24
Sudut Pandang
Edisi 956/ 5 - 11 juni 2017
Pekan lalu Tokoh menemui seorang desainer muda asal Jakarta yang kini menetap di Bali, dan menanyakan bagaimana kegiatannya selama bulan puasa ini di Pulau Dewata. Apakah tetap berjalan normal ataukah ada penyesuaianpenyesuaian. Begitu juga dengan kegiatan saat jadwal berbuka puasa dan sahur, apakah ada yang berbeda.
“B
erpuasa itu a da l ah m enahan lapar dan dahaga, selama saya mampu menahannya sampai berbuka itu sudah cukup. Apalagi saya bisa berpuasa penuh hingga Bulan Ramadan adalah bonus buat saya. Sebab, dipastikan saya mendapatkan “uang penghar-
Puasa tetap Berlari gaan” dari orangtua setelah berhasil berpuasa sebulan penuh,” ujar Ratih Dwi Permata mengenang masa kecilnya. Makin dewasa, akhirnya, DP begitu panggilannya bisa memahami arti puasa sesungguhnya, yaitu menahan. “Menahan segala sesuatu yang akan menimbulkan keburukan dalam hati, pikiran, ucapan dan juga perbuatan yang bersamaan dengan menahan lapar dan dahaga. Hal tersebut tidaklah mudah, namun ketika kita bisa melewatinya dengan baik itu akan menjadi sesuatu yang begitu berarti,” lanjut perancang busana dan penata busana jebolan Institut Kesenia Jakarta (IKJ) ini. Pengalaman pertamanya berpuasa di Pulau Dewata ini, adalah DP mengaku jarang sekali menyantap makanan sahur yang seharusnya. “Hahaha…. karena saya hanya tinggal di sebuah kamar tanpa dapur., jadinya saya cukup santap sahur hanya dengan mengonsumsi biskuit, roti atau pop mie, minum susu serta vitamin supaya badan saya tetap fit,” cetus
pemilik hobi menggambar, jalanjalan, dan tertawa ini. Perempuan berbintang Scorpio ini menambahkan ketika berbuka puasa ia biasanya makan lebih banyak, begitu juga minum air putihnya lebih banyak. “Menu berbuka puasa favorit saya adalah bubur candil dicampur dengan bubur sumsum dingin. Sedangkan untuk makanan utamanya, sejak tinggal di sini menu favorit saya adalah pecel ayam lengkap dengan lalapannya dan terong goreng,” ujar DP. Ia juga menuturkan jika puasanya di tahun lalu, bertepatan dengan niat dirinya untuk mengikuti lari maraton di acara Maybank Bali Marathon. Meskipun bulan puasa, ia harus tetap rutin lari sesuai jadwal latihan yang telah ditentukannya. “Untungnya teman-teman di Indorunners Bali memiliki jadwal lari sebelum sahur selama bulan puasa, biasanya disebut dengan sahuRun. Sebelum berbuka puasa saya pun lari pendek sekitar 2-3 km sambil menunggu berbuka (ngabuburit). Ternyata berpuasa
itu tidak mempengaruhi aktivitas kami, hanya mungkin kadarnya berkurang,” tuturnya tetap penuh semangat dan tersenyum. Menurut DP, ada juga hal yang paling menyenangkan ketika berpuasa di Pulau Dewata ini, yakni dirinya bisa menanti saatnya berbuka puasa dengan menikmati pemadangan menarik, matahari terbenam sambil bersantai di pinggir pantai. Karenanya bagi seorang Ratih Dwi Permata , tidak ada
perbedaan yang signifikan antara puasa dan tidak puasa. Semau kegiatan berjalan normal. Yang terpenting baginya adalah niat dan pikiran yang positif sehingga tetap bisa menjaga puasanya dengan baik. “Selamat berpuasa temanteman,” ucapnya. (Sri Ardhini)
Ratih Dwi Permata
Fokus dengan Pekerjaan
Bripda Rosita Dewi
Bulan puasa memiliki tantangan tersendiri bagi seorang pekerja. Selama berpuasa, tak jarang seseorang merasa kinerja kerja menjadi turun karena kurangnya fokus dan konsentrasi. Hal ini disebabkan karena harus menahan lapar dan haus seharian, ditambah juga dengan menjaga emosi dan pikiran agar selalu positif. Namun meski tengah menjalani bulan puasa, performa terbaik harus tetap ditampilkan dalam pekerjaan. Hal ini juga disampaikan oleh Bripda Rosita Dewi, Banit Urmintu Sat Res Narkoba Polres Buleleng. Menurutnya, sedang menjalankan puasa atau tidak sama sekali tidak mengurangi aktivitasnya terutama dalam bidang pekerjaan. Tetapi, tidak dimungkiri juga kondisi badan akan menurun jika asupan makanan tidak diatur dengan pola makanan sehat. Agar memiliki kondisi badan yang prima, Rosita sapaan akrabnya mengaku selalu memerhatikan menu sahurnya. Mengonsumsi madu untuk men-
