Tokoh Edisi 950 | Tokoh

Page 1

24

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Komunitas Cinta Kamen Bali

Hari Kartini diperingati dengan berbagai cara dan acara. Sebagaimana perempuan Indonesia yang sangat terinsiprasi oleh sosok RA Kartini, demikian juga dengan Komunitas Cinta Kamen Bali (KCKB), yang beranggotan para perempuan Bali dari berbagai profesi ini pun memperlihatkan semangat Kartini dengan semakin mencintai dan mengapresiasi ragam keindahan kamen Bali.

M

enurut Bu Bara, KCKB sejak awal dibentuk seluruh anggota sambil berkarya di bidangnya masing-masing juga memiliki komitmen untuk menjaga dan melestarikan kain tenun lokal Bali disertai gerakan langsung menjadikannya sebagai bagian busana di berbagai kesempatan disertai aktivitas berbagi pada sesama. Seperti yang dilakukan di Bulan April ini, anggota KCKB melaksanakan agenda 3 bulanan mereka sekaligus memperingati Hari Kartini. Momen peringatan dan semangat juang Kartini semakin menginspirasi untuk menjalankan kegiatan donor darah di RS Sanglah yang dilanjutkan dengan bakti sosial, yakni berbagi dengan memberikan sumbangan pada 12 orang penunggu pasien yang kurang mampu. Selanjutnya Bu Eva yang didam­pingi beberapa anggota KCKB, meyakini bahwa berbagai pada orang lain yang

n

do

r no

ah

r

da

memerlukan dan menjadi program m p rutin setiap 3 bulan sia KB tersebut juga berarti KC kesuksesan dalam meningkatkan kekayaan batin sekaligus mengasah diri menjadi pribadi yang lebih baik, peka, dan peduli. Bicara Kartini Kekinian, Bu Bara memaparkan lebih luas lagi arti komitmen a uk

k ela

mereka dalam rangka ikut serta menjaga budaya Bali, bukan hanya melalui hasil tenun tapi juga busananya. Salah satunya, lanjut Bu Eva terlihat dalam kegiatan foto bersama menyambut hari Kartini. Seluruh anggota KCKB tampil mengenakan kebaya brokat polos hitam model kutu baru, yang dipadankan dengan beragam songket tenunan dari seluruh Bali. Saat itu, penampilan anggota KCKB dilengkapi dengan lilitan selendang kuning menjadikan mereka tampil anggun. “ Jika bukan kita siapa lagi? Ini namanya bela negara dari konten kearifan budaya,” cetus Bu Eva yang diamini anggota KCKB lainnya. Masih di Bulan April, Bu Eva juga menyampaikan bahwa KCKB juga

KCKB saat bakti sosial membantu korban longsor di Songan

turut ngayah dan tangkil di Pura Luhur Besakih sekaligus mapunia, menjelang Upacara Petirtaan Betare Turun Kabeh. Aksi sosial lainnya juga telah dilaksanakan, seperti membantu keluarga yang terkena bencana alam di Songan, Kintamani dan pada kesempatan tersebut KCKB secara spontan menyumbang senilai Rp 10 Juta. Ditanya soal HUT ke-3 KCKB, Bu Bara menyatakan jika perayaannya dilangsungkan secara sederhana di Secret Garden. Acaranya kala itu bersamaan dengan arisan bulanan dan mengumpulkan sumbangan sukarela tiap bulannya. Ada lagi kegiatan lain yang telah dilaksanakan seperti arisan bersama dan menjalin silaturahmi dengan Ny. Ayu Pastika sembari menyelenggarakan arisan bulanan di Sektor Bar. Mengisi acara talk show dan fashion show di Level 21 Mall yang bertemakan “Woman in Style”. Dengan berbagai kegiatan dan langkah positif KCKB selama ini, tak heran jika menjadikan keberadaannya banyak dilirik berbagai pihak untuk diajak berkolaborasi atau bersinergi untuk mengisi acara, mulai dari siaran TV, talk show tentang kamen Bali hingga fashion show. Dan, tepat di Hari Kartini pada 21 April lalu, KCKB pun mendapat undangan menggelar fashion show pada acara HUT Kabupaten Gianyar. -ard

Saat HUT ke-3 KCKB di Secret Garden

Bersama Ny. Ayu Pastika usai arisan bulanan di Rumah Jabatan Gubernur

Ngayah di Puru Luhur Besakih

KCKB Saat mengisi acara di TVRI Bali

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Ekspresso

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

GORO-GORO “A p a k a h unjuk rasa den­ gan pengera­ han massa itu demokrasi atau kegagalan demokrasi atau mau menggagal­ demokrasl, Pak Putu Wijaya kan Amat?” tanya Pak Made pada Amat. Belum sempat Amat buka mulut, Pak Made menambahkan, “Ini sehubun­ gan dengan peristiwa unjuk rasa 313 di Jakarta. Lagi-lagi mereka menuntut supaya Ahok dihukum. Tapi kan belum ada keputusan peradilannya. Bagaimana seandainya keputusan hakim berbeda dari harapan, pengunjuk rasa? Atau ambillah intinya sama, tapi hukumannya tidak sesuai dengan keinginan massa yang unjuk rasa? Lalu apa gunanya ada pengadilan kalau keputusan sudah bisa dibuat di jalanan? Dan apa jadinya kalau keputusan dari jalanan itu tidak disetujui oleh mayoritas penduduk Indonesia

atau oleh mayoritas penduduk Jakarta sendiri?” Amat manggut-manggut. Pertan­ yaan itu bagus juga, katanya dalam hati. Jarang Pak Made mau berpikir objektif seperti itu. Buat Amat itu kemajuan. Mengenai soal tuntutan pengunjuk rasa, pendapat Amat sudah jelas, sebagai negara hukum, Indonesia harus memutuskan sesuatu berdasar­ kan hukum. Tetapi kembali, sebelum mulutnya sempat terbuka, Pak Made nyambung: “Saya jadi ingin bertanya, Pak Amat, bagaimana pengunjuk rasa itu sendiri menyikapi kalau mereka menghadapi perberdaan pendapat? Apakah mereka akan mempersilakan mereka yang beda pendapat itu melakukan aksi seperti mereka sekarang, pengerahan massa untuk unjuk rasa? Jadi kita tidak lagi menganut azas demokrasi tapi azas demonstrasi?” Pak Made ketawa. Amat cepat menjawab:

UNJUK RASA PENGERAHAN MASSA “Pak Made! Demokrasi meme­ lihara perbedaan sebagai dinamika tapi tak membenarkan baik mayoritas maupun minoritas mempraktikkan anarkisme!” Pak Made mau menjawab, tapi Amat tidak memberi kesempatn. Ia terus nyerocos: “Pak Made, ingat, kritik memang adalah tonggak demokrasi dalam pen­ egakan kebenaran-keadilan, tapi jangan lupa, asal memenuhi dan lewat kriteria rembugan!” “Pak ..... ... . “ “Caci-maki, hujatan, kutukan, hoax dan fitnah, itu bukan kritik tapi pelanggaran HAM yang bisa diperkara­ kan! Hidup damai dalam perbedaan adalah salah satu hikmah demokrasi, menentangnya boleh asal lewat kanal demokratis!” “Pak!” “Ketidaksepakatan pada pele­ buran jadi satu yang memusnahkan identitas beragam dilindungi oleh

HAM! Mayoritas yang memenangkan kompetisi adalah kemenangan bersa­ ma, bukan penindasan seperti apabila minoritas yang dengan berbagai car­ anya memaksa menang! Opini yang tak disetujui terbuka untuk ditentang dengan argumentasi agar menemu­ kan opini yang lebih sempurna itulah dinamika hidup bersama, tak perlu lewat unjuk rasa dengan pengera­ han massa yang artinya sama saja dengan mengancam mau berperang tapi berlindung di belakang tubuh massa yang berisiko jadi korban bagi calon-calon pahlawan yang sejatinya demi keharumannya sendiri sama sekali tak peduli nasib orang rakyat!

Generasi Koin

I Komang Wisnu Budi Wijaya Saya awali tulisan saya ini dengan sebuah kutipan puisi dari Kahlil Gibran yang berjudul Bangsa Kasihan. Bunyi kutipannya seperti ini “kasihan bangsa yang mengenakan pakaian yang tidak ditenunnya, memakan roti dari gandum yang tidak ia panen dan meminum susu yang ia tidak memerasnya”. Dari kuti­ pan puisi ini, dapat kita tarik maknanya bahwa manusia kalau ingin hidup berke­ cukupan haruslah bekerja keras. Kutipan puisi ini juga mengungkapkan kritik sekaligus keprihatinan Kahlil Gibran terhadap bangsa yang hidupnya dipenuhi oleh jiwa konsumtif dan instan. Faktanya memang demikian. Banyak masyarakat kini sudah terjerat pada bu­ daya konsumtif dan instan (koin). Sejauh ini, sudah ada berbagai definisi tentang budaya konsumtif dan instan. Pada tulisan ini, penulis mendefinisikan bu­ daya konsumtif adalah budaya membeli barang bukan karena faktor keperluan dan lebih memilih mengonsumsi barang daripada berupaya untuk memproduksi barang itu sendiri. Terkait, budaya instan didefinisikan sebagai sebuah budaya yang berorientasi pada hasil yang cepat den­ gan mengabaikan proses, dampak dan aturan yang ada. Budaya koin ini muncul karena faktor globalisasi dan kemajuan IPTEK. Globalisasi membuat keperluan

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

manusia semakin meningkat dan kemajuan IPTEK membuat manusia bisa bekerja dan mendapatkan hasil dengan cepat. Budaya koin ini sudah merambah hingga anak-anak. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya anak yang suka mengkon­ sumsi fast food dan gonta-ganti handphone dalam waktu cepat. Selain itu, banyaknya kasus bunuh diri pada anak-anak sebagai jalan keluar dalam menyelesaikan masalah adalah bukti bahwa budaya instan sudah memasuki dunia anak. Budaya koin ini tidaklah seratus persen buruk. Budaya koin ini sangat layak diterapkan apabila keadaan sudah darurat dan waktu yang mendesak. Namun, jika budaya koin ini diterapkan secara terus menerus tentu akan memiliki berbagai dampak negatif khususnya pada anak-anak. Dampak negatifnya adalah sebagai berikut. Pertama, mereka akan tumbuh dengan sifat materialistis. Hidup dengan budaya koin tentu memerlukan materi (uang) yang tidak sedikit. Jika anak-anak sudah dibiasakan hidup secara koin, maka nantinya setelah dewasa mereka akan tumbuh dengan sifat materialistis. Hidup mereka hanya fokus untuk mengejar materi semata tanpa mempedulikan lingkungan sekitar termasuk lingkungan sosialnya, sehingga akan merasa sulit untuk bersosialisasi. Hal ini tentu akan meng­ ingkari kodratnya sebagai manusia yang bukan hanya sebagai makhluk individu saja, tetapi juga sebagai makhluk sosial. Kedua, menumbuhkan generasi yang suka melanggar hukum dan aturan. Sep­ erti yang sudah dipaparkan sebelumnya, budaya instan adalah budaya yang cend­ erung mengabaikan proses, dampak dan aturan. Nah, jika budaya ini sudah terbiasa dilakukan pada usia anak-anak, bukan tidak mungkin mereka akan tumbuh menjadi generasi yang suka melanggar hukum dan aturan. Misalnya suka melaku­ kan suap untuk mempercepat proses dan tindakan korupsi. Tindakan korupsi umumnya dilakukan oleh oknum yang

ingin hidup kaya dengan cara instan tanpa kerja keras dan hidupnya sudah terjerat budaya konsumtif. Ketiga, anak-anak akan miskin ket­ erampilan hidup (life skills) sehingga menghambat proses kemandiriannya. Keempat, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang mudah frustrasi. Kita ke­ tahui bahwa perjalanan hidup pasti akan menemui masalah. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, tentu ada prosesnya. Nah, jika anak-anak terbiasa hidup dengan budaya koin tentu akan merasa kesulitan menyelesaikan masalah itu, terlebih lagi jika masalah itu tidak bisa diselesaikan dengan materi (uang) dan teknologi. Mereka bukan tidak mungkin akan me­ nempuh cara instan untuk menyelesaikan masalah itu yaitu dengan bunuh diri atau memasuki dunia narkoba. Mencegah Budaya Koin pada Anak Penanaman nilai budaya positif dan perubahan nilai budaya negatif dapat dilakukan melalui pendidikan. Dengan demikian, mencegah budaya koin pada anak pun dapat dilakukan melalui pendidi­ kan, khususnya di lingkungan keluarga. Ya, keluarga merupakan tempat pendidikan anak yang pertama dan utama. Bagaimana caranya ? Pertama, orangtua menjadi teladan. Kita ketahui bahwa anak-anak belajar den­ gan cara meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Oleh karena itu, orangtua harus menjadi teladan dengan cara tidak menerapkan budaya koin dalam kehidu­ pan sehari-hari. Misalnya tidak menerobos lampu traffic light ketika bepergian dengan anak agar cepat mencapai tempat tujuan atau tidak menyalip antrean pembelian tiket ketika berwisata dengan anak. Kedua, menanamkan budaya produk­ tif pada anak. Budaya produktif adalah budaya yang cenderung untuk membuat suatu barang yang diperlukan daripada membeli barang itu selama keadaan memungkinkan. Misalnya, ketika anak ingin makan pisang goreng. Orangtua

sebaiknya tidak serta merta membelikan anak pisang goreng. Namun, sesekali ajak sang anak ke dapur untuk membuat pisang goreng bersama orangtua. Selain dapat menanamkan budaya produktif pada anak, hal tersbeut juga dapat men­ ingkatkan waktu berkualitas (quality time) orangtua bersama anak. Ketiga, membiasakan anak mengh­ adapi proses. Yang dimaksud menghadapi proses adalah mengajarkan anak beraktivi­ tas tanpa teknologi. Misalnya ketika anak ingin mencuci pakaian, sesekali orangtua mengajarkan anak mencuci pakaian secara manual, walaupun di rumah sudah memi­ liki mesin cuci. Hal ini juga bisa diterapkan pada saat anak sedang belajar matematika dan IPA. Pada saat belajar, sesekali jauhkan mereka dari kalkulator dan alat bantu hi­ tung lainnya. Biarkan mereka menghitung atau mengolah rumus secara manual. Pengalaman penulis menjadi guru selama beberapa tahun, cukup banyak murid jenjang sekolah menengah yang belum menguasai operasi hitung skala puluhan dan ratusan secara manual. Hal ini dikar­ enakan mereka sudah terbiasa dimanjakan dengan kalkulator. Padahal, ujian nasional (UN) dan ujian-ujian lainnya umumnya melarang siswa menggunakan kalkulator dan alat bantu hitung lainnya. Keempat, pada saat tertentu membi­ arkan anak menghadapi masalahnya send­ iri. Setiap anak pasti pernah menghadapi masalah. Orangtua sesekali bisa melepas anak untuk menyelesaikan masalahnya. Tetapi orangtua tetap mengawasi dan mengontrol sang anak secara tidak lang­ sung. Jika sudah menemui jalan buntu, barulah orangtua membantu untuk me­

Kalau betul kita tak bisa melangkah bersama, pergilah ke mana kamu suka, asal tahu saja di sana belum tentu kamu diterima!” “Paaakkkk!!!!” Amat terkejut. Ternyata ia bukan sedang bicara dengan Pak Made. Tapi istrinya. “Malam-malam pidato, mau jadi caleg apa?” Amat menatap istrinya bingung “Bapak lagi berdebat dengan Pak Made, Bu!” “Ngelindur! Pak Made masih di Jakarta! Ayo masuk, tidur di kamar! jan­ gan depan TV yang sekarang senangnya bikin rakyat ngelindur!”

nyelesaikan. Hal ini akan membuat sang anak memiliki keterampilan pemecahan masalah serta akan memiliki mental dan hati yang kuat jika menemui masalah. Kelima, menjauhkan anak dari buda­ ya shopaholic. Budaya shoppaholic adalah suatu budaya yang membeli suatu benda berdasarkan keinginan dan gengsi bukan karena faktor keperluan. Budaya ini tentu harus dijauhkan dari anak-anak karena ini sudah termasuk bagian dari budaya koin. Caranya adalah dengan tidak serta merta membelikan barang yang diinginkan anak. Jadi orangtua, tentu harus menganalisis dan mempertimbangkan terlebih dahulu apakah sang anak sudah memerlukan barang yang dia inginkan. Keenam, mendidik anak untuk memanajemen waktu dengan baik. Tin­ dakan koin sering dilakukan orang ketika menghadapi waktu yang mendesak. Nah, jika anak sudah diajarkan untuk meng­ atur waktu dengan baik maka otomatis sang anak akan lebih jarang menghadapi waktu-waktu yang mendesak. Dengan cara-cara yang sudah di­ paparkan sebelumnya, niscaya kita bisa mencegah tumbuhnya budaya koin pada anak-anak. Jika hal ini konsisten diterapkan pada anak, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, memiliki keterampilan hidup (life skills) yang baik, mental yang kuat dan lebih menghargai proses. Sejak Indonesia merdeka, para pemimpin dan rakyatnya selalu bercitacita agar Indonesia tumbuh menjadi negara yang mandiri. Hal itu bisa di­ capai jika generasi penerus bangsanya menjauhi budaya koin. Kita berharap, dengan pudarnya budaya koin, cita-cita pemimpin dan rakyat Indonesia tersebut bisa tercapai. I Komang Wisnu Budi Wijaya Guru SMA Doremi Excellent School

Kata Hati

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

“Lucky Debate Team” nama timnya dan berang­ gotakan 3orang. Terbentuk dengan kualitas dan kapasitas masing-masing. Satu dengan yang lainnya saling meleng­ kapi, hingga menemukan pola belajar yang tepat. Tiap anggota siap menerima dan memberi kritik untuk saling memperbaiki. Hebatnya tim ini terbukti dengan keber­ hasilan mereka memenang­ kan tingkat nasional. Siapa mereka dan prestasi apa saja yang telah diraihnya?

Fakultas Hukum Undiknas

Lahirkan Juara Debat Nasional

berkisah bahwa terbentuknya tim de­ bat mereka adalah saat dipertemukan untuk mengikuti kompetisi debat ting­ kat nasional di Unud. Saat itu Krisnan yang mengajak mereka bergabung dan singkat cerita terbentuklah “Lucky Debate Team” Menyadari memiliki karakter karena ketiganya kokoh dengan prinsip masingmasing, biasanya iantara mereka selalu ada yang menjadi penengah sehingga masalah segera bisa teratasi. Terkait posisi mereka di tim, dijelaskan jika Pipin adalah pembicara pertama. Ia memiliki kualitas berargumen­ Penyerahan Piala Gubernur daerah Istimewa Yogyakarta pada Tim Undiknas sebagai juara 1 tasi yang sangat terstruktur dan sistematis. Kemudian seluruh Indonesia Indonesis seperti pun berangkat ke Kota Gudeg untuk nasional. Charles sebagai pembicara Airlangga, Unpad, UI, Unhas, dan masih tahap selanjutnya yaitu debat 16 besar Dekan Fakultas Hukum Undiknas kedua, dengan kemampuan banyak lagi. peserta yang lolos. Denpasar Dr. AA Ayu Sri Rahayu Gorda, menegaskan poin argumen “Di perlombaan pertama kami, kami Atas semua pengalaman dan prestasi S.H., M.H., mengatakan ia bangga terh­ serta menjabarkan secara belum maksimal dalam hal berlatih kar­ yang diperoleh “Lucky Debate Team” adap mahasiswa yang mampu berbicara mendasar dan menyeluruh ena kami juga baru memahami masing- ketiga anggotanya Charles, Pipin dan di ajang nasional. Pihaknya akan mendor­ teori dan materi argumen masing karakter tim. Alhasil kami harus Krisnan mengaku merasa bahagia dan ong untuk terus berprestasi dan men­ terkait dengan mosi yang berpuas diri di peringkat ke 12 dari 24 bersyukur. Pencapaian mereka mele­ ciptakan generasi selanjutnya. Apalagi diperdebatkan. Sedangkan tim,” ucap Pipin. wati berbagai rintangan, namun berkat dikatakannya saat ini dalam ajang lomba Krisnan muncul sebagai pem­ Berikutnya tim mereka mengikuti dukungan dan dorongan dalam segala debat di tingkat nasional nama Tim dari bicara ketiga, yang memiliki Airlangga Debate Competition 2017. bentuk dari kampus khususnya Fakul­ Undiknas selalu menjadi pembicaraan kemampuan menyangga argu­ Pesertanya saat itu puluhan kampus tas Hukum Undiknas, mereka berhasil dan perhitungan, mengingat kualitas mentasi lawan secara mend­ besar se-Indonesia diantaranya sep­ membuktikan kemampuannya dan FH yang dimiliki tidak kalah dengan kampus etail dan tepat sasaran. erti UI, UGM, Airlangga, Unhas, Undip, Undiknas semakin bersinar di tingkat besar lainnya di Indonesia. -ard Tim Undiknas meraih Juara 1 Selanjutnya bicara prestasi Universitas 11 Maret dan Unpad. setelah mengalahkan Tim UGM B perlombaan debat pertama Setelah melalui tahap seleksi, Undiknas osok pertama yang men­ mereka adalah di Universitas Udayana, yang diwakilkan 2 tim berhasil lolos 18 saat itu terdapat 24 tim besar dari besar. genalkan dirinya pada Tokoh adalah Agus “Setelah 18 tim ini Made Krisnan Ferdi­ berdebat dan hasilnya Program kerja yang bersinergi anam yang biasa disapa Krisnan. “Lucky Debate Team” antara Badan Eksekutif Mahasiswa Ia pertama kali mengikuti lomba mampu menyandang Fakultas Hukum (BEM- FH) Undik­ debat saat di bangku SMA. Disusul juara 2 sekaligus saya nas, Denpasar dengan Unit Kegiatan Pipin Carolina BR Barus, satu-satu­ dan Charles menyan­ Mahasiswa Public Speaking Undiknas nya anggota perempuan. Pipin juga d a n g To p 1 0 B e s t Denpasar tahun ini merupakan keg­ sudah tertarik debat sejak SMA. Speaker,” ujar Pipin. Ia iatan yang ke-2 bernama “Creative Berikutnya ada Charles S. Mouw, menambahkan mereka Project 2” yang mengaku pertama kali mengi­ juga mengikuti lomba Rangkaian acara yang bakal dis­ kuti kompetisi debat sejak kuliah di debat di Universitas Pad­ elenggarakan berupa Lomba Debat, Fakultas Hukum Undiknas, di ajang jadjaran tentang Politik Lomba Pidato Bahasa Indonesia serta kompetisi debat yang di laksankan bersama 30 tim, saat Seminar Regional Fakultas Hukum BEM Undiknas, Denpasar. itu Lucky Debate Team Undiknas Denpasar. Lomba debat dan berada pada peringkat Pipin didampingi Krisnan dan lomba pidato kali ini mengusung tema ke 5. Charles juga bekerja di Lembaga Tim Undiknas sebagai juara ke 2 dalam Airlangga ”Kebangkitan Indonesia Berawal dari Bantuan Hukum(LBH) Bali pun Tidak berhenti di Debate Competition 2017 Generasi Muda”. situ, pada awal April 2017, tim dari Untuk peserta lomba kali ini ada­ Undiknas ini kembali mengikuti lomba Wahyu Putra lah siswa SMA/SMK se- Bali. Seluruh debat di Universitas Pembangunan acara bakal dilangsungkan mulai Selasa, 25 April – Kamis, 27 April 2017. Nasional “Veteran” Yogyakarta di bi­ Tempat acara di Lantai IV Kampus Undiknas Denpasar, di Jalan Bedugul, dang Pertanian. Awalnya, banyak yang Denpasar. meragukan keberangkatan mereka Rangkaian acara akan ditutup dengan Seminar yang mengusung tema “Pen­ untuk perlombaan tersebut. Namun, garuh Kebijakan PemerintahTerhadap Perkembangan Industri Pariwisata “ pada ketika mereka lolos tahap selesi artikel 4 Mei 2017 di Lantai IV Kampus Undiknas Denpasar. Demikian disampaikan ilmiah dari 70 peserta. Dengan dukungan Ketua BEM FH Undiknas Denpasar, I Gede Wahyu Putra Kartawa. Dekan dan Dosen FH Undiknas, tim ini

S

“Creative Project 2”

Tim Undiknas berhadapan dengan Tim UPN “Veteran” Yogyakarta di babak penyisihan

Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

23

Tim Undiknas melawan Tim UGM A saat babak 4 besar

Seluruh peserta lomba debat Agrisco 2017 dari Sabang sampai Merauke


22

Sosialita

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Meski sosialisasi HIV/ AIDS gencar dilaksanakan baik oleh pemerintah, organisasiorganisasi sosial, bahkan aktivis yang secara individu terjun langsung ke tengah masyarakat, namun stigma bahwa HIV/AIDS mudah menular masih tetap menancap kuat di masyarakat. Sebagian masyarakat, baik mereka berpendidikan tinggi ataupun tidak, tetap takut berdekatan dengan ODHA (orang dengan HIV/AIDS).

Rofina

A

kibatnya, diskriminasi terhadap penyandang HIV/ AIDS terus terjadi hingga kini. Yang lebih menyedihkan, anak-anak yang tak berdosa yang terlahir dengan HIV/AIDS karena tertular dari orangtuanya, ikut terkena getahnya. Mereka pun harus berhadapan dengan diskriminasi masyarakat. Tidak hanya itu, kesempatan mereka untuk mengakses pendidikan sebagaimana anak-anak pada umumnya pun sulit sekali. Hal ini juga diakui oleh Rofina Tarigan, seorang bidan yang terjun langsung mengurusi anak-anak DHA. Sehari-hari Rofina bukan hanya mengurusi ibu hamil serta membantu proses kelahiran bayi, tapi dia juga aktif memberi penyuluhan ke masyarakat serta sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang HIV/AIDS. Upaya-upaya yang dilakukan Vina, sapaan akrab Rofina, dimaksudkan agar masyarakat menjadi lebih ‘melek’ tentang penyakit mematikan itu, sekaligus menyadarkan bahwa HIV/AIDS tidak mudah menular seperti halnya flu, atau penyakit menular lainnya. Sosialisasi ke sekolah-sekolah pun demikian, dimaksudkan agar sekolah mau terbuka dan menerima anak-anak penderita HIV/ AIDS. “Kebanyakan anak-anak DHA meninggal bukan karena HIV-nya tapi karena diskriminasi. Diskriminasi itu yang membuat mereka enggan berobat, takut datang ke puskesmas ataupun rumah sakit untuk memeriksakan dirinya.

R o f i n a Ta r i g a n

Anak DHA punya Hak Hidup

Mereka tertutup dan hanya tinggal di rumah,” ungkap Vina, yang tinggal di kawasan padat penduduk Tambora, Jakarta Barat. “Saya ingin anak-anak DHA diperlakukan sama dengan anakanak lain pada umumnya. Mereka kan mempunyai hak hidup sama dengan anak lainnya. Jangan dibeda-bedakan,” tambahnya. Di rumahnya yang terletak di gang sempit Kawasan Tambora, juga dijadikan Rofina untuk merawat anak-anak DHA ini. Di sana anak-anak bukan hanya mendapat perawatan perbaikan gizi tapi juga pendidikan dasar. “Saya mempersiapkan anak-anak ini untuk masuk sekolah (SD). Jadi biasanya setelah makan mereka akan belajar,” tuturnya. Soal dimana anak-anak ini akan sekolah nantinya, menurut Vina, dia telah menyiapkan sebuah sekolah di mana anak-anak ini nantinya bisa bersekolah di sana. Sebelumnya, kata Vina, ia telah gencar melakukan penyuluhan di sekolah tersebut baik terhadap kepala sekolah dan guru-gurunya, juga pada para murid serta orangtua mereka. “Pada penyuluhan itu juga dijelaskan bahwa HIV/AIDS tidak mudah menular hanya ketika kita main bersama, makan bersama, berenang bersama, dll. Penularan HIV/AIDS hanya bisa terjadi lewat darah yang terinfeksi yang masuk lewat jarum suntik atau transfusi, atau melalui hubungan seksual yang tidak aman, serta air susu ibu pada bayi dengan risiko penularan yang mencapai 30%,” jelas Rofina yang di rumahnya merawat 11 anak DHA.

ISTRI TAK TAHU SUAMI IDAP HIV/AIDS Dipaparkannya, anak-anak ini tertular HIV/AIDS dari orangtuanya yang mengidap penyakit itu. Awalnya adalah sang suami yang menularkan pada istrinya kemudian istri menularkan pada janin yang dikandungnya. Dalam banyak kasus, umumnya istri tidak tahu kalau suaminya mengidap HIV/AIDS. Sekarang ibu rumah tangga--- berdasarkan data Kementerian Kesehatan--- adalah

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Sosok Kartini, pelopor kebangkitan perempuan pribumi ini tak pernah berhenti menginspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia. Semangat Kartini, saat ini dimaknai dengan berbagai kemajuan yang digapai serta kontribusi nyata perempuan di Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.

Anak-anak luar biasa Yayasan Vina Smart Era

kelompok tertinggi terkena HIV/ AIDS. “Dulu, sepuluh atau limabelas tahun lalu, yang terinfeksi adalah istri dari pengguna jarum suntik. Tapi sekarang saya lihat, berdasarkan data, bahwa ibu-ibu rumah tangga adalah kelompok tertinggi. Berdasarkan data mereka adalah heteroseksual. Jadi, mungkin, suami jajan terus pulang ke rumah membawa ‘oleh-oleh’,” ungkapnya. Apa yang diungkapkan Rofina senada dengan pengalaman seorang ibu rumah tangga bernama Mira (bukan nama sebenarnya). Dia tidak tahu kalau suaminya menderita HIV/AIDS sampai ketika sang suami tercinta meninggal dunia, barulah masalah besar itu terungkap. “Setelah suami meninggal barulah dokter mengungkapkan apa yang sebenarnya diderita suami saya. Selama ini saya tidak tahu. Dokter mengatakan hal itu baru diungkap sekarang (setelah suami meninggal) adalah atas permintaan suami saya. Lalu dokter minta saya melakukan pemeriksaan, dan ternyata positif HIV. Dokter juga bertanya tentang apakah saya memiliki anak kecil, saya bilang iya. Dokter minta anak saya juga diperiksa karena juga berisiko

Rofina saat sosialisasi

terkena HIV,” tutur Mira. “Dokter juga mengungkapkan bahwa suami saya terkena HIV bukan karena jarum suntik narkoba tapi karena ‘jajan’ atau tidur dengan wanita lain,” katanya. Kisah yang sama juga dialami Sandi, ibu tiga anak. Beruntung, ketiga anaknya tidak tertular HIV. Dua anaknya yang kini sudah menikah adalah hasil pernikahan pertamanya ketika ia belum tertular HIV. Sedang anak ketiganya yang kini berusia 2,5 tahun buah pernikahan keduanya, saat dia sudah tertular HIV. “Sejak awal ketika hamil saya rajin memeriksakan diri ke dokter. Saya diminta untuk mengikuti program agar janin tidak tertular HIV. Sampai sekarang saya tetap rajin memeriksakan anak saya ke dokter,” tutur Sandi yang telah puluhan tahun menyandang ODHA, dan kini dia menjadi relawan di sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendampingan ODHA. Menurut Rofina, intervensi medis diperlukan untuk menekan penularan HIV AIDS terhadap janin. “Dengan intervensi medis, penularan dari ibu ke janinnya bisa ditekan hingga di bawah 2%. Jika tanpa intervensi medis, penularan ibu pengidap HIV ke janinnya bisa 25-45%,” jelas Rofina. Iia dan teman-temannya sesama bidan selain melakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada masyarakat, khususnya kalangan ibu rumah tangga, juga melakukan upaya pendeteksian dini penularan HIV di kalangan ibu rumah tangga, salah satunya lewat pemeriksaan ibu-ibu ketika melakukan konsultasi masalah KB. Saat konsultasi tersebut, ibu-ibu juga mendapat edukasi tentang HIV/AIDS juga diminta untuk melakukan tes. Memang hal (meminta tes) bukan hal yang mudah. Terka-

dang ada yang menolak, bahkan akhirnya tidak lagi muncul dalam pemeriksaan rutin. Penyebabnya adalah diskriminasi. Karena masyarakat tahu juga khawatir kalau tes terbukti positif mereka akan terkena diskriminasi. Jadi masalah terbesarnya adalah diskriminasi yang membuat orang enggan melakukan tes. Dengan Rapid Test atau alat pengujian HIV/AIDS hanya dalam tempo 30 detik dapat diketahui apakah orang yang bersangkutan positif atau negatif HIV/AIDS. Saat ini, kata Rofina lebih lanjut, diterapkan program PPAI (Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak). “Para bidan adalah ujung tombak dari suksesnya PPAI di masyarakat. Jadi jika bisa dideteksi dini, ARV (antiretrovirals), obat yang digunakan untuk mengobati HIV/AIDS, bisa cepat diberikan,” papar wanita kelahiran Medan 1964 ini. Menyinggung tentang dirinya, Rofina mengaku sangat beruntung karena aktivitasnya mendapat dukungan penuh dari keluarganya, baik itu suami maupun anaknya, Karnengsih. Bahkan anaknya yang sejak remaja kerap diajaknya ke lapangan untuk melihat aktivitas sang ibu, tidak canggung bergaul dengan ODH. Rofina mengaku mulai aktif mendampingi ODHA sekitar tahun 2008. Itupun awalnya, tutur Rofina, atas ajakan rekannya Prof. Irwanto yang telah lebih dulu berkecimpung di bidang itu. “Saat itu beliau berkata pada saya jarang ada medis yang peduli pada ODHA. Akhirnya saya menekuni bidang ini dan dalam perjalanannya menjadi sangat dekat dengan anak-anak yang saya dampingi,” ungkap Rofina yang sempat menjadi Manajer Kasus di Lentera Anak Pelangi sebelum ia mendirikan Yayasan Vina Smart Era. (Diana Runtu)

K

Luh De Herryani

artini modern adalah perempuan-perempuan tangguh yang selalu melakukan hal terbaik bagi dirinya dan orang sekelilingnya. Apalagi sekarang berbagai peraturan sudah menunjang keterwakilan perempuan di manapun. Contohnya dalam kabinet kerja Jokowi saja terdapat 8 orang menteri perempuan, srikandi –srikandi dengan semangat Kartini pada kinerja mereka. Demikian disampaikan Ketua DPC Partai Demokrat Buleleng, Luh Gede Herryani, S.H., MKn. Bagi Luh De, begitu panggilannya, Kartini bisa disebut sosok yang menginspirasi sepanjang masa. Betapa pada zamannya saja, tidak tanggungtanggung Kartini berhasil merealisasikan perjuangannya dengan mendirikan

3

Luh De Herryani

Kartini Modern Bermanfaat bagi Orang Lain

sekolah untuk perempuan yang diberi nama “Sekolah Kartini”. Bahkan sekolah untuk perempuan ini juga tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Jika benar terinspirasi, maka lanjut Luh De, perempuan memang harus terus berjuang . Dengan menumbuhkan jiwa Kartini di dalam hati, dipastikan setiap perempuan akan memiliki sifat pejuang yang tidak mudah menyerah. Terlebih perempuan masa kini, diharapkan bisa lebih tangguh, penuh semangat lengkap dengan motivasi tinggi untuk menghadapi segala bentuk tantangan zaman. Sebagai perempuan Indonesia yang berpikiran maju dan disebut oleh teman-temannya salah seorang Kartini modern yang baik hati dan penolong, Luh De selalu bersedia membuka diri dan mengosongkan pikirannya agar ide-ide yang bertebaran di sekeliling bisa diserap. Ia juga terus mau menambah wawasan dengan membaca (apalagi sudah dipermudah dengan E-book) maka referensinya pun semakin meningkat. Ia juga bersedia merendahkan hatinya untuk menyerap pengalaman dari orang lain demi melengkapi mengembangkan diri. Dan, yang terpenting komitmennya untuk bisa berbagi pada lebih banyak orang lagi. “Untuk mendukung kemajuan seluruh perempuan, mari kita bersama kembali menggerakkan sikap tolongmenolong serta gotong royong, untuk langkah lebih baik. Apalagi sebagai

Luh De saat Pelantikan Pengurus Partai Demokrat

masyarakat Indonesia kita terikat pada norma tanggung jawab sosial. Menjalankan sikap tolong menolong juga kesediaan yang ikhlas menolong orang lain akan membantu kehidupan menjadi lebih tentram,” ujar Notaris , PPAT, Pejabat Lelang Kelas II ini. Dengan profesi apapun dan dimanapun bertugas saat ini, lanjutnya, kita semua bisa membuktikan bahwa

bisa kita lihat pada kinerja perempuan lainnya di sekeliling kita seperti ibu kita di rumah, dosen di kampus, para desainer, seniman tari,aktris, para public speaker dan masih banyak lagi sosok lainnya yang tidak berhenti berkarya agar bisa bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang banyak,” kata Luh De yang belum lama bergabung di Komunitas Cinta Kamen Bali (KCKB) karena melihat aksi sosial menjadi salah satu agenda tetap KCKB. Selanjutnya Luh De menyebut contoh lainnya mengenai penulis perempuan semakin banyak bermunculan. Mereka pun bisa disebut sebagai Kartini, ketika tu-

Yudhoyono Luh De bersama Ny. Ani

Bersama anggota Partai

Demokrat lainnya.

perempuan selain mampu berkarya dan bermanfaat bagi sesama.”Termasuk saat perempuan berani keluar dari zona nyaman, siap melaksanakan pekerjaan sesulit apapun dengan penuh tanggung jawab dan dengan hati, sehingga saat berjalan akan terasa ada kemudahan,” tandasnya . “Saat ini semangat Kartini ini juga

Luh De dalam kegiatan bakti sosial di Karangsem

kolusi dan nepotisme serta etos kerja, pelayanan yang kurang baik, tidak adanya kedisiplkinan dan semuanya dibiarkan saja berlama-lama, Luh De menyebut sangat tepat menerapkan jargon yang dicetuskan oleh Presiden Jokowi sejak masih zamannya Jokowi kampanye revolusi mental. Luh De juga masih ingat pernyataan Presiden , bahwa revolusi tersebut penting, untuk mengubah pola pikir, mindset. Revolusi (perubahan kerja dalam mengatasi persolan dengan cepat) dapat dilakukan melalui pendidikan yang berkualitas serta merata, dan melaksanakan penegakan hukum yang tanpa pandang bulu. “Untuk kembali menjadi Indonesia yang bersih di semua lini memang tidak mudah, perlu proses namun dengan komitmen pemerintah yang kuat disertai kesadaran kita sebagai warga negara, kita semua harus yakin dan optimis negara kita dapat berubah ke arah yang lebih baik,” ucap Ketua

lisannya memberikan inspirasi terhadap banyak orang dan juga bisa menjadi panutan, layaknya tulisan Kartini. Begitu pula dengan sosok perempuan yang tercatat memilih sebaLuh De bersama Ny. Ayu Pastika. gai ibu rumah tangga. Ketika ia menjalankan rutinitas Perhimpunan Perempuan Wira Usaha yang menjadi kewajibannya dengan Indonesia (Perwira) Buleleng ini. penuh ketulusan dan mampu memDikatakannya tiga nilai utama berikan yang terbaik untuk keluarganya, revolusi mental yakni , integritas, seperti berhasil membimbing anak- etos kerja, dan gotong royong wajib anaknya maka ia adalah Kartini. Apalagi kembali kita tumbuhkan bersama sejika selain bermanfaat bagi keluarganya tiap saat di berbagai kesempatan dan juga bermakna untuk orang lain, maka aktivitas kita, agar tertanam di dalam sudah pasti keindahan hatinya pun akan benak semua orang Indonesia. Ketika, menginspirasi sekelilingnya. ketiga poin gerakan nasional tersebut telah membudaya, tentu akan tiba REVOLUSI MENTAL saatnya, meski tidak bisa segera, Berikutnya melihat kondisi negara revolusi mental bisa menjadi langkah saat ini kita yang mengalami pergeser- indah yang membawa perbaikan di an karakter dengan mudahnya terjadi berbagai aspek kehidupan saat ini dan korupsi, ada birokrasi yang bobrok, masa depan. -ard


4

Inspirasi

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Wujudkan Cantik Impian dalam Satu Atap Saat ini kesadaran para wanita terhadap penampilan dan kecantikan mereka semakin tinggi. Untuk itulah Klinik Kecantikan Ultimo Aesthetic & Dental Centre Cabang Bali, hadir di kawasan Jalan Dewi Sri, Sunset Road, Kuta.

