Tokoh Edisi 954 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Buah merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin, dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan suplemen obatobatan kimia, buah dan sayur jauh lebih aman tanpa efek samping yang berbahaya serta dari sisi harga umumnya jauh lebih murah dibanding suple­ men yang memiliki fungsi yang sama.

M

enurut dosen Jurusan Gizi Po­ liteknik Keseha­ tan Denpasar Ida Ayu Eka Padmiari, S.K.M. M.Kes, dalam buah terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan dalam buah bekerja dengan cara mengikat lalu meng­ hancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun. Ahli gizi ini mengatakan, buah mengandung berbagai komponen zat gizi berupa vitamin dan mine­ ral, juga mengandung serat maka­ nan, enzim, dan fitonutrien. Perempuan asal Desa Tun­ juk, Tabanan ini menambahkan,

Konsumsi Buah Empat Porsi Sehari serat dapat menghindari ter­ jadinya konstipasi (sembelit). “Di dalam lambung dan saluran pencernaan, serat larut air akan membentuk gel sehingga akan membentuk volume yang besar dan cepat membuat kenyang,” ujarnya. Fungsi lain dari serat ini, berperan dalam menurunkan kadar kolestrol. Sedangkan enzim merupakan substansi yang dapat mempercepat atau bertindak sebagai katalis reaksireaksi kimia di dalam tubuh sehingga sangat berperan dalam kelangsungan hidup sel. Enzim tidak tahan terhadap suhu tinggi sehingga untuk memperoleh enzim yang aktif hendaknya bahan pangan sumber enzim dikonsumsi dalam bentuk segar. Contoh enzim yang terdapat pada buah, enzim papain terdapat pada pepaya dan enzim bromelin terdapat pada nanas. Papain dan bromelin fungsinya menguntung­ kan, yaitu membantu melancarkan pencernaan, mencegah bercam­ purnya keping-keping darah, mempercepat penyerapan anti­ biotik, mengurangi peradangan pada kasus artritis, mengerem nafsu makan, mencegah atau

Ida Ayu Eka Padmiari, S.K.M. M.Kes

menghentikan pembengkakan setelah terjadi benturan atau pascabedah, mempercepat pe­ nyembuhan luka. Ia menyarankan, buah yang harus dikonsumsi tiap hari 3-4 porsi buah. Satu porsi beratnya 100 gram. INFORMASI WARNA BUAH Warna pada buah bukanlah sekadar pembeda jenis antara buah dan sayur yang satu dengan

lainnya. Lebih dari itu, kata Dayu Eka, begitu ia disapa, warna dalam buah dan sayur merupakan informasi kandu­ ngan nutrisinya. Buah berwarna merah tua bahkan hampir mendekati ungu umumnya mengandung anthocyanin yakni sejenis antioksidan yang mampu menghambat terbentuknya gumpalan dalam pembuluh darah, sehingga risiko penyakit jantung dan stroke, berkurang. Contohnya, cherry, blackberries, blueberries, plum, prem, anggur merah dan ungu, terong ungu, apel merah. B u a h b er w a r n a m er a h mengindikasikan kandungan antosianin dan likopen. Antosianin berguna untuk mencegah in­ feksi dan kanker kandung kemih, sedangkan likopen mengham­ bat fungsi kemunduran fisik dan mental agar Anda tidak mudah pikun. Selain itu, likopen juga men­c egah bermacam-macam penyakit kanker. Buah berwarna jingga mengan­ dung betakaroten. Di dalam tu­ buh betakaroten berfungsi untuk menghambat proses penuaan dan meremajakan sel-sel tubuh. Selain itu juga, betakaroten yang

ada di dalam tubuh berubah men­ jadi vitamin A yang akan memacu sistem kekebalan, sehingga tidak mudah terserang penyakit. “Buah berwarna jingga adalah melon jingga, pepaya, aprikot, mangga,” jelasnya. Buah berwarna kuning kaya akan kalium, unsur nutrisi yang sangat bermanfaat untuk men­ cegah stroke dan jantung koroner. Contohnya, belimbing, nanas, pisang. Buah berwarna hijau banyak mengandung asam alegat yang ampuh menggempur berbagai bibit sel kanker. Asam alegat membantu menormalkan teka­ nan darah. Selain itu juga besar kandungan zat besi, kalsium, magnesium, fosfor, betakaroten, dan serat. Buah berwarna hijau, alpukat, melon, anggur hijau. Ia mengatakan, buah berwarna putih meskipun hanya sedikit mengand­ ung antioksidan, namun kandungan serat dan vitamin C relatif tinggi. Selain ampuh menjaga kesehatan sistem pencernaan, sayuran ber­ warna putih dapat meningkatkan ketahanan tubuh. Buah berwarna putih antara lain sirsak, duku, ke­ lengkeng, dan leci. (Wirati Astiti).

Menu Harian Ada Buahnya

Baby Jim Aditya

Semua orang ingin sehat, namun terkadang orang lupa untuk bisa tetap sehat harus ada upaya-upaya yang dilakukan, antara lain dengan menerapkan pola hidup sehat yang mencakup asupan makanan, olahraga, istirahat yang cukup, dll. Fitri Carlina dan Baby Jim Aditya adalah dua selebriti yang berusaha menerapkan pola hidup sehari da­ lam kesehariannya. Ada beberapa kesamaan upaya yang dilakukan keduanya untuk tetap sehat, di antaranya adalah membatasi asupan nasi dan memperbanyak konsumsi buah-buahan. “Aku tetap makan nasi namun tidak banyak. Aku justru lebih ban­ yak mengonsumsi buah-buahan juga sayuran,” ungkap penyanyi dan­ gdut Fitri Carlina. Untuk menjaga kesehatannya, ia mengaku banyak mengonsumsi makanan kaya serat seperti buah-buahan juga sayuran. “Aku suka buah-buahan. Aku konsumsi tiap hari. Kalau bosan memakan langsung, buah-buahan bisa divariasi, bisa di-juice cam­

puran beberapa buah atau buah dan sayuran, atau dibuat salad. Yang pasti, menu harian pasti ada buah,” ujar penembang lagu ‘ABG Tua’ ini. Menurut adik penyanyi dangdut senior Nini Carlina ini, dia mengge­ mari hampir semua jenis buah, tidak ada yang favorit. Namun, untuk buah-buahan tertentu seperti melon dan semangka, dia tidak be­ rani terlalu banyak lantaran memiliki tensi darah rendah. Makan buah menurutnya memi­ liki banyak manfaat bukan hanya untuk kesehatan tapi juga kecan­ tikan. “Kalau kesehatan, sudah pasti ya. Tapi banyak mengonsumsi buah-buahan juga berguna untuk kecantikan, setidaknya pada kulit kita, baik itu wajah maupun tubuh,” ujar Fitri. Selain mengatur pola makan sehat, wanita kelahiran Banyuwangi ini secara rutin mengonsumsi juice detok. “Setidaknya dalam sebulan selama tiga hari aku diet juice. Tidak makan makanan berat selama tiga hari. Jadi hanya mengonsumsi juice khusus, minum air putih dan buah-buahan tambahan jika masih terasa lapar. Juice ini aku pesan khusus, dalam sehari aku konsumsi 6 botol ukuran 250 ml per botol,” ungkapnya. Juice khusus tersebut merupakan juice yang diramu khusus yang dise­ suaikan dengan keperluan seharihari. Misalnya pagi minum juice campuran buah dan bahan lainnya, siang dan sore minum juice yang bahannya bisa menambah energi. “Aku kan punya penyakit maag. Meski diet juice tiga hari maag aku tidak kambuh. Padahal salah satu bahan juice adalah jeruk sunkist, tapi

tubuh aku oke-oke saja tuh,” ucap Fitri yang telah menjalankan diet ini sejak Desember tahun lalu. Menurutnya, diet juice berguna sebagai detoksifikasi tubuh, mem­ buang racun-racun di dalam tubuh kita, membersihkan pencernaan, memperbaiki metabolisme tubuh juga menyeimbangkan berat badan kita. Dibanding berbagai macam diet yang pernah dilakukannya, diet juice dirasakannya paling efektif untuk menjaga kesehatan serta menstabilkan berat badan. “Makanan aku, khususnya maka­ nan berat, sudah tidak bisa banyak lagi. Sepertinya dulu karena aku suka makan banyak, usus dan lambung melar ya. Nah dengan menerapkan diet juice, aku jadi cepat kenyang. Mungkin usus dan lambung mengecil,” tambah Fitri yang mengaku badannya sangat mudah gemuk tapi sekarang selama enam bulan dia berhasil menu­ runkan berat menjadi 50 kg. “Aku harus mendapatkan berat ideal 48 kg. Tapi aku nggak mau buru-buru, instan, ya pelan pelan saja,” ujar Fitri yang mengaku selain menjaga pola makan, untuk menjaga kesehatan dia rutin melakukan olah raga. KULKAS PENUH BUAH Hal yang sama juga dilakukan Baby Jim Aditya, mantan akrtis yang kini lebih menekuni dunia psikologi dan aktif di kegiatan sosial. “Kegiatan aku banyak jadi menjaga kesehatan sangat penting dilakukan, baik lewat makanan, olah raga, dll,” ungkap Baby yang tahun lalu meraih doktor psikologi Universitas Indonesia dengan predikat sangat memuaskan.

Menurut Baby, dalam keseharian­ nya ia mengurangi konsumsi nasi namun memperbanyak makan buah-buahan juga sayuran. “Di rumah kami sudah lama tidak lagi mengonsumsi nasi putih, melainkan nasi merah. Aku makan (makanan berat lauk plus nasi) dua kali sehari, tapi umumnya hanya sehari sekali. Itupun pada sore hari. Makanan pengganti nasi biasanya rebusan ubi, singkong ataupun pisang dan roti. Untuk camilan, biasanya biskuit tanpa gula”. “Aku dan suami memang sangat mengurangi konsumsi gula. Minum kopi maupun juice buah pun tanpa gula maupun susu kental manis. Jadi rasanya asli. Aku rasa keperluan gula bisa diambil dari makanan lain seperti nasi, atau buah memiliki fruktosa, dll, yang memang mengandung gula,” papar peraih penghargaan ANTV Wo­man of the Year 2004 dan Ins­ piring Wom­ an Metro TV 2007 ini. Baby juga mengaku tidak memiliki buah fa­ vorit, umumnya se­ mua jenis buah dia suka. “Dalam sehari pasti dua atau tiga kali mengonsumsi buah. Makanya di kulkas selalu penuh aneka buah, seperti buah naga, apel, jeruk, dll,” kata Baby yang juga aktivis HIV/AIDS ini. Supaya tidak bosan, biasanya buah dikreasikan menjadi juice aneka buah, atau juice buah-sayuran

atau salad. “Nah yang bikin itu bia­ sanya mas Jim (suami Baby). Dia lah yang selalu menyediakan. Mas Jim kan suka masak, suka bikin macammacam makanan. Tapi dia kurang suka makan...hahaha,” ungkap penulis buku “Dari Cakalang Pampis Sampai Cabe-Cabean” ini. (Diana Runtu)

Fitri Carlina

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

GORO-GORO Ami me­ nunjukkan sebuah pesan facebook di da­ lam ponselnya pada Amat: “A p a y a n g Putu Wijaya dipikirkan oleh se­ orang yang sedang sakit, memang sulit dirasakan oleh orang yang masih segar-bugar dan produktif. Apalagi bila itu menyang­ kut, tak bisa: jalan, bicara, menelan, mendengar dengan jelas, membaca dan memanggil memori. Out putnya hanya air mata. Sedih, terharu, pedih, kosong, tanpa daya. Apakah orang harus sakit dulu sebelum bisa menyukuri karunia-Nya yang tak terhingga indahnya itu? Saya kira pendidikan kita mesti memikirkan

ini, sehingga bukan semata ‘menc­ etak manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif’ saja yang di’cetak biru’, tapi juga menghayati anugerah ‘tubuh’ kita yang tak tertara nilainya. Hari ini saya bertemu salah seorang penulis cerpen terkemuka: Hamsat Rangkuti di Siloam Hospital Kara­ waci, sama-sama latihan fisioterapi. Semoga kesehatannya terus semakin membaik.” Di bawahnya ada foto yang ber­ sangkutan. Amat terkejut. “Bapak tahu pengarang Hamsat Rangkuti ini. Bapak punya bukunya. Jadi dia sakit?” Ami mengangguk. Lalu mengu­ lang membaca pesan yang dibaca Amat. Amat terkejut lagi. Padahal tadi sudah membacanya. Dibacakan Ami terasa lain:

sakit batin

“Apa? Tak bisa: jalan, bicara, membaca, menelan, mendengar jelas dan memanggil memori?” “Ya!” “Sakit apa itu?” “Stroke.” Amat termenung. Menelan, ses­ uatu yang tak perlu dipelajari apalagi dipikirkan, bisa tidak bisa? Bahkan bicara, jalan, meskipun harus dipela­ jari dulu, tapi bagi semua orang yang normal itu sudah aksesoris standar yang dengan sendirinya. Kalau itu sampai tak bisa, manusia bangkrut. Tiba-tiba Amat merasa sangat beruntung, karena ia sama sekali bebas dari semua “tidak bisa” itu. “Bapak masih bisa: jalan, bicara, membaca, menelan, mendengar jelas dan memanggil memori, dalam usia seperti sekarang, Bapak harusnya

merasa berbahagia!” Amat mengangguk “Memang! Bapak bahagia Ami. Apalagi Bapak punya anak seperti kamu, punya istri seperti ibumu dan punya mantu seperti suamimu! Bapak selalu bersyukur terhadap apa yang dikaruniakan-Nya kepada kita - kalau itu yang mau kamu katakan!” “Termasuk juga bersyukur punya negara seperti Indonesia ini, dengan segala kemauan beberapa kelompok yang mau memaksakan kehendaknya

Ekspresso sendiri itu?” “Jelas! Dengan segala kuranglebihnya Bapak bangga dan bahagia jadi orang Indonesia. Ini negeri ajaib dengan beraneka ragam perbedaan tapi satu dan damai. Ini hanya bisa terjadi di Indonesia, Ami!” “Wah kalau begitu yang ditulis di facebook itu salah dong!?” “Kenapa salah?” “Sebab Bapak tidak perlu sakit dulu, untuk bisa mensyukuri karuniaNya?!” Amat termenung. Tapi kemudian menjawab lirih. “Harus sakit Ami! Tapi ‘sakitbatin’. Sakit yang membuat manusia peka, berpikir, ngeh dan mensyu­ kuri!”

Konsep Tri Kaya Parisudha dalam Pembentukan Karakter

Tiap tanggal 2 Mei, masyarakat Indonesia telah melewati peringa­ tan Hari Pendidikan Nasional. Hari Pendidikan Nasional tidak terlepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara yang merupakan pelopor dari kemajuan pendidikan di Indonesia, sekaligus sebagai Bapak Pendidi­ kan di Indonesia. Euforia tentang pendidikan tentunya tidak hanya dimaknai pada tanggal 2 Mei saja, tetapi sepanjang hayat. Sejak dulu, pendidikan dijadikan salah satu tolok ukur dalam menilai kualitas manusia. Hal ini dibuktikan dengan keyakinan orang banyak tentang “makin tinggi tingkat pen­ didikan seseorang, maka diyakini secara penuh bahwa karakter yang melekat dalam diri seseorang akan sama tingginya dengan tingkat pendidikan yang dimiliki”. Tetapi, dewasa ini apakah masih relevan hal itu untuk diyakini? Tentunya masing-masing orang memiliki sudut pandang tersendiri tentang hal tersebut. Bali sebagai salah satu pulau yang memiliki daya tarik dari sisi ke­ budayaan memiliki banyak kearifan lokal yang nilai dan maknanya sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali. Salah satu dari sekian ban­ yak kearifan lokal yang nilai serta maknanya sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat yang beragama Hindu adalah konsep tentang ajaran Tri Kaya Parisudha. Konsep Tri Kaya Parisudha sebagai salah satu kearifan lokal merupakan falsafah kehidupan untuk membuat kehidupan ini har­ monis. Bukankah tujuan manusia hidup berdampingan satu sama lain adalah untuk menciptakan suasana yang harmonis? Berdasar­

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

kan konsep Tri Kaya Parisudha yakni ada tiga jenis aktivitas yang harus dikendalikan dan diselaraskan satu sama lainnya, yaitu aktivitas pikiran (manacika), aktivitas perkataan (wacika), dan aktivitas perbuatan (kayika). Konsep Tri Kaya Parisudha apa­ bila dikaitkan dengan pendidikan tentunya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Pendidikan dewasa ini tentunya tidak hanya yang bersifat numerikal bukan? Namun, terkait pula dengan penanaman nilai-nilai moral untuk membentuk karakter yang baik dan positif. Mendidik anak agar memiliki karakter yang konsis­ ten antara apa yang dipikirkan, den­ gan apa yang diucapkan kemudian apa yang dilakukan merupakan hal yang perlu dilatih secara konsisten, disiplin dan berkesinambungan. Hal ini sangat penting bagi anak untuk membentuk anak yang satya wacana (setia pada perkataan) dan satya semaya (setia kepada janji). Sebab, dewasa ini kedua hal tersebut diatas sangat sering dilanggar dan menjadi barang yang sangat langka dalam era globalisasi. Konsep kearifan lokal Tri Kaya Parisudha layak dijadikan sebagai pijakan dasar dalam mendidik anak. Pembuktian akan pemakanaan dari nilai dan makna dalam konsep Tri Kaya Parisudha sudah sangat banyak diterapkan dalam kehidupan sosial bermasyarakat, yaitu dengan senan­ tiasa mendidik anak untuk berpikir yang baik, kemudian berkata yang baik, penuh sopan santun dan tata karma, serta berbuat baik dan positif sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dalam masyarakat untuk menciptakan suasana lingkungan yang aman, nyaman dan tentram. Berbuat

Ni Kadek Yuliandari, S.E., M.M.

yang baik juga dikaitkan dengan menjunjung tinggi rasa toleransi dan empati, utamanya toleransi antar umat beragama, hal ini disebabkan oleh kondisi negara Indonesia yang kaya akan keberagaman suku, agama, dan ras antar golongan. Dalam konteks ini kenapa anak yang dijadikan objek atau sasa­ ran dari penerapan konsep Tri Kaya Parisudha? Hal ini dikarenakan kekhawatiran penulis akan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi informasi yang berkembang saat ini. Tentunya kemajuan akan ilmu dan teknologi informasi sangat baik dan sudah menjadi suatu keharusan dalam menghadapi tantangan global­ isasi, namun apabila karakter atau mental dari si penerima kemajuan ilmu dan teknologi informasi ini tidak diimbangi dengan penanaman kuat akan nilai-nilai karakter yang baik, tentunya akan mengurangi esensi dari kemajuan ilmu dan teknologi informasi itu sendiri.

Hal yang paling mengkhawatir­ kan adalah kemajuan akan teknolo­ gi informasi. Teknologi infromasi yang bisa kapan dan dimana saja bisa diakses melalui gawai (gadget) oleh generasi milenial membuat segalanya bersifat cepat, termasuk salah satu hal yang paling cepat dilakukan adalah membuat janji untuk kemudian dengan cepat dan mudahnya dibatalkan. Apabila anak telah dibekali den­ gan pondasi yang kuat akan konsep ajaran Tri Kaya Parisudha, dalam membuat segala keputusannya si anak akan lebih bersikap penuh kahati-hatian. Sebab, sejak dini da­ lam benak si anak telah terdoktrin sikap untuk senantiasa berpikir yang baik, berkata yang baik dan berbuat yang baik. Serta, dengan mendidik anak dengan pijakan konsep Tri Kaya Parisudha dapat membentuk anak yang “high tech and high touch” dalam artian bahwa si anak yang termasuk ke dalam generasi milenial ini menguasai teknologi informasi yang tinggi serta diimbangi dengan karakter yang baik dan positif seperti memiliki rasa toleransi, empati, jujur, sopan santun dan sikap-sikap positif lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan sinergi dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat untuk membantu secara utuh memberikan anak pemahaman terkait dengan konsep Tri Kaya Parisudha. Sebab, tanpa pijakan

yang kuat akan nilai-nilai kearifan lokal, maka akan terbentuk kara­ kter anak yang “high tech, but low touch” artinya adalah seorang anak memang memiliki pengeta­ huan yang baik dalam teknologi informasi, namun tidak memiliki karakter yang baik. Tentu para orangtua tidak menginginkan anak-anaknya men­ jadi sosok generasi yang cerdas namun cacat dalam perilaku. Karak­ ter yang baik tidak hanya akan ber­ dampak baik pada anak itu sendiri, namun nama baik keluarga tentu senantiasa dapat terjaga dengan baik. Sebab, nama baik keluarga tidak hanya menjadi tanggungjawab dan ditentukan oleh satu orang saja, namun ditentukan secara utuh oleh semua pihak yang ada dalam kelu­ arga tersebut. Jangan sampai kita hidup ditengah era “smart phone but dumb people”. Jangan sampai “jempol” yang selama ini kita gu­ nakan untuk mengatakan orang lain bagus lewat acungan jempol malah kita gunakan untuk menyebarkan informasi yang tidak baik tentang dan untuk orang lain. Semoga den­ gan pijakan pemahaman yang kuat akan nilai dan makna dari konsep Tri Kaya Parisudha mampu menjadikan manusia lebih mulia, bermartabat dan berkarakter. Ni Kadek Yuliandari, S.E., M.M. Dosen

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

23

DISPERINDAG KOTA DENPASAR

SOSIALISASIKAN PENYEDERHANAAN PROSEDUR DAN DOKUMEN EKSPOR-IMPOR

Kegiatan ekspor-impor adalah aktivitas bisnis yang tidak mudah, karena melibatkan banyak pihak. ­Terlebih di era perdagangan global, arus barang masuk dan ­keluar ­sangat cepat. Maka tak heran jika masih banyak ­pengusaha yang menemukan permasalahan di lapangan.

B

anyaknya pihak yang terlibat pada usaha ekspor-impor, mulai dari para eksportir, importir, bank, perusahaan angkutan barang, asuransi, Direktorat Jenderal Bea & Cukai, Bidang Perdagangan Luar Negeri, Perindustrian dan Perdagangan, menjadikan peraturan dan prosedurnya sangat banyak. Belum lagi ada perbedaan interpretasi dengan pihak di luar negeri bisa menjadikannya lebih rumit. Untuk itu, Pemerintah kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar kembali melakukan “Sosialisasi Kebijakan Prosedur dan Dokumen Ekspor-Impor”, untuk meningkatkan pengetahuan para pengusaha demi menunjang kelancaran bisnisnya. Sosialisasi diadakan Rabu, (17/5) di Ruang Pertemuan Disperindag Kota Denpasar, di Gedung Sewaka Dharma Lantai III, Jalan Majapa-

hit, Lumintang, Denpasar. Dalam kegiatan sosialisasi yang dihadiri kalangan pengusaha ekspor, impor, UKM/IKM Unggulan Kota Denpasar, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Denpasar IGA Laxmy Saraswaty, S.S,.M.Hum. didampingi Kasi Pengembangan Ekspor dan Promosi Disperindag Kota Denpasar A.A.Ayu Anom Kartika Dewi, S.E., selaku Panitia Penyelenggara, mengatakan dengan kegiatan tersebut diharapkan pelaku usaha lebih mandiri, meminimalisir penggunaan jasa pihak lain yang dapat menambah biaya produksi. Untuk memperlancar urusan bisnis globalnya, para pengusaha, ekaportir maupun importir dituntut memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prosedur ekspor-impor. Baik dari segi peraturan yang selalu diperbarui terutama yang hubungannya dengan perdagangan internasional,

kepabeanan, shipping maupun perbankan, yang saling terkait mendukung kegiatan perdagangan. Laxmy juga mengharapkan agar para pengusaha selalu open mind terhadap peraturan dan informasi penting lainnya, juga aktif melihat informasi–informasi yang banyak dilakukan secara online dan tidak hanya menunggu dari pemerintah. Kegiatan tersebut dilaksankan, agar mereka lebih memahami prosedur serta kebijakan ekspor-impor dengan peraturan yang terkini. Kartika Dewi menambahkan jika perdagangan internasional merupakan faktor penting dalam menggerakkan dan mendorong pertumbuhan perekonomian. Keuntungan dari perdagangan ini adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, cantik dari bahan maupun cara memproduksi. Pengurusan dokumen eksporimpor merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seorang eksportir maupun importir dalam menjalankan usahanya. Tentunya peraturan-peraturan terkait ekspor dan impor tersebut dapat dipahami, peraturan-peraturan tersebut sangat bermanfaat untuk mendukung menciptakan perdagangan yang fair, memberikan

profit dan kepastian hukum. Untuk sosilaisasi kali ini menghadirkan narasumber Gst. Ayu Kadek Suasti Tantra, S.E., Kasi Bina Pelaku Ekspor-Impor Disperindag Provinsi Bali, dan RismansyahTohir, Kepala Sub Seksi Penyuluhan pada Seksi PLI Kantor Bea dan Cukai V Ngurah Rai Bali. Dalam kesempatan itu digambarkan status impor sementara adalah memasukkan barang impor ke daerah Pabean, untuk diekspor kembali dengan jangka waktu selama 3 tahun. Peruntukkannya dikhususkan bagi barang kebutuhan pameran, musik, hiburan dan proyek. Terkait kebijakan umum di bidang ekspor dihimbau para eksportir agar melakukan proses ekspor dengan bendera sendiri. Artinya tidak menggunakan jasa perantara, karena hal ini menyebabkan pembengkakan biaya ekspor khususnya biaya produksi. Dengan mengurus COO eksportir tidak dikenakan biaya masuk dan masuk dalam data base eksportir Provinsi Bali. Menurut Kartika Dewi, selama sosialisasi berlangsung peserta nampak antusias mengikuti dan menyimak materi yang disampaikan. Setelah mengikuti sosialisasi ini peserta diharapkan dapat memahami prosedur ekspor-impor,

memahami peraturan yang terkait dalam proses ekspor dan impor, memahami teknik berhasil dalam ekspor dan impor. Selanjutnya, dengan dilakukannya pelatihan ini diharapkan ke depan bisa meningkatkan nilai ekspor Kota Denpasar dalam menghadapi persaingan global saat ini. -ard


22

Sosialita

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Berjuang Cegah Jakarta Tenggelam Reklamasi pantai utara Jakarta sampai kini masih kontroversi. Yang pro dan kontra tetap pada pendirian masing-masing. Yang pro berpendapat bahwa reklamasi dan pembangunan tanggul harus dilakukan guna menghindari ancaman tenggelamnya Jakarta lantaran semakin turun­ nya daratan Jakarta.

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan

S

ementara yang kontra menyebut reklamasi akan merusak ling­ kungan dan menyeng­ sarakan masyarakat karena akan terjadi penggusuran dan nelayan pun hidupnya makin menyedihkan karena menangkap ikan menjadi makin sulit. Entah karena ‘plintiran’ pihakpihak tertentu namun sebagian masyarakat memiliki pemahaman berbeda tentang proyek reklamasi yang sempat berjalan namun akh­ irnya dihentikan karena ada pe­ nyimpangan. Padahal Pemda DKI Jakarta, dalam hal ini Ahok yang ketika itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta telah men­ jelaskan secara gamblang terkait dengan rencana reklamasi. Tujuan reklamasi pulau yang dilakukan berbeda dari reklamasi di tempat-tempat lain. Karena reklamasi yang bakal dilakukan ini terkait dengan ‘keselamatan’ Ja­ karta yang terancam tenggelam. Menurut Luhut Panjaitan, Men­

ko bidang Kemaritiman, Jakarta akan tenggelam jika proyek pem­ bangunan reklamasi dan tanggul laut tidak dilaksanakan. Berdasar­ kan kajian, tanah Jakarta akan turun 8-23 cm jika kedua proyek tersebut tidak dijalankan. “Hasil kajian Bappenas tentang hal ini akan segera dipaparkan, mungkin habis Lebaran,” ungkap Luhut seraya menambahkan, kelanjutan proyek reklamasi, kata Luhut, akan diputuskan dalam laporan pendahuluan Juli mendatang. Menurut Bambang Brodjo­ negoro, Kepala Bappenas, men­ gatakan wilayah pantai utara Ja­ karta dalam bahaya karena mudah terdampak banjir dari laut. Juga, adanya ancaman banjir dari luapan sungai lantaran posisinya sudah tidak sesuai dengan lautnya. “Jadi Jakarta itu sebenarnya mendapat ancaman banjir dari dua sisi baik dari laut maupun sungai,” ungkap mantan Menteri Keuangan itu. Hanya saja saat ini seperti ada kebingungan masyarakat terhadap rencana reklamasi dan proyek NCICD. Menurut Bambang, itu merupakan dua hal yang berbeda. Sebagaimana diketahui pemer­ intah memiliki proyek NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) atau pengembangan terpadu pesisir Ibukota Negara. Salah satu hal terpenting dari adanya proyek ini adalah pem­ bangunan tanggul raksasa untuk mencegah naiknya permukaan laut Teluk Jakarta lantaran daratan yang menurun. Menurut Bambang, NCICD merupakan gagasan dari Pemer­ intah Belanda guna mencegah ancaman banjir dari laut. Ketika itu, kata Bambang, ada dua opsi yang ditawarkan yakni mem­ bangun tembok sebagai tanggul atau pembangunan tanggul yang menyerupai pulau reklamasi. “Pemerintah Belanda mengusul­ kan pembangu­nan tanggul yang menyerupai pulau reklamas,” ucapnya. Menurutnya, jika hanya mem­ bangun tanggul berbentuk tembok, pemerintah tidak memerlukan pendanaan dari swasta. Namun jika pembangunan tanggul yang menyerupai pulau reklamasi maka

Kota Pantai di Utara Jakarta menyerupai sayap burung garuda

peran swasta sangat diharapkan karena biaya yang dibutuhkan sangatlah besar. Ada tiga tahapan terkait pelak­ sanaan proyek NCICD. Tahap pertama yang diharapkan selesai pada 2017 ini adalah penguatan sistem tanggul dan sungai. Tahap kedua yang rencananya pemban­ gunan konstruksi tanggul laut, dan tahap selanjutnya adalah pemban­ guan tanggul. Lalu dimana posisi reklamasi pantai? Pelaksanaan reklamasi dan pembangunan 17 pulau baru dilakukan setelah tahap pertama yakni penguatan sistem tanggul dilaksanakan. Menurut Bambang, reklamasi 17 pulau memiliki dasar hukum yang kuat. Dasar hukum ini sudah ada sejak masa pemer­ intahan Soeharto lewat Kepres No 52 Tahun 1995. Menurut Pakat Tata Air Perko­ taan Universitas Indonesia Firdaus Ali, proyek reklamasi yang sesuai dengan rekomendasi Bappenas harus dilaksanakan. Adanya reko­ mendasi dari Bappenas menun­ jukkan bahwa reklamasi pantai utara Jakarta penting dilaksanakan mengingat makin kritisnya daya tampung Jakarta. Vice President Asia Water Council ini juga menyebut proyek reklamasi yang disinerjikan den­ gan NCICD akan membawa man­ faat yang besar bagi penataan dan

pengembangan teluk Jakarta baik secara lingkungan, sosial maupun ekonomi. “Proyek ini akan turut memperbaiki ekosistem pantai Jakarta yang telah rusak parah,” ucapnya. Sementara itu Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Wisman Adi Suryabrata menye­ but, kajian terhadap dokumen NCICD masih dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal baru yang ada di Teluk Jakarta. Hal ini sekaligus juga membuka peluang tentang kemungkinan berubahnya desain NCICD dari yang semula. “Misalnya, tanggul yang se­ mula diperkirakan berada di bibir pantai bisa jadi akan digeser agak ke tengah. Tapi ini baru ide,” ujarnya. Bappenas, tambahnya, masih memerlukan waktu untuk mengkaji NCICD lebih dalam bersama tim di bawah koordinasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman. Saat ini, lanjutnya, pemerintah masih fokus membangun tanggul pantai sepanjang 20 km di titik-titik kritis di aliran sungai dan pantai utara Jakarta. Selain itu, Bappenas juga masih terus memantau penu­ runan muka air tanah yang mencapai 18 cm

per tahun. Berdasarkan informasi pem­ bangunan tanggul pantai sudah dibangun sepanjang 1471 meter dan 313 meter tanggul sungai. Pengerjaan tanggul ini telah dilaku­ kan sejak Februari lalu, dan selesai antara September-Oktober tahun ini. Diperkirakan tanggul pantai ini akan mampu menanggulangi banjir rob yang selama ini kerap menerjang wilayah pantai Jakarta hingga 10 tahun ke depan. Menurut Kepala Bappenas keberadaan tanggul ini akan di­ evaluasi selama lima tahun ke de­ pan sekaligus untuk memutuskan apakah rencana pembangunan tanggul laut yang diperkirakan menelan biaya Rp80 triliun akan dilaksanakan atau tidak. (Diana Runtu)

Model tanggul Laut Saemangeum di Korea Selatan.

3

BINTANG MIRA

HIDUP HARUS BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN

itu masih ada menyangkal ada batik di Bali, namun Bintang Mira tetap ingin terus berupaya mengembangkannya. agi Bintang Mira Ketika ditanya ramainya produk se­ perusaha­an yang sukses jenis, anggota APPMI Bali ini mengaku bukan perusahan yang sedih jika yang memproduksi hanya besar tapi perusahaan dengan asal-asalan, Namun, ia percaya yang bisa bermanfaat bagi orang lain. bahwa rezeki sudah diatur. Semua Kare­n anya, seiring dengan motto memiliki porsinya masing-masing. hidupnya bahagia adalah berbagi, maka “Optimisme juga tumbuh ketika tahun silam ketika ia mendaftarkan banyak pihak yang meminta kami un­ nama “Bintang Mira” sebagai sebuah tuk mengadakan work shop membatik, perusaha­an yang memproduksi Batik cetusnya sambil mengatakan batik Bali Bali juga de­ngan brand yang memang paling tepat dikerja­ sama. Pemilik nama panjang kan di Bali, agar style Balinya Bintang Mira Afriningrum muncul. ini juga langsung mendaftar­ Mengenai Batik Bali Bin­ kan nama “ Bintang Mira” tang Mira termasuk dalam sebagai nama yayasan yang kategori perajin binaan Bank dikelolanya. Indonesia, ia kembali men­ Rumah Batik Bali Bin­ gaku bahagia tang Mira, yang lahir pada Apalagi dalam waktu 21 April 2016 silam, berte­ dekat BI ingin mengedukasi patan dengan lahirnya pahla­ masyarakat agar lebih pa­ wan perempuan Indonesia ham mana yang namanya RA Kartini. Dengan landasan batik, endek, dan songket. spirit Kartini pula ia ingin Umumnya masyarakat bakal memajukan kaumnya, ter­ membayangkan endek atau lebih yang masih tergolong tenun ikat seperti songket, generasi muda. Di sinilah padahal diantaranya ada batik Yayasan Bintang Mira ber­ Bali yang sempat tenggelam di gerak menjalankan peran­ tahun 1980-an. nya, seperti memberikan Bali memiliki kain batik. bantuan pada anak-anak Sejarahnya awalnya batik Bali yang putus sekolah, ujar ini dicipatakan pertama oleh istri Ir. I Wayan Suamba, Linda Garland yang kemudian M.T. ini. dikembangkan oleh keluarga Dengan landasan itikad Pande sekitar tahun 1980-an, baik, Bintang Mira sen­ Rumah Batik (Rutik) Bintang Mira di Sampiang, Gianyar ungkapnya. Bintang Mira yang gaja membentuk wadah yang awalnya mengembangkan batik poleng memiliki dasar hukum, bukah hanya berbagi semakin baik, tegas ibu dari kini mulai menghidupkan batik Bali demi memudahkan dirinya bergerak, Wayan Gde Septadi, S.Farm.Apt., dengan mengambil spirit dari pepatra­ namun juga agar para donatur dan Kadek Deddy Permana Artha, dan an, ada patra cina, patra mesir, dan calon donator yang ingin membantu, Komang Bram Krisna Nendra ini. patra punggal. percaya dan yakin karena ada pen­ Sekretaris APSAI Gianyar ini me­ Secara singkat Perempuan Inspiratif catatan dan pertanggung­jawaban negaskan sukses baginya adalah saat Tokoh 2015 ini juga menjelaskan per­ yang jelas dan transparan. Begitu pula ia bisa mengaplikasikan hidup untuk bedaan proses pembuatan jenis batik berbagi dan menebar virus kebahagiaan berdasarkan cara membuat. Saat ini, bagi orang di sekitarnya, bagi lebih Batik Bali Bintang Mira memproduksi banyak orang. Sebab sejatinya, kesuk­ batik tulis. Semua proses dikerjakan sesan itu berbanding lurus dengan secara manual, satu per satu, dengan keberkahan. canting, lilin malam, kain, dan pewarna. Antara ornamen yang satu dengan PERAJIN BINAAN BI lainnya akan berbeda meski bentuknya Sebagai seorang desainer, Bintang Mira mengaku bahagia dan menyampai­ kan terima kasih kepada Bank Indonesia yang memberikannya kesempatan istimewa dapat memperagakan kembali karyanya berbahan Batik Bali di ajang fashion show bergengsi di Bali yang diselenggrakan oleh IFC pada 21 Mei 2017 di TS Suites Hotel di Kuta. Ajang yang memberikan pang­ gung untuk pelaku industri seperti dirinya untuk mem­ promosikan karya-karyanya. Ia pun semakin semangat untuk terus dan menggali lebih banyak lagi motif Bali untuk koleksi “Batik Bali Bintang Mira”. Bicara usahanya untuk terus mengembangkan batik Bali, Bintang Mira mengakui jika sambutan pasar selama ini baik dan menggembirakan. Terbukti dalam pameran di lapangan Gianyar be­ berapa waktu lalu, dengan produk Batik Bali Bintang Mira berhasil mendapatkan penjualan tertinggi. Rupa­ nya masyarakat banyak yang bangga mengenakannya. Batik tulis Bintang Mira Meski, di balik kebahagiaan

B

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro

Pembangunan tanggul Pantai Jakarta

Sebuah pencapaian bagi sosok perempuan yang satu ini bukan hanya soal duniawi semata, namun hidupnya bisa bernilai. Bagaimana keberadaannya yang dikenal sebagai se­ orang desainer di dunia ini, juga bisa bermanfaat bagi orang lain, dengan ber­ bagi ataupun memberikan inspirasi bagi orang lain.

