Tokoh Edisi 947 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Nonton Bioskop Berbekal Pisang Rebus Bioskop menjadi salah satu tempat pilihan untuk melepas kepenat­an. Tentunya bioskop pada zaman dulu berbeda dengan bios­ kop sekarang. “Sekarang untuk nonton ke bioskop, saya kurang berminat karena kondisi kota yang macet. Karcis kalo beli langsung di bioskop, duduknya di depan sekali karena orang-orang beli tiket melalui online,” ujar CIA Pemayun.

I

stri Sekda Provinsi Bali ini menuturkan di tahun 70an, ia pernah diajak orangtuanya menonton di Bioskop Wisnu. “Filmnya India, ceritanya tentang pewayangan yang melekat dengan Hinduisme, seperti Mahabaratha, Ramayana, Berathayuda. Bagus untuk pendidikan kami anak-anak

waktu itu. Sampai sekarang saya masih ingat suasana bioskopnya sederhana,”kisahnya. Di usia SD, sekitar umur 1012 tahun itu CIA Pemayun beserta adiknya kerap diajak nonton Bapak-Ibunya menonton bioskop. Mereka naik sepeda menuju bioskop, namun sebelumnya CIA Pemayun bocah dibelikan bekal

seperti pisang rebus, jagung atau kacang kulit. “Dari sana kami ditanamkan untuk bisa disiplin dan bersih lingkungan. Kulit makanan dikumpulkan, setelah itu dibuang di tempat sampah di pojok-pojok pintu keluar bioskop. Minumnya membawa teh ditempati botol dari rumah,” ujarnya. Suasana bioskop saat itu masih sederhana, tempat duduknya dari kursi kayu dan besi. Di Denpasar ada beberapa bioskop yang populer. Di Bioskop Indra, sekitar tahun 1974-1976, ia suka menonton film silat Bruce Lee. CIA Pemayun biasa nonton dengan teman-teman sekolah, , sepulang dari les sore hari. Di Bioskop Indra dikatakannya kondisinya lebih bagus daripada bioskop lainnya pada zaman itu. Tempat duduknya dilapisi kain dan nyaman diduduki. Hanya saja jumlah penonton di bioskop ini lebih sedikit. Semasa SMA, ia lebih sering nonton di Denpasar Teater. Film-film Indonesia seperti seri Warkop, film percintaan dengan aktor Rano Karno, Lidya Kandou,

Widyawati, Lenny Marlina, menjadi “santapannya”. Pada zaman itu, Bioskop ini tergolong sangat mewah, karena ada AC dan bioskopnya bagus. Ia berharap, kembalikan lagi bioskop zaman dulu itu untuk menambah hiburan bagi masyarakat yang sudah mumet dengan pekerjaan, dan haus akan hiburan. “Kalau bisa bioskop Indra atau Wisnu

dikembalikan, agar kita bisa nonton bioskop sambil melepas lelah, tidak harus ke mal,” ujar pemerhati Perempuan Bali ini. (Inten Indrawati)

CIA Pemayun

Seribu Penonton tiap Hari Padati Bioskop

Suasana di Cinema XXI Level 21 Mall

Bioskop menjadi tempat spesial bagi beragam kalangan beragam usia. Di dalam ruangan yang gelap dengan layar putih berukuran besar tersebut, kita bisa tetawa bareng, nangis bareng, takut bareng, bahkan takjub bareng. Sejenak kita bisa melupakan masalah atau kepenatan kita. Bioskop di era kekinian tentunya berlomba-lomba menawarkan fasilitas dan layanan terbaik. Salah satu bioskop yang kini banyak dikunjungi penikmat film

adalah Cinema XXI Level 21 Mall. Bioskop ini menayangkan berbagai genre film mulai dari drama, komedi, action, thriller, romance, horror, family, animation dan masih banyak lagi. “Cinema XXI Level 21 Mall ini memang memiliki keleluasaan lebih dibanding Cinema XXI lainnya di Bali dalam hal genre film yang akan diputarkan. Karena fasilitas lebih yang dimiliki yaitu studio terbanyak dan terbesar daripada studio Cinema XXI lain-

Sebagai pengelola bios­ kop, harapan kami filmfilm ­nasional bisa semakin mening­katkan kualitasnya se­ hingga dapat sejajar bahkan jauh lebih baik dibanding film internasional lainnya.

nya yang ada di Bali. Cinema XXI Level 21 Mall memiliki 5 studio regular dan 1 studio premiere, sedangkan di Cinema XXI lainnya rata-rata hanya memiliki 2-3 studio saja,” ungkap Marketing Communication & PR Level 21 Mall Dennisha Sinay. Ia menyampaikan beberapa film yang saat ini sedang booming, yakni film “Beauty and The Beast” dari genre film remaja dan “Power Rangers” dari genre film animasi, anak-anak juga keluarga. “Untuk film favorit masyarakat ini biasanya tergantung pada dua faktor. Pertama adalah seasonal, contohnya ketika musim liburan maka yang lebih diminati adalah film keluarga. Yang kedua adalah rating film seberapa populer film itu di chart box office,” jelas Dennisha. Cinema XXI Level 21 Mall juga selalu men-support film nasional dari sineas tanah air. Dari 5 Studio yang dimiliki, 2 studio

seringkali memutarkan film nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan durasi bisa lebih lama dibandingkan film internasional. Sebagai contoh film “Cek Toko Sebelah” dari karya sineas tanah air Ernest Prakasa diputarkan sampai hampir 2 bulan lamanya karena tingginya permintaan. “Hal ini selalu di-review tim reporting animo penonton dari Cinema XXI Pusat,” jelasnya. Animo masyarakat Bali dan Denpasar khususnyai untuk menonton film di bioskop, disampaikan Dennisha sangat tinggi. Berdasarkan keterangan dari Manager Cinema XXI Level 21 Mall- Syahril seperti yang disampaikan Dennisha, dari awal dibuka pada 11 November 2016 sampai saat ini, perhitungan jumlah penonton kurang lebih mencapai angka 40.000 orang, atau kurang lebih minimal 1.000 penonton per harinya. Secara garis besar penonton dari Cinema XXI Level 21 Mall didominasi kalangan usia remaja mulai dari usia 15 tahun dan keluarga. Secara general segmentasi film sudah dipilah oleh tim Cinema XXI Level 21 Mall. Tentunya dengan fasilitas studio yang lebih banyak Cinema XXI Level 21 Mall dapat memutarkan genre yang lebih luas sehingga menjangkau seluruh kalangan umur. Sehingga secara umum usia anak-anak lebih cenderung menonton kartun atau film animasi, remaja lebih kepada komedi remaja ataupun action, keluarga lebih kepada action dan film keluarga lainnya. Namun dapat dijelaskan lebih lan-

jut, faktanya masyarakat di Bali ini cenderung menyukai segala jenis genre terutama apabila filmnya memang booming di pasaran. “Sebagai pengelola bioskop, harapan kami film-film nasional bisa semakin meningkatkan kualitasnya sehingga dapat sejajar bahkan jauh lebih baik dibanding film internasional lainnya. Karena seperti contoh pada film ‘Cek Toko Sebelah’, bukan tidak mungkin film nasional jauh lebih diminati dibanding film internasional,” pungkas Dennisha. (Inten Indrawati)

Dennisha Sinay

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

GORO-GORO Ketika Ami kembali berkunjung atas undangan bapaknya, ia kem­ bali heran. Nam­ Putu Wijaya pak banyak ibuibu tetangga. “Bapak mau latihan monolog lagi?” Amat mesem. “Sudah cukup, Ami. Semua tetangga sudah nonton,” “Terus-terang saja Bapak takut sama Ibu?!” Amat tersenyum. “Apa salahnya takut sama istri yang baik!? Lihat itu!” Ami kian heran. Di dapur ban­ yak ibu tetangga.” “Ada apa ini, Pak?” “Arisan.” “Kok di dapur?” Amat tak menjawab hanya menggiring Ami masuk. Dalam

dapur para ibu nampak lagi sibuk memasak. Ada juga yang menyiap­ kan jajanan. Ami hampir mau bertanya lagi. Tapi terdengar suara Bu Amat lan­ tang dan jernih: “Sebagai ibu yang baik aku da­ tang ke kantor polisi, atas kemauan sendiri. Melaporkan putraku Ujang yang telah khilaf, sesat, bejat, buas. Ia teler lalu membantai satu kelu­ arga ludas. Mengunci pintu dalam kamar lalu membakar. Lima orang meninggal. Termasuk pacar Ujang sendiri. Alasannya tak ada. Ujang bilang ia tak tahu. Aku tak sadar, ibu, katanya....” Ami terkejut, “Lho ini monolog? Ibu main monolog?” “Sstttt!” Ami takjub. Lalu berbisik lirih. “Ami tahu monolog ini, judul­ nya: Ibu Sejati. Tentang seorang ibu yang melaporkan anaknya yang

ibu sejati

telah membunuh, dengan harapan pengakuannya akan meringankan vonis. Tapi sayang, hakim tetap menjatuhkan hukuman mati. Betul, tidak?” “Ssttt!” “Permintaan terakhir anak itu sebelum dieksekusi, minta izin makan bersama ibunya, seperti yang pernah dilakukan oleh siapa namanya itu?” Amat kembali memberi isyarat: ‘”Sstttt!” “Ya betul, monolog ini pasti inspirasinya dari situ. Waktu ma­ kan bersama ibu itu minta maaf. Anaknya berjiwa besar sabar men­ erima sebab waktu kejadian itu ia mabok tak ingat apa-apa. Ibunya yang justru merasa tambah ber­ dosa. Kasihan.... “ “Sssttt!” “Dalam perjalanan pulang, de­ pan pintu rumah, ibu itu jatuh. Tet­

angga tak ada yang mau menolong karena mengaggap ibu itu kejam, kok tega-teganya melaporkan anaknya sendiri. Tapi siapa lagi yang harus melaporkan dosa anak kalau bukan, kita ibunya, kata ibu itu!” “Sssttt, Ami, hormati penonton, jangan dahului Ibu kamu!” “Subuh pada saat eksekusi, ibu itu tak bisa menyaksikan eksekusi, karena ia terlalu menyesal dan mati menggantung diri,” Beberapa ibu yang nonton terdengar mengisak. Tapi suara Bu Amat masih jelas terdengar: “Matahari sekali lagi memanjat Timur. Hari akan terang. Penjahat

Ekspresso sebenarnya tertangkap, Eksekusi dibatalkan. Ujang putra ibu yang baik bersiul pulang Ia beli sajadah baru di pinggir jalan. Oleh-oleh buat mama sayang, yang gagah berani menegakkan kebenaran” Amat langsung tepuk tangan. Ibu-ibu menyambut meriah. Tapi seorang ibu protes: “Mengapa ibu itu dibunuh?” Yang lain angkat tangan: “Kalau di sini itu kejadian waktu ibu itu jatuh pasti kami tolong! Jadi dia tak akan bunuh diri” “Hakim itu ceroboh menjatuh­ kan hukuman! Tuntut saja dia!” “Ibu-ibu, silakan makan dulu sebelum gulainya dingin!” kata Amat memotong suara ibu-ibu yang berebutan mau ngasih kmentar, “habis makan, ini ada anak saya Ami yang paham cerita ini akan mem­ berikan penjelasan. Silakan!”

Teman Belajar yang Sehati dan Mendamaikan

Dewasa ini, dunia pendidikan masih menjadi bagian dari ke­ hidupan setiap insane. Pendidikan masih menjadi ‘makanan pokok’, nutrisi yang menyehatkan jiwa dan raga atas berbagai pengetahuan yang didapat, terutama sejak TK hingga SMA. Pendidikan masih menjadi fondasi utama untuk bekal kehidupan seseorang kelak setelah memasuki usia dewasa, yang mengharuskan dia memasuki dunia kerja. Pekerjaan yang mem­ butuhkan sumber daya manusia berkualitas dan mumpuni, hanya dimungkinkan dibekali melalui bangku sekolah. Pendidikan akan menjadi berkualitas bila semua pihak ter­ libat positif di dalamya. Mulai dari keluarga, guru, masyarakat hingga pemerintah. Terutama keluarga sebagai sekolah informal, tempat berbagai karakter tumbuh dan berkembang. Karakter yang akan melekat dan menjadi warna dalam pribadi setiap orang. Menyoal dunia pendidikan dan keluarga, selalu tidak pernah ada habisnya untuk diperbincangkan. Selalu ada sesuatu yang dapat kita temukan hakikatnya, terlebih di saat-saat seorang anak dalam sebuah keluarga mengahadapi moment-moment penting dalam proses belajar-mengajar di seko­ lahnya, seperti ujian sekolah bagi siswa kelas VI SD, IX SMP, dan XII SMA. Atau, ulangan umum bagi siswa selain siswa kelas akhir di masing-masing jenjang tersebut.

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

Maka menjadi ariflah bila sebagai orangtua, jika (juga) menempatkan diri menjadi seperti mereka. Ber­ empati atas pelaksanaan ujian atau ulangan umum yang dihadapi anakanak, adalah sebuah alasan yang kuat untuk menjadikan mereka mera­ sakan keluarga sebagai pendukung utama kesuksesan mereka. Terlihat kecil dan sederhana memang, tapi seringkali terabaikan atas nama kesibukan. Bagaimana mungkin anak da­ pat belajar di rumah dengan tenang, ketika orangtua tak berhenti untuk menonton televisi dengan volume suara yang keras? Bagaimana mung­ kin anak dapat belajar nyaman, jika orangtua tidak bisa mengontrol emosi atas persoalan yang terjadi di rumah tangganya. Bagaimana mungkin anak mampu belajar nyaman jika waktu belajarnya tersita untuk pekerjaanpekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan secara gotong-royong dalam keluarga tersebut, dan bukan ditumpukan pada satu anggota saja. Menjadi hal yang wajib dan wa­ jar, apabila setiap orang yang menjadi anggota keluarga turut mendukung anak yang menghadapi ujian atau ulangan umum dengan menjadi teman belajar yang sehati dan mendamaikan. Caranya sederhana saja yakni, ikut mendukung suasana belajar yang sehati dan mendamai­ kan, menjaga nuansa ketenangan dan atmosfer belajar. Terlebih jika anak-anak masih di tingkat SD. Penting bagi orangtua untuk menjadi teman belajar, minimal mengajak

Luh Putu Udayati

mereka untuk bertanya jawab pada latihan soal yang sudah dikerjakan oleh mereka. Banyak orangtua yang sudah menyerahkan semuanya pada bimbingan belajar di luar sana seh­ ingga merasa tidak perlu lagi men­ dampingi anaknya belajar di rumah. Padahal sentuhan orangtua, menjadi kekuatan bagi mereka mengerjakan soal-soal ujian di sekolah. Dukungan juga penting, sejak bangun tidur hingga malam men­ jelang tidur kembali. Banyak fakta yang terjadi , anak-anak terlambat tiba di sekolah karena terlambat bangun. Di mana peran orangtua, dalam hal ini ibu, untuk turut serta menjaga aura persiapan ujian di rumah? Diperlukan kerelaan untuk bangun lebih pagi, membangunkan

mereka dan menyiapkan sarapan. Kalau sudah terlambat bangun, ser­ ingkali akhirnya tidak punya waktu untuk sarapan. Terengah-engah tiba di sekolah, menahan lapar sembari mengerjakan soal ujian selama dua jam penuh. Tidak ada yang bisa diharapkan maksimal dalam situasi seperti ini. Belum lagi, jika kartu peserta ujian lupa dibawanya karena terlambat bangun tadi, seh­ ingga tidak sempat lagi mengecek perlengkapan ujian. Padahal, kartu ujian adalah tanda peserta boleh mengikuti ujian. Menjadi teman belajar yang sehati dan mendamaikan dapat dilakukan lewat perhatian-pehatian kecil, menanyakan apakah anak tadi dapat mengerjakan dengan baik soal-soal ujian, mengapa tidak dapat menjawab, besok jadwal pelajaran apa yang diujikan dan lainnya. Sen­ tuhan kecil yang sangat berarti, di tengah badai serba individualis oleh kemajuan teknologi, yakni gadget yang sudah menjadi tuan rumah di rumah sendiri. Gadget yang sudah mendekatkan teman yang jauh menjadi dalam genggaman, tetapi anggota keluarga yang sangat dekat menjadi ‘terlempar’ jauh lantaran

masing-masing asik dengan dunia mayanya. Nyaris tidak ada komu­ nikasi yang bermakna di rumah tersebut. Kemajuan teknologi juga pent­ ing sebagai bukti kemajuan perada­ ban manusia di atas muka bumi ini, tetapi lebih penting menanamkan nilai-nilai humanis, karakter positif seperti saling menghargai, saling memperhatikan, jujur, dan banyak hal lain lagi. Semua itu dimulai dari kelurga, rumah yang nyaman dan peduli satu sama lain. Nilai-nilai dan karakter positif yang menjadi modal dasar anak ,menghadapi kemajuan peradaban manusia. Tidak dapat dimungkiri, dunia pendidikan dewasa ini telah da­ pat diakses dengan sangat mudah melalui sumber terbesar yakni akses dunia maya. Hanya butuh klik satu laman, maka jendela dunia akan terbuka selebar-lebarnya. Semua orang dapat mempelajari apa saja yang ada di dalamnya, tetapi butuh kearifan untuk memilih dan memilah informasi di dalamnya. Keluargalah menjadi filter penyaringnya. Luh Putu Udayati Guru SMAK Santo Yoseph Denpasar

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Gung Inten-Gung Darmaja

23

Wujudkan Mimpi Usaha Kuliner Kombinasi yang kerap terjadi adalah suami mengembangkan dan istri men­ jalankan operasionalnya atau sebaliknya. Namun, Gung Inten mengatakan ia bekerja bersama-sama misalnya dalam mencoba resep, belanja ke pasar, ter­ masuk dalam mendesain tempat usaha. Baginya kompak dan saling percaya menjadi unsur penting dalam kelanggengan usaha sebab dalam sebuah usaha seringkali mengandung tingkat kerahasiaan tinggi yang menuntut kepercayaan. Begitu disampaikan A.A.Inten Trisna Manuambari, S.,Kom. pemilik Diamanta Butik dan Gula Bali The Joglo ini.

M

enurut Gung Inten, awalnya ia bekerja di salah satu peru­ sahaaan asuransi. Saat masih aktif bekerja kantoran, sang suami mengembangkan usaha kebaya, batik dan bordiran yang telah berjalan. Seiring perjalanan waktu, efek hobi masak dan makan rujak membuatnya berinisiatif mem­ buka warung kecil di dekat rumah, toko sekaligus dekat dengan kan­ tornya. Tujuannya ingin menambah penghasilan, karena bisnis kebaya termasuk musiman. Dipilihnya jarak tempat usaha dekat dengan rumah dan kantornya agar memudahkannya untuk me­ mantau. Melihat perkembangan

ke depan, Gung Inten yakin bisnis kuliner akan mengangkat makanan tradisional yang mulai diminati semua kalangan dan hasilnya akan lebih menjanjikan. Mengingat pula kalau usaha keluarga yang sukses seringkali diawali dari kerja sama pasangan suami-istri, maka Gung Inten pun memutuskan menjalankan usaha warung ini seperti halnya toko kebaya yang dijalankannya bersama sang suami A.A. Ngurah Darmaja. Menurut ibu dari A.A. Ngurah Ryan Diamanta Putra dan A.A. Ayu Tanita Amanda Putri ini rahasia bisnis keluarga, seperti resep masakan, kiat manajemen yang dijalankan, tak akan terbeber kemana-mana. Modal lainnya, mereka memiliki kesa­

Gung Inten dan keluarga

maan hobi dan kesenangan makan. “Saya kebetulan punya hobi masak dan suami punya makan. Hal ini membuat bisnis berjalan dengan fun. Dari warung kecil, 2 tahun berikutnya kami bisa mengembang­ kan ke tempat yang lebih luas dan besar. Tentunya dengan tetap menjaga kon­ sep alami dan tradisional. Lokasi juga tetap tidak jauh dari rumah dan kantor. Menu–menu kami tambahkan agar ada,” papar putri pasutri A.A. Putu Gede Arya dan A.A. Mirah Adi ini. Agar lebih fokus mengurus usahanya, pada tahun 2015, Gung Inten memilih keluar dari pekerjaan kantornya. “Kebetulan saat itu saya punya rencana mengembangkan usaha ke wilayah Kuta untuk men­ genalkan lebih jauh makanan tradis­ ional Bali. Walaupun kita tahu di Kuta banyak makanan Western, Cina, dan yang lainnya yangg sudah berkem­ bang, namun saya yakin wisatawan yang datang ke Bali baik domestik maupun mancanegara pasti punya keinginan bisa menikmati makanan tradisional Bali,” lanjutnya. Akhirnya mimpi membuka usaha kuliner Bali di kawasan Kuta terwu­ jud karena kerjasama dan kekom­ pakan pasangan suami–istri ini. Mereka pun menambahkan daftar

menu tradisionalnya dengan tipat kuah betutu dan nasi betutu. Tamu mancanegara pun berdatangan. “Mengingat bisnis ini kami jalani bersama, tentu komunikasi wajib dijaga. Saling mengisi bukannya bersaing . Ide-ide baru dan keinginan masing-masing pihak harus terus dibicarakan, supaya sebelum salah satu mengambil keputusan, kami sudah tahu keinginan pasangan. They still communicate in the decision, tapi tak harus sharing the power. Saling terbuka dan saling meng­ hargai satu sama lain juga wajib, selain tidak lupa mengucapkan ‘terimakasih’ dan’ tolong’ setiap meminta bantuan serta selalu me­ muji jika pasangan kita melakukan sesuatu yang baik dan berprestasi,” tutur Gung Inten. PAKAI LOGIKA Baginya, menjalankan usaha

bersama pasangan memi­ liki banyak kelebihan, di­ antaranya dapat mengatur bisnis bersama, sehingga segala masalah tidak han­ ya ditanggung sendiri. Dalam membicarakan bisnis juga tidak mement­ ingkan diri sendiri, agar bisnis yang dibuat berjalan panjang. Ketika masalah muncul, meskipun bis­ nis milik bersama ketika muncul konflik, kita tetap harus mengesampingkan urusan cinta terhadap pasangan, walaupun kita sangat mencintai pasan­ gan, untuk memutuskan sesuatu tidak diperke­ nankan membawa cinta ke dalamnya. “Kita tidak bisa mengiyakan setiap keputusan pasangan tanpa kita telusuri terlebih da­ hulu. Pasangan kita juga adalah mitra bisnis kita, jadi pakailah logika juga ketika me­ mutuskan segala masalah. Pikiran yang jernih sangat diperlukan ke­ tika mengambil keputusan secara bersama,”tandasnya. Pembagian tugas dan hasil yang adil juga sangat diperlukan. Kendati bisnis bersama pasangan banyak menguntungkan, namun kembali ditegaskan bukan berarti tak bakal ada masalah selisih paham kadang ada namun kembali kita bicarakan baik-baik terkait untung ruginya. “Saat sedang terlibat pertengkaran kami selalu mengingat kembali bahwa bisnis yang kami jalani san­ gat penting untuk masa depan terutama anak–anak dan keluarga. Masalah SDM, juga keluhan pelang­ gan sangat membantu kami untuk mengembangkan usaha kami ini untuk dapat lebih baik dan maju kedepannya,” pungkasnya. (Sri Ardhini)

Mau Tidur pun Bahas Bisnis Kini makin banyak artis terjun ke dunia bisnis. Bisa jadi ini karena mereka makin menyadari kalau kip­ rahnya di dunia hiburan tidak bisa menjadi gantungan hidup selamanya. Maka mumpung masih eksis di dunia hiburan, penghasilan yang didapat disalurkan untuk mengembangkan bisnis. Sebagai figur publik, kebesaran nama mereka pun setidaknya ikut mempercepat pengenalan produk yang dijual. Zaskia Sungkar dan suaminya, Ir­ wansyah, misalnya, mengaku waktu keduanya kini lebih banyak ke bisnis ketimbang dunia hiburan. Mereka kehabisan waktu lantaran banyak bis­ nis yang tengah diurusnya. Tak heran kalau mareka kini boleh dibilang tidak lagi tampil di sinetron maupun FTV. Kia, begitu Zaskia akrab disapa, tera­ khir main sinetron tahun 2012 lalu, ‘Si Alif’.FTV terakhir dilakoninya 2015. ‘Suara Adzan untuk Zaskia’. Untuk akting di layar lebar, masih lumayan eksis. Setidaknya hampir setiap tahun ada satu film yang dib­ intanginya. Yang terbaru adalah film yang juga diproduseri oleh Zaskia dengan judul ‘Persepsi’. Menurut Kia, dia memang tidak bisa lagi seperti

dulu aktif dalam kiprahnya di dunia hiburan lantaran sedang mengelola sejumlah bisnis. “Jadi aku nggak mundur dari dunia hiburan, cuma agak vakum aja, karena sedang fokus mengu­ rusi bisnis,” ungkap wanita kelahiran Desember 1990 ini. Ia dan suaminya sedang enjoy menekuni bisnis. Apalagi kini sejumlah bisnis tengah berkem­ bang dan membutuhkan perhatian lebih. Ditambah lagi, baru-baru ini dia dan Irwan membuka bisnis baru yakni toko kue ‘Snow Cake’ di Surabaya. “Sudah lama nggak main sinetron, kangen juga sih. Tapi aku sekarang masih sibuk. Kalau diizinkan suami aku ingin main lagi,” kata Kia yang memulai kiprahnya di dunia hiburan dari menyanyi kemudian merambah ke akting. Dibanding dulu ketika dia dan Ir­ wansyah, suaminya, masih sama-sama aktif berkiprah di dunia akting, Kia justru merasa membuka bisnis bareng suami lebih menyenangkan dan me­ nenangkan. Kalau dulu, meski samasama berkiprah di dunia akting, namun mereka memilki job berbeda. “Ya dulu kan kita kerja misah-

misah. Kalau ketemu kadang sudah malam. Makanya sering bertengkar. Tapi kini setelah bisnis bareng malah positif. Kita bisa selalu bersama bah­ kan mau tidur malam pun kadang membahas bisnis. Ya memang kalau diskusi ada juga pertengkaran karena beda pendapat tapi kan ada tujuan­ nya,” ucap Kia. Dengan bisnis bareng dan selalu bersama membuat hubungan mereka semakin erat dan saling memahami. “Enaknya bisnis bareng suami kalau ada masalah bisa langsung dibahas,” tambahnya. Tentang sejumlah bisnisnya yang tergolong cepat berkembang, Zaskia mengaku bersyukur. Hal ini berkat dukungan suami, keluarganya juga teman-temannya. “Alhamdulilah. Banyak orang yang mendukung aku, jadi aku makin termotivasi untuk bisa terus berbuat yang terbaik,” tambahnya. Tak dimungkiri posisi dirinya juga Irwan yang sebagai artis juga ikut memberi kontribusi dalam keterkenalan produknya. Salah satu yang bisa dilihat adalah saat ia dan Irwan membuka toko oleh-oleh ‘Snow Cake’ di Surabaya, baru lalu.

Zaskia Sungkar dan Irwansyah

Baik dirinya maupun Irwan langsung terjun melayani pembeli. Tak heran kalau untuk membeli kue yang ras­ anya lezat itu, pembeli harus antri. Ini lantaran mereka bukan hanya membeli dagangan Kia dan Irwan, tapi juga minta wefie. Kia mengaku dirinya enjoy saja dengan permintaan customer-nya. Soal melayani langsung pembeli ka­ tanya itu kerap dilakukan oleh dirinya juga Irwan. Tentang bisnis kuliner, menurut Kia, sejak dulu sebenarnya sudah tertarik. Hal ini karena mereka hobi berburu kuliner enak. Awalnya, Irwan dan teman-temannya mem­

buka toko kue di Medan, kemudian ia pun menyusul membuka toko kue di Surabaya. Meski cukup sibuk karena Snow Cake adalah bisnis baru namun ia mengaku tetap bisa membagi waktu dengan bisnis-bisnis lainnya yang semuanya telah berjalan baik. “Nggak ada masalah semuanya berjalan baik,” katanya. Yang lebih membuat Kia bersemangat karena menjalankan bisnisnya bersama suami. “Ya memang bisnis bareng, jadi bisa sama-sama terus. Tapi kan biar bisnis bareng job description-nya beda-beda,” katanya. (Diana Runtu)


22

Sosialita

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Tarif Taksi Online Gunakan Kilometer Akhirnya transportasi berbasis online (taksi) secara resmi dilegalkan. Mengapa disebut demikian? Karena kalau selama ini –beberapa tahun terakhir---transportasi berbasis online tidak ada pengaturannya, namun dengan perkembangan keadaan, pemerintah pun akhirnya menyesuaikan.

S

Pudji Hartanto

etidaknya pada 1 April 2017 ini, Peraturan Menteri Perhubungan Pemerintah No 32 Tahun 2016 tentang ‘Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek’, telah ditetapkan. Dalam revisi peraturan tersebut, sejumlah poin tentang pengaturan taksi online dicantumkan. Meski ditetapkan 1 April, namun masa berlakunya ditunda tiga bulan. Hal ini karena pemerintah ingin memberi kesempatan pada penyedia aplikasi taksi online dan driver menyesuaikan dan memenuhi ketentuan yang berlaku pada peraturan tersebut. Dengan adanya peraturan ini maka pihak penyelenggara transportasi online agaknya tidak bisa seenaknya menetapkan tarif bahkan membuatnya menjadi Rp 0 ketika sedang promo. Juga tidak bisa lagi terjadi ‘perang tarif’ yang cukup mencolok seperti yang terjadi sekarang. Nantinya, akan ada tarif bawah dan tarif atas yang harus dipatuhi penyedia aplikasi taksi online. Penetapan tarif batas bawah dan atas diserahkan pada Gubernur masing-masing untuk mengaturnya. Sebelumnya, pihak penyedia aplikasi taksi online sempat tidak setuju dengan keputusan tersebut. Namun mereka tidak bisa menolak karena hal tersebut sudah diputuskan pemerintah. Namun demikian pemerintah memastikan bahwa tarif taksi online akan lebih murah ketimbang taksi konvensional. “Selama ini kan tidak diatur. Maka nanti ada pengaturannya. Yang pasti tarif lebih rendah sekitar 10-20% dari taksi konvensional,” kata Pudji Hartanto, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, sembari menambahkan pengaturan tarif taksi online menggunakan sistem per kilometer.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha menyampaikan tiga usulan terkait revisi Perhub No 32 salah satunya adalah terkait penghapusan tarif bawah. Menurut KPPU, pemerintah sebaiknya menghapus kebijakan penetapan tarif bawah yang selama ini berlaku untuk taksi konvensional. Dengan demikian hanya ada tatif batas atas saja. “Regulasi batas atas dapat menjadi pelindung bagi konsumen dari proses eksploitasi usaha taksi yang strukturnya bersifat oligopoli,” kata Ketua KPPU Syarkawi Rauf. Sementara itu, meski pemerintah telah meyakinkan bahwa tarif akan lebih murah, para pengguna taksi online tetap saja merasa khawatir. Ini lantaran sampai kini besaran tarif belum diumumkan. “Saya kerap menggunakan taksi online karena lebih murah dibanding taksi biasa, juga nyaman. Mendapatkannya mudah karena tinggal menggunakan aplikasi, penumpang dijemput di tempat. Semua keunggulan itu yang membuat orang memilih taksi online. Tapi kalau nanti beda tarifnya tidak signifikan, bagaimana,” kata Basuki, karyawan sebuah bank swasta di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Dia berharap Pemda DKI Jakarta dalam menetapkan tarif juga mendengar ‘suara’ masyarakat yang menginkan tarif yang murah. “Saya rasa taksi konvensional tidak akan mati dengan adanya taksi online. Masing-masing punya pasar sendiri-sendiri. Adanya persaingan ini kan bagus jadi masing-masing berupaya memberi layanan terbaik,” tambahnya. Lalu bagaimana dengan ojek online yang saat ini juga marak di Ibukota? Tentang ojek online tidak disinggung. Bisa jadi karena masalah kendaraan roda dua tidak masuk dalam transportasi umum. Dalam UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun 2009, kendaraan roda dua tidak termasuk sebagai angkutan umum. Hal itu juga menjadi perhatian DPR. Karena mau-tidak mau, faktanya sepeda motor baik itu yang konvensional dan online, kini telah menjadi angkutan alternatif masyarakat. Michael Wattimena, Wakil Ketua Komisi V DPR, berharap pemerintah membuat terobosan terkait kendaraan roda sebagai transportasi umum. “Jalan keluar yang terbaik adalah dengan melakukan revisi terbatas pada UU No 22 Tahun 2009. Jadi kita tunggu saja langkah pemerintah,” katanya. TAKSI ONLINE RP 35 JUTA PER BULAN Sementara itu di tengah ‘harap-harap cemas’ masyarakat menanti pengumuman tarif taksi online, sebagian driver taksi online mengaku tetap optimis mereka yang biasa menggunakan taksi online akan tetap setia menjadi langganan. “Saya sih tidak cemas ya, biasa saja. Meskipun nanti, mungkin beda besaran tarifnya tidak seberapa, tapi taksi online itu tetap saja memiliki kelebihan dibanding taksi biasa. Yang pasti lebih menguntungkan,” kata Ismeth, sopir taksi online yakin. Menurutnya, salah satu keuntungannya

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Ayu Laksmi

Berkesenian di Ranah Tradisi lama berjuang, dua tahun terakhir akhirnya proposalnya direspons beberapa Kementerian. Ayu Laksmi pun bisa lebih maksimal dalam menggelar sebuah pertunjukan. “Walau belum bisa dikatakan seluruh keperluan yang ideal dapat terpenuhi atau sempurna, namun bagaimanpun keadaanya telah jauh lebih baik,” jelasnya.

Sosialisasi Permenhub No 32 Tahun 2016 di DPR

–jika menggunakan taksi online tempatnya bekerja—tarif bersifat flat. “Jadi misalnya jarak dari tempat jemputan menuju suatu lokasi 30 km Rp 50 ribu, maka jumlah itu lah yang akan dibayar penumpang. Sekalipun, misalnya, dalam perjalanan terkena macet, tarif itu tidak berubah. Kan beda dengan angkutan konvensional, penumpang akan membayar lebih mahal jika terkena macet dalam perjalanan. Misalnya jika tidak macet biasa membayar Rp 50 ribu maka kalau macet bisa Rp 75 ribu atau bahkan Rp 100 ribuan jika macetnya parah,” papar Ismeth yang bekerja sebagai sopir taksi online hanyalah sambilan karena sesungguhnya ia adalah karyawan sebuah hotel di kawasan Senayan, Jakarta Selatan. Menurut Ismeth, dia telah dua tahun menekuni pekerjaan sambilannya itu. Saat booming sekitar tahun 2015, Ismeth mengaku sempat meraup penghasilan sekitar Rp35 juta per bulan. “Kalau saya cerita begini pasti nggak percaya, ya. Saya pernah dapat sebulan Rp 35 juta. Ini betul! Padahal saya tidak kerja seharian karena kan saya menjadi sopir hanya sepulang kerja dan ketika libur,” tutur Ismeth yang dari hasil kerjanya selama dua tahun berhasil mencicil sebuah mobil keluaran terbaru seharga Rp 250 juta-an.

“Mobil ini saya cicil dari hasil kerja saya di taksi online. Saya bayar DP Rp 60 juta dan cicilan bulan Rp 5,1 juta. Mobil ini irit maka saya pakai untuk operasi, mobil saya sebelumnya dipakai istri,” tambah Ismeth menunjuk mobil yang tengah dikendarainya. Yang paling enak, tambah Ismeth lagi, ketika taksi online mendapat sponsor iklan dari perusahaan besar seperti provider seluler. “Jadi saya akan mendapat bonus ketika ada pelanggan menelpon saya dengan nomor provider yang memasang iklan. Waktu itu saya sempat dapat banyak, lho. Teman-teman saya senang banget adanya iklan-iklan provider karena menguntungkan buat kami para driver. Itu juga membuat pendapatan kami per bulan menjadi besar,” tambah Ismeth panjang lebar. Memang, masa kejayaan taksi online sudah berlalu. Artinya penghasilannya kini tidak lagi seperti dulu. Itu karena jumlah penyedia aplikasi taksi online semakin banyak dan jumlah driver pun membludak. “Meski begitu, menurut saya, tetap saja pekerjaan ini menguntungkan. Kita tidak terikat waktu untuk beroperasi, juga saya mendapat banyak langganan yang kadang mem-booking sampai ke luar kota dengan bayaran yang lumayan,” ucapnya. (Diana Runtu)

GERAKAN EKONOMI SATYAGRAHA RAMBAH PRODUKSI SEPATU KULIT

SENATOR WEDAKARNA PUJI KUALITAS SEPATU KULIT “KAULA MUDA” DI MENGWI Gerakan Ekonomi Satyagraha adalah gerakan memberdayakan orang Bali dibidang ekonomi khususnya umat Hindu, hal ini didasari pada bagaimana persaingan saat ini mulai menggerogoti pelaku usaha pribumi Bali. Salah satu program proteksi ekonomi yang digagas oleh tokoh Hindu Indonesia yakni Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III adalah memperkuat platform ekonomi orang Bali dengan mengedepankan kekuatan ekonomi sebagai penyangga agama dan budaya. Demikian diungkap Senator Gusti Arya Wedakarna saat hadir di Workshop dan Toko Sepatu Kaula Muda di Br. Badung Lukluk Mengwi Badung. “Salah satu penyebab jika ingin budaya Bali dan agama Hindu eksis adalah dengan pertahanan ekonomi. Dalam agama Hindu ini disebut dengan Satyagraha. Gerakan ini pernah digelorakan oleh Mahatma Gandhi dalam menghadapi penjajahan Inggris dan jauh sebelum itu diaplikasikan oleh orang-orang Hindu di India saat menghadapi Kesultanan Moghul. Sejarah memberikan pelajaran bahwa jika ingin budaya kita eksis, maka kita harus menguatkan ekonomi. Tidak ada jalan lain, “ungkap Gusti Wedakarna. Maka dari itu ia berharap agar semakin banyak pengusaha Hindu Bali yang maju dan berkembang, karena kedaulatan Bali terletak pada berdikarinya orangBali. “Saya senang, gerakan Satyagraha ini merambah industri sandang. Contohnya apa yang dilakukan oleh Bapak I Nyoman Suarna yang sudah merintis usaha Toko Sepatu “Kaula Muda” ini menjadi contoh baik. Ini menjadi teladan bagi anak-anak muda Bali bahwa menjadi pengusaha tidak harus menunggu hingga pensiun, dan lakukan selagi bisa. Manfaatkan tanah dan aset yang kita miliki untuk membuat usaha dengan baik. Jangan hanya sekadar menjadi

juragan kontrakan atau juragan kos, tapi pakai aset keluarga berupa tanah, ruko dan lokasi strategis untuk berusaha. Karena biaya tempat itu memakan cost tertinggi bagi pengusaha saat ini. Tapi jika sudah punya sendiri, maka bisnis bisa berjalan tanpa hambatan berarti,”ungkap Gusti Wedakarna. Terkait dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh Bapak I Nyoman Suarna, Senator Wedakarna memberikan pujian. “Saya ini sudah lebih dari 10 tahun langganan di tempat beliau. Kualitasnya sangat baik dantidak kalahdengan kualitas Italia. Dari dulu sampai sekarang sepatu senator ya beliau ini yang buatkan dan tidak pernahberubah. Ngiring mencintai produk semeton Bali,” ujar Gusti Wedakarna. Pihaknya mengaku senang dengan usahausaha yang dirintis oleh orang-orang Bali. “Selain bisnis makanan Sukla, kedepan pebisnis orang Bali harus merebut pangsa pasar yang selama ini dicitrakan tidak digeluti oleh orang Hindu Bali. Kenapa tidak ? jangan lupa, Bali yang mayoritas Hindu tentu punya segmentasiyang luas, apalagi kesadaran orangBali untuk berbelanja diwarung Bali dan dipusat ekonomi rakyat cukup baik. Ini potensial,”ungkap Gusti Wedakarna (humas)

Beberapa minggu lalu Ayu Laksmi dan grup Svara Semesta menggelar pertunjukan di beberapa kota di India dalam event Divali Festival, International Yoga Festival serta Festival Seni dan Film. Ketiga event tersebut berlangsung di kota Rishikesh dan dihadiri lebih 2000 pengunjung yang datang dari 110 negara.