K

linik kecantikan ini dirancang secara eksklusif dengan menerapkan konsep one stop beauty clinic yang menyediakan beragam perawatan kecantikan dalam satu atap. Demikian disampaikan Donna Tjahjadi, Marketing & Sales Manager Ultimo Aesthetic & Dental Center. Klinik yang bisa disebut sebagai Aesthetic Plus ini, mampu menggabungkan perawatan kecantikan, kesehatan kulit, perawatan kecantikan mutakhir,

bedah plastik hingga perawatan gigi. Sebab, lanjut drg. Nitri Zulfiani, Dentist Ultimo, konsep wajah yang cantik juga senyumnya harus cantik. Keindahan perawatan porthodonti (perawatan untuk merapikan susunan gigi) menggunakan teknologi terbaru dan metode terbaik akan menghasilkan proporsi muka yang baik. Berikutnya dokter Elizabeth Zora Stianto, Aesthetic Medicine Ultimo mengatakan dengan layanan one stop beauty solution, usaha seseorang merawat diri akan menjadi lebih efektif dan efisien. Serta yang terpenting adalah usaha perbaikan diri untuk lebih tersinkronisasi karena dilakukan di satu tempat. Apalagi, sebagai klinik perawatan kecantikan yang ekslusif , Ultimo ditunjang dengan teknologi medis terkini dan selalu melakukan update untuk menjamin teknologi selalu yang paling mutakhir. Selain itu, kata Donna , merawat dari ujung rambut

21

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Kelola SDA Berbasis Komunitas

Sebagai salah satu daerah yang memiliki kerawanan bencana yang cukup tinggi, Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH, M. Si., mengapresiasi dipilihnya NTB sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Nasional Penanggulangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas ke-13 yang dijadwalkan akan diselenggarakan September 2017 mendatang. Momen ini akan menjadi ajang berbagi pengalaman yang efektif bagi para praktisi di lapangan. Konferensi Nasional tersebut diselenggarakan oleh Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).

D

isampaikan oleh Muh. Amin, mengingat demikian kompleksnya akibat dari terjadinya sebuah bencana, maka dalam penanggulangan bencana membutuhkan keterlibatan berbagai pihak dan membutuhkan penanganan yang komprehensif. Yang lebih penting dari perhatian terhadap penanggulangan bencana juga perhatian

sampai ujung kaki di satu tempat pasti akan lebih praktis dan efektif untuk kecantikan setiap orang. Bisa dilihat konsep ruangan yang cozy, comfortable dan private, Ultimo Aesthetic and Dental Center selalu siap untuk melayani dan menjaga kecantikan dan kesehatan wanita Bali secara profesional. Mengingat sang pemilik dokter Enrina Diah, Sp.BP-RE sudah praktik lebih belasan tahun, dan sebulan sekali datang ke Bali untuk menemui kliennya. Ia siap membantu para wanita di Bali untuk menemukan

penampilan idamannya. Setiap klien yang datang ke Ultimo Aesthetic & Dental Centre, kata Donna disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu, untuk lebih memahami apa masalahnya sehingga dokter di klinik lebih mudah memberikan beberapa pilihan treatment sebagai solusi yang tepat dan pas agar hasilnya nanti sesuai harapan terkait kecantikan dan penampilan yang diidamkan. Berikutnya bicara soal operasi plastik, Donna juga menyampaikan menjadi salah satu alternatif yang ditawarkan. Terlebih saat ini para wanita juga sudah semakin pintar sebelum melakukan operasi plastik, mereka akan mencari tahu lebih banyak dan lebih dalam terkait keamanan dari bedah plastik termasuk tenaga medis yang yang menanganinya. Jika ada klien yang memerlukan bedah plastik, tindakannya akan dilakukan di Jakarta. Di sana mereka siap ditangani

Mandalika

terhadap pencegahan terjadinya bencana. “Yang penting bukan hanya pasca bencana tetapi sebelum terjadinya bencana juga harus menjadi perhatian misalnya dengan mengelola SDA dengan bijak, seperti menjaga kebersihan sungai dan menjaga kelestarian hutan, kata Amin saat menerima kunjungan kerja pendiri MPBI, Iskandar Lemanyang didampingi Kepala BPBD NTB, H. Muhammad Rum dalam

Wakil Gubernur NTB saat menerima Ketua Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia

rangka persiapan konferensi yang akan menghadirkan peserta dari seluruh Indonesia tersebut. Iskandar Leman mengatakan bahwa tema yang diangkat pada

konferensi tahun ini adalah bagaimana tata kelola Sumber Daya Alam (SDA) yang berbasis komunitas. Jika tahun sebelumnya narasumber yang memberikan pemaparan

adalah para ahli, maka di tahun ini juga melibatkan masyarakat untuk membagikan pengalamannya dalam mengelola SDA agar tidak merusak alam. (Naniek I. Taufan)

NTB Menuju Pelayanan Publik Prima oleh tim profesional yang sangat terlatih. Namun, diakuinya selama ini mereka juga melayani permintaan tindakan surgery maupun non surgery. “Pemilik Klinik ini, dokter Enrina Diah sempat berpraktik di sejumlah rumah sakit besar di Jakarta, antara lain RSCM dan Brawijaya Women & Children Hospital selama bertahun-tahun adalah salah satu dokter spesialis bedah plastik di Indonesia yang paling dicari-cari, mengingat keahliannya di bidang bedah craniofacial mengundang banyak pujian,” terang Donna. Sementara ini, perawatan unggulan lain yang ditawarkan di Klinik Ultimo Bali meliputi Ulthepy, Endotine, Stem Cell Facelift, Laser 360, Madonna Instan Face Lift , Dermalinfusion, Terapi Kromosom, Botox, Filler, Body Selupturing by Vaser, Accent Ultra, Leptin, Program Lengkap untuk Anti Aging, Pera-

watan Gigi, dan masih banyak lagi yang lainnya sesuai dengan keperluan Anda termasuk Treatment Ultimo untuk Laki-laki. Dengan Ultherapi, seorang wanita dapat 10 tahun lebih muda hanya dalam 30 menit tanpa operasi. Dengan tenaga ultrasound yang berfokus tinggi akan mengarahkan lapisan ganda pada wajah atau bidang yang dalam ataupun dangkal untuk memastikan mengangkat dan mengencangkan wajah. Ultimo merupakan klinik pertama di Indonesia yang menggunakan perawatan non surgical face lifting ini. Selanjutnya dengan Aesthetic Surgery (bedah plastik) seseorang bisa menjadi cantik. Prosedur ini dapat menyelaraskan bentuk wajah, payudara serta tubuh seseorang secara proporsional. Penanganannya dilaksanakan oleh seorang dokter ahli bedah plastik berpengala-

regulasi tentang pelayanan publik yang juga sudah dilaksanakan berdasarkan implementasi UU Nomor 25 tahun 2009. Sejumlah langkah tersebut, membuktikan komitmen pemerintah dalam menghadirkan keadilan di bidang pelayanan masyarakat yang sangat tinggi. “Tidak banyak negara di dunia ini yang konsen terhadap pelayanan publik. Padahal hakekat kehadiran negara adalah unutk menegakkan keadilan,” kata Amzulian. Ia menyoroti tentang terus meningkatnya laporan masyarakat ke Ombudsman terkait keluhan pelayanan publik. Tahun 2015 jumlah pengaduan mencapai 6.859 laporan, pada tahun 2016 justru meningkat menjadi 9.030 pengaduan. Dan,

man dan bertaraf internasional. Dengan kombinasi seni dan teknologi termutakhir, bedah estetik dapat membantu untuk memperbaiki penampilan dan kecantikan . Dengan tegas dokter Zora mengatakan, keamanan dan kesuksesan perawatan di Ultimo tak perlu diragukan lagi, karena semua perawatan yang dilakukan diklinik ini didukung oleh produk-produk, teknologi dan tim dokter ahli yang berkualitas. “Jadi, jangan tunda keinginan untuk mempertahankan kecantikan yang dimiliki serta mempercantik diri,” pungkasnya. (Sri Ardhini)

“Perawatan unggulan lain yang ditawarkan di Klinik Ultimo Bali meliputi Ulthepy, Endotine, Stem Cell Facelift, Laser 360, Madonna Instan Face Lift , Dermalinfusion, Terapi Kromosom, Botox, Filler, Body Selupturing by Vaser, Accent Ultra, Leptin, Program Lengkap untuk Anti Aging, Perawatan Gigi, dan masih banyak lagi yang lainnya sesuai dengan keperluan Anda termasuk Treatment Ultimo untuk Laki-laki”

Kegiatan Ombusman RI di Senggigi

Agar dapat menghadirkan pelayanan publik yang prima dibutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh unsur jajaran birokrasi. Karenanya, selain harus terus diberdayakan, jajaran birokrasi juga dituntut sanggup mereformasi dirinya. Hal itu disampaikan Ketua Ombudsman RI, Prof. Dr. Amzulian ketika membuka Seminar Review Sistem Pengelolaan Pelayanan Publik Nasional dan Bimbingan Teknis “Lapor: SP4N”, yang digelar di Kawasan Wisata Pantai Senggigi, Kabupaten Lombok Barat beberapa waktu lalu. Dan untuk menghadirkan pelayanan publik yang prima tersebut ada tiga hal yang harus dilakukan, yakni, membentuk kementerian khusus yang me-

nangani reformasi, membentuk Ombudsman dan membentuk regulasi tentang pelayanan publik. Dan Negara Indonesia telah menunjukkan komitmen tersebut. “Alhamdulillah, bangsa kita telah menunjukkan komitmen yang tinggi dalam hal ini dengan membentuk Kementerian PAN & RB. Kementerian ini fungsinya bukan hanya memberdayakan, tetapi juga mereformasi untuk menciptakan pelayanan publik yang berkualitas dan adil,” ujar Dr. Amzulian sembari menekankan bahwa prinsipnya negara hadir untuk menegakkan keadilan. Selain itu pembentukan Ombudsman di Indonesia telah dilakukan berdasarkan UU Nomor 37 Tahun 2008 dan adanya

pada tahun 2018 mendatang jumlah pengaduan diperkirakan akan mencapai lebih dari 20.000 pengaduan. Menurut Prof. Dr. Amzulian, hal terpenting yang harus segera dilakukan adalah secepatnya menindaklanjuti laporan. “Men-treatment laporan, harus ada batasannya sehingga tidak berlarut-larut,” katanya. Ketua Ombudsmen RI mengapresiasi Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang dinilai konsen meningkatkan dan terus membenahi kualitas pelayanan publik di NTB. Ia juga mengungkapkan berdasarkan hasil assessment yang dilakukan pihaknya, dari sisi kepatuhan dan pelayanan publik, NTB berada dalam kategori “Sedang”. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Pasar Murah di Hari Kartini

Peringatan Hari Kartini di Nusa Tenggara Barat tahun 2017 ini dimeriahkan oleh Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang bekerja sama dengan Dinas Perdagangan di Pulau Lombok dan Dinas Ketahanan Pangan NTB dengan menggelar Pasar Murah Sembako serentak di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Utara serta Lombok Tengah. Kegiatan yang digelar tanggal 21 April 2017 ini dilakukan Dinas Perdagangan untuk memperingati Hari Kartini.

B

ersama puluhan distributor dan retail modern serta UMKM, pasar murah yang digelar di Kantor

Camat Kuripan Lombok Barat, Lapangan Otak Desa Mantang Lombok Tengah, Kantor Dinas Perindag Lombok Timur dan Lapangan Tanjung Lombok

Hj. Putu Selly Andayani

Utara ini diserbu para ibu rumah tangga. Masyarakat tumpah ruah mendatangi lokasi-lokasi pasar murah, kecuali di Lombok Tengah yang tidak terlalu ramai karena sempat diguyur hujan deras. Dinas Perdagangan NTB saat ini memang memberi perhatian lebih pada kebutuhan bahan pokok masyarakat dengan sering menggelar pasar murah. Menurut Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj. Putu Selly Andayani, seringnya digelar pasar murah ini untuk memenuhi aspirasi masyarakat yang banyak meminta agar bisa digelarnya pasar murah sesering

mungkin dan di berbagai lokasi di NTB. Dan pasar murah kali ini sedikit berbeda tujuannya dengan pasar murah lainnya. Selain untuk memberikan harga terjangkau bagi masyarakat, pasar murah kali ini didedikasikan khusus untuk memanjakan para ibu di Hari Kartini ini. “Ini dalam rangka Hari Kartini, pemerintah (dalam hal ini Dinas Perdagangan), memanjakan kaum perempuan terutama ibu-ibu rumah tangga agar bisa berbelanja bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” ungkap Hj. Putu Selly Andayani. (Naniek I. Taufan)

Sudut Pandang

Lakukan Perawatan Rutin

Sesuai amanat UU RTH, fasilitas publik harus dibangun dengan prosentase 30%. Saat ini Provinsi Bali sudah memiliki 22,59% ruang publik artinya hampir mendekati dari aturan yang ditetapkan,” ujar anggota Komisi III DPRD Bali, Dr. I Gst. Ayu Diah Werdhi Srikandi WS., S.E., M.M.,

F

asilitas publik itu dibagi menjadi fasilitas umum dan fasilitas sosial. Fasilitas umum digunakan untuk kepentingan umum contohnya jalan, angkutan umum, saluran air, flyover, jembatan, underpass, trotoar, jalur busway, tempat pembuangan sampah, jaringan listrik,tap water dll. Fasilitas sosial yang diadakan pemerintah atau swasta yang dimanfaatkan masyarakat umum, seperti klinik, sekolah, tempat ibadah, tempat olahraga,taman

bermain dll. Ia mengatakan, syarat fasilitas publik, salah satunya memberi kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakatnya. “Fasilitas publik adalah milik bersama yang harus dijaga dan dirawat dengan baik agar selaludimanfaatkan secara maksimal untuk jangka panjang. Pemerintah juga harus melakukan pemeliharaan scara rutin terhadap fasilitas publik agar jangan sampaiterjadi seperti kasus anak yang meninggal minum air dari tap water,” ujarnya. Intinya,pemerintah

Nyoman Parta

Diah Werdhi Srikandi

dan masyarakat harus bersinergi dan bekerja sama melakukan kontrolterhadap fasilitas umum. Sementara menurut Ket-

ua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta, pemerintah baik itu pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, harus menyiapkan ruang publiktermasuk

Siapkan Fasilitas yang Mudah Diakses Pa s a r S e m b a k o M u r a h d i Pu l a u Lo m b o k d i s e r b u w a r g a

BKOW Harapkan Seluruh Organisasi Wanita Berkontribusi Terhadap Pembangunan NTB jika ada kegiatan-kegiatan perlu mendapatkan dukungan BKOW, kami mohon diberi kesempatan dan diperhatikan kiprahnya,” ujar Syamsiah. “Peran perempuan sangat strategis dalam pembangunan daerah. Era sekarang menjadi momentum bagi perempuan, termasuk di NTB untuk tampil menjadi ‘Kartini-kartini’yang hebat. Keseteraan gender telah memberi kesempatan bagi perempuan untuk berkiprah di segala bidang, baik legislatif, eksekutif, menjadi wirausahawati yang maju, bahkan sekarang ini banyak wanita yang menjadi pemimpin daerah,” ungkap Sekda Provinsi NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc. P.Hd, yang turut

hadir dalam kegiatan ini. NTB saat ini terus berjuang meraih kemajuan yang lebih besar, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, kebersihan dan lingkungan hidup. “Pengentasan buta aksara dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat apabila digalakkan oleh 61 anggota BKOW NTB, Insya Allah kita akan bisa meningkatkan IPM NTB,” ujar Rosiady. Ia berharap BKOW-NTB mampu untuk lebih kreatif dalam menjalankan program kerjanya. “Banyak instansi yang bisa bersinergi dengan program kerja BKOW. Untuk itu, jalinlah koordinasi yang lebih bagi dengan semua dinas/instansi di semua tingkat pemerintahan.” katanya. (Naniek I. Taufan)

Setelah dideklarasikan sebagai kabupaten layak anak, berbagai langkah dilakukan Pemkab Buleleng untuk mendukung hal yang telah dicanangkan tersebut. Peningkatan SDM dan fasilitas publik yang dibutuhkan oleh anak-anak merupakan langkah utama yang diupayakan Pemkab. Untuk meningkatkan SDM, telah dibangun sekolah-sekolah sehingga anak-anak mudah menjangkau hak untuk mendapat pendidikan dari usia dini sampai batas usia anak. Kemudian fasilitas publik telah pula disediakan taman bermain anak di Taman Kota Singaraja. Selain itu, bekerjasama dengan Perusahaan Daerah maupun OPD terkait telah dibangun fasilitas air siap minum oleh PDAM Buleleng. Menurut Direktur Utama PDAM Buleleng, I Made Lestariana guna mendukung pro gram pemerintah menjadikan Buleleng

Hj. Syamsiah menyerahkan hadiah lomba dalam rangka HUT BKOW NTB dan Hari Kartini di NTB

Peringatan Hari Kartini yang dirangkaikan dengan HUT ke-54 BKOW Provinsi Nusa Tenggara Barat, digelar di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur beberapa hari lalu. HUT BKOW-NTB kali ini mengusung tema “Dengan semangat Kartini BKOW NTB berjuang untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan dan kreativitas perempuan di segala bidang”. Mengambil perjuangan RA Kartini sebagai inspirasi, dalam kegiatan yang dihadiri berbagai organisasi wanita di NTB ini, Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) NTB berharap bahwa seluruh anggota organisasi Wanita di NTB dim-

inta terus berkontribusi bagi pembangunan Nusa Tenggara Barat. Untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah, jajaran BKOW dan seluruh organisasi wanita di NTB akan terus melakukan konsolidasi dalam tubuh organisasinya, serta menjadi mitra pemerintah dalam mendukung suksesnya program pembangunan daerah. Hal tersebut disampaikan Ketua BKOW Provinsi NTB, Hj. Syamsiah Muh Amin. “BKOW adalah mitra pemerintah yang memiliki peran cukup strategis dalam mendukung program pembangunan daerah. Untuk itu kerjasama dari para Kepala SKPD, dan

Hj. Syamsiah (dua dari kanan) saat peringatan HUT BKOW NTB yang dirangkaikan dengan Hari Kartini

5

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

I

Mad e

Kota layak anak memang harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memenuhi standar keamanan. Fasilitas air siap minum atau air minum otomatis yang disediakan untuk masyarakat utamanya anak-anak secara rutin dilakukan perawatan dan pengecekan secara tehknik. Bahkan pemeliharaan terhadap fasilitas air siap minum telah dilakukan sebelum kejadian yang menewaskan Rendi Rizaldi, 13, seorang pelajar kelas I SMP Negeri 2 Denpasar tersebut. Saat itu, korban kesetrum saat menenggak air siap minum milik PDAM Denpasar yang terpasang di sisi selatan Lapangan Puputan Badung. “Ini sebagai dukungan kami terhadap program pemerintah, untuk memaksimalkan pelayanan setiap jangka waktu tertentu dari pihak produksi selalu dilakukan pengecekan, sedangkan untuk memelihara kebersihan juga sudah kami siapkan petugasnya,” ungkap Lestariana yang juga Wakil Ketua Umum Pengkab PTMSI Buleleng tersebut. Ditambahkan olehnya, kejadian seperti itu jangan sampai terulang kembali, kewaspadaan semua pihak sangat diperlukan. Bukan hanya terhadap fasilitas air siap minum saja tetapi juga fasilitas publik lainnya agar mendapatkan perhatian secara rutin. “Mari kita bersama-sama meningkatkan kewaspadaan, apabila melihat sesuatu yang tidak baik, supaya melaporkan ke petugas setempat, dan masyarakat bisa melapor ke petugas terdekat,” Imbuhnya. Banyaknya ruang publik yang ada di Buleleng, tentunya akan menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh anak sehingga fasilitas publik yang ramah anak juga perlu disiapkan. Ke depan pihaknya berencana untuk menambah kembali fasilitas air siap minum di beberapa ruang publik di Buleleng. “Memang harus dilengkapi dengan fasilitas agar mudah diakses dan juga ramah terhadap anak sehingga memberikan dampak yang positif,” L es t ar ia n a tandasnya. (Wiwin Meliana)

fasilitas publik. “Sekarang ini yang diperlukan,fasilitas publik yang berkaitan dengan kaum disabilitas,kota layak anak, dan lansia. Misalnya lapangan olahraga.,” ujar Parta. Berkaitan langsung dengan urusanfasilitas publik, ia menilai, lemahnyapemerintah membuat fasilitas publik tidak di tempattempat yang selayaknya.Setelah itu, kata Parta,tidak dirawat dengan baik.Terutama sekali perawatan berkala, misalnya banyak sekali toilet umum yang kotor, tidak terurus.Jangan sampai muncul masalah di kemudian hari. Harapan ke depan, kata Parta, pemerintah memperbanyak fasilitas publik, dan yang penting, fasilitasitu dirawat dengan baik dengan perawatan berkala sehingga tidak memakankorban jiwa. (Wirati Astiti)

Kunjungan GM The One Legian

General Manager The One Legian Eka Pertama, Marketing Manager Irma Farida dan staf mengadakan kunjungan ke Kantor Tabloid Tokoh di Gedung Pers Bali K.Nadha Denpasar, Selasa (18/4). Tujuan kunjungan untuk menjalin kerja sama yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kunjungan juga merupakan perkenalan Eka Pertama sebagai yang GM The One Legian yang baru. Eka Pertama berharap, kedepannya The One Legian bisa terus bersinergi dengan Tabloid Tokoh. (Wirati)

Donor Darah Hari Kartini

RSIA Puri Bunda mengadakan kegiatan donor darah untuk memperingati Hari Kartini. Kegiatan dilaksanakan Jumat (21/4) yang diikuti karyawan dan karyawati RSIA Puri Bunda dan masyarakat umum. Dari hasil donor darah, terkumpul 36 kantong darah. Dirut PT Puri Bunda dr Ida Bagus Semadi Putra, Sp.OG mengatakan dengan kegiatan donor darah berarti sudah membantu orang-orang yang memerlukan suplai darah melalui PMI. Ia juga memberi apresiasi kepada karyawan dan karyawati serta masyarakat yang sudah berpartisipasi dalam acara yang masuk dalam kegiatan CRS PT Puri Bunda ini. Direktur RSIA Puri Bunda dr. I G.A.P. Yudihartini menambahkan tiap pendonor melalui preliminary medical test seperti pemeriksaan BP, Hb, berat badan sebelum dinyatakan boleh mendonorkan darahnya. (Ngurah Budi)


6

Kondisi media saat ini, sudah mengalami perubahan. Media telah mengalami metamorfosis karena perkembangan media informasi, dalam berbagai bidang politik, sosial, dan ekonomi. Bahkan media bisa mengubah budaya. Demikian diungkapkan Dirjen informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si., dalam Editor’s Forum yang digelar Kementerian Kominfo di Kuta, Jumat (21/4).

P

Woman on Top

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

erempuan yang akrab disapa Niken ini, menilai, pers saat ini sudah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Zaman dulu, pemerintah tabu kritik. Namun, sekarang pers sudah semakin dewasa dan bertanggungjawab. Pers sudah memberitakan pencapaian pemerintah dan kritikan disampaikan dengan membangun. Ia berpandangan, pers Indonesia saat ini, sudah sehat, artinya, kebebasan pers yang diikuti tanggungjawab. “Pers bertanggungjawab itu artinya, memikirkan setiap dampak dari apa yang disiarkan dan tayangkan. Tanggungjawab harus menjadi pegangan setiap insan pers, empati, memikirkan jauh dampaknya, juga, kearifan mengangkat angel dari agenda setting. Pers juga harus bisa menjaga integritas yakni menyampaikan informasi yang tidak diplintir,” ujar mantan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia ini. Ia mengatakan, pers merupakan pilar demokrasi. Namun, saat ini, tidak hanya ada media mainstream, seperti koran, televisi dan radio, tapi juga, sekarang ada media sosial. Media sosial mempunyai peran besar dalam mempengaruhi

Rosarita Niken Widiastuti

Saring sebelum Sharing opini publik dalam demokrasi. Niken mengatakan, tidak seperti di zaman orde Baru, pemerintah perannya tidak mengawasi media atau melakukan bredel kalau pemikiran mereka tidak sama. Justru sekarang ini pemerintah melakukan literasi. Saat ini, 123 juta masyarakat Indonesia menggunakan internet mencari informasi dari media sosial. Justru informasi yang banyak beredar di media sosial, tidak hanya informasi positif tapi juga informasi negatif. Ia melihat, antara dunia nyata dan dunia maya tidak paralel. “Kalau di dunia nyata, anak masih bisa santun kepada orangtua dan orang lain. Sementara, dunia maya mengubah pola tingkah laku orang menjadi mudah marah dan mudah menyalahkan,” ucap perempuan asal Yogyakarta ini. Ia menyatakan, Kominfo tidak mengeluarkan regulasi. Pemerintah tidak mengatur konten media. Dengan adanya kebebasan pers, setiap orang kini bisa menyampaikan informasi ke publik lewat media sosial. Setiap orang adalah pemilik media. Setiap orang menyebarkan berita. Tapi mereka bukan wartawan. Beda dengan wartawan yang terikat kode etik. “Dengan media social, kita bisa menyebarkan berita ke orang-orang yang follower-nya banyak, misalnya bisa sampai 1 juta. Bahkan, bisa melebihi oplah koran nasional yang oplahnya 500 ribu,” ujarnya. Ironisnya, ada orang yang menghasilkan Rp 300 juta per bulan, dari memproduksi berita hoax. “Jika 10 persen orang membuat informasi negatif, 90 persen langsung memviralkan, ini sangat berbahaya. Ini bisa merusak tatanan kehidupan, ada isu sara yang menjadi perpecahan, seperti contohnya perang

idelogi di Arab,” kata alumni S-1 dan S-2 Fisipol Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini. Memang, ia mengakui, sudah ada UU ITE, bagi yang menyebarkan kebencian, isu SARA, akan diancam penjara 4 tahun dan denda Rp 750 juta. Sanksi ini berlaku tidak hanya bagi yang membuat tapi yang juga yang menyebarkan. Pemerintah sudah menutup 800 ribu situs, seperti pornografi, isu SARA, kebencian, games, dan perjudian. Ia menilai, kalau hanya menutup, ibarat seperti orang sakit diberi obat. Intinya, bagaimana pemerintah konsen membuat masyarakat sehat. “Ayo kita memproduksi konten seperti promosi kuliner, pariwisata, menolong sesama, dan humanisme. Ini hal kecil tapi membawa dampak besar dan membawa optimisme,” kata Niken. Saat ini, kata dia, pemerintah fokus melakukan literasi ke masyarakat, dan bekerja sama dengan media, tokoh, dan generasi muda. Menurutnya, pemerintah tidak bisa sendiri melakukan literasi. “Dalam literasi media, kita tidak mendikte, namun, memberikan kesadaran bahwa bermedia harus ada tanggungjawabnya. Media harus memiliki tanggungjawab, empati, arif, otentif, dan integritas. Informasi yang benar yang harus disebarkan. Kalau media bertanggungjawab, tidak ada lagi berita hoax atau berita bohong,” kata Niken. Ia menegaskan, media mempunyai fungsi, edukasi. Selain memberi ilmu pengetahuan, media juga harus mengedukasi warga negara dengan hal-hal yang positif, seperti toleransi, multicultural, media juga memberikan pemberdayaan kepada masyarakat.

inggalkan karena adanya media sosial. Dengan banyaknya berita hoax di media sosial, masyarakat akan kembali mencari media mainstream untuk mengklarifikasi. “Kami harapkan media kembali dapat menjadi inspirasi, dan mempunyai fungsi sebagai edukasi, mencerahkan, dan memberdayakan masyarakat,” kata Niken. (Wirati Astiti)

Media juga memberikan pencerahan informasi mengenai nilai humanis dan karakter bangsa, atau revolusi mental. Media dapat memberikan pencerahan kepada semua level, misalnya, bagaimana siswa sekolah ujian tanpa menyontek. Jangan sampai media sosial malah menghancurkan rasa nasionalisme. Justru rasa nasionalis­ me digaungkan lewat media. Niken mengajak masyarakat untuk menggunakan media sosial dengan bijakasana, dan memproduksi konten positif, yang ada nilai inspirasi, memiliki kode etik, dan norma. Ia berharap, ke depan, media bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat. Karena itu, literasi media, dilakukan dengan para generasi muda, agar mereka bisa menyaring sebelum sharing. Sejak tahun 2016 Kominfo bekerja sama dengan 70 perguruan tinggi di Indonesia. “Melalui pers mahasiswa di seluruh Indonesia mengajak generasi muda, berbagi informasi dan bijak memanfaatkan media sosial. Mari kita tidak hanya memblokir situs negatif, tapi mari memproduksi konten yang positif,” ajak Niken. Ia melihat, saat ini, media Rosarita Niken Widiastuti mainstream sudah sedikit dit-

“GELAP.... TERANG” Salam Senyum.. “..... Wahai Ibu Kita Kartini... Putri yang mulia Sungguh besar cita-citanya ... bagi Indonesia.. “

Penggalan lagu itu mengingatkan kita yang baru saja memperingati Hari Kartini setiap tanggal 21 April. Dalam karya tulisan di bukunya yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang, semua orang tahu betapa besar jasa Beliau untuk ‘mencerah’ kan para perempuan Indonesia. Saya yang terlahir sebagai perempuan Indonesia dan diberikan Anugerah ‘Perempuan Inspiratif Tokoh 2016’ oleh Mingguan TOKOH, tentunya saya ingin juga memberi inspirasi yang dapat mencerahkan khususnya di dunia service/ layanan. Banyak tulisan saya yang sudah dimuat di Media ini, dan kali ini saya akan menceritakan bagaimana layanan itu dapat mencerahkan sehingga ‘kegelapan’ yang terjadi di dunia layanan akan dapat berubah menjadi ‘terang/cerah. Wajah-wajah berpeluh dengan raut kecewa sering saya temukan di sebuah layanan publik. Dan sebagai pemerhati layanan saya mencoba untuk mengetahui penyebabnya. “Saya di ping-pong Bu... masa melayani masyarakat seperti ini”... Ada lagi yang berkata “Saya sudah menunggu berjam-jam, tetapi kok petugasnya lambat sekali melayani”.... Atau seperti ini, “Namanya petugas layanan, tetapi kok ga pernah tersenyum ya, seperti setengah hati untuk melayani”. Naaaah itu curhatan seorang pengunjung sebuah rumah sakit kepada saya. Yang lebih memprihatinkan, ketika kita menyalahkan pelaku layanan itu, dia dengan spontan memberikan alasan yang ujung-ujungnya berdalih kesalahan itu ditumpahkan kepada orang lain. “Itu bukan kesalahan

saya,... Kebijakan perusahan memang seperti ini,... Saya tidak dapat berbuat apa-apa dengan masalah ini,... Atasan saya menyuruh seperti ini,... dan alasan lain sebagainya. Di tempat lain curhatan pelanggan lain lagi, .. “Saya dipermalukan bu,... Masa tadi ketika keluar dari Departement Store ini, dari tas belanjaan saya keluar bunyi “tiiiiit.... Tiiiiiit…seakan-akan saya ‘nyolong’ baju. Ternyata kasirnya lupa melepas pengaman yang ada pada baju yang saya beli dan sudah saya bayar. Tahu kan bu, malunya saya... semua mata pengunjung melihat ke saya, apalagi saya dijemput oleh Satpamnya. “Waaaahhhh.. kasian juga ya ibu tadi”, kata saya dalam hati ketika mendengar curhatan seorang pelanggan sebuah Departement store ternama di Denpasar. Dan mirisnya juga ketika ibu tadi komplain ke kasir, malah kasirnya berdalih, bahwa yang salah itu petugas yang memasukkan barang ke tas. Ketika petugas yang lain yang disalahkan, eeeehhh dia malah menyalahkan bagian lain yang membuat pengaman pakaian jadi susah untuk dilepas. Waaaahhhh... tidak ada ujungnya kalau sudah saling menyalahkan seperti ini. Sebagai seorang pelanggan, peristiwa-peristiwa tadi dianggap palayanan yang ‘GELAP’. Dimana para pelanggan merasa kecewa, wajah muram, memendam kemarahan, dan lain sebagainya. Kegelapan itu tercermin dari buruknya layanan yang diberikan. Seakan-akan tidak ada solusi yang dapat membuat terang dan cerah wajah mereka karena rasa puas terhadap terpenuhinya kebutuhan dan keinginan sebagai pelanggan. Pembaca setia Dhani’s Art in Service, seperti judul tulisan saya di atas, Gelap - Terang, sudah waktunya kita berubah untuk menjadikan budaya layanan yang cerah. Menurut ahli layanan dunia “Ron Kaufman”, juara- juara dalam mencerahkan layanan adalah dengan MEMIKUL TANGGUNG JAWAB SENDIRI. Memikul Tanggung jawab sendiri ini harus ada dalam

segala situasi yang ada dan segera bertindak untuk memperbaiki. Saya akan uraikan satu persatu. Yang pertama, dengan tidak akan meyalahkan rekan kerjanya yang lain, bahkan para juara dalam pencerahan layanan selalu mencari langkah langkah ke depan. Mereka selalu menganggap positif setiap pengalaman yang terjadi dan dihadapi setiap hari. Yang kedua, juara layanan yang mencerahkan adalah dengan membangun kerjasama dengan tim. Tentu membangun team ini adalah dengan melakukan komunikasi. Meningkatkan komunikasi juga dapat berpengaruh terhadap nilai- nilai perusahaan yang dibangun. Sehingga meningkatkan rasa kebanggan disaat mampu melayani pelanggan dengan baik. Yang ketiga dari seorang juara layanan yang mencerahkan adalah selalu memodifikasi cara melayani kepada pelanggan. Agar layanan yang mereka berikan adalah layanan yang diinginkan para pelanggan dan bukan yang diinginkan oleh pelaku layanan. Dengan ketiga hal itu, layanan yang diberikan akan terhindar dari layanan yang diistilahkan layanan yang ‘gelap’. Pentingnya memikul tanggung jawab sendiri akan menjadi bagian dasar perubahan layanan dari gelap menjadi terang, sehingga pelanggan bisa tersenyum, puas, dan tentu akan menjadi pelanggan setia kepada perusahaan kita. Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana merubah layanan ke arah yang lebih baik bahkan dapat melakukan layanan yang EXPERT (SERVICE EXCELLENCE EXPERT)? Yang tentunya dapat MENJADI LANDASAN DALAM MELAYANI di perusahaan/instansi Bapak/Ibu? Silahkan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak/Ibu butuhkan. Salam3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

19

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Anda jenuh dengan pekerjaan yang menum­ puk? Jangan khawatir. Hanya dengan berlibur, Anda bisa mengatasi masalah tersebut. Me­ luangkan waktu untuk liburan itu perlu. Selain menciptakan keharmoni­ san dalam keluarga, ak­ tivitas otak dan pencer­ naan akan normal serasa refresh kembali.

Pantai Sine Kalidawir

“Balinya” Tulungagung

P

antai, wisata alam yang harus Anda kunjungi. Perairan luas dengan suara ombak dan pemandangan tebing mampu memanjakan indera penglihat. Kini, di Jawa Timur Anda dapat menyaksikan langsung panorama sunrise (matahari terbit). Pantai Sine yang terdapat di Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung mampu menyajikan keindahan alam yang asri. Bentang alam Pantai Sine

Krishna Shinta Sriwijayanti

adalah pantai teluk. Di sisi utara terdapat tebing mengalirkan mata air alami dan di sekelilingnya juga terdapat hutan lindung yang hijau alami. Keindahan Pantai Sine Tulungagung ini, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Balinya Tulungagung. Hal ini cukup beralasan. Sebab di sepanjang bibir pantai penuh dengan hamparan pasir putih. “Sama persis dengan

Pantai Kuta yang di Bali, sunrisenya sangat menarik dan indah untuk view pemotretan,” kata salah satu pengunjung, Krishna Shinta Sriwijayanti. Menurut pengalaman beberapa wisatawan, panorama sunrise di Pantai Sine ini merupakan salah satu panorama sunrise pantai terbaik di Tulungagung. Bukan alasan pantai lainnya tak menarik, melainkan di Tulungagung tak

banyak pantai yang menghadap timur. Untuk rute jalan, bila Anda memilih berangkat dari kawasan kota Tulungagung, maka perjalanan cukup mudah. Objek wisata ini, merupakan salah satu pantai utama dan pusat para nelayan di daerah Tulungagung. Untuk para pengunjung lainnya tak perlu khawatir, karena jalan ke pantai ini sudah cukup baik.

Fasilitas yang tersedia di Pantai Sine cukup memadai. Lokasi pelelangan ikan, toilet umum dan mushola, area parkir, warung makanan dan spot camping. Spot untuk pendirian tenda terbaik adalah di sekitar tempat pelelangan ikan. Sebab di tempat pelelangan ikan tersebut masih terdapat area yang lumayan luas dan menghadap ke laut. (Putri Ardiashari)

Menikmati Soto Banjar saat Car Free Day Wilayah Indonesia tak hanya terkenal dengan keaneragaman sukunya saja. Namun juga terkenal dengan keaneragaman resep masakan. Hampir di setiap daerah memiliki ciri khas dan bumbu dalam membuat resep masakan. Salah satunya yakni resep masakan soto. Mungkin hampir semua orang sudah pernah mencicipi masakan yang satu ini. Soto banjar merupakan masakan asli yang berasal dari Kalimantan Selatan. Rasa yang dimiliki memang cukup enak serta lebih nikmat, lantaran hidangan ini menggunakan rempah-rempah alami dengan per-

paduan khusus yang membuat rasanya sangat special dan beda dengan resep masakan soto dari daerah lain. Usaha ini pun dilirik oleh perempuan kelahiran 1964, Nova. Sebelumnya, ibu dua anak ini mengaku, usaha bisnis kuliner sudah dijalaninya sejak lama. Waktu itu ia buka katering dan melayani delivery order dengan menu ikan dan ayam bakar maupun goreng. Hanya saja konsentrasinya terhadap usaha ini masih belum penuh, karena ia masih bekerja di penerb i tan.

