Tokoh Edisi 936 | Tokoh

Page 1

24

Edisi 936/ 16 - 22 JANUARI 2017

SOUL IS SOLUTION Yayasan Cahaya Cinta Kasih bersama Bunda Arsaningsih kembali mengadakan pembelajaran umum dengan tema SOUL is Solution: Penyelesaian Karma Bagian 2, pada Sabtu 7 Januari 2017 di Auditorium Hotel Werdhapura Sanur. Acara dihadiri lebih dari tiga ratus peserta, yang terdiri dari tamu undangan dan tokoh masyarakat seperti Bapak Dewa Made Beratha selaku penasihat Yayasan Cahaya Cinta Kasih, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (Ketua PHDI Pusat), Ibu Satria Naradha, para mitra kerja, serta tamu undangan lainnya.

A

cara kali ini disertai pula dengan Launching Buku SOUL Reflection edisi Revisi dari Bunda Arsaningsih. “Buku SOUL Reflection dikenal sebagai Buku Ajaib oleh pembacanya, dan ini merupakan cetakan ketiga dengan tampilan cover baru serta isi tuntunan CD SOUL Reflection yang diperbaharui,� ujar penulis. Launching buku ditandai dengan penyerahan dummy buku ke Ketua Yayasan Cahaya Cinta Kasih (dr.Netty Santyari Gedra) dan Direktur SOUL (dr. Dewa Putu Sarirastho MS) sebagai tanda penyerahan tanggung jawab penyebarluasan buku SOUL Reflection Edisi Revisi. Bunda berharap buku Soul Reflection ini dapat membantu dan membimbing para pembacanya dalam proses menyelesaikan permasalahan hidupnya. Terdapat empat masalah yang dominan dalam hidup ini, yaitu yang berhubungan dengan kesehatan, hubungan, kemakmuran dan spiritual. Diawal acara, peserta dibagikan kupukupu kertas, dan peserta dapat menuliskan permasalahan dan harapannya di sayap kupu-kupu, dan diakhir acara semuanya didoakan bersama-sama. Kupu-kupu merupakan simbol transformasi kehidupan, dan begitulah harapan Bunda untuk semua orang agar

Penyelesaian Karma Bagian 2

Launching buku Soul Reflection Revised Edition

dapat bertransformasi menjadi jiwa-jiwa yang bercahaya. Bunda Arsaningsih mengawali pembelajaran dengan pemahaman proses pengenalan jati diri yang akan menjadikan kita dapat melakukan proses pengembangan diri, bertransformasi menjadi

Bunda Arsaningsih sebagai Narasumber acara Soul is Solution “Penyelesaian Karma bag. 2

lebih baik. Belajar mengenali diri dari proses mengolah pikiran dan rasa adalah hakikat hidup menjadi manusia. Itulah yang menjadi konsep dasar dari SOUL Reflection yang juga menjadi pijakan untuk dapat memahami karma, lanjut wanita kelahiran Yogyakarta yang

juga penemu metode SOUL. Inti dari SOUL Reflection adalah bersyukur kita lahir sebagai manusia dan melibatkan Tuhan dengan proses berkesadaran dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Ketika kita menolak orang lain, artinya kita menolak keberadaan Tuhan

Buku Soul Reflection Revised Edition

Salah satu peserta menempel Kupu-kupu

dalam diri orang tersebut, dan tanpa kita sadari itu juga berarti kita menolak Tuhan. Konsep dasar inilah yang penting dipahami terlebih dahulu agar kita dapat memahami bagaimana kita dapat menyelesaikan karma. Dalam proses penyelesaian karma, harus kita sadari pula bahwa yang sering menjadi ujian adalah orang-orang yang terdekat terutama keluarga, karena mereka memiliki banyak karma dengan kita. Mereka dihadirkan untuk mengembalikan semua karma yang telah kita lakukan di masa lalu agar bisa kita lalui dan selesaikan. Tetapi, apabila kita tidak melaluinya dengan sabar, maka kita akan membuat karma buruk baru. Untuk itu berdamailah dengan diri, dengan menyadari bahwa orang lain adalah cerminan diri. Bunda mengajak kita agar mengubah sudut pandang, mengubah pemetaan otak, mengganti dengan yang positif dan menghapus hal negatif. Dengan melakukannya secara rutin, niscaya kita akan dapat menyelesaikan karma buruk kita di masa lalu dan menciptakan karma baik untuk kehidupan kita di masa mendatang. Mari berproses dan bertumbuh serta menjadi cahaya bagi sekitar kita. Selain event pembelajaran dengan tema pembahasan karma, SOUL juga memiliki metode pembelajaran yang lain, yaitu workshop SOUL Reflection, SOUL Meter, workshop SOUL Preventive System, SOUL Kids& Teenagers, SOUL for Corporate, SOUL for Business serta pelayanan umum lainnya. Untuk jadwal terdekat akan diadakan workshop Soul Reflection dan Soul Meter pada tanggal 18 & 19 Januari 2017. Untuk informasi lengkap dapat menghubungi SOUL Office di Jalan Gunung Sanghyang 118D Lantai 2 Denpasar, Bali. Tlp (0361) 419347, 0811 3890 111 (Gede Arda) atau klik www.soultc.com. -ten

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


2

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

GORO-GORO Keper­ ka­s aan Amat menghajar perampok menjadi buah bibir. Ia langsung naik perPutu Wijaya ingkat jadi pahlawan. Dan itu bukan tanpa akibat. Para tetangga jadi menekuk hormat. Mereka bangga di huniannya ada macan kandang yang akan membuat wilayahnya aman. Siapa pun yang berniat jahat tak akan berani mendekat. Mencium bau Amat berarti kiamat. Bahkan Pak Made, lawan politik Amat, ikut keder. Bu Made bukan saja tak berani lagi mengolok-olok Bu Amat dalam arisan, dia paling santer memujikan Bu Amat pinter memilih suami. Bahkan mengirim buah-buahan impor, sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. Tetangga lain, tak mau kalah.

Bu Alit kirim buket bunga porselin dari Italia. Tiap hari ada saja yang menghaturkan upeti. Makanan, kue, barang- barang suvenir, sampai tawaran kredit motor lunak tanpa bunga dalam waktu tak terbatas. Wow! Meja makan Amat, kepenuhan menampung tanda kasih warga itu. Bu Amat pura-pura kesal, kewalahan dihujani makanan. Tapi dalam hatinya bersyukur, sambil berdoa, semoga ada yang kirim hadiah mobil dan rumah. Tetapi Amat sebaliknya. Ia ketakutan. Ternyata jadi pahlawan banyak tak enaknya, katanya dalam hati, tapi tak berani terus-terang. Takut digebrak istri, tak mampu bersyukur. Tiap pagi Amat duduk di dekat gunung hadiah di meja makan. Ia terpaksa terus memegang gelas kopinya, karena meja sudah penuh upeti. “Banjir kiriman ini harus distop!” kata Amat cemas sambil memegang

samurai 2

samurai bertuah itu. “Habis gelap terbitlah terang. Tapi habis terang, akan jatuh malam yang lebih kelam, karena mata kita terbiasa silau!” Bu Amat tidak suka komentar suaminya. Ia memaksa Amat untuk memandang dengan cara lain. “Ini semua kan tidak dibuat-buat. Bukan juga paksaan. Sama sekali bukan karena kita minta. Mereka melakukannya atas inisiatif sendiri, untuk membahagiakan hati mereka sendiri. Jadi bukan untuk memuliakan kita. Sebagai warga yang baik, Bapak harus bantu mereka, meskipun kita sudah kewalahan ngurus semua ini, kalau nggak ada hujan banjirnya terus saja meluap, ya bukan salah kita toh!” “Tapi, Bu, terus-terang saja, Bapak kan tidak pantas menerima semua ini. Malam itu, Bapak sebetulnya bukan melawan, apalagi menghajar perampok. Mana mungkin. Terusterang Bapak justru ketakutan mau lari, tapi kepeleset lalu berteriak

sebab pasti akan dibacok. Begini!” Amat meragakan bagaimana dia hampir jatuh malam itu. Lalu meloncat menghunus samurai. Terdengar keplok tangan. Amat terkejut. Bu Amat tertawa. Ketika menoleh ke pintu, Amat malu sekali, ternyata para tetangga sudah masuk menonton. “Jurus apa itu, Pak Amat? Ulang, ulang sekali lagi di-selfie!” Amat merasa itu sudah terlalu berlebihan. Tapi para tetangga sudah menghunus HP, semua mau menjepret. Amat bingung lalu menoleh istrinya. Ketika Bu Amat mengangguk, Amat terpaksa dengan segala malunya, mengulangi kekonyolannya

Ekspresso malam itu. “Heran Bapak, kenapa para tetangga jadi gila semua, memotret leherku hampir ditebas rampok itu, “gerundel Amat setelah para tetangga pergi. “Begitulah keadaan kita, Pak. Tandanya semua kita merindukan seorang pahlawan.” “Lha, kok ibu juga ikut-ikutan?” “Ya. Makanya tadi saya bilang kita. Ya, kita, termasuk saya dan Bapak, semua kita rindu punya pahlawan.” “Tapi masak bapak yang konyol ini di pahlawan-pahlawankan?” “Kata pepatah, tidak ada pohon akar pun berguna.” “Di makam pahlawan Tabanan ada 1000 pahlawan, lho!” “Itu dulu. Sekarang?” “Berarti kita sekarang sedang krisis pahlawan? Kasihan amat!” “Ya tidak! Kan ada Bapak!”

Nasib Konsumen atas Hiruk Pikuknya Harga Komuditas yang Melambung

Mengawali Tahun Baru 2017, masyarakat Indonesia mendapat beberapa kado pahit dari pemerintah. Mulai perubahan biaya penerbitan surat-surat kendaraan bermotor hingga naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Konsumen di Indonesia tersentak kaget dan menyayangkan sikap pemerintah yang dinilai masih gegabah dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016. Peraturan tersebut akan berimbas dengan kenaikan biaya penerbitan surat-surat kendaraan, seperti surat tanda nomor kendaraan (STNK), buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB), mutasi, dan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB). Hal itu akan mengatur tentang jenis dan tarif atas penerimaan negara bukan pajak yang berlaku di Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dalam PP Nomor 50 Tahun 2010 atau peraturan yang lama, tarif untuk penerbitan STNK roda dua maupun roda tiga hanya sebesar Rp 50.00, tetapi kini bakal dikerek menjadi Rp 100.000.Untuk roda empat, tarif naik dari Rp 75.000 menjadi Rp 200.000. Kenaikan cukup besar terjadi pada penerbitan BPKB baru dan ganti kepemilikan. Untuk roda dua dan tiga yang sebelumnya dikenakan biaya Rp 80.000, dengan peraturan baru ini, tarifnya akan menjadi Rp 225.000.Untuk roda empat, yang sebelumnya Rp

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

100.000, kini dikenakan biaya Rp 375.000 atau meningkat tiga kali lipat. Belum berhenti sampai disitu konsumen juga siap siap dibuat pusing akibat tarif dasar listrik juga naik akibat pengurangan subsidi pelanggan listrik 900VA. Kalau melihat kenaikan tarif surat kendaraan yang cukup besar tersebut, menurut pandangan penulis sepertinya kebijakan tersebut tidak akan berpihak kepada rakyat. Justru menyulitkan masyarakat karena kenaikan ini berbarengan dengan kenaikan tarif listrik dan BBM. Jangan sampai beragam kebijakan yang cukup sporadis ini hanya akan mengakibatkan konsumen tersungkur. Memang sih pemerintah boleh saja mengambil kebijakan apapun termasuk membuat kebijakan menyesuaikan tarif baru jika itu dinilai untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan untuk menutupi anggaran instansi lain, namun sebelum mengeluarkan kebijakan juga melihat kondisi masyarakat, daya beli termasuk upaya peningkatan perbaikan layanan. Artinya jika beberapa hal diatas dijadikan dasar untuk menaikkan tarif saya yakin upaya penyelenggaraan layanan publik akan sangat baik. Tidak berhenti disitu saja kebijakan yang membuat konsumen menjerit dengan kenaikan tarif juga berlaku atas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan rencana penghapusan tarif listrik 900 VA. Kenaikan TDL dan BBM ini muncul di saat yang

I Putu Armaya, S.H.

sangat tidak tepat. Hal ini terlihat dari berbagai indikator ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang masih rendah. Rakyat masih sulit secara ekonomi, angka pengangguran justru makin tinggi, lapangan pekerjaan kurang dan ditambah dengan jumlah usia produktif selalu meningkat, belum lagi daya beli masyarakat masih rendah dan cenderung turun. Harusnya pemerintah melihat kondisi masyarakat secara utuh dan dengan mata hati, jangan melihat hanya dari sisi kebutuhan versi pemerintah saja Dengan kondisi perekonomin yang masih lesu, seharusnya pemerintah memberi kesejukan dengan

kebijakan-kebijakan yang pro rakyat dan bukannya makin menyusahkan. Jelas kebijakan ini sangat tidak adil dan akan menambah beban masyarakat konsumen di Indonesia termasuk di Bali. Seperti contoh kenaikan TDL, jangan karena memakai daya 900 VA dianggap mampu semua. Karena penguna atau pelangan dengan daya listrik 900 VA kurang lebihnya sekitar 18,9 juta pelanggan dan ketika terjadi kenaikan TDL, akan berimbas dan berdampak pada munculnya rumah tangga tidak mampu yang baru atau menurunkan nilai ekonomi dan daya beli suatu keluarga. Yang sangat ideal dalam kondisi seperti ini adalah menyegarkan kondisi perekonomian tanah air terlebih dahulu, menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan pembinaan pada rakyat serta mempersiapkan segala hal yang akan berdampak dan berkaitan dengan kebijakan yang memang bila ternyata menaikan BBM dan TDL adalah solusi terakhir atau memang pemerintah sudah tidak punya lagi jalan keluar yang pro rakyat. Pemerintah berkewajiban melaku-

kan upaya pendidikan dan pembinaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas hak-haknya sebagai konsumen. Melalui instrumen yang sama juga diharapkan tumbuhnya kesadaran pelaku usaha dalam aktivitasnya, yang menerapkan prinsip ekonomi sekaligus tetap menjunjung hal-hal yang patut menjadi hak konsumen. Untuk itu perlu penguatan peran pemerintah memperbaiki mekanisme pasar. mekanisme yang menciptakan keadilan, dan kesejahteraan bersama. Masalah tarif yang tinggi jangan sampai menjadi beban konsumen yang serius. Perlindungan konsumen oleh pemerintah perlu semakin diperbaiki dan ditingkatkan, agar konsumen mendapatkan kualitas barang yang baik, dan pelayanan yang lebih baik pula. Buat apa ada negara jika kebijakan tidak hadir untuk rakyatnya. I Putu Armaya, S.H. Penulis Direktur Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bali dan Wakil Ketua Majelis BPSK Kabupaten Badung

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, I Made Ary Supratman. Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­k retariat: Ayu ­A gustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­m erah ­B arat 21 G Jakarta Pusat 10270– Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­F aksi­m ile (031) 5675240. Surat Elektronik: redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­G ajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

23

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Pelanggan Bawa Cabai Sendiri Bu Intan, yang sehari-hari berjualan tipat dan rujak di Jalan Bukit Sari Padangsambaian Kaja, mengatakan, sebelum kenaikan harga cabai yang meningkat sangat tinggi, ia biasa membeli cabai sekilonya Rp 40 ribu. Namun, sekarang harga cabai melonjak tinggi berkisar 1 kilogram Rp 50 ribu. Biasanya, ia membeli cabai setiap hari satu kilogram untuk keperluan bahan jualannya yakni bumbu tipat plecing dan rujak. Sekarang, ia hanya membeli setengah kilogram untuk dicukupkan satu hari.

M

Bu Intan

enurut Bu Intan, walaupun harga cabai naik, tetap saja, ia harus membelinya karena merupakan bahan pokok sebagai

bumbu dari bahan jualannya. Untuk menyiasati kenaikan harga cabai yang melonjak tinggi, ia tak mungkin menaikkan harga. “Saya gak enak ama pelanggan naikkan harga. Mungkin hanya porsi yang dikurangi sedikit. Misalnya, ketupat yang harusnya lima potong, saya isi empat potong. Sementara, untuk pelanggan yang sering minta super pedas, minta lima sampai enam cabai, saya sampaikan saja, harga cabai mahal sekarang, cukup cabainya dua. Tapi, ada juga, pelanggannya membawa cabai dari rumahnya,” kata Bu Intan. Menurutnya, cabai adalah bahan yang mudah rusak. Jadi, walaupun mahal tetap dibeli dan membelinya secukupnya, tidak bisa distok karena bisa busuk. Namun, ia yakin, kenaikan harga cabai tidak terlalu lama, karena kondisi panen gagal yang membuat harga melambung. “Nanti kalau panen sudah normal, harga cabai pasti

Deny Daryanti

Chintya Wulandari

normal lagi,” ujarnya optimis. Ia tak bisa bicara apa kalau memang pemerintah sudah menetapkan kenaikan tarif STNK, kenaikan BBM, dan tarif listrik. Ia hanya berharap, dengan kenaikan itu, pemerintah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Misalnya, listriknya jangan sering mati. Malah, jangan sampai mati. Sementara, menurut Chintya Wulandari, kenaikan tarif STNK seharusnya dibarengi juga dengan pelayanan yang lebih baik. “Jangan ada lagi calo-calo. Pemerintah sebaiknya memberikan pelayanan cepat jangan sampai

mengantri berjam-jam,” kata staf Humas Universitas Warmadewa ini.

Optimalkan Halaman Sempit Harga cabai melonjak tinggi di tengah kabar naiknya biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan rencana naiknya tarif listrik. Kalau sudah begini, biasanya ibu rumah tangga yang paling merasakan dampaknya, khususnya para ibu rumah tangga dari kalangan ekonomi biasa yang selama ini berpikir keras untuk mengatur dan mengelola pengeluaran dan keperluan keluarga. Naiknya biaya baik yang bersifat primer maupun sekunder seperti sekarang, membuat ibu-ibu rumah tangga harus berpikir ulang untuk menyikapi dan mengatur pengeluaran bulanan. Ada yang memperketat pengeluaran, ada yang menyiasatinya dengan cara bijak, namun tampaknya kebanyakan yang pasrah pada situasi ini. Ayu Setiawati, salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Ampenan, NTB mengatakan susah untuk menyiasatinya karena kebutuhan pokok itu mau tidak mau harus dipenuhi dengan cara membelinya. Saat ditanya tentang bagaimana sikapnya terhadap kenaikan-kenaikan biaya harga dan tersebut, sembari bercanda ia mengatakan, “Ketawa cantik aja…,” katanya pasrah. Menurutnya, tidak ada yang bisa dilakukannya saat ini kecuali mengikuti arus. “Satu harga naik biasanya wajib semuanya naik juga dan semua kebutuhan itu mau tidak mau harus dibeli dengan banderol harga yang sudah ada karena itu kebutuhan pokok. Mau Demo? Ogah. Mau marah sama siapa?

Mau protes sama siapa? Jadi naik harga, pasrah aja,” katanya mengurai panjang. “Pasrahnya” Ayu bukannya tanpa alasan. “Belanja ke swalayan sudah ada tertera harganya. Ke pasar kita nawar malah galakan si bibik penjual sambil mesem mukanya mau irit belanja juga, ya gak bisa. Mau irit belanja ya gak bisa juga. Yang namanya kebutuhan pasti malah bertambah,” ujarnya. Ibu rumah tangga lain yang mengaku bingung menyikapi kenaikan-kenaikan harga ini. “Serius itu naik ya? Saya masih berharap itu wacana,” ujar Indras yang memiliki dua anak yang masih kecil kecil ini. Ia mengaku bingung mau memotong anggaran belanja yang mana terutama berkaitan dengan kebutuhan pokok. “Kalau dari pos makanan enggak mungkinlah dipotong, karena anak-anak saya masih dalam masa pertumbuhan,” ujarnya sambil menambahkan kemungkinan yang bisa dikuran-

gi adalah belanja jajan/kue-kue. Meski sedikit menemukan jalan keluar tersebut, Indras masih menganggap pengiritan itu tidak akan berefek signifikan. “Tapi saya rasa mau berhemat sebagaimanapun, gak akan signifikan. Terasa banget nggak berdayanya kita jadi rakyat kecil,” katanya. Selain Indras dan yu, ada pula Sumiati yang mencoba menyiasati hal ini dengan caranya. Tampaknya ibu tiga anak ini tergerak untuk memanfaatkan pekarangan dalam menyiasatinya. Ia berbagi tips tersebut dengan harapan ‘kegalauan’ ibu rumah tangga bisa terobati. “Menyiasatinya bisa dengan cara mengoptimalkan halaman yang kita punya walaupun sempit, dengan tanaman kebutuhan sehari-hari meski hanya satu pohon. Selain itu, membelanjakan uang sesuai kebutuhan pokok rumah tangga saja,” katanya singkat. naniek.itaufan@cybertokoh.com

BAWA BEKAL SENDIRI Deny Daryanti menambahkan, sering terjadi yang mengurus STNK waktunya bisa dihabiskan seharian penuh. Bagi mereka yang bekerja, tentu ini merupakan masalah karena meninggalkan jam kantor seharian. Hal ini tentu sangat tidak efisien dan efektif. Karena itu, kata Deny, kenaikan tarif STNK harus dibarengi dengan pelayanan cepat dan prima. Artinya, tak ada lagi antrian

panjang, semua berjalan cepat, adil, dan nomer yang dipanggil berurutan, tidak ada pilih kasih karena kenal dengan pegawai samsat, dapat duluan. Sementara, untuk kenaikan harga cabai, menurutnya, sih tak terlalu bermasalah bagi kalangan rumahtangga biasa, kecuali bagi penjual nasi, tentu sangat berpengaruh, apalagi penjual makanan dengan sambal pedas. “Kalau saya masak, palingan pakai satu cabai saja, tar banyak-banyak cabainya bisabisa perutnya sakit,” katanya sembari tertawa. Walaupun disebutkan BBM juga akan naik, tentu berimbas pada harga barang. “Kalau BBM naik harga barang pasti naik. Kalau mau menyiasati ya harus berhemat. Kalau dulu suka makan di luar, mending sekarang membawa bekal sendiri,” katanya. Namun, namanya BBM, sebagai bahan pokok kendaraan, tentu walaupun mahal, tetap saja harus dibeli. Ia hanya berharap, dengan kenaikan BBM, pemerintah juga jangan lupa, memperhatikan insfrastruktur jalan. “Jalan-jalan dicek kalau ada rusak diperbaiki, seperti jalan-jalan berlubang yang sering digenangi air kalau hujan. Ini bisa membahayakan pengendara kendaraan,” kata Deny menambahkan. wirati.astiti@cybertokoh.com

Berikan Diskon

Meroketnya harga-harga kebutuhan membuat masyarakat kelimpungan. Sebut saja cabai yang pedas harganya melebihi rasanya, belum lagi kenaikan BBM dan baru-baru ini kenaikan tarif Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP ) membuat masyarakat gigit jari. Tidak hanya masyarakat sebagai konsumen, melainkan beberapa pengusaha pun merasa hal yang sama. Putu Ria Yusmita merasakan dampak luar biasa dari kenaikan beberapa kebutuhan tersebut. Bahkan, melemahnya perekonomian secara global sangat berdampak pada orderan. “Situasi saat ini memang agak sulit, beberapa tahun belakang terasa sekali penurunan pesanan. Mungkin ini dampak dari krisis global yang melanda,” ungkap pemilik Ria Boutiqe tersebut. Bahkan, dari produksi sebelumnya, tahun ini mengalami penurunan secara signifikan. “Hampir 50% menurun,” ujarnya. Sebagai pengusaha di bidang fashion utamanya segala macam jenis kebaya, pihaknya mempunyai cara untuk menarik minat pembeli. Salah satu cara dengan melakukan diskon produkproduk yang dijual. “Kalau lihat diskon, paling tidak pembeli akan berminat untuk mampir,” jelasnya. Memperkerjakan karyawan yang cukup banyak membuat ia harus pandai-pandai mengatur kerja sehingga penurunan produksi tidak sampai mengorbankan pekerja. Karyawan lepas di butiknya ia pekerjakan dengan

Putu Ria Yusmita

sistim bagi hasil sehingga tetap bisa bekerja meskipun dengan kondisi yang sedang lemah. “Kalau diberhentikan juga kasian,” tuturnya. Menurunnya jumlah order membuat perempuan kelahiran 4 Februari 1982 tersebut lebih punya banyak kesempatan untuk mengeksplor kemampuan para pekerja menciptakan karya-karya di bidang desain. “Kalau orderan sedikit itu saya gunakan lebih banyak untuk membuat stok kebayakebaya modifikasi,” jelasnya. Selain itu, menurunnya jumlah produksi juga dianggap sebagai hari libur untuk lebih banyak beristirahat. “Kami selalu kejar target, kalau sekarang kami anggap saja sebagai waktu lowong untuk lebih banyak beristirahat,” tandasnya. wiwinmeliana22@cybertokoh.com


22

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Memasuki 2017, segalanya serba naik, bahkan harga cabe pun melambung tinggi. Gonjang-ganjing biaya hidup makin mahal, sebagian masyarakat pun mengeluh. Tapi di luar dugaan Pak Naning, pedagang kopi keliling yang selalu mangkal di areal Tugu Api Pancasila atau persisnya di depan gedung Pendopo Agung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), tenang-tenang saja. “Ya memang sekarang serba mahal, tapi mau bagaimana lagi. Biar saja,” kata Pak Naning santai.

D

ia sendiri mengaku tak terlalu terpengaruh. Pasalnya pendapatan yang diperolehnya sudah cukup untuk menghidupi dirinya keluarganya. “Saya pagi kerja di perusahaan jadi tenaga honorer, sore sampai malam jualan kopi di TMII,” ungkap bapak dua anak ini. Menurutnya jualan kopi keliling ini justru sangat membantunya dalam membiayai hidup keluarga. Sebagian orang, kata Pak Naning yang sempat puluhan tahun mengabdi sebagai pegawai honorer di TMII, hanya memandang sebelah mata bisnis yang ditekuninya ini. Padahal, hasil yang didapat cukup lumayan asalkan sabar dan tekun. Hanya bermodal dua termos air panas, pop mie, aneka kopi instan dan beberapa bungkus rokok, setiap malamnya ia berhasil membawa pulang rata-rata Rp 100-150 ribu. Jumlah itu, katanya, tidak termasuk pada malam minggu atau saat TMII menggelar event di malam hari. “Kalau malam minggu spesial, karena jumlah pengunjung TMII di malam hari cukup banyak. Mereka bukan datang untuk menikmati wahana atau anjungan, karena memang sudah tutup, tapi menikmati kenyamanan TMII di malam hari. Di sini (areal Tugu Api Pancasila) dan sekitar danau, paling ramai. Biasanya saya bisa bawa pulang uang sekitar Rp 300-400 ribu kalau malam minggu,” tambahnya. “Tapi jika di TMII ada event di malam hari, penghasilan malah bisa lebih dari biasanya,” tambah Pak Naning yang mulai berdagang dari pukul16.00 hingga pukul 23.00.

Penghasilan Lumayan dari Bisnis “Starling” Pendapatan terbesar, ungkapnya Pak Naning, adalah saat malam Tahun Baru lalu. Dari dagangan ‘kecil-kecilan’ itu ia berhasil meraup Rp 1,5 juta. “Saya dagang mulai jam 4 sore sampai dini hari, dapat Rp 1,5 juta. Sungguh saya nggak mengira, pengunjung yang datang menikmati malam tahun baru di sini sampai membludak. Tadinya saya hanya bawa barang sedikit, terpaksa berkalikali belanja lagi karena banyak pembeli,” tuturnya sambil tertawa. Pak Naning mengaku mulai bisnis kopi keliling atau kadang disebut orang ‘Starling’ (‘Starbucks Keliling’) sejak dua tahun lalu. Awalnya ia mendengar cerita dari tetangganya yang mencari tambahan penghasilan dengan berjualan kopi keliling. “Kata tetangga saya hasilnya lumayan banget. Dia itu awalnya nggak punya modal, jadi mengambil barang-barang dagangan pada juragan kopi keliling. Nanti hasilnya dibagi dua, 60:40. Nah ketika tetangga saya sudah punya modal, dia pun jualan sendiri, nggak ikut juragannya lagi.

Dengan berjualan sendiri penghasilannya tambah lumayan. “ “Dari cerita itulah saya jadi tertarik dan ikutan jualan. Modal awal yang cukup besar hanya beli sepeda bekas, selebihnya biasa saja,” papar Pak Naning yang hanya mengeluarkan biaya Rp 5.000 setiap malam untuk biaya kebersihan. “Saya tidak bayar lapak, hanya kena biaya kebersihan,” ucapnya. Akhir-akhir ini, kata Pak Naning, jumlah pedagang kopi keliling semakin banyak. Mungkin karena dirasakan lebih mudah, modal sedikit, hasil lumayan, sedang konsumennya cukup banyak dari berbagai kalangan. Para pesaing ini, katanya, ada yang diorganisir para juragan kopi keliling, ada juga yang berusaha sendiri seperti dirinya. Yang diorganisir oleh para juragan, biasa para pendatang dari daerah yang ke Jakarta tanpa modal. Mereka ingin bekerja tapi tidak mudah. “Di Jakarta itu cari kerja gampang-gampang susah. Tapi asalkan punya kelompok, yang sudah lebih dulu kerja serabutan, biasanya sih bisa. Ada banyak kerjaan serabutan di sini,” ungkapnya. Pasukan ‘Starling’ asuhan juragan ini, biasanya ditampung dalam sebuah rumah kontrakan. “Yang bayar kontrakan si juragan, dagang yang modalin si juaragan juga. Tapi itu bukan gratis. Nanti tukang kopinya akan bayar secara cicil dari hasil berdagang. Biasanya sih para pedagang kopi karena tidak punya modal, ikut aja aturan main juragan, sambil pelanpelan kumpul modal. Itu

Sudut Pandang Komitmen Menjaga Kualitas Pambudi

Ketika ada bahan-bahan baku yang harga melonjak atau mulai merangkak naik, bukan hanya konsumen yang mulai panik, pastinya sebagian pengusaha kulinerpun ternyata merasakan dampaknya. Terlebih, jika yang ikut naik termasuk salah satu atau bahkan sebagian bahan baku usahanya. Hal ini tentu membuat mereka bekerja keras memutar otak supaya dapat melakukan adaptasi terhadap kondisi tersebut. Dengan mampu menyesuaikan kenyataan tersebut, para pebisnis kuliner berharap agar usahanya tetap berjalan normal dan tetap menghasilkan profit . Berbagai langkah pun akan dilakukan oleh mereka. Jika umumnya yang diterapkan adalah menaikkan harga produk sesuai dengan nilai kenaikan pembelian bahan bakunya. Namun, banyak yang beranggapan jika langkah ini berisiko cukup besar terhadap berkurangnya omzet penjualan akibat kehilangan pelanggang. Apalagi saat ini tempat –tempat makan yang menarik di Kota Denpasar khususnya semakin banyak, yang artinya pilihan bagi pelanggan atau konsumen juga banyak. Lantas apa strategi, langkah-langkah atau solusi yang sebaiknya dilakukan?. Tokoh sempat menemui Kenrina Anggoro Wulandari, pemilik Pondok Kuring Resto di kawasan Jalan Raya Puputan, Renon ini, mengatakan atas kenaikan beberapa bahan baku terasa

sepnya famili dan event serta meeting room, dengan jam buka mulai pukul 10.00 –22.00. Hampir sama dengan situasi di Pondok Kuring Resto, di Jaki Food & Drink yang berlokasi di kawasan Jalan Gatsu Timur , yang ngetop dengan Mie Bujuh-nya ini. Harga yang tertera di daftar menu masih belum ada kenaikan. Apakah Jaki nanti akan menurunkan spesifikasi kuantitasnya dengan harga jual yang sama atau mencari bahan baku pengganti sebagai pelengKenrina Anggoro Wulandari Rah Tut kap, atau ada bentuk efisiensi sangat berat, karena berimbas kepada lainnya? Menurut sang pengelola, Rah pemenuhan barang. Tut XXX, karena di arena Jaki ini ada Bagi pengusaha kuliner, pengadaan enam kedai atau stand yang bergabung barang baku adalah yang paling penting bersama, maka kalaupun ada kenaikan dan paling utama. Ketika ada perubahan harga dari barang baku karena cuaca dan harga bahan baku , yang akan berimbas berbagai hal, kualitas rasa dan jumlah pada penjualan mereka, maka kedai penggunaan bahan baku di restonya tidak atau stand yang ada di sana terlebih akan dikuranginya. Ini, lanjutnya sebagai dahulu mengatur harga masing-masing komitmennya untuk menjaga kualitas dan kalaupun ada penyesuaian mereka akan menyampaikan padanya. rasa makanan. Namun, kata Rah Tut, yang pasti Kenrina yang memiliki dua resto di satu area yakni Pondok Kuring Resto seluruh menu baik makan dan minudengan beragam masakan Sunda dan man yang tersedia di Jaki secara kualitas Happy Cow yang menyediakan steak akan tetap terjaga. Mengingat yang dan rolls hanya bisa mengurangi sedikit datang ataupun nongkrong ke Jaki saat margin perusahaannya. “Kami komitmen ini bukan hanya kalangan anak muda, tetap menjaga kualitasnya tetap stabil,” tapi juga keluarga, termasuk komunitas ujarnya. Ia menambahkan di Happy Cow yang akan mengadakan kegiatan, seperti lebih tepat untuk tongkrongan konsep arisan maupun meeting. rustic, sedangkan Pondok Kuring kon(sri.ardhini@cybertokoh.com)

Sosialita Selalu ada cerita saat bertemu sosok perempuan yang sarat prestasi dan penghargaan dan ingin tetap menjalankan pekerjaanya sembari mengabdi untuk masyarakat Bali ini. Ketajaman pemikirannya ini semakin terbukti setelah melewati perjalanan waktu dalam kehidupan maupun kariernya. Maka mengalirlah percakapan mulai dari persoalan anak muda dan peluang kerja, perempuan dan budaya patrilinial hingga masih besarnya biaya upacara adat di Bali.

