Tokoh Edisi 955 | Tokoh

Page 1

24

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

MarkPlus, Inc kembali menggelar Indonesia Marketeers Festival 2017 (IMF 2017) dengan tema “WOW to Win: Cara Jitu Sales & Promotion”. IMF 2017 ini merupakan seminar yang menghadirkan para jawara pemasaran lokal untuk berbagi strategi jitu dalam meningkatkan sales dan memaksimalkan fungsi promosi di setiap kota di Indonesia. Selain itu, pakar marketing dunia sekaligus Founder & Chairman MarkPlus, Inc Hermawan Kartajaya juga hadir sebagai narasumber.

H

ermawan mengatakan, memberikan pemahaman mengenai cara menjadi tenaga penjual yang baik sangat perlu dilakukan. “Sebagai tumpuan perusahaan, tenaga penjual diberikan target yang sangat tinggi sehingga mereka akan melakukan berbagai cara untuk mencapainya. Seringkali mereka tak etis melakukan berbagai cara ini yang justru dapat member risiko besar pada reputasi perusahaannya,” jelasnya. Karena itu, dalam IMF yang dilaksanakan Rabu (23/5) di Aston Hotel Denpasar tersebut, Hermawan berbagi ilmu mengenai cara-cara jitu dalam meningkatkan performa tenaga penjual supaya lebih WOW. Para tenaga penjual dan promosi dikatakannya harus memiliki keterampilan-keterampilan khusus, baik hard skills maupun soft skills. Hard skills mengacu pada penguasaan ilmu pengetahuan,teknologi, atau keterampilan teknis terkait dengan bidang kerja. Soft skills mengacu pada kemampuan dalam berkomunikasi dan berelasi dengan konsumen. Tenaga penjual harus mengerti wilayah yang dituju, mengetahui siapa yang dituju, mengerti taktik apa yang digunakan untuk menghadapi konsumen yang beragam, serta berpenampilan rapi agar mampu meninggalkan kesan. Selain itu tenaga pemasar harus menggunakan perangkat teknologi yang bisa mempermudah tugasnya, bekerja

WOW to Win

Suasana seminar Marketeers Festival 2017 (IMF 2017)

layaknya tim, dan bisa dipercaya. Cara-cara tersebut dirangkumnya dalam 7 T yakni; Territory, Targeting, Tactic, Tangible, Technology, Team, and Trust. Territory ,tenaga penjual harus mengetahui medan perangnya serta menetapkan desain wilayah penjuala. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja hasil tenaga penjual, dikarenakan penjual mempunyai tanggung jawab kerja yang lebih jelas dan beban pekerjaan yang seimbang melalui desain wilayah yang tepat. “Kenali potensi dari masing-masing wilayah mulai dari jumlah konsumen, calon konsumen, buying power, jumlah toko, serta kondisi geografis. Tawarkan produk sesuai dengan demografi teritori. Perhatikan juga jarak tempuh dan rute. Buatlah perjalanan melingkar ketika melakukan kunjungan,” jelas Hermawan. Targeting, mengetahui kemana dan siapa ketika menawarkan sebuah produk atau jasa. Dengan adanya target konsumen, segala aktivitas promosi dan branding yang mendukung penjualan bisa tepat sasaran. Target pasar bisa menjadi acuan bagi tenaga penjual dalam mendekati konsumen potensial. Hermawan menyebut, salah satu kunci tenaga penjual meraih target adalah kemampuan dalam mendekati konsumen dengan merebut hati konsumen. “Tak hanya mampu menjual dalam jumlah banyak namun lebih dari itu, tenaga penjual harus mampu menjaga relasi dengan konsumen yang sudah

Tenaga pemasar harus menggunakan perangkat teknologi yang bisa mempermudah tugasnya, bekerja layaknya tim, dan bisa dipercaya. Cara-cara tersebut dirangkumnya dalam 7 T yakni; Territory, Targeting, Tactic, Tangible, Technology, Team, and Trust. membeli produk lewat dirinya,” ucapnya. Tactic, menjadilah manusia, bukan serigala. Bukan sekadar duit duit dan duit. Hal ini disampaikan Hermawan karena melihat di era sekarang yang serba terkonetivitas dan berbasis internet, cara-cara “serigala” tidak lagi mumpuni, tidak laku dan berpotensi untuk kontraproduktif. Cara-cara yang harus dipakai dalam taktik menjual tidak boleh jauh dari

nilai-nilai profesionalitas. “Buang jauh-jauh semangat menghalalkan segala cara untuk mencapai target. Buatlah pelanggan Anda merasakan pengalaman WOW dengan memanusiakan mereka, menjadi sahabat mereka maupun dengan mempedulikan mereka. Setelah itu, mereka akan dengan senang hati merekomendasikan Anda kepada teman-temannya,” tegasnya. Dalam hal ini, terapkan taktik STAR: Satukan kata dengan perbuatan- Tidak membohongi konsumen dengan janji-janji palsuTambahkan kejutan bagi pelanggan- Sentuh pelanggan dari sisi humanisnya- Ajari pelanggan untuk tumbuh, posisikan diri sebagai sahabat bahkan konsultan- Rawat pertemanan untuk jualan dengan membangun persahabatan dengan pelanggan. Dari sini Anda memiliki peluang untuk menjangkau sahabat-sahabat pelanggan Anda yang lain termasuk komunitas pelanggan. Teknik-teknik dalam berjualan, di antaranya bernegosiasi, dengan menguasai teknik berkomunikasi. Bangun tiga aspek komunikasi efektif-gaya komunikasi yang dipakai, kemampuan mendengarkan, komunikasi verbal/nonverbal. Pahami karakter pelanggan. Mendengar dikatakan Hermawan adalah langkah terbaik Hermawan Kartajaya untuk lebih mema-

hami permasalahan konsumen dan solusi apa yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ini patut diperhatikan tenaga penjual, kedepankan mendengarkan bukan ingin didengarkan. Tips mendengarkan konsumen: melihat wajah lawan bicara, konsentrasi, hindari interupsi, jangan tampak sok pintar, berikan pertanyaan, jaga emosi, hindari kesan sok tahu, bikin catatan, dan jaga sikap tubuh. Ketahui juga kecemasan (anxiety) dan hasrat (desire) pelanggan, serta lakukan komunikasi human to human. Tangible, kesan pertama yang tak terlupakan. Walau kelihatan sepele, hal ini sangat penting karena akan mempengaruhi penilaian dan keputusan konsumen terhadap tenaga penjual selanjutnya. “Buat lawan Anda terkesan dengan penampilan Anda, namun dalam batas yang wajar dan sopan. Perhatikan fisik Anda, mulai dari bau badan hingga mulut. Perhatikan cara bicara Anda, baik dari volume, kelancaran bicara, penekanan suara, pelafalan, dan intonasi. Berikan informasi dalam susunan kata yang sederhana, menarik, namun dimengerti,” ucapnya. Cara berpakaian, kebersihan, kebugaran tentunya akan menunjang penampilan tenaga penjual. Katerampilan public speaking menyokong penampilan dan mengenali produk memperkuat kesan profesional seorang tenaga penjual. Technology, dalam era kekinian yang serba terkonektivitas dan berbasis internet, tenaga penjual seyogianya juga mempergunakan perangkat pintar untuk membantu tugasnya. “Pilihlah media sosial yang sesuai dengan tujuan Anda. Jangan terpaku pada konten yang hardselling. Cobalah menghadirkan konten yang memberikan nilai lebih kepada konsumen Anda. Media sosial bisa menjadi alat untuk meningkatkan awareness Anda sebagai tenaga penjual,” ucapnya. Team, dengan bersama, semua orang akan mencapai yang lebih baik. Karena itu pula TEAM sering dipanjangkan menjadi Together Everyone Achieves More. Dalam kerja tim, meskipun berasal dari latar belakang berbeda, karakter saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan.Tetapkan visi misi, raih tujuan bersama dan jangan ragu berkolaborasi dengan sesama anggota lain. Trust, adalah modal yang paling penting yang bernilai jutaan dolar. Salah satu poin yang terbukti ampuh untuk membuat konsumen WOW adalah membuang ego sebagai tenaga penjual. Seorang tenaga penjual akan dilihat bak superhero ketika mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan konsumen. “Biasakan bersikap jujur dan jangan biarkan berbohong membuat Anda kecanduan. Penuhilah janji meskipun itu hal sepele. Trust (kepercayaan) ini adalah investasi Anda di masa depan dan akan terus melekat pada diri Anda secara pribadi dan nama perusahaan,” pungkasnya. (Inten Indrawati)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

GORO-GORO Bu Alit curhat. “Bu Amat, masak anak saya sudah memaki bapak­ nya, anjing!” Bu Amat ter­ Putu Wijaya sirap. “Putra ibu yang mana? Bagus Alit?” “Ya! Si Bagus! Jelas-jelasan di depan saya! Untung di depan saya. Kalau misal di depan umum atau di depan Bapaknya sendiri, bisa jadi ramai!” “Jadi Pak Alit, tidak tahu?” “Untung tidak. Tapi saya kha­ watir juga, jangan-jangan sudah tahu, sebab kelakuannya agak lain sekarang.” “Lainnya bagaimana?” “Kelihatan sedih, susah, banyak ngelamun.” Bu Amat segera menyampaikan info itu pada suaminya. Amat men­ dengar tenang-tenang saja. Rupanya ia sudah tahu. “Lho, kalau Bapak sudah tahu, kenapa tenang-tenang saja?” “Habis harus bagaimana?” “Itu kan bahaya! Bisa jadi modus tidak baik buat anak-anak dan orang­ tua yang lain di lingkungan kita ini!”

Amat ketawa. “Jadi harus bagaimana? Pak Al­ itnya sendiri tidak apa-apa! Kenapa kita yang repot!” Bu Amat marah. “Siapa bilang tidak apa-apa?! Bu Amat yang biasa-biasa tenang itu sampai mengadu ke mari, Pak Alit banyak ngelamun sekarang! Itu kan tanda-tanda dia dapat tekanan batin. Bapak kan tahu sendiri Pak Alit ada gangguan jantung kan? Ayo bertindak!” Amat terpaksa menyerah. “Ya, sudah, besok tak tanyai Pak Alit!” “Kok besok, sekarang! Itu Bu Alit masih nangis di dapur, Bapak tidak kasihan?!” Amat terpaksa meletakkan buku yang sedang dibacanya. Setelah salin pakaian ia langsung ke rumah Pak Alit. Sebenarnya Amat sudah mend­ engar semua itu dari Pak Alit sendiri. Menurut Pak Alit itu adalah ke­ nakalan anak zaman sekarang, yang banyak ditulari oleh apa yang ada di medsos seperti facebook. “Bagus, anak saya ingin meniru­ kan idolanya di FB yang memaki dengan anjing, cuma salah sasaran ke orangtuanya sendiri!” kata Pak Alit

kritik dua hari yang lalu pada Amat sambil ketawa. Itu sebabnya Amat tidak menanggapi masalah itu serius. Di rumah Pak Alit tidak ada siapa-siapa, kecuali Bagus sendiri. Tapi begitu melihat Amat, Bagus langsung ngajak perang. “O, jadi betul, Bapak saya sudah minta bantuan Bapak untuk intero­ gasi saya?!” Amat terkejut. Belum sempat menjawab, Bagus sudah menyusul dengan memaki. “Dasar kolot! Zaman dulu me­ mang orangtua itu dewa. Apa saja perintahnya tidak boleh dibantah. Tai pun kalau mereka yang suruh kita makan, harus dimakan! Anjing?” Amat terkesiap. “Kita ini negara demokrasi, Pak! Dalam demokrasi tiang uta­ manya kebebasan berpikir dan ber­ pendapat! Kritik itu hak azasi yang menghidupi demokrasi! Kalau betul mau menegakkan demokrasi jangan melarang kritik! Melarang kritik, itu berarti menentang demokrasi. Pak Amat menentang demokrasi?” Amat tidak segera menjawab, sebab ia lihat masih ada sepenggal kalimat nyangkut di leher Bagus. “Orang yang menentang demo­ krasi itu orang yang memusuhi HAM.

Ekspresso Orang yang memusuhi HAM bukan orang tapi: anjing! Pak Amat orang atau anjing?” Amat kaget langsung menjawab, ”Bapak orang, karena Bapak mendu­ kung demokrasi!” “Kalau begitu Bapak bukan an­ jing, seperti Bapak saya!” Amat bengong. “Yang Bapak tahu, orangtuamu juga mencintai demokrasi. Jadi mer­ eka juga bukan anjing.” “Tapi mereka tidak suka kritik, jadi tidak suka demokrasi, jadi mer­ eka anjing!” Amat hampir mati langkah. Tibatiba dia ingat sesuatu. “Kritik itu adalah telaah yang objektif, ilmiah dengan pertimban­ gan referensi dari dua tiga opini berbeda dan sama sekali tidak ada intervensi emosi!” “Setuju Pak Amat? Tidak ada intervensi emosi!” “Tapi anjing itu dalam tata ba­ hasa Indonesia kata benda, kalau dipakai sebagai kata sifat, yang artinya seperti anjing, itu sudah 200 persen emosi. Apalagi kalau dengan sadar memakaikan kata anjing yang

termasuk jenis binatang itu kepada manusia, kepada ayah atau ibu, itu jelas sudah 300 persen emosi!” “Tapi itu kritik, Pak Amat! Untuk menunjukkan kekuasaannya yang sudah ketinggalan zaman! Kita kan negara demokrasi yang memuliakan kritik!” “Kritik kita muliakan dengan bahasa yang baik, bukan luapan emosional! Itu sudah memaki!” “Wah kalau begitu Pak Amat juga termasuk orang kolot yang tidak mau dikritik alias antidemokrasi.” “Anjing!” potong Amat cepat, maksudnya melucu. Bagus kaget, tersinggung dan langsung memukul. Amat mengelak reflek langsung memelintir mengunci lengan Bagus. Anak muda itu berte­ riak kesakitan. “Waktu itu Pak Alit keluar dari persembunyiannya di kamar,” tutur Amat kemudian kepada istrinya, setelah kembali ke rumah. “Jadi begitulah anak muda men­ gartikan demokrasi: boleh seenak perutnya memaki orang, tapi dia sendiri, padahal diajak guyonan, langsung mukul!”

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

pendukung 145 jam, 45 jam, dan begitu calon mahasiswa akan masuk bangku kuliah, mereka harus mengikuti penataran P4. Bahkan, bukan hanya dalam dunia pendidikan, berbagai organisasi masyarakat juga bekerja sama dengan kementerian baik itu pemuda olahraga dan termasuk waktu itu ada namanya lembaga BP7, juga menyelenggarakan pe­ nataran P4. Bahkan, kita bisa melihat orang-orang yang pernah mengenyam pendidikan tersebut akan sangat terlihat dari cara pandang, sikap, karakter, dan bela negara mereka cukup baik. Begitu Orde Baru selesai, masuk proses reformasi, semua menghilang, bahkan sampai kuri­ kulum pendidikan pun tidak ada pendidikan Pancasila. Semua pena­ taran itu sudah tidak diberlakukan lagi. Boleh-boleh saja dilakukan evaluasi saat pergantian rezim tapi jangan dihilangkan, seolah-olah Pancasila itu tidak cocok lagi. Melihat dari perjalanan masa ke masa bangsa Indonesia, ketika ada proses perubahan dan tidak dilakukan seiring dengan tetap

DAP Sri Wigunawati

memantapkan jiwa ideologi dan jati diri bangsa, maka akan muncul gangguan dan hambatan. Malah, ada muncul pertanyaan, apakah Pancasila masih relevan. Peruba­ han yang terjadi tidak sejalan, malah terlalu kebablasan entah itu perubahan ke arah demokrasi atau yang lainnya. Pada masa lima tahun yang

Kepala Badan Kesatuan, Kebangsaan, dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali I Gede Putu Jaya Suar­ tama mengatakan, P4 hendaknya dihidupkan kembali. “Materi Pedo­ man, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) itu masih relevan untuk za­ man sekarang. Ada beber­ apa pihak yang mengata­ kan P4 berbau orde baru. Saya kira tidak. Materi P4 sudah ada di empat kon­ sensus. Tidak perlu dide­ batkan, tapi perlu dihayati dan pendalaman,” kata Jaya Suartama.

T

ujuannya, kata dia, agar para generasi muda paham dan mengerti. “Saya khawatir anak-anak cuek den­ gan Pancasila. Apa itu Pancasila,

Gencarkan Sosialisasi Empat Pilar

Semangat persatuan dan ke­ satuan bangsa Indonesia saat ini sudah mulai tercabik-cabik, dan itu pada akhirnya akan mengan­ cam NKRI. Kalau dibandingkan dengan zaman dulu, yakni waktu zaman penjajahan, sangat terasa sekali yang namanya berjuang karena bangsa Indonesia se­ dang menghadapi penjajah. Rasa nasionalisme muncul, jati diri bangsa, dan bela tanah air, rasa itu timbul pada setiap anak bangsa. Setelah merdeka, ada ke­ bijakan melakukan satu proses kepada anak bangsa dengan melakukan pendidikan Pancasila, memberlakukannya pendidikan bela negara, penataran kewasp­ adaan nasional untuk mengantisi­ pasi adanya ancaman, hambatan, tantangan, dan gangguan. Hal ini sudah dilakukan sejak dini dengan memasukkan materi ini ke dalam kurikulum sekolah, apa itu Pancasila dan bagaimana cara kita menjaganya. Tidak hanya batasan teori yang diajarkan, tapi juga diimplementasikan. Dalam Orde Baru ada yang namanya penataran P4, ada pola

Sudut Pandang

lalu dan masih berlaku sampai sekarang, ada program yang dibawa anggota DPR dan MPR yakni program sosialisasi empat pilar, Pancasila, UU Dasar 1945 NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Program empat pilar ini sangat luar biasa sekali kalau saja 550 anggota DPR dan MPR melaku­ kan sosialisasi empat pilar yang sekarang kita sebut dengan empat konsensus secara terus menerus. Ketika memahami empat pilar kita akan menjadi orang yang sangat peka, sangat sensitif, san­ gat tahu, dan sangat memahami, apa sih roh Pancasila dan NKRI dan kita bisa menjaganya dari rongrongan siapapun yang ingin menghancurkannya. Program itu ada dananya, kalau semua 550 anggota DPR dan MPR bahu membahu menggunakan dana itu

untuk sosialisasi terus menerus tentu segala macam ancaman dan gangguan dapat diminimali­ sir. Sudah selayaknya empat pilar ini diimplementasikan secara benar, tidak hanya teori. Harapan ke depan, harus ada kajian lagi, terutama da­ lam dunia pendidikan, kita perlu membumikan lagi nilai Pancasila, bagaimana mengem­ balikan taksu Pancasila lagi, apapun istilahnya, yang penting tujuan yang diharapkan kem­ bali kepada jati diri bangsa. Namun yang paling penting adalah bagaimana teladan dari semua pemangku kekuasaan dan pemimpin bangsa ini. DAP Sri Wigunawati Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Prov.Bali

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Hidupkan Lagi P4

mereka tidak tahu,” ujarnya. Ia menegaskan, kita tidak perlu mendebatkan ideologi, yang kita perlukan generasi penerus dapat mendalami ideologi Pancasila. Mereka mengerti apa itu Pan­ casila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI kalau pemerintah mau mengemas ini, tapi belum ada yang tercermin,” ucapnya. Ironisnya, saat ini bangsa In­ donesia sedang mengalami per­ pecahan. Ada perbedaan dianggap sebagai lawan. Padahal, perbedaan itu indah. “Tidak ada wujud manu­ sia sama. Laki-laki dan perempuan berbeda tapi mempunyai daya tarik. Kita punya baju, tidak bisa di­ paksakan harus pakai baju kuning, merah, hijau, dan abu-abu. Dari sini kita bercermin, perbedaan itu indah. Kalau mau berpikir ke sana, tidak ada kekacauan dan gesekan,” kata Jaya Suartama. Ia meminta, jangan permasala­ han sekarang dibawa ke agama. Tidak ada agama yang jelek,

Jaya Suartama

tapi pemahamannya yang masih setengah-setengah Tujuan agama sama, semua mengarah ke Tuhan. Jangan setiap gerakan dihubung­ kan dengan agama. Ada 6 agama sudah diakui

UUD 1945, dan ini sah yang membuat indah dan seni. Coba kita lihat di Eropa Timur, satu agama tapi pemahamannya ber­ beda sehingga timbul gesekan. Menurutnya, P4 itu perlu dibangkitkan kembali, tapi ben­ tuknya diatur sesuai perkemban­ gan situasi sekarang. “Intinya, pemahaman 4 konsensus terse­ but itu harga mati, tidak boleh diganggu gugat,” tegasnya. Ia menyarankan, bisa saja P4 dikemas dalam bentuk kekinian, yang lebih keren dan mempunyai daya tarik. Perlu dimasukkan ke dalam mata pelajaran siswa dan mahasiswa. Tujuannya, untuk me­ nanamkan mind set kepada generasi muda, apa makna dari Pancasila. Ia mengatakan, dari butirbutir Pancasila, kalau dikupas itu banyak yang bisa dipelajari. “Da­ hulu, para pendiri bangsa mencari inspirasi menciptakan ideologi tidak gampang. Harusnya kita sebagai generasi sekarang harus

Lakukan Pendekatan Humanis Beberapa bulan belakangan Indonesia diterpa isu-isu intoler­ ansi. Padahal dengan keberaga­ man suku, agama, dan budaya, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang penduduknya mampu hidup berdampingan ditengah perbedaan. Ini sesuai dengan dasar negara yaitu Pancasila. Tetapi, sikap intoleransi ini memunculkan gerakan-gerakan radikalisme yang tentu mengan­ cam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. M e n u r u t D r. I N e n g a h Suastika,M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja, radikalisme memang telah ada sejak lama. Akan tetapi karena berkembang­ nya ilmu pengetahuan, radikal­ isme tumbuh dan berkembang tanpa batas. Apalagi di era reformasi era berkembang­ nya organisasi-organisasi untuk perubahan bangsa. Banyaknya organisasi jika tidak dikontrol dan tidak sesuai dengan paham yang dimiliki bangsa maka akan memunculkan tindakan yang bersifat radikalisme. Menurut Suastika, ada be­ berapa faktor pendukung mun­ culnya gerakan radikal salah satunya faktor ekonomi. Kes­ enjangan ekonomi yang begitu tajam antara masyarakat kaya dan miskin akan menimbulkan faham radikalisme. Perebutan sumber daya ekonomi juga men­ jadi alasan munculnya radikal­ isme. Sekelompok orang yang menguasai dan dan merasakan manfaat besar sumber daya ekonomi akan memunculkan kecemburuan bagi kelompok

23

Dr. I Nengah Suastika,M.Pd.

orang yang tidak mampu bersa­ ing dengan kompetitor. Faktor lain yang tidak boleh diabaikan adalah sosial-politik. Secara sosial, kelompok orang ini se­ lalu dimarginalkan dan tidak mendapat perlakuan setara di masyarakat. “Ini akan menimbul­ kan ketidaknyamanan sehingga mereka akan melakukan gerakgerakan untuk menunjukkan eksistensinya,” jelasnya. Secara politik, ada suatu kebijakan yang membuat mereka tidak bisa diterima dan ikut dalam suatu kompetisi. “Jika ini terjadi maka akan menimbulkan anggapan diskriminatif, sehingga mereka akan merasa terjajah dan ingin merdeka,” ungkapnya. Selain itu, rendahnya supre­ masi hukum yang menimbulkan anggapan hukum itu tajam ke bawah dan tumpul ke atas juga sebagai salah satu faktor mun­

culnya radikalisme. “Beberapa masyarakat akan merasa bahwa hukum itu tidak adil,” imbuhnya. Selain itu, kurangnya penerapan simpul-simpul budaya secara maksimal. Seharusnya peran Desa Pakraman, Karang Tar­ una, Pesantrean bisa menjadi benteng utama untuk mencegah masuknya gerakan radikalisme. Hal yang paling mendasar yang dapat memunculkan radikal­ isme adalah kurang maksimal­ nya penerapan dan praktek pengajaran Pancasila di sekolahsekolah. “Masyarakat harus dibiasakan dengan pemaha­ man Pancasila, NKRI, UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika,” lanjutnya. Pendidikan sangat memegang peranan yang sangat penting untuk mencegah tinda­ kan radikalisme. Dengan banyaknya faktor yang dapat memicu berkembang­ nya radikalisme, pemerintah juga harus berupaya “memerangi”nya. Pria kelahiran 9 Agustus 1981 ini mengatakan untuk menga­ tasi radikalisme harus digunakan cara-cara dengan pendekatan yang humanis. Salah satunya dengan jalur pendidikan yaitu pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila. “Melalui pendidi­ kan inilah kita harus melakukan penguatan terhadap dasar-dasar negara Indonesia. Selain teori, juga realisasinya melalui lombalomba yang membangkitkan rasa nasionalisme. Misalnya lomba de­ bat empat Konsensus Nasional. Inilah yang akan menghidupkan dan menjiwai Pancasila itu dalam praktek pendidikan,” tambahnya. Sehingga hasilnya akan ada seko­

Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum.

lah yang Pancasilais, sekolah yang taat dengan Undang-Undang Dasar dan sekolah yang multi­ kultur. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat menegak­ kan hukum secara adil kepada masyarakat dan menjaga netrali­ tas antara TNI dan Polri dalam menjaga keutuhan NKRI. PAHAMI SEJARAH Sementara itu, menurut Ket­ ua Pusat Kajian Budaya Undiksha Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum., secara historis memandang radikalisme memang telah ada sejak dulu. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia meru­ pakan ideologi sebagai filsafat jalan tengah yang memadukan antara unsur agama dan unsur keduniawian. Jika ada suatu faham lain yang melenceng dari “jalan tengah” tersebut, baik itu melenceng ke kiri maupun ke kanan dengan alasan kebenaran, maka itulah yang memicu tim­ bulkan gerakan radikalisme. Penduduk Indonesia yang ter­ diri dari berbagai suku, agama, budaya, dan ras, akan memun­ culkan penduduk mayoritas dan minoritas. Sehingga jika tidak

mampu menjaganya. Jangan sam­ pai tersobek-sobek. Dari sekian ribu kepulauan suku bangsa, dan bahasa, ada 6 agama menjadi satu, sangat indah apalagi sedang duduk bersama,” ucapnya. Jaya Suartama menambahkan, tidak ada yang lebih indah dari budaya Indonesia. Budaya bangsa Indonesia usianya sudah lebih dari 100 tahun dibandingkan teknologi yang ada sekarang. Kepada generasi muda, ia ber­ pesan, jangan mudah terpengaruh setiap membaca berita di media sosial. Pahami betul berita ini benar atau tidak. Jangan langsung ditelan dan divonis itu benar. Ini bisa membuat kacau. Ia juga menegaskan, jangan mengukur demokrasi itu dari semakin seringnya demo. Justru, demo itu apa tidak mengganggu hak asasi manusia. Kalau orang demo jalan menjadi macet dan ke­ pentingan masyarakat terganggu. (Wirati Astiti)

adanya kesamaan hak antara kaum mayoritas dan minoritas, maka besar kemungkinan timbul radikalisme. “Kaitannya den­ gan kebhinekaan, maka kaum minoritas seharusnya mampu merangkul dan menghargai minoritas maka Indonesia akan aman-aman saja, dengan me­ nyingkirkan sikap arogansi,” ungkapnya. Kata Pageh, radikalisme tidak akan muncul jika msayarakat benar-benar memahami sejarah bangsa Indonesia. Penduduk Indonesia yang heterogen saat ini sebanarnya memeliki sejarah yang sama yaitu merupakan bangsa Melayu Austronesia. Jika masyarakat masih membagi diri menjadi mayoritas dan minoritas maka bangsa ini tidak akan per­ nah lolos dari pergaulan multi­ kultur. Jika kaum mayoritas yang didasari oleh perbedaan agama menganggap agama adalah se­ gala-galanya tanpa lagi meng­ gunakan rasional maka agama bukan lagi sebagai integrasi melainkan mengkotak-kotakan masyarakat. Oleh karena itu, rasa nasionalisme harus harus ditumbuhkan bukan oleh agama melainkan oleh cinta kasih. “Jika kita memahami benar sejarah, kita merupakan bangsa yang memiliki rumpun yang sama yaitu Melayu Austronesia dan memiliki kepercayaan terhadap benda-benda dan pohon yang memiliki kekuatan,” jelasnya. Jika sejarah bangsa ini direkonstruksi oleh orang-orang yang belajar sejarah tidak tepat maka seolah-olah bangsa ini be­ rawal dari kebhinekaan, padahal dari dulu kita telah bersatu, namun karena tinggal di pulaupalau yang tersebar di nusantara maka menjadi bhineka. “Maka dari itu, kita harus benar-benar memahami sejarah sehingga keberadaban yang diterima tidak menjadi kebiadaban,” tandas­ nya. (Wiwin Meliana)


22

Sosialita

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Angka perceraian di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Meski memang kenaikan tidak terlalu besar, namun tetap saja kondisi ini menjadi kecemasan tersendiri. Di daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah, misalnya, setiap harinya ruang-ruang sidang di Pengadilan Agama setempat selalu ramai dengan perkaraperkara perceraian.

Waspadai Krisis Paruh Baya masalah ini baru keluar sekitar tahun 95-an ke atas,” ucap Elly. Jadi, lanjutnya lagi, ketika suami mengalami krisis, hendaknya para istri menerima, sabar, iklas dan tawakkal (tangguh). “Bantulah agar suami sadar dan peliharalah keseimbangan keluarga,” sarannya. Tapi, lanjutnya, kalau keduanya (suami-istri) samasama mengalami krisis maka kenalilah masalahnya. “Tapi yang utama adalah selesaikanlah dulu krisis di dalam dirinya. Pelihara keseimbangan keluarga.

T

idak heran. Karena ketiga daerah tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2015, menduduki posisi tiga besar tingginya kasus perceraian di Indonesia. Jawa Timur yang tertinggi dengan 87.149 kasus, Jawa Barat 70.276 kasus dan Jawa Tengah 66.548 kasus. Bagaimana dengan DKI Jakarta? Ternyata Jakarta berada di urutan kelima, setelah Sulawesi Selatan, dengan 10.303 kasus pada 2015 (turun dari tahun 2014 yang 10.431 kasus). Salah satu pengadilan agama yang paling ramai kasus perceraian adalah di Jakarta Selatan. Menurut petugas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, setiap harinya puluhan kasus perceraian disidangkan di pengadilan tersebut. “Ada lima ruang sidang, setiap harinya masing-masing 20-25 kasus yang disidangkan di sini,” ungkapnya seraya menambahkan untuk kasus yang baru masuk tahap rujuk, cerai atau mediasi hanya berlangsung 5-10 menit. Yang terlama adalah jika sidang sudah masuk pada pembuktian, prosesnya bisa berlangsung 1 jam lebih untuk setiap perkara. Meningkatnya angka perceraian dari tahun ke tahun sungguh mengkhawatirkan karena menandakan semakin rapuhnya lembaga perkawinan di Indonesia. Keprihatinan ini juga diutarakan Elly Risman Musa, psikolog, yang kerap memberi konseling perkawinan pada pasangan-pasangan yang bermasalah. “Sungguh memprihatinkan. Saat ini di Indonesia dalam satu hari terjadi 40 kasus perceraian. Banyak di antaranya adalah pasangan muda yang belum lama menikah, atau yang sudah memiliki satu anak. Bahkan tak jarang perceraian terjadi saat istri tengah hamil. Sebab terbanyak adalah perselingkuhan,” ungkap Elly Risman Musa dalam seminar bertema ‘Tetap Harmonis Walau bukan Pengantin Baru Lagi’, di Jakarta, pekan lalu. Lembaga perkawinan, katanya, sudah tidak kokoh lagi. “Bagaimana mau kokoh kalau tidak ada persiapannya,” ucapnya. “Pertanyaan saya, ini yang mau bercerai punya bapakibu nggak? Apa saja kerja bapak-ibunya yang baru ngabisin uang Rp 500 juta untuk menikahkan anak, namun perkawinan

hanya berlangsung seumur jagung? Apakah anak yang mau menikah dipersiapkan dengan benar, apakah kita sudah membekali anak-anak kita menjadi suami/istri atau tidak? Jangan-jangan hanya memikirkan mau menggunakan gedung mana, katering, dll. Sementara orang yang akan berdiri di sana (pengantin) tidak dibekali bagaimana menjadi suami dan istri,” tegas Elly. LAKI-LAKI MELIHAT KE DEPAN WANITA MELIHAT KE BELAKANG Di bagian lain dari seminar tersebut. Elly juga menyinggung tentang krisis diri yang kalau tidak ditangani dengan baik bisa juga menjadi pemicu perceraian. Krisis ini terjadi tanpa kita sadari. “Apakah Anda pernah bertanya pada diri sendiri, akan aku gunakan bagaimana sisa hidupku ini? Jika iya, maka itu tandanya Anda telah masuk dalam krisis usia separuh baya,” ungkap Elly. Krisis paruh baya ini, tidak menyangkut umur bahwa harus berusia 50 tahun ke atas baru mengalaminya. Itu tidak benar. Justru krisis ini tak jarang dialami oleh mereka yang baru berusia 30-an. “Suatu ketika saya sedang duduk pantai Waikiki, Honolulu, Hawai. Saat itu tahun 1984 saya berusia 33 tahun, dan saya bertanya pada diri sendiri akan saya gunakan bagaimana sisa hidup saya ini. Ketika itu saya belum mengerti kenapa muncul pertanyaan itu. Saya baru tahu bahwa pertanyaan itu menunjukkan bahwa saya memasuki krisis usia separuh baya pada tahun 1995. Itu pun setelah membaca sebuah buku tentang hal tersebut,” papar Elly yang sempat belajar parenting di Florida State University Talahase. Krisis paruh baya ini, lanjutnya, datang tanpa kita sadari. Umumnya terjadi pada mereka yang berusia 35 tahun ke atas. Tapi pada orang-orang tertentu bisa juga terjadi pada usia sebelum 35 tahun. Memang, ucapnya, tidak semua orang mengalaminya. Berdasarkan data, kata Elly, 75-80% laki-laki mengalami krisis

Elly Risman Musa

paruh baya, mereka berusia antara 35-55 tahun. Sedang pada perempuan berada dalam kisaran 75%, mereka berusia 33-65 tahun. Di saat krisis, terjadi perbedaan antara laki-laki dan perempuan. “Kalau laki-laki saat krisis mereka akan melakukan evaluasi yang intensif tentang arah hidupnya, perubahan-perubahan dalam nilai-nilai dan apa yang ingin mereka capai. Sedang perempuan, unsur utamanya adalah menilai ulang/refleksi diri sendiri, penemuan diri dan ini hasilnya bisa negatif atau positif. Jadi kalau lakilaki melihat ke depan kalau perempuan melihat ke belakang,” paparnya. Menurut Elly, krisis lebih tampak pada perempuan ketimbang laki-laki. Juga, perempuan lebih mudah masuk ke dalam krisis ketimbang laki-laki. Misalnya saja, perempuan memiliki masalah tidak tahu kepada siapa harus diceritakan masalahnya, akhirnya masalah tersebut ditahan sendiri. Itu bisa menjadi pemicu terjadinya krisis. Sementara pencetus krisis pada laki-laki misalnya, lapangan kerja menyempit, kesempatan yang ada tapi tidak bisa diraih, harapan yang belum bisa seluruhnya direalisasikan, dll. “Kadang kegelisahan, kebingungan ini tidak tampak dari luar,” tambahnya. Kondisi ini, ujarnya, kadang tidak dipahami oleh istri maupun suami. Keduanya tidak menyadari kalau pasangannya tengah mengalami krisis. Karena ketidaktahuan itu tak jarang memicu ketegangan, keributan antarpasangan, bahkan bisa berakhir pada perceraian. “Dua-duanya mengalami krisis namun tidak saling mengenalinya. Akhirnya bercerai padahal usia sudah tua. Ini terjadi karena tidak mengenali gejala (krisis) dari awal,” katanya. FAKTOR ‘U’ PERUBAHAN HORMONAL Tak dapat dimungkiri perubahan pada fisik seseorang karena faktor ‘U’ (usia) mempengaruhi krisis yang terjadi. Bertambahnya usia menyebabkan terjadinya perubahan fisik, perubahan hormonal. “Banyak yang tidak tahu bahwa perubahan hormonal menyebabkan terjadinya perubahan emosi,” ujarnya. Perubahan hormonal, misalnya, penyusutan testosteron pada pria tidak dapat dihindari. “Kekuatan seksual berkurang tapi pria tidak mau menerimanya. Segala macam cara dilakukan pria. Nah hal ini agar dimengerti (tentang krisis yang dialami suaminya) oleh para ibu,” kata Elly seraya menambahkan dia tidak akan membahas masalah ini lebih lanjut karena terlalu sensitif. Seperti halnya perempuan, lanjut Elly, maka laki-laki pun mengalami menopausa. Hal ini menimbulkan kekacauan emosi. “Kekacauan emosi itu misalnya kadang merasa sedih nggak karuan tanpa sebab, atau menjadi mudah marah hanya karena masalah sepele, dll,” katanya. Perubahan-perubahan ini memang tidak semua orang mengenalinya. “Ini memang termasuk ilmu baru ya. Dunia memang tidak baru tapi hasil-hasil riset-riset tentang

Setelah itu bantu pasangan untuk sadar,” katanya. Menurut Elly, tidak semua orang menyiapkan ‘payung’ (pencegahan). Kita tidak pernah menyiapkan diri untuk hal-hal yang tidak bisa dijelaskan, tidak diharapkan dan buruk. Karena kita tidak percaya bahwa itu bisa terjadi pada diri kita. “Semua orang bisa terkena hujan. Kadang hal-hal buruk juga terjadi pada orang baik. Tidak ada pengecualian. Semua orang punya peristiwa karena siklus hidup,” ujar Elly. (Diana Runtu)

Syukuran HUT Bisnis Bali, Bali TV, dan KKB Kelompok Media Bali Post (KMB) menyelenggarakan syukuran HUT ke-16 Bisnis Bali, HUT ke-15 Bali TV, dan HUT ke-12 Koperasi Krama Bali (KKB), Jumat (26/5) di halaman Gedung Pers Bali K. Nadha. Acara yang dilaksanakan antara lain persembahyangan bersama, pemotongan tupeng, penyerahan punia Wirasa, penye­ rahan bibit kelapa, penyerahan HT, dan pelepasan burung. Hadir dalam kegiatan ini Ketua Umum PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya, Pimpinan KMB Satria Naradha, dan undangan lainnya.

Grand opening Level 21 Mall yang dirangkaikan dengan Pelaksanaan “Denpasar Cultural Festival”

Akhirnya FH Undiknas berhasil meraih akreditasi dengan nilai A. Hal ini membuktikan kelayakan program studi FH Undiknas telah sesuai kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Diantaranya kualifikasi dosen yang sebagian besar doctor, memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar, dosen menulis pada jurnal internasional, jurnal terakreditasi nasional, menulis buku yang diterbitkan serta melakukan penelitan yang dibiayai Kemendiknas.

Dr. A.A.Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda, S.H.,M.M.,M.H.

M

enurut Dekan FH Undiknas Dr. A.A.Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda, S.H.,M.M.,M.H. bukan hanya itu prosesnya, ada saranaprasarana yang memadai, alumni yang sangat aktif. prestasi mahasiswa di tingkat nasional dan internasional pun menjadi poin penunjang. Kualitas proses pembelajaran, kurikulum, rencana perkuliahan semester (RPS), modul perkuliahan, pengabdian masyarakat atau singkatnya Tri Dharma Perguruan Tinggi yang tidak terlepas dari Visi Misi Universitas dan Fakultas. Diakuinya bahwa perolehan akriditasi A tersebut, karena kehebatan team work dari Tim Akriditasi Fakultas, dukungan pihak Perdiknas, Universitas dan yang pasti dukungan penuh semangat dari seluruh dosen serta mahasiswa FH Undiknas. “Tanpa itu semua mustahil kami memperoleh nilai Akreditasi A. Namun, capaian ini, bukan akhir dari sebuah proses, sebaliknya ini adalah awal dari perjuangan kami untuk mempertahankan dan pembuktian bahwa FH Undiknas layak mendapat Akreditasi A,” tandas Gung Sri.

