Tokoh Edisi 951 | Tokoh

Page 1

24

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Ekspresso

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

GORO-GORO “A k u s i Bandit Tengik terpesona di depan pe­ sawat televisi, Pak Amat. Aku Putu Wijaya takjub, kenapa begitu gampang Dimas Kanjeng Taat Pribadi mampu menipu puluhan ribu anggota masyarakat. Kenapa orang mau saja percaya si Kan­ jeng terkutuk itu bisa meng­ gandakan uang. Itu kan perbua­ tan kriminal yang tak dibenarkan agama?” “Dengan akal bulus yang sama, kejadian serupa berulang di Banten. Ditambah lagi kabar investasi bodong alias bohong, berkedok koperasi Pandawa, yang mengeruk sampai trili­ unan doku masyarakat. Apakah bangsa kita ini begitu bodohnya, atau kemaruknya ingin kaya, padahal banyak mereka yang sudah kaya, berasal dari kelas atas, terdidik, menjabat dan su­ dah punya mobil? Apa mereka cemas, masa depan kita gelap sehingga panik mengumpulkan duit buat tujuh turunan anak cucunya?” “Sementara diriku ini yang sudah sang Empunya copet, residivis maling dan raja nilep serta lain sebagainya, punya

motor pun belum kesampaiankesampaian. Apalagi punya rumah, tabungan masa depan dan istri penyanyi dangdut yang akan memberiku kesempur­ naan, anak untuk menyambung keturunan darah si Dogel Bara­ kokok dan sebagai teman hidup memanjakan masa tuaku. Ini sudah keterlaluan! Tidak fair! Apalagi cita-citalku yang ingin kedudukan, jadi selebriti! Tidak akan mungkin terealisasi! Aduh ini tidak adil! Amat sangat ter­ lalu tidak mendidik sekali! Aku protes!!” “Kamu bicara sama siapa, Bro?” “Aku terkejut. Aku memer­ iksa, kiri-kanan 360 derajat. Tapi aneh, tak ada orang.” “Siapa itu?” “Aku!” “Aku siapa?” “Coba tengok ke layar tele­ visi yang kau curi ini kemarin!” “Aku kontan menatap tele­ visiku.” “Selamat malam!” “Yaillah! Si Pembaca Berita Malam Bensye itu? Kamu, ya, Bensye?” “Kau bicara padaku?” “Ya o.” “Tapi kamu kan lagi on air, ngebacot berita malam!” “Ya i, ini bagian dari acaraku,

bandit tengik

Bro. Kita ini lagi siaran langsung. Lantaran tadi Ente sudah protes tidak adil!” “Aku tidak protes, Banci kaleng! Itu fakta!” “Oke. Tapi protes tetap protes! Kepada siapa Ente ucap­ kan fakta protes itu?” “Kepada siapa lagi! Dia Yang di Atas itu?” “ M a k s u d m u k e p a d a Tu­ han?” “Yo i!” “Tapi kalau itu protes ke­ pada Tuhan, kenapa muka kamu menghadap ke televisi?” “Aku bingung, mesti men­ jawab bagaimana. Tapi pertan­ yaan harus dijawab karena ini siaran langsung. Kata orang, Tuhan ada di mana-mana. Jadi ke mana pun aku memandang Dia pasti di situ.” “Baik. Pertanyaan berikut­ nya. Kalau Ente protes sinis begitu berarti Ente yakin ada yang sudah tidak fair. Kenapa tidak terima kenyataan saja, lalu daripada sirik, lebih baik ikut saja jadi anak buah Dimas Kanjeng?” “Aku bingung lagi. Memang harus begitu solusinya kalau aku mau mengejar untung tok. Nyatanya tidak! Tidak, bukan keuntungan yang kuincer, tapi keadilan. Jangan dikira bajingan

tengik macam aku tak punya hati nurani keadilan. Itu tidak adil, Pak Amat! Setuju den­ ganku?” Amat memandangi tamu si Bajingan Tengik yang tak dikenalnya itu. Yang nyelonong begitu saja masuk tanpa per­ misi. Yang langsung nyerocos ngomong seperti bendungan pecah. Karena curiga Amat sama sekali tak peduli bualannya. Amat konsentrasi memperha­ tikan, dengan cermat gerakan tangannya. Betul saja. Tangan orang itu tiba-tiba saja nyelonong mau mencomot jam di tangan kiri Amat. Langsung Amat ber­ tindak. Menangkap dan me­ melintirnya, sambil berteriak: “Tangkapppp!” Bu Amat yang sejak tadi ngintip bersama para tetangga keluar langsung menolong Amat memberangus bandit tengik yang mau menghipnotis itu. Tapi si Bandit Tengik nampak punya ilmu. Dengan mudah, licin sekali, dia mengecoh dan lepas

lalu lari leluar. Tapi di depan sudah menghadang 2 satpam, langsung memukul tapi malah jatuh. Si Bandit luput lagi. Sambil ketawa dia kabur. Satpam dan para tetangga lantas memburunya. Bandit lari ke pos sambil terus ketawa dan menari-nari. “Kayaknya itu orang gila, Pak,” kata Bu Amat. “Memang.” “Kalau nanti dimasukkan penjara pasti malah bisa tambah rusak.” “Jadi baiknya dibebaskan saja?” “Orang gila kan tidak bisa dihukum.” “Memang, jadi lebih baik tembak mati saja?!” Bu Amat tercengang. “Bapak kok ngomong be­ gitu?!” Tiba-tiba si Bandit Tengik itu muncul lagi. Bu Amat menjerit dan lari ketakutan. Bandit itu ketawa cekakakan. “Terima kasih, Pak Amat. Aku sukses! Para tetangga di pos tadi ketawa sampai terkencingkencing waktu aku bilang, ini hanya sandiwara, bagian dari Festival Monolog Bali setahun penuh!”

Menumbuhkan kembali Rasa Gotong Royong

Akhir-akhir ini banyak up­ acara keagamaan maupun hari raya yang diselenggarakan di Bali. Dari rangkaian upacara kea­ gamaan yang diselenggarakan di Bali tidak terlepas dari rasa gotong royongnya masyarakat desa adat dalam menyambutnya. Mulai dari perencanaan upakara­ nya sampai selesainya upakara yang dilakukan. Anda pasti sudah tahu apa itu gotong royong. Gotong royong disebut juga bekerja bersamasama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Dalam gotong royong Anda dapat bermusyawarah, menumbuhkan rasa kekeluargaan dan yang lebih penting menjalankan amanah dari Pancasila. Dalam gotong royong Anda tentunya dapat merasakan nilai-nilai seperti kes­ opanan, kesusilaan, ketuhanan,

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

maupun hukum. Gotong royong adalah pem­ bantingan tulang bersama, pem­ erasan keringat bersama, perjuan­ gan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat ke­ bahagiaan semua. Derasnya arus globalisasi men­ jadikan rasa gotong royong terse­ but terseret jauh dari kehidupan masyarakat Bali saat ini. Gotong royong menjadi semakin terlupa­ kan untuk disaksikan keberadaan­ nya saat ini. Akibat dari derasnya arus globalisasi Anda juga mera­ sakan kehidupan masyarakat Bali kini berbeda dengan sebelumnya, yang mana terkenal dengan ra­ mah tamahnya. Globalisasi telah merusak nilai nilai yang terdapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia khususnya di Bali. Namun, tak ada yang

tama, tidak ada salahnya Anda lebih terjun ke dalam masyarakat, seperti contohnya ngayah, dan contoh lainnya yang membuat anda saling bersilahturahmi satu sama lainnya. Kedua, menikmati proses bermasyarakat dengan iklas serta mengingat norma-noma yang berlaku di masyarakat. Misalnya Anda jangan pernah mengeluh dan merasa iri serta dengki ketika berada di masyarakat. Ke t i g a , m e n g i m p l e m e n ­ tasikan pendidikan kewar­ ganegaraan yang di dapat di

Dewa Gede Tedy Sukadana, S.H.

bisa menghentikan perubahan waktu. Untuk mempertahankan rasa gotong royong, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Per­

bangku sekolah serta yang terdapat dalam dasar negara Pancasila. Keempat, yang terpenting dari semua ini adalah Anda harus menumbuhkan rasa cinta dalam kehidupan bermasyarakat dan ketaatan terhadap norma norma yang ada di dalam masyarakat. Ketika semua hal tersebut Anda dapat lakukan, maka rasa gotong royong yang telah ada sejak nenek moyang Anda dapat terjaga dan tidak tergeser oleh karena globalisasi. Dewa Gede Tedy Sukadana, S.H.

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

23

Sekolah jangan hanya Cari Gelar

Dr. Gede Wirata

Prof. Sri Darma

guru, dan orangtua. Mereka lebih sibuk dengan dua jari jempolnya, ber­ main smartphone,” ujar Sri Darma. Rektor Undiknas University ini menilai, anak zaman sekarang juga cuek terhadap lingkungan mereka. “Kalau zaman saya dulu, kami tahu siapa nama guru dan dosen, nama ketua jurusan, nama kepala sekolah, apapun tahu. Kalau anak zaman sekarang lebih cuek, sesama teman saja tidak perduli,” ucapnya. Ia menilai, anak-anak masa kini, juga tak mau capek dalam berpikir. Mereka lebih suka menganalisis. Mer­ eka lebih suka mencari jawabannya di google. “Kalau zaman kami banyak hapalan, menghapal menteri, siapa nama presiden, nama kota semua harus hapal. Kalau sekarang, anakanak lebih suka buka google saja. Dia tidak mau menyusahkan otaknya untuk menghapal. Dia lebih banyak menganalisis. Tapi, kenyataannya, analisisnya juga tidak lebih baik dari

zaman dulu,” imbuhnya. Prof. Sri Darma mengamati, kele­ mahan pendidikan zaman dulu, sumber bacaannya hanya dari guru. “Apa kata guru kita hapalin sampai titik komanya. Guru segala-galanya, seperti kitab suci saja. Sementara, pendidikan zaman sekarang, sumber bacaan banyak. Ter­ masuk sumber informasi dari internet. Walaupun, banyak juga berita bohong atau hoax. Maka itu, kita harus selektif memilih berita yang baik. Bagusnya informasi itu sangat cepat. Sementara, zaman dulu, mencari informasi sangat sulit,” ujarnya. Ironisnya, saat ini, guru sudah tidak menjadi panutan dan teladan. “Ngapaian saya ngurusin anak orang lain. Kalau dia tidak mau mengerjakan tugas biarkan saja. Saya hanya mem­ beri nilai. Sikap itu memang salah. Namun, kalau keras dan disiplin, saya dimusuhi banyak orang. Hidup saya malah lebih tidak nyaman. Kalau saya mau disalahin, inilah risiko dari

zaman yang saya hadapi. Saya pen­ gen idealis. Ketika saya kembali dari Australia, saya termasuk orang idealis. Namun, lingkungan tidak mendukung. Lama-kelamaan saya mencoba me­ nyesuaikan diri dengan lingkungan,” ungkapnya lebih jauh. Pendidikan zaman dulu, mereka tidak memikirkan nilai, tapi memikir­ kan ilmu pengetahuan yang didapat. Sekarang beda, siswa sibuk menge­ jar nilai, yang penting lulus, cepat, gampang ini disebabkan karena za­ man. “Sekarang ini zamannya tidak menjamin orang pintar mendapat pekerjaan. Tidak menjamin orang yang pengetahuannya lebih banyak mendapat pekerjaan lebih baik. Tuntutan lingkungan menyebabkan mereka begitu. Siapa yang dekat dengan penguasa walaupun bodoh dapat jabatan yang baik. Itu yang membuat orang malas menambah pengetahuannya. Yang penting su­ dah dapat ijazah, S-1, S-2, S-3,” kata Sri Darma. Harusnya, kata dia, ada semacam tes yang dilakukan tim seleksi khusus, setelah mengantongi ijazah apakah mereka sudah pantas menyandang gelar tersebut. Ke depan, ia mengajak seluruh komponen harus berubah. Mulai dari pengguna lulusan, pemerintah, orangtua, dan masyarakat. Orang­ tua jangan memaksakan anak-anak masuk di sekolah yang mereka mau. Biarkan anak-anak berkembang. Memang ia tak menampik, pe­ rubahan ke arah yang lebih baik tidak bisa instan. Perlu adanya perubahan radikal seperti revolusi mental. Kalau itu jalan, sangat bagus. Anak mulai belajar kejujuran mulai dari hal seder­ hana. Kesalahan diberi sanksi moral. “Pesan saya hanya satu, sekolah jangan hanya mencari gelar,” kata Sri Darma. (Wirati Astiti)

Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum

Prof. Nengah Bawa Atmaja, M.A.

mengajar. Dengan sistem pengajar tersebut tentu berjalan dengan baik, apabila didukung dengan fasilitas mumpuni baik dari segi tekhnologi maupun buku pengetahuan. Dosen yang akrab disapa Prof. Bawa ini menambahkan, karena to­ fografi khususnya di Buleleng sistem pengajaran itu tidak dapat berjalan dengan maksimal. Ada kesenjangan antara pendidikan di perdesaan dan perkotaan. “Salah satu fasilitas penun­ jang kegiatan belajar adalah internet, di kota akan sangat mudah diakses sehingga pendidikan akan terus maju, tetapi jika diterapkan di pedesaan tentu akan sangat sulit,” jelasnya. Selain keterbatasan informasi, perbedaan status sosial juga sangat

mempengaruhi kualitas pendidikan. “Guru dengan mudah memberikan tugas siswa yang tingkat ekonom­ inya lebih tinggi ketimbang siswa yang tingkat ekonominya rendah,” imbuhnya. Inilah yang akan terus menimbulkan kesenjangan kualitas pendidikan antara kota dan desa, antara yang kaya dan yang miskin. Disamping itu, penggunaan in­ ternet sebagai media penunjang pembelajaran akan dirasa dampak negatifnya jika siswa tidak mampu menggunakan secara bijak. Dengan mudahnya akses informasi maka san­ gat memungkinkan siswa mengakses hal-hal yang sifatnya merugikan dan justru membuat mereka lupa akan waktu. (Wiwin Meliana)

Pendidikan merupakan modal untuk menjalankan masa depan. Namun, pendidikan dulu dan seka­ rang banyak mengalami perubahan. Demikian juga dengan pendidikan di masa depan.

P

engamat pendidikan dari Universitas Ngu­ rah Rai, Dr. Gede Wirata menilai, pen­ didikan saat ini masih mencari ben­ tuk. Artinya, masih seperti dalam ta­ hap uji coba. “Setiap tahun selalu ada perubahan sehingga seperti kurang jelas kemana arah pendidikan yang diinginkan,” ujarnya. Ia mencontohnya soal UN. Saat ini UN dibuat sistem komputer. Padahal, belum semua sekolah siap melaksanakan sistem itu. “Apak­ ah pemerintah sudah menyiapkan komputerisasi di sekolah negeri. Bagaimana dengan sekolah swasta apakah mereka sudah mampu ber­ swadaya untuk menyiapkan peralatan komputer untuk pelaksanaan UN? Inilah problem pendidikan kita. Se­ lalu memaksakan diri dan seperti uji coba,” kata Dekan Fisipol Universitas Ngurah Rai ini. Jika dibandingkan dengan pen­ didikan zaman dulu sangat berbeda. Menurutnya, sistem pendidikan zaman dulu lebih jelas. Dalam arti, sistem aturan yang diterapkan saling menunjang. Buku pelajaran sekolah dapat dipergunakan seterusnya untuk adik kelas berikutnya. Sementara, dibandingkan dengaqn pendidikan saat ini, tiap semester malah ganti buku. Bahkan, kata dia, sekolah seolah-olah melakukan pembiaran, seperti, siswa dan orangtua dibiarkan sibuk mencari sumber buku sendiri, atau mereka sibuk memfotokopi

bahan ajar. Menurutnya, ini bukannya menyelesaikan masalah justru malah menambah masalah. Soal pendidikan saat ini, ibarat benang. “Coba melihat kepada mental para pendidik. Mereka biasa menjual buku atau memberikan les di sekolah. Itu merupakan pendapatan tambahan para guru. Kalau itu dipangkas, tentu akan menurunkan minat guru untuk mengajar,” kata Wirata. Kadang, guru mengajar dengan cuek, ia meminta siswa membuka halaman sekian dan murid belajar sendiri. Guru malah sibuk dengan urusannya sendiri. Harapan ke depan, Wirata men­ gajak, kembali kepada komitmen awal, para orangtua, guru, dan masyarakat bersama-sama bertekad membentuk generasi muda yang un­ ggul, cerdas, dan berkualitas. Tekad ini yang harus digaungkan bersamasama demi pendidikan anak bangsa ke depan. SUMBER BACAAN BANYAK Sementara, menurut pengamat pendidikan dari Undiknas University, Prof. Gede Sri Darma, ada beberapa nilai yang sudah bergeser saat ini. Pertama, soal kedisiplinan. “Kedisi­ plinan anak zaman sekarang sekarang jauh menurun, baik itu disiplin waktu dan mengerjakan tugas. Anak zaman sekarang tidak punya sopan-santun. Mereka kurang menghargai orang yang lebih tua. Entah itu kakak kelas,

Kombinasikan Pendidikan Modern dan Tradisional Membicarakan pendidikan dulu dan sekarang hanyalah sebuah rela­ tivitas. Artinya, dari sisi mana atau konteks apa seseorang mencer­ mati dan merefleksi pendidikan masa lampau dengan pendidikan sekarang ini. Menurut Wakil Dekan I Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Undiksha Singaraja, Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum., perubahan pen­ didikan utamanya sistem pengajaran saat ini mengarah pada paradigma emansipatoris. Dengan paradigma tersebut, memerdekakan siswa dari cara berpikir dan membebaskan sisi motoriknya. Sistem pengajaran saat ini, ber­ orientasi terhadap siswa yang di­ tuntut lebih aktif ketimbang guru. Melalui pendekatan scientific siswa mendapatkan kesempatan dan ruang untuk membangun pengetahuan­ nya, memperoleh pemahaman yang mendalam, hingga menemukan dan menyelesaikan sendiri masalah yang ditemui. Dengan begitu, peran guru diharapkan menjaga proses belajar, menjadi mediator yang baik dan mampu meluruskan ketika ada siswa yang keliru dan melenceng jauh dari pelajaran. “Jika guru benar-benar ingin menerapkan pendekatan ini, guru harus benar-benar siap karena siswa tidak lagi menjadi penerima informasi tetapi pencari informasi,

sehingga guru harus menigkatkan budaya literasinya,” jelasnya. Perubahan sistem pendidikan juga sebagai upaya untuk memajukan pendidikan dari yang telah dicapai sebelumnya. Salah satu kritik dari modernisasi pendidikan, dengan ter­ pinggirkannya nilai kearifan-kearifan yang terdapat dalam pengajaran tradisonal. “Kita tidak bisa mungkiri dan menutup mata bahwa cara berpikir modern itu juga diperlukan karena kita hidup di kampung global. Namun kita juga harus menyadari bahwa jati diri pendidikan tradis­ ional yang kita miliki harus dilakukan revitalisasi. Harus ada filter dalam melihat kebaruan sehingga berjalan selaras,” ujarnya. Dengan begitu, ungkap perem­ puan kelahiran 8 Desember 1961 tersebut harus ada metode penga­ jaran yang dapat mengombinasikan antara pendidikan modern dan tradisional tersebut. guru harus kreatif merancang strategi belajar mengajar untuk mengoptimalkan ketrampilan praktis, sensoris, dan motoris siswanya. “Melajah sambil megending, melajah sambil mesatua merupakan konsep belajar mengajar dengan menggandengkan beberapa aktifitas,” tambahnya. Selain menyeimbangkan pen­ didikan modern dan tradisional,

sistem pendidikan juga harus mem­ perhitungkan keseimbangan antara kecerdasan kognitif, emosional, dan spiritual. “Penyeimbangan ketiga kecerdasan tersebut untuk mem­ bangun manusia yang utuh dan mempertemukan dengan grand design pemerintah mengenai 18 nilai karakter,” pungkasnya. KESENJANGAN KUALITAS Sementara itu menurut, Prof. Nengah Bawa Atmaja, M.A., dosen Pendidikan Sejarah dan Pendidikan Sosiologi Undiksha, pendidikan di masa depan tentu guru makin ditun­ tut untuk lebih profesional karena saat ini fenomena itu makin jelas ter­ lihat, guru bukan lagi menjadi pusat pembelajaran tetapi pembelajaran berpusat pada murid. Murid saat ini telah menunjukan bahwa pendidikan tidak hanya dapat diperoleh dari pertemuan di kelas melainkan bisa diperoleh di mana saja dan kapan saja. Teknologi informasi dan komu­ nikasi serta fenomena global telah membuktikannya. Pendidikan saat ini, seorang siswa dituntut lebih kreatif dalam menemukan dan memecah­ kan permasalahan dengan tidak tergantung kepada guru sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator dan pengawas jalannya proses belajar


22

Jawarah Siap Hadang Hoax

Fenomena gencarnya berita atau informasi bohong atau sering disebut hoax akhirakhir ini, khususnya pada masa Pilkada DKI Jakarta baru lalu, sungguh meresahkan banyak pihak. Penyebaran berita hoax itu sudah demikian masif dan terlihat terstruktur dan berpotensi memecah belah.

“H

Sosialita

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

oax pada awalnya tidak punya nilai. Tapi ketika kemudian media mainstream ikut memberitakan maka menjadi punya nilai meskipun tidak punya bobot. Inilah yang kemudian terus menggelinding setiap hari. Kita jadi tidak tahu lagi mana berita benar dan mana berita bohong,” ungkap Budi Dharsono, salah satu dari tim verifikasi Jaringan Wartawan Anti Berita Hoax, di Istana Wakil Presiden, Jl Merdeka Selatan, Jakarta, dalam acara peluncuran Jaringan Wartawan Anti-Hoax, (28/4), yang dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Ketua Umum PWI Margiono. Kondisi yang memprihatinkan ini memunculkan lahirnya ‘Jawah’—Jaringan Wartawan Anti Hoax ---yang kemudian berubah namanya menjadi ‘Jawarah’ sebagaimana diusulkan Jusuf Kalla. ‘Jawarah’ adalah semacam aplikasi yang digunakan untuk memverifikasi apakah sebuah berita adalah hoax atau bukan dan kemudian menyebarluaskan melalui media massa nasional maupun daerah. Kehadiran ‘Jawarah’ ini akan mendorong komunitas pers untuk tidak turut menyebarluaskan informasi-informasi yang terindikasi hoax. ‘Jawarah’ adalah himpunan yang terdiri dari unsur wartawan, pemimpin redaksi dan ahli media. ‘Jawarah’ juga melibatkan tokohtokoh pemerintahan, pemimpin masyarakat dan kalangan pengusaha sebagai Dewan Penasihat atau Dewan Pakar yang sekaligus bertindak sebagai sumber informasi. Selain verifikasi hoax, ‘Jawarah’ juga akan membantu pemerintah melakukan literasi tentang media sosial, media

baru dan hoax kepada berbagai kalangan. Menurut Margiono, Ketua Umum PWI yang juga penanggungjawab ‘Jawarah’, dalam jaringan ini akan bekerja dua mesin. “Yang satu adalah mesin manual berupa orang-orang yang terdiri dari beberapa pakar dan ahli yang kami anggap memiliki komitmen dan kemampuan melakukan verifikasi terhadap isu-isu yang beredar. Yang kedua adalah mesin,” jelas Margiono. Ditambahkannya juga bahwa Indonesia sudah memiliki teknologi untuk menyaring mana berita hoax mana yang bukan. Teknologi tersebut merupakan ciptaan putra bangsa yakni tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bernama ‘Cimol’. “Tim ini (Cimol) sudah mendapat anugerah pada tingkat Asia Pasifik. Merekalah yang akan bekerja sama dengan kami untuk melakukan verifikasi dan penyaringan informasi,” papar Margiono seraya menambahkan jaringan ‘Jawarah’ selain dibentuk di tingkat pusat juga di daerah-daerah seluruh Indonesia. “‘Jawarah’ juga dibentuk di daerah dengan pertimbangan bahwa hoax juga menjadi masalah daerah dalam dua pengertian yakni hoax muncul terkait dengan isu-isu daerah, persebaran hoax terkait dengan isu nasional juga terjadi di daerah,” katanya. WAPRES PUN MENJADI KORBAN Penyebar berita hoax yang akhir-akhir ini terus menggempur masyarakat agaknya juga tidak mengenal takut, bahkan tak tanggung-tanggung mereka juga berani mencatut nama Wapres Jusuf Kalla demi memenangkan kepercayaan masyarakat. “Tadi pagi saya disodorkan berita yang menyebut saya mengatakan bahwa “Dari pada kirim bunga— terkait dengan gencarnya masyarakat mengirim bunga ke Balaikota Jakarta untuk Ahok-Djarot (red)--- lebih baik untuk anak yatim. Apa gunanya bunga-bunga yang ada di sepanjang jalan itu”. Kapan saya pernah ngomong begitu, kapan saya pernah menanggapi soal bunga-bunga itu. Saya tidak pernah mengomentari bunga-bunga itu. Saya juga tak pernah bilang soal menertibkan bunga-bunga itu,” ucap

Masyarakat Jakarta anti hoax

Edisi 951/ 1 - 7 APRIL 2017

Salah satu definisi sukses bagi kami adalah sukses sosial. Bagaimana dengan Anda? Sukses adalah ketika kita bisa berbagi dengan sesama. Karena dengan demikian hidup kita memiliki nilai yang sangat berarti yang tidak bisa ditakar dengan materi.

3

Merajut Impian

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat peluncuran jaringan wartawan anti hoax di Kantor Wapres Jalan Merdeka Selatan, Jakarta

Jusuf Kalla yang mengaku terkejut namanya ikut ‘terseret-seret’ dalam berita hoax. “Saya sungguh terkejut. Saya tidak pernah mengomentari soal bunga-bunga itu. Bagi saya soal bunga (yang dikirim) terserah saja, berapa pun banyaknya terserah. Setidaknya banyak perajin bunga mendapat pekerjaan karena ini,” tambah Kalla. Ditandaskannya bahwa teknologi memang bisa mengubah banyak hal. Di tahun 1966, paparnya jika ingin membaca berita-berita politik yang serba menggelitik atau isu-isu, maka kita membaca stensilan. ‘Bayangkan berapa banyak stensilan dibuat kemudian dikirim ke orang-orang. Kalau kita di Makasar, stensilan baru sampai sekitar satu minggu. Jadi kita (di Makasar) baru membacanya seminggu kemudian. Walaupun dibaca setelah seminggu dan beredarnya pun terbatas pula, tapi hal-hal semacam itu tetap mempengaruhi pikiran,” ujarnya. Lanjut Kalla, ada banyak negara yang berubah karena hal tersebut. Salah satunya adalah terjadinya Revolusi Iran dimana pesan-pesan

atau berita-berita dikirim Khomeini dari Paris (Prancis) lewat kaset-kaset yang kemudian diperbanyak lagi. Begitu juga Revolusi Tiananmen, yang menggunakan faksimile. Faks-faks dikirim dari luar Tiongkok menggerakkan dan mengubah pikiran rakyat Tiongkok. “Kita juga tahu tentang ‘Arab Spring’ yang menggunakan media sosial sehingga mengubah seluruh negara-negara Arab. Nah kita tidak menghendaki hal-hal seperti itu terjadi. Apalagi berita-berita yang disampaikan adalah berita bohong,” kata Wapres yang menyambut baik dibentuknya ‘Jawarah’. Artinya, ulang Wapres lagi, teknologi telah mengubah banyak hal. Hoax harus dilawan, dan untuk melawannya harus juga menggunakan teknologi. Terkait nama, awalnya singkatan nama Jaringan Wartawan Anti Hoax adalah ‘Jawah’ namun Wapres mengusulkan sebutan ‘Jawarah’ yang menurutnya terkesan lebih heroisme. “’Jawah’ terdengar asing sedangkan ‘Jawarah’ lebih heroisme. ‘Jawarah’ itu seperti kata Jawara, ya, yakni siap membela kebenaran. Seperti Si Pitung (Pahlawan Betawi-

Jakarta tolak hoax

red), dia kan seorang Jawara. Jawara itu beda a dengan preman. Kalau Jawara lebih positif sedang preman itu negatif. Nah Jaringan Wartawan Anti Hoax saya usul namanya menjadi ‘Jawarah’ ada tambahan huruf ‘h’. Kita perlu heroisme. ‘Jawarah’ berani melawan kezaliman, kejahatan,” papar Kalla panjang lebar. Tentang gempuran berita-berita hoax di tengah-tengah masyarakat juga menjadi sorotan Presiden Joko Widodo. Hal itu disampaikannya pada peringatan Hari Pers Nasional yang berlangsung di Ambon, Maluku, beberapa waktu lalu. Presiden meminta penyebarluasan berita-berita bohong yang memecah-belah bangsa dihentikan. Ketika itu Presiden mengatakan bahwa ada ‘trending topic’ atau topik yang paling banyak dikomentari dalam media sosial, tetapi justru itu yang dipakai sebagai bahan berita media massa tanpa verifikasi terlebih dahulu apakah berita itu benar atau tidak. Seharusnya, media mainstream meluruskan yang bengkok-bengkok dan tidak larut dalam pemberitaan yang tidak terverifikasi.

Ni Putu Asteria Yuniarti, S.Pd, M.I.Kom. dan Putu Eka Lestary, S.H.

N

i Putu Asteria Yuniarti, S.Pd, M.I.Kom., seorang mahasiswa, wiraswasta dan aktivis sosial, mulai belajar hidup mandiri sejak kecil. Ia sudah mulai menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar ketika masih duduk di bangku SMA. Berawal dari kegiatan sosial yaitu mengajar anak-anak di Desa Guwang, Gianyar dalam Yayasan Anak Tangguh, mengajar anak-anak di lingkungan rumahnya di Desa Punggul Abiansemal, Badung, hingga saat ini gadis kelahiran Lampung, 1 Juni 1992 ini menaungi secara resmi kegiatannya dalam sebuah

Yayasan Ria Asteria Mahawidia. Atas dasar cinta kasihnya, Ria Asteria-sapaan akrabnya, mendedikasikan hidupnya untuk bermanfaat bagi orang lain. Tak hanya membantu anak-anak untuk bekal sekolah, ia juga menjalin kerjasama dengan Yayasan Dana Abadi Bali yang fokus dalam pengembangan SDM untuk mampu hidup mandiri. Berbagai kegiatan lomba juga ia selenggarakan seperti Pro Bali Ambassador, Pro Bali Award, seminar motivasi, dan lain sebagainya. “Saya bangga menjadi perempuan yang diizinkan untuk bisa menebar kebaikan dengan cara saya sendiri. Saya

(Diana Runtu)

Tim Building

Bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Bali dalam Acara Mengawal Program Bali Mandara di Sekar Tunjung Centre

harus berbagi. Saya punya tekad harus bisa membantu orang lain, menolong tanpa batas dan ikhlas. Adalah suatu kebanggaan ketika saya diizinkan semesta untuk bisa menjadi bagian dalam upaya pencapaian mimpi orang lain hingga mereka sukses. Astungkara, semua karena restu-Nya,” tegas putri pasangan I Made Lilir Adnyana dan Ketut Budi Hartini ini. Seiring perjalanan waktu, ia pun bertemu dengan salah seorang perempuan hebat, dia adalah Putu Eka Lestary, S.H., seorang wiraswasta yang bergerak di bidang hukum. Persamaan visi dan misi membuat mereka berdua saat ini fokus merintis usaha yang ke depannya mampu menciptakan social-impact yakni meningkatkan harkat dan taraf hidup masyarakat kelas menengah ke bawah baik itu di bidang pendidikan, kesehatan ataupun lapangan pekerjaan. “Kami berdua tidak hanya bermimpi tapi kami bergerak untuk membuat planning dan action-nya. Di era seperti ini, tidak ada istilah tidak bisa. Dengan melangkah bersama kami yakin kami bisa. Ke depannya kami memiliki impian untuk bisa mendirikan rumah sakit, usaha kuliner dan sekolah,” ucap ibu yang memiliki satu putra dan dua putri ini. Akan terasa lebih menyenangkan ketika kita berada di sekeliling saudara dengan berbagai karakter. Tidak hanya akan saling berbagi, namun juga saling menyemangati. Apapun yang ada di sekeliling kita terbuat dari energi, oleh

Panitia seminar SDM Bali

karena itu untuk menarik energi yang positif kita juga harus bisa memberikan energi positif satu sama lain. Setiap orang pasti memiliki pertimbangan tersendiri dalam memilih jalan hidupnya. Tidak terkecuali dengan yang dialami Ria Asteria (nama branding dari Ni Putu Asteria Yuniarti, S.Pd, M.I.Kom.) ketika memutuskan untuk hidup mandiri. “Perkenalan saya dengan Eka Lestary seperti miracle, kenapa? Karena di

Penggalangan dana bencana Songan Kintamani

saat sebelumnya saya sempat melakukan berbagai peluang, pengalaman jatuh bangun merintis usaha, dikejar-kejar lembaga keuangan, kewajiban untuk memenuhi kehidupan keluarga yang dulunya di bawah rata-rata dan masih banyak lagi guru kehidupan yang saya alami,” kata Duta Mahasiswa Genre Tingkat Nasional Tahun 2012 , Runner Up 1 Miss Internet Tahun 2015 dan masih banyak lagi prestasi yang diraih oleh Ria Asteria. Dengan pertimbangan yang matang, Asteria Lestary memutuskan untuk merajut impian dan memerangi rasa takut yang timbul di dalam diri sendiri hingga akhirnya Asteria Lestary nantinya dapat memberikan kontribusi postif melalui kegiatan sosial (sociopreneur) yang tengah ia jalankan. “Jangan pernah takut bermimpi besar. Berani mencoba dan keluarlah dari zona zamanmu, karena impian akan menggiring kita menuju cita cita,” tegas mereka berdua dengan kompak. Untuk mengetahui lebih lanjut program kegiatan Yayasan Ria Asteria Mahawidia, pembaca tokoh dapat menghubungi Tlp/Faks. (0361) 261012 atau melalui email : official_riaasteria@ yahoo.co.id, officialekalestary@yahoo. com. –ten


4

Inspirasi

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Saptuari Sugiharto

Pendiri #Sedekah Rombongan

Pekerja keras, jeli melihat peluang bisnis serta memiliki jiwa sosial yang tinggi itulah Saptuari Sugiharto. Baginya, kesempatan hidup yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa hendaknya tidak hanya dipakai untuk mengejar materi saja namun juga sebanyak mungkin berbuat kebaikan bagi sesama. Hidup itu harus ada keseimbangan sehingga segalanya bisa berjalani harmoni.

Saptuari

“D

alam setiap pertemuan saya selalu mengatakan kepada teman-teman bahwa hidup ini hanya sekali, sayang kalau hanya dipakai untuk mengejar materi saja. Alangkah baiknya kalau kita berlomba-lomba dalam mengumpulkan kebaikan sebagai bekal kita di akhirat nanti,” ungkap lelaki kelahiran Yogyakarta 1979 ini. Di dunia entrepreneur muda, nama Saptuari Sugiharto tergolong cukup dikenal. Maklum saja, lelaki ini bukan saja sukses membangun bisnisnya dari bawah, tapi dia mendapat berbagai penghargaan khususnya di bidang kewirausahaan, di antaranya Indonesia Small Medium Bisnis Entrepreneur Award 2008 dan Most Promising Asia Pasific Entrepreneur Award 2009.Ditambah lagi, dia kerap tampil sebagai narasumber di seminar-seminar kewirausahaan dan motivasi. Sukses membangun bisnis ternyata tidak membuatnya terlena dan rakus dalam mengejar materi. Dia ingin hidupnya berguna bagi orang lain, dia ingin berbagi pada sesamanya. “Sebenarnya ada beberapa momen dalam hidup saya yang menginspirasi yang akhirnya memunculkan ide membangun gerakan #Sedekah Rombongan. Kalau melihat falsafah semut, jika dia berjalan sendiri dia tidak bisa melakukan banyak hal, namun ketika semut berbaris, berjalan berombongan dengan temantemannya maka biskuit yang besar pun bisa diangkatnya.” “Itu artinya jika kita membantu secara berombongan atau bersama-sama akan menjadi sesuatu yang besar dan berarti daripada kita melakukannya sendirian,” ungkap

peraih ‘Young Entrepreneur Indonesia Franchise Award 2010’, ini. Saptuari berkisah dirinya terlahir dari keluarga sederhana, ayahnya meninggal saat dia kelas lima SD. Untuk kehidupan seharihari, ibunya lah yang banting-tulang berjualan makanan di pasar. “Suatu hari ibu saya sakit, dan kami tidak bisa membawanya ke dokter karena tak ada biaya. Akhirnya ibu hanya menjalani pengobatan herbal selama tujuh tahun dan selama itu tidak ada tanda-tanda perbaikan kesehatannya.” “Sementara saya sendiri berjuang untuk tetap bisa sekolah dan kuliah dengan biaya sendiri. Baru pada tahun 2006 saya bisa membawa ibu ke rumah sakit untuk mendapatkan operasi. Ternyata ibu saya mengidap tumor di rahim, dan akhirnya menjalani pengangkatan rahim,” tutur pemilik bisnis ‘Kedai Digital’ yang memiliki 60 cabang lebih di 36 kota. PANTI ASUHAN YANG MENGHARUKAN Pengalaman itu sangat membekas di batin Saptuari, dia pun

Mandalika

Bantuan perbaikan rumah

sehingga terlahir cacat. Atau ada juga anak sehat namun dibuang oleh orangtuanya,” tutur alumnus UGM ini yang mengaku menulis artikelnya tentang panti asuhan itu sambil menangis. Dari sana kemudian dia menuangkan kisah panti asuhan itu dalam tulisan di blognya. “Di luar dugaan banyak respon dari pembaca dan mereka berniat untuk membantu untuk panti asuhan itu. Mereka bertanya pada saya bagaimana caranya untuk membantu. Akhirnya saya pun menghimpun dana yang diberikan oleh pembaca blog saya,” jelasnya. Dalam sekejap jumlah dana besar terkumpul, dan Saptuari langsung mendatangi panti asuhan itu dan menyampaikan bantuan. Pihak panti sangat kaget atas bantuan yang diberikan. “Saya merasa bahagia sekali bisa membantu mereka. Apalagi mereka memberi doanya kepada saya. Itu merupakan tambahan energi yang luar biasa untuk saya,” ungkap Satuari seraya bertekad dia akan semakin sering membantu para duafa yang membutuhkan pertolongan, salah satunya adalah lewat tulisan-tulisan yang dipublis di blognya. Menariknya, kata Saptuari, setelah kejadian itu bantuan atau sumbangan dari berbagai pihak masih terus mengalir. Lalu muncullah ide melembagakan gerakan sosial itu dengan nama #Sedekah Rombongan. “Awalnya kami melakukan penggalangan dana per individu. Namun karena sumbangan terus mengalir akhirnya terbentuklah tim yang terus menginformasikan daftar orang-orang diberbagai tempat yang perlu bantuan. Jadi bagi siapa pun yang ingin menyumbang bisa melihat website atau twitter kami tentang siapa-siapa yang membutuhkan pertolongan,” paparnya. Enam tahun berkiprah, #Sedekah Rombongan semakin berkibar dan berhasil melebarkan sayap organisasi di berbagai kota. Lewat gerakan mulia itu, sudah banyak orang yang terbantu.