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

didalam kegia­t­an usahanya, saat men­ erima profit, maka 10% nya langsung disisihkan untuk yayasannya melakukan kegiatan sosial. “Dengan bantuan yang diberikan Aku ingin mereka bisa sukses. Sebab ketika sukses, mereka bisa memper­ oleh penghasilan lebih, yang akhirnya bisa melanjutklan berbagi untuk sau­ dara-saudara yang lainnya yang masih memerlukan bantuan. Kita hidup harus bermanfaat bagi orang lain Semakin banyak orang yang bisa

Bintang Mira dan Keluarga

sama. Bentuk isen-isennya relatif rapat, rapi, dan tidak kaku. Untuk batik cap, proses batik ini, pola telah diprint di atas alat, sehingga pembatikan dan pewarnaan bisa dilaku­ kan secara langsung. Stempel tersebut dicelupkan ke dalam lilin panas, kemu­ dian ditekan atau dicapkan pada kain. Proses ini memakan waktu yang lebih cepat dibanding proses batik tulis. Antara ornamen yang satu dengan

lainnya dipastikan sama. Sedangkan batik printing, kata Bintang Mira proses batik dapat disele­ saikan tanpa menggunakan lilin malam serta canting. Ornamennya bisa sama atau sebaliknya tidak sama, sebab tergantung desain batik yang ditiru. Di sini Bintang Mira meniru kain batik produksinya sendiri. Semua sudah disertai label sesuia dengan proses pembuatannya. -ard

Bintang Mira di Rumah Batiknya


4

Inspirasi

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Wayan “Desak Rai” Murniasih

Tarian sebagai Tontonan dan Tuntunan

A

dalah Ni Wayan Murniasih, S.Pd., seorang karyawati RRI Denpasar yang saat ini masih aktif mengawal program “Dagang Gantal” sebagai Luh Camplung. Perempuan kelahiran Banjar Sengguan, Bitera, Gianyar ini menuturkan semuanya berawal dari balai banjar. Sejak kecil Murniasih memang sudah suka menari. Di Banjar Sengguan, Bitera, Gianyar, kampung kelahirannya ada Sendratari Ramayana. Di samping itu, menjelang

tkh/ist

tidur Murniasih selalu diberi “hadiah” gegitan sebagai pengantar tidur. Meski kerap sudah tertidur sebelum lagu-lagu itu selesai dinyanyikan, Murniasih mengaku semua itu masuk dalam memori bawah sadarnya. Murniasih memang tumbuh dari keluarga seniman. Kakeknya pintar mekidung. Ia kerapkali mendengar kakeknya mekidung saat odalan-odalan di Merajan Gede di sekitar banjar. Sementara ayahnya ikut tergabung dalam grup Sendratari Ramayana di banjarnya sebagai Panasar (parekan Rama). Murniasih tekun belajar menari di banjarnya. Beberapa tari lepas seperti Tari Tenun, Tari Tani, Teruna Jaya, Tari Nelayan, sampai sekarang diakuinya masih melekat pada dirinya. “Setiap latihan saya tidak pernah absen. Meski waktu itu belum jadi penari, saya tetap menonton. Sampai-sampai saya menangis ketika tidak diizinkan menonton Bapak pentas dramatari Ramayana karena waktu itu saya masih kecil, pentasnya sampai malam dan keesokan harinya saya harus sekolah. Saya ingat sekali, sampai Bapak pulang dari pentas tengah malam

Luh Murniasih, tokoh “Luh Camplung” dalam Program Budaya “Dagang Gantal” di RRI Denpasar

saya masih menangis dan belum tidur,” ujarnya. Setelah agak besar sekitar kelas 6 SD, akhirnya ikut Murniasih akhirnya terlibat dalam pementasan tersebut mengisi tari pembuka, Tari Panyembrahma. Kadang-kadang ia juga menggantikan penari kidang (perubahan wujud Patih Merica-patihnya Rahwana untuk mengecoh Sang Rama). Itu awalnya berkecimpung di seni dari melihat dan mendengar. Sementara, dunia Arja yang hingga kini dilakoninya itu, dikatakan Murniasih berawal dari kegemarannya mendengar arja di radio. “Bahkan, saya sampai ‘memburu’ menonton arja kemana-mana bersama bajang-bajang (remaja putri),

Luh Murniasih sebagai tokoh “Desak Rai” dalam sebuah pementasan Arja

Mendengarkan Arja di Radio Tetangga Saking gemarnya menikmati arja, Murniasih rela menyapu di rumah tetangga. “Waktu itu, cuma tetangga saya yang punya radio. Demi bisa mendengarkan arja di Radio RRI, saya mau menyapu. Dari jam 10 sampai jam 1 siang saya menikmati siaran arja tersebut,” kisahnya. Saat masih duduk di bangku SMP, Murniasih ikut les menari di Abianbase. Selepas SMP ia melanjutkan ke SMKI (dulu Kokar), berbekal kepiawaian menari yang digelutinya sejak kecil. “Waktu itu untuk masuk SMKI ada tes menarinya, tes megambel. Akhirnya di SMKI saya dimasukkan ke Jurusan Karawitan, tidak sesuai dengan jurusan yang saya minatinya (Jurusan Tari). Sepertinya ini memang sudah diatur karena jika tidak, tidak ada perempuan yang memilih Jurusan Karawitan. Tetapi meskipun di Jurusan Karawitan kami juga sering pentas-pentas,” tutur Murniasih. Di Jurusan Karawitan ini rupanya lebih beragam yang ia pelajari. Mulai dari menabuh, gegitan, mekekawin, matembang. Murniasih tergabung dalam seka tabuh wanita pertama Kokar (SMKI). Hingga pernah tampil ke Jakarta memegang ugal dalam seka tabuhnya itu. “Pokoknya kelas saya waktu tidak perbah vakum. Perem-

tkh/net

Luh Murniasih alias Desak Rai

waktu itu saya masih kecil masih SD,” ujarnya.

tkh/net

tkh/ist

Nama Desak Rai, tentu tak asing lagi bagi para penikmat Arja. Desak Rai adalah salah satu tokoh utama dalam dramatari arja, selain Inya, Galuh, Limbur, Liku, Panasar, Mantri Manis, Mantri Buduh dan dua pasang punakawan atau Panasar kakak beradik yang masing-masing terdiri dari Punta dan Kartala.

puannya sedikit dan kami terus dapat bagian pentas,” ujarnya. Selepas darisana, ia melanjutkan pendidikannya ke ASTI (sekarng ISI) memilih Jurusan Seni Tari. Berbekal ilmu karawitan, ia merasakan lebih cepat menangkap tarian karena ketukan-ketukan gamelan sudah dikuasai dan peka dengan nada. “Setelah di ASTI baru saya menemukan hasilnya masuk di jurusan karawitan,” imbuhnya. Terlebih lagi setelah bekerja di RRI Denpasar, Murniasih makin merasakan hasil belajarnya yang dulu-dulu, yang memang bisa menyatu dalam membawakan tarian arja. Karena dalam arja ini semua tergabung menjadi satu antara tari, karawitan dan tembang. Ketukan dan gerak tari bisa dihitung sesuai dengan gamelan. Apalagi untuk mengajarkannya ke anak-anak, jadi bisa lebih mendetail karena sudah punya dasar yang kuat. Murniasih tergabung dalam Arja RRI tahun 1987 hingga sekarang sebagai Desak Rai. Sebelumnya sebagai Inya (Condong) dalam grup Arja ASTI. Pasca Bom Bali 2002, ia mengatakan bidang kesenian dalam hal ini Arja sebagai hiburan, juga kena imbasnya, tak hanya di sektor pariwisata. Arja RRI yang disebutkan sebagai arja klasik, masih mempertahankan pakemnya mulai dari tarian, pakaian. “Saya masih memakai pakaian putih yang memang diwariskan seperti ini, dan saya tidak ingin merubahnya. Saya ingin melestarikan apa yang saya dapat di RRI karena itu yang membuat saya dikenal sebagai Desak Rai,” ucapnya. Ia tak menampik, dengan keberadaan arja muani, wayang cengblonk, memang sangat mengurangi jam pentasnya. Namun ia mengatakan itu adalah suatu perkembangan. Ada regenerasi, tetapi munculnya berbeda. Bahkan ia sering bertanya pada dirinya sendiri, kemana arah mereka. “Jika mulai dari pakaian sudah dimodifikasi, belum lagi materi yang disampaikan, siapa nanti yang akan melestarikan. Banyak unsur pelestarian, tak hanya pakaian juga tarian,” ucapnya lirih. Dari pengamatannya, yang berkembang sekarang ini adalah bebondresan dan prembon yang banyak unsur lawakannya. Namun menurutnya semua itu harus tetap memegang etika di panggung. Tidak hanya asal menawarkan goyang eksotis di panggung atau lawakan porno, jadi tuntunannya kurang, sudah agak melenceng. “Bagi saya, dalam menari selain sebagai tontonan juga sebagai tuntutan,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Mandalika

21

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Forum Anak NTB Tahun 2017

Gerak tubuh anak-anak yang menari dengan senyum terkembang, mewarnai dibukanya forum dialog anakanak Nusa Tenggara Barat dengan Wakil Gubernur NTB, Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, SH., M.Si. Dalam keterbatasannya, para penari yang merupakan anak-anak berkebutuhan khusus (tuna rungu) wakil dari Forum Anak Kabupaten Lombok Timur, menari dengan riang gembira menyemarakkan acara ini. Dalam hal keterampilan ini, mereka tidak ada bedanya dengan anak-anak normal lainnya. Bagi mereka, kekurangan yang dalam dirinya bukanlah penghalang untuk bisa berkarya.

S

etidaknya itulah yang ingin disampaikan oleh anak-anak berkebutuhan khusus ini, dengan kerja keras dan keseriusan mereka bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan anakanak normal lainnya. Semangat berkompetisi, itulah pesan yang disampaikan Wakil Gubernur NTB kepada anak-anak berkebutuhan khusus ini. “Jangan takut bersaing dengan anak-anak lainnya dan jangan jadikan kekurangan sebagai

tampil bersemangat melakukan dialog bersama Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin dalam Forum Anak NTB, beberapa waktu lalu di Mataram. Anak-anak merupakan generasi penerus untuk membangun dan membawa tongkat estafet kepemimpinan bagi negara dan bangsa Indonesia ke depan. Karenanya menjadi tanggung jawab pemerintah dalam membangun karakter dan memastikan kualitas generasi muda Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan olah raga bersama Wakil Gubernur NTB pada Pencanangan Gerakan Ayo Olah Raga

hambatan untuk mencapai citacita,” ungkap Muh. Amin. Untuk dapat maju, anak-anak harus siap berkompetisi di masa yang terbuka ini karena kompetisi itu sesungguhnya telah dilakukan sejak dalam kandungan hingga lahir ke dunia ini. “Jadi, kita semua adalah pemenang. Pemenang terhadap cita-cita, mimpi, dan keinginan. Tidak perlu berkecil hati walaupun lahir dengan kekurangan, karena kita lahir sebagai pemenang,” kata Muh. Amin. Menggunakan pakaian adat sebagai wujud kekayaan daerah Nusa Tenggara Barat yang harus terus dijaga, anak-anak NTB

Oleh karena itu, menurut H. Muh. Amin, saat membuka dialog dengan Forum Anak NTB di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Jumat (19/5/2017), negara dengan seperangkat kebijakannya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan bagi pendidikan anak-anak di daerah ini. Lebih dari 30 orang anak NTB usia SMP dan SMA dari 10 kabupaten dan kota yang ada di NTB hadir menampilkan semangat sebagai anak-anak yang memiliki keinginan besar untuk dapat turut serta dalam pembangunan daerah ini. Animo untuk terlibat dalam dialog ini terbilang cukup baik. Kar-

Pencanangan Gerakan Ayo Olah Raga

Anak-anak NTB dalam Forum Anak NTB tahun 2017 bersama Wakil Gubernur NTB, usai kegiatan dialog

ena menurut Kepala DP3AP2KB Provinsi NTB, Ir. Hartina, M.M., menyampaikan bahwa dialog ini sesungguhnya menargetkan 30 orang anak, namun yang datang lebih dari jumlah tersebut, bahkan Kabupaten Sumbawa Barat mendatangkan 10 anak. 10 anak yang hadir dalam forum ini akan terpilih untuk menjadi wakil pada acara Forum Anak Nasional Tahun 2017 yang akan dilaksanakan di Provinsi Riau mendatang. Ini merupakan bentuk bahwa Negara memberikan kesempatan kepada anak-anak dari tingkat SD sampai perguruan tinggi untuk memperoleh akses pendidikan. Anak-anak Indonesia harus memiliki intelektual yang baik untuk dapat mengelola sumber daya alam Indonesia yang sangat berlimpah. PERHATIKAN ANAK PUTUS SEKOLAH DAN PERNIKAHAN DINI Dalam forum ini, Wakil Gubernur NTB menanamkan kepada anak-anak untuk menjadi orang hebat yang berakhlak, sopan dan santun, serta cinta terhadap bangsa dan negara. Pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh anak-anak NTB dalam forum ini menurutnya memperlihatkan daya pikir yang progresif dari anak-anak NTB. “Anak-anak ini memiliki daya pikir yang progresif, jika hal ini terus dibimbing maka bukan tidak mungkin anak-anak akan menjadi pejabat negara kelak,” ujarnya. Setidaknya ada dua pertanyaan yang menjadi perhatian Wakil Gubernur NTB adalah terkait mengatasi anak putus sekolah dan pernikahan dini. Menurut Muh. Amin, untuk mengatasi anak putus sekolah, pemerintah telah membangun balai pelatihan untuk melatih keterampilan non akademisnya misalnya dengan pelatihan guide dan perhotelan bagi anak-anak, mengingat Provinsi NTB yang sedang menggalakkan sektor pariwisata. Dan tentang masalah pernikahan dini yang masih terjadi di beberapa daerah di NTB, Pemerin-

tah Provinsi NTB telah membuat regulasi dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk mengurangi jumlah pernikahan dini di NTB. Dalam forum ini Wakil Gubernur NTB memberikan apresiasi terhadap anak-anak yang memiliki prestasi dengan menghadiahkan

Golden Tiket kepada Ahmad Fadli Syarif Zain dari Forum Anak Kabupaten Lombok Timur yang merupakan pemenang Lomba Video Blog dengan tema “Pendewasaan Usia Perkawinan dan Pemerataan Pendidikan di NTB”. (Naniek I. Taufan)

Golden Tiket diberikan untuk anak berprestasi

Kartu BPJS bagi Atlet Anggota PPLP Gerakan Ayo Olah Raga kini telah digaungkan di Indonesia termasuk pula di Nusa Tenggara Barat. Kegiatan yang merupakan program dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga RI ini dimaksudkan untuk mengajak dan memotivasi masyarakat untuk mau melakukan gaya hidup sehat dengan berolahraga. Secara singkat Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin mengungkapkan bahwa dengan olah raga dan melakukan aktivitas tubuh yang teratur maka akan terwujud tubuh dan jiwa sehat yang bugar. “Kalau masyarakat sehat dan kuat, maka bangsa juga

akan sehat dan kuat,” ungkapnya pada kegiatan yang diikuti oleh para pelajar, mahasiswa, pemuda, Aparatur Sipil Negara, TNI/Polri dan masyarakat umum ini. Secara khusus pada waktu yang sama Muh. Amin kemudian menyerahkan secara simbolis kartu BPJS bagi atlet yang merupakan anggota Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) Mataram. “Atlet harus dijamin kesehatannya agar bisa berlatih dan berprestasi dengan maksimal,” kata Amin saat mencanangkan Gerakan Ayo Olah Raga, di lapangan Atletik Mataram beberapa waktu lalu. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

PKK NTB Latih Pembuatan Pupuk Organik

Masa-masa emas dalam pembentukan anak terjadi pada saat anak umur 0 sampai 1.000 hari kelahiran. Karena pada masa inilah yang merupakan tahap pembentukan saraf otak anak sehingga pemberian makanan sehat kepada anak di usia ini akan sangat berpengaruh pada perkembangan otaknya.

D

an ini menjadi tugas serta tanggung jawab orangtua terutama ibu. Karena itu, peran ibu menjadi sangat penting untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat, pintar dan cerdas. Pemerintah NTB sendiri memiliki program Generasi Emas 2015-2025, yaitu generasi yang hadir dari anakanak yang sehat, cerdas, dan pintar. “Untuk menghasilkan anak yang sehat, cerdas, dan pintar, ibu-ibu harus mem-

berikan makanan yang sehat tanpa bahan kimia dan pengawet kepada anak-anak,” ungkap Wakil Ketua I TP. PKK Provinsi NTB, Hj. Syamsiah Muh. Amin. Membentuk anak yang sehat, pintar dan cerdas haruslah dimulai dengan memperhatikan pola konsumsi makanan pada anak. Dimana makanan yang sehat itu adalah makanan yang tidak mengandung bahan kimia dan juga pengawet.Untuk itulah, Tim Penggerak PKK Provinsi NTB memberikan perhatian terhadap hal ini dengan mengajak para orangtua terutama ibu-ibu rumah tangga melalui kader-kader PKK-nya untuk menggalakkan penggunaan pupuk dan pestisida non kimia atau organik. Hj. Syamsiah M. Amin, menegaskan bahwa penggunaan pupuk dan pestisida

organik merupakan salah satu cara mengurangi kandungan zat-zat kimia berbahaya pada makanan yang akan dikonsumsi masyarakat khususnya anak-anak. Itulah sebabnya TP PKK NTB membuat program Pelatihan Pembuatan Pupuk dan Pestisida Organik bagi Pengurus (khususnya) Pokja 3 Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota se-NTB, beberapa waktu lalu di Mataram. Pelatihan yang dilaksana kan atas kerjasama TP. PKK Provinsi NTB dengan BPTP Provinsi NTB dan Petani An-

dalan Kota Mataram ini sengaja dilakukan karena tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat seringkali mengkonsumsi sayur dan buah yang mengandung bahan kimia karena dalam masa pertumbuhan dan perawatan tanaman sayur dan

GG Puhu - Basic Hygiene Training di Puhu, Payangan

School Library Project di Tabanan

5

Scholarship Project di Nusa Penida

Komitmen Rotary terhadap Kemanusiaan

Pelatihan Pembuatan Pupuk dan Pestisida Organik, gerakan menanam sayur dan buah dengan pupuk organik

buah itu menggunakan pupuk dan pestisida non organik yang notabene terbuat dari bahan kimia. “Mengonsumsi makanan yang mangandung zat-zat kimia berlebihan akan menimbulkan berbagai penyakit,” ujar Syamsiah. Ia berharap agar kader-kader PKK NTB dapat memberikan edukasi kepada anggota keluarga dan masyarakat untuk memberikan contoh penggunaan bahan makanan yang aman dikonsumsi. Hal itu dinilai penting, agar masyarakat lebih paham tentang pentingnya memakai pupuk organik pada tanaman sayur dan buah, agar sayuran dan buah yang dimakan anakanak terbebas dari bahan kimia. Demi tujuan itulah setiap tahun TP. PKK NTB selalu

mengadakan lomba bagi para kader PKK yang salah satunya dilatih untuk menggunakan pupuk organik ketanaman sayur dan buah. Namun menurutnya, belum semua masyarakat NTB yang mempraktikkannya, terutama para petani. Itulah sebabnya ia mengajak masyarakat dan khususnya petani untuk memberikan pupuk dan pestisida organik kepada semua tanaman. “Jika ingin umur panjang, maka perhatikanlah apa yang kita makan,” kata Syamsiah. (Naniek I. Taufan)

Buah dengan pupuk organik menghasilkan buah yang sehat

Sayuran organik tanpa bahan kimia

Rotary International di Indonesia baru saja menggelar District Conference D3410 & D3420 di Bali. Konferensi ini menjadi sebuah pertemuan luar biasa untuk memperkuat tema, visi dan misi Rotary ke depan, serta menjadi media untuk dapat kembali merencanakan kegiatankegiatan kemanusiaan di masa-masa mendatang.

Marie Francoise de Saint Priest d Urgel President RCBS

S

alah satu Rotary Club yang turut hadir dalam District Conference ini adalah Rotary Club of Bali Seminyak (RCBS). Saat ini RCBS beranggotakan 55 Rotarians juga tetap ada pada komitmen kuat untuk turut serta dalam gerakan kemanusiaan. Marie

GG Otonomi Water Project, Flores

Erika Sedana President Nominee RCBS

Memberi bantuan korban tanah longsor di Songan, Bangli

serta ide-ide baru yang dapat diperoleh dari bahan bacaan di sekolah. Dalam term kepengurusan tahun ini, RCBS kembali menyumbangkan 600 buku kepada SD 1 Baturiti Tabanan dan 600 buku kepada SD 2 Baturiti, Tabanan. Rotarian juga menyosialisasikan cara dan konsep ringan membaca buku agar dapat benar-benar dipahami pesan yang terkadung dalam setiap buku. Scholarship atau beasiswa telah diberikan kepada lebih dari 30 siswa SMP, SMA dan perguruan tinggi. Beasiswa ini juga terus berlanjut dalam program Helen E. Newman Scholarship Fund (HENSF). Di tahun 2017, beasiswa baru juga akan mulai dijalankan dengan kerjasama antara Rotary Club of Bali Seminyak dengan Rotary Club of Westbank Canada. Goat Breeding Project yang dilakukan di Nusa Penida dengan tujuan peningkatan ekonomi masyarakat melalui ternak kambing. RCBS berkerjasama dengan sebuah yayasan di Nusa Penida dengan kontribusi 50 ekor kambing yang pengembangbiakannya merangkul dan melibatkan masyarakat desa setempat.

Francoise de Saint Priest d Urgel, President RCBS menerangkan, saat ini RCBS masih menjalankan banyak program salah satunya program’ Bedah Rumah’ untuk masyarakat kurang mampu di DesaTista, Karangasem. Bedah rumah dimulai Mei 2017 untuk 5 rumah pertama dan diharapkan akan tetap berlanjut dengan bedah rumah tahap berikutnya. Dalam program ini, bekerjasama dengan Rotary of Perth, Western Australia. Sementara itu, Made Herry Erika Sedana, PR Chair & President Nominee RCBS mengulas telah banyak yang dilakukan RCBS selama ini. “Kami akan terus melakukan gerakan kemanusiaan ini dan masih terus mengundang dan mengajak pengusaha lain untuk ikut bergabung dalam pelayanan sosial ini,” ujarnya. Kegiatan RCBS diantaranya School Library, pengadaan perpustakaan sekolah ini menjawab keperluan anakanak Sekolah Dasar dalam peningkatan pengeTernak Babi di Tista, Karangasem tahuan, pesan moral

Dengue Awareness Project, bekerja sama dengan RS Kasih Ibu, RCBS konsisten untuk membantu penyebarluasan informasi tentang pentingnya pencegahan demam berdarah. Hingga saat ini tim gerakan Dengue Awareness Project telah menyebarkan lebih dari 6,000 booklet “Fight The Bites” yang memuat cara pencegahan demam berdarah dan pencegahan penyebaran nyamuk. Otonomi Clean Water, project ini adalah Global Grant (GG) dengan tujuan untuk pengadaan air bersih untuk desa-desa di Flores, Nusa Tenggara Timur. Saat ini air sudah berhasil disalurkan ke Desa Bena, Woloroko, Manuraba, Riung, Damu, Ruki dan Moni. Meski lokasi proyek bantuan ini sangat jauh, tim RCBS masih akan melanjutkan misi bantuan ini melalui pengadaan kebun sayur untuk masyarakat setempat. Tim RCBS dalam proyek ini adalah Raphael Devianne, Tineke Indradjaya dan Masaharu Yukimoto. Puhu Clean Water Project adalah juga sebuah Global Grant (GG) yang dikerjakan dalam waktu 18 bulan. Kegiatan ini

mencakup pengadaan sumber air bersih untuk masyarakat, pengadaan & perbaikan toilet dan bak pencuci tangan untuk Sekolah Dasar, operasi katarak untuk masyarakat kurang mampu, serta Basic Hygiene Training untuk anak-anak Sekolah Dasar yakni SD1 sampai dengan SD 5 Puhu. Hands for TistaProject mencakup 4 kegiatan utama untuk masyarakat kurang mampu di DesaTista, Karangasem, yaitu cek mata & operasi katarak, ternak babi, renovasi rumah dan kegiatan wirausaha rumah tangga. Kegiatan di Tista ini berjalan selama 12 bulan. Cleft &Carnio-Facial Operation, program bantuan operasi bibir sumbing ini konsisten dilakukan oleh RCBS kepada Smile Foundation atau Yayasan Senyum yang didirikan oleh Honorary Member of Rotary Club of Bali Seminyak, Mary North More tahun 2005. Setiap minggu siang anggota Rotary dan tamutamu berkumpul untuk makan siang bersama dalam program Sunday Lunch dan mengumpulkan dana untuk disumbangkan ke Yayasan Senyum agar dapat berkontribusi membantu anakanak yang lahir dengan kondisi bibir sumbing. End Polio Fund Raising, kegiatan bersepeda ke Batur setiap tahun diadakan oleh RCBS untuk menggalang dana yang akan disumbangkan ke Rotary International dalam program End Polio Now. Tahun ini, RCBS melangsungkan kegiatan BikeA-Fund ini Sabtu, (22/4) dengan melibatkan Rotaractors yakni generasi muda Rotary yang nantinya akan mengembangkan kegiatan-kegiatan kemanusiaan Rotary di masa-masa mendatang. -ard

Bike-A-Fund untuk Program End Polio Now


6

Woman on Top

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Lely Setyawati

Jangan Pernah Menyerah Setiap orang pasti punya masalah dalam hidupnya. Jangan pernah malu menceritakan masalah kita. Asal, kita punya teman yang bisa dipercaya untuk berbagi. Teman dalam arti pasangan, saudara, atau sahabat. Demikian disampaikan ­dr. Lely Setyawati, Sp.KJ (K). dr. Lely Setyawati, Sp.KJ (K).

I

a mengatakan, kalau memang tidak bisa menceritakan masalah kepada teman, jalan keluarnya adalah meminta ban­ tuan psikiater. “Jangan pernah memendam masalah. Makin masalah dipendam, akan semakin menumpuk dan sampai pada titik akhir kita akan merasa stress dan depresi,” kata dr. Lely. Dalam kehidupan yang kita alami, jangan hanya melihat kegagalan, namun, cobalah untuk mengingat satu per satu, keberhasilan dan kesuksesan

yang pernah kita raih. “Tidak mungkin manusia dalam ke­ hidupannya hanya mengalami kegagalan, pasti pernah suatu ketika mendapatkan keberhasil­ an. Walaupun tampaknya kecil, namun, inilah yang harus kita syukuri sebagai motivasi diri,” ujar dr. Lely. Satu contoh diberikan dr. lely. Misalnya kita sedang putus cinta. Jangan terlalu lama larut dalam kesedihan. Sebaiknya segera move on. Berpikirlah, Anda putus dengan dia artinya, dia memang bukan orang yang tepat untuk Anda. Mungkin nanti Anda akan bertemu dengan orang yang lebih baik lagi.

Contoh lainnya, seorang karya­wan yang gagal menduduki posisi tertentu. Jangan pernah menyerah akan kegagalan, justru jadikan kegagalan sebagai penye­ mangat dan motivasi untuk lebih baik lagi. Bagi siswa yang tidak diterima di sekolah yang di­ inginkan, cobalah berpikir positif. Mungkin bidang itu tidak cocok untuk Anda. Ia menyatakan, kegagalan bukanlah kiamat dan akhir dari segalanya. Namun, kegagalan merupakan kesuksesan yang ter­ tunda. Dalam hidup, kita harus bisa menyeimbangkan hidup. Arti­ nya, keberhasilan dan kegagalan pasti pernah kita alami. Namun,

yang perlu diperhatikan, jangan sampai kegagalan membuat kita patah semangat. KEGAGALAN ADALAH KESUKSESAN TERTUNDA Dikutip dari situs www.an­ driewongso.com., mengalami kegagalan bukan berarti kita harus menyerah, apalagi putus asa. Se­ bab, sebenarnya dengan kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin. Melalui kegagalan­ lah kita bisa mengevaluasi setiap langkah yang telah kita lakukan. Dengan begitu, kita akan tahu hal apa saja yang perlu diperbaiki dan tahu di mana saja kesalahan yang telah kita perbuat untuk tidak mengulanginya. Hal itu akan mendasari langkah kita ke depan menjadi lebih baik. Kegagalan harusnya mulai kita pandang dari sudut yang berbeda. Kita gagal bukan be­ rarti kita tidak sukses, melainkan kita belum sukses. Seperti kata pepatah yang sering kita dengar: kegagalan adalah bagian kecil dari proses sebuah kesuksesan atau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.

Banyak tokoh dunia yang kita kenal, semua pasti pernah mengalami proses kegagalan. Tak hanya sekali, bahkan berkalikali. Tak hanya itu, saat berada di puncak kesuksesan pun, tak jarang mereka terpeleset dan bahkan kembali jatuh ke ju­ rang. Namun, bagi mereka yang memiliki kekayaan mental, rasa sakit dan jatuh itu hanya akan dirasakan sebagai masa belajar dan mengasah diri untuk kembali menggapai prestasi. Itulah kekuatan sesungguh­ nya dari semangat “Never Give Up”, yakni semangat pantang menyerah yang timbul dari dalam insan-insan luar biasa yang sadar potensi. Sebab, di balik kega­ galan, pastilah ada pembelajaran. Di balik halangan dan rintangan menghadang, pastilah ada pelu­ ang yang menantang untuk di­ menangkan. Untuk itu, mari kita jadikan semangat “Never Give Up” menjadi sumber kekuatan untuk terus menerjang tanta­ ngan. Jadikan semboyan “Never Give Up” sebagai pedoman untuk berkarya, bertindak, dan berusaha demi mencapai sukses yang luar biasa. (Wirati Astiti)

“TOPENG” Salam Senyum… “... Buka dulu topengmu.. buka dulu topengmu, biar kulihat warnamu, kan kulihat warnamu.. “

Penggalan lagu dari group band terkenal “Peterpan” dengan judul Topeng sering kita dengar bahkan ikut menyanyikannya ketika kita merasa kesal dengan seseorang karena tertipu. Heheheheh.... Dalam dunia layanan, ternyata kata “Topeng” ini banyak yang bisa diumpamakan, dan sebagai ilustrasi saya akan menceritakan pengalaman saya ketika mendapatkan layanan yang ber- TOPENG. Karena kesibukan sebagai pembicara dan konsultan, baik konsultan layanan, atau konsultan Human Capital di beberapa perusahaaan, tentunya saya harus selalu menyempatkan waktu untuk bersantai. Salah satu kegiatan favorit saya adalah pijat refleksi kaki. Waaahhh.. selain tujuan relaksasi memperlancar peredaran darah (kata orang yang ahli di bidang kesehatan), juga tempat istirahat yang nyaman karena diberikan aroma yang menyegarkan de­ ngan diiringi alunan musik yang lembut. Seperti biasa seorang terapis perempuan yang melayani saya, saya ajak berbincang. Salah satu cerita menarik dari mereka adalah ketika bercerita tentang melayani pelanggan mereka yang super cerewet. “Kami melayani harus sesuai standar dari perusahaan Bu..,” awal cerita

dari si terapis. “Sebenarnya kami sudah sesuai dengan prosedur melakukannya, tapi selalu mendapat komplain dari tamu. Biasanya tamu yang komplain adalah tamu yang tidak disukai oleh terapis. Yaaa... karena cerewet, karena pelit senyum, bla bla bla... “ Mulailah dia cerita dengan semangat menceritakan bagaimana suka dukanya seorang terapis. Di ujung cerita, dia nyeletuk seperti ini, “ Ternyata bu, jika kita tidak menyukai orang (tamu/pelanggan), walaupun kita sudah berusaha manis-manis di hadapannya (maksudnya tersenyum ), tapi ternyata pijatan kami yang sudah sesuai standar itu dirasa kaku oleh para tamu. Jadi… hmmmm dari HATI turun ke JARI ya Bu.. .” Waaaah... lucu juga ya celetukannya, bukan dari mata turun ke hati tapi dari hati turun ke jari....heheheheh keren juga nih.... Cerita lain seperti ini... “Bu, juice apokatnya lagi kosong. Mau diganti dengan minuman apa “ Itu kata seorang pelayan rumah makan setelah saya sudah lama menunggu pesanan makanan. “Lho, kok ga bilang dari tadi mbak” jawab saya dengan kecewa. Dengan wajah merengut pelayan menyahut kembali, “Bagian dapurnya tidak ngasih tahu bu, jadi bukan salah saya. sekarang mau diganti dengan minuman apa bu?” Waaaaahh..... udah salah menyalahkan bagian lain lagi. Sebagai pemerhati layanan, kenyamanan saya sebagai pelanggan mulai terusik. “ Saya mau diganti dengan kata “

maaf “ saja ... “ jawab saya. “Masa saya yang minta maaf, kan teman saya yang di dapur yang salah... “ jawab pelayan mulai ketus. “Jadi Mbak tidak mau minta maaf nih,... “ sahut saya lagi. “Ya, maaf Bu,” jawabnya sambil bergumam dan membalikkan tubuh, “Masa saya harus ngalah minta maaf. Padahal saya tidak salah”. Hhhhmmmm... Peristiwa seperti cerita di atas sering terjadi. Karena koordinasi dan komunikasi yang kurang baik dan yang menjadi korban adalah pelanggannya. Yang membuat miris lagi, mereka seakan merasakan sensasi/ kepuasan saat melimpahkan kesalahan itu kepada orang lain. Saling tunjuk atau menyalahkan juga dianggap layanan yang bertopeng. Semua memasang topeng masing-masing dengan berusaha menyembunyikan kesalahan dengan menunjuk kesalahan pada rekan kerjanya yang lain. Jadi topeng itu seakanakan dikenakan agar kelihatan bahwa dia selalu benar dan sempurna. Padahal dengan bertopeng seperti itu, wajah asli yang tidak kelihatan malah tergambar jelas. Karena keburukannya diungkapkan oleh rekan kerjanya sendiri dengan menunjuk kesalahan itu kepada orang lain. Pembaca setia Dhani’s Art In Service, siapapun tidak suka ketika dihadapkan dengan kepalsuan. Janji palsu, senyum palsu, ramah palsu, bahkan barang palsu. Tapi kenapa kita sebagai pelaku layanan sering tanpa disadari melakukan hal ini? Untuk menghindari Topeng dalam layanan saya akan berikan tips seperti ini. Yang pertama, JAGA HATI. Perasaan tidak suka, perasaan jengkel, dan lain sebagainya sebaiknya tidak ada di hati para pelayan. Kalau itu terjadi, sebaik apapun melaku-

kan SOP (Standart Operational Procedure) layanan, akan terlihat kaku dan pelanggan akan merasa kurang nyaman. Yang kedua, Jadilah pelayan yang bisa BERTANGGUNG JAWAB. Baik kepada diri sendiri, team work, ataupun company (perusahaan). Jangan biasakan menunjuk orang lain sebagai limpahan dari kesalahan untuk memperlihatkan kesempurnaan diri sendiri. Karena ketika kita tidak bertanggung jawab dengan hal tersebut, maka semakin banyak kesalahan yang terlihat dalam rangkaian (alur) layanan yang diberikan kepada pelanggan. Yang ketiga, hindarkan diri sebagai pelaku layanan yang senang dengan PENCITRAAN. Kelihatan layanannya baik agar dilihat oleh pimpinannya, kelihatan ramah agar cepat naik pangkat dan alasan alasan lain yang hanya sebagai TOPENG dari keaslian wujud yang sebenarnya. Ayoooo.. mari kita terapkan ketiga hal tersebut untuk memberikan layanan yang terbaik kepada pelanggan. Dan ingat, bukan karena topeng, tapi karena semua bersumber dari hati. Materi ini bisa didapatkan dalam materi seminar saya yang berjudul ‘SERVE WITH LOVE” Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana ‘SERVE WITH LOVE’ di perusaha­ an/instansi Bapak/Ibu ? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak/Ibu perlukan. Salam3SP. Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

19

Makan Bakso sambil Dengarkan Keroncong Siapa tak kenal dengan bakso, panganan berbahan dasar tepung sagu dan daging yang digiling ini adalah salah satu kuliner yang paling digemari banyak kala­ ngan. Di Surabaya ada depot bakso yang begitu feno­ menal, yakni Bakso Solo Rindu Malam. Depot bakso khas Solo yang sudah berdiri sejak 1984 ini rasanya sangat pas menjadi pilihan untuk melepas rasa lapar setelah seharian bergelut dengan pekerjaan.