D

ikatakan oleh penyanyi kelahiran Singaraja ini, pada waktu yang bersamaan juga berlangsung dua event lainnya, yaitu Rishikesh Art & Film Festival serta Rishikesh Yoga Festival. Panggung pertunjukan sebenarnya bisa dikatakan sederhana tapi karena dibangun di pinggir Sungai Gangga mampu menciptakan kemegahan. Pertunjukan pun dilaksanakan ketika sinar matahari masih ada. ”Saya bersyukur memperoleh kesempatan berkali-kali tampil di Sungai Gangga, mengumandangkan lagulagu Svara Semesta. Hal ini sekaligus menjadikan saya dapat melakukan persembahan sesaji dalam bentuk seni kembali untuk alam semesta,” ucapnya sambil menyebutkan nama para penampil Svara Semesta. Mereka adalah Iyan Barlyanta (aktor teater, penari & yogi asal Ternate), Jasmine Okubo koreografer- penari asal Jepang , Dewa Ayu Eka Putri (koreografer-penari asal Ubud), Ketut Rico Mantrawan (keyboard - gitar) dan Nyoman Suarsana (gamelan, suling, kupek ) serta bintang tamu Anjasmara (aktor film) dan yogi inisiator Indonesia-India Sanggam Indra Udayana. Di sana, ia dan grupnya diterima sangat antusias oleh penonton baik yang berasal dari India juga para peserta Yoga Festival negara lainnya. “Orang bijak berkata, tidak ada yang kebetulan, sepertinya benar pernyataan itu. Bukanlah sebuah kebetulan saya memilih judul album saya Svara Semesta. Karena kini Svara Semesta tidak hanya sebuah nama album, tapi komunitas yang terdiri dari orang-orang pemuja keindahan, para konseptor serta pelaku seni musik, tari, sastra, teater, film dan spiritual . Komunitas ini berdiri tak sengaja, bersamaan dengan peluncuran album pertama saya, didukung oleh para penggerak dan pelaku seni,” papar Ayu laksmi yang memiliki konsep kolaborasi dalam berkesenian, yakni berbagi ruang dan berbagi riang. Ia juga berkeyakinan kalau “alone we can do so little but together we can do so much” . Soal undangan tampil di luar negeri, Ayu Laksmi mengakui memang sering mendapatkannya. Diantaranya beberapa negara di Eropa, Tiongkok dan India. Terutama untuk India dalam

kurun waktu tiga tahun ini ia rutin tampil di berbagai festival. Dikatakan jika sebelumnya saat mengundang sering panitia tidak mampu membiayai keseluruhan pendanaan, apalagi untuk grup seni dengan anggota yang banyak. Sempat ia merasa dilema, karena tidak bisa memberangkatkan anggota grupnya. Namun bersyukur setelah cukup

ADA DI DIRI SENDIRI Menurut Ayu Laksmi seringnya tampil sendiri juga menjadikannya terbiasa berkolaborasi, siap tampil dalam situasi apapun dan bersama siapapun. Kondisi ini juga membuatnya berkeinginan memainkan alat musik saat di panggung. Ia pun belajar alat musik tradisi dari Karangasem. Kini dalam setiap pementasannya Ayu Laksmi selalu ditemani alat musik, baik saat tampil secara solo maupun grup. “Jika mau jujur tentu lebih nyaman bisa tampil bersama grup saya Svara Semesta,” tandasnya. Dukungan dari Kementerian Pariwisata ini membuatnya merancang serta menggelar sebuah pertunjukan untuk lebih bernuansa Indonesia baik dari penyajian musik, tari dan busana. “Saya pula mulai membiasakan diri untuk selalu memperkenalkan diri saya dalam setiap pemanggungan saya,” Good evening ladies and gentlemen , first of all I ‘d like to introduce myself I’m Ayu Laksmi, from Bali Indonesia” . Jadi bukan hanya mengenalkan Bali tapi juga Indonesia,” paparnya.

“Where there is a will there is a way”, “Tidak ada yang kebetulan” ,”If it means to be it will be” merupakan beberapa quotes yang mendasari pikiran Ayu Laksmi dalam menjalankan aktivitasnya . Berupaya semaksimal mungkin, terus menerus bergerak, mencoba dalam kesempatan lain sekalipun beberapa kali bertemu dengan kegagalan, dan mencoba untuk tidak mudah putus asa atau berpatah semangat. Ayu Laksmi bicara perjalanannya bermusik. Ia pun mengenang kembali masa lalu, yakni di tahun 2002 saat Bali diguncang Bom Bali 1, ia mengambil

3

keputusan besar dalam hidupnya. Ia kembali ke ranah tradisi, menjadi perempuan Bali, menjadi anak bangsa yang cinta akar budayanya, adat istiadat. Utamanya, dalam hal berkesenian, seni musik dan seni suara. Sebab sebelumya ia pernah agak kebarat-baratan, mulai dari berkesenian sampai dengan berbusana. Ia merasa belum bertemu keinginan murni dari dalam diri, belum membuat karya yang mencerminkan dirinya perempuan Indonesia, dan belum berkontribusi untuk kepentingan orang banyak. Ketika tak ada orang lain di sekitarnya, hanya dirinya sendiri, ia pun menemukan yang selama ini dicarinya, ternyata jawabannya ada pada diri sendiri. Sejak itu ia lebih percaya diri dan membuat karya yang original. Di awal katanya masih ada keraguan sehingga ketika mulai berproses dilakukan diam-diam, jika sudah usai baru boleh didengar, dikomentari, dan dikritik. Untuk ini Ayu Laksmi bangga dikelilingi saudara, sahabat yang cukup sarkastik, hingga ia terbiasa menghadapi kritik, yang dianggap perwujudan dari sebuah bentuk kasih sayang serta bisa jadi kekaguman yang disajikan dengan cara dan penyampaian berbeda. (Sri Ardhini)

Restu Ibu sebagai Spirit Bagaimanapun bagi seorang Ayu Laksmi masa lalu sangat indah untuk dikenang. Masa kini adalah masa nanti. Apa yang dirancang di masa lalu, terjawab di masa kini, dan apa yang dirancang di masa kini adalah bekal menghadapi masa nanti. Siapa yang merancang dan melaksanakan adalah diri kita sendiri. Orangtua hanya bertugas di awal kehidupan, kakak hanya bisa memberi contoh , dan teman bisa dijadikan referensi, selanjutnya menjadi tugas kita sendiri untuk dapat melanjutkan hidup secara mandiri. “Saya bersyukur memiliki seorang ibu yang selalu mendukung segala aktivitas saya. Buat saya ini penting, restu seorang ibu adalah utama buat kekuatan spirit saya untuk tetap berkarya. Ibu saya I Gusti Ayu Sri Haryati berusia 84 tahun dan sampai kini masih tetap bekerja sebagai seorang dokter gigi dan waktu luangnya digunakan untuk menjahit. Sungguh menginspirasi hidup saya dan sebuah lagu original karya saya di tahun 2008, terinspirasi dari ibu saya. Lagunya pun menjadi bagian dalam album Svara Semesta I,” ungkapnya.

Karya original yang digarapnya sejak tahun 2002 , baru tahun 2010 terealisasi, yang pertama, sebuah karya murni yang meski dengan segala keterbatasan. Ayu Laksmi ketika itu mencoba mencipta beberapa lagu, merancang musik dasar, sekaligus memproduseri sendiri albumnya yang berjudul Svara Semesta. Album yang bertemakan penghormatan terhadap berbagai keberagaman , tersajikan dalam nuansa tradisi Indonesia dengan istilahnya kini bergenre “world

music”. Tahun 2015 kembali berhasil meluncurkan album yang kedua bernama Svara Semesta 2. Kini Ayu mengemas pertunjukannya bukan hanya untuk seni musik, tapi dalam sajian theatrical music show, penggabungan antara seni musik, suara, sastra , teater dan visual art. Tema yang dipilihnya tetap berakar pada Bhineka Tunggal Ika atau unity in diversity. Apalagi sejak dulu kumpulan lagu dalam album Svara Semesta sering ditampilkan dalam panggung festival atau menjadi bagian malam kultural berbagai kongres atau pertemuan bertaraf internasional. Seiring berjalannya waktu dan atas kuasa Sang Pencipta, karya -karya Ayu Laksmi juga direspons oleh para sineas film. Baik itu sineas Indonesia juga sineas asing, menggunakan lagunya untuk ilustrasi musik film TV, film dokumenter dan film layar lebar. “Tentu saja kebanyakan dari mereka adalah para sineas yang idealis, dimana film yang dibuat adalah film festival bukan film komersil. Film yang memakai lagu saya diantaranya film Ngurah Rai, Jaya Pangus, dan Bali is My Life. Namun kini sudah ada film layar lebar komersial yang tertarik memakai salah satu karya saya yang diambil dari album Svara Semesta 2,” kata Ayu Laksmi yang senang mengisi waktu luangnya dengan melukis, meditasi dan yoga ini. Yang menarik lainnya dari Ayu Laksmi adalah beberapa lagu juga diapresiasi mulai dari anak-anak, para intelektual, hingga budayawan dan sastrawan, terutama lagu yang menggunakan sastra Jawa Kuno atau bahasa Kawi. Hingga ia diminta tampil dalam komunitas anak anak muda, sekaligus memberi workshop seputar tema motivasi ,”pemberdayaan talenta dan keahlian” Selain itu mulai awal bulan April ini ia akan ikut dalam sebuah pembuatan film layar lebar. Judul dan sutradaranya masih rahasia. Aktivitas lainnya ia juga akan ikut meramaikan Festival Monolog 100 karya Putu Wijaya. (Sri Ardhini)


4

Inspirasi

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Anto Gondrong

Batik Nyeleneh dari Tarakan Sebutan batik boleh sama namun ‘Batik Pakis Asia’ karya Anto Gondrong memiliki keunikan tersendiri. Itu juga diakui oleh sejumlah pengunjung pameran kerajinan yang mampir ke stan Anto lantaran melihat batik khas Tarakan, Kalimantan Utara, menampil suatu yang berbeda dibanding batik lain yang juga dipamerkan dalam event itu.

Anto Gondrong

“O

rang bilang batik saya nyeleneh, acakadutalias berantakan. Di Jawa, orang menyebut batik saya tidak jelas lantaran memang keluar dari pakem batik. Ada juga yang bilang karya saya batik nggak genah..hahahha. Biar saja orang menyebut apa, tapi ini lah karya saya batik lukisan kotemporer,” ungkap Anto Gondrong tentang motif batiknya yang banyak menimbulkan pertanyaan orang lantaran dianggap tidak biasa. Tapi diakui Anto, memang kalau dibanding dengan batik Jawa yang dibuat berdasarkan pakem, batiknya memang terlihat aneh dan terkesan ‘nyeleneh’. Batik Jawa, tambahnya, soft, lembut, dan teratur. Beda dengan batiknya, yang menampilkan warna-warna yang ‘kuat’ dan tegas. “Orang yang mampir ke mari bilang batik khas Tarakan karya saya, beda, baik dari motif maupun warna. Katanya perbedaannya sangat mencolok,” ungkap Anto. “Batik ‘nyeleneh’ tapi mereka (customer) ternyata banyak yang suka,” ucap Anto sembari menyebut dalam pameran kali ini hampir seluruh produk yang dibawanya dari Kalimantan Utara laku terjual. “Ini tinggal sisa-sisa saja,” tambahnya sembari menunjuk beberapa produk tersisa, sementara sebagian besar raknya sudah terlihat kosong. Menurut Anto yang menjadi satu-satunya perwakilan Kalimantan Utara yang berpameran, dia membawa cukup banyak produk, baik itu berupa kain batik, baju, tas,

kaos dan berbagai pernak-pernik bermotif batik. “Semua produk yang saya bawa bermotif batik khas Borneo,” tambahnya. Lelaki yang memulai kiprahnya sebagai pelukis media kanvas ini mengaku pamerannya di Jakarta tergolong sukses. Padahal, tambahnya, saat pameran begitu banyak pelaku UKM yang juga menjual produk yang sama dengannya yakni kain batik. Para pembeli tertarik karena dirinya menyajikan motif batik yang berbeda dari biasanya. Karenanya, meski harga selembar kain sekitar Rp350-450 ribu, para pengunjung tak keberatan membayarnya. Anto mengaku sengaja menampilkan warna-warna yang kuat dan berani. “Ini ada filosofinya lho. Warna-warna kuat ini menggambarkan tentang watak orang Kalimantan yang keras dan tegas,” ujar Anto sembari menambahkan semua motif yang digambarkan memiliki makna. Menurut bapak dua anak ini, sebagai pelukis dia bukan sekadar melukis batik tapi selalu menyelipkan pesan dalam lukisannya. Batiknya bisa ‘bercerita’, begitu katanya, sembari menjelaskan beberapa motif batik yang dilukisnya. “Dalam setiap karya saya pasti ada kekhasan Borneo. Saya berusaha mengangkat dan melestarikan

budaya khas Borneo. Lihat ini (sambil menunjuk lukisan wajah Raja Salman, Raja Arab Saudi yang belum lama ini berkunjung ke Indonesia), meski saya menggambar seorang tokoh tapi saya juga menyelipkan motif khas Kalimantan,” tambah Anto. Tak heran kenapa Anto begitu getol mengangkat kekhasan budaya Kalimantan. Pasalnya, dia bukan saja pengusaha batik tapi juga merupakan tokoh pelestari budaya setempat. Atas kiprahnya dalam bidang lingkungan hidup dan pelestarian budaya, Anto telah menggondol sejumlah penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk diketahui Borneo adalah sebutan lain dari Pulau Kalimantan. Pulau ketiga terbesar di dunia itu terletak tiga wilayah negara yakni sebagian masuk wilayah Indonesia (Kalimantan), sebagian lagi masuk wilayah Malaysia (Sabah dan Serawak) dan Brunai Darusalam. Nah di jaman dulu orang menyebut keseluruhan pulau itu sebagai Borneo. MENDULANG REJEKI LEWAT BATIK KHAS BORNEO Kembali ke soal kiprah Anto yang awalnya seorang pelukis kanvas kemudian menjadi pengusaha batik. Menurut Anto awalnya ia

Raja Salman dalam batik khas Kalimantan karya Anto

Mandalika

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

21

Gubernur NTB Usulkan MoU untuk Lindungi TKI Sadar bahwa otoritas dari daerah hanya berlaku saat masyarakat berada di dalam wilayahnya, sehingga masalah apapun yang menimpa tenaga kerja migran di luar negeri khususnya yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, tentu saja dalam mencarikan solusi dari setiap permasalahan yang terjadi tersebut, NTB memerlukan bantuan dari kementerian luar negeri. Karena itulah Gubernur NTB, DR. M. Zainul Majdi, mengusulkan adanya MoU atau bentuk kerjasama lain dengan Kementerian Luar Negeri RI tentang mekanisme untuk menanggapi dengan cepat jika ada permasalahan yang terjadi.

adalah pelukis sebagaimana umumnya yakni melukis dengan media kanvas. Namun menjual lukisan tidak lah mudah. “Kalau bisa terjual satu lukisan dalam satu bulan, itu sudah bagus,” ungkap Anto menggambarkan betapa tidak mudahnya menjual lukisan. Meski sulit, ucap Anto, dia tidak ingin meninggalkan hobi yang telah ditekuninya sejak kecil. “Ini adalah bakat saya, dan saya sangat menyukainya. Jadi saya berpikir bagaimana caranya agar hobi melukis saya dapat tersalurkan namun juga memiliki nilai jual atau disukai orang,” tuturnya. Maka lahirlah ide membatik atau batik painting. “Saya belajar dasar-dasar membatik, pakem-pakem membatik termasuk pewarnaan batik di Yogjakarta. Setelah bisa, saya pun membuat batik dengan gaya saya, juga pewarnaan kreasi sendiri. Saya tidak memakai pakem-pakem batik Yogja yang saya pelajari. Orang bilang batik saya menyeleweng dari pakem...hahahha,” katanya tertawa lebar. Tapi katanya lagi, justru itulah yang akhirnya menjadi kekhasan produknya. Dan memang sejak dia beralih menjadi pelukis batik di mana hasil lukisannya itu bisa dijadikan baju, sarung, dan produk lainnya seperti tas, dompet, dll, orang pun mulai melirik produknya. Perlahan tapi pasti, bisnisnya

Aneka motif batik khas Tarakan

makin berkembang. “Beda dengan menjual lukisan kanvas, kain batik saya yang bermotif kekhasan budaya Kalimantan, dapat terjual 100-150 lembar sebulan. Itu belum termasuk produk pernak-pernik lainnya,” ungkap Anto yang melabeli produknya dengan ‘Batik Pakis Asia’, Khas Tarakan. Sebenarnya, kata Anto, bisnis batik painting ini baru ditekuninya selama empat tahun terakhir, namun di luar dugaan perkembangannya sudah begitu pesat. Padahal tambahnya, awal dia menekuni batik, banyak orang mencemoohnya, memandang remeh karyanya. “Mereka bilang ngapain ikutikutan bikin batik, Kalimantan kok dibikin batik. Saya jadi bahan cemooh orang. Kata mereka, kalau orang ingin batik kan ada batik Jawa yang memang sudah terkenal, jadi kita di Kalimantan tidak perlu ikut-ikutan. “ “Tapi saya tidak peduli. Saya terus berkarya sembari terus mengedukasi masyarakat bahwa kita perlu batik untuk bisa menjadi media melestarikan budaya Kalimantan. Kita bisa membuat batik dengan memasukkan unsur-unsur khas Kalimantan,” paparnya. Dan pada akhirnya kini masyarakat sudah bisa menerimanya. Apalagi ketika melihat bisnis ini berkembang dan banyak orang menyukai batik khas motif Kalimantan. Jadi lewat batik kekhasan budaya Kalimantan bisa dilihat di mana-mana, tidak harus di Kalimantan saja. “Batik khas Kalimantan diaplikasikan di kain, misalnya dijadikan baju atau pada produk lainnya seperti tas, dll, itu semua bisa dibawa ke mana-mana,” ujarnya. Menariknya, Anto meski di daerahnya dikenal sebagai penggiat budaya setempat, namun sesungguhnya dia bukanlah orang asli Kalimantan. “Saya ini perantau, tapi saya sudah 32 tahun di Kalimantan. Jadi Kalimantan itu sudah menjadi ‘tanah’ saya dimana saya ikut melestarikan budayanya yang saya aplikasikan ke batik,” ucap nya. “Saya ini bukan orang asli Kalimantan tapi sangat peduli pada budaya orang-orang Dayak,” tambah peraih penghargaan bidang pelestarian budaya dari organisasi ekonomi Indonesia-Jerman. “Saya juga meraih penghargaan pelestari budaya dari Konsulat Jenderal RI di Kinabalu, Malaysia,” kata Anto lagi. -Diana Runtu

H

al ini disampaikan Majdi karena NTB merupakan salah satu daerah pengirim tenaga kerja imigran keluar negeri terbanyak di Indonesia yang bisa saja memiliki konsekuensi masalah yang banyak juga. Kerja sama khusus yang diajukan Majdi dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tersebut adalah terkait perlindungan TKI asal NTB.

“Mungkin kita bisa membuat MoU atau bentuk kerjasama yang lain dalam membuat mekanisme tanggap cepat yang dikoordinasikan kementerian luar negeri sehingga kami dari daerah juga mendapatkan informasi dalam kesempatan pertama dan juga kami disampaikan apa-apa yang harus segera kami kerjakan,” ungkap Majdi yang disampaikannya langsung kepada Menteri Luar Negeri RI, Retno

Marsudi pada acara pertemuan koordinasi dan bimbingan teknis penanganan masalah WNI di luar negeri bagi pemangku kepentingan di daerah yang dilaksanakan di Mataram, baru-baru ini. Menurut Retno, sejauh ini pihaknya memang menjadikan

Retno Masudi (tengah) bersama peserta pertemuan koordinasi dan bimbingan teknis penanganan masalah WNI di luar negeri bagi pemangku kepentingan di daerah

komitmen perlindungan WNI menjadi prioritas politik luar negeri Republik Indonesia saat ini. Karena ketika WNI melewati batas-batas Negara, maka tugastugas perlindungan WNI tersebut termasuk juga para TKI menjadi tugas dari Kemenlu. “Tugas melindungi WNI setelah melewati perbatasan, proteksi mereka diambil alih oleh Kemenlu. Apapun yang terjadi di hilir, selalu berkaitan dengan apa yang terjadi di hulu. Oleh karena itu, dengan kesamaan komitmen ini mari kita bekerja sama dengan baik, memperbaiki pelayanan dari hulu ke hilir karena sangat erat kaitannya satu sama lain,” ungkapnya. Ia juga menceritakan kunjungannya ke Penang dan Johor Baru, Malaysia yang hampir 90% tenagakerjanya di ladang berasal dari lombok. Dialog yang dilakukannya dengan warga membuatnya lebih memahami kebutuhan para pekerja imigran dan berusaha mencari solusi bersama. Pelayanan kementerian luar

negeri dari tahun ke tahun dinilai semakin membaik karena setidaknya tercatat penyelesaian kasus tindak pidana perdagangan orang pada tahun 2016 meningkat menjadi 76% dari penyelesaian tahun sebelumnya 57% pada 2015. Selain itu, Retno juga mengklaim telah membebaskan 65 WNI dari ancaman hukuman mati dan berhasil mengurus pembayaran gaji terlambat pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga sebesar Rp 284 milyar. Retno juga mengapresiasi kepioniran NTB dalam mengambil inisiatif dalam pembenahan tata kelola penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang kemudian mendapatkan Anugrah Hassan Wirajudha Perlindunagn WNI Award 2016. “Pelayanan satu atap yang dilakukan Provinsi NTB sudah sangat baik dan bahkan menjadi model desain nasional dan telah kami berikan Anugrah Hassan Wirajudha Perlindungan WNI Award 2016,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)

Pemerintah dan DPR RI Sempurnakan UU Parpol Guna menguatkan kelembagaan fungsi dan peran partai politik, Pemerintah bersama dengan DPR RI melakukan penyempurnaan atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 perubahan atas Undang-undang nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik. Harapannya adalah ke depan nanti akan dapat tercipta sistem politik yang demokrasi dalam mendukung sistem presidensil yang efektif. Hal ini terungkap dalam Forum Dialog Pemerintah Dengan Masyarakat dan Partai Politik di Mataram beberapa waktu lalu. Forum yang dihadiri oleh Direktur Politik Dalam Negeri; Wakil Gubernur NTB H. Moh. Amin, SH., M.,Si, Para Kepala Kesbangpol Provinsi dan Kepala Badan/Kepala Kantor Kebangpol Kabupaten dan Kota di Wilayah Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Daerah Istimewa Jokja, mengangkat tema “Sinergisitas Kesbangpol dengan Partai Politik dalam meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas pengelolaan Bantuan Keuangan Partai Politik”. Menurut Wakil Gubernur NTB, H. Moh. Amin, kegiatan ini dinilai sangat

strategis karena dihadiri oleh jajaran Kesbangpol, baik provinsi maupun kabupaten dan kota serta penting sebagai suatu upaya untuk mendukung keberadaan partai politik, karena pembentukan partai politik merupakan cerminan akan hak

warga negara untuk berkumpul, berserikat, dan menyatakan pendapat. Kegiatan ini juga diharapkan sebagai wujud komitmen seluruh pengurus partai politik dalam mewujudkan pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih dari

korupsi. Transparansi menjadi hal yang sangat perlu dilakukan mulai dari tingkat bawah sampai tingkat pusat. Jika budaya ini sudah dibiasakan maka manajemen partai politik yang baik dan modern dapat berjalan dengan benar, demikian ditekankan oleh Moh. Amin. Sekarang ini untuk menjalankan roda organisasi partai politik dibutuhkan dana yang besar, mengingat banyaknya kegiatan politik yang beragam dan wajib dilaksanakan, misalnya melalui pendidikan politik bagi anggota dan konstituen harus dilakukan di seluruh wilayah RI. Dari sejumlah negara demokrasi yang sudah mapan, bantuan partai politik dari anggaran negara merupakan istrumen yang sangat signifikan untuk membangun partai politik sehingga diharapkan partai politik dapat menjalankan fungsinya secara optimal dalam membangun proses politik demokrasi. Dengan begitu, diharapkan kenaikan jumlah bantuan keuangan pada partai politik harus diiringi dengan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan bantuan keuangan partai. (Naniek I. Taufan)


20

Nine

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

18 Wanita Hebat NTB Hadir di Lombok City Center

Ada yang berbeda di Hall utama pusat perbelanjaan Lombok City Center yang terletak di kawasan Narmada, Lombok Barat dua minggu terakhir. Beberapa foto wanita terpajang lengkap dengan caption-nya masing-masing. Di background panggung utama tertulis Pameran Wanita Hebat. Berbagai kegiatan lain terlihat meramaikan gelaran khas berbau wanita ini, yakni seminar kanker pada wanita, pemeriksaan kanker payudara dini dan serviks, lomba masak kreasi nasi goreng keluarga, lomba masak menu berbahan dasar ayam antar chef dan lainnya. Ada pula rangkaian kegiatannya talkshow wanita-wanita hebat.

R

upanya , inilah cara pusat perbelanjaan ini memperingati Hari Perempuan Sedunia yang dirayakan pada tanggal 8 Maret. “Kegiatan ini kami beri tajuk Women in Love,” ungkap Marketing Communication Lombok City Center, Husna Fatayati yang akrap dipanggil Ona. Hadirnya para perempuan

yang foto-fotonya secara khusus di display untuk disaksikan umum ini, memperlihatkan bahwa wanita NTB itu ada. Mereka berkarya di segala sektor kehidupan, mendedikasikan dirinya dalam berbagai kegiatan. Menurut Ona, menampilkan setidaknya 18 perempuan NTB dengan karya-karyanya ini bukan semata-mata memperlihatkan kepada publik melainkan juga diharapkan dapat menginspirasi para perempuan NTB yang lain maupun perempuan di mana pun berada untuk tampil dengan karya yang bermanfaat bagi masyarakat. “Keahlian wanita Indonesia bukan hanya menyibukkan diri di dapur. Sebagai makhluk yang paling pandai dalam hal multitasking, wanita Indonesia itu tidak hanya bisa mengasuh anak, mengurus rumah tangga, memberikan perhatian suami, namun juga tetap bisa memberikan karya terbaik bagi masyarakat,” kata Ona. Kedelapan belas wanita yang ditampilkan ini adalah mereka yang selama bertahun-tahun bahkan ada yang sudah puluhan tahun mendedikasikan dirinya di bidang sosial, pendidikan, usaha, budaya, kesehatan, menulis, birokrat dan lainnya. Di antara ke-18 wanita ini,

ada mendiang DR. Hj. Siti Maryam Salahuddin yang secara khusus ditampilkan dalam in memoriam, mengenang karya-karya berkelas yang pernah lahir dari tangan dinginnya sebagai seorang birokat, budayawan dan juga filolog. Ada pula Dra. Hj. Selly Andayani yang seorang birokrat dengan berbagai inovasi-inovasi yang dilakukannya di mana pun ia

ditugaskan mampu mendekatkan masyarakat kepada pelayananpelayanan pemerintah, juga Beauty Erwati, aktivis dengan semangat besi yang tak bahkan di masa-masa perjuangannya tidak sekalipun gentar dengan ancaman meski di lehernya dikalungkan senjata tajam, demi membela dan melindungi hak-hak perempuan NTB. Sampai akhirnya ia mampu merubah paradigma tentang perempuan NTB, bahwa perempuan itu memiliki hak

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

5

“Menuju Kolaborasi Kreatif” Perayaan HUT ke-31 ASPERINDO

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia atau (ASPERINDO) DPW Bali tahun ini berusia 31 tahun. Usia yang sangat matang bagi sebuah organisasi untuk tetap konsisten berkontribusi terhadap ekonomi daerah dan Indonesia.

Pemotongan Tumpeng HUT

untuk tidak disakiti dalam bentuk apa pun. Di bidang pendidikan ada Prof. Rodliyah dan Prof. Mulyati, keduanya tampil dengan karya di bidang pendidikan. Konsen menulis buku bertema hukum yang melindungi para perempuan khususnya pelaku kejahatan, Rodliyah yang merupakan dosen senior di Fakultas Hukum Unram ini, menyampaikan bahwa meski sebagai pelaku kejahatan ada hal-hal tertentu yang membuat perempuan tersebut harus dilindungi, misalnya ketika ia harus menyusui bayinya. Begitu pula dengan Mulyati, satusatunya wanita keturunan di NTB yang kini mendedikasikan dirinya di bidang pendidikan khususnya pertanian NTB. Satu nama lagi yang tercatat dengan karya di bidang pendidikan adalah DR. Sitti Rohmi Djalilah, Rektor Universitas Hamzanwadi Lombok Timur yang memilih karya di bidang pendidikan sebagai amanah pada jalan hidupnya. Bidang kesehatan ada Drg. Farida Istiarini, sang ibu bagi penderita bibir sumbing, ada aktivis lingkungan Aisyah Odits dan Baiq Indraningsih. Nursyda Syam dari Lombok Utara yang tidak pernah capek berbagi dalam kegiatan-kegiatan sosial dan pendidikan yang digelutinya dan juga ada Fitri Nugrahan-

ingrum cahaya bagi lembaga pendidikan Samara di Kediri Lombok Barat yang mendedikasikan dirinya bagi dunia pendidikan anak-anak di sekitar kampung tempatnya tinggal. Bahkan ada yang bangkit dari keterpurukan lalu menghasilkan sebuah karya besar seperti yang dilakukan Jumilah di Batu Laayar Lombok Barat. Perempuan sederhana yang awalnya tidak bisa baca tulis lalu menjadi guru bagi anakanak di kampungnya. Ia juga menjadi penggerak bagi masyarakat di tempatnya tinggal. Nyayu Erawati yang karena

Pertuni hadir dengan karya-karya kerajinan dalam kegiatan women in love

hari-harinya habis untuk mengurus anak-anak yang kurang mampu, sampai ia disebut sebagai Bundanya anak Mataram ini juga hadir melengkapi “hebat”-nya wanita NTB. Seorang pedagang asongan yang meniti karir dari nol hingga mampu menjadi pebisnis bahkan melaju sampai panggung politik ada Baiq Diyah Ganefi yang kini duduk sebagai anggota DPD RI mewakili NTB, turut memberi inspirasi bahwa perjuangan itu tidak ada yang sia-sia. “Secara bergantian, para wanita ini tampil berbagi pengalamannya

Bali Arsana Manuaba

Made Herry Erika Sedana

etua Panitia perayaan HUT ke-31 Made Herry Erika Sedana menegaskan, perayaan HUT tahun ini sarat makna dan tujuan. Mereka ingin agar ASPERINDO khususnya DPW Bali kembali lagi pada konsep kolaborasi. Kali ini tagline yang digaungkan kembali adalah “Toward Creative Collaboration” atau “Menuju Kolaborasi Kreatif”. “Mari kembali bekerja sama atau berkolaborasi dengan sesama perusahaan jasa pengiriman ekspres, pos dan logistik di Indonesia. Berkolaborasi pula dengan asosiasi-asosiasi lainnya , seperti Kadin Bali dan juga dengan pemerintah. Kolaborasi

dengan komunikasi yang lebih kreatif dengan gagasan-gagasan yang lebih kreatif dan cara-cara yang lebih kreatif sehingga dapat memberi hasil nyata yang inovatif untuk perkembangan dan pertumbuhan industri ekspres, pos dan logistik,” ujar Erika Sedana. Ia juga menyebutkan satu poin penting kolaborasi yang bertujuan untuk pengembangan UMKM, yang masih terus digalakkan sebagai penopang kuat pertumbuhan ekonomi daerah. Mereka menginginkan ASPERINDO tetap menjadi bagian perkembangan dan pertumbuhan tersebut. “Kami melihat gerakan berbanding lurus yakni pertumbuhan industri UMKM berpotensi

K

memberi kontribusi pertumbuhan positif pada industri pengiriman ekspres, pos dan logistik daerah, begitu sebaliknya. ASPERINDO siap membantu UMKM untuk melakukan pengiriman produk-produk UMKM ke pasar mancanegara sehingga tetap mampu memberi komitmen kepada buyer dari sisi pengiriman,” jelasnya. Ketua ASPERINDO DPW Bali Ida Bagus Arsana Manuaba dalam sambutannya menyampaikan kegiatan HUT ke-31 tersebut mengangkat tema besar “Digitalisasi Industri Pos, Ekspres, dan Logistik di Era Mega E-Commerce”. “Kami berharap perusahaan jasa yang tergabung dalam ASPERINDO mampu dengan cepat masuk dan mengembangkan layanan digital ter-update sehingga mampu memenuhi keperluan pelanggan di era mega e-commerce ini,” ujarnya. Ia juga menekankan perayaan HUT tahun ini juga diisi dengan misi sosial yakni pemberian santuan kepada 31 anak yatim piatu di Panti Asuhan Sunya Giri. HUT ke-31 ASPERINDO DPW

Panitia Perayaan HUT

Bali yang dihadiri oleh perusahaan-perusahaan anggota, karyawan dan keluarga ini dimulai dengan pelepasan balon dan pemotongan tumpeng. Acara ini juga dimeriahkan dengan senam zumba bersama yang dipandu oleh 5 instruktur. Selain itu juga disuguhkan hiburan musik dan lagu, door prize, kuis dengan pertanyaan tentang pengetahuan

Pengujung yang meramaikan pameran wanita hebat

dalam beberapa sesi talkshow. Dan puncak talkshow-nya adalah bedah buku berjudul ‘Yaitu Perempuan’ yang memuat profil dan aktivitas 15 dari 18 wanita yang ada di pameran ini,” kata Ona. Untuk dapat berkarya, perempuan itu harus sehat. Demikian ungkap Sisil dari Laboratorium Prodia yang ikut ambil bagian dalam momen Women in Love ini. Karena itu pemeriksaan kanker dan payudara gratis pun digelar untuk para perempuan NTB. Selain itu ada pula kegiatan penyuluhan pemeriksaan kanker payudara sendiri, sharing session survivor breast cancer dan seminar kanker pada wanita dan papsmear gratis hanya dengan menunjukkan kartu BPJS atau Kartu Indonesia Sehat. (Naniek I. Taufan)

Pelepasan Balon HUT

Cedil yang menghibur

Santunan & Kunjungan ke Panti Asuhan Sunya Giri

Zumba Bersama

seputar ASPERINDO serta tak ketinggalan penampilan penuh humor oleh pelawak Bali, Cedil. Di sela-sela acara perayaan HUT ini, karyawan dan keluarga juga diberikan kesempatan untuk cek gula darah dan kolesterol gratis yang disponsori oleh Nikki Diagnostic Center (NDC). Kegiatan yang disambut positif ini mendapat banyak dukungan sponsor dari perusahaanperusahaan anggota maupun perusahaan-perusahaan lain yang sehari-hari sangat dekat berkerja sama dengan perusahaan anggota ASPERINDO. Erika Sedana bersama segenap panitia penyelenggara juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak sponsor: JNE, BSA, XPS LINK, APL,KMSI, MORITZ Logistics, CAN, Novena Cargo, KGP, GED, TIKI, PCP Express, TLS, DLB, DBM, FIN Express, MSA CARGO, Gajah Gotra, Pacific Express, MEXARAYA Cargo, ELTEHA, Mentari, Suryagita Nusaraya, Bali Bird Park, Nikki Diagnostic Center, Toya Devasya dan Elizabeth International Hotel Management School. - ard

Cek Gula Darah dan Kolesterol oleh NDC


6

Pelibatan laki-laki untuk mewujudkan keadilan gender telah diwacanakan lebih dari satu dasawarsa terakhir di Indonesia. Wacana ini lahir terinspirasi dari perjuangan gerakan perempuan untuk mewujudkan keadilan gender secara khusus untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Sebagian laki-laki kemudian bergerak untuk memikirkan ulang, tentang konsep menjadi laki-laki serta cara pandang mereka tentang kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan.

M

Woman on Top

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

enurut Direktur Gender Oxfam di Indonesia, ­Dr. Antarini Arna, S.H., LLM., perubahan cara pandang laki-laki terhadap perempuan harapannya akan mempengaruhi sikap, perilaku, dan pola hubungan mereka dengan perempuan. Harapan yang lebih besar, perubahan cara pandang akan menjadi kekuatan untuk menggerakkan kelompok laki-laki yang lebih besar sebagai gerakan untuk terlibat dalam upaya mewujudkan keadilan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan. “Oxfam di Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan keadilan gender, salah satu fokus pada isu kekerasan berbasis gender,” ujarnya. Ia menyebutkan, lima tahun terakhir Oxfam bekerja sama dengan partner di NTB, NTT untuk program pelibatan laki-laki untuk mewujudkan keadilan gender dan pengurangan kekerasan terhadap perempuan. Kerja sama Oxfam dengan Perkumpulan Gema Alam, Yayasan Santai dan ADBMI di NTB, Yayasan Sanggar Suara Perempuan, Yayasan Bife Kuan, dan Perkumpulan CIS Timor di NTT, Rifka Annisa bersama Aliansi Laki-laki Baru di Jakarta telah menunjukkan berbagai capaian. “Berbagai hasil yang telah dicapai berupa peningkatan pengetahuan, perubahan cara pandang, perubahan tingkah laku dan berkurangnya praktik kekerasan terhadap perempuan. Gerakan laki-laki baru merupakan strategi alternatif yang relatif baru sehingga memerlukan refleksi secara terus-menerus,” ucapnya. Menurut Dr. Antarini, laki-laki yang mendukung perempuan akan memberi jalan yang lebih luas. Lebih lajut ia mengatakan, Aliansi Lakilaki Baru mengurangi kekerasan terhadap perempuan. Keterlibatan laki-laki merupakan satu strategi program berspektif gender dan progam penguatan ekonomi. Laki-laki sangat mungkin menghormati perempuan, dan berbagi dengan perempuan, mereka juga menyadari dan tidak memaksakan hubungan seksual kepada istrinya. “Oxfam bersama partner merasa penting mendo-

Gerakan Laki-laki Baru

Minimalisasi Kekerasan terhadap Perempuan

kumentasikan perjalanan Gerakan Laki-laki Baru sebagai pembelajaran dalam upaya untuk mendorong terwujudnya keadilan bagi laki-laki dan perempuan. Dokumentasi melalui buku “Laki-laki di bawah Asuhan Feminisme” diharapkan menjadi pembelajaran bersama bagi kita,” harapnya. Ia menyatakan, pemberdayaan perempuan tidak akan berguna, jika tidak melibatkan laki-laki. Menurut suara laki-laki, kemandirian perempuan diyakini merupakan satu ancaman bagi suami. Ada satu contoh unik yang disampaikan, seperti, istri menonton televisi sembari menaikkan kaki atau istri bangun siang. Jika itu dilakukan istri, dimaknai mereka sudah tidak mau menjalankan perannya sebagai istri. Ada suara pesimis mengatakan, mana mungkin mengajak laki-laki berubah, karena itu akan menghilangkan kekuasaan. Salah seorang penulis buku “Laki-laki dalam Asuhan Feminisme”, Nur Hasyim menilai, Aliansi Laki-laki Baru merupakan salah satu kelompok pro-feminism yang aktif terlibat dalam gerakan untuk keadilan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempaun di Indonesia. Gerakan yang tumbuh dari gerakan perempuan ini lahir di penghujung tahun 2009 dan diinisiasi bebera-

pa laki-laki dan perempuan dalam satu pertemuan kecil di Bandung. Kehadirannya didorong keinginan kuat untuk mengubah patriaki sebagai sistem dan laki-laki sebagai kelompok yang dianggap paling bertanggungjawab atas penderitaan yang ditanggung perempuan mulai dari diskriminasi sampai tindak kekerasan. “Aliansi laki-laki baru sebagai wadah para laki-laki sepakat

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Olahraga memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Mulai dari menjaga kesehat­an badan hingga membangkitkan stamina dalam diri kita. Selain itu, juga bisa menghilangkan stres setelah seharian beraktivitas. Olahraga menjadi aktivitas paling diminati.

