Tokoh Edisi 949 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Jatuh bangun dalam berbisnis itu biasa. Namun berbisnis dengan minim risiko menjadi hal luar biasa yang diterapkannya dalam bisnis tekstil yang serius dilakoninya sejak tahun 1998. Semangat Kartini untuk membantu kaumnya, menjalankan bisnis tanpa modal ini menjadi wujud nyata prinsip “berbagi”-nya kepada sesama. “Itulah alasan saya membuka Ode-nant,” ujar Cok Mirah, S.E., owner Ode-nant Textile.

Besar dengan Prinsip Berbagi

O

de-nant Textile yang tahun ini memasuki tahun keempat kian lama kian besar. Hal ini bisa dilihat dari bertumbuhnya jumlah member yang terhitung per Desember 2016 mencapai angka tiga ribuan. “Ini dikarenakan kami memakai sistem penjualan yang berbeda dari toko-toko lainnya, yakni sistem setengah retail dan setengah direct selling (berbagi keuntungan). Jika di toko lain, keuntungan dinikmati sendiri, tetapi di Ode-nant, setengah dari keuntungannya itu diberikan kepada member dan koordinator dalam bentuk diskon dan komisi. Dan kami semua disini sudah seperti keluarga,” ucap Cok Mirah yang kompak menjalankan bisnis tekstil ini bersama suami Cokorda Gde Agung, S.H. LAKUKAN DENGAN HATI Ode-nant memproduksi batik dan bekerjasama dengan perajinperajin lokal dalam pengadaan kain endek. Cok Mirah mengaku, alasan kuatnya mendirikan Ode-nant ini

Cok Mirah bersama suami Cokorda Gde Agung yang bersama-sama menjalankan bisnis tekstil

adalah sebagai tempat berbagi dan membantu mereka yang ingin berbisnis dan memperoleh penghasilan. “Tanpa modal dan bahkan bisa dikatakan tanpa risiko, mereka sudah bisa menjalankan bisnis. Karena kami memberikan pinjaman barang. Jika laku, dibayar, jika tidak laku dikembalikan. Modalnya hanya tekun,” ucap ibu dari Cokorda Istri Eka Pratiwi dan Cokorda Gde Ananta Wijaya ini. Untuk mencapai seperti sekarang ini, tentunya perlu perjuangan keras,

tekun dan ulet. Cok Mirah benar-benar merintisnya dari awal, meski bakat bisnis diakuinya sudah tampak sejak ia masih berstatus mahasiswi di Fakultas Ekonomi Unud. Pada saat itu, sembari kuliah, ia nyambi memegang authorized dealer satu merek kosmetik di Denpasar. Ia menangkap peluang lain yang lebih baik dengan mencoba-coba berjualan kain batik. “Waktu itu batik memang lagi booming, sementara endek belum se-booming sekarang. Ada salesman yang nawarin batik,

saya coba saja menjualkannya ke keluarga, dan teman-teman, ternyata banyak yang berminat. Pengambilan batik saya lumayan, sampai 1.000 pcs sebulan,” kisah ujar perempuan kelahiran Denpasar yang menikah ke Puri Singapadu, Gianyar ini. Produk-produk batik itu juga didisplay di toko kosmetikanya. Tidak itu saja, beberapa brokat yang dinilainya bagus, dibeli, dipajang dan dijualnya kembali di toko tersebut. Ia mengamati, kebutuhan masyarakat Bali akan brokat, kamben (kain) batik maupun endek cukup besar. Melihat peluang pasar yang cukup menjanjikan ini, apalagi banyak produk tekstil yang didatangkan dari luar Bali, Cok Mirah dengan sang suami Cokorda Gde Agung, S.H. kemudian merintis usaha, membuka grosir batik, brokat dan endek tahun 1998 dengan bendera Toko Pratiwi Textile di Jalan Tukad Yeh Aya, Renon Denpasar. Motif-motif batik dari luar Bali dikombinasikannya dengan motifmotif Bali, dengan ragam pilihan jenis kain/kelas, seperti katun, dobi, sutra dan ATBM. Untuk pemasaran produknya tersebut, ia memakai konsep reseller. Perkembangannya cukup bagus dan omzet penjualannya pun lumayan. Hingga suatu saat, hatinya tergerak untuk membantu memberikan peluang bisnis bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan atau yang menginginkan penghasilan lebih.Tahun 2013 ia pun membuka Ode-nant Textile di Jalan Kenyeri, Denpasar. Di tokonya ini, Cok Mirah mencoba menerapkan

konsep berbeda, yakni direct selling, penjualan melalui koordinator dan member, di samping retail. Ia mengumpulkan 20 teman seperjuangannya dulu saat menjalankan usaha kosmetika, dijadikan sebagai koordinator. Mereka diberikan tantangan untuk menjalankan bisnis tekstil yang menjalankan konsep “membantu masyarakat Bali yang ingin berpenghasilan di tekstil, dan berkelanjutan”. “Konsep Ode-nant, menjalani bisnis bersama. Fee untuk para koordinator dan member diambil dari keuntungan toko yang dikurangi, sehingga tak menaikkan harga produk. Mungkin ini juga yang membuat Ode-nant berkembang pesat seperti sekarang,” ucap putri Tjokorda Arnawa Pemayun, S.H., dan Indrawati ini bersyukur. Bahkan, di tahun 2014, Ode-nant telah hadir di Jalan Mawar, Gerokgak Gede, Tabanan, atas permintaan salah seorang koordinator di Tabanan yang memang gencar dan tekun melakoni bisnis ini. Terkait hambatan dalam berbisnis, seperti ditipu atau produk dibajak, semua pernah dilaluinya. Saat dalam kondisi terpuruk itu, Cok Mirah selalu mengingat petuah Ajik (ayah)-nya. Bahwa, hukum karmapala tetap berjalan. Yang paling penting adalah tetap berusaha dengan jujur, sehingga orang akan percaya kepada kita. Dengan rule itulah Cok Mirah bersama suami menjalani bersama bisnis tekstil Pratiwi dan Ode-nant. Cok Mirah percaya dan yakin, apapun pekerjaan yang dilakukan dengan hati dan selalu bekerja keras, hasilnya pasti baik. (Inten Indrawati)

Sukses Karier dan Rumah Tangga Hari Kartini yang diperingati tiap 21 April terwujud sebagai peringatan dan penghormatan atas perjuangan kaum perempuan, simbol kesetaraan gender, serta emansipasi wanita. Kini, perjuangan Raden Ajeng Kartini kini berbuah manis. Segala keterbatasan yang mengungkung hak-hak wanita berhasil dihilangkan. Setelah beberapa tahun peringatan tersebut dilakukan, sudah menjadi tugas kaum perempuan untuk melajutkan perjuangan itu. Hal ini juga diungkapkan oleh Ketua Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Undiksha Singaraja, Ratna Artha Windari, S.H.,M.H. Menurutnya, kaum wanita untuk dapat disebut pejuang “Kartini” masa kini harus menghadapi tantangan yang berbeda. Ketika dulu seorang Kartini harus bergerilya memperjuangkan hak-hak wanita agar mendapatkan pendidikan layak, kini kaum “Kartini” harus bergumul dengan stigma-stigma masyarakat. “Era kini, perempuan dituntut tidak hanya pintar melainkan juga cerdas,” ungkapnya. Baginya, ketika wanita diberi hak setara dengan pria, berpendidikan tinggi dan bekerja untuk mendukung finansial keluarga, masalah selanjutnya adalah bagaimana ia bisa menjalankan kodratnya sebagai seorang perempuan. Menjadi wanita karier yang sukses sekaligus ibu dalam rumah tangga misalnya. Kebanyakan masyarakat berpikir, menjadi wanita karier sukses atau ibu rumah tangga yang bahagia adalah sebuah pilihan. Sejatinya,

jika kebetulan berada dalam posisi tersebut, sewajarnya ada yang harus dikorbankan. Padahal, masih banyak wanita karier sukses, namun berhasil pula menangani tugas rumah tangganya selama masih mampu merancang manajemen waktu. “Jangan sampai perempuan yang memiliki karier bagus, namun lupa menjadi sosok perempuan secara kodrati,” imbuhnya. Perempuan modern, seringkali dihadapkan pada situasi dilematis, antara mengikuti arus modernisasi dengan segenap dinamikanya atau tetap menjadi sosok perempuan yang sarat sentuhan nilai tradisi, lembut, serba mengalah, dan pasrah. Perempuan yang akrab disapa Ratna ini mengaku disamping sebagai seorang wanita yang sangat menghormati pekerjaannya, dirinya juga tidak lupa akan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya. “Tidak hanya memenuhi kewajiban dalam keluarga, tetapi perempuan Bali merupakan perempuan tangguh yang harus memenuhi kewajiban dalam menyama braya,” jelasnya. Dalam lingkup keluarga, kata dia, peran perempuan sebagai seorang ibu sangat mempengaruhi pembentukan karakter sang anak. Menciptakan anak-anak yang dapat menonjolkan karakter bangsa serta memiliki etika dan sopan santun yang tinggi merupakan impian dari salah satu bentuk perjuangannya sebagai Kartini masa kini. Inilah sebab, mengapa seorang ibu harus memiliki wawasan luas meskipun tidak mengenyam pendidikan tinggi. “Ibu yang memiliki waktu yang paling lama bersama anaknya,” ungkap perempuan kelahiran 15

Dr. Ni Made Ary Widiastini, S.ST.Par.,M.Par.

Desember 1983 tersebut. Perjuangan dalam memenuhi kodratnya sebagai seorang perempuan juga harus diimbangi perjuangan dalam kariernya. Sebagai Ketua di Jurusan yang baru beberapa tahun terakhir berdiri, dirinya ingin membawa jurusan tersebut eksis di publik. Tentu hal tersebut bukan perkara mudah, perlu dilakukan inovasi dan berani mengambil risiko. “Saya bukan tipe yang stagnan, sehingga ketika ada peluang harus dimanfaatkan guna memajukan jurusan ini,” tandasnya. MAJU UNTUK LINGKUNGAN Sementara itu, menurut Dr. Ni Made Ary Widiastini, S.ST.Par.,M. Par., Dosen D3 Perhotelan Undiksha

Ratna Artha Windari, S.H.,M.H.

Singaraja, perjuangan Kartini masa kini yang dimaksud begitu luas dan secara umum. Perjuangan tersebut tidak hanya dalam bentuk kesetaraan gender maupun emansipasi, melainkan terbebas dari sistem kapitalis. Selama ini kaum perempuan salah persepsi bahwa perjuangan Kartini hanya sebuah pembebasan gender, padahal perempuan saat ini dituntut berpikir maju tidak hanya untuk dirinya melainkan juga untuk lingkungan sekitar. “Sering sekali perempuan sekarang utamanya remaja kesulitan memilah mana yang baik dan tidak dilakukan. Hal tersebut tidak terlepas dari kemajuan teknologi,” ucapnya. Perjuangan kaum perempuan saat ini justru harus terbebas dari kapitalisme. Sistem Kapitalisme sejatinya

memang telah menghancurkan kehidupan manusia, termasuk kaum hawa (perempuan). “Hal yang paling sederhana sebagai bukti bahwa perempuan harus berjuang membebaskan diri dari kapitalisme adalah fashion. Dalam dunia fashion ada paradigma berpikir kapitalis, selama perempuan ada fashion akan tetap hidup, karena fashion itu adalah perempuan,” jelasnya. Dalam kungkungan sistem kapitalisme saat ini kaum perempuan dalam posisi serba salah. Di satu sisi mereka memikul amanah mulia menjadi benteng keluarga, menjaga anak-anak dari lingkungan yang merusak sekaligus mengurus rumah tangga. Di sisi lain mereka pun harus ikut bertanggung jawab menyelamatkan kondisi ekonomi keluarga dengan cara ikut bekerja mencari nafkah tambahan. “Perempuan harus mampu bersikap dan berprilaku sesuai dengan tempatnya, kalau istilah Balinya sesana manut linggih, linggih manut sesana,” jelasnya. Lalu berbondong-bondonglah kaum perempuan meninggalkan kodratnya. Mereka berlomba mensejajarkan diri dengan laki-laki. Namun apa daya, begitu mereka memasuki ranah publik, eksploitasi habis-habisan atas diri merekalah yang terjadi. Mereka menjadi objek eksploitasi sistem kapitalisme yang memandang materi adalah segalanya. Model, sales promotion girl, public relation hingga profesi pelobi hampir senantiasa berada di pundak kaum perempuan. Mereka menjadi umpan dalam mendatangkan pundipundi rupiah. (Wiwin Meliana)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

GORO-GORO Dalam cerita wayang ada episode Niwatakawaca. Saat birahinya da­ tang dia menyerang khayangan mau Putu Wijaya menggondol Dewi Supraba, ratunya bidadari. Para dewa panik lalu minta tolong Arjuna. Baru saja dapat panah pasupati, setelah lulus dari goda-rayu 7 bidadari. Arjuna pun bertempur. Tapi setelah baku-hantam habis-habisan, Arjuna tergeletak tak berdaya. Niwatakawaca tertawa terbahak-ba­ hak. Mulutnya terkuak lebar. Langit-langit mulutnya, letak titik lemahnya tersingkap. Arjuna cepat melepas gendewa dan tamatlah riwayat sang durjana. Apa yang bisa dimanfaatkan dari kisah itu? Tertawa adalah saat yang tepat untuk menikamkan pesan moral

ke sukma penonton. Karena waktu mereka tertawa itulah pertahanannya kendor dan semua celahnya relaks terbuka. Hanya satu atau dua detik, tapi itulah peluang emas setelah satu hingga dua atau empat jam pertunjukan. Jadi kita mengundang orang untuk menghadiri pertunjukan, sesungguhnya hanya untuk satu dua detik emas itu. Selebihnya adalah bumbu, proses. Tetapi jangan salah, kita tak bisa menyebutnya proses itu hanya embelembel alias tak penting. Karena tanpa proses, tak ada celah yang bisa masak untuk kita gasak. jadi ada tidak ada pe­ luang emas juga sangat tergantung dari bumbu dan proses yang kita siapkan. Ketawa memang bukan satu-satu­ nya yang menciptakan peluang emas. Hampir semua emosi yang memuncak (sedih, marah, terkejut, heran, kagum, kecewa, bahkan bingung dan seba­ gainya) memungkinkan menciptakan peluang emas. Tetapi ketawa terbilang

Ekspresso

TIKAM WAKTU TERTAWA paling murah. Murah dalam arti paling tinggi ke­ mampuannya untuk “melumpuhkan” saraf dengan “biaya” yang relatif lebih murah. Orang terpeleset jatuh, latah, salah ngomong, lupa dialog atau tak sengaja kena pukul hingga kesakitan, penon­ toon sudah ketawa. Kadang baru lihat tampang, kostum, penonton sudah spontan ger-geran Tetapi membuat lelucon tidak gampang. Memerlukan kejelian/kecer­ dasan. Banyak orang bilang membuat komedi lebih sulit dari tragedi. Hambar sedikit, lelucon langsung jadi bumerang, menyebalkan. Humor sebagai tujuan dan humor untuk mempersiapkan saat menggasak pun berbeda. Humor biasa hanya mem­ permainkan/akrobatik dengan logika. Orang tertawa tapi tetapi waspada. Humor yang menciptakan peluang melumpuhkan saraf. Orang tertawa dan

membiarkan dirinya tertikam (pesan moral). Jadi kata mereka: tikamkan pesan moral itu waktu orang tertawa! Amat mengakhiri ceramah di depan istrinya sepulang dari nonton FMB (Festival Monolog Bali Bali 2017 setahun penuh). “Jadi begitu?” “Ya!” “Contohnya bagaimana?” Amat bingung, lalu menjawab: “Nggak tahu.” Bu Amat tertawa. “Ya sudah, cerita lakonnya ba­ gaimana? “Nggak tahu.”

Bu Amat bertambah geli. “Kalau nggak tahu kok ngasih saya wejangan: Tikamkan pesan moral ke sukma penonton waktu mereka ketawa?” “Nggak tahu!” Bu Amat tertawa terkekeh-kekeh. Amat mencoba mengingat cerita lakon yang tadi ditontonnya, tapi tak bisa. Soalnya penonton berjubel, Amat non­ ton dari balik punggung orang. Tapi paginya Amat bangun kasep. Di luar rumah terdengar bu Amat ceramah sama Bu Made: Tikamkan pesan moral ke sukma penonton waktu mereka ketawa!”

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

purna setelah dapat mewujudkan “Ardhanariswari”. Dapat disimpulkan bahwa tanpa unsur kewanitaan, seorang manusia tidak akan terjadi secara utuh atau sempurna, begitu juga sebaliknya tanpa unsur kelakilakian, seorang manusia tidak akan terjadi secara utuh atau sempurna. Wanita adalah seorang gadis de­ wasa, seorang ibu yang memiliki sifat kelemahlembutan, kedamaian, cinta dan kasih sayang, perhatian, tulus iklas dalam menjalani kehidupannya serta senantiasa memaafkan, berjiwa besar ketika terhina, dan kuat dalam doa baik untuk dirinya sendiri mau­ pun untuk keluarganya. Sosok wanita atau sosok ibu di zaman yang kekinian tidak hanya bisa melahirkan, mengasuh, memb­ esarkan anak, mengurus suami dan menunggu suami pulang. Sosok ibu di era kekinian dituntut untuk lebih pintar, cerdas, berwawasan luas dan bijaksana, jika tidak, sosok ibu akan mengalami kegagalan dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Hal ini disebabkan zaman semakin modern dibarengi dengan memunculnya masalah yang semakin kompleks, yang tidak sesederhana dulu. Masalah yang akan dihadapai oleh ibu zaman kekinian terkait kenakalan anak dan remaja seperti: narkoba, seks bebas, perkelahian, aborsi termasuk soal perselingku­ han, perjudian hingga korupsi. Hal ini menuntut seorang ibu harus cerdas, pintar, berwawasan luas, penuh cinta kasih, ketulusan dan bijaksana. Apa pun perilaku kelu­ arga akan dikaitkan dengan ibunya. “Di tangan ibulah letak masa depan bangsa ini”, “Dibalik kesuksesan seorang suami, terdapat istri yang

A.A.Ngr Sri Rahayu Gorda

luar biasa dibelakangnya”, begitulah kata orang bijak. Kedudukan wanita atau seorang ibu memegang peranan dalam ke­ hidupan ini, banyak kondisi tercipta dipengaruhi oleh sikap ibu sekaligus istri. Dalam agama Hindu peranan wanita sangat penting, khususnya dalam upaya meningkatkan “intelek­ tualitasnya” dalam mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan, baik untuk dirinya sendiri, untuk keluar­ ganya, dan untuk lingkungan di luar keluarganya (peran di ranah publik), secara eksplisit tersurat dalam kuti­ pan Reg Veda VIII.33.19: “Perempuan sesungguhnya ada-

lah seorang sarjana dan seorang pengajar”. Sloka diatas sangat jelas menga­ manatkan bahwa kedudukan dan peran seorang wanita maupun seorang ibu memiliki potensi un­ tuk mengenyam pendidikan tinggi (sarjana). Berpendidikan tinggi disini harus dimaknai untuk dapat mengembangkan potensi dirinya untuk menambah wawasan baik untuk karier domestik sebagai pendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang suputra serta pendamping suami agar menjadi kepala keluarga yang bijak serta sukses, maupun untuk karier di ranah publik. Tetapi, ada hal yang patut diingat untuk wanita dan ibu di zaman sekarang, boleh pintar, cerdas, dan berkarier gemilang, namun jangan pernah merasa paling pandai, paling hebat, sampai-sampai merendahkan suaminya sendiri dan melupakan ke­ wajiban serta perhatiannya terhadap anak-anak dan keluarganya. Jangan sampai sosok ibu yang berkarier melepaskan tanggung jawab hanya kepada pembantu, acara TV serta HP. Begitu juga suami selalu dilayani pembantu rumah tangga. Anak-anak dimanja dengan materi. Di sinilah dibutuhkan kesiapan wanita atau seorang ibu rumah tangga yang ingin berkarier di ranah publik.

Kesuksesan dan pengakuan dari masyarakat, seringkali membuat wanita lupa menikah karena sibuk mengejar karier, atau seorang ibu yang berkarier di ranah publik me­ lupakan posisi dan kewajibannya di rumah sebagai ibu rumah tangga. Di rumah anak dan suami perlu seorang ibu dan istri, bukan sosok wanita karier yang memegang jabatan tinggi. Apalagi keberhasi­ lan seorang ibu ketika ia sukses menciptakan rumah tangga yang harmonis, suami sukses dalam pekerjaan, dan anak-anak yang pintar dan bermoral baik, dan juga sukses dalam kariernya. Kehidupan rumah tangga yang tenang dan bahagia adalah landasan kedama­ ian keluarga, dan dasar yang kuat menciptakan pemimpin-pemimpin yang tangguh. Tiap-tiap tanggal 21 April kita memperingati Hari Kartini, yang memiliki tujuan untuk memper­ ingati jasa-jasa R.A Kartini yang telah memperjuangkan kesetaraan dan kemandirian kaum wanita. Akan tetapi kehidupan yang ser­ ba modern menjadi tantangan tersendiri bagi kaum wanita dalam mengambil peran dalam berbagai kehidupan. A.A.Ngr Sri Rahayu Gorda. (Dosen FH Undiknas Denpasar)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

23

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

“Kartini” tak Pernah Menyerah Meraih Impian Sosok R.A. Kartini adalah figur terbaik baginya. Kartini pada masanya bisa mewujud­ kan cita-citanya, ketika sebagian besar orang menganggap tabu. Kartini berjuang dengan semangat dan saat ini kita mengenangnya sebagai pembuktian seorang Kartini yang kuat, tegar dan menginspirasi. Demikian dikatakan oleh dr. D.A. Mas Shintya Dewi, Sp. An.

G

Kartini Hindu Masa Kini

Raden Ajeng Kartini adalah simbol dari perjuangan Wanita Indonesia yang merupakan pelopor dari gerakan emansipasi wanita, agar wanita dapat mengenyam pendidikan, dapat berkontribusi membantu perekonomian keluarga dengan bekerja di luar rumah (sek­ tor publik). Perjuangan R.A Kartini bertu­ juan agar wanita lebih cakap dalam menjalankan kewajibannya. Bukan untuk membuat kaum wanita ber­ saing dengan kaum pria, sehingga kaum wanita dalam meraih kebe­ basannya dengan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang wanita maupun seorang ibu. Inti dari perjuangan R.A Kartini adalah agar kedudukan wanita dapat disejajarkan dengan pria dengan tidak melupakan kewajibannya. Hal ini sejalan dengan pandangan wanita menurut Hindu. Kitab Suci Weda memandang wanita setara dengan kaum pria. Bahkan dalam diri manusia ada sifat kewanitaan (feminisme) sekaligus sifat kelakilakian (maskulin). “Ardhana-reswari” dalam konsep Hindu menunjukkan kesetaraan itu. Kata “Ardha” pada konsep tersebut berarti “setengah” atau “belahan yang sama”. Sedan­ gkan kata “nara” berarti “manusia laki-laki” dan kata “iswari” berarti “Manusia wanita” (Wartam, edisi 14, 2016). Lebih lanjut Konsep “Ardhana-reswari” dapat dilihat da­ lam Kitab Manawa Dharmasastra 1.32 sebagai berikut: “Dengan membagi dirinya menjadi sebagian laki-laki dan sebagian perempuan (Ardha Nari-Isvari), ia ciptakan Viraja (alam semesta)”. Manusia bisa dikatakan sem­

Sudut Pandang

am­ ba­ ran lebih luas untuk seorang Kartini atau tokoh emansipasi yang melegenda ini menurut dok­ ter anastesi ini yakni Kartini adalah sosok bangsawan yang sangat merakyat, tidak pernah membeda­ kan status sosial sese­

orang. Kartini ada­ lah sosok perem­ puan penuh sifat kasih dan sangat menghormati orangtua. Hal lain yang berke­ san dari cata­ tan sejarah Kartini kata d r. S h i n t y a adalah sosok yang dike­ nal rajin dan sederhana atau jauh dari kemewahan. Meski Kartini adakah anak bangswan na­ mun ia tetap menjalani hidup dengan sederhana dan sangat rajin belajar sendiri karena tidak melanjutkan Mas Shintya Dewi

sekolah. Selain itu yang menarik dari pemilik tulisan dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” ini memiliki sikap optimis dan selalu melihat ke depan.Yang istimewa lainnya Kartini terlihat bahwa ia selalu menyeimbang­ kan antara ilmu pengetahuan dan ahlak. Hal-hal yang ditinggalkan Kartini, semua sifat positif dan keteladannya inilah yang pantas menjadi panutan para Kartini masa kini untuk menjadi salah satu landasan atau contoh un­ tuk terus memicu semangat dalam melaksankan aktivitas dan menggapai impian untuk terus maju dan berkembang. “Yang pasti sosok Kartini cerdas dan banyak ide. Pemikiran terbuka yang dimilikinya, semangat dan motivasinya yang tinggi dan tidak pernah menyerah untuk ber­ juang meraih impiannya. Akan lebih baik jika kita bukan hanya bisa memajukan diri sendiri tapi juga di lingkungan kita,” kata istri I Komang Setiawan, S.E., M.Si. ini. Dengan inspirasi dan spirit Kartini pula selama ini dr. Shintya

Bangkit dan Berdaya Menurut Diah Wisnumurti, emansipasi perempuan adalah kewajiban bagi perempuan untuk berperan aktif dalam dunia publik, bersama kaum lakilaki menyelesaikan permasalahan publik yang semakin kompleks. Awalnya terjadi dikotomi antara peran perempuan yang hanya di­ posisikan pada sektor domestik. “Emansipasi merupakan bentuk kesadaran dan keterpanggilan perempuan dengan kesadaran bahwa tidak semua persoalan hanya dapat diselesaikan kaum laki-laki,” ujar Pembina Ikatan Wanita Warmadewa (Iwanwar) ini. Ia menilai, emansipasi perem­ puan di Indonesia sudah sangat maju dalam berbagai sektor, perempuan sudah diberi tempat. “Dalam sektor publik seperti dalam dunia politik dan jabatanjabatan politik perempuan sudah cukup mewarnai. Begitu pun pada sektor ekonomi dan so­ sial. Banyak juga, perempuan menunjukkan prestasi di dunia pendidikan. Ini menunjukkan kulalitas sumber daya manusia perempuan tidak kalah dengan kaum laki-laki,” kata istri Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, AA. Gede Oka Wisnumurti ini. Ia berpandangan, ketercapa­ ian itu bukan masalah kuanti­

Ary Widianti

tatif, tetapi masalah kualitatif. Persoalannya yang seungguhnya pada perempuan, kata Diah, ada pada hambatan budaya yang berdampak pada kesa­ daran, sikap dan prilaku sosial masyarakat dalam memper­ lakukan perempuan. Di sisi lain, menurutnya, kaum perempuan itu sendiri perlu kesadaran da­ lam menjalankan fungsi domes­ tik dan fungsi publiknya, artinya ketika emansipasi itu dijalankan perempuan tidak boleh kehilan­ gan kodratnya. Sementara, menurut Ary Widianti, emansipasi artinya

perempuan itu bangkit dan ber­ daya. Prempuan harus mandiri misalnya dari segi ekonomi. Ia mencontohkan dirinya. Karena harus mengurus anak-anak, ia tidak bisa bekerja. Dengan la­ tar belakang sebagai bidan, ia manfaatkan ilmunya itu untuk mengurus keluarga. Ketika, anakanaknya sudah mulai beranjak besar, berbekal hobinya yang suka memasak dan membuat kue, ia berkreasi dan mencoba menjadi wirausaha, walaupun hanya home industry. Dengan berbekal pengetahuan tentang ilmu kesehatan, ia mempunyai ide untuk menciptakan maka­ nan yang sehat. Awalnya, ia mencoba membuat vegetarian pudding cake. “Penjualannya pun hanya lewat online. Ternyata, sambutannya sangat luar biasa. Hanya dari mulut ke mulut pesanan terus berdatangan,” ujarnya. Kemudian, ia mencoba peruntungannya dengan menjual herbal chicken. Sembari terus berkreasi menciptakan ide-ide baru. Kemudian, ia pun tertarik membuat kue kering vegetarian (cookies). Sebenarnya, kata Ary, awalnya dulu, ia sudah mengurus izin karena memang ingin mendistribusikan kuenya ke supermarket. Namun, sampai saat ini, hal itu belum terealisasi. Ia malah cenderung melakukan

telah berhasil memiliki usaha di bidang fashion dengan brand sendiri yang merupakan impi­ annya sejak masih bangku SMA. Selain itu ia juga bahagia menjadi seorang dosen atau pendidik yang bisa mentransfer ilmunya kepada orang lain serta mem­ berikan manfaat yang sebanyakbanyaknya bagi orang lain. Yang tak kalah menarik saat ini ia tercatat sebagai seorang dokter yang profesional, berpraktek di rumah sakit yang 95% pasien­ nya adalah adalah orang as­ ing, yang terbiasa sangat detil dan menuntut dokter bekerja dengan standar internasional. Selanjutnyas sebagai seorang ibu dengan profesi dokter serta mempunyai usaha yang sudah di­ rintis sejak dahulu, ada beberapa keinginan yang ingin diwujudkan dr Shintya seizin ida Hyang Wi­ dhi Wasa. Harapan pertamanya, se­ bagai ibu dan seorang istri, ia ingin membangun keluarga yang bahagia. Anak-anaknya tumbuh dewasa dengan bekal nilai-nilai luhur ke-Indonesiaan yang di­ tanamkannya kemudian meng­ penjualan via online. “Teknologi internet sudah sangat membantu di era modern. Perempuan harus ambil bagian untuk ikut mem­ berdayakan dirinya untuk hal positif,” ucapnya. Saat ini, Ary hanya fokus pada kue kering veg­ etarian. Menurutnya, cara mem­ buat kue ini, lebih singkat dan tidak terlalu mengambil banyak waktunya. Ia masih bisa menyisa­ kan waktu untuk bercengkrama bersama anak-anaknya, dan membantu usaha suaminya di restoran yang khusus menjual olahan seafood. Menurut Ary, ia memilih membuat kue kering vegetar­ ian, karena ia melihat banyak ada anak autis, ada orang yang tidak boleh makan gula, ada orang yang tidak boleh makan gluten, dan banyak yang sakit diabetes. Hal itu baginya, merupakan inspirasi untuk menciptakan sesuatu ma­ kanan yang sehat. Dengan membuat kue kering vegetarian ini, ia mendistribusikan kue ke masyarakat, tidak saja enak tapi juga sehat dan baik untuk tubuh. Ia menegaskan, kuenya itu san­ gat istimewa karena tanpa telur, tanpa gluten, dan rendah gula. PERUBAHAN KE ARAH LEBIH BAIK Untuk lebih bisa mengem­ bangkan wawasan, Ary juga bergabung di Mom Line. “Di komunitas ini, tiap bulan kami melakukan sale dan sharing. Se­ lain untuk bersilaturahmi sesame anggota, kami bisa juga menda­

hargai perbedaan, dan menga­ malkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, sebagai se­ orang dokter, Shintya ingin bisa memberikan kemampuan terbai­ knya kepada pasiennya. Menga­ malkan ilmu yang diperolehnya, dan bekerja secara profesional Ketiga, sebagai seorang pengu­ saha butik Kanashee, Shintya berharap kelak usahanya maju dan desain–desain fashionnya eksis dengan gaya yang elegan dan etnik, menjadi semakin di­ gemari semua kalangan. Keem­ pat, sebagai manusia biasa yang pasti akan menua, Sintya ingin menua secara alami dan bahagia. Bebas finansial di usia 45tahun, dan kelak bisa momong cucu. Kelima sebagai seorang yang sangat suka travelling, ia juga in­ gin melihat sebanyak-banyaknya dunia yang begitu indah di bela­ han bumi lainnya Hal lain yang juga ingin dica­ painya adalah segera sekolah ke jenjang S3. Menurut ibu dari I Gd. Ma­ hesa Deva Setiawan, Kadek Nandine Anestya Deva dan Ko­ mang Sanrisa Kanaya Deva ini, bangsa Indonesia memerlukan Kartini–Kartini masa kini karena banyaknya permasalahan yang masih dihadapi bangsa ini. Oleh sebab itu, kita harus mengenal sosok Kartini dengan kepriba­ dian dan keteladanannya. (Sri Ardhini)

Diah Wisnumurti

patkan informasi-informasi yang berguna, motivasi dan inspirasi dari teman, dan sekaligus pro­ mosi produk,” kata Ary. Ia menilai, saat ini, emansi­ pasi perempuan sudah luar biasa. Namun, kelemahan perempuan, kata Ary, masih kurang berani berpendapat. Misalnya, dalam rumahtangga contohnya. Walau­ pun kadang, ada yang yang tidak disetujui, namun, penolakannya kadang tak berani disampaikan. Inilah yang menghambat kema­ juan perempuan. Saat ini, banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan perempuan. Kesempatan ini, kata Ary, merupakan satu pe­ luang untuk memajukan kaum perempuan. Asal intinya, siap melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. (Wirati Astiti)


22

Pilkada DKI Jakarta kali ini memang sungguh luar biasa. Begitu gegap-gempita, bahkan hampir mengerikan. Isu SARA yang dimainkan. Bukan hanya menghembuskan masalah suku dan agama tapi juga sudah sampai orang meninggal pun ikut dipolitisasi, dimana jenazah orang yang ditenggarai mendukung paslon (pasangan calon) tertentu, tidak disholatkan. Ini bukan sekadar bicara atau ancaman, tapi nyata. Setidaknya sejumlah kasus itu terjadi di Jakarta.

S

Sosialita

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

ebagian warga Jakarta—mungkin juga masyarakat Indonesia—hanya bisa geleng-geleng dengan fenomena yang terjadi di Jakarta. Mungkin orang tak mengira bahwa Pilkada Jakarta bakal jadi seperti ini. Bahkan Pilpres 2014 yang juga sungguh riuh, isu SARA tidak sampai dimainkan separah ini. Entah apa yang terjadi dengan masyarakat Indonesia. Sampai-sampai untuk urusan demonstrasi pun masyarakat di luar Jakarta pun dikerahkan untuk berdemo di Jakarta. Menurut Siti Zuhro, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pilkada saat ini merupakan yang terburuk dari Pilkada sebelumnya yakni 2007 dan 2012. “Saya kira ini adalah Pilkada terburuk dalam perjalanan demokrasi kita,” tegas Siti dalam diskusi ‘Pilkada Bersih Sehat’ yang berlangsung di bilangan Jakarta Pusat. Penilaian itu muncul karena dia menilai para elite politik seolah sudah tidak mampu lagi mengedepankan nalar serta kehilangan keteladanan dalam mengajarkan arti demokrasi yang sehat dan bersih. Warga Jakarta disusupi isu-isu sensitif dan primordialisme. “Jakarta, telah gagal dalam menunjukkan kematangan kualitas

Pilkada Jakarta

Kaum Elit Bermain dengan Isu Sensitif berpolitik,” tegas wanita kelahiran 1959 ini. Seharusnya, papar Siti, isu yang dikedepankan adalah masalahmasalah kesenjangan sosial, visimisi, bukan malah isu SARA. Hal ini menyesatkan karena masyarakat tidak mendapat informasi yang jernih dan objektif. Jika hal semacam ini terus dilakukan dalam Pilkada DKI Jakarta, dirinya memastikan Indonesia akan mengalami kemunduran demokrasi. “Pilkada DKI Jakarta diharapkan menjadi tiang pancang konsolidasi demokrasi. Tapi jika isu SARA terus dikedepankan maka Indonesia pasti mengalami kemunduran demokrasi,” kata doktor lulusan Curtin University, Perth Australia ini. Dia juga menilai isu tersebut memang sengaja dijadikan sebagai komoditas politik. Ini berbahaya. Jakarta sebagai barometer politik nasional akan mengalami kerugian luar biasa akibat para elit terus bermain dengan isu sensitif ini. “Masyarakat sudah pasti dirugikan. Jangan merusak Pilkada DKI ini dengan berbagai kecurangan,” kata dia. Tentang buruknya Pilkada DKI Jakarta juga diungkap oleh Yenny Wahid, Direktur Wahidin Founda-

Siti Zuhro

KABAR BAIK DI TENGAH KERESAHAN Meskipun banyak hal negatif bertebaran dalam Pilkada kali ini, namun tak dapat dimungkiri sebagian masyarakat menaruh harapan besar bahwa para paslon benar-benar akan mewujudkan janji-janjinya ketika kelak terpilih. Wajar saja banyak harapan disematkan lantaran

ada banyak janji yang ditebarkan yang semuanya bermuara pada kesejahteraan masyarakat Jakarta. Misalnya program lansia, perumahan, dan UKM, dll yang dipaparkan oleh pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang merupakan pasangan petahanan. Sementara program unggulan paslon Anies Baswedan-Sandiaga Uno di antaranya kredit kepemilikan rumah 0% dan OK OC untuk membuka lapangan kerja. Menariknya, yang namanya paslon petahana tentunya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki calon lainnya yakni bukan sekadar janji melainkan langsung eksekusi. Hal ini tentu saja memungkinkan meskipun baik Ahok-Djarot di masa kampanye sedang cuti. Salah satunya adalah program bedah rumah yang akan dikerjakan oleh ‘Pasukan Pelangi’. Disebut pelangi karena masingmasing kelompok memiliki seragam warna-warni merah, biru, kuning, oranye, hijau, dan ungu. Mirip pelangi. Sebenarnya program bedah rumah ini bukan lah program baru di Jakarta. Program ini sudah lama ada, hanya saja kali ini dikerjakan secara lebih komprehensif dengan menurunkan ‘Pasukan Pelangi’ yang memiliki keahlian berbeda-beda. Menurut Bambang Sugiyono, Asisten Bidang Pemerintahan Sekretaris Daerah Prov DKI Jakarta, program bedah rumah ini tidak terkait Pilkada, sekalipun pelaksanaannya menjelang Pilkada. “Tidak ada tujuan politik. Kami bekerja apa adanya. Kalau semua hal tunggu Pilkada selesai, bisa mandek pelayanan pemerintah kepada masyarakat,” kata Bambang membantah adanya ‘aroma’ politis dalam operasi bedah rumah warga. Tentang bedah rumah, Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat menjelaskan, nantinya program itu bukan hanya dikerjakan pasukan merah saja tapi juga pasukan lain-

nya. Sebab bedah rumah bukan sekadar renovasi rumah namun juga perbaikan lingkungan. Misalnya pasukan biru yang biasa menangani masalah saluran dan goronggorong, juga diterjunkan membantu bedah rumah. Kelompok ‘biru’ ini akan membantu merenovasi saluran air di rumah dan lingkungan tersebut. Rencananya program ini akan diluncurkan pada 17 April mendatang atau dua hari menjelang Pilkada putaran kedua 19 April 2017. Sasaran pertama adalah sekitar 50 rumah yang ada di kawasan Cilincing Jakarta Utara akan direnovasi. “Jadi nantinya permukiman di Jakarta harus sehat dengan begitu penghuninya pun sehat,” kata Djarot di Kampung Melayu. Untuk bisa ikut program bedah rumah syaratnya mudah, dan yang pasti dia harus warga DKI Jakarta dalam artian memiliki KTP dan lokasi rumahnya bukan di kawasan bermasalah seperti bantaran sungai, kolong jembatan, dll. Syarat lainnya adalah warga tersebut harus lah masuk dalam kategori miskin atau tidak mampu. Nantinya, kata Djarot, ‘Pasukan Pelangi’ bukan hanya melakukan bedah rumah tapi mereka juga memiliki tugas lainnya, di antaranya adalah membantu pengurusan IMB dan sertifikat warga. Masayarakat tentu saja senang bukan kepalang adanya fasilitas ini. Karena sudah menjadi ‘rahasia umum’ kalau pengurusan IMB itu rumit dan kadang biayanya ‘membengkak’ dari harga resmi yang dipaparkan. Karenanya adanya tawaran membantu pengurusan IMB ini mendapat respon hangat. “Programnya bagus dan sangat membantu warga. Karena kan ngurus IMB susah dan mahal. Kalau bisa hanya membayar harga resmi itu bagus sekali,” ungkap Amran Hikam, warga Warakas, Jakarta Utara. (Diana Runtu)

3

Desak Made Umbari:

Emansipasi itu Perempuan Kreatif dan Inovatif Di era modern ini, perempuan juga harus mampu berkiprah di semua lini kehidupan. Perempuan harus maju menunjukkan kreativitas dan inovasi mereka. Sesuai dengan citacita RA Kartini, tentang emansipasi perempuan.

tion. Dulu, katanya, Indonesia dikenal dunia sebagai negara yang bisa mengelola perbedaan dengan baik. Indonesia menjadi inspirasi dunia karena kemampuan itu. Namun apa yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta, bisa jadi telah mengubah pandangan itu. “Dulu Indonesia dikagumi dunia karena itu. Mereka heran, Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia mampu memberikan ruang bagi minoritas, mampu memberikan ruang bagi perbedaan yang ada di masyarakat kita. Tapi dengan Pilkada DKI ini, perspektif dunia terhadap Indonesia agak berubah. Ini yang saya rasakan,” ucapnya.