T

ak hanya me­ nawarkan cita rasa bakso yang nikmat, depot di Jalan Ciliwung 73 Surabaya ini juga menyuguhkan penampilan

grup musik keroncong. Me­ nyantap kenyalnya bakso dan hangatnya kuah kaldu sapi, de­ ngan iringan musik keroncong seperti Bengawan Solo, Stasiun Balapan, seakan me­ngajak

konsumen bernostalgia di Kota Solo tempo dulu. Tentu hal ini makin menambah kenikmatan hidangan bakso yang disajikan. Begitulah cara Zainul Putra untuk membuat pelanggannya terus berdata­ngan bergiliran di depot miliknya setiap hari. Perbedaan bakso khas Solo dibandingkan bakso pada umumnya, dapat dilihat dari mi-nya. Di beberapa daerah di Jawa Timur campuran bakso biasanya menggunakan mi soon, bakso Solo mengguna­ kan mi bihun. Selain itu, bakso “Rindu Malam” juga menawar­

Driyo Palwoko

Bagikan Manfaat untuk Orang Lain Sebuah rencana lain untuk bertahan sebelum segala kemungkinan terjadi harus disiapkan. Belasan tahun silam, hal tersebut juga dilakukan oleh Driyo Palwoko, analis laboratorium sebuah perusahaan besar dengan prestasi The Best of Indonesia hingga Asia Pasifik. Pada puncak karier, pria empat orang putra ini harus keluar karena alasan tertentu bersama 28 karyawan lainnya. Tidak mau berputus asa, Driyo membuka sebuah perusahaan diag­ nostik dengan nama CV Biolink yang memegang produk kesehatan dari Perancis. Setelah berhasil mengembangkan Biolink, ia meng­ gandeng teman-teman jebolan Abbott. Mereka berkumpul mendirikan Saba Indah Medika, hingga saat ini memiliki 380 karyawan di seluruh Indonesia. Dirasa cukup menuai jerih payah dengan kesuksesan tersebut, Driyo, memutuskan resign dari Saba dan hanya menginvestasikan sahamnya pada perusahaan alat medis itu. Sebagai pria yang ulet, menganggur dan santai terlalu lama di rumah membuatnya jenuh bukan kepalang. Terber­ sit dalam pikirannya untuk membuka peluang bisnis baru, yakni mendirikan sebuah usaha di beranda rumahnya, Jl Gubeng Kertajaya VII C 54, Surabaya. “Sebetulnya pada saat kita bekerja tadi ada sesuatu yang bisa kita kembangkan. Back up plan bisa menjalankan itu sambil bekerja,” ujar penggemar travelling ini. Tak jauh-jauh dari dunia kesehatan, Driyo lantas dikenalkan kepada sebuah alat bernama Leveluk SD 501 dari peru­ sahaan Enegic Jepang. Yang saat ini menjadi cikal bakal usaha barunya, yakni Kan Gen Water. Pilihan Driyo Palwoko pada mesin ionisasi air mineral seharga Rp 48.500.000 ini bukan tanpa alasan. “Kami melihat lapangan kerja juga terbatas. Peluang bisnis bisa diciptakan oleh masyarakat, dan air adalah salah satu kebutuhan vital,” pa­ parnya. Mesin Kan Gen Water telah dipatenkan oleh Jepang, siapapun yang berlisensi dengan membeli produknya sudah bisa menjalankan bisnis tersebut. “Kalau sudah punya lisensi bisnis, kita sudah punya sistem dari Enegic untuk mengem­ bangkan jaringan usaha,” imbuhnya. Air mineral dari gerai Driyo Palwoko, berbeda dengan depo isi ulang lainnya. Tandon sumber mata air pilihan dari Pegunungan Pacet Jawa Timur (Jatim), mengalir melewati proses ozonisasi, filter utama, cartridge filter berbahan stainless, naik ke hexagonal untuk meng­ hasilkan molekul bersifat mengikat, dan berakhir pada proses UV Lightening. Jika pelanggan ingin mendapat kualitas kesehatan lebih baik berkali lipat, maka mesin Kan Gen Water akan memproses air mineral tadi menjadi air ajaib dengan se­ juta manfaat terapi kelas dunia. Kan Gen Water memiliki alkalin, anti oksidan, serta micro cluster yang tinggi. Saat

Bisnis Surabaya bertandang ke gerainya, Driyo menun­ jukkan alat tes pH, TDS, hingga pengukur anti oksidan melalui empat macam air. Sebelum mengomersilkan alat ini, Driyo telah meng­ gunakan selama dua tahun. Ia ingin membagikan manfaat kepada orang lain. Ia juga menjual mesin lengkap dengan sistem kerjasama seharga Rp 200 jutaan per set. “Lebih murah dibandingkan yang lain, bisa mencapai Rp 450 jutaan itu pun sewa. Kalau ini sudah bersifat kepemilikan,” ujar pria kelahiran Surabaya, 21 Maret 1971 ini. Driyo optimis bisa mengembangkan sistem bisnis 501 melalui waralaba yang telah ia rintis. Kini ia memiliki gerai di Surabaya dan Yogyakarta. Selain itu ia juga menjual alat ini bagi siapa saja yang ingin membuka usaha berprospek tinggi dan selalu dibutuhkan khalayak. “Peluangnya sangat besar sekali. Mesin ini baru masuk di Indonesia sekitar dua tahun, prospeknya sungguh luar biasa. Mesin ini kecil, tapi memberi manfaat sebagai proses membantu penyembuhan berbagai macam penyakit sep­ erti menetralisir sel kanker, diabetes, lupus, obesitas, darah tinggi, dan sebagainya,” tutur pria yang memiliki usaha lain di bidang tanah dan properti ini. (Lely)

kan rasa yang em­ puk, rasa tes­ ktur dagingnya kuat sekali, kuahnya juga sangat menggugah selera. “Rasa bakso­nya enak sekali, pentolnya lunak, daging­ nya terasa di lidah, kuahnya juga segar dan gurih, kaldunya berasa,” ujar Titik, seorang pelanggan dari Surabaya. Tidak hanya rasa bakso yang ditawarkan yang membuat pelanggan rela datang dari jauh untuk menikmati bakso, tapi juga karena pelayanannya yang cepat. “Pelayanan di sini cepat jadi tidak perlu nunggu lama, tempatnya bersih, pas buat ngelepas penat bersama temanteman,” kata Renza, seorang pelajar. Membuat bakso ini mengha­ biskan bahan baku daging sapi yang sangat banyak. “Untuk me­ menuhi kebutuhan pelanggan, biasa menghabiskan bahan baku daging paha sapi murni untuk pembuatan pentol sebanyak 100 kilogram per hari,” ujar Zainul, putra H. Basori pemilik warung

bakso “Rindu Malam”. “Ban­ yaknya daging itu supaya bakso­ nya lebih kenyal dan teksturnya lebih halus. Sedangkan kuahnya agar rasanya lebih kuat dan gurih direbus bersama buntut sapi,” tambah Zainul. Warung bakso “Rindu Malam” yang menawarkan menu favorit bakso keju spe­ sial dan bakso kasar dari paha da­ging sapi dicampur urat ini buka mulai pukul 10.00 sampai 22.00. Karena lokasinya yang dekat dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS), warung bakso ini termasuk tujuan kuliner pengunjung kebun binatang tersebut. Bahkan, kalangan artis banyak pula yang mencoba nikmatnya bakso Rindu Malam. “Banyak kalangan artis Ibu Kota juga mampir untuk menikmati bakso ini, seperti Iwan Fals dan Mulan Jameela,” tutup Zainul. (Meta Vabiola)

SES Hadir di Cellular World Cellular World bekerja sama dengan Samsung menghadirkan Samsung Experience Store (SES) di Cellular World Gatsu, Den­ pasar. Acara peresmian dilaksanakan Selasa (16/5) ditandai dengan pemotongan pita oleh So Djien Gie (VP IM PT Samsung Electro­ nics Indonesia), Egidius Situmorang (IT & Mobile Retail Marketing Director PT Samsung Electronics Indonesia) serta Malika Jiwaji (Direktur Utama Cellular World). SES di Cellular World merupakan yang SES ke-189 di seluruh Indonesia. SES memiliki konsep yang menggabungkan desain modern dan elegan dengan fungsi digital display dan teknologi terkini. Menurut So Djien Gie,SES dirancang untuk memenuhi keperluan gaya hidup modern dan elegan. Jaja­ ran produk unggulan Samsung disusun sesuai kategori mulai dari premium smartphone, tablet hingga smartphone entry level. Hal ini Samsung lakukan untuk memudahkan konsumen memilih produk sesuai keperluan. Malika menambahkan kerja sama Samsung dan Cellular World akan makin kuat karena kedua­nya memiliki kesamaan visi dan platform. (Ngurah Budi)


18

Mozaik

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Pemkab Buleleng semakin gencar mempromosikan potensi pariwisata yang dimiliki melalui berbagai event, baik skala lokal hingga skala nasional. Melalui Pesta Kesenian Bali (PKB) Kabupaten Buleleng ke-39, akan ditampilkan berbagai kesenian yang merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan. Secara resmi, PKB Buleleng dibuka oleh Bupati Putu Agus Suradnyana, ST., Rabu (17/5) de­ngan mengusung tema “Ulun Danu” yang artinya “Melestarikan Air Sumber Kehidup­an” . PKB akan diselenggarakan selama 5 hari mulai tanggal 17 Mei hingga 21 Mei di Kawasan ex. Pelabuhan Buleleng. Pembukaan PKB Kabupaten Buleleng ke-39 ini dimeriahkan dengan tari India yang dibawakan oleh Konsulat India. Selain tari india, ada juga tarian dari Provinsi Aceh yang memeriahkan pembukaan PKB kali ini.

A

da yang unik dengan agenda tahunan Pemkab Buleleng kali ini yang dirangkaikan dengan Buleleng Expo 2017. Buleleng Expo 2017 ini merupakan pegelaran perdana yang diselenggarakan Pemkab

PKB Buleleng ke-39 dan Buleleng Expo 2017

Buleleng dan akan menampilkan pameran berskala Nasional seperti Bidang Pariwisata, Investasi, Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, Pertanian, Perikanan, Peternakan, Koperasi, dan UMKM. Bupati Putu Agus Suradnyana mengatakan, PKB dan Buleleng Expo merupakan salah satu kegiatan rutin kepariwisataan yang akan terus dilaksanakan pada tahun mendatang di Kabupaten Buleleng. Suradnyana menilai, pelaksanaan PKB dan Buleleng Expo yang melibatkan banyak seniman dan juga para pelaku ekonomi kecil dalam pameran diharapkan ikut mendorong perekonomian daerah. “Pagelaran ini juga sebagai upaya mempromosikan Buleleng sebagai daerah ramah yang menerima segala macam kesenian dan juga budaya luar,” jelasnya. Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng I Putu Tastra Wijaya selaku ketua panitia mengatakan, Pesta Kesenian Bali muncul bermula dari konsep PKB yang membawa misi antara lain sebagai langkah konservatif yaitu penyelamatan terhadap khasanah seni budaya tradisional maupun klasik, disamping memberikan ruang kepada seniman bereksperimen. “Untuk menjaga mutu

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Jelang Puasa, Disperindag Buleleng Sidak Pasar Fenomena harga bahan pokok melambung tinggi jelang hari raya nampaknya menjadi pemandangan yang lumrah. Lonjakan harga menjelang hari raya tentu akan membawa dampak menurunnya daya beli dan daya jual dari konsumen maupun pedagang. Tentu hal tersebut akan membawa pengaruh terhadap perekonomian. Mengantisipasi hal itu, Tim terpadu dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng turun ke sejumlah pasar - pasar tradisonal untuk melakukan sidak. Sidak dilakukan dalam rangka menstabilkan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisonal menjelang Bulan Ramadhan dan Menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini.

K

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana Membuka secara resmi PKB Buleleng ke-39 dan Buleleng expo 2017.

dan kualitas tampilan dari para seniman yang mengisi acara PKB ini, kami telah mengganden tim Pembina yang terdiri dari seni akademis dan seni alam yang professional dibidangnya dan melakukan pembinaan kepada kelompok seni dan sanggar,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Nyoman Sutrisna mengatkan, Buleleng Expo tahun 2017 ini

merupakan yang pertama kali diadakan. Sutrisna menjelaskan, Pameran ini akan diikuti oleh peserta dari luar kabupaten Buleleng bahkan dari luar Provinsi Bali. Selain itu, Dinas Pariwisata juga akan meluncurkan video dokumenter tentang potensi wisata yang ada di Kabupaten Buleleng. Ia menambahkan bahwa jumlah daerah pariwisata di Buleleng semakin bertambah. Dengan

demikian, ia merasa perlu adanya pameran potensi wisata. “Buleleng Expo ini akan menampilkan berbagai potensi wisata di Buleleng, ini sangat penting untuk promosi pariwisata Buleleng karena peserta pameran juga ada dari luar daerah sehingga secara tidak langsung mereka akan menceritakan apa yang mereka temui di Buleleng,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

epala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Buleleng Ketut Suparto ketika dikonfirmasi seusai melaksanakan sidak pasar mengatakan sidak pasar dilaksanakan di dua pasar di Buleleng yakni pasar Banyuasri dan Pasar Anyar I. “Dalam sidak ini kami melakukan pemantauan harga untuk semua komoditas baik dari segi harga, takaran, kedaluwarsa termasuk stok,” ungkapnya Rabu, (17/05) lalu. Adapun komoditi yang menjadi sasaran Tim Terpadu ini adalah pedagang berbagai kebutuhan dapur seperti bawang hingga komuditi beras dan daging. Dikatakan, dari hasil pemantauan pihaknya dapat menyampaikan bahwasannya harga kebutuhan pokok secara umum masih stabil dan belum ditemukannya harga komoditi yang mengalami peningkatan secara signifikan. “Ada beberapa yang mengalami peningkatan seperti daging sapi namun

tidak begitu dan masih termasuk stabil, harga beras masih stabil juga kisaran 9.500 hingga 10.000 Rupiah,” ungkapnya. Ditambahkan Suparto, harga naik hanya pada komoditi bawang putih saja, dari kisaran harga Rp. 38.000 hingga Rp. 50.000. “Masih kami selidiki apa penyebabnya karena yang lain stabil. Kemungkinan ada di pengepul dan juga panen yang mengalami kendala,” jelasnya. Secara kontinu pihaknya akan turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan langsung disejumlah pasar tradisonal. Sidak dengan melibatkan tim dalam jumlah besar akan dilakukan selama 3 kali, yaitu menjelang puasa, pertengahan puasa, dan H-3 bulan puasa. Namun, tim teknis akan turun secara berkelanjutan dalam 3 hari sekali. “Manakala terjadi peningkatan yang drastis inilah yang akan kita upayakan untuk adakan operasi pasar untuk menstabilkan harga sehingga antara produsen dan kosumen sama – sama di untungkan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Puluhan Lontar Ditemukan Rusak

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meninjau stand di Buleleng expo 2017

Bali memiliki banyak warisan budaya baik berupa benda maupun tak benda. Salah satu warisan budaya yang berupa naskah manuskrip adalah lontar. Lontar merupakan dokumentasi budaya masa lampau dan merupakan benda yang sangat bernilai. Isi yang terkandung dalam manuskrip lontar begitu bermanfaat seperti tentang mantra, keagamaan, pengetahuan tentang astronomi dan astrologi (wariga),

UKS Berperan Tingkatkan Kualitas Sekolah Guna meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Selain fasilitas penunjang pendidikan, lingkungan yang bersih juga sangat mempengaruhi kualitas belajar anak. Jika lingkungan bersih, maka kenyamanan dan kesehatan siswa juga akan terjaga. Salah satu program sekolah untuk mendukung hal itu adalah UKS. Hal tersebut juga disampaikan oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST., saat menghadiri penilaian Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tingkat Nasional tahun 2017, Rabu (17/05). Pada LSS tahun ini, SMP Negeri 4 Singaraja terpilih mewakili Provinsi Bali ke tingkat nasional. Bupati PAS mengatakan upaya untuk meningkatkan kesehatan anak sekolah merupakan upaya strategis yang perlu terus ditingkatkan melalui Program UKS, sehingga anak Sekolah terhindar dari masalah kesehatan di Lingkungan Sekolah. “Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ini merupakan program nasional, selain program tersebut Pemkab Buleleng juga berusaha meningkatkan derajat kesehatan peserta didik melalui pelatihan kader kesehatan di sekolah dalam hal ini Dokter Kecil (Dokcil), Kader Kesehatan Remaja (KKR) dan lain-lain,” ungkapnya. Rasa bangga juga disampaikan olehnya, sebab SMP Negeri 4 Singaraja telah membawa nama Buleleng khususnya dan Bali pada umumnya dalam penilaian LSS tingkat nasional. Menurutnya, UKS telah memainkan peran pent-

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST., saat ­ enghadiri penilaian Lomba Sekolah Sehat (LSS) m ­Tingkat Nasional tahun 2017, Rabu,(17/5)

ing dalam membentuk kesadaran untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik karena untuk dapat belajar dengan baik dan efektif, peserta didik memerlukan lingkungan dan kesehatan yang baik. Oleh karenanya, upaya pemeriharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam meningkatakan kualitas kesehatan. “Kita berharap melalui kegiatan ini, tim penilai tidak saja melakukan penilaian, namun juga lebih mengedepankan pembinaan dan evaluasi. Sehingga program UKS bisa memainkan perannya untuk menyehatkan dan mencerdaskan peserta didik di sekolah, dan semoga SMPN 4 Singaraja yang menjadi Duta Provinsi Bali bisa menjadi yang terbaik di Tingkat Nasional,” harapnya. Bupati PAS menambahkan di ajang LSS tingkat nasional Kabupaten Buleleng mengalami peningkatan dengan LSS kategori SMP dan Kategori Taman Kanak-kanak (TK) menjadi Duta Provinsi Bali.” Ini peningkatan yang sangat luar biasa, dan kita juga bisa melihat peserta didik dengan kegiatan UKS di Buleleng, sekolah – sekolah di Buleleng semuanya hijau, disamping itu juga bisa memberikan vibrasi dilingkungan sekitarnya,” imbuh Bupati yang menjabat dua periode tersebut. Sementara itu, Ketua Tim penilai Dra. Janantari, M.Pd., mengatakan LSS merupakan salah satu program yang berintegrasi dan berkesinambungan dengan melibatkan lintas sektor, sehingga perlu digalakkan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. Menurutnya, untuk dapat belajar dengan efektif peserta didik memerlukan kesehatan dan lingkungan yang baik, sehingga perlu dukungan semua pihak untuk mengwujudkan keterpaduan instansi terkait yang ada korelasinya dengan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Lebih lanjut, Janantari menambahkan tujuan dari lomba ini adalah lebih menekankan pada penilaian hidup bersih dan sehat melalui usaha kesehatan sekolah (UKS) yang ada disekolah. Menurutnya, beberapa kriteria yang dinilai dalam lomba ini adalah menyangkut UKS, ketersediaan kamar mandi, ruang kelas dan sirkulasi ruangan. “Intinya bagaimana kinerja sekolah dalam menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat serta pengembangan program UKS,” ujarnya. (Wiwin Meliana)

Tim Terpadu Disperindag Buleleng melakukan sidak di pasar tradisional.

Proses identifikasi dan perawatan lontar rusak oleh Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng

pengobatan tradisional (usada), prosa, kekawin, kidung, sejarah, cerita-cerita, dan lain-lain. Lontar menjadi bukti tentang budaya menulis sastra di bali telah terjadi sejak dahulu kala. Maka itu upaya untuk menjaga dan melestarikan keberadaan lontar juga harus menjadi perhatian semua pihak. Mengingat begitu pentingnya peninggalan tersebut terhadap pengembangan kebudayaan nasional, sehingga diperlukan suatu penanganan khusus terhadap manuskrip lontar agar terhindar dari kepunahan, karena usia manuskrip yang cukup tua dan tidak akan bertahan lama apabila tidak dipelihara dengan baik. Akan tetapi, kini keberadaan lontar di Buleleng dan di bali pada umumnya banyak ditemukan dalam kondisi rusak. Kerusakan lontar yang telah diwariskan secara turun temurun kepada penerusnya banyak disebabkan karena sedikitnya pengetahuan tentang cara penyimpanan lontar yang baik dan tak jarang lontar menjadi barang yang sakral dan jarang untuk disentuh. Di Buleleng puluhan lembar lontar kembali ditemukan dalam kondisi yang rusak. Pemilik lontar pada umumnya tidak mengetahui tentang tata cara penyimpanan lontar yang baik. Selain tak mengerti cara penyimpanan, terkadang masyarakat pun tak mampu lagi untuk membaca aksara yang dituliskan dalam lontar. Kondisi lontar yang rusak banyak ditemukan di rumah Komang Suwitra. Lontar yang dimiliki oleh Ketut Suwitra, warga kelurahan banjar Bali, Buleleng ini merupakan warisan yang terima secara turun temurun. Jumlah

kerusakan lontar mencapai puluhuan lembar, saat dilakukan identifikasi lontar ditemukan sebanyak empat belas judul dan cakep lontar. Lontar yang ditemukan berupa lontar kidung, kekawin, wariga, bahasa Ekalawya, cantaka parwa, kidung tantri dan pengelukatan astu pungku. “Lontar ini sudah ada sejak zaman kakek saya, memang tidak pernah diurus bahkan ditempatkan di dalam karung hingga rusak sampai saat ini,” ungkapnya. Selama ini, Suwitra tidak pernah membaca isi dari lontar tersebut. Sampai akhirnya datang Tim Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng yang membantu mengidentifikasi lontar tersebut. “Ya ini kan merupakan warisan leluhur nanti setelah diidentifikasi akan di upacarai dulu karena ini merupakan benda yang sakral,” tegasnya. Sementara itu, Ida Bagus Ari Wijaya koordinator tim konservasi lontar penyuluh bahasa Bali kab. Buleleng, mengatakan konservasi lontar dilakukan sebagai upaya menyelamatkan manuskrip dari kehancuran. Beberapa kegiatan konservasi yang dilakukan untuk menyelamatkan fisik lontar dari kerusakan dan kehancuran di antaranya pemeliharaan lontar dengan membersihkan noda atau kotoran. Menurut Bagus Ari, kerusakan lontar yang dimiliki oleh Ketut Suwitra dikarenakan usia yang cukup tua dan kesalahan dalam penyimpanan. “Lontar banyak yang dimakan rayap dan tikus. Untungnya lontar yang rusak adalah lontar yang populer sehingga rencana akan dibuatkan salinannya nanti,” tandasnya.(Wiwin Meliana)

7

PUTRA PUTRI KAMPUS AJEG BALI 2017 DI ISTANA MANCAWARNA TAMPAKSIRING

GELORAKAN JNANA YAJNAH PARAM TAPA (BHAGAWAD GITA) Memperingati hari Pen­ didik­an Nasional yang jatuh pada bulan Mei 2017, Teenag­ ers Project Indonesia (Tee– Proind) dan Yayasan Teruna Teruni Bali kembali menye­ lenggarakan pemilihan Putra Putri Kampus Ajeg Bali ke-13 Tahun 2017. Dalam ajang ber­ gengsi ini juga akan dirangkai­ kan dengan peringatan Bali, Pulau Pengetahuan (Bali The Island of Science) yang akan mencari duta-duta pendidikan tinggi yang sekaligus menjadi duta Bali untuk menyukseskan AJEG BALI – 30 Finalis Putra Putri Kampus Ajeg Bali Tahun program Nawa Cita. Demikian 2017 bersama Senator DPD RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya diungkap oleh Ni Nyoman Tri Wedakarna di Istana Mancawarna Tampaksiring Gianyar Yulianingsih (Ketua Panitia PPK 2017) saat menggelar gladi kotor perhelatan terima kasih pada Disdikpora Bali, DPRD Bali, PPK di Denpasar. KNPI Bali, BNN Bali juga Santosa City Hotel, Berdasarkan hasil seleksi Putra Putri Bhumiku Convention Center, Mahendradatta Kampus Ajeg Bali di Aula Kopertis Wilayah Sport Center, serta Royal Butik & Salon yang VIII A Bali, maka terpilihlah 30 orang finalis telah berkenan mendukung acara ini, kami (15 pasang) yang bertanding di Grand Final memuji peran yang sangat aktif dalam mem­ Pemilihan Putra Putri Kampus ke-13 Tahun bina generasi muda. Juga perkenan Dr. Arya 2017. Adapun perguruan tinggi bergengsi Wedakarna (anggota DPD RI Utusan Provinsi yang menjadi finalis yakni Universitas Ma­ Bali selaku Komite III Bidang Pendidikan dan hendradatta, Universitas Udayana, Universitas Pemuda) atas dukungan serta telah menerima Warmadewa, IKIP PGRI Bali, Institut Keseha­ kunjungan PPK diagendakan di TSC yang telah tan Medika Persada Bali, STIMIK Handayani, memberikan dukungan dan ke depan Duta Atro Bali, STD Bali, Akademik Pariwisata Pendidikan ini akan menjadi ikon untuk Bali,” Bali, IHDN Denpasar, Universitas Pendidikan ungkap Tri Yulianingsih. Ganesa, Universitas Hindu Indonesia, STKIP Para finalis PPK juga berkesempatan dii­ Suar Bangli, STIKES Bali, Akademik Farmasi kutkan dalam kunjungan ke Istana Presiden Saraswati Denpasar, STPBI, STIKES Wira RI di Jakarta, Yogya, Jabar serta mengunjungi Medika Bali, Universitas Dhyana Pura Bali, sejumlah lembaga DPD/MPR RI dan keluarga ISI Denpasar, Politeknik Negeri Bali, STIKES Presiden Sukarno. PPK ini sebagai wujud Bina Usada Bali. konsistensi dari branding yang digagas oleh “Kami ucapkan terima kasih kepada Kop­ Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Weda­ ertis Wil.VIII A Bali atas fasilitasnya sebagai karna MWS III yakni Bali Intelektual 2010 dan tuan rumah seleksi. Selain itu kami haturkan Bali The Island of Science. (Humas)

PT BPR BANK KERTIAWAN LAUNCHING TABUNGAN ARISAN MANFAAT MOBIL PT. BPR Kertiawan menyelenggarakan “Edukasi dan Bisnis Gathering Customer 2017 “ bagi para nasabah. Ajang berkala ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan literasi keuangan kepada masyarakat sekaligus penarikan undian, dan launching produk tabungan Arisan Paket 5, Minggu (14/5) di Fave Hotel, Tohpati. Acara yang dihadiri para nasabah, pemegang saham, dewan komisaris, direktur utama, jajaran pejabat serta karyawan BPR Kertiawan tersebut diawali dengan salam-sapa oleh Komisaris Utama BPR Kertiawan, I Wayan Murja, S.E., M.M . Ia mengatakan dengan pengelolaan dan manajemen yang baik Bank Kertiawan akan terus maju. Edukasi keuangan untuk nasabah pelaku UMKM dengan tema “Membangun Kewira­ usahaan dan Strategi UMKM Mengakses Per-

bankan” disampaikan Direktur Bank Kertiawan Ida Bagus Bawarnawa, S.E. Ia berbicara mengenai kiat menjadi wirausaha tangguh dan mengelola usaha yang efektif serta produktif. Komisaris BPR Kertiawan Sang Kompiang Ratwiatma, S.H., M.M., dalam sharing session-nya berbagi tips agar UMKM lebih mudah meng­ akses perbankan beserta strategi agar kredit tidak ditolak. Menurutnya kita hendaknya mau memulai usahanya dari skala kecil, membuat laporan keuangann yang baik, punya rekening usaha tersendiri, serta jujur dalam menjalankan usaha. Acara juga dilengkapi dengan penayangan company profile PT BPR Bank Kertiawan. Menurut Direktur Utama BPR Kertiawan Emic Dwi Setyawati G.S., S.E.,M.B.A., edukasi merupakan kegiatan berkala sesuai himbauan dari OJK agar BPR sebagai lembaga keuangan turut serta meningkatkan literasi keuangan kepada

masyarakat. Sedangkan gathering dengan bertatap­an secara langsung dengan para nasabah, baru dilakukan tahun ini, untuk lebih memberdayakan para nasabah yang juga pelaku UMKM , agar bisa lebih mudah mengakses perbankan. Sebelumnya mereka biasa datang langsung ke sekolah dan pasar-pasar memberikan literasi gemar menabung dan bagaimana cara memperoleh kredit. Ia menambahkan saat ini perkembangan BPR Kertiawan cukup baik. Sejak tahun 2016 hingga trimester pertama tahun 2017 cukup signifikan. Rencana kerja serta anggaran tahunan (RKAT) tercapai. Bahkan tercatat per 30 April 2017 aset BPR Kertiawan Rp 254 miliar, penyaluran kreditnya Rp 204 miliar, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) untuk deposito Rp 96 miliar dan tabungan Rp 41 miliar dan laba 2 miliar. “Rencana kerja di trimester pertama tahun ini seluruhnya sudah tercapai ,” ujar Emic Dwi Setyawati. Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama BPR Kertiawan ini juga menyampaikan, BPR Kertiawan memiliki 9 produk tabungan. Produk mereka yang paling digemari diantaranya Deposito Plus Plus, plus bunganya dan plus hadiah­nya. Deposan disamping memperoleh bunga juga diberikan hadiah sesuai dengan jangka waktu dan nominal deposito. Selanjutnya Emic Dwi Setyawati G.S, memaparkan produk yang juga menjadi pilihan favorit lainnya adalah tabungan Arisan. Ia mencontohkan produk Tabungan Arisan Paket 5 dengan manfaat utama mobil Toyota All New Yaris yang akan diundi dalam 2 tahun ke depan. Setelah di-launching sudah memperoleh 30 orang peserta.

Tabungan Arisan Paket-5 1. Peserta wajib melakukan setoran ­Rp. 1.000.000/bulan selama 24 bulan. 2. Peserta yang melakukan setoran sekaligus sebesar Rp. 24.000.000 berhak ikut manfaat emas. 3. Peserta yang melakukan setoran sesuai ketentuan berhak mengikuti manfaat doorprize 12, manfaat doorprize 24 dan manfaat utama. 4. Peserta yang tidak mendapat manfaat poin 3, berhak atas manfaat tunai sebesar Rp. 1000.000 + saldo tabungan pada bulan ke-24. Manfaat 1. Dijamin oleh Bank Kertiawan dan LPS. 2. Dapat dijadikan agunan kredit. 3. Manfaat Undian. Untuk undian hingga paket 4, masing-masing memiliki manfaat utama yakni uang tunai Rp 1.500.000 setiap tiga bulan sekali, diundi untuk 3 orang pemenang. Selain itu, setiap tahunnya ada juga manfaat doorprize. Tahun pertama untuk paket 1 dan paket 2 , berupa tiket PP ke Gili Trawangan by Marina Srikandi untuk 2 orang. Begitu juga di tahun kedua manfaat doorprize berupa 2 tiket PP ke Yogyakarta by plane. Pada tahun ketiga akan diundi 1 unit motor Scoopy. Sementara paket 4 doorprize agak berbeda, disesuaikan dengan keinginan para nasabah berupa LED TV serta mesin cuci. -ard


8

Bunda & Ananda

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Kenalkan Budaya sejak Dini

Riuh gelak tawa penonton membahana di areal Kalangan Angsoka Taman Budaya, Denpasar. Sore itu, TK Lingga Murti School dan TK Hindu Widya Kerti tengah mementaskan beragam kreativitas seni budaya anak-anak didiknya. “Pementasan ini sangat alami sekali, tidak dibuat-dibuat. Walaupun ada yang salah atau pakaiannya melorot, mereka tetap melanjutkan performance-nya, tetap ceria. Saya suka dan kagum pada bakat-bakat mereka,” ujar seorang ibu muda yang mengajak dua putrinya menonton dan sangat menikmati atraksi “Mepalyanan” yang ditampilkan oleh beberapa anak laki-laki dan perempuan. budaya itu sudah terbentuk, terbiasa dari kecil,” tegas Made Suarta yang juga Rektor IKIP Beragam atraaksi seni budaya anak yang dipentaskan, yang menjadi bagian dari pembentukan karakter PGRI Bali ini. anak untuk memfilter sekaligus membentengi anak memasuki dunia global

N. Arindri Dangkua, M.Psi

Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum.

rangtua m u r i d pun tampak antusias mengantarkan putra-putrinya. “Anak saya tidak bisa menari, bisanya bercanda. Anak saya yang ikut ‘Mepalyanan Goak Maling Taluh itu’,” ucap seorang Bapak sembari menunjuk peserta tercilik dari atraksi Mepalyanan yang cukup mengocok perut penonton tersebut. Ia mengatakan kegiatan ini sangat bagus dalam upaya mengenalkan budaya sejak dini dan untuk melatih mental anak tampil di depan orang banyak. Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah TK Lingga Murti School, AA Eka Yuliawati, S.Pd. “Pementasan semacam ini sangat bagus dilaksanakan kontinyu, apalagi untuk murid TK. Kita bisa mengenalkan kesenian Bali sejak usia dini supaya kesenian Bali semakin ajeg,” ucapnya.

selain untuk menguji mental mereka. Namun jauh di balik itu, pengamat pendidikan Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum. mengatakan pementasan tersebut terkait dengan pembentukan karakter yang dimulai sejak dini. “Ini proses pembiasaan supaya anak mengenal ragam budaya, yang nanti akan terpatri dalam jiwanya. Pembiasaan ini akan mengakar dan membentuk karakter anak,” ujarnya. Aktivitas ini dikatakannya juga akan memayungi anak bagaimana menjadi orang yang memiliki karakter berbasis budaya. Di sana akan muncul logika, etika, dan estetika. Sehingga, ketika nanti anak menerima budaya asing, ia akan memfilter, memilih dan membedakan, budaya baik diambil, budaya yang tidak baik dibuang. “Inilah yang menjadi pendidikan karakter yang betul-betul membentengi anak memasuki dunia global. Karakternya budaya. Budaya ini bagian dari Bhinneka Tungal Ika. Jika itu sudah terbentuk, tidak akan mudah kena pengaruh yang bersifat negatif, karena kekuatan

O

BUDAYA SEBAGAI FILTER Sebuah pementasan menjadi suatu wadah untuk anak-anak menampilkan bakat/kemampuan

BANGUN SELF-ESTEEM ANAK Menurut psikolog N. Arindri Dangkua, M.Psi., bagi perkembangan psikologis anak dan pertumbuhan mentalnya, kegiatan pementasan yang melibatkan tampil di depan publik bisa jadi pengalaman positif untuk memupuk rasa percaya diri dan membangun self-esteem anak. “Anak yang sejak kecil terbiasa untuk tampil di depan umum berdasarkan keinginannya sendiri tanpa paksaan dari orangtua biasanya punya rasa percaya diri yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak ikut kegiatan itu. Dalam konteks penampilan secara berkelompok, anak juga punya peluang untuk menumbuhkan sikap kooperatif bekerja sama dengan orang lain,” ujar Staf Ahli Divisi Recruitment,

Assessment, Training Center di Pradnyagama yang akrab disapa Zeta Dangkua ini. Kalau pementasannya bersifat kompetisi dimana anak dituntut untuk tampil sendiri secara individu, semakin sering ia memenangkan kompetisi tentu saja semakin meningkatkan rasa percaya diri anak akan kemampuannya. Di sisi lain, jika anak seringkali kalah dan tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar terutama orangtua, self-esteem nya akan pelan-pelan terkikis dan menjadi minder atau kurang percaya diri karena merasa kalah mampu dibandingkan dengan pemenang kompetisi. Peranan orangtua dalam hal ini besar sekali, antara lain mendorong anak pada awalnya untuk berani ikut serta dalam pementasan. Apa-

bila anak menunjukkan kebosanan dan tidak mau lagi ikut pentas, sebaiknya orangtua bersikap bijak untuk tidak memaksakan kehendak meskipun dengan dalih “sayang bakat anak terbuang”. Dan yang paling terpenting adalah, ketika hari H pementasan, akan sangat berarti bagi anak jika orangtua bisa hadir menyaksikan langsung anak tampil. Dari situ orangtua juga bisa memberikan masukan, baik berupa apresiasi maupun saran untuk penampilan berikutnya berdasarkan kondisi yang diamati orangtua. “Jika anak mengalami kekalahan pada kompetisi, orangtua juga perlu memupuk kembali rasa percaya diri anak dengan tetap mengedepankan semangat sportivitas dan memuji keikutsertaanya,” ucapnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit

PRAJURIT TUA DAN KUDA TUANYA

Setelah perang usai, seorang prajurit yang sudah lanjut usia pulang kampung. Sambil duduk di atas punggung kudanya yang sudah tua, ia membayangkan nasibnya yang tak menentu. “Apakah sanak-keluarga masih mengenalku dan Made Taro menerimaku? Bagaimana aku bisa hidup di kampung? Dan lagi, … bagaimana aku bisa memelihara kudaku yang sudah tua ini?” Setiba di kampung halamannya, prajurit itu turun. “Wahai, kuda kesayanganku!” katanya sambil mengelus-elus kepala kuda itu. “Aku mengakui kesetiaan dan jasamu dalam perang, tetapi maaf, aku tidak bisa menanggung hidupmu. Belajarlah hidup mandiri!” Dengan berlinang air mata, prajurit itu menampar punggung kuda itu. Kuda tua itu pun mengerti. Ia berjalan perlahan meninggalkan majikannya. Setelah agak jauh, ia menoleh dan menoleh. Tampaknya kuda tua itu dengan berat hati harus berpisah dengan prajurit yang menyayanginya. Berhari-hari lamanya kuda tua itu tidak menemukan makanan. Ketika beristirahat di bawah menara tinggi, tiba-tiba ia melihat batang-batang hijau daun merambat naik menuju puncak menara. Di puncak menara itu tergantung sebuah lonceng. Lonceng itu adalah lonceng panggilan untuk semua warga kampung. Barang siapa yang memerlukan pertolongan cepat, harus menarik tali lonceng itu dari bawah. Ia akan berbunyi dan warga pun akan datang dalam waktu singkat. Karena situasi perang, tak seorang

pun yang berani menarik tali lonceng itu. Dan tak ada yang tahu, secara diam-diam pohon rambat itu menjalar naik menuju lonceng, sehingga menutupi tali lonceng. Senang benar kuda tua itu menemukan pohon rambat berdaun hijau segar. Ia pun memakannya dengan lahap. “Ding dong, ding dong, ….! Lonceng itu berbunyi tiba-tiba. “Ding dong, ding dong,..!” Lonceng itu berbunyi berulang-ulang. Semua warga yang mendengarnya segera menuju menara lonceng. Tak seorang pun warga yang mengaku minta pertolongan, dan tak seorang pun warga yang menarik tali lonceng itu. Secara tak sengaja seekor kuda tua yang sedang makan pohon rambat menarik-narik tali lonceng itu. “Kuda siapa itu? Kuda siapa itu?” tanya orangorang kampung yang berkerumun di bawah menara. “Oh, itu kuda tuaku!” kata seorang prajurit tua. “Aku sengaja mengusirnya karena aku tidak sanggup menanggung hidupnya.” Kemudian prajurit tua itu menjelaskan pengalamannya dalam perang dan mengutarakan nasib kudanya kini. “Kalau demikian aku yang membuatkan kandangnya,” kata seorang warga. “Dan aku yang menanggung makanannya. Ia kubebaskan merumput di ladangku,” kata warga lainnya. Prajurit tua mendekati kudanya lalu mengeluaselus kepalanya. “Ternyata kamu bisa mengatasi hidupmu sendiri. Selamat jumpa. Aku sangat merindukanmu.” Kuda itu tampak amat senang berjumpa dengan majikannya. Ia menjilat-jilat pipi prajurit tua itu.

Griya

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Rumah Semi Jungle yang Asri

Rumah sederhana yang indah dan asri tentunya dambaan setiap orang. Kali ini Tokoh mengajak pembaca untuk mengintip Rumah Rindang YNS, salah satu rumah sederhana yang indah nan asri yang dimiliki Denpasar Timur yang berlokasi di Jalan Turi, Banjar Ujung, Denpasar.

R

umah tinggal milik pasutri I Nyoman Edy Arta dan Sri Handayani Kusuma Dewi ini, beberapa waktu lalu sempat dikun­jungi Tim PKK Kota Denpasar ini. Rumah Rindang YNS mewakili Dentim dalam program Hatinya (Halaman Asri Teratur

Indah dan Nyaman) PKK. Sejatinya rumah ini adalah rumah pribadi yang sekaligus dimanfaatkan sebagai tempat kursus Bahasa Inggris. Karena si empunya rumah hobi dan seorang penata taman, maka di setiap sudut mendapatkan sentuhannya. Termasuk, kontur tanah miring di areal belakang dengan view

Tukad Bindu, didesain terasering. Pada Rumah Rindang YNS ini, Edy Arta menyebut desainnya semi jungle yang mengusung konsep harmonis by green. Selain nuansa hijau dari tanaman, unsur air juga dihadirkan untuk menambah kesejukan dan kenyamanan. (Inten Indrawati)

17


16

Edukasi

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Pilih Buah Lokal karena Murah Masyarakat Bali khususnya Denpasar lebih suka buah impor? “Tidak juga. Mereka biasanya beli buah impor pada saat-saat tertentu untuk keperluan upacara. Itu pun belinya sedikit, untuk pemanis saja biar warna ayaban-nya bagus. Biasanya belinya campur, isi apel, pear, jeruk. Tetapi tetap buah lokal lebih banyak dibeli,” ungkap Nengah Darmoni (48), seorang pedagang buah di Pasar Sanglah Denpasar, Bali.

