Tokoh Edisi 956 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Pekan lalu Tokoh menemui seorang desainer muda asal Jakarta yang kini menetap di Bali, dan menanyakan bagaimana kegiatannya selama bulan puasa ini di Pulau Dewata. Apakah tetap berjalan normal ataukah ada penyesuaianpenyesuaian. Begitu juga dengan kegiatan saat jadwal berbuka puasa dan sahur, apakah ada yang berbeda.

“B

erpuasa itu a da l ah m enahan lapar dan dahaga, selama saya mampu menahannya sampai berbuka itu sudah cukup. Apalagi saya bisa berpuasa penuh hingga Bulan Ramadan adalah bonus buat saya. Sebab, dipastikan saya mendapatkan “uang penghar-

Puasa tetap Berlari gaan” dari orangtua setelah berhasil berpuasa sebulan penuh,” ujar Ratih Dwi Permata mengenang masa kecilnya. Makin dewasa, akhirnya, DP begitu panggilannya bisa memahami arti puasa sesungguhnya, yaitu menahan. “Menahan segala sesuatu yang akan menimbulkan keburukan dalam hati, pikiran, ucapan dan juga perbuatan yang bersamaan dengan menahan lapar dan dahaga. Hal tersebut tidaklah mudah, namun ketika kita bisa melewatinya dengan baik itu akan menjadi sesuatu yang begitu berarti,” lanjut perancang busana dan penata busana jebolan Institut Kesenia Jakarta (IKJ) ini. Pengalaman pertamanya berpuasa di Pulau Dewata ini, adalah DP mengaku jarang sekali menyantap makanan sahur yang seharusnya. “Hahaha…. karena saya hanya tinggal di sebuah kamar tanpa dapur., jadinya saya cukup santap sahur hanya dengan mengonsumsi biskuit, roti atau pop mie, minum susu serta vitamin supaya badan saya tetap fit,” cetus

pemilik hobi menggambar, jalanjalan, dan tertawa ini. Perempuan berbintang Scorpio ini menambahkan ketika berbuka puasa ia biasanya makan lebih banyak, begitu juga minum air putihnya lebih banyak. “Menu berbuka puasa favorit saya adalah bubur candil dicampur dengan bubur sumsum dingin. Sedangkan untuk makanan utamanya, sejak tinggal di sini menu favorit saya adalah pecel ayam lengkap dengan lalapannya dan terong goreng,” ujar DP. Ia juga menuturkan jika puasanya di tahun lalu, bertepatan dengan niat dirinya untuk mengikuti lari maraton di acara Maybank Bali Marathon. Meskipun bulan puasa, ia harus tetap rutin lari sesuai jadwal latihan yang telah ditentukannya. “Untungnya teman-teman di Indorunners Bali memiliki jadwal lari sebelum sahur selama bulan puasa, biasanya disebut dengan sahuRun. Sebelum berbuka puasa saya pun lari pendek sekitar 2-3 km sambil menunggu berbuka (ngabuburit). Ternyata berpuasa

itu tidak mempengaruhi aktivitas kami, hanya mungkin kadarnya berkurang,” tuturnya tetap penuh semangat dan tersenyum. Menurut DP, ada juga hal yang paling menyenangkan ketika berpuasa di Pulau Dewata ini, yakni dirinya bisa menanti saatnya berbuka puasa dengan menikmati pemadangan menarik, matahari terbenam sambil bersantai di pinggir pantai. Karenanya bagi seorang Ratih Dwi Permata , tidak ada

perbedaan yang signifikan antara puasa dan tidak puasa. Semau kegiatan berjalan normal. Yang terpenting baginya adalah niat dan pikiran yang positif sehingga tetap bisa menjaga puasanya dengan baik. “Selamat berpuasa temanteman,” ucapnya. (Sri Ardhini)

Ratih Dwi Permata

Fokus dengan Pekerjaan

Bripda Rosita Dewi

Bulan puasa memiliki tantangan tersendiri bagi seorang pekerja. Selama berpuasa, tak jarang seseorang merasa kinerja kerja menjadi turun karena kurangnya fokus dan konsentrasi. Hal ini disebabkan karena harus menahan lapar dan haus seharian, ditambah juga dengan menjaga emosi dan pikiran agar selalu positif. Namun meski tengah menjalani bulan puasa, performa terbaik harus tetap ditampilkan dalam pekerjaan. Hal ini juga disampaikan oleh Bripda Rosita Dewi, Banit Urmintu Sat Res Narkoba Polres Buleleng. Menurutnya, sedang menjalankan puasa atau tidak sama sekali tidak mengurangi aktivitasnya terutama dalam bidang pekerjaan. Tetapi, tidak dimungkiri juga kondisi badan akan menurun jika asupan makanan tidak diatur dengan pola makanan sehat. Agar memiliki kondisi badan yang prima, Rosita sapaan akrabnya mengaku selalu memerhatikan menu sahurnya. Mengonsumsi madu untuk men-

jaga stamina setiap pagi salah satunya. Selain itu, penambahan vitamin juga dilakukan agar menjaga kondisi badan saat bertugas. “Ya khusus di bulan puasa lebih sering mengonsumsi madu ketika sahur,” tuturnya. Jika seseorang beranggapan dengan puasa akan mengurangi aktivitas,rupanya tidak berlaku bagi perempuan kelahiran 8 Desember 1997 tersebut. Justru fokus dengan pekerjaan membuatnya lupa akan rasa haus dan lapar. “Malahan kalau waktu dihabiskan di rumah itu yang akan membuat lapar, kalau ada kerjaan apalagi ada temanteman untuk ngobrol pasti tidak akan terasa laparnya,” imbuh perempuan berparas ayu ini. Ia menambahkan jika saat ini pekerjaannya di Polres Buleleng masih sebatas mengurus administrasi, namun ketika ditugaskan untuk ikut melakukan geledah, dirinya siap. Rentangan waktu sahur hingga berbuka puasa yang tidak sebentar terkadang membuat seorang mencari kesibukan untuk mengalihkan perhatian. Itu juga hal yang dilakukan oleh Rosita. Sambil ngabuburit, dirinya memang senang gowes

keliling sambil mencari takjil untuk hidangan buka puasa. “Ya sambil olahraga juga, sambil ngabuburit sekalian berburu takjil,” tandasnya. Hindari Kekurangan Cairan Sementara itu, Linah Surayya, pegawai di kantor Kementrian Agama Kabupaten Buleleng mengatakan, berpuasa tidak berpengaruh terhadap aktivitasnya. Meskipun harus menahan lapar dan haus dalam rentan waktu yang cukup lama, akan tetapi dirinya bersyukur selalu bisa menjalankan dengan baik dan lancar. Tidak ada menu khusus baginya dalam sahur, bahkan dirinya sering tidak sahur. “Saya jarang sahur, palingan minum air putih saja. Malahan kalau makan ga biasa, kalau pas lagi laper cuma bikin telor ceplok saja,” ungkapnya. Biasanya, di awal memasuki bulan puasa akan terasa sedikit berat untuk menahan rasa lapar, haus, dan capek itu, akan tetapi setelah beberapa hari baru terbiasa. “Kalau sudah beraktivitas sih jadi lupa lapar dan haus tetapi kalau saya malahan jadi mudah merasa ngantuk,” ujarnya.

“Saya jarang sahur, pali­ngan minum air putih saja. Malahan kalau makan ga biasa, kalau pas lagi laper cuma bikin telor ceplok saja,”

Ditambahkan juga perempuan kelahiran 15 Oktober 1975 ini, momen puasa juga sangat mendukung bagi dirinya yang menjalani diet ketofastosis. Dengan berpuasa maka berarti mengistirahatkan perut dan menghindari makananmakanan yang mengandung gula dan karbohidrat. “Biasanya saya buka dengan sayuran, telur

dan juga daging, juga tak lupa minum kopi tanpa gula,” jelasnya. Dirinya juga selalu menghindari minuman dingin ketika berbuka puasa karena biasanya akan membuat lemas keesokan hari. Selain itu, juga menghindari makanan pedas agar perut tidak rewel ketika berpuasa. Untuk menu berbuka puasa, dirinya dan keluarga mengaku tidak terlalu mengistimewakan bahkan tidak terlalu ribet, yang utama adalah ibadah di dalam puasa itu sendiri. “Saya lebih khawatir kekurangan asupan cairan daripada makanan. Jadi kalau menu berbuka maupun sahur tidak terlalu fanatik yang penting tidak kekurangan minum air putih,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Linah Surayya redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Ekspresso

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

GORO-GORO Kembali Bu Alit ber­ tamu. Tetapi kali ini langsung menemui Amat. Minta maaf atas Putu Wijaya kelakuan Bagus. Amat sendiri sama sekali tidak melihat tindakan Bagus tercela. Ia lebih menyalah­ kan dirinya. “Bu Alit, putra Ibu itu anak muda yang karena usianya jadi berdarah muda. Mudah emo­ sional! Gampang tersinggung dan marah. Tinju dan memukul bagi anak muda adalah perben­ daharaan katanya yang masih sedikir itu. Berbeda dengan kita yang sudah tua. Kita se­ lalu berpikir panjang lebar dulu menimbang-nimbang untuk urusan tetek bengek sekalipun. Kadang sampai ketinggalan kereta,” kata Amat sambil tersenyum. “Jadi saya bisa mengerti, Bagus tentu marah, sebab saya sudah menyela ketika ia belum selesai

bicara dengan mengucapkan kata: anjing. Padahal sebenarnya mak­ sud saya bukan dia yang anjing, tapi saya, saya sendiri yang anjing, karena mengaku mendukung demokrasi tapi tidak mau dikri­ tik. Jadi kelakuan saya itu yang anjing. Bukan Bagus. Bukan sama sekali! Hanya saja, saya terlalu cepat mengucapkannya, mestinya saya tunggu sampai Bagus selesai bicara. Jadi sebenarnya hanya salah paham, tidak ada yang harus dibahas.” Diberi penjelasan seperti itu, Bu Alit justru tambah sedih. Ia pulang dengan menundukkan muka, nampak sangat malu. Malam hari, datang Pak Alit. Dengan sangat sopan dia mohon agar Amat memaafkan kelancan­ gan anaknya. “Pak Amat, paradigma Ba­ gus itu sudah direcoki oleh celotehan-celotehan facebook di dunia maya. Dia lupa mengganti paradigmanya waktu kembali dalam kehidupan nyata. Seka­ rang dia sendiri menyesal sekali

BAGUS (kritik 2)

oleh perbuatannya memukul Pak Amat. Apalagi tadi ibunya setelah selesai bertemu dengan Bapak menjelaskan bahwa, sebenarnya kata anjing itu bukan untuk dia, tapi kelakar Pak Amat terhadap diri sendiri. Bagus tambah me­ nyesal, dia malu. Dan tadi dia minum baygon mencoba bunuh diri, untung ketahuan lalu kami cegah!” Amat terkejut. “Bunuh diri?” “Ya, Pak Amat, katanya sangat malu, dia tak sanggup lagi akan bertemu Pak Amat.” Amat bengong. “Tapi itu bukan salah Bagus, itu kecerobohan saya sebagai orang tua!” “Yah, saya dan istri saya su­ dah bilang begitu, Pak Amat. Tak mungkinlah Pak Amat akan marah karena beliau sangat bijak dan mengerti jiwa anak muda, kata kami berkali-kali. Tapi dia tetap saja seperti dikejar-kejar oleh perasaan berdosa. Saya khawatir jiwanya akan terganggu.”

Amat termenung. “Kalau begitu, saya harus ke­ temu dan bicara dengan Bagus,” kata Amat sambil masuk kamar mau ganti pakaian. Bu Amat yang nguping per­ cakapan itu dari kamar langsung menahan suaminya. “Jangan ke situ!” Amat heran. “Lho kok jangan?” “Ini sejak awal persoakan mereka, kenapa sekarang jadi persoalan kita?” “Lho, itu kan maksud Bapak juga begitu, tapi Ibu yang nyuruh Bapak ke sana. Sekarang ini sudah jadi persoalan kita.” “Tidak, jangan pergi!” “Lho, Bapak tadi sudah bilang mau bicara dengan Bagus!” “Jangan!”

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

tanpa memunculkan perilaku ber­ masalah lainnya. Keberhasilan dalam penyesuaian diri akan berpengaruh pada pertumbuhan diri seseorang. Sebagian orang mengatakan jika dirinya tidak mengalami permasala­ han ketika menghadapi suatu situasi yang baru. Kata-kata “biasa saja” sering kali muncul saat memasuki dinamika perubahan. Terlihat mudah dan sangat menyenangkan ketika kita tidak mengalami hambatan apapun. Meskipun demikian, sebagian dari mereka juga mengalami kesulitan untuk menghadapi kondisi tersebut. Respons yang dimunculkan saat adanya perubahan dari skala kecil ataupun besar tidak semudah yang orang lain komentarkan. Seseorang yang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru ditandai dengan gejala suasana hati yang negatif, merasa cemas, panik, tertekan, stres, menarik diri, bahkan munculnya keluhan fisik seperti pusing, sakit perut, sesak dan nyeri pada tubuh. Gejala- gejala tersebut biasanya akan mengganggu fungsi seseorang dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Faktor fisik dan psikologis meru­ pakan hal yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri seseorang. Kondisi fisik seseorang dapat berpengaruh terhadap kualitas penyesuaian diri terhadap situasi tertentu. Adanya hambatan secara fisik seperti masalah kesehatan akan menjadi tantangan

Made Padma Dewi Bajirani

tersendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Selain itu, kondisi psikologis seseorang dapat berdampak pada penyesuaian dirinya. Kondisi psikologis tersebut seperti kematangan intelektual, emosional dan sosial, pola asuh, pengalaman (baik menyenangkan maupun trau­ matis), proses belajar, bahkan kes­ ehatan mental. Selain itu dukungan dari lingkungan sekitar juga mempen­

garuhi keberhasilan seseorang dalam penyesuaian dirinya. Setiap individu memerlukan waktu dan memiliki cara yang ber­ beda saat akan menyesuaikan diri dengan situasinya. Secara umum, saat Anda mulai ragu ketika adanya perubahan, maka cobalah untuk mengatur kembali sudut pandang Anda. Hal ini bisa diibaratkan seperti Anda sedang berada di objek wisata dan ingin mengabadikan momen itu dengan kamera Anda. Apa yang terjadi, Anda akan mengupayakan mendapatkan angel dan posisi yang terbaik bukan? sehingga foto dapat nampak indah. Begitu pula ketika Anda mengupayakan diri saat melaku­ kan penyesuaian. Positif tidaknya sikap Anda ter­ hadap suatu perubahan dimulai dari cara pandang Anda. Sebagai contoh, masih ingatkah ketika Anda berpindah dari masa Taman Kanak-Kanak masuk Sekolah Dasar? Ya, saat Anda melihat jika pindah sekolah adalah sesuatu yang menakutkan, tugas yang banyak, teman yang sedikit, susah, dan hal negatif lainnya, maka kemungkinan be­

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

sar hambatan dalam penyesuaian diri akan muncul. Sedangkan, ketika Anda masuk dengan pandangan bahwa, sekolah adalah tempat yang meny­ enangkan, bertemu Ibu/Bapak guru, ada teman-teman baru dan belajar hal baru akan membantu Anda lebih mudah melangkahkan kaki ke dalam situasi baru tersebut bukan? Gunakanlah perubahan sebagai sarana pengembangan diri sebaik mungkin. Karena Anda akan diminta keluar dari zona nyaman Anda den­ gan adanya perubahan. Anda akan belajar hal-hal baru berbeda dari sebelumnya, Anda dapat mening­ katkan kompetensi, dan melatih diri untuk merespon situasi yang baru dengan lebih sesuai. Layaknya ‘jam terbang’, perubahan adalah bagian kehidupan yang membantu Anda un­ tuk bertumbuh termasuk mengasah keterampilan Anda dalam menyesuai­ kan diri yang tak pernah usai. Made Padma Dewi Bajirani (Mahasiswi Magister Psikologi Profesi Bidang Klinis, Universitas Gadjah Mada)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Ada artis yang mengurangi aktivitasnya selama bulan puasa. Namun ada juga yang tetap sibuk. Mereka yang tetap sibuk diantaranya Ayu Tingting dan Zaskia Sungkar. Ayu menerima tawaran job selama bulan puasa mulai dari syuting sinetron, memandu acara Buka Puasa, Sahur di televisi, belum lagi acara lain yang juga dilakoninya selama bulan puasa. Walhasil, bisa dibilang hari-harinya menjadi luar biasa sibuk.

T

A y u

T i n g t i n g

ak heran kalau ped­ angdut yang melejit namanya lewat lagu “Alamat Palsu” ini pun merasa kelelahan lantaran waktu istirahat yang kurang. Yang luar biasa, meski staminanya terg­ erus lebih dari pada sebelumnya, namun janda beranak satu ini tetap menunaikan ibadah puasa. “Karena ini puasa, tentu saja ada penyesuaian waktu. Waktu

istirahat jadi agak berkurang kar­ ena dini hari kan harus ‘melek’ karena sahur,” ungkap Ayu yang berupaya menggunakan waktu istirahatnya yang terbatas itu dengan sebaik-baiknya. Sebenarnya, kata Ayu, kesibu­ kan tinggi seperti yang dijalaninya sekarang bukan hal yang baru. Ia biasa bekerja keras dalam artian memiliki beberapa kegiatan setiap harinya. Karena saat ini adalah

Utami Dwi Suryadi

Ramadhan dimana dia pun selain berpuasa juga mengambil peker­ jaan dini hari dan juga berpuasa, maka terasa berbeda. “Iya sebenarnya sih sama aja ya, tapi karena sekarang puasa, jadi berbeda. Aku syuting mulai Senin sampai Jumat. Kalau harihari biasa (bukan Ramadan) ya biasa aja, namun karena ini Bulan Puasa, jadi terasa lebih cape. Aku syuting kan mulai dari jam 10 pagi. Jadi masih berasa ngantuk karena kurang tidur karena malamnya habis sahur,” ungkap Ayu yang melakukan syuting stripping untuk sitkom ‘Sambalado’. Waktunya untuk berkumpul bersama keluarga, khususnya anak tercinta Bilqis (3,5 tahun) boleh dibilang sangat kurang di bulan puasa ini. Meski begitu, kata Ayu, dia tetap berkomunikasi dengan Bilqis yang diasuh oleh ayah dan ibunya. “Paling kalau aku di lokasi syuting, misalnya pas Sahur, aku gunakan video call, biasanya dia baru bangun dan ikutan Sahur. Aku tanya dia lagi ngapain, sudah makan belum, dll,” ujarnya. Diakuinya, memang bekerja

Jalani Puasa dengan Ikhlas “Saya tidak pernah melakukan persiapan apapun ketika puasa. Karena yang penting ada niat yang baik dari hati, ya sudah saya jalani dengan ikhlas,” ujar Utami Dwi Suryadi. Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bali ini menuturkan, ia sudah terbiasa melakukan puasa. Biasanya, saat Hari Raya Nyepi, ia melakukan puasa. Mulai dari pukul 6 pagi sampai pukul 6 pagi berikutnya. Menurutnya, tak ada satupun persiapan yang dilakukan. “Hanya saya niatkan bahwa ini baik untuk saya, ya saya jalani,” ujarnya. Bukan hanya saat Hari Raya Nyepi, terkadang ia biasa melaku­ kan puasa Senin-Kamis. Tirakat ini biasa ia lakukan sejak gadis. Sekarang ini, ia melakukan tirakat ketika tiba-tiba ia merasa ada feeling untuk melakukan. “Saya kalau mau puasa Senin-Kamis itu tiba-tiba saja ada feeling. Oh ini waktunya saya harus men-charge

23

Bulan Penuh Tantangan

“Anaknya minum baygon, mau bunuh diri karena merasa malu!” “Bagus yang malu atau orang­ tuanya?” Amat tercengang. “Bagusnya dong! Dia yang malu bukan orangtuanya!” “Bapak keliru!” Kembali Amat bengong. “Bapak keliru? Keliru ba­ gaimana?” “Sudah, Bapak di rumah saja, saya yang akan nemui Bagus, pemakai dan pengedar narkoba itu!” Amat terpukau. Tiba-tiba se­ mua jadi terang benderang. Ia ter­ duduk di tempat tidur bengong. Sementara Bu Amat keluar men­ emui Pak Alit dan terus berangkat untuk mengurus Bagus. “Nama Bagus mungkin ter­ lalu berat buat putra Pak Alit,” gumam Amat, “Kadang nama mendongkrak tapi tak jarang menjebloskan!”

Penyesuaian yang tak Pernah Usai

Perubahan merupakan salah satu bagian dari kehidupan kita. Salah satu pepatah menyebutkan­ nya bahwa “Tidak ada yang kekal kecuali perubahan”. Hal ini meng­ gambarkan bahwa dalam keseharian kita akan ada sesuatu yang berubah. Contohnya seperti perubahan ke­ tika pindah sekolah, tempat kerja, ataupun tempat tinggal. Selain itu perubahan juga terjadi pada peran diri dalam lingkungan, misalnya baru menjadi istri atau suami, peran baru menjadi ayah maupun ibu. “Saya deg-degan, keringat dingin, kadang mual, gelisah yang membuat saya menjadi tidak nyaman setiap kali diminta untuk masuk ke lingkungan baru. Tidak jarang saya pun malas untuk datang ke tempat baru itu”. Gambaran tersebut bisa terjadi pada individu yang memerlukan waktu lebih untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan baru. Penyesuaian diri adalah meka­ nisme yang dilakukan oleh individu ketika memasuki suatu situasi baru yang melibatkan aspek personal (mental dan emosi) juga lingkun­ gan. Penyesuaian diri atau dalam psikologi dikenal dengan istilah adjustment dijelaskan sebagai kemam­ puan seseorang dalam keterbatasan untuk bereaksi terhadap diri sendiri maupun lingkungannya dengan cara yang efisien, sehat, dan cara yang memadai serta memungkinkan un­ tuk menyelesaikan situasi yang sulit

Sudut Pandang

Utami Dwi Suryadi

lagi batin saya, ya saya puasa,” kata Utami. Biasanya puasa Senin-Kamis yang ia lakukan, puasa mulai dari pagi sampai sore hari. Terkadang, ia hanya minum air putih. Puasa sangat baik untuk kesehatan dan

juga untuk kekuatan spiritual. “Saya tidak terlalu fanatik untuk mengikuti berdasarkan ini itu, tapi saya lakukan sesuai kemampuan, yang saya yakini bahwa puasa sangat baik untuk kesehatan dan menambah kekuatan spiritual,” imbuh perempuan usia 53 tahun ini. Menurutnya, dengan rutin berpuasa makin menambah kekhususkan hatinya untuk ber­ sembahyang. Saat ini, ia merasa waktunya sudah harus dipenuhi dengan kegiatan spiritual meng­ ingat usianya sudah kepala lima. “Saya senang kalau bisa melaku­ kan tapa brata. Tiap pagi saat mulai menstarter mobil sampai di kantor, yang saya ucapkan hanya gayatri mantram. Kadang tanpa kita sengaja, terlontar ucapan yang tidak menyenangkan. Saya mencoba dengan rutin puasa un­ tuk menambah kekuatan spiritual agar bisa mengurangi emosi,” ucapnya. (Wirati Astiti)

selama Ramadan apalagi dengan aktivitas tinggi seperti dijalaninya sekarang, cukup melelahkan, na­ mun dia mensyukurinya karena limpahan rezeki tahun ini yang luar biasa. “Tahun ini lebih full jobnya. Alhamdulilah lumayan lah,” kata wanita cantik kelahiran 1992 ini. Untuk menjaga kesehatannya, kata Ayu, ia mengonsumsi menu sehat yang dibawa dari rumah, juga minum madu, susu, serta suplemen. “Minum air putih yang banyak pas buka dan sahur. Kar­ ena kan kalau hari biasa asupan cairan kita bisa terus menerus, tapi saat bulan puasa kan tidak bisa, karena ada waktunya. Nah saat waktunya tiba seperti saat berbuka dan Sahur, kita minum air putih yang banyak, juga makan buah,” ungkapnya. Yang juga tak kalah sibuknya adalah Zaskia Sungkar, artis yang belakangan ini sibuk menekuni berbagai bisnis yang dikelolanya bersama sang suami, Irwansyah. Namun pada Ramadan kali ini, dia bukan hanya mengurusi bisnisbisnisnya tapi juga menyempatkan diri muncul di beberapa acara tv. “Ramadan tahun ini jadwal aku full ya. Ada dua acara tv, juga ngurusin bisnis fashion dan kuliner. Jadi penuh banget. Cari waktu kumpul-kumpul dengan teman atau keluarga kayaknya susah,” ungkap kakak dari Shiren Sungkar ini. KANGEN SYUTING Seperti halnya Ayu Tingting, Zaskia juga mengaku bulan puasa ini penuh tantangan. Lantaran, selain dirinya berpuasa, di sisi lain banyak pekerjaan yang justru dilakukan di Bulan Suci lebih dari hari bi­ asanya. “Jadi aku di bulan puasa ini nggak ngurangi kerja, malah full. Bisnis fashion, kue, semuanya jalan,” jelas Zaskia yang

mengaku paling anti bermalasmalasan. “Kalau hanya di rumah, nggak kerja, malah bisa stress,” ucapnya sambil tertawa. Meski cukup berat, karena waktu istirahat agak berkurang, namun Zaskia mengaku sangat bersyukur atas rezeki dan kes­ empatan yang didapatnya. Soal waktu, katanya, tidak ada yang berubah sama seperti biasanya. Yang berubah hanya harus bangun untuk sahur. Yang paling menyita waktunya, menurut Zaskia, adalah sejumlah bisnis yang tengah ditanganinya, seperti fashion dan kuliner. Itu sebabnya, meski rindu berakting namun untuk sementara dia tidak bisa menjalaninya karena syuting sinetron pun perlu waktu yang tidak sebentar. “Sebenarnya aku kangen (syut­ ing) juga. Cuma karena waktunya benar-benar tidak ada, kalau dipaksakan syuting juga takutnya terbengkalai bisnisnya. Karena bisnis itu susah, kalau kita nggak terjun langsung tidak akan jalan. Tapi aku masih kok di dunia entertainment, cuma nge-host aja,” kata Zaskia yang sempat tampil dalam sinetron dengan episode panjang (250 eps) ‘Terlanjur Cinta’, 2009 ini. Namun, meski sekarang dia sibuk berbisnis bukan berarti meninggalkan dunia akting. Kelak, bila ada waktunya, jika mendapat tawaran asalkan tidak menyita waktu seperti stripping, ia akan menerimanya. “Pokoknya, jika ada tawaran dan tidak menyita waktu seperti stripping insyaallah aku mau,” ucap wanita kelahiran Desem­ ber 1990 ini.

Z a s k i a

(Diana Runtu)

S u n g k a r


22

Sosialita

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Ramai-ramai bisnis kue ker­ ing menjelang Lebaran. Semua melakukannya karena ini memang momentum yang tepat dimana permintaan masyarakat akan kue kering meningkat tajam. Tahun lalu, permintaan kue kering jelang Lebaran mencapai 80%. Keuntungan yang menjanjikan itu membuat semua orang, baik itu yang memang sejak lama bisnis kue kering ataupun karyawan bahkan selebriti pun ikut ramairamai nyemplung di bisnis meng­ giurkan ini.

U

ntuk selebriti, bisa jadi mempunyai daya tarik lebih lantaran keterke­ nalannya di masyarakat. Mereka memposting berbagai jenis kue kering lewat media sosial. Ya, medsos memang kini selain ramai dengan berbagai berita kekinian, juga diwarnai dengan aksi jual aneka produk, salah satunya kue-kuean. Salah satu selebriti yang memanfaat­ kan momentum ini adalah Ayu Tingting. Dia memposting kue buatannya lewat instagram. Pelantun tembang hits ‘Alamat Palsu’ ini mengaku bisnis kue keringnya ini dilakukan bersama sang adik, Syifa. “Doakan mudah-mudahan lancar, ya,” kata Ayu yang mengaku tidak bisa terjun total di bisnis ini lantaran memiliki banyak aktivitas lain di luar rumah. Namun begitu, anak pertama pasangan Abdul Rozak-Umi Kalsum ini selalu menyempatkan diri membantu pengembangan bisnis kuenya ‘Geboy Cookies’ ketika ada waktu luang. Selain Ayu dan Syifa, masih banyak lagi artis yang menggeluti bisnis kue, baik bisnis dadakan menjelang Lebaran maupun yang sudah lama. Umumnya para selebriti ini memiliki chef spesialis kue, sementara mereka hanya sebagai tester sembari sesekali memberi ide. Tapi Zaskia Sungkar, meski tidak sehari-hari terjun langsung membuat kue, dia tahu mengelolanya lantaran

Bisnis Kue Kering Selebriti sebelum menekuni bisnis kue, dia juga mengambil kursus aneka kue. Makanya tak heran kalau dia kerap memberi ide pada chefnya tentang kreasi kue terbaru. Lain lagi dengan Farah Quinn, yang juga mengelola bisnis kue. Wanita can­ tik justru terjun langsung di dapur. Dia sendiri yang membuat formula kuenya— queen aple dan queen strudle--dan langsung mengolahnya. Maklum, Farah Quinn memang dikenal sebagai chef dan punya berbagai acara masak-memasak di sejumlah stasiun tv. Kue-kuean yang berbahan dasar apel Malang itu, menurut Farah, dikonsepnya sendiri. Sementara Laudya Cinthya Bella juga tak mau ketinggalan, ia pun mengi­ kuti jejak sahabatnya Zaskia Sungkar untuk membuka toko kue yang diberi nama ‘Bandung Makuta’. Tak tanggungtanggung, demi suksesnya bisnis kuliner Laudya, Zaskia pun ikut turun tangan membantu. “Selama Ramadhan ini aku nggak banyak kegiatan (entertainment), sengaja mengurangi. Selain fokus ibadah, aku juga sedang fokus mengembangkan toko kue,” ungkap peraih penghargaan kategori Pemeran Utama Paling Terpuji Festifal Film Bandung untuk film ‘Surga Yang Tak Dirindukan’. Menurut Laudya, toko kue yang diluncurkan sejak Maret 2017 lalu itu, menunjukkan perkembangan yang baik. Bahkan pernah juga kuenya laris manis, pesanan bejibun sampai-sampai tim bakernya kewalahan. “Alhamdulilah hasilnya lumayan,” ucap Laudya penuh syukur. DEMI KEMANUSIAAN Nah, yang berbeda dari kebanyakan artis yang berbisnis kue adalah Jim Baby Aditya yang sudah dua tahun ini meng­ geluti bisnis kue Lebaran. “Bisnis kue kering ini hanya dua bulan saja, men­ jelang Lebaran. Tahun lalu juga begitu. Jadi bukan bisnis yang terus-menerus,” ungkap doktor psikologi Universitas

D

Farah Quinn

Jim Baby Aditya

Laudya Cinthya Bella

Indonesia itu. Berbeda dengan pelaku bisnis lain­ nya, Baby menjalankan bisnis kue ini demi misi kemanusiaan membantu para ibu korban KDRT (Kekerasan Dalam Ru­ mah Tangga). Mantan penyiar radio dan tv ini, selain menekuni bidang akademis ia juga terlibat dalam banyak kegiatan so­ sial, di antaranya adalah masalah penan­ ganan ODHA juga KDRT yang menimpa banyak perempuan Indonesia. “Ini adalah tahun kedua saya men­ gorganisir para ibu korban KDRT untuk melakukan bisnis kue kering. Saya yang mengajari mereka membuat aneka kue kering yang sekarang sedang digemari masyarakat. Setelah bisa, mereka mem­ praktekkannya,” ungkap Baby yang me­ labeli kue bikinan ibu-ibu korban KDRT ini dengan nama ‘Kue Banget’. “Soal modal, saya yang menyiapkan modalnya, mereka yang mengerjakan pembuatan kuenya. Nah untuk pemasa­ ran, saya membantu memasarkannya, antara lain lewat akun-akun medsos yang saya punya. Di antaranya adalah Face­ book dan instagram,”jelas Baby yang juga menguasai sejumlah ketrampilan wanita di antaranya adalah jahit menjahit

busana dan desain. Bicara modal, Baby yang belum lama ini meraih gelar doktor psikologi Uni­ versitas Indonesia, menyebut awalnya adalah menggunakan modal dari uang tabungan ujian sidang promosi doktor. “Jadi untuk membiayai ujian doktor kan saya nabung. Nah sebelum uang tersebut dipakai untuk biaya tersebut, saya putar dulu untuk membiayai bisnis para ibu ini. Mereka perlu ditolong dan saya pikir ide ini (bisnis kue kering) akan sangat membantu para ibu karena mereka berusaha untuk tetap bertahan hidup demi membiayai anak-anaknya,” ujarnya. Di Bulan Puasa ini dan Lebaran nanti, mereka membutuhkan dana lebih termasuk membeli makanan juga paka­ ian Lebaran. “Jadi saya kira kegiatan ini akan bermanfaat untuk para ibu dalam mendapat penghasilan tambahan,” papar Baby. Tahun lalu, bisnis kue kering yang dikerjakan para ibu korban KDRT ini cu­ kup menguntungkan dan mereka senang karena mendapat uang tambahan untuk persiapan Lebaran. “Tahun ini kembali bisnis lagi. Dan mereka sangat senang

karena selain mendapatkan penghasi­ lan tambahan, mereka juga memiliki kegiatan sambil menunggu buka puasa,” tutur Baby yang juga sempat menekuni dunia akting. “Anda boleh merasa beruntung karena tidak mengalaminya, tapi da­ patkah Anda bayangkan jika diri kita atau keluarga mengalami serangkaian kekejaman kata-kata/verbal, kekeja­ man mental, kekejaman fisik, kekeja­ man seksual, kekejaman ekonomi atau penelantaran? Rasanya kita tak sanggup membayangkan bagaimana rasanya berada dalam situasi ini. Bagaimana kita bisa keluar dari lingkaran kekerasan ini jika tidak ada dukungan dari orang ter­ dekat secara psikologis, sosial, kekuatan fisik, dukungan aspek hukum, apalagi jika tidak punya penghasilan. Bagaimana kita bisa ikut meringankan beban orang yang sedang kesusahan?” papar Baby panjang-lebar. Sejumlah kue yang dibuat ibu-ibu ini di antaranya adalah nastar wijsman, kastengels keju edam, putri salju, dll. Se­ lain kue-kue kering, juga Baby dan para ibu juga menyiapkan pascel kue dengan desain yang unik. (Diana Runtu)

Bali Fashion Trend 2018

Nuansa Internasional dengan Sentuhan Lokal Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Denpasar bekerja sama dengan TS Suites Leisure Seminyak Bali, pada bulan Mei lalu sukses menggelar perhelatan “Bali Fashion Trend (BFT) 2018 dengan mengusung tema Spring Summer 2018 Ajang tahunan IFC ini mempre­ sentasikan beragam busana yang diharapkan bisa memberikan ide bagi pecinta mode di tahun 2018 mendatang. Kategori busana yang

ditampilkan saat itu, mulai dari urban wear, ethnic contemporer, cocktail, evening wear, modest wear, hingga active wear karya dari sekitar 40 desainer dari seluruh Indonesia yang dipersembahkan melalui 100 orang model dari Bali, Surabaya dan Jakarta. Menurut Ketua Panitia Bali Fash­ ion Trend 2018, Dwi Iskandar yang akrab disapa Dwi ini, gelaran ini dii­ kuti sekitar 40 orang desainer. Selain anggota IFC Denpasar juga ada dari IFC Surabaya, Padang, Yogyakarta

Bupati Eka Wiryas­tuti mendapat penghargaan sebagai Kepala Daerah Inovatif. Apa saja yang ia sudah lakukan se­ hingga prestasi itu layak disandangnya?

dan Medan. Terkait temanya Spring Summer 2018 memiliki arti, mereka ingin membawa nuansa internasional tanpa harus melupakan budaya dan kekayaan lokal. Dikatakannya, ada kekuatan tersendiri yang bisa diolah untuk bisa bersaing. Seperti tekstil lokal, kain tenun, batik dan songket, menjadi karya-karya modern yang bisa mend­ unia. Brand maupun desainer yang fokus dengan gaya dan karakter busa­ na modern dan kontemporer, tetap memiliki ciri khas, juga menjadi kebanggaan. Semua produk yang dihasilkan perancang Indonesia tidak ketinggalan zaman. Maka, kedepannya Bali khususnya bisa menjadi bintang baru di kancah mode dunia. Terlebih di Bali sendiri, fashion tergolong salah satu industri terbesar dan bergerak sangat cepat, akibat asimilasi budaya dari seluruh Indonesia dan dunia yang mencintai bu­ daya Bali. Potensi Bali memang luar biasa, sebab memiliki kekuatan pada berbagai jenis kain tenun ikat sebagai warisan yang membanggakan. Akan menjadi sesuatu yang berbeda

ketika tampilan internasional, disertai sentuhan elemen lokal tersebut. Pagelaran BFT 2018, di hari per­ tama perancang yang tampil menun­ jukkan karyanya di runway adalah desainer Dekranasda Kota Denpasar Lusi Damai dan Dhevinta Tito, di­ lanjutkan Vera Koraag, Angeliqa Wu, Asti Kaleta, Dalindz by Linda Lirose, Yon Yulizar dan Phangsanny. Diter­ uskan oleh Acak Acak, Sad Indah, Andreas Lim, Fenny Salim, Elizabeth Njo May Fen, Mamayoo, dan Milo Migliavacca. Hari berikutnya dihadirkan koleksi milik Weda Githa, Cindy Lavina, Pemkab Jembrana oleh Dwi Iskandar, Neli Gunawan, Elfi Lila, Ali Charisma, dan Raramac. Kemudian, Nine, lalu Freak United oleh Putu Aliki, Dimas Dwitanto, By The Sea,

Monika Weber, dan Gingersnap. Pada hari terakhir ada persem­ bahan parade koleksi desainer mulai dari Lia Mustafa, kemudian Bank Indonesia yang menghadirkan UKM beserta perancangnya yakni Bintang Mira, Andika Tarum, Weda Githa, Monika Weber, Oka Diputra dan Vera Koraag, kemudian ada Kimkara oleh Misspoly Textile, dan Litti, Sharavateen oleh Zuebarqabenz, Saka Made oleh Tari Made, Dwico, Gisca Dmelia, Elastic Apparel, Berry Mirsha dan Oka Diputra sebagai penutup. Selain fashion show , acara dimeriahkan pop up market yang menghadirkan banyak label dari Bali maupun dari luar Bali dengan busana-busana siap pakai. (Sri Ardhini)

ilihat dari statistik, PAD Tabanan mening­ kat pesat. Dari awal ia menjabat, PAD Ta­ banan Rp 460 miliar, sekarang sudah hampir Rp 2 triliun. Termasuk juga, investasi yang masuk ke Tabanan Rp 800 miliar. Disamping itu, peningkatan ekonomi juga melebihi pencapaian dari provinsi dan nasional. Pen­capaian pening­k atan ekonomi di Tabanan berkisar 6,4%. Disamping itu, kata Eka Wiryastuti, soal pertanggungjawaban keuangan daerah juga menjadi pertim­ bangan mengapa ia layak mendapatkan penghargaan tersebut. “Bagaimana Tabanan mampu mewujudkan pertang­ gungjawaban administrasi keuangan, baik dalam penganggaran, peren­ canaan, eksekusi, dan pengawasan yang transparan. Ini yang menjadi per­ timbangan mengapa saya mendapatkan penghargaan sebagai kepala daerah inovatif,” kata Eka Wiryastuti. Ia berpandangan, semua peng­ hargaan yang ia terima sebetulnya se­b agai alarm bagi dirinya, untuk lebih meningkatkan pelayanan di segala bidang. “Pelayanan baik di perencanaan yang harus pro rakyat, dan eksekusi harus sesuai aturan dan mekanisme yang ada, dan imple­ mentasinya dirasakan rakyat Tabanan. Termasuk evaluasi, sudahkah anggaran itu mencakup kepentingan masyarakat umum,” ujarnya. Ia mengatakan, tidak pernah ada target. “Boleh ada target tapi kita tak boleh terpaku. Bekerja saja maksimal tidak usah banyak mimpi. Skala prio­ ritas ambil saja dua atau tiga. Tidak usah membias, akhirnya saking ter­ lalu banyak tidak bisa fokus,” kata Eka Wiryastuti. Saat ini ia fokus pada infrastruktur. Dana yang dianggarkan Rp 65 – Rp 100 miliar untuk hotmix. Hotmix harus tetap diplot. Mudah-mudahan tahun 2018 sudah selesai semua, karena masih kurang lagi 300 kilometer. Saat ini jalan yang sudah di-hotmix sepanjang 600 kilometer. Ada juga, program partisipatif yakni program rakyat mem­ bangun jalan selalu dianggarkan dalam anggaran induk minimal Rp 3 miliar. “Material kami yang berikan dan rakyat yang membangun jalannya. Jadi dengan sistem gotong royong, DPRD, bupati, dan tokoh masyarakat juga ikut turut serta berpartisipasi. Jadi sifatnya seperti tegur sapa terjadi hubungan emosional pemimpin dan rakyatnya,” kata Bupati Eka. Termasuk juga dalam program Gerbang Indah, ma­ sing-masing k e c a ­ m a t a n memilih jalan yang memang mere­ka ingin kerjakan se­ cara gotong royong, ini seperti par­ tisipatif

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

3

Eka Wiryastuti

Kepala Daerah Inovatif

juga, dianggarkan juga Rp 1 miliar. Sembari tersenyum ia berkata, jalan terpanjang dan terusak di Bali ini warisan dan PR buat dia, tapi dia tidak mau mengeluh. “Saya dilahirkan dan dititipkan di Tabanan untuk me­ nyelesaikan masalah, saya bersyukur. Buktinya saya bisa selesaikan. Ada yang ribut, ada yang ngomel ada yang nulis di medsos, semua saya jawab. Saya bilang sabar ya ini masih lelang semoga tahun 2018 bisa selesai. Kalau mereka complain itu wajar. Namun, mereka harus paham, PAD Tabanan tidak sebesar PAD Badung, jadi rakyat harus mengerti,” jelas Bupati Eka. Walaupun infrastruktur menjadi skala prioritas, ia tetap memikirkan masalah pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan sosial. Skala prioritas kedua adalah ekono­ mi kerakyatan. “Potensi ekonomi Ta­ banan, punya hamparan sawah ini bisa menjadi tuan rumah di daerah sendiri. Makanya kami hidupkan ekonomi kerakyatan lewat bumdes dan bumda. Kami memberi modal Bumdes sampai Rp 200 juta per desa,” ucapnya. Keberpihakan Eka Wiryastuti ke­ pada petani membuatnya mendapatkan penghargaan Satya Lencana dari Presi­ den Jokowi di bidang pertanian. Eka Wiryastuti mengatakan, 70 % masyarakat Tabanan adalah petani. Orang berpikir petani kalau sudah jual gabah selesai, tapi menurutnya tidak. Bagaimana mengubah mindset itu di mana petani tidak hanya menjual gabah tapi menciptakan produk olahan dari gabah itu sendiri. Contohnya teh beras merah, atau beras merah menjadi jajanan. Termasuk potensi perkebunan dan perikanan. Tabanan juga surplus 2 ton ikan. “Saya melihat petani Jepang bisa ke Bali, mengapa petani Bali tidak bisa ke Jepang. Artinya, nilai kesejahteraan mereka minim. Bagai­ mana meningkatkan kesejahteraan mereka, salah satunya dengan mening­ katkan dan mengajarkan mereka membuat olahan. Sepanjang mereka mereka menjual mentah tidak punya nilai ekonomi. Karena itu, Ibu-ibu KWT diajarkan membuat bakso ikan, keru­ puk ikan, empek-empek dan sekarang mereka sudah punya pasar,” kata Eka Wiryastuti. Keberpihakannya kepada petani, ia wujudkan dalam pembuatan Perda khusus perlindungan petani dan ne­ layan yang pertama di Indonesia. “Petani gagal panen kami siap menganti rugi, setiap gagal panen selalu memberi­

Eka Wiryastuti menerima Satyalencana dari Presiden Jokowi

kan beras cadangan dan membebaskan pajak. Saat ini masih diberlakukan di jatiluwih, menyusul daerah lain. Kare­ na saya masih menunggu UU RTRW dulu, yang mana lahan produktif dan tidak, nanti yang sudah produktif kami berikan nilai dan tidak dikenakan pajak. Saat ini sudah 3000 hektar lahan sawah tidak dikenakan pajak,” ujarnya. Ia menegaskan, kalau mau 20 tahun ke depan, Tabanan masih menjadi lumbung beras Bali perda harus dibuat. “Itu salah satu bentuk komitmen kami men­ cintai petani. Rakyat perlu dibela mereka tidak punya pendidikan dan akses yang cukup, kamilah yang menjadi jembatan harus ada perda perlindungan petani,” kata Eka Wiryastuti. Bupati Eka juga mengangkat potensi desa wisata. Saat ini, sudah ada Bumdes 87 dan 41 desa wisata di Tabanan. Menurutnya, desa wisata harus dihidupkan, kalau ini hidup jarang orang akan menjual sawah. Tinggal bagaimana kita mengemasnya agar menjadi desti­ nasi wisata. Bukan hanya mengajar­ kan tamu yang datang belajar nenam padi, tapi juga membuat jamu herbal. Ia berprinsip, budaya harus dijaga. “Saya akan membuat festival, mengang­ kat makanan dan seni. Budaya tidak hanya soal seni, makanan juga ter­ masuk budaya. Saya ingin mereka tahu Tabanan juga punya kuliner yang tak kalah dengan makanan internasional. Ada laklak penebel yang terkenal. Rencana saya ada lomba fotografi dan video soal kuliner. Saya datangkan juri nasional, supaya banyak tamu yang datang. Endingnya pedagang kaki lima menjadi partnership Bumda. Saya akan membuat tempat wisata di Yeh Gangga, saya “sulap” seper­ ti Jimbaran. Saya ajarkan

masyarakat untuk happy dan sibuk dengan hal positif. Budaya itu tujuannya mempererat hubungan persatuan,” ujarnya lebih jauh. Dengan semangat ia mengatakan, ketika orang lain sibuk demo dan suka menjelekkan orang, ia lebih suka sibuk mempromosikan potensi dan budaya dan ekonomi kerakyatan. “Saya bawa

membuat saya takabur, tapi menjadi alarm untuk bisa mengevaluasi dan ber­ buat yang lebih baik, namanya kita hidup bergerak ke arah yang positif. Janganlah kita mengejar sesuatu, dan banyaklah bersyukur. Jangan berkahayal, apa yang ada di depan kita itu saja dulu jalani. Masalah akan menjadi apa itu karena kita berbuat,” ujanrya. Ia hanya berprinsip, menabung karma, berpikir positif, selalu ingat yang di atas. “Tiba-tiba saja ada ide kreatif yang harus saya lakukan. Saya ikhlas dan tulus, sembahyang dan puasa tidak pernah lepas, seperti “ketagihan” menolong umat termasuk menjadi ibu asuh anak yatim piatu. Namun, masih saja ada orang yang tak puas. “Saya membuat program mudik gratis, di­ omongin dibilang ini itu. Saya tegaskan saya ini Pancasilais. Alasan saya, sepan­ jang dia warga Tabanan saya bantu. Saya tidak mau warga Tabanan pulang mudik sampai kecelakaan, jangan dibawa ke agama apalagi soal iman. Jangan men­ dengarkan isu-isu, kembali ke diri kita, kita menjelek-jelekkan orang, apa diri kita sudah benar, mari intropeksi diri,” kata Eka Wiryastuti. Ia meminta, jangan hanya bisanya menjelek-jelekkan orang. Apa yang sudah kamu perbuat untuk orang lain. Apa yang kita buat harus berimplementasi dan bermanfaat bagi banyak orang. Ma­ kanya, pemimpin harus bisa melahirkan kebijakan yang mensejahterakan orang. Ingat pesan Bung Karno, jangan lupakan sejarah. Harusnya bersyukur Bung Karno

Eka Wiryastuti ikut menyaksikan panen raya

politik domestik ke dalam, walaupun ada satu dua yang tidak puas itu biasa, namanya orang tidak ada yang sempur­ na, tapi bagi saya itu adalah tantangan untuk terus berinovasi dan berkarya,” ujar Bupati Eka. Dalam program Gerbang Mas, ia memberikan permodalan kepada produk unggulan sector pertanian yang yang mau diangkat. Gerbang pangan, ada dana Rp 500 juta dianggarkan un­ tuk semua subak dipilih masing-masing kecamatan untuk diangkat produknya. “Dana Rp 500 juta itu keroyokan untuk semua program SKPD, baik itu lingkungan hidup, peternakan, peri­ kanan, dll. Ada Rp 5 miliar tiap tahun untuk mengangkat subak. Saya tidak mau ada satu subak saja yang terkenal, Saat ini ada 280 subak, kami harapkan semua didorong untuk mengangkat produksinya potensinya masingmasing,” jelasnya. Banyaknya penghargaan yang di­ terima Eka Wiryastuti sampai membuat Ketua umum PDI Perjuangan Megawati, terkagum-kagum. Dalam satu kesempat­ an, Megawati sempat berucap, jangan lupa dokumentasikan prestasimu, agar bisa memberi inspirasi bagi orang lain. “Penghargaan yang saya terima, tidak

sudah bisa membebaskan kita dari be­ lenggu penjajahan, kita kok hanya bisa menghancurkan. Ia melihat, sekarang ini, orang mengukur dengan cara instan, dengan cara fitnah, politik kodok, injak teman biar dia keliatan. Padahal itu sangat bertentangan Pancasila. Bagaimana pun, semua prestasi yang ia raih, kata Bupati Eka, berkat kerja super tim. Ia mengucapkan terima­kasih atas kerja sama semua jajaran birokrasi, DPRD, sekda, litbang dll, karena semua berperan dalam su­ per tim. Tidak ada superhero, yang ada superteam, tim yang kuat serta tim yang napas dan jiwanya untuk memajukan Tabanan. Walaupun ada yang bilang dirinya superwomen, tapi ia selalu ingat, berpikir psositif, pola hidup yang sehat, termasuk pola makan dan olahraga, meditasi sembahyang tak pernah putus, istilahnya bagi dia, menabung karma, ia jalani dengan ikhlas dan tulus sehingga ia bersyukur selalu dalam kondisi sehat dan hasil general check up selalu baik. Intinya, kata dia, apapun prestasi yang ia raih, semoga dapat memberi inspirasi dan motivasi kepada orang lain, tetap berbuat karena hasil pasti mengikutinya dan jangan pernah lelah berkarya untuk anak bangsa. -ast


4

Inspirasi

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Prospek Cerah Bisnis Kerajinan Kerang Simping Kerajinan kerang simping Indonesia kini tengah digemari masyarakat, juga pencinta kerajinan dari mancanegara. Salah satu yang cukup dikenal dan tengah populer adalah kerajinan kerang simping asal Cirebon. Adalah Nur Handiah dan suaminya, Jaime Taguba, seorang berkebangsaan Filipina, salah satu yang memopulerkan kerajinan ini.

