24
Sudut Pandang
Edisi 937/ 23 - 29 JANUARI 2017
Saat ini fenomena kuliah sambil kerja sepertinya sudah cukup lumrah di kalangan mahasiswa. Berbagai alasan dijadikan dasar mereka memilih menjalankan pendidikan sambil bekerja. Mulai dari menjadi solusi masalah ekonomi hingga keinginan melatih kemandirian. Atau, bisa juga mereka ingin dapat menghubungkan antara teori yang didapat di kampus dengan kenyataan yang ada di dunia kerja. Menurut Pande Made Ayu Wily Wariga yang biasa disapa Wily ini, kuliah sambil bekerja merupakan salah satu kesempatan berharga baginya. Di usianya yang masih muda ia bukan hanya mendapatkan pengalaman bekerja, tapi memahami cara bersosialisasi lebih dini dan memperluas wawasan.
“S
angat banyak manfaatnya untuk saya termasuk untuk pertumbuhan kepribadian menjadi lebih mandiri,” cetus gadis kelahiran, Denpasar, 19 Januari 1997 ini Wily menegaskan dirinya sangat ingin mencari dan memiliki pengalaman bagaimana bekerja terutaman di birokrasi pemerintahan. “Sehingga nantinya setelah lulus kuliah saya benar- benar memiliki kesiapan yang baik berada di dunia kerja,” ujar mahasiswi Fakultas Sastra Universitas Warmadewa yang kini tercatat sebagai staf Perdagangan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar ini. Memang diakuinya bahwa bekerja sambil kuliah ia harus mampu membagi
Kuliah sambil Kerja
Harus Pandai Atur Waktu
waktu dengan sebaik mungkin. Saat bekerja, katanya ia harus berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Berikutnya usai bekerja, ia akan berkonsentrasi dan fokus untuk menjalannya aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa. Selain mendapat pengalaman istimewa, bekerja sambil kuliah dapat membantunya menjadi lebih pandai dalam time management. Memiliki pekerjaan saat kuliah membutuhkan kerja ekstra dan management waktu yang lebih baik. Bagaimana ia mengatur jadwal setiap hari, apa yang harus dilakukan hari ini hingga minggu depan. Selain itu ia juga harus bisa mengatur, memprioritaskan, take control waktu yang ada. Baginya hal ini lebih baik untuk belajar manajemen waktu di perguruan tinggi, daripada belajar saat setelah kita lulus. “Bekerja sambil kuliah memang sangat menguras waktu, tenaga, serta pikiran. Kalau teman-teman ada di posisi seperti itu tidak perlu khawatir. Kuliah sambil kerja bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang, tapi kita akan menjadi orang yang lebih tangguh jika bisa melewati keadaan tersebut,” tandas Duta Endek Kota Denpasar angkatan pertama yang juga seorang model ini. Sementara saat hari libur atau ada waktu luang anak kedua dari tiga bersaudara dari pasutri I Made Sukayadnya dan Ni Nyoman Ayu Widiani ini akan memanfaatkan waktunya untuk beristirahat, melakukan hobinya ataupun bersosialisasi dengan teman-temannya.
Cok Lan
Wily
SAMBIL MENYELAM MINUM AIR Begitu juga bagi Cok Istri Agung Sri Wulandari atau dikenal dengan panggilan Cok Lan, kuliah sembari kerja itu menarik dijalani. Semua tergantung dari yang menjalaninya sanggup atau tidak. “Seperti istilah sambil menyelam sambil minum air, dua pekerjaan terlampaui. Keren kan jika kerja dan kuliah bisa dijalankan dengan baik secara bersamaan,” ucap salah seorang instruktur yoga di Pasraman Markandeya ini.