Dayu Indra Kondi

Peduli, Semangat, dan Kreatif

M

Bisnis kopi keliling

seperti teman saya, akhirnya bikin usaha sendiri,” ujarnya. Tapi, tambah Pak Naning, dirinya tidak takut dengan semakin banyak pesaing kopi keliling di TMII. “Saya sih nggak keder ya, rezeki Tuhan yang atur. Buktinya saya aman-aman saja, padahal yang jualan kopi keliling di sini cukup banyak,” tambah Pak Naning yang tempat tinggalnya tak jauh dari TMII. Bisnis kopi keliling, memang belakangan cukup ngetren di Jakarta. Di siang hari, para ‘Starling’ ini banyak dijumpai di pusat-pusat keramaian atau di sekitar perkantoran. Konsumennya dari berbagai kalangan, termasuk para karyawan perkantoran. “Penghasilannya perbulan memang lumayan, cuma kita harus waspada dan gesit untuk menghindari razia Satpol PP,” ujar Maman yang kerap mangkal di perkantoran sekitar Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Lain lagi dengan Pambudi, tukang kopi keliling yang biasa mangkal di lokasi wisata Museum Fatahillah, Jakarta Barat. Awalnya, tutur Pambudi yang mengaku dari Jawa Tengah, datang ke Jakarta untuk bekerja di proyek ikut sang kakak. “Namun saya nggak betah, lalu ada yang ngajak kerja jadi kernet angkot di kawasan

kota tua. Cukup lama saya kerja jadi kernet, begitu punya modal saya pun jualan kaki lima dan akhirnya jadi tukang kopi keliling di sini,” ungkap Pambudi yang ditemui di halaman Museum Fatahillah. Pambudi mengaku dari semua pekerjaan yang pernah dilakoninya di Jakarta, menjadi penjual kopi keliling adalah yang terbaik dari sisi penghasilan. “Modalnya tak banyak, juga tak secapai ketika menjadi kernet. Cuma duduk sambil menunggu pembeli. Saya jualan hanya pada sore sampai malam hari. Karena kalau siang, PKL tidak boleh buka lapak sembarangan,” tuturnya. Menurutnya, sejak kawasan Kota Tua direvitalisasi, pengunjung yang datang pada malam hari ke Museum Fatahillah cukup banyak, bahkan kalau malam minggu pengunjung bisa membludak karena ada banyak hiburan. “Sekarang Kota Tua, khususnya kawasan sekitar museum jadi ‘hidup’ di malam hari. Padahal sebelumnya suram,” ungkap Pambudi yang penghasilannya di malam minggu bisa mencapai Rp 400-500 ribu. “Pokoknya hasilnya lumayan banget,” tambah Pambudi yang pada siang hari bekerja serabutan di sekitar Pasar Asemka. (dianaruntu@cybertokoh.com)

engenai ramainya dibahas mengenai banyaknya tenaga kerja yang belum memilik pekerjaan di Bali, Ida Ayu Indra Kondi S. Wananjaya, S.H., M.Kn. yang biasa disapa Dayu Kondi ini mengatakan sesungguhnya kesempatan atau peluang kerja di Bali cukup banyak. Buktinya tidak pernah surut atau berduyun-duyunnya tenaga –tenaga dari luar Bali yang datang untuk mengisi lapangan pekerjaan di Bali. Kalaupun masih banyak anak muda yang memilih bekerja ke luar negeri, seperti di kapal pesiar, hal ini kata istri Ida Bagus Gede Wananjaya, S.H. ini secara umum, karena khususnya generasi muda Bali selama ini tidak bersedia memulai pekerjaan atau usahanya dari bawah dan konsisten menjalaninya. Tapi mereka lebih banyak ingin yang instan dan juga lebih suka melihat ke atas atau yang terlihat wah saja. Selain itu, ada alasan klasik yang tersembunyi yakni malu dan gengsi. Padahal kata Dayu Kondi, mungkin saja saat bekerja di kapal pesiar, mendapat tugas mencuci piring, tapi dilakukan dengan tekad yang luar biasa dan kerja keras. “Seandainya saja tekad dan semangat yang sama dilakukan untuk jenis pekerjaan yang sama di Bali, bisa saja penghasilannya akan sama besarnya. Namun, faktanya anak-anak muda malu dilihat temannya atau malah malas jika harus melakukannya di sini,” cetus Dayu Kondi yang dijadikan putri oleh

Dayu Indra Kondi peraih Penghargaan ” Indonesian Ministers Awards of Excellence 2016”

Ida Pedanda Gede Puniatmaja Pidada (alm), pendiri World Hindu Federation ini. Dayu Kondi menambahkan agar kita tidak pernah mengatakan di Bali sudah tidak ada lapangan kerja. Apalagi jika menyebut aktivitas adat sebagai penjegal, sangatlah keliru, sebab semuanya hanya urusan mengatur waktu.

Sesungguhnya, lanjutnya semua usaha dimulai dari kecil tidak ada yang langsung besar, tergantung pada diri sendiri, mau kerja keras atau malas-malasan. Seberapa besar keinginan kita untuk berubah. Sebera­pa besar dan kapan keinginan kita mau memulainya. “Kalau ada pertanyaan tentang usaha atau

Inovasi Desain Kebijakan pemerintah menaikkan tarif listrik, tarif admin STNK, dan kenaikan harga BBM, tak hanya dikeluhkan masyarakat, Ketua Kadin Kabupaten Gianyar Ir. I Wy Gd Arsania pun, menganggap kebijakan ini kurang tepat di tengah badai krisis ekonomi nasional dan dunia yang belum membaik di mata UKM. “Saat ini UKM lagi berkutat untuk survive (bertahan) dari terpaan krisis. Sekarang ditambah kenaikan harga bahan pendukung dan biaya-biaya admin, tentunya ini akan membebani biaya operasional UKM,” cetus Direktur perusahaan Fa. Ari yang bergerak di bidang ekspor kerajinan kayu ini. Hal ini dikatakan Pak Ari-demikian sapaan akrabnya, akan menambah terpuruknya UKM kalau UKM tidak memiliki potensi yang lebih/kuat sebagai kekuatannya sehingga, daya saing akan semakin menurun. Kondisi ini tentu menjadi suatu hal yang sangat kontradiktif bila dikaitkan dengan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada UKM. Ibaratnya UKM sudah jatuh ketimpa tangga. “Namun UKM harus tetap tegar, dan tetap mandiri. Jadikan kemandirian ini suatu kebanggaan,” ujarnya. Ia menyampaikan, suatu hal yang perlu dilakukan oleh UKM adalah mengembangkan kreativitas dan inovasi desain. Menggunakan bahan baku yang recycle, dan green product yang tidak terpengaruh oleh adanya kebi-

bisnis apa yang paling bagus, pastilah bisnis yang dijalankan, bukan yang hanya dibahas atau dipikirkan terus,” kata ibu dari IB Reza Awatara Pidada, S.H., IB Rendy Laksana Pidada, S.H., dan dr. IA Regina Gitaloka Pidada ini. Di sini pihak terkait, mungkin di kampus dengan inkubator bisnisnya terus bergerak merangsang menumbuhkan minat mahasiswa memiliki motivasi menjadi calon-calon entrepreneur .Sudah ada, namun belum sepenuhnya mendapatkan dukungan dari lingkungan kampus. “Pengalaman dan pengetahuan bidang usaha yang akan dijalani nanti merupakan hal penting yang akan menjadi guru yang sangat bernilai kelak dalam proses trial & error,” lanjut putri dari Drs Ida Bagus Santosa (alm) dan Ida Ayu Kartini (almh) ini. “Memang mulai berbisnis itu gampang-gampang sulit. Banyak orang sukses yang jatuh bangun dengan berbagai macam jenis usaha sebelumnya, sampai akhirnya mereka menemukan bisnis yang paling cocok serta menguntungkan bagi. Akan sangat baik katanya jika pekerjaan yang ditekuni juga merupakan hobi sehingga dalam menjalankannya setiap hari kita tetap merasa senang,” ujar peraih Penghargaan ” Indonesian Ministers Awards of Excellence 2016” ini dengan penuh semangat. Dayu Kondi juga mengatakan, untuk urusan pilihan pekerjaan dan kesediaan memulainya, juga tetap diperlukan pula peran orangtua untuk melakukan komunikasi yang baik dan mengarahkan begitu si anak lulus SMA agar memilih jurusan yang tepat dan tidak karena ikut teman atau trend. Kalaupun ada orangtua yang mampu menyekolahkan anaknya ke luar negeri misalnya di bidang bisnis alangkah indahnya jika saat pulang bisa membuka usaha dan kreatif menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. SEIMBANGKAN HIDUP DENGAN PENGABDIAN Ketika ditanya kegiatan yang terkini, President Bali International Woman Centre. Sebuah organisasi yang memiliki visi untuk memberdayakan perempuan yang lebih intelektual dan mampu bersaing di level internasional ini menyatakan menyukai pengabdian melalui kegiat­an yang langsung berinteraksi dengan masyarakat, terutama di perdesaan. Katanya, di sana ia bisa melihat bagaimana kehidupan

jakan pemerintah yang menimbulkan kenaikan biaya operasioanal dan harga material. Desain yang sederhana tapi unik akan membantu dalam hal efisiensi. Beranjak dari itu diharapkan UKM mampu bertahan dan mampu berkembang dari berbagai tantangan. UKM harus mampu melakukan efesiensi di segala lini, memanfaatkan dan mengoptimalkan kelebihan IT dalam pemasaran sehingga bisa meningkatkan daya saing baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. (inten.indrawati@cybertokoh.com)

Ir. I Wy Gd Arsania

3

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Dayu Indra Kondi dalam berbagai aktivitas

Dayu Indra Kondi

masyarakat bawah, arti sebuah ketulusan dan keseharian yang apa adanya tanpa kepura-puraan. Karena itu pula Dayu Kondi dengan suka cita menjalankan tugasnya sebagai Penasehat Pura Kahyangan Jagat di Bali, yang membawanya bertemu lembaga-lembaga adat dan pemuka agama. Kesempatan itu juga sekaligus digunakannya untuk terus memberikan pencerahan bagi masyarakat, bahwa zaman telah berubah, termasuk dan pola pikir orang Bali pun hendaknya kian moderat termasuk membahas persoalan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah upacara adat dan tradisi Bali. Padahal, ini tidak perlu terjadi, mengingat pakem-pakemnya ada dan jelas. Selain itu, yang masih terus menjadi kepeduliannya adalah kentalnya budaya patrilineal (purusa) di masyrakat kita. Budaya yang menyebabkan hanya keturunan berstatus kapurusa semata yang meneruskan swadharma atau tanggung jawab keluarga. Baik dalam hubungan dengan parahyangan (manusia dengan Tuhan), pawongan (manusia dengan manusia), maupun palemahan (manusia dengan alam). Terhadap sistem ini, yang merupakan warisan budaya dan sudah mengakar ini, menempatkan peran anak laki-laki, lebih berharga ketimbang anak perempuan di Bali, mengakibatkan segala harta benda warisan orangtua jatuh pada anak laki-laki saat orangtuanya telah tiada. Di sini ia terus berjuang sambil menyatakan, bagaimana jika sebuah keluarga tidak memiliki anak laki-laki. Padahal orang tuanya sudah susah payah bekerja untuk anak-anaknya. Baginya memiliki anak laki-laki atau perempuan sama saja. “Bahwa perempuan Bali dapat menjadi penerus tanggung jawab adat dalam keluarga. Maka, orangtua tidak perlu merasa rugi menyekolahkan anak perempuannya. Di balik keprihatinannya, ia juga mengaku bangga terhadap para perempuan Bali. Mere­ ka adalah pekerja keras tanpa pernah menuntut lebih, malah jika sang suami tidak mampu lagi mencukupi keperluan ekonomi keluar­ga, maka ia selalu siap mengambil alih. (ard)


4

Inspirasi

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Mike Rini Sutikno

Perlu Perencanaan Keuangan di Tahun 2017

Memasuki tahun 2017 tanda-tanda perbaikan ekonomi belum dirasakan masyarakat. Sebaliknya, justru sejumlah barang dan jasa mengalami kenaikan. Biaya hidup terasa semakin mahal, bagaimana menyiasatinya sementara penghasilan tidak meningkat seiring kenaikan harga-harga tersebut.

M

ungkin bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan perencanaan keuangan, bisa mengatasi karena biasanya mereka telah memiliki pos pengeluaran tak terduga atau pos-pos yang bisa dipakai untuk mengatasi keadaan sulit. Tapi bagi yang tidak mengatur keuangannya secara benar, kondisi ini pasti akan membuat mereka kelabakan. “Menurut saya tidak ada kata terlambat untuk membuat perencanaan keuangan di saat kondisi sulit, mumpung sekarang baru mengawali tahun 2017. Saya pribadi berpendapat, setiap penyakit itu pasti ada obatnya, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Termasuk bagi mereka yang sebelumnya tak pernah membuat perencanaan keuangan, sekarang ini adalah saatnya,” ungkap Mike Rini Sutikno, perencana keuangan dari MRE (Mitra Rencana Edukasi). Merencanakan keuangan, ungkapnya, sejatinya bisa dilakukan siapa saja, dan lebih baik jika dilakukan sedini mungkin. Namun jika pun kesadaran datang terlambat, dan baru terpikir untuk melakukan perencanakan keuangan ketika kondisi morat-marit, hal itupun bisa dilakukan. “Justru pada saat morat-marit (keuangan) itulah kalau tidak segera dibereskan, akan semakin menyulitkan hidup kita yang pada akhirnya akan menyulitkan orang lain yang ada di sekitar kita,” tambah perempuan kelahiran Maret 1974, ini. Mike sendiri memulai kariernya sebagai perencana keuangan sejak belasan tahun lalu. Sebe-

lumnya ia bekerja di bank dan kerap menghadapi nasabah yang bermasalah keuangan. “Ketika krisis ekonomi 1997 lalu, saat itu saya masih di bank. Ada banyak nasabah yang menderita akibat krisis tersebut. Mereka bercerita tentang kehilangan uang ratusan juta, rumah, dll, karena krisis. Saya ingin membantu mereka,” ungkap Mike yang akhirnya keluar dari dunia perbankan dan mulai menekuni profesi financial planner. Kiprah Mike pun semakin mantap, lalu ia bersama teman-temannya mendirikan Mitra Rencana Mandiri tahun 2007 yang menangani berbagai proyek perencanaan keuangan, baik individu, perusahaan maupun organisasi. Salah satu yang pernah ditanganinya adalah proyek pengembangan pemberdayaan masyarakat milik PBB dan Bank Dunia. Kembali kesoal perencanaan keuangan, menurut Mike, yang pertama harus dilakukan adalah membuat financial check up untuk mengetahui apakah keuangan kita sehat atau tidak. “Yang paling mudah adalah, total saja hutang kita dan total harta atau penghasilan kita sebulan. Kita lihat setiap bulan cicilan hutang, berapa yang harus dibayar, apa sanggup kita membayarnya. “ “Dalam perencanaan keuangan itu jangan takut menghitung-hitung. Dari sana baru kita bisa menetapkan prioritas yang harus diperbaiki. Soal investasi, itu baru bisa dilakukan kalau permasalahan kita sudah selesai,” tuturnya. Mike menyarankan, agar jika ada masalah pada keuangan hendaknya diselesaikan terlebih dahulu. Masalah hutang, misalnya, itu harus menjadi prioritas untuk diselesaikan. “Ini (hutang) memang menjadi kebiasaan sebagian orang. Padahal bisa membayar lunas, namun orang lebih senang menyicil-nyicil, dan akhirnya terjerat hutang. Fokus selesaikan agar keuangan jadi sehat,” tegasnya. Menurutnya, ada saat tertentu dimana kita harus fokus, termasuk menetapkan prioritas penggunaan uang. Tapi ada saatnya juga dimana kita bisa memulai diversifikasi. “Misalnya keuangan tidak bermasalah,

Mike Rini Sutikno di antara teman-temannya

kemudian kita menetapkan prioritas atau fokus pada dana pendidikan dan dana pensiun. Nanti bisa dilihat, jika dalam perjalanannya, ternyata semua itu bisa terkendali bahkan ada dana sisa, baru lah bisa menabung untuk modal usaha misalnya,” kata Mike. “Persoalannya adalah, sebagian orang punya kebiasaan untuk melakukan semuanya sekaligus. Ingin punya rumah, ingin dana pendidikan, dana pensiun, dll, semuanya dikerjakan sekaligus, padahal uangnya tidak ada. Hal ini lah yang dikemudian hari bakal merepotkan atau jadi masalah. Karenanya menetapkan prioritas penggunaan uang adalah penting,” tambahnya. MENYIASATI BIAYA HIDUP MAKIN MAHAL Menurutnya, ada banyak cara untuk menyiasati kondisi di mana biaya hidup menjadi semakin mahal karena kenaikan harga barang dan jasa. Ini suatu yang di luar kendali karena kenaikan disebabkan sistem ekonomi. Untuk itu, katanya, kita harus bergerak cepat dengan memeriksa keuangan kita agar tidak terjadi goncangan yang lebih. Yang pertama harus dijaga, katanya, jangan sampai konsumsi naik. “Jangan sampai pengeluaran kita naik bukan disebabkan karena kenaikan harga-harga. Karena kalau sampai konsumsi naik, kan, berarti harus membayar lebih. Ini yang harus dijaga,” katanya. Berhemat, sudah pasti harus dilakukan. Akan tetap, ucapnya, harus disadari bahwa tidak semua hal bisa dihemat. Karena itu, katanya, lakukan pemeriksaan pengeluaran yang biasa digunakan rutin. Misalnya, dengan memangkas berbagai pengeluaran yang tidak prioritas. “Nonton bioskop misalnya. Kalau biasanya itu kita lakukan setiap kali ada film baru yang muncul, itu bisa dikurangi. Begitu juga pengeluaran lain yang memang tidak prioritas, sebai-

Mike Rini Sutikno

knya dikurangi atau dihentikan,” jelasnya. Contoh lainnya. Kalau biasanya kita membeli barang dengan merk ‘A’ yang harganya cukup mahal, bisa diganti dengan barang merk lain yang kualitasnya tidak jauh dari sebelumnya, tapi berharga lebih murah. Demikian juga dengan konsumsi makanan cemilan. Jika terbiasa membeli cemilan dalam jumlah banyak, maka sebaiknya dikurangi, belilah secukupnya.

“Itu hanya beberapa contoh penghematan yang bisa dilakukan. Tentu masih banyak contoh lainnya. Ini memang hanyalah penghematan kecil-kecilan, namun akan cukup membantu meski tidak bisa terlalu diandalkan. Karenanya harus ada terobosan lain”. Di sisi lain, mungkin sudah saatnya untuk mulai berpikir tentang mendapatkan penghasilan tambahan atau meningkatkan penghasilan. Karena betapa pun harus disadari bahwa ke depannya biaya hidup akan terus meningkat, sementara jika penghasilan tidak meningkat, tentu hal tersebut akan menyulitkan. Untuk meningkatkan penghasilan, kata Mike, ada berbagai macam cara.

“Jika anda seorang karyawan perusahaan, mungkin kita perlu lebih pro aktif dalam meningkatkan karier sehingga prestasi kerja kita bisa menjadi dasar kenaikan gaji. Kalau kita tidak berusaha meningkatkan karier maka kita akan berada dalam posisi yang sama dari waktu ke waktu, padahal biaya hidup terus naik. Nah untuk membiayai kan harus ada kenaikan gaji,” katanya. Cara lainnya adalah, dengan berbisnis. Misalnya, suami bekerja di kantor, istri berbisnis di rumah. Persoalan yang biasa muncul dalam rencana berbisnis adalah soal permodalan, bagaimana caranya, dll. Sebetulnya, kata Mike, ada banyak sekali bisnis yang dapat dilakukan tanpa modal besar. “Bisnis memang perlu modal, tapi tidak sebesar yang kita pikirkan,” katanya. Pertama yang harus diketahui jika ingin berbisnis adalah untuk apakah permodalan itu. Apakah untuk operasional, atau untuk membeli peralatan produksi, ataukah untuk menyewa tempat. “Pelajari dulu hal ini. Di era seperti sekarang, ada banyak informasi yang tersedia dan bisa dipelajari. Kalau untuk sewa tempat misalnya, kan bisa disiasati dengan menggunakan rumah sendiri atau buka toko online. Kalau untuk beli peralatan, mungkin sebagian bisa menggunakan barang-barang yang ada di rumah sehingga tidak semua peralatan harus dibeli. Jadi harus kreatif. “ “Kita harus tahu informasinya, harus ‘melek’. Karena kalau tidak aware terhadap situasi-kondisi, terhadap apa pilihan-pilihan yang tersedia, kita akan menjadi makin melarat nantinya. Bukan karena kita nggak punya duit tapi karena kita nggak tahu dan tidak mau mencari tahu. Karenanya kita harus proaktif,” tandasnya. Jadi intinya, tandas Mike, di jaman teknologi seperti sekarang ini, dimana semua informasi tersedia dan gratis pula, kita pun harus mengubah mindset entrepreneurial. “Entrepreneurial bukan hanya untuk orang yang tidak bekerja, tapi karyawan pun bisa merintisnya. Kalau karyawan yang mau usaha sambil bekerja maka konsep itu disebut intrapreneurial. Yakni orang yang memiliki ‘entrepreneurship’ namun tidak keluar dari perusahaan tempatnya bekerja,” jelasnya. Di sejumlah perusahaan ada yang memupuk intrapreneur karyawannya supaya memiliki potensi kreativitas, inovasi, yang bukan saja bermanfaat untuk perusahaan tersebut tapi juga bagi si karyawan sendiri dalam mempersiapkan masa pensiunnya. diana.runtu@cybertokoh.com

Mandalika

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

21

Gubernur NTB Kukuhkan Pejabat Eselon II Minggu lalu, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengu-

kuhkan 1.137 Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mutasi di lingkup pemerintahan provinsi NTB. Khusus untuk pejabat Eselon II, ada yang tetap di jabatan yang lama, namun ada pula yang berpindah ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang baru terbentuk. Ada 40 pejabat Eselon II yang dikukuhkan oleh Gubernur NTB dilakukan setelah Gubernur mengkaji ulang singkronisasi data menghindari kesalahan penempatan pejabat berdasarkan Eselon. 40 nama tersebut adalah; 1. Irnadi Kusuma menjabat Kepala Biro Pemerintahan Setda NTB 2. H Ruslan Abdul Gani menjabat Kepala Biro Hukum Setda NTB 3. Manggaukang menjabat Kepala Biro Perekonomian Setda NTB 4. Fathul Gani menjabat Kepala Biro Umum Setda NTB 5. Yusron Hadi menjabat Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB 6. H. Lalu Hamzi Fikri menjabat Direktur RSUP NTB 7. Mahdi menjabat Sekretaris pada Sekretariat DPRD NTB 8. H M. Agus Fatria menjabat Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda NTB 9. H Khaerul Mahsul menjabat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB

10. H Bachrudin menjabat Asisten Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat Setda NTB 11. Ibnu Salim menjabat Inspektur pada Inspektorat NTB 12. Ridwan Syah menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah NTB 13. Fathurahman menjabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah NTB 14. H Abdul hakim menjabat Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah NTB 15. Supran menjabat Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah NTB 16. H Iswandi menjabat Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah NTB 17. H Muhammad Rum menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB 18. H Lalu Syafii menjabat Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Setda NTB 19. L alu Dirjaharta menjabat Kepala Satpol PP NTB

20. H M Suruji menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB 21. N urhandini Eka Dewi menjabat Kepala Dinas Kesehatan NTB 22. Wedha Magma Ardhi menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang 23. I Gusti Bagus Sugiartha menjabat Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Rakyat NTB 24. H Ahsanul Khalik menjabat Kepala Dinas Sosial NTB 25. H Wildan menjabat Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB 26. Rusman menjabat Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemeritahan Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil NTB 27. Hartina menjabat Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana NTB 28. Budi Septiani menjabat Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB 29. Lalu Bayu windya menjabat Kepala Dinas Perhubungan NTB 30. Tribudi Prayitno menjabat Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statisik NTB 31. Budi Subagyo menjabat Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah NTB 32. Lalu Gita Ariadi menjabat Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu NTB 33. Husnanidiaty Nurdin menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB 34. Lalu Hamdi menjabat Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB 35. H Lalu Muhammad Fauzal menjabat Kepala Dinas Pariwisata NTB 36. Husnul Fauzi menjabat Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB 37. Aminurrahman menjabat Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 38. Muhammad Husni menjabat Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTB 39. Putu Selly Andayani menjabat Kepala Dinas Perdagangan NTB 40. Baiq Eva Nurcahya Ningsih menjabat Kepala Dinas Perindustrian NTB Sejumlah pejabat mulai memimpin Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru, seperti Dinas Perdagangan NTB yang merupakan ‘pecahan’ dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perindag). Dinas Perindustrian dan perdagangan ini kemudian dipecah menjadi dua yakni, Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan. Selain itu, ada pula OPD baru lainnya yakni, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang dipimpin oleh Drs. H. L. Gita Aryadi yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Pembangunan dan Perekonomian. naniek.itaufan@cybertokoh.com

Lima Perempuan dalam Formasi Baru Kadis Uniknya, ada lima perempuan masih muncul dalam formasi baru kepala dinas di Lingkup Pemerintah Provinsi NTB ini meski seluruhnya berpindah tempat. Hj. Putu Selly Andayani yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah kini diberi tugas memimpin OPD baru sebagai Kepada Dinas Perdagangan Provinsi NTB. Ir. Hartina yang tadinya merupakan Kepala BKP NTB kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana NTB. Ada Budi Septiani yang sebelumnya adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB kini menjabat sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB. Ir. Husnanidiaty Nurdin yang baru beberapa bulan menjabat sebagai Kepala Dinas Kehutanan NTB dimutasi untuk memimpin OPD baru sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB serta Baiq Eva Nurcahya Ningsih yang

sebelumnya merupakan Kepala BP3AKB sekarang memimpin OPD baru juga sebagai Kepala Dinas Perindustrian NTB. Menanggapi perpindahannya dalam memimpin SKPD ini, Selly Andayani mengaku harus mulai bekerja keras untuk memajukan sektor perdagangan NTB. Seperti halnya beberapa bulan memimpin Dinas Koperasi dan UMKM NTB dengan jargon UMKM NTB naik kelas, Selly sukses menghangatkan atmosfir UMKM di NTB dengan berbagai terobosan kreatifnya. Karena dinas ini merupakan OPD maka Selly merasa perlu benar-benar mempelajarinya bidang tugas dan tanggung jawabnya ini. “Yang pertama dilakukan yaitu melihat tupoksi dari Dinas Perdagangan,” ungkap Selly yang langsung sedikit ‘terkejut’ dihantam dengan pemberitaan harga cabai yang meroket. Karenanya, ia langsung melakukan rapat internal bersama Sekretaris, para Kepala Bidang, Kepala Balai dan Kasubag. di lingkup Dinas Per-

Ir. Husnanidiyati Nurdin memimpin OPD baru sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga, saat turun berkunjung ke pusat pelatihan atlit NTB

Gubernur Nusa Tenggara Barat didampingi Wakil Gubernur NTB dan Sekda Prov. NTB, memimpin Rapat Pimpinan pertama di tahun 2017

dengan mengecek kebersihan kantor. Gudang yang kotor dan kumuh membuatnya menginstruksikan untuk melakukan kerja bakti dengan memberdayakan CS dan semua anggota Dinas Perdagangan NTB tanpa terkecuali. Seperti halnya Selly, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga yang merupakan OPD baru yang dipimpin Ir. Husnanidiyati Nurdin, langsung turun lapangan untuk mengecek segala fasilitas olah raga dan kepemudaan yang ada di Mataram, seperti fasilitas wisma atlit di Mataram, lapangan atletik dan juga GOR Turide Mataram. “Masih banyak yang harus kita benahi,” ungkap Husnanidiyati Nurdin saat berkunjung ke wisma atlet di Mataram beberapa waktu lalu. Ia menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk melakukan pembenahan dari semua sisi salah satunya demi meningkatkan prestasi atlet di NTB.

dagangan NTB. “Ternyata yang berkaitan dengan barang-barang menjadi target di RPJMD adalah yang menjelang tiga bulan sudah daya beli masyarakat, inflasi dan memasuki masa expired harus pertumbuhan ekonomi,” ungkap sudah ditarik dari peredaran, Selly yang bersiap untuk menge- sesuai dengan UU Nomor 8 jar target tersebut. tahun 1999 tentang Perlindungan Untuk itu, ia terapkan bahwa Konsumen. “Ini dilakukan karsetiap pagi jam 10 harus ada ena kami mendapat laporan ada laporan tentang harga-harga pasar modern yg masih menjual setidaknya di tiga pasar induk bahan makanan padahal masa yaitu Pasar Induk Mandalika, kadaluarsanya tinggal sebulan Pasar Pagesangan dan Pasar lagi,” katanya. Kebon Roek. Update data InforLebih dari tugas pokok itu, naniek.itaufan@cybertokoh.com) masi Harga Pasar ini langsung Selly tidak menyia-siakan waktu dikirim ke Kementerian Perdagangan RI. Selain itu, ia juga menggerakkan Tim Pengawasan yang melibatkan lintas sektor Kepolisian, Bea Cukai, APKLI, YLKI, MUI dan instansi terkait. Selain itu ia mula i memperketa t pengawasan bahan baku yang dilarang untuk bahan konsumsi, serta membuat surat edaran ke Putu Selly Andayani bersama para stafnya bersiap untuk memajukan bidang perdagangan NTB dengan OPD baru Dinas Perdagangan Provinsi NTB toko-toko modern


20

Nine

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Topang Ekonomi Keluarga dengan Memaksimalkan Lahan Sempit “Harga-harga naik, siapa takut?” begitu kata Hurnanidiyati Nurdin dalam menanggapi kenaikan harga cabai yang melonjak tinggi dan ‘hawa’ kenaikan barang-barang serta biaya lainnya di awal tahun 2017 ini. Eni begitu panggilan ibu dua anak ini, memang pantas percaya diri khususnya dalam menghadapi kenaikan harga cabai di pasaran, karena ia termasuk yang jarang membeli cabai di pasar melainkan memetiknya di pekarangan rumah.

B

egitu pula dengan Sumiati, ibu rumah tangga yang tinggal di BTN Kopajali Ampenan yang hampir seluruh pekarangan rumahnya hijau dengan berbagai tanaman kebutuhan sehari-hari. Puluhan jenis tanaman kebutuhan pokok sayur-sayuran dan bumbu-bumbu serta lainnya memenuhi halaman rumahnya. Sumiati adalah ibu rumah tangga yang pandai dan bijak memanfaatkan pekarangan rumahnya yang tidak luas itu untuk semaksimal mungkin termanfaatkan bagi kebutuhan gizi keluarganya. Kebijakan Eni dan Sumiati dalam mengelola pekarangan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga seperti ini, terbukti

mampu menjadi ‘tameng’ yang aman bagi keuangan keluarga ketika menghadapi lonjakan harga yang sewaktu-waktu terjadi seperti saat ini. Apa yang dilakukan Sumiati tampaknya bisa menjadi inspirasi bagi ibu-ibu rumah tangga. Hijaunya pekarangan rumah Sumiati dan Eni hari ini, bukan diperoleh sesaat melainkan mereka mulai menanam, menjaga dan merawatnya sejak puluhan tahun. Sumiati bahkan telah rajin menanam dan merawat tanamantanamannya sejak tahun 1994 saat ia masih tinggal di rumah koskosan. Saat itu ia baru memulai menanam seledri saja, belum banyak tanaman lain mengingat ruang tanam yang tidak ada. Di lahan

yang segar dan diolah menjadi jamu,” ungkap Sumiati. Ia merasakan benar manfaat dari hijaunya pekarangan tersebut. “Sangat membantu kapan pun dibutuh-

Sumiati di tengah tanaman cabe yang menghijau di pekarangan rumahnya

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

SUBAK

5

Langkah Sederhana Gugah Minat Baca Budaya membaca di Indonesia saat ini berada di titik yang memprihatinkan. Jika merujuk data yang pernah dikeluarkan Badan Pusat Statisitik (BPS) tahun 2012 dijelaskan bahwa sebanyak 91,68 persen penduduk berusia 10 tahun ke atas lebih suka menonton televisi, dan hanya sekitar 17,66 persen yang suka membaca dari berbagai sumber seperti surat kabar, buku atau majalah.