M

Nur Handiah

ereka (Jaime dan istrinya) yang tadinya hanya mengekspor bahan baku kerang simping ke Filipina kemudian berubah menjadi pengekspor kerajinan kerang simping ke mancanegara. Salah satu pasar utamanya adalah negara-negara di Eropa yang ternyata sangat suka kerajinan kerang simping Indonesia. “Saya belajar menjadi pengrajin kerang simping sekaligus akhirnya menjadi pengusaha kerajinan ini dari Jaime Taguba dan istrinya,” ungkap Maskuri, pengusaha kerajinan kerang yang ditemui di sebuah pameran di Jakarta. Dalam pameran tersebut, Maskuri termasuk yang bisa tertawa lebar lantaran produknya berupa aneka kerajinan kerang, seperti helm, aksesoris rumah tangga juga beragam lampu hias, laris manis. Bahkan sampai hari terakhir pameran, masih banyak pembeli yang datang ke standnya. “Nilai total transaksi lumayan sekali,” ungkap Maskuri dengan

wajah semringah. Lelaki 50 tahun ini mengaku beruntung menemukan bisnis kerajinan kerang, karena sebelumnya keahliannya adalah kerajinan mebel. “Jadi awalnya saya adalah pengrajin sekaligus pengusaha kerajinan kayu, khususnya mebel. Jadi produk-produk (mebel) yang saya kerjakan sudah ditampung oleh perusahaan mebel,” ujarnya. Namun perjalanan bisnis kerajinan mebel ini, kata Maskuri, tidak mulus. Ada banyak masalah dan tekanan datang dari pihak perusahaan tempatnya mensuplai produk. Dia pun semakin lama semakin tak nyaman bekerja. “Sampai suatu ketika saya berjalan-jalan di pantai— kebetulan rumah saya tak jauh dari pesisir--- dan melihat begitu banyak tumpukan sampah kerang yang mengotori lingkungan. Saya kemudian terpikir, apakah bisa mengusahakan limbah kerang simping itu jadi kerajinan? Jadi waktu itu saya belum tahu mau diapakan kerang simping itu,” tutur Maskuri. Diakui Maskuri, dia sama sekali tidak tahu tentang kerang-kerangan. Tapi, ujarnya, dia punya semangat tinggi untuk mencari tahu bagaimana cara menjadikan sampah kerang menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai . Karena sudah terbiasa berkreasi dengan kayu, dibenaknya sudah muncul berbagai macam ide namun dia belum tahu cara mengolah kerang tersebut jadi bahan baku kerajinan. “Saya kesana kemari cari infor-

masi, saya cari guru untuk belajar kerajinan kerang. Sampai akhirnya saya bertemu Jaime Taguba dan istrinya. Saya belajar dari mereka bagaimana caranya membuat bahan baku kerajinan kerang. Jaime orang Filipina, dia lah pemilik perusahaan Multi Dimensi Shell Craft. Produknya bukan hanya disukai di dalam negeri tapi juga sudah diekspor ke luar negeri seperti negara-negara di Eropa dan Amerika,” papar Maskuri.

Jadi, tambahnya, tepatnya dia memulai bisnis kerajinan ini sejak 2007 atau 10 tahun lalu dengan modal hampir Rp10 juta. ‘Modalnya memang tidak terlalu banyak,” ujar Maskuri yang kini omzetnya sudah mencapai puluhan juta. Gebrakan pertama, kata Maskuri, terjadi di awal bisnis ketika ia mendapat order 1.000 pieces lebih untuk lampu hias. “Sebagai pemula, order pertama saya langsung banyak, yakni pesanan 1.000 lebih lampu hias. Entah kenapa, saya seperti dilancarkan. Setelah belajar, dan melakukan berbagai percobaan sehingga menemukan formula yang pas untuk mengolah kerang menjadi bahan baku, saya pun membuat sampel kerajinan kerang kemudian saya masukkan ke perusahaan,” tuturnya. Ternyata, sampel yang dia ajukan langsung disetujui oleh perusahaan tersebut yang kemudian mengordernya 1000 lampu hias. “Waktu itu rasanya saya senang sekali. Saya kan pemula, jadi dapat order sebanyak itu rasanya ‘bukan main’. Ini juga sekaligus makin memotivasi saya untuk terus menekuni bisnis ini,” ungkap Maskuri.

Untuk desain, lanjutnya, selain menerima permintaan desain dari customer, dia juga membuat kreasi sendiri. “Yang pasti, kalau membuat produk sesuai permintaan customer, harganya berlipat-lipat dari biasanya. Tergantung modelnya, tingkat kesulitannya. Juga pesanan minimal 10 pieces,” ujar Maskuri yang menjual lampu hiasnya dari harga Rp400 ribu hingga jutaan rupiah. Keahliannya di bidang mebel, kata Maskuri, ternyata sangat membantu sekali dalam kreativitas produk. Dia mengkombinasikan kerajinan kayu dan kerang menjadi suatu produk yang menarik. “Ide desain dari banyak sumber, bisa dari teman, atau melihat sesuatu, atau dari internet dan majalah,” katanya.

MENGUBAH MASALAH JADI KEUNTUNGAN Secara umum, kata Maskuri, selama tujuh tahun berbisnis, semuanya relatif berjalan lancar. Yang namanya bisnis, katanya, tentu saja ada banyak masalah, tinggal bagaimana cara menghandle-nya. Di sisi lain karena dirinya sangat hobi kerajinan, membuatnya selalu optimis ketika berhadapan dengan masalah. ‘Tidak ada masalah yang tidak ada solusinya. Pasti ada,” ucapnya yakin. Hanya saja, memang, salah satu yang terberat dihadapi pengusaha UKM seperti dirinya adalah jika stok barang menipis sementara pesanan yang datang berlimpah. Persoalan itu, katanya dulu kerap kali dialaminya. Dulu, tambahnya, dia belum mengerti bagaimana mengantisipasi masalah tersebut. Maklumlah dia ‘pemain’ baru di bidang ini. “Pernah satu ketika saya dapat banyak orderan, tapi kekurangan bahan baku. Saya cari ke pengepul, ternyata di pengepul juga kosong. Akhirnya saya beli bahan baku dari orang, sesama pengusaha, tapi harganya jauh lebih tinggi. Ya apa boleh buat, mau-tidak mau harus beli,

karena saya sudah terima order,” paparnya. Pengalaman berharga itu menjadi pengalaman bagi dirinya. Dari sana juga dia tahu bahwa kerang simping tidak selalu ada di pengepul. Bahwa kerang simping ada musimnya. “Memang laut luas, ya, tapi tidak selalu menghasilkan kerang simping. Jadi ada musim-musimnya,” tutur Maskuri. Dari sana juga terlintas dalam pikirannya untuk menyetok sebanyak-banyaknya kerang simping. Dengan memiliki stok yang banyak, bukan saja mengamankan bisnisnya yang bisa terus berkarya tanpa khawatir kehabisan bahan baku, juga bisa menjadi investasi alias dijual dengan harga tinggi kepada yang membutuhkan. “Jadi sejak itu saya mulai belajar untuk menyetok bahan baku. Walaupun tidak ada order banyak, tapi saya tetap membeli bahan baku banyak untuk stok. Apalagi menyetok kerang tidak khawatir kerang jadi rusak, bau, dll. Jadi punya banyak bahan baku menguntungkan karena keberadaan simping ada musimnya. Jadi selain untuk keperluan bisnis kerajinan, stok juga bisa saya ‘mainkan’ (jual) sebagaimana halnya pengepul,” ungkap Maskuri seraya menambahkan bisnis kerajinan kerang simping memiliki prospek cerah. “Buyer-buyer dari luar negeri banyak yang mencari kerajinan kerang dari Indonesia karena di negaranya banyak penggemarnya. Nah kita sebagai pengrajin, selain harus konsisten menjaga mutu, juga harus kreatif dan inovatif, di antaranya soal desain. “ “Saya yakin, bisnis kerajinan kerang Indonesia punya masa depan cerah karena peminatnya terus meningkat dari waktu ke waktu. Yang penting kita konsisten dengan mutu, juga kreasi dan inovasi. Juga, mengembangkan jaringan untuk pemasaran,” kata Maskuri. (Diana Runtu)

Mandalika

21

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Predikat WTP Keenam untuk NTB

Pemerintah Provinsi NTB kembali meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, dalam hal pengelolaan keuangan daerah tahun 2016. Predikat WTP tersebut merupakan kali keenam secara berturut-turut sejak tahun 2011. Bagi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi prestasi Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diraih Pemerintah Provinsi NTB ini harus menjadi motivasi untuk bekerja dan berikhtiar sebaik-baiknya. Predikat WPT tersebut diserahkan Anggota VI, BPK RI, Dr. H. Azhar Azis. “Semua hasil kerja kita Insya Allah akan teruji oleh sejarah dan akan bisa menjadi kebaikan tidak hanya bagi generasi sekarang tapi juga mudah-mudahan menjadi motivasi bagi generasi-generasi yang akan datang,” ungkap Gubernur NTB saat Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi NTB Penyerahan LHP BPK RI terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi NTB Tahun Anggaran 2016, di Ruang Sidang DPRD NTB, pada hari Rabu (31/05/2017).

D

idampingi Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH. M.Si, Gubernur TGB menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh perangkat daerah yang telah bekerja keras, bersungguh-sungguh untuk menyiapkan laporan keuangan dengan standar yang baik. Dengan tingkat kerumitan dan kompleksitas laporan keuangan yang berbasis akrual, jajaran pemerintah telah melakukan yang terbaik untuk menyiapkan laporan keuangan sesuai aturan yang ditetapkan. Hal ini menurut Gubernur juga tidak lepas dari ikhtiar dan ker-

jasama antara pemerintah daerah dengan anggota DPRD dan BPK RI Perwakilan Provinsi NTB. “Sering kita dengar dari guruguru kita bahwa Insya Allah hasil tidak akan menghianati proses. Ia meminta kepada semua pihak untuk bekerja lebih baik lagi. Tidak usah terpengaruh dengan apapun yang terjadi di sekitar, yaitu terkait hal-hal atau berita miring yang beredar di masyarakat,” begitu kata Majdi. Menurutnya, berita-berita tersebut tidak perlu mendapatkan respons yang berlebihan. Justru, yang perlu dilakukan adalah tetap konsisten dan fokus pada ukuran-ukurannya yang objektif

pada norma-norma yang baku. Serta pada standar-standar yang diakui sehingga semua hasil kerja tersebut, mendapatkan hasil yang terbaik. Ia lalu mengajak apapun yang terjadi termasuk yang menimpa institusi-institusi negara termasuk entitas pemerintahan daerah baik di NTB maupun di daerah-daerah lain untuk dijadikan pelajaran berharga membangun daerah. Sehingga, jangan sampai apa yang telah dikerjakan dengan sungguhsungguh menjadi hilang maknanya, menjadi runtuh kredibilitasnya di depan masyarakat karena ada praktik-praktik dari satu dua oknum yang tidak sesuai dengan

Pemerintah Provinsi NTB kembali meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, dalam hal pengelolaan keuangan daerah tahun 2016

semangat semua pihak untuk membangun pemerintahan. “Mari kita semua terusmenerus berada dalam semangat untuk memperbaiki diri. Berada dalam semangat untuk meluruskan apa-apa yang kita lakukan agar benar-benar bisa baik di dalam niat, baik di dalam pelaksanaan dan baik juga di dalam hasilnya,” katanya. Dr. H. Harry Azhar Azis menyampaikan BPK RI telah melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan pemer-

intah provinsi NTB tahun 2016. Pemeriksaan ditujukan untuk menguji kesesuaiannya terhadap standar akuntansi pemerintah, kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan efektivitas sistem pengendalian internal. “Alhamdulillah laporan hasil pemeriksaan tersebut, dapat kami serahkan kepada Ketua DPRD dan sekaligus juga kepada Gubernur NTB dengan tepat waktu,” ungkapnya. (Naniek I. Taufan)

NTB Provinsi Ketiga di Indonesia yang Peroleh Prestasi 100 Persen WTP Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi NTB tahun anggaran 2016 merupakan laporan keuangan kedua yang disusun dengan menggunakan metode basis akrual. Laporan itu meliputi 7 (tujuh) jenis yaitu, laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran, serta neraca, laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan, terangnya. Menurutnya BPK RI telah memeriksa laporan keuangan tersebut yang meliputi pendapatan dengan realisasi Rp 3,949 triliun dari anggaran Rp 3,803 triliun, realisasi belanja dan transfer Rp 3,764 triliun dari anggaran Rp 3,953 triliun, total aset bernilai Rp 11,890 triliun, serta jumlah kewajiban ditambah equitas Rp 11,890 triliun. Ia juga mengungkapkan, bahwa jumlah anggaran belanja dan transfer yang dibiayai dari pendapatan transfer sebesar Rp 2,588 triliun dan pendapatan asli daerah (PAD) senilai Rp 1,359 triliun serta lain-lain pendapatan yang sah Rp 2,120 triliun. Pendapatan daerah Tahun Anggaran 2016 mengalami peningkatan sebesar 14,54% dibanding tahun 2015, belanja dan transfer mengalami kenaikan sebesar 11,87% dibanding tahun 2015. Apabila rekomendasi ditindaklanjuti di atas 80% maka berarti pengelolaan tindak lanjut rekomendasi oleh pemerintah daerah dianggap sangat baik.

Terdapat 9,5% rekomendasi yang belum sesuai dan dalam proses tindak lanjut yaitu sebesar 7,25% dan sebanyak 38 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti yaitu 2,9% serta sebanyak 23 rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti dengan alasan yang sah. Usaha-usaha perbaikan yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah provinsi NTB atas pengelolaan keuangan Tahun Anggaran 2016 sebagian besar telah sesuai dengan action plan yang dibuat oleh Gubernur NTB, paparnya. “BPK RI juga tetap mendorong pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat untuk senantiasa melakukan upaya perbaikan secara sistemik dan konsisten sehingga kesejahteraan masyarakat NTB dapat diwujudkan,” ungkap Azhar Azis. Disampaikan oleh Azhar Aziz, semua pemerintah Kabupaten dan Kota di NTB juga turut meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK terhadap laporan keuangan pemerintah Kabupaten/Kota tahun anggaran 2016 dari BPK RI. Pemberian predikat WTP kepada 10 kabupaten kota tersebut, atas dasar penilaian terhadap sistem pengendalian internal dan laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap perundang-undangan. “Kami sampaikan apresiasi atas upaya pemerintah kabupaten dan kota, yang telah menyusun dan

NTB merupakan provinsi ketiga di Indonesia Timur bersama Provinsi Gorontalo dan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai wilayah kewenangan anggota BPK VI, yang memperoleh prestasi 100 persen WTP

menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan dan melakukan pengendalian internal yang memadai agar laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan, maupun kelalaian,” ujarnya. Menurutnya, NTB merupakan provinsi ketiga di Indonesia Timur bersama Provinsi Gorontalo dan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai wilayah kewenangan anggota BPK VI, yang memperoleh prestasi 100 persen WTP dari 11 entitas termasuk Provinsi. Ia ber-

harap pemerintah kabupaten dan kota agar segera menindaklanjuti rekomendasi dari BPK, untuk melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan perintah Undangundang selama 60 hari. Sementara itu Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH., M.Si mengajak jajaran pemerintah dan masyarakat kabupaten/kota seNTB untuk menjadikan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ini sebagai motivasi untuk terus bekerja keras memajukan pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Ia berharap Pemerintah Kabupaten dan Kota dapat meng-

gunakan Predikat WTP itu, sebagai pemacu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menekan Angka kemiskinan. Predikat WTP tidak memiliki arti apabila tingkat kemiskinan, kesenjangan dan ketimpangan di daerah ini masih tinggi,” katanya. Karenanya ia mengimbau kepada seluruh entitas di Provinsi NTB, untuk segera menindaklanjuti rekomendasi BPK sampai batas waktu yang telah ditentukan oleh Undang-undang, agar tidak berdampak kepada persoalan hukum di kemudian hari. (Naniek I. Taufan)


20

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Organisasi Perempuan NTB

Nine

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Duta Endek Kota Denpasar

Gelar Lomba Fashion Show, Lomba Kewirausahaan, Lomba Photography, dan Lomba Mewarnai

Gelar Tadarus Al-Quran

Seperti tahun-tahun sebelumnya, organisasi perempuan di Nusa Tenggara Barat, kembali melaksanakan kegiatan Tadarus Al-Quran di Pendopo Gubernur NTB untuk mengisi Bulan Ramadhan tahun 2017. Kegiatan yang digelar para ibu ini konsisten dilaksanakan selama 20 tahun tiap kali bulan puasa tiba.

M

ajelis Tadarus Al-Qur’an bulan Ramadhan ini secara rutin digelar TP PKK Provinsi NTB, BKOW Provinsi NTB dan Dharma Wanita Provinsi NTB. Majelis ini didadir Ketua TP PKK Prov NTB. Hj Erica Zainul Majdi, Ketua BKOW dan Dharma Wanita Provinsi NTB, Hj. Syamsiah M Amin dan Hj. Iswanti Komalarimbun Rosyadi, serta ratusan pengurus serta anggota organisasi wanita dan Majelis Ta’lim se-kota Mataram. Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi membuka kegiatan Tadarus Alquran Bulan Ramadhan 1438 H ini beberapa waktu lalu. Dalam ceramah singkat Gubernur yang juga ulama tersebut, menyampaikan kata-kata Rasulullah Muhammad SAW, bahwa amal yang terbaik adalah amal yang terus dilaksanakan, walaupun sedikit dan di situlah kunci dari keberkahannya. Artinya bahwa suatu amalan

akan berkah jika terus-menerus dilakukan, walaupun tidak dalam jumlah yang banyak dan besar. “Semoga menjadi penanda bahwa majelis ini berkah dan diridhoi oleh Allah SWT, Majdi saat membuka kegiatan Tadarus Alquran ini beberapa waktu lalu. Ia juga mengajak untuk senantiasa mempedomani Al-Qur’an. Terkait bulan suci ini, Al-Qur’an membahasakan skala prioritas pertama di bulan Ramadhan adalah puasa, dan yang kedua adalah membaca Al-Qur’an. Jadi jika seorang muslim telah menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan, maka kemudian hendaklah ia membaca Al- Qur’an. Sedikitnya 300 orang perempuan menghadiri majelis tadarus ini. Dalam ceramah singkatnya Majdi juga menyampaikan betapa istimewanya posisi dan kedudukan perempuan menurut Al-Qur’an. “Al-Quran meletakkan perempuan pada posisi dan

kedudukan yang sangat mulia karena pentingnya peran perempuan dalam kehidupan di dunia ini. Maka, jadikan keyakinan itu sebagai pegangan ketika berhadapan dengan Al-Qur’an. Ini kitab yang memberi keistimewaan kepada saya (perempuan), jadi saya (perempuan) harus berpedoman padanya,” ujarnya. Selain membaca ayat-ayat sucinya, Majdi juga mengingatkan agar melengkapi bacaan Al -Quran itu dengan men-tadabburnya (merenungkannya). “ Allah SWT menjelaskan bahwa Dia telah menurunkan Al-Quran kepada Rasulullah SAW dan pengikut-pengikutnya. AlQuran itu adalah kitab yang sempurna yang mengandung bimbingan yang sangat bermanfaat kepada umat manusia. Bimbingan itu menuntun agar hidup sejahtera di dunia dan berbahagia di akhirat. Dengan merenungkan isinya, manusia akan menemukan cara-cara

“Endek Lovers Duta Endek Kota Denpasar 2017”, adalah salah satu kegiatan dari program kerja Pengurus Duta Endek Kota Denpasar Periode 2016 - 2017. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan visi dan misinya, memperkenalkan dan mempromosikan kain tradisional endek dengan berbagai bentuk kreativitas melalui perlombaan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kecintaan dan kebanggaan kalangan remaja terhadap warisan leluhur sehingga kelestariannya tetap terjaga. Dengan dukungan Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar serta Dekranasda Kota Denpasar maka Duta Endek Kota Denpasar menggelar “Endek Lovers Duta Endek Kota Denpasar 2017” dengan mengusung tema “Endek is True Quality” Menurut Ketua Panitia Endek Lover Duta Endek 2017, I Gede Agung Wirakrama didampingi sekretaris I Gusti Ayu Evita Trisnarini , dengan acara ini, mereka berharap dapat meningkatkan kreativitas anak-anak dan remaja melalui kain endek sebagai warisan budaya, menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan remaja, memupuk rasa cinta dan bangga anak muda terhadap kain tradisional endek, menjaga eksistensi dan kelestarian kain endek, meningkatkan solidaritas dan kemampuan cooperation in team di antara keluarga besar Duta Endek Kota Denpasar, sterus mempromosikan dan memperkenalkan warisan budaya kebanggan Kota Denpasar yakni Kain Endek kepada masyarakat luas, “Endek Kita Punya, Kita Pakai dan Kita Bangga” Dikatakan oleh Wirakrama untuk tahun ini perlombaan terdiri dari Lomba Fashion Endek, Lomba Kewirausahaan, Lomba Mewarnai dan Lomba Fotografi. Keempat lomba melibatkan peserta tingkat SD, SMP, SMA/SMK dan kalangan umum (universitas dan sekolah tinggi) se-Kota Denpasar. Di samping itu, dilokasi perlombaan juga dibuka stan wirausaha hasil kreativitas dari Duta Endek Kota Denpasar.

Lomba Fashion Show

mengatur kemaslahatan hidup di dunia. Sungguh banyak keutamaan surat-surat dalam Al-Qur’an, yang di dalamnya ada kebaikan untuk dunia dan akhirat,” ujarnya. Menurut Majdi, khusus dalam hal tadarus seperti ini, ia menyampaikan, bahwa tadarus perempuan seperti yang dilakukan di Indonesia, tidak dilaksanakan di semua tempat. Di negara Arab misalnya, tadarus hanya dilakukan kaum laki- laki dan waktu pelaksanaannya setelah tarawih. Tadarus kaum perempuan di Indonesia, ungkapnya merupakan hal istimewa yang dipelopori muslimat Indonesia, yang diwariskan secara turun-temurun, dengan tujuan memperkokoh jalinan silaturahim dan spiritualitas.

Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi pada kesempatan itu mengajak dan membuka kesempatan bagi sebanyak-banyaknya muslimat untuk beramairamai bertadarus. “Silahkan, bagi organisasi perempuan dan majelis ta’lim, agar mengajak seluruh anggotanya untuk bersama- sama bertadarus disini,” katanya. Kegiatan Tadarus Al-Quran di bulan Ramadhan 1438 H berlangsung selama sepuluh hari. Di awali pagi hari, majelis dipandu Hj. Suhartini yang merupakan Qoriah Kota Mataram untuk membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, yang dilanjutkan Kultum (kuliah tujuh menit) kemudian diakhiri dengan Sholat Dzuhur berjamaah. (Naniek I. Taufan)

5

- Kategori A (Kelas 3-6 SD): Menggunakan seragam endek ke sekolah. Atasan endek dan bawahan menyesuaikan seragam sekolah. - Kategori B (SMP) : Menggunakan busana endek casual dengan modifikasi 70% endek dan 30% polosan. - Kategori C (SMA) : Menggunakan endek formal, baju pesta, atau evening gown modifikasi - Kategori D (umum 18th – 25th) : Menggunakan busana endek untuk ke kantor (blazer/kemeja) Persyaratan Lomba Fashion Show Pendaftaran dilakukan tanggal 8 Mei – 2 Juni di Disperindag Kota Denpasar, lantai 3 Graha Sewaka Dharma, Lumintang Biaya pendaftaran : Kategori A dan B : Rp. 75.000 Kategori C dan D : Rp. 100.000

Technical meeting diadakan tanggal 3 Juni di Aula Gedung Graha Sewaka Dharma, Lumintang Hadiah Pemenang Tiap Kategori Juara 1 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 2 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 3 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Harapan 1,2,3 : Piagam Penghargaan Juara Favorit : Piagam Penghargaan

Lomba Kewirausahaan (Endekpreneur Challenge)

Tema Endekpreneur Challenge 2017 adalah “Imagine Endekpreneurs”

Persyaratan Endekpreneur - Pesertanya adalah siswa/siswi SMA/SMK di Bali (dibuktikan dengan foto copy Kartu Pelajar yang diserahkan saat pengumpulan proposal bisnis) - Peserta dapat perseorangan atau berkelompok dengan jumlah maksimal 2 orang - Peserta yang telah terdaftar didalam tim tidak dapat digantikan mulai dari tahap seleksi Proposal Bisnis hingga tahap akhir presentasi - Penilaian dibagi atas 2 tahap yaitu tahap seleksi Proposal Bisnis Inovasi produk endek dan Final presentasi - Seluruh Proposal Bisnis Inovasi produk endek yang diterima panitia akan diseleksi dan dipilih 6 tim terbaik untuk menjadi Finalis dan akan mempresentasikan karyanya dihadapan dewan juri di final. - Apabila peserta terbukti melanggar salah satu ketentuan akan didiskualifikasi - Pendaftaran tidak dipungut biaya (free)

Mekanisme Endekpreneur Challenge 2017 Seleksi Tahap 1 (Proposal Bisnis Endek) 8 Mei – 7 Juni 2017 - Peserta mengunduh formulir pendaftaran dan Panduan Endekpreneur Challenge 2017 di akun instagram Duta Endek Denpasar @Dutaendekdps setelah melengkapi formulir pendaftaran kemudian dikirim melalui email ke dutaendekdps@gmail.com - Isi dari Proposal Bisnis yang dikirimkan berhubungan dengan Tema “Imagine Endekpreneurs”. Batas pengumpulan Proposal Bisnis Inovasi Endek dimulai 8 Mei 2017 hingga 1 Juni 2017 Proposal bisnis setidaknya mencakup : Cover; Kata Pengantar ; Daftar Isi , Ringkasan Eksekutif ; Deskripsi Bisnis ; Analisis Produk; Analisis Pasar; Analisis Keuangan; Penutup - Diketik pada kertas A4 dengan margin : kiri 4 cm, dan 3 cm untuk kanan,atas serta bawah. - Semua font tulisan yang digunakan adalah Times New Roman 12

- Pengumuman seleksi Proposal Bisnis akan diumumkan pada tanggal 12 Juni 2017 - Technical Meeting akan dilaksanakan pada Awal Juni untuk info bisa dilhat pada instagram duta endek kota Denpasar @dutaendekdps

Seleksi Tahap 2 (Presentasi) 17 Juni 2017 - Peserta yang berhak masuk dalam tahap presentasi adalah 6 peserta terbaik yang telah dinyatakan lolos dalam seleksi tahap 1 (Proposal Bisnis inovasi produk endek) - Peserta mempresentasikan karyanya menggunakan media Powerpoint yang dapat dikumpulkan kepada panitia (Bisa menghubungi CP yang tertera) - Power point yang ditampilkan sudah menjelaskan keseluruhan isi Artikel - Waktu yang diberikan untuk sebanyak 10 menit yang terdiri dari 5 menit waktu presentasi dan 5 menit waktu pertanyaan - Slide power point dibuat bebas dan sekreatif masing – masing peserta Hadiah Pemenang Juara 1 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 2 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 3 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara Harapan 1,2,3 : Uang Tunai , Piagam Penghargaan Juara Favorit : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang

Jadwal Endekpreneur Challenge 2017 1. Pendaftaran & Pengiriman Proposal : 8 Mei – 1 Juni 2017 2. Seleksi Tahap 2 yang masuk ke 6 besar (Presentasi) : 17 Juni 2017

Lomba Mewarnai

Tema Lomba Mewarnai “Endek Is a True Quality”

Persyaratan Lomba Mewarnai - Kategori lomba mewarnai terdiri dari 2 kategori yaitu TK dan SD kelas 1,2,3. - Peserta merupakan siswa/siswi TK dan SD kelas 1,2,3 di Kota Denpasar. - Peserta dapat mendaftar di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Denpasar, Graha Sewaka Dharma, Jalan Majapahit No.1 Lumintang, Denpasar. - Peserta juga dapat mendaftar melalui contact person yang tertera. - Pendaftaran lomba mewarnai gratis dengan batas kuota 100 orang pendaftar.

Jadwal Lomba Mewarnai Lomba mewarnai dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2017 di Aula Graha Sewaka Dharma Lantai 3. Hadiah Pemenang Juara 1 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 2 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 3 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang

Lomba Photography

Tema Lomba Photography “Who Use Endek”

Persyaratan Lomba Photography - Lomba fotografi terdiri dari 2 kategori yaitu siswa SMA/SMK dan umum. - Untuk siswa/siswa SMA/SMK yang dibuktikan dengan pengumpulan kartu pelajar. - Untuk kategori umum tidak perlu melampirkan kartu identitas. - Pendaftaran dilakukan secara online dengan mengirim berkas ke dutaendekdps@gmail.com - Peserta yang telah terdaftar tidak dapat digantikan dengan orang lain hingga akhir seleksi. - Peserta SMA/SMK dan Umum mengumpulkan foto dan artikel yang menceritakan garis besar apa yang akan disampaikan oleh foto tersebut. - Foto yang telah dilombakan akan menjadi hak milik Duta Endek Kota Denpasar - Pendaftaran tidak dipungut biaya (free) Jadwal Lomba Photography Pendaftaran dapat dilakukan pada 8 Mei – 10 Juni 2017 di Disperindag Kota Denpasar lantai 3 Graha Sewaka Dharma, Lumintang.

Waktu dan Tempat Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Graha Sewaka Dharma Lantai 3, di Jalan Majapahit No.1 Lumintang, Denpasar. Kegiatan ini dimulai dari hari Sabtu, 17 s.d. 18 Juni 2017. Kegiatan ini dimulai dari pukul 09.00 – selesai Hadiah Pemenang Juara 1 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 2 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 3 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara Favorit : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang

DUTA ENDEK KOTA DENPASAR SEKRETARIAT GRAHA SEWAKA DHARMA Lantai III Jl. Majapahit No. 1 Lumintang, Denpasar Telepon (0361) 8495711 Fax (0361) 8495712


6

Made Sri nampak kebingungan ketika Tokoh bertandang ke rumahnya, namun ketika dijelaskan maksud kedatangan, ia nampak begitu ramah dan hangat menerima Tokoh sebagai tamu. Untuk mene­mukan rumahnya, kita harus masuk ke jalan yang diapit setra Desa Patemon, Seririt.

T

Woman on Top

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

idak jauh setelah melewati Pura Dalem desa setempat, jika menemukan rumah pertama itulah kediaman Made Sri. Sore itu, pintu pagar rumahnya sudah ditutup, pertanda pasien yang ingin berobat harus kembali esok pagi. Made Sri setiap harinya membantu suami melayani pasien yang mengalami berbagai masalah dengan tulang seperti patah tulang, tulang lepas, maupun keseleo. Maklum, suami merupakan Balian yang cukup tenar

Jro Dalang Made Sri

Jaga Pakem Pewayangan dibidang penyembuhan tulang. Berbeda dengan sang suami, Made Sri sendiri memiliki profesi yang begitu unik. Jika pada umumnya profesi dalang dilakoni oleh kaum pria, maka tidak berlaku bagi perempuan yang akrab di sapa Jro Dalang Made Sri ini. Lahir di Patemon yang banyak melahirkan seniman-seniman utamanya dalang membuat Jro Dalang nampak begitu istimewa. Pasalnya, dari sekian banyak dalang, dialah dalang istri satu-satunya. Dibalik ketenarannya, ada kisah magis yang sulit diterima nalar namun begitu adanya. Sebelum menjadi seorang dalang, Made Sri yang sehari-hari menjadi petani bahkan ogah menonton wayang apalagi menjadi dalang. “Saya ga pernah kepikiran apalagi saya ini belog mending jadi petani aja,” ujarnya dengan polos. Berawal dari sekeluarga mengalami sakit yang tidak wajar selama bertahuntahun, hingga akhirnya sang suami memohon petunjuk kepada Ida sesuhunan. “Suami ngiring Dewa Bagus Manik Dalang, karena sudah menyatakan kesediaan untuk ngayah maka suami juga harus ngayah menjadi dalang. Tapi karena tidak bisa akhirnya, tiang seba-

gai istri-lah yang ditunjukkan untuk ngayah,” tuturnya kala itu. Setelah diberi air suci basuan Dewa Bagus Manik Dalang, dirinya mengaku menjadi “gila”. Setiap hari ia selalu ngoceh tentang cerita pewayangan, padahal sama sekali ia tidak tahu dan tidak pernah belajar mengenai pewayangan. “Akhirnya saya mawinten dan mulai ikhlas menjadi pengayah,” ungkapnya. Lima tahun terakhir ini ia telah beberapa kali pentas terutama di sekitar Desa Patemon dan Buleleng. Perempuan kelahiran 7 Juli 1968 ini mengaku ketika muput acara dalam upacara keahlian sebagai dalang muncul begitu saja bahkan ia mengaku setengah sadar ketika melakoni profesi itu. “Sudah ga ada rasa malu lagi padahal ditonton banyak orang,” imbuhnya. Uniknya lagi, karakter pewayangan yang kebanyakan lakilaki dapat ditirukan sangat apik dari segi suara. Bahkan dalam pementasan

dirinya selalu menggunakan pakem pewayangan salah satunya menggunakan bahasa Kawi. “Tujuannya untuk

Jro Dalang Made Sri

mengingat bahasa pewayangan yaitu bahasa Kawi agar mendarah daging,” ungkapnya. Akan tetapi, beberapa tahun belakang­an dirinya juga telah mencoba menyelipkan humor segar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di masyarakat. Humor yang diselipkan bisa berupa situasi politik, hukum, dan sosial. “Ya selain jalan cerita pewayangan saya juga sedang belajar menyelipkan humor tentang keadaan di masyarakat, ya tentunya dengan jalan membaca,” ung­kapnya. Menjadi seorang dalang istri, bukan berarti tidak ada tantangan. Sikap cekatan seorang dalang harus mampu dikuasai olehnya ketika menyiapkan berbagai karak­ter dengan memadukan cerita dan juga suara dari masing-masing karakter. Selain itu, kare­na terbilang unik, tidak jarang ketika pentas, Jro Dalang menjadi bulan-bulanan penonton. “Mere­ka malah nonton saya, ketimbang menikmati cerita wayangnya,” pungkasnya penuh tawa. (Wiwin Meliana).

“THR” Salam Senyum.. Kalau boleh dibilang, “THR” adalah sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu ketika menjelang perayaan hari raya keagamaan hampir tiba... THR kalau dipanjangkan menjadi Tunjangan Hari Raya. Dalan tulisan saya ini, saya akan menceritakan yang baru saja saya alami tentang “THR” tetapi dengan versi THR yang berbeda. Sebagai wanita yang selalu ingin tampil menarik (bukan cantik ya..), salah satunya didukung oleh pemakaian make up. Sudah lebih dari 15 tahun saya berlangganan alat-alat make up yang selalu saya beli di tempat itu. Tentu selain karena cocok dengan kulit saya yang cenderung sensitif, juga karena rangkaian perawatan dan hasil dari make up yang dipakai terlihat alami. Sehari sebelum saya menulis tulisan ini, saya datang ke counter alat make up yang ada di mall seputaran Denpasar. Seperti biasa, sambutan penjaga counter sangat antusias, ramah dan tentu dengan penampilan yang menarik untuk dilihat. Setelah saya memilih beberapa jenis produk untuk dibeli, si penjaga counter bilang seper­t i ini, “Ibu,... kami punya program yang akan diluncurkan minggu depan. Sayang kalau Ibu beli sekarang. Program kami itu akan memberikan discount (potongan harga) berupa voucher belanja (disebutkan jumlahnya) dan langsung mendapat gift (hadiah) berupa 1 set

perawatan make up ukuran kecil. (istilah­ nya ukuran traveling).”... Dan. pelayan itu pun menerangkan program tersebut dengan lengkap. Waaaahh... luar biasa layanannya. Saya sebagai pelanggan merasa sangat diuntungkan. Dengan hanya membutuhkan kesabaran menunggu beberapa hari, saya sudah mendapatkan beberapa hal yang saya anggap sangat memberi efek secara ekonomis. Ternyata bukan hanya itu saja, ketika saya bilang ada satu jenis produk yang harus saya beli saat itu juga (karena memang benar-benar habis), dengan ramah dia memberikan kepada saya untuk dibawa pulang produk jenis itu tanpa harus membayar. Pembayarannya akan dihitung saat program ini berlangsung, agar bisa mengikuti program yang akan dilaksanakan. Hmmmmm... Ini layanan yang sangat melebihi ekspektasi saya. Begitu “percaya” kepada pelanggan yang sudah loyal. Karena tanpa menyerahkan uang satu rupiahpun saya diperkenankan membawa pulang satu jenis produk yang tidak ada lagi stok nya di rumah. Begitu percayanya penjaga counter itu kepada saya. Tentu ini berdampak juga kepada saya yang tidak akan pindah ke lain hati. (tetap akan memakai produk itu dan membeli di tempat yang sama). Pembaca setia Dhani’s Art in Service, kepercayaan pelaku layanan terhadap pelanggannya adalah merupakan salah satu kunci dari kesetiaan pelanggan. dan

saya sebut di sini ‘Trust’. Trust adalah hal yang harus dibangun dalam layanan. Karena apa... ? Dengan kepercayaan yang tinggi kepada pelanggan maka hubungan yang dibangun terhadap pelanggan akan menjadi lebih erat, lebih bersahabat, lebih memiliki kedekatan secara emosional. Saya sebut di sini dengan ‘Human Relations’. Kembali pada judul, ‘THR”... adalah bagaimana memberikan kepercayaan kepada pelanggan yang akan berdampak pada sebuah keeratan hubungan yang baik dan tentu menjadikan mereka pelangganpelanggan yang loyal terhadap perusahaan kita. Jadi ‘Trust’ can make a great ‘Human Relation’. Banyak contoh layanan yang tidak percaya kepada pelanggannya akan berdampak buruk terhadap hubungan yang dibangun. Hal-hal kecil saja, seperti ketika kita sudah menjadi nasabah loyal di sebuah bank, dan ada transaksi yang membutuhkan menunjukan identitas asli, tapi hanya bawa copyannya saja, karena yang asli ketinggalan di rumah, transaksi itu ditolak. Padahal kita sudah kenal baik dengan petugas bank dan sudah menjadi nasabah setia selama bertahun-tahun. Atau, ketika kita mengembalikan sebuah blender ke sebuah toko elektronik, karena baru dipakai sekali sudah rusak. Tapi pelayan toko malah menuduh kita alias tidak percaya kepada kita dengan mengatakan cara memakai blender itu yang salah, dan harus membawa nota asli dan lain sebagainya untuk minta penggantian service yang akan dilakukan. Bayangkan ketika hal itu menimpa kita sebagai pelanggan, tentu hubungan kita dengan pelaku layanan itu

akan menjadi kurang baik, dan tentu ini berdampak pada hubung­an kita terhadap perusahaanya juga. Trust dalam artian lain juga menjaga kepercayaaan pelanggan dari sisi pelaku layanan. Bagaimana kita sebagai pelaku layanan sangat dipercaya oleh pelanggannya. Bagaimana caranya? Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara. Yang pertama selalu ‘Menjaga Kualitas’ produk kita. Menjaga kualitas itu perlu konsisten. Jadi hari ini dan hari selanjutnya mempunyai hal yang sama yang dirasakan oleh pelanggan. Jangan hanya bagus sekali saja, dan selanjutnya malah dengan kondisi produk yang menurun. Yang kedua adalah ‘Kejujuran’. Semua orang tidak suka dibohongi. Kejujuran dari seorang pelaku layanan akan menghasilkan kepercayaan kepada pelanggan. Soooo... mari kita selalu menjaga ‘THR”. T= Trust & HR = Human Relations. Dengan menjaga kepercayaan pelanggan maka hubungan dengan pelanggan akan tetap terjaga dengan baik. Materi ini terdapat dalam pelatihan yang saya beri judul “Serve With Love”. Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana “Serve With Love” di perusaha­ an/instansi Bapak/Ibu? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training ) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak/Ibu perlukan. Salam3SP. Salam Senyum Sang Penyihir . Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Tangannya seperti malaikat, menjadi jembatan bagi orang kecil untuk bisa merasakan fasilitas kesehatan serta pengobatan yang layak. Ia juga aktif dalam Blood For Life (BFL) Indonesia. Ia adalah Hamida Soetadji.

