTB melakukan pemantauan harga di pasar tradisional di Mataram

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

15 orang penari Seka Gong Dewi Laksmi saat pentas di acara HUT Bali TV di Panggung Terbuka Ardha Candra

Seka Gong Dewi Laksmi dan Legong Tri Sakti

Cermin Visi WHDI Bali

Wanita Hindu Dewi Laksmi tampil di depan umum untuk pertamakalinya serangkaian “Festival Puputan Badung” di pagelaran acara “Parade Gong Kebyar Wanita dan Tarian Klasik se-Kota Denpasar”, di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar. Kala itu, Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi dibantu WHDI Kota Denpasar serta seniman Kota Denpasar mempersembahkan tabuh Kreasi Gambang Suling serta mengiringi Tari Rejang Renteng danTari Legong Tri Sakti. Pada HUT ke -27 WHDI Bali,

Pasar tradisional di Mataram

pasar-pasar khususnya pasar tradisional untuk mengecek ketersediaan bahan pokok sekaligus memantau harga pasaran. “Kami sangat berharap agar makanan yang dikonsumsi keluarga kami bebas dari zat berbahaya dan satu lagi harga-harga tidak melonjak tinggi terutama di bulan puasa ini,” ujar Rohani, ibu rumah tangga yang berbelanja di pasar Kebon Roek beberapa hari lalu. Pedagang di pasar ini mengaku takut juga menggunakan bahan-bahan berbahaya. “Takut dosa,” ujar Emi salah seorang pedagang ikan segar. “Kan kami juga ikut makan ikan, jadi tidak berani pakai yang berbahaya,” tambahnya. Kalau soal harga, Emi mengaku tidak bisa berbuat banyak jika

kenaikan itu datangnya dari tempat ia membeli ikan sebelumnya. “Tapi rasanya tahun ini lonjakan harga tidak terlalu tinggi. Mungkin karena ada operasi pasar ya,” kata Rina pedagang telur di pasar Pagesangan. Rina sendiri tidak tahu apakah menjelang lebaran nanti harga tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, mengungkapkan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menstabilkan harga hingga lebaran nanti. Kerjasama dengan para distributor bahkan hingga tingkat subdistributor bahan pokok terus ditingkatkan sebagai upaya untuk membantu dalam menstabilkan harga-harga pasar, khususnya bahan-bahan pokok. (Naniek I. Taufan)

Sekda Prov. NTB (tiga dri kanan) bersama BPOM NTB melakukan kunjungan ke pasar Mandalika

Seka Gong Dewi Laksmi mengiringi Legong Tri Sakti di Nabe Shima Creative Space

erasi dan UMKM RI ini juga mengatakan penampilan Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi ini berlanjut saat diperkenalkannya tari Legong Tri Sakti pada 15 September 2014 silam di Panggung Nabe Shima Creative Space, di Jalan Padma Gang Harum, Penatih, Denpasar. Di arena itu bergabung melengkapi beberapa seniman tabuh serta tari Kota Denpasar. September 2014, Seka Gong

5

Februari 2015, di Gedung Mendopo Kesari, Negara. Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi kembali tampil mengisi acara hiburan. Menariknya, di sini Seka Gong Dewi Laksmi bukan hanya mengiringi Tari Legong Tri Sakti juga mengiringi Tari Pendet yang dibawakan oleh ibu-ibu lansia dari Kabupaten Jembrana serta memainkan tabuh Gambang Suling. Saat puncak peringatan HUT ke – 28 WHDI Bali, yang diseleng-

garakan di Wantilan Desa Pakraman Kubu, Bangli, 24 Februari 2016, Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi juga unjuk kepiawaian mengiringi Tari Pendet dan Tari Legong Tri Sakti. Tahun 2017, Seka Gong Wanita Hindu Dewi Laksmi yang anggota terdiri dari para pengurus Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Bali, tampil di puncak acara HUT ke- 29 WHDI Provinsi Bali, yang dilaksanakan di di ruang Kerta Gosana Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Mangupraja Mandala. Mereka mengiringi seluruh pemenang lomba Tari Legong Tri Sakti se-Bali.

SALING MENDUKUNG Mengenai Legong Tri Sakti, penarinya mengenakan busana Tri Datu dan dilengkapi senjata Tri Murti, yakni gada, cakra dan padma. Warna merah, hitam, dan putih, turut menegaskan, jika laki–laki dan perempuan sepatutnya saling mendukung dan menyempurnakan. Dalam tarian Legong Tri Sakti juga terdapat pemahanan tentang Brahma, Wisnu dan Siwa sebagai, pencipta, pemelihara dan pelebur (Tri Murti). “Dengan demikian secara tidak langsung Legong Tri Sakti ini, memberikan pemelajaran tentang agama pada mereka yang menarikannya,” ujar Bintang Puspayoga. Di dalam Tari Legong Tri Sakti, kata Bintang Puspayoga terkadung filosofi yang dalam mengenai ajaran Hindu, juga mampu mencerminkan visi WHDI, yakni mewujudkan wanita Hindu yang cerdas, mandiri dan berbudi pekerti luhur. Perempuan memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Hindu. Karenanya perempuan

Ketua WHDI Bali Bintang Puspayoga ditengah-tengah Seka Gong Wanita Dewi Laksmi dan Penari Legong Tri Sakti usai latihan

Seka Gong Dewi Laksmi saat pentas di acara HUT Bali TV di Panggung Terbuka Ardha Candra

Anggota Seka Gong Dewi Laksmi

Hindu harus bangga dan tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan berkarya nyata. Bintang Puspayoga sangat berterima kasih pada tim dari Nyoman Suarsa, I Made Andita, dan Agus Andi Kurniawan, yang cukup sabar sehingga berhasil melatih para pen-

gurus WHDI Bali. Begitu semangat para ibu ditengah kesibukannya masing-masing, masih bersedia berlatih bersama sehingga dapat memainkan tabuh dengan baik, untuk ngayah atau pun pentas khususnya mengiringi Tari Kreasi Legong Tri Sakti. (Sri Ardhini)

Seka Gong Dewi Laksmi usai pentas di Wantilan Gedung Pers K. Nadha


4

Inspirasi

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

“W

ongcapek kok olahraga, kan harusnya istirahat. Atau stress kok diobati olahraga, kan harusnya menenangkan diri.” Tapi memang itulah yang dilakukan Anin untuk mengobati dirinya dan terbukti manjur. “Aku ini sejak kecil sudah diperkenalkan olahraga oleh papa. Jadi mindset-nya bahwa olahraga itu for fun. Jadi kalau aku cape atau stress maka aku bawa olahraga karena itu akan membuat aku fun. Mungkin sebagian orang heran dengan itu. Sampai-sampai ada yang bilang ‘Elu nggak cape apa? Olahraga setiap hari’,” tutur Putri Indonesia 2015 yang belum lama ini ditunjuk menjadi Juru Bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, sekaligus Duta Ayo Olahraga bersama sembilan selebriti lainnya. Bagi Anin, olahraga sudah mendarah-daging dalam hidupnya. Saat kelas 4 SD, kata Anin, papa nya memperkenalkan dirinya pada olahraga bulu tangkis bahkan kemudian memasukkannya ke sebuah klub bulu tangkis milik temannya. Sepertinya sang papa ingin Anin juga berkiprah seperti sejumlah orang di keluarga besarnya yang menjadi atlet. “Iya, keluarga papa kebanyakan jadi atlet, atlet tingkat provinsi. Kakak, adik papa bahkan eyang adalah atlet. Makanya aku pun sejak kecil sudah dikenalkan olahraga. Kebetulan aku dikenalkan dengan bulu tangkis. Jadi dulu itu sebelum masuk klub aku biasa main bulu tangkis di depan rumah, di jalan, kan sepi tuh,” tutur gadis kelahiran Semarang 1992 ini. Bulu tangkis terus ditekuninya hingga kelas 2 SMA. Bukan hanya sekadar bermain iseng, namun gadis yang memiliki tinggi 176 cm ini, berhasil mencatat sejumlah prestasi di cabang tersebut. Itu juga yang membuat dirinya akhirnya terpilih masuk kontingen Jawa Tengah untuk berlaga dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Nasional pada 2009.