Bagi gadis kelahiran 1 April 1994 ini, dirinya memilih kerja sambil kuliah, alasan pertamanya adalah saya ingin mencari pengalaman. Sebab, kata pengajar di Stella Mundi Early Learning Canter ini, di zaman sekarang ini pendidikan tinggi tidak menjamin seseorang bisa langsung diterima di dunia kerja, jika tidak memiliki pengalaman kerja. Yang ke dua, dapat melatih dirinya bersosialisasi dan berinteraksi lebih baik. mengingat ia adalah seorang guru, maka kerja freelance sangat membantu untuk
mengetahui karakter anak didik dan bagaimana cara menangani karakter yang berbeda beda. “Selanjutnya saya menjadi lebih siap ketika menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya,” kata bungsu tiga bersudara pasutri Cokorda Gede S. Putra (alm) dan A.A. Rai Anggreni ini dan menambahkan alasan terakhirnya kuliah sambil kerja, pastinya bisa menambah uang saku untuk meringankan uang buku saat kuliah. Ditanya soal a mengatur waktu dan merasa lelah atau tidak, Cok Lan mengaku ia sudah memutuskan untuk memikul dua tanggung jawab yakni kuliah dan juga kerja, ia tahu apa risikonya. “Salah satunya adalah mengatur waktu. Ketika saya menjalaninya hal terpenting yang saya lakukan adalah mengutamakan kuliah . Saya harus bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, agar tidak mengesampingkan tugas-tugas kampus,” ucap alumnus S1Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Ganesha yang akan melanjutkan S2 Linguistik di Universitas Udayana ini. “Lelah juga, tapi positif, karena suka dan senang menjalaninya,” katanya. Bahkan ia yakin dengan kuliah sambil kerja pasti meningkatkan disiplin dan keterampilannya sehingga nikmat dan keuntungannya akan dirasakan nantinya. “Jadi saran saya lakukanlah pekerjaan yang kita sukai. Ketika kita sedang kuliah dan ingin bekerja, carilah pekerjaan part time atau pekerjaan yang tidak terlu mengikat waktu kita,” papar Cok Lan yang mengakui bahwa itulah pengalaman merupakan guru tertinggi ini. (sri.ardhini@cybertokoh.com)
Terapkan Teori Melalui Praktik Kerja Kuliah sambil bekerja rupanya bukan lagi menjadi hal asing bagi mahasiswa. Banyak pertimbangan yang menjadi dasar mahasiswa memilih kuliah sambil bekerja baik itu tuntutan ekonomi maupun alasan kemandirian. Menurut I Made Ngurah Wedana, Direktur Monarch Bali cabang Singaraja kuliah sambil bekerja sudah menjadi hal yang biasa bagi negara maju maupun berkembang. Memang sudah seharusnya, sumber daya manusia menggunakan efisiensi waktu dengan baik. Ia melihat perkembangan luar biasa yang ditunjukkan oleh masyarakat secara positif di era MEA ini. “Saya lihat nantinya mereka tidak hanya bersaing di negara ini saja melainkan juga akan bersaing dengan negara-negara lain,” ujarnya. Kuliah sambil bekerja juga menurutnya sebagai salah satu cara untuk membangun kemandirian dari masingmasing individu. Pria yang akrab disapa Ngurah ini mengaku I Made Ngurah Wedana jika dalam lembaga, pihaknya mengharapkan mahasiswanya dapat mengaplikasikan ilmu untuk dapat diterapkan. “Kami di lembaga memang mengarahkan anak-anak yang usianya di atas 21 tahun untuk kuliah sambil bekerja,” ungkapnya. Ia menambahkan jika kuliah sambil bekerja sama sekali tidak akan menganggu perkuliahan jika masing-masing mahasiswa dapat mengatur waktu dengan baik. Pihaknya juga menegaskan bahwa sebagai lembaga yang mencetak lulusan di bidang industri perhotelan dan pariwisata sudah seharusnya dapat mempraktikkan teori-teori yang didapat di kampus dengan bekerja di industri-industri perhotelan maupun pariwisata. “Kami mencetak lulusan yang nanti siap dipekerjakan di industri dan itu akan mempermudah mereka bersaing dengan tenaga kerja di negara lain,” tambahnya. Sebelum dibangun, Monarch Singaraja telah membentuk wadah yang siap menampung lulusannya dengan bekerja sama dengan beberapa industri perhotelan dan pariwisata dan agen terbesar di Bali untuk penyaluran tenaga kerja ke kapal pesiar. “Ini sebagai bentuk komitmen kami untuk mengurangi pengangguran juga,” jelasnya. Pria kelahiran Singaraja 27 Juni 1964 tersebut juga mengaku lembaga tersebut membuka 5 program jurusan di antaranya Tata boga, Tata Hidangan, Tata Graha (house keeping), Bar, dan Divisi Makanan dan Minuman. Pihaknya mengaku secara gencar mempromosikan lulusan anak didiknya agar terserap di dunia kerja baik di dalam maupun di luar negeri. Salah satu caranya dengan membuat beberapa akun yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi bisa dilirik perusahaan-perusahaan perhotelan. “Kami selalu share informasinya dan dari data yang tersimpan delapan puluh persen lulusan kami telah bekerja,” ungkapnya. Ia juga berpendapat untuk dapat mengembangkan pariwisata khususnya di Bali, hal utama yang perlu dipersiapkan adalah sumber daya manusia. Menurutnya, banyak negara-negara lain yang indah namun Bali memiliki pariwisata yang berbasis budaya. “Saat ini yang perlu kita benahi adalah SDM. Bagaimana kita siap menerima siapa pun yang datang ke Bali dengan pelayanan kekeluargaan,” jelasnya. Inilah yang akan menjadi kesan bagi wisatawan untuk datang kembali ke Bali.