B

asket termasuk olahraga yang memiliki banyak peminat. Salah satunya wanita kelahiran Lumajang, 4 Januari 2000, Ella Ayu Puspita Sari. Meskipun ia seorang wanita, tak membuatnya berputus asa untuk mendalami olahraga ini, Selagi ada kemauan pasti ada jalan. Dari kiri: Dr. Antarini Arna, Dr. Luh Riniti, Prof. Windia, dan Nur Hasyim

dengan nilai-nilai feminisme untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan keadilan gender, mendapat­k an respons yang beragam dari para aktivis dan ­organisasi perempuan di Indonesia,” ujarnya. Meskipun aliansi ini menegaskan mereka lahir, tumbuh, berkembang, dalam asuhan gerakan perempuan, berapa menganggap keterlibatan laki-laki adalah ancaman gerakan perempuan. Ada yang menerimanya namun, dengan berbagai syarat yang ketat, sementara lainnya, menilai partisipasi laki-laki dalam gerakan untuk mencapai keadilan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan adalah sebuah keharusan. Di tengah penerimaan yang tidak bulat dari gerakan perempuan, secara umum, berbagai upaya telah dilakukan kelompok laki-laki ini dalam rangka mentransformasikan laki-laki menjadi bagian dari upaya memajukan perempuan dan mendorong keadilan gender serta menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. “Upayaupaya dilakukan Aliansi Laki-laki Baru sembari terus membangun kepercayaan para aktivis dan organisasi perempuan di Indonesia, dengan membangun mekanisme akuntabilitas sebagai cara untuk memastikan keterlibatan laki-laki sungguh memberi manfaat dalam memajukan perempuan dan bukan sebaliknya memberikan kekuasaan

dan domininasi baru bagi laki-laki dalam gerakan perempuan,” kata Nur Hasyim. Ia menyebutkan, buku ini selain mendokumentasikan gerakan laki-laki baru di Indonesia, juag dimaksudkan untuk mendokumentasikan bukti-bukti perubahan yang dihasilkan gerakan ini pada kehidupan perempuan dan laki-laki dalam membangun nilai-nilai baru dalam masyarakat yang mencerminkan keadilan dan antikekerasan. Selain itu, pendokumentasian ini juga ingin mengenali sejauh mana gerakan laki-laki baru ini mampu memperkuat posisi politik perempuan. Pendokumentasian ini dapat memperkaya pengetahuan terkait dengan gerakan laki-laki pro-femi­ nism di Indonesia yang memang masih terbatas, sehingga dapat dijadikan rujukan dalam pengemba­ ngan program pembangunan terkait dengan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan yang mengadopsi pendekatan pelibatan laki-laki. Antarini menambahkan, dengan membaca buku ini, laki-laki terinspirasi untuk gerakan perubahan. TIGA LAKI-LAKI Dosen Fakultas Hukum Unud yang juga ahli Hukum Adat Prof. Wayan Windia menilai, gerakan laki-laki baru merupakan gerakan laki-laki yang mempunyai kepedulian dan keprihatinan terhadap perempuan. “Bila perlu buat tim sukses agar makin banyak laki-laki baru yang lahir yang peduli terhadap perempuan,” katanya. Ia berharap, buku ini bisa disebarkan ke berbagai lembaga, sehingga akan semakin banyak tumbuh dan berkembang laki-laki baru di Bali. Sementara, menurut Ketua LSM

Bali Sruti, Dr. Luh Riniti, aliansi laki-laki baru ibarat kepompong, laki-laki lahir kembali dengan kesadaran ikut melihat ketidakadilan kekerasan terhadap perempuan. “Dari buku ini saya baca ada tiga laki-laki, pertama, laki-laki yang punya kesadaran dari hati bahwa ini tidak adil. Mereka berubah tingkah laku mau ikut bergerak menghapus KDRT. Kedua, laki-laki feminisme semu. Artinya, mereka pro gara-gara ada proyek gender ikut ngomong gender. Kelompok ketiga, laki-laki yang tidak mungkin berubah karena sistem patriaki yang kuat,” ungkapnya. Nur Hasyim mengatakan, buku ini menjawab kesanksian laki-laki untuk berubah. Bukti ini penting karena membangun kepercayaan dan membuat percaya diri, bahwa sangat mungkin laki-laki itu bisa berubah. Yogianti, Kabid Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali, berharap buku ini bisa dipakai sebagai pembelajaran bersama tentang capaian dan tantangan gerakan laki-laki baru dalam mendukung tumbuh nilai baru tentang kesetaran gender di dalam mendukung penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan kepemimpinan perempuan. Direktur LBH Apik Bali, Ni Luh Putu Nilawati, S.H.,M.H., selaku penyenggara acara mengatakan, sudah terus melakukan sosialisasi dan pendampingan korban kekerasan terhadap perempuan. Ia berharap, buku ini dapat dijadikan pembelajar­ an untuk kita semua, dan capaian serta tantangan gerakan laki-laki baru dalam mendukung tumbuhnya nilai baru tentang kesetaraan gender di komunitas, dan dalam mendukung penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan kepemimpinan perempuan. (Wirati Astiti)

Ella Ayu Puspitasari

Belajar lebih Cepat

Karena menurutnya basket adalah suatu olahraga yang memerlukan kerjasama yang baik. “Saya memilih basket karena merupakan salah satu olahraga paling populer di dunia, dinamisnya olahraga ini juga membawa manfaat tersendiri untuk tubuh. Terkadang kalau saya galau, saya langsung bermain basket untuk menghilangkan stres,” katanya. Selain itu keseimbangan dan

koordinasi tubuh diperlukan saat seseorang bermain basket, karena pemain harus bekerja dengan tangan, kaki, dan mata dalam koordinasi yang erat. Olahraga ini meningkatkan kekuatan tulang, sekaligus juga menghindari osteoporosis. Berlari, melompat, mengoper dan menggiring bola yang melibatkan otot lurik dan dada sangat membantu untuk membangun kesehatan tubuh

Septiana Putri Erwayanti

Sama-sama Istimewa Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan melodi. Walaupun, musik merupakan sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya. Septiana Putri Erwayanti mengaku awalnya tak pernah ada niatan untuk bermain bass. Pada saat kelulusan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Menganti, ia mendapat hadiah dari teman ayahnya berupa alat musik bass. Muncul pemikiran untuk mulai belajar bermain

19

alat musik tersebut. “Dari kecil saya suka menyanyi, karena keluarga

juga kebanyakan berkecimpung di dunia musik. Tapi, untuk belajar bermain bass sendiri, mulai dari kelas sepuluh,” kata Septi. Remaja 17 tahun ini mengaku termotivasi dari dirinya, lalu didukung oleh keluarganya. Menurutnya, pemain bass tak memiliki keistimewaan tertentu. “Semua pemain musik itu sama-sama istimewa dan memiliki keistimewaan masing-masing,” ujar perempuan yang hobi menyanyi itu. Selain bisa bermain alat musik bass, ternyata ia bisa memainkan alat musik lainnya. Seperti keyboard dan gitar yang masih dalam taraf pembelajaran. Pengalaman lomba yang paling berkesan, yakni pada saat mengikuti lomba festival musik di Universitas Muhammadiyah Surabaya.memperoleh juara dua untuk bandnya, serta mendapatkan predikat the best player keyboard dan the best player bassist pada 2016 lalu. Harapan ke depannya, ia ingin melanjutkan ke Institut Seni Indonesia di Yogyakarta, dan mengambil fakultas yang berhubungan dengan multimedia. (Fiqhy Farizh Ferdiansah)

Remaja berumur 17 tahun ini mendalami basket sejak ia masih duduk di bangku kelas 7 SMP 2 Lumajang. Dengan kerja kerasnya, akhirnya saat ia memasuki kelas sepuluh SMK. Kini, ia tergabung dalam SMKN 1 Basket Club (Smekenza BC). Dengan semangat yang tak pernah padam, akhirnya banyak prestasi yang ia dapatkan. Mulai dari piala KONI Lumajang 2013–2016, piala Pemuda Lumajang 2012–2016, piala Perbasi Lumajang 2012–2016, dan piala Kejurkab 2014–2016. Pelatihnya yang akrab disapa Coach Khamid selalu mengantarkan kemanapun klub bertanding serta dibantu Aris Widodo, guru sekaligus pembimbing basket di sekolahnya. Selain itu Ayu juga pernah terpilih untuk mewakili sekolahnya untuk mewakili Lumajang dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda). “Basket itu mengajarkanku untuk lebih cepat dan tepat memilih sesuatu hal yang terbaik untukku,” katanya sambil tersenyum. Selain itu respons orangtua terhadap hobi yang ia jalani yaitu

selalu mendukung, selagi hobinya bermanfaat baginya. Selain andal dalam men-drible bola basket, anak dari pasangan Wahyudi Heri Mulyono dan Juma’ati itu juga memiliki bakat lain yaitu, menari, karena terbukti bahwa ia juga sering dipilih untuk melakukan pertunjukan tari di depan publik. “Saya selaku kapten dari SMEKENZA berharap lebih untuk sekadar bisa bermain basket, tapi lebih bisa mendalaminya. Serta semua harapan terbaik untuk teamku untuk lebih maju,” tegasnya. (Miftakul Ibnu Azis)


18

Life Story

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Nyakan Diwang Tradisi Usai Nyepi Buleleng memiliki berbagai jenis tradisi yang sangat unik yang hanya bisa dijumpai pada momen-momen tertentu saja. Salah satunya, suasana Ngembak Geni, serangkaian Hari Raya Nyepi di sejumlah desa di Kecamatan Banjar nampak berbeda dengan desa di kecamatan lain.

A

da sebuah tradisi turun-temurun yang diselenggarakan krama yakni tradisi masak di jalan atau yang lebih dikenal dengan Nyakan Diwang. Tradisi yang sudah berusia ratusan tahun itu masih tetap ajeg di jaga sampai saat ini. Nyakan Diwang merupakan aktifitas menanak nasi hingga memasak di luar rumah tepatnya di pinggir-pinggir jalan di Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng. Konon, tradisi ini dilakukan sebagai bentuk pembersihan rumah terutama penyepian dapur setiap keluarga yang ada di Desa Banjar. Salah seorang warga Banjar Dinas Gesing II Desa Gesing Kecamatan Banjar, Ketut Arta Dana mengatakan, tradisi

Nyakan Diwang ini sudah dipersiapkan dari dua hari sebelum Ngembak Geni atau pada hari Pengrupukan. Saat Nyipeng berakhir pukul 24.00 Wita, sekitar pukul 02.00 dini hari, warga mulai sibuk memasak di tungku luar rumah atau yang sering disebut diwang. Hal ini dilakukan secara serempak seluruh masyarakat. Anak-anak pun tak ingin melewatkan momen unik yang rutin berlangsung setiap tahun ini. “Mengingat nyakan diwang dimulai dari jam dua dini hari jadi kami persiapkan saat pengrupukan,”ungkapnya. Dikatakannya, meski tidak adanya pantangan atau sanksi bagi yang tidak melaksanakan namun tradisi nyakan diwang itu kembali dari kesadaran krama setempat bahkan masyarakat

S

epanjang perjalanan pulang ke rumahnya, Banu (45) lebih banyak diam dan tidak ikut terlibat obrolan dengan sesama rekan kerjanya dalam mobil. Ia tampak tidak tenang. Hari itu, bersama beberapa rekannya, ia baru saja bertugas ke luar kota yang jaraknya sekitar dua setengah jam dari kampungnya. Biasanya suaminya selalu mengantar ke mana

Warga di Kecamatan Banjar menjalankan tradisi Nyakan Diwang saat Ngembak Geni

percaya krama setempat merasa ada beban secara niskala bila tidak ikut melaksanakan upaca­ ra itu. “Setiap warga walaupun tinggalnya di pelosok dan jauh dari jalan raya, akan tetapi mereka tetap melaksanakannya karena bagi mereka hari raya Nyepi tidak akan lengkap jika tidak menjalankan tradisi yang sudah ada,”jelasnya. Sama halnya di Desa Banjar dan Desa Dencarik Kecamatan Banjar, sejak dini hari masyarakat mulai melaksanakan tradisi nyakan diwang de­ngan

HUT Ke-413 Kota Singaraja

Refleksi Pembangunan dan Rencana Pembangunan Kabupaten Buleleng

Memasuki usia ke-413, Kota Singaraja semakin mantap melangkah dan maju di segala lini. Perubahan dan juga pembangunan terus dilakukan, terlebih lima tahun ke belakang. Banyak capaian dan juga pembangunan yang telah dilaksanakan. Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST., saat menjadi Inspektur Upacara Upacara Peringatan HUT Kota Singaraja ke 413, Kamis (30/3), mengatakan refleksi dilakukan terhadap program-program yang sudah berjalan. Rencana pembangunan pun telah dirancang dan tertuang dalam 12 Program Agenda Strategis (PAS) selanjutnya. Upacara Peringatan HUT Kota Singaraja ke 413 dilaksanakan di Lapangan Umum Taman Kota Singaraja, Kamis (30/03). Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST dan Lettu Inf Rudy Megianto, S.S.T.Han sebagai komandan upacara. Hadir pula pada Apel ini Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG beserta ibu, Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, SH, Ketua TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Mas Aries Suradnyana, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Buleleng, Kepala OPD lingkup Pemkab Buleleng, undangan dan para peserta upacara. Menurut Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini, HUT Kota Singaraja ke 413 yang mengambil tema “Singaraja Di Hatiku” memiliki makna yang mendalam yaitu rasa kebanggaan dan kecintaan kepada Kota Singaraja. Dalam peringatan HUT kali ini dirinya mengajak masyarakat untuk bersamasama membangun kota Singaraja dan Kabupaten Buleleng. “Dengan ini saya mengajak seluruh lapisan masyarakat Buleleng untuk kembali menumbuhkan semangat untuk bersama-sama membangun Buleleng,” ujarnya.

“Mas, hari ini saya pulang menumpang mobil kawan bersama Bu Dewi dan Pak Roni,” jawab Banu ketika ditanya oleh suaminya lewat telepon. Kalimat itu adalah kalimat ter­akhir yang diucapkan Banu ketika hendak masuk ke mobil. Sebelumnya, Banu berbicara dengan suaminya lewat telepon itu dan mengambil jarak agak jauh dari mobil. Di kejauh­an, Banu tampak gelisah dan tegang. “Seper­ti orang tengah bertengkar dan Banu kelihat­an ketakut­an,” kata Dewi.

Selama lima tahun kepemimpinannya bersama dengan Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., konsisten menjalankan program pembangunan yang tertuang dalam 12 PAS dengan peningkatan pembangunan di segala bidang. Pembangunan infrastruktur jalan di pedesaan untuk kemudahan akses transportasi. Pembangunan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng dan dua RS Pratama sebagai akses pelayanan kesehatan serta pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk pemenuhan kebutuhan air bersih. “Kita terus mengembangkan program-program pembangunan terintegrasi lainnya yang membawa gambaran baik upaya pembangunan ekonomi di Kabupaten Buleleng,” ucap Bupati yang akrab disapa PAS ini. Rencana ke depan, imbuh Bupati PAS, akan berfokus kepada pertanian. Bupati murah senyum ini menjelaskan sektor pertanian masih mendominasi perkembangan ekonomi di Kabupaten Buleleng. Sektor pertanian telah memberikan kontribusi sebesar 22,68 persen bagi perkonomian di Kabupaten Buleleng. Dengan fakta tersebut dan potensi yang ada, dirinya beserta jajaran akan mengembangkan sektor pertanian di Buleleng pada tahun 2018. Selain itu, khusus untuk kota Singaraja, akan masuk pada penataan secara komprehensif dan menyeluruh terhadap wajah kota yang bisa memberikan kontribusi kesejahteraan pada sektor pariwisata. “Khusus untuk kota Singaraja, kita akan masuk pada program penataan secara komprehensif untuk menunjang pariwisata di Kota Singaraja. Untuk pertanian, kita akan mulai dari pedesaan. Artinya kita serius bagaimana ke depan menganggarkan dan membuat program untuk memberikan kontribusi langsung kepada kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya. (adv)

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana ketika menjadi Inspekstur upacara dalam Peringatan HUT Kota Singaraja

sarana seperti kayu bakar, segala aktifitas memasak yang biasanya dilaksanakan di dapur kini dilaksanakan di luar pekarangan rumah khusus di hari Ngembak Geni. Saat ada anggota keluarga yang menanak nasi, anggota keluarga yang lain membentangkan tikar dan duduk-duduk di atas bentangan tikar itu sambil saling mengunjungi tetangga untuk bersilahturami saling menyapa dan sekadar berbasa-basi menanyakan jenis masakannya yang dibuat tetangga

Sementara itu, Kelian Banjar Adat Gesing Mangku Made Suaya Menambahakan, tradisi Nyakan Diwang merupakan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun menurun. Ke depan pihaknya akan terus mempertahankan tradisi yang dirasa sangat berdampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam mempererat rasa persaudaraan dan kekeluargaan. “Ini merupakan warisan yang telah turun temurun dan kami akan terus lestarikan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Maknai Perayaan Nyepi, Bupati Buleleng Ajak Masyarakat Intropeksi dan Mulat Sarira Momentum Hari Raya Nyepi yang merupakan hari raya suci dan tahun baru caka bagi umat Hindu hendaknya dimaknai sebagai sebuah penghormatan terhadap alam beserta isinya. Untuk itu, diharapkan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Buleleng untuk dapat merenung dan merefleksikan kembali ajaran-ajaran agama yang senantiasa mengajarkan untuk selalu berpikir, berkata dan berbuat baik. Jadikan spirit Hari raya Nyepi untuk lebih meningkatkan srada bakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa serta lebih mawas diri. Serangkaian perayaan hari raya Nyepi tahun baru Caka 1939 yang jatuh pada 28 Maret 2017, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST., dan Wakil Bupati dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., secara khusus mengucapkan selamat merayakan hari raya Nyepi Tahun baru caka 1939. “Melalui perayaan hari suci bagi umat Hindu ini, kami mengajak seluruh masyarakat Buleleng untuk selalu meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, serta menumbuhkan rasa persaudaraan dikalangan umat beragama, sehingga akan dapat menimbulkan shanti atau damai di kalangan masyarakat,”paparnya. Selebihnya, Agus Suradnyana mengungkapkan pada perayaan Nyepi ini dia juga mengajak masyarakat di Kabupaten Buleleng untuk selalu intropeksi dan mulat sarira. Momentum perayaan hari raya ini sangat tepat untuk kembali pada jati diri sebagai manusia Bali yang selalu mengedepankan rasa solidaritas dan saling hormat-menghormati antar sesama umat manusia. “Momentum mulat sarira sangat tepat dikedepankan demi menjaga kenyamanan dan keamanan Bali pada umumnya. Buang jauh-jauh rasa dendam, dengki dan iri hati. Dengan rasa persatuan dan kesatuan serta kedamaian melalui hari raya Nyepi akan dapat mewujudkan pembangunan di Bali Utara,”ujarnya. Dalam merayakan Nyepi, Kata Bupati murah senyum ini, umat diajarkan untuk mengendalikan diri lewat catur brata penyepian yang meliputi

amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan. Dengan mampu mengendalikan diri diharapkan tercipta kedamaian. Oleh karena itu, pada momen hari raya yang baik ini umat mesti berusaha menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baiknya. Sementara itu Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra juga mengingatkan krama Buleleng dalam melaksanakan hari raya Nyepi dapat berjalan dengan aman, khidmat dan penuh tenggang rasa. Tingginya rasa tenggang rasa yang selama ini ditunjukan krama sangat membantu pemerintah dalam melaksanakan berbagai program yang digulirkan Pemkab Buleleng. Selain itu, Sutjidra mengajak masyarakat Buleleng dalam kesucian makna hari raya Nyepi ini untuk melakukan mawas diri, menyatukan pikiran, sehingga dapat melaksanakan catur brata penyepian dengan baik. “Kemampuan mengimplementasikan toleransi antar umat beragama memiliki makna menjadi kemenangan dalam kehidupan beragama,” ucapnya. Akhir kata Putu Agus Suradnyana bersama Nyoman Sutjidra mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1939. (Adv)

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

7

Suami Pencemburu pun ia pergi termasuk untuk urusan pekerjaannya sebagaia seorang pegawai negeri. Namun hari itu suaminya yang bekerja sebagai petani itu tengah sibuk di sawah sehingga tidak bisa mengantar dan menjemputnya. Ia terpaksa menumpang pada rekan-rekannya yang membawa mobil. Begitu tiba di gang menuju ke depan rumahnya, kegelisahan semakin terlihat di wajah Banu. Karena mobil tidak bisa masuk gang, Banu turun di mulut gang. Melihat Banu yang makin gelisah, dengan spontan Dewi membuka semua kaca mobil sehingga memperlihatkan seluruh penumpang yanga da di dalam mobil. Ada lima orang rekan kerjanya bersama Banu, dua di antaranya adalah laki-laki. Rupanya, di mulut gang itu, suami Banu sudah menunggunya. Setelah Banu turun dan menyampaikan terima kasihnya, Dewi dan rekan-rekannya berpamitan sembari menyapa suami Banu.

Terungkaplah mengapa Banu begitu ketakutan dari Dewi yang kemudian menceritakan kisah Banu dan suaminya yang dimulai sejak 10 tahun yang lalu. Kala itu Banu yang berasal dari Jawa Timur itu tengah menjalani kuliahnya di Yogyakarta. Ia tergolong cerdas gemilang dengan nilai-nilai memuaskan. Hari-harinya lebih banyak di kampus keguruan tempatnya kuliah. Pada suatu siang yang cerah, saat Banu tengah makan di kantin kampus, ia bertemu dengan seorang pemuda yang menarik perhatiannya. Dari penampilan pemuda itu, Banu berpikir bahwa ia salah seorang mahasiswa di kampus yang sama namun kemungkinan berbeda fakultas karena ia hampir tak pernah bertemu dengan pemuda itu di kampusnya. Pemuda itu kemungkinan tengah mampir saja atau ingin bertemu kawannya di kampus Banu. Begitu yang ada dalam pikiran Banu. Mereka lalu berkenalan dan menjalin berkawan. Makin lama makin dekat. Entah apa yang ada dalam pikiran Banu ia kemudian jatuh hati pada pemuda itu tanpa banyak bertanya. Gayung bersambut, rupanya pemuda itu juga jatuh hati padanya. “Mereka pacaran sebentar lalu Banu dilamar,” kata Dewi. Selama dalam proses persiapan pernikahan itulah Banu baru mengetahui bahwa pemuda kekasihnya itu bukanlah seorang mahasiswa alias tidak kuliah di kampus tersebut. “Dia hanya datang jalanjalan dan kebetulan mampir saja di kantin kampus hari itu kemudian ketemu dengan Banu,” kata Dewi. Setelah Banu tahu hal itu, Banu berniat menarik kembali keinginannya untuk menikah dengan pemuda asal salah satu kampung di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat itu. “Semua terlanjur dan calon suaminya tidak ingin melepasnya,” ujar Dewi. Banu sendiri berusaha keras untuk menggagalkan perkawinan itu namun begitu susah melepas pemuda itu. “Konon ada guna-guna di balik itu semua yang membuat Banu tidak bisa lepas dari calon suaminya itu,” ujar Dewi. Namun terlepas dari

itu, menurut Dewi, pemuda itu memang merupakan jodoh bagi Banu. Maka pernikahan pun terjadi dan Banu mengikuti suaminya ke Pulau Sumbawa. Banu bekerja sebagai pegawai negeri dan suaminya mengurus sawah dan kebun milik mereka. Penderitaan Banu dimulai sesaat setelah tiba di kampung suaminya. Ruapnya suaminya itu memiliki penyakit cemburu yang berat. “Banu tidak boleh bicara apalagi menumpang di boncengan rekan laki-lakinya, suaminya pasti marah,” ungkap Dewi. Tiap kali ketahuan Banu berbicara atau berkomunikasi lewat media sosial ataupun pesan singkat dengan rekan laki-lakinya, maka Banu pasti mendapat kekerasan fisik dari suaminya. Itulah sebabnya, jika ia menumpang mobil kawannya, meski banyak orang lain sesama rekan kerjanya, jika ada laki-laki dalam mobil tersebut, ia harus memberitahu suaminya terlebih dahulu bahwa ia akan pulang dengan siapa saja. “Untuk membuktikan itu, suaminya akan menunggunya di mulut gang rumah mereka seperti tadi itu,” kata Dewi menggelengkan kepala tanda heran dengan prilaku suami Banu. Mungkin karena suaminya terlalu keras dan cemburu, Banu sempat melakukan kesalahan yang fatal untuk mencari pelariannya. Dewi merasa heran juga dengan apa yang dilakukan Banu. Entah kekuatan apa yang mempengaruhi Banu sehingga ia bisa melakukan itu. “Mungkin ingin mencari pelarian, Banu sempat selingkuh dengan laki-laki lain. Tapi itu kan sangat berbahaya untuk dia (Banu),” ujar Dewi. Apa yang dilakukan Banu sempat membuat Dewi dan para tetangganya yang tahu perselingkuhan itu khawatir karena takut dan kasihan pada Banu jika sampai suaminya tahu. “Para tetangga terpaksa tidak memberitahukan suami Banu kabar perselingkuhan itu karena tahu pasti Banu akan disiksa oleh suaminya jika sampai suaminya tahu,” ujar Dewi. (Naniek I. Taufan)


8

Bunda & Ananda

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Didik Anak lewat Film Harapkan Tiap Tahun Ada Film Sarat Nilai Edukasi

“Film ini sangat luar biasa, mendidik anak lewat film. Film ini wajib ditonton untuk anak-anak dan orangtua,” ujar salah seorang guru yang turut mendampingi anak-anak didiknya dalam nonton bareng Film IQRO-Petualangan Meraih Bintang di Cinema XXI Level 21, beberapa bulan Januari lalu.

P

emutaran khusus bersama salah seorang tokoh dalam film tersebut Nur Amin Syahputra (pemeran tokoh Tomas), mengundang anak-anak dan guru dari komunitas Aisyiyah di Denpasar. Guru lainnya juga menyampaikan kesannya usai menonton film ini. Ia mengatakan, orangtua juga diingatkan bahwa mengajarkan anak tidak dengan cara kekerasan. “Dengan kasih sayang akan mengena ke anak-pesan moral sangat

Sentuhan Vintage Kolonial pada Restoran Konsep maupun gaya vintage, belakangan seringkali kita dengar. Kata ‘vintage’umumnya identik dengan fashion dan furnitur maupun interior. Vintage dalam furnitur dimaknai dengan model furnitur yang usang atau kuno. Namun, bukan berarti furnitur tersebut dibuat pada masa lampau. Vintage dalam furnitur lebih menekankan pada desainnya yang dibuat dengan kesan vintage. Demikian halnya dengan interior.

K

Nonton bareng Film IQRO

luar biasa. Ilmu pengetahun dijunjung tinggi. Anak diajarkan untuk mencintai kitab sucinya. Jika mau digali, sesungguhnya semua ilmu di dunia luar itu di dalamnya,” ujarnya. Wakil Ketua Aisyiyah-Rahmani yang benar-benar menyimak film ini tak mau kalah menyampaikan kekagumannya. Film IQRO ini

dikatakannya mengenalkan pendidikan agama lewat film. “Film Iqro dengan genre semua umur, hiburan dan edukasinya dapat,” ucapnya sembari mengaku terharu dan sempat menitikkan air mata saat menyimak film tersebut. Katanya, yang paling berkesan adalah ada edukasi untuk

sekarang jadi tau banyak,” ujarnya. Dalam film tersebut, Tomas membantu sang profesor (diperankan Cok Simbara) mencari jalan keluar (solusi) untuk mempertahankan keberadaan Bosscha, tempat peneropong bintang tertua yang berlokasi di Lembang, Jawa Barat. Film IQRO ini merupakan film layar lebar keduanya. Sebelumnya, Nur Amin turut terlibat dalam Film “Love in Faith” bersama aktor-artis Rio Dewanto dan

Nur Amin Syahputra

Laura Basuki. Sementara untuk film-film pendek, setidaknya ada 14 film rutut diparankan Nur Amin. (Inten Indrawati)

penanaman karakter pada, memperkenalkan kitab suci (dalam film ini-Alquran) lebih awal sebelum ilmu yang lain. Ada juga sikap/perilaku yang sangat baik, permohonan maaf oleh lakon “Codet” yang telah melakukan perbuatan yang tak terpuji. Si Codet ini punya keberanian untuk meminta maaf. Sikap/perilaku ini harus ditanamkan pada anak sejak dini, ketika ia melakukan kesalahan,” jelasnya. Dalam film tersebut juga ada sikap pertemanan yang luar biasa dari komunitas anak-anak di dekat Bosscha. Demikian halnya dalam persaingan di sekolah, terlihat ada motivasi untuk sama-sama belajar,

mengejar pengetahuan ketika liburan dan memaparkannya di kelas saat masuk sekolah kembali. Film IQRO serentak ditayangkan perdana di XXI, mulai 26 Januari 2017 ini. Bunda Anna, ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) 2005-2014 Jawa Barat yang juga puluhan tahun malang melintang sebagai presenter TV-- yang turut mengawal acara nonton bareng tersebut menyatakan pengharapannya agar perfilman Indonesia, setidaknya setiap tahun ada memproduksi film-film seperti IQRO, untuk semua umur yang sarat nilai edukasi. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit

SURGA DAN NERAKA

Sejak lama seorang preman berpikir, benarkah ada surga dan neraka. Konon surga itu sangat indah. Tempat itu hanya dihuni oleh orang-orang baik budi. Mereka disamMade Taro but dan dihibur oleh bidadari-bidadari cantik. Sebaliknya, konon lagi, di neraka hanya terdapat penjahat. Penjahat-penjahat itu mengerang dan mengaduh terus karena menahan panas jembangan yang ditidurinya. Jembangan itu dibakar dengan kayu api. Untuk meyakinkan kepercayaan itu, sang Preman lalu mendatangi seorang bijaksana yang tengah bermeditasi. “Hai, Orang Bijaksana! Tunjukkan padaku, di mana surga dan di mana neraka!” katanya berkacak pinggang. Melihat seseorang yang berlagak kasar di depannya, Orang Bijaksana itu merasa terusik. Ia tersinggung dan marah. Namun sebagai orang yang sudah terbiasa mengendalikan diri, ia berhasil mengusir gejolak amarahnya. Katanya, “Tidak dapatkah kau bersikap yang lebih sopan?” Ucapan Orang Bijaksana itu menambah marah

sang Preman. Ia lalu menghunus pedang dan mengancam orang yang sedang bermeditasi itu. “Nah, itulah contoh neraka,” jawab Orang Bijaksana. “Engkau sudah sampai di situ. Di tempat itu serba panas. Badan kita sedikit demi sedikit terbakar dan kalau dibiarkan, badan kita akan hangus.” Sang Preman menyadari sikapnya yang kasar itu. Ia segera menyarungkan kembali pedangnya. “Nah, sekarang engkau telah menginjakkan kaki di wilayah surga,” lanjut Orang Bijaksana seraya tersenyum. “Semuanya terasa sejuk. Tenang, damai, tenteram, penuh kasih sayang. Tak ada yang mengusik perasaan kita. Sungguh damai dan membahagiakan. Sepercik air seperti menyirami seluruh tubuh kita dengan kedamaian dan kebahagiaan!” Sang Preman tiba-tiba membungkuk dan bersimpuh di depan Orang Bijaksana. Kemudian berkali-kali menyentuhkan keningnya di kaki orang yang ia kagumi itu. “Terimakasih sebesar-besarnya, Orang Bijaksana,” katanya. “Tuan Hamba telah membuat sadar dan telah mengantarkan hamba ke tanah surga. Sekarang hamba percaya, bahwa surga dan neraka itu tempatnya tak jauh dari kita.” (Banyak sumber)

17

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Tedi Wahyu

Nur Amin Dalami Astronomi Nur Amin Syahputra, pemeran Tomas dalam Film IQRO Petualangan Meraih Bintang ini, mengatakan mendapatkan pengalaman yang berbeda dari keikutsertaannya terlibat dalam film tersebut. Perannya sebagai mahasiswa Astromi yang magang, membuatnya mau tak mau harus mendalami tentang apa itu astronomi. “Setidaknya, saya yang awalnya tidak tau tentang astronomi,

Griya

Alexia Dubus

onsep Vintage Kolonial bisa kita lihat pada Batik Bali Restaurant and Bar di kawasan Oberoi, Seminyak Kuta Bali. “Sesuai dengan namanya, jadi semua jenis batik dari berbagai daerah kami aplikasikan pada area tangga,” ujar desainer interiornya Tedi Wahyu bersama dua temannya, Cherry Lestari dan Alexia Dubus. Batik stamp yang sudah tak terpakai juga diaplikasikan pada tiang area bar. Unsur tropical juga kental pada area ini, yang bisa dilihat dengan hadirnya nuansa hijau dari verti-

Cherry Lestari

cal garden di dalamnya. “Semua furnitur termasuk lighting menerapkan konsep vintage,” tegasnya. Plafon area lantai 1 memakai cut ornament vintage. Area ceiling dome memakai membrane agar terkesan ringan, namun “dimainkan” pada struktur agar kelihatan seperti stasiun kereta api lama. Plafonnya ekspos. “Jadi kolonialnya tetap kelihatan,” imbuh Tedi. Sementara, lantai decking. “Aksesoris hampir semua batik, sampai logonya pun style vintage batik,” pungkasnya. (Inten Indrawati)


Edukasi

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Antisipasi Hoax, Bentengi Diri dengan Pendidikan Bela Negara Belakangan masyarakat dibuat resah oleh penyebar­ an informasi yang kebablas­an. Informasi yang belum jelas ke­ benarannya atau beri­ ta hoax dapat dengan mudah meluas melalui kemajuan tekhnologi. Para pengguna media sosial dengan mudah meng-klik dan menshare berita tanpa membaca terlebih dahulu.

bagi perkembangan informasi baik itu dari sisi positif maupun negatif. Dampak dari percepatan penyebaran informasi juga dirasakan dalam dunia pendidikan sehingga akses informasi sudah dalam genggaman. “Mahasiswa yang datang ke perpustakaan mulai menurun sehingga untuk mendukung literasi, informasi yang sangat mudah diakses ini sangat membantu,” ujar

pria yang juga dosen di Fakultas Ekonomi Undiksha Singaraja tersembut. Terlepas dari itu, Gede Parma tidak menepis jika pesatnya perkembangan informasi juga berdampak buruk jika pengguna teknologi dan pencari informasi tidak

H

al tersebut juga disampaikan oleh I Putu Gede Parma, S.ST.Par., M.Par., Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Menurutnya, perkembangan tekhnologi memang membawa dampak luar biasa

I Putu Gede Parma, S.ST.Par., M.Par.

dengan cerdas. Kata dia, berita hoax yang sifatnya politik akan bernada provokatif dan menjatuhkan orang tertentu demi suatu kepentingan. “Masyarakat Indonesia sebagai pengguna media sosial terbesar seharusnya mulai cerdas jangan menelan mentah-mentah informasi yang diperoleh,” jelasnya. Sulit memang untuk mendeteksi berita itu hoax atau bukan sebab yang paling utama dalam penyebarannya adalah kecepatan bukan ketepatan. Peran pemerintah pun dinilai sangat perlu sebagai law enforcement bersinergi dengan pihak-pihak terkait untuk membuat aturan hukum sebagai pengontrol kebebasan penggunaan media sosial. “Di era reformasi kebebasan kita memang sudah kebablasan sehingga sangat perlu dibuat aturan hukum untuk orang yang semena-mena menggunakan media,” ujarnya. Sebagai Ketua KNPI yang merupakan induk

dari organasasi-organasasi kepemudaan, pihaknya selalu memberikan pendidikan politik yang benar untuk mengantisipasi hoax kepada anggotanya. Gede Parma mengungkapkan pendidikan Bela Negara sangat penting diterapkan sehingga dapat menumbuhkan rasa memiliki empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UndangUndang Dasar, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. “Biasanya penyebaran hoax berupa isu-isu yang menyerang kebhinekaan, persatuan dan yang terkait dengan empat pilar tersebut,” ungkapnya. Meskipun merupakan organisasi yang telah ada sejak lama, namun pihaknya tidak menampik jika saat ini pemuda lebih tertarik masuk ke dalam organisasi politik. Akan tetapi, KNPI tetap akan bersinergi dengan pemerintah untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif dan menerapkan pendidikan politik yang cerdas, santun dan bertanggung jawab. “Untuk turut mencerdaskan bangsa, kita harus mencerdaskan diri dulu,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Dara Gadget rupa­ nya telah menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Ba­ nyak hal yang dapat dimudahkan de­ ngan penggunaanya, tidak sedikit juga hal yang dirampas olehnya, baik itu waktu, pekerjaan, atau bahkan ke­ luarga dan sahabat.

M

elalui single Korban Gadget, Dejapu Band siap gebrak blantika musik bali dengan penggarapan video klip ke empat. Band yang telah terbentuk sejak tahun 2014 silam ini diperkuat dengan formasi Putu Budi sebagai vokalis , Aditya sebagai pianis, Lojer sebagai Bassis, Julian Richard sebagai Gitaris, dan

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

9

Setelah Omang Dogen, Dejapu Siap Rilis Korban Gadget DFat sebagai Drummer. Mengambil aliran alternatif, Dejapu band mengaku jika aliran tersebut memang sesuai dengan jiwa dan karakter masing-masing personel. “Kami juga melihat pangsa pasar, notabene anakanak muda penikmat musik suka aliran musik alternative,” imbuhnya. Malang melintang di dunia musik, Dejapu telah meriliis 9 lagu dalam album perdananya. Sebelumnya, tiga lagu telah dipublish ke media sosial setelah merampungkan klipnya, di antaranya Omang Dogen, Cek In Dalung, dan Malam Minggu. “Beberapa minggu lagi kami akan rilis klip

terbaru kami yang berjudul korban Gadget, dan di Bulan April kami akan lauching album pertama yang diproduseri oleh Bali WD Production,” ungkap

Sudut Pandang

Pilih Bisnis Sesuai Keterampilan Di era yang serba harus kreatif ini, kita harus mampu memanfaatkan segala kesempatan menjadi sumber penghidupan jika tidak bisa tunduk pada pada aturan kerja bisnis orang lain. Semua hal bisa dibisniskan, tidak terkecuali bidang pendidikan. Menjadikan bidang pendidikan sebagai potensi bisnis memang bukan hal baru meskipun bidang ini tidak banyak dilakukan oleh masyarakat. Bisnis bidang pendidikan juga dilakukan oleh Made Novita Dwi Lestari, S.Pd.,M.Pd., dosen Bahasa Inggris STAH Negeri Mpu Kuturan. Membuka les privat merupakan peluang bisnis yang coba ia tekuni beberapa tahun belakangan ini. Menurutnya, bisnis bidang pendidikan lebih menarik ketimbang bidang fashion maupun kuliner yang lebih menjanjikan. “Ini memang sesuai dengan bakat dan juga latar belakang pendidikan. Bakat saya punya, hobi juga ada, sehingga saya lebih suka yang berhubungan dengan pendidikan,” ungkapnya. Berbekal kemampuannya berbahasa asing menjadi salah satu keterampilan yang patut ia syukuri. Baginya, bahasa asing wajib dikuasai untuk bersaing secara global dalam dunia kerja. Melihat kondisi ini, perempuan kelahiran 28 November 1986 juga akan membuka kursus singkat yang akan menyasar mahasiswa dari lembaga-lembaga pariwisata. “Mereka memang dicetak untuk berkecimpung di pariwisata, tetapi kemampuan speaking selama ini selalu menjadi kendala,” jelasnya. Tidak hanya kursus bahasa asing, Novita sapaan akrabnya juga membuka kursus bagi penutur asing. Saat ini, selain bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, keberadaan Bahasa Indonesia juga banyak dilirik oleh orang luar. Baginya, mengajarkan Bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIFA) secara tidak langsung juga mengenal budaya Indonesia kepada orang luar. Hal tersebut merupakan

suatu kebanggan tersendiri baginya bisa memperkenalkan budaya, pariwisata, dan bahasa itu sendiri. “Mereka yang tertarik dengan bahasa Indonesia biasanya yang menikah dengan orang Indonesia maupun yang memang tertarik dengan budaya Indonesia. ke depan siapa tahu kita Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sama dengan Bahasa Inggris,” imbuhnya. Memiliki kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris merupakan modal utama dalam pengajaran BIFA. Akan tetapi dirinya juga harus tahu bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga dalam pengajaran memerlukan partner yang memang mempunyai latar belakang pendidikan bahasa Indonesia. “Saya lebih suka memiliki partner kerja yang memang membidangi bahasa Indonesia sehingga dalam mengajar tidak asal-asalan. Begitu juga dalam bidang pariwisata saya juga harus memiliki partner di bidang itu,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Made Novita Dwi Lestari, S.Pd.,M.Pd.