Anindya Kusuma Putri

Olahraga For Fun

Anin dan para duta olahraga ketika dilantik

Menpora dan para duta olahraga

rajin lari jarak jauh,” tambah Anin yang sempat menjajal kemampuan aktingnya lewat film ‘Ku Kejar Cinta ke Negeri Cina’, 2014. Kini, lanjutnya, olahraga hanya sebagai hobi. Dan, ternyata, bukan hanya tiga jenis olahraga itu saja yang ditekuninya. Ia juga gemar diving, juga olahraga ekstrem seperti jet ski, motor cross, off road, dll. “Aku suka banget olahraga karena memang sudah terbiasa dari kecil ya,” tambah mantan Gadis Sampul 2008 ini. Entah karena gemar olahraga atau apa, namun pada akhirnya Anin tumbuh menjadi gadis cantik yang tomboy. Jarang berdandan, kemana-mana lebih sering terlihat memakai kaos, kemeja-jeans, ketimbang rok. Ditambah lagi saat kuliah dia memilih Fakultas Teknik jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang. “Iya dulu aku jarang dandan, hampir nggak pernah. Aku dulu cuek banget. Lagian aku anak teknik,ngapain pakai make up ke kampus. Yang penting belajar, ngerjain tugas-tugas, beres deh. Ke kampus aku juga naik motor,” papar Anin yang juga menjadi presenter televisi untuk acara ‘Jejak Petualang’ dan ‘My Trip My Adventure’. Namun kehidupannya juga gayanya jadi agak berubah ketika ia terpilih menjadi Putri Indonesia 2015. Sejak itu, katanya dia mulai memperhatikan penampilan, mulai-

Foto: dok kemenpora

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Semua Pihak harus Ikut Redam Gejolak Sosial

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Safari Ramadan kembali dilakukan oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Muh. Amin, S.H., M.Si, dengan berkeliling di lima kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa. Mulai dari Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. Safari Ramadan 1438 Hijriyah tahun 2017 yang berlangsung tanggal 5-8 Juni 2017 ini juga sekaligus dirangkaikan dengan berbagai kegiatan Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama kabupaten maupun kota.

Kalau lelah, stres, olahragalah maka capek dan stres itu akan hilang dan hati pun senang. Itulah yang dilakukan Anin -begitu nama ­Anindya Kusuma Putri akrab disapa- ­ketika dia merasa capek dan stress. Mungkin sebagian orang merasa aneh apa yang dilakukan Anin.

Sayangnya, kiprah Anin di cabang bulu tangkis prestasi harus terhenti lantaran dia menderita cidera lutut yang cukup serius. Harapannya untuk berkiprah lebih jauh terpaksa terhenti. “Aku terpaksa vakum sejenak karena cidera lutut yang cukup serius. Membutuhkan waktu satu tahun untuk recovery dan akhirnya sembuh,” jelasnya. Kebetulan, lanjutnya, setelah sembuh ia diajak seniornya di SMA untuk berlatih basket. Rupanya tubuh Anin yang tinggi menarik perhatian mereka. “Maka jadilah sejak itu aku main basket, dan sempat berprestasi juga,” papar Anin yang juga rajin berolahraga lari jarak jauh untuk menunjang fisiknya dalam menekuni bulu tangkis dan basket. “Kedua olah raga itu kan membutuhkan fisik yang kuat. Makanya aku

Mandalika

make up serta menjaga tingkah laku, termasuk dalam hal mengontrol emosi. Banyak hal yang dipelajarinya selama menjadi Putri Indonesia yang kemudian berlaga di ajang Miss Universe yang berlangsung di Las Vegas Amerika 2015. Ketika itu Anin berhasil masuk 15 besar. Lalu bagaimana ceritanya sampai akhirnya terpilih menjadi Juru Bicara Kemenpora? Menurut Anin, penunjukkan dirinya sebagai Jubir cukup mengejutkan. Dia sungguh tak menyangka, meskipun bangga karena dirinya dipercaya untuk mengemban tugas penuh tantangan itu. “Jadi kebetulan waktu itu aku dan Bapak Iman Nahrawi (Menpora) sama-sama menjadi Juri Putri Indonesia 2017. Trus, aku cerita kalau dulu pernah ikut program Kemenpora ke Jepang, juga suka olahraga. Pak Imam menanyakan apa olahraga aku, aku bilang dulu aku adalah atlet bulu tangkis,” tuturnya. Menpora sempat kaget mendengar Anin pernah berkiprah sebagai atlet. Tak berlama-lama, Menpora pun langsung menawarinya untuk menjadi Jubir Kemenpora yang kebetulan kosong sepeninggalan Gator S Dewa Broto yang kini menjadi Sekretaris Menpora. “Pak Iman bilang, ya sudah bantu saya ya untuk program kepemudaan dan olahraga,” kata Anin menceritakan ulang peristiwa tersebut. Selanjutnya, Imam Nahrawi menjelaskan tentang apa saja yang harus dilakukan sebagai Jubir. Bagi Anin sendiri menjadi Jubir Kementerian Pemuda dan Olahraga merupakan tantangan tersendiri. Sekalipun dulunya dia berkiprah sebagai atlet, namun pengetahuannya tentang hal-hal lain terkait program kementerian, dll, tidak lah banyak. “Jadi aku sekarang banyak belajar. Kalau dulu kan pengetahuan aku ya terbatas hanya pada olahraga-olahraga yang aku geluti

seperti badminton, basket, lari, dll, nah sekarang kan harus paham juga dengan semua olahraga termasuk sepak bola. Aku juga harus belajar tentang hal-hal lainnya, juga termasuk perkembangan persiapan SEA Games (digelar di Malaysia 2017) dan Asian Games (digelar di Indonesia Agustus 2018). Aku senang karena dengan belajar aku juga bertambah wawasan,” tuturnya. Dengan menjadi Jubir juga sebagai salah satu Duta Ayo Olahraga, Anin berharap bisa berkontribusi untuk kemajuan pemuda juga olahraga di Tanah Air. “Aku semangat sekali untuk bisa membantu agar lebih banyak pemuda Indonesia punya kesempatan seperti aku,” ucapnya. (Diana Runtu)

D

i Kota Bima, Wakil Gubernur bersama Walikota Bima, H. M. Quraish H. Abidin menandatangani MoU Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan Kota Bima. Selain itu Wakil Gubernur NTB meninjau daerah aliran sungai Padolo Kota Bima, khususnya Jembatan Kodo, Kecamatan Rasana’e Timur yang mengalami kerusakan parah setelah diterjang banjir bandang yang melanda Kota Bima pada bulan Desember tahun lalu. Banjir kala itu sempat membuat jalan jalur dari Kota Bima menuju Kabupaten Bima putus. Peninjauan ini dilanjutkan dengan menyusuri wilayah Sungai Padolo yang masih dalam tahap pembangunan dan pembenahan. Mengingat Kota Bima pernah dilanda banjir bandang yang cukup parah pada akhir tahun 2016 lalu, dalam Safari Ramadan ini, Wakil Gubernur NTB mengingatkan sekaligus mengajak seluruh elemen masyarakat agar menjaga kelestarian hutan demi kelangsungan hidup manusia. Pemanfaatan hutan yang berlebihan akan berdampak buruk pada kehidupan manusia. Meskipun diakuinya pemanfaatan hutan yang baik akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Setiap sumber daya yang kita miliki harus dimanfaatkan dengan baik,” ujar Muh. Amin. Selain itu kunjungan ke Kota Bima ini juga dimanfaatkan Wakil Gubernur NTB untuk meninjau SMK Pertanian dan Peternakan

Provinsi NTB yang ada di Kota Bima. SMK PP merupakan salah satu sekolah terdampak banjir bandang Kota Bima. Sejumlah fasilitas rusak berat, bahkan hanyut terbawa banjir. Sekolah ini membutuhkan perhatian dukungan dari Pemerintah Provinsi NTB untuk rehabilitasi, khususnya asrama siswa dan fasilitas belajar-mengajar. Hari kedua Safari Ramadhan Wakil Gubernur NTB, berlangsung di Kabupaten Bima. Di Masjid Nurul Yaqin Desa Rabakodo Kecamatan Woha, di damping Bupati Bima, Hj Indah Damayanti Putri dan Wakil Bupati, Drs. H. Dahlan M. Noer serta ratusan jama’ah sholat Isya’ dan Tarawih, Muh. Amin mengajak masyarakat untuk hidup rukun serta menghentikan berbagai bentuk perselisihan atau konflik sosial. Hal ini disampaikan Muh. Amin mengingat baru-baru ini di salah satu wilayah Kabupaten Bima pernah bergolak dalam konflik antar warga. Konflik yang terjadi di kabupaten Bima akhir-akhir ini menurut Wakil Gubernur NTB, bukan hanya akan menimbulkan trauma masyarakat, tetapi juga merugikan daerah. “Kita tidak akan bisa membangun daerah dalam kondisi konflik. Para investor juga tidak akan mau berinvestasi di daerah yang tidak aman dan sering bertikai,” ujar Muh. Amin. Ia juga mengingatkan pentingnya perannya tokoh masyarakat dan kesadaran bersama dari berbagai