MILIKI KETRAMPILAN KHUSUS Hal serupa juga disampaikan oleh Komang Rusma Ari Santhi, S.Pd., M.Pd., selaku Campus Manager Mediteranian Bali Cabang Singaraja, bahwa kuliah sambil bekerja bukan lagi hal yang luar biasa. Melainkan, suatu keharusan yang dapat dilakukan untuk membentuk kedisiplinan, tanggung jawab, dan motivasi. Menurutnya, masa kuliah adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan diri sebab pembelajaran dalam perkuliahan tidak menyita waktu yang terlalu banyak. “Kuliah lima jam per hari sudah sangat maksimun sekali. Setelah jam itu apa yang bisa dilakukan mahasiswa? Kenapa itu tidak diefektifkan sebagai waktu untuk bekerja,” jelasnya. Sebagai negara yang sedang berkembang, seharusnya pemikiran kuliah sambil bekerja sudah menjadi fondasi untuk peningkatan kualitas individu masing-masing. Peran pemerintah pun dirasa sangat penting dalam pemberian modal atau pinjaman untuk membiayai Komang Rusma Ari Santhi perkuliahan mereka. “Mereka kan tidak akan dapat uang dalam jumlah yang besar, seharusnya pemerintah dapat mendukung dengan pemberian pinjaman dengan catatan mereka sudah bekerja,” imbuhnya. Sebagai aset bangsa, anak-anak semestinya mendapat dukungan dari pemerintah yang menjembatani pendidikan mereka. “Tidak semua orang ingin kuliah, tetapi dengan fasilitas yang diberikan tentunya akan memberikan motivasi agar mereka mau kuliah. Bagaimana pun kualitas pendidikan akan berdampak pada perkembangan suatu bangsa,” paparnya. Hal lain, kuliah sambil bekerja dapat membentuk kemandirian bagi mahasiswa sebab dengan hasil bekerja mahasiswa akan dapat mengurangi biaya perkuliahan yang dikeluarkan oleh orang tua. Akan tetapi, memang tidak dapat dimungkiri kuliah sambil bekerja hanya dapat dilakukan bagi orang-orang yang pintar mengatur waktu. “Di sinilah kejelian seseorang harus digunakan untuk memilih tempat kuliah dan pekerjaan yang dapat berjalan berbarengan,” imbuhnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah waktu perkuliahan yang memungkinkan seorang mahasiswa mengambil pekerjaan lain. “Jangan mengikuti jam kuliah teman-teman yang tidak bekerja,” tambahnya. Selain itu, kejelian dalam melihat peluang kerja juga sangat penting. Menurutnya sebagai seorang mahasiswa jangan mencari pekerjaan yang terikat dengan waktu kerja melainkan pekerjaan freelance yang tidak harus datang ke kantor. “Kalau ada niat, menurut saya income itu peluangnya banyak dan pekerjaan itu sangat luas,” ungkap owner dari Villa Santhi tersebut. Perempuan kelahiran 5 April 1984 juga mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang dan pekerjaan merupakan peluang sehingga kedua-kedua harus dimanfaatkan di usia muda. Kata dia, memang tidak mudah meyakinkan suatu perusahaan untuk memberi kesempatan bekerja dengan status sebagai mahasiswa. Akan tetapi, jika seorang pribadi memiliki ketrampilan khusus yang tidak dimiliki orang lain maka perusahaanlah yang akan mempertahankan. “Intinya, jadilah orang spesial. Memiliki ketrampilan khusus sehingga jika perusahan sudah bertemu dengan orang seperti itu pasti akan mengerti dengan situasi yang ditawarkan,” pungkasnya. (wiwinmeliana22@cybertokoh.com)
redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com
cybertokoh
@cybertokoh
@cybertokoh
www.cybertokoh.com