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

mimpinya itu, ternyata, satu peluang ia dapatkan, ketika ia bertemu seorang teman baik yang bernama Dewa Nyoman Wirasana. “Saya punya mimpi dan ambisi, dan Pak Dewa punya ilmu sehingga akhirnya, mimpi saya bisa terwujud,” kata putri pasangan Dewa Putu Nata dan Desak Putu Arini ini. Berbekal ilmu yang dimiliki Dewa Nyoman Wirasana yang mengetahui banyak seluk beluk urusan airlines, kolaborasi mereka berdua, berhasil mewujudkan mimpi Desak yang awalnya dianggap tak mungkin. Sebagai hadiah di hari ulangtahunnya 15 Desember 2016, Desak Umbari bersyukur mampu merealisasikan impiannya. Satu sekolah yang diberi nama International Transportation Success Management (ITSM) di Jalan Pendidikan Blok Graha Wisata Nomor 2 D, Sidakarya berdiri dengan megah. Ia merasa bangga karena ITSM sudah memiliki gedung sendiri. Walaupun ia mengaku,pembangunan secara bertahap, tapi Desak Umbari merasa bangga. Walaupun baru setahun, mahasiswanya saat training sudah diterima bekerja di bandara. Kebanggaannya itu menjawab, pesimis orang-orang yang meremehkannya hanya karena tamat SMA. Namun, Desak Umbari

yakin, pendidikan hanyalah salah satu jalan untuk mewujudkan kesuksesan, karena harus dibarengi juga dengan kegigihan, kedisiplinan, kerja keras, dan pantang menyerah. Di tengah keuletannya meraih impian, ternyata dorongan sang suami luar biasa memberikan kepercayaan. Desak menuturkan, walaupun ia sibuk mewujudkan mimpinya, ia tetap­lah seorang istri dan ibu rumahtangga. Bahkan, kata dia, ia rutin memasak setiap pagi menyiapkan keperluan suami dan anak-anaknya sebelum ia disibukkan beraktivitas. Desak Umbari mengatakan, ia merasa jengah ingin mendirikan sekolah karena melihat banyak anak yang mempunyai otak yang cerdas tapi tidak mampu meneruskan pendidikannya. Karena itu, ia juga berencana, memberikan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu. Ia mengatakan, di otaknya penuh dengan impian. Bahkan, setelah ITSM terwujud, ada lagi harapannya ke depan. Bersama Dewa Nyoman Wirasana, ia ingin membuka SMK penerbangan. “Di tahun ini kami fokus di ITSM. Untuk SMK Wisata Cakra Dirgantara masih proses mengurus izin dsbnya. Semoga tahun depan bisa terwujud. Setelah itu ada, gedung akan kami

D

esak Made Umbari, mengaku awalnya jengah. “Saya hanya tamatan SMA. Tapi saya punya mimpi besar,” ujar perempuan kelahiran 15 Desember 1974 ini. Walaupun, suaminya AA Ketut Adi Arnata, sudah mampu membiaya kehidupan keluarga, ia merasa mempunyai potensi yang harus ia kembangkan. Baginya, emansipasi itu perempuan yang kreatif dan inovatif. Dalam satu kesempatan, ia mengobrol dengan kakak sepupunya, Dewa Nyoman Budiasa tentang satu mimpi besarnya mempunyai sekolah. Walaupun, ia mengaku, tak yakin bisa mewujudkan

Ruang spa

Desak Made Umbari dan Dewa Nyoman Wirasana

Ruang kelas

kembangkan pembangunannya,” kata Desak Umbari. Satu mimpi besar lagi, kata dia akan diwujudkan tiga tahun ke depan yakni membuat pasraman. “Pasraman ini terinspirasi dari pondok pesantren. Namun, pasraman ini, lebih ke arah kebangsaan yang ber-Bineka Tunggal Ika. Dengan Lahan 3 hektar akan dibuka mulai ­SMP, SMK, dan Perguruan Tinggi,” ujar ibunda dari AA Amanda Yogi Rinata, AA Ayunda

Deva Rinata, AA Bagus Krisna Dinata, dan AA Rama Kusuma Dinata ini. Menurut Dewa Nyoman Wirasana, ia salut dengan Desak Umbari, ­karena dengan jiwa sosial,santun serta kesederhanaan mempunyai mimpi yang luar biasa. “Kami focus di dunia pendidikan karena ingin mencetak kader generasi muda yang memiliki jiwa nasionalisme dan juga memiliki keterampilan yang profesional di bidangnya.

Sekilas ITSM

Dewa Nyoman Wirasana menambahkan, International Transportation S­ uccess Management mempunyai satu program unggulan untuk satu tahun yang bernama manajemen transportasi. Dalam program ini, akan diberikan berbagai keterampilan yang mewakili transportasi darat, laut, dan udara. “Untuk darat travel agent, udara pramugari dan groundhandling, dan di laut kapal pesiar. Harapan kami, lulusan siswa kami sudah mendapatkan tiga kail, dan menjadi lulusan yang profesional dan mampu bersaing di era MEA,” ­ujar Dewa ­Nyoman Wirasana. Selain program Manajemen Transportasi, ada juga, short class untuk airport handling pelayanan penumpang dan bagasi. Program ini sekitar 4 bulan sudah termasuk training. Program lain, ada juga, basic avsec (aviation security), satu atau dua bulan untuk tenaga airlines dan bandar udara. Program lainnya, kepedulian keamanan, security awareness. Program ini hanya 4 jam, diperuntukkan untuk mencari pas bandara, yang wajib ikut kepedulian keamanan. Saat ini, kata Desak Umbari, ITSM sudah bekerja sama dengan Universitas Dwijendra Denpasar. –ast


4

Ada banyak sebab kenapa partisipasi wanita Indonesia dalam dunia politik relatif kecil meskipun ‘keran’ partisipasi tersebut sudah dibuka lebar lewat UU Pemilu yang di antaranya menyebut tentang keterwakilan perempuan di DPR adalah 30%. Namun sejak undangundang itu dilahirkan tahun 2012 jumlah keterwakilan perempuan tidak pernah mencapai 30%.

V

Inspirasi

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Venna Melinda

Istri Berkiprah bukan Ancaman

Venna Melinda bersama anaknya

enna Melinda, mantan artis yang kini berkiprah di DPR melihat seperti ada keengganan sebagian perempuan untuk terjun ke politik. Padahal katanya, di DPR yangsalah satu fungsinya adalah legislasi (pembuatan undang-undang), perempuan bisa berbuat banyak untuk masyarakat khususnya hal-hal yang menyangkut masalah perempuan. “Siapa yang lebih menjiwai kalau bukan wanita. Saya tidak bilang laki-laki tidak konsen, tapi biasanya yang menjiwai isu-isu perempuan tentunya perempuan itu sendiri. Karena itu saya ingin mengajak perempuan Indonesia kalau memang ingin berjuang riil masuklah ke politik,” ujar wanita kelahiran Surabaya 1972, ini. Saat ini, tutur Venna yang namanya melambung di jagad entertainment berkat sinetron Bella Vista, jumlah politisi perempuan di DPR hanya sekitar 97 orang dari 560 total jumlah anggota DPR. Jumlah ini cuma sekitar 17% lebih, masih jauh dari harapan yakni 30%. Venna pun mencontohkan wanita-wanita di negara Islandia dan Norwegia yang sangat konsen pada politik. “Mereka mau masuk ke politik karena memperjuangkan hak-hak perempuan. Di sana isuisu gender diperjuangkan secara signifikan. Mungkin di sana belum ada UU tentang keterwakilan perempuan, tapi mereka mengapresiasi diri mereka dengan berjuang,” ucap AnggotaKomisi X DPR RI ini.

Belum lama ini, lanjutnya, ia bersama teman-teman DPR berkunjung ke Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Ia pun bertanya kepada para mahasiswi siapa yang ingin menjadi politisi. Jawaban mereka beragam, namun Venna menangkap adanya keengganan mereka untuk terjun ke politik. Misalnya ada yang menyebut takut terjerat korupsi, dsb. “Saya bilang, kalau korupsi sih bisa dimana saja. Kebetulan saja yang diekspose media secara besar besaran adalah kasus korupsi dimana politisi perempuan diduga terlibat. Jadi pada kesempatan itu saya pun memberi pemahaman kepada mereka tentang politik dan pentingnya politisi perempuan di parlemen,” papar wanita berdarah Bali ini. Menurut Venna eksistensi perempuan di parlemen sangat dibutuhkan karena di sanalah bisa dilakukan perubahan untuk kepentingan masyarakat, khususnya wanita secara luas. Karena DPR adalah tempatnya pembuatan legislasi, berbagai produk perundangundangan lahir di DPR. “Jika kita ingin membuat perubahan secara signifikan jadilah politisi,” ungkapnya. Memang di akuinya ‘medan’ perjuangan perempuan bukan hanya di parlemen, namun melalui parlemen kita bisa mengubah sesuatu secara nyata yakni lewat pembuatan undang-undang. Selain itu, DPR, juga memiliki fungsi pengawasan. Jadi kita bisa mengawasi pelaksanaan dari kebijakan, termasuk kebijakan yang menyangkut

perempuan. “Di parlemen kita bisa memperjuangkan isu-isu perempuan seperti KDRT, buta aksara, partisipasi kerja, dll,” tambah Putri Indonesia 1994, ini. Tugas kita, kata Venna, untuk melanjutkan perjuangan RA Kartini.”Kalau dulu Kartini berjuang mendobrak suatu culture dimana perempuan tidak boleh sekolah tinggi, dll. Di era sekarang tentu perjuangannya berbeda.” “‘Medan’ perjuangan wanita Indonesia ada di mana saja karena di era sekarang semua kesempatan terbuka untuk dimasuki wanita. Wanita bisa berkiprah di mana saja sesuai dengan minat dan profesi masing-masing. Jadi kini pilihan ada pada wanita,” kata Venna yang telah dua periode menjadi anggota DPR. Jadi, lanjut Venna, semuanya berpulang kepada masing-masing wanita Indonesia, apakah mau dan mampu menjawab tantangan yang ada saat ini. “Di masa sekarang berbagai peraturan sudah menunjang keterwakilan perempuan di manapun. Lihat saja di Kabinet Kerja Jokowi dimana menteri perempuan ada delapan orang,” katanya. “Kalau melihat marwah RA Kartini, kan, adalah karakter. Nah, ini lah yang belum terjawab. Karakter perempuan Indonesia, mentalnya kuat atau tidak? “ Memang, kata Venna, mengubah mental maupun mindset tidak lah mudah juga memakan waktu lama. Namun hal itu haruslah diupayakan dan diperjuangkan secara terus menerus. Hal itu sebagaimana diucapkan Puan Maharani, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang menyebut revolusi mental tidak bisa selesai hanya dalam tempo lima tahun. “Revolusi mental adalah Nawacita. Menurut saya Nawacita harus dipertahankan dari generasi ke generasi. Salah satu contohnya adalah memperingati Hari Kartini di sekolah-sekolah, itu lebih kepada encouragement(dorongan). Nah nanti setelah dewasa barulah mereka melakukan perjuangan yang riil,” paparnya. Namun di sisi lain Venna juga mengakui setiap perjuangan memiliki konsekuensi masing-masing. Karena faktanya tidak semua pria (suami) siap mentalnya kalau sang istri ternyata selangkah lebih maju. Sebagian pria belum bisa menerima kalau istrinya ‘one step forward’. Hal

ini diingatkan Venna khusus untuk para wanita yang telah berkeluarga namun ingin berkarier di bidang yang diminatinya. “Tidak banyak suami-suami yang bisa menerima keadaan dimana istrinya forward, lebih maju selangkah untuk urusan politik, misalnya. Jadi kita harus hati hati. Jadi kalau ingin masuk ke dunia politik, suami-istri harus punya kesepakatan, harus siap. Karena itu untuk para istri, sebelumnya masalah ini harus dibicarakan dan yang pasti harus ada izin suami agar tidak ada konflik,” katanya.

Mandalika

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Raih Prestasi dengan Kejujuran Ujian Nasional tingkat SMKN dan SMK Swasta yang dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat Tahun 2017 ini, berjalan baik. Peserta ujian untuk SMKN dan SMK Swasta se-NTB tahun 2017 tercatat sebanyak 17.836 siswa, yang terdiri dari 10.416 siswa atau 7,9 persen masih Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNPK), dan 16.420 siswa atau 92,06 persen ujian berbasis Komputer (UNBK). Jumlah SMKN dan SMK Swasta se-NTB sebanyak 258 sekolah, terdiri dari 201 sekolah atau 77,90 persen telah melaksanakan Ujian Berbasis Komputer sedangkan sebanyak 57 sekolah atau 22,17 persen masih melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Pensil dan Kertas (UNPK).

P

eningkatan prestasi nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) yang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, menjadi harapan bersama dalam pelaksanaan Ujian Nasional Ber-

basis Komputer (UNBK) tingkat SMK di Nusa Tenggara Barat. Hal inilah yang dilontarkan oleh Wakil Gubernur NTB, H. Moh. Amin, SH., M.Si, ketika melakukan pemantauan langsung proses pelaksanaan Ujian Nasional Ber-

Wakil Gubernur NTB saat melakukan pemantauan UNBK di Mataram

Venna Melinda

TAK TERPIKIR TERJUN KE POLITIK Venna sendiri mengaku awalnya tidak terpikir untuk terjun ke dunia politik. Wanita yang awalnya memiliki banyak kegiatan, khususnya di dunia entertainment, tak dinyana akhirnya banting stir ke dunia politik. “Saya masuk ke kancah politik atas ide mantan suami. Namun dalam perjalanannya justru muncul konflik. Akhirnya perkawinan lah yang menjadi korban. Tapi saya tidak mau menyangkut-nyangkutkan gara-gara profesi saya, perceraian terjadi. Itu memang ‘garis tangan’ saya,” katanya. “Jadi memang kedewasaan dari kepala keluarga sangat diperlukan, juga pemahaman bahwa kiprah istrinya bukan lah ancaman bagi suami,” tambahnya. Hal tersebut diungkapkannya kembali bukan karena ingin mengulas masa lalu. Namun sekadar berbagi tentang pengalaman hidupnya. “Ini sekadar sharing kepada perempuan Indonesia di Hari Kartini bahwa jika ingin menjadi politikus, dan sudah berkeluarga, harus ada komitmen bersama antara dirinya dan suami agar tidak terjadi hal-hal yang akhirnya membuat kariernya terttutup oleh masalah-masalah domestik,” kata Venna. Meski sempat terpukul, lanjutnya, namun ia berusaha tegar dan tidak mundur dari komitmennya

Foto: kapanlagi.com

semula.Pemberitaan media tentang perceraiannya cukup besar, padahal saat itu ia tengah mempersiapkan diri untuk periode kedua. Sempat ada kekhawatiran masalah itu akan mempengaruhi pandangan masyarakat di daerah pemilihannya. “Alhamdulilah, ternyata tidak. Saya menjelaskan kepada masyarakat di Dapil saya dan mereka mengerti. Buktinya saya bisa kembali terpilih untuk periode . Jadi itu juga sekaligus membuktikan bahwa perempuan Indonesia dan masyarakat pada umumnya sudah mulai berubah paradigmanya, mereka melihat kinerja saya. Alhamdulilah sekali. Ini lah yang menurut saya harus dibangun supaya menjadi lebih baik lagi ke depannya,” lanjutnya. “Saya pikir, kalau bukan sifat pejuang untuk tidak ‘underdog’ saya mungkin sudah menyerah. Karena di saat itu, saat saya ‘nyaleg’ (calon legislatif), di saat itu saya bercerai. Di saat itu pula banyak fitnah menerpa. Harusnya saya menyerah, tapi itu tidak saya lakukan. Saya terus maju karena berpikir bahwa di depan ada kepentingan lebih besar daripada hanya masalah perceraian saya. Jadi itulah yang saya kedepankan, dan saya fokus.Jika kita yakin bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk kebaikan, ya, jangan takut, harus move on. Tidak boleh mundur sama sekali,” kata Venna panjang-lebar. (Diana Runtu)

21

basis Komputer (UNBK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Mataram dan Lombok Barat, beberapa waktu lalu. Peningkatan prestasi siswa itu sangat penting untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Namun menurut Amin, meski prestasi tersebut penting, ada hal lain yang juga lebih penting dari itu yakni kejujuran. Kejujuran harus ditanamkan sejak dini, termasuk dalam proses peningkatan prestasi belajar siswa, karena generasi muda ini merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan. “Karenanya, prestasi siswa harus dilakukan dengan cara-cara yang jujur dan objektif, sehingga ke depan akan lahir calon pemimpin yang berintegritas,” ujarnya. Pemantauan ini dilakukan pada beberapa sekolah antara lain SMKN 7 Mataram, SMK

Pelaksanaan UNBK di salah satu SMK di Mataram

PP Mataram, SMKN 1 Lingsar, SMKN 1 Gunung Sari dan SMKN 1 Batulayar. Proses UNBK berjalan dengan baik dan lancar tanpa permasalahan yang berarti. Wakil Gubernur NTB ini melakukan turun lapangan meninjau langsung ujian ini untuk memastikan proses pelaksanaan UNBK pada tahun 2017 tingkat SMK berjalan dengan baik, aman dan lancar tanpa ada kendala. “Kita berharap proses pelaksanaan UNBK di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi NTB berjalan dengan baik, aman dan lancar tanpa ada kendala sedikit pun,”

ujarnya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB diminta oleh Wagub NTB untuk selalu melakukan evaluasi dan memastikan segala fasilitas pendukung ujian dapat dipenuhi. Sedangkan bagi sekolah sekolah yang masih melaksanakan ujian nasional berbasis pensil dan kertas tahun ini, diharapkan tahun depan sudah melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Hal ini dinilai penting, untuk kesetaraan proses pelaksanaan ujian nasional di kota dan desa-desa yang ada di Nusa Tenggara Barat. (Naniek I. Taufan)

Aplikasi Ruang Desa untuk Pendamping Desa Dalam rangka memudahkan aparat pengelola desa dalam melakukan konsultasi langsung dengan pendamping desa, Kementerian Desa dan PDTT bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTB meluncurkan Aplikasi Ruang Desa. Peluncuran ini dilakukan bersamaan dengan Lokakarya Pelatihan Aplikasi Seluler Ruang Desa, yang digelar di Mataram beberapa waktu lalu. Ruang Desa merupakan aplikasi yang berbasis android yang diperuntukkan bagi pendamping desa dan pengelola desa serta Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan penggerak swadaya desa. Selain untuk memudahkan aparat pengelola desa/ KPMD dalam melakukan konsultasi langsung dengan pendamping desa, aplikasi ini juga menyediakan notifikasi serta berbagai informasi terkait UU desa serta tatakelola desa dari Kementerian Desa dan PDTT. Aplikasi ini masih dalah tahap uji coba selama enam bulan di tiga provinsi, yaitu Jawa Timur, Aceh dan Nusa Tenggara Barat. Di NTB, sementara ini ada empat kabupaten yang menggunakan aplikasi ini, yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa dan

Kabupaten Bima. Menurut Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ir. Rosiyadi Sayuti, program ini perlu keberlanjutan bagi pengembangan desa ke depan. “Jadi, perlu membangun komunikasi dan menyempurnakan ikhtiar agar apa yang dibantu kementrian selama ini bisa berlanjut,” katanya saat workshop berlangsung. Selain itu, Rosiyadi menekankan, program yang dilaksanakan harus memiliki kemanfaatan kepada masyarakat. Karena, kehadiran pemerintah adalah melayani masyarakat dengan sebaikbaiknya. “Kehadiran teknologi, seberapa pun canggihnya tidak akan ada manfaatnya, tidak akan ada gunanya kalau tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kar-

ena tugas negara itu adalah melayani masyarakat,” ungkapnya. Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian, Pelatihan dan Informasi Kemendes PDTT, M. Nurdin menekankan pentingnya sumber daya manusia dan penggunaan teknologi informasi untuk program pembangunan desa. “Kementerian menyambut baik kerjasama dengan pemerintah Provinsi NTB untuk menguji aplikasi ini. Kami berharap kerja sama ini berlanjut untuk mendukung perluasan penggunaan aplikasi ini di provinsi-provinsi lain,” ujarnya. Ruang Desa ini diharapkan dapat memudahkan pemerintah untuk mendapatkan data yang aktual dalam memetakkan permasalahan mendesak yang ada di desa. (Naniek I. Taufan)

Ruang Desa merupakan aplikasi berbasis android yang diperuntukkan bagi pendamping desa dan pengelola desa serta Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan penggerak swadaya desa

Wakil Gubernur NTB bersama BPK di ruang kerja Wagub NTB

BPK Perwakilan NTB Apresiasi Positif Komitmen Pemprov. NTB Saat bersilaturrahmi dengan Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan NTB, Wahyu Priyono mengapreasiasi positif komitmen pemerintah Provinsi NTB dalam menyampaikan laporan keuangan tepat waktu. Dengan komitmen tersebut, Wahyu optimis pemeriksaan keuangan tahun 2016 yang akan dilakukan pihaknya dapat berjalan tertib dan lancar. Kehadiran Wahyu untuk memperkuat komitmen penyerahan LKPD 2016 secara paripurna per tanggal 31 Mei 2017, dalam meraih predikat opini WTP keenam tahun 2017. Opini WTP yang diraih Pemerintah Provinsi NTB selama lima kali berturut-turut sebelumnya, tidak serta merta membuat pemerintah Provinsi NTB merasa puas dengan hasil yang telah diraih melainkan senantiasa melakukan peningkatanpeningkatan dalam hal ini. “Alhamdulillah WTP lima kali berturut-turut ini merupakan ikhtiar kita untuk terus mempertahankan prestasi ini. Kalau laporannya banyak kekurangan tentu ini menjadi kelemahan bagi kita,” ujar Amin. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Kartini Pemecah Batu

Namanya Kartini. Usianya 35 tahun. Tentu nama tersebut sangat dikenal sebagai nama perempuan pendobrak kungkungan tradisi bagi perempuan di masa lampau. Kartini ini hanyalah seorang perempuan desa sederhana yang bergantung hidup dari bekerja sebagai pemecah batu. Tentu saja ia tidak akan faham membicarakan soal kesetaraan gender atau semacamnya. Yang ia tahu hanyalah bagaimana ia bisa bekerja dari fajar terbit hingga matahari tenggelam untuk mendapatkan uang guna menghidupi tiga anak dan keluarganya.

P

erjuangan hidup Kartini yang berasal dari Kekeri Lombok Barat ini, adalah bagaimana anak-anaknya bisa makan dan bersekolah. Ia hidup di antara irama tumbukan batu dan palu yang diayunkannya secara teratur. Kartini tidak bekerja seorang diri, melainkan puluhan perempuan Kekeri dan sekitarnya yang juga menggantungkan hidup mereka dengan bekerja sebagai pemecah batu. Setidaknya ada dua lokasi pemecah batu di Kekeri dimana lebih banyak perempuan yang bekerja sebagai pemecah batu dibandingkan dengan laki-laki. Dan perempuan yang bekerja itu adalah mereka yang sudah menikah. “Tidak ada gadis-gadis yang menjadi pemecah batu, hanya kami yang sudah menikah saja,” ujar Kartini. Kekeri hanya satu dari cukup banyak lokasi pemecahan batu yang ada di sekitar Mataram dan Lombok Barat. Dan para pekerjanya lebih banyak perempuan. Dan Kartini menjadi satu dari begitu banyak perempuan yang bekerja seperti dirinya.

Di depan bebatuan yang menumpuk dari hasil kerjanya selama dua minggu, tangan Kartini tekun memecah batu-batu. Tangannya yang terkesan seperti tangan laki-laki itu seperti mesin. Di dekatnya duduk anak bungsunya yang baru berusia empat tahun yang setiap hari ikut bersamanya di lokasi tempatnya kerja ini. Dalam ritme dan irama tumbukan palu dan bebatuan itulah pengantar kehidupan Kartini tiap hari. Setiap pagi tiba, usai mengurus anaknya berangkat ke sekolah Kartini bersiap ke lokasi tempatnya bekerja sebagai pemecah batu di Kekeri Timur Lombok Barat. Selain Kartini, di sini banyak juga perempuan lain yang berasal dari Kekeri dan sekitarnya yang bekerja sebagai pemecah batu. Meski dengan penghasilan yang sesungguhnya tidak sebanding dengan hasil yang diperolehnya, Kartini dan para perempuan lainnya tetap konsisten menjalani pekerjaan ini. “Hanya ini pekerjaan yang bisa kami lakukan,” ungkap Kartini. Selain memecah batu sebagai mata pencahariannya, Kartini rupanya begitu setia dengan pekerjaan-

Upah Rp 10 Ribu Sehari Meski harus bekerja berat, Kartini menjalani pekerjaan ini dengan senang hati untuk membantu ekonomi keluarganya yang pas-pasan. Bekerja seharian sekitar mulai pukul sembilan pagi sampai pukul lima sore, ia hanya bisa memperoleh penghasilan lebih kurang Rp 10 ribu saja. “Saya hanya pulang untuk istirahan, shalat dan makan siang hari,” ujarnya. Dengan begitu, Kartini memperoleh penghasilan lebih kurang Rp 300.000 dalam sebulan. Sama halnya dengan perempuan lain yang bekerja sebagai pemecah batu ini. “Saya juga memperoleh penghasilan sekitar Rp 10 ribu sehari,” kata Sala’ah, pemecah batu lainnya yang juga sudah sangat lama bekerja sebagai pemecah batu di tempat ini. Mereka memecah batu yang disiapkan oleh orang yang mereka sebut “bos”. Batu-batu gunung tersebut didatangkan dari Lombok Timur dan sekitarnya. Untuk hasil pekerjaan pemecah batu, batu-batu yang sudah menjadi kecil-kecil itu dihargakan satu ember ukuran lumayan besar Rp 2.000 saja. Batu tersebut biasa dipakai sebagai bahan untuk mengecor bangunan. “Biasa dibeli juga untuk pembangunan perumahan-perumahan,” katanya. (Naniek I. Taufan)

Inspirasi

Kreasi Rangkaian Janur Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

5

Ikatan Perangkai Bunga Indonesia Bali

Janur sangat lekat dengan berbagai tradisi adat di Bali. Apalagi saat hari raya, dari canang hingga penjor salah satu materialnya adalah janur. Begitu juga dalam di berbagai perhelatan, seeprtinya kurang lengkap tanpa hiasan rangkaian janur.

U

nya ini sehingga selama bertahun-tahun ia menjalani pekerjaan ini tanpa mengeluh. “Saya bekerja memecah batu sejak usia masih kecil,” ungkapnya. Pekerjaan itu memang ia tekuni sejak masih kecil dan tinggal bersama orang tuanya di Meninting Lombok Barat. Dan pekerjaan itu bahkan masih terus ia tekuni hingga kini setelah ia menikah dengan suaminya yang berasal dari desa Kekeri di mana terdapat beberapa lokasi pemecahan batu. “Saya pukul batu (memecahkan batu)

sejak umur sekolah dasar. Lalu kawin di sini, pukul batu lagi. Sebelum menikah pukul batu dan setelah menikah pukul batu juga,” katanya tertawa. Berbekal palu sebagai alat pukul dan ban bekas yang dibuat melingkar sebagai tempat menempa batu, Kartini menikmati pekerjaannya itu. Alat itu dibuatnya sendiri. “Tetapi kadang-kadang saya beli,” katanya. Dengan alat sederhana itulah, Kartini mengais rejeki memecah batu sebagai bahan untuk mengecor bangunan. (Naniek I. Taufan)

ntuk terus melestarikan atau menjaga eksistensi yang namanya ‘Janur ‘ ini Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (IPBI) Bali belum lama menggelar “Demo Modifikasi Rangkain Janur Modern” di Hotel The Yani, Pesanggaran, Denpasar. Menurut Ketua DPD. IPBI Bali, Alit Suarta acara tersebut dirangkaian dengan pelantikan pengurus DPC IPBI Denpasar dan DPC PPBI Badung. Kegiatan saat itu juga menampilkan floral artis, Yuliana Ayu Rara, Nengah Sudania, Gandhi Priono dan Aditya Permana, dilaksankan juga untuk mengembangkan seni merangkai bunga dengan gaya khas Indonesia. Selain harapan akan dapat menciptakan lapangan kerja bagi perangkai bunga, seni merangkai bunga serta bisa melengkapi daya tarik wisata di Bali. Berikutnya, Yuliana Ayu rara, salah seorang floral artis yang berkreasi saat itu menerangkan bahwa kreasi no. 1). Bridal Bouquet. Inspirasinya dari sarang burung dengan . materialnya dendrobium sonia

dan janur. No. 2). Centre piece table terbuat dari meduri ungu dan janur . No. 3) Centre piece romantic dinner (couple). Materialnya, terdiri dari hydrangea hijau, rose avalance white dan peach, daun ruscus dan florida beauty, sedangkan janurnya dibuat balang-balangan coryota (bunga palm). Berikutnysa No. 4) Hiasan dinding. Inspirasinya dari lamak. Materialnya gerbera kuning, beries kuning dan janur hijau. No. 5) Hiasan untuk counter bar atau buffete. Inspirasi juga dari lamak. Materialnya berupa gerbera kuning, hydrangea hijau , beries kuning dan janur hijau. No. 6) Hiasan gantung di tengah pintu yang tinggi atau untuk sudut ruangan atau jika dibuat sepasang bisa untuk di pintu masuk. Inspirasinya dari sampian penjor dengan material rose putih, meduri ungu, beries hijau dan janur hijau serta janur kuning. Serata yang No. 7) Untu di meja reception. Materialnya adalh cordiline hijau, florida beauty, rose putih, hydrangea hijau dan janur.

2. Centre piece table

– Sri Ardhini

1. Bridal Bouquet

Sebagian Pengurus IPBI Bali

3. Centre piece romantic dinner (couple)

4. Hiasan dinding

5. Untuk counter bar atau buffete

6. Hiasan gantung di tengah pintu yang tinggi atau untuk sudut ruangan atau jika dibuat sepasang bisa untuk di pintu masuk

7. Untuk di meja reception


6

Woman on Top

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Sri Mulyani

Tren Ekonomi Indonesia 2017 Membaik Setelah menyentuh dasar (bottom) pada tahun 2016, tren perekonomian Indonesia pada tahun 2017 ini mulai pulih dan berjalan ke arah positif. Hal tersebut diung­ kapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam seminar makro ekonomi dengan tema “Kondisi Ekonomi 2017 dan Tantangannya bagi UMKM” yang diadakan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

“T

ahun 2016 kita harapkan sudah bottom, sehingga tahun 2017 mulai positif. Indikator itu terlihat dari semua mesin ekonomi mulai berjalan normal. Faktor eksternal tidak lagi menjadi faktor pelemah ekonomi Indonesia,” ujar Sri Mulyani dalam seminar yang dihadiri Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto dan jajaran direksi, Ketua Pembina YDBA Johannes Loman, Ketua Pengawas

YDBA Lina Djafar dan Ketua Pengurus YDBA Henry C. Widjaja. Seminar makro ekonomi merupakan tradisi Astra melalui YDBA untuk mengedukasi mitra UMKM agar memahami dan mendapatkan informasi terkini mengenai perkembangan ekonomi, sehingga mereka dapat dengan cerdas merumuskan setiap perencanaan bisnisnya. Tidak hanya itu, para UMKM diharapkan dapat memanfaatkan informasi yang disampaikan oleh Menteri Sri Mulyani dalam menyiasati kondisi

ekonomi tahun 2017. Menteri Sri Mulyani menambahkan mesin pendorong pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan konsumsi domestik yang dalam 1 dekade ini tumbuh 5,7%, investasi yang tumbuh 6,8% dalam 1 dekade terakhir, serta belanja pemerintah, ekspor minus impor diharapkan dapat menjadi bantalan pertumbuhan ekonomi. Di tengah tren positif itu, ujarnya, pemerintah Indonesia memiliki instrumen untuk mendorong pertumbuhan tersebut, yakni anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang kredibel dan kuat. “Jika 10 tahun lalu, kita berbicara bagaimana mendapatkan dana untuk membi-

Dian Siswarini

Best Women CEO Apresiasi kembali diterima oleh XL Axiata melalui ajang penghargaan bergengsi Obsession Awards 2017 yang diselenggarakan oleh Obsession Media Group (OMG). Penghargaan yang diberikan khusus kepada Presiden Direktur/CEO PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), Dian Siswarini tersebut adalah Best Women CEO. Dian Siswarini menerima langsung penghargaan tersebut di Jakarta. “Saya ucapkan terima kasih atas apresiasi yang telah diberikan kepada saya. Hal ini tentunya tidak lepas dari dukungan semua pihak, keluarga, rekan kerja dan tentunya XL Axiata. Penghargaan ini menjadi penyemangat sekaligus cambuk bagi saya untuk dapat berkontribusi dan menginspirasi para wanita lainnya untuk terus berkarya. Sebagai seorang CEO perempuan, tidak sedikit tantangan yang dihadapai dalam menjalankan perusahaan. Seperti menentukan dan melaksanakan strategi yang tepat bagi perusahaan, bekerja sama dengan ribuan

karyawan, dan bertahan di tengah persaingan industri yang sangat ketat, khususnya telekomunikasi,” ujar Dian. Obsession Awards 2017 diinisiasi oleh Majalah Women’s Obsession untuk memberikan penghargaan bagi para tokoh sukses skala nasional yang telah meraih achievements membanggakan di bidang pekerjaan dan latar profesi masing-masing. Apresisi ini bagi mereka yang sukses mengukir prestasi dan kinerja membanggakan sepanjang 2016 berdasarkan sejumlah kategori. Penetapan pemenang masing-masing kategori dilakukan bekerja sama dengan Indonesia Research and Survey (IReS). Women’s Obsession Awards 2017 khusus memberikan anugerah kepada para wanita pemberi inspirasi yang sukses mengukir prestasi di latar pekerjaannya masing-masing, serta mampu menjalankan peran ganda sebagai seorang istri maupun ibu bagi anak-anaknya, dan memiliki komitmen teguh atas upaya pemberdayaan perempuan Indonesia.