H

atinya tergugah untuk mengemban misi kemanusiaan. Termasuk peran utama sebagai “penyelamat” bocah kecil pengidap penyakit TBC Tulang, yang langka itu. Ia telah membantu memberi pemahaman tentang betapa pentingnya asuransi kesehatan untuk masyarakat pinggiran. “Iuran BPJS saya sudah dua tahun belum bayar, sementara saya harus memeriksakan anak saya,” begitulah awal cerita pertemuan Hamida dengan Anam, ayah Krisna, penderita penyakit langka tersebut. Anam hanyalah seorang penjaga warung biasa. Dari penghasilan sehari-hari, ia mengaku kesulitan membiayai pengobatan Krisna. Di keluarga Anam, hanya Dian, sang istri yang menjadi peserta BPJS. Saat itu Dian, melahirkan anak keempat. Setelah dua tahun lamanya iuran tak penah dibayar karena penghasilan Anam, tak cukup lagi. Boro-boro membayar iuran BPJS, mencukupi kebutuhan sehari-hari rasanya sudah mati kutu. Pertemuan Hamida Soe­tadji,

19

Hamida Soetadji Biasa Dampingi Orang Sakit dengan Anam, saat itu tanpa sengaja. Banyak cerita beredar, anak Anam, menderita sakit yang cukup serius. Karena terbiasa mendampingi orang sakit, naluri wanita inipun tergerak untuk membantu. Hamida, sering mencari informasi, menanyakan sakit apa hingga kenapa tak segera pergi berobat. Sementara, lambat laun sakit Krisna, semakin parah. “Saya hanya mendengar Krisna, mengalami gizi buruk. Tak percaya begitu saja, dua hari kemudian saya bertemu dengan Krisna. Badan dan usianya tak seimbang,” ujar Mimit, panggilan akrab Hamida Soetadji. Usia dua tahun dengan berat badan delapan kilogram sungguh tak ideal. Jalannya-pun sempoyongan, jika berjalan kepalanya selalu tengadah. Rupanya selain mengalami gizi buruk, tubuh Krisna, sangat lemah. Nafasnya tersengal-sengal jika berjalan agak jauh. Imun tubuh Krisna, kecil rapuh dan mudah terkontaminasi penyakit lainnya. Tak mudah memaksa Anam, untuk mengantarkan anaknya berobat, selain tak punya biaya, Anam, masih trauma dengan putra ketiganya yang meninggal di usia 6 bulan beberapa tahun lalu. “Saat itu ada yang bersedia menolong biaya pengobatan anak saya,” cerita Anam, mengenang. Tanpa pikir panjang, Anam pun membawa almarhum kakak

Krisna, ke rumah sakit. Segala macam tes laboratorium dia lakukan hingga rawat inap. Sampai Pada akhirnya Anam harus membayar Rp 30 juta biaya pengobatan anaknya. Kabar bantuan pengobatan tak kunjung datang. Karena sudah terlanjur basah, Anam, nekat berhutang. Kondisi yang serba kekurangan, semakin mengenaskan karena harus segera melunasi pinjaman. Anam, sangat trauma. “Tak heran saat saya menawarkan bantuan begitu sulit dan perlu pertimbangan,” cerita Mimit. Dua minggu lamanya, Mimit menunggu jawaban Anam, untuk meyakinkan, bahwa ia dan teman-teman bersedia membantu pengobatan Krisna. Di luar sepengetahuannya, banyak teman yang cerita kepada Anam, kalau Mimit, sudah terbiasa mendampingi orang sakit. “Tak hanya mendampingi membantu mencarikan dana bagi yang membutuhkan,” ucap Anam, sembari mengenang awal pergulatan batinnya. Di hari ke-15, Mimit, kembali bertemu dengan Anam. Saat itu Anam, menyatakan bersedia dibantu. Mulai dari menyelesaikan tunggakan BPJS Dian. “Kami pun mulai membayar tunggakan sesuai dengan kelas. Setelah terbayar tahap selanjutnya mengurus BPJS Anam dan ketiga anaknya,” urai Mimit. Setelah menunggu masa aktif berlakunya BPJS, mulailah Krisna, dirawat

secara bertahap. Pelunasan dan pengurusan BPJS untuk Anam, sekeluarga tak hanya diselesaikan Mimit, sendiri. Melainkan banyak teman yang membantu. Salah satunya teman musisi band yang cukup terkenal di Surabaya. Berbekal “mengamen” dari kafe ke kafe, terkumpul dana lumayan untuk pelunasan maupun biaya peng­ obatan. Proses pengobatan pertama dilalui mulai dari puskesmas, hingga dirujuk ke rumah sakit kelas B. Sebelum dirujuk, Krisna, mengalami luka lebar di tengkuk. Awalnya hanya berbintik, namun semakin hari luka itu semakin membuka dan lengket di kulit hingga luka dalam. Tak seorang pun tega melihat penderitaan anak itu. Krisna cuma bisa menangis tanpa tahu apa yang ia keluhkan telah merenggut keceriaan masa kecilnya. “Tengah malam, kami pun membawa Krisna, ke instalasi gawat darurat/IGD Rumah Sakit Unair (RSUA) untuk segera ditangani,” kisahnya. Benar saja, perawat dan dokter jaga segera melakukan observasi luka Krisna. Setengah jam lamanya, bocah malang itu diperiksa dan kemudian dibuatkan resep. Tiga hari kemudian, luka Krisna, mengering. Satu minggu berlalu. Krisna kembali melanjutkan pengobatan. Gizi buruknya mulai dipantau

Hamida Soetadji

hingga akhirnya tim medis mene­ mukan penyakit lain di tubuh Krisna. Karena gizi buruk, badan Krisna, rentan sekali dengan penyakit lain. Imunnya sudah tak mampu lagi menahan virus maupun bakteri yang menghampiri tubuhnya. Hasil dari tim medis cukup mengagetkan. Krisna divonis TBC Tulang. Menggunakan sistem gotong royong seperti asuransi swasta lainnya pasti sangat membantu keluarga sederhana yang serba kekurangan. Tak perlu memikirkan biaya tes darah maupun tes kesehatan lain. “Yang sehat membantu yang sakit. Jika tak ada sistem gotong royong, beban biaya tentu saja tak dapat terbayarkan. Namun, paling tidak, masyarakat tak perlu membayar seratus persen,” pungkas wanita tomboy sambil tersenyum ramah. (Lely Yuana)

Maya Puspita Kresnawati

Percaya Diri dan Fleksibel Mungil, cantik, gesit. Itulah dan PR, ia pun sempat mencisosok Maya Puspita Kresnawati. cipi peran sebagai HRD selama Perempuan kelahiran Gresik dua tahun. yang berkarier di dunia perPerempuan yang alergi mahotelan ini, tidak serta-merta kan seafood tersebut akhirnya merasakan posisi nyaman sebadidapuk menjadi Marcomm gai Marketing Communication mulai Desember 2016 hingga (Marcomm) andal sebuah hotel sekarang. Meski tak berlabintang empat di Surabaya. Setar pendidikan perhotelan, si mua proses yang ia alami begitu bungsu ini mampu berkarier di ia nikmati. Maya ternyata tidak hotel. “Saya tidak punya penmemiliki basic pendidikan dunia galaman perhotelan, tetapi saya perhotelan. ingin sekali bekerja di hotel. Mengawali karier di salah Saya dulu sering dan pantang satu perusahaan asuransi termenyerah untuk melamar nama sebagai sales selama satu pekerjaan di hotel-hotel,”ujar Maya Puspita Kresnawati tahun, membuatnya tertantang perempuan lulusan Universitas untuk mencoba hal baru. Kemudian ia berani 17 Agustus jurusan Sastra Inggris ini. mengambil langkah sebagai admin di salah satu Ia menuturkan suka bertemu dan mengenal perusahaan konstruksi selama tiga tahun. Tidak orang baru. “Tidak melulu di kantor menghadap puas di situ, Maya mencoba kemampuannya di komputer terus,” ujar penyuka yogurt terseMeritus Hotel sebagai sekretaris selama delapan but. Awal terjun di dunia perhotelan membuat bulan. Dari situlah, awal karier dunia perhotelanMaya kurang mengenal potensi yang ia miliki. nya ia jajaki. Namun semua berkat dorongan Adi Sugito seTak berselang lama pada 2014 silam, peremlaku General Manager Mercure Grand Mirama, puan 32 tahun yang hobi main game ini pindah membuatnya mengenal potensi diri. ke Mercure Grand Mirama Hotel sebagai sekre“Intinya sih kalau kerja di hotel harus pertaris selama satu tahun. Karena kepiawaian serta caya diri, mau tahu tentang situasi, fleksibel pengalaman, Maya juga memperoleh tanggung dengan waktu,” tutup perempuan yang masih jawab sebagai Public Relation. Dari Sekretaris melajang ini. (Meta Vabiola)

Hiburan Rakyat HUT Bali TV Rangkaian HUT ke-15 Bali TV dimeriahkan dengan hiburan rakyat di panggung terbuka Ardha Chandra, Taman Budaya, Rabu (31/5) malam. Ribuan masyarakat hadir dan menyaksikan acara yang juga disiarkan langsung Bali TV ini. Acara juga disaksikan Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama, Ketua WHDI Bali Ny. Bintang Puspayoga, serta undangan lainnya. Seniman yang tampil dalam hiburan rakyat “Penuh Warna” ini antara lain Masekepung, Seka Gong Wanita Dewi Laksmi, Rocky N, Trisna STE, Dek Ulik, Ayu Saraswati, Galuh Bilen, Bayu KW, Widi Widiana, Yong Sagita, Motifora, dan Navicula. Penonton juga dihibur dengan lawakan yang dibawakan Gedebong Goyang serta Rare Kual.


18

Life Story

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

“Buleleng Education Expo 2017”

Tingkatkan Libatkan Ribuan Siswa dan Guru Pelayanan dengan One Hour Service Buleleng senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai strategi. Salah satunya dengan menggelar ajang tahunan “Buleleng Education Expo” (BEE) tahun 2017. Kegiatan yang sudah memasuki tahun kedua ini resmi dibuka Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST di Gedung Kesenian Gde Manik bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila, Kamis (1/6).

B

EE tahun 2017 akan dipusatkan di Gedung Kesenian Gde Manik. Memang ada dua tempat nantinya terkait kegiatan BEE tahun ini. Di Gedung Kesenian Gde diadakan expo ataupun pameran dan di Taman Kota Singaraja pada saat kegiatan Buleleng Recycle Carnaval (BRC). Kegiatan BEE tahun ini akan diadakan dari tanggal 1 Juni sampai dengan 5 Juni 2017 Ditemui usai membuka BEE tahun 2017, Bupati Agus Suradnyana mengungkapkan BEE ini merupakan wahana untuk menunjukkan sesuatu yang inovatif dan kreatif yang dilakukan di sekolahnya. Melalui BEE ini juga diupayakan untuk pemerataan edukasi di seluruh jenjang di Kabupaten Buleleng. “BEE ini sangat bagus. Ajang ini juga bisa dijadikan promosi sekolah-sekolah mengenai apa hal inovatif dan kreatif yang sudah dilakukan di sekolahnya,” ungkapnya. Mengenai perbedaan BEE tahun 2017 dengan BEE tahun 2016, Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini mengatakan yang terpenting adalah progress ataupun kemajuan dari suatu kegiatan. Bukan hanya BEE, kegiatan lainnya juga di Kabupaten Buleleng mengalami kemajuan setiap tahunnya. Dirinya mencontohkan Buleleng Festival. Saat ini, Buleleng Festival meraih delapan nominasi penghargaan di Jakarta. “Yang terpenting progress. Harus ada kemajuan setiap tahunnya dalam even-even yang diselenggarakan,” ujar Agus Suradnyana. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd menjelaskan penekanan dalam BEE kali ini adalah ekplorasi dan

Bupati Buleleng (tengah) saat menghadiri pembukaan BEE 2017

informasi kepada masyarakat tentang eksistensi serta perkembangan dunia pendidikan di Buleleng. Ajang ini juga sebagai ruang untuk para siswa di sekolah untuk berkompetisi secara sehat. Paling tidak, kalau siswa memasuki jenjang yang lebih tinggi, mereka sudah siap. “Dengan momen seperti BEE ini, tentu penontonnya lebih banyak. Tes mentalnya juga lebih besar ketimbang menyelenggarakan kompetisi-kompetisi yang dinikmati oleh peserta lomba saja,” jelasnya. Dirinya menambahkan, penanaman nilai dan karakter juga menjadi penekanan dalam BEE tahun ini. Hal ini ditunjukkan dengan lomba-lomba yang tidak hanya akademik saja tapi juga non-akademik. Non-akademik disini adalah seni budaya dan nilai-nilai tradisi. Hal ini juga harus diingatkan dan dilestarikan. “Tadi Pak bupati melihat ada pemain gender remaja. Dua tahun lalu waktu saya di Disbudpar kita tidak bisa ngirim wakil di gender remaja. Mudah-mudahan dengan momen BEE tahun ini, bisa melestarikan seni budaya dan tradisi seperti gender ini,” pungkas Suyasa. Terdapat 46 stan yang akan diisi oleh sekolah-sekolah dalam expo pendidikan tersebut. Selain itu ada berbagai macam lomba diantaranya Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang mempertandingkan 13 nomor lomba yang akan diselenggarakan di panggung terbuka di luar Gedung Kesenian dan lomba di dalam gedung kesenian yang meliputi 15 lomba dan 42 pentas kreativitas yang tidak dilomba-

kan. Kegiatan lomba maupun pentas ini akan diikuti oleh ribuan peserta dari siswa sekolah. “Kita menyiapkan dua panggung. Satu panggung terbuka di luar gedung kesenian dan satu di dalam gedung kesenian. Lomba dan atraksi di dalam maupun di luar Gedung Kesenian akan melibatkan hampir ribuan siswa dan guru selama lima hari tersebut,” ucap Suyasa. Selain melibatkan siswa secara aktif, BEE kali ini juga melibatkan kepala sekolah dan guru-guru. Beberapa kegiatan juga dirancang untuk para pendidiknya di antaranya, seminar nasional pendidikan, lomba inovasi kepala sekolah dan diseminasi penelitian guru di Buleleng. Untuk seminar nasional akan diikuti oleh 700 guru, 32 peserta untuk inovasi kepala sekolah dan 80 peserta per kecamatan untuk diseminasi penelitian guru. “Untuk seminar nasional kita masih menunggu konfirmasi Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud dan salah satu guru besar di Undiksha. Kegiatan akademik ini akan melibatkan ribuan peserta,” ujar Suyasa. Suyasa menambahkan, tema BEE tahun ini adalah “Perluas Aksesnya, Tingkatkan Kualitasnya”. Dirinya mengatakan tema ini diambil karena melihat dari tema nasional Hari Pendidikan Nasional yaitu “Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas”. Menurutnya, jika tema tersebut diterjemahkan sampai ke tingkat daerah, ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu perluas aksesnya dan tingkatkan kualitasnya. (Wiwin Meliana)

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Buleleng senantiasa melakukan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya dengan melakukan orientasi ke Disdukcapil Kabupaten Tangerang Selatan. Secara kualitas pelayanan dan fasilitas, disdukcapil telah mendapat nilai sempurna dari ombudsman. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Buleleng Putu Ayu Reika Nurhaeni. Menurutnya, ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Reika, dari hasil orientasi pelayanan dan fasilitas yang dimiliki Disdukcapil Buleleng dan Tangerang Selatan tidak jauh berbeda, hanya saja secara khusus Ombudsman belum memberikan penilaian namun secara periodik telah berkunjung ke pemerintahan Buleleng. Pihaknya sangat senang dan bangga dengan raihan prestasi Kota Tangerang Selatan, namun pihaknya juga tidak berkecil hati karena masih memiliki kelebihan program yang belum diterapkan oleh Dis-

Putu Ayu Reika Nurhaeni

dukcapil Tangerang Selatan. Menurut Reika Nurhaeni, saat ini pihaknya tengah menerapkan sistem pelayanan stelsel aktif dan stelsel pasif. Untuk stelsel pasif, pihak Dukcapil tengah menerapkan sistem pelayanan One Hour Service. Masyarakat yang datang ke disdukcapil untuk mengajukan permohonan pembuatan akta, kartu identitas diri dan sebagainya dapat menunggu apabila syarat dan kelengkapannya sudah lengkap. “Masyarakat yang mengajukan permohonan jika persyaratannya lengkap, tidak perlu menunggu besok, lusa lagi, permohonannya akan langsung bisa kami proses hari itu juga,” jelasnya. Dirinya tidak menampik, sistem tersebut memang tidak mudah diterapkan di Kabupaten Buleleng dengan jumlah penduduknya yang tertinggi di Bali akan diikuti oleh tingkat mobilitas yang tinggi pula. “Akan tetapi dengan komitmen dari para karyawan dan staf, sistem One Hour Service ini dapat berjalan sejak Januari lalu,” ungkapnya. Untuk stelsel aktif, pihaknya tengah melakukan kegiatan jemput bola diseluruh desa/ kelurahan dan kecamatan di Kabupaten Buleleng. Sistem ini menyasar masyarakat miskin, masyarakat yang lanjut usia, dan masyarakat sakit dan cacat yang ingin melakukan perekaman KTP elektronik. Selain peningkatan pelayanan, peningkatan fasilitas juga dilakukan seperti penyediaan ruang menyusui, ruang merokok dan kursi roda bagi warga yang cacat. “Sudah kami lengkapi semua termasuk alat pemadam kebakaran,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Penerimaan Peserta Didik Baru Zonasi untuk Pemerataan Kualitas Pendidikan Tahun ajaran lama akan segera berakhir. Tahun ajaran baru 2017/2018 jalur prestasi. Lima persen lagi anak-anak yang terkena perpidahan orang tua karakan disiapkan secara matang dalam hal penerimaan siswa. Setiap sekolah akan ena pindah tugas, karena terjadi bencana dan eksodus. Hal ini hanya berlaku pada menargetkan jumlah calon siswa dengan berbagai kriteria dan persyaratan. Akan tingkat SMP. Berbeda dengan tingkat SD yang menggunakan faktor usia. “Kalau tetapi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018 akan di SMP tergantung daya tampung. Siapa yang paling jauh, itu yang tidak diterima. berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Kalau di SD faktor usia yang paling menentukan. Usia anak SD harus enam tahun. Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 17 Tahun 2017 tentang Kalau diatas lima tahun dan dibawah enam tahun itu harus ada rekomendasi dari sistem penerimaan siswa baru. Berbagai syarat diatur dalam peraturan ini, salah psikolog ataupun hasil rapat dari Dewan Guru apakah anak ini layak atau tidak satunya menyangkut zonasi ataupun jarak tempat tinggal calon siswa yang digumasuk SD,” jelas Suyasa. nakan sebagai syarat kelulusan. Menurutnya, Permendikbud ini tidak main-main bahkan ada sanksi pidanHal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga anya. Tujuannya tidak lain untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd., saat ditemui usai Sehingga ke depan tidak akan ada lagi sekolah kategori favorit. “Tidak aka nada memaparkan pedoman PPDB tahun 2017/2018 pada kegiatan Sosialisasi Pedolagi masyarakat yang resah akan proses pendidikan di suatu tempat karena di mana man PPDB Tahun Ajaran 2017/2018 Kabupaten Buleleng beberapa waktu lalu. pun sekolahnya, siswa akan mendapatkan hak dan pelayanan yang sama dalam hal Menurut Suyasa, PPDB tahun ini memiliki perbedaan yang signifikan sesuai pendidikan,” ungkapnya. Aturan sekolah untuk tidak melebih kuota yang ditentukan dengan Permendikbud Nomor 17 tahun 2017. Salah satunya adalah zonasi pun harus benar-benar diikuti oleh masing-masing sekolah. Ia menjelaskan, sekolah atau jarak tempat tinggal calon siswa menuju sekolah yang dituju menjadi hal Dasar dengan jumlah minimum 20 hingga 28 siswa per kelas, sedangkan untuk yang utama untuk menentukan kelulusan calon siswa. Kabupaten mempunyai SMP minimum 20 hingga 32 siswa per kelas. “Harus diikuti, kecuali, diperkenankan kewenangan dalam mengatur PPDB di tingkat TK, SD, dan SMP. Pihaknya siswa lebih dari kuota yang ditentukan untuk satu kelas saja. Misalnya, jumlah kelasDrs. Gede Suyasa, M.Pd. mengakui sudah membuatkan pedoman dan disosialisasikan kepada seluruh nya ada tujuh, enam kelas memenuhi kuota dan satu kelas boleh lebih,” imbuhya. stakeholder terkait. “Kita sudah buat pedoman dan disosialisasikan baik itu kepada Untuk pungutan, Suyasa meyakinkan untuk sekolah-sekolah negeri tidak ada pungutanperbekel, kepala sekolah, DPRD, dan Dewan Pendidikan. Terutama menyangkut zonasi ini,” pungutan ataupun biaya pendaftaran. Semua sekolah negeri dari TK sampai SMP di Buleleng ujarnya. harus mengikuti petunjuk penggunaan dana BOS. Tidak ada biaya pendaftaran sampai biaya Secara teknis, dirinya menjelaskan zonasi ini ditentukan oleh jaraknya. Saat ini, untuk penyelenggaraan sekolah. “Namun untuk sekolah swasta diberi kesempatan sesuai dengan menentukan anak yang diterima di sekolah, 90 persen berdasarkan jarak tempat tinggal calon Permendikbud. Yang penting memperhatikan minimal 20 persen orang-orang miskin bebas dari siswa dengan sekolah. Siapa yang lebih dekat dia yang diterima. Sebesar lima persen melalui pungutan di swasta,” tegasnya. (Wiwin Meliana)

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

7

Menunggu 25 Tahun untuk Ditinggal Selamanya

Setiap bulan Ramadan tiba, Sriwati (50) kerap dirundung rasa sedih. Ia diting­gal pergi oleh suaminya dengan cara yang sangat tragis tepat di hari pertama puasa delapan tahun yang lalu. Meski kejadian itu telah lama berlalu, Sriwati masih jelas mengingat hari paling menyedihkan dalam hidupnya itu.

“S

ebelum berangkat, ia masih sempat berpamitan pada saya.” kata Sriwati dalam nada terbata-bata. Pantaslah kiranya kesedihan Sriwati begitu mendalam akibat kepergiannya suaminya itu mengingat mereka dipertemukan kembali di pelaminan setelah cukup lama berpisah. Setelah semua harapan Sriwati semestinya telah lenyap. Perjalanan cinta Sriwati dan almarhum suaminya, Bagus, terbilang unik dan memakan waktu begitu panjang. Waktu itu hampirhampir sulit diterjemahkan oleh Sriwati. Karena perjalanan cintanya yang berliku itulah, yang membuatnya begitu terpukul saat mengetahui pergi untuk selama-lamanya dengan dengan cara yang sangat tragis. Praktis, ia hanya menikmati kebahagiaan perkawinan selama dua tahun, setelah menunggu nyaris seperempat abad lamanya. Tidak ada firasat yang dirasakannya sebelum akhirnya ia harus kehilangan suami dengan cara yang tragis. Sebelum akhirnya ia dilamar suaminya, ia bermimpi suatu malam sedang membongkar lemari pakaiannya yang berisi pakaian-pakaian lama. Sebuah rok berwana hitam lalu ia coba dan ternyata masih muat. Ia pun sempat heran, rok itu dulunya ia pakai di masa-masa baru menyelesaikan SMU dan tubuhnya masih kurus. Kenapa setelah 20-an tahun rok itu masih bisa dikenakannya dengan nyaman. “Namanya juga mimpi, saya tidak hiraukan,” ujarnya. Rupanya mimpi itu suatu pertanda yang tidak ia sadari bahwa ada yang lama yang akan kembali dan melekat dalam tubuh dan hidupnya. “Saya dihadiahi kembalinya pacar pertama saya dulu, Abang,” katanya. Hanya selang beberapa waktu setelah mimpi tersebut, Bagus melamarnya dan pernikahan indah itu pun terjadi. Hanya satu yang ternyata tidak ia sadari sebelumnya, warna hitam rok lama yang dikenakan dalam mimpi itu adalah pertanda buruk. Usai tamat SMU, Sriwati berkenalan dengan Bagus. Saat itu Bagus sudah bekerja dan jatuh

hati padanya. Gayung bersambut, cinta pertama yang indah pun mekar di hati Sriwati. Layaknya orang yang baru jatuh cinta, Sriwati yang merupakan tipe perempuan setia ini, begitu jatuh hati pada Bagus sehingga cinta pun berjalan begitu indah. Namanya juga pacaran di kampung, Sriwati menjalaninya dengan apa adanya. “Pacaran yang kalau ngapel datang ke rumah, sesekali jalan-jalan ramai-ramai bersama kawan-kawan,” ujarnya. Cinta pertama itu pun berjalan mulus beberapa waktu lamanya sampai akhirnya Bagus memutuskan untuk meminangnya. Ia pun setuju dan bersepakat untuk berkenalan dengan orangtua Bagus. Suatu hari Bagus meminta Sriwati secara resmi datang ke rumahnya untuk dikenalkan dengan orangtuanya. Sriwati setuju dan pada suatu sore, bersama seorang kawannya ia datang ke rumah Bagus. Tapi, namanya juga mereka masih anak-anak, ternyata Bagus tidak memberitahu orangtuanya bahwa ia sudah mengundang Sriwati untuk berkenalan dengan mereka sehingga di hari yang dijanjikan itu orangtua Bagus sedang pergi ke kota untuk sebuah urusan. Begitu Sriwati tiba di rumah Bagus, pintu rumahnya tertutup dan Bagus ia temukan di rumah tetangganya sedang ngobrol. Begitu Bagus melihatnya, dengan rasa bersalah ia bersama kawannya pun diajak ke rumahnya. “Karena sudah terlanjur datang ya sudah, saya dan kawan saya akhirnya mampir saja,” ujarnya. Saat itu dari depan rumah Bagus, tiba-tiba seorang perempuan keluar dari pintu depan rumah tersebut tempat Sriwati hendak masuk. Sriwati dan kawannya serta Bagus sempat kaget, melihat perempuan itu keluar dari rumah Bagus yang saat itu sepi. Dengan sinis perempuan itu lalu mengaku sebagai pacar Bagus dan mengaku tengah hamil. Sontak, Sriwati syok dan pergi dengan luka hati tanpa mendengar penjelasan Bagus yang sangat berharap ingin menjelaskan semuanya saat itu. Sriwati yang terlanjur terluka tidak menggubris saat Bagus marah dan memaki-maki perempuan tersebut. Bagus men-

tkh/net

gaku memang mengenalnya, tapi ia bukan pacarnya apalagi tengah mengandung anaknya. Sejak itu permintaan maaf Bagus tidak pernah ia ladeni. Setiap Bagus datang ke rumahnya, ia menghindar dengan cara bersembunyi dari satu rumah tetangga ke tetangga lainnya. Tertutup sudah hatinya hingga ia lari ke Jakarta untuk menghindar. Bagus tidak patah arang, ia mengejar Sriwati hingga Jakarta, menyusuri rumah-rumah saudara atau kenalan Sriwati yang tengah bersembunyi, menghindar darinya. “Seperti orang main kucingkucingan,” ujarnya dengan sedikit senyum. Bagus pun tampaknya menyerah setelah sekian lama tidak menemukan Sriwati yang sama sekali tidak mau bertemu dengannya hingga bertahuntahun. Dalam pelariannya itu ia sempat mendengar cerita bahwa perempuan yang mengaku te­ ngah mengandung anak Bagus tersebut ternyata memang sangat menyukai Bagus sehingga ia rela mengejar-ngejar dan menempuh segala cara untuk bisa mendapatkannya. Begitu mendengar Bagus berencana untuk menikah de­ ngan Sriwati, ia pun menjalankan rencana busuk mengaku tengah hamil waktu itu. Sayang, cerita ini terlambat ia dengar karena Bagus pun saat itu sudah menikah dengan perempuan lain –bukan yang mengaku hamil-. “Ya sudah, ia bukan takdir saya,” katanya. Pernikahan Bagus saat itu, membuatnya sedikit lega. De­ ngan sendirinya Bagus tidak akan lagi mengejar-ngejarnya, pikir Sriwati. Ternyata pikiran itu meleset, sesekali Bagus masih saja menggodanya, mungkin karena perasaan Bagus yang begitu kuat padanya. Meski demikian, Sriwati tahu diri. Dengan lembut ia katakan pada Bagus bahwa ia sudah memiliki anak dan istri, lebih mulia mengurus keduanya ketimbang terus mengharapkannya. Memang

benar, kelembutan itu membuat Bagus malu dan tidak lagi mengganggunya. Namun, di lubuk hati Bagus yang paling dalam menurut pengakuannya setelah menikah dengan Sriwati, justru kelembutan itulah yang semakin membuatnya jatuh hati pada Sriwati. Tapi ia memendam saja. Sriwati yang supel sebenarnya kerapkali dilamar, namun ia tolak dengan halus. “Saya bilang baikbaik agar orang tidak sakit hati,” ujarnya. Ia memang mengaku tidak siap untuk menikah tanpa alasan yang jelas. Sriwati yang murah senyum, sangat disukai. Kariernya sebagai karyawan swasta makin hari makin membaik. Sriwati juga tidak pernah absen untuk hadir membantu setiap ada kenduri atau acara besar di lingkungannya. Ia menjadi orang yang menyenangkan. LAMARAN Suatu hari ceritanya, ia bertemu kembali dengan Bagus di sebuah pasar. Setengah bercanda, Bagus, memintanya untuk jangan menikah dulu. Sriwati sempat heran, dan setengah bercanda pula ia berkata bahwa Bagus tidak berhak melarang-larangnya untuk menikah. Ungkapan Bagus tersebut ternyata bukan sembarang ungkapan. Rupanya istri Bagus tengah menderita sakit yang menurut dokter tinggal menunggu waktu. Sriwati ikut sedih atas berita tersebut. Namun, tidak terlintas sama sekali ia benar-benar menanti dudanya Bagus. Ia menjalankan waktunya dengan biasa dan wajarwajar saja. Mungkin karena kisah cinta itu sudah lama sekali ber­akhir, sehingga tidak terasa perasaan senang atau susah saat mendengar istrinya tinggal menunggu waktu. Baginya, Bagus adalah masa lalu. Ia mengaku biasa-biasa saja, bahkan tidak terpikir Bagus nantinya akan menjadi suaminya. Cerita lamaran dalam canda tersebut pun terlupakan begitu

saja. Hingga suatu hari Sriwati mendengar berita istri Bagus mening­ gal dunia. Sembari mengirim doa dalam hati untuk almarhum istri Bagus, ia pun mengaku biasa saja. “Tidak sekali pun terbersit kalau saya mengharapkan Bagus kembali,” ujarnya. Apa yang sudah dilakukan Bagus dulu –meskipun kata orang cerita itu bohong- sudah cukup membuatnya menutup pintu hatinya untuk Bagus kembali dan melupakannya. Namun, cinta pertama itu memang tidak akan pernah padam sempurna. Beberapa bulan setelah kematian istri Bagus, Sriwati bertemu kembali dengan Bagus tanpa sengaja di suatu tempat. Bagus yang memang suka bercanda, kembali menggodanya dengan celetukan-celetukan khasnya yang menyenang­kan. Tidak lama setelah pertemuan kembali itu, tiba-tiba Bagus datang ke rumahnya dan menyampaikan niat melamarnya. Entah apa yang membuatnya akhirnya mengiyakan lamaran tersebut dengan segera. 25 tahun ia menunggu hingga usianya menjelang kepala empat. Begitu banyak laki-laki yang melamarnya, ternyata tidak mampu memadamkan api cinta pertama Sriwati pada Bagus. Bukan berarti pula ia merasa bersyukur istri Bagus meninggal sehingga ia bisa merebut Bagus kembali. “Tidak ada yang harus saya rebut, janji Tuhan pasti datang pada waktunya,” ujarnya pasrah. Kebahagiaan Sriwati lengkap sudah. Bagus telah menjadi suaminya sekaligus menjadikannya seorang ibu bagi seorang anak yang dibawa Bagus. Namun kebahagiaan itu lenyap seketika ia mendapat kabar bahwa Bagus mengalami kecelakaan dan dalam keadaan koma. Sriwati hanya dapat menggenggam tangan Bagus ketika tiba di rumah sakit dan mengantar Bagus untuk pulang selama-lamanya. (Naniek I. Taufan)


8

Bunda & Ananda

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Belajar bahasa Inggris gampang-gampang susah. Khususnya untuk anak, kita harus menyelami jiwa anak yang masih senang bermain. Hal tersebut diungkapkan Founder YNS, I Nyoman Edy Arta, S.S. Karena itu, ia menerapkan sistem harmonis dalam kursus bahasa Inggris yang ia dirikan sekaligus dikelolanya tersebut. Yakni 50 persen speaking dan 50 persen grammar. “Sehingga nantinya tak hanya nilai bahasa Inggrisnya saja yang bagus, tetapi speaking-nya juga bagus,” ujarnya.

S

Suasana belajar anak yang menyenangkan

elama 16 tahun menjadi guru bahasa Inggris di SD hingga saat ini, tentu Edy Arta sudah paham betul bagaimana karakter anak-anak. Ia menyebut hal pertama yang harus diperhatikan adalah menenali usia anak. Anak dari tingkat TK sampai SD itu jiwanya masih bermain. “Karena itu pula, sistem dalam pengajaran dibuat biar anak-anak senang, yakni dengan menyediakan tempat senyaman mungkin dan ada tempat bersantainya,” ucapnya. Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah anak harus sering dipuji supaya senang. Kalau sudah senang akan gampang memasukkan materi. Pengajaran di awal, berikan anak materi paling ringan dan diselipi lelucon-lelucon agar anak tertarik, baru kemu-

dian ditransfer ilmunya. Biasanya pertamakali anak diajak reading (membaca). Selanjutnya belajar tata bahasa, seperti colour… redmerah, blue-biru… Setelah mereka bisa membaca, baru diberi latihan. Contohnya: i like red..i like blue. Setelah anak mengetahui tata bahasa, dilanjutkan dengan speaking yang dilakukan berpasangan. Contoh: Hai Intan, what colour do you like? Teman satunya lagi menjawab: I like yellow. Demikian sebaliknya, anak saling bertanya kepada pasangannya. Itu dikatakan Edy Arta hanya contoh sederhana. Berikutnya latihan ditambahkan lagi dikombinasikan dengan buah-buahan. Contohnya: What colour is the banana? Dijawab: Oh banana, it is yellow. “Kemudian mix lagi dengan sayuran (vegetables). Terus latihan

Griya

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Tanaman Sikas 50 Persen Speaking yang Unik 50 Persen Grammar Belajar Bahasa Inggris yang Menyenangkan

speaking seperti itu sehingga anak terbiasa mendengarkan. Sehari minimal 80 persen harus speaking,” ucap alumni sastra Inggris Universitas Warmadewa ini. Pada prinsipnya, belajar bahasa Inggris harus sering diulang. Ibaratnya seperti anak kecil yang belajar ngomong, belum bisa menulis. “Jika belajar bahasa Inggris harus diulang-ulang. Tidak boleh sekarang belajar number, besok belajar colour. Harus diulang sekarang belajar number, besok belajar number lagi, diingatkan lagi,” ingatnya. Dalam pengajaran di YNS ini, tidak ada pembagian kelas sesuai levelnya. “Semua kami gabung, namun ditangani berbeda sesuai level kelas,” ujarnya. Contohnya, pada level bawah, anak akan disodorkan pertanyaan: what number is it? Pada level di atasnya,..how many students are there? What animal do you like? Dan, yang istimewanya lagi, setiap hari keterampilan mereka speaking direkam dan diupload di FB, sehingga anak-anak tambah bersemangat. Tak hanya itu, di tempat kursus ini mereka tak hanya belajar, mereka juga diajak menari supaya tidak bosan. Edy Arta tak menyangkal

I Nyoman Edy Arta, S.S.

bahwa keterampilan anak berbahasa Inggris tak terlepas juga dari lingkungan, selain dari faktor internal anak. “Di tempat les belajar bahasa Inggris hanya 1,5 jam, sementara waktu terbanyak di keluarga memakai bahasa bukan bahasa Inggris, ya bagaimana?” ucapnya. Karena itu pula, di tempat kursusnya itu, ia membebaskan anak untuk datang belajar kapan saja, bahkan setiap hari pun boleh.

TERAMPIL MULAI SD Edy Arta mengisahkan, latar belakang mendirikan YNS ini dikarenakan pada zaman itu, tahun 2.000, dunia pariwisata masih bagus, banyak sarjana kerja di hotel. Sementara di jenjang pendidikan SD, pelajaran bahasa Inggris hanya sedikit tersentuh. “Melihat kondisi itu, hati saya terketuk bagaimana caranya agar anak-anak Bali yang terkenal dengan pariwisatanya ini, bisa terampil berbahasa Inggris. Dan, saya ingin tak hanya orang luar Bali yang memiliki kursus bahasa Inggris, namun orang lokal,” ucapnya. Ia pun memberanikan diri membuka kursus bahasa Inggris YNS di tahun 2.000. Selama 5 tahun di awal, Edy Arta mengaku materinya masih mencopot sanasini, dan masih sendirian mengajar. Baru setelah menginjak tahun keenam, YNS mulai memiliki sistem dan logo. “Intinya, saya ingin lebih banyak anak-anak Bali bisa menguasai bahasa Inggris. Karena itu, kursus di YNS saya patok dengan tarif murah tapi bukan murahan alias berkualitas, dan menyenangkan, terlebih dalam perekonomian sekarang yang sedang lesu ini,” ujar Edy Arta yang juga tergabung dalam Tim Pembuat Soal di Diknas Denpasar ini. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit KUDA KEBERUNTUNGAN Tersebutlah sebuah keluarga petani miskin yang terdiri dari Ayah dan anak laki-lakinya, Lee. Mereka mempunyai seekor kuda berbulu hitam. Kuda itu sangat diandalkan mengangkut beban ke Made Taro pasar. Setelah itu kuda itu dibiarkan lepas di kebunnya yang hanya ditumbuhi rumput-rumputan. Pada suatu pagi ia mendapati kudanya hilang. Lee mencarinya ke mana-mana, tetapi sia-sia. “Sial, Ayah! Kuda kita hilang!” keluhnya kepada sang Ayah. “Jangan bilang sial!” jawab ayahnya. “Siapa tahu kuda itu membawa keberuntungan.” Lee diam saja. Ia tidak mengerti apa maksud ayahnya. Keesokan paginya Lee mendapati kudanya merumput di kebunnya. Kuda yang hilang sehari itu kembali pulang bukan sendirian, tetapi berdua. Kuda jantan berbulu hitam miliknya, membawa pasangan kuda betina berbulu putih. “Benar, Ayah! Kuda kita kuda keberuntungan. Ia membawa pasangan yang cantik. “Jangan bilang keberuntungan, Anakku! Tak seorang pun yang bisa menebak, waktu yang akan datang membawa keberuntungan atau kesialan,” jawab sang Ayah.

Lagi-lagi Lee, anak laki-laki itu, tidak mengerti ucapan ayahnya. Yang penting, ia amat senang melihat kuda yang baru itu. Ia pun ingin mencoba menungganginya, sebagaimana ia biasa menunggangi kuda hitam miliknya. Namun sial! Ketika Lee akan naik ke punggung kuda betina itu, kuda itu terkejut lalu melompat. Lee jatuh tersungkur. Kakinya patah sebelah. “Sungguh sial, Ayah!” katanya sambil mengerang di depan ayahnya. “Kuda kita bukan mendatangkan keberuntungan, tetapi kesialan. Gara-gara dialah aku sial seperti ini!” “Jangan bilang sial, Anakku!” jawab ayahnya. “Siapa tahu, pada suatu waktu, ia mendatangkan keberuntungan.” Keesokan harinya, dan keesokan harinya lagi, tiba-tiba seorang tentara berpangkat jenderal datang ke rumah petani miskin itu. “Di sini ada pemuda?” tanyanya. “Serahkanlah kepada Negara, sebab setiap pemuda diwajibkan latihan perang untuk menghadapi musuh.” Sang Ayah menunjuk anaknya, Lee, dan Lee pun pasrah mengikuti perintah itu. Namun setelah tentara berpangkat jenderal itu mengetahui, bahwa pemuda itu patah tulang, sang jenderal berkata, “Sial kamu! Kamu tak usah ikut berperang!” katanya lalu meninggalkan rumah petani miskin itu. “Benar sekali, Ayah!” kata Lee. ‘Siapa pun tidak bisa menebak apa yang akan terjadi kemudian. Kali ini kuda kita mendatangkan keberuntungan.”

Sikas merupakan salah satu jenis tanaman hias yang memiliki harga tinggi. Tetapi bagi pencinta tanaman, harga tak masalah. Karena­nya, tanaman ini pun ­samapai saat ini masih banyak dicari.

K

Ni Made Wardani

ecantikan tanaman hias sikas ini terletak pada daunnya yang menyerupai bulu yang tertata rapi dan teratur serta tumbuh mengarah keluar batang. Daunnya berwarna hijau gelap dan terlihat mengkilat dari kejauhan, panjang daunnya pun bervariasi. “Sikas yang pertumbuhannya bagus akan memiliki daun hijau mengkilat. Ada dua jenis sikas yaitu yang berdaun panjang dan berdaun pendek,” ujar Ni Made Wardani, pemilik Stand Bunga Sari Mas Ayu di kawasan Tanjung Bungkak, Denpasar. Keunikan sikas juga terlihat dari bentuk batangnya yang menyerupai buah nanas. Karena itu, harga sikas ini pun sangat ditentukan oleh bentuk daun dan tinggi batang. “Tanaman sikas

dengan tinggi batang keras sekitar 10 cm, harganya Rp 400 ribu,” jelas Wardani, pereempuan asal Mengwi, Badung yang sudah lebih dari 20 tahun menggeluti bisnis tanaman ini. Tanaman sikas dipasoknya dari Kediri, Jawa Timur. Sikas termasuk ke dalam keluarga cycadaceae, yang bisa ditempatkan di outdoor ataupun dalam ruangan ini dikatakan Wardani termasuk jenis tanaman yang paling sulit dari segi perawatannya. Meski penyiraman tak harus dilakukan setiap hari, namun sikas harus benar-benar diperhatikan terutama dengan pemupukan dan penyemprotan cairan pembasmi kutu yang dilakukan setidaknya sekali dalam sebulan. Untuk mendapatkan bentuk dan pertumbuhan tanaman sikas yang baik, dilakukan juga pemotongan pada daun-daun yang sudah tua. “Kalau di atas daunnya tumbuh, daun yang dibawah harus dipotong- potong rapi sampai ke ujung pangkal daun,” tungkasnya. (Inten Indrawati)

17


16

Edukasi

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Kombinasi Timur Tengah dan Bali Seluruh umat Muslim di seluruh dunia kembali menyambut hadirnya Bulan Suci selama 30 hari penuh mendatang dengan segala aktivitasnya, baik dengan berpuasa dan juga menggiatkan ibadah lebih dari hari biasanya. Selain kegiatan-kegiatan khas di Bulan Ramadan, berbagai macam dekorasi juga mudah dijumpai khususnya di gedung-gedung perkantoran, maupun di lobi-lobi hotel.