Ide memulai bisnis kuliner ini kembali muncul setelah dapat inspirasi dari teman SMP yang berjualan saat car free day. “Bagus juga jualan di minggu pagi, daripada harus bingung di rumah,” pikirnya saat itu. Kemudian ide berjualan ini langsung disampaikan kepada suaminya sekaligus meminta izin mobil yang ia miliki bisa digunakan untuk berjualan. Gayung bersambut, suami dan kedua anaknya mendukung penuh ide Nova. Bahkan, anak pertamanya, Michael, siap membantu sang bunda cuci piring. Alasan wanita 53 tahun memilih soto banjar, karena memang ia memiliki darah asli Banjarmasin dari garis keturunan ayah dan ibu orang Padang, Sumatra Utara. Dengan modal awal hanya Rp 500 ribu untuk membuat bahan sotonya, karena semua peralatan yang diperlukan sudah ia miliki. N a m a

Nova (kanan) bersama pelanggan

Makcik Nova dia pilih sebagai brand usahanya, karena di dalam keluarganya, ia akrab dengan sebutan acil atau makcik yang artinya tante. Soto Banjar Makcik Nova bisa dikatakan sama seperti menu soto banjar lainnya, yang membedakan hanya rasa. Resep masakan soto yang dibuat tak menggunakan santan atau susu sebagaimana soto banjar lainnya. “Untuk soto saya tak menggunakan santan ataupun susu, tetapi menggunakan jenis biji-bijian yang biasanya digunakan sebagai topping kue,” paparnya. Respon konsumen pun sangat baik, sebagian besar makan Soto Banjar Makcik Nova karena penasaran lantaran belum pernah makan soto banjar. “Alhamdulillah, mereka umumnya komentar

sotonya enak. Sebagian lagi pelanggan lagi merupakan penikmat soto banjar di Sidoarjo yang mengaku sangat puas setelah makan Soto Banjar Makcik Nova,” tambahnya. Akhirnya, setelah 8 bulan berjualan di jl. Raya Ponti, ada pengusaha kuliner lainnya yang mengajak bergabung untuk berjualan di depotnya di Pondok Mutiara Blok BB no 18-19 Sidoarjo. Saat ini, masih sebatas soto banjar yang ia tawarkan sedangkan di depot Mr Kedelai, menyediakan aneka tauwa hangat dan es tauwa dengan pilihan tauwa durian, coklat jagung manis dan rasa jahe serta menyediakan menu lainnya yaitu lotek dan lotis. (Fiqhy Farizh Ferdiansah)


18

Life Story

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Ajang Promosi Seni dan UMKM

Bupati Buleleng membuka Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat

H

al tersebut diungkapkan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST., saat membuka Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat tahun 2017 di Lapangan Bhuana Patra Singaraja, Senin (17/4). Hadir pula pada kesempatan ini Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman

Sutjidra, Sp.OG, Sekkab Buleleng, Ir. Dewa Ketut Puspaka, MP., Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Buleleng, Pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng serta Camat se Kabupaten Buleleng. Menurut Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini, Kabupaten Buleleng memiliki ragam produk

Twin Lake Festival

Libatkan Masyarakat Melalui Trail Running

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Pertanian kembali akan menggelar Twin Lake Festival tahun 2017. Agenda tahunan ini akan diselenggarakan pada 22 Juni sampai dengan 25 Juni 2017 sesuai dengan calendar event yang telah disusun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng. Hal tersebut terungkap saat Rapat Awal persiapan Twin Lake Festival tahun 2017 yang diselenggarakan di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Rabu (19/4). Rapat awal ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Ir. Nyoman Swatantra, MMA., dan dihadiri oleh perwakilan OPD yang terkait mulai dari Dinas Pariwisata, Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Satpol PP. Saat itu masing-masing OPD memaparkan persiapan dan kegiatan yang akan diselenggarakan.

Saat ditemui usai memimpin rapat, Swatantra menjelaskan gelaran ini merupakan edisi keempat. Awalnya, pada tahun 2014 bernama Buyan Festival. Namun, guna mempromosikan daya tarik wisata yang juga ada di Danau Tamblingan, Buyan Festival dimulai pada tahun 2015 berubah menjadi Twin Lake Festival atau Festival Danau Kembar yaitu Danau Buyan dan Danau Tamblingan. “Ini merupakan gelaran keempat setelah dimulai pada tahun 2014,” jelasnya. Agenda tahunan yang sudah memasuki edisi keempat ini menjadi berbeda karena akan diramaikan oleh lomba lari lintas alam bertajuk Buyan Trail Running. Hal ini sebagai pengembangan dan juga untuk mengundang lebih banyak orang lagi untuk terlibat. Nantinya, peserta lomba lari lintas alam ini adalah dari masyarakat umum dan juga pelajar. “Kita akan godok lagi. Sesuai dengan arahan pimpinan yaitu Bapak Bupati,

warisan budaya dan karya seni yang mempunyai nilai jual yang sangat tinggi. Kekayaan produk budaya yang bernilai tinggi itu tentu saja perlu terus dikembangkan agar produkproduk yang ada bisa menembus pasar nasional dan internasional. “Hiburan Rakyat dan Pekan Apresiasi Seni ini hadir sebagai media promosi, edukasi, dan rekreasi,” ujarnya. Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat juga sebagai ajang untuk menjembatani tingkat perdagangan yang lebih maju dan menumbuhkan inovasi serta kreativitas masyarakat. Kegiatan ini pula menjadi sarana promosi berbagai produk kerajinan dan kuliner dari UMKM yang ada di Buleleng. “Kegiatan ini penting dari aspek sosial budaya menjadi salah satu sarana untuk memperkenalkan keragaman seni dan budaya Buleleng kepada para pengunjung dari luar Buleleng maupun mancanegara,” imbuh Bupati Suradnyana. Lebih lanjut, Bupati PAS menjelaskan kegiatan ini merupakan ajang rutin yang diselenggarakan setiap tahun. Namun, tahun ini penyelenggaraannya dilakukan setelah puncak acara HUT Kota Singaraja ke 413. Hal tersebut dikarenakan ada hari raya besar pada bulan Maret dan awal April. “Saya berharap seluruh rangkaian acara Hiburan Rakyat dan Pekan Apresiasi Seni ini berjalan dengan baik dan lancar,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

harus ada hal yang berbeda dan melibatkan lebih banyak masyarakat,” imbuh Swatantra. Tetapi ada pula kegiatan yang masih persis sama seperti tahun lalu, yakni pameran berbagai produk UMKM, produk pertanian, makan ikan dan lomba pedau. Beberapa kegiatan yang sempat memaniskan Twin Lake Festival terancam ditiadakan seperti lomba Sampi Grumbungan dan Magangsing. “Untuk kedua lomba ini kami akan usahakan untuk dialihkan ke Lovina Festival,” ungkapnya. Nantinya, Twin Lake Festival akan dipusatkan di dua tempat yakni di kawasan danau Tamblingan dan Buyan. Untuk kegiatan yang bersifat spiritual akan diadakan di kawasan Tamblingan sedangkan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pertanian dataran tinggi dan membangkitkan pariwisata akan diadakan di danau Buyan. Disinggung mengenai dampak festival sebelumnya, Swatantra mengungkapkan festival ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Komoditi pertanian yang ada di Desa Pancasari bisa dipamerkan dan diperkenalkan kepada para pengunjung. “Acara ini menjadi sarana yang sangat bagus untuk mempromosikan potensi Kabupaten Buleleng, khususnya Desa Pancasari,” tegasnya. (Wiwin Meliana)

Rapat awal Twin Lake Festival di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng

7

Sirnanya Mimpi Bawa Segudang Oleh-oleh

Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat

Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat dalam rangka memperingati HUT Kota Singaraja ke 413 Tahun 2017 kembali digelar. Gelaran ini sebagai ajang promosi seni yang banyak dimiliki oleh Kabupaten Buleleng. Selain itu, Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat ini juga sebagai ajang Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Buleleng untuk memasarkan produknya.

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Di salah satu tempat laundry di Mata­ ram, Raniah (40) dengan teliti me­ nyeterika pakaian pelanggannya. Lalu ia menyemprotkan pewangi pakaian yang aromanya menyejukkan. Sembari tersenyum, Raniah berkata, “Wangi parfum ini tak sewangi perjalanan hidup saya.” Sudah bertahun-tahun ia bekerja di laundry ini, meninggalkan luka lamanya.

Minim Peminat, PD Pasar Tambah Komoditi Buku Bekas Pasar Mumbul lebih dikenal ke PD Pasar,” jelasnya. oleh masyarakat Buleleng sebagai Menyikapi masalah tersebut, pasar loak. Bangunan megah ber- pihaknya tidak ingin berlarut-larut lantai II tersebut didirikan dengan dan segera melakukan inovasi unkonsep awal sebagai solusi untuk tuk mengangkat potensi pasar loak mengatasi kesemrawutan dan sehingga muculah ide dan gagasan kelebihan pedagang di pasar An- untuk merevitalisasi Pasar Mumbul. yar Singaraja. Pedagang yang tidak Ia berkeinginan agar komoditi yang mempunyai hak registrasi di Pasar dijual lebih heterogen tidak sebatas Anyar, direlokasi ke pasar Mumbul. onderdil sepeda motor, melainkan Namun hal ini hanya berlangsung juga loak elektronik bekas. Selain singkat, satu demi satu pedagang itu, memanfaatkan Lantai II untuk hilang dan kembali ke pasar Anyar tempat penjualan buku-buku bekas. Singaraja. “Setelah dicanangkan sebagai kota Menurut I Gde Putu Satwika pendidikan, tentu juga ditunjang oleh Yadnya, MSc., Direktur Utama Pe- sarana berupa buku maupun laptop rusahaan Daerah Pasar Kabupateng bekas. Dengan adanya loak buku dan Buleleng, awalnya pasar Mumbul elektronik, kita juga turut membantu didirikan dengan nama pasar Anyar menujang kebutuhan akan pendidikan II dengan fungsi menjual berbagai dengan biaya yang lebih ekonomis,” komoditi yang diperlukan oleh jelasnya. masyarakat. Akan tetapi, pasca Persoalannya, sampai saat ini terbakar kedua kali, satu per satu kami belum menemukan orang yang pedangan mulai meninggalkan pasar mau berbisnis dibidang tersebut. Mumbul bahkan saat ini, lantai II Jika memang tidak ada, maka pihak sama sekali tidak terisi oleh peda- PD Pasar akan mencoba mengelola gang. Stigma loak telah melekat penjualan buku-buku bekas tersepada pasar Mumbul, hal ini dapat di- but. “Hanya saja, apakah nanti akan lihat dari lantai I yang dipenuhi oleh dikelola langsung atau dipihakketigapedagang dengan barang-barang kan, itu akan menjadi opsi berikutnya bekas seperti onderdil sepeda mo- seandainya tidak ada pihak swasta tor, baju bekas, dan penjual burung. yang secara entrepreneur berani “Itupun di lantai I tidak semua kios mengambil bisnis terisi, bahkan saat ini memanfaatkan tersebut,” punglantai II sebagai kantor PD Pasar kasnya. (Wiwin agar tidak mubazir,” jelasnya. Meliana) Ia menjelaskan, sulit menentukan tindakan untuk mendesak para pedagang berjualan lagi. Pedagang yang memiliki hak registrasi di pasar Mumbul mengaku terkendala modal, kesulitan komoditi yang cocok untuk dijual, dan mereka selalu memenuhi kewajiban sewa laha setiap bulannya. “Hal inilah yang membuat kami kesulitan mengeksekusi pedagang agar lahan kembali I Gde Putu Satwika Yadnya, MSc.

H

ari ini, Raniah memang bisa tersenyum menceritakan kisah hidupnya setelah bertahun-tahun lalu ia nyaris mati di negeri orang. Semua pengalaman hidup itu ia jadikan pelajaran berharga. Kisahnya ini sesungguhnya tidak ingin ia ingat kembali. Peristiwa itu, memang bukan baru ia alami tapi terjadi belasan tahun lalu. Lahir dari keluarga tidak mampu dan tidak tamat sekolah dasar. Raniah menikah muda dengan pemuda kampungnya di usia 16 tahun. Pernikahan dini itu membuat perjalanan rumah tangganya selalu dilewati dengan pertengkaran yang seperti tidak ada habisnya. “Saya kecewa dengan pernikahan saya,” katanya. Meski pun setahun setelah menikah ia sudah memiliki anak, Raniah tidak merasakan kebahagiaan dalam perkawinannya. Suaminya masih saja seperti bujangan, sering berkumpul dengan kawan-kawannya, bahkan tidak jarang berpacaran lagi. “Alangkah sakitnya hati saya,” katanya. Puncak dari segala kesedihan itu, ia akhirnya bercerai dan suaminya kawin lagi. Kemiskinan telah menyeretnya untuk ‘berontak‘ pada keadaan. Perceraian dengan suaminya membuatnya sangat terpukul ditambah lagi ia harus membesarkan seorang anak. “Dari mana saya cari uang untuk biaya anak saya, kalau saya hanya diam di sini?” katanya. Ia lalu memutuskan untuk mengadu nasib menjadi TKW. Dari kampung halamannya di Lombok Tengah, ia merajut mimpi untuk sukses. Kisahnya dimulai dari hari pertamanya bekerja, ia disambut omelan dan makian yang tidak pantas. Padahal menurutnya, ia masih perlu waktu untuk beradaptasi. Rupanya sang majikan tidak mau tahu. Makin hari kelakuannya makin kasar. Terlalu sering Raniah menerima pukulan, lemparan di wajah dan badannya bahkan mulut dan hidungnya sampai berdarah. “Biasanya majikan pukul pakai hanger, kayu, kabel listrik atau apa saja yang ada di depannya,” ceritanya. Tangannya juga pernah disetrika majikannya. Ia bekerja pada sebuah keluarga kaya yang memiliki rumah berlantai tiga dengan seluruh anggota keluarga berjumlah 10 orang, pemilik rumah, dua orang tua dan enam anak-anak mereka. Di rumah tersebut tidak ada pembantu lain kecuali dirinya. Praktis seluruh urusan rumah tangga tersebut harus ia tangani seorang diri. “Mengepel tiga lantai, memasak, mencuci hingga seluruh kebutuhan 10 majikan jadi tanggung jawab saya,”

ujarnya sedih. “Saya kerja dari jam 07.00 pagi hingga jam 05.00 subuh besoknya”, ungkapnya lirih. Ia hanya dapat istirahat dua jam sehari. Penyiksaan demi penyiksaan tersebut berlangsung selama tiga bulan. Yang sering memukulnya adalah majikan perempuan dan anaknya. Biasanya itu terjadi karena ia kurang bersih, kurang cepat mengerti bahasanya, karena ia hanya tahu bahasa Arab seadanya dan menyetrika sambil mengantuk, sehingga kurang rapi. “Ini bekas setrika,” tuturnya sambil memperlihatkan bekas luka setrika di tangan kirinya. Pernah juga ia dikurung dalam kamar mandi tanpa makan dan minum. Belum lagi, laki-lakinya seringkali meminta ia melayani nafsu bejatnya. “Bahkan, saya hampir saja diperkosa,” ujar Raniah menunduk. Karena tidak tahan menghadapi penyiksaan tersebut dan ia tidak lagi sanggup bekerja tanpa istirahat, seringkali ia meminta agar dipulangkan saja. Tapi karena belum sampai dua tahun ia bekerja sesuai kontrak, oleh majikannya ia tidak diperbolehkan pulang dengan alasan ia sudah membayar tenaganya sesuai kontrak. “Untuk kabur tidak mungkin karena pintu pagar selalu terkunci,” katanya. Penderitaan Raniah semakin tak tertanggungkan lagi. Tiga bulan kemudian, ia memutuskan untuk kabur saja, apapun yang terjadi. “Saya pikir, kalau menunggu dua tahun saya bisa mati di sana,” ujar Raniah. Rencana pun ia buat sendiri. Sehabis shalat subuh, ia kabur dengan seutas tali plastik lewat jendela dari lantai tiga. Tali plastik tersebut ia ikatkan pada tabung gas, lalu ia membuka jendela dan mengurai tali ke bawah. Raniah tidak menyangka, kenekatan tersebut membuatnya menderita dalam waktu yang cukup lama. Ia nekad karena yang ada dalam pikiranya kala itu, hanyalah kabur, lari dari rumah neraka tersebut. Saat ia bergelantungan tiba-tiba pandangannya menjadi gelap, ia pusing, tidak kuat lagi bertahan dan setelah itu Raniah tidak tahu apalagi yang terjadi. Saat matahari mulai me­ninggi, ceritanya, seorang tetangga menemukannya dalam keadaan pingsan. Lalu oleh majikannya ia dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Yang ia tahu, tulang punggungnya patah dan mendapat 14 jahitan serta dipasangkan pen. Sementara tulang pantat dan kaki kirinya juga patah (dipasang pen) dengan masing-masing mendapat 10 dan 14 jahitan. Selama tiga bulan ia terbaring di rumah sakit setempat. Setelah itu, dalam kondisi yang mengenaskan, memakai kursi roda ia kemudian dipulangkan seorang diri

dan dilepas begitu saja oleh majikannya di airport berbekal uang Rp 1 juta yang ia gunakan untuk beli tiket Jakarta-Lombok. Dalam kondisi lemah dan tidak berdaya seorang diri, Raniah tidak tahu harus minta pertolongan pada siapa. “Di tangan saya memegang tiket tujuan Jakarta yang dibelikan majikan,” katanya. Raniah mengaku pasrah, apapun yang akan terjadi, toh ia tidak mampu berbuat apa-apa. “Untung ada orang Lombok Barat yang saat itu pulang Umroh. Dia yang bantu saya selama perjalanan,” katanya. Pria Lombok Barat tersebut mendekatinya karena iba melihatnya dari tadi seorang diri dalam keadaan bingung di atas kursi roda. “Mungkin ia kasihan pada saya, kebetulan satu kampung ia mau membantu saya,” ujarnya. Raniah bersyukur, rupanya Tuhan masih mendengar doanya agar bisa segera kembali ke kampung halamannya. Ia rindu pada anaknya, orangtua dan

kampung halaman. Pria tersebut lalu membantunya selama perjalanan pulang. Tiba di Jakarta, pria yang tidak sempat ia tanya namanya, membantu Raniah menghubungi keluarganya di Lombok Tengah. Uang satu juta rupiah yang dibekali majikannya ia belikan tiket Jakarta-Lombok. Praktis, ia pulang tanpa oleh-oleh seperti TKW pulang kampung lainnya, kecuali ia hanya membawa tubuh ringkih yang lunglai di atas kursi roda. Saat pesawat mendarat di Lombok, Raniah mengaku tidak mampu menahan tangis sedihnya. “Saya membayangkan bagaimana sedihnya orang tua melihat kondisi saya yang parah,” katanya. Benar saja, begitu ia melewati pintu kedatangan, orangtua dan keluarga dengan wajah sedihnya telah menanti. “Hati saya pilu, melihat mereka sedih,” kata Raniah yang dulu ketika berangkat jadi TKW bermimpi pulang membawa segudang oleh-oleh demi membahagiakan orang-orang

tercinta. Suasana haru menyelimuti mereka dan dengan segenap sisa tenaga yang ia miliki, Raniah memeluk anak laki-lakinya. “Saya ingin meminta maaf pada semua yang sedih melihat kondisi saya waktu itu,” tuturnya menyesal. Ia sempat dirawat beberapa lama di rumah sakit, namun karena alasan kurangnya biaya mereka tidak mampu membayarnya. Jadilah ia tidak bisa menjalani perawatan di rumah sakit tapi dibawa pulang dan dirawat seadanya di rumahnya. Tujuh bulan ia sempat terbaring, tak bisa berjalan. “Syukur saya masih hidup dan akhirnya bisa sembuh,” ungkapnya getir. Namun, cacat fisik berupa bekas setrika dan jahitan membekas di tubuhnya dan menjadi mimpi buruk sepanjang hidupnya. Kini, meski penghasilan sebagai tukang cuci dan setrika seadanya, ia tidak lagi bermimpi menjadi TKW. Ia ingin hidup apa adanya yang penting bisa bersama anak dan orangtuanya. (Naniek I. Taufan)

“Pesta Batik & Craft” di Level 21 Mall “Pesta Batik & Craft” yang berlangsung sejak 10 April 2017 bertempat di Main Atrium Level 21 Mall ditutup 19 April 2017 oleh Ketua DPD Perwira (Perkumpulan Perempuan Wira Usaha Indonesia) Provinsi Bali, Dra. Anak Agung Putri Puspawati, M.M. “Menurut pengakuan beberapa tenant, ada peningkat­ an jumlah pengunjung yang cukup signifikan yang tentunya berimbas pada omzet penjualan, bahkan ada yang dapat buyer,” ujarnya. Kegiatan yang berlangsung selama 10 hari dan dibuka istri Gubernur Bali Ny. Ayu Pastika didampingi Ketua Perwira Bali dan Mall Manager Level 21 Mall, Zen Zen Guisi Halmis, S.E.,M.M. ini, menghadirkan setidaknya 100 pengusaha UMKM yang tergabung dalam 34 stan, baik pengusaha lokal (Bali) dan dari luar Bali (Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta). Selain pameran produk UMKM, diisi juga dengan berbagai kegiatan. Di antaranya, talkshow (sosialisasi Perwira dan KUR), Seminar Kesehatan bersama RS Bali Med, Workshop (Penggalian Bakat Anak Sejak Dini), Lomba Fashion Show

Ibu Gubernur Bali Ayu Pastika membuka secara resmi “Pesta Batik & Craft” di Level 21 Mall

(Lestarikan Endek Bali), Success Story, Lomba Cerdas Cermat antara DPD Perwira se-Provinsi Bali, Lomba merangkai bunga antara DPC Perwira se-Provinsi Bali, Talkshow (Peranan Pengusaha Perempuan Terhadap Bahaya Narkoba). “Kami berharap kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut lebih lama lagi untuk lebih lagi memperkenalkan produk lokal (UMKM) Bali maupun luar Bali,” ujarnya. Hal senada disampaikan Ketua Panitia A.A. Sagung Is-

Kegiatan yang berlangsung selam 10 hari tersebut ditututp Ketua Perwira Bali yang dikemas dalam pagelaran seni nusantara

tri Dharmawati, S.E., MBA. Selain bisa dilakukan secara berkesinam­bungan, ia berharap bisa menggandeng lebih banyak lagi UMKM untuk bisa ikut pameran dalam kegiatan seperti ini. Karena dalam kegiatan seperti inilah bisa mencari peluang dan jejaring untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. “Pesta Batik & Craft” yang digarap oleh Event Organizer Panca Kurnia ini merupakan kerja sama Level 21 Mall de­ ngan DPD Perwira Provinsi Bali. Level 21 Mall terus menunjukkan konsistensinya dalam memasilitasi dan menjembatani kegiatan dan usaha kreatif juga memasarkan kearifan lokal dalam acara-acara yang diselenggarakan. “Besar harapan kami, pemerintah beserta para pelaku kegiatan juga usaha kreatif bisa terus menjalin sinergisitas yang maksimal bersama Level 21 Mall agar kegiatan-kegiatan semacam ini dapat memberikan implikasi yang lebih besar lagi,” ucap Mall Manager Level 21 Mall, Zen Zen Guisi Halmis. (Inten Indrawati)


8

Bunda & Ananda

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Seminar Kartini Cantik : Cerdas dan Terampil Menggunakan Antibiotika di Kalangan Keluarga

Antibiotika bukan “Obat Dewa”

Tak semua penyakit bisa disembuhkan dengan antibiotik. Antibiotika bukan “Obat Dewa”. Pernyataan itu mencuat dalam Seminar Kartini Cantik : Cerdas dan Terampil Menggunakan Antibiotika di Kalangan Keluarga yang berlangsung Kamis (20/4) di Aston Denpasar Hotel & Convention Center.

T

anggal 21 April, menjadi momen tersendiri bagi Bangsa Indonesia setiap tahunnya untuk memperingati perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memberikan pembaharuan bagi Indonesia khususnya bagi kaum wanita dalam persamaan hak untuk mendapatkan pendidikan. Apa yang telah diperjuangkan oleh R.A Kartini tersebut patut untuk kita lanjutkan dan terapkan bagi bangsa tercinta ini. Untuk itu, Aston Denpasar Hotel & Convention Center bekerjasama dengan Pusat Kajian One HealthUniversitas Udayana, Bali menyelenggarakan seminar dengan tema “KARTINI

Deklarasi Kartini Cantik untuk menjadikan perempuan Bali cerdas dan teredukasi dalam menyehatkan keluarga dengan penggunaan antibiotika yang benar, digemakan seluruh peserta seminar

CANTIK, dengan Semangat Kartini Mari Menjadi Perempuan Indonesia yang Cerdas dan Terampil Menggunakan Antibiotik untuk Keluarga Sehat.” Seminar yang berlokasi di Ruang Batur di hotel yang memiliki ballroom terbesar di kawasannya tersebut dihadiri oleh perwakilan WHDI Provinsi Bali, SKPD Kota Denpasar, PKK Kota Denpasar, pembina panti asuhan, akademisi, Dharma Wanita Universitas Udayana, Global Health True Leaders, Bali Birth Keeper Community, Yayasan Orangtua Peduli Bali, Yayasan Putri Indonesia Bali, dan Pengusaha Bali. Menghadirkan tiga pembicara

yakni Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali drh. Ni Made Sukerni, Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K) - Microbiology specialist, Rumah Sakit Sanglah dan seorang pengusaha Bali Ni Made Herry Erika Sedana. Masing-masing pembicara menyampaikan tema penggunaan antibiotik pada peternakan dan pertanian, di tingkat rumah tangga, dan pada manusia. Acara yang dimoderatori oleh dr. I Made Subagiarta ini terlihat sangat interaktif yang dapat dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh beberapa peserta, dan bagi penanya terbaik berhak mendapatkan bingkisan yang telah disiapkan oleh panitia. “Saya beruntung berada di acara ini, karena sangat bermanfaat tidak hanya di dunia kesehatan namun juga untuk memberdayakan wanita dengan memberikan

informasi yang tepat mengenai penggunaan antibiotik di lingkungan keluarga, sehingga diharapkan wanita lebih cerdas dalam mengaplikasikannya di lingkungan keluarga,” ujar salah seorang peserta seminar yang juga Finalis Miss Internet Indonesia 2017 Wilayah Bali, Martina Carissa.

Dalam seminar ini banyak dikupas hal-hal yang selama ini banyak salah kaprah di masyarakat terkait dengan penggunaan antibiotika. “Dari wanita untuk wanita, demikian acara ini dibuat dan disajikan kepada sesama kaum hawa, karena kita sadari bersama bahwa, perempuan memiliki peranan yang penting dalam meniciptakan keluarga yang sehat. Dan terinspirasi dari semangat seorang R.A Kartini. Acara ini bertujuan untuk membekali perempuan dengan pengetahuan kesehatan khususnya dalam penggunaan antibiotika dalam skala rumah tangga, khususnya di Bali,” ungkap Director of Sales, Aston Denpasar Hotel & Convention Center Lilik Amini. Di pengujung acara, para peserta mendeklarasikan diri untuk cerdas dalam menggunakan antibiotika dengan cara proaktif mencari informasi penggunaan antibiotik yang benar. Seminar diakhiri dengan foto bersama, pembagian sertifikat dan suvenir kepada seluruh peserta, dan makan siang.

angin menantang matahari

Mengenai Aston Denpasar Hotel & Convention Center

Aston Denpasar Hotel & Convention Center adalah hotel berbintang 4 yang memiliki fasilitas konvensi terbesar di Denpasar. Terletak di jantung Kota Denpasar, Aston Denpasar Hotel & Convention Center menawarkan beberapa fasilitas pertemuan terbaik di Bali. Aston Grand Ballroom tersedia untuk dapat melayani sampai dengan 2000 orang; Tersedia pula 12 ruang multiguna yang memiliki kapasitas 20-200 orang yang terletak tepat di area lobi dan di level B1. Aston Denpasar Hotel & Convention Center merupakan rumah yang sempurna untuk liburan dan bisnis di Bali. Dengan tersedianya 258 kamar,���������� Aston Denpasar Hotel & Convention Center adalah destinasi yang tepat untuk bisnis maupun liburan. Archipelago International Merupakan manajemen hotel terkemuka di Indonesia dengan portofolio lebih dari 100+ hotel dan 15,000 kamar. Sebagai upaya memperluas brand, Archipelago International telah mengembangkan lebih dari 95 properti di Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Archipelago International mengoperasikan beberapa hotel seperti Grand Aston, Aston, Aston City, Alana, Harper, Quest, Quest Vibe, favehotels, NEO dan Kamuela, dengan strata mulai dari ultraluxurious, yaitu villa dengan private poolnya, apartmen dengan layanan hotel, sampai budget hotel, sehingga menawarkan jaringan hotel dengan pilihan terlengkap di Indonesia.

Menjelang matahari terbit, angin bertiup kencang. Ia membelah awan tebal lalu mengusirnya jauh-jauh. Kemudian menyerang desa-desa, menumbangkan pohon-pohon dan menerbangkan Made Taro atap-atap rumah. “Hai, Matahari! Kau lihat kekuatanku?” ledek sang Angin. “Aku heran, mengapa orang-orang masih mengagumimu, padahal kau malas, lemah dan tidak dapat bertindak cepat.” “Aku tak pernah mengaku hebat,” jawab Matahari merendah. “Merekalah yang bilang begitu.” “Sebaiknya sekarang buktikanlah kepada mereka, siapakah yang terkuat di antara kita berdua!” ledek sang Angin. “Peduli amat! Apa keuntungannya bagiku? Aku hanya menjalankan tugas sehari-hari.” Sejak dulu Angin menahan rasa jengkel. Ia tak pernah berhasil menantang Matahari. Ia sangat benci mendengar omongan Manusia bahwa Matahari adalah sumber kehidupan. Ketika melintas di sebuah jalan raya, Angin melihat seorang Manusia mengenakan mantel tebal. Ia berpikir, sekarang saat yang paling tepat untuk menantang Matahari. “Hai, Matahari! Kau lihat Manusia mengenakan mantel itu?” tanya Angin sambil menunjukkan

kekuatannya mengembuskan napas dan suara bergemuruh. “Kalau kau benar-benar jantan, tunjukkanlah kehebatanmu! Barang siapa yang berhasil menyuruh manusia itu membuka mantelnya, itulah yang terkuat.” Matahari yang kelihatan acuh-tak acuh itu akhirnya meladeni juga tantangan Angin. Dua kekuatan yang bermusuhan itu melakukan Sut untuk memulai pertandingan. Ternyata Sut dimenangkan oleh Angin. Angin segera mempertontonkan kesaktiannya. Ia meniup udara sekencang-kencangnya ke arah Manusia bermantel yang sedang berjalan. Manusia yang merasa kedinginan dan takut masuk angin itu, lalu mengeratkan mantelnya, bahkan mengerubungi tubuhnya dengan selimut. Berarti Angin gagal memaksa Manusia membuka mantelnya. Berikut adalah giliran Matahari. Ia naik perlahan-lahan meninggalkan garis horizon, sambil sekali-sekali menebarkan senyum. Dari atas ia melihat bunga-bunga mengembang dan berseriseri dikerubuti kupu-kupu aneka warna; juga ia mendengar burung-burung bernyanyi dan terbang dari pohon ke pohon. Lalu bagaimana Manusia yang menggunakan mantel itu? Mula-mula ia membuka selimut, lanjut membuka mantel, terus memasukkannya ke dalam tas. Sang Angin yang angkuh itu menutup wajahnya, lalu segera beringsut ke arah laut. Dari jauh ia mendengar sayup-sayup ucapan Matahari, “Tidak semua kekuatan harus dilawan dengan kekerasan. Kadangkadang senyum yang ramah dan budi bahasa yang halus dapat menundukkan kekuatan itu.” (Aesop)

17

Perkembangan sebuah kota pastinya ditunjang oleh fasilitas yang disediakan sebagai sarana fasilitas umum dan fasilitas sosial. Yang dimaksud dengan fasilitas umum atau public facilities adalah fasilitas yang diadakan untuk kepentingan umum. Contoh dari fasilitas umum (fasum) adalah seperti jalan, angkutan umum, saluran air, jembatan, fly over, under pass, halte, alat penerangan umum, jaringan listrik, banjir kanal, trotoar, jalur busway, tempat pembuangan sampah, dan lain sebagainya.

I Gst AB Arimbawa, S.T., M.T.

Seminar Kartini Cantik digelar Aston Denpasar Hotel & Convention Center bekerjasama dengan Pusat Kajian One Health Universitas Udayana, Kamis (20/4) bertempat di Ruang Batur Aston Hotel

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Taman Bermain yang Aman untuk Anak

(Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit Para narasumber, moderator, dan pihak penyelenggara berforo bersama usai acara

Griya

S

consultant & general contractor. Ia mengatakan Kota Denpasar merupakan salah satu kota dengan perkembangan yang sangat pesat tentunya juga menyediakan berbagai jenis fasilitas umum dan fasilitas sosial yang dapat dinikmati oleh warga kotanya. “Fasilitas umum dan fasilitas sosial adalah milik bersama yang harus dijaga dan dirawat dengan baik agar bisa selalu dimanfaatkan secara maksimal untuk jangka panjang. Kejadian kemarin (meninggalnya seorang anak ketika minum air di taman kota) semakin mengingatkan kita pentingnya untuk merawat fasilitas umum tersebut secara berkala, seperti penyediaan water dispenser yang disediakan Pemerintah Kota harus dicek sekala berkala oleh pihak-pihak

Taman Janggan di kawasan Renon, Denpasar

penyedia fasilitas tersebut. Sama halnya dengan perawatan trotoar dan jalan yang selalu dilakukan oleh pemerintah Kota Denpasar,” paparnya. Salah satu terobosan terbaru yang ia lihat adalah keberadaan Taman Janggan yang berlokasi di daerah Renon. Taman ini berisi bermacam fasilitas bermain untuk anak, sarana olah raga, tempat duduk dan lain sebagainya, sehingga dapat menjadi salah satu tem-

ementara fasilitas sosial adalah fasilitas yang diadakan oleh pemerintah atau pihak swasta yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam lingkungan permukiman. Contohnya seperti puskemas, klinik, sekolah, tempat ibadah, pasar, tempat rekreasi, taman bermain, tempat olahraga, ruang serbaguna, makam, dan lain sebagainya. Demikian diungkapkan I Gst AB Arimbawa, S.T., M.T., owner Crea Bali Mandiri- architecture “Kota Denpasar ­merupakan salah satu kota ­dengan ­­perkembangan yang­ ­sa­ngat ­­pesat tentunya juga ­menyediakan berbagai jenis fasilitas umum dan fasilitas sosial yang dapat dinikmati oleh warga kotanya”

Tempat duduk untuk penunggu yang didesain menarik

pat pilihan bagi warga Denpasar benturan. untuk berkumpul bersama kelu“Mungkin yang kurang dari arga, menggingat tempat terbuka taman ini adalah penerangan pada hijau masih sangat kurang untuk tempat bermain ketika malam kebutuhan warga Denpasar. tiba. Saya masih melihat banyak Sebagai seorang Arsitek, dari orangtua mendampingi anaksegi desain Arimbawa menga- anaknya bermain walaupun tidak takan Taman Janggan terlihat terdapat lampu penerangan,” menarik. Pemilihan warna-warna ucapnya. (Inten Indrawati) primer bagus untuk melatih perkembangan anak usia dini. Di beberapa titik juga disediakan tempat duduk untuk orangtua yang menunggu, yang didesain menarik menyerupai bentuk daun. Dari pengamatannya, segi keamanan juga sudah sangat diperhitungkan. Pagar bembatas dibuat di sekeliling area bermain untuk memberikan rasa aman dan satu main entrance untuk memudahkan memantau anak-anak bermain. Pengadaan empat buah ayunan dinilainya sudah dengan standar keamanan yang baik. Lantai tempat bermain juga tidak luput dari perhatian desainernya dengan memanfaatkan ruber floor seh- Fasilitas ayunan yang sudah sangat memperhitungkan segi keamanan anak ingga aman jika terjadi

Lantai dari ruber floor sehingga aman jika terjadi benturan


16

Kalau sebelumnya sebagian masyarakat Jakarta tidak terlalu antusias dengan pembangunan RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak) yang belakangan tengah gencar dilakukan di seluruh wilayah Jakarta. Belakangan mereka yang tadinya tidak tertarik, justru rajin mendatangi RPTRA di lingkungannya bersama anak-anaknya.