Sebelumnya PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) meraih dua penghargaan dalam ajang di bidang kehumasan The 2nd PR INDONESIA Awards (PRIA) 2017. Tim Public Relation XL Axiata meraih penghargaan sebagai yang terbaik di pada kategori Media Relations Subkategori Perusahaan Swasta Nasional Tbk dan meraih penghargaan Gold untuk kategori Departemen PR Perusahaan Swasta. GM Corporate Relation & Communication Management XL Axiata, Tri Wahyuningsih, menerima penghargaan tersebut di Denpasar, Bali. Tri Wahyuningsih mengatakan, penghargaan ini tentu tidak terlepas dari hubungan baik dan saling menghargai antara XL dengan rekan-rekan media massa. “Kami menyadari sepenuhnya bahwa apapun strategi ke-PR-an yang kami jalankan tidak mungkin berjalan tanpa adanya media relation yang efektif. Kami antara lain selalu berusaha menyesuaikan konten pesan perusahaan dengan standar jurnalistik. Jadi,

ayai belanja negara, tetapi saat ini adalah bagaimana kita membelanjakan APBN dengan berkualitas dan lebih baik,” tuturnya. Dengan pendapatan per kapita hampir sebesar US$4.000 dan jumlah penduduk mendekati 250 juta jiwa, tutur Menteri Sri Mulyani, ekonomi Indonesia saat ini masuk middle income country. Namun, ekonomi Indonesia harus dapat melanjutkan pertumbuhannya dan masuk dalam high income country. “Banyak negara-negara setelah masuk middle income country mengalami stagnasi pertumbuhan. Kita harus bisa lolos dari middle income trap seperti Korea Selatan dan Singapura. Oleh sebab itu, pemerintah akan menggunakan

pesan-pesan yang kami sampaikan ke publik melalui media memang merupakan pesan yang dibutuhkan oleh publik, kalangan industri terkait, dan pengambil kebijakan lingkup Industri Telekomunikasi di mana kami menjalankan usaha,” ungkapnya. Tri Wahyuningsih menambahkan, secara komunikasi dan kehumasan, tantangan yang dihadapi oleh tim PR XL Axiata cukup kompleks. Dia mengatakan industri telekomunikasi sangat dinamis. Perkembangan teknologi digital yang sangat cepat cukup mempengaruhi arah bisnis telekomunikasi, termasuk menyebabkan pergeseran selera pasar atas layanan para operator telekomunikasi yang harus segera pula direspon dengan penyesuaian layanan. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga mau tidak mau mengharuskan adanya penyesuaian pada sisi regulasi. Semua dinamika tersebut harus bisa dikomunikasikan secara tepat kepada publik. (Ngurah Budi)

seluruh instrumen untuk mengatasi hal ini, sehingga Indonesia dapat menjadi negara dengan ekonomi besar kelima pada 2045,” jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. Pada kesempatan yang sama Menkeu menjelaskan UKM tidak perlu khawatir, melainkan harus optimis, motivatif, punya ambisi positif serta menerapkan azas prudent. “Saya mengajak UMKM yang hadir di sini mampu memiliki semangat di atas agar bisa menjadi aset bangsa dan bukan liabilitas,” tegasnya Dalam sambutannya, Prijono Sugiarto mengatakan Grup Astra telah mengayomi 10.847 UMKM dan 9.828 UMKM diantaranya dibina oleh YDBA sekaligus melatih 701 pemuda putus sekolah menjadi mekanik. YDBA secara tidak langsung juga telah menciptakan 63.205 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya. “Dalam pembinaan UMKM, kami memberikan ‘kail’, tidak sekadar memberi ‘ikannya’ agar pembinaan ini berdampak signifikan dan berkelanjutan bagi UMKM,” ujar Prijono. Hasil dari program ini, yakni 4 industri kecil menengah (IKM) logam level home industry di Waru, Sidoarjo, berhasil masuk dalam supply chain PT Astra Honda Motor. Kemudian, 30 UMKM kerajinan anggota YDBA diterima mengikuti pameran secara reguler di IKEA Alam Sutera, serta hasil petani tradisional di Tapin, Kalimantan Selatan masuk ke supermarket modern. (Ngurah Budi)

S u j i w o Te j o Unik dan menarik. Berbincang de­ ngan orang satu ini serasa mendalami sebuah lorong ra­ hasia. Pemikiran seniman sekaligus budayawan ber­ nama lengkap Agus Hadi Sudjiwo atau lebih dikenal den­ gan nama besarnya Sujiwo Tejo. Semua tentang kehidupan ia tuangkan dalam bingkai sudut pan­ dang realistis dan filosofis.

M

antan wartawan harian Kompas ini, setelah delapan tahun bergelut dalam dunia jurnalistik, akhirnya ia berlabuh menjadi seorang penulis, pelukis, pemusik hingga dalang wayang. Sujiwo Tejo terkenal melanggar pakem saat memainkah tokoh - tokoh pewayangan. Seringkali ia menghindari pola hitam putih dalam pagelaran. Dalam sebuah biografi Sujiwotejo.com, ia mengungkapkan bahwa sejatinya karya serta pentas adalah implementasi diri untuk mengenang masa depan. Karena masa depan ada di belakang, ada pada akar budaya yang ia banggakan, Nusantara. Sungguh kesempatan berharga tatkala bisa berbincang singkat dengan Sang ‘Presiden Jancukers’ ini. Memakai sarung kesayangan saat dijumpai usai pagelaran di Univer-

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

19

Alam Semesta Sumber Inspirasi sitas Tujuh Belas Agustus (Untag) 1945 Surabaya beberapa waktu lalu, Sujiwo Tejo terlihat santai. Ia berujar bahwa dalam keseharian ia memang suka memakai sarung, selebihnya membuat ia leluasa bergerak. Suaranya sedikit serak, setelah beberapa lagu yang ia bawakan di atas panggung mampu menghanyutkan penonton yang hadir. Sebut saja, Gus Ipul sapaan akrab Wakil Gubernur Saifullah Yusuf, dibuat terpingkal oleh guyon khas Sujiwo Tejo. Kritis, mengalir, sekaligus dagelan segar. Tak pernah terkesan kuno, meskipun ia sangat Jawa sentris. “Tidak ada yang perlu dicemaskan dengan kemajuan zaman,” tutur pria kelahiran Jember, Jawa Timur 31 Agustus 1962 silam, memulai obrolan ringan. Segala sesuatu dalam globalisasi akan dilawan dengan pergerakan lokal (lokalisasi). Karena kepeduliannya yang tinggi agar kesenian merujuk pada akar budaya, Sujiwo Tejo mengolahnya dengan metabolisme kreatif sehingga tidak menjadi ketinggalan zaman. “Globalisasi tidak perlu dicemaskan, bahwa segala sesuatunya dalam globalisasi akan dilawan dengan pergerakan lokal. Seorang ilmuwan John Naisbitt, dalam bukunya Global Paradox menyatakan bahwa globalisasi tanpa direkayasa akan dilawan oleh dirinya sendiri, karena orang akan merindukan primodial, berimbas pada munculnya gerakan primodialisme yang kuat,” jelas pemilik lagu “Anyam-anyaman” tersebut. Ia lalu memberi contoh munculnya makanan lokal khas daerah di perkotaan, seperti pecel, menu masakan Sunda, serta bentuk

kebudayaan lainnya yang dibalut atmosfer modernisasi. Setiap orang akan merindukan primodialisme secara natural. Lebih jauh, filosofinya sebuah metabolisme akan mencerna seluruh hal dari luar. Dengan pendekatan ini, Indonesia nantinya dikenali juga sebagai negara yang memiliki seni dan budaya modern, tanpa melupakan asal usul. “Penopang yang kuat untuk menghadapi globalisasi, yaitu dengan mempelajari sejarah, mempelajari dari mana asal-usul kita meskipun dunia berubah,” ulasnya. Sedikit lebih dalam lagi, ketika ditanya perihal cinta, sesaat ia terdiam menahan nafas. Banyak kata ungkapan cinta yang telah ia buat mampu membuat hati pembaca

luluh lantak oleh tulisannya. “Kita di zaman dulu mengartikan cinta itu adalah perpaduan antara nafsu, suka dan duka menjadi satu. Karena cinta itu penuh, maka terima pahit manisnya tersebut, terima nafsunya, suka juga dukanya,” ujarnya dengan gaya slengean. “Dalam tradisi Jawa, jika kamu mencintai seperti pupuk yang semakin menumbuhkan. Kita akan membebaskan diri dari semua yang mengikat,” imbuh pria yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. Bagi Sujiwo Tejo, belenggu perasaan cinta selalu dipengaruhi oleh cara pandang serta cara berpikir lingkungan sekitar, berbagai

macam persepsi lantas muncul. Namun kekuatan cinta seringkali mengalahkan persepsi dan logika. “Point of view dari apa yang kita cintai adalah bayangan. Sesuatu yang tidak tergantung pada persepsi atau sudut pandangmu hanyalah Tuhan,” ulas Sujiwo Tejo bijak. Karya-karyanya memang sedikit gila dan menjadi maestro. Darimana ia mendapatkan inspirasi ? “Saya mengambil semua inspirasi dari alam semesta, setiap lagu serta syair saya,” tegasnya. Pria yang kerap disebut ‘mbah’ ini menegaskan bahwa dirinya tidak mau dikatakan sebagai pencipta lagu, namun ia lebih nyaman disebut sebagai komposer dan penulis lirik. (Lely Yuana)

Ziomochi Ice Cream

Bisnis Home Made yang Menjanjikan Es krim merupakan hidangan segar yang cocok untuk iklim Indonesia, begitu popular dan selalu menjadi favorit banyak orang, tanpa mengenal usia. Tingginya minat pasar akan hidangan ini menumbuhkan ide usaha rumahan dengan modal kecil. Selama ini pasar hanya mengenal es krim dengan rasa yang hampir monoton buatan pabrik besar. Kini, muncul beberapa usaha es krim home made dengan rasa unik dan bahan yang berbeda dan menarik selera. Salah satunya, owner Ziomochi Ice Cream, Rizka Rusdiana yang melirik usaha es krim rumahan dengan modal sekitar Rp 10 juta. Meski, modal mendirikan bisnis ini terbilang murah, kini ia bisa mengantongi sekitar Rp 15 juta per bulannya. Keistimewaan mendirikan bisnis es krim home made ini, yakni bahan bakunya cenderung alami dengan kekayaan rasa yang luas. Perempuan asli Bojonegoro ini, memulai usaha Ziomochi Ice Cream sejak Januari 2017 lalu. Nama ‘Ziomochi’ ia gunakan sebagai brand produknya. Alasan wanita 27 tahun ini mendirikan es krim karena usaha ini menjanjikan. “Di

Gresik belum ada yang jual mochi ice cream, kalaupun ada harus ke Surabaya dan harganya mahal,” kata Rizka. Tantangan dari usaha rumahan modal kecil ini terletak pada produk yang terbilang tak tahan lama. Es krim rumahan biasanya tak mampu bertahan lama meskipun di simpan dalam mesin pendingin. Karena biasanya produk ini tak menggunakan bahan pengawet. 2016 lalu, perempuan setengah baya ini pernah menjalankan usaha ice cream skala kecil, yang dititipkan dari sekolah ke sekolah. Karena hasil yang ia peroleh kurang memuaskan, wanita lulusan SMAN 1 Baurenu Bojonegoro, ini mulai melirik bisnis mochi ice cream. Mochi ice cream sendiri, dibandrol mulai harga Rp 4000 sampai Rp 6500. Hidangan ini dipasarkan ke seluruh kota di Jawa Timur (Jatim). Mochi ice cream menyediakan tiga ukuran, yakni kecil, sedang, dan besar. Meski, persaingan dunia bisnis semakin ketat, tak menjadikannya putus asa. Perempuan yang hobi memasak ini, memiliki cara sendiri menghadapi persaingan. “Kalau masalah persaingan, saya memiliki cara sendiri. Yakni, selalu menambah varian rasa pada mochi ice cream,” ujar Rizka. Sekarang, es krimnya ini memiliki 25 varian rasa, mulai dari coklat, stroberi, vanilla, kacang ijo, nutella dan masih banyak lagi. Ke depannya, ia berharap usaha ini bisa maju dan lebih berkembang. (Fiqhy Farizh Ferdiansah)


18

Life Story

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Tutupi Biaya Operasional, Tarif Air Minum Naik 10 %

Bupati Putu Agus Suradnyana membuka Kejuaraan Tenis Meja antar Pengkab/Pengkot se-Bali

S i n g a r a j a C u p Ta h u n 2 0 1 7

Pemanasan Jelang Porprov 2017 Pengurus Kabupaten (Pengkab) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Buleleng menggelar Kejuaraan Tenis Meja antar Pengkab/Pengkot se-Bali bertajuk “Singaraja Cup 2017”. Kejuaraan ini digelar dengan semangat memasyarakatkan kembali tenis meja. Selain itu, kejuaraan ini digunakan sebagai ajang pemanasan jelang menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XIII tahun 2017 di Gianyar.

K

ejuaraan Tenis Meja Singaraja Cup 2017 ini dibuka secara resmi oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST., yang ditandai dengan pemukulan bola tenis meja di Gedung PTMSI Kompleks GOR Bhuana Patra, Jumat (7/4). Hadir pula pada pembukaan ini Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Buleleng, pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng serta perwakilan dari PTMSI Bali. Ditemui usai membuka kejuaraan, Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini mengungkapkan tenis meja merupakan olahraga yang merakyat. Dari dulu tenis meja sudah dimainkan oleh anak-anak muda di banjar-banjar. Namun, menurutnya, kegiatan anak muda saat ini telah mulai bergeser. Anak-anak muda saat ini telah beralih ke cabang olahraga lain seperti futsal dan voli. Hal tersebut dikarenakan anak muda sekarang sudah memiliki banyak pilihan. Lifestyle yang bersifat

kekinian juga mengubah pilihan anak muda dalam berolahraga. “Tenis meja merupakan olahraga yang dari dulu sudah dikenal oleh masyarakat terutama anak muda di banjar-banjar. Namun saat ini sudah mulai bergeser dengan adanya futsal, voli maupun yang bersifat kekinian seperti skateboard. Dengan adanya fasilitas tenis meja di balai banjar saya rasa anak muda kembali memulai untuk memainkan tenis meja,” ujar Agus Suradnyana. Terkait dengan Porprov Bali XIII Tahun 2017 di Gianyar, Bupati mengatakan sifatnya memberikan policy atau kebijakan. Bupati PAS sering menekankan kepada KONI minimal prestasinya sama dengan Porprov dua tahun yang lalu yaitu posisi ketiga. “Apa yang diperlukan KONI diberikan tapi tentu dengan tantangan yang diberikan. Untuk porprov, minimal kita mempertahankan prestasi yaitu posisi ketiga. Saya tetap konsisten dengan KONI walaupun juara ketiga, pembinaan dari bawah terus dilakukan. Tujuannya bukan hanya

prestasi tapi juga mengolahragakan masyarakat,” katanya. Sementara itu, Ketua Panitia Singaraja Cup Tahun 2017 yang juga Wakil Ketua Umum Pengkab PTMSI Buleleng, Made Lestariana, SE menjelaskan kejuaraan ini digelar dalam rangka memperingati HUT Kota Singaraja ke 413. Selain itu, ajang ini juga sebagai arena uji coba para atlet se Bali yang dipersiapkan untuk menghadapi Porprov Bali tahun 2017 di Gianyar. Untuk itu nomer yang dipertandingkan antara lain beregu putra, beregu putri, perorangan putra, perorangan putri dan perorangan Divisi II non Porprov. “Kejuaraan ini sebagai ajang uji coba para atlet Porprov yang akan berlaga di Porprov Bali Tahun 2017 di Gianyar. Selain itu juga sebagai upaya memasyarakatkan olahraga tenis meja. Ini terbukti dengan dipertandingkannya nomor perorangan Divisi II non Porprov,” tutupnya. Kejuaraan Singaraja Cup Tahun 2017 ini berlangsung selama dua hari dari tanggal 7 sampai 9 April 2017. Tercatat 16 regu untuk nomor beregu putra, 14 regu untuk nomor beregu putri, 36 atlet nomor tunggal putra, 32 atlet nomor tunggal putri dan 72 atlet untuk nomor perorangan Divisi II yang berasal dari 8 pengkab/pengkot PTMSI Se-Bali mengikuti kejuaraan ini. (Wiwin Meliana)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Buleleng, Bali selalu berupaya untuk memberikan pelayanan air minum secara kontinyu terhadap masyarakat. Guna meningkatkan kualitas pelayanan, tentu harus didukung dengan pemeliharaan mesin yang sangat berkaitan dengan biaya operasional. Besar kecilnya biaya operasional dan pemeliharaan sangat dipengaruhi oleh kondisi sumber daya air yang ada, sumber daya manusia yang dimiliki, sistem penyediaan air minum yang diterapkan serta kemampuan dana atau permodalan PDAM. Menurut Direktur Utama PDAM Buleleng, Made Lestariana menyatakan untuk menutupi biaya operasional tersebut, harga tarif dasar air di daerah mengalami kenaikan sebesar 10 persen awal Mei mendatang. Kata dia, selain untuk meningkatkan kualitas pelayanan, kenaikan tarif air ini juga bertujuan untuk menutupi kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan yang diakibatkan oleh kenaikan harga barang-barang atau material, kenaikan ongkos kerja, dalam rangka pengembangan investasi produksi kerja, serta perluasan jaringan pipa guna penigkatan cakupan pelayanan. “Kenaikan tarif dasar air minum naik mulai 1 Mei 2017 mendatang. Saya harapkan masyarakat mengetahuinya,” imbuhnya.

Ditambahkan oleh pihaknya, kenaikan tarif air di Buleleng tergolong sangat murah jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten di Bali. Hal tersebut dikarenakan Buleleng menggunakan sumber dan mata air langsung. Meskipun beberapa waktu lalu sempat dilanda bencana namun tidak mempengaruhi pelayanan air bersih. Klasifikasi pelanggan rumah tangga hanya naik menjadi Rp. 1.940 dari sebelumnya Rp. 1.760. Dikatakan pula, dalam penerapan di lapangan, PDAM Buleleng menerapkan sistem subdisi silang yang bertujuan agar pelanggan yang mampu mensubsidi pelanggan yang kurang mampu, dan program tarif progresif yang bertujuan agar pelanggan menggunakan air secara efektif dan efisien. Tentunya menyesuaikan sesuai dengan kemampuan masyarakat.”Mulai tanggal 1 Mei 2017 kami akan menyesuaikan tariff air minum atau biaya abonemen tetap sesuai klasifikasi pelanggan dan tingkat pemakain air,”jelasnya. Untuk diketahui, kenaikan tariff air mengacu pada peraturan Bupati Buleleng Nomor 45 tahun 2014 tentang Penetapan Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Buleleng dan Peraturan Bupati Buleleng Nomor 68 Tahun 2016 tentang Pengesahan Anggaran Perusahaan Air Minum Tahun 2017. (Wiwin Meliana)

Direktur Utama PDAM Buleleng menyampaikan kenaikan tarif air minum

Wabup Sutjidra Tinjau Pelaksanaan UNBK SMA/SMK di Singaraja Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017 diikuti oleh beberapa SMA/SMK di Buleleng. Pelaksanaan UNBK di hari pertama mendapat perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG melakukan pemantauan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Kota Singaraja, Senin (10/4). Dirinya yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd dan Kepala Bagian Humas dan Protokol Setkab Buleleng, Drs. Made Supartawan, MM melakukan pemantauan di empat SMA/SMK yaitu SMA Negeri 1 Singaraja, SMK Negeri 1 Singaraja, SMK Negeri 3

Singaraja dan SMK Negeri 2 Singaraja. Ditemui di sela-sela pemantauan, Wakil Bupati asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini menjelaskan UNBK SMA/SMK di empat sekolah yang ditinjau berjalan dengan tertib dan lancar. Tidak ada peserta UNBK yang absen pada hari pertama ini. Walaupun kewenangan SMA/SMK ada di provinsi namun pelaksanaannya berjalan di Kabupaten Buleleng. Sehingga dirinya sebagai pimpinan daerah ikut bertanggungjawab terhadap lancarnya pelaksanaan UNBK. “UNBK hari pertama berjalan lancar, tertib dan aman. Sebagai pimpinan daerah kami bertanggungjawab juga terhadap pelaksanaan UNBK ini meskipun kewenangan ada di pemerintah provinsi, kami ikut memantau dan juga memastikan bagaimana UNBK ini berjalan lancar,” jelas Sutjidra. Disinggung mengenai kendala fasilitas dalam penyelenggaraan UNBK ini, Wabup Sutjidra mengungkapkan sekarang ini SMA/SMK sudah berada di bawah Pemerintah Provinsi melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di masing-masing Wakil Bupati Nyoman Sutjidra memantau pelaksanaan UNBK kabupaten. Untuk fasilitas, di SMA N 1 Singaraja

dirinya mengatakan bagaimana nantinya Pemerintah Provinsi Bali bisa memfasilitasi kekurangan fasilitas yang ada. Apapun yang menjadi kekurangan fasilitas SMA/ SMK di seluruh kabupaten/kota di Bali bisa dipenuhi. Namun, Pemkab Buleleng masih tetap memantau perkembangan di sekolah-sekolah khususnya di Kabupaten Buleleng baik itu SD, SMP, SMA/SMK. “Kita masih pantau perkembangan sekolah-sekolah melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng,” tutupnya. Komputer Sempat Error Sementara itu, Kepala SMAN 1 Singaraja, I Putu Eka Wilantara, M.Pd., mengatakan pelaksanaan UNBK diikuti oleh 306 siswa. Dibandingkan jumlah tersebut, jumlah Komputer yang tersedia hanya 105 unit bahkan sebanyak 25 unit merupakan komputer dari hasil meminjam di SMP N 1 Singaraja. “Kami lakukan kerjasama dengan SMP N 1 Singaraja, nanti mereka akan lakukan UNBK di sini,” jelasnya. Untuk mengatasi kendala fasiltas tersebut, pihaknya telah membagi peserta UNBK ke dalam tiga shift sehingga waktu pelaksanaan ujian menjadi lebih lama. Ujian di mulai dari pukul 07.30 WITA hingga 16.00 WITA. “Masing-masing gelombang akan diberikan waktu selama dua jam dalam mengerjakan soal-soal UNBK. Hal ini tidak mempengaruhi kesiapan siswa, hanya waktu pelaksanaanya saja yang berbeda,” jelasnya. Bahkan, agar adil masing-masing shift akan di rolling

pada pelaksanaan ujian berikutnya. Dari pelaksanaan UNBK di hari pertama, kata dia, belum menemui kendala yang cukup berarti bahkan dapat dikatakan telah berjalan lancar. Akan tetapi pihaknya sempat khawatir dengan pasokan listrik yang ada di sekolahnya. Menyikapi hal tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan PLN, bahkan saat pelaksanaan UNBK beberapa petugas PLN telah stand by di lokasi. “Memang ini kami lakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Shift ketiga ketika sudah sore dan komputer sudah panas karena dihidupkan dari pagi. Ya mudah-mudahan tidak ada masalah,” paparnya. Di sisi lain, pengalaman pertama dalam mengikuti UNBK untuk Putu Dea Anggita Yanti rupanya membawa kekhawatiran sendiri. Pasalnya, ketika ujian berlangsung beberapa komputer yang digunakan tibatiba ter-log out sendiri. “Deg-degan pasti iya ketika baru memasuki ruangan, apalagi beberapa komputer sempat error dan untuk kembali ke log in butuh waktu yang cukup lama,” tuturnya. Siswa kelas XII MIPA 3 SMA N 1 Singaraja itu juga menambahkan tidak mengalami kesulitan dalam menjawab soal sebab sebelumnya sudah mengkuti persiapan seperti try out. “Kalau sudah belajar dan mempersiapkan diri saya yakin hasilnya pasti memuaskan, apalagi sudah sempat mengikuti latihan-latihan dan model soalnya juga tidak jauh berbeda dari soal latihan,” ungkapnya ketika usai mengerjakan soal ujian Bahasa Indonesia. (Wiwin Meliana)

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

7

Percaya pada Niat Baik Tina Titi (25), sibuk melayani pelanggan warung makan tempatnya bekerja di kawasan Ampenan Mataram. Wajahnya yang hitam manis dengan rambut yang ikal membuat siapa saja mudah me­nebak bahwa Tina berasal dari daerah Timur. Sebelum bekerja di warung ini, Tina memiliki kisah sedih mengapa ia bisa sampai di Lombok.

Ilustrasi Pelabuhan Lembar

H

idup dalam belitan kemiskinan di kampung halamannya di NTT, membuat ia menerima tawaran untuk menjadi pembantu rumah tangga di Kota Kupang. Ia menikmati sekali bisa memperoleh pekerjaan tersebut, apalagi majikannya dinilainya baik. Ia jadi bisa hidup berkecukupan, setidaknya cukup makan, cukup pakaian dan lain-lain. Dengan gaji yang diterimanya dalam jumlah yang cukup untuk ukuran keluarga mereka, Tina juga bisa membantu orangtua dan adik-adiknya. Namun, baru enam bulan menikmati kebahagiaan lepas dari kemiskinan, majikannya pindah tugas ke Pulau

dok/heru

Jawa. “Saya juga diminta ikut bersama mereka,” ujarnya. Tina tidak keberatan ikut pindahan bersama majikannya itu, karena ia merasa majikannya itu memperlakukannya dengan baik. Selama ia bekerja, menurut pengakuannya, ia sangat senang dan cocok dengan majikannya itu. Begitu pula dengan majikannya yang cocok dengan Tina yang rajin dan tidak banyak bicara ini. Hubungan baik mereka terjalin dengan sangat baik, sampai tiba suatu hari yang menegangkan itu. “Majikan saya bertengkar hebat dengan suaminya,” kata Tina. Hari itu, ia tidak tahu masalahnya apa, majikannya tiba-tiba bertengkar hebat. “Saya ketaku-

tan sekali melihatnya,” kata Tina. Sesungguhnya Tina tidak ingin menceritakan semua ini, karena ia sayang pada majikan perempuannya itu. Namun ia akhirnya ingin membagi cerita ini dengan harapan bisa menjadi pelajaran, termasuk perjalanan hidupnya hingga sampai ke Lombok. Ia mengisahkan bahwa majikan perempuannya adalah istri simpanan seorang pengusaha yang datang sekitar dua minggu atau sebulan sekali. Mereka memiliki dua orang anak yang diurus dengan baik Tina. Jarangnya suami majikannya itu pulang membuat majikan perempuan menjalin hubungan gelap dengan laki-laki lain. “Hampir tiap pagi setelah saya antar anak-anak ke sekolah, pas pulang ke rumah saya selalu lihat ada mobil warna hitam parkir di depan rumah. Sampai saya akhirnya tahu bahwa itu kekasih gelap majikan saya,” kata Tina. Tina memang tahu, tapi ia tidak ingin mencampuri urusan majikannya melainkan sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus kedua anak majikannya. “Orang itu (kekasih gelap majikannya) pulang menjelang anak-anak pulang sekolah,” kata Tina. Tina tahu semua apa yang terjadi dan itulah sebabnya ketika majikannya bertengkar ia diusir dari rumah oleh majikan laki-lakinya. “Saya ketakutan sekali saat itu, terus pergi dari rumah hanya bahwa tas pakaian seadanya saja. Saya tidak berani pulang lagi, karena pintu pagar dan pintu rumah sejak itu terkunci. Saya juga tidak tahu ke mana majikan perempuan saya dan anak-anaknya dibawa,” katanya. Tina yang tidak kenal kota itu, terlantar tidur di emperan toko. Sekitar satu minggu ia kebingu­ ngan mau ke mana tujuannya. Mau pulang ke NTT tentu tidak bisa mengingat ia tidak tahu dari mana harus berangkat dan lain-

nya. Tiap malam tiba, Tina yang tidak lulus sekolah dasar ini selalu ketakutan. Ia takut jika tiba-tiba bertemu orang jahat yang membuatnya tidak tenang tiap kali ingin tidur. Sampai akhirnya ia bertemu dengan supir truk yang merasa iba melihatnya kebingungan di dekat terminal. Tina pun diajak ikut bersamanya. Entah apa yang yang ada dalam pikiran Tina, ia mau saja ikut laki-laki itu tanpa tahu mau dibawa ke mana. “Yang saya pikirkan adalah bagaimana saya bisa keluar dari kota yang tidak saya kenal itu,” ujarnya. Selama dalam perjalanan yang tidak diketahui tujuannya oleh Tina itu, ia mengaku diperlakukan baik oleh supir truk itu. “Dia (supir) baik pada saya. Tidak pernah ganggu saya, malah saya dibelikan makanan dan disuruh tidur saja selama perjalanan dua hari dua malam,” kata Tina. Sekali lagi keberuntungan menyertainya. Sampai tiba di pelabuhan yang tidak ia tahu (kelak ia tahu bahwa itu Pelabuhan Lembar), ia justru melihat situasi yang sebaliknya. “Supir itu yang kebingungan sambil bolak-balik terima telepon,” katanya. Beberapa jam mereka berhenti di Pelabuhan Lembar hingga akhirnya ia tahu bahwa supir itu kebingungan mau membawanya ke mana lagi karena tujuannya sudah sampai di Lombok. Supir itu ingin pulang ke rumahnya di Cakranegara. “Dia tidak berani bawa saya ke rumahnya, takut sama istrinya,” ujar Tina tertawa sambil sesekali ia mengatakan bahwa ia sangat berterima kasih pada supir yang tidak ia ketahui namanya itu, karena telah memerlakukannya dengan baik. Menurut Tina, saat mereka berada di sebuah warung makan pelabuhan, supir itu akhirnya mengaku terus terang bahwa ia bingung mau membawanya ke

mana karena takut istrinya berpikir yang tidak-tidak. Baru beberapa saat mereka membicarakan harus ke mana Tina pergi, tiba-tiba supir itu menerima telepon. Wajahnya tegang lalu ia bergegas pergi menuju gerbang masuk pe­labuhan. Dari jauh ia melihat seorang perempuan menyambut supir itu dengan hangat, lalu sang supir masih terlihat wajahnya resah, membawa istrinya ke truk kemudian berlalu. Dari kaca mobil sang supir sempat melirik ke arah Tina yang masih duduk di warung itu tanpa bisa berkata apa-apa. “Saya lihat supir itu sedih karena meninggalkan saya begitu saja, tapi meski begitu saya tetap berterima kasih padanya,” ujar Tina mencoba memakluminya. Dari kaca mobil itu pula, ia melihat kebahagiaan perempuan yang tampaknya istri supir ter­ sebut. Mereka tertawa dan istrinya memegang tangannya. Melihat hal itu, tidak tega rasanya bagi Tina untuk mengejar supir tersebut dan menanyakan akan ke mana ia selanjutnya. “Saya tidak tega, takut istrinya salah paham,” ujarnya. Tina hanya memandangi saja truk itu pergi meninggalkannya yang tidak tahu harus ke mana selanjutnya. Namun, dibandingkan saat terlunta-lunta di Jawa, Tina merasa lebih tenang kali ini meski ia juga tidak tahu harus ke mana. “Saya hanya percaya pada niat baik, Tuhan pasti bantu kita,” katanya dalam logat Timur yang kental. Dan, benar saja, selalu ada yang membantunya dalam kesulitan hidupnya. Hingga akhirnya ia mendapatkan pekerjaan di warung makan tersebut dan hidup layak dengan gaji yang selalu ia tabung untuk dikirimkannya ke orangtua dan saudara-saudaranya di NTT setiap dua bulan sekali. Ia berharap bisa pulang ke NTT suatu hari kelak. (Naniek I. Taufan)


8

Bunda & Ananda

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Kreativitas dan Inovatif Jadi Modal Wirausaha

Beberapa tahun terakhir, kewirausahaan terus dibangkitkan. Beberapa even untuk menumbuhkan jiwa wirausaha pun kerap digelar berbagai kalangan dan instansi. Prinsipnya, sangat penting untuk menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini.

K

epala SD Pelangi Dharma Nusantara (PDN), Sunarlin, S.Pd. SD pun sependapat dengan pernyataan tersebut. Meski di SD, tidak ada mata pelajaran khusus kewirausahaan, namun konsep-konsep kewirausahaan tersebut yang mengacu pada kreativitas dan inovasi selalu ditanam dan dikembangkan pada anak-anak. “Kreativitas dan inovatif ini adalah modal untuk berwirausaha,” tegasnya. Yang paling sering dipraktikkan pada anak-anak usia sekolah dasar adalah belajar memasak sekaligus memasarkannya dalam kegiatan bazaar makanan. Seperti yang dilakukan SD Pelangi Dharma Nusantara, beberapa waktu lalu. “Biasanya dilakukan saat jeda semester. Terkadang juga kegiatan lainnya yang mampu membangkitkan kreativitas anak untuk menghasilkan sebuah karya, seperti seni rupa, buah tangan (kerajinan), dll,” imbuhnya.

Di sisi lain, kegiatan bazaar tersebut bertujuan membimbing anak untuk mengarahkan lebih ke kreativitas mereka, dan menghargai makanan. Bagaimana anak diajak mengolah makanan sampai memasarkannya. Karena disana ada interaksi dengan lingkungan sekitar, dengan teman, guru, dan orang lain. Dalam kegiatan tersebut anak dimotivasi untuk membuat suatu karya yang menarik (inovasi) sehingga berikutnya mudah dipasarkan dan menghasilkan uang. “Ketika tau proses, bagaimana susahnya membuat makanan dan menghasilkan uang, anak-anak akan bisa menghargai makanan dan menghargai uang. Namun penekanannya bukan mengajarkan anak pintar jualan, tetapi lebih ke konsep wirausahanya tersebut. Bagaimana mereka mengembangkan kreativitasnya, belajar proses (membuat), berinovasi, berhitung untung rugi, berinteraksi, berkomunikasi, yang akhir­

Sunarlin

nya mampu dan bertanggung jawab memasarkan karyanya,” paparnya. Sunarlin menyampaikan saat kegiatan bazaar makanan, secara berkelompok, anak-anak menetapkan satu menu yang akan dibuat. “Dalam menentukan menu saja sebenarnya anakanak sudah belajar membaca pasar. Tentunya mereka memilih menu yang paling disukai calon pembelinya,” ujarnya. Meski guru kelas mengarahkan bagaimana cara membuat makanan tersebut, rupanya anak-anak tak semata-mata meng-copy paste. Materi yang diberikan guru dikolaborasikan

dengan ide-ide mereka. Dalam proses tersebut terjadi interaksi antara guru-anak dan anak satu dengan anak lainnya, yang tentu saja memiliki pendapat dan ide yang berbeda-beda. “Dalam kegiatan berkelompok tersebut, secara tak langsung mereka juga belajar menghargai pendapat teman, ada kekompakan disana,” ujar Sunarlin. Misalkan membuat donat. Dituntut kreativitas mereka dalam hal cita rasa dan tampilannya hingga menarik minat pembeli. Dalam penentuan harga jual, juga perlu perhitungan yang tepat (mengambil keputusan) agar produk/karya tidak rugi namun tetap dapat untung. Setelah semuanya siap, tentu diperlukan

strategi dalam memasarkannya, entah itu dari kemasan yang menarik, atau dari pilihan bahasa menjual (dalam bentuk poster, dll), hingga kemampuan berkomunikasi kepada pembeli/ konsumen untuk memasarkan produk. Dalam kegiatan bazaar makanan tersebut, proses tersebut dinilai. “Harapan kami, tiap jeda semester arahnya untuk mengasah kreativitas anak. Bagi anak yang memiliki bakat kesana, bukan tidak mungkin ke depannya akan lebih bagus karena sudah tau proses mengolah hingga memasarkan makanan. Tinggal didalami saja dengan tekun dan ulet,” ujarnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit

SEKERAT DENDENG DI PARUH GAGAK

Beruntung benar burung gagak itu. Ia berhasil menggaet sekerat dendeng yang sedang dijemur, tanpa diketahui oleh pemiliknya. Ia segera hinggap di sebuah cabang pohon kapuk. “Selamat siang, Gagak!” sapa seekor anMade Taro jing hutan yang lewat di bawah pohon itu. Sejak pagi anjing itu mondar-mandir mencari makan, namun tak sekerat daging pun yang didapatkannya. Tentu kali itu ia sangat lapar. Anjing hutan yang licik itu menemukan akal. “Buat apa mondar-mandir! Dengan berbahasa yang sopan, baik dan benar, pasti akan membuahkan hasil,” katanya dalam hati. “Benarkah engkau yang bernama Gagak?” tanyanya memulai muslihat. “Sejak dulu kudengar bahwa di antara burung-burung, engkaulah yang berbulu paling halus dan mengkilap.” Burung gagak yang berancang-ancang melahap dendeng itu, sedikit curiga dengan kata-kata pujian yang diucapkan oleh hewan yang tidak dikenalnya. Karena itu ia menahan diri untuk tidak menjawab. “Beruntung benar aku berjumpa dengan burung yang kukagumi,” lanjut si Anjing Hutan. “Bulubulumu sungguh menakjubkan! Sangat serasi dengan perawakanmu yang tampan. Apalagi melihat matamu yang jernih dan ekormu yang lurus dan lembut. Kamu bukan saja berwibawa, tetapi juga memiliki kemahiran berbahasa yang ramah dan menarik hati.”

Gagak bertahan diri untuk tidak menanggapi katakata si Anjing Hutan. Ia hanya mendengar dan mendengar, dan tidak akan mengucapkan sepatah kata pun. “Kemarin seekor landak bercerita kepadaku, bahwa ia sangat terpesona mendengar nyanyian seekor burung. Ia mencari-cari sumber suara nyaring dan lembut itu. Ternyata kamu! Benarkah khabar itu? Kalau benar, tolonglah, bernyanyilah untukku satu baris kalimat saja. Sungguh, aku merasa sangat berbahagia mendengarkan suara merdu darimu.” Si Burung Gagak sedikit tersenyum. Ia baru menyadari bahwa walaupun serak, ternyata suaranya sangat bermakna bagi hewan-hewan. Memang ia sering membuktikan, apabila ia bernyanyi di pohon yang meranggas, hewan-hewan tak ada yang keluar karena terpesona mendengarkan nyanyiannya dari rumahnya masing-masing. Anjing Hutan itu hampir berputus asa. Ia melolong terputus-putus seolah-olah menahan rasa sedih karena angan-angannya tak kesampaian. “Aku akan tetap di sini menunggu kamu bernyanyi,” seru anjing itu lagi. “Apabila kamu tidak juga mau bernyanyi, maka akan kuberitakan bahwa burung gagak bukanlah penyanyi yang baik, burung gagak bukanlah pembicara yang ramah, bahkan burung gagak yang kukenal adalah burung yang bisu tuli,” kata si Anjing Hutan. Ia berjalan beberapa langkah seolah-olah meninggalkan tempat itu. “Gaaak…!” Tiba-tiba terdengar suara dari cabang pohon kapuk itu. Bersamaan dengan itu, sekerat dendeng jatuh ke tanah. Anjing Hutan segera mencaplok daging itu, lalu berlari meninggalkan tempat. “Benar dugaanku, kau adalah burung gagak yang bersuara serak dan memuakkan!” kata si Anjing Hutan.

Griya

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

17

Hijaukan Lahan Terbatas Lahan terbatas, tidak menjadi halangan untuk mengha­ dirkan nuansa hijau di rumah Anda. Dengan sedikit kreasi, taman-taman mini bisa Anda ciptakan di beberapa sudut kecil yang tersisa di lahan rumah Anda. Itulah yang dilakukan Made Suparta di Denpasar untuk “menghijaukan” rumahnya.

