Tokoh Edisi 952 | Tokoh

Page 1

24

Jakarta adalah kota yang tingkat ke­ macetan lalu lintasnya paling parah dibanding kota lain di Indonesia. Data terbaru yang dilansir INRIX, sebuah lembaga penganalisa data kemacetan lalu lintas yang berbasis di Washington, AS, Jakarta menduduki peringkat 22 kota termacet di dunia, di bawah Bangkok yang berada di peringkat 12 dunia.

L

Sudut Pandang

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

evel Asia, Jakarta berada di nomor dua kota termacet di Asia setelah Bangkok. Menurut penelitian INRIX, para pengendara mobil di Jakarta dalam setahun menghabiskan 55 jam terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Begitu parahnya kemacetan lalin di Jakarta, khususnya di jam pergi dan pulang kantor, menyebabkan sebagian orang, baik warga biasa, selebriti maupun pejabat negara tak segan-segan menggunakan angkutan umum untuk menembus kemacetan Jakarta. “Mau tidak mau aku menggunakan angkutan umum agar bisa sampai ditempat tujuan tepat waktu. Saat jam sibuk, sementara aku harus tiba tepat waktu di lokasi syuting atau event lain, aku memilih naik Transjakarta ataupun ojek online,” ungkap Pevita Pearce yang mengaku tidak malu atau gengsi menggunakan angkutan umum dalam menunjang kelancaran aktivitasnya.

Pilih Ojek lebih Praktis

“Kenapa harus malu atau gengsi naik angkutan umum. Apalagi naik Transjakarta sekarang sudah nyaman, naik ojek online cepat dan efektif,” tambah bintang sebuah produk ponsel ini. Menurut anak kedua pasangan pasangan Bramwell Pearce-Ernie Auliasari, naik kendaraan umum, entah itu Transjakarta, ojek online, dipilihnya jika acara yang harus dihadirinya atau giliran syutingnya bertepatan dengan jam sibuk. Kalaupun bukan jam sibuk, namun lokasi yang dituju terkenal macet, maka Pevita pun tak sungkan memakai angkutan umum. “Tapi tentunya lihat situasi ya. Jika lokasinya lebih mudah terjangkau angkutan umum ya aku memilih naik angkutan umum seperti busway atau ojek online. Bagi aku naik transportasi umum lebih efektif dalam hal waktu ketimbang bawa mobil sendiri,” tutur pemeran film ‘The Guys’ ini. “Tapi kadang aku bawa mobil sendiri juga jika memungkinkan. Jadi lihat kondisi saja,” tambah mantan presenter MTV Indonesia Music Award ini. Nama gadis kelahiran Jakarta 1992 ini mulai melejit di belantika hiburan Tanah Air setelah ia membintangi film ‘Denias Senandung di Atas Awan’ yang diproduseri oleh Nia Zulkarnaen-Ari Sihasale. Setelah itu Pevita pun mulai dibanjiri tawaran bermain film juga sine­

Eva Celia

tron. Pemeran utama film ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wicjk’ ini amat sangat sibuk. “Kita sibuk tapi lalu lintas Jakarta macetnya parah banget, ya kita harus pintar-pintar cari jalan supaya kegiatan jangan sampai terhambat. Makanya aku sering naik ojek,” ucap gadis 24 tahun ini. Pevita yang sempat mendapat gelar ‘Selebriti Paling Memikat’ ini mengaku naik angkutan umum bukan hal baru baginya. Sejak dulu, ia telah diperkenalkan oleh orangtuanya untuk naik kendaraan umum. “Dulu zamannya aku masih sekolah, langganan aku naik ojek. Kadang diantar mama naik

mobil, tapi aku harus berangDiakuinya naik motor kadang kat jam setengah enam, pagi merepotkan terutama jika ia sekali. Padahal aku susah harus manggung di sebuah acara. bangun pagi. Makanya aku Dari rumah dia harus membawa memilih naik ojek ke sekolah. aneka perlengkapan keperluan Tapi sekolah aku dekat kok,” manggung yang sudah pasti merejelas Pevita. potkan. “Bawa baju, ini-itu, meKarena itu, katanya, set- mang repot. Tapi mau bagaimana elah kini telah berkarier, ia lagi. Biar repot dengan banyak pun tak segan memutuskan bawaan, aku tetap memilih naik untuk menggunakan angkutan ojek karena lebih cepat sampai ke umum untuk aktivitas di luar lokasi. Kalau sampai lebih cepat, rumah. “Jadi sesuai keperluan aku juga punya waktu merapikan saja,” tambahnya. diri,” ungkap Eva yang mengaku Hal yang sama juga berlaku enjoy dengan pilihan transporpada Eva Celia, putri artis tasinya dalam menunjang segala senior Sophia Latjuba, yang kegiatannya. (Diana Runtu) mengaku kerap ‘wara-wiri’ di Jakarta naik ojek online. Sama seperti Pevita, pilihan Eva naik ojek online karena Jakarta yang macet. “Ojek adalah satu-satunya kendaraan yang mampu menembus kemacetan Jakarta. Lebih praktis dan cepat. Naik mobil tidak efektif sama sekali, yang ada malah kita stres karena macet,” kata Eva yang mengaku belum ingin membeli mobil ataupun motor untuk aktivitasnya seharihari. “Sampai sekarang aku masih nyaman naik ojek,” ucap pemilik album ‘And So It Begins’ ini tersePevita Pearce nyum.

Gunakan Kendaraan Sesuai Keperluan Sektor transportasi umumnya suami saya harus segera mencari bahan tumbuh dan berkembang sesuai untuk produksi dan di saat yang sama dengan peningkatan perekonosaya juga harus menemui klien di luar mian. Transportasi adalah sarana kota seperti di wilayah Ubud, maka paling penting bagi masyarakat saya memilih alat transpotasi umum, modern untuk kemudahan, memtaksi online agar semua kerjaan berperlancar dan menunjang mobilitas jalan lancar, “ tegas Dewi yang cukup sehari-hari. Bagaimana dengan banyak dipercaya menangani uniform urusan transportasi saat ini bagi hotel, restoran serta dan perusahaan seorang desainer bernama Dewi di beberapa lokasi di Bali ini. Suarjani? Begitu pula jika sedang tidak mood Saat ini, Bali, khususnya Denmengendarai mobil sendiri, Dewi Supasar sudah jauh berubah. Jika arjani mengakui sesekali juga memilih dahulu kita bisa ke mana saja dalam menggunakan jasa taksi online yang waktu yang singkat sudah sampai ada. Menurutnya semua jasa kendaraan di tempat tujuan. Sekarang dengan online yang ada rata-rata memberikan kepadatan lalu lintas dimana-mana pelayanan yang baik dan kenyamanan sudah pasti waktunya menjadi jauh sebab mereka juga membawa nama lebih lama. Begitu disampaikan perusahaannya. pemilik Dewi House Fashion di Untuk kegiatan lainnya, baik terkait kawasan jalan Wijaya Kusuma ini. usahanya atau pun untuk keperluan Menurutnya, kita semua harus keluarga jika jaraknya dekat, seperti pintar-pintar memilih jenis kendmenjemput anak les katanya ia mauaraanyang bakal digunakan untuk pun sang suami, Surya lebih memilih menunjang aktivitas keseharian. santai menggunakan kendaraan roda Dewi Suarjani “Jika kegiatan atau urusan kerjaan dua atau motor. “Selain membantu mengharuskan kami ke kawasan Nusa Dua untuk lebih cepat juga bisa menjadi lebih hemat,” cetusnya menemui beberapa klien, apalagi saat cuaca kurang tersenyum. mendukung akibat cuaca saat ini susah di tebak, maka Apalagi, lanjut Dewi untuk urusan kendaraan roda kami akan menggunakan kendaraan roda empat,” tutur dua, saat ini ada ojek online yang sudah sangat dikenal ibu dua anak ini. masyarakat kita. Jasa ini harus diakui telah menjadi “Kalaupun sesekali secara bersamaan kami harus transportasi yang mudah untuk digunakan sebab kita membereskan sesuatu secara bersamaan, misalnya hanya memerlukan teknologi handphone dengan men-

download aplikasinya. “Kita, cukup mengklik dengan satu jari setelah itu langsung bisa memesan tanpa harus menunggu lama, termasuk dalam keadaan apapun, apakah cuaca sedang panas terik, hujan maupun angin. Apalagi kita juga dengan mudah mengetahu dari aplikasi tersebut mengenai harga atau tarif sesuai dengan jarak yang kita tuju,” tuturnya. Kendaraan roda dua online ini juga, suka digunakan Dewi untuk membantunya ketika harus terburu-buru sekaligus membelah kemacetan di kawasan kota. Jika sedang malas berkendaraan sendiri, naik ojek juga jadi solusinya. “ Untuk urusan yang terkait usaha di masa kini, tidak perlu ada gengsi. Apapun yang bisa menunjang pelayanan itulah yang lebih utama. Apalagi , sekarang dengan berbagai jasa kendaraan online cukup bisa diandalkan untuk menghemat waktu dan efisien. Masih bicara soal ia menggunakan jasa motor online selain sesekali untuk menembus kemacetan yang berarti mempercepat jarak tempuh juga bisa membantu menjadi pengantar barang ke rumah klien.”Kami juga sering menggunakan jasa online ini untuk memesan makanan saat kami semua sedang sibuk mengurus pekerjaan dan mengurangi waktu untuk mengantri jika pergi sendiri,” ujarnya sembari menekankan hal ini hanya sangat membantu dalam kondisi tertentu. Kalaupun ada sebagian masyarakat secara tidak langsung memiliki penilaian tentang status sosial seseorang dengan tolak ukur dilihat dari alat transportasi yang digunakan, tidak demikian bagi pengusaha bidang fashion seperti Dewi, yang terpenting katanya kendaraannya disesuakan dengan situasi dan kondisi terutama keperluan terkait mengotimalkan pelayanan, misalnya agar segera dan tepat waktu sesuai harapan klien. (Sri Ardhini)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Ekspresso

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

SKIP CHALLENGE

GORO-GORO Benarkah ciri anak muda itu suka mela­ wan tantangan? Ini terkait dengan “skip challenge” Putu Wijaya alias pingsan se­ jenak yang sem­ pat ramai dibicarakan medsos di Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Banten, dan Jateng. “Tapi kita waktu muda dulu lain, jangankan melawan tantan­ gan, kita justru berusaha meno­ lak, jangan sampai ada yang menantang. Caranya antara lain bersikap ramah, sopan, rendah hati dan sabar dalam pergaulan,” kata Amat. Bu Amat memotong. “Ya, itu kan Bapak yng me­ mang penakut. Anak-anak lain di zaman saya remaja dulu, banyak yang nekat. Ada yang mencopet pistol Pak Polisi yang lagi asyik makan.” “Nyopet pistol?” “Ya, pistol. Soalnya Bapak itu sukanya nangkap anak-anak yang pakai motor tanpa SIM untuk

dapat uang damai, satu hari 50 ribu kan lumayan.” “Tapi nyopet pistol, itu krimi­ nal! Terus pistolnya dijual?” “Ah, pistol palsu siapa yang mau!” “Palsu?” “Ya mungkin pistolnya rusak jadi yang dibawa pistol palsu. Atau teman-temannya mau bercanda mengganti pistolnya dengan pistol palsu.” “Terus dikembalikan?” “Mana dia mau! Tapi esoknya ia sudah pakai lagi pistol bener­ annya.” Amat berpikir. “Tapi itu bukan contoh yang baik untuk menunjukkan anak muda suka tantangan. Di Amerika Serikat orang muda mencekik lehernya sendiri supaya otak kekurangan oksigen sehingga dia pingsan sebentar. Di kita disebut skip challenge, yang bersangkutan ditekan ke tembok sampai pinsan. Itu sudah gila! Makin maju manu­ sia makin gila!” Bu Amat kembali memo­ tong.

.“

“Ya itu kan kata bapak yang...

“Yang penakut? Salah! Bukan hanya bapak, dokter jantung, dokter saraf, ahli ilmu jiwa sudah berkomentar itu bukan kebera­ nian melawan tantangan. Kalau mau melawan tantangan panjat gunung di Papua, terjun bebas, berenang seberangi Selat Bali atau Selat Sunda! Skip challenge itu konyol!” “Itu kan kata Bapak!” “Bukan Bu, bukan! Itu kata medsos! Baca dong koran!” “Saya sudah baca!” “Kalau sudah baca, masih bi­ lang Bapak penakut, berarti Ibu setuju skip challenge?” “Tidak.” “Tapi kenapa bilang..?” “Karena di koran kan sudah ditulis, kalau cuma melarang dan mencela tidak akan berhasil. Ba­ pak harus memberikan anak-anak muda itu pengertian!” Amat tak setuju. Tapi dia diam. “Bapak tak perlu menang berdebat dengan Ibu kamu,”curhat

Amat pada Ami, “Bapak tak setuju anak muda itu diperlakukan sep­ erti bocah ingusan. Nanti akan terus jadi bayi besar. Padahal Bung Karo, Bung Hatta, Bung Tomo, Bung Syahrir dll itu, berapa usianya waktu memerdekakan Indonesia? Masak anak muda sekarang tidak tahu skip challenge itu bunuh diri? Terlalu!” Ami tertawa. “Kamu kok ketawa?” “Bapak mau dengar pendapat saya?” “Tidak!” Ami ketawa lebih keras. “Karena kamu pasti setuju skip challenge!” “Bukan setuju, Pak! Tapi Ami sudah mencobanya!” Amat kaget. “Apa? Sudah mencoba? Men­ coba skip challenge? Kamu sudah

gila, Ami!” “Bapak tidak ingin bertanya mengapa Ami melakukannya?” “Tidak!” Tapi Ami tak peduli dan terus menjawab: “Sebab waktu Ami muda dulu, semuanya serba tak boleh. potong rambut tak boleh, indekos tak boleh. Naik motor tak boleh, apalagi ke disko. Jadi sekaranglah Ami baru bisa melakukan yang tak boleh. Tapi anak-anak muda itu sekarang boleh melakukan apa saja asal akibatnya tanggung sendiri. Saya yakin mereka tak akan mau melakukannya justru karena tak dilarang!” Amat tertegun. Dia tak setuju tapi tak ngomong apa-apa. Hanya dalam hatinya berbisik, Indonesia sudah merdeka, pendapat boleh berbeda.

Emak-Emak Berkendara Berbahaya?

“Udahlah, kalau papasan sama Emak-Emak bawa motor di gang mending ngalah”. “Mau belok ke kanan pasang seinnya ke kiri, hmmm…”. “Greget bawa motor, bisa salip-salip, sampai bonceng empat sekaligus, Emakemak”. Sepertinya ungkapanungkapan di atas sering kali digunakan dalam mimema in­ ternet. Fenomena lain tentang ibu-ibu berkendara mungkin juga beberapa kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ada yang menyebutkan bahwa banyak keseruan yang terjadi dan kadang dikatakan ‘berba­ haya’ ketika ibu-ibu berhubun­ gan dengan transportasi. Apakah benar begitu? Penelitian menyatakan jika perilaku berkendara seseorang dapat dipengaruhi oleh kon­ disi biologis, psikologis, dan sosial. Secara lebih mendalam berkendara berkaitan dengan kemampuan kognitif, emosi dan motorik. Interaksi antara sekian aspek tersebut, menimbulkan stereotip bahwa perempuan dikatakan memiliki kemam­ puan berkendara yang lebih buruk dibandingkan dengan laki-laki. Taukah Anda, kondisi

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

tersebut dapat memberikan label psikologis sehingga perempuan cenderung meyakini bahwa di­ rinya ‘kurang mampu’ menjadi pengendara yang andal. Biasanya ditandai dengan ketegangan yang berlebih dan keragu-raguan saat berkendara di jalan. Hal lainnya yang dapat diulas adalah perilaku agresi berkendara atau yang dikenal dengan aggressive driving. Perilaku ini muncul karena pengendara sulit mengon­ trol emosinya dalam situasi berla­ lulintas. Agersif dalam berkendara dapat terlihat dari perilaku me­ langgar rambu-rambu lalu-lintas, mengklakson secara keras dan terus menerus, memotong jalan penguna jalan lainnya, sampai dengan memaki disertai dengan gestur yang kurang sopan. Para pengendara yang agresif cend­ erung berani mengambil risiko berkendara sehingga tidak jarang membahayakan kondisi pengguna jalan lainnya. Perempuan juga dikatakan ikut andil, sekalipun menurut para pengamat dan ahli, laki-laki lebih sering menunjuk­ kan perilaku aggressive driving. Secara statistik, perempuan ada­ lah pengemudi yang lebih aman dibandingkan dengan laki-laki.

Made Padma Dewi Bajirani

Tantangan terbaru dalam berk­ endara saat ini adalah penggunaan telepon seluler saat menge­ mudi pada perempuan maupun laki-laki. Beberapa survei yang dilakukan menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih ser­ ing menggunakan telepon geng­ gam seperti menelepon, men­ girim pesan, bahkan mengecek sosial media hingga update status

dibandingkan dengan laki-laki. Tentunya perilaku ini akan mem­ berikan risiko pada pengendara dan pengguna jalan lainnya. “Emak-emak berkendara berbahaya?” Tidak sepenuhnya lagi, pada era saat ini perempuan tidak lagi hanya mengendarai sepeda motor. Perempuanperempuan memiliki kemam­ puan dan kesetaraan dengan laki-laki dalam hal berkend­ ara. Sekarang saja dapat kita jumpai perempuan yang menjadi pengemudi transportasi publik. Misalnya seperti pengemudi ojek online, mengantar Anda dari halte ke halte dengan bus kota, mengemudikan kereta api, hingga menerbangkan pesawat yang Anda tumpangi. Masih terlihat berbahaya kah? Pada dasarnya ketika berk­ endara pastikan kembali kondisi kesehatan fisik dan psikologis

Anda. Jika kondisi fisik Anda dalam keadaan lelah ataupun kondisi psikologis kurang me­ mungkinkan untuk berkendara seperti cemas, gelisah, takut, menurunnya kesadaran, dan ketidakstabilan emosi cobalah untuk tidak berkendara sendiri. Berikan waktu yang cukup un­ tuk diri Anda beristirahat dan menjadi lebih tenang. Apabila ada agenda yang sangat mende­ sak dan membutuhkan mobilitas yang tinggi, ada baiknya Anda menggunakan transportasi pub­ lik atau meminta bantuan orang lain untuk mendampingi. Tetap berhati-hati di jalan, patuhi rambu-rambu dan ingatlah kes­ elamatan diri dan orang lain. Made Padma Dewi Bajirani (Mahasiswi Magister Psikologi Profesi Bidang Klinis, Universitas Gadjah Mada)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

23

Modalnya Berani dan Kuasai Bela Diri

Menjadi seorang supir banyak tantangannya. Supir tak hanya menyetir tetapi harus paham tentang kondisi mobil. Kebanyakan supir laki-laki namun bukan berarti tak ada supir perempuan. Blue Bird Group mempunyai beberapa pengemudi taksi perempuan. Berikut kisah dua perempuan yang mengadu nasib menjadi pengemudi taksi.

C

arolina, perempuan usia 47 tahun ini su­ dah menjadi penge­ mudi taksi selama dua tahun tiga bulan. Awalnya, pun ia hanya coba-coba. “Saya sih awalnya sekadar mencoba hanya untuk mencari penghasilan untuk keluarga,” ujarnya saat ditemui Tokoh, di acara HUT ke-45 Blue Bird Group di Denpasar. Carolina menuturkan, sudah lama tinggal di Bali, sekitar 32 tahun silam. Ia mengaku sangat menyukai hobi travelling. Ia pun biasa naik angkutan umum dan bi­ asa menyetir sendiri. Ketika hidup memberinya pilihan, sebagai s­ ingle parent dan harus menghidupi keluarganya, Carolina tertarik mencoba menjadi pengemudi taksi. “Menjadi pengemudi taksi karena ada teman yang memberi tahu kalau Blue Bird menerima pengemudi perempuan,” kata ibu empat anak ini. Ketika ia memutuskan menjadi pengemudi taksi, salah seorang anaknya bertanya, “Apa Mama ga malu menjadi supir taksi? Saya jawab dengan tegas, mama tidak

malu menjadi pengemudi taksi. Justru mama bangga bisa be­ kerja untuk menghidupi keluarga. Akhirnya, lama-kelamaan, anak saya bangga dengan pekerjaan ibunya ini,” kata Carolina sembari tertawa. Sebelum menjadi pengemudi taksi, Carolina bekerja di kantor kontraktor. Ia mengatakan, sudah terbiasa bekerja dengan laki-laki. Jadi, ketika ia berpindah haluan menjadi pengemudi taksi, ia tidak terlalu mempermasalahkan tan­ tangan yang akan dihadapi. “Saya justru banyak belajar karakter orang dari bermacam-macam sifat penumpang,” kata Carolina. Menurutnya, memang kesabaran adalah modal utama. Namun, ia menegaskan, apapun tantangan yang ia hadapi, ia yakin semua ada hikmahnya. Ada kisah unik yang dituturkan Carolina. Ia pernah menerima tugas, menjemput penumpang pukul 05.00. Ternyata penum­ pangnya dalam kondisi mabuk. Untung saja, ia menguasai bela diri sehingga ketika penumpang berulah macam-macam, ia sudah

Carolina dan Tyas

siap dan tidak takut. “Memang sebagai pengemudi perempuan banyak sekali tantangannya. Yang diperlukan sifat berani melawan dan tidak boleh takut,” ucapnya. Jam kerja Carolina, tiga hari masuk kerja dan satu hari libur. Jam kerjanya mulai pukul 07.00 sampai 19.00. Namun, terkadang, bisa saja ia menerima tugas di luar jam kerja. Saat libur, biasanya Carolina memanfaatkan waktunya untuk mengemong cucunya yang baru berusia 7 bulan. “Cucu saya menjadi hiburan saat saya libur bekerja,” kata Carolina. PAKAI FEELING Kisah Tyas lain lagi. Perempuan usia 41 tahun ini sebelum menjadi

Gunakan Jalur Ramai Keberadaan alat transpor­ kemungkinan memanfaatkan jasa tasi tentu sangat penting untuk transportasi umum untuk men­ menunjang segala aktivitas sese­ dukung kegiatannya. “Ya kalau orang. Berbagai jenis transportasi pas tidak ada kendaraan pribadi baik darat, laut, maupun udara tidak ada salahnya menggunakan hadir untuk memudahkan dan angkutan umum,” imbuhnya. memberi kenyamanan perjalanan Perempuan kelahiran 7 Februari setiap orang. Alat transportasi 1998 tersebut mengaku juga darat merupakan yang paling di­ selektif dalam memilih angkutan minati dan paling sering diguna­ umum yang akan digunakan. “Ini kan oleh masyarakat. untuk alasan keamanan, jadi usa­ Terlebih pengguna sepeda hakan naik angkutan yang banyak motor saat ini begitu banyak penumpangnya,” tambahnya. Bila yang diantaranya adalah kaum perlu, jangan naik angkutan umum perempuan. Banyak faktor yang sendiri, minimal ada teman yang membuat perempuan saat ini diajak untuk saling menjaga. harus bisa mandiri, salah satunya Hal terpenting yang perlu adalah berpergian sendiri. Tidak diperhatikan ketika naik angku­ jarang bagi kaum perempuan tan umum adalah memperha­ Kadek Susan Tio Riski harus bolak-balik ke tempat tikan penampilan. Menurutnya, kerja dan pergi mengurusi bisnis ke tempat yang penampilan yang berlebihan akan mengundang cukup jauh. tindakan kriminal di tempat umum. “Waspada Hal tersebutlah yang juga dirasakan oleh Kadek terhadap sekeliling dan jaga penampilan agar tidak Susan Tio Riski. Sebagai seorang penyanyi, penari, mengundang tindakan kriminal,” sambungnya. sekaligus anggota dari sekaa Bondres Dwi Mekar, Faktanya perempuan memiliki kekurangan dirinya mengaku aktivitasnya cukup padat sehingga dalam hal-hal tertentu saat mengendarai motor ia harus melakukan segala sesuatu dengan mandiri, dibandingkan kaum pria. Rasa lelah berkendara termasuk berkendara. Gadis yang akrab disapa Su­ dan juga rasa takut akan begal atau kejahatan san ini lebih suka berkendara sendiri karena dirasa lainnya sesekali pun menghampiri. Meskipun lebih leluasa dengan kebutuhan dan keperluanya. berkendara sendiri dirasa lebih leluasa, ia tidak “Lebih suka sendiri, karena saat kegiatan padat gak memungkiri ada hal yang ditakutkan. Tindak krimi­ mungkin dong minta dianter. Kita juga jadi nggak nal maupun hal negatif lainnya membuatnya harus canggung mau bepergian,” jelasnya. waspada ketika pulang malam. “Selalu bawa dan Selain itu, alasan efisiensi waktu dan biaya aktifkan HP untuk menghubungi keluarga dan juga serta keamanan juga menjadi pertimbangan jika pulang malam gunakan jalan dengan jalur yang dibandingkan menggunakan transportasi umum. ramai digunakan pengendara,” ungkapnya. Tetapi, jika keadaan mendesak tidak menutup (Wiwin Meliana)

pengemudi taksi pernah menjadi supir keluarga dan supir mobil boks. “Saya hanya tamatan SMA dan tak mempunyai keterampilan lain selain menyetir. Makanya, saya bersyukur walaupun hanya menjadi pengemudi taksi,” ucap­ nya. Ia mengatakan, saat menjadi supir keluarga, ia tak merasa ada tantangan dalam bekerja. Kegiatannya hanya mengantar anak-anak sekolah dan meng­ antar bos perempuannya belanja ke mal. Sementara, waktu menjadi supir mobil boks tugasnya men­ gantar barang ke pasar. Arealnya masih seputaran pulau Bali. Tan­ tangannya kadang ia harus meng­

ganti ban mobil sendiri. Beberapa masalah soal kendaraan ia harus kuasai. Ia mengatakan, semuanya hanya berdasarkan feeling. “Bi­ asanya saya merasa ada sesuatu yang agak aneh pada mobil kalau memang ada masalah. Saya tidak belajar bengkel mobil, cuma pakai feeling saja kayaknya ininya yang masalah,” kata perempuan yang masih lajang ini. Tyas menuturkan sejak kecil sudah terbiasa berteman dengan laki-laki. Malah ia mengatakan, sejak sekolah temannya sebagian besar laki-laki. Ia dibesarkan de­ ngan didikan keras karena ayah­ nya seorang tentara. Dari seorang teman, ia menda­ patkan info, ada lowongan men­ jadi pengemudi taksi di Blue Bird. Ia merasa nyaman saja bekerja di armada yang kini sudah berusia 45 tahun tersebut. “Untuk urusan penghasilan, ia merasa cukup. Da­ lam bekerja kami punya SOP. Ka­ lau ada barang penumpang yang ketinggalan, kami harus segera kembalikan ke penumpang. Kalau tidak bisa, kami kembalikan ke kantor,” katanya. Untuk urusan tantangan, ia mengatakan, siap menjalani­ nya. “Penumpang dengan se­ gala macam tingkah laku, sudah menjadi makanannya sehari-hari. Ya, harus sabar saja. Kalau saya sih prinsipnya jalani saja,” kata perempuan yang sudah menjadi pengemudi taksi dua tahun enam bulan ini. (Wirati Astiti)

Wanita dan Anak Jadi Penentu Memilih kendaraan baru ternyata memerlukan pendapat anggota keluarga. Peran wanita sangat domi­ nan dalam penentuan ini. “Berdasarkan pengalaman sebagai penjual mobil, dulu hampir 80% keputusan ada di tangan wanita atau istri. Sekarang mulai ada pergeseran. Peran wanita turun menjadi 50%, si­ sanya tergantikan olen peran anak,” ungkap Tri­ yana Anom, Kepala Cabang Auto2000 Tabanan. Adanya pergeseran pe­ nentu keputusan membuat para sales mengarahkan promosi ke anak-anak. Tujuannya tentu si anak akan memberi usul kepada orangtuanya tentang mobil baru yang ingin dibeli. Suara anak kadang sangat menentukan pilihan orangtuanya. Di sisi lain, wanita juga men­ galami pergeseran dalam menen­ tukan mobil yang dibeli. “Dulu kaum wanita lebih memilih sedan atau city car. Sekarang ada kecend­ erungan, kaum wanita memilih mobil sporty dan ukuran besar,” ujar Anom. Dari hasil perbincangan den­ gan wanita yang memilih mobil ukuran besar, Anom mendapat jawaban yang beragam. Ada yang

Triyana Anom dan istri

merasa aman kalau menyetir mobil besar. Orang seringkali menduga kalau mobil besar pengemudinya juga besar sehingga tidak berani macam-macam. Padahal belum tentu seperti itu. Banyak mobil besar tetapi postur pengemudinya kecil. Ada yang menemukan ke­ nyamanan dengan mobil besar. Ada juga yang menjadikan mobil besar sebagai aktualisasi diri. Namun, ia melihat masih ada ada wanita yang memilih city car seperti Agya dengan pertimban­ gan kondisi jalan, daya beli, serta penghasilan. Semua ini kembali ke keinginan dan kemampuan kon­ sumen. (Ngurah Budi)


22

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

Berharap suhu politik di Jakarta normal kembali seusai Pilkada, ternyata tidak. Meski tidak sepanas sebelumnya namun tetap saja ‘demam’. Rupanya pendukung masing-masing kubu belum ‘move on’, masih saling kritik, masih saling hujat. Bahkan urusan bunga saja bisa sampai melebar kemana-mana akhirnya saling hujat.

B

icara bunga, fenomena yang terjadi dalam dua pekan terakhir per­ sisnya setelah Pilkada DKI Jakarta, sungguh mengejutkan. Betapa tidak, setelah Ahok-Djarot, pasangan petahanan dinyatakan kalah Pilkada versi quick count, Balaikota pun ‘dihujani’ ribuan karangan bunga pendukung Ahok-Djarot. Papan-papan bunga yang datang dari berbagai penjuru, bukan hanya warga Jakarta, tapi dari daerah bah­ kan luar negeri, menghiasi Balaikota juga sepanjang Jalan Merdeka Selatan hingga Monas. Beruntunglah di era sekarang, pemesan tidak harus datang ke kios bunga, cukup telepon toko bunga atau pedagangnya, transfer biaya, dalam beberapa jam karangan bunga pesanan pun tiba di lokasi tujuan. Media pengangkut bunga-bunga itu beragam, mulai dari motor, bajaj hingga mobil bak terbuka. Ternyata, bunga-bunga yang mendapat liputan luas dari media massa, khususnya televisi, juga divi­ ralkan di medsos, tidak membuat semua orang bahagia. Padahal se­ jatinya, bunga-bungaan nan indah dan harum bisa memberi efek me­ nenangkan, menyejukkan bahkan membahagiakan. Tapi rupanya ‘teori’ itu tidak berlaku bagi sebagian orang, yang bisa jadi merasa ‘tertekan’ dengan membanjirnya bunga di Balaikota— bahkan diberitakan di daerah lain pun seperti Batam, Bali, dll, ada papan bunga untuk Ahok-Djarot. Mereka pun lantas mengeluarkan komentar miring. Tuduhan pencitraan, rekayasa, bunga palsu alias dikirim sendiri oleh Ahok untuk dirinya, dll, gencar disu­

“Perang” Karangan Bunga Untungkan Pedagang arakan. Bahkan kabar hoax screenshot whatsapp Ahok yang seolah men­ gorder bunga pun beredar di dunia maya. Yang tak kalah mengheboh­ kannya adalah dibakarnya sejumlah karangan bunga itu oleh sekelompok buruh pada saat demonstrasi ‘May Day’ 1 Mei lalu. Pakar psikologi politik Hamdi Mu­ luk meyakini kalau bunga-bunga yang dikirim ke Balaikota bukanlah reka­ yasa sebagaimana yang dituduhkan pihak-pihak tertentu. “Menurut saya ini bukan rekayasa. Bagaimana mung­ kin satu orang mengatur ekspresi yang beragam, ucapan beragam,” ujar Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini. Dalam analisanya, pengiriman bunga untuk Ahok-Djarot merupa­ kan cara warga mengekspresikan perasaannya, juga mengapresiasi hasil kerja Gubernur dan Wakil Gubernur selama ini. Ini merupakan hal yang positif. Di sisi lain ada juga ungkapan keprihatinan, kekhawatiran atas kon­ disi bangsa saat ini. “Politik identitas dalam bentuk suku, agama, ras, yang dimainkan selama Pilkada sangat keras. Sebe­ narnya gejala ini sudah ada sejak zaman Pilpres lalu, namun kali ini (Pilkada) menjadi sangat keras. Masyarakat khawatir pemakaian politik identitas yang berhasil di Ja­ karta, akan digunakan lagi dan akan mengoyak rasa persatuan kebangsaan kita,” ujarnya. HARGA BUNGA MELAMBUNG, PEDAGANG PANEN Dua pekan sudah fenomena karan­ gan bunga terjadi di Jakarta, dan bukan hanya Balaikota—Gedung Pemda DKI Jakarta—yang kebanjiran karangan bunga, bahkan kini sudah melebar ke sejumlah instansi di antaranya Mabes Polri, Mabes TNI. Di Mabes Polri Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, misalnya, ratusan karangan bunga dari masyarakat ber­ datangan. Isi pesannya selain mengu­ capkan terima kasih atas kiprah Polri dalam menjaga keamanan, juga mem­

Karangan bunga Ahok -Djarot

Pasar bunga Rawa Belong

beri dukungan agar Polri tetap teguh dalam menjaga NKRI, serta menindak tegas kelompok radikal dan intoleran yang meresahkan masyarakat. Pesan senada juga disampaikan masyarakat lewat papan karangan bunga yang dikirim ke Mabes TNI. Atas fenomena yang diluar dug­ aan ini, yang paling bahagia tentunya para pedagang bunga. Kalau bi­ asanya pesanan bunga melonjak pada momen-momen tertentu seperti hari raya, dll, kini justru muncul di saat suhu politik meninggi. Sejumlah pedagang di pasar bunga di Jakarta, baik di Rawa Belong, Kebun Jeruk, maupun di Pasar Bunga Tebet, Jakarta Selatan, mengaku

senang dengan kondisi ini. “Kita ng­ gak ngomong politik ya, yang penting jualan. Pesanan naik, omzet naik. Apalagi sebentar lagi akan Lebaran,” ungkap Maman, pedagang bunga di Pasar Bunga Tebet. “Kalau biasanya rata-rata orderan karangan bunga empat sampai lima per hari maka kini bisa sampai 20 orderan lebih,” ucapnya. Kata Maman, bukan hanya kios­ nya yang panen pesanan tapi banyak temannya sesama pedagang bunga di Pasar Bunga Tebet juga kebanjiran orderan. “Karena sama-sama perlu banyak bunga, jadi kami nggak bisa pinjam atau beli stok bunga teman kalau stok kita habis. Jadi masingmasing usaha sendiri untuk menda­ patkan bunga,” ungkap Maman yang mengaku sempat menolak pesanan karena stok bunganya habis. Maman mengaku tidak me­ nyangka fenomena bunga akan me­ landa Jakarta. Dirinya dan sejumlah pedagang lain sempat kaget karena

pesanan membanjir secara tiba-tiba, sementara stok bunga terbatas. Un­ tungnya pusat bunga di Bandung dan Cianjur, tempat dimana mereka biasa membeli bunga, punya stok banyak dan memberi pelayanan cepat. “Tapi saya pernah juga menolak pesanan karena pembeli maunya karangan bunga di antar ke Balaikota pukul 2 siang, sementara dia datang pukul 12 siang. Saya bukannya tidak mau melayani tapi anak buah saya juga sedang mengerjakan banyak orderan. Jadi terpaksa kami tolak,” ujarnya. Seperti di Pasar Bunga Tebet, para pedagang Pasar Bunga Rawa Belong, Kebun Jeruk, juga mengaku kewalahan dengan banyaknya pe­ sanan karangan bunga, baik untuk Ahok-Djarot, Polri, juga instansi lain. Meski begitu, kata Wahyudi, pemilik kios bunga di Rawa Belong mengaku tidak mau aji mumpung dengan me­ naikkan harga bunga atau karangan bunga berlipat-lipat. “Harganya berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta, tergantung bentuk dan ukuran karangan bunga. Tapi beberapa pembeli sempat meme­ san dengan ukuran besar, nah itu harganya di atas Rp 1 juta,” ucap Wahyudi yang sudah puluhan tahun berjuangan di Pasar Bunga Rawa Belong. “Karena banyak pesanan kami merekrut dua tenaga perangkai bunga tambahan. Jadi sekarang ada enam orang yang bekerja ngebut,” tambahnya. Gara-gara bunga sedang ramai, harga bunga pun kini melambung tinggi. Beberapa bunga mengalami kenaikan yang lumayan. Kalau sebe­ lumnya, misalnya satu ikat bunga harganya Rp 50 ribu, naik menjadi Rp 100 ribu-150 ribu. “Naiknya sudah sepekan ini. Mau nggak mau kita terpaksa menaik­ kan harga juga, tapi nggak banyak. Untung nggak perlu banyak, yang penting transaksi mengalir terus, dan pembeli bisa menjadi langganan kios kami nantinya,” tambah Wahyudi seraya bersyukur umumnya peme­ san bunga tidak ‘cerewet’ tentang pemilihan bunga. “Kebanyakan pemesan tidak minta macam-macam. Mereka juga memberikan ukuran, trus tulisan yang diinginkan. Mereka (pembeli) cuma bilang, “Pak bikin bunga yang cakep yaaa”,” kata Wahyudi sambil tertawa.(Diana Runtu)

Sosialita Inovatif dan kreatif, itulah yang dipercaya Pande Yudi Sutrisna, dalam menjalan­ kan bisnis. Sebelum sukses dengan toko oleh-oleh khas Bali, Arjuna Gagapan Bali, ia membuka bengkel Autometallic. Didirikan pada tanggal 18 Agustus tahun 1999, beralamat di Jalan Raya Batubulan, Banjar Tegehe. Bengkel Autometallic merupakan bagian dari anak perusaha­ an Galuh Group.