S

Edukasi

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

alah satunya adalah Samatha (23), ibu dua anak—Jasmine (3) dan Angel (2), yang mengaku dulunya lebih suka membawa anak-anaknya bermain di mal ketim-

Bermain bersama Superhero bang mengunjungi taman. “Dulu saya bawa anak-anak main ke mal setidaknya sebulan dua kali. Tapi belakangan sudah jarang karena RPTRA di dekat rumah kami bagus sekali. Fasilitas bermain anak cukup banyak, bahkan kadang ada tukang komedi putar, dll. Hiburan murahmeriah,”kata ibu muda ini. Dulu, taman buatan Pemda seolah hanya ‘basa-basi’ alias sekadarnya, juga tidak dibarengi dengan perawatan. Fasilitasnya pun seadanya. “Fasilitas bermain paling hanya perosotan dan ayunan. Tapi sekarang fasilitas bermain lebih beragam dan kreatif,” kata warga

Taman bermain anak kalijodo

Warakas I, Jakarta Utara ini. Dengan adanya RPTRA Gorontalo yang baru diresmikan 2015 lalu, Mantha, begitu dia biasa disapa, jadi gemar membawa kedua anaknya ke RPTRA dekat rumah. “Dari pada ke mal dimana kita harus mengeluarkan uang cukup banyak agar anak puas bermain, mendingan datang ke sini. Malah akhir-akhir ini, mungkin karena RPTRA Gorontalo ramai pengunjung, maka kerap ada pertunjukan karakter-karakter superhero seperti ‘Transformers’, ‘Iron Man’, ‘Satria Baja Hitam’, dll. Senang rasanya melihat anak-anak bermain, berlarian di alam terbuka. Mereka tidak bisa melakukan itu di rumah karena halaman rumah kami kecil,” tambah Mantha. Kini, katanya, dia juga punya hobi baru yakni mengunjungi RPTRARPTRA menarik di Jakarta. Hobi barunya ini, tutur Mantha, karena sering melihat tayangan RPTRARPTRA unik di Jakarta yang ternyata memiliki fasilitas berbeda-beda yang disesuaikan dengan kebutuhan warganya. Tapi satu hal yang pasti ada di seluruh RPTRA adalah taman bermain anak. “Saya sudah datang ke RPTRA Kalijodo dan beberapa RPTRA di Jakarta Timur. Tapi yang paling bagus di Kalijodo, fasilitasnya lengkap untuk anak balita hingga remaja dan pemuda. Berbeda dengan RPTA tempat saya, meski taman bermain anaknya cukup bagus, tapi Kalijodo lebih bagus,” katanya yang berkunjung ke PRTA Kalijodo naik bus Transjakarta

Samantha dan dua anaknya

yang memang disediakan pemda untuk warga yang ingin berkunjung ke Kalijodo. Ia berharap pemerintah konsisten dengan perhatiannya terhadap kebutuhan warga atas ruang terbuka publik. “Yang penting perawatan taman terus dilakukan. Kalau bisa ada tambahan fasilitas dan diadakan

kegiatan-kegiatan tertentu untuk warga,” ujarnya. Pembangunan RPTRA merupakan salah satu program Pemda DKI Jakarta yang tengah gencar digalakkan. Jakarta yang begitu padat dan sesak oleh pembangunan kekurangan ruang terbuka publik untuk sarana masyarakat bersosialisasi maupun tempat bermain anak. Kalaupun ada ruang publik, masyarakat tidak bisa menikmatinya karena tempat itu tidak terawat dan minim fasilitas. Beruntung, Pemda tanggap dengan kondisi ini maka sejak dua tahun lalu RPTRA gencar dibangun. Setidaknya sekarang ada 100 lebih RPTRA yang sudah dibangun dan dinikmati masyarakat Jakarta. Targetnya hingga akhir 2017, ada 188 RPTRA di seluruh Jakarta. Antusias adanya RPTRA juga dirasakan oleh warga sekitar Kalijodo. Suprapti yang rumahnya tidak jauh dari RPTRA Kalijodo mengaku sejak RPTRA Kalijodo terbuka untuk publik, dia hampir setiap sore membawa anak-anaknya ke sana. “Hampir setiap sore ke sini. Anak-anak saya senang karena banyak tempat bermain. Malah sekarang taman Kalijodo saya jadikan ‘senjata’ kalau anak-anak malas makan atau nakal. Saya bilang ke anak-anak kalau mereka nakal tidak akan ke RPTRA lagi. Nah biasanya mereka pun jadi nurut, dan mau makan. Kalau akhir pekan, kadang saya bawa makanan seperti orang piknik. Jadi anak-anak bisa makan sambil bermain,” ungkap Suprapti. (Diana Runtu)

Dara

Mang Lantur Berbagi Kisah lewat Lagu Terjun dibelantika musik pop Bali sejak tahun 2009 silam, membuat penyanyi pop Bali asal Singaraja Mang Lantur memiliki cukup pengalaman dalam berkarya di bidang seni tarik suara. Bergabung bersama Hartapro dan ikut dalam sebuah album kompilasi yang bertitle dedara. com yang diproduksi Hartapro. Dalam album kompilasi tersebut, Mang Lantur membawakan satu lagu yang berjudul Pang Kuala Payu yang diciptakan Mang Raka serta diaransemen oleh Dek Artha.

M

ang Lantur saat dihubungi mengatakan menyanyi merupakan hobinya sejak kecil. Banyak hal yang telah ia dapatkan setelah terjun di belantika musik pop Bali. Bagi pria asal Singaraja ini, terjun sebagai penyanyi pop Bali bukan hanya semata-mata untuk menjadikannya sebagai sumber penghasilan namun lebih sebagai penyaluran hobi semata. “Menyanyi merupakan hobi Saya sejak kecil dan sekarang saya sangat bersyu-

kur bisa berkarya dibelantika musik pop Bali. Dapat bertemu banyak teman dan memiliki cukup pengalaman untuk ke depannya,” ucap pria kelahiran Singaraja 06 Juni 1984 ini. Setelah sukses dengan lagu Pang Kuala Payu, Mang Lantur kembali merilis single yang berjudul Ubuh Pisage. Lagu tersebut masih diciptakan Mang Raka dan diarasemen oleh Dek Artha. Single tersebut sejatinya telah lama dirilis, namun baru mulai dikenal kalangan pencinta musik Bali belakangan ini.

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

9

Single Ubuh Pisaga sendiri merupakan gambaran kisah yang dirasakan sendiri oleh Mang Lantur. “Lewat single Ubuh Pisaga ini saya mau berbagi pengalaman pribadi saya. Tentunya jika dihayati dalam-dalam liriknya pasti akan ikut terbawa emosi, karena lagu ini liriknya sangat mudah dipahami apalagi bagi mereka yang memiliki kisah sama dengan lagu ini. Saya sih berharap tidak ada yang seperti dalam kisah lagu ini,” ujar Mang Lantur. Dalam kesempatan yang sama, Mang Lantur berharap keberadaannya dibelantika musik pop Bali bisa diterima oleh penggemar musik pop Bali. Selain itu, karya-karyanya mampu menginspirasi banyak orang dan lagu Bali tetap menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Bali. “Semoga lagu pop Bali kedepan bisa lebih maju dan tetap digemari oleh masyarakat. Bagi para penyanyi senior dan pendatang baru, saya juga tetap mensuport agar tetap semangat berkarya agar lagu pop Bali tidak kalah dengan lagu luar Bali sehingga lagu Bali tetap ajeg di tanah kita sendiri,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Harapkan Kebersihan dan Keamanan Lapangan di tengah kota merupakan pilihan sebagian masyarakat sebagai tempat rekreasi bersama keluarga. Keberadaan ruang terbuka publik ini juga kerap dimanfaatkan Eka Purwanti (39) untuk mengajak putranya Dika (3). “Sejak berusia 2 tahun, saya sering mengajak Dika ke lapangan Puputan Badung atau lapangan I Gusti Ngurah Made Agung untuk bermain, bertemu banyak anakanak lainnya, main bola, dan memberi makan ikan,” ucap Wanti-sapaan akrabnya. Biasanya mereka mendatangi lapangan yang berada di pusat Kota Denpasar itu pada hari-hari biasa di sore hari. Karena, suaminya I Komang Mertana bekerja, hanya mereka berdua saja yang kesana. Wanti mengaku senang mengajak Dika ke Lapangan Pupu-

tan untuk memberikan suasana berbeda, melihat pepohonan, melihat rumput hijau yang luas, melihat banyak orang yang bermain dan jogging. “Yang pasti di lapangan, suasananya lebih sejuk dari perumahan dan Dika juga bisa interaksi dengan alam terbuka,” celetuknya. Ia menuturkan hal pertama yang biasa mereka lakukan sesampainya disana adalah membeli

Wanti bersama putranya Dika

2 bungkus makanan ikan dari ibu-ibu yang setia menjual makanan ikan di sekitar kolam. Dika ditemani sang Ibu mengelilingi kolam memberi makan ikan. Setelah itu baru lanjut ke tempat mainan atau main bola di lapangan. Wanti selalu mendampingi Dika dan sesekali memegang tangannya, maklum di usianya itu Dika memang sedang aktif-aktifnya. “Jika Dika mau main bola ya saya temani main bola, atau kadang juga dia memberanikan diri main dengan anak-anak lainnya yang kira-kira seusianya. Kalau dia main dengan anak lain, saya cuma mengawasi,” ucapnya. Tidak seperti orang kebanyakan, Wanti justru merasa tidak nyaman mengajak putranya itu bermain di tempat bermain anak (play ground) di pojok lapangan bagian Barat Laut. Hal ini bukan tanpa alasan. Ia perhatikan besi-besi mainannya banyak yang mengkarat. Belum lagi permainan perosotan yang bagian pendaratannya kurang nyaman. “Paling Dika kalau ke

areal ini cuma pukul-pukul gong, pegang-pegang jungkitan, setelah itu memilih pergi ke lapangan. Mungkin juga dia merasa tidak nyaman. Karena sebelumnya dia pernah main jungkat-jungkit tapi minta dipegangin, setelah itu tidak pernah naik lagi,” tuturnya. Selama bermain ke Lapangan Puputan, Wanti mengatakan putranya tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya di lapangan rumput berlari-larian dan atau bermain bola, selain juga memberi makan ikan. Lapangan Puputan adalah tempat yang oke bagi Wanti untuk mengajak anaknya sekadar jalan jalan. Namun ada beberapa hal yang juga membuatnya tidak nyaman dan khawatir. Seringkali orang-orang dewasa ikut duduk-duduk di ayunan, padahal itu diperuntukkan anak-anak. Ada juga beberapa bapak yang mengajak anaknya bermain tapi sambil merokok, padahal sadar betul kalau di sekitarnya banyak anak-anak yang bermain. Belum lagi kebiasaan beberapa orang yang membuang sampah

“Sejak berusia 2 tahun, saya sering mengajak Dika ke lapangan Puputan Badung atau lapangan I Gusti Ngurah Made Agung untuk bermain, bertemu banyak anakanak lainnya, main bola, dan memberi makan ikan,”

di kolam, meninggalkan dan membiarkan sampah makanan di lapangan di tempat mereka duduk, seolah-olah itu hal yang boleh dan wajar dilakukan. Beberapa minggu terakhir, Wanti mengaku sudah tidak pernah ke Lapangan Puputan lagi karena merasa khawatir dan takut dengan pemberitaan yang marak tentang penculikan anak. Ditambah lagi dengan berita paling anyar ada anak yang tersengat listrik ketika minum air di Lapangan Puputan. Ia sangat berharap, kedepannya ada perhatian yang detail terhadap fasilitas umum ini, baik dari kebersihan maupun keamanannya. Ia menyontohkan pada area play ground. “Untuk apa menaruh alat gong jika tidak ada pemukulnya ? Saya lihat beberapa anak termasuk anak saya mengambil batu untuk memukul gong tersebut supaya bersuara,” ucapnya. Ia juga berharap pengadaan aparat keamanan yang khusus memantau tempat umum yang mudah dijangkau dan disadari keberadaannya oleh masyarakat pengguna fasilitas tersebut. Misalkan jika terjadi kecelakaan, ada anak-anak bermain bola kemudian tiba-tiba kecemplung di kolam dan teriakteriak minta tolong. Tentunya dengan jauhnya jangkauan aparat akan memperlambat pertolongan. “Yang saya lihat malahan tukang parkir yang banyak bertebaran di sekitar lapangan, bukan aparat,” pungkasnya. (Inten Indrawati)


10

Kreasi

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Hari raya Galungan dan Kuningan menjadi momen yang menggembirakan bagi anak-anak yang memiliki hobi menabuh dan menari barong. Mereka berkeliling banjar bahkan desa untuk menghibur masyarakat. Tradisi yang dikenal dengan nama nglawang ini pun menjadi hiburan yang dinanti-nantikan.

A

ri, Satria, dan beberapa teman-temannya memilih nglawang saat Penampahan Kuningan, Jumat (14/4). Seka anakanak ini mendatangi rumah-rumah warga di Banjar Samu, Desa Mekar Bhuana, Badung. Mereka saling berbagi peran. Ada yang menabuh, ada yang menari, dan ada yang memagang tedung. Gerakan tarian dan bunyi gamelan yang sederhana tak menyurutkan semangat mereka untuk berkreasi dan berekspresi. “Kami keliling di Banjar Samu saja,” ungkap Ari yang memainkan kendang. Seka nglawang yang lain berasal dari Desa Mambal. Mereka ditemani dua orang dewasa yang membantu menyeberangkan jalan. Kadang seka ini tampil di depan rumah, kadang masuk hingga halaman rumah. Tak hanya barong yang ditari-

Salah satunya desa tua atau Bali Aga yang masih lestari dan tertata dengan baik di Bali adalah Desa Tenganan. Desa ini terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Begitu mendengar kata Tenganan, pikiran pasti teringat kain tenun geringsing yang menjadi salah satu ciri khas desa tua itu. Untuk memasuki Desa Tenganan ini, kita akan melalui sebuah loket. Di situ kita tidak diharuskan membayar karena tidak ada tiket/ karcis yang dijual. Sebagai gantinya kita memberikan sumbangan sukarela. Hal ini mirip dengan di Desa Sade yang ada NTB. Begitu sampai di desa Tenganan, Anda akan disambut oleh warga yang juga merangkap menjadi guide lokal. Desa ini masih sangat tradisional dan mampu bertahan di tengah derasnya arus perubahan zaman. Walaupun sarana dan prasarana seperti listrik dan lain-lain masuk ke Desa Tenganan ini, tetapi rumah dan adat tetap dipertahankan seperti aslinya yang tetap eksotis. Menurut Nengah Karyono, guide lokal yang memandu rombongan media touring New Agya yang digelar Auto2000, masyarakat

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Keceriaan Anak-anak Unik dan Segar saat Nglawang N

kan. Ada juga melengkapi dengan menarikan rangda seperti seka dari Banjar Lambing, Desa Mekar Bhuana. Keceriaan para penari dan penabuh ini berimbas kepada keceriaan para penonton. Mereka semangat memberi apresiasi berupa punia dan rela menunggu rumahnya dijadikan ajang pentas para seniman cilik ini. Pengamat seni, Kadek Suartaya mengatakan ngelawang memiliki makna melanglang lingkungan. “Pada awalnya ngelawang adalah sebuah ritus sakral magis yang disangga oleh psiko-relegi yang kuat. Benda-benda keramat seperti barong dan rangda misalnya diusung ke luar pura berkeliling di lingkungan banjar atau desa yang dimaknai sebagai bentuk perlindungan secara niskala kepada seluruh masyarakat. Kehadiran benda-benda yang disucikan itu ditunggu dan disongsong dengan takzim oleh komunitasnya. Penduduk yang dapat memungut bulu- bulu barong atau rangda yang tercecer, dengan penuh keyakinan, menjadikannya obat mujarab atau jimat bertuah,” ujarnya. Tradisi ngelawang dalam konteks sakral magis sebagai persembahan penolak bala itu juga bermakna sama pada pentas ngelawang Galungan. Namun dalam

“Sebagai seni tontonan, ngelawang adalah suguhan seni pentas yang serius tapi juga santai. Untuk mengapresiasinya penonton tidak harus duduk kaku, namun bisa jongkok, berdiri atau bergelayutan, bersentuhan dan bergesekan sembari menikmati alam bebas. Hampir tak ada jarak antara pelaku seni dengan penonton, semua lebur dan menyatu. Kehadiran seni pentas ini tidak terikat oleh tempat, ruang dan waktu,” ungkap Kadek Suartaya. (Ngurah Budi)

perjalanannya, masyarakat Bali yang kreatif tak hanya ngelawang mengusung benda-benda sakral namun dibuat tiruannya untuk disajikan sebagai ngelawang tontonan. Dalam tradisi ngelawang Galungan tersebut, bentuk-bentuk seni balihbalihan seperti arja, janger, atau joged misalnya juga dapat disaksikan masyarakat sebagai hiburan. Masyarakat yang haus hiburan menstimulasi pentas ngelawang menjadi wahana berkesenian yang konstruktif dan apresiatif.

Tenganan

Pelesir

Style

Desa Tua di Bali yang Lestari

Museum yang terdapat di Desa Tenganan

Tenganan mempunyai awig-awig yang sudah mereka tulis sejak abad ke-11 dan sudah diperbarui pada 1842. Ia mengatakan desa ini tetap bertahan dengan tiga balai desa dan rumah adat yang berderet sama persis satu dengan lainnya. Tidak hanya itu di desa ini keturunan juga dipertahankan dengan perkawinan antarwarga desa. “Kalau ada warga yang melanggar, mereka akan dikeluarkan dari desa,” ujar Karyono. Umumnya, penduduk desa Tenganan bekerja sebagai petani padi, namun ada pula yang membuat aneka kerajinan. Beberapa kerajinan khas dari Tenganan adalah anyaman bambu, ukiran, dan

lukisan di atas daun lontar yang telah dibakar. Di desa ini, pengunjung bisa menyaksikan bangunan-bangunan desa dan perajin yang menggambar lontar-lontar. Sejak dulu, masyarakat Desa Tenganan juga telah dikenal atas keahliannya dalam menenun kain gringsing. Cara pengerjaan kain gringsing ini disebut dengan teknik dobel ikat. Teknik tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia dan kain gringsing yang dihasilkan terkenal istimewa hingga ke mancanegara. Penduduk Tenganan masih menggunakan sistem barter dalam kehidupan sehari-harinya. Penduduk desa ini memiliki tradisi unik

dalam merekrut calon pemimpin desa, salah satunya melalui prosesi adat mesabat-sabatan biu (perang buah pisang). Calon prajuru desa dididik menurut adat setempat sejak kecil atau secara bertahap dan tradisi adat tersebut merupakan semacam tes psikologis bagi calon pemimpin desa. Pada tanggal yang telah ditentukan menurut sistem penanggalan setempat (sekitar Juli) akan digelar ngusaba sambah dengan tradisi unik berupa mageret pandan (perang pandan). Dalam acara tersebut, dua pasang pemuda desa akan bertarung di atas panggung dengan saling sayat menggunakan duri-duri pandan.

Walaupun akan menimbulkan luka, mereka memiliki obat antiseptik dari bahan umbi-umbian yang akan diolesi pada semua luka hingga mengering dan sembuh dalam beberapa hari. Tradisi tersebut untuk melanjutkan latihan perang rutin dan menciptakan warga dengan kondisi fisik serta mental yang kuat. “Agama Hindu yang dianut di Tenganan pun berbeda aliran dengan Hindu yang dianut masyarakat Bali pada umumnya. Kami juga punya perayaan tahun baru yang berbeda karena sistem penanggalannya bukan mengikuti kalender masehi maupun Caka,” imbuh Karyono. (Diah Dewi)

Warga Tenganan melukis di atas daun lontar

Keindahan pewarnaan alam dan digital printing adalah pilihannya dalam berkarya. Seperti deretan koleksi busana ready to wear anggota Indonesia Fashion Chamber (IF) Denpasar yang mengisi halaman Style Tokoh pekan ini.

eli Gunawan, sang desainer yang dikenal sangat kreatif ini mengatakan jika desainnya lebih banyak mengedepankan tema sustainable design. Apalagi menurutnya teknik digital printing sekarang dikenal sebagai salah satu sustainable

technique karena menggunakan air yang sangat sedikit dengan zero waste. Selain itu, Neli Gunawan yang cukup lama begelut di bisnis fashion serta pernah menjadi pemenang di ajang Fashion Design Competition for Leather Craft ini, juga menghasilkan desain yang unik dan segar dengan natural dye. – Sri Ardhini

15


14

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

“Sekarang ini sebenarnya semua terbuka untuk perempuan. Tinggal bagaimana perempuannya, pilihan ada pada perempuan. Yang pa­ ling ‘berbahaya’ menurut aku adalah justru pada perempuan itu sendiri, yakni ‘pingitan’ yang dilakukan perempuan terhadap dirinya. Perempuan ‘memingit’ dirinya sendiri, itu yang bahaya,” ungkap Eva Kusuma Sundari, anggota DPR RI, ketika ditanya tentang tantangan ‘Kartini Masa Kini’.

S

ebagai contoh, jelas Eva, kadang ada kesempatan untuk maju namun perempuan tidak mengambilnya dengan berbagai alasan. “Ketika ada kesempatan untuk maju, perempuan beralasan, ‘Ah aku kan hanya perempuan’, atau ‘Aku perempuan tidak boleh menjadi pemimpin’. Jadi ada ketakutan ini dan itu,” papar Eva yang pernah mendapat penghargaan dari UNODC (United Nation Office on Drug and Crime) PBB atas kontribusinya pada pemberantasan korupsi. “Kalau orang luar yang melakukan diskriminasi atau ‘memingit’, akan menimbulkan perlawanan. Namun, kalau perempuan yang dengan kesadaran dan ikhlas ‘memingit’ dirinya sendiri, itu bagaimana? Kalau perempuan ‘memenjarakan’ dirinya sendiri dengan ikhlas, lego-lilo untuk dipingit, tidak mau maju, tidak mau setara, tidak mau menggunakan kekuatankekuatan koneksinya karena ‘pingitan’ di kepalanya, menurut saya, itu adalah kerugian besar bagi bangsa

Eva Kusuma Sundari

Jelita

Pemikiran Kartini Melampui Zaman ini,”tegas wanita kelahiran Nganjuk, Jawa Timur ini. Hal-hal yang dicontohkannya itu, ternyata masih banyak terjadi di masyarakat. Tingginya pendidikan kaum perempuan ternyata tidak otomatis membuat sebagian perempuan mampu mengubah mindset-nya. Jadi, tegas Eva, berbagai permasalahan yang dulu diperangi Kartini –kenyataannya- masih hidup di masyarakat atau belum tuntas. Budaya yang meminggirkan perempuan, diskriminasi, pembatasan-pembatasan, dll, masih tetap eksis hingga sekarang. “Karenanya perjuangan perempuan untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan RA Kartini masih panjang dan penuh tantangan,” ucapnya. Pemikiran-pemikiran Kartini, lanjut Eva, sudah jauh melampaui zamannya, melompat berabad-abad. Isu-isu kebodohan, kemiskinan, dan berbagai problem kerakyatan mampu ditangkap oleh Kartini. “Seorang wanita bangsawan di zaman itu, namun mampu menangkap problem-problem kerakyatan dari balik pingitannya, itu artinya dia memiliki kemanusiaan yang luar biasa. Menurut aku, dia seperti Siddhartha Gautama, seorang pangeran yang hidup penuh kemewahan, namun mampu menangkap persoalan zaman, persoalan-persoalan kemanusiaan,” papar Eva. Seratus tigabelas tahun telah

berlalu, ternyata apa yang diperjuangkan Kartini semasa hidupnya belumlah tuntas hingga sekarang. Di bidang pendidikan, misalnya, meski sekarang semakin banyak perempuan berpendidikan tinggi, namun angka pencapaian schooling years perempuan masih di bawah laki-laki. Demikian juga budaya yang ‘meminggirkan’ perempuan masih eksis dan itu harus dilawan. Di parlemen (DPR) sendiri, kata Anggota Komisi XI ini, masih sulit mencapai kuota 30% keterwakilan perempuan. Hal ini karena sistem yang ada sehingga sulit bagi perempuan untuk memenuhi kuota itu. “Menurut aku ini karena sistemnya yang tidak ikhlas memberi kuota 30% bagi perempuan. Jadi sampai kapanpun, rasanya akan sulit mencapai itu. Lhaa, perempuan disuruh ‘tarung bebas’ dengan laki-laki, ya kalah dong,” kata Eva. Menurutnya, di negara-negara dimana partisipasi perempuan di parlemen tinggi, tidak menganut sistem Pemilu seperti yang diterapkan di Indonesia. Di negara-negara tersebut menganut sistem close-affirmative. Jadi keterwakilan perempuan sudah jelas. “Sedang kita sistemnya afirmasi tapi disuruh ‘perang dengan laki-laki’ , ya kalah dong. Itu sistem yang tidak

ikhlas,” tambahnya. Negara-negara yang tingkat partisipasi wanita di parlemennya tinggi, di antaranya adalah di negaranegara Skandinavia yang berhasil mendongkrak bukan hanya 30% keterwakilan perempuan melainkan hingga 50%. “Di Chile, misalnya, partisipasi perempuan bagus. Sistem pemilunya adalah closeaffirmative. Di sana keterwakilan perempuan dan laki-laki menjadi seimbang. Ketika Michelle Bachelet menjadi presiden, ia menyusun kabinetnya yang terdiri dari 10 pria dan

10 wanita. Ini merupakan langkah penyetaraan gender antara pria dan wanita, dimana hak-hak wanita adalah sama dengan hak laki-laki,” jelasnya. Hal yang sama juga dilakukan Justin Trudeau ketika ia terpilih menjadi PM Kanada. Kabinetnya terdiri dari 30 orang yakni 15 menteri laki-laki dan 15 menteri perempuan. Ini langkah luar biasa dan mendapat sambutan dari dalam negerinya. “Apakah Indonesia bisa seperti itu? Bisa saja, tergantung niatnya, mau atau tidak? Jadi kalau sekarang para perempuan duduk di parlemen itu bukan karena afirmasi tapi karena menang pertarungan melawan laki-laki,” katanya. (Diana Runtu)

Bugar

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

11

Penanganan Paparan Air Keras Kasus kriminal penyerangan orang de­ngan air keras beberapa kali pernah dilaporkan. Terakhir terjadi pada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat dirinya pulang dari sholat subuh di masjid. Novel dilaporkan alami luka bakar di bagian wajahnya dan sampai sekarang masih dirawat intensif di rumah sakit.

M

e n u r u t d r. I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D& I Klinik Skin Centre, air keras merupakan istilah umum, intinya merupakan bahan-bahan yang bersifat iritan kuat. “Umumnya air keras merupakan bahan yang

mengandung asam kuat atau basa kuat yang bersifat sangat iritatif yang bersifat merusak kulit yang terkena. Dengan kandungan bahan yang sangat iritatif, air keras menyebabkan kerusakan lapisan kulit, menyebabkan lepasnya ikatan antar sel epidermis dan terjadinya penumpukan cairan

dalam rongga sehingga terbentuk lepuh,” jelasnya. Ia mengatakan, efek yang timbul tergantung jenis air keras yang digunakan, konsentrasi bahan, lama bahan itu menempel pada kulit. Apabila konsentrasi tinggi dan menempel lama dikulit bisa merusak kulit sampai

Mengenal Meningitis Streptoccus Suis Akut

Eva Kusuma Sundari

dr. Windu

Kasus meningitis belum lama ini ramai diberitakan. Apa itu meningitis streptoccus suis? Menurut dr. Windu dari Klinik Penta Medica, meningitis bakteri disebab­kan beberapa tipe bakteri, salah satunya streptococcus suis (s. suis), yang merupakan bakteri yang berasal dari babi atau produknya dan dapat menyebabkan infeksi pada manusia. S. suis pertama kali dilaporkan tahun 1954 (Wertheim et al, 2009). S. suis tipe 2 yang menyebabkan meningitis pada manusia, paling sering menginfeksi pada golongan usia 46-55 tahun dan tidak pernah dilaporkan kasus pada anak. Angka kejadian lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan dan tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia. Pada tahun 2009 terdapat 700 kasus infeksi s.suis, sebagian besar terjadi di Asia Tenggara. “Definisi meningitis streptoccus suis (s. suis) akut adalah infeksi bakteri yang menyerang lapisan otak, biasanya terjadi 2-4 setelah mengonsumsi produk atau olahan babi yang terinfeksi,” ujarnya. Beberapa risiko tinggi penularan bakteri s. suis antara lain peternakan babi, penjual produk olahan babi, pabrik olahan babi, konsumen produk olahan babi. “Cara penularannya, melalui

makanan dan luka lecet saat mengolah atau memasak daging babi yang terinfeksi. Produk babi yang masih mentah misalnya darah segar, usus, jeroan dan daging yang terinfeksi bisa menularkan bakteri ini,” tegasnya. Gejala klinis sesuai dengan gejala meningitis seperti demam, sakit kepala dan kaku leher, sensitif terhadap cahaya (fotophobia), peka terhadap suara (fonophobia) dan muntahmuntah. Gejala meningitis bakteri seperti demam dan perubahan status mental terjadi kurang dari 50% orang dewasa, 33% gejala gangguan saraf seperti kejang dan lemah separuh tubuh, 69% dengan perubahan kesadaran dan 14% koma. Pada meningitis s. suis lebih dari setengah pasien dilaporkan mengalami gangguan pendengaran. Gejala klinis yang lain adalah 6%-31% dengan lesi pada kulit seperti bercak-bercak merah pada kulit, kerusakan ginjal, masalah pernapasan dan gangguan pembekuan darah juga pernah dilaporkan. Ia menyarankan, cara mencegah penularan penularan penyakit meningitis streptococcus suis antara lain: pertama, membeli da­ging babi di tempat resmi sehingga dapat dipastikan babi yang dipotong sehat. Kedua, saat mengolah daging babi pastikan tangan tidak ada luka atau menutup luka dengan baik. Ketiga, pastikan masakan daging babi yang kita konsumsi benar-benar matang. Keempat, jika

ada peternakan babi di sekitar kita yang memiliki babi sakit, mohon diinformasikan dan ja­ ngan menjualnya untuk mencegah penularan. Perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan, menjaga pola makan, istirahat yang cukup dan olahraga teratur dapat menurunkan resiko penularan bakteri ini. (Wirati Astiti)

dr. Darmaputra

lapisan lebih dalam sehingga bisa menimbulkan bekas seperti luka bakar yang bersifat permanen. “Karena bahan bersifat iritan, jadi berlaku sama pada semua kulit. Usia dan bagian tubuh tertentu tidak berperngaruh. Yang ber­ bahaya apabila mengenai mukosa termasuk mata, karena bisa menimbulkan kerusakan kornea,” kata dr. Darmaputra. Dampak yang terjadi tergantung jenis air keras yang digunakan. Untuk kulit paling fatal adalah kerusakan semua lapisan kulit jadi seperti luka bakar yang berat, akan menyebabkan jaringan parut

yang bersifat permanen dan tidak bisa normal kembali. Kalau ringan kemungkinan hanya kemerah­ an, perih dan bengkak, namun bisa sembuh tidak terlalu bekas. “Adanya bahan yang bersentuhan dengan kulit menyebabkan kerusakan jaringan kulit, maka solusi pertama adalah menghilangkan kontak bahan itu. Salah satu cara bisa dengan mencuci dengan air mengalir agar konsentrasi bahan berkurang dan menghilangkan kontak dengan kulit,” ujarnya memberi saran. Bekas luka tergantung konsentrasi bahan, jenis bahan dan lama kontak, dapat muncul bekas berupa putih-putih atau bisa sampai jaringan parut. Apabila mengenai area berambut dan konsentrasi bahan kuat, dan terjadi jaringan parut dapat menyebabkan rambut tidak tumbuh. Untuk memperbaiki penampil­ an tergantung bekas yang terjadi, tidak harus dengan transplantasi wajah, bisa dengan memindahkan kulit dari bagian wajah terdekat (skin flap) atau bisa dengan dari kulit yang lokasinya bukan dari wajah (skin graft) yang akan ditangani dokter bedah plastik. Apabila bekasnya ringan, masih bisa menggunakan krim dan perawatan seperti roller atau dengan laser. (Wirati Astiti)


Kuliner

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

12

Nikmatnya Makanan Khas “Adorable Indonesia”

Selain keberagaman etnis, budaya, dan bahasa, Indonesia juga terkenal dengan keindahan wisata alamnya dan menjadi tujuan yang sempurna bagi para pecinta kuliner. Dipelopori oleh Chef Komang Aryana yang memiliki banyak pengalaman di dunia kuliner, Jempiring Restaurant yang lokasinya di lobi level Aston Denpasar Hotel & Convention Center menyajikan berbagai masakan “Adorable Indonesia” yang dipilih untuk memanjakan selera para tamu. asam jawa. Perpaduan rasa pedas dan asam yang tepat menjadikannya sebagai makanan penggugah uliner yang disaji- selera sebelum mencicipi makakan mulai dari ru- nan utama. jak serut. Seperti Makanan utama terdapat dua halnya rujak buah pilihan, tengkleng kambing dan ayam pada umumnya, namun bedanya woku. Tengkleng kambing dengan adalah buahnya tidak dipotong iga kambing pilihan dan pengolahan melainkan diserut dan dibumbui masak yang tepat, membuat daging dengan gula merah, terasi, dan memiliki tekstur yang lembut. Dag-

K

Tengkleng Kambing

ing ini dibumbui dengan rempahrempah pilihan khas Indonesia, tomat hijau, dan disajikan dengan nasi, menjadikan makanan berkuah kuning ini pilihan yang tepat untuk santap siang maupun malam bersama kolega maupun keluarga. “Kami juga menyediakan yang spesial khususnya bagi pecinta daging ayam tanpa tulang. Ayam woku, daging paha ayam tanpa tu-

Ayam Panggang Woku

lang yang dipanggang, perpaduan bumbu yang saya gunakan seperti kemiri, kunyit, jahe, bawang merah dan putih, cabe rawit, dan daun kemangi, menjadikan menu ini memiliki rasa gurih pedas yang wajib untuk dicicipi. Penawaran ini tersedia dalam bentuk ala carte,” ungkap Komang Aryana, Executive Chef Aston Denpasar Hotel & Convention Center.

Selain Chefs Delights promo, Pastry Chef Komang Suarsih juga menawarkan es campur sari, minuman dingin yang esnya diserut dengan campuran buah nangka, ketan hitam, dawet, cincao, dan mutiara sagu, serta es krim vanila sebagai topping ini menjadikan pilihan yang tepat sebagai penutup hidangan yang sempurna.

buah sentul matang, rasa bijinya tetap kecut. Bagi yang sudah tahu buah sentul pasti setuju kalau buah jaman dulu (jadul) dan langka ini enaknya dijadikan rujak. “Saya terakhir makan sentul tahun 1991. Jadi kangen makan rujak sentul,” ungkap Kadek Suwiani ketika melihat temanya memasang foto buah sentul di media sosial. Memori buah sentul yang langka juga disampaikan Eka Putra. “Buah sentul sudah jarang ditemukan. Kalau ada, mau ta buatin

Rujak sentul

Rujak salak

Buah sentul

Eksplorasi kuliner mempunyai cerita yang tak akan pernah habis. Bali telah menjadi salah satu daftar keinginan untuk para penggemar kuliner yang suka mengeksplor kuliner, terutama masakan Bali.

Rujak sentul campur mangga

rujak,” ujarnya. Untuk membuat rujak sentul, cukup sederhana. Buah sentul dikupas kulitnya lalu buahnya dipotong berbentuk kotak-kotak kecil. Siapkan garam, terasi, cabai sebagai bumbunya. Aduk potongan

hef Oka, Executive Chef Rustik Bistro & Bar –restoran utama di Harper Kuta Bali Hotel – dan tim kulinernya meluncurkan menu baru dengan pilihan makanan yang ekstensif. Mulai dari masakan asli Indonesia, India, dan masakan internasional dihasilkan dari dapur untuk memuaskan lidah para tamu dengan menggunakan metode memasak

na Warung Gula Bali Renon menyediakan rujak sentul saat hari tertentu. “Waktu lihat foto sentul, saya juga terbayang rujak sentul. Ternyata di Gula Bali jual rujak sentul dan rujak salak. Langsung saya pesan,” kata Gung Indra. (Ngurah Budi)

Nasi Campur

modern, seperti menggoreng, membakar, memanggang dan masih banyak lagi. Dengan harga mulai Rp 35 ribu, tamu dapat menikmati berbagai makanan mulai dari chicken or vegetables spring rolls, safari sweet corn and chicken soup, dan makanan favorit lainnya seperti ayam bakar taliwang, ayam betutu Bali, dan nasi goreng telah menerima banyak pujian.

Orange Beetroot Salad

“Nikmati kelezatan baru di Rustik Bistro & Bar. Makanan kami dibuat dari bahan berkualitas tinggi yang diolah tangan-tangan profesional dengan penuh gairah. Kami tidak hanya menyediakan makanan di piring Anda, tapi juga karya seni dan cinta dari dapur kami,” ujar Mei Meiarthana, Food and Beverage Manager Harper Kuta Bali Hotel. (Ngurah Budi)

Tiramisu

Sampler Harper

Brokoli Saus Jeruk

TERONG TAOCO SEGAR

(Ngurah Budi)

buah sentul dan bumbu. Sensasi rasa kecutnya dijamin membuat ketagihan. Kalau mau yang lebih mudah, buah sentul yang sudah dikupas kulitnya dipotong kecil-kecil. Campurkan dengan bumbu rujak siap saji yang banyak dijual. Aduk buah sentul dengan bumbu rujak. Campurkan dengan buah lain seperti mangga, bengkoang, dan nanas akan membuat rujak campur istimewa. Keinginan menikmati rujak sentul bisa tersalurkan kare­

13

Eksplorasi Kuliner Rustik Bistro & Bar C

Rujak Sentul Memori Jadul Pohon sentul sudah jarang ditemukan. Otomatis, buah sentul pun termasuk buah langka. Untuk mencari buah sentul pun sulit. Begitu menemukan pohon sentul yang berbuah, jangan lewatkan kesempatan untuk mencari buahnya. Buah sentul berbentuk bulat dengan warna kuning kecoklatan. Daging buahnya mirip ketela namun rasanya agak sepet. Bagian dalam atau biji buah sentul berwarna putih dan sangat kecut. Walaupun

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Sarwan Bahan: 2 buah : terong 50 gr : kacang panjang 1 buah : daun bawang 5 siung : bawang putih, iris halus 2 ruas : jari jahe, memarkan 2 buah : cabe merah besar, cincang 7 buah : cabe rawit cincang 2 sdm : minyak goreng 100 ml : air Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya

Bahan Saus Campur Rata : 1 sdm : kecap asin 2 sdm : saos taoco 1 sdm : air jeruk lemon 1 sdt : minyak wijen ½ sdt : lada bubuk 1 sdm : gula 50 ml : air Garam secukupnya

Cara Membuat : Terong dibelah jadi 2 bagian, potong melintang. Kacang panjang dipotong. Daun bawang dipotong, lalu panaskan minyak, masukkan irisan bawang putih, jahe dan cabe. Tumis hingga harum. Masukkan potongan kacang, ter-

Bahan Saus Campur: ½ sdm : air jeruk lemon ½ sdt : gula 2 sdm : kecap asin 5 sdm : air 1 sdt : tepung maizena

ong, tambahkan air, aduk hingga layu lalu masukkan campuran bahan saus, aduk merata, masak hingga matang dan bumbu meresap, siap disajikan.

Bebek Bakar Bumbu Plecing Bahan : 1 ekor : bebek muda, potong menurut selera 2 sdm : air jeruk nipis 1 liter : air kelapa 500 ml : air 1 batang : serai, ambil putihnya, iris tipis 3 lembar : daun salam 2 ruas : jari jahe, memarkan 2 ruas : jari lengkuas, memarkan 3 sdm : minyak goreng 200 ml : santan kental Garam, kaldu bubuk secukupnya Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 5 buah : cabe keriting 4 butir : kemiri sangrai 1/5 sdt : lada butir 2 ruas : jari kencur Garam secukupnya

Cara Membuat : Lumuri bebek dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan selama 10 menit, cuci bersih. Didihkan air kelapa juga air serai, daun salam, jahe, lengkuas dan garam, masukkan bebek, masak hingga matang, tiriskan. Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masuk-

Bahan: 500 gr : brokoli, potong menurut kuntum 1 buah : jeruk lemon 2 sdm : minyak goreng 4 siung : bawang putih, iris tipis 2 ruas : jari jahe, memarkan atau iris korek api

kan bebek, aduk rata, masukkan santan kental, masak hingga bumbu meresap dan bebek empuk, lalu matikan kompor. Siapkan pemanggang, bakar bebek sambil sesekali diolesi sisa bumbu, panggang bolak-balik hingga matang, sajikan dengan sambal bawang.

Cara Membuat : Didihkan air, masukkan brokoli, diamkan selama 30menit hingga berubah warna, tiriskan. Kupas kulit jeruk lemon, ambil bagian kuning. iris tipis memanjang, takar 1 sdt. peras air. Takar ½ sdm air jeruk lemon untuk saos. panaskan wajan diatas api sedang, tuang minyak, masukkan irisan bawang putih, jahe dan irisan kulit jeruk hingga harum lalu masukkan brongkoli, aduk aduk sebentar, lalu masukkan bahan saus, aduk-aduk hingga mengental, angkat, Sajikan.