M

enghadirkan kolam mini menjadi salah satu pilihannya. Kolam berbentuk kotak minimalis ini hanya berukuran 120x60 cm yang ia pesan dari tukang pot beton. Di kolam ini, ia isi berbagai tanaman air, seperti melati air dan apu-apu yang mengapung cantik di atas air. Selain tanaman, tentunya kolam ini juga diisi dengan ikan hias, yang menurut beberapa sumber bisa memberikan efek relaksasi, mengendurkan saraf-saraf yang tegang ketika memandangi ikanikan yang berenang di kolam.

Di beberapa sudut yang memungkinkan ditempatkan pot kecil juga “disantapnya”. Ada yang diberikan tanaman air teratai saja, apu-apu saja, dan melati air saja. “Saya suka sekali melihat hijau. Sepulang kerja saya sering duduk santai dan ngopi sambil menikmati kesejukan taman,” ucapnya. Ia tak pernah berhenti berinovasi. Tiap ada lahan yang sekiranya memungkinkan “disulap” hijau, pasti dihijaukannya. Jangankan begitu, lahan yang sudah hijau pun dihijaukannya lagi. Seperti di beberapa pohon jepun (kamboja), pada batangnya ditempeli dengan

tanaman simbar dan anggrek hutan. “Simbar yang ini saya beli. Anggrek hutan dan simbar yang lainnya itu, nyari di kebun keluarga di kampung,” ujarnya sembari menunjuk batang-batang jepun yang ditempeli tanaman tersebut.

Selain tanaman pot, tanaman gantung juga dijamahnya. Tanaman samblung menjadi pilihannya. Selain perawatan dan pengembangbiakannya mudah, daunnya yang merambat menjuntai ke bawah juga terlihat cantik. “Tak perlu modal banyak

untuk menghijaukan rumah. Yang penting mau berkreasi, tanamantanaman liar pun bisa cantik jika sudah ditata dengan apik. Seperti simbar, anggrek hutan dan apu-apu, semua itu hasil dari berburu..hahaha,” ucapnya. (Inten Indrawati)


16

Pada waktu liburan sekolah, orangtua bisa mengajak anak-anaknya mengisi liburan dengan berekreasi ke berbagai tempat wisata, Ada berbagai pilihan tempat wisata khususnya di Bali. Tetapi jika orangtua ingin mengajak anak-anaknya berlibur ke Bandung dan ingin memberikan penga­ laman wisata edukasi ke museum, berikut adalah dua pilihan diantara banyak museum yang ada di Ban­ dung. Museum Geologi dan Museum Pos.

M

Edukasi

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

useum Geologi terletak di Jalan Diponegoro Bandung, tidak jauh letaknya dengan Gedung Sate, sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa barat. Di museum ini kita bisa mendapatkan informasi berbagai hal yang berkaitan dengan bumi, bagaimana bumi terbentuk pertama kali, batuan, mineral yang terkandung di dalamnya, eksplorasi minyak bumi, makhluk yang ada di bumi, khususnya manusia dan binatang purba yang pernah hidup di Indonesia, dengan kita melihat secara langsung kerangkanya. Museum ini buka pada hari kerja, dengan tiket masuk yang murah dan terjangkau bagi siswa, museum ini sering dijadikan tu-

Wisata Edukasi ke Museum

Dara

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Lama Vakum, Mangdan Rilis Album Ketiga

9

Buleleng begitu banyak memiliki potensi dibidang seni tarik suara khususnya lagu pop Bali. Banyak dari mereka yang sudah bisa meraih kesuksesnya dibelantika musik pop Bali lewat karya-karya yang digandrungi masyarakat Bali. Salah satu penyanyi pop Bali kelahiran Buleleng tepatnya Desa Alasangker ialah Komang Suardana atau yang akrab dipanggil Mangdan. Dua album telah dirilisnya beberapa tahun lalu di antaranya Galungan Kuningan dan Kangen.

K

ini ditengah perkembangan musik pop Bali yang semakin positif dan kebanjiran pendatang baru, membuat Mangdan tertarik untuk terjun kembali dibelantika musik pop Bali setelah sekian lama sempat vakum. Album ketiganya kini sedang dipersiapkan dan salah satu lagu sudah dirilis sebagai perkenalan album barunya tersebut. Single yang dirilis untuk memperkenalkan album ketiganya itu berjudul Nganten yang ia ciptakan sendiri dan diaransemen oleh Arim Ganawangsa. “Single Nganten ini sebagai perkenalan untuk album ketiga saya yang kini dalam tahap persiapan. Soalnya lama saya tidak berkarya, jadi sekarang saya coba untuk kembali dengan menggarap album ketiga untuk meramaikan belantika musik pop Bali yang sekarang sudah mulai bangkit,” ungkap Mangdan saat dihubungi belum lama ini. Dikatakan Mangdan, beberapa lagu untuk album ketiganya sudah rampung. Beberapa lagu tersebut seperti Bansos, Seleg Mekuli, Ketog Semprong, Odah Gaul dan juga termasuk lagu yang sudah dirilis Nganten. “Untuk materi lagu sudah ada beberapa yang rampung dire-

Museum Pos dan Museum Geologi

juan wisata edukasi oleh sekolahsekolah dari tingkat TK sampai universitas. Juga sering dikunjungi oleh wisatawan atau peneliti kebumian dari seluruh Indonesia dan mancanegara. Museum ini mengoleksi segala hal tentang kebumian, dari seluruh Indonesia. Bangunan yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, membawa kita pada suasana masa lalu yang mengagumkan. MUSEUM POS Museum Pos terletak di bagian timur Gedung Sate, tidak jauh dari museum Geologi. Memasuki

museum ini pengunjung tidak dikenakan biaya. Bahkan bila persediaan masih ada pengunjung khususnya siswa mendapat kenang-kenangan berupa buku atau stiker bergambar Museum Pos ini. Suasana museum yang berada di lantai bawah gedung sate ini membawa kita ke masa lalu, yaitu masa ketika surat menjadi alat komunikasi pen­ ting. Orangtua yang membawa anak-anaknya ke museum ini, bisa jadi mengenang masa lalu karena surat masih menjadi bagian dari kehidupan orang tua yang berumur 30-40 tahun

ke atas. Sementara untuk orang yang lahir mulai tahun 1990-an sedikit mengenal tentang suratmenyurat melalui pos. Anak-anak sekarang lebih mengenal surat elektronik (e-mail) yang bisa sampai ke tujuan hanya dalam hitungan detik. Di bagian awal museum ada diorama/patung orang dan tukang pos. Di bagian dalam ada foto-foto dan koleksi perangko yang pernah diterbitkan di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda, penjajajahan Jepang sampai pada masa kemerdekaan Indonesia. Seperti juga museum Geo­logi,

museum Pos sering dikunjungi oleh siswa yang diantar oleh gurunya untuk mendapatkan informasi tentang alat komunikasi surat khususnya di Indonesia . Di Museum Pos ini digambarkan bahwa surat merupakan salah satu alat komunikasi dan perjuangan merebut kembali kemerdekaan Indonesia. Dengan mengunjungi kedua museum dan juga museum lain dan tempat wisata edukasi lainnya, kita sebagai orangtua berharap anak-anak mendapatkan informasi dan juga menambah kecintaannya pada negeri tercinta Indonesia. (Elly Roati)

Komang Suardana

Gunk Rhey

Dari Rock ke Pop Biasa menyanyikan lagu yang bergenre rock serta dalam Bahasa Indonesia, ternyata tidak menyurutkan semangat dan tekad seorang penyanyi pendatang baru di blantika musik pop Bali. Gunk Rhey itulah nama keartisan serta sapaan akrabnya saat tampil dibeberapa acara hiburan. Meskipun baru belajar membawakan lagu dalam Bahasa Bali dua bulan terakhir ini, ternyata tidaklah susah bagi seorang Gunk Rhey. Perempuan yang kini tinggal di Surabaya ini, karena mesti ikuti sang suami yang tugas sebagai seorang polisi, ternyata tidak menjadikan hal tersebut sebagai halangan. Bagi perempuan kelahiran Singaraja, 18 Maret 1978 ini, menyanyi tidak mengenal waktu dan tempat. Jika sudah hobi, menurutnya semua akan terasa mudah. “Kalo untuk membawakan lagu dalam Bahasa Bali, itu baru-baru ini saya belajar. Sebelumnya saya lebih sering bawakan lagu-lagu bergenre rock dalam Bahasa Indonesia. Kini saya mencoba untuk keluar dari jalur itu dan kebetulan untuk lagu itu didukung oleh A’ang, adik saya sendiri yang juga merupakan personel Head Five Band,” ujar Gunk Rhey. Dua single yang diciptakan oleh sang adik, baru satu yang telah resmi dirilis yaitu “Sakit (Hianatin Tresna)”. Single tersebut diaransemen langsung oleh A’ang Head Five yang didukung Komang Hendra untuk grand piano, Dek Arta dari KPL Production dan Jem Tatto. “Untuk lagu sebenarnya ada dua yang diciptakan untuk saya. Namun, yang saya rilis baru satu yang judulnya “Sakit (Hianatin Tresna)”. Saya mau lihat dulu bagaimana respons masyarakat, setelah itu baru lanjut untuk single kedua,”imbuhnya. Ditanya terkait kendala yang dihadapinya

dalam berkarier di musik Bali, perempuan yang mengidolakan penyanyi Nicky Astria, Nike Ardila, Anggun dan Inka Christie itu mengatakan kendala yang dihadapinya ialah masalah jarak semata. Karena saat ini, ia tinggal di Surabaya dan saat akan melakukan proses rekaman dirinya mesti pulang ke Bali. “Kendala utama sih masalah jarak saja. Saya saat ini ikut suami yang lagi dapat tugas di Surabaya. Jadi kalo mau take vokal mesti pulang ke Bali,”ungkap Gunk Rhey. Ke depan, pemilik nama lengkap A.A. Ayu Redy Martini Dewi ini berharap kehadirannya di blantika musik pop Bali bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Selain itu, guna mengajegkan serta melestarikan musik pop Bali perlu dukungan semua pihak serta saling menghargai karya sesama musisi Bali. (Winata)

cording. Iya sambil jalan dan sambil mencari inspirasi untuk materi lagu tambahan,” katanya. Dalam kesempatan tersebut, Mangdan juga sangat berharap masukan-masukan dari para seniornya dibelantika musik pop Bali dan juga dari lapisan masyarakat. Masukan tersebut diharapkan bisa membangun dan menjadikannya lebih baik lagi dalam berkarya. “Saya selalu membuka diri untuk semua yang ingin memberi masukan bagi saya. Itu sangat penting bagi saya untuk bisa berkarya yang lebih balik lagi,” imbuhnya. Selain itu, Mangdan juga berharap musik pop Bali yang sempat redup kini bisa kembali bangkit dengan beragam genre. Hal itu tak lepas dari banyaknya pendatang baru yang bermunculan dengan kualitasnya masing-masing. “Kalo saya lihat musik Bali saat ini sudah kembali bangkit dan berkembang dengan hadirnya penyanyi pendatang baru. Semoga ini bisa menjadi titik awal kebangkitan lagu pop Bali. saya juga berharap karya-karya yang saya hadirkan mampu diterima oleh semua lapisan masyarakat,” tutupnya. (Wiwin Meliana)


10

Pelesir

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Style

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Pesona Aksesori

Mata Air Penyembuh Keseleo Simpel dan Natural Asia paling suka lokasi ini. Mereka berbaur dengan wisatawan domestik seperti dari Surabaya, Jakarta, Kalimantan dan Flores. Bersama anak, saudara dan teman, mereka bermain batu, merasakan sejuknya air pancoran dan berjalan diatas jembatan tradisional yang terbuat dari bambu. “Pada hari biasa lebih banyak dikunjungi wisatawan asing. Beda pada libur nasional, wisatawan domestik biasa menyerbu,” ucapnya. Sudarpa mengatakan, di lokasi Air Terjun Blangsinga dulunya terkenal sebagai tempat adu nyali bermain bungee jumping. DTW Air Terjun Blangsinga ini dikelola oleh Desa Ada Blangsinga, namun pengelolaannya dipercayakan kepada 11 orang

Objek wisata perairan tak hanya pantai dan laut. Ada air terjun yang bisa dijadikan pilihan untuk berwisata. Salah satunya yang ada di Air Terjun Blangsinga, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Daya Tarik Wisata (DTW) Alam ini sebagai tempat wisata favorit yang ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain bermain air, pengunjung juga bisa menyaksikan keindahan panorama alam Tukad Petanu.

A

ir terjun ini memiliki ketinggian sekitar 12,5 meter. Airnya mengalir dengan deras dan sangat cantik untuk dijadikan tempat berfoto ria. Bagi yang suka dengan suasana spiritual, sangat

cocok berwisata kesini karena di sekitar Tukad Petanu ini memiliki tempat-tempat sakral yang disucikan oleh warga setempat. Maka jangan heran, kalau setiap pagi banyak wisatawan yang melakukan meditasi ataupun yoga di tempat ini. DTW Air Terjun Belangsing dilengkapi dengan fasilitas, seperti tempat parkir luas, bale bengong untuk istirahat, toilet, kantin, dan jalan beton hingga sampai di dasar sungai. Suasana sejuk dan damai karena sepanjang perjalanan dihibur oleh suara burung. Untuk bisa menikmati keindahan dan bermain air, pengunjung diwajibkan membeli tiket sebesar Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak. Air Terjun Blangsinga memiliki tiga tempat strategis dan unik. Pada bagian pertama yang lokasinya ditepi sungai terdapat “air batu”, sebuah

mata air yang datangnya dari bongkahan batu. Air ini dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai obat untuk menyembuhkan keseleo dan patah tulang. “Sapi, babi atau hewan peliharaan lainnya yang patah tulang biasa nunas tamba (mohon obat)

di pancoran ini,” kata I Ketut Sudarpa, salah satu pengelola. Sungai ini juga sebagai tempat mandi para ibu-ibu yang baru melahirkan karena dipercaya memberikan kedamaian pada bayinya. Batu-batu besar dan kecil berjejer alami. Di areal ini biasa dimanfaatkan wisatawan untuk bermain batu yaitu menumpuk batu dari besar hingga kecil, seperti candi. Di bagian tengah suasana menjadi lebih menantang. Pengunjung bisa duduk-duduk diatas bongkahan tebing sambil menikmati air terjun yang jatuh ke dasar sungai.

Wisatawan memilih tempat ini untuk berfoto sangat dekat dengan air terjun dan tebing. Pemandangan indah ini juga dimanfaatkan bagi fotografer sebagai tempat foto prewedding. Mereka mengombinasikan dengan berbagai peralatan lain, seperti pajeng (payung) dan alat lainnya. Tempat ini juga bisa untuk ngobrol santai, karena sangat indah. Dari areal ini juga bisa menyaksikan keindahan pelangi dari mulut goa sekitar pukul 10.00 wita dan pada sore hari sekitar pukul 16.00 wita bisa dilihat dari bawah. Tempat strategis ketiga adalah di dasar sungai, air terjun utama. Wisatawa bisa merasakan kekuatan air yang jatuh dari ketinggian. Tak jarang dari mereka yang mandi bersukaria, bermain air atau sekadar membasuh kaki. Di tempat ini juga baik untuk berfoto. “Kawasan ini juga banyak dipilih sebagai lokasi foto prewedding,” kata Sudarpa sambil menunjuk lokasi yang unik untuk berfoto. Wisatawan Eropa, Australia dan

professional yang masih merupakan warga desa setempat. “Air terjun ini awalnya disukai oleh wisatawan bersepeda, kini sudah terkenal dan ramai dikunjungi,” jelasnya. Air Terjun Blangsinga dulunya bernama Air Terjun Srogsogan. Kemudian, setelah ramai pengunjung kini dikenal sebagai Air Terjun Blangsinga. Hasil dari kesepakatan warga Desa Blangsinga dan pengelola, kemudian membuatkan jalan setapak hingga di dasar sungai. Biayanya berasal dari khas desa juga dari hasil penjualan tiket. Selain itu, hasil dari pengelolaan objek ini juga untuk pembangunan desa, seperti upacara dan pembangunan fisik. (Darsana)

“Point Model Hunt 2017”

Dalam rangka 12th Anniversary Point Management dan Graduation Show Point Modeling School, kembali menggelar, “Point Model Hunt 2017” Sebuah acara yang keren dan tepat untuk mereka yang ingin mengembangkan talenta dan minat di bidang modeling. Menurut Andy, pemilik Point Management, acara ini akan digelar Sabtu (29/4) di Wantilan Ballroom, Prama Sanur Beach Hotel, Sanur. Lomba dibagi dalam dua jenis, Lomba Busana Pesta Bebas dengan memakai unsur kain dari seluruh Nusantara, untuk katagori usia: A. Usia 4 - 7 tahun; B. Usia 8 - 12 tahun dan C. Usia 13 - 23 tahun. Lomba Foto Model untuk katagori: A Usia 0 - 12 tahun dan B. Usia 13 - 23 tahun. Untuk lomba Foto Model akan melakukan sesi fotoshoot di Retro Foto Studio, 23-25 April 2017 dari pukul 11.00 s.d. pukul 17.00, dengan memakai busana kasual bebas berwarna putih. Biaya pendaftaran untuk masing-masing lomba @ Rp 100.000. Formulir dan pendaftaran dapat diperoleh di Dave Salon 3, Jln. PB Sudirman 18A. Denpasar ; Point Management, Jl. PB Sudirman 18A. Denpasar, hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat, pukul 17.30 - 20.00 dan Retro Foto Studio Jalan. Tukad Batanghari VII/No 13. Untuk informasi lebih lanjut hubungi 08123943081-087860988418 (Andy) dan 08563793030 - 0858350034 (Herman). (Sri Ardhini)

Cellular World Gelar GIFT

Memasuki kuartal kedua tahun 2017 Cellular World Group kembali bersinergi dengan Telkomsel menggelar program diGItal FesTive (GIFT). Ini merupakan program bundling device 4G yang dibeli di Cellular Word Group dengan paket data Telkomsel. Amir Hamzah, owner Cellular World Group mengatakan sinergi dengan Telkomsel sudah berkali-kali dilaksanakan dengan hadiah yang bervariasi. Antusiasme konsumen cukup tinggi sehingga banyak yang menantikan program berhadiah ini. Tiap konsumen yang membeli ponsel 4G di Cellular World Gatsu, Cellular World Teuku Umar, Cellular World Kuta, Gallery Mobile Phone, dan Rajawali Cellular, ikut layanan Expro serta membeli paket data Telkomsel berhak mendapat nomor undian. Promo ini berlaku April hingga September 2017. Hadiah yang disediakan 1 unit Toyota Calya dan 2 unit Yamaha NMax. GM Sales Regional Telkomsel Bali Nusra Anandoz Bangsawan menambahkan program ini diharapkan mampu meningkatkan pengguna device berbasis 4G serta pengunaan produk broadband dan digital Telkomsel. (Ngurah Budi)

Kreasi handmade kini semakin diminati. Seperti yang ­ditampilkan Tokoh pekan ini. Pilihan kami jatuh pada ­aksesori handmade yang simpel tapi unik ,kreasi dari seorang wirausaha muda Bali yang tergolong kreatif.

H

adir dengan brand “Desira” Ratih sang pemilik memilih bahan dasar perak , kuningan, dan tembaga, yang di kombinasikannya dengan batu mulia (crystal) seperti quartz, amethyst, citrine, amazonite , kyanite dan yang lainnya untuk menjadi desain aksesori koleksinya ini.

Menariknya, aksesori garapan Ratih ini dihadirkan lebih dengan bentuk aslinya yang natural, sehingga setiap perhiasan hasil karyanya hanya ada satu-satunya. Sebab, bentuk dengan cutting natural sudah pasti tidak akan pernah sama satu sama lain. Selanjutnya desain aksesori dari Ratih yang terinspirasi dari benda-benda sederhana di seki-

tarnya ini menjadi semakin unik dan keren dengan sentuhan modern contemporary. Seperti desain batu amazonite yang dipadukan dengan bunga kering, begitu juga dengan desain ranting pada beberapa kalung dan anting . Dikatakan oleh Ratih seluruh desain “Desira “ proses pembuatan dari perak sampai pemotongan crystal dan polish digarap di Bali dengan melibatkan pengrajin lokal. Selain perhiasan Ratih juga juga membuat head piece seperti flower crown dan karangan bunga dari bunga segar atau synthetic yang kebanyakan di gunakan untuk photoshoot . – Sri Ardhini

15


Jelita

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Keampuhan Laser Atasi Jerawat Setiap orang, khususnya remaja, lebih cenderung memiliki masalah kulit wajah dengan munculnya jerawat. Jerawat dapat disebabkan berbagai faktor, salah satu penyebabnya, faktor hormonal dan aktifnya kelenjar minyak. Demikian disampaikan dr. Ketut Adi Mega Sari, S.Ked, dari Natasha Skin Clinic Center, Denpasar. “Pada remaja biasanya mereka banyak melakukan aktivitas di luar, dimana banyak debu dan polusi sehingga mengakibatkan kelenjar sebasea tersumbat dan memicu munculnya komedo dan jerawat,” kata dr. Mega.

I

a menyarankan, sebaiknya perawatan jerawat dilakukan para terapi atau dokter yang sudah ahli dalam bidangnya. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengatasi jerawat. Chemical peeling, seperti perawatan seperti facial biasa dan diakhir perawatan diolesi obat yang ada kandungan untuk mengatasi jerawat. Tujuannya, agar jerawat tidak aktif dan mengurangi bekas jerawat. Ada juga pengobatan dengan light activitied therapy blue, yang fungsinya, untuk mematikan bakteri penyebab jerawat sehingga menghambat jerawat itu tambah meradang. Photodinamic therapy Blue, perawatan dengan menggunakan sinar panjang gelombang 415 nm, yang mampu menghancurkan bakteri pe-

dr. Ketut Adi Mega Sari, S.Ked

nyebab jerawat. Terapi ini sangat efektif mengurangi jerawat dan mencegah jerawat muncul kembali. Pada jerawat yang membandel, meradang, dan besar-besar, ada satu teknik pengobatan dengan laser. Salah satunya, dengan laser dual yellow. Laser CuBr merupakan kombinasi panjang gelombang 578 nanometer dan 511 nanometer. Fungsinya untuk menghancurkan bakteri penyebab jerawat. “Sinar berwarna kuning ini, langsung bekerja pada glandula sebasea atau si penghasil minyak. Sinar kuning ini fungsinya untuk mematikan bakteri dan memperkecil produksi glandula sebasea.

Dengan produksi minyak berkurang, komedo akan menjadi tidak aktif dan jerawat tidak meradang lagi,” jelasnya. Ia mengatakan, panjang gelombang ini terbukti mengurangi atau menghilangkan kelainan vaskuler pada kulit. Sedangkan gelombang 511 nanometer berwarna hijau, diabsorpsi di sel pigmen melanin. Kelainan kulit yang bisa diatasi dengan laser dual yellow, pigmentasi, bintik-bintik, tanda lahir berwarna cokelat, angioma, rosacea, teleangiektasi dan tanda lahir merah, lentigines (age spot), keratosis seboroik. Ia menambahkan, interval

waktu pengerjaan dengan laser ini, setiap tiga minggu sekali. Pengerjaan dilakukan 3-6 kali. Sementara untuk di rumah ada perawatan yang harus dilakukan seperti krim pagi dan krim malam, yang semuanya ada kandungan anti jerawat. Untuk mencuci muka, sebaiknya memakai facial wash untuk jerawat. “Orang berjerawat kulitnya cenderung berminyak. Pilihlah facial wash untuk mengatasi kulit berminyak,” sarannya. Untuk mencegah terjadinya jerawat, ia menyarankan, rutin mencuci wajah, minimal dua kali sehari. Sebaiknya mencuci

wajah dengan sabun khusus dan air. Selain itu, rutin memakai krim. Menurutnya, perawatan wajah sebaiknya sudah dilakukan sejak remaja, usia akilbalig atau yang sudah mengalami haid. Jerawat bisa timbul pada laki-laki dan perempuan. Namun, dalam perawatannya berbeda karena struktur anatomi kulit lak-laki berbeda, cenderung lebih lebar dan lebih kasar. Sejauh ini, kata dia, makanan belum terbukti sebagai penyebab jerawat, namun, tetap ia sarankan, agar mengatur pola makan, pola tidur, dan tidak stres. (Wirati Astiti)

Bugar

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

11

Pembangunan Kesehatan dengan Pendekatan Keluarga Pencapaian sasaran pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 diraih melalui Program Indonesia Sehat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga. Demikian disampaikan Kabid Yankes Dinas Kesehat­an Kota Denpasar, dr. Ayu Witriasih, M.Kes. “Pendekatan keluar­ga dilaksanakan demi mewujudkan keluarga sehat, dengan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas, melalui kunjungan rumah. Ini artinya, puskesmas mening­katkan pelayanannya kepada masyarakat dengan melaksanakan pelayanan kesehatan di dalam dan di luar dengan mengunjungi masing-masing ke­luarga di wilayah kerjanya,” jelas dr. Ayu.

S

asaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, dengan indikator meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu, dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita. Dalam mendukung keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan sesuai Renstra Tahun 2015-2019, Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada empat area prioritas, yakni: penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, perbaikan gizi masyarakat, khususnya untuk pengendalian prevalensi balita pendek, pengendalian penyakit menular, khususnya HIV-AIDS, tuberkulosis (TB), dan malaria, pengendalian penyakit tidak menular, khususnya hipertensi, diabetes melitus, obesitas, kanker (khususnya leher rahim dan payudara) dan gangguan jiwa. Peningkatan jangkauan sasaran terutama pada keluarga, tanpa mengabaikan pendekatan-pendekatan lain yang selama ini sudah berhasil dilaksanakan yaitu menjangkau sasaran berbasis Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), menjangkau sasaran berbasis UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), menjangkau sasaran berbasis Upaya Kesehatan Usia Kerja(UKUK), dan untuk sasaran kelompok usia lanjut dengan pendekatan Posbindu Usila. Prioritas perencanaan dan penganggaran diarahkan pada pemenuhan kebutuhan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif. Pemenuhan kebutuhan kegiatan-kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan setelah kebutuhan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif dipenuhi. Sumber daya manusia (SDM) adalah modal utama dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, kualitas SDM perlu terus ditingkatkan sehingga memiliki daya saing tinggi, yang antara lain ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Kesetaraan Gender (IKG). Peningkatan tersebut di-

laksanakan melalui pengendalian jumlah penduduk, peningkatan taraf pendidikan, serta peningkatan derajat kesehatan. Ia mengatakan, tantangan dalam pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat berupa peningkatan upaya promotif dan preventif, peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, pengendalian penyakit menular dan tidak menular, peningkatan pengawasan obat dan makanan, serta peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan. KONSEP PENDEKATAN KELUARGA Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/ meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam pelaksanaan program “Indonesia Sehat” dengan pendekatan keluarga. Keluarga memiliki lima fungsi, yaitu, fungsi afektif, segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga. Fungsi sosialisasi, proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi

dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Fungsi keluarga, berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat dalam mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan agar memenuhi kebutuhan keluarga. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan, untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah, mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya, mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan

dr. Ayu Witriasih

14

suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya, mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan. Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan; kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data profil kesehatan keluarga dan peremajaan data. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan di puskesmas. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk pemberdayaan masyarakat dan manajemen puskesmas. Kunjungan rumah dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga Dengan langkah ini, kata dia, puskesmas akan dapat mengenali masalah-masalah kesehatan dan PHBS yang dihadapi keluarga secara lebih menyeluruh melalui kunjungan keluarga di rumah. Anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian dapat dimotivasi untuk memanfaatkan pelayanan puskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan. KELUARGA SEBAGAI FOKUS PEMBERDAYAAN Derajat kesehatan keluarga sangat ditentukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari keluarga tersebut. Penerapan PHBS dapat dipraktikan dalam segala bidang, seperti, mempraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan. Bidang Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana harus mempraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan, menimbang balita dan memantau perkembangannya secara berkala, memberikan imunisasi dasar pada bayi. Bidang Gizi dan Farmasi harus mempraktikkan perilaku makan dengan gizi seimbang, memberi bayi ASI eksklusif. Bidang Pemeliharaan Kesehatan harus mempraktikkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif memanfaatkan puskesmas dan sarana kesehatan lain. Ia menegaskan, PHBS harus dipraktikkan di semua bidang kesehatan masyarakat karena pada hakikatnya setiap masalah kesehatan merupakan hasil perilaku, yaitu interaksi manusia dengan bibit penyakit atau pengganggu lainnya dan lingkungan. “Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari fungsi UKM dari puskesmas. Keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga,” tegasnya. (Wirati Astiti)


12

Kuliner

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Menemukan Sesuatu yang Baru saat Makan Malam

Makan malam merupakan kegiatan yang dapat dijadikan sebagai momen menyantap hidangan yang paling menyenangkan. Makan malam umumnya tidak terikat waktu karena biasa dinikmati setelah jam kerja, makan malam pun memiliki lebih banyak pilihan karenanya.

M

akan malam kadang dikenal sebagai “musuh” bagi orang yang sedang diet. Namun, tanpa disadari, menghindari makan malam justru buruk bagi kesehatan. Sebaliknya, makan malam dengan porsi yang cukup dapat memberikan manfaat baik bagi kesehatan. Beberapa contoh manfaat kesehatan yang didapat dengan mengonsumsi makanan pada malam hari adalah mengendalikan rasa lapar. Tak hanya itu, mengonsumsi protein pada malam hari justru membantu diet karena tidak semua lemak

akan diserap oleh tubuh karena tubuh sedang dalam “resting mode” atau beristirahat. Disisi lain, makan malam juga dapat mengontrol tingginya asam lambung. Selain berbagai manfaat disisi kesehatan, ada keuntungan lain dari mengonsumsi makan

Resep ala Dapur Eka Bahan-bahan: ½ kg cumi

Cumi Asam Manis

Bumbu-bumbu: ½ suing bawang bombay 4 siung bawang putih 3 buah tomat Mentega secukupnya Garam secukupnya

Gula pasir secukupnya Minyak wijen secukupnya 2 iris jahe

Cara membuat: - Rebus cumi sekitar 3 menit, kemudian potong-potong ukuran seruas jari. - Bawang putih digeprak, bawang bombay potong kotak, tomat iris tipis. - Tumis semuanya dengan sedikit mentega. Setelah harum, tambahkan sedikit air mendidih, tutup beberapa menit. - Setelah tomat hancur, tambahkan irisan jahe, garam, merica, minyak wijen dan gula pasir. - Lalu masukkan potongan cumi yang sudah direbus. Aduk rata, matikan api.

malam. Makan malam bersama keluarga atau kerabat dapat mempererat sebuah hubungan. Tak hanya itu, mengonsumsi makanan diluar seperti makan di restoran dapat memberikan perasaan bahagia dan excitement untuk mencoba hal baru. Hal ini yang mendasari ho tel yang terletak di Jalan Kartika Plaza Kuta, Bali Rani Hotel, untuk memperbaharui semua menu makan malamnya. “Tiap beberapa periode kami selalu membuat kreasi menu baru

agar tamu-tamu kami tidak merasa bosan dan menemukan sesuatu yang baru setiap kali

Bumbu-bumbu: 1 buah : jeruk nipis, diperas ambil airnya

Popcorn

Camilan Nonton Film B agi penggemar film yang biasa nonton film di bioskop. ada yang kurang lengkap jika nonton film tanpa menikmati popcorn. Pengelola bioskop pun sudah paham dengan kondisi ini dan selalu menyiapkan popcorn sebagai salah satu camilan saat menonton. “Sudah jadi kebiasaan kalau nonton film di bioskop, makan popcorn. Saya sukanya popcorn karamel. Tangan tidak bisa berhenti sebelum popcorn habis,”ungkap Ewik, seorang penonton yang bersiap menyaksikan film di salah satu bioskop

datang,” ujar Made Swendra, Food & Beverage Manager Brasserie Restaurant - Bali Rani Hotel. Menu-menu yang dikeluarkan adalah masakan yang berasal dari berbagai belahan dunia seperti, Sanuki Udon, Vietnamese Noodle Soup, Tuna Tataki, Apple Samosa, Musselino de Crème, serta kreasi berdasarkan masakan khas dari beberapa negara lain. Untuk menu lokal, Brasserie Restaurant ini mengandalkan sensasi rasa lokal seperti Nasi Goreng Rendang, Nasi Goreng Asam Pedas, Mie Garing, dan banyak lainnya. (Ngurah Budi)

di Denpasar. Kemasan popcorn yang dijual pun bervariasi. Ada yang berbentuk kotak, ada yang seperti gelas dengan tutupnya, dan ada yang berbentuk tas. Semua memberikan kenyamanan bagi penikmatnya. Kalau tak habis dimakan, popcorn masih bisa dibawa pulang. Popcorn merupakan makanan ringan yang terbuat dari biji jagung kering yang dipipil dan dipanaskan. Proses pemanasan yang sederhana akan membuat biji jagung mengembang dan ditandai dengan suara ledakan kecil. Mesin pembuatan popcorn

Tumis Kangkung Tauco Sarwan Bahan: 200 gr : kangkung yang sudah dibersihkan 2 buah : cabe merah besar potong 5 siung : bawang putih cincang 150 ml : air kaldu 5 buah : cabe rawit cincang halus 2 ruas : jari lengkuas, memarkan 1 sdm : taoco manis 2 sdm : kecap manis 1 sdm : kecap asin

1 buah : jeruk limau 1 sdm : gula pasir Sedikit garam Sedikit minyak goreng dipanaskan Daun kemangi secukupnya Cara membuat: - Iris semua bahan, untuk tomat potong kotak-kotak. - Tambahkan perasan jeruk nipis,

gula dan sedikit garam, aduk hingga rata - Siramkan minyak goreng yang sudah dipanaskan, aduk hingga rata. - Siramkan perasan jeruk limau, tambahkan daun kemangi, siap dihidangkan. Penyajian: - Dinikmati bersama pindang goreng atau ikan laut goreng. (Sri Ardhini)

pun memiliki berbagai ukuran. Ada yang ukuran kecil yang bisa dipakai di rumah tangga hingga yang besar. Untuk menghasilkan popcorn yang baik, diperlukan jenis butiran jagung khas. Bijian jagung ini biasanya kecil dengan bagian bertepung (floury) tertutup sepenuhnya oleh bagian keras. Ketika dipanaskan, uap air yang berada di bagian bertepung akan menekan bagian keras. Pada saat yang sama, terjadi perubahan fisik pada bagian keras yang cenderung melunak. Akhirnya, pada titik tekanan tertentu akan

13

terjadi letupan karena desakan tekanan uap dari dalam tersebut. Rasa popcorn juga beragam. Dulu hanya ada popcorn gurih. Belakangan, popcorn dikombinasikan dengan karamel sehingga warnanya menjadi cokelat dan rasanya manis. Dari beberapa referensi, popcorn dijelaskan memiliki kandungan serat yang tinggi yang dapat mempertahankan rasa kenyang dan menstabilkan gula darah. Popcorn rendah kalori dan rendah kolesterol, baik dikonsumsi bagi yang sedang berdiet. (Ngurah Budi)

Oseng-Oseng Kapri Jagung Semi Minyak secukupnya aduk hingga kangkung layu dan Garam dan kaldu bubuk secu- kangkung empuk matang, angkat, kupnya. siap disajikan.

Sambal Dabu-dabu Bahan-bahan: 1 buah : tomat sebesar genggaman tangan 5 buah : cabai merah kecil 3 buah : cabai hijau kecil 2 siung : bawang merah

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Cara Membuat : Panaskan minyak, tumis irisan bawang bombai juga bawang putih dan lengkuas hingga harum, lalu masukkan air kaldu, masukkan saus taoco, kecap manis, kecap asin, garam dan kaldu bubuk. Masukkan kangkung,

Pindang Sayuran Bahan : 50 gr : kacang panjang, potong 4 cm 1 buah : terong, potong melintang 2 buah : tomat merah, potong jadi 8 buah 10 buah : cabe rawit utuh 6 buah : belimbing wuluh, potong melintang 100 gr : nanas, kupas, potong-potong 1 sdt : gula pasir 700 ml : air kaldu 2 sdm : minyak goreng Bumbu : 9 buah : bawang merah, iris tipis 4 siung : bawang putih, iris tipis 3 ruas : jari kunyit bakar, memarkan 3 ruas : jari jahe, memarkan 2 ruas : jari lengkuas, memarkan 2 batang : serai, memarkan 4 lembar : daun jeruk, buang tangkainya Garam dan kaldu bubuk secukupnya Cara Membuat : Panaskan minyak, tumis bahan bumbu hingga harum, angkat. Siapkan panci, panaskan air kaldu

hingga mendidih lalu masukkan tumisan bahan bumbu, masak hingga mendidih kembali. Masukkan potongan kacang panjang dan terong, didihkan hingga kacang panjang dan terong setengah matang lalu masukkan irisan tomat, cabe rawit, belimbing sayur dan nanas, tambahkan gula, garam dan kaldu bubuk. Masak hingga mendidih kembali dan sayuram matang, angkat, sajikan.

Bahan: 200 gr : kapri muda 300 gr : jagung semi muda 3 siung : bawang putih cincang 1 buah : bawang bombai iris panjang 2 buah : cabe merah iris 2 ruas : jari jahe, memarkan 3 lembar : daun jeruk, buang tangkainya ½ sdt : lada bubuk 2 ruas : jari lengkuas, memarkan Gula, garam, kaldu bubuk dan minyak secukupnya. Cara Membuat: - Kapri dibuang kedua ujungnya. Jagung semi dibuang pelepahya, belah jadi 2 bagian.

- Panaskan minyak, tumis irisan bawang bombai, bawang putih, lengkuas, jahe juga irisan cabe merah dan daun jeruk, masak hingga harum lalu masukkan kapri juga jagung semi. - Aduk rata, masukkan gula, garam, kaldu bubuk dan lada bubuk, masak hingga matang dan bumbu meresap, siap disajikan.