Pemanfaatan pekarangan untuk menanam sayuran kebutuhan keluarga

yang hanya seukuran 16 x 2 meter, Sumiati mampu menyiapkan kebutuhan sayuran yang lengkap bagi keluarganya. Tidak itu saja, ia bahkan dapat menopang ekonomi keluarganya dari tanaman-tanaman yang dihasilkan pada lahan sempit yang termanfaatkan dengan sangat maksimal itu. Awalnya itu dilakukannya hanya untuk menyejukkan rumah kos

mereka. “Saya tanam dan rawat seledri itu dulu awalnya karena kos-kosan kami di Kekalik Ampenan sangat padat sehingga kami butuh rumah yang sejuk,” ungkapnya. Kebiasaan menanam itu tidak pernah putus sampai akhirnya ia tinggal di rumahnya kini dengan semakin banyak jenis tanaman yang dirawatnya. Sampai hari ini puluhan jenis tanaman yang ada di

rumahnya ini di antaranya: seledri, mint, jahe merah, jahe gajah, jahe lokal, jahe hitam, sambiroto, kemangi, pandan, marus (ini untuk tepung panir), sirih merah, sirih hijau, temu ireng, laos, keladi tikus, pepaya, jeruk purut, sirsat, terong, ubi jalar, kacang panjang dan juga cabai. Ada pula nangka, kelor, sawi, bayam juga mangga. naniek.itaufan@cybertokoh.com

Ciptakan Ketahanan Pangan Mandiri Tidak kurang dari 150 pot seledri memenuhi halaman rumahnya. Selain itu ada 100 pohon mint yang ditanam dibotol-botol bekas air mineral dan juga di paralon sepanjang 18 meter. 10 pot jahe dan jahe gajah 1 pot, ada pula jahe lokal sebanyak 5 pot, jahe hitam 3 pot. Tanaman cabai tumbuh subur dalam 25 polybag. Ada lagi tiga rumpun tanaman kemangi dan 10 pot terong. Sirih merah, sirih hijau, marus, temu ireng, laos ada 100 pohon. Selain tanaman sayuran, tanaman apotek hidup dan bumbu dapur, ada pula pohon nangka, mangga, sirsak dan pepaya. Juga ada ubi jalar dan kacang panjang, jeruk purut hingga delapan pohon. “Di samping untuk konsumsi sendiri tanaman-tanaman itu juga untuk para tetangga, serta ada yang dijual baik dalam bentuk

Inspirasi

kan. Mau masak tinggal ambil dan dengan cepat serta mudah didapat,” ujarnya. Di samping tanaman tersebut dimanfaatkannya untuk mendukung bahan pembuatan jamu yang ditekuninya. Sumiati yang dibantu suaminya Muhammad Saleh ini merawat sendiri tanaman-tanamannya ini sangat berharap bahwa semua orang dapat memanfaatkan pekarangannya untuk menanami dengan tanaman yang dibutuhkan oleh keluarga. “Kalau warga punya kebiasaan menanam pasti lingkungan kita bisa surplus untuk kebutuhan rumah tangga. Inilah yang dinamakan dengan ketahanan pangan mandiri bagi warga,” ujarnya. Begitu pula dengan Eni yang memiliki kebiasaan menanam bahkan sejak ia menjadi mahasiswa. Ia senang menanam

bunga di halaman rumahnya yang bagi keluarganya. dianggapnya sebagai obat kalau ia Bijaksana mengelola dan metegang menghadapi ujian. Dan se- manfaatkan pekarangan membuat jak punya rumah sendiri di tahun Eni dan Sumiati tidak terlalu 1990 ia mulai menanam sayuran terganggu jika sewaktu-waktu dan buah-buahan seperti rambu- atau pada waktu tertentu harga tan, alpukat, mangga, manggis, kebutuhan dapur naik dengan durian, cermai, lobe-lobe, sayuran alasan kelangkaan stok di pasaran. kelor, turi, sagar/katuk, sawe, aru, Tinggal petik di halaman, mudah, pohon murbai makanan ulat sutra cepat dan gratis. untuk sayur, cabai, ginseng, blimbnaniek.itaufan@cybertokoh.com ing wuluh, jeruk, pisang, pepaya, kelapa, asam dan lainnya. Puluhan tanaman yang menghijau di pekarangan rumahnya di Gunung Sari Lombok Barat itu ia rawat sendiri bersama keluarganya juga sesekali meminta bantuan orang lain untuk membersihkan halaman. Dengan tanaman yang demikian banyak membuat rumahnya menjadi sejuk. Udara jadi sejuk, banyak suara burung, hemat biaya karena saya tidak perlu setiap waktu membeli sayuran dan buah, tinggal ambil saat panen dan cepat didapat,” ungkapnya tentang manfaat yang ia rasakan dengan rajin menanami pekarangan dengan tanaman yang bermanfaat. Selain itu sejuk dan hijaunya pekarangan memberinya ketenangan dan menjadi Husnanidiyati Nurdin panen rambutan tempat rekreasi murah di halaman rumahnya

S

ementara berdasarkan data United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan Ilmiah dan Kebudayaan PBB, pada 2012, indeks minat membaca masyarakat Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya, dari setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 orang saja yang punya minat baca. Selanjutnya menurut standar Unicef, sebuah negara dianggap memiliki tingkat baca bagus bila 1 buku di baca oleh 5 orang Hal ini tentunya cukup menyedihkan jika melihat negara-negara maju lainnya yang menjadikan membaca sebagai budaya yang tidak bisa lepas dalam kehidupan mereka. Salah satu contoh adalah lulusan SMA di Jerman rata-rata membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan di Indonesia 0 (nol) buku. Rendahnya minat baca masyarakat kita sangat mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia, sebab kita tidak bisa mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di dunia, dimana pada akhirnya akan berdampak pada ketertinggalan bangsa Indonesia. Maka, untuk dapat mengejar kemajuan yang dicapai negara-negara tetangga, kita perlu menumbuhkan minat baca sejak dini. Salah satu inovasi yang menarik dicetuskan oleh 4 orang mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Udayana, yakni I Kadek Ngestika Pradnyana, Putri Saraswati Aryawan, Ni Made Indra Puspawati, dan Ni Kadek Ema Sustia Dewi, adalah membentuk program yang disebut SUBAK (Sudut Baca Kita). SUBAK atau Sudut Baca Kita, kata Ema salah seorang penggagas merupakan suatu program wajib

baca khusus buku-buku pertanian untuk anak-anak SD. Terobosan Baru Tumbuhkan Cinta Pertanian Sejak Dini Nama SUBAK dipilih untuk program baca dan pertanian ini karena subak dikenal sebagai sistem pengairan di Bali yang sangat dibutuhkan dalam sektor pertanian. Di harapkan kedepannya nama ini dapat menjadi ciri khas yang mencerminkan bahwa kegiatan ini selain ikut dalam gerakan menumbuhkan budaya membaca bagi generasi muda, namun juga ikut serta dalam mengkampanyekan gerakan cinta tani. Ide membuat SUBAK , lanjut Putri didampingi ketiga rekannya berawal dari suatu kegiatan rutin yang diadakan oleh Kemenristek DIKTI setiap tahunnya, yaitu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dikatakannya karena mereka berempat pas berada dalam satu organisasi yaitu Badan Eksetutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang fokus pada bidang Pendidikan dan Keilmuan, merasa miris melihat fenomena rendahnya minat baca para pelajar Indonesia maka

kegiatan meningkatkan budaya membaca menjadi salah satu fokus perhatiannya. Selain itu SUBAK juga fokus dalam meningkatkan kecintaan generasi muda dalam kegiatan bertani. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Meski harus diakui kondisi ini kini tidak ditemukan lagi di Indonesia, akibat kurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian, yang tergerus oleh sektor pariwisata khususnya di Bali. Sejak 2016, SUBAK ( Sudut Baca Kita) menjadikan siswa –siswa SD Negeri 5 Sanur sebagai pilot projectnya. Terpilihnya sekolah ini

sumber kehidupan berupa bahan pangan berasal dari sektor ini. Faktor yang lainnya juga karena anak-anak secara umum lebih tertarik dengan gadget ketimbang membaca buku. Mengenai kegiatan SUBAK, mereka menyebutkan dibagi kedalam 4 (empat) garis besar yakni tahap penyusunan konsep, berupa perumusan apa saja kegiatan yang bakal digarap. Berikutnya tahap kedua yaitu sosialisasi, perkenalan, pendekatan dan ajakan

dengan alasan utamanya karena sekolah ini merupakan almamater dari salah satu penggagas, juga pertimbangan letaknya di Desa Sanur yang notabenenya sebagai desa dengan potensi wisata yang tinggi, sehingga sudah sangat sulit menemukan yang namanya kegiatan pertanian. Tentu saja hal ini berdampak kepada generasi mudanya yang semakin jauh dengan dunia pertanian. Padahal, keempat mahasiswa ini menyadari sektor pertanian sangat penting karena segala

kepada adik-adik siswa SD N 5 Sanur terkait pelaksanaan kegiatan SUBAK agar mereka tertarik untuk mengikutinya. Tahap selanjutnya adalah tahap aksi (action). Ini tahap inti dari program SUBAK. Di sini siswa akan mulai diwajibkan membaca minimal satu buku satu hari. SUBAK juga mnyediakan buku kunjungan, agar para siswa dapat mencatat nama mereka saat berkunjung ke Sudut Baca Kita ini. Bukan hanya itu, untuk menumbuhkan aksi cinta tani

para siswa juga diajak mempraktikkan langsung apa saja yang sudah mereka baca di sudut baca. Misalnya ,pengenalan benih dan bibit, menanam bibit dan benih sayuran, pengenalan tanaman obat keluarga, cara memindahkan tanaman ke pot yang baru. Yang lebih menarik adalah mereka diperkenalkan sistem menanam dengan hidroponik sederhana. Praktik ini dilaksankan seminggu sekali setiap Sabtu yang dibantu juga oleh para guru. Rupanya, kegiatan ini sangat menyenangkan bagi mereka karena sudut pandang mereka tentang pertanian yang kotor dan hanya mencangkul di sawah mulai tergantikan dengan “pertanian itu pekerjaan yang menyenangkan”. Selanjutnya pada tahap akhir, yaitu evaluasi, dsengan melihat dan mengetahui sejauh mana para siswa memahami serta mengerti apa yang sudah mereka baca. Begitu juga dengan benih dan bibit yang diberikan saat kegiatan aksi menjadi indikator keberhasilan apakah para siswa sudah memahami cara menanam yang benar. Sedangkan pada saat kunjungan hari Sabtu,dilangsungkan tanya jawab berupa kuis berhadiah, dengan pertanyaan seputar materi dari buku yang sudah mereka baca. Semoga dengan langkah sederhana bernama SUBAK ini mampu menggugah generasi muda menghargai semua profesi tanpa terkecuali dan dapat berdampak besar terhadap para penggagas sendiri, lingkungan dan masyarakat luas. sri.ardhini@cybertokoh.com


Woman on Top

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

“Melakoni suatu pilihan dengan sungguh-sungguh dan totalitas”. Sepertinya ungkapan tersebut tepat ditujukan untuk Ketut Novia Arini yang baru saja menyandang gelar Doktor di Ilmu Kedokteran Universitas Udayana. Sidang Senat Khusus dengan acara tunggal Promosi Doktor Ketut Novia Arini, S.ST., M.Kes, berlangsung Senin, 9 Januari 2017.

Doktor Ketut Novia Arini, S.ST., M.Kes

Bidan Pertama Lulus Doktor Cumlaude di Akademi Kebidanan Kartini Bali

P

restasi gemilang selalu diraih putri bungsu Wayan Suwitra dan Ni Wayan Suri, SKM, S.ST ini sejak kuliah di Akademi Kebidanan Panti Wilasa Semarang, berlanjut ketika menjadi Bidan Pendidik di Universitas Padjadjaran Bandung dan terakhir di Program Magister dan Program Doktor Ilmu Kedokteran Universitas Udayana Denpasar. Kalimat bernada pujian pun sempat terlontar dari Pimpinan Sidang Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT, M.Kes. Bahwa, kepiawaian Ketut Novi-demikian sapaan karib perempuan kelahiran Denpasar 8 ­November 1985 ini, dalam menjawab pertanyaan para penyanggah dan para undangan akademis bagai air mengalir tanpa cela. “Keberhasil­ an ini tidak lepas dari dukungan dan motivasi orangtua, peran ibu yang selalu mendampingi saya dalam menyelesaikan perkuliahan ini,” ujar Ketut

Salam Senyum Hai . Pembaca setia ... bertemu lagi di awal tahun 2017... dengan harapan semoga tulisan- tulisan Sang Penyihir di tahun ini dapat memberi manfaat untuk pelayanan kepada masyarakat lebih baik lagi dengan mengangkat tema yang relevan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini. Astungkara Amiiinn Masih ingat dengan judul tulisan saya Mantra Sang Penyi­hir yang pernah dimuat di rubrik ini di tahun lalu? Tulisan kali ini masih dengan judul yang sama, saya ingin “Mantra Sang Penyihir benarbenar membuat pelanggan menjadi tersihir dan tentu mereka akan menjadi pelanggan setia kepada perusahaan kita. Ide tulisan ini berawal ketika saya membeli bahan bakar di sebuah pompa bensin. Ketika itu saya sedang mengobrol ringan dengan putri saya, tibatiba dikejutkan dengan sapaan ramah dari petugas pompa bensin, Ibu bisa dilihat, angkanya mulai 0 (nol) ya. Seketika obrolan saya terhenti dan

Dr. Ketut Novia Arini, S.ST., M.Kes

Novi yang menempuh studi lanjut di Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran di Unud dengan menempuh masa studi 3 tahun ini. Keberhasilannya meraih gelar Doktor dengan predikat cumlaude menjadi bukti keseriusannya mendalami bidang ilmu yang ia tekuni, meski ia juga disibukkan dengan aktivitas lainnya, seperti sebagai Asesor Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM/Perguruan Tinggi Kesehatan) dalam rangka Akreditasi Program Studi D3 Kebidanan

saya langsung melihat angka yang ada di mesin pompa. Seperti tersihir saya melirik, mengikuti pesan yang ditunjukkan petugas pompa ditambah dengan bahasa tubuh yang baik (tangannya menunjuk ke mesin pompa). Hmmmm.. saya yakin.. ketika petugas pompa mengatakan hal itu, banyak pelanggannya tidak serta merta langsung melihat ke mesin pompa. Tapi walaupun seperti itu, katakata dari petugas pompa itu terkesan memberikan jaminan keakuratan dari layanan yang diberikan. Cerita selanjutnya ketika saya berbelanja di sebuah toko obat yang keberadaannya dapat ditemukan dimana-mana. Setelah selesai membayar dan mene­r ima obat yang dibeli, petugas itu mengucapkan bla bla bla .. dan semoga lekas sembuh. Kata orang bijak, ucap­an adalah doa. Naaaahhh.. dengan didoakan agar segera lekas sembuh, menjadikan yang menerima ucapan akan merasa senang dan tentu akan terbawa kesan yang baik untuk pelayanan di toko itu. Cerita lain lagi ketika kita

di seluruh Indonesia. Selain itu, Ketut Novi juga adalah Dosen di Akademi Kebidanan Kartini Bali, yang meraih prestasi gemilang selama tiga tahun berturut-turut (tahun 2009-2011) mendapat predikat sebagai dosen terbaik/terfavorit yang dinilai oleh Tim Penjaminan Mutu Internal dan Penilaian dari mahasiswa. Dan yang tak bisa dipandang sebelah mata, Ketut Novi juga Bidan Praktik Mandiri, yang selain melayani pasien juga membimbing mahasiswa Akademi Kebinan Kartini Bali dalam menerapkan teori di lapangan, dengan hati yang tulus dan sabar hingga mencapai tujuan jangka pendek yaitu lulus uji kompetensi secara nasional. Alumni Akademi Kebidanan Kartini Bali, dikatakannya rata-rata lulus uji kompetensi 98% memenuhi standar kompetensi Bidan Indonesia pertahun.

Novi bersama para penyanggah dan undangan akademik saat ujian promosi doktor

Novi bersama para dosen Akademi Kebidanan Kartini Bali

Peningkatan Kualitas Dosen Akademi Kebidanan Kartini Bali Yayasan Kartini Bali sangat konsisten terhadap peningkatan kualitas dosen guna menghasilkan lulusan Bidan yang bermutu sebagai contoh bertambahnya tenaga dosen dengan latar belakang pendidikan S3. Sebelumnya, Akademi Kebi-

danan Kartini Bali sudah memiliki 2 tenaga dosen dengan kualifikasi S3, sehingga saat ini menjadi 3 orang. Sedangkan tenaga dosen berkualifikasi S2 ada 18 orang. Akademi Kebidanan Kartini Bali sudah mulai menerima Pendaftaran Mahasiswa Baru, baik lewat

jalur PMDP maupun regular sejak Januari 2017. Akademi Kebidanan Kartini Bali telah melaksanakan 3 kali akreditasi Program Studi, dan terakhir dilaksanakan pada November 2016 oleh LAM Perguruan Tinggi Kesehatan dengan Predikat B dengan nilai 335. –ten

berbelanja di s e b u a h m a r t Mengakhiri perhitungan pembayaran pelayan itu berucap seper­ti ini, Pembelanjaan seratus lima ribu dua ratus rupiah, diskon dua ribu lima ratus rupiah, jadi total dibayar ..(sekian) sambil menyebutkan jumlah pembayaran yang harus dibayarkan. Waaaaahhh.. kesan saya dibacakan seperti itu senang sekali. Malahan nambah ingin tahu barang apa yang dapat diskon. Coba sang pelayan tidak menyebutkan seperti itu, pembelanjaan yang dilakukan seperti biasa saja dan tidak berkesan. Membaca cerita di atas tentunya ada hal yang menjadi pengingat untuk sebuah layanan. Sesuatu yang terucap yang menjadi standar dari layanan dan itu dilaksanakan secara KONSISTEN untuk membuat perasaan pelanggan itu senang itulah sebenarnya MANTRA. Banyak kita temui standar kalimat yang harus diucapkan oleh pelayan, tetapi malah standar itu kurang mengena di hati pelanggan, malahan terkesan dibuat dan sedikit lebay hehehe. Wah.. pilihan menu yang Bapak pesan tepat sekali Kalau kalimat ini terlalu berlebihan ya atau “Selamat datang dan berbelanja di atau Apakah Anda

sudah duduk dengan nyaman? Kalimat-kalimat standar seperti itu akan terdengar biasa- biasa saja dan tidak dapat membuat nilai tambah kepada pelanggan. Dalam pembentukan budaya layanan dalam suatu perusaha­ an, semestinyalah didahului dengan tindakan. Tindakantindakan itu biasanya sudah disepakati bersama dan dilakukan berulang-ulang secara konsisten. Karena sudah dilakukan berulang-ulang, tentu dengan konsisten dan penuh kesadar­ an membuat hal ini menjadi kebiasa­a n. Kebiasaan yang dilakukan secara masif oleh semua orang dalam jangka waktu yang panjang akan membentuk budaya layanan di instansi/ perusahaan tersebut. Waaaaahh.. kalau kita kaitkan, ternyata Mantra yang diciptakan oleh perusahaan akan mampu untuk menjadikan budaya layanan yang mumpuni untuk menjadikan pelanggan setia kepada perusahaan kita. Pelayanan memang sa­ ngat memerlukan persaingan. Tanpa persaingan, tidak akan ter­d orong untuk menghasilkan yang terbaik. Persaingan yang sehat akan menghasilkan produk dan layanan yang excellence bagi seluruh pelanggannya. Mulai saat ini, mari kita ciptakan “Mantra yang dapat men-

jadi jargon bagi perusahaan/ instansi kita. “Mantra” yang baik tentunya tidak terlepas dari produk/jasa yang akan kita jual. “Mantra” itu dapat bertujuan untuk pelanggan merasa yakin atas keakuratan produk/jasa yang kita jual, atau Mantra itu bertujuan membuat kenangan yang dapat membahagiakan hati pelanggan. Ayoooo marilah kita bertanya.... kenapa kita tidak memulai dari sekarang untuk menciptakan Mantra? Kare­ na selain PUJIAN, (Mantra Sang Penyihir 2016), kalimat yang diciptakan yang sesuai dengan produk/jasa yang kita jual dan dilakukan secara konsisten oleh para pelayan dan membudaya serta dapat memberi nilai tambah bagi nilai layanan kita itulah juga merupakan MANTRA dari SANG PENYIHIR”. Ingin mengetahui bagai­ mana membudayakan layanan dengan baik di perusahaan/ instansi yang Bapak/Ibu pimpin? Silakan menghubungi manajemen kami. Atas kesempatan yang diberikan, kami siap membantu.

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Dunia musik sudah ditekuninya sejak berusia delapan tahun. Darah musik terus dibawa hingga kini. Bahkan, seniman gondrong ini memiliki dua band,Valerian dan Thirst Of Blood. Kedua band ini memiliki aliran yang berbeda. Valerian beraliran power heavy metal sedangkan Thirst Of Blood beraliran epic metal. Pria kelahiran, Jakarta, 21 Juli 1978 ini bermain pada posisi keyboardist di kedua bandnya.

T

idak hanya bermain band saja, Daniel, mempunyai pekerjaan sebagai fotografer, pelukis, operator studio sekaligus pemilik

studio rekaman di rumahnya. Tentang studio rekaman miliknya, Daniel, mengaku dirinyalah yang merancang semuanya. Bapak satu anak ini tak hanya ahli bermain musik bersama dua

bandnnya saja, tetapi ia juga bermain one man. Artinya, one man yaitu bermain musik sendiri dengan memainkan beberapa alat musik. Dalam sehari Daniel bisa membuat dan menyelesaikan satu album lagu. “Yaaaaa….., kalau lagunya mudah sehari bisa selesai, kalau susah selesainya sekitar satu minggu,” kata

“MANTRA SANG PENYIHIR 2017“

Salam 3 SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani

19

Seniman tak Kenal Pensiun

Daniel

6

Inovasi agar Eksis Berpengalaman dan matang. Hal itu sangat tepat ditujukan kepada General Manager (GM) Country Heritage Surabaya, Rendra Utama. Lelaki lulusan International Hotel And Motel School di Isle Of Man ini malang melintang di dunia perhotelan. Bahkan, lelaki kelahiran Jakarta, 25 Desember 1972 ini pernah bekerja di perhotelan di tujuh negara. Suatu pengalaman yang tak bisa diremehkan. Rendra, mengawali karirnya di beberapa hotel di Jakarta.

Kemudian nekad hijrah ke luar negeri, hingga bertahun-tahun dari satu negara ke negera lain. Sedikitnya, ada tujuh negara pernah dijelajahi­nya. Meski begitu Rendra tidak pernah melupakan Indonesia. “Meski, saya lama di luar negeri, bagaimanapun juga saya tetap ingin kembali ke tanah air,” kata Rendra, pekan lalu. Saat ini Rendra memegang peranan penting

di Country Heritage Hotel, yaitu sebagai GM Country Heritage Hotel. Meski baru memegang hotel di luar Jakarta, dan terbiasa memegang hotel di luar negeri, Rendra, mampu menyesuaikan diri dan mengambil kendali untuk memberikan inovasi kepada stafnya. Apalagi, menurut dia, dite­ ngah ketatnya persaingan hotel

Rendra Utama

Daniel, pekan lalu. Meski sudah berkeluarga dan memiliki satu putra, Daniel tetap semangat dan giat bermain musik. “Kalau jadi seniman apapun, seni musik ataupun seni rupa tak mengenal usia dan tidak ada kata pensiun. Tetaplah bermusik hingga akhir hayat,” tambah Daniel. (Meta Vabiola) di Surabaya. “Surabaya ini hampir sama seperti Jakarta. Sama-sama kota besar. Bisa dibilang kota besar kedua setelah Jakarta. Jadi kami selalu harus memberikan inovasi yang menarik atau unik supaya Country Heritage tetap eksis,” ujar Rendra. Bapak satu anak ini rela meninggal­kan anak dan istrinya yang tetap tinggal di Jakarta. Rendra pulang ke Jakarta satu minggu sekali untuk menengok keluarga­ nya. Meski jauh dari keluarga dan sering rindu sama keluarga,

tetapi Rendra tetap semangat memegang peranan pentingnya di Country Heritage. Country Heritage memiliki fasilitas untuk anak-anak. Jadi orang tua tetap bisa santai sambil mengawasi anak bermain. “Saya memposisikan diri sebagai orang tua. Saya ingin menikmati suasana, tetapi tanpa harus repot untuk mengurusi anak. Jadi ada fasilitas hotel untuk anak-anak, contohnya ada mainan pasir,” ungkapnya. (Meta Vabiola)


18

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Peredaran narkoba nampaknya sudah sangat sulit dicegah. Narkoba saat ini tidak hanya menyasar orang dewasa sebagai pengguna melainkan remaja dan anakanak sebagai pengedar. Hal ini menyusul dari beberapa kasus narkoba yang semakin intens di dalami Satreskrim Polres Buleleng.

D

i Buleleng, memasuki awal tahun 2017 telah diringkus seorang kurir warga dusun Barat Sungai Desa Sawaran Kulon Kecamatan Kedung Jajang Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Wahyudi alias Yudi (32) berhasil diringkus polisi saat hendak mengantarkan narkona jenis shabu-shabu di kepada seseorang

Kompol Made Joni Antara Putra

Cegah Peredaran Narkoba di Kalangan Anak dan Remaja di seputaran desa Anturan. Menurut Kasat Res Narkobaba Polres Buleleng AKP I Ketut Adnyana TJ, barang bukti berupa lima kantong shabu-shabu seberat 5 gr ditemukan di kantong celana pelaku dengan dibungkus tissu. Setelah dilakukan penyelidikan, peredaran narkoba tersebut bukan lagi jaringan antar provinsi melainkan lintas Negara. “Hasil introgasi awal dengan pelaku, barang tersebut didatangkan dari Malaysia,” jelasnya. Dalam pengembangan kasus itu, Polres Buleleng akan mengeluarkan Daftar Pencarian Orang (DPO) pemilik SS yang telah diamankan. Sementara itu, menurut Kabag Ops Polres Buleleng, Kompol Made Joni Antara Putra, peredaran narkoba saat ini telah menyasar berbagai kalangan. Untuk menekan jumlah peredarannya, Polres Buleleng telah melakukan berbagai upaya, salah satunya melakukan tindakan tegas bagi para pengedar. Selain itu, pihaknya secara kontinu melakukan sosialiasi dengan melibatkan sekolah dan berbagai elemen masyarakat. “Kami libatkan Binmas dalam memberikan sosialisasi mengenai bahaya dari

Dengan wajah berseri-seri, Firgandini Septiawati menggendong cucu pertamanya yang diberi nama Zidan Atma Pradipta. Menjadi seorang nenek dari bayi lucu dan menggemaskan berusia tujuh bulan itu adalah kebahagiaan tersendiri baginya. Ia tampak menggendong cucunya itu dengan selendang yang diikatkan di bahunya lalu bertumpu pada pinggangnya. Sesekali ia bercanda dan tertawa bersama dengan Zidan yang terlihat nyaman berada dalam gendongannya.

auh sebelum hari ini, Dini, begitu panggilan akrabnya, mungkin saja tidak pernah bisa membayangkan ia akan dapat menggendong cucunya yang menggemaskan itu karena pernah mengalami masalah pada tulang pinggangnya. Ketika itu Dini bahkan tidak bisa berjalan sama sekali tanpa ia ketahui penyebabnya. Sebuah pengalaman yang tidak pernah bisa dilupakannya, kini ia kisahkan kembali sebagai sebuah keajaiban dalam hidupnya. Keajaiban yang kemudian mengantarkannya pada kebahagiaan saat ia bisa menggendong cucu pertamanya. Tahun 2008 yang lalu, saat usianya 45 tahun, Dini tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa pada pinggangnya. ia sama sekali tidak mengetahui apa penyebabnya. “Yang saya ingat, saya memang sering duduk di lantai saat membuka dan bermain dengan laptop,” ungkap perempuan aktif ini. Itu sangat sering dilakukannya di sela-sela kesibukannya berbisnis. Rasa sakit yang datang tiba-tiba itu semakin lama semakin menjadi-jadi, sampai-sampai akhirnya ia sama sekali tidak bisa berjalan. Pinggangnya terasa sakit luar biasa. Untuk beraktivitas ia hanya bisa mengesot atau dibantu/ digendong oleh suaminya Ahmad Hamzah. “Kalau mau bergerak, saya hanya bisa mengesot atau digendong,” kata Dini yang berasal dari Sumbawa Nusa Tenggara Barat dan kala itu tinggal di Kupang, Nusa Tenggara Timur mengikuti suaminya. Suaminya lalu membawanya ke dokter untuk berobat dan sekaligus berkonsultasi tentang apa yang bisa dilakukannya agar sakitnya itu dapat sembuh kembali. Dini tidak mengetahui istilah-istilah medis yang dijelaskan dokter kala itu. Yang ia ingat ia dirawat di rumah sakit di Kupang dan kemudian di rujuk ke Surabaya. Selama seminggu ia dirawat di salah satu rumah sakit di Kupang. Selama itu, menurut perempuan kelahiran 23 September 1963 ini, tidak ada perubahan yang berarti hingga akhirnya ia dirujuk ke salah satu rumah sakit di Surabaya. “Saya kemudian menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Surabaya,” ujarnya.

J

Jaringan narkoba lintas negara yang berhasil dibekuk jajaran polres Buleleng

narkotika itu,” jelasnya. Pihaknya berharap pembelajaran mengenai bahaya narkoba untuk diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah sehingga pencegahan dini terhadap penggunaan narkoba di kalangan remaja dan anak-anak dapat dilakukan. Selain itu, sebut dia, narkoba tidak hanya menyasar kalangan muda tetapi semua kalangan sehingga koordinasi dan kerjasama dengan elemen masyarakat sangat diperlukan. “Kami selalu jalin kerjasama dengan tokoh pemuda, tokoh

masyarakat, tokoh adat agar dapat menyosialisasikan ke desadesa agar peredarannya tidak merambah ke berbagai penjuru,” lengkapnya. Kompol Joni juga menghimbau kerjasama masyarakat untuk bersama-sama mengawasi dan mengontrol peredaran maupun penggunaan narkoba di Buleleng dengan cara melaporkan jika mengetahui peredaran tersebut. “Laporan masyarakat pasti kami tindak lanjuti,” imbuhnya. Laporan masyarakat harus dilakukan

lidik sebab penangkapan terhadap pelaku, barang harus ada padanya. “Apabila ada informasi silakan disampaikan kepada kami,” tandasnya. Sementara itu, pihaknya memiliki cara dalam menghadapi kasus anak-anak yang terjerat narkoba. Ada dua hal yang dapat dilakukan yaitu rehabilitasi dan pembinaan. “Pengambilan kedua tindakan tersebut ditentukan sesuai dengan berat kasus yang dilakukan,” pungkasnya. (wiwinmeliana22@cybertokoh.com)

Kenaikan PNBP Dibarengi Peningkatan Pelayanan Kenaikan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diberlakukan secara efektif sejak 6 Januari 2017. Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sekaligus menggantikan peraturan lama PP Nomor 50 Tahun 2010. Menurut Kanit Regident Polres Buleleng, Iptu Ni Nengah Kendrawati, sebelum diterapkan peraturan tersebut telah disosialisasikan selama satu bulan. Bahkan pihaknya telah menempatkan personil yang akan mengarahkan masyarakat yang kurang paham mengenai mekanisme pembayaran samsat kendaraan. “Personil sudah kami siagakan untuk membantu masyarakat yang kurang mengetahui alur dalam melakukan samsat,”jelasnya. Kata dia, sejak diterapkan, kenaikkan tarif PNBP rupanya tidak mengurangi animo masyarakat dalam melakukan kewajiban membayar pajak kendaraan. Ia menegaskan bahwa kenaikan bukan terjadi pada pajak melainkan tariff PNBP sehingga masyarakat jangan sampai keliru. “Sejauh ini kami belum mendengar keluhan yang berarti, kesadaran masyarakat pun cukup tinggi karena kalau tahun ini tidak di samsat maka akan kena denda juga,” imbuhnya. Peraturan tersebut menyampaikan point penting berupa kenaikan tarif untuk pengurusan surat kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Dipaparkan, biaya penerbitan STNK roda dua atau tiga yang awalnya Rp 50 ribu menjadi Rp 100 ribu. Roda empat atau lebih dari Rp 75 ribu menjadi 200 ribu. Sementara untuk pengesahan yang menurut PP tersebut akan membayar Rp 25 ribu untuk kendaraan roda dua atau tiga dan Rp 50 ribu untuk roda empat atau lebih.