16

“Kami juga melihat pangsa pasar, notabene anak-anak muda penikmat musik suka aliran musik alternative,” Budi sang Vokalis. Lagu korban Gadget merupakan lagu hits bernuansa ska dengan tema sosial tentang pengaruh tekhnologi terhadap budaya yang diimplementasikan dalam kehidupan di masyarakat. Bagi para personil agar karyanya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat utamanya penikmat musik, maka karya harus dekat dengan masyarakat juga. Salah satunya adalah pemilihan tema lagu. “Tema lagu yang kami usung masih seputaran percintaan dan sosial, karena dua hal ini memang sangat dekat dengan ke-

hidupan masyarakat,” jelasnya. Sementara itu, setelah dirilis ke publik beberapa waktu lama, lagu dan klip yang berjudul Omang Dogen juga mendapat apresiasi positif dari pendengar. Omang Dogen menceritakan tentang ketulusan cinta seorang pria terhadap pasangannya. Melalui lagu ciptaan Jun Bintang, personil ingin menyampaikan bahwa cinta sejati memang ada, meskipun maut telah memisahkan. “Pesan moral yang disampaikan setialah pada pasangan kita sampai ajal memisahkan,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)


10

Dalam beberapa tahun ini perkembangan film nasional semakin menggembirakan. Hal itu terlihat bukan hanya dari bermunculannya filmfilm berkualitas namun juga animo masyarakat menonton film Indonesia. Kalau dulu sempat terdengar kabar kalau film Indonesia sulit tayang lama di bioskop papan atas. Kalaupun bisa, hanya dua-tiga hari saja kemudian diganti dengan film impor.

N

Kreasi

amun, sejak sejumlah film nasional sempat mencapai box office bahkan di tahun 2016 banyak film Indonesia yang mencapai lebih dari 1 juta penonton--Film Warkop DKI Reborn 6,8 juta penonton, Ada Apa Dengan Cinta 2 jumlah penonton 3,7 juta orang, My Stupid Boss dengan 3 juta dan film Rudy Habibie 2 juta penonton, dll--- film nasional sepertinya makin eksis di bioskop papan atas di Jakarta. Animo masyarakat terhadap film nasional bergairah kembali, seiring dengan itu para sineas muda makin kreatif dan mumpuni membuat film-film bukan hanya bermutu tapi juga memiliki nilai jual. Hal ini juga diakui oleh insan perfilman nasional. Mereka menyambut gembira tren positif yang terjadi akhir-akhir ini. Kegembiraan atas perkembangan film nasional juga diungkap artis dan aktor senior, Connie Sutedja dan Anwar Fuadi. Dua insan film kawakan ini memulai debutnya di dunia perfilman di era 1960-an dan tetap eksis hingga saat ini. Mereka optimis mimpi kalangan perfilman khususnya agar film Indonesia menjadi ‘tuan rumah di negeri sendiri’ bakal terwujud. “Ini bukan harapan kosong. Kita semua optimis itu akan terwujud,” kata Connie semangat. Connie Sutedja yang memulai debutnya di dunia film Tanah Air sejak tahun 1965 telah merasakan manispahitnya perjalanan C o perfilman Indonesia.

Style

15

Penonton Tertawa Warna-warni Kebaya Stres pun Hilang

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Gaya tradisional dan modern yang muncul secara bersamaan itulah gambaran koleksi dari salah seorang desainer kebaya papan atas Bali, Rhea Cempaka.

Wanita yang kini berusia 72 tahun ini mengaku, pernah merasakan film Indonesia terpuruk kemudian berjaya dan sekarat lagi. “Saat ini tanda-tanda kebangkitan film Indonesia sudah mulai terasa. Saya kira saat ini kita masih dalam proses bangkit kembali, karenanya masih fluktuatif, naik turun. Tapi apa yang terjadi akhirakhir ini adalah suatu yang baik. Saya optimis banget,” ujar Si Ibu ‘Hebring’, julukan populer Connie Sutedja karena penampilannya dalam sinetron populer “Pondokan” tahun 1990-an. Connie bisa dibilang adalah satu dari sedikit artis/aktor kawakan era 1960-an yang masih bertahan di jagad perfilman/sinetron sampai saat ini. Wanita kelahiran Tasikmalaya 10 November 1944 ini memulai debutnya pertama kali di layar perak

n n i e

S u te d j a

tahun 1965 lewat film ‘Madju Tak Gentar’ di tahun yang sama dia juga tampil dalam film ‘Langkah-langkah di Persimpangan’. Di tahun-tahun berkutnya nama wanita bernama asli Sukarni bin Sutedja ini makin berkibar lantaran setiap tahun film terbarunya tayang di bioskop. Ketika film komedi Benyamin dibuat berserial-serial meledak di pasaran, Connie pun ikut di dalamnya. “Hampir semua serial film Benyamin saya ikut kebagian peran. Di luar dugaan film-film itu meledak di pasaran, padahal ketika itu perfilman nasional sedang terpuruk,” ungkap Connie yang menjadi pemeran utama film ‘Singa Betina Dari Marunda’ tahun 1971. Film ini meledak di pasaran bahkan juga disukai masyarakat Singapura dan Malaysia. Lalu Connie pun sempat menceritakan sekelumit perjalanannya kariernya mengikuti perkembangan naik-turunnya perfilman Indonesia. Di masa jayanya film Indonesia juga bersaing dengan film impor dalam meraih penonton. Tapi kala itu, sekalipun film impor banyak beredar namun film nasional tetap mendapat tempat di hati masyarakat. Yang menarik, di tahun 1970an itu ternyata masyarakat menyukai film komedi. Padahal ketika itu cerita-cerita drama begitu mendominasi. “Di awal tahun 1970-an film Indonesia sedang sekarat. Banyak film impor yang masuk. Kebetulan sutradara memiliki ide membuat film komedi ‘Benyamin Biang Kerok’ tahun 1972. Di luar dugaan film itu meledak di pasaran. Kita semua bingung, kok bisa ya. Padahal kata sutradara Nawi Ismail, dia bikin film itu ‘asal-asalan’ (ringan) saja, tapi justru meledak,“ kenangnya. Setelah dianalisa ternyata masyarakat suka nonton film komedi, film-film lucu yang bisa membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal sehingga stres pun hilang. Karena respons masyarakat yang luar biasa itu maka lahirlah film-film Benyamin berserial-serial. Itu juga sekaligus mengawali kembali kejayaan film Indonesia. Padahal dulu, lanjut mantan personil Golden Girls ini, film komedi yang dibuat Nawi Ismail ini adalah komedi ringan. Beruntung pemeran utamanya Benyamin punya kharisma yang kuat dan inilah yang membuat film komedi itu terasa hidup dan disukai masyarakat. “Dan saya ikut tampil hampir di semua serial film Benyamin,”

pada saya, kangen,” ungkap Connie. Melihat perkembangan perfilman saat ini, Connie mengaku optimis bahwa perfilman nasional akan bangkit kembali. “Tanda-tandanya” sudah terlihat, tren positif juga semakin tampak. “Jadi saya optimis sekali kerinduan semua orang bahwa film nasional akan menjadi ‘tuan rumah di negeri sendiri’ akan terwujud. Apalagi saat ini kita banyak memiliki anakanak muda yang kreatif dan berkemampuan tinggi, jadi itu (kebangkitan film nasional) bukan lah harapan kosong,” katanya.

Anwar Fuady

tambah Connie yang meski usianya menjelang 73 tahun tetap eksis di dunia akting. Sampai sekarang film-film lawas itu masih diputar di berbagai pelosok daerah lewat layar tancap. Bahkan salah satu televisi berbayar juga menyetok film-film lawas tersebut untuk para pelanggan yang merindukan film lama. “Saya saja sampai heran, film saya ‘Singa Betina dari Marunda’ yang rilis tahun 1971 ada di tv berbayar itu. Saya sampai ketawa ngeliat akting saya masa itu, masih muda, badan masih lansing. Saya pakai baju harem yang ‘udelnya ke mana-mana’ hahaaha,” tutur Connie sambil tertawa ngakak. Baginya berakting di depan kamera sudah mendarah daging. Karenanya Connie mengaku tetap berakting meski usianya sudah 70 tahun lebih. Bahkan Connie juga tak merasa keberatan harus bermain sinetron stripping yang konon sangat menguras tenaga karena waktunya yang panjang. Wanita yang menghidupi dirinya dengan berbisnis barang antik—selain main sinetron--mengaku sangat merindukan bisa bermain film kembali. “Sudah lama saya tidak main film. Saya ingin sekali. Soalnya beda ya ‘ruh’ layar kaca (sinetron/FTV) dan layar lebar (film),” katanya. Beberapa waktu lalu dia sempat mendapat tawaran bermain film, namun terpaksa ditolaknya karena saat itu dia terikat kontrak dengan serial populer ‘Tukang Bubur Naik Haji’. “Itu serial stripping, jadi tidak mungkin saya tinggalkan. Jadi dengan sangat menyesal, tawaran main film saya tolak walau ingin sekali. Sekarang, kan, Tukang Bubur Naik Haji sudah selesai, saya berharap ada tawaran main film mampir

PERHATIKAN NILAI JUAL Di sisi lain Connie berharap agar pemerintah juga membantu mewujudkan hal ini dengan berbagai regulasi di semua bidang. Misalnya, pembatasan impor film asing, mendorong bioskop-bioskop menayangkan film nasional lebih lama dan lebih banyak, dll. “Saya yakin bantuan dan dorongan pemerintah akan sangat membantu dalam terwujudnya film nasional menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” katanya. Hal senada juga diungkap oleh Anwar Fuady, aktor senior yang memulai debutnya di perfilman nasional tahun 1968 lewat film ‘Manusia dan Peristiwa’. Menurutnya, dalam beberapa waktu terakhir ini telah lahir banyak film-film berkualitas yang bukan saja bagus secara kualitas namun juga disukai masyarakat. Sineas-sineas muda yang kreatif telah berhasil menggaet masyarakat Indonesia untuk menonton film karya anak bangsa. Jumlah penonton yang mencapai jutaan adalah suatu hal yang luar biasa. Hal ini harus terus ditingkatkan, kata Anwar. Ta p i t a m b a h n y a , h a n y a memperhatikan mutu film saja tidak akan bisa berjalan. Karenanya pembuat film harus juga memperhatikan’nilai jual’ film tersebut. “Film bermutu tapi tidak memiliki nilai jual, percuma. Tidak ada yang nonton. Karena itu kualitas dan nilai jual harus seiring sejalan. “ “Namun dengan adanya filmfilm yang sangat menonjol saat ini, yang berhasil menggaet jutaan penonton, hal ini menandakan para sineas muda kita sudah menjalankan itu. Mutu dan nilai jual. Jika ini konsisten berjalan, saya yakin kebangkitan film Indonesia akan segera terwujud,” ungkap mantan Ketua PARSI ini. (Diana Runtu)

B

egitu juga dengan pilihan warnanya menjadikan kebaya -kebaya ini semakin istimewa. Putih menjadi salah satu warna favorit saat memilih kebaya. Sebab palet ini mampu menghadirkan kesan bersih dan elegan. Apalagi

untuk kegiatan berbagai upacara di Bali. Agar lebih menarik dimunculkan dengan motif atau detil yang berbeda maupun dengan variasi pada warna selendangnya. Penampilan dengan warna cerahpun tetap menarik dengan kesan ceria dan dinamis untuk melakukan kegiatan.

Begitu juga kebaya dengan payet bunga atau bordir bunga untuk kesan feminin. Selanjutnya penyematan aksesori dengan desain tradisional tampil sebagai pemanis kebaya. Selain itu, lanjut Ketua Asbest Kota Denpasar ini, warna dan model kebaya menentukan keindahan kebaya saat dikenakan. Warna kebaya yang cocok dengan warna kulit dan sesuai dengan karakter diri akan sangat elegan dan menyatu dengan yang mengenakan dan kecantikannya pun semakin terpancar. (Sri Ardhini)


14

Jelita

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Waspadai Stres Kerja Datang Menyerang Apakah Anda pernah merasakan sakit kepala karena terlalu banyak pikiran? Apa Anda sedang gelisah karena merasa kurang puas dengan pekerjaan? Apa Anda merasa stagnan, stuck dengan karier Anda? Ataukah Anda merasakan beban pekerjaan yang terlalu banyak? Jika sebagian besar jawabannya adalah “iya” berarti Anda sedang mengalami stres kerja. Tenang…. Anda tidak sendiri, setiap orang pasti pernah mengalaminya. Hal itu wajar terjadi, jika Anda mengalami stres kerja. Demikian diungkapkan Nyoman Wiraadi Tria Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

P

sikolog Detection, Konselor Neutron, Psikolog Puspaga Denpasar ini, mengutip pernyataan Robbins (dalam Essentials of organizational behavior, 2003), stres kerja merupakan perasaan susah, ketegangan emosional, dan beban kerja yang berlebihan, sehingga dapat menghambat kinerja seseorang. “Stres kerja apabila dikelola dengan baik, sebenarnya dapat berdampak positif dan menjadi faktor pendorong serta meningkatkan kinerja seseorang. Hal ini disebut dengan eustress,” ujar Magister Profesi Psikologi UGM, Yogyakarta ini. Ia menambahkan, eustress merupakan akibat positif yang ditimbulkan stres seperti munculnya perasaan bangga, merasa cakap, dan mampu menerima stres kerja sebagai suatu tantangan, meningkatnya motivasi untuk berprestasi, semangat kerja tinggi, produktivitas tinggi, timbul harapan untuk dapat memenuhi tuntutan pekerjaan, serta meningkatnya kreativitas dalam situasi kompetitif. Namun, apabila stres kerja tidak dikelola dengan baik, maka stres kerja dapat menimbulkan permasalahan yang berdampak negatif bagi seseorang maupun perusahaan. Hal itu disebut dengan distress, yakni akibat negatif yang merugikan dari stres, misalnya perasaan bosan, frustrasi, kecewa, kelelahan fisik, gangguan tidur, mudah marah, sering melakukan kesalahan dalam pekerjaan, timbul sikap keragu-raguan, menurunnya motivasi, meningkatnya absensi kerja, serta timbulnya sikap apatis terhadap pekerjaan. Ia menyatakan, kondisi stres kerja merupakan stimulus yang netral, namun setiap orang menanggapinya secara berbeda. Mengapa kondisi yang sama, dapat menimbulkan stres untuk seseorang, tetapi tidak menimbulkan stres untuk orang lain? “Hal tersebut terjadi karena reaksi/ respons setiap orang terhadap stres kerja bervariasi antara

satu orang dengan yang lainnya. Perbedaan ini sering disebabkan faktor psikologis, dan sosial yang dapat mempengaruhi pengalaman stres kerja pada seseorang,” jelasnya. Menurut Smet dalam buku Psikologi Kesehatan, ada lima faktor yang mempengaruhi pengalaman stres kerja yaitu (1) Variabel dalam kondisi seseorang seperti umur, tahap perkembangan, jenis kelamin, faktor genetik, inteligensi, pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi, dan kondisi fisik. (2) Karakteristik kepribadian seperti introvert-ekstrovert, daya resiliensi/ketahanan seseorang, stabilitas emosi, tipe kepribadian A, locus of control yaitu pusat kendali keberhasilan kita ada pada diri sendiri atau pada lingkungan sekitar. (3) Sosial-kognitif seperti persepsi mengenai dukungan sosial, jaringan sosial yang dirasakan. (4) Hubungan dengan lingkungan sosial yang diterima seseorang. (5) Strategi coping (cara mengatasi masalah) yang berbeda pada setiap orang yaitu ada orang yang cenderung menerapkan Emotion Focused coping (fokus pada emosi) digunakan untuk mengatur respons emosional terhadap stres, dengan cara menghindar, mengambil jarak, dan mengambil makna tertentu hanya dari kejadian yang negatif. Ada pula orang yang cenderung menerapkan Problem Focused Coping (fokus pada pemecahan masalah) yakni dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan baru yang dibutuhkan dalam

Nyoman Wiraadi Tria Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

penyelesaian masalah. Jadi, berdasarkan faktor-faktor tersebut, kita bisa melakukan introspeksi diri apa saja yang menjadi faktor yang mempengaruhi pengalaman stres kerja dan bagaimana cara kita mengatasi stres kerja di kantor. Ia mengatakan, perlu “seni” mengelola stres kerja ini tergan-

tung bagaimana respons kita terhadap masalah, sehingga stres yang muncul bisa menjadi pencetus kita dalam mengembangkan keterampilan baru, bukan sebaliknya membuat kita menjadi depresi. “Dibutuhkan manajemen diri yang baik terhadap stres antara lain dengan pengelolaan waktu yang lebih baik, rutin berolahraga

seperti yoga, meditasi karena rajin melakukan pengaturan napas dan relaksasi akan memberikan ketenangan pikiran, diet sehat untuk memberikan nutrisi kepada tubuh, tidur yang cukup, meminta dukungan dari keluarga, sahabat, dan dukungan rekan kerja,” sarannya. Ia menegaskan, dengan hidup yang seimbang, kondisi mental dan emosional pun stabil sehingga mampu menghadapi stres kerja dengan baik. Selain itu, menurutnya perusahaan agar mempertimbangkan cara mengurangi intensitas stres karyawan secara organisasional, seperti menyediakan layanan konsultasi psikolog di perusahaan, sehingga diharapkan karyawan dapat mencurahkan permasalahannya dan mengelola stres yang dialaminya. Ia menyarankan, perlu pendidikan maupun pelatihan pengembangan manajemen stres dan manajemen konflik bagi karyawan. Selain itu, perusahaan juga perlu mengadakan program refreshing maupun kebugaran bagi karyawan, menciptakan komunikasi organisasional yang efektif, merancang kembali pekerjaan yang ada, dan dapat menggunakan sistem pemberian bonus untuk memotivasi karyawan agar menampilkan kiner­ja yang optimal. (Wirati Astiti)

Bugar Sayur dan buah merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin, dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia, buah dan sayur jauh lebih aman tanpa efek sam­ping yang berbahaya serta dari sisi harga umumnya jauh lebih murah diban­ding suplemen yang memiliki fungsi yang sama.

M

enurut dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar Ida Ayu Eka Padmiari, S.K.M. M.Kes, dalam sayuran dan buah terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun. Ahli gizi ini mengatakan, buah dan sayuran terdiri dari berbagai komponen disamping mengandung zat gizi berupa vitamin dan mineral, juga mengandung zat-zat yang tidak masuk zat gizi, tetapi sangat bermanfaat dan berkhasiat bagi kesehatan yakni serat makanan, enzim, dan fitonutrien. Ia menyebutkan, serat makanan dibagi menjadi dua jenis, yaitu serat yang tidak larut air dan serat yang larut dalam air. “Serat tidak larut air, serat yang tidak larut air umumnya berbentuk selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat jenis ini tidak dapat larut dalam air, tetapi mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan air. Hal ini menguntungkan bagi tubuh karena dapat mempengaruhi peningkatan ukuran, berat, dan melunakkan feses sehingga mudah dikeluarkan,” papar perempuan asal Desa Tunjuk, Tabanan ini. Padmiari menambahkan, serat juga dapat menghindari terjadinya konstipasi (sembelit). Selulosa dan hemiselulosa merupakan komponen dinding tanaman yang mempunyai peranan dalam meningkatkan bobot dan ukuran fases, mengikat asam empedu, dan menurunkan kadar kolesterol. Lignin merupakan senyawa pada tanaman yang mempunyai peranan sebagai antikanker, antibakteri, antijamur, dan antivirus. Lignin diubah oleh mikroflora usus menjadi enterolactone dan enterodiol, yaitu dua senyawa yang sangat berperan dalam mencegah serangan kanker, terutama kanker payudara. Ia mengatakan, serat larut air mempunyai kemampuan larut dalam air dan merupakan bagian dari dinding sel tanaman yang mudah larut dalam air. Selain itu, serat ini juga berperan mencegah konstipasi. “Di dalam lambung dan saluran pencernaan, serat jenis ini akan membentuk gel sehingga akan membentuk volume yang besar dan cepat membuat kenyang,” ujarnya. Fungsi lain dari serat ini, berperan dalam menurunkan kadar kolestrol. Jenis-jenis serat yang larut dalam air padi-padian, biji-bijian, dan kacangkacangan dan pektin (semua dinding sel tanaman dan kulit luar buah-buahan dan sayur-sayuran). Enzim merupakan substansi yang dapat mempercepat atau bertindak sebagai katalis reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh sehingga sangat berperan dalam kelangsungan hidup sel. Enzim tidak tahan terhadap suhu tinggi sehingga untuk memperoleh enzim yang aktif hendaknya bahan pangan sumber enzim dikonsumsi dalam bentuk segar. Contoh enzim yang terdapat pada buah, enzim papain (terdapat pada pepaya) dan enzim bromelin (terdapat pada nanas). Papain dan bromelin memunyai fungsi yang menguntungkan, yaitu membantu melancarkan pencernaan, mencegah bercampurnya keping-keping darah, mempercepat penyerapan antibiotik, mengurangi peradangan pada kasus artritis, men-

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

11

Warna Buah dan Sayur Informasikan Kandungan Nutrisi gerem nafsu makan, mencegah atau menghentikan pembengkakan setelah terjadi benturan atau pascabedah, mempercepat penyembuhan luka. Fitonutrien merupakan komponenkomponen pada tumbuhan (buah dan sayuran) yang tidak termasuk ke dalam zat gizi, tetapi mempunyai peranan yang sangat besar bagi kesehatan. Fitonutrien terdiri dari pigmen (karoten, flavonoid atau bioflavonoid, klorofil), zatzat yang menyerupai vitamin, (karnitin, kholin, koenzim Q10 (CoQ10). 6-8 PORSI Ia menyatakan, warna pada buah dan sayur bukanlah sekadar pembeda jenis antara buah dan sayur yang satu dengan lainnya. Lebih dari itu, kata Padmiari, warna dalam buah dan sayur merupakan informasi kandungan nutrisinya. Buah dan sayur berwarna merah tua bahkan hampir mendekati ungu umumnya mengandung anthocyanin yakni sejenis antioksidan yang mampu menghambat terbentuknya gumpalan dalam pembuluh darah, sehingga risiko penyakit jantung dan stroke, berkurang. Contohnya, cherry, blackberries, blueberries, plum, prem, anggur merah dan ungu, terong ungu, apel merah, kol ungu, pir merah dan cabai merah. Buah berwarna merah mengindikasikan kandungan antosianin dan likopen. Antosianin berguna untuk

Ida Ayu Eka Padmiari

mencegah infeksi dan kanker kandung kemih, sedangkan likopen menghambat fungsi kemunduran fisik dan mental agar Anda tidak mudah pikun. Selain itu, likopen juga mencegah bermacam-macam penyakit kanker. Sedangkan warna merah pada sayuran menandakan sayuran itu mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antikanker. Contohnya, semangka, stroberi, tomat dan jambu biji merah.

Sedangkan sayur berwarna merah kol merah dan bayam merah. Buah berwarna jingga mengandung betakaroten. Di dalam tubuh betakaroten berfungsi untuk menghambat proses penuaan dan meremajakan sel-sel tubuh. Selain itu juga, betakaroten yang ada di dalam tubuh berubah menjadi vitamin A yang akan memacu sistem kekebalan, sehingga tidak mudah terserang penyakit. “Jenis sayuran berwarna jingga, ubi jalar, labu kuning dan wortel. Buah berwarna jingga adalah melon jingga, pepaya, aprikot, mangga dan jeruk,” jelasnya. Buah berwarna kuning kaya akan kalium, unsur nutrisi yang sangat bermanfaat untuk mencegah stroke dan jantung koroner. Sedangkan jenis sayuran yang berwarna kuning diyakini ampuh memerangi katarak, serangan jantung, dan stroke. Contohnya, belimbing, nanas, pisang. Buah berwarna hijau banyak mengandung asam alegat yang ampuh menggempur berbagai bibit sel kanker. Asam alegat membantu menormalkan tekanan darah. Sedangkan sayuran berwarna hijau banyak mengandung vitamin C dan B Kompleks. Selain itu juga besar kandungan zat besi, kalsium, magnesium, fosfor, betakaroten, dan serat. Kekurangan sayuran berwarna hijau menyebabkan kulit jadi kasar dan bersisik.

Buah dan sayur berwarna hijau, alpukat, melon, anggur hijau, bayam, caisim, sawi hijau, bokcoi, brokoli dan daun singkong. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten (provitamin A). “Semakin tua warna hijaunya, maka semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta karoten pada sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran yang berwarna hijau tua, kangkung, daun singkong, daun katuk, daun papaya, genjer dan daun kelor,” ujarnya. Ia mengatakan, buah dan sayur berwarna putih meskipun hanya sedikit mengandung antioksidan, namun kandungan serat dan vitamin C relatif tinggi. Selain ampuh menjaga kesehatan sistem pencernaan, sayuran berwarna putih dapat meningkatkan ketahanan tubuh. “Sayuran berwarna putih, taoge, kol, kembang kol, sawi putih, rebung, dan jamur, kol dan kembang kol. Sedangkan buah berwarna putih antara lain sirsak, duku, kelengkeng, dan leci. Ia menyarankan, buah dan sayur yang harus dikonsumsi tiap hari 6-8 porsi, yang terdiri dari 3-4 porsi sayur dan 3-4 porsi buah. Satu porsi beratnya 100 gram.

Manfaat Buah-buahan Apel Kombinasi kandungan garam mineral dan pektin dalam apel, serta kandungan asam oksalik pada bayam membentuk substansi unik yang memenuhi dinding-dinding usus dan melalui gerakan kimia yang kuat tapi aman “melepaskan” kotoran yang ada di usus besar yang telah mengendap berhari-hari, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Kandungan zat pektin dalam apel juga mampu menurunkan kadar kolesterol dan triglycerides yang mengganggu fungsi jantung. Fungsinya, mengurangi nafsu makan, mengendalikan tekanan darah dan kadar gula darah. Selain itu, pembersihan racun dalam usus.

obat-obatan, atau rasa mual karena rasa kuatir yang berlebihan.

Alpukat Kandungan kalori, lemak dan minyak yang tinggi di dalamnya tidak saja menjadi sumber energi yang melimpah yang dibutuhkan pada saat puasa, tapi juga mengurangi kadar kolesterol dan menjaga kelenturan otot-otot sendi. Fungsi utamanya, melembabkan dan mengencangkan kulit, membantu pembentukan sel darah merah, mencegah anemia

Pepaya dan Mangga Jus campuran pepaya dan mangga memiliki kandungan karbohidrat dan enzim yang tinggi. Jus segar ini bermanfaat dalam menanggulangi pembengkakan dan peradangan, gangguan pencernaan dan demam. Jus mangga sendiri dapat mengurangi dehidrasi dan memperlancar sirkulasi darah. Sedangkan pepaya melancarkan buang air besar dan mengatasi sembelit. Fungsi utama mangga, mencegah bau badan, desinfektan bagi tubuh dan membersihkan darah, meremajakan sel.

Pisang Daging buah pisang yang lembut melapisi dinding-dinding lambung dan usus sehingga dapat menjadi lapisan antiradang. Pisang sangat membantu bagi mereka yang mengalami masalah peradangan lambung atau usus. Karena daging buah pisang sangat lembut, dianjurkan untuk tidak dijadikan jus. Blewah Kandungan beta-karoten, pro-vitamin A, magnesium, mangan, seng dan krom pada belewah dapat mengurangi peradangan dan memulihkan luka peradangan jaringan usus. Gula alami dan enzim yang dikandung belewah mempunyai fungsi absorpsi atau penyerapan pada usus akibat makan tergesa-gesa shingga makanan tak terkunyah dengan baik, terlalu banyak makan makanan yang berbumbu, endapan

Jeruk Sari buah jeruk yang banyak mengandung vitamin C sangat baik karena selain menstimulasi sistem kekebalan tubuh, juga menghilangkan sumbatan lendir di tenggorokan, rongga hidung, paru-paru dan perut. Berguna pula untuk membersihkan liver dan menghilangkan rasa sakit di tubuh akibat influenza. Campuran sari jeruk nipis dan madu sangat berkhasiat menyembuhkan radang tenggorokan dan amandel.

Nanas Enzim bromealin dalam nanas melarutkan lendir yang sangat kental dalam sistem pencernaan sehingga juga dapat menghancurkan bisul bila ada. Tomat Tomat segar sangat membantu pembentukan glycogen dalam liver. Menurut penelitian ditemukan, tomat menyeimbangkan fungsi liver dengan cepat dan dengan demikian berarti menjaga stamina tubuh dan menyehatkan badan. Garam mineral yang kaya dalam tomat meningkatkan nafsu makan dan merangsang aliran air liur sehingga memungkinkan makanan dicerna dengan baik. Konsumsi tomat yang teratur membantu mengobati penyakit anoreksia (kehilangan nafsu makan). Fungsi utamanya, mengontrol kadar gula dan darah, menggiatkan fungsi empedu dan hati, dan memperbaiki stamina seks. Semangka Terlalu banyak mengonsumsi daging-dagingan, manis-manisan, goreng-gorengan, kopi dan minuman ringan sering membuat darah terlalu banyak kandungan asamnya dan mengakibatkan bintik-bintik merah di kulit. Semangka akan merontokkan asam tersebut dan memperbaiki kandungan darah. Bagi penderita diabetes, mengkonsumsi secara teratur semangka dapat menjaga meningkatnya gula darah. Kelebihan kandungan asam urik dalam tubuh yang menyebabkan arthritis, encok dan keracunan urea dapat dihilangkan dengan meminum jus semangka secara teratur dua kali sehari.

Aneka buah-buahan

Wortel Fungsi utamanya, baik untuk kesehatan mata, meremajakan sel dan menghambat penuaan, dan meningkatkan vitalitas seks. (Wirati Astiti)


12

Kuliner

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Makan sambil Nyoba Sofa

Kuliner Bali Disukai Bule

Kuliner tradisional Bali seperti tipat cantok, rujak kuah pindang, dan jaje Bali, kian hari kian digemari masyarakat Bali. Kehadiran Warung Rujak Bali di kawasan Jalan Pattimura Denpasar turut melengkapinya. Sejak dibuka sebulan lalu, warung ini tak pernah sepi pengunjung. Bahkan, tiap hari ada saja bule yang singgah ke tempat ini, nongkrong dan akhirnya mencicipi menu bercita rasa Bali ini.

P

emilik warung ini, pasutri Gus Sila dan Gung Dewi mengatakan mereka benar-benar menjaga citarasa makanannya, karena itu Gung Dewi sendiri yang langsung turun tangan meracik semua bumbunya. “Di Denpasar kan banyak yang jual tipat cantok, makanya citarasanya harus benar-benar spesial. Takarannya harus pas, sehingga kalaupun bukan saya yang mengerjakan, rasanya tetap sama dan pas di lidah,” ujar Gung Dewi. Demikian juga dengan kuah pindang sebagai bahan utama

rujak kuah pindang. Karena inti enaknya rujak itu ada pada kuahnya, Gung Dewi benar-benar memilih jenis ikan yang bagus untuk direbus dijadikan kuah pindang. “Biasanya saya pakai ikan tuna atau tenggiri, direbus tulangnya. Hasil kuahnya lebih bening dan lebih gurih dibandingkan ikan biasa jenis lain, amis,” ujarnya. Selain menjual tipat cantok, rujak kuah pindang dan jaje Bali, Warung Rujak Bali juga menyediakan tipat plecing, tipat bulung, tipat mi kuah, agar-agar tiga serangkai, bakwan keladi, singkong salju, es cendol, es

Gung Dewi bersama pengunjung bule yang ingin mencicipi kuliner Bali

pisang ijo, aneka jus dan kopi, serta camilan lainnya. Gung Dewi menuturkan dirinya memberanikan diri membuka warung ini karena dukungan penuh suami, anak-anak dan orang-orang di sekelilingnya, selain karena memang ia bisa membuatnya sendiri. “Di selasela waktu luang di rumah, saya kerap membuat tipat cantok,

rujak, kolek, dsb. Teman-teman di kantor dan saudara-saudara sering saya bawakan, mereka bilang rasanya enak dan pas,” ujar Gung Dewi. Bahkan ada beberapa resep menu, yang diberikan teman dan saudaranya yang kemudian ia praktikkan dan akhirnya menjadi salah satu menu di warungnya. Es pisang ijo misalnya. Pisang yang dipakai adalah pisang raja, di-

kukus. Kulitnya memakai adonan tepung beras dan tepung kanji. Proses pembuatannya, pisang digulung dengan kulitnya dan dikukus. Buburnya dari tepung beras, maizena, santan dan gula pasir. Citarasanya memang benarbenar beda. Gung Dewi berencana akan menambah menu srombotan, jajan ketan susu, dan juga menu untuk anak-anak seperti kentang goreng, sosis dan tempura sesuai permintaan pengunjung. “Setelah selesai hari raya ini akan kami sajikan menu baru tersebut. Khususnya jajan ketan susu yang resepnya saya dapat dari teman di Jakarta, sudah saya praktikkan, dan di sini belum ada,” ucapnya. Jadi, bagi Anda pencinta kuliner Bali, Warung Rujak Bali wajib Anda kunjungi. Selamat mencoba. (Inten Indrawati)

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

M

Tahu gejrot

akan di restoran dengan interior atau pernakpernik yang dipajang merupakan hal biasa. Tetapi, makan di restoran dengan interior dan furnitur yang dijual merupakan hal istimewa yang bisa ditemui di Rumahan Bistro. Konsumen bisa mendapatkan suasana berbeda. Sambil makan bisa mencoba sofa. Kalau senang, sofa bisa dibeli dan dibawa pulang. “Rumahan me­­­mang me­miliki

konsep baru di Bali dengan menggabungkan beberapa elemen. Bistro yang juga menjual makanan, kopi, dan minuman lain, di dalam satu gedung ini juga ada retail yang menjual furnitur, home accesories dan gadget. Konsep ini merupakan pertama di areal Denpasar,” ujar Daniesh Musthafa, Director Rumahan. Rumahan didesain agar menghadirkan suasana yang sangat nyaman, interior menarik dengan aneka ragam style dan juga dihiasi dengan mural. Dari segi makanan, Rumahan lebih mengarah ke makanan dengan taste Asian dan dengan penyajian yang sangat unik dan modern. “Kualitas dan rasa merupakan hal menjadi identitas di Rumahan ini,” ujar Fany

13

Hermawan, chef Rumahan. Dari beberapa menu yang tersaji, konsumen bisa memulai dengan makanan ringan seperti tahu gejrot dan aneka jus. Main course-nya bisa memilih nasi goreng domba, kari ayam, dan ikan kakap merah. “Suasana yang baru pertama kali saya rasakan. Makan sambil nyoba sofa. Menu yang disajikan juga bervariasi dengan harga terjangkau,” ungkap Udiyana yang datang bersama keluarganya. (Ngurah Budi)

Suasana Rumahan

Ikan kakap merah

Kari ayam

Oseng-oseng Kacang Panjang

Tipat plecing

Tipat cantok

Resep ala Dapur Eka

Ikan Bakar

Bumbu 1: Campurkan garam, terasi dan minyak goreng hingga bercampur rata.

Bumbu 2: Haluskan bawang putih, cabai merah besar dan kemiri, goreng hingga matang, tambahkan gula merah hingga warna bumbu menjadi merah pekat. Angkat, sisihkan. Cara memasak: - Bersihkan ikan, beri perasan

Bahan: 1 ekor ikan kakap (berat sekitar 350 gram) – dibelah bagian tengah Bumbu-bumbu: 3 siung bawang putih 3 buah cabai merah besar 1 butir kemiri Gula merah secukupnya Sedikit terasi Garam secukupnya Minyak kelapa secukupnya

Sayur Urab Bahan-bahan: 2 ikat pucuk labu siam 1 ikat daun singkong 1 ikat kacang panjang-potong sepanjang dua ruas jari ¼ kg tauge 1 buah timun Daun kemangi secukupnya Kelapa setengah muda, dibakar

Rujak kuah pindang

jeruk nipis, lalu tempatkan di panggangan berjepit. Sebelum dijepit, oleskan bumbu 1 merata ke seluruh permukaan ikan. Lalu panggang dengan api sedang hingga kedua permukaan ikan tak lagi meneteskan air. - Oleskan bumbu 2 merata ke seluruh permukaan ikan, panggang kembali hingga matang, angkat, siap dihidang­kan. - Hindangkan bersama sambal

Es pisang ijo

matah, sambal tomat, dabudabu atau sambal kecap.

Sambal Kecap Bahan-bahan: 2 siung bawang merah 5 buah cabai merah kecil Kecap secukupnya Cara membuat: Iris bawang dan cabai, lalu tambahkan kecap secukupnya, siap dihidangkan. (Sri Ardhini)

Sarwan Bahan: 500 gr 2 buah 1 buah 7 buah 2 ruas 1/5 sdt 100 ml

2 sdm : kecap manis 1 buah : bawang bombai, cincang 3 siung : bawang putih cincang 1 sdm : saus tiram Gula, garam, kaldu bubuk se­ cukupnya

Cara Membuat : - Panaskan minyak, masukkan irisan bawang bombai dan bawang putih, tumis hingga harum lalu masukkan semua bahan, aduk rata, masak sampai matang, angkat. Sajikan.

: kacang panjang, potong-potong : cabe besar hijau, iris-iris : cabe merah besar, iris-iris : cabe rawit, cincang halus : jari lengkuas, memarkan : lada bubuk : air

Bahan: 250 gr ½ buah 5 siung 2 ruas 2 sdm 1 sdm 100 ml 2 sdm ¼ sdt 1 sdm

Ayam Pepes Bumbu Woku Bumbu-bumbu: Sambal emba – sudah ditampilkan sebelumnya Garam secukupnya Gula pasir secukupnya Jeruk limau

Bahan: 1 ekor : ayam potong-potong sesuai selera 1 sdm : air jeruk nipis+garam 2 sdm : minyak goreng 50 gr : kemangi dibagi 10 lembar : daun salam Daun pisang secukupnya Tusuk gigi buat menyemat se­ cukupnya

Cara membuat: Rebus pucuk labu siam, daun singkong, kacang panjang dan tauge, tiriskan Parut kelapa yang telah dibakar, tambahkan sambal emba, sedikit gula dan garam, masukkan semua

Bumbu Halus : 8 buah : cabe merah besar 10 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 19 buah : cabe rawit 5 butir : kemiri sangrai 2 ruas : jari kunyit bakar

jenis sayuran dan daun kemangi, beri perasan jeruk limau. Aduk hingga rata, siap disajikan.

Tumis Kailan Bawang Putih

Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya. Bumbu Iris : 5 lembar : daun jeruk, buang tangkainya, iris-iris kasar 2 batang : serai ambil putih tengahnya, iris-iris 2 lembar : daun pandan iris kasar 4 ruas : jari jahe, iris kasar 3 ruas : jari lengkuas, cincang kasar 4 buah : cabe besar hijau, iris serong Cara Membuat : - Cuci bersih ayam, lalu lu-

muri dengan air jeruk nipis dan garam halus, diamkan selama 25 menit. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum, masukkan potongan ayam, aduk-aduk, masak daging ayam hingga keset, angkat, bagi menjadi 6 bagian atau menurut selera, sisihkan. - Campur bumbu iris, aduk rata, bagi menjadai 5 atau 6 bagian, sisihkan. - Siapkan daun pisang, alasi dengan 2 lembar daun salam, lalu masukkan 1bagian ayam, taburi 1 bagian bumbu iris dan 1 bagian daun kemangi. Gulung

: kalian, potong-potong : bawang bombai, cincang : bawang putih, cincang : jari lengkuas, memarkan : saus tiram : kecap manis : air : minyak goreng : lada bubuk : bawang putih goreng

dan semat dengan tusuk gigi. Lakukan sampai bahan habis, lalu kukus pepes ayam selama 45 menit atau sampai matang, angkat.

Garam, kaldu bubuk secukupnya

Cara Membuat : - Tumis irisan bawang bombai juga bawang putih hingga harum, lalu masukkan lengkuas juga kalian, aduk hingga layu. - Masukkan air, juga sisa-sisa bahan lainnya, masak hingga matang. Sajikan dengan taburan bawang putih goreng. - Saat hendak menyajikan, pepes bisa dibakar terlebih dahulu diatas bara arang atau teflon anti lengket, bolak-balik hingga agak kering, sajikan.


12

Kuliner

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Makan sambil Nyoba Sofa

Kuliner Bali Disukai Bule

Kuliner tradisional Bali seperti tipat cantok, rujak kuah pindang, dan jaje Bali, kian hari kian digemari masyarakat Bali. Kehadiran Warung Rujak Bali di kawasan Jalan Pattimura Denpasar turut melengkapinya. Sejak dibuka sebulan lalu, warung ini tak pernah sepi pengunjung. Bahkan, tiap hari ada saja bule yang singgah ke tempat ini, nongkrong dan akhirnya mencicipi menu bercita rasa Bali ini.