3

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

FH Undiknas Raih Akreditasi A

Mahasiswanya Berprestasi di Kancah Internasional Journey of Undiknas di Hongkong, Belanda, Turki, Korea Selatan, dan Jepang Tahun 2016 adalah langkah awal Fakultas Hukum Undiknas melebarkan sayap mencatatkan namanya di kancah internasional. Setelah meraih juara 2 pada Kompetisi Karya Tulis di Mahkamah Konstitusi RI bekerja sama dengan Universitas Udayana, untuk pertama kalinya, mahasiswa Jurusan Hukum Bisnis FH Undiknas, atas nama Made Artha Dermawan (19) lolos sebagai delegasi Republik Indonesia mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa atau ASEAN Student Exchange 2016 selama tiga bulan di City University of Hong Kong. Program yang digagas The Asian Foundation ini merupakan program kepemudaan yang memfasilitasi berbagai program kebudayaan dan kepemudaan bagi seluruh pemuda-pemudi lintas benua Asia. Program ini dimulai pertengahan Oktober 2016 dan berakhir awal Januari 2017. Artha, begitu sapaannya berkesempatan mengikuti kegiatan perkuliahan di bidang hukum dengan mahasiswa semester V di City University of Hong Kong dan menambah wawasan di bidang Company Law, International Trade Law, Legal English, Negotiation, Business Litigation, dan Hong Kong Taxation. Maka, melalui kegiatan Student Exchange ini pula FH Undiknas kembali menambah jaringan akademiknya di kancah internasional. Berikutnya Artha juga berhasil diundang menjadi Delegasi RI mengikuti Program The World Crime and Criminal Justice Workshop 2017 di Leiden University, Belanda, setelah melalui proses seleksi administrasi dan akademik yang ketat. Program berlangsung dua minggu pada Februari.Selain itu ia pun berhasil menjadi peserta kegiatan workshop

Ita Utari

Kegembiraan Dosen dan Mahasiswa setelah FH Undiknas mendapat Akreditasi A.

internasional yang dihadiri perwakilan mahasiswa dan akademisi dari berbagai negara di dunia. Di sana dibahas perkembangan dan permasalahan criminal justice di Belanda dan di dunia. Diakhir acara , Artha sempat menjelajahi beberapa negara di benua Eropa dan menikmati indahnya musim dingin di negara tersebut. Sebulan setelahnya, melalui proses pengiriman abstrak karya tulis bertema “Higher Education Enterprise: The Importance of University and its Contribution for the Society.” Sosok kelahiran 7 Mei 1998 yang saat ini duduk di semester VII tersebut kembali menorehkan prestasi sebagai perwakilan Indonesia mengikuti Program Youth Education and Entrepreneurship Summit Turkey 2017 yang diadakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki bekerjasama dengan Pemerintah Turki dan beberapa universitas di sana. Kegiatannya , kata Arta bakal berlangsung di Kota Istanbul, Turki pada pertengahan September mendatang . Sementara itu, Pipin Carolina BR Barus juga menuai prestasi. Mahasiswi yang satu ini, sejak di bangku SMA, sudah sangat tertarik terhadap Bahasa Inggris. Bahkan ia sempat dipercaya menjadi ketua English Club di SMAN 1 Kuta dan memenangkan beberapa perlombaan Bahasa Inggris.. Didukung ilmu yang dimiliki, selama kuliah di FH Undiknas, gadis kelahiran 23 Mei 1997 ini lolos seleksi dan bangga menjadi bagian dari Asia Student Summit 2017 in Seoul. “Dari total 1000 pendaftar, hanya 200 peserta yang lulus, dan 60 peserta menjadi delegasi Asia Student Summit. Beruntung, saya bersama Ryan Hendrich Wijaya juga mahasiswa FH Undiknas lolos menjadi delegasi ASS 2017. Selain itu, Ryan juga menda-

pat penghargaan “The Most Outgoing Man”,” ungkap Pipin yang beberapakali menang lomba debat ini. Koordinator debat KOMIK Undiknas ini juga mengatakan selama di Seoul, ia sempat mengunjungi kampus besar, seperti Kyunghee University, Seoul, National University, dan Yonsei University. “Kami juga sempat melakukan diskusi panel bersama delegasi lain serta pembicara seperti penulis buku sekaligus guru di Korea, Aulia Djunaedi, profesional dentist Rya Aryani H., CoFounder and CTO at Team Mondrian (Mikael Fernandus), CEO at JobFindr (Craig La Touche), Artist & Creator of The Nicholalala Webtoon on Line Webtoon (Nichola Gwon),” paparnya sambil mengatakan ia pun diberi kesempatan mengobservasi pendidikan di Seoul.. Pipin yang selama di Seoul, pada hari ke-4, bersama Ryan, berpartisipasi dalam “Culture Performance”, menampilkan lagu tradisional Bali berjudul “Bungan Sandat”, di hadapan masyarakat Korea.” Sebagai bentuk apresiasi terhadap penampilan kami, para tamu undangan pun menyemati kami dengan pin Asia Student Summit,” pungkasnya . Begitu juga dengan Ida Ayu Ita Utari, mahasiswa Fak. Hukum, anggota Perhimpuan Mahasiswa Hukum

Indonesia (Permahi) DPC Bali ini, lolos mengikuti World Student Summit 2017 di Tokyo, Jepang pada Juli 2017. Kegiatannya ini merupakan momen generasi muda menjadi agen perubahan. Di sana nanti ia akan memberikan ide, gagasan, inovasi dan pemikiran tentang isu-isu yang sedang dibicarakan dunia, baik itu dari teknologi, pengetahuan baru, wirausaha dan kemanusiaan. Purnapaskibra Kota Denpasar ini merasa sangat bersyukur, sebab ia menjadi salah satu dari 50 delegasi dari seluruh dunia yang mendapat kesempatan berbicara dalam Symposium International dengan tema “Culture Humanity”. Kegiatan World Student Summit 2017 “World Innovation Forum Tokyo” ini berlangsung selama sepekan yakni 12 - 19 Juli 2017. Dikatakannya bahwa kriteria yang harus dipenuhi untuk diterima menjadi salah satu delegasi yakni mengisi letter of motivation yang disiapkan oleh panitia penyelenggara, mengumpulkan paper dengan mengangkat salah satu isu yang sedang dibicarakan di seluruh dunia. Dan, pastinya harus cakap berbahasa Inggris. Sebab, tak dipungkiri bahasa Inggris merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk mengikuti kegiatan ini,” tutur anggota Paguyuban Miss Internet Bali ini. -ard

Grand Opening Level 21 Mall Level 21 Mall yang hadir sebagai salah satu pusat perbelanjaan dan hiburan masyarakat di tengah Kota Denpasar sejak November 2016, melakukan grand opening, Sabtu (20/5). Acara dirangkaikan dengan pelaksanaan “Denpasar Cultural Festival” yang berlangsung mulai 17 Mei-21 Mei 2017. Beberapa acara yang mengangkat kebudayaan Bali digelar, seperti Lomba Endek Cultural Fashion Show & Creation Competition, Parade Kostum Karnaval Bali, Penampilan teatrikal, dan penampilan spesial dari Balawan. Presiden Direktur Level 21 Mall-Heru Cakra Nasution mengatakan, pada bulan Mei 2017 ini Level 21 Mall telah mencapai puncak occupancy sebanyak 100% dengan penyerapan tenaga kerja kurang lebih 1.500 orang. “Kami juga turut berpartisipasi aktif dalam program clean and green Kota Denpasar melalui CSR yang diterapkan dalam bentuk kerjasama pengelolaan sampah di depo Pulau Seram. Kami akan terus membuat acara-acara untuk membuat warga Denpasar datang kemari sebagai tempat mereka berekreasi bersama keluarga,” ucapnya. (Inten Indrawati)

Pipin

Artha


4

Inspirasi

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Siti Sunaryati

Siti Sunaryati ­sungguh ­sosok yang luar biasa. Pernah ­mengalami ­kebangkrutan secara ekonomi lantaran mengurus pengobatan sang suami yang menderita stroke.

Awalnya “Ngutang”

Bisnis batiknya yang baru naik daun pun ­berantakan

­dengan upaya yang gigih, ibu empat anak ini berhasil bangkit dari keterpurukan bahkan mampu mengangkat bisnisnya kembali berkibar.

P

Pada era 1990-an Indonesia pernah swasembada bawang putih. Ini terjadi sebelum adanya liberalisasi sektor pertanian besar-besaran di awal tahun 1998. Akibatnya, sejak itu, produksi bawang putih nasional terus menurun hingga sampai saat ini lebih dari 95% ketersediaannya diisi dan diimpor dari negara Tiongkok, India dan Mesir. ntuk mengembalikan swasembada bawang putih Indonesia tersebut, NTB memberi kontribusi yang cukup besar. Kabupaten Lombok Timur- Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu sentra bawang putih terbesar di Indonesia memiliki kontribusi sebesar 52% terhadap luas panen nasional. Dari total luas tanam pada tahun 2016 yaitu sebesar 426 hektar, sebagian besar ditanam dan diproduksi di Kecamatan Sembalun. Sembalun memiliki potensi lahan sekitar 10.000 hektar untuk bawang putih namun baru sebagian kecil saja yang tergarap dikarenakan faktor ketersediaan benih dan Sumber

fokus mengurusi. Namun

BATIK ‘NGUTANG’ BOOMING DI PRJ Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, Yati rajin berjualan batik. Namun bukan batik miliknya melainkan batik orang lain. “Saya ‘ngutang’ batik ke pengrajin. Saya ambil barangnya, trus bantu jualkan. Hasilnya lumayan bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambah Yati. Ketika Pekan Raya Jakarta 2008 digelar, Yati nekad ikut berpameran. “Boleh dibilang saya tidak punya modal batik. Tapi saya ingin sekali ikut pameran, saya pikir itu event besar dan siapa tahu saya bisa mendapat banyak konsumen. Tapi saya juga tidak mau muluk-muluk karena tahu event PRJ itu, kan, pengunjungnya banyak yang dari kelas menengah ke bawah,” tutur Yati yang mendapat pinjaman dua kodi (20 lembar) kain batik Tegal dari pengrajin di desanya. Di luar dugaan, jualan batik tulis yang dibawa Yati laris manis. Padahal, ujarnya, harganya tidak murah juga sekitar Rp250-350 ribu per-kain. “Dulu tahun 2008 harga batik tulis sekitar segitu, beda dengan sekarang yang sudah berlipat-lipat,” katanya. Hanya dalam tempo beberapa hari, batik tulis yang dibawanya ludes dan dia pun bergegas pulang untuk mengambil batik dari pengrajin di desanya. “Jadi dalam sebulan pameran, saya bolak-balik Jakarta-Tegal berkalikali untuk mengambil batik. Sampai akhir PRJ, saya berhasil menjual 400 lembar batik tulis. Waktu pulang ke Tegal, saya hanya membawa beberapa batik cetak yang tersisa, sedang batik tulis ludes,” paparnya. Boomingnya penjualan batik di pameran, ternyata memberi motivasi yang luar biasa pada Yati untuk terus menekuni bisnisnya. Ia ingin kembali seperti dulu, mempunyai kelompok pengrajin sendiri, menjual batik-batik karya sendiri. Tapi bagaimana dengan modalnya, itu yang menjadi keprihatinan Yati.

“Di luar dugaan muncul seorang teman yang mau membantu memberi pinjaman modal Rp50 juta tanpa bunga. Awalnya saya takut. Tapi teman saya itu meyakinkan saya bahwa modal itu diberikan dengan tulus, karena teman saya ingin agar kehidupan saya dan anak-anak bisa lebih baik,” kata Yati. “Dan alhamdulilah sekali, saya berhasil. Bisnis saya jalan. Saya berhasil melunasi hutang-hutang saya yang jumlahnya Rp700 juta juga mengembalikan uang teman saya yang Rp50 juta itu. Kehidupan kami bisa lebih baik, begitu juga anak-anak,” katanya. Bercerita tentang awal mula terjun ke bisnis batik, Yati menyebut, mertuanya lah yang berperan menjadikan dia pebisnis batik. Saat menikah tahun 1988, Yati yang asli Kebumen, Jawa Tengah, diboyong sang suami ke Talang, Tegal, Jawa Tengah. Suami saya berasal dari Talang, Tegal. Kami hidup di desa,” katanya. Ternyata, ibu mertua saya adalah pengrajin sekaligus pengusaha batik. Dari mertuanya lah Yati belajar membatik sekaligus ikut berbisnis batik. Setelah suaminya diangkat menjadi Kepala Desa, kerajinan batik di desanya terus digiatkan. “Kondisi waktu itu, kan, tidak seperti sekarang. Dulu batik belum berkibar seperti sekarang. Banyak pengrajin beralih ke bidang lain. Mungkin karena dulu dukungan pemerintah terhadap perkembangan batik belum seperti sekarang. Pada masa itu hanya 14 desa di Tegal yang para pengrajinnya masih tetap berproduksi,” katanya. Perkembangan luar biasa terjadi setelah UNESCO menetapkan batik merupakan warisan budaya Indonesia. Sejak itu, tutur Yati, popularitas batik terus menanjak. Banyak orang mencari batik karena menjadi pakaian wajib di kantor-kantor dan sekolah-sekolah. “Pemerintah juga masyarakat Indonesia sangat mendukung, termasuk

para desainer-desainer yang menjadikan kain batik menjadi gaun-gaun indah,” katanya. Kondisi ini sangat menggebirakan baik bagi pengusaha batik seperti dirinya, terutama para pengrajin batik yang mendadak kebanjiran order. Bisnis Yati pun berkibar, bahkan lebih dari sebelumnya. Jumlah pengrajin batik pun makin banyak. Kini, kata Yati lagi, persaingan di bisnis batik menjadi kian ketat. Batik Tegal, tambah Yati, memiliki kekhasan yang unik. Coraknya dipengaruhi corak batik Mataram dan corak Jepara. “Jadi dulu itu sejarahnya Raja Amangkurat I dari Keraton Surakarta bersama pengikutnya sempat lari ke Tegal. Dalam rombongan itu ada juga para pembatik. Itulah asal-usul kenapa ada corak batik Maratam dalam corak batik Tegal. Selain itu ada juga pengaruh dari batik Jepara yang dibawa oleh Kardinah (adik RA Kartini) yang merupakan istri Bupati Tegal RM Sajitno Reksonegoro IX. Proses peleburan budaya itu lah membuat corak batik Tegal menjadi unik,” paparnya panjang lebar. Saat ini Pemda Tegal baik itu Pemkot maupun Pemkab terus menerus mempromosikan batik Tegal ke kancah nasional maupun internasional di antaranya melalui berbagai

pameran. “Kami para pengusaha batik juga difasilitasi untuk ikut berpameran di berbagai kota. Seperti saya ini, mendapat fasilitas dari pemda untuk pameran,” tambahnya. Di sisi lain, lanjutnya, berkibarnya batik juga agak mengubah sebagian pengrajin. Popularitas batik yang menjulang membuat para pengrajin jadi rebutan banyak pebisnis. Maklum saja, jumlah pengrajin terbatas sementara pesanan melimpah. “Sebenarnya hubungan pebisnis dan pengrajin itu setara ya, saling membutuhkan. Namun karena kondisinya sekarang banyak yang membutuhkan pengrajin, jadi seolah para pengrajin memiliki daya tawar yang lebih. Menyikapi hal tersebut, saya meski punya modal tidak bisa semaunya. Jadi intinya kita harus pandai-pandai memanage mereka, mampu menjalin hubungan baik dan berkomunikasi dengan baik,” katanya. “Tapi alhamdulilah, sejauh ini saya mampu mengatasi berbagai masalah. Termasuk dalam menangani para pengrajin. Yang penting komunikasi dan bisa memahami kemauan mereka. Ya jadi memang agak mengalah, ya, supaya semuanya lancar,” tandas Yati yang sering kedatangan tamu-tamu dari Eropa dan Jepang untuk membeli batiknya.

Siti Sunaryati

(Diana Runtu)

21

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Tiga Menteri di Lombok Timur U

karena dia tidak bisa

erjalanan hidup saya kalau saya pikir-pikir sungguh tidak masuk akal. Bayangkan, saat suami meninggal, kami nyaris tak punya apa-apa. Nol. Karena sudah habis-habisan dipakai untuk biaya pengobatan dan makan sehari-hari. Hutang saya Rp700 juta. Kalau dipikir, dari mana saya bisa dapat uang untuk melunasi hutang itu. Belum lagi saya harus membiayai kehidupan empat anak saya yang masih kecil-kecil,” ungkap Yati, begitu namanya akrab disapa. Meski terpuruk dan sedih luar biasa, namun kata Yati, begitu namanya akrab disapa, dia berusaha bangkit. “Saya kuatkan hati saya, mental saya, demi anak-anak yang masih kecil-kecil. Mereka membutuhkan kehadiran saya bukan hanya secara fisik tapi juga dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka. Kalau saya tetap terpuruk, tidak bangkit, bagaimana anakanak saya. Saya terus menerus memotivasi diri untuk bangkit. Dan Tuhan membantu dengan memberi banyak kemudahan,” tutur pengusaha batik ‘Kub Sido Mulyo’, ini. Menurutnya, banyak hikmah yang didapatnya dari peristiwa tersebut. Yang utama yang bisa dipetik adalah bahwa sekalipun terpuruk, tetap bisa bangkit bahkan berhasil dalam hidup jika memiliki tekad kuat dan mau bekerja keras. “Sebagai perempuan, saya sempat kebingungan dan takut. Karena biasanya Bapak mendampingi saya. Dalam menjalankan bisnis pun Bapak membantu di sela-sela pekerjaannya. Bahkan ketika saya berjualan batik ke Semarang atau kota lain, Bapak juga menemani. Kami menjalankan bisnis sama-sama. Suami saya kebetulan adalah Kepala Desa, dia ikut berjuang mengangkat kehidupan pengrajin batik desa saya. Suami saya bukan hanya pandai berbicara tentang mengangkat batik Tegal tapi dia juga pandai membatik,” ucap Yati tentang sang suami yang wafat pada 2005.

Mandalika

Daya Manusianya. Sembalun yang berada di kaki Gunung Rinjani Kabupaten Lombok Timur, selain dikenal sebagi pintu masuk utama ke Gunung Rinjani dan juga memiliki kawasan-kawasan wisata yang potensial untuk dikembangkan, juga terkenal sebagai penghasil bawang putih. Wilayahnya yang subur dan asri sangat mendukung sebagai tempat penghasil sayur-sayuran khususnya bawang putih. Karena itulah, beberapa waktu lalu tiga menteri sekaligus datang ke Sembalun guna mendorong Sembalun sebagai lumbung penyangga produksi bawang putih nasional. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Pertanian RI, Andy Amran bersama Menteri BUMN, Rini

Foto: humas Setda Prov. NTB

Soemarno, dan Menteri PDT & Transmigrasi, Eko Sapto Sujdoko didampingi Wakil Gubernur NTB, H.Muh. Amin, S.H., M.Si., dan Wakil Bupati Lombok Timur, saat melakukan

penanaman bawang putih bersama di Dusun Lebak Daye desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur beberapa waktu lalu. (Naniek I. Taufan)

Bersama Membangun Kejayaan Sembalun membangun kejayaan Sembalun menjadi sentra bawang putih nasional,” ungkap Rini. Dalam kunjungan kerja tersebut BUMN berkomitmen untuk menyalurkan sejumlah bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) BUMN Hadir Untuk Negeri. Sejumlah BUMN antara lain Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Pupuk Indonesia, Angkasa Pura II, Sang Hyang Seri, Bulog dan Pertani pada acara itu menyerahkan bantuan CSR senilai lebih dari Rp2,49 miliar kepada masyarakat Sembalun. “BUMN siap memberikan dukungan bagi

Foto: humas Setda Prov. NTB

Ditetapkannya Sembalun sebagai lumbung bawang putih nasional memang cukup beralasan bagi pemerintah pusat. Karena wilayah Sembalun memiliki 10.000 hektar lahan potensial dan 300 hektar lahan ini akan digunakan untuk menanam bawang putih. Selain bawang putih, berbagai tanaman holtikultura juga dikembangkan di daerah ini. Selain sebagai wilayah potensial pertanian, Sembalun juga adalah salah satu kawasan wisata yang ada di Pulau Lombok. Dengan perpaduan pertanian dan pariwisata, maka Sembalun bisa menjadi destinasi andalan NTB sekaligus menjadi sentra dan penyokong pertanian nasional. Kedua potensi tersebut dapat mendorong kesejahteraan masyarakat NTB, khususnya di Lombok Timur. Kegiatan yang yang dilakukan tiga menteri di Sembalun itu mengusung tema Bersama Membangun Kejayaan Sembalun. Ini merupakan komitmen pemerintah, dengan memberikan dukungan peralatan pertanian berupa kultivator, traktor, KUR dan kartu tani. Selain itu, Mentan menargetkan dalam waktu dua tahun, swasembada bawang putih dapat tercapai. Namun, beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu membangun embung dan pemanfaatan lahan selama ini belum dilakukan secara optimal. “Kami targetkan 10.000 hektar di Sembalun ini untuk tanaman bawang putih. Kalau ini tercapai, maka stok bawang putih nasional akan aman,” ungkapnya. Dengan pencapaian target tersebut menurut Mentan, tidak akan ada impor bawang putih, bahkan yang ada Indonesia akan mengekspor komoditas tersebut. Sementara itu, menteri BUMN dan PDT berkomitmen menjadikan Lombok Timur sebagai daerah zero miskin. Artinya, dengan pemberdayaan lahan pertanian dan pariwisata, maka akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Wagub NTB yang mendampingi para menteri, menyampaikan

kunjungan tersebut akan memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sembalun yang meruapakan pintu masuk pendakian ke Gunung Rinjani ini menyimpan berbagai kekayaan dan potensi, khususnya holtikultura. Rinjani menjadi tempat wisata. Kunjungan wisatawan 3,5 juta. Berbagai infrastruktur sangat dibutuhkan, seperti dam dan bendungannya untuk mendukung produksi pertanian dan mendukung kemandirian nasional. Tahun 2017 merupakan tahun akslerasi. Potensi lahan di NTB masih luas untuk pengembangan holtikultura dan komoditas lainnya. Dalam rangka membangun kejayaan Sembalun sebagai salah satu sentra bawang di Indonesia, Menteri BUMN Rini M. Soemarno bersinergi dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. Dalam kunjungan ke Sembalun Kementerian BUMN menyerahkan bantuan CSR sebesar Rp 2,49 Miliar. Menteri Rini M. Soemarno mengatakan, Lombok Timur khususnya daerah Sembalun, memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan menjadi sentra bawang putih. Namun dewasa ini potensi Sembalun tersebut tertutup oleh berubahnya fungsi lahan pertanian dari bawang putih ke komoditas yang dianggap lebih menjanjikan oleh masyarakat setempat. “Saat ini tingkat konsumsi bawang putih kita mencapai sekitar 400.000 ton per tahun. Dengan luas lahan pertanian bawang putih saat ini seluas 2.563 ha, produksi bawang putih kita baru 20.295 ton per tahun. Dengan demikian kapasitas produksi bawang putih dalam negeri belum mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat. Untuk itulah Kementerian BUMN bersinergi dengan Kementerian Pertanian, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dalam rangka mendorong dan

para petani untuk semangat mengembangkan lagi bawang putih. BUMN akan berikan Kartu Tani dan Kredit Usaha Rakyat meningkatkan produksi. Dari sisi pemasaran, Bulog juga akan menyerap hasil produksi sehingga petani mendapatkan keuntungan yang cukup. Jadi kami berharap bantuan ini dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat petani bawang di sini. Dengan demikian Sembalun dapat tampil menjadi sentra bawang putih di Indonesia,” ujar Rini. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Operasi Pasar Jelang Bulan Puasa

Bulan Ramadan 1438 H telah tiba. Umat muslim di seluruh dunia termasuk di Indonesia mulai menjalankan ibadah puasa selama satu bulan, sejak tanggal 27 Mei 2017. Menghadapi puasa seperti ini, salah satu yang sibuk dalam menyiapkan segala kebutuhan selama menjalankan ibadah puasa adalah para ibu rumah tangga. Merekalah yang biasanya sibuk mengurus dan menyiapkan kebutuhan sekitar konsumsi dan dapur. Maka tidak heran, pasar-pasar terutama pasar tradisional menjadi lebih ramai dikunjungi para ibu rumah tangga dibandingkan dengan hari-hari biasa. Namun, saat ditemui di pasar selalu ada yang mengeluh terkait kenaikan harga tiap kali memasuki bulan puasa dan juga hari-hari besar lainnya.

“S

aya tidak paham kenapa setiap kali bulan puasa tiba dan juga hari raya-hari raya atau hari besar lainnya, selalu saja terjadi kenaikan harga,” ungkap Nelly, salah seorang ibu rumah tangga yang tengah berbelanja di Pasar Kebon Roek. Tampaknya efek psikologi menjadi alasan terjadinya kenaikan harga-harga ini. Dan ini rutin terjadi.

Melihat situasi ini, pemerintah dalam hal ini Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak tinggal diam. Hj. Putu Selly Andayani, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, melakukan ‘operasi pasar’ besar-besaran serentak di seluruh Nusa Tenggara Barat dalam kegiatan bertajuk Pasar Murah Ramadan. Sebagai seorang perempuan dan ibu rumah tangga, Selly tahu

benar kegelisahan para ibu rumah tangga dalam menghadapi kenaikan-kenaikan harga yang tidak beralasan seperti ini. Selly bersama seluruh jajarannya di Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, bergerak bersama dengan Dinas Perdagangan (instansi terkait lainnya) di Kabupaten dan Kota seluruh NTB, menggelar pasar murah. Dinas perdagangan telah

Penyerahan sertipikat sebagai penasihat kepada Ketut Dharma Siadja

Puncak dari pasar murah tersebut berlangsung beberapa hari menjelang puasa hingga selama Bulan Ramahan ini. Khusus pasar murah menyambut bulan Ramadan Dinas Perdagangan Provinsi NTB yang bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Distributor Bapok, Hiswana Migas, Dinas Ketahanan Pangan yang menghadirkan Toko Tani Indonesia, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan, Pusat Perdagangan Indonesia (PPI), Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian yang menghadirkan UKM olahan pangan dan lainnya, telah menggelar pasar murah ramadan pada tanggal 20 Mei 2017 di GOR Turide Mataram bertajuk Expo Bazaar Murah. Pasar Sembako Murah Sambut Ramadan juga digelar serentak pada tanggal 22-24 Mei 2017. Gerakan pasar sembako murah tanggal 22 Mei 2017 dilaksanakan di dua tempat, yakni di Lapangan Karang Pule Sekarbela Mataram dan Lapangan Tunggu Lawang Kuripan Lombok Barat. 23 Mei 2017, pasar sembako murah ini juga digelar di Lapangan Tioq Tataq Tunaq Kabupaten Lombok Utara dan Gedung Serba Guna Baru Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat serta di halaman Kantor Camat Kecamatan Utan Sumbawa. Lalu pada tanggal 24 Mei 2017 digelar serentak di

Halaman Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Lombok Timur, Halaman Masjid Agung Praya Lombok Tengah, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima. Program pasar murah ini setidaknya dirasakan sangat membantu bagi masyarakat yang memanfaatkannya karena harga jual khususnya pada bahan makanan pokok tetap stabil dan sesuai dengan lebih murah dari harga pasar karena harga jual pada pasar murah adalah harga distributor. Kepedulian Dinas Perdagangan Provinsi NTB dalam hal ini mendapat apresiasi dari warga yang sempat berbelanja pasar murah ini. “Semoga pasar murah ini tetap ada setidaknya saat bulan

Industri Utama dan Penopang harus Berjalan Seiring

Hj. Ptu Andayani turun lapangan memantau dan meninjau langsung pasar murah di kabupaten dan kota di NTB

mulai ‘menggempur’ pasar dengan pasar murah sejak beberapa yang lalu dengan menggandeng

Pasar murah di Utan Sumbawa

puasa seperti ini. Saya salut atas kepedulian pemerintah (Dinas Perdagangan) yang memikirkan nasib kelangsungan dapur Ibu-ibu dengan mengadakan Program Pasar Murah seperti ini,” ungkap Maryam salah seorang ibu rumah tangga yang berbelanja di pasar murah yang digelar di Lapangan Karang Pule Sekarbela Mataram. Kegiatan pasar murah serentak ini terbilang sukses karena di seluruh lokasi digelarnya pasar murah terlihat antusisme warga yang nyaris seluruhnya adalah ibu-ibu ini menyerbu pasar murah-pasar murah yang digelar Dinas Perdagangan di 10 kabupaten dan kota di NTB. Untuk mewujudkan kegitan pro rakyat ini, Selly Andayani menggedor

Penyerahan berkas dari Ketua Umum IUMKM Indonesia kepada Ketua DPW Bali

Penyerahan KUR perdana kepada anggota IUMKM

IUMKM DPW Bali

para distributor baik di Mataram maupun di kabupaten/ kota lainnya. (Naniek I. Taufan)

Pasar Sembako Murah Sambut Ramadan

Pasar murah di Kabupaten Sumbawa

5

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

pemerintah-pemerintah daerah di kabupaten dan kota (di bawah leading sector perdagangan) di NTB untuk bersama-sama membantu masyarakat dalam memberikan hak untuk mendapatkan harga yang stabil khususnya selama Bulan Ramadhan ini. “Harapan masyarakat agar kegiatan seperti ini sering digelar, Insya Alloh akan kami pikirkan,” ungkap Hj. Putu Selly Andayani. Selly Andayani terbilang sangat peduli pada soal kenaikan harga seperti ini. Karena itu sejak ia menjabat sebagai Kepada Dinas Perdagangan Provinsi NTB, ia langsung mengumpulkan para distributor untuk bekerja sama menggelar pasar

murah menghadapi kenaikankenaikan harga khususnya tiap kali hari besar tiba. Pasar murah seperti ini terbukti membuat masyarakat merasakan kehadiran pemerintah secara nyata. Inilah salah satu cara yang ditempuh Dinas Perdagangan Provinsi NTB dengan Dinas Perdagangan kabupaten dan kota di NTB dalam menstabilkan hargaharga terutama kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng dan lainnya. Menurut Selly, tidak patut naik harga saat ini karena biaya transportasi untuk distribusi pun tidak naik. “Ini hanya efek psikologi saja, makanya kita gelar Pasar Murah seperti ini. antusiasme masyarakat luar biasa maka ini menjadi evaluasi bagi kami ke depan,” kata Selly saat memantau dan meninjau langsung pasar murah di Kecamatan Utan Sumbawa. Untuk itulah, Dinas Perdagangan Provinsi NTB bekerja sama dengan Satgas Pangan Polda NTB untuk menelusuri kemungkinan terjadinya penimbunan-penimbunan sembako. Selly juga turun langsung ke lapangan berkeliling ke kabupaten dan kota memantau pasar murah yang digelar serentak ini. (Naniek I. Taufan)

Foto-foto: Koleksi Hj. Putu Selly Andayani

Pelaku bisnis industri usaha mikro kecil dan menengah perlu memahami pentingnya empat pilar kekuatan pengembangan industri berupa produk, financial, governance, dan pasar untuk mempermudah jalannya usaha. Demikian disampaikan Made Herry Erika Sedana, usai dilantik sebagai Ketua Asosiasi Industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (IUMKM) DPW Bali, masa bakti 2017 -2021, Selasa (23/5) di The Trans Hotel, Kuta.

tan masih terbuka luas di manca negara, untuk dapat memberi kontribusi dan mengambil bagian aktif dalam peningkatan ekonomi daerah yang signifikan di masa sekarang dan masa mendatang. Negara-negara di ASEAN sepakat bahwa Industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjadi elemen kunci penggerak ekonomi,” tandasnya. Sementara itu, setelah acara pelantikan, juga dilaksanakan talkshow entrepreneurship bertema “Winning in Today ’s Business Environment” yang menghadirkan pembicara, Hermawati Setyorinny (Ketua Umum Asosiasi IUMKM Indonesia), Dewa Nyoman Patra (Kadis Koperasi & UKM Provinsi Bali), AA Ngurah Alit Wiraputra (Ketua KADIN Bali), Perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan Bali Nusra Papua dan Nengah Natyanta (CEO Coco)

tumbuhan positif sebesar 5,60% secara triwulanan jika dibandingkan triwulan IV/2016. Menurut data tersebut, capaian pertumbuhan IUMKM Bali ini berada di atas pertumbuhan nasional yang hanya sebesar 2,44% pada periode yang sama,” kata Erika. Erika Sedana Hermawati Setyorinny Kemandirian Ekonomi Sementara yang Berbudaya e n u r u t E r i k a , itu, dilihat periode tahunan, Usaha Mikro Kecil Menengah p a r a a n g g o t a IUMKM Bali pada triwulan I/2017 (UMKM) Indonesia selama ini IUMKM menger- tumbuh positif sebesar 12,69% ti akan kekuatan dibandingkan triwulan yang sama telah terbukti sebagai penyelamat produk, financial, governance, periode 2016 lalu. Bahkan angka krisis ekonomi 1998 dan keadaan serta pasar yang kian berkem- pertumbuhan IUMKM Bali ini pailit dan sulit lainnya. Kekuatan bang. Menggembleng anggota jauh lebih tinggi dari angka na- UMKM Indonesia mencapai 56,5 dalam berbagai pelatihan demi sional yang mencapai 6,63%. juta unit atau 99,9% dari total menjembatani akses pasar dan Selanjutnya demi kepedulian usaha di Indonesia. UMKM meakses permodalan seperti KUR terhadap perkembangan ekonomi nyumbang 57,94% produk doyang diprogramkan pemerintah. Indonesia dan daerah, berbagai mestik bruto (PDB) yakni senilai “Pada triwulan pertama pem- pihak melihat kesempatan positif Rp 4.303,57 triliun. Investasi UMKM pun mencabentukan asosiasi, kami akan ini untuk ikut membangun, salah menjembatani sekitar 100 pegiat satunya Asosiasi IUMKM Indo- pai Rp 830,9 triliun dan menyerap usaha,” ujar Erika. nesia. IUMKM dengan manaje- tenaga kerja 110,8 juta orang. Dikatakannya IUMKM Bali men usaha yang baik, transparan Selanjutnya jutaan UMKM ini memiliki potensi sangat luar biasa. serta indikator pertumbuhan dan semestinya bernaung dibawah Memang, kontribusi terbesar perkembangan yang jelas, nanti- Kementerian Koperasi Dan Usaha masih datang dari industri pari- nya dapat bergerak maju lebih Kecil dan Menengah. Namun, kenyataannya belum semua terawisata. Namun,sesungguhnya kreatif dan mandiri. pariwisata banyak didukung oleh Erika juga mengatakan jika saat komodir dalam naungan peIUMKM lainnya. Misalnya industri ini pergerakan dan pertumbuhan merintah. Atas dasar keprihakerajinan, warung makan, fashion ekonomi stabil sangat kuat di- tinan kondisi ini, maka pendiri dan aksesoris. topang oleh Industri Usaha Mikro, Aku Mandiri sebelum terbentuk ”Sektor penopang itu, akan Kecil dan Menengah. “Gerakan ini berupaya membesarkan wadah terus berkembang dan tumbuh tidak hanya dapat dikembangkan perkumpulan yang hanya wadah secara konsisten mengiringi in- di dalam negeri, tetapi kesempa- personal bagi pendiri awalnya dustri utama, yakni pariwisata. Jika industri utama dan penopang berjalan seiring, IUMKM Bali akan mampu memberikan kontribusi positif terhadap Bali,” paparnya. Ia juga mengatakan selain pariwisata, ada IUMKM yang bisa tumbuh dan kembang bersama dengan industri pariwisata, yakni, pertanian, trading serta supply chain hingga toko sembako. “Semua masuk dalam ruang lingkup IUMKM. Dalam komitmen pengembangan IUMKM tersebut, sejalan dengan data yang dirilis BPS Bali, yakni IUMKM Bali pada Pelantikan Pengurus IUMKM DPW Bali triwulan I/2017 mengalami per-

M

Acara Talk Show

(tidak ada struktur organisasi yang jelas baik kepengurusan maupun anggota) dengan keyakinan akan bisa membantu pelaku UMKM, hingga terbentuklah Assosiasi IUMKM Indonesia disingkat Aku Mandiri . Menurut Hermawati Setyorinny, Ketua Umum Asosiasi IUMKM Indonesia, Aku Mandiri adalah

bentuk Kemandirian Indonesia dan Keindonesiaan Mandiri. Indonesia dengan seluruh kekuatan dan kekayaan adalah modal bahwa kita pelaku IUMKM mampu mandiri dan maju. IUMKM bertekad untuk menjadikan pengusaha mandiri, untuk mewujudkan kemandirian ekonomi yang berbudaya. (Sri Ardhini)

Susunan Pengurus IUMKM Dewan Pimpinan Wilayah Provinsi Bali Masa Bakti 2017 – 2021 Pelindung : - Gubernur Bali - Pangdam IX Udayana - Kapolda Bali Pembina : Kepala BNNP Provinsi Bali Rektor Universitas Udayana Gusti Ngurah Anom Ketua KADIN Bali Penasehat : AA Bagus Jelantik Sanjaya Sayu Ketut Sutrisna Dewi, S.E., M.M., AK Ketut Dharma Siadja Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II Wakil Ketua III Wakil Ketua IV

: Made Herry Erika : Mario Ryadi : AA Ngurah Kakarsana : Ketut Angpribawa :Tjok Bagus Wira Pemayun

Sekretaris I Sekretaris II

: Arie S. Sukirno : Ayu Saraswati

Bendahara I :Duzy Soegiarto Bendahara II : Shinta Mulyasari Bidang-Bidang : - Bidang Advokasi Organisasi & Tata Laksana : Fredi Pantja - Bidang Hukum, Advokasi, dan HAKI: IB Bayu Brahmantya, S.H., M.H. - Bidang Layanan IUMKM dan Keanggotaan : Sri Artiningsih - Bidang Pemuda & Kaderisasi Wira Usaha : Sucahya Jaya - Bidang Industri & Perdagangan :Ita Ratna - Bidang Pemasaran & Komunikasi Publik : Grace Jeannie - Bidang Pariwisata & Ekonomi Kreatif : Luh Suciari - Bidang Kerjasama Dan Kemitraan Usaha Antar Lembaga : Wiwin Gunawarsika - Bidang Kesehatan & Kesejahteraan Sosial : Fanina Yulianthi - Bidang Energy, Sumber Daya Alam & Mineral :Tieneke Indrajaya - Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pembinaan IUMKM : Putu Yuliarta - Bidang Informasi dan Media : Eva Listya


6

Woman on Top

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Pentingnya Liputan yang Sensitif Gender Media adalah salah satu instrumen dalam membentuk konstruksi gender pada masyarakat. Media dengan jangkauannya yang luas, dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarluaskan konstruksi gender pada masyarakat.

Menikmati Matahari Terbit dari BBJR

M

edia juga kekuatan atau pilar keempat sesudah lembaga eksekutif, yudikatif dan legislatif sebagai garda pembangunan negara. Ini karena media berperan besar dalam menyampaikan pendidikan, informasi, serta mempengaruhi para pembacanya atau pendengarnya. Untuk itulah Kementerian PP dan PA melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali menggelar Pelatihan PUG, PP dan PA bagi SDM Media. Pembicara yang dihadirkan yakni Ruth Indiah Rahayu, peneliti Feminis, Manager Program di Institut Kajian Kritis dan Studi Pembangunan Alternatif (Inkrispena) dan Samiaji Bintang, Direktur Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP), pekan lalu di Fashion Hotel, Kuta. Acara dillaksanakan dalam bentuk diskusi ini membahas Pengarusutamaan Gender dalam konteks media massa, yang selama ini tergambar banyak dipahami dari sudut pandang kekerasan terhadap perempuan. Hal ni berarti perempuan seringkali dalam posisi tertentu diletakkan selaku pajangan demi kepentingan produk, akibatnya perempuan tersubordinasi pada posisinya di dunia jurnalisme. Menurut Kadis BP3A Provonsi Bali Ni Luh Putu Praharsini, S.H. yang membuka acara didampingi Kabid Bidang Perlindungan Anak Ida Ayu Nyoman Candrawati S.H., M.Par., media cukup membantunya dalam hal mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi terkait perempun dan anak di Bali. Juga dikatakan bahwa muatan berita yang dapat mendorong dekonstruksi nilai patrilineal ke arah yang lebih positif, dalam arti memanusiakan perempuan, tidak akan mengurangi nilai berita atas suatu peristiwa yang dihasilkan sebagai sebuah berita. Sejatinya, dengan dilakukannya

diskusi mengenai gender mampu memberikan pelajaran yang berarti dalam kehidupan sosial, terutama interrelasi sosial antara laki-laki dan perempuan. Alih-alih terjadi kesetaraan, media dalam beberapa kasus malah mendorong munculnya berbagai macam kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Begitu juga dengan gambaran perempuan dalam berita politik juga cenderung mensterotipekan perempuan secara negatif. Seringkali dalam berita politik, perempuan-perempua yang berkecimpung di dunia politik tidak dilihat karya profesionalnya, melainkan soal penampilan fisiknya. Dalam diskusi berikutnya masih menjadi wacana menarik dalam setiap perdebatan yang berkaitan dengan media dan perempuan. Hal ini dapat dilihat dari masih seksisnya tampilan media dalam pemberitaan.