P

erempuan yang dikenal ramah ini mengatakan meski banyak masuk buah impor, buah lokal tetap menjadi pilihan pembeli, khususnya para pelanggannya, selain karena harganya lebih murah. “Buah lokal seperti alpukat, semangka, melon, mangga, laku setiap hari karena pelanggan saya banyak pedagang juice,” ucapnya. Sebut saja buah alpukat sebagai bahan utama juice yang banyak disukai orang. Rata-rata harganya

saat ini Rp 20 ribu per kilogram karena musimnya sudah habis. “Sekarang-sekarang ini sehari bisa habis 50 kilo gram, tapi buahnya jarang ada. Kalau sedang musim harganya hanya Rp 5 ribu per kilo gram tapi tidak ada yang beli karena banyak yang punya,” imbuhnya. Buah-buah tersebut baik buah lokal maupun buah impor dibeli di Banjar Titih, bisa dibon sampai dua minggu. Sementara untuk buah pisang, dikatakannya ada yang membawakannya ke pasar. Saat ini harga buah lokal di

Nengah Darmoni

pasaran untuk jenis apel manalagi Rp 20 ribu per kilo gram, jeruk lumajang Rp 10 ribu, sotong Rp 10 ribu, jambu kristal Rp 20 ribu, mangga lalijiwo Rp 10 ribu, mangga harumanis Rp 20 ribu, salak bali Rp 20 ribu (mahal karena belum musimnya), buah naga Rp 20 ribu, bengkuang Rp 15 ribu, nanas Rp 5 ribu per biji, semangka kecil Rp 5 ribu, semangka besar Rp 15 ribu per biji, melon Rp 12 ribu per biji, dan pisang Rp 1.000 per biji. Sementara untuk buah impor, jenis apel merah berkisar di angka Rp 30 ribu per kilo gram, apel fuji Rp 30 ribu, sunkist Rp 25 ribu, pear yali Rp 20 ribu, pear hijau Rp 35 ribu, dan pear golden Rp 25 ribu. BELI SEDIKIT UNTUNG SEDIKIT Berjualan buah sudah dilakoni Darmoni sejak tahun 1992. Dari 23 pedagang buah di Pasar Sanglah, kini hanya tinggal dua, termasuk dirinya. Di pasar ini ia mengambil tiga lapak yang disewanya Rp 12 ribu per hari per lapak. Ia menyadari pedagang buah paling cepat bangkrut, karena buah cepat busuk. Setiap hari pasti ada saja buah yang dibuang. Tetapi itu memang risiko pedagang buah. Ia merasa memang disinilah rezekinya, karena ternyata pekerjaan ini sudah dilakoninya sejak masih bocah, membantu bibinya berjualan buah di Negara. Untuk meminimalisirnya, Darmoni hanya membeli (menyetok)

sedikit buah dan menjualnya kembali dengan mencari keuntungan sedikit. Ia mengatakan penjualan buah sekarang ini tak seramai dulu. Ia meyontohkan, dulu 2 keranjang buah habis dijualnya dalam 3 hari,

sekarang 1 keranjang baru habis seminggu. Namun dari hasil berdagang, ia mengaku cukup untuk makan. Setidaknya Rp 50 ribu per hari bisa disisihkannya untuk tabu­ ngan. (Inten Indrawati)

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

9

SEMINAR NASIONAL FH UNDIKNAS-FH UNTAG SEMARANG

KEKUATAN KEARIFAN LOKAL JAGA KESEIMBANGAN LINGKUNGAN

“Hukum Lingkungan dari Perspektif Kearifan Lokal”. Demikian tema yang diangkat dalam seminar nasional yang dilaksanakan Senin, (15/5) di Auditorium Dwi Tunggal, Kampus Undiknas, Denpasar. Seminar nasional ini sebagai wujud implementasi kerjasama Fakultas Hukum (FH) Undiknas Denpasar dengan Fakultas Hukum (FH) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Semarang.

tinggal di dalam dan sekitar wilayah eksploitasi baik eksploitasi sumberdaya hutan, sumberdaya laut, maupun hasil tambang. Kekuatan kearifan lokal penting untuk dilestarikan dalam suatu masyarakat guna menjaga keseimbangan dengan lingkungannya sekaligus turut melestarikan lingkungannya. Berkembangnya kearifan lokal tersebut, tidak terlepas dari akibat berbagai faktor yang akan mempengaruhi perilaku manusia terhadap lingkungannya. UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mempunyai kesamaan dengan kearifan lokal Bali yang menekankan konsep harmoni dan keseimbangan dalam kerangka pelestarian lingkungan hidup. Begitu pula terkait dengan banyak­ nya terjadinya perusakan lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak- pihak yang tidak bertanggung jawab, maka sangat diperlukan komitmen untuk memberdayakan kesatuan masyarakat hukum adat untuk bersama-sama memelihara, menjaga dan mengawasi kelestarian lingkungan, agar tetap memberikan manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan warisan lingkungan yang sehat kepada generasi berikutnya.

Dekan FH Undinas bersama sebagian panitia.

Kerjasama yang dilaksanakan mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Pembicaraan mengenai kerjasama tersebut, sudah kami bicarakan sejak tiga bulan yang lalu. Namun, kami mencari momentum yang tepat untuk pelaksanaannya . Hingga akhirnya terlaksana penandatanganan MoU sekaligus seminar nasional yang bertemakan “Hukum Lingkungan Ditinjau dari Perspektif Kearifan Lokal”,” ungkap Sri Rahayu Gorda . Ia berharap jalinan kerjasama tersebut tidak hanya sebatas seremonial

semakin baik. Hal yang terpenting adalah memperoleh kiat-kiat untuk bisa mengikuti jejak FH Untag Semarang yang memperoleh nilai Akreditasi A sebanyak 3kali berturut-turut. Selain dengan FH Untag Semarang, FH Undiknas juga telah menjalin beberapa kerjasama dengan Fakultas Hukum yang ternama di Indonesia, mulai dari FH Tarumanegara Jakarta, FH Atmajaya Jakarta, FH Pelita Harapan, hingga FH Pasundan. “Semoga

dengan makin banyaknya FH Undiknas menjalin kerjasama dengan beberapa FH yang telah memiliki nama besar di Indonesia, akan membawa semangat bagi tim pengelola FH Undiknas untuk terus meningkatkan proses belajar mengajar. Ke depannya FH Undiknas yang masih bertumbuh ini akan menjadi FH yang memiliki kualitas pembelajaran yang dapat disejajarkan dengan FH ternama di Indonesia. Astungkara,” katanya. -ard

Dr. A.A.Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda,S.H.,M.M.,M.H.

S

eminar nasional yang dihadiri dosen dan mahasiswa dari FH Undiknas dan FH Untag, menampilkan narasumber Prof. Dr. I Nyoman Budiana, S.H.,M.Si., Guru Besar Ilmu Hukum FH Undiknas, Denpasar dan Dr. Edy Lisdiyono, S.H.,M.Hum., Dekan FH Untag Semarang, serta Made Oka Cahyadi Wiguna, S.H.,M.Kn, yang juga dosen FH Undiknas sebagai moderator. Dari seminar nasional tersebut, berhasil menggambarkan beberapa hal, antara lain banyaknya tantangantantangan seperti perkembangan teknologi, persoalan jumlah penduduk, kekuatan modal yang besar, yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi terhadap kualitas lingkungan. Dengan eksploitasi sumber daya alam, yang dilakukan oleh kekuatan pemodal, akan menjadikan tersingkirnya masyarakat asli (indigenous people) yang

Salam mahasiswa BEM FH Undiknas dan BEM FH Untag Semarang.

Penandatanganan MoU.

PENELITIAN BERSAMA DAN PERTUKARAN MAHASISWA D e k a n F H U n d i k n a s D r. A.A.Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda,S.H.,M.M.,M.H., ditemui usai acara seminar, mengatakan mereka sangat bersyukur dan bangga dapat menjalin kerjasama dengan FH Untag Semarang.

Kedua narasumber dan moderator

saja. “Kami benar-benar mengimplementasikan dalam bentuk penelitian bersama, bertukar tulisan untuk di jurnal masing-masing serta melakukan pertukaran mahasiswa,” ujarnya. Dengan menjalin kerjasama ini, FH Undiknas mendapatkan teman berdiskusi untuk berbagi pengalaman dalam pengelolaan sebuah fakultas agar

Dekan FH Untag Semarang dan Dekan FH Undiknas beserta jajarannya

Suasana Seminar Nasional di Aula Dwi Tunggal Undiknas.


10

Selama ini orang ­mengenal startup­ ­identik dengan bisnis yang ­berbau teknologi, web, internet dan segala ­sesuatu yang berhubung­ an dengan ranah ­tersebut. Ternyata, s­ tartup juga bisa dikembangkan pada usaha kuliner. Sudah banyak startup kuliner yang berkembang di Indonesia, bahkan di Bali.

B

Kreasi

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

adan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberi perhatian besar pada perkembangan startup kuliner dengan menyelenggarakan “Demoday Food Startup Indonesia 2017”, 22-24 Mei 2017 di Nusa Dua. Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo, mengatakan, ada tiga sub sektor unggulan Bekraf yakni kuliner, fashion, dan kerajinan. “Berdasarkan data ekonomi kreatif tahun 2016, dari 16 subsektor kreatif, kuliner merupakan penyumbang pendapatan sebesar 34% dari 800 triliun,” ujarnya, saat jumpa pers dengan awak media, pekan lalu. Tagline “Rasa Indonesia Mendunia” telah memilih diplomasi soto dan kopi sebagai dua unggulan. Ia mengatakan, kopi Indonesia sudah mendunia. Sangat mudah menemukan kopi Indonesia di berbagai negara. Ironisnya, kopi terbaik Indonesia justru lebih banyak ada di outlet brand luar. “Inilah alasan digelar “Demoday Food

Startup Kuliner Diminati Kaum Muda Startup Indonesia” agar memacu semangat kreatif anak muda untuk mengembangkan kuliner Indonesia. Bukan hanya dari rasa, tapi juga menyangkut soal bisnis ke depannya,” ujarnya. Acara Demoday Food Startup Indonesia sudah dua kali digelar. Tahun pertama 2016, sebagai pilot project, sambutan masyarakat sangat bagus. Bahkan, uniknya, startup kuliner lebih banyak diminati anak muda dengan batasan usia 18 tahun sampai 30 tahun, produk kekinian, dengan teknologi, dan sebagian besar berasal dari dunia kampus. Ia menambahkan, startup berbeda dengan UMKM. Startup adalah usaha rintisan yang berbasis kreatif. Artinya, ada ide-ide baru yang diciptakan, bisa dari rasa, teknik pengolahan, usaha pengembangan atau pemasarannya, atau usaha kreatif lainnya. Dari data Kementerian UMKM, ada 50 juta pelaku UMKM di Indonesia. Untuk permodalan pelaku UMKM pemerintah menyiapkan KUR. Untuk startup akses permodalan dari nonperbankan yakni dari modal ventura dan dana masyarakat. Ka s u b d i t D a n a Masyarakat Bekraf, Hanifah Makarim, mengatakan, untuk juri yang akan menilai demoday ini, dipilih para investor yang juga menjadi mentor bagi

Fadjar Hutomo

Style

Putih yang Simple

Brand Unyx by Angeliqa Wu FDC mengeluarkan koleksi terbarunya dengan tema “Simply Chic”. Untuk busana ready to wear deluxe dan evening gown kali ini pilihannya jatuh pada warna netral, putih bersih, putih tulang dan silver.

B

rand Unyx digawangi 10 desainer mulai dari guru, alumni, siswa dari Angeliqa Wu Design Course yang kreatif dan inovatif. Mereka adalah; Jacinda Lie, Natasya K Dharani, Yuehui Cai, Eunike Asih, Mila Fresnoux,

Bebek jos

pelaku startup kuliner ini. Selain membuka pendaftaran online, roadshow kompetisi dari konferensi “Food Startup Indonesia” juga digelar di lima kota, yakni Jakarta, Surabaya, Makasar, Lombok, dan Medan. Untuk demoday pertama digelar di Bali dan demoday kedua di Bandung. MASAK AYAM TANPA MINYAK Hanifah Makarim mengatakan, 50 startup kuliner yang lolos memenuhi kriteria, antara lain, usaha sudah berjalan satu hingga lima tahun, memiliki ide kreatif, mempunyai transaksi dan produksi, berinovasi para produk, model bisnis unggul, memiliki traction dan segmen pasar, berpotensi meningkatkan skalabilitas, serta mampu menarik investor untuk berinvestasi. Pada hari pertama, 50 startup menigkuti talkshow terkait kuliner Indonesia dan mentoring. Hari kedua, terpilih 25 startup untuk mentoring dan talkshow fasilitasi hak kekayaan intektual. Hari ketiga dipilih 10 startup untuk mengikuti program Bekraf selanjutnya. “Bekraf memberikan fasilitas untuk para pelaku ekonomi kreatif khususnya kuliner terkait ekosistem, networking, pemasaran, hak kekayaan intelektual, serta pengembangan produk supaya kualitas produk mereka meningkat. Harapannya, mereka juga mendapatkan dukungan permodalan dari investor,” ucap Fadjar Hutomo. Dari 50 startup kuliner yang sudah masuk ke “Food Startup Indonesia 2017”, ada beberapa contoh. Abang Sayur menawarkan aneka sayuran lengkap satu paket. Contohnya, sayur asam.

Satu bungkus sudah tersedia, bahan sayuran dan bumbu sehingga konsumen tinggal langsung memasaknya. Ada juga, Ello Jello, yakni produk es krim yang bisa langsung dimakan bersama cup-nya. Cup-nya terbuat dari rumput laut. Bebek Pak Jos, olahan bebek dengan saus telur asin dan keju mozarela. Chicken Tong lain lagi. memasak ayam tanpa minyak, hanya dimasukkan ke dalam tong. Fadjar Hutomo berharap, setelah “Demoday Food Startup Indonesia” ini, diharapkan para pelaku usaha startup kuliner ini mendapatkan edukasi dan juga bisa berkembang dan mendapatkan investor,” ucapnya. Dari 10 yang terpilih dalam Demoday Food Startup Indonesia di Bali, mereka

akan beradu di Jakarta bulan Sepember bersama10 juara demoday di Bandung dan 10 juara Food Startup Indonesia tahun lalu. (Wirati Astiti)

Hanifah Makarim

Cup es krim dari rumput laut

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Alvavin, Evi Lavie, Yuli Anggreni, Pricilia, Ari dan Angeliqa Wu. Kali ini Tokoh menghadirkan koleksi Unyx yang menonjolkan beberapa detil seperti beading white & silver on top of flower& lace, macramé, flower corsage, dan asymmetric cutting. Aksesori

untuk mempercantik busana juga dipilihkan sesuai tema. Untuk mendukung fashion di Bali Unyx pun berpartisipasi mempercantik Teruni Bali, PutraPutri Kampus Ajeg Bali, Putra Putri Sekolah, Jegeg Bali, Jegeg Badung dan komunitas lainnya. Karya Unyx selama ini lengkap mulai dari busana pesta anak-anak hingga lanjut usia. Menariknya koleski Unyx dapat di mix & match untuk memperoleh look yang berbeda. (Sri Ardhini)

15


14

Jelita

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Vania Wibisono

Cantik itu Sehat Penampilan selebrity chef Vania Wibisono menjadi bukti makanan sehat berdampak positif. Meski tak melakukan perawatan khusus, wajah perempuan usia 37 tahun ini selalu tampak segar dan cantik. Bahkan, ia terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya. Simak resep cantiknya yang dituturkan kepada Tokoh, ketika melakukan cooking class di b Hotel Bali & Spa, pekan lalu.

chef Vania Wibisono

M

enurut perempuan yang biasa wara-wiri di layar kaca mengisi acara memasak ini, cantik tidak hanya soal fisik, tapi juga menyangkut kepribadian orang itu. “Cantik juga tidak hanya soal menarik karena memakai make up, tapi badan yang bersih dan tidak berbau,” kata Vania, begitu ia akrab disapa. Mantan Juara III None Jakarta Selatan ini, menambahkan, cantik tidak hanya menyangkut bentuk hidung yang mancung, mata yang indah, tapi juga soal otaknya yang berisi wawasan luas. “Kalau cuma cantik fisik, pas diajak ngomong plengak-plengok ga seru lagi,” ujarnya sembari tertawa. Ia menegaskan, mendiskripsikan arti cantik tiap orang berbeda-beda. Sama halnya dengan makanan, ada yang suka manis, suka pedas, dan suka asin. Namun, menurut­ nya pandangannya, cantik itu menyangkut fisik dan psikis. “Tubuhnya yang sehat, bersih, menarik, ramah, bersahabat, dan wawasannya luas dan berotak cerdas,” kata Vania. Awal ia ikut ajang pemilihan Abang None Jakarta tahun 2001, juga hanya iseng. “Saya hanya

pengen tahu, bagaimana sih Abang None itu. Awalnya yang daftar kakak saya, tapi saya disuruh ikut daftar juga oleh ayah, eh ternyata malah saya yang masuk. Ternyata, dalam pemilihan itu tidak hanya mengandalkan tampang, tapi juga harus tahu pengetahuan dan budaya Betawi,” kata Vania. Ternyata, kata Vania, dari sana ia menyadari banyak sekali manfaat ikut ajang pemilihan tersebut. Vania mulai masuk ke dunia entertainment, menjadi model iklan dan pernah mencoba masuk dunia sinetron. Namun, kata dia, dunianya mungkin tidak di sinetron karena ia merasa lebih cocok membawakan acara memasak di TV dan mengajar. Dari memasak pula, Vania akhir­n ya, memilih passion-nya untuk mengampanyekan makanan sehat dan raw food. Dari makanan sehat pula, ia banyak belajar, cantik pun bisa didapat dari makanan sehat. Perempuan yang mengikuti kelas culinary art di Santa Monica dan mempelajari dekorasi makanan serta dasar memasak di Los Angeles, AS ini mengatakan, saat bertemu perempuan yang usianya sudah kepala lima, ia se­ ring bertanya rahasia kecantikan

mereka. Ternyata, sak. Rasanya segar dan fit,” ujar banyak yang men- perempuan lulusan cumlaude dari gatakan, minum jus Universitas Indonesia ini. tomat tiap hari. Ia mengatakan, untuk syuting Paling banyak yang iklan atau mengajar waktunya mengatakan, ber- tidak terlalu lama sehingga ba­ pikir positif dan nyak waktu tersisa. Dengan konhappy tiap hari. disi anak-anaknya sudah beranjak “Saya mikir ba- remaja, ia mengisi waktu dengan g a i m a n a b i s a menekuni bisnis salah satunya, happy tiap hari, minuman kesehatan namanya, tinggal di Jakarta water kefir yakni fermentasi biji yang penuh dengan teratai salju dan air. Ada tambahan kemacetan dan polusi gula batu di dalamnya. Rasanya dimana-mana, bikin seperti air tapai. Ia mengatakan, stres. Jawabannya, ya water kefir ini sangat bagus untuk hidup dibuat gampang kesehatan, karena mengandung sajalah. Jangan stres, ter- 30 bakteri baik yang bisa makan ima keadaan. Selesaikan jamur-jamur dalam perut kita. masalah waktu itu juga. Tujuannya, menjaga keseimba­ Yang paling penting jaga ngan usus. makan dan olahraga,” kata Ia menambahkan, bahan baku chef yang membuat buku teratai salju ini ia dapatkan dari resep makanan sehat ini. biksu asal Tibet. Water kefir ini suMenurut Vania, seba- dah menyembuhkan banyak orang gai juri masak, kadang ia mulai dari yang kena tiroid, susah diharuskan makan banyak. tidur, dan susah buang air besar. “Waktu ini ada lomba makan Efeknya juga sangat instan. bakmi. Saya harus makan 60 Ia mengatakan, saat ke Bali, porsi. Saya tidak bisa makan dalam ajang Ubud Food Festival, sedikit, satu porsi harus ia memperkenalkan minudicoba. Ga mungkinlah saya man kesehatan ini. Saat buang makanan saat acara. Ya ini, ia menjual minuman harus makan,” ucapnya. kesehatan ini di toko Namun, ia mengatakan, kalau tidak ada lomba, ia termasuk strike soal makanan. Biasanya, Senin sampai Jumat, ia makan sehat, artinya ia membawa bekal dari rumah, sedikit garam, sedikit digoreng, banyak sayuran, ba­nyak kacang-kacangan, dan banyak air. Namun, ia sadar, hidup juga harus seimbang, Sabtu dan Minggu, ia memberikan perkecualian untuk dirinya bisa menikmati makanan di luar rumah. Olahraga juga tidak pernah dilupakan Vania Wibisono. Saat ini, ia sedang fokus menjalani yoga. “Setiap pagi, tugas saya mengantar anak-anak ke sekolah. Setelah mengantar mereka, saya langsung datang ke tempat yoga, latihan satu jam, kemudian langsung beraktivitas entah syuting Thai Beef Salad atau mengajar ma-

Bugar

(Wirati Astiti).

11

Kenali Gejala Obesitas sejak Dini

Obesitas pada anak sampai kini masih menjadi masalah kesehat­an terutama di negara berkembang dan negara maju. Penyebab obesitas pada anak bersifat multifaktor. Demikian disampaikan ahli gizi dr. I Wyn. Gede ­Sutadarma, M.Gizi.

Bali Buddha Ubud dan Healthy Choice Batu Belig, Kerobokan. Pilih Raw Food Kegiatan Vania di Bali, juga diisi dengan cooking class di b Hotel Bali & Spa. Ia memasak salad Thai Beef Salad bersama chef Nanda. Makanan ini juga salah satu makan raw food yang menyehatkan. “Bisa dibilang aku paling jarang pergi ke klinik kecantikan. Buatku pribadi, lebih senang mengalokasikan dana untuk liburan daripada melakukan perawatan ke salon kecantikan. Resep untuk selalu terlihat segar, yaitu banyak makan sayur dan raw food karena energinya terasa jauh lebih banyak,” kata Vania. Cara membuat Thai Beef Sa­ lad ini sangat mudah. Daun selada hijau dan merah diiris-iris tipis. Beri potongan tomat. Tata irisan tenderloin yang sudah dipanggang sebentar atau irisan salmon segar. Siram dengan sausnya yang terbuat dari campuran air jeruk nipis, kecap ikan, irisan daun bombay, dan sedikit cabai potong agar rasa­nya lebih pas di lidah kita. Salad ini sangat enak dan bisa dimakan kapan saja, pagi, siang atau malam hari.

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

dr. I Wyn. Gede S ­ utadarma, M.Gizi.

I

a mengatakan, obesitas merupakan penimbunan jaringan lemak di bawah kulit dan organ yang berlebih­ an dan tersebar di seluruh tubuh. Obesitas pada anak, dipengaruhi juga oleh faktor keturunan yang terdapat pada keluarga yang orangtuanya juga mengalami obesitas. “Apabila salah satu orangtua mengalami obesitas, maka kemungkinan besar anaknya juga mengalami obesitas, dan peluang ini akan lebih besar lagi apabila kedua orangtuanya mengalami obesitas,” ujarnya. Gaya hidup modern saat ini yang serba cepat dan instan, mempenga­ ruhi pola makan anak menjadi tidak sehat, sehingga jenis makanan/ minuman yang dipilih cenderung mengan­dung tinggi kalori. “Kebiasa­ an mengonsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi karbohidrat, lemak dan garam merupakan faktor risiko terjadinya obesitas. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi terutama jenis permainan/games yang justru menyebabkan anak-anak menjadi lebih malas untuk berolahraga. Mere­ ka lebih asyik menonton televisi dan bermain games,” katanya. Hal lain yang berperan dalam obesitas anak, yaitu memberikan makanan padat terlalu dini pada bayi. Selain makanan padat, pemberian susu formula sebagai pengganti makanan juga merupakan faktor risiko obesitas pada anak. Hal ini terjadi karena anak menerima kalori yang tinggi dari makanan tersebut. Kebiasa­an mengonsumsi makanan dalam jumlah besar akan menjadi kebiasaan anak sampai dewasa. Faktor psikologis, biasanya terjadi pada anak-anak yang sedang mengalami permasalahan terutama yang berkaitan dengan emosi, seperti stres atau kebosanan. Beberapa anak yang mengalami permasalahan psikologis cenderung mencari pelampiasan dengan banyak makan, sehingga bisa menimbulkan obesitas. Selain itu, interaksi antar anak-anak yang sudah

mulai berkurang akibat kehidupan perkotaan yang lebih mementingkan diri sendiri, akan menyebabkan anakanak lebih cepat bosan, sehingga salah satu cara menguranginya dengan mengonsumsi makanan/minuman ringan/makanan cepat saji sambil menonton hiburan. Ironisnya, kata dia, makanan ringan/makanan cepat saji mengandung kalori, lemak tidak jenuh, dan garam dalam jumlah tinggi. Secara klinis obesitas pada anak dapat dengan mudah dapat dikenali karena adanya tanda dan gejala yang khas. “Wajah membulat, pipi tembem, leher relatif pendek, dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit, pinggul dan pantat yang besar, kedua tungkai pada umumnya berbentuk X, adalah gejala khas obesitas pada anak,” jelasnya. Komplikasi obesitas pada anak secara umum dapat dibagi dua yaitu gangguan fisik dan psikis. Sejalan dengan perubahan status gizi anak menjadi obesitas, telah terjadi beberapa keadaan yang mengikutinya seperti peningkatan kadar lemak darah, peningkatan tekanan darah, atau gangguan toleransi glukosa akibat resistensi insulin. MANAJEMEN TERAPI OBESITAS Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner atau stroke. Selain itu, obesitas pada anak juga memicu timbulnya penyakit asma dan gangguan tidur akibat penumpukan jaringan lemak pada leher dan dada yang mengganggu pernapasan. Pada jaringan hati, obesitas juga akan menimbulkan penumpukan lemak sehingga fungsi hati akan terganggu. Maturitas seksual juga mengalami perubahan dimana maturitas terjadi lebih awal akibat perubahan hormonal pada anak dengan obesitas. Gangguan psikis meliputi sering timbulnya perasaan rendah diri, gangguan konsentrasi belajar, sampai dengan depresi. Penanganan obesitas pada anak harus secara holistik. “Makin dini pena­nganan obesitas pada anak akan memberikan hasil yang lebih baik. Penanganan obesitas pada anak lebih sulit dari pada obesitas dewasa karena perkembangan mental yang belum stabil,” kata dr. Sutadarma. Ia menyarankan, pengaturan makan dengan tujuan penurunan berat badan anak harus memperhatikan keadaan fisiologis bahwa anak masih dalam proses tumbuh kembang. Anjuran makanan untuk mendapatkan berat badan yang ideal harus mencukupi kebutuhan semua zat gizi meskipun seringkali anak mempunyai jenis makanan yang disukai atau tak disukai sehingga membatasi variasi makanan yang dapat dikonsumsi. “Tujuan utama manajemen terapi obesitas pada anak adalah menyadarkan tentang pola

Rutin timbang berat badan anak

makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orangtua. Selain itu, tujuan jangka panjang adalah perubahan gaya hidup yang menetap,” kata dr. Sutadarma. Manajemen terapi obesitas anak meliputi menetapkan target penuru­ nan berat badan, pengaturan diet, pengaturan aktivitas fisik, dan mengu­ bah gaya hidup. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen terapi obesitas anak: l Tetap mempertahankan pertumbuhan normal.

l Diet yang diberikan dengan komposisi karbohidrat 50-60% terutama golongan karbohidrat kompleks dan menghindari karbohidrat sederhana, komposisi protein 15-20% dengan protein nabati dan hewani seimbang, dan komposisi lemak 20-30% terutama golongan lemak jenuh kurang dari 10% dan kolesterol kurang dari 300 mg per hari. lDiet tinggi serat buah dan sayur, dianjurkan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan perhitungan dosis menggunakan rumus : (umur dalam tahun + 5) gram per hari. lLatihan fisik disesuaikan dengan umur anak, tingkat perkembangan

motorik, dan kemampuan fisik. Dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama 20-30 menit per hari 3-5 kali per minggu yang dilakukan secara teratur. lPada obesitas anak, diperlukan peran serta orangtua sebagai komponen terapi seperti memantau secara mandiri terhadap berat badan, asupan makanan dan aktivitas fisik serta mencatat perkembangannya. lTerapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas yang berat dan yang disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi konvensional, yang terdiri dari diet sangat rendah kalori, farmakoterapi, dan terapi bedah. (Wirati Astiti)


12

Kuliner

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Penuhi Keperluan Serat dengan Salad

Mengonsumsi buah-buahan tidak harus dengan memakan langsung buahnya. Ada beragam cara yang bisa ­dilakukan, seperti membuat jadi rujak, salad, atau juice. Banyak ­manfaat yang bisa didapatkan dengan rutin mengonsumsi buah-buahan.

Ramadan, merupakan bulan yang selalu dinanti-nanti oleh umat Muslim di dunia. Untuk menyambut dan merayakannya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Aston Denpasar Hotel & Convention Center turut memeriahkan Ramadan dengan menawarkan berbagai penawaran yang dirangkum dalam Ramadan Berkah. Penawaran yang berlaku selama bulan suci ini diawali dengan menu prasmanan yang dapat dinikmati di Jempiring Restaurant.

K

“A

nak-anak kadang sulit disuruh makan buah. Apalagi kalau ada lungsuran buah banyak. Mau diapakan. Akhirnya cobacoba dijadikan salad. Anak-anak malah suka,” ungkap Rina. Dari iseng ini, ia kemudian membuat usaha salad kemasan. Salad menggunakan beragam buah-buahan. Salad ini dikemas dan dijual ke teman-temannya. Harganya Rp 10 ribu per box. “Salad buah banyak manfaatnya, untuk keperluan serat tubuh,

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Aneka bahan juice

untuk diet, dan untuk camilan,” ujarnya. Lain lagi pengalaman Eka yang mengolah buah-buahan menjadi

juice. “Saya lihat resep di medsos untuk menurunkan berat badan. Saya ikutan coba. Hasilnya lumayan,” kata karyawati di perusa-

Salad buah

haan swasta ini. Buah-buahan yang kadang terbuang akhirnya bisa dimanfaatkan dengan baik. Berkat rajin minum

juice, ia merasa pola hidupnya menjadi lebih sehat. Daya tahan tubuhnya menjadi kuat dan ia jarang sakit. (Ngurah Budi)

omang Aryana, Executive Chef Aston Denpasar Hotel & Convention Center mengatakan telah menyediakan ta’jil dan berbagai menu baik lokal maupun internasional. Menu itu di antaranya es bobo chaca, es sarang burung, chicken drum stick, lumpia goreng, seafood wonton, samosa kari, bbq baso, dan masih banyak yang lainnya. “Menu pembuka tersebut sangat direkomendasikan untuk dinikmati sebelum ke menu sup seperti bakso ayam, sop buntut, dan soto banjar. Se-

Di Buleleng, beberapa komoditas buah loka menjadi unggulan seperti durian, mangga, manggis, dan pisang. Tetapi kesadaran mengonsumsi buah di masyarakat masih sangat kurang, padahal buah merupakan penyuplai utama dari serat dan mikronutrien seperti vitamin, mineral yang bagus untuk pencernaan. Ini juga yang melatarbelakangi usaha buah segar yang dimiliki oleh Gede Suardana. Di samping menjadi Ketua KPU Kabupaten Buleleng, Gede juga membuka tokoh buah dengan memperhatikan kualitas terutama kesegaran buah yang dijual. Menurutnya, Buleleng memiliki banyak buah unggulan

yang tidak kalah dari buah luar. “Kalau berbicara durian, kita punya desa Bestala, di Depeha juga ada mangga harum manis yang sudah sangat terkenal dan saya pasti langsung beli ke petaninya,” jelasnya. Konsep awal dari toko Apple Mart miliknya memang cukup sederhana dengan menjual buahbuahan lokal. Produksi buah melimpah saat musimnya saja sehingga dirinya juga menjual buah-buahan luar dengan tetap memperhatikan kesegaran. Untuk menyiasati buah agar tidak terlalu lama di dalam pendingin maka ia juga menjual juice buah. “Kami beralih dari konsep yang semula hanya menjual buah ketika buah selama 2 hingga 3 hari masih di pendingin maka kami akan jual sebagai juice. Buah dan juice yang kami jual akan sama-sama masih segar,” ungkapnya. M e n u r u t Gede, juice adalah cara yang paling sederhana untuk menikmati buah. Untuk mendapatkan resep yang baik, dirinya telah membaca berbagai buku dari berbagai sumber. “Cara buat juice itu susah-susah gampang, hanya perlu buah segar, gula, susu, air, dan es batu, tetapi menemukan takaran

yang pas itu yang lama untuk menjadi juice yang nikmat,” jelasnya. Agar menghasilkan juice yang segar, penggunaan alat pembuat juice juga tidak sembarangan. Teknik pembuatan juice yang baik juga akan menghasilkan kualitas juice yang baik pula. “Blendernya harus menggunakan kecepatan tinggi sehingga buah diblender tidak lama. Buah yang diblender terlalu lama akan kehilangan kesegarannya,” imbuh pria murah senyum ini. Untuk melayani keperluan konsumen, pihaknya juga menyiapkan menu lain dengan tetap menggunakan buah sebagai bahan utama, di antaranya salad buah, es buah, pisang goreng, dan jus murni. “Responsnya cukup bagus, banyak masyarakat datang ke sini beli juice sambil nongkrong. Hanya saja untuk jus murni belum banyak peminatnya,” paparnya. Trend minum juice rupanya pun menjadi gaya hidup sekaligus menjaga kesehatan. Olah Buah Jadi Rujak Sementara itu, cara menikmati buah unik lainnya adalah dengan membuatnya sebagai bahan rujak. Rujak dengan rasa asam, manis, dan pedas ini rupanya banyak disukai oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Perpaduan berbagai macam buah menambah kenikmatan dan kelezatannya. Olahan buah menjadi berbagai jenis rujak juga dibuat oleh I Komang Adi Kuriniawan. Bersama keempat rekannya, Saras Tan, Suka Jelada, Rendy, dan Sugianto, mereka menggeluti bisnis berbagai jenis rujak. Menurutnya, rujak memiliki beragam jenis sesuai

Aneka Menu Ramadan Berkah

Tajil dangkan untuk menu utamanya sendiri terdiri dari tongseng sapi, ikan panggang woku, ayam carsio, udang masak pedas santan, dan ayam panggang saus yogurt yang semua hidangan tersebut dilengkapi dengan aneka sambal, acar, dan kerupuk. Setelah menikmati seluruh hidangan tersebut, maka tidak lengkap jika tidak ditutup dengan berbagai macam irisan buah segar, sate buah yang dibalut dengan cokelat, aneka makanan tradisional,

dan es krim goreng,” jelasnya. “Bertepatan dengan Ramadan, libur sekolah juga sudah dimulai, untuk itu, kami juga menyediakan paket untuk pelajar, mereka berkesempatan untuk menginap di hotel kami dengan harga yang sangat terjangkau selama mereka bisa menunjukkan kartu pelajar ketika check in di konter,” imbuh Sony Bambang Suryo, General Manager Aston Denpasar Hotel & Convention Center. (Ngurah Budi)

Sayur Bening

Sarwan

Gede Suardana

I Komang Adi Kurniawan

dengan daerah masing-masing rujak itu berasal. Misalnya daerah Bali selatan sangat identik dengan rujak kuah pindangnya, sedang di Buleleng orang lebih suka rujak cuka. Dari hal itu, pemuda alumni Young Entrepreneur Academy Bandung itu bersama rekanannya join membuka warung Bule Singaraja di Jalan Ahmad Yani. “Awalnya kami jual rujak rambutan, responnya sangat bagus sehingga kami mulai berpikir ketika sudah tidak musim rambutan rujak apa yang cocok dijual,” tuturnya. Uniknya rujak yang biasanya disantap siang hari untuk menambah segarannya, hanya dapat dinikmati malam hari di warung Bule miliknya. Warung Bule baru dibuka pukul 19.00 dan tutup pukul 01.00 dini hari. Akan tetapi kian hari peminat dan pelanggan rujak di warungnya kian bertambah. “Awalnya kami juga kaget, kok mau mereka makan rujak malam-malam. Yah ini merupakan konsep kami, agar lain dari yang lain,” jelasnya. Beberapa varian rujak yang dijual di antaraya rujak kuah pindang, rujak sere metunu, rujak cuka tuwak, rujak asem, rujak asinan rambutan, dan rujak gula bali. “Sebenarnya dari dulu kami sudah

jual berbagai rujak ini, Cuma karena ngehitsnya buah rambutan dan yang dicara hanya itu,” jelasnya. Pria kelahiran 23 Agustus 1995 mengaku jika ia dan kawan-kawan juga tengah membuat menu spesial yang saat ini tengah disukai pelanggannya. Rujak muntis (jeruk Bali) paling sering diburu oleh pembelinya. Rasanya yang manis dan pedas membuat siapa pun yang mencoba akan ketagihan. “Kami terus berinovatif agar para pelanggan selalu datang kembali, bahkan baru-baru ini kami juga tawarkan rujak buah naga, akan tetapi peminatnya masih sedikit,” ungkapnya. Bahkan satu di antara ke empat rekannya merupakan mantan chef di salah satu restoran ternama di Buleleng sehingga memang telah ada bakat masak. Mengonsumsi buah sangat penting bagi kesehatan. Meskipun dalam bentuk rujak asalkan tidak berlebihan tentu akan membawa manfaat yang baik pula. “Rujak kan bahan utamanya buah, orang juga punya cara tersendiri dalam menikmati buah, rujak salah satunya asalkan tidak berlebihan saja dan sampai saat ini respon masyarakat juga sangat bagus,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Sop Buntut Rebus & Udang Masak Santan

Udang Masak Santan

Perkedel Ikan

Minum Juice sebagai Gaya Hidup Bahan : 1 buah 1 ikat 1 buah 500 ml 5 buah 1 siung 6 buah

: gambas potong bulat : bayam siangi : jagung manis potong bulat : air : bawang merah iris serong : bawang putih iris serong : temu atau kunci cuci bersih keprok

1 buah : cabe merah besar potong serong 1 sdm : gula 1 genggam : daun kemanggi Garam, kaldu bubuk secukupnya

kaldu bubuk. 1 genggam : daun kemanggi Masukkan irisan gambas dan kemanggi juga bayam, masak sebentar hingga mendidih, angkat, siap disajikan.

Cara Membuat: - Rebus air bersama bawang merah, bawang putih, temu dan kunci hingga air mendidih, lalu masukkan irisan jagung manis, gula pasir, garam dan

Bihun Goreng Bumbu Kari

Bahan : 250 gr 1 sdm

: bihun seduh dengan air panas hingga lunak, tiriskan : minyak goreng

13

3 siung : 100 gr : 6 lembar : 100 gr : 50 gr :

bawang putih cincang udang, kupas kulitnya daun sawi hijau potong wortel serut kubis iris

1 buah : bawang bombai cincang 3 siung : bawang putih cincang 100 ml : air 1 sdm : kecap manis ½ sdm : bumbu kari Garam, lada bubuk dan kaldu bubuk secukupnya Cara Membuat : Tumis irisan bawang bombai dan bawang putih hingga harum, masukkan udang, aduk rata lalu masukkan air dan bumbu-bumbu lainya, aduk. Masukkan bihun dan sawi, masak sampai bumbu meresap dan matang, siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Bahan : 300 gr : ikan file tenggiri atau gabus giling 2 lembar : roti tawar 1 buah : wortel cincang halus 1 sdt : bumbu kari siap pakai 1 sdt : kaldu bubuk 1 butir : telur 1 butir : telur kocok lepas Garam dan minyak goreng secukupnya

Cara Membuat: Rendam roti tawar dalam air secukupnya hingga meresap, tiriskan dan dilumatkan. Campur ikan dan roti tawar bersama bahan-bahan lainnya, aduk rata lalu pipihkan. Celupkan ke dalam kocokan telur, lalu panaskan minyak dalam wajan, lalu goreng perkedel hingga matang dan kecokelatan, siap disajikan.