P

emilik warung ini, pasutri Gus Sila dan Gung Dewi mengatakan mereka benar-benar menjaga citarasa makanannya, karena itu Gung Dewi sendiri yang langsung turun tangan meracik semua bumbunya. “Di Denpasar kan banyak yang jual tipat cantok, makanya citarasanya harus benar-benar spesial. Takarannya harus pas, sehingga kalaupun bukan saya yang mengerjakan, rasanya tetap sama dan pas di lidah,” ujar Gung Dewi. Demikian juga dengan kuah pindang sebagai bahan utama

rujak kuah pindang. Karena inti enaknya rujak itu ada pada kuahnya, Gung Dewi benar-benar memilih jenis ikan yang bagus untuk direbus dijadikan kuah pindang. “Biasanya saya pakai ikan tuna atau tenggiri, direbus tulangnya. Hasil kuahnya lebih bening dan lebih gurih dibandingkan ikan biasa jenis lain, amis,” ujarnya. Selain menjual tipat cantok, rujak kuah pindang dan jaje Bali, Warung Rujak Bali juga menyediakan tipat plecing, tipat bulung, tipat mi kuah, agar-agar tiga serangkai, bakwan keladi, singkong salju, es cendol, es

Gung Dewi bersama pengunjung bule yang ingin mencicipi kuliner Bali

pisang ijo, aneka jus dan kopi, serta camilan lainnya. Gung Dewi menuturkan dirinya memberanikan diri membuka warung ini karena dukungan penuh suami, anak-anak dan orang-orang di sekelilingnya, selain karena memang ia bisa membuatnya sendiri. “Di selasela waktu luang di rumah, saya kerap membuat tipat cantok,

rujak, kolek, dsb. Teman-teman di kantor dan saudara-saudara sering saya bawakan, mereka bilang rasanya enak dan pas,” ujar Gung Dewi. Bahkan ada beberapa resep menu, yang diberikan teman dan saudaranya yang kemudian ia praktikkan dan akhirnya menjadi salah satu menu di warungnya. Es pisang ijo misalnya. Pisang yang dipakai adalah pisang raja, di-

kukus. Kulitnya memakai adonan tepung beras dan tepung kanji. Proses pembuatannya, pisang digulung dengan kulitnya dan dikukus. Buburnya dari tepung beras, maizena, santan dan gula pasir. Citarasanya memang benarbenar beda. Gung Dewi berencana akan menambah menu srombotan, jajan ketan susu, dan juga menu untuk anak-anak seperti kentang goreng, sosis dan tempura sesuai permintaan pengunjung. “Setelah selesai hari raya ini akan kami sajikan menu baru tersebut. Khususnya jajan ketan susu yang resepnya saya dapat dari teman di Jakarta, sudah saya praktikkan, dan di sini belum ada,” ucapnya. Jadi, bagi Anda pencinta kuliner Bali, Warung Rujak Bali wajib Anda kunjungi. Selamat mencoba. (Inten Indrawati)

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

M

Tahu gejrot

akan di restoran dengan interior atau pernakpernik yang dipajang merupakan hal biasa. Tetapi, makan di restoran dengan interior dan furnitur yang dijual merupakan hal istimewa yang bisa ditemui di Rumahan Bistro. Konsumen bisa mendapatkan suasana berbeda. Sambil makan bisa mencoba sofa. Kalau senang, sofa bisa dibeli dan dibawa pulang. “Rumahan me­­­mang me­miliki

konsep baru di Bali dengan menggabungkan beberapa elemen. Bistro yang juga menjual makanan, kopi, dan minuman lain, di dalam satu gedung ini juga ada retail yang menjual furnitur, home accesories dan gadget. Konsep ini merupakan pertama di areal Denpasar,” ujar Daniesh Musthafa, Director Rumahan. Rumahan didesain agar menghadirkan suasana yang sangat nyaman, interior menarik dengan aneka ragam style dan juga dihiasi dengan mural. Dari segi makanan, Rumahan lebih mengarah ke makanan dengan taste Asian dan dengan penyajian yang sangat unik dan modern. “Kualitas dan rasa merupakan hal menjadi identitas di Rumahan ini,” ujar Fany

13

Hermawan, chef Rumahan. Dari beberapa menu yang tersaji, konsumen bisa memulai dengan makanan ringan seperti tahu gejrot dan aneka jus. Main course-nya bisa memilih nasi goreng domba, kari ayam, dan ikan kakap merah. “Suasana yang baru pertama kali saya rasakan. Makan sambil nyoba sofa. Menu yang disajikan juga bervariasi dengan harga terjangkau,” ungkap Udiyana yang datang bersama keluarganya. (Ngurah Budi)

Suasana Rumahan

Ikan kakap merah

Kari ayam

Oseng-oseng Kacang Panjang

Tipat plecing

Tipat cantok

Resep ala Dapur Eka

Ikan Bakar

Bumbu 1: Campurkan garam, terasi dan minyak goreng hingga bercampur rata.

Bumbu 2: Haluskan bawang putih, cabai merah besar dan kemiri, goreng hingga matang, tambahkan gula merah hingga warna bumbu menjadi merah pekat. Angkat, sisihkan. Cara memasak: - Bersihkan ikan, beri perasan

Bahan: 1 ekor ikan kakap (berat sekitar 350 gram) – dibelah bagian tengah Bumbu-bumbu: 3 siung bawang putih 3 buah cabai merah besar 1 butir kemiri Gula merah secukupnya Sedikit terasi Garam secukupnya Minyak kelapa secukupnya

Sayur Urab Bahan-bahan: 2 ikat pucuk labu siam 1 ikat daun singkong 1 ikat kacang panjang-potong sepanjang dua ruas jari ¼ kg tauge 1 buah timun Daun kemangi secukupnya Kelapa setengah muda, dibakar

Rujak kuah pindang

jeruk nipis, lalu tempatkan di panggangan berjepit. Sebelum dijepit, oleskan bumbu 1 merata ke seluruh permukaan ikan. Lalu panggang dengan api sedang hingga kedua permukaan ikan tak lagi meneteskan air. - Oleskan bumbu 2 merata ke seluruh permukaan ikan, panggang kembali hingga matang, angkat, siap dihidang­kan. - Hindangkan bersama sambal

Es pisang ijo

matah, sambal tomat, dabudabu atau sambal kecap.

Sambal Kecap Bahan-bahan: 2 siung bawang merah 5 buah cabai merah kecil Kecap secukupnya Cara membuat: Iris bawang dan cabai, lalu tambahkan kecap secukupnya, siap dihidangkan. (Sri Ardhini)

Sarwan Bahan: 500 gr 2 buah 1 buah 7 buah 2 ruas 1/5 sdt 100 ml

2 sdm : kecap manis 1 buah : bawang bombai, cincang 3 siung : bawang putih cincang 1 sdm : saus tiram Gula, garam, kaldu bubuk se­ cukupnya

Cara Membuat : - Panaskan minyak, masukkan irisan bawang bombai dan bawang putih, tumis hingga harum lalu masukkan semua bahan, aduk rata, masak sampai matang, angkat. Sajikan.

: kacang panjang, potong-potong : cabe besar hijau, iris-iris : cabe merah besar, iris-iris : cabe rawit, cincang halus : jari lengkuas, memarkan : lada bubuk : air

Bahan: 250 gr ½ buah 5 siung 2 ruas 2 sdm 1 sdm 100 ml 2 sdm ¼ sdt 1 sdm

Ayam Pepes Bumbu Woku Bumbu-bumbu: Sambal emba – sudah ditampilkan sebelumnya Garam secukupnya Gula pasir secukupnya Jeruk limau

Bahan: 1 ekor : ayam potong-potong sesuai selera 1 sdm : air jeruk nipis+garam 2 sdm : minyak goreng 50 gr : kemangi dibagi 10 lembar : daun salam Daun pisang secukupnya Tusuk gigi buat menyemat se­ cukupnya

Cara membuat: Rebus pucuk labu siam, daun singkong, kacang panjang dan tauge, tiriskan Parut kelapa yang telah dibakar, tambahkan sambal emba, sedikit gula dan garam, masukkan semua

Bumbu Halus : 8 buah : cabe merah besar 10 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 19 buah : cabe rawit 5 butir : kemiri sangrai 2 ruas : jari kunyit bakar

jenis sayuran dan daun kemangi, beri perasan jeruk limau. Aduk hingga rata, siap disajikan.

Tumis Kailan Bawang Putih

Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya. Bumbu Iris : 5 lembar : daun jeruk, buang tangkainya, iris-iris kasar 2 batang : serai ambil putih tengahnya, iris-iris 2 lembar : daun pandan iris kasar 4 ruas : jari jahe, iris kasar 3 ruas : jari lengkuas, cincang kasar 4 buah : cabe besar hijau, iris serong Cara Membuat : - Cuci bersih ayam, lalu lu-

muri dengan air jeruk nipis dan garam halus, diamkan selama 25 menit. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum, masukkan potongan ayam, aduk-aduk, masak daging ayam hingga keset, angkat, bagi menjadi 6 bagian atau menurut selera, sisihkan. - Campur bumbu iris, aduk rata, bagi menjadai 5 atau 6 bagian, sisihkan. - Siapkan daun pisang, alasi dengan 2 lembar daun salam, lalu masukkan 1bagian ayam, taburi 1 bagian bumbu iris dan 1 bagian daun kemangi. Gulung

: kalian, potong-potong : bawang bombai, cincang : bawang putih, cincang : jari lengkuas, memarkan : saus tiram : kecap manis : air : minyak goreng : lada bubuk : bawang putih goreng

dan semat dengan tusuk gigi. Lakukan sampai bahan habis, lalu kukus pepes ayam selama 45 menit atau sampai matang, angkat.

Garam, kaldu bubuk secukupnya

Cara Membuat : - Tumis irisan bawang bombai juga bawang putih hingga harum, lalu masukkan lengkuas juga kalian, aduk hingga layu. - Masukkan air, juga sisa-sisa bahan lainnya, masak hingga matang. Sajikan dengan taburan bawang putih goreng. - Saat hendak menyajikan, pepes bisa dibakar terlebih dahulu diatas bara arang atau teflon anti lengket, bolak-balik hingga agak kering, sajikan.


14

Jelita

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Waspadai Stres Kerja Datang Menyerang Apakah Anda pernah merasakan sakit kepala karena terlalu banyak pikiran? Apa Anda sedang gelisah karena merasa kurang puas dengan pekerjaan? Apa Anda merasa stagnan, stuck dengan karier Anda? Ataukah Anda merasakan beban pekerjaan yang terlalu banyak? Jika sebagian besar jawabannya adalah “iya” berarti Anda sedang mengalami stres kerja. Tenang…. Anda tidak sendiri, setiap orang pasti pernah mengalaminya. Hal itu wajar terjadi, jika Anda mengalami stres kerja. Demikian diungkapkan Nyoman Wiraadi Tria Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

P

sikolog Detection, Konselor Neutron, Psikolog Puspaga Denpasar ini, mengutip pernyataan Robbins (dalam Essentials of organizational behavior, 2003), stres kerja merupakan perasaan susah, ketegangan emosional, dan beban kerja yang berlebihan, sehingga dapat menghambat kinerja seseorang. “Stres kerja apabila dikelola dengan baik, sebenarnya dapat berdampak positif dan menjadi faktor pendorong serta meningkatkan kinerja seseorang. Hal ini disebut dengan eustress,” ujar Magister Profesi Psikologi UGM, Yogyakarta ini. Ia menambahkan, eustress merupakan akibat positif yang ditimbulkan stres seperti munculnya perasaan bangga, merasa cakap, dan mampu menerima stres kerja sebagai suatu tantangan, meningkatnya motivasi untuk berprestasi, semangat kerja tinggi, produktivitas tinggi, timbul harapan untuk dapat memenuhi tuntutan pekerjaan, serta meningkatnya kreativitas dalam situasi kompetitif. Namun, apabila stres kerja tidak dikelola dengan baik, maka stres kerja dapat menimbulkan permasalahan yang berdampak negatif bagi seseorang maupun perusahaan. Hal itu disebut dengan distress, yakni akibat negatif yang merugikan dari stres, misalnya perasaan bosan, frustrasi, kecewa, kelelahan fisik, gangguan tidur, mudah marah, sering melakukan kesalahan dalam pekerjaan, timbul sikap keragu-raguan, menurunnya motivasi, meningkatnya absensi kerja, serta timbulnya sikap apatis terhadap pekerjaan. Ia menyatakan, kondisi stres kerja merupakan stimulus yang netral, namun setiap orang menanggapinya secara berbeda. Mengapa kondisi yang sama, dapat menimbulkan stres untuk seseorang, tetapi tidak menimbulkan stres untuk orang lain? “Hal tersebut terjadi karena reaksi/ respons setiap orang terhadap stres kerja bervariasi antara

satu orang dengan yang lainnya. Perbedaan ini sering disebabkan faktor psikologis, dan sosial yang dapat mempengaruhi pengalaman stres kerja pada seseorang,” jelasnya. Menurut Smet dalam buku Psikologi Kesehatan, ada lima faktor yang mempengaruhi pengalaman stres kerja yaitu (1) Variabel dalam kondisi seseorang seperti umur, tahap perkembangan, jenis kelamin, faktor genetik, inteligensi, pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi, dan kondisi fisik. (2) Karakteristik kepribadian seperti introvert-ekstrovert, daya resiliensi/ketahanan seseorang, stabilitas emosi, tipe kepribadian A, locus of control yaitu pusat kendali keberhasilan kita ada pada diri sendiri atau pada lingkungan sekitar. (3) Sosial-kognitif seperti persepsi mengenai dukungan sosial, jaringan sosial yang dirasakan. (4) Hubungan dengan lingkungan sosial yang diterima seseorang. (5) Strategi coping (cara mengatasi masalah) yang berbeda pada setiap orang yaitu ada orang yang cenderung menerapkan Emotion Focused coping (fokus pada emosi) digunakan untuk mengatur respons emosional terhadap stres, dengan cara menghindar, mengambil jarak, dan mengambil makna tertentu hanya dari kejadian yang negatif. Ada pula orang yang cenderung menerapkan Problem Focused Coping (fokus pada pemecahan masalah) yakni dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan baru yang dibutuhkan dalam

Nyoman Wiraadi Tria Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

penyelesaian masalah. Jadi, berdasarkan faktor-faktor tersebut, kita bisa melakukan introspeksi diri apa saja yang menjadi faktor yang mempengaruhi pengalaman stres kerja dan bagaimana cara kita mengatasi stres kerja di kantor. Ia mengatakan, perlu “seni” mengelola stres kerja ini tergan-

tung bagaimana respons kita terhadap masalah, sehingga stres yang muncul bisa menjadi pencetus kita dalam mengembangkan keterampilan baru, bukan sebaliknya membuat kita menjadi depresi. “Dibutuhkan manajemen diri yang baik terhadap stres antara lain dengan pengelolaan waktu yang lebih baik, rutin berolahraga

seperti yoga, meditasi karena rajin melakukan pengaturan napas dan relaksasi akan memberikan ketenangan pikiran, diet sehat untuk memberikan nutrisi kepada tubuh, tidur yang cukup, meminta dukungan dari keluarga, sahabat, dan dukungan rekan kerja,” sarannya. Ia menegaskan, dengan hidup yang seimbang, kondisi mental dan emosional pun stabil sehingga mampu menghadapi stres kerja dengan baik. Selain itu, menurutnya perusahaan agar mempertimbangkan cara mengurangi intensitas stres karyawan secara organisasional, seperti menyediakan layanan konsultasi psikolog di perusahaan, sehingga diharapkan karyawan dapat mencurahkan permasalahannya dan mengelola stres yang dialaminya. Ia menyarankan, perlu pendidikan maupun pelatihan pengembangan manajemen stres dan manajemen konflik bagi karyawan. Selain itu, perusahaan juga perlu mengadakan program refreshing maupun kebugaran bagi karyawan, menciptakan komunikasi organisasional yang efektif, merancang kembali pekerjaan yang ada, dan dapat menggunakan sistem pemberian bonus untuk memotivasi karyawan agar menampilkan kiner­ja yang optimal. (Wirati Astiti)

Bugar Sayur dan buah merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin, dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia, buah dan sayur jauh lebih aman tanpa efek sam­ping yang berbahaya serta dari sisi harga umumnya jauh lebih murah diban­ding suplemen yang memiliki fungsi yang sama.

M

enurut dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar Ida Ayu Eka Padmiari, S.K.M. M.Kes, dalam sayuran dan buah terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun. Ahli gizi ini mengatakan, buah dan sayuran terdiri dari berbagai komponen disamping mengandung zat gizi berupa vitamin dan mineral, juga mengandung zat-zat yang tidak masuk zat gizi, tetapi sangat bermanfaat dan berkhasiat bagi kesehatan yakni serat makanan, enzim, dan fitonutrien. Ia menyebutkan, serat makanan dibagi menjadi dua jenis, yaitu serat yang tidak larut air dan serat yang larut dalam air. “Serat tidak larut air, serat yang tidak larut air umumnya berbentuk selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat jenis ini tidak dapat larut dalam air, tetapi mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan air. Hal ini menguntungkan bagi tubuh karena dapat mempengaruhi peningkatan ukuran, berat, dan melunakkan feses sehingga mudah dikeluarkan,” papar perempuan asal Desa Tunjuk, Tabanan ini. Padmiari menambahkan, serat juga dapat menghindari terjadinya konstipasi (sembelit). Selulosa dan hemiselulosa merupakan komponen dinding tanaman yang mempunyai peranan dalam meningkatkan bobot dan ukuran fases, mengikat asam empedu, dan menurunkan kadar kolesterol. Lignin merupakan senyawa pada tanaman yang mempunyai peranan sebagai antikanker, antibakteri, antijamur, dan antivirus. Lignin diubah oleh mikroflora usus menjadi enterolactone dan enterodiol, yaitu dua senyawa yang sangat berperan dalam mencegah serangan kanker, terutama kanker payudara. Ia mengatakan, serat larut air mempunyai kemampuan larut dalam air dan merupakan bagian dari dinding sel tanaman yang mudah larut dalam air. Selain itu, serat ini juga berperan mencegah konstipasi. “Di dalam lambung dan saluran pencernaan, serat jenis ini akan membentuk gel sehingga akan membentuk volume yang besar dan cepat membuat kenyang,” ujarnya. Fungsi lain dari serat ini, berperan dalam menurunkan kadar kolestrol. Jenis-jenis serat yang larut dalam air padi-padian, biji-bijian, dan kacangkacangan dan pektin (semua dinding sel tanaman dan kulit luar buah-buahan dan sayur-sayuran). Enzim merupakan substansi yang dapat mempercepat atau bertindak sebagai katalis reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh sehingga sangat berperan dalam kelangsungan hidup sel. Enzim tidak tahan terhadap suhu tinggi sehingga untuk memperoleh enzim yang aktif hendaknya bahan pangan sumber enzim dikonsumsi dalam bentuk segar. Contoh enzim yang terdapat pada buah, enzim papain (terdapat pada pepaya) dan enzim bromelin (terdapat pada nanas). Papain dan bromelin memunyai fungsi yang menguntungkan, yaitu membantu melancarkan pencernaan, mencegah bercampurnya keping-keping darah, mempercepat penyerapan antibiotik, mengurangi peradangan pada kasus artritis, men-

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

11

Warna Buah dan Sayur Informasikan Kandungan Nutrisi gerem nafsu makan, mencegah atau menghentikan pembengkakan setelah terjadi benturan atau pascabedah, mempercepat penyembuhan luka. Fitonutrien merupakan komponenkomponen pada tumbuhan (buah dan sayuran) yang tidak termasuk ke dalam zat gizi, tetapi mempunyai peranan yang sangat besar bagi kesehatan. Fitonutrien terdiri dari pigmen (karoten, flavonoid atau bioflavonoid, klorofil), zatzat yang menyerupai vitamin, (karnitin, kholin, koenzim Q10 (CoQ10). 6-8 PORSI Ia menyatakan, warna pada buah dan sayur bukanlah sekadar pembeda jenis antara buah dan sayur yang satu dengan lainnya. Lebih dari itu, kata Padmiari, warna dalam buah dan sayur merupakan informasi kandungan nutrisinya. Buah dan sayur berwarna merah tua bahkan hampir mendekati ungu umumnya mengandung anthocyanin yakni sejenis antioksidan yang mampu menghambat terbentuknya gumpalan dalam pembuluh darah, sehingga risiko penyakit jantung dan stroke, berkurang. Contohnya, cherry, blackberries, blueberries, plum, prem, anggur merah dan ungu, terong ungu, apel merah, kol ungu, pir merah dan cabai merah. Buah berwarna merah mengindikasikan kandungan antosianin dan likopen. Antosianin berguna untuk

Ida Ayu Eka Padmiari

mencegah infeksi dan kanker kandung kemih, sedangkan likopen menghambat fungsi kemunduran fisik dan mental agar Anda tidak mudah pikun. Selain itu, likopen juga mencegah bermacam-macam penyakit kanker. Sedangkan warna merah pada sayuran menandakan sayuran itu mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antikanker. Contohnya, semangka, stroberi, tomat dan jambu biji merah.

Sedangkan sayur berwarna merah kol merah dan bayam merah. Buah berwarna jingga mengandung betakaroten. Di dalam tubuh betakaroten berfungsi untuk menghambat proses penuaan dan meremajakan sel-sel tubuh. Selain itu juga, betakaroten yang ada di dalam tubuh berubah menjadi vitamin A yang akan memacu sistem kekebalan, sehingga tidak mudah terserang penyakit. “Jenis sayuran berwarna jingga, ubi jalar, labu kuning dan wortel. Buah berwarna jingga adalah melon jingga, pepaya, aprikot, mangga dan jeruk,” jelasnya. Buah berwarna kuning kaya akan kalium, unsur nutrisi yang sangat bermanfaat untuk mencegah stroke dan jantung koroner. Sedangkan jenis sayuran yang berwarna kuning diyakini ampuh memerangi katarak, serangan jantung, dan stroke. Contohnya, belimbing, nanas, pisang. Buah berwarna hijau banyak mengandung asam alegat yang ampuh menggempur berbagai bibit sel kanker. Asam alegat membantu menormalkan tekanan darah. Sedangkan sayuran berwarna hijau banyak mengandung vitamin C dan B Kompleks. Selain itu juga besar kandungan zat besi, kalsium, magnesium, fosfor, betakaroten, dan serat. Kekurangan sayuran berwarna hijau menyebabkan kulit jadi kasar dan bersisik.

Buah dan sayur berwarna hijau, alpukat, melon, anggur hijau, bayam, caisim, sawi hijau, bokcoi, brokoli dan daun singkong. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten (provitamin A). “Semakin tua warna hijaunya, maka semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta karoten pada sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran yang berwarna hijau tua, kangkung, daun singkong, daun katuk, daun papaya, genjer dan daun kelor,” ujarnya. Ia mengatakan, buah dan sayur berwarna putih meskipun hanya sedikit mengandung antioksidan, namun kandungan serat dan vitamin C relatif tinggi. Selain ampuh menjaga kesehatan sistem pencernaan, sayuran berwarna putih dapat meningkatkan ketahanan tubuh. “Sayuran berwarna putih, taoge, kol, kembang kol, sawi putih, rebung, dan jamur, kol dan kembang kol. Sedangkan buah berwarna putih antara lain sirsak, duku, kelengkeng, dan leci. Ia menyarankan, buah dan sayur yang harus dikonsumsi tiap hari 6-8 porsi, yang terdiri dari 3-4 porsi sayur dan 3-4 porsi buah. Satu porsi beratnya 100 gram.

Manfaat Buah-buahan Apel Kombinasi kandungan garam mineral dan pektin dalam apel, serta kandungan asam oksalik pada bayam membentuk substansi unik yang memenuhi dinding-dinding usus dan melalui gerakan kimia yang kuat tapi aman “melepaskan” kotoran yang ada di usus besar yang telah mengendap berhari-hari, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Kandungan zat pektin dalam apel juga mampu menurunkan kadar kolesterol dan triglycerides yang mengganggu fungsi jantung. Fungsinya, mengurangi nafsu makan, mengendalikan tekanan darah dan kadar gula darah. Selain itu, pembersihan racun dalam usus.

obat-obatan, atau rasa mual karena rasa kuatir yang berlebihan.

Alpukat Kandungan kalori, lemak dan minyak yang tinggi di dalamnya tidak saja menjadi sumber energi yang melimpah yang dibutuhkan pada saat puasa, tapi juga mengurangi kadar kolesterol dan menjaga kelenturan otot-otot sendi. Fungsi utamanya, melembabkan dan mengencangkan kulit, membantu pembentukan sel darah merah, mencegah anemia

Pepaya dan Mangga Jus campuran pepaya dan mangga memiliki kandungan karbohidrat dan enzim yang tinggi. Jus segar ini bermanfaat dalam menanggulangi pembengkakan dan peradangan, gangguan pencernaan dan demam. Jus mangga sendiri dapat mengurangi dehidrasi dan memperlancar sirkulasi darah. Sedangkan pepaya melancarkan buang air besar dan mengatasi sembelit. Fungsi utama mangga, mencegah bau badan, desinfektan bagi tubuh dan membersihkan darah, meremajakan sel.

Pisang Daging buah pisang yang lembut melapisi dinding-dinding lambung dan usus sehingga dapat menjadi lapisan antiradang. Pisang sangat membantu bagi mereka yang mengalami masalah peradangan lambung atau usus. Karena daging buah pisang sangat lembut, dianjurkan untuk tidak dijadikan jus. Blewah Kandungan beta-karoten, pro-vitamin A, magnesium, mangan, seng dan krom pada belewah dapat mengurangi peradangan dan memulihkan luka peradangan jaringan usus. Gula alami dan enzim yang dikandung belewah mempunyai fungsi absorpsi atau penyerapan pada usus akibat makan tergesa-gesa shingga makanan tak terkunyah dengan baik, terlalu banyak makan makanan yang berbumbu, endapan

Jeruk Sari buah jeruk yang banyak mengandung vitamin C sangat baik karena selain menstimulasi sistem kekebalan tubuh, juga menghilangkan sumbatan lendir di tenggorokan, rongga hidung, paru-paru dan perut. Berguna pula untuk membersihkan liver dan menghilangkan rasa sakit di tubuh akibat influenza. Campuran sari jeruk nipis dan madu sangat berkhasiat menyembuhkan radang tenggorokan dan amandel.

Nanas Enzim bromealin dalam nanas melarutkan lendir yang sangat kental dalam sistem pencernaan sehingga juga dapat menghancurkan bisul bila ada. Tomat Tomat segar sangat membantu pembentukan glycogen dalam liver. Menurut penelitian ditemukan, tomat menyeimbangkan fungsi liver dengan cepat dan dengan demikian berarti menjaga stamina tubuh dan menyehatkan badan. Garam mineral yang kaya dalam tomat meningkatkan nafsu makan dan merangsang aliran air liur sehingga memungkinkan makanan dicerna dengan baik. Konsumsi tomat yang teratur membantu mengobati penyakit anoreksia (kehilangan nafsu makan). Fungsi utamanya, mengontrol kadar gula dan darah, menggiatkan fungsi empedu dan hati, dan memperbaiki stamina seks. Semangka Terlalu banyak mengonsumsi daging-dagingan, manis-manisan, goreng-gorengan, kopi dan minuman ringan sering membuat darah terlalu banyak kandungan asamnya dan mengakibatkan bintik-bintik merah di kulit. Semangka akan merontokkan asam tersebut dan memperbaiki kandungan darah. Bagi penderita diabetes, mengkonsumsi secara teratur semangka dapat menjaga meningkatnya gula darah. Kelebihan kandungan asam urik dalam tubuh yang menyebabkan arthritis, encok dan keracunan urea dapat dihilangkan dengan meminum jus semangka secara teratur dua kali sehari.

Aneka buah-buahan

Wortel Fungsi utamanya, baik untuk kesehatan mata, meremajakan sel dan menghambat penuaan, dan meningkatkan vitalitas seks. (Wirati Astiti)


10

Dalam beberapa tahun ini perkembangan film nasional semakin menggembirakan. Hal itu terlihat bukan hanya dari bermunculannya filmfilm berkualitas namun juga animo masyarakat menonton film Indonesia. Kalau dulu sempat terdengar kabar kalau film Indonesia sulit tayang lama di bioskop papan atas. Kalaupun bisa, hanya dua-tiga hari saja kemudian diganti dengan film impor.

N

Kreasi

amun, sejak sejumlah film nasional sempat mencapai box office bahkan di tahun 2016 banyak film Indonesia yang mencapai lebih dari 1 juta penonton--Film Warkop DKI Reborn 6,8 juta penonton, Ada Apa Dengan Cinta 2 jumlah penonton 3,7 juta orang, My Stupid Boss dengan 3 juta dan film Rudy Habibie 2 juta penonton, dll--- film nasional sepertinya makin eksis di bioskop papan atas di Jakarta. Animo masyarakat terhadap film nasional bergairah kembali, seiring dengan itu para sineas muda makin kreatif dan mumpuni membuat film-film bukan hanya bermutu tapi juga memiliki nilai jual. Hal ini juga diakui oleh insan perfilman nasional. Mereka menyambut gembira tren positif yang terjadi akhir-akhir ini. Kegembiraan atas perkembangan film nasional juga diungkap artis dan aktor senior, Connie Sutedja dan Anwar Fuadi. Dua insan film kawakan ini memulai debutnya di dunia perfilman di era 1960-an dan tetap eksis hingga saat ini. Mereka optimis mimpi kalangan perfilman khususnya agar film Indonesia menjadi ‘tuan rumah di negeri sendiri’ bakal terwujud. “Ini bukan harapan kosong. Kita semua optimis itu akan terwujud,” kata Connie semangat. Connie Sutedja yang memulai debutnya di dunia film Tanah Air sejak tahun 1965 telah merasakan manispahitnya perjalanan C o perfilman Indonesia.

Style

15

Penonton Tertawa Warna-warni Kebaya Stres pun Hilang

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Gaya tradisional dan modern yang muncul secara bersamaan itulah gambaran koleksi dari salah seorang desainer kebaya papan atas Bali, Rhea Cempaka.

Wanita yang kini berusia 72 tahun ini mengaku, pernah merasakan film Indonesia terpuruk kemudian berjaya dan sekarat lagi. “Saat ini tanda-tanda kebangkitan film Indonesia sudah mulai terasa. Saya kira saat ini kita masih dalam proses bangkit kembali, karenanya masih fluktuatif, naik turun. Tapi apa yang terjadi akhirakhir ini adalah suatu yang baik. Saya optimis banget,” ujar Si Ibu ‘Hebring’, julukan populer Connie Sutedja karena penampilannya dalam sinetron populer “Pondokan” tahun 1990-an. Connie bisa dibilang adalah satu dari sedikit artis/aktor kawakan era 1960-an yang masih bertahan di jagad perfilman/sinetron sampai saat ini. Wanita kelahiran Tasikmalaya 10 November 1944 ini memulai debutnya pertama kali di layar perak

n n i e

S u te d j a

tahun 1965 lewat film ‘Madju Tak Gentar’ di tahun yang sama dia juga tampil dalam film ‘Langkah-langkah di Persimpangan’. Di tahun-tahun berkutnya nama wanita bernama asli Sukarni bin Sutedja ini makin berkibar lantaran setiap tahun film terbarunya tayang di bioskop. Ketika film komedi Benyamin dibuat berserial-serial meledak di pasaran, Connie pun ikut di dalamnya. “Hampir semua serial film Benyamin saya ikut kebagian peran. Di luar dugaan film-film itu meledak di pasaran, padahal ketika itu perfilman nasional sedang terpuruk,” ungkap Connie yang menjadi pemeran utama film ‘Singa Betina Dari Marunda’ tahun 1971. Film ini meledak di pasaran bahkan juga disukai masyarakat Singapura dan Malaysia. Lalu Connie pun sempat menceritakan sekelumit perjalanannya kariernya mengikuti perkembangan naik-turunnya perfilman Indonesia. Di masa jayanya film Indonesia juga bersaing dengan film impor dalam meraih penonton. Tapi kala itu, sekalipun film impor banyak beredar namun film nasional tetap mendapat tempat di hati masyarakat. Yang menarik, di tahun 1970an itu ternyata masyarakat menyukai film komedi. Padahal ketika itu cerita-cerita drama begitu mendominasi. “Di awal tahun 1970-an film Indonesia sedang sekarat. Banyak film impor yang masuk. Kebetulan sutradara memiliki ide membuat film komedi ‘Benyamin Biang Kerok’ tahun 1972. Di luar dugaan film itu meledak di pasaran. Kita semua bingung, kok bisa ya. Padahal kata sutradara Nawi Ismail, dia bikin film itu ‘asal-asalan’ (ringan) saja, tapi justru meledak,“ kenangnya. Setelah dianalisa ternyata masyarakat suka nonton film komedi, film-film lucu yang bisa membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal sehingga stres pun hilang. Karena respons masyarakat yang luar biasa itu maka lahirlah film-film Benyamin berserial-serial. Itu juga sekaligus mengawali kembali kejayaan film Indonesia. Padahal dulu, lanjut mantan personil Golden Girls ini, film komedi yang dibuat Nawi Ismail ini adalah komedi ringan. Beruntung pemeran utamanya Benyamin punya kharisma yang kuat dan inilah yang membuat film komedi itu terasa hidup dan disukai masyarakat. “Dan saya ikut tampil hampir di semua serial film Benyamin,”

pada saya, kangen,” ungkap Connie. Melihat perkembangan perfilman saat ini, Connie mengaku optimis bahwa perfilman nasional akan bangkit kembali. “Tanda-tandanya” sudah terlihat, tren positif juga semakin tampak. “Jadi saya optimis sekali kerinduan semua orang bahwa film nasional akan menjadi ‘tuan rumah di negeri sendiri’ akan terwujud. Apalagi saat ini kita banyak memiliki anakanak muda yang kreatif dan berkemampuan tinggi, jadi itu (kebangkitan film nasional) bukan lah harapan kosong,” katanya.

Anwar Fuady

tambah Connie yang meski usianya menjelang 73 tahun tetap eksis di dunia akting. Sampai sekarang film-film lawas itu masih diputar di berbagai pelosok daerah lewat layar tancap. Bahkan salah satu televisi berbayar juga menyetok film-film lawas tersebut untuk para pelanggan yang merindukan film lama. “Saya saja sampai heran, film saya ‘Singa Betina dari Marunda’ yang rilis tahun 1971 ada di tv berbayar itu. Saya sampai ketawa ngeliat akting saya masa itu, masih muda, badan masih lansing. Saya pakai baju harem yang ‘udelnya ke mana-mana’ hahaaha,” tutur Connie sambil tertawa ngakak. Baginya berakting di depan kamera sudah mendarah daging. Karenanya Connie mengaku tetap berakting meski usianya sudah 70 tahun lebih. Bahkan Connie juga tak merasa keberatan harus bermain sinetron stripping yang konon sangat menguras tenaga karena waktunya yang panjang. Wanita yang menghidupi dirinya dengan berbisnis barang antik—selain main sinetron--mengaku sangat merindukan bisa bermain film kembali. “Sudah lama saya tidak main film. Saya ingin sekali. Soalnya beda ya ‘ruh’ layar kaca (sinetron/FTV) dan layar lebar (film),” katanya. Beberapa waktu lalu dia sempat mendapat tawaran bermain film, namun terpaksa ditolaknya karena saat itu dia terikat kontrak dengan serial populer ‘Tukang Bubur Naik Haji’. “Itu serial stripping, jadi tidak mungkin saya tinggalkan. Jadi dengan sangat menyesal, tawaran main film saya tolak walau ingin sekali. Sekarang, kan, Tukang Bubur Naik Haji sudah selesai, saya berharap ada tawaran main film mampir

PERHATIKAN NILAI JUAL Di sisi lain Connie berharap agar pemerintah juga membantu mewujudkan hal ini dengan berbagai regulasi di semua bidang. Misalnya, pembatasan impor film asing, mendorong bioskop-bioskop menayangkan film nasional lebih lama dan lebih banyak, dll. “Saya yakin bantuan dan dorongan pemerintah akan sangat membantu dalam terwujudnya film nasional menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” katanya. Hal senada juga diungkap oleh Anwar Fuady, aktor senior yang memulai debutnya di perfilman nasional tahun 1968 lewat film ‘Manusia dan Peristiwa’. Menurutnya, dalam beberapa waktu terakhir ini telah lahir banyak film-film berkualitas yang bukan saja bagus secara kualitas namun juga disukai masyarakat. Sineas-sineas muda yang kreatif telah berhasil menggaet masyarakat Indonesia untuk menonton film karya anak bangsa. Jumlah penonton yang mencapai jutaan adalah suatu hal yang luar biasa. Hal ini harus terus ditingkatkan, kata Anwar. Ta p i t a m b a h n y a , h a n y a memperhatikan mutu film saja tidak akan bisa berjalan. Karenanya pembuat film harus juga memperhatikan’nilai jual’ film tersebut. “Film bermutu tapi tidak memiliki nilai jual, percuma. Tidak ada yang nonton. Karena itu kualitas dan nilai jual harus seiring sejalan. “ “Namun dengan adanya filmfilm yang sangat menonjol saat ini, yang berhasil menggaet jutaan penonton, hal ini menandakan para sineas muda kita sudah menjalankan itu. Mutu dan nilai jual. Jika ini konsisten berjalan, saya yakin kebangkitan film Indonesia akan segera terwujud,” ungkap mantan Ketua PARSI ini. (Diana Runtu)

B

egitu juga dengan pilihan warnanya menjadikan kebaya -kebaya ini semakin istimewa. Putih menjadi salah satu warna favorit saat memilih kebaya. Sebab palet ini mampu menghadirkan kesan bersih dan elegan. Apalagi

untuk kegiatan berbagai upacara di Bali. Agar lebih menarik dimunculkan dengan motif atau detil yang berbeda maupun dengan variasi pada warna selendangnya. Penampilan dengan warna cerahpun tetap menarik dengan kesan ceria dan dinamis untuk melakukan kegiatan.

Begitu juga kebaya dengan payet bunga atau bordir bunga untuk kesan feminin. Selanjutnya penyematan aksesori dengan desain tradisional tampil sebagai pemanis kebaya. Selain itu, lanjut Ketua Asbest Kota Denpasar ini, warna dan model kebaya menentukan keindahan kebaya saat dikenakan. Warna kebaya yang cocok dengan warna kulit dan sesuai dengan karakter diri akan sangat elegan dan menyatu dengan yang mengenakan dan kecantikannya pun semakin terpancar. (Sri Ardhini)


Edukasi

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Antisipasi Hoax, Bentengi Diri dengan Pendidikan Bela Negara Belakangan masyarakat dibuat resah oleh penyebar­ an informasi yang kebablas­an. Informasi yang belum jelas ke­ benarannya atau beri­ ta hoax dapat dengan mudah meluas melalui kemajuan tekhnologi. Para pengguna media sosial dengan mudah meng-klik dan menshare berita tanpa membaca terlebih dahulu.

bagi perkembangan informasi baik itu dari sisi positif maupun negatif. Dampak dari percepatan penyebaran informasi juga dirasakan dalam dunia pendidikan sehingga akses informasi sudah dalam genggaman. “Mahasiswa yang datang ke perpustakaan mulai menurun sehingga untuk mendukung literasi, informasi yang sangat mudah diakses ini sangat membantu,” ujar

pria yang juga dosen di Fakultas Ekonomi Undiksha Singaraja tersembut. Terlepas dari itu, Gede Parma tidak menepis jika pesatnya perkembangan informasi juga berdampak buruk jika pengguna teknologi dan pencari informasi tidak

H

al tersebut juga disampaikan oleh I Putu Gede Parma, S.ST.Par., M.Par., Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Menurutnya, perkembangan tekhnologi memang membawa dampak luar biasa

I Putu Gede Parma, S.ST.Par., M.Par.

dengan cerdas. Kata dia, berita hoax yang sifatnya politik akan bernada provokatif dan menjatuhkan orang tertentu demi suatu kepentingan. “Masyarakat Indonesia sebagai pengguna media sosial terbesar seharusnya mulai cerdas jangan menelan mentah-mentah informasi yang diperoleh,” jelasnya. Sulit memang untuk mendeteksi berita itu hoax atau bukan sebab yang paling utama dalam penyebarannya adalah kecepatan bukan ketepatan. Peran pemerintah pun dinilai sangat perlu sebagai law enforcement bersinergi dengan pihak-pihak terkait untuk membuat aturan hukum sebagai pengontrol kebebasan penggunaan media sosial. “Di era reformasi kebebasan kita memang sudah kebablasan sehingga sangat perlu dibuat aturan hukum untuk orang yang semena-mena menggunakan media,” ujarnya. Sebagai Ketua KNPI yang merupakan induk

dari organasasi-organasasi kepemudaan, pihaknya selalu memberikan pendidikan politik yang benar untuk mengantisipasi hoax kepada anggotanya. Gede Parma mengungkapkan pendidikan Bela Negara sangat penting diterapkan sehingga dapat menumbuhkan rasa memiliki empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UndangUndang Dasar, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. “Biasanya penyebaran hoax berupa isu-isu yang menyerang kebhinekaan, persatuan dan yang terkait dengan empat pilar tersebut,” ungkapnya. Meskipun merupakan organisasi yang telah ada sejak lama, namun pihaknya tidak menampik jika saat ini pemuda lebih tertarik masuk ke dalam organisasi politik. Akan tetapi, KNPI tetap akan bersinergi dengan pemerintah untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif dan menerapkan pendidikan politik yang cerdas, santun dan bertanggung jawab. “Untuk turut mencerdaskan bangsa, kita harus mencerdaskan diri dulu,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Dara Gadget rupa­ nya telah menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Ba­ nyak hal yang dapat dimudahkan de­ ngan penggunaanya, tidak sedikit juga hal yang dirampas olehnya, baik itu waktu, pekerjaan, atau bahkan ke­ luarga dan sahabat.