Salah satunya ketika seorang korban pemerkosaan misalnya, kadang justru diberitakan dalam posisi yang dihakimi sebagai perempuan penggoda. Selanjutnya diharapkan jika mengembangkan isu-isu pemberitaan bisa lebih produktif, seperti penampilan perempuan dalam panggung publik, baik sebagai seorang politikus atau profesi lainnya yang mampu menginspirasi, akan lebih baik dari sekadar menampilkan pemberitaan tentang perempuan yang stereotype Dipahami pula penyajian informasi pada media massa tentu tak lepas dari sosok seorang wartawan yang mencari dan menulis berita. Wartawan di sini mesti terbuka dan tahu terhadap isu gender yang sedang berkembang sehingga penulisan berita yang bias gender dapat dihindari. Selain wartawan, kebijakan pemberitaan yang disampaikan

Ida Ayu Nyoman Candrawati S.H., M.Par. dan Ni Luh Putu Praharsini, S.H.

sebuah media kepada pembacanya sebaiknya sudah disunting oleh editor. Setelahnya ada tanggung jawab editor yang menentukan mana peristiwa yang layak diangkat menjadi berita sehingga apapun bentuk dan isi media tidak lepas dari bagaimana seorang editor menetapkan agenda media dalam operasionalnya. Media Berperspektif Gender dan Antikekerasan Sebelum diskusi lebih jauh perihal prinsip dasar yang harus dimiliki pelaku media terhadap permasalahan perempuan, terlebih dulu dipaparkan oleh pembicara mengenai pengertian gender. Gender adalah suatu perspektif dalam melihat permasalahan ekonomi, sosial, politik dan budaya dengan tidak membedakan antara lelaki dan perempuan. Aneka permasalahan ini dilihat sebagai suatu konstruksi sosial masyarakat, sehingga pembedaan antara lelaki dan peremuan dalam melihat aneka persoalan itu menjadi tidak relevan. Contohnya, apakah seorang pemimpin masyarakat itu harus seorang lelaki. Apakah predikat kepala keluarga tidak bisa disematkan kepada seorang perempuan. Apakah perempuan tidak bisa menjadi pemimpin dalam ruang- ruang publik yang ada, sebagai kepala daerah, sebagai pimpinan perusahaan ataupun pimpinan kelompok. Berikutnya apa yang menulis gender hanya perempuan. Sesungguhnya, memiliki perspektif gender tak menjadi monopoli perempuan saja. Lelaki pun bisa memiliki perspektif ini sepanjang ia mengetahui permasalahan yang ada dan melihat konstruksi ketimpangan dalam berbagai bidang di masyarakat terkait dengan pembedaan identitas lelaki dan perempuan. Mengenai topik yang bisa ditulis dalam perspektif gender bisa dikatakan hampir seluruh bidang yang ada bisa ditulis dalam perspektif gender. Misalnya politik, tentang pemimpin perempuan, soal kepala keluarga, hukum terkait bagaimana hukum yang ada diskriminatif atau tidak terhadap perempuan dan dalam urusan sebagai kepala keluarga terkait dengan pengupahan jika perempuan adalah seorang orangtua tunggal, masalah budaya, adanya tradisi-tradisi tertentu, lingkungan hidup , bagaimana perempuan juga

turut berperan menjaga lingkungan hidup di sekitarnya, hingga masalah kriminal bagaimana cara menuliskan peristiwa kriminal yang menimpa perempuan dan anak, dengan tidak merendahkan martabatnya atau tidak menyakiti dua kali, Liputan dalam dunia infotainment pun juga bisa ditulis dengan lebih balanced secara gender jika wartawannya memiliki sense untuk menuliskan dengan lebih berimbang. Pada kesempatan tersebut juga, wartawan diminta untuk memeriksa daftar narasumber yang dipergunakan oleh medianya. Berapa banyak narasumber perempuan yang pernah diwawancarai. Apakah ia sudah memiliki database narasumber perempuan lain untuk bidang-bidang yang beragam mulai dari pengamat politik, pengamat ekonomi, wiraswasta, pejabat publik, publik figur, dan yang lainnya. Begitu pula jika ada rubrik opini, seberapa banyak penulis perempuan diberi ruang atau kesempatan untuk menulis. Apakah mereka hanya menulis secara tradisional pada momen peringatan hari Kartini bulan April dan hari Ibu bulan Desember saja, atau momen lain yang bisa dimanfaatkan untuk menulis. Diakui juga jika media memiliki kepentingan sebagai sebuah media industri. Media industri yang harus menghidupi karyawannya serta harus memikirkan keberlangsungan dari perusahaan media tersebut. Ini artinya pada media industri berlaku orientasi bisnis dan nilai jual yang identik dengan selera pasar, yang akan menentukan rating, pemasangan iklan, serta segmen-segmen lainnya. Sehingga pada sebagian media masih berlaku paradigma secara konvensional yaitu Bad News is Good News. Diharapkan kondisi ini tidak dibiarkan terus menerus, sehingga fungsi dan peran media sebagai penyebar informasi yang baik dapat berjalan secara optimal. Selanjutnya dari hari ke hari, bangsa kita bisa mengonsumsi produk media yang berkualitas, yang tidak bias gender dan sensitif gender, serta memiliki kepedulian terhadap perempuan dan anak. Karenanya, setelah pelatihan diharapkan para jurnalis lebih lagi memiliki pehamanan dan kompetensi serta meningkatkan komitmen media dalam pelaksanaan repotase tentang jurnalistik yang sensitif gender serta ramah anak. (Sri Ardhini )

Kota Probolinggo memiliki resort super eksotis. Lokasi resort yang dikenal dengan nama Bee Jay Bakau Resort (BBJR), sebuah tempat wisata hutan bakau, terletak di muara Sungai Banger. BBJR menjadi pilihan wisata favorit di Jawa Timur (Jatim).

I

ndahnya BBJR di malam hari. Sunyi, tenang, gemericik ombak, serta aroma khas air laut dan pohon bakau. Dengan berjalan kaki di jembatan kayu kelapa sepanjang 700 meter sebagai sarana untuk mengenal eko-

Ika Wahyuning Sejati

Enterpreneur Multitalenta Kegigihan wanita ini sungguh saat ini. luar biasa. Tak kenal lelah merintis Tak puas bergelut di pensemua impiannya, hingga berhasil gadaan ATK, jiwa bisnisnya termenunjukkan berbagai prestasi dan tantang untuk merambah ranah kesuksesan. Ika Wahyuning Sejati, out doors activity. “Saya coba perempuan single fighter, seorang merambah ke bisnis outdoors entrepreneur, seniwati, juga petuactivity, diawali dengan masuknya alang ulung di alam bebas yang kini saya di Songa Adventure sebagai melanjutkan kuliah jenjang S2 di marketing freelance,” ulas wanita Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) berzodiak Gemini tersebut. Tak Universitas Dr Soetomo (Unitomo) sia-sia, saat ini Iiq telah memiliki Surabaya. sebuah travel agent “Point SuraAktif di berbagai kegiatan kambaya Organizer” dengan ratusan pus, bukan berarti pendidikan klien. utama jadi merosot. Sejak sekolah, “Sekarang saya bisa membuka Ika Wahyuning Sejati dia banyak menorehkan prestasi travel agent “Point Surabaya Ordan menerima beasiswa, yaitu beaganizer” yang mengarah ke activitas siswa aktivis kampus selama dua tahun berturut-turut, outdoor yaitu arung jeram, outbound, dan snorkling, serta bea siswa Supersemar selama satu tahun bebas mengawal wisata ke berbagai obyek wisata yang ada uang kuliah. di Jawa Timur khususnya,” tambahnya. “Alhamdulillah saya membiaya kuliah dari berbagai Di sela kesibukannya, ia mempunyai hobi menggambeasiswa,” ujar ibu seorang putri ini. Giat nan aktif di bar dalam pola Zentakel. Lagi-lagi, hobi tersebut malah berbagai kegiatan kampus, mulai dari Lembaga Dewan mendatangkan lahan bisnis baru baginya. Dari pola unik Legislatif Mahasiswa di tahun 2002-2003, hingga Unit tadi, dia mendapat banyak pesanan kaos bergambar Kegiatan Mahasiswa (UKM). Selama kuliah, wanita koleksi Zentakel Iiq the series, serta pembuatan logo berhijab ini turut membesarkan Teater Joss mulai produk dari rekan-rekannya. pementasan dari kampus ke kampus, dari kota ke “Hobi yang ditekuni menghasilkan pendapatan denkota hingga sempat menjadi sutradara di Festival Seni gan mengaplikasikan karya saya di atas kain kaos dan Surabaya yang ke-2 pada 2003 silam. jual di berbagai kalangan,”kata Iiq. Wanita superior ini Meskipun memilih pendidikan di Fikom Jurusan Jurenggan jika disebut multitalenta. Kesederhanaan serta nalistik Unitomo, wanita yang akrab disapa Iiq ini justru sikap low profile ia terapkan dalam kehidupan seharimelabuhkan hatinya pada dunia bisnis. “Meski kuliahnya hari. Pasang surut usaha sudah pernah dilewati, namun di jurusan jurnalistik, tapi bekerjanya bukan di dunia Iiq tidak pernah pantang menyerah. media. Saya lebih memilih sebagai enterpreneur,”ujarnya Sebagai single parent, ia berusaha sebaik mungkin seraya tersenyum. untuk menghidupi satu orang putri cantik bernama GenBerbekal pengalaman di perusahaan refill toner, Iiq dhis Sinatrya. Berusaha melakukan yang terbaik meski mampu membuka usaha sendiri di bidang pengadaan banyak sekali mengalami hambatan maupun rintangan Alat Tulis Kantor (ATK), refill toner & IT miliknya, CV. di dunia enterprenuer. Naik turunnya pendapatan dan Dhiespaper Stationery Office Equipment, mulai 2008 liku-liku perjalanan, membuatnya semakin kuat dan hingga saat ini. “Saya sudah terbiasa bekerja tanpa semakin siap menghadapi cobaan dalam hidup. terikat dengan jam kerja, bebas dan tanpa diikat den“Hidup sederhana dan berguna serta melakukan gan target yang ketat. terlebih saya juga susah bangun yang terbaik apapun pekerjaan itu. Ikhlas dan Lillahi pagi,” jawabnya ketika ditanya perihal korelasi antara ta’ala,” tutupnya penuh syukur mengingat perjuangan pendidikan yang ia tempuh dengan dunia yang ia tekuni penuh doa dan air mata. (Lely Yuana)

sistem pantai pasang surut air pantai, kita juga mendapat bonus pemandangan alam. Bintangbintang di malam hari, pantai lepas di pagi hari. Selepas makan malam, sebuah bungalow telah disiapkan pihak Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya yang menggelar gathering “Unitomo Mlaku Bareng Media”. Bungalow ini memiliki konstruksi 90 persen kayu kelapa, berjajar diantara sejuknya hutan bakau. Sungguh sebuah istirahat nan istimewa. Malam berlalu berganti fajar. Kami bersantai sembari menikmati indahnya pemandangan matahari terbit. Kebetulan bungalow kami memiliki sebuah balkon yang terdiri dari kolam renang serta sofa nyaman untuk mengabadikan momen ini. Sayang jika dilewatkan, benarbenar keindahan serasa di Pulau Dewata Bali. Kini BBJR sudah menjadi salah satu wisata primadona di Jatim yang ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan. Baik untuk berwisata alam, berwisata kuliner juga untuk studi lingkungan dari berbagai macam sekolah.

19

Selain itu juga terdapat sari laut “Rest- O -Tent”, sebuah restoran sari laut beratap tenda dengan 4 kubah megah, terbesar di Indonesia dan bisa leluasa menikmati menu-menu sari laut segar. Atau, mengintip kerennya Café Jonggrang Mayangan. Tempat bersantai di pinggir pantai untuk menikmati minuman dan makanan ringan dengan di iringi alunan suara ombak. Tak kalah menarik, pasir putih buatan “Majengan Bakau Beach”, lengkap dengan aneka ragam permainan air, water park dan lapangan bola voli pantai bertaraf Internasional. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan universitas yang terletak di Kawasan Nginden Semolo tersebut. Guna merekatkan silaturahni serta jalinan kemitraan kepada para sahabat media. “Ini merupakan apresiasi kami dari Humas Unitomo kepada para sahabat media atas dukungannya selama ini. Supaya terus guyub, kami sangat memerlukan dukungan kawan media atas relasi yang telah kita bangun,” ujar Dandy Patria, salah satu humas Unitomo. (Lely Yuana)


18

Life Story

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Setiap daerah memiliki kesenian dan budaya yang begitu unik. Beberapa daerah memang mempertahankan budaya dan kesenian itu dengan ajeg, namun beberapa lagi malah terhanyut oleh perkemba­ ngan zaman. Hal itu juga yang tengah dikembangkan oleh masyarakat desa Menyali untuk tetap menjaga warisan leluhur agar tidak tergerus masa.

Bangkitkan Janger Menyali

Lakukan Rekonstruksi dan Regenerasi

Bahagia tak harus dengan Harta Benda Usianya sudah lewat 70 tahun. Darini tampak seperti orang yang gelisah dan ia sangat sensitif. Sehari-hari, bolak-balik omongannya hanyalah soal harta benda yang akan diwariskan kepada kelima anaknya. Hampir tiap hari hal tersebut selalu diceritakannya pada tiap kali ia bertemu dengan anak-anaknya yang datang menjenguknya. Memori yang paling diingatnya hanya soal harta benda.

A

nak-anak dan menantunya mengaku sampai bosan mendengarkan celotehnya tentang hal yang itu-itu saja. Ada anak yang selalu mengingatkannya untuk fokus beribadah saja menghabiskan hari tuanya tanpa harus memikirkan harta benda tersebut, ada pula yang mengiyakan saja omongannya agar ‘damai’ obrolan tersebut. Sensitifitasnya yang tinggi membuatnya tidak jarang bertengkar dengan anakanaknya. “Kadang minggat dari rumah ke rumah adik adik saya,” ujar Maritah, anak sulung yang merawatnya. Maritah mengaku kebingu­ ngan menghadapi ibunya itu. Semua menjadi serba salah. “Saya ngomong salah,

K

esenian Tari Janger Menyali yang sempat berkembang pada tahun 1938 kini meredup dan kalah pamor dengan kesenian modern. Janger yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini kembali dibangkitkan melalui rekonstruksi. Melalui event Pesta Kesenian Bali (PKB) Kabupaten Buleleng ke-39, Janger Menyali kembali dipentaskan di panggung terbuka eks. Pelabuhan Buleleng belum lama ini. Rekontruksi yang dibawakan oleh sekaa Janger Saraswati binaan pemerintah Desa Menyali ini bertujuan untuk melestarikan dan membangkitkan masa kejayaan Janger Menyali. Karena merupakan hasil rekonstruksi, jangan heran jika penarinya merupakan penari usia lanjut. Tak pelak, pementasannya menyedot perhatian dan sorak sorai penonton. Kekaguman penonton tidak sampai di sana, mereka juga penasaran dengan penampilan sesepuh dalam menarikan janger. Maklum saja, para penari pria alias jipak,

Pementasan Janger Menyali hasil rekonstruksi pada PKB Buleleng ke-39

tampil dengan pakaian necis. Alihalih mengenakan pakaian adat Bali, mereka justru menggunakan kostum mirip tentara dan lengkap dengan baretnya. Sementara para penari wanita alias parik, tampil dengan dandanan para penari yang amat cantik. Konon Janger Menyali memang memiliki perbedaan dari segi pakaian, gending, bahkan lakon yang dibawakan. Menurut kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Drs. Putu Tastra Wijaya, MM., rekonstruksi Janger Menyali merupakan upaya

pemerin­tah untuk tetap melestarikan dan mengenalkan kesenian daerah Buleleng. Pementasan janger pada PKB Buleleng untuk memantapkan penampilan pada PKB nanti. “Ini hasil rekonstruksi, jadi jangan heran jika penarinya adalah orang yang sudah tua-tua. Nantinya mereka akan tampil dalam PKB di Denpasar,” jelasnya. Ia berharap dengan pementasan Janger Menyali, para penonton dan masyrakat bisa mengenal bahkan mencintai kesenian daerah se­ hingga tidak punah begitu saja.

Sementara itu, Prebekel Desa Menyali Made Jaya Harta meng­ ungkapkan jika rekonstruksi Janger Menyali telah diintensifkan sejak Februari lalu. Ia meyakini tarian Janger Menyali merupakan tari sakral yang mesti dilestarikan. “Harus Kami lestarikan warisan leluhur yang sudah ada sejak zaman Belanda. Kami juga akan lakukan regenerasi se­ hingga janger ini tetap lestari dan menjadi kebanggan Buleleng,” ungkapnya. Lebih lanjut Jaya Harta men-

jelaskan, janger memang diyakini lahir di Desa Menyali. Pada era tahun 1938, Janger Menyali begitu tersohor. Namun seiring dengan perkembangan jangan, Janger Menyali kalah pamor dengan janger modern atau yang lebih dikenal dengan janger kreasi. “Keunikan Janger Menyali ini kalau diban­ dingkan dengan modern, itu dari pakaian. Selain itu unsur lirik lagu ada perbedaan. Kalau gerak, saya rasa ada banyak kemiripan dengan janger yang berkembang sekarang ini,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Buleleng Education Expo Kembali Digelar peningkatan kualitas. Ini yang kita inginkan di dalam BEE Keberadaan Singaraja sebagai Kota Pendidikan semakin ditingkatkan Dinas Pendidikan Buleleng, untuk menunjukan tahun 2017,” ujarnya saat ditemui usai membuka rapat prestasi dan potensi dimiliki di Bali Utara. Pendidikan merupersiapan BEE tahun 2017 di Aula SMP Negeri 2 Singapakan salah satu aspek yang sangat penting untuk membentuk raja, Pekan lalu. Sumber Daya Manusia yang kompetitif. Melalui kemasan BulePihaknya juga meyakini penyelenggaraan BEE di tahun leng Education Expo (BEE) yang diselenggarakan di Gedung kedua ini lebih baik dari gelaran pertama. Hal tersebut bisa Kesenian Gde Manik diharapkan dapat memberikan ruang dilihat dari sisi keikutsertaan dalam lomba dan pameran kepada sekolah dan siswa untuk menggali potensi. serta jumlah atraksi yang ada. Kegiatan-kegiatan inovasi Ajang yang digelar kedua kalinya ini akan berlangsung yang berkaitan langsung dengan pendidikan juga diselengselama sebulan penuh, dari tanggal 1 Juni hingga 5 Juli 2017. garakan pada BEE tahun ini. Kegiatan tersebut antara lain Pada tahun ini, BEE mengambil tema “Perluas Aksesnya, seminar nasional pendidikan, lomba inovasi kepala sekolah, Tingkatkan Kualitasnya”. Tema ini diambil karena melihat lomba inovasi pembelajaran untuk guru-guru serta kegiadari tema nasional Hari Pendidikan Nasional yaitu “Percepat tan akademik lainnya. “Beberapa hal tersebut bisa dicapai Pendidikan yang Merata dan Berkualitas”. Menurut Kepala dikarenakan persiapan BEE tahun kedua lebih panjang dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) KabuBEE sebelumnya,” ujar Suyasa. paten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd., sesuai dengan tema Untuk pameran, Suyasa menambahkan pihak Distersebut, BEE diharapkan menjadi suatu upaya memperluas dikpora pada tahun ini menyiapkan 42 stan pameran yang akses dan pertukaran informasi ataupun ajang promosi untuk diisi oleh semua tingkatan pendidikan baik dari PKBM, Rapat Awal Persiapan Buleleng Education Expo setiap sekolah ataupun peserta. tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi. Di sela-sela Jika tema tersebut diterjemahkan sampai ke tingkat daerah, ada dua hal yang perlu pameran juga akan ada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Ini dilakukan dilakukan yaitu perluas aksesnya dan tingkatkan kualitasnya. Maka diambillah tema karena waktunya berdekatan. “Kita akan gelar FLS2N di panggung terbuka pada acara tersebut. Akses informasi yang akan diperluas. Tujuan dari expo itu sendiri adalah BEE. FLS2N merupakan seleksi untuk tingkat kabupaten yang juaranya akan dikirim memberikan informasi yang seluas-luasnya. “Akses ini yang akan kita buka. Otomatis ke tingkat provinsi. Selain FLS2N, kegiatan di luar Gedung Kesenian adalah Buleleng setelah informasinya terbuka mereka juga akan mengetahui akses untuk mendapatkan Recycle Carnival (BRC) yang akan digelar di Taman Kota Singaraja,” imbuhnya. pendidikan. Kemudian dengan mengetahui akses tersebut harusnya diiringi dengan ( Wiwin Meliana).

7

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Pelesir Pariwisata di Bali Utara kian hari kian dilirik oleh wisatawan. Ini tidak terlepas juga dari promosi gencar yang dilakukan pemerintah baik nasional maupun internasional. Hasil promosi tersebut datangnya sebuah kapal pesiar MV Star Clipper dengan GT 2298 berbendera Malta. Kapal ini membawa penumpang sebanyak 157 orang yang mayoritas Warga Negara Asing (WNA) dengan ABK 75 orang, berlabuh mengambang di perairan Lovina, Desa Kalibukbuk, Buleleng, pada Kamis (18/5/2017) sekitar pukul 11.00 wita. Sejak pagi, warga di kawasan pantai Lovina telah berdatangan untuk melihat kapal pesiar yang pertama kali mampir diperairan Lovina. Kedatangan kapal ini, sangat dinantikan para pelaku wisata Lovina. Mereka berharap, kecipratan dengan datangnya kapal pesiar yang berlayar ini. Bahkan beberapa guide sudah stand by dilokasi untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan yang ingin melanjutkan perjalanan ke tempattempat wisata di Buleleng. “Kami dari pemerintah desa sangat welcome, dan dari warga memang sangat berharap agar ini bisa berkelanjutan,” kata Perbekel Desa

ibunya tersebut. “Sedikit sedikit minggat. Sedikit sedikit merasa sudah tidak dihargai,” kata Maritah. Sikap ibunya itulah yang juga akhirnya membuatnya renggang dengan suaminya. “Ibu selalu merasa saya lebih memperhatikan suami dari pada Ibu, padahal rasanya saya sudah berusaha seadiladilnya,” ungkap Maritah. Yang paling membuat Maritah dan adik-adiknya sedih adalah soal harta benda yang saban hari diungkit-ungkit Darini. “Yang

tidak dijawab juga salah karena dipikir saya tidak peduli pada Ibu,” kata Maritah. Meski Maritah dan adik-adiknya menyadari bahwa begitulah adanya orangtua yang sudah mulai memasuki masa-masa pikun, mereka juga tidak mengerti harus bagaimana menghadapi sikap

ada di kepala ibu hanya harta benda yang akan diwariskan,” ujarnya. Itulah sebabnya Darini selalu kelihatan gelisah dan tidak tenang. Anak-anaknya mengaku prihatin dengan situasi tersebut. Sejujurnya, Maritah sangat ingin agar ibunya dapat hidup tenang di masa tuanya tanpa harus memikirkan soal itu. “Saya hanya bisa berdoa,” katanya. Darini memang terlahir dari keluarga mampu yang meninggalkannya cukup banyak warisan. Namun, bukannya hidup bahagia dan tenang dengan warisan tersebut, melainkan ia selalu gelisah karena persoalan warisan. Sayangnya, Darini tidak mau membagi warisan tersebut melainkan hanya membicarakannya bahwa yang ini nanti bagian si ini dan yang itu bagian si itu. Itulah sebabnya ia tidak

bisa tenang. Padahal antar anaknya tidak pernah ada yang meributkan soal warisan. Mereka malah merasa prihatin pada keadaan ibu mereka yang selalu gelisah soal warisan tersebut. Anak-anaknya sebenarnya menginginkan agar warisan tersebut dibagi demi ketenangan ibu mereka. Namun, tiap kali hal itu dibicarakan, ibunya selalu menyangka bahwa anak-anaknya ingin agar dia lekas mati. “Itu yang membuat kami bingung. Padahal kami sangat ingin ibu hidup tenang di hari tuanya ini,” ungkap Maritah yang tinggal bersama ibunya di Mataram. Apa yang dialami Darini menjadi pelajaran berharga bagi anak-anaknya. Maritah sendiri selalu berharap bahwa kelak, kesan baik­lah yang tertinggal dalam diri ibunya di akhir hayatnya. Saat ini, Maritah dan keempat adiknya tengah mendorong agar ibunya bisa lebih fokus beribadah dan mau membagi warisannya demi ketenangan hidup di masa tua. Dari sinilah, Maritah mendapat pelajaran, bahwa harta benda itu tidak selamanya memberi kebahagiaan dan ketenangan jika manusia tidak memperbaiki kualitas iman dan ibadah dalam dirinya. (Naniek I. Taufan)

tkh/net

Pertamakali Kapal Pesiar Berlabuh di Pantai Lovina

Kapal Pesiar MV Star Clipper baru pertama kali berlabuh di Pantai Lovina

Kalibukbuk, Ketut Suka, Kamis (18/5/2017) siang di Pantai Lovina. Pihaknya mengatakan kedatangan kapal pesiar ini tentu diharapkan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat setempat. Kendati begitu Suka mengakui, jika mengacu regulasi yang ada pantai Lovina bukan pelabuhan melainkan Pantai wisata. Namun ia mengaku, akan mengikuti regulasi yang ada tergantung pemerintah. “Mau tidak mau, karena ini

regulasi kedepan kami ikuti,” ungkapnya. Sebagai kawasan konservasi biota laut khususnya terumbu karang, Suka mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak TNI AL. “Kemarin sudah diberikan penjelasan batasbatas yang layak dan tidak layak. Kalau dari Agent, menjamin tidak akan terjadi kerusakan pada terumbu karang, karena kedalaman terumbu karang ada di 22 meter,” jelas Suka. Sementara Agen Kapal Bali, yang mendatangkan kapal ini

ke wilayah Lovina mengatakan, para wisatawan akan melakukan tour singkat di beberapa tempat wisata di Buleleng. Kapal pesiar ini berlabuh mengapung dengan jarak 700 meter dari bibir pantai dengan kedalaman laut 14 meter dan lego jangkar termasuk awak kapal bagian hanya berkisar 8 meter. Disinggung soal izin bersandar, pihaknya mengatakan hanya menjalankan sesuai izin yang dikeluarkan oleh UPP Kelas III Buleleng dan Kementrian Perhubungan, serta Kementrian terkait. Bahkan disebutkan, izin tersebut sudah lengkap. “Kami selaku agent melayani saja, perizinan sudah lengkap. Kami sudah bersurat dan koordinasi dengan UPP yang di Sangsit, memang ini bu-

kan pelabuhan,” ujar Nyoman Sudarma selaku Agent Kapal dari Bali. Sementara Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna, menerima kedatangan kapal phinisi itu berlabuh di Perairan Lovina yang didatangkan oleh PT. Djakarta Lloyd. Hanya saja, kata Sutrisna, berlabuhnya kapal ini akan menjadi evaluasi kedepannya. “Ini demi pariwisata Buleleng, biar tidak dimarjinalkan, karena ini menyangkut Internasional. Tapi saya akan bersurat untuk berikutnya, untuk dipindah lokasi berlabuhnya, baik itu di Pelabuhan Celukan Bawang atau di Pelabuhan Sangsit,” ungkap Sutrisna. (Wiwin Meliana)

Penumpang Kapal Pesiar MV Star Clipper akan melakukakn tour singkat di Buleleng.


8

Bunda & Ananda

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Bacakan Puisi Karya Anak Anak-anak diibaratkan sebagai kertas kosong. Indah dan tidaknya lukisan yang terbentuk di atas kertas sangat tergantung bentukan orang dewasa dan lingkungan sekitarnya. Pembentukan kepribadian seorang manusia dimulai dari masa kanak-kanak. Karenanya untuk membentuk pribadi-pribadi yang cerdas sekaligus luhur, sejak kecil kehalusan budi anak-anak perlu diasah dengan memperkenalkannya pada karya sastra.

Ni Made Ariani

D

ari karya satra, seorang anak tidak saja bisa memahami orang lain atau pencipta karya, tetapi juga bisa belajar mengekspresikan perasaannya. Salah satu karya sastra yang paling mudah dibawakan dan dipahami oleh anak-anak adalah puisi, terutama puisi yang diciptakan oleh anak-anak juga, yang sangat dekat dengan jiwa anak-anak. Untuk menghaluskan jiwa anak-anak sekaligus untuk memberi ruang ekspresi pada anakanak, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali menyelenggarakan Lomba Membaca Puisi Tingkat SD, Rabu (24/5) di Wantilan Taman Budaya, Denpasar. Salah seorang juri, Ngurah Arya Dimas Hendratno mengatakan, pembacaan puisi sangat berhubungan dengan karya puisi, dalam artian seberapa jauh karya itu memberikan ruang kepada

pembacanya. “Jadi yang paling pertama diperhatikan adalah pemilihan puisi, harus hati-hati dan betul-betul untuk anak SD. Sehingga mereka bisa menggali dengan bisa mengangkat rasa anak-anak itu pada dirinya,” ujar Ketua JKP (Jatijagat Kampung Puisi) yang akrab disapa Dimas ini. Ia menyampaikan, kadangkadang dalam lomba ada puisi yang tidak ditulis tepat dan tidak disampaikan tepat, karena pemilihannya yang tidak tepat disampaikan di awal. “Puisi tepat, pembacaannya mengalir dengan indahnya. Sebenarnya ini keberhasilan dari penyelenggaranya,” ucapnya tersenyum. Lebih lanjut Dimas mengatakan, yang menjadi point terbesar dalam penilaian pembacaan puisi khususnya puisi untuk anak, adalah penghayatan (wirasa). Tidak hanya pada anak-anak, namun pada tiga strata (anak, remaja, dewasa), hal yang paling utama dalah pada penghayatan. Menurutnya, puisi adalah milik semua kalangan. Karena, ketika vokal menjadi yang utama, puisi hanya milik mereka yang bervokal berat. Ia menegaskan, sang penyair saat menuliskan puisi berharap bahwa rasa itu yang paling utama. “Ketika menulis puisi, penyair tentu tidak membayangkan vokal pembacanya seperti apa. Tapi penyair membayangkan rasa adalah yang utama. Rasa itu berhubungan dengan jiwa, seni berhubungan dengan jiwa, seni berhubungan dengan rasa. Seni tidak dibenturkan oleh vokal, seni tidak dibenturkan oleh kulit. Tapi disini dibenturkan oleh rasa, hal terbesar dalam penciptaan, hal yang paling utama,” ujar pelatih Teater Takhta. Juri lainnya, Ni Made Ariani mengimbuhkan, biasanya kalau

“Ketika menulis puisi, penyair tentu tidak membayangkan vokal pembacanya seperti apa. Tapi penyair membayangkan rasa adalah yang utama. Rasa itu berhubungan dengan jiwa, seni berhubungan dengan jiwa, seni berhubungan dengan rasa. Seni tidak dibenturkan oleh vokal, seni tidak dibenturkan oleh kulit. Tapi disini dibenturkan oleh rasa, hal terbesar dalam penciptaan, hal yang paling utama”

anak sudah masuk dalam penghayatan dan mendapatkan rasa, yang diawali dengan interpretasi puisi, dibaca, dihayati, didapatkan rasanya, dibacakan dengan tepat, dimunculkan rasanya, otomatis semuanya akan mengalir, baik itu irama, penampilan, gerak tubuh, semuanya mengikuti. Artinya harus dari penghayatan dulu keluar,” ujar Redaktur Tabloid Anak-anak Lintang ini. Tapi untuk anak-anak, katanya beban kriterianya diturunkan lagi, karena kemampuan mengintepretasikan puisi antara anak-anak dan dewasa berbeda. Tetapi ia melihat sekarang ini anak-anak sudah cukup baik menginterpretasikan puisi, karena mungkin puisinya dari kalangan anak-anak sehingga mereka lebih mudah mencerna puisinya. “Jadi saya

setuju dengan Dimas, bahwa hal yang utama adalah pemilihan puisi untuk anak-anak harus diperingan, disesuaikan usia agar anak lebih mudah menangkap, lebih mudah memasukkan perasaan mereka kesana, terutama sekali kebebasan anak-anak,” ucapnya. Dengan begitu diharapkan anak bisa menyampaikan dengan ringan, tanpa beban, sehingga bisa enjoy dalam membacakan puisi. Kita tidak bisa menuntut anak-anak sempurna. “Paling tidak mereka bisa menunjukkan keberanian, mengekspresikan kebebasannya. Improvisasi bisa saja yang penting tetap pada konteks penghayatan. “Paling tidak anakanak bisa mengeksplor dirinya lebih bebas, karena ini tahap awal. Intinya anak-anak bebas, lebih ringan, tidak dituntut harus be-

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

17

Batu Sikat Pertegas Bentuk Halaman

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperindah halaman rumah Anda. Salah satunya dengan memasang batu koral sikat. Pemasangan batu sikat ini juga mampu mempertegas bentuk taman Anda bahkan sebagai pengarah jalan. Selain terlihat rapi, tentunya aplikasi batu sikat di halaman rumah ini menambah cantik tampilan halaman Anda.

Ngurah Arya Dimas Hendratno

gitu begini. Bukan tidak mungkin, mereka malah menemukan gaya mereka sendiri,” tukasnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit GAGAK DAN KEKELIK

Karena kemarau panjang, penduduk Desa Sulahan, Bali, kesulitan air. Sungai kering dan sumur-sumur pun kering. Pohon-pohonan meranggas dan banyak yang mati. Tanah sawah pecah-pecah dan tak Made Taro dapat ditanami padi. Hanya ada satu sumber air, yakni sebuah telaga yang berada jauh di lereng bukit. Pagi-pagi benar penduduk berduyun-duyun mengambil air di telaga itu. Namun beberapa hari kemudian air telaga itu habis. Air yang merembes perlahan itu bukan saja direbut oleh penduduk tetapi juga oleh ribuan burung kekelik. “Kita usir burung kekelik itu beramai-ramai!” kata Klian Desa di depan rapat desa. Semua warga dikerahkan mengusir burung pencuri itu. Mereka melempari dengan batu, menembak dengan sumpit dan membunyikan suara gemuruh kulkul, toktek dan kepwakan. Gerombolan kekelik itu terbang menjauh, tetapi sesaat kemudian datang lagi bergerombol-gerombol. Klian Desa Sulahan tidak mau berputus asa. Keesokan harinya ia kerahkan lagi semua warga. Apa yang mereka lihat? Sungguh menakjubkan! Di atas telaga itu terjadi pertarungan hebat. Beberapa ekor gagak menyambar-nyambar burung perampok itu. Kekelik-kekelik itu terbang pontangpanting. Yang tersambar jatuh tersungkur, yang

Griya

berhasil menghindar, terbang jauh dan tak berani kembali lagi. Gerombolan pencuri itu amat takut kepada pasukan gagak penjaga telaga. Warga desa melongo melihat keberanian burung gagak itu. Nah, lihat sekarang! Telaga yang kering itu sedikit demi sedikit merembeskan air. Akhirnya telaga itu kembali penuh dengan air. Dalam rapat yang dipimpin Klian Desa, para warga tak henti-hentinya memuji tindakan gagak yang pemberani itu. Beberapa warga mengusulkan agar mulai saat itu para warga tidak memandang gagak sebagai musuh dan sebagai pertanda maut, tetapi sebagai sahabat. Gagak yang berbulu hitam dan kotor adalah simbol penolong dan pekerja keras. Kekelik yang berbulu abu-abu dan bersih adalah pertanda kemalasan dan suka mencuri. Perjuangan gagak menolong warga, juga mendorong para petani untuk membuat serokan mulai dari telaga sampai ke sawah. Dengan demikian sawah tetap berair dan dapat ditanami padi. Penghargaan warga terhadap burung gagak tidak berhenti sampai di situ. Para pemuda mengusulkan agar jasa burung gagak diperingati dengan menciptakan sebuah permainan. Usul para pemuda itu segera terwujud. Maka terciptalah sebuah permainan yang melakonkan burung gagak menyambar burung kekelik. Permainan itu dinamakan ‘Kelik-kelikan’. Semula permainan yang mengenang jasa burung gagak itu dipentaskan setahun sekali dalam rangkaian hari raya Nyepi, namun karena satu dan lain hal, permainan itu tidak pernah mucul lagi sampai sekarang. (Bali)

A

da beberapa jenis batu koral sikat dengan beragam warna yang dipakai. Seperti, batu Alor (warna hitam kilap), batu balian/ Bali (warna kuning atau orange), batu Italy (warna putih kristal), batu merah ati super (warna merah ati), batu Flores hijau super (warna hijau). Pesona batu ini akan terlihat ketika sudah diaplikasikan pada halaman atau lantai garasi rumah Anda. Berbagai motif bisa dipilih sesuai selera konsumen, dibentuk dari batu-batu koral sikat tersebut.

Ngurah Adi, yang kerap mendapatkan orderan memasang batu koral sikat menjelaskan beberapa tahapan memasang batu sikat. Pertama, menyiapkan lahan yang akan dipasangi batu koral sikat. Kemudian menuangkan adonan campuran pasir, semen dan air, di atas bidang yang akan dipasangi batu koral sikat. Lalu ratakan menggunakan penggosok jenis roskam yaitu alat penggosok untuk plesteran sampai terlihat rata. Jika Kedua, setelah pelesteran rata maka taburkan batu koral secara merata dan rapat di atas

Proses pemasangan batu sikat

adukan hingga adukan tidak terlihat. Jika ingin membuat motif, pada saat inilah memasang pola atau memasang langsung batunya jika motif yang dipilih

sederhana (tanpa pola). Ketiga, setelah batu koral sikat ditaburkan di atas adonan sesuai selera konsumen, tahap selanjutnya adalah menekan dan meratakan dengan cara menggeprak pasangan batu tadi menggunakan papan roskam alat plesteran secara perlahanlahan hingga batu koral sikat tertutup oleh cairan adukan atau adonan semen. “Taburkan sedikit semen di atas pasangan batu koral sikat agar pasangan batu lebih merekat,” ujar Ngurah Adi. Setelah itu diamkan

beberapa saat kirakira setengah kering, tergantung cuaca. Keempat, setelah a ga k kerin g, pa sa n gan batu koral sikat tersebut disikat secara perlahan menggunakan sikat kawat, hingga adukan yang masih menempel di permukaan batu lepas dan mulai terlihat batu koral tersebut. Diamkan beberapa menit.Dilanjutkan penyikatan kedua menggunakan sikat ijuk atau plastic hingga batu koral sikat terlihat lebih menonjol. Kelima, setelah penyikatan selesai, lakukan pembersihan untuk membersihkan sisa-sisa semen dan air. Pembersihan menggunakan lap busa atau spon yang ditekan-tekankan pada bidang yang dipasangi batu sikat tadi, sambil sesekali peras airnya dan dibuang. Lakukan beberapakali hingga terlihat bersih. “Pada tahap akhir, ada yang memakai air keras di tahap finishing. Tapi kami tidak memakai itu, nanti pasir-pasir sisa pemasangan itu yang nanti akan membersihkan dan membuat tampilan batu sikal muncul,” tungkasnya. (Inten Indrawati)


16

Edukasi

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Tumbuhkan Kedisiplinan Sejak Dini

Polres Buleleng Gelar Pembinaan Polisi Cilik Kedisiplinan perlu ditanam sejak dini terhadap anak-anak guna meminimalisir terjadinya kenakal­ an remaja. Selain peran orang tua, sikap disiplin dapat ditanamkan melalui pelatihan-pelaihan yang membentuk karakter dan mental anak. Hal ini juga dilakukan oleh polres Buleleng.

M

elalui Satuan Binmas Polres Buleleng bersama Unit Dikyasa Sat Lantas Polres Buleleng, di bawah kendali Kasat Binmas Pol-

res Buleleng AKP Ketut Widiasa Sangku, S.H., melaksanakan kegiatan Pembinaan Pocil (Polisi Cilik). Kegiatan pelatihan mengambil tempat di lapangan Taman Kota Singaraja, Rabu (17/05).

Pelatihan Polisi Cilik di Taman Kota Singaraja

Pembinaan Polisi Cilik diikuti sebanyak 27 orang yang merupakan siswa dari SD Negeri 3 Banjar Jawa. Pembinaan ini bertujuan untuk menumbuhkan kedisiplinan dan ketahanan fisik siswa. Kegiatan Pembinaa Pocil kali ini dipimpin oleh Kanit Dikyasa Sat Lantas Polres Buleleng, IPTU N Kendrawati, beserta anggota Sat Binmas dan Unit Dikyasa Lantas Aiptu Gd Widissa, Aipda Wayan Suasta dan Bripka Gede Sayang Kharisma. Pembinaan dilakukan dengan Bimbingan Baris Berbaris yang meliputi penghormatan dan sikap istirahat, gerakan jalan ditempat serta gerakan Variasi. Kasat Binmas Polres Buleleng AKP I Ketut Widiasa Sangku, SH Seizin Kapolres Buleleng saat dikonfirmasi menjelaskan pembinaan tersebut untuk meningkatkan ketahanan fisik, mental dan kedisiplinan dan dalam mendukung kegiatan lomba Pocil Tingkat Polda. “Selain untuk meningkatkan kedisiplinan, pembinaan ini juga sebagai latihan untuk persiapan lomba pocil dalam memperingati HUT Bhayangkara ke-71,” jelasnya. Disamping itu, kegiatan

tersebut juga membantu tugas kepolisian dalam pemberdayaan potensi masyarakat sejak usia dini dan juga untuk menjalin bubung­ an kemitraan dalam mendukung

pemolisian masyarakat. “Kami juga berharap siswa yang mendapat pelatihan bisa menjadi tauladan bagi siswa lainnya di sekolahnya,” tandas Kasat Binmas. (Wiwin Meliana)

Dara

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Dunia musik rupanya masih tetap digandrungi oleh masyarakat. Meskipun banyak penyanyi dan band yang “tenggelam” karena tidak dapat mempertahankan eksistensinya, namun semakin ba­nyak saja pendatang baru yang meraimaikan khususnya di blantika musik Bali.

Karet Bolong

Ingin Mudah Didengar dan Diingat

B

erawal dari keisengan-isengan para p e r s o n e l Ka r e t Bolong, Band asal Buleleng juga turut meramaikan panggung hiburan musik di Bali. Terbentuk sejak tahun 2014 silam, Karet Bolong Band kini mulai menunjukkan keseriusannya dalam berkarir di industri musik Bali. Hal itu mereka buktikan dengan merilis single perdana­ nya yang berjudul “Janji Sing Mebukti”. Lagu yang terdengar easy listhening ini digarap dengan

9

terlebih dahulu melakukan proses recording. Karet Bolong diperkuat dengan formasi Agus (vokal), Topa (bass), Nova (additional player drum), dan Otd (gitar & back vokal) serta mengusung genre dark pop atau

semi rock. “Bersyukur rasanya bagi kita bisa ikut meramaikan belantika musik Bali. Kita sendiri belum ada apa-apanya, kita baru belajar dan astungkara bisa merisilis single perdana ini,” ujar Otd saat dikonfirmasi belum lama ini.