Dan asal tahu saja, mereka yang dibantu tidak hanya warga Yogyakarta saja melainkan orang-orang tak mampu yang berasal dari daerah lain. Menurut Saptuari, jumlah dana yang telah disalurkan pada mereka yang membutuhkan, sejak mulai berdiri hingga sekarang adalah lebih dari Rp45 miliar, dengan jumlah orang yang terbantu sekitar 22.000 orang. Sebuah capaian yang luar biasa. “Kami juga telah memiliki 36 ambulans dan 14 rumah singgah di berbagai kota. Rumah singgah ini sangat bermanfaat bagi para pasien tak mampu yang harus berobat di sebuah rumah sakit yang jauh dari tempat tinggalnya,” kata Saptuari. “Di rumah singgah juga disiapkan pendampingan bagi pasien untuk menumbuhkan rasa optimis mereka, dengan begitu mereka bisa cepat sembuh,” tambahnya Saptuari yang memiliki 300 lebih relawan yang siap membantu #Sedekah Rombongan dalam beraktivitas. Meski gerakan ini bertujuan mulia untuk membantu sesama yang membutuhkan, namun bukan berarti semua orang memandang apa yang dilakukan tim #Sedekah Rombongan adalah positif. Ada saja kecaman muncul. “Itu karena kami selalu memposting foto saat memberikan sumbangan. Dalam foto itu, selain ada tim kami, juga ada gambar penerima sumbangan serta nominal sumbangan yang diberikan,” tuturnya. Maksud publikasi itu, kata Saptuari, salah satunya adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban #Sedekah Rombongan kepada masyarakat khususnya para donatur bahwa sumbangan telah disalurkan. “Tapi ternyata niatan kami itu disangka sebagian orang sebagai pamer, riya, dll. Padahal bukan itu maksudnya. Tapi meski ada yang mengecam, kegiatan publikasi itu tetap kami lakukan sampai sekarang,” katanya. (Diana Runtu)

21

Tiga Guru NTB Ciptakan Inovasi Pembelajaran Tiga orang guru dari Nusa Tenggara Barat, yakni Abdul Azis dari Sumbawa, Aswin dari Lombok Utara dan Henny dari Sumbawa Barat, menciptakan inovasi pembelajaran untuk memanfaatkan potensi yang tersedia di sekitar dan yang dekat sebagai medium pembelajaran yang efektif.

A

berpikir pastilah banyak anak-anak yang seperti dirinya, yang tidak mampu membawa orangtua berobat ke dokter karena ketiadaan biaya. Momen lainnya adalah saat tahun 2011 dimana dia kebetulan melihat sebuah panti asuhan di Yogyakarta yang membutuhkan pertolongan. “Panti asuhan itu adalah tempat penampungan anak-anak yang dibuang oleh orangtuanya atau keluarganya. Di sana ada anak-anak korban upaya aborsi orangtuanya,

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

bdul Azis dari Sumbawa, menciptakan inovasi pembelajaran Metematikan dengan menggunakan segala benda yang ada di sekitarnya, yang sangat mudah ditemukan. Misalnya mengajarkan berat benda dengan menggunakan batu kali, atau tepung atau benda lainnya sebagai medium pembelajaran. Medium tersebut dipilih sebagai media pembelajaran oleh Azis setalah ia mengindenfikasi persoalan yang dihadapinya. Bahwa ternyata ia melihat banyak potensi yang ada di sekitarnya, yang mudah ditemukan, sering dilakukan, tetapi tidak dipraktikkan untuk mendukung proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Hal inilah yang membuatnya mencoba mempraktikkan hal tersebut sejak dua bulan lalu. “Dan hasilnya menggembirakan, sungguh luar biasa,” kata Aziz . Dari 21 siswa di kelas V SD, ternyata 19 siswa meraih prestasi baik, dan tinggal 2

siswa yang belum tercapai. Demikian pula dengan Henny dari Sumbawa juga menciptakan inovasi pembelajaran bidang matematika dengan memanfaatkan stik es krim untuk mendorong minat dan merangsang kemampuan berhitung siswa. Ada pula Aswin yang dihadapkan pada masalah anak yang tidak percaya diri ketika diminta berbicara di depan kelas. Awalnya, lulusan Sarjana Pendididikan (S1) STKIP Hamzamwadi Pancor ini, merasa sangat sulit menghadapi siswa yang tidak punya keberanian untuk berbicara di depan umum. “Jangankan berbicara, bahkan hanya sekadar untuk menjawab pertanyaan guru saja tidak berani, malahan menangis bila ditanya,” ungkap Azwin tentang pengalamannya menghadapi siswa. Hal ini sempat membuatnya bingung dan mendorongnya untuk membuat inovasi agar bisa merubah hal tersebut pada diri siswanya. Lalu ia mencoba menciptakan inovasi melalui penayangan

Abdul Azis dari Sumbawa, Aswin dari Lombok Utara dan Henny dari Sumbawa Barat, menciptakan inovasi pembelajaran untuk memanfaatkan potensi yang tersedia di sekitar dan yang dekat sebagai medium pembelajaran yang efektif

foto-foto yang dilaminating atau gambar video untuk merangsang keberanian siswa. Ternyata dari inovasi itu, dengan modal HP pribadi, dalam dua bulan proses pembelajaran dengan menggunakan medium foto dan gambar-gambar tadi, mampu mengubah kondisi siswa yang tadinya tidak berani atau tidak mau tampil di depan kelas, akhirnya berubah lebih baik. “Malahan sebelum disuruh atau diminta, justru siswa sendiri yang minta tampil di depan untuk bercerita atau berbicara,” ungkapnya. Atas inovasi yang dilakukan para guru ini, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr.TGH. M.Zainul Majdi menyampaikan rasa salut, bangga dan mengapresiasi karya dan perjuangan guru NTB dalam menciptakan inovasi dan kreasi dalam proses pembelajaran. Aperasiasi itu disampaikannya ketika melakukan dialog hasil Inovasi para guru ini. Dan atas inovasi dan karya yang men-

ginspirasi itu, Gubernur berjanji akan mengalokasikan anggaran khusus dari Pemerintah Provinsi NTB bersama kabupaten/kota, untuk memberikan tunjangan inovasi bagi guru yang benar-benar bekerja dan menghasilkan inovasi untuk membangun dunia pendidikan di NTB lebih maju lagi. Dalam lomba gelar inovasi inspirasi dari guru yang mengangkat tema “Memanfaatkan Inovasi untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran terkait Literasi dan Numerasi di NTB,” yang diselenggarakan di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur, beberapa waktu lalu, Gubernur NTB menyatakan bahwa inovasi pembelajaran yang diciptakan oleh para pendidik kreatif ini, tidak hanya bermanfaat untuk anak didik di sekolah itu, tetapi akan bermanfaat untuk semua anak didik di NTB. Menurutnya, inovasi itu sangat berarti dan memenuhi syarat disebut sebagai kreativitas yang luar biasa, karena memanfaatkan potensi dan medium yang ada di

sekitar, mudah dicari dengan biaya yang sangat murah. Semua karya guru yang menginspirasi itu, sumber dan bahanbahannya berada sangat dekat dan tersedia di lingkungan masingmasing. “Tuhan Yang Maha Esa, ternyata telah melengkapi berbagai kebutuhan lebih dari cukup untuk hidup dan berkarya, sekaligus media pembelajaran di tempat dimana kita tinggal,” ungkap Majdi. Untuk itu, ia mengajak para guru untuk terus mencermati dan menggali berbagai potensi yang ada di sekitar, sebagai medium pembelajaran. Sebagai bentuk apresiasi dan komitmen pemerintah Provinsi NTB, maka pihaknya akan segera mengatur diadakannya tunjangan inovasi bagi guru-guru yang inovatif, yang mana teknis pemberian tunjangan serta besaran tunjangan dan jangka waktu pemberiaannya akan segera dirumuskan bersamasama pemerintah kabupaten/kota se- NTB. (Naniek I. Taufan)

NTB Provinsi Inovasi Pertama di Indonesia Implementasikan Program Inovasi dalam Proses Pembelajaran Provinsi NTB sendiri merupakan Provinsi Inovasi pertama di Indonesia yang mengimplementasikan program inovasi dalam proses pembelajaran. Program ini dimulai tahun 2016 lalu dan akan berakhir tahun 2019 mendatang. Hal ini terlaksana atas kerjasama Pemerintah Republik Indonesia melalui Kemendikbud dengan Pemerintah Autralia melalui DFAT pada program Inovasi. Neryl Lewis, Konselor Develovement Cooperation dari Kedutaan Australia menegaskan program inovasi di NTB dilaksanakan di enam Kabupaten, yaitu KLU, Loteng, Sumbawa, KSB, Dompu dan Kabupaten Bima. Bentuk implementasi program ini adalah inovasi inspirasi dari guru, yakni memanfaatkan

inovasi yang berasal dari guru itu sendiri untuk meningkatkan hasil pembelajaran terkait dengan literasi dan numerasi. Fokus kegiatannya adalah pada proses belajar mengajar (PBM) literasi dan numerasi di kelas (SD dan SMP), kerjasama dengan guru, orang tua murid dan Pemda setempat, serta pilot project peningkatan proses pembelajaran dan riset untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ia juga menegaskan salah satu hambatan pendidikan yang sering dijumpai dihampir semua daerah di Indonesia, adalah masih lemahnya budaya literasi dan numerasi di kalangan masyarakat. Karenanya, ia sangat mengepresiasi Inovasi dalam proses pembelajaran yang didukung sepenuhnya oleh pemer-

vasi yang baik ini dapat terus berlanjut dan menjangkau sebanyak mungkin masyarakat dunia pendidikan di sekolah. Gubernur NTB juga kembali menegaskan komitmennya untuk mengawal keberlanjutan program inovasi tersebut melalui penyediaan Tunjangan Inovasi bagi guru-guru yang menunjukkan kinerja dan inovasi. “Pembelajaran dan pendidikan literasi dan numerasi menjadi kebutuhan kita bersama,” ujar Majdi. Untuk itu, ia mengajak Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan perhatian dan Gubernur NTB bersama para guru yang mengikuti lomba inovasi guru dan Neryl Lewis, dukungan sepenuhnya bagi Konselor Develovement Cooperation dari Kedutaan Australia guru-guru yang kreatif dan intah Provinsi dan Pemerintah manfaatnya sangat luar biasa,” menunjukkan kinerja yang baik Kabupaten/Kota setempat. ungkap Neryl. Ia berharap dan bagi kemajuan pendidikan di “Ini merupakan contoh in- berkomitmen untuk mendukung daerahnya. (Naniek I. Taufan) ovasi yang sederhana tetapi dan mengawal, bagaimana ino-


20

Nine

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Pastikan Ketersediaan Produk dan Harga Stabil

Logo I-SHOP NTB (E-Commerce) resmi diluncurkan pada peringatan Hari Konsumen Nasional di Nusa Tenggara Barat, Jumat lalu. I-Shop merupakan inovasi yang dilahirkan oleh Hj. Putu Selly Andayani, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

S

elly Andayani merupakan salah seorang kepala dinas perempuan ‘bertangan dingin’ yang selama ini dikenal banyak melahirkan inovasi-inovasi ketika memimpin SKPD di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kehadirannya

kerap memeriahkan bidang yang menjadi bidang tugas SKPD yang dipimpinnya dengan karya-karya inovasi. Progresivitas dan inovasi selalu tampak dari SKPD yang dipimpinnya, misalnya ketika ia menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah NTB, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM NTB serta saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB. I-Shop merupakan salah satu mimpi Selly yang terwujud karena dengan I-Shop ini ia dapat membangun bidang perdagangan NTB menjadi lebih maju, terbuka dan memudahkan dunia usaha yang ada di NTB. Mimpi besarnya adalah memotong mata rantai distribusi dalam bidang perdagangan untuk mempermudah, mendekatkan dan meningkatkan kesejahterPeluncuran Logo I-SHOP NTB aan baik produsen

Hj. Putu Selly Andayani

maupun konsumen, akhirnya segera terwujud dengan diluncurkannya secara resmi Logo I-Shop NTB. Selain itu, berbagai inovasi yang tengah disiapkannya di Dinas Perdagangan, merupakan usaha dan harapan Selly untuk mewujudkan masyarakat atau konsumen yang cerdas. “Jadilah konsumen yang cerdas menyikapi dunia perdagangan,” kata Selly di sela-sela kegiatan pasar murah dalam rangka memeriahkan Harkonas NTB 2017. Mengusung tema “Gerakan Konsumen Cerdas, Mandiri dan Cinta Produk Dalam Negeri”, Harkonas di Mataram NTB berlangsung meriah dengan digelarnya pasar murah oleh Dinas Pedagangan NTB yang menghadirkan puluhan distributor yang memenuhi stand-stand di Lapangan Sangkareang Mataram, tempat diselenggarakan puncak peringatan Harkonas 2017 tingkat

Provinsi NTB. Selain peluncuran logo I-Shop dan pasar murah, saat Harkonas 2017 di Mataram juga digelar periksa kesehatan gratis

positif, termasuk untuk memasarkan produk-produk lokal yang berkualitas. Dan dalam rangka memasuki Bulan Suci Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Selly Antambah kepada petani, terang dayani bersama Staf ahli Menteri Kadis Perdagangan NTB,” ungkap Perdagangan RI, Lasminingsih Selly saat melapor kepada Gu- langsung turun ke pasar-pasar bernur NTB Dr. TGH. M. Zainul tradisional setidaknya yang berada Majdi pada Rapat Pimpinan OPD di Mataram untuk memantau ketbeberapa waktu lalu. ersediaan bahan pokok juga sebaGubernur NTB sendiri me- gai tindak lanjut HET 3 kebutuhan nyambut baik inovasi Dinas Per- pokok masyarakat seperti gula dagangan ini dengan meminta se- pasir minyak goreng dan daging mua pejabat pemerintahan untuk beku. Sebelumnya Selly bersama meningkatkan pelayanan kepada dengan Tim Dinas Perdagangan masyarakat. “Perbanyak inovas- Provinsi NTB dan Kota Mataram inovasi riil yang dapat memper- meninjau langsung harga-harga di mudah masyarakat,” kata Majdi. Pasar Dasan Agung Mataram dan Inovasi seperti yang dilakukan Pasar Mandalika Mataram yang diDinas Perdagangan NTB itu mer- lanjutkan dengan Rakor bersama upakan bagian dari upaya pemer- Kadis Perdagangan se-NTB di intah daerah untuk mendukung waktu yang sama. Selain itu juga dan menfasilitasi masyarakat, Selly memimpin timnya untuk sehingga terus bergerak. meninjau gudang distributor baI-Shop NTB, kata TGB ada- han pokok dan sempat berdiskusi lah satu contoh cara sederhana dengan Kepala Pasar Dasan Agung mempermudah rakyat dalam Mataram dan Tim Dinas Perdamengembangkan usaha ekonomi gangan Kota Mataram. Pasar yang produktif. Gubernur juga mem- dinilai sejuk dan bersih ini kelak inta agar jajaran pimpinan SKPD akan diperjuangkan untuk menjadi memanfaatkan media sosial untuk pasar berstandar Nasional Indomenyebarkan informasi yang nesia (SNI). (Naniek I. Taufan)

Dinas Perdagangan NTB Luncurkan I-Shop NTB

Hj. Putu Selly Andayani mendampingi Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan RI, Lasminingsih, SH., LLM, dalam sidak ke distributor bahan pokok di Mataram

juga hadir pada peringatan tersebut. “Agar produk-produk dicintai masyarakat konsumen, perlu peningkatan kualitas barang yang dihasilkan,” saran Wagub. Produk lokal yang tidak mengikuti perkembangan persaingan pasar, lambat laun akan tertinggal. Program Inovasi I-Shop NTB ( E-Commerce) yang diluncurkan Dinas Perdagangan Provinsi Nusa

Tenggara Barat, dihajatkan dapat memangkas mata rantai perdagangan yang merugikan petani dan pengusaha UMKM. “I-Shop adalah tempat bertransaksi berupa portal on-line yang menyuguhkan informasi komprehensif tentang produk-produk asli Lombok dan Sumbawa. Portal ini akan mengurangi praktek tengkulak dan ijon, sehingga memberi nilai

(Naniek I. Taufan)

Hj. Putu Selly Andayani bersama tim Dinas Perdagangan Provinsi NTB memantau harga di pasar tradisional dalam rangka menyambut bulan ramadhan yang sebentar lagi tiba

Pangkas Mata Rantai Perdagangan yang Rugikan Petani

Inovasi I-Shop NTB ( E-Commerce) yang diluncurkan Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dihajatkan dapat memangkas mata rantai perdagangan yang merugikan petani Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Muh Amin yang turut hadir manyambut Harkonas 2017 ini juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri dan dalam daerah. Menurutnya dengan mencintai produk dalam negeri dan dalam daerah, maka pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat. “Karena dengan membeli produkproduk lokal yang dihasilkan oleh masyarakat, akan memberikan arti penting bagi kesejahteraan masyarakat setempat. “Belilah sesuai kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan,” kata Wagub di hadapan Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan RI, Lasminingsih, SH., LLM., yang

dan senam bersama. Satu hal yang menjadi perhatian penting Selly adalah, memastikan ketersediaan produk dan harga yang stabil. “Dengan begitu masyarakat bisa tenang dalam memenuhi kebutuhannya, khususnya kebutuhan pokok,” ujar Selly. Sebagai konsumen yang baik, ia mengimbau masyarakat untuk teliti sebelum membeli, dan lebih mengutamakan produk-produk buatan dalam negeri. Kritis saat berbelanja penting dibudayakan, agar terhindar dari produkproduk ilegal dan black market yang merugikan masyarakat dan bangsa. Kecerdasan konsumen merupakan langkah yang baik dalam menstabilkan harga di pasaran, terutama menjelang bulan puasa dan lebaran.

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Busana Festival Gianyar

5

Persembahkan Tenun Pucuk Kombinasi Fenomena pergerakan zaman yang kompleks serta multidimensi menjadi evolusi dari beragam desain, bentuk inovasi serta kreativitas masyarakat Gianyar. Apalagi desain dan fashion di era globalisasi ini menjadi salah satu bagian penting dalam pergerakan ekonomi kreatif Indonesia dan Bali khususnya.

S

ebagai bentuk inovasi dan kreativitas masyarakat Gianyar, Pemkab Gianyar bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Gianyar, menggelar “Busana Festival Gianyar 2017 “, di Panggung Terbuka Balai Budaya Gianyar, Jumat (21/4).

Acara yang diprakarsai Dekranasda Kabupaten Gianyar tersebut menggandeng desainer senior Bali seperti Tjok Abi dan Shinta Christina serta sederetan desainer muda berbakat asal Gianyar, yaitu Dika Saskara, Diantari dan Ahmad Nurhasim. Peragaan busana ini juga dimeriahkan oleh Rhea Cempaka, Grya Jegeg, Shima Boutique, Ikat by Cap Bali Feat Castalie Bali dan Komunitas Cinta

Kamen Bali (KCKB). B u p a t i G i a nya r A . A . G d e Agung Bharata saat membuka Busana Festival Gianyar mengatakan sangat bangga karena acara tersebut mampu menjadi wadah bagi para desainer Gianyar untuk memperkenalkan produk–produk lokalnya, salah

s a t u ya n g i n g i n d i to n j o l ka n adalah kain tenun yang khas b e rc o ra k b u n ga p u c u k ya n g merupakan ikon-nya Gianyar. Busana Festival ini, lanjut Bupati Agung Bharata, merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan hasil produksi tenun para perajin dan pelaku UMKM agar lebih lagi dikenal dan diminati masyarakat. Melalui sentuhan kreativitas dan inovasi para desainer Gianyar, niscaya kain tenun pucuk Gianyar akan semakin berkibar di dunia fashion baik nasional atau pun internasional. Bupati Agung Bharata juga menambahkan, Gianyar memiliki ikon bunga pucuk yang telah dituangkan dalam industri tekstil khas Gianyar. Ikon ini telah

dikembangkan dalam kain tenun motif pucuk kombinasi dari kain endek hingga songket. Mengingat eksistensi kerajinan tenun Gianyar sangat bergantung pada kreativitas, maka para perajin dan desainer pun tak henti menggali keindahan dan seni kearifan lokal ini. Saat ini Gianyar memiliki industri UMKM untuk produk kain tenun yang cukup banyak. “Dengan dukungan desainer muda yang sangat berbakat, saya yakin ini merupakan peluang untuk mengembangkan industri kreatif khususnya di bidang fashion di Gianyar,” tegas Agung Bharata. Busana Festival Gianyar kali ini diselenggarakan berkaitan dengan kegiatan HUT ke-246 Kota Gianyar. Diharapkan kegiatan ini dapat membuka cakrawala pandang bahwa peluang usaha dan peluang kerja terkait penyediaan busana bukan hanya memuliakan kain tenun semata, melainkan akan membuka juga peluang kesempatan kerja mulai dari keperluan SDM selaku tata rias, dresser, desainer, model dan masih banyak lagi kegiatan pendukung lainnya. Bupati Agung Bharata juga mengatakan Pagelaran “Busana Festival Gianyar 2017 “ ini sekaligus untuk memperingati Hari Kartini dan dipersembahkan untuk para Kartini muda yang berjuang demi pembangunan daerahnya, Kabupaten Gianyar. Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ny. Surya Adnyani Ma-

hayastra menambahkan “Busana Festival Gianyar 2017 “ merupakan upaya untuk memberikan ruang kreasi bagi para desainer muda berbakat di Gianyar, mulai dari Dika Saskara, Diantari hingga Ahmad Nurhasim dari Kekean Wastra Galery untuk menunjukkan potensinya. Ia juga menjelaskan Busana Festival kali ini melibatkan desainer senior seperti Tjok Abi dan Shinta Chrisna untuk menginspirasi. Dalam event ini, Dekranasda Kabupaten Gianyar menyelenggarakan Busana Festival Kebaya dengan mempersembahkan produk modifikasi tenun pucuk Gianyar. “Kain tenun pucuk yang didesain oleh para desainer ini merupakan hasil perajin tenun binaan Dekranasda Kabupaten Gianyar. Jadi Busana Festival ini juga merupakan upaya Dekranasda terus memperkenalkan kain tenun pucuk khas Gianyar,” jelas Ny. Adnyani Mahayastra. Kain tenun pucuk yang diperkenalkan kali ini ada-

lah kain tenun pucuk dengan tiga teknik p e m b u a t a n , ya k n i tenun ikat, songket dan airbrush. Kain ini berbeda dengan kain tenun lainnya, sehingga ciri khas tenun ini hanya dimiliki oleh Kabupaten Gianyar. Ke depannya Ny. Adnyani Mahayastra berharap agar para desainer muda lebih bisa berinovsi menggunakan kain tenun. Apalagi kini, kain tenun dan songket tidak lagi digunakan hanya untuk upacara keagamaan saja seperti kamen, tetapi sudah didesain untuk pakaian kerja, kasual dan pakaian resmi. -Sri Ardhini


6

Woman on Top

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

Era globalisasi telah mengubah banyak hal termasuk dunia pendidikan Indonesia. Pendidikan Pancasila terpinggirkan bahkan dihapus dari kurikulum sekolah. Tak heran kalau kini nilainilai Pancasila seperti musyawarah, gotong royong, kerukunan dan toleransi beragama menjadi semakin terkikis.

P

ara guru mengeluh dan merasa kesulitan menanamkan nilainilai Pancasila karena tidak adanya pelajaran itu dan kalaupun ada hanya sekadar pengetahuan dan bersifat hafalan. Peluang pembentukan moral anak juga hilang. Pendidikan karakter tidak efektif karena kurikulum yang ada tidak aplikatif. Berbagai permasalahan tersebut juga membuat prihatin dua wanita pemerhati pendidikan, Arzetti Bilbina dan Yayuk Basuki. Keduanya adalah anggota Komisi X DPR RI yang salah satu bidangnya adalah pendidikan. Keduanya mengaku ikut berjuang mengembalikan pelajaran-pelajaran sekolah yang dulu ada dan sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter dan moral anak agar kembali dipelajari di sekolah. “Saya sebagai orangtua yang juga wakil rakyat, kebetulan saya berada di Komisi X yang salah satu bidangnya adalah pendidikan. Saya dan kami semua di komisi terus mendorong pemerintah agar mata pelajaran-mata pelajaran yang dulu pernah ada dan sangat bermanfaat kembali diajarkan di sekolah. Misalnya mata pelajaran Pancasila, mata

Keluarga sebagai Benteng Kokoh pelajaran terkait wawasan kebangsaan harus tetap menjadi prioritas di setiap sekolah,” ungkap Arzetti, mantan artis dan pragawati papan atas yang sejak 2014 berkiprah di DPR RI. “Dulu saat saya sekolah, salah satu mata pelajaran penting adalah PMP –Pendidikan Moral Pancasila. Lewat pelajaran itu para pendidik menanamkan nilai-nilai Pancasila, yakni gotong royong, toleransi antarumat beragama, kerukunan, dll. Di sana juga ada pendidikan pembentukan karakter, moral. Kami juga mendapat pengetahuan tentang wawasan kebangsaan. Namun, mata pelajaran itu kini sudah tidak ada lagi. Padahal kita tahu wawasan kebangsaan itu sangat penting untuk generasi muda ,” ungkap Arzetti yang sempat berakting dalam film ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wijck’, 2013. Dulu, lanjut Arzeti, muridmurid sekolah harus hafal lagu-lagu nasional, bukan hanya Indonesia Raya, sila-sila Pancasila, juga naskah Pembukaan UUD 1945. “Dulu kami belajar semua itu, juga penjabarannya. Diulang-ulang hingga benarbenar hafal dan paham. Saya hafal dan paham semua itu. Tapi saya lihat anak-anak generasi sekarang tidak begitu,” tuturnya. Di sisi lain, legislator kelahiran Lampung 1974 ini juga menyoroti tentang kualitas moral dan budi pekerti anak yang berbeda dengan anak-anak di zamannya. Tak dapat dimungkiri, perbedaan signifikan itu tak lepas dari pengaruh globalisasi, perkembangan zaman. Perkembangan teknologi seperti internet, misalnya, kadang juga menjadi salah satu pemicu runtuhnya moral dan budi pekerti anak bangsa.

Sudut Pandang

Yayuk Basuki

Arzetti Bilbina

“Kenakalan remaja seperti tawuran misalnya, kekerasan dan penyalahgunaan obat-obat terlarang makin merajalela pada dunia pendidikan kita. Ini sungguh memprihatinkan,” tambahnya. Diakui, membendung pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi yang sudah merebak ke seluruh dunia, memang tidak mungkin. Jadi yang perlu dilakukan adalah memperkuat sistem pendidikan kita. “Anak-anak perlu mendapat (kembali) pendidikan Pancasila, wawasan kebangsaan, budi pekerti, dll. Rasa cinta Tanah Air, nasionalisme harus ditanamkan dari kecil, toleransi juga kerukunan ,” tegas Arzeti yang pernah menyandang ‘Duta ASI 2005’.

kecil, hilang atau berkurang. “Coba tanya anak-anak sekarang, apakah mereka masih hafal sila-sila Pancasila. Apa mereka bisa menjabarkan masing-masing butir. Jangan-jangan kebanyakan anak-anak kita sudah lupa dan tidak paham. Apa mereka hafal lagu-lagu nasional selain Indonesia Raya?” ujarnya dengan nada bertanya. Karena itu, kata Yayuk yang pada masa jayanya sempat masuk dalam ranking 20 besar petenis dunia, dalam setiap Raker (rapat kerja) antara Komisi X dan Kemendikbud, pihaknya juga temantemannya di komisi kerap memberi masukan terkait permasalahan pendidikan yang dikaitkan dengan perkembangan generasi muda saat ini. “Kami sudah sampaikan itu. Kita lihat anak-anak sekarang manner behaviour-nya sangat jauh berbeda ya dengan anak-anak zaman saya dulu. Kita juga meminta agar pelajaran PMP diadakan kembali. Ini penting. Apalagi dalam era globalisasi seperti sekarang. Jangan

ADAKAN LAGI PMP Hal senada juga disampaikan Yayuk Basuki. Mantan petenis nasional ini merasa khawatir dengan hilangnya pendidikan Pancasila dan kebangsaan di sekolah membuat nilai-nilai Pancasila yang seharusnya tertanam pada generasi muda sejak

Anak-anak Senang Orangtua Antusias

A. L. Ismurtono Santoso, S. Sn., lebih dikenal dengan nama Kak Ade, adalah sosok yang dikenal kreatif khususnya dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Saa ini ia tercatat memimpin PAUD Davincio di Denpasar. Menurut Kak Ade, ketika ia berkarier sebagai desainer produk di sebuah agensi, banyak pelanggan yang membawa anak-anak mereka. Ketika orangtuanya sibuk berkonsultasi, anak-anak itu cenderung rewel sebab tidak mempunyai kegiatan. Melihat hal ini, Kak Ade berinisiatif untuk memberikan kegiatan positif pada anak-anak tersebut untuk mengisi waktu luang mereka sembari menunggu orangtuanya berkonsultasi. Kertas-kertas gambar, aneka pensil warna dan krayon disediakan oleh Kak Ade bagi mereka . Rupanya apa yang di-

lakukannya berhasil. Bukan hanya anak-anak terlihat senang dengan kegiatan tersebut tapi orangtua mereka juga antusias. Dari kegiatan inilah Kak Ade mengembangkan ide untuk mendirikan sekolah seni rupa bagi anak usia dini, yang memang belum ada di Denpasar. Nama Davincio dipilih oleh para murid sebagai nama sekolah seni rupa yang dipimpinnya. Davincio Magic Art School resmi berdiri 17 Februari 2007. Sekolah ini hadir dengan visi untuk mencetak anak-anak yang ceria, kreatif dan berkarakter positif. Misinya adalah menjadi wadah bagi untuk menikmati masa kanak-kanak dengan gembira dan ceria. Memberikan rangsangan yang dapat membangun jiwa kreatif anak. Menanamkan pada anak-anak tentang kejujuran, kepedulian, kesopanan, tanggung jawab, kedisiplinan hingga kemandirian. Kak Ade menuturkan proses

berdirinya sekolah seni rupa inipun tidak mudah. Hambatan pertama adalah belum ada murid. Kendala lainnya soal perizinan yang memerlukan waktu beberapa tahun. Selanjutnya untuk memperoleh murid, Kak Ade bersama para guru rajin mengadakan workshop dan berbagai lomba seni di berbagai tempat serta bekerja sama dengan TK di Denpasar untuk memberikan kursus seni rupa sebagai kegiatan ekstrakurikuler dan nama Davincio pun mulai dikenal di kalangan para pendidik anak usia dini. Selanjutnya Kak Ade pun berkisah jika di tahun 2010, Davincio Magic Art School kedatangan seorang tamu dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitabang) Jakarta, untuk melakukan survei tentang model pembelajaran di luar sekolah. Melihat model pembelajaran di Davincio, Kak Ade dianjurkan untuk membuka pelayanan

A. L. Ismurtono Santoso, S. Sn.

PAUD. Apalagi saat tamu itu berkunjung, Davincio sedang mengadakan acara “Kidz Activity Camp” yang pola kerjanya serupa dengan TPA (Tempat Penitipan Anak). Pada semester berikutnya, tamu dari Puslitbang Jakarta itu datang lagi, hingga salah satu guru, Ita Davincio mendapat undangan diklat PAUD di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan diklat di Yoygakarta, Ita kemudian rajin mengikuti workshop PAUD baik tingkat nasional maupun tingkat internasional. Mengingat masih banyak anak

sampai anak-anak kita lupa atau bahkan tak paham nilai-nilai Pancasila,” katanya. Tapi di sisi lain, tambah wanita kelahiran Yogyakarta 1970 ini, orangtua pun harus berperan serta. Karena masalah pendidikan anak itu, bukan hanya tanggung jawab sekolah tapi juga orangtua. “Yang terjadi sekarang, saya amati, banyak orangtua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah karena mereka sibuk di luar. Sekarang ini sudah beda, kalau dulu hanya para bapak yang sibuk bekerja, tapi sekarang para ibu pun sibuk bekerja (di luar) ataupun sibuk dengan aktivitasnya di luar rumah. Banyak orangtua lalai mendidik anak-anaknya,” paparnya. Memang, katanya lagi, kita tidak bisa menafikan perkembangan zaman, namun begitu ‘benteng’ tetap harus dibuat kokoh. “Nah, ‘benteng’ itu yang pertama adalah keluarga (pendidikan dalam keluarga), kemudian di sekolah. Sementara kami di Komisi X terus mendorong agar adanya perubahan. Misalnya bukan hanya pelajaran PMP yang kita inginkan masuk kembali tapi juga kegiatan olah raga di sekolah diintensifkan lagi. “ “Olah raga sangat positif bagi pertumbuhan anak, mereka jadi memiliki kesibukan di waktu luangnya. Hal ini juga bisa meminimalkan pengaruh-penguruh buruk yang ada di lingkungannya. Karena kita semua tahu, anak-anak yang dalam masa pertumbuhan memiliki energi yang luar biasa. Energi ini jika tidak diarahkan dan disalurkan dengan benar, khawatir berbuah tidak baik. Maka saya kira, salah satu solusinya adalah dengan memberi mereka kegiatan olah raga,” tandasnya.

19

Edisi 951/ 1 - 7 APRIL 2017

Saat berkunjung ke sini, pasti yang terlintas di benak kamu adalah “Wah, unik nih bentuk bukitnya, kok bisa ya?” Wisata Bukit Jamur merupakan tempat wisata yang terletak di kecamatan Bungah, Gresik, Jawa Timur. Ini merupakan wisata baru yang menjadi salah satu destinasi wisata di kota tersebut.

M

eskipun masih tergolong tempat wisata baru, pesonanya tidak kalah dengan tempat wisata lainnya di Jatim. Hal ini menjadi tempat rekreasi di Gresik yang lagi hits dan terkenal karena keunikannya. Sebagai sebutan bukit jamur terletak pada keunikan batu yang memang menyerupai bentuk tumbuhan jamur.