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Autometallic

Bengkel Asuransi Pengerjaan Tercepat 1 x 24 jam Bali. “Tujuan dari kunjun­ gan ini adalah untuk berbagi penge­tahuan dan manajemen bengkel mengenai proses pengerjaan body repair dan paint modifications, agar kede­ pannya body repair semakin

“A

wal berdiri­ nya bengkel ini, kare­na s aya h o b i dengan game SEGA balap mobil. Saya tertarik dengan bodykitnya. Iseng-iseng saya mengubah mobil saya sendiri (fiberglass) saat itu di garasi mobil, sam­ pai akhirnya terbentuk seperti yang ada di game SEGA,” tutur Pande Yudi, tentang kisah awal ia membuka bengkel. Dari hobi inilah, akhirnya, membawa berkah bagi Pande Yudi. Mulailah ia membuka bengkel cat mobil panggilan dari rumah ke rumah (door to door) di saat awal-awal dia

3

baru menikah. Pekerjaan itu dilakoninya selama dua tahun, sampai akhirnya, ia bisa mendi­ rikan satu bengkel di Jalan Raya Batubulan. Sebelum bekerja sama de­ ngan asuransi/instansi, Auto­ metallic lebih banyak dicari para kalangan kawula muda dengan modifikasi fiberglass-

nya. Lantaran ini pula, mem­ buat bengkel Pande Yudi melejit. Selain ia juga, rajin mengikuti beberapa ajang kontes mobil modifikasi saat itu. Akhirnya tahun 2003, asuransi kerugian mulai tertarik mengajak untuk bekerjasama. Ia mengatakan, Autometallic merupakan bengkel asuransi yang satu-satunya bengkel di Bali memiliki sistem kerja one day service (1×24 jam). “Kendaraan yang dikerjakan di bengkel kami dengan request di nomer 085333333535. Asal yang klaim asuransi sudah dilengkapi dengan SPK (Su­ rat Perintah Kerja) kami bisa kerjakan hari ini masuk dan keesokan harinya sudah selesai (non sparepart), maksimal 10 panel tanpa biaya tambahan,” ujarnya. Autometallic mulai dikenal luas dan makin berkembang pesat. Mulailah ber­datangan, kerja sama dari beberapa ­instansi. “80% yang masuk ke ­Autometallic mengharapkan pengerjaan cepat seperti rent a car, perusahan-perusahan besar maupun personal seperti para sales/marketing,” jelasnya. Au to m e t a l l i c m e l aya n i klaim kendaraan dari asuransi dan kendaraan non asuransi (pribadi), dengan hasil kerja yang berkualitas tinggi dan bergaransi. Proses klaim yang sangat mudah yang dilakukan langsung di kantor asuransi kesayangan Anda. Selain itu, Autometallic juga menerima pengerjaan poles total bodi yang akan membuat mobil Anda terlihat bersih dan seperti baru kembali. Spesial repair merupakan sistem getok dan las bodi yang tanpa merobek body mobil saat kendaraan tersebut mengalami penyok ringan maupun berat, sehingga tidak mengurangi original kualitas plat mobil serta mempermudah dan mem­ percepat pekerjaan. Autometallic juga, ­menerima kunjungan studi dari instansi atau sekolah-sekolah yang berada di Bali maupun di luar

diminati banyak gene­r asi,” kata Pande Yudi. Selain sukses dengan Autometallic, Pande Yudi juga memiliki dua beng­ kel yakni Krisnanda Motor di Jalan Mahendradatta dan Fino Motor di daerah Renon. –ast

Piagam penghargaan yang diberikan dari kunjungan siswa beberapa sekolah.

Kunjungan siswa.


4

Inspirasi

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Mandalika

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

21

Eki Puji Lestari

“Sulap” Lilin Jadi Makanan

Wajah Eki Puji Lestari tampak semringah. Betapa tidak hari pertama pameran Inacraft kerajinan lilin miliknya laris manis. Rupanya banyak yang tergoda dengan dummy makanan yang sepintas mirip sekali dengan makanan sungguhan. Awal yang baik, ungkap Eki tersenyum lebar.

“D

ummy makanan khas Solo yang saya taruh di etalase utama habis terjual. Tadi banyak pengunjung yang tanya, tapi saya bilang habis,” ungkap wanita ramah bersuara halus itu sembari menunjuk etalase utama yang kini telah berganti dengan makanan lain juga es cream aneka rasa. Di stan Eki yang diberi nama “Griya Lilin’ berbagai macam dummy makanan dari lilin ditampilkan. Satu di antaranya yang cukup menarik adalah tumis daun ubi yang sangat persis dengan makanan sebenarnya. Terlihat sekali kalau Eki sangat memperhatikan detail. Selain dummy makanan, Eki juga menampilkan lilin aneka warna, aneka jajanan, serta souvenir lilin mungil. Eki mengaku keberhasilan bisnisnya tidak dicapai dengan mulus. Malah, katanya, dia sempat ‘mutung’ alias patah hati lantaran mendapat pengalaman buruk dengan seorang customernya yang rewel. “Waktu itu saya belum lama terjun ke kerajinan lilin. Ada customer yang memesan souvenir lilin namun dia menghendaki warna dan bentuk yang sama. Ini kan sulit. Karena ini adalah kerajinan handmade. Wah customernya galak sekali, dia membentak-bentak dan mengeluarkan kata-kata yang tak patut. Saya

Areal kawah raksasa Gunung Tambora yang memuntahkan 150 kilometer kubik material dalam kekuatan ledak 7 Vei (Volcanic Expolisivity Indeks),empat kali lebih dahsyat dari ledakan Gunung Krakatau 1883

sampai ingin nangis karena sakit hati,” ungkapnya mengenang pengalaman pahitnya ketika memulai bisnis. Gara-gara kasus itu, tutur Eki, dia pun berniat meninggalkan bisnis yang baru dirintisnya. “Saat itu aku sakit hati banget. Aku bilang ke suamiku mau berhenti. Kata suami, ya sudah kalau memang tidak mau diteruskan tidak apa-apa. Saat itu pas menjelang Lebaran. Jadi aku pikir aku bereskan dulu masalah gaji karyawan juga THR nya setelah itu selesai,” tutur Eki. Ternyata, menjelang hari ‘H’ , datang customer yang ingin memesan souvenir. Karena dia sudah bertekad berhenti usaha, Eki pun memberi harga yang agak mahal kepada customer itu. “Souvenir lilin es cream dalam gelas mungil, ternyata dia suka sekali. Tapi aku ndak enak kalau harus nolak, jadi aku bilang harganya Rp7500 padahal biasanya Cuma Rp5.000. Tak disangka, customer ku langsung mengiayakan tanpa menawar,” tuturnya, Bahkan, tambah Eki, tak tanggung-tanggung dia memesan dalam jumlah banyak sekitar 7000 pieces. “Hahah aku yang tadinya mau berhenti jadi tergiur, tergoda lagi. Akhirnya aku ndak jadi berhenti karena setelah kejadian itu justru pesanan lilin saya melimpah hingga saya ke-

walahan,” ungkap Eki. Ibu satu anak ini bertutur awalnya terjun ke bisnis lilin. Ia memulai usahanya itu sekitar tujuh tahun lalu, persisnya 2010. Ketika itu, kata Eki, berdasarkan hasil survey yang dilakukannya, selain bisnis ini memiliki prospek yang bagus juga UKM yang menekuni ini tergolong jarang. “Saya tadinya bekerja kantoran. Tapi kemudian berhenti setelah melahirkan, saya ingin waktu saya sepenuhnya merawat anak. Kemudian terpikir untuk mengisi waktu luang dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat,” tutur Eki. Awalnya, tambah Eki, dia ingin melakukan berbagai aktivitas pemberdayaan perempuan di lingkungannya. “Kebetulan aku menguasai banyak ketrampilan. Sejak dulu aku rajin mengikuti berbagai kursus ketrampilan. Maksud aku, ingin membagikan ilmu pada perempuan-perempuan yang tinggal di sekitar rumah aku. Lalu aku juga memperkenalkan cara pembuatan lilin. Eh, malah kerajinan lilin berkembang menjadi bisnis,” kata Eki yang dummy makanan buatannya menjadi langganan perusahaanperusahaan besar. Karena ingin sekali bisnisnya dikenal masyarakat, Eki pun rajin melakukan pameran. Di awal-awal, tutur Eki, dirinya belum tahu tentang efektif tidaknya pameran yang diikutinya. “Dulu belum tahu. Aku kira namanya pameran pasti bagus. Padahal pameran pun harus disesuaikan dengan karakter lingkungan yg jadi tempat pameran. Misalnya, kerajinan lilin kan lebih disukai masyarakat perkotaan, sementara masyarakat pedesaan kurang. Maka harusnya saya melakukan pameran di daerahdaerah perkotaan,” ungkapnya. Namun, kata Eki lebih jauh, dia banyak memetik pelajaran dari kesalahan-kesalahan yang dilkakukan.

Eki Puji Lestari

“Asal tahu saja ya, tidak semua pameran menguntungkan. Kadang malah tekor. Tapi kita harus menjalaninya karena lewat pameran lah produk kita dikenal. Saya sendiri pun meski kadang merugi tetap ikut pameran. Dan hasilnya memang, pada akhirnya saya tuai kemudian, produk saya makin dikenal dan banyak orderan masuk,” kata wanita kelahiran 1974 ini yang aktif memasarkan produknya di medsos. BELAJAR OTODIDAK Mengerjakan kerajinan lilin, tambahnya, membutuhkan ketekunan dan ketelitian tinggi. “Untuk mendapatkan hasil sempurna, saya lakukan trial and error khususnya pada pewarnaan. Untuk dummy makanan, kan, harus sama persis. Pencampuran warnanya, itu kadang sulit. Makanya kalau saya membuat dummy makanan, harus ada contoh masakan aslinya, bukan hanya foto,” ujarnya “Kadang masakan jadi pun tidak cukup maka saya pun harus melihat

bahan yang akan dimasak. Dari sana saya bisa melihat warna asli sayurannya misalnya, kemudian setelah dimasak akan terjadi perubahan warna. Dengan begitu saya akan menjadi semakin paham campuran warnanya,” tambah Eki yang mengaku sejak kecil sangat suka kerajinan. Bisa jadi karena sangat hobi kerajinan, sehingga Eki dengan cepat bisa menguasai ketrampilan lilin, termasuk teknik mencampur warna. “Saya belajar otodidak, tidak les,” tambah Eki yang baru saja mendapat proyek besar membuat dummy aneka masakan untuk acara festival kuliner di Tangerang, Mei mendatang. Alhamdulilah, kata Eki, banyak yang suka dummy masakan buatannya. Soal harga, menurut Eki, disesuaikan dengan bahan yang digunakan, juga tingkat kesulitan pembuatannya. “Kalau dummy masakan bisa berkisar antara Rp400.000 –an tergantung masakannya. Bahkan saya pernah juga membuat dummy pesanan sebuah hotel di Bandung dengan harga Rp2 jutaan. Waktu itu saya membuat dummy burger ukuran besar. Itu jadi mahal karena bahan yang dipakai banyak,” paparnya. Tentang material lilin, menurut Eki, tidak sulit mendapatkannya. Karena bahan dasar lilin lokal juga banyak dijual. Hanya saja untuk pembuatan dummy masakan dia masih kesulitan karena membutuhkan bahan dasar dari luar negeri. “Untuk masakan, apalagi yang dummy masakan yang berkuah , memerlukan bahan transparan dan itu tidak ada di Indoensia. Saya harus pesan ke luar negeri dan harganya pun tidak murah,” tambah Eki yang bisnisnya mulai berkibar tahun 2013. Eki bersyukur kini bisnisnya relatif stabil dengan penghasilan perbulan rata-rata Rp10 jutaan. “Jika sedang ramai dalam sebulan saya bisa mendapat Rp50 jutaan,” tambahnya. Meski pesaing di bisnis kerajinan lilin tidak lah terlalu banyak, namun kata Eki, sebagai pengusaha dia harus kreatif melakukan inovasi. Dia tidak boleh terlena yang bisa berakibat berhentinya kreativitas. Justru sebaliknya, ia harus selalu menciptakan kreasi-kreasi baru yang menarik. “Saya harus selalu melakukan inovasi. Bahkan, dari kesalahanklesalahan yang saya buat pun tak jarang melahirkan ide-ide menarik. Seperti ini, lilin unik warna warni. Ini awalnya dari kesalahan saya mencampur warna namun justru menghasilkan sesuatu yang menarik,” katanya. (Diana Runtu)

Di atas sebuah ­pesawat yang terbang dari Mataram menuju Bima, sekitar 15 menit sebelum mendarat di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, para penumpang yang duduk di bangku sisi kiri, terlihat sibuk ­mengarahkan telepon genggam dan kamera digital untuk memotret ke luar jendela.

S

ebuah lubang besar yang menganga tampak dengan jelas, menarik perhatian para penumpang. Itulah kawah raksasa dari Gunung Tambora yang meletus dengan sangat dahsyat, puncaknya pada tanggal 11 April 1815. Hari itu merupakan satu dari tidak banyak hari yang dilalui oleh para penumpang ini untuk dapat melihat kawah gunung yang ledakannya menggegerkan dunia itu, mengingat awan kerapkali menutupi kawah tersebut sehingga tidak dapat terlihat secara keseluruhannya. Saking besarnya kawah tersebut, selalu saja membuat kawah ini tidak bisa tampak secara keseluruhan karena pasti ada awan yang berarak ke sana-kemari menutupi pandangan mata untuk dapat menyaksikan lubang raksasa tersebut dari atas langit. Decak kagum para penumpang yang sempat menyaksikan kawah kepundan (kaldera) tersebut berlanjut menjadi perbincangan tentang letusan Gunung Tambora berdasarkan referensi yang pernah diketahui masing-masing orang. Menurut geolog dan salah seorang peneliti gunung api termasuk Tambora, Igan S. Sutawijaya, dah-

Di bibir kawah raksasa Gunung Tambora

Melongok Kawah Raksasa Gunung Tambora

syatnya ledakan yang menyisakan lubang besar bernama kawah itu bahkan tercatat telah memangkas hampir separuh dari badan Gunung Tambora yang memiliki ketinggian awal 4.200 mdpl dan kini tinggal menyisakan ketinggian 2.851 mdpl. Ledakan gunung yang disebut paling mematikan dalam sejarah, mengingat kekuatannya memuntahkan material yang sangat banyak itu setara dengan kekuatan ledaknya 171.428 kali bom atom, lanjut Igan, ledakan itu telah meninggalkan bekas kawah raksasa berdiameter 7 kilometer dengan kedalaman kawah mencapai 1.200 meter (1.2 km) dari bibir kawahnya. Dan itulah yang tengah dilihat para penumpang pesawat tersebut. Dengan kekuatan ledak super besar itu, ujar Igan, Tambora seperti menghempaskan emosinya. Beberapa gunung pembanding adalah kisah letusan Gunung Krakatau yang menghebohkan di tahun 1883. Kekuatan ledak gunung ini hanya setara 21.500 kali bom atom. Gunung yang paling dekat dengan Tambora adalah Gunung Agung di Bali yang meletus 1963, kekuatan ledaknya hanya 2.600 kali bom atom. Sebagai salah satu dari 127 gunung api aktif di dunia yang banyak dibicarakan karena kedahsyatan ledakannya, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tidak hanya menjadi kekayaan bagi negara Indonesia melainkan juga merupakan ke-

Dasar kawah raksasa Gunung Tambora yang meledak dengan kekuatan ledak setara dengan kekuatan ledakan 171.428 kali bom atom

nung Toba di Sumatera Utara (yang meletus pada zaman pra sejarah sekitar 74.000 tahun lalu dengan kekuatan ledak skala 8 Vei). Menurut Igan, bekas-bekas material letusan Gunung Tambora yang meletus dengan kekuatan 7 Vei (Volcanic Expolisivity Indeks),empat kali lebih dahsyat dari Gunung Krakatau 1883, berupa batu-batu sangat besar serta serpihan-serpihan batu menghitam yang luluh lantak karena panas awan letusan Tambora yang mencapai 800 derajat celcius mengalahkan panas awan letusan Gunung Vesivius di Italia yang mengubur Pompei, dengan 600 derajat celcius. Jalan bebatuan menuju dasar Kawah Raksasa Gubung Tambora “Dengan skala 7 Vei, kekuatan ledakan Gunung Tambora hingga kayaan dunia, khususnya dalam “Akibat letusan Gunung Tambora saat ini belum terpecahkan dalam hal keilmuan. Gunung Tambora yang menyebar abu vulkanik sejarah letusan gunung berapi di mewarnai kisah berbagai letusan yang “mengelilingi” dunia selama dunia,” kata Igan. Material ledakan Tambora gunung api yang pernah tercatat hampir setahun sejak letusannya dalam sejarah dunia. 1815 hingga 1816, menyebab- yang berserakan sepanjang jalur Dua ratus dua tahun yang lalu, kan tahun 1816 tercatat sebagai pendakian, terutama di punggung Gunung Tambora yang berdiri “tahun tanpa musim panas,” dan areal kawah Gunung Tambora inilah yang menambah eksotisme meranggas bak pasak bagi Pulau ungkap Igan. Sumbawa ini telah memuntahkan “Amerika Utara dan Eropa Gunung Tambora. Rumput-rumput material yang demikian banyak tertutup abu vulkanik akibat le- pendek yang dihiasi bunga abadi sampai-sampai mengubur per- tusan Gunung Tambora seh- sepanjang masa, adelweiss, dan aradaban yang ada di dua kerajaan ingga sinar matahari redup me- eal tanpa pepohonan yang memberi yakni Kerajaan Tambora di Bima nyebabkan kegagalan panen yang kesan tandusnya wilayah puncak dan Kerajaan Pekat di Dompu yang menimbulkan kelaparan di wilayah dan kawah. berada di bagian barat kaki Gunung tersebut,” lanjut Igan yang juga Gunung Tambora Tambora dan memporak-poranda- Penyelidik Bumi Madya dari Pusat “Kekayaan” Bumi Gora kan Kerajaan Sanggar yang berada Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Jika tahun 1815 Gunung Tamdi sebelah timur gunung ini. Geologi ini. Akibat erupsi besar Tambora Ia juga menambahkan bahwa bora menebar teror mematikan, menyebabkan tiga kerajaan hilang, abu Gunung Tambora keliling maka sisa-sisa letusan dan keseludua terkubur yakni Kerajaan Tam- dunia selama tiga minggu. Abu yang ruhan hal mengenai gunung ini, hari bora dan Pekat yang menyebab- merupakan bagian dari material ini menjelma menjadi magnet yang kan kedua kerajaan ini terhapus muntahan Gunung Tambora yang maha penting bagi ilmu pengetadari peta pemerintahan kala itu. terangkat dalam kolom setinggi 43 huan. Tidak itu saja, 150 kilometer Sedangkan Kerajaan Sanggar yang kilometer ini bahkan menembus kubik, ujar Igan, yang merupakan meskipun tidak terkubur akhirnya lapisan statosfir sehingga dengan “warisan” dari material yang dimunhilang juga karena telah porak dorongan angin berarak mengelil- tahkan Gunung Tambora, selain poranda dan luluh lantak seh- ingi dunia. Terkumpul di belahan mengubur Kerajaan Pekat dan ingga menyebabkan seluruh pen- bumi bagian utara. Abu ini menu- Kerajaan Tambora juga memporakduduknya musnah (meninggal dan tupi sinar matahari di sana yang me- porandakan Kerajaan Sanggar, mengungsi) meninggalkan Sanggar. nyebabkan eropa kehilangan musim termasuk pula yang menyebar Kerajaan Sanggar menjadi wilayah panas. Tahun tanpa musim panas ini secara khusus di seluruh areal dan yang kosong. Tidak ada kehidupan menyebabkan semua tanaman mati sekitar kaki Gunung Tambora, kini yang diatur oleh pemerintahan lagi sehingga mengakibatkan kelaparan telah menjadikan kawasan Tambora memiliki eksotika tersendiri yang di sana saat itu. sehingga banyak yang mati. Berbagai penelitian dan Gunung Tambora lalu tersohor “menggiurkan”. Itulah sebabnya, hari ini, seluruh tulisan telah mencatat, bahwa karena sejarah letusannya yang sanakibat dari letusan Tambora tidak gat dahsyat di tahun 1815. Sebagai “tubuh” bahkan hingga wilayahhanya memporak-porandakan salah satu icon Nusa Tenggara Ba- wilayah sekitar kaki Gunung Tamkerajaan-kerajaan yang berada di rat, gunung ini menyimpan sejarah bora layak dikonsep menjadi salah kaki gunung tersebut, melainkan letusan yang pernah tercatat dunia satu kekayaan alam dan budaya bagi juga mempengaruhi iklim dunia. sebagai yang terdahsyat setelah Gu- Bumi Gora. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

5

Perempuan Perempung Sajikan Inovasi Terbaik di Ajang Inacraft Penjual Kasur Kapuk Disperindag dan Dekranasda Kota Denpasar

Sekitar pukul 10 pagi, hampir tiap hari, di pojokan lampu merah perempatan Cemara Mataram, terlihat para perempuan duduk berkumpul dekat gunungan kasur kapuk dan bantal-bantal serta kapuk-kapuk dalam karung. Satu persatu mereka turun dari ojek maupun cidomo, datang berkumpul di tempat ini untuk bersiap berdagangan kasur kapuk keliling. Di sinilah para perempuan yang semuanya berasal dari Desa Perempung Sandik, Gunung Sari Lombok Barat ini biasa berkumpul.

D

esa Perempung memang dikenal sebagai desa penghasil kasur kapuk. Di desa ini, dulu warganya rata-rata berprofesi sebagai pembuat kasur kapuk. Namun seiring praktisnya tempat tidur yang kini mudah ditemukan dengan material busa, usaha kasur kapuk sedikit demi sedikit terus meredup. Namun di balik gencarnya serbuan kasur busa, rupanya kasur kapuk masih tetap bisa eksis meski pun tidak lagi banyak seperti dahulu. Nyatanya, berpuluh-puluh tahun lamanya, warga desa Perempung masih bertahan dengan usaha ini. Masih terlihat gudang penampungan kasur

kapuk hasil buatan warga dan masih terlihat para perempuan desa ini berdagang keliling Mataram menjunjung kasur kapuk di kepala mereka. Dan enam hari dalam seminggu (kecuali hari Jumat) perempatan Cemara menjadi tempat berkumpulnya para perempuan ini sebelum mereka berpencar. Setelah berkumpul di sini, biasanya mereka membuka nasi bungkus masing-masing yang dibawa dari rumah. Lalu mereka makan bersama sebelum akhirnya memulai aktivitas berdagang kasur kapuk. Usai makan dan mengobrol sejenak, tidak lama kemudian mereka pun terlihat berdiri sambil menjunjung kasur kapuk dan bantal guling serta kapuk, lalu

Nil’ah dan Mur’ah, kakak beradik yang setia menjalani profesi sebagai penjual kasur kapuk keliling

berpencar. Itulah saat mereka mulai berjalan kaki hingga menjelang fajar menyingsing untuk menawarkan batal guling dagangan mereka. Ada yang menuju Monjok, Cakranegara, Gebang, Dasan Agung hingga wilayahwilayah sekitar Cemara, Kamasan dan lainnya. Di antara para pedagang kasur kapuk ini, ada Mur’ah

dan Nil’ah yang jika dipandang wajahnya sangat mirip. Mur’ah dan Nil’ah (keduanya berusia di atas 50 tahun) merupakan saudara kandung yang berdagang kasur kapuk sejak masih remaja. Keduanya lahir dan besar di kampung Perempung seperti halnya rekan-rekan lainnya. Sejak kecil mereka telah

sering melihat orangtua mereka membuat kasur kapuk seperti ini. “Jadi kami tahu bagaimana membuat kasur kapuk ini sejak masih kecil,” kata Mur’ah. Ketika mereka mendapatkan order untuk servis kasur kapuk, keduanya terlihat sangat terampil memasukan kapuk dalam kain kasur yang memang sudah mereka siapkan dari rumah. Hanya dalam waktu dua jam, dua kasur kapuk jadi dan mereka memperoleh upah dari kerja tersebut. Mur’ah dan Nil’ah serta satu lagu saudara perempuannya yang hari itu tidak keluar untuk berdagang keliling, memperoleh warisan keahlian membuat kasur secara turun-temurun dari orangtua bahkan nenek buyutnya. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu, keduanya mengaku hanya menikmati bangku sekolah sampai kelas tiga sekolah dasar. Setelah putus sekolah itulah mereka lalu turut serta ibu mereka untuk berdagang kasur kapuk dengan cara berkeliling. Hal inilah yang membuat mereka lebih banyak menghabiskan waktu di jalan dari pada di rumah. (Naniek I. Taufan)

Nikmati Rezeki Bersama

Mur’ah

Aktivitas baik membuat kasur dan mereparasi kasur kapuk, bantal dan guling hingga berdagang keliling ini mereka lakoni untuk menambah penghasilan keluarga. Mereka mengaku tidak bisa mengandalkan nafkah dari suami yang hanya seorang buruh bangunan. “Kalau ada pekerjaan suami ya… kami dapat uang, tapi kalau tidak ada pekerjaan tentu saja kami tidak dapat membeli kebutuhan sehari-hari,” katanya. Maka dari hasil kerja mereka menjual dan mereparasi kasur lah yang keluarga membuat mereka dapat bertahan hidup hingga hari ini. Beruntungnya, berdagang ka-

sur kapuk keliling ini dilakoni para perempuan ini tidak memerlukan modal, melainkan mereka membantu menjualkan kasur kapuk dari gudang kasur milik salah seorang warga yang konsisten menjalani usaha ini di kampung mereka. “Kalau laku kami dapat untung, kalau tidak laku kasurnya kami kembalikan,” ujar Mur’ah. Praktis dalam hal ini mereka menjual jasa berdagang keliling. Namun penghasilan lain bisa mereka peroleh dari keahlian mereparasi dan membuat kasur langsung di lapangan (langsung ke rumah-rumah penduduk yang membutuhkan keahlian mereka itu).

Karena itulah, dalam bakul yang mereka gunakan untuk menjunjung kasur dan bantal-bantal kapuk, selalu tersedia alat pembuat kasur, seperti jarum, benang, pisau, gunting, kayu khusus untuk memasukan kapuk hingga kain kasur yang sudah dijahit-jahit sesuai kebutuhan kasur kapuk. Hebatnya mereka selalu punya akal ketika mereparasi kasur kapuk, misalnya ketika kehabisan kapuk, mereka meminta jika ada bantal yang sudah rusak, maka kapuknya bisa dipakai untuk memperbaharui bantal tersebut. “Kadang bantal dakron bisa kami gabungkan dengan kapuk,” ujar Nil’ah. Servis kasur dan bantal kapuk membuat mereka mendapatkan penghasilan tambahan yang lumayan, bahkan biasanya lebih banyak dari keuntungan menjual kasur dan bantal. Lalu, ongkos untuk membuat satu kasur kapuk ukuran 160 cm dengan tinggi 20 cm adalah Rp 150.000-Rp 200.000. Uniknya, menurut Mur’ah dan Nil’ah, ketika mereka mendapatkan kesempatan mereparasi atau bahkan membuat kasur langsung di rumah warga yang mencari mereka di perempatan Cemara, mereka semua akan datang bersama-sama untuk melakukan pekerjaan itu. “Jadi nanti kami bagi upahnya bersama-sama. Meskipun hanya

Inacraft, ajang pameran produk kerajinan terbesar di Indonesia dan bertaraf Internasional, kembali digelar di Balai Sidang JCC, Jakarta. Acara ini berlangsung sejak 26 - 30 April 2017. Pameran dengan tema sentral “From Smart Village to Global Market” yang dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo ini, diikuti oleh 1.395 peserta dari seluruh pelosok tanah air, salah satunya adalah Kota Denpasar.

Ketua Dekransda saat mengunjungi salah satu stan Kota Denpasar

P

Pengunjung di depan stan Kota Denpasar

ada pembukaan Inacraft yang ke-19 tersebut, Kota Denpasar sebagai kota kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan sangat berperan di dalam menyejahterakan masyarakat (welvare society), menampilkan berbagai produk unggulan lokal Kota Denpasar baik seni, budaya maupun kerajinannya. Demikian disampaikan oleh Kepala Disperindag Kota Denpasar Drs. I WayanGatra, M.Si, didampingi Kabid Perdagangan I Gst. Ayu Laxmy Saraswaty, S.S., M.Hum., dan Kasi Pengembangan Ekspor dan Promosi A.A. Ayu Anom Kartika Dewi, S.E. Tahun ini Kota Denpasar bekerjasama dengan Dekranasda Kota Denpasar, Dinas Koperasi dan UKM serta Disperindag Kota Denpasar mengusung tajuk “Bangga Menggunakan Produk Indonesia Its True Quality “ kembali menghadirkan

para perajin atau UKM, di antaranya My Bli By Suarsu (Plaited Handmade), Winda Collection (Cluth & Leather Bag), Bhubhayou Bordir (Embroidery Fashion), dengan aneka produk unggulannya

berbasis budaya seperti kerajinan kulit, tas anyaman bambu, kebaya dan endek dengan kreativitas dan inovasinya masing-masing. Di acara pembukaan tersebut, Presiden menegaskan bahwa dengan semakin berkualitasnya sebuah produk yang dipamerkan maka akan semakin besar pembeli yang datang untuk pasar luar negeri. Selain itu dikatakan oleh Presiden untuk produk kerajinan Indonesia harus mulai menyesuaikan ciri khas produknya dengan budaya dan gaya negara tujuan ekspor. Selanjutnya dikatakan oleh Kadis Perindag Kota Denpasar jika keikutsertaan Kota Denpasar

pada pameran terbesar khusus produk kerajinan diharapkan dapat menjadi platform promosi yang efektif bagi para perajin dan pelaku usaha untuk mempelajari trend pasar, memperluas jejaring serta meningkatkan kualitas produk. Kemudian menaikkan nilai ekspor produk kerajinan Kota Denpasar, sebab kerajinan kearifan lokal ini memiliki potensi besar di pasar global dan akan memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Sementara Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. I.A. Selly D. Mantra, didampingi Wakil Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Antari Jayanegara danWakil Ketua Harian Dekranasda Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Kerti Iswara yang turut hadir memberikan supportnya, dengan turut berbaur bersama

perajin untuk mempromosikan kerajinan unggulan Kota Denpasar. Selanjutnya kepada pengerajin atau UKM Kota Denpasar, Selly D. Mantra mengharapkan untuk terus berupaya meningkatkan kualitas dan lebih berinovasi lagi sehingga kedepannya lebih baik terutama dari desain dan motif, agar lebih lagi dilirik pangsa pasar dalam dan luar negeri. Seperi endek yang dipamerkan memiliki nilai lebih dalam keberagaman dunia fashion saat ini serta tetap menjaga kearifan lokal yang ada. Pameran Inacraft ini, dianggap menjadi momentum penting di samping mempromosikan produk kerajinan, juga diharapkan para perajin dapat menggali ide maupun melihat peluang-peluang dalam meningkatkan inovasi produk kerajinannya. – Sri Ardhini

Stan Kota Denpasar yang modern dan etnik

Nil’ah

dapat masing-masing Rp 5.000 atau Rp 10.000/perorang karena jumlah kami yang bekerja banyak,” kata Nil’ah. Para perempuan itu menikmati rezeki yang sama-sama sedikit itu dengan sama-sama berbahagia. Mereka tidak pernah ribut apalagi rebutan ketika ada pelanggan yang memberi mereka pekerjaan. “Kami sudah sama-sama saling memahami. Jadi jika saya yang diminta mengerjakan reparasi atau membuat kasur lalu yang lain mendengarkan, maka kami akan mengerjakannya secara bersama dan membagi upahnya bersamasama secara merata,” ujar Mur’ah. Kekompakan seperti inilah yang membuat mereka kompak dan awet selama berdagang kasur

bersama-sama. Pagi mereka berkumpul untuk bersiap berpencar. Maka sore hari mereka akan berkumpul kembali di perempatan Cemara, tempat yang sama untuk pulang bersamasama. “Kalau naik cidomo dua atau tiga orang bayarnya sama, Rp 15.000, kalau naik ojek sendirisendiri, bayarnya Rp 15.000. karena itulah kami selalu berkumpul kembali di tempat ini jika ingin pulang,” ujar Murah. Saat pulang mereka tidak membawa serta kasur dan bantal kapuk dagangannya, melainkan dititipkan di salah satu rumah warga sekitar perempatan Cemara dengan ongkos titip Rp 1.000 sehari. Esok hari mereka ambil kembali untuk dijual keliling sampai laku. (Naniek I. Taufan)

Duta Endek dan Perajin Kota Denpasar

Anyaman handmade salah satu unggulan Kota Denpasar

Ny. Selly D. Mantra, Ny. Antari Jayanegara dan Ny. Kerti Iswara bersama Duta Endek Denpasar di stan Pemkot Denpasar


6

Aktivitas Ni Luh Putu Sri Eva Yunny penuh de­ngan kesibukan mengelola berbagai usaha. Perempuan yang akrab disapa Eva ini menge­ lola lembaga pendidik­an dan pelatihan studiMaya di kawasan Kuta yang bergerak di bidang edukasi, pemanfaatan teknologi terkini, dan digital lifestyle. Ia juga punya butik Jegeg Ayu Kebaya, spesialis kebaya Bali dengan rancangan eksklusif darinya. Selain itu, Eva memiliki unit bisnis lain, De-Legian dan Circuit Race untuk balance bike dengan nama Strider Bali.

“P

Woman on Top

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

rinsip saya utamakan niat baik dan kejujuran. Tanggap terhadap perubahan tren, teknologi dan isu sosial. Membimbing, mendampingi dan percaya pada teamwork,” tegasnya. Ia juga mengatakan dalam berbisnis tidak boleh setengahsetengah “Kuncinya adalah punya sikap,yakin dan total.”ujarnya mantap. Menjadi wanita pengusaha sukses bukanlah mimpi utama Eva. Penyempurna impian wanita kelahiran Kuta, 23 November 1975 ini sesungguhnya adalah memiliki

Seksi yang Sporty motor Harley-Davidson. “Saya sudah ingin punya Harley-Davidson sejak SMA. Dulu cuma bisa mengikuti kabarnya melalui TV dan majalah saja,” ungkap Eva. Di buku tahunan SMA-nya ia menulis, “Saya ingin suatu saat dapat memiliki Harley-Davidson.” Sebagai wanita, Eva tak risih menggilai motor gede (moge) Harley-Davidson. Baginya, wani­ ta penunggang Harley-Davidson memiliki gaya sendiri. ”Lady biker tidak maskulin, tapi seksi yang sporty,” ujarnya. Impian itu akhirnya terwujud tahun 2013. Sang suami, Komang Nantara, S.E. membelikan Sportster “Forty-Eight“ sebagai kado ulang tahun ke-38 Eva. “Senang, terkejut, dan gembira sudah pasti. Puji syukur ke hadapan Hyang Widi. Motor ini merupakan bentuk apresiasi, sang suami untuk memotivasi saya menjalani rutinitas kerja,” kenangnya. Mengendarai Harley ternyata tak semudah yang dibayangkan Eva. Bo-

bot dan ukuran moge ini cukup menyulitkan Eva yang berpostur mungil. Ia merasa tertantang untuk menguasai motornya. “Saya ikut acara safety riding yang diadakan Mabua Harley-Davidson Indonesia di Bali bersama Pemecutan Riders, komunitas tempat saya bernaung. Melalui kegiatan ini, saya mengenal cara mengendarai Harley yang benar dan aman, makin mengenal tekniktekniknya,” kata Eva.

Ia lalu mengikuti Rodeo Competition October 2013 di ajang Safety Ride yang digelar Harley Owner Group. Predikat juara 1 pun diraihnya untuk kategory DYNA. Eva tidak hanya asyik sendiri dengan motornya. Ia bergabung dalam sebuah komunitas Harley-Davidson sebagai wadah melampiaskan hobi motor

dan sarana berkegiatan sosial dan silaturahmi. Kini koleksi moge Eva sudah bertambah. Ia punya Sportster 48 tahun 2013 yang gayanya sangat sangat maskulin, Sportster 72 dengan gaya Chooper klasik tahun 1970-an, Fat Boy Sahara 2014, dan Street Glide 2014. Motor yang disebut terakhir dengan warna kuning merupakan motor yang dapat melengkapi keper­ luan Eva dalam berkendara untuk penjalanan jauh. (Ngurah Budi)

Eva Yunny

“Gangguan Apa Tujuan?”

Salam Senyum.. Liburan .... adalah kata yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh setiap insan yang biasa sibuk dengan kesehariannya. Mendapat undangan sebagai pembicara ke luar daerah, saya jadikan juga sekaligus liburan. Waaaahhhh tentu asyik dong.... Dan sebagai oleh-olehnya, karena saya pemerhati layanan, ada beberapa kejadian menarik yang dapat ceritakan kepada pembaca setia Dhani’s Art in Service dalam perjalanan liburan beberapa waktu yang lalu. Ketika saya ingin membungkus koper bawaan saya di area bandara, saya jadi tersenyum sendiri. Bagaimana tidak,... Saya lihat petugas yang melayani itu bersiul dan bernyanyi. Sepertinya “happy” banget. Dengan cekatan dia melakukan tugasnya dengan melilitkan bahan plastik itu ke koper yang kami bawa. Karena ingin tahu, saya sapa petugas itu, “Wah adik ini lagi senang ya, .. kenceng banget lagu dan siulannya, menandakan baru dapat rezeki nih....”. “Waaaah Ibu, ada-ada saja.” jawabnya. “Saya senang kalau customer saya banyak Bu, makin banyak yang antre untuk bungkus koper, saya makin bersemangat. Makanya saya bernyanyi dan bersiul-siul, biar tambah semangat”. Lain lagi cerita ketika setelah tiga hari berturut-turut mengisi acara seminar, tidak lupa saya manfaatkan waktu untuk menikmati keindahan kota di salah satu tujuan

wisata. Pemandu wisata yang merangkap sebagai driver itu tampak sangat ceria. Ia menjelaskan semua daerah yang kami lewati, bahkan sempat menceritakan sejarah dari beberapa tempat yang memang terkenal dengan nilai sejarahnya. Di sepanjang perjalanan, di saat menunggu kami yang berbelanja di tempat oleh-oleh, bapak itu selalu bersemangat dan tidak jarang bahkan bersenandung. Keceriaan itu tampak dari raut wajah, bahasa tubuh/gesture, suara dan ada saja yang membuat kami tertawa dengan selingan cerita-cerita lucunya. “Pak, kenapa Bapak selalu ceria sepanjang jalan?” tanya saya kepada bapak pemandu wisata itu. Dia menjawab dengan sumringah, “My job is holiday bu...” Waaaahhh. keren banget Bapak ini.. Ternyata pekerjaannya dia anggap sebagai liburan, yang tentu semua orang suka dengan liburan dan tentu dia sangat menyukai pekerjaannya. Di dunia layanan, kita mengenal bahwa Pelanggan itu adalah Tujuan, bukan Gangguan. Coba kita amati layanan di beberapa tempat. Banyak pelaku layanan kelihatan bersungut-sungut dan menampakkan wajah tidak bersahabat ketika antrean para pelanggannya sangat panjang. Bahkan, ada yang sengaja menampakkan wajah dan bahasa tubuh seperti itu agar calon customer yang datang membatalkan kepentingannya datang kepada mereka. Naaaahhh inilah yang sangat disayangkan. Padahal, mereka bekerja adalah salah

satunya bertujuan untuk mendapatkan upah atau gaji dari perusahaan. Perusahaan itu bisa membayar upah mereka kalau ada pelanggan. Bayangkan ketika ada perusahaan yang sepi dari pelanggan. Tentunya bisa dipastikan lama kelamaan mereka akan kesulitan untuk membayar upah karyawannya dan akhirnya perusahaan itu tutup. Pembaca setia Dhani’s Art In Service, sudah saatnya kita menanamkan kepada para pelaku layanan bahwa sebenarnya PELANGGAN itu merupakan TUJUAN. Hal ini dapat ditunjang dengan pengalaman dan beberapa teori dari literatur yang saya baca, yang pertama dalam layanan Customer yang tidak puas akan menceritakan pengalamannya kepada 8-10 orang tentang ketidakpuasannya. Ketika kita menganggap customer itu adalah gangguan, maka layanan yang kita berikan dapat dipastikan akan tidak sesuai dengan harapan mereka atau layanan yang buruk. Dan cerita tentang pengalaman yang buruk itu akan tersampaikan kepada orang yang tidak menerima layanan kita secara langsung, tetapi hanya dengan mendengar cerita negatif dari pelanggan yang kecewa dengan kita. Yang kedua, dalam layanan, 7 dari 10 customer yang komplain, akan kembali menjalin kerjasama dengan Anda jika anda mampu menangani komplain mereka. Teori ini lebih kepada bagaimana jika kita menghadapi pelanggan kita yang komplain dan kita berhasil menjawabnya dengan baik. Fenomena saat ini, ketika ada pelanggan komplain, itu selalu dianggap ‘gangguan’ oleh para pelaku layanan. Dan mereka tidak tertangani dengan baik sehingga untuk mengharapkan mereka kembali sebagai pelanggan sangatlah kecil persentasinya.