Berbagi Pengalaman Lewat Lagu Menjadi pendatang baru dibelantika musik pop Bali tentu membuat seorang pemusik harus bisa mengimbangi pemusik lainnya. Baik dari segi kualitas suara, musik maupun lagu yang dimiliki. Jika tidak, mungkin saja orang tersebut hanya lewat saja tanpa meninggalkan karya yang dikenang oleh penikmat musik Bali. Hal itulah yang sempat dialamai penyanyi solo asal desa Kaliasem, Buleleng ini. Dengan hanya mengikuti hobbi bernyanyi, Dek Maran memutuskan terjun di dunia musik. Namun sayang, diawal perjalanan kariernya, karyanya belum mendapat tanggapan positif dari penikmat dan pencinta musik pop Bali. Akan tetapi itu tentunya tidak menyurutkan niat seorang Dek Maran dalam berkarya justru kegagalan tersebut dijadikan dorongan untuk terus menciptakan karya yang memang diminati dipasaran. Terbukti, sejak setahun berkarya dibelantika musik pop Bali, nama Dek Maran kini kian dikenal dengan single hits andalannya yang berjudul Memadu Muani. Dek Maran mengungkapkan jika dirinya berkarya tidak se-

mata-mata ingin dikenal oleh banyak orang. Akan tetapi yang

menjadi keinginannya ialah mengisi hobbi dan juga berkarya sesuai keinginan hati. “Saya awalnya memang tidak begitu dikenal dan lagu-lagunya pun mungkin kalah bersaing. Namun hal itulah yang menjadi motivasi saya disamping memang hobbi saya menyanyi,” ungkap Dek Maran pria kelahiran Kaliasem, 12 November 1985 ini. Lagu Mamadu Muani merupakan salah satu karya yang dituangkan dari pengalaman pribadinya. Hampir seluruh lagu yang ia ciptakan merupakan gambaran hidup dan pengalaman yang pernah dirasakan sendiri. Pernah patah hati karena gagal berumah tangga akibat orang ketiga, membuatkan mencoba menuangkan perasaannya lewat lagu dan diaransemen apik oleh Yudix D’studio Sambangan. “Saya pernah gagal dalam membina rumah tangga. Saya coba tuliskan kisah dan pengalaman saya itu kedalam sebuah lagu. Pokoknya apa yang saya rasakan, saya coba jadikan sebuah karya untuk bisa menghibur diri saya sendiri,” jelas pria bernama lengkap Kadek Marandana ini. Selama berkarya dibelantika musik pop Bali, Dek Maran telah merilis lima single yang menurut rencana akan dijadikan satu album. Kelima singlenya tersebut seperti Manis di Munyi, Remrem, Selfie Jak Mantan, Memadu Muani dan Radio. “Kedepan rencananya saya mau rilis album. Untuk saat ini saya coba dulu untuk publikasikan ke radio-radio untuk mengetahui respon pencinta musik pop Bali seperti apa,” imbuhnya. Dalam kesempatan yang sama, Dek Maran sangat berharap karyakaryanya bisa diterima dengan baik oleh semua lapisan masyarakat terutama pencinta musik pop Bali dimana pun berada. “Karya saya bisa diterima dengan baik, itulah sebenarnya yang sangat saya harapkan. Semoga saja apa yang saya hadirkan mampu menghibur masyarakat dan penggemar musik pop Bali,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Ditanya terkait asal-usul nama Karet Bolong, Otd mengatakan dipilihnya nama Karet Bolong hanya sebatas untuk mudah diingat dikalangan pencinta musik Bali. “Nama ini kita pikirkan secara spontan dan mengalir be-

gitu saja. Iya disamping kita ingin masyarakat mudah mengingatnya,” tandasnya. Terkait inspirasi single perdana yang berjudul “Janji Sing Mebukti”, Otd menambahkan jika inspirasinya murni dari personil Karet Bolong. Single tersebut menceritakan tentang kejenuhan dalam hubungan seorang pasangan kekasih yang tidak mau merubah sifat buruk pasangannya. “Lagu ini kita garap bersama-sama di studio latihan. Setelah beberapa kita latihan dan kita putuskan untuk merecording secara profesional dan merilisnya dibelantika musik Bali,” imbuhnya. Ditambahkan pula, lagu dibuat dengan sederhana agar mudah didengar dan diingat oleh masyarakat. Kedepan, Karet Bolong berharap bisa diterima ditengahtengah pencinta musik Bali. Selain itu, karya perdannya juga mampu menghibur semua lapisan masyarakat. “Semoga kehadiran kita bisa diterima dan menghibur masyarakat. Kita juga sangat perlu masukan dan juga kritik untuk kita bisa lebih baik lagi kedepannya,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

GODOH CRISPY BATUBULAN, SIMBOL BANGKITNYA EKONOMI HINDU

WEDAKARNA MINTA MAHASISWA AMBIL RISIKO JADI PENGUSAHA KULINER “SUKLA” Gerakan Sukla Satyadan ini tertuang dalam graha kembali meramajaran Sukla yang subah dunia kuliner. Kini dah dimulai oleh nenek lebih banyak anak muda moyang orang Bali. Maka Bali khususnya mahaperlu, orang Bali mendasiswa yang berani ambil patkan makanan dan risiko menjadi pengusakuliner yang suci dan ha. Salah satu contohnya bersih, karena apapun I Putu Ade Nefian Oktana yang tampaknya bersih, dan Ketut Novita Wutidak semuanya dijamin landari (mahasiswa STP suci. Kita bangga dengan Nusa Dua), pendiri dan konsep Sukla,”ungkap owner dari Godoh Crispy, Gusti Wedakarna. salah satu ikon baru anak Ia pun banyak menmuda Bali yang hadir di erima testimoni, ketika Jalan Batuyang, Batubumakan makanan Suklan, Sukawati, Gianyar la, banyak masyarakat (sebelum Terminal Bayang merasa badannya tubulan). lebih sehat dan tidak Senator RI Shri I Gusti Ngurah Arya Dengan pengemasan mudah sakit, disamping Wedakarna MWS III di Counter yang modern, Godoh ikut membantu perekoGodoh Crispy di Batubulan. Crispy menjadi viral nomian warga pribumi karena rasa yang preBali. “Jika makanan yang mium dan harga yang sangat terjangkau, masuk ke badan kita makanan suci, maka termasukpun melayani penjualan via online niscaya badan orang Hindu akan lebih dan gojek. Hal ini langsung menuai pujian sehat. Dalam agama Hindu dikenal sebagai dari Senator DPD RI, Dr. Shri I Gusti Nguapa yang kau makan, maka itulah engkau. rah Arya Wedakarna MWS III yang dikenal Saya ingin umat Hindu selektif terhadap sebagai penggagas dari Gerakan Satyagraha kuliner,”ungkap Gusti Wedakarna. Maka Sukla. Kehadiran Gusti Wedakarna secara dari itu, ia berharap agar lebih banyak mendadak ini tentu untuk menyaksikan anak muda Hindu Bali khususnya kalangan langsung bagaimana usaha ini beroperasi. pelajar, mahasiswa, sekaa teruna teruni dan karang taruna agar bisa terjun menjadi “Sukla dalam agama Hindu adalah suci pengusaha muda. dan bersih. Kita tahu, bahwa banyak makanan yang dikelola oleh penduduk pendatang “Saya akan dorong terus agar di Bali di Bali ini tidak semuanya memenuhi unsur lebih banyak Risk Taker Generation. Harus kesucian menurut agama Hindu dan budaya ada mental baja untuk jadi pengusaha. KaBali. Padahal, bagi orang Bali, tubuh manudang rugi sedikit tapi kalau sudah sukses sia itu ibaratnya sebuah Pura. Di Indonesia maka keuntungannya akan berlipat lipat. ini, saya yakin, hanya manusia Bali yang Apalagi bisnis makanan ini adalah bisnis selama hidupnya dari lahir sampai mati, yang paling menjanjikan. Saya akan dorong hampir tiap purnama dan tilem, badan terus seperti contohnya Godoh Crispy ini,” kasar manusia Bali akan diupacarai dengan ungkap Gusti Wedakarna yang anggota asal dupa, sajen, wewangian, tirta suci dan DPD RI ini. Bagi penggemar ajengan Sukla juga gamelan yang merdu. Orang Hindu bisa mengikuti perkembangan makanan Bali punya konsep kesucian yang jelas, Sukla di Instagram @Suklasatyagraha


10

Kreasi

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Wirasa, Wirama, dan Wiraga Lahirkan “Taksu” Keseni­ an itu se­per­ti kegiatan spiritual jadi harus dijalankan dengan penuh keyakinan hati. Ada nuansa suci, magis, dan religius sehingga lelaku seni tidak bisa sembarangan dilakukan harus tepat dan sesuai waktunya. Demikian disampaikan seniman Putri Suastini, saat didaulat menjadi pembicara seminar lokal “Narasi Simbolik Cipta Seni di Bali”, di kampus ISI Denpasar, Senin (22/5).

P

e r e m p u a n yang dikenal masyarakat Bali berkat perannya yang memikat di acara drama klasik ini mengatakan, membaca puisi adalah anugerah. Bahkan, menurutnya, menjadi seorang seniman adalah makhluk Tuhan yang memiliki anugerah dari lahir. Jadi, dalam berkesenian perlu memancarkan ‘taksu”. Bagaimana taksu ini bisa muncul? Ia mencontohkan, pernah ditodong membaca puisi secara mendadak. Ia sendiri belum p ernah memba ca p u isi i tu sebelumnya, bahkan mendengar orang lain membacanya juga belum pernah. “Kita harus belajar menghormati karya orang lain. Chairil Anwar saja membuat puisi “Aku” perlu waktu yang lama dan membuat berkali-kali coretan, untuk pendalaman. Jadi, sebaiknya sebelum membaca puisi, kita harus sudah pernah membaca puisi itu sebelumnya dan melakukan pendalaman,” kata istri Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, I Wayan Koster ini. Putri menegaskan, prilaku beretika dalam berkesenian sangat penting untuk memunculkan “taksu” tadi. Seniman harus menguasai 3 W, wirasa, wirama, dan wiraga. Salah satu contoh, saat ia membaca puisi berjudul “Padang Karma” karya Dhenok Kristanti. Puisi ini menggambarkan Dewi Durga yang penuh kasih sayang. Saking sayangnya,

P utri

S uastini

apapun yang diminta manusia dikabulkan, tapi risikonya ditanggung sendiri. “Saat membaca puisi ini, saya manfaatkan keterampilan saya menari dan bermain teater. Jadi terlihat lebih hidup. Membaca puisi ada unsur seni yakni memesona dan indah,” kata Putri Suastini. Sebagai awalan dalam membaca puisi, ia biasa mengucapkan doa dengan mantram “Om awighnam mastu nama sidham”. Ia memohon kekuatan Tuhan untuk menyertainya dalam membaca puisi. Putri sangat yakin, alam semesta mempunyai kekuatan untuk melahirkan “taksu”. Uniknya, ada kejadian menarik yang ia kisahkan. Waktu itu, ia sempat membacakan puisi yang membuat penonton kerauhan. “Ada penonton yang menari tak ada hentinya mengikuti puisi saya. Seolah-olah orang itu tahu kapan akhir dari puisi itu. Ketika saya mengakhiri otomatis orang tadi langsung berhenti menari dan pingsan,” kata perempuan yang menyabet penghargaan di bidang seni tingkat Bali dan nasional ini. Ada hal sederhana yang ia

lakukan kalau itu terjadi. “Saya perciki air putih 11 kali dan orang yang kerauhan tersebut sadar. Ketika ditanya, orang itu tak bisa menjawab, ia hanya berkata seperti ada satu kekuatan yang mengerakkannya menari. Jadilah saya disebut penyair yang bisa menyihir,” ujarnya sembari tertawa yang disambut tepuk tangan para mahasiswa ISI Denpasar. Ia mengatakan, lelaku seni harus menyampaikan kebaikan hati. Jadikan karya merupakan satu kebanggaan. Jangan takut salah untuk memulai, dan harus berani. “Orang bilang kelebihan saya membaca puisi karena tidak sekadar membaca, tapi ada unsur teaterikal. Kebetulan

saya menguasai teater dan menari jadi sangat mendukung saya membaca puisi di panggung. Saya bahagia kalau penonton senang menyaksikan pertunjukkan saya. Getarannya akan saya serap dan saya pancarkan kembali rasa kebahagiaan tersebut,” katanya. Ketika ada mahasiswa bertanya, bagaimana sinergi seni dan politik, ia mencoba berbagi. Saat berkesenian yang ada dalam hati hanya keindahan. Sementa-

ra politik adalah strategi. Sinergi keduanya, seorang politik tidak menghalalkan segala cara untuk menyentuh konstituennya. Tapi ia melakukannya dengan indah dan penuh kasih sayang, tidak ada istilah siapa yang kita habisi hari ini. Tapi akan muncul dalam diri, siapa dan dimana yang harus saya sejahterakan dengan kemampuan saya. Dalam mencapai kekuasaan tidak harus menghancurkan orang lain. “Saya berprinsip, peran apapun yang dilakoni, harus selalu ada kesiapan mental dan penyerahan diri dengan totalitas,” ujarnya memberi tips. Ia mencontohkan saat ia bermain teater. “Saat saya diserahkan naskah satu hari sudah habis saya baca dan besoknya pentas saya langsung sudah hapal. Saat take juga tidak perlu mengulang-ulang alias langsung jadi. Sutradara hanya sedikit mengarahkan karena diberikan kesempatan untuk improvisasi,” tuturnya. Ada satu lagi kiat sukses yang dibagi Putri Suastini. Ia tak mudah besar kepala dengan pujian. “Saya jadi ingat sutradara Anom Ranuara. Dia tidak pernah memuji walaupun saya bermain bagus. Dari sana saya banyak belajar, justru semakin dipuji saya semakin takut. Ketika dipuji, saya berpikir, benarkah saya seperti itu,” kata Putri Suastini. Intinya, kata dia, berkesenian adalah satu persembahan kepada guru kita dan Tuhan. Berkesenian harus dilakukan dari hati. (Wirati Astiti)

Style

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Kasual, Santai, dan Edgy Pekan lalu sederetan busana siap pakai karya desainer brand “Acakacak” , para perancang muda lulusan LPTB Susan Budihardjo; teridi dari Joselin Wijaya, Ian Diwijaya, Olivia Sembiring, Cindy Kwan, Imme Kristiani Firman, ­Fattahdilla Mezzaya,serta Feby Herman tampil di ajang “Bali Fashion Trend”, di TS Suites, Kuta

P

ada acara yang digelar Indonesia Fashion Chamber (IFC) Denpasar ini, rancangan bertema “Acak Cruise” ini hadir dalam garis ringkas dilengkapi elemen detil yang relatif rumit. Mulai dari potongan sambung yang tidak lumrah, unsur potong silang, detil lubang yang bisa disisipi tali temali, dan lipitlipit . Semuanya memperlihatkan kreativitas dan keteram­ pilan

­menangani bahan. Rancangan kali ini terdiri dari busana bernuansa putih berbahan neoprene yang bertekstur. Ada kekuatan permainan aplikasi dari bahan hologram dan teknik lipit. Hologram, juga muncul sebagai detil di atas bahan katun, poliester, silk, neoprene abu-abu dan biru tua. Juga, menjadi aksen kuat pada bahan tradisional lurik bermotif gerimis. Benang merah yang menyatukan ide hasil kreasi dari tujuh kepala desainer ini yakni garis busana bergaya santai yang edgy dengan aksen hologram untuk anak muda terutama saat menikmati liburan. (Sri Ardhini)

15


14

Jelita

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Terapi Shirodhara Atasi Sakit Kepala Shirodhara adalah terapi tubuh yang menakjubkan dan unik dari sistem medis alami kuno Ayurveda. Shirodhara memiliki dampak besar pada sistem saraf. Perawatan ini memberikan efek langsung yakni mampu menenangkan, rileks, dan memiliki efek pembersihan pada pikiran dan saraf.

S

hirodhara bisa membantu meringankan gejala kegelisahan, stres, dan kelelahan. Ini mengurangi ketegangan, kekhawatiran, rasa takut dan sakit kepala serta depresi. Ini mengatur suasana hati dan memberi perasaan senang dan santai. Terapi ini bisa didapatkan di H Spa, Harris Hotel Raya Kuta. Menurut Onik, yang biasa melakukan terapi ini, terapi shirodhara di H Spa, memakai bahan utama perasan air daun waru. Ia mengatakan, zaman dulu nenek moyang mengunakan perasan air daun waru untuk melancarkan peredaran darah di kulit kepala dan penyubur ram-

but. Mengingat manfaat yang sangat luar biasa dari air daun waru ini, H Spa mencoba memberikan sensasi yang berbeda kepada tamu yang menginap di Harris Hotel Raya Kuta. Onik mengatakan, membuat cairan daun waru sangatlah sederhana. Tiga genggam daun waru dimasukkan ke dalam waskom ditambah air setengah dari wadahnya. Kemudian, remas daun waru pelan-pelan, agar menyatu dengan air. Kemudian, disaring. “Sebelum diberi air cucuran daun waru ini, biasanya kepala tamu dipijat terlebih dahulu. Kepala dipijat sekitar 15 menit dengan minyak kelapa asli. Kemudian, setelah tamu rileks

Bugar

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

11

Sunway Medical Centre Terima Penghargaan Pusat Tulang dan Sendi Terbaik Asia Pasifik

D

baru diberi cucuran air daun waru,” jelas Onik. Cairan air daun waru dituangkan di kening, dengan sangat pelan, sesuai dengan alat yang digunakan. Sesekali kepala juga dipijat agar cairan yang menyentuh rambut bisa mengalir sempurna. Dengan tekanan lembut dan kehangatan minyak yang menenangkan tubuh, pikiran, dan sistem saraf , membuat tamu benar-benar rileks. Kemudian ditambah dengan cucuran air

daun waru, benar-benar memberikan sensasi kenyamanan yang luar biasa kepada tamu. “Banyak tamu yang saat dilakukan terapi tertidur,” kata Onik. Sambil menunggu air daun waru habis, terapis juga akan memijat kedua tangan tamu. Biasanya kata Onik, tamu akan merasakan sensasinya langsung. Mereka merasa kepalanya lebih ringan dan sakit kepala karena stres atau kecapekan segera sirna.

Menurut Onik, tamu Jepang biasanya paling suka terapi ini. Setelah seharian berjalan-jalan, mereka paling memburu terapi ini untuk membuat mereka merasa segar kembali. Ia menambahkan, terapi shirodhara bisa dinikmati siapa saja, baik itu tamu yang menginap di Harris hotel Raya Kuta, ataupun masyarakat luar. Bagi yang memilih terapi ini mulai pukul 9 sampai 12 siang, ada diskon 20 persen. (Wirati Astiti)

parkir valet tersedia di lobi. ua penghargaan seka­ligus diraih Sunway Medical Centre (SunMed) Malaysia, dalam perhelatan “APAC Health Care Mr. Lau Beng Long mengatakan, untuk menciptakan pelayanan yang & Medical Tourism Award 2017”, yang dihadiri rumah sakit lebih terintegrasi dan pendekatan kepada layanan kesehatan yang terpadu, tingkat Asia Pasifik, Jumat (19/5) di Hotel The Ritz-Carlton, SunMed membentuk pusat-pusat keunggulan yang melayani setiap kebutuhan Nusa Dua, Bali. Penghargaan diterima langsung Managing Director Health pasien. Pusat Estetik dan Laser, Pusat Telinga, Hidung, & Tenggorokan, Pusat Care Service Sunway Group, Mr. Lau Beng Long dan Senior Manager BusiKesehatan Jiwa, Pusat Mata, Pusat Fertiliti, Pusat Kesehatan Payudara, Pusat ness Development (International) Sunway Medical Centre, Ms. Faith Tang. Tangan & Pembedahan Mikro. Pusat Kanker, Pusat jantung & Vaskular, Pusat Dua penghargaan tersebut dalam kategori, Orthopaedics Service Provider of Gigi, Pusat Perawatan Otak, Pusat Rehabilitasi, Pusat Pendengaran, Pusat the Year in Asia Pacific dan Nominated for Medical Tourism Hospital oh the Pengobatan Diabetes, Pusat Urologi, Pusat Diet & Nutrisi, Pusat Pecernaan, Year in Asia Pacific. Pusat Perawatan Kesehatan, Pusat Kesehatan Wanita & Anak-anak, dan Pusat Tulang & Sendi. Ada beberapa latar belakang, SunMed menerima dua penghargaan yang bergengsi ini. “SunMed memberikan standar pelayanan terbaik dengan Pusat Tulang & Sendi terdiri dari konsultan ortopedik dan dokter bepenuh kasih sayang dan kenyamanan baik untuk pasien rawat jalan maupun dah. Terapi dan intervensi untuk tulang dan masalah yang berkaitan dengan rawat inap. Kami memiliki Pusat tulang dan sendi dan pelayanan kami penyakit rematik dan olahraga yang terkait cedera. Prosedur termasuk dalam medical tourism, terintegrasi mulai dari memeriksakan kesehatan, tulang dan oeprasi penggantian sendi, lumbar, dan operasi tulang belakang. rekreasi baik itu berbelanja dan bermain, dan menikmati semua fasilitas Didukung oleh Departemen Rehabilitasi. di dalam satu kota. Kesehatan dan kesejahteraan Anda adalah perhatian Penggantian lutut total (TKR/total knee replacement) merupakan satu utama kami,” ujar Managing Director Health Care Service Sunway Group, prosedur yang dilakukan ketika tulang rawan mengalami kerusakan dan perlu Mr. Lau Beng Long. diganti dengan implant buatan. TKR dapat meningkatkan tingkat mobilitas Ia mengatakan, SunMed adalah rumah sakit swasta pertama di Malaysia Anda meredakan rasa nyeri dan memperbaiki kelainan. Manfaat yang diberiDari kiri: Senior Manager Business Developyang melakukan stimulasi otak (Deep Brain Stimulation) dalam untuk peng­ kan dari TKR selama 15 tahun merupakan durasi rata-rata untuk 90% dari ment (International) Sunway Medical Centre, obatan penyakit Parkinson. SunMed juga merupakan rumah sakit pertama seluruh kasus. Dengan ketersediaan teknologi canggih, lama waktu perawatan ­Ms. Faith Tang dan Managing Director Health yang memulai program implant koklea untuk pasien dengan gangguan Care Service Sunway Group, Mr. Lau Beng Long di rumah sakit adalah 3-5 hari, dan hampir dari seluruh pasien dapat kembali pendengaran yang mendalam. SunMed juga adalah rumah sakit swasta yang berjalan tanpa bantuan setelah 2-4 minggu setelah pembedahan. Tingkat saat ­menerima penghargaan. telah terakreditasi Australian Council on Healthcare Standars (ACHS). komplikasi yang dapat muncul pasca penggantian lutut adalah rendah. Mr. Lau Beng Long menyatakan, SunMed rumah sakit pertama yang memiliki varian TrueBeam STx di Malaysia. Sistem The Varian TrueBeam TM menggunakan pencitraan 3D yang canggih dan Layanan Pasien Internasional sinkronisasi respirasi untuk menangani tumor dengan berbagai bentuk, ukuran, dan lokasi dengan Senior Manager Business Development (International) Sunway Medical Centre, Ms. Faith Tang akurasi yang tepat. mengatakan, SunMed memberikan pelayanan telaten bagi pasien internasional termasuk staf, dan SunMed juga telah menerapkan teknologi terbaru untuk pembedahan minimal invasif dengan juga menyediakan jasa transportasi, dan jasa penterjemah untuk Bahasa Indonesia, Madarin, robot da vinci. Dengan sistem pembedahan robot da vinci ini dapat membantu para dokter meHokkien, Cantonese dan Japanese, Vietnamese, Burmese, dan Arab. “Tim SunMed akan memnangani kasus bedah urologi dan ginekologi dengan akurasi. Sistem da vinci juga mampu melakukan berikan pelayanan yang luar biasa kepada pasien internasional dan keluarganya, dan memastikan pembedahan kolorektum, THT, dan bedah jantung. mereka memiliki pengalaman yang menyenangkan dan nyaman sepanjang mereka menginap,” SunMed berlokasi strategis terletak dan tergabung di dalam kota kecil Sunway Resort City kata ­Ms. Faith Tang. termasuk di dalamnya Sunway Resort Hotel & Spa, Sunway Lagoon (theme park), Sunway Piramid (hotel dan shopping mall), Sunway University dan Monash University. SunMed mudah diakses melalui Contact Person: jalan tol, 45 menit berkendara dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA & KLIA2), dan 30 221Hospital Link menit berkendara dari Kuala Lumpur City Centre (KLCC). SunMed memiliki keunggulan dengan Assist for medical travel lebih dari 200 dokter spesialis berkualitas tamatan internasional dari Inggris, AS, Singapura, New Zeland, dan Australia. Ada 23 pusat unggulan, melayani pasien internasional dari 130 negara. Ada Jalan Anyelir Nomor 8 Denpasar-Bali 80235 600 perawat yang berkualifikasi, 12 ruang operasi, 2 kateterisasi laboratorium, NICU 6, ICU 12, Telepon: 0361-242876; HP: 085106246161/081338679177 HDU 14, OT 12 & Cath lab 2, 20 ruang haemodilisis. 535 tempat tidur termasuk 4 lantai suite Email: marketing@221assist.com mewah yang tahun 2018 akan ditingkatkan menjadi 1000 kamar, 700 ruang parkir dan penyediaan

Solusi Inovatif Penanganan Kanker Payudara

Mesin IORT

Pada beberapa dekade sebelum­ nya, terapi radiasi payudara keseluruh­ an masihlah bersifat sebagai penanga­ nan konvensional. Saat ini, terdapat satu opsi terapi Radiasi Dosis tunggal, yang dikenal dengan istilah Radioterapi Intraoperatif (IORT). Prosedur yang canggih ini memungkinkan beberapa pasien penderita kanker payudara sta-

dium awal untuk men­ dapatkan dosis tunggal radiasi yang diberikan pada saat pembedahan lumpektomi. Alat ini telah digunakan Sunway ­Medical Centre (SunMed) dalam penanga­n an kanker payudara. SunMed merupakan rumah sakit swasta pertama di Malaysia yang memiliki fasilitas IORT. Bagaimana IORT digunakan ketika pembedahan lumpektomi pada kanker payudara. (1) Pengangkatan tumor kanker meninggalkan rongga luka pada payudara. (2) Mesin intrabeam dimasukkan ke dalam rongga ketika pasien berada dalam pengaruh obat bius. (3) Radiasi dosis tinggi dengan energi rendah diaplikasikan pada lokasi kanker. Managing Director Health Care Service Sunway Group, ­­Mr. Lau Beng Long mengatakan, SunMed memiliki unggulan Pusat Kesehatan Payudara. Didukung oleh tim konsultan multidisiplin, perawat, dan teknologi yang tercanggih. Melayani segala masalah payudara dari layanan diagnostic dan prosedur bedah, pusat pendidikan dan layanan informasi bagi wanita tentang isu-isu terkait payudara, konseling untuk masalah kanker payudara.

Radioterapi Tubuh Stereotaktik (SBRT):

Sebuah Perawatan Pilihan Baru Banyak dari dokter ahli SBRT berkisar 80-90 persen, yang ginekologi yang saat ini mengmana angka ini sama dengan tingkat gunakan kemampuan yang unik keberhasilan yang diberikan tindakan dari SBRT, dimana penggunaaan pembedahan, namun dengan tingkat ini dapat memberikan potensi risiko yang jauh lebih rendah. maksimum yang dibutuhkan untuk Mr. Lau Beng Long mengatakan, menangani beragam kanker yang saat ini, Sunway Medical Centre bersifat agresif, dan hal ini telah merupakan satu-satunya rumah sakit mengubah beberapa teknik radiasi swasta di Malaysia yang dapat memkonvensional. berikan sistem pelacakan gerakan Pusat kanker dan radiosurgery tumor melalui TruebeamSTx Gated di Sunway Medical Centre mengRapidArc Linear Accelerator. Pelacakan gunakan bentuk terapi radiasi posisi tumor yang akurat merupakan Varian TrueBeam STx ini dengan True Beam Stx Linear hal penting untuk memaksimalkan Accelerator untuk menangani tumor pada paru-paru, dosis radiasi terhadap tumor dan juga untuk membatasi liver, dan tulang belakang dengan akurasi tinggi. “SBRT paparan radiasi terhadap jaringan normal, yaitu organadalah bentuk terapi radiasi dengan tingkat presisi tinggi organ pada dada dan perut, seperti contohnya paru-paru, untuk mentarget tumor pada paru-paru, prostat, tulang lambung, pankreas, dan liver. Melalui sistem gating dokter belakang, dan liver. Dimana tindakan penanganannya dapat mendeteksi waktu radiasi yang diberikan berdasarsangat akurat dalam satuan akurasi yang mencapai satu kan pada siklus napas pasien dan mengkompensasi untuk millimeter. SRBT merupakan penanganan non-bedah yang gerakan tumor ketika dosis diberikan. Sebagai contoh, memberikan radiasi tertargetkan secara tepat dengan sinar radiasi akan berhenti/tidak aktif ketika pasien batuk tingkat dosis yang lebih tinggi hanya dalam hitungan atau bersin. Dengan menggunakan sistem gating perbeberapa hari penanganan,” kata Mr. Lau Beng Long. napasan, pasien akan medapatkan pengendalian tumor Hal ini tentu saja jauh lebih unggul dibandingkan dengan yang lebih baik dengan tingkat komplikasi yang rendah terapi radiasi konvensional yang dapat memakan waktu terhadap jaringan normal tanpa mengorbankan tingkat berminggu-minggu. kenyamanan. Keunggulan SBRT Keunggulan SBRT sebagai alternatif pengganti operasi bedah, waktu penanganan yang lebih singkat, akurasi yang tinggi, hasil yang lebih baik, dan tingkat komplikasi yang rendah. Pada terapi konvensional, radiasi diberikan dengan dosis yang rendah selama berminggu-minggu, dimana pasien diharuskan datang untuk mendapatkan penanga­ nan harian selama periode tersebut. Namun, dengan SBRT, pada dokter mampu untuk memberikan dosis radiasi terkombinasi yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih singkat. SBRT diketahui dapat memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan terapi radiasi konvensional. Dimana tingkat keberhasilan dalam dua tahun untuk penanganan konvensional hanyalah berkisar 30-40 persen, sedangkan tingkat keberhasilan untuk

Apakah SBRT Bekerja/Berfungsi? SBRT digunakan untuk menangani kanker paru-paru stadium dini, dimana tindakan pembedahan tidaklah dapat dilakukan karena kondisi kesehatan pasien yang tidak menungkinkan, atau karena pasien tidak menginginkan pembedahan. Dengan penggunaan image-guided respiratory-gated SBRT untuk penanganan kanker paru-paru cukuplah menjanjikan dan tampaknya tindakan ini memilki tingkat risiko komplikasi yang rendah. Robot da vinci


12

Kuliner

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Rujak Gedebong untuk Detoks Tubuh Rujak masih menjadi makanan yang disukai masyarakat ditengah serbuan makanan-makanan modern seperti fast food. Banyaknya jenis rujak membuat para penikmat rujak tak pernah bosan untuk mencicipi makanan dengan rasa manis, asam, dan pedas ini. Bahkan disalah satu desa di Buleleng memiliki rujak khas yang memang tidak akan dijumpai di daerah lain.

R

ujak Gedebong merupakan rujak khas Desa Jagaraga Kecamatan Sawan, Buleleng. Selain rujak gedebong di daerah itu memang terkenal dengan rujak khasnya seperti rujak Cempaluk. Untuk yang penasaran dengan tampilan dan rasa dari rujak Gedebong, sekarang tidak perlu jauh-jauh datang ke Jagaraga. Tidak jauh dari pusat Kota Singaraja, tepatnya di Lingkungan kelurahan Banyuning Utara terdapat rumah makan sederhana yang menjual berbagai jenis menu unik. Salah satunya adalah rujak Gedebong. Pengelola Penggak Kau Bulu, Gusti Putu Dewi Kurniawati mengatakan terinspirasi memasukan rujak khas Jagaraga itu ke dalam daftar menunya karena pernah mencicipi secara langsung

rasanya. “Mertua asalnya dari sana, dan di daerah timur itu rujaknya emang unik-unik ada rujak Cempaluk, juga ada rujak yang isinya jahe,” jelasnya. Lebih lanjut, Dewi Kurniawati menerangkan jika perbedaan rujak buatannya dengan rujak khas Jagaraga adalah dari segi isinya. Jika rujak Gedebong memang benar-benar menggunakan pohon pisang sebagai bahan utama, maka olahan rujaknya menggunakan berbagai macam buah sebagai pelengkap untuk menyesuaikan dengan lidah masyarakat setempat. “Biasanya memang hanya pakai gedebong saja, kalau di sini kami pakai buah-buahan karena memang ini masih pengenalan dan masyarakat di sini juga masih merasa aneh,” ungkapnya. Dalam pembuatan, gedebong yang digunakan pun bukan sem-

Rujak Gedebong

barang pohon pisang, melainkan pohon biu Klutuk yang masih kecil. Rasa sepet pohon biu Klutuk akan dinetralkan oleh cuka Bali (Tuak). Dikatakan

Resep ala Dapur Eka

Kakul Kesuna Cekuh Bahan-bahan: ½ kg : kakul/keong sawah yang sudah direbus dan dibuang cangkangnya Bumbu-bumbu: 10 siung : bawang putih 4 ruas : jari kencur 4 buah : cabai merah kecil (jika suka pedas) Garam secukupnya Gula pasir secukupnya Cara membuat: Goreng kakul (yang telah direbus) sekitar 3 menit, tiriskan. Tumbuk semua bumbu agak sedikit kasar, goreng hingga layu. Kemudian masukkan kakul yang sudah digoreng, tambahkan garam dan gula

Urab Timun

oleh perempuan yang sempat menjadi penyiar radio ini, tidak menggunakan cuka selain cuka Bali. Dari segi bumbu, tidak ada perbedaan dengan rujak pada

umumnya, yaitu uyah sere tabia. “Gedebong ini cocoknya dengan cuka Bali, kalau yang lain rasanya kurang,” imbuhnya. Perpaduan buah yang pas juga akan mempengaruhi kualitas rujak. Biasanya rujak gedebong akan dipadukan dengan Muntis (Jeruk Bali). Namun buah Muntis yang sulit ditemukan dan harganya mahal maka ia menggunakan berbagai macam buah sebagai pelengkap. Rujak gedebong juga dipercaya sebagai detok bagi tubuh. “Ini menurut kepercayaan masyarakat Jagaraga, setelah sakit sangat dianjurkan mengonsumsi rujak gedebong karena akan mengembalikan nafsu makan,” ujarnya. Selain mencoba membuat menu inovatif agar dapat bersaing dengan pedagang lain, Dewi Kurniawati juga ingin mengenalkan makanan khas Buleleng kepada masyarakatnya sendiri. “Banyak makanan khas Buleleng tapi justru banyak masyarakatnya nggak tahu,” katanya. Selain rujak Gedebong, menu inovatif olahan Penggak Kau Bulu juga di antaranya serapah kenus, Rawon Pulung Ikan Barakuda, dan es durian caramel.

Mengonsumsi buah-buahan sangat penting bagi kesehatan karena kandungan nutrisi yang ada di dalamnya merupakan faktor penting untuk menjaga ke­ sehatan tubuh, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Dalam pola makan sehat yang ideal, buah memiliki peranan penting khususnya bagi anakanak yang membutuhkan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

N

utrisi dari buah juga tidak hanya penting bagi tumbuh kembang anak melainkan bagi kekebalan tubuh anak. Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi buah secara rutin mampu membantu mencegah berbagai penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, alzheimer dan lainnya. Sadar akan pentingnya mengonsumsi buah-buahan bagi kesehatan khususnya anak-anak, dua ibu rumah tangga, Indras dan Ervina, telah mem-

Bahan-bahan: 2 genggam : tlengis yang matang (warna cokelat) Bumbu-bumbu: 3 siung : bawang putih 5 buah : cabai merah kecil 3 helai : daun jeruk purut – diiris tipis-tipis Garam secukupnya Gula pasir secukupnya

Sarwan Bahan: 100 gr 800 ml 200 gr 3 siung 50 gr 1 sdm 1 sdt 1 sdm 50 gr

: beras, bersihkan, rendam dalam air selama 4 jam, tiriskan : air : fille ayam, buang kulitnya : bawang putih cincang : wortel manis parut : daun bawang iris : gula pasir : bawang putih goreng : kacang polong kaleng

Cara Membuat : - Rebus ayam file hingga matang, tiriskan. Masukkan beras dalam rebusan ayam tadi, masak hingga beras empuk dan sementara beras belum matang, tumislah irisan bawang putih hingga harum, lalu masukkan ke dalam panci rebusan beras, aduk. - L a n j u t k a n m e n gaduk hingga beras menjadi bubur, masukkan wortel, kacang polong, garam dan gula, masak

Nasi Tim Ikan

Bumbu-bumbu: 3 siung : bawang putih 2 buah : cabai merah kecil 2 ruas : kencur ½ bagian : jeruk limau Garam secukupnya

Bahan: 100 gr 300 ml 75 gr 50 gr 1 sdm 2 siung 100 gr 1 sdm 1 sdm 1 sdm

Cara membuatnya: Haluskan bawang putih, cabai merah kecil dan kencur, aduk dengan kelapa parut. Masukkan potongan timun dan daun kemangi, tambahkan garam secukupnya dan beri perasan jeruk limau. Aduk rata, dan siap dihidangkan.

Cara Membuat : - Masak beras dan air hingga air habis, angkat, masukkan wortel dan kacang polong, aduk rata. Tumis irisan bawang putih hingga harum, masukkan irisan

Bahan-bahan: 1 buah : timun (yang sedikit bijinya), potong kotakkotak ¼ buah : kelapa parut (yang agak sedikit muda) 1 genggam : daun kemangi (iris kasar) – jika suka

biasakan anak-anak mereka untuk mengonsumsi buah secara teratur sejak mereka masih kecil. Untuk membiasakan anak-anaknya makan buah, awalnya Ervina mengolahnya menjadi juice agar mudah dikonsumsi dan bisa lebih banyak buah yang dikonsumsi dalam satu kesempatan. Hal ini dilakukan Ervina setiap hari sejak anak-anaknya masih bayi. Namun lama-lama, seiring bertambahnya usia, anak-anaknya yang telah terbiasa minum juice jadi ingin makan buahnya secara langsung. “Untuk memudahkan anak-anak makan buah awalnya saya buatkan juice, tapi lama-lama mereka ingin makan buahnya,” kata Ervina. Nicole D. Adinata yang kini berusia 15 tahun dan Winsley T. Adinata 12 tahun, dua anak Ervina menyukai buah stroberi, anggur, dan pisang. Hingga kini, makan buah telah menjadi keseharian mereka. Rajin mengonsumsi buah sejak kecil, menurut Ervina membuat daya tahan tubuh Nicole dan Winsley terbilang baik. “Anak-anak jarang kena flu dan jarang sekali kena sariawan,” ungkap Ervina. Membiasakan anak-anak makan buah sejak bayi juga dilakukan Indras-

tuti, ibu dari dua anak kembar Satria dan Annisa yang keduanya kini duduk di kelas tiga SD. Indras memberi buah pada anak-anaknya baik langsung maupun di buat menjadi juice. Membuatkan juice tiap hari untuk anak-anaknya di waktu mereka bayi, memang sedikit lebih repot, namun itu tidak masalah baginya karena akhirnya membuat anak-anaknya terbiasa mengonsumsi buah-buahan. Sejauh ini, menurutnya rajin mengonsumsi buah membuat pencernaan kedua buah hatinya menjadi baik. Selain itu, ada pula Surya (40) yang juga rajin mengonsumsi buah. Meski tidak dilakukan sejak kanak-kanak Surya mengaku makan buah teratur mampu menjaga daya tahan tubuhnya dan membuat program dietnya berjalan baik. Hampir tiap hari setidaknya dalam dua tahun terakhir ia mengonsumsi buah sebagai sarapan di pagi hari membuatnya memiliki tubuh yang ideal. Targetnya memang menurunkan berat badan untuk mencapai bentuk tubuh yang ideal. Dan, ia telah membuktikan hal tersebut dengan dibantu olahraga secara teratur.

Bubur Sup Anak

Sambal Tlengis

: beras, bersihkan : air : wortel cincang : kacang polong kaleng : margarine : bawang putih cincang : ikan, cincang kasar atau ayam-potong dadu : saus raja rasa : kecap manis : daun bawang iris

13

Biasakan Anak Makan Buah

(Wiwin Meliana)

Cara membuat: - Haluskan bawang putih dan cabai, goreng hingga matang. Masukkan tlengis yang berwarna cokelat, irisan daun jeruk purut, garam dan gula pasir secukupnya. - Aduk hingga rata, matikan api, siap dihidangkan. pasir secukupnya. Aduk hingga rata, matikan api dan siap dihidangkan.

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

ikan atau ayam, aduk hingga ikan kaku, lalu tambahkan

hingga sayuran matang dan empuk. Bubur siap disajikan dengan taburan suwiran ayam dan bawang putih goreng di atasnya.

-Naniek I. Taufan

Indrastuti bersama anak kembarnya, Satria dan Annisa

Puding Yoghurt Nanas Bahan: 100 gr : nanas potong-potong 50 ml : air 100 ml : susu cair 1 bungkus : agar-agar putih 5 sdm : gula pasir 75 ml : yoghurt Cara Membuat : - Blender nanas dan air hingga lembut lalu campur susu, agar-agar bubuk dan gula, aduk rata agar larut. - Masak dengan api sedang hingga mendidih, angkat. Siapkan cetakan menurut selera, diamkan hingga dicetakan dingin dan siap disajikan.

kecap dan sisa bahan-bahan lainnya, aduk rata, angkat. - Masukkan tumisan ke dalam mangkuk tahan panas, tambahkan nasi, lalu kukus selama 30menit, matang, sajikan.


