Tokoh Edisi 953 | Tokoh

Page 1

24

Kebanyakan orang pasti pernah mengalami pengalaman pahit dalam hidupnya yang bahkan tak jarang membuat hidupnya terpuruk. Ba­ nyak yang berhasil bangkit namun tak sedikit yang gagal atau bahkan menjadi putus asa sehingga mengakhiri kehidupannya. Connie Sutedja, satu di antara sekian banyak manusia yang pernah terpuruk hidupnya akibat tertipu teman bisnisnya dan akhirnya berhasil bangkit.

“K

Sudut Pandang

Edisi 953/ 15 - 21 mei 2017

ejadiannya sudah lama sekitar tujuh tahun lalu. Saya tertipu orang yang saya percayai. Hidup saya ketika itu benarbenar terpuruk, harta saya Rp 2,6 miliar ditipu dia. Harta yang saya kumpulkan sedikit demi sedikit dari hasil kerja keras saya, hilang dalam sekejap. Saya percaya mulut manisnya dan harta saya hilang,” tutur artis senior menggenang kejadian tujuh tahun lalu. Connie Sutedja mulai berkiprah di dunia perfilman nasional tahun 1965 lewat filmnya ‘Madju tak Gentar’. Meski ia telah berkiprah sejak tahun 1960-an, namun pastinya generasi 1980-1990 an masih mengenal Connie karena dia termasuk salah satu artis yang produktif tampil di layar lebar.

Ada Hikmah dari Tiap Kejadian

Usianya kini 72 tahun dan masih eksis di dunia entertainment lewat penampilannya di sinetron dan FTV. Dari kiprahnya di dunia akting yang membesarkan namanya itulah, Connie sedikit demi sedikit mengumpulkan hartanya. Dari penghasilannya itu dia juga mencoba bisnis kecil-kecilan. “Hanya kegiatan sampingan saja, fokus saya adalah bekerja di bidang seni,” kata wanita bernama asli Sukarni bin Sutedja. Meski industri perfilman sempat terseok-seok, namun hidup Connie boleh dibilang relatif lancar sampai akhirnya ia ‘terjerembab’ ditipu temannya yang mengajak berbisnis batubara. Tergiur oleh imingiming temannya itu, Connie merelakan rumah dan sebagian hartanya dijual untuk modal. Totalnya sekitar Rp 2,6 miliar. “Saya sampai jual rumah,” kata pemeran film ‘Guna-guna Istri Muda’ tahun 1977 ini. Connie sungguh tak menduga kalau dia telah terjebak dalam akal bulus temannya itu. Si teman menjaminkan berlian yang ternyata bukan miliknya. “Hidup saya ketika itu benarbenar seperti hancur, terpuruk. Selama satu tahun saya benarbenar merasakan kepahitan yang

Connie Sutedja

amat sangat,” katanya. Ada hikmah dari kejadian yang menghancurkan itu yakni dirinya menjadi semakin dekat dengan Yang Maha Kuasa. “Sebagai manusia memang saya merasa sakit tapi hidup saya menjadi semakin dekat dengan Tuhan,” ungkapnya. “Itulah yang akhirnya menenangkan saya. Saya menjadi bisa lebih menerima cobaan. Saya selalu berdoa memohon kekuatan

dari Yang Di Atas. Dan memang akhirnya meski harta saya, duit saya tidak kembali, tapi Tuhan menggantinya dengan memberikan saya banyak pekerjaan. Tuhan memberi saya banyak rezeki sehingga saya bisa bertahan hidup,” ungkapnya. Selain itu, kata Connie, hobinya mengoleksi barang antik ternyata juga ikut membantu menopang hidupnya. ”Waktu itu saya ibaratnya sudah tidak punya apa-apa. Tapi saya punya koleksi barang antik, ini adalah hobi saya sejak muda berburu barang antik. Jadi ketika saya susah, di luar dugaan, banyak teman-teman saya naksir dengan barang koleksi saya,” tuturnya. Meski begitu, dia tidak menjual koleksinya pada sembarang orang. Dirinya memilih-milih mana barang yang akan dijual. “Jadi biasanya yang saya jual koleksi yang ada kembarannya atau sama, jadi saya jual satu,” tuturnya. Wanita kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, ini, mengaku, tidak mempromosikan bisnisnya karena selain kegiatannya hanyalah sebatas hobi. “Ini bisnis sampingan. Saya nggak promosi. Itu hanya dari mulut ke mulut teman-teman yang membeli koleksi saya. Jadi