Bukit Jamur

Serasa Berteduh di Jamur Raksasa Awalnya nama bukit tersebut bukan Bukit Jamur seperti yang terkenal saat ini, melainkan adalah Bukit Dakar. Tetapi mengingat sebutan nama Dakar itu kurang enak didengar yang merupakan nama kelamin, akhirnya bukit ini diberi nama Bukit Jamur. Tak hanya alasan nama Dakar, bukit ini juga didukung bebatuan yang berdiri kokoh. Sensasi yang diberikan bukit ini sangatlah berbeda, selain kita dapat melihat uniknya batuan berbentuk jamur, kita juga akan merasa seolah–olah berada di

negeri liliput, karena ukuran kita yang kecil dan berada diantara jamur–jamur raksasa dengan jumlah yang banyak. Diperkirakan bahwa batu jamur tersebut terbentuk karena adanya abrasi selama bertahun– tahun hingga bentuk batu– batunya berubah tampak seperti sekarang. Dengan bentuk batu yang unik seperti jamur tersebut, mampu menyita perhatian banyak orang. Terbukti dengan makin banyaknya pengunjung demi melihat dan menikmati pesona dan keindahan tersembunyi dibalik bukit

tersebut. Puncak tertinggi dari bukit ini adalah sekitar tujuh meter. Bagi para pecinta fotografi, Bukit Jamur bisa dijadikan salah satu tempat yang cocok untuk berburu atau hunting foto di kota Gresik. Untuk masuk lokasi bukit jamur ini, pengunjung harus menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di pos penjagaan, bagi yang belum mempunyai KTP bisa menunjukkan kartu pelajar. Harga tiket masuknya sebesar Rp 3000 untuk sepeda motor

dan Rp 10.000 untuk mobil. Untuk parkir kendaraan tak perlu khawatir, karena sudah ada lahan dan petugas yang berjaga mengatur parkir pengunjung. Dari tempat parkir, deretan Bukit Jamur sudah keliatan menggoda pengunjung untuk segera menghampirinya. Tips persiapan sebelum berkunjung ke Bukit Jamur Bungah di Gresik adalah persiapkan topi atau payung, karena lokasinya sangat panas meskipun di kanan kirinya terdapat persawahan dan bukit kapur. (Putri Ardiashari)

(Diana Runtu)

usia dini di lingkungan Davincio yang perlu memperoleh stimulasi dan pendidikan maka tim Davincio mempertimbangkan saran dari Puslitbang. Tepat di Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010, resmi dibuka layanan PAUD Davincio pertama, berupa Kelompok Bermain. Saat ini Davincio lebih populer dengan nama Davincio Event and Education. Di tahun 2015-2016 Davincio berpartisipasi aktif dalam pencanangan sekolah aman dengan meningkatkan kesadaran masyarakat pada hak tumbuh kembang anak. Dalam kegiatan ini Davincio bekerja sama dengan pemerintah kota Denpasar dalam pencanangan Denpasar sebagai Kota Layak Anak. Ke depannya Kak Ade juga berharap Davincio akan selalu menjadi wadah terkemuka bagi anak-anak bangsa dalam berekspresi, berkarya dan berprestasi. Selalu dapat mencetak generasi penerus dengan budi pekerti luhur dan berjiwa kreatif. Ia selalu berdoa yang selalu dipanjatkan untuk anak-anak bimbingannya agar mereka tumbuh menjadi anak yang ceria, cerdas, sehat serta kreatif. (Sri Ardhini)

Evolutea

Teh Minuman Rakyat Indonesia Teh adalah minuman yang mengandung kafeina, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia Sintetis dengan air panas. Teh merupakan minuman sehari-hari masyarakat Indone-

sia. Bahkan banyak yang mengonsumsi teh lebih dari dua gelas tiap harinya. Ini membuktikan orang indonesia gemar minum teh, sehingga memancing owner Evolutea, Mukhlis Putra, mendirikan usaha teh dengan beberapa varian rasa. Evolutea, ia gunakan sebagai brand dari produknya. Karena nama Evolutea berasal dari kata evolusi dan tea. Artinya, evolusi cara menikmati yang lebih mengikuti zaman yang diolah dengan berbagai varian dan topping, sehingga masyarakat lebih suka minum teh karena manfaatnya yang luar biasa bagi kesehatan.l Lelaki kelahiran 8 Agustus 1991 ini memulai bisnisnya dengan modal sekitar Rp 500 ribu. Awalnya, usaha teh miliknya dikemas dalam botol untuk ia titipkan

di kantin-kantin sekolah. Seiring berjalanya waktu, permintaan pasar semakin banyak, akhirnya ia putuskan untuk menyewa tempat dan dijadikan cafe milktea pertama di Gresik. “Alhamdulillah, respons semakin banyak dan dalam pertengahan tahun ini kami merencanakan untuk memfranchisekan agar customer Evolutea semakin mudah mendapatkan produkproduk dari Evolutea,” kata Mukhlis. Awalnya, bisnis teh ini dijalankan dan dibantu sang istri, Dewi. Tapi untuk saat ini, dibantu oleh dua karyawan tetap dan satu karyawan tak tetap.

Laki-laki lulusan S1 Managemen Universitas Airlangga, memilih usaha teh, karena bisnis minuman tak pernah lekang oleh zaman. “Orang pasti minum, orang kuat nggak jajan saat lapar tapi nggak kuat menahan minum saat haus,” ujarnya sambil tersenyum. Sebelum terjun dalam usahanya saat ini, ia mengaku pernah usaha konveksi

dan bertahan tiga tahun saja. Dengan minat pasar yang luar biasa, setiap bulannya bisa lebih dari 6000 gelas yang terjual dari cafe Evolutea. Dirinya mengaku, mendirikan bisnis teh ini, termotivasi dari dirinya sendiri yang ingin menjadi seorang pengusaha. Evolutea sendiri, dibandrol mulai harga Rp 8.000 – Rp 14.000. Varian terlaris dari cafe evolutea, yakni milk tea greentea, milk chocolate dan thai tea. Dalam menghadapi persaingan usaha agar tetap eksis dan survive, Mukhlis, selalu membuat menu baru dalam dua bulan sekali dan selalu improve caracara dalam berpromosi seperti diskon, free bagi yang puasa sunnah, free untuk anak yatim dan lain sebagainya. Lelaki yang hobi dalam bidang desain grafis ini, mengaku belum menemui kendala yang besar. “Alhamdulillah, untuk selama ini belum pernah ada kendala yang luar biasa. Selalu diberi kelancaran oleh yang maha kuasa,” paparnya. Harapan kedepan, supaya bisnis yang dijalankan nya saat ini bisa maju dan terus berkembang serta bisa memiliki cabang di berbagai kota dan bisa bermanfaat bagi semua. (Fiqhy Farizh Ferdiansah)


18

Life Story

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

Tofografi Kabupaten Buleleng yang nyegara gunung menyebabkan daerah ini rawan bencana alam. Hampir setiap tahunnya, di Buleleng terjadi bencana alam seperti tanah longsor, banjir maupun gempa bumi. Di awal tahun 2017, bencana alam tanah longsor dan banjir bandang sempat meluluhlantahkan beberapa titik daerah rawan hingga menelan korban jiwa.

Peringati HKBN, Pemkab Buleleng Ajak Masyarakat Tanggap Bencana

B

encana alam memang tidak dapat dihindari, namun dapat diatasi untuk meminimalisir korban jiwa. Kenyataannya, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan menyulitkan Pemkab Buleleng untuk mengatasi bencana alam. Namun Pemkab Buleleng mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bahu membahu menanggulangi bencana alam dengan semangat gotong royong. Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., saat menjadi Pembina apel Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) tahun 2017 di lapangan Seririt Desa Sulanyah Kecamatan

Seririt, Rabu (26/4). Apel ini serentak dilakukan diseluruh Indonesia. Pemilihan tanggal 26 April ini bertepatan dengan disahkannya Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 yaitu tentang penanggulangan bencana. Dalam Undang-undang tersebut diamanatkan kepada seluruh pihak baik Pemerintah, Masyarakat, dan dunia usaha untuk bersama-sama bergerak mulai dari pencegahan sampai tahap rehabilitasi atau rekontruksi bencana.

Apel HKBN ini diikuti oleh jajaran TNI, Polri, BPBD, Hansip, Tim Kesehatan dan pelajar. Apel ini dihadiri juga oleh Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna , Pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng, para Camat seKabupaten Buleleng dan Perbekel/ lurah se-Kecamatan Seririt. Kecamatan Seririt merupakan salah satu kecamatan di Buleleng yang pernah diguncang gempa dahsyat pada tahun 1976. Saat itu, gempa

Apel dan simulasi dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) tahun 2017 di lapangan Seririt Desa Sulanyah Kecamatan Seririt, Rabu (26/4).

berkekuatan dahsyat meluluhlantahkan Seririt dan menelan banyak korban jiwa. Hal tersebutlah yang menjadi latar belakang dipilihnya Kecamatan Seririt sebagai tempat berlangsungnya Apel dan simulasi penanggulangan bencana. BMKG sudah memasang sirine atau tanda peringatan dini di lapangan Seririt untuk memberikan isyarat kepada masyarakat jika terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami. Sirine ini akan berbunyi setiap tanggal 26 april pada pukul 10.00 pagi serentak di seluruh Indonesia. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng I Made Subur, S.H., mengatakan, HKBN ini juga bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya peringatan dini bencana. Menurutnya, selama ini masyarakat kurang tanggap jika ada peringatan dini. “Kebanyakan masyarakat sering menganggap sepele bunyi sirine, maka dari itu kita melakukan sosialisasi dan simulasi penanganan bencana untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat,” jelasnya. Subur juga mengatakan, BPBD sudah

Ikuti Penas KTNA XV, Buleleng Wakili Provinsi Bali Setelah menunjukan prestasi pada Pekan Nasional (Penas) Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang diadakan di Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu, kali ini Kabupaten Buleleng kembali menjadi andalan Provinsi Bali untuk mengikuti Penas KTNA XV. Kegiatan tersebut akan diselenggarakan pada 6 sampai 11 Mei 2017 mendatang di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Kontingen Kabupaten Buleleng memberangkatkan peserta berjumlah 28 orang yang terdiri dari 20 orang peserta utama, 5 orang pendamping, dan 3 orang peninjau. Dalam Penas ini petani dan nelayan akan bertemu dan melakukan tukar informasi terkait

kondisi yang ada di daerah masing-masing. Kontingen KTNA Kabupaten Buleleng ini dilepas Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp. OG, Kamis (27/4) di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng. Kontingen Kabupaten Buleleng akan berangkat ke Provinsi Aceh pada tanggal 4 mei 2017. Dalam pelepasan tersebut, Wabup Sutjidra didampingi para Asisten Setda Buleleng. Ditemui usai melepas peserta Penas KTNA, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra mengatakan, peserta Penas KTNA yang ke-15 masih sama dengan peserta Penas KTNA Malang, Jawa Timur. Menurutnya, peserta ini sudah ahli dan berpengalaman dalam bidangnya. Wabup Sutjidra berharap, Kontingen Kabupaten Buleleng

Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG, melepas Kontingen Buleleng mengikuti Penas KTNA, Kamis (274) di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng

memasang berbagai atribut tanggap bencana mulai dari jalur evakuasi dan tempat evakuasi. Subur berharap, masyarakat bisa menumbuhkan budaya sadar bencana. “Masyarakat harus punya budaya sadar bencana, missal mulai dari hal kecil tidak membuang sampah dan alih fungsi lahan sehingga kita bisa mengurangi resiko bencana,” harapnya. Sementara itu, Wabup Sutjidra mengatakan Pemkab Buleleng akan kebih waspada terhadap bencana. Wabup Sutjidra juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membantu pemerintah untuk menanggulangi bencana. “Kita harus bersatupadu untuk mencegah dan menanggulangi bencana di daerah kita ini,” ungkapnya. Ia menambahkan, Pemkab Buleleng akan membentuk tim siaga bencana yang akan ditempatkan disetiap Kecamatan. “Kita akan menempatkan tim disetiap Kecamatan terutama Kecamatan yang rawan bencana seperti Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sukasada dan Kecamatan Buleleng,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

kembali bisa meraih prestasi. “Semoga Kontingen kita bisa menorehkan prestasi lagi pada Penas KTNA kali ini, dan setelah mengikuti Penas KTNA, peserta bisa menambah ilmunya untuk diterapkan di Kabupaten Buleleng agar bisa mensukseskan program Pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan di Kabupaten Buleleng,” harapnya. Sementara itu, Ketua Panitia Drs. Ida Bagus Made Geriastika mengatakan, Persiapan Penas KTNA sudah dilakukan jauh hari. Ia menjelaskan, persiapan yang dilakukan mulai dari pembentukan Tim dan Sosialisasi untuk menyamakan persepsi. Geriastika menambahkan, ada beberapa andalan yang akan ditampilkan pada Penas KTNA kali ini. “Dalam Penas KTNA kali ini, kita mengandalkan tangkas terampil dan ahli teknologi. Semoga apa yang menjadi harapan Bapak Bupati dan Wakil Bupati, kita bisa berprestasi kembali,” harapnya. (Wiwin Meliana)

Didih minyak kelapa di wajan yang terasa panas, membuat mata Murni (51) menyipit menghindari hawa panas masuk ke matanya. Namun tangannya tetap asyik menggoreng, membolak-balikkan gorengan yang kini menjadi mata pencahariannya sejak setahun lalu itu. bersama dua orang anak gadisnya, Murni yang sebelumnya hidup serba cukup, kini harus menumpang hidup di tanah milik orang lain di sebuah rumah bedek sambil berjualan gorengan.

M

irisnya, rumah itu pun merupakan rumah yang dibangun oleh warga desa yang merasa simpati pada nasibnya. Kisah hidup Murni terbilang tragis, tak mulus bahkan ketika ia juga harus keluar dari rumah suaminya ia harus menahan sedih melihat kedua anak gadisnya terlunta-lunta. Murni lahir dari keluarga biasa yang tidak pernah merasakan hidup cukup. Di sebuah desa di Bima, Nusa Tenggara Barat, Murni menghabiskan masa sekolah yang dijalaninya sambil membantu tetangga mencuci pakaian. “Dari upah mencuci itulah saya bisa

7

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

Mengalah karena Tekanan beli buku dan keperluan sekolah lainnya,” katanya sambil membungkus gorengan pelanggannya. Sampai akhirnya ia putus sekolah dan bekerja di rumah salah seorang saudagar yang memiliki toko kelontong yang terbilang sukses di desanya. Di sana ia tinggal membantu keluarga ini. selama 10 tahun ia mengabdi, Murni terbilang disayang oleh keluarga ini termasuk istri majikannya. Prilakunya yang baik dan tak memiliki masalah selama bekerja di sini membuat Murni betah bertahan hingga 10 tahun lamanya. Hingga akhirnya suatu hari majikan perempuannya jatuh sakit dan semakin lama kondisinya semakin memburuk. Murni setia merawat majikannya itu, bahkan hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya. “Setahun setelah sakit keras, majikan perempuan saya meninggal dunia,” katanya. Karena merasa kasihan pada anak-anak majikannya, Murni memilih tetap bekerja di rumah majikannya itu. ia merawat anak-anak majikannya dengan penuh kasih sayang sampaisampai Murni memilih untuk tidak menikah hingga usianya 37 tahun. Rupanya, kesetiaan Murni pada keluarga ini menjadi perhatian majikan laki-lakinya yang juga sudah menganggapnya seperti anak sendiri.

Rupanya masa berjalan, majikannya kemudian jatuh hati padanya. Majikannya itu merasa berhutang budi pada Murni yang tidak kawin-kawin demi merawat anak-anak majikannya itu. “Sampai suatu hari Baba (panggilannya pada majikannya itu), menanyakan pada saya, apakah saya tidak ingin menikah,” kata Murni. Murni mengaku saat itu ia diam saja. Hingga akhirnya majikan lakilakinya itu mengutarakan niatnya untuk mempersunting Murni. “Saya tidak tahu mau bilang apa, kecuali diam,” katanya. Diamnya Murni diartikan oleh majikannya sebagai tanda setuju. Sehingga akhirnya Murni pun menyetujui untuk menikah dengan majikannya itu. Kehidupan mereka cukup bahagia. Murni tidak lagi menjadi pembantu melainkan menjadi nyonya rumah yang kini memiliki pembantu. Hari-hari bahagia dilalui Murni bersama suaminya yang memberinya kehidupan terbilang mewah untuk ukuran mereka yang tinggal di kampung seperti itu. Hidup nyaman dijalani Murni yang kemudian memiliki dua anak perempuan dari pernikahannya itu. Bisnis kelontong milik suaminya pun terus maju. 15 tahun mereka hidup berumah tangga dalam kebahagiaan. Murni tinggal bersama

suami, dua anak suaminya dan dua anak yang lahir dalam perkawinannya itu. ---Murni tidak ingin menceritakan bagaimana kehidupan yang mereka jalani khususnya dengan anak-anak suaminya. Namun, kebahagiaan Murni tibatiba pudar ketika suaminya akhirnya meninggal dunia. Murni terpukul dengan peristiwa itu. Tetapi apa hendak dikata, garis nasib kehidupan Murni hanya sampai di situ dan suaminya meninggal di usia 70 tahun. Tragisnya, baru seminggu ia ditinggal oleh suaminya, bahkan acara doa-doa pun belum selesai, begitu juga kesedihan Murni belum berlalu, cobaan datang menerpanya. Dua anak dari suaminya mulai memperlakukannya layaknya pembantu. Sampai akhirnya ia diminta keluar dari rumah itu. Murni kebingungan harus pergi ke mana, karena ia tidak memiliki rumah lain. Bahkan rumah orangtua dan keluarganya pun sudah tidak ada sejak orangtuanya meninggal. Rumah tersebut sudah dijual untuk membayar utang-utang orangtuanya. Tapi tekanan demi tekanan yang

diberikan oleh anak-anak tirinya itu, membuat Murni mengalah. “Saya keluar dari rumah itu bersama dua anak saya,” katanya. hari itu Murni tidak tahu harus pergi ke mana melainkan menumpang di rumah tetangganya. Ia merasa malu kalau harus merepotkan tetangganya hingga suatu hari ia pergi dari rumah tetangganya membawa dua anak gadisnya yang baru tumbuh itu. Murni terluntalunta bersama anak gadisnya selama beberapa hari. Banyak warga yang prihatin melihatnya sehingga mereka berembuk dengan pihak desa untuk mencarikan jalan keluar bagi kehidupan Murni dan dua anak gadisnya. Akhirnya warga bersama aparat desa setempat kemudian membuatkan mereka rumah dari bedek bambu yang sederhana. “Asal ada tempat untuk berteduh, kami sangat berterima kasih pada warga dan aparat desa ini,” kata Murni. Sudah setahun Murni tinggal di rumah bedek ini. Ketika ditanya apakah ia dendam pada anak-anak tirinya, Murni menjawab ia tetap menyayangi anak-anak tirinya itu. (Naniek I. Taufan)

Sudut Pandang

Hadapi Anak dengan Hati Pendidikan zaman dulu suCok Mirah mengaku saat dah pasti berbeda dengan pendiarahkan meneruskan sekolah didikan zaman sekarang. Hal mengah atasnya ke SPG, ia tersebut diakui Kepala Sekolah sempat dilema. Selama 3 bulan SMAN 7 Denpasar Dra. C.I.M. ia mencoba membenahi hatinya Kusuma Widiawati yang menuntuk benar-benar menerima gaku masih sempat merasakan pilihan Ibunya tersebut. Dan didikan zaman Belanda dari dalam tiga bulan ke depan Ibu-Bapaknya. pun dia sudah bisa serius menjalankan pendidikannya di SPG Cok Mirah-sapaan karibnya hingga berhasil masuk kelas adalah putri keempat dari deunggulan. Ada sebuah perlapan bersaudara. Ia tumbuh saingan, karena teman-teman dari didikan seorang Bapak yang Cok Mirah yang banyak bebekerja di Polda (sipil) dan Ibu rasal dari desa tipikalnya belajar seorang guru. “Jadi, saya masih dan belajar. Ia tentunya tak kena didikan zaman Belanda, mau kalah bersaing. Cok Mirah yang dibawakan sebatang bambu pun atraktif mengikuti berkecil panjang sebagai senjata oleh bagai macak ekskul, mulai dari kakek saat belajar bersama di berkebun, vokal, menari, prasebuah meja besar dekat ruang muka atletik, hingga koran dindtamu. “Di ruang tamu inilah, sang Cok Mirah ing. Cok Mirah pun harus pintar Ibu duduk memegang bambu itu membagi waktu, karena pekerjaan di rumah seperti sembari mengawasi kami belajar. Jika berisik, Ibu akan mencuci, menyetrika, dan membersihkan kamar di memukulkan bambu itu ke meja. Dan, kami sudah Hari Minggu sudah menjadi tugas tetapnya. mengerti itu bahwa kami harus lebih tekun belajar dan tidak berisik,” kisahnya. Meski demikian, ia sangat bersyukur karena atas didikan seperti itulah ia biasa seperti sekarang ini. Didikan seperti itu masih sangat kental dirasakan Pengalaman-pengalamannya itulah yang dipakainya Cok Mirah dari Ibunya. Bahkan, setiap malam, Ibu juga untuk mendidik anak-anak di rumah dan anak-anak selalu memeriksa buku latihan, PR, dan catatan. Jika di sekolah yang dipimpinnya sekarang ini. “Mendidik Ibu bisa, diaakan mengajar. “Tulis..ulang..tulis yang rapi anak-anak sekarang tidak boleh memakai kekerasan, tebal tipis tebal tipis. Jadi selain PR dari sekolah, Ibu harus dengan hati. Kita harus bisa berada di posisi juga membeir PR. Latihannya seperti itu,” tuturnya. anak. Mencari tahu hingga ke akar-akar permasalahan Namun ketika Cok Mirah atau saudaranya yang yang dihadapi anak,” ujarnya. lain sudah beranjak remaja atau sudah SMA, mereka Ketika anak meminta saran/pendapat/nasehat. sudah belajar keluar dari areal meja besar tersebut. Berikan anak pilihan. Jika memilih A akibatnya Berarti sudah mandiri dan diberikan kebebasan mau seperti apa, jika memilih B seperti apa. Dan yang belajar dimana. paling penting baginya sebagai guru terlebih kepala Sementara sang Bapak, dikisahkan Cok Mirah sekolah harus mampu menjadi model. “Kita tidak memiliki sistem berbeda dalam mendidik mereka. bisa melarang anak jangan merokok sementara “Bapak memberikan harga pada tiap nilai rapor. kita sendiri merokok,” ucapnya. Apalagi anak di Terakhir di akhir semester ditotal. Ketika kita libur, zaman sekarang pintar ngeles, pintar berdakita senang dapat uang untuk membeli sesuatu yang lih. Karena itu, perlakukan anak sebagaimana diinginkan. Jika kita sudah dilihat lebih dewasa, Bapak kita berada pada posisinya, pahamilah mereka. akan berpikir lagi reward apa yang akan diberikan Gali potensi diri dan terus berkarir. kepada anak-anaknya. Reward berikutnya saat SMA, (Inten Indrawati) kami diizinkan ikut tamasya sekolah,” ucapnya.

Diksa Pariksa di Puri Tegaltamu Penglingsir Puri Tegaltamu I Gusti Ngurah Agung dan Cokorda Istri Tirta serta keluarga besar Arya Kenceng Tegeh Kori melaksanakan acara Diksa Pariksa, Sabtu (22/4). Ini merupakan satu tahapan sebagai syarat resmi dalam proses menjadikan penglingsir Puri Tegaltamu sebagai sulinggih. Acara digelar di Puri Agung Tegaltamu dihadiri oleh Bupati Gianyar, Camat Sukawati, Perbekel Batubulan, prajuru adat dan dinas Desa Tegaltamu, serta PHDI kabupaten Gianyar yang sekaligus sebagai tim Diksa Pariksa. Sulinggih yang hadir antara lain adalah Ida Pedanda Gede Wayahan Tianyar dari Griya Menara Sidemen sebagai calon nabe, Ida pedanda Gede Oka Manuaba dari Griya Toko Sanur Kauh sebagai guru waktra, Ida Pedanda Putra Kemenuh dari Griya Jro Agung Tegal Badung sebagai guru saksi, Ida Pedanda Gede dan Ida Pedanda Istri Gayatri sebagai tapini dari Griya Padang Rata Kutri Singapadu. Setelah mendengar dan memperhatikan jawaban dari calon diksa dan dukungan keluarga, maka diputuskan memberikan izin kepada calon diksa I Gusti Ngurah Agung dan Cokorda Istri Tirta untuk melanjutkan ke upacara pediksan yang akan digelar Jumat (12/5). Ketua Umum Paiketan Arya Kenceng Tegeh Kori, I Gusti Ngurah Pertu Agung yang didampingi Ketua Panitia I Gusti Made Utama memohon dukungan kepada seluruh masyarakat Bali untuk mendoakan acara ini agar berjalan dengan baik. Acara padiksan juga serangkaian dengan Upacara Pedudusan Alit di Pura Kawitan Arya Kenceng Tegeh Kori yang berpusat di Puri Agung Tegaltamu yang dilaksanakan Rabu (10/5) hingga Sabtu (13/5). (Ngurah Budi)


8

Bunda & Ananda

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Yuk, Melukis di Atas Baju Kaus

Umumnya, anak-anak melukis pada media kertas atau kanvas. Namun kali ini, anak-anak SD diajak melukis di atas media baju kaus. “Setelah dilukis, anak-anak bisa dengan bangga memakai baju hasil lukisan sendiri,” ujar salah seorang panitia.

W

orkshop melukis pada produk/ media yang dilaksanakan Rabu (26/4) di Taman Budaya (Art Centre) Denpasar tersebut dibuka Kasi Seni dan Pertunjukan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, menghadirkan dua narasumber yakni Ketut Kesuma Tirta dan Wayan Adnyana. “Workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pendalaman kepada kalangan siswa agar dapat melukis di media. Kami harapkan ke depannya kerjasama antara Dinas Kebudayaan dan sekolah dapat terus terus terjalin dan ditingkatkan,” ucapnya. Dalam sesi penyampaian materi, Kesuma tirta mengingatkan bahwa melukis di atas media baju kaus jangan menggunakan warna yang tebal karena baju akan dipakai bukan dipajang seperti halnya lukisan di media kanvas atau kertas. Jika diteliti ke belakang, dikatakannya baju kaus pada awalnya dipakai sebagai pakaian dalam. Karena sejuk dan enak dipakai kemana-mana, dipakailah sebagai baju biasa. Karena baju kaus terus hanya berwarna putih timbul kebosanan. Kenapa tidak dibuat berwarna? kenapa tidak digambari? Setelah segelintir orang punya ide untuk menghiasi baju kaus itu dengan gambargambar, akhirnya timbullah orang menyablon di atas baju kaus. Banyak orang tertarik dan meniru, sehingga banyak kaus diisi gambar. Sesuai perkembangan zaman, banyak baju kaus diberi gambar dengan melukis, teknik sablon, bahkan sekarang diprint, dengan berbagai macam tulisan dan gambar. “Sekarang yang akan kita buat adalah bagaimana cara menggambar di atas baju kaus. Karena baju kaus terbuat dari kain, otomatis kita mewarnai dengan media

akrilik,” ujarnya. Kesuma Tirta menjelaskan ada dua macam cat yang biasa dipakai , yakni cat minyak dan cat air. Yang dipakai dalam workshop tersebut adalah cat air berbasis air, untuk lebih menggampangkan, cepat kering dan tidak membuat baju kaku. “Sifat akrilik ini, jika warna s u d a h k e ring sifatnya seperti karet dan tidak luntur jika dicuci d e n g a n a i r, ” ucapnya. Teknik penggambaran seperti biasa (seperti melukis di atas kertas), membuat sket dulu, diwarna, dan terakhir bisa dikontur (jika memang lukisan harus dikontur). Bisa mengkontur dengan spidol anti air (art line). “Perlakuan cat akrilik, boleh menggunakan secara transparan (tipis-tipis). Jika ingin membuat aksen warna yang lebih tegas, dibuat bertahap. Warna dulu kemudian dikembangkan lagi dan kembangkan lagi,” tegasnya lagi kepada para peserta workshop. Wayan Adnyana menambahkan terkait pewarnaan, panitia hanya menyediakan 3 warna primer yakni merah, kuning, biru dan putih untuk mencari warna yang lebih muda. “Nanti kita sekalian belajar mencampur warna. Pencampuran warna kuning dan biru menjadi hijau. Jika hijau dicampur biru lagi menjadi hijau kebiruan tergantung warna yang dominan. Mari nanti anak-anak bersama-sama mengeluarkan ide kreasinya,” ucapnya menutup sesi materi. Dari ke 47 hasil karya peserta workshop semua dinyatakan sudah maksimal. “Keberanian berkreativitas harus diting-

Griya

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

17

Jika mendengar kata lapangan, pasti bayangan kita langsung menuju pada sebuah ­hamparan ruang hijau yang luas, terlebih lapangan golf. Demikian halnya ­dengan kata taman, tentu juga yang melintas ­dalam benak kita adalah ­hamparan hijau dengan beragam tanaman. Dan ketika diamati, tanaman penutup tanah (ground cover)-nya, umumnya ­adalah rumput.

Para narasumber memberikan materi terkait melukis di atas baju kaus

sebaiknya disetrika dulu sebelum dipakai. Disetrika dengan cara baju kausnya dibalik agar keringnya lebih sempurna dan untuk menguatkan catnya. Di akhir acara, baju kaus yang sudah dilukis tersebut dikem-

balikan lagi kepada peserta dan boleh dibawa pulang. Dipilih 10 hasil terbaik untuk diserahkan kepada Bapak Gubernur Bali sebagai bukti bawa workshop ini sudah berjalan dengan baik. (Inten Indrawati)

katkan lagi. Tidak mesti harus terpola tapi bebas untuk berkarya. Yang penting dilakukan dengan senag,” ujar Wayan Adnyana. Workshop kali ini dikatakannya hanya sebagian kecil karena materi dan waktu yang terbatas. Kesuma Tirta memberikan tips sebelum baju kaus itu dipakai. Setelah warna kering,

Mendongeng Lima Menit

B

isa jadi, rumput menjadi objek utama lahan hijau yang memberikan keindahan. Sebut saja lapangan sepak bola yang sengaja dibuat bergaris-garis dengan warna hijau rumput yang berbeda. Rumput memberikan nilai estetika pada sebuah taman. Keindahan sebuah taman akan terwakilkan oleh hamparan rumput hijau yang indah menutupi tanah atau taman. Tentunya semua setuju jika hamparan rumput hijau yang rapi akan membuat mata kita sejuk, lingkungan menjadi segar dan asri. Bahkan taman/lahan rumah yang ditutupi rumput ini relatif aman untuk tempat bersantai keluarga atau tempat bermain anak. Mungkin tak banyak juga yang tahu, di balik kesejukan itu, keberadaan rumput juga berfungsi untuk terjaminnya proses serapan air bagi tanah sehingga kelembaban

Rumput Penutup Tanah tanah selalu terjaga. Hal ini juga bisa menurunkan suhu yang tinggi di lingkungan taman rumah. RUMPUT JEPANG Salah satu jenis rumput yang banyak dipakai sebagai ground cover adalah rumput Jepang. Menurut Nansa, anak pemilik Stan Bunga Langgeng Jaya 3, ada dua jenis rumput Jepang, yakni rumput Jepang mini dan rumput Jepang besar. Namun dikatakannya rumput Jepang besar sekarang ini sudah jarang ada. Ia yang saat itu sedang sibuk mencabuti tanaman-tanaman liar yang tumbuh di antara rerumputannya itu menuturkan sampai saat ini penjualan rumput Jepang masih lumayan. “Kalau untuk proyek, pembeli bisa mengambil sampai 300 meter2 sementara untuk perorangan

sumur nikmat

Pada musim kemarau, hewanhewan hutan kelaparan dan kehau san. Seekor anjing terpaksa keluar hutan mencari sumber a i r. U n t u n g l a h , i a Made Taro menjumpai sebuah sumur dangkal. Ia segera mencebur, lalu meneguk air sepuas-puasnya. “Sungguh nikmat!” katanya. Setelah rasa hausnya hilang, barulah sadar bahwa ia berada dalam bahaya. Ia tidak bisa naik ke bibir sumur. Ia bingung dan bersedih dalam air yang nikmat. Tiba-tiba ia mendengar seekor kambing mengembik. Embeeek….! Kambing itu juga kehausan. Ketika menelonjorkan kepalanya ke dalam sumur, ia melihat anjing hutan sedang termenung. “Ngapain kamu, Anjing Hutan?” tanya Kambing. “Oh, kau, Kambing!” jawab si Anjing Hutan sambil menenangkan diri. “Bersyukurlah kau! Aku berjanji untuk membuka rahasia ini kepada sahabat yang aku jumpa pertama.” “Rahasia apa itu?” tanya Kambing penasaran. “Kau haus ‘kan? Cepat-cepatlah mence-

bur! Nikmatilah air sumur ini berdua! Belum pernah aku meneguk air senikmat ini.” Tanpa berpikir panjang, sang Kambing segera mencebur, lalu minum air sepuaspuasnya. “Embeeek…! Sungguh nikmat! Embeeek…! Sungguh nikmat!” katanya berkali-kali. Setelah puas, kedua hewan itu lalu berpandang-pandangan. Mereka berdua memikirkan bagaimana caranya naik kembali ke bibir sumur. “Itu masalah gampang, Kambing!” kata Anjing Hutan. “Kamu menggapai dengan kaki depan dan berdiri dengan kaki belakang. Aku memanjat naik melalui punggungmu. Setelah sampai di permukaan sumur, aku menarik kedua tandukmu. Hup! Meloncatlah dengan enteng!” Kedua hewan itu sepakat. Anjing hutan naik ke punggung kambing, lalu menggapaikan tangannya ke bibir sumur. Setelah tercapai ia segera melompat. Hup! “ H a i , Ka m b i n g ! B a r u s a j a k u s a d a r i bahwa usaha kita untuk menyelamatkan diri adalah di luar kemampuan kita. Seharusnya kamu berpikir dulu sebelum berbuat. Jangan hanya menuruti hawa nafsu. Selamat tinggal!” kata Anjing Hutan sambil meninggalkan sumur nikmat yang membawa sengsara. (Aesop) Nanda sedang mencabuti rumput liar

paling banyak membeli hingga 10 meter2,” ujarnya. Menanam rumput Jepang dituturkannya tidak susah. Ada beberapa tahap yang bisa dilakukan. Pertama, lahan/tanah yang akan ditanamai digemburkan terlebih dahulu. Jika tanah kering, siramkam air agar mudah dicangkuli. Kedua, ratakan tanah. Ketiga, tanam rumput tersebut. Umumnya, rumput yang dibeli adalah dalam bentuk bongkahan. Sepihlah bongkahan tersebut dan tanam pada lahan dengan memberi jarak kurang lebih 5 cm dengan jarak

rumput lainnya. Sebaiknya waktu penanaman rumput pada sore hari karena sinar matahari sedang meredup dan bisa dilanjutkan hingga malam hari dengan pertimbangan supaya rumput bisa beradaptasi dengan peralihan udara dari sore ke malam. Tidak seperti dari pagi ke siang hari yang masa peralihannya pendek dengan teriknya sinar matahari yang membuat rumput mudah layu karena terbakar. Keempat, rumput disiram, kemudian dipadatkan. “Bisa juga ditaburkan tanah lagi biar tumbuhnya lebih cepat,” ujar Nanda. Setelah ditanam, rumput harus disiram dua kali sehari. Seminggu setelah ditanam, berikan pupuk merata. Setelah pemupukan, boleh menyiram rumput sekali sehari,

Hamparan rumput Jepang yang indah

namun harus banyak air hingga air menggenang. Mencabuti tanaman liar bisa dilakukan 2 minggu sekali. “Tanaman liar ini ada yang bisa langsung dicabut memakai tangan, ada juga yang harus memakai alat pencabut supaya bisa tercabut hingga ke akarnya, seperti rumput teki (salah satu jenis rumput liar). Jika tidak dicabut, hamparan rumput Jepang kurang indah,” ucapnya. (Inten Indrawati)


16

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

Edukasi

Vaksinasi Massal Antisipasi Rabies Populasi anjing terbesar di Bali berada di Kabupaten Buleleng. Populasi tersebut di dominasi jenis anjing liar, dan anjing ras. Mengi­ ngat besarnya jumlah populasi anjing di Buleleng, maka pemerintah menggulirkan program vaksinasi anjing massal sebagai salah satu upaya antisipasi rabies.