12

Kuliner

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Penuhi Keperluan Serat dengan Salad

Mengonsumsi buah-buahan tidak harus dengan memakan langsung buahnya. Ada beragam cara yang bisa ­dilakukan, seperti membuat jadi rujak, salad, atau juice. Banyak ­manfaat yang bisa didapatkan dengan rutin mengonsumsi buah-buahan.

Ramadan, merupakan bulan yang selalu dinanti-nanti oleh umat Muslim di dunia. Untuk menyambut dan merayakannya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Aston Denpasar Hotel & Convention Center turut memeriahkan Ramadan dengan menawarkan berbagai penawaran yang dirangkum dalam Ramadan Berkah. Penawaran yang berlaku selama bulan suci ini diawali dengan menu prasmanan yang dapat dinikmati di Jempiring Restaurant.

K

“A

nak-anak kadang sulit disuruh makan buah. Apalagi kalau ada lungsuran buah banyak. Mau diapakan. Akhirnya cobacoba dijadikan salad. Anak-anak malah suka,” ungkap Rina. Dari iseng ini, ia kemudian membuat usaha salad kemasan. Salad menggunakan beragam buah-buahan. Salad ini dikemas dan dijual ke teman-temannya. Harganya Rp 10 ribu per box. “Salad buah banyak manfaatnya, untuk keperluan serat tubuh,

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Aneka bahan juice

untuk diet, dan untuk camilan,” ujarnya. Lain lagi pengalaman Eka yang mengolah buah-buahan menjadi

juice. “Saya lihat resep di medsos untuk menurunkan berat badan. Saya ikutan coba. Hasilnya lumayan,” kata karyawati di perusa-

Salad buah

haan swasta ini. Buah-buahan yang kadang terbuang akhirnya bisa dimanfaatkan dengan baik. Berkat rajin minum

juice, ia merasa pola hidupnya menjadi lebih sehat. Daya tahan tubuhnya menjadi kuat dan ia jarang sakit. (Ngurah Budi)

omang Aryana, Executive Chef Aston Denpasar Hotel & Convention Center mengatakan telah menyediakan ta’jil dan berbagai menu baik lokal maupun internasional. Menu itu di antaranya es bobo chaca, es sarang burung, chicken drum stick, lumpia goreng, seafood wonton, samosa kari, bbq baso, dan masih banyak yang lainnya. “Menu pembuka tersebut sangat direkomendasikan untuk dinikmati sebelum ke menu sup seperti bakso ayam, sop buntut, dan soto banjar. Se-

Di Buleleng, beberapa komoditas buah loka menjadi unggulan seperti durian, mangga, manggis, dan pisang. Tetapi kesadaran mengonsumsi buah di masyarakat masih sangat kurang, padahal buah merupakan penyuplai utama dari serat dan mikronutrien seperti vitamin, mineral yang bagus untuk pencernaan. Ini juga yang melatarbelakangi usaha buah segar yang dimiliki oleh Gede Suardana. Di samping menjadi Ketua KPU Kabupaten Buleleng, Gede juga membuka tokoh buah dengan memperhatikan kualitas terutama kesegaran buah yang dijual. Menurutnya, Buleleng memiliki banyak buah unggulan

yang tidak kalah dari buah luar. “Kalau berbicara durian, kita punya desa Bestala, di Depeha juga ada mangga harum manis yang sudah sangat terkenal dan saya pasti langsung beli ke petaninya,” jelasnya. Konsep awal dari toko Apple Mart miliknya memang cukup sederhana dengan menjual buahbuahan lokal. Produksi buah melimpah saat musimnya saja sehingga dirinya juga menjual buah-buahan luar dengan tetap memperhatikan kesegaran. Untuk menyiasati buah agar tidak terlalu lama di dalam pendingin maka ia juga menjual juice buah. “Kami beralih dari konsep yang semula hanya menjual buah ketika buah selama 2 hingga 3 hari masih di pendingin maka kami akan jual sebagai juice. Buah dan juice yang kami jual akan sama-sama masih segar,” ungkapnya. M e n u r u t Gede, juice adalah cara yang paling sederhana untuk menikmati buah. Untuk mendapatkan resep yang baik, dirinya telah membaca berbagai buku dari berbagai sumber. “Cara buat juice itu susah-susah gampang, hanya perlu buah segar, gula, susu, air, dan es batu, tetapi menemukan takaran

yang pas itu yang lama untuk menjadi juice yang nikmat,” jelasnya. Agar menghasilkan juice yang segar, penggunaan alat pembuat juice juga tidak sembarangan. Teknik pembuatan juice yang baik juga akan menghasilkan kualitas juice yang baik pula. “Blendernya harus menggunakan kecepatan tinggi sehingga buah diblender tidak lama. Buah yang diblender terlalu lama akan kehilangan kesegarannya,” imbuh pria murah senyum ini. Untuk melayani keperluan konsumen, pihaknya juga menyiapkan menu lain dengan tetap menggunakan buah sebagai bahan utama, di antaranya salad buah, es buah, pisang goreng, dan jus murni. “Responsnya cukup bagus, banyak masyarakat datang ke sini beli juice sambil nongkrong. Hanya saja untuk jus murni belum banyak peminatnya,” paparnya. Trend minum juice rupanya pun menjadi gaya hidup sekaligus menjaga kesehatan. Olah Buah Jadi Rujak Sementara itu, cara menikmati buah unik lainnya adalah dengan membuatnya sebagai bahan rujak. Rujak dengan rasa asam, manis, dan pedas ini rupanya banyak disukai oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Perpaduan berbagai macam buah menambah kenikmatan dan kelezatannya. Olahan buah menjadi berbagai jenis rujak juga dibuat oleh I Komang Adi Kuriniawan. Bersama keempat rekannya, Saras Tan, Suka Jelada, Rendy, dan Sugianto, mereka menggeluti bisnis berbagai jenis rujak. Menurutnya, rujak memiliki beragam jenis sesuai

Aneka Menu Ramadan Berkah

Tajil dangkan untuk menu utamanya sendiri terdiri dari tongseng sapi, ikan panggang woku, ayam carsio, udang masak pedas santan, dan ayam panggang saus yogurt yang semua hidangan tersebut dilengkapi dengan aneka sambal, acar, dan kerupuk. Setelah menikmati seluruh hidangan tersebut, maka tidak lengkap jika tidak ditutup dengan berbagai macam irisan buah segar, sate buah yang dibalut dengan cokelat, aneka makanan tradisional,

dan es krim goreng,” jelasnya. “Bertepatan dengan Ramadan, libur sekolah juga sudah dimulai, untuk itu, kami juga menyediakan paket untuk pelajar, mereka berkesempatan untuk menginap di hotel kami dengan harga yang sangat terjangkau selama mereka bisa menunjukkan kartu pelajar ketika check in di konter,” imbuh Sony Bambang Suryo, General Manager Aston Denpasar Hotel & Convention Center. (Ngurah Budi)

Sayur Bening

Sarwan

Gede Suardana

I Komang Adi Kurniawan

dengan daerah masing-masing rujak itu berasal. Misalnya daerah Bali selatan sangat identik dengan rujak kuah pindangnya, sedang di Buleleng orang lebih suka rujak cuka. Dari hal itu, pemuda alumni Young Entrepreneur Academy Bandung itu bersama rekanannya join membuka warung Bule Singaraja di Jalan Ahmad Yani. “Awalnya kami jual rujak rambutan, responnya sangat bagus sehingga kami mulai berpikir ketika sudah tidak musim rambutan rujak apa yang cocok dijual,” tuturnya. Uniknya rujak yang biasanya disantap siang hari untuk menambah segarannya, hanya dapat dinikmati malam hari di warung Bule miliknya. Warung Bule baru dibuka pukul 19.00 dan tutup pukul 01.00 dini hari. Akan tetapi kian hari peminat dan pelanggan rujak di warungnya kian bertambah. “Awalnya kami juga kaget, kok mau mereka makan rujak malam-malam. Yah ini merupakan konsep kami, agar lain dari yang lain,” jelasnya. Beberapa varian rujak yang dijual di antaraya rujak kuah pindang, rujak sere metunu, rujak cuka tuwak, rujak asem, rujak asinan rambutan, dan rujak gula bali. “Sebenarnya dari dulu kami sudah

jual berbagai rujak ini, Cuma karena ngehitsnya buah rambutan dan yang dicara hanya itu,” jelasnya. Pria kelahiran 23 Agustus 1995 mengaku jika ia dan kawan-kawan juga tengah membuat menu spesial yang saat ini tengah disukai pelanggannya. Rujak muntis (jeruk Bali) paling sering diburu oleh pembelinya. Rasanya yang manis dan pedas membuat siapa pun yang mencoba akan ketagihan. “Kami terus berinovatif agar para pelanggan selalu datang kembali, bahkan baru-baru ini kami juga tawarkan rujak buah naga, akan tetapi peminatnya masih sedikit,” ungkapnya. Bahkan satu di antara ke empat rekannya merupakan mantan chef di salah satu restoran ternama di Buleleng sehingga memang telah ada bakat masak. Mengonsumsi buah sangat penting bagi kesehatan. Meskipun dalam bentuk rujak asalkan tidak berlebihan tentu akan membawa manfaat yang baik pula. “Rujak kan bahan utamanya buah, orang juga punya cara tersendiri dalam menikmati buah, rujak salah satunya asalkan tidak berlebihan saja dan sampai saat ini respon masyarakat juga sangat bagus,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Sop Buntut Rebus & Udang Masak Santan

Udang Masak Santan

Perkedel Ikan

Minum Juice sebagai Gaya Hidup Bahan : 1 buah 1 ikat 1 buah 500 ml 5 buah 1 siung 6 buah

: gambas potong bulat : bayam siangi : jagung manis potong bulat : air : bawang merah iris serong : bawang putih iris serong : temu atau kunci cuci bersih keprok

1 buah : cabe merah besar potong serong 1 sdm : gula 1 genggam : daun kemanggi Garam, kaldu bubuk secukupnya

kaldu bubuk. 1 genggam : daun kemanggi Masukkan irisan gambas dan kemanggi juga bayam, masak sebentar hingga mendidih, angkat, siap disajikan.

Cara Membuat: - Rebus air bersama bawang merah, bawang putih, temu dan kunci hingga air mendidih, lalu masukkan irisan jagung manis, gula pasir, garam dan

Bihun Goreng Bumbu Kari

Bahan : 250 gr 1 sdm

: bihun seduh dengan air panas hingga lunak, tiriskan : minyak goreng

13

3 siung : 100 gr : 6 lembar : 100 gr : 50 gr :

bawang putih cincang udang, kupas kulitnya daun sawi hijau potong wortel serut kubis iris

1 buah : bawang bombai cincang 3 siung : bawang putih cincang 100 ml : air 1 sdm : kecap manis ½ sdm : bumbu kari Garam, lada bubuk dan kaldu bubuk secukupnya Cara Membuat : Tumis irisan bawang bombai dan bawang putih hingga harum, masukkan udang, aduk rata lalu masukkan air dan bumbu-bumbu lainya, aduk. Masukkan bihun dan sawi, masak sampai bumbu meresap dan matang, siap disajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Bahan : 300 gr : ikan file tenggiri atau gabus giling 2 lembar : roti tawar 1 buah : wortel cincang halus 1 sdt : bumbu kari siap pakai 1 sdt : kaldu bubuk 1 butir : telur 1 butir : telur kocok lepas Garam dan minyak goreng secukupnya

Cara Membuat: Rendam roti tawar dalam air secukupnya hingga meresap, tiriskan dan dilumatkan. Campur ikan dan roti tawar bersama bahan-bahan lainnya, aduk rata lalu pipihkan. Celupkan ke dalam kocokan telur, lalu panaskan minyak dalam wajan, lalu goreng perkedel hingga matang dan kecokelatan, siap disajikan.


14

Jelita

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Vania Wibisono

Cantik itu Sehat Penampilan selebrity chef Vania Wibisono menjadi bukti makanan sehat berdampak positif. Meski tak melakukan perawatan khusus, wajah perempuan usia 37 tahun ini selalu tampak segar dan cantik. Bahkan, ia terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya. Simak resep cantiknya yang dituturkan kepada Tokoh, ketika melakukan cooking class di b Hotel Bali & Spa, pekan lalu.

chef Vania Wibisono

M

enurut perempuan yang biasa wara-wiri di layar kaca mengisi acara memasak ini, cantik tidak hanya soal fisik, tapi juga menyangkut kepribadian orang itu. “Cantik juga tidak hanya soal menarik karena memakai make up, tapi badan yang bersih dan tidak berbau,” kata Vania, begitu ia akrab disapa. Mantan Juara III None Jakarta Selatan ini, menambahkan, cantik tidak hanya menyangkut bentuk hidung yang mancung, mata yang indah, tapi juga soal otaknya yang berisi wawasan luas. “Kalau cuma cantik fisik, pas diajak ngomong plengak-plengok ga seru lagi,” ujarnya sembari tertawa. Ia menegaskan, mendiskripsikan arti cantik tiap orang berbeda-beda. Sama halnya dengan makanan, ada yang suka manis, suka pedas, dan suka asin. Namun, menurut­ nya pandangannya, cantik itu menyangkut fisik dan psikis. “Tubuhnya yang sehat, bersih, menarik, ramah, bersahabat, dan wawasannya luas dan berotak cerdas,” kata Vania. Awal ia ikut ajang pemilihan Abang None Jakarta tahun 2001, juga hanya iseng. “Saya hanya

pengen tahu, bagaimana sih Abang None itu. Awalnya yang daftar kakak saya, tapi saya disuruh ikut daftar juga oleh ayah, eh ternyata malah saya yang masuk. Ternyata, dalam pemilihan itu tidak hanya mengandalkan tampang, tapi juga harus tahu pengetahuan dan budaya Betawi,” kata Vania. Ternyata, kata Vania, dari sana ia menyadari banyak sekali manfaat ikut ajang pemilihan tersebut. Vania mulai masuk ke dunia entertainment, menjadi model iklan dan pernah mencoba masuk dunia sinetron. Namun, kata dia, dunianya mungkin tidak di sinetron karena ia merasa lebih cocok membawakan acara memasak di TV dan mengajar. Dari memasak pula, Vania akhir­n ya, memilih passion-nya untuk mengampanyekan makanan sehat dan raw food. Dari makanan sehat pula, ia banyak belajar, cantik pun bisa didapat dari makanan sehat. Perempuan yang mengikuti kelas culinary art di Santa Monica dan mempelajari dekorasi makanan serta dasar memasak di Los Angeles, AS ini mengatakan, saat bertemu perempuan yang usianya sudah kepala lima, ia se­ ring bertanya rahasia kecantikan

mereka. Ternyata, sak. Rasanya segar dan fit,” ujar banyak yang men- perempuan lulusan cumlaude dari gatakan, minum jus Universitas Indonesia ini. tomat tiap hari. Ia mengatakan, untuk syuting Paling banyak yang iklan atau mengajar waktunya mengatakan, ber- tidak terlalu lama sehingga ba­ pikir positif dan nyak waktu tersisa. Dengan konhappy tiap hari. disi anak-anaknya sudah beranjak “Saya mikir ba- remaja, ia mengisi waktu dengan g a i m a n a b i s a menekuni bisnis salah satunya, happy tiap hari, minuman kesehatan namanya, tinggal di Jakarta water kefir yakni fermentasi biji yang penuh dengan teratai salju dan air. Ada tambahan kemacetan dan polusi gula batu di dalamnya. Rasanya dimana-mana, bikin seperti air tapai. Ia mengatakan, stres. Jawabannya, ya water kefir ini sangat bagus untuk hidup dibuat gampang kesehatan, karena mengandung sajalah. Jangan stres, ter- 30 bakteri baik yang bisa makan ima keadaan. Selesaikan jamur-jamur dalam perut kita. masalah waktu itu juga. Tujuannya, menjaga keseimba­ Yang paling penting jaga ngan usus. makan dan olahraga,” kata Ia menambahkan, bahan baku chef yang membuat buku teratai salju ini ia dapatkan dari resep makanan sehat ini. biksu asal Tibet. Water kefir ini suMenurut Vania, seba- dah menyembuhkan banyak orang gai juri masak, kadang ia mulai dari yang kena tiroid, susah diharuskan makan banyak. tidur, dan susah buang air besar. “Waktu ini ada lomba makan Efeknya juga sangat instan. bakmi. Saya harus makan 60 Ia mengatakan, saat ke Bali, porsi. Saya tidak bisa makan dalam ajang Ubud Food Festival, sedikit, satu porsi harus ia memperkenalkan minudicoba. Ga mungkinlah saya man kesehatan ini. Saat buang makanan saat acara. Ya ini, ia menjual minuman harus makan,” ucapnya. kesehatan ini di toko Namun, ia mengatakan, kalau tidak ada lomba, ia termasuk strike soal makanan. Biasanya, Senin sampai Jumat, ia makan sehat, artinya ia membawa bekal dari rumah, sedikit garam, sedikit digoreng, banyak sayuran, ba­nyak kacang-kacangan, dan banyak air. Namun, ia sadar, hidup juga harus seimbang, Sabtu dan Minggu, ia memberikan perkecualian untuk dirinya bisa menikmati makanan di luar rumah. Olahraga juga tidak pernah dilupakan Vania Wibisono. Saat ini, ia sedang fokus menjalani yoga. “Setiap pagi, tugas saya mengantar anak-anak ke sekolah. Setelah mengantar mereka, saya langsung datang ke tempat yoga, latihan satu jam, kemudian langsung beraktivitas entah syuting Thai Beef Salad atau mengajar ma-

Bugar

(Wirati Astiti).

11

Kenali Gejala Obesitas sejak Dini

Obesitas pada anak sampai kini masih menjadi masalah kesehat­an terutama di negara berkembang dan negara maju. Penyebab obesitas pada anak bersifat multifaktor. Demikian disampaikan ahli gizi dr. I Wyn. Gede ­Sutadarma, M.Gizi.

Bali Buddha Ubud dan Healthy Choice Batu Belig, Kerobokan. Pilih Raw Food Kegiatan Vania di Bali, juga diisi dengan cooking class di b Hotel Bali & Spa. Ia memasak salad Thai Beef Salad bersama chef Nanda. Makanan ini juga salah satu makan raw food yang menyehatkan. “Bisa dibilang aku paling jarang pergi ke klinik kecantikan. Buatku pribadi, lebih senang mengalokasikan dana untuk liburan daripada melakukan perawatan ke salon kecantikan. Resep untuk selalu terlihat segar, yaitu banyak makan sayur dan raw food karena energinya terasa jauh lebih banyak,” kata Vania. Cara membuat Thai Beef Sa­ lad ini sangat mudah. Daun selada hijau dan merah diiris-iris tipis. Beri potongan tomat. Tata irisan tenderloin yang sudah dipanggang sebentar atau irisan salmon segar. Siram dengan sausnya yang terbuat dari campuran air jeruk nipis, kecap ikan, irisan daun bombay, dan sedikit cabai potong agar rasa­nya lebih pas di lidah kita. Salad ini sangat enak dan bisa dimakan kapan saja, pagi, siang atau malam hari.

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

dr. I Wyn. Gede S ­ utadarma, M.Gizi.

I

a mengatakan, obesitas merupakan penimbunan jaringan lemak di bawah kulit dan organ yang berlebih­ an dan tersebar di seluruh tubuh. Obesitas pada anak, dipengaruhi juga oleh faktor keturunan yang terdapat pada keluarga yang orangtuanya juga mengalami obesitas. “Apabila salah satu orangtua mengalami obesitas, maka kemungkinan besar anaknya juga mengalami obesitas, dan peluang ini akan lebih besar lagi apabila kedua orangtuanya mengalami obesitas,” ujarnya. Gaya hidup modern saat ini yang serba cepat dan instan, mempenga­ ruhi pola makan anak menjadi tidak sehat, sehingga jenis makanan/ minuman yang dipilih cenderung mengan­dung tinggi kalori. “Kebiasa­ an mengonsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi karbohidrat, lemak dan garam merupakan faktor risiko terjadinya obesitas. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi terutama jenis permainan/games yang justru menyebabkan anak-anak menjadi lebih malas untuk berolahraga. Mere­ ka lebih asyik menonton televisi dan bermain games,” katanya. Hal lain yang berperan dalam obesitas anak, yaitu memberikan makanan padat terlalu dini pada bayi. Selain makanan padat, pemberian susu formula sebagai pengganti makanan juga merupakan faktor risiko obesitas pada anak. Hal ini terjadi karena anak menerima kalori yang tinggi dari makanan tersebut. Kebiasa­an mengonsumsi makanan dalam jumlah besar akan menjadi kebiasaan anak sampai dewasa. Faktor psikologis, biasanya terjadi pada anak-anak yang sedang mengalami permasalahan terutama yang berkaitan dengan emosi, seperti stres atau kebosanan. Beberapa anak yang mengalami permasalahan psikologis cenderung mencari pelampiasan dengan banyak makan, sehingga bisa menimbulkan obesitas. Selain itu, interaksi antar anak-anak yang sudah

mulai berkurang akibat kehidupan perkotaan yang lebih mementingkan diri sendiri, akan menyebabkan anakanak lebih cepat bosan, sehingga salah satu cara menguranginya dengan mengonsumsi makanan/minuman ringan/makanan cepat saji sambil menonton hiburan. Ironisnya, kata dia, makanan ringan/makanan cepat saji mengandung kalori, lemak tidak jenuh, dan garam dalam jumlah tinggi. Secara klinis obesitas pada anak dapat dengan mudah dapat dikenali karena adanya tanda dan gejala yang khas. “Wajah membulat, pipi tembem, leher relatif pendek, dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit, pinggul dan pantat yang besar, kedua tungkai pada umumnya berbentuk X, adalah gejala khas obesitas pada anak,” jelasnya. Komplikasi obesitas pada anak secara umum dapat dibagi dua yaitu gangguan fisik dan psikis. Sejalan dengan perubahan status gizi anak menjadi obesitas, telah terjadi beberapa keadaan yang mengikutinya seperti peningkatan kadar lemak darah, peningkatan tekanan darah, atau gangguan toleransi glukosa akibat resistensi insulin. MANAJEMEN TERAPI OBESITAS Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner atau stroke. Selain itu, obesitas pada anak juga memicu timbulnya penyakit asma dan gangguan tidur akibat penumpukan jaringan lemak pada leher dan dada yang mengganggu pernapasan. Pada jaringan hati, obesitas juga akan menimbulkan penumpukan lemak sehingga fungsi hati akan terganggu. Maturitas seksual juga mengalami perubahan dimana maturitas terjadi lebih awal akibat perubahan hormonal pada anak dengan obesitas. Gangguan psikis meliputi sering timbulnya perasaan rendah diri, gangguan konsentrasi belajar, sampai dengan depresi. Penanganan obesitas pada anak harus secara holistik. “Makin dini pena­nganan obesitas pada anak akan memberikan hasil yang lebih baik. Penanganan obesitas pada anak lebih sulit dari pada obesitas dewasa karena perkembangan mental yang belum stabil,” kata dr. Sutadarma. Ia menyarankan, pengaturan makan dengan tujuan penurunan berat badan anak harus memperhatikan keadaan fisiologis bahwa anak masih dalam proses tumbuh kembang. Anjuran makanan untuk mendapatkan berat badan yang ideal harus mencukupi kebutuhan semua zat gizi meskipun seringkali anak mempunyai jenis makanan yang disukai atau tak disukai sehingga membatasi variasi makanan yang dapat dikonsumsi. “Tujuan utama manajemen terapi obesitas pada anak adalah menyadarkan tentang pola

Rutin timbang berat badan anak

makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orangtua. Selain itu, tujuan jangka panjang adalah perubahan gaya hidup yang menetap,” kata dr. Sutadarma. Manajemen terapi obesitas anak meliputi menetapkan target penuru­ nan berat badan, pengaturan diet, pengaturan aktivitas fisik, dan mengu­ bah gaya hidup. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen terapi obesitas anak: l Tetap mempertahankan pertumbuhan normal.

l Diet yang diberikan dengan komposisi karbohidrat 50-60% terutama golongan karbohidrat kompleks dan menghindari karbohidrat sederhana, komposisi protein 15-20% dengan protein nabati dan hewani seimbang, dan komposisi lemak 20-30% terutama golongan lemak jenuh kurang dari 10% dan kolesterol kurang dari 300 mg per hari. lDiet tinggi serat buah dan sayur, dianjurkan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan perhitungan dosis menggunakan rumus : (umur dalam tahun + 5) gram per hari. lLatihan fisik disesuaikan dengan umur anak, tingkat perkembangan

motorik, dan kemampuan fisik. Dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama 20-30 menit per hari 3-5 kali per minggu yang dilakukan secara teratur. lPada obesitas anak, diperlukan peran serta orangtua sebagai komponen terapi seperti memantau secara mandiri terhadap berat badan, asupan makanan dan aktivitas fisik serta mencatat perkembangannya. lTerapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas yang berat dan yang disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi konvensional, yang terdiri dari diet sangat rendah kalori, farmakoterapi, dan terapi bedah. (Wirati Astiti)


10

Selama ini orang ­mengenal startup­ ­identik dengan bisnis yang ­berbau teknologi, web, internet dan segala ­sesuatu yang berhubung­ an dengan ranah ­tersebut. Ternyata, s­ tartup juga bisa dikembangkan pada usaha kuliner. Sudah banyak startup kuliner yang berkembang di Indonesia, bahkan di Bali.

B

Kreasi

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

adan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberi perhatian besar pada perkembangan startup kuliner dengan menyelenggarakan “Demoday Food Startup Indonesia 2017”, 22-24 Mei 2017 di Nusa Dua. Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo, mengatakan, ada tiga sub sektor unggulan Bekraf yakni kuliner, fashion, dan kerajinan. “Berdasarkan data ekonomi kreatif tahun 2016, dari 16 subsektor kreatif, kuliner merupakan penyumbang pendapatan sebesar 34% dari 800 triliun,” ujarnya, saat jumpa pers dengan awak media, pekan lalu. Tagline “Rasa Indonesia Mendunia” telah memilih diplomasi soto dan kopi sebagai dua unggulan. Ia mengatakan, kopi Indonesia sudah mendunia. Sangat mudah menemukan kopi Indonesia di berbagai negara. Ironisnya, kopi terbaik Indonesia justru lebih banyak ada di outlet brand luar. “Inilah alasan digelar “Demoday Food

Startup Kuliner Diminati Kaum Muda Startup Indonesia” agar memacu semangat kreatif anak muda untuk mengembangkan kuliner Indonesia. Bukan hanya dari rasa, tapi juga menyangkut soal bisnis ke depannya,” ujarnya. Acara Demoday Food Startup Indonesia sudah dua kali digelar. Tahun pertama 2016, sebagai pilot project, sambutan masyarakat sangat bagus. Bahkan, uniknya, startup kuliner lebih banyak diminati anak muda dengan batasan usia 18 tahun sampai 30 tahun, produk kekinian, dengan teknologi, dan sebagian besar berasal dari dunia kampus. Ia menambahkan, startup berbeda dengan UMKM. Startup adalah usaha rintisan yang berbasis kreatif. Artinya, ada ide-ide baru yang diciptakan, bisa dari rasa, teknik pengolahan, usaha pengembangan atau pemasarannya, atau usaha kreatif lainnya. Dari data Kementerian UMKM, ada 50 juta pelaku UMKM di Indonesia. Untuk permodalan pelaku UMKM pemerintah menyiapkan KUR. Untuk startup akses permodalan dari nonperbankan yakni dari modal ventura dan dana masyarakat. Ka s u b d i t D a n a Masyarakat Bekraf, Hanifah Makarim, mengatakan, untuk juri yang akan menilai demoday ini, dipilih para investor yang juga menjadi mentor bagi

Fadjar Hutomo

Style

Putih yang Simple

Brand Unyx by Angeliqa Wu FDC mengeluarkan koleksi terbarunya dengan tema “Simply Chic”. Untuk busana ready to wear deluxe dan evening gown kali ini pilihannya jatuh pada warna netral, putih bersih, putih tulang dan silver.

B

rand Unyx digawangi 10 desainer mulai dari guru, alumni, siswa dari Angeliqa Wu Design Course yang kreatif dan inovatif. Mereka adalah; Jacinda Lie, Natasya K Dharani, Yuehui Cai, Eunike Asih, Mila Fresnoux,

Bebek jos

pelaku startup kuliner ini. Selain membuka pendaftaran online, roadshow kompetisi dari konferensi “Food Startup Indonesia” juga digelar di lima kota, yakni Jakarta, Surabaya, Makasar, Lombok, dan Medan. Untuk demoday pertama digelar di Bali dan demoday kedua di Bandung. MASAK AYAM TANPA MINYAK Hanifah Makarim mengatakan, 50 startup kuliner yang lolos memenuhi kriteria, antara lain, usaha sudah berjalan satu hingga lima tahun, memiliki ide kreatif, mempunyai transaksi dan produksi, berinovasi para produk, model bisnis unggul, memiliki traction dan segmen pasar, berpotensi meningkatkan skalabilitas, serta mampu menarik investor untuk berinvestasi. Pada hari pertama, 50 startup menigkuti talkshow terkait kuliner Indonesia dan mentoring. Hari kedua, terpilih 25 startup untuk mentoring dan talkshow fasilitasi hak kekayaan intektual. Hari ketiga dipilih 10 startup untuk mengikuti program Bekraf selanjutnya. “Bekraf memberikan fasilitas untuk para pelaku ekonomi kreatif khususnya kuliner terkait ekosistem, networking, pemasaran, hak kekayaan intelektual, serta pengembangan produk supaya kualitas produk mereka meningkat. Harapannya, mereka juga mendapatkan dukungan permodalan dari investor,” ucap Fadjar Hutomo. Dari 50 startup kuliner yang sudah masuk ke “Food Startup Indonesia 2017”, ada beberapa contoh. Abang Sayur menawarkan aneka sayuran lengkap satu paket. Contohnya, sayur asam.

Satu bungkus sudah tersedia, bahan sayuran dan bumbu sehingga konsumen tinggal langsung memasaknya. Ada juga, Ello Jello, yakni produk es krim yang bisa langsung dimakan bersama cup-nya. Cup-nya terbuat dari rumput laut. Bebek Pak Jos, olahan bebek dengan saus telur asin dan keju mozarela. Chicken Tong lain lagi. memasak ayam tanpa minyak, hanya dimasukkan ke dalam tong. Fadjar Hutomo berharap, setelah “Demoday Food Startup Indonesia” ini, diharapkan para pelaku usaha startup kuliner ini mendapatkan edukasi dan juga bisa berkembang dan mendapatkan investor,” ucapnya. Dari 10 yang terpilih dalam Demoday Food Startup Indonesia di Bali, mereka

akan beradu di Jakarta bulan Sepember bersama10 juara demoday di Bandung dan 10 juara Food Startup Indonesia tahun lalu. (Wirati Astiti)

Hanifah Makarim

Cup es krim dari rumput laut

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Alvavin, Evi Lavie, Yuli Anggreni, Pricilia, Ari dan Angeliqa Wu. Kali ini Tokoh menghadirkan koleksi Unyx yang menonjolkan beberapa detil seperti beading white & silver on top of flower& lace, macramé, flower corsage, dan asymmetric cutting. Aksesori

untuk mempercantik busana juga dipilihkan sesuai tema. Untuk mendukung fashion di Bali Unyx pun berpartisipasi mempercantik Teruni Bali, PutraPutri Kampus Ajeg Bali, Putra Putri Sekolah, Jegeg Bali, Jegeg Badung dan komunitas lainnya. Karya Unyx selama ini lengkap mulai dari busana pesta anak-anak hingga lanjut usia. Menariknya koleski Unyx dapat di mix & match untuk memperoleh look yang berbeda. (Sri Ardhini)

15


16

Edukasi

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Pilih Buah Lokal karena Murah Masyarakat Bali khususnya Denpasar lebih suka buah impor? “Tidak juga. Mereka biasanya beli buah impor pada saat-saat tertentu untuk keperluan upacara. Itu pun belinya sedikit, untuk pemanis saja biar warna ayaban-nya bagus. Biasanya belinya campur, isi apel, pear, jeruk. Tetapi tetap buah lokal lebih banyak dibeli,” ungkap Nengah Darmoni (48), seorang pedagang buah di Pasar Sanglah Denpasar, Bali.

P

erempuan yang dikenal ramah ini mengatakan meski banyak masuk buah impor, buah lokal tetap menjadi pilihan pembeli, khususnya para pelanggannya, selain karena harganya lebih murah. “Buah lokal seperti alpukat, semangka, melon, mangga, laku setiap hari karena pelanggan saya banyak pedagang juice,” ucapnya. Sebut saja buah alpukat sebagai bahan utama juice yang banyak disukai orang. Rata-rata harganya

saat ini Rp 20 ribu per kilogram karena musimnya sudah habis. “Sekarang-sekarang ini sehari bisa habis 50 kilo gram, tapi buahnya jarang ada. Kalau sedang musim harganya hanya Rp 5 ribu per kilo gram tapi tidak ada yang beli karena banyak yang punya,” imbuhnya. Buah-buah tersebut baik buah lokal maupun buah impor dibeli di Banjar Titih, bisa dibon sampai dua minggu. Sementara untuk buah pisang, dikatakannya ada yang membawakannya ke pasar. Saat ini harga buah lokal di

Nengah Darmoni

pasaran untuk jenis apel manalagi Rp 20 ribu per kilo gram, jeruk lumajang Rp 10 ribu, sotong Rp 10 ribu, jambu kristal Rp 20 ribu, mangga lalijiwo Rp 10 ribu, mangga harumanis Rp 20 ribu, salak bali Rp 20 ribu (mahal karena belum musimnya), buah naga Rp 20 ribu, bengkuang Rp 15 ribu, nanas Rp 5 ribu per biji, semangka kecil Rp 5 ribu, semangka besar Rp 15 ribu per biji, melon Rp 12 ribu per biji, dan pisang Rp 1.000 per biji. Sementara untuk buah impor, jenis apel merah berkisar di angka Rp 30 ribu per kilo gram, apel fuji Rp 30 ribu, sunkist Rp 25 ribu, pear yali Rp 20 ribu, pear hijau Rp 35 ribu, dan pear golden Rp 25 ribu. BELI SEDIKIT UNTUNG SEDIKIT Berjualan buah sudah dilakoni Darmoni sejak tahun 1992. Dari 23 pedagang buah di Pasar Sanglah, kini hanya tinggal dua, termasuk dirinya. Di pasar ini ia mengambil tiga lapak yang disewanya Rp 12 ribu per hari per lapak. Ia menyadari pedagang buah paling cepat bangkrut, karena buah cepat busuk. Setiap hari pasti ada saja buah yang dibuang. Tetapi itu memang risiko pedagang buah. Ia merasa memang disinilah rezekinya, karena ternyata pekerjaan ini sudah dilakoninya sejak masih bocah, membantu bibinya berjualan buah di Negara. Untuk meminimalisirnya, Darmoni hanya membeli (menyetok)

sedikit buah dan menjualnya kembali dengan mencari keuntungan sedikit. Ia mengatakan penjualan buah sekarang ini tak seramai dulu. Ia meyontohkan, dulu 2 keranjang buah habis dijualnya dalam 3 hari,

sekarang 1 keranjang baru habis seminggu. Namun dari hasil berdagang, ia mengaku cukup untuk makan. Setidaknya Rp 50 ribu per hari bisa disisihkannya untuk tabu­ ngan. (Inten Indrawati)

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

9

SEMINAR NASIONAL FH UNDIKNAS-FH UNTAG SEMARANG

KEKUATAN KEARIFAN LOKAL JAGA KESEIMBANGAN LINGKUNGAN

“Hukum Lingkungan dari Perspektif Kearifan Lokal”. Demikian tema yang diangkat dalam seminar nasional yang dilaksanakan Senin, (15/5) di Auditorium Dwi Tunggal, Kampus Undiknas, Denpasar. Seminar nasional ini sebagai wujud implementasi kerjasama Fakultas Hukum (FH) Undiknas Denpasar dengan Fakultas Hukum (FH) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Semarang.

tinggal di dalam dan sekitar wilayah eksploitasi baik eksploitasi sumberdaya hutan, sumberdaya laut, maupun hasil tambang. Kekuatan kearifan lokal penting untuk dilestarikan dalam suatu masyarakat guna menjaga keseimbangan dengan lingkungannya sekaligus turut melestarikan lingkungannya. Berkembangnya kearifan lokal tersebut, tidak terlepas dari akibat berbagai faktor yang akan mempengaruhi perilaku manusia terhadap lingkungannya. UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mempunyai kesamaan dengan kearifan lokal Bali yang menekankan konsep harmoni dan keseimbangan dalam kerangka pelestarian lingkungan hidup. Begitu pula terkait dengan banyak­ nya terjadinya perusakan lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak- pihak yang tidak bertanggung jawab, maka sangat diperlukan komitmen untuk memberdayakan kesatuan masyarakat hukum adat untuk bersama-sama memelihara, menjaga dan mengawasi kelestarian lingkungan, agar tetap memberikan manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan warisan lingkungan yang sehat kepada generasi berikutnya.

Dekan FH Undinas bersama sebagian panitia.

Kerjasama yang dilaksanakan mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Pembicaraan mengenai kerjasama tersebut, sudah kami bicarakan sejak tiga bulan yang lalu. Namun, kami mencari momentum yang tepat untuk pelaksanaannya . Hingga akhirnya terlaksana penandatanganan MoU sekaligus seminar nasional yang bertemakan “Hukum Lingkungan Ditinjau dari Perspektif Kearifan Lokal”,” ungkap Sri Rahayu Gorda . Ia berharap jalinan kerjasama tersebut tidak hanya sebatas seremonial

semakin baik. Hal yang terpenting adalah memperoleh kiat-kiat untuk bisa mengikuti jejak FH Untag Semarang yang memperoleh nilai Akreditasi A sebanyak 3kali berturut-turut. Selain dengan FH Untag Semarang, FH Undiknas juga telah menjalin beberapa kerjasama dengan Fakultas Hukum yang ternama di Indonesia, mulai dari FH Tarumanegara Jakarta, FH Atmajaya Jakarta, FH Pelita Harapan, hingga FH Pasundan. “Semoga

dengan makin banyaknya FH Undiknas menjalin kerjasama dengan beberapa FH yang telah memiliki nama besar di Indonesia, akan membawa semangat bagi tim pengelola FH Undiknas untuk terus meningkatkan proses belajar mengajar. Ke depannya FH Undiknas yang masih bertumbuh ini akan menjadi FH yang memiliki kualitas pembelajaran yang dapat disejajarkan dengan FH ternama di Indonesia. Astungkara,” katanya. -ard

Dr. A.A.Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda,S.H.,M.M.,M.H.

S

eminar nasional yang dihadiri dosen dan mahasiswa dari FH Undiknas dan FH Untag, menampilkan narasumber Prof. Dr. I Nyoman Budiana, S.H.,M.Si., Guru Besar Ilmu Hukum FH Undiknas, Denpasar dan Dr. Edy Lisdiyono, S.H.,M.Hum., Dekan FH Untag Semarang, serta Made Oka Cahyadi Wiguna, S.H.,M.Kn, yang juga dosen FH Undiknas sebagai moderator. Dari seminar nasional tersebut, berhasil menggambarkan beberapa hal, antara lain banyaknya tantangantantangan seperti perkembangan teknologi, persoalan jumlah penduduk, kekuatan modal yang besar, yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi terhadap kualitas lingkungan. Dengan eksploitasi sumber daya alam, yang dilakukan oleh kekuatan pemodal, akan menjadikan tersingkirnya masyarakat asli (indigenous people) yang

Salam mahasiswa BEM FH Undiknas dan BEM FH Untag Semarang.

