Tokoh Edisi 944 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 944/ 13 - 19 Maret 2017

Ubah Mindset harus Jadi PNS Sejumlah survei menyebutkan, minat masyarakat khususnya generasi muda yang baru lulus sarjana untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) terus meningkat dari waktu ke waktu. Bekerja di kantor-kantor pemerintah, menurut survei, adalah yang paling diidamkan para generasi muda dibanding profesi lainnya. Sebagian masyarakat beranggapan, menjadi PNS lebih sejahtera, dan mapan serta relatif aman dari risiko, juga adanya tunjangan hari tua. Disamping itu, status sosial PNS lebih dihormati dan disegani.

D

ari sisi pekerjaan, bekerja sebagai PNS dianggap lebih ringan alias lebih santai sehingga waktu yang tersisa bisa digunakan untuk usaha sampingan. Hal-hal tersebut yang anata lain mengemuka dan diduga menjadi salah satu penyebab kenapa minat generasi muda Indonesia untuk berwiraswata tergolong rendah. Di Minang, Sumatera Barat misalnya, daerah yang terkenal karena banyak penduduknya berwiraswasta, tapi ternyata telah berubah. Setidaknya dari hasil survei menyebutkan sekitar 70% generasi mudanya lebih menginginkan menjadi PNS ketimbang berdagang (berwirausaha) sebagaimana orangtua mereka. Dari berbagai survei tersebut, terlihat kalau minat generasi muda khususnya yang baru tamat perguruan tinggi untuk menjadi PNS begitu tinggi. Bahkan dikabarkan mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Hal ini bisa dilihat dari setiap lowongan CPNS digelar,

peserta selalu membludak. Bahkan, karena ingin begitu menjadi PNS sebagian orang rela membayar (suap) puluhan hingga ratusan juta rupiah. Fenomena ini sungguh luar biasa. Tak heran kalau banyak kasus penipuan yang menimpa masyarakat yang dijanjikan oleh oknum tertentu menjadi PNS dengan membayar ongkos hingga puluhan bahkan ratusan juta. Menurut sosiolog Djuni Thamrin,hal itu memang sudah menjadi mindset sebagian masyarakat, khususnya di daerah. “Orang maunya cara cepat saja,” ucap Djuni yang juga peneliti masalah-masalah sosial. Para generasi muda yang baru lulus sarjana menganggap menjadi PNS lebih terjamin masa depannya. Apalagi di masa sekarang ini dengan adanya reformasi birokrasi, gaji PNS menjadi lebih besar karena meningkatnya tunjangan kinerja. Hal itu juga, bisa jadi, yang membuat sebagian masyarakat semakin ingin menjadi PNS. “Mindset seperti ini harus

Djuni Thamrin

diubah. Ini sudah seperti mental block, ya. Itu harus diubah total, revolusi mental. Memang tidak mudah karena paradigma semacam itu sudah hidup di masyarakat sejak dulu. Ternyata itu semakin berkembang hingga sekarang,” ungkap Djuni . Menurutnya, harus ada perubahan-perubahan mendasar untuk mengubah itu semua. Yang utama adalah melalui lembagalembaga pendidikan. “Hal ini paling terasa di daerah ya, dimana pemuda-pemudanya lebih berkeinginan untuk menjadi PNS. Karena daerah dianggap tidak banyak menyediakan pilihan. Sementara di Jakarta, pilihannya lebih beragam.” “Bahkan sekarang ini saya lihat banyak anak muda di Jakarta yang membuat inovasi-inovasi luar

biasa. Banyak dari mereka yang kreatif. Jadi sepertinya anak-anak muda di Jakarta harus ke daerah ikut membantu mengembangkan inovasi dan kreasi karena di daerah sesungguhnya menyimpan banyak potensi,” tambahnya. Untuk mengubah paradigma tersebut harus dimulai dari pendidikan. Di kampus-kampus misalnya. Dia menyarankan agar pengajaran ilmuilmu lawas sebatasi diganti dengan ilmu yang menawarkan sebuah inovasi baru. “Kampus-kampus yang menawarkan inovasi baru harus diberi kesempatan agar berkembang. Jadi harus menjadi social entrepreneur. Karena social entrepreneur bisa mengubah sesuatu masalah menjadi sebuah potensi. Anak-anak muda di daerah misalnya, mungkin ada yang beranggapan, ‘aduh ngapain hidup di daerah yang tidak ada apa-apanya kayak gini.’ Padahal mereka tidak tahu, di daerah ada berbagai macam potensi yang bisa diolah,” papar Djuni. Karenanya Djuni sangat mendorong agar aspek-aspek yang berkaitan dengan social entrepreneur didorong, khususnya melalui pendidikan. “Ini memang tidak mudah, tapi kita tidak boleh stagnan. Perubahan melalui pendidikan harus segera