Safari Ramadhan Wakil Gubernur NTB di Pulau Sumbawa

Penyerahan bantuan Pemerintah Provinsi NTB kepada Kabupaten Sumbawa Barat

pihak untuk melakukan pembinaan dan penyadaran kepada masyarakat yang kerap bertikai. “Ini tidak lepas dari pembinaan-pembinaan oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda,” ungkapnya. Pada kesempatan tersebut, Muh. Amin juga menyampaikan bahwa bulan puasa harus dimanfaatkan untuk meningkatkan silaturahmi dan ketakwaan. Sehingga, dengan hubungan yang baik, masalah sosial apapun bisa diredam. Ia meminta semua pihak untuk ikut andil dalam meredam gejolak yang terjadi di masyarakat dan tidak membiarkan gejolak sosial terus berlarut-larut. Di sini, Wakil Gubernur NTB menyerahkan sejumlah bantuan dari Pemerintah Provinsi NTB. Diantaranya berupa peralatan keterampilan senilai Rp. 45 juta, juga bantuan pemenuhan kebutuhan dasar melalui LKSA tahun 2017 senilai Rp 40 juta dengan total bantuan untuk 22 LKSA sebesar Rp 410 juta. Selain itu, juga diserahkan bantuan benih padi hibrida, 15 unit combine harvester, 7 unit mesin pemipil jagung dan 4 unit traktor. Untuk mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di Kabupaten Bima yang pada akhir tahun lalu tidak lepas dari bencana banjir bandang bersamaan dengan beberapa wilayah lain di NTB, Pemerintah Provinsi NTB juga menyalurkan bantuan kepada masyarakat Kabupaten Bima berupa 110 unit mesin sumur bor, pembangunan dam penahan 75 unit dan Gully plugin 190 unit. AMAN DAN NYAMAN Ketika melakukan Safari Ramadan di Dompu, Wakil Gubernur NTB mengapresiasi hasil jagung yang melimpah di kota ini. Menurut Bupati Dompu, H. Bambang M.Yasin, harga jagung di pasaran saat ini berada di atas Rp 3.500 perkilogram, sehingga masyarakat Dompu saat ini bisa menghasilkan uang sekitar Rp 2 triliun, angka yang jauh melebihi APBD Kabupaten Dompu. Atas pencapaian itu, Wakil Gubernur NTB menyampaikan apresiasinya pada kekompakan Pemerintah Kabupaten Dompu

dan Masyarakat Dompu yang telah mewujudkan keberhasilan pembangunan daerahnya. Menurutnya, keberhasilan pemerintah di berbagai sektor saat ini tidak lepas dari kolaborasi dan kerjasama positif antara pemerintah dengan seluruh elemen masyarakat. “Keberhasilan ini bukan hanya milik satu dua orang, bukan hanya Gubernur dan Wakil Gubernur, atau Bupati dan Wakil Bupati, melainkan oleh seluruh komponen masyarakat,” ungkapnya. Bupati Dompu mengungkapkan tahun ini jumlah produktivitas jagung di Dompu meningkat. Kalau tahun-tahun sebelumnya hanya 8 ton per hektare, tahun ini meningkat menjadi rata-rata di atas 10 ton. Bupati berharap, dengan hasil panen ini, tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat dan angka kemiskinan bisa diturunkan. Dalam rangkaian kegiatan ini, Wakil Gubernur NTB, menyerahkan sejumlah bantuan Pemerintah Provinsi NTB kepada pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Dompu. Bantuan tersebut, berupa bantuan sebesar Rp 904.950.000 kepada Pemda Dompu untuk program Bumi Sejuta Sapi (BSS). Kemudian bantuan peralatan untuk keluarga fakir miskin senilai Rp 45 juta untuk 10 KK dan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar melalui LKSA Rp 20 juta, juga bantuan benih jagung hibrida untuk lahan seluas 39.494 hektare. Saat berada di Kabupaten Sumbawa Wakil Gubernur NTB melaksanakan Safari Ramadan di Masjid Al-Muttaqin, Desa Kerato Kecamatan Unter Iwis, Kabupaten Sumbawa. Ia menyampaikan salah satu kunci tergarapnya potensi Sumbawa secara lebih optimal ialah terbukanya peluang berinvestasi bagi para pengusaha dan masyarakat. Peluang dan kenyamanan berinvestasi itu, harus diciptakan dengan kondisi yang baik. “Salah satu cara untuk menciptakan peluang tersebut adalah menciptakan suasana kondusif daerah agar investor nyaman menanamkan modal di NTB. Investasi akan masuk jika ada kepastian hukum, rasa aman

21

dan nyaman,” kata Muh. Amin. Seperti di daerah lain sebelumnya, Wakil Gubernur yang mewakili Pemerintah Provinsi NTB memberikan sejumlah bantuan untuk menstimulan usaha masyarakat. Di antaranya bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk mendukung program Bumi Sejuta Sapi, Rp 2,121 miliar lebih. Bantuan peralatan keterampilan senilai Rp 45 juta untuk 10 orang, juga bantuan pemenuhan kebutuhan dasar melalui LKSA tahun 2017 dengan total bantuan untuk 11 LKSA s Rp 155 juta. Selain itu, diserahkan pula 1 (satu) unit Hand Traktor untuk kelompok Tani Batu Payung, Kecamatan Utan. Untuk mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan, Pemerintah Provinsi NTB juga menyalurkan bantuan berupa 400.000 batang bibit tanaman hutan senilai Rp 60 juta kepada 4 kelompok tani di Kabupaten Sumbawa. Selain itu, pengusaha budidaya madu diberikan bantuan 50 stup Madu trigonal untuk meningkatkan kapasitas produksi. Saat bersilaturahmi dalam Safari Ramadan di Kabupaten Sumbawa Barat, Wakil Gubernur NTB, mengajak seluruh warga KSB untuk memaknakan perbedaan sebagai kekuatan membangun daerah untuk mencapai kemajuan yang lebih besar. “Perbedaan kita jadikan sebagai suatu rahmat, jangan sampai menjadi penyebab terjadinya konflik di antara kita,” ujarnya ketika berada di Masjid Baburrahman, Desa Senteluk Tengah, Kecamatan Senteluk. Sejumlah bantuan juga diserahkan di kabupaten ini untuk mendukung program Bumi Sejuta Sapi, sebesar Rp 475 juta. Selain itu bantuan peralatan industri berupa 2 buah Spiner Abon dan 1 buah Vacuum Power Pack. Ada pula peralatan pertanian berupa 16 unit Hand Tractor, 15 unit pompa air, 3 unit Rice Transplanter dan 20 unit Hand Sprayer yang akan dibagikan kepada kelompok tani. Bantuan 100.000 batang bibit tanaman hutan senilai kepada 4 kelompok tani hutan di KSB untuk mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan juga disalurkan. Selain itu, pengusaha budidaya madu diberikan bantuan 100 buah peralatan madu trigona kepada KTH Lestari Otak Keris, Desa Maluk dan penyerahan izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan Iak Buak Desa Tepas kepada Irmansyah. Beberapa masjid yang dikunjungi seperti Masjid Nurul Yakin di Bima, Masjid Muttaqin, Desa Kerato di Sumbawa dan Masjid Baburrahman, Desa Senteluk Tengah Sumbawa Barat diberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 15 juta dan 100 lembar sarung untuk kaum duafa. (Naniek I. Taufan)


22

Sosialita

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

3

Berhoror Ria di “Jakarta Fair” Untuk penggemar film hantu dan masih penasaran dengan kengerian yang tampak dalam film The Conjuring, Deliver us Evil dan Insidious, sebaiknya datang langsung ke Jakarta Fair, Kemayoran, Jakarta Pusat, karena disana ada wahana untuk ‘mengobati’ rasa penasaran Anda. Namanya ‘Bloody House’.

D

ari namanya saja sudah terkesan seram. Pastinya sudah bisa ditebak wahana tersebut menyajikan hal-hal mengerikan sebagaimana kita saksikan dalam film horor tersebut. Wahana ini sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu. Namun, melihat jumlah pengunjung yang penasaran begitu membludak maka tahun ini pengelola Jakarta Fair menambah jumlah ruang-ruang horor itu menjadi sepuluh ruangan. Bagi pengunjung yang belum puas dan masih ingin ‘berhoror-horor ria’ bisa datang ke Pasar Malam Gambir, di sana ada rumah hantu yang dijamin bikin orang menjerit histeris. ‘Rumah Hantu Masuk Kubur’, ‘Penjara Setan’, siap membuat Anda menjerit-jerit ketakutan. Anehnya, meski mengerikan tapi banyak pengunjung, khususnya kalangan muda rela mengantri berlama-lama untuk mendapat kesempatan masuk. Tak heran kalau pengelola Jakarta Fair menempatkan wahana-wahana seram ini menjadi salah satu unggulan, selain wahana menarik lainnya seperti Taman Pelangi, Trampolin, Amusement, permainan anak, juga permainan ‘out door’ seperti menunggang kuda, flying fox, paint ball, wall climbing, dll. Menurut Marketing Director PT JIExpo Ralph Scheunemann, banyak hal menarik pada Jakarta Fair tahun ini. Bukan hanya aneka wahana yang ada tapi juga aneka produk yang dipamerkan plus diskon-diskonnya. “Untuk merayakan 50 tahun Jakarta Fair, kita meminta para peserta pameran memperbanyak hadiahnya juga memberi diskon besar-besaran,” kata Ralph.