12

Kuliner

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Rujak Gedebong untuk Detoks Tubuh Rujak masih menjadi makanan yang disukai masyarakat ditengah serbuan makanan-makanan modern seperti fast food. Banyaknya jenis rujak membuat para penikmat rujak tak pernah bosan untuk mencicipi makanan dengan rasa manis, asam, dan pedas ini. Bahkan disalah satu desa di Buleleng memiliki rujak khas yang memang tidak akan dijumpai di daerah lain.

R

ujak Gedebong merupakan rujak khas Desa Jagaraga Kecamatan Sawan, Buleleng. Selain rujak gedebong di daerah itu memang terkenal dengan rujak khasnya seperti rujak Cempaluk. Untuk yang penasaran dengan tampilan dan rasa dari rujak Gedebong, sekarang tidak perlu jauh-jauh datang ke Jagaraga. Tidak jauh dari pusat Kota Singaraja, tepatnya di Lingkungan kelurahan Banyuning Utara terdapat rumah makan sederhana yang menjual berbagai jenis menu unik. Salah satunya adalah rujak Gedebong. Pengelola Penggak Kau Bulu, Gusti Putu Dewi Kurniawati mengatakan terinspirasi memasukan rujak khas Jagaraga itu ke dalam daftar menunya karena pernah mencicipi secara langsung

rasanya. “Mertua asalnya dari sana, dan di daerah timur itu rujaknya emang unik-unik ada rujak Cempaluk, juga ada rujak yang isinya jahe,” jelasnya. Lebih lanjut, Dewi Kurniawati menerangkan jika perbedaan rujak buatannya dengan rujak khas Jagaraga adalah dari segi isinya. Jika rujak Gedebong memang benar-benar menggunakan pohon pisang sebagai bahan utama, maka olahan rujaknya menggunakan berbagai macam buah sebagai pelengkap untuk menyesuaikan dengan lidah masyarakat setempat. “Biasanya memang hanya pakai gedebong saja, kalau di sini kami pakai buah-buahan karena memang ini masih pengenalan dan masyarakat di sini juga masih merasa aneh,” ungkapnya. Dalam pembuatan, gedebong yang digunakan pun bukan sem-

Rujak Gedebong

barang pohon pisang, melainkan pohon biu Klutuk yang masih kecil. Rasa sepet pohon biu Klutuk akan dinetralkan oleh cuka Bali (Tuak). Dikatakan

Resep ala Dapur Eka

Kakul Kesuna Cekuh Bahan-bahan: ½ kg : kakul/keong sawah yang sudah direbus dan dibuang cangkangnya Bumbu-bumbu: 10 siung : bawang putih 4 ruas : jari kencur 4 buah : cabai merah kecil (jika suka pedas) Garam secukupnya Gula pasir secukupnya Cara membuat: Goreng kakul (yang telah direbus) sekitar 3 menit, tiriskan. Tumbuk semua bumbu agak sedikit kasar, goreng hingga layu. Kemudian masukkan kakul yang sudah digoreng, tambahkan garam dan gula

Urab Timun

oleh perempuan yang sempat menjadi penyiar radio ini, tidak menggunakan cuka selain cuka Bali. Dari segi bumbu, tidak ada perbedaan dengan rujak pada

umumnya, yaitu uyah sere tabia. “Gedebong ini cocoknya dengan cuka Bali, kalau yang lain rasanya kurang,” imbuhnya. Perpaduan buah yang pas juga akan mempengaruhi kualitas rujak. Biasanya rujak gedebong akan dipadukan dengan Muntis (Jeruk Bali). Namun buah Muntis yang sulit ditemukan dan harganya mahal maka ia menggunakan berbagai macam buah sebagai pelengkap. Rujak gedebong juga dipercaya sebagai detok bagi tubuh. “Ini menurut kepercayaan masyarakat Jagaraga, setelah sakit sangat dianjurkan mengonsumsi rujak gedebong karena akan mengembalikan nafsu makan,” ujarnya. Selain mencoba membuat menu inovatif agar dapat bersaing dengan pedagang lain, Dewi Kurniawati juga ingin mengenalkan makanan khas Buleleng kepada masyarakatnya sendiri. “Banyak makanan khas Buleleng tapi justru banyak masyarakatnya nggak tahu,” katanya. Selain rujak Gedebong, menu inovatif olahan Penggak Kau Bulu juga di antaranya serapah kenus, Rawon Pulung Ikan Barakuda, dan es durian caramel.

Mengonsumsi buah-buahan sangat penting bagi kesehatan karena kandungan nutrisi yang ada di dalamnya merupakan faktor penting untuk menjaga ke­ sehatan tubuh, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Dalam pola makan sehat yang ideal, buah memiliki peranan penting khususnya bagi anakanak yang membutuhkan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

N

utrisi dari buah juga tidak hanya penting bagi tumbuh kembang anak melainkan bagi kekebalan tubuh anak. Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi buah secara rutin mampu membantu mencegah berbagai penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, alzheimer dan lainnya. Sadar akan pentingnya mengonsumsi buah-buahan bagi kesehatan khususnya anak-anak, dua ibu rumah tangga, Indras dan Ervina, telah mem-

Bahan-bahan: 2 genggam : tlengis yang matang (warna cokelat) Bumbu-bumbu: 3 siung : bawang putih 5 buah : cabai merah kecil 3 helai : daun jeruk purut – diiris tipis-tipis Garam secukupnya Gula pasir secukupnya

Sarwan Bahan: 100 gr 800 ml 200 gr 3 siung 50 gr 1 sdm 1 sdt 1 sdm 50 gr

: beras, bersihkan, rendam dalam air selama 4 jam, tiriskan : air : fille ayam, buang kulitnya : bawang putih cincang : wortel manis parut : daun bawang iris : gula pasir : bawang putih goreng : kacang polong kaleng

Cara Membuat : - Rebus ayam file hingga matang, tiriskan. Masukkan beras dalam rebusan ayam tadi, masak hingga beras empuk dan sementara beras belum matang, tumislah irisan bawang putih hingga harum, lalu masukkan ke dalam panci rebusan beras, aduk. - L a n j u t k a n m e n gaduk hingga beras menjadi bubur, masukkan wortel, kacang polong, garam dan gula, masak

Nasi Tim Ikan

Bumbu-bumbu: 3 siung : bawang putih 2 buah : cabai merah kecil 2 ruas : kencur ½ bagian : jeruk limau Garam secukupnya

Bahan: 100 gr 300 ml 75 gr 50 gr 1 sdm 2 siung 100 gr 1 sdm 1 sdm 1 sdm

Cara membuatnya: Haluskan bawang putih, cabai merah kecil dan kencur, aduk dengan kelapa parut. Masukkan potongan timun dan daun kemangi, tambahkan garam secukupnya dan beri perasan jeruk limau. Aduk rata, dan siap dihidangkan.

Cara Membuat : - Masak beras dan air hingga air habis, angkat, masukkan wortel dan kacang polong, aduk rata. Tumis irisan bawang putih hingga harum, masukkan irisan

Bahan-bahan: 1 buah : timun (yang sedikit bijinya), potong kotakkotak ¼ buah : kelapa parut (yang agak sedikit muda) 1 genggam : daun kemangi (iris kasar) – jika suka

biasakan anak-anak mereka untuk mengonsumsi buah secara teratur sejak mereka masih kecil. Untuk membiasakan anak-anaknya makan buah, awalnya Ervina mengolahnya menjadi juice agar mudah dikonsumsi dan bisa lebih banyak buah yang dikonsumsi dalam satu kesempatan. Hal ini dilakukan Ervina setiap hari sejak anak-anaknya masih bayi. Namun lama-lama, seiring bertambahnya usia, anak-anaknya yang telah terbiasa minum juice jadi ingin makan buahnya secara langsung. “Untuk memudahkan anak-anak makan buah awalnya saya buatkan juice, tapi lama-lama mereka ingin makan buahnya,” kata Ervina. Nicole D. Adinata yang kini berusia 15 tahun dan Winsley T. Adinata 12 tahun, dua anak Ervina menyukai buah stroberi, anggur, dan pisang. Hingga kini, makan buah telah menjadi keseharian mereka. Rajin mengonsumsi buah sejak kecil, menurut Ervina membuat daya tahan tubuh Nicole dan Winsley terbilang baik. “Anak-anak jarang kena flu dan jarang sekali kena sariawan,” ungkap Ervina. Membiasakan anak-anak makan buah sejak bayi juga dilakukan Indras-

tuti, ibu dari dua anak kembar Satria dan Annisa yang keduanya kini duduk di kelas tiga SD. Indras memberi buah pada anak-anaknya baik langsung maupun di buat menjadi juice. Membuatkan juice tiap hari untuk anak-anaknya di waktu mereka bayi, memang sedikit lebih repot, namun itu tidak masalah baginya karena akhirnya membuat anak-anaknya terbiasa mengonsumsi buah-buahan. Sejauh ini, menurutnya rajin mengonsumsi buah membuat pencernaan kedua buah hatinya menjadi baik. Selain itu, ada pula Surya (40) yang juga rajin mengonsumsi buah. Meski tidak dilakukan sejak kanak-kanak Surya mengaku makan buah teratur mampu menjaga daya tahan tubuhnya dan membuat program dietnya berjalan baik. Hampir tiap hari setidaknya dalam dua tahun terakhir ia mengonsumsi buah sebagai sarapan di pagi hari membuatnya memiliki tubuh yang ideal. Targetnya memang menurunkan berat badan untuk mencapai bentuk tubuh yang ideal. Dan, ia telah membuktikan hal tersebut dengan dibantu olahraga secara teratur.

Bubur Sup Anak

Sambal Tlengis

: beras, bersihkan : air : wortel cincang : kacang polong kaleng : margarine : bawang putih cincang : ikan, cincang kasar atau ayam-potong dadu : saus raja rasa : kecap manis : daun bawang iris

13

Biasakan Anak Makan Buah

(Wiwin Meliana)

Cara membuat: - Haluskan bawang putih dan cabai, goreng hingga matang. Masukkan tlengis yang berwarna cokelat, irisan daun jeruk purut, garam dan gula pasir secukupnya. - Aduk hingga rata, matikan api, siap dihidangkan. pasir secukupnya. Aduk hingga rata, matikan api dan siap dihidangkan.

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

ikan atau ayam, aduk hingga ikan kaku, lalu tambahkan

hingga sayuran matang dan empuk. Bubur siap disajikan dengan taburan suwiran ayam dan bawang putih goreng di atasnya.

-Naniek I. Taufan

Indrastuti bersama anak kembarnya, Satria dan Annisa

Puding Yoghurt Nanas Bahan: 100 gr : nanas potong-potong 50 ml : air 100 ml : susu cair 1 bungkus : agar-agar putih 5 sdm : gula pasir 75 ml : yoghurt Cara Membuat : - Blender nanas dan air hingga lembut lalu campur susu, agar-agar bubuk dan gula, aduk rata agar larut. - Masak dengan api sedang hingga mendidih, angkat. Siapkan cetakan menurut selera, diamkan hingga dicetakan dingin dan siap disajikan.

kecap dan sisa bahan-bahan lainnya, aduk rata, angkat. - Masukkan tumisan ke dalam mangkuk tahan panas, tambahkan nasi, lalu kukus selama 30menit, matang, sajikan.


14

Jelita

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Terapi Shirodhara Atasi Sakit Kepala Shirodhara adalah terapi tubuh yang menakjubkan dan unik dari sistem medis alami kuno Ayurveda. Shirodhara memiliki dampak besar pada sistem saraf. Perawatan ini memberikan efek langsung yakni mampu menenangkan, rileks, dan memiliki efek pembersihan pada pikiran dan saraf.

S

hirodhara bisa membantu meringankan gejala kegelisahan, stres, dan kelelahan. Ini mengurangi ketegangan, kekhawatiran, rasa takut dan sakit kepala serta depresi. Ini mengatur suasana hati dan memberi perasaan senang dan santai. Terapi ini bisa didapatkan di H Spa, Harris Hotel Raya Kuta. Menurut Onik, yang biasa melakukan terapi ini, terapi shirodhara di H Spa, memakai bahan utama perasan air daun waru. Ia mengatakan, zaman dulu nenek moyang mengunakan perasan air daun waru untuk melancarkan peredaran darah di kulit kepala dan penyubur ram-

but. Mengingat manfaat yang sangat luar biasa dari air daun waru ini, H Spa mencoba memberikan sensasi yang berbeda kepada tamu yang menginap di Harris Hotel Raya Kuta. Onik mengatakan, membuat cairan daun waru sangatlah sederhana. Tiga genggam daun waru dimasukkan ke dalam waskom ditambah air setengah dari wadahnya. Kemudian, remas daun waru pelan-pelan, agar menyatu dengan air. Kemudian, disaring. “Sebelum diberi air cucuran daun waru ini, biasanya kepala tamu dipijat terlebih dahulu. Kepala dipijat sekitar 15 menit dengan minyak kelapa asli. Kemudian, setelah tamu rileks

Bugar

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

11

Sunway Medical Centre Terima Penghargaan Pusat Tulang dan Sendi Terbaik Asia Pasifik

D

baru diberi cucuran air daun waru,” jelas Onik. Cairan air daun waru dituangkan di kening, dengan sangat pelan, sesuai dengan alat yang digunakan. Sesekali kepala juga dipijat agar cairan yang menyentuh rambut bisa mengalir sempurna. Dengan tekanan lembut dan kehangatan minyak yang menenangkan tubuh, pikiran, dan sistem saraf , membuat tamu benar-benar rileks. Kemudian ditambah dengan cucuran air

daun waru, benar-benar memberikan sensasi kenyamanan yang luar biasa kepada tamu. “Banyak tamu yang saat dilakukan terapi tertidur,” kata Onik. Sambil menunggu air daun waru habis, terapis juga akan memijat kedua tangan tamu. Biasanya kata Onik, tamu akan merasakan sensasinya langsung. Mereka merasa kepalanya lebih ringan dan sakit kepala karena stres atau kecapekan segera sirna.

Menurut Onik, tamu Jepang biasanya paling suka terapi ini. Setelah seharian berjalan-jalan, mereka paling memburu terapi ini untuk membuat mereka merasa segar kembali. Ia menambahkan, terapi shirodhara bisa dinikmati siapa saja, baik itu tamu yang menginap di Harris hotel Raya Kuta, ataupun masyarakat luar. Bagi yang memilih terapi ini mulai pukul 9 sampai 12 siang, ada diskon 20 persen. (Wirati Astiti)

parkir valet tersedia di lobi. ua penghargaan seka­ligus diraih Sunway Medical Centre (SunMed) Malaysia, dalam perhelatan “APAC Health Care Mr. Lau Beng Long mengatakan, untuk menciptakan pelayanan yang & Medical Tourism Award 2017”, yang dihadiri rumah sakit lebih terintegrasi dan pendekatan kepada layanan kesehatan yang terpadu, tingkat Asia Pasifik, Jumat (19/5) di Hotel The Ritz-Carlton, SunMed membentuk pusat-pusat keunggulan yang melayani setiap kebutuhan Nusa Dua, Bali. Penghargaan diterima langsung Managing Director Health pasien. Pusat Estetik dan Laser, Pusat Telinga, Hidung, & Tenggorokan, Pusat Care Service Sunway Group, Mr. Lau Beng Long dan Senior Manager BusiKesehatan Jiwa, Pusat Mata, Pusat Fertiliti, Pusat Kesehatan Payudara, Pusat ness Development (International) Sunway Medical Centre, Ms. Faith Tang. Tangan & Pembedahan Mikro. Pusat Kanker, Pusat jantung & Vaskular, Pusat Dua penghargaan tersebut dalam kategori, Orthopaedics Service Provider of Gigi, Pusat Perawatan Otak, Pusat Rehabilitasi, Pusat Pendengaran, Pusat the Year in Asia Pacific dan Nominated for Medical Tourism Hospital oh the Pengobatan Diabetes, Pusat Urologi, Pusat Diet & Nutrisi, Pusat Pecernaan, Year in Asia Pacific. Pusat Perawatan Kesehatan, Pusat Kesehatan Wanita & Anak-anak, dan Pusat Tulang & Sendi. Ada beberapa latar belakang, SunMed menerima dua penghargaan yang bergengsi ini. “SunMed memberikan standar pelayanan terbaik dengan Pusat Tulang & Sendi terdiri dari konsultan ortopedik dan dokter bepenuh kasih sayang dan kenyamanan baik untuk pasien rawat jalan maupun dah. Terapi dan intervensi untuk tulang dan masalah yang berkaitan dengan rawat inap. Kami memiliki Pusat tulang dan sendi dan pelayanan kami penyakit rematik dan olahraga yang terkait cedera. Prosedur termasuk dalam medical tourism, terintegrasi mulai dari memeriksakan kesehatan, tulang dan oeprasi penggantian sendi, lumbar, dan operasi tulang belakang. rekreasi baik itu berbelanja dan bermain, dan menikmati semua fasilitas Didukung oleh Departemen Rehabilitasi. di dalam satu kota. Kesehatan dan kesejahteraan Anda adalah perhatian Penggantian lutut total (TKR/total knee replacement) merupakan satu utama kami,” ujar Managing Director Health Care Service Sunway Group, prosedur yang dilakukan ketika tulang rawan mengalami kerusakan dan perlu Mr. Lau Beng Long. diganti dengan implant buatan. TKR dapat meningkatkan tingkat mobilitas Ia mengatakan, SunMed adalah rumah sakit swasta pertama di Malaysia Anda meredakan rasa nyeri dan memperbaiki kelainan. Manfaat yang diberiDari kiri: Senior Manager Business Developyang melakukan stimulasi otak (Deep Brain Stimulation) dalam untuk peng­ kan dari TKR selama 15 tahun merupakan durasi rata-rata untuk 90% dari ment (International) Sunway Medical Centre, obatan penyakit Parkinson. SunMed juga merupakan rumah sakit pertama seluruh kasus. Dengan ketersediaan teknologi canggih, lama waktu perawatan ­Ms. Faith Tang dan Managing Director Health yang memulai program implant koklea untuk pasien dengan gangguan Care Service Sunway Group, Mr. Lau Beng Long di rumah sakit adalah 3-5 hari, dan hampir dari seluruh pasien dapat kembali pendengaran yang mendalam. SunMed juga adalah rumah sakit swasta yang berjalan tanpa bantuan setelah 2-4 minggu setelah pembedahan. Tingkat saat ­menerima penghargaan. telah terakreditasi Australian Council on Healthcare Standars (ACHS). komplikasi yang dapat muncul pasca penggantian lutut adalah rendah. Mr. Lau Beng Long menyatakan, SunMed rumah sakit pertama yang memiliki varian TrueBeam STx di Malaysia. Sistem The Varian TrueBeam TM menggunakan pencitraan 3D yang canggih dan Layanan Pasien Internasional sinkronisasi respirasi untuk menangani tumor dengan berbagai bentuk, ukuran, dan lokasi dengan Senior Manager Business Development (International) Sunway Medical Centre, Ms. Faith Tang akurasi yang tepat. mengatakan, SunMed memberikan pelayanan telaten bagi pasien internasional termasuk staf, dan SunMed juga telah menerapkan teknologi terbaru untuk pembedahan minimal invasif dengan juga menyediakan jasa transportasi, dan jasa penterjemah untuk Bahasa Indonesia, Madarin, robot da vinci. Dengan sistem pembedahan robot da vinci ini dapat membantu para dokter meHokkien, Cantonese dan Japanese, Vietnamese, Burmese, dan Arab. “Tim SunMed akan memnangani kasus bedah urologi dan ginekologi dengan akurasi. Sistem da vinci juga mampu melakukan berikan pelayanan yang luar biasa kepada pasien internasional dan keluarganya, dan memastikan pembedahan kolorektum, THT, dan bedah jantung. mereka memiliki pengalaman yang menyenangkan dan nyaman sepanjang mereka menginap,” SunMed berlokasi strategis terletak dan tergabung di dalam kota kecil Sunway Resort City kata ­Ms. Faith Tang. termasuk di dalamnya Sunway Resort Hotel & Spa, Sunway Lagoon (theme park), Sunway Piramid (hotel dan shopping mall), Sunway University dan Monash University. SunMed mudah diakses melalui Contact Person: jalan tol, 45 menit berkendara dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA & KLIA2), dan 30 221Hospital Link menit berkendara dari Kuala Lumpur City Centre (KLCC). SunMed memiliki keunggulan dengan Assist for medical travel lebih dari 200 dokter spesialis berkualitas tamatan internasional dari Inggris, AS, Singapura, New Zeland, dan Australia. Ada 23 pusat unggulan, melayani pasien internasional dari 130 negara. Ada Jalan Anyelir Nomor 8 Denpasar-Bali 80235 600 perawat yang berkualifikasi, 12 ruang operasi, 2 kateterisasi laboratorium, NICU 6, ICU 12, Telepon: 0361-242876; HP: 085106246161/081338679177 HDU 14, OT 12 & Cath lab 2, 20 ruang haemodilisis. 535 tempat tidur termasuk 4 lantai suite Email: marketing@221assist.com mewah yang tahun 2018 akan ditingkatkan menjadi 1000 kamar, 700 ruang parkir dan penyediaan

Solusi Inovatif Penanganan Kanker Payudara

Mesin IORT

Pada beberapa dekade sebelum­ nya, terapi radiasi payudara keseluruh­ an masihlah bersifat sebagai penanga­ nan konvensional. Saat ini, terdapat satu opsi terapi Radiasi Dosis tunggal, yang dikenal dengan istilah Radioterapi Intraoperatif (IORT). Prosedur yang canggih ini memungkinkan beberapa pasien penderita kanker payudara sta-

dium awal untuk men­ dapatkan dosis tunggal radiasi yang diberikan pada saat pembedahan lumpektomi. Alat ini telah digunakan Sunway ­Medical Centre (SunMed) dalam penanga­n an kanker payudara. SunMed merupakan rumah sakit swasta pertama di Malaysia yang memiliki fasilitas IORT. Bagaimana IORT digunakan ketika pembedahan lumpektomi pada kanker payudara. (1) Pengangkatan tumor kanker meninggalkan rongga luka pada payudara. (2) Mesin intrabeam dimasukkan ke dalam rongga ketika pasien berada dalam pengaruh obat bius. (3) Radiasi dosis tinggi dengan energi rendah diaplikasikan pada lokasi kanker. Managing Director Health Care Service Sunway Group, ­­Mr. Lau Beng Long mengatakan, SunMed memiliki unggulan Pusat Kesehatan Payudara. Didukung oleh tim konsultan multidisiplin, perawat, dan teknologi yang tercanggih. Melayani segala masalah payudara dari layanan diagnostic dan prosedur bedah, pusat pendidikan dan layanan informasi bagi wanita tentang isu-isu terkait payudara, konseling untuk masalah kanker payudara.

Radioterapi Tubuh Stereotaktik (SBRT):

Sebuah Perawatan Pilihan Baru Banyak dari dokter ahli SBRT berkisar 80-90 persen, yang ginekologi yang saat ini mengmana angka ini sama dengan tingkat gunakan kemampuan yang unik keberhasilan yang diberikan tindakan dari SBRT, dimana penggunaaan pembedahan, namun dengan tingkat ini dapat memberikan potensi risiko yang jauh lebih rendah. maksimum yang dibutuhkan untuk Mr. Lau Beng Long mengatakan, menangani beragam kanker yang saat ini, Sunway Medical Centre bersifat agresif, dan hal ini telah merupakan satu-satunya rumah sakit mengubah beberapa teknik radiasi swasta di Malaysia yang dapat memkonvensional. berikan sistem pelacakan gerakan Pusat kanker dan radiosurgery tumor melalui TruebeamSTx Gated di Sunway Medical Centre mengRapidArc Linear Accelerator. Pelacakan gunakan bentuk terapi radiasi posisi tumor yang akurat merupakan Varian TrueBeam STx ini dengan True Beam Stx Linear hal penting untuk memaksimalkan Accelerator untuk menangani tumor pada paru-paru, dosis radiasi terhadap tumor dan juga untuk membatasi liver, dan tulang belakang dengan akurasi tinggi. “SBRT paparan radiasi terhadap jaringan normal, yaitu organadalah bentuk terapi radiasi dengan tingkat presisi tinggi organ pada dada dan perut, seperti contohnya paru-paru, untuk mentarget tumor pada paru-paru, prostat, tulang lambung, pankreas, dan liver. Melalui sistem gating dokter belakang, dan liver. Dimana tindakan penanganannya dapat mendeteksi waktu radiasi yang diberikan berdasarsangat akurat dalam satuan akurasi yang mencapai satu kan pada siklus napas pasien dan mengkompensasi untuk millimeter. SRBT merupakan penanganan non-bedah yang gerakan tumor ketika dosis diberikan. Sebagai contoh, memberikan radiasi tertargetkan secara tepat dengan sinar radiasi akan berhenti/tidak aktif ketika pasien batuk tingkat dosis yang lebih tinggi hanya dalam hitungan atau bersin. Dengan menggunakan sistem gating perbeberapa hari penanganan,” kata Mr. Lau Beng Long. napasan, pasien akan medapatkan pengendalian tumor Hal ini tentu saja jauh lebih unggul dibandingkan dengan yang lebih baik dengan tingkat komplikasi yang rendah terapi radiasi konvensional yang dapat memakan waktu terhadap jaringan normal tanpa mengorbankan tingkat berminggu-minggu. kenyamanan. Keunggulan SBRT Keunggulan SBRT sebagai alternatif pengganti operasi bedah, waktu penanganan yang lebih singkat, akurasi yang tinggi, hasil yang lebih baik, dan tingkat komplikasi yang rendah. Pada terapi konvensional, radiasi diberikan dengan dosis yang rendah selama berminggu-minggu, dimana pasien diharuskan datang untuk mendapatkan penanga­ nan harian selama periode tersebut. Namun, dengan SBRT, pada dokter mampu untuk memberikan dosis radiasi terkombinasi yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih singkat. SBRT diketahui dapat memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan terapi radiasi konvensional. Dimana tingkat keberhasilan dalam dua tahun untuk penanganan konvensional hanyalah berkisar 30-40 persen, sedangkan tingkat keberhasilan untuk

Apakah SBRT Bekerja/Berfungsi? SBRT digunakan untuk menangani kanker paru-paru stadium dini, dimana tindakan pembedahan tidaklah dapat dilakukan karena kondisi kesehatan pasien yang tidak menungkinkan, atau karena pasien tidak menginginkan pembedahan. Dengan penggunaan image-guided respiratory-gated SBRT untuk penanganan kanker paru-paru cukuplah menjanjikan dan tampaknya tindakan ini memilki tingkat risiko komplikasi yang rendah. Robot da vinci


10

Kreasi

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Wirasa, Wirama, dan Wiraga Lahirkan “Taksu” Keseni­ an itu se­per­ti kegiatan spiritual jadi harus dijalankan dengan penuh keyakinan hati. Ada nuansa suci, magis, dan religius sehingga lelaku seni tidak bisa sembarangan dilakukan harus tepat dan sesuai waktunya. Demikian disampaikan seniman Putri Suastini, saat didaulat menjadi pembicara seminar lokal “Narasi Simbolik Cipta Seni di Bali”, di kampus ISI Denpasar, Senin (22/5).

P

e r e m p u a n yang dikenal masyarakat Bali berkat perannya yang memikat di acara drama klasik ini mengatakan, membaca puisi adalah anugerah. Bahkan, menurutnya, menjadi seorang seniman adalah makhluk Tuhan yang memiliki anugerah dari lahir. Jadi, dalam berkesenian perlu memancarkan ‘taksu”. Bagaimana taksu ini bisa muncul? Ia mencontohkan, pernah ditodong membaca puisi secara mendadak. Ia sendiri belum p ernah memba ca p u isi i tu sebelumnya, bahkan mendengar orang lain membacanya juga belum pernah. “Kita harus belajar menghormati karya orang lain. Chairil Anwar saja membuat puisi “Aku” perlu waktu yang lama dan membuat berkali-kali coretan, untuk pendalaman. Jadi, sebaiknya sebelum membaca puisi, kita harus sudah pernah membaca puisi itu sebelumnya dan melakukan pendalaman,” kata istri Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, I Wayan Koster ini. Putri menegaskan, prilaku beretika dalam berkesenian sangat penting untuk memunculkan “taksu” tadi. Seniman harus menguasai 3 W, wirasa, wirama, dan wiraga. Salah satu contoh, saat ia membaca puisi berjudul “Padang Karma” karya Dhenok Kristanti. Puisi ini menggambarkan Dewi Durga yang penuh kasih sayang. Saking sayangnya,

P utri

S uastini

apapun yang diminta manusia dikabulkan, tapi risikonya ditanggung sendiri. “Saat membaca puisi ini, saya manfaatkan keterampilan saya menari dan bermain teater. Jadi terlihat lebih hidup. Membaca puisi ada unsur seni yakni memesona dan indah,” kata Putri Suastini. Sebagai awalan dalam membaca puisi, ia biasa mengucapkan doa dengan mantram “Om awighnam mastu nama sidham”. Ia memohon kekuatan Tuhan untuk menyertainya dalam membaca puisi. Putri sangat yakin, alam semesta mempunyai kekuatan untuk melahirkan “taksu”. Uniknya, ada kejadian menarik yang ia kisahkan. Waktu itu, ia sempat membacakan puisi yang membuat penonton kerauhan. “Ada penonton yang menari tak ada hentinya mengikuti puisi saya. Seolah-olah orang itu tahu kapan akhir dari puisi itu. Ketika saya mengakhiri otomatis orang tadi langsung berhenti menari dan pingsan,” kata perempuan yang menyabet penghargaan di bidang seni tingkat Bali dan nasional ini. Ada hal sederhana yang ia

lakukan kalau itu terjadi. “Saya perciki air putih 11 kali dan orang yang kerauhan tersebut sadar. Ketika ditanya, orang itu tak bisa menjawab, ia hanya berkata seperti ada satu kekuatan yang mengerakkannya menari. Jadilah saya disebut penyair yang bisa menyihir,” ujarnya sembari tertawa yang disambut tepuk tangan para mahasiswa ISI Denpasar. Ia mengatakan, lelaku seni harus menyampaikan kebaikan hati. Jadikan karya merupakan satu kebanggaan. Jangan takut salah untuk memulai, dan harus berani. “Orang bilang kelebihan saya membaca puisi karena tidak sekadar membaca, tapi ada unsur teaterikal. Kebetulan

saya menguasai teater dan menari jadi sangat mendukung saya membaca puisi di panggung. Saya bahagia kalau penonton senang menyaksikan pertunjukkan saya. Getarannya akan saya serap dan saya pancarkan kembali rasa kebahagiaan tersebut,” katanya. Ketika ada mahasiswa bertanya, bagaimana sinergi seni dan politik, ia mencoba berbagi. Saat berkesenian yang ada dalam hati hanya keindahan. Sementa-

ra politik adalah strategi. Sinergi keduanya, seorang politik tidak menghalalkan segala cara untuk menyentuh konstituennya. Tapi ia melakukannya dengan indah dan penuh kasih sayang, tidak ada istilah siapa yang kita habisi hari ini. Tapi akan muncul dalam diri, siapa dan dimana yang harus saya sejahterakan dengan kemampuan saya. Dalam mencapai kekuasaan tidak harus menghancurkan orang lain. “Saya berprinsip, peran apapun yang dilakoni, harus selalu ada kesiapan mental dan penyerahan diri dengan totalitas,” ujarnya memberi tips. Ia mencontohkan saat ia bermain teater. “Saat saya diserahkan naskah satu hari sudah habis saya baca dan besoknya pentas saya langsung sudah hapal. Saat take juga tidak perlu mengulang-ulang alias langsung jadi. Sutradara hanya sedikit mengarahkan karena diberikan kesempatan untuk improvisasi,” tuturnya. Ada satu lagi kiat sukses yang dibagi Putri Suastini. Ia tak mudah besar kepala dengan pujian. “Saya jadi ingat sutradara Anom Ranuara. Dia tidak pernah memuji walaupun saya bermain bagus. Dari sana saya banyak belajar, justru semakin dipuji saya semakin takut. Ketika dipuji, saya berpikir, benarkah saya seperti itu,” kata Putri Suastini. Intinya, kata dia, berkesenian adalah satu persembahan kepada guru kita dan Tuhan. Berkesenian harus dilakukan dari hati. (Wirati Astiti)

Style

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Kasual, Santai, dan Edgy Pekan lalu sederetan busana siap pakai karya desainer brand “Acakacak” , para perancang muda lulusan LPTB Susan Budihardjo; teridi dari Joselin Wijaya, Ian Diwijaya, Olivia Sembiring, Cindy Kwan, Imme Kristiani Firman, ­Fattahdilla Mezzaya,serta Feby Herman tampil di ajang “Bali Fashion Trend”, di TS Suites, Kuta

P

ada acara yang digelar Indonesia Fashion Chamber (IFC) Denpasar ini, rancangan bertema “Acak Cruise” ini hadir dalam garis ringkas dilengkapi elemen detil yang relatif rumit. Mulai dari potongan sambung yang tidak lumrah, unsur potong silang, detil lubang yang bisa disisipi tali temali, dan lipitlipit . Semuanya memperlihatkan kreativitas dan keteram­ pilan

­menangani bahan. Rancangan kali ini terdiri dari busana bernuansa putih berbahan neoprene yang bertekstur. Ada kekuatan permainan aplikasi dari bahan hologram dan teknik lipit. Hologram, juga muncul sebagai detil di atas bahan katun, poliester, silk, neoprene abu-abu dan biru tua. Juga, menjadi aksen kuat pada bahan tradisional lurik bermotif gerimis. Benang merah yang menyatukan ide hasil kreasi dari tujuh kepala desainer ini yakni garis busana bergaya santai yang edgy dengan aksen hologram untuk anak muda terutama saat menikmati liburan. (Sri Ardhini)

15


16

Edukasi

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Tumbuhkan Kedisiplinan Sejak Dini

Polres Buleleng Gelar Pembinaan Polisi Cilik Kedisiplinan perlu ditanam sejak dini terhadap anak-anak guna meminimalisir terjadinya kenakal­ an remaja. Selain peran orang tua, sikap disiplin dapat ditanamkan melalui pelatihan-pelaihan yang membentuk karakter dan mental anak. Hal ini juga dilakukan oleh polres Buleleng.

M

elalui Satuan Binmas Polres Buleleng bersama Unit Dikyasa Sat Lantas Polres Buleleng, di bawah kendali Kasat Binmas Pol-

res Buleleng AKP Ketut Widiasa Sangku, S.H., melaksanakan kegiatan Pembinaan Pocil (Polisi Cilik). Kegiatan pelatihan mengambil tempat di lapangan Taman Kota Singaraja, Rabu (17/05).

Pelatihan Polisi Cilik di Taman Kota Singaraja

Pembinaan Polisi Cilik diikuti sebanyak 27 orang yang merupakan siswa dari SD Negeri 3 Banjar Jawa. Pembinaan ini bertujuan untuk menumbuhkan kedisiplinan dan ketahanan fisik siswa. Kegiatan Pembinaa Pocil kali ini dipimpin oleh Kanit Dikyasa Sat Lantas Polres Buleleng, IPTU N Kendrawati, beserta anggota Sat Binmas dan Unit Dikyasa Lantas Aiptu Gd Widissa, Aipda Wayan Suasta dan Bripka Gede Sayang Kharisma. Pembinaan dilakukan dengan Bimbingan Baris Berbaris yang meliputi penghormatan dan sikap istirahat, gerakan jalan ditempat serta gerakan Variasi. Kasat Binmas Polres Buleleng AKP I Ketut Widiasa Sangku, SH Seizin Kapolres Buleleng saat dikonfirmasi menjelaskan pembinaan tersebut untuk meningkatkan ketahanan fisik, mental dan kedisiplinan dan dalam mendukung kegiatan lomba Pocil Tingkat Polda. “Selain untuk meningkatkan kedisiplinan, pembinaan ini juga sebagai latihan untuk persiapan lomba pocil dalam memperingati HUT Bhayangkara ke-71,” jelasnya. Disamping itu, kegiatan

tersebut juga membantu tugas kepolisian dalam pemberdayaan potensi masyarakat sejak usia dini dan juga untuk menjalin bubung­ an kemitraan dalam mendukung

pemolisian masyarakat. “Kami juga berharap siswa yang mendapat pelatihan bisa menjadi tauladan bagi siswa lainnya di sekolahnya,” tandas Kasat Binmas. (Wiwin Meliana)

Dara

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Dunia musik rupanya masih tetap digandrungi oleh masyarakat. Meskipun banyak penyanyi dan band yang “tenggelam” karena tidak dapat mempertahankan eksistensinya, namun semakin ba­nyak saja pendatang baru yang meraimaikan khususnya di blantika musik Bali.

Karet Bolong

Ingin Mudah Didengar dan Diingat

B

erawal dari keisengan-isengan para p e r s o n e l Ka r e t Bolong, Band asal Buleleng juga turut meramaikan panggung hiburan musik di Bali. Terbentuk sejak tahun 2014 silam, Karet Bolong Band kini mulai menunjukkan keseriusannya dalam berkarir di industri musik Bali. Hal itu mereka buktikan dengan merilis single perdana­ nya yang berjudul “Janji Sing Mebukti”. Lagu yang terdengar easy listhening ini digarap dengan

9

terlebih dahulu melakukan proses recording. Karet Bolong diperkuat dengan formasi Agus (vokal), Topa (bass), Nova (additional player drum), dan Otd (gitar & back vokal) serta mengusung genre dark pop atau

semi rock. “Bersyukur rasanya bagi kita bisa ikut meramaikan belantika musik Bali. Kita sendiri belum ada apa-apanya, kita baru belajar dan astungkara bisa merisilis single perdana ini,” ujar Otd saat dikonfirmasi belum lama ini.