K

epala Dinas dilakukan vaksinasi dari jumlah Pertanian populasi anjing dengan lebih Buleleng, I menyasar anjing liar dan anjing Nyoman Swaras. “Tahap awal dijadwalkan tantra, menjelaskan pelaksanvaksin yang didatangkan dari aan vaksinasi mulai digulirkan provinsi sekitar 60 ribu, ya pada 28 April dan berlangkarena memang diberikan sesug hingga Juli mendatang. cara bertahap, tapi pihak kami Menghadapi itu, diwaktu yang akan terus lakukan penyisiran terisisa ini, pihaknya akan mehingga akhir kegiatan sampai nyiapkan seluruh logistik yang ketersedian vaksin habis,” diperlukan. “Jadwal ini akan jelasnya. disinkronkan dengan provinsi Kata dia, Buleleng memiliki pada 25 April setelah logistik beberapa catatan daerah yang diterima,” jelasnya. masuk dalam zona merah. Salah satu persiapan yang Beberapa daerah yang akan I Nyoman Swatantra tengah dilakukan pihaknya menjadi sasaran adalah kecadengan menyiapkan tenaga vaksiansi dari masingmatan Tejakula, kecamatan Sawan, Kecamatan masing kader desa. Menurutnya, pelaksanaan Buleleng, dan kecamatan Banjar. Empat daerah program tahunan ini, tidak hanya dilakukan tersebut akan menjadi sasaran prioritas, akan petugas dari kabupaten maupun provinsi. Kali tetapi daerah lain juga tak luput dari tindakan. ini juga akan didukung petugas dari masing“Vaksinasi tidak hanya difokuskan pada daerah masing desa sebanyak 2 orang. Sebelum terjun yang sempat ada rabies. Tetapi secara menyeke lapangan, mereka akan diberikan bimbingan luruh,” ucap Swatantra. teknis. “Kami libatkan kader desa yang telah Mendukung program ini, masyarakat pun diberikan bimbingan dan pelatihan selama satu diminta untuk turut melakukan gerakan, salah minggu yang tersebar di sembilan kecamatan. satunya tidak meliarkan anjingnya. Masyarakat Itu tujuannya untuk membantu vaksinasi secara yang gemar terhadap anjing juga dihimbau untuk berkelanjutan,” katanya. melakukan pemeliharaan dan perawatan dengan Dari hasil survey dan data terakhir, populasi baik dan benar dengan memperhatikan asupan anjing yang menjadi sasaran vaksinasi sekitar 91 makanan dan kesehatan anjingnya. “Masyarakat ribu ekor yang tersebar di sembilan kecamajangan meliarkan anjingnya, paling tidak dibuattan. Lanjut Swatantra, dari vaksinansi kan kandang yang layak,” pungkasnya. awal diharapkan 70 persen dapat (Wiwin Meliana)

Tingkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan

Stikes Buleleng Gelar Pelatihan BTCLS untuk Perawat Dengan bertambahnya jumlah penduduk, angka kematian juga semakin meningkat. Selain faktor tingkat keparahan penyakit, kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai, pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan yang belum professional juga turut serta mempengaruhi jumlah angka kematian tersebut. Menyikapi hal ini, lembaga Stikes Buleleng Singaraja bergerak membangun inspirasi dan realita untuk bekerjasama dengan PPNI pusat dengan menyelenggarakan pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat kardiovaskuler dan trauma untuk perawat. Pelatihan tersebut mengadopsi standar internasional yang berlaku yaitu kurikulum American Heart Association (AHA). Menurut Ketua Stikes Buleleng Dr. Ners I Made Sundayana, S.Kep., M.Si., pengetahuan dalam menanggulangi gawat darurat memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pertolongan. Tidak sedikit penderita gawat darurat trauma dan kardiovaskuler justru berakhir dengan meninggal atau mengalami kecacatan yang diakibatkan karena kesalahan dalam melakukan pertolongan. “Beberapa kejadian hingga berakhir dengan kematian merupakan salah satu indikator ketidakmampuan petugas kesehatan untuk menangani penderita fase gawat darurat,” ungkapnya saat memberi sambutan dalam pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support for Nurse di Aula Stikes Buleleng, Rabu (26/04). Menjawab tantangan MEA, pihaknya berharap mahasiswa khususnya keperawatan dapat mengembangkan budaya mutu dengan menyeimbangkan antara

teori dan praktek. Para peserta hendaknya tanggap dan merasa terpanggil dengan fenomena atau gejala yang terjadi di lembaga rumah sakit, puskesmas, klinik dan pelayanan kesehatan lainnya. Dengan pelatihan tersebut, diharapkan nantinya perawat satu pemahaman dengan dokter yang telah mengikuti pelatihan Advance Cardiac Life Support and Advance Trauma Life Support dalam menanggulangi penderita gawat darurat. “Ini merupakan salah satu program dalam meningkatkan budaya mutu dari segi pengetahuan, dan mahasiswa yang telah memiliki sertifikat BTCLS dianggap lebih mampu dalam penanggulangan kegawatdaruratan jantung dan trauma,” imbuhnya. Ada empat tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan BTCLS tersebut di antaranya, Keselamatan Masyarakat (Safe Community), ketrampilan dalam memotivasi untuk hidup (Life Support Skill), kepemimpinan dan memangun mental (Leadership and Mental Building), dan ketrampilan dalam managemen bencana (Disaster Manajemen Skill). Kegiatan ini sekaligus dapat membekali petugas kesehatan yang penuh tantangan, ujian, serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dalam pelatihan tersebut, menyasar mahasiswa semester 8 S1 Keperawatan dan beberapa tenaga medis dari Rumah Sakit di Buleleng. Kegiatan yang diikuti 112 peserta itu menghadirkan trainer khusus dari 118 Jakarta. “Adanya 14 Orang trainer dengan Ketua Bapak Irawan dari 118 dan beberapa trainer dari kampus kita,” imbuhnya. (Wiwin Meliana)

Peserta pelatihan BTCLS di Stikes Buleleng

Air Terjun Cinta, Objek Wisata dengan Konsep Alami Tidak hanya pantai, pesona Bali Utara juga menawarkan berbagai keindahan bagi para pecinta alam. Salah satunya keindahan air terjun yang wajib dikunjungi ketika melancong ke Buleleng. Jika pada umumnya air terjun dikunjungi untuk menikmati keindahannya, namun beda halnya dengan air terjun cinta. Destinasi wisata air terjun alami yang letaknya di kawasan Banjar Adat Asah Panji Desa Wanagiri Kecamatan Sukasada Buleleng ini memang dikelola secara apik oleh kelompok masyarakat setempat dengan memanfaatkan lahan produktif kopi arabika. Air terjun yang lokasinya tidak jauh dari wisata selfie Hiden Hill Desa Wanagiri ini berada di areal kebun kopi milik salah seorang warga. Bagi anda pecinta foto selfie sepertinya wajib datang ke air terjun Cinta, sebab pengunjung ditawarkan spot foto menarik dan unik berbentuk sarang burung raksasa dan anjungan berupa kupu – kupu serta dek berbentuk jantung. Disebut air terjun cinta karena pertemuan antara terjunan air dari sisi kanan dan kiri hingga membentuk jantung. Didukung dengan akses jalan yang mudah dilalui untuk menuju lokasi wisata ini, cukup menarik perhatian pengunjung baik wisatawan domestik hingga mancanegara tidak terkecuali masyarakat Buleleng yang didominasi para remaja. Koordinator Objek Wisata Air Terjun Cinta I Ketut Ardika Yasa, A.Md. Kom., mengatakan ide untuk menata air terjun muncul dari tingkat kunjungan objek wisata Hiden

Salah satu spot foto di air terjun cinta

Hill yang telah berjalan satu setengah tahun. Menurutnya, objek yang juga dikelola oleh pihaknya mendapat respon yang sangat luar biasa oleh masyarakat sehingga pihaknya ingin mengembangkan potensi yang ada. “Merupakan pengembangan dari objek wisata Wanagiri Hiden Hill di Desa Wanagiri yang juga dikelola olehnya bersama dengan kelompok yang sudah lebih dulu terkenal dari 2016 dan sudah ramai dikunjungi,” jelasnya. Pria yang akan disapa Dika ini mengaku, jika dalam mengembangkan objek wisata tersebut mengedepankan konsep alami dengan memanfaatkan benda-benda yang ada disekitar. Untuk membuat sarang burung raksasa, ia menggunakan akar pohon kopi dan bambu

berukuran kecil, dan besi penyangga untuk menjaga keamanan. “Intinya kami ingin mengembangkan objek wisata ini tanpa harus merusak lingkungan sekitar,” imbuhnya. Objek wisata yang baru diperkenalkan dari satu bulan lalu ini dibuka mulai pukul 07.00 hingga 19.00 wita. Dengan tiket masuk Rp 15.000 per orang masyarakat atau wisatawan yang berkunjung sudah bisa menikmati sejumlah wahana di areal tersebut. Bahkan pengunjung juga ditawarkan jasa foto oleh seorang fotografer handal yang melayani cetak langsung jadi dengan bingkai. Ardika Yasa mengungkapkan kedepan pihaknya akan menata lebih lanjut untuk kenyamanan pengunjung baik infrastuktur jalan menuju air terjun dan perawatan properti

yang menjadi incaran pengunjung. “Sudah kami siapkan petugas yang melakukan perawatan terhadap fasilitas yang ada, dan kami juga selalu menghimbau para pengunjung lewat sebuah tulisan agar tidak berpose ekstrim yang membahayakan diri,” tandasnya. Sementara itu menurit Putu Dwi Lestari Negari salah seorang pengunjung dari Banjar Jawa Buleleng ini mengatakan, sengaja memilih berlibur ke sana karena tidak ingin ketinggalan wisata kekinian yang sedang hits di media sosial. “Jadi saya ke sini karena penasaran berkunjung ke air terjun cinta dan juga selain air terjun cinta ada juga yang namanya di sebut sarang burung lumayanlah naik diatas bikin spot jantung,” ungkapnya. (Wiwin Meliana)

Dara

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

Belantika musik Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi pe­ nikmat dan juga pelakunya. Semakin banyaknya penikmat musik Bali, begitu juga semakin banyak yang ingin terjun meramai­ kan persaingan dibelan­ tika musik Bali. Salah satu grup band penda­ tang baru asal Buleleng juga siap memberi warna dalam belan­ tika musik Bali. Ialah Ramoness Band hadir melalui album pertama yang siap dirilis dalam waktu dekat.

T

erbilang band yang masih sangat muda, Ramnoness telah cukup matang mempersiapkan diri untuk terjun dalam dunia musik. Ini terlihat, grup band yang terbentuk sejak 02 April 2017 ini, kini sedang merampungkan album perdana yang diberi title “Pejalan Tresna”. Ramoness sendiri diperkuat Riko (guitar/vokal), Arif (guitar rithem/lead guitar), Dika (bass) dan Edi (drum). Sebelum mengusung nama

9

“Kalo bongkar pasang dan gonta-ganti nama dalam sebuah grup band itu sudah biasa. Seperti halnya kita juga berubah dari Bali Scoutline menjadi Ramoness. Hal itu tak lepas dari keinginan kita untuk mencari sebuah jati diri dan nyaman dalam berkarya,”

Ramon e ss B an d

Mencari Jati Diri

Ramoness, Riko dan kawankawan memakai nama Bali Scoutline dengan genre funk rock. Namun dengan berbagai pertimbangan akhirnya Riko dan kawan-kawan mengganti nama bandnya menjadi Ramoness dan memilih genre pop rock. “Kalo

bongkar pasang dan gonta-ganti nama dalam sebuah grup band itu sudah biasa. Seperti halnya kita juga berubah dari Bali Scoutline menjadi Ramoness. Hal itu tak lepas dari keinginan kita untuk mencari sebuah jati diri dan nyaman dalam

berkarya,” ujar Riko selaku vokalis Ramoness band saat dihubungi belum lama ini. Beberapa lagu sudah dirampungkan Ramoness Band. Sebagai perkenalan, menurut rencana Ramoness Band akan merilis single unggulan untuk

albumnya dalam waktu dekat. “Dalam waktu dekat ini kita mau rilis single unggulan kita di album perdana. Hitung-hitung sebagai perkenalan band kita dibelantika musik Bali,” tandasnya. Sebagai grup band pendatang baru, Ramoness Band berharap mampu menghadirkan karya yang berbeda dan tentunya dengan harapan bisa diterima oleh pencinta musik Bali dimana pun berada. “Yang menjadi harapan terpenting kita ialah bagaimana kita bisa menghasilkan karya yang berbeda dan itu bisa diterima dengan baik di pasaran. Kita juga sangat mohon dukungannya agar kita bisa terus berkarya dan segera bisa merilis album perdana kita,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Miracle Denpasar Gelar Talk Show di Hari Kartini

Kartini adalah salah satu pahlawan wanita Indonesia yang cerdas dan mampu menjadi inspirasi banyak wanita. Mengenang perjuangan Kartini, selain seluruh karyawan me­ ngenakan kebaya dan kain ala Kartini,Miracle Aesthetic Clinic Denpasar juga menggelar talk show bertemakan “Unvell The Kartini Within You” di lobi Miracle Aesthetic Clinic Denpasar, Jumat (21/4). Dalam acara yang dihadiri para wanita Bali dari berbagai profesi tersebut. Miracle Aesthe_ tic Clinic Denpasar mengundang Sri Sumahardani GP, S.E., M.M., Perempuan Inspiratif Tokoh Bali 2016, public speaker dan seorang penulis untuk berbicara tentang Kartini Modern. Sri menegaskan wanita harus

mampu menularkan kesuksesannya, bisa melayani dengan baik. Jika ia seorang pengusaha kepada siapa saja dan wanita mesti berenergi. Pada kesempatan tersebut tampil

pula dr. Dewi Tini yang memberikan tips untuk perawatan wajah sesuai dengan jenis kulit. Manager Miracle Aesthetic Clinic Denpasar, Upiek Rustiah

mengatakan harapannya sebagai Kartini masa kini wanita Indonesia, utamanya yang ada di Bali, hendaknya mampu memberikan nilai-nilai positif dan bermanfaat

bagi orang-orang sekelilingnya. “Cantik dan cerdas saja ternyata tidak cukup, jika tidak memberi manfaat untuk orang lain, sebagaimana campaign terbaru Miracle Aesthetic Clinic Denpasar yakni “Unvell Your Masterpiece”,” tegas Upiek. Masih serangkaian dengan hari Kartini tahun ini, Miracle Aesthetic Clinic Denpasar juga menyelenggarakan Pop Up Shop yang memajang kain batik, ke­ baya hingga aksesoris, bekerjasama dengan Komunitas Cinta Berkain Provinsi Bali (KCBI) selama 4 (empat) hari di areal lobi Miracle Aethetic Clinic Denpasar. (Sri Ardhini)


10

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Kreasi

Bastian “Goyang” Sisma Hati cowok ganteng bernama Bastian Steel ini sedang terluka. Orang yang selama ini dicintainya telah membohongi dan menghianatinya. Ia terpuruk, putus asa dan merasa berada di titik paling terendah dalam hidupnya. Itulah ilustrasi single terbarunya “Lelah” yang membuat para siswi SMAN 7 Denpasar histeris menyambut cowok keren ini.

B

astian yang akrab disapa Babas ini, Jumat (28/4) melakukan syuting acara Dahsyat di SMAN 7 (Sisma) Denpasar . Panas yang menyengat tak melunturkan semangatnya “menggoyang” siswa-siswi Sisma dengan dua single terbarunya, “Juara di Hati” dan “Lelah”. Dipandu duet

Gek Mirah

mengatakan terinspirasi dari style bermusik serta aksi panggungnya Bruno Mars. “Kalau nyanyi kan seruan kalau bergaya joged-joged gitu. Ya, natural aja keluar gayanya,” ucapnya kocak. Mantan personil Coboy Junior (CJR) ini mengaku tak masalah jika embel-embel CJR masih melekat pada dirinya. “Tapi sekarang t ne aku memang tidak pernah / h tk bawa-bawa nama Coboy host “gila” Cherly Juno dan Robby Junior lagi, meyakinkan bahwa aku sudah sendiri,” Purba, siang itu makin memanas. Single “Lelah” merupakan ucapnya. Meski demikian, single kedua dari tujuh rencana lagu yang akan dirilisnya. Single ini dirilis hubungan pertemanan di akhir tahun 2016 dan merupakan di antara para personil karya pertama Babas setelah ia CJR baik-baik dan lancargenap berusia 17 tahun pada 21 lancar saja. “Kami masih September 2016. “Konsepnya berteman, seniman muda tidak langsung album, memang lagu yang berkarier. Untuk saat ini mereka juga jalan per lagu,” ucapnya. Dengan gaya khasnya yang masing-masing, belum ada energik, pemilik nama lengkap kepikiran untuk featuringBastian Bintang Simbolon ini featuring,” ujar Babas yang

kemana-mana selalu dikawal mamanya, Monalisa James Simbolon. Babas yang baru lulus SMA ini berkeinginan meneruskan kuliahnya mengambil Jurusan Perfilman. “Tapi masih belum tahu juga nih mau masuk kemana, soalnya Papa pen-

Cerdas Menyiasati Waktu

Tak bisa ikut lomba menyanyi pop solo Pekan Seni Remaja (PSR) Kota Denpasar atau tampil di urutan paling belakang dengan konsekuensi nilai dikurangi lantaran terlambat dialami Agung Mirah Prayoga. Gek Mirah –begitu dia akrab disapa– menceritakan ada pengalaman berharga yang dia dapat, di balik sukses yang diraihnya. Untuk ikut lomba, ia mempersiapkan diri hampir dua minggu. Latihan vokal maupun koreo dilakukan dengan mendatangkan pelatih ke rumahnya. Namun, gara-gara jalannya macet, ia terlambat sampai di tempat lomba di Wantilan Taman Budaya, Denpasar. “Saya bersyukur pada Tuhan masih diberikan kesempatan lomba. Apalagi dengan situasi dan kondisi saya saat lomba, saya ditetapkan juri menjadi juara kedua. Saya pun sangat berterima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung saya saat lomba,” ujarnya. Aktivitas menyanyi sudah digeluti Gek Mirah sejak duduk di bangku kelas VI SD Cipta Dharma, Denpasar. Berawal ikut salah seorang teman satu sekolahnya latihan vokal di sanggar musik dan vokal Cressendo, Sukawati, Gianyar. Selanjutnya mencoba ikut lomba dan di luar dugaan menjadi juara. ABG kelahiran Denpasar, 13 Juli 2003 ini akhirnya sering mendapat juara. Bahkan pernah membawa pulang tiga piala sekaligus, sebagai juara lomba lagu berbahasa Bali, Indonesia maupun Inggris. Prestasi lomba nyanyi yang diraihnya, makin memantapkan langkahnya untuk lebih berani ikut lomba yang lebih

bergengsi. Salah satunya lomba lagu pop Bali yang diadakan Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung. Hasilnya, lagi-lagi di luar dugaan, Mirah berhasil meraih juara pertama katagori anak-anak putri dan berhak memboyong piala bergilir Bupati Badung. Sukses yang diraih di ajang lomba menyanyi di Dinas Kebudayaan Badung, membukakan kesempatan Gek Mirah tampil di ajang Parade Lagu Pop Bali Pesta Kesenian Bali (PKB) Bali, duta Kabupaten Badung. “Saya tak henti-hentinya menyampaikan rasa syukur atas prestasi dan kesempatan yang diberikan Tuhan. Tanpa anugerah Tuhan saya tak akan jadi apa-apa. Terima kasih untuk orangorang terdekat yang telah mendukung saya,” ungkapnya. Saat tampil pertamakali di PKB Bali, Gek Mirah sebagai penyanyi pendukung, setahun kemudian dia tampil sebagai penyanyi solo anak-anak putri. Masih segar dalam ingatan Mirah saat itu dia menyanyikan lagu berjudul “Yening Tiang Kelih”. Kesempatan demi kesempatan buat Mirah kian terbuka. Dia pun kembali bergabung dengan Pemkab Badung dan tampil di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, pada Parade Lagu Pop Daerah tingkat nasional. Persiapan yang memakan waktu cukup lama, memberikan pelajaran pada Mirah, jika tidak akan ada prestasi yang didapat dengan instan. Sempat gagal ketika ikut lomba nyanyi FLS2N tingkat Kota Denpasar, tak membuatnya kecewa. Justru dia bangkit dan belajar dari kekurangannya. Akhirnya kesempatan yang ditungguitunggu pun datang. Putri dari I Made

Astra Prayoga-Ida Ayu Agung Ekasriadi mendapat kesempatan bergabung dengan vokal grup SMPN 3 Denpasar dan beberapakali menjadi juara. Ia dipercaya sekolahnya, SMPN 3 Denpasar ikut ajang PSR. Sadar akan ketatnya persaingan, Gek Mirah pun berpacu dengan waktu untuk bisa latihan dengan baik. Hasilnya, ia meraih juara 2. Walaupun ada sepenggal kisah sedih, yang membuatnya sempat menangis di tengah kemacetan kota Denpasar. Mirah berharap kisah sedihnya ini dapat menginspirasi temantemannya, agar cerdas menyiasati waktu. Terutama situasi macet yang akhirakhir ini sering terjadi di Kota Denpasar. Mirah menambahkan entah dari mana kekuatan itu datang, dia bisa menyanyi dengan tenang, suara yang enak didengar serta koreo yang apik. Meskipun sempat bermasalah, namun ada keyakinan dia dapat juara. Namun, tidak tahu berada di posisi berapa. “Sampai kapan pun saya tetap ingat peristiwa yang menyedihkan ini. Saya berharap tak akan terulang kembali. Terima kasih lagu “Bali Sutrepti” dan “Burung Camar”, yang telah mengantarkan saya jadi juara,” ujar Gek Mirah. (Ngurah Budi)

gen aku ngambil hukum,” akunya. Sementara ini harapannya ke depan ingin merilis lagu baru lagi. “Doain sukses ya dan dengerin lagu ‘Lelah’ terus,” celetuknya. Yang paling prinsip bagi Babas adalah dalam tiap langkahnya, di hatinya selalu ada moto 2B, berdoa (bersyukur) dan berusaha (pantang menyerah, semangat). “2 B itu sudah melengkapi semuanya,” ucap Babas yang mengaku saat ini masih belum ada yang mengisi hatinya. Mungkin Babas “Lelah”. (Inten Indrawati)

Style

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

15

Pesona Modern dan Etnik Berinovasi dan tunjukkan tren di dunia fashion dengan kain tradisional. Ini yang dilakukan desainer muda berbakat asal Sukawati, Gianyar . I Kadek Dode Moneko, saat menjadi Finalis Young Fashion Designer Competition 2017, Indonesia Fashion Week (IFW) di Jakarta belum lama ini.

D

i panggung IFW tahun ini, anak muda yang biasa dipanggil Moneko ini menggarap busana ready to wear untuk para wanita modern dengan mengangkat pesona kain bebali atau bali yakni poleng, yang inspirasinya diambil dari Tarian Baris Gede, Selain itu mahasiswa Fashion Designer, ISI Denpasar yang memiliki sederet prestasi ini juga mengutak-atik ke­indahan bahan tradisional endek sebagai koleksi busana ready to wer yang bernuansa etnik dan keren bagi laki-laki. Dari jejeran karyanya, selain ka­rena keindahan motifnya yang semakin beragam, rupanya sebagai seorang desainer, Moneko juga memiliki kepedulian dalam pelestarian dan pengembangan endek. Ini ber­ arti, ia ikut mendukung keber­ adaan dan menghargai proses pengerja­a n yang dilakukan pengrajin. Berikut beberapa karya dari Moneko yang berbahan tenun lokal. (Sri Ardhini)


14

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Gaya Rambut Wanita Aktif dan Energik

Model bob

B

agi Anda wanita karier yang ak­ tif berikut ada beberapa pilihan gaya rambut yang bisa di­pilih. Gaya ini akan membuat Anda terlihat lebih sim­ pel namun, tetap energik. Penata rambut dari Salon Rudy Bali, Anik Purwaningsih, memberikan dua pilihan. Pilihan pertama, rambut pendek model bob. Gaya rambut ini sangat simpel dan bagi wanita karier yang penuh dengan kesibukan padat, dengan gaya rambut ini, tak banyak meng­

habiskan waktu untuk menatanya. “Dengan model rambut bob, tak ribet kalau mau keramas, rambut

Model layer

bisa cepat kering. Untuk me­ natanya hanya perlu sisir blow pada bagian bawahnya,” ujarnya memberi tips. Sebenarnya, kata Anik, gaya rambut ini cocok untuk wanita berbentuk wajah oval. Namun, untuk saat ini, rasa percaya diri (pede) juga memegang peranan. “Banyak orang memilih model rambut bob, walaupun bentuk wajahnya tidak oval. Tergantung dari si pemakainya, kalau pede tetap saja terlihat cocok,” kata Anik yang ditemui Tokoh di Salon Rudy Hotel Neo Denpasar ini. Anik mengatakan, model rambut bob cocoknya untuk tekstur rambut sedikit mengem­ bang. “Rambut dengan tekstur lurus hasilnya kurang bagus untuk model bob, akan terlihat sedikit kaku,” kata Anik. Ia menambahkan, kalau ingin lebih mewah, model rambut bob bisa diberi warna yakni cokelat brown atau cokelat caramel. Pilihan model rambut kedua wanita aktif, bagi yang suka rambut panjang, model layer juga dapat dijadikan pilihan. Saat menata rambut juga tidak

terlalu sulit, cukup rapikan den­ gan tangan. Anik menyarankan, untuk bagian poni sebaiknya

Jelita menggunakan rol rambut se­ hingga terlihat lebih bervolume. Untuk merapikan rambut agar tahan lama dalam beraktivitas seharian, dapat menambahkan hair spray. Ia mengatakan, model ram­ but layer cocoknya untuk tekstur rambut bergelombang. Semn­ etara, rambut lurus akan terlihat kurang alami. Bagaimana Anda tertarik mencobanya. Selamat berekspresi. (Wirati Astiti)

Bugar Siloam Hospitals secara resmi meluncurkan logo baru BIMC Nusa Dua. Direktur BIMC Nusa Dua, Dr. I.A. Made Ratih Komala Dewi, MMR menjelaskan, dengan menampilkan wajah baru, kedepannya diharapkan salah satu unit Siloam ini semakin dekat dengan masyarakat lokal. “Misi rumah sakit kami (BIMC Nusa Dua) yaitu memberikan pelayanan dengan kualitas internasional yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Bali, tak terkecuali bagi mereka yang tinggal di pelosok,” ujarnya.

S

ebagaimana diketahui, sejak dibuka pada Mei 2012, tercatat pasien BIMC Nusa Dua didominasi oleh wisatawan asing. “Kira-kira mencapai 70 persen, pasien kami wisatawan asing

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

11

Wajah Baru BIMC Nusa Dua

yang sedang berkunjung ke Bali. Tingginya kepercayaan inilah yang menjadi motivasi untuk dapat memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat Bali dengan harga yang terjangkau,” lanjut Dr. Ratih. Senada dengan harapan serta misi yang dijalankan BIMC, mewakili Siloam Group, Direktur Network, Reach and Development Siloam Hospitals Head Office, Kamaljeet Singh Gill menyampaikan dukungannya. “Dalam dua tahun ke depan, BIMC Nusa Dua menargetkan setidaknya 40% pasien berasal dari masyarakat lokal. Bahkan, kini BIMC Nusa Dua membuka poliklinik dengan harga yang lebih terjangkau. Kami memberikan

Dr. Ratih

apresiasi untuk perwajahan baru ini, dan akan terus mendukung agar kualitas pelayanannya tetap berstandar internasional,” demikian ujarnya dalam rilis yang dikeluarkan. BIMC Nusa Dua beroperasi selama 24 jam, sementara polikliniknya memiliki sejumlah fasilitas pendukung seperti: lMenerima pasien umum, pemegang KTP, KITAS/KITAP, serta pemegang asuransi lokal lJadwal praktik Senin sampai Sabtu l Sejumlah spesialis sudah bergabung diantaranya Spesialis penyakit dalam, Spesialis anak, Spesialis anetesi nyeri, Spesialis kandungan, Spesialis jantung, Spesialis THT, Spesialis saraf, Spesialis bedah umum, Spesialis bedah ortopedi, dan Spesialis bedah onkologi. Momen re-branding ini juga menjadi perayaan atas pencapaian BIMC Nusa Dua, yang meraih status akreditasi nasional PARIPURNA dari KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit) pada Maret 2017. Sebelumnya di tahun 2014 BIMC pun telah mengantongi akreditasi internasional dari ACHSI

(­ Australian Council on Healthcare Standard). “Sebagai bentuk per­ kenalan kembali, kami mengadakan acara open house pada 28-29 April dan 5-6 Mei mendatang, yang diperuntukan bagi masyarakat Bali. Silahkan berkunjung ke BIMC Nusa Dua untuk mendapatkan ­informasi layanan dan fasilitas kami,” tutup Dr. Ratih. Mengenai Siloam Hospitals Group Siloam Hospitals Group (Siloam Hospitals) merupakan penyedia layanan kesehatan yang progresif dan inovatif, yang menjadi standard kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Demi memenuhi

permintaan pelayanan medis kelas dunia bagi lapisan kelas menengah yang tengah berkembang di Indonesia seperti permintaan dari pengenalan rencana kesehatan nasional, Siloam terus berkembang dan mengalami peningkatan pesat, dengan menambah jumlah rumah sakit serta perluasan laya­ nan. ­Siloam memiliki Unit Gawat Darurat yang komprehensif serta mampu menangani kasus otak, jantung dan kecelakaan. Dedikasi per­ usahaan dalam industri kesehat­an Indonesia diakui secara lokal dan internasional. Ke depannya, ­Siloam berusaha terus memastikan kepuasan pasien dan memperluas jangkauan jaringannya.

Informasi media & marketing BIMC Siloam Nusa Dua: Fransiska W. Marketing Communication Depthead Mobile: 08159770815 Email: siska@bimcbali.com


Kuliner Resep ala Dapur Eka Nikmatnya Saduran Salad Khas Karangasem 12

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Bukan hanya makanan barat mengenal makanan pembuka atau salad. Dalam masakan khas Bali, ada juga salad. Hanya, dimakan tidak terpisah, dan sebagai peneman nasi putih. Salah satu salad yang perlu Anda coba, adalah saduran. Makanan khas Karangasem ini sangat enak dan lezat. Tokoh sudah mencobanya, saat gathering Indonesian Chef Association (ICA) Bali, di Taman Den Bukit, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

S

aduran terdiri dari bahan, terong bulat kecil, bawang merah, tomat, cabai rawit, terasi, dan garam. Cara membuatnya sangat sederhana. Pertama, terong

Enaknya menikmati Saduran di tengah udara dingin Desa Pancasari, Buleleng.

Kebun stroberi

bulat dan tomat dipotong kecilkecil. Kemudian bawang merah dan cabai rawit diiris tipis. Campur semua bahan, diberi tambahan garam dan terasi bakar. Aduk rata sampai semua bahan tercampur

rata. Terakhir beri perasan air jeruk lemo. Saduran siap dinikmati. Menurut ketua ICA BPC Bali Utara, Ketut Tangkas Adnyana, ia sengaja memilih menu salad ini karena sangat cocok dinikmati di

daerah yang memiliki cuaca yang dingin seperti di Desa Pancasari. Ia mengatakan, menu yang disajikan saat pertemuan para praktisi, penekun, dan penikmat kuliner ini aneka menu. “Kami juga menyajikan menu bakar, makanan khas Bali, dan masakan Indonesia,” kata lelaki yang memiliki restoran dengan nama Le Jaenzan ini. Executive chef Taman sari Restoran Pemuteran ini, juga menyajikan be mujair menyatnyat, dan membuat satu jenis sup yang sederhana. “Sebenarnya ini sayur asem tapi saya tambahkan bakso seafood, jadi terlihat

Ketua ICA Bali, Hendra Mahena (kiri) menyerahkan penghargaan kepada tuan rumah gathering ICA BPC Bali Utara, Ketut Tangkas (kanan) yang disaksikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna

Pertemuan rutin Indonesian Chef Association (ICA) Bali, menjadi sangat istimewa di bulan April. Ini pertamakalinya, ICA BPC Bali Utara sebagai tuan rumah dan acara dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Ir. Nyoman Sutrisna, M.M. dan beberapa tokoh dari Desa Pancasari. Acara gathering, selain diisi ajang silaturahmi para chef dan supplier, juga ada diskusi dengan para petani di kebun stroberi. Nyoman Sutrisna dalam sambutannya menyambut baik diselenggarakannya acara gathering ICA Bali ini. Ia menegaskan, Kabupaten Buleleng memiliki peluang destinasi pariwisata di Bali karena kekayaan pertanian dan perkebunan. Karena itu, ia berharap, pertemuan para chef dan petani kali ini dapat menjadi ajang kerja sama dalam berbagai segi, seperti, para petani bisa belajar bagaimana mengolah produksi pertanian yang berlebihan, dan

para chef bisa memberikan informasi produk apa yang diminati hotel. Salah seorang petani, Putu Indra mengatakan, masalah yang sedang dihadapi petani Desa Pancasari adalah penyakit karena hujan es. “Tanaman yang kena hujan es, langsung mati. Kondisi ini sudah terjadi sejak Desember lalu saat banjir melanda desa ini,” ujarnya

Putu Indra dan Nyoman Mara

Bahan : 1 buah : alpukat – dipotong dadu ukuran 1cm x 1cm x 1cm 10 buah tomat ceri – belah dua

1/3 batang keju chedar – dipotong dadu – bila suka Bumbu dressing/saus :

2 sdm : olive oil 1 buah : jeruk lemon – peras airnya, parut kulitnya ½ sdm : vinegar 2 sdm : madu 1 sdt : gula pasir 1 sdt : oregano Merica putih bubuk secukupnya Aduk seluruh bahan dressing/ saus Cara menghidangkan : Letakkan potongan alpukat, tomat ceri dan keju pada piring/ mangkok hiding, siramkan dressing/saus secukupnya di atasnya. Siap dihidangkan. (Sri Ardhini)

lebih mewah,” kata Tangkas. Ia mengatakan, rasanya sebagian besar ibu rumah tangga pasti bisa membuat sayur asem. Sayur ini sangat enak jika dimakan pada saat hangat. Apalagi, di cuaca dingin. Untuk bahan, ia memakai sayuran bayam, kacang panjang, dan jagung. Agar lebih spesial, ia tambahkan bakso seafood. (Wirati Astiti)

Diskusi dengan Petani di hadapan para chef dan supplier saat meninjau kebun stoberi. Biasanya, kata dia, hasil panen 100 kilo gram per dua hari. Pasca banjir, hanya 10 kilo gram per dua hari. Kondisi ini membuat harga menjadi gonjang-ganjing. Saat ini mereka sedang menunggu proses perbaikan. “Untuk proses perbaikan memerlukan waktu 6 bulan,” imbuh Nyoman Mara. Ia mengatakan, untuk kondisi bulan April ini, kondisi pemulihan masih 50 persen. “Sekitar Bulan Juli dan Agustus perbaikan lahan baru normal kembali,” ucapnya. Saat ini, kata Nyoman Mara, ada program pemerintah dengan penanaman cabai kecil dengan material dibantu pemerintah. Satu kelompok memiliki lahan 5 hektar. Namun, tak semua anggota kelompok bisa ikut berpartisipasi dalam program ini. “Ada beberapa lahan anggota yang sudah ditanami stroberi sehingga mereka tidak ikut program menanam cabai ini,” kata Nyoman Mara. Sementara, petani lainnya, Wayan Kariada mengatakan saat

Salad Alpukat dan Tomat

TUMIS DAUN PEPAYA PEDAS Sarwan Bahan: 200 gr : daun papaya 2 sdm : minyak goreng 11 buah : cabe rawit 2 lembar : daun salam 1 ruas : jari lengkuas, memarkan 100 ml : air 100 gr : ikan teri medan goreng Garam, gula dan kaldu bubuk secukupnya

Diskusi dengan petani

produksi pertanian berlimpah mereka kadang merasa rugi. Dengan daya tahan hasil panen yang mudah rusak, sementara di satu sisi produksi berlimpah membuat produksi mereka harus terbuang. Ketua ICA Bali, Hendra Mahena mengatakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan para petani ketika produksi berlimpah. “Petani bisa membuat saus tomat atau saus cabai. Bisa juga membuat cabai kering. Para petani bisa mengundang para chef untuk memberikan pelatihan membuat hasil olahan

pertanian. Petani bisa membuat proposal dan mengajukan ke Bupati Buleleng agar dibantu alat-alat. Para chef juga bisa membantu pemasarannya ke hotel,” ujar Executive Chef Bali National Golf Nusa Dua ini, yang dilantik sebagai Ketua ICA Bali, 18 Maret lalu. Selain berdiskusi dengan petani, rombongan juga diberi kesempatan memetik stroberi sendiri dan memakannya langsung. Acara ditutup dengan pasar murah produksi pertanian yang diserbu peserta gathering. (Wirati Astiti)

Anggota ICA Bali

Bumbu halus : 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 3 butir : kemiri sangrai 1 ruas : kunyit bakar 3 buah : cabe merah besar

Roti Isi Sosis Bahan : Roti tawar kupas – tanpa kulit 2 butir : telur – dikocok Tepung panir/tepung roti secukupnya Bahan isi : Sosis Cara membuat roti isi sosis: - Letakkan selembar roti pada tatakan kayu, letakkan sosis

Cara Membuat : Rebus daun pepaya muda sampai matang lalu peras, keluarkan airnya, potong-potong. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum, masukkan

75 gr : bawang bombai cincang 2 siung : bawang putih cincang halus ½ sdm : tepung terigu 150 ml : susu cair

lengkuas, daun salam, tambahkan air, gula, kaldu bubuk juga cabe rawit, aduk, lalu masukkan irisan daun pepaya dan ikan teri medan, masak hingga matang, angkat. Sajikan. 1 sdm : minyak goreng 2 sdm : keju parut buat taburan Cara Membuat : - Sisakan 50 gr jagung parutnya buat taburan bersama keju parut. Tumis bawang bombai cincang dan bawang putih hingga harum. Sisihkan di pinggirian wajan, lalu masukkan tepung terigu, aduk cepat. - Masukkan susu cair sedikit demi sedikit sambil terus diaduk merata lalu masukkan bawang bombai tumis. Setelah susu mendidih, angkat, lalu masukan sisa serutan jagung manis dan cincangan brokoli, telur dan sebagian keju, aduk rata, lalu tuang dalam kap atau gelas tahan panas, atasnya taburi dengan taburan keju parut dan jagung parut. Panggang dalam oven 1800 C, hingga masak (kurang lebih selama 15 menit atau 20 menit) atau kukus dalam dandang, matang, sajikan.

13

di bagian tengah roti, lalu gulung dan kepalkan dengan keras hingga padat. Masingmasing celupkan ke dalam kocokan telur, gulingkan di atas tepung panir/tepung roti, goreng dengan minyak panas hingga warna kecokelatan. Siap disajikan. - Kedua roti isi diatas akan lebih enak jika dinikmati dengan salad alpukat dan tomat.

Roti Isi Sayuran Bahan : Roti tawar kupas - tanpa kulit 2 butir : telur-dikocok Tepung panir/tepung roti secukupnya

Bahan isi : 2 buah : wortel - potong kecilkecil sekitar 2mm x 2mm x 2mm 2 buah : kentang-potong kecilkecil sekitar 2mm x 2mm x 2mm Bumbu : 3 siung : bawang putih - digeprak kemudian dipotong kecil-kecil ½ bagian : bawang Bombay dipotong kotak-kotak kecil ½ sdt : merica putih bubuk Garam secukupnya Gula pasir secukupnya Tepung maizena secukupnya diencerkan dengan ½ gelas air Cara membuat isi : Tumis bawang putih, bawang

Kaserol Jagung Bahan: 250 gr : jagung manis serut 15 gr : brokoli potong kecil atau cincang kecil 2 butir : telur kocok lepas rata

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Bombay hingga harum, masukkan potongan wortel dan kentang, aduk rata, tambahkan air sekitar 2 gelas, masak sekitar 15 menit (hingga kentang lembut). Tambahkan bubuk merica putih, garam dan gula, aduk rata, lalu tambahkan cairan tepung maizena, aduk rata hingga mengental, matikan api. Tunggu adonan isi hingga dingin. Cara membuat roti isi : - Letakkan selembar roti pada tatakan kayu, tambahkan isi hingga rata. Tumpukkan selembar roti di atasnya. Potong diagonal menjadi 4 bagian. - Masing-masing celupkan ke dalam kocokan telur, gulingkan diatas tepung panir/tepung roti, goreng dengan minyak panas hingga warna kecokelatan. Siap disajikan.