Seperti tahun lalu, tahun ini pun Jakarta Fair digelar pada bulan Ramadan dan terus berlangsung selama Lebaran. Dengan kondisi tersebut, kebetulan juga bertepatan dengan musim liburan sekolah, maka diperkirakan pengunjung akan meningkat dari tahun sebelumnya. Masyarakat akan datang bukan hanya untuk menikmati hiburan di event ini tapi juga berbelanja untuk persiapan Lebaran. “Daripada pindah dari satu mal ke mal yang lain untuk berbelanja, lebih baik datang ke Jakarta Fair karena hampir semua ada di sini. Baik itu makanan, minuman, furniture, garmen, otomotif, dan lain-lain,” paparnya. Event pameran multi produk Jakarta Fair kembali digelar di areal Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran sejak Kamis (8/6) lalu dan akan berakhir pada 16 Juli mendatang. Di areal seluas 44 hektare ini, para pengunjung dapat menikmati berbagai produk di antaranya otomotif, teknologi, peralatan rumah tangga, garmen, aneka kerajinan unggulan daerah-daerah, hingga produk-produk industri kreatif. Tak ketinggalan aneka kuliner pun tersedia di sana. Pihak penyelenggara, kata Ralph, menargetkan jumlah pengunjung pada Jakarta Fair tahun ini sebanyak 5,7 juta orang dengan nilai transaksi Rp 6,5 triliun lebih. Tahun 2016 lalu, meski bertepatan Ramadan namun jumlah pengunjung membludak. Tahun lalu capaian jumlah pengunjung adalah 5,7 juta orang dengan nilai transaksi yang berhasil dibukukan adalah Rp 6,1 triliun. Tahun ini diperkirakan akan meningkat karena banyak produk menarik yang ditawarkan. Ada 2.700 perusahaan berpartisipasi dalam event akbar ini dan 1.500 perusahaan yang memamerkan berbagai produk unggulan. Selain itu, ribuan UMKM dan koperasi dari berbagai daerah di Indonesia pun tak ketinggalan mencoba peruntungannya dalam event bertemakan ‘Jakarta Fair 2017 Membangkitkan Kesadaran Memperluas Lapangan Kerja Bagi Rakyat Banyak’, ini. Para UMKM ini umumnya berkumpul di Hall B3 dan C3, hanya beberapa yang berada di luar dua hall tersebut. Dibanding tahun lalu, jumlah peserta tahun ini meningkat 20%. Hal

Aneka kerajinan di Jakarta Fair.

Bloody house yang mengerikan.

ini tentunya karena keberadaan Jakarta Fair makin diminati masyarakat. Itu terlihat dari jumlah pengunjung yang selalu meningkat di setiap tahunnya. Berbeda dari tahun sebelumnya, meski gelaran Jakarta Fair sudah dimulai namun event ini belum dibuka resmi. Baru pada Rabu mendatang (14/6) Wakil Presiden Jusuf Kalla akan meresmikannya. Tertundanya peresmian karena Jusuf Kalla sedang kunjungan kerja ke Jepang. “Opening ceremony-nya ditunda tanggal 14 Juni karena Pak JK baru pulang dari Jepang,” ujar Ralph. Karena event ini bertepatan dengan Ramadan maka dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam hal jam buka. Misalnya, mulai pukul 15.30 hingga 22.00, kecuali Jumat pukul 23.00. Baru pada hari Sabtu dan Minggu dibuka full mulai pukul 10.00 hingga 23.00. Pada saat hari terakhir puasa, Jakarta Fair

tidak berlangsung sampai malam hari. Mulai dibuka pukul 10.00 dan berakhir pukul 18.00. Keputusan ini tentu saja karena mempertimbangkan pada hari penting itu, kebanyakan masyarakat selain beribadah juga memilih berkumpul dari keluarganya. Di sisi lain, para tenant yang berpameran pun memberi kesempatan pada pekerjanya untuk beribadah juga berkumpul bersama sanak-saudaranya. Selama Lebaran, Jakarta Fair tetap beroperasi seperti biasa mulai pukul 14.00 hingga 23.00. Pasca Lebaran, waktu buka Jakarta Fair kembali normal yakni mulai pukul 15.30 dan pada week end mulai pukul 10.00. Terkait harga tiket masuk, masih sama seperti tahun sebelumnya yakni Rp 20.000 pada hari Senin, Rp 25.000 pada Selasa-Kamis, dan Rp 35.000 pada Jumat hingga Minggu atau hari libur nasional. (Diana Runtu)

MEET & GREET CUSTOMERS BPR KANTI 2017 Guna menjalin kedekat­an dengan nasabah beserta ­stakeholder, BPR Kanti menyelenggarakan pertemuan tahunan yang dikemas ­dalam Meet & Greet Customers BPR Kanti 2017. Kegiat­an ini dirangkaikan dengan pengundian perdana Arisanku ber­hadiah mobil Toyota Agya bertempat di Hongkong ­Garden ­Restaurant, Sabtu (13/5).

ini memperkuat fondasi BPR Kanti dalam menghadapi persaingan dan mampu mengikuti kebijakan regulasi di masa yang akan datang. Untuk memajukan BPR Kanti, dewan direksi fokus dalam melayani nasabah usaha di sektor mikro kecil dan menengah. BPR Kanti bertekad lebih dekat dan memuaskan nasabah dengan menyediakan produk sesuai kebutuhan customer. Guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, BPR Kanti memberikan perhatian

KARYA PAWIWAHAN KELUARGA TEGEH KORI PENYARINGAN JEMBRANA

DEMI EKSISTENSI HINDU, GUSTI WEDAKARNA INGATKAN PENTINGNYA KB BALI 4 ANAK dalam upacara. “Upacara pernikahan adalah sebuah berkat, dan berbahagialah para orangtua yang bisa menyelesaikan kewajibannya pada sang putra dan kini kewajiban mempelai untuk melahirkan putra yang suputra. Ini saya harapkan agar keluarga keluarga orang Bali, orang Hindu apalagi dari warih Ida Leluhur Ksatria Dalem, agar bisa menjadi teladan. Bagi keluarga Puri Tegeh Kori disini, agar bisa membawa SATYAGRAHA – Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III terus nama baik Ratu Kakiang I Goesti Ketoet Soeyasa bersama mempelai I Gusti Ngurah Gede Putu Wira Kusuma Antara I yang dikenal sebagai tokoh dan Ni Putu Ermi Purnami serta orangtua besar di Jembrana,“ ungkap Shri Gusti Wedakarna. Keluarga besar Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori ring Penyaringan, MenIa pun secara konsisten menyampaikan doyo, Jembrana sedang berbahagia. Tebahwa ke depan untuk mempertahankan lah dilaksanakan hajatan Manusa Yadnya agama Hindu di Bali, maka diperlukan peyang merupakan cucunda dari Guru I rubahan pemikiran pada keluarga keluarga Goesti Ngoerah Ketut Widagda yakni I muda di Bali agar bisa melestarikan KB Bali Gusti Ngurah Gede Putu Wira Kusuma Antara 4 Anak. “Kemana pun saya datang diacara (putra pasangan I Gusti Ngurah Gede Ketut pawiwahan, selalu saya bertahan, ngiring Wiwawancara dan Ni Luh Sukma Wati ) denpertahankan KB Bali 4 Anak. Ngiring Save gan Ni Putu Ermi Purnami. Proses upacara Nyoman lan Ketut. Ingat ya, dalam agama diadakan di kediaman I Gusti Ngurah Gede Hindu tidak ada takdir, tapi yang ada karma Ketut Wiwawancara yang juga bertindak wesana. Setiap kelahirkan yang lahir di dunia sebagai Klian Dinas. ini menurut Hindu adalah karma wesana. Jadi jangan khawatir kita tidak bisa memelihara Istimewanya upacara ini dihadiri oleh anak atau merasa direpotkan. Setiap bayi Penglingsir yakni Shri I Gusti Ngurah Arya yang lahir dalam keluarga Hindu pasti sudah Wedakarna Mahendradatta Wedasterapumembawa jalan, rezeki dan desain hidupnya tra Suyasa III (Sekjen Pasemetonan Agung masing–masing. Bali ini sangat diberkati. Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori/PANBelum ada kasus orang Bali sampai harus DBTK). Upacara dipuput oleh Ida Pandita kekurangan ajengan gara–gara punya anak Shri Bhagawan Yogiswara Dwijaputra (Griya banyak, semua ada jalan. Tentu imbauan Tegeh Kori Penyaringan) dan dihadiri oleh tiang niki adalah bagi yang mampu. KB Bali keluarga besar dan kerabat Puri. Ungkapan adalah syarat agar Hindu ajeg.,” ungkap Gusti gembira dan angayubagia disampaikan oleh Wedakarna (Humas) Shri Gusti Wedakarna disela-sela hadir