Teori yang ketiga dalam layanan adalah, Jika Anda dapat mengatasi komplain mereka saat itu juga, maka 95% mereka akan menjalin kerjasama kembali dengan Anda. Naaah ini sebenarnya kuncinya dalam merebut kembali hati pelanggan. Kecepatan, keakuratan, mau mendengarkan dengan sikap empati, dan jangan lupa untuk meminta maaf, serta tidak menunda Menyelesaikan permasalahan dengan tuntas. Jadi terbukti, dengan menganggap pelanggan itu adalah Tujuan dan bukan Gangguan, maka harapan dari setiap pelaku layanan yaitu membuat setiap pelanggannya ‘Tersenyum’ akan dapat terpenuhi. Dan, tentunya semua akan bersemangat dan ceria untuk melayani pelanggannya seperti cerita petugas pembungkus koper di bandara atau bapak pemandu wisata yang selalu bilang “My job is Holiday”... Heheheheheh.. Ayoooo.. mari kita tanamkan kembali bahwa pelangganlah sebenarnya tujuan kita bekerja dan melayani. Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana mengubah layanan ke arah yang lebih baik bahkan dapat melakukan layanan yang expert (Service Excellence Expert?) Yang tentunya dapat menjadi landasan dalam melayani di perusahaan/ instansi Bapak/Ibu? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training ) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak dan Ibu perlukan. Salam3SP. Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Cantik, ulet, dan pekerja keras. Itu yang bisa menggambarkan Verawaty Budiyanto. Perempuan asli Surabaya ini cukup lama bergelut di dunia olahraga kebugaran. Ia memegang peranan penting di Celebrity Fitness di beberapa mall di Surabaya pada tahun 2004 hingga 2007. Setelah itu perempuan yang saat ini berusia 38 tahun berpindah ke Gold Gym, dengan memegang peranan pen­ting dan tanggung jawab semakin cukup banyak. Ia menangani Gold Gym yang di Surabaya, Medan, Bandung, dan Makasar.

“S

aya sangat jarang sekali sakit, bahkan sakit pilek saja jarang, karena saya juga rutin sekali olahraga,” ujar Vera yang bolak-balik ke Medan, Bandung, dan Makasar. Setelah 2 tahun, Vera pindah ke Clark Hatch Fitness yang berada di Garden Palace Hotel. Disitu perempuan lulusan Arsitektur UK Petra ini yang memulai merintis tempat fitness tersebut, hingga akhirnya dia hengkang dan membuat usaha tempat fitness sendiri yang bernama Urban Fitness yang

19

Verawaty Budiyanto

Rutin Olahraga Jarang Sakit

berada di Hotel & Apartment Gunawangsa MERR. Di Urban Fitness banyak yang bisa dinikmati, diantaranya fitness, senam, yoga, renang. Vera sering mensosialisasikan kesehatan dalam berolahraga guna untuk mengajak teman-temannya untuk sehat. “Saya buka usaha selain untuk ingin teman-teman saya sehat rajin olahraga, saya juga ingin dapat karma positif. Karma positif bisa memberikan ilmu pengetahun pentingnya olahraga, dan diri saya sendiripun merasa sehat dan rileks”, tegas perempuan cantik ini. (Meta)

Nely Agustin Usaha tak Khianati Hasil Perkembangan dunia telekomunikasi sangat meningkat. Di era modernisasi efek dari globalisasi telah mengubah gaya hidup seseorang bahkan sampai mempengaruhi tradisi suatu negara. Dari situlah makin banyak bakat bakat terpendam mulai bermunculan, salah satunya wanita kelahiran Jember, 24 Agustus 2000, Nely Agustin Elsita Farudila yang memiliki bakat untuk menjadi penyiar radio. Karena bakatnya ini, ia bisa menjadi salah satu finalis ajang perlombaan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), yang mewakili SMK Negeri 1 Driyorejo, di kota Gresik. Dalam mengikuti kompetisi olimpiade TIK ini banyak sekali bidangnya, seperti game edukasi, editing video, dan masih banyak lainnya. Tetapi wanita yang hobinya menyanyi ini lebih memilih bidang penyiar radio. “Sebenarnya saya gak

kepikiran untuk mengikuti lomba ini, tapi saya dapat tawaran dari kepala program (kaprog) Multimedia, Poendik Sugianto,”ungkapnya. Nely menambahkan awalnya ia grogi. “Saya masih grogi, takut, dan tidak yakin untuk mengikuti kompetisi ini, karena waktu SMP dulu saya nggak pernah mengikuti lomba – lomba begini dan pastinya saingan – saingan saya lebih berpengalaman lebih dari saya, lagi pula ini lomba pertama saya mewakili SMKN 1 Driyorejo” katanya. Dengan kerja keras , serta dukungan dari guru–guru, orangtua dan teman-temannya, kini ia dapat menyabet juara tiga. Ia mengaku sangat senang dengan hasilnya kerja kerasnya ini. Karena usaha tak akan pernah mengkhianati hasil. Ke depannya wanita berusia 16 tahun ini ingin ada lagi lomba–lomba sehingga ia bisa berkompetisi. (Miftakul Ibnu Azis)

Nely saat membawa piagam penghargaan

GUSTI WEDAKARNA APRESIASI MILITANSI UMAT HINDU MENINGKAT

SEJUMLAH PENGUSAHA KULINER HINDU TERIMA SERTIFIKAT SUKLA restoran dan juga standar kesucian menurut agama Hindu. Saya rasa ini yang harus terus diinformasikan. Kita senang, keluarga–keluarga Hindu sudah mulai sadar dan grafiknya menyenangkan. Apalagi sebagian besar penduduk di Bali yang mayo­ritas Hindu adalah segmen besar,” ungkap Widia Adnyana pengusaha pabrik air mineral ini. SATYAGRAHA – Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III bersama Hal senada juga penerima Sertifikat Sukla di Warung Sukla Ikan Mujair Nyat Nyat Holy Fish disam­paikan oleh SenaJl. By Pass Mantra Denpasar tor RI Dr. Arya WedaGerakan Satyagraha Sukla yang meru- karna yang menyampaikan, seyogyanya pepakan siasat orang Bali untuk menghadapi merintah di Bali memberikan perlindungan UU Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Ja- kepada para pengusaha Bali yakni dengan minan Produk Halal kembali menggelora mempermudah regulasi, memudahkan di kalangan pengusaha muda Bali. Kini syarat KUR dan juga memberdayakan penhampir setiap hari, pengusaha kuliner gusaha Bali. “Gerakan Satyagraha ini sederbaik skala besar, menengah dan kecil antre hana saja, yakni cinta dan sayang terhadap untuk mendapatkan sertifikat SUKLA yang sesama orang Bali.Karena budaya Bali merupakan bagian dari gerakan moral da- yang adiluhung ini hanya bisa dijaga oleh lam memberdayakan ekonomi kerakyatan warga Bali yang beragama Hindu karena ini terutama warga adat Bali. Ini disampaikan menyangkut parahyangan. Dengan potensi oleh Widia Adnyana (Ketua Umum Gerakan di 1488 desa adat kita akan bisa menggerSatyagraha Sukla) disela–sela mendampingi akkan militansi anak–anak muda Hindu. Senator RI asal Bali Dr. Arya Wedakarna di Tidak ada jalan lain selain lewat ekonomi. acara penyerahan Sertifikat Sukla pada pu- Konsep SUKLA sendiri sudah diresmikan luhan pengusaha Hindu di Restoran Sukla oleh (Swargi) Ida Pedanda Gede Sebali (Special Mujair Nyat Nyat/Holy Fish ) di Jl. Tianyar Arimbawa pada 2015 di Candi Prambanan dan itu akan terus kita sebarBy Pass IB Mantra Denpasar. “Kini orang Bali yang merupakan mayo­ kan sesuai dengan amanat beliau. Nanti ritas Hindu sudah mulai sadar bahwa pertengahan tahun kita akan luncurkan makan di tempat yang suci itu merupakan data base pengusaha Bali secara manual gaya hidup. Ada sejumlah syarat yang harus dan online. Saya dukung kawan–kawan di dipenuhi oleh umat Hindu seperti kewa- Sukla Satyagraha,” ungkap Senator Arya jiban melakukan ngejot saiban, kebiasaan Wedakarna yang juga President The Hindu memerciki tirta Melanting di warung dan Center Of Indonesia. (humas)


18

Life Story

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

Persoalan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Masyarakat justru memegang peranan sangat penting dalam kemajuan suatu sistem pendidikan. Masyarakat itu sendiri dianggap paling mengetahui permasalahan dan kebutuhan pendidikan sehingga peran serta mereka harus lebih besar sebagai penentu kebijakan serta pelaksana dari penge­lolaan dari sistem pendidikan. Maka dari itu, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST., mengukuhkan langsung Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng tahun 2017-2022, Selasa (2/5). Pengukuhan ini dirangkaikan dengan rapat kerja yang diselenggarakan di Hotel Banyualit, yang bertepatan de­ ngan Hari Pendidikan Nasional.

B

erdasarkan Keputusan Bupati Buleleng Nomor : 420/281/HK/2017, sebanyak sebelas pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng tahun 2017-2022 dikukuhkan oleh Bupati Agus Suradnyana. Para pengurus ini berasal dari berbagai unsur seperti pakar pendidikan, pengurus Persatuan Guru republik Indonesia (PGRI), penyelenggara pendidikan, unsur profesi, LSM, Komite Sekolah, Ormas, dan pengusaha. Dewan Pendidikan tahun

Pengukuhan Dewan Pendidikan Petakan Masalah Pendidikan di Buleleng

7

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

Makin Kaya makin Pelit Hidupnya bergelimang harta. Lady (54), perempuan bertubuh bongsor itu juga memiliki kekuasaan dari jabatan tinggi yang melekat pada dirinya hari ini. Kisah ini diceri­takan oleh salah seorang sahabat dari Lady (bukan nama sebenarnya). Ia meminta untuk tidak menyebut nama sebenarnya dan dari mana asal Lady. Namun sebagian dari peristiwa ini terjadi di Nusa Tenggara Barat.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST., mengukuhkan langsung Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng tahun 2017-2022, Selasa (2/5)

2017-2022 dipimpin oleh Drs. I Gusti Ngurah Agung. Beragam rencana kerja telah disusun. Salah satunya adalah memetakan permasalahan pendidikan yang ada di Buleleng.Rencana kerja tersebut diungkapkan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng tahun 2017-2022, Drs. I Gusti Ngurah Agung saat ditemui usai dikukuhkan. Menurutnya, fungsi dari Dewan Pendidikan adalah memberikan masukan-masukan kepada Pemerintah

Daerah mengenai pendidikan. Masukanmasukan ini nantinya lebih memberikan kontribusi kepada kualitas Pendidikan di Kabupaten Buleleng. Penyebaran guru-guru dan juga sarana prasarana menjadi prioritas dari masukan-masukan ini. “Pemetaan menjadi hal yang sangat penting. Nanti kita akan berikan masukan mengenai hal ini,” ungkapnya. Dirinya menambahkan, sebisa mungkin Dewan Pendidikan memberikan masukan mengenai kualitas

pendidikan baik itu dari segi guru maupun sarana yang ada. Pihaknya pun mengakui masih ada kendala dalam dunia pendidikan. “Sekali lagi kita akan petakan bersama-sama. Bagaimana proses belajar mengajar dan juga kita bersama Disdikpora akan mencari solusi bersama-sama. Semuanya untuk peningkatan kualitas pendidikan di Buleleng,” imbuh Ngurah Agung. Sementara itu, Bupati Agus Suradnyana berharap Dewan Pendidikan bisa

memberikan masukan-masukan dan arahan dalam penentuan kebijakan pendidikan di Kabupaten Buleleng. Sebelum memberikan masukan-masukan, Agus Suradnyana berharap kepada Dewan Pendidikan agar bisa memetakan persoalan-persoalan pendidikan yang ada di Kabupaten Buleleng. “Sehingga masukan-masukan yang konstruktif bisa kita sinergikan dengan Komite Sekolah dan pemerintah daerah,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Mahasiswa harus Jaga Keutuhan NKRI Pertikaian dan konflik antar golongan dan kelompok yang masih mewarnai perpolitikan Tanah Air, merupakan pertanda rendahnya saling percaya dan tidak adanya ikatan harmoni dalam masyarakat. Penanganan radikalisme sebagai pemicu konflik yang selama ini dikembangkan oleh pemerintah dan aparat keamanan hanya bersifat sementara waktu, karena kemudian muncul lagi konflik susulan dengan eskalasi konflik yang makin meningkat dan lebih meluas. Dengan potensi ancaman yang tidak ringan

serta kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang beragama, masyarakat Bali memerlukan strategi dan model pertahanan kewilayahan yang kuat untuk menjamin tetap terjaganya kedamaian dan keharmonisan hidup warganya. Salah satu upaya aparat keamanan untuk mencegah konflik yang dipicu oleh radikalisme dengan melakukan kuliah umum di salah satu perguruan tinggi di Bali Utara. Mahasiswa-mahasiswi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, tampak antusias mendengarkan

Kuliah umum Kapolda Bali Irjen. Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose di Undiksha

kuliah umum Kapolda Bali Irjen. Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose. Moment pertemuan tersebut tidak mereka sia-siakan. Bahkan, diskusi tanya jawab berlangsung hangat secara silih berganti, Selasa (2/5) di auditorium Undiksha. Kuliah umum ini bertepatan Hari Pendidikan Nasional. Kapolda Bali memberi materi dengan tema ‘Mengantisipasi Ancaman Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme’ Dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mahasiswa sebagai salah satu komponen strategis bangsa memegang peranan yang sangat esensial dalam kaitannya dengan terbangunnya kesatuan dan persatuan bangsa. Sebagai warga Negara potensial, mahasiswa sering dihadapkan pada eskalasi sosial politik yang memicu terjadinya beberapa benturan sosial di masyarakat. Oleh sebab itu, pemahaman yang memadai terkait dengan radikalisme dan terorisme oleh kalangan mahasiswa merupakan sebuah keharusan. Menurut Wakil Rektor I Undiksha Singaraja, Prof. Dr. Ida Bagus Arnaya, M.Si, mengatakan mahasiswa Undiksha yang terdiri dari beragama suku, ras dan agama mampu mengikuti kuliah umum Kapolda Bali dengan baik. Selanjutnya, dapat memahami dan menjadi benteng pertahanan untuk menangkal radikalisme serta meningkatkan nilai-nilai patriotisme. “Kami berharap jiwa keIndonesiaannya itu ditumbuhkan kembali, apalagi lulusan kami adalah calon guru

sehingga kalau gurunya sudah cinta Indonesia maka mereka akan menyebarkan kepada anak didiknya kelak,” ungkapnya. Sejumlah materi diskusi menarik dibahas Kapolda Bali antara lain, wawasan Nusantara, dinamika situasi global, dinamika intoleransi, perkembangan radikalisme dan deradikalisme di Indonesia. Selain itu, materi lain mengenai bahaya terorisme pengaruh ISIS di Indonesia, peredaran narkoba mempengaruhi generasi muda bangsa, wawasan nusantara dan pendidikan di Indonesia. “Isu intoleransi dan radikalisme memang tengah hangat tapi saya yakin di Bali toleransinya sangat tinggi. pilar-pilar kebangsaan harus kita jaga bersama untuk menjaga keutuhan NKRI,”tegasnya. Usai pemberian materi kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab antara Kapolda Bali dengan para mahasiswa Undiksha Singaraja. Selain mahasiswa Undiksha, kuliah umum turut dihadiri Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hengky Widjaja, S.Ik, M.Si., Kabid Propam Polda Bali Kombes Pol Kombes Pol Benny Arjanto, S.Ik., Kasat Brimob Polda Bali Kombes Pol Laksana, S.Ik., Ka SPN Singaraja bersama para pejabat Utama SPN Singaraja. Hadir pula, Kapolres Buleleng AKBP I Made Sukawijaya, S.Ik., M.Si., Dandim 1609 Buleleng., serta para Wakil Rektor dan para Dosen di lingkup Undiksha Singaraja. (Wiwin Meliana)

Bidik Peluang MEA, Stikes Buleleng Jalin Kerjasama dengan CEU Manila Pendidikan keperawatan masih perlu melakukan beberapa Sebagai lemabaga yang telah terakreditasi B, Sundayana terus pembinaan dan perbaikan baik dari segi kualitas dan profesionalisme berupaya meningkatkan kualitas pendidikan yang diaplikasikan tak untuk turut serta dalam persaingan pasar ASEAN. Jika keperawatan hanya terbatas pada teori maupun praktek, namun lebih mendasar Indonesia tidak mampu menyeimbangkan kualitas dengan tenaga kepada attitude (sikap) saat mengemban tanggung jawab. Kualitas kerja perawat yang ada di ASEAN, maka sangat dikhawatirkan tenaga tenaga medis utamanya perawat di Philipina diakui secara international kerja terampil dari luar akan masuk ke Indonesia dan mengalahkan bukan saja karena ketrampilan tetapi juga attitudenya. “Kami ingin sumber daya keperawatan Negara sendiri. mengadop keperawatan philipin yang telah diakui oleh dunia baik itu dari teknik ilmu keperawatannya,” jelasnya. Guna meningkatkan kualitas lulusan, Stikes Buleleng menjalin kerjasama melalui memorandum of understanding (MoU) bersama Menurutnya, selain pengetahuan, ilmu yang diadopsi dari perguperguruan tinggi luar negeri, salah satunya Centro Escolar Univerruan tinggi di Asia itu lebih pada penerapan budaya empatinya. Para sity (CEU), Manila, Philipina. Kerjasama dalam peningkatan mutu lulusan tak hanya didorong bersikap simpati, tetapi juga empati yang bukan baru pertama dilakukan Stikes Buleleng. Sejak beberapa tahun kini masih terkesan belum mendapat perhatian dari sebagian besar lalu, secara aktif Stikes membidik peluang MEA dengan beberapa tenaga medis, khususnya di Bali. Padahal itu sangat mampu mendorong Penandatanganan MoU antara Stikes Buleleng perguruan tinggi kesehatan dari Negara lain, di antaranya Philipina niat untuk lebih cepat melakukan perawatan karena pasien telah diangdan Centro Escolar University Manila. Woman University, salah satu perguruan tinggi di Malaysia, dan Unigap sebagai diri sendiri maupun keluarga. “Jika ada pasien yang dirawat versitas Triniti di Philipina. dengan rasa empati akan beda jika hanya dirawat dengan rasa simpati,” imbuhnya. Ketua Stikes Buleleng, Dr. Ns I Made Sundayana S.Kep. M.Si., mengatakan kerjasama yang Kerja sama ini, sambung dia sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan, baik tertuang dengan CEU telah diaplikasikan dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Telah dari program studi keperawatan, kebidanan maupun lainnya. Hal tersebut penting sebagai bekal kami aplikasikan melalui pertukaran mahasiswa dan dosen, penelitian bersama serta penerapan menghadapi persaingan, baik dalam negeri maupun luar negeri, terlebih ditengah perhelatan dalam pengajaran,” ujarnya. Ditambahkan Sundayana bentuk kerjasama juga berupa dikirimnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Dengan adanya kerjasama ini, mahasiswa akan sering mahasiswa dan dosen dari CEU untuk memberikan kuliah pakar di Stikes Buleleng, sementara berkomunikasi menggunakan bahasa inggris, ini akan memudahkan mereka ketika ingin mencari pihaknya telah mengirim dosen untuk melanjutkan studi magister degree. kerja ke luar sehingga tidak hanya jago kandang saja,” pungkasnya. -Wiwin

N

urmi (nama sahabat Lady) membagi kisah ini karena sebab ia ingin apa yang terjadi pada sahabatnya itu tidak menimpa orang lain. Selain itu, ia tidak menafikan, dalam peristiwa ini, Lady juga memiliki kesalahan akibat kesombongannya. Hidup bergelimang kekayaan dirasakan Lady sejak menduduki jabatan tinggi pada lembaga yang sangat bergengsi. Hari-harinya kini berubah total dari kehidupan sebelumnya yang biasa saja. Sebenarnya, menurut Nurmi, apa yang diperoleh Lady hari ini bukanlah hasil bekerja keras melainkan karena keberuntungan yang tidak diduga. “Bagaikan mimpi, dari anak tangga paling bawah yang hanya bisa menengadah ke atas untuk mengagumi kesuksesan orang lain, Lady malah akhirnya bisa duduk di anak tangga paling puncak,” kata Nurmi mengibaratkan perjalanan kehidupan Lady yang membaik secara ekonomi. Dari sisi lain Lady tergolong tidak beruntung. Ia menikah pada usia tua lalu bercerai. Ia tak memiliki anak. Hidupnya tidak cukup bahagia sampai akhirnya, di usianya yang semakin matang ia menikah lagi dengan laki-laki yang bekerja sebagai PNS. “Sama juga, Lady tak memiliki anak,” ujar Nurmi. Hingga akhirnya Lady dan suaminya mengangkat anak perempuan dari lingkungan familinya sendiri. Lumayan kehidupan mereka mulai berwarna sejak ada anak angkat yang waktu itu berusia 10 tahun. Lady dan suaminya menyayan-

tkh/net

gi anak angkat mereka layaknya orangtua angkat yang peduli. Namun entah mengapa, semakin hari seiring tumbuh dewasanya anak angkat ini, sikap Lady mulai berubah. Anak angkatnya memang masih disayang, namun anak angkat ini juga kemudian memiliki tanggung jawab seperti pembantu rumah tangga. “Sampai-sampai orang yang melihatnya kerap salah sangka, dikira pembantunya,” kata Nurmi. Sifat pelit dan sombong juga mulai menggerogoti Lady karena makin hari posisi jabatan Lady di lembaga tempatnya bekerja makin naik. Lady juga sudah tidak segan melakukan tindakan-tindakan koruptif dalam menjalankan lembaganya. Ia seperti orang yang lupa daratan. “Seruduk sana sini,” ungkap Nurmi. Tampaknya, hal inilah yang kemudian membuat rumah tangganya mulai tidak harmonis. Ia seperti tidak lagi menghargai suaminya termasuk juga cara Lady memperlakukan anak angkatnya yang membuat suaminya banyak protes pada sikap Lady. Suaminya kerap kasihan pada anak angkat yang diketahuinya sebatang kara karena orangtuanya telah meninggal dunia. Untuk mengimbangi sikap Lady itu, suaminya yang sayang pada anak angkatnya selalu meminta anak angkat mereka untuk bersabar. “Anak angkat mereka akhirnya lebih dekat dengan ayah angkatnya,” kata Nurmi. Anak angkat Lady terus tumbuh menjadi gadis dewasa yang relatif cantik dan dekat dengan ayah angkatnya. Hubungan ayah

dan anak angkat ini menjadi begitu dekat. “Sampai entah apa yang terjadi, rupanya ayah angkatnya jatuh hati pada anak angkat mereka,” kata Nurmi sambil sejenak terdiam. Ia seperti sulit menceritakan hal ini. Hubungan gelap ayah dan anak angkat ini mulai terjalin. Tiada kecurigaan sedikit pun dari Lady yang memang sesungguhnya tidak terlalu peduli lagi pada rumah tangganya. Ia hanya sibuk dengan jabatannya. Sampai suatu hari, hubungan gelap ayah dan anak angkat itu akhirnya terbongkar. “Suami Lady mengakui terus terang dan ingin menceraikan Lady,” kata Nurma. Lady tidak bisa berkata-kata kecuali menerima nasibnya. Suaminya sendiri sudah tidak ingin kembali padanya dan memilih keluar dari rumah mereka. Tidak lama kemudian, suami Lady menikahi anak angkatnya yang berbeda usia puluhan tahun itu. Lady sempat shock dengan peristiwa yang dialaminya itu. Namun, bagi para sahabat Lady yang masih bertahan dekat dengannya setelah terjadi perubahan sikapnya itu, termasuk Nurmi, mengatakan tampaknya Tuhan tengah menegur Lady dengan cara itu. “Semoga Lady bisa memaknai apa yang menimpanya ini sebagai teguran dari Allah SWT,” kata Nurmi. Sebelum menikahi anak angkat mereka, suami Lady terlebih dahulu telah menceraikan Lady dengan cara yang baik, karena menurut Nurmi sesungguhnya suami Lady itu adalah laki-laki baik-baik dan penyabar. Sejak pernikahan suami Lady dengan anak angkatnya itu, Nurmi tidak begitu mengetahui kondisi kehidupan baru dari suami Lady itu. Yang ia dengar kehidupan mereka baik-baik saja. Lady kembali hidup sendiri. Menikmati kesuksesan ekonominya seorang diri. Sebagai sahabat, Nurmi hanya berharap di usia Lady yang tidak muda lagi, Lady bisa berubah menjadi lebih baik. Karena harta, jabatan dan kedudukan itu hanya terhenti sampai di liang lahat kelak. “Waktu untuk menuju liang lahat itu siapa yang tahu. Bisa lama namun sangat bisa pula dekat,” kata Nurmi yang sekali lagi mengingatkan untuk merahasiakan identitas dari kisah ini. (Naniek I. Taufan)

Dari kiri: ketua panitia DDG Nyoman Suastika, DG 3410 Sadana Mulyono, DG 3420 Nyoman Nilawati, dan PDG M. Ridlo Eisy RC Bandung-Dago.

Rotary Peduli Thalassemia Pengabdian pada masyarakat terus dilakukan rotary Indonesia. Saat ini, rotary sedang fokus pada pencegahan penyakit thalassemia. Demikian diungkapkan DG Nyoman Nilawati, di sela-sela acara “District Conference Rotary Indonesia D 3410-D 3420” di Sanur, Jumat (5/5). Tokoh perempuan Bali ini mengatakan, saat ini, banyak anak yang terlahir sehat, namun, ketika usianya sudah menginjak tiga bulan malah mengalami anemia. Gejalanya, anak itu tiba-tiba lemas. Ironisnya, karena kurangnya informasi, penyakit tersebut malah dikatakan penyakit “amah leak”. Rotary saat ini sudah melakukan program pencegahan penyakit thalassemia. Ia juga menyarankan, agar setiap remaja melakukan tes darah. Begitu juga, dengan pasangan yang akan menikah. Mereka dianjurkan tes darah. Bagi yang sudah terdeteksi mengidap thalassemia dianjurkan mengadopsi anak. Nilawati mengatakan, selain fokus thalassemia, rotary Indonesia juga sudah melakukan kegiatan pengadaan air bersih, bus keliling pemeriksaan kanker serviks, operasi katarak, bibir sumbing, dan program Indonesia bebas polio. Ia menambahkan, dalam ajang acara District Conference ini, selain merangkum program kerja tahunan bertajuk Rotary Serving Humanity, juga memperkuat silaturahmi antara anggota klub di Indonesia dan di luar negeri. Acara pertemuan dihadiri 700 orang anggota D 3410 dan D 3420, beberapa utusan district luar negeri dari 90 klub di Indonesia dan Rotarian dari sejumlah negara tetang­ga. Acara juga diisi dengan kegiatan rotary sunrise beach fun fellowship yakni kegiatan olahraga bersama masyarakat di pantai Sanur, seperti lari 5 kilometer, yoga, dan games. (Wirati Astiti)

Coach Hadir di Beachwalk

Brand Coach yang memiliki beragam aksesoris mewah hadir di Beachwalk Shopping Center, Kuta mulai Jumat (28/4). Kanya Hariadi, Brand Manager Coach yang didampingi Stefanie Saragih, Marketing Manager PT Kanmo Retailindo mengatakan gerai di Beachwalk merupakan gerai kesembilan di Indonesia. Mereka menjelaskan memilih Beachwalk karena lokasinya ramai dikunjungi wisatawan asing dan domestik. Hingga saat ini, sasaran Coach lebih banyak kaum wanita. (Ngurah Budi)


8

Bunda & Ananda

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Griya

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Cepat dan Praktis dengan HPL

Pilihan material untuk mebel kini makin beragam. Tak hanya kayu, besi, ataupun rotan. Tuntutan masyarakat yang menginginkan semuanya serba cepat dan praktis, setidaknya juga menentukan material yang akan digunakan sebagai mebel. Putut dan Netri sedang mempraktikkan salah satu teknik meloloskan diri

Selamatkan Diri dengan “Katalorita”

“No!!!… Stop !!!…Back off!!! Sekelompok siswa Sanur Independent School (SIS) berteriak lantang sembari menangkis tangan Putut Wahyu Sulastomo yang berusaha menyerang mereka. Tindakan tersebut merupakan salah satu bagian dari “AMAN” workshop yang dilaksanakan sekolah setempat.

P

utut Wahyu Sulastomo- akrab disapa Putut founder Komunitas Aman, saat itu sekaligus bertindak sebagai coach bersama rekannya Netri Vara Lalita, Coach & Bali Coordinator. Komunitas Aman ini dijelaskan Putut, merupakan sebuah komunitas yang berpusat di Yogya didikan sejak 2 tahun lalu, sebagai sebuah upaya untuk menekan ancaman kekerasan terhadap anak. Awal berdirinya dilatarbelakangi maraknya kasus kekerasan terhadap anak. “Seiring berjalannya waktu, ketika kami mengajarkan ini, orangtua juga harus tahu. Kenapa? karena nanti di rumah bisa dipraktikkan juga, diingatkan kembali. Ini tidak bisa sekali diberikan, selesai, namun harus ada pengulangan secara terus-menerus, yang bisa dilakukan orangtua di rumah,” ujarnya. Kemudian ada pertanyaan dari seorang ibu yang juga punya permasalahan sama dengan putri remajanya atau dengan dirinya. Karena itu pula, ada teknik yang diajarkan untuk anak remaja dan ibu-ibu. “Intinya harus bercerita. Karena dengan diam saja berarti akan membiarkan pelaku melakukan kejahatan lain kepada orang lain,” imbuh Netri. Pada sesi awal workshop tersebut, mereka (anak-anak) diingatkan untuk menyayangi dirinya sendiri sehingga mereka akan melindungi dirinya. “Ayah, Ibu, kaka, adik, kakek, nenek, BapakIbu Guru, satpam, polisi memang bisa menjaga kalian. Tetapi mereka tidak bisa 24 jam berada di sisimu menjaga kalian, karena itu kalian harus bisa melindungi diri sendiri,” ingat Putut. Bagaimana menjaga diri? dengan tidak memasukkan seseuatu yang tidak sehat dan bersih ke tubuh kita melalui 5 bagian tubuh: mulut, hidung, telinga, alat kelamin, dan pantat. “Privat area ini harus dilindungi. Misalkan, yang masuk ke mulut hanya makananan, obat, dan air,” ujar Putut

memberi contoh. Berikutnya, Putut dan Netri menegaskan kembali, baik untuk anak laki maupun perempuan ada tiga bagian tubuh yang tidak boleh dilihat, disentuh dan difoto orang lain, yakni bagian dada, alat kelamin, dan pantat. Dari segi fisik dan tenaga, tentunya anak-anak kalah jauh dibandingkan orang dewasa atau si pelaku kejahatan. Karena itu, anak-anak sudah seyogianya bisa melindungi dirinya sendiri dengan teknik-teknik sederhana yang cepat. Yang paling penting tekniknya adalah pertama, berani mengatakan “tidak” dengan keras dan lantang. Itu fungsinya untuk menghentikan orang yang berniat jahat. Ketika anak (target korban) ini berteriak lantang, si penjahat akan panik akan berpikir mencari anak yang lebih lemah. Mereka (penjahat) akan bergerak secara cepat. Hindari menggunakan kata-kata “tolong” karena tidak memberikan tenaga pada diri kita. Buat kita lebih kuat dari penjahat itu. Katakan “tidak”, “stop”, “berhenti”, “mundur”. Intinya adalah “Katalorika”katakan tidak (ketika si penjahat mencoba menyerang)-lolos (loloskan diri dengan teknik-teknik sederhana yang cepat)-lari (bukan melawan)-bercerita. Ada beberapa teknik meloloskan diri yang cepat dan praktis yang dipraktikkan dalam workshop tersebut. Ketika tangan anak dipegang keras, larilah ke arah bawah tangan penjahat itu, sehingga tangannya melilit. Jangan lari ke arah tanagn satunya lagi karena si penjahat akan dengan mudah menangkap korban. Ketika anak diserang dari belakang (dibekap), tolehkan leher ke kanan atau ke kiri, rentangkan tangan ke depan dibarengi dengan jongkok (perosotkan diri ke bawah). Ketika penjahat memegang tangan/ baju anak (korban), bisa juga melakukan teknik “ciwawa”, yakni dengan cepat merebahkan/menidurkan badan, kemudian tending si penjahat secara bertubi-tubi. “Ketika kita sudah

lolos, lari sekencang-kencangnya dan berteriak, jangan mencoba melawan. Setelah itu, anak harus bercerita kepada orang yang ia percayai,” ujar Putut. Membiasakan anak untuk selalu bercerita ini dikatakannya sangat penting. Dimulai dari halhal kecil atau minta anak bercerita sepulang sekolah tentang pengalaman di sekolah. Dan yang paling penting, orangtua harus mendengarkan dengan tenang, jangan panik, sekalipun ketika anak bercerita tentang suatu hal yang tidak baik atau suatu masalah. “Dengarkan saja dulu baru kemudian bersama-sama mencari jalan keluarnya. Jika orangtua panic atau enggan mendengarkan cerita anak, lama-kelamaan anak tidak akan bercerita lagi. Dan ketika orangtua mengetahui masalah anak, akan sudah sangat terlambat,” paparnya. Putut juga mengingatkan kepada anak-anak untuk selalu percaya diri. Karena umumnya penjahat akan membaca gerak

tubuh anak calon korbannya. Karena itu anak harus selalu waspada dan peduli dengan keadaan sekitar. “Anak yang berjalan sambil main HP, dia hanya fokus dengan HPnya, tidak mengetahui keadaan sekeliling, anak ini adalah target korban kejahatan,” ujarnya menyontohkan. Workshop seperti ini dikatakan Putut seyogianya masuk dalam

program sekolah juga pemerintah. Mengingat sekarang ini, anak-anak banyak menjadi target kejahatan. Netri mengimbuhkah, khusunya di Bali, belum banyak sekolah yang aware terhadap pelatihan-pelatihan seperti ini. “Hanya sekolah-sekolah internasional dan kaum ekspatriat yang antusias akan program ini,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Luh Kartiningsih Ngurah Putri, S.Sn.

L

u h Ka r t i n i n g s i h Ngurah Putri, S.Sn. di bawah bendera Graha Asri Furniture mengaku sebagian besar kliennya memilih bahan HPL (High Pressure Laminate). “Dengan HPL ini, desain mebel bisa lebih modern. Pilihan warna dan motif juga banyak. Tak hanya motif kayu, motif marmer pun ada. Dan pengerjaannya lebih

Mendongeng Lima Menit

IBU KODOK DAN KERBAU

Tersebutlah satu keluarga kodok yang berbahagia. Sejak kakek-neneknya terdahulu, mereka mendiami sudut sawah dekat serokan dan semaksemak. Mereka merasa memiliki sawah itu, dan Made Taro menganggap keluarga kodok adalah keluarga terhormat. “Kung kek, kung kek, kung kek …!” demikian nyanyiannya setiap malam. Mereka berkumpul, bernyanyi dan bernyanyi. Siang hari, mereka berlindung di lubang-lubang kecil, sambil mencaplok serangga yang lewat di depannya. Pada suatu siang, seekor anak kodok yang nakal melompat-lompat ke luar petak sawah itu. Ia makin asyik melihat pemandangan yang luas dan indah. Tiba-tiba ia terkejut melihat seekor kerbau yang sangat besar. Ia takut lalu berlari-lari pulang. “Kung kek, kung kek, kung kek, … Ibu, ibu…!” teriaknya dengan napas terengah-engah. “Ada apa, Sayangku? Kau terlihat takut!” tanya Ibu Kodok. “Ada hewan sangat besar, Bu! Matanya besar dan mendelik.” “Jangan bohong, Anakku! Mana ada hewan yang lebih besar dari keluarga kodok di sawah

ini?” “Benar, Bu! Matanya besar, kakinya besar, perutnya sangaaat besar!” “Perutnya sebesar perutku?” tanya Ibu Kodok sambil membesarkan perutnya. “Tidak, Bu! Perut ibu baru sebesar ibu jari kakinya.” “Jangan bohong, Anakku! Lihat ini, perut dan tenggorokanku!” kata Ibu Kodok sambil menggembungkan perut dan tenggorokannya. “Tidak, Bu! Dengan moncong mulutnya saja, perut dan tenggorokan Ibu masih jauh lebih kecil.” Ibu Kodok tambah penasaran. Ia ingin menunjukkan di depan anak-anaknya, bahwa bangsa kodok adalah bangsa yang terhormat. Tak seekor hewan pun yang boleh lebih besar dari mereka. “Lihat, Anak-anakku! Ibu belum menunjukkan kemampuan yang sebenarnya!” katanya sambil menghirup udara kuat-kuat. Lihat! Perut dan tenggorokan Ibu Kodok tambah besar. Lihat! Ibu Kodok memelototkan matanya ke langit, sambil menggembungkan perut dan tenggorokannya. Tiba-tiba,…. Plug! Ibu Kodok tergeletak lemas di depan anak-anaknya. Kodok yang merasa besar itu berubah menjadi ‘kembungan karet’ yang lunglai. Semua anak-anaknya menangis. “Jangan membandingkan yang kecil dengan yang terlalu besar,” kata salah seekor anak kodok itu. (Adaptasi dari cerita Aesop)

17

cepat dan praktis dibandingkan dengan kayu, biaya relatif rendah,” ucapnya. High Pressure Laminate (HPL) adalah laminasi dengan tekanan tinggi yang merupakan salah satu bahan finishing, umum digunakan sebagai penutup permukaan dalam produk mebel dan permukaan interior. HPL adalah lapisan akhir atau finishing berbagai benda furnitur berbahan dasar plastik yang tipis, terutama untuk furnitur berbahan dasar multiplek. “Salah satu kelebihan HPL itu cukup anti gores dan anti air. Memang tidak seratus persen anti gores, namun material ini kuat karena bahan utamanya yang merupakan plastik keras PVC dengan permukaan bertekstur. Material ini lebih kuat daripada material sheet yang biasanya digunakan untuk melapisi furnitur murah yang dijual di toko-toko furniture biasa,” jelasnya. HPL

memiliki kelebihan berupa pengerjaan yang lebih bersih daripada menggunakan cat duco atau sanding, karena material ini dilem pada multipleks. (Inten Indrawati)


16

Perkembangan teknologi yang sesungguhnya memberikan kemudahan dalam dunia pendidikan ternyata juga memiliki efek yang yang langsung dirasakan baik oleh siswa maupun guru. Di satu sisi derasnya arus informasi yang sangat mudah diakses membuat para siswa saat semakin kritis.