Berbagi Pengalaman Lewat Lagu Menjadi pendatang baru dibelantika musik pop Bali tentu membuat seorang pemusik harus bisa mengimbangi pemusik lainnya. Baik dari segi kualitas suara, musik maupun lagu yang dimiliki. Jika tidak, mungkin saja orang tersebut hanya lewat saja tanpa meninggalkan karya yang dikenang oleh penikmat musik Bali. Hal itulah yang sempat dialamai penyanyi solo asal desa Kaliasem, Buleleng ini. Dengan hanya mengikuti hobbi bernyanyi, Dek Maran memutuskan terjun di dunia musik. Namun sayang, diawal perjalanan kariernya, karyanya belum mendapat tanggapan positif dari penikmat dan pencinta musik pop Bali. Akan tetapi itu tentunya tidak menyurutkan niat seorang Dek Maran dalam berkarya justru kegagalan tersebut dijadikan dorongan untuk terus menciptakan karya yang memang diminati dipasaran. Terbukti, sejak setahun berkarya dibelantika musik pop Bali, nama Dek Maran kini kian dikenal dengan single hits andalannya yang berjudul Memadu Muani. Dek Maran mengungkapkan jika dirinya berkarya tidak se-

mata-mata ingin dikenal oleh banyak orang. Akan tetapi yang

menjadi keinginannya ialah mengisi hobbi dan juga berkarya sesuai keinginan hati. “Saya awalnya memang tidak begitu dikenal dan lagu-lagunya pun mungkin kalah bersaing. Namun hal itulah yang menjadi motivasi saya disamping memang hobbi saya menyanyi,” ungkap Dek Maran pria kelahiran Kaliasem, 12 November 1985 ini. Lagu Mamadu Muani merupakan salah satu karya yang dituangkan dari pengalaman pribadinya. Hampir seluruh lagu yang ia ciptakan merupakan gambaran hidup dan pengalaman yang pernah dirasakan sendiri. Pernah patah hati karena gagal berumah tangga akibat orang ketiga, membuatkan mencoba menuangkan perasaannya lewat lagu dan diaransemen apik oleh Yudix D’studio Sambangan. “Saya pernah gagal dalam membina rumah tangga. Saya coba tuliskan kisah dan pengalaman saya itu kedalam sebuah lagu. Pokoknya apa yang saya rasakan, saya coba jadikan sebuah karya untuk bisa menghibur diri saya sendiri,” jelas pria bernama lengkap Kadek Marandana ini. Selama berkarya dibelantika musik pop Bali, Dek Maran telah merilis lima single yang menurut rencana akan dijadikan satu album. Kelima singlenya tersebut seperti Manis di Munyi, Remrem, Selfie Jak Mantan, Memadu Muani dan Radio. “Kedepan rencananya saya mau rilis album. Untuk saat ini saya coba dulu untuk publikasikan ke radio-radio untuk mengetahui respon pencinta musik pop Bali seperti apa,” imbuhnya. Dalam kesempatan yang sama, Dek Maran sangat berharap karyakaryanya bisa diterima dengan baik oleh semua lapisan masyarakat terutama pencinta musik pop Bali dimana pun berada. “Karya saya bisa diterima dengan baik, itulah sebenarnya yang sangat saya harapkan. Semoga saja apa yang saya hadirkan mampu menghibur masyarakat dan penggemar musik pop Bali,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

Ditanya terkait asal-usul nama Karet Bolong, Otd mengatakan dipilihnya nama Karet Bolong hanya sebatas untuk mudah diingat dikalangan pencinta musik Bali. “Nama ini kita pikirkan secara spontan dan mengalir be-

gitu saja. Iya disamping kita ingin masyarakat mudah mengingatnya,” tandasnya. Terkait inspirasi single perdana yang berjudul “Janji Sing Mebukti”, Otd menambahkan jika inspirasinya murni dari personil Karet Bolong. Single tersebut menceritakan tentang kejenuhan dalam hubungan seorang pasangan kekasih yang tidak mau merubah sifat buruk pasangannya. “Lagu ini kita garap bersama-sama di studio latihan. Setelah beberapa kita latihan dan kita putuskan untuk merecording secara profesional dan merilisnya dibelantika musik Bali,” imbuhnya. Ditambahkan pula, lagu dibuat dengan sederhana agar mudah didengar dan diingat oleh masyarakat. Kedepan, Karet Bolong berharap bisa diterima ditengahtengah pencinta musik Bali. Selain itu, karya perdannya juga mampu menghibur semua lapisan masyarakat. “Semoga kehadiran kita bisa diterima dan menghibur masyarakat. Kita juga sangat perlu masukan dan juga kritik untuk kita bisa lebih baik lagi kedepannya,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

GODOH CRISPY BATUBULAN, SIMBOL BANGKITNYA EKONOMI HINDU

WEDAKARNA MINTA MAHASISWA AMBIL RISIKO JADI PENGUSAHA KULINER “SUKLA” Gerakan Sukla Satyadan ini tertuang dalam graha kembali meramajaran Sukla yang subah dunia kuliner. Kini dah dimulai oleh nenek lebih banyak anak muda moyang orang Bali. Maka Bali khususnya mahaperlu, orang Bali mendasiswa yang berani ambil patkan makanan dan risiko menjadi pengusakuliner yang suci dan ha. Salah satu contohnya bersih, karena apapun I Putu Ade Nefian Oktana yang tampaknya bersih, dan Ketut Novita Wutidak semuanya dijamin landari (mahasiswa STP suci. Kita bangga dengan Nusa Dua), pendiri dan konsep Sukla,”ungkap owner dari Godoh Crispy, Gusti Wedakarna. salah satu ikon baru anak Ia pun banyak menmuda Bali yang hadir di erima testimoni, ketika Jalan Batuyang, Batubumakan makanan Suklan, Sukawati, Gianyar la, banyak masyarakat (sebelum Terminal Bayang merasa badannya tubulan). lebih sehat dan tidak Senator RI Shri I Gusti Ngurah Arya Dengan pengemasan mudah sakit, disamping Wedakarna MWS III di Counter yang modern, Godoh ikut membantu perekoGodoh Crispy di Batubulan. Crispy menjadi viral nomian warga pribumi karena rasa yang preBali. “Jika makanan yang mium dan harga yang sangat terjangkau, masuk ke badan kita makanan suci, maka termasukpun melayani penjualan via online niscaya badan orang Hindu akan lebih dan gojek. Hal ini langsung menuai pujian sehat. Dalam agama Hindu dikenal sebagai dari Senator DPD RI, Dr. Shri I Gusti Nguapa yang kau makan, maka itulah engkau. rah Arya Wedakarna MWS III yang dikenal Saya ingin umat Hindu selektif terhadap sebagai penggagas dari Gerakan Satyagraha kuliner,”ungkap Gusti Wedakarna. Maka Sukla. Kehadiran Gusti Wedakarna secara dari itu, ia berharap agar lebih banyak mendadak ini tentu untuk menyaksikan anak muda Hindu Bali khususnya kalangan langsung bagaimana usaha ini beroperasi. pelajar, mahasiswa, sekaa teruna teruni dan karang taruna agar bisa terjun menjadi “Sukla dalam agama Hindu adalah suci pengusaha muda. dan bersih. Kita tahu, bahwa banyak makanan yang dikelola oleh penduduk pendatang “Saya akan dorong terus agar di Bali di Bali ini tidak semuanya memenuhi unsur lebih banyak Risk Taker Generation. Harus kesucian menurut agama Hindu dan budaya ada mental baja untuk jadi pengusaha. KaBali. Padahal, bagi orang Bali, tubuh manudang rugi sedikit tapi kalau sudah sukses sia itu ibaratnya sebuah Pura. Di Indonesia maka keuntungannya akan berlipat lipat. ini, saya yakin, hanya manusia Bali yang Apalagi bisnis makanan ini adalah bisnis selama hidupnya dari lahir sampai mati, yang paling menjanjikan. Saya akan dorong hampir tiap purnama dan tilem, badan terus seperti contohnya Godoh Crispy ini,” kasar manusia Bali akan diupacarai dengan ungkap Gusti Wedakarna yang anggota asal dupa, sajen, wewangian, tirta suci dan DPD RI ini. Bagi penggemar ajengan Sukla juga gamelan yang merdu. Orang Hindu bisa mengikuti perkembangan makanan Bali punya konsep kesucian yang jelas, Sukla di Instagram @Suklasatyagraha


8

Bunda & Ananda

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Bacakan Puisi Karya Anak Anak-anak diibaratkan sebagai kertas kosong. Indah dan tidaknya lukisan yang terbentuk di atas kertas sangat tergantung bentukan orang dewasa dan lingkungan sekitarnya. Pembentukan kepribadian seorang manusia dimulai dari masa kanak-kanak. Karenanya untuk membentuk pribadi-pribadi yang cerdas sekaligus luhur, sejak kecil kehalusan budi anak-anak perlu diasah dengan memperkenalkannya pada karya sastra.

Ni Made Ariani

D

ari karya satra, seorang anak tidak saja bisa memahami orang lain atau pencipta karya, tetapi juga bisa belajar mengekspresikan perasaannya. Salah satu karya sastra yang paling mudah dibawakan dan dipahami oleh anak-anak adalah puisi, terutama puisi yang diciptakan oleh anak-anak juga, yang sangat dekat dengan jiwa anak-anak. Untuk menghaluskan jiwa anak-anak sekaligus untuk memberi ruang ekspresi pada anakanak, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali menyelenggarakan Lomba Membaca Puisi Tingkat SD, Rabu (24/5) di Wantilan Taman Budaya, Denpasar. Salah seorang juri, Ngurah Arya Dimas Hendratno mengatakan, pembacaan puisi sangat berhubungan dengan karya puisi, dalam artian seberapa jauh karya itu memberikan ruang kepada

pembacanya. “Jadi yang paling pertama diperhatikan adalah pemilihan puisi, harus hati-hati dan betul-betul untuk anak SD. Sehingga mereka bisa menggali dengan bisa mengangkat rasa anak-anak itu pada dirinya,” ujar Ketua JKP (Jatijagat Kampung Puisi) yang akrab disapa Dimas ini. Ia menyampaikan, kadangkadang dalam lomba ada puisi yang tidak ditulis tepat dan tidak disampaikan tepat, karena pemilihannya yang tidak tepat disampaikan di awal. “Puisi tepat, pembacaannya mengalir dengan indahnya. Sebenarnya ini keberhasilan dari penyelenggaranya,” ucapnya tersenyum. Lebih lanjut Dimas mengatakan, yang menjadi point terbesar dalam penilaian pembacaan puisi khususnya puisi untuk anak, adalah penghayatan (wirasa). Tidak hanya pada anak-anak, namun pada tiga strata (anak, remaja, dewasa), hal yang paling utama dalah pada penghayatan. Menurutnya, puisi adalah milik semua kalangan. Karena, ketika vokal menjadi yang utama, puisi hanya milik mereka yang bervokal berat. Ia menegaskan, sang penyair saat menuliskan puisi berharap bahwa rasa itu yang paling utama. “Ketika menulis puisi, penyair tentu tidak membayangkan vokal pembacanya seperti apa. Tapi penyair membayangkan rasa adalah yang utama. Rasa itu berhubungan dengan jiwa, seni berhubungan dengan jiwa, seni berhubungan dengan rasa. Seni tidak dibenturkan oleh vokal, seni tidak dibenturkan oleh kulit. Tapi disini dibenturkan oleh rasa, hal terbesar dalam penciptaan, hal yang paling utama,” ujar pelatih Teater Takhta. Juri lainnya, Ni Made Ariani mengimbuhkan, biasanya kalau

“Ketika menulis puisi, penyair tentu tidak membayangkan vokal pembacanya seperti apa. Tapi penyair membayangkan rasa adalah yang utama. Rasa itu berhubungan dengan jiwa, seni berhubungan dengan jiwa, seni berhubungan dengan rasa. Seni tidak dibenturkan oleh vokal, seni tidak dibenturkan oleh kulit. Tapi disini dibenturkan oleh rasa, hal terbesar dalam penciptaan, hal yang paling utama”

anak sudah masuk dalam penghayatan dan mendapatkan rasa, yang diawali dengan interpretasi puisi, dibaca, dihayati, didapatkan rasanya, dibacakan dengan tepat, dimunculkan rasanya, otomatis semuanya akan mengalir, baik itu irama, penampilan, gerak tubuh, semuanya mengikuti. Artinya harus dari penghayatan dulu keluar,” ujar Redaktur Tabloid Anak-anak Lintang ini. Tapi untuk anak-anak, katanya beban kriterianya diturunkan lagi, karena kemampuan mengintepretasikan puisi antara anak-anak dan dewasa berbeda. Tetapi ia melihat sekarang ini anak-anak sudah cukup baik menginterpretasikan puisi, karena mungkin puisinya dari kalangan anak-anak sehingga mereka lebih mudah mencerna puisinya. “Jadi saya

setuju dengan Dimas, bahwa hal yang utama adalah pemilihan puisi untuk anak-anak harus diperingan, disesuaikan usia agar anak lebih mudah menangkap, lebih mudah memasukkan perasaan mereka kesana, terutama sekali kebebasan anak-anak,” ucapnya. Dengan begitu diharapkan anak bisa menyampaikan dengan ringan, tanpa beban, sehingga bisa enjoy dalam membacakan puisi. Kita tidak bisa menuntut anak-anak sempurna. “Paling tidak mereka bisa menunjukkan keberanian, mengekspresikan kebebasannya. Improvisasi bisa saja yang penting tetap pada konteks penghayatan. “Paling tidak anakanak bisa mengeksplor dirinya lebih bebas, karena ini tahap awal. Intinya anak-anak bebas, lebih ringan, tidak dituntut harus be-

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

17

Batu Sikat Pertegas Bentuk Halaman

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperindah halaman rumah Anda. Salah satunya dengan memasang batu koral sikat. Pemasangan batu sikat ini juga mampu mempertegas bentuk taman Anda bahkan sebagai pengarah jalan. Selain terlihat rapi, tentunya aplikasi batu sikat di halaman rumah ini menambah cantik tampilan halaman Anda.

Ngurah Arya Dimas Hendratno

gitu begini. Bukan tidak mungkin, mereka malah menemukan gaya mereka sendiri,” tukasnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit GAGAK DAN KEKELIK

Karena kemarau panjang, penduduk Desa Sulahan, Bali, kesulitan air. Sungai kering dan sumur-sumur pun kering. Pohon-pohonan meranggas dan banyak yang mati. Tanah sawah pecah-pecah dan tak Made Taro dapat ditanami padi. Hanya ada satu sumber air, yakni sebuah telaga yang berada jauh di lereng bukit. Pagi-pagi benar penduduk berduyun-duyun mengambil air di telaga itu. Namun beberapa hari kemudian air telaga itu habis. Air yang merembes perlahan itu bukan saja direbut oleh penduduk tetapi juga oleh ribuan burung kekelik. “Kita usir burung kekelik itu beramai-ramai!” kata Klian Desa di depan rapat desa. Semua warga dikerahkan mengusir burung pencuri itu. Mereka melempari dengan batu, menembak dengan sumpit dan membunyikan suara gemuruh kulkul, toktek dan kepwakan. Gerombolan kekelik itu terbang menjauh, tetapi sesaat kemudian datang lagi bergerombol-gerombol. Klian Desa Sulahan tidak mau berputus asa. Keesokan harinya ia kerahkan lagi semua warga. Apa yang mereka lihat? Sungguh menakjubkan! Di atas telaga itu terjadi pertarungan hebat. Beberapa ekor gagak menyambar-nyambar burung perampok itu. Kekelik-kekelik itu terbang pontangpanting. Yang tersambar jatuh tersungkur, yang

Griya

berhasil menghindar, terbang jauh dan tak berani kembali lagi. Gerombolan pencuri itu amat takut kepada pasukan gagak penjaga telaga. Warga desa melongo melihat keberanian burung gagak itu. Nah, lihat sekarang! Telaga yang kering itu sedikit demi sedikit merembeskan air. Akhirnya telaga itu kembali penuh dengan air. Dalam rapat yang dipimpin Klian Desa, para warga tak henti-hentinya memuji tindakan gagak yang pemberani itu. Beberapa warga mengusulkan agar mulai saat itu para warga tidak memandang gagak sebagai musuh dan sebagai pertanda maut, tetapi sebagai sahabat. Gagak yang berbulu hitam dan kotor adalah simbol penolong dan pekerja keras. Kekelik yang berbulu abu-abu dan bersih adalah pertanda kemalasan dan suka mencuri. Perjuangan gagak menolong warga, juga mendorong para petani untuk membuat serokan mulai dari telaga sampai ke sawah. Dengan demikian sawah tetap berair dan dapat ditanami padi. Penghargaan warga terhadap burung gagak tidak berhenti sampai di situ. Para pemuda mengusulkan agar jasa burung gagak diperingati dengan menciptakan sebuah permainan. Usul para pemuda itu segera terwujud. Maka terciptalah sebuah permainan yang melakonkan burung gagak menyambar burung kekelik. Permainan itu dinamakan ‘Kelik-kelikan’. Semula permainan yang mengenang jasa burung gagak itu dipentaskan setahun sekali dalam rangkaian hari raya Nyepi, namun karena satu dan lain hal, permainan itu tidak pernah mucul lagi sampai sekarang. (Bali)

A

da beberapa jenis batu koral sikat dengan beragam warna yang dipakai. Seperti, batu Alor (warna hitam kilap), batu balian/ Bali (warna kuning atau orange), batu Italy (warna putih kristal), batu merah ati super (warna merah ati), batu Flores hijau super (warna hijau). Pesona batu ini akan terlihat ketika sudah diaplikasikan pada halaman atau lantai garasi rumah Anda. Berbagai motif bisa dipilih sesuai selera konsumen, dibentuk dari batu-batu koral sikat tersebut.

Ngurah Adi, yang kerap mendapatkan orderan memasang batu koral sikat menjelaskan beberapa tahapan memasang batu sikat. Pertama, menyiapkan lahan yang akan dipasangi batu koral sikat. Kemudian menuangkan adonan campuran pasir, semen dan air, di atas bidang yang akan dipasangi batu koral sikat. Lalu ratakan menggunakan penggosok jenis roskam yaitu alat penggosok untuk plesteran sampai terlihat rata. Jika Kedua, setelah pelesteran rata maka taburkan batu koral secara merata dan rapat di atas

Proses pemasangan batu sikat

adukan hingga adukan tidak terlihat. Jika ingin membuat motif, pada saat inilah memasang pola atau memasang langsung batunya jika motif yang dipilih

sederhana (tanpa pola). Ketiga, setelah batu koral sikat ditaburkan di atas adonan sesuai selera konsumen, tahap selanjutnya adalah menekan dan meratakan dengan cara menggeprak pasangan batu tadi menggunakan papan roskam alat plesteran secara perlahanlahan hingga batu koral sikat tertutup oleh cairan adukan atau adonan semen. “Taburkan sedikit semen di atas pasangan batu koral sikat agar pasangan batu lebih merekat,” ujar Ngurah Adi. Setelah itu diamkan

beberapa saat kirakira setengah kering, tergantung cuaca. Keempat, setelah a ga k kerin g, pa sa n gan batu koral sikat tersebut disikat secara perlahan menggunakan sikat kawat, hingga adukan yang masih menempel di permukaan batu lepas dan mulai terlihat batu koral tersebut. Diamkan beberapa menit.Dilanjutkan penyikatan kedua menggunakan sikat ijuk atau plastic hingga batu koral sikat terlihat lebih menonjol. Kelima, setelah penyikatan selesai, lakukan pembersihan untuk membersihkan sisa-sisa semen dan air. Pembersihan menggunakan lap busa atau spon yang ditekan-tekankan pada bidang yang dipasangi batu sikat tadi, sambil sesekali peras airnya dan dibuang. Lakukan beberapakali hingga terlihat bersih. “Pada tahap akhir, ada yang memakai air keras di tahap finishing. Tapi kami tidak memakai itu, nanti pasir-pasir sisa pemasangan itu yang nanti akan membersihkan dan membuat tampilan batu sikal muncul,” tungkasnya. (Inten Indrawati)


18

Life Story

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Setiap daerah memiliki kesenian dan budaya yang begitu unik. Beberapa daerah memang mempertahankan budaya dan kesenian itu dengan ajeg, namun beberapa lagi malah terhanyut oleh perkemba­ ngan zaman. Hal itu juga yang tengah dikembangkan oleh masyarakat desa Menyali untuk tetap menjaga warisan leluhur agar tidak tergerus masa.

Bangkitkan Janger Menyali

Lakukan Rekonstruksi dan Regenerasi

Bahagia tak harus dengan Harta Benda Usianya sudah lewat 70 tahun. Darini tampak seperti orang yang gelisah dan ia sangat sensitif. Sehari-hari, bolak-balik omongannya hanyalah soal harta benda yang akan diwariskan kepada kelima anaknya. Hampir tiap hari hal tersebut selalu diceritakannya pada tiap kali ia bertemu dengan anak-anaknya yang datang menjenguknya. Memori yang paling diingatnya hanya soal harta benda.

A

nak-anak dan menantunya mengaku sampai bosan mendengarkan celotehnya tentang hal yang itu-itu saja. Ada anak yang selalu mengingatkannya untuk fokus beribadah saja menghabiskan hari tuanya tanpa harus memikirkan harta benda tersebut, ada pula yang mengiyakan saja omongannya agar ‘damai’ obrolan tersebut. Sensitifitasnya yang tinggi membuatnya tidak jarang bertengkar dengan anakanaknya. “Kadang minggat dari rumah ke rumah adik adik saya,” ujar Maritah, anak sulung yang merawatnya. Maritah mengaku kebingu­ ngan menghadapi ibunya itu. Semua menjadi serba salah. “Saya ngomong salah,

K

esenian Tari Janger Menyali yang sempat berkembang pada tahun 1938 kini meredup dan kalah pamor dengan kesenian modern. Janger yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini kembali dibangkitkan melalui rekonstruksi. Melalui event Pesta Kesenian Bali (PKB) Kabupaten Buleleng ke-39, Janger Menyali kembali dipentaskan di panggung terbuka eks. Pelabuhan Buleleng belum lama ini. Rekontruksi yang dibawakan oleh sekaa Janger Saraswati binaan pemerintah Desa Menyali ini bertujuan untuk melestarikan dan membangkitkan masa kejayaan Janger Menyali. Karena merupakan hasil rekonstruksi, jangan heran jika penarinya merupakan penari usia lanjut. Tak pelak, pementasannya menyedot perhatian dan sorak sorai penonton. Kekaguman penonton tidak sampai di sana, mereka juga penasaran dengan penampilan sesepuh dalam menarikan janger. Maklum saja, para penari pria alias jipak,

Pementasan Janger Menyali hasil rekonstruksi pada PKB Buleleng ke-39

tampil dengan pakaian necis. Alihalih mengenakan pakaian adat Bali, mereka justru menggunakan kostum mirip tentara dan lengkap dengan baretnya. Sementara para penari wanita alias parik, tampil dengan dandanan para penari yang amat cantik. Konon Janger Menyali memang memiliki perbedaan dari segi pakaian, gending, bahkan lakon yang dibawakan. Menurut kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Drs. Putu Tastra Wijaya, MM., rekonstruksi Janger Menyali merupakan upaya

pemerin­tah untuk tetap melestarikan dan mengenalkan kesenian daerah Buleleng. Pementasan janger pada PKB Buleleng untuk memantapkan penampilan pada PKB nanti. “Ini hasil rekonstruksi, jadi jangan heran jika penarinya adalah orang yang sudah tua-tua. Nantinya mereka akan tampil dalam PKB di Denpasar,” jelasnya. Ia berharap dengan pementasan Janger Menyali, para penonton dan masyrakat bisa mengenal bahkan mencintai kesenian daerah se­ hingga tidak punah begitu saja.

Sementara itu, Prebekel Desa Menyali Made Jaya Harta meng­ ungkapkan jika rekonstruksi Janger Menyali telah diintensifkan sejak Februari lalu. Ia meyakini tarian Janger Menyali merupakan tari sakral yang mesti dilestarikan. “Harus Kami lestarikan warisan leluhur yang sudah ada sejak zaman Belanda. Kami juga akan lakukan regenerasi se­ hingga janger ini tetap lestari dan menjadi kebanggan Buleleng,” ungkapnya. Lebih lanjut Jaya Harta men-

jelaskan, janger memang diyakini lahir di Desa Menyali. Pada era tahun 1938, Janger Menyali begitu tersohor. Namun seiring dengan perkembangan jangan, Janger Menyali kalah pamor dengan janger modern atau yang lebih dikenal dengan janger kreasi. “Keunikan Janger Menyali ini kalau diban­ dingkan dengan modern, itu dari pakaian. Selain itu unsur lirik lagu ada perbedaan. Kalau gerak, saya rasa ada banyak kemiripan dengan janger yang berkembang sekarang ini,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Buleleng Education Expo Kembali Digelar peningkatan kualitas. Ini yang kita inginkan di dalam BEE Keberadaan Singaraja sebagai Kota Pendidikan semakin ditingkatkan Dinas Pendidikan Buleleng, untuk menunjukan tahun 2017,” ujarnya saat ditemui usai membuka rapat prestasi dan potensi dimiliki di Bali Utara. Pendidikan merupersiapan BEE tahun 2017 di Aula SMP Negeri 2 Singapakan salah satu aspek yang sangat penting untuk membentuk raja, Pekan lalu. Sumber Daya Manusia yang kompetitif. Melalui kemasan BulePihaknya juga meyakini penyelenggaraan BEE di tahun leng Education Expo (BEE) yang diselenggarakan di Gedung kedua ini lebih baik dari gelaran pertama. Hal tersebut bisa Kesenian Gde Manik diharapkan dapat memberikan ruang dilihat dari sisi keikutsertaan dalam lomba dan pameran kepada sekolah dan siswa untuk menggali potensi. serta jumlah atraksi yang ada. Kegiatan-kegiatan inovasi Ajang yang digelar kedua kalinya ini akan berlangsung yang berkaitan langsung dengan pendidikan juga diselengselama sebulan penuh, dari tanggal 1 Juni hingga 5 Juli 2017. garakan pada BEE tahun ini. Kegiatan tersebut antara lain Pada tahun ini, BEE mengambil tema “Perluas Aksesnya, seminar nasional pendidikan, lomba inovasi kepala sekolah, Tingkatkan Kualitasnya”. Tema ini diambil karena melihat lomba inovasi pembelajaran untuk guru-guru serta kegiadari tema nasional Hari Pendidikan Nasional yaitu “Percepat tan akademik lainnya. “Beberapa hal tersebut bisa dicapai Pendidikan yang Merata dan Berkualitas”. Menurut Kepala dikarenakan persiapan BEE tahun kedua lebih panjang dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) KabuBEE sebelumnya,” ujar Suyasa. paten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd., sesuai dengan tema Untuk pameran, Suyasa menambahkan pihak Distersebut, BEE diharapkan menjadi suatu upaya memperluas dikpora pada tahun ini menyiapkan 42 stan pameran yang akses dan pertukaran informasi ataupun ajang promosi untuk diisi oleh semua tingkatan pendidikan baik dari PKBM, Rapat Awal Persiapan Buleleng Education Expo setiap sekolah ataupun peserta. tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi. Di sela-sela Jika tema tersebut diterjemahkan sampai ke tingkat daerah, ada dua hal yang perlu pameran juga akan ada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Ini dilakukan dilakukan yaitu perluas aksesnya dan tingkatkan kualitasnya. Maka diambillah tema karena waktunya berdekatan. “Kita akan gelar FLS2N di panggung terbuka pada acara tersebut. Akses informasi yang akan diperluas. Tujuan dari expo itu sendiri adalah BEE. FLS2N merupakan seleksi untuk tingkat kabupaten yang juaranya akan dikirim memberikan informasi yang seluas-luasnya. “Akses ini yang akan kita buka. Otomatis ke tingkat provinsi. Selain FLS2N, kegiatan di luar Gedung Kesenian adalah Buleleng setelah informasinya terbuka mereka juga akan mengetahui akses untuk mendapatkan Recycle Carnival (BRC) yang akan digelar di Taman Kota Singaraja,” imbuhnya. pendidikan. Kemudian dengan mengetahui akses tersebut harusnya diiringi dengan ( Wiwin Meliana).

7

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Pelesir Pariwisata di Bali Utara kian hari kian dilirik oleh wisatawan. Ini tidak terlepas juga dari promosi gencar yang dilakukan pemerintah baik nasional maupun internasional. Hasil promosi tersebut datangnya sebuah kapal pesiar MV Star Clipper dengan GT 2298 berbendera Malta. Kapal ini membawa penumpang sebanyak 157 orang yang mayoritas Warga Negara Asing (WNA) dengan ABK 75 orang, berlabuh mengambang di perairan Lovina, Desa Kalibukbuk, Buleleng, pada Kamis (18/5/2017) sekitar pukul 11.00 wita. Sejak pagi, warga di kawasan pantai Lovina telah berdatangan untuk melihat kapal pesiar yang pertama kali mampir diperairan Lovina. Kedatangan kapal ini, sangat dinantikan para pelaku wisata Lovina. Mereka berharap, kecipratan dengan datangnya kapal pesiar yang berlayar ini. Bahkan beberapa guide sudah stand by dilokasi untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan yang ingin melanjutkan perjalanan ke tempattempat wisata di Buleleng. “Kami dari pemerintah desa sangat welcome, dan dari warga memang sangat berharap agar ini bisa berkelanjutan,” kata Perbekel Desa

ibunya tersebut. “Sedikit sedikit minggat. Sedikit sedikit merasa sudah tidak dihargai,” kata Maritah. Sikap ibunya itulah yang juga akhirnya membuatnya renggang dengan suaminya. “Ibu selalu merasa saya lebih memperhatikan suami dari pada Ibu, padahal rasanya saya sudah berusaha seadiladilnya,” ungkap Maritah. Yang paling membuat Maritah dan adik-adiknya sedih adalah soal harta benda yang saban hari diungkit-ungkit Darini. “Yang

tidak dijawab juga salah karena dipikir saya tidak peduli pada Ibu,” kata Maritah. Meski Maritah dan adik-adiknya menyadari bahwa begitulah adanya orangtua yang sudah mulai memasuki masa-masa pikun, mereka juga tidak mengerti harus bagaimana menghadapi sikap

ada di kepala ibu hanya harta benda yang akan diwariskan,” ujarnya. Itulah sebabnya Darini selalu kelihatan gelisah dan tidak tenang. Anak-anaknya mengaku prihatin dengan situasi tersebut. Sejujurnya, Maritah sangat ingin agar ibunya dapat hidup tenang di masa tuanya tanpa harus memikirkan soal itu. “Saya hanya bisa berdoa,” katanya. Darini memang terlahir dari keluarga mampu yang meninggalkannya cukup banyak warisan. Namun, bukannya hidup bahagia dan tenang dengan warisan tersebut, melainkan ia selalu gelisah karena persoalan warisan. Sayangnya, Darini tidak mau membagi warisan tersebut melainkan hanya membicarakannya bahwa yang ini nanti bagian si ini dan yang itu bagian si itu. Itulah sebabnya ia tidak

bisa tenang. Padahal antar anaknya tidak pernah ada yang meributkan soal warisan. Mereka malah merasa prihatin pada keadaan ibu mereka yang selalu gelisah soal warisan tersebut. Anak-anaknya sebenarnya menginginkan agar warisan tersebut dibagi demi ketenangan ibu mereka. Namun, tiap kali hal itu dibicarakan, ibunya selalu menyangka bahwa anak-anaknya ingin agar dia lekas mati. “Itu yang membuat kami bingung. Padahal kami sangat ingin ibu hidup tenang di hari tuanya ini,” ungkap Maritah yang tinggal bersama ibunya di Mataram. Apa yang dialami Darini menjadi pelajaran berharga bagi anak-anaknya. Maritah sendiri selalu berharap bahwa kelak, kesan baik­lah yang tertinggal dalam diri ibunya di akhir hayatnya. Saat ini, Maritah dan keempat adiknya tengah mendorong agar ibunya bisa lebih fokus beribadah dan mau membagi warisannya demi ketenangan hidup di masa tua. Dari sinilah, Maritah mendapat pelajaran, bahwa harta benda itu tidak selamanya memberi kebahagiaan dan ketenangan jika manusia tidak memperbaiki kualitas iman dan ibadah dalam dirinya. (Naniek I. Taufan)

tkh/net

Pertamakali Kapal Pesiar Berlabuh di Pantai Lovina

Kapal Pesiar MV Star Clipper baru pertama kali berlabuh di Pantai Lovina

Kalibukbuk, Ketut Suka, Kamis (18/5/2017) siang di Pantai Lovina. Pihaknya mengatakan kedatangan kapal pesiar ini tentu diharapkan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat setempat. Kendati begitu Suka mengakui, jika mengacu regulasi yang ada pantai Lovina bukan pelabuhan melainkan Pantai wisata. Namun ia mengaku, akan mengikuti regulasi yang ada tergantung pemerintah. “Mau tidak mau, karena ini

regulasi kedepan kami ikuti,” ungkapnya. Sebagai kawasan konservasi biota laut khususnya terumbu karang, Suka mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak TNI AL. “Kemarin sudah diberikan penjelasan batasbatas yang layak dan tidak layak. Kalau dari Agent, menjamin tidak akan terjadi kerusakan pada terumbu karang, karena kedalaman terumbu karang ada di 22 meter,” jelas Suka. Sementara Agen Kapal Bali, yang mendatangkan kapal ini

ke wilayah Lovina mengatakan, para wisatawan akan melakukan tour singkat di beberapa tempat wisata di Buleleng. Kapal pesiar ini berlabuh mengapung dengan jarak 700 meter dari bibir pantai dengan kedalaman laut 14 meter dan lego jangkar termasuk awak kapal bagian hanya berkisar 8 meter. Disinggung soal izin bersandar, pihaknya mengatakan hanya menjalankan sesuai izin yang dikeluarkan oleh UPP Kelas III Buleleng dan Kementrian Perhubungan, serta Kementrian terkait. Bahkan disebutkan, izin tersebut sudah lengkap. “Kami selaku agent melayani saja, perizinan sudah lengkap. Kami sudah bersurat dan koordinasi dengan UPP yang di Sangsit, memang ini bu-

kan pelabuhan,” ujar Nyoman Sudarma selaku Agent Kapal dari Bali. Sementara Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna, menerima kedatangan kapal phinisi itu berlabuh di Perairan Lovina yang didatangkan oleh PT. Djakarta Lloyd. Hanya saja, kata Sutrisna, berlabuhnya kapal ini akan menjadi evaluasi kedepannya. “Ini demi pariwisata Buleleng, biar tidak dimarjinalkan, karena ini menyangkut Internasional. Tapi saya akan bersurat untuk berikutnya, untuk dipindah lokasi berlabuhnya, baik itu di Pelabuhan Celukan Bawang atau di Pelabuhan Sangsit,” ungkap Sutrisna. (Wiwin Meliana)

Penumpang Kapal Pesiar MV Star Clipper akan melakukakn tour singkat di Buleleng.


6

Woman on Top

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Pentingnya Liputan yang Sensitif Gender Media adalah salah satu instrumen dalam membentuk konstruksi gender pada masyarakat. Media dengan jangkauannya yang luas, dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarluaskan konstruksi gender pada masyarakat.

Menikmati Matahari Terbit dari BBJR

M

edia juga kekuatan atau pilar keempat sesudah lembaga eksekutif, yudikatif dan legislatif sebagai garda pembangunan negara. Ini karena media berperan besar dalam menyampaikan pendidikan, informasi, serta mempengaruhi para pembacanya atau pendengarnya. Untuk itulah Kementerian PP dan PA melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali menggelar Pelatihan PUG, PP dan PA bagi SDM Media. Pembicara yang dihadirkan yakni Ruth Indiah Rahayu, peneliti Feminis, Manager Program di Institut Kajian Kritis dan Studi Pembangunan Alternatif (Inkrispena) dan Samiaji Bintang, Direktur Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP), pekan lalu di Fashion Hotel, Kuta. Acara dillaksanakan dalam bentuk diskusi ini membahas Pengarusutamaan Gender dalam konteks media massa, yang selama ini tergambar banyak dipahami dari sudut pandang kekerasan terhadap perempuan. Hal ni berarti perempuan seringkali dalam posisi tertentu diletakkan selaku pajangan demi kepentingan produk, akibatnya perempuan tersubordinasi pada posisinya di dunia jurnalisme. Menurut Kadis BP3A Provonsi Bali Ni Luh Putu Praharsini, S.H. yang membuka acara didampingi Kabid Bidang Perlindungan Anak Ida Ayu Nyoman Candrawati S.H., M.Par., media cukup membantunya dalam hal mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi terkait perempun dan anak di Bali. Juga dikatakan bahwa muatan berita yang dapat mendorong dekonstruksi nilai patrilineal ke arah yang lebih positif, dalam arti memanusiakan perempuan, tidak akan mengurangi nilai berita atas suatu peristiwa yang dihasilkan sebagai sebuah berita. Sejatinya, dengan dilakukannya

diskusi mengenai gender mampu memberikan pelajaran yang berarti dalam kehidupan sosial, terutama interrelasi sosial antara laki-laki dan perempuan. Alih-alih terjadi kesetaraan, media dalam beberapa kasus malah mendorong munculnya berbagai macam kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Begitu juga dengan gambaran perempuan dalam berita politik juga cenderung mensterotipekan perempuan secara negatif. Seringkali dalam berita politik, perempuan-perempua yang berkecimpung di dunia politik tidak dilihat karya profesionalnya, melainkan soal penampilan fisiknya. Dalam diskusi berikutnya masih menjadi wacana menarik dalam setiap perdebatan yang berkaitan dengan media dan perempuan. Hal ini dapat dilihat dari masih seksisnya tampilan media dalam pemberitaan.

Salah satunya ketika seorang korban pemerkosaan misalnya, kadang justru diberitakan dalam posisi yang dihakimi sebagai perempuan penggoda. Selanjutnya diharapkan jika mengembangkan isu-isu pemberitaan bisa lebih produktif, seperti penampilan perempuan dalam panggung publik, baik sebagai seorang politikus atau profesi lainnya yang mampu menginspirasi, akan lebih baik dari sekadar menampilkan pemberitaan tentang perempuan yang stereotype Dipahami pula penyajian informasi pada media massa tentu tak lepas dari sosok seorang wartawan yang mencari dan menulis berita. Wartawan di sini mesti terbuka dan tahu terhadap isu gender yang sedang berkembang sehingga penulisan berita yang bias gender dapat dihindari. Selain wartawan, kebijakan pemberitaan yang disampaikan

Ida Ayu Nyoman Candrawati S.H., M.Par. dan Ni Luh Putu Praharsini, S.H.

sebuah media kepada pembacanya sebaiknya sudah disunting oleh editor. Setelahnya ada tanggung jawab editor yang menentukan mana peristiwa yang layak diangkat menjadi berita sehingga apapun bentuk dan isi media tidak lepas dari bagaimana seorang editor menetapkan agenda media dalam operasionalnya. Media Berperspektif Gender dan Antikekerasan Sebelum diskusi lebih jauh perihal prinsip dasar yang harus dimiliki pelaku media terhadap permasalahan perempuan, terlebih dulu dipaparkan oleh pembicara mengenai pengertian gender. Gender adalah suatu perspektif dalam melihat permasalahan ekonomi, sosial, politik dan budaya dengan tidak membedakan antara lelaki dan perempuan. Aneka permasalahan ini dilihat sebagai suatu konstruksi sosial masyarakat, sehingga pembedaan antara lelaki dan peremuan dalam melihat aneka persoalan itu menjadi tidak relevan. Contohnya, apakah seorang pemimpin masyarakat itu harus seorang lelaki. Apakah predikat kepala keluarga tidak bisa disematkan kepada seorang perempuan. Apakah perempuan tidak bisa menjadi pemimpin dalam ruang- ruang publik yang ada, sebagai kepala daerah, sebagai pimpinan perusahaan ataupun pimpinan kelompok. Berikutnya apa yang menulis gender hanya perempuan. Sesungguhnya, memiliki perspektif gender tak menjadi monopoli perempuan saja. Lelaki pun bisa memiliki perspektif ini sepanjang ia mengetahui permasalahan yang ada dan melihat konstruksi ketimpangan dalam berbagai bidang di masyarakat terkait dengan pembedaan identitas lelaki dan perempuan. Mengenai topik yang bisa ditulis dalam perspektif gender bisa dikatakan hampir seluruh bidang yang ada bisa ditulis dalam perspektif gender. Misalnya politik, tentang pemimpin perempuan, soal kepala keluarga, hukum terkait bagaimana hukum yang ada diskriminatif atau tidak terhadap perempuan dan dalam urusan sebagai kepala keluarga terkait dengan pengupahan jika perempuan adalah seorang orangtua tunggal, masalah budaya, adanya tradisi-tradisi tertentu, lingkungan hidup , bagaimana perempuan juga

turut berperan menjaga lingkungan hidup di sekitarnya, hingga masalah kriminal bagaimana cara menuliskan peristiwa kriminal yang menimpa perempuan dan anak, dengan tidak merendahkan martabatnya atau tidak menyakiti dua kali, Liputan dalam dunia infotainment pun juga bisa ditulis dengan lebih balanced secara gender jika wartawannya memiliki sense untuk menuliskan dengan lebih berimbang. Pada kesempatan tersebut juga, wartawan diminta untuk memeriksa daftar narasumber yang dipergunakan oleh medianya. Berapa banyak narasumber perempuan yang pernah diwawancarai. Apakah ia sudah memiliki database narasumber perempuan lain untuk bidang-bidang yang beragam mulai dari pengamat politik, pengamat ekonomi, wiraswasta, pejabat publik, publik figur, dan yang lainnya. Begitu pula jika ada rubrik opini, seberapa banyak penulis perempuan diberi ruang atau kesempatan untuk menulis. Apakah mereka hanya menulis secara tradisional pada momen peringatan hari Kartini bulan April dan hari Ibu bulan Desember saja, atau momen lain yang bisa dimanfaatkan untuk menulis. Diakui juga jika media memiliki kepentingan sebagai sebuah media industri. Media industri yang harus menghidupi karyawannya serta harus memikirkan keberlangsungan dari perusahaan media tersebut. Ini artinya pada media industri berlaku orientasi bisnis dan nilai jual yang identik dengan selera pasar, yang akan menentukan rating, pemasangan iklan, serta segmen-segmen lainnya. Sehingga pada sebagian media masih berlaku paradigma secara konvensional yaitu Bad News is Good News. Diharapkan kondisi ini tidak dibiarkan terus menerus, sehingga fungsi dan peran media sebagai penyebar informasi yang baik dapat berjalan secara optimal. Selanjutnya dari hari ke hari, bangsa kita bisa mengonsumsi produk media yang berkualitas, yang tidak bias gender dan sensitif gender, serta memiliki kepedulian terhadap perempuan dan anak. Karenanya, setelah pelatihan diharapkan para jurnalis lebih lagi memiliki pehamanan dan kompetensi serta meningkatkan komitmen media dalam pelaksanaan repotase tentang jurnalistik yang sensitif gender serta ramah anak. (Sri Ardhini )

Kota Probolinggo memiliki resort super eksotis. Lokasi resort yang dikenal dengan nama Bee Jay Bakau Resort (BBJR), sebuah tempat wisata hutan bakau, terletak di muara Sungai Banger. BBJR menjadi pilihan wisata favorit di Jawa Timur (Jatim).