Life Story

Iptu Ni Made Kendrawati bersama I Gusti Ngurah Darmika

“Sebelum ada PP itu, pengesahan STNK gratis. Sekarang harus bayar,” ujarnya. Sebut dia, kenaikan juga terjadi pada penerbitan surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor (TCKB) untuk roda empat atau lebih, yang sebelumnya Rp 25 ribu menjadi Rp 50 ribu. Sementara untuk pengurusan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), untuk roda dua atau tiga yang sebelumnya Rp 30 ribu menjadi Rp 60 ribu dan roda empat atau lebih dari Rp 50 ribu menjadi Rp 100 ribu. Selain yang dipaparkan itu, kenaikan juga terjadi pada penerbitan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)

dan besarannya cukup signifikan, yakni untuk kendaraan roda dua atau tiga yang sebelumnya Rp 80 ribu menjadi Rp 225 ribu dan roda empat atau lebih sebesar Rp 375 ribu dari sebelumnya Rp100 ribu. Menyikapi kenaikan itu, Kasi Pelayanan PKB dan BBNKB UPT Dispenda Propinsi Bali di Kabupaten Buleleng, I Gusti Ngurah Darmika mengaku tidak mengubah animo masyarakat dalam memenuhi kewajiban membayaran pajak. “Beberapa hari sebelum kebijakan diterapkan masyarakat yang datang membludak, kami pikir setelah diterapkan akan sepi ternyata tidak,” ungkapnya. Tambahnya, hal ini merupakan hasil sosialisasi ke masyarakat, baik saat pelayanan samsat keliling, door to door maupun melalui media sosial. “Ini artinya masyarakat sudah paham yang naik itu bukan pajak melainkan PNBP,” jelasnya. Darmika menambahkan, kenaikan tarif PNBP akan mengarah pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Sebelumnya pelayanan samsat telah didukung dengan pelayanan sistem online, sistem antrean elektronik, petugas informasi dan petugas duta pajak yang bertugas memberikan informasi dan mengarahkan masyarakat yang datang untuk melakukan pembayaran pajak. “Arahnya jelas akan ke sana, bukan berarti pelayanan sebelumnya tidak baik,” tegasnya. Selama ini, imbuhnya, kesadaran masyarakat yang cukup tinggi membuat antrean membludak sehingga pelayanan sedikit lama. Untuk mengatasi hal ini, kantor samsat pembantu di Kecamatan Seririt dan Gerai samsat di kecamatan Kubutambahan merupakan solusinya. Ke depan, pihaknya berencana untuk menambah gerai di kecamatan Tejakula dan Gerokgak. (wiwinmeliana22@cybertokoh.com)

Firgandini bersama cucunya Zidan Atma

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

7

Sembuh berkat Keyakinan Selama 21 hari Dini kembali hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit itu menjalani pengobatan. Namun, ia merasa sakitnya tidak berkurang. Sepanjang itu hanya bisa beraktivitas di tempat tidur sembari menahan sakit. Sampai akhirnya dokter menyampaikan bahwa ia harus menjalani operasi. Sesungguhnya Dini tidak mengetahui sakit apa yang tengah dideritanya itu. Ia hanya ingat bahwa dokter menjelaskan bahwa ada kolang-kaling pada tulang pinggulnya yang keluar dan harus ada yang dipotong dengan cara operasi. “Intinya untuk bisa sembuh kembali, saya harus menjalani perawatan dan harus segera dioperasi,” ujar ibu dari empat anak (Marlinda Prahesti, Yoyok Oktafriadi, Zulfikar Waliadi dan Swastasya Apriliana) ini. Cukup lama berada di rumah sakit, banyak keluarga yang sempat menjenguknya. Mendengar akan dilakukannya operasi pada pinggangnya, saran dari keluarga banyak berdatangan. Salah satunya untuk menempuh juga pengobatan alternatif. Sejujurnya, kala itu Dini dan suaminya sempat dihinggapi rasa khawatir kalau-kalau operasi gagal dan sebagainya apalagi sampai membuatnya kemudian cacat atau lumpuh. Tapi keduanya sudah pasrah. “Saya waktu itu sudah pasrah. Yang penting saya jalani dulu operasi sebagai usaha, maka hasilnya saya serahkan pada Allah SWT,” katanya. Namun desakan dari saran untuk juga menjalani terapi alternatif sebelum operasi dilakukan (menunggu jadwal) membuatnya berpikir bahwa tidak ada salahnya dicoba. “Saya ingin menempuh semua cara baik sebagai usaha untuk bisa sembuh,” kata Dini tentang keyakinannya akhirnya ia mau datang ke terapis yang direkomendasikan keluarganya itu. Hari itu, (tentu tanpa seizin dokter- sehingga ia siap menanggung segala resiko jika terjadi sesuatu), memakai kursi roda Dini dibawa ke Sidoarjo menemui seorang terapis bernama Pak Sigit, untuk menjalani pengobat­ an alternatif. “Tempatnya sangat sederhana,” ungkapnya. Ia bertemu dengan sang terapis yang rupanya menangkap ketidakyakinan dalam diri Dini untuk menjalani pengobatan itu. “Ibu harus yakin bahwa ibu akan bisa sembuh,” kata terapis itu dengan penuh keyakinan padanya. Dini yang sesungguhnya memang kurang meyakini hal-hal seperti ini, hari itu mencoba menumbuhkan keyakinan dalam dirinya de­ ngan sepenuh hatinya bahwa ia bisa sembuh. Semua dilakukannya karena keinginannya untuk sembuh dengan berharap datangnya keajaiban. Ia mengikuti semua instruksi sederhana dengan cara yang sederhana pula dari sang terapis itu. BAYAR RP 100 RIBU “Saya diminta untuk menutup mata dan berpasrah diri dalam keyakinan bisa sehat kembali,” katanya. Meski tidak melihat terapis yang duduk di depannya, Dini merasakan bahwa terapis itu membaca doa-doa pada segelas air yang kemudian diminumkannya padanya. Terapi itu berlangsung cukup singkat. “Seingat saya hanya sekitar setengah jam saja,” ujarnya. Usai meminum air doa itu, sang terapis memintanya untuk berdiri perlahan-lahan. Dini sempat kaget dengan permintaan itu. Dalam hati ia berkata, bagaimana ia bisa berdiri sedangkan bergerak saja sakitnya luar biasa. Sang terapis yang melihatnya ragu kemudian sekali lagi memintanya untuk berdiri perlahan-lahan. “Saya pun mencoba berdiri dan sungguh ajaib, saya bisa berdiri,” katanya bahagia dalam ketidakpercayaan. Ini peristiwa yang sungguh menakjubkan dalam hidupnya ketika ia bisa berdiri dengan tegak. Meski rasa sakit masih terasa namun ia telah bisa berdiri dengan baik. Sang terapis kemudian memintanya untuk berjalan dan benar saja,

masanya beberapa jam kemudian sete­ lah ia diterapi itu, Dini akan mengalami kondisi kesakitan yang luar biasa dan ia diminta untuk mengeluh melainkan harus menerima rasa sakit itu dengan ikhlas dan perbanyak Istigfar, karena setelah itu ia akan sembuh. “Benar saja, tengah malam saya mengalami rasa sakit yang tidak bisa saya ceritakan saking luar biasa rasanya. Saya hanya bisa Istigfar dan merasa itulah akhir dari hidup saya,” ungkapnya. Saat itulah dokter dan perawat kembali melakukan tes laboratorium terhadap darahnya. Namun apa yang dikatakan oleh terapis itu memang terbukti. Setelah mengalami rasa sakit yang hebat selama sekitar 15 menit, kemudian mereda dan ia merasa telah sembuh. Pada pemeriksaan medis sebelum operasi dilakukan kemudian menunjukkan hasilnya di luar dugaan. “Hasil tes semua normal dan operasi tidak jadi dilakukan,” katanya. Keesokan harinya ia minta pulang dari rumah sakit. Hingga hari ini, ia mengaku sakit itu sama sekali tidak pernah kumat lagi alias rasanya sembuh total. Atas Firgandini bersama suami dan ke empat anaknya kesembuhannya itu, ia sangat berterima yang memberinya dukungan saat sakit menderanya kasih kepada semua orang yang telah memDini bisa berjalan dengan baik. “Saya hampir bantunya untuk bisa sembuh, terutama kepada ingin berlari karena senang luar biasa,” ung- terapisnya dan juga para dokter serta rumah sakit yang telah merawatnya dengan sangat kapnya tak percaya. Pulang dari terapi itu, Dini tidak lagi meng- baik saat itu. Baginya kesembuhan yang diberigunakan kursi roda dan kembali ke rumah kan Allah SWT pada dirinya melalui tangan sakit dengan berjalan. Sebelum pulang, Dini terapis dan dokter serta suami dan keluarganya yang mendorongnya untuk sembuh, adalah hanya diberi enam botol air minum yang sudah didoakan, itu yang ia ingat. Waktu itu ia hanya kisah dan pengalaman hidup yang tidak bisa membayar Rp 100.000 untuk terapi ajaibnya dilupakannya sehingga ia bisa dengan bangga itu. Satu hal yang ia ingat, bahwa terapis itu menggendong cucu-cucunya. (naniek.itaufan@cybertokoh.com) berpesan mengingatkannya, akan datang

ACARA MELASPAS DAN GRAND OPENING WAROENG PEGASUS

SENATOR WEDAKARNA BANGGA DENGAN BERTAMBAHNYA WARUNG SUKLA DI BALI Senator DPD RI Utusan Provinsi Bali, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III, S.E (M,Tru) M.Si didaulat untuk meresmikan sekaligus memotong tumpeng yang didampingi oleh pemilik Waroeng Pegasus Sang Ayu Sunariani, S.E. dan Sang Nyoman Lingga, S.H. di Pegasus Gallery, Banjar Bukit, Tampaksiring, Gianyar. Pada hakikatnya upacara melaspas bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan bangunan secara SATYAGRAHA – Senator DPD RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya niskala sebelum digunakan Wedakarna MWS III bersama Pemilik Waroeng Pegasus (Sang Ayu atau ditempati. Sunariani, S.E. dan Sang Nyoman Lingga, S.H.) di Pegasus Gallery, Melaspas dalam bahasa Banjar Bukit, Tampaksiring, Gianyar. Bali memiliki arti Mlas artinya Pisah dan Pas artinya Cocok, dan penjabaran arti mutuskan untuk membeli menu yang ditawarkan melaspas adalah sebuah bangunan dibuat terdiri oleh restoran yang pada akhirnya harapan yang dari unsur yang berbeda ada kayu ada pula tanah diinginkan restoran dapat tercapai. (bata) dan batu, yang disatukan hingga terbenSelain itu, promosi bertujuan untuk meningtuk sebuah bangunan yang layak (cocok) untuk katkan volume penjualan makanan sesuai dengan ditempati. Upacara Melaspas dilakukan bertujuan target yang ditetapkan karena dengan meningkatuntuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi nya volume penjualan maka akan meningkatkan Wasa agar bangunan yang akan ditempati diberilaba yang akan diperoleh oleh suatu restoran. kan anugerah keselamatan dan kerahayuan bagi Senator Wedakarna merasa bangga akan bertamsemua yang ada didalamnya. bahnya restoran sukla di Bali, dimana pada saat Dalam dunia bisnis makanan, keputusan pemini sudah dikenal sebagai gerakan satyagraha sukla belian dapat dipengaruhi oleh berbagai macam yang diharapkan bisa membantu perekonomian hal. Seperti halnya promosi, yang merupakan masyarakat Bali khususnya. strategi sebuah restoran untuk dapat menarik Gerakan Satyagraha Sukla adalah gerakan konsumen untuk membeli menu yang ditawarkan pemberdayaan ekonomi umat Hindu. Gerakan pada setiap restoran. ini diresmikan oleh Dharma Adyaksa PHDI Pusat Tiap restoran pada dasarnya berharap agar (Ida Pedanda Sebali Tianyar Arimbawa) di Prammenu yang dihasilkannya dapat dikenal dan banan. Salah satu ciri dari Gerakan Satyagraha dinikmati masyarakat, diakui dan dipercaya konSukla ini adalah dimana cara penyajiannya yang sumen dalam memenuhi dan memuaskan kebubersih dan suci, mengingat sesuatu yang bersih tuhan hidupnya sehingga berbagai usaha promosi belum tentu suci. Senator Wedakarna menepun dilakukan untuk meningkatkan pengenalan kankan agar di setiap restoran yang ada di Bali dan pemahaman konsumen terhadap menu mamampu menyediakan hidangan kuliner babi. kanan yang sudah dibuat, sehingga konsumen me-


8

Bunda & Ananda

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Perkenalkan Anak Permainan Non-Gadget yang Mengasyikkan Gadget kini bukan barang ekslusif yang hanya dipakai pebisnis. Gadget kini sudah seperti “barang wajib” tak hanya bagi remaja, bahkan sampai anak-anak. “Penggunaan gadget ada dampak baik dan dampak buruknya. Semua alat informasi, apalagi gadget ini memuat banyak aspek, yang jika tak diwasi dengan baik, tidak digunakan dengan maksimal justru nanti dampak buruknya yang akan kelihatan. Dan yang terpapar tentunya anak, karena memang kemampuan mereka kurang untuk memilah baik dan tidak baik,” ujar psikolog Dra. Retno IG Kusuma.

K

etika anak sudah tenggelam dalam satu permainan di gadget, biasanya akan tidak bisa dihentikan, karena memang gadget sengaja dibuat agar orang selalu kepo. “Memang ada trik psikologis untuk membuat mereka kecanduan,” tegasnya. Selain, sisi bisnis sudah pasti ada di belakang semua itu. Tapi kalau sampai tiap anak bisa menghabiskan Rp 100 ribu perhari untuk membeli kuota, ini sudah sangat berbahaya. Inilah perlunya pengawasan. Bagi anak, yang paling bagus untuk mengembangkan perkembangannya secara maksimal, harus bermain dan bergerak dalam dunia nyata, bukan dalam dunia maya, seperti bermain dengan gadget. Lebih baik bermain di luar bersama teman-temannya dibandingkan hanya dengan gadget yang nanti hanya bisa membuat anak semakin egois. Bermain dengan gadget, si anak beraktivitas pasif. Padahal seharusnya perkembangan psiko motornya y a n g h a ­­ rus banyak dilatih dengan bergerak. Hal ini

nanti akan sangat mempengaruhi anak untuk kontrol diri, baik secara emosi, sosial, terutama kognitif. “Jadi pemakaian gadget yang secara terus-menerus membuat anak pasif. Dan yang paling perlu diperhatikan orangtua adalah kemungkinan adanya keluhan/ gejala gangguan pemusatan perhatian,” ingat Kepala Sub Psikologi di Rehabilitasi Medik & Psikolog di Klinik Tumbuh Kembang di RSUP Sanglah ini. J i k a d i m i n t a m e m p e r­ sentasekan pemakain gadget, Retno hanya mengatakan seminimal mungkin. Ia justru menyarankan agar memberikan anak alternatif bahwa lebih asyik main kelereng, lebih asyik main panjat-panjatan atau lebih asyik main sepak bola bersama teman-temannya, dibandingkan main sepak bola dalam gadget itu. Ia menjelaskan, bermain gadget hanya merangsang satu aspek. “Mungkin di kognitif. Karena ketika anak main games, dia perlu kecepatan dalam mengambil keputusan. Tapi jika bermain sepakbola, ada banyak aspek, baik sosial, kognitif, psikomotor, emosi, semua akan tersimulasi disana,” jelasnya. Dalam gadget, banyak sekali stimulan yang bisa merangsang kreativitas anak. Namun, sekali lagi, itu di dunia maya, anak perlu aplikasinya dalam kondisi di dunia nyata. “Makanya saya katakan gadget ada banyak aspek keuntungan ketika digunakan sebaik-baiknya. Jangan sampai gadget melingkupi seluruh waktu anak, sampai tidak ingat bermain dengan teman-temannya, karena asyik bermain dengan dirinya sendiri, bermain dengan aplikasi bermacama-macam yang ada di gadget itu,” tegasnya lagi. Lantas, apa Retno IG Kusuma

Sudut Pandang

Kualitas Tetap, Profit Turun

Bukan hanya masyarakat yang merasakan dampak dari kenaikan harga barang dan jasa. Pengusaha juga terimbas. Daya beli masyarakat menjadi sangat menurun. Di sektor kuliner misalnya, meski disebut kuliner adalah bisnis yang ‘tahan banting’ alias mampu bertahan dalam situasi sulit lantaran setiap orang memerlukan makan, namun tetap saja banyak pengusaha kuliner mengeluh.

“K

uliner memang bisnis ‘tahan banting’, itu kan sudah teruji. Tapi kalau bantingannya kelewat kenceng, ya, tetap bisa bikin ‘kelenger’,” ungkap Made Arsani Dewi, pengusaha ‘Burger Edam’, sambil tertawa. Kondisi perekonomian sekarang cukup berpengaruh terhadap usahanya. Apalagi di awal tahun ini

yang harus dilakukan para orangtua? Retno menyarankan agar orangtua semakin memperkenalkan anak dengan aktivitas non-gadget yang lebih asyik dan menyenangkan. Seperti mengikutkan anak les renang, les musik, dan les-les lain yang menyenangkan. Dengan begitu, anak tak akan peduli lagi dengan gadget.

Jadi, dibalik banyak keuntungannya juga sangat banyak kerugian gadget. Ini yang perlu disadari orangtua. Jangan bangga anaknya duduk diam. Anak yang sehat, adalah anak yang bergerak. Memang kendala sekarang dunia makin sempit, areal untuk anak berinteraksi juga semakin menurun. “Di sini pintar-pintarnya orangtua

bagaimana mengarahkan anak untuk bisa bergerak beraktivitas yang jauh lebih sehat dibandingkan beraktivitas dalam gadget. Memang kita tak bisa menyetop anak bermain gadget, karena sekarang era digital, tapi ajarilah anak untuk bijak memakai gadget dan mengontrol diri,”tandasnya. inten.indrawati@cybertokoh.com

Mendongeng Lima Menit KERA PENDEKAR

Sepasang pengantin baru, pangeran dan istrinya, ingin berjalan-jalan di sebuah taman. Dipanggilnya Garubuh, seekor kera yang biasa mengawal pangeran ke mana-mana. “Garubuh! Jagalah keselamatanku! Aku dan Made Taro tuan putri ingin menikmati keindahan taman.” “Siap, Junjunganku!” jawab kera bangga. Kera itu mengembangkan payung, lalu melindungi pasangan pengantin itu dari sentuhan cahaya matahari. Indah benar taman itu! Semua bunga tersenyum melihat pasangan pengantin yang sedang berjalanjalan itu. Burung-burung bernyanyi dan beterbangan dari satu pohon ke pohon yang lain. Mereka tertawa melihat gerak-gerik seekor kera yang berbaris tegap dan memutar-mutar payung. Kera itu menengadahkan kepala, seolah-olah berkata, “Lihat, akulah pengawal kerajaan yang paling dipercaya!” “Garubuh!” seru Pangeran. “Aku ingin tidur-tiduran di bawah pohon pisang! Dari situ aku masih bisa melihat keindahan taman.” “Siap, Junjunganku!” jawab Kera yang makin bangga itu. “Kamu bisa memainkan pedang?” tanya Pangeran. “Siap Junjunganku! Hamba pernah belajar pedang di sekolah pendekar.”

“Jagalah keamanan dan kenyamananku! Tebaslah setiap musuh yang menggangguku!” kata Pangeran sambil menyerahkan pedang kepada Garubuh. Kera yang angkuh itu berdiri tegap di sebelah Pangeran dan Permaisuri. Bunga-bunga yang bermunculan merasa tergelitik melihat kera menyandang pedang. Burung-burung pun ramai mempergunjingkan Garubuh. Ada yang tertawa terbahak-bahak, namun ada pula yang khawatir. Sekali-sekali kera yang penuh tanggung-jawab itu mondar-mandir. Ia selalu awas dan menoleh kiri-kanan. Ketika melihat Pangeran dan Permaisuri gelisah, ia memeriksa lebih dekat. Nah, itu dia, si pengganggu! Seekor lalat hinggap di leher Pangeran, dan seekor lagi hinggap di leher Permaisuri. Garubuh memperingatkan agar lalat-lalat itu pergi. Tetapi peringatan itu tidak digubris. Garubuh mengusirnya dengan mengayunkan pedang, tetapi lalat bandel itu tidak juga pergi. Kera pendekar itu pun naik darah. Sekali lagi ia mengayunkan pedang sambil membelalakkan mata. Namun lalat yang kurang ajar itu makin keras menggelitik leher pasangan pengantin itu. “Pang! Pang!” Garubuh menebaskan pedangnya kepada kedua ekor lalat itu. Lalat itu terbang menjauh. Kera pendekar itu sangat bangga. Burung-burung berteriak beterbangan. Bungabunga terkejut, merunduk dan layu. Sesaat kemudian tampak Garubuh menangis di sebelah junjungannya. Kedua pengantin baru itu wafat di tempat, karena tebasan pedang pendekar yang sombong dan bodoh itu. (Tantri)

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

dikabarkan ada beberapa barang dan jasa yang mengalami kenaikan, dan itu tentu saja berpengaruh pada bahan baku bisnis. “Sekarang tinggal bagaimana menyiasatinya saja, agar bisa tetap bertahan. Kalau mau dipersentase ya pengaruhnya sekitar 10-20%, cukup lumayan juga. Jadi sekarang yang kita pikirkan bagaimana agar bisa tetap bertahan karena

Yeni Setiawati pengrajin tas kulit reptil

SDM sudah terlanjur banyak,” tambahnya. Dalam menghadapi situasi seperti ini biasanya pengusaha kuliner lebih mudah menyiasatinya. Ada banyak cara yang biasa dilakukan, misalnya mengurangi profit, mengurangi volume, bahkan ada juga yang sampai mengurangi kualitas. Terkait kualitas, Arsani Dewi mengaku dia bersama suaminya, Made Edam Bagiana, telah berkomitmen bahwa kualitas tetap harus dijaga. Karena disadari orang mencari atau menyukai produknya salah satunya karena kualitas. “Kami lebih memilih menyiasatinya dengan cara mengurangi keuntungan. Jadi misalnya, kalau dalam keadaan normal keuntungan sekitar 30% maka kita kurangi 10%, jadi hanya 20%. Pembagian 20% itu misalnya, 10% untuk operasional dan 10% untuk kita,” papar Arsani Dewi yang bersama suaminya telah berkiprah dalam usaha kuliner di Jakarta selama 26 tahun. “Selain profit, mungkin juga bisa mengurangi sedikit gramaturnya. Misalnya biasanya 50 gram menjadi 45 gram, menjadi lebih

Made Arsani Dewi

kecil. Kalau bisnis makanan sih lebih mudah mengolahnya,” tambahnya seraya berharap keadaan akan menjadi lebih baik. “Jadi kita pada intinya akan tetap berusaha, tidak akan tinggal diam. Tetap bekerja keras, tidak malas. Kita juga tidak mau ada pemutusan hubungan kerja makanya tetap berusaha dan memikirkan inovasi-inivasi,” tandasnya. Lain lagi dengan Yeni Setiawati, pengusaha tas dari kulit reptil. Menurutnya, lesunya perekonomian di dalam negeri juga dirasakannya, namun hal itu tidak terlalu berpengaruh pada bisnisnya lantaran sasaran pasarnya adalah luar negeri. “Kalau dibilang pengaruh, ya memang, tapi hanya kecil saja kok. Yang terpengaruh

17

adalah pasar lokal, itu anjlog sampai 20%. Ini karena perekonomian dalam negeri kan sedang lesu. Tapi pasar luar negeri justru bagus, malah permintaan produk saya ada peningkatan,“ ujarnya seraya mengatakan komposisi pemasarannya 70% luar negeri 30% dalam negeri. Yeni yang telah memiliki pelanggan di Singapura, Cina, Korea, Jepang dan Rusia. “Akhir tahun kemarin malah saya dapat pesanan cukup banyak dari Rusia. Mereka bayar pakai dolar AS. Alhamdulilah banget ya. Berkah akhir tahun,” tambah pemilik usaha ‘Dania Handycraft’ ini. Kenaikan paling terasa adalah pada pos SDM atau tenaga kerja. Kalau biasanya dia membayar uang makan Rp 50.000 per hari, maka meningkat menjadi Rp 75.000. Harga bahan baku juga ikut naik namun tidak seberapa. “Bahan baku naik juga karena mereka harus membayar SDM nya lebih besar,” ucapnya. Untuk menyiasati kenaikan tersebut, kata Yeni, ia terpaksa menaikkan harga produk. “Kualitas tetap dijaga, tetap sama, hanya harganya naik. Kenaikannya tidak sampai 20% kok,” tutur Yeni yang mengaku tidak terpikir untuk melakukan PHK. “Wah kalau PHK, tidak terpikir ya. Ini industri handmade, jadi tergantung pada pekerja. Kita juga ingin tetap berkualitas. Di samping itu kondisi lesu dalam negeri ini, tidak banyak pengaruhnya untuk bisnis kami,” ucapnya. dianaruntu@cybertokoh.com

Bali Yoga Festival

Dihadiri Guru Yoga Indonesia dan India Pemukulan gong oleh Wali Kota Denpasar IB Rai Mantra dan yoga anak-anak TK di panggung utama menandai dimulainya acara ”Bali Yoga Festival 2017 ” yang diselenggarakan dalam rangka menyambut HUT ke- 229 Kota Denpasar, Jumat (13/1) di Lapangan Lumintang, Denpasar. Pemerintah Kota Denpasar bergandengan dengan Yayasan Markandeya Yoga Indonesia menggelar acara Bali Yoga Festival yang mengusung tema “Sehatkan Umat Damaikan Dunia “. Selain Wali Kota Denpasar, hadir juga Sekda Kota Denpasar AAN. Rai Iswara, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar AA. Asmara Jaya, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny. Selly D. Mantra, Ketua Darma Wanita Kota Denpasar Ny. Rai Iswara dan perwakilan Bupati se-Bali, dilaksanakan selama 3 hari (13–15 Januari), pukul

pranayama, meditasi, melalui yoga tradisional Bali maupun pencerahan – pencerahan lainnya. Acara Festival Yoga ini dikuti oleh Kepala Sekolah dan guru TK se-Bali, Kepala Sekolah dan guru

07.30 –18.30 Wita. Rai Mantra dalam sambutannya mengatakan yoga saat ini hendaknya dipandang secara luas, sebab kata yoga itu berasal dari kata ‘Yo’ yang artinya penyatuan, baik itu pikiran, jiwa, dan fisik, yang diseimbangkan. Jika masyarakat ingin sehat jasmani dan rohani lakukan yoga. Itulah yang

disebutnya revolusi mental, Ia juga mengatakan jika yoga ini bisa dilakukan dan dipahami secara baik oleh masyarakat, maka ke depannya Denpasar akan menjadi daerah yang paling maju. Selain itu ia juga berharap Denpasar menjadi Kota Yoga. Karena dengan yoga dapat menghasilkan manusia yang berkualitas, jujur, memiliki moralitas serta etika yang baik yang menjadi modal dalam memajukan suatu daerah. Sementara itu, Ketua Panitia IGA N Dian Martika mengatakan pada event yang diadakan pertama kali tersebut dihadiri oleh guru-guru yoga dari beberapa kota di Indonesia, salah satunya Anjasmara dan istimewanya juga hadir seorang guru yoga dari India. Mereka ingin memberikan pemahaman tentang yoga secara global dalam bentuk gerakan,

SD dan SMP se-Kota Denpasar serta ribuan masyarakat umum yang dapat memilih kelas yoga yang akan diikutinya sesuai dengan jadwal yang di pajang di lapangan. sri.ardhini@cybertokoh.com


16

Woman on Top

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Kecintaan terhadap tanah kelahiran, membuat Ir. Made Arnika kembali ke kampung halaman. Mengawali karier sebagai pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali sejak 1989, akhirnya Arnika memutuskan mengabdikan diri di Buleleng. Saat itu, ia melihat sumber daya manusia yang dimiliki Diskanla Kabupaten Buleleng belum banyak memiliki tena­ ga lulusan sarjana. Padahal Buleleng sangat kaya potensi laut sehingga perlu dilakukan inovasi-inovasi yang dapat dikembangkan untuk membangkitkan perekonomian.

Ir. Made Arnika

Tantangan adalah Motivasi Belajar

S

empat memegang berbagai jabatan di Diskanla sebelum akhirnya di angkat menjadi Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Buleleng. Bahkan, perempuan kelahiran 5 Oktober 1959 tersebut pernah menjadi Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian kabupaten Buleleng tahun 2013. Sebagai seorang Kadiskanla, ia menyadari bahwa latar belakang pendidikan kurang linear dengan pekerjaan yang ia tekuni. Akan tetapi, sarjana Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Udayana mengaku jika ilmu perikanan sudah mulai melekat padanya. “Di mana pun kami ditugaskan, harus siap. Meskipun lulusan pertanian akan tetapi ilmu perikanan juga kami pahami,” jelas Arnika saat ditemui di ruang kerjanya. Menurutnya, justru hal itu menjadi sebuah tantangan dalam mengemban tugas, dan kunci utamanya adalah

Ir. Made Arnika

belajar. “Sampai saat ini saya tidak pernah bosan untuk belajar,” imbuhnya. Dirinya tidak memungkiri, penyesuaian diri sangat sulit dilakukan apalagi ketika dirinya menjadi Kadiskopdagprin yang notabene sangat jauh dari pendidikannya. Arnika tidak menampik jika tugas yang diemban cukup berat sebab harus berkoordi-

nasi dengan tiga kementerian sekaligus. “Koordinasi harus kami lakukan dengan Kementerian Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian,” jelas istri dari Made Giri Sugiarta tersebut. Tantangan tersebutlah yang selalu memotivasi dirinya untuk selalu belajar sehingga mampu mengemban tugas dengan baik. “Saya tidak merasa terlalu sulit untuk menyesuaikan diri, yang penting adalah komunikasi,” tandasnya. Sebagai seorang pejabat perempuan di Buleleng, ibunda dari Ananda Praba Katritama, Adinda Dwi Katritama, Arinda Agung Katritama ingin menunjukkan bahwa kedudukan perempuan dan laki-laki sama utamanya dalam hal pekerjaan. Bahkan ia telah menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diemban. “Sekarang sudah banyak perempuan yang menjabat baik dari eselon tiga hingga lima, meskipun kami perempuan kami harus tunjukkan bahwa kami mampu,” tambahnya. Baginya, memang tidak mudah bagi seorang perempuan untuk menempati posisi tertinggi dari suatu instansi. Selain mengejar karier dan melaksanakan tugas, ia harus mengemban tugas lain sebagai ibu rumah tangga. Kedua posisi itu hendaknya berjalan beriringan.

Sebagai kepala dinas ia harus menjadi panutan dan bisa mengayomi anggota pegawainya sedangkan sebagai ibu rumah tangga dirinya harus menjadi istri dan ibu yang baik bagi ketiga anaknya. “Tugas dan fungsi masingmasing pekerjaan itu harus benarbenar dipahami, dan kami juga harus pintar dalam membagi waktu,” ujar perempuan murah senyum itu. Kedisiplinan juga merupakan hal yang sangat penting sehingga dalam

hal mendidik anak ia juga terapkan. Ini terbukti dari kemandirian yang dimiliki ketiga anaknya, bahkan kedisiplinan tersebut mengantarkan ketiga anaknya berprestasi dalam bidang akademik. “Anak pertama telah lulus di Perikanan UGM, anak kedua Lulusan Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, dan anak ketiga sedang studi di Fakultas Kedokteran Unair,” pungkasnya. (wiwinmeliana22@cybertokoh.com)

Ir. Made Arnika bersama keluarga

Dara

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Sanggar seni Sunari Bajra merupakan salah satu sanggar di Buleleng yang banyak melahirkan seniman-seniman muda berbakat. Salah satunya bondres Sunari Bajra yang belakangan namanya mulai diperhitungkan dalam berbagai event di Buleleng. Meskipun banyak muncul grup-grup bondres lain, namun Sunari Bajra tetap bisa menjaga eksistensi dengan memperta­ hankan cirri khas.

M

enurut Wayan Sujana sebagai senior sekaligus penasar dalam grup bondres tersebut, melihat potensi yang dimiliki masingmasing pemain. Kata dia, masingmasing pemain memiliki latar belakang pendidikan agama sehingga Sunari Bajra dalam setiap aksi panggungnya dikemas sebagai tontonan dan tuntunan. “Disamping menghibur mereka harus bisa menjadi suluh sehingga latar belakang agama tidak hilang,” jelasnya. Inilah yang diterapkan oleh Sujana agar tampilan Sunari Bajra berbeda dari yang lain. “Ketika mereka menjalankan profesi yang jauh dari latar belakang, kami cetak mereka menjadi penutur dan penghibur,” imbuhnya. Bermain bondres katanya, harus melihat orang-orang yang akan diajak bermain. “Harus tahu siapa yang diajak bermain karena mereka nantinya akan menghidupkan karakter tapel yang digunakan,” jelasnya. Meskipun wajah asli dengan tapel jauh berbeda akan

S

E

9

Bondres Sunari Bajra

Tampil sebagai Tontonan dan Tuntunan

tetapi karakter yang dihidupkan tidak jauh berbeda dengan karakter pribadi masing-masing. Grup yang diperkuat oleh Ketut Suarna Dwipa (Penglemar), Ketut Warta dana (Tut Ajus Arjuna), I Gede Arya Darmadi (Gek Mawar), Gede Agus Sumardita (D’Jack), Ketut Marma ( bondres tua), dan Ni Made Adistiana Anggreni (peran tamu mancanegara) juga membentuk beberapa karakter yang memang tidak dimiliki oleh anggotanya. Sebut saja, karakter Luh Mawar yang memiliki karakter sok cantik dan sok manja diperankan oleh Arya yang jauh dari karakter aslinya. “Kami harus bentuk itu, baik dari bahasa tubuh maupun dari vokal karena tak jarang vokal dirinya sebagai seorang laki-laki yang ke luar,” ungkapnya. Karakter tersebut terinspirasi dari bondres Carangsari yang hini kini karakter tersebut tetap menjadi inspirasi bagi grup-grup yang lain. Sujana tak menampik bahwa unsur meniru memang ada hanya tidak secara utuh. “Kalau karakter dibuat di luar itu akan mati,” jelasnya. Namun, karakter Gek Mawar dibentuk sebagai

X DU

peran yang menyesuaikan dengan kehidupan yang lebih kekinian. “Kami tampilkan dalam bentuk fenomena-fenomena modern,” lanjutnya. Baginya, masing-masing pemain memiliki potensi untuk memainkan lebih dari satu karakter. Pemain akan menjadi efisien jika bisa memainkan karakter lebih dari satu hanya saja dalam hal ini ia lebih menekankan pada karakter pertama. “Temukan dulu karakter satu sehingga nanti bisa memilah diri menjadi karakter yang lain,” tandasnya. Hal utama, yang paling menarik menurut Sujana, bondres Sunari Bajra tetap mempertahankan topeng sebagai media. Jika Bali selatan mulai berinovasi dengan menggunakan make up dalam membentuk karakter maka di Buleleng masih lekat dengan tapelnya. “Begitu orang berbicara bondres Buleleng akan identik dengan tapel. Kami tidak mau berubah,” tegasnya. Menurutnya, bertahan dengan tapel tidak lepas dari

Kirim surat Anda ke Redaksi ­Tokoh dan cantum­kan “Sex Edu” di amplop. Bisa juga dikirim ke redaksitokoh@ yahoo.com. atau redaksitokoh@gmail.com Rubrik ini ­diasuh ­Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) ­Denpasar.