Prima Damayanti S.Pd

Edukasi

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

Guru Harus Perbarui Ilmu

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

1st Birthday Celebration with RSIA Puri Bunda

P

rima Damayanti S.Pd, salah seorang guru di SMPN Bolo Bima mengungkapkan, pendidikan dulu dan sekarang sangatlah berbeda, terutama dalam hal hubungan guru dan murid. “Dulu, guru hampir menjadi satu-satunya rujukan bukan hanya dalam hal ilmu pengetahuan melainkan juga bagi nilai-nilai. Transformasi budi pekerti, sikap, dan semacamnya lebih langsung didapatkan dari seorang guru,” ungkap Prima. Namun, sekarang hal tersebut berbeda jauh. Dimana guru bukan lagi satu-satunya pusat memperoleh informasi tentang keilmuan. Informasi ilmu bagi siswa kini bisa berasal dari banyak sumber, demikian pula tentang nilai-nilai. Murid sudah bisa mendiskusikan dengan gurunya. Hal lain yang menjadi perhatian Prima adalah jika dulu ‘kontaminasi’ infomasi dari

Direktur RSIA Puri Bunda dr. IGAP Yudihartini

tkh/net

Siswa belajar di kelas

luar dapat dikatakan tidak ada. “Siswa hanya dapatkan informasi dan materi pelajaran dari guru saja. Jadinya guru benar-benar menjadi pusat ilmu,” katanya. Ibaratnya, andaikan guru berkata bohong soal sesuatu murid tidak akan tahu. tapi sekarang guru tidak bisa lagi seperti itu mengingat siswa masa sekarang bisa jadi malah jauh lebih tahu dari gurunya. Itu sebabnya, lanjut Prima, kalau guru tidak memperbarui ilmu, bisa-bisa ‘keok’ di kelas. “Dulu siswa sangat jarang yang berani

protes guru. Lain dengan sekarang, anak-anak (siswa) lebih terbuka,. Kalau pun tidak berani langsung ngomong, mereka bisa ngomong terbuka sama guru yang mereka rasa bisa diajak ngomong. Kalau guru yang malas belajar dan mengikuti perkembangan bisa-bisa kebingungan di dalam kelas,” kata Prima yang menjadi instruktur nasional bidang Bahasa Inggris di NTB ini. Pandangan yang nyaris sama juga diungkapkan Kongso Sukoco, seniman dan budayawan

kawakan di NTB. “Pendidikan dulu dan sekarang itu, bedanya ada pada hubungan guru murid. Dulu, guru hampir satu-satunya sumber ilmu, bukan hanya ilmu pengetahuan tapi juga nilai-nilai. Transformasi budi pekerti, sikap, dan semacamnya diperoleh secara langsung dari guru,” kata Kongso. Namun sekarang sumber ilmu bisa diperoleh dengan banyak cara terutama dunia maya. Jadi guru tidak lagi menjadi satusatunya sumber informasi ilmu bagi murid. (Naniek I. Taufan)

9

R

SIA Puri Bunda menggelar acara istimewa untuk anak-anak yang lahir di RSIA Puri Bunda. Acara berjudul 1st Birthday Celebration with RSIA Puri Bunda dilaksanakan Minggu (30/4) di Grand Ballroom Aston Denpasar diikuti 253 anak. Direktur RSIA Puri Bunda dr. IGAP Yudihartini menjelaskan

acara ini sebagai apresiasi kepada orangtua yang telah mempercayakan kelahiran buah hatinya di RSIA Puri Bunda. “Selain perayaan ulang tahun pertama bagi anak-anak yang lahir di RSIA Puri Bunda, kami juga memberi edukasi tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan dan pentingnya imunisasi,” ujarnya. Ia juga memaparkan RSIA Puri Bunda memiliki Pelayanan Gawat Darurat (UGD) 24 jam, Pelayanan Rawat Jalan (poliklinik spesialis: Poli Obgyn, Poli Anak, Fisiotherapi, dan Poli Andrologi), Pelayanan Rawat Inap/Pelayanan Medis Spesialis Kebidanan & Kandungan, Spesialis Anak, Bedah Anak, THT, dan Internist. Untuk fasilitas pemeriksaan/pelayanan penunjang, tersedia Laparascopy, ICU/ NICU/ PICU, USG 4 D, USG 2D, EKG, NST, Ekokardiografi, Konsultasi gizi, Laboratorium & Radio­logi, Farmasi, serta Ambulance. “RSIA Puri Bunda memiliki kamar rawat inap (53 bed), kamar rawat inap anak (33 bed), Klinik

Tiup lilin bersama

Reproduksi WIN, serta fasilitas tambahan berupa Pandawa Cafetaria dan Baby Spa,” ujar dr. Yudihartini. Acara puncak ditandai dengan pembagian kue ulang tahun, menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” bersama serta tiup lilin bersama. Yang tak kalah serunya, pengumuman pemenang photo contest yang penilaian berdasarkan kekompakan & keceriaan keluarga yang hadir di acara 1st Birthday Celebration with RSIA Puri Bunda.

VOUCHER IMUNISASI Dalam edukasi pentingnya 1000 hari pertama kehidupan, dr. Sugita Adnyana, Sp.A(K) menjelaskan tentang “Optimalkan peran Protein untuk Si Kecil”. “1000 hari pertama kehidupan merupakan masa penting dalam pertumbuhan dan perkembangan si Kecil. Protein merupakan nutrisi yang penting dan memiliki banyak fungsi. Protein dalam ASI unik dalam hal bentuk dan profilnya sedangkan formula berbeda-beda,

Pemenang photo contest

Talkshow bersama dr. Sugita Adnyana, Sp.A(K) dan Dr. dr. IGN Suwarba Sp. A (K).

Miniatur Moge dari Kaleng Bekas Penggemar Motor Gede (Moge) di Buleleng saat ini kian ramai. Selain terlihat gagah dan keren, mengendarai Moge juga akan menjelaskan status sosial seseorang. Harganya yang selangit, hanya mampu digapai oleh segelintir orang. Bagi pencinta Moge yang belum mampu membeli, jangan cemas karena saat ini di Buleleng telah dijual Moge dengan harga yang sangat terjangkau. Ketut Artawan warga dusun Tegallenga Desa Kalisada, Seririt, dengan kreatif menyulap kaleng

bekas minuman menjadi berbagai jenis miniature Moge yang digemari masyarakat. Kaleng bekas yang keberadaannya dianggap pecemaran lingkungan, diolah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Ketut menceritakan, awalanya ia mencoba membuat kerajinan dengan kertas atau yang lebih dikenal dengan papercraft namun hasilnya kurang memuaskan dan kurang bagus. Tidak berhenti hingga di sana, ia mencoba mencari ide lain untuk menyalurkan bakatnya. Belajar secara oto-

didak, akhirnya pria yang lahir 30 Desember 1984 tersebut mencoba menggunakan kaleng bekas sebagai media. Kaleng bekas menurutnya hanya dipandang sebelah mata jika berserakan di jalan, namun akan memiliki nilai jual dan nilai guna yang berbeda jika digarap oleh orang-orang kreatif. “Kaleng ini sangat mudah di dapat, di jalan saja banyak berserakan, kalaupun di jual harganya tidak seberapa. Ini juga salah satu upaya untuk membebaskan lingkungan dari sampah,” jelasnya. Untuk membuat miniature

Beberapa hasil karya dari kelang bekas

ada yang utuh dan ada yang sudah terpotong (hidrolisis). Formula terpotong-potong sebagian (terhidrolisis parsial) mendukung tumbuh kembang optimal si Kecil,” jelasnya. Sementara itu edukasi pentingnya vaksinasi bagi anak dengan tema “Imunisasi Lengkap Kawal Tumbuh Kembang Anak” disampaikan Dr. dr. IGN Suwarba Sp. A (K). “UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Pasal 44 menjelaskan Pemerintah (orangtua) wajib memberikan upaya kesehatan komprehensif (promotif,preventif, kuratif, rehabilitatif) kepada anak Indonesia. Upaya preventif ini berupa imunisasi dasar. Orangtua yang lalai bisa dikenakan sanksi denda dan pidana,” ujar dr. Suwarba. Bagi yang mendaftar untuk layanan imunisasi saat acara 1st Birthday Celebration with RSIA Puri Bunda mendapatkan voucher senilai 150.000 hanya dengan membayar 50.000 untuk layanan imunisasi. –wah

Ketut Artawan dan Gusti Andika tengah menggarapan pesanan miniatur Moge dari kaleng bekas

tersebut, yang diperlukan tidak hanya kaleng bekas. Beberapa bahan pendukung lainnya seperti kawat, lem dan kardus juga digunakan. Pola akan digambar dan dirakit menyerupai model yang diinginkan. “Sudah ada pengalaman dalam membuat

papercraft jadi lebih mudah dalam membuatnya,” jelasnya. Selain Moge, kini ia juga tengah membuat miniature berbagai jenis alat musik. Dalam pembuatan miniature Moge, ia tidak bekerja sendiri melainkan dibantu oleh temannya, Gusti Andika. Ide tersebut sudah muncul sekitar 1 tahun yang lalu, hanya saja baru menjadi perbincangan setelah karya-karyanya diunggah di media sosial. Peminat harus melakukan order terlebih dahulu jika ingin membeli, sebab pihaknya akan memproduksi sesuai dengan pesanan. Dalam sehari dirinya mampu menjual 2 hingga 3 pcs miniature Moge dengan kisaran harga 25 ribu hingga 50 ribu rupiah. “Harus Order terlebih dahulu, ke depan kami rencana akan memproduksi lebih banyak lagi sehingga pembeli tidak perlu menunggu jika berminat,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)


10

Bhinneka Tunggal Ika adalah sasanti bangsa Indonesia yang dipetik dari Kakawin Sutasoma karya pujangga Majapahit, Mpu Tantular. Bhineka Tunggal Ika telah merekat bangsa Indonesia dari keberagaman suku, agama, ras, dan golongan. Namun, bila suatu masa, para oknumoknum sang pemecah belah bangsa bergentayangan men­ ebar provokasi dan mengoyak kerukunan kita, masih tegarkah Bhinneka Tunggal Ika mengawal persatuan dan kesatuan Indo­ nesia, menuju kehidupan yang harmonis, tenteram, dan damai di masa depan? Simaklah pesan moral garapan seni pentas kolosal yang bertajuk Bhinneka Tunggal Ika Maha Sakti (BTIMS) yang digelar di panggung terbuka Balai Budaya Gianyar, Rabu (19/4).

S

Kreasi

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

eni pentas orato ­ rium persembahan dari Sanggar Paripurna Bona pimpinan seni­ man I Made Sidia ini, khusus didaulat untuk ditampilkan pada malam puncak HUT Kota Gianyar ke-246 tersebut. Didukung oleh lebih dari 400 orang pegiat seni pertunjukan, karya seni yang bergulir sekitar 50 menit ini, disak­ sikan dengan begitu antuasias oleh ribuan penonton yang memadati lapangan Astina Gianyar, di bawah langit terang. Penonton yang terdi­ ri dari para pejabat dan masyarakat umum yang banyak berduyun da­ tang dari luar Kabupaten Gianyar itu, selain menikmati keseluruhan dari ungkapan kreativitas seninya, juga tergugah meresapi filosofi dan pesan-pesan moral yang terlontar secara verbal dan artistik dari pertunjukan ini. Oratorium adalah kembangan dari sendratari. Dalam bentuk oratorium, sejumlah unsur seni dirajutpadukan seperti seni tari, karawitan, pedalangan, narasi, seni olah vokal gerong atau koor, dan seni rupa. Unsur seni rupa

Bhinneka Tunggal Ika dalam Seni Oratorium

diberi ruang cukup tempat pada perlengkapan properti yang sengaja dipersiapkan secara matang dan proporsional sesuai dengan kebu­ tuhan estetik dan dramatik garapan. Unsur narasi juga diberi ruang pent­ ing sebagai pemberi penegas dan aksentuansi dengan tuturan bahasa sastrawi deklamatis. “Belakangan, rekatan unsur-unsur seni seperti dalam seni pentas oratorium men­ jadi salah satu pilihan seniman Bali berekspresi karena fleksibel dengan genius lokal desa kala patra, tem­ pat waktu situasi,” ungkap I Made Sidia, direktur artistik karya seni BTIMS ini. Panggung terbuka Balai Budaya Gianyar kiranya menjadi tantangan tersendiri bagi seniman seni per­ tunjukan. Dibangun secara dua level, atas dan bawah, dengan pan­ dangan jarak jauh penonton yang berada di lapangan Astina Gianyar, para penggarap perlu bersiasat agar hasil kerjanya sukses sebagai sebuah karya seni pertunjukan dan tentu saja juga komunikatif diapresiasi penonton. Luas pang­ gung bawah 12 x 20 meter dan panggung atas 10 x 20 meter memerlukan bangunan koreografi tersendiri pula. Tampaknya bentuk pertunjukan kolosal memang co­ cok ditampilkan di panggung yang didirikan pada tahun 2008 itu. Sidia, dengan gairah menyambut tantangan panggung itu dengan oratorium kolosal. Diawali dengan prolog yang menggambarkan ribuan pulau bagai zamrud di Khatulistiwa. Ratusan penari anak-anak ber­ lari, berputar-putar, meliuk kirikanan dengan umbul-ulbul aneka warna. Adegan ini digarisbawahi

Style

15

Feminin dan Full Color Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Beragam kegiatan dilaksankan untuk memberikan apre­­ siasi terhadap pahlawan kita RA Kartini. Begitu pula dengan mereka yang tergabung dalam Perhimpu­ nan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLIPI), belum lama ini menggelar acara “Bangkit Kartini Indonesia , Berbagi Untuk Negeri” di Atrium East Mall, Grand Indonesia, Jakarta.

P

ada acara tersebut Inne Noor selaku Ket­ ua DPW DKI PPLIPI, mengatakan bahwa wa­ dah perempuan lintas profesi ini melakukan langkah nyata menjadi mitra perempuan. Ber­ bagai kegiatan pun dilak­ sanakan untuk negeri ni, seperti seminar, memberi jasa konsultasi, menyalur­

kan modal bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta upaya pertolongan dan pemberdayaan lainnya. Sementara untuk penggalian dana dilangsungkan acara bincangbincang dan peragaan busana dan parade skarf koleksi Let’s Travel Design. Berikut beberapa koleksi yang ditampilkan dengan beragam siluet. Desain yang full color dan ringan ini semakin menarik den­ gan dominasi motif bunga yang berkesan feminin. (Sri Ardhini)

oleh nyanyian gerong dan narasi dalang. Dituturkan, ribuan pu­ lau berbinar cemerlang dengan bentangan langitnya yang mem­ biru indah, tanahnya yang subur membujur, dan samudranya yang bergelora riang. Di kepulauan itu, peradaban menggeliat, kebu­ dayaan digjaya dan kearifan budi bersinar cerah. Demikianlah, manusia berbudi menyemburkan budaya luhur, bening nurani mengelus budaya masyur dan menciptakan tonggak peradaban maha agung. Selanjutnya, dikisahkan keagun­ gan Kerajaan Majapahit pada puncak kejayaannya abad ke-14. Dibuka dengan penampilan para prajurit dan dayang kerajaan yang kemudian disusul oleh hadirnya para patih. Dilukiskan Mahapatih Gajah Mada mendampingi Ratu Tribuana Tung­ gadewi yang ditampilkan karismatik di panggung level atas. Setelah Mpu Tantular menceritakan keteladan tokoh Sutasoma dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Gajah Mada mengumandangkan sumpah, “Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa“. Mahapatih

Mangku Bumi Gajah Mada bersum­ pah, baru akan beristirahat dengan tenang setelah berhasil menyatukan Nusantara. Keagungan Majapahit, digam­ barkan kemudian menjadi kiblat masyarakat Bali sejak abad ke-10. Kesenian dan kebudayaan Jawa Majapahit menjadi inspirasi dan dikembangkan penuh takzim di Bali. Sumpah Amukti Palapa Gajah Mada bergaung di bumi Nusantara hingga memasuki abad ke-20. Pada era penjajahan, Bung Karno me­ nyemangati rakyat bersatu dalam

kebersamaan Bhinneka Tunggal Ika dan kesatuan bangsa Nusantara yang dirintis Gajah Mada. Setelah berhasil memproklamirkan kem­ erdekaan Indonesia, Bung Karno digambarkan sebagai pemimpin yang amat peduli dengan keluhuran budaya bangsanya. Puspa ragam seni budaya bangsa dihadirkan secara berantai dari tari Saman Tanah Rencong hingga tari Buru Bumi Papua. Bung Karno bersyukur atas rahmat seni budaya agung yang dimiliki Indonesia. Dengan hati yang tergugah, Bung Karno berujar, “Wahai segenap bangsa Indonesia, pertahankan kemerdekaan yang kita perjuangkan dengan jiwa raga ini. Ingatlah selalu, bahwa Bhinneka Tunggal Ika telah mempersatukan kita. Ingatlah, negeri ini bukan milik suatu golongan agama, bu­ kan milik suatu suku, golongan, atau kelompok tertentu. Negeri ini adalah milik kita semua, dari Sabang hingga Merauke. Jagalah selalu kerukunan berbangsa yang diwariskan nenek moyang kita. Mari wariskan kemerdekaan ini demi digjayanya Indonesia. Bersatu kita jaya, dalam kedamaian bhin­ neka tunggal ika maha sakti”. (Kadek Suartaya)

Foto by Tim Muara Bagdja


Jelita

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Selama ini kita mengenal detox untuk menghilang­kan racun dalam tu­ buh. Pernahkah Anda mendengar detox rambut? Detox ini ber­ tujuan untuk menghilang­ kan minyak yang berlebih di kulit kepala, ketombe, dan memperbaiki kondisi rambut rontok.

Detox Rambut

Utamakan Nutrisi Seimbang

Orang dewasa dan lanjut usia juga perlu nutrisi

Nutrisi yang baik adalah nutrisi yang optimal dalam menunjang kesehatan. Nutrisi yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada mencukupi kalori atau mengu­ rangi kalori, namun, termasuk di dalamnya, apa yang kita makan, jumlahnya dan kualitas makanan dari apa yang kita makan. Demikian disampaikan dr. I Ketut Rai Purnami, Sp.PD dari Klinik Padma Bahtera, dalam seminar kesehat­an yang digelar Garnita Mahalayati Nasdem Denpasar, pekan lalu.

Sclap detox treatment

Sesi terakhir, rambut dicuci sampai bersih tanpa diberi sampo. Setelah rambut dibilas, kemudian diberi vitamin dan beberapa pijatan di kulit kepala. Kemudian rambut dikeringkan dengan hairdryer.

Dara

Saat sebelum melakukan perawatan dan sesudah melakukan perawatan langsung terlihat hasilnya, rambut terlihat menjadi lebih lembut. Hal ini diungkapkan Dwi, yang baru

Terapi ozon

Nyoman Kariasih

Rela Berjalan 30 Km demi Sekolah Menjadi pejuang tangguh untuk waktu berjalan sekitar 3 jam agar tiba di meraih cita-cita itulah yang kini disekolah tepat waktu. Terkadang Kariasih lakoni Ni Nyoman Kariasih. Gadis tiba di rumahnya pukul 21.00. Bila hujan, usia 18 tahun asal Desa Trunyan ini ia harus berteduh terlebih dahulu, dan rela berjalan kaki sepanjang 30 kilomembuatnya pulang larut malam. meter ke sekolah demi cita-citanya Ia menuturkan, saat pulang malam, mengenyam pendidikan yang lebih tak ada sedikit pun rasa takut dalam hati­ tinggi. Putri ketiga dari pasangan nya. Keinginannya untuk meraih cita-cta I Ketut Sirat (alm) dan Ni Ketut mengalah­kan rasa takutnya. “Saya percaya, Citra ini memutuskan bersekolah di Tuhan akan selalu menjaga saya, karena itu, SMK Toya Anyar, Kubu Karangasem, saya selalu ingat untuk berdoa sebelum karena di Desa Trunyan belum ada berangkat ke sekolah. Mungkin juga karena sekolah setingkat SMA. “Kalau mau sudah biasa jalan itu saya lewati, jadi tak sekolah SMA harus ke Bangli. SMK ada rasa takut,” kata Kariasih. Toya Anyar jaraknya yang paling Ia pun mengaku, tak pernah berbekal dekat dengan desa saya. Disamping jas hujan atau payung ke sekolah. Udara itu, saya juga mendapatkan bantuan panas dan air hujan sudah biasa mengguyur SPP dari donatur,” tuturnya kepada tubuhnya. Tekadnya hanya satu, ia harus tokoh, usai menerima hadiah laptiba di sekolah dan belajar dengan sungguhtop, dalam HUT ke-45 Blue Bird sungguh untuk mencapai cita-citanya. Group. Perjuangan Kariasih tentu sangat berKariasih mempunyai cita-cita banding jauh dengan anak-anak yang tinggal tinggi. Ia ingin bekerja di hotel dan di kota. Ketika, para remaja seusianya di mendapatkan penghasilan yang kota bisa naik sepeda motor, bahkan mobil layak. “Orangtua saya hanya petani. ke sekolah, ia harus berjalan kaki melintasi Apalagi, bapak saya sudah meningtebing dan hutan. Bahkan, sampai malam Kariasih menerima hadiah laptop dari Blue Bird, yang gal. Saya ingin kehidupan keluarga hari dan sendirian. Pulang sekolah, ia harus diserahkan GM Bali Lombok dr. Panca Wiadnyana berubah ke arah yang lebih baik. mengerjakan PR dan juga berjualan gorenSaya yakin, semua perubahan itu bisa diraih kalau saya sekolah gan. Walaupun perjuangan Kariasih sangat berat, namun, sedikit tinggi,” ucap Kariasih. Untuk mewujudkan cita-citanya, memang pun tak terlintas kesedihan dalam raut wajahnya berkisah tentang ia akui tak mudah. Saat ini, ia harus menempuh jarak 30 km PP rutinitasnya setiap hari. Bahkan, dengan bangga ia menunjukkan ke sekolah. Bila hujan, ia harus siap kehujanan. Ia harus berangkat hadiah laptop yang diterimanya dalam perayaan HUT ke-45 Blue pukul 05.00 agar tidak ketinggalan jam pelajaran. Ia menghabiskan Bird Group. (Wirati Astiti).

11

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

melakukan perawatan detox rambut ini sekali. “Rambutnya lembut sekali,” ucap karyawati swasta ini membelai rambutnya sembari bercermin. Menurut Ria, untuk hasil yang optimal sebaiknya perawatan dilakukan dua minggu sekali. “Kalau kerusakannya rambutnya ringan, biasanya treatment dua kali sudah terlihat ada perubahan hasil yang lebih baik,” kata Ria. Ia menambahkan untuk perawatan di rumah biasakan memakai hair tonic setelah keramas sembari melakukan pemijatan pada kulit kepala. (Wirati Astiti)

M

enurut Hairul Warisin, Manajer Salon Rudy Neo Hotel Gatsu, bagi yang memiliki masalah dengan kulit kepala, detox rambut dapat dijadikan pilihan. “Kami menyebutnya di sini sclap detox treatment,” kata Hairul. Ia mengatakan, saat konsumen datang, mereka akan mengecek terlebih dahulu kondisi kulit kepalanya dengan satu alat yang dinamakan scan. “Konsumen juga bisa langsung melihat hasilnya di komputer kondisi kulit kepala dan pertumbuhan rambutnya. Jadi, mereka mengerti dan tahu apa masalah yang terjadi di kulit kepalanya,” ujarnya. Ria Apriani, salah seorang terapis di Salon Rudy mengatakan, pertumbuhan rambut yang baik, apabila dalam satu pori terdapat tiga helai rambut. Jika ada satu atau dua helai, itu artinya pertumbuhan rambut masih kurang,” kata Ria. Setelah melihat hasilnya, tergantung dari masalah yang dihadapi konsumen, kemudian rambut diberi satu krim khusus dan dipijat. Proses ini bisa disebut sclap lifting. “Treatment ini dilakukan sekitar 15 menit agar kulit kepala yang berminyak bisa normal kembali dan kerontokan rambut bisa berkurang,” ujarnya. Setelah kulit kepala dipijat, rambut dicuci dan diberi sampo khusus sesuai jenis rambutnya. Kemudian, perawatan dilanjutkan dengan procare treatment yakni perawatan rambut untuk memperbaiki pertumbuhan rambut dan mencegah rambut rontok. “Rambut diberi serum dan disisir dengan sisir yang memancarkan sinar infrared. Kemudian rambut diberi ozon. Tujuannya untuk melancarkan peredaran darah dan merangsang pertumbuhan rambut. Treatment ozon ini sekitar 15 menit,” ucap Ria.

Bugar

I

a mengatakan, kualitas makanan yang akan kita makan harus seimbang. “Jadi yang perlu diperhatikan, tidak hanya pada pengurangan jumlah tapi juga isi yang kita makan itu harus sehat dan seimbang. Zat yang diperlukan tubuh tidak hanya karbohidrat, protein, dan lemak, tapi termasuk nutrisi-nutrisi kecil atau yang biasa disebut mikronutrien juga harus masuk di dalamnya,” jelasnya. Beberapa nutrient penting bertujuan untuk pembentukkan saraf, sel otak, menunjang kekuatan otot, untuk pergerakan. Dokter Rai mengatakan, untuk bisa menjadi seorang manusia yang aktif, beberapa mikronutien itu juga harus terlibat dalam satu komponen yang kita makan. Mikronutrien yang penting, seperti vitamin. Vitamin yang paling ditenggarai dapat menunjang kesehatan adalah vitamin E yang mengandung antioksidan. Dosis vitamin yang baik adalah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Kemudian, mikronutrien lain yang juga sangat penting, adalah selenium, zing, dan mangan, yang akan membantu dalam menjadi bahan pembentuk protein, yang kemudian akan menjadi bahan lagi dalam pembentukan sel, jaringan, dan berbagai zat penting, seperti enzim. “Enzim itu penting untuk mengubah reaksi dalam tubuh membantu semua metabolisme berjalan dengan baik,” kata penanggung­jawab medis Klinik Padma Bahtera ini. Ia mengatakan, banyak ada salah persepsi, nutrisi disebutkan hanya untuk anak-anak. Padahal, nutrisi selain diperlukan untuk

anak-anak, orang dewasa muda, dan orang lanjut usia juga sangat memerlukan nutrisi. “Nutrisi tidak hanya diperlukan pada kehidupan yang sedang tumbuh, tapi pada fase saat mempertahankan dan saat menua juga nutrisi sangat penting. Ketika tua, tubuh menjadi rapuh, kerapuhan itu menyebabkan semua infeksi, peradangan, dan penyakit lain, seperti penyakit metabolisme, penyakit saraf kronis muncul seperti hipertensi sehingga disini peran nutrisi sangat penting,” ujarnya. Ada beberapa kesalahan persepsi di masyarakat. Mereka tidak berani makan daging, karena ingin kurus. Menurut dr. Rai, daging tetap diperlukan dalam porsi tertentu, tidak terlalu besar tapi cukup untuk menambahkan suplai zat-zat penting yang perlukan tubuh. Ada beberapa mikronutrien, tidak bisa didapatkan dari nabati atau sayuran, tapi harus didapatkan dari daging tapi dalam jumlah yang terbatas. Kadang ada yang mengatakan, saya sudah tidak makan daging, hanya makan sayur, tapi nasinya banyak. Menurut dr. Rai, itu sama saja, artinya makan nasi yang banyak

akan menjadi daging nantinya. “Kalau karbohidrat berlebihan akan disimpan menjadi cadangan, nantinya akan menjadi lemak bawah kulit. Nantinya akan terus bertambah kalau tidak ada pemecahan, sehingga lemak akan terus menumpuk di bawah kulit. Lama-kelamaan inilah yang akan berubah menjadi lemak jahat,” jelasnya. Ada juga orang yang mengatakan, tidak berani makan lemak karena takut gemuk. Menurut dr. Rai, lemak itu ada banyak,

ada lemak jenuh dan tak jenuh. Ada lemak netral, lemak iblis, ada juga lemak yang baik. Jadi, tidak semua lemak itu harus dihindarkan, karena ada fungsi lemak yang memang dibutuhkan oleh tubuh. Ia juga menilai, banyaknya kasus orang yang meninggal mendadak salah satu pemicunya, faktor nutrisi yang kurang baik dan tidak seimbang. “Disamping karena gaya hidup yang kurang sehat, nutrisi juga satu tim yang membuat seimbang dalam tubuh. Ketika nutrisi tidak berjalan dengan baik, semua penumpukan lemak tidak akan terurai. Lemak akan menumpuk dalam pembuluh darah akan menyebabkan kerak dalam pembuluh darah menyebabkan risiko tinggi terjadinya penyakit jantung dan strok,” kata dr. Rai. Ia berharap ke depan, masyarakat lebih memberikan porsi yang banyak untuk mengetahui informasi nutrisi yang baik, kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-sehari. “Nutrisi yang baik itu tidak saja semata-mata untuk

mencukupi kalori, tapi bagaimana menyeimbangkan apa yang akan kita makan, baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Nutrisi tidak hanya terfokus pada anak-anak, dewasa dan orangtua juga sangat memerlukan dukungan nutrisi. Karena ini akan menjadi garis depan untuk mencegah infeksi yang lebih buruk. Pencegahan dapat di- lakukan dengan dukungan nutrisi yang baik,” sarannya. (Wirati Astiti)

dr. I Ketut Rai Purnami, Sp.PD

14


12

Kuliner

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Pulihkan Stamina dengan Lawar Nyawan

Kuliner khas Bali yang agak jarang ditemui adalah lawar nyawan (lebah madu). Lawar nyawan biasanya ada saat event Pesta Kesenian Bali (PKB) atau Denpasar Festival (Denfest). Namun, kini bagi penggemar lawar nyawan, warung Piring Mas di Sangeh selalu siap memuaskan selera makan Anda.

P

emilik warung Piring Mas, Ida Ayu Prita Putrayani menuturkan perlu proses hingga ia memberanikan diri menjual lawar nyawan tiap hari. “Dulu saya hanya jualan kalau ada event seperti PKB dan Denfest. Kendalanya pasokan nyawan. Kami harus mendapat pembudidaya lebah madu yang siap menyuplai nyawan,” ujar perempuan yang akrab disapa Dayu Prita ini. Setelah pasokan terjamin, ia pun membuka warung dan menjual lawar nyawan. Ada lawar tulen (hanya nyawan saja) dan lawar biasa (dicampur dengan lawar

klungah). Konsumen pun berdatangan untuk menikmati lawar yang berprotein tinggi ini. Dayu Prita yang dulu bekerja di maskapai penerbangan Garuda Indonesia menuturkan, tidak semua orang bisa makan nyawan. “Karena ada yang alergi nyawan, saya buat inovasi dengan menu lawar klungah, lawar jamur, lawar cumi, dan sambel bejek kecicang. Kalau yang vegetarian, bisa makan lawar klungah dan jamur,” ujar peraih penghargaan juara Harapan III Denfest 2016 ini. Ia pun punya pengalaman saat event PKB beberapa tahun silam. Suatu hari, ada konsumen yang

Konsumen di warung Piring Mas

13

Blusukan demi Be Guling Slingsing

L

okasi warung milik Bagi penggemar kuliner babi (be) guling, nama warung Bu Suci ini berada Be Guling Slingsing mudah ditemukan di internet. Begitu di permukiman mengetik Be Guling Slingsing akan muncul banyak petunjuk penduduk. Walaupun termasuk wilayah Tabanan, menuju lokasi Slingsing di Desa Cepaka, Kediri, Tabanan.

Suasana warung be guling Slingsing Dayu Prita

warung ini lebih mudah dijangkau dari Buduk, Badung. Konsumen serasa blusukan untuk menemukan warung yang buka mulai pukul 18.00 ini. Makin malam, pengunjung makin ramai. “Saya pernah antre biar bisa makan be guling Slingsing. Karena tidak dapat tempat duduk akhirnya bungkus dan makan di rumah. Pernah juga lihat antrean sampai ke gang,” ungkap Mitha yang datang bersama rombongan kantornya. Be guling Slingsing memiliki porsi campur dan pisah. Harganya bervariasi tergantung

Be guling Slingsing

pesanan. Harga termurah mulai Rp 15 ribu. Proses penggulingan yang dilakukan di lokasi membuat konsumen mendapat daging yang baru matang. Kulit gulingnya juga gurih. Penasaran dengan rasanya? Silakan dicoba. (Ngurah Budi)

Lawar nyawan

makan lawar nyawan. Keesokan harinya, konsumen itu datang menunjukkan badannya bentolbentol karena alergi nyawan. Dayu bingung karena tidak tahu kalau orang itu alergi. Tetapi, si konsumen malah cuek dan memesan lagi. Hingga penutupan PKB, orang itu terus makan lawar nyawan dan alerginya hilang. Untuk membuat lawar nyawan, Dayu Prita merebus tala (rumah lebah) hingga terurai. Nyawan yang masih berisi madu akan terpisah. Ini juga yang membuat nyawan rasanya manis. Selanjutnya diolah dengan bumbu lawar hingga menghasilkan lawar dengan rasa pedas-manis. Harga paket makan mulai dari Rp 25 ribu. Ia juga menjual minuman es susu madu serta madu murni untuk pelengkap.

Ayam Nanking Sarwan Hidangan lawar nyawan

Konsumen yang datang ke warungnya di Sangeh, tidak saja orang-orang tua yang sudah mengenal khasiat nyawan dan madu. Kini banyak anak-anak muda yang mencoba hidangan tradisional ini.

Bahkan ada yang mengibaratkan makan lawar nyawan dengan ngecharge, karena kandungan protein yang tinggi membuat tubuh dan stamina pulih kembali. (Ngurah Budi)

Lezat dan Sehat dengan Madu Manfaat madu untuk kesehatan bukan rahasia lagi. Sejak dahulu madu merupakan salah satu hasil alam yang banyak digunakan sebagai obat dan juga pemanis alami. Sebab, cairan kental yang dihasilkan oleh lebah ini, mengandung gula dan beberapa senyawa lainnya yang menimbulkan rasa manis dengan aroma yang khas.

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Menurut Gek Oka, yang hobi membuat makan dengan campuran madu segar ini, madu memang sudah dikenal sebagai pemanis yang alami. Apalagi dengan semua kashiatnya, kini madu dengan segala kandungan nutrisi dan vitaminnya semakin banyak digunakan dalam berbagai jenis makanan maupun minuman. Dikatakan untuk sarapan pagi

memberi berbagai manfaat , di antaranya menjadikan tubuh lebih segar dan menjaga mood. Madu juga bagus dan cocok diteteskan dalam infuse water. Dikatakan oleh Gek Oka, masih banyak lagi jenis makanan atau minuman yang menjadi lebih nikmat dengan tetesan madu segar. Apalagi jika madunya memang berkualitas yang didapatkan langung dari tempat panennya di hutan. (Sri Ardhini)

misalnya, Ibu dua anak ini sering membuat pancake. Dulu, untuk topingnya ia buat bervariasi dengan pilihan bahan mulai dari keju, cokelat atau pun pisang sesuai selera.Namun, menariknya kini setiap menyajikan pancake permukaannya lebih dahulu dituangi madu.Selain lezat sudah pasti juga sehat. Sedangkan bagi mereka yang biasa minum teh hangat di pagi

atau pun sore hari, agar teh lebih terasa nikmat ada baiknya juga ditambahkan beberapa tetes madu. Rasa khas madu dapat menjadikan teh terasa sedap. Bahkan seperti dilansir oleh boldsky. com,perpaduan teh dengan madu akan

Bahan: 500 gr : ayam filet cincang 500 gr : udang kupas kulitnya dan geprek 1 atau 2 butir : telur 200 gr : tepung roti 2 sdm : tepung sagu ½ sdt : lada bubuk ½ sdm : garam 1 sdt : kaldu bubuk 500 ml : minyak goreng

Cara Membuat : Campur udang dan ayam lalu tambahkan semua bahan, kecuali tepung roti dan minyak. Aduk merata, ambil lalu bentuk menjadi bola-bola, gulingkan bola-bola pada tepung roti hingga terbalut tepung roti. Panaskan minyak sampai panas, masukkan bola-bola adonan, masak hingga

berubah warna kuning kecokelatan, tiriskan. Tumis cincangan bawang putih hingga harum, masukkan saus tomat dan sambal, masukkan 100 ml air, masak hingga mendidih, lalu masukkan campuran tepug maizena, aduk merata, masak hingga agak mengental, siap disajikan bersama ayam Nanking, siram dengan saus.

Bahan Saus : 2 siung : bawang putih cincang halus 3 sdm : saus sambal 3 sdm : saus tomat 1 sdt : tepung maizena larutkan dalam air 50 ml dalam gelas

Ayam Peking Bahan: 1 ekor : ayam, potong menurut selera 2 sdt : pala bubuk 5 siung : bawang putih cincang ½ sdt : ketumbar bubuk 7 buah : bawang merah cincang halus

4 sdm : saus tomat 5 sdm : saus sambal 4 buah : pekak tumbuk kasar ½ sdm : kaldu bubuk 1sdm : garam ½ sdt : lada bubuk Margarin buat olesan secukupnya

Bahan Saus : 2 sdm : tepung terigu 2 sdm : kecap asin 3 sdm : tauco 1sdm : gula 150 ml : air Cara Membuat : - Campur semua bahan bumbu, lalu lumuri ayam dengan bumbu sampai rata. - Masukkan ayam dalam wadah plastik, tutup dan simpan dalam lemari pendingin selama 3 atau 5 jam agar bumbu meresap. Ambil, lalu ungkep ayam biar airnya keluar. Olesi ayam dengan margarin, panggang dalam oven 1800 C selama 60menit atau hingga ayam berubah kecokelatan dan matang. - Tumis tauco, kecap asin, gula pasir, terigu dan air. Masak dengan api sedang, aduk hingga tercampur merata lalu masak sampai mendidih dan agak mengental, siap disajikan dengan ayam panggang.

CAPCAY ATI AMPELA Bahan: 300 gr : ati ampela ayam 8 buah : bakso ikan, potong-potong 50 gr : kacang kapri 2 buah : wortel manis, iris serong atau bulat 1 ikat : bokcoy potong-potong 3 siung : bawang putih cincang 2 batang : bawang prei potong potong 5 buah : bawang merah cincang 1sdt : lada bubuk 1sdm : kecap asin 2 sdm : kecap manis 1 sdm : saus tiram ½ sdt : garam 1 sdt : kaldu bubuk rasa ayam 1 ruas : jari jahe keprok

2 sdm : air kanji 300 ml : air kaldu Cara Membuat : Rebus ati ampela sampai matang, angkat, potong ati ampela. Tumis irisan bawang putih, bawang merah, irisan bawang prei dan jahe hingga harum lalu masukkan irisan wortel, aduk rata. Masukkan kacang kapri, masak hingga layu, lalu masukkan irisan ati ampela, irisan bakso ikan dan masukkan sisa-sisa bumbu lainnya, tambahkan air, masak hingga mendidih dan matang lalu kentalkan dengan air kanji, aduk, matang, siap disajikan.