B

egitupun dengan lobi utama Aston Denpasar Hotel & Convention Center. Suasana Ramadan terlihat dari kombinasi budaya Timur

Tengah dan kearifan budaya lokal Bali. Ada sebuah miniatur masjid yang terbuat dari 1.438 lembar daun lontar. Proses pembuatan­ nya dikepalai oleh oleh tim kreatif bagian dekorasi I Putu

Miniatur Masjid dari Daun Lontar

Purnama Dana dan tim engi­ neering lainnya. “Sebelum dibentuk menjadi masjid mini, masing-masing daun lontar telah diolesi dengan bahan pengawet, sehingga dipastikan akan bertahan lama asal tidak terkena bahan cair,” ungkap I Putu Purnama Dana, Kepala Tim Kreatif Engineering untuk Dekorasi, Aston Denpasar Hotel & Convention Center. “Diperlukan waktu 14 hari untuk membuat masjid mini ini dengan bahan utama yaitu daun lontar sebanyak 1.438 lembar, angka tersebut kami pilih karena bertepatan dengan Tahun Islam di tahun ini yaitu 1438 Hijriah. Selain dapat memberikan nuansa Ramadan, miniatur masjid dengan ketinggian 1.40 m ini juga tepat menjadi tempat untuk ber-swa foto bagi tamu-tamu kami,” imbuh I Made Komala Nata, Chief Engineer, Aston Denpasar Hotel & Convention Center. (Ngurah Budi)

Dara

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Di tengah hangatnya situasi politik Tanah Air-- utamanya karena muncul isu NKRI dan Pancasila sedang ‘dirongrong’ pihakpihak tertentu, Persatuan dan Kebhinekaan yang sejak berpuluh tahun menjadi pegangan bangsa Indonesia digoyang-- dua bom meledak di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/4) malam.

K

ejadian ini seolah semakin menguatkan bahwa isu radikalisme yang selama beberapa bulan terakhir ini dibicarakan bukan sekadar omong kosong, tapi sudah menjadi ancaman yang memerlukan kepedulian semua komponen bangsa untuk menangkalnya. Happy Salma, artis yang akhir-akhir ini lebih fokus pada kegiatan teater dan sastra mengaku sangat sedih dengan kondisi bangsa belakangan ini. Saking sedihnya, Happy yang mengaku biasanya cukup bawel mengomentari berbagai hal, sampai kehilangan kata-kata. “Saya ini sebenarnya termasuk bawel suka komentar, tapi kondisi yang terjadi akhir-akhir ini terhadap bangsa ini, membuat saya kehabisan kata. Saya sedih banget, sedih!” ungkap Jro Happy Salma Wanasari. Menurut wanita kelahiran Sukabumi 1980 ini, apa yang terlihat akhir-akhir ini bukan terjadi dalam semalam namun berproses selama bertahuntahun sampai akhirnya kini terlihat semakin nyata. Kelompok-kelompok ini, katanya, diduga sudah masuk ke universitas-universitas,lembaga pendidikan lainnya, lembaga-lembaga keagamaan, bahkan di pemerintahan. Dalam artian ada PNS yang menjadi bagian dari kelompok itu. Dalam perkiraannya, hal ini terjadi karena adanya ruang yang diberikan, ada celah. “Saya sebagai rakyat sedih luar biasa. Kita ini terbentuk dari segala macam perbedaan, bukan hanya perbedaan agama tapi juga warna kulit, adat istiadat, dll. Kalau ingin diseragamkan, dan satu sama lain merasa berhak menilai iman seseorang, itu alangkah menyedihkannya,” kata Happy dengan nada meninggi. “Ada banyak negara hancur karena hal ini, itu terjadi karena adanya celah. Apakah kita mau seperti itu juga?” tambah Happy. Kondisi ini, lanjutnya, membuat masya­

9

Bersatu Menjaga NKRI r a k a t g e l i s a h d a n p a n i k . Pe m e r i n t a h harus bertindak tegas karena keadaannya semakin mengkhawatirkan. “Ini warning dan sudah lampu kuning. Tidak bisa dibiarkan. Sekarang adalah saatnya bertindak tegas atau tidak sama sekali,” tegas istri dari Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa ini. SAATNYA BERSUARA DAN BERTINDAK Pemerintah, aparat hukum, jangan takut bertindak. Jangan takut dicap melanggar HAM atau demokrasi. “Jangan dong, apa-apa dikaitkan dengan HAM, demokrasi, karena semuanya kan ada batasannya. Dengan isu-isu yang sudah kebablasan (SARA, dll) yang beredar sekarang ini, apakah bukannya itu melanggar demokrasi, melanggar HAM? Lalu kalau hal itu ditindak masak dibilang melanggar HAM? “ ucap Happy. Semua pihak, semua komponen bangsa harus bersatu padu menjaga NKRI, Pancasila juga kebhinekaan bangsa. Politisi, media massa, para pekerja seni, masyarakat umum, harus mempunyai pandangan yang sama tentang masalah ini. Saatnya mereka yang selama ini diam (silent majority) ikut bersuara demi keutuhan NKRI. “Politisi misalnya, jangan hanya karena ingin menggaet suara pemilih, melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Hati kecil sebenarnya tak setuju

Alit Chachink

tapi demi kekuasaan dan kepentingan diri dan kelompoknya, mengiyakan saja hal-hal yang tidak benar yang terjadi belakangan ini. Yang penting menang dulu. Ini sungguh jahat. Media massa, hanya memikirkan kenaikan oplag ikut memberitakan atau menciptakan isu-isu penuh sensasi. Dulu, barangkali, memainkan isu-isu penuh sensasi terasa lucu tapi sekarang tidak lagi. Karena kondisi kita sekarang sangat krusial, yang kalau dibiarkan kita bisa hancur, sama dengan negara lain,” papar Happy yang atas dedikasinya di dunia teater mendapat penghargaan dari Institut Kesenian Jakarta 2014. Di sisi lain, kata Happy lagi, ada hikmah dari kondisi yang saat ini terjadi. Kita menjadi tahu siapa-siapa saja, tokoh mana saja yang mempunyai pandangan berbeda, bahkan orangorang di sekitar kita. Kalau tidak ada kejadian ini kita tidak pernah tahu bahwa mereka punya pandangan demikian. Secara pribadi Happy mengaku sangat terkejut dan tidak menyangka. “Ternyata metode memberi umpan pada buaya adalah benar. Jadi ada metode bahwa kalau kita ingin mengetahui di telaga itu ada buayanya atau tidak, berilah umpan. Sekarang ini seolah diberi ‘umpan’ sehingga orang-orang yang tidak kita duga berani berkata-kata atau menyampaikan pandangan yang di luar dugaan. Mungkin ini ada

baiknya, jadi kita semua tahu. Kemarin-kemarin kita lihat seolah baik-baik saja, mendukung NKRI, tapi ternyata ... Ya saya kaget saja, ohh ternyata si itu begitu, si ini punya pandangan begitu. Kita jadi tahu,” tuturnya. Dulu, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menghormati keberagaman, bersatu dalam perbedaan. Lalu, kemanakah sikap saling menghormati itu kini? Kenapa orang, khususnya di media sosial, begitu mudah menghakimi orang lain. Happy mengaku benar-benar tidak habis pikir dengan perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini. Orang seolah bisa bicara apa saja, mengekspresikan apa saja, tanpa memikirkan perasaan orang lain. “Sikap saling menghormati itu pergi kemanakah?” ujarnya. Di keluarga Happy sendiri, sikap saling menghormati, saling menghargai satu dengan lain sangat dipegang teguh. Tak pernah ada pembahasan tentang perbedaan, semuanya berjalan, mengalir begitu saja. “Bukan untuk dibicarakan tapi dijalani saja, karena begitulah Indonesia dulu. Saling menghargai,” tegasnya. Sebagaimana diketahui Happy yang berasal dari Jawa Barat menikah dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa. Keduanya bukan hanya berlatarbelakang agama berbeda tapi juga adat istiadat. Bagi ibu satu anak yang kini menetap di Bali, tidak ada masalah dengan perbedaan tersebut karena masing-masing memahami dan saling menghormati. “Juga tidak ada strategi tertentu harus bagaimana menghadapi. Karena kebera­gaman adalah suatu yang telah menjadi bagian dari hidup kita. Jadi bukan sesuatu yang harus dihadapi dengan strategi tertentu. Nggak ada strategi karena itu sudah menyatu dalam diri kita. Kita memang harus menghormati perbedaan apapun itu. Baik itu keyakinan, bahasa, warna kulit, adat istiadat, dll,” ungkap peraih Piala Citra untuk film ‘7 Hati 7 Cinta 7 Wanita’ ini. (Diana Runtu)

Putu Arya Suarnata

Beralih Ke Musik Reggae Senang Difasilitasi Bupati Kecintaan masyarakat Bali terhadap musik khususnya lagu Bali, kian meningkat. Hal ini ditandai juga dengan banyaknya muncul penyanyi Bali dengan berbagai genre. Salah satunya Alit Chachink. Sebagai pendatang baru, Alit telah merilis single perdana yang berjudul Jangan Pergi. Lewat karya perdananya Alit mencoba aliran Pop untuk turut meramaikan belantika musik Bali. Respon penikmat pun sangat bagus hingga membuat namanya semakin melejit dan dikenal. Lagu Jangan Pergi sendiri tergabung dialbum kompilasi produksi 45 Pro yang diproduseri langsung oleh Gus Panca yang juga seorang penyanyi pop Bali. Kini Alit Chachink terus gencar mempromosikan single perdananya tersebut ke radio-radio seluruh Bali. Soal bernyanyi, dirinya mengaku gemar bermusik sejak kecil. Apalagi saat dirinya memutuskan terjun diindustri musik pop Bali tahun 2016 silam, ia mendapat dukungan penuh dari keluarga besarnya. “Saya menyukai musik sejak dari kecil. Untuk dimusik pop Bali, tahun 2016 lalu saya bertemu dengan bli Gus Panca dari 45 Pro. Saat itu saya pun diajak bergabung dalam album kompilasi dengan satu lagu Jangan Pergi. Saya sangat bersyukur bisa ikut meramaikan belantika musik pop Bali dan kedepan pasti saya akan terus berkarya,” ucapnya belum lama ini. Memutuskan masuk ke dalam dunia entertain, ia paham benar pasang surut kariernya. Seorang penyanyi akan mampu mempertahankan eksistensinya dengan sebuah

karya dan inovasi. Ini jelas menjadi alasan Alit Chachink untuk terus mencari gebrakgebrakan baru agar tidak terlihat monoton. Setelah sukses dan lancar di single pertama, dengan berbagai pertimbangan, ia mencoba kembali peruntungannya di dunia musik. Akan tetapi, bukan genre Pop, melainkan ia mencoba beralih ke genre Reggae. Menurutnya, musik reggae merupakan musik perdamaian yang dapat diterima dari berbagai elemen masyarakat baik anak-anak, dewasa terlebih yang sudah tua. Reagge dipilih, karena bagi Alit Chachink musik reagge banyak peminat dan tidak jenuh untuk didengarkan. “Saya mengamati musik reggae itu banyak peminatnya. Di mana ada konser musik reggae pasti rame. Selain itu musik reggae tidak ada bosannya didengarkan. Nah ke depan saya akan mencoba untuk mengusung genre reagge di single terbaru saya,” ujar pria kelahiran Kubutambahan, 20 November 1989 ini. Pria yang memiliki nama lengkap Komang Alit Perbawa itu berharap kedepan dirinya bisa terus berkarya dan menjaga eksistensinya di industri musik Bali dan karyanya bisa diterima. Selain itu, ia juga memohon dukungan semua lapisan masyarakat serta penggemar musik pop Bali. “Saya berharap karya saya bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Mohon juga masukan dan dukungannya kepada saya, sehingga saya bisa tampil lebih baik lagi kedepannya. Semoga semua terhibur oleh lagu pertama saya, salam rahayu,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Hobi menyanyi telah dimilikinya sejak kecil. Berbagai lomba telah diikuti, pun dengan juara telah banyak diraih. Ini tidak membuat seorang Putu Arya Suarnata berbangga diri. Ia tetap mengasah kemampuan dengan mengikuti berbagai jenis lomba menyanyi baik tingkat Kabupaten maupun Nasional. Terbaru, Arya sapaan akrabnya mengikuti lomba lagu Pop Bali. Setelah melalui rangkaian seleksi yang cukup ketat, Putu Arya Suarnata berhasil sebagai pemenang pertama Lomba Lagu Pop Bali yang digelar RRI Singaraja tahun 2017 serta juara kedua kategori NSP Telkomsel. Bagi pria kelahiran 4 November 1988 ini, prestasi ini merupakan hal yang sangat luar biasa. Menang dalam dua kategori merupakan hal yang sangat jarang ia raih ketika mengikuti event-event menyanyi. “Semoga ini menjadi motivasi saya kedepan untuk terus mengembangkan bakat dan kemampuannya di bidang tarik suara,” ujar pria yang pernah menjadi juara 1 Tingkat Provinsi Bali Pemilihan Bintang Radio Indonesia dan Asean. Setelah memperoleh juara, tugas Arya tidak berhenti sampai di situ. Ia kembali harus mempertanggungjawabkan prestasinya di Bulan Oktober. Bersama ke 12 finalis lainnya, akan ikut memeriahkan HUT Telkomsel dengan membawa masing-masing tiga anak didik. “Di bulan Oktober mendatang ke-12 finalis harus membawa masing tiga anak didik yang akan dilombakan dalam acara ulang tahun Telkomsel nanti, semoga nanti saya bisa memberikan yang terbaik kepada ketiga anak didik saya agar bisa menjadi yang terbaik ,”ungkapnya. Para pemenang juga nantinya akan diberi ruang untuk dilibat dalam berbagai event besar yang akan diselenggarakan oleh Pemkab Buleleng. Para pemenang lomba nantinya wajib tampil pada berbagai event yang digelar

Pemkab Buleleng, seperti halnya Buleleng Expo dan Bulfest. Kesempatan tampil bagi para jawara dikemukakan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana usai membuka Grand Final Lomba Lagu Pop Bali tersebut. Pria yang dipercaya sebagai Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Kab. Buleleng ini mengatakan jika Bupati Buleleng sangat mengapresiasi kegiatan lomba yang dilakukan untuk memfasilitasi pecinta seni khususnya olah vokal. Selama ini ruang untuk tampil masih sangat minim, maka dari itu Bupati berjanji akan menampilkan para jawara di setiap event. Dirinya pun menyambut baik tawaran dari orang nomor satu di Buleleng itu. Ia menambahkan, sangat senang jika pemerintah juga ikuti memfasilitasi orang-orang yang memiliki bakat dibidang seni untuk tampil dan dilibatkan dalam suatu event. “Buleleng ini memiliki potensi diberbagai bidang khususnya dibidang seni, jika pemerintah memberikan wadah dan ruang untuk menuangkan kreativitas tentu ini akan menjadi pematik juga munculnya jiwa-jiwa seni lainnya,” tandasnya. (Wiwin Meliana)


10

Kreasi

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Tari Tarunajaya nan Digjaya

Suara gamelan Bali yang renyah, terdengar berkecipak dari sebuah gedung modern di jantung kota Singapura. Dari Victoria St, jalan utama Negeri Singa itu, bunyi gamelan itu semakin jelas menguak dari L1 Plaza, National Library Building. Seorang penari Bali, di atas panggung, membawakan tari Tarunajaya dengan iringan gamelan rekaman.

K

amis (18/5) adalah pembukaan perhelatan yang bertajuk Asian Festival of Children’s Content (AFCC) yang tahun ini fokus mengetengahkan tentang Indonesia. Tari Tarunajaya khusus diboyong dari Pulau Dewata yang disuguhkan oleh Sri Ayu Pradnya Larasari (19), penari Bali yang memiliki spesialisasi tari yang telah tercipta pada tahun 1950 tersebut. Larasari yang akrab disapa Laras tampil penuh pesona di hadapan ratusan penonton. Tempat pementasan yang dikelilingi oleh stand pameran buku itu yang sebelumnya hening, menjadi gegap oleh suara gamelan. Pengunjung yang asyik menyimak beragam buku mengalihkan perhatiannya ke panggung, menyaksikan sarat minat pada sajian tari Tarunajaya, seni tari karya I Gede Manik dari Bali Utara ini. Seusai pementasan, begitu turun dari panggung, sejumlah penonton tak menyia-nyiakan kesempatan berfoto bersama Laras. Bagaimana totalitas seorang seniwati muda Bali ini menggambarkan semangat seorang remaja mengarungi kehidupannya yang dikisahkan dalam tari Tarunajaya, kemung-

kinan membuat penonton yang banyak mengaku baru pertama menonton tari Bali, terkesan dan dengan antusias mengerubungi Laras. Pengalaman menunjukan, sajian tari Tarunajaya di mancanegara, sering berhasil menggugah penonton. Sementara, di tengah masyarakat Bali sendiri, tari Tarunajaya masih dikagumi hingga hari ini. Pementasan tari lepas yang sering digelar dalam berbagai kesempatan, sering menampilkan tari yang melenggang energik ini. Bahkan Tarunajaya biasanya ditempatkan sebagai nomor penampilan pamuncak. Di kalangan para penabuh gamelan, mengiringi tari Tarunajaya, kendati cukup melelahkan karena sebagian besar berungkap keras dan cepat, namun sangat disukai. Antara aspek tari dan iringannya, dalam tari Tarunajaya, terajut dalam interaksi yang responsif. Tari Tarunajaya berembrio dari tari Kebyar Legong. Kebyar Legong lahir dari euforia munculnya gamelan Gong Kebyar yang lahir pada tahun 1915 di Bali Utara. Adalah seorang seniman dari Desa Jagaraga, Buleleng, I Wa y a n P e r aupan

yang lebih dikenal dengan sebutan Pan Wandres, pada tahun 1920-an berhasil menciptakan tari dengan iringan gamelan Gong Kebyar yang disebut Kebyar Legong. Tambahan nama Legong diduga karena pada bagian tengah tari itu memasukkan sejenis tari Legong, tari klasik Bali Selatan yang saat itu sudah berkembang ke seluruh Bali. Pada awalnya, Kebyar Legong dibawakan oleh penari pria. Salah satu penari Kebyar Legong yang kemudian memadatkan tari ini menjadi

Tarunajaya adalah I Gede Manik. Pemberian nama Tarunajaya ada ceritanya. Pada suatu hari, Presiden Sukarno, mengundang seniman dari Buleleng untuk mementaskan Gong Kebyar beserta tariannya di Istana Tampaksiring. Seusai menyajikan tabuh kebyar, ditampilkanlah tari Kebyar Legong. Kendati Bung Karno suka cita menyimaknya, namun proklamator itu berpendapat tari itu agak panjang jika ditampilkan untuk tamu kenegaraan, beliau menyarankan dibuat versi pendeknya. Kesempatan berikutnya, bertempat di Bali Hotel, Gede Manik menampilkan Kebyar Legong versi pendek, sekitar 11 menit, di hadapan Bung Karno yang sedang menjamu tamutamu kehormatannya. Sang Presiden yang peka dengan seni sangat menyukainya. Presiden I RI ini kemudian memberi nama Tarunajaya. Bagaimana dan kenapa Bung Karno memberi nama Trunajaya? Sebuah seni pentas yang bertajuk “Sirna Ilang

Kertaning Bali” yang digelar 2016 di Sukawati, Gianyar, mencoba menutur-interpretasikannya dalam sebuah adegan. Pada suatu hari di tahun 1950, Bung Karno terkagum-kagum dengan sebuah tari ciptaan baru yang disaksikannya di Bali Hotel ketika menjamu tamu kenegaraan. Kepada I Gede Manik, sang pencipta tari itu, Bung Karno bertanya: “Pak Gede Manik, tari ciptaan bapak lain dari pada yang lain, bagus, bagus sekali! Tari apa namanya?” I Gede Manik menjawab polos, “Belum punya nama paduka presiden”. “Oh, begini Pak Manik, melihat dari gerak gerik semangat, dinamis dan lugasnya tari ciptaan bapak ini, aku melihat adanya gelora generasi muda yang pantang menyerah berjuang memajukan bangsanya. Oleh karena itu, tari ini aku beri nama Tarunajaya, setuju?” Sebagai Bapak Bangsa, Bung Karno tidak hanya mengapresiasi nilai keindahan permukaan sebuah kesenian, namun juga dapat menangkap makna yang berkobar di belakang tari Tarunajaya tersebut. Sebab, tari Tarunajayanya Gede Manik bersumber dari tari Kebyar Legong karya Pan Wandres, dimana kedua tari ini menguak dari deru membuncahnya Gong Kebyar di Bali Utara, kawasan Bali yang paling awal merasakan tindasan kaum kolonial. Gong Kebyar dengan tari kebyarnya adalah ekspresi counter culture terhadap penjajah Belanda. Tari Tarunajaya yang dikonstruksi emosional, lugas, tangkas, bisa jadi oleh Bung Karno dipandang sebagai representasi patriotisme nan heroik bangsa Indonesia dalam menggapai kemerdekaan dan berjuang penuh semangat memajukan negara dan bangsa. “Membawakan tari Tarunajaya, memang sangat terasa adanya semangat menyala-nyala, sejak awal dan semakin meninggi pada bagian akhir,” ujar Laras yang saat penutupan AFCC, Sabtu (20/5), diminta kembali naik panggung membawakan tari Tarunajaya, yang, turut disaksikan oleh Duta Besar RI di Singapura, I Gede Ngurah Swajaya. Kedigjayaan tari Tarunajaya, disambut tepuk tangan panjang. (Kadek Suartaya)

Style

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Gaya Kasual Dinamis Motif bunga -bunga itulah pilihan desainer satu ini untuk koleksi local brand “Batik Bali bintang mirA” asal Gianyar yang disuguhkannya dalam pagelaran “Indonesia Fashin Trend Spring Summer 2018” belum lama ini di TS Suites, Kuta.

D

ikatakan sang pemilik Bintang Mira, inspirasi diperoleh dari berbagai jenis bunga yang digunakan sebagai sarana persembahyangan umat Hindu di Bali. Keindahannya kemudian dituangkan di atas bahan katun fual nan nyaman untuk desain busana –busana kasual yang keren dan wearable. Wa r n a c o k l a t d a n ku­n ing dengan siluet A dan I ini, menurut sang

desainer cocok untuk daerah tropis di Indonesai, khususnya di Bali. Gaya ini diperuntukkan bagi para perempuan modern yang dinamis dan ingin stylish setiap harinya. Selanjutnya melalui deretan karya yang dipilih Tokoh pekan ini juga, Bintang Mira ingin terus menunjukkan jika Bali mempunyai batik sendiri dan sangat menarik meski motifnya sederhana. (Sri Ardhini)

15


14

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Seorang peserta sebut saja namanya Yuli diminta naik ke panggung. Dengan perintah dari pembicara, tiba-tiba saja perempuan itu lupa namanya sendiri karena sang pembicara sedang meminjam namanya. Kemudian, dengan perintah sang pembicara, tiba-tiba ia lupa nama suami­ nya bahkan menganggap si pembicara adalah suaminya. Karuan saja, adegan itu membuat peserta seminar lainnya tertawa terbahak-bahak. Adegan itu hanyalah satu contoh hipnoterapi yang dibawakan Dr. Adi W. Gunawan., CCH dalam seminar Hipnoterapi Klinis, Solusi Efektif untuk Masalah Emosi dan Perilaku, di Kuta, pekan lalu.

S

ebelumnya, ia meminta seluruh peserta seminar untuk menuruti perintahnya. Ia meminta semua peserta melekatkan ibu jari dan jari telunjuk seperti lengket terkena lem. Bahkan, sangat lekat sampai-sampai banyak peserta yang tak bisa melepaskan jarinya. Dalam hitungan detik kemudian, ia meminta peserta melepaskan jari mereka dan ternyata bisa lepas. Salah seorang peserta yang jarinya terlihat sangat lengket diminta ke depan yakni, Yuli, yang datang bersama suaminya menjadi “kelinci percobaan” di panggung. Alhasil, atraksi yang dilakukan A.W. Gunawan membuat peserta makin bersemangat mengikuti seminar hipnoterapi tersebut. Intinya, ia menekankan, hipnoterapi hanya bisa terjadi ketika klien mau dan menyetujui apa yang dilakukan dan percaya kepada si pemberi perintah. Kalau tidak, apapun yang diperintahkan, tidak akan berhasil. Yuli, contohnya. Ketika ia tidak mempercayai si pemberi perintah, tak ada yang terjadinya padanya. Pembicara tak bisa melakukan intervensi padanya. Ia memberi contoh lain, ketika di jalanan ada yang melakukan aktraksi hipnosis dan tiba-tiba ada orang yang di sekitarnya terkena hipnosis. Sangat dipastikan itu rekayasa atau pembohongan. Karena ia menegaskan, hipnosis hanya bisa terjadi kalau klien memberi izin untuk dirinya dihipnosis. “Selama ini masyarakat mendapat edukasi yang kurang tepat perihal hipnosis melalui televisi yang hanya mengidentikkan hipnosis hiburan dengan hipnoterapi, berpersepsi negatif terhadap hipnoterapi dan tidak memanfaatkan hipnoterapi untuk meningkatkan kualitas hidup,” ujar pendiri Adi W.Gunawan Institute of Mind Technology yang sudah mengeluarkan 22 buku ini. Selama ini, banyak anggapan salah tentang hipnoterapi. Hipnoterapi bukan praktik supranatural. Hipnoterapi bukan penguasaan pikiran. Saat terjadi trance ketika ditanya dan alam bawah sadar memberikan izin, hipnosis bisa terjadi. Kalau tidak diizinkan, tidak akan bisa. Hipnoterapi tidak sama dengan tidur. Hipnoterapi tidak dapat digunakan untuk mengubah kepribadian dasar. Hipnoterapi tidak mengakibatkan lupa ingatan dan hipnoterapi bukan cuci otak. Apakah betul hipnoterapi bisa menyembuhkan? Apakah kesembuhan lewat hypnosis itu bersifat permanen? Apa saja masalah yang bisa diatasi dengan hipnoterapi? Apakah hipnote­ rapi bisa dilakukan pada anak-anak? Apakah ini bukan praktik menakutkan? Apakah semua terapisnya dokter atau psikologi? Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan sedikit dari banyaknya pertanyaan masyarakat tentang praktik hipnoterapi. Hipnoterapi masih menjadi pendekatan yang belum familier bagi masyarakat kita. Mirip dengan gambaran psikiatri dan psikologi di benak awam ketika masyarakat masih

menganggap psikiater adalah dokternya orang gila sedangkan psikolog bertugas mengurusi psikotes. Sebagai konsep dan tujuan tertinggi kebahagiaan mencakup sejumlah unsur yang saling terkait yang salah satunya kesehatan, serta kesejahteraan mental dan psikologis. Upaya mencapai kondisi bahagia dan sejahtera di aspek mental dan psikologis dapat dilakukan dengan swadaya atau dalam kondisi tertentu dengan bantuan profesi pemberi bantuan seperti psikiater, psikolog, konselor dll. Salah satu profesi pemberi bantuan yang saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah hipnoterapis. Hipnoterapis terdiri dari dua kata hipnosis dan terapi. Hipnosis adalah kondisi pikiran rileks, fokus, dan reseptif. Dengan demikian, hipnoterapi sejatinya adalah terapi yang menggunakan beragam teknik yang dilakukan dalam kondisi hipnosis untuk meningkatkan hidup dan kesejahteraan individu. Ia mengatakan, di dunia ini ada dua penyakit yakni sakit jiwa ranahnya psikiater dan orang normal tapi bermasalah yang bisa diobati dengan hipnoterapi. Bermacam penyakit medis juga bisa diobati dengan hipnoterapi. Namun, ia menegaskan, hipnoterapi merupakan pengobatan komplementer yang bisa dilakukan berbarengan dengan pengobatan dokter. Misalnya, untuk pengobatan kanker. Namun, untuk penyakit orang normal tapi bermasalah paling tepat diselesaikan dengan hipnoterapi misalnya, anak hiperaktif, sulit tidur, menstruasi sakit, alergi, phobia, termasuk LGBT, pelecehan seksual dll. Dalam prespektif neurosains, hipnosis adalah kondisi pikiran reseptif bercirikan gelombang otak, dominan alfa, theta, dan terutama delta. Kondisi pikiran reseptif memungkinkan klien mengakses memori (theta) dan emosi (delta) yang selama ini menjadi sumber masalahnya tanpa gangguan dan intervensi dari pikiran sadar (beta). Terdapat lima cabang ilmu hipnosis, hypnosis hiburan, hipnosis klinis, hipnosis forensic, hipnoanestesi dan hipnosis ekperimen Ia menyatakan, hipnoterapi telah mendapat pengakuan dan penerimaan dari berbagai asosiasi medis dan psikologi terkemuka dunia. British Medical Association adalah organisasi profesional pertama dunia yang men-

Jelita

Hipnoterapi Solusi Efektif Atasi

Masalah Emosi dukung penggunaan hipnoterapi untuk tujuan medis. Hipnoterapi sesuai dengan pernyataan Barios, lebih unggul dibandingkan psikoanalisis dan terapi perilaku karena langsung bekerja di pikiran bawah sadar tempat tersimpan berbagai program pikiran dan emosi yang menjadi akar masalah yang berhubungan dengan atau yang menjadi penyebab berbagai gangguan emosi, perilaku dan penyakit psikosomatis. “Terapi pikiran bawah sadar penting dilakukan karena pengaruh pikiran bawah sadar sangat besar terhadap hidup manusia,” kata dosen di berbagai universitas di Surabaya ini. Keunggulan hipnoterapi dalam menangani beragam masalah terutama yang disebabkan pengalaman traumatik dengan emosi intens didasarkan pada cara kerja hipnoterapi yang bersifat bottom up bukan top down seperti kebanyakan terapi bicara dalam psikoterapi. Rekaman memori akibat trauma tidak dapat diselesaikan dengan pemahaman atau pemaknaan ulang top down. Solusi trauma butuh pendekatan bottom up yang mampu memasilitasi ekspresi emosi intens baik pada level

fisiologis maupun psikologis. Ia memberi beberapa contoh kasus. Hipnoterapi dalam menyembuhkan anak yang menderita alergi baru lahir. Ternyata, ketika diterapi terlihat saat dalam kandungan ibunya stres. Ayah dan anak tidak akur alias anaknya tidak suka dengan ayahnya. Ternyata, saat diterapi, ayahnya dulu pernah meminta ibunya untuk menggugurkan anak itu. Emosi ibarat panci (pot) panas yang siap meledak yang mengakibatkan dua pilihan, RS Jiwa atau kuburan. Bunuh diri masih dikatakan solusi, karena merasa mati adalah salah satu solusinya. Sebelum emosi meledak namanya simptom. Inilah yang bisa memicu asam lambung, migren, vertigo, alergi, susah tidur, dll. Pada saat kritis pot mental mengalami keretakan sehingga sebagian besar uap bisa keluar dan tekanan di dalam pot berkurang. Simptom menunjukkan jalan keluarnya. Sumber ini yang menuntun untuk mencari jalan keluarnya. “Teknik sugesti cenderung hanya memotong sebagaian atas suatu masalah setelah itu masalah yang sama muncul. Sementara, hipnoterapi akan melakukan penyelesaian sampai ke

Bugar

11

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

PROFIL FASILITAS BIMC SILOAM NUSA DUA

Penyedia Layanan Kesehatan Berstandar Internasional

S

ebagaimana diketahui, sejak dibuka pada Mei 2012, tercatat pasien BIMC Siloam Nusa Dua didominasi oleh wisatawan asing. Sebanyak 70% dari total pasien yang datang ke BIMC Siloam Nusa Dua adalah wisatawan asing yang sedang berkunjung ke pulau Bali. Tingginya kepercayaan dari para wisatawan ini adalah berdasarkan standard pelayanan kesehatan yang diberikan dan kerjasama dengan asuransi internasional. Ini menjadi motivasi bagi BIMC Siloam Nusa Dua untuk tetap dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat Bali dengan harga yang lebih terjangkau. BIMC Nusa Dua, yang meraih status akreditasi nasional PARIPURNA dari KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit) pada Maret 2017. Sebelumnya di tahun 2014 BIMC pun telah mengantongi akreditasi internasional dari ACHSI (Australian Council on Healthcare Standard) Rumah sakit yang berada di kawasan resort ITDC Nusa Dua ini memiliki 34 kamar rawat inap, 3 ruang operasi, 3 kamar ICU dan 5 kamar HCU. Dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti ambulans, laboratorium, farmasi, unit pelayanan gawat darurat 24 jam.

BIMC Hospital Nusa Dua - Main Entrance Lobby

Ultrasonography (USG) + Echocardiography Pemeriksaan dengan prinsip ultrasonografi untuk diagnostik terutama pada kelainan di abdomen (usus buntu, radang kandung empedu, dsb), jantung, dan ektremitas. Ruang Operasi Keunggulan : BIMC Siloam Nusa Dua memiliki 3 kamar operasi dengan menggunakan teknik air laminar flow yang menjamin proses sterilisasi ruangan secara konsisten.

Dr. Adi W. Gunawan., CCH

akar masalah,” ujarnya. Ia mengatakan, keunggulan hipnoterapi dalam menangani beragam masalah terutama yang disebabkan pengalaman traumatik dengan emosi intens didasarkan pada cara kerja hipnoterapi yang bersifat bottom up. (Wirati Astiti)

Operating Theatre

Fasilitas Unggulan BIMC Siloam Nusa Dua

Teknologi C-Arm Keunggulan: a. Dengan menggunakan alat C-Arm, letak benda atau obyek pemeriksaan yang berada di dalam tubuh dengan mudah dapat dideteksi, bahkan dapat dilihat langsung layaknya video shooting yang live. b. Teknologi C-Arm, sambung Faesol, mampu menampilkan objek secara tiga dimensi, sehingga dapat dilihat dengan lebih jelas dan utuh dari berbagai sisi dan posisi. Dengan kecanggihannya ini, C-Arm dapat meminimalkan kesalahan dalam memprediksi letak objek, diagnose, dan tindakan medis lainnya. c. Keunggulan C-Arm ini sangat memudahkan bagi pelaksanaan tindakan medis di bidang radiologi, urologi, bedah tulang, intervensi nyeri, dan jantung.

Poliklinik Spesialis BIMC Siloam Nusa Dua Upaya lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat adalah, menambah jumlah Poli Spesialis di BIMC Siloam Nusa Dua, diantaranya : Spesialis Penyakit Dalam : Senin s/d Jumat jam 08.00-16.00 Spesialis Anak : Setiap hari jam 08.00-16.00 (Selasa dan Sabtu libur) Spesialis Kandungan : Kamis jam 17.00-20.00 Spesialis Jantung : Senin, Rabu dan Jumat jam 16.00-18.00 Spesialis THT : Senin s/d Sabtu jam 10.00-16.00 Spesialis Bedah Umum : Senin dan Rabu jam 13.00-14.00 Spesialis Bedah Tulang : Senin s/d Jumat jam 14.00-18.00 Spesialis Bedah Tumor : Kamis jam 16.00-18.00 dan Sabtu jam 08.00-10.00 BIMC Siloam Nusa Dua pun kini menerima pasien pengguna asuransi lokal seperti Aviva, Sinar Mas, Prudential, AXA Indonesia, Admedika, CAR, Mega Health Insurance dan lain sebagainya.

Multi Slice Computed Tomography (CT-Scan) 64 Slices Keunggulan : a. Pengambilan pindaian sangat cepat kurang dari 10 detik dengan hasil diagnostic yang tepat. b. Irisan tipis hingga 0,1 mm sehingga pencitraan menjadi lebih cepat, tepat dan akurat c. Dapat memindai jaringan yang bergerak dengan gambaran 4 dimensi seperti jantung, tulang dan pembuluh darah. d. Menggunakan penampang axial, coronal dan sagital sehingga dapat memindai sumbatan atau penyempitan, termasuk untuk melihat sumbatan pada pembuluh darah jantung. e. Format hasil scanning dalam bentuk digital (CD)

Treadmill Peralatan uji latih beban jantung ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit jantung koroner secara dini, menilai konsistensi dari irama jantung, mendiagnosa kemampuan fungsi otot jantung untuk aktivitas fisik.

64 Slice CT Scan


12

Kuliner

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Wajah Baru ICA Bali

3 K untuk Kemajuan Kuliner Indonesia Para praktisi dan penggiat kuliner di Bali telah memiliki berbagai organisasi. Salah satunya, Indonesian Chef Association (ICA), yang anggotanya lebih banyak para chef/koki hotel dan restoran. Pada awalnya ICA BPD Bali dibentuk pada tanggal 21 Maret 2007 dan diketuai chef Ida Bagus Parwata dengan masa kepengurusan periode 2007-2012. Berdasarkan hasil musda II terpilihlah chef Komang Adi Arsana sebagai ketua ICA BPD Bali, periode 2012-2017. Masa kepengurusan chef Komang Adi Arsana telah berakhir pada bulan Maret lalu, dan ia resmi menyerahkan kepengurusan kepada ketua terpilih chef Hendra Mahena.

P

ria kelahiran Denpasar bernama lengkap I Gede Putu Hendra Mahena secara aklamasi terpilih menjadi Ketua ICA BPD Bali un-

Kecicang

tuk masa kepengurusan periode 2017-2022, dalam musda III ICA BPD Bali, 18 Maret di Bali Paragon Hotel Resort, Jimbaran. Hendra Mahena yang kesehariannya bertugas sebagai

executive chef di Bali National Golf Club, Nusa Dua, dalam kepemimpinannya memperkenalkan visi 3K yakni kebersamaan, kesederhanaan, dan kerendahan hati dalam bek-

Presiden ICA chef Henry Bloem memberikan selamat kepada ketua ICA Bali yang baru chef Hendra

erja untuk secara bersamasama menjalani roda organisasi dengan menitikberatkan dalam pencapaian hasil. Chef Hendra Mahena mengatakan, untuk program ke depan ia akan membuat “talent chef privat training”. “Program talent privat training ini merupakan pelatihan kepada siswa SMK dan mahasiswa sekolah perhotelan dan pariwisata. Siswa ini akan mendapat tambahan wawasan dari para chef profesional yang akan mengenalkan mereka pengetahuan dan keterampilan dalam bidang hot kitchen, carving, dan penyajian makanan,” kata Hendra Mahena di sela-sela pelantikan pengurus ICA BPD Bali di Uma Restaurant, Bali Safari Marine Park, Gianyar, Senin (29/5). Ia mengatakan, selama ini dari pengalamannya sebagai dosen, ia

Bagi penikmat sambel matah, ada bagian bongkot (batang muda) dan kecicang (bunga) yang menjadi bagian dari sambal khas Bali ini. Kecicang merupakan nama yang lazim dikenal di Bali. Di daerah lainnya, ada yang menyebut kecombrang, kantan, kincung, kincuang, siantan, atau honje. melihat para siswa masih kurang mendapatkan pelatihan, karena lebih banyak diberikan teori. Karena itu, ICA Bali juga turut berpartisipasi dalam mencerdaskan generasi muda khususnya para junior chef. Ia menambahkan, para siswa juga akan mendapatkan ilmu dari dua chef yang namanya sudah terkenal di mancanegara, yakni chef Suarnaya dan chef Sungada yang mendapat prestasi juara 3 tingkat dunia dalam mengukir es. Setelah mendapatkan bimbingan dan tambahan wawasan, siswa ini akan diberi kesempatan untuk berlomba untuk mencari yang terbaik dan akan diikutkan lomba tingkat nasional. “Saya berharap, setelah mereka sukses, mereka bisa langsung bekerja di hotel atas rekomendasi dari ICA Bali,” ujarnya. (Wirati Astiti)

Bali Safari Sajikan Balinese Food di Gathering ICA Bali sponsor menyajikan sosis bakar yang dipadukan dengan sambal terasi dan minuman beralkohol. Presiden ICA chef Henry Bloem dalam sambutannya mengatakan, banyak ada organisasi kuliner tapi misi dan visinya pasti sama yakni mengangkat kuliner Indonesia ke level yang lebih tinggi, mempromosikan dan melestarikan kuliner Indonesia. “Harapan saya, mari kita saling bergandengan tangan ke depan dalam semua kegiatan saling support demi kemajuan kuliner Indonesia,” ujarnya sebelum melantik pengurus BPD ICA Bali. (Wirati Astiti)

Pamerkan Kuliner Khas Karangasem di Festival Candi Dasa

Belum banyak tergali potensi kuliner Karangasem, itulah program yang akan kami gencarkan. Demikian disampaikan, chef Eka saputra, Ketua

Penyematan pin kepada pengurus ICA BPC Karangasem

BPC Karangasem. Executive Chef Candi Beach and Resort, Candi Dasa ini mengatakan, rencana ke depan akan membuat Festival Candi Dasa sekitar bulan November. Saat itu, akan dipamerkan aneka makanan khas Karangasem seperti sate ikan laut, blayag, termasuk jajanan pasar clorot. Saat ini anggota ICA BPC Karangasem 30 orang, meliputi chef yang bekerja di hotel kawasan Candi dasa, Amed, dan Sidemen. Ke depan, ia juga akan meneruskan program dari ICA BPD Bali untuk masuk ke SMK dan kampus pariwisata memberikan tambahan wawasan kepada para junior chef. (Wirati Astiti)

13

Merah Muda yang Menggoda

Pengurus ICA BPD Bali

Ketua ICA Bali memberikan penghargaan kepada tuan rumah gathering yang diterima chef Mahadi mewakili manajemen Bali Safari Marine Park.

Aneka makanan khas Bali disajikan dalam gathering bulanan Indonesian Chef Association (ICA) Bali di Bali Safari Marine Park, Senin ( 29/5). Menurut chef Mahadi aneka makanan yang disajikan memang mengkhususkan untuk makanan tradisional Bali. Nasi sela, be sampi, ayam betutu, tum udang, sate ikan, sayur urap, sayur sup timbul, sambal matah dan sambal merah menjadi pilihan. Untuk makanan penutup ada waluh mekukus. Berbarengan dengan acara buka puasa, tak lupa disajikan juga es cendol, cake cokelat, dan aneka jus. Beberapa

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

K

Ayam sisit sambal kecicang

ecicang yang berwarna merah muda ini dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal. Dari beberapa referensi menyebutkan kecicang memiliki kandungan kalium tinggi, lemak rendah yang bisa menetralkan asam lambung, menambah nafsu makan. Manfaat lainnya menyehatkan jantung, membentuk otot jadi besar, menyuburkan rambut dengan kand-

Kecicang

ungan zink, dan mencegah kanker. Salah satu penekun usaha kuliner, Ida Ayu Prita menuturkan kecicang merupakan salah satu bahan yang sering ia pakai. “Ayam sisit sambal kecicang merupakan salah satu menu andalan yang diminati konsumen. Tampilan ayam sisit dengan warna cokelat berpadu dengan kecicang berwarna merah muda yang menggoda, rasanya nikmat,” ujar pemilik warung Piring Mas di daerah Sangeh ini. (Ngurah Budi)

Seafood Sapo

Sarwan Bahan: 2 buah 3 siung 2 ruas 1 buah 20 ekor 2 ekor 2 sdm 1 sdm 1 sdm 1 sdm ¼ sdt

: tofu ukuran besar, potong 2 cm : bawang putih, haluskan : jari jahe, memarkan atau iris kecil : batang daun bawang prai iris kasar : udang kupas kulitya : cumi besar iris bulat atau menurut selera : saus tiram : kecap manis : saus raja rasa : kecap ikan : lada bubuk

½ sdt : minyak wijen 50 gr : jamur kuping iris memanjang 8 lembar : daun bokcay potong-potong 1 sdm : margarin Garam, kaldu bubuk rasa ayam secukupnya Cara Membuat : - Tu m i s b o k c a y dan jamur hingga layu, sisihkan. Goreng tofu hingga keco­k elatan, lalu tumis bawang pu­­tih dan jahe hing­ga harum. - Masukkan udang dan cumi, tambahkan lada bubuk, minyak wijen, ke-

Ayam Saus Szechuan

Bahan: 750 gr 1 sdm 3 siung 1 buah 1 sdm 100 ml 1 sdt 1 sdt 1 sdt 2 ruas 2 sdm

: ayam paha : tepung kanji larutkan air : bawang putih cincang kasar : bawang bombai kecil iris : cabe bubuk : air : garam : kaldu bubuk rasa ayam : gula pasir : jari jahe iris-iris tipis : kecap asin

1 sdm 1 sdm

: margarine : irisan daun seledri

Cara Membuat : - Panaskan margarin dalam wajan hingga leleh, lalu masukkan irisan bawang putih, bawang bombay dan jahe sampai harum, masukkan ayam dan air juga bubuk cabe, aduk rata, masukkan ga-

cap, saus tiram dan kecap manis, aduk rata hingga udang dan garam kaldu bubuk dan cumi kaku. - Masukkan air, masak hingga mendidih, masukkan larutan kanji, aduk rata, lalu masukkan bokcay, tofu goreng dan jamur, masak hingga matang dan agak kental, sajikan.

ram, gula, lada dan kaldu bubuk juga kecap asin, biarkan sampai mendidih dan ayam agak lunak lalu masukkan tepung kanji yang dilarutkan dengan air masak sampai hingga mengental dan siap disajikan.

Omlet Bayam Keju Bahan: 3 butir : telur kocok lepas 50 gr : daun bawang cincang halus atau kasar, rendam air panas, tiriskan 50 gr : kol bulat/gubis, iris halus 20 gr : keju parut Garam, lada bubuk, kaldu bubuk dan minyak goreng secukupnya

Cara Membuat : Siapkan panci teflon anti lengket, olesi dengan minyak atau margarin, lalu campur rata telur, daun bawang, daun kol bersama garam, kaldu bubuk dan lada, aduk rata. Masukkan ke dalam panci teflon ukuran 24 cm, masak hingga matang dan di bolakbalik hingga matang, siap disajikan.