Kuliner Resep ala Dapur Eka Nikmatnya Saduran Salad Khas Karangasem 12

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Bukan hanya makanan barat mengenal makanan pembuka atau salad. Dalam masakan khas Bali, ada juga salad. Hanya, dimakan tidak terpisah, dan sebagai peneman nasi putih. Salah satu salad yang perlu Anda coba, adalah saduran. Makanan khas Karangasem ini sangat enak dan lezat. Tokoh sudah mencobanya, saat gathering Indonesian Chef Association (ICA) Bali, di Taman Den Bukit, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

S

aduran terdiri dari bahan, terong bulat kecil, bawang merah, tomat, cabai rawit, terasi, dan garam. Cara membuatnya sangat sederhana. Pertama, terong

Enaknya menikmati Saduran di tengah udara dingin Desa Pancasari, Buleleng.

Kebun stroberi

bulat dan tomat dipotong kecilkecil. Kemudian bawang merah dan cabai rawit diiris tipis. Campur semua bahan, diberi tambahan garam dan terasi bakar. Aduk rata sampai semua bahan tercampur

rata. Terakhir beri perasan air jeruk lemo. Saduran siap dinikmati. Menurut ketua ICA BPC Bali Utara, Ketut Tangkas Adnyana, ia sengaja memilih menu salad ini karena sangat cocok dinikmati di

daerah yang memiliki cuaca yang dingin seperti di Desa Pancasari. Ia mengatakan, menu yang disajikan saat pertemuan para praktisi, penekun, dan penikmat kuliner ini aneka menu. “Kami juga menyajikan menu bakar, makanan khas Bali, dan masakan Indonesia,” kata lelaki yang memiliki restoran dengan nama Le Jaenzan ini. Executive chef Taman sari Restoran Pemuteran ini, juga menyajikan be mujair menyatnyat, dan membuat satu jenis sup yang sederhana. “Sebenarnya ini sayur asem tapi saya tambahkan bakso seafood, jadi terlihat

Ketua ICA Bali, Hendra Mahena (kiri) menyerahkan penghargaan kepada tuan rumah gathering ICA BPC Bali Utara, Ketut Tangkas (kanan) yang disaksikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna

Pertemuan rutin Indonesian Chef Association (ICA) Bali, menjadi sangat istimewa di bulan April. Ini pertamakalinya, ICA BPC Bali Utara sebagai tuan rumah dan acara dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Ir. Nyoman Sutrisna, M.M. dan beberapa tokoh dari Desa Pancasari. Acara gathering, selain diisi ajang silaturahmi para chef dan supplier, juga ada diskusi dengan para petani di kebun stroberi. Nyoman Sutrisna dalam sambutannya menyambut baik diselenggarakannya acara gathering ICA Bali ini. Ia menegaskan, Kabupaten Buleleng memiliki peluang destinasi pariwisata di Bali karena kekayaan pertanian dan perkebunan. Karena itu, ia berharap, pertemuan para chef dan petani kali ini dapat menjadi ajang kerja sama dalam berbagai segi, seperti, para petani bisa belajar bagaimana mengolah produksi pertanian yang berlebihan, dan

para chef bisa memberikan informasi produk apa yang diminati hotel. Salah seorang petani, Putu Indra mengatakan, masalah yang sedang dihadapi petani Desa Pancasari adalah penyakit karena hujan es. “Tanaman yang kena hujan es, langsung mati. Kondisi ini sudah terjadi sejak Desember lalu saat banjir melanda desa ini,” ujarnya

Putu Indra dan Nyoman Mara

Bahan : 1 buah : alpukat – dipotong dadu ukuran 1cm x 1cm x 1cm 10 buah tomat ceri – belah dua

1/3 batang keju chedar – dipotong dadu – bila suka Bumbu dressing/saus :

2 sdm : olive oil 1 buah : jeruk lemon – peras airnya, parut kulitnya ½ sdm : vinegar 2 sdm : madu 1 sdt : gula pasir 1 sdt : oregano Merica putih bubuk secukupnya Aduk seluruh bahan dressing/ saus Cara menghidangkan : Letakkan potongan alpukat, tomat ceri dan keju pada piring/ mangkok hiding, siramkan dressing/saus secukupnya di atasnya. Siap dihidangkan. (Sri Ardhini)

lebih mewah,” kata Tangkas. Ia mengatakan, rasanya sebagian besar ibu rumah tangga pasti bisa membuat sayur asem. Sayur ini sangat enak jika dimakan pada saat hangat. Apalagi, di cuaca dingin. Untuk bahan, ia memakai sayuran bayam, kacang panjang, dan jagung. Agar lebih spesial, ia tambahkan bakso seafood. (Wirati Astiti)

Diskusi dengan Petani di hadapan para chef dan supplier saat meninjau kebun stoberi. Biasanya, kata dia, hasil panen 100 kilo gram per dua hari. Pasca banjir, hanya 10 kilo gram per dua hari. Kondisi ini membuat harga menjadi gonjang-ganjing. Saat ini mereka sedang menunggu proses perbaikan. “Untuk proses perbaikan memerlukan waktu 6 bulan,” imbuh Nyoman Mara. Ia mengatakan, untuk kondisi bulan April ini, kondisi pemulihan masih 50 persen. “Sekitar Bulan Juli dan Agustus perbaikan lahan baru normal kembali,” ucapnya. Saat ini, kata Nyoman Mara, ada program pemerintah dengan penanaman cabai kecil dengan material dibantu pemerintah. Satu kelompok memiliki lahan 5 hektar. Namun, tak semua anggota kelompok bisa ikut berpartisipasi dalam program ini. “Ada beberapa lahan anggota yang sudah ditanami stroberi sehingga mereka tidak ikut program menanam cabai ini,” kata Nyoman Mara. Sementara, petani lainnya, Wayan Kariada mengatakan saat

Salad Alpukat dan Tomat

TUMIS DAUN PEPAYA PEDAS Sarwan Bahan: 200 gr : daun papaya 2 sdm : minyak goreng 11 buah : cabe rawit 2 lembar : daun salam 1 ruas : jari lengkuas, memarkan 100 ml : air 100 gr : ikan teri medan goreng Garam, gula dan kaldu bubuk secukupnya

Diskusi dengan petani

produksi pertanian berlimpah mereka kadang merasa rugi. Dengan daya tahan hasil panen yang mudah rusak, sementara di satu sisi produksi berlimpah membuat produksi mereka harus terbuang. Ketua ICA Bali, Hendra Mahena mengatakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan para petani ketika produksi berlimpah. “Petani bisa membuat saus tomat atau saus cabai. Bisa juga membuat cabai kering. Para petani bisa mengundang para chef untuk memberikan pelatihan membuat hasil olahan

pertanian. Petani bisa membuat proposal dan mengajukan ke Bupati Buleleng agar dibantu alat-alat. Para chef juga bisa membantu pemasarannya ke hotel,” ujar Executive Chef Bali National Golf Nusa Dua ini, yang dilantik sebagai Ketua ICA Bali, 18 Maret lalu. Selain berdiskusi dengan petani, rombongan juga diberi kesempatan memetik stroberi sendiri dan memakannya langsung. Acara ditutup dengan pasar murah produksi pertanian yang diserbu peserta gathering. (Wirati Astiti)

Anggota ICA Bali

Bumbu halus : 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 3 butir : kemiri sangrai 1 ruas : kunyit bakar 3 buah : cabe merah besar

Roti Isi Sosis Bahan : Roti tawar kupas – tanpa kulit 2 butir : telur – dikocok Tepung panir/tepung roti secukupnya Bahan isi : Sosis Cara membuat roti isi sosis: - Letakkan selembar roti pada tatakan kayu, letakkan sosis

Cara Membuat : Rebus daun pepaya muda sampai matang lalu peras, keluarkan airnya, potong-potong. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum, masukkan

75 gr : bawang bombai cincang 2 siung : bawang putih cincang halus ½ sdm : tepung terigu 150 ml : susu cair

lengkuas, daun salam, tambahkan air, gula, kaldu bubuk juga cabe rawit, aduk, lalu masukkan irisan daun pepaya dan ikan teri medan, masak hingga matang, angkat. Sajikan. 1 sdm : minyak goreng 2 sdm : keju parut buat taburan Cara Membuat : - Sisakan 50 gr jagung parutnya buat taburan bersama keju parut. Tumis bawang bombai cincang dan bawang putih hingga harum. Sisihkan di pinggirian wajan, lalu masukkan tepung terigu, aduk cepat. - Masukkan susu cair sedikit demi sedikit sambil terus diaduk merata lalu masukkan bawang bombai tumis. Setelah susu mendidih, angkat, lalu masukan sisa serutan jagung manis dan cincangan brokoli, telur dan sebagian keju, aduk rata, lalu tuang dalam kap atau gelas tahan panas, atasnya taburi dengan taburan keju parut dan jagung parut. Panggang dalam oven 1800 C, hingga masak (kurang lebih selama 15 menit atau 20 menit) atau kukus dalam dandang, matang, sajikan.

13

di bagian tengah roti, lalu gulung dan kepalkan dengan keras hingga padat. Masingmasing celupkan ke dalam kocokan telur, gulingkan di atas tepung panir/tepung roti, goreng dengan minyak panas hingga warna kecokelatan. Siap disajikan. - Kedua roti isi diatas akan lebih enak jika dinikmati dengan salad alpukat dan tomat.

Roti Isi Sayuran Bahan : Roti tawar kupas - tanpa kulit 2 butir : telur-dikocok Tepung panir/tepung roti secukupnya

Bahan isi : 2 buah : wortel - potong kecilkecil sekitar 2mm x 2mm x 2mm 2 buah : kentang-potong kecilkecil sekitar 2mm x 2mm x 2mm Bumbu : 3 siung : bawang putih - digeprak kemudian dipotong kecil-kecil ½ bagian : bawang Bombay dipotong kotak-kotak kecil ½ sdt : merica putih bubuk Garam secukupnya Gula pasir secukupnya Tepung maizena secukupnya diencerkan dengan ½ gelas air Cara membuat isi : Tumis bawang putih, bawang

Kaserol Jagung Bahan: 250 gr : jagung manis serut 15 gr : brokoli potong kecil atau cincang kecil 2 butir : telur kocok lepas rata

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Bombay hingga harum, masukkan potongan wortel dan kentang, aduk rata, tambahkan air sekitar 2 gelas, masak sekitar 15 menit (hingga kentang lembut). Tambahkan bubuk merica putih, garam dan gula, aduk rata, lalu tambahkan cairan tepung maizena, aduk rata hingga mengental, matikan api. Tunggu adonan isi hingga dingin. Cara membuat roti isi : - Letakkan selembar roti pada tatakan kayu, tambahkan isi hingga rata. Tumpukkan selembar roti di atasnya. Potong diagonal menjadi 4 bagian. - Masing-masing celupkan ke dalam kocokan telur, gulingkan diatas tepung panir/tepung roti, goreng dengan minyak panas hingga warna kecokelatan. Siap disajikan.


14

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Gaya Rambut Wanita Aktif dan Energik

Model bob

B

agi Anda wanita karier yang ak­ tif berikut ada beberapa pilihan gaya rambut yang bisa di­pilih. Gaya ini akan membuat Anda terlihat lebih sim­ pel namun, tetap energik. Penata rambut dari Salon Rudy Bali, Anik Purwaningsih, memberikan dua pilihan. Pilihan pertama, rambut pendek model bob. Gaya rambut ini sangat simpel dan bagi wanita karier yang penuh dengan kesibukan padat, dengan gaya rambut ini, tak banyak meng­

habiskan waktu untuk menatanya. “Dengan model rambut bob, tak ribet kalau mau keramas, rambut

Model layer

bisa cepat kering. Untuk me­ natanya hanya perlu sisir blow pada bagian bawahnya,” ujarnya memberi tips. Sebenarnya, kata Anik, gaya rambut ini cocok untuk wanita berbentuk wajah oval. Namun, untuk saat ini, rasa percaya diri (pede) juga memegang peranan. “Banyak orang memilih model rambut bob, walaupun bentuk wajahnya tidak oval. Tergantung dari si pemakainya, kalau pede tetap saja terlihat cocok,” kata Anik yang ditemui Tokoh di Salon Rudy Hotel Neo Denpasar ini. Anik mengatakan, model rambut bob cocoknya untuk tekstur rambut sedikit mengem­ bang. “Rambut dengan tekstur lurus hasilnya kurang bagus untuk model bob, akan terlihat sedikit kaku,” kata Anik. Ia menambahkan, kalau ingin lebih mewah, model rambut bob bisa diberi warna yakni cokelat brown atau cokelat caramel. Pilihan model rambut kedua wanita aktif, bagi yang suka rambut panjang, model layer juga dapat dijadikan pilihan. Saat menata rambut juga tidak

terlalu sulit, cukup rapikan den­ gan tangan. Anik menyarankan, untuk bagian poni sebaiknya

Jelita menggunakan rol rambut se­ hingga terlihat lebih bervolume. Untuk merapikan rambut agar tahan lama dalam beraktivitas seharian, dapat menambahkan hair spray. Ia mengatakan, model ram­ but layer cocoknya untuk tekstur rambut bergelombang. Semn­ etara, rambut lurus akan terlihat kurang alami. Bagaimana Anda tertarik mencobanya. Selamat berekspresi. (Wirati Astiti)

Bugar Siloam Hospitals secara resmi meluncurkan logo baru BIMC Nusa Dua. Direktur BIMC Nusa Dua, Dr. I.A. Made Ratih Komala Dewi, MMR menjelaskan, dengan menampilkan wajah baru, kedepannya diharapkan salah satu unit Siloam ini semakin dekat dengan masyarakat lokal. “Misi rumah sakit kami (BIMC Nusa Dua) yaitu memberikan pelayanan dengan kualitas internasional yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Bali, tak terkecuali bagi mereka yang tinggal di pelosok,” ujarnya.

S

ebagaimana diketahui, sejak dibuka pada Mei 2012, tercatat pasien BIMC Nusa Dua didominasi oleh wisatawan asing. “Kira-kira mencapai 70 persen, pasien kami wisatawan asing

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

11

Wajah Baru BIMC Nusa Dua

yang sedang berkunjung ke Bali. Tingginya kepercayaan inilah yang menjadi motivasi untuk dapat memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat Bali dengan harga yang terjangkau,” lanjut Dr. Ratih. Senada dengan harapan serta misi yang dijalankan BIMC, mewakili Siloam Group, Direktur Network, Reach and Development Siloam Hospitals Head Office, Kamaljeet Singh Gill menyampaikan dukungannya. “Dalam dua tahun ke depan, BIMC Nusa Dua menargetkan setidaknya 40% pasien berasal dari masyarakat lokal. Bahkan, kini BIMC Nusa Dua membuka poliklinik dengan harga yang lebih terjangkau. Kami memberikan

Dr. Ratih

apresiasi untuk perwajahan baru ini, dan akan terus mendukung agar kualitas pelayanannya tetap berstandar internasional,” demikian ujarnya dalam rilis yang dikeluarkan. BIMC Nusa Dua beroperasi selama 24 jam, sementara polikliniknya memiliki sejumlah fasilitas pendukung seperti: lMenerima pasien umum, pemegang KTP, KITAS/KITAP, serta pemegang asuransi lokal lJadwal praktik Senin sampai Sabtu l Sejumlah spesialis sudah bergabung diantaranya Spesialis penyakit dalam, Spesialis anak, Spesialis anetesi nyeri, Spesialis kandungan, Spesialis jantung, Spesialis THT, Spesialis saraf, Spesialis bedah umum, Spesialis bedah ortopedi, dan Spesialis bedah onkologi. Momen re-branding ini juga menjadi perayaan atas pencapaian BIMC Nusa Dua, yang meraih status akreditasi nasional PARIPURNA dari KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit) pada Maret 2017. Sebelumnya di tahun 2014 BIMC pun telah mengantongi akreditasi internasional dari ACHSI

(­ Australian Council on Healthcare Standard). “Sebagai bentuk per­ kenalan kembali, kami mengadakan acara open house pada 28-29 April dan 5-6 Mei mendatang, yang diperuntukan bagi masyarakat Bali. Silahkan berkunjung ke BIMC Nusa Dua untuk mendapatkan ­informasi layanan dan fasilitas kami,” tutup Dr. Ratih. Mengenai Siloam Hospitals Group Siloam Hospitals Group (Siloam Hospitals) merupakan penyedia layanan kesehatan yang progresif dan inovatif, yang menjadi standard kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Demi memenuhi

permintaan pelayanan medis kelas dunia bagi lapisan kelas menengah yang tengah berkembang di Indonesia seperti permintaan dari pengenalan rencana kesehatan nasional, Siloam terus berkembang dan mengalami peningkatan pesat, dengan menambah jumlah rumah sakit serta perluasan laya­ nan. ­Siloam memiliki Unit Gawat Darurat yang komprehensif serta mampu menangani kasus otak, jantung dan kecelakaan. Dedikasi per­ usahaan dalam industri kesehat­an Indonesia diakui secara lokal dan internasional. Ke depannya, ­Siloam berusaha terus memastikan kepuasan pasien dan memperluas jangkauan jaringannya.

Informasi media & marketing BIMC Siloam Nusa Dua: Fransiska W. Marketing Communication Depthead Mobile: 08159770815 Email: siska@bimcbali.com


10

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Kreasi

Bastian “Goyang” Sisma Hati cowok ganteng bernama Bastian Steel ini sedang terluka. Orang yang selama ini dicintainya telah membohongi dan menghianatinya. Ia terpuruk, putus asa dan merasa berada di titik paling terendah dalam hidupnya. Itulah ilustrasi single terbarunya “Lelah” yang membuat para siswi SMAN 7 Denpasar histeris menyambut cowok keren ini.

B

astian yang akrab disapa Babas ini, Jumat (28/4) melakukan syuting acara Dahsyat di SMAN 7 (Sisma) Denpasar . Panas yang menyengat tak melunturkan semangatnya “menggoyang” siswa-siswi Sisma dengan dua single terbarunya, “Juara di Hati” dan “Lelah”. Dipandu duet

Gek Mirah

mengatakan terinspirasi dari style bermusik serta aksi panggungnya Bruno Mars. “Kalau nyanyi kan seruan kalau bergaya joged-joged gitu. Ya, natural aja keluar gayanya,” ucapnya kocak. Mantan personil Coboy Junior (CJR) ini mengaku tak masalah jika embel-embel CJR masih melekat pada dirinya. “Tapi sekarang t ne aku memang tidak pernah / h tk bawa-bawa nama Coboy host “gila” Cherly Juno dan Robby Junior lagi, meyakinkan bahwa aku sudah sendiri,” Purba, siang itu makin memanas. Single “Lelah” merupakan ucapnya. Meski demikian, single kedua dari tujuh rencana lagu yang akan dirilisnya. Single ini dirilis hubungan pertemanan di akhir tahun 2016 dan merupakan di antara para personil karya pertama Babas setelah ia CJR baik-baik dan lancargenap berusia 17 tahun pada 21 lancar saja. “Kami masih September 2016. “Konsepnya berteman, seniman muda tidak langsung album, memang lagu yang berkarier. Untuk saat ini mereka juga jalan per lagu,” ucapnya. Dengan gaya khasnya yang masing-masing, belum ada energik, pemilik nama lengkap kepikiran untuk featuringBastian Bintang Simbolon ini featuring,” ujar Babas yang

kemana-mana selalu dikawal mamanya, Monalisa James Simbolon. Babas yang baru lulus SMA ini berkeinginan meneruskan kuliahnya mengambil Jurusan Perfilman. “Tapi masih belum tahu juga nih mau masuk kemana, soalnya Papa pen-

Cerdas Menyiasati Waktu

Tak bisa ikut lomba menyanyi pop solo Pekan Seni Remaja (PSR) Kota Denpasar atau tampil di urutan paling belakang dengan konsekuensi nilai dikurangi lantaran terlambat dialami Agung Mirah Prayoga. Gek Mirah –begitu dia akrab disapa– menceritakan ada pengalaman berharga yang dia dapat, di balik sukses yang diraihnya. Untuk ikut lomba, ia mempersiapkan diri hampir dua minggu. Latihan vokal maupun koreo dilakukan dengan mendatangkan pelatih ke rumahnya. Namun, gara-gara jalannya macet, ia terlambat sampai di tempat lomba di Wantilan Taman Budaya, Denpasar. “Saya bersyukur pada Tuhan masih diberikan kesempatan lomba. Apalagi dengan situasi dan kondisi saya saat lomba, saya ditetapkan juri menjadi juara kedua. Saya pun sangat berterima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung saya saat lomba,” ujarnya. Aktivitas menyanyi sudah digeluti Gek Mirah sejak duduk di bangku kelas VI SD Cipta Dharma, Denpasar. Berawal ikut salah seorang teman satu sekolahnya latihan vokal di sanggar musik dan vokal Cressendo, Sukawati, Gianyar. Selanjutnya mencoba ikut lomba dan di luar dugaan menjadi juara. ABG kelahiran Denpasar, 13 Juli 2003 ini akhirnya sering mendapat juara. Bahkan pernah membawa pulang tiga piala sekaligus, sebagai juara lomba lagu berbahasa Bali, Indonesia maupun Inggris. Prestasi lomba nyanyi yang diraihnya, makin memantapkan langkahnya untuk lebih berani ikut lomba yang lebih

bergengsi. Salah satunya lomba lagu pop Bali yang diadakan Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung. Hasilnya, lagi-lagi di luar dugaan, Mirah berhasil meraih juara pertama katagori anak-anak putri dan berhak memboyong piala bergilir Bupati Badung. Sukses yang diraih di ajang lomba menyanyi di Dinas Kebudayaan Badung, membukakan kesempatan Gek Mirah tampil di ajang Parade Lagu Pop Bali Pesta Kesenian Bali (PKB) Bali, duta Kabupaten Badung. “Saya tak henti-hentinya menyampaikan rasa syukur atas prestasi dan kesempatan yang diberikan Tuhan. Tanpa anugerah Tuhan saya tak akan jadi apa-apa. Terima kasih untuk orangorang terdekat yang telah mendukung saya,” ungkapnya. Saat tampil pertamakali di PKB Bali, Gek Mirah sebagai penyanyi pendukung, setahun kemudian dia tampil sebagai penyanyi solo anak-anak putri. Masih segar dalam ingatan Mirah saat itu dia menyanyikan lagu berjudul “Yening Tiang Kelih”. Kesempatan demi kesempatan buat Mirah kian terbuka. Dia pun kembali bergabung dengan Pemkab Badung dan tampil di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, pada Parade Lagu Pop Daerah tingkat nasional. Persiapan yang memakan waktu cukup lama, memberikan pelajaran pada Mirah, jika tidak akan ada prestasi yang didapat dengan instan. Sempat gagal ketika ikut lomba nyanyi FLS2N tingkat Kota Denpasar, tak membuatnya kecewa. Justru dia bangkit dan belajar dari kekurangannya. Akhirnya kesempatan yang ditungguitunggu pun datang. Putri dari I Made

Astra Prayoga-Ida Ayu Agung Ekasriadi mendapat kesempatan bergabung dengan vokal grup SMPN 3 Denpasar dan beberapakali menjadi juara. Ia dipercaya sekolahnya, SMPN 3 Denpasar ikut ajang PSR. Sadar akan ketatnya persaingan, Gek Mirah pun berpacu dengan waktu untuk bisa latihan dengan baik. Hasilnya, ia meraih juara 2. Walaupun ada sepenggal kisah sedih, yang membuatnya sempat menangis di tengah kemacetan kota Denpasar. Mirah berharap kisah sedihnya ini dapat menginspirasi temantemannya, agar cerdas menyiasati waktu. Terutama situasi macet yang akhirakhir ini sering terjadi di Kota Denpasar. Mirah menambahkan entah dari mana kekuatan itu datang, dia bisa menyanyi dengan tenang, suara yang enak didengar serta koreo yang apik. Meskipun sempat bermasalah, namun ada keyakinan dia dapat juara. Namun, tidak tahu berada di posisi berapa. “Sampai kapan pun saya tetap ingat peristiwa yang menyedihkan ini. Saya berharap tak akan terulang kembali. Terima kasih lagu “Bali Sutrepti” dan “Burung Camar”, yang telah mengantarkan saya jadi juara,” ujar Gek Mirah. (Ngurah Budi)

gen aku ngambil hukum,” akunya. Sementara ini harapannya ke depan ingin merilis lagu baru lagi. “Doain sukses ya dan dengerin lagu ‘Lelah’ terus,” celetuknya. Yang paling prinsip bagi Babas adalah dalam tiap langkahnya, di hatinya selalu ada moto 2B, berdoa (bersyukur) dan berusaha (pantang menyerah, semangat). “2 B itu sudah melengkapi semuanya,” ucap Babas yang mengaku saat ini masih belum ada yang mengisi hatinya. Mungkin Babas “Lelah”. (Inten Indrawati)

Style

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

15

Pesona Modern dan Etnik Berinovasi dan tunjukkan tren di dunia fashion dengan kain tradisional. Ini yang dilakukan desainer muda berbakat asal Sukawati, Gianyar . I Kadek Dode Moneko, saat menjadi Finalis Young Fashion Designer Competition 2017, Indonesia Fashion Week (IFW) di Jakarta belum lama ini.

D

i panggung IFW tahun ini, anak muda yang biasa dipanggil Moneko ini menggarap busana ready to wear untuk para wanita modern dengan mengangkat pesona kain bebali atau bali yakni poleng, yang inspirasinya diambil dari Tarian Baris Gede, Selain itu mahasiswa Fashion Designer, ISI Denpasar yang memiliki sederet prestasi ini juga mengutak-atik ke­indahan bahan tradisional endek sebagai koleksi busana ready to wer yang bernuansa etnik dan keren bagi laki-laki. Dari jejeran karyanya, selain ka­rena keindahan motifnya yang semakin beragam, rupanya sebagai seorang desainer, Moneko juga memiliki kepedulian dalam pelestarian dan pengembangan endek. Ini ber­ arti, ia ikut mendukung keber­ adaan dan menghargai proses pengerja­a n yang dilakukan pengrajin. Berikut beberapa karya dari Moneko yang berbahan tenun lokal. (Sri Ardhini)


16

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

Edukasi

Vaksinasi Massal Antisipasi Rabies Populasi anjing terbesar di Bali berada di Kabupaten Buleleng. Populasi tersebut di dominasi jenis anjing liar, dan anjing ras. Mengi­ ngat besarnya jumlah populasi anjing di Buleleng, maka pemerintah menggulirkan program vaksinasi anjing massal sebagai salah satu upaya antisipasi rabies.

K

epala Dinas dilakukan vaksinasi dari jumlah Pertanian populasi anjing dengan lebih Buleleng, I menyasar anjing liar dan anjing Nyoman Swaras. “Tahap awal dijadwalkan tantra, menjelaskan pelaksanvaksin yang didatangkan dari aan vaksinasi mulai digulirkan provinsi sekitar 60 ribu, ya pada 28 April dan berlangkarena memang diberikan sesug hingga Juli mendatang. cara bertahap, tapi pihak kami Menghadapi itu, diwaktu yang akan terus lakukan penyisiran terisisa ini, pihaknya akan mehingga akhir kegiatan sampai nyiapkan seluruh logistik yang ketersedian vaksin habis,” diperlukan. “Jadwal ini akan jelasnya. disinkronkan dengan provinsi Kata dia, Buleleng memiliki pada 25 April setelah logistik beberapa catatan daerah yang diterima,” jelasnya. masuk dalam zona merah. Salah satu persiapan yang Beberapa daerah yang akan I Nyoman Swatantra tengah dilakukan pihaknya menjadi sasaran adalah kecadengan menyiapkan tenaga vaksiansi dari masingmatan Tejakula, kecamatan Sawan, Kecamatan masing kader desa. Menurutnya, pelaksanaan Buleleng, dan kecamatan Banjar. Empat daerah program tahunan ini, tidak hanya dilakukan tersebut akan menjadi sasaran prioritas, akan petugas dari kabupaten maupun provinsi. Kali tetapi daerah lain juga tak luput dari tindakan. ini juga akan didukung petugas dari masing“Vaksinasi tidak hanya difokuskan pada daerah masing desa sebanyak 2 orang. Sebelum terjun yang sempat ada rabies. Tetapi secara menyeke lapangan, mereka akan diberikan bimbingan luruh,” ucap Swatantra. teknis. “Kami libatkan kader desa yang telah Mendukung program ini, masyarakat pun diberikan bimbingan dan pelatihan selama satu diminta untuk turut melakukan gerakan, salah minggu yang tersebar di sembilan kecamatan. satunya tidak meliarkan anjingnya. Masyarakat Itu tujuannya untuk membantu vaksinasi secara yang gemar terhadap anjing juga dihimbau untuk berkelanjutan,” katanya. melakukan pemeliharaan dan perawatan dengan Dari hasil survey dan data terakhir, populasi baik dan benar dengan memperhatikan asupan anjing yang menjadi sasaran vaksinasi sekitar 91 makanan dan kesehatan anjingnya. “Masyarakat ribu ekor yang tersebar di sembilan kecamajangan meliarkan anjingnya, paling tidak dibuattan. Lanjut Swatantra, dari vaksinansi kan kandang yang layak,” pungkasnya. awal diharapkan 70 persen dapat (Wiwin Meliana)

Tingkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan

Stikes Buleleng Gelar Pelatihan BTCLS untuk Perawat Dengan bertambahnya jumlah penduduk, angka kematian juga semakin meningkat. Selain faktor tingkat keparahan penyakit, kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai, pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan yang belum professional juga turut serta mempengaruhi jumlah angka kematian tersebut. Menyikapi hal ini, lembaga Stikes Buleleng Singaraja bergerak membangun inspirasi dan realita untuk bekerjasama dengan PPNI pusat dengan menyelenggarakan pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat kardiovaskuler dan trauma untuk perawat. Pelatihan tersebut mengadopsi standar internasional yang berlaku yaitu kurikulum American Heart Association (AHA). Menurut Ketua Stikes Buleleng Dr. Ners I Made Sundayana, S.Kep., M.Si., pengetahuan dalam menanggulangi gawat darurat memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pertolongan. Tidak sedikit penderita gawat darurat trauma dan kardiovaskuler justru berakhir dengan meninggal atau mengalami kecacatan yang diakibatkan karena kesalahan dalam melakukan pertolongan. “Beberapa kejadian hingga berakhir dengan kematian merupakan salah satu indikator ketidakmampuan petugas kesehatan untuk menangani penderita fase gawat darurat,” ungkapnya saat memberi sambutan dalam pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support for Nurse di Aula Stikes Buleleng, Rabu (26/04). Menjawab tantangan MEA, pihaknya berharap mahasiswa khususnya keperawatan dapat mengembangkan budaya mutu dengan menyeimbangkan antara

teori dan praktek. Para peserta hendaknya tanggap dan merasa terpanggil dengan fenomena atau gejala yang terjadi di lembaga rumah sakit, puskesmas, klinik dan pelayanan kesehatan lainnya. Dengan pelatihan tersebut, diharapkan nantinya perawat satu pemahaman dengan dokter yang telah mengikuti pelatihan Advance Cardiac Life Support and Advance Trauma Life Support dalam menanggulangi penderita gawat darurat. “Ini merupakan salah satu program dalam meningkatkan budaya mutu dari segi pengetahuan, dan mahasiswa yang telah memiliki sertifikat BTCLS dianggap lebih mampu dalam penanggulangan kegawatdaruratan jantung dan trauma,” imbuhnya. Ada empat tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan BTCLS tersebut di antaranya, Keselamatan Masyarakat (Safe Community), ketrampilan dalam memotivasi untuk hidup (Life Support Skill), kepemimpinan dan memangun mental (Leadership and Mental Building), dan ketrampilan dalam managemen bencana (Disaster Manajemen Skill). Kegiatan ini sekaligus dapat membekali petugas kesehatan yang penuh tantangan, ujian, serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dalam pelatihan tersebut, menyasar mahasiswa semester 8 S1 Keperawatan dan beberapa tenaga medis dari Rumah Sakit di Buleleng. Kegiatan yang diikuti 112 peserta itu menghadirkan trainer khusus dari 118 Jakarta. “Adanya 14 Orang trainer dengan Ketua Bapak Irawan dari 118 dan beberapa trainer dari kampus kita,” imbuhnya. (Wiwin Meliana)

Peserta pelatihan BTCLS di Stikes Buleleng

Air Terjun Cinta, Objek Wisata dengan Konsep Alami Tidak hanya pantai, pesona Bali Utara juga menawarkan berbagai keindahan bagi para pecinta alam. Salah satunya keindahan air terjun yang wajib dikunjungi ketika melancong ke Buleleng. Jika pada umumnya air terjun dikunjungi untuk menikmati keindahannya, namun beda halnya dengan air terjun cinta. Destinasi wisata air terjun alami yang letaknya di kawasan Banjar Adat Asah Panji Desa Wanagiri Kecamatan Sukasada Buleleng ini memang dikelola secara apik oleh kelompok masyarakat setempat dengan memanfaatkan lahan produktif kopi arabika. Air terjun yang lokasinya tidak jauh dari wisata selfie Hiden Hill Desa Wanagiri ini berada di areal kebun kopi milik salah seorang warga. Bagi anda pecinta foto selfie sepertinya wajib datang ke air terjun Cinta, sebab pengunjung ditawarkan spot foto menarik dan unik berbentuk sarang burung raksasa dan anjungan berupa kupu – kupu serta dek berbentuk jantung. Disebut air terjun cinta karena pertemuan antara terjunan air dari sisi kanan dan kiri hingga membentuk jantung. Didukung dengan akses jalan yang mudah dilalui untuk menuju lokasi wisata ini, cukup menarik perhatian pengunjung baik wisatawan domestik hingga mancanegara tidak terkecuali masyarakat Buleleng yang didominasi para remaja. Koordinator Objek Wisata Air Terjun Cinta I Ketut Ardika Yasa, A.Md. Kom., mengatakan ide untuk menata air terjun muncul dari tingkat kunjungan objek wisata Hiden

Salah satu spot foto di air terjun cinta

Hill yang telah berjalan satu setengah tahun. Menurutnya, objek yang juga dikelola oleh pihaknya mendapat respon yang sangat luar biasa oleh masyarakat sehingga pihaknya ingin mengembangkan potensi yang ada. “Merupakan pengembangan dari objek wisata Wanagiri Hiden Hill di Desa Wanagiri yang juga dikelola olehnya bersama dengan kelompok yang sudah lebih dulu terkenal dari 2016 dan sudah ramai dikunjungi,” jelasnya. Pria yang akan disapa Dika ini mengaku, jika dalam mengembangkan objek wisata tersebut mengedepankan konsep alami dengan memanfaatkan benda-benda yang ada disekitar. Untuk membuat sarang burung raksasa, ia menggunakan akar pohon kopi dan bambu

berukuran kecil, dan besi penyangga untuk menjaga keamanan. “Intinya kami ingin mengembangkan objek wisata ini tanpa harus merusak lingkungan sekitar,” imbuhnya. Objek wisata yang baru diperkenalkan dari satu bulan lalu ini dibuka mulai pukul 07.00 hingga 19.00 wita. Dengan tiket masuk Rp 15.000 per orang masyarakat atau wisatawan yang berkunjung sudah bisa menikmati sejumlah wahana di areal tersebut. Bahkan pengunjung juga ditawarkan jasa foto oleh seorang fotografer handal yang melayani cetak langsung jadi dengan bingkai. Ardika Yasa mengungkapkan kedepan pihaknya akan menata lebih lanjut untuk kenyamanan pengunjung baik infrastuktur jalan menuju air terjun dan perawatan properti

yang menjadi incaran pengunjung. “Sudah kami siapkan petugas yang melakukan perawatan terhadap fasilitas yang ada, dan kami juga selalu menghimbau para pengunjung lewat sebuah tulisan agar tidak berpose ekstrim yang membahayakan diri,” tandasnya. Sementara itu menurit Putu Dwi Lestari Negari salah seorang pengunjung dari Banjar Jawa Buleleng ini mengatakan, sengaja memilih berlibur ke sana karena tidak ingin ketinggalan wisata kekinian yang sedang hits di media sosial. “Jadi saya ke sini karena penasaran berkunjung ke air terjun cinta dan juga selain air terjun cinta ada juga yang namanya di sebut sarang burung lumayanlah naik diatas bikin spot jantung,” ungkapnya. (Wiwin Meliana)

Dara

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

Belantika musik Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi pe­ nikmat dan juga pelakunya. Semakin banyaknya penikmat musik Bali, begitu juga semakin banyak yang ingin terjun meramai­ kan persaingan dibelan­ tika musik Bali. Salah satu grup band penda­ tang baru asal Buleleng juga siap memberi warna dalam belan­ tika musik Bali. Ialah Ramoness Band hadir melalui album pertama yang siap dirilis dalam waktu dekat.