M

eet & Greet Customers BPR Kanti 2017 dikuti seluruh manajemen karyawan, direksi, komisaris dan pemegang saham serta nasabah BPR Kanti. Hadir dalam acara ini Sekda Provinsi Bali, CN Pemayun, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali Nusra, Zulmi dan beserta undangan lainnya. Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba di sela-sela acara Meet & Greet Customers BPR Kanti 2017 mengatakan, PT BPR Sukawati Pancakanti (BPR Kanti) 2016 mampu merealisasi aset Rp 311,0 miliar dengan pertumbuhan 29 persen. Realisasi dana pihak ketiga (DPK) 2016 Rp 123,2 miliar dengan pertumbuhan 30 persen. Realisasi kredit 2016 Rp 255,6 miliar dengan

pertumbuhan 23 persen. Ia menjelaskan, BPR Kanti mampu melewati kondisi perekonomian yang belum stabil, persaingan makin ketat dan mampu memberikan kinerja yang baik. Hal ini sesuai motto BPR Kanti terdepan dalam melayani mendorong semua pihak untuk mendukung kinerja BPR Kanti ke arah yang lebih baik serta team work yang solid dan etos kerja yang tinggi. Dipaparkannya, dukungan penambahan modal setor sudah di atas ketentuan yang dipersyaratkan OJK. Komitmen para pemegang saham menambah modal setor sehingga modal BPR Kanti 2016 meningkat Rp 12,4 miliar (44 persen) sehingga menjadi Rp 40,3 miliar 2016. Penambahan modal

khusus profesionalisme SDM sehingga mampu mengapresiasikan kemajuan teknologi. Atas dukungan karyawan dan nasabah, BPR Kanti keluar sebagai BPR terbaik berturut-turut 5 kali versi Infobank sehingga disebut Golden Award dengan aset di bawah ­Rp 250 miliar dengan predikat sangat bagus. Prestasi yang sama juga diraih versi Economic Review mendapatkan rangking ke-1 BPR seluruh Indonesia kategori marketing

dan teknologi informasi. BPR Kanti dari penilaian total aset berada di urutan ke-5 dari 136 BPR di Bali. Made Arya Amitaba menegaskan, BPR Kanti menerapkan pelaksana­ an good corporate governance (GCG) sebagai pondasi yang kuat di dalam pencapaian tujuan perusahaan. Penerapan GCG untuk pengendalian terpadu pada tingkat kebijakan maupun ke tingkat operasional sehingga proses pencapaian pendapatan dan pengendalian biaya dapat dilakukan secara dengan optimal. Kepala Otoritas Jasa Keuangan Bali Nusra, Zulmi mengatakan, BPR Kanti

bisa diperkuat SDM yang berkompetensi dan mampu mengikuti kemajuan teknologi. Dengan dukungan permodalan yang kuat, BPR Kanti bisa tetap berada di rangking 5 besar BPR di Bali. BPR Kanti juga diharapkan tetap memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah. Sekda Provinsi Bali, CN. Pemayun meminta BPR Kanti tetap memberikan kontribusi kepada peningkatan perekonomian masyarakat Bali. Dalam pengelolaan keuangan harus mengedepankan profesionalisme dan menjaga prinsip kehati-hatian dalam melakukan ekspansi kredit. Ini diikuti penerapan GCG atau tata kelola keuangan yang baik. Di sela-sela acara pengundian Arisanku, BPR Kanti menyerahkan CSR berupa 500 nyuh alit kepada Pekaseh Subak Er Jeruk Sukawati, seperangkat pakaian untuk pinandita, serta beasiswa pendidikan. Kegiatan Meet & Greet Customers BPR Kanti 2017 juga diisi penandatanga­nan kerja sama linkage program koperasi antara BPR Kanti dengan pengurus 6 koperasi. –ten


2

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

GORO-GORO Putu Wijaya

L a r u t malam baru Bu Amat pu­ lang. Amat yang sudah tak sabar menunggu keadaan Bagus yang tak bagus itu, langsung

menerkam. “Bagaimana? Mereka kecewa Bapak tidak datang?” “Untung Bapak tidak datang!” “Lho kok untung, kenapa?” “Bagus ngamuk. Dia menuduh Bapak melaporkan dia ke polisi!” Amat terkejut. “Kok jadi putar-balik begitu? Apa urusan kita, apa untung kita me­ laporkan Bagus? Bapak tahu juga, tidak! Itu kan info dari Ibu!” “Ya. Sebab polisi datang me­ meriksa rumah Pak Alit, mencari kalau ada narkoba.” “Dan ketemu?” “Tidak.” “Jadi kalau begitu, Bagus bukan

pecandu narkoba, dong!” “Ya, memang itu maunya Pak Alit!” Amat tertegun. “Bingung, kan?!” Amat tak menjawab. Bukan bingung. Tapi heran kenapa ia jadi nyangkut ke dalam persoalan kelu­ arga Pak Alit. Ia memang tak pernah ngomel meskipun sering direcoki warga dengan alasan dia orang tua yang disegani. Arif-bijaksana, penuh pengertian Tapi begitulah, jadi sering dilibatkan dalam persoalan orang lain. Karena pasti mau dan tak marah. “Jadi Pak Alit sendiri yang sudah melaporkan kepada polisi, Bagus itu pengguna narkoba?” Sekarang Bu Amat terkejut. Ia menatap suaminya heran. “Siapa yang bilang Pak Alit yang melaporkan putranya sendiri ke polisi?” “Bapak.” “Kok bapak bilang begitu?” Amat tersenyum.

Ekspresso

naga mas (kritik 3)

“Habis kata Ibu, Bagus, menuduh Bapak yang melaporkan dia. Itu pasti informasi dari bapak­ nya. Karena pasti Bagus curiga, narkoba-narkoba yang disembunyi­ kannya tiba-tiba semua hilang. Itu sebabnya dia marah dan memaki bapaknya anjing. Ya, kan?” Bu Amat tercengang. Ia seperti bukan berhadapan dengan suamin­ ya, tapi Naga Mas. Detektif lokal dalam cerita spionase di majalah “Terang Bulan” tempo doeloe. “Bapak kok seperti Naga Mas?” Amat tertawa. “Bu, Pak Alit itu tahu anaknya ketagihan narkotika. Ia juga tahu, lambat laun polisi akan menang­ kapnya. Sebelum itu terjadi, dia bertindak, menyelamatkan pu­ tranya dari penangkapan dan sekaligua memaksa Bagus jera. Lalu dia laporkan anaknya ke polisi, tapi terlebih dahulu melenyapkan barang bukti. Jadi di mata polisi, Bagus bersih, jadi tak ada alasan

untuk menangkapnya. Dan Bagus sendiri setelah rumah digeledah pasti jera. Tidak akan berani lagi mengulangi perbuatannya! Betul, tidak?” Bu Amat masih tetap ben­ gong. Ia tak menjawag. Dan ketika Amat tertawa bangga mengagumi analisanya, ia hanya geleng-geleng kepala. Pagi-pagi esoknya, Pak Alit dan Bu Alit serta Bagus muncul. Bagus menyandang tas gendong seperti mau berangkat. “Pak Amat, maaf pagi-pagi kami mengganggu. Bagus mau pamitan.” Amat yang sudah kaget karena kehadiran keluarga Pak Alit tambah bingung.

“Mau ke mana, Pak Alit?” “Mau ke tempat rehabilitasi, dia sudah sadar. Ayo bicara, Gus, katanya tadi mau pamitan.” Bagus mendekat. Lalu bicara sambil menundukkan kepalanya. “Saya minta maaf, Pak Amat. Maafkan kesalahan saya. Dan ter­ ima kasih sudah melaporkan saya, sehingga saya jadi sadar. Siapa lagi yang akan mau memperbaiki saya kalau bukan Pak Amat.” Bagus menjangkau tangan Amat bersalaman. Menyusul Pak Alit mengguncang tangan Amat dengan gembira. Amat hanya bengong. Tak bisa mengatakan apa-apa karena bin­ gung. Bu Amat mendekat sambil berdesis: “Naga Mas!”

Mengenal Exhibitionism

Saat berbicara tentang perilaku seksual, maka perilaku seksual menyimpang juga menjadi sebuah kajian yang menarik dan tiada henti-hentinya untuk dikupas. Apalagi di masa sekarang ini pub­ lik terpapar oleh beragam berita dan kemudahan dalam mengakses berita-berita tersebut. Seperti ka­ sus yang beberapa hari ini marak dibahas oleh media masa dan publik terkait dengan aksi seorang perempuan memamerkan ang­ gota tubuhnya di tempat-tempat umum. Hal ini pun memicu rasa kaget masyarakat, sebab anggota tubuh yang dipamerkan adalah area-area yang dianggap sensitif, area alat kelamin, dan secara sosial dianggap tabu oleh masyarakat. Menarik untuk kemudian membahas bagaimana media masa menganalisis kejadian tersebut. Beberapa headline mengungkap­ kan mengenai exhibitionism yang kemudian diduga dialami oleh perempuan tersebut. Namun betulkah bahwa yang dialami ada­ lah exhibitionism? Sebab di dalam dunia psikologi, penarikan diag­ nosis atau simpulan terkait klien harus dilakukan dengan sangat berhati-hati dan sabar, mengingat sebuah simpulan yang gegabah dan short cut hanya melihat dari permukaan saja, tentunya akan membahayakan dan menyesatkan publik.