12

Kuliner

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Menemukan Sesuatu yang Baru saat Makan Malam

Makan malam merupakan kegiatan yang dapat dijadikan sebagai momen menyantap hidangan yang paling menyenangkan. Makan malam umumnya tidak terikat waktu karena biasa dinikmati setelah jam kerja, makan malam pun memiliki lebih banyak pilihan karenanya.

M

akan malam kadang dikenal sebagai “musuh” bagi orang yang sedang diet. Namun, tanpa disadari, menghindari makan malam justru buruk bagi kesehatan. Sebaliknya, makan malam dengan porsi yang cukup dapat memberikan manfaat baik bagi kesehatan. Beberapa contoh manfaat kesehatan yang didapat dengan mengonsumsi makanan pada malam hari adalah mengendalikan rasa lapar. Tak hanya itu, mengonsumsi protein pada malam hari justru membantu diet karena tidak semua lemak

akan diserap oleh tubuh karena tubuh sedang dalam “resting mode” atau beristirahat. Disisi lain, makan malam juga dapat mengontrol tingginya asam lambung. Selain berbagai manfaat disisi kesehatan, ada keuntungan lain dari mengonsumsi makan

Resep ala Dapur Eka Bahan-bahan: ½ kg cumi

Cumi Asam Manis

Bumbu-bumbu: ½ suing bawang bombay 4 siung bawang putih 3 buah tomat Mentega secukupnya Garam secukupnya

Gula pasir secukupnya Minyak wijen secukupnya 2 iris jahe

Cara membuat: - Rebus cumi sekitar 3 menit, kemudian potong-potong ukuran seruas jari. - Bawang putih digeprak, bawang bombay potong kotak, tomat iris tipis. - Tumis semuanya dengan sedikit mentega. Setelah harum, tambahkan sedikit air mendidih, tutup beberapa menit. - Setelah tomat hancur, tambahkan irisan jahe, garam, merica, minyak wijen dan gula pasir. - Lalu masukkan potongan cumi yang sudah direbus. Aduk rata, matikan api.

malam. Makan malam bersama keluarga atau kerabat dapat mempererat sebuah hubungan. Tak hanya itu, mengonsumsi makanan diluar seperti makan di restoran dapat memberikan perasaan bahagia dan excitement untuk mencoba hal baru. Hal ini yang mendasari ho tel yang terletak di Jalan Kartika Plaza Kuta, Bali Rani Hotel, untuk memperbaharui semua menu makan malamnya. “Tiap beberapa periode kami selalu membuat kreasi menu baru

agar tamu-tamu kami tidak merasa bosan dan menemukan sesuatu yang baru setiap kali

Bumbu-bumbu: 1 buah : jeruk nipis, diperas ambil airnya

Popcorn

Camilan Nonton Film B agi penggemar film yang biasa nonton film di bioskop. ada yang kurang lengkap jika nonton film tanpa menikmati popcorn. Pengelola bioskop pun sudah paham dengan kondisi ini dan selalu menyiapkan popcorn sebagai salah satu camilan saat menonton. “Sudah jadi kebiasaan kalau nonton film di bioskop, makan popcorn. Saya sukanya popcorn karamel. Tangan tidak bisa berhenti sebelum popcorn habis,”ungkap Ewik, seorang penonton yang bersiap menyaksikan film di salah satu bioskop

datang,” ujar Made Swendra, Food & Beverage Manager Brasserie Restaurant - Bali Rani Hotel. Menu-menu yang dikeluarkan adalah masakan yang berasal dari berbagai belahan dunia seperti, Sanuki Udon, Vietnamese Noodle Soup, Tuna Tataki, Apple Samosa, Musselino de Crème, serta kreasi berdasarkan masakan khas dari beberapa negara lain. Untuk menu lokal, Brasserie Restaurant ini mengandalkan sensasi rasa lokal seperti Nasi Goreng Rendang, Nasi Goreng Asam Pedas, Mie Garing, dan banyak lainnya. (Ngurah Budi)

di Denpasar. Kemasan popcorn yang dijual pun bervariasi. Ada yang berbentuk kotak, ada yang seperti gelas dengan tutupnya, dan ada yang berbentuk tas. Semua memberikan kenyamanan bagi penikmatnya. Kalau tak habis dimakan, popcorn masih bisa dibawa pulang. Popcorn merupakan makanan ringan yang terbuat dari biji jagung kering yang dipipil dan dipanaskan. Proses pemanasan yang sederhana akan membuat biji jagung mengembang dan ditandai dengan suara ledakan kecil. Mesin pembuatan popcorn

Tumis Kangkung Tauco Sarwan Bahan: 200 gr : kangkung yang sudah dibersihkan 2 buah : cabe merah besar potong 5 siung : bawang putih cincang 150 ml : air kaldu 5 buah : cabe rawit cincang halus 2 ruas : jari lengkuas, memarkan 1 sdm : taoco manis 2 sdm : kecap manis 1 sdm : kecap asin

1 buah : jeruk limau 1 sdm : gula pasir Sedikit garam Sedikit minyak goreng dipanaskan Daun kemangi secukupnya Cara membuat: - Iris semua bahan, untuk tomat potong kotak-kotak. - Tambahkan perasan jeruk nipis,

gula dan sedikit garam, aduk hingga rata - Siramkan minyak goreng yang sudah dipanaskan, aduk hingga rata. - Siramkan perasan jeruk limau, tambahkan daun kemangi, siap dihidangkan. Penyajian: - Dinikmati bersama pindang goreng atau ikan laut goreng. (Sri Ardhini)

pun memiliki berbagai ukuran. Ada yang ukuran kecil yang bisa dipakai di rumah tangga hingga yang besar. Untuk menghasilkan popcorn yang baik, diperlukan jenis butiran jagung khas. Bijian jagung ini biasanya kecil dengan bagian bertepung (floury) tertutup sepenuhnya oleh bagian keras. Ketika dipanaskan, uap air yang berada di bagian bertepung akan menekan bagian keras. Pada saat yang sama, terjadi perubahan fisik pada bagian keras yang cenderung melunak. Akhirnya, pada titik tekanan tertentu akan

13

terjadi letupan karena desakan tekanan uap dari dalam tersebut. Rasa popcorn juga beragam. Dulu hanya ada popcorn gurih. Belakangan, popcorn dikombinasikan dengan karamel sehingga warnanya menjadi cokelat dan rasanya manis. Dari beberapa referensi, popcorn dijelaskan memiliki kandungan serat yang tinggi yang dapat mempertahankan rasa kenyang dan menstabilkan gula darah. Popcorn rendah kalori dan rendah kolesterol, baik dikonsumsi bagi yang sedang berdiet. (Ngurah Budi)

Oseng-Oseng Kapri Jagung Semi Minyak secukupnya aduk hingga kangkung layu dan Garam dan kaldu bubuk secu- kangkung empuk matang, angkat, kupnya. siap disajikan.

Sambal Dabu-dabu Bahan-bahan: 1 buah : tomat sebesar genggaman tangan 5 buah : cabai merah kecil 3 buah : cabai hijau kecil 2 siung : bawang merah

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Cara Membuat : Panaskan minyak, tumis irisan bawang bombai juga bawang putih dan lengkuas hingga harum, lalu masukkan air kaldu, masukkan saus taoco, kecap manis, kecap asin, garam dan kaldu bubuk. Masukkan kangkung,

Pindang Sayuran Bahan : 50 gr : kacang panjang, potong 4 cm 1 buah : terong, potong melintang 2 buah : tomat merah, potong jadi 8 buah 10 buah : cabe rawit utuh 6 buah : belimbing wuluh, potong melintang 100 gr : nanas, kupas, potong-potong 1 sdt : gula pasir 700 ml : air kaldu 2 sdm : minyak goreng Bumbu : 9 buah : bawang merah, iris tipis 4 siung : bawang putih, iris tipis 3 ruas : jari kunyit bakar, memarkan 3 ruas : jari jahe, memarkan 2 ruas : jari lengkuas, memarkan 2 batang : serai, memarkan 4 lembar : daun jeruk, buang tangkainya Garam dan kaldu bubuk secukupnya Cara Membuat : Panaskan minyak, tumis bahan bumbu hingga harum, angkat. Siapkan panci, panaskan air kaldu

hingga mendidih lalu masukkan tumisan bahan bumbu, masak hingga mendidih kembali. Masukkan potongan kacang panjang dan terong, didihkan hingga kacang panjang dan terong setengah matang lalu masukkan irisan tomat, cabe rawit, belimbing sayur dan nanas, tambahkan gula, garam dan kaldu bubuk. Masak hingga mendidih kembali dan sayuram matang, angkat, sajikan.

Bahan: 200 gr : kapri muda 300 gr : jagung semi muda 3 siung : bawang putih cincang 1 buah : bawang bombai iris panjang 2 buah : cabe merah iris 2 ruas : jari jahe, memarkan 3 lembar : daun jeruk, buang tangkainya ½ sdt : lada bubuk 2 ruas : jari lengkuas, memarkan Gula, garam, kaldu bubuk dan minyak secukupnya. Cara Membuat: - Kapri dibuang kedua ujungnya. Jagung semi dibuang pelepahya, belah jadi 2 bagian.

- Panaskan minyak, tumis irisan bawang bombai, bawang putih, lengkuas, jahe juga irisan cabe merah dan daun jeruk, masak hingga harum lalu masukkan kapri juga jagung semi. - Aduk rata, masukkan gula, garam, kaldu bubuk dan lada bubuk, masak hingga matang dan bumbu meresap, siap disajikan.


Jelita

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Keampuhan Laser Atasi Jerawat Setiap orang, khususnya remaja, lebih cenderung memiliki masalah kulit wajah dengan munculnya jerawat. Jerawat dapat disebabkan berbagai faktor, salah satu penyebabnya, faktor hormonal dan aktifnya kelenjar minyak. Demikian disampaikan dr. Ketut Adi Mega Sari, S.Ked, dari Natasha Skin Clinic Center, Denpasar. “Pada remaja biasanya mereka banyak melakukan aktivitas di luar, dimana banyak debu dan polusi sehingga mengakibatkan kelenjar sebasea tersumbat dan memicu munculnya komedo dan jerawat,” kata dr. Mega.

I

a menyarankan, sebaiknya perawatan jerawat dilakukan para terapi atau dokter yang sudah ahli dalam bidangnya. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengatasi jerawat. Chemical peeling, seperti perawatan seperti facial biasa dan diakhir perawatan diolesi obat yang ada kandungan untuk mengatasi jerawat. Tujuannya, agar jerawat tidak aktif dan mengurangi bekas jerawat. Ada juga pengobatan dengan light activitied therapy blue, yang fungsinya, untuk mematikan bakteri penyebab jerawat sehingga menghambat jerawat itu tambah meradang. Photodinamic therapy Blue, perawatan dengan menggunakan sinar panjang gelombang 415 nm, yang mampu menghancurkan bakteri pe-

dr. Ketut Adi Mega Sari, S.Ked

nyebab jerawat. Terapi ini sangat efektif mengurangi jerawat dan mencegah jerawat muncul kembali. Pada jerawat yang membandel, meradang, dan besar-besar, ada satu teknik pengobatan dengan laser. Salah satunya, dengan laser dual yellow. Laser CuBr merupakan kombinasi panjang gelombang 578 nanometer dan 511 nanometer. Fungsinya untuk menghancurkan bakteri penyebab jerawat. “Sinar berwarna kuning ini, langsung bekerja pada glandula sebasea atau si penghasil minyak. Sinar kuning ini fungsinya untuk mematikan bakteri dan memperkecil produksi glandula sebasea.

Dengan produksi minyak berkurang, komedo akan menjadi tidak aktif dan jerawat tidak meradang lagi,” jelasnya. Ia mengatakan, panjang gelombang ini terbukti mengurangi atau menghilangkan kelainan vaskuler pada kulit. Sedangkan gelombang 511 nanometer berwarna hijau, diabsorpsi di sel pigmen melanin. Kelainan kulit yang bisa diatasi dengan laser dual yellow, pigmentasi, bintik-bintik, tanda lahir berwarna cokelat, angioma, rosacea, teleangiektasi dan tanda lahir merah, lentigines (age spot), keratosis seboroik. Ia menambahkan, interval

waktu pengerjaan dengan laser ini, setiap tiga minggu sekali. Pengerjaan dilakukan 3-6 kali. Sementara untuk di rumah ada perawatan yang harus dilakukan seperti krim pagi dan krim malam, yang semuanya ada kandungan anti jerawat. Untuk mencuci muka, sebaiknya memakai facial wash untuk jerawat. “Orang berjerawat kulitnya cenderung berminyak. Pilihlah facial wash untuk mengatasi kulit berminyak,” sarannya. Untuk mencegah terjadinya jerawat, ia menyarankan, rutin mencuci wajah, minimal dua kali sehari. Sebaiknya mencuci

wajah dengan sabun khusus dan air. Selain itu, rutin memakai krim. Menurutnya, perawatan wajah sebaiknya sudah dilakukan sejak remaja, usia akilbalig atau yang sudah mengalami haid. Jerawat bisa timbul pada laki-laki dan perempuan. Namun, dalam perawatannya berbeda karena struktur anatomi kulit lak-laki berbeda, cenderung lebih lebar dan lebih kasar. Sejauh ini, kata dia, makanan belum terbukti sebagai penyebab jerawat, namun, tetap ia sarankan, agar mengatur pola makan, pola tidur, dan tidak stres. (Wirati Astiti)

Bugar

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

11

Pembangunan Kesehatan dengan Pendekatan Keluarga Pencapaian sasaran pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 diraih melalui Program Indonesia Sehat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga. Demikian disampaikan Kabid Yankes Dinas Kesehat­an Kota Denpasar, dr. Ayu Witriasih, M.Kes. “Pendekatan keluar­ga dilaksanakan demi mewujudkan keluarga sehat, dengan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas, melalui kunjungan rumah. Ini artinya, puskesmas mening­katkan pelayanannya kepada masyarakat dengan melaksanakan pelayanan kesehatan di dalam dan di luar dengan mengunjungi masing-masing ke­luarga di wilayah kerjanya,” jelas dr. Ayu.

S

asaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, dengan indikator meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu, dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita. Dalam mendukung keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan sesuai Renstra Tahun 2015-2019, Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada empat area prioritas, yakni: penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, perbaikan gizi masyarakat, khususnya untuk pengendalian prevalensi balita pendek, pengendalian penyakit menular, khususnya HIV-AIDS, tuberkulosis (TB), dan malaria, pengendalian penyakit tidak menular, khususnya hipertensi, diabetes melitus, obesitas, kanker (khususnya leher rahim dan payudara) dan gangguan jiwa. Peningkatan jangkauan sasaran terutama pada keluarga, tanpa mengabaikan pendekatan-pendekatan lain yang selama ini sudah berhasil dilaksanakan yaitu menjangkau sasaran berbasis Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), menjangkau sasaran berbasis UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), menjangkau sasaran berbasis Upaya Kesehatan Usia Kerja(UKUK), dan untuk sasaran kelompok usia lanjut dengan pendekatan Posbindu Usila. Prioritas perencanaan dan penganggaran diarahkan pada pemenuhan kebutuhan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif. Pemenuhan kebutuhan kegiatan-kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan setelah kebutuhan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif dipenuhi. Sumber daya manusia (SDM) adalah modal utama dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, kualitas SDM perlu terus ditingkatkan sehingga memiliki daya saing tinggi, yang antara lain ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Kesetaraan Gender (IKG). Peningkatan tersebut di-

laksanakan melalui pengendalian jumlah penduduk, peningkatan taraf pendidikan, serta peningkatan derajat kesehatan. Ia mengatakan, tantangan dalam pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat berupa peningkatan upaya promotif dan preventif, peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, pengendalian penyakit menular dan tidak menular, peningkatan pengawasan obat dan makanan, serta peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan. KONSEP PENDEKATAN KELUARGA Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/ meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam pelaksanaan program “Indonesia Sehat” dengan pendekatan keluarga. Keluarga memiliki lima fungsi, yaitu, fungsi afektif, segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga. Fungsi sosialisasi, proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi

dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Fungsi keluarga, berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat dalam mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan agar memenuhi kebutuhan keluarga. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan, untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah, mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya, mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan

dr. Ayu Witriasih

14

suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya, mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan. Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan; kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data profil kesehatan keluarga dan peremajaan data. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan di puskesmas. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk pemberdayaan masyarakat dan manajemen puskesmas. Kunjungan rumah dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga Dengan langkah ini, kata dia, puskesmas akan dapat mengenali masalah-masalah kesehatan dan PHBS yang dihadapi keluarga secara lebih menyeluruh melalui kunjungan keluarga di rumah. Anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan kemudian dapat dimotivasi untuk memanfaatkan pelayanan puskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan. KELUARGA SEBAGAI FOKUS PEMBERDAYAAN Derajat kesehatan keluarga sangat ditentukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari keluarga tersebut. Penerapan PHBS dapat dipraktikan dalam segala bidang, seperti, mempraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan. Bidang Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana harus mempraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan, menimbang balita dan memantau perkembangannya secara berkala, memberikan imunisasi dasar pada bayi. Bidang Gizi dan Farmasi harus mempraktikkan perilaku makan dengan gizi seimbang, memberi bayi ASI eksklusif. Bidang Pemeliharaan Kesehatan harus mempraktikkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif memanfaatkan puskesmas dan sarana kesehatan lain. Ia menegaskan, PHBS harus dipraktikkan di semua bidang kesehatan masyarakat karena pada hakikatnya setiap masalah kesehatan merupakan hasil perilaku, yaitu interaksi manusia dengan bibit penyakit atau pengganggu lainnya dan lingkungan. “Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari fungsi UKM dari puskesmas. Keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat, maka pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga,” tegasnya. (Wirati Astiti)


10

Pelesir

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Style

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Pesona Aksesori

Mata Air Penyembuh Keseleo Simpel dan Natural Asia paling suka lokasi ini. Mereka berbaur dengan wisatawan domestik seperti dari Surabaya, Jakarta, Kalimantan dan Flores. Bersama anak, saudara dan teman, mereka bermain batu, merasakan sejuknya air pancoran dan berjalan diatas jembatan tradisional yang terbuat dari bambu. “Pada hari biasa lebih banyak dikunjungi wisatawan asing. Beda pada libur nasional, wisatawan domestik biasa menyerbu,” ucapnya. Sudarpa mengatakan, di lokasi Air Terjun Blangsinga dulunya terkenal sebagai tempat adu nyali bermain bungee jumping. DTW Air Terjun Blangsinga ini dikelola oleh Desa Ada Blangsinga, namun pengelolaannya dipercayakan kepada 11 orang

Objek wisata perairan tak hanya pantai dan laut. Ada air terjun yang bisa dijadikan pilihan untuk berwisata. Salah satunya yang ada di Air Terjun Blangsinga, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Daya Tarik Wisata (DTW) Alam ini sebagai tempat wisata favorit yang ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain bermain air, pengunjung juga bisa menyaksikan keindahan panorama alam Tukad Petanu.

A

ir terjun ini memiliki ketinggian sekitar 12,5 meter. Airnya mengalir dengan deras dan sangat cantik untuk dijadikan tempat berfoto ria. Bagi yang suka dengan suasana spiritual, sangat

cocok berwisata kesini karena di sekitar Tukad Petanu ini memiliki tempat-tempat sakral yang disucikan oleh warga setempat. Maka jangan heran, kalau setiap pagi banyak wisatawan yang melakukan meditasi ataupun yoga di tempat ini. DTW Air Terjun Belangsing dilengkapi dengan fasilitas, seperti tempat parkir luas, bale bengong untuk istirahat, toilet, kantin, dan jalan beton hingga sampai di dasar sungai. Suasana sejuk dan damai karena sepanjang perjalanan dihibur oleh suara burung. Untuk bisa menikmati keindahan dan bermain air, pengunjung diwajibkan membeli tiket sebesar Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak. Air Terjun Blangsinga memiliki tiga tempat strategis dan unik. Pada bagian pertama yang lokasinya ditepi sungai terdapat “air batu”, sebuah

mata air yang datangnya dari bongkahan batu. Air ini dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai obat untuk menyembuhkan keseleo dan patah tulang. “Sapi, babi atau hewan peliharaan lainnya yang patah tulang biasa nunas tamba (mohon obat)

di pancoran ini,” kata I Ketut Sudarpa, salah satu pengelola. Sungai ini juga sebagai tempat mandi para ibu-ibu yang baru melahirkan karena dipercaya memberikan kedamaian pada bayinya. Batu-batu besar dan kecil berjejer alami. Di areal ini biasa dimanfaatkan wisatawan untuk bermain batu yaitu menumpuk batu dari besar hingga kecil, seperti candi. Di bagian tengah suasana menjadi lebih menantang. Pengunjung bisa duduk-duduk diatas bongkahan tebing sambil menikmati air terjun yang jatuh ke dasar sungai.

Wisatawan memilih tempat ini untuk berfoto sangat dekat dengan air terjun dan tebing. Pemandangan indah ini juga dimanfaatkan bagi fotografer sebagai tempat foto prewedding. Mereka mengombinasikan dengan berbagai peralatan lain, seperti pajeng (payung) dan alat lainnya. Tempat ini juga bisa untuk ngobrol santai, karena sangat indah. Dari areal ini juga bisa menyaksikan keindahan pelangi dari mulut goa sekitar pukul 10.00 wita dan pada sore hari sekitar pukul 16.00 wita bisa dilihat dari bawah. Tempat strategis ketiga adalah di dasar sungai, air terjun utama. Wisatawa bisa merasakan kekuatan air yang jatuh dari ketinggian. Tak jarang dari mereka yang mandi bersukaria, bermain air atau sekadar membasuh kaki. Di tempat ini juga baik untuk berfoto. “Kawasan ini juga banyak dipilih sebagai lokasi foto prewedding,” kata Sudarpa sambil menunjuk lokasi yang unik untuk berfoto. Wisatawan Eropa, Australia dan

professional yang masih merupakan warga desa setempat. “Air terjun ini awalnya disukai oleh wisatawan bersepeda, kini sudah terkenal dan ramai dikunjungi,” jelasnya. Air Terjun Blangsinga dulunya bernama Air Terjun Srogsogan. Kemudian, setelah ramai pengunjung kini dikenal sebagai Air Terjun Blangsinga. Hasil dari kesepakatan warga Desa Blangsinga dan pengelola, kemudian membuatkan jalan setapak hingga di dasar sungai. Biayanya berasal dari khas desa juga dari hasil penjualan tiket. Selain itu, hasil dari pengelolaan objek ini juga untuk pembangunan desa, seperti upacara dan pembangunan fisik. (Darsana)

“Point Model Hunt 2017”

Dalam rangka 12th Anniversary Point Management dan Graduation Show Point Modeling School, kembali menggelar, “Point Model Hunt 2017” Sebuah acara yang keren dan tepat untuk mereka yang ingin mengembangkan talenta dan minat di bidang modeling. Menurut Andy, pemilik Point Management, acara ini akan digelar Sabtu (29/4) di Wantilan Ballroom, Prama Sanur Beach Hotel, Sanur. Lomba dibagi dalam dua jenis, Lomba Busana Pesta Bebas dengan memakai unsur kain dari seluruh Nusantara, untuk katagori usia: A. Usia 4 - 7 tahun; B. Usia 8 - 12 tahun dan C. Usia 13 - 23 tahun. Lomba Foto Model untuk katagori: A Usia 0 - 12 tahun dan B. Usia 13 - 23 tahun. Untuk lomba Foto Model akan melakukan sesi fotoshoot di Retro Foto Studio, 23-25 April 2017 dari pukul 11.00 s.d. pukul 17.00, dengan memakai busana kasual bebas berwarna putih. Biaya pendaftaran untuk masing-masing lomba @ Rp 100.000. Formulir dan pendaftaran dapat diperoleh di Dave Salon 3, Jln. PB Sudirman 18A. Denpasar ; Point Management, Jl. PB Sudirman 18A. Denpasar, hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat, pukul 17.30 - 20.00 dan Retro Foto Studio Jalan. Tukad Batanghari VII/No 13. Untuk informasi lebih lanjut hubungi 08123943081-087860988418 (Andy) dan 08563793030 - 0858350034 (Herman). (Sri Ardhini)

Cellular World Gelar GIFT

Memasuki kuartal kedua tahun 2017 Cellular World Group kembali bersinergi dengan Telkomsel menggelar program diGItal FesTive (GIFT). Ini merupakan program bundling device 4G yang dibeli di Cellular Word Group dengan paket data Telkomsel. Amir Hamzah, owner Cellular World Group mengatakan sinergi dengan Telkomsel sudah berkali-kali dilaksanakan dengan hadiah yang bervariasi. Antusiasme konsumen cukup tinggi sehingga banyak yang menantikan program berhadiah ini. Tiap konsumen yang membeli ponsel 4G di Cellular World Gatsu, Cellular World Teuku Umar, Cellular World Kuta, Gallery Mobile Phone, dan Rajawali Cellular, ikut layanan Expro serta membeli paket data Telkomsel berhak mendapat nomor undian. Promo ini berlaku April hingga September 2017. Hadiah yang disediakan 1 unit Toyota Calya dan 2 unit Yamaha NMax. GM Sales Regional Telkomsel Bali Nusra Anandoz Bangsawan menambahkan program ini diharapkan mampu meningkatkan pengguna device berbasis 4G serta pengunaan produk broadband dan digital Telkomsel. (Ngurah Budi)

Kreasi handmade kini semakin diminati. Seperti yang ­ditampilkan Tokoh pekan ini. Pilihan kami jatuh pada ­aksesori handmade yang simpel tapi unik ,kreasi dari seorang wirausaha muda Bali yang tergolong kreatif.

H

adir dengan brand “Desira” Ratih sang pemilik memilih bahan dasar perak , kuningan, dan tembaga, yang di kombinasikannya dengan batu mulia (crystal) seperti quartz, amethyst, citrine, amazonite , kyanite dan yang lainnya untuk menjadi desain aksesori koleksinya ini.

Menariknya, aksesori garapan Ratih ini dihadirkan lebih dengan bentuk aslinya yang natural, sehingga setiap perhiasan hasil karyanya hanya ada satu-satunya. Sebab, bentuk dengan cutting natural sudah pasti tidak akan pernah sama satu sama lain. Selanjutnya desain aksesori dari Ratih yang terinspirasi dari benda-benda sederhana di seki-

tarnya ini menjadi semakin unik dan keren dengan sentuhan modern contemporary. Seperti desain batu amazonite yang dipadukan dengan bunga kering, begitu juga dengan desain ranting pada beberapa kalung dan anting . Dikatakan oleh Ratih seluruh desain “Desira “ proses pembuatan dari perak sampai pemotongan crystal dan polish digarap di Bali dengan melibatkan pengrajin lokal. Selain perhiasan Ratih juga juga membuat head piece seperti flower crown dan karangan bunga dari bunga segar atau synthetic yang kebanyakan di gunakan untuk photoshoot . – Sri Ardhini

15


16

Pada waktu liburan sekolah, orangtua bisa mengajak anak-anaknya mengisi liburan dengan berekreasi ke berbagai tempat wisata, Ada berbagai pilihan tempat wisata khususnya di Bali. Tetapi jika orangtua ingin mengajak anak-anaknya berlibur ke Bandung dan ingin memberikan penga­ laman wisata edukasi ke museum, berikut adalah dua pilihan diantara banyak museum yang ada di Ban­ dung. Museum Geologi dan Museum Pos.

M

Edukasi

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

useum Geologi terletak di Jalan Diponegoro Bandung, tidak jauh letaknya dengan Gedung Sate, sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa barat. Di museum ini kita bisa mendapatkan informasi berbagai hal yang berkaitan dengan bumi, bagaimana bumi terbentuk pertama kali, batuan, mineral yang terkandung di dalamnya, eksplorasi minyak bumi, makhluk yang ada di bumi, khususnya manusia dan binatang purba yang pernah hidup di Indonesia, dengan kita melihat secara langsung kerangkanya. Museum ini buka pada hari kerja, dengan tiket masuk yang murah dan terjangkau bagi siswa, museum ini sering dijadikan tu-

Wisata Edukasi ke Museum

Dara

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Lama Vakum, Mangdan Rilis Album Ketiga

9

Buleleng begitu banyak memiliki potensi dibidang seni tarik suara khususnya lagu pop Bali. Banyak dari mereka yang sudah bisa meraih kesuksesnya dibelantika musik pop Bali lewat karya-karya yang digandrungi masyarakat Bali. Salah satu penyanyi pop Bali kelahiran Buleleng tepatnya Desa Alasangker ialah Komang Suardana atau yang akrab dipanggil Mangdan. Dua album telah dirilisnya beberapa tahun lalu di antaranya Galungan Kuningan dan Kangen.

K

ini ditengah perkembangan musik pop Bali yang semakin positif dan kebanjiran pendatang baru, membuat Mangdan tertarik untuk terjun kembali dibelantika musik pop Bali setelah sekian lama sempat vakum. Album ketiganya kini sedang dipersiapkan dan salah satu lagu sudah dirilis sebagai perkenalan album barunya tersebut. Single yang dirilis untuk memperkenalkan album ketiganya itu berjudul Nganten yang ia ciptakan sendiri dan diaransemen oleh Arim Ganawangsa. “Single Nganten ini sebagai perkenalan untuk album ketiga saya yang kini dalam tahap persiapan. Soalnya lama saya tidak berkarya, jadi sekarang saya coba untuk kembali dengan menggarap album ketiga untuk meramaikan belantika musik pop Bali yang sekarang sudah mulai bangkit,” ungkap Mangdan saat dihubungi belum lama ini. Dikatakan Mangdan, beberapa lagu untuk album ketiganya sudah rampung. Beberapa lagu tersebut seperti Bansos, Seleg Mekuli, Ketog Semprong, Odah Gaul dan juga termasuk lagu yang sudah dirilis Nganten. “Untuk materi lagu sudah ada beberapa yang rampung dire-

Museum Pos dan Museum Geologi

juan wisata edukasi oleh sekolahsekolah dari tingkat TK sampai universitas. Juga sering dikunjungi oleh wisatawan atau peneliti kebumian dari seluruh Indonesia dan mancanegara. Museum ini mengoleksi segala hal tentang kebumian, dari seluruh Indonesia. Bangunan yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, membawa kita pada suasana masa lalu yang mengagumkan. MUSEUM POS Museum Pos terletak di bagian timur Gedung Sate, tidak jauh dari museum Geologi. Memasuki

museum ini pengunjung tidak dikenakan biaya. Bahkan bila persediaan masih ada pengunjung khususnya siswa mendapat kenang-kenangan berupa buku atau stiker bergambar Museum Pos ini. Suasana museum yang berada di lantai bawah gedung sate ini membawa kita ke masa lalu, yaitu masa ketika surat menjadi alat komunikasi pen­ ting. Orangtua yang membawa anak-anaknya ke museum ini, bisa jadi mengenang masa lalu karena surat masih menjadi bagian dari kehidupan orang tua yang berumur 30-40 tahun

ke atas. Sementara untuk orang yang lahir mulai tahun 1990-an sedikit mengenal tentang suratmenyurat melalui pos. Anak-anak sekarang lebih mengenal surat elektronik (e-mail) yang bisa sampai ke tujuan hanya dalam hitungan detik. Di bagian awal museum ada diorama/patung orang dan tukang pos. Di bagian dalam ada foto-foto dan koleksi perangko yang pernah diterbitkan di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda, penjajajahan Jepang sampai pada masa kemerdekaan Indonesia. Seperti juga museum Geo­logi,

museum Pos sering dikunjungi oleh siswa yang diantar oleh gurunya untuk mendapatkan informasi tentang alat komunikasi surat khususnya di Indonesia . Di Museum Pos ini digambarkan bahwa surat merupakan salah satu alat komunikasi dan perjuangan merebut kembali kemerdekaan Indonesia. Dengan mengunjungi kedua museum dan juga museum lain dan tempat wisata edukasi lainnya, kita sebagai orangtua berharap anak-anak mendapatkan informasi dan juga menambah kecintaannya pada negeri tercinta Indonesia. (Elly Roati)

Komang Suardana

Gunk Rhey

Dari Rock ke Pop Biasa menyanyikan lagu yang bergenre rock serta dalam Bahasa Indonesia, ternyata tidak menyurutkan semangat dan tekad seorang penyanyi pendatang baru di blantika musik pop Bali. Gunk Rhey itulah nama keartisan serta sapaan akrabnya saat tampil dibeberapa acara hiburan. Meskipun baru belajar membawakan lagu dalam Bahasa Bali dua bulan terakhir ini, ternyata tidaklah susah bagi seorang Gunk Rhey. Perempuan yang kini tinggal di Surabaya ini, karena mesti ikuti sang suami yang tugas sebagai seorang polisi, ternyata tidak menjadikan hal tersebut sebagai halangan. Bagi perempuan kelahiran Singaraja, 18 Maret 1978 ini, menyanyi tidak mengenal waktu dan tempat. Jika sudah hobi, menurutnya semua akan terasa mudah. “Kalo untuk membawakan lagu dalam Bahasa Bali, itu baru-baru ini saya belajar. Sebelumnya saya lebih sering bawakan lagu-lagu bergenre rock dalam Bahasa Indonesia. Kini saya mencoba untuk keluar dari jalur itu dan kebetulan untuk lagu itu didukung oleh A’ang, adik saya sendiri yang juga merupakan personel Head Five Band,” ujar Gunk Rhey. Dua single yang diciptakan oleh sang adik, baru satu yang telah resmi dirilis yaitu “Sakit (Hianatin Tresna)”. Single tersebut diaransemen langsung oleh A’ang Head Five yang didukung Komang Hendra untuk grand piano, Dek Arta dari KPL Production dan Jem Tatto. “Untuk lagu sebenarnya ada dua yang diciptakan untuk saya. Namun, yang saya rilis baru satu yang judulnya “Sakit (Hianatin Tresna)”. Saya mau lihat dulu bagaimana respons masyarakat, setelah itu baru lanjut untuk single kedua,”imbuhnya. Ditanya terkait kendala yang dihadapinya

dalam berkarier di musik Bali, perempuan yang mengidolakan penyanyi Nicky Astria, Nike Ardila, Anggun dan Inka Christie itu mengatakan kendala yang dihadapinya ialah masalah jarak semata. Karena saat ini, ia tinggal di Surabaya dan saat akan melakukan proses rekaman dirinya mesti pulang ke Bali. “Kendala utama sih masalah jarak saja. Saya saat ini ikut suami yang lagi dapat tugas di Surabaya. Jadi kalo mau take vokal mesti pulang ke Bali,”ungkap Gunk Rhey. Ke depan, pemilik nama lengkap A.A. Ayu Redy Martini Dewi ini berharap kehadirannya di blantika musik pop Bali bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Selain itu, guna mengajegkan serta melestarikan musik pop Bali perlu dukungan semua pihak serta saling menghargai karya sesama musisi Bali. (Winata)

cording. Iya sambil jalan dan sambil mencari inspirasi untuk materi lagu tambahan,” katanya. Dalam kesempatan tersebut, Mangdan juga sangat berharap masukan-masukan dari para seniornya dibelantika musik pop Bali dan juga dari lapisan masyarakat. Masukan tersebut diharapkan bisa membangun dan menjadikannya lebih baik lagi dalam berkarya. “Saya selalu membuka diri untuk semua yang ingin memberi masukan bagi saya. Itu sangat penting bagi saya untuk bisa berkarya yang lebih balik lagi,” imbuhnya. Selain itu, Mangdan juga berharap musik pop Bali yang sempat redup kini bisa kembali bangkit dengan beragam genre. Hal itu tak lepas dari banyaknya pendatang baru yang bermunculan dengan kualitasnya masing-masing. “Kalo saya lihat musik Bali saat ini sudah kembali bangkit dan berkembang dengan hadirnya penyanyi pendatang baru. Semoga ini bisa menjadi titik awal kebangkitan lagu pop Bali. saya juga berharap karya-karya yang saya hadirkan mampu diterima oleh semua lapisan masyarakat,” tutupnya. (Wiwin Meliana)


8

Bunda & Ananda

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Kreativitas dan Inovatif Jadi Modal Wirausaha

Beberapa tahun terakhir, kewirausahaan terus dibangkitkan. Beberapa even untuk menumbuhkan jiwa wirausaha pun kerap digelar berbagai kalangan dan instansi. Prinsipnya, sangat penting untuk menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini.

K

epala SD Pelangi Dharma Nusantara (PDN), Sunarlin, S.Pd. SD pun sependapat dengan pernyataan tersebut. Meski di SD, tidak ada mata pelajaran khusus kewirausahaan, namun konsep-konsep kewirausahaan tersebut yang mengacu pada kreativitas dan inovasi selalu ditanam dan dikembangkan pada anak-anak. “Kreativitas dan inovatif ini adalah modal untuk berwirausaha,” tegasnya. Yang paling sering dipraktikkan pada anak-anak usia sekolah dasar adalah belajar memasak sekaligus memasarkannya dalam kegiatan bazaar makanan. Seperti yang dilakukan SD Pelangi Dharma Nusantara, beberapa waktu lalu. “Biasanya dilakukan saat jeda semester. Terkadang juga kegiatan lainnya yang mampu membangkitkan kreativitas anak untuk menghasilkan sebuah karya, seperti seni rupa, buah tangan (kerajinan), dll,” imbuhnya.