I

ndahnya BBJR di malam hari. Sunyi, tenang, gemericik ombak, serta aroma khas air laut dan pohon bakau. Dengan berjalan kaki di jembatan kayu kelapa sepanjang 700 meter sebagai sarana untuk mengenal eko-

Ika Wahyuning Sejati

Enterpreneur Multitalenta Kegigihan wanita ini sungguh saat ini. luar biasa. Tak kenal lelah merintis Tak puas bergelut di pensemua impiannya, hingga berhasil gadaan ATK, jiwa bisnisnya termenunjukkan berbagai prestasi dan tantang untuk merambah ranah kesuksesan. Ika Wahyuning Sejati, out doors activity. “Saya coba perempuan single fighter, seorang merambah ke bisnis outdoors entrepreneur, seniwati, juga petuactivity, diawali dengan masuknya alang ulung di alam bebas yang kini saya di Songa Adventure sebagai melanjutkan kuliah jenjang S2 di marketing freelance,” ulas wanita Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) berzodiak Gemini tersebut. Tak Universitas Dr Soetomo (Unitomo) sia-sia, saat ini Iiq telah memiliki Surabaya. sebuah travel agent “Point SuraAktif di berbagai kegiatan kambaya Organizer” dengan ratusan pus, bukan berarti pendidikan klien. utama jadi merosot. Sejak sekolah, “Sekarang saya bisa membuka Ika Wahyuning Sejati dia banyak menorehkan prestasi travel agent “Point Surabaya Ordan menerima beasiswa, yaitu beaganizer” yang mengarah ke activitas siswa aktivis kampus selama dua tahun berturut-turut, outdoor yaitu arung jeram, outbound, dan snorkling, serta bea siswa Supersemar selama satu tahun bebas mengawal wisata ke berbagai obyek wisata yang ada uang kuliah. di Jawa Timur khususnya,” tambahnya. “Alhamdulillah saya membiaya kuliah dari berbagai Di sela kesibukannya, ia mempunyai hobi menggambeasiswa,” ujar ibu seorang putri ini. Giat nan aktif di bar dalam pola Zentakel. Lagi-lagi, hobi tersebut malah berbagai kegiatan kampus, mulai dari Lembaga Dewan mendatangkan lahan bisnis baru baginya. Dari pola unik Legislatif Mahasiswa di tahun 2002-2003, hingga Unit tadi, dia mendapat banyak pesanan kaos bergambar Kegiatan Mahasiswa (UKM). Selama kuliah, wanita koleksi Zentakel Iiq the series, serta pembuatan logo berhijab ini turut membesarkan Teater Joss mulai produk dari rekan-rekannya. pementasan dari kampus ke kampus, dari kota ke “Hobi yang ditekuni menghasilkan pendapatan denkota hingga sempat menjadi sutradara di Festival Seni gan mengaplikasikan karya saya di atas kain kaos dan Surabaya yang ke-2 pada 2003 silam. jual di berbagai kalangan,”kata Iiq. Wanita superior ini Meskipun memilih pendidikan di Fikom Jurusan Jurenggan jika disebut multitalenta. Kesederhanaan serta nalistik Unitomo, wanita yang akrab disapa Iiq ini justru sikap low profile ia terapkan dalam kehidupan seharimelabuhkan hatinya pada dunia bisnis. “Meski kuliahnya hari. Pasang surut usaha sudah pernah dilewati, namun di jurusan jurnalistik, tapi bekerjanya bukan di dunia Iiq tidak pernah pantang menyerah. media. Saya lebih memilih sebagai enterpreneur,”ujarnya Sebagai single parent, ia berusaha sebaik mungkin seraya tersenyum. untuk menghidupi satu orang putri cantik bernama GenBerbekal pengalaman di perusahaan refill toner, Iiq dhis Sinatrya. Berusaha melakukan yang terbaik meski mampu membuka usaha sendiri di bidang pengadaan banyak sekali mengalami hambatan maupun rintangan Alat Tulis Kantor (ATK), refill toner & IT miliknya, CV. di dunia enterprenuer. Naik turunnya pendapatan dan Dhiespaper Stationery Office Equipment, mulai 2008 liku-liku perjalanan, membuatnya semakin kuat dan hingga saat ini. “Saya sudah terbiasa bekerja tanpa semakin siap menghadapi cobaan dalam hidup. terikat dengan jam kerja, bebas dan tanpa diikat den“Hidup sederhana dan berguna serta melakukan gan target yang ketat. terlebih saya juga susah bangun yang terbaik apapun pekerjaan itu. Ikhlas dan Lillahi pagi,” jawabnya ketika ditanya perihal korelasi antara ta’ala,” tutupnya penuh syukur mengingat perjuangan pendidikan yang ia tempuh dengan dunia yang ia tekuni penuh doa dan air mata. (Lely Yuana)

sistem pantai pasang surut air pantai, kita juga mendapat bonus pemandangan alam. Bintangbintang di malam hari, pantai lepas di pagi hari. Selepas makan malam, sebuah bungalow telah disiapkan pihak Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya yang menggelar gathering “Unitomo Mlaku Bareng Media”. Bungalow ini memiliki konstruksi 90 persen kayu kelapa, berjajar diantara sejuknya hutan bakau. Sungguh sebuah istirahat nan istimewa. Malam berlalu berganti fajar. Kami bersantai sembari menikmati indahnya pemandangan matahari terbit. Kebetulan bungalow kami memiliki sebuah balkon yang terdiri dari kolam renang serta sofa nyaman untuk mengabadikan momen ini. Sayang jika dilewatkan, benarbenar keindahan serasa di Pulau Dewata Bali. Kini BBJR sudah menjadi salah satu wisata primadona di Jatim yang ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan. Baik untuk berwisata alam, berwisata kuliner juga untuk studi lingkungan dari berbagai macam sekolah.

19

Selain itu juga terdapat sari laut “Rest- O -Tent”, sebuah restoran sari laut beratap tenda dengan 4 kubah megah, terbesar di Indonesia dan bisa leluasa menikmati menu-menu sari laut segar. Atau, mengintip kerennya Café Jonggrang Mayangan. Tempat bersantai di pinggir pantai untuk menikmati minuman dan makanan ringan dengan di iringi alunan suara ombak. Tak kalah menarik, pasir putih buatan “Majengan Bakau Beach”, lengkap dengan aneka ragam permainan air, water park dan lapangan bola voli pantai bertaraf Internasional. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan universitas yang terletak di Kawasan Nginden Semolo tersebut. Guna merekatkan silaturahni serta jalinan kemitraan kepada para sahabat media. “Ini merupakan apresiasi kami dari Humas Unitomo kepada para sahabat media atas dukungannya selama ini. Supaya terus guyub, kami sangat memerlukan dukungan kawan media atas relasi yang telah kita bangun,” ujar Dandy Patria, salah satu humas Unitomo. (Lely Yuana)


20

Nine

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Operasi Pasar Jelang Bulan Puasa

Bulan Ramadan 1438 H telah tiba. Umat muslim di seluruh dunia termasuk di Indonesia mulai menjalankan ibadah puasa selama satu bulan, sejak tanggal 27 Mei 2017. Menghadapi puasa seperti ini, salah satu yang sibuk dalam menyiapkan segala kebutuhan selama menjalankan ibadah puasa adalah para ibu rumah tangga. Merekalah yang biasanya sibuk mengurus dan menyiapkan kebutuhan sekitar konsumsi dan dapur. Maka tidak heran, pasar-pasar terutama pasar tradisional menjadi lebih ramai dikunjungi para ibu rumah tangga dibandingkan dengan hari-hari biasa. Namun, saat ditemui di pasar selalu ada yang mengeluh terkait kenaikan harga tiap kali memasuki bulan puasa dan juga hari-hari besar lainnya.

“S

aya tidak paham kenapa setiap kali bulan puasa tiba dan juga hari raya-hari raya atau hari besar lainnya, selalu saja terjadi kenaikan harga,” ungkap Nelly, salah seorang ibu rumah tangga yang tengah berbelanja di Pasar Kebon Roek. Tampaknya efek psikologi menjadi alasan terjadinya kenaikan harga-harga ini. Dan ini rutin terjadi.

Melihat situasi ini, pemerintah dalam hal ini Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak tinggal diam. Hj. Putu Selly Andayani, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, melakukan ‘operasi pasar’ besar-besaran serentak di seluruh Nusa Tenggara Barat dalam kegiatan bertajuk Pasar Murah Ramadan. Sebagai seorang perempuan dan ibu rumah tangga, Selly tahu

benar kegelisahan para ibu rumah tangga dalam menghadapi kenaikan-kenaikan harga yang tidak beralasan seperti ini. Selly bersama seluruh jajarannya di Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, bergerak bersama dengan Dinas Perdagangan (instansi terkait lainnya) di Kabupaten dan Kota seluruh NTB, menggelar pasar murah. Dinas perdagangan telah

Penyerahan sertipikat sebagai penasihat kepada Ketut Dharma Siadja

Puncak dari pasar murah tersebut berlangsung beberapa hari menjelang puasa hingga selama Bulan Ramahan ini. Khusus pasar murah menyambut bulan Ramadan Dinas Perdagangan Provinsi NTB yang bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Distributor Bapok, Hiswana Migas, Dinas Ketahanan Pangan yang menghadirkan Toko Tani Indonesia, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan, Pusat Perdagangan Indonesia (PPI), Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian yang menghadirkan UKM olahan pangan dan lainnya, telah menggelar pasar murah ramadan pada tanggal 20 Mei 2017 di GOR Turide Mataram bertajuk Expo Bazaar Murah. Pasar Sembako Murah Sambut Ramadan juga digelar serentak pada tanggal 22-24 Mei 2017. Gerakan pasar sembako murah tanggal 22 Mei 2017 dilaksanakan di dua tempat, yakni di Lapangan Karang Pule Sekarbela Mataram dan Lapangan Tunggu Lawang Kuripan Lombok Barat. 23 Mei 2017, pasar sembako murah ini juga digelar di Lapangan Tioq Tataq Tunaq Kabupaten Lombok Utara dan Gedung Serba Guna Baru Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat serta di halaman Kantor Camat Kecamatan Utan Sumbawa. Lalu pada tanggal 24 Mei 2017 digelar serentak di

Halaman Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Lombok Timur, Halaman Masjid Agung Praya Lombok Tengah, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima. Program pasar murah ini setidaknya dirasakan sangat membantu bagi masyarakat yang memanfaatkannya karena harga jual khususnya pada bahan makanan pokok tetap stabil dan sesuai dengan lebih murah dari harga pasar karena harga jual pada pasar murah adalah harga distributor. Kepedulian Dinas Perdagangan Provinsi NTB dalam hal ini mendapat apresiasi dari warga yang sempat berbelanja pasar murah ini. “Semoga pasar murah ini tetap ada setidaknya saat bulan

Industri Utama dan Penopang harus Berjalan Seiring

Hj. Ptu Andayani turun lapangan memantau dan meninjau langsung pasar murah di kabupaten dan kota di NTB

mulai ‘menggempur’ pasar dengan pasar murah sejak beberapa yang lalu dengan menggandeng

Pasar murah di Utan Sumbawa

puasa seperti ini. Saya salut atas kepedulian pemerintah (Dinas Perdagangan) yang memikirkan nasib kelangsungan dapur Ibu-ibu dengan mengadakan Program Pasar Murah seperti ini,” ungkap Maryam salah seorang ibu rumah tangga yang berbelanja di pasar murah yang digelar di Lapangan Karang Pule Sekarbela Mataram. Kegiatan pasar murah serentak ini terbilang sukses karena di seluruh lokasi digelarnya pasar murah terlihat antusisme warga yang nyaris seluruhnya adalah ibu-ibu ini menyerbu pasar murah-pasar murah yang digelar Dinas Perdagangan di 10 kabupaten dan kota di NTB. Untuk mewujudkan kegitan pro rakyat ini, Selly Andayani menggedor

Penyerahan berkas dari Ketua Umum IUMKM Indonesia kepada Ketua DPW Bali

Penyerahan KUR perdana kepada anggota IUMKM

IUMKM DPW Bali

para distributor baik di Mataram maupun di kabupaten/ kota lainnya. (Naniek I. Taufan)

Pasar Sembako Murah Sambut Ramadan

Pasar murah di Kabupaten Sumbawa

5

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

pemerintah-pemerintah daerah di kabupaten dan kota (di bawah leading sector perdagangan) di NTB untuk bersama-sama membantu masyarakat dalam memberikan hak untuk mendapatkan harga yang stabil khususnya selama Bulan Ramadhan ini. “Harapan masyarakat agar kegiatan seperti ini sering digelar, Insya Alloh akan kami pikirkan,” ungkap Hj. Putu Selly Andayani. Selly Andayani terbilang sangat peduli pada soal kenaikan harga seperti ini. Karena itu sejak ia menjabat sebagai Kepada Dinas Perdagangan Provinsi NTB, ia langsung mengumpulkan para distributor untuk bekerja sama menggelar pasar

murah menghadapi kenaikankenaikan harga khususnya tiap kali hari besar tiba. Pasar murah seperti ini terbukti membuat masyarakat merasakan kehadiran pemerintah secara nyata. Inilah salah satu cara yang ditempuh Dinas Perdagangan Provinsi NTB dengan Dinas Perdagangan kabupaten dan kota di NTB dalam menstabilkan hargaharga terutama kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng dan lainnya. Menurut Selly, tidak patut naik harga saat ini karena biaya transportasi untuk distribusi pun tidak naik. “Ini hanya efek psikologi saja, makanya kita gelar Pasar Murah seperti ini. antusiasme masyarakat luar biasa maka ini menjadi evaluasi bagi kami ke depan,” kata Selly saat memantau dan meninjau langsung pasar murah di Kecamatan Utan Sumbawa. Untuk itulah, Dinas Perdagangan Provinsi NTB bekerja sama dengan Satgas Pangan Polda NTB untuk menelusuri kemungkinan terjadinya penimbunan-penimbunan sembako. Selly juga turun langsung ke lapangan berkeliling ke kabupaten dan kota memantau pasar murah yang digelar serentak ini. (Naniek I. Taufan)

Foto-foto: Koleksi Hj. Putu Selly Andayani

Pelaku bisnis industri usaha mikro kecil dan menengah perlu memahami pentingnya empat pilar kekuatan pengembangan industri berupa produk, financial, governance, dan pasar untuk mempermudah jalannya usaha. Demikian disampaikan Made Herry Erika Sedana, usai dilantik sebagai Ketua Asosiasi Industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (IUMKM) DPW Bali, masa bakti 2017 -2021, Selasa (23/5) di The Trans Hotel, Kuta.

tan masih terbuka luas di manca negara, untuk dapat memberi kontribusi dan mengambil bagian aktif dalam peningkatan ekonomi daerah yang signifikan di masa sekarang dan masa mendatang. Negara-negara di ASEAN sepakat bahwa Industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjadi elemen kunci penggerak ekonomi,” tandasnya. Sementara itu, setelah acara pelantikan, juga dilaksanakan talkshow entrepreneurship bertema “Winning in Today ’s Business Environment” yang menghadirkan pembicara, Hermawati Setyorinny (Ketua Umum Asosiasi IUMKM Indonesia), Dewa Nyoman Patra (Kadis Koperasi & UKM Provinsi Bali), AA Ngurah Alit Wiraputra (Ketua KADIN Bali), Perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan Bali Nusra Papua dan Nengah Natyanta (CEO Coco)

tumbuhan positif sebesar 5,60% secara triwulanan jika dibandingkan triwulan IV/2016. Menurut data tersebut, capaian pertumbuhan IUMKM Bali ini berada di atas pertumbuhan nasional yang hanya sebesar 2,44% pada periode yang sama,” kata Erika. Erika Sedana Hermawati Setyorinny Kemandirian Ekonomi Sementara yang Berbudaya e n u r u t E r i k a , itu, dilihat periode tahunan, Usaha Mikro Kecil Menengah p a r a a n g g o t a IUMKM Bali pada triwulan I/2017 (UMKM) Indonesia selama ini IUMKM menger- tumbuh positif sebesar 12,69% ti akan kekuatan dibandingkan triwulan yang sama telah terbukti sebagai penyelamat produk, financial, governance, periode 2016 lalu. Bahkan angka krisis ekonomi 1998 dan keadaan serta pasar yang kian berkem- pertumbuhan IUMKM Bali ini pailit dan sulit lainnya. Kekuatan bang. Menggembleng anggota jauh lebih tinggi dari angka na- UMKM Indonesia mencapai 56,5 dalam berbagai pelatihan demi sional yang mencapai 6,63%. juta unit atau 99,9% dari total menjembatani akses pasar dan Selanjutnya demi kepedulian usaha di Indonesia. UMKM meakses permodalan seperti KUR terhadap perkembangan ekonomi nyumbang 57,94% produk doyang diprogramkan pemerintah. Indonesia dan daerah, berbagai mestik bruto (PDB) yakni senilai “Pada triwulan pertama pem- pihak melihat kesempatan positif Rp 4.303,57 triliun. Investasi UMKM pun mencabentukan asosiasi, kami akan ini untuk ikut membangun, salah menjembatani sekitar 100 pegiat satunya Asosiasi IUMKM Indo- pai Rp 830,9 triliun dan menyerap usaha,” ujar Erika. nesia. IUMKM dengan manaje- tenaga kerja 110,8 juta orang. Dikatakannya IUMKM Bali men usaha yang baik, transparan Selanjutnya jutaan UMKM ini memiliki potensi sangat luar biasa. serta indikator pertumbuhan dan semestinya bernaung dibawah Memang, kontribusi terbesar perkembangan yang jelas, nanti- Kementerian Koperasi Dan Usaha masih datang dari industri pari- nya dapat bergerak maju lebih Kecil dan Menengah. Namun, kenyataannya belum semua terawisata. Namun,sesungguhnya kreatif dan mandiri. pariwisata banyak didukung oleh Erika juga mengatakan jika saat komodir dalam naungan peIUMKM lainnya. Misalnya industri ini pergerakan dan pertumbuhan merintah. Atas dasar keprihakerajinan, warung makan, fashion ekonomi stabil sangat kuat di- tinan kondisi ini, maka pendiri dan aksesoris. topang oleh Industri Usaha Mikro, Aku Mandiri sebelum terbentuk ”Sektor penopang itu, akan Kecil dan Menengah. “Gerakan ini berupaya membesarkan wadah terus berkembang dan tumbuh tidak hanya dapat dikembangkan perkumpulan yang hanya wadah secara konsisten mengiringi in- di dalam negeri, tetapi kesempa- personal bagi pendiri awalnya dustri utama, yakni pariwisata. Jika industri utama dan penopang berjalan seiring, IUMKM Bali akan mampu memberikan kontribusi positif terhadap Bali,” paparnya. Ia juga mengatakan selain pariwisata, ada IUMKM yang bisa tumbuh dan kembang bersama dengan industri pariwisata, yakni, pertanian, trading serta supply chain hingga toko sembako. “Semua masuk dalam ruang lingkup IUMKM. Dalam komitmen pengembangan IUMKM tersebut, sejalan dengan data yang dirilis BPS Bali, yakni IUMKM Bali pada Pelantikan Pengurus IUMKM DPW Bali triwulan I/2017 mengalami per-

M

Acara Talk Show

(tidak ada struktur organisasi yang jelas baik kepengurusan maupun anggota) dengan keyakinan akan bisa membantu pelaku UMKM, hingga terbentuklah Assosiasi IUMKM Indonesia disingkat Aku Mandiri . Menurut Hermawati Setyorinny, Ketua Umum Asosiasi IUMKM Indonesia, Aku Mandiri adalah

bentuk Kemandirian Indonesia dan Keindonesiaan Mandiri. Indonesia dengan seluruh kekuatan dan kekayaan adalah modal bahwa kita pelaku IUMKM mampu mandiri dan maju. IUMKM bertekad untuk menjadikan pengusaha mandiri, untuk mewujudkan kemandirian ekonomi yang berbudaya. (Sri Ardhini)

Susunan Pengurus IUMKM Dewan Pimpinan Wilayah Provinsi Bali Masa Bakti 2017 – 2021 Pelindung : - Gubernur Bali - Pangdam IX Udayana - Kapolda Bali Pembina : Kepala BNNP Provinsi Bali Rektor Universitas Udayana Gusti Ngurah Anom Ketua KADIN Bali Penasehat : AA Bagus Jelantik Sanjaya Sayu Ketut Sutrisna Dewi, S.E., M.M., AK Ketut Dharma Siadja Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II Wakil Ketua III Wakil Ketua IV

: Made Herry Erika : Mario Ryadi : AA Ngurah Kakarsana : Ketut Angpribawa :Tjok Bagus Wira Pemayun

Sekretaris I Sekretaris II

: Arie S. Sukirno : Ayu Saraswati

Bendahara I :Duzy Soegiarto Bendahara II : Shinta Mulyasari Bidang-Bidang : - Bidang Advokasi Organisasi & Tata Laksana : Fredi Pantja - Bidang Hukum, Advokasi, dan HAKI: IB Bayu Brahmantya, S.H., M.H. - Bidang Layanan IUMKM dan Keanggotaan : Sri Artiningsih - Bidang Pemuda & Kaderisasi Wira Usaha : Sucahya Jaya - Bidang Industri & Perdagangan :Ita Ratna - Bidang Pemasaran & Komunikasi Publik : Grace Jeannie - Bidang Pariwisata & Ekonomi Kreatif : Luh Suciari - Bidang Kerjasama Dan Kemitraan Usaha Antar Lembaga : Wiwin Gunawarsika - Bidang Kesehatan & Kesejahteraan Sosial : Fanina Yulianthi - Bidang Energy, Sumber Daya Alam & Mineral :Tieneke Indrajaya - Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pembinaan IUMKM : Putu Yuliarta - Bidang Informasi dan Media : Eva Listya


4

Inspirasi

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Siti Sunaryati

Siti Sunaryati ­sungguh ­sosok yang luar biasa. Pernah ­mengalami ­kebangkrutan secara ekonomi lantaran mengurus pengobatan sang suami yang menderita stroke.

Awalnya “Ngutang”

Bisnis batiknya yang baru naik daun pun ­berantakan

­dengan upaya yang gigih, ibu empat anak ini berhasil bangkit dari keterpurukan bahkan mampu mengangkat bisnisnya kembali berkibar.

P

Pada era 1990-an Indonesia pernah swasembada bawang putih. Ini terjadi sebelum adanya liberalisasi sektor pertanian besar-besaran di awal tahun 1998. Akibatnya, sejak itu, produksi bawang putih nasional terus menurun hingga sampai saat ini lebih dari 95% ketersediaannya diisi dan diimpor dari negara Tiongkok, India dan Mesir. ntuk mengembalikan swasembada bawang putih Indonesia tersebut, NTB memberi kontribusi yang cukup besar. Kabupaten Lombok Timur- Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu sentra bawang putih terbesar di Indonesia memiliki kontribusi sebesar 52% terhadap luas panen nasional. Dari total luas tanam pada tahun 2016 yaitu sebesar 426 hektar, sebagian besar ditanam dan diproduksi di Kecamatan Sembalun. Sembalun memiliki potensi lahan sekitar 10.000 hektar untuk bawang putih namun baru sebagian kecil saja yang tergarap dikarenakan faktor ketersediaan benih dan Sumber

fokus mengurusi. Namun

BATIK ‘NGUTANG’ BOOMING DI PRJ Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, Yati rajin berjualan batik. Namun bukan batik miliknya melainkan batik orang lain. “Saya ‘ngutang’ batik ke pengrajin. Saya ambil barangnya, trus bantu jualkan. Hasilnya lumayan bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambah Yati. Ketika Pekan Raya Jakarta 2008 digelar, Yati nekad ikut berpameran. “Boleh dibilang saya tidak punya modal batik. Tapi saya ingin sekali ikut pameran, saya pikir itu event besar dan siapa tahu saya bisa mendapat banyak konsumen. Tapi saya juga tidak mau muluk-muluk karena tahu event PRJ itu, kan, pengunjungnya banyak yang dari kelas menengah ke bawah,” tutur Yati yang mendapat pinjaman dua kodi (20 lembar) kain batik Tegal dari pengrajin di desanya. Di luar dugaan, jualan batik tulis yang dibawa Yati laris manis. Padahal, ujarnya, harganya tidak murah juga sekitar Rp250-350 ribu per-kain. “Dulu tahun 2008 harga batik tulis sekitar segitu, beda dengan sekarang yang sudah berlipat-lipat,” katanya. Hanya dalam tempo beberapa hari, batik tulis yang dibawanya ludes dan dia pun bergegas pulang untuk mengambil batik dari pengrajin di desanya. “Jadi dalam sebulan pameran, saya bolak-balik Jakarta-Tegal berkalikali untuk mengambil batik. Sampai akhir PRJ, saya berhasil menjual 400 lembar batik tulis. Waktu pulang ke Tegal, saya hanya membawa beberapa batik cetak yang tersisa, sedang batik tulis ludes,” paparnya. Boomingnya penjualan batik di pameran, ternyata memberi motivasi yang luar biasa pada Yati untuk terus menekuni bisnisnya. Ia ingin kembali seperti dulu, mempunyai kelompok pengrajin sendiri, menjual batik-batik karya sendiri. Tapi bagaimana dengan modalnya, itu yang menjadi keprihatinan Yati.

“Di luar dugaan muncul seorang teman yang mau membantu memberi pinjaman modal Rp50 juta tanpa bunga. Awalnya saya takut. Tapi teman saya itu meyakinkan saya bahwa modal itu diberikan dengan tulus, karena teman saya ingin agar kehidupan saya dan anak-anak bisa lebih baik,” kata Yati. “Dan alhamdulilah sekali, saya berhasil. Bisnis saya jalan. Saya berhasil melunasi hutang-hutang saya yang jumlahnya Rp700 juta juga mengembalikan uang teman saya yang Rp50 juta itu. Kehidupan kami bisa lebih baik, begitu juga anak-anak,” katanya. Bercerita tentang awal mula terjun ke bisnis batik, Yati menyebut, mertuanya lah yang berperan menjadikan dia pebisnis batik. Saat menikah tahun 1988, Yati yang asli Kebumen, Jawa Tengah, diboyong sang suami ke Talang, Tegal, Jawa Tengah. Suami saya berasal dari Talang, Tegal. Kami hidup di desa,” katanya. Ternyata, ibu mertua saya adalah pengrajin sekaligus pengusaha batik. Dari mertuanya lah Yati belajar membatik sekaligus ikut berbisnis batik. Setelah suaminya diangkat menjadi Kepala Desa, kerajinan batik di desanya terus digiatkan. “Kondisi waktu itu, kan, tidak seperti sekarang. Dulu batik belum berkibar seperti sekarang. Banyak pengrajin beralih ke bidang lain. Mungkin karena dulu dukungan pemerintah terhadap perkembangan batik belum seperti sekarang. Pada masa itu hanya 14 desa di Tegal yang para pengrajinnya masih tetap berproduksi,” katanya. Perkembangan luar biasa terjadi setelah UNESCO menetapkan batik merupakan warisan budaya Indonesia. Sejak itu, tutur Yati, popularitas batik terus menanjak. Banyak orang mencari batik karena menjadi pakaian wajib di kantor-kantor dan sekolah-sekolah. “Pemerintah juga masyarakat Indonesia sangat mendukung, termasuk

para desainer-desainer yang menjadikan kain batik menjadi gaun-gaun indah,” katanya. Kondisi ini sangat menggebirakan baik bagi pengusaha batik seperti dirinya, terutama para pengrajin batik yang mendadak kebanjiran order. Bisnis Yati pun berkibar, bahkan lebih dari sebelumnya. Jumlah pengrajin batik pun makin banyak. Kini, kata Yati lagi, persaingan di bisnis batik menjadi kian ketat. Batik Tegal, tambah Yati, memiliki kekhasan yang unik. Coraknya dipengaruhi corak batik Mataram dan corak Jepara. “Jadi dulu itu sejarahnya Raja Amangkurat I dari Keraton Surakarta bersama pengikutnya sempat lari ke Tegal. Dalam rombongan itu ada juga para pembatik. Itulah asal-usul kenapa ada corak batik Maratam dalam corak batik Tegal. Selain itu ada juga pengaruh dari batik Jepara yang dibawa oleh Kardinah (adik RA Kartini) yang merupakan istri Bupati Tegal RM Sajitno Reksonegoro IX. Proses peleburan budaya itu lah membuat corak batik Tegal menjadi unik,” paparnya panjang lebar. Saat ini Pemda Tegal baik itu Pemkot maupun Pemkab terus menerus mempromosikan batik Tegal ke kancah nasional maupun internasional di antaranya melalui berbagai

pameran. “Kami para pengusaha batik juga difasilitasi untuk ikut berpameran di berbagai kota. Seperti saya ini, mendapat fasilitas dari pemda untuk pameran,” tambahnya. Di sisi lain, lanjutnya, berkibarnya batik juga agak mengubah sebagian pengrajin. Popularitas batik yang menjulang membuat para pengrajin jadi rebutan banyak pebisnis. Maklum saja, jumlah pengrajin terbatas sementara pesanan melimpah. “Sebenarnya hubungan pebisnis dan pengrajin itu setara ya, saling membutuhkan. Namun karena kondisinya sekarang banyak yang membutuhkan pengrajin, jadi seolah para pengrajin memiliki daya tawar yang lebih. Menyikapi hal tersebut, saya meski punya modal tidak bisa semaunya. Jadi intinya kita harus pandai-pandai memanage mereka, mampu menjalin hubungan baik dan berkomunikasi dengan baik,” katanya. “Tapi alhamdulilah, sejauh ini saya mampu mengatasi berbagai masalah. Termasuk dalam menangani para pengrajin. Yang penting komunikasi dan bisa memahami kemauan mereka. Ya jadi memang agak mengalah, ya, supaya semuanya lancar,” tandas Yati yang sering kedatangan tamu-tamu dari Eropa dan Jepang untuk membeli batiknya.

Siti Sunaryati

(Diana Runtu)

21

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Tiga Menteri di Lombok Timur U

karena dia tidak bisa

erjalanan hidup saya kalau saya pikir-pikir sungguh tidak masuk akal. Bayangkan, saat suami meninggal, kami nyaris tak punya apa-apa. Nol. Karena sudah habis-habisan dipakai untuk biaya pengobatan dan makan sehari-hari. Hutang saya Rp700 juta. Kalau dipikir, dari mana saya bisa dapat uang untuk melunasi hutang itu. Belum lagi saya harus membiayai kehidupan empat anak saya yang masih kecil-kecil,” ungkap Yati, begitu namanya akrab disapa. Meski terpuruk dan sedih luar biasa, namun kata Yati, begitu namanya akrab disapa, dia berusaha bangkit. “Saya kuatkan hati saya, mental saya, demi anak-anak yang masih kecil-kecil. Mereka membutuhkan kehadiran saya bukan hanya secara fisik tapi juga dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka. Kalau saya tetap terpuruk, tidak bangkit, bagaimana anakanak saya. Saya terus menerus memotivasi diri untuk bangkit. Dan Tuhan membantu dengan memberi banyak kemudahan,” tutur pengusaha batik ‘Kub Sido Mulyo’, ini. Menurutnya, banyak hikmah yang didapatnya dari peristiwa tersebut. Yang utama yang bisa dipetik adalah bahwa sekalipun terpuruk, tetap bisa bangkit bahkan berhasil dalam hidup jika memiliki tekad kuat dan mau bekerja keras. “Sebagai perempuan, saya sempat kebingungan dan takut. Karena biasanya Bapak mendampingi saya. Dalam menjalankan bisnis pun Bapak membantu di sela-sela pekerjaannya. Bahkan ketika saya berjualan batik ke Semarang atau kota lain, Bapak juga menemani. Kami menjalankan bisnis sama-sama. Suami saya kebetulan adalah Kepala Desa, dia ikut berjuang mengangkat kehidupan pengrajin batik desa saya. Suami saya bukan hanya pandai berbicara tentang mengangkat batik Tegal tapi dia juga pandai membatik,” ucap Yati tentang sang suami yang wafat pada 2005.

Mandalika

Daya Manusianya. Sembalun yang berada di kaki Gunung Rinjani Kabupaten Lombok Timur, selain dikenal sebagi pintu masuk utama ke Gunung Rinjani dan juga memiliki kawasan-kawasan wisata yang potensial untuk dikembangkan, juga terkenal sebagai penghasil bawang putih. Wilayahnya yang subur dan asri sangat mendukung sebagai tempat penghasil sayur-sayuran khususnya bawang putih. Karena itulah, beberapa waktu lalu tiga menteri sekaligus datang ke Sembalun guna mendorong Sembalun sebagai lumbung penyangga produksi bawang putih nasional. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Pertanian RI, Andy Amran bersama Menteri BUMN, Rini

Foto: humas Setda Prov. NTB

Soemarno, dan Menteri PDT & Transmigrasi, Eko Sapto Sujdoko didampingi Wakil Gubernur NTB, H.Muh. Amin, S.H., M.Si., dan Wakil Bupati Lombok Timur, saat melakukan

penanaman bawang putih bersama di Dusun Lebak Daye desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur beberapa waktu lalu. (Naniek I. Taufan)

Bersama Membangun Kejayaan Sembalun membangun kejayaan Sembalun menjadi sentra bawang putih nasional,” ungkap Rini. Dalam kunjungan kerja tersebut BUMN berkomitmen untuk menyalurkan sejumlah bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) BUMN Hadir Untuk Negeri. Sejumlah BUMN antara lain Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Pupuk Indonesia, Angkasa Pura II, Sang Hyang Seri, Bulog dan Pertani pada acara itu menyerahkan bantuan CSR senilai lebih dari Rp2,49 miliar kepada masyarakat Sembalun. “BUMN siap memberikan dukungan bagi

Foto: humas Setda Prov. NTB

Ditetapkannya Sembalun sebagai lumbung bawang putih nasional memang cukup beralasan bagi pemerintah pusat. Karena wilayah Sembalun memiliki 10.000 hektar lahan potensial dan 300 hektar lahan ini akan digunakan untuk menanam bawang putih. Selain bawang putih, berbagai tanaman holtikultura juga dikembangkan di daerah ini. Selain sebagai wilayah potensial pertanian, Sembalun juga adalah salah satu kawasan wisata yang ada di Pulau Lombok. Dengan perpaduan pertanian dan pariwisata, maka Sembalun bisa menjadi destinasi andalan NTB sekaligus menjadi sentra dan penyokong pertanian nasional. Kedua potensi tersebut dapat mendorong kesejahteraan masyarakat NTB, khususnya di Lombok Timur. Kegiatan yang yang dilakukan tiga menteri di Sembalun itu mengusung tema Bersama Membangun Kejayaan Sembalun. Ini merupakan komitmen pemerintah, dengan memberikan dukungan peralatan pertanian berupa kultivator, traktor, KUR dan kartu tani. Selain itu, Mentan menargetkan dalam waktu dua tahun, swasembada bawang putih dapat tercapai. Namun, beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu membangun embung dan pemanfaatan lahan selama ini belum dilakukan secara optimal. “Kami targetkan 10.000 hektar di Sembalun ini untuk tanaman bawang putih. Kalau ini tercapai, maka stok bawang putih nasional akan aman,” ungkapnya. Dengan pencapaian target tersebut menurut Mentan, tidak akan ada impor bawang putih, bahkan yang ada Indonesia akan mengekspor komoditas tersebut. Sementara itu, menteri BUMN dan PDT berkomitmen menjadikan Lombok Timur sebagai daerah zero miskin. Artinya, dengan pemberdayaan lahan pertanian dan pariwisata, maka akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Wagub NTB yang mendampingi para menteri, menyampaikan

kunjungan tersebut akan memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sembalun yang meruapakan pintu masuk pendakian ke Gunung Rinjani ini menyimpan berbagai kekayaan dan potensi, khususnya holtikultura. Rinjani menjadi tempat wisata. Kunjungan wisatawan 3,5 juta. Berbagai infrastruktur sangat dibutuhkan, seperti dam dan bendungannya untuk mendukung produksi pertanian dan mendukung kemandirian nasional. Tahun 2017 merupakan tahun akslerasi. Potensi lahan di NTB masih luas untuk pengembangan holtikultura dan komoditas lainnya. Dalam rangka membangun kejayaan Sembalun sebagai salah satu sentra bawang di Indonesia, Menteri BUMN Rini M. Soemarno bersinergi dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. Dalam kunjungan ke Sembalun Kementerian BUMN menyerahkan bantuan CSR sebesar Rp 2,49 Miliar. Menteri Rini M. Soemarno mengatakan, Lombok Timur khususnya daerah Sembalun, memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan menjadi sentra bawang putih. Namun dewasa ini potensi Sembalun tersebut tertutup oleh berubahnya fungsi lahan pertanian dari bawang putih ke komoditas yang dianggap lebih menjanjikan oleh masyarakat setempat. “Saat ini tingkat konsumsi bawang putih kita mencapai sekitar 400.000 ton per tahun. Dengan luas lahan pertanian bawang putih saat ini seluas 2.563 ha, produksi bawang putih kita baru 20.295 ton per tahun. Dengan demikian kapasitas produksi bawang putih dalam negeri belum mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat. Untuk itulah Kementerian BUMN bersinergi dengan Kementerian Pertanian, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dalam rangka mendorong dan

para petani untuk semangat mengembangkan lagi bawang putih. BUMN akan berikan Kartu Tani dan Kredit Usaha Rakyat meningkatkan produksi. Dari sisi pemasaran, Bulog juga akan menyerap hasil produksi sehingga petani mendapatkan keuntungan yang cukup. Jadi kami berharap bantuan ini dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat petani bawang di sini. Dengan demikian Sembalun dapat tampil menjadi sentra bawang putih di Indonesia,” ujar Rini. (Naniek I. Taufan)


22

Sosialita

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

Angka perceraian di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Meski memang kenaikan tidak terlalu besar, namun tetap saja kondisi ini menjadi kecemasan tersendiri. Di daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah, misalnya, setiap harinya ruang-ruang sidang di Pengadilan Agama setempat selalu ramai dengan perkaraperkara perceraian.

Waspadai Krisis Paruh Baya masalah ini baru keluar sekitar tahun 95-an ke atas,” ucap Elly. Jadi, lanjutnya lagi, ketika suami mengalami krisis, hendaknya para istri menerima, sabar, iklas dan tawakkal (tangguh). “Bantulah agar suami sadar dan peliharalah keseimbangan keluarga,” sarannya. Tapi, lanjutnya, kalau keduanya (suami-istri) samasama mengalami krisis maka kenalilah masalahnya. “Tapi yang utama adalah selesaikanlah dulu krisis di dalam dirinya. Pelihara keseimbangan keluarga.

T

idak heran. Karena ketiga daerah tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2015, menduduki posisi tiga besar tingginya kasus perceraian di Indonesia. Jawa Timur yang tertinggi dengan 87.149 kasus, Jawa Barat 70.276 kasus dan Jawa Tengah 66.548 kasus. Bagaimana dengan DKI Jakarta? Ternyata Jakarta berada di urutan kelima, setelah Sulawesi Selatan, dengan 10.303 kasus pada 2015 (turun dari tahun 2014 yang 10.431 kasus). Salah satu pengadilan agama yang paling ramai kasus perceraian adalah di Jakarta Selatan. Menurut petugas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, setiap harinya puluhan kasus perceraian disidangkan di pengadilan tersebut. “Ada lima ruang sidang, setiap harinya masing-masing 20-25 kasus yang disidangkan di sini,” ungkapnya seraya menambahkan untuk kasus yang baru masuk tahap rujuk, cerai atau mediasi hanya berlangsung 5-10 menit. Yang terlama adalah jika sidang sudah masuk pada pembuktian, prosesnya bisa berlangsung 1 jam lebih untuk setiap perkara. Meningkatnya angka perceraian dari tahun ke tahun sungguh mengkhawatirkan karena menandakan semakin rapuhnya lembaga perkawinan di Indonesia. Keprihatinan ini juga diutarakan Elly Risman Musa, psikolog, yang kerap memberi konseling perkawinan pada pasangan-pasangan yang bermasalah. “Sungguh memprihatinkan. Saat ini di Indonesia dalam satu hari terjadi 40 kasus perceraian. Banyak di antaranya adalah pasangan muda yang belum lama menikah, atau yang sudah memiliki satu anak. Bahkan tak jarang perceraian terjadi saat istri tengah hamil. Sebab terbanyak adalah perselingkuhan,” ungkap Elly Risman Musa dalam seminar bertema ‘Tetap Harmonis Walau bukan Pengantin Baru Lagi’, di Jakarta, pekan lalu. Lembaga perkawinan, katanya, sudah tidak kokoh lagi. “Bagaimana mau kokoh kalau tidak ada persiapannya,” ucapnya. “Pertanyaan saya, ini yang mau bercerai punya bapakibu nggak? Apa saja kerja bapak-ibunya yang baru ngabisin uang Rp 500 juta untuk menikahkan anak, namun perkawinan

hanya berlangsung seumur jagung? Apakah anak yang mau menikah dipersiapkan dengan benar, apakah kita sudah membekali anak-anak kita menjadi suami/istri atau tidak? Jangan-jangan hanya memikirkan mau menggunakan gedung mana, katering, dll. Sementara orang yang akan berdiri di sana (pengantin) tidak dibekali bagaimana menjadi suami dan istri,” tegas Elly. LAKI-LAKI MELIHAT KE DEPAN WANITA MELIHAT KE BELAKANG Di bagian lain dari seminar tersebut. Elly juga menyinggung tentang krisis diri yang kalau tidak ditangani dengan baik bisa juga menjadi pemicu perceraian. Krisis ini terjadi tanpa kita sadari. “Apakah Anda pernah bertanya pada diri sendiri, akan aku gunakan bagaimana sisa hidupku ini? Jika iya, maka itu tandanya Anda telah masuk dalam krisis usia separuh baya,” ungkap Elly. Krisis paruh baya ini, tidak menyangkut umur bahwa harus berusia 50 tahun ke atas baru mengalaminya. Itu tidak benar. Justru krisis ini tak jarang dialami oleh mereka yang baru berusia 30-an. “Suatu ketika saya sedang duduk pantai Waikiki, Honolulu, Hawai. Saat itu tahun 1984 saya berusia 33 tahun, dan saya bertanya pada diri sendiri akan saya gunakan bagaimana sisa hidup saya ini. Ketika itu saya belum mengerti kenapa muncul pertanyaan itu. Saya baru tahu bahwa pertanyaan itu menunjukkan bahwa saya memasuki krisis usia separuh baya pada tahun 1995. Itu pun setelah membaca sebuah buku tentang hal tersebut,” papar Elly yang sempat belajar parenting di Florida State University Talahase. Krisis paruh baya ini, lanjutnya, datang tanpa kita sadari. Umumnya terjadi pada mereka yang berusia 35 tahun ke atas. Tapi pada orang-orang tertentu bisa juga terjadi pada usia sebelum 35 tahun. Memang, ucapnya, tidak semua orang mengalaminya. Berdasarkan data, kata Elly, 75-80% laki-laki mengalami krisis

Elly Risman Musa

paruh baya, mereka berusia antara 35-55 tahun. Sedang pada perempuan berada dalam kisaran 75%, mereka berusia 33-65 tahun. Di saat krisis, terjadi perbedaan antara laki-laki dan perempuan. “Kalau laki-laki saat krisis mereka akan melakukan evaluasi yang intensif tentang arah hidupnya, perubahan-perubahan dalam nilai-nilai dan apa yang ingin mereka capai. Sedang perempuan, unsur utamanya adalah menilai ulang/refleksi diri sendiri, penemuan diri dan ini hasilnya bisa negatif atau positif. Jadi kalau lakilaki melihat ke depan kalau perempuan melihat ke belakang,” paparnya. Menurut Elly, krisis lebih tampak pada perempuan ketimbang laki-laki. Juga, perempuan lebih mudah masuk ke dalam krisis ketimbang laki-laki. Misalnya saja, perempuan memiliki masalah tidak tahu kepada siapa harus diceritakan masalahnya, akhirnya masalah tersebut ditahan sendiri. Itu bisa menjadi pemicu terjadinya krisis. Sementara pencetus krisis pada laki-laki misalnya, lapangan kerja menyempit, kesempatan yang ada tapi tidak bisa diraih, harapan yang belum bisa seluruhnya direalisasikan, dll. “Kadang kegelisahan, kebingungan ini tidak tampak dari luar,” tambahnya. Kondisi ini, ujarnya, kadang tidak dipahami oleh istri maupun suami. Keduanya tidak menyadari kalau pasangannya tengah mengalami krisis. Karena ketidaktahuan itu tak jarang memicu ketegangan, keributan antarpasangan, bahkan bisa berakhir pada perceraian. “Dua-duanya mengalami krisis namun tidak saling mengenalinya. Akhirnya bercerai padahal usia sudah tua. Ini terjadi karena tidak mengenali gejala (krisis) dari awal,” katanya. FAKTOR ‘U’ PERUBAHAN HORMONAL Tak dapat dimungkiri perubahan pada fisik seseorang karena faktor ‘U’ (usia) mempengaruhi krisis yang terjadi. Bertambahnya usia menyebabkan terjadinya perubahan fisik, perubahan hormonal. “Banyak yang tidak tahu bahwa perubahan hormonal menyebabkan terjadinya perubahan emosi,” ujarnya. Perubahan hormonal, misalnya, penyusutan testosteron pada pria tidak dapat dihindari. “Kekuatan seksual berkurang tapi pria tidak mau menerimanya. Segala macam cara dilakukan pria. Nah hal ini agar dimengerti (tentang krisis yang dialami suaminya) oleh para ibu,” kata Elly seraya menambahkan dia tidak akan membahas masalah ini lebih lanjut karena terlalu sensitif. Seperti halnya perempuan, lanjut Elly, maka laki-laki pun mengalami menopausa. Hal ini menimbulkan kekacauan emosi. “Kekacauan emosi itu misalnya kadang merasa sedih nggak karuan tanpa sebab, atau menjadi mudah marah hanya karena masalah sepele, dll,” katanya. Perubahan-perubahan ini memang tidak semua orang mengenalinya. “Ini memang termasuk ilmu baru ya. Dunia memang tidak baru tapi hasil-hasil riset-riset tentang

Setelah itu bantu pasangan untuk sadar,” katanya. Menurut Elly, tidak semua orang menyiapkan ‘payung’ (pencegahan). Kita tidak pernah menyiapkan diri untuk hal-hal yang tidak bisa dijelaskan, tidak diharapkan dan buruk. Karena kita tidak percaya bahwa itu bisa terjadi pada diri kita. “Semua orang bisa terkena hujan. Kadang hal-hal buruk juga terjadi pada orang baik. Tidak ada pengecualian. Semua orang punya peristiwa karena siklus hidup,” ujar Elly. (Diana Runtu)

Syukuran HUT Bisnis Bali, Bali TV, dan KKB Kelompok Media Bali Post (KMB) menyelenggarakan syukuran HUT ke-16 Bisnis Bali, HUT ke-15 Bali TV, dan HUT ke-12 Koperasi Krama Bali (KKB), Jumat (26/5) di halaman Gedung Pers Bali K. Nadha. Acara yang dilaksanakan antara lain persembahyangan bersama, pemotongan tupeng, penyerahan punia Wirasa, penye­ rahan bibit kelapa, penyerahan HT, dan pelepasan burung. Hadir dalam kegiatan ini Ketua Umum PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya, Pimpinan KMB Satria Naradha, dan undangan lainnya.