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

Untuk itu, ada baiknya kita mengenail sedikit apa itu exhibitionism. Dalam klasifikasi diagnosis gangguan, ada dua istilah yang harus dipahami yakni exhibitionism dan gangguan exhibitionistic. Exhibitionism adalah sebuah pola perilaku yang secara sengaja memamerkan bagian tubuh, dalam hal ini area alat kelamin dan seksual seperti payu­ dara dan pantat di depan orang lain, terutama orang yang tidak dikenal dengan tujuan untuk memuaskan gairah seksualnya. Mungkin ada beberapa di antara kita yang pernah memiliki kejadian dimana bertemu dengan seseorang di suatu tempat tertentu, kemudian diikuti oleh orang tersebut, hingga sampai pada suatu tempat yang hanya relatif sepi, lalu orang tersebut memanggil kita dan memperlihatkan alat kelamin­ nya dan kemudian merasa puas serta tersenyum setelah melihat reaksi kaget yang kita tampilkan. Reaksi kaget menjadi sebuah reaksi yang diharapkan untuk memenuhi kepuasan seksualnya. Ketika gang­ gguan exhibitionistic terjadi, ketika pola perilaku exhibitionism sudah mengganggu hidup sehari-hari dan menimbulkan hendaya serta distress. Gangguan exhibitionism bi­ asanya berawal dari masa remaja atau pubertas. Pola perilaku exhibitionism biasanya terjadi ketika adanya dorongan yang kuat untuk

Made Diah Lestari, S.Psi, M.Psi

memenuhi gairah seksual, namun tidak dapat memenuhi dengan tepat sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku. Pola perilaku ini juga timbul pada saat berada di bawah tekanan dan kon­ disi yang memunculkan kecemasan. Ada beberapa bentuk dari pola perilaku exhibitionism yakni mooning memperlihatkan pantat dan bagian bawah dari badan, flashing menun­ jukkan dada dan payudara, dan yang terakhir adalah reflectoporn yakni menampilkan foto telanjang orang lain yang diambil dari bayangan yang jatuh di atas permukaan benda yang memiliki daya reflektif yang

kemudian direkam dan dipamerkan di media sosial agar orang lain bisa melihatnya. Ada beberapa penyebab dari gangguan exhibitionistic, yang per­ tama diyakni bahwa gangguan ini disebabkan karena mekanisme pertahanan ego dari rasa takut dan cemas yang ditimbulkan dari fiksasi fase genital, dimana seseorang tidak mampu mengembangkan kemam­ puannya secara adekuat dalam hal menjalin hubungan intim dengan orang lain. Penyebab lainnya adalah kesalahan di dalam proses belajar, sehingga gairah seksual dihubung­ kan dengan stimulus yang tidak tepat. Dalam klasifikasi diagnostik, disebutkan bahwa untuk dapat diklasifikasi sebagai sebuah gang­ guan diagnostik, maka pola perilaku exhibitionism harus ditampilkan setidaknya berulang-ulang selama enam bulan, dan orang yang me­ nampilkan perilaku tersebut merasa sangat menderita dan mengalami masalah interpersonal. Setelah menyimak sekilas ten­ tang exhibitionism, mudah-mudahan

kita bisa menjadi lebih bijak dalam membuat simpulan terkait dengan berita-berita yang dipaparkan di media masa. Perlu dilakukan assessment dan diagnosis lebih lanjut untuk betul-betul menegakan simpulan yang tepat. Sebab setiap gangguan psikologis, penegakan diagnosisnya seringkali tidak dapat berdiri sendiri, selalu ada diagnosis pembandingnya. Yang terpenting kemudian adalah bagaimana ban­ tuan yang tepat diberikan kepada orang yang mengalami gangguan exhibitionistic seperti terapi dan juga konseling. Lalu bagaimana kita sebagai masyarakat umum berlaku saat bertemu dan berinteraksi? Usahakan tidak menampilkan rasa kaget saat melihat pola perilaku, usahakan berlaku netral, sebab rasa kaget akan menimbulkan reinforcement positif bagi pelaku exhibitionism yang akan semakin menguatkan perilaku di masa yang akan datang. Made Diah Lestari, S.Psi, M.Psi (Prodi Psikologi, FK Unud. Lulusan Psikologi UI)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Bagi-bagi Rezeki

Pulang kampung atau mudik memang menjadi hal yang paling ditunggu kebanyakan orang yang berlebaran. Apalagi bagi mereka yang masih memiliki orangtua di kampung maka mudik Lebaran menjadi sebuah kewajiban. Memang tidak semua melakukannya. Biasanya karena orangtua su­ dah wafat atau tidak lagi tinggal di kampung.

“Mama sudah sepuh, jadi kini kebanyakan ting­ gal di Jakarta bersama kakak saya. Maka kalau Lebaran, ya, saya dan Cinta datang ke Jakarta,” ucap Herdiana yang kini bersama suaminya, Mi­ chael Kiehl, menetap di Bali. Namun tahun ini ber­ beda. Bukan hanya dirinya saja yang tidak bisa berle­ baran bersama keluarga besarnya, tapi juga Cinta yang tidak pulang ke Indonesia pada Lebaran ini. “Cinta ada banyak pekerjaan di Amerika, jadi tidak pulang ke Indonesia. Dia baru pulang Juli,” tam­ bahnya. Sementara dirinya tidak bisa ke Jakarta karena harus mudik ke kampung halaman sang suami di Cinta Laura dan mamanya Herdiana Kiehl Jerman. “Kebetulan, saya udah beberapa tahun sudah lama tidak ikut suami (Michael terakhir ini kami tidak Kiehl) ke Jerman. Jadi kesempatan mudik (Lebaran) ke liburan ini akan kami gunakan untuk Bandung karena ibu saya sekarang berkunjung ke kampung halaman tinggal di Jakarta. Dulu ketika mama suami. Mungkin seminggu atau dua masih di Bandung, Jawa Barat, saya, minggu di sana lalu langsung pulang Cinta Laura dan papanya, selalu pu­ lagi ke Indonesia karena Cinta akan lang ke Bandung untuk merayakan datang,” katanya. Lebaran. Kumpul dengan saudara“Sepertinya ini Lebaran paling saudara di sana,” tutur Herdiana aneh ya...hahha, saya dan papa­ Soekarseno, ibu Cinta Laura. nya Cinta Lebaran ke Jerman,

“S

Cinta berlebaran di Amerika, sedang neneknya Cinta dan saudara-saudara yang lain berlebaran di Jakarta,” tam­ bah Herdiana sambil tertawa. Mudik Lebaran dan kumpul bersama orangtua dan saudara, kata Herdiana, adalah momen yang paling ditunggu-tunggu dirinya dan Cinta. Maklum, selama ini masing-masing selalu sibuk sehingga jarang sekali bisa bertemu, apalagi Cinta juga har­ us bolak-balik Indonesia-Amerika. “Mudik selalu berkesan, ya. Cinta juga paling suka pas malam takbiran karena suka citanya terasa berbeda. Apalagi juga ada pesta kembang api, seru,” tambahnya. Untuk oleh-oleh, kata sosialita cantik ini, dia boleh dibilang pal­ ing jarang memberikan oleh-oleh barang seperti baju, tas, dll. “Saya jarang ya menyiapkan oleh-oleh barang, oleh-oleh saya justru adalah ‘angpao’ alias uang.Saya merasa uang lebih bermanfaat, karena bisa digu­ nakan sesuai kebutuhan mereka,” katanya. ‘Angpao’ ini, tambahnya, telah jauh-jauh hari disiapkan. Selain ‘ang­ pao’ biasa, Herdiana juga menyiap­ kan dana-dana untuk dibagikan pada keluarga jauh yang kurang mampu. “Jadi selain bagi-bagi ‘angpao’ untuk yang muda-muda, saya juga siapkan dana untuk membantu keluarga kami yang tak mampu. Misalnya, untuk dana bantuan sekolah. Jadi ru­ tin seperti itu. Lagi pula, saya juga kurang suka memberi barang ya, seperti tas, baju yang cuma dipakai sesekali. Saya rasa kalau uang akan lebih bermanfaat. Jumlah uang yang diberikan, kan, tidak sedikit juga, jadi bisa digunakan untuk keperluan mereka,” tambahnya. Seperti halnya Herdiana dan Cinta Laura, Cut Yanti pun men­ gaku tahun ini tidak ada rencana

23

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Cut Yanti

mudik ke Aceh. Hal itu karena orangtuanya kini sudah berada di Jakarta. “Kami sudah lama tidak mudik karena orangtua saya sudah tinggal di Jakarta. Jadi pas Lebaran kami kumpul di Jakarta, dan bikin open house pada Lebaran ketiga,” papar Cut Yanti. “Beberapa tahun lalu saya sem­ pat mudik ke Aceh, itu karena abang (Hanif, suaminya) tugas di Aceh. Jadi pas Lebaran hari ketiga saya datang ke sana,” ungkapnya. Bicara tentang oleh-oleh Leba­ ran, menurut Yanti—begitu nama artis senior ini kerap disapa-- dia dan suami selalu menyiapkannya untuk dibagikan kepada saudara-saudara. Bahkan bukan hanya oleh-oleh ‘angpao’ yang sudah menjadi tra­ disi setiap Lebaran tapi juga berupa barang. “Mudik atau tidak mudik saya dan abang pasti menyiapkan sesuatu untuk dibagikan kepada saudarasaudara. Selain ‘angpao’, saya juga menyiapkan mukenah, sarung dan baju koko. Itu sudah rutin ya setiap tahun ya seperti itu,” paparnya. Makanya, karena dia memi­