Di sisi lain, kegiatan bazaar tersebut bertujuan membimbing anak untuk mengarahkan lebih ke kreativitas mereka, dan menghargai makanan. Bagaimana anak diajak mengolah makanan sampai memasarkannya. Karena disana ada interaksi dengan lingkungan sekitar, dengan teman, guru, dan orang lain. Dalam kegiatan tersebut anak dimotivasi untuk membuat suatu karya yang menarik (inovasi) sehingga berikutnya mudah dipasarkan dan menghasilkan uang. “Ketika tau proses, bagaimana susahnya membuat makanan dan menghasilkan uang, anak-anak akan bisa menghargai makanan dan menghargai uang. Namun penekanannya bukan mengajarkan anak pintar jualan, tetapi lebih ke konsep wirausahanya tersebut. Bagaimana mereka mengembangkan kreativitasnya, belajar proses (membuat), berinovasi, berhitung untung rugi, berinteraksi, berkomunikasi, yang akhir­

Sunarlin

nya mampu dan bertanggung jawab memasarkan karyanya,” paparnya. Sunarlin menyampaikan saat kegiatan bazaar makanan, secara berkelompok, anak-anak menetapkan satu menu yang akan dibuat. “Dalam menentukan menu saja sebenarnya anakanak sudah belajar membaca pasar. Tentunya mereka memilih menu yang paling disukai calon pembelinya,” ujarnya. Meski guru kelas mengarahkan bagaimana cara membuat makanan tersebut, rupanya anak-anak tak semata-mata meng-copy paste. Materi yang diberikan guru dikolaborasikan

dengan ide-ide mereka. Dalam proses tersebut terjadi interaksi antara guru-anak dan anak satu dengan anak lainnya, yang tentu saja memiliki pendapat dan ide yang berbeda-beda. “Dalam kegiatan berkelompok tersebut, secara tak langsung mereka juga belajar menghargai pendapat teman, ada kekompakan disana,” ujar Sunarlin. Misalkan membuat donat. Dituntut kreativitas mereka dalam hal cita rasa dan tampilannya hingga menarik minat pembeli. Dalam penentuan harga jual, juga perlu perhitungan yang tepat (mengambil keputusan) agar produk/karya tidak rugi namun tetap dapat untung. Setelah semuanya siap, tentu diperlukan

strategi dalam memasarkannya, entah itu dari kemasan yang menarik, atau dari pilihan bahasa menjual (dalam bentuk poster, dll), hingga kemampuan berkomunikasi kepada pembeli/ konsumen untuk memasarkan produk. Dalam kegiatan bazaar makanan tersebut, proses tersebut dinilai. “Harapan kami, tiap jeda semester arahnya untuk mengasah kreativitas anak. Bagi anak yang memiliki bakat kesana, bukan tidak mungkin ke depannya akan lebih bagus karena sudah tau proses mengolah hingga memasarkan makanan. Tinggal didalami saja dengan tekun dan ulet,” ujarnya. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit

SEKERAT DENDENG DI PARUH GAGAK

Beruntung benar burung gagak itu. Ia berhasil menggaet sekerat dendeng yang sedang dijemur, tanpa diketahui oleh pemiliknya. Ia segera hinggap di sebuah cabang pohon kapuk. “Selamat siang, Gagak!” sapa seekor anMade Taro jing hutan yang lewat di bawah pohon itu. Sejak pagi anjing itu mondar-mandir mencari makan, namun tak sekerat daging pun yang didapatkannya. Tentu kali itu ia sangat lapar. Anjing hutan yang licik itu menemukan akal. “Buat apa mondar-mandir! Dengan berbahasa yang sopan, baik dan benar, pasti akan membuahkan hasil,” katanya dalam hati. “Benarkah engkau yang bernama Gagak?” tanyanya memulai muslihat. “Sejak dulu kudengar bahwa di antara burung-burung, engkaulah yang berbulu paling halus dan mengkilap.” Burung gagak yang berancang-ancang melahap dendeng itu, sedikit curiga dengan kata-kata pujian yang diucapkan oleh hewan yang tidak dikenalnya. Karena itu ia menahan diri untuk tidak menjawab. “Beruntung benar aku berjumpa dengan burung yang kukagumi,” lanjut si Anjing Hutan. “Bulubulumu sungguh menakjubkan! Sangat serasi dengan perawakanmu yang tampan. Apalagi melihat matamu yang jernih dan ekormu yang lurus dan lembut. Kamu bukan saja berwibawa, tetapi juga memiliki kemahiran berbahasa yang ramah dan menarik hati.”

Gagak bertahan diri untuk tidak menanggapi katakata si Anjing Hutan. Ia hanya mendengar dan mendengar, dan tidak akan mengucapkan sepatah kata pun. “Kemarin seekor landak bercerita kepadaku, bahwa ia sangat terpesona mendengar nyanyian seekor burung. Ia mencari-cari sumber suara nyaring dan lembut itu. Ternyata kamu! Benarkah khabar itu? Kalau benar, tolonglah, bernyanyilah untukku satu baris kalimat saja. Sungguh, aku merasa sangat berbahagia mendengarkan suara merdu darimu.” Si Burung Gagak sedikit tersenyum. Ia baru menyadari bahwa walaupun serak, ternyata suaranya sangat bermakna bagi hewan-hewan. Memang ia sering membuktikan, apabila ia bernyanyi di pohon yang meranggas, hewan-hewan tak ada yang keluar karena terpesona mendengarkan nyanyiannya dari rumahnya masing-masing. Anjing Hutan itu hampir berputus asa. Ia melolong terputus-putus seolah-olah menahan rasa sedih karena angan-angannya tak kesampaian. “Aku akan tetap di sini menunggu kamu bernyanyi,” seru anjing itu lagi. “Apabila kamu tidak juga mau bernyanyi, maka akan kuberitakan bahwa burung gagak bukanlah penyanyi yang baik, burung gagak bukanlah pembicara yang ramah, bahkan burung gagak yang kukenal adalah burung yang bisu tuli,” kata si Anjing Hutan. Ia berjalan beberapa langkah seolah-olah meninggalkan tempat itu. “Gaaak…!” Tiba-tiba terdengar suara dari cabang pohon kapuk itu. Bersamaan dengan itu, sekerat dendeng jatuh ke tanah. Anjing Hutan segera mencaplok daging itu, lalu berlari meninggalkan tempat. “Benar dugaanku, kau adalah burung gagak yang bersuara serak dan memuakkan!” kata si Anjing Hutan.

Griya

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

17

Hijaukan Lahan Terbatas Lahan terbatas, tidak menjadi halangan untuk mengha­ dirkan nuansa hijau di rumah Anda. Dengan sedikit kreasi, taman-taman mini bisa Anda ciptakan di beberapa sudut kecil yang tersisa di lahan rumah Anda. Itulah yang dilakukan Made Suparta di Denpasar untuk “menghijaukan” rumahnya.

M

enghadirkan kolam mini menjadi salah satu pilihannya. Kolam berbentuk kotak minimalis ini hanya berukuran 120x60 cm yang ia pesan dari tukang pot beton. Di kolam ini, ia isi berbagai tanaman air, seperti melati air dan apu-apu yang mengapung cantik di atas air. Selain tanaman, tentunya kolam ini juga diisi dengan ikan hias, yang menurut beberapa sumber bisa memberikan efek relaksasi, mengendurkan saraf-saraf yang tegang ketika memandangi ikanikan yang berenang di kolam.

Di beberapa sudut yang memungkinkan ditempatkan pot kecil juga “disantapnya”. Ada yang diberikan tanaman air teratai saja, apu-apu saja, dan melati air saja. “Saya suka sekali melihat hijau. Sepulang kerja saya sering duduk santai dan ngopi sambil menikmati kesejukan taman,” ucapnya. Ia tak pernah berhenti berinovasi. Tiap ada lahan yang sekiranya memungkinkan “disulap” hijau, pasti dihijaukannya. Jangankan begitu, lahan yang sudah hijau pun dihijaukannya lagi. Seperti di beberapa pohon jepun (kamboja), pada batangnya ditempeli dengan

tanaman simbar dan anggrek hutan. “Simbar yang ini saya beli. Anggrek hutan dan simbar yang lainnya itu, nyari di kebun keluarga di kampung,” ujarnya sembari menunjuk batang-batang jepun yang ditempeli tanaman tersebut.

Selain tanaman pot, tanaman gantung juga dijamahnya. Tanaman samblung menjadi pilihannya. Selain perawatan dan pengembangbiakannya mudah, daunnya yang merambat menjuntai ke bawah juga terlihat cantik. “Tak perlu modal banyak

untuk menghijaukan rumah. Yang penting mau berkreasi, tanamantanaman liar pun bisa cantik jika sudah ditata dengan apik. Seperti simbar, anggrek hutan dan apu-apu, semua itu hasil dari berburu..hahaha,” ucapnya. (Inten Indrawati)


18

Life Story

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Tutupi Biaya Operasional, Tarif Air Minum Naik 10 %

Bupati Putu Agus Suradnyana membuka Kejuaraan Tenis Meja antar Pengkab/Pengkot se-Bali

S i n g a r a j a C u p Ta h u n 2 0 1 7

Pemanasan Jelang Porprov 2017 Pengurus Kabupaten (Pengkab) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Buleleng menggelar Kejuaraan Tenis Meja antar Pengkab/Pengkot se-Bali bertajuk “Singaraja Cup 2017”. Kejuaraan ini digelar dengan semangat memasyarakatkan kembali tenis meja. Selain itu, kejuaraan ini digunakan sebagai ajang pemanasan jelang menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XIII tahun 2017 di Gianyar.

K

ejuaraan Tenis Meja Singaraja Cup 2017 ini dibuka secara resmi oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST., yang ditandai dengan pemukulan bola tenis meja di Gedung PTMSI Kompleks GOR Bhuana Patra, Jumat (7/4). Hadir pula pada pembukaan ini Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Buleleng, pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng serta perwakilan dari PTMSI Bali. Ditemui usai membuka kejuaraan, Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini mengungkapkan tenis meja merupakan olahraga yang merakyat. Dari dulu tenis meja sudah dimainkan oleh anak-anak muda di banjar-banjar. Namun, menurutnya, kegiatan anak muda saat ini telah mulai bergeser. Anak-anak muda saat ini telah beralih ke cabang olahraga lain seperti futsal dan voli. Hal tersebut dikarenakan anak muda sekarang sudah memiliki banyak pilihan. Lifestyle yang bersifat

kekinian juga mengubah pilihan anak muda dalam berolahraga. “Tenis meja merupakan olahraga yang dari dulu sudah dikenal oleh masyarakat terutama anak muda di banjar-banjar. Namun saat ini sudah mulai bergeser dengan adanya futsal, voli maupun yang bersifat kekinian seperti skateboard. Dengan adanya fasilitas tenis meja di balai banjar saya rasa anak muda kembali memulai untuk memainkan tenis meja,” ujar Agus Suradnyana. Terkait dengan Porprov Bali XIII Tahun 2017 di Gianyar, Bupati mengatakan sifatnya memberikan policy atau kebijakan. Bupati PAS sering menekankan kepada KONI minimal prestasinya sama dengan Porprov dua tahun yang lalu yaitu posisi ketiga. “Apa yang diperlukan KONI diberikan tapi tentu dengan tantangan yang diberikan. Untuk porprov, minimal kita mempertahankan prestasi yaitu posisi ketiga. Saya tetap konsisten dengan KONI walaupun juara ketiga, pembinaan dari bawah terus dilakukan. Tujuannya bukan hanya

prestasi tapi juga mengolahragakan masyarakat,” katanya. Sementara itu, Ketua Panitia Singaraja Cup Tahun 2017 yang juga Wakil Ketua Umum Pengkab PTMSI Buleleng, Made Lestariana, SE menjelaskan kejuaraan ini digelar dalam rangka memperingati HUT Kota Singaraja ke 413. Selain itu, ajang ini juga sebagai arena uji coba para atlet se Bali yang dipersiapkan untuk menghadapi Porprov Bali tahun 2017 di Gianyar. Untuk itu nomer yang dipertandingkan antara lain beregu putra, beregu putri, perorangan putra, perorangan putri dan perorangan Divisi II non Porprov. “Kejuaraan ini sebagai ajang uji coba para atlet Porprov yang akan berlaga di Porprov Bali Tahun 2017 di Gianyar. Selain itu juga sebagai upaya memasyarakatkan olahraga tenis meja. Ini terbukti dengan dipertandingkannya nomor perorangan Divisi II non Porprov,” tutupnya. Kejuaraan Singaraja Cup Tahun 2017 ini berlangsung selama dua hari dari tanggal 7 sampai 9 April 2017. Tercatat 16 regu untuk nomor beregu putra, 14 regu untuk nomor beregu putri, 36 atlet nomor tunggal putra, 32 atlet nomor tunggal putri dan 72 atlet untuk nomor perorangan Divisi II yang berasal dari 8 pengkab/pengkot PTMSI Se-Bali mengikuti kejuaraan ini. (Wiwin Meliana)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Buleleng, Bali selalu berupaya untuk memberikan pelayanan air minum secara kontinyu terhadap masyarakat. Guna meningkatkan kualitas pelayanan, tentu harus didukung dengan pemeliharaan mesin yang sangat berkaitan dengan biaya operasional. Besar kecilnya biaya operasional dan pemeliharaan sangat dipengaruhi oleh kondisi sumber daya air yang ada, sumber daya manusia yang dimiliki, sistem penyediaan air minum yang diterapkan serta kemampuan dana atau permodalan PDAM. Menurut Direktur Utama PDAM Buleleng, Made Lestariana menyatakan untuk menutupi biaya operasional tersebut, harga tarif dasar air di daerah mengalami kenaikan sebesar 10 persen awal Mei mendatang. Kata dia, selain untuk meningkatkan kualitas pelayanan, kenaikan tarif air ini juga bertujuan untuk menutupi kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan yang diakibatkan oleh kenaikan harga barang-barang atau material, kenaikan ongkos kerja, dalam rangka pengembangan investasi produksi kerja, serta perluasan jaringan pipa guna penigkatan cakupan pelayanan. “Kenaikan tarif dasar air minum naik mulai 1 Mei 2017 mendatang. Saya harapkan masyarakat mengetahuinya,” imbuhnya.

Ditambahkan oleh pihaknya, kenaikan tarif air di Buleleng tergolong sangat murah jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten di Bali. Hal tersebut dikarenakan Buleleng menggunakan sumber dan mata air langsung. Meskipun beberapa waktu lalu sempat dilanda bencana namun tidak mempengaruhi pelayanan air bersih. Klasifikasi pelanggan rumah tangga hanya naik menjadi Rp. 1.940 dari sebelumnya Rp. 1.760. Dikatakan pula, dalam penerapan di lapangan, PDAM Buleleng menerapkan sistem subdisi silang yang bertujuan agar pelanggan yang mampu mensubsidi pelanggan yang kurang mampu, dan program tarif progresif yang bertujuan agar pelanggan menggunakan air secara efektif dan efisien. Tentunya menyesuaikan sesuai dengan kemampuan masyarakat.”Mulai tanggal 1 Mei 2017 kami akan menyesuaikan tariff air minum atau biaya abonemen tetap sesuai klasifikasi pelanggan dan tingkat pemakain air,”jelasnya. Untuk diketahui, kenaikan tariff air mengacu pada peraturan Bupati Buleleng Nomor 45 tahun 2014 tentang Penetapan Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Buleleng dan Peraturan Bupati Buleleng Nomor 68 Tahun 2016 tentang Pengesahan Anggaran Perusahaan Air Minum Tahun 2017. (Wiwin Meliana)

Direktur Utama PDAM Buleleng menyampaikan kenaikan tarif air minum

Wabup Sutjidra Tinjau Pelaksanaan UNBK SMA/SMK di Singaraja Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017 diikuti oleh beberapa SMA/SMK di Buleleng. Pelaksanaan UNBK di hari pertama mendapat perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG melakukan pemantauan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Kota Singaraja, Senin (10/4). Dirinya yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd dan Kepala Bagian Humas dan Protokol Setkab Buleleng, Drs. Made Supartawan, MM melakukan pemantauan di empat SMA/SMK yaitu SMA Negeri 1 Singaraja, SMK Negeri 1 Singaraja, SMK Negeri 3

Singaraja dan SMK Negeri 2 Singaraja. Ditemui di sela-sela pemantauan, Wakil Bupati asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini menjelaskan UNBK SMA/SMK di empat sekolah yang ditinjau berjalan dengan tertib dan lancar. Tidak ada peserta UNBK yang absen pada hari pertama ini. Walaupun kewenangan SMA/SMK ada di provinsi namun pelaksanaannya berjalan di Kabupaten Buleleng. Sehingga dirinya sebagai pimpinan daerah ikut bertanggungjawab terhadap lancarnya pelaksanaan UNBK. “UNBK hari pertama berjalan lancar, tertib dan aman. Sebagai pimpinan daerah kami bertanggungjawab juga terhadap pelaksanaan UNBK ini meskipun kewenangan ada di pemerintah provinsi, kami ikut memantau dan juga memastikan bagaimana UNBK ini berjalan lancar,” jelas Sutjidra. Disinggung mengenai kendala fasilitas dalam penyelenggaraan UNBK ini, Wabup Sutjidra mengungkapkan sekarang ini SMA/SMK sudah berada di bawah Pemerintah Provinsi melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di masing-masing Wakil Bupati Nyoman Sutjidra memantau pelaksanaan UNBK kabupaten. Untuk fasilitas, di SMA N 1 Singaraja

dirinya mengatakan bagaimana nantinya Pemerintah Provinsi Bali bisa memfasilitasi kekurangan fasilitas yang ada. Apapun yang menjadi kekurangan fasilitas SMA/ SMK di seluruh kabupaten/kota di Bali bisa dipenuhi. Namun, Pemkab Buleleng masih tetap memantau perkembangan di sekolah-sekolah khususnya di Kabupaten Buleleng baik itu SD, SMP, SMA/SMK. “Kita masih pantau perkembangan sekolah-sekolah melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng,” tutupnya. Komputer Sempat Error Sementara itu, Kepala SMAN 1 Singaraja, I Putu Eka Wilantara, M.Pd., mengatakan pelaksanaan UNBK diikuti oleh 306 siswa. Dibandingkan jumlah tersebut, jumlah Komputer yang tersedia hanya 105 unit bahkan sebanyak 25 unit merupakan komputer dari hasil meminjam di SMP N 1 Singaraja. “Kami lakukan kerjasama dengan SMP N 1 Singaraja, nanti mereka akan lakukan UNBK di sini,” jelasnya. Untuk mengatasi kendala fasiltas tersebut, pihaknya telah membagi peserta UNBK ke dalam tiga shift sehingga waktu pelaksanaan ujian menjadi lebih lama. Ujian di mulai dari pukul 07.30 WITA hingga 16.00 WITA. “Masing-masing gelombang akan diberikan waktu selama dua jam dalam mengerjakan soal-soal UNBK. Hal ini tidak mempengaruhi kesiapan siswa, hanya waktu pelaksanaanya saja yang berbeda,” jelasnya. Bahkan, agar adil masing-masing shift akan di rolling

pada pelaksanaan ujian berikutnya. Dari pelaksanaan UNBK di hari pertama, kata dia, belum menemui kendala yang cukup berarti bahkan dapat dikatakan telah berjalan lancar. Akan tetapi pihaknya sempat khawatir dengan pasokan listrik yang ada di sekolahnya. Menyikapi hal tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan PLN, bahkan saat pelaksanaan UNBK beberapa petugas PLN telah stand by di lokasi. “Memang ini kami lakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Shift ketiga ketika sudah sore dan komputer sudah panas karena dihidupkan dari pagi. Ya mudah-mudahan tidak ada masalah,” paparnya. Di sisi lain, pengalaman pertama dalam mengikuti UNBK untuk Putu Dea Anggita Yanti rupanya membawa kekhawatiran sendiri. Pasalnya, ketika ujian berlangsung beberapa komputer yang digunakan tibatiba ter-log out sendiri. “Deg-degan pasti iya ketika baru memasuki ruangan, apalagi beberapa komputer sempat error dan untuk kembali ke log in butuh waktu yang cukup lama,” tuturnya. Siswa kelas XII MIPA 3 SMA N 1 Singaraja itu juga menambahkan tidak mengalami kesulitan dalam menjawab soal sebab sebelumnya sudah mengkuti persiapan seperti try out. “Kalau sudah belajar dan mempersiapkan diri saya yakin hasilnya pasti memuaskan, apalagi sudah sempat mengikuti latihan-latihan dan model soalnya juga tidak jauh berbeda dari soal latihan,” ungkapnya ketika usai mengerjakan soal ujian Bahasa Indonesia. (Wiwin Meliana)

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

7

Percaya pada Niat Baik Tina Titi (25), sibuk melayani pelanggan warung makan tempatnya bekerja di kawasan Ampenan Mataram. Wajahnya yang hitam manis dengan rambut yang ikal membuat siapa saja mudah me­nebak bahwa Tina berasal dari daerah Timur. Sebelum bekerja di warung ini, Tina memiliki kisah sedih mengapa ia bisa sampai di Lombok.

Ilustrasi Pelabuhan Lembar

H

idup dalam belitan kemiskinan di kampung halamannya di NTT, membuat ia menerima tawaran untuk menjadi pembantu rumah tangga di Kota Kupang. Ia menikmati sekali bisa memperoleh pekerjaan tersebut, apalagi majikannya dinilainya baik. Ia jadi bisa hidup berkecukupan, setidaknya cukup makan, cukup pakaian dan lain-lain. Dengan gaji yang diterimanya dalam jumlah yang cukup untuk ukuran keluarga mereka, Tina juga bisa membantu orangtua dan adik-adiknya. Namun, baru enam bulan menikmati kebahagiaan lepas dari kemiskinan, majikannya pindah tugas ke Pulau

dok/heru

Jawa. “Saya juga diminta ikut bersama mereka,” ujarnya. Tina tidak keberatan ikut pindahan bersama majikannya itu, karena ia merasa majikannya itu memperlakukannya dengan baik. Selama ia bekerja, menurut pengakuannya, ia sangat senang dan cocok dengan majikannya itu. Begitu pula dengan majikannya yang cocok dengan Tina yang rajin dan tidak banyak bicara ini. Hubungan baik mereka terjalin dengan sangat baik, sampai tiba suatu hari yang menegangkan itu. “Majikan saya bertengkar hebat dengan suaminya,” kata Tina. Hari itu, ia tidak tahu masalahnya apa, majikannya tiba-tiba bertengkar hebat. “Saya ketaku-

tan sekali melihatnya,” kata Tina. Sesungguhnya Tina tidak ingin menceritakan semua ini, karena ia sayang pada majikan perempuannya itu. Namun ia akhirnya ingin membagi cerita ini dengan harapan bisa menjadi pelajaran, termasuk perjalanan hidupnya hingga sampai ke Lombok. Ia mengisahkan bahwa majikan perempuannya adalah istri simpanan seorang pengusaha yang datang sekitar dua minggu atau sebulan sekali. Mereka memiliki dua orang anak yang diurus dengan baik Tina. Jarangnya suami majikannya itu pulang membuat majikan perempuan menjalin hubungan gelap dengan laki-laki lain. “Hampir tiap pagi setelah saya antar anak-anak ke sekolah, pas pulang ke rumah saya selalu lihat ada mobil warna hitam parkir di depan rumah. Sampai saya akhirnya tahu bahwa itu kekasih gelap majikan saya,” kata Tina. Tina memang tahu, tapi ia tidak ingin mencampuri urusan majikannya melainkan sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus kedua anak majikannya. “Orang itu (kekasih gelap majikannya) pulang menjelang anak-anak pulang sekolah,” kata Tina. Tina tahu semua apa yang terjadi dan itulah sebabnya ketika majikannya bertengkar ia diusir dari rumah oleh majikan laki-lakinya. “Saya ketakutan sekali saat itu, terus pergi dari rumah hanya bahwa tas pakaian seadanya saja. Saya tidak berani pulang lagi, karena pintu pagar dan pintu rumah sejak itu terkunci. Saya juga tidak tahu ke mana majikan perempuan saya dan anak-anaknya dibawa,” katanya. Tina yang tidak kenal kota itu, terlantar tidur di emperan toko. Sekitar satu minggu ia kebingu­ ngan mau ke mana tujuannya. Mau pulang ke NTT tentu tidak bisa mengingat ia tidak tahu dari mana harus berangkat dan lain-

nya. Tiap malam tiba, Tina yang tidak lulus sekolah dasar ini selalu ketakutan. Ia takut jika tiba-tiba bertemu orang jahat yang membuatnya tidak tenang tiap kali ingin tidur. Sampai akhirnya ia bertemu dengan supir truk yang merasa iba melihatnya kebingungan di dekat terminal. Tina pun diajak ikut bersamanya. Entah apa yang yang ada dalam pikiran Tina, ia mau saja ikut laki-laki itu tanpa tahu mau dibawa ke mana. “Yang saya pikirkan adalah bagaimana saya bisa keluar dari kota yang tidak saya kenal itu,” ujarnya. Selama dalam perjalanan yang tidak diketahui tujuannya oleh Tina itu, ia mengaku diperlakukan baik oleh supir truk itu. “Dia (supir) baik pada saya. Tidak pernah ganggu saya, malah saya dibelikan makanan dan disuruh tidur saja selama perjalanan dua hari dua malam,” kata Tina. Sekali lagi keberuntungan menyertainya. Sampai tiba di pelabuhan yang tidak ia tahu (kelak ia tahu bahwa itu Pelabuhan Lembar), ia justru melihat situasi yang sebaliknya. “Supir itu yang kebingungan sambil bolak-balik terima telepon,” katanya. Beberapa jam mereka berhenti di Pelabuhan Lembar hingga akhirnya ia tahu bahwa supir itu kebingungan mau membawanya ke mana lagi karena tujuannya sudah sampai di Lombok. Supir itu ingin pulang ke rumahnya di Cakranegara. “Dia tidak berani bawa saya ke rumahnya, takut sama istrinya,” ujar Tina tertawa sambil sesekali ia mengatakan bahwa ia sangat berterima kasih pada supir yang tidak ia ketahui namanya itu, karena telah memerlakukannya dengan baik. Menurut Tina, saat mereka berada di sebuah warung makan pelabuhan, supir itu akhirnya mengaku terus terang bahwa ia bingung mau membawanya ke

mana karena takut istrinya berpikir yang tidak-tidak. Baru beberapa saat mereka membicarakan harus ke mana Tina pergi, tiba-tiba supir itu menerima telepon. Wajahnya tegang lalu ia bergegas pergi menuju gerbang masuk pe­labuhan. Dari jauh ia melihat seorang perempuan menyambut supir itu dengan hangat, lalu sang supir masih terlihat wajahnya resah, membawa istrinya ke truk kemudian berlalu. Dari kaca mobil sang supir sempat melirik ke arah Tina yang masih duduk di warung itu tanpa bisa berkata apa-apa. “Saya lihat supir itu sedih karena meninggalkan saya begitu saja, tapi meski begitu saya tetap berterima kasih padanya,” ujar Tina mencoba memakluminya. Dari kaca mobil itu pula, ia melihat kebahagiaan perempuan yang tampaknya istri supir ter­ sebut. Mereka tertawa dan istrinya memegang tangannya. Melihat hal itu, tidak tega rasanya bagi Tina untuk mengejar supir tersebut dan menanyakan akan ke mana ia selanjutnya. “Saya tidak tega, takut istrinya salah paham,” ujarnya. Tina hanya memandangi saja truk itu pergi meninggalkannya yang tidak tahu harus ke mana selanjutnya. Namun, dibandingkan saat terlunta-lunta di Jawa, Tina merasa lebih tenang kali ini meski ia juga tidak tahu harus ke mana. “Saya hanya percaya pada niat baik, Tuhan pasti bantu kita,” katanya dalam logat Timur yang kental. Dan, benar saja, selalu ada yang membantunya dalam kesulitan hidupnya. Hingga akhirnya ia mendapatkan pekerjaan di warung makan tersebut dan hidup layak dengan gaji yang selalu ia tabung untuk dikirimkannya ke orangtua dan saudara-saudaranya di NTT setiap dua bulan sekali. Ia berharap bisa pulang ke NTT suatu hari kelak. (Naniek I. Taufan)


6

Woman on Top

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Sri Mulyani

Tren Ekonomi Indonesia 2017 Membaik Setelah menyentuh dasar (bottom) pada tahun 2016, tren perekonomian Indonesia pada tahun 2017 ini mulai pulih dan berjalan ke arah positif. Hal tersebut diung­ kapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam seminar makro ekonomi dengan tema “Kondisi Ekonomi 2017 dan Tantangannya bagi UMKM” yang diadakan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

“T

ahun 2016 kita harapkan sudah bottom, sehingga tahun 2017 mulai positif. Indikator itu terlihat dari semua mesin ekonomi mulai berjalan normal. Faktor eksternal tidak lagi menjadi faktor pelemah ekonomi Indonesia,” ujar Sri Mulyani dalam seminar yang dihadiri Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto dan jajaran direksi, Ketua Pembina YDBA Johannes Loman, Ketua Pengawas

YDBA Lina Djafar dan Ketua Pengurus YDBA Henry C. Widjaja. Seminar makro ekonomi merupakan tradisi Astra melalui YDBA untuk mengedukasi mitra UMKM agar memahami dan mendapatkan informasi terkini mengenai perkembangan ekonomi, sehingga mereka dapat dengan cerdas merumuskan setiap perencanaan bisnisnya. Tidak hanya itu, para UMKM diharapkan dapat memanfaatkan informasi yang disampaikan oleh Menteri Sri Mulyani dalam menyiasati kondisi

ekonomi tahun 2017. Menteri Sri Mulyani menambahkan mesin pendorong pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan konsumsi domestik yang dalam 1 dekade ini tumbuh 5,7%, investasi yang tumbuh 6,8% dalam 1 dekade terakhir, serta belanja pemerintah, ekspor minus impor diharapkan dapat menjadi bantalan pertumbuhan ekonomi. Di tengah tren positif itu, ujarnya, pemerintah Indonesia memiliki instrumen untuk mendorong pertumbuhan tersebut, yakni anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang kredibel dan kuat. “Jika 10 tahun lalu, kita berbicara bagaimana mendapatkan dana untuk membi-

Dian Siswarini

Best Women CEO Apresiasi kembali diterima oleh XL Axiata melalui ajang penghargaan bergengsi Obsession Awards 2017 yang diselenggarakan oleh Obsession Media Group (OMG). Penghargaan yang diberikan khusus kepada Presiden Direktur/CEO PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), Dian Siswarini tersebut adalah Best Women CEO. Dian Siswarini menerima langsung penghargaan tersebut di Jakarta. “Saya ucapkan terima kasih atas apresiasi yang telah diberikan kepada saya. Hal ini tentunya tidak lepas dari dukungan semua pihak, keluarga, rekan kerja dan tentunya XL Axiata. Penghargaan ini menjadi penyemangat sekaligus cambuk bagi saya untuk dapat berkontribusi dan menginspirasi para wanita lainnya untuk terus berkarya. Sebagai seorang CEO perempuan, tidak sedikit tantangan yang dihadapai dalam menjalankan perusahaan. Seperti menentukan dan melaksanakan strategi yang tepat bagi perusahaan, bekerja sama dengan ribuan

karyawan, dan bertahan di tengah persaingan industri yang sangat ketat, khususnya telekomunikasi,” ujar Dian. Obsession Awards 2017 diinisiasi oleh Majalah Women’s Obsession untuk memberikan penghargaan bagi para tokoh sukses skala nasional yang telah meraih achievements membanggakan di bidang pekerjaan dan latar profesi masing-masing. Apresisi ini bagi mereka yang sukses mengukir prestasi dan kinerja membanggakan sepanjang 2016 berdasarkan sejumlah kategori. Penetapan pemenang masing-masing kategori dilakukan bekerja sama dengan Indonesia Research and Survey (IReS). Women’s Obsession Awards 2017 khusus memberikan anugerah kepada para wanita pemberi inspirasi yang sukses mengukir prestasi di latar pekerjaannya masing-masing, serta mampu menjalankan peran ganda sebagai seorang istri maupun ibu bagi anak-anaknya, dan memiliki komitmen teguh atas upaya pemberdayaan perempuan Indonesia.

Sebelumnya PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) meraih dua penghargaan dalam ajang di bidang kehumasan The 2nd PR INDONESIA Awards (PRIA) 2017. Tim Public Relation XL Axiata meraih penghargaan sebagai yang terbaik di pada kategori Media Relations Subkategori Perusahaan Swasta Nasional Tbk dan meraih penghargaan Gold untuk kategori Departemen PR Perusahaan Swasta. GM Corporate Relation & Communication Management XL Axiata, Tri Wahyuningsih, menerima penghargaan tersebut di Denpasar, Bali. Tri Wahyuningsih mengatakan, penghargaan ini tentu tidak terlepas dari hubungan baik dan saling menghargai antara XL dengan rekan-rekan media massa. “Kami menyadari sepenuhnya bahwa apapun strategi ke-PR-an yang kami jalankan tidak mungkin berjalan tanpa adanya media relation yang efektif. Kami antara lain selalu berusaha menyesuaikan konten pesan perusahaan dengan standar jurnalistik. Jadi,

ayai belanja negara, tetapi saat ini adalah bagaimana kita membelanjakan APBN dengan berkualitas dan lebih baik,” tuturnya. Dengan pendapatan per kapita hampir sebesar US$4.000 dan jumlah penduduk mendekati 250 juta jiwa, tutur Menteri Sri Mulyani, ekonomi Indonesia saat ini masuk middle income country. Namun, ekonomi Indonesia harus dapat melanjutkan pertumbuhannya dan masuk dalam high income country. “Banyak negara-negara setelah masuk middle income country mengalami stagnasi pertumbuhan. Kita harus bisa lolos dari middle income trap seperti Korea Selatan dan Singapura. Oleh sebab itu, pemerintah akan menggunakan

pesan-pesan yang kami sampaikan ke publik melalui media memang merupakan pesan yang dibutuhkan oleh publik, kalangan industri terkait, dan pengambil kebijakan lingkup Industri Telekomunikasi di mana kami menjalankan usaha,” ungkapnya. Tri Wahyuningsih menambahkan, secara komunikasi dan kehumasan, tantangan yang dihadapi oleh tim PR XL Axiata cukup kompleks. Dia mengatakan industri telekomunikasi sangat dinamis. Perkembangan teknologi digital yang sangat cepat cukup mempengaruhi arah bisnis telekomunikasi, termasuk menyebabkan pergeseran selera pasar atas layanan para operator telekomunikasi yang harus segera pula direspon dengan penyesuaian layanan. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga mau tidak mau mengharuskan adanya penyesuaian pada sisi regulasi. Semua dinamika tersebut harus bisa dikomunikasikan secara tepat kepada publik. (Ngurah Budi)

seluruh instrumen untuk mengatasi hal ini, sehingga Indonesia dapat menjadi negara dengan ekonomi besar kelima pada 2045,” jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. Pada kesempatan yang sama Menkeu menjelaskan UKM tidak perlu khawatir, melainkan harus optimis, motivatif, punya ambisi positif serta menerapkan azas prudent. “Saya mengajak UMKM yang hadir di sini mampu memiliki semangat di atas agar bisa menjadi aset bangsa dan bukan liabilitas,” tegasnya Dalam sambutannya, Prijono Sugiarto mengatakan Grup Astra telah mengayomi 10.847 UMKM dan 9.828 UMKM diantaranya dibina oleh YDBA sekaligus melatih 701 pemuda putus sekolah menjadi mekanik. YDBA secara tidak langsung juga telah menciptakan 63.205 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya. “Dalam pembinaan UMKM, kami memberikan ‘kail’, tidak sekadar memberi ‘ikannya’ agar pembinaan ini berdampak signifikan dan berkelanjutan bagi UMKM,” ujar Prijono. Hasil dari program ini, yakni 4 industri kecil menengah (IKM) logam level home industry di Waru, Sidoarjo, berhasil masuk dalam supply chain PT Astra Honda Motor. Kemudian, 30 UMKM kerajinan anggota YDBA diterima mengikuti pameran secara reguler di IKEA Alam Sutera, serta hasil petani tradisional di Tapin, Kalimantan Selatan masuk ke supermarket modern. (Ngurah Budi)

S u j i w o Te j o Unik dan menarik. Berbincang de­ ngan orang satu ini serasa mendalami sebuah lorong ra­ hasia. Pemikiran seniman sekaligus budayawan ber­ nama lengkap Agus Hadi Sudjiwo atau lebih dikenal den­ gan nama besarnya Sujiwo Tejo. Semua tentang kehidupan ia tuangkan dalam bingkai sudut pan­ dang realistis dan filosofis.