12

Kuliner

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Wajah Baru ICA Bali

3 K untuk Kemajuan Kuliner Indonesia Para praktisi dan penggiat kuliner di Bali telah memiliki berbagai organisasi. Salah satunya, Indonesian Chef Association (ICA), yang anggotanya lebih banyak para chef/koki hotel dan restoran. Pada awalnya ICA BPD Bali dibentuk pada tanggal 21 Maret 2007 dan diketuai chef Ida Bagus Parwata dengan masa kepengurusan periode 2007-2012. Berdasarkan hasil musda II terpilihlah chef Komang Adi Arsana sebagai ketua ICA BPD Bali, periode 2012-2017. Masa kepengurusan chef Komang Adi Arsana telah berakhir pada bulan Maret lalu, dan ia resmi menyerahkan kepengurusan kepada ketua terpilih chef Hendra Mahena.

P

ria kelahiran Denpasar bernama lengkap I Gede Putu Hendra Mahena secara aklamasi terpilih menjadi Ketua ICA BPD Bali un-

Kecicang

tuk masa kepengurusan periode 2017-2022, dalam musda III ICA BPD Bali, 18 Maret di Bali Paragon Hotel Resort, Jimbaran. Hendra Mahena yang kesehariannya bertugas sebagai

executive chef di Bali National Golf Club, Nusa Dua, dalam kepemimpinannya memperkenalkan visi 3K yakni kebersamaan, kesederhanaan, dan kerendahan hati dalam bek-

Presiden ICA chef Henry Bloem memberikan selamat kepada ketua ICA Bali yang baru chef Hendra

erja untuk secara bersamasama menjalani roda organisasi dengan menitikberatkan dalam pencapaian hasil. Chef Hendra Mahena mengatakan, untuk program ke depan ia akan membuat “talent chef privat training”. “Program talent privat training ini merupakan pelatihan kepada siswa SMK dan mahasiswa sekolah perhotelan dan pariwisata. Siswa ini akan mendapat tambahan wawasan dari para chef profesional yang akan mengenalkan mereka pengetahuan dan keterampilan dalam bidang hot kitchen, carving, dan penyajian makanan,” kata Hendra Mahena di sela-sela pelantikan pengurus ICA BPD Bali di Uma Restaurant, Bali Safari Marine Park, Gianyar, Senin (29/5). Ia mengatakan, selama ini dari pengalamannya sebagai dosen, ia

Bagi penikmat sambel matah, ada bagian bongkot (batang muda) dan kecicang (bunga) yang menjadi bagian dari sambal khas Bali ini. Kecicang merupakan nama yang lazim dikenal di Bali. Di daerah lainnya, ada yang menyebut kecombrang, kantan, kincung, kincuang, siantan, atau honje. melihat para siswa masih kurang mendapatkan pelatihan, karena lebih banyak diberikan teori. Karena itu, ICA Bali juga turut berpartisipasi dalam mencerdaskan generasi muda khususnya para junior chef. Ia menambahkan, para siswa juga akan mendapatkan ilmu dari dua chef yang namanya sudah terkenal di mancanegara, yakni chef Suarnaya dan chef Sungada yang mendapat prestasi juara 3 tingkat dunia dalam mengukir es. Setelah mendapatkan bimbingan dan tambahan wawasan, siswa ini akan diberi kesempatan untuk berlomba untuk mencari yang terbaik dan akan diikutkan lomba tingkat nasional. “Saya berharap, setelah mereka sukses, mereka bisa langsung bekerja di hotel atas rekomendasi dari ICA Bali,” ujarnya. (Wirati Astiti)

Bali Safari Sajikan Balinese Food di Gathering ICA Bali sponsor menyajikan sosis bakar yang dipadukan dengan sambal terasi dan minuman beralkohol. Presiden ICA chef Henry Bloem dalam sambutannya mengatakan, banyak ada organisasi kuliner tapi misi dan visinya pasti sama yakni mengangkat kuliner Indonesia ke level yang lebih tinggi, mempromosikan dan melestarikan kuliner Indonesia. “Harapan saya, mari kita saling bergandengan tangan ke depan dalam semua kegiatan saling support demi kemajuan kuliner Indonesia,” ujarnya sebelum melantik pengurus BPD ICA Bali. (Wirati Astiti)

Pamerkan Kuliner Khas Karangasem di Festival Candi Dasa

Belum banyak tergali potensi kuliner Karangasem, itulah program yang akan kami gencarkan. Demikian disampaikan, chef Eka saputra, Ketua

Penyematan pin kepada pengurus ICA BPC Karangasem

BPC Karangasem. Executive Chef Candi Beach and Resort, Candi Dasa ini mengatakan, rencana ke depan akan membuat Festival Candi Dasa sekitar bulan November. Saat itu, akan dipamerkan aneka makanan khas Karangasem seperti sate ikan laut, blayag, termasuk jajanan pasar clorot. Saat ini anggota ICA BPC Karangasem 30 orang, meliputi chef yang bekerja di hotel kawasan Candi dasa, Amed, dan Sidemen. Ke depan, ia juga akan meneruskan program dari ICA BPD Bali untuk masuk ke SMK dan kampus pariwisata memberikan tambahan wawasan kepada para junior chef. (Wirati Astiti)

13

Merah Muda yang Menggoda

Pengurus ICA BPD Bali

Ketua ICA Bali memberikan penghargaan kepada tuan rumah gathering yang diterima chef Mahadi mewakili manajemen Bali Safari Marine Park.

Aneka makanan khas Bali disajikan dalam gathering bulanan Indonesian Chef Association (ICA) Bali di Bali Safari Marine Park, Senin ( 29/5). Menurut chef Mahadi aneka makanan yang disajikan memang mengkhususkan untuk makanan tradisional Bali. Nasi sela, be sampi, ayam betutu, tum udang, sate ikan, sayur urap, sayur sup timbul, sambal matah dan sambal merah menjadi pilihan. Untuk makanan penutup ada waluh mekukus. Berbarengan dengan acara buka puasa, tak lupa disajikan juga es cendol, cake cokelat, dan aneka jus. Beberapa

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

K

Ayam sisit sambal kecicang

ecicang yang berwarna merah muda ini dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal. Dari beberapa referensi menyebutkan kecicang memiliki kandungan kalium tinggi, lemak rendah yang bisa menetralkan asam lambung, menambah nafsu makan. Manfaat lainnya menyehatkan jantung, membentuk otot jadi besar, menyuburkan rambut dengan kand-

Kecicang

ungan zink, dan mencegah kanker. Salah satu penekun usaha kuliner, Ida Ayu Prita menuturkan kecicang merupakan salah satu bahan yang sering ia pakai. “Ayam sisit sambal kecicang merupakan salah satu menu andalan yang diminati konsumen. Tampilan ayam sisit dengan warna cokelat berpadu dengan kecicang berwarna merah muda yang menggoda, rasanya nikmat,” ujar pemilik warung Piring Mas di daerah Sangeh ini. (Ngurah Budi)

Seafood Sapo

Sarwan Bahan: 2 buah 3 siung 2 ruas 1 buah 20 ekor 2 ekor 2 sdm 1 sdm 1 sdm 1 sdm ¼ sdt

: tofu ukuran besar, potong 2 cm : bawang putih, haluskan : jari jahe, memarkan atau iris kecil : batang daun bawang prai iris kasar : udang kupas kulitya : cumi besar iris bulat atau menurut selera : saus tiram : kecap manis : saus raja rasa : kecap ikan : lada bubuk

½ sdt : minyak wijen 50 gr : jamur kuping iris memanjang 8 lembar : daun bokcay potong-potong 1 sdm : margarin Garam, kaldu bubuk rasa ayam secukupnya Cara Membuat : - Tu m i s b o k c a y dan jamur hingga layu, sisihkan. Goreng tofu hingga keco­k elatan, lalu tumis bawang pu­­tih dan jahe hing­ga harum. - Masukkan udang dan cumi, tambahkan lada bubuk, minyak wijen, ke-

Ayam Saus Szechuan

Bahan: 750 gr 1 sdm 3 siung 1 buah 1 sdm 100 ml 1 sdt 1 sdt 1 sdt 2 ruas 2 sdm

: ayam paha : tepung kanji larutkan air : bawang putih cincang kasar : bawang bombai kecil iris : cabe bubuk : air : garam : kaldu bubuk rasa ayam : gula pasir : jari jahe iris-iris tipis : kecap asin

1 sdm 1 sdm

: margarine : irisan daun seledri

Cara Membuat : - Panaskan margarin dalam wajan hingga leleh, lalu masukkan irisan bawang putih, bawang bombay dan jahe sampai harum, masukkan ayam dan air juga bubuk cabe, aduk rata, masukkan ga-

cap, saus tiram dan kecap manis, aduk rata hingga udang dan garam kaldu bubuk dan cumi kaku. - Masukkan air, masak hingga mendidih, masukkan larutan kanji, aduk rata, lalu masukkan bokcay, tofu goreng dan jamur, masak hingga matang dan agak kental, sajikan.

ram, gula, lada dan kaldu bubuk juga kecap asin, biarkan sampai mendidih dan ayam agak lunak lalu masukkan tepung kanji yang dilarutkan dengan air masak sampai hingga mengental dan siap disajikan.

Omlet Bayam Keju Bahan: 3 butir : telur kocok lepas 50 gr : daun bawang cincang halus atau kasar, rendam air panas, tiriskan 50 gr : kol bulat/gubis, iris halus 20 gr : keju parut Garam, lada bubuk, kaldu bubuk dan minyak goreng secukupnya

Cara Membuat : Siapkan panci teflon anti lengket, olesi dengan minyak atau margarin, lalu campur rata telur, daun bawang, daun kol bersama garam, kaldu bubuk dan lada, aduk rata. Masukkan ke dalam panci teflon ukuran 24 cm, masak hingga matang dan di bolakbalik hingga matang, siap disajikan.


14

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Seorang peserta sebut saja namanya Yuli diminta naik ke panggung. Dengan perintah dari pembicara, tiba-tiba saja perempuan itu lupa namanya sendiri karena sang pembicara sedang meminjam namanya. Kemudian, dengan perintah sang pembicara, tiba-tiba ia lupa nama suami­ nya bahkan menganggap si pembicara adalah suaminya. Karuan saja, adegan itu membuat peserta seminar lainnya tertawa terbahak-bahak. Adegan itu hanyalah satu contoh hipnoterapi yang dibawakan Dr. Adi W. Gunawan., CCH dalam seminar Hipnoterapi Klinis, Solusi Efektif untuk Masalah Emosi dan Perilaku, di Kuta, pekan lalu.

S

ebelumnya, ia meminta seluruh peserta seminar untuk menuruti perintahnya. Ia meminta semua peserta melekatkan ibu jari dan jari telunjuk seperti lengket terkena lem. Bahkan, sangat lekat sampai-sampai banyak peserta yang tak bisa melepaskan jarinya. Dalam hitungan detik kemudian, ia meminta peserta melepaskan jari mereka dan ternyata bisa lepas. Salah seorang peserta yang jarinya terlihat sangat lengket diminta ke depan yakni, Yuli, yang datang bersama suaminya menjadi “kelinci percobaan” di panggung. Alhasil, atraksi yang dilakukan A.W. Gunawan membuat peserta makin bersemangat mengikuti seminar hipnoterapi tersebut. Intinya, ia menekankan, hipnoterapi hanya bisa terjadi ketika klien mau dan menyetujui apa yang dilakukan dan percaya kepada si pemberi perintah. Kalau tidak, apapun yang diperintahkan, tidak akan berhasil. Yuli, contohnya. Ketika ia tidak mempercayai si pemberi perintah, tak ada yang terjadinya padanya. Pembicara tak bisa melakukan intervensi padanya. Ia memberi contoh lain, ketika di jalanan ada yang melakukan aktraksi hipnosis dan tiba-tiba ada orang yang di sekitarnya terkena hipnosis. Sangat dipastikan itu rekayasa atau pembohongan. Karena ia menegaskan, hipnosis hanya bisa terjadi kalau klien memberi izin untuk dirinya dihipnosis. “Selama ini masyarakat mendapat edukasi yang kurang tepat perihal hipnosis melalui televisi yang hanya mengidentikkan hipnosis hiburan dengan hipnoterapi, berpersepsi negatif terhadap hipnoterapi dan tidak memanfaatkan hipnoterapi untuk meningkatkan kualitas hidup,” ujar pendiri Adi W.Gunawan Institute of Mind Technology yang sudah mengeluarkan 22 buku ini. Selama ini, banyak anggapan salah tentang hipnoterapi. Hipnoterapi bukan praktik supranatural. Hipnoterapi bukan penguasaan pikiran. Saat terjadi trance ketika ditanya dan alam bawah sadar memberikan izin, hipnosis bisa terjadi. Kalau tidak diizinkan, tidak akan bisa. Hipnoterapi tidak sama dengan tidur. Hipnoterapi tidak dapat digunakan untuk mengubah kepribadian dasar. Hipnoterapi tidak mengakibatkan lupa ingatan dan hipnoterapi bukan cuci otak. Apakah betul hipnoterapi bisa menyembuhkan? Apakah kesembuhan lewat hypnosis itu bersifat permanen? Apa saja masalah yang bisa diatasi dengan hipnoterapi? Apakah hipnote­ rapi bisa dilakukan pada anak-anak? Apakah ini bukan praktik menakutkan? Apakah semua terapisnya dokter atau psikologi? Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan sedikit dari banyaknya pertanyaan masyarakat tentang praktik hipnoterapi. Hipnoterapi masih menjadi pendekatan yang belum familier bagi masyarakat kita. Mirip dengan gambaran psikiatri dan psikologi di benak awam ketika masyarakat masih

menganggap psikiater adalah dokternya orang gila sedangkan psikolog bertugas mengurusi psikotes. Sebagai konsep dan tujuan tertinggi kebahagiaan mencakup sejumlah unsur yang saling terkait yang salah satunya kesehatan, serta kesejahteraan mental dan psikologis. Upaya mencapai kondisi bahagia dan sejahtera di aspek mental dan psikologis dapat dilakukan dengan swadaya atau dalam kondisi tertentu dengan bantuan profesi pemberi bantuan seperti psikiater, psikolog, konselor dll. Salah satu profesi pemberi bantuan yang saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah hipnoterapis. Hipnoterapis terdiri dari dua kata hipnosis dan terapi. Hipnosis adalah kondisi pikiran rileks, fokus, dan reseptif. Dengan demikian, hipnoterapi sejatinya adalah terapi yang menggunakan beragam teknik yang dilakukan dalam kondisi hipnosis untuk meningkatkan hidup dan kesejahteraan individu. Ia mengatakan, di dunia ini ada dua penyakit yakni sakit jiwa ranahnya psikiater dan orang normal tapi bermasalah yang bisa diobati dengan hipnoterapi. Bermacam penyakit medis juga bisa diobati dengan hipnoterapi. Namun, ia menegaskan, hipnoterapi merupakan pengobatan komplementer yang bisa dilakukan berbarengan dengan pengobatan dokter. Misalnya, untuk pengobatan kanker. Namun, untuk penyakit orang normal tapi bermasalah paling tepat diselesaikan dengan hipnoterapi misalnya, anak hiperaktif, sulit tidur, menstruasi sakit, alergi, phobia, termasuk LGBT, pelecehan seksual dll. Dalam prespektif neurosains, hipnosis adalah kondisi pikiran reseptif bercirikan gelombang otak, dominan alfa, theta, dan terutama delta. Kondisi pikiran reseptif memungkinkan klien mengakses memori (theta) dan emosi (delta) yang selama ini menjadi sumber masalahnya tanpa gangguan dan intervensi dari pikiran sadar (beta). Terdapat lima cabang ilmu hipnosis, hypnosis hiburan, hipnosis klinis, hipnosis forensic, hipnoanestesi dan hipnosis ekperimen Ia menyatakan, hipnoterapi telah mendapat pengakuan dan penerimaan dari berbagai asosiasi medis dan psikologi terkemuka dunia. British Medical Association adalah organisasi profesional pertama dunia yang men-

Jelita

Hipnoterapi Solusi Efektif Atasi

Masalah Emosi dukung penggunaan hipnoterapi untuk tujuan medis. Hipnoterapi sesuai dengan pernyataan Barios, lebih unggul dibandingkan psikoanalisis dan terapi perilaku karena langsung bekerja di pikiran bawah sadar tempat tersimpan berbagai program pikiran dan emosi yang menjadi akar masalah yang berhubungan dengan atau yang menjadi penyebab berbagai gangguan emosi, perilaku dan penyakit psikosomatis. “Terapi pikiran bawah sadar penting dilakukan karena pengaruh pikiran bawah sadar sangat besar terhadap hidup manusia,” kata dosen di berbagai universitas di Surabaya ini. Keunggulan hipnoterapi dalam menangani beragam masalah terutama yang disebabkan pengalaman traumatik dengan emosi intens didasarkan pada cara kerja hipnoterapi yang bersifat bottom up bukan top down seperti kebanyakan terapi bicara dalam psikoterapi. Rekaman memori akibat trauma tidak dapat diselesaikan dengan pemahaman atau pemaknaan ulang top down. Solusi trauma butuh pendekatan bottom up yang mampu memasilitasi ekspresi emosi intens baik pada level

fisiologis maupun psikologis. Ia memberi beberapa contoh kasus. Hipnoterapi dalam menyembuhkan anak yang menderita alergi baru lahir. Ternyata, ketika diterapi terlihat saat dalam kandungan ibunya stres. Ayah dan anak tidak akur alias anaknya tidak suka dengan ayahnya. Ternyata, saat diterapi, ayahnya dulu pernah meminta ibunya untuk menggugurkan anak itu. Emosi ibarat panci (pot) panas yang siap meledak yang mengakibatkan dua pilihan, RS Jiwa atau kuburan. Bunuh diri masih dikatakan solusi, karena merasa mati adalah salah satu solusinya. Sebelum emosi meledak namanya simptom. Inilah yang bisa memicu asam lambung, migren, vertigo, alergi, susah tidur, dll. Pada saat kritis pot mental mengalami keretakan sehingga sebagian besar uap bisa keluar dan tekanan di dalam pot berkurang. Simptom menunjukkan jalan keluarnya. Sumber ini yang menuntun untuk mencari jalan keluarnya. “Teknik sugesti cenderung hanya memotong sebagaian atas suatu masalah setelah itu masalah yang sama muncul. Sementara, hipnoterapi akan melakukan penyelesaian sampai ke

Bugar

11

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

PROFIL FASILITAS BIMC SILOAM NUSA DUA

Penyedia Layanan Kesehatan Berstandar Internasional

S

ebagaimana diketahui, sejak dibuka pada Mei 2012, tercatat pasien BIMC Siloam Nusa Dua didominasi oleh wisatawan asing. Sebanyak 70% dari total pasien yang datang ke BIMC Siloam Nusa Dua adalah wisatawan asing yang sedang berkunjung ke pulau Bali. Tingginya kepercayaan dari para wisatawan ini adalah berdasarkan standard pelayanan kesehatan yang diberikan dan kerjasama dengan asuransi internasional. Ini menjadi motivasi bagi BIMC Siloam Nusa Dua untuk tetap dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat Bali dengan harga yang lebih terjangkau. BIMC Nusa Dua, yang meraih status akreditasi nasional PARIPURNA dari KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit) pada Maret 2017. Sebelumnya di tahun 2014 BIMC pun telah mengantongi akreditasi internasional dari ACHSI (Australian Council on Healthcare Standard) Rumah sakit yang berada di kawasan resort ITDC Nusa Dua ini memiliki 34 kamar rawat inap, 3 ruang operasi, 3 kamar ICU dan 5 kamar HCU. Dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti ambulans, laboratorium, farmasi, unit pelayanan gawat darurat 24 jam.

BIMC Hospital Nusa Dua - Main Entrance Lobby

Ultrasonography (USG) + Echocardiography Pemeriksaan dengan prinsip ultrasonografi untuk diagnostik terutama pada kelainan di abdomen (usus buntu, radang kandung empedu, dsb), jantung, dan ektremitas. Ruang Operasi Keunggulan : BIMC Siloam Nusa Dua memiliki 3 kamar operasi dengan menggunakan teknik air laminar flow yang menjamin proses sterilisasi ruangan secara konsisten.

Dr. Adi W. Gunawan., CCH

akar masalah,” ujarnya. Ia mengatakan, keunggulan hipnoterapi dalam menangani beragam masalah terutama yang disebabkan pengalaman traumatik dengan emosi intens didasarkan pada cara kerja hipnoterapi yang bersifat bottom up. (Wirati Astiti)

Operating Theatre

Fasilitas Unggulan BIMC Siloam Nusa Dua

Teknologi C-Arm Keunggulan: a. Dengan menggunakan alat C-Arm, letak benda atau obyek pemeriksaan yang berada di dalam tubuh dengan mudah dapat dideteksi, bahkan dapat dilihat langsung layaknya video shooting yang live. b. Teknologi C-Arm, sambung Faesol, mampu menampilkan objek secara tiga dimensi, sehingga dapat dilihat dengan lebih jelas dan utuh dari berbagai sisi dan posisi. Dengan kecanggihannya ini, C-Arm dapat meminimalkan kesalahan dalam memprediksi letak objek, diagnose, dan tindakan medis lainnya. c. Keunggulan C-Arm ini sangat memudahkan bagi pelaksanaan tindakan medis di bidang radiologi, urologi, bedah tulang, intervensi nyeri, dan jantung.

Poliklinik Spesialis BIMC Siloam Nusa Dua Upaya lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat adalah, menambah jumlah Poli Spesialis di BIMC Siloam Nusa Dua, diantaranya : Spesialis Penyakit Dalam : Senin s/d Jumat jam 08.00-16.00 Spesialis Anak : Setiap hari jam 08.00-16.00 (Selasa dan Sabtu libur) Spesialis Kandungan : Kamis jam 17.00-20.00 Spesialis Jantung : Senin, Rabu dan Jumat jam 16.00-18.00 Spesialis THT : Senin s/d Sabtu jam 10.00-16.00 Spesialis Bedah Umum : Senin dan Rabu jam 13.00-14.00 Spesialis Bedah Tulang : Senin s/d Jumat jam 14.00-18.00 Spesialis Bedah Tumor : Kamis jam 16.00-18.00 dan Sabtu jam 08.00-10.00 BIMC Siloam Nusa Dua pun kini menerima pasien pengguna asuransi lokal seperti Aviva, Sinar Mas, Prudential, AXA Indonesia, Admedika, CAR, Mega Health Insurance dan lain sebagainya.

Multi Slice Computed Tomography (CT-Scan) 64 Slices Keunggulan : a. Pengambilan pindaian sangat cepat kurang dari 10 detik dengan hasil diagnostic yang tepat. b. Irisan tipis hingga 0,1 mm sehingga pencitraan menjadi lebih cepat, tepat dan akurat c. Dapat memindai jaringan yang bergerak dengan gambaran 4 dimensi seperti jantung, tulang dan pembuluh darah. d. Menggunakan penampang axial, coronal dan sagital sehingga dapat memindai sumbatan atau penyempitan, termasuk untuk melihat sumbatan pada pembuluh darah jantung. e. Format hasil scanning dalam bentuk digital (CD)

Treadmill Peralatan uji latih beban jantung ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit jantung koroner secara dini, menilai konsistensi dari irama jantung, mendiagnosa kemampuan fungsi otot jantung untuk aktivitas fisik.

64 Slice CT Scan


10

Kreasi

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Tari Tarunajaya nan Digjaya

Suara gamelan Bali yang renyah, terdengar berkecipak dari sebuah gedung modern di jantung kota Singapura. Dari Victoria St, jalan utama Negeri Singa itu, bunyi gamelan itu semakin jelas menguak dari L1 Plaza, National Library Building. Seorang penari Bali, di atas panggung, membawakan tari Tarunajaya dengan iringan gamelan rekaman.

K

amis (18/5) adalah pembukaan perhelatan yang bertajuk Asian Festival of Children’s Content (AFCC) yang tahun ini fokus mengetengahkan tentang Indonesia. Tari Tarunajaya khusus diboyong dari Pulau Dewata yang disuguhkan oleh Sri Ayu Pradnya Larasari (19), penari Bali yang memiliki spesialisasi tari yang telah tercipta pada tahun 1950 tersebut. Larasari yang akrab disapa Laras tampil penuh pesona di hadapan ratusan penonton. Tempat pementasan yang dikelilingi oleh stand pameran buku itu yang sebelumnya hening, menjadi gegap oleh suara gamelan. Pengunjung yang asyik menyimak beragam buku mengalihkan perhatiannya ke panggung, menyaksikan sarat minat pada sajian tari Tarunajaya, seni tari karya I Gede Manik dari Bali Utara ini. Seusai pementasan, begitu turun dari panggung, sejumlah penonton tak menyia-nyiakan kesempatan berfoto bersama Laras. Bagaimana totalitas seorang seniwati muda Bali ini menggambarkan semangat seorang remaja mengarungi kehidupannya yang dikisahkan dalam tari Tarunajaya, kemung-

kinan membuat penonton yang banyak mengaku baru pertama menonton tari Bali, terkesan dan dengan antusias mengerubungi Laras. Pengalaman menunjukan, sajian tari Tarunajaya di mancanegara, sering berhasil menggugah penonton. Sementara, di tengah masyarakat Bali sendiri, tari Tarunajaya masih dikagumi hingga hari ini. Pementasan tari lepas yang sering digelar dalam berbagai kesempatan, sering menampilkan tari yang melenggang energik ini. Bahkan Tarunajaya biasanya ditempatkan sebagai nomor penampilan pamuncak. Di kalangan para penabuh gamelan, mengiringi tari Tarunajaya, kendati cukup melelahkan karena sebagian besar berungkap keras dan cepat, namun sangat disukai. Antara aspek tari dan iringannya, dalam tari Tarunajaya, terajut dalam interaksi yang responsif. Tari Tarunajaya berembrio dari tari Kebyar Legong. Kebyar Legong lahir dari euforia munculnya gamelan Gong Kebyar yang lahir pada tahun 1915 di Bali Utara. Adalah seorang seniman dari Desa Jagaraga, Buleleng, I Wa y a n P e r aupan

yang lebih dikenal dengan sebutan Pan Wandres, pada tahun 1920-an berhasil menciptakan tari dengan iringan gamelan Gong Kebyar yang disebut Kebyar Legong. Tambahan nama Legong diduga karena pada bagian tengah tari itu memasukkan sejenis tari Legong, tari klasik Bali Selatan yang saat itu sudah berkembang ke seluruh Bali. Pada awalnya, Kebyar Legong dibawakan oleh penari pria. Salah satu penari Kebyar Legong yang kemudian memadatkan tari ini menjadi

Tarunajaya adalah I Gede Manik. Pemberian nama Tarunajaya ada ceritanya. Pada suatu hari, Presiden Sukarno, mengundang seniman dari Buleleng untuk mementaskan Gong Kebyar beserta tariannya di Istana Tampaksiring. Seusai menyajikan tabuh kebyar, ditampilkanlah tari Kebyar Legong. Kendati Bung Karno suka cita menyimaknya, namun proklamator itu berpendapat tari itu agak panjang jika ditampilkan untuk tamu kenegaraan, beliau menyarankan dibuat versi pendeknya. Kesempatan berikutnya, bertempat di Bali Hotel, Gede Manik menampilkan Kebyar Legong versi pendek, sekitar 11 menit, di hadapan Bung Karno yang sedang menjamu tamutamu kehormatannya. Sang Presiden yang peka dengan seni sangat menyukainya. Presiden I RI ini kemudian memberi nama Tarunajaya. Bagaimana dan kenapa Bung Karno memberi nama Trunajaya? Sebuah seni pentas yang bertajuk “Sirna Ilang

Kertaning Bali” yang digelar 2016 di Sukawati, Gianyar, mencoba menutur-interpretasikannya dalam sebuah adegan. Pada suatu hari di tahun 1950, Bung Karno terkagum-kagum dengan sebuah tari ciptaan baru yang disaksikannya di Bali Hotel ketika menjamu tamu kenegaraan. Kepada I Gede Manik, sang pencipta tari itu, Bung Karno bertanya: “Pak Gede Manik, tari ciptaan bapak lain dari pada yang lain, bagus, bagus sekali! Tari apa namanya?” I Gede Manik menjawab polos, “Belum punya nama paduka presiden”. “Oh, begini Pak Manik, melihat dari gerak gerik semangat, dinamis dan lugasnya tari ciptaan bapak ini, aku melihat adanya gelora generasi muda yang pantang menyerah berjuang memajukan bangsanya. Oleh karena itu, tari ini aku beri nama Tarunajaya, setuju?” Sebagai Bapak Bangsa, Bung Karno tidak hanya mengapresiasi nilai keindahan permukaan sebuah kesenian, namun juga dapat menangkap makna yang berkobar di belakang tari Tarunajaya tersebut. Sebab, tari Tarunajayanya Gede Manik bersumber dari tari Kebyar Legong karya Pan Wandres, dimana kedua tari ini menguak dari deru membuncahnya Gong Kebyar di Bali Utara, kawasan Bali yang paling awal merasakan tindasan kaum kolonial. Gong Kebyar dengan tari kebyarnya adalah ekspresi counter culture terhadap penjajah Belanda. Tari Tarunajaya yang dikonstruksi emosional, lugas, tangkas, bisa jadi oleh Bung Karno dipandang sebagai representasi patriotisme nan heroik bangsa Indonesia dalam menggapai kemerdekaan dan berjuang penuh semangat memajukan negara dan bangsa. “Membawakan tari Tarunajaya, memang sangat terasa adanya semangat menyala-nyala, sejak awal dan semakin meninggi pada bagian akhir,” ujar Laras yang saat penutupan AFCC, Sabtu (20/5), diminta kembali naik panggung membawakan tari Tarunajaya, yang, turut disaksikan oleh Duta Besar RI di Singapura, I Gede Ngurah Swajaya. Kedigjayaan tari Tarunajaya, disambut tepuk tangan panjang. (Kadek Suartaya)

Style

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Gaya Kasual Dinamis Motif bunga -bunga itulah pilihan desainer satu ini untuk koleksi local brand “Batik Bali bintang mirA” asal Gianyar yang disuguhkannya dalam pagelaran “Indonesia Fashin Trend Spring Summer 2018” belum lama ini di TS Suites, Kuta.

D

ikatakan sang pemilik Bintang Mira, inspirasi diperoleh dari berbagai jenis bunga yang digunakan sebagai sarana persembahyangan umat Hindu di Bali. Keindahannya kemudian dituangkan di atas bahan katun fual nan nyaman untuk desain busana –busana kasual yang keren dan wearable. Wa r n a c o k l a t d a n ku­n ing dengan siluet A dan I ini, menurut sang

desainer cocok untuk daerah tropis di Indonesai, khususnya di Bali. Gaya ini diperuntukkan bagi para perempuan modern yang dinamis dan ingin stylish setiap harinya. Selanjutnya melalui deretan karya yang dipilih Tokoh pekan ini juga, Bintang Mira ingin terus menunjukkan jika Bali mempunyai batik sendiri dan sangat menarik meski motifnya sederhana. (Sri Ardhini)

15


16

Edukasi

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Kombinasi Timur Tengah dan Bali Seluruh umat Muslim di seluruh dunia kembali menyambut hadirnya Bulan Suci selama 30 hari penuh mendatang dengan segala aktivitasnya, baik dengan berpuasa dan juga menggiatkan ibadah lebih dari hari biasanya. Selain kegiatan-kegiatan khas di Bulan Ramadan, berbagai macam dekorasi juga mudah dijumpai khususnya di gedung-gedung perkantoran, maupun di lobi-lobi hotel.

B

egitupun dengan lobi utama Aston Denpasar Hotel & Convention Center. Suasana Ramadan terlihat dari kombinasi budaya Timur

Tengah dan kearifan budaya lokal Bali. Ada sebuah miniatur masjid yang terbuat dari 1.438 lembar daun lontar. Proses pembuatan­ nya dikepalai oleh oleh tim kreatif bagian dekorasi I Putu

Miniatur Masjid dari Daun Lontar

Purnama Dana dan tim engi­ neering lainnya. “Sebelum dibentuk menjadi masjid mini, masing-masing daun lontar telah diolesi dengan bahan pengawet, sehingga dipastikan akan bertahan lama asal tidak terkena bahan cair,” ungkap I Putu Purnama Dana, Kepala Tim Kreatif Engineering untuk Dekorasi, Aston Denpasar Hotel & Convention Center. “Diperlukan waktu 14 hari untuk membuat masjid mini ini dengan bahan utama yaitu daun lontar sebanyak 1.438 lembar, angka tersebut kami pilih karena bertepatan dengan Tahun Islam di tahun ini yaitu 1438 Hijriah. Selain dapat memberikan nuansa Ramadan, miniatur masjid dengan ketinggian 1.40 m ini juga tepat menjadi tempat untuk ber-swa foto bagi tamu-tamu kami,” imbuh I Made Komala Nata, Chief Engineer, Aston Denpasar Hotel & Convention Center. (Ngurah Budi)

Dara

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Di tengah hangatnya situasi politik Tanah Air-- utamanya karena muncul isu NKRI dan Pancasila sedang ‘dirongrong’ pihakpihak tertentu, Persatuan dan Kebhinekaan yang sejak berpuluh tahun menjadi pegangan bangsa Indonesia digoyang-- dua bom meledak di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/4) malam.

K

ejadian ini seolah semakin menguatkan bahwa isu radikalisme yang selama beberapa bulan terakhir ini dibicarakan bukan sekadar omong kosong, tapi sudah menjadi ancaman yang memerlukan kepedulian semua komponen bangsa untuk menangkalnya. Happy Salma, artis yang akhir-akhir ini lebih fokus pada kegiatan teater dan sastra mengaku sangat sedih dengan kondisi bangsa belakangan ini. Saking sedihnya, Happy yang mengaku biasanya cukup bawel mengomentari berbagai hal, sampai kehilangan kata-kata. “Saya ini sebenarnya termasuk bawel suka komentar, tapi kondisi yang terjadi akhir-akhir ini terhadap bangsa ini, membuat saya kehabisan kata. Saya sedih banget, sedih!” ungkap Jro Happy Salma Wanasari. Menurut wanita kelahiran Sukabumi 1980 ini, apa yang terlihat akhir-akhir ini bukan terjadi dalam semalam namun berproses selama bertahuntahun sampai akhirnya kini terlihat semakin nyata. Kelompok-kelompok ini, katanya, diduga sudah masuk ke universitas-universitas,lembaga pendidikan lainnya, lembaga-lembaga keagamaan, bahkan di pemerintahan. Dalam artian ada PNS yang menjadi bagian dari kelompok itu. Dalam perkiraannya, hal ini terjadi karena adanya ruang yang diberikan, ada celah. “Saya sebagai rakyat sedih luar biasa. Kita ini terbentuk dari segala macam perbedaan, bukan hanya perbedaan agama tapi juga warna kulit, adat istiadat, dll. Kalau ingin diseragamkan, dan satu sama lain merasa berhak menilai iman seseorang, itu alangkah menyedihkannya,” kata Happy dengan nada meninggi. “Ada banyak negara hancur karena hal ini, itu terjadi karena adanya celah. Apakah kita mau seperti itu juga?” tambah Happy. Kondisi ini, lanjutnya, membuat masya­

9

Bersatu Menjaga NKRI r a k a t g e l i s a h d a n p a n i k . Pe m e r i n t a h harus bertindak tegas karena keadaannya semakin mengkhawatirkan. “Ini warning dan sudah lampu kuning. Tidak bisa dibiarkan. Sekarang adalah saatnya bertindak tegas atau tidak sama sekali,” tegas istri dari Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa ini. SAATNYA BERSUARA DAN BERTINDAK Pemerintah, aparat hukum, jangan takut bertindak. Jangan takut dicap melanggar HAM atau demokrasi. “Jangan dong, apa-apa dikaitkan dengan HAM, demokrasi, karena semuanya kan ada batasannya. Dengan isu-isu yang sudah kebablasan (SARA, dll) yang beredar sekarang ini, apakah bukannya itu melanggar demokrasi, melanggar HAM? Lalu kalau hal itu ditindak masak dibilang melanggar HAM? “ ucap Happy. Semua pihak, semua komponen bangsa harus bersatu padu menjaga NKRI, Pancasila juga kebhinekaan bangsa. Politisi, media massa, para pekerja seni, masyarakat umum, harus mempunyai pandangan yang sama tentang masalah ini. Saatnya mereka yang selama ini diam (silent majority) ikut bersuara demi keutuhan NKRI. “Politisi misalnya, jangan hanya karena ingin menggaet suara pemilih, melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Hati kecil sebenarnya tak setuju

Alit Chachink

tapi demi kekuasaan dan kepentingan diri dan kelompoknya, mengiyakan saja hal-hal yang tidak benar yang terjadi belakangan ini. Yang penting menang dulu. Ini sungguh jahat. Media massa, hanya memikirkan kenaikan oplag ikut memberitakan atau menciptakan isu-isu penuh sensasi. Dulu, barangkali, memainkan isu-isu penuh sensasi terasa lucu tapi sekarang tidak lagi. Karena kondisi kita sekarang sangat krusial, yang kalau dibiarkan kita bisa hancur, sama dengan negara lain,” papar Happy yang atas dedikasinya di dunia teater mendapat penghargaan dari Institut Kesenian Jakarta 2014. Di sisi lain, kata Happy lagi, ada hikmah dari kondisi yang saat ini terjadi. Kita menjadi tahu siapa-siapa saja, tokoh mana saja yang mempunyai pandangan berbeda, bahkan orangorang di sekitar kita. Kalau tidak ada kejadian ini kita tidak pernah tahu bahwa mereka punya pandangan demikian. Secara pribadi Happy mengaku sangat terkejut dan tidak menyangka. “Ternyata metode memberi umpan pada buaya adalah benar. Jadi ada metode bahwa kalau kita ingin mengetahui di telaga itu ada buayanya atau tidak, berilah umpan. Sekarang ini seolah diberi ‘umpan’ sehingga orang-orang yang tidak kita duga berani berkata-kata atau menyampaikan pandangan yang di luar dugaan. Mungkin ini ada

baiknya, jadi kita semua tahu. Kemarin-kemarin kita lihat seolah baik-baik saja, mendukung NKRI, tapi ternyata ... Ya saya kaget saja, ohh ternyata si itu begitu, si ini punya pandangan begitu. Kita jadi tahu,” tuturnya. Dulu, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menghormati keberagaman, bersatu dalam perbedaan. Lalu, kemanakah sikap saling menghormati itu kini? Kenapa orang, khususnya di media sosial, begitu mudah menghakimi orang lain. Happy mengaku benar-benar tidak habis pikir dengan perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini. Orang seolah bisa bicara apa saja, mengekspresikan apa saja, tanpa memikirkan perasaan orang lain. “Sikap saling menghormati itu pergi kemanakah?” ujarnya. Di keluarga Happy sendiri, sikap saling menghormati, saling menghargai satu dengan lain sangat dipegang teguh. Tak pernah ada pembahasan tentang perbedaan, semuanya berjalan, mengalir begitu saja. “Bukan untuk dibicarakan tapi dijalani saja, karena begitulah Indonesia dulu. Saling menghargai,” tegasnya. Sebagaimana diketahui Happy yang berasal dari Jawa Barat menikah dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa. Keduanya bukan hanya berlatarbelakang agama berbeda tapi juga adat istiadat. Bagi ibu satu anak yang kini menetap di Bali, tidak ada masalah dengan perbedaan tersebut karena masing-masing memahami dan saling menghormati. “Juga tidak ada strategi tertentu harus bagaimana menghadapi. Karena kebera­gaman adalah suatu yang telah menjadi bagian dari hidup kita. Jadi bukan sesuatu yang harus dihadapi dengan strategi tertentu. Nggak ada strategi karena itu sudah menyatu dalam diri kita. Kita memang harus menghormati perbedaan apapun itu. Baik itu keyakinan, bahasa, warna kulit, adat istiadat, dll,” ungkap peraih Piala Citra untuk film ‘7 Hati 7 Cinta 7 Wanita’ ini. (Diana Runtu)

Putu Arya Suarnata

Beralih Ke Musik Reggae Senang Difasilitasi Bupati Kecintaan masyarakat Bali terhadap musik khususnya lagu Bali, kian meningkat. Hal ini ditandai juga dengan banyaknya muncul penyanyi Bali dengan berbagai genre. Salah satunya Alit Chachink. Sebagai pendatang baru, Alit telah merilis single perdana yang berjudul Jangan Pergi. Lewat karya perdananya Alit mencoba aliran Pop untuk turut meramaikan belantika musik Bali. Respon penikmat pun sangat bagus hingga membuat namanya semakin melejit dan dikenal. Lagu Jangan Pergi sendiri tergabung dialbum kompilasi produksi 45 Pro yang diproduseri langsung oleh Gus Panca yang juga seorang penyanyi pop Bali. Kini Alit Chachink terus gencar mempromosikan single perdananya tersebut ke radio-radio seluruh Bali. Soal bernyanyi, dirinya mengaku gemar bermusik sejak kecil. Apalagi saat dirinya memutuskan terjun diindustri musik pop Bali tahun 2016 silam, ia mendapat dukungan penuh dari keluarga besarnya. “Saya menyukai musik sejak dari kecil. Untuk dimusik pop Bali, tahun 2016 lalu saya bertemu dengan bli Gus Panca dari 45 Pro. Saat itu saya pun diajak bergabung dalam album kompilasi dengan satu lagu Jangan Pergi. Saya sangat bersyukur bisa ikut meramaikan belantika musik pop Bali dan kedepan pasti saya akan terus berkarya,” ucapnya belum lama ini. Memutuskan masuk ke dalam dunia entertain, ia paham benar pasang surut kariernya. Seorang penyanyi akan mampu mempertahankan eksistensinya dengan sebuah

karya dan inovasi. Ini jelas menjadi alasan Alit Chachink untuk terus mencari gebrakgebrakan baru agar tidak terlihat monoton. Setelah sukses dan lancar di single pertama, dengan berbagai pertimbangan, ia mencoba kembali peruntungannya di dunia musik. Akan tetapi, bukan genre Pop, melainkan ia mencoba beralih ke genre Reggae. Menurutnya, musik reggae merupakan musik perdamaian yang dapat diterima dari berbagai elemen masyarakat baik anak-anak, dewasa terlebih yang sudah tua. Reagge dipilih, karena bagi Alit Chachink musik reagge banyak peminat dan tidak jenuh untuk didengarkan. “Saya mengamati musik reggae itu banyak peminatnya. Di mana ada konser musik reggae pasti rame. Selain itu musik reggae tidak ada bosannya didengarkan. Nah ke depan saya akan mencoba untuk mengusung genre reagge di single terbaru saya,” ujar pria kelahiran Kubutambahan, 20 November 1989 ini. Pria yang memiliki nama lengkap Komang Alit Perbawa itu berharap kedepan dirinya bisa terus berkarya dan menjaga eksistensinya di industri musik Bali dan karyanya bisa diterima. Selain itu, ia juga memohon dukungan semua lapisan masyarakat serta penggemar musik pop Bali. “Saya berharap karya saya bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Mohon juga masukan dan dukungannya kepada saya, sehingga saya bisa tampil lebih baik lagi kedepannya. Semoga semua terhibur oleh lagu pertama saya, salam rahayu,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Hobi menyanyi telah dimilikinya sejak kecil. Berbagai lomba telah diikuti, pun dengan juara telah banyak diraih. Ini tidak membuat seorang Putu Arya Suarnata berbangga diri. Ia tetap mengasah kemampuan dengan mengikuti berbagai jenis lomba menyanyi baik tingkat Kabupaten maupun Nasional. Terbaru, Arya sapaan akrabnya mengikuti lomba lagu Pop Bali. Setelah melalui rangkaian seleksi yang cukup ketat, Putu Arya Suarnata berhasil sebagai pemenang pertama Lomba Lagu Pop Bali yang digelar RRI Singaraja tahun 2017 serta juara kedua kategori NSP Telkomsel. Bagi pria kelahiran 4 November 1988 ini, prestasi ini merupakan hal yang sangat luar biasa. Menang dalam dua kategori merupakan hal yang sangat jarang ia raih ketika mengikuti event-event menyanyi. “Semoga ini menjadi motivasi saya kedepan untuk terus mengembangkan bakat dan kemampuannya di bidang tarik suara,” ujar pria yang pernah menjadi juara 1 Tingkat Provinsi Bali Pemilihan Bintang Radio Indonesia dan Asean. Setelah memperoleh juara, tugas Arya tidak berhenti sampai di situ. Ia kembali harus mempertanggungjawabkan prestasinya di Bulan Oktober. Bersama ke 12 finalis lainnya, akan ikut memeriahkan HUT Telkomsel dengan membawa masing-masing tiga anak didik. “Di bulan Oktober mendatang ke-12 finalis harus membawa masing tiga anak didik yang akan dilombakan dalam acara ulang tahun Telkomsel nanti, semoga nanti saya bisa memberikan yang terbaik kepada ketiga anak didik saya agar bisa menjadi yang terbaik ,”ungkapnya. Para pemenang juga nantinya akan diberi ruang untuk dilibat dalam berbagai event besar yang akan diselenggarakan oleh Pemkab Buleleng. Para pemenang lomba nantinya wajib tampil pada berbagai event yang digelar

Pemkab Buleleng, seperti halnya Buleleng Expo dan Bulfest. Kesempatan tampil bagi para jawara dikemukakan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana usai membuka Grand Final Lomba Lagu Pop Bali tersebut. Pria yang dipercaya sebagai Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Kab. Buleleng ini mengatakan jika Bupati Buleleng sangat mengapresiasi kegiatan lomba yang dilakukan untuk memfasilitasi pecinta seni khususnya olah vokal. Selama ini ruang untuk tampil masih sangat minim, maka dari itu Bupati berjanji akan menampilkan para jawara di setiap event. Dirinya pun menyambut baik tawaran dari orang nomor satu di Buleleng itu. Ia menambahkan, sangat senang jika pemerintah juga ikuti memfasilitasi orang-orang yang memiliki bakat dibidang seni untuk tampil dan dilibatkan dalam suatu event. “Buleleng ini memiliki potensi diberbagai bidang khususnya dibidang seni, jika pemerintah memberikan wadah dan ruang untuk menuangkan kreativitas tentu ini akan menjadi pematik juga munculnya jiwa-jiwa seni lainnya,” tandasnya. (Wiwin Meliana)


8

Bunda & Ananda

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Belajar bahasa Inggris gampang-gampang susah. Khususnya untuk anak, kita harus menyelami jiwa anak yang masih senang bermain. Hal tersebut diungkapkan Founder YNS, I Nyoman Edy Arta, S.S. Karena itu, ia menerapkan sistem harmonis dalam kursus bahasa Inggris yang ia dirikan sekaligus dikelolanya tersebut. Yakni 50 persen speaking dan 50 persen grammar. “Sehingga nantinya tak hanya nilai bahasa Inggrisnya saja yang bagus, tetapi speaking-nya juga bagus,” ujarnya.