liki banyak saudara begitu juga suaminya, maka barang-rang yang disiapkan pun cukup banyak. “Saya sudah mulai dari sekarang ya siapin oleh-oleh, jadi tidak terburu-buru karena kan sibuk sekali. Kalau se­ makin mendekati hari ‘H’ kan ada banyak kegiatan, jadi khawatir tidak sempat. Istilahnya, saya mencicil dari sekarang,” kata Cut Yanti yang memulai kariernya di dunia hiburan tahun 1980-an sebagai penyanyi kemudian melebarkan ‘sayap’ ke dunia akting, baik di film maupun sinetron. Untungnya, tambah Yanti, karena setiap tahun menyiapkan bingkisan, jadi dia telah mengetahui tempat untuk membeli barang-barang itu. “Saya sudah memiliki langganan. Untuk bingkisan Lebaran, saya pilihkan yang betul-betul bagus, “ ungkapnya. “Juga, model-modelnya, seperti mukenah, baju koko, dll, itu model yang up to date. Pokoknya pesanan khusus, deh,” jelas Yanti yang men­ gaku akhir-akhir ini dia sangat sibuk dengan acara bukber (buka ber­ sama) di berbagai tempat. Menurut Yanti, suaminya Hanif, sangat telaten dalam menyiapkan bingkisan maupun ‘angpao’ Leba­ ran. Jauh-jauh hari sudah dirancang, bahkan sepekan sebelum Lebaran ‘angpao’ dan dana-dana untuk ke­ luarga-keluarga tertentu, sudah di­ amplopkan. “Abang dari dulu seperti itu. Istilahnya bagi-bagi rezeki lah,” kata pemeran film ‘Keumalah’ Selain untuk keluarga besar, Yanti juga mengaku menyiapkan bingkisan khusus untuk dibagikan pada keluarga inti, seperti adik-adiknya, juga adik sang suami. “Nanti pertengahan Bulan Puasa ini kami-- keluarga inti saya dan keluarga inti suami-- akan gelar acara buka bersama. Nah dalam acara itu saya sudah siapkan bingkisan untuk dibagikan ke mereka. Saya sudah pesan tempatnya sebelum puasa. Jadi memang semuanya sudah disiapkan sejak dini,” kata wanita kelahiran April 1963 ini. (Diana Runtu)

Beda Kampung Beda Oleh-oleh Pulang ke kampung halaman merupakan hal yang paling me­ nyenangkan bagi Nyoman Ariani. Perempuan yang berprofesi sebagai chef di Swiss-bellhotel Rainforest Sunsetroad Kuta ini, menuturkan banyak oleh-oleh yang selalu dia bawa saat pulang kampung. “Kam­ pung asal saya di Bangli. Saat ini orangtua saya masih dalam kondisi sehat walafiat dan tinggal di kam­ pung,” tutur Ariani. Oleh-oleh yang pertamakali dia bawa adalah minyak urut hangat. “Bi­ asanya orangtua pasti menginfokan ke saya kalau minyak urutnya sudah habis. Selain itu, oleh-oleh berupa roti buatan hotel pasti saya bawa. Orangtua suka sekali,” kata Ariani. Berjarak tidak terlalu jauh antara Denpasar dan Bangli, Ariani hanya menempuh waktu 45 menit untuk sampai di kampung halamannya. Ariani tak lupa juga membuatkan makanan kesukaan untuk orangtu­ anya. “Saya membuat sate ayam basa manis. Isinya sate ayam tusuk diberi sayur tauge dan disiram kuah kental kuning,” kata Ariani. Saat di kampung halaman banyak kegiatan yang dilakukan Ariani ber­ sama keluarga. Salah satunya masak bersama. “Kami biasanya membuat masakan be siap mekeren. Masakan ini mirip dengan ayam betutu, hanya di dalam perut ayam diisi daun kesimbukan. Ayam dibungkus dengan

upih kemudian dimasukkan ke dalam bara api, dimasak dari pagi sampai sore,” kata Ariani. Ia mengatakan, hanya saat pulang kampung ia bisa menikmati makanan spesial tersebut. “Me­ masaknya sangat lama jadi kami sembari bercengkrama waktu me­ masak, sehingga waktu yang lama tidak terasa,” imbuhnya. Ariani juga membuat makanan khas Bangli seperti be-bean dan palm yuyu. Makanan ini kata Ariani, membuatnya teringat masa anakanak. “Saya merasa seperti kembali ke masa anak-anak sangat bahagia bersama orangtua. Saya juga bisa mengenalkan makanan khas ini ke­ pada anak-anak saya,” kata Ariani. Lain lagi oleh-oleh yang dibawa Ariani, kalau ia pulang ke kampung asal suaminya di Singaraja. Ia mem­ bawakan makanan kesukaan mer­ tuanya pisang rebus dan tahu petis. Bukan hanya makanan, kadang, ia membawa oleh-oleh tanaman seperti sandat dan jepun. Sementara, menengok kakek dan nenek suami di Nusa Penida, juga kerap ia lakukan. Uniknya, Ariani akan menikmati nasi cacah khas Nusa Penida saat pulang ke sana. Memang ia mengakui, tak hanya membawa oleh-oleh makanan saat pulang, terkadang baju-baju yang masih layak pakai ia bawa. “Bukan hanya kelu­ arga, siapapun yang mau menerima,

Thea

Nyoman Ariani

pasti saya kasi,” kata Ariani. Ariani mengatakan, untuk pu­ lang kampung waktunya kadang tidak tentu. Kalau pulang ke Bangli biasanya sebulan bisa dua kali kalau ke Singaraja sebulan sekali karena jauh. Lagian kerja di hotel tidak bisa libur lama-lama,” kata Ariani.

Biasanya, ia akan pulang, beberapa hari setelah lebaran. “Kerja di dunia perhotelan agak sulit pulang pas lebarannya,” kata Food and Beverage Manager Swiss-bellhotel Rainforest Sunsetroad Kuta ini. Selain selalu membawa uang untuk sekadar berbagi dengan anak-anak dan orang yang dituakan, ia pasti membawa oleh-oleh maka­ nan khas Bali seperti pia, kue pie, kacang Bali. Khusus untuk orangtua tercinta ia selalu membawakan anggur hijau. “Orangtua kan sudah tua, mereka suka sekali kalau saya

BAWA OLEH-OLEH KHAS BALI Lain Ariani, lain lagi penuturan Masturi Masuana. Perempuan asal Sumbawa ini mengaku jarang bisa pulang kampung saat Lebaran.

bawakan buah anggur warna hijau,” kata perempuan yang akrab disapa Thea ini. Kalau ada rezeki, ia bahkan melakukan syukuran dengan me­ motong kambing atau sapi. Biasanya itu dilakukan setahun sekali. Mini­ mal potong ayam berbagi dengan anak-anak yatim. “Dulu waktu kakek saya masih hidup karena beliau ustad anak-anak diharuskan pulang saat Lebaran. Sekarang setelah beliau meninggal kalau wak­ tunya bisa, baru saya bisa pulang,” kata Thea. Ia sangat menikmati saat pulang kampung. Thea bisa bercengkrama dengan keluarga besarnya. Biasan­ ya, ia khususkan waktu selama lima hari berada di Sumbawa. Walaupun waktu itu sempit, namun, ia man­ faatkan dengan optimal agar bisa bertemu dengan semua anggota keluarga. “Bali dan Sumbawa dekat hanya naik pesawat 45 menit sudah sampai. Saya usahakan bisa pulang tiap tahun. Kalau dulu waktu saya kerja di bintan dua tahun baru bisa pulang,” kata Thea. Tahun ini rencana ia akan pulang dua minggu setelah lebaran. Ia su­ dah menyiapkan rencana apa saja oleh-oleh yang akan ia bawa. “Kalau untuk uang receh itu sudah pasti, ya untuk keponakan-keponakan,” kata Thea. (Wirati Astiti)


24

Sudut Pandang

Edisi 957/ 12 - 18 juni 2017

Liburan menjadi salah satu momen yang paling ditunggu bagi orang yang selalu berkutat dengan rutinitas. Terlebih bagi seorang tenaga pendidik yang setiap hari selalu disibukkan dengan media dan meteri pembelajaran. Situasi kelas dan penga­jaran terkadang membuat seorang guru perlu refres­hing untuk mengem­balikan semangat mengajarnya.

B

iasanya liburan akhir tahun ajaran selalu dinanti, sebab jangka waktu liburan yang lebih panjang membuat para penikmatnya lebih leluasa mengatur agenda liburannya. Terlebih saat ini, liburan akhir tahun ajaran bertepatan dengan libur Lebaran. Momen ini dimanfaatkan bagi oleh Rika Rahmayani guru pelajaran IPA SMP Negeri 4 Singaraja. Menurutnya, sebagai minoritas di Bali, biasanya libur Lebaran hanya empat hingga lima hari saja, namun kali ini libur yang ia dapatkan lebih banyak. Libur Lebaran memang selalu identik dengan pulang kampung bagi umat Muslim. Tetapi, itu tidak berlaku bagi perempuan kelahiran 27 Februari 1984 ini. Sebagai seorang Muslim yang asli Buleleng, Rika mengaku belum pernah merasakan pulang kampung. Sehingga ketika libur Lebaran dirinya hanya menghabiskan waktu di