M

antan wartawan harian Kompas ini, setelah delapan tahun bergelut dalam dunia jurnalistik, akhirnya ia berlabuh menjadi seorang penulis, pelukis, pemusik hingga dalang wayang. Sujiwo Tejo terkenal melanggar pakem saat memainkah tokoh - tokoh pewayangan. Seringkali ia menghindari pola hitam putih dalam pagelaran. Dalam sebuah biografi Sujiwotejo.com, ia mengungkapkan bahwa sejatinya karya serta pentas adalah implementasi diri untuk mengenang masa depan. Karena masa depan ada di belakang, ada pada akar budaya yang ia banggakan, Nusantara. Sungguh kesempatan berharga tatkala bisa berbincang singkat dengan Sang ‘Presiden Jancukers’ ini. Memakai sarung kesayangan saat dijumpai usai pagelaran di Univer-

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

19

Alam Semesta Sumber Inspirasi sitas Tujuh Belas Agustus (Untag) 1945 Surabaya beberapa waktu lalu, Sujiwo Tejo terlihat santai. Ia berujar bahwa dalam keseharian ia memang suka memakai sarung, selebihnya membuat ia leluasa bergerak. Suaranya sedikit serak, setelah beberapa lagu yang ia bawakan di atas panggung mampu menghanyutkan penonton yang hadir. Sebut saja, Gus Ipul sapaan akrab Wakil Gubernur Saifullah Yusuf, dibuat terpingkal oleh guyon khas Sujiwo Tejo. Kritis, mengalir, sekaligus dagelan segar. Tak pernah terkesan kuno, meskipun ia sangat Jawa sentris. “Tidak ada yang perlu dicemaskan dengan kemajuan zaman,” tutur pria kelahiran Jember, Jawa Timur 31 Agustus 1962 silam, memulai obrolan ringan. Segala sesuatu dalam globalisasi akan dilawan dengan pergerakan lokal (lokalisasi). Karena kepeduliannya yang tinggi agar kesenian merujuk pada akar budaya, Sujiwo Tejo mengolahnya dengan metabolisme kreatif sehingga tidak menjadi ketinggalan zaman. “Globalisasi tidak perlu dicemaskan, bahwa segala sesuatunya dalam globalisasi akan dilawan dengan pergerakan lokal. Seorang ilmuwan John Naisbitt, dalam bukunya Global Paradox menyatakan bahwa globalisasi tanpa direkayasa akan dilawan oleh dirinya sendiri, karena orang akan merindukan primodial, berimbas pada munculnya gerakan primodialisme yang kuat,” jelas pemilik lagu “Anyam-anyaman” tersebut. Ia lalu memberi contoh munculnya makanan lokal khas daerah di perkotaan, seperti pecel, menu masakan Sunda, serta bentuk

kebudayaan lainnya yang dibalut atmosfer modernisasi. Setiap orang akan merindukan primodialisme secara natural. Lebih jauh, filosofinya sebuah metabolisme akan mencerna seluruh hal dari luar. Dengan pendekatan ini, Indonesia nantinya dikenali juga sebagai negara yang memiliki seni dan budaya modern, tanpa melupakan asal usul. “Penopang yang kuat untuk menghadapi globalisasi, yaitu dengan mempelajari sejarah, mempelajari dari mana asal-usul kita meskipun dunia berubah,” ulasnya. Sedikit lebih dalam lagi, ketika ditanya perihal cinta, sesaat ia terdiam menahan nafas. Banyak kata ungkapan cinta yang telah ia buat mampu membuat hati pembaca

luluh lantak oleh tulisannya. “Kita di zaman dulu mengartikan cinta itu adalah perpaduan antara nafsu, suka dan duka menjadi satu. Karena cinta itu penuh, maka terima pahit manisnya tersebut, terima nafsunya, suka juga dukanya,” ujarnya dengan gaya slengean. “Dalam tradisi Jawa, jika kamu mencintai seperti pupuk yang semakin menumbuhkan. Kita akan membebaskan diri dari semua yang mengikat,” imbuh pria yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. Bagi Sujiwo Tejo, belenggu perasaan cinta selalu dipengaruhi oleh cara pandang serta cara berpikir lingkungan sekitar, berbagai

macam persepsi lantas muncul. Namun kekuatan cinta seringkali mengalahkan persepsi dan logika. “Point of view dari apa yang kita cintai adalah bayangan. Sesuatu yang tidak tergantung pada persepsi atau sudut pandangmu hanyalah Tuhan,” ulas Sujiwo Tejo bijak. Karya-karyanya memang sedikit gila dan menjadi maestro. Darimana ia mendapatkan inspirasi ? “Saya mengambil semua inspirasi dari alam semesta, setiap lagu serta syair saya,” tegasnya. Pria yang kerap disebut ‘mbah’ ini menegaskan bahwa dirinya tidak mau dikatakan sebagai pencipta lagu, namun ia lebih nyaman disebut sebagai komposer dan penulis lirik. (Lely Yuana)

Ziomochi Ice Cream

Bisnis Home Made yang Menjanjikan Es krim merupakan hidangan segar yang cocok untuk iklim Indonesia, begitu popular dan selalu menjadi favorit banyak orang, tanpa mengenal usia. Tingginya minat pasar akan hidangan ini menumbuhkan ide usaha rumahan dengan modal kecil. Selama ini pasar hanya mengenal es krim dengan rasa yang hampir monoton buatan pabrik besar. Kini, muncul beberapa usaha es krim home made dengan rasa unik dan bahan yang berbeda dan menarik selera. Salah satunya, owner Ziomochi Ice Cream, Rizka Rusdiana yang melirik usaha es krim rumahan dengan modal sekitar Rp 10 juta. Meski, modal mendirikan bisnis ini terbilang murah, kini ia bisa mengantongi sekitar Rp 15 juta per bulannya. Keistimewaan mendirikan bisnis es krim home made ini, yakni bahan bakunya cenderung alami dengan kekayaan rasa yang luas. Perempuan asli Bojonegoro ini, memulai usaha Ziomochi Ice Cream sejak Januari 2017 lalu. Nama ‘Ziomochi’ ia gunakan sebagai brand produknya. Alasan wanita 27 tahun ini mendirikan es krim karena usaha ini menjanjikan. “Di

Gresik belum ada yang jual mochi ice cream, kalaupun ada harus ke Surabaya dan harganya mahal,” kata Rizka. Tantangan dari usaha rumahan modal kecil ini terletak pada produk yang terbilang tak tahan lama. Es krim rumahan biasanya tak mampu bertahan lama meskipun di simpan dalam mesin pendingin. Karena biasanya produk ini tak menggunakan bahan pengawet. 2016 lalu, perempuan setengah baya ini pernah menjalankan usaha ice cream skala kecil, yang dititipkan dari sekolah ke sekolah. Karena hasil yang ia peroleh kurang memuaskan, wanita lulusan SMAN 1 Baurenu Bojonegoro, ini mulai melirik bisnis mochi ice cream. Mochi ice cream sendiri, dibandrol mulai harga Rp 4000 sampai Rp 6500. Hidangan ini dipasarkan ke seluruh kota di Jawa Timur (Jatim). Mochi ice cream menyediakan tiga ukuran, yakni kecil, sedang, dan besar. Meski, persaingan dunia bisnis semakin ketat, tak menjadikannya putus asa. Perempuan yang hobi memasak ini, memiliki cara sendiri menghadapi persaingan. “Kalau masalah persaingan, saya memiliki cara sendiri. Yakni, selalu menambah varian rasa pada mochi ice cream,” ujar Rizka. Sekarang, es krimnya ini memiliki 25 varian rasa, mulai dari coklat, stroberi, vanilla, kacang ijo, nutella dan masih banyak lagi. Ke depannya, ia berharap usaha ini bisa maju dan lebih berkembang. (Fiqhy Farizh Ferdiansah)


20

Nine

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Kartini Pemecah Batu

Namanya Kartini. Usianya 35 tahun. Tentu nama tersebut sangat dikenal sebagai nama perempuan pendobrak kungkungan tradisi bagi perempuan di masa lampau. Kartini ini hanyalah seorang perempuan desa sederhana yang bergantung hidup dari bekerja sebagai pemecah batu. Tentu saja ia tidak akan faham membicarakan soal kesetaraan gender atau semacamnya. Yang ia tahu hanyalah bagaimana ia bisa bekerja dari fajar terbit hingga matahari tenggelam untuk mendapatkan uang guna menghidupi tiga anak dan keluarganya.

P

erjuangan hidup Kartini yang berasal dari Kekeri Lombok Barat ini, adalah bagaimana anak-anaknya bisa makan dan bersekolah. Ia hidup di antara irama tumbukan batu dan palu yang diayunkannya secara teratur. Kartini tidak bekerja seorang diri, melainkan puluhan perempuan Kekeri dan sekitarnya yang juga menggantungkan hidup mereka dengan bekerja sebagai pemecah batu. Setidaknya ada dua lokasi pemecah batu di Kekeri dimana lebih banyak perempuan yang bekerja sebagai pemecah batu dibandingkan dengan laki-laki. Dan perempuan yang bekerja itu adalah mereka yang sudah menikah. “Tidak ada gadis-gadis yang menjadi pemecah batu, hanya kami yang sudah menikah saja,” ujar Kartini. Kekeri hanya satu dari cukup banyak lokasi pemecahan batu yang ada di sekitar Mataram dan Lombok Barat. Dan para pekerjanya lebih banyak perempuan. Dan Kartini menjadi satu dari begitu banyak perempuan yang bekerja seperti dirinya.

Di depan bebatuan yang menumpuk dari hasil kerjanya selama dua minggu, tangan Kartini tekun memecah batu-batu. Tangannya yang terkesan seperti tangan laki-laki itu seperti mesin. Di dekatnya duduk anak bungsunya yang baru berusia empat tahun yang setiap hari ikut bersamanya di lokasi tempatnya kerja ini. Dalam ritme dan irama tumbukan palu dan bebatuan itulah pengantar kehidupan Kartini tiap hari. Setiap pagi tiba, usai mengurus anaknya berangkat ke sekolah Kartini bersiap ke lokasi tempatnya bekerja sebagai pemecah batu di Kekeri Timur Lombok Barat. Selain Kartini, di sini banyak juga perempuan lain yang berasal dari Kekeri dan sekitarnya yang bekerja sebagai pemecah batu. Meski dengan penghasilan yang sesungguhnya tidak sebanding dengan hasil yang diperolehnya, Kartini dan para perempuan lainnya tetap konsisten menjalani pekerjaan ini. “Hanya ini pekerjaan yang bisa kami lakukan,” ungkap Kartini. Selain memecah batu sebagai mata pencahariannya, Kartini rupanya begitu setia dengan pekerjaan-

Upah Rp 10 Ribu Sehari Meski harus bekerja berat, Kartini menjalani pekerjaan ini dengan senang hati untuk membantu ekonomi keluarganya yang pas-pasan. Bekerja seharian sekitar mulai pukul sembilan pagi sampai pukul lima sore, ia hanya bisa memperoleh penghasilan lebih kurang Rp 10 ribu saja. “Saya hanya pulang untuk istirahan, shalat dan makan siang hari,” ujarnya. Dengan begitu, Kartini memperoleh penghasilan lebih kurang Rp 300.000 dalam sebulan. Sama halnya dengan perempuan lain yang bekerja sebagai pemecah batu ini. “Saya juga memperoleh penghasilan sekitar Rp 10 ribu sehari,” kata Sala’ah, pemecah batu lainnya yang juga sudah sangat lama bekerja sebagai pemecah batu di tempat ini. Mereka memecah batu yang disiapkan oleh orang yang mereka sebut “bos”. Batu-batu gunung tersebut didatangkan dari Lombok Timur dan sekitarnya. Untuk hasil pekerjaan pemecah batu, batu-batu yang sudah menjadi kecil-kecil itu dihargakan satu ember ukuran lumayan besar Rp 2.000 saja. Batu tersebut biasa dipakai sebagai bahan untuk mengecor bangunan. “Biasa dibeli juga untuk pembangunan perumahan-perumahan,” katanya. (Naniek I. Taufan)

Inspirasi

Kreasi Rangkaian Janur Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

5

Ikatan Perangkai Bunga Indonesia Bali

Janur sangat lekat dengan berbagai tradisi adat di Bali. Apalagi saat hari raya, dari canang hingga penjor salah satu materialnya adalah janur. Begitu juga dalam di berbagai perhelatan, seeprtinya kurang lengkap tanpa hiasan rangkaian janur.

U

nya ini sehingga selama bertahun-tahun ia menjalani pekerjaan ini tanpa mengeluh. “Saya bekerja memecah batu sejak usia masih kecil,” ungkapnya. Pekerjaan itu memang ia tekuni sejak masih kecil dan tinggal bersama orang tuanya di Meninting Lombok Barat. Dan pekerjaan itu bahkan masih terus ia tekuni hingga kini setelah ia menikah dengan suaminya yang berasal dari desa Kekeri di mana terdapat beberapa lokasi pemecahan batu. “Saya pukul batu (memecahkan batu)

sejak umur sekolah dasar. Lalu kawin di sini, pukul batu lagi. Sebelum menikah pukul batu dan setelah menikah pukul batu juga,” katanya tertawa. Berbekal palu sebagai alat pukul dan ban bekas yang dibuat melingkar sebagai tempat menempa batu, Kartini menikmati pekerjaannya itu. Alat itu dibuatnya sendiri. “Tetapi kadang-kadang saya beli,” katanya. Dengan alat sederhana itulah, Kartini mengais rejeki memecah batu sebagai bahan untuk mengecor bangunan. (Naniek I. Taufan)

ntuk terus melestarikan atau menjaga eksistensi yang namanya ‘Janur ‘ ini Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (IPBI) Bali belum lama menggelar “Demo Modifikasi Rangkain Janur Modern” di Hotel The Yani, Pesanggaran, Denpasar. Menurut Ketua DPD. IPBI Bali, Alit Suarta acara tersebut dirangkaian dengan pelantikan pengurus DPC IPBI Denpasar dan DPC PPBI Badung. Kegiatan saat itu juga menampilkan floral artis, Yuliana Ayu Rara, Nengah Sudania, Gandhi Priono dan Aditya Permana, dilaksankan juga untuk mengembangkan seni merangkai bunga dengan gaya khas Indonesia. Selain harapan akan dapat menciptakan lapangan kerja bagi perangkai bunga, seni merangkai bunga serta bisa melengkapi daya tarik wisata di Bali. Berikutnya, Yuliana Ayu rara, salah seorang floral artis yang berkreasi saat itu menerangkan bahwa kreasi no. 1). Bridal Bouquet. Inspirasinya dari sarang burung dengan . materialnya dendrobium sonia

dan janur. No. 2). Centre piece table terbuat dari meduri ungu dan janur . No. 3) Centre piece romantic dinner (couple). Materialnya, terdiri dari hydrangea hijau, rose avalance white dan peach, daun ruscus dan florida beauty, sedangkan janurnya dibuat balang-balangan coryota (bunga palm). Berikutnysa No. 4) Hiasan dinding. Inspirasinya dari lamak. Materialnya gerbera kuning, beries kuning dan janur hijau. No. 5) Hiasan untuk counter bar atau buffete. Inspirasi juga dari lamak. Materialnya berupa gerbera kuning, hydrangea hijau , beries kuning dan janur hijau. No. 6) Hiasan gantung di tengah pintu yang tinggi atau untuk sudut ruangan atau jika dibuat sepasang bisa untuk di pintu masuk. Inspirasinya dari sampian penjor dengan material rose putih, meduri ungu, beries hijau dan janur hijau serta janur kuning. Serata yang No. 7) Untu di meja reception. Materialnya adalh cordiline hijau, florida beauty, rose putih, hydrangea hijau dan janur.

2. Centre piece table

– Sri Ardhini

1. Bridal Bouquet

Sebagian Pengurus IPBI Bali

3. Centre piece romantic dinner (couple)

4. Hiasan dinding

5. Untuk counter bar atau buffete

6. Hiasan gantung di tengah pintu yang tinggi atau untuk sudut ruangan atau jika dibuat sepasang bisa untuk di pintu masuk

7. Untuk di meja reception


4

Ada banyak sebab kenapa partisipasi wanita Indonesia dalam dunia politik relatif kecil meskipun ‘keran’ partisipasi tersebut sudah dibuka lebar lewat UU Pemilu yang di antaranya menyebut tentang keterwakilan perempuan di DPR adalah 30%. Namun sejak undangundang itu dilahirkan tahun 2012 jumlah keterwakilan perempuan tidak pernah mencapai 30%.

V

Inspirasi

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Venna Melinda

Istri Berkiprah bukan Ancaman

Venna Melinda bersama anaknya

enna Melinda, mantan artis yang kini berkiprah di DPR melihat seperti ada keengganan sebagian perempuan untuk terjun ke politik. Padahal katanya, di DPR yangsalah satu fungsinya adalah legislasi (pembuatan undang-undang), perempuan bisa berbuat banyak untuk masyarakat khususnya hal-hal yang menyangkut masalah perempuan. “Siapa yang lebih menjiwai kalau bukan wanita. Saya tidak bilang laki-laki tidak konsen, tapi biasanya yang menjiwai isu-isu perempuan tentunya perempuan itu sendiri. Karena itu saya ingin mengajak perempuan Indonesia kalau memang ingin berjuang riil masuklah ke politik,” ujar wanita kelahiran Surabaya 1972, ini. Saat ini, tutur Venna yang namanya melambung di jagad entertainment berkat sinetron Bella Vista, jumlah politisi perempuan di DPR hanya sekitar 97 orang dari 560 total jumlah anggota DPR. Jumlah ini cuma sekitar 17% lebih, masih jauh dari harapan yakni 30%. Venna pun mencontohkan wanita-wanita di negara Islandia dan Norwegia yang sangat konsen pada politik. “Mereka mau masuk ke politik karena memperjuangkan hak-hak perempuan. Di sana isuisu gender diperjuangkan secara signifikan. Mungkin di sana belum ada UU tentang keterwakilan perempuan, tapi mereka mengapresiasi diri mereka dengan berjuang,” ucap AnggotaKomisi X DPR RI ini.

Belum lama ini, lanjutnya, ia bersama teman-teman DPR berkunjung ke Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Ia pun bertanya kepada para mahasiswi siapa yang ingin menjadi politisi. Jawaban mereka beragam, namun Venna menangkap adanya keengganan mereka untuk terjun ke politik. Misalnya ada yang menyebut takut terjerat korupsi, dsb. “Saya bilang, kalau korupsi sih bisa dimana saja. Kebetulan saja yang diekspose media secara besar besaran adalah kasus korupsi dimana politisi perempuan diduga terlibat. Jadi pada kesempatan itu saya pun memberi pemahaman kepada mereka tentang politik dan pentingnya politisi perempuan di parlemen,” papar wanita berdarah Bali ini. Menurut Venna eksistensi perempuan di parlemen sangat dibutuhkan karena di sanalah bisa dilakukan perubahan untuk kepentingan masyarakat, khususnya wanita secara luas. Karena DPR adalah tempatnya pembuatan legislasi, berbagai produk perundangundangan lahir di DPR. “Jika kita ingin membuat perubahan secara signifikan jadilah politisi,” ungkapnya. Memang di akuinya ‘medan’ perjuangan perempuan bukan hanya di parlemen, namun melalui parlemen kita bisa mengubah sesuatu secara nyata yakni lewat pembuatan undang-undang. Selain itu, DPR, juga memiliki fungsi pengawasan. Jadi kita bisa mengawasi pelaksanaan dari kebijakan, termasuk kebijakan yang menyangkut

perempuan. “Di parlemen kita bisa memperjuangkan isu-isu perempuan seperti KDRT, buta aksara, partisipasi kerja, dll,” tambah Putri Indonesia 1994, ini. Tugas kita, kata Venna, untuk melanjutkan perjuangan RA Kartini.”Kalau dulu Kartini berjuang mendobrak suatu culture dimana perempuan tidak boleh sekolah tinggi, dll. Di era sekarang tentu perjuangannya berbeda.” “‘Medan’ perjuangan wanita Indonesia ada di mana saja karena di era sekarang semua kesempatan terbuka untuk dimasuki wanita. Wanita bisa berkiprah di mana saja sesuai dengan minat dan profesi masing-masing. Jadi kini pilihan ada pada wanita,” kata Venna yang telah dua periode menjadi anggota DPR. Jadi, lanjut Venna, semuanya berpulang kepada masing-masing wanita Indonesia, apakah mau dan mampu menjawab tantangan yang ada saat ini. “Di masa sekarang berbagai peraturan sudah menunjang keterwakilan perempuan di manapun. Lihat saja di Kabinet Kerja Jokowi dimana menteri perempuan ada delapan orang,” katanya. “Kalau melihat marwah RA Kartini, kan, adalah karakter. Nah, ini lah yang belum terjawab. Karakter perempuan Indonesia, mentalnya kuat atau tidak? “ Memang, kata Venna, mengubah mental maupun mindset tidak lah mudah juga memakan waktu lama. Namun hal itu haruslah diupayakan dan diperjuangkan secara terus menerus. Hal itu sebagaimana diucapkan Puan Maharani, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang menyebut revolusi mental tidak bisa selesai hanya dalam tempo lima tahun. “Revolusi mental adalah Nawacita. Menurut saya Nawacita harus dipertahankan dari generasi ke generasi. Salah satu contohnya adalah memperingati Hari Kartini di sekolah-sekolah, itu lebih kepada encouragement(dorongan). Nah nanti setelah dewasa barulah mereka melakukan perjuangan yang riil,” paparnya. Namun di sisi lain Venna juga mengakui setiap perjuangan memiliki konsekuensi masing-masing. Karena faktanya tidak semua pria (suami) siap mentalnya kalau sang istri ternyata selangkah lebih maju. Sebagian pria belum bisa menerima kalau istrinya ‘one step forward’. Hal

ini diingatkan Venna khusus untuk para wanita yang telah berkeluarga namun ingin berkarier di bidang yang diminatinya. “Tidak banyak suami-suami yang bisa menerima keadaan dimana istrinya forward, lebih maju selangkah untuk urusan politik, misalnya. Jadi kita harus hati hati. Jadi kalau ingin masuk ke dunia politik, suami-istri harus punya kesepakatan, harus siap. Karena itu untuk para istri, sebelumnya masalah ini harus dibicarakan dan yang pasti harus ada izin suami agar tidak ada konflik,” katanya.

Mandalika

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Raih Prestasi dengan Kejujuran Ujian Nasional tingkat SMKN dan SMK Swasta yang dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat Tahun 2017 ini, berjalan baik. Peserta ujian untuk SMKN dan SMK Swasta se-NTB tahun 2017 tercatat sebanyak 17.836 siswa, yang terdiri dari 10.416 siswa atau 7,9 persen masih Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNPK), dan 16.420 siswa atau 92,06 persen ujian berbasis Komputer (UNBK). Jumlah SMKN dan SMK Swasta se-NTB sebanyak 258 sekolah, terdiri dari 201 sekolah atau 77,90 persen telah melaksanakan Ujian Berbasis Komputer sedangkan sebanyak 57 sekolah atau 22,17 persen masih melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Pensil dan Kertas (UNPK).

P

eningkatan prestasi nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) yang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, menjadi harapan bersama dalam pelaksanaan Ujian Nasional Ber-

basis Komputer (UNBK) tingkat SMK di Nusa Tenggara Barat. Hal inilah yang dilontarkan oleh Wakil Gubernur NTB, H. Moh. Amin, SH., M.Si, ketika melakukan pemantauan langsung proses pelaksanaan Ujian Nasional Ber-

Wakil Gubernur NTB saat melakukan pemantauan UNBK di Mataram

Venna Melinda

TAK TERPIKIR TERJUN KE POLITIK Venna sendiri mengaku awalnya tidak terpikir untuk terjun ke dunia politik. Wanita yang awalnya memiliki banyak kegiatan, khususnya di dunia entertainment, tak dinyana akhirnya banting stir ke dunia politik. “Saya masuk ke kancah politik atas ide mantan suami. Namun dalam perjalanannya justru muncul konflik. Akhirnya perkawinan lah yang menjadi korban. Tapi saya tidak mau menyangkut-nyangkutkan gara-gara profesi saya, perceraian terjadi. Itu memang ‘garis tangan’ saya,” katanya. “Jadi memang kedewasaan dari kepala keluarga sangat diperlukan, juga pemahaman bahwa kiprah istrinya bukan lah ancaman bagi suami,” tambahnya. Hal tersebut diungkapkannya kembali bukan karena ingin mengulas masa lalu. Namun sekadar berbagi tentang pengalaman hidupnya. “Ini sekadar sharing kepada perempuan Indonesia di Hari Kartini bahwa jika ingin menjadi politikus, dan sudah berkeluarga, harus ada komitmen bersama antara dirinya dan suami agar tidak terjadi hal-hal yang akhirnya membuat kariernya terttutup oleh masalah-masalah domestik,” kata Venna. Meski sempat terpukul, lanjutnya, namun ia berusaha tegar dan tidak mundur dari komitmennya

Foto: kapanlagi.com

semula.Pemberitaan media tentang perceraiannya cukup besar, padahal saat itu ia tengah mempersiapkan diri untuk periode kedua. Sempat ada kekhawatiran masalah itu akan mempengaruhi pandangan masyarakat di daerah pemilihannya. “Alhamdulilah, ternyata tidak. Saya menjelaskan kepada masyarakat di Dapil saya dan mereka mengerti. Buktinya saya bisa kembali terpilih untuk periode . Jadi itu juga sekaligus membuktikan bahwa perempuan Indonesia dan masyarakat pada umumnya sudah mulai berubah paradigmanya, mereka melihat kinerja saya. Alhamdulilah sekali. Ini lah yang menurut saya harus dibangun supaya menjadi lebih baik lagi ke depannya,” lanjutnya. “Saya pikir, kalau bukan sifat pejuang untuk tidak ‘underdog’ saya mungkin sudah menyerah. Karena di saat itu, saat saya ‘nyaleg’ (calon legislatif), di saat itu saya bercerai. Di saat itu pula banyak fitnah menerpa. Harusnya saya menyerah, tapi itu tidak saya lakukan. Saya terus maju karena berpikir bahwa di depan ada kepentingan lebih besar daripada hanya masalah perceraian saya. Jadi itulah yang saya kedepankan, dan saya fokus.Jika kita yakin bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk kebaikan, ya, jangan takut, harus move on. Tidak boleh mundur sama sekali,” kata Venna panjang-lebar. (Diana Runtu)

21

basis Komputer (UNBK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Mataram dan Lombok Barat, beberapa waktu lalu. Peningkatan prestasi siswa itu sangat penting untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Namun menurut Amin, meski prestasi tersebut penting, ada hal lain yang juga lebih penting dari itu yakni kejujuran. Kejujuran harus ditanamkan sejak dini, termasuk dalam proses peningkatan prestasi belajar siswa, karena generasi muda ini merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan. “Karenanya, prestasi siswa harus dilakukan dengan cara-cara yang jujur dan objektif, sehingga ke depan akan lahir calon pemimpin yang berintegritas,” ujarnya. Pemantauan ini dilakukan pada beberapa sekolah antara lain SMKN 7 Mataram, SMK

Pelaksanaan UNBK di salah satu SMK di Mataram

PP Mataram, SMKN 1 Lingsar, SMKN 1 Gunung Sari dan SMKN 1 Batulayar. Proses UNBK berjalan dengan baik dan lancar tanpa permasalahan yang berarti. Wakil Gubernur NTB ini melakukan turun lapangan meninjau langsung ujian ini untuk memastikan proses pelaksanaan UNBK pada tahun 2017 tingkat SMK berjalan dengan baik, aman dan lancar tanpa ada kendala. “Kita berharap proses pelaksanaan UNBK di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi NTB berjalan dengan baik, aman dan lancar tanpa ada kendala sedikit pun,”

ujarnya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB diminta oleh Wagub NTB untuk selalu melakukan evaluasi dan memastikan segala fasilitas pendukung ujian dapat dipenuhi. Sedangkan bagi sekolah sekolah yang masih melaksanakan ujian nasional berbasis pensil dan kertas tahun ini, diharapkan tahun depan sudah melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Hal ini dinilai penting, untuk kesetaraan proses pelaksanaan ujian nasional di kota dan desa-desa yang ada di Nusa Tenggara Barat. (Naniek I. Taufan)

Aplikasi Ruang Desa untuk Pendamping Desa Dalam rangka memudahkan aparat pengelola desa dalam melakukan konsultasi langsung dengan pendamping desa, Kementerian Desa dan PDTT bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTB meluncurkan Aplikasi Ruang Desa. Peluncuran ini dilakukan bersamaan dengan Lokakarya Pelatihan Aplikasi Seluler Ruang Desa, yang digelar di Mataram beberapa waktu lalu. Ruang Desa merupakan aplikasi yang berbasis android yang diperuntukkan bagi pendamping desa dan pengelola desa serta Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan penggerak swadaya desa. Selain untuk memudahkan aparat pengelola desa/ KPMD dalam melakukan konsultasi langsung dengan pendamping desa, aplikasi ini juga menyediakan notifikasi serta berbagai informasi terkait UU desa serta tatakelola desa dari Kementerian Desa dan PDTT. Aplikasi ini masih dalah tahap uji coba selama enam bulan di tiga provinsi, yaitu Jawa Timur, Aceh dan Nusa Tenggara Barat. Di NTB, sementara ini ada empat kabupaten yang menggunakan aplikasi ini, yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa dan

Kabupaten Bima. Menurut Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Ir. Rosiyadi Sayuti, program ini perlu keberlanjutan bagi pengembangan desa ke depan. “Jadi, perlu membangun komunikasi dan menyempurnakan ikhtiar agar apa yang dibantu kementrian selama ini bisa berlanjut,” katanya saat workshop berlangsung. Selain itu, Rosiyadi menekankan, program yang dilaksanakan harus memiliki kemanfaatan kepada masyarakat. Karena, kehadiran pemerintah adalah melayani masyarakat dengan sebaikbaiknya. “Kehadiran teknologi, seberapa pun canggihnya tidak akan ada manfaatnya, tidak akan ada gunanya kalau tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kar-

ena tugas negara itu adalah melayani masyarakat,” ungkapnya. Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian, Pelatihan dan Informasi Kemendes PDTT, M. Nurdin menekankan pentingnya sumber daya manusia dan penggunaan teknologi informasi untuk program pembangunan desa. “Kementerian menyambut baik kerjasama dengan pemerintah Provinsi NTB untuk menguji aplikasi ini. Kami berharap kerja sama ini berlanjut untuk mendukung perluasan penggunaan aplikasi ini di provinsi-provinsi lain,” ujarnya. Ruang Desa ini diharapkan dapat memudahkan pemerintah untuk mendapatkan data yang aktual dalam memetakkan permasalahan mendesak yang ada di desa. (Naniek I. Taufan)

Ruang Desa merupakan aplikasi berbasis android yang diperuntukkan bagi pendamping desa dan pengelola desa serta Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan penggerak swadaya desa

Wakil Gubernur NTB bersama BPK di ruang kerja Wagub NTB

BPK Perwakilan NTB Apresiasi Positif Komitmen Pemprov. NTB Saat bersilaturrahmi dengan Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan NTB, Wahyu Priyono mengapreasiasi positif komitmen pemerintah Provinsi NTB dalam menyampaikan laporan keuangan tepat waktu. Dengan komitmen tersebut, Wahyu optimis pemeriksaan keuangan tahun 2016 yang akan dilakukan pihaknya dapat berjalan tertib dan lancar. Kehadiran Wahyu untuk memperkuat komitmen penyerahan LKPD 2016 secara paripurna per tanggal 31 Mei 2017, dalam meraih predikat opini WTP keenam tahun 2017. Opini WTP yang diraih Pemerintah Provinsi NTB selama lima kali berturut-turut sebelumnya, tidak serta merta membuat pemerintah Provinsi NTB merasa puas dengan hasil yang telah diraih melainkan senantiasa melakukan peningkatanpeningkatan dalam hal ini. “Alhamdulillah WTP lima kali berturut-turut ini merupakan ikhtiar kita untuk terus mempertahankan prestasi ini. Kalau laporannya banyak kekurangan tentu ini menjadi kelemahan bagi kita,” ujar Amin. (Naniek I. Taufan)


22

Pilkada DKI Jakarta kali ini memang sungguh luar biasa. Begitu gegap-gempita, bahkan hampir mengerikan. Isu SARA yang dimainkan. Bukan hanya menghembuskan masalah suku dan agama tapi juga sudah sampai orang meninggal pun ikut dipolitisasi, dimana jenazah orang yang ditenggarai mendukung paslon (pasangan calon) tertentu, tidak disholatkan. Ini bukan sekadar bicara atau ancaman, tapi nyata. Setidaknya sejumlah kasus itu terjadi di Jakarta.

S

Sosialita

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

ebagian warga Jakarta—mungkin juga masyarakat Indonesia—hanya bisa geleng-geleng dengan fenomena yang terjadi di Jakarta. Mungkin orang tak mengira bahwa Pilkada Jakarta bakal jadi seperti ini. Bahkan Pilpres 2014 yang juga sungguh riuh, isu SARA tidak sampai dimainkan separah ini. Entah apa yang terjadi dengan masyarakat Indonesia. Sampai-sampai untuk urusan demonstrasi pun masyarakat di luar Jakarta pun dikerahkan untuk berdemo di Jakarta. Menurut Siti Zuhro, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pilkada saat ini merupakan yang terburuk dari Pilkada sebelumnya yakni 2007 dan 2012. “Saya kira ini adalah Pilkada terburuk dalam perjalanan demokrasi kita,” tegas Siti dalam diskusi ‘Pilkada Bersih Sehat’ yang berlangsung di bilangan Jakarta Pusat. Penilaian itu muncul karena dia menilai para elite politik seolah sudah tidak mampu lagi mengedepankan nalar serta kehilangan keteladanan dalam mengajarkan arti demokrasi yang sehat dan bersih. Warga Jakarta disusupi isu-isu sensitif dan primordialisme. “Jakarta, telah gagal dalam menunjukkan kematangan kualitas

Pilkada Jakarta

Kaum Elit Bermain dengan Isu Sensitif berpolitik,” tegas wanita kelahiran 1959 ini. Seharusnya, papar Siti, isu yang dikedepankan adalah masalahmasalah kesenjangan sosial, visimisi, bukan malah isu SARA. Hal ini menyesatkan karena masyarakat tidak mendapat informasi yang jernih dan objektif. Jika hal semacam ini terus dilakukan dalam Pilkada DKI Jakarta, dirinya memastikan Indonesia akan mengalami kemunduran demokrasi. “Pilkada DKI Jakarta diharapkan menjadi tiang pancang konsolidasi demokrasi. Tapi jika isu SARA terus dikedepankan maka Indonesia pasti mengalami kemunduran demokrasi,” kata doktor lulusan Curtin University, Perth Australia ini. Dia juga menilai isu tersebut memang sengaja dijadikan sebagai komoditas politik. Ini berbahaya. Jakarta sebagai barometer politik nasional akan mengalami kerugian luar biasa akibat para elit terus bermain dengan isu sensitif ini. “Masyarakat sudah pasti dirugikan. Jangan merusak Pilkada DKI ini dengan berbagai kecurangan,” kata dia. Tentang buruknya Pilkada DKI Jakarta juga diungkap oleh Yenny Wahid, Direktur Wahidin Founda-

Siti Zuhro

KABAR BAIK DI TENGAH KERESAHAN Meskipun banyak hal negatif bertebaran dalam Pilkada kali ini, namun tak dapat dimungkiri sebagian masyarakat menaruh harapan besar bahwa para paslon benar-benar akan mewujudkan janji-janjinya ketika kelak terpilih. Wajar saja banyak harapan disematkan lantaran

ada banyak janji yang ditebarkan yang semuanya bermuara pada kesejahteraan masyarakat Jakarta. Misalnya program lansia, perumahan, dan UKM, dll yang dipaparkan oleh pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang merupakan pasangan petahanan. Sementara program unggulan paslon Anies Baswedan-Sandiaga Uno di antaranya kredit kepemilikan rumah 0% dan OK OC untuk membuka lapangan kerja. Menariknya, yang namanya paslon petahana tentunya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki calon lainnya yakni bukan sekadar janji melainkan langsung eksekusi. Hal ini tentu saja memungkinkan meskipun baik Ahok-Djarot di masa kampanye sedang cuti. Salah satunya adalah program bedah rumah yang akan dikerjakan oleh ‘Pasukan Pelangi’. Disebut pelangi karena masingmasing kelompok memiliki seragam warna-warni merah, biru, kuning, oranye, hijau, dan ungu. Mirip pelangi. Sebenarnya program bedah rumah ini bukan lah program baru di Jakarta. Program ini sudah lama ada, hanya saja kali ini dikerjakan secara lebih komprehensif dengan menurunkan ‘Pasukan Pelangi’ yang memiliki keahlian berbeda-beda. Menurut Bambang Sugiyono, Asisten Bidang Pemerintahan Sekretaris Daerah Prov DKI Jakarta, program bedah rumah ini tidak terkait Pilkada, sekalipun pelaksanaannya menjelang Pilkada. “Tidak ada tujuan politik. Kami bekerja apa adanya. Kalau semua hal tunggu Pilkada selesai, bisa mandek pelayanan pemerintah kepada masyarakat,” kata Bambang membantah adanya ‘aroma’ politis dalam operasi bedah rumah warga. Tentang bedah rumah, Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat menjelaskan, nantinya program itu bukan hanya dikerjakan pasukan merah saja tapi juga pasukan lain-

nya. Sebab bedah rumah bukan sekadar renovasi rumah namun juga perbaikan lingkungan. Misalnya pasukan biru yang biasa menangani masalah saluran dan goronggorong, juga diterjunkan membantu bedah rumah. Kelompok ‘biru’ ini akan membantu merenovasi saluran air di rumah dan lingkungan tersebut. Rencananya program ini akan diluncurkan pada 17 April mendatang atau dua hari menjelang Pilkada putaran kedua 19 April 2017. Sasaran pertama adalah sekitar 50 rumah yang ada di kawasan Cilincing Jakarta Utara akan direnovasi. “Jadi nantinya permukiman di Jakarta harus sehat dengan begitu penghuninya pun sehat,” kata Djarot di Kampung Melayu. Untuk bisa ikut program bedah rumah syaratnya mudah, dan yang pasti dia harus warga DKI Jakarta dalam artian memiliki KTP dan lokasi rumahnya bukan di kawasan bermasalah seperti bantaran sungai, kolong jembatan, dll. Syarat lainnya adalah warga tersebut harus lah masuk dalam kategori miskin atau tidak mampu. Nantinya, kata Djarot, ‘Pasukan Pelangi’ bukan hanya melakukan bedah rumah tapi mereka juga memiliki tugas lainnya, di antaranya adalah membantu pengurusan IMB dan sertifikat warga. Masayarakat tentu saja senang bukan kepalang adanya fasilitas ini. Karena sudah menjadi ‘rahasia umum’ kalau pengurusan IMB itu rumit dan kadang biayanya ‘membengkak’ dari harga resmi yang dipaparkan. Karenanya adanya tawaran membantu pengurusan IMB ini mendapat respon hangat. “Programnya bagus dan sangat membantu warga. Karena kan ngurus IMB susah dan mahal. Kalau bisa hanya membayar harga resmi itu bagus sekali,” ungkap Amran Hikam, warga Warakas, Jakarta Utara. (Diana Runtu)

3

Desak Made Umbari:

Emansipasi itu Perempuan Kreatif dan Inovatif Di era modern ini, perempuan juga harus mampu berkiprah di semua lini kehidupan. Perempuan harus maju menunjukkan kreativitas dan inovasi mereka. Sesuai dengan citacita RA Kartini, tentang emansipasi perempuan.

tion. Dulu, katanya, Indonesia dikenal dunia sebagai negara yang bisa mengelola perbedaan dengan baik. Indonesia menjadi inspirasi dunia karena kemampuan itu. Namun apa yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta, bisa jadi telah mengubah pandangan itu. “Dulu Indonesia dikagumi dunia karena itu. Mereka heran, Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia mampu memberikan ruang bagi minoritas, mampu memberikan ruang bagi perbedaan yang ada di masyarakat kita. Tapi dengan Pilkada DKI ini, perspektif dunia terhadap Indonesia agak berubah. Ini yang saya rasakan,” ucapnya.