M

elalui single Korban Gadget, Dejapu Band siap gebrak blantika musik bali dengan penggarapan video klip ke empat. Band yang telah terbentuk sejak tahun 2014 silam ini diperkuat dengan formasi Putu Budi sebagai vokalis , Aditya sebagai pianis, Lojer sebagai Bassis, Julian Richard sebagai Gitaris, dan

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

9

Setelah Omang Dogen, Dejapu Siap Rilis Korban Gadget DFat sebagai Drummer. Mengambil aliran alternatif, Dejapu band mengaku jika aliran tersebut memang sesuai dengan jiwa dan karakter masing-masing personel. “Kami juga melihat pangsa pasar, notabene anakanak muda penikmat musik suka aliran musik alternative,” imbuhnya. Malang melintang di dunia musik, Dejapu telah meriliis 9 lagu dalam album perdananya. Sebelumnya, tiga lagu telah dipublish ke media sosial setelah merampungkan klipnya, di antaranya Omang Dogen, Cek In Dalung, dan Malam Minggu. “Beberapa minggu lagi kami akan rilis klip

terbaru kami yang berjudul korban Gadget, dan di Bulan April kami akan lauching album pertama yang diproduseri oleh Bali WD Production,” ungkap

Sudut Pandang

Pilih Bisnis Sesuai Keterampilan Di era yang serba harus kreatif ini, kita harus mampu memanfaatkan segala kesempatan menjadi sumber penghidupan jika tidak bisa tunduk pada pada aturan kerja bisnis orang lain. Semua hal bisa dibisniskan, tidak terkecuali bidang pendidikan. Menjadikan bidang pendidikan sebagai potensi bisnis memang bukan hal baru meskipun bidang ini tidak banyak dilakukan oleh masyarakat. Bisnis bidang pendidikan juga dilakukan oleh Made Novita Dwi Lestari, S.Pd.,M.Pd., dosen Bahasa Inggris STAH Negeri Mpu Kuturan. Membuka les privat merupakan peluang bisnis yang coba ia tekuni beberapa tahun belakangan ini. Menurutnya, bisnis bidang pendidikan lebih menarik ketimbang bidang fashion maupun kuliner yang lebih menjanjikan. “Ini memang sesuai dengan bakat dan juga latar belakang pendidikan. Bakat saya punya, hobi juga ada, sehingga saya lebih suka yang berhubungan dengan pendidikan,” ungkapnya. Berbekal kemampuannya berbahasa asing menjadi salah satu keterampilan yang patut ia syukuri. Baginya, bahasa asing wajib dikuasai untuk bersaing secara global dalam dunia kerja. Melihat kondisi ini, perempuan kelahiran 28 November 1986 juga akan membuka kursus singkat yang akan menyasar mahasiswa dari lembaga-lembaga pariwisata. “Mereka memang dicetak untuk berkecimpung di pariwisata, tetapi kemampuan speaking selama ini selalu menjadi kendala,” jelasnya. Tidak hanya kursus bahasa asing, Novita sapaan akrabnya juga membuka kursus bagi penutur asing. Saat ini, selain bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, keberadaan Bahasa Indonesia juga banyak dilirik oleh orang luar. Baginya, mengajarkan Bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIFA) secara tidak langsung juga mengenal budaya Indonesia kepada orang luar. Hal tersebut merupakan

suatu kebanggan tersendiri baginya bisa memperkenalkan budaya, pariwisata, dan bahasa itu sendiri. “Mereka yang tertarik dengan bahasa Indonesia biasanya yang menikah dengan orang Indonesia maupun yang memang tertarik dengan budaya Indonesia. ke depan siapa tahu kita Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sama dengan Bahasa Inggris,” imbuhnya. Memiliki kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris merupakan modal utama dalam pengajaran BIFA. Akan tetapi dirinya juga harus tahu bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga dalam pengajaran memerlukan partner yang memang mempunyai latar belakang pendidikan bahasa Indonesia. “Saya lebih suka memiliki partner kerja yang memang membidangi bahasa Indonesia sehingga dalam mengajar tidak asal-asalan. Begitu juga dalam bidang pariwisata saya juga harus memiliki partner di bidang itu,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Made Novita Dwi Lestari, S.Pd.,M.Pd.

16

“Kami juga melihat pangsa pasar, notabene anak-anak muda penikmat musik suka aliran musik alternative,” Budi sang Vokalis. Lagu korban Gadget merupakan lagu hits bernuansa ska dengan tema sosial tentang pengaruh tekhnologi terhadap budaya yang diimplementasikan dalam kehidupan di masyarakat. Bagi para personil agar karyanya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat utamanya penikmat musik, maka karya harus dekat dengan masyarakat juga. Salah satunya adalah pemilihan tema lagu. “Tema lagu yang kami usung masih seputaran percintaan dan sosial, karena dua hal ini memang sangat dekat dengan ke-

hidupan masyarakat,” jelasnya. Sementara itu, setelah dirilis ke publik beberapa waktu lama, lagu dan klip yang berjudul Omang Dogen juga mendapat apresiasi positif dari pendengar. Omang Dogen menceritakan tentang ketulusan cinta seorang pria terhadap pasangannya. Melalui lagu ciptaan Jun Bintang, personil ingin menyampaikan bahwa cinta sejati memang ada, meskipun maut telah memisahkan. “Pesan moral yang disampaikan setialah pada pasangan kita sampai ajal memisahkan,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)


8

Bunda & Ananda

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Didik Anak lewat Film Harapkan Tiap Tahun Ada Film Sarat Nilai Edukasi

“Film ini sangat luar biasa, mendidik anak lewat film. Film ini wajib ditonton untuk anak-anak dan orangtua,” ujar salah seorang guru yang turut mendampingi anak-anak didiknya dalam nonton bareng Film IQRO-Petualangan Meraih Bintang di Cinema XXI Level 21, beberapa bulan Januari lalu.

P

emutaran khusus bersama salah seorang tokoh dalam film tersebut Nur Amin Syahputra (pemeran tokoh Tomas), mengundang anak-anak dan guru dari komunitas Aisyiyah di Denpasar. Guru lainnya juga menyampaikan kesannya usai menonton film ini. Ia mengatakan, orangtua juga diingatkan bahwa mengajarkan anak tidak dengan cara kekerasan. “Dengan kasih sayang akan mengena ke anak-pesan moral sangat

Sentuhan Vintage Kolonial pada Restoran Konsep maupun gaya vintage, belakangan seringkali kita dengar. Kata ‘vintage’umumnya identik dengan fashion dan furnitur maupun interior. Vintage dalam furnitur dimaknai dengan model furnitur yang usang atau kuno. Namun, bukan berarti furnitur tersebut dibuat pada masa lampau. Vintage dalam furnitur lebih menekankan pada desainnya yang dibuat dengan kesan vintage. Demikian halnya dengan interior.

K

Nonton bareng Film IQRO

luar biasa. Ilmu pengetahun dijunjung tinggi. Anak diajarkan untuk mencintai kitab sucinya. Jika mau digali, sesungguhnya semua ilmu di dunia luar itu di dalamnya,” ujarnya. Wakil Ketua Aisyiyah-Rahmani yang benar-benar menyimak film ini tak mau kalah menyampaikan kekagumannya. Film IQRO ini

dikatakannya mengenalkan pendidikan agama lewat film. “Film Iqro dengan genre semua umur, hiburan dan edukasinya dapat,” ucapnya sembari mengaku terharu dan sempat menitikkan air mata saat menyimak film tersebut. Katanya, yang paling berkesan adalah ada edukasi untuk

sekarang jadi tau banyak,” ujarnya. Dalam film tersebut, Tomas membantu sang profesor (diperankan Cok Simbara) mencari jalan keluar (solusi) untuk mempertahankan keberadaan Bosscha, tempat peneropong bintang tertua yang berlokasi di Lembang, Jawa Barat. Film IQRO ini merupakan film layar lebar keduanya. Sebelumnya, Nur Amin turut terlibat dalam Film “Love in Faith” bersama aktor-artis Rio Dewanto dan

Nur Amin Syahputra

Laura Basuki. Sementara untuk film-film pendek, setidaknya ada 14 film rutut diparankan Nur Amin. (Inten Indrawati)

penanaman karakter pada, memperkenalkan kitab suci (dalam film ini-Alquran) lebih awal sebelum ilmu yang lain. Ada juga sikap/perilaku yang sangat baik, permohonan maaf oleh lakon “Codet” yang telah melakukan perbuatan yang tak terpuji. Si Codet ini punya keberanian untuk meminta maaf. Sikap/perilaku ini harus ditanamkan pada anak sejak dini, ketika ia melakukan kesalahan,” jelasnya. Dalam film tersebut juga ada sikap pertemanan yang luar biasa dari komunitas anak-anak di dekat Bosscha. Demikian halnya dalam persaingan di sekolah, terlihat ada motivasi untuk sama-sama belajar,

mengejar pengetahuan ketika liburan dan memaparkannya di kelas saat masuk sekolah kembali. Film IQRO serentak ditayangkan perdana di XXI, mulai 26 Januari 2017 ini. Bunda Anna, ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) 2005-2014 Jawa Barat yang juga puluhan tahun malang melintang sebagai presenter TV-- yang turut mengawal acara nonton bareng tersebut menyatakan pengharapannya agar perfilman Indonesia, setidaknya setiap tahun ada memproduksi film-film seperti IQRO, untuk semua umur yang sarat nilai edukasi. (Inten Indrawati)

Mendongeng Lima Menit

SURGA DAN NERAKA

Sejak lama seorang preman berpikir, benarkah ada surga dan neraka. Konon surga itu sangat indah. Tempat itu hanya dihuni oleh orang-orang baik budi. Mereka disamMade Taro but dan dihibur oleh bidadari-bidadari cantik. Sebaliknya, konon lagi, di neraka hanya terdapat penjahat. Penjahat-penjahat itu mengerang dan mengaduh terus karena menahan panas jembangan yang ditidurinya. Jembangan itu dibakar dengan kayu api. Untuk meyakinkan kepercayaan itu, sang Preman lalu mendatangi seorang bijaksana yang tengah bermeditasi. “Hai, Orang Bijaksana! Tunjukkan padaku, di mana surga dan di mana neraka!” katanya berkacak pinggang. Melihat seseorang yang berlagak kasar di depannya, Orang Bijaksana itu merasa terusik. Ia tersinggung dan marah. Namun sebagai orang yang sudah terbiasa mengendalikan diri, ia berhasil mengusir gejolak amarahnya. Katanya, “Tidak dapatkah kau bersikap yang lebih sopan?” Ucapan Orang Bijaksana itu menambah marah

sang Preman. Ia lalu menghunus pedang dan mengancam orang yang sedang bermeditasi itu. “Nah, itulah contoh neraka,” jawab Orang Bijaksana. “Engkau sudah sampai di situ. Di tempat itu serba panas. Badan kita sedikit demi sedikit terbakar dan kalau dibiarkan, badan kita akan hangus.” Sang Preman menyadari sikapnya yang kasar itu. Ia segera menyarungkan kembali pedangnya. “Nah, sekarang engkau telah menginjakkan kaki di wilayah surga,” lanjut Orang Bijaksana seraya tersenyum. “Semuanya terasa sejuk. Tenang, damai, tenteram, penuh kasih sayang. Tak ada yang mengusik perasaan kita. Sungguh damai dan membahagiakan. Sepercik air seperti menyirami seluruh tubuh kita dengan kedamaian dan kebahagiaan!” Sang Preman tiba-tiba membungkuk dan bersimpuh di depan Orang Bijaksana. Kemudian berkali-kali menyentuhkan keningnya di kaki orang yang ia kagumi itu. “Terimakasih sebesar-besarnya, Orang Bijaksana,” katanya. “Tuan Hamba telah membuat sadar dan telah mengantarkan hamba ke tanah surga. Sekarang hamba percaya, bahwa surga dan neraka itu tempatnya tak jauh dari kita.” (Banyak sumber)

17

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Tedi Wahyu

Nur Amin Dalami Astronomi Nur Amin Syahputra, pemeran Tomas dalam Film IQRO Petualangan Meraih Bintang ini, mengatakan mendapatkan pengalaman yang berbeda dari keikutsertaannya terlibat dalam film tersebut. Perannya sebagai mahasiswa Astromi yang magang, membuatnya mau tak mau harus mendalami tentang apa itu astronomi. “Setidaknya, saya yang awalnya tidak tau tentang astronomi,

Griya

Alexia Dubus

onsep Vintage Kolonial bisa kita lihat pada Batik Bali Restaurant and Bar di kawasan Oberoi, Seminyak Kuta Bali. “Sesuai dengan namanya, jadi semua jenis batik dari berbagai daerah kami aplikasikan pada area tangga,” ujar desainer interiornya Tedi Wahyu bersama dua temannya, Cherry Lestari dan Alexia Dubus. Batik stamp yang sudah tak terpakai juga diaplikasikan pada tiang area bar. Unsur tropical juga kental pada area ini, yang bisa dilihat dengan hadirnya nuansa hijau dari verti-

Cherry Lestari

cal garden di dalamnya. “Semua furnitur termasuk lighting menerapkan konsep vintage,” tegasnya. Plafon area lantai 1 memakai cut ornament vintage. Area ceiling dome memakai membrane agar terkesan ringan, namun “dimainkan” pada struktur agar kelihatan seperti stasiun kereta api lama. Plafonnya ekspos. “Jadi kolonialnya tetap kelihatan,” imbuh Tedi. Sementara, lantai decking. “Aksesoris hampir semua batik, sampai logonya pun style vintage batik,” pungkasnya. (Inten Indrawati)


18

Life Story

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Nyakan Diwang Tradisi Usai Nyepi Buleleng memiliki berbagai jenis tradisi yang sangat unik yang hanya bisa dijumpai pada momen-momen tertentu saja. Salah satunya, suasana Ngembak Geni, serangkaian Hari Raya Nyepi di sejumlah desa di Kecamatan Banjar nampak berbeda dengan desa di kecamatan lain.

A

da sebuah tradisi turun-temurun yang diselenggarakan krama yakni tradisi masak di jalan atau yang lebih dikenal dengan Nyakan Diwang. Tradisi yang sudah berusia ratusan tahun itu masih tetap ajeg di jaga sampai saat ini. Nyakan Diwang merupakan aktifitas menanak nasi hingga memasak di luar rumah tepatnya di pinggir-pinggir jalan di Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng. Konon, tradisi ini dilakukan sebagai bentuk pembersihan rumah terutama penyepian dapur setiap keluarga yang ada di Desa Banjar. Salah seorang warga Banjar Dinas Gesing II Desa Gesing Kecamatan Banjar, Ketut Arta Dana mengatakan, tradisi

Nyakan Diwang ini sudah dipersiapkan dari dua hari sebelum Ngembak Geni atau pada hari Pengrupukan. Saat Nyipeng berakhir pukul 24.00 Wita, sekitar pukul 02.00 dini hari, warga mulai sibuk memasak di tungku luar rumah atau yang sering disebut diwang. Hal ini dilakukan secara serempak seluruh masyarakat. Anak-anak pun tak ingin melewatkan momen unik yang rutin berlangsung setiap tahun ini. “Mengingat nyakan diwang dimulai dari jam dua dini hari jadi kami persiapkan saat pengrupukan,”ungkapnya. Dikatakannya, meski tidak adanya pantangan atau sanksi bagi yang tidak melaksanakan namun tradisi nyakan diwang itu kembali dari kesadaran krama setempat bahkan masyarakat

S

epanjang perjalanan pulang ke rumahnya, Banu (45) lebih banyak diam dan tidak ikut terlibat obrolan dengan sesama rekan kerjanya dalam mobil. Ia tampak tidak tenang. Hari itu, bersama beberapa rekannya, ia baru saja bertugas ke luar kota yang jaraknya sekitar dua setengah jam dari kampungnya. Biasanya suaminya selalu mengantar ke mana

Warga di Kecamatan Banjar menjalankan tradisi Nyakan Diwang saat Ngembak Geni

percaya krama setempat merasa ada beban secara niskala bila tidak ikut melaksanakan upaca­ ra itu. “Setiap warga walaupun tinggalnya di pelosok dan jauh dari jalan raya, akan tetapi mereka tetap melaksanakannya karena bagi mereka hari raya Nyepi tidak akan lengkap jika tidak menjalankan tradisi yang sudah ada,”jelasnya. Sama halnya di Desa Banjar dan Desa Dencarik Kecamatan Banjar, sejak dini hari masyarakat mulai melaksanakan tradisi nyakan diwang de­ngan

HUT Ke-413 Kota Singaraja

Refleksi Pembangunan dan Rencana Pembangunan Kabupaten Buleleng

Memasuki usia ke-413, Kota Singaraja semakin mantap melangkah dan maju di segala lini. Perubahan dan juga pembangunan terus dilakukan, terlebih lima tahun ke belakang. Banyak capaian dan juga pembangunan yang telah dilaksanakan. Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST., saat menjadi Inspektur Upacara Upacara Peringatan HUT Kota Singaraja ke 413, Kamis (30/3), mengatakan refleksi dilakukan terhadap program-program yang sudah berjalan. Rencana pembangunan pun telah dirancang dan tertuang dalam 12 Program Agenda Strategis (PAS) selanjutnya. Upacara Peringatan HUT Kota Singaraja ke 413 dilaksanakan di Lapangan Umum Taman Kota Singaraja, Kamis (30/03). Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST dan Lettu Inf Rudy Megianto, S.S.T.Han sebagai komandan upacara. Hadir pula pada Apel ini Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG beserta ibu, Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, SH, Ketua TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Mas Aries Suradnyana, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Buleleng, Kepala OPD lingkup Pemkab Buleleng, undangan dan para peserta upacara. Menurut Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini, HUT Kota Singaraja ke 413 yang mengambil tema “Singaraja Di Hatiku” memiliki makna yang mendalam yaitu rasa kebanggaan dan kecintaan kepada Kota Singaraja. Dalam peringatan HUT kali ini dirinya mengajak masyarakat untuk bersamasama membangun kota Singaraja dan Kabupaten Buleleng. “Dengan ini saya mengajak seluruh lapisan masyarakat Buleleng untuk kembali menumbuhkan semangat untuk bersama-sama membangun Buleleng,” ujarnya.

“Mas, hari ini saya pulang menumpang mobil kawan bersama Bu Dewi dan Pak Roni,” jawab Banu ketika ditanya oleh suaminya lewat telepon. Kalimat itu adalah kalimat ter­akhir yang diucapkan Banu ketika hendak masuk ke mobil. Sebelumnya, Banu berbicara dengan suaminya lewat telepon itu dan mengambil jarak agak jauh dari mobil. Di kejauh­an, Banu tampak gelisah dan tegang. “Seper­ti orang tengah bertengkar dan Banu kelihat­an ketakut­an,” kata Dewi.

Selama lima tahun kepemimpinannya bersama dengan Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., konsisten menjalankan program pembangunan yang tertuang dalam 12 PAS dengan peningkatan pembangunan di segala bidang. Pembangunan infrastruktur jalan di pedesaan untuk kemudahan akses transportasi. Pembangunan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng dan dua RS Pratama sebagai akses pelayanan kesehatan serta pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk pemenuhan kebutuhan air bersih. “Kita terus mengembangkan program-program pembangunan terintegrasi lainnya yang membawa gambaran baik upaya pembangunan ekonomi di Kabupaten Buleleng,” ucap Bupati yang akrab disapa PAS ini. Rencana ke depan, imbuh Bupati PAS, akan berfokus kepada pertanian. Bupati murah senyum ini menjelaskan sektor pertanian masih mendominasi perkembangan ekonomi di Kabupaten Buleleng. Sektor pertanian telah memberikan kontribusi sebesar 22,68 persen bagi perkonomian di Kabupaten Buleleng. Dengan fakta tersebut dan potensi yang ada, dirinya beserta jajaran akan mengembangkan sektor pertanian di Buleleng pada tahun 2018. Selain itu, khusus untuk kota Singaraja, akan masuk pada penataan secara komprehensif dan menyeluruh terhadap wajah kota yang bisa memberikan kontribusi kesejahteraan pada sektor pariwisata. “Khusus untuk kota Singaraja, kita akan masuk pada program penataan secara komprehensif untuk menunjang pariwisata di Kota Singaraja. Untuk pertanian, kita akan mulai dari pedesaan. Artinya kita serius bagaimana ke depan menganggarkan dan membuat program untuk memberikan kontribusi langsung kepada kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya. (adv)

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana ketika menjadi Inspekstur upacara dalam Peringatan HUT Kota Singaraja

sarana seperti kayu bakar, segala aktifitas memasak yang biasanya dilaksanakan di dapur kini dilaksanakan di luar pekarangan rumah khusus di hari Ngembak Geni. Saat ada anggota keluarga yang menanak nasi, anggota keluarga yang lain membentangkan tikar dan duduk-duduk di atas bentangan tikar itu sambil saling mengunjungi tetangga untuk bersilahturami saling menyapa dan sekadar berbasa-basi menanyakan jenis masakannya yang dibuat tetangga

Sementara itu, Kelian Banjar Adat Gesing Mangku Made Suaya Menambahakan, tradisi Nyakan Diwang merupakan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun menurun. Ke depan pihaknya akan terus mempertahankan tradisi yang dirasa sangat berdampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam mempererat rasa persaudaraan dan kekeluargaan. “Ini merupakan warisan yang telah turun temurun dan kami akan terus lestarikan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Maknai Perayaan Nyepi, Bupati Buleleng Ajak Masyarakat Intropeksi dan Mulat Sarira Momentum Hari Raya Nyepi yang merupakan hari raya suci dan tahun baru caka bagi umat Hindu hendaknya dimaknai sebagai sebuah penghormatan terhadap alam beserta isinya. Untuk itu, diharapkan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Buleleng untuk dapat merenung dan merefleksikan kembali ajaran-ajaran agama yang senantiasa mengajarkan untuk selalu berpikir, berkata dan berbuat baik. Jadikan spirit Hari raya Nyepi untuk lebih meningkatkan srada bakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa serta lebih mawas diri. Serangkaian perayaan hari raya Nyepi tahun baru Caka 1939 yang jatuh pada 28 Maret 2017, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST., dan Wakil Bupati dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., secara khusus mengucapkan selamat merayakan hari raya Nyepi Tahun baru caka 1939. “Melalui perayaan hari suci bagi umat Hindu ini, kami mengajak seluruh masyarakat Buleleng untuk selalu meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, serta menumbuhkan rasa persaudaraan dikalangan umat beragama, sehingga akan dapat menimbulkan shanti atau damai di kalangan masyarakat,”paparnya. Selebihnya, Agus Suradnyana mengungkapkan pada perayaan Nyepi ini dia juga mengajak masyarakat di Kabupaten Buleleng untuk selalu intropeksi dan mulat sarira. Momentum perayaan hari raya ini sangat tepat untuk kembali pada jati diri sebagai manusia Bali yang selalu mengedepankan rasa solidaritas dan saling hormat-menghormati antar sesama umat manusia. “Momentum mulat sarira sangat tepat dikedepankan demi menjaga kenyamanan dan keamanan Bali pada umumnya. Buang jauh-jauh rasa dendam, dengki dan iri hati. Dengan rasa persatuan dan kesatuan serta kedamaian melalui hari raya Nyepi akan dapat mewujudkan pembangunan di Bali Utara,”ujarnya. Dalam merayakan Nyepi, Kata Bupati murah senyum ini, umat diajarkan untuk mengendalikan diri lewat catur brata penyepian yang meliputi

amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan. Dengan mampu mengendalikan diri diharapkan tercipta kedamaian. Oleh karena itu, pada momen hari raya yang baik ini umat mesti berusaha menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baiknya. Sementara itu Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra juga mengingatkan krama Buleleng dalam melaksanakan hari raya Nyepi dapat berjalan dengan aman, khidmat dan penuh tenggang rasa. Tingginya rasa tenggang rasa yang selama ini ditunjukan krama sangat membantu pemerintah dalam melaksanakan berbagai program yang digulirkan Pemkab Buleleng. Selain itu, Sutjidra mengajak masyarakat Buleleng dalam kesucian makna hari raya Nyepi ini untuk melakukan mawas diri, menyatukan pikiran, sehingga dapat melaksanakan catur brata penyepian dengan baik. “Kemampuan mengimplementasikan toleransi antar umat beragama memiliki makna menjadi kemenangan dalam kehidupan beragama,” ucapnya. Akhir kata Putu Agus Suradnyana bersama Nyoman Sutjidra mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1939. (Adv)

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

7

Suami Pencemburu pun ia pergi termasuk untuk urusan pekerjaannya sebagaia seorang pegawai negeri. Namun hari itu suaminya yang bekerja sebagai petani itu tengah sibuk di sawah sehingga tidak bisa mengantar dan menjemputnya. Ia terpaksa menumpang pada rekan-rekannya yang membawa mobil. Begitu tiba di gang menuju ke depan rumahnya, kegelisahan semakin terlihat di wajah Banu. Karena mobil tidak bisa masuk gang, Banu turun di mulut gang. Melihat Banu yang makin gelisah, dengan spontan Dewi membuka semua kaca mobil sehingga memperlihatkan seluruh penumpang yanga da di dalam mobil. Ada lima orang rekan kerjanya bersama Banu, dua di antaranya adalah laki-laki. Rupanya, di mulut gang itu, suami Banu sudah menunggunya. Setelah Banu turun dan menyampaikan terima kasihnya, Dewi dan rekan-rekannya berpamitan sembari menyapa suami Banu.

Terungkaplah mengapa Banu begitu ketakutan dari Dewi yang kemudian menceritakan kisah Banu dan suaminya yang dimulai sejak 10 tahun yang lalu. Kala itu Banu yang berasal dari Jawa Timur itu tengah menjalani kuliahnya di Yogyakarta. Ia tergolong cerdas gemilang dengan nilai-nilai memuaskan. Hari-harinya lebih banyak di kampus keguruan tempatnya kuliah. Pada suatu siang yang cerah, saat Banu tengah makan di kantin kampus, ia bertemu dengan seorang pemuda yang menarik perhatiannya. Dari penampilan pemuda itu, Banu berpikir bahwa ia salah seorang mahasiswa di kampus yang sama namun kemungkinan berbeda fakultas karena ia hampir tak pernah bertemu dengan pemuda itu di kampusnya. Pemuda itu kemungkinan tengah mampir saja atau ingin bertemu kawannya di kampus Banu. Begitu yang ada dalam pikiran Banu. Mereka lalu berkenalan dan menjalin berkawan. Makin lama makin dekat. Entah apa yang ada dalam pikiran Banu ia kemudian jatuh hati pada pemuda itu tanpa banyak bertanya. Gayung bersambut, rupanya pemuda itu juga jatuh hati padanya. “Mereka pacaran sebentar lalu Banu dilamar,” kata Dewi. Selama dalam proses persiapan pernikahan itulah Banu baru mengetahui bahwa pemuda kekasihnya itu bukanlah seorang mahasiswa alias tidak kuliah di kampus tersebut. “Dia hanya datang jalanjalan dan kebetulan mampir saja di kantin kampus hari itu kemudian ketemu dengan Banu,” kata Dewi. Setelah Banu tahu hal itu, Banu berniat menarik kembali keinginannya untuk menikah dengan pemuda asal salah satu kampung di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat itu. “Semua terlanjur dan calon suaminya tidak ingin melepasnya,” ujar Dewi. Banu sendiri berusaha keras untuk menggagalkan perkawinan itu namun begitu susah melepas pemuda itu. “Konon ada guna-guna di balik itu semua yang membuat Banu tidak bisa lepas dari calon suaminya itu,” ujar Dewi. Namun terlepas dari

itu, menurut Dewi, pemuda itu memang merupakan jodoh bagi Banu. Maka pernikahan pun terjadi dan Banu mengikuti suaminya ke Pulau Sumbawa. Banu bekerja sebagai pegawai negeri dan suaminya mengurus sawah dan kebun milik mereka. Penderitaan Banu dimulai sesaat setelah tiba di kampung suaminya. Ruapnya suaminya itu memiliki penyakit cemburu yang berat. “Banu tidak boleh bicara apalagi menumpang di boncengan rekan laki-lakinya, suaminya pasti marah,” ungkap Dewi. Tiap kali ketahuan Banu berbicara atau berkomunikasi lewat media sosial ataupun pesan singkat dengan rekan laki-lakinya, maka Banu pasti mendapat kekerasan fisik dari suaminya. Itulah sebabnya, jika ia menumpang mobil kawannya, meski banyak orang lain sesama rekan kerjanya, jika ada laki-laki dalam mobil tersebut, ia harus memberitahu suaminya terlebih dahulu bahwa ia akan pulang dengan siapa saja. “Untuk membuktikan itu, suaminya akan menunggunya di mulut gang rumah mereka seperti tadi itu,” kata Dewi menggelengkan kepala tanda heran dengan prilaku suami Banu. Mungkin karena suaminya terlalu keras dan cemburu, Banu sempat melakukan kesalahan yang fatal untuk mencari pelariannya. Dewi merasa heran juga dengan apa yang dilakukan Banu. Entah kekuatan apa yang mempengaruhi Banu sehingga ia bisa melakukan itu. “Mungkin ingin mencari pelarian, Banu sempat selingkuh dengan laki-laki lain. Tapi itu kan sangat berbahaya untuk dia (Banu),” ujar Dewi. Apa yang dilakukan Banu sempat membuat Dewi dan para tetangganya yang tahu perselingkuhan itu khawatir karena takut dan kasihan pada Banu jika sampai suaminya tahu. “Para tetangga terpaksa tidak memberitahukan suami Banu kabar perselingkuhan itu karena tahu pasti Banu akan disiksa oleh suaminya jika sampai suaminya tahu,” ujar Dewi. (Naniek I. Taufan)


6

Pelibatan laki-laki untuk mewujudkan keadilan gender telah diwacanakan lebih dari satu dasawarsa terakhir di Indonesia. Wacana ini lahir terinspirasi dari perjuangan gerakan perempuan untuk mewujudkan keadilan gender secara khusus untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Sebagian laki-laki kemudian bergerak untuk memikirkan ulang, tentang konsep menjadi laki-laki serta cara pandang mereka tentang kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan.

M

Woman on Top

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

enurut Direktur Gender Oxfam di Indonesia, ­Dr. Antarini Arna, S.H., LLM., perubahan cara pandang laki-laki terhadap perempuan harapannya akan mempengaruhi sikap, perilaku, dan pola hubungan mereka dengan perempuan. Harapan yang lebih besar, perubahan cara pandang akan menjadi kekuatan untuk menggerakkan kelompok laki-laki yang lebih besar sebagai gerakan untuk terlibat dalam upaya mewujudkan keadilan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan. “Oxfam di Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan keadilan gender, salah satu fokus pada isu kekerasan berbasis gender,” ujarnya. Ia menyebutkan, lima tahun terakhir Oxfam bekerja sama dengan partner di NTB, NTT untuk program pelibatan laki-laki untuk mewujudkan keadilan gender dan pengurangan kekerasan terhadap perempuan. Kerja sama Oxfam dengan Perkumpulan Gema Alam, Yayasan Santai dan ADBMI di NTB, Yayasan Sanggar Suara Perempuan, Yayasan Bife Kuan, dan Perkumpulan CIS Timor di NTT, Rifka Annisa bersama Aliansi Laki-laki Baru di Jakarta telah menunjukkan berbagai capaian. “Berbagai hasil yang telah dicapai berupa peningkatan pengetahuan, perubahan cara pandang, perubahan tingkah laku dan berkurangnya praktik kekerasan terhadap perempuan. Gerakan laki-laki baru merupakan strategi alternatif yang relatif baru sehingga memerlukan refleksi secara terus-menerus,” ucapnya. Menurut Dr. Antarini, laki-laki yang mendukung perempuan akan memberi jalan yang lebih luas. Lebih lajut ia mengatakan, Aliansi Lakilaki Baru mengurangi kekerasan terhadap perempuan. Keterlibatan laki-laki merupakan satu strategi program berspektif gender dan progam penguatan ekonomi. Laki-laki sangat mungkin menghormati perempuan, dan berbagi dengan perempuan, mereka juga menyadari dan tidak memaksakan hubungan seksual kepada istrinya. “Oxfam bersama partner merasa penting mendo-

Gerakan Laki-laki Baru

Minimalisasi Kekerasan terhadap Perempuan

kumentasikan perjalanan Gerakan Laki-laki Baru sebagai pembelajaran dalam upaya untuk mendorong terwujudnya keadilan bagi laki-laki dan perempuan. Dokumentasi melalui buku “Laki-laki di bawah Asuhan Feminisme” diharapkan menjadi pembelajaran bersama bagi kita,” harapnya. Ia menyatakan, pemberdayaan perempuan tidak akan berguna, jika tidak melibatkan laki-laki. Menurut suara laki-laki, kemandirian perempuan diyakini merupakan satu ancaman bagi suami. Ada satu contoh unik yang disampaikan, seperti, istri menonton televisi sembari menaikkan kaki atau istri bangun siang. Jika itu dilakukan istri, dimaknai mereka sudah tidak mau menjalankan perannya sebagai istri. Ada suara pesimis mengatakan, mana mungkin mengajak laki-laki berubah, karena itu akan menghilangkan kekuasaan. Salah seorang penulis buku “Laki-laki dalam Asuhan Feminisme”, Nur Hasyim menilai, Aliansi Laki-laki Baru merupakan salah satu kelompok pro-feminism yang aktif terlibat dalam gerakan untuk keadilan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempaun di Indonesia. Gerakan yang tumbuh dari gerakan perempuan ini lahir di penghujung tahun 2009 dan diinisiasi bebera-

pa laki-laki dan perempuan dalam satu pertemuan kecil di Bandung. Kehadirannya didorong keinginan kuat untuk mengubah patriaki sebagai sistem dan laki-laki sebagai kelompok yang dianggap paling bertanggungjawab atas penderitaan yang ditanggung perempuan mulai dari diskriminasi sampai tindak kekerasan. “Aliansi laki-laki baru sebagai wadah para laki-laki sepakat

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Olahraga memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Mulai dari menjaga kesehat­an badan hingga membangkitkan stamina dalam diri kita. Selain itu, juga bisa menghilangkan stres setelah seharian beraktivitas. Olahraga menjadi aktivitas paling diminati.