jaga stamina setiap pagi salah satunya. Selain itu, penambahan vitamin juga dilakukan agar menjaga kondisi badan saat bertugas. “Ya khusus di bulan puasa lebih sering mengonsumsi madu ketika sahur,” tuturnya. Jika seseorang beranggapan dengan puasa akan mengurangi aktivitas,rupanya tidak berlaku bagi perempuan kelahiran 8 Desember 1997 tersebut. Justru fokus dengan pekerjaan membuatnya lupa akan rasa haus dan lapar. “Malahan kalau waktu dihabiskan di rumah itu yang akan membuat lapar, kalau ada kerjaan apalagi ada temanteman untuk ngobrol pasti tidak akan terasa laparnya,” imbuh perempuan berparas ayu ini. Ia menambahkan jika saat ini pekerjaannya di Polres Buleleng masih sebatas mengurus administrasi, namun ketika ditugaskan untuk ikut melakukan geledah, dirinya siap. Rentangan waktu sahur hingga berbuka puasa yang tidak sebentar terkadang membuat seorang mencari kesibukan untuk mengalihkan perhatian. Itu juga hal yang dilakukan oleh Rosita. Sambil ngabuburit, dirinya memang senang gowes
keliling sambil mencari takjil untuk hidangan buka puasa. “Ya sambil olahraga juga, sambil ngabuburit sekalian berburu takjil,” tandasnya. Hindari Kekurangan Cairan Sementara itu, Linah Surayya, pegawai di kantor Kementrian Agama Kabupaten Buleleng mengatakan, berpuasa tidak berpengaruh terhadap aktivitasnya. Meskipun harus menahan lapar dan haus dalam rentan waktu yang cukup lama, akan tetapi dirinya bersyukur selalu bisa menjalankan dengan baik dan lancar. Tidak ada menu khusus baginya dalam sahur, bahkan dirinya sering tidak sahur. “Saya jarang sahur, palingan minum air putih saja. Malahan kalau makan ga biasa, kalau pas lagi laper cuma bikin telor ceplok saja,” ungkapnya. Biasanya, di awal memasuki bulan puasa akan terasa sedikit berat untuk menahan rasa lapar, haus, dan capek itu, akan tetapi setelah beberapa hari baru terbiasa. “Kalau sudah beraktivitas sih jadi lupa lapar dan haus tetapi kalau saya malahan jadi mudah merasa ngantuk,” ujarnya.
“Saya jarang sahur, palingan minum air putih saja. Malahan kalau makan ga biasa, kalau pas lagi laper cuma bikin telor ceplok saja,”
Ditambahkan juga perempuan kelahiran 15 Oktober 1975 ini, momen puasa juga sangat mendukung bagi dirinya yang menjalani diet ketofastosis. Dengan berpuasa maka berarti mengistirahatkan perut dan menghindari makananmakanan yang mengandung gula dan karbohidrat. “Biasanya saya buka dengan sayuran, telur
dan juga daging, juga tak lupa minum kopi tanpa gula,” jelasnya. Dirinya juga selalu menghindari minuman dingin ketika berbuka puasa karena biasanya akan membuat lemas keesokan hari. Selain itu, juga menghindari makanan pedas agar perut tidak rewel ketika berpuasa. Untuk menu berbuka puasa, dirinya dan keluarga mengaku tidak terlalu mengistimewakan bahkan tidak terlalu ribet, yang utama adalah ibadah di dalam puasa itu sendiri. “Saya lebih khawatir kekurangan asupan cairan daripada makanan. Jadi kalau menu berbuka maupun sahur tidak terlalu fanatik yang penting tidak kekurangan minum air putih,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)
Linah Surayya redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com
cybertokoh
@cybertokoh
@cybertokoh
www.cybertokoh.com