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

mimpinya itu, ternyata, satu peluang ia dapatkan, ketika ia bertemu seorang teman baik yang bernama Dewa Nyoman Wirasana. “Saya punya mimpi dan ambisi, dan Pak Dewa punya ilmu sehingga akhirnya, mimpi saya bisa terwujud,” kata putri pasangan Dewa Putu Nata dan Desak Putu Arini ini. Berbekal ilmu yang dimiliki Dewa Nyoman Wirasana yang mengetahui banyak seluk beluk urusan airlines, kolaborasi mereka berdua, berhasil mewujudkan mimpi Desak yang awalnya dianggap tak mungkin. Sebagai hadiah di hari ulangtahunnya 15 Desember 2016, Desak Umbari bersyukur mampu merealisasikan impiannya. Satu sekolah yang diberi nama International Transportation Success Management (ITSM) di Jalan Pendidikan Blok Graha Wisata Nomor 2 D, Sidakarya berdiri dengan megah. Ia merasa bangga karena ITSM sudah memiliki gedung sendiri. Walaupun ia mengaku,pembangunan secara bertahap, tapi Desak Umbari merasa bangga. Walaupun baru setahun, mahasiswanya saat training sudah diterima bekerja di bandara. Kebanggaannya itu menjawab, pesimis orang-orang yang meremehkannya hanya karena tamat SMA. Namun, Desak Umbari

yakin, pendidikan hanyalah salah satu jalan untuk mewujudkan kesuksesan, karena harus dibarengi juga dengan kegigihan, kedisiplinan, kerja keras, dan pantang menyerah. Di tengah keuletannya meraih impian, ternyata dorongan sang suami luar biasa memberikan kepercayaan. Desak menuturkan, walaupun ia sibuk mewujudkan mimpinya, ia tetap­lah seorang istri dan ibu rumahtangga. Bahkan, kata dia, ia rutin memasak setiap pagi menyiapkan keperluan suami dan anak-anaknya sebelum ia disibukkan beraktivitas. Desak Umbari mengatakan, ia merasa jengah ingin mendirikan sekolah karena melihat banyak anak yang mempunyai otak yang cerdas tapi tidak mampu meneruskan pendidikannya. Karena itu, ia juga berencana, memberikan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu. Ia mengatakan, di otaknya penuh dengan impian. Bahkan, setelah ITSM terwujud, ada lagi harapannya ke depan. Bersama Dewa Nyoman Wirasana, ia ingin membuka SMK penerbangan. “Di tahun ini kami fokus di ITSM. Untuk SMK Wisata Cakra Dirgantara masih proses mengurus izin dsbnya. Semoga tahun depan bisa terwujud. Setelah itu ada, gedung akan kami

D

esak Made Umbari, mengaku awalnya jengah. “Saya hanya tamatan SMA. Tapi saya punya mimpi besar,” ujar perempuan kelahiran 15 Desember 1974 ini. Walaupun, suaminya AA Ketut Adi Arnata, sudah mampu membiaya kehidupan keluarga, ia merasa mempunyai potensi yang harus ia kembangkan. Baginya, emansipasi itu perempuan yang kreatif dan inovatif. Dalam satu kesempatan, ia mengobrol dengan kakak sepupunya, Dewa Nyoman Budiasa tentang satu mimpi besarnya mempunyai sekolah. Walaupun, ia mengaku, tak yakin bisa mewujudkan

Ruang spa

Desak Made Umbari dan Dewa Nyoman Wirasana

Ruang kelas

kembangkan pembangunannya,” kata Desak Umbari. Satu mimpi besar lagi, kata dia akan diwujudkan tiga tahun ke depan yakni membuat pasraman. “Pasraman ini terinspirasi dari pondok pesantren. Namun, pasraman ini, lebih ke arah kebangsaan yang ber-Bineka Tunggal Ika. Dengan Lahan 3 hektar akan dibuka mulai ­SMP, SMK, dan Perguruan Tinggi,” ujar ibunda dari AA Amanda Yogi Rinata, AA Ayunda

Deva Rinata, AA Bagus Krisna Dinata, dan AA Rama Kusuma Dinata ini. Menurut Dewa Nyoman Wirasana, ia salut dengan Desak Umbari, ­karena dengan jiwa sosial,santun serta kesederhanaan mempunyai mimpi yang luar biasa. “Kami focus di dunia pendidikan karena ingin mencetak kader generasi muda yang memiliki jiwa nasionalisme dan juga memiliki keterampilan yang profesional di bidangnya.

Sekilas ITSM

Dewa Nyoman Wirasana menambahkan, International Transportation S­ uccess Management mempunyai satu program unggulan untuk satu tahun yang bernama manajemen transportasi. Dalam program ini, akan diberikan berbagai keterampilan yang mewakili transportasi darat, laut, dan udara. “Untuk darat travel agent, udara pramugari dan groundhandling, dan di laut kapal pesiar. Harapan kami, lulusan siswa kami sudah mendapatkan tiga kail, dan menjadi lulusan yang profesional dan mampu bersaing di era MEA,” ­ujar Dewa ­Nyoman Wirasana. Selain program Manajemen Transportasi, ada juga, short class untuk airport handling pelayanan penumpang dan bagasi. Program ini sekitar 4 bulan sudah termasuk training. Program lain, ada juga, basic avsec (aviation security), satu atau dua bulan untuk tenaga airlines dan bandar udara. Program lainnya, kepedulian keamanan, security awareness. Program ini hanya 4 jam, diperuntukkan untuk mencari pas bandara, yang wajib ikut kepedulian keamanan. Saat ini, kata Desak Umbari, ITSM sudah bekerja sama dengan Universitas Dwijendra Denpasar. –ast


2

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

GORO-GORO Dalam cerita wayang ada episode Niwatakawaca. Saat birahinya da­ tang dia menyerang khayangan mau Putu Wijaya menggondol Dewi Supraba, ratunya bidadari. Para dewa panik lalu minta tolong Arjuna. Baru saja dapat panah pasupati, setelah lulus dari goda-rayu 7 bidadari. Arjuna pun bertempur. Tapi setelah baku-hantam habis-habisan, Arjuna tergeletak tak berdaya. Niwatakawaca tertawa terbahak-ba­ hak. Mulutnya terkuak lebar. Langit-langit mulutnya, letak titik lemahnya tersingkap. Arjuna cepat melepas gendewa dan tamatlah riwayat sang durjana. Apa yang bisa dimanfaatkan dari kisah itu? Tertawa adalah saat yang tepat untuk menikamkan pesan moral

ke sukma penonton. Karena waktu mereka tertawa itulah pertahanannya kendor dan semua celahnya relaks terbuka. Hanya satu atau dua detik, tapi itulah peluang emas setelah satu hingga dua atau empat jam pertunjukan. Jadi kita mengundang orang untuk menghadiri pertunjukan, sesungguhnya hanya untuk satu dua detik emas itu. Selebihnya adalah bumbu, proses. Tetapi jangan salah, kita tak bisa menyebutnya proses itu hanya embelembel alias tak penting. Karena tanpa proses, tak ada celah yang bisa masak untuk kita gasak. jadi ada tidak ada pe­ luang emas juga sangat tergantung dari bumbu dan proses yang kita siapkan. Ketawa memang bukan satu-satu­ nya yang menciptakan peluang emas. Hampir semua emosi yang memuncak (sedih, marah, terkejut, heran, kagum, kecewa, bahkan bingung dan seba­ gainya) memungkinkan menciptakan peluang emas. Tetapi ketawa terbilang

Ekspresso

TIKAM WAKTU TERTAWA paling murah. Murah dalam arti paling tinggi ke­ mampuannya untuk “melumpuhkan” saraf dengan “biaya” yang relatif lebih murah. Orang terpeleset jatuh, latah, salah ngomong, lupa dialog atau tak sengaja kena pukul hingga kesakitan, penon­ toon sudah ketawa. Kadang baru lihat tampang, kostum, penonton sudah spontan ger-geran Tetapi membuat lelucon tidak gampang. Memerlukan kejelian/kecer­ dasan. Banyak orang bilang membuat komedi lebih sulit dari tragedi. Hambar sedikit, lelucon langsung jadi bumerang, menyebalkan. Humor sebagai tujuan dan humor untuk mempersiapkan saat menggasak pun berbeda. Humor biasa hanya mem­ permainkan/akrobatik dengan logika. Orang tertawa tapi tetapi waspada. Humor yang menciptakan peluang melumpuhkan saraf. Orang tertawa dan

membiarkan dirinya tertikam (pesan moral). Jadi kata mereka: tikamkan pesan moral itu waktu orang tertawa! Amat mengakhiri ceramah di depan istrinya sepulang dari nonton FMB (Festival Monolog Bali Bali 2017 setahun penuh). “Jadi begitu?” “Ya!” “Contohnya bagaimana?” Amat bingung, lalu menjawab: “Nggak tahu.” Bu Amat tertawa. “Ya sudah, cerita lakonnya ba­ gaimana? “Nggak tahu.”

Bu Amat bertambah geli. “Kalau nggak tahu kok ngasih saya wejangan: Tikamkan pesan moral ke sukma penonton waktu mereka ketawa?” “Nggak tahu!” Bu Amat tertawa terkekeh-kekeh. Amat mencoba mengingat cerita lakon yang tadi ditontonnya, tapi tak bisa. Soalnya penonton berjubel, Amat non­ ton dari balik punggung orang. Tapi paginya Amat bangun kasep. Di luar rumah terdengar bu Amat ceramah sama Bu Made: Tikamkan pesan moral ke sukma penonton waktu mereka ketawa!”

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

purna setelah dapat mewujudkan “Ardhanariswari”. Dapat disimpulkan bahwa tanpa unsur kewanitaan, seorang manusia tidak akan terjadi secara utuh atau sempurna, begitu juga sebaliknya tanpa unsur kelakilakian, seorang manusia tidak akan terjadi secara utuh atau sempurna. Wanita adalah seorang gadis de­ wasa, seorang ibu yang memiliki sifat kelemahlembutan, kedamaian, cinta dan kasih sayang, perhatian, tulus iklas dalam menjalani kehidupannya serta senantiasa memaafkan, berjiwa besar ketika terhina, dan kuat dalam doa baik untuk dirinya sendiri mau­ pun untuk keluarganya. Sosok wanita atau sosok ibu di zaman yang kekinian tidak hanya bisa melahirkan, mengasuh, memb­ esarkan anak, mengurus suami dan menunggu suami pulang. Sosok ibu di era kekinian dituntut untuk lebih pintar, cerdas, berwawasan luas dan bijaksana, jika tidak, sosok ibu akan mengalami kegagalan dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Hal ini disebabkan zaman semakin modern dibarengi dengan memunculnya masalah yang semakin kompleks, yang tidak sesederhana dulu. Masalah yang akan dihadapai oleh ibu zaman kekinian terkait kenakalan anak dan remaja seperti: narkoba, seks bebas, perkelahian, aborsi termasuk soal perselingku­ han, perjudian hingga korupsi. Hal ini menuntut seorang ibu harus cerdas, pintar, berwawasan luas, penuh cinta kasih, ketulusan dan bijaksana. Apa pun perilaku kelu­ arga akan dikaitkan dengan ibunya. “Di tangan ibulah letak masa depan bangsa ini”, “Dibalik kesuksesan seorang suami, terdapat istri yang

A.A.Ngr Sri Rahayu Gorda

luar biasa dibelakangnya”, begitulah kata orang bijak. Kedudukan wanita atau seorang ibu memegang peranan dalam ke­ hidupan ini, banyak kondisi tercipta dipengaruhi oleh sikap ibu sekaligus istri. Dalam agama Hindu peranan wanita sangat penting, khususnya dalam upaya meningkatkan “intelek­ tualitasnya” dalam mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan, baik untuk dirinya sendiri, untuk keluar­ ganya, dan untuk lingkungan di luar keluarganya (peran di ranah publik), secara eksplisit tersurat dalam kuti­ pan Reg Veda VIII.33.19: “Perempuan sesungguhnya ada-

lah seorang sarjana dan seorang pengajar”. Sloka diatas sangat jelas menga­ manatkan bahwa kedudukan dan peran seorang wanita maupun seorang ibu memiliki potensi un­ tuk mengenyam pendidikan tinggi (sarjana). Berpendidikan tinggi disini harus dimaknai untuk dapat mengembangkan potensi dirinya untuk menambah wawasan baik untuk karier domestik sebagai pendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang suputra serta pendamping suami agar menjadi kepala keluarga yang bijak serta sukses, maupun untuk karier di ranah publik. Tetapi, ada hal yang patut diingat untuk wanita dan ibu di zaman sekarang, boleh pintar, cerdas, dan berkarier gemilang, namun jangan pernah merasa paling pandai, paling hebat, sampai-sampai merendahkan suaminya sendiri dan melupakan ke­ wajiban serta perhatiannya terhadap anak-anak dan keluarganya. Jangan sampai sosok ibu yang berkarier melepaskan tanggung jawab hanya kepada pembantu, acara TV serta HP. Begitu juga suami selalu dilayani pembantu rumah tangga. Anak-anak dimanja dengan materi. Di sinilah dibutuhkan kesiapan wanita atau seorang ibu rumah tangga yang ingin berkarier di ranah publik.

Kesuksesan dan pengakuan dari masyarakat, seringkali membuat wanita lupa menikah karena sibuk mengejar karier, atau seorang ibu yang berkarier di ranah publik me­ lupakan posisi dan kewajibannya di rumah sebagai ibu rumah tangga. Di rumah anak dan suami perlu seorang ibu dan istri, bukan sosok wanita karier yang memegang jabatan tinggi. Apalagi keberhasi­ lan seorang ibu ketika ia sukses menciptakan rumah tangga yang harmonis, suami sukses dalam pekerjaan, dan anak-anak yang pintar dan bermoral baik, dan juga sukses dalam kariernya. Kehidupan rumah tangga yang tenang dan bahagia adalah landasan kedama­ ian keluarga, dan dasar yang kuat menciptakan pemimpin-pemimpin yang tangguh. Tiap-tiap tanggal 21 April kita memperingati Hari Kartini, yang memiliki tujuan untuk memper­ ingati jasa-jasa R.A Kartini yang telah memperjuangkan kesetaraan dan kemandirian kaum wanita. Akan tetapi kehidupan yang ser­ ba modern menjadi tantangan tersendiri bagi kaum wanita dalam mengambil peran dalam berbagai kehidupan. A.A.Ngr Sri Rahayu Gorda. (Dosen FH Undiknas Denpasar)

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

23

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

“Kartini” tak Pernah Menyerah Meraih Impian Sosok R.A. Kartini adalah figur terbaik baginya. Kartini pada masanya bisa mewujud­ kan cita-citanya, ketika sebagian besar orang menganggap tabu. Kartini berjuang dengan semangat dan saat ini kita mengenangnya sebagai pembuktian seorang Kartini yang kuat, tegar dan menginspirasi. Demikian dikatakan oleh dr. D.A. Mas Shintya Dewi, Sp. An.

G

Kartini Hindu Masa Kini

Raden Ajeng Kartini adalah simbol dari perjuangan Wanita Indonesia yang merupakan pelopor dari gerakan emansipasi wanita, agar wanita dapat mengenyam pendidikan, dapat berkontribusi membantu perekonomian keluarga dengan bekerja di luar rumah (sek­ tor publik). Perjuangan R.A Kartini bertu­ juan agar wanita lebih cakap dalam menjalankan kewajibannya. Bukan untuk membuat kaum wanita ber­ saing dengan kaum pria, sehingga kaum wanita dalam meraih kebe­ basannya dengan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang wanita maupun seorang ibu. Inti dari perjuangan R.A Kartini adalah agar kedudukan wanita dapat disejajarkan dengan pria dengan tidak melupakan kewajibannya. Hal ini sejalan dengan pandangan wanita menurut Hindu. Kitab Suci Weda memandang wanita setara dengan kaum pria. Bahkan dalam diri manusia ada sifat kewanitaan (feminisme) sekaligus sifat kelakilakian (maskulin). “Ardhana-reswari” dalam konsep Hindu menunjukkan kesetaraan itu. Kata “Ardha” pada konsep tersebut berarti “setengah” atau “belahan yang sama”. Sedan­ gkan kata “nara” berarti “manusia laki-laki” dan kata “iswari” berarti “Manusia wanita” (Wartam, edisi 14, 2016). Lebih lanjut Konsep “Ardhana-reswari” dapat dilihat da­ lam Kitab Manawa Dharmasastra 1.32 sebagai berikut: “Dengan membagi dirinya menjadi sebagian laki-laki dan sebagian perempuan (Ardha Nari-Isvari), ia ciptakan Viraja (alam semesta)”. Manusia bisa dikatakan sem­

Sudut Pandang

am­ ba­ ran lebih luas untuk seorang Kartini atau tokoh emansipasi yang melegenda ini menurut dok­ ter anastesi ini yakni Kartini adalah sosok bangsawan yang sangat merakyat, tidak pernah membeda­ kan status sosial sese­

orang. Kartini ada­ lah sosok perem­ puan penuh sifat kasih dan sangat menghormati orangtua. Hal lain yang berke­ san dari cata­ tan sejarah Kartini kata d r. S h i n t y a adalah sosok yang dike­ nal rajin dan sederhana atau jauh dari kemewahan. Meski Kartini adakah anak bangswan na­ mun ia tetap menjalani hidup dengan sederhana dan sangat rajin belajar sendiri karena tidak melanjutkan Mas Shintya Dewi

sekolah. Selain itu yang menarik dari pemilik tulisan dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” ini memiliki sikap optimis dan selalu melihat ke depan.Yang istimewa lainnya Kartini terlihat bahwa ia selalu menyeimbang­ kan antara ilmu pengetahuan dan ahlak. Hal-hal yang ditinggalkan Kartini, semua sifat positif dan keteladannya inilah yang pantas menjadi panutan para Kartini masa kini untuk menjadi salah satu landasan atau contoh un­ tuk terus memicu semangat dalam melaksankan aktivitas dan menggapai impian untuk terus maju dan berkembang. “Yang pasti sosok Kartini cerdas dan banyak ide. Pemikiran terbuka yang dimilikinya, semangat dan motivasinya yang tinggi dan tidak pernah menyerah untuk ber­ juang meraih impiannya. Akan lebih baik jika kita bukan hanya bisa memajukan diri sendiri tapi juga di lingkungan kita,” kata istri I Komang Setiawan, S.E., M.Si. ini. Dengan inspirasi dan spirit Kartini pula selama ini dr. Shintya

Bangkit dan Berdaya Menurut Diah Wisnumurti, emansipasi perempuan adalah kewajiban bagi perempuan untuk berperan aktif dalam dunia publik, bersama kaum lakilaki menyelesaikan permasalahan publik yang semakin kompleks. Awalnya terjadi dikotomi antara peran perempuan yang hanya di­ posisikan pada sektor domestik. “Emansipasi merupakan bentuk kesadaran dan keterpanggilan perempuan dengan kesadaran bahwa tidak semua persoalan hanya dapat diselesaikan kaum laki-laki,” ujar Pembina Ikatan Wanita Warmadewa (Iwanwar) ini. Ia menilai, emansipasi perem­ puan di Indonesia sudah sangat maju dalam berbagai sektor, perempuan sudah diberi tempat. “Dalam sektor publik seperti dalam dunia politik dan jabatanjabatan politik perempuan sudah cukup mewarnai. Begitu pun pada sektor ekonomi dan so­ sial. Banyak juga, perempuan menunjukkan prestasi di dunia pendidikan. Ini menunjukkan kulalitas sumber daya manusia perempuan tidak kalah dengan kaum laki-laki,” kata istri Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, AA. Gede Oka Wisnumurti ini. Ia berpandangan, ketercapa­ ian itu bukan masalah kuanti­

Ary Widianti

tatif, tetapi masalah kualitatif. Persoalannya yang seungguhnya pada perempuan, kata Diah, ada pada hambatan budaya yang berdampak pada kesa­ daran, sikap dan prilaku sosial masyarakat dalam memper­ lakukan perempuan. Di sisi lain, menurutnya, kaum perempuan itu sendiri perlu kesadaran da­ lam menjalankan fungsi domes­ tik dan fungsi publiknya, artinya ketika emansipasi itu dijalankan perempuan tidak boleh kehilan­ gan kodratnya. Sementara, menurut Ary Widianti, emansipasi artinya

perempuan itu bangkit dan ber­ daya. Prempuan harus mandiri misalnya dari segi ekonomi. Ia mencontohkan dirinya. Karena harus mengurus anak-anak, ia tidak bisa bekerja. Dengan la­ tar belakang sebagai bidan, ia manfaatkan ilmunya itu untuk mengurus keluarga. Ketika, anakanaknya sudah mulai beranjak besar, berbekal hobinya yang suka memasak dan membuat kue, ia berkreasi dan mencoba menjadi wirausaha, walaupun hanya home industry. Dengan berbekal pengetahuan tentang ilmu kesehatan, ia mempunyai ide untuk menciptakan maka­ nan yang sehat. Awalnya, ia mencoba membuat vegetarian pudding cake. “Penjualannya pun hanya lewat online. Ternyata, sambutannya sangat luar biasa. Hanya dari mulut ke mulut pesanan terus berdatangan,” ujarnya. Kemudian, ia mencoba peruntungannya dengan menjual herbal chicken. Sembari terus berkreasi menciptakan ide-ide baru. Kemudian, ia pun tertarik membuat kue kering vegetarian (cookies). Sebenarnya, kata Ary, awalnya dulu, ia sudah mengurus izin karena memang ingin mendistribusikan kuenya ke supermarket. Namun, sampai saat ini, hal itu belum terealisasi. Ia malah cenderung melakukan

telah berhasil memiliki usaha di bidang fashion dengan brand sendiri yang merupakan impi­ annya sejak masih bangku SMA. Selain itu ia juga bahagia menjadi seorang dosen atau pendidik yang bisa mentransfer ilmunya kepada orang lain serta mem­ berikan manfaat yang sebanyakbanyaknya bagi orang lain. Yang tak kalah menarik saat ini ia tercatat sebagai seorang dokter yang profesional, berpraktek di rumah sakit yang 95% pasien­ nya adalah adalah orang as­ ing, yang terbiasa sangat detil dan menuntut dokter bekerja dengan standar internasional. Selanjutnyas sebagai seorang ibu dengan profesi dokter serta mempunyai usaha yang sudah di­ rintis sejak dahulu, ada beberapa keinginan yang ingin diwujudkan dr Shintya seizin ida Hyang Wi­ dhi Wasa. Harapan pertamanya, se­ bagai ibu dan seorang istri, ia ingin membangun keluarga yang bahagia. Anak-anaknya tumbuh dewasa dengan bekal nilai-nilai luhur ke-Indonesiaan yang di­ tanamkannya kemudian meng­ penjualan via online. “Teknologi internet sudah sangat membantu di era modern. Perempuan harus ambil bagian untuk ikut mem­ berdayakan dirinya untuk hal positif,” ucapnya. Saat ini, Ary hanya fokus pada kue kering veg­ etarian. Menurutnya, cara mem­ buat kue ini, lebih singkat dan tidak terlalu mengambil banyak waktunya. Ia masih bisa menyisa­ kan waktu untuk bercengkrama bersama anak-anaknya, dan membantu usaha suaminya di restoran yang khusus menjual olahan seafood. Menurut Ary, ia memilih membuat kue kering vegetar­ ian, karena ia melihat banyak ada anak autis, ada orang yang tidak boleh makan gula, ada orang yang tidak boleh makan gluten, dan banyak yang sakit diabetes. Hal itu baginya, merupakan inspirasi untuk menciptakan sesuatu ma­ kanan yang sehat. Dengan membuat kue kering vegetarian ini, ia mendistribusikan kue ke masyarakat, tidak saja enak tapi juga sehat dan baik untuk tubuh. Ia menegaskan, kuenya itu san­ gat istimewa karena tanpa telur, tanpa gluten, dan rendah gula. PERUBAHAN KE ARAH LEBIH BAIK Untuk lebih bisa mengem­ bangkan wawasan, Ary juga bergabung di Mom Line. “Di komunitas ini, tiap bulan kami melakukan sale dan sharing. Se­ lain untuk bersilaturahmi sesame anggota, kami bisa juga menda­

hargai perbedaan, dan menga­ malkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, sebagai se­ orang dokter, Shintya ingin bisa memberikan kemampuan terbai­ knya kepada pasiennya. Menga­ malkan ilmu yang diperolehnya, dan bekerja secara profesional Ketiga, sebagai seorang pengu­ saha butik Kanashee, Shintya berharap kelak usahanya maju dan desain–desain fashionnya eksis dengan gaya yang elegan dan etnik, menjadi semakin di­ gemari semua kalangan. Keem­ pat, sebagai manusia biasa yang pasti akan menua, Sintya ingin menua secara alami dan bahagia. Bebas finansial di usia 45tahun, dan kelak bisa momong cucu. Kelima sebagai seorang yang sangat suka travelling, ia juga in­ gin melihat sebanyak-banyaknya dunia yang begitu indah di bela­ han bumi lainnya Hal lain yang juga ingin dica­ painya adalah segera sekolah ke jenjang S3. Menurut ibu dari I Gd. Ma­ hesa Deva Setiawan, Kadek Nandine Anestya Deva dan Ko­ mang Sanrisa Kanaya Deva ini, bangsa Indonesia memerlukan Kartini–Kartini masa kini karena banyaknya permasalahan yang masih dihadapi bangsa ini. Oleh sebab itu, kita harus mengenal sosok Kartini dengan kepriba­ dian dan keteladanannya. (Sri Ardhini)

Diah Wisnumurti

patkan informasi-informasi yang berguna, motivasi dan inspirasi dari teman, dan sekaligus pro­ mosi produk,” kata Ary. Ia menilai, saat ini, emansi­ pasi perempuan sudah luar biasa. Namun, kelemahan perempuan, kata Ary, masih kurang berani berpendapat. Misalnya, dalam rumahtangga contohnya. Walau­ pun kadang, ada yang yang tidak disetujui, namun, penolakannya kadang tak berani disampaikan. Inilah yang menghambat kema­ juan perempuan. Saat ini, banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan perempuan. Kesempatan ini, kata Ary, merupakan satu pe­ luang untuk memajukan kaum perempuan. Asal intinya, siap melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. (Wirati Astiti)


24

Sudut Pandang

Edisi 949/ 17 - 23 APRIL 2017

Jatuh bangun dalam berbisnis itu biasa. Namun berbisnis dengan minim risiko menjadi hal luar biasa yang diterapkannya dalam bisnis tekstil yang serius dilakoninya sejak tahun 1998. Semangat Kartini untuk membantu kaumnya, menjalankan bisnis tanpa modal ini menjadi wujud nyata prinsip “berbagi”-nya kepada sesama. “Itulah alasan saya membuka Ode-nant,” ujar Cok Mirah, S.E., owner Ode-nant Textile.

Besar dengan Prinsip Berbagi

O

de-nant Textile yang tahun ini memasuki tahun keempat kian lama kian besar. Hal ini bisa dilihat dari bertumbuhnya jumlah member yang terhitung per Desember 2016 mencapai angka tiga ribuan. “Ini dikarenakan kami memakai sistem penjualan yang berbeda dari toko-toko lainnya, yakni sistem setengah retail dan setengah direct selling (berbagi keuntungan). Jika di toko lain, keuntungan dinikmati sendiri, tetapi di Ode-nant, setengah dari keuntungannya itu diberikan kepada member dan koordinator dalam bentuk diskon dan komisi. Dan kami semua disini sudah seperti keluarga,” ucap Cok Mirah yang kompak menjalankan bisnis tekstil ini bersama suami Cokorda Gde Agung, S.H. LAKUKAN DENGAN HATI Ode-nant memproduksi batik dan bekerjasama dengan perajinperajin lokal dalam pengadaan kain endek. Cok Mirah mengaku, alasan kuatnya mendirikan Ode-nant ini

Cok Mirah bersama suami Cokorda Gde Agung yang bersama-sama menjalankan bisnis tekstil

adalah sebagai tempat berbagi dan membantu mereka yang ingin berbisnis dan memperoleh penghasilan. “Tanpa modal dan bahkan bisa dikatakan tanpa risiko, mereka sudah bisa menjalankan bisnis. Karena kami memberikan pinjaman barang. Jika laku, dibayar, jika tidak laku dikembalikan. Modalnya hanya tekun,” ucap ibu dari Cokorda Istri Eka Pratiwi dan Cokorda Gde Ananta Wijaya ini. Untuk mencapai seperti sekarang ini, tentunya perlu perjuangan keras,

tekun dan ulet. Cok Mirah benar-benar merintisnya dari awal, meski bakat bisnis diakuinya sudah tampak sejak ia masih berstatus mahasiswi di Fakultas Ekonomi Unud. Pada saat itu, sembari kuliah, ia nyambi memegang authorized dealer satu merek kosmetik di Denpasar. Ia menangkap peluang lain yang lebih baik dengan mencoba-coba berjualan kain batik. “Waktu itu batik memang lagi booming, sementara endek belum se-booming sekarang. Ada salesman yang nawarin batik,

saya coba saja menjualkannya ke keluarga, dan teman-teman, ternyata banyak yang berminat. Pengambilan batik saya lumayan, sampai 1.000 pcs sebulan,” kisah ujar perempuan kelahiran Denpasar yang menikah ke Puri Singapadu, Gianyar ini. Produk-produk batik itu juga didisplay di toko kosmetikanya. Tidak itu saja, beberapa brokat yang dinilainya bagus, dibeli, dipajang dan dijualnya kembali di toko tersebut. Ia mengamati, kebutuhan masyarakat Bali akan brokat, kamben (kain) batik maupun endek cukup besar. Melihat peluang pasar yang cukup menjanjikan ini, apalagi banyak produk tekstil yang didatangkan dari luar Bali, Cok Mirah dengan sang suami Cokorda Gde Agung, S.H. kemudian merintis usaha, membuka grosir batik, brokat dan endek tahun 1998 dengan bendera Toko Pratiwi Textile di Jalan Tukad Yeh Aya, Renon Denpasar. Motif-motif batik dari luar Bali dikombinasikannya dengan motifmotif Bali, dengan ragam pilihan jenis kain/kelas, seperti katun, dobi, sutra dan ATBM. Untuk pemasaran produknya tersebut, ia memakai konsep reseller. Perkembangannya cukup bagus dan omzet penjualannya pun lumayan. Hingga suatu saat, hatinya tergerak untuk membantu memberikan peluang bisnis bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan atau yang menginginkan penghasilan lebih.Tahun 2013 ia pun membuka Ode-nant Textile di Jalan Kenyeri, Denpasar. Di tokonya ini, Cok Mirah mencoba menerapkan

konsep berbeda, yakni direct selling, penjualan melalui koordinator dan member, di samping retail. Ia mengumpulkan 20 teman seperjuangannya dulu saat menjalankan usaha kosmetika, dijadikan sebagai koordinator. Mereka diberikan tantangan untuk menjalankan bisnis tekstil yang menjalankan konsep “membantu masyarakat Bali yang ingin berpenghasilan di tekstil, dan berkelanjutan”. “Konsep Ode-nant, menjalani bisnis bersama. Fee untuk para koordinator dan member diambil dari keuntungan toko yang dikurangi, sehingga tak menaikkan harga produk. Mungkin ini juga yang membuat Ode-nant berkembang pesat seperti sekarang,” ucap putri Tjokorda Arnawa Pemayun, S.H., dan Indrawati ini bersyukur. Bahkan, di tahun 2014, Ode-nant telah hadir di Jalan Mawar, Gerokgak Gede, Tabanan, atas permintaan salah seorang koordinator di Tabanan yang memang gencar dan tekun melakoni bisnis ini. Terkait hambatan dalam berbisnis, seperti ditipu atau produk dibajak, semua pernah dilaluinya. Saat dalam kondisi terpuruk itu, Cok Mirah selalu mengingat petuah Ajik (ayah)-nya. Bahwa, hukum karmapala tetap berjalan. Yang paling penting adalah tetap berusaha dengan jujur, sehingga orang akan percaya kepada kita. Dengan rule itulah Cok Mirah bersama suami menjalani bersama bisnis tekstil Pratiwi dan Ode-nant. Cok Mirah percaya dan yakin, apapun pekerjaan yang dilakukan dengan hati dan selalu bekerja keras, hasilnya pasti baik. (Inten Indrawati)

Sukses Karier dan Rumah Tangga Hari Kartini yang diperingati tiap 21 April terwujud sebagai peringatan dan penghormatan atas perjuangan kaum perempuan, simbol kesetaraan gender, serta emansipasi wanita. Kini, perjuangan Raden Ajeng Kartini kini berbuah manis. Segala keterbatasan yang mengungkung hak-hak wanita berhasil dihilangkan. Setelah beberapa tahun peringatan tersebut dilakukan, sudah menjadi tugas kaum perempuan untuk melajutkan perjuangan itu. Hal ini juga diungkapkan oleh Ketua Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Undiksha Singaraja, Ratna Artha Windari, S.H.,M.H. Menurutnya, kaum wanita untuk dapat disebut pejuang “Kartini” masa kini harus menghadapi tantangan yang berbeda. Ketika dulu seorang Kartini harus bergerilya memperjuangkan hak-hak wanita agar mendapatkan pendidikan layak, kini kaum “Kartini” harus bergumul dengan stigma-stigma masyarakat. “Era kini, perempuan dituntut tidak hanya pintar melainkan juga cerdas,” ungkapnya. Baginya, ketika wanita diberi hak setara dengan pria, berpendidikan tinggi dan bekerja untuk mendukung finansial keluarga, masalah selanjutnya adalah bagaimana ia bisa menjalankan kodratnya sebagai seorang perempuan. Menjadi wanita karier yang sukses sekaligus ibu dalam rumah tangga misalnya. Kebanyakan masyarakat berpikir, menjadi wanita karier sukses atau ibu rumah tangga yang bahagia adalah sebuah pilihan. Sejatinya,

jika kebetulan berada dalam posisi tersebut, sewajarnya ada yang harus dikorbankan. Padahal, masih banyak wanita karier sukses, namun berhasil pula menangani tugas rumah tangganya selama masih mampu merancang manajemen waktu. “Jangan sampai perempuan yang memiliki karier bagus, namun lupa menjadi sosok perempuan secara kodrati,” imbuhnya. Perempuan modern, seringkali dihadapkan pada situasi dilematis, antara mengikuti arus modernisasi dengan segenap dinamikanya atau tetap menjadi sosok perempuan yang sarat sentuhan nilai tradisi, lembut, serba mengalah, dan pasrah. Perempuan yang akrab disapa Ratna ini mengaku disamping sebagai seorang wanita yang sangat menghormati pekerjaannya, dirinya juga tidak lupa akan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya. “Tidak hanya memenuhi kewajiban dalam keluarga, tetapi perempuan Bali merupakan perempuan tangguh yang harus memenuhi kewajiban dalam menyama braya,” jelasnya. Dalam lingkup keluarga, kata dia, peran perempuan sebagai seorang ibu sangat mempengaruhi pembentukan karakter sang anak. Menciptakan anak-anak yang dapat menonjolkan karakter bangsa serta memiliki etika dan sopan santun yang tinggi merupakan impian dari salah satu bentuk perjuangannya sebagai Kartini masa kini. Inilah sebab, mengapa seorang ibu harus memiliki wawasan luas meskipun tidak mengenyam pendidikan tinggi. “Ibu yang memiliki waktu yang paling lama bersama anaknya,” ungkap perempuan kelahiran 15

Dr. Ni Made Ary Widiastini, S.ST.Par.,M.Par.

Desember 1983 tersebut. Perjuangan dalam memenuhi kodratnya sebagai seorang perempuan juga harus diimbangi perjuangan dalam kariernya. Sebagai Ketua di Jurusan yang baru beberapa tahun terakhir berdiri, dirinya ingin membawa jurusan tersebut eksis di publik. Tentu hal tersebut bukan perkara mudah, perlu dilakukan inovasi dan berani mengambil risiko. “Saya bukan tipe yang stagnan, sehingga ketika ada peluang harus dimanfaatkan guna memajukan jurusan ini,” tandasnya. MAJU UNTUK LINGKUNGAN Sementara itu, menurut Dr. Ni Made Ary Widiastini, S.ST.Par.,M. Par., Dosen D3 Perhotelan Undiksha

Ratna Artha Windari, S.H.,M.H.

Singaraja, perjuangan Kartini masa kini yang dimaksud begitu luas dan secara umum. Perjuangan tersebut tidak hanya dalam bentuk kesetaraan gender maupun emansipasi, melainkan terbebas dari sistem kapitalis. Selama ini kaum perempuan salah persepsi bahwa perjuangan Kartini hanya sebuah pembebasan gender, padahal perempuan saat ini dituntut berpikir maju tidak hanya untuk dirinya melainkan juga untuk lingkungan sekitar. “Sering sekali perempuan sekarang utamanya remaja kesulitan memilah mana yang baik dan tidak dilakukan. Hal tersebut tidak terlepas dari kemajuan teknologi,” ucapnya. Perjuangan kaum perempuan saat ini justru harus terbebas dari kapitalisme. Sistem Kapitalisme sejatinya

memang telah menghancurkan kehidupan manusia, termasuk kaum hawa (perempuan). “Hal yang paling sederhana sebagai bukti bahwa perempuan harus berjuang membebaskan diri dari kapitalisme adalah fashion. Dalam dunia fashion ada paradigma berpikir kapitalis, selama perempuan ada fashion akan tetap hidup, karena fashion itu adalah perempuan,” jelasnya. Dalam kungkungan sistem kapitalisme saat ini kaum perempuan dalam posisi serba salah. Di satu sisi mereka memikul amanah mulia menjadi benteng keluarga, menjaga anak-anak dari lingkungan yang merusak sekaligus mengurus rumah tangga. Di sisi lain mereka pun harus ikut bertanggung jawab menyelamatkan kondisi ekonomi keluarga dengan cara ikut bekerja mencari nafkah tambahan. “Perempuan harus mampu bersikap dan berprilaku sesuai dengan tempatnya, kalau istilah Balinya sesana manut linggih, linggih manut sesana,” jelasnya. Lalu berbondong-bondonglah kaum perempuan meninggalkan kodratnya. Mereka berlomba mensejajarkan diri dengan laki-laki. Namun apa daya, begitu mereka memasuki ranah publik, eksploitasi habis-habisan atas diri merekalah yang terjadi. Mereka menjadi objek eksploitasi sistem kapitalisme yang memandang materi adalah segalanya. Model, sales promotion girl, public relation hingga profesi pelobi hampir senantiasa berada di pundak kaum perempuan. Mereka menjadi umpan dalam mendatangkan pundipundi rupiah. (Wiwin Meliana)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.