Kuliner

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

12

Nikmatnya Makanan Khas “Adorable Indonesia”

Selain keberagaman etnis, budaya, dan bahasa, Indonesia juga terkenal dengan keindahan wisata alamnya dan menjadi tujuan yang sempurna bagi para pecinta kuliner. Dipelopori oleh Chef Komang Aryana yang memiliki banyak pengalaman di dunia kuliner, Jempiring Restaurant yang lokasinya di lobi level Aston Denpasar Hotel & Convention Center menyajikan berbagai masakan “Adorable Indonesia” yang dipilih untuk memanjakan selera para tamu. asam jawa. Perpaduan rasa pedas dan asam yang tepat menjadikannya sebagai makanan penggugah uliner yang disaji- selera sebelum mencicipi makakan mulai dari ru- nan utama. jak serut. Seperti Makanan utama terdapat dua halnya rujak buah pilihan, tengkleng kambing dan ayam pada umumnya, namun bedanya woku. Tengkleng kambing dengan adalah buahnya tidak dipotong iga kambing pilihan dan pengolahan melainkan diserut dan dibumbui masak yang tepat, membuat daging dengan gula merah, terasi, dan memiliki tekstur yang lembut. Dag-

K

Tengkleng Kambing

ing ini dibumbui dengan rempahrempah pilihan khas Indonesia, tomat hijau, dan disajikan dengan nasi, menjadikan makanan berkuah kuning ini pilihan yang tepat untuk santap siang maupun malam bersama kolega maupun keluarga. “Kami juga menyediakan yang spesial khususnya bagi pecinta daging ayam tanpa tulang. Ayam woku, daging paha ayam tanpa tu-

Ayam Panggang Woku

lang yang dipanggang, perpaduan bumbu yang saya gunakan seperti kemiri, kunyit, jahe, bawang merah dan putih, cabe rawit, dan daun kemangi, menjadikan menu ini memiliki rasa gurih pedas yang wajib untuk dicicipi. Penawaran ini tersedia dalam bentuk ala carte,” ungkap Komang Aryana, Executive Chef Aston Denpasar Hotel & Convention Center.

Selain Chefs Delights promo, Pastry Chef Komang Suarsih juga menawarkan es campur sari, minuman dingin yang esnya diserut dengan campuran buah nangka, ketan hitam, dawet, cincao, dan mutiara sagu, serta es krim vanila sebagai topping ini menjadikan pilihan yang tepat sebagai penutup hidangan yang sempurna.

buah sentul matang, rasa bijinya tetap kecut. Bagi yang sudah tahu buah sentul pasti setuju kalau buah jaman dulu (jadul) dan langka ini enaknya dijadikan rujak. “Saya terakhir makan sentul tahun 1991. Jadi kangen makan rujak sentul,” ungkap Kadek Suwiani ketika melihat temanya memasang foto buah sentul di media sosial. Memori buah sentul yang langka juga disampaikan Eka Putra. “Buah sentul sudah jarang ditemukan. Kalau ada, mau ta buatin

Rujak sentul

Rujak salak

Buah sentul

Eksplorasi kuliner mempunyai cerita yang tak akan pernah habis. Bali telah menjadi salah satu daftar keinginan untuk para penggemar kuliner yang suka mengeksplor kuliner, terutama masakan Bali.

Rujak sentul campur mangga

rujak,” ujarnya. Untuk membuat rujak sentul, cukup sederhana. Buah sentul dikupas kulitnya lalu buahnya dipotong berbentuk kotak-kotak kecil. Siapkan garam, terasi, cabai sebagai bumbunya. Aduk potongan

hef Oka, Executive Chef Rustik Bistro & Bar –restoran utama di Harper Kuta Bali Hotel – dan tim kulinernya meluncurkan menu baru dengan pilihan makanan yang ekstensif. Mulai dari masakan asli Indonesia, India, dan masakan internasional dihasilkan dari dapur untuk memuaskan lidah para tamu dengan menggunakan metode memasak

na Warung Gula Bali Renon menyediakan rujak sentul saat hari tertentu. “Waktu lihat foto sentul, saya juga terbayang rujak sentul. Ternyata di Gula Bali jual rujak sentul dan rujak salak. Langsung saya pesan,” kata Gung Indra. (Ngurah Budi)

Nasi Campur

modern, seperti menggoreng, membakar, memanggang dan masih banyak lagi. Dengan harga mulai Rp 35 ribu, tamu dapat menikmati berbagai makanan mulai dari chicken or vegetables spring rolls, safari sweet corn and chicken soup, dan makanan favorit lainnya seperti ayam bakar taliwang, ayam betutu Bali, dan nasi goreng telah menerima banyak pujian.

Orange Beetroot Salad

“Nikmati kelezatan baru di Rustik Bistro & Bar. Makanan kami dibuat dari bahan berkualitas tinggi yang diolah tangan-tangan profesional dengan penuh gairah. Kami tidak hanya menyediakan makanan di piring Anda, tapi juga karya seni dan cinta dari dapur kami,” ujar Mei Meiarthana, Food and Beverage Manager Harper Kuta Bali Hotel. (Ngurah Budi)

Tiramisu

Sampler Harper

Brokoli Saus Jeruk

TERONG TAOCO SEGAR

(Ngurah Budi)

buah sentul dan bumbu. Sensasi rasa kecutnya dijamin membuat ketagihan. Kalau mau yang lebih mudah, buah sentul yang sudah dikupas kulitnya dipotong kecil-kecil. Campurkan dengan bumbu rujak siap saji yang banyak dijual. Aduk buah sentul dengan bumbu rujak. Campurkan dengan buah lain seperti mangga, bengkoang, dan nanas akan membuat rujak campur istimewa. Keinginan menikmati rujak sentul bisa tersalurkan kare­

13

Eksplorasi Kuliner Rustik Bistro & Bar C

Rujak Sentul Memori Jadul Pohon sentul sudah jarang ditemukan. Otomatis, buah sentul pun termasuk buah langka. Untuk mencari buah sentul pun sulit. Begitu menemukan pohon sentul yang berbuah, jangan lewatkan kesempatan untuk mencari buahnya. Buah sentul berbentuk bulat dengan warna kuning kecoklatan. Daging buahnya mirip ketela namun rasanya agak sepet. Bagian dalam atau biji buah sentul berwarna putih dan sangat kecut. Walaupun

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Sarwan Bahan: 2 buah : terong 50 gr : kacang panjang 1 buah : daun bawang 5 siung : bawang putih, iris halus 2 ruas : jari jahe, memarkan 2 buah : cabe merah besar, cincang 7 buah : cabe rawit cincang 2 sdm : minyak goreng 100 ml : air Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya

Bahan Saus Campur Rata : 1 sdm : kecap asin 2 sdm : saos taoco 1 sdm : air jeruk lemon 1 sdt : minyak wijen ½ sdt : lada bubuk 1 sdm : gula 50 ml : air Garam secukupnya

Cara Membuat : Terong dibelah jadi 2 bagian, potong melintang. Kacang panjang dipotong. Daun bawang dipotong, lalu panaskan minyak, masukkan irisan bawang putih, jahe dan cabe. Tumis hingga harum. Masukkan potongan kacang, ter-

Bahan Saus Campur: ½ sdm : air jeruk lemon ½ sdt : gula 2 sdm : kecap asin 5 sdm : air 1 sdt : tepung maizena

ong, tambahkan air, aduk hingga layu lalu masukkan campuran bahan saus, aduk merata, masak hingga matang dan bumbu meresap, siap disajikan.

Bebek Bakar Bumbu Plecing Bahan : 1 ekor : bebek muda, potong menurut selera 2 sdm : air jeruk nipis 1 liter : air kelapa 500 ml : air 1 batang : serai, ambil putihnya, iris tipis 3 lembar : daun salam 2 ruas : jari jahe, memarkan 2 ruas : jari lengkuas, memarkan 3 sdm : minyak goreng 200 ml : santan kental Garam, kaldu bubuk secukupnya Bumbu Halus : 9 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 5 buah : cabe keriting 4 butir : kemiri sangrai 1/5 sdt : lada butir 2 ruas : jari kencur Garam secukupnya

Cara Membuat : Lumuri bebek dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan selama 10 menit, cuci bersih. Didihkan air kelapa juga air serai, daun salam, jahe, lengkuas dan garam, masukkan bebek, masak hingga matang, tiriskan. Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masuk-

Bahan: 500 gr : brokoli, potong menurut kuntum 1 buah : jeruk lemon 2 sdm : minyak goreng 4 siung : bawang putih, iris tipis 2 ruas : jari jahe, memarkan atau iris korek api

kan bebek, aduk rata, masukkan santan kental, masak hingga bumbu meresap dan bebek empuk, lalu matikan kompor. Siapkan pemanggang, bakar bebek sambil sesekali diolesi sisa bumbu, panggang bolak-balik hingga matang, sajikan dengan sambal bawang.

Cara Membuat : Didihkan air, masukkan brokoli, diamkan selama 30menit hingga berubah warna, tiriskan. Kupas kulit jeruk lemon, ambil bagian kuning. iris tipis memanjang, takar 1 sdt. peras air. Takar ½ sdm air jeruk lemon untuk saos. panaskan wajan diatas api sedang, tuang minyak, masukkan irisan bawang putih, jahe dan irisan kulit jeruk hingga harum lalu masukkan brongkoli, aduk aduk sebentar, lalu masukkan bahan saus, aduk-aduk hingga mengental, angkat, Sajikan.


14

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

“Sekarang ini sebenarnya semua terbuka untuk perempuan. Tinggal bagaimana perempuannya, pilihan ada pada perempuan. Yang pa­ ling ‘berbahaya’ menurut aku adalah justru pada perempuan itu sendiri, yakni ‘pingitan’ yang dilakukan perempuan terhadap dirinya. Perempuan ‘memingit’ dirinya sendiri, itu yang bahaya,” ungkap Eva Kusuma Sundari, anggota DPR RI, ketika ditanya tentang tantangan ‘Kartini Masa Kini’.

S

ebagai contoh, jelas Eva, kadang ada kesempatan untuk maju namun perempuan tidak mengambilnya dengan berbagai alasan. “Ketika ada kesempatan untuk maju, perempuan beralasan, ‘Ah aku kan hanya perempuan’, atau ‘Aku perempuan tidak boleh menjadi pemimpin’. Jadi ada ketakutan ini dan itu,” papar Eva yang pernah mendapat penghargaan dari UNODC (United Nation Office on Drug and Crime) PBB atas kontribusinya pada pemberantasan korupsi. “Kalau orang luar yang melakukan diskriminasi atau ‘memingit’, akan menimbulkan perlawanan. Namun, kalau perempuan yang dengan kesadaran dan ikhlas ‘memingit’ dirinya sendiri, itu bagaimana? Kalau perempuan ‘memenjarakan’ dirinya sendiri dengan ikhlas, lego-lilo untuk dipingit, tidak mau maju, tidak mau setara, tidak mau menggunakan kekuatankekuatan koneksinya karena ‘pingitan’ di kepalanya, menurut saya, itu adalah kerugian besar bagi bangsa

Eva Kusuma Sundari

Jelita

Pemikiran Kartini Melampui Zaman ini,”tegas wanita kelahiran Nganjuk, Jawa Timur ini. Hal-hal yang dicontohkannya itu, ternyata masih banyak terjadi di masyarakat. Tingginya pendidikan kaum perempuan ternyata tidak otomatis membuat sebagian perempuan mampu mengubah mindset-nya. Jadi, tegas Eva, berbagai permasalahan yang dulu diperangi Kartini –kenyataannya- masih hidup di masyarakat atau belum tuntas. Budaya yang meminggirkan perempuan, diskriminasi, pembatasan-pembatasan, dll, masih tetap eksis hingga sekarang. “Karenanya perjuangan perempuan untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan RA Kartini masih panjang dan penuh tantangan,” ucapnya. Pemikiran-pemikiran Kartini, lanjut Eva, sudah jauh melampaui zamannya, melompat berabad-abad. Isu-isu kebodohan, kemiskinan, dan berbagai problem kerakyatan mampu ditangkap oleh Kartini. “Seorang wanita bangsawan di zaman itu, namun mampu menangkap problem-problem kerakyatan dari balik pingitannya, itu artinya dia memiliki kemanusiaan yang luar biasa. Menurut aku, dia seperti Siddhartha Gautama, seorang pangeran yang hidup penuh kemewahan, namun mampu menangkap persoalan zaman, persoalan-persoalan kemanusiaan,” papar Eva. Seratus tigabelas tahun telah

berlalu, ternyata apa yang diperjuangkan Kartini semasa hidupnya belumlah tuntas hingga sekarang. Di bidang pendidikan, misalnya, meski sekarang semakin banyak perempuan berpendidikan tinggi, namun angka pencapaian schooling years perempuan masih di bawah laki-laki. Demikian juga budaya yang ‘meminggirkan’ perempuan masih eksis dan itu harus dilawan. Di parlemen (DPR) sendiri, kata Anggota Komisi XI ini, masih sulit mencapai kuota 30% keterwakilan perempuan. Hal ini karena sistem yang ada sehingga sulit bagi perempuan untuk memenuhi kuota itu. “Menurut aku ini karena sistemnya yang tidak ikhlas memberi kuota 30% bagi perempuan. Jadi sampai kapanpun, rasanya akan sulit mencapai itu. Lhaa, perempuan disuruh ‘tarung bebas’ dengan laki-laki, ya kalah dong,” kata Eva. Menurutnya, di negara-negara dimana partisipasi perempuan di parlemen tinggi, tidak menganut sistem Pemilu seperti yang diterapkan di Indonesia. Di negara-negara tersebut menganut sistem close-affirmative. Jadi keterwakilan perempuan sudah jelas. “Sedang kita sistemnya afirmasi tapi disuruh ‘perang dengan laki-laki’ , ya kalah dong. Itu sistem yang tidak

ikhlas,” tambahnya. Negara-negara yang tingkat partisipasi wanita di parlemennya tinggi, di antaranya adalah di negaranegara Skandinavia yang berhasil mendongkrak bukan hanya 30% keterwakilan perempuan melainkan hingga 50%. “Di Chile, misalnya, partisipasi perempuan bagus. Sistem pemilunya adalah closeaffirmative. Di sana keterwakilan perempuan dan laki-laki menjadi seimbang. Ketika Michelle Bachelet menjadi presiden, ia menyusun kabinetnya yang terdiri dari 10 pria dan

10 wanita. Ini merupakan langkah penyetaraan gender antara pria dan wanita, dimana hak-hak wanita adalah sama dengan hak laki-laki,” jelasnya. Hal yang sama juga dilakukan Justin Trudeau ketika ia terpilih menjadi PM Kanada. Kabinetnya terdiri dari 30 orang yakni 15 menteri laki-laki dan 15 menteri perempuan. Ini langkah luar biasa dan mendapat sambutan dari dalam negerinya. “Apakah Indonesia bisa seperti itu? Bisa saja, tergantung niatnya, mau atau tidak? Jadi kalau sekarang para perempuan duduk di parlemen itu bukan karena afirmasi tapi karena menang pertarungan melawan laki-laki,” katanya. (Diana Runtu)

Bugar

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

11

Penanganan Paparan Air Keras Kasus kriminal penyerangan orang de­ngan air keras beberapa kali pernah dilaporkan. Terakhir terjadi pada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat dirinya pulang dari sholat subuh di masjid. Novel dilaporkan alami luka bakar di bagian wajahnya dan sampai sekarang masih dirawat intensif di rumah sakit.

M

e n u r u t d r. I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D& I Klinik Skin Centre, air keras merupakan istilah umum, intinya merupakan bahan-bahan yang bersifat iritan kuat. “Umumnya air keras merupakan bahan yang

mengandung asam kuat atau basa kuat yang bersifat sangat iritatif yang bersifat merusak kulit yang terkena. Dengan kandungan bahan yang sangat iritatif, air keras menyebabkan kerusakan lapisan kulit, menyebabkan lepasnya ikatan antar sel epidermis dan terjadinya penumpukan cairan

dalam rongga sehingga terbentuk lepuh,” jelasnya. Ia mengatakan, efek yang timbul tergantung jenis air keras yang digunakan, konsentrasi bahan, lama bahan itu menempel pada kulit. Apabila konsentrasi tinggi dan menempel lama dikulit bisa merusak kulit sampai

Mengenal Meningitis Streptoccus Suis Akut

Eva Kusuma Sundari

dr. Windu

Kasus meningitis belum lama ini ramai diberitakan. Apa itu meningitis streptoccus suis? Menurut dr. Windu dari Klinik Penta Medica, meningitis bakteri disebab­kan beberapa tipe bakteri, salah satunya streptococcus suis (s. suis), yang merupakan bakteri yang berasal dari babi atau produknya dan dapat menyebabkan infeksi pada manusia. S. suis pertama kali dilaporkan tahun 1954 (Wertheim et al, 2009). S. suis tipe 2 yang menyebabkan meningitis pada manusia, paling sering menginfeksi pada golongan usia 46-55 tahun dan tidak pernah dilaporkan kasus pada anak. Angka kejadian lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan dan tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia. Pada tahun 2009 terdapat 700 kasus infeksi s.suis, sebagian besar terjadi di Asia Tenggara. “Definisi meningitis streptoccus suis (s. suis) akut adalah infeksi bakteri yang menyerang lapisan otak, biasanya terjadi 2-4 setelah mengonsumsi produk atau olahan babi yang terinfeksi,” ujarnya. Beberapa risiko tinggi penularan bakteri s. suis antara lain peternakan babi, penjual produk olahan babi, pabrik olahan babi, konsumen produk olahan babi. “Cara penularannya, melalui

makanan dan luka lecet saat mengolah atau memasak daging babi yang terinfeksi. Produk babi yang masih mentah misalnya darah segar, usus, jeroan dan daging yang terinfeksi bisa menularkan bakteri ini,” tegasnya. Gejala klinis sesuai dengan gejala meningitis seperti demam, sakit kepala dan kaku leher, sensitif terhadap cahaya (fotophobia), peka terhadap suara (fonophobia) dan muntahmuntah. Gejala meningitis bakteri seperti demam dan perubahan status mental terjadi kurang dari 50% orang dewasa, 33% gejala gangguan saraf seperti kejang dan lemah separuh tubuh, 69% dengan perubahan kesadaran dan 14% koma. Pada meningitis s. suis lebih dari setengah pasien dilaporkan mengalami gangguan pendengaran. Gejala klinis yang lain adalah 6%-31% dengan lesi pada kulit seperti bercak-bercak merah pada kulit, kerusakan ginjal, masalah pernapasan dan gangguan pembekuan darah juga pernah dilaporkan. Ia menyarankan, cara mencegah penularan penularan penyakit meningitis streptococcus suis antara lain: pertama, membeli da­ging babi di tempat resmi sehingga dapat dipastikan babi yang dipotong sehat. Kedua, saat mengolah daging babi pastikan tangan tidak ada luka atau menutup luka dengan baik. Ketiga, pastikan masakan daging babi yang kita konsumsi benar-benar matang. Keempat, jika

ada peternakan babi di sekitar kita yang memiliki babi sakit, mohon diinformasikan dan ja­ ngan menjualnya untuk mencegah penularan. Perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan, menjaga pola makan, istirahat yang cukup dan olahraga teratur dapat menurunkan resiko penularan bakteri ini. (Wirati Astiti)

dr. Darmaputra

lapisan lebih dalam sehingga bisa menimbulkan bekas seperti luka bakar yang bersifat permanen. “Karena bahan bersifat iritan, jadi berlaku sama pada semua kulit. Usia dan bagian tubuh tertentu tidak berperngaruh. Yang ber­ bahaya apabila mengenai mukosa termasuk mata, karena bisa menimbulkan kerusakan kornea,” kata dr. Darmaputra. Dampak yang terjadi tergantung jenis air keras yang digunakan. Untuk kulit paling fatal adalah kerusakan semua lapisan kulit jadi seperti luka bakar yang berat, akan menyebabkan jaringan parut

yang bersifat permanen dan tidak bisa normal kembali. Kalau ringan kemungkinan hanya kemerah­ an, perih dan bengkak, namun bisa sembuh tidak terlalu bekas. “Adanya bahan yang bersentuhan dengan kulit menyebabkan kerusakan jaringan kulit, maka solusi pertama adalah menghilangkan kontak bahan itu. Salah satu cara bisa dengan mencuci dengan air mengalir agar konsentrasi bahan berkurang dan menghilangkan kontak dengan kulit,” ujarnya memberi saran. Bekas luka tergantung konsentrasi bahan, jenis bahan dan lama kontak, dapat muncul bekas berupa putih-putih atau bisa sampai jaringan parut. Apabila mengenai area berambut dan konsentrasi bahan kuat, dan terjadi jaringan parut dapat menyebabkan rambut tidak tumbuh. Untuk memperbaiki penampil­ an tergantung bekas yang terjadi, tidak harus dengan transplantasi wajah, bisa dengan memindahkan kulit dari bagian wajah terdekat (skin flap) atau bisa dengan dari kulit yang lokasinya bukan dari wajah (skin graft) yang akan ditangani dokter bedah plastik. Apabila bekasnya ringan, masih bisa menggunakan krim dan perawatan seperti roller atau dengan laser. (Wirati Astiti)


10

Kreasi

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Hari raya Galungan dan Kuningan menjadi momen yang menggembirakan bagi anak-anak yang memiliki hobi menabuh dan menari barong. Mereka berkeliling banjar bahkan desa untuk menghibur masyarakat. Tradisi yang dikenal dengan nama nglawang ini pun menjadi hiburan yang dinanti-nantikan.

A

ri, Satria, dan beberapa teman-temannya memilih nglawang saat Penampahan Kuningan, Jumat (14/4). Seka anakanak ini mendatangi rumah-rumah warga di Banjar Samu, Desa Mekar Bhuana, Badung. Mereka saling berbagi peran. Ada yang menabuh, ada yang menari, dan ada yang memagang tedung. Gerakan tarian dan bunyi gamelan yang sederhana tak menyurutkan semangat mereka untuk berkreasi dan berekspresi. “Kami keliling di Banjar Samu saja,” ungkap Ari yang memainkan kendang. Seka nglawang yang lain berasal dari Desa Mambal. Mereka ditemani dua orang dewasa yang membantu menyeberangkan jalan. Kadang seka ini tampil di depan rumah, kadang masuk hingga halaman rumah. Tak hanya barong yang ditari-

Salah satunya desa tua atau Bali Aga yang masih lestari dan tertata dengan baik di Bali adalah Desa Tenganan. Desa ini terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Begitu mendengar kata Tenganan, pikiran pasti teringat kain tenun geringsing yang menjadi salah satu ciri khas desa tua itu. Untuk memasuki Desa Tenganan ini, kita akan melalui sebuah loket. Di situ kita tidak diharuskan membayar karena tidak ada tiket/ karcis yang dijual. Sebagai gantinya kita memberikan sumbangan sukarela. Hal ini mirip dengan di Desa Sade yang ada NTB. Begitu sampai di desa Tenganan, Anda akan disambut oleh warga yang juga merangkap menjadi guide lokal. Desa ini masih sangat tradisional dan mampu bertahan di tengah derasnya arus perubahan zaman. Walaupun sarana dan prasarana seperti listrik dan lain-lain masuk ke Desa Tenganan ini, tetapi rumah dan adat tetap dipertahankan seperti aslinya yang tetap eksotis. Menurut Nengah Karyono, guide lokal yang memandu rombongan media touring New Agya yang digelar Auto2000, masyarakat

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Keceriaan Anak-anak Unik dan Segar saat Nglawang N

kan. Ada juga melengkapi dengan menarikan rangda seperti seka dari Banjar Lambing, Desa Mekar Bhuana. Keceriaan para penari dan penabuh ini berimbas kepada keceriaan para penonton. Mereka semangat memberi apresiasi berupa punia dan rela menunggu rumahnya dijadikan ajang pentas para seniman cilik ini. Pengamat seni, Kadek Suartaya mengatakan ngelawang memiliki makna melanglang lingkungan. “Pada awalnya ngelawang adalah sebuah ritus sakral magis yang disangga oleh psiko-relegi yang kuat. Benda-benda keramat seperti barong dan rangda misalnya diusung ke luar pura berkeliling di lingkungan banjar atau desa yang dimaknai sebagai bentuk perlindungan secara niskala kepada seluruh masyarakat. Kehadiran benda-benda yang disucikan itu ditunggu dan disongsong dengan takzim oleh komunitasnya. Penduduk yang dapat memungut bulu- bulu barong atau rangda yang tercecer, dengan penuh keyakinan, menjadikannya obat mujarab atau jimat bertuah,” ujarnya. Tradisi ngelawang dalam konteks sakral magis sebagai persembahan penolak bala itu juga bermakna sama pada pentas ngelawang Galungan. Namun dalam

“Sebagai seni tontonan, ngelawang adalah suguhan seni pentas yang serius tapi juga santai. Untuk mengapresiasinya penonton tidak harus duduk kaku, namun bisa jongkok, berdiri atau bergelayutan, bersentuhan dan bergesekan sembari menikmati alam bebas. Hampir tak ada jarak antara pelaku seni dengan penonton, semua lebur dan menyatu. Kehadiran seni pentas ini tidak terikat oleh tempat, ruang dan waktu,” ungkap Kadek Suartaya. (Ngurah Budi)

perjalanannya, masyarakat Bali yang kreatif tak hanya ngelawang mengusung benda-benda sakral namun dibuat tiruannya untuk disajikan sebagai ngelawang tontonan. Dalam tradisi ngelawang Galungan tersebut, bentuk-bentuk seni balihbalihan seperti arja, janger, atau joged misalnya juga dapat disaksikan masyarakat sebagai hiburan. Masyarakat yang haus hiburan menstimulasi pentas ngelawang menjadi wahana berkesenian yang konstruktif dan apresiatif.

Tenganan

Pelesir

Style

Desa Tua di Bali yang Lestari

Museum yang terdapat di Desa Tenganan

Tenganan mempunyai awig-awig yang sudah mereka tulis sejak abad ke-11 dan sudah diperbarui pada 1842. Ia mengatakan desa ini tetap bertahan dengan tiga balai desa dan rumah adat yang berderet sama persis satu dengan lainnya. Tidak hanya itu di desa ini keturunan juga dipertahankan dengan perkawinan antarwarga desa. “Kalau ada warga yang melanggar, mereka akan dikeluarkan dari desa,” ujar Karyono. Umumnya, penduduk desa Tenganan bekerja sebagai petani padi, namun ada pula yang membuat aneka kerajinan. Beberapa kerajinan khas dari Tenganan adalah anyaman bambu, ukiran, dan

lukisan di atas daun lontar yang telah dibakar. Di desa ini, pengunjung bisa menyaksikan bangunan-bangunan desa dan perajin yang menggambar lontar-lontar. Sejak dulu, masyarakat Desa Tenganan juga telah dikenal atas keahliannya dalam menenun kain gringsing. Cara pengerjaan kain gringsing ini disebut dengan teknik dobel ikat. Teknik tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia dan kain gringsing yang dihasilkan terkenal istimewa hingga ke mancanegara. Penduduk Tenganan masih menggunakan sistem barter dalam kehidupan sehari-harinya. Penduduk desa ini memiliki tradisi unik

dalam merekrut calon pemimpin desa, salah satunya melalui prosesi adat mesabat-sabatan biu (perang buah pisang). Calon prajuru desa dididik menurut adat setempat sejak kecil atau secara bertahap dan tradisi adat tersebut merupakan semacam tes psikologis bagi calon pemimpin desa. Pada tanggal yang telah ditentukan menurut sistem penanggalan setempat (sekitar Juli) akan digelar ngusaba sambah dengan tradisi unik berupa mageret pandan (perang pandan). Dalam acara tersebut, dua pasang pemuda desa akan bertarung di atas panggung dengan saling sayat menggunakan duri-duri pandan.

Walaupun akan menimbulkan luka, mereka memiliki obat antiseptik dari bahan umbi-umbian yang akan diolesi pada semua luka hingga mengering dan sembuh dalam beberapa hari. Tradisi tersebut untuk melanjutkan latihan perang rutin dan menciptakan warga dengan kondisi fisik serta mental yang kuat. “Agama Hindu yang dianut di Tenganan pun berbeda aliran dengan Hindu yang dianut masyarakat Bali pada umumnya. Kami juga punya perayaan tahun baru yang berbeda karena sistem penanggalannya bukan mengikuti kalender masehi maupun Caka,” imbuh Karyono. (Diah Dewi)

Warga Tenganan melukis di atas daun lontar

Keindahan pewarnaan alam dan digital printing adalah pilihannya dalam berkarya. Seperti deretan koleksi busana ready to wear anggota Indonesia Fashion Chamber (IF) Denpasar yang mengisi halaman Style Tokoh pekan ini.

eli Gunawan, sang desainer yang dikenal sangat kreatif ini mengatakan jika desainnya lebih banyak mengedepankan tema sustainable design. Apalagi menurutnya teknik digital printing sekarang dikenal sebagai salah satu sustainable

technique karena menggunakan air yang sangat sedikit dengan zero waste. Selain itu, Neli Gunawan yang cukup lama begelut di bisnis fashion serta pernah menjadi pemenang di ajang Fashion Design Competition for Leather Craft ini, juga menghasilkan desain yang unik dan segar dengan natural dye. – Sri Ardhini

15


16

Kalau sebelumnya sebagian masyarakat Jakarta tidak terlalu antusias dengan pembangunan RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak) yang belakangan tengah gencar dilakukan di seluruh wilayah Jakarta. Belakangan mereka yang tadinya tidak tertarik, justru rajin mendatangi RPTRA di lingkungannya bersama anak-anaknya.

S

Edukasi

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

alah satunya adalah Samatha (23), ibu dua anak—Jasmine (3) dan Angel (2), yang mengaku dulunya lebih suka membawa anak-anaknya bermain di mal ketim-

Bermain bersama Superhero bang mengunjungi taman. “Dulu saya bawa anak-anak main ke mal setidaknya sebulan dua kali. Tapi belakangan sudah jarang karena RPTRA di dekat rumah kami bagus sekali. Fasilitas bermain anak cukup banyak, bahkan kadang ada tukang komedi putar, dll. Hiburan murahmeriah,”kata ibu muda ini. Dulu, taman buatan Pemda seolah hanya ‘basa-basi’ alias sekadarnya, juga tidak dibarengi dengan perawatan. Fasilitasnya pun seadanya. “Fasilitas bermain paling hanya perosotan dan ayunan. Tapi sekarang fasilitas bermain lebih beragam dan kreatif,” kata warga

Taman bermain anak kalijodo

Warakas I, Jakarta Utara ini. Dengan adanya RPTRA Gorontalo yang baru diresmikan 2015 lalu, Mantha, begitu dia biasa disapa, jadi gemar membawa kedua anaknya ke RPTRA dekat rumah. “Dari pada ke mal dimana kita harus mengeluarkan uang cukup banyak agar anak puas bermain, mendingan datang ke sini. Malah akhir-akhir ini, mungkin karena RPTRA Gorontalo ramai pengunjung, maka kerap ada pertunjukan karakter-karakter superhero seperti ‘Transformers’, ‘Iron Man’, ‘Satria Baja Hitam’, dll. Senang rasanya melihat anak-anak bermain, berlarian di alam terbuka. Mereka tidak bisa melakukan itu di rumah karena halaman rumah kami kecil,” tambah Mantha. Kini, katanya, dia juga punya hobi baru yakni mengunjungi RPTRARPTRA menarik di Jakarta. Hobi barunya ini, tutur Mantha, karena sering melihat tayangan RPTRARPTRA unik di Jakarta yang ternyata memiliki fasilitas berbeda-beda yang disesuaikan dengan kebutuhan warganya. Tapi satu hal yang pasti ada di seluruh RPTRA adalah taman bermain anak. “Saya sudah datang ke RPTRA Kalijodo dan beberapa RPTRA di Jakarta Timur. Tapi yang paling bagus di Kalijodo, fasilitasnya lengkap untuk anak balita hingga remaja dan pemuda. Berbeda dengan RPTA tempat saya, meski taman bermain anaknya cukup bagus, tapi Kalijodo lebih bagus,” katanya yang berkunjung ke PRTA Kalijodo naik bus Transjakarta

Samantha dan dua anaknya

yang memang disediakan pemda untuk warga yang ingin berkunjung ke Kalijodo. Ia berharap pemerintah konsisten dengan perhatiannya terhadap kebutuhan warga atas ruang terbuka publik. “Yang penting perawatan taman terus dilakukan. Kalau bisa ada tambahan fasilitas dan diadakan

kegiatan-kegiatan tertentu untuk warga,” ujarnya. Pembangunan RPTRA merupakan salah satu program Pemda DKI Jakarta yang tengah gencar digalakkan. Jakarta yang begitu padat dan sesak oleh pembangunan kekurangan ruang terbuka publik untuk sarana masyarakat bersosialisasi maupun tempat bermain anak. Kalaupun ada ruang publik, masyarakat tidak bisa menikmatinya karena tempat itu tidak terawat dan minim fasilitas. Beruntung, Pemda tanggap dengan kondisi ini maka sejak dua tahun lalu RPTRA gencar dibangun. Setidaknya sekarang ada 100 lebih RPTRA yang sudah dibangun dan dinikmati masyarakat Jakarta. Targetnya hingga akhir 2017, ada 188 RPTRA di seluruh Jakarta. Antusias adanya RPTRA juga dirasakan oleh warga sekitar Kalijodo. Suprapti yang rumahnya tidak jauh dari RPTRA Kalijodo mengaku sejak RPTRA Kalijodo terbuka untuk publik, dia hampir setiap sore membawa anak-anaknya ke sana. “Hampir setiap sore ke sini. Anak-anak saya senang karena banyak tempat bermain. Malah sekarang taman Kalijodo saya jadikan ‘senjata’ kalau anak-anak malas makan atau nakal. Saya bilang ke anak-anak kalau mereka nakal tidak akan ke RPTRA lagi. Nah biasanya mereka pun jadi nurut, dan mau makan. Kalau akhir pekan, kadang saya bawa makanan seperti orang piknik. Jadi anak-anak bisa makan sambil bermain,” ungkap Suprapti. (Diana Runtu)

Dara

Mang Lantur Berbagi Kisah lewat Lagu Terjun dibelantika musik pop Bali sejak tahun 2009 silam, membuat penyanyi pop Bali asal Singaraja Mang Lantur memiliki cukup pengalaman dalam berkarya di bidang seni tarik suara. Bergabung bersama Hartapro dan ikut dalam sebuah album kompilasi yang bertitle dedara. com yang diproduksi Hartapro. Dalam album kompilasi tersebut, Mang Lantur membawakan satu lagu yang berjudul Pang Kuala Payu yang diciptakan Mang Raka serta diaransemen oleh Dek Artha.

M

ang Lantur saat dihubungi mengatakan menyanyi merupakan hobinya sejak kecil. Banyak hal yang telah ia dapatkan setelah terjun di belantika musik pop Bali. Bagi pria asal Singaraja ini, terjun sebagai penyanyi pop Bali bukan hanya semata-mata untuk menjadikannya sebagai sumber penghasilan namun lebih sebagai penyaluran hobi semata. “Menyanyi merupakan hobi Saya sejak kecil dan sekarang saya sangat bersyu-

kur bisa berkarya dibelantika musik pop Bali. Dapat bertemu banyak teman dan memiliki cukup pengalaman untuk ke depannya,” ucap pria kelahiran Singaraja 06 Juni 1984 ini. Setelah sukses dengan lagu Pang Kuala Payu, Mang Lantur kembali merilis single yang berjudul Ubuh Pisage. Lagu tersebut masih diciptakan Mang Raka dan diarasemen oleh Dek Artha. Single tersebut sejatinya telah lama dirilis, namun baru mulai dikenal kalangan pencinta musik Bali belakangan ini.

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

9

Single Ubuh Pisaga sendiri merupakan gambaran kisah yang dirasakan sendiri oleh Mang Lantur. “Lewat single Ubuh Pisaga ini saya mau berbagi pengalaman pribadi saya. Tentunya jika dihayati dalam-dalam liriknya pasti akan ikut terbawa emosi, karena lagu ini liriknya sangat mudah dipahami apalagi bagi mereka yang memiliki kisah sama dengan lagu ini. Saya sih berharap tidak ada yang seperti dalam kisah lagu ini,” ujar Mang Lantur. Dalam kesempatan yang sama, Mang Lantur berharap keberadaannya dibelantika musik pop Bali bisa diterima oleh penggemar musik pop Bali. Selain itu, karya-karyanya mampu menginspirasi banyak orang dan lagu Bali tetap menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Bali. “Semoga lagu pop Bali kedepan bisa lebih maju dan tetap digemari oleh masyarakat. Bagi para penyanyi senior dan pendatang baru, saya juga tetap mensuport agar tetap semangat berkarya agar lagu pop Bali tidak kalah dengan lagu luar Bali sehingga lagu Bali tetap ajeg di tanah kita sendiri,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Harapkan Kebersihan dan Keamanan Lapangan di tengah kota merupakan pilihan sebagian masyarakat sebagai tempat rekreasi bersama keluarga. Keberadaan ruang terbuka publik ini juga kerap dimanfaatkan Eka Purwanti (39) untuk mengajak putranya Dika (3). “Sejak berusia 2 tahun, saya sering mengajak Dika ke lapangan Puputan Badung atau lapangan I Gusti Ngurah Made Agung untuk bermain, bertemu banyak anakanak lainnya, main bola, dan memberi makan ikan,” ucap Wanti-sapaan akrabnya. Biasanya mereka mendatangi lapangan yang berada di pusat Kota Denpasar itu pada hari-hari biasa di sore hari. Karena, suaminya I Komang Mertana bekerja, hanya mereka berdua saja yang kesana. Wanti mengaku senang mengajak Dika ke Lapangan Pupu-

tan untuk memberikan suasana berbeda, melihat pepohonan, melihat rumput hijau yang luas, melihat banyak orang yang bermain dan jogging. “Yang pasti di lapangan, suasananya lebih sejuk dari perumahan dan Dika juga bisa interaksi dengan alam terbuka,” celetuknya. Ia menuturkan hal pertama yang biasa mereka lakukan sesampainya disana adalah membeli

Wanti bersama putranya Dika

2 bungkus makanan ikan dari ibu-ibu yang setia menjual makanan ikan di sekitar kolam. Dika ditemani sang Ibu mengelilingi kolam memberi makan ikan. Setelah itu baru lanjut ke tempat mainan atau main bola di lapangan. Wanti selalu mendampingi Dika dan sesekali memegang tangannya, maklum di usianya itu Dika memang sedang aktif-aktifnya. “Jika Dika mau main bola ya saya temani main bola, atau kadang juga dia memberanikan diri main dengan anak-anak lainnya yang kira-kira seusianya. Kalau dia main dengan anak lain, saya cuma mengawasi,” ucapnya. Tidak seperti orang kebanyakan, Wanti justru merasa tidak nyaman mengajak putranya itu bermain di tempat bermain anak (play ground) di pojok lapangan bagian Barat Laut. Hal ini bukan tanpa alasan. Ia perhatikan besi-besi mainannya banyak yang mengkarat. Belum lagi permainan perosotan yang bagian pendaratannya kurang nyaman. “Paling Dika kalau ke

areal ini cuma pukul-pukul gong, pegang-pegang jungkitan, setelah itu memilih pergi ke lapangan. Mungkin juga dia merasa tidak nyaman. Karena sebelumnya dia pernah main jungkat-jungkit tapi minta dipegangin, setelah itu tidak pernah naik lagi,” tuturnya. Selama bermain ke Lapangan Puputan, Wanti mengatakan putranya tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya di lapangan rumput berlari-larian dan atau bermain bola, selain juga memberi makan ikan. Lapangan Puputan adalah tempat yang oke bagi Wanti untuk mengajak anaknya sekadar jalan jalan. Namun ada beberapa hal yang juga membuatnya tidak nyaman dan khawatir. Seringkali orang-orang dewasa ikut duduk-duduk di ayunan, padahal itu diperuntukkan anak-anak. Ada juga beberapa bapak yang mengajak anaknya bermain tapi sambil merokok, padahal sadar betul kalau di sekitarnya banyak anak-anak yang bermain. Belum lagi kebiasaan beberapa orang yang membuang sampah

“Sejak berusia 2 tahun, saya sering mengajak Dika ke lapangan Puputan Badung atau lapangan I Gusti Ngurah Made Agung untuk bermain, bertemu banyak anakanak lainnya, main bola, dan memberi makan ikan,”

di kolam, meninggalkan dan membiarkan sampah makanan di lapangan di tempat mereka duduk, seolah-olah itu hal yang boleh dan wajar dilakukan. Beberapa minggu terakhir, Wanti mengaku sudah tidak pernah ke Lapangan Puputan lagi karena merasa khawatir dan takut dengan pemberitaan yang marak tentang penculikan anak. Ditambah lagi dengan berita paling anyar ada anak yang tersengat listrik ketika minum air di Lapangan Puputan. Ia sangat berharap, kedepannya ada perhatian yang detail terhadap fasilitas umum ini, baik dari kebersihan maupun keamanannya. Ia menyontohkan pada area play ground. “Untuk apa menaruh alat gong jika tidak ada pemukulnya ? Saya lihat beberapa anak termasuk anak saya mengambil batu untuk memukul gong tersebut supaya bersuara,” ucapnya. Ia juga berharap pengadaan aparat keamanan yang khusus memantau tempat umum yang mudah dijangkau dan disadari keberadaannya oleh masyarakat pengguna fasilitas tersebut. Misalkan jika terjadi kecelakaan, ada anak-anak bermain bola kemudian tiba-tiba kecemplung di kolam dan teriakteriak minta tolong. Tentunya dengan jauhnya jangkauan aparat akan memperlambat pertolongan. “Yang saya lihat malahan tukang parkir yang banyak bertebaran di sekitar lapangan, bukan aparat,” pungkasnya. (Inten Indrawati)


8

Bunda & Ananda

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Seminar Kartini Cantik : Cerdas dan Terampil Menggunakan Antibiotika di Kalangan Keluarga

Antibiotika bukan “Obat Dewa”

Tak semua penyakit bisa disembuhkan dengan antibiotik. Antibiotika bukan “Obat Dewa”. Pernyataan itu mencuat dalam Seminar Kartini Cantik : Cerdas dan Terampil Menggunakan Antibiotika di Kalangan Keluarga yang berlangsung Kamis (20/4) di Aston Denpasar Hotel & Convention Center.