banyak yang tahu dan datang ke mari (rumah). Juga pemberitaan media ikut membantu keterkenalannya,” ucap pemeran film ‘Nenek Lampir di Rumah Angker’ , 1988 ini. Bisa jadi meski sudah menerima apa yang terjadi dalam hidupnya, namun rasa trauma terhadap bisnis besar masih melekat padanya. “Wah kalau sekarang mah saya nggak mau bisnis-bisnis serius. Udah nggak lagi. Kalau bisnis barang antik, itu hanya sampingan. Pekerjaan utama saya adalah akting, itu bisnis saya,” kata Connie yang juga ikut tampil dalam sinetron terpanjang (2185 episode), ‘‘Tukang Bubur Naik Haji’ . “Saat saya main di sinetron ‘Tukang Bubur Naik Haji’ ada beberapa tawaran akting lainnya, termasuk film, tapi saya tolak karena tidak mungkin. Soalnya sinetron ini kejar tayang,” ujar Connie yang mengaku kini tengah rehat sejenak setamatnya sinetron ‘TBNH’ itu. “Sudah ada tawaran masuk tapi saya belum mau bilang ya, karena belum kontrak,” tambah Connie. Setiap kejadian, pasti ada hikmahnya buat kehidupan kita. Dirinya pernah merasakan kepahitan tapi dengan berserah kepada Tuhan segala sesuatu dipulihkan Tuhan. (Diana Runtu)

Asri Kardha

Optimalkan Kinerja Memulai sebuah usaha hingga menjadi berkembang mungkin lebih bisa dipelajari dengan tidak begitu sulit. Namun, menjaga stabilitas usaha untuk jangka panjang, diperlukan banyak hal, mulai dari ketekunan dan fokus yang cukup tinggi terhadap produk dan strategi promosi. Kondisi usaha bisa mengalami pasang–surut atau naik-turunnya omzet adalah wajar dan hampir dipahami sebagian besar pengusaha. Seperti yang disam­ paikan Made Asri Restuastuti Kardha, S.P. , pemilik Neluwung Art Accessories yang juga Sekretaris Iwapi Kota Denpasar ini, ia juga pernah merasa agak down saat penjualan dan pendapatannya mulai menurun. “ Terutama beberapa bulan terakhir ini. Omzet penjualan terasa merosotnya. Pastilah banyak faktor penyebabnya. Mungkin karena memang keadaan ekonomi global sekarang yang masih bergerak lambat sejak 2016 ditambah beragam dinamika internasional yang berimbas ke semua bidang perekonomian. Jadi­

nya kondisi ekonomi masyarakat juga melemah, efeknya secara umum omzet menurun, dan terlihat juga pada sebagian besar jenis penjualan lainnya,” ujar Asri yang piawai mendesain beragam aksesori ini. Diakui oleh pengusaha perempuan yang masih melajang ini, meski kondisi sempat membuat dirinya jadi tidak mood untuk mendesain karya baru. Namun, sebagai seorang pengusaha Asri wajib keep fight dengan penuh semangat. “Saya harus mengatur strategi untuk menghadapinya dan memulihkan usaha dari yang namanya penurunan omzet,” tandasnya. Ia menambahkan semangatnya muncul sebab, selama ini ia memproduksi barang yang tidak akan basi walaupun harus diam beberapa lama. Karenanya, kapan saja baik penjualan lagi sepi atau ramai, low season atau high season, Asri merasa harus tetap berkonsentrasi berkreasi untuk

terus menciptakan karya–karya baru yang inovatif dan menarik. Harapannya dari koleksinya tersebut tentu saja, di saat perekonomian sudah mulai membaik atau saat high season tiba, ia sudah mempunyai produk–produk yang siap untuk dipasarkan. bicara mengenai low atau high season, menurut Asri hal ini menjadi perhatiannya juga sebab selam ini ia memang lebih memfokuskan penjualan produk aksesorisnya kepada para wisatawan , baik domestik maupun mancanegara. Selanjutnya Asri mengatakan untuk bisa kembali meningkatkan omzet , ia pastikan selalu menjaga kualitas produk disamping selalu mengoptimalkan kinerjanya. Baik secara tampilan di media sosial atau aplikasi online lainnya, maupun penjualan off line yang sering dilakukannya dengan membuka stan di mall- mall yang ada di kawasan Kuta. Begitu pula dengan yang na-

“Saya harus mengatur strategi untuk meng­ hadapinya dan memulihkan usaha dari yang namanya penurunan omzet,”

manya penyegaran produk. Baik tampilan atau packaging juga menjadi bagian dari kreativitas dan inovasinya untuk tidak ketinggalan trend agar bisa terus bersaing dengan kompetitor. Selain itu juga Asri yang dikenal energik ini juga tidak lupa terus meningkatkan networking di berbagai kalangan untuk menjangkau lebih banyak lagi sasaran konsumennya. Selain menangani usahanya sendiri, disela-sela watinya terutama saat kondisi penjulan menurun ia juga menyempatkan membantu usaha bunga kering milik orangtuanya. Dengan talentanya Asri bukan hanya bisa membantu berkreasi tapi juga melakukan edukasi dan pengajaran bagi masyarakat yang ingin belajar memiliki usaha sendiri. Satu hal lagi menurut Asri yang tidak boleh kita lupakan, yakni apapun usaha yang ditekuni saat ini ada yang penting diyakini bahwa rezeki ada yang mengatur dan tidak pernah tertukar. Kalau sekarang usahanya sedang mengalami kendala, pasti ada masanya akan kembali stabil. Terus dengan tetap semangat berupaya untuk mengatur strategi dan selalu menyertakan doa. Mengetuk pemilik kehidupan ini untuk kembali melimpahkan rezekinya. (Sri Ardhini)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.