Penandatanganan MoU.

PENELITIAN BERSAMA DAN PERTUKARAN MAHASISWA D e k a n F H U n d i k n a s D r. A.A.Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda,S.H.,M.M.,M.H., ditemui usai acara seminar, mengatakan mereka sangat bersyukur dan bangga dapat menjalin kerjasama dengan FH Untag Semarang.

Kedua narasumber dan moderator

saja. “Kami benar-benar mengimplementasikan dalam bentuk penelitian bersama, bertukar tulisan untuk di jurnal masing-masing serta melakukan pertukaran mahasiswa,” ujarnya. Dengan menjalin kerjasama ini, FH Undiknas mendapatkan teman berdiskusi untuk berbagi pengalaman dalam pengelolaan sebuah fakultas agar

Dekan FH Untag Semarang dan Dekan FH Undiknas beserta jajarannya

Suasana Seminar Nasional di Aula Dwi Tunggal Undiknas.


8

Bunda & Ananda

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Kenalkan Budaya sejak Dini

Riuh gelak tawa penonton membahana di areal Kalangan Angsoka Taman Budaya, Denpasar. Sore itu, TK Lingga Murti School dan TK Hindu Widya Kerti tengah mementaskan beragam kreativitas seni budaya anak-anak didiknya. “Pementasan ini sangat alami sekali, tidak dibuat-dibuat. Walaupun ada yang salah atau pakaiannya melorot, mereka tetap melanjutkan performance-nya, tetap ceria. Saya suka dan kagum pada bakat-bakat mereka,” ujar seorang ibu muda yang mengajak dua putrinya menonton dan sangat menikmati atraksi “Mepalyanan” yang ditampilkan oleh beberapa anak laki-laki dan perempuan. budaya itu sudah terbentuk, terbiasa dari kecil,” tegas Made Suarta yang juga Rektor IKIP Beragam atraaksi seni budaya anak yang dipentaskan, yang menjadi bagian dari pembentukan karakter PGRI Bali ini. anak untuk memfilter sekaligus membentengi anak memasuki dunia global

N. Arindri Dangkua, M.Psi

Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum.

rangtua m u r i d pun tampak antusias mengantarkan putra-putrinya. “Anak saya tidak bisa menari, bisanya bercanda. Anak saya yang ikut ‘Mepalyanan Goak Maling Taluh itu’,” ucap seorang Bapak sembari menunjuk peserta tercilik dari atraksi Mepalyanan yang cukup mengocok perut penonton tersebut. Ia mengatakan kegiatan ini sangat bagus dalam upaya mengenalkan budaya sejak dini dan untuk melatih mental anak tampil di depan orang banyak. Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah TK Lingga Murti School, AA Eka Yuliawati, S.Pd. “Pementasan semacam ini sangat bagus dilaksanakan kontinyu, apalagi untuk murid TK. Kita bisa mengenalkan kesenian Bali sejak usia dini supaya kesenian Bali semakin ajeg,” ucapnya.

selain untuk menguji mental mereka. Namun jauh di balik itu, pengamat pendidikan Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum. mengatakan pementasan tersebut terkait dengan pembentukan karakter yang dimulai sejak dini. “Ini proses pembiasaan supaya anak mengenal ragam budaya, yang nanti akan terpatri dalam jiwanya. Pembiasaan ini akan mengakar dan membentuk karakter anak,” ujarnya. Aktivitas ini dikatakannya juga akan memayungi anak bagaimana menjadi orang yang memiliki karakter berbasis budaya. Di sana akan muncul logika, etika, dan estetika. Sehingga, ketika nanti anak menerima budaya asing, ia akan memfilter, memilih dan membedakan, budaya baik diambil, budaya yang tidak baik dibuang. “Inilah yang menjadi pendidikan karakter yang betul-betul membentengi anak memasuki dunia global. Karakternya budaya. Budaya ini bagian dari Bhinneka Tungal Ika. Jika itu sudah terbentuk, tidak akan mudah kena pengaruh yang bersifat negatif, karena kekuatan

O

BUDAYA SEBAGAI FILTER Sebuah pementasan menjadi suatu wadah untuk anak-anak menampilkan bakat/kemampuan

BANGUN SELF-ESTEEM ANAK Menurut psikolog N. Arindri Dangkua, M.Psi., bagi perkembangan psikologis anak dan pertumbuhan mentalnya, kegiatan pementasan yang melibatkan tampil di depan publik bisa jadi pengalaman positif untuk memupuk rasa percaya diri dan membangun self-esteem anak. “Anak yang sejak kecil terbiasa untuk tampil di depan umum berdasarkan keinginannya sendiri tanpa paksaan dari orangtua biasanya punya rasa percaya diri yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak ikut kegiatan itu. Dalam konteks penampilan secara berkelompok, anak juga punya peluang untuk menumbuhkan sikap kooperatif bekerja sama dengan orang lain,” ujar Staf Ahli Divisi Recruitment,

Assessment, Training Center di Pradnyagama yang akrab disapa Zeta Dangkua ini. Kalau pementasannya bersifat kompetisi dimana anak dituntut untuk tampil sendiri secara individu, semakin sering ia memenangkan kompetisi tentu saja semakin meningkatkan rasa percaya diri anak akan kemampuannya. Di sisi lain, jika anak seringkali kalah dan tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar terutama orangtua, self-esteem nya akan pelan-pelan terkikis dan menjadi minder atau kurang percaya diri karena merasa kalah mampu dibandingkan dengan pemenang kompetisi. Peranan orangtua dalam hal ini besar sekali, antara lain mendorong anak pada awalnya untuk berani ikut serta dalam pementasan. Apa-

bila anak menunjukkan kebosanan dan tidak mau lagi ikut pentas, sebaiknya orangtua bersikap bijak untuk tidak memaksakan kehendak meskipun dengan dalih “sayang bakat anak terbuang”. Dan yang paling terpenting adalah, ketika hari H pementasan, akan sangat berarti bagi anak jika orangtua bisa hadir menyaksikan langsung anak tampil. Dari situ orangtua juga bisa memberikan masukan, baik berupa apresiasi maupun saran untuk penampilan berikutnya berdasarkan kondisi yang diamati orangtua. “Jika anak mengalami kekalahan pada kompetisi, orangtua juga perlu memupuk kembali rasa percaya diri anak dengan tetap mengedepankan semangat sportivitas dan memuji keikutsertaanya,” ucapnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit

PRAJURIT TUA DAN KUDA TUANYA

Setelah perang usai, seorang prajurit yang sudah lanjut usia pulang kampung. Sambil duduk di atas punggung kudanya yang sudah tua, ia membayangkan nasibnya yang tak menentu. “Apakah sanak-keluarga masih mengenalku dan Made Taro menerimaku? Bagaimana aku bisa hidup di kampung? Dan lagi, … bagaimana aku bisa memelihara kudaku yang sudah tua ini?” Setiba di kampung halamannya, prajurit itu turun. “Wahai, kuda kesayanganku!” katanya sambil mengelus-elus kepala kuda itu. “Aku mengakui kesetiaan dan jasamu dalam perang, tetapi maaf, aku tidak bisa menanggung hidupmu. Belajarlah hidup mandiri!” Dengan berlinang air mata, prajurit itu menampar punggung kuda itu. Kuda tua itu pun mengerti. Ia berjalan perlahan meninggalkan majikannya. Setelah agak jauh, ia menoleh dan menoleh. Tampaknya kuda tua itu dengan berat hati harus berpisah dengan prajurit yang menyayanginya. Berhari-hari lamanya kuda tua itu tidak menemukan makanan. Ketika beristirahat di bawah menara tinggi, tiba-tiba ia melihat batang-batang hijau daun merambat naik menuju puncak menara. Di puncak menara itu tergantung sebuah lonceng. Lonceng itu adalah lonceng panggilan untuk semua warga kampung. Barang siapa yang memerlukan pertolongan cepat, harus menarik tali lonceng itu dari bawah. Ia akan berbunyi dan warga pun akan datang dalam waktu singkat. Karena situasi perang, tak seorang

pun yang berani menarik tali lonceng itu. Dan tak ada yang tahu, secara diam-diam pohon rambat itu menjalar naik menuju lonceng, sehingga menutupi tali lonceng. Senang benar kuda tua itu menemukan pohon rambat berdaun hijau segar. Ia pun memakannya dengan lahap. “Ding dong, ding dong, ….! Lonceng itu berbunyi tiba-tiba. “Ding dong, ding dong,..!” Lonceng itu berbunyi berulang-ulang. Semua warga yang mendengarnya segera menuju menara lonceng. Tak seorang pun warga yang mengaku minta pertolongan, dan tak seorang pun warga yang menarik tali lonceng itu. Secara tak sengaja seekor kuda tua yang sedang makan pohon rambat menarik-narik tali lonceng itu. “Kuda siapa itu? Kuda siapa itu?” tanya orangorang kampung yang berkerumun di bawah menara. “Oh, itu kuda tuaku!” kata seorang prajurit tua. “Aku sengaja mengusirnya karena aku tidak sanggup menanggung hidupnya.” Kemudian prajurit tua itu menjelaskan pengalamannya dalam perang dan mengutarakan nasib kudanya kini. “Kalau demikian aku yang membuatkan kandangnya,” kata seorang warga. “Dan aku yang menanggung makanannya. Ia kubebaskan merumput di ladangku,” kata warga lainnya. Prajurit tua mendekati kudanya lalu mengeluaselus kepalanya. “Ternyata kamu bisa mengatasi hidupmu sendiri. Selamat jumpa. Aku sangat merindukanmu.” Kuda itu tampak amat senang berjumpa dengan majikannya. Ia menjilat-jilat pipi prajurit tua itu.

Griya

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Rumah Semi Jungle yang Asri

Rumah sederhana yang indah dan asri tentunya dambaan setiap orang. Kali ini Tokoh mengajak pembaca untuk mengintip Rumah Rindang YNS, salah satu rumah sederhana yang indah nan asri yang dimiliki Denpasar Timur yang berlokasi di Jalan Turi, Banjar Ujung, Denpasar.

R

umah tinggal milik pasutri I Nyoman Edy Arta dan Sri Handayani Kusuma Dewi ini, beberapa waktu lalu sempat dikun­jungi Tim PKK Kota Denpasar ini. Rumah Rindang YNS mewakili Dentim dalam program Hatinya (Halaman Asri Teratur

Indah dan Nyaman) PKK. Sejatinya rumah ini adalah rumah pribadi yang sekaligus dimanfaatkan sebagai tempat kursus Bahasa Inggris. Karena si empunya rumah hobi dan seorang penata taman, maka di setiap sudut mendapatkan sentuhannya. Termasuk, kontur tanah miring di areal belakang dengan view

Tukad Bindu, didesain terasering. Pada Rumah Rindang YNS ini, Edy Arta menyebut desainnya semi jungle yang mengusung konsep harmonis by green. Selain nuansa hijau dari tanaman, unsur air juga dihadirkan untuk menambah kesejukan dan kenyamanan. (Inten Indrawati)

17


18

Mozaik

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Pemkab Buleleng semakin gencar mempromosikan potensi pariwisata yang dimiliki melalui berbagai event, baik skala lokal hingga skala nasional. Melalui Pesta Kesenian Bali (PKB) Kabupaten Buleleng ke-39, akan ditampilkan berbagai kesenian yang merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan. Secara resmi, PKB Buleleng dibuka oleh Bupati Putu Agus Suradnyana, ST., Rabu (17/5) de­ngan mengusung tema “Ulun Danu” yang artinya “Melestarikan Air Sumber Kehidup­an” . PKB akan diselenggarakan selama 5 hari mulai tanggal 17 Mei hingga 21 Mei di Kawasan ex. Pelabuhan Buleleng. Pembukaan PKB Kabupaten Buleleng ke-39 ini dimeriahkan dengan tari India yang dibawakan oleh Konsulat India. Selain tari india, ada juga tarian dari Provinsi Aceh yang memeriahkan pembukaan PKB kali ini.

A

da yang unik dengan agenda tahunan Pemkab Buleleng kali ini yang dirangkaikan dengan Buleleng Expo 2017. Buleleng Expo 2017 ini merupakan pegelaran perdana yang diselenggarakan Pemkab

PKB Buleleng ke-39 dan Buleleng Expo 2017

Buleleng dan akan menampilkan pameran berskala Nasional seperti Bidang Pariwisata, Investasi, Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, Pertanian, Perikanan, Peternakan, Koperasi, dan UMKM. Bupati Putu Agus Suradnyana mengatakan, PKB dan Buleleng Expo merupakan salah satu kegiatan rutin kepariwisataan yang akan terus dilaksanakan pada tahun mendatang di Kabupaten Buleleng. Suradnyana menilai, pelaksanaan PKB dan Buleleng Expo yang melibatkan banyak seniman dan juga para pelaku ekonomi kecil dalam pameran diharapkan ikut mendorong perekonomian daerah. “Pagelaran ini juga sebagai upaya mempromosikan Buleleng sebagai daerah ramah yang menerima segala macam kesenian dan juga budaya luar,” jelasnya. Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng I Putu Tastra Wijaya selaku ketua panitia mengatakan, Pesta Kesenian Bali muncul bermula dari konsep PKB yang membawa misi antara lain sebagai langkah konservatif yaitu penyelamatan terhadap khasanah seni budaya tradisional maupun klasik, disamping memberikan ruang kepada seniman bereksperimen. “Untuk menjaga mutu

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Jelang Puasa, Disperindag Buleleng Sidak Pasar Fenomena harga bahan pokok melambung tinggi jelang hari raya nampaknya menjadi pemandangan yang lumrah. Lonjakan harga menjelang hari raya tentu akan membawa dampak menurunnya daya beli dan daya jual dari konsumen maupun pedagang. Tentu hal tersebut akan membawa pengaruh terhadap perekonomian. Mengantisipasi hal itu, Tim terpadu dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng turun ke sejumlah pasar - pasar tradisonal untuk melakukan sidak. Sidak dilakukan dalam rangka menstabilkan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisonal menjelang Bulan Ramadhan dan Menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini.

K

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana Membuka secara resmi PKB Buleleng ke-39 dan Buleleng expo 2017.

dan kualitas tampilan dari para seniman yang mengisi acara PKB ini, kami telah mengganden tim Pembina yang terdiri dari seni akademis dan seni alam yang professional dibidangnya dan melakukan pembinaan kepada kelompok seni dan sanggar,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Nyoman Sutrisna mengatkan, Buleleng Expo tahun 2017 ini

merupakan yang pertama kali diadakan. Sutrisna menjelaskan, Pameran ini akan diikuti oleh peserta dari luar kabupaten Buleleng bahkan dari luar Provinsi Bali. Selain itu, Dinas Pariwisata juga akan meluncurkan video dokumenter tentang potensi wisata yang ada di Kabupaten Buleleng. Ia menambahkan bahwa jumlah daerah pariwisata di Buleleng semakin bertambah. Dengan

demikian, ia merasa perlu adanya pameran potensi wisata. “Buleleng Expo ini akan menampilkan berbagai potensi wisata di Buleleng, ini sangat penting untuk promosi pariwisata Buleleng karena peserta pameran juga ada dari luar daerah sehingga secara tidak langsung mereka akan menceritakan apa yang mereka temui di Buleleng,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

epala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Buleleng Ketut Suparto ketika dikonfirmasi seusai melaksanakan sidak pasar mengatakan sidak pasar dilaksanakan di dua pasar di Buleleng yakni pasar Banyuasri dan Pasar Anyar I. “Dalam sidak ini kami melakukan pemantauan harga untuk semua komoditas baik dari segi harga, takaran, kedaluwarsa termasuk stok,” ungkapnya Rabu, (17/05) lalu. Adapun komoditi yang menjadi sasaran Tim Terpadu ini adalah pedagang berbagai kebutuhan dapur seperti bawang hingga komuditi beras dan daging. Dikatakan, dari hasil pemantauan pihaknya dapat menyampaikan bahwasannya harga kebutuhan pokok secara umum masih stabil dan belum ditemukannya harga komoditi yang mengalami peningkatan secara signifikan. “Ada beberapa yang mengalami peningkatan seperti daging sapi namun

tidak begitu dan masih termasuk stabil, harga beras masih stabil juga kisaran 9.500 hingga 10.000 Rupiah,” ungkapnya. Ditambahkan Suparto, harga naik hanya pada komoditi bawang putih saja, dari kisaran harga Rp. 38.000 hingga Rp. 50.000. “Masih kami selidiki apa penyebabnya karena yang lain stabil. Kemungkinan ada di pengepul dan juga panen yang mengalami kendala,” jelasnya. Secara kontinu pihaknya akan turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan langsung disejumlah pasar tradisonal. Sidak dengan melibatkan tim dalam jumlah besar akan dilakukan selama 3 kali, yaitu menjelang puasa, pertengahan puasa, dan H-3 bulan puasa. Namun, tim teknis akan turun secara berkelanjutan dalam 3 hari sekali. “Manakala terjadi peningkatan yang drastis inilah yang akan kita upayakan untuk adakan operasi pasar untuk menstabilkan harga sehingga antara produsen dan kosumen sama – sama di untungkan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Puluhan Lontar Ditemukan Rusak

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meninjau stand di Buleleng expo 2017

Bali memiliki banyak warisan budaya baik berupa benda maupun tak benda. Salah satu warisan budaya yang berupa naskah manuskrip adalah lontar. Lontar merupakan dokumentasi budaya masa lampau dan merupakan benda yang sangat bernilai. Isi yang terkandung dalam manuskrip lontar begitu bermanfaat seperti tentang mantra, keagamaan, pengetahuan tentang astronomi dan astrologi (wariga),

UKS Berperan Tingkatkan Kualitas Sekolah Guna meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Selain fasilitas penunjang pendidikan, lingkungan yang bersih juga sangat mempengaruhi kualitas belajar anak. Jika lingkungan bersih, maka kenyamanan dan kesehatan siswa juga akan terjaga. Salah satu program sekolah untuk mendukung hal itu adalah UKS. Hal tersebut juga disampaikan oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST., saat menghadiri penilaian Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tingkat Nasional tahun 2017, Rabu (17/05). Pada LSS tahun ini, SMP Negeri 4 Singaraja terpilih mewakili Provinsi Bali ke tingkat nasional. Bupati PAS mengatakan upaya untuk meningkatkan kesehatan anak sekolah merupakan upaya strategis yang perlu terus ditingkatkan melalui Program UKS, sehingga anak Sekolah terhindar dari masalah kesehatan di Lingkungan Sekolah. “Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ini merupakan program nasional, selain program tersebut Pemkab Buleleng juga berusaha meningkatkan derajat kesehatan peserta didik melalui pelatihan kader kesehatan di sekolah dalam hal ini Dokter Kecil (Dokcil), Kader Kesehatan Remaja (KKR) dan lain-lain,” ungkapnya. Rasa bangga juga disampaikan olehnya, sebab SMP Negeri 4 Singaraja telah membawa nama Buleleng khususnya dan Bali pada umumnya dalam penilaian LSS tingkat nasional. Menurutnya, UKS telah memainkan peran pent-

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST., saat ­ enghadiri penilaian Lomba Sekolah Sehat (LSS) m ­Tingkat Nasional tahun 2017, Rabu,(17/5)

ing dalam membentuk kesadaran untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik karena untuk dapat belajar dengan baik dan efektif, peserta didik memerlukan lingkungan dan kesehatan yang baik. Oleh karenanya, upaya pemeriharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam meningkatakan kualitas kesehatan. “Kita berharap melalui kegiatan ini, tim penilai tidak saja melakukan penilaian, namun juga lebih mengedepankan pembinaan dan evaluasi. Sehingga program UKS bisa memainkan perannya untuk menyehatkan dan mencerdaskan peserta didik di sekolah, dan semoga SMPN 4 Singaraja yang menjadi Duta Provinsi Bali bisa menjadi yang terbaik di Tingkat Nasional,” harapnya. Bupati PAS menambahkan di ajang LSS tingkat nasional Kabupaten Buleleng mengalami peningkatan dengan LSS kategori SMP dan Kategori Taman Kanak-kanak (TK) menjadi Duta Provinsi Bali.” Ini peningkatan yang sangat luar biasa, dan kita juga bisa melihat peserta didik dengan kegiatan UKS di Buleleng, sekolah – sekolah di Buleleng semuanya hijau, disamping itu juga bisa memberikan vibrasi dilingkungan sekitarnya,” imbuh Bupati yang menjabat dua periode tersebut. Sementara itu, Ketua Tim penilai Dra. Janantari, M.Pd., mengatakan LSS merupakan salah satu program yang berintegrasi dan berkesinambungan dengan melibatkan lintas sektor, sehingga perlu digalakkan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. Menurutnya, untuk dapat belajar dengan efektif peserta didik memerlukan kesehatan dan lingkungan yang baik, sehingga perlu dukungan semua pihak untuk mengwujudkan keterpaduan instansi terkait yang ada korelasinya dengan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Lebih lanjut, Janantari menambahkan tujuan dari lomba ini adalah lebih menekankan pada penilaian hidup bersih dan sehat melalui usaha kesehatan sekolah (UKS) yang ada disekolah. Menurutnya, beberapa kriteria yang dinilai dalam lomba ini adalah menyangkut UKS, ketersediaan kamar mandi, ruang kelas dan sirkulasi ruangan. “Intinya bagaimana kinerja sekolah dalam menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat serta pengembangan program UKS,” ujarnya. (Wiwin Meliana)

Tim Terpadu Disperindag Buleleng melakukan sidak di pasar tradisional.

Proses identifikasi dan perawatan lontar rusak oleh Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng

pengobatan tradisional (usada), prosa, kekawin, kidung, sejarah, cerita-cerita, dan lain-lain. Lontar menjadi bukti tentang budaya menulis sastra di bali telah terjadi sejak dahulu kala. Maka itu upaya untuk menjaga dan melestarikan keberadaan lontar juga harus menjadi perhatian semua pihak. Mengingat begitu pentingnya peninggalan tersebut terhadap pengembangan kebudayaan nasional, sehingga diperlukan suatu penanganan khusus terhadap manuskrip lontar agar terhindar dari kepunahan, karena usia manuskrip yang cukup tua dan tidak akan bertahan lama apabila tidak dipelihara dengan baik. Akan tetapi, kini keberadaan lontar di Buleleng dan di bali pada umumnya banyak ditemukan dalam kondisi rusak. Kerusakan lontar yang telah diwariskan secara turun temurun kepada penerusnya banyak disebabkan karena sedikitnya pengetahuan tentang cara penyimpanan lontar yang baik dan tak jarang lontar menjadi barang yang sakral dan jarang untuk disentuh. Di Buleleng puluhan lembar lontar kembali ditemukan dalam kondisi yang rusak. Pemilik lontar pada umumnya tidak mengetahui tentang tata cara penyimpanan lontar yang baik. Selain tak mengerti cara penyimpanan, terkadang masyarakat pun tak mampu lagi untuk membaca aksara yang dituliskan dalam lontar. Kondisi lontar yang rusak banyak ditemukan di rumah Komang Suwitra. Lontar yang dimiliki oleh Ketut Suwitra, warga kelurahan banjar Bali, Buleleng ini merupakan warisan yang terima secara turun temurun. Jumlah

kerusakan lontar mencapai puluhuan lembar, saat dilakukan identifikasi lontar ditemukan sebanyak empat belas judul dan cakep lontar. Lontar yang ditemukan berupa lontar kidung, kekawin, wariga, bahasa Ekalawya, cantaka parwa, kidung tantri dan pengelukatan astu pungku. “Lontar ini sudah ada sejak zaman kakek saya, memang tidak pernah diurus bahkan ditempatkan di dalam karung hingga rusak sampai saat ini,” ungkapnya. Selama ini, Suwitra tidak pernah membaca isi dari lontar tersebut. Sampai akhirnya datang Tim Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng yang membantu mengidentifikasi lontar tersebut. “Ya ini kan merupakan warisan leluhur nanti setelah diidentifikasi akan di upacarai dulu karena ini merupakan benda yang sakral,” tegasnya. Sementara itu, Ida Bagus Ari Wijaya koordinator tim konservasi lontar penyuluh bahasa Bali kab. Buleleng, mengatakan konservasi lontar dilakukan sebagai upaya menyelamatkan manuskrip dari kehancuran. Beberapa kegiatan konservasi yang dilakukan untuk menyelamatkan fisik lontar dari kerusakan dan kehancuran di antaranya pemeliharaan lontar dengan membersihkan noda atau kotoran. Menurut Bagus Ari, kerusakan lontar yang dimiliki oleh Ketut Suwitra dikarenakan usia yang cukup tua dan kesalahan dalam penyimpanan. “Lontar banyak yang dimakan rayap dan tikus. Untungnya lontar yang rusak adalah lontar yang populer sehingga rencana akan dibuatkan salinannya nanti,” tandasnya.(Wiwin Meliana)

7

PUTRA PUTRI KAMPUS AJEG BALI 2017 DI ISTANA MANCAWARNA TAMPAKSIRING

GELORAKAN JNANA YAJNAH PARAM TAPA (BHAGAWAD GITA) Memperingati hari Pen­ didik­an Nasional yang jatuh pada bulan Mei 2017, Teenag­ ers Project Indonesia (Tee– Proind) dan Yayasan Teruna Teruni Bali kembali menye­ lenggarakan pemilihan Putra Putri Kampus Ajeg Bali ke-13 Tahun 2017. Dalam ajang ber­ gengsi ini juga akan dirangkai­ kan dengan peringatan Bali, Pulau Pengetahuan (Bali The Island of Science) yang akan mencari duta-duta pendidikan tinggi yang sekaligus menjadi duta Bali untuk menyukseskan AJEG BALI – 30 Finalis Putra Putri Kampus Ajeg Bali Tahun program Nawa Cita. Demikian 2017 bersama Senator DPD RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya diungkap oleh Ni Nyoman Tri Wedakarna di Istana Mancawarna Tampaksiring Gianyar Yulianingsih (Ketua Panitia PPK 2017) saat menggelar gladi kotor perhelatan terima kasih pada Disdikpora Bali, DPRD Bali, PPK di Denpasar. KNPI Bali, BNN Bali juga Santosa City Hotel, Berdasarkan hasil seleksi Putra Putri Bhumiku Convention Center, Mahendradatta Kampus Ajeg Bali di Aula Kopertis Wilayah Sport Center, serta Royal Butik & Salon yang VIII A Bali, maka terpilihlah 30 orang finalis telah berkenan mendukung acara ini, kami (15 pasang) yang bertanding di Grand Final memuji peran yang sangat aktif dalam mem­ Pemilihan Putra Putri Kampus ke-13 Tahun bina generasi muda. Juga perkenan Dr. Arya 2017. Adapun perguruan tinggi bergengsi Wedakarna (anggota DPD RI Utusan Provinsi yang menjadi finalis yakni Universitas Ma­ Bali selaku Komite III Bidang Pendidikan dan hendradatta, Universitas Udayana, Universitas Pemuda) atas dukungan serta telah menerima Warmadewa, IKIP PGRI Bali, Institut Keseha­ kunjungan PPK diagendakan di TSC yang telah tan Medika Persada Bali, STIMIK Handayani, memberikan dukungan dan ke depan Duta Atro Bali, STD Bali, Akademik Pariwisata Pendidikan ini akan menjadi ikon untuk Bali,” Bali, IHDN Denpasar, Universitas Pendidikan ungkap Tri Yulianingsih. Ganesa, Universitas Hindu Indonesia, STKIP Para finalis PPK juga berkesempatan dii­ Suar Bangli, STIKES Bali, Akademik Farmasi kutkan dalam kunjungan ke Istana Presiden Saraswati Denpasar, STPBI, STIKES Wira RI di Jakarta, Yogya, Jabar serta mengunjungi Medika Bali, Universitas Dhyana Pura Bali, sejumlah lembaga DPD/MPR RI dan keluarga ISI Denpasar, Politeknik Negeri Bali, STIKES Presiden Sukarno. PPK ini sebagai wujud Bina Usada Bali. konsistensi dari branding yang digagas oleh “Kami ucapkan terima kasih kepada Kop­ Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Weda­ ertis Wil.VIII A Bali atas fasilitasnya sebagai karna MWS III yakni Bali Intelektual 2010 dan tuan rumah seleksi. Selain itu kami haturkan Bali The Island of Science. (Humas)

PT BPR BANK KERTIAWAN LAUNCHING TABUNGAN ARISAN MANFAAT MOBIL PT. BPR Kertiawan menyelenggarakan “Edukasi dan Bisnis Gathering Customer 2017 “ bagi para nasabah. Ajang berkala ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan literasi keuangan kepada masyarakat sekaligus penarikan undian, dan launching produk tabungan Arisan Paket 5, Minggu (14/5) di Fave Hotel, Tohpati. Acara yang dihadiri para nasabah, pemegang saham, dewan komisaris, direktur utama, jajaran pejabat serta karyawan BPR Kertiawan tersebut diawali dengan salam-sapa oleh Komisaris Utama BPR Kertiawan, I Wayan Murja, S.E., M.M . Ia mengatakan dengan pengelolaan dan manajemen yang baik Bank Kertiawan akan terus maju. Edukasi keuangan untuk nasabah pelaku UMKM dengan tema “Membangun Kewira­ usahaan dan Strategi UMKM Mengakses Per-

bankan” disampaikan Direktur Bank Kertiawan Ida Bagus Bawarnawa, S.E. Ia berbicara mengenai kiat menjadi wirausaha tangguh dan mengelola usaha yang efektif serta produktif. Komisaris BPR Kertiawan Sang Kompiang Ratwiatma, S.H., M.M., dalam sharing session-nya berbagi tips agar UMKM lebih mudah meng­ akses perbankan beserta strategi agar kredit tidak ditolak. Menurutnya kita hendaknya mau memulai usahanya dari skala kecil, membuat laporan keuangann yang baik, punya rekening usaha tersendiri, serta jujur dalam menjalankan usaha. Acara juga dilengkapi dengan penayangan company profile PT BPR Bank Kertiawan. Menurut Direktur Utama BPR Kertiawan Emic Dwi Setyawati G.S., S.E.,M.B.A., edukasi merupakan kegiatan berkala sesuai himbauan dari OJK agar BPR sebagai lembaga keuangan turut serta meningkatkan literasi keuangan kepada

masyarakat. Sedangkan gathering dengan bertatap­an secara langsung dengan para nasabah, baru dilakukan tahun ini, untuk lebih memberdayakan para nasabah yang juga pelaku UMKM , agar bisa lebih mudah mengakses perbankan. Sebelumnya mereka biasa datang langsung ke sekolah dan pasar-pasar memberikan literasi gemar menabung dan bagaimana cara memperoleh kredit. Ia menambahkan saat ini perkembangan BPR Kertiawan cukup baik. Sejak tahun 2016 hingga trimester pertama tahun 2017 cukup signifikan. Rencana kerja serta anggaran tahunan (RKAT) tercapai. Bahkan tercatat per 30 April 2017 aset BPR Kertiawan Rp 254 miliar, penyaluran kreditnya Rp 204 miliar, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) untuk deposito Rp 96 miliar dan tabungan Rp 41 miliar dan laba 2 miliar. “Rencana kerja di trimester pertama tahun ini seluruhnya sudah tercapai ,” ujar Emic Dwi Setyawati. Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama BPR Kertiawan ini juga menyampaikan, BPR Kertiawan memiliki 9 produk tabungan. Produk mereka yang paling digemari diantaranya Deposito Plus Plus, plus bunganya dan plus hadiah­nya. Deposan disamping memperoleh bunga juga diberikan hadiah sesuai dengan jangka waktu dan nominal deposito. Selanjutnya Emic Dwi Setyawati G.S, memaparkan produk yang juga menjadi pilihan favorit lainnya adalah tabungan Arisan. Ia mencontohkan produk Tabungan Arisan Paket 5 dengan manfaat utama mobil Toyota All New Yaris yang akan diundi dalam 2 tahun ke depan. Setelah di-launching sudah memperoleh 30 orang peserta.

Tabungan Arisan Paket-5 1. Peserta wajib melakukan setoran ­Rp. 1.000.000/bulan selama 24 bulan. 2. Peserta yang melakukan setoran sekaligus sebesar Rp. 24.000.000 berhak ikut manfaat emas. 3. Peserta yang melakukan setoran sesuai ketentuan berhak mengikuti manfaat doorprize 12, manfaat doorprize 24 dan manfaat utama. 4. Peserta yang tidak mendapat manfaat poin 3, berhak atas manfaat tunai sebesar Rp. 1000.000 + saldo tabungan pada bulan ke-24. Manfaat 1. Dijamin oleh Bank Kertiawan dan LPS. 2. Dapat dijadikan agunan kredit. 3. Manfaat Undian. Untuk undian hingga paket 4, masing-masing memiliki manfaat utama yakni uang tunai Rp 1.500.000 setiap tiga bulan sekali, diundi untuk 3 orang pemenang. Selain itu, setiap tahunnya ada juga manfaat doorprize. Tahun pertama untuk paket 1 dan paket 2 , berupa tiket PP ke Gili Trawangan by Marina Srikandi untuk 2 orang. Begitu juga di tahun kedua manfaat doorprize berupa 2 tiket PP ke Yogyakarta by plane. Pada tahun ketiga akan diundi 1 unit motor Scoopy. Sementara paket 4 doorprize agak berbeda, disesuaikan dengan keinginan para nasabah berupa LED TV serta mesin cuci. -ard


6

Woman on Top

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Lely Setyawati

Jangan Pernah Menyerah Setiap orang pasti punya masalah dalam hidupnya. Jangan pernah malu menceritakan masalah kita. Asal, kita punya teman yang bisa dipercaya untuk berbagi. Teman dalam arti pasangan, saudara, atau sahabat. Demikian disampaikan ­dr. Lely Setyawati, Sp.KJ (K). dr. Lely Setyawati, Sp.KJ (K).

I

a mengatakan, kalau memang tidak bisa menceritakan masalah kepada teman, jalan keluarnya adalah meminta ban­ tuan psikiater. “Jangan pernah memendam masalah. Makin masalah dipendam, akan semakin menumpuk dan sampai pada titik akhir kita akan merasa stress dan depresi,” kata dr. Lely. Dalam kehidupan yang kita alami, jangan hanya melihat kegagalan, namun, cobalah untuk mengingat satu per satu, keberhasilan dan kesuksesan

yang pernah kita raih. “Tidak mungkin manusia dalam ke­ hidupannya hanya mengalami kegagalan, pasti pernah suatu ketika mendapatkan keberhasil­ an. Walaupun tampaknya kecil, namun, inilah yang harus kita syukuri sebagai motivasi diri,” ujar dr. Lely. Satu contoh diberikan dr. lely. Misalnya kita sedang putus cinta. Jangan terlalu lama larut dalam kesedihan. Sebaiknya segera move on. Berpikirlah, Anda putus dengan dia artinya, dia memang bukan orang yang tepat untuk Anda. Mungkin nanti Anda akan bertemu dengan orang yang lebih baik lagi.

Contoh lainnya, seorang karya­wan yang gagal menduduki posisi tertentu. Jangan pernah menyerah akan kegagalan, justru jadikan kegagalan sebagai penye­ mangat dan motivasi untuk lebih baik lagi. Bagi siswa yang tidak diterima di sekolah yang di­ inginkan, cobalah berpikir positif. Mungkin bidang itu tidak cocok untuk Anda. Ia menyatakan, kegagalan bukanlah kiamat dan akhir dari segalanya. Namun, kegagalan merupakan kesuksesan yang ter­ tunda. Dalam hidup, kita harus bisa menyeimbangkan hidup. Arti­ nya, keberhasilan dan kegagalan pasti pernah kita alami. Namun,

yang perlu diperhatikan, jangan sampai kegagalan membuat kita patah semangat. KEGAGALAN ADALAH KESUKSESAN TERTUNDA Dikutip dari situs www.an­ driewongso.com., mengalami kegagalan bukan berarti kita harus menyerah, apalagi putus asa. Se­ bab, sebenarnya dengan kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin. Melalui kegagalan­ lah kita bisa mengevaluasi setiap langkah yang telah kita lakukan. Dengan begitu, kita akan tahu hal apa saja yang perlu diperbaiki dan tahu di mana saja kesalahan yang telah kita perbuat untuk tidak mengulanginya. Hal itu akan mendasari langkah kita ke depan menjadi lebih baik. Kegagalan harusnya mulai kita pandang dari sudut yang berbeda. Kita gagal bukan be­ rarti kita tidak sukses, melainkan kita belum sukses. Seperti kata pepatah yang sering kita dengar: kegagalan adalah bagian kecil dari proses sebuah kesuksesan atau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.