dilakukan agar kita tidak menjadi bangsa yang tertinggal dari bangsa lainnya,” tegas Djuni. Di sisi lain, pemerintah juga harus membuka diri, misalnya dengan membuka adanya magang-magang yang bisa dilakukan di pusat-pusat pertumbuhan, misalnya di pusat riset, pusat industri, dll. “Jadi memang harus ada peran pemerintah dalam bentuk kebijakan untuk mendorong perubahan mindset ini,” katanya. Djuni menambahkan, Indonesia tertinggal dari negara lainnya, misalnya saja Filipina. Mereka justru lebih maju dari Indonesia. Lihat saja sekarang, saat persaingan bebas (Masyarakat Ekonomi ASEAN), posisi-posisi level manajer, dokter, dll, sudah mulai diisi oleh pekerja-pekerja Filipina. “Ini bagaimana? Mau jadi apa bangsa kita nantinya? Karena itu harus segera melakukan perubahan, bukan hanya pada peningkatan skill tapi juga dalam mental (revolusi mental),” katanya. Bisa jadi, ucapnya, sistem (perekrutan CPNS) yang ada sekarang harus diubah total, begitu juga sistem tunjangan dan sistem informasi, dll.“Harusnya kita melakukan ini sejak 25 tahun lalu sehingga sekarang tidak tergopoh-gopoh karena persaingan sudah semakin ketat,” tambahnya. Di Stockholm (ibukota Swedia), misalnya, di sana PNS tidak sebanyak di sini. Di sana PNS bekerja sangat efektif. Misalnya sebuah Dinas, hanya diisi oleh beberapa orang saja. “Mereka diberi gaji tinggi tapi efektivitas kerjanya juga tinggi pula,” katanya. (Diana Runtu)

Manfaatkan “Red Carpet Access” Komang Rusma Ari Santhi, S.Pd., M.Pd., Campus Manager di Mediterranean Bali Hotel and Training Center cabang Singaraja mengungkapkan sebagai salah satu LPK yang ada di Bali, Mediterranean Bali berperan penuh untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan SDM masyarakat Indonesia. Pihaknya telah menerapkan program-program yang sesuai dengan keperluan dari industri pariwisata di antaranya pelatihan bahasa asing (Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan Bahasa Mandarin) serta pelatihan-pelatihan yang dirancang khusus untuk mengoptimalkan keterampilan di masingmasing program studi. Menurutnya kompetensi komunikasi dengan bahasa asing merupakan suatu keharusan. Program Every day

is English merupakan program yang ampuh untuk melatih dan membiasakan diri dalam mengaplikasikan teori-teori pembelajaran bahasa Inggris ke dalam praktik sehari-harinya, baik itu berkomunikasi dengan para instruktur dan juga team kerja. Kompetensikompetensi tersebut memiliki standarisasi tingkat internasional. Karena goal kami adalah menyukseskan alumni-alumni kami untuk mampu bekerja tidak hanya didalam negeri tetapi juga kesempatan untuk bekerja di luar negeri, imbuhnya. Sebagai lembaga pusat pelatihan perhotelan dan kapal pesiar, pihaknya sangat memberikan peluang bagi mereka untuk sukses tidak hanya sebagai pekerja tetapi juga peluang untuk membuka lapangan kerja. Dengan gaji yang mereka dapatkan dari bekerja di kapal pesiar mereka bisa kumpulkan terlebih dahulu untuk kelak

mereka gunakan untuk membuka usaha baru ketika mereka sudah memutuskan untuk berhenti melaut dan kembali menetap di kampung halaman. “Kelak alumnialumni kami telah sukses di kapal pesiar mereka bisa melakukan hal yang sama seperti yang sudah dicontohkan oleh Pak Direktur yang telah membangun kampus ini, jelasnya. Ditambahkan Rusma Ari Santhi, pihaknya menjamin lulusan berdaya serap tinggi dalam dunia kerja sebab pihaknya sangat paham keperluan industri terhadap tenaga kerja. Kata dia, kampus telah menjalin kerjasama dengan pihak-pihak pelaku industri perhotelan dan agensi kapal pesiar. Hal ini memudahkan pihak kampus untuk berinovasi menyesuaikan kurikulum dan program-program agar lulusan sesuai dengan apa yang diperlukan oleh pihak pelaku industri perhotelan dan

agensi kapal pesiar. “Dari kerjasama ini kami mendapatkan Red Carpet Access yang artinya akses VVIP untuk

mengetahui segala informasi baik itu tentang persyaratan dan lowongan yang tersedia di kapal pesiar di bawah naungan agen CTI seperti Carnival Cruiseline, pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Komang Rusma Ari Santhi, S.Pd., M.Pd.

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.