Tanya: “Dok, aku sama suamiku belakangan sering banget berhubungan intim di bath tub berbasah-basahan. Pernah juga kami melakukannya di kolam renang, sembunyi-sembunyi saat menginap di sebuah villa waktu keluar kota. Kami benar-benar menikmatinya, buat menghilangkan jenuh. Malah kami berencana juga mencari tempat terbuka lain, yang penting yang ada airnya. Tetapi apakah ini aman-aman saja, dok? Kok malah ada teman yang menakut-nakuti katanya hubungan seksual di air bisa terjadi emboli juga? Mohon dijawab ya dok.” (Mila,28) Jawab: Berhubungan seksual di dalam air memang bisa menjadi agenda seksual yang luar biasa. Selama tempatnya bersih, tidak kotor dalam artian tidak mengandung kuman dan polutan, maka berhubungan seksual dalam air bisa menjadi pilihan variasi seksual yang fun, sekaligus menggairahkan. Variasi seksual justru menjadi kunci keberhasilan pasangan dalam mengelola komunikasi seksual dan perilaku seksual bersama untuk terjaganya kehidupan seksual yang memuaskan. Sudah sering di ruangan praktek dikeluhkan hubungan seksual yang mebosankan hanya gara-gara hubungan seksual dilakukan dengan cara

dr. Oka Negara, FIAS

konvensional dan itu-itu saja. Karenanya mencoba hal yang mendebarkan dengan mencoba melakukan hubungan seksual di bath tub, kolam renang, bahkan juga kolam permandian umum, pantai, di laut terbuka, hingga air terjun di tempat tersembunyi tentu saja akan menjadi sebuah “perjuang­ an” beradrenalin tinggi demi mendapat­kan kepuasan seksual yang maksimal. Tetapi, tentu saja semua harus disepakati bersama dan tanpa ada satu pihak pun yang terpaksa. Kalau hanya masalah deg-deg an takut dilihat orang lain misalnya, itu masih wajar dan bakal bisa diatasi. Pilihlah tempat yang bersih dan jauh dari polusi. Bakal tidak seru kalau berhubungan seksual di tempat yang tercemar polutan dan terdapat bising suara mesin pabrik misalnya. Tapi kembali lagi, ketika Anda berani melakukan hubungan seksual di air dan lingkungan terbuka, sesungguhnya kreatifitas Anda untuk memulai variasi seksual bersama patut diacungi jempol. Dari semua yang mencoba melakukan hubungan seksual dalam air, yang paling aman dan sering dilakukan adalah dengan melakukan hubungan seksual di jacuzzi atau bathtub dengan menggunakan air hangat. Bagaimana dengan air yang masuk ke vagina? Sesungguhnya liang vagina tidak benar-benar bersih. Tetapi vagina

mencari identitas. Di samping itu, jika menggunakan make up dirinya belum mampu mengekspresikan karakter yang dilukis di wajah.

“Mungkin ini juga dipengaruhi oleh karakter orang Buleleng yang lebih senang simple dibandingkan Bali selatan yang lebih suka detail,” tegasnya. (wiwinmeliana22@cybertokoh.com).

Amankah Seks di Air? memiliki mekanisme alamiah juga untuk memproteksi dirinya. Cairan berlebihan yang terlihat sebagai keputihan, sebenar­ nya juga adalah mekanisme vagina untuk mempertahankan diri dengan jalan menggelontorkan kuman yang merugikan keluar vagina. Daerah yang lebih steril dan lebih rentan terhadap infeksi, yaitu di dalam rahim, secara anatomis sudah diproteksi oleh mulut rahim yang susah untuk ditembus oleh mikroorganisme atau bahan asing dari luar yang masuk ke vagina. Tetapi, semua ada batasnya, jika kuman yang masuk jumlahnya berlebihan, atau daya infeksinya (virulensi) lebih kuat, atau vagina juga kemasukan bahan-bahan yang berbahaya yang bersifat merusak dinding vagina, tentu saja mekanisme pertahanan alamiah vagina juga tidak bisa bertahan, yang pada akhirnya vagina bisa lecet, luka, meradang atau terkena infeksi. Jadi, bila dalam hubungan seksual, atau kejadian apapun, ada air atau cairan yang masuk ke vagina dan membawa kuman berbahaya termasuk juga bahan-bahan yang bisa merusak dinding vagina, tentu saja ini akan menjadi sebuah masalah, malah akan menjadi masalah serius. Tentang ketakutan akan emboli, atau adanya gelembung air yang masuk ke pembuluh darah yang terbuka dan kemudian menyumbat pembuluh darah, itu

hanyalah mitos. Karena realitasnya tidak semudah itu gelembung air masuk ke pembuluh darah. Jika ditanya manfaat dari berhubungan seks di air, manfaatnya lebih ke psikis. Ini bisa dilakukan bila selama ini bosan dan tegang, baik di pekerjaan, pergaulan sosial, termasuk di hubungan dengan pasang­an. Kebugaran juga bisa didapatkan dari ketiadaan gangguan psikis dan relaksasi. Dengan melakukan hubungan seksual dalam air, yang menjadi target adalah melakukan variasi seksual, melenyapkan kebosanan dan membuang ketegangan. Air bisa membawa sensasi relaksasi yang menyegarkan pikiran sekaligus badan, apalagi bisa dilakukan dengan pasangan sambil melakukan pijatan mesra bergantian untuk mengendorkan ketagangan otot dan memperlancar peredaran darah. Sebagai tujuan akhir dari semua tentu saja adalah pencapaian kepuasan seksual yang maksimal. Saat orgasme maksimal terjadi, maka otak akan melepaskan oksitosin dan endorfin, yang membuat rasa nikmat, lega sekaligus rileks yang amat sangat. Jadi, silakan saja mencoba variasi seksual dengan melakukan seks di dalam air, asalkan sesekali saja untuk variasi, disetujui bersama, dilakukan di tempat yang aman dan terutama yang terjamin kebersihannya.


10

Kreasi

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Latte Art

Bagi pecinta kopi yang sering minum di kafe atau restoran, pasti terbiasa melihat “kopi bergambar” atau yang dikenal dengan istilah latte art. Untuk membuat latte art, selain perlu kepiawaian barista juga perlu raci-

Kombinasi Good Taste dan Good Visual

membuat gambar cemara, jankan espresso dan susu tung, bebek, naga, dan berbagai kreasi lainnya. yang tepat. Saat barista beraksi, pengunjung biasanya menonton dan tertegun takjub. Ada juga aya sering yang langsung mengabadikan bertanya kedengan ponsel lalu mengunggah pada konke media sosial. Betapa dengan sumen, apakmudahnya para barista ini memah latte art penting atau tidak. eragakan ‘melukis’ kopi dengan Ternyata jawaban yang saya susu yang dibuat sedemikian dapatkan, latte art penting. Ada rupa. Memang diperlukan kekonsumen yang begitu disajikan trampilan khusus agar latte art latte art langsung motret dan lahir dengan sempurna. “Saya posting ke media sosial. Ada juga dulu belajar dari Youyang bilang latte Tube. Satu hari bisa art adalah bonus menghabiskan 10 kardari espresso,” ton susu untuk belajar,” ungkap Vikki Raujar barista yang pernah harja, seorang bekerja di Kroasia ini. barista IndoneDari pengalamansia dalam acnya, Vikki akhirnya ara “Taste Your berhasil menemukan Te m p e r a t u r ” formula yang sesuai bersama Toffin. untuk membuat latte Vikki menuart. Racikan espresso turkan bagi sedan susu yang sudah orang barista, di-steam ini juga dipenlatte art merupagaruhi ketepatan mengkan takdir untuk atur temperatur mesin. bisa menyajikan Ia menambahkan, sekaminuman yang rang dengan mesin kopi good taste dan yang canggih, barista seni yang good sangat terbantu untuk visual. Kombinasi Vikki mempersilakan pengunjung membuat latte art membuat bahan latte good taste dan art. Kadang kala, ia berguyon, good visual ini juga menjadi man,” kenangnya. Vikki menjelaskan latte art kalau kombinasi espresso dan parameter penilaian di ajang lomba. “Kekontrasan warna adalah cara menyiapkan kopi susu sudah tepat, tinggal tuang dan kesimetrisan gambar yang dengan menuangkan susu pa- saja sudah menghasilkan latte disajikan sangat penting,” ujar nas ke secangkir espresso dan art. menciptakan pola atau desain di Vikki. BARISTA Pria yang berlatar belakang permukaan latte. Selain itu bisa IBARAT PELUKIS sarjana teknik nuklir ini men- pula dengan langung “menggamLatte art terjadi karena ceritakan pengalamannya ikut bar” di lapisan atas busa. Hiasan lomba latte art. Tahun 2012 khas yang memperindah kopi bantuan susu yang dipanaskan ia ikut di sebuah kompetisi di ini disebut latte art. Ada yang dengan steamer dan mem-

“S

Jakarta. Hanya bermodal keahlian membuat gambar tulip tiga slice, Vikki berhasil meraih juara 3. Dua tahun kemudian, ia ikut event di Bali. Di babak kualifikasi, pria yang menjadi barista sejak 2008 ini menjadi juara 1. Tetapi di babak final ia gagal. “Barista bukan hanya jago membuat latte art tetapi harus membuat espresso yang enak. Sayang sekali, waktu itu, gambar saya bagus tetapi, rasa espressonya jelek. Saya malu. Saya pun menjadikan itu sebagai pengala-

Vikki sedang menunjukkan cara membuat latte art

Style

15

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Aksi Model Cilik

Duabe Modeling S Gaya dan posennya

tidak kalah dengan para model senior. Wajah-

wajah para model cilik

iniangkatan ke XIV yang berusia 4 sampai 7 tahun ini, tidak sedikitpun terlihat canggung.

emuanya penuh percaya diri, baik saat mengenakan busan pesta bebas maupun kasual. Seperti yang tampak dari hasil kegiatan photoshoot yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Yeye’s Warung, Padang-Padang, dan Duabe Studio. Menurut Ni Wayan Padmi instruktur model yang juga pemilik Duabe Modeling, murid-muridnya atau para model

cilik ini siap karena sudah memperoleh bekal. Mereka diajar mulai dari basic catwalk, catwalk pose, ekspression catwalk, choreography, pengembangan diri, penampilan, make up,tata rambut, hingga public speaking. Dengan modal lengkap menjadi seorang model, maka sangatlah mudah bagi mereka bisa dan berhasil mempresentasikan busana yang dikenakannya. sri.ardhini@cybertokoh.com

Ni Putu Intan Permata Dewi

Salah satu contoh latte art

bentuk microfoam. Kehadiran microfoam ini mengubah karakteristik dari susu cair biasa. Dalam bahasa ilmiah proses ini disebut denaturasi. Susu terdiri dari lemak, gula dan protein. Ketika susu diuapkan maka lemak mengurai dan memecah gula yang ada padanya dan membuat susu terasa lebih manis. Susu yang telah menghasilkan microfoam inilah yang dituangkan barista ke dalam espresso dan bisa dibentuk menjadi berbagai desain. Vikki mengaku latar belakangnya sebagai sarjana teknik nuklir membantunya untuk memahami proses latte art ini. Barista yang akan membuat latte art ibarat pelukis yang akan melukis. Jika seorang pelukis memerlukan kuas dan kanvas, maka barista memerlukan milk jug sebagai kuas dan secangkir espresso sebagai kanvas. Tuangan susu yang diatur sedemikian rupa bisa menghasilkan kreasi yang luar biasa. Vikki juga pernah ikut kompetisi di Jepang dan Singapura. Baginya kalah dan menang hal biasa. Yang penting, bisa mendapatkan pengalaman dan mengukur kemampuan. “Bekerja dan berkreasi di industri kopi membuat saya memiliki banyak teman, banyak pengalaman, dan merasakan hidup lebih hidup. Saya tidak suka bekerja monoton, selalu ingin suasana

berbeda,” ujar pria yang pernah bekerja di sebuah perusahaan minyak multinasional selama setahun kemudian banting stir dan memilih fokus di industri kopi. Ia pun selalu meng-update pengetahuannya tentang kopi. Menurut Vikki ada tanggung jawab besar yang diemban seorang barista. Barista merupakan level terakhir yang menyajikan perjalanan panjang kopi dari petani hingga ke konsumen. “Barista tidak hanya membuat kopi untuk disajikan kepada konsumen. Ada tanggung jawab besar dari sebuah proses panjang. Kalau kopi yang disajikan tidak enak, kan kasihan petani yang sudah bersusah payah untuk menanam dan merawat kopinya. Kasihan juga roaster-nya. Karena itu, menjadi barista merupakan pekerjaan yang penuh tanggung jawab dan memerlukan sentuhan hati,” ungkap Vikki. Perkembangan industri kopi juga membuat kopi tak lagi menjadi menu tambahan tetapi menjadi menu utama. Hal ini membuat banyak yang berkiprah di industri kopi. Ada yang menggunakan manual brew sampai memakai mesin canggih. Kopi pun tak hanya dijual di restoran dan kafe, beberapa barbershop dan distro pun memasukkan kopi sebagai produk yang dijual. ngurahbudi@cybertokoh.com

Ida Ayu Runa Atika Grahisha

Luh Tu Tatwika Sintia Utami.

Airin Tithya Ananta

Ni Kd Winda Pradnya Iswari

Putri Kadek Candani Athalia

Km Ayu Gendis Tungga Dewi Sentana

Putu Yurika Kirana Dewi


14

Jelita

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Tertawa Segarkan Kulit Wajah

Bugar

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Kapan Operasi Batu Kandung Empedu?

Infeksi kandung empedu atau yang dikenal dengan istilah kolesistitis sering disebab­ kan karena adanya sumbatan dari saluran empedu. Sekitar 90% kasus kolesistitis dis­ ebabkan batu pada kandung empedu yang disebut kolelitiasis. Batu kandung empedu yang disertai de­ngan infeksi kan­dung em­ pedu akut (cholecyistitis acute) merupakan salah satu kegawatdaruratan yang memer­ lukan penanga­nan segera.

1.923 orang ikut lomba tertawa dalam acara Bali Happy Yoga Festival pada Sabtu, 7 Januari 2017 di Taman Jepun

Ketawa itu murah, sehat itu mahal. Keta­ wa adalah cara yang murah untuk menda­ patkan yang mahal. Itulah yang diungkap­ kan Made Suambara yang akrab disapa Pak Kadek, yang telah mengembangkan yoga ketawa di Bali sejak tahun 2008 sekaligus sebagai founder Bali Happy Movement, sebuah gerakan kema­ nusiaan menuju Bali bahagia, sehat, dan sejahtera.

P

ak Kadek saat ini memimpin 22 kelom­p ok terapi ketawa dengan jumlah anggota lebih dari 4.000 orang. Terapi ketawa yang diajarkan Pak Kadek terbukti berhasil menyembuhkan dan menyehatkan ribuan orang, baik lokal maupun mancanegara. Menurutnya, pada umumnya masyarakat hanya mengenal dua jenis penyakit, yakni medis (sekala) dan non-medis (niskala). Dalam perkembangannya, ada satu kelompok penyakit yang sesungguhnya sangat banyak dijumpai (60-70%), yang belum bisa ditangani secara serius, baik dalam bidang kedokteran maupun dunia perdukunan. Penyakit ini disebut penyakit pikiran (manah), yang dalam istilah kedokteran dikenal sebagai penyakit psikosomatik. Kehebatan dari penyakit manah adalah, saat dilakukan pemeriksaan baik laboratorium maupun secara niskala ternyata

tidak ditemukan adanya kelainan yang bermakna. Adapun ciri-ciri orang yang terkena penyakit pikiran adalah emosi yang tidak stabil ditandai dengan cepat marah, sering gelisah, rasa cemas yang berlebihan, takut tanpa sebab yang jelas, mudah curiga, tidak percaya diri, sering gugup, selalu khawatir, merasa bersalah, kurang ramah, tidak bersemangat, susah tidur-kalaupun bisa tidur tetapi sering diganggu oleh mimpi-mimpi buruk, dan sering melamun. Belum seimbangnya emosi akan memengaruhi beberapa sistem pada organ tubuh seperti keluhan pada: sistem pencernaan yang lebih dikenal dengan penyakit lambung (maag), sistem jantung, sistem pernapasan, sistem perkemihan, sistem otak dan saraf, serta sistem otot dan tulang. Untuk menangani keluhan ini, bisa dilakukan de­ ngan cara yang mudah dan cepat, sama sekali tidak menggunakan obat-obatan, yaitu hanya dengan tertawa. Pengalaman menarik disampaikan oleh Kadek Eni Marhaeni,

pimpinan Daneswara Training dan penyelenggara program Public Speaking Clinic yang juga aktif dalam membantu kegiatan Bali Happy Movement, bahwa untuk mengatasi demam panggung, mengikuti terapi ketawa dirasa sangat membantu. “Mungkin terasa konyol pada awalnya, tetapi dapat dipastikan dengan tertawa akan memacu sistem saraf dalam menghasilkan perasaan-perasaan bahagia, spontan, dan humor. Yang terpenting adalah untuk mengondisikan diri sendiri agar merasa senang dan mengembangkan kebiasaan fisik bahagia. Hal ini penting untuk mengurangi ketegangan dan rasa takut ketika berhadapan dengan audiens, yang sering diistilahkan dengan demam panggung,” ujarnya. Pak Kadek menambahkan, tertawa merupakan cara yang paling baik dan paling ekonomis dalam melawan stres. Tertawa akan merelakskan otot-otot yang tegang. Tertawa juga melebarkan pembuluh darah, sehingga memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh. Selain itu, tertawa juga berperan dalam menurunkan kadar hormon stres epinefrin dan kortisol. Sehingga, bisa dikatakan

kalau tertawa merupakan meditasi dinamis atau teknik relaksasi yang dinamis. Bedanya, kita tidak perlu memusatkan pikiran. Oleh karena itu, tertawa merupakan bentuk meditasi yang paling mudah dan bisa membuat kita rileks dalam waktu singkat. Pak Kadek yang sudah belajar terapi ketawa dari guru tawa kelas dunia di India, Dr. Madan Kataria, meng­ingatkan untuk tertawa tidak harus mencari alasan. Sebab, terkadang kita tidak menyadari kalau kita sering meng­ajukan syarat-syarat pada diri sendiri untuk bahagia. Jadi, kalau mau tertawa, tertawa saja, bahkan ketika dipaksa maupun purapura, akan tetap memberikan efek positif bagi kesehatan. Bahagia itu sederhana, tapi tugas yang paling sering kita remehkan adalah tugas menjadi bahagia. AWET MUDA Kadek Eni Marhaeni mene­ gaskan, tertawa juga bisa membuat awet muda. Sama halnya de­ ngan bagian tubuh yang lain, su-

“Mungkin terasa konyol pada awalnya, tetapi dapat dipastikan dengan tertawa akan memacu sistem saraf dalam menghasilkan perasaan-perasaan bahagia, spontan, dan humor. Yang terpenting adalah untuk mengondisikan diri sendiri agar merasa senang dan mengembangkan kebiasaan fisik bahagia. Hal ini pen­ ting untuk mengurangi ketegangan dan rasa takut ketika berhadapan dengan audiens, yang sering diistilahkan dengan demam panggung,” Kadek Eni Marhaeni

paya terlihat kencang, otot wajah juga perlu dilatih. Cara terbaik melatih otot wajah, adalah dengan tertawa. Pada saat tertawa lima belas otot wajah berkontraksi dan mendapatkan rangsangan efektif pada sebagian besar otot mulut yang dapat memperbaiki ekspresi wajah. “Tertawa akan menyegarkan kulit wajah sehingga tampak cerah. Ketika tertawa terjadi peningkatan pasokan darah yang menyebabkan wajah merah merona, muka tampak lebih ceria dan menarik, mata pun terlihat lebih ce-

Made Suambara

merlang,” ucapnya. Ia menyarankan, tertawa harus dilakukan setidaknya 5-10 menit dalam satu sesi dan diulangi dua kali dalam sehari, pagi dan malam sebelum tidur. “Tertawa harus dapat memberi efek getaran pada bagian tubuh tertentu sesuai jenis keluhan. Itu sebabnya perlu latihan atau seorang instruktur untuk menuntun orang bisa tertawa dengan lepas,” kata Kadek Eni Marhaeni. Bagi pembaca Tokoh yang tertarik bisa ikut dan bergabung dengan klub tertawa di Istana Taman Jepun, setiap hari Kamis pukul 5 sore. (wirati.astiti@cybertokoh.com)

11

D

ari data yang ada, dr. Pande Made Gunawan Adiputra, SpB. KBD., mengatakan, lebih dari 20 juta orang Amerika Serikat diperkirakan mempunyai batu empedu, dengan 500.000 operasi pengangkatan kandung empedu dilakukan setiap tahun. Angka kejadian batu kandung empedu ini bertambah seiring bertambahnya usia, variasi makanan, dan terjadi 2-3 kali lebih banyak pada wanita dibandingkan pada pria. Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif RSUD Sanjiwani Gianyar ini mengatakan, meskipun telah ditemukan berbagai modalitas terapi untuk batu kandung empedu yang disertai dengan infeksi kandung empedu, penyakit ini masih menyebabkan kematian yang cukup tinggi terutama pada lanjut usia. “Pembedahan merupakan terapi yang selama ini masih tetap dipilih. Namun, menentukan saat yang tepat untuk melakukan pembedahan memerlukan pertimbangan berbagai hal sehingga nantinya hasil yang dicapai juga akan baik,” ujarnya. Lelaki kelahiran Ubud, 30 Oktober 1979 ini menjelaskan, faktor penyebab terbentuknya batu empedu adalah perubahan susunan cairan empedu, stasis empedu, dan infeksi bakteri. Perubahan susunan empedu merupakan faktor terpenting pada pembentukan batu empedu. “Kolesterol yang berlebihan akan mengendap dalam kandung empedu dan memicu terbentuknya batu,” ujarnya. Faktor hormonal terutama pada kehamilan berhubungan dengan pengosongan kandung empedu yang lebih lambat. Selain itu, kata dia, infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan dalam pembentukan batu. Penderita batu kandung empedu dengan penyerta infeksi

kandung empedu akut memiliki riwayat nyeri hebat pada perut bagian kanan atas yang bertahan dalam beberapa jam. “Secara umum, penderita sering merasa mual dan muntah serta demam. Nyeri yang dirasakan bermula dari ulu hati kemudian menetap dan terlokalisir di perut kanan atas. Nyeri awal bersifat hilang timbul disebut sebagai nyeri kolik. Pada saat pemeriksaan didapatkan nyeri tekan pada perut kanan atas, dan seringkali teraba adanya massa atau teraba penuh,” ungkapnya. Pada saat dilakukan perabaan pada perut kanan atas bersamaan dengan menarik napas dalam seringkali menyebabkan rasa nyeri hebat yang menyebabkan penderita berhenti menghirup napas, hal ini disebut sebagai tanda murphy positif, yang merupakan tanda khas adanya infeksi kandung empedu. Sedangkan, pada infeksi kronis prosesnya timbul secara perlahan-lahan dan gejala yang muncul sangat minimal dan tidak menonjol. Pemeriksaan laboratorium darah ditemukan peningkatan sel darah putih (leukositosis) dan peningkatan kadar penanda infeksi (C-reactive protein (CRP)). Pemeriksaan pencitraan untuk kolelitiasis dengan kolesistitis diantaranya adalah ultrasonografi (USG), computed tomography scanning (CT-scan). Pada USG dapat

antara probe USG pada perut kanan atas. Nilai kepekaan dan ketepatan USG mencapai 95%. Pemeriksaan CT scan relatif lebih mahal, tapi mampu memperlihatkan adanya kerusakan kecil yang mungkin tidak terlihat dengan pemeriksaan USG. Penanganan batu kandung empedu yang disertai infeksi kandung empedu tergantung pada derajat keparahan penyakitnya dan komplikasi yang t e r j a d i . Pe n g a n g k a t a n kandung (kolesistektomi) merupakan pilihan utama yang dilakukan. Terapi awal yang diberikan meliputi mengistirahatkan dr. Pande Made Gunawan Adiputra, SpB.KBD. usus, diet rendah lemak, ditemukan adanya batu pada pemberian analgesik, dan antikandung empedu, penebalan biotik. Waktu untuk pengangdinding kandung empedu, adan- katan kandung empedu dapat ya cairan di sekitar kandung dilakukan secepatnya (kurang empedu, dan tanda nyeri tekan dari 3 hari) atau ditunggu 6-8 (murphy positif) saat kontak minggu setelah keadaan umum

pasien lebih baik. Operasi dini (sebelum 3 hari) dipilih dengan pertimbangan komplikasi dapat dihindarkan dan lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat dan biaya dapat ditekan. Penundaan intervensi bedah dilakukan pada pasien yang kondisi medis secara keseluruhan memiliki resiko besar bila dilakukan tindakan operasi segera. Pasien yang sakit berat atau keadaan umumnya lemah dapat dilakukan drainase terhadap kandung empedu dan pengangkatan kandung empedu dapat dilakukan pada lain waktu. Operasi dapat dilakukan dengan teknik konvensional (operasi terbuka) atau dengan laparoskopik. Tindakan kolesistektomi laparoskopik mempunyai kelebihan mengurangi rasa nyeri pasca operasi, secara kosmetik lebih baik, memperpendek lama perawatan di rumah sakit dan mempercepat aktivitas pasien. (wirati.astiti@cybertokoh.com)


12

Kuliner

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Sensasi Tekstur Lembut Gelato Menikmati gelato di siang menjelang sore hari sangat mengasyikkan. Berbagai pilihan gelato bisa membuat lidah

Nasi Soto

“B

aru kali ini saya menikmati gelato dengan rasa kopi dan jahe. Biasanya yang saya coba rasa buah,” ujar Rama, salah seorang pengunjung di Gusto Gelato di daerah Kerobokan. Hendra yang datang bersama Rama memesan gelato rasa cokelat dan vanilla. Keduanya berbaur dengan para pengunjung lain namun masing-masing sibuk dengan gelatonya.

Nasi Ayam Goreng

Nasi Tempong

tersensasi rasa dingin berbalut aneka rasa.

Aneka Pilihan Makan Siang Makan siang menjadi rutinitas bagi orang yang sibuk beraktivitas. Saat makan siang, tak hanya mengatasi rasa lapar tetapi harus dibarengi dengan istirahat ­sejenak melepas kepenatan. Bagi warga Denpasar, salah lokasi makan siang di Jaki Food and Drink.

Dari beberapa referensi, Gelato kerap disebut sebagai es krim ala Italia. Padahal gelato berbeda dengan es krim. Dalam bahasa Italia, congelato berarti beku. Kata congelare berarti membekukan. Walaupun gelato adalah es krim versi Italia, isinya berbeda. Seperti es krim gelato mengandung susu, gula, dan penambah rasa seperti buah atau kacang-kacangan. Gelato tidak mengandung banyak krim. Selain itu juga hanya menggunakan sedikit

13

kuning telur. Menurut pakar gelato Morgan Morano, gelato menawarkan tekstur yang lebih lembut, halus, dan padat ketimbang es krim. Ini karena gelato tidak menyimpan banyak udara dalam proses pengadukan, dan lemak susunya lebih sedikit. Gelato harus disimpan di tempat yang sedikit lebih hangat daripada es krim. Jika es krim biasanya disimpan dalam suhu -17 sampai -12 derajat Celcius, gelato idealnya disimpan dalam suhu -13 sampai -9 derajat celcius. Temperatur yang lebih hangat berarti gelato lembut, halus, dan lebih memanjakan indera perasa. ngurahbudi@cybertokoh.com

J

aki menampilkan konsep yang unik untuk pengunjung. Suasana artistik terasa begitu masuk ke tempat ini. Tripleks yang dianyam menyerupai kurungan ayam menjadi ornamen di langit-langit. “Kami memang ingin menyajikan sesuatu yang berbeda dan berkesan untuk pengunjung. Karena itu, tempat makan pun didesain agar pengunjung bisa menikmati makanan plus foto-foto,” ujar Rah Tut, pengelola Jaki. Ia mengatakan Jaki menggunakan konsep food court. Pengunjung bisa memilih aneka makanan, mulai dari tradisional seperti tipat cantok dan rujak, menu nasional seperti nasi tempong, nasi soto, dan ayam goreng,

Suasana Jaki

Pengunjung yang datang ke Jaki Food and Drink

hingga Chinesse food seperti mi, nasi goreng, dan capcay. Aneka minuman juga tersedia di food court yang punya tagline “Jika Kija-Kija ke Jaki Ja” ini. Harga yang ditawarkan juga terjangkau. “Kami memberikan banyak

pilihan agar konsumen juga bisa memilih menu favorit mereka. Mau sendiri atau mau rombongan juga bisa. Acara makan bisa tambah asyik sambil foto-foto,” imbuh pria yang juga musisi ini.

Pengunjung menikmati gelato

ngurahbudi@cybertokoh.com

Rustik Bistro & Bar Harper Kuta Selalu Sajikan yang Luar Biasa

Meiartahana

latar belakangnya dalam Food & Beverage. Alasan utamanya bersandar sejak 2008 adalah karena istri dan tiga anaknya. Dengan kualifikasi tinggi, Meiarthana memegang posisi sebagai Assistant Food & Beverage Manager di The Akmani Hotel selama 2 tahun sebelum dipromosikan sebagai Food & Beverage Manager. Mimpinya adalah

menjadi seorang pebisnis yang menjalankan restorannya. Meiarthana pun cinta berwisata dengan keluarganya. Destinasi favoritnya adalah Yogyakarta karena budaya Jawa yang kental. “Saya sangat senang dapat bergabung dengan tim luar biasa dari Harper Kuta Bali Hotel, member dari Archipelago International Indonesia. Sesuai dengan moto kami, Live Extraordinarily, saya akan memimpin tim inti saya di Rustik Bistro & Bar menjadi tim yang hebat dan akan saya lakukan yang terbaik untuk menjadi yang luar biasa di antara yang luar biasa,” ujarnya. Harper merupakan salah satu brand dari Archipelago International, operator hotel berbasis Indonesia yang berasal dari Hawaii dan memiliki portofolio lebih dari 150 hotel dan resorts. Modern, namun tetap terinspirasi dengan daya tarik pedesaan, Hotel Harper memberikan keseimbangan antara nuansa perumahan dan fungsi, serta menawarkan standar tinggi pada pelayanan dan inovasi

Mi Kluntung Goreng Sarwan Bahan: 1 sdm : seledri cincang 1 sdm : daun prei, cincang kasar 2 sdm : minyak goreng 1 sdm : bawang merah goreng/ putih Foto: doc.harper

Terletak di pusat area Kuta, Rustik Bistro & Bar, restoran utama Harper Kuta Bali Hotel menawarkan sajian luar biasa berupa menu khas masakan rumah yang digabungkan dengan wine, cocktail hingga mocktail yang fresh dan elegan dapat dinikmati sambil bersantai di tepi kolam renang. Untuk mengembangkan pengalaman bersantap Anda, Rustik Bistro & Bar dengan bangga mengumumkan Food & Beverage Manager baru, I Made Meiarthana. Walau lahir dan dibesarkan di Bali, ia telah memiliki pengalaman dari seluruh dunia. Lulus dari Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata Bali (sekarang Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali) tahun 1992 membawanya ke industri hospitality. Memulai karirnya sebagai Banquet Waiter di Bali Imperial Hotel selama 2,5 tahun membuat Meiarthana merasa tidak sepenuhnya tertantang. Ia lalu memutuskan untuk berlayar selama lebih dari 10 tahun yang telah membangun

Beberapa macam gelato

Menu Rustik Bistro & Bar Harper Hotel

yang terus berkembang , sebagai hotel untuk wisatawan cerdas yang menghargai karakter dan individualisme. Tahun ini, Harper Kuta Bali Hotel akan iku memeriahkan perayaaan Tahun Baru Imlek. Dekorasi meriah di area lobi termasuk pohon keberuntungan dengan amplop merah dan hiasan lampion Cina. “Dapatkan kesempatan untuk

menerima amplop merah tersebut atau yang biasa dikenal sebagai Ang Pao yang diisi dengan berbagai hadiah seperti voucher dari Rustik Bistro & Bar dan juga dari The Spa, souvenir, dan juga uang untuk semua tamu yang check-in pada tanggal 28 Januari 2017,” imbuh Elrawati, Director of Sales & Marketing di Harper Kuta Bali Hotel. ngurahbudi@cybertokoh.com

1 butir : telur 100 gr : udang, kupas kulitnya 1 pak : mi urai burung dara/ mi telor cap 3 ayam ½ sdt : lada bubuk 3 sdm : kecap manis 75 ml : air kaldu ayam ½ sdt : gula 1 sdt : kaldu bubuk rasa ayam Sawi daun secukupnya Garam secukupnya

Bumbu 7 buah 3 siung 2 buah 5 buah 3 butir ¼ sdt

Halus : : bawang merah : bawang putih : cabe merah besar : cabe rawit : kemiri sangrai : pala

Bahan Pelengkap : Sosis potong menurut selera, bakso belah jadi 4 bagian, krupuk, ayam goreng suwir. Cara Membuat : Rebus mi sampai matang, tiriskan, siram dengan 3 sdm minyak, aduk rata lalu tumis bumbu halus sampai harum. Masukkan telur, orak-arik hingga matang, lalu masukkan udang, aduk masak hingga berubah warna, lalu masukkan sawi, daun seledri, irisan daun bawang, masak hingga setengah layu. Masukkan mi, air, aduk rata, lalu masukkan garam, kaldu bubuk, kecap manis, sosis dan bakso juga ayam suwir. Aduk hingga tercampur rata dan cicipi jika sudah pas, siap disaji dalam piring saji, tata dengan tataan yang rapi dan taburi bawang putih goreng di atasnya.