T

anggal 21 April, menjadi momen tersendiri bagi Bangsa Indonesia setiap tahunnya untuk memperingati perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memberikan pembaharuan bagi Indonesia khususnya bagi kaum wanita dalam persamaan hak untuk mendapatkan pendidikan. Apa yang telah diperjuangkan oleh R.A Kartini tersebut patut untuk kita lanjutkan dan terapkan bagi bangsa tercinta ini. Untuk itu, Aston Denpasar Hotel & Convention Center bekerjasama dengan Pusat Kajian One HealthUniversitas Udayana, Bali menyelenggarakan seminar dengan tema “KARTINI

Deklarasi Kartini Cantik untuk menjadikan perempuan Bali cerdas dan teredukasi dalam menyehatkan keluarga dengan penggunaan antibiotika yang benar, digemakan seluruh peserta seminar

CANTIK, dengan Semangat Kartini Mari Menjadi Perempuan Indonesia yang Cerdas dan Terampil Menggunakan Antibiotik untuk Keluarga Sehat.” Seminar yang berlokasi di Ruang Batur di hotel yang memiliki ballroom terbesar di kawasannya tersebut dihadiri oleh perwakilan WHDI Provinsi Bali, SKPD Kota Denpasar, PKK Kota Denpasar, pembina panti asuhan, akademisi, Dharma Wanita Universitas Udayana, Global Health True Leaders, Bali Birth Keeper Community, Yayasan Orangtua Peduli Bali, Yayasan Putri Indonesia Bali, dan Pengusaha Bali. Menghadirkan tiga pembicara

yakni Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali drh. Ni Made Sukerni, Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K) - Microbiology specialist, Rumah Sakit Sanglah dan seorang pengusaha Bali Ni Made Herry Erika Sedana. Masing-masing pembicara menyampaikan tema penggunaan antibiotik pada peternakan dan pertanian, di tingkat rumah tangga, dan pada manusia. Acara yang dimoderatori oleh dr. I Made Subagiarta ini terlihat sangat interaktif yang dapat dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh beberapa peserta, dan bagi penanya terbaik berhak mendapatkan bingkisan yang telah disiapkan oleh panitia. “Saya beruntung berada di acara ini, karena sangat bermanfaat tidak hanya di dunia kesehatan namun juga untuk memberdayakan wanita dengan memberikan

informasi yang tepat mengenai penggunaan antibiotik di lingkungan keluarga, sehingga diharapkan wanita lebih cerdas dalam mengaplikasikannya di lingkungan keluarga,” ujar salah seorang peserta seminar yang juga Finalis Miss Internet Indonesia 2017 Wilayah Bali, Martina Carissa.

Dalam seminar ini banyak dikupas hal-hal yang selama ini banyak salah kaprah di masyarakat terkait dengan penggunaan antibiotika. “Dari wanita untuk wanita, demikian acara ini dibuat dan disajikan kepada sesama kaum hawa, karena kita sadari bersama bahwa, perempuan memiliki peranan yang penting dalam meniciptakan keluarga yang sehat. Dan terinspirasi dari semangat seorang R.A Kartini. Acara ini bertujuan untuk membekali perempuan dengan pengetahuan kesehatan khususnya dalam penggunaan antibiotika dalam skala rumah tangga, khususnya di Bali,” ungkap Director of Sales, Aston Denpasar Hotel & Convention Center Lilik Amini. Di pengujung acara, para peserta mendeklarasikan diri untuk cerdas dalam menggunakan antibiotika dengan cara proaktif mencari informasi penggunaan antibiotik yang benar. Seminar diakhiri dengan foto bersama, pembagian sertifikat dan suvenir kepada seluruh peserta, dan makan siang.

angin menantang matahari

Mengenai Aston Denpasar Hotel & Convention Center

Aston Denpasar Hotel & Convention Center adalah hotel berbintang 4 yang memiliki fasilitas konvensi terbesar di Denpasar. Terletak di jantung Kota Denpasar, Aston Denpasar Hotel & Convention Center menawarkan beberapa fasilitas pertemuan terbaik di Bali. Aston Grand Ballroom tersedia untuk dapat melayani sampai dengan 2000 orang; Tersedia pula 12 ruang multiguna yang memiliki kapasitas 20-200 orang yang terletak tepat di area lobi dan di level B1. Aston Denpasar Hotel & Convention Center merupakan rumah yang sempurna untuk liburan dan bisnis di Bali. Dengan tersedianya 258 kamar,���������� Aston Denpasar Hotel & Convention Center adalah destinasi yang tepat untuk bisnis maupun liburan. Archipelago International Merupakan manajemen hotel terkemuka di Indonesia dengan portofolio lebih dari 100+ hotel dan 15,000 kamar. Sebagai upaya memperluas brand, Archipelago International telah mengembangkan lebih dari 95 properti di Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Archipelago International mengoperasikan beberapa hotel seperti Grand Aston, Aston, Aston City, Alana, Harper, Quest, Quest Vibe, favehotels, NEO dan Kamuela, dengan strata mulai dari ultraluxurious, yaitu villa dengan private poolnya, apartmen dengan layanan hotel, sampai budget hotel, sehingga menawarkan jaringan hotel dengan pilihan terlengkap di Indonesia.

Menjelang matahari terbit, angin bertiup kencang. Ia membelah awan tebal lalu mengusirnya jauh-jauh. Kemudian menyerang desa-desa, menumbangkan pohon-pohon dan menerbangkan Made Taro atap-atap rumah. “Hai, Matahari! Kau lihat kekuatanku?” ledek sang Angin. “Aku heran, mengapa orang-orang masih mengagumimu, padahal kau malas, lemah dan tidak dapat bertindak cepat.” “Aku tak pernah mengaku hebat,” jawab Matahari merendah. “Merekalah yang bilang begitu.” “Sebaiknya sekarang buktikanlah kepada mereka, siapakah yang terkuat di antara kita berdua!” ledek sang Angin. “Peduli amat! Apa keuntungannya bagiku? Aku hanya menjalankan tugas sehari-hari.” Sejak dulu Angin menahan rasa jengkel. Ia tak pernah berhasil menantang Matahari. Ia sangat benci mendengar omongan Manusia bahwa Matahari adalah sumber kehidupan. Ketika melintas di sebuah jalan raya, Angin melihat seorang Manusia mengenakan mantel tebal. Ia berpikir, sekarang saat yang paling tepat untuk menantang Matahari. “Hai, Matahari! Kau lihat Manusia mengenakan mantel itu?” tanya Angin sambil menunjukkan

kekuatannya mengembuskan napas dan suara bergemuruh. “Kalau kau benar-benar jantan, tunjukkanlah kehebatanmu! Barang siapa yang berhasil menyuruh manusia itu membuka mantelnya, itulah yang terkuat.” Matahari yang kelihatan acuh-tak acuh itu akhirnya meladeni juga tantangan Angin. Dua kekuatan yang bermusuhan itu melakukan Sut untuk memulai pertandingan. Ternyata Sut dimenangkan oleh Angin. Angin segera mempertontonkan kesaktiannya. Ia meniup udara sekencang-kencangnya ke arah Manusia bermantel yang sedang berjalan. Manusia yang merasa kedinginan dan takut masuk angin itu, lalu mengeratkan mantelnya, bahkan mengerubungi tubuhnya dengan selimut. Berarti Angin gagal memaksa Manusia membuka mantelnya. Berikut adalah giliran Matahari. Ia naik perlahan-lahan meninggalkan garis horizon, sambil sekali-sekali menebarkan senyum. Dari atas ia melihat bunga-bunga mengembang dan berseriseri dikerubuti kupu-kupu aneka warna; juga ia mendengar burung-burung bernyanyi dan terbang dari pohon ke pohon. Lalu bagaimana Manusia yang menggunakan mantel itu? Mula-mula ia membuka selimut, lanjut membuka mantel, terus memasukkannya ke dalam tas. Sang Angin yang angkuh itu menutup wajahnya, lalu segera beringsut ke arah laut. Dari jauh ia mendengar sayup-sayup ucapan Matahari, “Tidak semua kekuatan harus dilawan dengan kekerasan. Kadangkadang senyum yang ramah dan budi bahasa yang halus dapat menundukkan kekuatan itu.” (Aesop)

17

Perkembangan sebuah kota pastinya ditunjang oleh fasilitas yang disediakan sebagai sarana fasilitas umum dan fasilitas sosial. Yang dimaksud dengan fasilitas umum atau public facilities adalah fasilitas yang diadakan untuk kepentingan umum. Contoh dari fasilitas umum (fasum) adalah seperti jalan, angkutan umum, saluran air, jembatan, fly over, under pass, halte, alat penerangan umum, jaringan listrik, banjir kanal, trotoar, jalur busway, tempat pembuangan sampah, dan lain sebagainya.

I Gst AB Arimbawa, S.T., M.T.

Seminar Kartini Cantik digelar Aston Denpasar Hotel & Convention Center bekerjasama dengan Pusat Kajian One Health Universitas Udayana, Kamis (20/4) bertempat di Ruang Batur Aston Hotel

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Taman Bermain yang Aman untuk Anak

(Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit Para narasumber, moderator, dan pihak penyelenggara berforo bersama usai acara

Griya

S

consultant & general contractor. Ia mengatakan Kota Denpasar merupakan salah satu kota dengan perkembangan yang sangat pesat tentunya juga menyediakan berbagai jenis fasilitas umum dan fasilitas sosial yang dapat dinikmati oleh warga kotanya. “Fasilitas umum dan fasilitas sosial adalah milik bersama yang harus dijaga dan dirawat dengan baik agar bisa selalu dimanfaatkan secara maksimal untuk jangka panjang. Kejadian kemarin (meninggalnya seorang anak ketika minum air di taman kota) semakin mengingatkan kita pentingnya untuk merawat fasilitas umum tersebut secara berkala, seperti penyediaan water dispenser yang disediakan Pemerintah Kota harus dicek sekala berkala oleh pihak-pihak

Taman Janggan di kawasan Renon, Denpasar

penyedia fasilitas tersebut. Sama halnya dengan perawatan trotoar dan jalan yang selalu dilakukan oleh pemerintah Kota Denpasar,” paparnya. Salah satu terobosan terbaru yang ia lihat adalah keberadaan Taman Janggan yang berlokasi di daerah Renon. Taman ini berisi bermacam fasilitas bermain untuk anak, sarana olah raga, tempat duduk dan lain sebagainya, sehingga dapat menjadi salah satu tem-

ementara fasilitas sosial adalah fasilitas yang diadakan oleh pemerintah atau pihak swasta yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam lingkungan permukiman. Contohnya seperti puskemas, klinik, sekolah, tempat ibadah, pasar, tempat rekreasi, taman bermain, tempat olahraga, ruang serbaguna, makam, dan lain sebagainya. Demikian diungkapkan I Gst AB Arimbawa, S.T., M.T., owner Crea Bali Mandiri- architecture “Kota Denpasar ­merupakan salah satu kota ­dengan ­­perkembangan yang­ ­sa­ngat ­­pesat tentunya juga ­menyediakan berbagai jenis fasilitas umum dan fasilitas sosial yang dapat dinikmati oleh warga kotanya”

Tempat duduk untuk penunggu yang didesain menarik

pat pilihan bagi warga Denpasar benturan. untuk berkumpul bersama kelu“Mungkin yang kurang dari arga, menggingat tempat terbuka taman ini adalah penerangan pada hijau masih sangat kurang untuk tempat bermain ketika malam kebutuhan warga Denpasar. tiba. Saya masih melihat banyak Sebagai seorang Arsitek, dari orangtua mendampingi anaksegi desain Arimbawa menga- anaknya bermain walaupun tidak takan Taman Janggan terlihat terdapat lampu penerangan,” menarik. Pemilihan warna-warna ucapnya. (Inten Indrawati) primer bagus untuk melatih perkembangan anak usia dini. Di beberapa titik juga disediakan tempat duduk untuk orangtua yang menunggu, yang didesain menarik menyerupai bentuk daun. Dari pengamatannya, segi keamanan juga sudah sangat diperhitungkan. Pagar bembatas dibuat di sekeliling area bermain untuk memberikan rasa aman dan satu main entrance untuk memudahkan memantau anak-anak bermain. Pengadaan empat buah ayunan dinilainya sudah dengan standar keamanan yang baik. Lantai tempat bermain juga tidak luput dari perhatian desainernya dengan memanfaatkan ruber floor seh- Fasilitas ayunan yang sudah sangat memperhitungkan segi keamanan anak ingga aman jika terjadi

Lantai dari ruber floor sehingga aman jika terjadi benturan


18

Life Story

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Ajang Promosi Seni dan UMKM

Bupati Buleleng membuka Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat

H

al tersebut diungkapkan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST., saat membuka Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat tahun 2017 di Lapangan Bhuana Patra Singaraja, Senin (17/4). Hadir pula pada kesempatan ini Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman

Sutjidra, Sp.OG, Sekkab Buleleng, Ir. Dewa Ketut Puspaka, MP., Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Buleleng, Pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng serta Camat se Kabupaten Buleleng. Menurut Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini, Kabupaten Buleleng memiliki ragam produk

Twin Lake Festival

Libatkan Masyarakat Melalui Trail Running

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Pertanian kembali akan menggelar Twin Lake Festival tahun 2017. Agenda tahunan ini akan diselenggarakan pada 22 Juni sampai dengan 25 Juni 2017 sesuai dengan calendar event yang telah disusun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng. Hal tersebut terungkap saat Rapat Awal persiapan Twin Lake Festival tahun 2017 yang diselenggarakan di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Rabu (19/4). Rapat awal ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Ir. Nyoman Swatantra, MMA., dan dihadiri oleh perwakilan OPD yang terkait mulai dari Dinas Pariwisata, Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Satpol PP. Saat itu masing-masing OPD memaparkan persiapan dan kegiatan yang akan diselenggarakan.

Saat ditemui usai memimpin rapat, Swatantra menjelaskan gelaran ini merupakan edisi keempat. Awalnya, pada tahun 2014 bernama Buyan Festival. Namun, guna mempromosikan daya tarik wisata yang juga ada di Danau Tamblingan, Buyan Festival dimulai pada tahun 2015 berubah menjadi Twin Lake Festival atau Festival Danau Kembar yaitu Danau Buyan dan Danau Tamblingan. “Ini merupakan gelaran keempat setelah dimulai pada tahun 2014,” jelasnya. Agenda tahunan yang sudah memasuki edisi keempat ini menjadi berbeda karena akan diramaikan oleh lomba lari lintas alam bertajuk Buyan Trail Running. Hal ini sebagai pengembangan dan juga untuk mengundang lebih banyak orang lagi untuk terlibat. Nantinya, peserta lomba lari lintas alam ini adalah dari masyarakat umum dan juga pelajar. “Kita akan godok lagi. Sesuai dengan arahan pimpinan yaitu Bapak Bupati,

warisan budaya dan karya seni yang mempunyai nilai jual yang sangat tinggi. Kekayaan produk budaya yang bernilai tinggi itu tentu saja perlu terus dikembangkan agar produkproduk yang ada bisa menembus pasar nasional dan internasional. “Hiburan Rakyat dan Pekan Apresiasi Seni ini hadir sebagai media promosi, edukasi, dan rekreasi,” ujarnya. Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat juga sebagai ajang untuk menjembatani tingkat perdagangan yang lebih maju dan menumbuhkan inovasi serta kreativitas masyarakat. Kegiatan ini pula menjadi sarana promosi berbagai produk kerajinan dan kuliner dari UMKM yang ada di Buleleng. “Kegiatan ini penting dari aspek sosial budaya menjadi salah satu sarana untuk memperkenalkan keragaman seni dan budaya Buleleng kepada para pengunjung dari luar Buleleng maupun mancanegara,” imbuh Bupati Suradnyana. Lebih lanjut, Bupati PAS menjelaskan kegiatan ini merupakan ajang rutin yang diselenggarakan setiap tahun. Namun, tahun ini penyelenggaraannya dilakukan setelah puncak acara HUT Kota Singaraja ke 413. Hal tersebut dikarenakan ada hari raya besar pada bulan Maret dan awal April. “Saya berharap seluruh rangkaian acara Hiburan Rakyat dan Pekan Apresiasi Seni ini berjalan dengan baik dan lancar,” tutupnya. (Wiwin Meliana)

harus ada hal yang berbeda dan melibatkan lebih banyak masyarakat,” imbuh Swatantra. Tetapi ada pula kegiatan yang masih persis sama seperti tahun lalu, yakni pameran berbagai produk UMKM, produk pertanian, makan ikan dan lomba pedau. Beberapa kegiatan yang sempat memaniskan Twin Lake Festival terancam ditiadakan seperti lomba Sampi Grumbungan dan Magangsing. “Untuk kedua lomba ini kami akan usahakan untuk dialihkan ke Lovina Festival,” ungkapnya. Nantinya, Twin Lake Festival akan dipusatkan di dua tempat yakni di kawasan danau Tamblingan dan Buyan. Untuk kegiatan yang bersifat spiritual akan diadakan di kawasan Tamblingan sedangkan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pertanian dataran tinggi dan membangkitkan pariwisata akan diadakan di danau Buyan. Disinggung mengenai dampak festival sebelumnya, Swatantra mengungkapkan festival ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Komoditi pertanian yang ada di Desa Pancasari bisa dipamerkan dan diperkenalkan kepada para pengunjung. “Acara ini menjadi sarana yang sangat bagus untuk mempromosikan potensi Kabupaten Buleleng, khususnya Desa Pancasari,” tegasnya. (Wiwin Meliana)

Rapat awal Twin Lake Festival di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng

7

Sirnanya Mimpi Bawa Segudang Oleh-oleh

Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat

Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat dalam rangka memperingati HUT Kota Singaraja ke 413 Tahun 2017 kembali digelar. Gelaran ini sebagai ajang promosi seni yang banyak dimiliki oleh Kabupaten Buleleng. Selain itu, Pekan Apresiasi Seni dan Hiburan Rakyat ini juga sebagai ajang Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Buleleng untuk memasarkan produknya.

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Di salah satu tempat laundry di Mata­ ram, Raniah (40) dengan teliti me­ nyeterika pakaian pelanggannya. Lalu ia menyemprotkan pewangi pakaian yang aromanya menyejukkan. Sembari tersenyum, Raniah berkata, “Wangi parfum ini tak sewangi perjalanan hidup saya.” Sudah bertahun-tahun ia bekerja di laundry ini, meninggalkan luka lamanya.

Minim Peminat, PD Pasar Tambah Komoditi Buku Bekas Pasar Mumbul lebih dikenal ke PD Pasar,” jelasnya. oleh masyarakat Buleleng sebagai Menyikapi masalah tersebut, pasar loak. Bangunan megah ber- pihaknya tidak ingin berlarut-larut lantai II tersebut didirikan dengan dan segera melakukan inovasi unkonsep awal sebagai solusi untuk tuk mengangkat potensi pasar loak mengatasi kesemrawutan dan sehingga muculah ide dan gagasan kelebihan pedagang di pasar An- untuk merevitalisasi Pasar Mumbul. yar Singaraja. Pedagang yang tidak Ia berkeinginan agar komoditi yang mempunyai hak registrasi di Pasar dijual lebih heterogen tidak sebatas Anyar, direlokasi ke pasar Mumbul. onderdil sepeda motor, melainkan Namun hal ini hanya berlangsung juga loak elektronik bekas. Selain singkat, satu demi satu pedagang itu, memanfaatkan Lantai II untuk hilang dan kembali ke pasar Anyar tempat penjualan buku-buku bekas. Singaraja. “Setelah dicanangkan sebagai kota Menurut I Gde Putu Satwika pendidikan, tentu juga ditunjang oleh Yadnya, MSc., Direktur Utama Pe- sarana berupa buku maupun laptop rusahaan Daerah Pasar Kabupateng bekas. Dengan adanya loak buku dan Buleleng, awalnya pasar Mumbul elektronik, kita juga turut membantu didirikan dengan nama pasar Anyar menujang kebutuhan akan pendidikan II dengan fungsi menjual berbagai dengan biaya yang lebih ekonomis,” komoditi yang diperlukan oleh jelasnya. masyarakat. Akan tetapi, pasca Persoalannya, sampai saat ini terbakar kedua kali, satu per satu kami belum menemukan orang yang pedangan mulai meninggalkan pasar mau berbisnis dibidang tersebut. Mumbul bahkan saat ini, lantai II Jika memang tidak ada, maka pihak sama sekali tidak terisi oleh peda- PD Pasar akan mencoba mengelola gang. Stigma loak telah melekat penjualan buku-buku bekas tersepada pasar Mumbul, hal ini dapat di- but. “Hanya saja, apakah nanti akan lihat dari lantai I yang dipenuhi oleh dikelola langsung atau dipihakketigapedagang dengan barang-barang kan, itu akan menjadi opsi berikutnya bekas seperti onderdil sepeda mo- seandainya tidak ada pihak swasta tor, baju bekas, dan penjual burung. yang secara entrepreneur berani “Itupun di lantai I tidak semua kios mengambil bisnis terisi, bahkan saat ini memanfaatkan tersebut,” punglantai II sebagai kantor PD Pasar kasnya. (Wiwin agar tidak mubazir,” jelasnya. Meliana) Ia menjelaskan, sulit menentukan tindakan untuk mendesak para pedagang berjualan lagi. Pedagang yang memiliki hak registrasi di pasar Mumbul mengaku terkendala modal, kesulitan komoditi yang cocok untuk dijual, dan mereka selalu memenuhi kewajiban sewa laha setiap bulannya. “Hal inilah yang membuat kami kesulitan mengeksekusi pedagang agar lahan kembali I Gde Putu Satwika Yadnya, MSc.

H

ari ini, Raniah memang bisa tersenyum menceritakan kisah hidupnya setelah bertahun-tahun lalu ia nyaris mati di negeri orang. Semua pengalaman hidup itu ia jadikan pelajaran berharga. Kisahnya ini sesungguhnya tidak ingin ia ingat kembali. Peristiwa itu, memang bukan baru ia alami tapi terjadi belasan tahun lalu. Lahir dari keluarga tidak mampu dan tidak tamat sekolah dasar. Raniah menikah muda dengan pemuda kampungnya di usia 16 tahun. Pernikahan dini itu membuat perjalanan rumah tangganya selalu dilewati dengan pertengkaran yang seperti tidak ada habisnya. “Saya kecewa dengan pernikahan saya,” katanya. Meski pun setahun setelah menikah ia sudah memiliki anak, Raniah tidak merasakan kebahagiaan dalam perkawinannya. Suaminya masih saja seperti bujangan, sering berkumpul dengan kawan-kawannya, bahkan tidak jarang berpacaran lagi. “Alangkah sakitnya hati saya,” katanya. Puncak dari segala kesedihan itu, ia akhirnya bercerai dan suaminya kawin lagi. Kemiskinan telah menyeretnya untuk ‘berontak‘ pada keadaan. Perceraian dengan suaminya membuatnya sangat terpukul ditambah lagi ia harus membesarkan seorang anak. “Dari mana saya cari uang untuk biaya anak saya, kalau saya hanya diam di sini?” katanya. Ia lalu memutuskan untuk mengadu nasib menjadi TKW. Dari kampung halamannya di Lombok Tengah, ia merajut mimpi untuk sukses. Kisahnya dimulai dari hari pertamanya bekerja, ia disambut omelan dan makian yang tidak pantas. Padahal menurutnya, ia masih perlu waktu untuk beradaptasi. Rupanya sang majikan tidak mau tahu. Makin hari kelakuannya makin kasar. Terlalu sering Raniah menerima pukulan, lemparan di wajah dan badannya bahkan mulut dan hidungnya sampai berdarah. “Biasanya majikan pukul pakai hanger, kayu, kabel listrik atau apa saja yang ada di depannya,” ceritanya. Tangannya juga pernah disetrika majikannya. Ia bekerja pada sebuah keluarga kaya yang memiliki rumah berlantai tiga dengan seluruh anggota keluarga berjumlah 10 orang, pemilik rumah, dua orang tua dan enam anak-anak mereka. Di rumah tersebut tidak ada pembantu lain kecuali dirinya. Praktis seluruh urusan rumah tangga tersebut harus ia tangani seorang diri. “Mengepel tiga lantai, memasak, mencuci hingga seluruh kebutuhan 10 majikan jadi tanggung jawab saya,”

ujarnya sedih. “Saya kerja dari jam 07.00 pagi hingga jam 05.00 subuh besoknya”, ungkapnya lirih. Ia hanya dapat istirahat dua jam sehari. Penyiksaan demi penyiksaan tersebut berlangsung selama tiga bulan. Yang sering memukulnya adalah majikan perempuan dan anaknya. Biasanya itu terjadi karena ia kurang bersih, kurang cepat mengerti bahasanya, karena ia hanya tahu bahasa Arab seadanya dan menyetrika sambil mengantuk, sehingga kurang rapi. “Ini bekas setrika,” tuturnya sambil memperlihatkan bekas luka setrika di tangan kirinya. Pernah juga ia dikurung dalam kamar mandi tanpa makan dan minum. Belum lagi, laki-lakinya seringkali meminta ia melayani nafsu bejatnya. “Bahkan, saya hampir saja diperkosa,” ujar Raniah menunduk. Karena tidak tahan menghadapi penyiksaan tersebut dan ia tidak lagi sanggup bekerja tanpa istirahat, seringkali ia meminta agar dipulangkan saja. Tapi karena belum sampai dua tahun ia bekerja sesuai kontrak, oleh majikannya ia tidak diperbolehkan pulang dengan alasan ia sudah membayar tenaganya sesuai kontrak. “Untuk kabur tidak mungkin karena pintu pagar selalu terkunci,” katanya. Penderitaan Raniah semakin tak tertanggungkan lagi. Tiga bulan kemudian, ia memutuskan untuk kabur saja, apapun yang terjadi. “Saya pikir, kalau menunggu dua tahun saya bisa mati di sana,” ujar Raniah. Rencana pun ia buat sendiri. Sehabis shalat subuh, ia kabur dengan seutas tali plastik lewat jendela dari lantai tiga. Tali plastik tersebut ia ikatkan pada tabung gas, lalu ia membuka jendela dan mengurai tali ke bawah. Raniah tidak menyangka, kenekatan tersebut membuatnya menderita dalam waktu yang cukup lama. Ia nekad karena yang ada dalam pikiranya kala itu, hanyalah kabur, lari dari rumah neraka tersebut. Saat ia bergelantungan tiba-tiba pandangannya menjadi gelap, ia pusing, tidak kuat lagi bertahan dan setelah itu Raniah tidak tahu apalagi yang terjadi. Saat matahari mulai me­ninggi, ceritanya, seorang tetangga menemukannya dalam keadaan pingsan. Lalu oleh majikannya ia dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Yang ia tahu, tulang punggungnya patah dan mendapat 14 jahitan serta dipasangkan pen. Sementara tulang pantat dan kaki kirinya juga patah (dipasang pen) dengan masing-masing mendapat 10 dan 14 jahitan. Selama tiga bulan ia terbaring di rumah sakit setempat. Setelah itu, dalam kondisi yang mengenaskan, memakai kursi roda ia kemudian dipulangkan seorang diri

dan dilepas begitu saja oleh majikannya di airport berbekal uang Rp 1 juta yang ia gunakan untuk beli tiket Jakarta-Lombok. Dalam kondisi lemah dan tidak berdaya seorang diri, Raniah tidak tahu harus minta pertolongan pada siapa. “Di tangan saya memegang tiket tujuan Jakarta yang dibelikan majikan,” katanya. Raniah mengaku pasrah, apapun yang akan terjadi, toh ia tidak mampu berbuat apa-apa. “Untung ada orang Lombok Barat yang saat itu pulang Umroh. Dia yang bantu saya selama perjalanan,” katanya. Pria Lombok Barat tersebut mendekatinya karena iba melihatnya dari tadi seorang diri dalam keadaan bingung di atas kursi roda. “Mungkin ia kasihan pada saya, kebetulan satu kampung ia mau membantu saya,” ujarnya. Raniah bersyukur, rupanya Tuhan masih mendengar doanya agar bisa segera kembali ke kampung halamannya. Ia rindu pada anaknya, orangtua dan

kampung halaman. Pria tersebut lalu membantunya selama perjalanan pulang. Tiba di Jakarta, pria yang tidak sempat ia tanya namanya, membantu Raniah menghubungi keluarganya di Lombok Tengah. Uang satu juta rupiah yang dibekali majikannya ia belikan tiket Jakarta-Lombok. Praktis, ia pulang tanpa oleh-oleh seperti TKW pulang kampung lainnya, kecuali ia hanya membawa tubuh ringkih yang lunglai di atas kursi roda. Saat pesawat mendarat di Lombok, Raniah mengaku tidak mampu menahan tangis sedihnya. “Saya membayangkan bagaimana sedihnya orang tua melihat kondisi saya yang parah,” katanya. Benar saja, begitu ia melewati pintu kedatangan, orangtua dan keluarga dengan wajah sedihnya telah menanti. “Hati saya pilu, melihat mereka sedih,” kata Raniah yang dulu ketika berangkat jadi TKW bermimpi pulang membawa segudang oleh-oleh demi membahagiakan orang-orang

tercinta. Suasana haru menyelimuti mereka dan dengan segenap sisa tenaga yang ia miliki, Raniah memeluk anak laki-lakinya. “Saya ingin meminta maaf pada semua yang sedih melihat kondisi saya waktu itu,” tuturnya menyesal. Ia sempat dirawat beberapa lama di rumah sakit, namun karena alasan kurangnya biaya mereka tidak mampu membayarnya. Jadilah ia tidak bisa menjalani perawatan di rumah sakit tapi dibawa pulang dan dirawat seadanya di rumahnya. Tujuh bulan ia sempat terbaring, tak bisa berjalan. “Syukur saya masih hidup dan akhirnya bisa sembuh,” ungkapnya getir. Namun, cacat fisik berupa bekas setrika dan jahitan membekas di tubuhnya dan menjadi mimpi buruk sepanjang hidupnya. Kini, meski penghasilan sebagai tukang cuci dan setrika seadanya, ia tidak lagi bermimpi menjadi TKW. Ia ingin hidup apa adanya yang penting bisa bersama anak dan orangtuanya. (Naniek I. Taufan)

“Pesta Batik & Craft” di Level 21 Mall “Pesta Batik & Craft” yang berlangsung sejak 10 April 2017 bertempat di Main Atrium Level 21 Mall ditutup 19 April 2017 oleh Ketua DPD Perwira (Perkumpulan Perempuan Wira Usaha Indonesia) Provinsi Bali, Dra. Anak Agung Putri Puspawati, M.M. “Menurut pengakuan beberapa tenant, ada peningkat­ an jumlah pengunjung yang cukup signifikan yang tentunya berimbas pada omzet penjualan, bahkan ada yang dapat buyer,” ujarnya. Kegiatan yang berlangsung selama 10 hari dan dibuka istri Gubernur Bali Ny. Ayu Pastika didampingi Ketua Perwira Bali dan Mall Manager Level 21 Mall, Zen Zen Guisi Halmis, S.E.,M.M. ini, menghadirkan setidaknya 100 pengusaha UMKM yang tergabung dalam 34 stan, baik pengusaha lokal (Bali) dan dari luar Bali (Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta). Selain pameran produk UMKM, diisi juga dengan berbagai kegiatan. Di antaranya, talkshow (sosialisasi Perwira dan KUR), Seminar Kesehatan bersama RS Bali Med, Workshop (Penggalian Bakat Anak Sejak Dini), Lomba Fashion Show

Ibu Gubernur Bali Ayu Pastika membuka secara resmi “Pesta Batik & Craft” di Level 21 Mall

(Lestarikan Endek Bali), Success Story, Lomba Cerdas Cermat antara DPD Perwira se-Provinsi Bali, Lomba merangkai bunga antara DPC Perwira se-Provinsi Bali, Talkshow (Peranan Pengusaha Perempuan Terhadap Bahaya Narkoba). “Kami berharap kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut lebih lama lagi untuk lebih lagi memperkenalkan produk lokal (UMKM) Bali maupun luar Bali,” ujarnya. Hal senada disampaikan Ketua Panitia A.A. Sagung Is-

Kegiatan yang berlangsung selam 10 hari tersebut ditututp Ketua Perwira Bali yang dikemas dalam pagelaran seni nusantara

tri Dharmawati, S.E., MBA. Selain bisa dilakukan secara berkesinam­bungan, ia berharap bisa menggandeng lebih banyak lagi UMKM untuk bisa ikut pameran dalam kegiatan seperti ini. Karena dalam kegiatan seperti inilah bisa mencari peluang dan jejaring untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. “Pesta Batik & Craft” yang digarap oleh Event Organizer Panca Kurnia ini merupakan kerja sama Level 21 Mall de­ ngan DPD Perwira Provinsi Bali. Level 21 Mall terus menunjukkan konsistensinya dalam memasilitasi dan menjembatani kegiatan dan usaha kreatif juga memasarkan kearifan lokal dalam acara-acara yang diselenggarakan. “Besar harapan kami, pemerintah beserta para pelaku kegiatan juga usaha kreatif bisa terus menjalin sinergisitas yang maksimal bersama Level 21 Mall agar kegiatan-kegiatan semacam ini dapat memberikan implikasi yang lebih besar lagi,” ucap Mall Manager Level 21 Mall, Zen Zen Guisi Halmis. (Inten Indrawati)


6

Kondisi media saat ini, sudah mengalami perubahan. Media telah mengalami metamorfosis karena perkembangan media informasi, dalam berbagai bidang politik, sosial, dan ekonomi. Bahkan media bisa mengubah budaya. Demikian diungkapkan Dirjen informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si., dalam Editor’s Forum yang digelar Kementerian Kominfo di Kuta, Jumat (21/4).