12

Kuliner

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Pulihkan Stamina dengan Lawar Nyawan

Kuliner khas Bali yang agak jarang ditemui adalah lawar nyawan (lebah madu). Lawar nyawan biasanya ada saat event Pesta Kesenian Bali (PKB) atau Denpasar Festival (Denfest). Namun, kini bagi penggemar lawar nyawan, warung Piring Mas di Sangeh selalu siap memuaskan selera makan Anda.

P

emilik warung Piring Mas, Ida Ayu Prita Putrayani menuturkan perlu proses hingga ia memberanikan diri menjual lawar nyawan tiap hari. “Dulu saya hanya jualan kalau ada event seperti PKB dan Denfest. Kendalanya pasokan nyawan. Kami harus mendapat pembudidaya lebah madu yang siap menyuplai nyawan,” ujar perempuan yang akrab disapa Dayu Prita ini. Setelah pasokan terjamin, ia pun membuka warung dan menjual lawar nyawan. Ada lawar tulen (hanya nyawan saja) dan lawar biasa (dicampur dengan lawar

klungah). Konsumen pun berdatangan untuk menikmati lawar yang berprotein tinggi ini. Dayu Prita yang dulu bekerja di maskapai penerbangan Garuda Indonesia menuturkan, tidak semua orang bisa makan nyawan. “Karena ada yang alergi nyawan, saya buat inovasi dengan menu lawar klungah, lawar jamur, lawar cumi, dan sambel bejek kecicang. Kalau yang vegetarian, bisa makan lawar klungah dan jamur,” ujar peraih penghargaan juara Harapan III Denfest 2016 ini. Ia pun punya pengalaman saat event PKB beberapa tahun silam. Suatu hari, ada konsumen yang

Konsumen di warung Piring Mas

13

Blusukan demi Be Guling Slingsing

L

okasi warung milik Bagi penggemar kuliner babi (be) guling, nama warung Bu Suci ini berada Be Guling Slingsing mudah ditemukan di internet. Begitu di permukiman mengetik Be Guling Slingsing akan muncul banyak petunjuk penduduk. Walaupun termasuk wilayah Tabanan, menuju lokasi Slingsing di Desa Cepaka, Kediri, Tabanan.

Suasana warung be guling Slingsing Dayu Prita

warung ini lebih mudah dijangkau dari Buduk, Badung. Konsumen serasa blusukan untuk menemukan warung yang buka mulai pukul 18.00 ini. Makin malam, pengunjung makin ramai. “Saya pernah antre biar bisa makan be guling Slingsing. Karena tidak dapat tempat duduk akhirnya bungkus dan makan di rumah. Pernah juga lihat antrean sampai ke gang,” ungkap Mitha yang datang bersama rombongan kantornya. Be guling Slingsing memiliki porsi campur dan pisah. Harganya bervariasi tergantung

Be guling Slingsing

pesanan. Harga termurah mulai Rp 15 ribu. Proses penggulingan yang dilakukan di lokasi membuat konsumen mendapat daging yang baru matang. Kulit gulingnya juga gurih. Penasaran dengan rasanya? Silakan dicoba. (Ngurah Budi)

Lawar nyawan

makan lawar nyawan. Keesokan harinya, konsumen itu datang menunjukkan badannya bentolbentol karena alergi nyawan. Dayu bingung karena tidak tahu kalau orang itu alergi. Tetapi, si konsumen malah cuek dan memesan lagi. Hingga penutupan PKB, orang itu terus makan lawar nyawan dan alerginya hilang. Untuk membuat lawar nyawan, Dayu Prita merebus tala (rumah lebah) hingga terurai. Nyawan yang masih berisi madu akan terpisah. Ini juga yang membuat nyawan rasanya manis. Selanjutnya diolah dengan bumbu lawar hingga menghasilkan lawar dengan rasa pedas-manis. Harga paket makan mulai dari Rp 25 ribu. Ia juga menjual minuman es susu madu serta madu murni untuk pelengkap.

Ayam Nanking Sarwan Hidangan lawar nyawan

Konsumen yang datang ke warungnya di Sangeh, tidak saja orang-orang tua yang sudah mengenal khasiat nyawan dan madu. Kini banyak anak-anak muda yang mencoba hidangan tradisional ini.

Bahkan ada yang mengibaratkan makan lawar nyawan dengan ngecharge, karena kandungan protein yang tinggi membuat tubuh dan stamina pulih kembali. (Ngurah Budi)

Lezat dan Sehat dengan Madu Manfaat madu untuk kesehatan bukan rahasia lagi. Sejak dahulu madu merupakan salah satu hasil alam yang banyak digunakan sebagai obat dan juga pemanis alami. Sebab, cairan kental yang dihasilkan oleh lebah ini, mengandung gula dan beberapa senyawa lainnya yang menimbulkan rasa manis dengan aroma yang khas.

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Menurut Gek Oka, yang hobi membuat makan dengan campuran madu segar ini, madu memang sudah dikenal sebagai pemanis yang alami. Apalagi dengan semua kashiatnya, kini madu dengan segala kandungan nutrisi dan vitaminnya semakin banyak digunakan dalam berbagai jenis makanan maupun minuman. Dikatakan untuk sarapan pagi

memberi berbagai manfaat , di antaranya menjadikan tubuh lebih segar dan menjaga mood. Madu juga bagus dan cocok diteteskan dalam infuse water. Dikatakan oleh Gek Oka, masih banyak lagi jenis makanan atau minuman yang menjadi lebih nikmat dengan tetesan madu segar. Apalagi jika madunya memang berkualitas yang didapatkan langung dari tempat panennya di hutan. (Sri Ardhini)

misalnya, Ibu dua anak ini sering membuat pancake. Dulu, untuk topingnya ia buat bervariasi dengan pilihan bahan mulai dari keju, cokelat atau pun pisang sesuai selera.Namun, menariknya kini setiap menyajikan pancake permukaannya lebih dahulu dituangi madu.Selain lezat sudah pasti juga sehat. Sedangkan bagi mereka yang biasa minum teh hangat di pagi

atau pun sore hari, agar teh lebih terasa nikmat ada baiknya juga ditambahkan beberapa tetes madu. Rasa khas madu dapat menjadikan teh terasa sedap. Bahkan seperti dilansir oleh boldsky. com,perpaduan teh dengan madu akan

Bahan: 500 gr : ayam filet cincang 500 gr : udang kupas kulitnya dan geprek 1 atau 2 butir : telur 200 gr : tepung roti 2 sdm : tepung sagu ½ sdt : lada bubuk ½ sdm : garam 1 sdt : kaldu bubuk 500 ml : minyak goreng

Cara Membuat : Campur udang dan ayam lalu tambahkan semua bahan, kecuali tepung roti dan minyak. Aduk merata, ambil lalu bentuk menjadi bola-bola, gulingkan bola-bola pada tepung roti hingga terbalut tepung roti. Panaskan minyak sampai panas, masukkan bola-bola adonan, masak hingga

berubah warna kuning kecokelatan, tiriskan. Tumis cincangan bawang putih hingga harum, masukkan saus tomat dan sambal, masukkan 100 ml air, masak hingga mendidih, lalu masukkan campuran tepug maizena, aduk merata, masak hingga agak mengental, siap disajikan bersama ayam Nanking, siram dengan saus.

Bahan Saus : 2 siung : bawang putih cincang halus 3 sdm : saus sambal 3 sdm : saus tomat 1 sdt : tepung maizena larutkan dalam air 50 ml dalam gelas

Ayam Peking Bahan: 1 ekor : ayam, potong menurut selera 2 sdt : pala bubuk 5 siung : bawang putih cincang ½ sdt : ketumbar bubuk 7 buah : bawang merah cincang halus

4 sdm : saus tomat 5 sdm : saus sambal 4 buah : pekak tumbuk kasar ½ sdm : kaldu bubuk 1sdm : garam ½ sdt : lada bubuk Margarin buat olesan secukupnya

Bahan Saus : 2 sdm : tepung terigu 2 sdm : kecap asin 3 sdm : tauco 1sdm : gula 150 ml : air Cara Membuat : - Campur semua bahan bumbu, lalu lumuri ayam dengan bumbu sampai rata. - Masukkan ayam dalam wadah plastik, tutup dan simpan dalam lemari pendingin selama 3 atau 5 jam agar bumbu meresap. Ambil, lalu ungkep ayam biar airnya keluar. Olesi ayam dengan margarin, panggang dalam oven 1800 C selama 60menit atau hingga ayam berubah kecokelatan dan matang. - Tumis tauco, kecap asin, gula pasir, terigu dan air. Masak dengan api sedang, aduk hingga tercampur merata lalu masak sampai mendidih dan agak mengental, siap disajikan dengan ayam panggang.

CAPCAY ATI AMPELA Bahan: 300 gr : ati ampela ayam 8 buah : bakso ikan, potong-potong 50 gr : kacang kapri 2 buah : wortel manis, iris serong atau bulat 1 ikat : bokcoy potong-potong 3 siung : bawang putih cincang 2 batang : bawang prei potong potong 5 buah : bawang merah cincang 1sdt : lada bubuk 1sdm : kecap asin 2 sdm : kecap manis 1 sdm : saus tiram ½ sdt : garam 1 sdt : kaldu bubuk rasa ayam 1 ruas : jari jahe keprok

2 sdm : air kanji 300 ml : air kaldu Cara Membuat : Rebus ati ampela sampai matang, angkat, potong ati ampela. Tumis irisan bawang putih, bawang merah, irisan bawang prei dan jahe hingga harum lalu masukkan irisan wortel, aduk rata. Masukkan kacang kapri, masak hingga layu, lalu masukkan irisan ati ampela, irisan bakso ikan dan masukkan sisa-sisa bumbu lainnya, tambahkan air, masak hingga mendidih dan matang lalu kentalkan dengan air kanji, aduk, matang, siap disajikan.


Jelita

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Selama ini kita mengenal detox untuk menghilang­kan racun dalam tu­ buh. Pernahkah Anda mendengar detox rambut? Detox ini ber­ tujuan untuk menghilang­ kan minyak yang berlebih di kulit kepala, ketombe, dan memperbaiki kondisi rambut rontok.

Detox Rambut

Utamakan Nutrisi Seimbang

Orang dewasa dan lanjut usia juga perlu nutrisi

Nutrisi yang baik adalah nutrisi yang optimal dalam menunjang kesehatan. Nutrisi yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada mencukupi kalori atau mengu­ rangi kalori, namun, termasuk di dalamnya, apa yang kita makan, jumlahnya dan kualitas makanan dari apa yang kita makan. Demikian disampaikan dr. I Ketut Rai Purnami, Sp.PD dari Klinik Padma Bahtera, dalam seminar kesehat­an yang digelar Garnita Mahalayati Nasdem Denpasar, pekan lalu.

Sclap detox treatment

Sesi terakhir, rambut dicuci sampai bersih tanpa diberi sampo. Setelah rambut dibilas, kemudian diberi vitamin dan beberapa pijatan di kulit kepala. Kemudian rambut dikeringkan dengan hairdryer.

Dara

Saat sebelum melakukan perawatan dan sesudah melakukan perawatan langsung terlihat hasilnya, rambut terlihat menjadi lebih lembut. Hal ini diungkapkan Dwi, yang baru

Terapi ozon

Nyoman Kariasih

Rela Berjalan 30 Km demi Sekolah Menjadi pejuang tangguh untuk waktu berjalan sekitar 3 jam agar tiba di meraih cita-cita itulah yang kini disekolah tepat waktu. Terkadang Kariasih lakoni Ni Nyoman Kariasih. Gadis tiba di rumahnya pukul 21.00. Bila hujan, usia 18 tahun asal Desa Trunyan ini ia harus berteduh terlebih dahulu, dan rela berjalan kaki sepanjang 30 kilomembuatnya pulang larut malam. meter ke sekolah demi cita-citanya Ia menuturkan, saat pulang malam, mengenyam pendidikan yang lebih tak ada sedikit pun rasa takut dalam hati­ tinggi. Putri ketiga dari pasangan nya. Keinginannya untuk meraih cita-cta I Ketut Sirat (alm) dan Ni Ketut mengalah­kan rasa takutnya. “Saya percaya, Citra ini memutuskan bersekolah di Tuhan akan selalu menjaga saya, karena itu, SMK Toya Anyar, Kubu Karangasem, saya selalu ingat untuk berdoa sebelum karena di Desa Trunyan belum ada berangkat ke sekolah. Mungkin juga karena sekolah setingkat SMA. “Kalau mau sudah biasa jalan itu saya lewati, jadi tak sekolah SMA harus ke Bangli. SMK ada rasa takut,” kata Kariasih. Toya Anyar jaraknya yang paling Ia pun mengaku, tak pernah berbekal dekat dengan desa saya. Disamping jas hujan atau payung ke sekolah. Udara itu, saya juga mendapatkan bantuan panas dan air hujan sudah biasa mengguyur SPP dari donatur,” tuturnya kepada tubuhnya. Tekadnya hanya satu, ia harus tokoh, usai menerima hadiah laptiba di sekolah dan belajar dengan sungguhtop, dalam HUT ke-45 Blue Bird sungguh untuk mencapai cita-citanya. Group. Perjuangan Kariasih tentu sangat berKariasih mempunyai cita-cita banding jauh dengan anak-anak yang tinggal tinggi. Ia ingin bekerja di hotel dan di kota. Ketika, para remaja seusianya di mendapatkan penghasilan yang kota bisa naik sepeda motor, bahkan mobil layak. “Orangtua saya hanya petani. ke sekolah, ia harus berjalan kaki melintasi Apalagi, bapak saya sudah meningtebing dan hutan. Bahkan, sampai malam Kariasih menerima hadiah laptop dari Blue Bird, yang gal. Saya ingin kehidupan keluarga hari dan sendirian. Pulang sekolah, ia harus diserahkan GM Bali Lombok dr. Panca Wiadnyana berubah ke arah yang lebih baik. mengerjakan PR dan juga berjualan gorenSaya yakin, semua perubahan itu bisa diraih kalau saya sekolah gan. Walaupun perjuangan Kariasih sangat berat, namun, sedikit tinggi,” ucap Kariasih. Untuk mewujudkan cita-citanya, memang pun tak terlintas kesedihan dalam raut wajahnya berkisah tentang ia akui tak mudah. Saat ini, ia harus menempuh jarak 30 km PP rutinitasnya setiap hari. Bahkan, dengan bangga ia menunjukkan ke sekolah. Bila hujan, ia harus siap kehujanan. Ia harus berangkat hadiah laptop yang diterimanya dalam perayaan HUT ke-45 Blue pukul 05.00 agar tidak ketinggalan jam pelajaran. Ia menghabiskan Bird Group. (Wirati Astiti).

11

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

melakukan perawatan detox rambut ini sekali. “Rambutnya lembut sekali,” ucap karyawati swasta ini membelai rambutnya sembari bercermin. Menurut Ria, untuk hasil yang optimal sebaiknya perawatan dilakukan dua minggu sekali. “Kalau kerusakannya rambutnya ringan, biasanya treatment dua kali sudah terlihat ada perubahan hasil yang lebih baik,” kata Ria. Ia menambahkan untuk perawatan di rumah biasakan memakai hair tonic setelah keramas sembari melakukan pemijatan pada kulit kepala. (Wirati Astiti)

M

enurut Hairul Warisin, Manajer Salon Rudy Neo Hotel Gatsu, bagi yang memiliki masalah dengan kulit kepala, detox rambut dapat dijadikan pilihan. “Kami menyebutnya di sini sclap detox treatment,” kata Hairul. Ia mengatakan, saat konsumen datang, mereka akan mengecek terlebih dahulu kondisi kulit kepalanya dengan satu alat yang dinamakan scan. “Konsumen juga bisa langsung melihat hasilnya di komputer kondisi kulit kepala dan pertumbuhan rambutnya. Jadi, mereka mengerti dan tahu apa masalah yang terjadi di kulit kepalanya,” ujarnya. Ria Apriani, salah seorang terapis di Salon Rudy mengatakan, pertumbuhan rambut yang baik, apabila dalam satu pori terdapat tiga helai rambut. Jika ada satu atau dua helai, itu artinya pertumbuhan rambut masih kurang,” kata Ria. Setelah melihat hasilnya, tergantung dari masalah yang dihadapi konsumen, kemudian rambut diberi satu krim khusus dan dipijat. Proses ini bisa disebut sclap lifting. “Treatment ini dilakukan sekitar 15 menit agar kulit kepala yang berminyak bisa normal kembali dan kerontokan rambut bisa berkurang,” ujarnya. Setelah kulit kepala dipijat, rambut dicuci dan diberi sampo khusus sesuai jenis rambutnya. Kemudian, perawatan dilanjutkan dengan procare treatment yakni perawatan rambut untuk memperbaiki pertumbuhan rambut dan mencegah rambut rontok. “Rambut diberi serum dan disisir dengan sisir yang memancarkan sinar infrared. Kemudian rambut diberi ozon. Tujuannya untuk melancarkan peredaran darah dan merangsang pertumbuhan rambut. Treatment ozon ini sekitar 15 menit,” ucap Ria.

Bugar

I

a mengatakan, kualitas makanan yang akan kita makan harus seimbang. “Jadi yang perlu diperhatikan, tidak hanya pada pengurangan jumlah tapi juga isi yang kita makan itu harus sehat dan seimbang. Zat yang diperlukan tubuh tidak hanya karbohidrat, protein, dan lemak, tapi termasuk nutrisi-nutrisi kecil atau yang biasa disebut mikronutrien juga harus masuk di dalamnya,” jelasnya. Beberapa nutrient penting bertujuan untuk pembentukkan saraf, sel otak, menunjang kekuatan otot, untuk pergerakan. Dokter Rai mengatakan, untuk bisa menjadi seorang manusia yang aktif, beberapa mikronutien itu juga harus terlibat dalam satu komponen yang kita makan. Mikronutrien yang penting, seperti vitamin. Vitamin yang paling ditenggarai dapat menunjang kesehatan adalah vitamin E yang mengandung antioksidan. Dosis vitamin yang baik adalah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Kemudian, mikronutrien lain yang juga sangat penting, adalah selenium, zing, dan mangan, yang akan membantu dalam menjadi bahan pembentuk protein, yang kemudian akan menjadi bahan lagi dalam pembentukan sel, jaringan, dan berbagai zat penting, seperti enzim. “Enzim itu penting untuk mengubah reaksi dalam tubuh membantu semua metabolisme berjalan dengan baik,” kata penanggung­jawab medis Klinik Padma Bahtera ini. Ia mengatakan, banyak ada salah persepsi, nutrisi disebutkan hanya untuk anak-anak. Padahal, nutrisi selain diperlukan untuk

anak-anak, orang dewasa muda, dan orang lanjut usia juga sangat memerlukan nutrisi. “Nutrisi tidak hanya diperlukan pada kehidupan yang sedang tumbuh, tapi pada fase saat mempertahankan dan saat menua juga nutrisi sangat penting. Ketika tua, tubuh menjadi rapuh, kerapuhan itu menyebabkan semua infeksi, peradangan, dan penyakit lain, seperti penyakit metabolisme, penyakit saraf kronis muncul seperti hipertensi sehingga disini peran nutrisi sangat penting,” ujarnya. Ada beberapa kesalahan persepsi di masyarakat. Mereka tidak berani makan daging, karena ingin kurus. Menurut dr. Rai, daging tetap diperlukan dalam porsi tertentu, tidak terlalu besar tapi cukup untuk menambahkan suplai zat-zat penting yang perlukan tubuh. Ada beberapa mikronutrien, tidak bisa didapatkan dari nabati atau sayuran, tapi harus didapatkan dari daging tapi dalam jumlah yang terbatas. Kadang ada yang mengatakan, saya sudah tidak makan daging, hanya makan sayur, tapi nasinya banyak. Menurut dr. Rai, itu sama saja, artinya makan nasi yang banyak

akan menjadi daging nantinya. “Kalau karbohidrat berlebihan akan disimpan menjadi cadangan, nantinya akan menjadi lemak bawah kulit. Nantinya akan terus bertambah kalau tidak ada pemecahan, sehingga lemak akan terus menumpuk di bawah kulit. Lama-kelamaan inilah yang akan berubah menjadi lemak jahat,” jelasnya. Ada juga orang yang mengatakan, tidak berani makan lemak karena takut gemuk. Menurut dr. Rai, lemak itu ada banyak,

ada lemak jenuh dan tak jenuh. Ada lemak netral, lemak iblis, ada juga lemak yang baik. Jadi, tidak semua lemak itu harus dihindarkan, karena ada fungsi lemak yang memang dibutuhkan oleh tubuh. Ia juga menilai, banyaknya kasus orang yang meninggal mendadak salah satu pemicunya, faktor nutrisi yang kurang baik dan tidak seimbang. “Disamping karena gaya hidup yang kurang sehat, nutrisi juga satu tim yang membuat seimbang dalam tubuh. Ketika nutrisi tidak berjalan dengan baik, semua penumpukan lemak tidak akan terurai. Lemak akan menumpuk dalam pembuluh darah akan menyebabkan kerak dalam pembuluh darah menyebabkan risiko tinggi terjadinya penyakit jantung dan strok,” kata dr. Rai. Ia berharap ke depan, masyarakat lebih memberikan porsi yang banyak untuk mengetahui informasi nutrisi yang baik, kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-sehari. “Nutrisi yang baik itu tidak saja semata-mata untuk

mencukupi kalori, tapi bagaimana menyeimbangkan apa yang akan kita makan, baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Nutrisi tidak hanya terfokus pada anak-anak, dewasa dan orangtua juga sangat memerlukan dukungan nutrisi. Karena ini akan menjadi garis depan untuk mencegah infeksi yang lebih buruk. Pencegahan dapat di- lakukan dengan dukungan nutrisi yang baik,” sarannya. (Wirati Astiti)

dr. I Ketut Rai Purnami, Sp.PD

14


10

Bhinneka Tunggal Ika adalah sasanti bangsa Indonesia yang dipetik dari Kakawin Sutasoma karya pujangga Majapahit, Mpu Tantular. Bhineka Tunggal Ika telah merekat bangsa Indonesia dari keberagaman suku, agama, ras, dan golongan. Namun, bila suatu masa, para oknumoknum sang pemecah belah bangsa bergentayangan men­ ebar provokasi dan mengoyak kerukunan kita, masih tegarkah Bhinneka Tunggal Ika mengawal persatuan dan kesatuan Indo­ nesia, menuju kehidupan yang harmonis, tenteram, dan damai di masa depan? Simaklah pesan moral garapan seni pentas kolosal yang bertajuk Bhinneka Tunggal Ika Maha Sakti (BTIMS) yang digelar di panggung terbuka Balai Budaya Gianyar, Rabu (19/4).

S

Kreasi

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

eni pentas orato ­ rium persembahan dari Sanggar Paripurna Bona pimpinan seni­ man I Made Sidia ini, khusus didaulat untuk ditampilkan pada malam puncak HUT Kota Gianyar ke-246 tersebut. Didukung oleh lebih dari 400 orang pegiat seni pertunjukan, karya seni yang bergulir sekitar 50 menit ini, disak­ sikan dengan begitu antuasias oleh ribuan penonton yang memadati lapangan Astina Gianyar, di bawah langit terang. Penonton yang terdi­ ri dari para pejabat dan masyarakat umum yang banyak berduyun da­ tang dari luar Kabupaten Gianyar itu, selain menikmati keseluruhan dari ungkapan kreativitas seninya, juga tergugah meresapi filosofi dan pesan-pesan moral yang terlontar secara verbal dan artistik dari pertunjukan ini. Oratorium adalah kembangan dari sendratari. Dalam bentuk oratorium, sejumlah unsur seni dirajutpadukan seperti seni tari, karawitan, pedalangan, narasi, seni olah vokal gerong atau koor, dan seni rupa. Unsur seni rupa

Bhinneka Tunggal Ika dalam Seni Oratorium

diberi ruang cukup tempat pada perlengkapan properti yang sengaja dipersiapkan secara matang dan proporsional sesuai dengan kebu­ tuhan estetik dan dramatik garapan. Unsur narasi juga diberi ruang pent­ ing sebagai pemberi penegas dan aksentuansi dengan tuturan bahasa sastrawi deklamatis. “Belakangan, rekatan unsur-unsur seni seperti dalam seni pentas oratorium men­ jadi salah satu pilihan seniman Bali berekspresi karena fleksibel dengan genius lokal desa kala patra, tem­ pat waktu situasi,” ungkap I Made Sidia, direktur artistik karya seni BTIMS ini. Panggung terbuka Balai Budaya Gianyar kiranya menjadi tantangan tersendiri bagi seniman seni per­ tunjukan. Dibangun secara dua level, atas dan bawah, dengan pan­ dangan jarak jauh penonton yang berada di lapangan Astina Gianyar, para penggarap perlu bersiasat agar hasil kerjanya sukses sebagai sebuah karya seni pertunjukan dan tentu saja juga komunikatif diapresiasi penonton. Luas pang­ gung bawah 12 x 20 meter dan panggung atas 10 x 20 meter memerlukan bangunan koreografi tersendiri pula. Tampaknya bentuk pertunjukan kolosal memang co­ cok ditampilkan di panggung yang didirikan pada tahun 2008 itu. Sidia, dengan gairah menyambut tantangan panggung itu dengan oratorium kolosal. Diawali dengan prolog yang menggambarkan ribuan pulau bagai zamrud di Khatulistiwa. Ratusan penari anak-anak ber­ lari, berputar-putar, meliuk kirikanan dengan umbul-ulbul aneka warna. Adegan ini digarisbawahi

Style

15

Feminin dan Full Color Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Beragam kegiatan dilaksankan untuk memberikan apre­­ siasi terhadap pahlawan kita RA Kartini. Begitu pula dengan mereka yang tergabung dalam Perhimpu­ nan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLIPI), belum lama ini menggelar acara “Bangkit Kartini Indonesia , Berbagi Untuk Negeri” di Atrium East Mall, Grand Indonesia, Jakarta.

P

ada acara tersebut Inne Noor selaku Ket­ ua DPW DKI PPLIPI, mengatakan bahwa wa­ dah perempuan lintas profesi ini melakukan langkah nyata menjadi mitra perempuan. Ber­ bagai kegiatan pun dilak­ sanakan untuk negeri ni, seperti seminar, memberi jasa konsultasi, menyalur­

kan modal bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta upaya pertolongan dan pemberdayaan lainnya. Sementara untuk penggalian dana dilangsungkan acara bincangbincang dan peragaan busana dan parade skarf koleksi Let’s Travel Design. Berikut beberapa koleksi yang ditampilkan dengan beragam siluet. Desain yang full color dan ringan ini semakin menarik den­ gan dominasi motif bunga yang berkesan feminin. (Sri Ardhini)

oleh nyanyian gerong dan narasi dalang. Dituturkan, ribuan pu­ lau berbinar cemerlang dengan bentangan langitnya yang mem­ biru indah, tanahnya yang subur membujur, dan samudranya yang bergelora riang. Di kepulauan itu, peradaban menggeliat, kebu­ dayaan digjaya dan kearifan budi bersinar cerah. Demikianlah, manusia berbudi menyemburkan budaya luhur, bening nurani mengelus budaya masyur dan menciptakan tonggak peradaban maha agung. Selanjutnya, dikisahkan keagun­ gan Kerajaan Majapahit pada puncak kejayaannya abad ke-14. Dibuka dengan penampilan para prajurit dan dayang kerajaan yang kemudian disusul oleh hadirnya para patih. Dilukiskan Mahapatih Gajah Mada mendampingi Ratu Tribuana Tung­ gadewi yang ditampilkan karismatik di panggung level atas. Setelah Mpu Tantular menceritakan keteladan tokoh Sutasoma dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Gajah Mada mengumandangkan sumpah, “Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa“. Mahapatih

Mangku Bumi Gajah Mada bersum­ pah, baru akan beristirahat dengan tenang setelah berhasil menyatukan Nusantara. Keagungan Majapahit, digam­ barkan kemudian menjadi kiblat masyarakat Bali sejak abad ke-10. Kesenian dan kebudayaan Jawa Majapahit menjadi inspirasi dan dikembangkan penuh takzim di Bali. Sumpah Amukti Palapa Gajah Mada bergaung di bumi Nusantara hingga memasuki abad ke-20. Pada era penjajahan, Bung Karno me­ nyemangati rakyat bersatu dalam

kebersamaan Bhinneka Tunggal Ika dan kesatuan bangsa Nusantara yang dirintis Gajah Mada. Setelah berhasil memproklamirkan kem­ erdekaan Indonesia, Bung Karno digambarkan sebagai pemimpin yang amat peduli dengan keluhuran budaya bangsanya. Puspa ragam seni budaya bangsa dihadirkan secara berantai dari tari Saman Tanah Rencong hingga tari Buru Bumi Papua. Bung Karno bersyukur atas rahmat seni budaya agung yang dimiliki Indonesia. Dengan hati yang tergugah, Bung Karno berujar, “Wahai segenap bangsa Indonesia, pertahankan kemerdekaan yang kita perjuangkan dengan jiwa raga ini. Ingatlah selalu, bahwa Bhinneka Tunggal Ika telah mempersatukan kita. Ingatlah, negeri ini bukan milik suatu golongan agama, bu­ kan milik suatu suku, golongan, atau kelompok tertentu. Negeri ini adalah milik kita semua, dari Sabang hingga Merauke. Jagalah selalu kerukunan berbangsa yang diwariskan nenek moyang kita. Mari wariskan kemerdekaan ini demi digjayanya Indonesia. Bersatu kita jaya, dalam kedamaian bhin­ neka tunggal ika maha sakti”. (Kadek Suartaya)

Foto by Tim Muara Bagdja


16

Perkembangan teknologi yang sesungguhnya memberikan kemudahan dalam dunia pendidikan ternyata juga memiliki efek yang yang langsung dirasakan baik oleh siswa maupun guru. Di satu sisi derasnya arus informasi yang sangat mudah diakses membuat para siswa saat semakin kritis.

Prima Damayanti S.Pd

Edukasi

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

Guru Harus Perbarui Ilmu

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

1st Birthday Celebration with RSIA Puri Bunda

P

rima Damayanti S.Pd, salah seorang guru di SMPN Bolo Bima mengungkapkan, pendidikan dulu dan sekarang sangatlah berbeda, terutama dalam hal hubungan guru dan murid. “Dulu, guru hampir menjadi satu-satunya rujukan bukan hanya dalam hal ilmu pengetahuan melainkan juga bagi nilai-nilai. Transformasi budi pekerti, sikap, dan semacamnya lebih langsung didapatkan dari seorang guru,” ungkap Prima. Namun, sekarang hal tersebut berbeda jauh. Dimana guru bukan lagi satu-satunya pusat memperoleh informasi tentang keilmuan. Informasi ilmu bagi siswa kini bisa berasal dari banyak sumber, demikian pula tentang nilai-nilai. Murid sudah bisa mendiskusikan dengan gurunya. Hal lain yang menjadi perhatian Prima adalah jika dulu ‘kontaminasi’ infomasi dari

Direktur RSIA Puri Bunda dr. IGAP Yudihartini

tkh/net

Siswa belajar di kelas

luar dapat dikatakan tidak ada. “Siswa hanya dapatkan informasi dan materi pelajaran dari guru saja. Jadinya guru benar-benar menjadi pusat ilmu,” katanya. Ibaratnya, andaikan guru berkata bohong soal sesuatu murid tidak akan tahu. tapi sekarang guru tidak bisa lagi seperti itu mengingat siswa masa sekarang bisa jadi malah jauh lebih tahu dari gurunya. Itu sebabnya, lanjut Prima, kalau guru tidak memperbarui ilmu, bisa-bisa ‘keok’ di kelas. “Dulu siswa sangat jarang yang berani

protes guru. Lain dengan sekarang, anak-anak (siswa) lebih terbuka,. Kalau pun tidak berani langsung ngomong, mereka bisa ngomong terbuka sama guru yang mereka rasa bisa diajak ngomong. Kalau guru yang malas belajar dan mengikuti perkembangan bisa-bisa kebingungan di dalam kelas,” kata Prima yang menjadi instruktur nasional bidang Bahasa Inggris di NTB ini. Pandangan yang nyaris sama juga diungkapkan Kongso Sukoco, seniman dan budayawan

kawakan di NTB. “Pendidikan dulu dan sekarang itu, bedanya ada pada hubungan guru murid. Dulu, guru hampir satu-satunya sumber ilmu, bukan hanya ilmu pengetahuan tapi juga nilai-nilai. Transformasi budi pekerti, sikap, dan semacamnya diperoleh secara langsung dari guru,” kata Kongso. Namun sekarang sumber ilmu bisa diperoleh dengan banyak cara terutama dunia maya. Jadi guru tidak lagi menjadi satusatunya sumber informasi ilmu bagi murid. (Naniek I. Taufan)

9

R

SIA Puri Bunda menggelar acara istimewa untuk anak-anak yang lahir di RSIA Puri Bunda. Acara berjudul 1st Birthday Celebration with RSIA Puri Bunda dilaksanakan Minggu (30/4) di Grand Ballroom Aston Denpasar diikuti 253 anak. Direktur RSIA Puri Bunda dr. IGAP Yudihartini menjelaskan

acara ini sebagai apresiasi kepada orangtua yang telah mempercayakan kelahiran buah hatinya di RSIA Puri Bunda. “Selain perayaan ulang tahun pertama bagi anak-anak yang lahir di RSIA Puri Bunda, kami juga memberi edukasi tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan dan pentingnya imunisasi,” ujarnya. Ia juga memaparkan RSIA Puri Bunda memiliki Pelayanan Gawat Darurat (UGD) 24 jam, Pelayanan Rawat Jalan (poliklinik spesialis: Poli Obgyn, Poli Anak, Fisiotherapi, dan Poli Andrologi), Pelayanan Rawat Inap/Pelayanan Medis Spesialis Kebidanan & Kandungan, Spesialis Anak, Bedah Anak, THT, dan Internist. Untuk fasilitas pemeriksaan/pelayanan penunjang, tersedia Laparascopy, ICU/ NICU/ PICU, USG 4 D, USG 2D, EKG, NST, Ekokardiografi, Konsultasi gizi, Laboratorium & Radio­logi, Farmasi, serta Ambulance. “RSIA Puri Bunda memiliki kamar rawat inap (53 bed), kamar rawat inap anak (33 bed), Klinik

Tiup lilin bersama

Reproduksi WIN, serta fasilitas tambahan berupa Pandawa Cafetaria dan Baby Spa,” ujar dr. Yudihartini. Acara puncak ditandai dengan pembagian kue ulang tahun, menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” bersama serta tiup lilin bersama. Yang tak kalah serunya, pengumuman pemenang photo contest yang penilaian berdasarkan kekompakan & keceriaan keluarga yang hadir di acara 1st Birthday Celebration with RSIA Puri Bunda.

VOUCHER IMUNISASI Dalam edukasi pentingnya 1000 hari pertama kehidupan, dr. Sugita Adnyana, Sp.A(K) menjelaskan tentang “Optimalkan peran Protein untuk Si Kecil”. “1000 hari pertama kehidupan merupakan masa penting dalam pertumbuhan dan perkembangan si Kecil. Protein merupakan nutrisi yang penting dan memiliki banyak fungsi. Protein dalam ASI unik dalam hal bentuk dan profilnya sedangkan formula berbeda-beda,

Pemenang photo contest

Talkshow bersama dr. Sugita Adnyana, Sp.A(K) dan Dr. dr. IGN Suwarba Sp. A (K).

Miniatur Moge dari Kaleng Bekas Penggemar Motor Gede (Moge) di Buleleng saat ini kian ramai. Selain terlihat gagah dan keren, mengendarai Moge juga akan menjelaskan status sosial seseorang. Harganya yang selangit, hanya mampu digapai oleh segelintir orang. Bagi pencinta Moge yang belum mampu membeli, jangan cemas karena saat ini di Buleleng telah dijual Moge dengan harga yang sangat terjangkau. Ketut Artawan warga dusun Tegallenga Desa Kalisada, Seririt, dengan kreatif menyulap kaleng

bekas minuman menjadi berbagai jenis miniature Moge yang digemari masyarakat. Kaleng bekas yang keberadaannya dianggap pecemaran lingkungan, diolah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Ketut menceritakan, awalanya ia mencoba membuat kerajinan dengan kertas atau yang lebih dikenal dengan papercraft namun hasilnya kurang memuaskan dan kurang bagus. Tidak berhenti hingga di sana, ia mencoba mencari ide lain untuk menyalurkan bakatnya. Belajar secara oto-

didak, akhirnya pria yang lahir 30 Desember 1984 tersebut mencoba menggunakan kaleng bekas sebagai media. Kaleng bekas menurutnya hanya dipandang sebelah mata jika berserakan di jalan, namun akan memiliki nilai jual dan nilai guna yang berbeda jika digarap oleh orang-orang kreatif. “Kaleng ini sangat mudah di dapat, di jalan saja banyak berserakan, kalaupun di jual harganya tidak seberapa. Ini juga salah satu upaya untuk membebaskan lingkungan dari sampah,” jelasnya. Untuk membuat miniature

Beberapa hasil karya dari kelang bekas

ada yang utuh dan ada yang sudah terpotong (hidrolisis). Formula terpotong-potong sebagian (terhidrolisis parsial) mendukung tumbuh kembang optimal si Kecil,” jelasnya. Sementara itu edukasi pentingnya vaksinasi bagi anak dengan tema “Imunisasi Lengkap Kawal Tumbuh Kembang Anak” disampaikan Dr. dr. IGN Suwarba Sp. A (K). “UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Pasal 44 menjelaskan Pemerintah (orangtua) wajib memberikan upaya kesehatan komprehensif (promotif,preventif, kuratif, rehabilitatif) kepada anak Indonesia. Upaya preventif ini berupa imunisasi dasar. Orangtua yang lalai bisa dikenakan sanksi denda dan pidana,” ujar dr. Suwarba. Bagi yang mendaftar untuk layanan imunisasi saat acara 1st Birthday Celebration with RSIA Puri Bunda mendapatkan voucher senilai 150.000 hanya dengan membayar 50.000 untuk layanan imunisasi. –wah

Ketut Artawan dan Gusti Andika tengah menggarapan pesanan miniatur Moge dari kaleng bekas

tersebut, yang diperlukan tidak hanya kaleng bekas. Beberapa bahan pendukung lainnya seperti kawat, lem dan kardus juga digunakan. Pola akan digambar dan dirakit menyerupai model yang diinginkan. “Sudah ada pengalaman dalam membuat

papercraft jadi lebih mudah dalam membuatnya,” jelasnya. Selain Moge, kini ia juga tengah membuat miniature berbagai jenis alat musik. Dalam pembuatan miniature Moge, ia tidak bekerja sendiri melainkan dibantu oleh temannya, Gusti Andika. Ide tersebut sudah muncul sekitar 1 tahun yang lalu, hanya saja baru menjadi perbincangan setelah karya-karyanya diunggah di media sosial. Peminat harus melakukan order terlebih dahulu jika ingin membeli, sebab pihaknya akan memproduksi sesuai dengan pesanan. Dalam sehari dirinya mampu menjual 2 hingga 3 pcs miniature Moge dengan kisaran harga 25 ribu hingga 50 ribu rupiah. “Harus Order terlebih dahulu, ke depan kami rencana akan memproduksi lebih banyak lagi sehingga pembeli tidak perlu menunggu jika berminat,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)


8

Bunda & Ananda

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Griya

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Cepat dan Praktis dengan HPL

Pilihan material untuk mebel kini makin beragam. Tak hanya kayu, besi, ataupun rotan. Tuntutan masyarakat yang menginginkan semuanya serba cepat dan praktis, setidaknya juga menentukan material yang akan digunakan sebagai mebel. Putut dan Netri sedang mempraktikkan salah satu teknik meloloskan diri

Selamatkan Diri dengan “Katalorita”

“No!!!… Stop !!!…Back off!!! Sekelompok siswa Sanur Independent School (SIS) berteriak lantang sembari menangkis tangan Putut Wahyu Sulastomo yang berusaha menyerang mereka. Tindakan tersebut merupakan salah satu bagian dari “AMAN” workshop yang dilaksanakan sekolah setempat.