Sambal Goreng Ikan Gabus Pepaya Muda Bahan: 100 gr : ikan gabus asin, potong, goreng sebentar 1 buah : pepaya muda iris korek api 700 ml : santan 100 gr : petai, belah jadi beberapa bagian 2 buah : cabe merah, iris serong 2 ruas : jari lengkuas, memarkan Gula, garam, kaldu bubuk dan minyak secukupnya Bumbu 7 buah 4 siung 7 buah 1 sdt

Halus : : bawang merah : bawang putih : cabe merah kriting : terasi

Cara Membuat : Tumis bumbu halus bersama lengkuas hingga harum, lalu masukkan irisan cabe merah dan petai, aduk hingga layu. Masukkan irisan pepaya muda, aduk hingga layu. Masukkan santan ikan gabus, garam, gula, kaldu bubuk, masak hingga mendidih dan matang, siap disajikan.


12

Kuliner

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Sensasi Tekstur Lembut Gelato Menikmati gelato di siang menjelang sore hari sangat mengasyikkan. Berbagai pilihan gelato bisa membuat lidah

Nasi Soto

“B

aru kali ini saya menikmati gelato dengan rasa kopi dan jahe. Biasanya yang saya coba rasa buah,” ujar Rama, salah seorang pengunjung di Gusto Gelato di daerah Kerobokan. Hendra yang datang bersama Rama memesan gelato rasa cokelat dan vanilla. Keduanya berbaur dengan para pengunjung lain namun masing-masing sibuk dengan gelatonya.

Nasi Ayam Goreng

Nasi Tempong

tersensasi rasa dingin berbalut aneka rasa.

Aneka Pilihan Makan Siang Makan siang menjadi rutinitas bagi orang yang sibuk beraktivitas. Saat makan siang, tak hanya mengatasi rasa lapar tetapi harus dibarengi dengan istirahat ­sejenak melepas kepenatan. Bagi warga Denpasar, salah lokasi makan siang di Jaki Food and Drink.

Dari beberapa referensi, Gelato kerap disebut sebagai es krim ala Italia. Padahal gelato berbeda dengan es krim. Dalam bahasa Italia, congelato berarti beku. Kata congelare berarti membekukan. Walaupun gelato adalah es krim versi Italia, isinya berbeda. Seperti es krim gelato mengandung susu, gula, dan penambah rasa seperti buah atau kacang-kacangan. Gelato tidak mengandung banyak krim. Selain itu juga hanya menggunakan sedikit

13

kuning telur. Menurut pakar gelato Morgan Morano, gelato menawarkan tekstur yang lebih lembut, halus, dan padat ketimbang es krim. Ini karena gelato tidak menyimpan banyak udara dalam proses pengadukan, dan lemak susunya lebih sedikit. Gelato harus disimpan di tempat yang sedikit lebih hangat daripada es krim. Jika es krim biasanya disimpan dalam suhu -17 sampai -12 derajat Celcius, gelato idealnya disimpan dalam suhu -13 sampai -9 derajat celcius. Temperatur yang lebih hangat berarti gelato lembut, halus, dan lebih memanjakan indera perasa. ngurahbudi@cybertokoh.com

J

aki menampilkan konsep yang unik untuk pengunjung. Suasana artistik terasa begitu masuk ke tempat ini. Tripleks yang dianyam menyerupai kurungan ayam menjadi ornamen di langit-langit. “Kami memang ingin menyajikan sesuatu yang berbeda dan berkesan untuk pengunjung. Karena itu, tempat makan pun didesain agar pengunjung bisa menikmati makanan plus foto-foto,” ujar Rah Tut, pengelola Jaki. Ia mengatakan Jaki menggunakan konsep food court. Pengunjung bisa memilih aneka makanan, mulai dari tradisional seperti tipat cantok dan rujak, menu nasional seperti nasi tempong, nasi soto, dan ayam goreng,

Suasana Jaki

Pengunjung yang datang ke Jaki Food and Drink

hingga Chinesse food seperti mi, nasi goreng, dan capcay. Aneka minuman juga tersedia di food court yang punya tagline “Jika Kija-Kija ke Jaki Ja” ini. Harga yang ditawarkan juga terjangkau. “Kami memberikan banyak

pilihan agar konsumen juga bisa memilih menu favorit mereka. Mau sendiri atau mau rombongan juga bisa. Acara makan bisa tambah asyik sambil foto-foto,” imbuh pria yang juga musisi ini.

Pengunjung menikmati gelato

ngurahbudi@cybertokoh.com

Rustik Bistro & Bar Harper Kuta Selalu Sajikan yang Luar Biasa

Meiartahana

latar belakangnya dalam Food & Beverage. Alasan utamanya bersandar sejak 2008 adalah karena istri dan tiga anaknya. Dengan kualifikasi tinggi, Meiarthana memegang posisi sebagai Assistant Food & Beverage Manager di The Akmani Hotel selama 2 tahun sebelum dipromosikan sebagai Food & Beverage Manager. Mimpinya adalah

menjadi seorang pebisnis yang menjalankan restorannya. Meiarthana pun cinta berwisata dengan keluarganya. Destinasi favoritnya adalah Yogyakarta karena budaya Jawa yang kental. “Saya sangat senang dapat bergabung dengan tim luar biasa dari Harper Kuta Bali Hotel, member dari Archipelago International Indonesia. Sesuai dengan moto kami, Live Extraordinarily, saya akan memimpin tim inti saya di Rustik Bistro & Bar menjadi tim yang hebat dan akan saya lakukan yang terbaik untuk menjadi yang luar biasa di antara yang luar biasa,” ujarnya. Harper merupakan salah satu brand dari Archipelago International, operator hotel berbasis Indonesia yang berasal dari Hawaii dan memiliki portofolio lebih dari 150 hotel dan resorts. Modern, namun tetap terinspirasi dengan daya tarik pedesaan, Hotel Harper memberikan keseimbangan antara nuansa perumahan dan fungsi, serta menawarkan standar tinggi pada pelayanan dan inovasi

Mi Kluntung Goreng Sarwan Bahan: 1 sdm : seledri cincang 1 sdm : daun prei, cincang kasar 2 sdm : minyak goreng 1 sdm : bawang merah goreng/ putih Foto: doc.harper

Terletak di pusat area Kuta, Rustik Bistro & Bar, restoran utama Harper Kuta Bali Hotel menawarkan sajian luar biasa berupa menu khas masakan rumah yang digabungkan dengan wine, cocktail hingga mocktail yang fresh dan elegan dapat dinikmati sambil bersantai di tepi kolam renang. Untuk mengembangkan pengalaman bersantap Anda, Rustik Bistro & Bar dengan bangga mengumumkan Food & Beverage Manager baru, I Made Meiarthana. Walau lahir dan dibesarkan di Bali, ia telah memiliki pengalaman dari seluruh dunia. Lulus dari Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata Bali (sekarang Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali) tahun 1992 membawanya ke industri hospitality. Memulai karirnya sebagai Banquet Waiter di Bali Imperial Hotel selama 2,5 tahun membuat Meiarthana merasa tidak sepenuhnya tertantang. Ia lalu memutuskan untuk berlayar selama lebih dari 10 tahun yang telah membangun

Beberapa macam gelato

Menu Rustik Bistro & Bar Harper Hotel

yang terus berkembang , sebagai hotel untuk wisatawan cerdas yang menghargai karakter dan individualisme. Tahun ini, Harper Kuta Bali Hotel akan iku memeriahkan perayaaan Tahun Baru Imlek. Dekorasi meriah di area lobi termasuk pohon keberuntungan dengan amplop merah dan hiasan lampion Cina. “Dapatkan kesempatan untuk

menerima amplop merah tersebut atau yang biasa dikenal sebagai Ang Pao yang diisi dengan berbagai hadiah seperti voucher dari Rustik Bistro & Bar dan juga dari The Spa, souvenir, dan juga uang untuk semua tamu yang check-in pada tanggal 28 Januari 2017,” imbuh Elrawati, Director of Sales & Marketing di Harper Kuta Bali Hotel. ngurahbudi@cybertokoh.com

1 butir : telur 100 gr : udang, kupas kulitnya 1 pak : mi urai burung dara/ mi telor cap 3 ayam ½ sdt : lada bubuk 3 sdm : kecap manis 75 ml : air kaldu ayam ½ sdt : gula 1 sdt : kaldu bubuk rasa ayam Sawi daun secukupnya Garam secukupnya

Bumbu 7 buah 3 siung 2 buah 5 buah 3 butir ¼ sdt

Halus : : bawang merah : bawang putih : cabe merah besar : cabe rawit : kemiri sangrai : pala

Bahan Pelengkap : Sosis potong menurut selera, bakso belah jadi 4 bagian, krupuk, ayam goreng suwir. Cara Membuat : Rebus mi sampai matang, tiriskan, siram dengan 3 sdm minyak, aduk rata lalu tumis bumbu halus sampai harum. Masukkan telur, orak-arik hingga matang, lalu masukkan udang, aduk masak hingga berubah warna, lalu masukkan sawi, daun seledri, irisan daun bawang, masak hingga setengah layu. Masukkan mi, air, aduk rata, lalu masukkan garam, kaldu bubuk, kecap manis, sosis dan bakso juga ayam suwir. Aduk hingga tercampur rata dan cicipi jika sudah pas, siap disaji dalam piring saji, tata dengan tataan yang rapi dan taburi bawang putih goreng di atasnya.

Sambal Goreng Ikan Gabus Pepaya Muda Bahan: 100 gr : ikan gabus asin, potong, goreng sebentar 1 buah : pepaya muda iris korek api 700 ml : santan 100 gr : petai, belah jadi beberapa bagian 2 buah : cabe merah, iris serong 2 ruas : jari lengkuas, memarkan Gula, garam, kaldu bubuk dan minyak secukupnya Bumbu 7 buah 4 siung 7 buah 1 sdt

Halus : : bawang merah : bawang putih : cabe merah kriting : terasi

Cara Membuat : Tumis bumbu halus bersama lengkuas hingga harum, lalu masukkan irisan cabe merah dan petai, aduk hingga layu. Masukkan irisan pepaya muda, aduk hingga layu. Masukkan santan ikan gabus, garam, gula, kaldu bubuk, masak hingga mendidih dan matang, siap disajikan.


14

Jelita

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Tertawa Segarkan Kulit Wajah

Bugar

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Kapan Operasi Batu Kandung Empedu?

Infeksi kandung empedu atau yang dikenal dengan istilah kolesistitis sering disebab­ kan karena adanya sumbatan dari saluran empedu. Sekitar 90% kasus kolesistitis dis­ ebabkan batu pada kandung empedu yang disebut kolelitiasis. Batu kandung empedu yang disertai de­ngan infeksi kan­dung em­ pedu akut (cholecyistitis acute) merupakan salah satu kegawatdaruratan yang memer­ lukan penanga­nan segera.

1.923 orang ikut lomba tertawa dalam acara Bali Happy Yoga Festival pada Sabtu, 7 Januari 2017 di Taman Jepun

Ketawa itu murah, sehat itu mahal. Keta­ wa adalah cara yang murah untuk menda­ patkan yang mahal. Itulah yang diungkap­ kan Made Suambara yang akrab disapa Pak Kadek, yang telah mengembangkan yoga ketawa di Bali sejak tahun 2008 sekaligus sebagai founder Bali Happy Movement, sebuah gerakan kema­ nusiaan menuju Bali bahagia, sehat, dan sejahtera.

P

ak Kadek saat ini memimpin 22 kelom­p ok terapi ketawa dengan jumlah anggota lebih dari 4.000 orang. Terapi ketawa yang diajarkan Pak Kadek terbukti berhasil menyembuhkan dan menyehatkan ribuan orang, baik lokal maupun mancanegara. Menurutnya, pada umumnya masyarakat hanya mengenal dua jenis penyakit, yakni medis (sekala) dan non-medis (niskala). Dalam perkembangannya, ada satu kelompok penyakit yang sesungguhnya sangat banyak dijumpai (60-70%), yang belum bisa ditangani secara serius, baik dalam bidang kedokteran maupun dunia perdukunan. Penyakit ini disebut penyakit pikiran (manah), yang dalam istilah kedokteran dikenal sebagai penyakit psikosomatik. Kehebatan dari penyakit manah adalah, saat dilakukan pemeriksaan baik laboratorium maupun secara niskala ternyata

tidak ditemukan adanya kelainan yang bermakna. Adapun ciri-ciri orang yang terkena penyakit pikiran adalah emosi yang tidak stabil ditandai dengan cepat marah, sering gelisah, rasa cemas yang berlebihan, takut tanpa sebab yang jelas, mudah curiga, tidak percaya diri, sering gugup, selalu khawatir, merasa bersalah, kurang ramah, tidak bersemangat, susah tidur-kalaupun bisa tidur tetapi sering diganggu oleh mimpi-mimpi buruk, dan sering melamun. Belum seimbangnya emosi akan memengaruhi beberapa sistem pada organ tubuh seperti keluhan pada: sistem pencernaan yang lebih dikenal dengan penyakit lambung (maag), sistem jantung, sistem pernapasan, sistem perkemihan, sistem otak dan saraf, serta sistem otot dan tulang. Untuk menangani keluhan ini, bisa dilakukan de­ ngan cara yang mudah dan cepat, sama sekali tidak menggunakan obat-obatan, yaitu hanya dengan tertawa. Pengalaman menarik disampaikan oleh Kadek Eni Marhaeni,

pimpinan Daneswara Training dan penyelenggara program Public Speaking Clinic yang juga aktif dalam membantu kegiatan Bali Happy Movement, bahwa untuk mengatasi demam panggung, mengikuti terapi ketawa dirasa sangat membantu. “Mungkin terasa konyol pada awalnya, tetapi dapat dipastikan dengan tertawa akan memacu sistem saraf dalam menghasilkan perasaan-perasaan bahagia, spontan, dan humor. Yang terpenting adalah untuk mengondisikan diri sendiri agar merasa senang dan mengembangkan kebiasaan fisik bahagia. Hal ini penting untuk mengurangi ketegangan dan rasa takut ketika berhadapan dengan audiens, yang sering diistilahkan dengan demam panggung,” ujarnya. Pak Kadek menambahkan, tertawa merupakan cara yang paling baik dan paling ekonomis dalam melawan stres. Tertawa akan merelakskan otot-otot yang tegang. Tertawa juga melebarkan pembuluh darah, sehingga memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh. Selain itu, tertawa juga berperan dalam menurunkan kadar hormon stres epinefrin dan kortisol. Sehingga, bisa dikatakan

kalau tertawa merupakan meditasi dinamis atau teknik relaksasi yang dinamis. Bedanya, kita tidak perlu memusatkan pikiran. Oleh karena itu, tertawa merupakan bentuk meditasi yang paling mudah dan bisa membuat kita rileks dalam waktu singkat. Pak Kadek yang sudah belajar terapi ketawa dari guru tawa kelas dunia di India, Dr. Madan Kataria, meng­ingatkan untuk tertawa tidak harus mencari alasan. Sebab, terkadang kita tidak menyadari kalau kita sering meng­ajukan syarat-syarat pada diri sendiri untuk bahagia. Jadi, kalau mau tertawa, tertawa saja, bahkan ketika dipaksa maupun purapura, akan tetap memberikan efek positif bagi kesehatan. Bahagia itu sederhana, tapi tugas yang paling sering kita remehkan adalah tugas menjadi bahagia. AWET MUDA Kadek Eni Marhaeni mene­ gaskan, tertawa juga bisa membuat awet muda. Sama halnya de­ ngan bagian tubuh yang lain, su-

“Mungkin terasa konyol pada awalnya, tetapi dapat dipastikan dengan tertawa akan memacu sistem saraf dalam menghasilkan perasaan-perasaan bahagia, spontan, dan humor. Yang terpenting adalah untuk mengondisikan diri sendiri agar merasa senang dan mengembangkan kebiasaan fisik bahagia. Hal ini pen­ ting untuk mengurangi ketegangan dan rasa takut ketika berhadapan dengan audiens, yang sering diistilahkan dengan demam panggung,” Kadek Eni Marhaeni

paya terlihat kencang, otot wajah juga perlu dilatih. Cara terbaik melatih otot wajah, adalah dengan tertawa. Pada saat tertawa lima belas otot wajah berkontraksi dan mendapatkan rangsangan efektif pada sebagian besar otot mulut yang dapat memperbaiki ekspresi wajah. “Tertawa akan menyegarkan kulit wajah sehingga tampak cerah. Ketika tertawa terjadi peningkatan pasokan darah yang menyebabkan wajah merah merona, muka tampak lebih ceria dan menarik, mata pun terlihat lebih ce-

Made Suambara

merlang,” ucapnya. Ia menyarankan, tertawa harus dilakukan setidaknya 5-10 menit dalam satu sesi dan diulangi dua kali dalam sehari, pagi dan malam sebelum tidur. “Tertawa harus dapat memberi efek getaran pada bagian tubuh tertentu sesuai jenis keluhan. Itu sebabnya perlu latihan atau seorang instruktur untuk menuntun orang bisa tertawa dengan lepas,” kata Kadek Eni Marhaeni. Bagi pembaca Tokoh yang tertarik bisa ikut dan bergabung dengan klub tertawa di Istana Taman Jepun, setiap hari Kamis pukul 5 sore. (wirati.astiti@cybertokoh.com)

11

D

ari data yang ada, dr. Pande Made Gunawan Adiputra, SpB. KBD., mengatakan, lebih dari 20 juta orang Amerika Serikat diperkirakan mempunyai batu empedu, dengan 500.000 operasi pengangkatan kandung empedu dilakukan setiap tahun. Angka kejadian batu kandung empedu ini bertambah seiring bertambahnya usia, variasi makanan, dan terjadi 2-3 kali lebih banyak pada wanita dibandingkan pada pria. Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif RSUD Sanjiwani Gianyar ini mengatakan, meskipun telah ditemukan berbagai modalitas terapi untuk batu kandung empedu yang disertai dengan infeksi kandung empedu, penyakit ini masih menyebabkan kematian yang cukup tinggi terutama pada lanjut usia. “Pembedahan merupakan terapi yang selama ini masih tetap dipilih. Namun, menentukan saat yang tepat untuk melakukan pembedahan memerlukan pertimbangan berbagai hal sehingga nantinya hasil yang dicapai juga akan baik,” ujarnya. Lelaki kelahiran Ubud, 30 Oktober 1979 ini menjelaskan, faktor penyebab terbentuknya batu empedu adalah perubahan susunan cairan empedu, stasis empedu, dan infeksi bakteri. Perubahan susunan empedu merupakan faktor terpenting pada pembentukan batu empedu. “Kolesterol yang berlebihan akan mengendap dalam kandung empedu dan memicu terbentuknya batu,” ujarnya. Faktor hormonal terutama pada kehamilan berhubungan dengan pengosongan kandung empedu yang lebih lambat. Selain itu, kata dia, infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan dalam pembentukan batu. Penderita batu kandung empedu dengan penyerta infeksi

kandung empedu akut memiliki riwayat nyeri hebat pada perut bagian kanan atas yang bertahan dalam beberapa jam. “Secara umum, penderita sering merasa mual dan muntah serta demam. Nyeri yang dirasakan bermula dari ulu hati kemudian menetap dan terlokalisir di perut kanan atas. Nyeri awal bersifat hilang timbul disebut sebagai nyeri kolik. Pada saat pemeriksaan didapatkan nyeri tekan pada perut kanan atas, dan seringkali teraba adanya massa atau teraba penuh,” ungkapnya. Pada saat dilakukan perabaan pada perut kanan atas bersamaan dengan menarik napas dalam seringkali menyebabkan rasa nyeri hebat yang menyebabkan penderita berhenti menghirup napas, hal ini disebut sebagai tanda murphy positif, yang merupakan tanda khas adanya infeksi kandung empedu. Sedangkan, pada infeksi kronis prosesnya timbul secara perlahan-lahan dan gejala yang muncul sangat minimal dan tidak menonjol. Pemeriksaan laboratorium darah ditemukan peningkatan sel darah putih (leukositosis) dan peningkatan kadar penanda infeksi (C-reactive protein (CRP)). Pemeriksaan pencitraan untuk kolelitiasis dengan kolesistitis diantaranya adalah ultrasonografi (USG), computed tomography scanning (CT-scan). Pada USG dapat

antara probe USG pada perut kanan atas. Nilai kepekaan dan ketepatan USG mencapai 95%. Pemeriksaan CT scan relatif lebih mahal, tapi mampu memperlihatkan adanya kerusakan kecil yang mungkin tidak terlihat dengan pemeriksaan USG. Penanganan batu kandung empedu yang disertai infeksi kandung empedu tergantung pada derajat keparahan penyakitnya dan komplikasi yang t e r j a d i . Pe n g a n g k a t a n kandung (kolesistektomi) merupakan pilihan utama yang dilakukan. Terapi awal yang diberikan meliputi mengistirahatkan dr. Pande Made Gunawan Adiputra, SpB.KBD. usus, diet rendah lemak, ditemukan adanya batu pada pemberian analgesik, dan antikandung empedu, penebalan biotik. Waktu untuk pengangdinding kandung empedu, adan- katan kandung empedu dapat ya cairan di sekitar kandung dilakukan secepatnya (kurang empedu, dan tanda nyeri tekan dari 3 hari) atau ditunggu 6-8 (murphy positif) saat kontak minggu setelah keadaan umum

pasien lebih baik. Operasi dini (sebelum 3 hari) dipilih dengan pertimbangan komplikasi dapat dihindarkan dan lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat dan biaya dapat ditekan. Penundaan intervensi bedah dilakukan pada pasien yang kondisi medis secara keseluruhan memiliki resiko besar bila dilakukan tindakan operasi segera. Pasien yang sakit berat atau keadaan umumnya lemah dapat dilakukan drainase terhadap kandung empedu dan pengangkatan kandung empedu dapat dilakukan pada lain waktu. Operasi dapat dilakukan dengan teknik konvensional (operasi terbuka) atau dengan laparoskopik. Tindakan kolesistektomi laparoskopik mempunyai kelebihan mengurangi rasa nyeri pasca operasi, secara kosmetik lebih baik, memperpendek lama perawatan di rumah sakit dan mempercepat aktivitas pasien. (wirati.astiti@cybertokoh.com)


10

Kreasi

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Latte Art

Bagi pecinta kopi yang sering minum di kafe atau restoran, pasti terbiasa melihat “kopi bergambar” atau yang dikenal dengan istilah latte art. Untuk membuat latte art, selain perlu kepiawaian barista juga perlu raci-

Kombinasi Good Taste dan Good Visual

membuat gambar cemara, jankan espresso dan susu tung, bebek, naga, dan berbagai kreasi lainnya. yang tepat. Saat barista beraksi, pengunjung biasanya menonton dan tertegun takjub. Ada juga aya sering yang langsung mengabadikan bertanya kedengan ponsel lalu mengunggah pada konke media sosial. Betapa dengan sumen, apakmudahnya para barista ini memah latte art penting atau tidak. eragakan ‘melukis’ kopi dengan Ternyata jawaban yang saya susu yang dibuat sedemikian dapatkan, latte art penting. Ada rupa. Memang diperlukan kekonsumen yang begitu disajikan trampilan khusus agar latte art latte art langsung motret dan lahir dengan sempurna. “Saya posting ke media sosial. Ada juga dulu belajar dari Youyang bilang latte Tube. Satu hari bisa art adalah bonus menghabiskan 10 kardari espresso,” ton susu untuk belajar,” ungkap Vikki Raujar barista yang pernah harja, seorang bekerja di Kroasia ini. barista IndoneDari pengalamansia dalam acnya, Vikki akhirnya ara “Taste Your berhasil menemukan Te m p e r a t u r ” formula yang sesuai bersama Toffin. untuk membuat latte Vikki menuart. Racikan espresso turkan bagi sedan susu yang sudah orang barista, di-steam ini juga dipenlatte art merupagaruhi ketepatan mengkan takdir untuk atur temperatur mesin. bisa menyajikan Ia menambahkan, sekaminuman yang rang dengan mesin kopi good taste dan yang canggih, barista seni yang good sangat terbantu untuk visual. Kombinasi Vikki mempersilakan pengunjung membuat latte art membuat bahan latte good taste dan art. Kadang kala, ia berguyon, good visual ini juga menjadi man,” kenangnya. Vikki menjelaskan latte art kalau kombinasi espresso dan parameter penilaian di ajang lomba. “Kekontrasan warna adalah cara menyiapkan kopi susu sudah tepat, tinggal tuang dan kesimetrisan gambar yang dengan menuangkan susu pa- saja sudah menghasilkan latte disajikan sangat penting,” ujar nas ke secangkir espresso dan art. menciptakan pola atau desain di Vikki. BARISTA Pria yang berlatar belakang permukaan latte. Selain itu bisa IBARAT PELUKIS sarjana teknik nuklir ini men- pula dengan langung “menggamLatte art terjadi karena ceritakan pengalamannya ikut bar” di lapisan atas busa. Hiasan lomba latte art. Tahun 2012 khas yang memperindah kopi bantuan susu yang dipanaskan ia ikut di sebuah kompetisi di ini disebut latte art. Ada yang dengan steamer dan mem-

“S

Jakarta. Hanya bermodal keahlian membuat gambar tulip tiga slice, Vikki berhasil meraih juara 3. Dua tahun kemudian, ia ikut event di Bali. Di babak kualifikasi, pria yang menjadi barista sejak 2008 ini menjadi juara 1. Tetapi di babak final ia gagal. “Barista bukan hanya jago membuat latte art tetapi harus membuat espresso yang enak. Sayang sekali, waktu itu, gambar saya bagus tetapi, rasa espressonya jelek. Saya malu. Saya pun menjadikan itu sebagai pengala-

Vikki sedang menunjukkan cara membuat latte art

Style

15

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Aksi Model Cilik

Duabe Modeling S Gaya dan posennya

tidak kalah dengan para model senior. Wajah-

wajah para model cilik

iniangkatan ke XIV yang berusia 4 sampai 7 tahun ini, tidak sedikitpun terlihat canggung.

emuanya penuh percaya diri, baik saat mengenakan busan pesta bebas maupun kasual. Seperti yang tampak dari hasil kegiatan photoshoot yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Yeye’s Warung, Padang-Padang, dan Duabe Studio. Menurut Ni Wayan Padmi instruktur model yang juga pemilik Duabe Modeling, murid-muridnya atau para model

cilik ini siap karena sudah memperoleh bekal. Mereka diajar mulai dari basic catwalk, catwalk pose, ekspression catwalk, choreography, pengembangan diri, penampilan, make up,tata rambut, hingga public speaking. Dengan modal lengkap menjadi seorang model, maka sangatlah mudah bagi mereka bisa dan berhasil mempresentasikan busana yang dikenakannya. sri.ardhini@cybertokoh.com

Ni Putu Intan Permata Dewi

Salah satu contoh latte art

bentuk microfoam. Kehadiran microfoam ini mengubah karakteristik dari susu cair biasa. Dalam bahasa ilmiah proses ini disebut denaturasi. Susu terdiri dari lemak, gula dan protein. Ketika susu diuapkan maka lemak mengurai dan memecah gula yang ada padanya dan membuat susu terasa lebih manis. Susu yang telah menghasilkan microfoam inilah yang dituangkan barista ke dalam espresso dan bisa dibentuk menjadi berbagai desain. Vikki mengaku latar belakangnya sebagai sarjana teknik nuklir membantunya untuk memahami proses latte art ini. Barista yang akan membuat latte art ibarat pelukis yang akan melukis. Jika seorang pelukis memerlukan kuas dan kanvas, maka barista memerlukan milk jug sebagai kuas dan secangkir espresso sebagai kanvas. Tuangan susu yang diatur sedemikian rupa bisa menghasilkan kreasi yang luar biasa. Vikki juga pernah ikut kompetisi di Jepang dan Singapura. Baginya kalah dan menang hal biasa. Yang penting, bisa mendapatkan pengalaman dan mengukur kemampuan. “Bekerja dan berkreasi di industri kopi membuat saya memiliki banyak teman, banyak pengalaman, dan merasakan hidup lebih hidup. Saya tidak suka bekerja monoton, selalu ingin suasana

berbeda,” ujar pria yang pernah bekerja di sebuah perusahaan minyak multinasional selama setahun kemudian banting stir dan memilih fokus di industri kopi. Ia pun selalu meng-update pengetahuannya tentang kopi. Menurut Vikki ada tanggung jawab besar yang diemban seorang barista. Barista merupakan level terakhir yang menyajikan perjalanan panjang kopi dari petani hingga ke konsumen. “Barista tidak hanya membuat kopi untuk disajikan kepada konsumen. Ada tanggung jawab besar dari sebuah proses panjang. Kalau kopi yang disajikan tidak enak, kan kasihan petani yang sudah bersusah payah untuk menanam dan merawat kopinya. Kasihan juga roaster-nya. Karena itu, menjadi barista merupakan pekerjaan yang penuh tanggung jawab dan memerlukan sentuhan hati,” ungkap Vikki. Perkembangan industri kopi juga membuat kopi tak lagi menjadi menu tambahan tetapi menjadi menu utama. Hal ini membuat banyak yang berkiprah di industri kopi. Ada yang menggunakan manual brew sampai memakai mesin canggih. Kopi pun tak hanya dijual di restoran dan kafe, beberapa barbershop dan distro pun memasukkan kopi sebagai produk yang dijual. ngurahbudi@cybertokoh.com

Ida Ayu Runa Atika Grahisha

Luh Tu Tatwika Sintia Utami.

Airin Tithya Ananta

Ni Kd Winda Pradnya Iswari

Putri Kadek Candani Athalia

Km Ayu Gendis Tungga Dewi Sentana

Putu Yurika Kirana Dewi


16

Woman on Top

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Kecintaan terhadap tanah kelahiran, membuat Ir. Made Arnika kembali ke kampung halaman. Mengawali karier sebagai pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali sejak 1989, akhirnya Arnika memutuskan mengabdikan diri di Buleleng. Saat itu, ia melihat sumber daya manusia yang dimiliki Diskanla Kabupaten Buleleng belum banyak memiliki tena­ ga lulusan sarjana. Padahal Buleleng sangat kaya potensi laut sehingga perlu dilakukan inovasi-inovasi yang dapat dikembangkan untuk membangkitkan perekonomian.

Ir. Made Arnika

Tantangan adalah Motivasi Belajar

S

empat memegang berbagai jabatan di Diskanla sebelum akhirnya di angkat menjadi Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Buleleng. Bahkan, perempuan kelahiran 5 Oktober 1959 tersebut pernah menjadi Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian kabupaten Buleleng tahun 2013. Sebagai seorang Kadiskanla, ia menyadari bahwa latar belakang pendidikan kurang linear dengan pekerjaan yang ia tekuni. Akan tetapi, sarjana Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Udayana mengaku jika ilmu perikanan sudah mulai melekat padanya. “Di mana pun kami ditugaskan, harus siap. Meskipun lulusan pertanian akan tetapi ilmu perikanan juga kami pahami,” jelas Arnika saat ditemui di ruang kerjanya. Menurutnya, justru hal itu menjadi sebuah tantangan dalam mengemban tugas, dan kunci utamanya adalah

Ir. Made Arnika

belajar. “Sampai saat ini saya tidak pernah bosan untuk belajar,” imbuhnya. Dirinya tidak memungkiri, penyesuaian diri sangat sulit dilakukan apalagi ketika dirinya menjadi Kadiskopdagprin yang notabene sangat jauh dari pendidikannya. Arnika tidak menampik jika tugas yang diemban cukup berat sebab harus berkoordi-

nasi dengan tiga kementerian sekaligus. “Koordinasi harus kami lakukan dengan Kementerian Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian,” jelas istri dari Made Giri Sugiarta tersebut. Tantangan tersebutlah yang selalu memotivasi dirinya untuk selalu belajar sehingga mampu mengemban tugas dengan baik. “Saya tidak merasa terlalu sulit untuk menyesuaikan diri, yang penting adalah komunikasi,” tandasnya. Sebagai seorang pejabat perempuan di Buleleng, ibunda dari Ananda Praba Katritama, Adinda Dwi Katritama, Arinda Agung Katritama ingin menunjukkan bahwa kedudukan perempuan dan laki-laki sama utamanya dalam hal pekerjaan. Bahkan ia telah menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diemban. “Sekarang sudah banyak perempuan yang menjabat baik dari eselon tiga hingga lima, meskipun kami perempuan kami harus tunjukkan bahwa kami mampu,” tambahnya. Baginya, memang tidak mudah bagi seorang perempuan untuk menempati posisi tertinggi dari suatu instansi. Selain mengejar karier dan melaksanakan tugas, ia harus mengemban tugas lain sebagai ibu rumah tangga. Kedua posisi itu hendaknya berjalan beriringan.