S

Suasana belajar anak yang menyenangkan

elama 16 tahun menjadi guru bahasa Inggris di SD hingga saat ini, tentu Edy Arta sudah paham betul bagaimana karakter anak-anak. Ia menyebut hal pertama yang harus diperhatikan adalah menenali usia anak. Anak dari tingkat TK sampai SD itu jiwanya masih bermain. “Karena itu pula, sistem dalam pengajaran dibuat biar anak-anak senang, yakni dengan menyediakan tempat senyaman mungkin dan ada tempat bersantainya,” ucapnya. Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah anak harus sering dipuji supaya senang. Kalau sudah senang akan gampang memasukkan materi. Pengajaran di awal, berikan anak materi paling ringan dan diselipi lelucon-lelucon agar anak tertarik, baru kemu-

dian ditransfer ilmunya. Biasanya pertamakali anak diajak reading (membaca). Selanjutnya belajar tata bahasa, seperti colour… redmerah, blue-biru… Setelah mereka bisa membaca, baru diberi latihan. Contohnya: i like red..i like blue. Setelah anak mengetahui tata bahasa, dilanjutkan dengan speaking yang dilakukan berpasangan. Contoh: Hai Intan, what colour do you like? Teman satunya lagi menjawab: I like yellow. Demikian sebaliknya, anak saling bertanya kepada pasangannya. Itu dikatakan Edy Arta hanya contoh sederhana. Berikutnya latihan ditambahkan lagi dikombinasikan dengan buah-buahan. Contohnya: What colour is the banana? Dijawab: Oh banana, it is yellow. “Kemudian mix lagi dengan sayuran (vegetables). Terus latihan

Griya

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Tanaman Sikas 50 Persen Speaking yang Unik 50 Persen Grammar Belajar Bahasa Inggris yang Menyenangkan

speaking seperti itu sehingga anak terbiasa mendengarkan. Sehari minimal 80 persen harus speaking,” ucap alumni sastra Inggris Universitas Warmadewa ini. Pada prinsipnya, belajar bahasa Inggris harus sering diulang. Ibaratnya seperti anak kecil yang belajar ngomong, belum bisa menulis. “Jika belajar bahasa Inggris harus diulang-ulang. Tidak boleh sekarang belajar number, besok belajar colour. Harus diulang sekarang belajar number, besok belajar number lagi, diingatkan lagi,” ingatnya. Dalam pengajaran di YNS ini, tidak ada pembagian kelas sesuai levelnya. “Semua kami gabung, namun ditangani berbeda sesuai level kelas,” ujarnya. Contohnya, pada level bawah, anak akan disodorkan pertanyaan: what number is it? Pada level di atasnya,..how many students are there? What animal do you like? Dan, yang istimewanya lagi, setiap hari keterampilan mereka speaking direkam dan diupload di FB, sehingga anak-anak tambah bersemangat. Tak hanya itu, di tempat kursus ini mereka tak hanya belajar, mereka juga diajak menari supaya tidak bosan. Edy Arta tak menyangkal

I Nyoman Edy Arta, S.S.

bahwa keterampilan anak berbahasa Inggris tak terlepas juga dari lingkungan, selain dari faktor internal anak. “Di tempat les belajar bahasa Inggris hanya 1,5 jam, sementara waktu terbanyak di keluarga memakai bahasa bukan bahasa Inggris, ya bagaimana?” ucapnya. Karena itu pula, di tempat kursusnya itu, ia membebaskan anak untuk datang belajar kapan saja, bahkan setiap hari pun boleh.

TERAMPIL MULAI SD Edy Arta mengisahkan, latar belakang mendirikan YNS ini dikarenakan pada zaman itu, tahun 2.000, dunia pariwisata masih bagus, banyak sarjana kerja di hotel. Sementara di jenjang pendidikan SD, pelajaran bahasa Inggris hanya sedikit tersentuh. “Melihat kondisi itu, hati saya terketuk bagaimana caranya agar anak-anak Bali yang terkenal dengan pariwisatanya ini, bisa terampil berbahasa Inggris. Dan, saya ingin tak hanya orang luar Bali yang memiliki kursus bahasa Inggris, namun orang lokal,” ucapnya. Ia pun memberanikan diri membuka kursus bahasa Inggris YNS di tahun 2.000. Selama 5 tahun di awal, Edy Arta mengaku materinya masih mencopot sanasini, dan masih sendirian mengajar. Baru setelah menginjak tahun keenam, YNS mulai memiliki sistem dan logo. “Intinya, saya ingin lebih banyak anak-anak Bali bisa menguasai bahasa Inggris. Karena itu, kursus di YNS saya patok dengan tarif murah tapi bukan murahan alias berkualitas, dan menyenangkan, terlebih dalam perekonomian sekarang yang sedang lesu ini,” ujar Edy Arta yang juga tergabung dalam Tim Pembuat Soal di Diknas Denpasar ini. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit KUDA KEBERUNTUNGAN Tersebutlah sebuah keluarga petani miskin yang terdiri dari Ayah dan anak laki-lakinya, Lee. Mereka mempunyai seekor kuda berbulu hitam. Kuda itu sangat diandalkan mengangkut beban ke Made Taro pasar. Setelah itu kuda itu dibiarkan lepas di kebunnya yang hanya ditumbuhi rumput-rumputan. Pada suatu pagi ia mendapati kudanya hilang. Lee mencarinya ke mana-mana, tetapi sia-sia. “Sial, Ayah! Kuda kita hilang!” keluhnya kepada sang Ayah. “Jangan bilang sial!” jawab ayahnya. “Siapa tahu kuda itu membawa keberuntungan.” Lee diam saja. Ia tidak mengerti apa maksud ayahnya. Keesokan paginya Lee mendapati kudanya merumput di kebunnya. Kuda yang hilang sehari itu kembali pulang bukan sendirian, tetapi berdua. Kuda jantan berbulu hitam miliknya, membawa pasangan kuda betina berbulu putih. “Benar, Ayah! Kuda kita kuda keberuntungan. Ia membawa pasangan yang cantik. “Jangan bilang keberuntungan, Anakku! Tak seorang pun yang bisa menebak, waktu yang akan datang membawa keberuntungan atau kesialan,” jawab sang Ayah.

Lagi-lagi Lee, anak laki-laki itu, tidak mengerti ucapan ayahnya. Yang penting, ia amat senang melihat kuda yang baru itu. Ia pun ingin mencoba menungganginya, sebagaimana ia biasa menunggangi kuda hitam miliknya. Namun sial! Ketika Lee akan naik ke punggung kuda betina itu, kuda itu terkejut lalu melompat. Lee jatuh tersungkur. Kakinya patah sebelah. “Sungguh sial, Ayah!” katanya sambil mengerang di depan ayahnya. “Kuda kita bukan mendatangkan keberuntungan, tetapi kesialan. Gara-gara dialah aku sial seperti ini!” “Jangan bilang sial, Anakku!” jawab ayahnya. “Siapa tahu, pada suatu waktu, ia mendatangkan keberuntungan.” Keesokan harinya, dan keesokan harinya lagi, tiba-tiba seorang tentara berpangkat jenderal datang ke rumah petani miskin itu. “Di sini ada pemuda?” tanyanya. “Serahkanlah kepada Negara, sebab setiap pemuda diwajibkan latihan perang untuk menghadapi musuh.” Sang Ayah menunjuk anaknya, Lee, dan Lee pun pasrah mengikuti perintah itu. Namun setelah tentara berpangkat jenderal itu mengetahui, bahwa pemuda itu patah tulang, sang jenderal berkata, “Sial kamu! Kamu tak usah ikut berperang!” katanya lalu meninggalkan rumah petani miskin itu. “Benar sekali, Ayah!” kata Lee. ‘Siapa pun tidak bisa menebak apa yang akan terjadi kemudian. Kali ini kuda kita mendatangkan keberuntungan.”

Sikas merupakan salah satu jenis tanaman hias yang memiliki harga tinggi. Tetapi bagi pencinta tanaman, harga tak masalah. Karena­nya, tanaman ini pun ­samapai saat ini masih banyak dicari.

K

Ni Made Wardani

ecantikan tanaman hias sikas ini terletak pada daunnya yang menyerupai bulu yang tertata rapi dan teratur serta tumbuh mengarah keluar batang. Daunnya berwarna hijau gelap dan terlihat mengkilat dari kejauhan, panjang daunnya pun bervariasi. “Sikas yang pertumbuhannya bagus akan memiliki daun hijau mengkilat. Ada dua jenis sikas yaitu yang berdaun panjang dan berdaun pendek,” ujar Ni Made Wardani, pemilik Stand Bunga Sari Mas Ayu di kawasan Tanjung Bungkak, Denpasar. Keunikan sikas juga terlihat dari bentuk batangnya yang menyerupai buah nanas. Karena itu, harga sikas ini pun sangat ditentukan oleh bentuk daun dan tinggi batang. “Tanaman sikas

dengan tinggi batang keras sekitar 10 cm, harganya Rp 400 ribu,” jelas Wardani, pereempuan asal Mengwi, Badung yang sudah lebih dari 20 tahun menggeluti bisnis tanaman ini. Tanaman sikas dipasoknya dari Kediri, Jawa Timur. Sikas termasuk ke dalam keluarga cycadaceae, yang bisa ditempatkan di outdoor ataupun dalam ruangan ini dikatakan Wardani termasuk jenis tanaman yang paling sulit dari segi perawatannya. Meski penyiraman tak harus dilakukan setiap hari, namun sikas harus benar-benar diperhatikan terutama dengan pemupukan dan penyemprotan cairan pembasmi kutu yang dilakukan setidaknya sekali dalam sebulan. Untuk mendapatkan bentuk dan pertumbuhan tanaman sikas yang baik, dilakukan juga pemotongan pada daun-daun yang sudah tua. “Kalau di atas daunnya tumbuh, daun yang dibawah harus dipotong- potong rapi sampai ke ujung pangkal daun,” tungkasnya. (Inten Indrawati)

17


18

Life Story

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

“Buleleng Education Expo 2017”

Tingkatkan Libatkan Ribuan Siswa dan Guru Pelayanan dengan One Hour Service Buleleng senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai strategi. Salah satunya dengan menggelar ajang tahunan “Buleleng Education Expo” (BEE) tahun 2017. Kegiatan yang sudah memasuki tahun kedua ini resmi dibuka Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST di Gedung Kesenian Gde Manik bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila, Kamis (1/6).

B

EE tahun 2017 akan dipusatkan di Gedung Kesenian Gde Manik. Memang ada dua tempat nantinya terkait kegiatan BEE tahun ini. Di Gedung Kesenian Gde diadakan expo ataupun pameran dan di Taman Kota Singaraja pada saat kegiatan Buleleng Recycle Carnaval (BRC). Kegiatan BEE tahun ini akan diadakan dari tanggal 1 Juni sampai dengan 5 Juni 2017 Ditemui usai membuka BEE tahun 2017, Bupati Agus Suradnyana mengungkapkan BEE ini merupakan wahana untuk menunjukkan sesuatu yang inovatif dan kreatif yang dilakukan di sekolahnya. Melalui BEE ini juga diupayakan untuk pemerataan edukasi di seluruh jenjang di Kabupaten Buleleng. “BEE ini sangat bagus. Ajang ini juga bisa dijadikan promosi sekolah-sekolah mengenai apa hal inovatif dan kreatif yang sudah dilakukan di sekolahnya,” ungkapnya. Mengenai perbedaan BEE tahun 2017 dengan BEE tahun 2016, Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini mengatakan yang terpenting adalah progress ataupun kemajuan dari suatu kegiatan. Bukan hanya BEE, kegiatan lainnya juga di Kabupaten Buleleng mengalami kemajuan setiap tahunnya. Dirinya mencontohkan Buleleng Festival. Saat ini, Buleleng Festival meraih delapan nominasi penghargaan di Jakarta. “Yang terpenting progress. Harus ada kemajuan setiap tahunnya dalam even-even yang diselenggarakan,” ujar Agus Suradnyana. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd menjelaskan penekanan dalam BEE kali ini adalah ekplorasi dan

Bupati Buleleng (tengah) saat menghadiri pembukaan BEE 2017

informasi kepada masyarakat tentang eksistensi serta perkembangan dunia pendidikan di Buleleng. Ajang ini juga sebagai ruang untuk para siswa di sekolah untuk berkompetisi secara sehat. Paling tidak, kalau siswa memasuki jenjang yang lebih tinggi, mereka sudah siap. “Dengan momen seperti BEE ini, tentu penontonnya lebih banyak. Tes mentalnya juga lebih besar ketimbang menyelenggarakan kompetisi-kompetisi yang dinikmati oleh peserta lomba saja,” jelasnya. Dirinya menambahkan, penanaman nilai dan karakter juga menjadi penekanan dalam BEE tahun ini. Hal ini ditunjukkan dengan lomba-lomba yang tidak hanya akademik saja tapi juga non-akademik. Non-akademik disini adalah seni budaya dan nilai-nilai tradisi. Hal ini juga harus diingatkan dan dilestarikan. “Tadi Pak bupati melihat ada pemain gender remaja. Dua tahun lalu waktu saya di Disbudpar kita tidak bisa ngirim wakil di gender remaja. Mudah-mudahan dengan momen BEE tahun ini, bisa melestarikan seni budaya dan tradisi seperti gender ini,” pungkas Suyasa. Terdapat 46 stan yang akan diisi oleh sekolah-sekolah dalam expo pendidikan tersebut. Selain itu ada berbagai macam lomba diantaranya Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang mempertandingkan 13 nomor lomba yang akan diselenggarakan di panggung terbuka di luar Gedung Kesenian dan lomba di dalam gedung kesenian yang meliputi 15 lomba dan 42 pentas kreativitas yang tidak dilomba-

kan. Kegiatan lomba maupun pentas ini akan diikuti oleh ribuan peserta dari siswa sekolah. “Kita menyiapkan dua panggung. Satu panggung terbuka di luar gedung kesenian dan satu di dalam gedung kesenian. Lomba dan atraksi di dalam maupun di luar Gedung Kesenian akan melibatkan hampir ribuan siswa dan guru selama lima hari tersebut,” ucap Suyasa. Selain melibatkan siswa secara aktif, BEE kali ini juga melibatkan kepala sekolah dan guru-guru. Beberapa kegiatan juga dirancang untuk para pendidiknya di antaranya, seminar nasional pendidikan, lomba inovasi kepala sekolah dan diseminasi penelitian guru di Buleleng. Untuk seminar nasional akan diikuti oleh 700 guru, 32 peserta untuk inovasi kepala sekolah dan 80 peserta per kecamatan untuk diseminasi penelitian guru. “Untuk seminar nasional kita masih menunggu konfirmasi Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud dan salah satu guru besar di Undiksha. Kegiatan akademik ini akan melibatkan ribuan peserta,” ujar Suyasa. Suyasa menambahkan, tema BEE tahun ini adalah “Perluas Aksesnya, Tingkatkan Kualitasnya”. Dirinya mengatakan tema ini diambil karena melihat dari tema nasional Hari Pendidikan Nasional yaitu “Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas”. Menurutnya, jika tema tersebut diterjemahkan sampai ke tingkat daerah, ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu perluas aksesnya dan tingkatkan kualitasnya. (Wiwin Meliana)

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Buleleng senantiasa melakukan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya dengan melakukan orientasi ke Disdukcapil Kabupaten Tangerang Selatan. Secara kualitas pelayanan dan fasilitas, disdukcapil telah mendapat nilai sempurna dari ombudsman. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Buleleng Putu Ayu Reika Nurhaeni. Menurutnya, ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Reika, dari hasil orientasi pelayanan dan fasilitas yang dimiliki Disdukcapil Buleleng dan Tangerang Selatan tidak jauh berbeda, hanya saja secara khusus Ombudsman belum memberikan penilaian namun secara periodik telah berkunjung ke pemerintahan Buleleng. Pihaknya sangat senang dan bangga dengan raihan prestasi Kota Tangerang Selatan, namun pihaknya juga tidak berkecil hati karena masih memiliki kelebihan program yang belum diterapkan oleh Dis-

Putu Ayu Reika Nurhaeni

dukcapil Tangerang Selatan. Menurut Reika Nurhaeni, saat ini pihaknya tengah menerapkan sistem pelayanan stelsel aktif dan stelsel pasif. Untuk stelsel pasif, pihak Dukcapil tengah menerapkan sistem pelayanan One Hour Service. Masyarakat yang datang ke disdukcapil untuk mengajukan permohonan pembuatan akta, kartu identitas diri dan sebagainya dapat menunggu apabila syarat dan kelengkapannya sudah lengkap. “Masyarakat yang mengajukan permohonan jika persyaratannya lengkap, tidak perlu menunggu besok, lusa lagi, permohonannya akan langsung bisa kami proses hari itu juga,” jelasnya. Dirinya tidak menampik, sistem tersebut memang tidak mudah diterapkan di Kabupaten Buleleng dengan jumlah penduduknya yang tertinggi di Bali akan diikuti oleh tingkat mobilitas yang tinggi pula. “Akan tetapi dengan komitmen dari para karyawan dan staf, sistem One Hour Service ini dapat berjalan sejak Januari lalu,” ungkapnya. Untuk stelsel aktif, pihaknya tengah melakukan kegiatan jemput bola diseluruh desa/ kelurahan dan kecamatan di Kabupaten Buleleng. Sistem ini menyasar masyarakat miskin, masyarakat yang lanjut usia, dan masyarakat sakit dan cacat yang ingin melakukan perekaman KTP elektronik. Selain peningkatan pelayanan, peningkatan fasilitas juga dilakukan seperti penyediaan ruang menyusui, ruang merokok dan kursi roda bagi warga yang cacat. “Sudah kami lengkapi semua termasuk alat pemadam kebakaran,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Penerimaan Peserta Didik Baru Zonasi untuk Pemerataan Kualitas Pendidikan Tahun ajaran lama akan segera berakhir. Tahun ajaran baru 2017/2018 jalur prestasi. Lima persen lagi anak-anak yang terkena perpidahan orang tua karakan disiapkan secara matang dalam hal penerimaan siswa. Setiap sekolah akan ena pindah tugas, karena terjadi bencana dan eksodus. Hal ini hanya berlaku pada menargetkan jumlah calon siswa dengan berbagai kriteria dan persyaratan. Akan tingkat SMP. Berbeda dengan tingkat SD yang menggunakan faktor usia. “Kalau tetapi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018 akan di SMP tergantung daya tampung. Siapa yang paling jauh, itu yang tidak diterima. berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Kalau di SD faktor usia yang paling menentukan. Usia anak SD harus enam tahun. Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 17 Tahun 2017 tentang Kalau diatas lima tahun dan dibawah enam tahun itu harus ada rekomendasi dari sistem penerimaan siswa baru. Berbagai syarat diatur dalam peraturan ini, salah psikolog ataupun hasil rapat dari Dewan Guru apakah anak ini layak atau tidak satunya menyangkut zonasi ataupun jarak tempat tinggal calon siswa yang digumasuk SD,” jelas Suyasa. nakan sebagai syarat kelulusan. Menurutnya, Permendikbud ini tidak main-main bahkan ada sanksi pidanHal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga anya. Tujuannya tidak lain untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd., saat ditemui usai Sehingga ke depan tidak akan ada lagi sekolah kategori favorit. “Tidak aka nada memaparkan pedoman PPDB tahun 2017/2018 pada kegiatan Sosialisasi Pedolagi masyarakat yang resah akan proses pendidikan di suatu tempat karena di mana man PPDB Tahun Ajaran 2017/2018 Kabupaten Buleleng beberapa waktu lalu. pun sekolahnya, siswa akan mendapatkan hak dan pelayanan yang sama dalam hal Menurut Suyasa, PPDB tahun ini memiliki perbedaan yang signifikan sesuai pendidikan,” ungkapnya. Aturan sekolah untuk tidak melebih kuota yang ditentukan dengan Permendikbud Nomor 17 tahun 2017. Salah satunya adalah zonasi pun harus benar-benar diikuti oleh masing-masing sekolah. Ia menjelaskan, sekolah atau jarak tempat tinggal calon siswa menuju sekolah yang dituju menjadi hal Dasar dengan jumlah minimum 20 hingga 28 siswa per kelas, sedangkan untuk yang utama untuk menentukan kelulusan calon siswa. Kabupaten mempunyai SMP minimum 20 hingga 32 siswa per kelas. “Harus diikuti, kecuali, diperkenankan kewenangan dalam mengatur PPDB di tingkat TK, SD, dan SMP. Pihaknya siswa lebih dari kuota yang ditentukan untuk satu kelas saja. Misalnya, jumlah kelasDrs. Gede Suyasa, M.Pd. mengakui sudah membuatkan pedoman dan disosialisasikan kepada seluruh nya ada tujuh, enam kelas memenuhi kuota dan satu kelas boleh lebih,” imbuhya. stakeholder terkait. “Kita sudah buat pedoman dan disosialisasikan baik itu kepada Untuk pungutan, Suyasa meyakinkan untuk sekolah-sekolah negeri tidak ada pungutanperbekel, kepala sekolah, DPRD, dan Dewan Pendidikan. Terutama menyangkut zonasi ini,” pungutan ataupun biaya pendaftaran. Semua sekolah negeri dari TK sampai SMP di Buleleng ujarnya. harus mengikuti petunjuk penggunaan dana BOS. Tidak ada biaya pendaftaran sampai biaya Secara teknis, dirinya menjelaskan zonasi ini ditentukan oleh jaraknya. Saat ini, untuk penyelenggaraan sekolah. “Namun untuk sekolah swasta diberi kesempatan sesuai dengan menentukan anak yang diterima di sekolah, 90 persen berdasarkan jarak tempat tinggal calon Permendikbud. Yang penting memperhatikan minimal 20 persen orang-orang miskin bebas dari siswa dengan sekolah. Siapa yang lebih dekat dia yang diterima. Sebesar lima persen melalui pungutan di swasta,” tegasnya. (Wiwin Meliana)

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

7

Menunggu 25 Tahun untuk Ditinggal Selamanya

Setiap bulan Ramadan tiba, Sriwati (50) kerap dirundung rasa sedih. Ia diting­gal pergi oleh suaminya dengan cara yang sangat tragis tepat di hari pertama puasa delapan tahun yang lalu. Meski kejadian itu telah lama berlalu, Sriwati masih jelas mengingat hari paling menyedihkan dalam hidupnya itu.

“S

ebelum berangkat, ia masih sempat berpamitan pada saya.” kata Sriwati dalam nada terbata-bata. Pantaslah kiranya kesedihan Sriwati begitu mendalam akibat kepergiannya suaminya itu mengingat mereka dipertemukan kembali di pelaminan setelah cukup lama berpisah. Setelah semua harapan Sriwati semestinya telah lenyap. Perjalanan cinta Sriwati dan almarhum suaminya, Bagus, terbilang unik dan memakan waktu begitu panjang. Waktu itu hampirhampir sulit diterjemahkan oleh Sriwati. Karena perjalanan cintanya yang berliku itulah, yang membuatnya begitu terpukul saat mengetahui pergi untuk selama-lamanya dengan dengan cara yang sangat tragis. Praktis, ia hanya menikmati kebahagiaan perkawinan selama dua tahun, setelah menunggu nyaris seperempat abad lamanya. Tidak ada firasat yang dirasakannya sebelum akhirnya ia harus kehilangan suami dengan cara yang tragis. Sebelum akhirnya ia dilamar suaminya, ia bermimpi suatu malam sedang membongkar lemari pakaiannya yang berisi pakaian-pakaian lama. Sebuah rok berwana hitam lalu ia coba dan ternyata masih muat. Ia pun sempat heran, rok itu dulunya ia pakai di masa-masa baru menyelesaikan SMU dan tubuhnya masih kurus. Kenapa setelah 20-an tahun rok itu masih bisa dikenakannya dengan nyaman. “Namanya juga mimpi, saya tidak hiraukan,” ujarnya. Rupanya mimpi itu suatu pertanda yang tidak ia sadari bahwa ada yang lama yang akan kembali dan melekat dalam tubuh dan hidupnya. “Saya dihadiahi kembalinya pacar pertama saya dulu, Abang,” katanya. Hanya selang beberapa waktu setelah mimpi tersebut, Bagus melamarnya dan pernikahan indah itu pun terjadi. Hanya satu yang ternyata tidak ia sadari sebelumnya, warna hitam rok lama yang dikenakan dalam mimpi itu adalah pertanda buruk. Usai tamat SMU, Sriwati berkenalan dengan Bagus. Saat itu Bagus sudah bekerja dan jatuh

hati padanya. Gayung bersambut, cinta pertama yang indah pun mekar di hati Sriwati. Layaknya orang yang baru jatuh cinta, Sriwati yang merupakan tipe perempuan setia ini, begitu jatuh hati pada Bagus sehingga cinta pun berjalan begitu indah. Namanya juga pacaran di kampung, Sriwati menjalaninya dengan apa adanya. “Pacaran yang kalau ngapel datang ke rumah, sesekali jalan-jalan ramai-ramai bersama kawan-kawan,” ujarnya. Cinta pertama itu pun berjalan mulus beberapa waktu lamanya sampai akhirnya Bagus memutuskan untuk meminangnya. Ia pun setuju dan bersepakat untuk berkenalan dengan orangtua Bagus. Suatu hari Bagus meminta Sriwati secara resmi datang ke rumahnya untuk dikenalkan dengan orangtuanya. Sriwati setuju dan pada suatu sore, bersama seorang kawannya ia datang ke rumah Bagus. Tapi, namanya juga mereka masih anak-anak, ternyata Bagus tidak memberitahu orangtuanya bahwa ia sudah mengundang Sriwati untuk berkenalan dengan mereka sehingga di hari yang dijanjikan itu orangtua Bagus sedang pergi ke kota untuk sebuah urusan. Begitu Sriwati tiba di rumah Bagus, pintu rumahnya tertutup dan Bagus ia temukan di rumah tetangganya sedang ngobrol. Begitu Bagus melihatnya, dengan rasa bersalah ia bersama kawannya pun diajak ke rumahnya. “Karena sudah terlanjur datang ya sudah, saya dan kawan saya akhirnya mampir saja,” ujarnya. Saat itu dari depan rumah Bagus, tiba-tiba seorang perempuan keluar dari pintu depan rumah tersebut tempat Sriwati hendak masuk. Sriwati dan kawannya serta Bagus sempat kaget, melihat perempuan itu keluar dari rumah Bagus yang saat itu sepi. Dengan sinis perempuan itu lalu mengaku sebagai pacar Bagus dan mengaku tengah hamil. Sontak, Sriwati syok dan pergi dengan luka hati tanpa mendengar penjelasan Bagus yang sangat berharap ingin menjelaskan semuanya saat itu. Sriwati yang terlanjur terluka tidak menggubris saat Bagus marah dan memaki-maki perempuan tersebut. Bagus men-

tkh/net

gaku memang mengenalnya, tapi ia bukan pacarnya apalagi tengah mengandung anaknya. Sejak itu permintaan maaf Bagus tidak pernah ia ladeni. Setiap Bagus datang ke rumahnya, ia menghindar dengan cara bersembunyi dari satu rumah tetangga ke tetangga lainnya. Tertutup sudah hatinya hingga ia lari ke Jakarta untuk menghindar. Bagus tidak patah arang, ia mengejar Sriwati hingga Jakarta, menyusuri rumah-rumah saudara atau kenalan Sriwati yang tengah bersembunyi, menghindar darinya. “Seperti orang main kucingkucingan,” ujarnya dengan sedikit senyum. Bagus pun tampaknya menyerah setelah sekian lama tidak menemukan Sriwati yang sama sekali tidak mau bertemu dengannya hingga bertahuntahun. Dalam pelariannya itu ia sempat mendengar cerita bahwa perempuan yang mengaku te­ ngah mengandung anak Bagus tersebut ternyata memang sangat menyukai Bagus sehingga ia rela mengejar-ngejar dan menempuh segala cara untuk bisa mendapatkannya. Begitu mendengar Bagus berencana untuk menikah de­ ngan Sriwati, ia pun menjalankan rencana busuk mengaku tengah hamil waktu itu. Sayang, cerita ini terlambat ia dengar karena Bagus pun saat itu sudah menikah dengan perempuan lain –bukan yang mengaku hamil-. “Ya sudah, ia bukan takdir saya,” katanya. Pernikahan Bagus saat itu, membuatnya sedikit lega. De­ ngan sendirinya Bagus tidak akan lagi mengejar-ngejarnya, pikir Sriwati. Ternyata pikiran itu meleset, sesekali Bagus masih saja menggodanya, mungkin karena perasaan Bagus yang begitu kuat padanya. Meski demikian, Sriwati tahu diri. Dengan lembut ia katakan pada Bagus bahwa ia sudah memiliki anak dan istri, lebih mulia mengurus keduanya ketimbang terus mengharapkannya. Memang

benar, kelembutan itu membuat Bagus malu dan tidak lagi mengganggunya. Namun, di lubuk hati Bagus yang paling dalam menurut pengakuannya setelah menikah dengan Sriwati, justru kelembutan itulah yang semakin membuatnya jatuh hati pada Sriwati. Tapi ia memendam saja. Sriwati yang supel sebenarnya kerapkali dilamar, namun ia tolak dengan halus. “Saya bilang baikbaik agar orang tidak sakit hati,” ujarnya. Ia memang mengaku tidak siap untuk menikah tanpa alasan yang jelas. Sriwati yang murah senyum, sangat disukai. Kariernya sebagai karyawan swasta makin hari makin membaik. Sriwati juga tidak pernah absen untuk hadir membantu setiap ada kenduri atau acara besar di lingkungannya. Ia menjadi orang yang menyenangkan. LAMARAN Suatu hari ceritanya, ia bertemu kembali dengan Bagus di sebuah pasar. Setengah bercanda, Bagus, memintanya untuk jangan menikah dulu. Sriwati sempat heran, dan setengah bercanda pula ia berkata bahwa Bagus tidak berhak melarang-larangnya untuk menikah. Ungkapan Bagus tersebut ternyata bukan sembarang ungkapan. Rupanya istri Bagus tengah menderita sakit yang menurut dokter tinggal menunggu waktu. Sriwati ikut sedih atas berita tersebut. Namun, tidak terlintas sama sekali ia benar-benar menanti dudanya Bagus. Ia menjalankan waktunya dengan biasa dan wajarwajar saja. Mungkin karena kisah cinta itu sudah lama sekali ber­akhir, sehingga tidak terasa perasaan senang atau susah saat mendengar istrinya tinggal menunggu waktu. Baginya, Bagus adalah masa lalu. Ia mengaku biasa-biasa saja, bahkan tidak terpikir Bagus nantinya akan menjadi suaminya. Cerita lamaran dalam canda tersebut pun terlupakan begitu

saja. Hingga suatu hari Sriwati mendengar berita istri Bagus mening­ gal dunia. Sembari mengirim doa dalam hati untuk almarhum istri Bagus, ia pun mengaku biasa saja. “Tidak sekali pun terbersit kalau saya mengharapkan Bagus kembali,” ujarnya. Apa yang sudah dilakukan Bagus dulu –meskipun kata orang cerita itu bohong- sudah cukup membuatnya menutup pintu hatinya untuk Bagus kembali dan melupakannya. Namun, cinta pertama itu memang tidak akan pernah padam sempurna. Beberapa bulan setelah kematian istri Bagus, Sriwati bertemu kembali dengan Bagus tanpa sengaja di suatu tempat. Bagus yang memang suka bercanda, kembali menggodanya dengan celetukan-celetukan khasnya yang menyenang­kan. Tidak lama setelah pertemuan kembali itu, tiba-tiba Bagus datang ke rumahnya dan menyampaikan niat melamarnya. Entah apa yang membuatnya akhirnya mengiyakan lamaran tersebut dengan segera. 25 tahun ia menunggu hingga usianya menjelang kepala empat. Begitu banyak laki-laki yang melamarnya, ternyata tidak mampu memadamkan api cinta pertama Sriwati pada Bagus. Bukan berarti pula ia merasa bersyukur istri Bagus meninggal sehingga ia bisa merebut Bagus kembali. “Tidak ada yang harus saya rebut, janji Tuhan pasti datang pada waktunya,” ujarnya pasrah. Kebahagiaan Sriwati lengkap sudah. Bagus telah menjadi suaminya sekaligus menjadikannya seorang ibu bagi seorang anak yang dibawa Bagus. Namun kebahagiaan itu lenyap seketika ia mendapat kabar bahwa Bagus mengalami kecelakaan dan dalam keadaan koma. Sriwati hanya dapat menggenggam tangan Bagus ketika tiba di rumah sakit dan mengantar Bagus untuk pulang selama-lamanya. (Naniek I. Taufan)


6

Made Sri nampak kebingungan ketika Tokoh bertandang ke rumahnya, namun ketika dijelaskan maksud kedatangan, ia nampak begitu ramah dan hangat menerima Tokoh sebagai tamu. Untuk mene­mukan rumahnya, kita harus masuk ke jalan yang diapit setra Desa Patemon, Seririt.

T

Woman on Top

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

idak jauh setelah melewati Pura Dalem desa setempat, jika menemukan rumah pertama itulah kediaman Made Sri. Sore itu, pintu pagar rumahnya sudah ditutup, pertanda pasien yang ingin berobat harus kembali esok pagi. Made Sri setiap harinya membantu suami melayani pasien yang mengalami berbagai masalah dengan tulang seperti patah tulang, tulang lepas, maupun keseleo. Maklum, suami merupakan Balian yang cukup tenar

Jro Dalang Made Sri

Jaga Pakem Pewayangan dibidang penyembuhan tulang. Berbeda dengan sang suami, Made Sri sendiri memiliki profesi yang begitu unik. Jika pada umumnya profesi dalang dilakoni oleh kaum pria, maka tidak berlaku bagi perempuan yang akrab di sapa Jro Dalang Made Sri ini. Lahir di Patemon yang banyak melahirkan seniman-seniman utamanya dalang membuat Jro Dalang nampak begitu istimewa. Pasalnya, dari sekian banyak dalang, dialah dalang istri satu-satunya. Dibalik ketenarannya, ada kisah magis yang sulit diterima nalar namun begitu adanya. Sebelum menjadi seorang dalang, Made Sri yang sehari-hari menjadi petani bahkan ogah menonton wayang apalagi menjadi dalang. “Saya ga pernah kepikiran apalagi saya ini belog mending jadi petani aja,” ujarnya dengan polos. Berawal dari sekeluarga mengalami sakit yang tidak wajar selama bertahuntahun, hingga akhirnya sang suami memohon petunjuk kepada Ida sesuhunan. “Suami ngiring Dewa Bagus Manik Dalang, karena sudah menyatakan kesediaan untuk ngayah maka suami juga harus ngayah menjadi dalang. Tapi karena tidak bisa akhirnya, tiang seba-

gai istri-lah yang ditunjukkan untuk ngayah,” tuturnya kala itu. Setelah diberi air suci basuan Dewa Bagus Manik Dalang, dirinya mengaku menjadi “gila”. Setiap hari ia selalu ngoceh tentang cerita pewayangan, padahal sama sekali ia tidak tahu dan tidak pernah belajar mengenai pewayangan. “Akhirnya saya mawinten dan mulai ikhlas menjadi pengayah,” ungkapnya. Lima tahun terakhir ini ia telah beberapa kali pentas terutama di sekitar Desa Patemon dan Buleleng. Perempuan kelahiran 7 Juli 1968 ini mengaku ketika muput acara dalam upacara keahlian sebagai dalang muncul begitu saja bahkan ia mengaku setengah sadar ketika melakoni profesi itu. “Sudah ga ada rasa malu lagi padahal ditonton banyak orang,” imbuhnya. Uniknya lagi, karakter pewayangan yang kebanyakan lakilaki dapat ditirukan sangat apik dari segi suara. Bahkan dalam pementasan

dirinya selalu menggunakan pakem pewayangan salah satunya menggunakan bahasa Kawi. “Tujuannya untuk

Jro Dalang Made Sri

mengingat bahasa pewayangan yaitu bahasa Kawi agar mendarah daging,” ungkapnya. Akan tetapi, beberapa tahun belakang­an dirinya juga telah mencoba menyelipkan humor segar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di masyarakat. Humor yang diselipkan bisa berupa situasi politik, hukum, dan sosial. “Ya selain jalan cerita pewayangan saya juga sedang belajar menyelipkan humor tentang keadaan di masyarakat, ya tentunya dengan jalan membaca,” ung­kapnya. Menjadi seorang dalang istri, bukan berarti tidak ada tantangan. Sikap cekatan seorang dalang harus mampu dikuasai olehnya ketika menyiapkan berbagai karak­ter dengan memadukan cerita dan juga suara dari masing-masing karakter. Selain itu, kare­na terbilang unik, tidak jarang ketika pentas, Jro Dalang menjadi bulan-bulanan penonton. “Mere­ka malah nonton saya, ketimbang menikmati cerita wayangnya,” pungkasnya penuh tawa. (Wiwin Meliana).

“THR” Salam Senyum.. Kalau boleh dibilang, “THR” adalah sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu ketika menjelang perayaan hari raya keagamaan hampir tiba... THR kalau dipanjangkan menjadi Tunjangan Hari Raya. Dalan tulisan saya ini, saya akan menceritakan yang baru saja saya alami tentang “THR” tetapi dengan versi THR yang berbeda. Sebagai wanita yang selalu ingin tampil menarik (bukan cantik ya..), salah satunya didukung oleh pemakaian make up. Sudah lebih dari 15 tahun saya berlangganan alat-alat make up yang selalu saya beli di tempat itu. Tentu selain karena cocok dengan kulit saya yang cenderung sensitif, juga karena rangkaian perawatan dan hasil dari make up yang dipakai terlihat alami. Sehari sebelum saya menulis tulisan ini, saya datang ke counter alat make up yang ada di mall seputaran Denpasar. Seperti biasa, sambutan penjaga counter sangat antusias, ramah dan tentu dengan penampilan yang menarik untuk dilihat. Setelah saya memilih beberapa jenis produk untuk dibeli, si penjaga counter bilang seper­t i ini, “Ibu,... kami punya program yang akan diluncurkan minggu depan. Sayang kalau Ibu beli sekarang. Program kami itu akan memberikan discount (potongan harga) berupa voucher belanja (disebutkan jumlahnya) dan langsung mendapat gift (hadiah) berupa 1 set

perawatan make up ukuran kecil. (istilah­ nya ukuran traveling).”... Dan. pelayan itu pun menerangkan program tersebut dengan lengkap. Waaaahh... luar biasa layanannya. Saya sebagai pelanggan merasa sangat diuntungkan. Dengan hanya membutuhkan kesabaran menunggu beberapa hari, saya sudah mendapatkan beberapa hal yang saya anggap sangat memberi efek secara ekonomis. Ternyata bukan hanya itu saja, ketika saya bilang ada satu jenis produk yang harus saya beli saat itu juga (karena memang benar-benar habis), dengan ramah dia memberikan kepada saya untuk dibawa pulang produk jenis itu tanpa harus membayar. Pembayarannya akan dihitung saat program ini berlangsung, agar bisa mengikuti program yang akan dilaksanakan. Hmmmmm... Ini layanan yang sangat melebihi ekspektasi saya. Begitu “percaya” kepada pelanggan yang sudah loyal. Karena tanpa menyerahkan uang satu rupiahpun saya diperkenankan membawa pulang satu jenis produk yang tidak ada lagi stok nya di rumah. Begitu percayanya penjaga counter itu kepada saya. Tentu ini berdampak juga kepada saya yang tidak akan pindah ke lain hati. (tetap akan memakai produk itu dan membeli di tempat yang sama). Pembaca setia Dhani’s Art in Service, kepercayaan pelaku layanan terhadap pelanggannya adalah merupakan salah satu kunci dari kesetiaan pelanggan. dan

saya sebut di sini ‘Trust’. Trust adalah hal yang harus dibangun dalam layanan. Karena apa... ? Dengan kepercayaan yang tinggi kepada pelanggan maka hubungan yang dibangun terhadap pelanggan akan menjadi lebih erat, lebih bersahabat, lebih memiliki kedekatan secara emosional. Saya sebut di sini dengan ‘Human Relations’. Kembali pada judul, ‘THR”... adalah bagaimana memberikan kepercayaan kepada pelanggan yang akan berdampak pada sebuah keeratan hubungan yang baik dan tentu menjadikan mereka pelangganpelanggan yang loyal terhadap perusahaan kita. Jadi ‘Trust’ can make a great ‘Human Relation’. Banyak contoh layanan yang tidak percaya kepada pelanggannya akan berdampak buruk terhadap hubungan yang dibangun. Hal-hal kecil saja, seperti ketika kita sudah menjadi nasabah loyal di sebuah bank, dan ada transaksi yang membutuhkan menunjukan identitas asli, tapi hanya bawa copyannya saja, karena yang asli ketinggalan di rumah, transaksi itu ditolak. Padahal kita sudah kenal baik dengan petugas bank dan sudah menjadi nasabah setia selama bertahun-tahun. Atau, ketika kita mengembalikan sebuah blender ke sebuah toko elektronik, karena baru dipakai sekali sudah rusak. Tapi pelayan toko malah menuduh kita alias tidak percaya kepada kita dengan mengatakan cara memakai blender itu yang salah, dan harus membawa nota asli dan lain sebagainya untuk minta penggantian service yang akan dilakukan. Bayangkan ketika hal itu menimpa kita sebagai pelanggan, tentu hubungan kita dengan pelaku layanan itu

akan menjadi kurang baik, dan tentu ini berdampak pada hubung­an kita terhadap perusahaanya juga. Trust dalam artian lain juga menjaga kepercayaaan pelanggan dari sisi pelaku layanan. Bagaimana kita sebagai pelaku layanan sangat dipercaya oleh pelanggannya. Bagaimana caranya? Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara. Yang pertama selalu ‘Menjaga Kualitas’ produk kita. Menjaga kualitas itu perlu konsisten. Jadi hari ini dan hari selanjutnya mempunyai hal yang sama yang dirasakan oleh pelanggan. Jangan hanya bagus sekali saja, dan selanjutnya malah dengan kondisi produk yang menurun. Yang kedua adalah ‘Kejujuran’. Semua orang tidak suka dibohongi. Kejujuran dari seorang pelaku layanan akan menghasilkan kepercayaan kepada pelanggan. Soooo... mari kita selalu menjaga ‘THR”. T= Trust & HR = Human Relations. Dengan menjaga kepercayaan pelanggan maka hubungan dengan pelanggan akan tetap terjaga dengan baik. Materi ini terdapat dalam pelatihan yang saya beri judul “Serve With Love”. Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana “Serve With Love” di perusaha­ an/instansi Bapak/Ibu? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training ) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak/Ibu perlukan. Salam3SP. Salam Senyum Sang Penyihir . Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Tangannya seperti malaikat, menjadi jembatan bagi orang kecil untuk bisa merasakan fasilitas kesehatan serta pengobatan yang layak. Ia juga aktif dalam Blood For Life (BFL) Indonesia. Ia adalah Hamida Soetadji.