P

utut Wahyu Sulastomo- akrab disapa Putut founder Komunitas Aman, saat itu sekaligus bertindak sebagai coach bersama rekannya Netri Vara Lalita, Coach & Bali Coordinator. Komunitas Aman ini dijelaskan Putut, merupakan sebuah komunitas yang berpusat di Yogya didikan sejak 2 tahun lalu, sebagai sebuah upaya untuk menekan ancaman kekerasan terhadap anak. Awal berdirinya dilatarbelakangi maraknya kasus kekerasan terhadap anak. “Seiring berjalannya waktu, ketika kami mengajarkan ini, orangtua juga harus tahu. Kenapa? karena nanti di rumah bisa dipraktikkan juga, diingatkan kembali. Ini tidak bisa sekali diberikan, selesai, namun harus ada pengulangan secara terus-menerus, yang bisa dilakukan orangtua di rumah,” ujarnya. Kemudian ada pertanyaan dari seorang ibu yang juga punya permasalahan sama dengan putri remajanya atau dengan dirinya. Karena itu pula, ada teknik yang diajarkan untuk anak remaja dan ibu-ibu. “Intinya harus bercerita. Karena dengan diam saja berarti akan membiarkan pelaku melakukan kejahatan lain kepada orang lain,” imbuh Netri. Pada sesi awal workshop tersebut, mereka (anak-anak) diingatkan untuk menyayangi dirinya sendiri sehingga mereka akan melindungi dirinya. “Ayah, Ibu, kaka, adik, kakek, nenek, BapakIbu Guru, satpam, polisi memang bisa menjaga kalian. Tetapi mereka tidak bisa 24 jam berada di sisimu menjaga kalian, karena itu kalian harus bisa melindungi diri sendiri,” ingat Putut. Bagaimana menjaga diri? dengan tidak memasukkan seseuatu yang tidak sehat dan bersih ke tubuh kita melalui 5 bagian tubuh: mulut, hidung, telinga, alat kelamin, dan pantat. “Privat area ini harus dilindungi. Misalkan, yang masuk ke mulut hanya makananan, obat, dan air,” ujar Putut

memberi contoh. Berikutnya, Putut dan Netri menegaskan kembali, baik untuk anak laki maupun perempuan ada tiga bagian tubuh yang tidak boleh dilihat, disentuh dan difoto orang lain, yakni bagian dada, alat kelamin, dan pantat. Dari segi fisik dan tenaga, tentunya anak-anak kalah jauh dibandingkan orang dewasa atau si pelaku kejahatan. Karena itu, anak-anak sudah seyogianya bisa melindungi dirinya sendiri dengan teknik-teknik sederhana yang cepat. Yang paling penting tekniknya adalah pertama, berani mengatakan “tidak” dengan keras dan lantang. Itu fungsinya untuk menghentikan orang yang berniat jahat. Ketika anak (target korban) ini berteriak lantang, si penjahat akan panik akan berpikir mencari anak yang lebih lemah. Mereka (penjahat) akan bergerak secara cepat. Hindari menggunakan kata-kata “tolong” karena tidak memberikan tenaga pada diri kita. Buat kita lebih kuat dari penjahat itu. Katakan “tidak”, “stop”, “berhenti”, “mundur”. Intinya adalah “Katalorika”katakan tidak (ketika si penjahat mencoba menyerang)-lolos (loloskan diri dengan teknik-teknik sederhana yang cepat)-lari (bukan melawan)-bercerita. Ada beberapa teknik meloloskan diri yang cepat dan praktis yang dipraktikkan dalam workshop tersebut. Ketika tangan anak dipegang keras, larilah ke arah bawah tangan penjahat itu, sehingga tangannya melilit. Jangan lari ke arah tanagn satunya lagi karena si penjahat akan dengan mudah menangkap korban. Ketika anak diserang dari belakang (dibekap), tolehkan leher ke kanan atau ke kiri, rentangkan tangan ke depan dibarengi dengan jongkok (perosotkan diri ke bawah). Ketika penjahat memegang tangan/ baju anak (korban), bisa juga melakukan teknik “ciwawa”, yakni dengan cepat merebahkan/menidurkan badan, kemudian tending si penjahat secara bertubi-tubi. “Ketika kita sudah

lolos, lari sekencang-kencangnya dan berteriak, jangan mencoba melawan. Setelah itu, anak harus bercerita kepada orang yang ia percayai,” ujar Putut. Membiasakan anak untuk selalu bercerita ini dikatakannya sangat penting. Dimulai dari halhal kecil atau minta anak bercerita sepulang sekolah tentang pengalaman di sekolah. Dan yang paling penting, orangtua harus mendengarkan dengan tenang, jangan panik, sekalipun ketika anak bercerita tentang suatu hal yang tidak baik atau suatu masalah. “Dengarkan saja dulu baru kemudian bersama-sama mencari jalan keluarnya. Jika orangtua panic atau enggan mendengarkan cerita anak, lama-kelamaan anak tidak akan bercerita lagi. Dan ketika orangtua mengetahui masalah anak, akan sudah sangat terlambat,” paparnya. Putut juga mengingatkan kepada anak-anak untuk selalu percaya diri. Karena umumnya penjahat akan membaca gerak

tubuh anak calon korbannya. Karena itu anak harus selalu waspada dan peduli dengan keadaan sekitar. “Anak yang berjalan sambil main HP, dia hanya fokus dengan HPnya, tidak mengetahui keadaan sekeliling, anak ini adalah target korban kejahatan,” ujarnya menyontohkan. Workshop seperti ini dikatakan Putut seyogianya masuk dalam

program sekolah juga pemerintah. Mengingat sekarang ini, anak-anak banyak menjadi target kejahatan. Netri mengimbuhkah, khusunya di Bali, belum banyak sekolah yang aware terhadap pelatihan-pelatihan seperti ini. “Hanya sekolah-sekolah internasional dan kaum ekspatriat yang antusias akan program ini,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Luh Kartiningsih Ngurah Putri, S.Sn.

L

u h Ka r t i n i n g s i h Ngurah Putri, S.Sn. di bawah bendera Graha Asri Furniture mengaku sebagian besar kliennya memilih bahan HPL (High Pressure Laminate). “Dengan HPL ini, desain mebel bisa lebih modern. Pilihan warna dan motif juga banyak. Tak hanya motif kayu, motif marmer pun ada. Dan pengerjaannya lebih

Mendongeng Lima Menit

IBU KODOK DAN KERBAU

Tersebutlah satu keluarga kodok yang berbahagia. Sejak kakek-neneknya terdahulu, mereka mendiami sudut sawah dekat serokan dan semaksemak. Mereka merasa memiliki sawah itu, dan Made Taro menganggap keluarga kodok adalah keluarga terhormat. “Kung kek, kung kek, kung kek …!” demikian nyanyiannya setiap malam. Mereka berkumpul, bernyanyi dan bernyanyi. Siang hari, mereka berlindung di lubang-lubang kecil, sambil mencaplok serangga yang lewat di depannya. Pada suatu siang, seekor anak kodok yang nakal melompat-lompat ke luar petak sawah itu. Ia makin asyik melihat pemandangan yang luas dan indah. Tiba-tiba ia terkejut melihat seekor kerbau yang sangat besar. Ia takut lalu berlari-lari pulang. “Kung kek, kung kek, kung kek, … Ibu, ibu…!” teriaknya dengan napas terengah-engah. “Ada apa, Sayangku? Kau terlihat takut!” tanya Ibu Kodok. “Ada hewan sangat besar, Bu! Matanya besar dan mendelik.” “Jangan bohong, Anakku! Mana ada hewan yang lebih besar dari keluarga kodok di sawah

ini?” “Benar, Bu! Matanya besar, kakinya besar, perutnya sangaaat besar!” “Perutnya sebesar perutku?” tanya Ibu Kodok sambil membesarkan perutnya. “Tidak, Bu! Perut ibu baru sebesar ibu jari kakinya.” “Jangan bohong, Anakku! Lihat ini, perut dan tenggorokanku!” kata Ibu Kodok sambil menggembungkan perut dan tenggorokannya. “Tidak, Bu! Dengan moncong mulutnya saja, perut dan tenggorokan Ibu masih jauh lebih kecil.” Ibu Kodok tambah penasaran. Ia ingin menunjukkan di depan anak-anaknya, bahwa bangsa kodok adalah bangsa yang terhormat. Tak seekor hewan pun yang boleh lebih besar dari mereka. “Lihat, Anak-anakku! Ibu belum menunjukkan kemampuan yang sebenarnya!” katanya sambil menghirup udara kuat-kuat. Lihat! Perut dan tenggorokan Ibu Kodok tambah besar. Lihat! Ibu Kodok memelototkan matanya ke langit, sambil menggembungkan perut dan tenggorokannya. Tiba-tiba,…. Plug! Ibu Kodok tergeletak lemas di depan anak-anaknya. Kodok yang merasa besar itu berubah menjadi ‘kembungan karet’ yang lunglai. Semua anak-anaknya menangis. “Jangan membandingkan yang kecil dengan yang terlalu besar,” kata salah seekor anak kodok itu. (Adaptasi dari cerita Aesop)

17

cepat dan praktis dibandingkan dengan kayu, biaya relatif rendah,” ucapnya. High Pressure Laminate (HPL) adalah laminasi dengan tekanan tinggi yang merupakan salah satu bahan finishing, umum digunakan sebagai penutup permukaan dalam produk mebel dan permukaan interior. HPL adalah lapisan akhir atau finishing berbagai benda furnitur berbahan dasar plastik yang tipis, terutama untuk furnitur berbahan dasar multiplek. “Salah satu kelebihan HPL itu cukup anti gores dan anti air. Memang tidak seratus persen anti gores, namun material ini kuat karena bahan utamanya yang merupakan plastik keras PVC dengan permukaan bertekstur. Material ini lebih kuat daripada material sheet yang biasanya digunakan untuk melapisi furnitur murah yang dijual di toko-toko furniture biasa,” jelasnya. HPL

memiliki kelebihan berupa pengerjaan yang lebih bersih daripada menggunakan cat duco atau sanding, karena material ini dilem pada multipleks. (Inten Indrawati)


18

Life Story

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

Persoalan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Masyarakat justru memegang peranan sangat penting dalam kemajuan suatu sistem pendidikan. Masyarakat itu sendiri dianggap paling mengetahui permasalahan dan kebutuhan pendidikan sehingga peran serta mereka harus lebih besar sebagai penentu kebijakan serta pelaksana dari penge­lolaan dari sistem pendidikan. Maka dari itu, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST., mengukuhkan langsung Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng tahun 2017-2022, Selasa (2/5). Pengukuhan ini dirangkaikan dengan rapat kerja yang diselenggarakan di Hotel Banyualit, yang bertepatan de­ ngan Hari Pendidikan Nasional.

B

erdasarkan Keputusan Bupati Buleleng Nomor : 420/281/HK/2017, sebanyak sebelas pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng tahun 2017-2022 dikukuhkan oleh Bupati Agus Suradnyana. Para pengurus ini berasal dari berbagai unsur seperti pakar pendidikan, pengurus Persatuan Guru republik Indonesia (PGRI), penyelenggara pendidikan, unsur profesi, LSM, Komite Sekolah, Ormas, dan pengusaha. Dewan Pendidikan tahun

Pengukuhan Dewan Pendidikan Petakan Masalah Pendidikan di Buleleng

7

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

Makin Kaya makin Pelit Hidupnya bergelimang harta. Lady (54), perempuan bertubuh bongsor itu juga memiliki kekuasaan dari jabatan tinggi yang melekat pada dirinya hari ini. Kisah ini diceri­takan oleh salah seorang sahabat dari Lady (bukan nama sebenarnya). Ia meminta untuk tidak menyebut nama sebenarnya dan dari mana asal Lady. Namun sebagian dari peristiwa ini terjadi di Nusa Tenggara Barat.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST., mengukuhkan langsung Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng tahun 2017-2022, Selasa (2/5)

2017-2022 dipimpin oleh Drs. I Gusti Ngurah Agung. Beragam rencana kerja telah disusun. Salah satunya adalah memetakan permasalahan pendidikan yang ada di Buleleng.Rencana kerja tersebut diungkapkan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng tahun 2017-2022, Drs. I Gusti Ngurah Agung saat ditemui usai dikukuhkan. Menurutnya, fungsi dari Dewan Pendidikan adalah memberikan masukan-masukan kepada Pemerintah

Daerah mengenai pendidikan. Masukanmasukan ini nantinya lebih memberikan kontribusi kepada kualitas Pendidikan di Kabupaten Buleleng. Penyebaran guru-guru dan juga sarana prasarana menjadi prioritas dari masukan-masukan ini. “Pemetaan menjadi hal yang sangat penting. Nanti kita akan berikan masukan mengenai hal ini,” ungkapnya. Dirinya menambahkan, sebisa mungkin Dewan Pendidikan memberikan masukan mengenai kualitas

pendidikan baik itu dari segi guru maupun sarana yang ada. Pihaknya pun mengakui masih ada kendala dalam dunia pendidikan. “Sekali lagi kita akan petakan bersama-sama. Bagaimana proses belajar mengajar dan juga kita bersama Disdikpora akan mencari solusi bersama-sama. Semuanya untuk peningkatan kualitas pendidikan di Buleleng,” imbuh Ngurah Agung. Sementara itu, Bupati Agus Suradnyana berharap Dewan Pendidikan bisa

memberikan masukan-masukan dan arahan dalam penentuan kebijakan pendidikan di Kabupaten Buleleng. Sebelum memberikan masukan-masukan, Agus Suradnyana berharap kepada Dewan Pendidikan agar bisa memetakan persoalan-persoalan pendidikan yang ada di Kabupaten Buleleng. “Sehingga masukan-masukan yang konstruktif bisa kita sinergikan dengan Komite Sekolah dan pemerintah daerah,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Mahasiswa harus Jaga Keutuhan NKRI Pertikaian dan konflik antar golongan dan kelompok yang masih mewarnai perpolitikan Tanah Air, merupakan pertanda rendahnya saling percaya dan tidak adanya ikatan harmoni dalam masyarakat. Penanganan radikalisme sebagai pemicu konflik yang selama ini dikembangkan oleh pemerintah dan aparat keamanan hanya bersifat sementara waktu, karena kemudian muncul lagi konflik susulan dengan eskalasi konflik yang makin meningkat dan lebih meluas. Dengan potensi ancaman yang tidak ringan

serta kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang beragama, masyarakat Bali memerlukan strategi dan model pertahanan kewilayahan yang kuat untuk menjamin tetap terjaganya kedamaian dan keharmonisan hidup warganya. Salah satu upaya aparat keamanan untuk mencegah konflik yang dipicu oleh radikalisme dengan melakukan kuliah umum di salah satu perguruan tinggi di Bali Utara. Mahasiswa-mahasiswi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, tampak antusias mendengarkan

Kuliah umum Kapolda Bali Irjen. Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose di Undiksha

kuliah umum Kapolda Bali Irjen. Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose. Moment pertemuan tersebut tidak mereka sia-siakan. Bahkan, diskusi tanya jawab berlangsung hangat secara silih berganti, Selasa (2/5) di auditorium Undiksha. Kuliah umum ini bertepatan Hari Pendidikan Nasional. Kapolda Bali memberi materi dengan tema ‘Mengantisipasi Ancaman Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme’ Dalam Perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mahasiswa sebagai salah satu komponen strategis bangsa memegang peranan yang sangat esensial dalam kaitannya dengan terbangunnya kesatuan dan persatuan bangsa. Sebagai warga Negara potensial, mahasiswa sering dihadapkan pada eskalasi sosial politik yang memicu terjadinya beberapa benturan sosial di masyarakat. Oleh sebab itu, pemahaman yang memadai terkait dengan radikalisme dan terorisme oleh kalangan mahasiswa merupakan sebuah keharusan. Menurut Wakil Rektor I Undiksha Singaraja, Prof. Dr. Ida Bagus Arnaya, M.Si, mengatakan mahasiswa Undiksha yang terdiri dari beragama suku, ras dan agama mampu mengikuti kuliah umum Kapolda Bali dengan baik. Selanjutnya, dapat memahami dan menjadi benteng pertahanan untuk menangkal radikalisme serta meningkatkan nilai-nilai patriotisme. “Kami berharap jiwa keIndonesiaannya itu ditumbuhkan kembali, apalagi lulusan kami adalah calon guru

sehingga kalau gurunya sudah cinta Indonesia maka mereka akan menyebarkan kepada anak didiknya kelak,” ungkapnya. Sejumlah materi diskusi menarik dibahas Kapolda Bali antara lain, wawasan Nusantara, dinamika situasi global, dinamika intoleransi, perkembangan radikalisme dan deradikalisme di Indonesia. Selain itu, materi lain mengenai bahaya terorisme pengaruh ISIS di Indonesia, peredaran narkoba mempengaruhi generasi muda bangsa, wawasan nusantara dan pendidikan di Indonesia. “Isu intoleransi dan radikalisme memang tengah hangat tapi saya yakin di Bali toleransinya sangat tinggi. pilar-pilar kebangsaan harus kita jaga bersama untuk menjaga keutuhan NKRI,”tegasnya. Usai pemberian materi kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab antara Kapolda Bali dengan para mahasiswa Undiksha Singaraja. Selain mahasiswa Undiksha, kuliah umum turut dihadiri Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hengky Widjaja, S.Ik, M.Si., Kabid Propam Polda Bali Kombes Pol Kombes Pol Benny Arjanto, S.Ik., Kasat Brimob Polda Bali Kombes Pol Laksana, S.Ik., Ka SPN Singaraja bersama para pejabat Utama SPN Singaraja. Hadir pula, Kapolres Buleleng AKBP I Made Sukawijaya, S.Ik., M.Si., Dandim 1609 Buleleng., serta para Wakil Rektor dan para Dosen di lingkup Undiksha Singaraja. (Wiwin Meliana)

Bidik Peluang MEA, Stikes Buleleng Jalin Kerjasama dengan CEU Manila Pendidikan keperawatan masih perlu melakukan beberapa Sebagai lemabaga yang telah terakreditasi B, Sundayana terus pembinaan dan perbaikan baik dari segi kualitas dan profesionalisme berupaya meningkatkan kualitas pendidikan yang diaplikasikan tak untuk turut serta dalam persaingan pasar ASEAN. Jika keperawatan hanya terbatas pada teori maupun praktek, namun lebih mendasar Indonesia tidak mampu menyeimbangkan kualitas dengan tenaga kepada attitude (sikap) saat mengemban tanggung jawab. Kualitas kerja perawat yang ada di ASEAN, maka sangat dikhawatirkan tenaga tenaga medis utamanya perawat di Philipina diakui secara international kerja terampil dari luar akan masuk ke Indonesia dan mengalahkan bukan saja karena ketrampilan tetapi juga attitudenya. “Kami ingin sumber daya keperawatan Negara sendiri. mengadop keperawatan philipin yang telah diakui oleh dunia baik itu dari teknik ilmu keperawatannya,” jelasnya. Guna meningkatkan kualitas lulusan, Stikes Buleleng menjalin kerjasama melalui memorandum of understanding (MoU) bersama Menurutnya, selain pengetahuan, ilmu yang diadopsi dari perguperguruan tinggi luar negeri, salah satunya Centro Escolar Univerruan tinggi di Asia itu lebih pada penerapan budaya empatinya. Para sity (CEU), Manila, Philipina. Kerjasama dalam peningkatan mutu lulusan tak hanya didorong bersikap simpati, tetapi juga empati yang bukan baru pertama dilakukan Stikes Buleleng. Sejak beberapa tahun kini masih terkesan belum mendapat perhatian dari sebagian besar lalu, secara aktif Stikes membidik peluang MEA dengan beberapa tenaga medis, khususnya di Bali. Padahal itu sangat mampu mendorong Penandatanganan MoU antara Stikes Buleleng perguruan tinggi kesehatan dari Negara lain, di antaranya Philipina niat untuk lebih cepat melakukan perawatan karena pasien telah diangdan Centro Escolar University Manila. Woman University, salah satu perguruan tinggi di Malaysia, dan Unigap sebagai diri sendiri maupun keluarga. “Jika ada pasien yang dirawat versitas Triniti di Philipina. dengan rasa empati akan beda jika hanya dirawat dengan rasa simpati,” imbuhnya. Ketua Stikes Buleleng, Dr. Ns I Made Sundayana S.Kep. M.Si., mengatakan kerjasama yang Kerja sama ini, sambung dia sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan, baik tertuang dengan CEU telah diaplikasikan dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Telah dari program studi keperawatan, kebidanan maupun lainnya. Hal tersebut penting sebagai bekal kami aplikasikan melalui pertukaran mahasiswa dan dosen, penelitian bersama serta penerapan menghadapi persaingan, baik dalam negeri maupun luar negeri, terlebih ditengah perhelatan dalam pengajaran,” ujarnya. Ditambahkan Sundayana bentuk kerjasama juga berupa dikirimnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Dengan adanya kerjasama ini, mahasiswa akan sering mahasiswa dan dosen dari CEU untuk memberikan kuliah pakar di Stikes Buleleng, sementara berkomunikasi menggunakan bahasa inggris, ini akan memudahkan mereka ketika ingin mencari pihaknya telah mengirim dosen untuk melanjutkan studi magister degree. kerja ke luar sehingga tidak hanya jago kandang saja,” pungkasnya. -Wiwin

N

urmi (nama sahabat Lady) membagi kisah ini karena sebab ia ingin apa yang terjadi pada sahabatnya itu tidak menimpa orang lain. Selain itu, ia tidak menafikan, dalam peristiwa ini, Lady juga memiliki kesalahan akibat kesombongannya. Hidup bergelimang kekayaan dirasakan Lady sejak menduduki jabatan tinggi pada lembaga yang sangat bergengsi. Hari-harinya kini berubah total dari kehidupan sebelumnya yang biasa saja. Sebenarnya, menurut Nurmi, apa yang diperoleh Lady hari ini bukanlah hasil bekerja keras melainkan karena keberuntungan yang tidak diduga. “Bagaikan mimpi, dari anak tangga paling bawah yang hanya bisa menengadah ke atas untuk mengagumi kesuksesan orang lain, Lady malah akhirnya bisa duduk di anak tangga paling puncak,” kata Nurmi mengibaratkan perjalanan kehidupan Lady yang membaik secara ekonomi. Dari sisi lain Lady tergolong tidak beruntung. Ia menikah pada usia tua lalu bercerai. Ia tak memiliki anak. Hidupnya tidak cukup bahagia sampai akhirnya, di usianya yang semakin matang ia menikah lagi dengan laki-laki yang bekerja sebagai PNS. “Sama juga, Lady tak memiliki anak,” ujar Nurmi. Hingga akhirnya Lady dan suaminya mengangkat anak perempuan dari lingkungan familinya sendiri. Lumayan kehidupan mereka mulai berwarna sejak ada anak angkat yang waktu itu berusia 10 tahun. Lady dan suaminya menyayan-

tkh/net

gi anak angkat mereka layaknya orangtua angkat yang peduli. Namun entah mengapa, semakin hari seiring tumbuh dewasanya anak angkat ini, sikap Lady mulai berubah. Anak angkatnya memang masih disayang, namun anak angkat ini juga kemudian memiliki tanggung jawab seperti pembantu rumah tangga. “Sampai-sampai orang yang melihatnya kerap salah sangka, dikira pembantunya,” kata Nurmi. Sifat pelit dan sombong juga mulai menggerogoti Lady karena makin hari posisi jabatan Lady di lembaga tempatnya bekerja makin naik. Lady juga sudah tidak segan melakukan tindakan-tindakan koruptif dalam menjalankan lembaganya. Ia seperti orang yang lupa daratan. “Seruduk sana sini,” ungkap Nurmi. Tampaknya, hal inilah yang kemudian membuat rumah tangganya mulai tidak harmonis. Ia seperti tidak lagi menghargai suaminya termasuk juga cara Lady memperlakukan anak angkatnya yang membuat suaminya banyak protes pada sikap Lady. Suaminya kerap kasihan pada anak angkat yang diketahuinya sebatang kara karena orangtuanya telah meninggal dunia. Untuk mengimbangi sikap Lady itu, suaminya yang sayang pada anak angkatnya selalu meminta anak angkat mereka untuk bersabar. “Anak angkat mereka akhirnya lebih dekat dengan ayah angkatnya,” kata Nurmi. Anak angkat Lady terus tumbuh menjadi gadis dewasa yang relatif cantik dan dekat dengan ayah angkatnya. Hubungan ayah

dan anak angkat ini menjadi begitu dekat. “Sampai entah apa yang terjadi, rupanya ayah angkatnya jatuh hati pada anak angkat mereka,” kata Nurmi sambil sejenak terdiam. Ia seperti sulit menceritakan hal ini. Hubungan gelap ayah dan anak angkat ini mulai terjalin. Tiada kecurigaan sedikit pun dari Lady yang memang sesungguhnya tidak terlalu peduli lagi pada rumah tangganya. Ia hanya sibuk dengan jabatannya. Sampai suatu hari, hubungan gelap ayah dan anak angkat itu akhirnya terbongkar. “Suami Lady mengakui terus terang dan ingin menceraikan Lady,” kata Nurma. Lady tidak bisa berkata-kata kecuali menerima nasibnya. Suaminya sendiri sudah tidak ingin kembali padanya dan memilih keluar dari rumah mereka. Tidak lama kemudian, suami Lady menikahi anak angkatnya yang berbeda usia puluhan tahun itu. Lady sempat shock dengan peristiwa yang dialaminya itu. Namun, bagi para sahabat Lady yang masih bertahan dekat dengannya setelah terjadi perubahan sikapnya itu, termasuk Nurmi, mengatakan tampaknya Tuhan tengah menegur Lady dengan cara itu. “Semoga Lady bisa memaknai apa yang menimpanya ini sebagai teguran dari Allah SWT,” kata Nurmi. Sebelum menikahi anak angkat mereka, suami Lady terlebih dahulu telah menceraikan Lady dengan cara yang baik, karena menurut Nurmi sesungguhnya suami Lady itu adalah laki-laki baik-baik dan penyabar. Sejak pernikahan suami Lady dengan anak angkatnya itu, Nurmi tidak begitu mengetahui kondisi kehidupan baru dari suami Lady itu. Yang ia dengar kehidupan mereka baik-baik saja. Lady kembali hidup sendiri. Menikmati kesuksesan ekonominya seorang diri. Sebagai sahabat, Nurmi hanya berharap di usia Lady yang tidak muda lagi, Lady bisa berubah menjadi lebih baik. Karena harta, jabatan dan kedudukan itu hanya terhenti sampai di liang lahat kelak. “Waktu untuk menuju liang lahat itu siapa yang tahu. Bisa lama namun sangat bisa pula dekat,” kata Nurmi yang sekali lagi mengingatkan untuk merahasiakan identitas dari kisah ini. (Naniek I. Taufan)

Dari kiri: ketua panitia DDG Nyoman Suastika, DG 3410 Sadana Mulyono, DG 3420 Nyoman Nilawati, dan PDG M. Ridlo Eisy RC Bandung-Dago.

Rotary Peduli Thalassemia Pengabdian pada masyarakat terus dilakukan rotary Indonesia. Saat ini, rotary sedang fokus pada pencegahan penyakit thalassemia. Demikian diungkapkan DG Nyoman Nilawati, di sela-sela acara “District Conference Rotary Indonesia D 3410-D 3420” di Sanur, Jumat (5/5). Tokoh perempuan Bali ini mengatakan, saat ini, banyak anak yang terlahir sehat, namun, ketika usianya sudah menginjak tiga bulan malah mengalami anemia. Gejalanya, anak itu tiba-tiba lemas. Ironisnya, karena kurangnya informasi, penyakit tersebut malah dikatakan penyakit “amah leak”. Rotary saat ini sudah melakukan program pencegahan penyakit thalassemia. Ia juga menyarankan, agar setiap remaja melakukan tes darah. Begitu juga, dengan pasangan yang akan menikah. Mereka dianjurkan tes darah. Bagi yang sudah terdeteksi mengidap thalassemia dianjurkan mengadopsi anak. Nilawati mengatakan, selain fokus thalassemia, rotary Indonesia juga sudah melakukan kegiatan pengadaan air bersih, bus keliling pemeriksaan kanker serviks, operasi katarak, bibir sumbing, dan program Indonesia bebas polio. Ia menambahkan, dalam ajang acara District Conference ini, selain merangkum program kerja tahunan bertajuk Rotary Serving Humanity, juga memperkuat silaturahmi antara anggota klub di Indonesia dan di luar negeri. Acara pertemuan dihadiri 700 orang anggota D 3410 dan D 3420, beberapa utusan district luar negeri dari 90 klub di Indonesia dan Rotarian dari sejumlah negara tetang­ga. Acara juga diisi dengan kegiatan rotary sunrise beach fun fellowship yakni kegiatan olahraga bersama masyarakat di pantai Sanur, seperti lari 5 kilometer, yoga, dan games. (Wirati Astiti)

Coach Hadir di Beachwalk

Brand Coach yang memiliki beragam aksesoris mewah hadir di Beachwalk Shopping Center, Kuta mulai Jumat (28/4). Kanya Hariadi, Brand Manager Coach yang didampingi Stefanie Saragih, Marketing Manager PT Kanmo Retailindo mengatakan gerai di Beachwalk merupakan gerai kesembilan di Indonesia. Mereka menjelaskan memilih Beachwalk karena lokasinya ramai dikunjungi wisatawan asing dan domestik. Hingga saat ini, sasaran Coach lebih banyak kaum wanita. (Ngurah Budi)


6

Aktivitas Ni Luh Putu Sri Eva Yunny penuh de­ngan kesibukan mengelola berbagai usaha. Perempuan yang akrab disapa Eva ini menge­ lola lembaga pendidik­an dan pelatihan studiMaya di kawasan Kuta yang bergerak di bidang edukasi, pemanfaatan teknologi terkini, dan digital lifestyle. Ia juga punya butik Jegeg Ayu Kebaya, spesialis kebaya Bali dengan rancangan eksklusif darinya. Selain itu, Eva memiliki unit bisnis lain, De-Legian dan Circuit Race untuk balance bike dengan nama Strider Bali.

“P

Woman on Top

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

rinsip saya utamakan niat baik dan kejujuran. Tanggap terhadap perubahan tren, teknologi dan isu sosial. Membimbing, mendampingi dan percaya pada teamwork,” tegasnya. Ia juga mengatakan dalam berbisnis tidak boleh setengahsetengah “Kuncinya adalah punya sikap,yakin dan total.”ujarnya mantap. Menjadi wanita pengusaha sukses bukanlah mimpi utama Eva. Penyempurna impian wanita kelahiran Kuta, 23 November 1975 ini sesungguhnya adalah memiliki

Seksi yang Sporty motor Harley-Davidson. “Saya sudah ingin punya Harley-Davidson sejak SMA. Dulu cuma bisa mengikuti kabarnya melalui TV dan majalah saja,” ungkap Eva. Di buku tahunan SMA-nya ia menulis, “Saya ingin suatu saat dapat memiliki Harley-Davidson.” Sebagai wanita, Eva tak risih menggilai motor gede (moge) Harley-Davidson. Baginya, wani­ ta penunggang Harley-Davidson memiliki gaya sendiri. ”Lady biker tidak maskulin, tapi seksi yang sporty,” ujarnya. Impian itu akhirnya terwujud tahun 2013. Sang suami, Komang Nantara, S.E. membelikan Sportster “Forty-Eight“ sebagai kado ulang tahun ke-38 Eva. “Senang, terkejut, dan gembira sudah pasti. Puji syukur ke hadapan Hyang Widi. Motor ini merupakan bentuk apresiasi, sang suami untuk memotivasi saya menjalani rutinitas kerja,” kenangnya. Mengendarai Harley ternyata tak semudah yang dibayangkan Eva. Bo-

bot dan ukuran moge ini cukup menyulitkan Eva yang berpostur mungil. Ia merasa tertantang untuk menguasai motornya. “Saya ikut acara safety riding yang diadakan Mabua Harley-Davidson Indonesia di Bali bersama Pemecutan Riders, komunitas tempat saya bernaung. Melalui kegiatan ini, saya mengenal cara mengendarai Harley yang benar dan aman, makin mengenal tekniktekniknya,” kata Eva.

Ia lalu mengikuti Rodeo Competition October 2013 di ajang Safety Ride yang digelar Harley Owner Group. Predikat juara 1 pun diraihnya untuk kategory DYNA. Eva tidak hanya asyik sendiri dengan motornya. Ia bergabung dalam sebuah komunitas Harley-Davidson sebagai wadah melampiaskan hobi motor

dan sarana berkegiatan sosial dan silaturahmi. Kini koleksi moge Eva sudah bertambah. Ia punya Sportster 48 tahun 2013 yang gayanya sangat sangat maskulin, Sportster 72 dengan gaya Chooper klasik tahun 1970-an, Fat Boy Sahara 2014, dan Street Glide 2014. Motor yang disebut terakhir dengan warna kuning merupakan motor yang dapat melengkapi keper­ luan Eva dalam berkendara untuk penjalanan jauh. (Ngurah Budi)

Eva Yunny

“Gangguan Apa Tujuan?”

Salam Senyum.. Liburan .... adalah kata yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh setiap insan yang biasa sibuk dengan kesehariannya. Mendapat undangan sebagai pembicara ke luar daerah, saya jadikan juga sekaligus liburan. Waaaahhhh tentu asyik dong.... Dan sebagai oleh-olehnya, karena saya pemerhati layanan, ada beberapa kejadian menarik yang dapat ceritakan kepada pembaca setia Dhani’s Art in Service dalam perjalanan liburan beberapa waktu yang lalu. Ketika saya ingin membungkus koper bawaan saya di area bandara, saya jadi tersenyum sendiri. Bagaimana tidak,... Saya lihat petugas yang melayani itu bersiul dan bernyanyi. Sepertinya “happy” banget. Dengan cekatan dia melakukan tugasnya dengan melilitkan bahan plastik itu ke koper yang kami bawa. Karena ingin tahu, saya sapa petugas itu, “Wah adik ini lagi senang ya, .. kenceng banget lagu dan siulannya, menandakan baru dapat rezeki nih....”. “Waaaah Ibu, ada-ada saja.” jawabnya. “Saya senang kalau customer saya banyak Bu, makin banyak yang antre untuk bungkus koper, saya makin bersemangat. Makanya saya bernyanyi dan bersiul-siul, biar tambah semangat”. Lain lagi cerita ketika setelah tiga hari berturut-turut mengisi acara seminar, tidak lupa saya manfaatkan waktu untuk menikmati keindahan kota di salah satu tujuan

wisata. Pemandu wisata yang merangkap sebagai driver itu tampak sangat ceria. Ia menjelaskan semua daerah yang kami lewati, bahkan sempat menceritakan sejarah dari beberapa tempat yang memang terkenal dengan nilai sejarahnya. Di sepanjang perjalanan, di saat menunggu kami yang berbelanja di tempat oleh-oleh, bapak itu selalu bersemangat dan tidak jarang bahkan bersenandung. Keceriaan itu tampak dari raut wajah, bahasa tubuh/gesture, suara dan ada saja yang membuat kami tertawa dengan selingan cerita-cerita lucunya. “Pak, kenapa Bapak selalu ceria sepanjang jalan?” tanya saya kepada bapak pemandu wisata itu. Dia menjawab dengan sumringah, “My job is holiday bu...” Waaaahhh. keren banget Bapak ini.. Ternyata pekerjaannya dia anggap sebagai liburan, yang tentu semua orang suka dengan liburan dan tentu dia sangat menyukai pekerjaannya. Di dunia layanan, kita mengenal bahwa Pelanggan itu adalah Tujuan, bukan Gangguan. Coba kita amati layanan di beberapa tempat. Banyak pelaku layanan kelihatan bersungut-sungut dan menampakkan wajah tidak bersahabat ketika antrean para pelanggannya sangat panjang. Bahkan, ada yang sengaja menampakkan wajah dan bahasa tubuh seperti itu agar calon customer yang datang membatalkan kepentingannya datang kepada mereka. Naaaahhh inilah yang sangat disayangkan. Padahal, mereka bekerja adalah salah

satunya bertujuan untuk mendapatkan upah atau gaji dari perusahaan. Perusahaan itu bisa membayar upah mereka kalau ada pelanggan. Bayangkan ketika ada perusahaan yang sepi dari pelanggan. Tentunya bisa dipastikan lama kelamaan mereka akan kesulitan untuk membayar upah karyawannya dan akhirnya perusahaan itu tutup. Pembaca setia Dhani’s Art In Service, sudah saatnya kita menanamkan kepada para pelaku layanan bahwa sebenarnya PELANGGAN itu merupakan TUJUAN. Hal ini dapat ditunjang dengan pengalaman dan beberapa teori dari literatur yang saya baca, yang pertama dalam layanan Customer yang tidak puas akan menceritakan pengalamannya kepada 8-10 orang tentang ketidakpuasannya. Ketika kita menganggap customer itu adalah gangguan, maka layanan yang kita berikan dapat dipastikan akan tidak sesuai dengan harapan mereka atau layanan yang buruk. Dan cerita tentang pengalaman yang buruk itu akan tersampaikan kepada orang yang tidak menerima layanan kita secara langsung, tetapi hanya dengan mendengar cerita negatif dari pelanggan yang kecewa dengan kita. Yang kedua, dalam layanan, 7 dari 10 customer yang komplain, akan kembali menjalin kerjasama dengan Anda jika anda mampu menangani komplain mereka. Teori ini lebih kepada bagaimana jika kita menghadapi pelanggan kita yang komplain dan kita berhasil menjawabnya dengan baik. Fenomena saat ini, ketika ada pelanggan komplain, itu selalu dianggap ‘gangguan’ oleh para pelaku layanan. Dan mereka tidak tertangani dengan baik sehingga untuk mengharapkan mereka kembali sebagai pelanggan sangatlah kecil persentasinya.