P

Woman on Top

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

erempuan yang akrab disapa Niken ini, menilai, pers saat ini sudah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Zaman dulu, pemerintah tabu kritik. Namun, sekarang pers sudah semakin dewasa dan bertanggungjawab. Pers sudah memberitakan pencapaian pemerintah dan kritikan disampaikan dengan membangun. Ia berpandangan, pers Indonesia saat ini, sudah sehat, artinya, kebebasan pers yang diikuti tanggungjawab. “Pers bertanggungjawab itu artinya, memikirkan setiap dampak dari apa yang disiarkan dan tayangkan. Tanggungjawab harus menjadi pegangan setiap insan pers, empati, memikirkan jauh dampaknya, juga, kearifan mengangkat angel dari agenda setting. Pers juga harus bisa menjaga integritas yakni menyampaikan informasi yang tidak diplintir,” ujar mantan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia ini. Ia mengatakan, pers merupakan pilar demokrasi. Namun, saat ini, tidak hanya ada media mainstream, seperti koran, televisi dan radio, tapi juga, sekarang ada media sosial. Media sosial mempunyai peran besar dalam mempengaruhi

Rosarita Niken Widiastuti

Saring sebelum Sharing opini publik dalam demokrasi. Niken mengatakan, tidak seperti di zaman orde Baru, pemerintah perannya tidak mengawasi media atau melakukan bredel kalau pemikiran mereka tidak sama. Justru sekarang ini pemerintah melakukan literasi. Saat ini, 123 juta masyarakat Indonesia menggunakan internet mencari informasi dari media sosial. Justru informasi yang banyak beredar di media sosial, tidak hanya informasi positif tapi juga informasi negatif. Ia melihat, antara dunia nyata dan dunia maya tidak paralel. “Kalau di dunia nyata, anak masih bisa santun kepada orangtua dan orang lain. Sementara, dunia maya mengubah pola tingkah laku orang menjadi mudah marah dan mudah menyalahkan,” ucap perempuan asal Yogyakarta ini. Ia menyatakan, Kominfo tidak mengeluarkan regulasi. Pemerintah tidak mengatur konten media. Dengan adanya kebebasan pers, setiap orang kini bisa menyampaikan informasi ke publik lewat media sosial. Setiap orang adalah pemilik media. Setiap orang menyebarkan berita. Tapi mereka bukan wartawan. Beda dengan wartawan yang terikat kode etik. “Dengan media social, kita bisa menyebarkan berita ke orang-orang yang follower-nya banyak, misalnya bisa sampai 1 juta. Bahkan, bisa melebihi oplah koran nasional yang oplahnya 500 ribu,” ujarnya. Ironisnya, ada orang yang menghasilkan Rp 300 juta per bulan, dari memproduksi berita hoax. “Jika 10 persen orang membuat informasi negatif, 90 persen langsung memviralkan, ini sangat berbahaya. Ini bisa merusak tatanan kehidupan, ada isu sara yang menjadi perpecahan, seperti contohnya perang

idelogi di Arab,” kata alumni S-1 dan S-2 Fisipol Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini. Memang, ia mengakui, sudah ada UU ITE, bagi yang menyebarkan kebencian, isu SARA, akan diancam penjara 4 tahun dan denda Rp 750 juta. Sanksi ini berlaku tidak hanya bagi yang membuat tapi yang juga yang menyebarkan. Pemerintah sudah menutup 800 ribu situs, seperti pornografi, isu SARA, kebencian, games, dan perjudian. Ia menilai, kalau hanya menutup, ibarat seperti orang sakit diberi obat. Intinya, bagaimana pemerintah konsen membuat masyarakat sehat. “Ayo kita memproduksi konten seperti promosi kuliner, pariwisata, menolong sesama, dan humanisme. Ini hal kecil tapi membawa dampak besar dan membawa optimisme,” kata Niken. Saat ini, kata dia, pemerintah fokus melakukan literasi ke masyarakat, dan bekerja sama dengan media, tokoh, dan generasi muda. Menurutnya, pemerintah tidak bisa sendiri melakukan literasi. “Dalam literasi media, kita tidak mendikte, namun, memberikan kesadaran bahwa bermedia harus ada tanggungjawabnya. Media harus memiliki tanggungjawab, empati, arif, otentif, dan integritas. Informasi yang benar yang harus disebarkan. Kalau media bertanggungjawab, tidak ada lagi berita hoax atau berita bohong,” kata Niken. Ia menegaskan, media mempunyai fungsi, edukasi. Selain memberi ilmu pengetahuan, media juga harus mengedukasi warga negara dengan hal-hal yang positif, seperti toleransi, multicultural, media juga memberikan pemberdayaan kepada masyarakat.

inggalkan karena adanya media sosial. Dengan banyaknya berita hoax di media sosial, masyarakat akan kembali mencari media mainstream untuk mengklarifikasi. “Kami harapkan media kembali dapat menjadi inspirasi, dan mempunyai fungsi sebagai edukasi, mencerahkan, dan memberdayakan masyarakat,” kata Niken. (Wirati Astiti)

Media juga memberikan pencerahan informasi mengenai nilai humanis dan karakter bangsa, atau revolusi mental. Media dapat memberikan pencerahan kepada semua level, misalnya, bagaimana siswa sekolah ujian tanpa menyontek. Jangan sampai media sosial malah menghancurkan rasa nasionalisme. Justru rasa nasionalis­ me digaungkan lewat media. Niken mengajak masyarakat untuk menggunakan media sosial dengan bijakasana, dan memproduksi konten positif, yang ada nilai inspirasi, memiliki kode etik, dan norma. Ia berharap, ke depan, media bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat. Karena itu, literasi media, dilakukan dengan para generasi muda, agar mereka bisa menyaring sebelum sharing. Sejak tahun 2016 Kominfo bekerja sama dengan 70 perguruan tinggi di Indonesia. “Melalui pers mahasiswa di seluruh Indonesia mengajak generasi muda, berbagi informasi dan bijak memanfaatkan media sosial. Mari kita tidak hanya memblokir situs negatif, tapi mari memproduksi konten yang positif,” ajak Niken. Ia melihat, saat ini, media Rosarita Niken Widiastuti mainstream sudah sedikit dit-

“GELAP.... TERANG” Salam Senyum.. “..... Wahai Ibu Kita Kartini... Putri yang mulia Sungguh besar cita-citanya ... bagi Indonesia.. “

Penggalan lagu itu mengingatkan kita yang baru saja memperingati Hari Kartini setiap tanggal 21 April. Dalam karya tulisan di bukunya yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang, semua orang tahu betapa besar jasa Beliau untuk ‘mencerah’ kan para perempuan Indonesia. Saya yang terlahir sebagai perempuan Indonesia dan diberikan Anugerah ‘Perempuan Inspiratif Tokoh 2016’ oleh Mingguan TOKOH, tentunya saya ingin juga memberi inspirasi yang dapat mencerahkan khususnya di dunia service/ layanan. Banyak tulisan saya yang sudah dimuat di Media ini, dan kali ini saya akan menceritakan bagaimana layanan itu dapat mencerahkan sehingga ‘kegelapan’ yang terjadi di dunia layanan akan dapat berubah menjadi ‘terang/cerah. Wajah-wajah berpeluh dengan raut kecewa sering saya temukan di sebuah layanan publik. Dan sebagai pemerhati layanan saya mencoba untuk mengetahui penyebabnya. “Saya di ping-pong Bu... masa melayani masyarakat seperti ini”... Ada lagi yang berkata “Saya sudah menunggu berjam-jam, tetapi kok petugasnya lambat sekali melayani”.... Atau seperti ini, “Namanya petugas layanan, tetapi kok ga pernah tersenyum ya, seperti setengah hati untuk melayani”. Naaaah itu curhatan seorang pengunjung sebuah rumah sakit kepada saya. Yang lebih memprihatinkan, ketika kita menyalahkan pelaku layanan itu, dia dengan spontan memberikan alasan yang ujung-ujungnya berdalih kesalahan itu ditumpahkan kepada orang lain. “Itu bukan kesalahan

saya,... Kebijakan perusahan memang seperti ini,... Saya tidak dapat berbuat apa-apa dengan masalah ini,... Atasan saya menyuruh seperti ini,... dan alasan lain sebagainya. Di tempat lain curhatan pelanggan lain lagi, .. “Saya dipermalukan bu,... Masa tadi ketika keluar dari Departement Store ini, dari tas belanjaan saya keluar bunyi “tiiiiit.... Tiiiiiit…seakan-akan saya ‘nyolong’ baju. Ternyata kasirnya lupa melepas pengaman yang ada pada baju yang saya beli dan sudah saya bayar. Tahu kan bu, malunya saya... semua mata pengunjung melihat ke saya, apalagi saya dijemput oleh Satpamnya. “Waaaahhhh.. kasian juga ya ibu tadi”, kata saya dalam hati ketika mendengar curhatan seorang pelanggan sebuah Departement store ternama di Denpasar. Dan mirisnya juga ketika ibu tadi komplain ke kasir, malah kasirnya berdalih, bahwa yang salah itu petugas yang memasukkan barang ke tas. Ketika petugas yang lain yang disalahkan, eeeehhh dia malah menyalahkan bagian lain yang membuat pengaman pakaian jadi susah untuk dilepas. Waaaahhhh... tidak ada ujungnya kalau sudah saling menyalahkan seperti ini. Sebagai seorang pelanggan, peristiwa-peristiwa tadi dianggap palayanan yang ‘GELAP’. Dimana para pelanggan merasa kecewa, wajah muram, memendam kemarahan, dan lain sebagainya. Kegelapan itu tercermin dari buruknya layanan yang diberikan. Seakan-akan tidak ada solusi yang dapat membuat terang dan cerah wajah mereka karena rasa puas terhadap terpenuhinya kebutuhan dan keinginan sebagai pelanggan. Pembaca setia Dhani’s Art in Service, seperti judul tulisan saya di atas, Gelap - Terang, sudah waktunya kita berubah untuk menjadikan budaya layanan yang cerah. Menurut ahli layanan dunia “Ron Kaufman”, juara- juara dalam mencerahkan layanan adalah dengan MEMIKUL TANGGUNG JAWAB SENDIRI. Memikul Tanggung jawab sendiri ini harus ada dalam

segala situasi yang ada dan segera bertindak untuk memperbaiki. Saya akan uraikan satu persatu. Yang pertama, dengan tidak akan meyalahkan rekan kerjanya yang lain, bahkan para juara dalam pencerahan layanan selalu mencari langkah langkah ke depan. Mereka selalu menganggap positif setiap pengalaman yang terjadi dan dihadapi setiap hari. Yang kedua, juara layanan yang mencerahkan adalah dengan membangun kerjasama dengan tim. Tentu membangun team ini adalah dengan melakukan komunikasi. Meningkatkan komunikasi juga dapat berpengaruh terhadap nilai- nilai perusahaan yang dibangun. Sehingga meningkatkan rasa kebanggan disaat mampu melayani pelanggan dengan baik. Yang ketiga dari seorang juara layanan yang mencerahkan adalah selalu memodifikasi cara melayani kepada pelanggan. Agar layanan yang mereka berikan adalah layanan yang diinginkan para pelanggan dan bukan yang diinginkan oleh pelaku layanan. Dengan ketiga hal itu, layanan yang diberikan akan terhindar dari layanan yang diistilahkan layanan yang ‘gelap’. Pentingnya memikul tanggung jawab sendiri akan menjadi bagian dasar perubahan layanan dari gelap menjadi terang, sehingga pelanggan bisa tersenyum, puas, dan tentu akan menjadi pelanggan setia kepada perusahaan kita. Ingin mengetahui dan menerapkan bagaimana merubah layanan ke arah yang lebih baik bahkan dapat melakukan layanan yang EXPERT (SERVICE EXCELLENCE EXPERT)? Yang tentunya dapat MENJADI LANDASAN DALAM MELAYANI di perusahaan/instansi Bapak/Ibu? Silahkan hubungi manajemen kami, dan kami siap sharing dalam pelatihan, IHT (In House Training) atau workshop dan seminar seperti apa yang Bapak/Ibu butuhkan. Salam3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani srisumahardani3sp@gmail.com

19

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Anda jenuh dengan pekerjaan yang menum­ puk? Jangan khawatir. Hanya dengan berlibur, Anda bisa mengatasi masalah tersebut. Me­ luangkan waktu untuk liburan itu perlu. Selain menciptakan keharmoni­ san dalam keluarga, ak­ tivitas otak dan pencer­ naan akan normal serasa refresh kembali.

Pantai Sine Kalidawir

“Balinya” Tulungagung

P

antai, wisata alam yang harus Anda kunjungi. Perairan luas dengan suara ombak dan pemandangan tebing mampu memanjakan indera penglihat. Kini, di Jawa Timur Anda dapat menyaksikan langsung panorama sunrise (matahari terbit). Pantai Sine yang terdapat di Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung mampu menyajikan keindahan alam yang asri. Bentang alam Pantai Sine

Krishna Shinta Sriwijayanti

adalah pantai teluk. Di sisi utara terdapat tebing mengalirkan mata air alami dan di sekelilingnya juga terdapat hutan lindung yang hijau alami. Keindahan Pantai Sine Tulungagung ini, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Balinya Tulungagung. Hal ini cukup beralasan. Sebab di sepanjang bibir pantai penuh dengan hamparan pasir putih. “Sama persis dengan

Pantai Kuta yang di Bali, sunrisenya sangat menarik dan indah untuk view pemotretan,” kata salah satu pengunjung, Krishna Shinta Sriwijayanti. Menurut pengalaman beberapa wisatawan, panorama sunrise di Pantai Sine ini merupakan salah satu panorama sunrise pantai terbaik di Tulungagung. Bukan alasan pantai lainnya tak menarik, melainkan di Tulungagung tak

banyak pantai yang menghadap timur. Untuk rute jalan, bila Anda memilih berangkat dari kawasan kota Tulungagung, maka perjalanan cukup mudah. Objek wisata ini, merupakan salah satu pantai utama dan pusat para nelayan di daerah Tulungagung. Untuk para pengunjung lainnya tak perlu khawatir, karena jalan ke pantai ini sudah cukup baik.

Fasilitas yang tersedia di Pantai Sine cukup memadai. Lokasi pelelangan ikan, toilet umum dan mushola, area parkir, warung makanan dan spot camping. Spot untuk pendirian tenda terbaik adalah di sekitar tempat pelelangan ikan. Sebab di tempat pelelangan ikan tersebut masih terdapat area yang lumayan luas dan menghadap ke laut. (Putri Ardiashari)

Menikmati Soto Banjar saat Car Free Day Wilayah Indonesia tak hanya terkenal dengan keaneragaman sukunya saja. Namun juga terkenal dengan keaneragaman resep masakan. Hampir di setiap daerah memiliki ciri khas dan bumbu dalam membuat resep masakan. Salah satunya yakni resep masakan soto. Mungkin hampir semua orang sudah pernah mencicipi masakan yang satu ini. Soto banjar merupakan masakan asli yang berasal dari Kalimantan Selatan. Rasa yang dimiliki memang cukup enak serta lebih nikmat, lantaran hidangan ini menggunakan rempah-rempah alami dengan per-

paduan khusus yang membuat rasanya sangat special dan beda dengan resep masakan soto dari daerah lain. Usaha ini pun dilirik oleh perempuan kelahiran 1964, Nova. Sebelumnya, ibu dua anak ini mengaku, usaha bisnis kuliner sudah dijalaninya sejak lama. Waktu itu ia buka katering dan melayani delivery order dengan menu ikan dan ayam bakar maupun goreng. Hanya saja konsentrasinya terhadap usaha ini masih belum penuh, karena ia masih bekerja di penerb i tan.

Ide memulai bisnis kuliner ini kembali muncul setelah dapat inspirasi dari teman SMP yang berjualan saat car free day. “Bagus juga jualan di minggu pagi, daripada harus bingung di rumah,” pikirnya saat itu. Kemudian ide berjualan ini langsung disampaikan kepada suaminya sekaligus meminta izin mobil yang ia miliki bisa digunakan untuk berjualan. Gayung bersambut, suami dan kedua anaknya mendukung penuh ide Nova. Bahkan, anak pertamanya, Michael, siap membantu sang bunda cuci piring. Alasan wanita 53 tahun memilih soto banjar, karena memang ia memiliki darah asli Banjarmasin dari garis keturunan ayah dan ibu orang Padang, Sumatra Utara. Dengan modal awal hanya Rp 500 ribu untuk membuat bahan sotonya, karena semua peralatan yang diperlukan sudah ia miliki. N a m a

Nova (kanan) bersama pelanggan

Makcik Nova dia pilih sebagai brand usahanya, karena di dalam keluarganya, ia akrab dengan sebutan acil atau makcik yang artinya tante. Soto Banjar Makcik Nova bisa dikatakan sama seperti menu soto banjar lainnya, yang membedakan hanya rasa. Resep masakan soto yang dibuat tak menggunakan santan atau susu sebagaimana soto banjar lainnya. “Untuk soto saya tak menggunakan santan ataupun susu, tetapi menggunakan jenis biji-bijian yang biasanya digunakan sebagai topping kue,” paparnya. Respon konsumen pun sangat baik, sebagian besar makan Soto Banjar Makcik Nova karena penasaran lantaran belum pernah makan soto banjar. “Alhamdulillah, mereka umumnya komentar

sotonya enak. Sebagian lagi pelanggan lagi merupakan penikmat soto banjar di Sidoarjo yang mengaku sangat puas setelah makan Soto Banjar Makcik Nova,” tambahnya. Akhirnya, setelah 8 bulan berjualan di jl. Raya Ponti, ada pengusaha kuliner lainnya yang mengajak bergabung untuk berjualan di depotnya di Pondok Mutiara Blok BB no 18-19 Sidoarjo. Saat ini, masih sebatas soto banjar yang ia tawarkan sedangkan di depot Mr Kedelai, menyediakan aneka tauwa hangat dan es tauwa dengan pilihan tauwa durian, coklat jagung manis dan rasa jahe serta menyediakan menu lainnya yaitu lotek dan lotis. (Fiqhy Farizh Ferdiansah)


20

Nine

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Pasar Murah di Hari Kartini

Peringatan Hari Kartini di Nusa Tenggara Barat tahun 2017 ini dimeriahkan oleh Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang bekerja sama dengan Dinas Perdagangan di Pulau Lombok dan Dinas Ketahanan Pangan NTB dengan menggelar Pasar Murah Sembako serentak di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Utara serta Lombok Tengah. Kegiatan yang digelar tanggal 21 April 2017 ini dilakukan Dinas Perdagangan untuk memperingati Hari Kartini.

B

ersama puluhan distributor dan retail modern serta UMKM, pasar murah yang digelar di Kantor

Camat Kuripan Lombok Barat, Lapangan Otak Desa Mantang Lombok Tengah, Kantor Dinas Perindag Lombok Timur dan Lapangan Tanjung Lombok

Hj. Putu Selly Andayani

Utara ini diserbu para ibu rumah tangga. Masyarakat tumpah ruah mendatangi lokasi-lokasi pasar murah, kecuali di Lombok Tengah yang tidak terlalu ramai karena sempat diguyur hujan deras. Dinas Perdagangan NTB saat ini memang memberi perhatian lebih pada kebutuhan bahan pokok masyarakat dengan sering menggelar pasar murah. Menurut Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj. Putu Selly Andayani, seringnya digelar pasar murah ini untuk memenuhi aspirasi masyarakat yang banyak meminta agar bisa digelarnya pasar murah sesering

mungkin dan di berbagai lokasi di NTB. Dan pasar murah kali ini sedikit berbeda tujuannya dengan pasar murah lainnya. Selain untuk memberikan harga terjangkau bagi masyarakat, pasar murah kali ini didedikasikan khusus untuk memanjakan para ibu di Hari Kartini ini. “Ini dalam rangka Hari Kartini, pemerintah (dalam hal ini Dinas Perdagangan), memanjakan kaum perempuan terutama ibu-ibu rumah tangga agar bisa berbelanja bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” ungkap Hj. Putu Selly Andayani. (Naniek I. Taufan)

Sudut Pandang

Lakukan Perawatan Rutin

Sesuai amanat UU RTH, fasilitas publik harus dibangun dengan prosentase 30%. Saat ini Provinsi Bali sudah memiliki 22,59% ruang publik artinya hampir mendekati dari aturan yang ditetapkan,” ujar anggota Komisi III DPRD Bali, Dr. I Gst. Ayu Diah Werdhi Srikandi WS., S.E., M.M.,

F

asilitas publik itu dibagi menjadi fasilitas umum dan fasilitas sosial. Fasilitas umum digunakan untuk kepentingan umum contohnya jalan, angkutan umum, saluran air, flyover, jembatan, underpass, trotoar, jalur busway, tempat pembuangan sampah, jaringan listrik,tap water dll. Fasilitas sosial yang diadakan pemerintah atau swasta yang dimanfaatkan masyarakat umum, seperti klinik, sekolah, tempat ibadah, tempat olahraga,taman

bermain dll. Ia mengatakan, syarat fasilitas publik, salah satunya memberi kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakatnya. “Fasilitas publik adalah milik bersama yang harus dijaga dan dirawat dengan baik agar selaludimanfaatkan secara maksimal untuk jangka panjang. Pemerintah juga harus melakukan pemeliharaan scara rutin terhadap fasilitas publik agar jangan sampaiterjadi seperti kasus anak yang meninggal minum air dari tap water,” ujarnya. Intinya,pemerintah

Nyoman Parta

Diah Werdhi Srikandi

dan masyarakat harus bersinergi dan bekerja sama melakukan kontrolterhadap fasilitas umum. Sementara menurut Ket-

ua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta, pemerintah baik itu pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, harus menyiapkan ruang publiktermasuk

Siapkan Fasilitas yang Mudah Diakses Pa s a r S e m b a k o M u r a h d i Pu l a u Lo m b o k d i s e r b u w a r g a

BKOW Harapkan Seluruh Organisasi Wanita Berkontribusi Terhadap Pembangunan NTB jika ada kegiatan-kegiatan perlu mendapatkan dukungan BKOW, kami mohon diberi kesempatan dan diperhatikan kiprahnya,” ujar Syamsiah. “Peran perempuan sangat strategis dalam pembangunan daerah. Era sekarang menjadi momentum bagi perempuan, termasuk di NTB untuk tampil menjadi ‘Kartini-kartini’yang hebat. Keseteraan gender telah memberi kesempatan bagi perempuan untuk berkiprah di segala bidang, baik legislatif, eksekutif, menjadi wirausahawati yang maju, bahkan sekarang ini banyak wanita yang menjadi pemimpin daerah,” ungkap Sekda Provinsi NTB Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc. P.Hd, yang turut

hadir dalam kegiatan ini. NTB saat ini terus berjuang meraih kemajuan yang lebih besar, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, kebersihan dan lingkungan hidup. “Pengentasan buta aksara dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat apabila digalakkan oleh 61 anggota BKOW NTB, Insya Allah kita akan bisa meningkatkan IPM NTB,” ujar Rosiady. Ia berharap BKOW-NTB mampu untuk lebih kreatif dalam menjalankan program kerjanya. “Banyak instansi yang bisa bersinergi dengan program kerja BKOW. Untuk itu, jalinlah koordinasi yang lebih bagi dengan semua dinas/instansi di semua tingkat pemerintahan.” katanya. (Naniek I. Taufan)

Setelah dideklarasikan sebagai kabupaten layak anak, berbagai langkah dilakukan Pemkab Buleleng untuk mendukung hal yang telah dicanangkan tersebut. Peningkatan SDM dan fasilitas publik yang dibutuhkan oleh anak-anak merupakan langkah utama yang diupayakan Pemkab. Untuk meningkatkan SDM, telah dibangun sekolah-sekolah sehingga anak-anak mudah menjangkau hak untuk mendapat pendidikan dari usia dini sampai batas usia anak. Kemudian fasilitas publik telah pula disediakan taman bermain anak di Taman Kota Singaraja. Selain itu, bekerjasama dengan Perusahaan Daerah maupun OPD terkait telah dibangun fasilitas air siap minum oleh PDAM Buleleng. Menurut Direktur Utama PDAM Buleleng, I Made Lestariana guna mendukung pro gram pemerintah menjadikan Buleleng

Hj. Syamsiah menyerahkan hadiah lomba dalam rangka HUT BKOW NTB dan Hari Kartini di NTB

Peringatan Hari Kartini yang dirangkaikan dengan HUT ke-54 BKOW Provinsi Nusa Tenggara Barat, digelar di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur beberapa hari lalu. HUT BKOW-NTB kali ini mengusung tema “Dengan semangat Kartini BKOW NTB berjuang untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan dan kreativitas perempuan di segala bidang”. Mengambil perjuangan RA Kartini sebagai inspirasi, dalam kegiatan yang dihadiri berbagai organisasi wanita di NTB ini, Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) NTB berharap bahwa seluruh anggota organisasi Wanita di NTB dim-

inta terus berkontribusi bagi pembangunan Nusa Tenggara Barat. Untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah, jajaran BKOW dan seluruh organisasi wanita di NTB akan terus melakukan konsolidasi dalam tubuh organisasinya, serta menjadi mitra pemerintah dalam mendukung suksesnya program pembangunan daerah. Hal tersebut disampaikan Ketua BKOW Provinsi NTB, Hj. Syamsiah Muh Amin. “BKOW adalah mitra pemerintah yang memiliki peran cukup strategis dalam mendukung program pembangunan daerah. Untuk itu kerjasama dari para Kepala SKPD, dan

Hj. Syamsiah (dua dari kanan) saat peringatan HUT BKOW NTB yang dirangkaikan dengan Hari Kartini

5

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

I

Mad e

Kota layak anak memang harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memenuhi standar keamanan. Fasilitas air siap minum atau air minum otomatis yang disediakan untuk masyarakat utamanya anak-anak secara rutin dilakukan perawatan dan pengecekan secara tehknik. Bahkan pemeliharaan terhadap fasilitas air siap minum telah dilakukan sebelum kejadian yang menewaskan Rendi Rizaldi, 13, seorang pelajar kelas I SMP Negeri 2 Denpasar tersebut. Saat itu, korban kesetrum saat menenggak air siap minum milik PDAM Denpasar yang terpasang di sisi selatan Lapangan Puputan Badung. “Ini sebagai dukungan kami terhadap program pemerintah, untuk memaksimalkan pelayanan setiap jangka waktu tertentu dari pihak produksi selalu dilakukan pengecekan, sedangkan untuk memelihara kebersihan juga sudah kami siapkan petugasnya,” ungkap Lestariana yang juga Wakil Ketua Umum Pengkab PTMSI Buleleng tersebut. Ditambahkan olehnya, kejadian seperti itu jangan sampai terulang kembali, kewaspadaan semua pihak sangat diperlukan. Bukan hanya terhadap fasilitas air siap minum saja tetapi juga fasilitas publik lainnya agar mendapatkan perhatian secara rutin. “Mari kita bersama-sama meningkatkan kewaspadaan, apabila melihat sesuatu yang tidak baik, supaya melaporkan ke petugas setempat, dan masyarakat bisa melapor ke petugas terdekat,” Imbuhnya. Banyaknya ruang publik yang ada di Buleleng, tentunya akan menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh anak sehingga fasilitas publik yang ramah anak juga perlu disiapkan. Ke depan pihaknya berencana untuk menambah kembali fasilitas air siap minum di beberapa ruang publik di Buleleng. “Memang harus dilengkapi dengan fasilitas agar mudah diakses dan juga ramah terhadap anak sehingga memberikan dampak yang positif,” L es t ar ia n a tandasnya. (Wiwin Meliana)

fasilitas publik. “Sekarang ini yang diperlukan,fasilitas publik yang berkaitan dengan kaum disabilitas,kota layak anak, dan lansia. Misalnya lapangan olahraga.,” ujar Parta. Berkaitan langsung dengan urusanfasilitas publik, ia menilai, lemahnyapemerintah membuat fasilitas publik tidak di tempattempat yang selayaknya.Setelah itu, kata Parta,tidak dirawat dengan baik.Terutama sekali perawatan berkala, misalnya banyak sekali toilet umum yang kotor, tidak terurus.Jangan sampai muncul masalah di kemudian hari. Harapan ke depan, kata Parta, pemerintah memperbanyak fasilitas publik, dan yang penting, fasilitasitu dirawat dengan baik dengan perawatan berkala sehingga tidak memakankorban jiwa. (Wirati Astiti)

Kunjungan GM The One Legian

General Manager The One Legian Eka Pertama, Marketing Manager Irma Farida dan staf mengadakan kunjungan ke Kantor Tabloid Tokoh di Gedung Pers Bali K.Nadha Denpasar, Selasa (18/4). Tujuan kunjungan untuk menjalin kerja sama yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kunjungan juga merupakan perkenalan Eka Pertama sebagai yang GM The One Legian yang baru. Eka Pertama berharap, kedepannya The One Legian bisa terus bersinergi dengan Tabloid Tokoh. (Wirati)

Donor Darah Hari Kartini

RSIA Puri Bunda mengadakan kegiatan donor darah untuk memperingati Hari Kartini. Kegiatan dilaksanakan Jumat (21/4) yang diikuti karyawan dan karyawati RSIA Puri Bunda dan masyarakat umum. Dari hasil donor darah, terkumpul 36 kantong darah. Dirut PT Puri Bunda dr Ida Bagus Semadi Putra, Sp.OG mengatakan dengan kegiatan donor darah berarti sudah membantu orang-orang yang memerlukan suplai darah melalui PMI. Ia juga memberi apresiasi kepada karyawan dan karyawati serta masyarakat yang sudah berpartisipasi dalam acara yang masuk dalam kegiatan CRS PT Puri Bunda ini. Direktur RSIA Puri Bunda dr. I G.A.P. Yudihartini menambahkan tiap pendonor melalui preliminary medical test seperti pemeriksaan BP, Hb, berat badan sebelum dinyatakan boleh mendonorkan darahnya. (Ngurah Budi)


4

Inspirasi

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Wujudkan Cantik Impian dalam Satu Atap Saat ini kesadaran para wanita terhadap penampilan dan kecantikan mereka semakin tinggi. Untuk itulah Klinik Kecantikan Ultimo Aesthetic & Dental Centre Cabang Bali, hadir di kawasan Jalan Dewi Sri, Sunset Road, Kuta.

K

linik kecantikan ini dirancang secara eksklusif dengan menerapkan konsep one stop beauty clinic yang menyediakan beragam perawatan kecantikan dalam satu atap. Demikian disampaikan Donna Tjahjadi, Marketing & Sales Manager Ultimo Aesthetic & Dental Center. Klinik yang bisa disebut sebagai Aesthetic Plus ini, mampu menggabungkan perawatan kecantikan, kesehatan kulit, perawatan kecantikan mutakhir,

bedah plastik hingga perawatan gigi. Sebab, lanjut drg. Nitri Zulfiani, Dentist Ultimo, konsep wajah yang cantik juga senyumnya harus cantik. Keindahan perawatan porthodonti (perawatan untuk merapikan susunan gigi) menggunakan teknologi terbaru dan metode terbaik akan menghasilkan proporsi muka yang baik. Berikutnya dokter Elizabeth Zora Stianto, Aesthetic Medicine Ultimo mengatakan dengan layanan one stop beauty solution, usaha seseorang merawat diri akan menjadi lebih efektif dan efisien. Serta yang terpenting adalah usaha perbaikan diri untuk lebih tersinkronisasi karena dilakukan di satu tempat. Apalagi, sebagai klinik perawatan kecantikan yang ekslusif , Ultimo ditunjang dengan teknologi medis terkini dan selalu melakukan update untuk menjamin teknologi selalu yang paling mutakhir. Selain itu, kata Donna , merawat dari ujung rambut

21

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Kelola SDA Berbasis Komunitas

Sebagai salah satu daerah yang memiliki kerawanan bencana yang cukup tinggi, Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH, M. Si., mengapresiasi dipilihnya NTB sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Nasional Penanggulangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas ke-13 yang dijadwalkan akan diselenggarakan September 2017 mendatang. Momen ini akan menjadi ajang berbagi pengalaman yang efektif bagi para praktisi di lapangan. Konferensi Nasional tersebut diselenggarakan oleh Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).

D

isampaikan oleh Muh. Amin, mengingat demikian kompleksnya akibat dari terjadinya sebuah bencana, maka dalam penanggulangan bencana membutuhkan keterlibatan berbagai pihak dan membutuhkan penanganan yang komprehensif. Yang lebih penting dari perhatian terhadap penanggulangan bencana juga perhatian

sampai ujung kaki di satu tempat pasti akan lebih praktis dan efektif untuk kecantikan setiap orang. Bisa dilihat konsep ruangan yang cozy, comfortable dan private, Ultimo Aesthetic and Dental Center selalu siap untuk melayani dan menjaga kecantikan dan kesehatan wanita Bali secara profesional. Mengingat sang pemilik dokter Enrina Diah, Sp.BP-RE sudah praktik lebih belasan tahun, dan sebulan sekali datang ke Bali untuk menemui kliennya. Ia siap membantu para wanita di Bali untuk menemukan

penampilan idamannya. Setiap klien yang datang ke Ultimo Aesthetic & Dental Centre, kata Donna disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu, untuk lebih memahami apa masalahnya sehingga dokter di klinik lebih mudah memberikan beberapa pilihan treatment sebagai solusi yang tepat dan pas agar hasilnya nanti sesuai harapan terkait kecantikan dan penampilan yang diidamkan. Berikutnya bicara soal operasi plastik, Donna juga menyampaikan menjadi salah satu alternatif yang ditawarkan. Terlebih saat ini para wanita juga sudah semakin pintar sebelum melakukan operasi plastik, mereka akan mencari tahu lebih banyak dan lebih dalam terkait keamanan dari bedah plastik termasuk tenaga medis yang yang menanganinya. Jika ada klien yang memerlukan bedah plastik, tindakannya akan dilakukan di Jakarta. Di sana mereka siap ditangani

Mandalika

terhadap pencegahan terjadinya bencana. “Yang penting bukan hanya pasca bencana tetapi sebelum terjadinya bencana juga harus menjadi perhatian misalnya dengan mengelola SDA dengan bijak, seperti menjaga kebersihan sungai dan menjaga kelestarian hutan, kata Amin saat menerima kunjungan kerja pendiri MPBI, Iskandar Lemanyang didampingi Kepala BPBD NTB, H. Muhammad Rum dalam

Wakil Gubernur NTB saat menerima Ketua Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia

rangka persiapan konferensi yang akan menghadirkan peserta dari seluruh Indonesia tersebut. Iskandar Leman mengatakan bahwa tema yang diangkat pada

konferensi tahun ini adalah bagaimana tata kelola Sumber Daya Alam (SDA) yang berbasis komunitas. Jika tahun sebelumnya narasumber yang memberikan pemaparan

adalah para ahli, maka di tahun ini juga melibatkan masyarakat untuk membagikan pengalamannya dalam mengelola SDA agar tidak merusak alam. (Naniek I. Taufan)

NTB Menuju Pelayanan Publik Prima oleh tim profesional yang sangat terlatih. Namun, diakuinya selama ini mereka juga melayani permintaan tindakan surgery maupun non surgery. “Pemilik Klinik ini, dokter Enrina Diah sempat berpraktik di sejumlah rumah sakit besar di Jakarta, antara lain RSCM dan Brawijaya Women & Children Hospital selama bertahun-tahun adalah salah satu dokter spesialis bedah plastik di Indonesia yang paling dicari-cari, mengingat keahliannya di bidang bedah craniofacial mengundang banyak pujian,” terang Donna. Sementara ini, perawatan unggulan lain yang ditawarkan di Klinik Ultimo Bali meliputi Ulthepy, Endotine, Stem Cell Facelift, Laser 360, Madonna Instan Face Lift , Dermalinfusion, Terapi Kromosom, Botox, Filler, Body Selupturing by Vaser, Accent Ultra, Leptin, Program Lengkap untuk Anti Aging, Pera-

watan Gigi, dan masih banyak lagi yang lainnya sesuai dengan keperluan Anda termasuk Treatment Ultimo untuk Laki-laki. Dengan Ultherapi, seorang wanita dapat 10 tahun lebih muda hanya dalam 30 menit tanpa operasi. Dengan tenaga ultrasound yang berfokus tinggi akan mengarahkan lapisan ganda pada wajah atau bidang yang dalam ataupun dangkal untuk memastikan mengangkat dan mengencangkan wajah. Ultimo merupakan klinik pertama di Indonesia yang menggunakan perawatan non surgical face lifting ini. Selanjutnya dengan Aesthetic Surgery (bedah plastik) seseorang bisa menjadi cantik. Prosedur ini dapat menyelaraskan bentuk wajah, payudara serta tubuh seseorang secara proporsional. Penanganannya dilaksanakan oleh seorang dokter ahli bedah plastik berpengala-

regulasi tentang pelayanan publik yang juga sudah dilaksanakan berdasarkan implementasi UU Nomor 25 tahun 2009. Sejumlah langkah tersebut, membuktikan komitmen pemerintah dalam menghadirkan keadilan di bidang pelayanan masyarakat yang sangat tinggi. “Tidak banyak negara di dunia ini yang konsen terhadap pelayanan publik. Padahal hakekat kehadiran negara adalah unutk menegakkan keadilan,” kata Amzulian. Ia menyoroti tentang terus meningkatnya laporan masyarakat ke Ombudsman terkait keluhan pelayanan publik. Tahun 2015 jumlah pengaduan mencapai 6.859 laporan, pada tahun 2016 justru meningkat menjadi 9.030 pengaduan. Dan,

man dan bertaraf internasional. Dengan kombinasi seni dan teknologi termutakhir, bedah estetik dapat membantu untuk memperbaiki penampilan dan kecantikan . Dengan tegas dokter Zora mengatakan, keamanan dan kesuksesan perawatan di Ultimo tak perlu diragukan lagi, karena semua perawatan yang dilakukan diklinik ini didukung oleh produk-produk, teknologi dan tim dokter ahli yang berkualitas. “Jadi, jangan tunda keinginan untuk mempertahankan kecantikan yang dimiliki serta mempercantik diri,” pungkasnya. (Sri Ardhini)

“Perawatan unggulan lain yang ditawarkan di Klinik Ultimo Bali meliputi Ulthepy, Endotine, Stem Cell Facelift, Laser 360, Madonna Instan Face Lift , Dermalinfusion, Terapi Kromosom, Botox, Filler, Body Selupturing by Vaser, Accent Ultra, Leptin, Program Lengkap untuk Anti Aging, Perawatan Gigi, dan masih banyak lagi yang lainnya sesuai dengan keperluan Anda termasuk Treatment Ultimo untuk Laki-laki”

Kegiatan Ombusman RI di Senggigi

Agar dapat menghadirkan pelayanan publik yang prima dibutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh unsur jajaran birokrasi. Karenanya, selain harus terus diberdayakan, jajaran birokrasi juga dituntut sanggup mereformasi dirinya. Hal itu disampaikan Ketua Ombudsman RI, Prof. Dr. Amzulian ketika membuka Seminar Review Sistem Pengelolaan Pelayanan Publik Nasional dan Bimbingan Teknis “Lapor: SP4N”, yang digelar di Kawasan Wisata Pantai Senggigi, Kabupaten Lombok Barat beberapa waktu lalu. Dan untuk menghadirkan pelayanan publik yang prima tersebut ada tiga hal yang harus dilakukan, yakni, membentuk kementerian khusus yang me-

nangani reformasi, membentuk Ombudsman dan membentuk regulasi tentang pelayanan publik. Dan Negara Indonesia telah menunjukkan komitmen tersebut. “Alhamdulillah, bangsa kita telah menunjukkan komitmen yang tinggi dalam hal ini dengan membentuk Kementerian PAN & RB. Kementerian ini fungsinya bukan hanya memberdayakan, tetapi juga mereformasi untuk menciptakan pelayanan publik yang berkualitas dan adil,” ujar Dr. Amzulian sembari menekankan bahwa prinsipnya negara hadir untuk menegakkan keadilan. Selain itu pembentukan Ombudsman di Indonesia telah dilakukan berdasarkan UU Nomor 37 Tahun 2008 dan adanya

pada tahun 2018 mendatang jumlah pengaduan diperkirakan akan mencapai lebih dari 20.000 pengaduan. Menurut Prof. Dr. Amzulian, hal terpenting yang harus segera dilakukan adalah secepatnya menindaklanjuti laporan. “Men-treatment laporan, harus ada batasannya sehingga tidak berlarut-larut,” katanya. Ketua Ombudsmen RI mengapresiasi Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang dinilai konsen meningkatkan dan terus membenahi kualitas pelayanan publik di NTB. Ia juga mengungkapkan berdasarkan hasil assessment yang dilakukan pihaknya, dari sisi kepatuhan dan pelayanan publik, NTB berada dalam kategori “Sedang”. (Naniek I. Taufan)


22

Sosialita

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Meski sosialisasi HIV/ AIDS gencar dilaksanakan baik oleh pemerintah, organisasiorganisasi sosial, bahkan aktivis yang secara individu terjun langsung ke tengah masyarakat, namun stigma bahwa HIV/AIDS mudah menular masih tetap menancap kuat di masyarakat. Sebagian masyarakat, baik mereka berpendidikan tinggi ataupun tidak, tetap takut berdekatan dengan ODHA (orang dengan HIV/AIDS).