B

asket termasuk olahraga yang memiliki banyak peminat. Salah satunya wanita kelahiran Lumajang, 4 Januari 2000, Ella Ayu Puspita Sari. Meskipun ia seorang wanita, tak membuatnya berputus asa untuk mendalami olahraga ini, Selagi ada kemauan pasti ada jalan. Dari kiri: Dr. Antarini Arna, Dr. Luh Riniti, Prof. Windia, dan Nur Hasyim

dengan nilai-nilai feminisme untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan keadilan gender, mendapat­k an respons yang beragam dari para aktivis dan ­organisasi perempuan di Indonesia,” ujarnya. Meskipun aliansi ini menegaskan mereka lahir, tumbuh, berkembang, dalam asuhan gerakan perempuan, berapa menganggap keterlibatan laki-laki adalah ancaman gerakan perempuan. Ada yang menerimanya namun, dengan berbagai syarat yang ketat, sementara lainnya, menilai partisipasi laki-laki dalam gerakan untuk mencapai keadilan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan adalah sebuah keharusan. Di tengah penerimaan yang tidak bulat dari gerakan perempuan, secara umum, berbagai upaya telah dilakukan kelompok laki-laki ini dalam rangka mentransformasikan laki-laki menjadi bagian dari upaya memajukan perempuan dan mendorong keadilan gender serta menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. “Upayaupaya dilakukan Aliansi Laki-laki Baru sembari terus membangun kepercayaan para aktivis dan organisasi perempuan di Indonesia, dengan membangun mekanisme akuntabilitas sebagai cara untuk memastikan keterlibatan laki-laki sungguh memberi manfaat dalam memajukan perempuan dan bukan sebaliknya memberikan kekuasaan

dan domininasi baru bagi laki-laki dalam gerakan perempuan,” kata Nur Hasyim. Ia menyebutkan, buku ini selain mendokumentasikan gerakan laki-laki baru di Indonesia, juag dimaksudkan untuk mendokumentasikan bukti-bukti perubahan yang dihasilkan gerakan ini pada kehidupan perempuan dan laki-laki dalam membangun nilai-nilai baru dalam masyarakat yang mencerminkan keadilan dan antikekerasan. Selain itu, pendokumentasian ini juga ingin mengenali sejauh mana gerakan laki-laki baru ini mampu memperkuat posisi politik perempuan. Pendokumentasian ini dapat memperkaya pengetahuan terkait dengan gerakan laki-laki pro-femi­ nism di Indonesia yang memang masih terbatas, sehingga dapat dijadikan rujukan dalam pengemba­ ngan program pembangunan terkait dengan gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan yang mengadopsi pendekatan pelibatan laki-laki. Antarini menambahkan, dengan membaca buku ini, laki-laki terinspirasi untuk gerakan perubahan. TIGA LAKI-LAKI Dosen Fakultas Hukum Unud yang juga ahli Hukum Adat Prof. Wayan Windia menilai, gerakan laki-laki baru merupakan gerakan laki-laki yang mempunyai kepedulian dan keprihatinan terhadap perempuan. “Bila perlu buat tim sukses agar makin banyak laki-laki baru yang lahir yang peduli terhadap perempuan,” katanya. Ia berharap, buku ini bisa disebarkan ke berbagai lembaga, sehingga akan semakin banyak tumbuh dan berkembang laki-laki baru di Bali. Sementara, menurut Ketua LSM

Bali Sruti, Dr. Luh Riniti, aliansi laki-laki baru ibarat kepompong, laki-laki lahir kembali dengan kesadaran ikut melihat ketidakadilan kekerasan terhadap perempuan. “Dari buku ini saya baca ada tiga laki-laki, pertama, laki-laki yang punya kesadaran dari hati bahwa ini tidak adil. Mereka berubah tingkah laku mau ikut bergerak menghapus KDRT. Kedua, laki-laki feminisme semu. Artinya, mereka pro gara-gara ada proyek gender ikut ngomong gender. Kelompok ketiga, laki-laki yang tidak mungkin berubah karena sistem patriaki yang kuat,” ungkapnya. Nur Hasyim mengatakan, buku ini menjawab kesanksian laki-laki untuk berubah. Bukti ini penting karena membangun kepercayaan dan membuat percaya diri, bahwa sangat mungkin laki-laki itu bisa berubah. Yogianti, Kabid Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali, berharap buku ini bisa dipakai sebagai pembelajaran bersama tentang capaian dan tantangan gerakan laki-laki baru dalam mendukung tumbuh nilai baru tentang kesetaran gender di dalam mendukung penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan kepemimpinan perempuan. Direktur LBH Apik Bali, Ni Luh Putu Nilawati, S.H.,M.H., selaku penyenggara acara mengatakan, sudah terus melakukan sosialisasi dan pendampingan korban kekerasan terhadap perempuan. Ia berharap, buku ini dapat dijadikan pembelajar­ an untuk kita semua, dan capaian serta tantangan gerakan laki-laki baru dalam mendukung tumbuhnya nilai baru tentang kesetaraan gender di komunitas, dan dalam mendukung penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan kepemimpinan perempuan. (Wirati Astiti)

Ella Ayu Puspitasari

Belajar lebih Cepat

Karena menurutnya basket adalah suatu olahraga yang memerlukan kerjasama yang baik. “Saya memilih basket karena merupakan salah satu olahraga paling populer di dunia, dinamisnya olahraga ini juga membawa manfaat tersendiri untuk tubuh. Terkadang kalau saya galau, saya langsung bermain basket untuk menghilangkan stres,” katanya. Selain itu keseimbangan dan

koordinasi tubuh diperlukan saat seseorang bermain basket, karena pemain harus bekerja dengan tangan, kaki, dan mata dalam koordinasi yang erat. Olahraga ini meningkatkan kekuatan tulang, sekaligus juga menghindari osteoporosis. Berlari, melompat, mengoper dan menggiring bola yang melibatkan otot lurik dan dada sangat membantu untuk membangun kesehatan tubuh

Septiana Putri Erwayanti

Sama-sama Istimewa Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan melodi. Walaupun, musik merupakan sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya. Septiana Putri Erwayanti mengaku awalnya tak pernah ada niatan untuk bermain bass. Pada saat kelulusan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Menganti, ia mendapat hadiah dari teman ayahnya berupa alat musik bass. Muncul pemikiran untuk mulai belajar bermain

19

alat musik tersebut. “Dari kecil saya suka menyanyi, karena keluarga

juga kebanyakan berkecimpung di dunia musik. Tapi, untuk belajar bermain bass sendiri, mulai dari kelas sepuluh,” kata Septi. Remaja 17 tahun ini mengaku termotivasi dari dirinya, lalu didukung oleh keluarganya. Menurutnya, pemain bass tak memiliki keistimewaan tertentu. “Semua pemain musik itu sama-sama istimewa dan memiliki keistimewaan masing-masing,” ujar perempuan yang hobi menyanyi itu. Selain bisa bermain alat musik bass, ternyata ia bisa memainkan alat musik lainnya. Seperti keyboard dan gitar yang masih dalam taraf pembelajaran. Pengalaman lomba yang paling berkesan, yakni pada saat mengikuti lomba festival musik di Universitas Muhammadiyah Surabaya.memperoleh juara dua untuk bandnya, serta mendapatkan predikat the best player keyboard dan the best player bassist pada 2016 lalu. Harapan ke depannya, ia ingin melanjutkan ke Institut Seni Indonesia di Yogyakarta, dan mengambil fakultas yang berhubungan dengan multimedia. (Fiqhy Farizh Ferdiansah)

Remaja berumur 17 tahun ini mendalami basket sejak ia masih duduk di bangku kelas 7 SMP 2 Lumajang. Dengan kerja kerasnya, akhirnya saat ia memasuki kelas sepuluh SMK. Kini, ia tergabung dalam SMKN 1 Basket Club (Smekenza BC). Dengan semangat yang tak pernah padam, akhirnya banyak prestasi yang ia dapatkan. Mulai dari piala KONI Lumajang 2013–2016, piala Pemuda Lumajang 2012–2016, piala Perbasi Lumajang 2012–2016, dan piala Kejurkab 2014–2016. Pelatihnya yang akrab disapa Coach Khamid selalu mengantarkan kemanapun klub bertanding serta dibantu Aris Widodo, guru sekaligus pembimbing basket di sekolahnya. Selain itu Ayu juga pernah terpilih untuk mewakili sekolahnya untuk mewakili Lumajang dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda). “Basket itu mengajarkanku untuk lebih cepat dan tepat memilih sesuatu hal yang terbaik untukku,” katanya sambil tersenyum. Selain itu respons orangtua terhadap hobi yang ia jalani yaitu

selalu mendukung, selagi hobinya bermanfaat baginya. Selain andal dalam men-drible bola basket, anak dari pasangan Wahyudi Heri Mulyono dan Juma’ati itu juga memiliki bakat lain yaitu, menari, karena terbukti bahwa ia juga sering dipilih untuk melakukan pertunjukan tari di depan publik. “Saya selaku kapten dari SMEKENZA berharap lebih untuk sekadar bisa bermain basket, tapi lebih bisa mendalaminya. Serta semua harapan terbaik untuk teamku untuk lebih maju,” tegasnya. (Miftakul Ibnu Azis)


20

Nine

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

18 Wanita Hebat NTB Hadir di Lombok City Center

Ada yang berbeda di Hall utama pusat perbelanjaan Lombok City Center yang terletak di kawasan Narmada, Lombok Barat dua minggu terakhir. Beberapa foto wanita terpajang lengkap dengan caption-nya masing-masing. Di background panggung utama tertulis Pameran Wanita Hebat. Berbagai kegiatan lain terlihat meramaikan gelaran khas berbau wanita ini, yakni seminar kanker pada wanita, pemeriksaan kanker payudara dini dan serviks, lomba masak kreasi nasi goreng keluarga, lomba masak menu berbahan dasar ayam antar chef dan lainnya. Ada pula rangkaian kegiatannya talkshow wanita-wanita hebat.

R

upanya , inilah cara pusat perbelanjaan ini memperingati Hari Perempuan Sedunia yang dirayakan pada tanggal 8 Maret. “Kegiatan ini kami beri tajuk Women in Love,” ungkap Marketing Communication Lombok City Center, Husna Fatayati yang akrap dipanggil Ona. Hadirnya para perempuan

yang foto-fotonya secara khusus di display untuk disaksikan umum ini, memperlihatkan bahwa wanita NTB itu ada. Mereka berkarya di segala sektor kehidupan, mendedikasikan dirinya dalam berbagai kegiatan. Menurut Ona, menampilkan setidaknya 18 perempuan NTB dengan karya-karyanya ini bukan semata-mata memperlihatkan kepada publik melainkan juga diharapkan dapat menginspirasi para perempuan NTB yang lain maupun perempuan di mana pun berada untuk tampil dengan karya yang bermanfaat bagi masyarakat. “Keahlian wanita Indonesia bukan hanya menyibukkan diri di dapur. Sebagai makhluk yang paling pandai dalam hal multitasking, wanita Indonesia itu tidak hanya bisa mengasuh anak, mengurus rumah tangga, memberikan perhatian suami, namun juga tetap bisa memberikan karya terbaik bagi masyarakat,” kata Ona. Kedelapan belas wanita yang ditampilkan ini adalah mereka yang selama bertahun-tahun bahkan ada yang sudah puluhan tahun mendedikasikan dirinya di bidang sosial, pendidikan, usaha, budaya, kesehatan, menulis, birokrat dan lainnya. Di antara ke-18 wanita ini,

ada mendiang DR. Hj. Siti Maryam Salahuddin yang secara khusus ditampilkan dalam in memoriam, mengenang karya-karya berkelas yang pernah lahir dari tangan dinginnya sebagai seorang birokat, budayawan dan juga filolog. Ada pula Dra. Hj. Selly Andayani yang seorang birokrat dengan berbagai inovasi-inovasi yang dilakukannya di mana pun ia

ditugaskan mampu mendekatkan masyarakat kepada pelayananpelayanan pemerintah, juga Beauty Erwati, aktivis dengan semangat besi yang tak bahkan di masa-masa perjuangannya tidak sekalipun gentar dengan ancaman meski di lehernya dikalungkan senjata tajam, demi membela dan melindungi hak-hak perempuan NTB. Sampai akhirnya ia mampu merubah paradigma tentang perempuan NTB, bahwa perempuan itu memiliki hak

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

5

“Menuju Kolaborasi Kreatif” Perayaan HUT ke-31 ASPERINDO

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia atau (ASPERINDO) DPW Bali tahun ini berusia 31 tahun. Usia yang sangat matang bagi sebuah organisasi untuk tetap konsisten berkontribusi terhadap ekonomi daerah dan Indonesia.

Pemotongan Tumpeng HUT

untuk tidak disakiti dalam bentuk apa pun. Di bidang pendidikan ada Prof. Rodliyah dan Prof. Mulyati, keduanya tampil dengan karya di bidang pendidikan. Konsen menulis buku bertema hukum yang melindungi para perempuan khususnya pelaku kejahatan, Rodliyah yang merupakan dosen senior di Fakultas Hukum Unram ini, menyampaikan bahwa meski sebagai pelaku kejahatan ada hal-hal tertentu yang membuat perempuan tersebut harus dilindungi, misalnya ketika ia harus menyusui bayinya. Begitu pula dengan Mulyati, satusatunya wanita keturunan di NTB yang kini mendedikasikan dirinya di bidang pendidikan khususnya pertanian NTB. Satu nama lagi yang tercatat dengan karya di bidang pendidikan adalah DR. Sitti Rohmi Djalilah, Rektor Universitas Hamzanwadi Lombok Timur yang memilih karya di bidang pendidikan sebagai amanah pada jalan hidupnya. Bidang kesehatan ada Drg. Farida Istiarini, sang ibu bagi penderita bibir sumbing, ada aktivis lingkungan Aisyah Odits dan Baiq Indraningsih. Nursyda Syam dari Lombok Utara yang tidak pernah capek berbagi dalam kegiatan-kegiatan sosial dan pendidikan yang digelutinya dan juga ada Fitri Nugrahan-

ingrum cahaya bagi lembaga pendidikan Samara di Kediri Lombok Barat yang mendedikasikan dirinya bagi dunia pendidikan anak-anak di sekitar kampung tempatnya tinggal. Bahkan ada yang bangkit dari keterpurukan lalu menghasilkan sebuah karya besar seperti yang dilakukan Jumilah di Batu Laayar Lombok Barat. Perempuan sederhana yang awalnya tidak bisa baca tulis lalu menjadi guru bagi anakanak di kampungnya. Ia juga menjadi penggerak bagi masyarakat di tempatnya tinggal. Nyayu Erawati yang karena

Pertuni hadir dengan karya-karya kerajinan dalam kegiatan women in love

hari-harinya habis untuk mengurus anak-anak yang kurang mampu, sampai ia disebut sebagai Bundanya anak Mataram ini juga hadir melengkapi “hebat”-nya wanita NTB. Seorang pedagang asongan yang meniti karir dari nol hingga mampu menjadi pebisnis bahkan melaju sampai panggung politik ada Baiq Diyah Ganefi yang kini duduk sebagai anggota DPD RI mewakili NTB, turut memberi inspirasi bahwa perjuangan itu tidak ada yang sia-sia. “Secara bergantian, para wanita ini tampil berbagi pengalamannya

Bali Arsana Manuaba

Made Herry Erika Sedana

etua Panitia perayaan HUT ke-31 Made Herry Erika Sedana menegaskan, perayaan HUT tahun ini sarat makna dan tujuan. Mereka ingin agar ASPERINDO khususnya DPW Bali kembali lagi pada konsep kolaborasi. Kali ini tagline yang digaungkan kembali adalah “Toward Creative Collaboration” atau “Menuju Kolaborasi Kreatif”. “Mari kembali bekerja sama atau berkolaborasi dengan sesama perusahaan jasa pengiriman ekspres, pos dan logistik di Indonesia. Berkolaborasi pula dengan asosiasi-asosiasi lainnya , seperti Kadin Bali dan juga dengan pemerintah. Kolaborasi

dengan komunikasi yang lebih kreatif dengan gagasan-gagasan yang lebih kreatif dan cara-cara yang lebih kreatif sehingga dapat memberi hasil nyata yang inovatif untuk perkembangan dan pertumbuhan industri ekspres, pos dan logistik,” ujar Erika Sedana. Ia juga menyebutkan satu poin penting kolaborasi yang bertujuan untuk pengembangan UMKM, yang masih terus digalakkan sebagai penopang kuat pertumbuhan ekonomi daerah. Mereka menginginkan ASPERINDO tetap menjadi bagian perkembangan dan pertumbuhan tersebut. “Kami melihat gerakan berbanding lurus yakni pertumbuhan industri UMKM berpotensi

K

memberi kontribusi pertumbuhan positif pada industri pengiriman ekspres, pos dan logistik daerah, begitu sebaliknya. ASPERINDO siap membantu UMKM untuk melakukan pengiriman produk-produk UMKM ke pasar mancanegara sehingga tetap mampu memberi komitmen kepada buyer dari sisi pengiriman,” jelasnya. Ketua ASPERINDO DPW Bali Ida Bagus Arsana Manuaba dalam sambutannya menyampaikan kegiatan HUT ke-31 tersebut mengangkat tema besar “Digitalisasi Industri Pos, Ekspres, dan Logistik di Era Mega E-Commerce”. “Kami berharap perusahaan jasa yang tergabung dalam ASPERINDO mampu dengan cepat masuk dan mengembangkan layanan digital ter-update sehingga mampu memenuhi keperluan pelanggan di era mega e-commerce ini,” ujarnya. Ia juga menekankan perayaan HUT tahun ini juga diisi dengan misi sosial yakni pemberian santuan kepada 31 anak yatim piatu di Panti Asuhan Sunya Giri. HUT ke-31 ASPERINDO DPW

Panitia Perayaan HUT

Bali yang dihadiri oleh perusahaan-perusahaan anggota, karyawan dan keluarga ini dimulai dengan pelepasan balon dan pemotongan tumpeng. Acara ini juga dimeriahkan dengan senam zumba bersama yang dipandu oleh 5 instruktur. Selain itu juga disuguhkan hiburan musik dan lagu, door prize, kuis dengan pertanyaan tentang pengetahuan

Pengujung yang meramaikan pameran wanita hebat

dalam beberapa sesi talkshow. Dan puncak talkshow-nya adalah bedah buku berjudul ‘Yaitu Perempuan’ yang memuat profil dan aktivitas 15 dari 18 wanita yang ada di pameran ini,” kata Ona. Untuk dapat berkarya, perempuan itu harus sehat. Demikian ungkap Sisil dari Laboratorium Prodia yang ikut ambil bagian dalam momen Women in Love ini. Karena itu pemeriksaan kanker dan payudara gratis pun digelar untuk para perempuan NTB. Selain itu ada pula kegiatan penyuluhan pemeriksaan kanker payudara sendiri, sharing session survivor breast cancer dan seminar kanker pada wanita dan papsmear gratis hanya dengan menunjukkan kartu BPJS atau Kartu Indonesia Sehat. (Naniek I. Taufan)

Pelepasan Balon HUT

Cedil yang menghibur

Santunan & Kunjungan ke Panti Asuhan Sunya Giri

Zumba Bersama

seputar ASPERINDO serta tak ketinggalan penampilan penuh humor oleh pelawak Bali, Cedil. Di sela-sela acara perayaan HUT ini, karyawan dan keluarga juga diberikan kesempatan untuk cek gula darah dan kolesterol gratis yang disponsori oleh Nikki Diagnostic Center (NDC). Kegiatan yang disambut positif ini mendapat banyak dukungan sponsor dari perusahaanperusahaan anggota maupun perusahaan-perusahaan lain yang sehari-hari sangat dekat berkerja sama dengan perusahaan anggota ASPERINDO. Erika Sedana bersama segenap panitia penyelenggara juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak sponsor: JNE, BSA, XPS LINK, APL,KMSI, MORITZ Logistics, CAN, Novena Cargo, KGP, GED, TIKI, PCP Express, TLS, DLB, DBM, FIN Express, MSA CARGO, Gajah Gotra, Pacific Express, MEXARAYA Cargo, ELTEHA, Mentari, Suryagita Nusaraya, Bali Bird Park, Nikki Diagnostic Center, Toya Devasya dan Elizabeth International Hotel Management School. - ard

Cek Gula Darah dan Kolesterol oleh NDC


4

Inspirasi

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Anto Gondrong

Batik Nyeleneh dari Tarakan Sebutan batik boleh sama namun ‘Batik Pakis Asia’ karya Anto Gondrong memiliki keunikan tersendiri. Itu juga diakui oleh sejumlah pengunjung pameran kerajinan yang mampir ke stan Anto lantaran melihat batik khas Tarakan, Kalimantan Utara, menampil suatu yang berbeda dibanding batik lain yang juga dipamerkan dalam event itu.

Anto Gondrong

“O

rang bilang batik saya nyeleneh, acakadutalias berantakan. Di Jawa, orang menyebut batik saya tidak jelas lantaran memang keluar dari pakem batik. Ada juga yang bilang karya saya batik nggak genah..hahahha. Biar saja orang menyebut apa, tapi ini lah karya saya batik lukisan kotemporer,” ungkap Anto Gondrong tentang motif batiknya yang banyak menimbulkan pertanyaan orang lantaran dianggap tidak biasa. Tapi diakui Anto, memang kalau dibanding dengan batik Jawa yang dibuat berdasarkan pakem, batiknya memang terlihat aneh dan terkesan ‘nyeleneh’. Batik Jawa, tambahnya, soft, lembut, dan teratur. Beda dengan batiknya, yang menampilkan warna-warna yang ‘kuat’ dan tegas. “Orang yang mampir ke mari bilang batik khas Tarakan karya saya, beda, baik dari motif maupun warna. Katanya perbedaannya sangat mencolok,” ungkap Anto. “Batik ‘nyeleneh’ tapi mereka (customer) ternyata banyak yang suka,” ucap Anto sembari menyebut dalam pameran kali ini hampir seluruh produk yang dibawanya dari Kalimantan Utara laku terjual. “Ini tinggal sisa-sisa saja,” tambahnya sembari menunjuk beberapa produk tersisa, sementara sebagian besar raknya sudah terlihat kosong. Menurut Anto yang menjadi satu-satunya perwakilan Kalimantan Utara yang berpameran, dia membawa cukup banyak produk, baik itu berupa kain batik, baju, tas,

kaos dan berbagai pernak-pernik bermotif batik. “Semua produk yang saya bawa bermotif batik khas Borneo,” tambahnya. Lelaki yang memulai kiprahnya sebagai pelukis media kanvas ini mengaku pamerannya di Jakarta tergolong sukses. Padahal, tambahnya, saat pameran begitu banyak pelaku UKM yang juga menjual produk yang sama dengannya yakni kain batik. Para pembeli tertarik karena dirinya menyajikan motif batik yang berbeda dari biasanya. Karenanya, meski harga selembar kain sekitar Rp350-450 ribu, para pengunjung tak keberatan membayarnya. Anto mengaku sengaja menampilkan warna-warna yang kuat dan berani. “Ini ada filosofinya lho. Warna-warna kuat ini menggambarkan tentang watak orang Kalimantan yang keras dan tegas,” ujar Anto sembari menambahkan semua motif yang digambarkan memiliki makna. Menurut bapak dua anak ini, sebagai pelukis dia bukan sekadar melukis batik tapi selalu menyelipkan pesan dalam lukisannya. Batiknya bisa ‘bercerita’, begitu katanya, sembari menjelaskan beberapa motif batik yang dilukisnya. “Dalam setiap karya saya pasti ada kekhasan Borneo. Saya berusaha mengangkat dan melestarikan

budaya khas Borneo. Lihat ini (sambil menunjuk lukisan wajah Raja Salman, Raja Arab Saudi yang belum lama ini berkunjung ke Indonesia), meski saya menggambar seorang tokoh tapi saya juga menyelipkan motif khas Kalimantan,” tambah Anto. Tak heran kenapa Anto begitu getol mengangkat kekhasan budaya Kalimantan. Pasalnya, dia bukan saja pengusaha batik tapi juga merupakan tokoh pelestari budaya setempat. Atas kiprahnya dalam bidang lingkungan hidup dan pelestarian budaya, Anto telah menggondol sejumlah penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk diketahui Borneo adalah sebutan lain dari Pulau Kalimantan. Pulau ketiga terbesar di dunia itu terletak tiga wilayah negara yakni sebagian masuk wilayah Indonesia (Kalimantan), sebagian lagi masuk wilayah Malaysia (Sabah dan Serawak) dan Brunai Darusalam. Nah di jaman dulu orang menyebut keseluruhan pulau itu sebagai Borneo. MENDULANG REJEKI LEWAT BATIK KHAS BORNEO Kembali ke soal kiprah Anto yang awalnya seorang pelukis kanvas kemudian menjadi pengusaha batik. Menurut Anto awalnya ia

Raja Salman dalam batik khas Kalimantan karya Anto

Mandalika

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

21

Gubernur NTB Usulkan MoU untuk Lindungi TKI Sadar bahwa otoritas dari daerah hanya berlaku saat masyarakat berada di dalam wilayahnya, sehingga masalah apapun yang menimpa tenaga kerja migran di luar negeri khususnya yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, tentu saja dalam mencarikan solusi dari setiap permasalahan yang terjadi tersebut, NTB memerlukan bantuan dari kementerian luar negeri. Karena itulah Gubernur NTB, DR. M. Zainul Majdi, mengusulkan adanya MoU atau bentuk kerjasama lain dengan Kementerian Luar Negeri RI tentang mekanisme untuk menanggapi dengan cepat jika ada permasalahan yang terjadi.

adalah pelukis sebagaimana umumnya yakni melukis dengan media kanvas. Namun menjual lukisan tidak lah mudah. “Kalau bisa terjual satu lukisan dalam satu bulan, itu sudah bagus,” ungkap Anto menggambarkan betapa tidak mudahnya menjual lukisan. Meski sulit, ucap Anto, dia tidak ingin meninggalkan hobi yang telah ditekuninya sejak kecil. “Ini adalah bakat saya, dan saya sangat menyukainya. Jadi saya berpikir bagaimana caranya agar hobi melukis saya dapat tersalurkan namun juga memiliki nilai jual atau disukai orang,” tuturnya. Maka lahirlah ide membatik atau batik painting. “Saya belajar dasar-dasar membatik, pakem-pakem membatik termasuk pewarnaan batik di Yogjakarta. Setelah bisa, saya pun membuat batik dengan gaya saya, juga pewarnaan kreasi sendiri. Saya tidak memakai pakem-pakem batik Yogja yang saya pelajari. Orang bilang batik saya menyeleweng dari pakem...hahahha,” katanya tertawa lebar. Tapi katanya lagi, justru itulah yang akhirnya menjadi kekhasan produknya. Dan memang sejak dia beralih menjadi pelukis batik di mana hasil lukisannya itu bisa dijadikan baju, sarung, dan produk lainnya seperti tas, dompet, dll, orang pun mulai melirik produknya. Perlahan tapi pasti, bisnisnya

Aneka motif batik khas Tarakan

makin berkembang. “Beda dengan menjual lukisan kanvas, kain batik saya yang bermotif kekhasan budaya Kalimantan, dapat terjual 100-150 lembar sebulan. Itu belum termasuk produk pernak-pernik lainnya,” ungkap Anto yang melabeli produknya dengan ‘Batik Pakis Asia’, Khas Tarakan. Sebenarnya, kata Anto, bisnis batik painting ini baru ditekuninya selama empat tahun terakhir, namun di luar dugaan perkembangannya sudah begitu pesat. Padahal tambahnya, awal dia menekuni batik, banyak orang mencemoohnya, memandang remeh karyanya. “Mereka bilang ngapain ikutikutan bikin batik, Kalimantan kok dibikin batik. Saya jadi bahan cemooh orang. Kata mereka, kalau orang ingin batik kan ada batik Jawa yang memang sudah terkenal, jadi kita di Kalimantan tidak perlu ikut-ikutan. “ “Tapi saya tidak peduli. Saya terus berkarya sembari terus mengedukasi masyarakat bahwa kita perlu batik untuk bisa menjadi media melestarikan budaya Kalimantan. Kita bisa membuat batik dengan memasukkan unsur-unsur khas Kalimantan,” paparnya. Dan pada akhirnya kini masyarakat sudah bisa menerimanya. Apalagi ketika melihat bisnis ini berkembang dan banyak orang menyukai batik khas motif Kalimantan. Jadi lewat batik kekhasan budaya Kalimantan bisa dilihat di mana-mana, tidak harus di Kalimantan saja. “Batik khas Kalimantan diaplikasikan di kain, misalnya dijadikan baju atau pada produk lainnya seperti tas, dll, itu semua bisa dibawa ke mana-mana,” ujarnya. Menariknya, Anto meski di daerahnya dikenal sebagai penggiat budaya setempat, namun sesungguhnya dia bukanlah orang asli Kalimantan. “Saya ini perantau, tapi saya sudah 32 tahun di Kalimantan. Jadi Kalimantan itu sudah menjadi ‘tanah’ saya dimana saya ikut melestarikan budayanya yang saya aplikasikan ke batik,” ucap nya. “Saya ini bukan orang asli Kalimantan tapi sangat peduli pada budaya orang-orang Dayak,” tambah peraih penghargaan bidang pelestarian budaya dari organisasi ekonomi Indonesia-Jerman. “Saya juga meraih penghargaan pelestari budaya dari Konsulat Jenderal RI di Kinabalu, Malaysia,” kata Anto lagi. -Diana Runtu

H

al ini disampaikan Majdi karena NTB merupakan salah satu daerah pengirim tenaga kerja imigran keluar negeri terbanyak di Indonesia yang bisa saja memiliki konsekuensi masalah yang banyak juga. Kerja sama khusus yang diajukan Majdi dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia tersebut adalah terkait perlindungan TKI asal NTB.

“Mungkin kita bisa membuat MoU atau bentuk kerjasama yang lain dalam membuat mekanisme tanggap cepat yang dikoordinasikan kementerian luar negeri sehingga kami dari daerah juga mendapatkan informasi dalam kesempatan pertama dan juga kami disampaikan apa-apa yang harus segera kami kerjakan,” ungkap Majdi yang disampaikannya langsung kepada Menteri Luar Negeri RI, Retno

Marsudi pada acara pertemuan koordinasi dan bimbingan teknis penanganan masalah WNI di luar negeri bagi pemangku kepentingan di daerah yang dilaksanakan di Mataram, baru-baru ini. Menurut Retno, sejauh ini pihaknya memang menjadikan

Retno Masudi (tengah) bersama peserta pertemuan koordinasi dan bimbingan teknis penanganan masalah WNI di luar negeri bagi pemangku kepentingan di daerah

komitmen perlindungan WNI menjadi prioritas politik luar negeri Republik Indonesia saat ini. Karena ketika WNI melewati batas-batas Negara, maka tugastugas perlindungan WNI tersebut termasuk juga para TKI menjadi tugas dari Kemenlu. “Tugas melindungi WNI setelah melewati perbatasan, proteksi mereka diambil alih oleh Kemenlu. Apapun yang terjadi di hilir, selalu berkaitan dengan apa yang terjadi di hulu. Oleh karena itu, dengan kesamaan komitmen ini mari kita bekerja sama dengan baik, memperbaiki pelayanan dari hulu ke hilir karena sangat erat kaitannya satu sama lain,” ungkapnya. Ia juga menceritakan kunjungannya ke Penang dan Johor Baru, Malaysia yang hampir 90% tenagakerjanya di ladang berasal dari lombok. Dialog yang dilakukannya dengan warga membuatnya lebih memahami kebutuhan para pekerja imigran dan berusaha mencari solusi bersama. Pelayanan kementerian luar

negeri dari tahun ke tahun dinilai semakin membaik karena setidaknya tercatat penyelesaian kasus tindak pidana perdagangan orang pada tahun 2016 meningkat menjadi 76% dari penyelesaian tahun sebelumnya 57% pada 2015. Selain itu, Retno juga mengklaim telah membebaskan 65 WNI dari ancaman hukuman mati dan berhasil mengurus pembayaran gaji terlambat pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga sebesar Rp 284 milyar. Retno juga mengapresiasi kepioniran NTB dalam mengambil inisiatif dalam pembenahan tata kelola penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang kemudian mendapatkan Anugrah Hassan Wirajudha Perlindunagn WNI Award 2016. “Pelayanan satu atap yang dilakukan Provinsi NTB sudah sangat baik dan bahkan menjadi model desain nasional dan telah kami berikan Anugrah Hassan Wirajudha Perlindungan WNI Award 2016,” ujarnya. (Naniek I. Taufan)

Pemerintah dan DPR RI Sempurnakan UU Parpol Guna menguatkan kelembagaan fungsi dan peran partai politik, Pemerintah bersama dengan DPR RI melakukan penyempurnaan atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 perubahan atas Undang-undang nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik. Harapannya adalah ke depan nanti akan dapat tercipta sistem politik yang demokrasi dalam mendukung sistem presidensil yang efektif. Hal ini terungkap dalam Forum Dialog Pemerintah Dengan Masyarakat dan Partai Politik di Mataram beberapa waktu lalu. Forum yang dihadiri oleh Direktur Politik Dalam Negeri; Wakil Gubernur NTB H. Moh. Amin, SH., M.,Si, Para Kepala Kesbangpol Provinsi dan Kepala Badan/Kepala Kantor Kebangpol Kabupaten dan Kota di Wilayah Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Daerah Istimewa Jokja, mengangkat tema “Sinergisitas Kesbangpol dengan Partai Politik dalam meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas pengelolaan Bantuan Keuangan Partai Politik”. Menurut Wakil Gubernur NTB, H. Moh. Amin, kegiatan ini dinilai sangat

strategis karena dihadiri oleh jajaran Kesbangpol, baik provinsi maupun kabupaten dan kota serta penting sebagai suatu upaya untuk mendukung keberadaan partai politik, karena pembentukan partai politik merupakan cerminan akan hak

warga negara untuk berkumpul, berserikat, dan menyatakan pendapat. Kegiatan ini juga diharapkan sebagai wujud komitmen seluruh pengurus partai politik dalam mewujudkan pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih dari

korupsi. Transparansi menjadi hal yang sangat perlu dilakukan mulai dari tingkat bawah sampai tingkat pusat. Jika budaya ini sudah dibiasakan maka manajemen partai politik yang baik dan modern dapat berjalan dengan benar, demikian ditekankan oleh Moh. Amin. Sekarang ini untuk menjalankan roda organisasi partai politik dibutuhkan dana yang besar, mengingat banyaknya kegiatan politik yang beragam dan wajib dilaksanakan, misalnya melalui pendidikan politik bagi anggota dan konstituen harus dilakukan di seluruh wilayah RI. Dari sejumlah negara demokrasi yang sudah mapan, bantuan partai politik dari anggaran negara merupakan istrumen yang sangat signifikan untuk membangun partai politik sehingga diharapkan partai politik dapat menjalankan fungsinya secara optimal dalam membangun proses politik demokrasi. Dengan begitu, diharapkan kenaikan jumlah bantuan keuangan pada partai politik harus diiringi dengan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan bantuan keuangan partai. (Naniek I. Taufan)


22

Sosialita

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Tarif Taksi Online Gunakan Kilometer Akhirnya transportasi berbasis online (taksi) secara resmi dilegalkan. Mengapa disebut demikian? Karena kalau selama ini –beberapa tahun terakhir---transportasi berbasis online tidak ada pengaturannya, namun dengan perkembangan keadaan, pemerintah pun akhirnya menyesuaikan.

S

Pudji Hartanto

etidaknya pada 1 April 2017 ini, Peraturan Menteri Perhubungan Pemerintah No 32 Tahun 2016 tentang ‘Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek’, telah ditetapkan. Dalam revisi peraturan tersebut, sejumlah poin tentang pengaturan taksi online dicantumkan. Meski ditetapkan 1 April, namun masa berlakunya ditunda tiga bulan. Hal ini karena pemerintah ingin memberi kesempatan pada penyedia aplikasi taksi online dan driver menyesuaikan dan memenuhi ketentuan yang berlaku pada peraturan tersebut. Dengan adanya peraturan ini maka pihak penyelenggara transportasi online agaknya tidak bisa seenaknya menetapkan tarif bahkan membuatnya menjadi Rp 0 ketika sedang promo. Juga tidak bisa lagi terjadi ‘perang tarif’ yang cukup mencolok seperti yang terjadi sekarang. Nantinya, akan ada tarif bawah dan tarif atas yang harus dipatuhi penyedia aplikasi taksi online. Penetapan tarif batas bawah dan atas diserahkan pada Gubernur masing-masing untuk mengaturnya. Sebelumnya, pihak penyedia aplikasi taksi online sempat tidak setuju dengan keputusan tersebut. Namun mereka tidak bisa menolak karena hal tersebut sudah diputuskan pemerintah. Namun demikian pemerintah memastikan bahwa tarif taksi online akan lebih murah ketimbang taksi konvensional. “Selama ini kan tidak diatur. Maka nanti ada pengaturannya. Yang pasti tarif lebih rendah sekitar 10-20% dari taksi konvensional,” kata Pudji Hartanto, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, sembari menambahkan pengaturan tarif taksi online menggunakan sistem per kilometer.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha menyampaikan tiga usulan terkait revisi Perhub No 32 salah satunya adalah terkait penghapusan tarif bawah. Menurut KPPU, pemerintah sebaiknya menghapus kebijakan penetapan tarif bawah yang selama ini berlaku untuk taksi konvensional. Dengan demikian hanya ada tatif batas atas saja. “Regulasi batas atas dapat menjadi pelindung bagi konsumen dari proses eksploitasi usaha taksi yang strukturnya bersifat oligopoli,” kata Ketua KPPU Syarkawi Rauf. Sementara itu, meski pemerintah telah meyakinkan bahwa tarif akan lebih murah, para pengguna taksi online tetap saja merasa khawatir. Ini lantaran sampai kini besaran tarif belum diumumkan. “Saya kerap menggunakan taksi online karena lebih murah dibanding taksi biasa, juga nyaman. Mendapatkannya mudah karena tinggal menggunakan aplikasi, penumpang dijemput di tempat. Semua keunggulan itu yang membuat orang memilih taksi online. Tapi kalau nanti beda tarifnya tidak signifikan, bagaimana,” kata Basuki, karyawan sebuah bank swasta di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Dia berharap Pemda DKI Jakarta dalam menetapkan tarif juga mendengar ‘suara’ masyarakat yang menginkan tarif yang murah. “Saya rasa taksi konvensional tidak akan mati dengan adanya taksi online. Masing-masing punya pasar sendiri-sendiri. Adanya persaingan ini kan bagus jadi masing-masing berupaya memberi layanan terbaik,” tambahnya. Lalu bagaimana dengan ojek online yang saat ini juga marak di Ibukota? Tentang ojek online tidak disinggung. Bisa jadi karena masalah kendaraan roda dua tidak masuk dalam transportasi umum. Dalam UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun 2009, kendaraan roda dua tidak termasuk sebagai angkutan umum. Hal itu juga menjadi perhatian DPR. Karena mau-tidak mau, faktanya sepeda motor baik itu yang konvensional dan online, kini telah menjadi angkutan alternatif masyarakat. Michael Wattimena, Wakil Ketua Komisi V DPR, berharap pemerintah membuat terobosan terkait kendaraan roda sebagai transportasi umum. “Jalan keluar yang terbaik adalah dengan melakukan revisi terbatas pada UU No 22 Tahun 2009. Jadi kita tunggu saja langkah pemerintah,” katanya. TAKSI ONLINE RP 35 JUTA PER BULAN Sementara itu di tengah ‘harap-harap cemas’ masyarakat menanti pengumuman tarif taksi online, sebagian driver taksi online mengaku tetap optimis mereka yang biasa menggunakan taksi online akan tetap setia menjadi langganan. “Saya sih tidak cemas ya, biasa saja. Meskipun nanti, mungkin beda besaran tarifnya tidak seberapa, tapi taksi online itu tetap saja memiliki kelebihan dibanding taksi biasa. Yang pasti lebih menguntungkan,” kata Ismeth, sopir taksi online yakin. Menurutnya, salah satu keuntungannya

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Ayu Laksmi

Berkesenian di Ranah Tradisi lama berjuang, dua tahun terakhir akhirnya proposalnya direspons beberapa Kementerian. Ayu Laksmi pun bisa lebih maksimal dalam menggelar sebuah pertunjukan. “Walau belum bisa dikatakan seluruh keperluan yang ideal dapat terpenuhi atau sempurna, namun bagaimanpun keadaanya telah jauh lebih baik,” jelasnya.

Sosialisasi Permenhub No 32 Tahun 2016 di DPR

–jika menggunakan taksi online tempatnya bekerja—tarif bersifat flat. “Jadi misalnya jarak dari tempat jemputan menuju suatu lokasi 30 km Rp 50 ribu, maka jumlah itu lah yang akan dibayar penumpang. Sekalipun, misalnya, dalam perjalanan terkena macet, tarif itu tidak berubah. Kan beda dengan angkutan konvensional, penumpang akan membayar lebih mahal jika terkena macet dalam perjalanan. Misalnya jika tidak macet biasa membayar Rp 50 ribu maka kalau macet bisa Rp 75 ribu atau bahkan Rp 100 ribuan jika macetnya parah,” papar Ismeth yang bekerja sebagai sopir taksi online hanyalah sambilan karena sesungguhnya ia adalah karyawan sebuah hotel di kawasan Senayan, Jakarta Selatan. Menurut Ismeth, dia telah dua tahun menekuni pekerjaan sambilannya itu. Saat booming sekitar tahun 2015, Ismeth mengaku sempat meraup penghasilan sekitar Rp35 juta per bulan. “Kalau saya cerita begini pasti nggak percaya, ya. Saya pernah dapat sebulan Rp 35 juta. Ini betul! Padahal saya tidak kerja seharian karena kan saya menjadi sopir hanya sepulang kerja dan ketika libur,” tutur Ismeth yang dari hasil kerjanya selama dua tahun berhasil mencicil sebuah mobil keluaran terbaru seharga Rp 250 juta-an.

“Mobil ini saya cicil dari hasil kerja saya di taksi online. Saya bayar DP Rp 60 juta dan cicilan bulan Rp 5,1 juta. Mobil ini irit maka saya pakai untuk operasi, mobil saya sebelumnya dipakai istri,” tambah Ismeth menunjuk mobil yang tengah dikendarainya. Yang paling enak, tambah Ismeth lagi, ketika taksi online mendapat sponsor iklan dari perusahaan besar seperti provider seluler. “Jadi saya akan mendapat bonus ketika ada pelanggan menelpon saya dengan nomor provider yang memasang iklan. Waktu itu saya sempat dapat banyak, lho. Teman-teman saya senang banget adanya iklan-iklan provider karena menguntungkan buat kami para driver. Itu juga membuat pendapatan kami per bulan menjadi besar,” tambah Ismeth panjang lebar. Memang, masa kejayaan taksi online sudah berlalu. Artinya penghasilannya kini tidak lagi seperti dulu. Itu karena jumlah penyedia aplikasi taksi online semakin banyak dan jumlah driver pun membludak. “Meski begitu, menurut saya, tetap saja pekerjaan ini menguntungkan. Kita tidak terikat waktu untuk beroperasi, juga saya mendapat banyak langganan yang kadang mem-booking sampai ke luar kota dengan bayaran yang lumayan,” ucapnya. (Diana Runtu)

GERAKAN EKONOMI SATYAGRAHA RAMBAH PRODUKSI SEPATU KULIT

SENATOR WEDAKARNA PUJI KUALITAS SEPATU KULIT “KAULA MUDA” DI MENGWI Gerakan Ekonomi Satyagraha adalah gerakan memberdayakan orang Bali dibidang ekonomi khususnya umat Hindu, hal ini didasari pada bagaimana persaingan saat ini mulai menggerogoti pelaku usaha pribumi Bali. Salah satu program proteksi ekonomi yang digagas oleh tokoh Hindu Indonesia yakni Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III adalah memperkuat platform ekonomi orang Bali dengan mengedepankan kekuatan ekonomi sebagai penyangga agama dan budaya. Demikian diungkap Senator Gusti Arya Wedakarna saat hadir di Workshop dan Toko Sepatu Kaula Muda di Br. Badung Lukluk Mengwi Badung. “Salah satu penyebab jika ingin budaya Bali dan agama Hindu eksis adalah dengan pertahanan ekonomi. Dalam agama Hindu ini disebut dengan Satyagraha. Gerakan ini pernah digelorakan oleh Mahatma Gandhi dalam menghadapi penjajahan Inggris dan jauh sebelum itu diaplikasikan oleh orang-orang Hindu di India saat menghadapi Kesultanan Moghul. Sejarah memberikan pelajaran bahwa jika ingin budaya kita eksis, maka kita harus menguatkan ekonomi. Tidak ada jalan lain, “ungkap Gusti Wedakarna. Maka dari itu ia berharap agar semakin banyak pengusaha Hindu Bali yang maju dan berkembang, karena kedaulatan Bali terletak pada berdikarinya orangBali. “Saya senang, gerakan Satyagraha ini merambah industri sandang. Contohnya apa yang dilakukan oleh Bapak I Nyoman Suarna yang sudah merintis usaha Toko Sepatu “Kaula Muda” ini menjadi contoh baik. Ini menjadi teladan bagi anak-anak muda Bali bahwa menjadi pengusaha tidak harus menunggu hingga pensiun, dan lakukan selagi bisa. Manfaatkan tanah dan aset yang kita miliki untuk membuat usaha dengan baik. Jangan hanya sekadar menjadi

juragan kontrakan atau juragan kos, tapi pakai aset keluarga berupa tanah, ruko dan lokasi strategis untuk berusaha. Karena biaya tempat itu memakan cost tertinggi bagi pengusaha saat ini. Tapi jika sudah punya sendiri, maka bisnis bisa berjalan tanpa hambatan berarti,”ungkap Gusti Wedakarna. Terkait dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh Bapak I Nyoman Suarna, Senator Wedakarna memberikan pujian. “Saya ini sudah lebih dari 10 tahun langganan di tempat beliau. Kualitasnya sangat baik dantidak kalahdengan kualitas Italia. Dari dulu sampai sekarang sepatu senator ya beliau ini yang buatkan dan tidak pernahberubah. Ngiring mencintai produk semeton Bali,” ujar Gusti Wedakarna. Pihaknya mengaku senang dengan usahausaha yang dirintis oleh orang-orang Bali. “Selain bisnis makanan Sukla, kedepan pebisnis orang Bali harus merebut pangsa pasar yang selama ini dicitrakan tidak digeluti oleh orang Hindu Bali. Kenapa tidak ? jangan lupa, Bali yang mayoritas Hindu tentu punya segmentasiyang luas, apalagi kesadaran orangBali untuk berbelanja diwarung Bali dan dipusat ekonomi rakyat cukup baik. Ini potensial,”ungkap Gusti Wedakarna (humas)

Beberapa minggu lalu Ayu Laksmi dan grup Svara Semesta menggelar pertunjukan di beberapa kota di India dalam event Divali Festival, International Yoga Festival serta Festival Seni dan Film. Ketiga event tersebut berlangsung di kota Rishikesh dan dihadiri lebih 2000 pengunjung yang datang dari 110 negara.