Teori yang ketiga dalam layanan adalah, Jika Anda dapat mengatasi komplain mereka saat itu juga, maka 95% mereka akan menjalin kerjasama kembali dengan Anda. Naaah ini sebenarnya kuncinya dalam merebut kembali hati pelanggan. Kecepatan, keakuratan, mau mendengarkan dengan sikap empati, dan jangan lupa untuk meminta maaf, serta tidak menunda Menyelesaikan permasalahan dengan tuntas. Jadi terbukti, dengan menganggap pelanggan itu adalah Tujuan dan bukan Gangguan, maka harapan dari setiap pelaku layanan yaitu membuat setiap pelanggannya ‘Tersenyum’ akan dapat terpenuhi. Dan, tentunya semua akan bersemangat dan ceria untuk melayani pelanggannya seperti cerita petugas pembungkus koper di bandara atau bapak pemandu wisata yang selalu bilang “My job is Holiday”... Heheheheheh.. Ayoooo.. mari kita tanamkan kembali bahwa pelangganlah sebenarnya tujuan kita bekerja dan melayani. Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana mengubah layanan ke arah yang lebih baik bahkan dapat melakukan layanan yang expert (Service Excellence Expert?) Yang tentunya dapat menjadi landasan dalam melayani di perusahaan/ instansi Bapak/Ibu? Silakan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training ) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak dan Ibu perlukan. Salam3SP. Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Cantik, ulet, dan pekerja keras. Itu yang bisa menggambarkan Verawaty Budiyanto. Perempuan asli Surabaya ini cukup lama bergelut di dunia olahraga kebugaran. Ia memegang peranan penting di Celebrity Fitness di beberapa mall di Surabaya pada tahun 2004 hingga 2007. Setelah itu perempuan yang saat ini berusia 38 tahun berpindah ke Gold Gym, dengan memegang peranan pen­ting dan tanggung jawab semakin cukup banyak. Ia menangani Gold Gym yang di Surabaya, Medan, Bandung, dan Makasar.

“S

aya sangat jarang sekali sakit, bahkan sakit pilek saja jarang, karena saya juga rutin sekali olahraga,” ujar Vera yang bolak-balik ke Medan, Bandung, dan Makasar. Setelah 2 tahun, Vera pindah ke Clark Hatch Fitness yang berada di Garden Palace Hotel. Disitu perempuan lulusan Arsitektur UK Petra ini yang memulai merintis tempat fitness tersebut, hingga akhirnya dia hengkang dan membuat usaha tempat fitness sendiri yang bernama Urban Fitness yang

19

Verawaty Budiyanto

Rutin Olahraga Jarang Sakit

berada di Hotel & Apartment Gunawangsa MERR. Di Urban Fitness banyak yang bisa dinikmati, diantaranya fitness, senam, yoga, renang. Vera sering mensosialisasikan kesehatan dalam berolahraga guna untuk mengajak teman-temannya untuk sehat. “Saya buka usaha selain untuk ingin teman-teman saya sehat rajin olahraga, saya juga ingin dapat karma positif. Karma positif bisa memberikan ilmu pengetahun pentingnya olahraga, dan diri saya sendiripun merasa sehat dan rileks”, tegas perempuan cantik ini. (Meta)

Nely Agustin Usaha tak Khianati Hasil Perkembangan dunia telekomunikasi sangat meningkat. Di era modernisasi efek dari globalisasi telah mengubah gaya hidup seseorang bahkan sampai mempengaruhi tradisi suatu negara. Dari situlah makin banyak bakat bakat terpendam mulai bermunculan, salah satunya wanita kelahiran Jember, 24 Agustus 2000, Nely Agustin Elsita Farudila yang memiliki bakat untuk menjadi penyiar radio. Karena bakatnya ini, ia bisa menjadi salah satu finalis ajang perlombaan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), yang mewakili SMK Negeri 1 Driyorejo, di kota Gresik. Dalam mengikuti kompetisi olimpiade TIK ini banyak sekali bidangnya, seperti game edukasi, editing video, dan masih banyak lainnya. Tetapi wanita yang hobinya menyanyi ini lebih memilih bidang penyiar radio. “Sebenarnya saya gak

kepikiran untuk mengikuti lomba ini, tapi saya dapat tawaran dari kepala program (kaprog) Multimedia, Poendik Sugianto,”ungkapnya. Nely menambahkan awalnya ia grogi. “Saya masih grogi, takut, dan tidak yakin untuk mengikuti kompetisi ini, karena waktu SMP dulu saya nggak pernah mengikuti lomba – lomba begini dan pastinya saingan – saingan saya lebih berpengalaman lebih dari saya, lagi pula ini lomba pertama saya mewakili SMKN 1 Driyorejo” katanya. Dengan kerja keras , serta dukungan dari guru–guru, orangtua dan teman-temannya, kini ia dapat menyabet juara tiga. Ia mengaku sangat senang dengan hasilnya kerja kerasnya ini. Karena usaha tak akan pernah mengkhianati hasil. Ke depannya wanita berusia 16 tahun ini ingin ada lagi lomba–lomba sehingga ia bisa berkompetisi. (Miftakul Ibnu Azis)

Nely saat membawa piagam penghargaan

GUSTI WEDAKARNA APRESIASI MILITANSI UMAT HINDU MENINGKAT

SEJUMLAH PENGUSAHA KULINER HINDU TERIMA SERTIFIKAT SUKLA restoran dan juga standar kesucian menurut agama Hindu. Saya rasa ini yang harus terus diinformasikan. Kita senang, keluarga–keluarga Hindu sudah mulai sadar dan grafiknya menyenangkan. Apalagi sebagian besar penduduk di Bali yang mayo­ritas Hindu adalah segmen besar,” ungkap Widia Adnyana pengusaha pabrik air mineral ini. SATYAGRAHA – Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III bersama Hal senada juga penerima Sertifikat Sukla di Warung Sukla Ikan Mujair Nyat Nyat Holy Fish disam­paikan oleh SenaJl. By Pass Mantra Denpasar tor RI Dr. Arya WedaGerakan Satyagraha Sukla yang meru- karna yang menyampaikan, seyogyanya pepakan siasat orang Bali untuk menghadapi merintah di Bali memberikan perlindungan UU Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Ja- kepada para pengusaha Bali yakni dengan minan Produk Halal kembali menggelora mempermudah regulasi, memudahkan di kalangan pengusaha muda Bali. Kini syarat KUR dan juga memberdayakan penhampir setiap hari, pengusaha kuliner gusaha Bali. “Gerakan Satyagraha ini sederbaik skala besar, menengah dan kecil antre hana saja, yakni cinta dan sayang terhadap untuk mendapatkan sertifikat SUKLA yang sesama orang Bali.Karena budaya Bali merupakan bagian dari gerakan moral da- yang adiluhung ini hanya bisa dijaga oleh lam memberdayakan ekonomi kerakyatan warga Bali yang beragama Hindu karena ini terutama warga adat Bali. Ini disampaikan menyangkut parahyangan. Dengan potensi oleh Widia Adnyana (Ketua Umum Gerakan di 1488 desa adat kita akan bisa menggerSatyagraha Sukla) disela–sela mendampingi akkan militansi anak–anak muda Hindu. Senator RI asal Bali Dr. Arya Wedakarna di Tidak ada jalan lain selain lewat ekonomi. acara penyerahan Sertifikat Sukla pada pu- Konsep SUKLA sendiri sudah diresmikan luhan pengusaha Hindu di Restoran Sukla oleh (Swargi) Ida Pedanda Gede Sebali (Special Mujair Nyat Nyat/Holy Fish ) di Jl. Tianyar Arimbawa pada 2015 di Candi Prambanan dan itu akan terus kita sebarBy Pass IB Mantra Denpasar. “Kini orang Bali yang merupakan mayo­ kan sesuai dengan amanat beliau. Nanti ritas Hindu sudah mulai sadar bahwa pertengahan tahun kita akan luncurkan makan di tempat yang suci itu merupakan data base pengusaha Bali secara manual gaya hidup. Ada sejumlah syarat yang harus dan online. Saya dukung kawan–kawan di dipenuhi oleh umat Hindu seperti kewa- Sukla Satyagraha,” ungkap Senator Arya jiban melakukan ngejot saiban, kebiasaan Wedakarna yang juga President The Hindu memerciki tirta Melanting di warung dan Center Of Indonesia. (humas)


20

Nine

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

5

Perempuan Perempung Sajikan Inovasi Terbaik di Ajang Inacraft Penjual Kasur Kapuk Disperindag dan Dekranasda Kota Denpasar

Sekitar pukul 10 pagi, hampir tiap hari, di pojokan lampu merah perempatan Cemara Mataram, terlihat para perempuan duduk berkumpul dekat gunungan kasur kapuk dan bantal-bantal serta kapuk-kapuk dalam karung. Satu persatu mereka turun dari ojek maupun cidomo, datang berkumpul di tempat ini untuk bersiap berdagangan kasur kapuk keliling. Di sinilah para perempuan yang semuanya berasal dari Desa Perempung Sandik, Gunung Sari Lombok Barat ini biasa berkumpul.

D

esa Perempung memang dikenal sebagai desa penghasil kasur kapuk. Di desa ini, dulu warganya rata-rata berprofesi sebagai pembuat kasur kapuk. Namun seiring praktisnya tempat tidur yang kini mudah ditemukan dengan material busa, usaha kasur kapuk sedikit demi sedikit terus meredup. Namun di balik gencarnya serbuan kasur busa, rupanya kasur kapuk masih tetap bisa eksis meski pun tidak lagi banyak seperti dahulu. Nyatanya, berpuluh-puluh tahun lamanya, warga desa Perempung masih bertahan dengan usaha ini. Masih terlihat gudang penampungan kasur

kapuk hasil buatan warga dan masih terlihat para perempuan desa ini berdagang keliling Mataram menjunjung kasur kapuk di kepala mereka. Dan enam hari dalam seminggu (kecuali hari Jumat) perempatan Cemara menjadi tempat berkumpulnya para perempuan ini sebelum mereka berpencar. Setelah berkumpul di sini, biasanya mereka membuka nasi bungkus masing-masing yang dibawa dari rumah. Lalu mereka makan bersama sebelum akhirnya memulai aktivitas berdagang kasur kapuk. Usai makan dan mengobrol sejenak, tidak lama kemudian mereka pun terlihat berdiri sambil menjunjung kasur kapuk dan bantal guling serta kapuk, lalu

Nil’ah dan Mur’ah, kakak beradik yang setia menjalani profesi sebagai penjual kasur kapuk keliling

berpencar. Itulah saat mereka mulai berjalan kaki hingga menjelang fajar menyingsing untuk menawarkan batal guling dagangan mereka. Ada yang menuju Monjok, Cakranegara, Gebang, Dasan Agung hingga wilayahwilayah sekitar Cemara, Kamasan dan lainnya. Di antara para pedagang kasur kapuk ini, ada Mur’ah

dan Nil’ah yang jika dipandang wajahnya sangat mirip. Mur’ah dan Nil’ah (keduanya berusia di atas 50 tahun) merupakan saudara kandung yang berdagang kasur kapuk sejak masih remaja. Keduanya lahir dan besar di kampung Perempung seperti halnya rekan-rekan lainnya. Sejak kecil mereka telah

sering melihat orangtua mereka membuat kasur kapuk seperti ini. “Jadi kami tahu bagaimana membuat kasur kapuk ini sejak masih kecil,” kata Mur’ah. Ketika mereka mendapatkan order untuk servis kasur kapuk, keduanya terlihat sangat terampil memasukan kapuk dalam kain kasur yang memang sudah mereka siapkan dari rumah. Hanya dalam waktu dua jam, dua kasur kapuk jadi dan mereka memperoleh upah dari kerja tersebut. Mur’ah dan Nil’ah serta satu lagu saudara perempuannya yang hari itu tidak keluar untuk berdagang keliling, memperoleh warisan keahlian membuat kasur secara turun-temurun dari orangtua bahkan nenek buyutnya. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu, keduanya mengaku hanya menikmati bangku sekolah sampai kelas tiga sekolah dasar. Setelah putus sekolah itulah mereka lalu turut serta ibu mereka untuk berdagang kasur kapuk dengan cara berkeliling. Hal inilah yang membuat mereka lebih banyak menghabiskan waktu di jalan dari pada di rumah. (Naniek I. Taufan)

Nikmati Rezeki Bersama

Mur’ah

Aktivitas baik membuat kasur dan mereparasi kasur kapuk, bantal dan guling hingga berdagang keliling ini mereka lakoni untuk menambah penghasilan keluarga. Mereka mengaku tidak bisa mengandalkan nafkah dari suami yang hanya seorang buruh bangunan. “Kalau ada pekerjaan suami ya… kami dapat uang, tapi kalau tidak ada pekerjaan tentu saja kami tidak dapat membeli kebutuhan sehari-hari,” katanya. Maka dari hasil kerja mereka menjual dan mereparasi kasur lah yang keluarga membuat mereka dapat bertahan hidup hingga hari ini. Beruntungnya, berdagang ka-

sur kapuk keliling ini dilakoni para perempuan ini tidak memerlukan modal, melainkan mereka membantu menjualkan kasur kapuk dari gudang kasur milik salah seorang warga yang konsisten menjalani usaha ini di kampung mereka. “Kalau laku kami dapat untung, kalau tidak laku kasurnya kami kembalikan,” ujar Mur’ah. Praktis dalam hal ini mereka menjual jasa berdagang keliling. Namun penghasilan lain bisa mereka peroleh dari keahlian mereparasi dan membuat kasur langsung di lapangan (langsung ke rumah-rumah penduduk yang membutuhkan keahlian mereka itu).

Karena itulah, dalam bakul yang mereka gunakan untuk menjunjung kasur dan bantal-bantal kapuk, selalu tersedia alat pembuat kasur, seperti jarum, benang, pisau, gunting, kayu khusus untuk memasukan kapuk hingga kain kasur yang sudah dijahit-jahit sesuai kebutuhan kasur kapuk. Hebatnya mereka selalu punya akal ketika mereparasi kasur kapuk, misalnya ketika kehabisan kapuk, mereka meminta jika ada bantal yang sudah rusak, maka kapuknya bisa dipakai untuk memperbaharui bantal tersebut. “Kadang bantal dakron bisa kami gabungkan dengan kapuk,” ujar Nil’ah. Servis kasur dan bantal kapuk membuat mereka mendapatkan penghasilan tambahan yang lumayan, bahkan biasanya lebih banyak dari keuntungan menjual kasur dan bantal. Lalu, ongkos untuk membuat satu kasur kapuk ukuran 160 cm dengan tinggi 20 cm adalah Rp 150.000-Rp 200.000. Uniknya, menurut Mur’ah dan Nil’ah, ketika mereka mendapatkan kesempatan mereparasi atau bahkan membuat kasur langsung di rumah warga yang mencari mereka di perempatan Cemara, mereka semua akan datang bersama-sama untuk melakukan pekerjaan itu. “Jadi nanti kami bagi upahnya bersama-sama. Meskipun hanya

Inacraft, ajang pameran produk kerajinan terbesar di Indonesia dan bertaraf Internasional, kembali digelar di Balai Sidang JCC, Jakarta. Acara ini berlangsung sejak 26 - 30 April 2017. Pameran dengan tema sentral “From Smart Village to Global Market” yang dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo ini, diikuti oleh 1.395 peserta dari seluruh pelosok tanah air, salah satunya adalah Kota Denpasar.

Ketua Dekransda saat mengunjungi salah satu stan Kota Denpasar

P

Pengunjung di depan stan Kota Denpasar

ada pembukaan Inacraft yang ke-19 tersebut, Kota Denpasar sebagai kota kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan sangat berperan di dalam menyejahterakan masyarakat (welvare society), menampilkan berbagai produk unggulan lokal Kota Denpasar baik seni, budaya maupun kerajinannya. Demikian disampaikan oleh Kepala Disperindag Kota Denpasar Drs. I WayanGatra, M.Si, didampingi Kabid Perdagangan I Gst. Ayu Laxmy Saraswaty, S.S., M.Hum., dan Kasi Pengembangan Ekspor dan Promosi A.A. Ayu Anom Kartika Dewi, S.E. Tahun ini Kota Denpasar bekerjasama dengan Dekranasda Kota Denpasar, Dinas Koperasi dan UKM serta Disperindag Kota Denpasar mengusung tajuk “Bangga Menggunakan Produk Indonesia Its True Quality “ kembali menghadirkan

para perajin atau UKM, di antaranya My Bli By Suarsu (Plaited Handmade), Winda Collection (Cluth & Leather Bag), Bhubhayou Bordir (Embroidery Fashion), dengan aneka produk unggulannya

berbasis budaya seperti kerajinan kulit, tas anyaman bambu, kebaya dan endek dengan kreativitas dan inovasinya masing-masing. Di acara pembukaan tersebut, Presiden menegaskan bahwa dengan semakin berkualitasnya sebuah produk yang dipamerkan maka akan semakin besar pembeli yang datang untuk pasar luar negeri. Selain itu dikatakan oleh Presiden untuk produk kerajinan Indonesia harus mulai menyesuaikan ciri khas produknya dengan budaya dan gaya negara tujuan ekspor. Selanjutnya dikatakan oleh Kadis Perindag Kota Denpasar jika keikutsertaan Kota Denpasar

pada pameran terbesar khusus produk kerajinan diharapkan dapat menjadi platform promosi yang efektif bagi para perajin dan pelaku usaha untuk mempelajari trend pasar, memperluas jejaring serta meningkatkan kualitas produk. Kemudian menaikkan nilai ekspor produk kerajinan Kota Denpasar, sebab kerajinan kearifan lokal ini memiliki potensi besar di pasar global dan akan memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Sementara Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. I.A. Selly D. Mantra, didampingi Wakil Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Antari Jayanegara danWakil Ketua Harian Dekranasda Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Kerti Iswara yang turut hadir memberikan supportnya, dengan turut berbaur bersama

perajin untuk mempromosikan kerajinan unggulan Kota Denpasar. Selanjutnya kepada pengerajin atau UKM Kota Denpasar, Selly D. Mantra mengharapkan untuk terus berupaya meningkatkan kualitas dan lebih berinovasi lagi sehingga kedepannya lebih baik terutama dari desain dan motif, agar lebih lagi dilirik pangsa pasar dalam dan luar negeri. Seperi endek yang dipamerkan memiliki nilai lebih dalam keberagaman dunia fashion saat ini serta tetap menjaga kearifan lokal yang ada. Pameran Inacraft ini, dianggap menjadi momentum penting di samping mempromosikan produk kerajinan, juga diharapkan para perajin dapat menggali ide maupun melihat peluang-peluang dalam meningkatkan inovasi produk kerajinannya. – Sri Ardhini

Stan Kota Denpasar yang modern dan etnik

Nil’ah

dapat masing-masing Rp 5.000 atau Rp 10.000/perorang karena jumlah kami yang bekerja banyak,” kata Nil’ah. Para perempuan itu menikmati rezeki yang sama-sama sedikit itu dengan sama-sama berbahagia. Mereka tidak pernah ribut apalagi rebutan ketika ada pelanggan yang memberi mereka pekerjaan. “Kami sudah sama-sama saling memahami. Jadi jika saya yang diminta mengerjakan reparasi atau membuat kasur lalu yang lain mendengarkan, maka kami akan mengerjakannya secara bersama dan membagi upahnya bersamasama secara merata,” ujar Mur’ah. Kekompakan seperti inilah yang membuat mereka kompak dan awet selama berdagang kasur

bersama-sama. Pagi mereka berkumpul untuk bersiap berpencar. Maka sore hari mereka akan berkumpul kembali di perempatan Cemara, tempat yang sama untuk pulang bersamasama. “Kalau naik cidomo dua atau tiga orang bayarnya sama, Rp 15.000, kalau naik ojek sendirisendiri, bayarnya Rp 15.000. karena itulah kami selalu berkumpul kembali di tempat ini jika ingin pulang,” ujar Murah. Saat pulang mereka tidak membawa serta kasur dan bantal kapuk dagangannya, melainkan dititipkan di salah satu rumah warga sekitar perempatan Cemara dengan ongkos titip Rp 1.000 sehari. Esok hari mereka ambil kembali untuk dijual keliling sampai laku. (Naniek I. Taufan)

Duta Endek dan Perajin Kota Denpasar

Anyaman handmade salah satu unggulan Kota Denpasar

Ny. Selly D. Mantra, Ny. Antari Jayanegara dan Ny. Kerti Iswara bersama Duta Endek Denpasar di stan Pemkot Denpasar


4

Inspirasi

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Mandalika

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

21

Eki Puji Lestari

“Sulap” Lilin Jadi Makanan

Wajah Eki Puji Lestari tampak semringah. Betapa tidak hari pertama pameran Inacraft kerajinan lilin miliknya laris manis. Rupanya banyak yang tergoda dengan dummy makanan yang sepintas mirip sekali dengan makanan sungguhan. Awal yang baik, ungkap Eki tersenyum lebar.

“D

ummy makanan khas Solo yang saya taruh di etalase utama habis terjual. Tadi banyak pengunjung yang tanya, tapi saya bilang habis,” ungkap wanita ramah bersuara halus itu sembari menunjuk etalase utama yang kini telah berganti dengan makanan lain juga es cream aneka rasa. Di stan Eki yang diberi nama “Griya Lilin’ berbagai macam dummy makanan dari lilin ditampilkan. Satu di antaranya yang cukup menarik adalah tumis daun ubi yang sangat persis dengan makanan sebenarnya. Terlihat sekali kalau Eki sangat memperhatikan detail. Selain dummy makanan, Eki juga menampilkan lilin aneka warna, aneka jajanan, serta souvenir lilin mungil. Eki mengaku keberhasilan bisnisnya tidak dicapai dengan mulus. Malah, katanya, dia sempat ‘mutung’ alias patah hati lantaran mendapat pengalaman buruk dengan seorang customernya yang rewel. “Waktu itu saya belum lama terjun ke kerajinan lilin. Ada customer yang memesan souvenir lilin namun dia menghendaki warna dan bentuk yang sama. Ini kan sulit. Karena ini adalah kerajinan handmade. Wah customernya galak sekali, dia membentak-bentak dan mengeluarkan kata-kata yang tak patut. Saya

Areal kawah raksasa Gunung Tambora yang memuntahkan 150 kilometer kubik material dalam kekuatan ledak 7 Vei (Volcanic Expolisivity Indeks),empat kali lebih dahsyat dari ledakan Gunung Krakatau 1883

sampai ingin nangis karena sakit hati,” ungkapnya mengenang pengalaman pahitnya ketika memulai bisnis. Gara-gara kasus itu, tutur Eki, dia pun berniat meninggalkan bisnis yang baru dirintisnya. “Saat itu aku sakit hati banget. Aku bilang ke suamiku mau berhenti. Kata suami, ya sudah kalau memang tidak mau diteruskan tidak apa-apa. Saat itu pas menjelang Lebaran. Jadi aku pikir aku bereskan dulu masalah gaji karyawan juga THR nya setelah itu selesai,” tutur Eki. Ternyata, menjelang hari ‘H’ , datang customer yang ingin memesan souvenir. Karena dia sudah bertekad berhenti usaha, Eki pun memberi harga yang agak mahal kepada customer itu. “Souvenir lilin es cream dalam gelas mungil, ternyata dia suka sekali. Tapi aku ndak enak kalau harus nolak, jadi aku bilang harganya Rp7500 padahal biasanya Cuma Rp5.000. Tak disangka, customer ku langsung mengiayakan tanpa menawar,” tuturnya, Bahkan, tambah Eki, tak tanggung-tanggung dia memesan dalam jumlah banyak sekitar 7000 pieces. “Hahah aku yang tadinya mau berhenti jadi tergiur, tergoda lagi. Akhirnya aku ndak jadi berhenti karena setelah kejadian itu justru pesanan lilin saya melimpah hingga saya ke-

walahan,” ungkap Eki. Ibu satu anak ini bertutur awalnya terjun ke bisnis lilin. Ia memulai usahanya itu sekitar tujuh tahun lalu, persisnya 2010. Ketika itu, kata Eki, berdasarkan hasil survey yang dilakukannya, selain bisnis ini memiliki prospek yang bagus juga UKM yang menekuni ini tergolong jarang. “Saya tadinya bekerja kantoran. Tapi kemudian berhenti setelah melahirkan, saya ingin waktu saya sepenuhnya merawat anak. Kemudian terpikir untuk mengisi waktu luang dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat,” tutur Eki. Awalnya, tambah Eki, dia ingin melakukan berbagai aktivitas pemberdayaan perempuan di lingkungannya. “Kebetulan aku menguasai banyak ketrampilan. Sejak dulu aku rajin mengikuti berbagai kursus ketrampilan. Maksud aku, ingin membagikan ilmu pada perempuan-perempuan yang tinggal di sekitar rumah aku. Lalu aku juga memperkenalkan cara pembuatan lilin. Eh, malah kerajinan lilin berkembang menjadi bisnis,” kata Eki yang dummy makanan buatannya menjadi langganan perusahaanperusahaan besar. Karena ingin sekali bisnisnya dikenal masyarakat, Eki pun rajin melakukan pameran. Di awal-awal, tutur Eki, dirinya belum tahu tentang efektif tidaknya pameran yang diikutinya. “Dulu belum tahu. Aku kira namanya pameran pasti bagus. Padahal pameran pun harus disesuaikan dengan karakter lingkungan yg jadi tempat pameran. Misalnya, kerajinan lilin kan lebih disukai masyarakat perkotaan, sementara masyarakat pedesaan kurang. Maka harusnya saya melakukan pameran di daerahdaerah perkotaan,” ungkapnya. Namun, kata Eki lebih jauh, dia banyak memetik pelajaran dari kesalahan-kesalahan yang dilkakukan.

Eki Puji Lestari

“Asal tahu saja ya, tidak semua pameran menguntungkan. Kadang malah tekor. Tapi kita harus menjalaninya karena lewat pameran lah produk kita dikenal. Saya sendiri pun meski kadang merugi tetap ikut pameran. Dan hasilnya memang, pada akhirnya saya tuai kemudian, produk saya makin dikenal dan banyak orderan masuk,” kata wanita kelahiran 1974 ini yang aktif memasarkan produknya di medsos. BELAJAR OTODIDAK Mengerjakan kerajinan lilin, tambahnya, membutuhkan ketekunan dan ketelitian tinggi. “Untuk mendapatkan hasil sempurna, saya lakukan trial and error khususnya pada pewarnaan. Untuk dummy makanan, kan, harus sama persis. Pencampuran warnanya, itu kadang sulit. Makanya kalau saya membuat dummy makanan, harus ada contoh masakan aslinya, bukan hanya foto,” ujarnya “Kadang masakan jadi pun tidak cukup maka saya pun harus melihat

bahan yang akan dimasak. Dari sana saya bisa melihat warna asli sayurannya misalnya, kemudian setelah dimasak akan terjadi perubahan warna. Dengan begitu saya akan menjadi semakin paham campuran warnanya,” tambah Eki yang mengaku sejak kecil sangat suka kerajinan. Bisa jadi karena sangat hobi kerajinan, sehingga Eki dengan cepat bisa menguasai ketrampilan lilin, termasuk teknik mencampur warna. “Saya belajar otodidak, tidak les,” tambah Eki yang baru saja mendapat proyek besar membuat dummy aneka masakan untuk acara festival kuliner di Tangerang, Mei mendatang. Alhamdulilah, kata Eki, banyak yang suka dummy masakan buatannya. Soal harga, menurut Eki, disesuaikan dengan bahan yang digunakan, juga tingkat kesulitan pembuatannya. “Kalau dummy masakan bisa berkisar antara Rp400.000 –an tergantung masakannya. Bahkan saya pernah juga membuat dummy pesanan sebuah hotel di Bandung dengan harga Rp2 jutaan. Waktu itu saya membuat dummy burger ukuran besar. Itu jadi mahal karena bahan yang dipakai banyak,” paparnya. Tentang material lilin, menurut Eki, tidak sulit mendapatkannya. Karena bahan dasar lilin lokal juga banyak dijual. Hanya saja untuk pembuatan dummy masakan dia masih kesulitan karena membutuhkan bahan dasar dari luar negeri. “Untuk masakan, apalagi yang dummy masakan yang berkuah , memerlukan bahan transparan dan itu tidak ada di Indoensia. Saya harus pesan ke luar negeri dan harganya pun tidak murah,” tambah Eki yang bisnisnya mulai berkibar tahun 2013. Eki bersyukur kini bisnisnya relatif stabil dengan penghasilan perbulan rata-rata Rp10 jutaan. “Jika sedang ramai dalam sebulan saya bisa mendapat Rp50 jutaan,” tambahnya. Meski pesaing di bisnis kerajinan lilin tidak lah terlalu banyak, namun kata Eki, sebagai pengusaha dia harus kreatif melakukan inovasi. Dia tidak boleh terlena yang bisa berakibat berhentinya kreativitas. Justru sebaliknya, ia harus selalu menciptakan kreasi-kreasi baru yang menarik. “Saya harus selalu melakukan inovasi. Bahkan, dari kesalahanklesalahan yang saya buat pun tak jarang melahirkan ide-ide menarik. Seperti ini, lilin unik warna warni. Ini awalnya dari kesalahan saya mencampur warna namun justru menghasilkan sesuatu yang menarik,” katanya. (Diana Runtu)

Di atas sebuah ­pesawat yang terbang dari Mataram menuju Bima, sekitar 15 menit sebelum mendarat di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, para penumpang yang duduk di bangku sisi kiri, terlihat sibuk ­mengarahkan telepon genggam dan kamera digital untuk memotret ke luar jendela.

S

ebuah lubang besar yang menganga tampak dengan jelas, menarik perhatian para penumpang. Itulah kawah raksasa dari Gunung Tambora yang meletus dengan sangat dahsyat, puncaknya pada tanggal 11 April 1815. Hari itu merupakan satu dari tidak banyak hari yang dilalui oleh para penumpang ini untuk dapat melihat kawah gunung yang ledakannya menggegerkan dunia itu, mengingat awan kerapkali menutupi kawah tersebut sehingga tidak dapat terlihat secara keseluruhannya. Saking besarnya kawah tersebut, selalu saja membuat kawah ini tidak bisa tampak secara keseluruhan karena pasti ada awan yang berarak ke sana-kemari menutupi pandangan mata untuk dapat menyaksikan lubang raksasa tersebut dari atas langit. Decak kagum para penumpang yang sempat menyaksikan kawah kepundan (kaldera) tersebut berlanjut menjadi perbincangan tentang letusan Gunung Tambora berdasarkan referensi yang pernah diketahui masing-masing orang. Menurut geolog dan salah seorang peneliti gunung api termasuk Tambora, Igan S. Sutawijaya, dah-

Di bibir kawah raksasa Gunung Tambora

Melongok Kawah Raksasa Gunung Tambora

syatnya ledakan yang menyisakan lubang besar bernama kawah itu bahkan tercatat telah memangkas hampir separuh dari badan Gunung Tambora yang memiliki ketinggian awal 4.200 mdpl dan kini tinggal menyisakan ketinggian 2.851 mdpl. Ledakan gunung yang disebut paling mematikan dalam sejarah, mengingat kekuatannya memuntahkan material yang sangat banyak itu setara dengan kekuatan ledaknya 171.428 kali bom atom, lanjut Igan, ledakan itu telah meninggalkan bekas kawah raksasa berdiameter 7 kilometer dengan kedalaman kawah mencapai 1.200 meter (1.2 km) dari bibir kawahnya. Dan itulah yang tengah dilihat para penumpang pesawat tersebut. Dengan kekuatan ledak super besar itu, ujar Igan, Tambora seperti menghempaskan emosinya. Beberapa gunung pembanding adalah kisah letusan Gunung Krakatau yang menghebohkan di tahun 1883. Kekuatan ledak gunung ini hanya setara 21.500 kali bom atom. Gunung yang paling dekat dengan Tambora adalah Gunung Agung di Bali yang meletus 1963, kekuatan ledaknya hanya 2.600 kali bom atom. Sebagai salah satu dari 127 gunung api aktif di dunia yang banyak dibicarakan karena kedahsyatan ledakannya, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tidak hanya menjadi kekayaan bagi negara Indonesia melainkan juga merupakan ke-

Dasar kawah raksasa Gunung Tambora yang meledak dengan kekuatan ledak setara dengan kekuatan ledakan 171.428 kali bom atom

nung Toba di Sumatera Utara (yang meletus pada zaman pra sejarah sekitar 74.000 tahun lalu dengan kekuatan ledak skala 8 Vei). Menurut Igan, bekas-bekas material letusan Gunung Tambora yang meletus dengan kekuatan 7 Vei (Volcanic Expolisivity Indeks),empat kali lebih dahsyat dari Gunung Krakatau 1883, berupa batu-batu sangat besar serta serpihan-serpihan batu menghitam yang luluh lantak karena panas awan letusan Tambora yang mencapai 800 derajat celcius mengalahkan panas awan letusan Gunung Vesivius di Italia yang mengubur Pompei, dengan 600 derajat celcius. Jalan bebatuan menuju dasar Kawah Raksasa Gubung Tambora “Dengan skala 7 Vei, kekuatan ledakan Gunung Tambora hingga kayaan dunia, khususnya dalam “Akibat letusan Gunung Tambora saat ini belum terpecahkan dalam hal keilmuan. Gunung Tambora yang menyebar abu vulkanik sejarah letusan gunung berapi di mewarnai kisah berbagai letusan yang “mengelilingi” dunia selama dunia,” kata Igan. Material ledakan Tambora gunung api yang pernah tercatat hampir setahun sejak letusannya dalam sejarah dunia. 1815 hingga 1816, menyebab- yang berserakan sepanjang jalur Dua ratus dua tahun yang lalu, kan tahun 1816 tercatat sebagai pendakian, terutama di punggung Gunung Tambora yang berdiri “tahun tanpa musim panas,” dan areal kawah Gunung Tambora inilah yang menambah eksotisme meranggas bak pasak bagi Pulau ungkap Igan. Sumbawa ini telah memuntahkan “Amerika Utara dan Eropa Gunung Tambora. Rumput-rumput material yang demikian banyak tertutup abu vulkanik akibat le- pendek yang dihiasi bunga abadi sampai-sampai mengubur per- tusan Gunung Tambora seh- sepanjang masa, adelweiss, dan aradaban yang ada di dua kerajaan ingga sinar matahari redup me- eal tanpa pepohonan yang memberi yakni Kerajaan Tambora di Bima nyebabkan kegagalan panen yang kesan tandusnya wilayah puncak dan Kerajaan Pekat di Dompu yang menimbulkan kelaparan di wilayah dan kawah. berada di bagian barat kaki Gunung tersebut,” lanjut Igan yang juga Gunung Tambora Tambora dan memporak-poranda- Penyelidik Bumi Madya dari Pusat “Kekayaan” Bumi Gora kan Kerajaan Sanggar yang berada Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Jika tahun 1815 Gunung Tamdi sebelah timur gunung ini. Geologi ini. Akibat erupsi besar Tambora Ia juga menambahkan bahwa bora menebar teror mematikan, menyebabkan tiga kerajaan hilang, abu Gunung Tambora keliling maka sisa-sisa letusan dan keseludua terkubur yakni Kerajaan Tam- dunia selama tiga minggu. Abu yang ruhan hal mengenai gunung ini, hari bora dan Pekat yang menyebab- merupakan bagian dari material ini menjelma menjadi magnet yang kan kedua kerajaan ini terhapus muntahan Gunung Tambora yang maha penting bagi ilmu pengetadari peta pemerintahan kala itu. terangkat dalam kolom setinggi 43 huan. Tidak itu saja, 150 kilometer Sedangkan Kerajaan Sanggar yang kilometer ini bahkan menembus kubik, ujar Igan, yang merupakan meskipun tidak terkubur akhirnya lapisan statosfir sehingga dengan “warisan” dari material yang dimunhilang juga karena telah porak dorongan angin berarak mengelil- tahkan Gunung Tambora, selain poranda dan luluh lantak seh- ingi dunia. Terkumpul di belahan mengubur Kerajaan Pekat dan ingga menyebabkan seluruh pen- bumi bagian utara. Abu ini menu- Kerajaan Tambora juga memporakduduknya musnah (meninggal dan tupi sinar matahari di sana yang me- porandakan Kerajaan Sanggar, mengungsi) meninggalkan Sanggar. nyebabkan eropa kehilangan musim termasuk pula yang menyebar Kerajaan Sanggar menjadi wilayah panas. Tahun tanpa musim panas ini secara khusus di seluruh areal dan yang kosong. Tidak ada kehidupan menyebabkan semua tanaman mati sekitar kaki Gunung Tambora, kini yang diatur oleh pemerintahan lagi sehingga mengakibatkan kelaparan telah menjadikan kawasan Tambora memiliki eksotika tersendiri yang di sana saat itu. sehingga banyak yang mati. Berbagai penelitian dan Gunung Tambora lalu tersohor “menggiurkan”. Itulah sebabnya, hari ini, seluruh tulisan telah mencatat, bahwa karena sejarah letusannya yang sanakibat dari letusan Tambora tidak gat dahsyat di tahun 1815. Sebagai “tubuh” bahkan hingga wilayahhanya memporak-porandakan salah satu icon Nusa Tenggara Ba- wilayah sekitar kaki Gunung Tamkerajaan-kerajaan yang berada di rat, gunung ini menyimpan sejarah bora layak dikonsep menjadi salah kaki gunung tersebut, melainkan letusan yang pernah tercatat dunia satu kekayaan alam dan budaya bagi juga mempengaruhi iklim dunia. sebagai yang terdahsyat setelah Gu- Bumi Gora. (Naniek I. Taufan)


22

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

Berharap suhu politik di Jakarta normal kembali seusai Pilkada, ternyata tidak. Meski tidak sepanas sebelumnya namun tetap saja ‘demam’. Rupanya pendukung masing-masing kubu belum ‘move on’, masih saling kritik, masih saling hujat. Bahkan urusan bunga saja bisa sampai melebar kemana-mana akhirnya saling hujat.