Banyak tokoh dunia yang kita kenal, semua pasti pernah mengalami proses kegagalan. Tak hanya sekali, bahkan berkalikali. Tak hanya itu, saat berada di puncak kesuksesan pun, tak jarang mereka terpeleset dan bahkan kembali jatuh ke ju­ rang. Namun, bagi mereka yang memiliki kekayaan mental, rasa sakit dan jatuh itu hanya akan dirasakan sebagai masa belajar dan mengasah diri untuk kembali menggapai prestasi. Itulah kekuatan sesungguh­ nya dari semangat “Never Give Up”, yakni semangat pantang menyerah yang timbul dari dalam insan-insan luar biasa yang sadar potensi. Sebab, di balik kega­ galan, pastilah ada pembelajaran. Di balik halangan dan rintangan menghadang, pastilah ada pelu­ ang yang menantang untuk di­ menangkan. Untuk itu, mari kita jadikan semangat “Never Give Up” menjadi sumber kekuatan untuk terus menerjang tanta­ ngan. Jadikan semboyan “Never Give Up” sebagai pedoman untuk berkarya, bertindak, dan berusaha demi mencapai sukses yang luar biasa. (Wirati Astiti)

“TOPENG” Salam Senyum… “... Buka dulu topengmu.. buka dulu topengmu, biar kulihat warnamu, kan kulihat warnamu.. “

Penggalan lagu dari group band terkenal “Peterpan” dengan judul Topeng sering kita dengar bahkan ikut menyanyikannya ketika kita merasa kesal dengan seseorang karena tertipu. Heheheheh.... Dalam dunia layanan, ternyata kata “Topeng” ini banyak yang bisa diumpamakan, dan sebagai ilustrasi saya akan menceritakan pengalaman saya ketika mendapatkan layanan yang ber- TOPENG. Karena kesibukan sebagai pembicara dan konsultan, baik konsultan layanan, atau konsultan Human Capital di beberapa perusahaaan, tentunya saya harus selalu menyempatkan waktu untuk bersantai. Salah satu kegiatan favorit saya adalah pijat refleksi kaki. Waaahhh.. selain tujuan relaksasi memperlancar peredaran darah (kata orang yang ahli di bidang kesehatan), juga tempat istirahat yang nyaman karena diberikan aroma yang menyegarkan de­ ngan diiringi alunan musik yang lembut. Seperti biasa seorang terapis perempuan yang melayani saya, saya ajak berbincang. Salah satu cerita menarik dari mereka adalah ketika bercerita tentang melayani pelanggan mereka yang super cerewet. “Kami melayani harus sesuai standar dari perusahaan Bu..,” awal cerita

dari si terapis. “Sebenarnya kami sudah sesuai dengan prosedur melakukannya, tapi selalu mendapat komplain dari tamu. Biasanya tamu yang komplain adalah tamu yang tidak disukai oleh terapis. Yaaa... karena cerewet, karena pelit senyum, bla bla bla... “ Mulailah dia cerita dengan semangat menceritakan bagaimana suka dukanya seorang terapis. Di ujung cerita, dia nyeletuk seperti ini, “ Ternyata bu, jika kita tidak menyukai orang (tamu/pelanggan), walaupun kita sudah berusaha manis-manis di hadapannya (maksudnya tersenyum ), tapi ternyata pijatan kami yang sudah sesuai standar itu dirasa kaku oleh para tamu. Jadi… hmmmm dari HATI turun ke JARI ya Bu.. .” Waaaah... lucu juga ya celetukannya, bukan dari mata turun ke hati tapi dari hati turun ke jari....heheheheh keren juga nih.... Cerita lain seperti ini... “Bu, juice apokatnya lagi kosong. Mau diganti dengan minuman apa “ Itu kata seorang pelayan rumah makan setelah saya sudah lama menunggu pesanan makanan. “Lho, kok ga bilang dari tadi mbak” jawab saya dengan kecewa. Dengan wajah merengut pelayan menyahut kembali, “Bagian dapurnya tidak ngasih tahu bu, jadi bukan salah saya. sekarang mau diganti dengan minuman apa bu?” Waaaaahh..... udah salah menyalahkan bagian lain lagi. Sebagai pemerhati layanan, kenyamanan saya sebagai pelanggan mulai terusik. “ Saya mau diganti dengan kata “

maaf “ saja ... “ jawab saya. “Masa saya yang minta maaf, kan teman saya yang di dapur yang salah... “ jawab pelayan mulai ketus. “Jadi Mbak tidak mau minta maaf nih,... “ sahut saya lagi. “Ya, maaf Bu,” jawabnya sambil bergumam dan membalikkan tubuh, “Masa saya harus ngalah minta maaf. Padahal saya tidak salah”. Hhhhmmmm... Peristiwa seperti cerita di atas sering terjadi. Karena koordinasi dan komunikasi yang kurang baik dan yang menjadi korban adalah pelanggannya. Yang membuat miris lagi, mereka seakan merasakan sensasi/ kepuasan saat melimpahkan kesalahan itu kepada orang lain. Saling tunjuk atau menyalahkan juga dianggap layanan yang bertopeng. Semua memasang topeng masing-masing dengan berusaha menyembunyikan kesalahan dengan menunjuk kesalahan pada rekan kerjanya yang lain. Jadi topeng itu seakanakan dikenakan agar kelihatan bahwa dia selalu benar dan sempurna. Padahal dengan bertopeng seperti itu, wajah asli yang tidak kelihatan malah tergambar jelas. Karena keburukannya diungkapkan oleh rekan kerjanya sendiri dengan menunjuk kesalahan itu kepada orang lain. Pembaca setia Dhani’s Art In Service, siapapun tidak suka ketika dihadapkan dengan kepalsuan. Janji palsu, senyum palsu, ramah palsu, bahkan barang palsu. Tapi kenapa kita sebagai pelaku layanan sering tanpa disadari melakukan hal ini? Untuk menghindari Topeng dalam layanan saya akan berikan tips seperti ini. Yang pertama, JAGA HATI. Perasaan tidak suka, perasaan jengkel, dan lain sebagainya sebaiknya tidak ada di hati para pelayan. Kalau itu terjadi, sebaik apapun melaku-

kan SOP (Standart Operational Procedure) layanan, akan terlihat kaku dan pelanggan akan merasa kurang nyaman. Yang kedua, Jadilah pelayan yang bisa BERTANGGUNG JAWAB. Baik kepada diri sendiri, team work, ataupun company (perusahaan). Jangan biasakan menunjuk orang lain sebagai limpahan dari kesalahan untuk memperlihatkan kesempurnaan diri sendiri. Karena ketika kita tidak bertanggung jawab dengan hal tersebut, maka semakin banyak kesalahan yang terlihat dalam rangkaian (alur) layanan yang diberikan kepada pelanggan. Yang ketiga, hindarkan diri sebagai pelaku layanan yang senang dengan PENCITRAAN. Kelihatan layanannya baik agar dilihat oleh pimpinannya, kelihatan ramah agar cepat naik pangkat dan alasan alasan lain yang hanya sebagai TOPENG dari keaslian wujud yang sebenarnya. Ayoooo.. mari kita terapkan ketiga hal tersebut untuk memberikan layanan yang terbaik kepada pelanggan. Dan ingat, bukan karena topeng, tapi karena semua bersumber dari hati. Materi ini bisa didapatkan dalam materi seminar saya yang berjudul ‘SERVE WITH LOVE” Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana ‘SERVE WITH LOVE’ di perusaha­ an/instansi Bapak/Ibu ? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak/Ibu perlukan. Salam3SP. Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

19

Makan Bakso sambil Dengarkan Keroncong Siapa tak kenal dengan bakso, panganan berbahan dasar tepung sagu dan daging yang digiling ini adalah salah satu kuliner yang paling digemari banyak kala­ ngan. Di Surabaya ada depot bakso yang begitu feno­ menal, yakni Bakso Solo Rindu Malam. Depot bakso khas Solo yang sudah berdiri sejak 1984 ini rasanya sangat pas menjadi pilihan untuk melepas rasa lapar setelah seharian bergelut dengan pekerjaan.

T

ak hanya me­ nawarkan cita rasa bakso yang nikmat, depot di Jalan Ciliwung 73 Surabaya ini juga menyuguhkan penampilan

grup musik keroncong. Me­ nyantap kenyalnya bakso dan hangatnya kuah kaldu sapi, de­ ngan iringan musik keroncong seperti Bengawan Solo, Stasiun Balapan, seakan me­ngajak

konsumen bernostalgia di Kota Solo tempo dulu. Tentu hal ini makin menambah kenikmatan hidangan bakso yang disajikan. Begitulah cara Zainul Putra untuk membuat pelanggannya terus berdata­ngan bergiliran di depot miliknya setiap hari. Perbedaan bakso khas Solo dibandingkan bakso pada umumnya, dapat dilihat dari mi-nya. Di beberapa daerah di Jawa Timur campuran bakso biasanya menggunakan mi soon, bakso Solo mengguna­ kan mi bihun. Selain itu, bakso “Rindu Malam” juga menawar­

Driyo Palwoko

Bagikan Manfaat untuk Orang Lain Sebuah rencana lain untuk bertahan sebelum segala kemungkinan terjadi harus disiapkan. Belasan tahun silam, hal tersebut juga dilakukan oleh Driyo Palwoko, analis laboratorium sebuah perusahaan besar dengan prestasi The Best of Indonesia hingga Asia Pasifik. Pada puncak karier, pria empat orang putra ini harus keluar karena alasan tertentu bersama 28 karyawan lainnya. Tidak mau berputus asa, Driyo membuka sebuah perusahaan diag­ nostik dengan nama CV Biolink yang memegang produk kesehatan dari Perancis. Setelah berhasil mengembangkan Biolink, ia meng­ gandeng teman-teman jebolan Abbott. Mereka berkumpul mendirikan Saba Indah Medika, hingga saat ini memiliki 380 karyawan di seluruh Indonesia. Dirasa cukup menuai jerih payah dengan kesuksesan tersebut, Driyo, memutuskan resign dari Saba dan hanya menginvestasikan sahamnya pada perusahaan alat medis itu. Sebagai pria yang ulet, menganggur dan santai terlalu lama di rumah membuatnya jenuh bukan kepalang. Terber­ sit dalam pikirannya untuk membuka peluang bisnis baru, yakni mendirikan sebuah usaha di beranda rumahnya, Jl Gubeng Kertajaya VII C 54, Surabaya. “Sebetulnya pada saat kita bekerja tadi ada sesuatu yang bisa kita kembangkan. Back up plan bisa menjalankan itu sambil bekerja,” ujar penggemar travelling ini. Tak jauh-jauh dari dunia kesehatan, Driyo lantas dikenalkan kepada sebuah alat bernama Leveluk SD 501 dari peru­ sahaan Enegic Jepang. Yang saat ini menjadi cikal bakal usaha barunya, yakni Kan Gen Water. Pilihan Driyo Palwoko pada mesin ionisasi air mineral seharga Rp 48.500.000 ini bukan tanpa alasan. “Kami melihat lapangan kerja juga terbatas. Peluang bisnis bisa diciptakan oleh masyarakat, dan air adalah salah satu kebutuhan vital,” pa­ parnya. Mesin Kan Gen Water telah dipatenkan oleh Jepang, siapapun yang berlisensi dengan membeli produknya sudah bisa menjalankan bisnis tersebut. “Kalau sudah punya lisensi bisnis, kita sudah punya sistem dari Enegic untuk mengem­ bangkan jaringan usaha,” imbuhnya. Air mineral dari gerai Driyo Palwoko, berbeda dengan depo isi ulang lainnya. Tandon sumber mata air pilihan dari Pegunungan Pacet Jawa Timur (Jatim), mengalir melewati proses ozonisasi, filter utama, cartridge filter berbahan stainless, naik ke hexagonal untuk meng­ hasilkan molekul bersifat mengikat, dan berakhir pada proses UV Lightening. Jika pelanggan ingin mendapat kualitas kesehatan lebih baik berkali lipat, maka mesin Kan Gen Water akan memproses air mineral tadi menjadi air ajaib dengan se­ juta manfaat terapi kelas dunia. Kan Gen Water memiliki alkalin, anti oksidan, serta micro cluster yang tinggi. Saat

Bisnis Surabaya bertandang ke gerainya, Driyo menun­ jukkan alat tes pH, TDS, hingga pengukur anti oksidan melalui empat macam air. Sebelum mengomersilkan alat ini, Driyo telah meng­ gunakan selama dua tahun. Ia ingin membagikan manfaat kepada orang lain. Ia juga menjual mesin lengkap dengan sistem kerjasama seharga Rp 200 jutaan per set. “Lebih murah dibandingkan yang lain, bisa mencapai Rp 450 jutaan itu pun sewa. Kalau ini sudah bersifat kepemilikan,” ujar pria kelahiran Surabaya, 21 Maret 1971 ini. Driyo optimis bisa mengembangkan sistem bisnis 501 melalui waralaba yang telah ia rintis. Kini ia memiliki gerai di Surabaya dan Yogyakarta. Selain itu ia juga menjual alat ini bagi siapa saja yang ingin membuka usaha berprospek tinggi dan selalu dibutuhkan khalayak. “Peluangnya sangat besar sekali. Mesin ini baru masuk di Indonesia sekitar dua tahun, prospeknya sungguh luar biasa. Mesin ini kecil, tapi memberi manfaat sebagai proses membantu penyembuhan berbagai macam penyakit sep­ erti menetralisir sel kanker, diabetes, lupus, obesitas, darah tinggi, dan sebagainya,” tutur pria yang memiliki usaha lain di bidang tanah dan properti ini. (Lely)

kan rasa yang em­ puk, rasa tes­ ktur dagingnya kuat sekali, kuahnya juga sangat menggugah selera. “Rasa bakso­nya enak sekali, pentolnya lunak, daging­ nya terasa di lidah, kuahnya juga segar dan gurih, kaldunya berasa,” ujar Titik, seorang pelanggan dari Surabaya. Tidak hanya rasa bakso yang ditawarkan yang membuat pelanggan rela datang dari jauh untuk menikmati bakso, tapi juga karena pelayanannya yang cepat. “Pelayanan di sini cepat jadi tidak perlu nunggu lama, tempatnya bersih, pas buat ngelepas penat bersama temanteman,” kata Renza, seorang pelajar. Membuat bakso ini mengha­ biskan bahan baku daging sapi yang sangat banyak. “Untuk me­ menuhi kebutuhan pelanggan, biasa menghabiskan bahan baku daging paha sapi murni untuk pembuatan pentol sebanyak 100 kilogram per hari,” ujar Zainul, putra H. Basori pemilik warung

bakso “Rindu Malam”. “Ban­ yaknya daging itu supaya bakso­ nya lebih kenyal dan teksturnya lebih halus. Sedangkan kuahnya agar rasanya lebih kuat dan gurih direbus bersama buntut sapi,” tambah Zainul. Warung bakso “Rindu Malam” yang menawarkan menu favorit bakso keju spe­ sial dan bakso kasar dari paha da­ging sapi dicampur urat ini buka mulai pukul 10.00 sampai 22.00. Karena lokasinya yang dekat dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS), warung bakso ini termasuk tujuan kuliner pengunjung kebun binatang tersebut. Bahkan, kalangan artis banyak pula yang mencoba nikmatnya bakso Rindu Malam. “Banyak kalangan artis Ibu Kota juga mampir untuk menikmati bakso ini, seperti Iwan Fals dan Mulan Jameela,” tutup Zainul. (Meta Vabiola)

SES Hadir di Cellular World Cellular World bekerja sama dengan Samsung menghadirkan Samsung Experience Store (SES) di Cellular World Gatsu, Den­ pasar. Acara peresmian dilaksanakan Selasa (16/5) ditandai dengan pemotongan pita oleh So Djien Gie (VP IM PT Samsung Electro­ nics Indonesia), Egidius Situmorang (IT & Mobile Retail Marketing Director PT Samsung Electronics Indonesia) serta Malika Jiwaji (Direktur Utama Cellular World). SES di Cellular World merupakan yang SES ke-189 di seluruh Indonesia. SES memiliki konsep yang menggabungkan desain modern dan elegan dengan fungsi digital display dan teknologi terkini. Menurut So Djien Gie,SES dirancang untuk memenuhi keperluan gaya hidup modern dan elegan. Jaja­ ran produk unggulan Samsung disusun sesuai kategori mulai dari premium smartphone, tablet hingga smartphone entry level. Hal ini Samsung lakukan untuk memudahkan konsumen memilih produk sesuai keperluan. Malika menambahkan kerja sama Samsung dan Cellular World akan makin kuat karena kedua­nya memiliki kesamaan visi dan platform. (Ngurah Budi)


20

Nine

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

PKK NTB Latih Pembuatan Pupuk Organik

Masa-masa emas dalam pembentukan anak terjadi pada saat anak umur 0 sampai 1.000 hari kelahiran. Karena pada masa inilah yang merupakan tahap pembentukan saraf otak anak sehingga pemberian makanan sehat kepada anak di usia ini akan sangat berpengaruh pada perkembangan otaknya.

D

an ini menjadi tugas serta tanggung jawab orangtua terutama ibu. Karena itu, peran ibu menjadi sangat penting untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat, pintar dan cerdas. Pemerintah NTB sendiri memiliki program Generasi Emas 2015-2025, yaitu generasi yang hadir dari anakanak yang sehat, cerdas, dan pintar. “Untuk menghasilkan anak yang sehat, cerdas, dan pintar, ibu-ibu harus mem-

berikan makanan yang sehat tanpa bahan kimia dan pengawet kepada anak-anak,” ungkap Wakil Ketua I TP. PKK Provinsi NTB, Hj. Syamsiah Muh. Amin. Membentuk anak yang sehat, pintar dan cerdas haruslah dimulai dengan memperhatikan pola konsumsi makanan pada anak. Dimana makanan yang sehat itu adalah makanan yang tidak mengandung bahan kimia dan juga pengawet.Untuk itulah, Tim Penggerak PKK Provinsi NTB memberikan perhatian terhadap hal ini dengan mengajak para orangtua terutama ibu-ibu rumah tangga melalui kader-kader PKK-nya untuk menggalakkan penggunaan pupuk dan pestisida non kimia atau organik. Hj. Syamsiah M. Amin, menegaskan bahwa penggunaan pupuk dan pestisida

organik merupakan salah satu cara mengurangi kandungan zat-zat kimia berbahaya pada makanan yang akan dikonsumsi masyarakat khususnya anak-anak. Itulah sebabnya TP PKK NTB membuat program Pelatihan Pembuatan Pupuk dan Pestisida Organik bagi Pengurus (khususnya) Pokja 3 Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota se-NTB, beberapa waktu lalu di Mataram. Pelatihan yang dilaksana kan atas kerjasama TP. PKK Provinsi NTB dengan BPTP Provinsi NTB dan Petani An-

dalan Kota Mataram ini sengaja dilakukan karena tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat seringkali mengkonsumsi sayur dan buah yang mengandung bahan kimia karena dalam masa pertumbuhan dan perawatan tanaman sayur dan

GG Puhu - Basic Hygiene Training di Puhu, Payangan

School Library Project di Tabanan

5

Scholarship Project di Nusa Penida

Komitmen Rotary terhadap Kemanusiaan

Pelatihan Pembuatan Pupuk dan Pestisida Organik, gerakan menanam sayur dan buah dengan pupuk organik

buah itu menggunakan pupuk dan pestisida non organik yang notabene terbuat dari bahan kimia. “Mengonsumsi makanan yang mangandung zat-zat kimia berlebihan akan menimbulkan berbagai penyakit,” ujar Syamsiah. Ia berharap agar kader-kader PKK NTB dapat memberikan edukasi kepada anggota keluarga dan masyarakat untuk memberikan contoh penggunaan bahan makanan yang aman dikonsumsi. Hal itu dinilai penting, agar masyarakat lebih paham tentang pentingnya memakai pupuk organik pada tanaman sayur dan buah, agar sayuran dan buah yang dimakan anakanak terbebas dari bahan kimia. Demi tujuan itulah setiap tahun TP. PKK NTB selalu

mengadakan lomba bagi para kader PKK yang salah satunya dilatih untuk menggunakan pupuk organik ketanaman sayur dan buah. Namun menurutnya, belum semua masyarakat NTB yang mempraktikkannya, terutama para petani. Itulah sebabnya ia mengajak masyarakat dan khususnya petani untuk memberikan pupuk dan pestisida organik kepada semua tanaman. “Jika ingin umur panjang, maka perhatikanlah apa yang kita makan,” kata Syamsiah. (Naniek I. Taufan)

Buah dengan pupuk organik menghasilkan buah yang sehat

Sayuran organik tanpa bahan kimia

Rotary International di Indonesia baru saja menggelar District Conference D3410 & D3420 di Bali. Konferensi ini menjadi sebuah pertemuan luar biasa untuk memperkuat tema, visi dan misi Rotary ke depan, serta menjadi media untuk dapat kembali merencanakan kegiatankegiatan kemanusiaan di masa-masa mendatang.

Marie Francoise de Saint Priest d Urgel President RCBS

S

alah satu Rotary Club yang turut hadir dalam District Conference ini adalah Rotary Club of Bali Seminyak (RCBS). Saat ini RCBS beranggotakan 55 Rotarians juga tetap ada pada komitmen kuat untuk turut serta dalam gerakan kemanusiaan. Marie

GG Otonomi Water Project, Flores

Erika Sedana President Nominee RCBS

Memberi bantuan korban tanah longsor di Songan, Bangli

serta ide-ide baru yang dapat diperoleh dari bahan bacaan di sekolah. Dalam term kepengurusan tahun ini, RCBS kembali menyumbangkan 600 buku kepada SD 1 Baturiti Tabanan dan 600 buku kepada SD 2 Baturiti, Tabanan. Rotarian juga menyosialisasikan cara dan konsep ringan membaca buku agar dapat benar-benar dipahami pesan yang terkadung dalam setiap buku. Scholarship atau beasiswa telah diberikan kepada lebih dari 30 siswa SMP, SMA dan perguruan tinggi. Beasiswa ini juga terus berlanjut dalam program Helen E. Newman Scholarship Fund (HENSF). Di tahun 2017, beasiswa baru juga akan mulai dijalankan dengan kerjasama antara Rotary Club of Bali Seminyak dengan Rotary Club of Westbank Canada. Goat Breeding Project yang dilakukan di Nusa Penida dengan tujuan peningkatan ekonomi masyarakat melalui ternak kambing. RCBS berkerjasama dengan sebuah yayasan di Nusa Penida dengan kontribusi 50 ekor kambing yang pengembangbiakannya merangkul dan melibatkan masyarakat desa setempat.

Francoise de Saint Priest d Urgel, President RCBS menerangkan, saat ini RCBS masih menjalankan banyak program salah satunya program’ Bedah Rumah’ untuk masyarakat kurang mampu di DesaTista, Karangasem. Bedah rumah dimulai Mei 2017 untuk 5 rumah pertama dan diharapkan akan tetap berlanjut dengan bedah rumah tahap berikutnya. Dalam program ini, bekerjasama dengan Rotary of Perth, Western Australia. Sementara itu, Made Herry Erika Sedana, PR Chair & President Nominee RCBS mengulas telah banyak yang dilakukan RCBS selama ini. “Kami akan terus melakukan gerakan kemanusiaan ini dan masih terus mengundang dan mengajak pengusaha lain untuk ikut bergabung dalam pelayanan sosial ini,” ujarnya. Kegiatan RCBS diantaranya School Library, pengadaan perpustakaan sekolah ini menjawab keperluan anakanak Sekolah Dasar dalam peningkatan pengeTernak Babi di Tista, Karangasem tahuan, pesan moral

Dengue Awareness Project, bekerja sama dengan RS Kasih Ibu, RCBS konsisten untuk membantu penyebarluasan informasi tentang pentingnya pencegahan demam berdarah. Hingga saat ini tim gerakan Dengue Awareness Project telah menyebarkan lebih dari 6,000 booklet “Fight The Bites” yang memuat cara pencegahan demam berdarah dan pencegahan penyebaran nyamuk. Otonomi Clean Water, project ini adalah Global Grant (GG) dengan tujuan untuk pengadaan air bersih untuk desa-desa di Flores, Nusa Tenggara Timur. Saat ini air sudah berhasil disalurkan ke Desa Bena, Woloroko, Manuraba, Riung, Damu, Ruki dan Moni. Meski lokasi proyek bantuan ini sangat jauh, tim RCBS masih akan melanjutkan misi bantuan ini melalui pengadaan kebun sayur untuk masyarakat setempat. Tim RCBS dalam proyek ini adalah Raphael Devianne, Tineke Indradjaya dan Masaharu Yukimoto. Puhu Clean Water Project adalah juga sebuah Global Grant (GG) yang dikerjakan dalam waktu 18 bulan. Kegiatan ini

mencakup pengadaan sumber air bersih untuk masyarakat, pengadaan & perbaikan toilet dan bak pencuci tangan untuk Sekolah Dasar, operasi katarak untuk masyarakat kurang mampu, serta Basic Hygiene Training untuk anak-anak Sekolah Dasar yakni SD1 sampai dengan SD 5 Puhu. Hands for TistaProject mencakup 4 kegiatan utama untuk masyarakat kurang mampu di DesaTista, Karangasem, yaitu cek mata & operasi katarak, ternak babi, renovasi rumah dan kegiatan wirausaha rumah tangga. Kegiatan di Tista ini berjalan selama 12 bulan. Cleft &Carnio-Facial Operation, program bantuan operasi bibir sumbing ini konsisten dilakukan oleh RCBS kepada Smile Foundation atau Yayasan Senyum yang didirikan oleh Honorary Member of Rotary Club of Bali Seminyak, Mary North More tahun 2005. Setiap minggu siang anggota Rotary dan tamutamu berkumpul untuk makan siang bersama dalam program Sunday Lunch dan mengumpulkan dana untuk disumbangkan ke Yayasan Senyum agar dapat berkontribusi membantu anakanak yang lahir dengan kondisi bibir sumbing. End Polio Fund Raising, kegiatan bersepeda ke Batur setiap tahun diadakan oleh RCBS untuk menggalang dana yang akan disumbangkan ke Rotary International dalam program End Polio Now. Tahun ini, RCBS melangsungkan kegiatan BikeA-Fund ini Sabtu, (22/4) dengan melibatkan Rotaractors yakni generasi muda Rotary yang nantinya akan mengembangkan kegiatan-kegiatan kemanusiaan Rotary di masa-masa mendatang. -ard

Bike-A-Fund untuk Program End Polio Now


4

Inspirasi

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Wayan “Desak Rai” Murniasih

Tarian sebagai Tontonan dan Tuntunan

A

dalah Ni Wayan Murniasih, S.Pd., seorang karyawati RRI Denpasar yang saat ini masih aktif mengawal program “Dagang Gantal” sebagai Luh Camplung. Perempuan kelahiran Banjar Sengguan, Bitera, Gianyar ini menuturkan semuanya berawal dari balai banjar. Sejak kecil Murniasih memang sudah suka menari. Di Banjar Sengguan, Bitera, Gianyar, kampung kelahirannya ada Sendratari Ramayana. Di samping itu, menjelang

tkh/ist

tidur Murniasih selalu diberi “hadiah” gegitan sebagai pengantar tidur. Meski kerap sudah tertidur sebelum lagu-lagu itu selesai dinyanyikan, Murniasih mengaku semua itu masuk dalam memori bawah sadarnya. Murniasih memang tumbuh dari keluarga seniman. Kakeknya pintar mekidung. Ia kerapkali mendengar kakeknya mekidung saat odalan-odalan di Merajan Gede di sekitar banjar. Sementara ayahnya ikut tergabung dalam grup Sendratari Ramayana di banjarnya sebagai Panasar (parekan Rama). Murniasih tekun belajar menari di banjarnya. Beberapa tari lepas seperti Tari Tenun, Tari Tani, Teruna Jaya, Tari Nelayan, sampai sekarang diakuinya masih melekat pada dirinya. “Setiap latihan saya tidak pernah absen. Meski waktu itu belum jadi penari, saya tetap menonton. Sampai-sampai saya menangis ketika tidak diizinkan menonton Bapak pentas dramatari Ramayana karena waktu itu saya masih kecil, pentasnya sampai malam dan keesokan harinya saya harus sekolah. Saya ingat sekali, sampai Bapak pulang dari pentas tengah malam

Luh Murniasih, tokoh “Luh Camplung” dalam Program Budaya “Dagang Gantal” di RRI Denpasar

saya masih menangis dan belum tidur,” ujarnya. Setelah agak besar sekitar kelas 6 SD, akhirnya ikut Murniasih akhirnya terlibat dalam pementasan tersebut mengisi tari pembuka, Tari Panyembrahma. Kadang-kadang ia juga menggantikan penari kidang (perubahan wujud Patih Merica-patihnya Rahwana untuk mengecoh Sang Rama). Itu awalnya berkecimpung di seni dari melihat dan mendengar. Sementara, dunia Arja yang hingga kini dilakoninya itu, dikatakan Murniasih berawal dari kegemarannya mendengar arja di radio. “Bahkan, saya sampai ‘memburu’ menonton arja kemana-mana bersama bajang-bajang (remaja putri),

Luh Murniasih sebagai tokoh “Desak Rai” dalam sebuah pementasan Arja

Mendengarkan Arja di Radio Tetangga Saking gemarnya menikmati arja, Murniasih rela menyapu di rumah tetangga. “Waktu itu, cuma tetangga saya yang punya radio. Demi bisa mendengarkan arja di Radio RRI, saya mau menyapu. Dari jam 10 sampai jam 1 siang saya menikmati siaran arja tersebut,” kisahnya. Saat masih duduk di bangku SMP, Murniasih ikut les menari di Abianbase. Selepas SMP ia melanjutkan ke SMKI (dulu Kokar), berbekal kepiawaian menari yang digelutinya sejak kecil. “Waktu itu untuk masuk SMKI ada tes menarinya, tes megambel. Akhirnya di SMKI saya dimasukkan ke Jurusan Karawitan, tidak sesuai dengan jurusan yang saya minatinya (Jurusan Tari). Sepertinya ini memang sudah diatur karena jika tidak, tidak ada perempuan yang memilih Jurusan Karawitan. Tetapi meskipun di Jurusan Karawitan kami juga sering pentas-pentas,” tutur Murniasih. Di Jurusan Karawitan ini rupanya lebih beragam yang ia pelajari. Mulai dari menabuh, gegitan, mekekawin, matembang. Murniasih tergabung dalam seka tabuh wanita pertama Kokar (SMKI). Hingga pernah tampil ke Jakarta memegang ugal dalam seka tabuhnya itu. “Pokoknya kelas saya waktu tidak perbah vakum. Perem-

tkh/net

Luh Murniasih alias Desak Rai

waktu itu saya masih kecil masih SD,” ujarnya.

tkh/net

tkh/ist

Nama Desak Rai, tentu tak asing lagi bagi para penikmat Arja. Desak Rai adalah salah satu tokoh utama dalam dramatari arja, selain Inya, Galuh, Limbur, Liku, Panasar, Mantri Manis, Mantri Buduh dan dua pasang punakawan atau Panasar kakak beradik yang masing-masing terdiri dari Punta dan Kartala.

puannya sedikit dan kami terus dapat bagian pentas,” ujarnya. Selepas darisana, ia melanjutkan pendidikannya ke ASTI (sekarng ISI) memilih Jurusan Seni Tari. Berbekal ilmu karawitan, ia merasakan lebih cepat menangkap tarian karena ketukan-ketukan gamelan sudah dikuasai dan peka dengan nada. “Setelah di ASTI baru saya menemukan hasilnya masuk di jurusan karawitan,” imbuhnya. Terlebih lagi setelah bekerja di RRI Denpasar, Murniasih makin merasakan hasil belajarnya yang dulu-dulu, yang memang bisa menyatu dalam membawakan tarian arja. Karena dalam arja ini semua tergabung menjadi satu antara tari, karawitan dan tembang. Ketukan dan gerak tari bisa dihitung sesuai dengan gamelan. Apalagi untuk mengajarkannya ke anak-anak, jadi bisa lebih mendetail karena sudah punya dasar yang kuat. Murniasih tergabung dalam Arja RRI tahun 1987 hingga sekarang sebagai Desak Rai. Sebelumnya sebagai Inya (Condong) dalam grup Arja ASTI. Pasca Bom Bali 2002, ia mengatakan bidang kesenian dalam hal ini Arja sebagai hiburan, juga kena imbasnya, tak hanya di sektor pariwisata. Arja RRI yang disebutkan sebagai arja klasik, masih mempertahankan pakemnya mulai dari tarian, pakaian. “Saya masih memakai pakaian putih yang memang diwariskan seperti ini, dan saya tidak ingin merubahnya. Saya ingin melestarikan apa yang saya dapat di RRI karena itu yang membuat saya dikenal sebagai Desak Rai,” ucapnya. Ia tak menampik, dengan keberadaan arja muani, wayang cengblonk, memang sangat mengurangi jam pentasnya. Namun ia mengatakan itu adalah suatu perkembangan. Ada regenerasi, tetapi munculnya berbeda. Bahkan ia sering bertanya pada dirinya sendiri, kemana arah mereka. “Jika mulai dari pakaian sudah dimodifikasi, belum lagi materi yang disampaikan, siapa nanti yang akan melestarikan. Banyak unsur pelestarian, tak hanya pakaian juga tarian,” ucapnya lirih. Dari pengamatannya, yang berkembang sekarang ini adalah bebondresan dan prembon yang banyak unsur lawakannya. Namun menurutnya semua itu harus tetap memegang etika di panggung. Tidak hanya asal menawarkan goyang eksotis di panggung atau lawakan porno, jadi tuntunannya kurang, sudah agak melenceng. “Bagi saya, dalam menari selain sebagai tontonan juga sebagai tuntutan,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Mandalika

21

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

Forum Anak NTB Tahun 2017

Gerak tubuh anak-anak yang menari dengan senyum terkembang, mewarnai dibukanya forum dialog anakanak Nusa Tenggara Barat dengan Wakil Gubernur NTB, Wakil Gubernur NTB, H. Muh Amin, SH., M.Si. Dalam keterbatasannya, para penari yang merupakan anak-anak berkebutuhan khusus (tuna rungu) wakil dari Forum Anak Kabupaten Lombok Timur, menari dengan riang gembira menyemarakkan acara ini. Dalam hal keterampilan ini, mereka tidak ada bedanya dengan anak-anak normal lainnya. Bagi mereka, kekurangan yang dalam dirinya bukanlah penghalang untuk bisa berkarya.

S

etidaknya itulah yang ingin disampaikan oleh anak-anak berkebutuhan khusus ini, dengan kerja keras dan keseriusan mereka bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan anakanak normal lainnya. Semangat berkompetisi, itulah pesan yang disampaikan Wakil Gubernur NTB kepada anak-anak berkebutuhan khusus ini. “Jangan takut bersaing dengan anak-anak lainnya dan jangan jadikan kekurangan sebagai

tampil bersemangat melakukan dialog bersama Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin dalam Forum Anak NTB, beberapa waktu lalu di Mataram. Anak-anak merupakan generasi penerus untuk membangun dan membawa tongkat estafet kepemimpinan bagi negara dan bangsa Indonesia ke depan. Karenanya menjadi tanggung jawab pemerintah dalam membangun karakter dan memastikan kualitas generasi muda Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan olah raga bersama Wakil Gubernur NTB pada Pencanangan Gerakan Ayo Olah Raga

hambatan untuk mencapai citacita,” ungkap Muh. Amin. Untuk dapat maju, anak-anak harus siap berkompetisi di masa yang terbuka ini karena kompetisi itu sesungguhnya telah dilakukan sejak dalam kandungan hingga lahir ke dunia ini. “Jadi, kita semua adalah pemenang. Pemenang terhadap cita-cita, mimpi, dan keinginan. Tidak perlu berkecil hati walaupun lahir dengan kekurangan, karena kita lahir sebagai pemenang,” kata Muh. Amin. Menggunakan pakaian adat sebagai wujud kekayaan daerah Nusa Tenggara Barat yang harus terus dijaga, anak-anak NTB

Oleh karena itu, menurut H. Muh. Amin, saat membuka dialog dengan Forum Anak NTB di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Jumat (19/5/2017), negara dengan seperangkat kebijakannya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan bagi pendidikan anak-anak di daerah ini. Lebih dari 30 orang anak NTB usia SMP dan SMA dari 10 kabupaten dan kota yang ada di NTB hadir menampilkan semangat sebagai anak-anak yang memiliki keinginan besar untuk dapat turut serta dalam pembangunan daerah ini. Animo untuk terlibat dalam dialog ini terbilang cukup baik. Kar-

Pencanangan Gerakan Ayo Olah Raga

Anak-anak NTB dalam Forum Anak NTB tahun 2017 bersama Wakil Gubernur NTB, usai kegiatan dialog

ena menurut Kepala DP3AP2KB Provinsi NTB, Ir. Hartina, M.M., menyampaikan bahwa dialog ini sesungguhnya menargetkan 30 orang anak, namun yang datang lebih dari jumlah tersebut, bahkan Kabupaten Sumbawa Barat mendatangkan 10 anak. 10 anak yang hadir dalam forum ini akan terpilih untuk menjadi wakil pada acara Forum Anak Nasional Tahun 2017 yang akan dilaksanakan di Provinsi Riau mendatang. Ini merupakan bentuk bahwa Negara memberikan kesempatan kepada anak-anak dari tingkat SD sampai perguruan tinggi untuk memperoleh akses pendidikan. Anak-anak Indonesia harus memiliki intelektual yang baik untuk dapat mengelola sumber daya alam Indonesia yang sangat berlimpah. PERHATIKAN ANAK PUTUS SEKOLAH DAN PERNIKAHAN DINI Dalam forum ini, Wakil Gubernur NTB menanamkan kepada anak-anak untuk menjadi orang hebat yang berakhlak, sopan dan santun, serta cinta terhadap bangsa dan negara. Pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh anak-anak NTB dalam forum ini menurutnya memperlihatkan daya pikir yang progresif dari anak-anak NTB. “Anak-anak ini memiliki daya pikir yang progresif, jika hal ini terus dibimbing maka bukan tidak mungkin anak-anak akan menjadi pejabat negara kelak,” ujarnya. Setidaknya ada dua pertanyaan yang menjadi perhatian Wakil Gubernur NTB adalah terkait mengatasi anak putus sekolah dan pernikahan dini. Menurut Muh. Amin, untuk mengatasi anak putus sekolah, pemerintah telah membangun balai pelatihan untuk melatih keterampilan non akademisnya misalnya dengan pelatihan guide dan perhotelan bagi anak-anak, mengingat Provinsi NTB yang sedang menggalakkan sektor pariwisata. Dan tentang masalah pernikahan dini yang masih terjadi di beberapa daerah di NTB, Pemerin-

tah Provinsi NTB telah membuat regulasi dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk mengurangi jumlah pernikahan dini di NTB. Dalam forum ini Wakil Gubernur NTB memberikan apresiasi terhadap anak-anak yang memiliki prestasi dengan menghadiahkan

Golden Tiket kepada Ahmad Fadli Syarif Zain dari Forum Anak Kabupaten Lombok Timur yang merupakan pemenang Lomba Video Blog dengan tema “Pendewasaan Usia Perkawinan dan Pemerataan Pendidikan di NTB”. (Naniek I. Taufan)

Golden Tiket diberikan untuk anak berprestasi

Kartu BPJS bagi Atlet Anggota PPLP Gerakan Ayo Olah Raga kini telah digaungkan di Indonesia termasuk pula di Nusa Tenggara Barat. Kegiatan yang merupakan program dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga RI ini dimaksudkan untuk mengajak dan memotivasi masyarakat untuk mau melakukan gaya hidup sehat dengan berolahraga. Secara singkat Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin mengungkapkan bahwa dengan olah raga dan melakukan aktivitas tubuh yang teratur maka akan terwujud tubuh dan jiwa sehat yang bugar. “Kalau masyarakat sehat dan kuat, maka bangsa juga

akan sehat dan kuat,” ungkapnya pada kegiatan yang diikuti oleh para pelajar, mahasiswa, pemuda, Aparatur Sipil Negara, TNI/Polri dan masyarakat umum ini. Secara khusus pada waktu yang sama Muh. Amin kemudian menyerahkan secara simbolis kartu BPJS bagi atlet yang merupakan anggota Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) Mataram. “Atlet harus dijamin kesehatannya agar bisa berlatih dan berprestasi dengan maksimal,” kata Amin saat mencanangkan Gerakan Ayo Olah Raga, di lapangan Atletik Mataram beberapa waktu lalu. (Naniek I. Taufan)


22

Sosialita

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Berjuang Cegah Jakarta Tenggelam Reklamasi pantai utara Jakarta sampai kini masih kontroversi. Yang pro dan kontra tetap pada pendirian masing-masing. Yang pro berpendapat bahwa reklamasi dan pembangunan tanggul harus dilakukan guna menghindari ancaman tenggelamnya Jakarta lantaran semakin turun­ nya daratan Jakarta.

