Tokoh Edisi 947 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 947/ 3 - 9 APRIL 2017

Nonton Bioskop Berbekal Pisang Rebus Bioskop menjadi salah satu tempat pilihan untuk melepas kepenat­an. Tentunya bioskop pada zaman dulu berbeda dengan bios­ kop sekarang. “Sekarang untuk nonton ke bioskop, saya kurang berminat karena kondisi kota yang macet. Karcis kalo beli langsung di bioskop, duduknya di depan sekali karena orang-orang beli tiket melalui online,” ujar CIA Pemayun.

I

stri Sekda Provinsi Bali ini menuturkan di tahun 70an, ia pernah diajak orangtuanya menonton di Bioskop Wisnu. “Filmnya India, ceritanya tentang pewayangan yang melekat dengan Hinduisme, seperti Mahabaratha, Ramayana, Berathayuda. Bagus untuk pendidikan kami anak-anak

waktu itu. Sampai sekarang saya masih ingat suasana bioskopnya sederhana,”kisahnya. Di usia SD, sekitar umur 1012 tahun itu CIA Pemayun beserta adiknya kerap diajak nonton Bapak-Ibunya menonton bioskop. Mereka naik sepeda menuju bioskop, namun sebelumnya CIA Pemayun bocah dibelikan bekal

seperti pisang rebus, jagung atau kacang kulit. “Dari sana kami ditanamkan untuk bisa disiplin dan bersih lingkungan. Kulit makanan dikumpulkan, setelah itu dibuang di tempat sampah di pojok-pojok pintu keluar bioskop. Minumnya membawa teh ditempati botol dari rumah,” ujarnya. Suasana bioskop saat itu masih sederhana, tempat duduknya dari kursi kayu dan besi. Di Denpasar ada beberapa bioskop yang populer. Di Bioskop Indra, sekitar tahun 1974-1976, ia suka menonton film silat Bruce Lee. CIA Pemayun biasa nonton dengan teman-teman sekolah, , sepulang dari les sore hari. Di Bioskop Indra dikatakannya kondisinya lebih bagus daripada bioskop lainnya pada zaman itu. Tempat duduknya dilapisi kain dan nyaman diduduki. Hanya saja jumlah penonton di bioskop ini lebih sedikit. Semasa SMA, ia lebih sering nonton di Denpasar Teater. Film-film Indonesia seperti seri Warkop, film percintaan dengan aktor Rano Karno, Lidya Kandou,

Widyawati, Lenny Marlina, menjadi “santapannya”. Pada zaman itu, Bioskop ini tergolong sangat mewah, karena ada AC dan bioskopnya bagus. Ia berharap, kembalikan lagi bioskop zaman dulu itu untuk menambah hiburan bagi masyarakat yang sudah mumet dengan pekerjaan, dan haus akan hiburan. “Kalau bisa bioskop Indra atau Wisnu

dikembalikan, agar kita bisa nonton bioskop sambil melepas lelah, tidak harus ke mal,” ujar pemerhati Perempuan Bali ini. (Inten Indrawati)

CIA Pemayun

Seribu Penonton tiap Hari Padati Bioskop

Suasana di Cinema XXI Level 21 Mall

Bioskop menjadi tempat spesial bagi beragam kalangan beragam usia. Di dalam ruangan yang gelap dengan layar putih berukuran besar tersebut, kita bisa tetawa bareng, nangis bareng, takut bareng, bahkan takjub bareng. Sejenak kita bisa melupakan masalah atau kepenatan kita. Bioskop di era kekinian tentunya berlomba-lomba menawarkan fasilitas dan layanan terbaik. Salah satu bioskop yang kini banyak dikunjungi penikmat film

adalah Cinema XXI Level 21 Mall. Bioskop ini menayangkan berbagai genre film mulai dari drama, komedi, action, thriller, romance, horror, family, animation dan masih banyak lagi. “Cinema XXI Level 21 Mall ini memang memiliki keleluasaan lebih dibanding Cinema XXI lainnya di Bali dalam hal genre film yang akan diputarkan. Karena fasilitas lebih yang dimiliki yaitu studio terbanyak dan terbesar daripada studio Cinema XXI lain-

Sebagai pengelola bios­ kop, harapan kami filmfilm ­nasional bisa semakin mening­katkan kualitasnya se­ hingga dapat sejajar bahkan jauh lebih baik dibanding film internasional lainnya.

nya yang ada di Bali. Cinema XXI Level 21 Mall memiliki 5 studio regular dan 1 studio premiere, sedangkan di Cinema XXI lainnya rata-rata hanya memiliki 2-3 studio saja,” ungkap Marketing Communication & PR Level 21 Mall Dennisha Sinay. Ia menyampaikan beberapa film yang saat ini sedang booming, yakni film “Beauty and The Beast” dari genre film remaja dan “Power Rangers” dari genre film animasi, anak-anak juga keluarga. “Untuk film favorit masyarakat ini biasanya tergantung pada dua faktor. Pertama adalah seasonal, contohnya ketika musim liburan maka yang lebih diminati adalah film keluarga. Yang kedua adalah rating film seberapa populer film itu di chart box office,” jelas Dennisha. Cinema XXI Level 21 Mall juga selalu men-support film nasional dari sineas tanah air. Dari 5 Studio yang dimiliki, 2 studio

seringkali memutarkan film nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan durasi bisa lebih lama dibandingkan film internasional. Sebagai contoh film “Cek Toko Sebelah” dari karya sineas tanah air Ernest Prakasa diputarkan sampai hampir 2 bulan lamanya karena tingginya permintaan. “Hal ini selalu di-review tim reporting animo penonton dari Cinema XXI Pusat,” jelasnya. Animo masyarakat Bali dan Denpasar khususnyai untuk menonton film di bioskop, disampaikan Dennisha sangat tinggi. Berdasarkan keterangan dari Manager Cinema XXI Level 21 Mall- Syahril seperti yang disampaikan Dennisha, dari awal dibuka pada 11 November 2016 sampai saat ini, perhitungan jumlah penonton kurang lebih mencapai angka 40.000 orang, atau kurang lebih minimal 1.000 penonton per harinya. Secara garis besar penonton dari Cinema XXI Level 21 Mall didominasi kalangan usia remaja mulai dari usia 15 tahun dan keluarga. Secara general segmentasi film sudah dipilah oleh tim Cinema XXI Level 21 Mall. Tentunya dengan fasilitas studio yang lebih banyak Cinema XXI Level 21 Mall dapat memutarkan genre yang lebih luas sehingga menjangkau seluruh kalangan umur. Sehingga secara umum usia anak-anak lebih cenderung menonton kartun atau film animasi, remaja lebih kepada komedi remaja ataupun action, keluarga lebih kepada action dan film keluarga lainnya. Namun dapat dijelaskan lebih lan-

jut, faktanya masyarakat di Bali ini cenderung menyukai segala jenis genre terutama apabila filmnya memang booming di pasaran. “Sebagai pengelola bioskop, harapan kami film-film nasional bisa semakin meningkatkan kualitasnya sehingga dapat sejajar bahkan jauh lebih baik dibanding film internasional lainnya. Karena seperti contoh pada film ‘Cek Toko Sebelah’, bukan tidak mungkin film nasional jauh lebih diminati dibanding film internasional,” pungkas Dennisha. (Inten Indrawati)

Dennisha Sinay

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Tokoh Edisi 947 | Tokoh by e-Paper KMB - Issuu