Sebagai kepala dinas ia harus menjadi panutan dan bisa mengayomi anggota pegawainya sedangkan sebagai ibu rumah tangga dirinya harus menjadi istri dan ibu yang baik bagi ketiga anaknya. “Tugas dan fungsi masingmasing pekerjaan itu harus benarbenar dipahami, dan kami juga harus pintar dalam membagi waktu,” ujar perempuan murah senyum itu. Kedisiplinan juga merupakan hal yang sangat penting sehingga dalam

hal mendidik anak ia juga terapkan. Ini terbukti dari kemandirian yang dimiliki ketiga anaknya, bahkan kedisiplinan tersebut mengantarkan ketiga anaknya berprestasi dalam bidang akademik. “Anak pertama telah lulus di Perikanan UGM, anak kedua Lulusan Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, dan anak ketiga sedang studi di Fakultas Kedokteran Unair,” pungkasnya. (wiwinmeliana22@cybertokoh.com)

Ir. Made Arnika bersama keluarga

Dara

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Sanggar seni Sunari Bajra merupakan salah satu sanggar di Buleleng yang banyak melahirkan seniman-seniman muda berbakat. Salah satunya bondres Sunari Bajra yang belakangan namanya mulai diperhitungkan dalam berbagai event di Buleleng. Meskipun banyak muncul grup-grup bondres lain, namun Sunari Bajra tetap bisa menjaga eksistensi dengan memperta­ hankan cirri khas.

M

enurut Wayan Sujana sebagai senior sekaligus penasar dalam grup bondres tersebut, melihat potensi yang dimiliki masingmasing pemain. Kata dia, masingmasing pemain memiliki latar belakang pendidikan agama sehingga Sunari Bajra dalam setiap aksi panggungnya dikemas sebagai tontonan dan tuntunan. “Disamping menghibur mereka harus bisa menjadi suluh sehingga latar belakang agama tidak hilang,” jelasnya. Inilah yang diterapkan oleh Sujana agar tampilan Sunari Bajra berbeda dari yang lain. “Ketika mereka menjalankan profesi yang jauh dari latar belakang, kami cetak mereka menjadi penutur dan penghibur,” imbuhnya. Bermain bondres katanya, harus melihat orang-orang yang akan diajak bermain. “Harus tahu siapa yang diajak bermain karena mereka nantinya akan menghidupkan karakter tapel yang digunakan,” jelasnya. Meskipun wajah asli dengan tapel jauh berbeda akan

S

E

9

Bondres Sunari Bajra

Tampil sebagai Tontonan dan Tuntunan

tetapi karakter yang dihidupkan tidak jauh berbeda dengan karakter pribadi masing-masing. Grup yang diperkuat oleh Ketut Suarna Dwipa (Penglemar), Ketut Warta dana (Tut Ajus Arjuna), I Gede Arya Darmadi (Gek Mawar), Gede Agus Sumardita (D’Jack), Ketut Marma ( bondres tua), dan Ni Made Adistiana Anggreni (peran tamu mancanegara) juga membentuk beberapa karakter yang memang tidak dimiliki oleh anggotanya. Sebut saja, karakter Luh Mawar yang memiliki karakter sok cantik dan sok manja diperankan oleh Arya yang jauh dari karakter aslinya. “Kami harus bentuk itu, baik dari bahasa tubuh maupun dari vokal karena tak jarang vokal dirinya sebagai seorang laki-laki yang ke luar,” ungkapnya. Karakter tersebut terinspirasi dari bondres Carangsari yang hini kini karakter tersebut tetap menjadi inspirasi bagi grup-grup yang lain. Sujana tak menampik bahwa unsur meniru memang ada hanya tidak secara utuh. “Kalau karakter dibuat di luar itu akan mati,” jelasnya. Namun, karakter Gek Mawar dibentuk sebagai

X DU

peran yang menyesuaikan dengan kehidupan yang lebih kekinian. “Kami tampilkan dalam bentuk fenomena-fenomena modern,” lanjutnya. Baginya, masing-masing pemain memiliki potensi untuk memainkan lebih dari satu karakter. Pemain akan menjadi efisien jika bisa memainkan karakter lebih dari satu hanya saja dalam hal ini ia lebih menekankan pada karakter pertama. “Temukan dulu karakter satu sehingga nanti bisa memilah diri menjadi karakter yang lain,” tandasnya. Hal utama, yang paling menarik menurut Sujana, bondres Sunari Bajra tetap mempertahankan topeng sebagai media. Jika Bali selatan mulai berinovasi dengan menggunakan make up dalam membentuk karakter maka di Buleleng masih lekat dengan tapelnya. “Begitu orang berbicara bondres Buleleng akan identik dengan tapel. Kami tidak mau berubah,” tegasnya. Menurutnya, bertahan dengan tapel tidak lepas dari

Kirim surat Anda ke Redaksi ­Tokoh dan cantum­kan “Sex Edu” di amplop. Bisa juga dikirim ke redaksitokoh@ yahoo.com. atau redaksitokoh@gmail.com Rubrik ini ­diasuh ­Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) ­Denpasar.

Tanya: “Dok, aku sama suamiku belakangan sering banget berhubungan intim di bath tub berbasah-basahan. Pernah juga kami melakukannya di kolam renang, sembunyi-sembunyi saat menginap di sebuah villa waktu keluar kota. Kami benar-benar menikmatinya, buat menghilangkan jenuh. Malah kami berencana juga mencari tempat terbuka lain, yang penting yang ada airnya. Tetapi apakah ini aman-aman saja, dok? Kok malah ada teman yang menakut-nakuti katanya hubungan seksual di air bisa terjadi emboli juga? Mohon dijawab ya dok.” (Mila,28) Jawab: Berhubungan seksual di dalam air memang bisa menjadi agenda seksual yang luar biasa. Selama tempatnya bersih, tidak kotor dalam artian tidak mengandung kuman dan polutan, maka berhubungan seksual dalam air bisa menjadi pilihan variasi seksual yang fun, sekaligus menggairahkan. Variasi seksual justru menjadi kunci keberhasilan pasangan dalam mengelola komunikasi seksual dan perilaku seksual bersama untuk terjaganya kehidupan seksual yang memuaskan. Sudah sering di ruangan praktek dikeluhkan hubungan seksual yang mebosankan hanya gara-gara hubungan seksual dilakukan dengan cara

dr. Oka Negara, FIAS

konvensional dan itu-itu saja. Karenanya mencoba hal yang mendebarkan dengan mencoba melakukan hubungan seksual di bath tub, kolam renang, bahkan juga kolam permandian umum, pantai, di laut terbuka, hingga air terjun di tempat tersembunyi tentu saja akan menjadi sebuah “perjuang­ an” beradrenalin tinggi demi mendapat­kan kepuasan seksual yang maksimal. Tetapi, tentu saja semua harus disepakati bersama dan tanpa ada satu pihak pun yang terpaksa. Kalau hanya masalah deg-deg an takut dilihat orang lain misalnya, itu masih wajar dan bakal bisa diatasi. Pilihlah tempat yang bersih dan jauh dari polusi. Bakal tidak seru kalau berhubungan seksual di tempat yang tercemar polutan dan terdapat bising suara mesin pabrik misalnya. Tapi kembali lagi, ketika Anda berani melakukan hubungan seksual di air dan lingkungan terbuka, sesungguhnya kreatifitas Anda untuk memulai variasi seksual bersama patut diacungi jempol. Dari semua yang mencoba melakukan hubungan seksual dalam air, yang paling aman dan sering dilakukan adalah dengan melakukan hubungan seksual di jacuzzi atau bathtub dengan menggunakan air hangat. Bagaimana dengan air yang masuk ke vagina? Sesungguhnya liang vagina tidak benar-benar bersih. Tetapi vagina

mencari identitas. Di samping itu, jika menggunakan make up dirinya belum mampu mengekspresikan karakter yang dilukis di wajah.

“Mungkin ini juga dipengaruhi oleh karakter orang Buleleng yang lebih senang simple dibandingkan Bali selatan yang lebih suka detail,” tegasnya. (wiwinmeliana22@cybertokoh.com).

Amankah Seks di Air? memiliki mekanisme alamiah juga untuk memproteksi dirinya. Cairan berlebihan yang terlihat sebagai keputihan, sebenar­ nya juga adalah mekanisme vagina untuk mempertahankan diri dengan jalan menggelontorkan kuman yang merugikan keluar vagina. Daerah yang lebih steril dan lebih rentan terhadap infeksi, yaitu di dalam rahim, secara anatomis sudah diproteksi oleh mulut rahim yang susah untuk ditembus oleh mikroorganisme atau bahan asing dari luar yang masuk ke vagina. Tetapi, semua ada batasnya, jika kuman yang masuk jumlahnya berlebihan, atau daya infeksinya (virulensi) lebih kuat, atau vagina juga kemasukan bahan-bahan yang berbahaya yang bersifat merusak dinding vagina, tentu saja mekanisme pertahanan alamiah vagina juga tidak bisa bertahan, yang pada akhirnya vagina bisa lecet, luka, meradang atau terkena infeksi. Jadi, bila dalam hubungan seksual, atau kejadian apapun, ada air atau cairan yang masuk ke vagina dan membawa kuman berbahaya termasuk juga bahan-bahan yang bisa merusak dinding vagina, tentu saja ini akan menjadi sebuah masalah, malah akan menjadi masalah serius. Tentang ketakutan akan emboli, atau adanya gelembung air yang masuk ke pembuluh darah yang terbuka dan kemudian menyumbat pembuluh darah, itu

hanyalah mitos. Karena realitasnya tidak semudah itu gelembung air masuk ke pembuluh darah. Jika ditanya manfaat dari berhubungan seks di air, manfaatnya lebih ke psikis. Ini bisa dilakukan bila selama ini bosan dan tegang, baik di pekerjaan, pergaulan sosial, termasuk di hubungan dengan pasang­an. Kebugaran juga bisa didapatkan dari ketiadaan gangguan psikis dan relaksasi. Dengan melakukan hubungan seksual dalam air, yang menjadi target adalah melakukan variasi seksual, melenyapkan kebosanan dan membuang ketegangan. Air bisa membawa sensasi relaksasi yang menyegarkan pikiran sekaligus badan, apalagi bisa dilakukan dengan pasangan sambil melakukan pijatan mesra bergantian untuk mengendorkan ketagangan otot dan memperlancar peredaran darah. Sebagai tujuan akhir dari semua tentu saja adalah pencapaian kepuasan seksual yang maksimal. Saat orgasme maksimal terjadi, maka otak akan melepaskan oksitosin dan endorfin, yang membuat rasa nikmat, lega sekaligus rileks yang amat sangat. Jadi, silakan saja mencoba variasi seksual dengan melakukan seks di dalam air, asalkan sesekali saja untuk variasi, disetujui bersama, dilakukan di tempat yang aman dan terutama yang terjamin kebersihannya.


8

Bunda & Ananda

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Perkenalkan Anak Permainan Non-Gadget yang Mengasyikkan Gadget kini bukan barang ekslusif yang hanya dipakai pebisnis. Gadget kini sudah seperti “barang wajib” tak hanya bagi remaja, bahkan sampai anak-anak. “Penggunaan gadget ada dampak baik dan dampak buruknya. Semua alat informasi, apalagi gadget ini memuat banyak aspek, yang jika tak diwasi dengan baik, tidak digunakan dengan maksimal justru nanti dampak buruknya yang akan kelihatan. Dan yang terpapar tentunya anak, karena memang kemampuan mereka kurang untuk memilah baik dan tidak baik,” ujar psikolog Dra. Retno IG Kusuma.

K

etika anak sudah tenggelam dalam satu permainan di gadget, biasanya akan tidak bisa dihentikan, karena memang gadget sengaja dibuat agar orang selalu kepo. “Memang ada trik psikologis untuk membuat mereka kecanduan,” tegasnya. Selain, sisi bisnis sudah pasti ada di belakang semua itu. Tapi kalau sampai tiap anak bisa menghabiskan Rp 100 ribu perhari untuk membeli kuota, ini sudah sangat berbahaya. Inilah perlunya pengawasan. Bagi anak, yang paling bagus untuk mengembangkan perkembangannya secara maksimal, harus bermain dan bergerak dalam dunia nyata, bukan dalam dunia maya, seperti bermain dengan gadget. Lebih baik bermain di luar bersama teman-temannya dibandingkan hanya dengan gadget yang nanti hanya bisa membuat anak semakin egois. Bermain dengan gadget, si anak beraktivitas pasif. Padahal seharusnya perkembangan psiko motornya y a n g h a ­­ rus banyak dilatih dengan bergerak. Hal ini

nanti akan sangat mempengaruhi anak untuk kontrol diri, baik secara emosi, sosial, terutama kognitif. “Jadi pemakaian gadget yang secara terus-menerus membuat anak pasif. Dan yang paling perlu diperhatikan orangtua adalah kemungkinan adanya keluhan/ gejala gangguan pemusatan perhatian,” ingat Kepala Sub Psikologi di Rehabilitasi Medik & Psikolog di Klinik Tumbuh Kembang di RSUP Sanglah ini. J i k a d i m i n t a m e m p e r­ sentasekan pemakain gadget, Retno hanya mengatakan seminimal mungkin. Ia justru menyarankan agar memberikan anak alternatif bahwa lebih asyik main kelereng, lebih asyik main panjat-panjatan atau lebih asyik main sepak bola bersama teman-temannya, dibandingkan main sepak bola dalam gadget itu. Ia menjelaskan, bermain gadget hanya merangsang satu aspek. “Mungkin di kognitif. Karena ketika anak main games, dia perlu kecepatan dalam mengambil keputusan. Tapi jika bermain sepakbola, ada banyak aspek, baik sosial, kognitif, psikomotor, emosi, semua akan tersimulasi disana,” jelasnya. Dalam gadget, banyak sekali stimulan yang bisa merangsang kreativitas anak. Namun, sekali lagi, itu di dunia maya, anak perlu aplikasinya dalam kondisi di dunia nyata. “Makanya saya katakan gadget ada banyak aspek keuntungan ketika digunakan sebaik-baiknya. Jangan sampai gadget melingkupi seluruh waktu anak, sampai tidak ingat bermain dengan teman-temannya, karena asyik bermain dengan dirinya sendiri, bermain dengan aplikasi bermacama-macam yang ada di gadget itu,” tegasnya lagi. Lantas, apa Retno IG Kusuma

Sudut Pandang

Kualitas Tetap, Profit Turun

Bukan hanya masyarakat yang merasakan dampak dari kenaikan harga barang dan jasa. Pengusaha juga terimbas. Daya beli masyarakat menjadi sangat menurun. Di sektor kuliner misalnya, meski disebut kuliner adalah bisnis yang ‘tahan banting’ alias mampu bertahan dalam situasi sulit lantaran setiap orang memerlukan makan, namun tetap saja banyak pengusaha kuliner mengeluh.

“K

uliner memang bisnis ‘tahan banting’, itu kan sudah teruji. Tapi kalau bantingannya kelewat kenceng, ya, tetap bisa bikin ‘kelenger’,” ungkap Made Arsani Dewi, pengusaha ‘Burger Edam’, sambil tertawa. Kondisi perekonomian sekarang cukup berpengaruh terhadap usahanya. Apalagi di awal tahun ini

yang harus dilakukan para orangtua? Retno menyarankan agar orangtua semakin memperkenalkan anak dengan aktivitas non-gadget yang lebih asyik dan menyenangkan. Seperti mengikutkan anak les renang, les musik, dan les-les lain yang menyenangkan. Dengan begitu, anak tak akan peduli lagi dengan gadget.

Jadi, dibalik banyak keuntungannya juga sangat banyak kerugian gadget. Ini yang perlu disadari orangtua. Jangan bangga anaknya duduk diam. Anak yang sehat, adalah anak yang bergerak. Memang kendala sekarang dunia makin sempit, areal untuk anak berinteraksi juga semakin menurun. “Di sini pintar-pintarnya orangtua

bagaimana mengarahkan anak untuk bisa bergerak beraktivitas yang jauh lebih sehat dibandingkan beraktivitas dalam gadget. Memang kita tak bisa menyetop anak bermain gadget, karena sekarang era digital, tapi ajarilah anak untuk bijak memakai gadget dan mengontrol diri,”tandasnya. inten.indrawati@cybertokoh.com

Mendongeng Lima Menit KERA PENDEKAR

Sepasang pengantin baru, pangeran dan istrinya, ingin berjalan-jalan di sebuah taman. Dipanggilnya Garubuh, seekor kera yang biasa mengawal pangeran ke mana-mana. “Garubuh! Jagalah keselamatanku! Aku dan Made Taro tuan putri ingin menikmati keindahan taman.” “Siap, Junjunganku!” jawab kera bangga. Kera itu mengembangkan payung, lalu melindungi pasangan pengantin itu dari sentuhan cahaya matahari. Indah benar taman itu! Semua bunga tersenyum melihat pasangan pengantin yang sedang berjalanjalan itu. Burung-burung bernyanyi dan beterbangan dari satu pohon ke pohon yang lain. Mereka tertawa melihat gerak-gerik seekor kera yang berbaris tegap dan memutar-mutar payung. Kera itu menengadahkan kepala, seolah-olah berkata, “Lihat, akulah pengawal kerajaan yang paling dipercaya!” “Garubuh!” seru Pangeran. “Aku ingin tidur-tiduran di bawah pohon pisang! Dari situ aku masih bisa melihat keindahan taman.” “Siap, Junjunganku!” jawab Kera yang makin bangga itu. “Kamu bisa memainkan pedang?” tanya Pangeran. “Siap Junjunganku! Hamba pernah belajar pedang di sekolah pendekar.”

“Jagalah keamanan dan kenyamananku! Tebaslah setiap musuh yang menggangguku!” kata Pangeran sambil menyerahkan pedang kepada Garubuh. Kera yang angkuh itu berdiri tegap di sebelah Pangeran dan Permaisuri. Bunga-bunga yang bermunculan merasa tergelitik melihat kera menyandang pedang. Burung-burung pun ramai mempergunjingkan Garubuh. Ada yang tertawa terbahak-bahak, namun ada pula yang khawatir. Sekali-sekali kera yang penuh tanggung-jawab itu mondar-mandir. Ia selalu awas dan menoleh kiri-kanan. Ketika melihat Pangeran dan Permaisuri gelisah, ia memeriksa lebih dekat. Nah, itu dia, si pengganggu! Seekor lalat hinggap di leher Pangeran, dan seekor lagi hinggap di leher Permaisuri. Garubuh memperingatkan agar lalat-lalat itu pergi. Tetapi peringatan itu tidak digubris. Garubuh mengusirnya dengan mengayunkan pedang, tetapi lalat bandel itu tidak juga pergi. Kera pendekar itu pun naik darah. Sekali lagi ia mengayunkan pedang sambil membelalakkan mata. Namun lalat yang kurang ajar itu makin keras menggelitik leher pasangan pengantin itu. “Pang! Pang!” Garubuh menebaskan pedangnya kepada kedua ekor lalat itu. Lalat itu terbang menjauh. Kera pendekar itu sangat bangga. Burung-burung berteriak beterbangan. Bungabunga terkejut, merunduk dan layu. Sesaat kemudian tampak Garubuh menangis di sebelah junjungannya. Kedua pengantin baru itu wafat di tempat, karena tebasan pedang pendekar yang sombong dan bodoh itu. (Tantri)

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

dikabarkan ada beberapa barang dan jasa yang mengalami kenaikan, dan itu tentu saja berpengaruh pada bahan baku bisnis. “Sekarang tinggal bagaimana menyiasatinya saja, agar bisa tetap bertahan. Kalau mau dipersentase ya pengaruhnya sekitar 10-20%, cukup lumayan juga. Jadi sekarang yang kita pikirkan bagaimana agar bisa tetap bertahan karena

Yeni Setiawati pengrajin tas kulit reptil

SDM sudah terlanjur banyak,” tambahnya. Dalam menghadapi situasi seperti ini biasanya pengusaha kuliner lebih mudah menyiasatinya. Ada banyak cara yang biasa dilakukan, misalnya mengurangi profit, mengurangi volume, bahkan ada juga yang sampai mengurangi kualitas. Terkait kualitas, Arsani Dewi mengaku dia bersama suaminya, Made Edam Bagiana, telah berkomitmen bahwa kualitas tetap harus dijaga. Karena disadari orang mencari atau menyukai produknya salah satunya karena kualitas. “Kami lebih memilih menyiasatinya dengan cara mengurangi keuntungan. Jadi misalnya, kalau dalam keadaan normal keuntungan sekitar 30% maka kita kurangi 10%, jadi hanya 20%. Pembagian 20% itu misalnya, 10% untuk operasional dan 10% untuk kita,” papar Arsani Dewi yang bersama suaminya telah berkiprah dalam usaha kuliner di Jakarta selama 26 tahun. “Selain profit, mungkin juga bisa mengurangi sedikit gramaturnya. Misalnya biasanya 50 gram menjadi 45 gram, menjadi lebih

Made Arsani Dewi

kecil. Kalau bisnis makanan sih lebih mudah mengolahnya,” tambahnya seraya berharap keadaan akan menjadi lebih baik. “Jadi kita pada intinya akan tetap berusaha, tidak akan tinggal diam. Tetap bekerja keras, tidak malas. Kita juga tidak mau ada pemutusan hubungan kerja makanya tetap berusaha dan memikirkan inovasi-inivasi,” tandasnya. Lain lagi dengan Yeni Setiawati, pengusaha tas dari kulit reptil. Menurutnya, lesunya perekonomian di dalam negeri juga dirasakannya, namun hal itu tidak terlalu berpengaruh pada bisnisnya lantaran sasaran pasarnya adalah luar negeri. “Kalau dibilang pengaruh, ya memang, tapi hanya kecil saja kok. Yang terpengaruh

17

adalah pasar lokal, itu anjlog sampai 20%. Ini karena perekonomian dalam negeri kan sedang lesu. Tapi pasar luar negeri justru bagus, malah permintaan produk saya ada peningkatan,“ ujarnya seraya mengatakan komposisi pemasarannya 70% luar negeri 30% dalam negeri. Yeni yang telah memiliki pelanggan di Singapura, Cina, Korea, Jepang dan Rusia. “Akhir tahun kemarin malah saya dapat pesanan cukup banyak dari Rusia. Mereka bayar pakai dolar AS. Alhamdulilah banget ya. Berkah akhir tahun,” tambah pemilik usaha ‘Dania Handycraft’ ini. Kenaikan paling terasa adalah pada pos SDM atau tenaga kerja. Kalau biasanya dia membayar uang makan Rp 50.000 per hari, maka meningkat menjadi Rp 75.000. Harga bahan baku juga ikut naik namun tidak seberapa. “Bahan baku naik juga karena mereka harus membayar SDM nya lebih besar,” ucapnya. Untuk menyiasati kenaikan tersebut, kata Yeni, ia terpaksa menaikkan harga produk. “Kualitas tetap dijaga, tetap sama, hanya harganya naik. Kenaikannya tidak sampai 20% kok,” tutur Yeni yang mengaku tidak terpikir untuk melakukan PHK. “Wah kalau PHK, tidak terpikir ya. Ini industri handmade, jadi tergantung pada pekerja. Kita juga ingin tetap berkualitas. Di samping itu kondisi lesu dalam negeri ini, tidak banyak pengaruhnya untuk bisnis kami,” ucapnya. dianaruntu@cybertokoh.com

Bali Yoga Festival

Dihadiri Guru Yoga Indonesia dan India Pemukulan gong oleh Wali Kota Denpasar IB Rai Mantra dan yoga anak-anak TK di panggung utama menandai dimulainya acara ”Bali Yoga Festival 2017 ” yang diselenggarakan dalam rangka menyambut HUT ke- 229 Kota Denpasar, Jumat (13/1) di Lapangan Lumintang, Denpasar. Pemerintah Kota Denpasar bergandengan dengan Yayasan Markandeya Yoga Indonesia menggelar acara Bali Yoga Festival yang mengusung tema “Sehatkan Umat Damaikan Dunia “. Selain Wali Kota Denpasar, hadir juga Sekda Kota Denpasar AAN. Rai Iswara, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar AA. Asmara Jaya, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny. Selly D. Mantra, Ketua Darma Wanita Kota Denpasar Ny. Rai Iswara dan perwakilan Bupati se-Bali, dilaksanakan selama 3 hari (13–15 Januari), pukul

pranayama, meditasi, melalui yoga tradisional Bali maupun pencerahan – pencerahan lainnya. Acara Festival Yoga ini dikuti oleh Kepala Sekolah dan guru TK se-Bali, Kepala Sekolah dan guru

07.30 –18.30 Wita. Rai Mantra dalam sambutannya mengatakan yoga saat ini hendaknya dipandang secara luas, sebab kata yoga itu berasal dari kata ‘Yo’ yang artinya penyatuan, baik itu pikiran, jiwa, dan fisik, yang diseimbangkan. Jika masyarakat ingin sehat jasmani dan rohani lakukan yoga. Itulah yang

disebutnya revolusi mental, Ia juga mengatakan jika yoga ini bisa dilakukan dan dipahami secara baik oleh masyarakat, maka ke depannya Denpasar akan menjadi daerah yang paling maju. Selain itu ia juga berharap Denpasar menjadi Kota Yoga. Karena dengan yoga dapat menghasilkan manusia yang berkualitas, jujur, memiliki moralitas serta etika yang baik yang menjadi modal dalam memajukan suatu daerah. Sementara itu, Ketua Panitia IGA N Dian Martika mengatakan pada event yang diadakan pertama kali tersebut dihadiri oleh guru-guru yoga dari beberapa kota di Indonesia, salah satunya Anjasmara dan istimewanya juga hadir seorang guru yoga dari India. Mereka ingin memberikan pemahaman tentang yoga secara global dalam bentuk gerakan,

SD dan SMP se-Kota Denpasar serta ribuan masyarakat umum yang dapat memilih kelas yoga yang akan diikutinya sesuai dengan jadwal yang di pajang di lapangan. sri.ardhini@cybertokoh.com


18

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Peredaran narkoba nampaknya sudah sangat sulit dicegah. Narkoba saat ini tidak hanya menyasar orang dewasa sebagai pengguna melainkan remaja dan anakanak sebagai pengedar. Hal ini menyusul dari beberapa kasus narkoba yang semakin intens di dalami Satreskrim Polres Buleleng.

D

i Buleleng, memasuki awal tahun 2017 telah diringkus seorang kurir warga dusun Barat Sungai Desa Sawaran Kulon Kecamatan Kedung Jajang Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Wahyudi alias Yudi (32) berhasil diringkus polisi saat hendak mengantarkan narkona jenis shabu-shabu di kepada seseorang

Kompol Made Joni Antara Putra

Cegah Peredaran Narkoba di Kalangan Anak dan Remaja di seputaran desa Anturan. Menurut Kasat Res Narkobaba Polres Buleleng AKP I Ketut Adnyana TJ, barang bukti berupa lima kantong shabu-shabu seberat 5 gr ditemukan di kantong celana pelaku dengan dibungkus tissu. Setelah dilakukan penyelidikan, peredaran narkoba tersebut bukan lagi jaringan antar provinsi melainkan lintas Negara. “Hasil introgasi awal dengan pelaku, barang tersebut didatangkan dari Malaysia,” jelasnya. Dalam pengembangan kasus itu, Polres Buleleng akan mengeluarkan Daftar Pencarian Orang (DPO) pemilik SS yang telah diamankan. Sementara itu, menurut Kabag Ops Polres Buleleng, Kompol Made Joni Antara Putra, peredaran narkoba saat ini telah menyasar berbagai kalangan. Untuk menekan jumlah peredarannya, Polres Buleleng telah melakukan berbagai upaya, salah satunya melakukan tindakan tegas bagi para pengedar. Selain itu, pihaknya secara kontinu melakukan sosialiasi dengan melibatkan sekolah dan berbagai elemen masyarakat. “Kami libatkan Binmas dalam memberikan sosialisasi mengenai bahaya dari

Dengan wajah berseri-seri, Firgandini Septiawati menggendong cucu pertamanya yang diberi nama Zidan Atma Pradipta. Menjadi seorang nenek dari bayi lucu dan menggemaskan berusia tujuh bulan itu adalah kebahagiaan tersendiri baginya. Ia tampak menggendong cucunya itu dengan selendang yang diikatkan di bahunya lalu bertumpu pada pinggangnya. Sesekali ia bercanda dan tertawa bersama dengan Zidan yang terlihat nyaman berada dalam gendongannya.

auh sebelum hari ini, Dini, begitu panggilan akrabnya, mungkin saja tidak pernah bisa membayangkan ia akan dapat menggendong cucunya yang menggemaskan itu karena pernah mengalami masalah pada tulang pinggangnya. Ketika itu Dini bahkan tidak bisa berjalan sama sekali tanpa ia ketahui penyebabnya. Sebuah pengalaman yang tidak pernah bisa dilupakannya, kini ia kisahkan kembali sebagai sebuah keajaiban dalam hidupnya. Keajaiban yang kemudian mengantarkannya pada kebahagiaan saat ia bisa menggendong cucu pertamanya. Tahun 2008 yang lalu, saat usianya 45 tahun, Dini tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa pada pinggangnya. ia sama sekali tidak mengetahui apa penyebabnya. “Yang saya ingat, saya memang sering duduk di lantai saat membuka dan bermain dengan laptop,” ungkap perempuan aktif ini. Itu sangat sering dilakukannya di sela-sela kesibukannya berbisnis. Rasa sakit yang datang tiba-tiba itu semakin lama semakin menjadi-jadi, sampai-sampai akhirnya ia sama sekali tidak bisa berjalan. Pinggangnya terasa sakit luar biasa. Untuk beraktivitas ia hanya bisa mengesot atau dibantu/ digendong oleh suaminya Ahmad Hamzah. “Kalau mau bergerak, saya hanya bisa mengesot atau digendong,” kata Dini yang berasal dari Sumbawa Nusa Tenggara Barat dan kala itu tinggal di Kupang, Nusa Tenggara Timur mengikuti suaminya. Suaminya lalu membawanya ke dokter untuk berobat dan sekaligus berkonsultasi tentang apa yang bisa dilakukannya agar sakitnya itu dapat sembuh kembali. Dini tidak mengetahui istilah-istilah medis yang dijelaskan dokter kala itu. Yang ia ingat ia dirawat di rumah sakit di Kupang dan kemudian di rujuk ke Surabaya. Selama seminggu ia dirawat di salah satu rumah sakit di Kupang. Selama itu, menurut perempuan kelahiran 23 September 1963 ini, tidak ada perubahan yang berarti hingga akhirnya ia dirujuk ke salah satu rumah sakit di Surabaya. “Saya kemudian menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Surabaya,” ujarnya.

J

Jaringan narkoba lintas negara yang berhasil dibekuk jajaran polres Buleleng

narkotika itu,” jelasnya. Pihaknya berharap pembelajaran mengenai bahaya narkoba untuk diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah sehingga pencegahan dini terhadap penggunaan narkoba di kalangan remaja dan anak-anak dapat dilakukan. Selain itu, sebut dia, narkoba tidak hanya menyasar kalangan muda tetapi semua kalangan sehingga koordinasi dan kerjasama dengan elemen masyarakat sangat diperlukan. “Kami selalu jalin kerjasama dengan tokoh pemuda, tokoh

masyarakat, tokoh adat agar dapat menyosialisasikan ke desadesa agar peredarannya tidak merambah ke berbagai penjuru,” lengkapnya. Kompol Joni juga menghimbau kerjasama masyarakat untuk bersama-sama mengawasi dan mengontrol peredaran maupun penggunaan narkoba di Buleleng dengan cara melaporkan jika mengetahui peredaran tersebut. “Laporan masyarakat pasti kami tindak lanjuti,” imbuhnya. Laporan masyarakat harus dilakukan

lidik sebab penangkapan terhadap pelaku, barang harus ada padanya. “Apabila ada informasi silakan disampaikan kepada kami,” tandasnya. Sementara itu, pihaknya memiliki cara dalam menghadapi kasus anak-anak yang terjerat narkoba. Ada dua hal yang dapat dilakukan yaitu rehabilitasi dan pembinaan. “Pengambilan kedua tindakan tersebut ditentukan sesuai dengan berat kasus yang dilakukan,” pungkasnya. (wiwinmeliana22@cybertokoh.com)

Kenaikan PNBP Dibarengi Peningkatan Pelayanan Kenaikan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diberlakukan secara efektif sejak 6 Januari 2017. Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sekaligus menggantikan peraturan lama PP Nomor 50 Tahun 2010. Menurut Kanit Regident Polres Buleleng, Iptu Ni Nengah Kendrawati, sebelum diterapkan peraturan tersebut telah disosialisasikan selama satu bulan. Bahkan pihaknya telah menempatkan personil yang akan mengarahkan masyarakat yang kurang paham mengenai mekanisme pembayaran samsat kendaraan. “Personil sudah kami siagakan untuk membantu masyarakat yang kurang mengetahui alur dalam melakukan samsat,”jelasnya. Kata dia, sejak diterapkan, kenaikkan tarif PNBP rupanya tidak mengurangi animo masyarakat dalam melakukan kewajiban membayar pajak kendaraan. Ia menegaskan bahwa kenaikan bukan terjadi pada pajak melainkan tariff PNBP sehingga masyarakat jangan sampai keliru. “Sejauh ini kami belum mendengar keluhan yang berarti, kesadaran masyarakat pun cukup tinggi karena kalau tahun ini tidak di samsat maka akan kena denda juga,” imbuhnya. Peraturan tersebut menyampaikan point penting berupa kenaikan tarif untuk pengurusan surat kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Dipaparkan, biaya penerbitan STNK roda dua atau tiga yang awalnya Rp 50 ribu menjadi Rp 100 ribu. Roda empat atau lebih dari Rp 75 ribu menjadi 200 ribu. Sementara untuk pengesahan yang menurut PP tersebut akan membayar Rp 25 ribu untuk kendaraan roda dua atau tiga dan Rp 50 ribu untuk roda empat atau lebih.