Grand opening Level 21 Mall yang dirangkaikan dengan Pelaksanaan “Denpasar Cultural Festival”

Akhirnya FH Undiknas berhasil meraih akreditasi dengan nilai A. Hal ini membuktikan kelayakan program studi FH Undiknas telah sesuai kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Diantaranya kualifikasi dosen yang sebagian besar doctor, memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar, dosen menulis pada jurnal internasional, jurnal terakreditasi nasional, menulis buku yang diterbitkan serta melakukan penelitan yang dibiayai Kemendiknas.

Dr. A.A.Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda, S.H.,M.M.,M.H.

M

enurut Dekan FH Undiknas Dr. A.A.Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda, S.H.,M.M.,M.H. bukan hanya itu prosesnya, ada saranaprasarana yang memadai, alumni yang sangat aktif. prestasi mahasiswa di tingkat nasional dan internasional pun menjadi poin penunjang. Kualitas proses pembelajaran, kurikulum, rencana perkuliahan semester (RPS), modul perkuliahan, pengabdian masyarakat atau singkatnya Tri Dharma Perguruan Tinggi yang tidak terlepas dari Visi Misi Universitas dan Fakultas. Diakuinya bahwa perolehan akriditasi A tersebut, karena kehebatan team work dari Tim Akriditasi Fakultas, dukungan pihak Perdiknas, Universitas dan yang pasti dukungan penuh semangat dari seluruh dosen serta mahasiswa FH Undiknas. “Tanpa itu semua mustahil kami memperoleh nilai Akreditasi A. Namun, capaian ini, bukan akhir dari sebuah proses, sebaliknya ini adalah awal dari perjuangan kami untuk mempertahankan dan pembuktian bahwa FH Undiknas layak mendapat Akreditasi A,” tandas Gung Sri.

3

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

FH Undiknas Raih Akreditasi A

Mahasiswanya Berprestasi di Kancah Internasional Journey of Undiknas di Hongkong, Belanda, Turki, Korea Selatan, dan Jepang Tahun 2016 adalah langkah awal Fakultas Hukum Undiknas melebarkan sayap mencatatkan namanya di kancah internasional. Setelah meraih juara 2 pada Kompetisi Karya Tulis di Mahkamah Konstitusi RI bekerja sama dengan Universitas Udayana, untuk pertama kalinya, mahasiswa Jurusan Hukum Bisnis FH Undiknas, atas nama Made Artha Dermawan (19) lolos sebagai delegasi Republik Indonesia mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa atau ASEAN Student Exchange 2016 selama tiga bulan di City University of Hong Kong. Program yang digagas The Asian Foundation ini merupakan program kepemudaan yang memfasilitasi berbagai program kebudayaan dan kepemudaan bagi seluruh pemuda-pemudi lintas benua Asia. Program ini dimulai pertengahan Oktober 2016 dan berakhir awal Januari 2017. Artha, begitu sapaannya berkesempatan mengikuti kegiatan perkuliahan di bidang hukum dengan mahasiswa semester V di City University of Hong Kong dan menambah wawasan di bidang Company Law, International Trade Law, Legal English, Negotiation, Business Litigation, dan Hong Kong Taxation. Maka, melalui kegiatan Student Exchange ini pula FH Undiknas kembali menambah jaringan akademiknya di kancah internasional. Berikutnya Artha juga berhasil diundang menjadi Delegasi RI mengikuti Program The World Crime and Criminal Justice Workshop 2017 di Leiden University, Belanda, setelah melalui proses seleksi administrasi dan akademik yang ketat. Program berlangsung dua minggu pada Februari.Selain itu ia pun berhasil menjadi peserta kegiatan workshop

Ita Utari

Kegembiraan Dosen dan Mahasiswa setelah FH Undiknas mendapat Akreditasi A.

internasional yang dihadiri perwakilan mahasiswa dan akademisi dari berbagai negara di dunia. Di sana dibahas perkembangan dan permasalahan criminal justice di Belanda dan di dunia. Diakhir acara , Artha sempat menjelajahi beberapa negara di benua Eropa dan menikmati indahnya musim dingin di negara tersebut. Sebulan setelahnya, melalui proses pengiriman abstrak karya tulis bertema “Higher Education Enterprise: The Importance of University and its Contribution for the Society.” Sosok kelahiran 7 Mei 1998 yang saat ini duduk di semester VII tersebut kembali menorehkan prestasi sebagai perwakilan Indonesia mengikuti Program Youth Education and Entrepreneurship Summit Turkey 2017 yang diadakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki bekerjasama dengan Pemerintah Turki dan beberapa universitas di sana. Kegiatannya , kata Arta bakal berlangsung di Kota Istanbul, Turki pada pertengahan September mendatang . Sementara itu, Pipin Carolina BR Barus juga menuai prestasi. Mahasiswi yang satu ini, sejak di bangku SMA, sudah sangat tertarik terhadap Bahasa Inggris. Bahkan ia sempat dipercaya menjadi ketua English Club di SMAN 1 Kuta dan memenangkan beberapa perlombaan Bahasa Inggris.. Didukung ilmu yang dimiliki, selama kuliah di FH Undiknas, gadis kelahiran 23 Mei 1997 ini lolos seleksi dan bangga menjadi bagian dari Asia Student Summit 2017 in Seoul. “Dari total 1000 pendaftar, hanya 200 peserta yang lulus, dan 60 peserta menjadi delegasi Asia Student Summit. Beruntung, saya bersama Ryan Hendrich Wijaya juga mahasiswa FH Undiknas lolos menjadi delegasi ASS 2017. Selain itu, Ryan juga menda-

pat penghargaan “The Most Outgoing Man”,” ungkap Pipin yang beberapakali menang lomba debat ini. Koordinator debat KOMIK Undiknas ini juga mengatakan selama di Seoul, ia sempat mengunjungi kampus besar, seperti Kyunghee University, Seoul, National University, dan Yonsei University. “Kami juga sempat melakukan diskusi panel bersama delegasi lain serta pembicara seperti penulis buku sekaligus guru di Korea, Aulia Djunaedi, profesional dentist Rya Aryani H., CoFounder and CTO at Team Mondrian (Mikael Fernandus), CEO at JobFindr (Craig La Touche), Artist & Creator of The Nicholalala Webtoon on Line Webtoon (Nichola Gwon),” paparnya sambil mengatakan ia pun diberi kesempatan mengobservasi pendidikan di Seoul.. Pipin yang selama di Seoul, pada hari ke-4, bersama Ryan, berpartisipasi dalam “Culture Performance”, menampilkan lagu tradisional Bali berjudul “Bungan Sandat”, di hadapan masyarakat Korea.” Sebagai bentuk apresiasi terhadap penampilan kami, para tamu undangan pun menyemati kami dengan pin Asia Student Summit,” pungkasnya . Begitu juga dengan Ida Ayu Ita Utari, mahasiswa Fak. Hukum, anggota Perhimpuan Mahasiswa Hukum

Indonesia (Permahi) DPC Bali ini, lolos mengikuti World Student Summit 2017 di Tokyo, Jepang pada Juli 2017. Kegiatannya ini merupakan momen generasi muda menjadi agen perubahan. Di sana nanti ia akan memberikan ide, gagasan, inovasi dan pemikiran tentang isu-isu yang sedang dibicarakan dunia, baik itu dari teknologi, pengetahuan baru, wirausaha dan kemanusiaan. Purnapaskibra Kota Denpasar ini merasa sangat bersyukur, sebab ia menjadi salah satu dari 50 delegasi dari seluruh dunia yang mendapat kesempatan berbicara dalam Symposium International dengan tema “Culture Humanity”. Kegiatan World Student Summit 2017 “World Innovation Forum Tokyo” ini berlangsung selama sepekan yakni 12 - 19 Juli 2017. Dikatakannya bahwa kriteria yang harus dipenuhi untuk diterima menjadi salah satu delegasi yakni mengisi letter of motivation yang disiapkan oleh panitia penyelenggara, mengumpulkan paper dengan mengangkat salah satu isu yang sedang dibicarakan di seluruh dunia. Dan, pastinya harus cakap berbahasa Inggris. Sebab, tak dipungkiri bahasa Inggris merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk mengikuti kegiatan ini,” tutur anggota Paguyuban Miss Internet Bali ini. -ard

Grand Opening Level 21 Mall Level 21 Mall yang hadir sebagai salah satu pusat perbelanjaan dan hiburan masyarakat di tengah Kota Denpasar sejak November 2016, melakukan grand opening, Sabtu (20/5). Acara dirangkaikan dengan pelaksanaan “Denpasar Cultural Festival” yang berlangsung mulai 17 Mei-21 Mei 2017. Beberapa acara yang mengangkat kebudayaan Bali digelar, seperti Lomba Endek Cultural Fashion Show & Creation Competition, Parade Kostum Karnaval Bali, Penampilan teatrikal, dan penampilan spesial dari Balawan. Presiden Direktur Level 21 Mall-Heru Cakra Nasution mengatakan, pada bulan Mei 2017 ini Level 21 Mall telah mencapai puncak occupancy sebanyak 100% dengan penyerapan tenaga kerja kurang lebih 1.500 orang. “Kami juga turut berpartisipasi aktif dalam program clean and green Kota Denpasar melalui CSR yang diterapkan dalam bentuk kerjasama pengelolaan sampah di depo Pulau Seram. Kami akan terus membuat acara-acara untuk membuat warga Denpasar datang kemari sebagai tempat mereka berekreasi bersama keluarga,” ucapnya. (Inten Indrawati)

Pipin

Artha


2

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

GORO-GORO Bu Alit curhat. “Bu Amat, masak anak saya sudah memaki bapak­ nya, anjing!” Bu Amat ter­ Putu Wijaya sirap. “Putra ibu yang mana? Bagus Alit?” “Ya! Si Bagus! Jelas-jelasan di depan saya! Untung di depan saya. Kalau misal di depan umum atau di depan Bapaknya sendiri, bisa jadi ramai!” “Jadi Pak Alit, tidak tahu?” “Untung tidak. Tapi saya kha­ watir juga, jangan-jangan sudah tahu, sebab kelakuannya agak lain sekarang.” “Lainnya bagaimana?” “Kelihatan sedih, susah, banyak ngelamun.” Bu Amat segera menyampaikan info itu pada suaminya. Amat men­ dengar tenang-tenang saja. Rupanya ia sudah tahu. “Lho, kalau Bapak sudah tahu, kenapa tenang-tenang saja?” “Habis harus bagaimana?” “Itu kan bahaya! Bisa jadi modus tidak baik buat anak-anak dan orang­ tua yang lain di lingkungan kita ini!”

Amat ketawa. “Jadi harus bagaimana? Pak Al­ itnya sendiri tidak apa-apa! Kenapa kita yang repot!” Bu Amat marah. “Siapa bilang tidak apa-apa?! Bu Amat yang biasa-biasa tenang itu sampai mengadu ke mari, Pak Alit banyak ngelamun sekarang! Itu kan tanda-tanda dia dapat tekanan batin. Bapak kan tahu sendiri Pak Alit ada gangguan jantung kan? Ayo bertindak!” Amat terpaksa menyerah. “Ya, sudah, besok tak tanyai Pak Alit!” “Kok besok, sekarang! Itu Bu Alit masih nangis di dapur, Bapak tidak kasihan?!” Amat terpaksa meletakkan buku yang sedang dibacanya. Setelah salin pakaian ia langsung ke rumah Pak Alit. Sebenarnya Amat sudah mend­ engar semua itu dari Pak Alit sendiri. Menurut Pak Alit itu adalah ke­ nakalan anak zaman sekarang, yang banyak ditulari oleh apa yang ada di medsos seperti facebook. “Bagus, anak saya ingin meniru­ kan idolanya di FB yang memaki dengan anjing, cuma salah sasaran ke orangtuanya sendiri!” kata Pak Alit

kritik dua hari yang lalu pada Amat sambil ketawa. Itu sebabnya Amat tidak menanggapi masalah itu serius. Di rumah Pak Alit tidak ada siapa-siapa, kecuali Bagus sendiri. Tapi begitu melihat Amat, Bagus langsung ngajak perang. “O, jadi betul, Bapak saya sudah minta bantuan Bapak untuk intero­ gasi saya?!” Amat terkejut. Belum sempat menjawab, Bagus sudah menyusul dengan memaki. “Dasar kolot! Zaman dulu me­ mang orangtua itu dewa. Apa saja perintahnya tidak boleh dibantah. Tai pun kalau mereka yang suruh kita makan, harus dimakan! Anjing?” Amat terkesiap. “Kita ini negara demokrasi, Pak! Dalam demokrasi tiang uta­ manya kebebasan berpikir dan ber­ pendapat! Kritik itu hak azasi yang menghidupi demokrasi! Kalau betul mau menegakkan demokrasi jangan melarang kritik! Melarang kritik, itu berarti menentang demokrasi. Pak Amat menentang demokrasi?” Amat tidak segera menjawab, sebab ia lihat masih ada sepenggal kalimat nyangkut di leher Bagus. “Orang yang menentang demo­ krasi itu orang yang memusuhi HAM.

Ekspresso Orang yang memusuhi HAM bukan orang tapi: anjing! Pak Amat orang atau anjing?” Amat kaget langsung menjawab, ”Bapak orang, karena Bapak mendu­ kung demokrasi!” “Kalau begitu Bapak bukan an­ jing, seperti Bapak saya!” Amat bengong. “Yang Bapak tahu, orangtuamu juga mencintai demokrasi. Jadi mer­ eka juga bukan anjing.” “Tapi mereka tidak suka kritik, jadi tidak suka demokrasi, jadi mer­ eka anjing!” Amat hampir mati langkah. Tibatiba dia ingat sesuatu. “Kritik itu adalah telaah yang objektif, ilmiah dengan pertimban­ gan referensi dari dua tiga opini berbeda dan sama sekali tidak ada intervensi emosi!” “Setuju Pak Amat? Tidak ada intervensi emosi!” “Tapi anjing itu dalam tata ba­ hasa Indonesia kata benda, kalau dipakai sebagai kata sifat, yang artinya seperti anjing, itu sudah 200 persen emosi. Apalagi kalau dengan sadar memakaikan kata anjing yang

termasuk jenis binatang itu kepada manusia, kepada ayah atau ibu, itu jelas sudah 300 persen emosi!” “Tapi itu kritik, Pak Amat! Untuk menunjukkan kekuasaannya yang sudah ketinggalan zaman! Kita kan negara demokrasi yang memuliakan kritik!” “Kritik kita muliakan dengan bahasa yang baik, bukan luapan emosional! Itu sudah memaki!” “Wah kalau begitu Pak Amat juga termasuk orang kolot yang tidak mau dikritik alias antidemokrasi.” “Anjing!” potong Amat cepat, maksudnya melucu. Bagus kaget, tersinggung dan langsung memukul. Amat mengelak reflek langsung memelintir mengunci lengan Bagus. Anak muda itu berte­ riak kesakitan. “Waktu itu Pak Alit keluar dari persembunyiannya di kamar,” tutur Amat kemudian kepada istrinya, setelah kembali ke rumah. “Jadi begitulah anak muda men­ gartikan demokrasi: boleh seenak perutnya memaki orang, tapi dia sendiri, padahal diajak guyonan, langsung mukul!”

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

pendukung 145 jam, 45 jam, dan begitu calon mahasiswa akan masuk bangku kuliah, mereka harus mengikuti penataran P4. Bahkan, bukan hanya dalam dunia pendidikan, berbagai organisasi masyarakat juga bekerja sama dengan kementerian baik itu pemuda olahraga dan termasuk waktu itu ada namanya lembaga BP7, juga menyelenggarakan pe­ nataran P4. Bahkan, kita bisa melihat orang-orang yang pernah mengenyam pendidikan tersebut akan sangat terlihat dari cara pandang, sikap, karakter, dan bela negara mereka cukup baik. Begitu Orde Baru selesai, masuk proses reformasi, semua menghilang, bahkan sampai kuri­ kulum pendidikan pun tidak ada pendidikan Pancasila. Semua pena­ taran itu sudah tidak diberlakukan lagi. Boleh-boleh saja dilakukan evaluasi saat pergantian rezim tapi jangan dihilangkan, seolah-olah Pancasila itu tidak cocok lagi. Melihat dari perjalanan masa ke masa bangsa Indonesia, ketika ada proses perubahan dan tidak dilakukan seiring dengan tetap

DAP Sri Wigunawati

memantapkan jiwa ideologi dan jati diri bangsa, maka akan muncul gangguan dan hambatan. Malah, ada muncul pertanyaan, apakah Pancasila masih relevan. Peruba­ han yang terjadi tidak sejalan, malah terlalu kebablasan entah itu perubahan ke arah demokrasi atau yang lainnya. Pada masa lima tahun yang

Kepala Badan Kesatuan, Kebangsaan, dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali I Gede Putu Jaya Suar­ tama mengatakan, P4 hendaknya dihidupkan kembali. “Materi Pedo­ man, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) itu masih relevan untuk za­ man sekarang. Ada beber­ apa pihak yang mengata­ kan P4 berbau orde baru. Saya kira tidak. Materi P4 sudah ada di empat kon­ sensus. Tidak perlu dide­ batkan, tapi perlu dihayati dan pendalaman,” kata Jaya Suartama.

T

ujuannya, kata dia, agar para generasi muda paham dan mengerti. “Saya khawatir anak-anak cuek den­ gan Pancasila. Apa itu Pancasila,

Gencarkan Sosialisasi Empat Pilar

Semangat persatuan dan ke­ satuan bangsa Indonesia saat ini sudah mulai tercabik-cabik, dan itu pada akhirnya akan mengan­ cam NKRI. Kalau dibandingkan dengan zaman dulu, yakni waktu zaman penjajahan, sangat terasa sekali yang namanya berjuang karena bangsa Indonesia se­ dang menghadapi penjajah. Rasa nasionalisme muncul, jati diri bangsa, dan bela tanah air, rasa itu timbul pada setiap anak bangsa. Setelah merdeka, ada ke­ bijakan melakukan satu proses kepada anak bangsa dengan melakukan pendidikan Pancasila, memberlakukannya pendidikan bela negara, penataran kewasp­ adaan nasional untuk mengantisi­ pasi adanya ancaman, hambatan, tantangan, dan gangguan. Hal ini sudah dilakukan sejak dini dengan memasukkan materi ini ke dalam kurikulum sekolah, apa itu Pancasila dan bagaimana cara kita menjaganya. Tidak hanya batasan teori yang diajarkan, tapi juga diimplementasikan. Dalam Orde Baru ada yang namanya penataran P4, ada pola

Sudut Pandang

lalu dan masih berlaku sampai sekarang, ada program yang dibawa anggota DPR dan MPR yakni program sosialisasi empat pilar, Pancasila, UU Dasar 1945 NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Program empat pilar ini sangat luar biasa sekali kalau saja 550 anggota DPR dan MPR melaku­ kan sosialisasi empat pilar yang sekarang kita sebut dengan empat konsensus secara terus menerus. Ketika memahami empat pilar kita akan menjadi orang yang sangat peka, sangat sensitif, san­ gat tahu, dan sangat memahami, apa sih roh Pancasila dan NKRI dan kita bisa menjaganya dari rongrongan siapapun yang ingin menghancurkannya. Program itu ada dananya, kalau semua 550 anggota DPR dan MPR bahu membahu menggunakan dana itu

untuk sosialisasi terus menerus tentu segala macam ancaman dan gangguan dapat diminimali­ sir. Sudah selayaknya empat pilar ini diimplementasikan secara benar, tidak hanya teori. Harapan ke depan, harus ada kajian lagi, terutama da­ lam dunia pendidikan, kita perlu membumikan lagi nilai Pancasila, bagaimana mengem­ balikan taksu Pancasila lagi, apapun istilahnya, yang penting tujuan yang diharapkan kem­ bali kepada jati diri bangsa. Namun yang paling penting adalah bagaimana teladan dari semua pemangku kekuasaan dan pemimpin bangsa ini. DAP Sri Wigunawati Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Prov.Bali

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Edisi 955/ 29 MEI - 4 juni 2017

Hidupkan Lagi P4

mereka tidak tahu,” ujarnya. Ia menegaskan, kita tidak perlu mendebatkan ideologi, yang kita perlukan generasi penerus dapat mendalami ideologi Pancasila. Mereka mengerti apa itu Pan­ casila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI kalau pemerintah mau mengemas ini, tapi belum ada yang tercermin,” ucapnya. Ironisnya, saat ini bangsa In­ donesia sedang mengalami per­ pecahan. Ada perbedaan dianggap sebagai lawan. Padahal, perbedaan itu indah. “Tidak ada wujud manu­ sia sama. Laki-laki dan perempuan berbeda tapi mempunyai daya tarik. Kita punya baju, tidak bisa di­ paksakan harus pakai baju kuning, merah, hijau, dan abu-abu. Dari sini kita bercermin, perbedaan itu indah. Kalau mau berpikir ke sana, tidak ada kekacauan dan gesekan,” kata Jaya Suartama. Ia meminta, jangan permasala­ han sekarang dibawa ke agama. Tidak ada agama yang jelek,

Jaya Suartama

tapi pemahamannya yang masih setengah-setengah Tujuan agama sama, semua mengarah ke Tuhan. Jangan setiap gerakan dihubung­ kan dengan agama. Ada 6 agama sudah diakui

UUD 1945, dan ini sah yang membuat indah dan seni. Coba kita lihat di Eropa Timur, satu agama tapi pemahamannya ber­ beda sehingga timbul gesekan. Menurutnya, P4 itu perlu dibangkitkan kembali, tapi ben­ tuknya diatur sesuai perkemban­ gan situasi sekarang. “Intinya, pemahaman 4 konsensus terse­ but itu harga mati, tidak boleh diganggu gugat,” tegasnya. Ia menyarankan, bisa saja P4 dikemas dalam bentuk kekinian, yang lebih keren dan mempunyai daya tarik. Perlu dimasukkan ke dalam mata pelajaran siswa dan mahasiswa. Tujuannya, untuk me­ nanamkan mind set kepada generasi muda, apa makna dari Pancasila. Ia mengatakan, dari butirbutir Pancasila, kalau dikupas itu banyak yang bisa dipelajari. “Da­ hulu, para pendiri bangsa mencari inspirasi menciptakan ideologi tidak gampang. Harusnya kita sebagai generasi sekarang harus

Lakukan Pendekatan Humanis Beberapa bulan belakangan Indonesia diterpa isu-isu intoler­ ansi. Padahal dengan keberaga­ man suku, agama, dan budaya, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang penduduknya mampu hidup berdampingan ditengah perbedaan. Ini sesuai dengan dasar negara yaitu Pancasila. Tetapi, sikap intoleransi ini memunculkan gerakan-gerakan radikalisme yang tentu mengan­ cam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. M e n u r u t D r. I N e n g a h Suastika,M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja, radikalisme memang telah ada sejak lama. Akan tetapi karena berkembang­ nya ilmu pengetahuan, radikal­ isme tumbuh dan berkembang tanpa batas. Apalagi di era reformasi era berkembang­ nya organisasi-organisasi untuk perubahan bangsa. Banyaknya organisasi jika tidak dikontrol dan tidak sesuai dengan paham yang dimiliki bangsa maka akan memunculkan tindakan yang bersifat radikalisme. Menurut Suastika, ada be­ berapa faktor pendukung mun­ culnya gerakan radikal salah satunya faktor ekonomi. Kes­ enjangan ekonomi yang begitu tajam antara masyarakat kaya dan miskin akan menimbulkan faham radikalisme. Perebutan sumber daya ekonomi juga men­ jadi alasan munculnya radikal­ isme. Sekelompok orang yang menguasai dan dan merasakan manfaat besar sumber daya ekonomi akan memunculkan kecemburuan bagi kelompok

23

Dr. I Nengah Suastika,M.Pd.

orang yang tidak mampu bersa­ ing dengan kompetitor. Faktor lain yang tidak boleh diabaikan adalah sosial-politik. Secara sosial, kelompok orang ini se­ lalu dimarginalkan dan tidak mendapat perlakuan setara di masyarakat. “Ini akan menimbul­ kan ketidaknyamanan sehingga mereka akan melakukan gerakgerakan untuk menunjukkan eksistensinya,” jelasnya. Secara politik, ada suatu kebijakan yang membuat mereka tidak bisa diterima dan ikut dalam suatu kompetisi. “Jika ini terjadi maka akan menimbulkan anggapan diskriminatif, sehingga mereka akan merasa terjajah dan ingin merdeka,” ungkapnya. Selain itu, rendahnya supre­ masi hukum yang menimbulkan anggapan hukum itu tajam ke bawah dan tumpul ke atas juga sebagai salah satu faktor mun­

culnya radikalisme. “Beberapa masyarakat akan merasa bahwa hukum itu tidak adil,” imbuhnya. Selain itu, kurangnya penerapan simpul-simpul budaya secara maksimal. Seharusnya peran Desa Pakraman, Karang Tar­ una, Pesantrean bisa menjadi benteng utama untuk mencegah masuknya gerakan radikalisme. Hal yang paling mendasar yang dapat memunculkan radikal­ isme adalah kurang maksimal­ nya penerapan dan praktek pengajaran Pancasila di sekolahsekolah. “Masyarakat harus dibiasakan dengan pemaha­ man Pancasila, NKRI, UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika,” lanjutnya. Pendidikan sangat memegang peranan yang sangat penting untuk mencegah tinda­ kan radikalisme. Dengan banyaknya faktor yang dapat memicu berkembang­ nya radikalisme, pemerintah juga harus berupaya “memerangi”nya. Pria kelahiran 9 Agustus 1981 ini mengatakan untuk menga­ tasi radikalisme harus digunakan cara-cara dengan pendekatan yang humanis. Salah satunya dengan jalur pendidikan yaitu pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila. “Melalui pendidi­ kan inilah kita harus melakukan penguatan terhadap dasar-dasar negara Indonesia. Selain teori, juga realisasinya melalui lombalomba yang membangkitkan rasa nasionalisme. Misalnya lomba de­ bat empat Konsensus Nasional. Inilah yang akan menghidupkan dan menjiwai Pancasila itu dalam praktek pendidikan,” tambahnya. Sehingga hasilnya akan ada seko­

Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum.

lah yang Pancasilais, sekolah yang taat dengan Undang-Undang Dasar dan sekolah yang multi­ kultur. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat menegak­ kan hukum secara adil kepada masyarakat dan menjaga netrali­ tas antara TNI dan Polri dalam menjaga keutuhan NKRI. PAHAMI SEJARAH Sementara itu, menurut Ket­ ua Pusat Kajian Budaya Undiksha Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum., secara historis memandang radikalisme memang telah ada sejak dulu. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia meru­ pakan ideologi sebagai filsafat jalan tengah yang memadukan antara unsur agama dan unsur keduniawian. Jika ada suatu faham lain yang melenceng dari “jalan tengah” tersebut, baik itu melenceng ke kiri maupun ke kanan dengan alasan kebenaran, maka itulah yang memicu tim­ bulkan gerakan radikalisme. Penduduk Indonesia yang ter­ diri dari berbagai suku, agama, budaya, dan ras, akan memun­ culkan penduduk mayoritas dan minoritas. Sehingga jika tidak

mampu menjaganya. Jangan sam­ pai tersobek-sobek. Dari sekian ribu kepulauan suku bangsa, dan bahasa, ada 6 agama menjadi satu, sangat indah apalagi sedang duduk bersama,” ucapnya. Jaya Suartama menambahkan, tidak ada yang lebih indah dari budaya Indonesia. Budaya bangsa Indonesia usianya sudah lebih dari 100 tahun dibandingkan teknologi yang ada sekarang. Kepada generasi muda, ia ber­ pesan, jangan mudah terpengaruh setiap membaca berita di media sosial. Pahami betul berita ini benar atau tidak. Jangan langsung ditelan dan divonis itu benar. Ini bisa membuat kacau. Ia juga menegaskan, jangan mengukur demokrasi itu dari semakin seringnya demo. Justru, demo itu apa tidak mengganggu hak asasi manusia. Kalau orang demo jalan menjadi macet dan ke­ pentingan masyarakat terganggu. (Wirati Astiti)

adanya kesamaan hak antara kaum mayoritas dan minoritas, maka besar kemungkinan timbul radikalisme. “Kaitannya den­ gan kebhinekaan, maka kaum minoritas seharusnya mampu merangkul dan menghargai minoritas maka Indonesia akan aman-aman saja, dengan me­ nyingkirkan sikap arogansi,” ungkapnya. Kata Pageh, radikalisme tidak akan muncul jika msayarakat benar-benar memahami sejarah bangsa Indonesia. Penduduk Indonesia yang heterogen saat ini sebanarnya memeliki sejarah yang sama yaitu merupakan bangsa Melayu Austronesia. Jika masyarakat masih membagi diri menjadi mayoritas dan minoritas maka bangsa ini tidak akan per­ nah lolos dari pergaulan multi­ kultur. Jika kaum mayoritas yang didasari oleh perbedaan agama menganggap agama adalah se­ gala-galanya tanpa lagi meng­ gunakan rasional maka agama bukan lagi sebagai integrasi melainkan mengkotak-kotakan masyarakat. Oleh karena itu, rasa nasionalisme harus harus ditumbuhkan bukan oleh agama melainkan oleh cinta kasih. “Jika kita memahami benar sejarah, kita merupakan bangsa yang memiliki rumpun yang sama yaitu Melayu Austronesia dan memiliki kepercayaan terhadap benda-benda dan pohon yang memiliki kekuatan,” jelasnya. Jika sejarah bangsa ini direkonstruksi oleh orang-orang yang belajar sejarah tidak tepat maka seolah-olah bangsa ini be­ rawal dari kebhinekaan, padahal dari dulu kita telah bersatu, namun karena tinggal di pulaupalau yang tersebar di nusantara maka menjadi bhineka. “Maka dari itu, kita harus benar-benar memahami sejarah sehingga keberadaban yang diterima tidak menjadi kebiadaban,” tandas­ nya. (Wiwin Meliana)


24

Edisi 955/ 29 mei - 4 juni 2017

MarkPlus, Inc kembali menggelar Indonesia Marketeers Festival 2017 (IMF 2017) dengan tema “WOW to Win: Cara Jitu Sales & Promotion”. IMF 2017 ini merupakan seminar yang menghadirkan para jawara pemasaran lokal untuk berbagi strategi jitu dalam meningkatkan sales dan memaksimalkan fungsi promosi di setiap kota di Indonesia. Selain itu, pakar marketing dunia sekaligus Founder & Chairman MarkPlus, Inc Hermawan Kartajaya juga hadir sebagai narasumber.

H

ermawan mengatakan, memberikan pemahaman mengenai cara menjadi tenaga penjual yang baik sangat perlu dilakukan. “Sebagai tumpuan perusahaan, tenaga penjual diberikan target yang sangat tinggi sehingga mereka akan melakukan berbagai cara untuk mencapainya. Seringkali mereka tak etis melakukan berbagai cara ini yang justru dapat member risiko besar pada reputasi perusahaannya,” jelasnya. Karena itu, dalam IMF yang dilaksanakan Rabu (23/5) di Aston Hotel Denpasar tersebut, Hermawan berbagi ilmu mengenai cara-cara jitu dalam meningkatkan performa tenaga penjual supaya lebih WOW. Para tenaga penjual dan promosi dikatakannya harus memiliki keterampilan-keterampilan khusus, baik hard skills maupun soft skills. Hard skills mengacu pada penguasaan ilmu pengetahuan,teknologi, atau keterampilan teknis terkait dengan bidang kerja. Soft skills mengacu pada kemampuan dalam berkomunikasi dan berelasi dengan konsumen. Tenaga penjual harus mengerti wilayah yang dituju, mengetahui siapa yang dituju, mengerti taktik apa yang digunakan untuk menghadapi konsumen yang beragam, serta berpenampilan rapi agar mampu meninggalkan kesan. Selain itu tenaga pemasar harus menggunakan perangkat teknologi yang bisa mempermudah tugasnya, bekerja

WOW to Win

Suasana seminar Marketeers Festival 2017 (IMF 2017)

layaknya tim, dan bisa dipercaya. Cara-cara tersebut dirangkumnya dalam 7 T yakni; Territory, Targeting, Tactic, Tangible, Technology, Team, and Trust. Territory ,tenaga penjual harus mengetahui medan perangnya serta menetapkan desain wilayah penjuala. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja hasil tenaga penjual, dikarenakan penjual mempunyai tanggung jawab kerja yang lebih jelas dan beban pekerjaan yang seimbang melalui desain wilayah yang tepat. “Kenali potensi dari masing-masing wilayah mulai dari jumlah konsumen, calon konsumen, buying power, jumlah toko, serta kondisi geografis. Tawarkan produk sesuai dengan demografi teritori. Perhatikan juga jarak tempuh dan rute. Buatlah perjalanan melingkar ketika melakukan kunjungan,” jelas Hermawan. Targeting, mengetahui kemana dan siapa ketika menawarkan sebuah produk atau jasa. Dengan adanya target konsumen, segala aktivitas promosi dan branding yang mendukung penjualan bisa tepat sasaran. Target pasar bisa menjadi acuan bagi tenaga penjual dalam mendekati konsumen potensial. Hermawan menyebut, salah satu kunci tenaga penjual meraih target adalah kemampuan dalam mendekati konsumen dengan merebut hati konsumen. “Tak hanya mampu menjual dalam jumlah banyak namun lebih dari itu, tenaga penjual harus mampu menjaga relasi dengan konsumen yang sudah

Tenaga pemasar harus menggunakan perangkat teknologi yang bisa mempermudah tugasnya, bekerja layaknya tim, dan bisa dipercaya. Cara-cara tersebut dirangkumnya dalam 7 T yakni; Territory, Targeting, Tactic, Tangible, Technology, Team, and Trust. membeli produk lewat dirinya,” ucapnya. Tactic, menjadilah manusia, bukan serigala. Bukan sekadar duit duit dan duit. Hal ini disampaikan Hermawan karena melihat di era sekarang yang serba terkonetivitas dan berbasis internet, cara-cara “serigala” tidak lagi mumpuni, tidak laku dan berpotensi untuk kontraproduktif. Cara-cara yang harus dipakai dalam taktik menjual tidak boleh jauh dari

nilai-nilai profesionalitas. “Buang jauh-jauh semangat menghalalkan segala cara untuk mencapai target. Buatlah pelanggan Anda merasakan pengalaman WOW dengan memanusiakan mereka, menjadi sahabat mereka maupun dengan mempedulikan mereka. Setelah itu, mereka akan dengan senang hati merekomendasikan Anda kepada teman-temannya,” tegasnya. Dalam hal ini, terapkan taktik STAR: Satukan kata dengan perbuatan- Tidak membohongi konsumen dengan janji-janji palsuTambahkan kejutan bagi pelanggan- Sentuh pelanggan dari sisi humanisnya- Ajari pelanggan untuk tumbuh, posisikan diri sebagai sahabat bahkan konsultan- Rawat pertemanan untuk jualan dengan membangun persahabatan dengan pelanggan. Dari sini Anda memiliki peluang untuk menjangkau sahabat-sahabat pelanggan Anda yang lain termasuk komunitas pelanggan. Teknik-teknik dalam berjualan, di antaranya bernegosiasi, dengan menguasai teknik berkomunikasi. Bangun tiga aspek komunikasi efektif-gaya komunikasi yang dipakai, kemampuan mendengarkan, komunikasi verbal/nonverbal. Pahami karakter pelanggan. Mendengar dikatakan Hermawan adalah langkah terbaik Hermawan Kartajaya untuk lebih mema-

hami permasalahan konsumen dan solusi apa yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ini patut diperhatikan tenaga penjual, kedepankan mendengarkan bukan ingin didengarkan. Tips mendengarkan konsumen: melihat wajah lawan bicara, konsentrasi, hindari interupsi, jangan tampak sok pintar, berikan pertanyaan, jaga emosi, hindari kesan sok tahu, bikin catatan, dan jaga sikap tubuh. Ketahui juga kecemasan (anxiety) dan hasrat (desire) pelanggan, serta lakukan komunikasi human to human. Tangible, kesan pertama yang tak terlupakan. Walau kelihatan sepele, hal ini sangat penting karena akan mempengaruhi penilaian dan keputusan konsumen terhadap tenaga penjual selanjutnya. “Buat lawan Anda terkesan dengan penampilan Anda, namun dalam batas yang wajar dan sopan. Perhatikan fisik Anda, mulai dari bau badan hingga mulut. Perhatikan cara bicara Anda, baik dari volume, kelancaran bicara, penekanan suara, pelafalan, dan intonasi. Berikan informasi dalam susunan kata yang sederhana, menarik, namun dimengerti,” ucapnya. Cara berpakaian, kebersihan, kebugaran tentunya akan menunjang penampilan tenaga penjual. Katerampilan public speaking menyokong penampilan dan mengenali produk memperkuat kesan profesional seorang tenaga penjual. Technology, dalam era kekinian yang serba terkonektivitas dan berbasis internet, tenaga penjual seyogianya juga mempergunakan perangkat pintar untuk membantu tugasnya. “Pilihlah media sosial yang sesuai dengan tujuan Anda. Jangan terpaku pada konten yang hardselling. Cobalah menghadirkan konten yang memberikan nilai lebih kepada konsumen Anda. Media sosial bisa menjadi alat untuk meningkatkan awareness Anda sebagai tenaga penjual,” ucapnya. Team, dengan bersama, semua orang akan mencapai yang lebih baik. Karena itu pula TEAM sering dipanjangkan menjadi Together Everyone Achieves More. Dalam kerja tim, meskipun berasal dari latar belakang berbeda, karakter saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan.Tetapkan visi misi, raih tujuan bersama dan jangan ragu berkolaborasi dengan sesama anggota lain. Trust, adalah modal yang paling penting yang bernilai jutaan dolar. Salah satu poin yang terbukti ampuh untuk membuat konsumen WOW adalah membuang ego sebagai tenaga penjual. Seorang tenaga penjual akan dilihat bak superhero ketika mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan konsumen. “Biasakan bersikap jujur dan jangan biarkan berbohong membuat Anda kecanduan. Penuhilah janji meskipun itu hal sepele. Trust (kepercayaan) ini adalah investasi Anda di masa depan dan akan terus melekat pada diri Anda secara pribadi dan nama perusahaan,” pungkasnya. (Inten Indrawati)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.