B

icara bunga, fenomena yang terjadi dalam dua pekan terakhir per­ sisnya setelah Pilkada DKI Jakarta, sungguh mengejutkan. Betapa tidak, setelah Ahok-Djarot, pasangan petahanan dinyatakan kalah Pilkada versi quick count, Balaikota pun ‘dihujani’ ribuan karangan bunga pendukung Ahok-Djarot. Papan-papan bunga yang datang dari berbagai penjuru, bukan hanya warga Jakarta, tapi dari daerah bah­ kan luar negeri, menghiasi Balaikota juga sepanjang Jalan Merdeka Selatan hingga Monas. Beruntunglah di era sekarang, pemesan tidak harus datang ke kios bunga, cukup telepon toko bunga atau pedagangnya, transfer biaya, dalam beberapa jam karangan bunga pesanan pun tiba di lokasi tujuan. Media pengangkut bunga-bunga itu beragam, mulai dari motor, bajaj hingga mobil bak terbuka. Ternyata, bunga-bunga yang mendapat liputan luas dari media massa, khususnya televisi, juga divi­ ralkan di medsos, tidak membuat semua orang bahagia. Padahal se­ jatinya, bunga-bungaan nan indah dan harum bisa memberi efek me­ nenangkan, menyejukkan bahkan membahagiakan. Tapi rupanya ‘teori’ itu tidak berlaku bagi sebagian orang, yang bisa jadi merasa ‘tertekan’ dengan membanjirnya bunga di Balaikota— bahkan diberitakan di daerah lain pun seperti Batam, Bali, dll, ada papan bunga untuk Ahok-Djarot. Mereka pun lantas mengeluarkan komentar miring. Tuduhan pencitraan, rekayasa, bunga palsu alias dikirim sendiri oleh Ahok untuk dirinya, dll, gencar disu­

“Perang” Karangan Bunga Untungkan Pedagang arakan. Bahkan kabar hoax screenshot whatsapp Ahok yang seolah men­ gorder bunga pun beredar di dunia maya. Yang tak kalah mengheboh­ kannya adalah dibakarnya sejumlah karangan bunga itu oleh sekelompok buruh pada saat demonstrasi ‘May Day’ 1 Mei lalu. Pakar psikologi politik Hamdi Mu­ luk meyakini kalau bunga-bunga yang dikirim ke Balaikota bukanlah reka­ yasa sebagaimana yang dituduhkan pihak-pihak tertentu. “Menurut saya ini bukan rekayasa. Bagaimana mung­ kin satu orang mengatur ekspresi yang beragam, ucapan beragam,” ujar Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini. Dalam analisanya, pengiriman bunga untuk Ahok-Djarot merupa­ kan cara warga mengekspresikan perasaannya, juga mengapresiasi hasil kerja Gubernur dan Wakil Gubernur selama ini. Ini merupakan hal yang positif. Di sisi lain ada juga ungkapan keprihatinan, kekhawatiran atas kon­ disi bangsa saat ini. “Politik identitas dalam bentuk suku, agama, ras, yang dimainkan selama Pilkada sangat keras. Sebe­ narnya gejala ini sudah ada sejak zaman Pilpres lalu, namun kali ini (Pilkada) menjadi sangat keras. Masyarakat khawatir pemakaian politik identitas yang berhasil di Ja­ karta, akan digunakan lagi dan akan mengoyak rasa persatuan kebangsaan kita,” ujarnya. HARGA BUNGA MELAMBUNG, PEDAGANG PANEN Dua pekan sudah fenomena karan­ gan bunga terjadi di Jakarta, dan bukan hanya Balaikota—Gedung Pemda DKI Jakarta—yang kebanjiran karangan bunga, bahkan kini sudah melebar ke sejumlah instansi di antaranya Mabes Polri, Mabes TNI. Di Mabes Polri Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, misalnya, ratusan karangan bunga dari masyarakat ber­ datangan. Isi pesannya selain mengu­ capkan terima kasih atas kiprah Polri dalam menjaga keamanan, juga mem­

Karangan bunga Ahok -Djarot

Pasar bunga Rawa Belong

beri dukungan agar Polri tetap teguh dalam menjaga NKRI, serta menindak tegas kelompok radikal dan intoleran yang meresahkan masyarakat. Pesan senada juga disampaikan masyarakat lewat papan karangan bunga yang dikirim ke Mabes TNI. Atas fenomena yang diluar dug­ aan ini, yang paling bahagia tentunya para pedagang bunga. Kalau bi­ asanya pesanan bunga melonjak pada momen-momen tertentu seperti hari raya, dll, kini justru muncul di saat suhu politik meninggi. Sejumlah pedagang di pasar bunga di Jakarta, baik di Rawa Belong, Kebun Jeruk, maupun di Pasar Bunga Tebet, Jakarta Selatan, mengaku

senang dengan kondisi ini. “Kita ng­ gak ngomong politik ya, yang penting jualan. Pesanan naik, omzet naik. Apalagi sebentar lagi akan Lebaran,” ungkap Maman, pedagang bunga di Pasar Bunga Tebet. “Kalau biasanya rata-rata orderan karangan bunga empat sampai lima per hari maka kini bisa sampai 20 orderan lebih,” ucapnya. Kata Maman, bukan hanya kios­ nya yang panen pesanan tapi banyak temannya sesama pedagang bunga di Pasar Bunga Tebet juga kebanjiran orderan. “Karena sama-sama perlu banyak bunga, jadi kami nggak bisa pinjam atau beli stok bunga teman kalau stok kita habis. Jadi masingmasing usaha sendiri untuk menda­ patkan bunga,” ungkap Maman yang mengaku sempat menolak pesanan karena stok bunganya habis. Maman mengaku tidak me­ nyangka fenomena bunga akan me­ landa Jakarta. Dirinya dan sejumlah pedagang lain sempat kaget karena

pesanan membanjir secara tiba-tiba, sementara stok bunga terbatas. Un­ tungnya pusat bunga di Bandung dan Cianjur, tempat dimana mereka biasa membeli bunga, punya stok banyak dan memberi pelayanan cepat. “Tapi saya pernah juga menolak pesanan karena pembeli maunya karangan bunga di antar ke Balaikota pukul 2 siang, sementara dia datang pukul 12 siang. Saya bukannya tidak mau melayani tapi anak buah saya juga sedang mengerjakan banyak orderan. Jadi terpaksa kami tolak,” ujarnya. Seperti di Pasar Bunga Tebet, para pedagang Pasar Bunga Rawa Belong, Kebun Jeruk, juga mengaku kewalahan dengan banyaknya pe­ sanan karangan bunga, baik untuk Ahok-Djarot, Polri, juga instansi lain. Meski begitu, kata Wahyudi, pemilik kios bunga di Rawa Belong mengaku tidak mau aji mumpung dengan me­ naikkan harga bunga atau karangan bunga berlipat-lipat. “Harganya berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta, tergantung bentuk dan ukuran karangan bunga. Tapi beberapa pembeli sempat meme­ san dengan ukuran besar, nah itu harganya di atas Rp 1 juta,” ucap Wahyudi yang sudah puluhan tahun berjuangan di Pasar Bunga Rawa Belong. “Karena banyak pesanan kami merekrut dua tenaga perangkai bunga tambahan. Jadi sekarang ada enam orang yang bekerja ngebut,” tambahnya. Gara-gara bunga sedang ramai, harga bunga pun kini melambung tinggi. Beberapa bunga mengalami kenaikan yang lumayan. Kalau sebe­ lumnya, misalnya satu ikat bunga harganya Rp 50 ribu, naik menjadi Rp 100 ribu-150 ribu. “Naiknya sudah sepekan ini. Mau nggak mau kita terpaksa menaik­ kan harga juga, tapi nggak banyak. Untung nggak perlu banyak, yang penting transaksi mengalir terus, dan pembeli bisa menjadi langganan kios kami nantinya,” tambah Wahyudi seraya bersyukur umumnya peme­ san bunga tidak ‘cerewet’ tentang pemilihan bunga. “Kebanyakan pemesan tidak minta macam-macam. Mereka juga memberikan ukuran, trus tulisan yang diinginkan. Mereka (pembeli) cuma bilang, “Pak bikin bunga yang cakep yaaa”,” kata Wahyudi sambil tertawa.(Diana Runtu)

Sosialita Inovatif dan kreatif, itulah yang dipercaya Pande Yudi Sutrisna, dalam menjalan­ kan bisnis. Sebelum sukses dengan toko oleh-oleh khas Bali, Arjuna Gagapan Bali, ia membuka bengkel Autometallic. Didirikan pada tanggal 18 Agustus tahun 1999, beralamat di Jalan Raya Batubulan, Banjar Tegehe. Bengkel Autometallic merupakan bagian dari anak perusaha­ an Galuh Group.

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

Autometallic

Bengkel Asuransi Pengerjaan Tercepat 1 x 24 jam Bali. “Tujuan dari kunjun­ gan ini adalah untuk berbagi penge­tahuan dan manajemen bengkel mengenai proses pengerjaan body repair dan paint modifications, agar kede­ pannya body repair semakin

“A

wal berdiri­ nya bengkel ini, kare­na s aya h o b i dengan game SEGA balap mobil. Saya tertarik dengan bodykitnya. Iseng-iseng saya mengubah mobil saya sendiri (fiberglass) saat itu di garasi mobil, sam­ pai akhirnya terbentuk seperti yang ada di game SEGA,” tutur Pande Yudi, tentang kisah awal ia membuka bengkel. Dari hobi inilah, akhirnya, membawa berkah bagi Pande Yudi. Mulailah ia membuka bengkel cat mobil panggilan dari rumah ke rumah (door to door) di saat awal-awal dia

3

baru menikah. Pekerjaan itu dilakoninya selama dua tahun, sampai akhirnya, ia bisa mendi­ rikan satu bengkel di Jalan Raya Batubulan. Sebelum bekerja sama de­ ngan asuransi/instansi, Auto­ metallic lebih banyak dicari para kalangan kawula muda dengan modifikasi fiberglass-

nya. Lantaran ini pula, mem­ buat bengkel Pande Yudi melejit. Selain ia juga, rajin mengikuti beberapa ajang kontes mobil modifikasi saat itu. Akhirnya tahun 2003, asuransi kerugian mulai tertarik mengajak untuk bekerjasama. Ia mengatakan, Autometallic merupakan bengkel asuransi yang satu-satunya bengkel di Bali memiliki sistem kerja one day service (1×24 jam). “Kendaraan yang dikerjakan di bengkel kami dengan request di nomer 085333333535. Asal yang klaim asuransi sudah dilengkapi dengan SPK (Su­ rat Perintah Kerja) kami bisa kerjakan hari ini masuk dan keesokan harinya sudah selesai (non sparepart), maksimal 10 panel tanpa biaya tambahan,” ujarnya. Autometallic mulai dikenal luas dan makin berkembang pesat. Mulailah ber­datangan, kerja sama dari beberapa ­instansi. “80% yang masuk ke ­Autometallic mengharapkan pengerjaan cepat seperti rent a car, perusahan-perusahan besar maupun personal seperti para sales/marketing,” jelasnya. Au to m e t a l l i c m e l aya n i klaim kendaraan dari asuransi dan kendaraan non asuransi (pribadi), dengan hasil kerja yang berkualitas tinggi dan bergaransi. Proses klaim yang sangat mudah yang dilakukan langsung di kantor asuransi kesayangan Anda. Selain itu, Autometallic juga menerima pengerjaan poles total bodi yang akan membuat mobil Anda terlihat bersih dan seperti baru kembali. Spesial repair merupakan sistem getok dan las bodi yang tanpa merobek body mobil saat kendaraan tersebut mengalami penyok ringan maupun berat, sehingga tidak mengurangi original kualitas plat mobil serta mempermudah dan mem­ percepat pekerjaan. Autometallic juga, ­menerima kunjungan studi dari instansi atau sekolah-sekolah yang berada di Bali maupun di luar

diminati banyak gene­r asi,” kata Pande Yudi. Selain sukses dengan Autometallic, Pande Yudi juga memiliki dua beng­ kel yakni Krisnanda Motor di Jalan Mahendradatta dan Fino Motor di daerah Renon. –ast

Piagam penghargaan yang diberikan dari kunjungan siswa beberapa sekolah.

Kunjungan siswa.


2

Ekspresso

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

SKIP CHALLENGE

GORO-GORO Benarkah ciri anak muda itu suka mela­ wan tantangan? Ini terkait dengan “skip challenge” Putu Wijaya alias pingsan se­ jenak yang sem­ pat ramai dibicarakan medsos di Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Banten, dan Jateng. “Tapi kita waktu muda dulu lain, jangankan melawan tantan­ gan, kita justru berusaha meno­ lak, jangan sampai ada yang menantang. Caranya antara lain bersikap ramah, sopan, rendah hati dan sabar dalam pergaulan,” kata Amat. Bu Amat memotong. “Ya, itu kan Bapak yng me­ mang penakut. Anak-anak lain di zaman saya remaja dulu, banyak yang nekat. Ada yang mencopet pistol Pak Polisi yang lagi asyik makan.” “Nyopet pistol?” “Ya, pistol. Soalnya Bapak itu sukanya nangkap anak-anak yang pakai motor tanpa SIM untuk

dapat uang damai, satu hari 50 ribu kan lumayan.” “Tapi nyopet pistol, itu krimi­ nal! Terus pistolnya dijual?” “Ah, pistol palsu siapa yang mau!” “Palsu?” “Ya mungkin pistolnya rusak jadi yang dibawa pistol palsu. Atau teman-temannya mau bercanda mengganti pistolnya dengan pistol palsu.” “Terus dikembalikan?” “Mana dia mau! Tapi esoknya ia sudah pakai lagi pistol bener­ annya.” Amat berpikir. “Tapi itu bukan contoh yang baik untuk menunjukkan anak muda suka tantangan. Di Amerika Serikat orang muda mencekik lehernya sendiri supaya otak kekurangan oksigen sehingga dia pingsan sebentar. Di kita disebut skip challenge, yang bersangkutan ditekan ke tembok sampai pinsan. Itu sudah gila! Makin maju manu­ sia makin gila!” Bu Amat kembali memo­ tong.

.“

“Ya itu kan kata bapak yang...

“Yang penakut? Salah! Bukan hanya bapak, dokter jantung, dokter saraf, ahli ilmu jiwa sudah berkomentar itu bukan kebera­ nian melawan tantangan. Kalau mau melawan tantangan panjat gunung di Papua, terjun bebas, berenang seberangi Selat Bali atau Selat Sunda! Skip challenge itu konyol!” “Itu kan kata Bapak!” “Bukan Bu, bukan! Itu kata medsos! Baca dong koran!” “Saya sudah baca!” “Kalau sudah baca, masih bi­ lang Bapak penakut, berarti Ibu setuju skip challenge?” “Tidak.” “Tapi kenapa bilang..?” “Karena di koran kan sudah ditulis, kalau cuma melarang dan mencela tidak akan berhasil. Ba­ pak harus memberikan anak-anak muda itu pengertian!” Amat tak setuju. Tapi dia diam. “Bapak tak perlu menang berdebat dengan Ibu kamu,”curhat

Amat pada Ami, “Bapak tak setuju anak muda itu diperlakukan sep­ erti bocah ingusan. Nanti akan terus jadi bayi besar. Padahal Bung Karo, Bung Hatta, Bung Tomo, Bung Syahrir dll itu, berapa usianya waktu memerdekakan Indonesia? Masak anak muda sekarang tidak tahu skip challenge itu bunuh diri? Terlalu!” Ami tertawa. “Kamu kok ketawa?” “Bapak mau dengar pendapat saya?” “Tidak!” Ami ketawa lebih keras. “Karena kamu pasti setuju skip challenge!” “Bukan setuju, Pak! Tapi Ami sudah mencobanya!” Amat kaget. “Apa? Sudah mencoba? Men­ coba skip challenge? Kamu sudah

gila, Ami!” “Bapak tidak ingin bertanya mengapa Ami melakukannya?” “Tidak!” Tapi Ami tak peduli dan terus menjawab: “Sebab waktu Ami muda dulu, semuanya serba tak boleh. potong rambut tak boleh, indekos tak boleh. Naik motor tak boleh, apalagi ke disko. Jadi sekaranglah Ami baru bisa melakukan yang tak boleh. Tapi anak-anak muda itu sekarang boleh melakukan apa saja asal akibatnya tanggung sendiri. Saya yakin mereka tak akan mau melakukannya justru karena tak dilarang!” Amat tertegun. Dia tak setuju tapi tak ngomong apa-apa. Hanya dalam hatinya berbisik, Indonesia sudah merdeka, pendapat boleh berbeda.

Emak-Emak Berkendara Berbahaya?

“Udahlah, kalau papasan sama Emak-Emak bawa motor di gang mending ngalah”. “Mau belok ke kanan pasang seinnya ke kiri, hmmm…”. “Greget bawa motor, bisa salip-salip, sampai bonceng empat sekaligus, Emakemak”. Sepertinya ungkapanungkapan di atas sering kali digunakan dalam mimema in­ ternet. Fenomena lain tentang ibu-ibu berkendara mungkin juga beberapa kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ada yang menyebutkan bahwa banyak keseruan yang terjadi dan kadang dikatakan ‘berba­ haya’ ketika ibu-ibu berhubun­ gan dengan transportasi. Apakah benar begitu? Penelitian menyatakan jika perilaku berkendara seseorang dapat dipengaruhi oleh kon­ disi biologis, psikologis, dan sosial. Secara lebih mendalam berkendara berkaitan dengan kemampuan kognitif, emosi dan motorik. Interaksi antara sekian aspek tersebut, menimbulkan stereotip bahwa perempuan dikatakan memiliki kemam­ puan berkendara yang lebih buruk dibandingkan dengan laki-laki. Taukah Anda, kondisi

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

tersebut dapat memberikan label psikologis sehingga perempuan cenderung meyakini bahwa di­ rinya ‘kurang mampu’ menjadi pengendara yang andal. Biasanya ditandai dengan ketegangan yang berlebih dan keragu-raguan saat berkendara di jalan. Hal lainnya yang dapat diulas adalah perilaku agresi berkendara atau yang dikenal dengan aggressive driving. Perilaku ini muncul karena pengendara sulit mengon­ trol emosinya dalam situasi berla­ lulintas. Agersif dalam berkendara dapat terlihat dari perilaku me­ langgar rambu-rambu lalu-lintas, mengklakson secara keras dan terus menerus, memotong jalan penguna jalan lainnya, sampai dengan memaki disertai dengan gestur yang kurang sopan. Para pengendara yang agresif cend­ erung berani mengambil risiko berkendara sehingga tidak jarang membahayakan kondisi pengguna jalan lainnya. Perempuan juga dikatakan ikut andil, sekalipun menurut para pengamat dan ahli, laki-laki lebih sering menunjuk­ kan perilaku aggressive driving. Secara statistik, perempuan ada­ lah pengemudi yang lebih aman dibandingkan dengan laki-laki.

Made Padma Dewi Bajirani

Tantangan terbaru dalam berk­ endara saat ini adalah penggunaan telepon seluler saat menge­ mudi pada perempuan maupun laki-laki. Beberapa survei yang dilakukan menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih ser­ ing menggunakan telepon geng­ gam seperti menelepon, men­ girim pesan, bahkan mengecek sosial media hingga update status

dibandingkan dengan laki-laki. Tentunya perilaku ini akan mem­ berikan risiko pada pengendara dan pengguna jalan lainnya. “Emak-emak berkendara berbahaya?” Tidak sepenuhnya lagi, pada era saat ini perempuan tidak lagi hanya mengendarai sepeda motor. Perempuanperempuan memiliki kemam­ puan dan kesetaraan dengan laki-laki dalam hal berkend­ ara. Sekarang saja dapat kita jumpai perempuan yang menjadi pengemudi transportasi publik. Misalnya seperti pengemudi ojek online, mengantar Anda dari halte ke halte dengan bus kota, mengemudikan kereta api, hingga menerbangkan pesawat yang Anda tumpangi. Masih terlihat berbahaya kah? Pada dasarnya ketika berk­ endara pastikan kembali kondisi kesehatan fisik dan psikologis

Anda. Jika kondisi fisik Anda dalam keadaan lelah ataupun kondisi psikologis kurang me­ mungkinkan untuk berkendara seperti cemas, gelisah, takut, menurunnya kesadaran, dan ketidakstabilan emosi cobalah untuk tidak berkendara sendiri. Berikan waktu yang cukup un­ tuk diri Anda beristirahat dan menjadi lebih tenang. Apabila ada agenda yang sangat mende­ sak dan membutuhkan mobilitas yang tinggi, ada baiknya Anda menggunakan transportasi pub­ lik atau meminta bantuan orang lain untuk mendampingi. Tetap berhati-hati di jalan, patuhi rambu-rambu dan ingatlah kes­ elamatan diri dan orang lain. Made Padma Dewi Bajirani (Mahasiswi Magister Psikologi Profesi Bidang Klinis, Universitas Gadjah Mada)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 952/ 8 - 14 MEI 2017

23

Modalnya Berani dan Kuasai Bela Diri

Menjadi seorang supir banyak tantangannya. Supir tak hanya menyetir tetapi harus paham tentang kondisi mobil. Kebanyakan supir laki-laki namun bukan berarti tak ada supir perempuan. Blue Bird Group mempunyai beberapa pengemudi taksi perempuan. Berikut kisah dua perempuan yang mengadu nasib menjadi pengemudi taksi.

C

arolina, perempuan usia 47 tahun ini su­ dah menjadi penge­ mudi taksi selama dua tahun tiga bulan. Awalnya, pun ia hanya coba-coba. “Saya sih awalnya sekadar mencoba hanya untuk mencari penghasilan untuk keluarga,” ujarnya saat ditemui Tokoh, di acara HUT ke-45 Blue Bird Group di Denpasar. Carolina menuturkan, sudah lama tinggal di Bali, sekitar 32 tahun silam. Ia mengaku sangat menyukai hobi travelling. Ia pun biasa naik angkutan umum dan bi­ asa menyetir sendiri. Ketika hidup memberinya pilihan, sebagai s­ ingle parent dan harus menghidupi keluarganya, Carolina tertarik mencoba menjadi pengemudi taksi. “Menjadi pengemudi taksi karena ada teman yang memberi tahu kalau Blue Bird menerima pengemudi perempuan,” kata ibu empat anak ini. Ketika ia memutuskan menjadi pengemudi taksi, salah seorang anaknya bertanya, “Apa Mama ga malu menjadi supir taksi? Saya jawab dengan tegas, mama tidak

malu menjadi pengemudi taksi. Justru mama bangga bisa be­ kerja untuk menghidupi keluarga. Akhirnya, lama-kelamaan, anak saya bangga dengan pekerjaan ibunya ini,” kata Carolina sembari tertawa. Sebelum menjadi pengemudi taksi, Carolina bekerja di kantor kontraktor. Ia mengatakan, sudah terbiasa bekerja dengan laki-laki. Jadi, ketika ia berpindah haluan menjadi pengemudi taksi, ia tidak terlalu mempermasalahkan tan­ tangan yang akan dihadapi. “Saya justru banyak belajar karakter orang dari bermacam-macam sifat penumpang,” kata Carolina. Menurutnya, memang kesabaran adalah modal utama. Namun, ia menegaskan, apapun tantangan yang ia hadapi, ia yakin semua ada hikmahnya. Ada kisah unik yang dituturkan Carolina. Ia pernah menerima tugas, menjemput penumpang pukul 05.00. Ternyata penum­ pangnya dalam kondisi mabuk. Untung saja, ia menguasai bela diri sehingga ketika penumpang berulah macam-macam, ia sudah

Carolina dan Tyas

siap dan tidak takut. “Memang sebagai pengemudi perempuan banyak sekali tantangannya. Yang diperlukan sifat berani melawan dan tidak boleh takut,” ucapnya. Jam kerja Carolina, tiga hari masuk kerja dan satu hari libur. Jam kerjanya mulai pukul 07.00 sampai 19.00. Namun, terkadang, bisa saja ia menerima tugas di luar jam kerja. Saat libur, biasanya Carolina memanfaatkan waktunya untuk mengemong cucunya yang baru berusia 7 bulan. “Cucu saya menjadi hiburan saat saya libur bekerja,” kata Carolina. PAKAI FEELING Kisah Tyas lain lagi. Perempuan usia 41 tahun ini sebelum menjadi

Gunakan Jalur Ramai Keberadaan alat transpor­ kemungkinan memanfaatkan jasa tasi tentu sangat penting untuk transportasi umum untuk men­ menunjang segala aktivitas sese­ dukung kegiatannya. “Ya kalau orang. Berbagai jenis transportasi pas tidak ada kendaraan pribadi baik darat, laut, maupun udara tidak ada salahnya menggunakan hadir untuk memudahkan dan angkutan umum,” imbuhnya. memberi kenyamanan perjalanan Perempuan kelahiran 7 Februari setiap orang. Alat transportasi 1998 tersebut mengaku juga darat merupakan yang paling di­ selektif dalam memilih angkutan minati dan paling sering diguna­ umum yang akan digunakan. “Ini kan oleh masyarakat. untuk alasan keamanan, jadi usa­ Terlebih pengguna sepeda hakan naik angkutan yang banyak motor saat ini begitu banyak penumpangnya,” tambahnya. Bila yang diantaranya adalah kaum perlu, jangan naik angkutan umum perempuan. Banyak faktor yang sendiri, minimal ada teman yang membuat perempuan saat ini diajak untuk saling menjaga. harus bisa mandiri, salah satunya Hal terpenting yang perlu adalah berpergian sendiri. Tidak diperhatikan ketika naik angku­ jarang bagi kaum perempuan tan umum adalah memperha­ Kadek Susan Tio Riski harus bolak-balik ke tempat tikan penampilan. Menurutnya, kerja dan pergi mengurusi bisnis ke tempat yang penampilan yang berlebihan akan mengundang cukup jauh. tindakan kriminal di tempat umum. “Waspada Hal tersebutlah yang juga dirasakan oleh Kadek terhadap sekeliling dan jaga penampilan agar tidak Susan Tio Riski. Sebagai seorang penyanyi, penari, mengundang tindakan kriminal,” sambungnya. sekaligus anggota dari sekaa Bondres Dwi Mekar, Faktanya perempuan memiliki kekurangan dirinya mengaku aktivitasnya cukup padat sehingga dalam hal-hal tertentu saat mengendarai motor ia harus melakukan segala sesuatu dengan mandiri, dibandingkan kaum pria. Rasa lelah berkendara termasuk berkendara. Gadis yang akrab disapa Su­ dan juga rasa takut akan begal atau kejahatan san ini lebih suka berkendara sendiri karena dirasa lainnya sesekali pun menghampiri. Meskipun lebih leluasa dengan kebutuhan dan keperluanya. berkendara sendiri dirasa lebih leluasa, ia tidak “Lebih suka sendiri, karena saat kegiatan padat gak memungkiri ada hal yang ditakutkan. Tindak krimi­ mungkin dong minta dianter. Kita juga jadi nggak nal maupun hal negatif lainnya membuatnya harus canggung mau bepergian,” jelasnya. waspada ketika pulang malam. “Selalu bawa dan Selain itu, alasan efisiensi waktu dan biaya aktifkan HP untuk menghubungi keluarga dan juga serta keamanan juga menjadi pertimbangan jika pulang malam gunakan jalan dengan jalur yang dibandingkan menggunakan transportasi umum. ramai digunakan pengendara,” ungkapnya. Tetapi, jika keadaan mendesak tidak menutup (Wiwin Meliana)

pengemudi taksi pernah menjadi supir keluarga dan supir mobil boks. “Saya hanya tamatan SMA dan tak mempunyai keterampilan lain selain menyetir. Makanya, saya bersyukur walaupun hanya menjadi pengemudi taksi,” ucap­ nya. Ia mengatakan, saat menjadi supir keluarga, ia tak merasa ada tantangan dalam bekerja. Kegiatannya hanya mengantar anak-anak sekolah dan meng­ antar bos perempuannya belanja ke mal. Sementara, waktu menjadi supir mobil boks tugasnya men­ gantar barang ke pasar. Arealnya masih seputaran pulau Bali. Tan­ tangannya kadang ia harus meng­

ganti ban mobil sendiri. Beberapa masalah soal kendaraan ia harus kuasai. Ia mengatakan, semuanya hanya berdasarkan feeling. “Bi­ asanya saya merasa ada sesuatu yang agak aneh pada mobil kalau memang ada masalah. Saya tidak belajar bengkel mobil, cuma pakai feeling saja kayaknya ininya yang masalah,” kata perempuan yang masih lajang ini. Tyas menuturkan sejak kecil sudah terbiasa berteman dengan laki-laki. Malah ia mengatakan, sejak sekolah temannya sebagian besar laki-laki. Ia dibesarkan de­ ngan didikan keras karena ayah­ nya seorang tentara. Dari seorang teman, ia menda­ patkan info, ada lowongan men­ jadi pengemudi taksi di Blue Bird. Ia merasa nyaman saja bekerja di armada yang kini sudah berusia 45 tahun tersebut. “Untuk urusan penghasilan, ia merasa cukup. Da­ lam bekerja kami punya SOP. Ka­ lau ada barang penumpang yang ketinggalan, kami harus segera kembalikan ke penumpang. Kalau tidak bisa, kami kembalikan ke kantor,” katanya. Untuk urusan tantangan, ia mengatakan, siap menjalani­ nya. “Penumpang dengan se­ gala macam tingkah laku, sudah menjadi makanannya sehari-hari. Ya, harus sabar saja. Kalau saya sih prinsipnya jalani saja,” kata perempuan yang sudah menjadi pengemudi taksi dua tahun enam bulan ini. (Wirati Astiti)

Wanita dan Anak Jadi Penentu Memilih kendaraan baru ternyata memerlukan pendapat anggota keluarga. Peran wanita sangat domi­ nan dalam penentuan ini. “Berdasarkan pengalaman sebagai penjual mobil, dulu hampir 80% keputusan ada di tangan wanita atau istri. Sekarang mulai ada pergeseran. Peran wanita turun menjadi 50%, si­ sanya tergantikan olen peran anak,” ungkap Tri­ yana Anom, Kepala Cabang Auto2000 Tabanan. Adanya pergeseran pe­ nentu keputusan membuat para sales mengarahkan promosi ke anak-anak. Tujuannya tentu si anak akan memberi usul kepada orangtuanya tentang mobil baru yang ingin dibeli. Suara anak kadang sangat menentukan pilihan orangtuanya. Di sisi lain, wanita juga men­ galami pergeseran dalam menen­ tukan mobil yang dibeli. “Dulu kaum wanita lebih memilih sedan atau city car. Sekarang ada kecend­ erungan, kaum wanita memilih mobil sporty dan ukuran besar,” ujar Anom. Dari hasil perbincangan den­ gan wanita yang memilih mobil ukuran besar, Anom mendapat jawaban yang beragam. Ada yang

Triyana Anom dan istri

merasa aman kalau menyetir mobil besar. Orang seringkali menduga kalau mobil besar pengemudinya juga besar sehingga tidak berani macam-macam. Padahal belum tentu seperti itu. Banyak mobil besar tetapi postur pengemudinya kecil. Ada yang menemukan ke­ nyamanan dengan mobil besar. Ada juga yang menjadikan mobil besar sebagai aktualisasi diri. Namun, ia melihat masih ada ada wanita yang memilih city car seperti Agya dengan pertimban­ gan kondisi jalan, daya beli, serta penghasilan. Semua ini kembali ke keinginan dan kemampuan kon­ sumen. (Ngurah Budi)


24

Jakarta adalah kota yang tingkat ke­ macetan lalu lintasnya paling parah dibanding kota lain di Indonesia. Data terbaru yang dilansir INRIX, sebuah lembaga penganalisa data kemacetan lalu lintas yang berbasis di Washington, AS, Jakarta menduduki peringkat 22 kota termacet di dunia, di bawah Bangkok yang berada di peringkat 12 dunia.

L

Sudut Pandang

Edisi 952/ 8 - 14 mei 2017

evel Asia, Jakarta berada di nomor dua kota termacet di Asia setelah Bangkok. Menurut penelitian INRIX, para pengendara mobil di Jakarta dalam setahun menghabiskan 55 jam terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Begitu parahnya kemacetan lalin di Jakarta, khususnya di jam pergi dan pulang kantor, menyebabkan sebagian orang, baik warga biasa, selebriti maupun pejabat negara tak segan-segan menggunakan angkutan umum untuk menembus kemacetan Jakarta. “Mau tidak mau aku menggunakan angkutan umum agar bisa sampai ditempat tujuan tepat waktu. Saat jam sibuk, sementara aku harus tiba tepat waktu di lokasi syuting atau event lain, aku memilih naik Transjakarta ataupun ojek online,” ungkap Pevita Pearce yang mengaku tidak malu atau gengsi menggunakan angkutan umum dalam menunjang kelancaran aktivitasnya.

Pilih Ojek lebih Praktis

“Kenapa harus malu atau gengsi naik angkutan umum. Apalagi naik Transjakarta sekarang sudah nyaman, naik ojek online cepat dan efektif,” tambah bintang sebuah produk ponsel ini. Menurut anak kedua pasangan pasangan Bramwell Pearce-Ernie Auliasari, naik kendaraan umum, entah itu Transjakarta, ojek online, dipilihnya jika acara yang harus dihadirinya atau giliran syutingnya bertepatan dengan jam sibuk. Kalaupun bukan jam sibuk, namun lokasi yang dituju terkenal macet, maka Pevita pun tak sungkan memakai angkutan umum. “Tapi tentunya lihat situasi ya. Jika lokasinya lebih mudah terjangkau angkutan umum ya aku memilih naik angkutan umum seperti busway atau ojek online. Bagi aku naik transportasi umum lebih efektif dalam hal waktu ketimbang bawa mobil sendiri,” tutur pemeran film ‘The Guys’ ini. “Tapi kadang aku bawa mobil sendiri juga jika memungkinkan. Jadi lihat kondisi saja,” tambah mantan presenter MTV Indonesia Music Award ini. Nama gadis kelahiran Jakarta 1992 ini mulai melejit di belantika hiburan Tanah Air setelah ia membintangi film ‘Denias Senandung di Atas Awan’ yang diproduseri oleh Nia Zulkarnaen-Ari Sihasale. Setelah itu Pevita pun mulai dibanjiri tawaran bermain film juga sine­

Eva Celia

tron. Pemeran utama film ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wicjk’ ini amat sangat sibuk. “Kita sibuk tapi lalu lintas Jakarta macetnya parah banget, ya kita harus pintar-pintar cari jalan supaya kegiatan jangan sampai terhambat. Makanya aku sering naik ojek,” ucap gadis 24 tahun ini. Pevita yang sempat mendapat gelar ‘Selebriti Paling Memikat’ ini mengaku naik angkutan umum bukan hal baru baginya. Sejak dulu, ia telah diperkenalkan oleh orangtuanya untuk naik kendaraan umum. “Dulu zamannya aku masih sekolah, langganan aku naik ojek. Kadang diantar mama naik

mobil, tapi aku harus berangDiakuinya naik motor kadang kat jam setengah enam, pagi merepotkan terutama jika ia sekali. Padahal aku susah harus manggung di sebuah acara. bangun pagi. Makanya aku Dari rumah dia harus membawa memilih naik ojek ke sekolah. aneka perlengkapan keperluan Tapi sekolah aku dekat kok,” manggung yang sudah pasti merejelas Pevita. potkan. “Bawa baju, ini-itu, meKarena itu, katanya, set- mang repot. Tapi mau bagaimana elah kini telah berkarier, ia lagi. Biar repot dengan banyak pun tak segan memutuskan bawaan, aku tetap memilih naik untuk menggunakan angkutan ojek karena lebih cepat sampai ke umum untuk aktivitas di luar lokasi. Kalau sampai lebih cepat, rumah. “Jadi sesuai keperluan aku juga punya waktu merapikan saja,” tambahnya. diri,” ungkap Eva yang mengaku Hal yang sama juga berlaku enjoy dengan pilihan transporpada Eva Celia, putri artis tasinya dalam menunjang segala senior Sophia Latjuba, yang kegiatannya. (Diana Runtu) mengaku kerap ‘wara-wiri’ di Jakarta naik ojek online. Sama seperti Pevita, pilihan Eva naik ojek online karena Jakarta yang macet. “Ojek adalah satu-satunya kendaraan yang mampu menembus kemacetan Jakarta. Lebih praktis dan cepat. Naik mobil tidak efektif sama sekali, yang ada malah kita stres karena macet,” kata Eva yang mengaku belum ingin membeli mobil ataupun motor untuk aktivitasnya seharihari. “Sampai sekarang aku masih nyaman naik ojek,” ucap pemilik album ‘And So It Begins’ ini tersePevita Pearce nyum.

Gunakan Kendaraan Sesuai Keperluan Sektor transportasi umumnya suami saya harus segera mencari bahan tumbuh dan berkembang sesuai untuk produksi dan di saat yang sama dengan peningkatan perekonosaya juga harus menemui klien di luar mian. Transportasi adalah sarana kota seperti di wilayah Ubud, maka paling penting bagi masyarakat saya memilih alat transpotasi umum, modern untuk kemudahan, memtaksi online agar semua kerjaan berperlancar dan menunjang mobilitas jalan lancar, “ tegas Dewi yang cukup sehari-hari. Bagaimana dengan banyak dipercaya menangani uniform urusan transportasi saat ini bagi hotel, restoran serta dan perusahaan seorang desainer bernama Dewi di beberapa lokasi di Bali ini. Suarjani? Begitu pula jika sedang tidak mood Saat ini, Bali, khususnya Denmengendarai mobil sendiri, Dewi Supasar sudah jauh berubah. Jika arjani mengakui sesekali juga memilih dahulu kita bisa ke mana saja dalam menggunakan jasa taksi online yang waktu yang singkat sudah sampai ada. Menurutnya semua jasa kendaraan di tempat tujuan. Sekarang dengan online yang ada rata-rata memberikan kepadatan lalu lintas dimana-mana pelayanan yang baik dan kenyamanan sudah pasti waktunya menjadi jauh sebab mereka juga membawa nama lebih lama. Begitu disampaikan perusahaannya. pemilik Dewi House Fashion di Untuk kegiatan lainnya, baik terkait kawasan jalan Wijaya Kusuma ini. usahanya atau pun untuk keperluan Menurutnya, kita semua harus keluarga jika jaraknya dekat, seperti pintar-pintar memilih jenis kendmenjemput anak les katanya ia mauaraanyang bakal digunakan untuk pun sang suami, Surya lebih memilih menunjang aktivitas keseharian. santai menggunakan kendaraan roda Dewi Suarjani “Jika kegiatan atau urusan kerjaan dua atau motor. “Selain membantu mengharuskan kami ke kawasan Nusa Dua untuk lebih cepat juga bisa menjadi lebih hemat,” cetusnya menemui beberapa klien, apalagi saat cuaca kurang tersenyum. mendukung akibat cuaca saat ini susah di tebak, maka Apalagi, lanjut Dewi untuk urusan kendaraan roda kami akan menggunakan kendaraan roda empat,” tutur dua, saat ini ada ojek online yang sudah sangat dikenal ibu dua anak ini. masyarakat kita. Jasa ini harus diakui telah menjadi “Kalaupun sesekali secara bersamaan kami harus transportasi yang mudah untuk digunakan sebab kita membereskan sesuatu secara bersamaan, misalnya hanya memerlukan teknologi handphone dengan men-

download aplikasinya. “Kita, cukup mengklik dengan satu jari setelah itu langsung bisa memesan tanpa harus menunggu lama, termasuk dalam keadaan apapun, apakah cuaca sedang panas terik, hujan maupun angin. Apalagi kita juga dengan mudah mengetahu dari aplikasi tersebut mengenai harga atau tarif sesuai dengan jarak yang kita tuju,” tuturnya. Kendaraan roda dua online ini juga, suka digunakan Dewi untuk membantunya ketika harus terburu-buru sekaligus membelah kemacetan di kawasan kota. Jika sedang malas berkendaraan sendiri, naik ojek juga jadi solusinya. “ Untuk urusan yang terkait usaha di masa kini, tidak perlu ada gengsi. Apapun yang bisa menunjang pelayanan itulah yang lebih utama. Apalagi , sekarang dengan berbagai jasa kendaraan online cukup bisa diandalkan untuk menghemat waktu dan efisien. Masih bicara soal ia menggunakan jasa motor online selain sesekali untuk menembus kemacetan yang berarti mempercepat jarak tempuh juga bisa membantu menjadi pengantar barang ke rumah klien.”Kami juga sering menggunakan jasa online ini untuk memesan makanan saat kami semua sedang sibuk mengurus pekerjaan dan mengurangi waktu untuk mengantri jika pergi sendiri,” ujarnya sembari menekankan hal ini hanya sangat membantu dalam kondisi tertentu. Kalaupun ada sebagian masyarakat secara tidak langsung memiliki penilaian tentang status sosial seseorang dengan tolak ukur dilihat dari alat transportasi yang digunakan, tidak demikian bagi pengusaha bidang fashion seperti Dewi, yang terpenting katanya kendaraannya disesuakan dengan situasi dan kondisi terutama keperluan terkait mengotimalkan pelayanan, misalnya agar segera dan tepat waktu sesuai harapan klien. (Sri Ardhini)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.