T

erbilang band yang masih sangat muda, Ramnoness telah cukup matang mempersiapkan diri untuk terjun dalam dunia musik. Ini terlihat, grup band yang terbentuk sejak 02 April 2017 ini, kini sedang merampungkan album perdana yang diberi title “Pejalan Tresna”. Ramoness sendiri diperkuat Riko (guitar/vokal), Arif (guitar rithem/lead guitar), Dika (bass) dan Edi (drum). Sebelum mengusung nama

9

“Kalo bongkar pasang dan gonta-ganti nama dalam sebuah grup band itu sudah biasa. Seperti halnya kita juga berubah dari Bali Scoutline menjadi Ramoness. Hal itu tak lepas dari keinginan kita untuk mencari sebuah jati diri dan nyaman dalam berkarya,”

Ramon e ss B an d

Mencari Jati Diri

Ramoness, Riko dan kawankawan memakai nama Bali Scoutline dengan genre funk rock. Namun dengan berbagai pertimbangan akhirnya Riko dan kawan-kawan mengganti nama bandnya menjadi Ramoness dan memilih genre pop rock. “Kalo

bongkar pasang dan gonta-ganti nama dalam sebuah grup band itu sudah biasa. Seperti halnya kita juga berubah dari Bali Scoutline menjadi Ramoness. Hal itu tak lepas dari keinginan kita untuk mencari sebuah jati diri dan nyaman dalam

berkarya,” ujar Riko selaku vokalis Ramoness band saat dihubungi belum lama ini. Beberapa lagu sudah dirampungkan Ramoness Band. Sebagai perkenalan, menurut rencana Ramoness Band akan merilis single unggulan untuk

albumnya dalam waktu dekat. “Dalam waktu dekat ini kita mau rilis single unggulan kita di album perdana. Hitung-hitung sebagai perkenalan band kita dibelantika musik Bali,” tandasnya. Sebagai grup band pendatang baru, Ramoness Band berharap mampu menghadirkan karya yang berbeda dan tentunya dengan harapan bisa diterima oleh pencinta musik Bali dimana pun berada. “Yang menjadi harapan terpenting kita ialah bagaimana kita bisa menghasilkan karya yang berbeda dan itu bisa diterima dengan baik di pasaran. Kita juga sangat mohon dukungannya agar kita bisa terus berkarya dan segera bisa merilis album perdana kita,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Miracle Denpasar Gelar Talk Show di Hari Kartini

Kartini adalah salah satu pahlawan wanita Indonesia yang cerdas dan mampu menjadi inspirasi banyak wanita. Mengenang perjuangan Kartini, selain seluruh karyawan me­ ngenakan kebaya dan kain ala Kartini,Miracle Aesthetic Clinic Denpasar juga menggelar talk show bertemakan “Unvell The Kartini Within You” di lobi Miracle Aesthetic Clinic Denpasar, Jumat (21/4). Dalam acara yang dihadiri para wanita Bali dari berbagai profesi tersebut. Miracle Aesthe_ tic Clinic Denpasar mengundang Sri Sumahardani GP, S.E., M.M., Perempuan Inspiratif Tokoh Bali 2016, public speaker dan seorang penulis untuk berbicara tentang Kartini Modern. Sri menegaskan wanita harus

mampu menularkan kesuksesannya, bisa melayani dengan baik. Jika ia seorang pengusaha kepada siapa saja dan wanita mesti berenergi. Pada kesempatan tersebut tampil

pula dr. Dewi Tini yang memberikan tips untuk perawatan wajah sesuai dengan jenis kulit. Manager Miracle Aesthetic Clinic Denpasar, Upiek Rustiah

mengatakan harapannya sebagai Kartini masa kini wanita Indonesia, utamanya yang ada di Bali, hendaknya mampu memberikan nilai-nilai positif dan bermanfaat

bagi orang-orang sekelilingnya. “Cantik dan cerdas saja ternyata tidak cukup, jika tidak memberi manfaat untuk orang lain, sebagaimana campaign terbaru Miracle Aesthetic Clinic Denpasar yakni “Unvell Your Masterpiece”,” tegas Upiek. Masih serangkaian dengan hari Kartini tahun ini, Miracle Aesthetic Clinic Denpasar juga menyelenggarakan Pop Up Shop yang memajang kain batik, ke­ baya hingga aksesoris, bekerjasama dengan Komunitas Cinta Berkain Provinsi Bali (KCBI) selama 4 (empat) hari di areal lobi Miracle Aethetic Clinic Denpasar. (Sri Ardhini)


8

Bunda & Ananda

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Yuk, Melukis di Atas Baju Kaus

Umumnya, anak-anak melukis pada media kertas atau kanvas. Namun kali ini, anak-anak SD diajak melukis di atas media baju kaus. “Setelah dilukis, anak-anak bisa dengan bangga memakai baju hasil lukisan sendiri,” ujar salah seorang panitia.

W

orkshop melukis pada produk/ media yang dilaksanakan Rabu (26/4) di Taman Budaya (Art Centre) Denpasar tersebut dibuka Kasi Seni dan Pertunjukan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, menghadirkan dua narasumber yakni Ketut Kesuma Tirta dan Wayan Adnyana. “Workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pendalaman kepada kalangan siswa agar dapat melukis di media. Kami harapkan ke depannya kerjasama antara Dinas Kebudayaan dan sekolah dapat terus terus terjalin dan ditingkatkan,” ucapnya. Dalam sesi penyampaian materi, Kesuma tirta mengingatkan bahwa melukis di atas media baju kaus jangan menggunakan warna yang tebal karena baju akan dipakai bukan dipajang seperti halnya lukisan di media kanvas atau kertas. Jika diteliti ke belakang, dikatakannya baju kaus pada awalnya dipakai sebagai pakaian dalam. Karena sejuk dan enak dipakai kemana-mana, dipakailah sebagai baju biasa. Karena baju kaus terus hanya berwarna putih timbul kebosanan. Kenapa tidak dibuat berwarna? kenapa tidak digambari? Setelah segelintir orang punya ide untuk menghiasi baju kaus itu dengan gambargambar, akhirnya timbullah orang menyablon di atas baju kaus. Banyak orang tertarik dan meniru, sehingga banyak kaus diisi gambar. Sesuai perkembangan zaman, banyak baju kaus diberi gambar dengan melukis, teknik sablon, bahkan sekarang diprint, dengan berbagai macam tulisan dan gambar. “Sekarang yang akan kita buat adalah bagaimana cara menggambar di atas baju kaus. Karena baju kaus terbuat dari kain, otomatis kita mewarnai dengan media

akrilik,” ujarnya. Kesuma Tirta menjelaskan ada dua macam cat yang biasa dipakai , yakni cat minyak dan cat air. Yang dipakai dalam workshop tersebut adalah cat air berbasis air, untuk lebih menggampangkan, cepat kering dan tidak membuat baju kaku. “Sifat akrilik ini, jika warna s u d a h k e ring sifatnya seperti karet dan tidak luntur jika dicuci d e n g a n a i r, ” ucapnya. Teknik penggambaran seperti biasa (seperti melukis di atas kertas), membuat sket dulu, diwarna, dan terakhir bisa dikontur (jika memang lukisan harus dikontur). Bisa mengkontur dengan spidol anti air (art line). “Perlakuan cat akrilik, boleh menggunakan secara transparan (tipis-tipis). Jika ingin membuat aksen warna yang lebih tegas, dibuat bertahap. Warna dulu kemudian dikembangkan lagi dan kembangkan lagi,” tegasnya lagi kepada para peserta workshop. Wayan Adnyana menambahkan terkait pewarnaan, panitia hanya menyediakan 3 warna primer yakni merah, kuning, biru dan putih untuk mencari warna yang lebih muda. “Nanti kita sekalian belajar mencampur warna. Pencampuran warna kuning dan biru menjadi hijau. Jika hijau dicampur biru lagi menjadi hijau kebiruan tergantung warna yang dominan. Mari nanti anak-anak bersama-sama mengeluarkan ide kreasinya,” ucapnya menutup sesi materi. Dari ke 47 hasil karya peserta workshop semua dinyatakan sudah maksimal. “Keberanian berkreativitas harus diting-

Griya

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

17

Jika mendengar kata lapangan, pasti bayangan kita langsung menuju pada sebuah ­hamparan ruang hijau yang luas, terlebih lapangan golf. Demikian halnya ­dengan kata taman, tentu juga yang melintas ­dalam benak kita adalah ­hamparan hijau dengan beragam tanaman. Dan ketika diamati, tanaman penutup tanah (ground cover)-nya, umumnya ­adalah rumput.

Para narasumber memberikan materi terkait melukis di atas baju kaus

sebaiknya disetrika dulu sebelum dipakai. Disetrika dengan cara baju kausnya dibalik agar keringnya lebih sempurna dan untuk menguatkan catnya. Di akhir acara, baju kaus yang sudah dilukis tersebut dikem-

balikan lagi kepada peserta dan boleh dibawa pulang. Dipilih 10 hasil terbaik untuk diserahkan kepada Bapak Gubernur Bali sebagai bukti bawa workshop ini sudah berjalan dengan baik. (Inten Indrawati)

katkan lagi. Tidak mesti harus terpola tapi bebas untuk berkarya. Yang penting dilakukan dengan senag,” ujar Wayan Adnyana. Workshop kali ini dikatakannya hanya sebagian kecil karena materi dan waktu yang terbatas. Kesuma Tirta memberikan tips sebelum baju kaus itu dipakai. Setelah warna kering,

Mendongeng Lima Menit

B

isa jadi, rumput menjadi objek utama lahan hijau yang memberikan keindahan. Sebut saja lapangan sepak bola yang sengaja dibuat bergaris-garis dengan warna hijau rumput yang berbeda. Rumput memberikan nilai estetika pada sebuah taman. Keindahan sebuah taman akan terwakilkan oleh hamparan rumput hijau yang indah menutupi tanah atau taman. Tentunya semua setuju jika hamparan rumput hijau yang rapi akan membuat mata kita sejuk, lingkungan menjadi segar dan asri. Bahkan taman/lahan rumah yang ditutupi rumput ini relatif aman untuk tempat bersantai keluarga atau tempat bermain anak. Mungkin tak banyak juga yang tahu, di balik kesejukan itu, keberadaan rumput juga berfungsi untuk terjaminnya proses serapan air bagi tanah sehingga kelembaban

Rumput Penutup Tanah tanah selalu terjaga. Hal ini juga bisa menurunkan suhu yang tinggi di lingkungan taman rumah. RUMPUT JEPANG Salah satu jenis rumput yang banyak dipakai sebagai ground cover adalah rumput Jepang. Menurut Nansa, anak pemilik Stan Bunga Langgeng Jaya 3, ada dua jenis rumput Jepang, yakni rumput Jepang mini dan rumput Jepang besar. Namun dikatakannya rumput Jepang besar sekarang ini sudah jarang ada. Ia yang saat itu sedang sibuk mencabuti tanaman-tanaman liar yang tumbuh di antara rerumputannya itu menuturkan sampai saat ini penjualan rumput Jepang masih lumayan. “Kalau untuk proyek, pembeli bisa mengambil sampai 300 meter2 sementara untuk perorangan

sumur nikmat

Pada musim kemarau, hewanhewan hutan kelaparan dan kehau san. Seekor anjing terpaksa keluar hutan mencari sumber a i r. U n t u n g l a h , i a Made Taro menjumpai sebuah sumur dangkal. Ia segera mencebur, lalu meneguk air sepuas-puasnya. “Sungguh nikmat!” katanya. Setelah rasa hausnya hilang, barulah sadar bahwa ia berada dalam bahaya. Ia tidak bisa naik ke bibir sumur. Ia bingung dan bersedih dalam air yang nikmat. Tiba-tiba ia mendengar seekor kambing mengembik. Embeeek….! Kambing itu juga kehausan. Ketika menelonjorkan kepalanya ke dalam sumur, ia melihat anjing hutan sedang termenung. “Ngapain kamu, Anjing Hutan?” tanya Kambing. “Oh, kau, Kambing!” jawab si Anjing Hutan sambil menenangkan diri. “Bersyukurlah kau! Aku berjanji untuk membuka rahasia ini kepada sahabat yang aku jumpa pertama.” “Rahasia apa itu?” tanya Kambing penasaran. “Kau haus ‘kan? Cepat-cepatlah mence-

bur! Nikmatilah air sumur ini berdua! Belum pernah aku meneguk air senikmat ini.” Tanpa berpikir panjang, sang Kambing segera mencebur, lalu minum air sepuaspuasnya. “Embeeek…! Sungguh nikmat! Embeeek…! Sungguh nikmat!” katanya berkali-kali. Setelah puas, kedua hewan itu lalu berpandang-pandangan. Mereka berdua memikirkan bagaimana caranya naik kembali ke bibir sumur. “Itu masalah gampang, Kambing!” kata Anjing Hutan. “Kamu menggapai dengan kaki depan dan berdiri dengan kaki belakang. Aku memanjat naik melalui punggungmu. Setelah sampai di permukaan sumur, aku menarik kedua tandukmu. Hup! Meloncatlah dengan enteng!” Kedua hewan itu sepakat. Anjing hutan naik ke punggung kambing, lalu menggapaikan tangannya ke bibir sumur. Setelah tercapai ia segera melompat. Hup! “ H a i , Ka m b i n g ! B a r u s a j a k u s a d a r i bahwa usaha kita untuk menyelamatkan diri adalah di luar kemampuan kita. Seharusnya kamu berpikir dulu sebelum berbuat. Jangan hanya menuruti hawa nafsu. Selamat tinggal!” kata Anjing Hutan sambil meninggalkan sumur nikmat yang membawa sengsara. (Aesop) Nanda sedang mencabuti rumput liar

paling banyak membeli hingga 10 meter2,” ujarnya. Menanam rumput Jepang dituturkannya tidak susah. Ada beberapa tahap yang bisa dilakukan. Pertama, lahan/tanah yang akan ditanamai digemburkan terlebih dahulu. Jika tanah kering, siramkam air agar mudah dicangkuli. Kedua, ratakan tanah. Ketiga, tanam rumput tersebut. Umumnya, rumput yang dibeli adalah dalam bentuk bongkahan. Sepihlah bongkahan tersebut dan tanam pada lahan dengan memberi jarak kurang lebih 5 cm dengan jarak

rumput lainnya. Sebaiknya waktu penanaman rumput pada sore hari karena sinar matahari sedang meredup dan bisa dilanjutkan hingga malam hari dengan pertimbangan supaya rumput bisa beradaptasi dengan peralihan udara dari sore ke malam. Tidak seperti dari pagi ke siang hari yang masa peralihannya pendek dengan teriknya sinar matahari yang membuat rumput mudah layu karena terbakar. Keempat, rumput disiram, kemudian dipadatkan. “Bisa juga ditaburkan tanah lagi biar tumbuhnya lebih cepat,” ujar Nanda. Setelah ditanam, rumput harus disiram dua kali sehari. Seminggu setelah ditanam, berikan pupuk merata. Setelah pemupukan, boleh menyiram rumput sekali sehari,

Hamparan rumput Jepang yang indah

namun harus banyak air hingga air menggenang. Mencabuti tanaman liar bisa dilakukan 2 minggu sekali. “Tanaman liar ini ada yang bisa langsung dicabut memakai tangan, ada juga yang harus memakai alat pencabut supaya bisa tercabut hingga ke akarnya, seperti rumput teki (salah satu jenis rumput liar). Jika tidak dicabut, hamparan rumput Jepang kurang indah,” ucapnya. (Inten Indrawati)


18

Life Story

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

Tofografi Kabupaten Buleleng yang nyegara gunung menyebabkan daerah ini rawan bencana alam. Hampir setiap tahunnya, di Buleleng terjadi bencana alam seperti tanah longsor, banjir maupun gempa bumi. Di awal tahun 2017, bencana alam tanah longsor dan banjir bandang sempat meluluhlantahkan beberapa titik daerah rawan hingga menelan korban jiwa.

Peringati HKBN, Pemkab Buleleng Ajak Masyarakat Tanggap Bencana

B

encana alam memang tidak dapat dihindari, namun dapat diatasi untuk meminimalisir korban jiwa. Kenyataannya, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan menyulitkan Pemkab Buleleng untuk mengatasi bencana alam. Namun Pemkab Buleleng mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bahu membahu menanggulangi bencana alam dengan semangat gotong royong. Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., saat menjadi Pembina apel Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) tahun 2017 di lapangan Seririt Desa Sulanyah Kecamatan

Seririt, Rabu (26/4). Apel ini serentak dilakukan diseluruh Indonesia. Pemilihan tanggal 26 April ini bertepatan dengan disahkannya Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 yaitu tentang penanggulangan bencana. Dalam Undang-undang tersebut diamanatkan kepada seluruh pihak baik Pemerintah, Masyarakat, dan dunia usaha untuk bersama-sama bergerak mulai dari pencegahan sampai tahap rehabilitasi atau rekontruksi bencana.

Apel HKBN ini diikuti oleh jajaran TNI, Polri, BPBD, Hansip, Tim Kesehatan dan pelajar. Apel ini dihadiri juga oleh Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna , Pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng, para Camat seKabupaten Buleleng dan Perbekel/ lurah se-Kecamatan Seririt. Kecamatan Seririt merupakan salah satu kecamatan di Buleleng yang pernah diguncang gempa dahsyat pada tahun 1976. Saat itu, gempa

Apel dan simulasi dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) tahun 2017 di lapangan Seririt Desa Sulanyah Kecamatan Seririt, Rabu (26/4).

berkekuatan dahsyat meluluhlantahkan Seririt dan menelan banyak korban jiwa. Hal tersebutlah yang menjadi latar belakang dipilihnya Kecamatan Seririt sebagai tempat berlangsungnya Apel dan simulasi penanggulangan bencana. BMKG sudah memasang sirine atau tanda peringatan dini di lapangan Seririt untuk memberikan isyarat kepada masyarakat jika terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami. Sirine ini akan berbunyi setiap tanggal 26 april pada pukul 10.00 pagi serentak di seluruh Indonesia. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng I Made Subur, S.H., mengatakan, HKBN ini juga bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya peringatan dini bencana. Menurutnya, selama ini masyarakat kurang tanggap jika ada peringatan dini. “Kebanyakan masyarakat sering menganggap sepele bunyi sirine, maka dari itu kita melakukan sosialisasi dan simulasi penanganan bencana untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat,” jelasnya. Subur juga mengatakan, BPBD sudah

Ikuti Penas KTNA XV, Buleleng Wakili Provinsi Bali Setelah menunjukan prestasi pada Pekan Nasional (Penas) Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang diadakan di Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu, kali ini Kabupaten Buleleng kembali menjadi andalan Provinsi Bali untuk mengikuti Penas KTNA XV. Kegiatan tersebut akan diselenggarakan pada 6 sampai 11 Mei 2017 mendatang di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Kontingen Kabupaten Buleleng memberangkatkan peserta berjumlah 28 orang yang terdiri dari 20 orang peserta utama, 5 orang pendamping, dan 3 orang peninjau. Dalam Penas ini petani dan nelayan akan bertemu dan melakukan tukar informasi terkait

kondisi yang ada di daerah masing-masing. Kontingen KTNA Kabupaten Buleleng ini dilepas Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp. OG, Kamis (27/4) di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng. Kontingen Kabupaten Buleleng akan berangkat ke Provinsi Aceh pada tanggal 4 mei 2017. Dalam pelepasan tersebut, Wabup Sutjidra didampingi para Asisten Setda Buleleng. Ditemui usai melepas peserta Penas KTNA, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra mengatakan, peserta Penas KTNA yang ke-15 masih sama dengan peserta Penas KTNA Malang, Jawa Timur. Menurutnya, peserta ini sudah ahli dan berpengalaman dalam bidangnya. Wabup Sutjidra berharap, Kontingen Kabupaten Buleleng

Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG, melepas Kontingen Buleleng mengikuti Penas KTNA, Kamis (274) di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng

memasang berbagai atribut tanggap bencana mulai dari jalur evakuasi dan tempat evakuasi. Subur berharap, masyarakat bisa menumbuhkan budaya sadar bencana. “Masyarakat harus punya budaya sadar bencana, missal mulai dari hal kecil tidak membuang sampah dan alih fungsi lahan sehingga kita bisa mengurangi resiko bencana,” harapnya. Sementara itu, Wabup Sutjidra mengatakan Pemkab Buleleng akan kebih waspada terhadap bencana. Wabup Sutjidra juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membantu pemerintah untuk menanggulangi bencana. “Kita harus bersatupadu untuk mencegah dan menanggulangi bencana di daerah kita ini,” ungkapnya. Ia menambahkan, Pemkab Buleleng akan membentuk tim siaga bencana yang akan ditempatkan disetiap Kecamatan. “Kita akan menempatkan tim disetiap Kecamatan terutama Kecamatan yang rawan bencana seperti Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sukasada dan Kecamatan Buleleng,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

kembali bisa meraih prestasi. “Semoga Kontingen kita bisa menorehkan prestasi lagi pada Penas KTNA kali ini, dan setelah mengikuti Penas KTNA, peserta bisa menambah ilmunya untuk diterapkan di Kabupaten Buleleng agar bisa mensukseskan program Pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan di Kabupaten Buleleng,” harapnya. Sementara itu, Ketua Panitia Drs. Ida Bagus Made Geriastika mengatakan, Persiapan Penas KTNA sudah dilakukan jauh hari. Ia menjelaskan, persiapan yang dilakukan mulai dari pembentukan Tim dan Sosialisasi untuk menyamakan persepsi. Geriastika menambahkan, ada beberapa andalan yang akan ditampilkan pada Penas KTNA kali ini. “Dalam Penas KTNA kali ini, kita mengandalkan tangkas terampil dan ahli teknologi. Semoga apa yang menjadi harapan Bapak Bupati dan Wakil Bupati, kita bisa berprestasi kembali,” harapnya. (Wiwin Meliana)

Didih minyak kelapa di wajan yang terasa panas, membuat mata Murni (51) menyipit menghindari hawa panas masuk ke matanya. Namun tangannya tetap asyik menggoreng, membolak-balikkan gorengan yang kini menjadi mata pencahariannya sejak setahun lalu itu. bersama dua orang anak gadisnya, Murni yang sebelumnya hidup serba cukup, kini harus menumpang hidup di tanah milik orang lain di sebuah rumah bedek sambil berjualan gorengan.

M

irisnya, rumah itu pun merupakan rumah yang dibangun oleh warga desa yang merasa simpati pada nasibnya. Kisah hidup Murni terbilang tragis, tak mulus bahkan ketika ia juga harus keluar dari rumah suaminya ia harus menahan sedih melihat kedua anak gadisnya terlunta-lunta. Murni lahir dari keluarga biasa yang tidak pernah merasakan hidup cukup. Di sebuah desa di Bima, Nusa Tenggara Barat, Murni menghabiskan masa sekolah yang dijalaninya sambil membantu tetangga mencuci pakaian. “Dari upah mencuci itulah saya bisa

7

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

Mengalah karena Tekanan beli buku dan keperluan sekolah lainnya,” katanya sambil membungkus gorengan pelanggannya. Sampai akhirnya ia putus sekolah dan bekerja di rumah salah seorang saudagar yang memiliki toko kelontong yang terbilang sukses di desanya. Di sana ia tinggal membantu keluarga ini. selama 10 tahun ia mengabdi, Murni terbilang disayang oleh keluarga ini termasuk istri majikannya. Prilakunya yang baik dan tak memiliki masalah selama bekerja di sini membuat Murni betah bertahan hingga 10 tahun lamanya. Hingga akhirnya suatu hari majikan perempuannya jatuh sakit dan semakin lama kondisinya semakin memburuk. Murni setia merawat majikannya itu, bahkan hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya. “Setahun setelah sakit keras, majikan perempuan saya meninggal dunia,” katanya. Karena merasa kasihan pada anak-anak majikannya, Murni memilih tetap bekerja di rumah majikannya itu. ia merawat anak-anak majikannya dengan penuh kasih sayang sampaisampai Murni memilih untuk tidak menikah hingga usianya 37 tahun. Rupanya, kesetiaan Murni pada keluarga ini menjadi perhatian majikan laki-lakinya yang juga sudah menganggapnya seperti anak sendiri.

Rupanya masa berjalan, majikannya kemudian jatuh hati padanya. Majikannya itu merasa berhutang budi pada Murni yang tidak kawin-kawin demi merawat anak-anak majikannya itu. “Sampai suatu hari Baba (panggilannya pada majikannya itu), menanyakan pada saya, apakah saya tidak ingin menikah,” kata Murni. Murni mengaku saat itu ia diam saja. Hingga akhirnya majikan lakilakinya itu mengutarakan niatnya untuk mempersunting Murni. “Saya tidak tahu mau bilang apa, kecuali diam,” katanya. Diamnya Murni diartikan oleh majikannya sebagai tanda setuju. Sehingga akhirnya Murni pun menyetujui untuk menikah dengan majikannya itu. Kehidupan mereka cukup bahagia. Murni tidak lagi menjadi pembantu melainkan menjadi nyonya rumah yang kini memiliki pembantu. Hari-hari bahagia dilalui Murni bersama suaminya yang memberinya kehidupan terbilang mewah untuk ukuran mereka yang tinggal di kampung seperti itu. Hidup nyaman dijalani Murni yang kemudian memiliki dua anak perempuan dari pernikahannya itu. Bisnis kelontong milik suaminya pun terus maju. 15 tahun mereka hidup berumah tangga dalam kebahagiaan. Murni tinggal bersama

suami, dua anak suaminya dan dua anak yang lahir dalam perkawinannya itu. ---Murni tidak ingin menceritakan bagaimana kehidupan yang mereka jalani khususnya dengan anak-anak suaminya. Namun, kebahagiaan Murni tibatiba pudar ketika suaminya akhirnya meninggal dunia. Murni terpukul dengan peristiwa itu. Tetapi apa hendak dikata, garis nasib kehidupan Murni hanya sampai di situ dan suaminya meninggal di usia 70 tahun. Tragisnya, baru seminggu ia ditinggal oleh suaminya, bahkan acara doa-doa pun belum selesai, begitu juga kesedihan Murni belum berlalu, cobaan datang menerpanya. Dua anak dari suaminya mulai memperlakukannya layaknya pembantu. Sampai akhirnya ia diminta keluar dari rumah itu. Murni kebingungan harus pergi ke mana, karena ia tidak memiliki rumah lain. Bahkan rumah orangtua dan keluarganya pun sudah tidak ada sejak orangtuanya meninggal. Rumah tersebut sudah dijual untuk membayar utang-utang orangtuanya. Tapi tekanan demi tekanan yang

diberikan oleh anak-anak tirinya itu, membuat Murni mengalah. “Saya keluar dari rumah itu bersama dua anak saya,” katanya. hari itu Murni tidak tahu harus pergi ke mana melainkan menumpang di rumah tetangganya. Ia merasa malu kalau harus merepotkan tetangganya hingga suatu hari ia pergi dari rumah tetangganya membawa dua anak gadisnya yang baru tumbuh itu. Murni terluntalunta bersama anak gadisnya selama beberapa hari. Banyak warga yang prihatin melihatnya sehingga mereka berembuk dengan pihak desa untuk mencarikan jalan keluar bagi kehidupan Murni dan dua anak gadisnya. Akhirnya warga bersama aparat desa setempat kemudian membuatkan mereka rumah dari bedek bambu yang sederhana. “Asal ada tempat untuk berteduh, kami sangat berterima kasih pada warga dan aparat desa ini,” kata Murni. Sudah setahun Murni tinggal di rumah bedek ini. Ketika ditanya apakah ia dendam pada anak-anak tirinya, Murni menjawab ia tetap menyayangi anak-anak tirinya itu. (Naniek I. Taufan)

Sudut Pandang

Hadapi Anak dengan Hati Pendidikan zaman dulu suCok Mirah mengaku saat dah pasti berbeda dengan pendiarahkan meneruskan sekolah didikan zaman sekarang. Hal mengah atasnya ke SPG, ia tersebut diakui Kepala Sekolah sempat dilema. Selama 3 bulan SMAN 7 Denpasar Dra. C.I.M. ia mencoba membenahi hatinya Kusuma Widiawati yang menuntuk benar-benar menerima gaku masih sempat merasakan pilihan Ibunya tersebut. Dan didikan zaman Belanda dari dalam tiga bulan ke depan Ibu-Bapaknya. pun dia sudah bisa serius menjalankan pendidikannya di SPG Cok Mirah-sapaan karibnya hingga berhasil masuk kelas adalah putri keempat dari deunggulan. Ada sebuah perlapan bersaudara. Ia tumbuh saingan, karena teman-teman dari didikan seorang Bapak yang Cok Mirah yang banyak bebekerja di Polda (sipil) dan Ibu rasal dari desa tipikalnya belajar seorang guru. “Jadi, saya masih dan belajar. Ia tentunya tak kena didikan zaman Belanda, mau kalah bersaing. Cok Mirah yang dibawakan sebatang bambu pun atraktif mengikuti berkecil panjang sebagai senjata oleh bagai macak ekskul, mulai dari kakek saat belajar bersama di berkebun, vokal, menari, prasebuah meja besar dekat ruang muka atletik, hingga koran dindtamu. “Di ruang tamu inilah, sang Cok Mirah ing. Cok Mirah pun harus pintar Ibu duduk memegang bambu itu membagi waktu, karena pekerjaan di rumah seperti sembari mengawasi kami belajar. Jika berisik, Ibu akan mencuci, menyetrika, dan membersihkan kamar di memukulkan bambu itu ke meja. Dan, kami sudah Hari Minggu sudah menjadi tugas tetapnya. mengerti itu bahwa kami harus lebih tekun belajar dan tidak berisik,” kisahnya. Meski demikian, ia sangat bersyukur karena atas didikan seperti itulah ia biasa seperti sekarang ini. Didikan seperti itu masih sangat kental dirasakan Pengalaman-pengalamannya itulah yang dipakainya Cok Mirah dari Ibunya. Bahkan, setiap malam, Ibu juga untuk mendidik anak-anak di rumah dan anak-anak selalu memeriksa buku latihan, PR, dan catatan. Jika di sekolah yang dipimpinnya sekarang ini. “Mendidik Ibu bisa, diaakan mengajar. “Tulis..ulang..tulis yang rapi anak-anak sekarang tidak boleh memakai kekerasan, tebal tipis tebal tipis. Jadi selain PR dari sekolah, Ibu harus dengan hati. Kita harus bisa berada di posisi juga membeir PR. Latihannya seperti itu,” tuturnya. anak. Mencari tahu hingga ke akar-akar permasalahan Namun ketika Cok Mirah atau saudaranya yang yang dihadapi anak,” ujarnya. lain sudah beranjak remaja atau sudah SMA, mereka Ketika anak meminta saran/pendapat/nasehat. sudah belajar keluar dari areal meja besar tersebut. Berikan anak pilihan. Jika memilih A akibatnya Berarti sudah mandiri dan diberikan kebebasan mau seperti apa, jika memilih B seperti apa. Dan yang belajar dimana. paling penting baginya sebagai guru terlebih kepala Sementara sang Bapak, dikisahkan Cok Mirah sekolah harus mampu menjadi model. “Kita tidak memiliki sistem berbeda dalam mendidik mereka. bisa melarang anak jangan merokok sementara “Bapak memberikan harga pada tiap nilai rapor. kita sendiri merokok,” ucapnya. Apalagi anak di Terakhir di akhir semester ditotal. Ketika kita libur, zaman sekarang pintar ngeles, pintar berdakita senang dapat uang untuk membeli sesuatu yang lih. Karena itu, perlakukan anak sebagaimana diinginkan. Jika kita sudah dilihat lebih dewasa, Bapak kita berada pada posisinya, pahamilah mereka. akan berpikir lagi reward apa yang akan diberikan Gali potensi diri dan terus berkarir. kepada anak-anaknya. Reward berikutnya saat SMA, (Inten Indrawati) kami diizinkan ikut tamasya sekolah,” ucapnya.

Diksa Pariksa di Puri Tegaltamu Penglingsir Puri Tegaltamu I Gusti Ngurah Agung dan Cokorda Istri Tirta serta keluarga besar Arya Kenceng Tegeh Kori melaksanakan acara Diksa Pariksa, Sabtu (22/4). Ini merupakan satu tahapan sebagai syarat resmi dalam proses menjadikan penglingsir Puri Tegaltamu sebagai sulinggih. Acara digelar di Puri Agung Tegaltamu dihadiri oleh Bupati Gianyar, Camat Sukawati, Perbekel Batubulan, prajuru adat dan dinas Desa Tegaltamu, serta PHDI kabupaten Gianyar yang sekaligus sebagai tim Diksa Pariksa. Sulinggih yang hadir antara lain adalah Ida Pedanda Gede Wayahan Tianyar dari Griya Menara Sidemen sebagai calon nabe, Ida pedanda Gede Oka Manuaba dari Griya Toko Sanur Kauh sebagai guru waktra, Ida Pedanda Putra Kemenuh dari Griya Jro Agung Tegal Badung sebagai guru saksi, Ida Pedanda Gede dan Ida Pedanda Istri Gayatri sebagai tapini dari Griya Padang Rata Kutri Singapadu. Setelah mendengar dan memperhatikan jawaban dari calon diksa dan dukungan keluarga, maka diputuskan memberikan izin kepada calon diksa I Gusti Ngurah Agung dan Cokorda Istri Tirta untuk melanjutkan ke upacara pediksan yang akan digelar Jumat (12/5). Ketua Umum Paiketan Arya Kenceng Tegeh Kori, I Gusti Ngurah Pertu Agung yang didampingi Ketua Panitia I Gusti Made Utama memohon dukungan kepada seluruh masyarakat Bali untuk mendoakan acara ini agar berjalan dengan baik. Acara padiksan juga serangkaian dengan Upacara Pedudusan Alit di Pura Kawitan Arya Kenceng Tegeh Kori yang berpusat di Puri Agung Tegaltamu yang dilaksanakan Rabu (10/5) hingga Sabtu (13/5). (Ngurah Budi)


6

Woman on Top

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

Era globalisasi telah mengubah banyak hal termasuk dunia pendidikan Indonesia. Pendidikan Pancasila terpinggirkan bahkan dihapus dari kurikulum sekolah. Tak heran kalau kini nilainilai Pancasila seperti musyawarah, gotong royong, kerukunan dan toleransi beragama menjadi semakin terkikis.

P

ara guru mengeluh dan merasa kesulitan menanamkan nilainilai Pancasila karena tidak adanya pelajaran itu dan kalaupun ada hanya sekadar pengetahuan dan bersifat hafalan. Peluang pembentukan moral anak juga hilang. Pendidikan karakter tidak efektif karena kurikulum yang ada tidak aplikatif. Berbagai permasalahan tersebut juga membuat prihatin dua wanita pemerhati pendidikan, Arzetti Bilbina dan Yayuk Basuki. Keduanya adalah anggota Komisi X DPR RI yang salah satu bidangnya adalah pendidikan. Keduanya mengaku ikut berjuang mengembalikan pelajaran-pelajaran sekolah yang dulu ada dan sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter dan moral anak agar kembali dipelajari di sekolah. “Saya sebagai orangtua yang juga wakil rakyat, kebetulan saya berada di Komisi X yang salah satu bidangnya adalah pendidikan. Saya dan kami semua di komisi terus mendorong pemerintah agar mata pelajaran-mata pelajaran yang dulu pernah ada dan sangat bermanfaat kembali diajarkan di sekolah. Misalnya mata pelajaran Pancasila, mata

Keluarga sebagai Benteng Kokoh pelajaran terkait wawasan kebangsaan harus tetap menjadi prioritas di setiap sekolah,” ungkap Arzetti, mantan artis dan pragawati papan atas yang sejak 2014 berkiprah di DPR RI. “Dulu saat saya sekolah, salah satu mata pelajaran penting adalah PMP –Pendidikan Moral Pancasila. Lewat pelajaran itu para pendidik menanamkan nilai-nilai Pancasila, yakni gotong royong, toleransi antarumat beragama, kerukunan, dll. Di sana juga ada pendidikan pembentukan karakter, moral. Kami juga mendapat pengetahuan tentang wawasan kebangsaan. Namun, mata pelajaran itu kini sudah tidak ada lagi. Padahal kita tahu wawasan kebangsaan itu sangat penting untuk generasi muda ,” ungkap Arzetti yang sempat berakting dalam film ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wijck’, 2013. Dulu, lanjut Arzeti, muridmurid sekolah harus hafal lagu-lagu nasional, bukan hanya Indonesia Raya, sila-sila Pancasila, juga naskah Pembukaan UUD 1945. “Dulu kami belajar semua itu, juga penjabarannya. Diulang-ulang hingga benarbenar hafal dan paham. Saya hafal dan paham semua itu. Tapi saya lihat anak-anak generasi sekarang tidak begitu,” tuturnya. Di sisi lain, legislator kelahiran Lampung 1974 ini juga menyoroti tentang kualitas moral dan budi pekerti anak yang berbeda dengan anak-anak di zamannya. Tak dapat dimungkiri, perbedaan signifikan itu tak lepas dari pengaruh globalisasi, perkembangan zaman. Perkembangan teknologi seperti internet, misalnya, kadang juga menjadi salah satu pemicu runtuhnya moral dan budi pekerti anak bangsa.