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan

S

ementara yang kontra menyebut reklamasi akan merusak ling­ kungan dan menyeng­ sarakan masyarakat karena akan terjadi penggusuran dan nelayan pun hidupnya makin menyedihkan karena menangkap ikan menjadi makin sulit. Entah karena ‘plintiran’ pihakpihak tertentu namun sebagian masyarakat memiliki pemahaman berbeda tentang proyek reklamasi yang sempat berjalan namun akh­ irnya dihentikan karena ada pe­ nyimpangan. Padahal Pemda DKI Jakarta, dalam hal ini Ahok yang ketika itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta telah men­ jelaskan secara gamblang terkait dengan rencana reklamasi. Tujuan reklamasi pulau yang dilakukan berbeda dari reklamasi di tempat-tempat lain. Karena reklamasi yang bakal dilakukan ini terkait dengan ‘keselamatan’ Ja­ karta yang terancam tenggelam. Menurut Luhut Panjaitan, Men­

ko bidang Kemaritiman, Jakarta akan tenggelam jika proyek pem­ bangunan reklamasi dan tanggul laut tidak dilaksanakan. Berdasar­ kan kajian, tanah Jakarta akan turun 8-23 cm jika kedua proyek tersebut tidak dijalankan. “Hasil kajian Bappenas tentang hal ini akan segera dipaparkan, mungkin habis Lebaran,” ungkap Luhut seraya menambahkan, kelanjutan proyek reklamasi, kata Luhut, akan diputuskan dalam laporan pendahuluan Juli mendatang. Menurut Bambang Brodjo­ negoro, Kepala Bappenas, men­ gatakan wilayah pantai utara Ja­ karta dalam bahaya karena mudah terdampak banjir dari laut. Juga, adanya ancaman banjir dari luapan sungai lantaran posisinya sudah tidak sesuai dengan lautnya. “Jadi Jakarta itu sebenarnya mendapat ancaman banjir dari dua sisi baik dari laut maupun sungai,” ungkap mantan Menteri Keuangan itu. Hanya saja saat ini seperti ada kebingungan masyarakat terhadap rencana reklamasi dan proyek NCICD. Menurut Bambang, itu merupakan dua hal yang berbeda. Sebagaimana diketahui pemer­ intah memiliki proyek NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) atau pengembangan terpadu pesisir Ibukota Negara. Salah satu hal terpenting dari adanya proyek ini adalah pem­ bangunan tanggul raksasa untuk mencegah naiknya permukaan laut Teluk Jakarta lantaran daratan yang menurun. Menurut Bambang, NCICD merupakan gagasan dari Pemer­ intah Belanda guna mencegah ancaman banjir dari laut. Ketika itu, kata Bambang, ada dua opsi yang ditawarkan yakni mem­ bangun tembok sebagai tanggul atau pembangunan tanggul yang menyerupai pulau reklamasi. “Pemerintah Belanda mengusul­ kan pembangu­nan tanggul yang menyerupai pulau reklamas,” ucapnya. Menurutnya, jika hanya mem­ bangun tanggul berbentuk tembok, pemerintah tidak memerlukan pendanaan dari swasta. Namun jika pembangunan tanggul yang menyerupai pulau reklamasi maka

Kota Pantai di Utara Jakarta menyerupai sayap burung garuda

peran swasta sangat diharapkan karena biaya yang dibutuhkan sangatlah besar. Ada tiga tahapan terkait pelak­ sanaan proyek NCICD. Tahap pertama yang diharapkan selesai pada 2017 ini adalah penguatan sistem tanggul dan sungai. Tahap kedua yang rencananya pemban­ gunan konstruksi tanggul laut, dan tahap selanjutnya adalah pemban­ guan tanggul. Lalu dimana posisi reklamasi pantai? Pelaksanaan reklamasi dan pembangunan 17 pulau baru dilakukan setelah tahap pertama yakni penguatan sistem tanggul dilaksanakan. Menurut Bambang, reklamasi 17 pulau memiliki dasar hukum yang kuat. Dasar hukum ini sudah ada sejak masa pemer­ intahan Soeharto lewat Kepres No 52 Tahun 1995. Menurut Pakat Tata Air Perko­ taan Universitas Indonesia Firdaus Ali, proyek reklamasi yang sesuai dengan rekomendasi Bappenas harus dilaksanakan. Adanya reko­ mendasi dari Bappenas menun­ jukkan bahwa reklamasi pantai utara Jakarta penting dilaksanakan mengingat makin kritisnya daya tampung Jakarta. Vice President Asia Water Council ini juga menyebut proyek reklamasi yang disinerjikan den­ gan NCICD akan membawa man­ faat yang besar bagi penataan dan

pengembangan teluk Jakarta baik secara lingkungan, sosial maupun ekonomi. “Proyek ini akan turut memperbaiki ekosistem pantai Jakarta yang telah rusak parah,” ucapnya. Sementara itu Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Wisman Adi Suryabrata menye­ but, kajian terhadap dokumen NCICD masih dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal baru yang ada di Teluk Jakarta. Hal ini sekaligus juga membuka peluang tentang kemungkinan berubahnya desain NCICD dari yang semula. “Misalnya, tanggul yang se­ mula diperkirakan berada di bibir pantai bisa jadi akan digeser agak ke tengah. Tapi ini baru ide,” ujarnya. Bappenas, tambahnya, masih memerlukan waktu untuk mengkaji NCICD lebih dalam bersama tim di bawah koordinasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman. Saat ini, lanjutnya, pemerintah masih fokus membangun tanggul pantai sepanjang 20 km di titik-titik kritis di aliran sungai dan pantai utara Jakarta. Selain itu, Bappenas juga masih terus memantau penu­ runan muka air tanah yang mencapai 18 cm

per tahun. Berdasarkan informasi pem­ bangunan tanggul pantai sudah dibangun sepanjang 1471 meter dan 313 meter tanggul sungai. Pengerjaan tanggul ini telah dilaku­ kan sejak Februari lalu, dan selesai antara September-Oktober tahun ini. Diperkirakan tanggul pantai ini akan mampu menanggulangi banjir rob yang selama ini kerap menerjang wilayah pantai Jakarta hingga 10 tahun ke depan. Menurut Kepala Bappenas keberadaan tanggul ini akan di­ evaluasi selama lima tahun ke de­ pan sekaligus untuk memutuskan apakah rencana pembangunan tanggul laut yang diperkirakan menelan biaya Rp80 triliun akan dilaksanakan atau tidak. (Diana Runtu)

Model tanggul Laut Saemangeum di Korea Selatan.

3

BINTANG MIRA

HIDUP HARUS BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN

itu masih ada menyangkal ada batik di Bali, namun Bintang Mira tetap ingin terus berupaya mengembangkannya. agi Bintang Mira Ketika ditanya ramainya produk se­ perusaha­an yang sukses jenis, anggota APPMI Bali ini mengaku bukan perusahan yang sedih jika yang memproduksi hanya besar tapi perusahaan dengan asal-asalan, Namun, ia percaya yang bisa bermanfaat bagi orang lain. bahwa rezeki sudah diatur. Semua Kare­n anya, seiring dengan motto memiliki porsinya masing-masing. hidupnya bahagia adalah berbagi, maka “Optimisme juga tumbuh ketika tahun silam ketika ia mendaftarkan banyak pihak yang meminta kami un­ nama “Bintang Mira” sebagai sebuah tuk mengadakan work shop membatik, perusaha­an yang memproduksi Batik cetusnya sambil mengatakan batik Bali Bali juga de­ngan brand yang memang paling tepat dikerja­ sama. Pemilik nama panjang kan di Bali, agar style Balinya Bintang Mira Afriningrum muncul. ini juga langsung mendaftar­ Mengenai Batik Bali Bin­ kan nama “ Bintang Mira” tang Mira termasuk dalam sebagai nama yayasan yang kategori perajin binaan Bank dikelolanya. Indonesia, ia kembali men­ Rumah Batik Bali Bin­ gaku bahagia tang Mira, yang lahir pada Apalagi dalam waktu 21 April 2016 silam, berte­ dekat BI ingin mengedukasi patan dengan lahirnya pahla­ masyarakat agar lebih pa­ wan perempuan Indonesia ham mana yang namanya RA Kartini. Dengan landasan batik, endek, dan songket. spirit Kartini pula ia ingin Umumnya masyarakat bakal memajukan kaumnya, ter­ membayangkan endek atau lebih yang masih tergolong tenun ikat seperti songket, generasi muda. Di sinilah padahal diantaranya ada batik Yayasan Bintang Mira ber­ Bali yang sempat tenggelam di gerak menjalankan peran­ tahun 1980-an. nya, seperti memberikan Bali memiliki kain batik. bantuan pada anak-anak Sejarahnya awalnya batik Bali yang putus sekolah, ujar ini dicipatakan pertama oleh istri Ir. I Wayan Suamba, Linda Garland yang kemudian M.T. ini. dikembangkan oleh keluarga Dengan landasan itikad Pande sekitar tahun 1980-an, baik, Bintang Mira sen­ Rumah Batik (Rutik) Bintang Mira di Sampiang, Gianyar ungkapnya. Bintang Mira yang gaja membentuk wadah yang awalnya mengembangkan batik poleng memiliki dasar hukum, bukah hanya berbagi semakin baik, tegas ibu dari kini mulai menghidupkan batik Bali demi memudahkan dirinya bergerak, Wayan Gde Septadi, S.Farm.Apt., dengan mengambil spirit dari pepatra­ namun juga agar para donatur dan Kadek Deddy Permana Artha, dan an, ada patra cina, patra mesir, dan calon donator yang ingin membantu, Komang Bram Krisna Nendra ini. patra punggal. percaya dan yakin karena ada pen­ Sekretaris APSAI Gianyar ini me­ Secara singkat Perempuan Inspiratif catatan dan pertanggung­jawaban negaskan sukses baginya adalah saat Tokoh 2015 ini juga menjelaskan per­ yang jelas dan transparan. Begitu pula ia bisa mengaplikasikan hidup untuk bedaan proses pembuatan jenis batik berbagi dan menebar virus kebahagiaan berdasarkan cara membuat. Saat ini, bagi orang di sekitarnya, bagi lebih Batik Bali Bintang Mira memproduksi banyak orang. Sebab sejatinya, kesuk­ batik tulis. Semua proses dikerjakan sesan itu berbanding lurus dengan secara manual, satu per satu, dengan keberkahan. canting, lilin malam, kain, dan pewarna. Antara ornamen yang satu dengan PERAJIN BINAAN BI lainnya akan berbeda meski bentuknya Sebagai seorang desainer, Bintang Mira mengaku bahagia dan menyampai­ kan terima kasih kepada Bank Indonesia yang memberikannya kesempatan istimewa dapat memperagakan kembali karyanya berbahan Batik Bali di ajang fashion show bergengsi di Bali yang diselenggrakan oleh IFC pada 21 Mei 2017 di TS Suites Hotel di Kuta. Ajang yang memberikan pang­ gung untuk pelaku industri seperti dirinya untuk mem­ promosikan karya-karyanya. Ia pun semakin semangat untuk terus dan menggali lebih banyak lagi motif Bali untuk koleksi “Batik Bali Bintang Mira”. Bicara usahanya untuk terus mengembangkan batik Bali, Bintang Mira mengakui jika sambutan pasar selama ini baik dan menggembirakan. Terbukti dalam pameran di lapangan Gianyar be­ berapa waktu lalu, dengan produk Batik Bali Bintang Mira berhasil mendapatkan penjualan tertinggi. Rupa­ nya masyarakat banyak yang bangga mengenakannya. Batik tulis Bintang Mira Meski, di balik kebahagiaan

B

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro

Pembangunan tanggul Pantai Jakarta

Sebuah pencapaian bagi sosok perempuan yang satu ini bukan hanya soal duniawi semata, namun hidupnya bisa bernilai. Bagaimana keberadaannya yang dikenal sebagai se­ orang desainer di dunia ini, juga bisa bermanfaat bagi orang lain, dengan ber­ bagi ataupun memberikan inspirasi bagi orang lain.

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

didalam kegia­t­an usahanya, saat men­ erima profit, maka 10% nya langsung disisihkan untuk yayasannya melakukan kegiatan sosial. “Dengan bantuan yang diberikan Aku ingin mereka bisa sukses. Sebab ketika sukses, mereka bisa memper­ oleh penghasilan lebih, yang akhirnya bisa melanjutklan berbagi untuk sau­ dara-saudara yang lainnya yang masih memerlukan bantuan. Kita hidup harus bermanfaat bagi orang lain Semakin banyak orang yang bisa

Bintang Mira dan Keluarga

sama. Bentuk isen-isennya relatif rapat, rapi, dan tidak kaku. Untuk batik cap, proses batik ini, pola telah diprint di atas alat, sehingga pembatikan dan pewarnaan bisa dilaku­ kan secara langsung. Stempel tersebut dicelupkan ke dalam lilin panas, kemu­ dian ditekan atau dicapkan pada kain. Proses ini memakan waktu yang lebih cepat dibanding proses batik tulis. Antara ornamen yang satu dengan

lainnya dipastikan sama. Sedangkan batik printing, kata Bintang Mira proses batik dapat disele­ saikan tanpa menggunakan lilin malam serta canting. Ornamennya bisa sama atau sebaliknya tidak sama, sebab tergantung desain batik yang ditiru. Di sini Bintang Mira meniru kain batik produksinya sendiri. Semua sudah disertai label sesuia dengan proses pembuatannya. -ard

Bintang Mira di Rumah Batiknya


2

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

GORO-GORO Ami me­ nunjukkan sebuah pesan facebook di da­ lam ponselnya pada Amat: “A p a y a n g Putu Wijaya dipikirkan oleh se­ orang yang sedang sakit, memang sulit dirasakan oleh orang yang masih segar-bugar dan produktif. Apalagi bila itu menyang­ kut, tak bisa: jalan, bicara, menelan, mendengar dengan jelas, membaca dan memanggil memori. Out putnya hanya air mata. Sedih, terharu, pedih, kosong, tanpa daya. Apakah orang harus sakit dulu sebelum bisa menyukuri karunia-Nya yang tak terhingga indahnya itu? Saya kira pendidikan kita mesti memikirkan

ini, sehingga bukan semata ‘menc­ etak manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif’ saja yang di’cetak biru’, tapi juga menghayati anugerah ‘tubuh’ kita yang tak tertara nilainya. Hari ini saya bertemu salah seorang penulis cerpen terkemuka: Hamsat Rangkuti di Siloam Hospital Kara­ waci, sama-sama latihan fisioterapi. Semoga kesehatannya terus semakin membaik.” Di bawahnya ada foto yang ber­ sangkutan. Amat terkejut. “Bapak tahu pengarang Hamsat Rangkuti ini. Bapak punya bukunya. Jadi dia sakit?” Ami mengangguk. Lalu mengu­ lang membaca pesan yang dibaca Amat. Amat terkejut lagi. Padahal tadi sudah membacanya. Dibacakan Ami terasa lain:

sakit batin

“Apa? Tak bisa: jalan, bicara, membaca, menelan, mendengar jelas dan memanggil memori?” “Ya!” “Sakit apa itu?” “Stroke.” Amat termenung. Menelan, ses­ uatu yang tak perlu dipelajari apalagi dipikirkan, bisa tidak bisa? Bahkan bicara, jalan, meskipun harus dipela­ jari dulu, tapi bagi semua orang yang normal itu sudah aksesoris standar yang dengan sendirinya. Kalau itu sampai tak bisa, manusia bangkrut. Tiba-tiba Amat merasa sangat beruntung, karena ia sama sekali bebas dari semua “tidak bisa” itu. “Bapak masih bisa: jalan, bicara, membaca, menelan, mendengar jelas dan memanggil memori, dalam usia seperti sekarang, Bapak harusnya

merasa berbahagia!” Amat mengangguk “Memang! Bapak bahagia Ami. Apalagi Bapak punya anak seperti kamu, punya istri seperti ibumu dan punya mantu seperti suamimu! Bapak selalu bersyukur terhadap apa yang dikaruniakan-Nya kepada kita - kalau itu yang mau kamu katakan!” “Termasuk juga bersyukur punya negara seperti Indonesia ini, dengan segala kemauan beberapa kelompok yang mau memaksakan kehendaknya

Ekspresso sendiri itu?” “Jelas! Dengan segala kuranglebihnya Bapak bangga dan bahagia jadi orang Indonesia. Ini negeri ajaib dengan beraneka ragam perbedaan tapi satu dan damai. Ini hanya bisa terjadi di Indonesia, Ami!” “Wah kalau begitu yang ditulis di facebook itu salah dong!?” “Kenapa salah?” “Sebab Bapak tidak perlu sakit dulu, untuk bisa mensyukuri karuniaNya?!” Amat termenung. Tapi kemudian menjawab lirih. “Harus sakit Ami! Tapi ‘sakitbatin’. Sakit yang membuat manusia peka, berpikir, ngeh dan mensyu­ kuri!”

Konsep Tri Kaya Parisudha dalam Pembentukan Karakter

Tiap tanggal 2 Mei, masyarakat Indonesia telah melewati peringa­ tan Hari Pendidikan Nasional. Hari Pendidikan Nasional tidak terlepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara yang merupakan pelopor dari kemajuan pendidikan di Indonesia, sekaligus sebagai Bapak Pendidi­ kan di Indonesia. Euforia tentang pendidikan tentunya tidak hanya dimaknai pada tanggal 2 Mei saja, tetapi sepanjang hayat. Sejak dulu, pendidikan dijadikan salah satu tolok ukur dalam menilai kualitas manusia. Hal ini dibuktikan dengan keyakinan orang banyak tentang “makin tinggi tingkat pen­ didikan seseorang, maka diyakini secara penuh bahwa karakter yang melekat dalam diri seseorang akan sama tingginya dengan tingkat pendidikan yang dimiliki”. Tetapi, dewasa ini apakah masih relevan hal itu untuk diyakini? Tentunya masing-masing orang memiliki sudut pandang tersendiri tentang hal tersebut. Bali sebagai salah satu pulau yang memiliki daya tarik dari sisi ke­ budayaan memiliki banyak kearifan lokal yang nilai dan maknanya sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali. Salah satu dari sekian ban­ yak kearifan lokal yang nilai serta maknanya sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat yang beragama Hindu adalah konsep tentang ajaran Tri Kaya Parisudha. Konsep Tri Kaya Parisudha sebagai salah satu kearifan lokal merupakan falsafah kehidupan untuk membuat kehidupan ini har­ monis. Bukankah tujuan manusia hidup berdampingan satu sama lain adalah untuk menciptakan suasana yang harmonis? Berdasar­

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

kan konsep Tri Kaya Parisudha yakni ada tiga jenis aktivitas yang harus dikendalikan dan diselaraskan satu sama lainnya, yaitu aktivitas pikiran (manacika), aktivitas perkataan (wacika), dan aktivitas perbuatan (kayika). Konsep Tri Kaya Parisudha apa­ bila dikaitkan dengan pendidikan tentunya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Pendidikan dewasa ini tentunya tidak hanya yang bersifat numerikal bukan? Namun, terkait pula dengan penanaman nilai-nilai moral untuk membentuk karakter yang baik dan positif. Mendidik anak agar memiliki karakter yang konsis­ ten antara apa yang dipikirkan, den­ gan apa yang diucapkan kemudian apa yang dilakukan merupakan hal yang perlu dilatih secara konsisten, disiplin dan berkesinambungan. Hal ini sangat penting bagi anak untuk membentuk anak yang satya wacana (setia pada perkataan) dan satya semaya (setia kepada janji). Sebab, dewasa ini kedua hal tersebut diatas sangat sering dilanggar dan menjadi barang yang sangat langka dalam era globalisasi. Konsep kearifan lokal Tri Kaya Parisudha layak dijadikan sebagai pijakan dasar dalam mendidik anak. Pembuktian akan pemakanaan dari nilai dan makna dalam konsep Tri Kaya Parisudha sudah sangat banyak diterapkan dalam kehidupan sosial bermasyarakat, yaitu dengan senan­ tiasa mendidik anak untuk berpikir yang baik, kemudian berkata yang baik, penuh sopan santun dan tata karma, serta berbuat baik dan positif sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dalam masyarakat untuk menciptakan suasana lingkungan yang aman, nyaman dan tentram. Berbuat

Ni Kadek Yuliandari, S.E., M.M.

yang baik juga dikaitkan dengan menjunjung tinggi rasa toleransi dan empati, utamanya toleransi antar umat beragama, hal ini disebabkan oleh kondisi negara Indonesia yang kaya akan keberagaman suku, agama, dan ras antar golongan. Dalam konteks ini kenapa anak yang dijadikan objek atau sasa­ ran dari penerapan konsep Tri Kaya Parisudha? Hal ini dikarenakan kekhawatiran penulis akan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi informasi yang berkembang saat ini. Tentunya kemajuan akan ilmu dan teknologi informasi sangat baik dan sudah menjadi suatu keharusan dalam menghadapi tantangan global­ isasi, namun apabila karakter atau mental dari si penerima kemajuan ilmu dan teknologi informasi ini tidak diimbangi dengan penanaman kuat akan nilai-nilai karakter yang baik, tentunya akan mengurangi esensi dari kemajuan ilmu dan teknologi informasi itu sendiri.

Hal yang paling mengkhawatir­ kan adalah kemajuan akan teknolo­ gi informasi. Teknologi infromasi yang bisa kapan dan dimana saja bisa diakses melalui gawai (gadget) oleh generasi milenial membuat segalanya bersifat cepat, termasuk salah satu hal yang paling cepat dilakukan adalah membuat janji untuk kemudian dengan cepat dan mudahnya dibatalkan. Apabila anak telah dibekali den­ gan pondasi yang kuat akan konsep ajaran Tri Kaya Parisudha, dalam membuat segala keputusannya si anak akan lebih bersikap penuh kahati-hatian. Sebab, sejak dini da­ lam benak si anak telah terdoktrin sikap untuk senantiasa berpikir yang baik, berkata yang baik dan berbuat yang baik. Serta, dengan mendidik anak dengan pijakan konsep Tri Kaya Parisudha dapat membentuk anak yang “high tech and high touch” dalam artian bahwa si anak yang termasuk ke dalam generasi milenial ini menguasai teknologi informasi yang tinggi serta diimbangi dengan karakter yang baik dan positif seperti memiliki rasa toleransi, empati, jujur, sopan santun dan sikap-sikap positif lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan sinergi dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat untuk membantu secara utuh memberikan anak pemahaman terkait dengan konsep Tri Kaya Parisudha. Sebab, tanpa pijakan

yang kuat akan nilai-nilai kearifan lokal, maka akan terbentuk kara­ kter anak yang “high tech, but low touch” artinya adalah seorang anak memang memiliki pengeta­ huan yang baik dalam teknologi informasi, namun tidak memiliki karakter yang baik. Tentu para orangtua tidak menginginkan anak-anaknya men­ jadi sosok generasi yang cerdas namun cacat dalam perilaku. Karak­ ter yang baik tidak hanya akan ber­ dampak baik pada anak itu sendiri, namun nama baik keluarga tentu senantiasa dapat terjaga dengan baik. Sebab, nama baik keluarga tidak hanya menjadi tanggungjawab dan ditentukan oleh satu orang saja, namun ditentukan secara utuh oleh semua pihak yang ada dalam kelu­ arga tersebut. Jangan sampai kita hidup ditengah era “smart phone but dumb people”. Jangan sampai “jempol” yang selama ini kita gu­ nakan untuk mengatakan orang lain bagus lewat acungan jempol malah kita gunakan untuk menyebarkan informasi yang tidak baik tentang dan untuk orang lain. Semoga den­ gan pijakan pemahaman yang kuat akan nilai dan makna dari konsep Tri Kaya Parisudha mampu menjadikan manusia lebih mulia, bermartabat dan berkarakter. Ni Kadek Yuliandari, S.E., M.M. Dosen

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Edisi 954/ 22 - 28 MEI 2017

23

DISPERINDAG KOTA DENPASAR

SOSIALISASIKAN PENYEDERHANAAN PROSEDUR DAN DOKUMEN EKSPOR-IMPOR

Kegiatan ekspor-impor adalah aktivitas bisnis yang tidak mudah, karena melibatkan banyak pihak. ­Terlebih di era perdagangan global, arus barang masuk dan ­keluar ­sangat cepat. Maka tak heran jika masih banyak ­pengusaha yang menemukan permasalahan di lapangan.

B

anyaknya pihak yang terlibat pada usaha ekspor-impor, mulai dari para eksportir, importir, bank, perusahaan angkutan barang, asuransi, Direktorat Jenderal Bea & Cukai, Bidang Perdagangan Luar Negeri, Perindustrian dan Perdagangan, menjadikan peraturan dan prosedurnya sangat banyak. Belum lagi ada perbedaan interpretasi dengan pihak di luar negeri bisa menjadikannya lebih rumit. Untuk itu, Pemerintah kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar kembali melakukan “Sosialisasi Kebijakan Prosedur dan Dokumen Ekspor-Impor”, untuk meningkatkan pengetahuan para pengusaha demi menunjang kelancaran bisnisnya. Sosialisasi diadakan Rabu, (17/5) di Ruang Pertemuan Disperindag Kota Denpasar, di Gedung Sewaka Dharma Lantai III, Jalan Majapa-

hit, Lumintang, Denpasar. Dalam kegiatan sosialisasi yang dihadiri kalangan pengusaha ekspor, impor, UKM/IKM Unggulan Kota Denpasar, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Denpasar IGA Laxmy Saraswaty, S.S,.M.Hum. didampingi Kasi Pengembangan Ekspor dan Promosi Disperindag Kota Denpasar A.A.Ayu Anom Kartika Dewi, S.E., selaku Panitia Penyelenggara, mengatakan dengan kegiatan tersebut diharapkan pelaku usaha lebih mandiri, meminimalisir penggunaan jasa pihak lain yang dapat menambah biaya produksi. Untuk memperlancar urusan bisnis globalnya, para pengusaha, ekaportir maupun importir dituntut memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prosedur ekspor-impor. Baik dari segi peraturan yang selalu diperbarui terutama yang hubungannya dengan perdagangan internasional,

kepabeanan, shipping maupun perbankan, yang saling terkait mendukung kegiatan perdagangan. Laxmy juga mengharapkan agar para pengusaha selalu open mind terhadap peraturan dan informasi penting lainnya, juga aktif melihat informasi–informasi yang banyak dilakukan secara online dan tidak hanya menunggu dari pemerintah. Kegiatan tersebut dilaksankan, agar mereka lebih memahami prosedur serta kebijakan ekspor-impor dengan peraturan yang terkini. Kartika Dewi menambahkan jika perdagangan internasional merupakan faktor penting dalam menggerakkan dan mendorong pertumbuhan perekonomian. Keuntungan dari perdagangan ini adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, cantik dari bahan maupun cara memproduksi. Pengurusan dokumen eksporimpor merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seorang eksportir maupun importir dalam menjalankan usahanya. Tentunya peraturan-peraturan terkait ekspor dan impor tersebut dapat dipahami, peraturan-peraturan tersebut sangat bermanfaat untuk mendukung menciptakan perdagangan yang fair, memberikan

profit dan kepastian hukum. Untuk sosilaisasi kali ini menghadirkan narasumber Gst. Ayu Kadek Suasti Tantra, S.E., Kasi Bina Pelaku Ekspor-Impor Disperindag Provinsi Bali, dan RismansyahTohir, Kepala Sub Seksi Penyuluhan pada Seksi PLI Kantor Bea dan Cukai V Ngurah Rai Bali. Dalam kesempatan itu digambarkan status impor sementara adalah memasukkan barang impor ke daerah Pabean, untuk diekspor kembali dengan jangka waktu selama 3 tahun. Peruntukkannya dikhususkan bagi barang kebutuhan pameran, musik, hiburan dan proyek. Terkait kebijakan umum di bidang ekspor dihimbau para eksportir agar melakukan proses ekspor dengan bendera sendiri. Artinya tidak menggunakan jasa perantara, karena hal ini menyebabkan pembengkakan biaya ekspor khususnya biaya produksi. Dengan mengurus COO eksportir tidak dikenakan biaya masuk dan masuk dalam data base eksportir Provinsi Bali. Menurut Kartika Dewi, selama sosialisasi berlangsung peserta nampak antusias mengikuti dan menyimak materi yang disampaikan. Setelah mengikuti sosialisasi ini peserta diharapkan dapat memahami prosedur ekspor-impor,

memahami peraturan yang terkait dalam proses ekspor dan impor, memahami teknik berhasil dalam ekspor dan impor. Selanjutnya, dengan dilakukannya pelatihan ini diharapkan ke depan bisa meningkatkan nilai ekspor Kota Denpasar dalam menghadapi persaingan global saat ini. -ard


24

Sudut Pandang

Edisi 954/ 22 - 28 mei 2017

Buah merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin, dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan suplemen obatobatan kimia, buah dan sayur jauh lebih aman tanpa efek samping yang berbahaya serta dari sisi harga umumnya jauh lebih murah dibanding suple­ men yang memiliki fungsi yang sama.

M

enurut dosen Jurusan Gizi Po­ liteknik Keseha­ tan Denpasar Ida Ayu Eka Padmiari, S.K.M. M.Kes, dalam buah terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan dalam buah bekerja dengan cara mengikat lalu meng­ hancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun. Ahli gizi ini mengatakan, buah mengandung berbagai komponen zat gizi berupa vitamin dan mine­ ral, juga mengandung serat maka­ nan, enzim, dan fitonutrien. Perempuan asal Desa Tun­ juk, Tabanan ini menambahkan,

Konsumsi Buah Empat Porsi Sehari serat dapat menghindari ter­ jadinya konstipasi (sembelit). “Di dalam lambung dan saluran pencernaan, serat larut air akan membentuk gel sehingga akan membentuk volume yang besar dan cepat membuat kenyang,” ujarnya. Fungsi lain dari serat ini, berperan dalam menurunkan kadar kolestrol. Sedangkan enzim merupakan substansi yang dapat mempercepat atau bertindak sebagai katalis reaksireaksi kimia di dalam tubuh sehingga sangat berperan dalam kelangsungan hidup sel. Enzim tidak tahan terhadap suhu tinggi sehingga untuk memperoleh enzim yang aktif hendaknya bahan pangan sumber enzim dikonsumsi dalam bentuk segar. Contoh enzim yang terdapat pada buah, enzim papain terdapat pada pepaya dan enzim bromelin terdapat pada nanas. Papain dan bromelin fungsinya menguntung­ kan, yaitu membantu melancarkan pencernaan, mencegah bercam­ purnya keping-keping darah, mempercepat penyerapan anti­ biotik, mengurangi peradangan pada kasus artritis, mengerem nafsu makan, mencegah atau

Ida Ayu Eka Padmiari, S.K.M. M.Kes

menghentikan pembengkakan setelah terjadi benturan atau pascabedah, mempercepat pe­ nyembuhan luka. Ia menyarankan, buah yang harus dikonsumsi tiap hari 3-4 porsi buah. Satu porsi beratnya 100 gram. INFORMASI WARNA BUAH Warna pada buah bukanlah sekadar pembeda jenis antara buah dan sayur yang satu dengan

lainnya. Lebih dari itu, kata Dayu Eka, begitu ia disapa, warna dalam buah dan sayur merupakan informasi kandu­ ngan nutrisinya. Buah berwarna merah tua bahkan hampir mendekati ungu umumnya mengandung anthocyanin yakni sejenis antioksidan yang mampu menghambat terbentuknya gumpalan dalam pembuluh darah, sehingga risiko penyakit jantung dan stroke, berkurang. Contohnya, cherry, blackberries, blueberries, plum, prem, anggur merah dan ungu, terong ungu, apel merah. B u a h b er w a r n a m er a h mengindikasikan kandungan antosianin dan likopen. Antosianin berguna untuk mencegah in­ feksi dan kanker kandung kemih, sedangkan likopen mengham­ bat fungsi kemunduran fisik dan mental agar Anda tidak mudah pikun. Selain itu, likopen juga men­c egah bermacam-macam penyakit kanker. Buah berwarna jingga mengan­ dung betakaroten. Di dalam tu­ buh betakaroten berfungsi untuk menghambat proses penuaan dan meremajakan sel-sel tubuh. Selain itu juga, betakaroten yang

ada di dalam tubuh berubah men­ jadi vitamin A yang akan memacu sistem kekebalan, sehingga tidak mudah terserang penyakit. “Buah berwarna jingga adalah melon jingga, pepaya, aprikot, mangga,” jelasnya. Buah berwarna kuning kaya akan kalium, unsur nutrisi yang sangat bermanfaat untuk men­ cegah stroke dan jantung koroner. Contohnya, belimbing, nanas, pisang. Buah berwarna hijau banyak mengandung asam alegat yang ampuh menggempur berbagai bibit sel kanker. Asam alegat membantu menormalkan teka­ nan darah. Selain itu juga besar kandungan zat besi, kalsium, magnesium, fosfor, betakaroten, dan serat. Buah berwarna hijau, alpukat, melon, anggur hijau. Ia mengatakan, buah berwarna putih meskipun hanya sedikit mengand­ ung antioksidan, namun kandungan serat dan vitamin C relatif tinggi. Selain ampuh menjaga kesehatan sistem pencernaan, sayuran ber­ warna putih dapat meningkatkan ketahanan tubuh. Buah berwarna putih antara lain sirsak, duku, ke­ lengkeng, dan leci. (Wirati Astiti).

Menu Harian Ada Buahnya

Baby Jim Aditya

Semua orang ingin sehat, namun terkadang orang lupa untuk bisa tetap sehat harus ada upaya-upaya yang dilakukan, antara lain dengan menerapkan pola hidup sehat yang mencakup asupan makanan, olahraga, istirahat yang cukup, dll. Fitri Carlina dan Baby Jim Aditya adalah dua selebriti yang berusaha menerapkan pola hidup sehari da­ lam kesehariannya. Ada beberapa kesamaan upaya yang dilakukan keduanya untuk tetap sehat, di antaranya adalah membatasi asupan nasi dan memperbanyak konsumsi buah-buahan. “Aku tetap makan nasi namun tidak banyak. Aku justru lebih ban­ yak mengonsumsi buah-buahan juga sayuran,” ungkap penyanyi dan­ gdut Fitri Carlina. Untuk menjaga kesehatannya, ia mengaku banyak mengonsumsi makanan kaya serat seperti buah-buahan juga sayuran. “Aku suka buah-buahan. Aku konsumsi tiap hari. Kalau bosan memakan langsung, buah-buahan bisa divariasi, bisa di-juice cam­

puran beberapa buah atau buah dan sayuran, atau dibuat salad. Yang pasti, menu harian pasti ada buah,” ujar penembang lagu ‘ABG Tua’ ini. Menurut adik penyanyi dangdut senior Nini Carlina ini, dia mengge­ mari hampir semua jenis buah, tidak ada yang favorit. Namun, untuk buah-buahan tertentu seperti melon dan semangka, dia tidak be­ rani terlalu banyak lantaran memiliki tensi darah rendah. Makan buah menurutnya memi­ liki banyak manfaat bukan hanya untuk kesehatan tapi juga kecan­ tikan. “Kalau kesehatan, sudah pasti ya. Tapi banyak mengonsumsi buah-buahan juga berguna untuk kecantikan, setidaknya pada kulit kita, baik itu wajah maupun tubuh,” ujar Fitri. Selain mengatur pola makan sehat, wanita kelahiran Banyuwangi ini secara rutin mengonsumsi juice detok. “Setidaknya dalam sebulan selama tiga hari aku diet juice. Tidak makan makanan berat selama tiga hari. Jadi hanya mengonsumsi juice khusus, minum air putih dan buah-buahan tambahan jika masih terasa lapar. Juice ini aku pesan khusus, dalam sehari aku konsumsi 6 botol ukuran 250 ml per botol,” ungkapnya. Juice khusus tersebut merupakan juice yang diramu khusus yang dise­ suaikan dengan keperluan seharihari. Misalnya pagi minum juice campuran buah dan bahan lainnya, siang dan sore minum juice yang bahannya bisa menambah energi. “Aku kan punya penyakit maag. Meski diet juice tiga hari maag aku tidak kambuh. Padahal salah satu bahan juice adalah jeruk sunkist, tapi

tubuh aku oke-oke saja tuh,” ucap Fitri yang telah menjalankan diet ini sejak Desember tahun lalu. Menurutnya, diet juice berguna sebagai detoksifikasi tubuh, mem­ buang racun-racun di dalam tubuh kita, membersihkan pencernaan, memperbaiki metabolisme tubuh juga menyeimbangkan berat badan kita. Dibanding berbagai macam diet yang pernah dilakukannya, diet juice dirasakannya paling efektif untuk menjaga kesehatan serta menstabilkan berat badan. “Makanan aku, khususnya maka­ nan berat, sudah tidak bisa banyak lagi. Sepertinya dulu karena aku suka makan banyak, usus dan lambung melar ya. Nah dengan menerapkan diet juice, aku jadi cepat kenyang. Mungkin usus dan lambung mengecil,” tambah Fitri yang mengaku badannya sangat mudah gemuk tapi sekarang selama enam bulan dia berhasil menu­ runkan berat menjadi 50 kg. “Aku harus mendapatkan berat ideal 48 kg. Tapi aku nggak mau buru-buru, instan, ya pelan pelan saja,” ujar Fitri yang mengaku selain menjaga pola makan, untuk menjaga kesehatan dia rutin melakukan olah raga. KULKAS PENUH BUAH Hal yang sama juga dilakukan Baby Jim Aditya, mantan akrtis yang kini lebih menekuni dunia psikologi dan aktif di kegiatan sosial. “Kegiatan aku banyak jadi menjaga kesehatan sangat penting dilakukan, baik lewat makanan, olah raga, dll,” ungkap Baby yang tahun lalu meraih doktor psikologi Universitas Indonesia dengan predikat sangat memuaskan.

Menurut Baby, dalam keseharian­ nya ia mengurangi konsumsi nasi namun memperbanyak makan buah-buahan juga sayuran. “Di rumah kami sudah lama tidak lagi mengonsumsi nasi putih, melainkan nasi merah. Aku makan (makanan berat lauk plus nasi) dua kali sehari, tapi umumnya hanya sehari sekali. Itupun pada sore hari. Makanan pengganti nasi biasanya rebusan ubi, singkong ataupun pisang dan roti. Untuk camilan, biasanya biskuit tanpa gula”. “Aku dan suami memang sangat mengurangi konsumsi gula. Minum kopi maupun juice buah pun tanpa gula maupun susu kental manis. Jadi rasanya asli. Aku rasa keperluan gula bisa diambil dari makanan lain seperti nasi, atau buah memiliki fruktosa, dll, yang memang mengandung gula,” papar peraih penghargaan ANTV Wo­man of the Year 2004 dan Ins­ piring Wom­ an Metro TV 2007 ini. Baby juga mengaku tidak memiliki buah fa­ vorit, umumnya se­ mua jenis buah dia suka. “Dalam sehari pasti dua atau tiga kali mengonsumsi buah. Makanya di kulkas selalu penuh aneka buah, seperti buah naga, apel, jeruk, dll,” kata Baby yang juga aktivis HIV/AIDS ini. Supaya tidak bosan, biasanya buah dikreasikan menjadi juice aneka buah, atau juice buah-sayuran

atau salad. “Nah yang bikin itu bia­ sanya mas Jim (suami Baby). Dia lah yang selalu menyediakan. Mas Jim kan suka masak, suka bikin macammacam makanan. Tapi dia kurang suka makan...hahaha,” ungkap penulis buku “Dari Cakalang Pampis Sampai Cabe-Cabean” ini. (Diana Runtu)

Fitri Carlina

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.