D

ikatakan oleh penyanyi kelahiran Singaraja ini, pada waktu yang bersamaan juga berlangsung dua event lainnya, yaitu Rishikesh Art & Film Festival serta Rishikesh Yoga Festival. Panggung pertunjukan sebenarnya bisa dikatakan sederhana tapi karena dibangun di pinggir Sungai Gangga mampu menciptakan kemegahan. Pertunjukan pun dilaksanakan ketika sinar matahari masih ada. ”Saya bersyukur memperoleh kesempatan berkali-kali tampil di Sungai Gangga, mengumandangkan lagulagu Svara Semesta. Hal ini sekaligus menjadikan saya dapat melakukan persembahan sesaji dalam bentuk seni kembali untuk alam semesta,” ucapnya sambil menyebutkan nama para penampil Svara Semesta. Mereka adalah Iyan Barlyanta (aktor teater, penari & yogi asal Ternate), Jasmine Okubo koreografer- penari asal Jepang , Dewa Ayu Eka Putri (koreografer-penari asal Ubud), Ketut Rico Mantrawan (keyboard - gitar) dan Nyoman Suarsana (gamelan, suling, kupek ) serta bintang tamu Anjasmara (aktor film) dan yogi inisiator Indonesia-India Sanggam Indra Udayana. Di sana, ia dan grupnya diterima sangat antusias oleh penonton baik yang berasal dari India juga para peserta Yoga Festival negara lainnya. “Orang bijak berkata, tidak ada yang kebetulan, sepertinya benar pernyataan itu. Bukanlah sebuah kebetulan saya memilih judul album saya Svara Semesta. Karena kini Svara Semesta tidak hanya sebuah nama album, tapi komunitas yang terdiri dari orang-orang pemuja keindahan, para konseptor serta pelaku seni musik, tari, sastra, teater, film dan spiritual . Komunitas ini berdiri tak sengaja, bersamaan dengan peluncuran album pertama saya, didukung oleh para penggerak dan pelaku seni,” papar Ayu laksmi yang memiliki konsep kolaborasi dalam berkesenian, yakni berbagi ruang dan berbagi riang. Ia juga berkeyakinan kalau “alone we can do so little but together we can do so much” . Soal undangan tampil di luar negeri, Ayu Laksmi mengakui memang sering mendapatkannya. Diantaranya beberapa negara di Eropa, Tiongkok dan India. Terutama untuk India dalam

kurun waktu tiga tahun ini ia rutin tampil di berbagai festival. Dikatakan jika sebelumnya saat mengundang sering panitia tidak mampu membiayai keseluruhan pendanaan, apalagi untuk grup seni dengan anggota yang banyak. Sempat ia merasa dilema, karena tidak bisa memberangkatkan anggota grupnya. Namun bersyukur setelah cukup

ADA DI DIRI SENDIRI Menurut Ayu Laksmi seringnya tampil sendiri juga menjadikannya terbiasa berkolaborasi, siap tampil dalam situasi apapun dan bersama siapapun. Kondisi ini juga membuatnya berkeinginan memainkan alat musik saat di panggung. Ia pun belajar alat musik tradisi dari Karangasem. Kini dalam setiap pementasannya Ayu Laksmi selalu ditemani alat musik, baik saat tampil secara solo maupun grup. “Jika mau jujur tentu lebih nyaman bisa tampil bersama grup saya Svara Semesta,” tandasnya. Dukungan dari Kementerian Pariwisata ini membuatnya merancang serta menggelar sebuah pertunjukan untuk lebih bernuansa Indonesia baik dari penyajian musik, tari dan busana. “Saya pula mulai membiasakan diri untuk selalu memperkenalkan diri saya dalam setiap pemanggungan saya,” Good evening ladies and gentlemen , first of all I ‘d like to introduce myself I’m Ayu Laksmi, from Bali Indonesia” . Jadi bukan hanya mengenalkan Bali tapi juga Indonesia,” paparnya.

“Where there is a will there is a way”, “Tidak ada yang kebetulan” ,”If it means to be it will be” merupakan beberapa quotes yang mendasari pikiran Ayu Laksmi dalam menjalankan aktivitasnya . Berupaya semaksimal mungkin, terus menerus bergerak, mencoba dalam kesempatan lain sekalipun beberapa kali bertemu dengan kegagalan, dan mencoba untuk tidak mudah putus asa atau berpatah semangat. Ayu Laksmi bicara perjalanannya bermusik. Ia pun mengenang kembali masa lalu, yakni di tahun 2002 saat Bali diguncang Bom Bali 1, ia mengambil

3

keputusan besar dalam hidupnya. Ia kembali ke ranah tradisi, menjadi perempuan Bali, menjadi anak bangsa yang cinta akar budayanya, adat istiadat. Utamanya, dalam hal berkesenian, seni musik dan seni suara. Sebab sebelumya ia pernah agak kebarat-baratan, mulai dari berkesenian sampai dengan berbusana. Ia merasa belum bertemu keinginan murni dari dalam diri, belum membuat karya yang mencerminkan dirinya perempuan Indonesia, dan belum berkontribusi untuk kepentingan orang banyak. Ketika tak ada orang lain di sekitarnya, hanya dirinya sendiri, ia pun menemukan yang selama ini dicarinya, ternyata jawabannya ada pada diri sendiri. Sejak itu ia lebih percaya diri dan membuat karya yang original. Di awal katanya masih ada keraguan sehingga ketika mulai berproses dilakukan diam-diam, jika sudah usai baru boleh didengar, dikomentari, dan dikritik. Untuk ini Ayu Laksmi bangga dikelilingi saudara, sahabat yang cukup sarkastik, hingga ia terbiasa menghadapi kritik, yang dianggap perwujudan dari sebuah bentuk kasih sayang serta bisa jadi kekaguman yang disajikan dengan cara dan penyampaian berbeda. (Sri Ardhini)

Restu Ibu sebagai Spirit Bagaimanapun bagi seorang Ayu Laksmi masa lalu sangat indah untuk dikenang. Masa kini adalah masa nanti. Apa yang dirancang di masa lalu, terjawab di masa kini, dan apa yang dirancang di masa kini adalah bekal menghadapi masa nanti. Siapa yang merancang dan melaksanakan adalah diri kita sendiri. Orangtua hanya bertugas di awal kehidupan, kakak hanya bisa memberi contoh , dan teman bisa dijadikan referensi, selanjutnya menjadi tugas kita sendiri untuk dapat melanjutkan hidup secara mandiri. “Saya bersyukur memiliki seorang ibu yang selalu mendukung segala aktivitas saya. Buat saya ini penting, restu seorang ibu adalah utama buat kekuatan spirit saya untuk tetap berkarya. Ibu saya I Gusti Ayu Sri Haryati berusia 84 tahun dan sampai kini masih tetap bekerja sebagai seorang dokter gigi dan waktu luangnya digunakan untuk menjahit. Sungguh menginspirasi hidup saya dan sebuah lagu original karya saya di tahun 2008, terinspirasi dari ibu saya. Lagunya pun menjadi bagian dalam album Svara Semesta I,” ungkapnya.

Karya original yang digarapnya sejak tahun 2002 , baru tahun 2010 terealisasi, yang pertama, sebuah karya murni yang meski dengan segala keterbatasan. Ayu Laksmi ketika itu mencoba mencipta beberapa lagu, merancang musik dasar, sekaligus memproduseri sendiri albumnya yang berjudul Svara Semesta. Album yang bertemakan penghormatan terhadap berbagai keberagaman , tersajikan dalam nuansa tradisi Indonesia dengan istilahnya kini bergenre “world

music”. Tahun 2015 kembali berhasil meluncurkan album yang kedua bernama Svara Semesta 2. Kini Ayu mengemas pertunjukannya bukan hanya untuk seni musik, tapi dalam sajian theatrical music show, penggabungan antara seni musik, suara, sastra , teater dan visual art. Tema yang dipilihnya tetap berakar pada Bhineka Tunggal Ika atau unity in diversity. Apalagi sejak dulu kumpulan lagu dalam album Svara Semesta sering ditampilkan dalam panggung festival atau menjadi bagian malam kultural berbagai kongres atau pertemuan bertaraf internasional. Seiring berjalannya waktu dan atas kuasa Sang Pencipta, karya -karya Ayu Laksmi juga direspons oleh para sineas film. Baik itu sineas Indonesia juga sineas asing, menggunakan lagunya untuk ilustrasi musik film TV, film dokumenter dan film layar lebar. “Tentu saja kebanyakan dari mereka adalah para sineas yang idealis, dimana film yang dibuat adalah film festival bukan film komersil. Film yang memakai lagu saya diantaranya film Ngurah Rai, Jaya Pangus, dan Bali is My Life. Namun kini sudah ada film layar lebar komersial yang tertarik memakai salah satu karya saya yang diambil dari album Svara Semesta 2,” kata Ayu Laksmi yang senang mengisi waktu luangnya dengan melukis, meditasi dan yoga ini. Yang menarik lainnya dari Ayu Laksmi adalah beberapa lagu juga diapresiasi mulai dari anak-anak, para intelektual, hingga budayawan dan sastrawan, terutama lagu yang menggunakan sastra Jawa Kuno atau bahasa Kawi. Hingga ia diminta tampil dalam komunitas anak anak muda, sekaligus memberi workshop seputar tema motivasi ,”pemberdayaan talenta dan keahlian” Selain itu mulai awal bulan April ini ia akan ikut dalam sebuah pembuatan film layar lebar. Judul dan sutradaranya masih rahasia. Aktivitas lainnya ia juga akan ikut meramaikan Festival Monolog 100 karya Putu Wijaya. (Sri Ardhini)


2

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

GORO-GORO Ketika Ami kembali berkunjung atas undangan bapaknya, ia kem­ bali heran. Nam­ Putu Wijaya pak banyak ibuibu tetangga. “Bapak mau latihan monolog lagi?” Amat mesem. “Sudah cukup, Ami. Semua tetangga sudah nonton,” “Terus-terang saja Bapak takut sama Ibu?!” Amat tersenyum. “Apa salahnya takut sama istri yang baik!? Lihat itu!” Ami kian heran. Di dapur ban­ yak ibu tetangga.” “Ada apa ini, Pak?” “Arisan.” “Kok di dapur?” Amat tak menjawab hanya menggiring Ami masuk. Dalam

dapur para ibu nampak lagi sibuk memasak. Ada juga yang menyiap­ kan jajanan. Ami hampir mau bertanya lagi. Tapi terdengar suara Bu Amat lan­ tang dan jernih: “Sebagai ibu yang baik aku da­ tang ke kantor polisi, atas kemauan sendiri. Melaporkan putraku Ujang yang telah khilaf, sesat, bejat, buas. Ia teler lalu membantai satu kelu­ arga ludas. Mengunci pintu dalam kamar lalu membakar. Lima orang meninggal. Termasuk pacar Ujang sendiri. Alasannya tak ada. Ujang bilang ia tak tahu. Aku tak sadar, ibu, katanya....” Ami terkejut, “Lho ini monolog? Ibu main monolog?” “Sstttt!” Ami takjub. Lalu berbisik lirih. “Ami tahu monolog ini, judul­ nya: Ibu Sejati. Tentang seorang ibu yang melaporkan anaknya yang

ibu sejati

telah membunuh, dengan harapan pengakuannya akan meringankan vonis. Tapi sayang, hakim tetap menjatuhkan hukuman mati. Betul, tidak?” “Ssttt!” “Permintaan terakhir anak itu sebelum dieksekusi, minta izin makan bersama ibunya, seperti yang pernah dilakukan oleh siapa namanya itu?” Amat kembali memberi isyarat: ‘”Sstttt!” “Ya betul, monolog ini pasti inspirasinya dari situ. Waktu ma­ kan bersama ibu itu minta maaf. Anaknya berjiwa besar sabar men­ erima sebab waktu kejadian itu ia mabok tak ingat apa-apa. Ibunya yang justru merasa tambah ber­ dosa. Kasihan.... “ “Sssttt!” “Dalam perjalanan pulang, de­ pan pintu rumah, ibu itu jatuh. Tet­

angga tak ada yang mau menolong karena mengaggap ibu itu kejam, kok tega-teganya melaporkan anaknya sendiri. Tapi siapa lagi yang harus melaporkan dosa anak kalau bukan, kita ibunya, kata ibu itu!” “Sssttt, Ami, hormati penonton, jangan dahului Ibu kamu!” “Subuh pada saat eksekusi, ibu itu tak bisa menyaksikan eksekusi, karena ia terlalu menyesal dan mati menggantung diri,” Beberapa ibu yang nonton terdengar mengisak. Tapi suara Bu Amat masih jelas terdengar: “Matahari sekali lagi memanjat Timur. Hari akan terang. Penjahat

Ekspresso sebenarnya tertangkap, Eksekusi dibatalkan. Ujang putra ibu yang baik bersiul pulang Ia beli sajadah baru di pinggir jalan. Oleh-oleh buat mama sayang, yang gagah berani menegakkan kebenaran” Amat langsung tepuk tangan. Ibu-ibu menyambut meriah. Tapi seorang ibu protes: “Mengapa ibu itu dibunuh?” Yang lain angkat tangan: “Kalau di sini itu kejadian waktu ibu itu jatuh pasti kami tolong! Jadi dia tak akan bunuh diri” “Hakim itu ceroboh menjatuh­ kan hukuman! Tuntut saja dia!” “Ibu-ibu, silakan makan dulu sebelum gulainya dingin!” kata Amat memotong suara ibu-ibu yang berebutan mau ngasih kmentar, “habis makan, ini ada anak saya Ami yang paham cerita ini akan mem­ berikan penjelasan. Silakan!”

Teman Belajar yang Sehati dan Mendamaikan

Dewasa ini, dunia pendidikan masih menjadi bagian dari ke­ hidupan setiap insane. Pendidikan masih menjadi ‘makanan pokok’, nutrisi yang menyehatkan jiwa dan raga atas berbagai pengetahuan yang didapat, terutama sejak TK hingga SMA. Pendidikan masih menjadi fondasi utama untuk bekal kehidupan seseorang kelak setelah memasuki usia dewasa, yang mengharuskan dia memasuki dunia kerja. Pekerjaan yang mem­ butuhkan sumber daya manusia berkualitas dan mumpuni, hanya dimungkinkan dibekali melalui bangku sekolah. Pendidikan akan menjadi berkualitas bila semua pihak ter­ libat positif di dalamya. Mulai dari keluarga, guru, masyarakat hingga pemerintah. Terutama keluarga sebagai sekolah informal, tempat berbagai karakter tumbuh dan berkembang. Karakter yang akan melekat dan menjadi warna dalam pribadi setiap orang. Menyoal dunia pendidikan dan keluarga, selalu tidak pernah ada habisnya untuk diperbincangkan. Selalu ada sesuatu yang dapat kita temukan hakikatnya, terlebih di saat-saat seorang anak dalam sebuah keluarga mengahadapi moment-moment penting dalam proses belajar-mengajar di seko­ lahnya, seperti ujian sekolah bagi siswa kelas VI SD, IX SMP, dan XII SMA. Atau, ulangan umum bagi siswa selain siswa kelas akhir di masing-masing jenjang tersebut.

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

Maka menjadi ariflah bila sebagai orangtua, jika (juga) menempatkan diri menjadi seperti mereka. Ber­ empati atas pelaksanaan ujian atau ulangan umum yang dihadapi anakanak, adalah sebuah alasan yang kuat untuk menjadikan mereka mera­ sakan keluarga sebagai pendukung utama kesuksesan mereka. Terlihat kecil dan sederhana memang, tapi seringkali terabaikan atas nama kesibukan. Bagaimana mungkin anak da­ pat belajar di rumah dengan tenang, ketika orangtua tak berhenti untuk menonton televisi dengan volume suara yang keras? Bagaimana mung­ kin anak dapat belajar nyaman, jika orangtua tidak bisa mengontrol emosi atas persoalan yang terjadi di rumah tangganya. Bagaimana mungkin anak mampu belajar nyaman jika waktu belajarnya tersita untuk pekerjaanpekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan secara gotong-royong dalam keluarga tersebut, dan bukan ditumpukan pada satu anggota saja. Menjadi hal yang wajib dan wa­ jar, apabila setiap orang yang menjadi anggota keluarga turut mendukung anak yang menghadapi ujian atau ulangan umum dengan menjadi teman belajar yang sehati dan mendamaikan. Caranya sederhana saja yakni, ikut mendukung suasana belajar yang sehati dan mendamai­ kan, menjaga nuansa ketenangan dan atmosfer belajar. Terlebih jika anak-anak masih di tingkat SD. Penting bagi orangtua untuk menjadi teman belajar, minimal mengajak

Luh Putu Udayati

mereka untuk bertanya jawab pada latihan soal yang sudah dikerjakan oleh mereka. Banyak orangtua yang sudah menyerahkan semuanya pada bimbingan belajar di luar sana seh­ ingga merasa tidak perlu lagi men­ dampingi anaknya belajar di rumah. Padahal sentuhan orangtua, menjadi kekuatan bagi mereka mengerjakan soal-soal ujian di sekolah. Dukungan juga penting, sejak bangun tidur hingga malam men­ jelang tidur kembali. Banyak fakta yang terjadi , anak-anak terlambat tiba di sekolah karena terlambat bangun. Di mana peran orangtua, dalam hal ini ibu, untuk turut serta menjaga aura persiapan ujian di rumah? Diperlukan kerelaan untuk bangun lebih pagi, membangunkan

mereka dan menyiapkan sarapan. Kalau sudah terlambat bangun, ser­ ingkali akhirnya tidak punya waktu untuk sarapan. Terengah-engah tiba di sekolah, menahan lapar sembari mengerjakan soal ujian selama dua jam penuh. Tidak ada yang bisa diharapkan maksimal dalam situasi seperti ini. Belum lagi, jika kartu peserta ujian lupa dibawanya karena terlambat bangun tadi, seh­ ingga tidak sempat lagi mengecek perlengkapan ujian. Padahal, kartu ujian adalah tanda peserta boleh mengikuti ujian. Menjadi teman belajar yang sehati dan mendamaikan dapat dilakukan lewat perhatian-pehatian kecil, menanyakan apakah anak tadi dapat mengerjakan dengan baik soal-soal ujian, mengapa tidak dapat menjawab, besok jadwal pelajaran apa yang diujikan dan lainnya. Sen­ tuhan kecil yang sangat berarti, di tengah badai serba individualis oleh kemajuan teknologi, yakni gadget yang sudah menjadi tuan rumah di rumah sendiri. Gadget yang sudah mendekatkan teman yang jauh menjadi dalam genggaman, tetapi anggota keluarga yang sangat dekat menjadi ‘terlempar’ jauh lantaran

masing-masing asik dengan dunia mayanya. Nyaris tidak ada komu­ nikasi yang bermakna di rumah tersebut. Kemajuan teknologi juga pent­ ing sebagai bukti kemajuan perada­ ban manusia di atas muka bumi ini, tetapi lebih penting menanamkan nilai-nilai humanis, karakter positif seperti saling menghargai, saling memperhatikan, jujur, dan banyak hal lain lagi. Semua itu dimulai dari kelurga, rumah yang nyaman dan peduli satu sama lain. Nilai-nilai dan karakter positif yang menjadi modal dasar anak ,menghadapi kemajuan peradaban manusia. Tidak dapat dimungkiri, dunia pendidikan dewasa ini telah da­ pat diakses dengan sangat mudah melalui sumber terbesar yakni akses dunia maya. Hanya butuh klik satu laman, maka jendela dunia akan terbuka selebar-lebarnya. Semua orang dapat mempelajari apa saja yang ada di dalamnya, tetapi butuh kearifan untuk memilih dan memilah informasi di dalamnya. Keluargalah menjadi filter penyaringnya. Luh Putu Udayati Guru SMAK Santo Yoseph Denpasar

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi (palgunadi@cybertokoh.com). Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi (ngurahbudi@cyber­ tokoh.com). Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini (sri.ardhini@cybertokoh.com), Wirati Astiti (wirati.astiti@cybertokoh.com), Sagung ­Inten (inten.indrawati@cybertokoh.com). Buleleng: Wiwin Meliana (wiwinmeliana22@cybertokoh.com). Jakarta: Diana Runtu (dianaruntu@ cybertokoh.com). NTB: Naniek Dwi Surahmi (naniek.itaufan@cybertokoh.com). Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha (dewaalit@cybertokoh.com),­ I Made Ary ­S upratman (ary_refresh@cybertokoh.com). Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama (cepy@cybertokoh.com), Ayu Wika Yuliani (ayu.wika@cybertokoh.com). Se­kretariat: Ayu Agustini (dewi.ayu@cybertokoh.com), Putu Agus Mariantara (agustara85@cybertokoh.com), Hariyono (hariyono@cybertokoh.com). Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Gung Inten-Gung Darmaja

23

Wujudkan Mimpi Usaha Kuliner Kombinasi yang kerap terjadi adalah suami mengembangkan dan istri men­ jalankan operasionalnya atau sebaliknya. Namun, Gung Inten mengatakan ia bekerja bersama-sama misalnya dalam mencoba resep, belanja ke pasar, ter­ masuk dalam mendesain tempat usaha. Baginya kompak dan saling percaya menjadi unsur penting dalam kelanggengan usaha sebab dalam sebuah usaha seringkali mengandung tingkat kerahasiaan tinggi yang menuntut kepercayaan. Begitu disampaikan A.A.Inten Trisna Manuambari, S.,Kom. pemilik Diamanta Butik dan Gula Bali The Joglo ini.

M

enurut Gung Inten, awalnya ia bekerja di salah satu peru­ sahaaan asuransi. Saat masih aktif bekerja kantoran, sang suami mengembangkan usaha kebaya, batik dan bordiran yang telah berjalan. Seiring perjalanan waktu, efek hobi masak dan makan rujak membuatnya berinisiatif mem­ buka warung kecil di dekat rumah, toko sekaligus dekat dengan kan­ tornya. Tujuannya ingin menambah penghasilan, karena bisnis kebaya termasuk musiman. Dipilihnya jarak tempat usaha dekat dengan rumah dan kantornya agar memudahkannya untuk me­ mantau. Melihat perkembangan

ke depan, Gung Inten yakin bisnis kuliner akan mengangkat makanan tradisional yang mulai diminati semua kalangan dan hasilnya akan lebih menjanjikan. Mengingat pula kalau usaha keluarga yang sukses seringkali diawali dari kerja sama pasangan suami-istri, maka Gung Inten pun memutuskan menjalankan usaha warung ini seperti halnya toko kebaya yang dijalankannya bersama sang suami A.A. Ngurah Darmaja. Menurut ibu dari A.A. Ngurah Ryan Diamanta Putra dan A.A. Ayu Tanita Amanda Putri ini rahasia bisnis keluarga, seperti resep masakan, kiat manajemen yang dijalankan, tak akan terbeber kemana-mana. Modal lainnya, mereka memiliki kesa­

Gung Inten dan keluarga

maan hobi dan kesenangan makan. “Saya kebetulan punya hobi masak dan suami punya makan. Hal ini membuat bisnis berjalan dengan fun. Dari warung kecil, 2 tahun berikutnya kami bisa mengembang­ kan ke tempat yang lebih luas dan besar. Tentunya dengan tetap menjaga kon­ sep alami dan tradisional. Lokasi juga tetap tidak jauh dari rumah dan kantor. Menu–menu kami tambahkan agar ada,” papar putri pasutri A.A. Putu Gede Arya dan A.A. Mirah Adi ini. Agar lebih fokus mengurus usahanya, pada tahun 2015, Gung Inten memilih keluar dari pekerjaan kantornya. “Kebetulan saat itu saya punya rencana mengembangkan usaha ke wilayah Kuta untuk men­ genalkan lebih jauh makanan tradis­ ional Bali. Walaupun kita tahu di Kuta banyak makanan Western, Cina, dan yang lainnya yangg sudah berkem­ bang, namun saya yakin wisatawan yang datang ke Bali baik domestik maupun mancanegara pasti punya keinginan bisa menikmati makanan tradisional Bali,” lanjutnya. Akhirnya mimpi membuka usaha kuliner Bali di kawasan Kuta terwu­ jud karena kerjasama dan kekom­ pakan pasangan suami–istri ini. Mereka pun menambahkan daftar

menu tradisionalnya dengan tipat kuah betutu dan nasi betutu. Tamu mancanegara pun berdatangan. “Mengingat bisnis ini kami jalani bersama, tentu komunikasi wajib dijaga. Saling mengisi bukannya bersaing . Ide-ide baru dan keinginan masing-masing pihak harus terus dibicarakan, supaya sebelum salah satu mengambil keputusan, kami sudah tahu keinginan pasangan. They still communicate in the decision, tapi tak harus sharing the power. Saling terbuka dan saling meng­ hargai satu sama lain juga wajib, selain tidak lupa mengucapkan ‘terimakasih’ dan’ tolong’ setiap meminta bantuan serta selalu me­ muji jika pasangan kita melakukan sesuatu yang baik dan berprestasi,” tutur Gung Inten. PAKAI LOGIKA Baginya, menjalankan usaha

bersama pasangan memi­ liki banyak kelebihan, di­ antaranya dapat mengatur bisnis bersama, sehingga segala masalah tidak han­ ya ditanggung sendiri. Dalam membicarakan bisnis juga tidak mement­ ingkan diri sendiri, agar bisnis yang dibuat berjalan panjang. Ketika masalah muncul, meskipun bis­ nis milik bersama ketika muncul konflik, kita tetap harus mengesampingkan urusan cinta terhadap pasangan, walaupun kita sangat mencintai pasan­ gan, untuk memutuskan sesuatu tidak diperke­ nankan membawa cinta ke dalamnya. “Kita tidak bisa mengiyakan setiap keputusan pasangan tanpa kita telusuri terlebih da­ hulu. Pasangan kita juga adalah mitra bisnis kita, jadi pakailah logika juga ketika me­ mutuskan segala masalah. Pikiran yang jernih sangat diperlukan ke­ tika mengambil keputusan secara bersama,”tandasnya. Pembagian tugas dan hasil yang adil juga sangat diperlukan. Kendati bisnis bersama pasangan banyak menguntungkan, namun kembali ditegaskan bukan berarti tak bakal ada masalah selisih paham kadang ada namun kembali kita bicarakan baik-baik terkait untung ruginya. “Saat sedang terlibat pertengkaran kami selalu mengingat kembali bahwa bisnis yang kami jalani san­ gat penting untuk masa depan terutama anak–anak dan keluarga. Masalah SDM, juga keluhan pelang­ gan sangat membantu kami untuk mengembangkan usaha kami ini untuk dapat lebih baik dan maju kedepannya,” pungkasnya. (Sri Ardhini)

Mau Tidur pun Bahas Bisnis Kini makin banyak artis terjun ke dunia bisnis. Bisa jadi ini karena mereka makin menyadari kalau kip­ rahnya di dunia hiburan tidak bisa menjadi gantungan hidup selamanya. Maka mumpung masih eksis di dunia hiburan, penghasilan yang didapat disalurkan untuk mengembangkan bisnis. Sebagai figur publik, kebesaran nama mereka pun setidaknya ikut mempercepat pengenalan produk yang dijual. Zaskia Sungkar dan suaminya, Ir­ wansyah, misalnya, mengaku waktu keduanya kini lebih banyak ke bisnis ketimbang dunia hiburan. Mereka kehabisan waktu lantaran banyak bis­ nis yang tengah diurusnya. Tak heran kalau mareka kini boleh dibilang tidak lagi tampil di sinetron maupun FTV. Kia, begitu Zaskia akrab disapa, tera­ khir main sinetron tahun 2012 lalu, ‘Si Alif’.FTV terakhir dilakoninya 2015. ‘Suara Adzan untuk Zaskia’. Untuk akting di layar lebar, masih lumayan eksis. Setidaknya hampir setiap tahun ada satu film yang dib­ intanginya. Yang terbaru adalah film yang juga diproduseri oleh Zaskia dengan judul ‘Persepsi’. Menurut Kia, dia memang tidak bisa lagi seperti

dulu aktif dalam kiprahnya di dunia hiburan lantaran sedang mengelola sejumlah bisnis. “Jadi aku nggak mundur dari dunia hiburan, cuma agak vakum aja, karena sedang fokus mengu­ rusi bisnis,” ungkap wanita kelahiran Desember 1990 ini. Ia dan suaminya sedang enjoy menekuni bisnis. Apalagi kini sejumlah bisnis tengah berkem­ bang dan membutuhkan perhatian lebih. Ditambah lagi, baru-baru ini dia dan Irwan membuka bisnis baru yakni toko kue ‘Snow Cake’ di Surabaya. “Sudah lama nggak main sinetron, kangen juga sih. Tapi aku sekarang masih sibuk. Kalau diizinkan suami aku ingin main lagi,” kata Kia yang memulai kiprahnya di dunia hiburan dari menyanyi kemudian merambah ke akting. Dibanding dulu ketika dia dan Ir­ wansyah, suaminya, masih sama-sama aktif berkiprah di dunia akting, Kia justru merasa membuka bisnis bareng suami lebih menyenangkan dan me­ nenangkan. Kalau dulu, meski samasama berkiprah di dunia akting, namun mereka memilki job berbeda. “Ya dulu kan kita kerja misah-

misah. Kalau ketemu kadang sudah malam. Makanya sering bertengkar. Tapi kini setelah bisnis bareng malah positif. Kita bisa selalu bersama bah­ kan mau tidur malam pun kadang membahas bisnis. Ya memang kalau diskusi ada juga pertengkaran karena beda pendapat tapi kan ada tujuan­ nya,” ucap Kia. Dengan bisnis bareng dan selalu bersama membuat hubungan mereka semakin erat dan saling memahami. “Enaknya bisnis bareng suami kalau ada masalah bisa langsung dibahas,” tambahnya. Tentang sejumlah bisnisnya yang tergolong cepat berkembang, Zaskia mengaku bersyukur. Hal ini berkat dukungan suami, keluarganya juga teman-temannya. “Alhamdulilah. Banyak orang yang mendukung aku, jadi aku makin termotivasi untuk bisa terus berbuat yang terbaik,” tambahnya. Tak dimungkiri posisi dirinya juga Irwan yang sebagai artis juga ikut memberi kontribusi dalam keterkenalan produknya. Salah satu yang bisa dilihat adalah saat ia dan Irwan membuka toko oleh-oleh ‘Snow Cake’ di Surabaya, baru lalu.

Zaskia Sungkar dan Irwansyah

Baik dirinya maupun Irwan langsung terjun melayani pembeli. Tak heran kalau untuk membeli kue yang ras­ anya lezat itu, pembeli harus antri. Ini lantaran mereka bukan hanya membeli dagangan Kia dan Irwan, tapi juga minta wefie. Kia mengaku dirinya enjoy saja dengan permintaan customer-nya. Soal melayani langsung pembeli ka­ tanya itu kerap dilakukan oleh dirinya juga Irwan. Tentang bisnis kuliner, menurut Kia, sejak dulu sebenarnya sudah tertarik. Hal ini karena mereka hobi berburu kuliner enak. Awalnya, Irwan dan teman-temannya mem­

buka toko kue di Medan, kemudian ia pun menyusul membuka toko kue di Surabaya. Meski cukup sibuk karena Snow Cake adalah bisnis baru namun ia mengaku tetap bisa membagi waktu dengan bisnis-bisnis lainnya yang semuanya telah berjalan baik. “Nggak ada masalah semuanya berjalan baik,” katanya. Yang lebih membuat Kia bersemangat karena menjalankan bisnisnya bersama suami. “Ya memang bisnis bareng, jadi bisa sama-sama terus. Tapi kan biar bisnis bareng job description-nya beda-beda,” katanya. (Diana Runtu)


24

Sudut Pandang

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Nonton Bioskop Berbekal Pisang Rebus Bioskop menjadi salah satu tempat pilihan untuk melepas kepenat­an. Tentunya bioskop pada zaman dulu berbeda dengan bios­ kop sekarang. “Sekarang untuk nonton ke bioskop, saya kurang berminat karena kondisi kota yang macet. Karcis kalo beli langsung di bioskop, duduknya di depan sekali karena orang-orang beli tiket melalui online,” ujar CIA Pemayun.

I

stri Sekda Provinsi Bali ini menuturkan di tahun 70an, ia pernah diajak orangtuanya menonton di Bioskop Wisnu. “Filmnya India, ceritanya tentang pewayangan yang melekat dengan Hinduisme, seperti Mahabaratha, Ramayana, Berathayuda. Bagus untuk pendidikan kami anak-anak

waktu itu. Sampai sekarang saya masih ingat suasana bioskopnya sederhana,”kisahnya. Di usia SD, sekitar umur 1012 tahun itu CIA Pemayun beserta adiknya kerap diajak nonton Bapak-Ibunya menonton bioskop. Mereka naik sepeda menuju bioskop, namun sebelumnya CIA Pemayun bocah dibelikan bekal

seperti pisang rebus, jagung atau kacang kulit. “Dari sana kami ditanamkan untuk bisa disiplin dan bersih lingkungan. Kulit makanan dikumpulkan, setelah itu dibuang di tempat sampah di pojok-pojok pintu keluar bioskop. Minumnya membawa teh ditempati botol dari rumah,” ujarnya. Suasana bioskop saat itu masih sederhana, tempat duduknya dari kursi kayu dan besi. Di Denpasar ada beberapa bioskop yang populer. Di Bioskop Indra, sekitar tahun 1974-1976, ia suka menonton film silat Bruce Lee. CIA Pemayun biasa nonton dengan teman-teman sekolah, , sepulang dari les sore hari. Di Bioskop Indra dikatakannya kondisinya lebih bagus daripada bioskop lainnya pada zaman itu. Tempat duduknya dilapisi kain dan nyaman diduduki. Hanya saja jumlah penonton di bioskop ini lebih sedikit. Semasa SMA, ia lebih sering nonton di Denpasar Teater. Film-film Indonesia seperti seri Warkop, film percintaan dengan aktor Rano Karno, Lidya Kandou,

Widyawati, Lenny Marlina, menjadi “santapannya”. Pada zaman itu, Bioskop ini tergolong sangat mewah, karena ada AC dan bioskopnya bagus. Ia berharap, kembalikan lagi bioskop zaman dulu itu untuk menambah hiburan bagi masyarakat yang sudah mumet dengan pekerjaan, dan haus akan hiburan. “Kalau bisa bioskop Indra atau Wisnu

dikembalikan, agar kita bisa nonton bioskop sambil melepas lelah, tidak harus ke mal,” ujar pemerhati Perempuan Bali ini. (Inten Indrawati)

CIA Pemayun

Seribu Penonton tiap Hari Padati Bioskop

Suasana di Cinema XXI Level 21 Mall

Bioskop menjadi tempat spesial bagi beragam kalangan beragam usia. Di dalam ruangan yang gelap dengan layar putih berukuran besar tersebut, kita bisa tetawa bareng, nangis bareng, takut bareng, bahkan takjub bareng. Sejenak kita bisa melupakan masalah atau kepenatan kita. Bioskop di era kekinian tentunya berlomba-lomba menawarkan fasilitas dan layanan terbaik. Salah satu bioskop yang kini banyak dikunjungi penikmat film

adalah Cinema XXI Level 21 Mall. Bioskop ini menayangkan berbagai genre film mulai dari drama, komedi, action, thriller, romance, horror, family, animation dan masih banyak lagi. “Cinema XXI Level 21 Mall ini memang memiliki keleluasaan lebih dibanding Cinema XXI lainnya di Bali dalam hal genre film yang akan diputarkan. Karena fasilitas lebih yang dimiliki yaitu studio terbanyak dan terbesar daripada studio Cinema XXI lain-

Sebagai pengelola bios­ kop, harapan kami filmfilm ­nasional bisa semakin mening­katkan kualitasnya se­ hingga dapat sejajar bahkan jauh lebih baik dibanding film internasional lainnya.

nya yang ada di Bali. Cinema XXI Level 21 Mall memiliki 5 studio regular dan 1 studio premiere, sedangkan di Cinema XXI lainnya rata-rata hanya memiliki 2-3 studio saja,” ungkap Marketing Communication & PR Level 21 Mall Dennisha Sinay. Ia menyampaikan beberapa film yang saat ini sedang booming, yakni film “Beauty and The Beast” dari genre film remaja dan “Power Rangers” dari genre film animasi, anak-anak juga keluarga. “Untuk film favorit masyarakat ini biasanya tergantung pada dua faktor. Pertama adalah seasonal, contohnya ketika musim liburan maka yang lebih diminati adalah film keluarga. Yang kedua adalah rating film seberapa populer film itu di chart box office,” jelas Dennisha. Cinema XXI Level 21 Mall juga selalu men-support film nasional dari sineas tanah air. Dari 5 Studio yang dimiliki, 2 studio

seringkali memutarkan film nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan durasi bisa lebih lama dibandingkan film internasional. Sebagai contoh film “Cek Toko Sebelah” dari karya sineas tanah air Ernest Prakasa diputarkan sampai hampir 2 bulan lamanya karena tingginya permintaan. “Hal ini selalu di-review tim reporting animo penonton dari Cinema XXI Pusat,” jelasnya. Animo masyarakat Bali dan Denpasar khususnyai untuk menonton film di bioskop, disampaikan Dennisha sangat tinggi. Berdasarkan keterangan dari Manager Cinema XXI Level 21 Mall- Syahril seperti yang disampaikan Dennisha, dari awal dibuka pada 11 November 2016 sampai saat ini, perhitungan jumlah penonton kurang lebih mencapai angka 40.000 orang, atau kurang lebih minimal 1.000 penonton per harinya. Secara garis besar penonton dari Cinema XXI Level 21 Mall didominasi kalangan usia remaja mulai dari usia 15 tahun dan keluarga. Secara general segmentasi film sudah dipilah oleh tim Cinema XXI Level 21 Mall. Tentunya dengan fasilitas studio yang lebih banyak Cinema XXI Level 21 Mall dapat memutarkan genre yang lebih luas sehingga menjangkau seluruh kalangan umur. Sehingga secara umum usia anak-anak lebih cenderung menonton kartun atau film animasi, remaja lebih kepada komedi remaja ataupun action, keluarga lebih kepada action dan film keluarga lainnya. Namun dapat dijelaskan lebih lan-

jut, faktanya masyarakat di Bali ini cenderung menyukai segala jenis genre terutama apabila filmnya memang booming di pasaran. “Sebagai pengelola bioskop, harapan kami film-film nasional bisa semakin meningkatkan kualitasnya sehingga dapat sejajar bahkan jauh lebih baik dibanding film internasional lainnya. Karena seperti contoh pada film ‘Cek Toko Sebelah’, bukan tidak mungkin film nasional jauh lebih diminati dibanding film internasional,” pungkas Dennisha. (Inten Indrawati)

Dennisha Sinay

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.