Sudut Pandang

Yayuk Basuki

Arzetti Bilbina

“Kenakalan remaja seperti tawuran misalnya, kekerasan dan penyalahgunaan obat-obat terlarang makin merajalela pada dunia pendidikan kita. Ini sungguh memprihatinkan,” tambahnya. Diakui, membendung pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi yang sudah merebak ke seluruh dunia, memang tidak mungkin. Jadi yang perlu dilakukan adalah memperkuat sistem pendidikan kita. “Anak-anak perlu mendapat (kembali) pendidikan Pancasila, wawasan kebangsaan, budi pekerti, dll. Rasa cinta Tanah Air, nasionalisme harus ditanamkan dari kecil, toleransi juga kerukunan ,” tegas Arzeti yang pernah menyandang ‘Duta ASI 2005’.

kecil, hilang atau berkurang. “Coba tanya anak-anak sekarang, apakah mereka masih hafal sila-sila Pancasila. Apa mereka bisa menjabarkan masing-masing butir. Jangan-jangan kebanyakan anak-anak kita sudah lupa dan tidak paham. Apa mereka hafal lagu-lagu nasional selain Indonesia Raya?” ujarnya dengan nada bertanya. Karena itu, kata Yayuk yang pada masa jayanya sempat masuk dalam ranking 20 besar petenis dunia, dalam setiap Raker (rapat kerja) antara Komisi X dan Kemendikbud, pihaknya juga temantemannya di komisi kerap memberi masukan terkait permasalahan pendidikan yang dikaitkan dengan perkembangan generasi muda saat ini. “Kami sudah sampaikan itu. Kita lihat anak-anak sekarang manner behaviour-nya sangat jauh berbeda ya dengan anak-anak zaman saya dulu. Kita juga meminta agar pelajaran PMP diadakan kembali. Ini penting. Apalagi dalam era globalisasi seperti sekarang. Jangan

ADAKAN LAGI PMP Hal senada juga disampaikan Yayuk Basuki. Mantan petenis nasional ini merasa khawatir dengan hilangnya pendidikan Pancasila dan kebangsaan di sekolah membuat nilai-nilai Pancasila yang seharusnya tertanam pada generasi muda sejak

Anak-anak Senang Orangtua Antusias

A. L. Ismurtono Santoso, S. Sn., lebih dikenal dengan nama Kak Ade, adalah sosok yang dikenal kreatif khususnya dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Saa ini ia tercatat memimpin PAUD Davincio di Denpasar. Menurut Kak Ade, ketika ia berkarier sebagai desainer produk di sebuah agensi, banyak pelanggan yang membawa anak-anak mereka. Ketika orangtuanya sibuk berkonsultasi, anak-anak itu cenderung rewel sebab tidak mempunyai kegiatan. Melihat hal ini, Kak Ade berinisiatif untuk memberikan kegiatan positif pada anak-anak tersebut untuk mengisi waktu luang mereka sembari menunggu orangtuanya berkonsultasi. Kertas-kertas gambar, aneka pensil warna dan krayon disediakan oleh Kak Ade bagi mereka . Rupanya apa yang di-

lakukannya berhasil. Bukan hanya anak-anak terlihat senang dengan kegiatan tersebut tapi orangtua mereka juga antusias. Dari kegiatan inilah Kak Ade mengembangkan ide untuk mendirikan sekolah seni rupa bagi anak usia dini, yang memang belum ada di Denpasar. Nama Davincio dipilih oleh para murid sebagai nama sekolah seni rupa yang dipimpinnya. Davincio Magic Art School resmi berdiri 17 Februari 2007. Sekolah ini hadir dengan visi untuk mencetak anak-anak yang ceria, kreatif dan berkarakter positif. Misinya adalah menjadi wadah bagi untuk menikmati masa kanak-kanak dengan gembira dan ceria. Memberikan rangsangan yang dapat membangun jiwa kreatif anak. Menanamkan pada anak-anak tentang kejujuran, kepedulian, kesopanan, tanggung jawab, kedisiplinan hingga kemandirian. Kak Ade menuturkan proses

berdirinya sekolah seni rupa inipun tidak mudah. Hambatan pertama adalah belum ada murid. Kendala lainnya soal perizinan yang memerlukan waktu beberapa tahun. Selanjutnya untuk memperoleh murid, Kak Ade bersama para guru rajin mengadakan workshop dan berbagai lomba seni di berbagai tempat serta bekerja sama dengan TK di Denpasar untuk memberikan kursus seni rupa sebagai kegiatan ekstrakurikuler dan nama Davincio pun mulai dikenal di kalangan para pendidik anak usia dini. Selanjutnya Kak Ade pun berkisah jika di tahun 2010, Davincio Magic Art School kedatangan seorang tamu dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitabang) Jakarta, untuk melakukan survei tentang model pembelajaran di luar sekolah. Melihat model pembelajaran di Davincio, Kak Ade dianjurkan untuk membuka pelayanan

A. L. Ismurtono Santoso, S. Sn.

PAUD. Apalagi saat tamu itu berkunjung, Davincio sedang mengadakan acara “Kidz Activity Camp” yang pola kerjanya serupa dengan TPA (Tempat Penitipan Anak). Pada semester berikutnya, tamu dari Puslitbang Jakarta itu datang lagi, hingga salah satu guru, Ita Davincio mendapat undangan diklat PAUD di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan diklat di Yoygakarta, Ita kemudian rajin mengikuti workshop PAUD baik tingkat nasional maupun tingkat internasional. Mengingat masih banyak anak

sampai anak-anak kita lupa atau bahkan tak paham nilai-nilai Pancasila,” katanya. Tapi di sisi lain, tambah wanita kelahiran Yogyakarta 1970 ini, orangtua pun harus berperan serta. Karena masalah pendidikan anak itu, bukan hanya tanggung jawab sekolah tapi juga orangtua. “Yang terjadi sekarang, saya amati, banyak orangtua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah karena mereka sibuk di luar. Sekarang ini sudah beda, kalau dulu hanya para bapak yang sibuk bekerja, tapi sekarang para ibu pun sibuk bekerja (di luar) ataupun sibuk dengan aktivitasnya di luar rumah. Banyak orangtua lalai mendidik anak-anaknya,” paparnya. Memang, katanya lagi, kita tidak bisa menafikan perkembangan zaman, namun begitu ‘benteng’ tetap harus dibuat kokoh. “Nah, ‘benteng’ itu yang pertama adalah keluarga (pendidikan dalam keluarga), kemudian di sekolah. Sementara kami di Komisi X terus mendorong agar adanya perubahan. Misalnya bukan hanya pelajaran PMP yang kita inginkan masuk kembali tapi juga kegiatan olah raga di sekolah diintensifkan lagi. “ “Olah raga sangat positif bagi pertumbuhan anak, mereka jadi memiliki kesibukan di waktu luangnya. Hal ini juga bisa meminimalkan pengaruh-penguruh buruk yang ada di lingkungannya. Karena kita semua tahu, anak-anak yang dalam masa pertumbuhan memiliki energi yang luar biasa. Energi ini jika tidak diarahkan dan disalurkan dengan benar, khawatir berbuah tidak baik. Maka saya kira, salah satu solusinya adalah dengan memberi mereka kegiatan olah raga,” tandasnya.

19

Edisi 951/ 1 - 7 APRIL 2017

Saat berkunjung ke sini, pasti yang terlintas di benak kamu adalah “Wah, unik nih bentuk bukitnya, kok bisa ya?” Wisata Bukit Jamur merupakan tempat wisata yang terletak di kecamatan Bungah, Gresik, Jawa Timur. Ini merupakan wisata baru yang menjadi salah satu destinasi wisata di kota tersebut.

M

eskipun masih tergolong tempat wisata baru, pesonanya tidak kalah dengan tempat wisata lainnya di Jatim. Hal ini menjadi tempat rekreasi di Gresik yang lagi hits dan terkenal karena keunikannya. Sebagai sebutan bukit jamur terletak pada keunikan batu yang memang menyerupai bentuk tumbuhan jamur.

Bukit Jamur

Serasa Berteduh di Jamur Raksasa Awalnya nama bukit tersebut bukan Bukit Jamur seperti yang terkenal saat ini, melainkan adalah Bukit Dakar. Tetapi mengingat sebutan nama Dakar itu kurang enak didengar yang merupakan nama kelamin, akhirnya bukit ini diberi nama Bukit Jamur. Tak hanya alasan nama Dakar, bukit ini juga didukung bebatuan yang berdiri kokoh. Sensasi yang diberikan bukit ini sangatlah berbeda, selain kita dapat melihat uniknya batuan berbentuk jamur, kita juga akan merasa seolah–olah berada di

negeri liliput, karena ukuran kita yang kecil dan berada diantara jamur–jamur raksasa dengan jumlah yang banyak. Diperkirakan bahwa batu jamur tersebut terbentuk karena adanya abrasi selama bertahun– tahun hingga bentuk batu– batunya berubah tampak seperti sekarang. Dengan bentuk batu yang unik seperti jamur tersebut, mampu menyita perhatian banyak orang. Terbukti dengan makin banyaknya pengunjung demi melihat dan menikmati pesona dan keindahan tersembunyi dibalik bukit

tersebut. Puncak tertinggi dari bukit ini adalah sekitar tujuh meter. Bagi para pecinta fotografi, Bukit Jamur bisa dijadikan salah satu tempat yang cocok untuk berburu atau hunting foto di kota Gresik. Untuk masuk lokasi bukit jamur ini, pengunjung harus menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di pos penjagaan, bagi yang belum mempunyai KTP bisa menunjukkan kartu pelajar. Harga tiket masuknya sebesar Rp 3000 untuk sepeda motor

dan Rp 10.000 untuk mobil. Untuk parkir kendaraan tak perlu khawatir, karena sudah ada lahan dan petugas yang berjaga mengatur parkir pengunjung. Dari tempat parkir, deretan Bukit Jamur sudah keliatan menggoda pengunjung untuk segera menghampirinya. Tips persiapan sebelum berkunjung ke Bukit Jamur Bungah di Gresik adalah persiapkan topi atau payung, karena lokasinya sangat panas meskipun di kanan kirinya terdapat persawahan dan bukit kapur. (Putri Ardiashari)

(Diana Runtu)

usia dini di lingkungan Davincio yang perlu memperoleh stimulasi dan pendidikan maka tim Davincio mempertimbangkan saran dari Puslitbang. Tepat di Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010, resmi dibuka layanan PAUD Davincio pertama, berupa Kelompok Bermain. Saat ini Davincio lebih populer dengan nama Davincio Event and Education. Di tahun 2015-2016 Davincio berpartisipasi aktif dalam pencanangan sekolah aman dengan meningkatkan kesadaran masyarakat pada hak tumbuh kembang anak. Dalam kegiatan ini Davincio bekerja sama dengan pemerintah kota Denpasar dalam pencanangan Denpasar sebagai Kota Layak Anak. Ke depannya Kak Ade juga berharap Davincio akan selalu menjadi wadah terkemuka bagi anak-anak bangsa dalam berekspresi, berkarya dan berprestasi. Selalu dapat mencetak generasi penerus dengan budi pekerti luhur dan berjiwa kreatif. Ia selalu berdoa yang selalu dipanjatkan untuk anak-anak bimbingannya agar mereka tumbuh menjadi anak yang ceria, cerdas, sehat serta kreatif. (Sri Ardhini)

Evolutea

Teh Minuman Rakyat Indonesia Teh adalah minuman yang mengandung kafeina, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia Sintetis dengan air panas. Teh merupakan minuman sehari-hari masyarakat Indone-

sia. Bahkan banyak yang mengonsumsi teh lebih dari dua gelas tiap harinya. Ini membuktikan orang indonesia gemar minum teh, sehingga memancing owner Evolutea, Mukhlis Putra, mendirikan usaha teh dengan beberapa varian rasa. Evolutea, ia gunakan sebagai brand dari produknya. Karena nama Evolutea berasal dari kata evolusi dan tea. Artinya, evolusi cara menikmati yang lebih mengikuti zaman yang diolah dengan berbagai varian dan topping, sehingga masyarakat lebih suka minum teh karena manfaatnya yang luar biasa bagi kesehatan.l Lelaki kelahiran 8 Agustus 1991 ini memulai bisnisnya dengan modal sekitar Rp 500 ribu. Awalnya, usaha teh miliknya dikemas dalam botol untuk ia titipkan

di kantin-kantin sekolah. Seiring berjalanya waktu, permintaan pasar semakin banyak, akhirnya ia putuskan untuk menyewa tempat dan dijadikan cafe milktea pertama di Gresik. “Alhamdulillah, respons semakin banyak dan dalam pertengahan tahun ini kami merencanakan untuk memfranchisekan agar customer Evolutea semakin mudah mendapatkan produkproduk dari Evolutea,” kata Mukhlis. Awalnya, bisnis teh ini dijalankan dan dibantu sang istri, Dewi. Tapi untuk saat ini, dibantu oleh dua karyawan tetap dan satu karyawan tak tetap.

Laki-laki lulusan S1 Managemen Universitas Airlangga, memilih usaha teh, karena bisnis minuman tak pernah lekang oleh zaman. “Orang pasti minum, orang kuat nggak jajan saat lapar tapi nggak kuat menahan minum saat haus,” ujarnya sambil tersenyum. Sebelum terjun dalam usahanya saat ini, ia mengaku pernah usaha konveksi

dan bertahan tiga tahun saja. Dengan minat pasar yang luar biasa, setiap bulannya bisa lebih dari 6000 gelas yang terjual dari cafe Evolutea. Dirinya mengaku, mendirikan bisnis teh ini, termotivasi dari dirinya sendiri yang ingin menjadi seorang pengusaha. Evolutea sendiri, dibandrol mulai harga Rp 8.000 – Rp 14.000. Varian terlaris dari cafe evolutea, yakni milk tea greentea, milk chocolate dan thai tea. Dalam menghadapi persaingan usaha agar tetap eksis dan survive, Mukhlis, selalu membuat menu baru dalam dua bulan sekali dan selalu improve caracara dalam berpromosi seperti diskon, free bagi yang puasa sunnah, free untuk anak yatim dan lain sebagainya. Lelaki yang hobi dalam bidang desain grafis ini, mengaku belum menemui kendala yang besar. “Alhamdulillah, untuk selama ini belum pernah ada kendala yang luar biasa. Selalu diberi kelancaran oleh yang maha kuasa,” paparnya. Harapan kedepan, supaya bisnis yang dijalankan nya saat ini bisa maju dan terus berkembang serta bisa memiliki cabang di berbagai kota dan bisa bermanfaat bagi semua. (Fiqhy Farizh Ferdiansah)


20

Nine

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Pastikan Ketersediaan Produk dan Harga Stabil

Logo I-SHOP NTB (E-Commerce) resmi diluncurkan pada peringatan Hari Konsumen Nasional di Nusa Tenggara Barat, Jumat lalu. I-Shop merupakan inovasi yang dilahirkan oleh Hj. Putu Selly Andayani, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

S

elly Andayani merupakan salah seorang kepala dinas perempuan ‘bertangan dingin’ yang selama ini dikenal banyak melahirkan inovasi-inovasi ketika memimpin SKPD di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kehadirannya

kerap memeriahkan bidang yang menjadi bidang tugas SKPD yang dipimpinnya dengan karya-karya inovasi. Progresivitas dan inovasi selalu tampak dari SKPD yang dipimpinnya, misalnya ketika ia menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah NTB, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM NTB serta saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB. I-Shop merupakan salah satu mimpi Selly yang terwujud karena dengan I-Shop ini ia dapat membangun bidang perdagangan NTB menjadi lebih maju, terbuka dan memudahkan dunia usaha yang ada di NTB. Mimpi besarnya adalah memotong mata rantai distribusi dalam bidang perdagangan untuk mempermudah, mendekatkan dan meningkatkan kesejahterPeluncuran Logo I-SHOP NTB aan baik produsen

Hj. Putu Selly Andayani

maupun konsumen, akhirnya segera terwujud dengan diluncurkannya secara resmi Logo I-Shop NTB. Selain itu, berbagai inovasi yang tengah disiapkannya di Dinas Perdagangan, merupakan usaha dan harapan Selly untuk mewujudkan masyarakat atau konsumen yang cerdas. “Jadilah konsumen yang cerdas menyikapi dunia perdagangan,” kata Selly di sela-sela kegiatan pasar murah dalam rangka memeriahkan Harkonas NTB 2017. Mengusung tema “Gerakan Konsumen Cerdas, Mandiri dan Cinta Produk Dalam Negeri”, Harkonas di Mataram NTB berlangsung meriah dengan digelarnya pasar murah oleh Dinas Pedagangan NTB yang menghadirkan puluhan distributor yang memenuhi stand-stand di Lapangan Sangkareang Mataram, tempat diselenggarakan puncak peringatan Harkonas 2017 tingkat

Provinsi NTB. Selain peluncuran logo I-Shop dan pasar murah, saat Harkonas 2017 di Mataram juga digelar periksa kesehatan gratis

positif, termasuk untuk memasarkan produk-produk lokal yang berkualitas. Dan dalam rangka memasuki Bulan Suci Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Selly Antambah kepada petani, terang dayani bersama Staf ahli Menteri Kadis Perdagangan NTB,” ungkap Perdagangan RI, Lasminingsih Selly saat melapor kepada Gu- langsung turun ke pasar-pasar bernur NTB Dr. TGH. M. Zainul tradisional setidaknya yang berada Majdi pada Rapat Pimpinan OPD di Mataram untuk memantau ketbeberapa waktu lalu. ersediaan bahan pokok juga sebaGubernur NTB sendiri me- gai tindak lanjut HET 3 kebutuhan nyambut baik inovasi Dinas Per- pokok masyarakat seperti gula dagangan ini dengan meminta se- pasir minyak goreng dan daging mua pejabat pemerintahan untuk beku. Sebelumnya Selly bersama meningkatkan pelayanan kepada dengan Tim Dinas Perdagangan masyarakat. “Perbanyak inovas- Provinsi NTB dan Kota Mataram inovasi riil yang dapat memper- meninjau langsung harga-harga di mudah masyarakat,” kata Majdi. Pasar Dasan Agung Mataram dan Inovasi seperti yang dilakukan Pasar Mandalika Mataram yang diDinas Perdagangan NTB itu mer- lanjutkan dengan Rakor bersama upakan bagian dari upaya pemer- Kadis Perdagangan se-NTB di intah daerah untuk mendukung waktu yang sama. Selain itu juga dan menfasilitasi masyarakat, Selly memimpin timnya untuk sehingga terus bergerak. meninjau gudang distributor baI-Shop NTB, kata TGB ada- han pokok dan sempat berdiskusi lah satu contoh cara sederhana dengan Kepala Pasar Dasan Agung mempermudah rakyat dalam Mataram dan Tim Dinas Perdamengembangkan usaha ekonomi gangan Kota Mataram. Pasar yang produktif. Gubernur juga mem- dinilai sejuk dan bersih ini kelak inta agar jajaran pimpinan SKPD akan diperjuangkan untuk menjadi memanfaatkan media sosial untuk pasar berstandar Nasional Indomenyebarkan informasi yang nesia (SNI). (Naniek I. Taufan)

Dinas Perdagangan NTB Luncurkan I-Shop NTB

Hj. Putu Selly Andayani mendampingi Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan RI, Lasminingsih, SH., LLM, dalam sidak ke distributor bahan pokok di Mataram

juga hadir pada peringatan tersebut. “Agar produk-produk dicintai masyarakat konsumen, perlu peningkatan kualitas barang yang dihasilkan,” saran Wagub. Produk lokal yang tidak mengikuti perkembangan persaingan pasar, lambat laun akan tertinggal. Program Inovasi I-Shop NTB ( E-Commerce) yang diluncurkan Dinas Perdagangan Provinsi Nusa

Tenggara Barat, dihajatkan dapat memangkas mata rantai perdagangan yang merugikan petani dan pengusaha UMKM. “I-Shop adalah tempat bertransaksi berupa portal on-line yang menyuguhkan informasi komprehensif tentang produk-produk asli Lombok dan Sumbawa. Portal ini akan mengurangi praktek tengkulak dan ijon, sehingga memberi nilai

(Naniek I. Taufan)

Hj. Putu Selly Andayani bersama tim Dinas Perdagangan Provinsi NTB memantau harga di pasar tradisional dalam rangka menyambut bulan ramadhan yang sebentar lagi tiba

Pangkas Mata Rantai Perdagangan yang Rugikan Petani

Inovasi I-Shop NTB ( E-Commerce) yang diluncurkan Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dihajatkan dapat memangkas mata rantai perdagangan yang merugikan petani Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Muh Amin yang turut hadir manyambut Harkonas 2017 ini juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri dan dalam daerah. Menurutnya dengan mencintai produk dalam negeri dan dalam daerah, maka pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat. “Karena dengan membeli produkproduk lokal yang dihasilkan oleh masyarakat, akan memberikan arti penting bagi kesejahteraan masyarakat setempat. “Belilah sesuai kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan,” kata Wagub di hadapan Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan RI, Lasminingsih, SH., LLM., yang

dan senam bersama. Satu hal yang menjadi perhatian penting Selly adalah, memastikan ketersediaan produk dan harga yang stabil. “Dengan begitu masyarakat bisa tenang dalam memenuhi kebutuhannya, khususnya kebutuhan pokok,” ujar Selly. Sebagai konsumen yang baik, ia mengimbau masyarakat untuk teliti sebelum membeli, dan lebih mengutamakan produk-produk buatan dalam negeri. Kritis saat berbelanja penting dibudayakan, agar terhindar dari produkproduk ilegal dan black market yang merugikan masyarakat dan bangsa. Kecerdasan konsumen merupakan langkah yang baik dalam menstabilkan harga di pasaran, terutama menjelang bulan puasa dan lebaran.

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Busana Festival Gianyar

5

Persembahkan Tenun Pucuk Kombinasi Fenomena pergerakan zaman yang kompleks serta multidimensi menjadi evolusi dari beragam desain, bentuk inovasi serta kreativitas masyarakat Gianyar. Apalagi desain dan fashion di era globalisasi ini menjadi salah satu bagian penting dalam pergerakan ekonomi kreatif Indonesia dan Bali khususnya.

S

ebagai bentuk inovasi dan kreativitas masyarakat Gianyar, Pemkab Gianyar bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Gianyar, menggelar “Busana Festival Gianyar 2017 “, di Panggung Terbuka Balai Budaya Gianyar, Jumat (21/4).

Acara yang diprakarsai Dekranasda Kabupaten Gianyar tersebut menggandeng desainer senior Bali seperti Tjok Abi dan Shinta Christina serta sederetan desainer muda berbakat asal Gianyar, yaitu Dika Saskara, Diantari dan Ahmad Nurhasim. Peragaan busana ini juga dimeriahkan oleh Rhea Cempaka, Grya Jegeg, Shima Boutique, Ikat by Cap Bali Feat Castalie Bali dan Komunitas Cinta

Kamen Bali (KCKB). B u p a t i G i a nya r A . A . G d e Agung Bharata saat membuka Busana Festival Gianyar mengatakan sangat bangga karena acara tersebut mampu menjadi wadah bagi para desainer Gianyar untuk memperkenalkan produk–produk lokalnya, salah

s a t u ya n g i n g i n d i to n j o l ka n adalah kain tenun yang khas b e rc o ra k b u n ga p u c u k ya n g merupakan ikon-nya Gianyar. Busana Festival ini, lanjut Bupati Agung Bharata, merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan hasil produksi tenun para perajin dan pelaku UMKM agar lebih lagi dikenal dan diminati masyarakat. Melalui sentuhan kreativitas dan inovasi para desainer Gianyar, niscaya kain tenun pucuk Gianyar akan semakin berkibar di dunia fashion baik nasional atau pun internasional. Bupati Agung Bharata juga menambahkan, Gianyar memiliki ikon bunga pucuk yang telah dituangkan dalam industri tekstil khas Gianyar. Ikon ini telah

dikembangkan dalam kain tenun motif pucuk kombinasi dari kain endek hingga songket. Mengingat eksistensi kerajinan tenun Gianyar sangat bergantung pada kreativitas, maka para perajin dan desainer pun tak henti menggali keindahan dan seni kearifan lokal ini. Saat ini Gianyar memiliki industri UMKM untuk produk kain tenun yang cukup banyak. “Dengan dukungan desainer muda yang sangat berbakat, saya yakin ini merupakan peluang untuk mengembangkan industri kreatif khususnya di bidang fashion di Gianyar,” tegas Agung Bharata. Busana Festival Gianyar kali ini diselenggarakan berkaitan dengan kegiatan HUT ke-246 Kota Gianyar. Diharapkan kegiatan ini dapat membuka cakrawala pandang bahwa peluang usaha dan peluang kerja terkait penyediaan busana bukan hanya memuliakan kain tenun semata, melainkan akan membuka juga peluang kesempatan kerja mulai dari keperluan SDM selaku tata rias, dresser, desainer, model dan masih banyak lagi kegiatan pendukung lainnya. Bupati Agung Bharata juga mengatakan Pagelaran “Busana Festival Gianyar 2017 “ ini sekaligus untuk memperingati Hari Kartini dan dipersembahkan untuk para Kartini muda yang berjuang demi pembangunan daerahnya, Kabupaten Gianyar. Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ny. Surya Adnyani Ma-

hayastra menambahkan “Busana Festival Gianyar 2017 “ merupakan upaya untuk memberikan ruang kreasi bagi para desainer muda berbakat di Gianyar, mulai dari Dika Saskara, Diantari hingga Ahmad Nurhasim dari Kekean Wastra Galery untuk menunjukkan potensinya. Ia juga menjelaskan Busana Festival kali ini melibatkan desainer senior seperti Tjok Abi dan Shinta Chrisna untuk menginspirasi. Dalam event ini, Dekranasda Kabupaten Gianyar menyelenggarakan Busana Festival Kebaya dengan mempersembahkan produk modifikasi tenun pucuk Gianyar. “Kain tenun pucuk yang didesain oleh para desainer ini merupakan hasil perajin tenun binaan Dekranasda Kabupaten Gianyar. Jadi Busana Festival ini juga merupakan upaya Dekranasda terus memperkenalkan kain tenun pucuk khas Gianyar,” jelas Ny. Adnyani Mahayastra. Kain tenun pucuk yang diperkenalkan kali ini ada-

lah kain tenun pucuk dengan tiga teknik p e m b u a t a n , ya k n i tenun ikat, songket dan airbrush. Kain ini berbeda dengan kain tenun lainnya, sehingga ciri khas tenun ini hanya dimiliki oleh Kabupaten Gianyar. Ke depannya Ny. Adnyani Mahayastra berharap agar para desainer muda lebih bisa berinovsi menggunakan kain tenun. Apalagi kini, kain tenun dan songket tidak lagi digunakan hanya untuk upacara keagamaan saja seperti kamen, tetapi sudah didesain untuk pakaian kerja, kasual dan pakaian resmi. -Sri Ardhini


4

Inspirasi

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

Saptuari Sugiharto

Pendiri #Sedekah Rombongan

Pekerja keras, jeli melihat peluang bisnis serta memiliki jiwa sosial yang tinggi itulah Saptuari Sugiharto. Baginya, kesempatan hidup yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa hendaknya tidak hanya dipakai untuk mengejar materi saja namun juga sebanyak mungkin berbuat kebaikan bagi sesama. Hidup itu harus ada keseimbangan sehingga segalanya bisa berjalani harmoni.

Saptuari

“D

alam setiap pertemuan saya selalu mengatakan kepada teman-teman bahwa hidup ini hanya sekali, sayang kalau hanya dipakai untuk mengejar materi saja. Alangkah baiknya kalau kita berlomba-lomba dalam mengumpulkan kebaikan sebagai bekal kita di akhirat nanti,” ungkap lelaki kelahiran Yogyakarta 1979 ini. Di dunia entrepreneur muda, nama Saptuari Sugiharto tergolong cukup dikenal. Maklum saja, lelaki ini bukan saja sukses membangun bisnisnya dari bawah, tapi dia mendapat berbagai penghargaan khususnya di bidang kewirausahaan, di antaranya Indonesia Small Medium Bisnis Entrepreneur Award 2008 dan Most Promising Asia Pasific Entrepreneur Award 2009.Ditambah lagi, dia kerap tampil sebagai narasumber di seminar-seminar kewirausahaan dan motivasi. Sukses membangun bisnis ternyata tidak membuatnya terlena dan rakus dalam mengejar materi. Dia ingin hidupnya berguna bagi orang lain, dia ingin berbagi pada sesamanya. “Sebenarnya ada beberapa momen dalam hidup saya yang menginspirasi yang akhirnya memunculkan ide membangun gerakan #Sedekah Rombongan. Kalau melihat falsafah semut, jika dia berjalan sendiri dia tidak bisa melakukan banyak hal, namun ketika semut berbaris, berjalan berombongan dengan temantemannya maka biskuit yang besar pun bisa diangkatnya.” “Itu artinya jika kita membantu secara berombongan atau bersama-sama akan menjadi sesuatu yang besar dan berarti daripada kita melakukannya sendirian,” ungkap

peraih ‘Young Entrepreneur Indonesia Franchise Award 2010’, ini. Saptuari berkisah dirinya terlahir dari keluarga sederhana, ayahnya meninggal saat dia kelas lima SD. Untuk kehidupan seharihari, ibunya lah yang banting-tulang berjualan makanan di pasar. “Suatu hari ibu saya sakit, dan kami tidak bisa membawanya ke dokter karena tak ada biaya. Akhirnya ibu hanya menjalani pengobatan herbal selama tujuh tahun dan selama itu tidak ada tanda-tanda perbaikan kesehatannya.” “Sementara saya sendiri berjuang untuk tetap bisa sekolah dan kuliah dengan biaya sendiri. Baru pada tahun 2006 saya bisa membawa ibu ke rumah sakit untuk mendapatkan operasi. Ternyata ibu saya mengidap tumor di rahim, dan akhirnya menjalani pengangkatan rahim,” tutur pemilik bisnis ‘Kedai Digital’ yang memiliki 60 cabang lebih di 36 kota. PANTI ASUHAN YANG MENGHARUKAN Pengalaman itu sangat membekas di batin Saptuari, dia pun

Mandalika

Bantuan perbaikan rumah

sehingga terlahir cacat. Atau ada juga anak sehat namun dibuang oleh orangtuanya,” tutur alumnus UGM ini yang mengaku menulis artikelnya tentang panti asuhan itu sambil menangis. Dari sana kemudian dia menuangkan kisah panti asuhan itu dalam tulisan di blognya. “Di luar dugaan banyak respon dari pembaca dan mereka berniat untuk membantu untuk panti asuhan itu. Mereka bertanya pada saya bagaimana caranya untuk membantu. Akhirnya saya pun menghimpun dana yang diberikan oleh pembaca blog saya,” jelasnya. Dalam sekejap jumlah dana besar terkumpul, dan Saptuari langsung mendatangi panti asuhan itu dan menyampaikan bantuan. Pihak panti sangat kaget atas bantuan yang diberikan. “Saya merasa bahagia sekali bisa membantu mereka. Apalagi mereka memberi doanya kepada saya. Itu merupakan tambahan energi yang luar biasa untuk saya,” ungkap Satuari seraya bertekad dia akan semakin sering membantu para duafa yang membutuhkan pertolongan, salah satunya adalah lewat tulisan-tulisan yang dipublis di blognya. Menariknya, kata Saptuari, setelah kejadian itu bantuan atau sumbangan dari berbagai pihak masih terus mengalir. Lalu muncullah ide melembagakan gerakan sosial itu dengan nama #Sedekah Rombongan. “Awalnya kami melakukan penggalangan dana per individu. Namun karena sumbangan terus mengalir akhirnya terbentuklah tim yang terus menginformasikan daftar orang-orang diberbagai tempat yang perlu bantuan. Jadi bagi siapa pun yang ingin menyumbang bisa melihat website atau twitter kami tentang siapa-siapa yang membutuhkan pertolongan,” paparnya. Enam tahun berkiprah, #Sedekah Rombongan semakin berkibar dan berhasil melebarkan sayap organisasi di berbagai kota. Lewat gerakan mulia itu, sudah banyak orang yang terbantu.

Dan asal tahu saja, mereka yang dibantu tidak hanya warga Yogyakarta saja melainkan orang-orang tak mampu yang berasal dari daerah lain. Menurut Saptuari, jumlah dana yang telah disalurkan pada mereka yang membutuhkan, sejak mulai berdiri hingga sekarang adalah lebih dari Rp45 miliar, dengan jumlah orang yang terbantu sekitar 22.000 orang. Sebuah capaian yang luar biasa. “Kami juga telah memiliki 36 ambulans dan 14 rumah singgah di berbagai kota. Rumah singgah ini sangat bermanfaat bagi para pasien tak mampu yang harus berobat di sebuah rumah sakit yang jauh dari tempat tinggalnya,” kata Saptuari. “Di rumah singgah juga disiapkan pendampingan bagi pasien untuk menumbuhkan rasa optimis mereka, dengan begitu mereka bisa cepat sembuh,” tambahnya Saptuari yang memiliki 300 lebih relawan yang siap membantu #Sedekah Rombongan dalam beraktivitas. Meski gerakan ini bertujuan mulia untuk membantu sesama yang membutuhkan, namun bukan berarti semua orang memandang apa yang dilakukan tim #Sedekah Rombongan adalah positif. Ada saja kecaman muncul. “Itu karena kami selalu memposting foto saat memberikan sumbangan. Dalam foto itu, selain ada tim kami, juga ada gambar penerima sumbangan serta nominal sumbangan yang diberikan,” tuturnya. Maksud publikasi itu, kata Saptuari, salah satunya adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban #Sedekah Rombongan kepada masyarakat khususnya para donatur bahwa sumbangan telah disalurkan. “Tapi ternyata niatan kami itu disangka sebagian orang sebagai pamer, riya, dll. Padahal bukan itu maksudnya. Tapi meski ada yang mengecam, kegiatan publikasi itu tetap kami lakukan sampai sekarang,” katanya. (Diana Runtu)

21

Tiga Guru NTB Ciptakan Inovasi Pembelajaran Tiga orang guru dari Nusa Tenggara Barat, yakni Abdul Azis dari Sumbawa, Aswin dari Lombok Utara dan Henny dari Sumbawa Barat, menciptakan inovasi pembelajaran untuk memanfaatkan potensi yang tersedia di sekitar dan yang dekat sebagai medium pembelajaran yang efektif.

A

berpikir pastilah banyak anak-anak yang seperti dirinya, yang tidak mampu membawa orangtua berobat ke dokter karena ketiadaan biaya. Momen lainnya adalah saat tahun 2011 dimana dia kebetulan melihat sebuah panti asuhan di Yogyakarta yang membutuhkan pertolongan. “Panti asuhan itu adalah tempat penampungan anak-anak yang dibuang oleh orangtuanya atau keluarganya. Di sana ada anak-anak korban upaya aborsi orangtuanya,

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

bdul Azis dari Sumbawa, menciptakan inovasi pembelajaran Metematikan dengan menggunakan segala benda yang ada di sekitarnya, yang sangat mudah ditemukan. Misalnya mengajarkan berat benda dengan menggunakan batu kali, atau tepung atau benda lainnya sebagai medium pembelajaran. Medium tersebut dipilih sebagai media pembelajaran oleh Azis setalah ia mengindenfikasi persoalan yang dihadapinya. Bahwa ternyata ia melihat banyak potensi yang ada di sekitarnya, yang mudah ditemukan, sering dilakukan, tetapi tidak dipraktikkan untuk mendukung proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Hal inilah yang membuatnya mencoba mempraktikkan hal tersebut sejak dua bulan lalu. “Dan hasilnya menggembirakan, sungguh luar biasa,” kata Aziz . Dari 21 siswa di kelas V SD, ternyata 19 siswa meraih prestasi baik, dan tinggal 2

siswa yang belum tercapai. Demikian pula dengan Henny dari Sumbawa juga menciptakan inovasi pembelajaran bidang matematika dengan memanfaatkan stik es krim untuk mendorong minat dan merangsang kemampuan berhitung siswa. Ada pula Aswin yang dihadapkan pada masalah anak yang tidak percaya diri ketika diminta berbicara di depan kelas. Awalnya, lulusan Sarjana Pendididikan (S1) STKIP Hamzamwadi Pancor ini, merasa sangat sulit menghadapi siswa yang tidak punya keberanian untuk berbicara di depan umum. “Jangankan berbicara, bahkan hanya sekadar untuk menjawab pertanyaan guru saja tidak berani, malahan menangis bila ditanya,” ungkap Azwin tentang pengalamannya menghadapi siswa. Hal ini sempat membuatnya bingung dan mendorongnya untuk membuat inovasi agar bisa merubah hal tersebut pada diri siswanya. Lalu ia mencoba menciptakan inovasi melalui penayangan

Abdul Azis dari Sumbawa, Aswin dari Lombok Utara dan Henny dari Sumbawa Barat, menciptakan inovasi pembelajaran untuk memanfaatkan potensi yang tersedia di sekitar dan yang dekat sebagai medium pembelajaran yang efektif

foto-foto yang dilaminating atau gambar video untuk merangsang keberanian siswa. Ternyata dari inovasi itu, dengan modal HP pribadi, dalam dua bulan proses pembelajaran dengan menggunakan medium foto dan gambar-gambar tadi, mampu mengubah kondisi siswa yang tadinya tidak berani atau tidak mau tampil di depan kelas, akhirnya berubah lebih baik. “Malahan sebelum disuruh atau diminta, justru siswa sendiri yang minta tampil di depan untuk bercerita atau berbicara,” ungkapnya. Atas inovasi yang dilakukan para guru ini, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr.TGH. M.Zainul Majdi menyampaikan rasa salut, bangga dan mengapresiasi karya dan perjuangan guru NTB dalam menciptakan inovasi dan kreasi dalam proses pembelajaran. Aperasiasi itu disampaikannya ketika melakukan dialog hasil Inovasi para guru ini. Dan atas inovasi dan karya yang men-

ginspirasi itu, Gubernur berjanji akan mengalokasikan anggaran khusus dari Pemerintah Provinsi NTB bersama kabupaten/kota, untuk memberikan tunjangan inovasi bagi guru yang benar-benar bekerja dan menghasilkan inovasi untuk membangun dunia pendidikan di NTB lebih maju lagi. Dalam lomba gelar inovasi inspirasi dari guru yang mengangkat tema “Memanfaatkan Inovasi untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran terkait Literasi dan Numerasi di NTB,” yang diselenggarakan di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur, beberapa waktu lalu, Gubernur NTB menyatakan bahwa inovasi pembelajaran yang diciptakan oleh para pendidik kreatif ini, tidak hanya bermanfaat untuk anak didik di sekolah itu, tetapi akan bermanfaat untuk semua anak didik di NTB. Menurutnya, inovasi itu sangat berarti dan memenuhi syarat disebut sebagai kreativitas yang luar biasa, karena memanfaatkan potensi dan medium yang ada di

sekitar, mudah dicari dengan biaya yang sangat murah. Semua karya guru yang menginspirasi itu, sumber dan bahanbahannya berada sangat dekat dan tersedia di lingkungan masingmasing. “Tuhan Yang Maha Esa, ternyata telah melengkapi berbagai kebutuhan lebih dari cukup untuk hidup dan berkarya, sekaligus media pembelajaran di tempat dimana kita tinggal,” ungkap Majdi. Untuk itu, ia mengajak para guru untuk terus mencermati dan menggali berbagai potensi yang ada di sekitar, sebagai medium pembelajaran. Sebagai bentuk apresiasi dan komitmen pemerintah Provinsi NTB, maka pihaknya akan segera mengatur diadakannya tunjangan inovasi bagi guru-guru yang inovatif, yang mana teknis pemberian tunjangan serta besaran tunjangan dan jangka waktu pemberiaannya akan segera dirumuskan bersamasama pemerintah kabupaten/kota se- NTB. (Naniek I. Taufan)

NTB Provinsi Inovasi Pertama di Indonesia Implementasikan Program Inovasi dalam Proses Pembelajaran Provinsi NTB sendiri merupakan Provinsi Inovasi pertama di Indonesia yang mengimplementasikan program inovasi dalam proses pembelajaran. Program ini dimulai tahun 2016 lalu dan akan berakhir tahun 2019 mendatang. Hal ini terlaksana atas kerjasama Pemerintah Republik Indonesia melalui Kemendikbud dengan Pemerintah Autralia melalui DFAT pada program Inovasi. Neryl Lewis, Konselor Develovement Cooperation dari Kedutaan Australia menegaskan program inovasi di NTB dilaksanakan di enam Kabupaten, yaitu KLU, Loteng, Sumbawa, KSB, Dompu dan Kabupaten Bima. Bentuk implementasi program ini adalah inovasi inspirasi dari guru, yakni memanfaatkan

inovasi yang berasal dari guru itu sendiri untuk meningkatkan hasil pembelajaran terkait dengan literasi dan numerasi. Fokus kegiatannya adalah pada proses belajar mengajar (PBM) literasi dan numerasi di kelas (SD dan SMP), kerjasama dengan guru, orang tua murid dan Pemda setempat, serta pilot project peningkatan proses pembelajaran dan riset untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ia juga menegaskan salah satu hambatan pendidikan yang sering dijumpai dihampir semua daerah di Indonesia, adalah masih lemahnya budaya literasi dan numerasi di kalangan masyarakat. Karenanya, ia sangat mengepresiasi Inovasi dalam proses pembelajaran yang didukung sepenuhnya oleh pemer-

vasi yang baik ini dapat terus berlanjut dan menjangkau sebanyak mungkin masyarakat dunia pendidikan di sekolah. Gubernur NTB juga kembali menegaskan komitmennya untuk mengawal keberlanjutan program inovasi tersebut melalui penyediaan Tunjangan Inovasi bagi guru-guru yang menunjukkan kinerja dan inovasi. “Pembelajaran dan pendidikan literasi dan numerasi menjadi kebutuhan kita bersama,” ujar Majdi. Untuk itu, ia mengajak Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan perhatian dan Gubernur NTB bersama para guru yang mengikuti lomba inovasi guru dan Neryl Lewis, dukungan sepenuhnya bagi Konselor Develovement Cooperation dari Kedutaan Australia guru-guru yang kreatif dan intah Provinsi dan Pemerintah manfaatnya sangat luar biasa,” menunjukkan kinerja yang baik Kabupaten/Kota setempat. ungkap Neryl. Ia berharap dan bagi kemajuan pendidikan di “Ini merupakan contoh in- berkomitmen untuk mendukung daerahnya. (Naniek I. Taufan) ovasi yang sederhana tetapi dan mengawal, bagaimana ino-


22

Jawarah Siap Hadang Hoax

Fenomena gencarnya berita atau informasi bohong atau sering disebut hoax akhirakhir ini, khususnya pada masa Pilkada DKI Jakarta baru lalu, sungguh meresahkan banyak pihak. Penyebaran berita hoax itu sudah demikian masif dan terlihat terstruktur dan berpotensi memecah belah.