Liburan Sekaligus Silaturahmi

beberapa tempat wisata di Bali. Ia selalu memanfaatkan waktu liburan bersama keluarga dengan mengunjungi tempat-tempat wisata dengan menyuguhkan keindahan alam, kuliner, dan tak ketinggalan belanjanya. Hal ini yang membuat Rika sapaan akrabnya harus benar-benar selektif memilih tempat liburan representatif agar liburannya terasa menyenangkan “Sehabis wisata alam bisa langsung hunting kulinernya,” ungkapnya. Ia juga menjelaskan lebih menyukai tempat-tempat liburan yang ada di Bali. Menurutnya, Bali sangat kaya akan tempat wisata dan masih banyak lokasi yang belum pernah dikunjungi. Selain menikmati liburan dengan berkunjung ke tempat wisata, momen liburan akhir tahun sekaligus Lebaran kali ini akan ia gunakan untuk silahturahmi kepada seluruh keluarga. Beberapa keluarga memang tinggal di luar Buleleng sehingga ketika silahturahmi juga sekaligus digunakan sebagai waktu liburan “Ya ada keluarga yang tinggal di Klungkung dan Denpasar jadi sambil silaturahmi juga langsung liburan,” tandasnya. LIBURAN KE LOMBOK Sementara itu, pulang kampung ketika libur lebaran juga tidak dirasakan oleh Ketut Siti Ajriyah guru Bimbingan Konseling SMP Negeri

Ketut Siti Ajriyah

4 Singaraja. Sebagai seorang yang berasal dari desa Pegayaman kecamatan Sukasada, momen liburan sekaligus momen libur Lebaran ia gunakan silahturahmi dengan keluarga, tetangga, sekaligus teman. Berasal dari desa yang sangat toleran dengan keberagaman, dirinya mengaku memanfaatkan momen Lebaran kali untuk lebih menjalin rasa kekeluargaan dengan teman dan tetangga yang berasal dari nonmuslim. “Dalam pergaulan di lingkungan kami tidak pernah ada jarak, asalkan selalu ada rasa keterbukaan dan rasa menghormati dengan teman dan juga tetangga yang nonmuslim,” jelasnya.

Rika Rahmayani

Selain silahturami, perempuan kelahiran 12 Desember 1982 tersebut juga memanfaatkan momen Lebaran kali ini untuk menambah pahala dengan berzakat. Zakat diberikan kepada orang yang dikategorikan tidak mampu dan diutamakan diberikan kepada orang dekat. “Ya kita akan utamakan dulu orang dekat yang tidak mampu, ini kan sudah jelas kita melihat dan mendengar bahwa mereka memerlukan. Kalau nanti bisa membantu orang lain di luar sana juga sangat baik,” jelasnya. Jika ditanya mengenai tempat yang akan dikunjungi untuk liburan, Siti akan menjawab Lombok. Selain memiliki destinasi

wisata yang begitu memikat, di Lombok rupanya ia memiliki sanak keluarga. “Sekarang tergantung situasi saja, kalau keluarga di Lombok ada waktu mereka yang akan ke sini, jika tidak saya yang akan ke sana. Tapi untuk kali ini, kemungkinan besar kami yang akan ke Lombok,” kata Siti. Siti lebih suka membawa oleholeh makanan khas Buleleng kepada keluarga di Lombok seperti, tape uli dan dodol. Begitu juga sebaliknya, dirinya lebih suka dibawakan makanan khas Lombok ketimbang oleh-oleh yang lain seperti kerupuk rambak ataupun terasi. “Nama makanannya mungkin saja sama tapi citarasanya yang beda, ini yang bikin seneng dibawain oleh-oleh makanan khas,”ungkapnya. Selain makanan khas, ketika liburan ke Lombok ia juga lebih suka mempelajari kehidupan sosial masyarakat setempat dan berbagai pengetahuan mengenai budaya Buleleng. Dirinya yang begitu fasih menggunakan bahasa Bali alus singgih begitu dikagumi oleh keluarga yang ada di Lombok. “Di rumah memang bahasanya bahasa alus singgih, nah di Lombok bahasa singgih hanya digunakan oleh orang-orang Kerajaan saja, padahal kalau diajak ngomong dengan bahasa Jawa maupun Lombok saya nggak ngerti,” ungkap Siti. (Wiwin Meliana)

Browsing sebelum Beli Oleh-oleh Oleh-oleh tak dapat dipisahkan dengan kegiatan bepergian atau jalan-jalan. Bepergian menjadi lebih seru jika disertai dengan adanya kegiatan berbelanja. Selain mencari oleh-oleh, terkadang juga kita bisa menjumpai barang yang tidak ada dijual di negeri sendiri. Sebagai seorang model profesional, pemilik nama Anak Agung Ayu Ratih Dhamma Iswari yang sering di sapa Ratih ini,memiliki jadwal keluar kota yang hanya di dalam negeri atau bahkan ke luar negeri untuk urusan pekerjaan, bukan hal yang asing lagi. Untuk kunjungan ke luar negeri lulusan Fakultas Ekonomi Unud ini diantaranya sempat mendatangi Malaysia, Hongkong, Singapura, Tiongkok, Australia, Thailand, Japan dan Kamboja . Untuk ini pastinya, Ratih merasa senang bisa bekerja dan sekaligus memberikannya pengalaman baru di tempat yang baru, termasuk urusan membeli buah tangan atau oleh-oleh. Selain itu ia merasakan keseruan tersendiri terutama saat berbelanja oleh-oleh dengan masuk areal pasar tradisonal . Di sana ia dapat melihat cerminan tradisi setempat. “Di sana kita bisa mengenal orang-orang baru, belajar bahasa yang baru, dan karakter lokal yang berbedabeda,” cetusnya.

Menurut Ratih, jika dirinya perginya keluar kota, namun masih di lingkungan dalam negeri, bicara soal oleh-oleh ia lebih memilih produk kuliner, utamanya berupa makanan tradisional yang khas dari daerah bersangkutan. Selain makanan juga suka dengan hasil kerajinan setempat, misalnya kain batik. Baginya kain daerah seperti batik Solo – kualitasnya bagus dan motifnya cantik-cantik sekali. Begitu juga dengan makanan di Solo, tidak kalah unik dan enak. Semakin seru pula karena selama berkeliling membeli oleh-oleh Ratih memilih naik becak. Selain kain di Solo, Ratih juga sempat membeli wayang kulit untuk oleh-oleh . Selanjutnya , jika gilirannya Ratih memperoleh kesempatan tugas ke keluar negeri, dikatakannya hampir sama. “Saya pasti akan bertanya pada penduduk lokal di sana barang atau kerajinan apa yang khas dan spesial dari wilayahnya. Serta, apa makanan yang mencerminkan keaslian daerah itu. Apalagi kemasannya apik maka menurutnya memungkinkan untuk dibawa,” tuturnya. Seperti saat berada di Thailand, Ratih mengutamakan membeli beberapa cenderamata gajah, pasmina sutra bergambar gajah dan kerajinan Thailand lainnya.

Sementara Singapura adalah salah satu tempat yang di datanginya bukan hanya sekali melainkan seringkali untuk sebuah kegiatan. Ratih mengaku betapa ketika berada di Singapura, ia pernah kelebihan beban akibat kopernya penuh oleh-oleh dan titipan. Akhirnya ia harus membeli koper kecil lagi dan jadilah overweight. Namun, masih beruntung ia tidak dikenakan biaya tambahan oleh maskapai penerbangan itu. Saat mendatangi Kamboja, Ratih mengatakan dirinya sempat melakukan pemotretan di Wat Angkor, temple terbesar dan tertua di sana. Di tempat itu Angelina Jolie pernah syuting untuk film “Tomb Rider”. Di sana juga kita bisa melihat keindahan tradisi berupa bangunan kuno, lagu-lagu tradisional yang dinyanyikan oleh orang lokal setempat. “Saya sempat diberkati oleh Biksu di temple tersebut. Diberikan berupa gelang yang serupa dengan gelang Tri Datu di Bali. Saya juga diperciki tirta atau air suci, layaknya umat Hindu di Bali. Sungguh pengalaman luar biasa,” tutur Ratih sembari mengatakan jika sampai sekarang gelang tersebut masih ada. Selama bepergian tersebut ia juga bekerja maka waktunya untuk jalan-jalan juga pun sangat

terbatas. Dari pengalamannya, mencari, membeli hingga dititipi yang namanya oleh-oleh, menjadikan Ratih bisa berbagi tips untuk para pembaca Tokoh. Yang pertama jangan lupa menyiapkan mata uang negara setempat. Kemudian untuk urusan produk oleholehnya, biasanya Ratih akan browsing terlebih dahulu di internet demi mengetahui destinasi wisata belanja favorit atau pusat oleh-oleh khas setiap daerah, sehingga ia tidak sampai membeli barang yang sebenarnya sudah ada di daerah asalnya. Ia juga mencari info terkait wilayah serta tempat membeli oleh–oleh yang terdekat. Selalu membuat catatan kecil, terkait siapa saja yang bakal dibawakan oleh-oleh supaya lebih tertib dan tidak membeli produk yang sama, apalagi sampai membeli hal yang tidak berguna karena hanya terlihat murah. Ratih

Tidak ada salahnya, untuk menawar hingga kita bisa memperoleh sesuai harga yang diharapkan. Akan lebih baik jika kita bisa meng­ antisipasi harga dengan berkomunikasi menggunakan bahasa setempat yang sudah dipelajari terlebih dahulu. “Di sini memang diperlukan skill yang persuasif ,” katanya. Kalau tidak paham bahasa setempat, ada bagusnya selalu siap kalkulator yang ada di HP. (Sri Ardhini) redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.