H

atinya tergugah untuk mengemban misi kemanusiaan. Termasuk peran utama sebagai “penyelamat” bocah kecil pengidap penyakit TBC Tulang, yang langka itu. Ia telah membantu memberi pemahaman tentang betapa pentingnya asuransi kesehatan untuk masyarakat pinggiran. “Iuran BPJS saya sudah dua tahun belum bayar, sementara saya harus memeriksakan anak saya,” begitulah awal cerita pertemuan Hamida dengan Anam, ayah Krisna, penderita penyakit langka tersebut. Anam hanyalah seorang penjaga warung biasa. Dari penghasilan sehari-hari, ia mengaku kesulitan membiayai pengobatan Krisna. Di keluarga Anam, hanya Dian, sang istri yang menjadi peserta BPJS. Saat itu Dian, melahirkan anak keempat. Setelah dua tahun lamanya iuran tak penah dibayar karena penghasilan Anam, tak cukup lagi. Boro-boro membayar iuran BPJS, mencukupi kebutuhan sehari-hari rasanya sudah mati kutu. Pertemuan Hamida Soe­tadji,

19

Hamida Soetadji Biasa Dampingi Orang Sakit dengan Anam, saat itu tanpa sengaja. Banyak cerita beredar, anak Anam, menderita sakit yang cukup serius. Karena terbiasa mendampingi orang sakit, naluri wanita inipun tergerak untuk membantu. Hamida, sering mencari informasi, menanyakan sakit apa hingga kenapa tak segera pergi berobat. Sementara, lambat laun sakit Krisna, semakin parah. “Saya hanya mendengar Krisna, mengalami gizi buruk. Tak percaya begitu saja, dua hari kemudian saya bertemu dengan Krisna. Badan dan usianya tak seimbang,” ujar Mimit, panggilan akrab Hamida Soetadji. Usia dua tahun dengan berat badan delapan kilogram sungguh tak ideal. Jalannya-pun sempoyongan, jika berjalan kepalanya selalu tengadah. Rupanya selain mengalami gizi buruk, tubuh Krisna, sangat lemah. Nafasnya tersengal-sengal jika berjalan agak jauh. Imun tubuh Krisna, kecil rapuh dan mudah terkontaminasi penyakit lainnya. Tak mudah memaksa Anam, untuk mengantarkan anaknya berobat, selain tak punya biaya, Anam, masih trauma dengan putra ketiganya yang meninggal di usia 6 bulan beberapa tahun lalu. “Saat itu ada yang bersedia menolong biaya pengobatan anak saya,” cerita Anam, mengenang. Tanpa pikir panjang, Anam pun membawa almarhum kakak

Krisna, ke rumah sakit. Segala macam tes laboratorium dia lakukan hingga rawat inap. Sampai Pada akhirnya Anam harus membayar Rp 30 juta biaya pengobatan anaknya. Kabar bantuan pengobatan tak kunjung datang. Karena sudah terlanjur basah, Anam, nekat berhutang. Kondisi yang serba kekurangan, semakin mengenaskan karena harus segera melunasi pinjaman. Anam, sangat trauma. “Tak heran saat saya menawarkan bantuan begitu sulit dan perlu pertimbangan,” cerita Mimit. Dua minggu lamanya, Mimit menunggu jawaban Anam, untuk meyakinkan, bahwa ia dan teman-teman bersedia membantu pengobatan Krisna. Di luar sepengetahuannya, banyak teman yang cerita kepada Anam, kalau Mimit, sudah terbiasa mendampingi orang sakit. “Tak hanya mendampingi membantu mencarikan dana bagi yang membutuhkan,” ucap Anam, sembari mengenang awal pergulatan batinnya. Di hari ke-15, Mimit, kembali bertemu dengan Anam. Saat itu Anam, menyatakan bersedia dibantu. Mulai dari menyelesaikan tunggakan BPJS Dian. “Kami pun mulai membayar tunggakan sesuai dengan kelas. Setelah terbayar tahap selanjutnya mengurus BPJS Anam dan ketiga anaknya,” urai Mimit. Setelah menunggu masa aktif berlakunya BPJS, mulailah Krisna, dirawat

secara bertahap. Pelunasan dan pengurusan BPJS untuk Anam, sekeluarga tak hanya diselesaikan Mimit, sendiri. Melainkan banyak teman yang membantu. Salah satunya teman musisi band yang cukup terkenal di Surabaya. Berbekal “mengamen” dari kafe ke kafe, terkumpul dana lumayan untuk pelunasan maupun biaya peng­ obatan. Proses pengobatan pertama dilalui mulai dari puskesmas, hingga dirujuk ke rumah sakit kelas B. Sebelum dirujuk, Krisna, mengalami luka lebar di tengkuk. Awalnya hanya berbintik, namun semakin hari luka itu semakin membuka dan lengket di kulit hingga luka dalam. Tak seorang pun tega melihat penderitaan anak itu. Krisna cuma bisa menangis tanpa tahu apa yang ia keluhkan telah merenggut keceriaan masa kecilnya. “Tengah malam, kami pun membawa Krisna, ke instalasi gawat darurat/IGD Rumah Sakit Unair (RSUA) untuk segera ditangani,” kisahnya. Benar saja, perawat dan dokter jaga segera melakukan observasi luka Krisna. Setengah jam lamanya, bocah malang itu diperiksa dan kemudian dibuatkan resep. Tiga hari kemudian, luka Krisna, mengering. Satu minggu berlalu. Krisna kembali melanjutkan pengobatan. Gizi buruknya mulai dipantau

Hamida Soetadji

hingga akhirnya tim medis mene­ mukan penyakit lain di tubuh Krisna. Karena gizi buruk, badan Krisna, rentan sekali dengan penyakit lain. Imunnya sudah tak mampu lagi menahan virus maupun bakteri yang menghampiri tubuhnya. Hasil dari tim medis cukup mengagetkan. Krisna divonis TBC Tulang. Menggunakan sistem gotong royong seperti asuransi swasta lainnya pasti sangat membantu keluarga sederhana yang serba kekurangan. Tak perlu memikirkan biaya tes darah maupun tes kesehatan lain. “Yang sehat membantu yang sakit. Jika tak ada sistem gotong royong, beban biaya tentu saja tak dapat terbayarkan. Namun, paling tidak, masyarakat tak perlu membayar seratus persen,” pungkas wanita tomboy sambil tersenyum ramah. (Lely Yuana)

Maya Puspita Kresnawati

Percaya Diri dan Fleksibel Mungil, cantik, gesit. Itulah dan PR, ia pun sempat mencisosok Maya Puspita Kresnawati. cipi peran sebagai HRD selama Perempuan kelahiran Gresik dua tahun. yang berkarier di dunia perPerempuan yang alergi mahotelan ini, tidak serta-merta kan seafood tersebut akhirnya merasakan posisi nyaman sebadidapuk menjadi Marcomm gai Marketing Communication mulai Desember 2016 hingga (Marcomm) andal sebuah hotel sekarang. Meski tak berlabintang empat di Surabaya. Setar pendidikan perhotelan, si mua proses yang ia alami begitu bungsu ini mampu berkarier di ia nikmati. Maya ternyata tidak hotel. “Saya tidak punya penmemiliki basic pendidikan dunia galaman perhotelan, tetapi saya perhotelan. ingin sekali bekerja di hotel. Mengawali karier di salah Saya dulu sering dan pantang satu perusahaan asuransi termenyerah untuk melamar nama sebagai sales selama satu pekerjaan di hotel-hotel,”ujar Maya Puspita Kresnawati tahun, membuatnya tertantang perempuan lulusan Universitas untuk mencoba hal baru. Kemudian ia berani 17 Agustus jurusan Sastra Inggris ini. mengambil langkah sebagai admin di salah satu Ia menuturkan suka bertemu dan mengenal perusahaan konstruksi selama tiga tahun. Tidak orang baru. “Tidak melulu di kantor menghadap puas di situ, Maya mencoba kemampuannya di komputer terus,” ujar penyuka yogurt terseMeritus Hotel sebagai sekretaris selama delapan but. Awal terjun di dunia perhotelan membuat bulan. Dari situlah, awal karier dunia perhotelanMaya kurang mengenal potensi yang ia miliki. nya ia jajaki. Namun semua berkat dorongan Adi Sugito seTak berselang lama pada 2014 silam, peremlaku General Manager Mercure Grand Mirama, puan 32 tahun yang hobi main game ini pindah membuatnya mengenal potensi diri. ke Mercure Grand Mirama Hotel sebagai sekre“Intinya sih kalau kerja di hotel harus pertaris selama satu tahun. Karena kepiawaian serta caya diri, mau tahu tentang situasi, fleksibel pengalaman, Maya juga memperoleh tanggung dengan waktu,” tutup perempuan yang masih jawab sebagai Public Relation. Dari Sekretaris melajang ini. (Meta Vabiola)

Hiburan Rakyat HUT Bali TV Rangkaian HUT ke-15 Bali TV dimeriahkan dengan hiburan rakyat di panggung terbuka Ardha Chandra, Taman Budaya, Rabu (31/5) malam. Ribuan masyarakat hadir dan menyaksikan acara yang juga disiarkan langsung Bali TV ini. Acara juga disaksikan Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama, Ketua WHDI Bali Ny. Bintang Puspayoga, serta undangan lainnya. Seniman yang tampil dalam hiburan rakyat “Penuh Warna” ini antara lain Masekepung, Seka Gong Wanita Dewi Laksmi, Rocky N, Trisna STE, Dek Ulik, Ayu Saraswati, Galuh Bilen, Bayu KW, Widi Widiana, Yong Sagita, Motifora, dan Navicula. Penonton juga dihibur dengan lawakan yang dibawakan Gedebong Goyang serta Rare Kual.


20

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Organisasi Perempuan NTB

Nine

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Duta Endek Kota Denpasar

Gelar Lomba Fashion Show, Lomba Kewirausahaan, Lomba Photography, dan Lomba Mewarnai

Gelar Tadarus Al-Quran

Seperti tahun-tahun sebelumnya, organisasi perempuan di Nusa Tenggara Barat, kembali melaksanakan kegiatan Tadarus Al-Quran di Pendopo Gubernur NTB untuk mengisi Bulan Ramadhan tahun 2017. Kegiatan yang digelar para ibu ini konsisten dilaksanakan selama 20 tahun tiap kali bulan puasa tiba.

M

ajelis Tadarus Al-Qur’an bulan Ramadhan ini secara rutin digelar TP PKK Provinsi NTB, BKOW Provinsi NTB dan Dharma Wanita Provinsi NTB. Majelis ini didadir Ketua TP PKK Prov NTB. Hj Erica Zainul Majdi, Ketua BKOW dan Dharma Wanita Provinsi NTB, Hj. Syamsiah M Amin dan Hj. Iswanti Komalarimbun Rosyadi, serta ratusan pengurus serta anggota organisasi wanita dan Majelis Ta’lim se-kota Mataram. Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi membuka kegiatan Tadarus Alquran Bulan Ramadhan 1438 H ini beberapa waktu lalu. Dalam ceramah singkat Gubernur yang juga ulama tersebut, menyampaikan kata-kata Rasulullah Muhammad SAW, bahwa amal yang terbaik adalah amal yang terus dilaksanakan, walaupun sedikit dan di situlah kunci dari keberkahannya. Artinya bahwa suatu amalan

akan berkah jika terus-menerus dilakukan, walaupun tidak dalam jumlah yang banyak dan besar. “Semoga menjadi penanda bahwa majelis ini berkah dan diridhoi oleh Allah SWT, Majdi saat membuka kegiatan Tadarus Alquran ini beberapa waktu lalu. Ia juga mengajak untuk senantiasa mempedomani Al-Qur’an. Terkait bulan suci ini, Al-Qur’an membahasakan skala prioritas pertama di bulan Ramadhan adalah puasa, dan yang kedua adalah membaca Al-Qur’an. Jadi jika seorang muslim telah menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan, maka kemudian hendaklah ia membaca Al- Qur’an. Sedikitnya 300 orang perempuan menghadiri majelis tadarus ini. Dalam ceramah singkatnya Majdi juga menyampaikan betapa istimewanya posisi dan kedudukan perempuan menurut Al-Qur’an. “Al-Quran meletakkan perempuan pada posisi dan

kedudukan yang sangat mulia karena pentingnya peran perempuan dalam kehidupan di dunia ini. Maka, jadikan keyakinan itu sebagai pegangan ketika berhadapan dengan Al-Qur’an. Ini kitab yang memberi keistimewaan kepada saya (perempuan), jadi saya (perempuan) harus berpedoman padanya,” ujarnya. Selain membaca ayat-ayat sucinya, Majdi juga mengingatkan agar melengkapi bacaan Al -Quran itu dengan men-tadabburnya (merenungkannya). “ Allah SWT menjelaskan bahwa Dia telah menurunkan Al-Quran kepada Rasulullah SAW dan pengikut-pengikutnya. AlQuran itu adalah kitab yang sempurna yang mengandung bimbingan yang sangat bermanfaat kepada umat manusia. Bimbingan itu menuntun agar hidup sejahtera di dunia dan berbahagia di akhirat. Dengan merenungkan isinya, manusia akan menemukan cara-cara

“Endek Lovers Duta Endek Kota Denpasar 2017”, adalah salah satu kegiatan dari program kerja Pengurus Duta Endek Kota Denpasar Periode 2016 - 2017. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan visi dan misinya, memperkenalkan dan mempromosikan kain tradisional endek dengan berbagai bentuk kreativitas melalui perlombaan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kecintaan dan kebanggaan kalangan remaja terhadap warisan leluhur sehingga kelestariannya tetap terjaga. Dengan dukungan Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar serta Dekranasda Kota Denpasar maka Duta Endek Kota Denpasar menggelar “Endek Lovers Duta Endek Kota Denpasar 2017” dengan mengusung tema “Endek is True Quality” Menurut Ketua Panitia Endek Lover Duta Endek 2017, I Gede Agung Wirakrama didampingi sekretaris I Gusti Ayu Evita Trisnarini , dengan acara ini, mereka berharap dapat meningkatkan kreativitas anak-anak dan remaja melalui kain endek sebagai warisan budaya, menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan remaja, memupuk rasa cinta dan bangga anak muda terhadap kain tradisional endek, menjaga eksistensi dan kelestarian kain endek, meningkatkan solidaritas dan kemampuan cooperation in team di antara keluarga besar Duta Endek Kota Denpasar, sterus mempromosikan dan memperkenalkan warisan budaya kebanggan Kota Denpasar yakni Kain Endek kepada masyarakat luas, “Endek Kita Punya, Kita Pakai dan Kita Bangga” Dikatakan oleh Wirakrama untuk tahun ini perlombaan terdiri dari Lomba Fashion Endek, Lomba Kewirausahaan, Lomba Mewarnai dan Lomba Fotografi. Keempat lomba melibatkan peserta tingkat SD, SMP, SMA/SMK dan kalangan umum (universitas dan sekolah tinggi) se-Kota Denpasar. Di samping itu, dilokasi perlombaan juga dibuka stan wirausaha hasil kreativitas dari Duta Endek Kota Denpasar.

Lomba Fashion Show

mengatur kemaslahatan hidup di dunia. Sungguh banyak keutamaan surat-surat dalam Al-Qur’an, yang di dalamnya ada kebaikan untuk dunia dan akhirat,” ujarnya. Menurut Majdi, khusus dalam hal tadarus seperti ini, ia menyampaikan, bahwa tadarus perempuan seperti yang dilakukan di Indonesia, tidak dilaksanakan di semua tempat. Di negara Arab misalnya, tadarus hanya dilakukan kaum laki- laki dan waktu pelaksanaannya setelah tarawih. Tadarus kaum perempuan di Indonesia, ungkapnya merupakan hal istimewa yang dipelopori muslimat Indonesia, yang diwariskan secara turun-temurun, dengan tujuan memperkokoh jalinan silaturahim dan spiritualitas.

Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi pada kesempatan itu mengajak dan membuka kesempatan bagi sebanyak-banyaknya muslimat untuk beramairamai bertadarus. “Silahkan, bagi organisasi perempuan dan majelis ta’lim, agar mengajak seluruh anggotanya untuk bersama- sama bertadarus disini,” katanya. Kegiatan Tadarus Al-Quran di bulan Ramadhan 1438 H berlangsung selama sepuluh hari. Di awali pagi hari, majelis dipandu Hj. Suhartini yang merupakan Qoriah Kota Mataram untuk membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, yang dilanjutkan Kultum (kuliah tujuh menit) kemudian diakhiri dengan Sholat Dzuhur berjamaah. (Naniek I. Taufan)

5

- Kategori A (Kelas 3-6 SD): Menggunakan seragam endek ke sekolah. Atasan endek dan bawahan menyesuaikan seragam sekolah. - Kategori B (SMP) : Menggunakan busana endek casual dengan modifikasi 70% endek dan 30% polosan. - Kategori C (SMA) : Menggunakan endek formal, baju pesta, atau evening gown modifikasi - Kategori D (umum 18th – 25th) : Menggunakan busana endek untuk ke kantor (blazer/kemeja) Persyaratan Lomba Fashion Show Pendaftaran dilakukan tanggal 8 Mei – 2 Juni di Disperindag Kota Denpasar, lantai 3 Graha Sewaka Dharma, Lumintang Biaya pendaftaran : Kategori A dan B : Rp. 75.000 Kategori C dan D : Rp. 100.000

Technical meeting diadakan tanggal 3 Juni di Aula Gedung Graha Sewaka Dharma, Lumintang Hadiah Pemenang Tiap Kategori Juara 1 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 2 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 3 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Harapan 1,2,3 : Piagam Penghargaan Juara Favorit : Piagam Penghargaan

Lomba Kewirausahaan (Endekpreneur Challenge)

Tema Endekpreneur Challenge 2017 adalah “Imagine Endekpreneurs”

Persyaratan Endekpreneur - Pesertanya adalah siswa/siswi SMA/SMK di Bali (dibuktikan dengan foto copy Kartu Pelajar yang diserahkan saat pengumpulan proposal bisnis) - Peserta dapat perseorangan atau berkelompok dengan jumlah maksimal 2 orang - Peserta yang telah terdaftar didalam tim tidak dapat digantikan mulai dari tahap seleksi Proposal Bisnis hingga tahap akhir presentasi - Penilaian dibagi atas 2 tahap yaitu tahap seleksi Proposal Bisnis Inovasi produk endek dan Final presentasi - Seluruh Proposal Bisnis Inovasi produk endek yang diterima panitia akan diseleksi dan dipilih 6 tim terbaik untuk menjadi Finalis dan akan mempresentasikan karyanya dihadapan dewan juri di final. - Apabila peserta terbukti melanggar salah satu ketentuan akan didiskualifikasi - Pendaftaran tidak dipungut biaya (free)

Mekanisme Endekpreneur Challenge 2017 Seleksi Tahap 1 (Proposal Bisnis Endek) 8 Mei – 7 Juni 2017 - Peserta mengunduh formulir pendaftaran dan Panduan Endekpreneur Challenge 2017 di akun instagram Duta Endek Denpasar @Dutaendekdps setelah melengkapi formulir pendaftaran kemudian dikirim melalui email ke dutaendekdps@gmail.com - Isi dari Proposal Bisnis yang dikirimkan berhubungan dengan Tema “Imagine Endekpreneurs”. Batas pengumpulan Proposal Bisnis Inovasi Endek dimulai 8 Mei 2017 hingga 1 Juni 2017 Proposal bisnis setidaknya mencakup : Cover; Kata Pengantar ; Daftar Isi , Ringkasan Eksekutif ; Deskripsi Bisnis ; Analisis Produk; Analisis Pasar; Analisis Keuangan; Penutup - Diketik pada kertas A4 dengan margin : kiri 4 cm, dan 3 cm untuk kanan,atas serta bawah. - Semua font tulisan yang digunakan adalah Times New Roman 12

- Pengumuman seleksi Proposal Bisnis akan diumumkan pada tanggal 12 Juni 2017 - Technical Meeting akan dilaksanakan pada Awal Juni untuk info bisa dilhat pada instagram duta endek kota Denpasar @dutaendekdps

Seleksi Tahap 2 (Presentasi) 17 Juni 2017 - Peserta yang berhak masuk dalam tahap presentasi adalah 6 peserta terbaik yang telah dinyatakan lolos dalam seleksi tahap 1 (Proposal Bisnis inovasi produk endek) - Peserta mempresentasikan karyanya menggunakan media Powerpoint yang dapat dikumpulkan kepada panitia (Bisa menghubungi CP yang tertera) - Power point yang ditampilkan sudah menjelaskan keseluruhan isi Artikel - Waktu yang diberikan untuk sebanyak 10 menit yang terdiri dari 5 menit waktu presentasi dan 5 menit waktu pertanyaan - Slide power point dibuat bebas dan sekreatif masing – masing peserta Hadiah Pemenang Juara 1 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 2 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 3 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara Harapan 1,2,3 : Uang Tunai , Piagam Penghargaan Juara Favorit : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang

Jadwal Endekpreneur Challenge 2017 1. Pendaftaran & Pengiriman Proposal : 8 Mei – 1 Juni 2017 2. Seleksi Tahap 2 yang masuk ke 6 besar (Presentasi) : 17 Juni 2017

Lomba Mewarnai

Tema Lomba Mewarnai “Endek Is a True Quality”

Persyaratan Lomba Mewarnai - Kategori lomba mewarnai terdiri dari 2 kategori yaitu TK dan SD kelas 1,2,3. - Peserta merupakan siswa/siswi TK dan SD kelas 1,2,3 di Kota Denpasar. - Peserta dapat mendaftar di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Denpasar, Graha Sewaka Dharma, Jalan Majapahit No.1 Lumintang, Denpasar. - Peserta juga dapat mendaftar melalui contact person yang tertera. - Pendaftaran lomba mewarnai gratis dengan batas kuota 100 orang pendaftar.

Jadwal Lomba Mewarnai Lomba mewarnai dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2017 di Aula Graha Sewaka Dharma Lantai 3. Hadiah Pemenang Juara 1 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 2 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 3 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang

Lomba Photography

Tema Lomba Photography “Who Use Endek”

Persyaratan Lomba Photography - Lomba fotografi terdiri dari 2 kategori yaitu siswa SMA/SMK dan umum. - Untuk siswa/siswa SMA/SMK yang dibuktikan dengan pengumpulan kartu pelajar. - Untuk kategori umum tidak perlu melampirkan kartu identitas. - Pendaftaran dilakukan secara online dengan mengirim berkas ke dutaendekdps@gmail.com - Peserta yang telah terdaftar tidak dapat digantikan dengan orang lain hingga akhir seleksi. - Peserta SMA/SMK dan Umum mengumpulkan foto dan artikel yang menceritakan garis besar apa yang akan disampaikan oleh foto tersebut. - Foto yang telah dilombakan akan menjadi hak milik Duta Endek Kota Denpasar - Pendaftaran tidak dipungut biaya (free) Jadwal Lomba Photography Pendaftaran dapat dilakukan pada 8 Mei – 10 Juni 2017 di Disperindag Kota Denpasar lantai 3 Graha Sewaka Dharma, Lumintang.

Waktu dan Tempat Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Graha Sewaka Dharma Lantai 3, di Jalan Majapahit No.1 Lumintang, Denpasar. Kegiatan ini dimulai dari hari Sabtu, 17 s.d. 18 Juni 2017. Kegiatan ini dimulai dari pukul 09.00 – selesai Hadiah Pemenang Juara 1 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 2 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara 3 : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang Juara Favorit : Uang Tunai, Piagam Penghargaan, Piala Pemenang

DUTA ENDEK KOTA DENPASAR SEKRETARIAT GRAHA SEWAKA DHARMA Lantai III Jl. Majapahit No. 1 Lumintang, Denpasar Telepon (0361) 8495711 Fax (0361) 8495712


4

Inspirasi

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Prospek Cerah Bisnis Kerajinan Kerang Simping Kerajinan kerang simping Indonesia kini tengah digemari masyarakat, juga pencinta kerajinan dari mancanegara. Salah satu yang cukup dikenal dan tengah populer adalah kerajinan kerang simping asal Cirebon. Adalah Nur Handiah dan suaminya, Jaime Taguba, seorang berkebangsaan Filipina, salah satu yang memopulerkan kerajinan ini.

M

Nur Handiah

ereka (Jaime dan istrinya) yang tadinya hanya mengekspor bahan baku kerang simping ke Filipina kemudian berubah menjadi pengekspor kerajinan kerang simping ke mancanegara. Salah satu pasar utamanya adalah negara-negara di Eropa yang ternyata sangat suka kerajinan kerang simping Indonesia. “Saya belajar menjadi pengrajin kerang simping sekaligus akhirnya menjadi pengusaha kerajinan ini dari Jaime Taguba dan istrinya,” ungkap Maskuri, pengusaha kerajinan kerang yang ditemui di sebuah pameran di Jakarta. Dalam pameran tersebut, Maskuri termasuk yang bisa tertawa lebar lantaran produknya berupa aneka kerajinan kerang, seperti helm, aksesoris rumah tangga juga beragam lampu hias, laris manis. Bahkan sampai hari terakhir pameran, masih banyak pembeli yang datang ke standnya. “Nilai total transaksi lumayan sekali,” ungkap Maskuri dengan

wajah semringah. Lelaki 50 tahun ini mengaku beruntung menemukan bisnis kerajinan kerang, karena sebelumnya keahliannya adalah kerajinan mebel. “Jadi awalnya saya adalah pengrajin sekaligus pengusaha kerajinan kayu, khususnya mebel. Jadi produk-produk (mebel) yang saya kerjakan sudah ditampung oleh perusahaan mebel,” ujarnya. Namun perjalanan bisnis kerajinan mebel ini, kata Maskuri, tidak mulus. Ada banyak masalah dan tekanan datang dari pihak perusahaan tempatnya mensuplai produk. Dia pun semakin lama semakin tak nyaman bekerja. “Sampai suatu ketika saya berjalan-jalan di pantai— kebetulan rumah saya tak jauh dari pesisir--- dan melihat begitu banyak tumpukan sampah kerang yang mengotori lingkungan. Saya kemudian terpikir, apakah bisa mengusahakan limbah kerang simping itu jadi kerajinan? Jadi waktu itu saya belum tahu mau diapakan kerang simping itu,” tutur Maskuri. Diakui Maskuri, dia sama sekali tidak tahu tentang kerang-kerangan. Tapi, ujarnya, dia punya semangat tinggi untuk mencari tahu bagaimana cara menjadikan sampah kerang menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai . Karena sudah terbiasa berkreasi dengan kayu, dibenaknya sudah muncul berbagai macam ide namun dia belum tahu cara mengolah kerang tersebut jadi bahan baku kerajinan. “Saya kesana kemari cari infor-

masi, saya cari guru untuk belajar kerajinan kerang. Sampai akhirnya saya bertemu Jaime Taguba dan istrinya. Saya belajar dari mereka bagaimana caranya membuat bahan baku kerajinan kerang. Jaime orang Filipina, dia lah pemilik perusahaan Multi Dimensi Shell Craft. Produknya bukan hanya disukai di dalam negeri tapi juga sudah diekspor ke luar negeri seperti negara-negara di Eropa dan Amerika,” papar Maskuri.

Jadi, tambahnya, tepatnya dia memulai bisnis kerajinan ini sejak 2007 atau 10 tahun lalu dengan modal hampir Rp10 juta. ‘Modalnya memang tidak terlalu banyak,” ujar Maskuri yang kini omzetnya sudah mencapai puluhan juta. Gebrakan pertama, kata Maskuri, terjadi di awal bisnis ketika ia mendapat order 1.000 pieces lebih untuk lampu hias. “Sebagai pemula, order pertama saya langsung banyak, yakni pesanan 1.000 lebih lampu hias. Entah kenapa, saya seperti dilancarkan. Setelah belajar, dan melakukan berbagai percobaan sehingga menemukan formula yang pas untuk mengolah kerang menjadi bahan baku, saya pun membuat sampel kerajinan kerang kemudian saya masukkan ke perusahaan,” tuturnya. Ternyata, sampel yang dia ajukan langsung disetujui oleh perusahaan tersebut yang kemudian mengordernya 1000 lampu hias. “Waktu itu rasanya saya senang sekali. Saya kan pemula, jadi dapat order sebanyak itu rasanya ‘bukan main’. Ini juga sekaligus makin memotivasi saya untuk terus menekuni bisnis ini,” ungkap Maskuri.

Untuk desain, lanjutnya, selain menerima permintaan desain dari customer, dia juga membuat kreasi sendiri. “Yang pasti, kalau membuat produk sesuai permintaan customer, harganya berlipat-lipat dari biasanya. Tergantung modelnya, tingkat kesulitannya. Juga pesanan minimal 10 pieces,” ujar Maskuri yang menjual lampu hiasnya dari harga Rp400 ribu hingga jutaan rupiah. Keahliannya di bidang mebel, kata Maskuri, ternyata sangat membantu sekali dalam kreativitas produk. Dia mengkombinasikan kerajinan kayu dan kerang menjadi suatu produk yang menarik. “Ide desain dari banyak sumber, bisa dari teman, atau melihat sesuatu, atau dari internet dan majalah,” katanya.

MENGUBAH MASALAH JADI KEUNTUNGAN Secara umum, kata Maskuri, selama tujuh tahun berbisnis, semuanya relatif berjalan lancar. Yang namanya bisnis, katanya, tentu saja ada banyak masalah, tinggal bagaimana cara menghandle-nya. Di sisi lain karena dirinya sangat hobi kerajinan, membuatnya selalu optimis ketika berhadapan dengan masalah. ‘Tidak ada masalah yang tidak ada solusinya. Pasti ada,” ucapnya yakin. Hanya saja, memang, salah satu yang terberat dihadapi pengusaha UKM seperti dirinya adalah jika stok barang menipis sementara pesanan yang datang berlimpah. Persoalan itu, katanya dulu kerap kali dialaminya. Dulu, tambahnya, dia belum mengerti bagaimana mengantisipasi masalah tersebut. Maklumlah dia ‘pemain’ baru di bidang ini. “Pernah satu ketika saya dapat banyak orderan, tapi kekurangan bahan baku. Saya cari ke pengepul, ternyata di pengepul juga kosong. Akhirnya saya beli bahan baku dari orang, sesama pengusaha, tapi harganya jauh lebih tinggi. Ya apa boleh buat, mau-tidak mau harus beli,

karena saya sudah terima order,” paparnya. Pengalaman berharga itu menjadi pengalaman bagi dirinya. Dari sana juga dia tahu bahwa kerang simping tidak selalu ada di pengepul. Bahwa kerang simping ada musimnya. “Memang laut luas, ya, tapi tidak selalu menghasilkan kerang simping. Jadi ada musim-musimnya,” tutur Maskuri. Dari sana juga terlintas dalam pikirannya untuk menyetok sebanyak-banyaknya kerang simping. Dengan memiliki stok yang banyak, bukan saja mengamankan bisnisnya yang bisa terus berkarya tanpa khawatir kehabisan bahan baku, juga bisa menjadi investasi alias dijual dengan harga tinggi kepada yang membutuhkan. “Jadi sejak itu saya mulai belajar untuk menyetok bahan baku. Walaupun tidak ada order banyak, tapi saya tetap membeli bahan baku banyak untuk stok. Apalagi menyetok kerang tidak khawatir kerang jadi rusak, bau, dll. Jadi punya banyak bahan baku menguntungkan karena keberadaan simping ada musimnya. Jadi selain untuk keperluan bisnis kerajinan, stok juga bisa saya ‘mainkan’ (jual) sebagaimana halnya pengepul,” ungkap Maskuri seraya menambahkan bisnis kerajinan kerang simping memiliki prospek cerah. “Buyer-buyer dari luar negeri banyak yang mencari kerajinan kerang dari Indonesia karena di negaranya banyak penggemarnya. Nah kita sebagai pengrajin, selain harus konsisten menjaga mutu, juga harus kreatif dan inovatif, di antaranya soal desain. “ “Saya yakin, bisnis kerajinan kerang Indonesia punya masa depan cerah karena peminatnya terus meningkat dari waktu ke waktu. Yang penting kita konsisten dengan mutu, juga kreasi dan inovasi. Juga, mengembangkan jaringan untuk pemasaran,” kata Maskuri. (Diana Runtu)

Mandalika

21

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Predikat WTP Keenam untuk NTB

Pemerintah Provinsi NTB kembali meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, dalam hal pengelolaan keuangan daerah tahun 2016. Predikat WTP tersebut merupakan kali keenam secara berturut-turut sejak tahun 2011. Bagi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi prestasi Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diraih Pemerintah Provinsi NTB ini harus menjadi motivasi untuk bekerja dan berikhtiar sebaik-baiknya. Predikat WPT tersebut diserahkan Anggota VI, BPK RI, Dr. H. Azhar Azis. “Semua hasil kerja kita Insya Allah akan teruji oleh sejarah dan akan bisa menjadi kebaikan tidak hanya bagi generasi sekarang tapi juga mudah-mudahan menjadi motivasi bagi generasi-generasi yang akan datang,” ungkap Gubernur NTB saat Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi NTB Penyerahan LHP BPK RI terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi NTB Tahun Anggaran 2016, di Ruang Sidang DPRD NTB, pada hari Rabu (31/05/2017).

D

idampingi Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH. M.Si, Gubernur TGB menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh perangkat daerah yang telah bekerja keras, bersungguh-sungguh untuk menyiapkan laporan keuangan dengan standar yang baik. Dengan tingkat kerumitan dan kompleksitas laporan keuangan yang berbasis akrual, jajaran pemerintah telah melakukan yang terbaik untuk menyiapkan laporan keuangan sesuai aturan yang ditetapkan. Hal ini menurut Gubernur juga tidak lepas dari ikhtiar dan ker-

jasama antara pemerintah daerah dengan anggota DPRD dan BPK RI Perwakilan Provinsi NTB. “Sering kita dengar dari guruguru kita bahwa Insya Allah hasil tidak akan menghianati proses. Ia meminta kepada semua pihak untuk bekerja lebih baik lagi. Tidak usah terpengaruh dengan apapun yang terjadi di sekitar, yaitu terkait hal-hal atau berita miring yang beredar di masyarakat,” begitu kata Majdi. Menurutnya, berita-berita tersebut tidak perlu mendapatkan respons yang berlebihan. Justru, yang perlu dilakukan adalah tetap konsisten dan fokus pada ukuran-ukurannya yang objektif

pada norma-norma yang baku. Serta pada standar-standar yang diakui sehingga semua hasil kerja tersebut, mendapatkan hasil yang terbaik. Ia lalu mengajak apapun yang terjadi termasuk yang menimpa institusi-institusi negara termasuk entitas pemerintahan daerah baik di NTB maupun di daerah-daerah lain untuk dijadikan pelajaran berharga membangun daerah. Sehingga, jangan sampai apa yang telah dikerjakan dengan sungguhsungguh menjadi hilang maknanya, menjadi runtuh kredibilitasnya di depan masyarakat karena ada praktik-praktik dari satu dua oknum yang tidak sesuai dengan

Pemerintah Provinsi NTB kembali meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, dalam hal pengelolaan keuangan daerah tahun 2016

semangat semua pihak untuk membangun pemerintahan. “Mari kita semua terusmenerus berada dalam semangat untuk memperbaiki diri. Berada dalam semangat untuk meluruskan apa-apa yang kita lakukan agar benar-benar bisa baik di dalam niat, baik di dalam pelaksanaan dan baik juga di dalam hasilnya,” katanya. Dr. H. Harry Azhar Azis menyampaikan BPK RI telah melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan pemer-

intah provinsi NTB tahun 2016. Pemeriksaan ditujukan untuk menguji kesesuaiannya terhadap standar akuntansi pemerintah, kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan efektivitas sistem pengendalian internal. “Alhamdulillah laporan hasil pemeriksaan tersebut, dapat kami serahkan kepada Ketua DPRD dan sekaligus juga kepada Gubernur NTB dengan tepat waktu,” ungkapnya. (Naniek I. Taufan)

NTB Provinsi Ketiga di Indonesia yang Peroleh Prestasi 100 Persen WTP Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi NTB tahun anggaran 2016 merupakan laporan keuangan kedua yang disusun dengan menggunakan metode basis akrual. Laporan itu meliputi 7 (tujuh) jenis yaitu, laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran, serta neraca, laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan, terangnya. Menurutnya BPK RI telah memeriksa laporan keuangan tersebut yang meliputi pendapatan dengan realisasi Rp 3,949 triliun dari anggaran Rp 3,803 triliun, realisasi belanja dan transfer Rp 3,764 triliun dari anggaran Rp 3,953 triliun, total aset bernilai Rp 11,890 triliun, serta jumlah kewajiban ditambah equitas Rp 11,890 triliun. Ia juga mengungkapkan, bahwa jumlah anggaran belanja dan transfer yang dibiayai dari pendapatan transfer sebesar Rp 2,588 triliun dan pendapatan asli daerah (PAD) senilai Rp 1,359 triliun serta lain-lain pendapatan yang sah Rp 2,120 triliun. Pendapatan daerah Tahun Anggaran 2016 mengalami peningkatan sebesar 14,54% dibanding tahun 2015, belanja dan transfer mengalami kenaikan sebesar 11,87% dibanding tahun 2015. Apabila rekomendasi ditindaklanjuti di atas 80% maka berarti pengelolaan tindak lanjut rekomendasi oleh pemerintah daerah dianggap sangat baik.

Terdapat 9,5% rekomendasi yang belum sesuai dan dalam proses tindak lanjut yaitu sebesar 7,25% dan sebanyak 38 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti yaitu 2,9% serta sebanyak 23 rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti dengan alasan yang sah. Usaha-usaha perbaikan yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah provinsi NTB atas pengelolaan keuangan Tahun Anggaran 2016 sebagian besar telah sesuai dengan action plan yang dibuat oleh Gubernur NTB, paparnya. “BPK RI juga tetap mendorong pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat untuk senantiasa melakukan upaya perbaikan secara sistemik dan konsisten sehingga kesejahteraan masyarakat NTB dapat diwujudkan,” ungkap Azhar Azis. Disampaikan oleh Azhar Aziz, semua pemerintah Kabupaten dan Kota di NTB juga turut meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK terhadap laporan keuangan pemerintah Kabupaten/Kota tahun anggaran 2016 dari BPK RI. Pemberian predikat WTP kepada 10 kabupaten kota tersebut, atas dasar penilaian terhadap sistem pengendalian internal dan laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap perundang-undangan. “Kami sampaikan apresiasi atas upaya pemerintah kabupaten dan kota, yang telah menyusun dan

NTB merupakan provinsi ketiga di Indonesia Timur bersama Provinsi Gorontalo dan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai wilayah kewenangan anggota BPK VI, yang memperoleh prestasi 100 persen WTP

menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan dan melakukan pengendalian internal yang memadai agar laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan, maupun kelalaian,” ujarnya. Menurutnya, NTB merupakan provinsi ketiga di Indonesia Timur bersama Provinsi Gorontalo dan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai wilayah kewenangan anggota BPK VI, yang memperoleh prestasi 100 persen WTP dari 11 entitas termasuk Provinsi. Ia ber-

harap pemerintah kabupaten dan kota agar segera menindaklanjuti rekomendasi dari BPK, untuk melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan perintah Undangundang selama 60 hari. Sementara itu Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH., M.Si mengajak jajaran pemerintah dan masyarakat kabupaten/kota seNTB untuk menjadikan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ini sebagai motivasi untuk terus bekerja keras memajukan pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Ia berharap Pemerintah Kabupaten dan Kota dapat meng-

gunakan Predikat WTP itu, sebagai pemacu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menekan Angka kemiskinan. Predikat WTP tidak memiliki arti apabila tingkat kemiskinan, kesenjangan dan ketimpangan di daerah ini masih tinggi,” katanya. Karenanya ia mengimbau kepada seluruh entitas di Provinsi NTB, untuk segera menindaklanjuti rekomendasi BPK sampai batas waktu yang telah ditentukan oleh Undang-undang, agar tidak berdampak kepada persoalan hukum di kemudian hari. (Naniek I. Taufan)


22

Sosialita

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Ramai-ramai bisnis kue ker­ ing menjelang Lebaran. Semua melakukannya karena ini memang momentum yang tepat dimana permintaan masyarakat akan kue kering meningkat tajam. Tahun lalu, permintaan kue kering jelang Lebaran mencapai 80%. Keuntungan yang menjanjikan itu membuat semua orang, baik itu yang memang sejak lama bisnis kue kering ataupun karyawan bahkan selebriti pun ikut ramairamai nyemplung di bisnis meng­ giurkan ini.