Rofina

A

kibatnya, diskriminasi terhadap penyandang HIV/ AIDS terus terjadi hingga kini. Yang lebih menyedihkan, anak-anak yang tak berdosa yang terlahir dengan HIV/AIDS karena tertular dari orangtuanya, ikut terkena getahnya. Mereka pun harus berhadapan dengan diskriminasi masyarakat. Tidak hanya itu, kesempatan mereka untuk mengakses pendidikan sebagaimana anak-anak pada umumnya pun sulit sekali. Hal ini juga diakui oleh Rofina Tarigan, seorang bidan yang terjun langsung mengurusi anak-anak DHA. Sehari-hari Rofina bukan hanya mengurusi ibu hamil serta membantu proses kelahiran bayi, tapi dia juga aktif memberi penyuluhan ke masyarakat serta sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang HIV/AIDS. Upaya-upaya yang dilakukan Vina, sapaan akrab Rofina, dimaksudkan agar masyarakat menjadi lebih ‘melek’ tentang penyakit mematikan itu, sekaligus menyadarkan bahwa HIV/AIDS tidak mudah menular seperti halnya flu, atau penyakit menular lainnya. Sosialisasi ke sekolah-sekolah pun demikian, dimaksudkan agar sekolah mau terbuka dan menerima anak-anak penderita HIV/ AIDS. “Kebanyakan anak-anak DHA meninggal bukan karena HIV-nya tapi karena diskriminasi. Diskriminasi itu yang membuat mereka enggan berobat, takut datang ke puskesmas ataupun rumah sakit untuk memeriksakan dirinya.

R o f i n a Ta r i g a n

Anak DHA punya Hak Hidup

Mereka tertutup dan hanya tinggal di rumah,” ungkap Vina, yang tinggal di kawasan padat penduduk Tambora, Jakarta Barat. “Saya ingin anak-anak DHA diperlakukan sama dengan anakanak lain pada umumnya. Mereka kan mempunyai hak hidup sama dengan anak lainnya. Jangan dibeda-bedakan,” tambahnya. Di rumahnya yang terletak di gang sempit Kawasan Tambora, juga dijadikan Rofina untuk merawat anak-anak DHA ini. Di sana anak-anak bukan hanya mendapat perawatan perbaikan gizi tapi juga pendidikan dasar. “Saya mempersiapkan anak-anak ini untuk masuk sekolah (SD). Jadi biasanya setelah makan mereka akan belajar,” tuturnya. Soal dimana anak-anak ini akan sekolah nantinya, menurut Vina, dia telah menyiapkan sebuah sekolah di mana anak-anak ini nantinya bisa bersekolah di sana. Sebelumnya, kata Vina, ia telah gencar melakukan penyuluhan di sekolah tersebut baik terhadap kepala sekolah dan guru-gurunya, juga pada para murid serta orangtua mereka. “Pada penyuluhan itu juga dijelaskan bahwa HIV/AIDS tidak mudah menular hanya ketika kita main bersama, makan bersama, berenang bersama, dll. Penularan HIV/AIDS hanya bisa terjadi lewat darah yang terinfeksi yang masuk lewat jarum suntik atau transfusi, atau melalui hubungan seksual yang tidak aman, serta air susu ibu pada bayi dengan risiko penularan yang mencapai 30%,” jelas Rofina yang di rumahnya merawat 11 anak DHA.

ISTRI TAK TAHU SUAMI IDAP HIV/AIDS Dipaparkannya, anak-anak ini tertular HIV/AIDS dari orangtuanya yang mengidap penyakit itu. Awalnya adalah sang suami yang menularkan pada istrinya kemudian istri menularkan pada janin yang dikandungnya. Dalam banyak kasus, umumnya istri tidak tahu kalau suaminya mengidap HIV/AIDS. Sekarang ibu rumah tangga--- berdasarkan data Kementerian Kesehatan--- adalah

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Sosok Kartini, pelopor kebangkitan perempuan pribumi ini tak pernah berhenti menginspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia. Semangat Kartini, saat ini dimaknai dengan berbagai kemajuan yang digapai serta kontribusi nyata perempuan di Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.

Anak-anak luar biasa Yayasan Vina Smart Era

kelompok tertinggi terkena HIV/ AIDS. “Dulu, sepuluh atau limabelas tahun lalu, yang terinfeksi adalah istri dari pengguna jarum suntik. Tapi sekarang saya lihat, berdasarkan data, bahwa ibu-ibu rumah tangga adalah kelompok tertinggi. Berdasarkan data mereka adalah heteroseksual. Jadi, mungkin, suami jajan terus pulang ke rumah membawa ‘oleh-oleh’,” ungkapnya. Apa yang diungkapkan Rofina senada dengan pengalaman seorang ibu rumah tangga bernama Mira (bukan nama sebenarnya). Dia tidak tahu kalau suaminya menderita HIV/AIDS sampai ketika sang suami tercinta meninggal dunia, barulah masalah besar itu terungkap. “Setelah suami meninggal barulah dokter mengungkapkan apa yang sebenarnya diderita suami saya. Selama ini saya tidak tahu. Dokter mengatakan hal itu baru diungkap sekarang (setelah suami meninggal) adalah atas permintaan suami saya. Lalu dokter minta saya melakukan pemeriksaan, dan ternyata positif HIV. Dokter juga bertanya tentang apakah saya memiliki anak kecil, saya bilang iya. Dokter minta anak saya juga diperiksa karena juga berisiko

Rofina saat sosialisasi

terkena HIV,” tutur Mira. “Dokter juga mengungkapkan bahwa suami saya terkena HIV bukan karena jarum suntik narkoba tapi karena ‘jajan’ atau tidur dengan wanita lain,” katanya. Kisah yang sama juga dialami Sandi, ibu tiga anak. Beruntung, ketiga anaknya tidak tertular HIV. Dua anaknya yang kini sudah menikah adalah hasil pernikahan pertamanya ketika ia belum tertular HIV. Sedang anak ketiganya yang kini berusia 2,5 tahun buah pernikahan keduanya, saat dia sudah tertular HIV. “Sejak awal ketika hamil saya rajin memeriksakan diri ke dokter. Saya diminta untuk mengikuti program agar janin tidak tertular HIV. Sampai sekarang saya tetap rajin memeriksakan anak saya ke dokter,” tutur Sandi yang telah puluhan tahun menyandang ODHA, dan kini dia menjadi relawan di sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendampingan ODHA. Menurut Rofina, intervensi medis diperlukan untuk menekan penularan HIV AIDS terhadap janin. “Dengan intervensi medis, penularan dari ibu ke janinnya bisa ditekan hingga di bawah 2%. Jika tanpa intervensi medis, penularan ibu pengidap HIV ke janinnya bisa 25-45%,” jelas Rofina. Iia dan teman-temannya sesama bidan selain melakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada masyarakat, khususnya kalangan ibu rumah tangga, juga melakukan upaya pendeteksian dini penularan HIV di kalangan ibu rumah tangga, salah satunya lewat pemeriksaan ibu-ibu ketika melakukan konsultasi masalah KB. Saat konsultasi tersebut, ibu-ibu juga mendapat edukasi tentang HIV/AIDS juga diminta untuk melakukan tes. Memang hal (meminta tes) bukan hal yang mudah. Terka-

dang ada yang menolak, bahkan akhirnya tidak lagi muncul dalam pemeriksaan rutin. Penyebabnya adalah diskriminasi. Karena masyarakat tahu juga khawatir kalau tes terbukti positif mereka akan terkena diskriminasi. Jadi masalah terbesarnya adalah diskriminasi yang membuat orang enggan melakukan tes. Dengan Rapid Test atau alat pengujian HIV/AIDS hanya dalam tempo 30 detik dapat diketahui apakah orang yang bersangkutan positif atau negatif HIV/AIDS. Saat ini, kata Rofina lebih lanjut, diterapkan program PPAI (Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak). “Para bidan adalah ujung tombak dari suksesnya PPAI di masyarakat. Jadi jika bisa dideteksi dini, ARV (antiretrovirals), obat yang digunakan untuk mengobati HIV/AIDS, bisa cepat diberikan,” papar wanita kelahiran Medan 1964 ini. Menyinggung tentang dirinya, Rofina mengaku sangat beruntung karena aktivitasnya mendapat dukungan penuh dari keluarganya, baik itu suami maupun anaknya, Karnengsih. Bahkan anaknya yang sejak remaja kerap diajaknya ke lapangan untuk melihat aktivitas sang ibu, tidak canggung bergaul dengan ODH. Rofina mengaku mulai aktif mendampingi ODHA sekitar tahun 2008. Itupun awalnya, tutur Rofina, atas ajakan rekannya Prof. Irwanto yang telah lebih dulu berkecimpung di bidang itu. “Saat itu beliau berkata pada saya jarang ada medis yang peduli pada ODHA. Akhirnya saya menekuni bidang ini dan dalam perjalanannya menjadi sangat dekat dengan anak-anak yang saya dampingi,” ungkap Rofina yang sempat menjadi Manajer Kasus di Lentera Anak Pelangi sebelum ia mendirikan Yayasan Vina Smart Era. (Diana Runtu)

K

Luh De Herryani

artini modern adalah perempuan-perempuan tangguh yang selalu melakukan hal terbaik bagi dirinya dan orang sekelilingnya. Apalagi sekarang berbagai peraturan sudah menunjang keterwakilan perempuan di manapun. Contohnya dalam kabinet kerja Jokowi saja terdapat 8 orang menteri perempuan, srikandi –srikandi dengan semangat Kartini pada kinerja mereka. Demikian disampaikan Ketua DPC Partai Demokrat Buleleng, Luh Gede Herryani, S.H., MKn. Bagi Luh De, begitu panggilannya, Kartini bisa disebut sosok yang menginspirasi sepanjang masa. Betapa pada zamannya saja, tidak tanggungtanggung Kartini berhasil merealisasikan perjuangannya dengan mendirikan

3

Luh De Herryani

Kartini Modern Bermanfaat bagi Orang Lain

sekolah untuk perempuan yang diberi nama “Sekolah Kartini”. Bahkan sekolah untuk perempuan ini juga tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Jika benar terinspirasi, maka lanjut Luh De, perempuan memang harus terus berjuang . Dengan menumbuhkan jiwa Kartini di dalam hati, dipastikan setiap perempuan akan memiliki sifat pejuang yang tidak mudah menyerah. Terlebih perempuan masa kini, diharapkan bisa lebih tangguh, penuh semangat lengkap dengan motivasi tinggi untuk menghadapi segala bentuk tantangan zaman. Sebagai perempuan Indonesia yang berpikiran maju dan disebut oleh teman-temannya salah seorang Kartini modern yang baik hati dan penolong, Luh De selalu bersedia membuka diri dan mengosongkan pikirannya agar ide-ide yang bertebaran di sekeliling bisa diserap. Ia juga terus mau menambah wawasan dengan membaca (apalagi sudah dipermudah dengan E-book) maka referensinya pun semakin meningkat. Ia juga bersedia merendahkan hatinya untuk menyerap pengalaman dari orang lain demi melengkapi mengembangkan diri. Dan, yang terpenting komitmennya untuk bisa berbagi pada lebih banyak orang lagi. “Untuk mendukung kemajuan seluruh perempuan, mari kita bersama kembali menggerakkan sikap tolongmenolong serta gotong royong, untuk langkah lebih baik. Apalagi sebagai

Luh De saat Pelantikan Pengurus Partai Demokrat

masyarakat Indonesia kita terikat pada norma tanggung jawab sosial. Menjalankan sikap tolong menolong juga kesediaan yang ikhlas menolong orang lain akan membantu kehidupan menjadi lebih tentram,” ujar Notaris , PPAT, Pejabat Lelang Kelas II ini. Dengan profesi apapun dan dimanapun bertugas saat ini, lanjutnya, kita semua bisa membuktikan bahwa

bisa kita lihat pada kinerja perempuan lainnya di sekeliling kita seperti ibu kita di rumah, dosen di kampus, para desainer, seniman tari,aktris, para public speaker dan masih banyak lagi sosok lainnya yang tidak berhenti berkarya agar bisa bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang banyak,” kata Luh De yang belum lama bergabung di Komunitas Cinta Kamen Bali (KCKB) karena melihat aksi sosial menjadi salah satu agenda tetap KCKB. Selanjutnya Luh De menyebut contoh lainnya mengenai penulis perempuan semakin banyak bermunculan. Mereka pun bisa disebut sebagai Kartini, ketika tu-

Yudhoyono Luh De bersama Ny. Ani

Bersama anggota Partai

Demokrat lainnya.

perempuan selain mampu berkarya dan bermanfaat bagi sesama.”Termasuk saat perempuan berani keluar dari zona nyaman, siap melaksanakan pekerjaan sesulit apapun dengan penuh tanggung jawab dan dengan hati, sehingga saat berjalan akan terasa ada kemudahan,” tandasnya . “Saat ini semangat Kartini ini juga

Luh De dalam kegiatan bakti sosial di Karangsem

kolusi dan nepotisme serta etos kerja, pelayanan yang kurang baik, tidak adanya kedisiplkinan dan semuanya dibiarkan saja berlama-lama, Luh De menyebut sangat tepat menerapkan jargon yang dicetuskan oleh Presiden Jokowi sejak masih zamannya Jokowi kampanye revolusi mental. Luh De juga masih ingat pernyataan Presiden , bahwa revolusi tersebut penting, untuk mengubah pola pikir, mindset. Revolusi (perubahan kerja dalam mengatasi persolan dengan cepat) dapat dilakukan melalui pendidikan yang berkualitas serta merata, dan melaksanakan penegakan hukum yang tanpa pandang bulu. “Untuk kembali menjadi Indonesia yang bersih di semua lini memang tidak mudah, perlu proses namun dengan komitmen pemerintah yang kuat disertai kesadaran kita sebagai warga negara, kita semua harus yakin dan optimis negara kita dapat berubah ke arah yang lebih baik,” ucap Ketua

lisannya memberikan inspirasi terhadap banyak orang dan juga bisa menjadi panutan, layaknya tulisan Kartini. Begitu pula dengan sosok perempuan yang tercatat memilih sebaLuh De bersama Ny. Ayu Pastika. gai ibu rumah tangga. Ketika ia menjalankan rutinitas Perhimpunan Perempuan Wira Usaha yang menjadi kewajibannya dengan Indonesia (Perwira) Buleleng ini. penuh ketulusan dan mampu memDikatakannya tiga nilai utama berikan yang terbaik untuk keluarganya, revolusi mental yakni , integritas, seperti berhasil membimbing anak- etos kerja, dan gotong royong wajib anaknya maka ia adalah Kartini. Apalagi kembali kita tumbuhkan bersama sejika selain bermanfaat bagi keluarganya tiap saat di berbagai kesempatan dan juga bermakna untuk orang lain, maka aktivitas kita, agar tertanam di dalam sudah pasti keindahan hatinya pun akan benak semua orang Indonesia. Ketika, menginspirasi sekelilingnya. ketiga poin gerakan nasional tersebut telah membudaya, tentu akan tiba REVOLUSI MENTAL saatnya, meski tidak bisa segera, Berikutnya melihat kondisi negara revolusi mental bisa menjadi langkah saat ini kita yang mengalami pergeser- indah yang membawa perbaikan di an karakter dengan mudahnya terjadi berbagai aspek kehidupan saat ini dan korupsi, ada birokrasi yang bobrok, masa depan. -ard


2

Ekspresso

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

GORO-GORO “A p a k a h unjuk rasa den­ gan pengera­ han massa itu demokrasi atau kegagalan demokrasi atau mau menggagal­ demokrasl, Pak Putu Wijaya kan Amat?” tanya Pak Made pada Amat. Belum sempat Amat buka mulut, Pak Made menambahkan, “Ini sehubun­ gan dengan peristiwa unjuk rasa 313 di Jakarta. Lagi-lagi mereka menuntut supaya Ahok dihukum. Tapi kan belum ada keputusan peradilannya. Bagaimana seandainya keputusan hakim berbeda dari harapan, pengunjuk rasa? Atau ambillah intinya sama, tapi hukumannya tidak sesuai dengan keinginan massa yang unjuk rasa? Lalu apa gunanya ada pengadilan kalau keputusan sudah bisa dibuat di jalanan? Dan apa jadinya kalau keputusan dari jalanan itu tidak disetujui oleh mayoritas penduduk Indonesia

atau oleh mayoritas penduduk Jakarta sendiri?” Amat manggut-manggut. Pertan­ yaan itu bagus juga, katanya dalam hati. Jarang Pak Made mau berpikir objektif seperti itu. Buat Amat itu kemajuan. Mengenai soal tuntutan pengunjuk rasa, pendapat Amat sudah jelas, sebagai negara hukum, Indonesia harus memutuskan sesuatu berdasar­ kan hukum. Tetapi kembali, sebelum mulutnya sempat terbuka, Pak Made nyambung: “Saya jadi ingin bertanya, Pak Amat, bagaimana pengunjuk rasa itu sendiri menyikapi kalau mereka menghadapi perberdaan pendapat? Apakah mereka akan mempersilakan mereka yang beda pendapat itu melakukan aksi seperti mereka sekarang, pengerahan massa untuk unjuk rasa? Jadi kita tidak lagi menganut azas demokrasi tapi azas demonstrasi?” Pak Made ketawa. Amat cepat menjawab:

UNJUK RASA PENGERAHAN MASSA “Pak Made! Demokrasi meme­ lihara perbedaan sebagai dinamika tapi tak membenarkan baik mayoritas maupun minoritas mempraktikkan anarkisme!” Pak Made mau menjawab, tapi Amat tidak memberi kesempatn. Ia terus nyerocos: “Pak Made, ingat, kritik memang adalah tonggak demokrasi dalam pen­ egakan kebenaran-keadilan, tapi jangan lupa, asal memenuhi dan lewat kriteria rembugan!” “Pak ..... ... . “ “Caci-maki, hujatan, kutukan, hoax dan fitnah, itu bukan kritik tapi pelanggaran HAM yang bisa diperkara­ kan! Hidup damai dalam perbedaan adalah salah satu hikmah demokrasi, menentangnya boleh asal lewat kanal demokratis!” “Pak!” “Ketidaksepakatan pada pele­ buran jadi satu yang memusnahkan identitas beragam dilindungi oleh

HAM! Mayoritas yang memenangkan kompetisi adalah kemenangan bersa­ ma, bukan penindasan seperti apabila minoritas yang dengan berbagai car­ anya memaksa menang! Opini yang tak disetujui terbuka untuk ditentang dengan argumentasi agar menemu­ kan opini yang lebih sempurna itulah dinamika hidup bersama, tak perlu lewat unjuk rasa dengan pengera­ han massa yang artinya sama saja dengan mengancam mau berperang tapi berlindung di belakang tubuh massa yang berisiko jadi korban bagi calon-calon pahlawan yang sejatinya demi keharumannya sendiri sama sekali tak peduli nasib orang rakyat!

Generasi Koin

I Komang Wisnu Budi Wijaya Saya awali tulisan saya ini dengan sebuah kutipan puisi dari Kahlil Gibran yang berjudul Bangsa Kasihan. Bunyi kutipannya seperti ini “kasihan bangsa yang mengenakan pakaian yang tidak ditenunnya, memakan roti dari gandum yang tidak ia panen dan meminum susu yang ia tidak memerasnya”. Dari kuti­ pan puisi ini, dapat kita tarik maknanya bahwa manusia kalau ingin hidup berke­ cukupan haruslah bekerja keras. Kutipan puisi ini juga mengungkapkan kritik sekaligus keprihatinan Kahlil Gibran terhadap bangsa yang hidupnya dipenuhi oleh jiwa konsumtif dan instan. Faktanya memang demikian. Banyak masyarakat kini sudah terjerat pada bu­ daya konsumtif dan instan (koin). Sejauh ini, sudah ada berbagai definisi tentang budaya konsumtif dan instan. Pada tulisan ini, penulis mendefinisikan bu­ daya konsumtif adalah budaya membeli barang bukan karena faktor keperluan dan lebih memilih mengonsumsi barang daripada berupaya untuk memproduksi barang itu sendiri. Terkait, budaya instan didefinisikan sebagai sebuah budaya yang berorientasi pada hasil yang cepat den­ gan mengabaikan proses, dampak dan aturan yang ada. Budaya koin ini muncul karena faktor globalisasi dan kemajuan IPTEK. Globalisasi membuat keperluan

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

manusia semakin meningkat dan kemajuan IPTEK membuat manusia bisa bekerja dan mendapatkan hasil dengan cepat. Budaya koin ini sudah merambah hingga anak-anak. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya anak yang suka mengkon­ sumsi fast food dan gonta-ganti handphone dalam waktu cepat. Selain itu, banyaknya kasus bunuh diri pada anak-anak sebagai jalan keluar dalam menyelesaikan masalah adalah bukti bahwa budaya instan sudah memasuki dunia anak. Budaya koin ini tidaklah seratus persen buruk. Budaya koin ini sangat layak diterapkan apabila keadaan sudah darurat dan waktu yang mendesak. Namun, jika budaya koin ini diterapkan secara terus menerus tentu akan memiliki berbagai dampak negatif khususnya pada anak-anak. Dampak negatifnya adalah sebagai berikut. Pertama, mereka akan tumbuh dengan sifat materialistis. Hidup dengan budaya koin tentu memerlukan materi (uang) yang tidak sedikit. Jika anak-anak sudah dibiasakan hidup secara koin, maka nantinya setelah dewasa mereka akan tumbuh dengan sifat materialistis. Hidup mereka hanya fokus untuk mengejar materi semata tanpa mempedulikan lingkungan sekitar termasuk lingkungan sosialnya, sehingga akan merasa sulit untuk bersosialisasi. Hal ini tentu akan meng­ ingkari kodratnya sebagai manusia yang bukan hanya sebagai makhluk individu saja, tetapi juga sebagai makhluk sosial. Kedua, menumbuhkan generasi yang suka melanggar hukum dan aturan. Sep­ erti yang sudah dipaparkan sebelumnya, budaya instan adalah budaya yang cend­ erung mengabaikan proses, dampak dan aturan. Nah, jika budaya ini sudah terbiasa dilakukan pada usia anak-anak, bukan tidak mungkin mereka akan tumbuh menjadi generasi yang suka melanggar hukum dan aturan. Misalnya suka melaku­ kan suap untuk mempercepat proses dan tindakan korupsi. Tindakan korupsi umumnya dilakukan oleh oknum yang

ingin hidup kaya dengan cara instan tanpa kerja keras dan hidupnya sudah terjerat budaya konsumtif. Ketiga, anak-anak akan miskin ket­ erampilan hidup (life skills) sehingga menghambat proses kemandiriannya. Keempat, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang mudah frustrasi. Kita ke­ tahui bahwa perjalanan hidup pasti akan menemui masalah. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, tentu ada prosesnya. Nah, jika anak-anak terbiasa hidup dengan budaya koin tentu akan merasa kesulitan menyelesaikan masalah itu, terlebih lagi jika masalah itu tidak bisa diselesaikan dengan materi (uang) dan teknologi. Mereka bukan tidak mungkin akan me­ nempuh cara instan untuk menyelesaikan masalah itu yaitu dengan bunuh diri atau memasuki dunia narkoba. Mencegah Budaya Koin pada Anak Penanaman nilai budaya positif dan perubahan nilai budaya negatif dapat dilakukan melalui pendidikan. Dengan demikian, mencegah budaya koin pada anak pun dapat dilakukan melalui pendidi­ kan, khususnya di lingkungan keluarga. Ya, keluarga merupakan tempat pendidikan anak yang pertama dan utama. Bagaimana caranya ? Pertama, orangtua menjadi teladan. Kita ketahui bahwa anak-anak belajar den­ gan cara meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Oleh karena itu, orangtua harus menjadi teladan dengan cara tidak menerapkan budaya koin dalam kehidu­ pan sehari-hari. Misalnya tidak menerobos lampu traffic light ketika bepergian dengan anak agar cepat mencapai tempat tujuan atau tidak menyalip antrean pembelian tiket ketika berwisata dengan anak. Kedua, menanamkan budaya produk­ tif pada anak. Budaya produktif adalah budaya yang cenderung untuk membuat suatu barang yang diperlukan daripada membeli barang itu selama keadaan memungkinkan. Misalnya, ketika anak ingin makan pisang goreng. Orangtua

sebaiknya tidak serta merta membelikan anak pisang goreng. Namun, sesekali ajak sang anak ke dapur untuk membuat pisang goreng bersama orangtua. Selain dapat menanamkan budaya produktif pada anak, hal tersbeut juga dapat men­ ingkatkan waktu berkualitas (quality time) orangtua bersama anak. Ketiga, membiasakan anak mengh­ adapi proses. Yang dimaksud menghadapi proses adalah mengajarkan anak beraktivi­ tas tanpa teknologi. Misalnya ketika anak ingin mencuci pakaian, sesekali orangtua mengajarkan anak mencuci pakaian secara manual, walaupun di rumah sudah memi­ liki mesin cuci. Hal ini juga bisa diterapkan pada saat anak sedang belajar matematika dan IPA. Pada saat belajar, sesekali jauhkan mereka dari kalkulator dan alat bantu hi­ tung lainnya. Biarkan mereka menghitung atau mengolah rumus secara manual. Pengalaman penulis menjadi guru selama beberapa tahun, cukup banyak murid jenjang sekolah menengah yang belum menguasai operasi hitung skala puluhan dan ratusan secara manual. Hal ini dikar­ enakan mereka sudah terbiasa dimanjakan dengan kalkulator. Padahal, ujian nasional (UN) dan ujian-ujian lainnya umumnya melarang siswa menggunakan kalkulator dan alat bantu hitung lainnya. Keempat, pada saat tertentu membi­ arkan anak menghadapi masalahnya send­ iri. Setiap anak pasti pernah menghadapi masalah. Orangtua sesekali bisa melepas anak untuk menyelesaikan masalahnya. Tetapi orangtua tetap mengawasi dan mengontrol sang anak secara tidak lang­ sung. Jika sudah menemui jalan buntu, barulah orangtua membantu untuk me­

Kalau betul kita tak bisa melangkah bersama, pergilah ke mana kamu suka, asal tahu saja di sana belum tentu kamu diterima!” “Paaakkkk!!!!” Amat terkejut. Ternyata ia bukan sedang bicara dengan Pak Made. Tapi istrinya. “Malam-malam pidato, mau jadi caleg apa?” Amat menatap istrinya bingung “Bapak lagi berdebat dengan Pak Made, Bu!” “Ngelindur! Pak Made masih di Jakarta! Ayo masuk, tidur di kamar! jan­ gan depan TV yang sekarang senangnya bikin rakyat ngelindur!”

nyelesaikan. Hal ini akan membuat sang anak memiliki keterampilan pemecahan masalah serta akan memiliki mental dan hati yang kuat jika menemui masalah. Kelima, menjauhkan anak dari buda­ ya shopaholic. Budaya shoppaholic adalah suatu budaya yang membeli suatu benda berdasarkan keinginan dan gengsi bukan karena faktor keperluan. Budaya ini tentu harus dijauhkan dari anak-anak karena ini sudah termasuk bagian dari budaya koin. Caranya adalah dengan tidak serta merta membelikan barang yang diinginkan anak. Jadi orangtua, tentu harus menganalisis dan mempertimbangkan terlebih dahulu apakah sang anak sudah memerlukan barang yang dia inginkan. Keenam, mendidik anak untuk memanajemen waktu dengan baik. Tin­ dakan koin sering dilakukan orang ketika menghadapi waktu yang mendesak. Nah, jika anak sudah diajarkan untuk meng­ atur waktu dengan baik maka otomatis sang anak akan lebih jarang menghadapi waktu-waktu yang mendesak. Dengan cara-cara yang sudah di­ paparkan sebelumnya, niscaya kita bisa mencegah tumbuhnya budaya koin pada anak-anak. Jika hal ini konsisten diterapkan pada anak, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, memiliki keterampilan hidup (life skills) yang baik, mental yang kuat dan lebih menghargai proses. Sejak Indonesia merdeka, para pemimpin dan rakyatnya selalu bercitacita agar Indonesia tumbuh menjadi negara yang mandiri. Hal itu bisa di­ capai jika generasi penerus bangsanya menjauhi budaya koin. Kita berharap, dengan pudarnya budaya koin, cita-cita pemimpin dan rakyat Indonesia tersebut bisa tercapai. I Komang Wisnu Budi Wijaya Guru SMA Doremi Excellent School

Kata Hati

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

“Lucky Debate Team” nama timnya dan berang­ gotakan 3orang. Terbentuk dengan kualitas dan kapasitas masing-masing. Satu dengan yang lainnya saling meleng­ kapi, hingga menemukan pola belajar yang tepat. Tiap anggota siap menerima dan memberi kritik untuk saling memperbaiki. Hebatnya tim ini terbukti dengan keber­ hasilan mereka memenang­ kan tingkat nasional. Siapa mereka dan prestasi apa saja yang telah diraihnya?

Fakultas Hukum Undiknas

Lahirkan Juara Debat Nasional

berkisah bahwa terbentuknya tim de­ bat mereka adalah saat dipertemukan untuk mengikuti kompetisi debat ting­ kat nasional di Unud. Saat itu Krisnan yang mengajak mereka bergabung dan singkat cerita terbentuklah “Lucky Debate Team” Menyadari memiliki karakter karena ketiganya kokoh dengan prinsip masingmasing, biasanya iantara mereka selalu ada yang menjadi penengah sehingga masalah segera bisa teratasi. Terkait posisi mereka di tim, dijelaskan jika Pipin adalah pembicara pertama. Ia memiliki kualitas berargumen­ Penyerahan Piala Gubernur daerah Istimewa Yogyakarta pada Tim Undiknas sebagai juara 1 tasi yang sangat terstruktur dan sistematis. Kemudian seluruh Indonesia Indonesis seperti pun berangkat ke Kota Gudeg untuk nasional. Charles sebagai pembicara Airlangga, Unpad, UI, Unhas, dan masih tahap selanjutnya yaitu debat 16 besar Dekan Fakultas Hukum Undiknas kedua, dengan kemampuan banyak lagi. peserta yang lolos. Denpasar Dr. AA Ayu Sri Rahayu Gorda, menegaskan poin argumen “Di perlombaan pertama kami, kami Atas semua pengalaman dan prestasi S.H., M.H., mengatakan ia bangga terh­ serta menjabarkan secara belum maksimal dalam hal berlatih kar­ yang diperoleh “Lucky Debate Team” adap mahasiswa yang mampu berbicara mendasar dan menyeluruh ena kami juga baru memahami masing- ketiga anggotanya Charles, Pipin dan di ajang nasional. Pihaknya akan mendor­ teori dan materi argumen masing karakter tim. Alhasil kami harus Krisnan mengaku merasa bahagia dan ong untuk terus berprestasi dan men­ terkait dengan mosi yang berpuas diri di peringkat ke 12 dari 24 bersyukur. Pencapaian mereka mele­ ciptakan generasi selanjutnya. Apalagi diperdebatkan. Sedangkan tim,” ucap Pipin. wati berbagai rintangan, namun berkat dikatakannya saat ini dalam ajang lomba Krisnan muncul sebagai pem­ Berikutnya tim mereka mengikuti dukungan dan dorongan dalam segala debat di tingkat nasional nama Tim dari bicara ketiga, yang memiliki Airlangga Debate Competition 2017. bentuk dari kampus khususnya Fakul­ Undiknas selalu menjadi pembicaraan kemampuan menyangga argu­ Pesertanya saat itu puluhan kampus tas Hukum Undiknas, mereka berhasil dan perhitungan, mengingat kualitas mentasi lawan secara mend­ besar se-Indonesia diantaranya sep­ membuktikan kemampuannya dan FH yang dimiliki tidak kalah dengan kampus etail dan tepat sasaran. erti UI, UGM, Airlangga, Unhas, Undip, Undiknas semakin bersinar di tingkat besar lainnya di Indonesia. -ard Tim Undiknas meraih Juara 1 Selanjutnya bicara prestasi Universitas 11 Maret dan Unpad. setelah mengalahkan Tim UGM B perlombaan debat pertama Setelah melalui tahap seleksi, Undiknas osok pertama yang men­ mereka adalah di Universitas Udayana, yang diwakilkan 2 tim berhasil lolos 18 saat itu terdapat 24 tim besar dari besar. genalkan dirinya pada Tokoh adalah Agus “Setelah 18 tim ini Made Krisnan Ferdi­ berdebat dan hasilnya Program kerja yang bersinergi anam yang biasa disapa Krisnan. “Lucky Debate Team” antara Badan Eksekutif Mahasiswa Ia pertama kali mengikuti lomba mampu menyandang Fakultas Hukum (BEM- FH) Undik­ debat saat di bangku SMA. Disusul juara 2 sekaligus saya nas, Denpasar dengan Unit Kegiatan Pipin Carolina BR Barus, satu-satu­ dan Charles menyan­ Mahasiswa Public Speaking Undiknas nya anggota perempuan. Pipin juga d a n g To p 1 0 B e s t Denpasar tahun ini merupakan keg­ sudah tertarik debat sejak SMA. Speaker,” ujar Pipin. Ia iatan yang ke-2 bernama “Creative Berikutnya ada Charles S. Mouw, menambahkan mereka Project 2” yang mengaku pertama kali mengi­ juga mengikuti lomba Rangkaian acara yang bakal dis­ kuti kompetisi debat sejak kuliah di debat di Universitas Pad­ elenggarakan berupa Lomba Debat, Fakultas Hukum Undiknas, di ajang jadjaran tentang Politik Lomba Pidato Bahasa Indonesia serta kompetisi debat yang di laksankan bersama 30 tim, saat Seminar Regional Fakultas Hukum BEM Undiknas, Denpasar. itu Lucky Debate Team Undiknas Denpasar. Lomba debat dan berada pada peringkat Pipin didampingi Krisnan dan lomba pidato kali ini mengusung tema ke 5. Charles juga bekerja di Lembaga Tim Undiknas sebagai juara ke 2 dalam Airlangga ”Kebangkitan Indonesia Berawal dari Bantuan Hukum(LBH) Bali pun Tidak berhenti di Debate Competition 2017 Generasi Muda”. situ, pada awal April 2017, tim dari Untuk peserta lomba kali ini ada­ Undiknas ini kembali mengikuti lomba Wahyu Putra lah siswa SMA/SMK se- Bali. Seluruh debat di Universitas Pembangunan acara bakal dilangsungkan mulai Selasa, 25 April – Kamis, 27 April 2017. Nasional “Veteran” Yogyakarta di bi­ Tempat acara di Lantai IV Kampus Undiknas Denpasar, di Jalan Bedugul, dang Pertanian. Awalnya, banyak yang Denpasar. meragukan keberangkatan mereka Rangkaian acara akan ditutup dengan Seminar yang mengusung tema “Pen­ untuk perlombaan tersebut. Namun, garuh Kebijakan PemerintahTerhadap Perkembangan Industri Pariwisata “ pada ketika mereka lolos tahap selesi artikel 4 Mei 2017 di Lantai IV Kampus Undiknas Denpasar. Demikian disampaikan ilmiah dari 70 peserta. Dengan dukungan Ketua BEM FH Undiknas Denpasar, I Gede Wahyu Putra Kartawa. Dekan dan Dosen FH Undiknas, tim ini

S

“Creative Project 2”

Tim Undiknas berhadapan dengan Tim UPN “Veteran” Yogyakarta di babak penyisihan

Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

23

Tim Undiknas melawan Tim UGM A saat babak 4 besar

Seluruh peserta lomba debat Agrisco 2017 dari Sabang sampai Merauke


24

Edisi 950/ 24 - 30 APRIL 2017

Komunitas Cinta Kamen Bali

Hari Kartini diperingati dengan berbagai cara dan acara. Sebagaimana perempuan Indonesia yang sangat terinsiprasi oleh sosok RA Kartini, demikian juga dengan Komunitas Cinta Kamen Bali (KCKB), yang beranggotan para perempuan Bali dari berbagai profesi ini pun memperlihatkan semangat Kartini dengan semakin mencintai dan mengapresiasi ragam keindahan kamen Bali.

M

enurut Bu Bara, KCKB sejak awal dibentuk seluruh anggota sambil berkarya di bidangnya masing-masing juga memiliki komitmen untuk menjaga dan melestarikan kain tenun lokal Bali disertai gerakan langsung menjadikannya sebagai bagian busana di berbagai kesempatan disertai aktivitas berbagi pada sesama. Seperti yang dilakukan di Bulan April ini, anggota KCKB melaksanakan agenda 3 bulanan mereka sekaligus memperingati Hari Kartini. Momen peringatan dan semangat juang Kartini semakin menginspirasi untuk menjalankan kegiatan donor darah di RS Sanglah yang dilanjutkan dengan bakti sosial, yakni berbagi dengan memberikan sumbangan pada 12 orang penunggu pasien yang kurang mampu. Selanjutnya Bu Eva yang didam­pingi beberapa anggota KCKB, meyakini bahwa berbagai pada orang lain yang

n

do

r no

ah

r

da

memerlukan dan menjadi program m p rutin setiap 3 bulan sia KB tersebut juga berarti KC kesuksesan dalam meningkatkan kekayaan batin sekaligus mengasah diri menjadi pribadi yang lebih baik, peka, dan peduli. Bicara Kartini Kekinian, Bu Bara memaparkan lebih luas lagi arti komitmen a uk

k ela

mereka dalam rangka ikut serta menjaga budaya Bali, bukan hanya melalui hasil tenun tapi juga busananya. Salah satunya, lanjut Bu Eva terlihat dalam kegiatan foto bersama menyambut hari Kartini. Seluruh anggota KCKB tampil mengenakan kebaya brokat polos hitam model kutu baru, yang dipadankan dengan beragam songket tenunan dari seluruh Bali. Saat itu, penampilan anggota KCKB dilengkapi dengan lilitan selendang kuning menjadikan mereka tampil anggun. “ Jika bukan kita siapa lagi? Ini namanya bela negara dari konten kearifan budaya,” cetus Bu Eva yang diamini anggota KCKB lainnya. Masih di Bulan April, Bu Eva juga menyampaikan bahwa KCKB juga

KCKB saat bakti sosial membantu korban longsor di Songan

turut ngayah dan tangkil di Pura Luhur Besakih sekaligus mapunia, menjelang Upacara Petirtaan Betare Turun Kabeh. Aksi sosial lainnya juga telah dilaksanakan, seperti membantu keluarga yang terkena bencana alam di Songan, Kintamani dan pada kesempatan tersebut KCKB secara spontan menyumbang senilai Rp 10 Juta. Ditanya soal HUT ke-3 KCKB, Bu Bara menyatakan jika perayaannya dilangsungkan secara sederhana di Secret Garden. Acaranya kala itu bersamaan dengan arisan bulanan dan mengumpulkan sumbangan sukarela tiap bulannya. Ada lagi kegiatan lain yang telah dilaksanakan seperti arisan bersama dan menjalin silaturahmi dengan Ny. Ayu Pastika sembari menyelenggarakan arisan bulanan di Sektor Bar. Mengisi acara talk show dan fashion show di Level 21 Mall yang bertemakan “Woman in Style”. Dengan berbagai kegiatan dan langkah positif KCKB selama ini, tak heran jika menjadikan keberadaannya banyak dilirik berbagai pihak untuk diajak berkolaborasi atau bersinergi untuk mengisi acara, mulai dari siaran TV, talk show tentang kamen Bali hingga fashion show. Dan, tepat di Hari Kartini pada 21 April lalu, KCKB pun mendapat undangan menggelar fashion show pada acara HUT Kabupaten Gianyar. -ard

Saat HUT ke-3 KCKB di Secret Garden

Bersama Ny. Ayu Pastika usai arisan bulanan di Rumah Jabatan Gubernur

Ngayah di Puru Luhur Besakih

KCKB Saat mengisi acara di TVRI Bali

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.