“H

Sosialita

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

oax pada awalnya tidak punya nilai. Tapi ketika kemudian media mainstream ikut memberitakan maka menjadi punya nilai meskipun tidak punya bobot. Inilah yang kemudian terus menggelinding setiap hari. Kita jadi tidak tahu lagi mana berita benar dan mana berita bohong,” ungkap Budi Dharsono, salah satu dari tim verifikasi Jaringan Wartawan Anti Berita Hoax, di Istana Wakil Presiden, Jl Merdeka Selatan, Jakarta, dalam acara peluncuran Jaringan Wartawan Anti-Hoax, (28/4), yang dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Ketua Umum PWI Margiono. Kondisi yang memprihatinkan ini memunculkan lahirnya ‘Jawah’—Jaringan Wartawan Anti Hoax ---yang kemudian berubah namanya menjadi ‘Jawarah’ sebagaimana diusulkan Jusuf Kalla. ‘Jawarah’ adalah semacam aplikasi yang digunakan untuk memverifikasi apakah sebuah berita adalah hoax atau bukan dan kemudian menyebarluaskan melalui media massa nasional maupun daerah. Kehadiran ‘Jawarah’ ini akan mendorong komunitas pers untuk tidak turut menyebarluaskan informasi-informasi yang terindikasi hoax. ‘Jawarah’ adalah himpunan yang terdiri dari unsur wartawan, pemimpin redaksi dan ahli media. ‘Jawarah’ juga melibatkan tokohtokoh pemerintahan, pemimpin masyarakat dan kalangan pengusaha sebagai Dewan Penasihat atau Dewan Pakar yang sekaligus bertindak sebagai sumber informasi. Selain verifikasi hoax, ‘Jawarah’ juga akan membantu pemerintah melakukan literasi tentang media sosial, media

baru dan hoax kepada berbagai kalangan. Menurut Margiono, Ketua Umum PWI yang juga penanggungjawab ‘Jawarah’, dalam jaringan ini akan bekerja dua mesin. “Yang satu adalah mesin manual berupa orang-orang yang terdiri dari beberapa pakar dan ahli yang kami anggap memiliki komitmen dan kemampuan melakukan verifikasi terhadap isu-isu yang beredar. Yang kedua adalah mesin,” jelas Margiono. Ditambahkannya juga bahwa Indonesia sudah memiliki teknologi untuk menyaring mana berita hoax mana yang bukan. Teknologi tersebut merupakan ciptaan putra bangsa yakni tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bernama ‘Cimol’. “Tim ini (Cimol) sudah mendapat anugerah pada tingkat Asia Pasifik. Merekalah yang akan bekerja sama dengan kami untuk melakukan verifikasi dan penyaringan informasi,” papar Margiono seraya menambahkan jaringan ‘Jawarah’ selain dibentuk di tingkat pusat juga di daerah-daerah seluruh Indonesia. “‘Jawarah’ juga dibentuk di daerah dengan pertimbangan bahwa hoax juga menjadi masalah daerah dalam dua pengertian yakni hoax muncul terkait dengan isu-isu daerah, persebaran hoax terkait dengan isu nasional juga terjadi di daerah,” katanya. WAPRES PUN MENJADI KORBAN Penyebar berita hoax yang akhir-akhir ini terus menggempur masyarakat agaknya juga tidak mengenal takut, bahkan tak tanggung-tanggung mereka juga berani mencatut nama Wapres Jusuf Kalla demi memenangkan kepercayaan masyarakat. “Tadi pagi saya disodorkan berita yang menyebut saya mengatakan bahwa “Dari pada kirim bunga— terkait dengan gencarnya masyarakat mengirim bunga ke Balaikota Jakarta untuk Ahok-Djarot (red)--- lebih baik untuk anak yatim. Apa gunanya bunga-bunga yang ada di sepanjang jalan itu”. Kapan saya pernah ngomong begitu, kapan saya pernah menanggapi soal bunga-bunga itu. Saya tidak pernah mengomentari bunga-bunga itu. Saya juga tak pernah bilang soal menertibkan bunga-bunga itu,” ucap

Masyarakat Jakarta anti hoax

Edisi 951/ 1 - 7 APRIL 2017

Salah satu definisi sukses bagi kami adalah sukses sosial. Bagaimana dengan Anda? Sukses adalah ketika kita bisa berbagi dengan sesama. Karena dengan demikian hidup kita memiliki nilai yang sangat berarti yang tidak bisa ditakar dengan materi.

3

Merajut Impian

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat peluncuran jaringan wartawan anti hoax di Kantor Wapres Jalan Merdeka Selatan, Jakarta

Jusuf Kalla yang mengaku terkejut namanya ikut ‘terseret-seret’ dalam berita hoax. “Saya sungguh terkejut. Saya tidak pernah mengomentari soal bunga-bunga itu. Bagi saya soal bunga (yang dikirim) terserah saja, berapa pun banyaknya terserah. Setidaknya banyak perajin bunga mendapat pekerjaan karena ini,” tambah Kalla. Ditandaskannya bahwa teknologi memang bisa mengubah banyak hal. Di tahun 1966, paparnya jika ingin membaca berita-berita politik yang serba menggelitik atau isu-isu, maka kita membaca stensilan. ‘Bayangkan berapa banyak stensilan dibuat kemudian dikirim ke orang-orang. Kalau kita di Makasar, stensilan baru sampai sekitar satu minggu. Jadi kita (di Makasar) baru membacanya seminggu kemudian. Walaupun dibaca setelah seminggu dan beredarnya pun terbatas pula, tapi hal-hal semacam itu tetap mempengaruhi pikiran,” ujarnya. Lanjut Kalla, ada banyak negara yang berubah karena hal tersebut. Salah satunya adalah terjadinya Revolusi Iran dimana pesan-pesan

atau berita-berita dikirim Khomeini dari Paris (Prancis) lewat kaset-kaset yang kemudian diperbanyak lagi. Begitu juga Revolusi Tiananmen, yang menggunakan faksimile. Faks-faks dikirim dari luar Tiongkok menggerakkan dan mengubah pikiran rakyat Tiongkok. “Kita juga tahu tentang ‘Arab Spring’ yang menggunakan media sosial sehingga mengubah seluruh negara-negara Arab. Nah kita tidak menghendaki hal-hal seperti itu terjadi. Apalagi berita-berita yang disampaikan adalah berita bohong,” kata Wapres yang menyambut baik dibentuknya ‘Jawarah’. Artinya, ulang Wapres lagi, teknologi telah mengubah banyak hal. Hoax harus dilawan, dan untuk melawannya harus juga menggunakan teknologi. Terkait nama, awalnya singkatan nama Jaringan Wartawan Anti Hoax adalah ‘Jawah’ namun Wapres mengusulkan sebutan ‘Jawarah’ yang menurutnya terkesan lebih heroisme. “’Jawah’ terdengar asing sedangkan ‘Jawarah’ lebih heroisme. ‘Jawarah’ itu seperti kata Jawara, ya, yakni siap membela kebenaran. Seperti Si Pitung (Pahlawan Betawi-

Jakarta tolak hoax

red), dia kan seorang Jawara. Jawara itu beda a dengan preman. Kalau Jawara lebih positif sedang preman itu negatif. Nah Jaringan Wartawan Anti Hoax saya usul namanya menjadi ‘Jawarah’ ada tambahan huruf ‘h’. Kita perlu heroisme. ‘Jawarah’ berani melawan kezaliman, kejahatan,” papar Kalla panjang lebar. Tentang gempuran berita-berita hoax di tengah-tengah masyarakat juga menjadi sorotan Presiden Joko Widodo. Hal itu disampaikannya pada peringatan Hari Pers Nasional yang berlangsung di Ambon, Maluku, beberapa waktu lalu. Presiden meminta penyebarluasan berita-berita bohong yang memecah-belah bangsa dihentikan. Ketika itu Presiden mengatakan bahwa ada ‘trending topic’ atau topik yang paling banyak dikomentari dalam media sosial, tetapi justru itu yang dipakai sebagai bahan berita media massa tanpa verifikasi terlebih dahulu apakah berita itu benar atau tidak. Seharusnya, media mainstream meluruskan yang bengkok-bengkok dan tidak larut dalam pemberitaan yang tidak terverifikasi.

Ni Putu Asteria Yuniarti, S.Pd, M.I.Kom. dan Putu Eka Lestary, S.H.

N

i Putu Asteria Yuniarti, S.Pd, M.I.Kom., seorang mahasiswa, wiraswasta dan aktivis sosial, mulai belajar hidup mandiri sejak kecil. Ia sudah mulai menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar ketika masih duduk di bangku SMA. Berawal dari kegiatan sosial yaitu mengajar anak-anak di Desa Guwang, Gianyar dalam Yayasan Anak Tangguh, mengajar anak-anak di lingkungan rumahnya di Desa Punggul Abiansemal, Badung, hingga saat ini gadis kelahiran Lampung, 1 Juni 1992 ini menaungi secara resmi kegiatannya dalam sebuah

Yayasan Ria Asteria Mahawidia. Atas dasar cinta kasihnya, Ria Asteria-sapaan akrabnya, mendedikasikan hidupnya untuk bermanfaat bagi orang lain. Tak hanya membantu anak-anak untuk bekal sekolah, ia juga menjalin kerjasama dengan Yayasan Dana Abadi Bali yang fokus dalam pengembangan SDM untuk mampu hidup mandiri. Berbagai kegiatan lomba juga ia selenggarakan seperti Pro Bali Ambassador, Pro Bali Award, seminar motivasi, dan lain sebagainya. “Saya bangga menjadi perempuan yang diizinkan untuk bisa menebar kebaikan dengan cara saya sendiri. Saya

(Diana Runtu)

Tim Building

Bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Bali dalam Acara Mengawal Program Bali Mandara di Sekar Tunjung Centre

harus berbagi. Saya punya tekad harus bisa membantu orang lain, menolong tanpa batas dan ikhlas. Adalah suatu kebanggaan ketika saya diizinkan semesta untuk bisa menjadi bagian dalam upaya pencapaian mimpi orang lain hingga mereka sukses. Astungkara, semua karena restu-Nya,” tegas putri pasangan I Made Lilir Adnyana dan Ketut Budi Hartini ini. Seiring perjalanan waktu, ia pun bertemu dengan salah seorang perempuan hebat, dia adalah Putu Eka Lestary, S.H., seorang wiraswasta yang bergerak di bidang hukum. Persamaan visi dan misi membuat mereka berdua saat ini fokus merintis usaha yang ke depannya mampu menciptakan social-impact yakni meningkatkan harkat dan taraf hidup masyarakat kelas menengah ke bawah baik itu di bidang pendidikan, kesehatan ataupun lapangan pekerjaan. “Kami berdua tidak hanya bermimpi tapi kami bergerak untuk membuat planning dan action-nya. Di era seperti ini, tidak ada istilah tidak bisa. Dengan melangkah bersama kami yakin kami bisa. Ke depannya kami memiliki impian untuk bisa mendirikan rumah sakit, usaha kuliner dan sekolah,” ucap ibu yang memiliki satu putra dan dua putri ini. Akan terasa lebih menyenangkan ketika kita berada di sekeliling saudara dengan berbagai karakter. Tidak hanya akan saling berbagi, namun juga saling menyemangati. Apapun yang ada di sekeliling kita terbuat dari energi, oleh

Panitia seminar SDM Bali

karena itu untuk menarik energi yang positif kita juga harus bisa memberikan energi positif satu sama lain. Setiap orang pasti memiliki pertimbangan tersendiri dalam memilih jalan hidupnya. Tidak terkecuali dengan yang dialami Ria Asteria (nama branding dari Ni Putu Asteria Yuniarti, S.Pd, M.I.Kom.) ketika memutuskan untuk hidup mandiri. “Perkenalan saya dengan Eka Lestary seperti miracle, kenapa? Karena di

Penggalangan dana bencana Songan Kintamani

saat sebelumnya saya sempat melakukan berbagai peluang, pengalaman jatuh bangun merintis usaha, dikejar-kejar lembaga keuangan, kewajiban untuk memenuhi kehidupan keluarga yang dulunya di bawah rata-rata dan masih banyak lagi guru kehidupan yang saya alami,” kata Duta Mahasiswa Genre Tingkat Nasional Tahun 2012 , Runner Up 1 Miss Internet Tahun 2015 dan masih banyak lagi prestasi yang diraih oleh Ria Asteria. Dengan pertimbangan yang matang, Asteria Lestary memutuskan untuk merajut impian dan memerangi rasa takut yang timbul di dalam diri sendiri hingga akhirnya Asteria Lestary nantinya dapat memberikan kontribusi postif melalui kegiatan sosial (sociopreneur) yang tengah ia jalankan. “Jangan pernah takut bermimpi besar. Berani mencoba dan keluarlah dari zona zamanmu, karena impian akan menggiring kita menuju cita cita,” tegas mereka berdua dengan kompak. Untuk mengetahui lebih lanjut program kegiatan Yayasan Ria Asteria Mahawidia, pembaca tokoh dapat menghubungi Tlp/Faks. (0361) 261012 atau melalui email : official_riaasteria@ yahoo.co.id, officialekalestary@yahoo. com. –ten


2

Ekspresso

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

GORO-GORO “A k u s i Bandit Tengik terpesona di depan pe­ sawat televisi, Pak Amat. Aku Putu Wijaya takjub, kenapa begitu gampang Dimas Kanjeng Taat Pribadi mampu menipu puluhan ribu anggota masyarakat. Kenapa orang mau saja percaya si Kan­ jeng terkutuk itu bisa meng­ gandakan uang. Itu kan perbua­ tan kriminal yang tak dibenarkan agama?” “Dengan akal bulus yang sama, kejadian serupa berulang di Banten. Ditambah lagi kabar investasi bodong alias bohong, berkedok koperasi Pandawa, yang mengeruk sampai trili­ unan doku masyarakat. Apakah bangsa kita ini begitu bodohnya, atau kemaruknya ingin kaya, padahal banyak mereka yang sudah kaya, berasal dari kelas atas, terdidik, menjabat dan su­ dah punya mobil? Apa mereka cemas, masa depan kita gelap sehingga panik mengumpulkan duit buat tujuh turunan anak cucunya?” “Sementara diriku ini yang sudah sang Empunya copet, residivis maling dan raja nilep serta lain sebagainya, punya

motor pun belum kesampaiankesampaian. Apalagi punya rumah, tabungan masa depan dan istri penyanyi dangdut yang akan memberiku kesempur­ naan, anak untuk menyambung keturunan darah si Dogel Bara­ kokok dan sebagai teman hidup memanjakan masa tuaku. Ini sudah keterlaluan! Tidak fair! Apalagi cita-citalku yang ingin kedudukan, jadi selebriti! Tidak akan mungkin terealisasi! Aduh ini tidak adil! Amat sangat ter­ lalu tidak mendidik sekali! Aku protes!!” “Kamu bicara sama siapa, Bro?” “Aku terkejut. Aku memer­ iksa, kiri-kanan 360 derajat. Tapi aneh, tak ada orang.” “Siapa itu?” “Aku!” “Aku siapa?” “Coba tengok ke layar tele­ visi yang kau curi ini kemarin!” “Aku kontan menatap tele­ visiku.” “Selamat malam!” “Yaillah! Si Pembaca Berita Malam Bensye itu? Kamu, ya, Bensye?” “Kau bicara padaku?” “Ya o.” “Tapi kamu kan lagi on air, ngebacot berita malam!” “Ya i, ini bagian dari acaraku,

bandit tengik

Bro. Kita ini lagi siaran langsung. Lantaran tadi Ente sudah protes tidak adil!” “Aku tidak protes, Banci kaleng! Itu fakta!” “Oke. Tapi protes tetap protes! Kepada siapa Ente ucap­ kan fakta protes itu?” “Kepada siapa lagi! Dia Yang di Atas itu?” “ M a k s u d m u k e p a d a Tu­ han?” “Yo i!” “Tapi kalau itu protes ke­ pada Tuhan, kenapa muka kamu menghadap ke televisi?” “Aku bingung, mesti men­ jawab bagaimana. Tapi pertan­ yaan harus dijawab karena ini siaran langsung. Kata orang, Tuhan ada di mana-mana. Jadi ke mana pun aku memandang Dia pasti di situ.” “Baik. Pertanyaan berikut­ nya. Kalau Ente protes sinis begitu berarti Ente yakin ada yang sudah tidak fair. Kenapa tidak terima kenyataan saja, lalu daripada sirik, lebih baik ikut saja jadi anak buah Dimas Kanjeng?” “Aku bingung lagi. Memang harus begitu solusinya kalau aku mau mengejar untung tok. Nyatanya tidak! Tidak, bukan keuntungan yang kuincer, tapi keadilan. Jangan dikira bajingan

tengik macam aku tak punya hati nurani keadilan. Itu tidak adil, Pak Amat! Setuju den­ ganku?” Amat memandangi tamu si Bajingan Tengik yang tak dikenalnya itu. Yang nyelonong begitu saja masuk tanpa per­ misi. Yang langsung nyerocos ngomong seperti bendungan pecah. Karena curiga Amat sama sekali tak peduli bualannya. Amat konsentrasi memperha­ tikan, dengan cermat gerakan tangannya. Betul saja. Tangan orang itu tiba-tiba saja nyelonong mau mencomot jam di tangan kiri Amat. Langsung Amat ber­ tindak. Menangkap dan me­ melintirnya, sambil berteriak: “Tangkapppp!” Bu Amat yang sejak tadi ngintip bersama para tetangga keluar langsung menolong Amat memberangus bandit tengik yang mau menghipnotis itu. Tapi si Bandit Tengik nampak punya ilmu. Dengan mudah, licin sekali, dia mengecoh dan lepas

lalu lari leluar. Tapi di depan sudah menghadang 2 satpam, langsung memukul tapi malah jatuh. Si Bandit luput lagi. Sambil ketawa dia kabur. Satpam dan para tetangga lantas memburunya. Bandit lari ke pos sambil terus ketawa dan menari-nari. “Kayaknya itu orang gila, Pak,” kata Bu Amat. “Memang.” “Kalau nanti dimasukkan penjara pasti malah bisa tambah rusak.” “Jadi baiknya dibebaskan saja?” “Orang gila kan tidak bisa dihukum.” “Memang, jadi lebih baik tembak mati saja?!” Bu Amat tercengang. “Bapak kok ngomong be­ gitu?!” Tiba-tiba si Bandit Tengik itu muncul lagi. Bu Amat menjerit dan lari ketakutan. Bandit itu ketawa cekakakan. “Terima kasih, Pak Amat. Aku sukses! Para tetangga di pos tadi ketawa sampai terkencingkencing waktu aku bilang, ini hanya sandiwara, bagian dari Festival Monolog Bali setahun penuh!”

Menumbuhkan kembali Rasa Gotong Royong

Akhir-akhir ini banyak up­ acara keagamaan maupun hari raya yang diselenggarakan di Bali. Dari rangkaian upacara kea­ gamaan yang diselenggarakan di Bali tidak terlepas dari rasa gotong royongnya masyarakat desa adat dalam menyambutnya. Mulai dari perencanaan upakara­ nya sampai selesainya upakara yang dilakukan. Anda pasti sudah tahu apa itu gotong royong. Gotong royong disebut juga bekerja bersamasama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Dalam gotong royong Anda dapat bermusyawarah, menumbuhkan rasa kekeluargaan dan yang lebih penting menjalankan amanah dari Pancasila. Dalam gotong royong Anda tentunya dapat merasakan nilai-nilai seperti kes­ opanan, kesusilaan, ketuhanan,

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

maupun hukum. Gotong royong adalah pem­ bantingan tulang bersama, pem­ erasan keringat bersama, perjuan­ gan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat ke­ bahagiaan semua. Derasnya arus globalisasi men­ jadikan rasa gotong royong terse­ but terseret jauh dari kehidupan masyarakat Bali saat ini. Gotong royong menjadi semakin terlupa­ kan untuk disaksikan keberadaan­ nya saat ini. Akibat dari derasnya arus globalisasi Anda juga mera­ sakan kehidupan masyarakat Bali kini berbeda dengan sebelumnya, yang mana terkenal dengan ra­ mah tamahnya. Globalisasi telah merusak nilai nilai yang terdapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia khususnya di Bali. Namun, tak ada yang

tama, tidak ada salahnya Anda lebih terjun ke dalam masyarakat, seperti contohnya ngayah, dan contoh lainnya yang membuat anda saling bersilahturahmi satu sama lainnya. Kedua, menikmati proses bermasyarakat dengan iklas serta mengingat norma-noma yang berlaku di masyarakat. Misalnya Anda jangan pernah mengeluh dan merasa iri serta dengki ketika berada di masyarakat. Ke t i g a , m e n g i m p l e m e n ­ tasikan pendidikan kewar­ ganegaraan yang di dapat di

Dewa Gede Tedy Sukadana, S.H.

bisa menghentikan perubahan waktu. Untuk mempertahankan rasa gotong royong, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Per­

bangku sekolah serta yang terdapat dalam dasar negara Pancasila. Keempat, yang terpenting dari semua ini adalah Anda harus menumbuhkan rasa cinta dalam kehidupan bermasyarakat dan ketaatan terhadap norma norma yang ada di dalam masyarakat. Ketika semua hal tersebut Anda dapat lakukan, maka rasa gotong royong yang telah ada sejak nenek moyang Anda dapat terjaga dan tidak tergeser oleh karena globalisasi. Dewa Gede Tedy Sukadana, S.H.

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 951/ 1 - 7 MEI 2017

23

Sekolah jangan hanya Cari Gelar

Dr. Gede Wirata

Prof. Sri Darma

guru, dan orangtua. Mereka lebih sibuk dengan dua jari jempolnya, ber­ main smartphone,” ujar Sri Darma. Rektor Undiknas University ini menilai, anak zaman sekarang juga cuek terhadap lingkungan mereka. “Kalau zaman saya dulu, kami tahu siapa nama guru dan dosen, nama ketua jurusan, nama kepala sekolah, apapun tahu. Kalau anak zaman sekarang lebih cuek, sesama teman saja tidak perduli,” ucapnya. Ia menilai, anak-anak masa kini, juga tak mau capek dalam berpikir. Mereka lebih suka menganalisis. Mer­ eka lebih suka mencari jawabannya di google. “Kalau zaman kami banyak hapalan, menghapal menteri, siapa nama presiden, nama kota semua harus hapal. Kalau sekarang, anakanak lebih suka buka google saja. Dia tidak mau menyusahkan otaknya untuk menghapal. Dia lebih banyak menganalisis. Tapi, kenyataannya, analisisnya juga tidak lebih baik dari

zaman dulu,” imbuhnya. Prof. Sri Darma mengamati, kele­ mahan pendidikan zaman dulu, sumber bacaannya hanya dari guru. “Apa kata guru kita hapalin sampai titik komanya. Guru segala-galanya, seperti kitab suci saja. Sementara, pendidikan zaman sekarang, sumber bacaan banyak. Ter­ masuk sumber informasi dari internet. Walaupun, banyak juga berita bohong atau hoax. Maka itu, kita harus selektif memilih berita yang baik. Bagusnya informasi itu sangat cepat. Sementara, zaman dulu, mencari informasi sangat sulit,” ujarnya. Ironisnya, saat ini, guru sudah tidak menjadi panutan dan teladan. “Ngapaian saya ngurusin anak orang lain. Kalau dia tidak mau mengerjakan tugas biarkan saja. Saya hanya mem­ beri nilai. Sikap itu memang salah. Namun, kalau keras dan disiplin, saya dimusuhi banyak orang. Hidup saya malah lebih tidak nyaman. Kalau saya mau disalahin, inilah risiko dari

zaman yang saya hadapi. Saya pen­ gen idealis. Ketika saya kembali dari Australia, saya termasuk orang idealis. Namun, lingkungan tidak mendukung. Lama-kelamaan saya mencoba me­ nyesuaikan diri dengan lingkungan,” ungkapnya lebih jauh. Pendidikan zaman dulu, mereka tidak memikirkan nilai, tapi memikir­ kan ilmu pengetahuan yang didapat. Sekarang beda, siswa sibuk menge­ jar nilai, yang penting lulus, cepat, gampang ini disebabkan karena za­ man. “Sekarang ini zamannya tidak menjamin orang pintar mendapat pekerjaan. Tidak menjamin orang yang pengetahuannya lebih banyak mendapat pekerjaan lebih baik. Tuntutan lingkungan menyebabkan mereka begitu. Siapa yang dekat dengan penguasa walaupun bodoh dapat jabatan yang baik. Itu yang membuat orang malas menambah pengetahuannya. Yang penting su­ dah dapat ijazah, S-1, S-2, S-3,” kata Sri Darma. Harusnya, kata dia, ada semacam tes yang dilakukan tim seleksi khusus, setelah mengantongi ijazah apakah mereka sudah pantas menyandang gelar tersebut. Ke depan, ia mengajak seluruh komponen harus berubah. Mulai dari pengguna lulusan, pemerintah, orangtua, dan masyarakat. Orang­ tua jangan memaksakan anak-anak masuk di sekolah yang mereka mau. Biarkan anak-anak berkembang. Memang ia tak menampik, pe­ rubahan ke arah yang lebih baik tidak bisa instan. Perlu adanya perubahan radikal seperti revolusi mental. Kalau itu jalan, sangat bagus. Anak mulai belajar kejujuran mulai dari hal seder­ hana. Kesalahan diberi sanksi moral. “Pesan saya hanya satu, sekolah jangan hanya mencari gelar,” kata Sri Darma. (Wirati Astiti)

Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum

Prof. Nengah Bawa Atmaja, M.A.

mengajar. Dengan sistem pengajar tersebut tentu berjalan dengan baik, apabila didukung dengan fasilitas mumpuni baik dari segi tekhnologi maupun buku pengetahuan. Dosen yang akrab disapa Prof. Bawa ini menambahkan, karena to­ fografi khususnya di Buleleng sistem pengajaran itu tidak dapat berjalan dengan maksimal. Ada kesenjangan antara pendidikan di perdesaan dan perkotaan. “Salah satu fasilitas penun­ jang kegiatan belajar adalah internet, di kota akan sangat mudah diakses sehingga pendidikan akan terus maju, tetapi jika diterapkan di pedesaan tentu akan sangat sulit,” jelasnya. Selain keterbatasan informasi, perbedaan status sosial juga sangat

mempengaruhi kualitas pendidikan. “Guru dengan mudah memberikan tugas siswa yang tingkat ekonom­ inya lebih tinggi ketimbang siswa yang tingkat ekonominya rendah,” imbuhnya. Inilah yang akan terus menimbulkan kesenjangan kualitas pendidikan antara kota dan desa, antara yang kaya dan yang miskin. Disamping itu, penggunaan in­ ternet sebagai media penunjang pembelajaran akan dirasa dampak negatifnya jika siswa tidak mampu menggunakan secara bijak. Dengan mudahnya akses informasi maka san­ gat memungkinkan siswa mengakses hal-hal yang sifatnya merugikan dan justru membuat mereka lupa akan waktu. (Wiwin Meliana)

Pendidikan merupakan modal untuk menjalankan masa depan. Namun, pendidikan dulu dan seka­ rang banyak mengalami perubahan. Demikian juga dengan pendidikan di masa depan.

P

engamat pendidikan dari Universitas Ngu­ rah Rai, Dr. Gede Wirata menilai, pen­ didikan saat ini masih mencari ben­ tuk. Artinya, masih seperti dalam ta­ hap uji coba. “Setiap tahun selalu ada perubahan sehingga seperti kurang jelas kemana arah pendidikan yang diinginkan,” ujarnya. Ia mencontohnya soal UN. Saat ini UN dibuat sistem komputer. Padahal, belum semua sekolah siap melaksanakan sistem itu. “Apak­ ah pemerintah sudah menyiapkan komputerisasi di sekolah negeri. Bagaimana dengan sekolah swasta apakah mereka sudah mampu ber­ swadaya untuk menyiapkan peralatan komputer untuk pelaksanaan UN? Inilah problem pendidikan kita. Se­ lalu memaksakan diri dan seperti uji coba,” kata Dekan Fisipol Universitas Ngurah Rai ini. Jika dibandingkan dengan pen­ didikan zaman dulu sangat berbeda. Menurutnya, sistem pendidikan zaman dulu lebih jelas. Dalam arti, sistem aturan yang diterapkan saling menunjang. Buku pelajaran sekolah dapat dipergunakan seterusnya untuk adik kelas berikutnya. Sementara, dibandingkan dengaqn pendidikan saat ini, tiap semester malah ganti buku. Bahkan, kata dia, sekolah seolah-olah melakukan pembiaran, seperti, siswa dan orangtua dibiarkan sibuk mencari sumber buku sendiri, atau mereka sibuk memfotokopi

bahan ajar. Menurutnya, ini bukannya menyelesaikan masalah justru malah menambah masalah. Soal pendidikan saat ini, ibarat benang. “Coba melihat kepada mental para pendidik. Mereka biasa menjual buku atau memberikan les di sekolah. Itu merupakan pendapatan tambahan para guru. Kalau itu dipangkas, tentu akan menurunkan minat guru untuk mengajar,” kata Wirata. Kadang, guru mengajar dengan cuek, ia meminta siswa membuka halaman sekian dan murid belajar sendiri. Guru malah sibuk dengan urusannya sendiri. Harapan ke depan, Wirata men­ gajak, kembali kepada komitmen awal, para orangtua, guru, dan masyarakat bersama-sama bertekad membentuk generasi muda yang un­ ggul, cerdas, dan berkualitas. Tekad ini yang harus digaungkan bersamasama demi pendidikan anak bangsa ke depan. SUMBER BACAAN BANYAK Sementara, menurut pengamat pendidikan dari Undiknas University, Prof. Gede Sri Darma, ada beberapa nilai yang sudah bergeser saat ini. Pertama, soal kedisiplinan. “Kedisi­ plinan anak zaman sekarang sekarang jauh menurun, baik itu disiplin waktu dan mengerjakan tugas. Anak zaman sekarang tidak punya sopan-santun. Mereka kurang menghargai orang yang lebih tua. Entah itu kakak kelas,

Kombinasikan Pendidikan Modern dan Tradisional Membicarakan pendidikan dulu dan sekarang hanyalah sebuah rela­ tivitas. Artinya, dari sisi mana atau konteks apa seseorang mencer­ mati dan merefleksi pendidikan masa lampau dengan pendidikan sekarang ini. Menurut Wakil Dekan I Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Undiksha Singaraja, Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum., perubahan pen­ didikan utamanya sistem pengajaran saat ini mengarah pada paradigma emansipatoris. Dengan paradigma tersebut, memerdekakan siswa dari cara berpikir dan membebaskan sisi motoriknya. Sistem pengajaran saat ini, ber­ orientasi terhadap siswa yang di­ tuntut lebih aktif ketimbang guru. Melalui pendekatan scientific siswa mendapatkan kesempatan dan ruang untuk membangun pengetahuan­ nya, memperoleh pemahaman yang mendalam, hingga menemukan dan menyelesaikan sendiri masalah yang ditemui. Dengan begitu, peran guru diharapkan menjaga proses belajar, menjadi mediator yang baik dan mampu meluruskan ketika ada siswa yang keliru dan melenceng jauh dari pelajaran. “Jika guru benar-benar ingin menerapkan pendekatan ini, guru harus benar-benar siap karena siswa tidak lagi menjadi penerima informasi tetapi pencari informasi,

sehingga guru harus menigkatkan budaya literasinya,” jelasnya. Perubahan sistem pendidikan juga sebagai upaya untuk memajukan pendidikan dari yang telah dicapai sebelumnya. Salah satu kritik dari modernisasi pendidikan, dengan ter­ pinggirkannya nilai kearifan-kearifan yang terdapat dalam pengajaran tradisonal. “Kita tidak bisa mungkiri dan menutup mata bahwa cara berpikir modern itu juga diperlukan karena kita hidup di kampung global. Namun kita juga harus menyadari bahwa jati diri pendidikan tradis­ ional yang kita miliki harus dilakukan revitalisasi. Harus ada filter dalam melihat kebaruan sehingga berjalan selaras,” ujarnya. Dengan begitu, ungkap perem­ puan kelahiran 8 Desember 1961 tersebut harus ada metode penga­ jaran yang dapat mengombinasikan antara pendidikan modern dan tradisional tersebut. guru harus kreatif merancang strategi belajar mengajar untuk mengoptimalkan ketrampilan praktis, sensoris, dan motoris siswanya. “Melajah sambil megending, melajah sambil mesatua merupakan konsep belajar mengajar dengan menggandengkan beberapa aktifitas,” tambahnya. Selain menyeimbangkan pen­ didikan modern dan tradisional,

sistem pendidikan juga harus mem­ perhitungkan keseimbangan antara kecerdasan kognitif, emosional, dan spiritual. “Penyeimbangan ketiga kecerdasan tersebut untuk mem­ bangun manusia yang utuh dan mempertemukan dengan grand design pemerintah mengenai 18 nilai karakter,” pungkasnya. KESENJANGAN KUALITAS Sementara itu menurut, Prof. Nengah Bawa Atmaja, M.A., dosen Pendidikan Sejarah dan Pendidikan Sosiologi Undiksha, pendidikan di masa depan tentu guru makin ditun­ tut untuk lebih profesional karena saat ini fenomena itu makin jelas ter­ lihat, guru bukan lagi menjadi pusat pembelajaran tetapi pembelajaran berpusat pada murid. Murid saat ini telah menunjukan bahwa pendidikan tidak hanya dapat diperoleh dari pertemuan di kelas melainkan bisa diperoleh di mana saja dan kapan saja. Teknologi informasi dan komu­ nikasi serta fenomena global telah membuktikannya. Pendidikan saat ini, seorang siswa dituntut lebih kreatif dalam menemukan dan memecah­ kan permasalahan dengan tidak tergantung kepada guru sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator dan pengawas jalannya proses belajar


24

Edisi 951/ 1 - 7 mei 2017

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.