U

ntuk selebriti, bisa jadi mempunyai daya tarik lebih lantaran keterke­ nalannya di masyarakat. Mereka memposting berbagai jenis kue kering lewat media sosial. Ya, medsos memang kini selain ramai dengan berbagai berita kekinian, juga diwarnai dengan aksi jual aneka produk, salah satunya kue-kuean. Salah satu selebriti yang memanfaat­ kan momentum ini adalah Ayu Tingting. Dia memposting kue buatannya lewat instagram. Pelantun tembang hits ‘Alamat Palsu’ ini mengaku bisnis kue keringnya ini dilakukan bersama sang adik, Syifa. “Doakan mudah-mudahan lancar, ya,” kata Ayu yang mengaku tidak bisa terjun total di bisnis ini lantaran memiliki banyak aktivitas lain di luar rumah. Namun begitu, anak pertama pasangan Abdul Rozak-Umi Kalsum ini selalu menyempatkan diri membantu pengembangan bisnis kuenya ‘Geboy Cookies’ ketika ada waktu luang. Selain Ayu dan Syifa, masih banyak lagi artis yang menggeluti bisnis kue, baik bisnis dadakan menjelang Lebaran maupun yang sudah lama. Umumnya para selebriti ini memiliki chef spesialis kue, sementara mereka hanya sebagai tester sembari sesekali memberi ide. Tapi Zaskia Sungkar, meski tidak sehari-hari terjun langsung membuat kue, dia tahu mengelolanya lantaran

Bisnis Kue Kering Selebriti sebelum menekuni bisnis kue, dia juga mengambil kursus aneka kue. Makanya tak heran kalau dia kerap memberi ide pada chefnya tentang kreasi kue terbaru. Lain lagi dengan Farah Quinn, yang juga mengelola bisnis kue. Wanita can­ tik justru terjun langsung di dapur. Dia sendiri yang membuat formula kuenya— queen aple dan queen strudle--dan langsung mengolahnya. Maklum, Farah Quinn memang dikenal sebagai chef dan punya berbagai acara masak-memasak di sejumlah stasiun tv. Kue-kuean yang berbahan dasar apel Malang itu, menurut Farah, dikonsepnya sendiri. Sementara Laudya Cinthya Bella juga tak mau ketinggalan, ia pun mengi­ kuti jejak sahabatnya Zaskia Sungkar untuk membuka toko kue yang diberi nama ‘Bandung Makuta’. Tak tanggungtanggung, demi suksesnya bisnis kuliner Laudya, Zaskia pun ikut turun tangan membantu. “Selama Ramadhan ini aku nggak banyak kegiatan (entertainment), sengaja mengurangi. Selain fokus ibadah, aku juga sedang fokus mengembangkan toko kue,” ungkap peraih penghargaan kategori Pemeran Utama Paling Terpuji Festifal Film Bandung untuk film ‘Surga Yang Tak Dirindukan’. Menurut Laudya, toko kue yang diluncurkan sejak Maret 2017 lalu itu, menunjukkan perkembangan yang baik. Bahkan pernah juga kuenya laris manis, pesanan bejibun sampai-sampai tim bakernya kewalahan. “Alhamdulilah hasilnya lumayan,” ucap Laudya penuh syukur. DEMI KEMANUSIAAN Nah, yang berbeda dari kebanyakan artis yang berbisnis kue adalah Jim Baby Aditya yang sudah dua tahun ini meng­ geluti bisnis kue Lebaran. “Bisnis kue kering ini hanya dua bulan saja, men­ jelang Lebaran. Tahun lalu juga begitu. Jadi bukan bisnis yang terus-menerus,” ungkap doktor psikologi Universitas

D

Farah Quinn

Jim Baby Aditya

Laudya Cinthya Bella

Indonesia itu. Berbeda dengan pelaku bisnis lain­ nya, Baby menjalankan bisnis kue ini demi misi kemanusiaan membantu para ibu korban KDRT (Kekerasan Dalam Ru­ mah Tangga). Mantan penyiar radio dan tv ini, selain menekuni bidang akademis ia juga terlibat dalam banyak kegiatan so­ sial, di antaranya adalah masalah penan­ ganan ODHA juga KDRT yang menimpa banyak perempuan Indonesia. “Ini adalah tahun kedua saya men­ gorganisir para ibu korban KDRT untuk melakukan bisnis kue kering. Saya yang mengajari mereka membuat aneka kue kering yang sekarang sedang digemari masyarakat. Setelah bisa, mereka mem­ praktekkannya,” ungkap Baby yang me­ labeli kue bikinan ibu-ibu korban KDRT ini dengan nama ‘Kue Banget’. “Soal modal, saya yang menyiapkan modalnya, mereka yang mengerjakan pembuatan kuenya. Nah untuk pemasa­ ran, saya membantu memasarkannya, antara lain lewat akun-akun medsos yang saya punya. Di antaranya adalah Face­ book dan instagram,”jelas Baby yang juga menguasai sejumlah ketrampilan wanita di antaranya adalah jahit menjahit

busana dan desain. Bicara modal, Baby yang belum lama ini meraih gelar doktor psikologi Uni­ versitas Indonesia, menyebut awalnya adalah menggunakan modal dari uang tabungan ujian sidang promosi doktor. “Jadi untuk membiayai ujian doktor kan saya nabung. Nah sebelum uang tersebut dipakai untuk biaya tersebut, saya putar dulu untuk membiayai bisnis para ibu ini. Mereka perlu ditolong dan saya pikir ide ini (bisnis kue kering) akan sangat membantu para ibu karena mereka berusaha untuk tetap bertahan hidup demi membiayai anak-anaknya,” ujarnya. Di Bulan Puasa ini dan Lebaran nanti, mereka membutuhkan dana lebih termasuk membeli makanan juga paka­ ian Lebaran. “Jadi saya kira kegiatan ini akan bermanfaat untuk para ibu dalam mendapat penghasilan tambahan,” papar Baby. Tahun lalu, bisnis kue kering yang dikerjakan para ibu korban KDRT ini cu­ kup menguntungkan dan mereka senang karena mendapat uang tambahan untuk persiapan Lebaran. “Tahun ini kembali bisnis lagi. Dan mereka sangat senang

karena selain mendapatkan penghasi­ lan tambahan, mereka juga memiliki kegiatan sambil menunggu buka puasa,” tutur Baby yang juga sempat menekuni dunia akting. “Anda boleh merasa beruntung karena tidak mengalaminya, tapi da­ patkah Anda bayangkan jika diri kita atau keluarga mengalami serangkaian kekejaman kata-kata/verbal, kekeja­ man mental, kekejaman fisik, kekeja­ man seksual, kekejaman ekonomi atau penelantaran? Rasanya kita tak sanggup membayangkan bagaimana rasanya berada dalam situasi ini. Bagaimana kita bisa keluar dari lingkaran kekerasan ini jika tidak ada dukungan dari orang ter­ dekat secara psikologis, sosial, kekuatan fisik, dukungan aspek hukum, apalagi jika tidak punya penghasilan. Bagaimana kita bisa ikut meringankan beban orang yang sedang kesusahan?” papar Baby panjang-lebar. Sejumlah kue yang dibuat ibu-ibu ini di antaranya adalah nastar wijsman, kastengels keju edam, putri salju, dll. Se­ lain kue-kue kering, juga Baby dan para ibu juga menyiapkan pascel kue dengan desain yang unik. (Diana Runtu)

Bali Fashion Trend 2018

Nuansa Internasional dengan Sentuhan Lokal Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Denpasar bekerja sama dengan TS Suites Leisure Seminyak Bali, pada bulan Mei lalu sukses menggelar perhelatan “Bali Fashion Trend (BFT) 2018 dengan mengusung tema Spring Summer 2018 Ajang tahunan IFC ini mempre­ sentasikan beragam busana yang diharapkan bisa memberikan ide bagi pecinta mode di tahun 2018 mendatang. Kategori busana yang

ditampilkan saat itu, mulai dari urban wear, ethnic contemporer, cocktail, evening wear, modest wear, hingga active wear karya dari sekitar 40 desainer dari seluruh Indonesia yang dipersembahkan melalui 100 orang model dari Bali, Surabaya dan Jakarta. Menurut Ketua Panitia Bali Fash­ ion Trend 2018, Dwi Iskandar yang akrab disapa Dwi ini, gelaran ini dii­ kuti sekitar 40 orang desainer. Selain anggota IFC Denpasar juga ada dari IFC Surabaya, Padang, Yogyakarta

Bupati Eka Wiryas­tuti mendapat penghargaan sebagai Kepala Daerah Inovatif. Apa saja yang ia sudah lakukan se­ hingga prestasi itu layak disandangnya?

dan Medan. Terkait temanya Spring Summer 2018 memiliki arti, mereka ingin membawa nuansa internasional tanpa harus melupakan budaya dan kekayaan lokal. Dikatakannya, ada kekuatan tersendiri yang bisa diolah untuk bisa bersaing. Seperti tekstil lokal, kain tenun, batik dan songket, menjadi karya-karya modern yang bisa mend­ unia. Brand maupun desainer yang fokus dengan gaya dan karakter busa­ na modern dan kontemporer, tetap memiliki ciri khas, juga menjadi kebanggaan. Semua produk yang dihasilkan perancang Indonesia tidak ketinggalan zaman. Maka, kedepannya Bali khususnya bisa menjadi bintang baru di kancah mode dunia. Terlebih di Bali sendiri, fashion tergolong salah satu industri terbesar dan bergerak sangat cepat, akibat asimilasi budaya dari seluruh Indonesia dan dunia yang mencintai bu­ daya Bali. Potensi Bali memang luar biasa, sebab memiliki kekuatan pada berbagai jenis kain tenun ikat sebagai warisan yang membanggakan. Akan menjadi sesuatu yang berbeda

ketika tampilan internasional, disertai sentuhan elemen lokal tersebut. Pagelaran BFT 2018, di hari per­ tama perancang yang tampil menun­ jukkan karyanya di runway adalah desainer Dekranasda Kota Denpasar Lusi Damai dan Dhevinta Tito, di­ lanjutkan Vera Koraag, Angeliqa Wu, Asti Kaleta, Dalindz by Linda Lirose, Yon Yulizar dan Phangsanny. Diter­ uskan oleh Acak Acak, Sad Indah, Andreas Lim, Fenny Salim, Elizabeth Njo May Fen, Mamayoo, dan Milo Migliavacca. Hari berikutnya dihadirkan koleksi milik Weda Githa, Cindy Lavina, Pemkab Jembrana oleh Dwi Iskandar, Neli Gunawan, Elfi Lila, Ali Charisma, dan Raramac. Kemudian, Nine, lalu Freak United oleh Putu Aliki, Dimas Dwitanto, By The Sea,

Monika Weber, dan Gingersnap. Pada hari terakhir ada persem­ bahan parade koleksi desainer mulai dari Lia Mustafa, kemudian Bank Indonesia yang menghadirkan UKM beserta perancangnya yakni Bintang Mira, Andika Tarum, Weda Githa, Monika Weber, Oka Diputra dan Vera Koraag, kemudian ada Kimkara oleh Misspoly Textile, dan Litti, Sharavateen oleh Zuebarqabenz, Saka Made oleh Tari Made, Dwico, Gisca Dmelia, Elastic Apparel, Berry Mirsha dan Oka Diputra sebagai penutup. Selain fashion show , acara dimeriahkan pop up market yang menghadirkan banyak label dari Bali maupun dari luar Bali dengan busana-busana siap pakai. (Sri Ardhini)

ilihat dari statistik, PAD Tabanan mening­ kat pesat. Dari awal ia menjabat, PAD Ta­ banan Rp 460 miliar, sekarang sudah hampir Rp 2 triliun. Termasuk juga, investasi yang masuk ke Tabanan Rp 800 miliar. Disamping itu, peningkatan ekonomi juga melebihi pencapaian dari provinsi dan nasional. Pen­capaian pening­k atan ekonomi di Tabanan berkisar 6,4%. Disamping itu, kata Eka Wiryastuti, soal pertanggungjawaban keuangan daerah juga menjadi pertim­ bangan mengapa ia layak mendapatkan penghargaan tersebut. “Bagaimana Tabanan mampu mewujudkan pertang­ gungjawaban administrasi keuangan, baik dalam penganggaran, peren­ canaan, eksekusi, dan pengawasan yang transparan. Ini yang menjadi per­ timbangan mengapa saya mendapatkan penghargaan sebagai kepala daerah inovatif,” kata Eka Wiryastuti. Ia berpandangan, semua peng­ hargaan yang ia terima sebetulnya se­b agai alarm bagi dirinya, untuk lebih meningkatkan pelayanan di segala bidang. “Pelayanan baik di perencanaan yang harus pro rakyat, dan eksekusi harus sesuai aturan dan mekanisme yang ada, dan imple­ mentasinya dirasakan rakyat Tabanan. Termasuk evaluasi, sudahkah anggaran itu mencakup kepentingan masyarakat umum,” ujarnya. Ia mengatakan, tidak pernah ada target. “Boleh ada target tapi kita tak boleh terpaku. Bekerja saja maksimal tidak usah banyak mimpi. Skala prio­ ritas ambil saja dua atau tiga. Tidak usah membias, akhirnya saking ter­ lalu banyak tidak bisa fokus,” kata Eka Wiryastuti. Saat ini ia fokus pada infrastruktur. Dana yang dianggarkan Rp 65 – Rp 100 miliar untuk hotmix. Hotmix harus tetap diplot. Mudah-mudahan tahun 2018 sudah selesai semua, karena masih kurang lagi 300 kilometer. Saat ini jalan yang sudah di-hotmix sepanjang 600 kilometer. Ada juga, program partisipatif yakni program rakyat mem­ bangun jalan selalu dianggarkan dalam anggaran induk minimal Rp 3 miliar. “Material kami yang berikan dan rakyat yang membangun jalannya. Jadi dengan sistem gotong royong, DPRD, bupati, dan tokoh masyarakat juga ikut turut serta berpartisipasi. Jadi sifatnya seperti tegur sapa terjadi hubungan emosional pemimpin dan rakyatnya,” kata Bupati Eka. Termasuk juga dalam program Gerbang Indah, ma­ sing-masing k e c a ­ m a t a n memilih jalan yang memang mere­ka ingin kerjakan se­ cara gotong royong, ini seperti par­ tisipatif

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

3

Eka Wiryastuti

Kepala Daerah Inovatif

juga, dianggarkan juga Rp 1 miliar. Sembari tersenyum ia berkata, jalan terpanjang dan terusak di Bali ini warisan dan PR buat dia, tapi dia tidak mau mengeluh. “Saya dilahirkan dan dititipkan di Tabanan untuk me­ nyelesaikan masalah, saya bersyukur. Buktinya saya bisa selesaikan. Ada yang ribut, ada yang ngomel ada yang nulis di medsos, semua saya jawab. Saya bilang sabar ya ini masih lelang semoga tahun 2018 bisa selesai. Kalau mereka complain itu wajar. Namun, mereka harus paham, PAD Tabanan tidak sebesar PAD Badung, jadi rakyat harus mengerti,” jelas Bupati Eka. Walaupun infrastruktur menjadi skala prioritas, ia tetap memikirkan masalah pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan sosial. Skala prioritas kedua adalah ekono­ mi kerakyatan. “Potensi ekonomi Ta­ banan, punya hamparan sawah ini bisa menjadi tuan rumah di daerah sendiri. Makanya kami hidupkan ekonomi kerakyatan lewat bumdes dan bumda. Kami memberi modal Bumdes sampai Rp 200 juta per desa,” ucapnya. Keberpihakan Eka Wiryastuti ke­ pada petani membuatnya mendapatkan penghargaan Satya Lencana dari Presi­ den Jokowi di bidang pertanian. Eka Wiryastuti mengatakan, 70 % masyarakat Tabanan adalah petani. Orang berpikir petani kalau sudah jual gabah selesai, tapi menurutnya tidak. Bagaimana mengubah mindset itu di mana petani tidak hanya menjual gabah tapi menciptakan produk olahan dari gabah itu sendiri. Contohnya teh beras merah, atau beras merah menjadi jajanan. Termasuk potensi perkebunan dan perikanan. Tabanan juga surplus 2 ton ikan. “Saya melihat petani Jepang bisa ke Bali, mengapa petani Bali tidak bisa ke Jepang. Artinya, nilai kesejahteraan mereka minim. Bagai­ mana meningkatkan kesejahteraan mereka, salah satunya dengan mening­ katkan dan mengajarkan mereka membuat olahan. Sepanjang mereka mereka menjual mentah tidak punya nilai ekonomi. Karena itu, Ibu-ibu KWT diajarkan membuat bakso ikan, keru­ puk ikan, empek-empek dan sekarang mereka sudah punya pasar,” kata Eka Wiryastuti. Keberpihakannya kepada petani, ia wujudkan dalam pembuatan Perda khusus perlindungan petani dan ne­ layan yang pertama di Indonesia. “Petani gagal panen kami siap menganti rugi, setiap gagal panen selalu memberi­

Eka Wiryastuti menerima Satyalencana dari Presiden Jokowi

kan beras cadangan dan membebaskan pajak. Saat ini masih diberlakukan di jatiluwih, menyusul daerah lain. Kare­ na saya masih menunggu UU RTRW dulu, yang mana lahan produktif dan tidak, nanti yang sudah produktif kami berikan nilai dan tidak dikenakan pajak. Saat ini sudah 3000 hektar lahan sawah tidak dikenakan pajak,” ujarnya. Ia menegaskan, kalau mau 20 tahun ke depan, Tabanan masih menjadi lumbung beras Bali perda harus dibuat. “Itu salah satu bentuk komitmen kami men­ cintai petani. Rakyat perlu dibela mereka tidak punya pendidikan dan akses yang cukup, kamilah yang menjadi jembatan harus ada perda perlindungan petani,” kata Eka Wiryastuti. Bupati Eka juga mengangkat potensi desa wisata. Saat ini, sudah ada Bumdes 87 dan 41 desa wisata di Tabanan. Menurutnya, desa wisata harus dihidupkan, kalau ini hidup jarang orang akan menjual sawah. Tinggal bagaimana kita mengemasnya agar menjadi desti­ nasi wisata. Bukan hanya mengajar­ kan tamu yang datang belajar nenam padi, tapi juga membuat jamu herbal. Ia berprinsip, budaya harus dijaga. “Saya akan membuat festival, mengang­ kat makanan dan seni. Budaya tidak hanya soal seni, makanan juga ter­ masuk budaya. Saya ingin mereka tahu Tabanan juga punya kuliner yang tak kalah dengan makanan internasional. Ada laklak penebel yang terkenal. Rencana saya ada lomba fotografi dan video soal kuliner. Saya datangkan juri nasional, supaya banyak tamu yang datang. Endingnya pedagang kaki lima menjadi partnership Bumda. Saya akan membuat tempat wisata di Yeh Gangga, saya “sulap” seper­ ti Jimbaran. Saya ajarkan

masyarakat untuk happy dan sibuk dengan hal positif. Budaya itu tujuannya mempererat hubungan persatuan,” ujarnya lebih jauh. Dengan semangat ia mengatakan, ketika orang lain sibuk demo dan suka menjelekkan orang, ia lebih suka sibuk mempromosikan potensi dan budaya dan ekonomi kerakyatan. “Saya bawa

membuat saya takabur, tapi menjadi alarm untuk bisa mengevaluasi dan ber­ buat yang lebih baik, namanya kita hidup bergerak ke arah yang positif. Janganlah kita mengejar sesuatu, dan banyaklah bersyukur. Jangan berkahayal, apa yang ada di depan kita itu saja dulu jalani. Masalah akan menjadi apa itu karena kita berbuat,” ujanrya. Ia hanya berprinsip, menabung karma, berpikir positif, selalu ingat yang di atas. “Tiba-tiba saja ada ide kreatif yang harus saya lakukan. Saya ikhlas dan tulus, sembahyang dan puasa tidak pernah lepas, seperti “ketagihan” menolong umat termasuk menjadi ibu asuh anak yatim piatu. Namun, masih saja ada orang yang tak puas. “Saya membuat program mudik gratis, di­ omongin dibilang ini itu. Saya tegaskan saya ini Pancasilais. Alasan saya, sepan­ jang dia warga Tabanan saya bantu. Saya tidak mau warga Tabanan pulang mudik sampai kecelakaan, jangan dibawa ke agama apalagi soal iman. Jangan men­ dengarkan isu-isu, kembali ke diri kita, kita menjelek-jelekkan orang, apa diri kita sudah benar, mari intropeksi diri,” kata Eka Wiryastuti. Ia meminta, jangan hanya bisanya menjelek-jelekkan orang. Apa yang sudah kamu perbuat untuk orang lain. Apa yang kita buat harus berimplementasi dan bermanfaat bagi banyak orang. Ma­ kanya, pemimpin harus bisa melahirkan kebijakan yang mensejahterakan orang. Ingat pesan Bung Karno, jangan lupakan sejarah. Harusnya bersyukur Bung Karno

Eka Wiryastuti ikut menyaksikan panen raya

politik domestik ke dalam, walaupun ada satu dua yang tidak puas itu biasa, namanya orang tidak ada yang sempur­ na, tapi bagi saya itu adalah tantangan untuk terus berinovasi dan berkarya,” ujar Bupati Eka. Dalam program Gerbang Mas, ia memberikan permodalan kepada produk unggulan sector pertanian yang yang mau diangkat. Gerbang pangan, ada dana Rp 500 juta dianggarkan un­ tuk semua subak dipilih masing-masing kecamatan untuk diangkat produknya. “Dana Rp 500 juta itu keroyokan untuk semua program SKPD, baik itu lingkungan hidup, peternakan, peri­ kanan, dll. Ada Rp 5 miliar tiap tahun untuk mengangkat subak. Saya tidak mau ada satu subak saja yang terkenal, Saat ini ada 280 subak, kami harapkan semua didorong untuk mengangkat produksinya potensinya masingmasing,” jelasnya. Banyaknya penghargaan yang di­ terima Eka Wiryastuti sampai membuat Ketua umum PDI Perjuangan Megawati, terkagum-kagum. Dalam satu kesempat­ an, Megawati sempat berucap, jangan lupa dokumentasikan prestasimu, agar bisa memberi inspirasi bagi orang lain. “Penghargaan yang saya terima, tidak

sudah bisa membebaskan kita dari be­ lenggu penjajahan, kita kok hanya bisa menghancurkan. Ia melihat, sekarang ini, orang mengukur dengan cara instan, dengan cara fitnah, politik kodok, injak teman biar dia keliatan. Padahal itu sangat bertentangan Pancasila. Bagaimana pun, semua prestasi yang ia raih, kata Bupati Eka, berkat kerja super tim. Ia mengucapkan terima­kasih atas kerja sama semua jajaran birokrasi, DPRD, sekda, litbang dll, karena semua berperan dalam su­ per tim. Tidak ada superhero, yang ada superteam, tim yang kuat serta tim yang napas dan jiwanya untuk memajukan Tabanan. Walaupun ada yang bilang dirinya superwomen, tapi ia selalu ingat, berpikir psositif, pola hidup yang sehat, termasuk pola makan dan olahraga, meditasi sembahyang tak pernah putus, istilahnya bagi dia, menabung karma, ia jalani dengan ikhlas dan tulus sehingga ia bersyukur selalu dalam kondisi sehat dan hasil general check up selalu baik. Intinya, kata dia, apapun prestasi yang ia raih, semoga dapat memberi inspirasi dan motivasi kepada orang lain, tetap berbuat karena hasil pasti mengikutinya dan jangan pernah lelah berkarya untuk anak bangsa. -ast


2

Ekspresso

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

GORO-GORO Kembali Bu Alit ber­ tamu. Tetapi kali ini langsung menemui Amat. Minta maaf atas Putu Wijaya kelakuan Bagus. Amat sendiri sama sekali tidak melihat tindakan Bagus tercela. Ia lebih menyalah­ kan dirinya. “Bu Alit, putra Ibu itu anak muda yang karena usianya jadi berdarah muda. Mudah emo­ sional! Gampang tersinggung dan marah. Tinju dan memukul bagi anak muda adalah perben­ daharaan katanya yang masih sedikir itu. Berbeda dengan kita yang sudah tua. Kita se­ lalu berpikir panjang lebar dulu menimbang-nimbang untuk urusan tetek bengek sekalipun. Kadang sampai ketinggalan kereta,” kata Amat sambil tersenyum. “Jadi saya bisa mengerti, Bagus tentu marah, sebab saya sudah menyela ketika ia belum selesai

bicara dengan mengucapkan kata: anjing. Padahal sebenarnya mak­ sud saya bukan dia yang anjing, tapi saya, saya sendiri yang anjing, karena mengaku mendukung demokrasi tapi tidak mau dikri­ tik. Jadi kelakuan saya itu yang anjing. Bukan Bagus. Bukan sama sekali! Hanya saja, saya terlalu cepat mengucapkannya, mestinya saya tunggu sampai Bagus selesai bicara. Jadi sebenarnya hanya salah paham, tidak ada yang harus dibahas.” Diberi penjelasan seperti itu, Bu Alit justru tambah sedih. Ia pulang dengan menundukkan muka, nampak sangat malu. Malam hari, datang Pak Alit. Dengan sangat sopan dia mohon agar Amat memaafkan kelancan­ gan anaknya. “Pak Amat, paradigma Ba­ gus itu sudah direcoki oleh celotehan-celotehan facebook di dunia maya. Dia lupa mengganti paradigmanya waktu kembali dalam kehidupan nyata. Seka­ rang dia sendiri menyesal sekali

BAGUS (kritik 2)

oleh perbuatannya memukul Pak Amat. Apalagi tadi ibunya setelah selesai bertemu dengan Bapak menjelaskan bahwa, sebenarnya kata anjing itu bukan untuk dia, tapi kelakar Pak Amat terhadap diri sendiri. Bagus tambah me­ nyesal, dia malu. Dan tadi dia minum baygon mencoba bunuh diri, untung ketahuan lalu kami cegah!” Amat terkejut. “Bunuh diri?” “Ya, Pak Amat, katanya sangat malu, dia tak sanggup lagi akan bertemu Pak Amat.” Amat bengong. “Tapi itu bukan salah Bagus, itu kecerobohan saya sebagai orang tua!” “Yah, saya dan istri saya su­ dah bilang begitu, Pak Amat. Tak mungkinlah Pak Amat akan marah karena beliau sangat bijak dan mengerti jiwa anak muda, kata kami berkali-kali. Tapi dia tetap saja seperti dikejar-kejar oleh perasaan berdosa. Saya khawatir jiwanya akan terganggu.”

Amat termenung. “Kalau begitu, saya harus ke­ temu dan bicara dengan Bagus,” kata Amat sambil masuk kamar mau ganti pakaian. Bu Amat yang nguping per­ cakapan itu dari kamar langsung menahan suaminya. “Jangan ke situ!” Amat heran. “Lho kok jangan?” “Ini sejak awal persoakan mereka, kenapa sekarang jadi persoalan kita?” “Lho, itu kan maksud Bapak juga begitu, tapi Ibu yang nyuruh Bapak ke sana. Sekarang ini sudah jadi persoalan kita.” “Tidak, jangan pergi!” “Lho, Bapak tadi sudah bilang mau bicara dengan Bagus!” “Jangan!”

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

tanpa memunculkan perilaku ber­ masalah lainnya. Keberhasilan dalam penyesuaian diri akan berpengaruh pada pertumbuhan diri seseorang. Sebagian orang mengatakan jika dirinya tidak mengalami permasala­ han ketika menghadapi suatu situasi yang baru. Kata-kata “biasa saja” sering kali muncul saat memasuki dinamika perubahan. Terlihat mudah dan sangat menyenangkan ketika kita tidak mengalami hambatan apapun. Meskipun demikian, sebagian dari mereka juga mengalami kesulitan untuk menghadapi kondisi tersebut. Respons yang dimunculkan saat adanya perubahan dari skala kecil ataupun besar tidak semudah yang orang lain komentarkan. Seseorang yang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru ditandai dengan gejala suasana hati yang negatif, merasa cemas, panik, tertekan, stres, menarik diri, bahkan munculnya keluhan fisik seperti pusing, sakit perut, sesak dan nyeri pada tubuh. Gejala- gejala tersebut biasanya akan mengganggu fungsi seseorang dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Faktor fisik dan psikologis meru­ pakan hal yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri seseorang. Kondisi fisik seseorang dapat berpengaruh terhadap kualitas penyesuaian diri terhadap situasi tertentu. Adanya hambatan secara fisik seperti masalah kesehatan akan menjadi tantangan

Made Padma Dewi Bajirani

tersendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Selain itu, kondisi psikologis seseorang dapat berdampak pada penyesuaian dirinya. Kondisi psikologis tersebut seperti kematangan intelektual, emosional dan sosial, pola asuh, pengalaman (baik menyenangkan maupun trau­ matis), proses belajar, bahkan kes­ ehatan mental. Selain itu dukungan dari lingkungan sekitar juga mempen­

garuhi keberhasilan seseorang dalam penyesuaian dirinya. Setiap individu memerlukan waktu dan memiliki cara yang ber­ beda saat akan menyesuaikan diri dengan situasinya. Secara umum, saat Anda mulai ragu ketika adanya perubahan, maka cobalah untuk mengatur kembali sudut pandang Anda. Hal ini bisa diibaratkan seperti Anda sedang berada di objek wisata dan ingin mengabadikan momen itu dengan kamera Anda. Apa yang terjadi, Anda akan mengupayakan mendapatkan angel dan posisi yang terbaik bukan? sehingga foto dapat nampak indah. Begitu pula ketika Anda mengupayakan diri saat melaku­ kan penyesuaian. Positif tidaknya sikap Anda ter­ hadap suatu perubahan dimulai dari cara pandang Anda. Sebagai contoh, masih ingatkah ketika Anda berpindah dari masa Taman Kanak-Kanak masuk Sekolah Dasar? Ya, saat Anda melihat jika pindah sekolah adalah sesuatu yang menakutkan, tugas yang banyak, teman yang sedikit, susah, dan hal negatif lainnya, maka kemungkinan be­

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

sar hambatan dalam penyesuaian diri akan muncul. Sedangkan, ketika Anda masuk dengan pandangan bahwa, sekolah adalah tempat yang meny­ enangkan, bertemu Ibu/Bapak guru, ada teman-teman baru dan belajar hal baru akan membantu Anda lebih mudah melangkahkan kaki ke dalam situasi baru tersebut bukan? Gunakanlah perubahan sebagai sarana pengembangan diri sebaik mungkin. Karena Anda akan diminta keluar dari zona nyaman Anda den­ gan adanya perubahan. Anda akan belajar hal-hal baru berbeda dari sebelumnya, Anda dapat mening­ katkan kompetensi, dan melatih diri untuk merespon situasi yang baru dengan lebih sesuai. Layaknya ‘jam terbang’, perubahan adalah bagian kehidupan yang membantu Anda un­ tuk bertumbuh termasuk mengasah keterampilan Anda dalam menyesuai­ kan diri yang tak pernah usai. Made Padma Dewi Bajirani (Mahasiswi Magister Psikologi Profesi Bidang Klinis, Universitas Gadjah Mada)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Ada artis yang mengurangi aktivitasnya selama bulan puasa. Namun ada juga yang tetap sibuk. Mereka yang tetap sibuk diantaranya Ayu Tingting dan Zaskia Sungkar. Ayu menerima tawaran job selama bulan puasa mulai dari syuting sinetron, memandu acara Buka Puasa, Sahur di televisi, belum lagi acara lain yang juga dilakoninya selama bulan puasa. Walhasil, bisa dibilang hari-harinya menjadi luar biasa sibuk.

T

A y u

T i n g t i n g

ak heran kalau ped­ angdut yang melejit namanya lewat lagu “Alamat Palsu” ini pun merasa kelelahan lantaran waktu istirahat yang kurang. Yang luar biasa, meski staminanya terg­ erus lebih dari pada sebelumnya, namun janda beranak satu ini tetap menunaikan ibadah puasa. “Karena ini puasa, tentu saja ada penyesuaian waktu. Waktu

istirahat jadi agak berkurang kar­ ena dini hari kan harus ‘melek’ karena sahur,” ungkap Ayu yang berupaya menggunakan waktu istirahatnya yang terbatas itu dengan sebaik-baiknya. Sebenarnya, kata Ayu, kesibu­ kan tinggi seperti yang dijalaninya sekarang bukan hal yang baru. Ia biasa bekerja keras dalam artian memiliki beberapa kegiatan setiap harinya. Karena saat ini adalah

Utami Dwi Suryadi

Ramadhan dimana dia pun selain berpuasa juga mengambil peker­ jaan dini hari dan juga berpuasa, maka terasa berbeda. “Iya sebenarnya sih sama aja ya, tapi karena sekarang puasa, jadi berbeda. Aku syuting mulai Senin sampai Jumat. Kalau harihari biasa (bukan Ramadan) ya biasa aja, namun karena ini Bulan Puasa, jadi terasa lebih cape. Aku syuting kan mulai dari jam 10 pagi. Jadi masih berasa ngantuk karena kurang tidur karena malamnya habis sahur,” ungkap Ayu yang melakukan syuting stripping untuk sitkom ‘Sambalado’. Waktunya untuk berkumpul bersama keluarga, khususnya anak tercinta Bilqis (3,5 tahun) boleh dibilang sangat kurang di bulan puasa ini. Meski begitu, kata Ayu, dia tetap berkomunikasi dengan Bilqis yang diasuh oleh ayah dan ibunya. “Paling kalau aku di lokasi syuting, misalnya pas Sahur, aku gunakan video call, biasanya dia baru bangun dan ikutan Sahur. Aku tanya dia lagi ngapain, sudah makan belum, dll,” ujarnya. Diakuinya, memang bekerja

Jalani Puasa dengan Ikhlas “Saya tidak pernah melakukan persiapan apapun ketika puasa. Karena yang penting ada niat yang baik dari hati, ya sudah saya jalani dengan ikhlas,” ujar Utami Dwi Suryadi. Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bali ini menuturkan, ia sudah terbiasa melakukan puasa. Biasanya, saat Hari Raya Nyepi, ia melakukan puasa. Mulai dari pukul 6 pagi sampai pukul 6 pagi berikutnya. Menurutnya, tak ada satupun persiapan yang dilakukan. “Hanya saya niatkan bahwa ini baik untuk saya, ya saya jalani,” ujarnya. Bukan hanya saat Hari Raya Nyepi, terkadang ia biasa melaku­ kan puasa Senin-Kamis. Tirakat ini biasa ia lakukan sejak gadis. Sekarang ini, ia melakukan tirakat ketika tiba-tiba ia merasa ada feeling untuk melakukan. “Saya kalau mau puasa Senin-Kamis itu tiba-tiba saja ada feeling. Oh ini waktunya saya harus men-charge

23

Bulan Penuh Tantangan

“Anaknya minum baygon, mau bunuh diri karena merasa malu!” “Bagus yang malu atau orang­ tuanya?” Amat tercengang. “Bagusnya dong! Dia yang malu bukan orangtuanya!” “Bapak keliru!” Kembali Amat bengong. “Bapak keliru? Keliru ba­ gaimana?” “Sudah, Bapak di rumah saja, saya yang akan nemui Bagus, pemakai dan pengedar narkoba itu!” Amat terpukau. Tiba-tiba se­ mua jadi terang benderang. Ia ter­ duduk di tempat tidur bengong. Sementara Bu Amat keluar men­ emui Pak Alit dan terus berangkat untuk mengurus Bagus. “Nama Bagus mungkin ter­ lalu berat buat putra Pak Alit,” gumam Amat, “Kadang nama mendongkrak tapi tak jarang menjebloskan!”

Penyesuaian yang tak Pernah Usai

Perubahan merupakan salah satu bagian dari kehidupan kita. Salah satu pepatah menyebutkan­ nya bahwa “Tidak ada yang kekal kecuali perubahan”. Hal ini meng­ gambarkan bahwa dalam keseharian kita akan ada sesuatu yang berubah. Contohnya seperti perubahan ke­ tika pindah sekolah, tempat kerja, ataupun tempat tinggal. Selain itu perubahan juga terjadi pada peran diri dalam lingkungan, misalnya baru menjadi istri atau suami, peran baru menjadi ayah maupun ibu. “Saya deg-degan, keringat dingin, kadang mual, gelisah yang membuat saya menjadi tidak nyaman setiap kali diminta untuk masuk ke lingkungan baru. Tidak jarang saya pun malas untuk datang ke tempat baru itu”. Gambaran tersebut bisa terjadi pada individu yang memerlukan waktu lebih untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan baru. Penyesuaian diri adalah meka­ nisme yang dilakukan oleh individu ketika memasuki suatu situasi baru yang melibatkan aspek personal (mental dan emosi) juga lingkun­ gan. Penyesuaian diri atau dalam psikologi dikenal dengan istilah adjustment dijelaskan sebagai kemam­ puan seseorang dalam keterbatasan untuk bereaksi terhadap diri sendiri maupun lingkungannya dengan cara yang efisien, sehat, dan cara yang memadai serta memungkinkan un­ tuk menyelesaikan situasi yang sulit

Sudut Pandang

Utami Dwi Suryadi

lagi batin saya, ya saya puasa,” kata Utami. Biasanya puasa Senin-Kamis yang ia lakukan, puasa mulai dari pagi sampai sore hari. Terkadang, ia hanya minum air putih. Puasa sangat baik untuk kesehatan dan

juga untuk kekuatan spiritual. “Saya tidak terlalu fanatik untuk mengikuti berdasarkan ini itu, tapi saya lakukan sesuai kemampuan, yang saya yakini bahwa puasa sangat baik untuk kesehatan dan menambah kekuatan spiritual,” imbuh perempuan usia 53 tahun ini. Menurutnya, dengan rutin berpuasa makin menambah kekhususkan hatinya untuk ber­ sembahyang. Saat ini, ia merasa waktunya sudah harus dipenuhi dengan kegiatan spiritual meng­ ingat usianya sudah kepala lima. “Saya senang kalau bisa melaku­ kan tapa brata. Tiap pagi saat mulai menstarter mobil sampai di kantor, yang saya ucapkan hanya gayatri mantram. Kadang tanpa kita sengaja, terlontar ucapan yang tidak menyenangkan. Saya mencoba dengan rutin puasa un­ tuk menambah kekuatan spiritual agar bisa mengurangi emosi,” ucapnya. (Wirati Astiti)

selama Ramadan apalagi dengan aktivitas tinggi seperti dijalaninya sekarang, cukup melelahkan, na­ mun dia mensyukurinya karena limpahan rezeki tahun ini yang luar biasa. “Tahun ini lebih full jobnya. Alhamdulilah lumayan lah,” kata wanita cantik kelahiran 1992 ini. Untuk menjaga kesehatannya, kata Ayu, ia mengonsumsi menu sehat yang dibawa dari rumah, juga minum madu, susu, serta suplemen. “Minum air putih yang banyak pas buka dan sahur. Kar­ ena kan kalau hari biasa asupan cairan kita bisa terus menerus, tapi saat bulan puasa kan tidak bisa, karena ada waktunya. Nah saat waktunya tiba seperti saat berbuka dan Sahur, kita minum air putih yang banyak, juga makan buah,” ungkapnya. Yang juga tak kalah sibuknya adalah Zaskia Sungkar, artis yang belakangan ini sibuk menekuni berbagai bisnis yang dikelolanya bersama sang suami, Irwansyah. Namun pada Ramadan kali ini, dia bukan hanya mengurusi bisnisbisnisnya tapi juga menyempatkan diri muncul di beberapa acara tv. “Ramadan tahun ini jadwal aku full ya. Ada dua acara tv, juga ngurusin bisnis fashion dan kuliner. Jadi penuh banget. Cari waktu kumpul-kumpul dengan teman atau keluarga kayaknya susah,” ungkap kakak dari Shiren Sungkar ini. KANGEN SYUTING Seperti halnya Ayu Tingting, Zaskia juga mengaku bulan puasa ini penuh tantangan. Lantaran, selain dirinya berpuasa, di sisi lain banyak pekerjaan yang justru dilakukan di Bulan Suci lebih dari hari bi­ asanya. “Jadi aku di bulan puasa ini nggak ngurangi kerja, malah full. Bisnis fashion, kue, semuanya jalan,” jelas Zaskia yang

mengaku paling anti bermalasmalasan. “Kalau hanya di rumah, nggak kerja, malah bisa stress,” ucapnya sambil tertawa. Meski cukup berat, karena waktu istirahat agak berkurang, namun Zaskia mengaku sangat bersyukur atas rezeki dan kes­ empatan yang didapatnya. Soal waktu, katanya, tidak ada yang berubah sama seperti biasanya. Yang berubah hanya harus bangun untuk sahur. Yang paling menyita waktunya, menurut Zaskia, adalah sejumlah bisnis yang tengah ditanganinya, seperti fashion dan kuliner. Itu sebabnya, meski rindu berakting namun untuk sementara dia tidak bisa menjalaninya karena syuting sinetron pun perlu waktu yang tidak sebentar. “Sebenarnya aku kangen (syut­ ing) juga. Cuma karena waktunya benar-benar tidak ada, kalau dipaksakan syuting juga takutnya terbengkalai bisnisnya. Karena bisnis itu susah, kalau kita nggak terjun langsung tidak akan jalan. Tapi aku masih kok di dunia entertainment, cuma nge-host aja,” kata Zaskia yang sempat tampil dalam sinetron dengan episode panjang (250 eps) ‘Terlanjur Cinta’, 2009 ini. Namun, meski sekarang dia sibuk berbisnis bukan berarti meninggalkan dunia akting. Kelak, bila ada waktunya, jika mendapat tawaran asalkan tidak menyita waktu seperti stripping, ia akan menerimanya. “Pokoknya, jika ada tawaran dan tidak menyita waktu seperti stripping insyaallah aku mau,” ucap wanita kelahiran Desem­ ber 1990 ini.

Z a s k i a

(Diana Runtu)

S u n g k a r


24

Sudut Pandang

Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017

Pekan lalu Tokoh menemui seorang desainer muda asal Jakarta yang kini menetap di Bali, dan menanyakan bagaimana kegiatannya selama bulan puasa ini di Pulau Dewata. Apakah tetap berjalan normal ataukah ada penyesuaianpenyesuaian. Begitu juga dengan kegiatan saat jadwal berbuka puasa dan sahur, apakah ada yang berbeda.

“B

erpuasa itu a da l ah m enahan lapar dan dahaga, selama saya mampu menahannya sampai berbuka itu sudah cukup. Apalagi saya bisa berpuasa penuh hingga Bulan Ramadan adalah bonus buat saya. Sebab, dipastikan saya mendapatkan “uang penghar-

Puasa tetap Berlari gaan” dari orangtua setelah berhasil berpuasa sebulan penuh,” ujar Ratih Dwi Permata mengenang masa kecilnya. Makin dewasa, akhirnya, DP begitu panggilannya bisa memahami arti puasa sesungguhnya, yaitu menahan. “Menahan segala sesuatu yang akan menimbulkan keburukan dalam hati, pikiran, ucapan dan juga perbuatan yang bersamaan dengan menahan lapar dan dahaga. Hal tersebut tidaklah mudah, namun ketika kita bisa melewatinya dengan baik itu akan menjadi sesuatu yang begitu berarti,” lanjut perancang busana dan penata busana jebolan Institut Kesenia Jakarta (IKJ) ini. Pengalaman pertamanya berpuasa di Pulau Dewata ini, adalah DP mengaku jarang sekali menyantap makanan sahur yang seharusnya. “Hahaha…. karena saya hanya tinggal di sebuah kamar tanpa dapur., jadinya saya cukup santap sahur hanya dengan mengonsumsi biskuit, roti atau pop mie, minum susu serta vitamin supaya badan saya tetap fit,” cetus

pemilik hobi menggambar, jalanjalan, dan tertawa ini. Perempuan berbintang Scorpio ini menambahkan ketika berbuka puasa ia biasanya makan lebih banyak, begitu juga minum air putihnya lebih banyak. “Menu berbuka puasa favorit saya adalah bubur candil dicampur dengan bubur sumsum dingin. Sedangkan untuk makanan utamanya, sejak tinggal di sini menu favorit saya adalah pecel ayam lengkap dengan lalapannya dan terong goreng,” ujar DP. Ia juga menuturkan jika puasanya di tahun lalu, bertepatan dengan niat dirinya untuk mengikuti lari maraton di acara Maybank Bali Marathon. Meskipun bulan puasa, ia harus tetap rutin lari sesuai jadwal latihan yang telah ditentukannya. “Untungnya teman-teman di Indorunners Bali memiliki jadwal lari sebelum sahur selama bulan puasa, biasanya disebut dengan sahuRun. Sebelum berbuka puasa saya pun lari pendek sekitar 2-3 km sambil menunggu berbuka (ngabuburit). Ternyata berpuasa

itu tidak mempengaruhi aktivitas kami, hanya mungkin kadarnya berkurang,” tuturnya tetap penuh semangat dan tersenyum. Menurut DP, ada juga hal yang paling menyenangkan ketika berpuasa di Pulau Dewata ini, yakni dirinya bisa menanti saatnya berbuka puasa dengan menikmati pemadangan menarik, matahari terbenam sambil bersantai di pinggir pantai. Karenanya bagi seorang Ratih Dwi Permata , tidak ada

perbedaan yang signifikan antara puasa dan tidak puasa. Semau kegiatan berjalan normal. Yang terpenting baginya adalah niat dan pikiran yang positif sehingga tetap bisa menjaga puasanya dengan baik. “Selamat berpuasa temanteman,” ucapnya. (Sri Ardhini)

Ratih Dwi Permata

Fokus dengan Pekerjaan

Bripda Rosita Dewi

Bulan puasa memiliki tantangan tersendiri bagi seorang pekerja. Selama berpuasa, tak jarang seseorang merasa kinerja kerja menjadi turun karena kurangnya fokus dan konsentrasi. Hal ini disebabkan karena harus menahan lapar dan haus seharian, ditambah juga dengan menjaga emosi dan pikiran agar selalu positif. Namun meski tengah menjalani bulan puasa, performa terbaik harus tetap ditampilkan dalam pekerjaan. Hal ini juga disampaikan oleh Bripda Rosita Dewi, Banit Urmintu Sat Res Narkoba Polres Buleleng. Menurutnya, sedang menjalankan puasa atau tidak sama sekali tidak mengurangi aktivitasnya terutama dalam bidang pekerjaan. Tetapi, tidak dimungkiri juga kondisi badan akan menurun jika asupan makanan tidak diatur dengan pola makanan sehat. Agar memiliki kondisi badan yang prima, Rosita sapaan akrabnya mengaku selalu memerhatikan menu sahurnya. Mengonsumsi madu untuk men-

jaga stamina setiap pagi salah satunya. Selain itu, penambahan vitamin juga dilakukan agar menjaga kondisi badan saat bertugas. “Ya khusus di bulan puasa lebih sering mengonsumsi madu ketika sahur,” tuturnya. Jika seseorang beranggapan dengan puasa akan mengurangi aktivitas,rupanya tidak berlaku bagi perempuan kelahiran 8 Desember 1997 tersebut. Justru fokus dengan pekerjaan membuatnya lupa akan rasa haus dan lapar. “Malahan kalau waktu dihabiskan di rumah itu yang akan membuat lapar, kalau ada kerjaan apalagi ada temanteman untuk ngobrol pasti tidak akan terasa laparnya,” imbuh perempuan berparas ayu ini. Ia menambahkan jika saat ini pekerjaannya di Polres Buleleng masih sebatas mengurus administrasi, namun ketika ditugaskan untuk ikut melakukan geledah, dirinya siap. Rentangan waktu sahur hingga berbuka puasa yang tidak sebentar terkadang membuat seorang mencari kesibukan untuk mengalihkan perhatian. Itu juga hal yang dilakukan oleh Rosita. Sambil ngabuburit, dirinya memang senang gowes

keliling sambil mencari takjil untuk hidangan buka puasa. “Ya sambil olahraga juga, sambil ngabuburit sekalian berburu takjil,” tandasnya. Hindari Kekurangan Cairan Sementara itu, Linah Surayya, pegawai di kantor Kementrian Agama Kabupaten Buleleng mengatakan, berpuasa tidak berpengaruh terhadap aktivitasnya. Meskipun harus menahan lapar dan haus dalam rentan waktu yang cukup lama, akan tetapi dirinya bersyukur selalu bisa menjalankan dengan baik dan lancar. Tidak ada menu khusus baginya dalam sahur, bahkan dirinya sering tidak sahur. “Saya jarang sahur, palingan minum air putih saja. Malahan kalau makan ga biasa, kalau pas lagi laper cuma bikin telor ceplok saja,” ungkapnya. Biasanya, di awal memasuki bulan puasa akan terasa sedikit berat untuk menahan rasa lapar, haus, dan capek itu, akan tetapi setelah beberapa hari baru terbiasa. “Kalau sudah beraktivitas sih jadi lupa lapar dan haus tetapi kalau saya malahan jadi mudah merasa ngantuk,” ujarnya.

“Saya jarang sahur, pali­ngan minum air putih saja. Malahan kalau makan ga biasa, kalau pas lagi laper cuma bikin telor ceplok saja,”

Ditambahkan juga perempuan kelahiran 15 Oktober 1975 ini, momen puasa juga sangat mendukung bagi dirinya yang menjalani diet ketofastosis. Dengan berpuasa maka berarti mengistirahatkan perut dan menghindari makananmakanan yang mengandung gula dan karbohidrat. “Biasanya saya buka dengan sayuran, telur

dan juga daging, juga tak lupa minum kopi tanpa gula,” jelasnya. Dirinya juga selalu menghindari minuman dingin ketika berbuka puasa karena biasanya akan membuat lemas keesokan hari. Selain itu, juga menghindari makanan pedas agar perut tidak rewel ketika berpuasa. Untuk menu berbuka puasa, dirinya dan keluarga mengaku tidak terlalu mengistimewakan bahkan tidak terlalu ribet, yang utama adalah ibadah di dalam puasa itu sendiri. “Saya lebih khawatir kekurangan asupan cairan daripada makanan. Jadi kalau menu berbuka maupun sahur tidak terlalu fanatik yang penting tidak kekurangan minum air putih,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Linah Surayya redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.