Life Story

Iptu Ni Made Kendrawati bersama I Gusti Ngurah Darmika

“Sebelum ada PP itu, pengesahan STNK gratis. Sekarang harus bayar,” ujarnya. Sebut dia, kenaikan juga terjadi pada penerbitan surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor (TCKB) untuk roda empat atau lebih, yang sebelumnya Rp 25 ribu menjadi Rp 50 ribu. Sementara untuk pengurusan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), untuk roda dua atau tiga yang sebelumnya Rp 30 ribu menjadi Rp 60 ribu dan roda empat atau lebih dari Rp 50 ribu menjadi Rp 100 ribu. Selain yang dipaparkan itu, kenaikan juga terjadi pada penerbitan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)

dan besarannya cukup signifikan, yakni untuk kendaraan roda dua atau tiga yang sebelumnya Rp 80 ribu menjadi Rp 225 ribu dan roda empat atau lebih sebesar Rp 375 ribu dari sebelumnya Rp100 ribu. Menyikapi kenaikan itu, Kasi Pelayanan PKB dan BBNKB UPT Dispenda Propinsi Bali di Kabupaten Buleleng, I Gusti Ngurah Darmika mengaku tidak mengubah animo masyarakat dalam memenuhi kewajiban membayaran pajak. “Beberapa hari sebelum kebijakan diterapkan masyarakat yang datang membludak, kami pikir setelah diterapkan akan sepi ternyata tidak,” ungkapnya. Tambahnya, hal ini merupakan hasil sosialisasi ke masyarakat, baik saat pelayanan samsat keliling, door to door maupun melalui media sosial. “Ini artinya masyarakat sudah paham yang naik itu bukan pajak melainkan PNBP,” jelasnya. Darmika menambahkan, kenaikan tarif PNBP akan mengarah pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Sebelumnya pelayanan samsat telah didukung dengan pelayanan sistem online, sistem antrean elektronik, petugas informasi dan petugas duta pajak yang bertugas memberikan informasi dan mengarahkan masyarakat yang datang untuk melakukan pembayaran pajak. “Arahnya jelas akan ke sana, bukan berarti pelayanan sebelumnya tidak baik,” tegasnya. Selama ini, imbuhnya, kesadaran masyarakat yang cukup tinggi membuat antrean membludak sehingga pelayanan sedikit lama. Untuk mengatasi hal ini, kantor samsat pembantu di Kecamatan Seririt dan Gerai samsat di kecamatan Kubutambahan merupakan solusinya. Ke depan, pihaknya berencana untuk menambah gerai di kecamatan Tejakula dan Gerokgak. (wiwinmeliana22@cybertokoh.com)

Firgandini bersama cucunya Zidan Atma

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

7

Sembuh berkat Keyakinan Selama 21 hari Dini kembali hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit itu menjalani pengobatan. Namun, ia merasa sakitnya tidak berkurang. Sepanjang itu hanya bisa beraktivitas di tempat tidur sembari menahan sakit. Sampai akhirnya dokter menyampaikan bahwa ia harus menjalani operasi. Sesungguhnya Dini tidak mengetahui sakit apa yang tengah dideritanya itu. Ia hanya ingat bahwa dokter menjelaskan bahwa ada kolang-kaling pada tulang pinggulnya yang keluar dan harus ada yang dipotong dengan cara operasi. “Intinya untuk bisa sembuh kembali, saya harus menjalani perawatan dan harus segera dioperasi,” ujar ibu dari empat anak (Marlinda Prahesti, Yoyok Oktafriadi, Zulfikar Waliadi dan Swastasya Apriliana) ini. Cukup lama berada di rumah sakit, banyak keluarga yang sempat menjenguknya. Mendengar akan dilakukannya operasi pada pinggangnya, saran dari keluarga banyak berdatangan. Salah satunya untuk menempuh juga pengobatan alternatif. Sejujurnya, kala itu Dini dan suaminya sempat dihinggapi rasa khawatir kalau-kalau operasi gagal dan sebagainya apalagi sampai membuatnya kemudian cacat atau lumpuh. Tapi keduanya sudah pasrah. “Saya waktu itu sudah pasrah. Yang penting saya jalani dulu operasi sebagai usaha, maka hasilnya saya serahkan pada Allah SWT,” katanya. Namun desakan dari saran untuk juga menjalani terapi alternatif sebelum operasi dilakukan (menunggu jadwal) membuatnya berpikir bahwa tidak ada salahnya dicoba. “Saya ingin menempuh semua cara baik sebagai usaha untuk bisa sembuh,” kata Dini tentang keyakinannya akhirnya ia mau datang ke terapis yang direkomendasikan keluarganya itu. Hari itu, (tentu tanpa seizin dokter- sehingga ia siap menanggung segala resiko jika terjadi sesuatu), memakai kursi roda Dini dibawa ke Sidoarjo menemui seorang terapis bernama Pak Sigit, untuk menjalani pengobat­ an alternatif. “Tempatnya sangat sederhana,” ungkapnya. Ia bertemu dengan sang terapis yang rupanya menangkap ketidakyakinan dalam diri Dini untuk menjalani pengobatan itu. “Ibu harus yakin bahwa ibu akan bisa sembuh,” kata terapis itu dengan penuh keyakinan padanya. Dini yang sesungguhnya memang kurang meyakini hal-hal seperti ini, hari itu mencoba menumbuhkan keyakinan dalam dirinya de­ ngan sepenuh hatinya bahwa ia bisa sembuh. Semua dilakukannya karena keinginannya untuk sembuh dengan berharap datangnya keajaiban. Ia mengikuti semua instruksi sederhana dengan cara yang sederhana pula dari sang terapis itu. BAYAR RP 100 RIBU “Saya diminta untuk menutup mata dan berpasrah diri dalam keyakinan bisa sehat kembali,” katanya. Meski tidak melihat terapis yang duduk di depannya, Dini merasakan bahwa terapis itu membaca doa-doa pada segelas air yang kemudian diminumkannya padanya. Terapi itu berlangsung cukup singkat. “Seingat saya hanya sekitar setengah jam saja,” ujarnya. Usai meminum air doa itu, sang terapis memintanya untuk berdiri perlahan-lahan. Dini sempat kaget dengan permintaan itu. Dalam hati ia berkata, bagaimana ia bisa berdiri sedangkan bergerak saja sakitnya luar biasa. Sang terapis yang melihatnya ragu kemudian sekali lagi memintanya untuk berdiri perlahan-lahan. “Saya pun mencoba berdiri dan sungguh ajaib, saya bisa berdiri,” katanya bahagia dalam ketidakpercayaan. Ini peristiwa yang sungguh menakjubkan dalam hidupnya ketika ia bisa berdiri dengan tegak. Meski rasa sakit masih terasa namun ia telah bisa berdiri dengan baik. Sang terapis kemudian memintanya untuk berjalan dan benar saja,

masanya beberapa jam kemudian sete­ lah ia diterapi itu, Dini akan mengalami kondisi kesakitan yang luar biasa dan ia diminta untuk mengeluh melainkan harus menerima rasa sakit itu dengan ikhlas dan perbanyak Istigfar, karena setelah itu ia akan sembuh. “Benar saja, tengah malam saya mengalami rasa sakit yang tidak bisa saya ceritakan saking luar biasa rasanya. Saya hanya bisa Istigfar dan merasa itulah akhir dari hidup saya,” ungkapnya. Saat itulah dokter dan perawat kembali melakukan tes laboratorium terhadap darahnya. Namun apa yang dikatakan oleh terapis itu memang terbukti. Setelah mengalami rasa sakit yang hebat selama sekitar 15 menit, kemudian mereda dan ia merasa telah sembuh. Pada pemeriksaan medis sebelum operasi dilakukan kemudian menunjukkan hasilnya di luar dugaan. “Hasil tes semua normal dan operasi tidak jadi dilakukan,” katanya. Keesokan harinya ia minta pulang dari rumah sakit. Hingga hari ini, ia mengaku sakit itu sama sekali tidak pernah kumat lagi alias rasanya sembuh total. Atas Firgandini bersama suami dan ke empat anaknya kesembuhannya itu, ia sangat berterima yang memberinya dukungan saat sakit menderanya kasih kepada semua orang yang telah memDini bisa berjalan dengan baik. “Saya hampir bantunya untuk bisa sembuh, terutama kepada ingin berlari karena senang luar biasa,” ung- terapisnya dan juga para dokter serta rumah sakit yang telah merawatnya dengan sangat kapnya tak percaya. Pulang dari terapi itu, Dini tidak lagi meng- baik saat itu. Baginya kesembuhan yang diberigunakan kursi roda dan kembali ke rumah kan Allah SWT pada dirinya melalui tangan sakit dengan berjalan. Sebelum pulang, Dini terapis dan dokter serta suami dan keluarganya yang mendorongnya untuk sembuh, adalah hanya diberi enam botol air minum yang sudah didoakan, itu yang ia ingat. Waktu itu ia hanya kisah dan pengalaman hidup yang tidak bisa membayar Rp 100.000 untuk terapi ajaibnya dilupakannya sehingga ia bisa dengan bangga itu. Satu hal yang ia ingat, bahwa terapis itu menggendong cucu-cucunya. (naniek.itaufan@cybertokoh.com) berpesan mengingatkannya, akan datang

ACARA MELASPAS DAN GRAND OPENING WAROENG PEGASUS

SENATOR WEDAKARNA BANGGA DENGAN BERTAMBAHNYA WARUNG SUKLA DI BALI Senator DPD RI Utusan Provinsi Bali, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III, S.E (M,Tru) M.Si didaulat untuk meresmikan sekaligus memotong tumpeng yang didampingi oleh pemilik Waroeng Pegasus Sang Ayu Sunariani, S.E. dan Sang Nyoman Lingga, S.H. di Pegasus Gallery, Banjar Bukit, Tampaksiring, Gianyar. Pada hakikatnya upacara melaspas bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan bangunan secara SATYAGRAHA – Senator DPD RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya niskala sebelum digunakan Wedakarna MWS III bersama Pemilik Waroeng Pegasus (Sang Ayu atau ditempati. Sunariani, S.E. dan Sang Nyoman Lingga, S.H.) di Pegasus Gallery, Melaspas dalam bahasa Banjar Bukit, Tampaksiring, Gianyar. Bali memiliki arti Mlas artinya Pisah dan Pas artinya Cocok, dan penjabaran arti mutuskan untuk membeli menu yang ditawarkan melaspas adalah sebuah bangunan dibuat terdiri oleh restoran yang pada akhirnya harapan yang dari unsur yang berbeda ada kayu ada pula tanah diinginkan restoran dapat tercapai. (bata) dan batu, yang disatukan hingga terbenSelain itu, promosi bertujuan untuk meningtuk sebuah bangunan yang layak (cocok) untuk katkan volume penjualan makanan sesuai dengan ditempati. Upacara Melaspas dilakukan bertujuan target yang ditetapkan karena dengan meningkatuntuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi nya volume penjualan maka akan meningkatkan Wasa agar bangunan yang akan ditempati diberilaba yang akan diperoleh oleh suatu restoran. kan anugerah keselamatan dan kerahayuan bagi Senator Wedakarna merasa bangga akan bertamsemua yang ada didalamnya. bahnya restoran sukla di Bali, dimana pada saat Dalam dunia bisnis makanan, keputusan pemini sudah dikenal sebagai gerakan satyagraha sukla belian dapat dipengaruhi oleh berbagai macam yang diharapkan bisa membantu perekonomian hal. Seperti halnya promosi, yang merupakan masyarakat Bali khususnya. strategi sebuah restoran untuk dapat menarik Gerakan Satyagraha Sukla adalah gerakan konsumen untuk membeli menu yang ditawarkan pemberdayaan ekonomi umat Hindu. Gerakan pada setiap restoran. ini diresmikan oleh Dharma Adyaksa PHDI Pusat Tiap restoran pada dasarnya berharap agar (Ida Pedanda Sebali Tianyar Arimbawa) di Prammenu yang dihasilkannya dapat dikenal dan banan. Salah satu ciri dari Gerakan Satyagraha dinikmati masyarakat, diakui dan dipercaya konSukla ini adalah dimana cara penyajiannya yang sumen dalam memenuhi dan memuaskan kebubersih dan suci, mengingat sesuatu yang bersih tuhan hidupnya sehingga berbagai usaha promosi belum tentu suci. Senator Wedakarna menepun dilakukan untuk meningkatkan pengenalan kankan agar di setiap restoran yang ada di Bali dan pemahaman konsumen terhadap menu mamampu menyediakan hidangan kuliner babi. kanan yang sudah dibuat, sehingga konsumen me-


Woman on Top

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

“Melakoni suatu pilihan dengan sungguh-sungguh dan totalitas”. Sepertinya ungkapan tersebut tepat ditujukan untuk Ketut Novia Arini yang baru saja menyandang gelar Doktor di Ilmu Kedokteran Universitas Udayana. Sidang Senat Khusus dengan acara tunggal Promosi Doktor Ketut Novia Arini, S.ST., M.Kes, berlangsung Senin, 9 Januari 2017.

Doktor Ketut Novia Arini, S.ST., M.Kes

Bidan Pertama Lulus Doktor Cumlaude di Akademi Kebidanan Kartini Bali

P

restasi gemilang selalu diraih putri bungsu Wayan Suwitra dan Ni Wayan Suri, SKM, S.ST ini sejak kuliah di Akademi Kebidanan Panti Wilasa Semarang, berlanjut ketika menjadi Bidan Pendidik di Universitas Padjadjaran Bandung dan terakhir di Program Magister dan Program Doktor Ilmu Kedokteran Universitas Udayana Denpasar. Kalimat bernada pujian pun sempat terlontar dari Pimpinan Sidang Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT, M.Kes. Bahwa, kepiawaian Ketut Novi-demikian sapaan karib perempuan kelahiran Denpasar 8 ­November 1985 ini, dalam menjawab pertanyaan para penyanggah dan para undangan akademis bagai air mengalir tanpa cela. “Keberhasil­ an ini tidak lepas dari dukungan dan motivasi orangtua, peran ibu yang selalu mendampingi saya dalam menyelesaikan perkuliahan ini,” ujar Ketut

Salam Senyum Hai . Pembaca setia ... bertemu lagi di awal tahun 2017... dengan harapan semoga tulisan- tulisan Sang Penyihir di tahun ini dapat memberi manfaat untuk pelayanan kepada masyarakat lebih baik lagi dengan mengangkat tema yang relevan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini. Astungkara Amiiinn Masih ingat dengan judul tulisan saya Mantra Sang Penyi­hir yang pernah dimuat di rubrik ini di tahun lalu? Tulisan kali ini masih dengan judul yang sama, saya ingin “Mantra Sang Penyihir benarbenar membuat pelanggan menjadi tersihir dan tentu mereka akan menjadi pelanggan setia kepada perusahaan kita. Ide tulisan ini berawal ketika saya membeli bahan bakar di sebuah pompa bensin. Ketika itu saya sedang mengobrol ringan dengan putri saya, tibatiba dikejutkan dengan sapaan ramah dari petugas pompa bensin, Ibu bisa dilihat, angkanya mulai 0 (nol) ya. Seketika obrolan saya terhenti dan

Dr. Ketut Novia Arini, S.ST., M.Kes

Novi yang menempuh studi lanjut di Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran di Unud dengan menempuh masa studi 3 tahun ini. Keberhasilannya meraih gelar Doktor dengan predikat cumlaude menjadi bukti keseriusannya mendalami bidang ilmu yang ia tekuni, meski ia juga disibukkan dengan aktivitas lainnya, seperti sebagai Asesor Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM/Perguruan Tinggi Kesehatan) dalam rangka Akreditasi Program Studi D3 Kebidanan

saya langsung melihat angka yang ada di mesin pompa. Seperti tersihir saya melirik, mengikuti pesan yang ditunjukkan petugas pompa ditambah dengan bahasa tubuh yang baik (tangannya menunjuk ke mesin pompa). Hmmmm.. saya yakin.. ketika petugas pompa mengatakan hal itu, banyak pelanggannya tidak serta merta langsung melihat ke mesin pompa. Tapi walaupun seperti itu, katakata dari petugas pompa itu terkesan memberikan jaminan keakuratan dari layanan yang diberikan. Cerita selanjutnya ketika saya berbelanja di sebuah toko obat yang keberadaannya dapat ditemukan dimana-mana. Setelah selesai membayar dan mene­r ima obat yang dibeli, petugas itu mengucapkan bla bla bla .. dan semoga lekas sembuh. Kata orang bijak, ucap­an adalah doa. Naaaahhh.. dengan didoakan agar segera lekas sembuh, menjadikan yang menerima ucapan akan merasa senang dan tentu akan terbawa kesan yang baik untuk pelayanan di toko itu. Cerita lain lagi ketika kita

di seluruh Indonesia. Selain itu, Ketut Novi juga adalah Dosen di Akademi Kebidanan Kartini Bali, yang meraih prestasi gemilang selama tiga tahun berturut-turut (tahun 2009-2011) mendapat predikat sebagai dosen terbaik/terfavorit yang dinilai oleh Tim Penjaminan Mutu Internal dan Penilaian dari mahasiswa. Dan yang tak bisa dipandang sebelah mata, Ketut Novi juga Bidan Praktik Mandiri, yang selain melayani pasien juga membimbing mahasiswa Akademi Kebinan Kartini Bali dalam menerapkan teori di lapangan, dengan hati yang tulus dan sabar hingga mencapai tujuan jangka pendek yaitu lulus uji kompetensi secara nasional. Alumni Akademi Kebidanan Kartini Bali, dikatakannya rata-rata lulus uji kompetensi 98% memenuhi standar kompetensi Bidan Indonesia pertahun.

Novi bersama para penyanggah dan undangan akademik saat ujian promosi doktor

Novi bersama para dosen Akademi Kebidanan Kartini Bali

Peningkatan Kualitas Dosen Akademi Kebidanan Kartini Bali Yayasan Kartini Bali sangat konsisten terhadap peningkatan kualitas dosen guna menghasilkan lulusan Bidan yang bermutu sebagai contoh bertambahnya tenaga dosen dengan latar belakang pendidikan S3. Sebelumnya, Akademi Kebi-

danan Kartini Bali sudah memiliki 2 tenaga dosen dengan kualifikasi S3, sehingga saat ini menjadi 3 orang. Sedangkan tenaga dosen berkualifikasi S2 ada 18 orang. Akademi Kebidanan Kartini Bali sudah mulai menerima Pendaftaran Mahasiswa Baru, baik lewat

jalur PMDP maupun regular sejak Januari 2017. Akademi Kebidanan Kartini Bali telah melaksanakan 3 kali akreditasi Program Studi, dan terakhir dilaksanakan pada November 2016 oleh LAM Perguruan Tinggi Kesehatan dengan Predikat B dengan nilai 335. –ten

berbelanja di s e b u a h m a r t Mengakhiri perhitungan pembayaran pelayan itu berucap seper­ti ini, Pembelanjaan seratus lima ribu dua ratus rupiah, diskon dua ribu lima ratus rupiah, jadi total dibayar ..(sekian) sambil menyebutkan jumlah pembayaran yang harus dibayarkan. Waaaaahhh.. kesan saya dibacakan seperti itu senang sekali. Malahan nambah ingin tahu barang apa yang dapat diskon. Coba sang pelayan tidak menyebutkan seperti itu, pembelanjaan yang dilakukan seperti biasa saja dan tidak berkesan. Membaca cerita di atas tentunya ada hal yang menjadi pengingat untuk sebuah layanan. Sesuatu yang terucap yang menjadi standar dari layanan dan itu dilaksanakan secara KONSISTEN untuk membuat perasaan pelanggan itu senang itulah sebenarnya MANTRA. Banyak kita temui standar kalimat yang harus diucapkan oleh pelayan, tetapi malah standar itu kurang mengena di hati pelanggan, malahan terkesan dibuat dan sedikit lebay hehehe. Wah.. pilihan menu yang Bapak pesan tepat sekali Kalau kalimat ini terlalu berlebihan ya atau “Selamat datang dan berbelanja di atau Apakah Anda

sudah duduk dengan nyaman? Kalimat-kalimat standar seperti itu akan terdengar biasa- biasa saja dan tidak dapat membuat nilai tambah kepada pelanggan. Dalam pembentukan budaya layanan dalam suatu perusaha­ an, semestinyalah didahului dengan tindakan. Tindakantindakan itu biasanya sudah disepakati bersama dan dilakukan berulang-ulang secara konsisten. Karena sudah dilakukan berulang-ulang, tentu dengan konsisten dan penuh kesadar­ an membuat hal ini menjadi kebiasa­a n. Kebiasaan yang dilakukan secara masif oleh semua orang dalam jangka waktu yang panjang akan membentuk budaya layanan di instansi/ perusahaan tersebut. Waaaaahh.. kalau kita kaitkan, ternyata Mantra yang diciptakan oleh perusahaan akan mampu untuk menjadikan budaya layanan yang mumpuni untuk menjadikan pelanggan setia kepada perusahaan kita. Pelayanan memang sa­ ngat memerlukan persaingan. Tanpa persaingan, tidak akan ter­d orong untuk menghasilkan yang terbaik. Persaingan yang sehat akan menghasilkan produk dan layanan yang excellence bagi seluruh pelanggannya. Mulai saat ini, mari kita ciptakan “Mantra yang dapat men-

jadi jargon bagi perusahaan/ instansi kita. “Mantra” yang baik tentunya tidak terlepas dari produk/jasa yang akan kita jual. “Mantra” itu dapat bertujuan untuk pelanggan merasa yakin atas keakuratan produk/jasa yang kita jual, atau Mantra itu bertujuan membuat kenangan yang dapat membahagiakan hati pelanggan. Ayoooo marilah kita bertanya.... kenapa kita tidak memulai dari sekarang untuk menciptakan Mantra? Kare­ na selain PUJIAN, (Mantra Sang Penyihir 2016), kalimat yang diciptakan yang sesuai dengan produk/jasa yang kita jual dan dilakukan secara konsisten oleh para pelayan dan membudaya serta dapat memberi nilai tambah bagi nilai layanan kita itulah juga merupakan MANTRA dari SANG PENYIHIR”. Ingin mengetahui bagai­ mana membudayakan layanan dengan baik di perusahaan/ instansi yang Bapak/Ibu pimpin? Silakan menghubungi manajemen kami. Atas kesempatan yang diberikan, kami siap membantu.

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Dunia musik sudah ditekuninya sejak berusia delapan tahun. Darah musik terus dibawa hingga kini. Bahkan, seniman gondrong ini memiliki dua band,Valerian dan Thirst Of Blood. Kedua band ini memiliki aliran yang berbeda. Valerian beraliran power heavy metal sedangkan Thirst Of Blood beraliran epic metal. Pria kelahiran, Jakarta, 21 Juli 1978 ini bermain pada posisi keyboardist di kedua bandnya.

T

idak hanya bermain band saja, Daniel, mempunyai pekerjaan sebagai fotografer, pelukis, operator studio sekaligus pemilik

studio rekaman di rumahnya. Tentang studio rekaman miliknya, Daniel, mengaku dirinyalah yang merancang semuanya. Bapak satu anak ini tak hanya ahli bermain musik bersama dua

bandnnya saja, tetapi ia juga bermain one man. Artinya, one man yaitu bermain musik sendiri dengan memainkan beberapa alat musik. Dalam sehari Daniel bisa membuat dan menyelesaikan satu album lagu. “Yaaaaa….., kalau lagunya mudah sehari bisa selesai, kalau susah selesainya sekitar satu minggu,” kata

“MANTRA SANG PENYIHIR 2017“

Salam 3 SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani

19

Seniman tak Kenal Pensiun

Daniel

6

Inovasi agar Eksis Berpengalaman dan matang. Hal itu sangat tepat ditujukan kepada General Manager (GM) Country Heritage Surabaya, Rendra Utama. Lelaki lulusan International Hotel And Motel School di Isle Of Man ini malang melintang di dunia perhotelan. Bahkan, lelaki kelahiran Jakarta, 25 Desember 1972 ini pernah bekerja di perhotelan di tujuh negara. Suatu pengalaman yang tak bisa diremehkan. Rendra, mengawali karirnya di beberapa hotel di Jakarta.

Kemudian nekad hijrah ke luar negeri, hingga bertahun-tahun dari satu negara ke negera lain. Sedikitnya, ada tujuh negara pernah dijelajahi­nya. Meski begitu Rendra tidak pernah melupakan Indonesia. “Meski, saya lama di luar negeri, bagaimanapun juga saya tetap ingin kembali ke tanah air,” kata Rendra, pekan lalu. Saat ini Rendra memegang peranan penting

di Country Heritage Hotel, yaitu sebagai GM Country Heritage Hotel. Meski baru memegang hotel di luar Jakarta, dan terbiasa memegang hotel di luar negeri, Rendra, mampu menyesuaikan diri dan mengambil kendali untuk memberikan inovasi kepada stafnya. Apalagi, menurut dia, dite­ ngah ketatnya persaingan hotel

Rendra Utama

Daniel, pekan lalu. Meski sudah berkeluarga dan memiliki satu putra, Daniel tetap semangat dan giat bermain musik. “Kalau jadi seniman apapun, seni musik ataupun seni rupa tak mengenal usia dan tidak ada kata pensiun. Tetaplah bermusik hingga akhir hayat,” tambah Daniel. (Meta Vabiola) di Surabaya. “Surabaya ini hampir sama seperti Jakarta. Sama-sama kota besar. Bisa dibilang kota besar kedua setelah Jakarta. Jadi kami selalu harus memberikan inovasi yang menarik atau unik supaya Country Heritage tetap eksis,” ujar Rendra. Bapak satu anak ini rela meninggal­kan anak dan istrinya yang tetap tinggal di Jakarta. Rendra pulang ke Jakarta satu minggu sekali untuk menengok keluarga­ nya. Meski jauh dari keluarga dan sering rindu sama keluarga,

tetapi Rendra tetap semangat memegang peranan pentingnya di Country Heritage. Country Heritage memiliki fasilitas untuk anak-anak. Jadi orang tua tetap bisa santai sambil mengawasi anak bermain. “Saya memposisikan diri sebagai orang tua. Saya ingin menikmati suasana, tetapi tanpa harus repot untuk mengurusi anak. Jadi ada fasilitas hotel untuk anak-anak, contohnya ada mainan pasir,” ungkapnya. (Meta Vabiola)


20

Nine

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Topang Ekonomi Keluarga dengan Memaksimalkan Lahan Sempit “Harga-harga naik, siapa takut?” begitu kata Hurnanidiyati Nurdin dalam menanggapi kenaikan harga cabai yang melonjak tinggi dan ‘hawa’ kenaikan barang-barang serta biaya lainnya di awal tahun 2017 ini. Eni begitu panggilan ibu dua anak ini, memang pantas percaya diri khususnya dalam menghadapi kenaikan harga cabai di pasaran, karena ia termasuk yang jarang membeli cabai di pasar melainkan memetiknya di pekarangan rumah.

B

egitu pula dengan Sumiati, ibu rumah tangga yang tinggal di BTN Kopajali Ampenan yang hampir seluruh pekarangan rumahnya hijau dengan berbagai tanaman kebutuhan sehari-hari. Puluhan jenis tanaman kebutuhan pokok sayur-sayuran dan bumbu-bumbu serta lainnya memenuhi halaman rumahnya. Sumiati adalah ibu rumah tangga yang pandai dan bijak memanfaatkan pekarangan rumahnya yang tidak luas itu untuk semaksimal mungkin termanfaatkan bagi kebutuhan gizi keluarganya. Kebijakan Eni dan Sumiati dalam mengelola pekarangan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga seperti ini, terbukti

mampu menjadi ‘tameng’ yang aman bagi keuangan keluarga ketika menghadapi lonjakan harga yang sewaktu-waktu terjadi seperti saat ini. Apa yang dilakukan Sumiati tampaknya bisa menjadi inspirasi bagi ibu-ibu rumah tangga. Hijaunya pekarangan rumah Sumiati dan Eni hari ini, bukan diperoleh sesaat melainkan mereka mulai menanam, menjaga dan merawatnya sejak puluhan tahun. Sumiati bahkan telah rajin menanam dan merawat tanamantanamannya sejak tahun 1994 saat ia masih tinggal di rumah koskosan. Saat itu ia baru memulai menanam seledri saja, belum banyak tanaman lain mengingat ruang tanam yang tidak ada. Di lahan

yang segar dan diolah menjadi jamu,” ungkap Sumiati. Ia merasakan benar manfaat dari hijaunya pekarangan tersebut. “Sangat membantu kapan pun dibutuh-

Sumiati di tengah tanaman cabe yang menghijau di pekarangan rumahnya

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

SUBAK

5

Langkah Sederhana Gugah Minat Baca Budaya membaca di Indonesia saat ini berada di titik yang memprihatinkan. Jika merujuk data yang pernah dikeluarkan Badan Pusat Statisitik (BPS) tahun 2012 dijelaskan bahwa sebanyak 91,68 persen penduduk berusia 10 tahun ke atas lebih suka menonton televisi, dan hanya sekitar 17,66 persen yang suka membaca dari berbagai sumber seperti surat kabar, buku atau majalah.

Pemanfaatan pekarangan untuk menanam sayuran kebutuhan keluarga

yang hanya seukuran 16 x 2 meter, Sumiati mampu menyiapkan kebutuhan sayuran yang lengkap bagi keluarganya. Tidak itu saja, ia bahkan dapat menopang ekonomi keluarganya dari tanaman-tanaman yang dihasilkan pada lahan sempit yang termanfaatkan dengan sangat maksimal itu. Awalnya itu dilakukannya hanya untuk menyejukkan rumah kos

mereka. “Saya tanam dan rawat seledri itu dulu awalnya karena kos-kosan kami di Kekalik Ampenan sangat padat sehingga kami butuh rumah yang sejuk,” ungkapnya. Kebiasaan menanam itu tidak pernah putus sampai akhirnya ia tinggal di rumahnya kini dengan semakin banyak jenis tanaman yang dirawatnya. Sampai hari ini puluhan jenis tanaman yang ada di

rumahnya ini di antaranya: seledri, mint, jahe merah, jahe gajah, jahe lokal, jahe hitam, sambiroto, kemangi, pandan, marus (ini untuk tepung panir), sirih merah, sirih hijau, temu ireng, laos, keladi tikus, pepaya, jeruk purut, sirsat, terong, ubi jalar, kacang panjang dan juga cabai. Ada pula nangka, kelor, sawi, bayam juga mangga. naniek.itaufan@cybertokoh.com

Ciptakan Ketahanan Pangan Mandiri Tidak kurang dari 150 pot seledri memenuhi halaman rumahnya. Selain itu ada 100 pohon mint yang ditanam dibotol-botol bekas air mineral dan juga di paralon sepanjang 18 meter. 10 pot jahe dan jahe gajah 1 pot, ada pula jahe lokal sebanyak 5 pot, jahe hitam 3 pot. Tanaman cabai tumbuh subur dalam 25 polybag. Ada lagi tiga rumpun tanaman kemangi dan 10 pot terong. Sirih merah, sirih hijau, marus, temu ireng, laos ada 100 pohon. Selain tanaman sayuran, tanaman apotek hidup dan bumbu dapur, ada pula pohon nangka, mangga, sirsak dan pepaya. Juga ada ubi jalar dan kacang panjang, jeruk purut hingga delapan pohon. “Di samping untuk konsumsi sendiri tanaman-tanaman itu juga untuk para tetangga, serta ada yang dijual baik dalam bentuk

Inspirasi

kan. Mau masak tinggal ambil dan dengan cepat serta mudah didapat,” ujarnya. Di samping tanaman tersebut dimanfaatkannya untuk mendukung bahan pembuatan jamu yang ditekuninya. Sumiati yang dibantu suaminya Muhammad Saleh ini merawat sendiri tanaman-tanamannya ini sangat berharap bahwa semua orang dapat memanfaatkan pekarangannya untuk menanami dengan tanaman yang dibutuhkan oleh keluarga. “Kalau warga punya kebiasaan menanam pasti lingkungan kita bisa surplus untuk kebutuhan rumah tangga. Inilah yang dinamakan dengan ketahanan pangan mandiri bagi warga,” ujarnya. Begitu pula dengan Eni yang memiliki kebiasaan menanam bahkan sejak ia menjadi mahasiswa. Ia senang menanam

bunga di halaman rumahnya yang bagi keluarganya. dianggapnya sebagai obat kalau ia Bijaksana mengelola dan metegang menghadapi ujian. Dan se- manfaatkan pekarangan membuat jak punya rumah sendiri di tahun Eni dan Sumiati tidak terlalu 1990 ia mulai menanam sayuran terganggu jika sewaktu-waktu dan buah-buahan seperti rambu- atau pada waktu tertentu harga tan, alpukat, mangga, manggis, kebutuhan dapur naik dengan durian, cermai, lobe-lobe, sayuran alasan kelangkaan stok di pasaran. kelor, turi, sagar/katuk, sawe, aru, Tinggal petik di halaman, mudah, pohon murbai makanan ulat sutra cepat dan gratis. untuk sayur, cabai, ginseng, blimbnaniek.itaufan@cybertokoh.com ing wuluh, jeruk, pisang, pepaya, kelapa, asam dan lainnya. Puluhan tanaman yang menghijau di pekarangan rumahnya di Gunung Sari Lombok Barat itu ia rawat sendiri bersama keluarganya juga sesekali meminta bantuan orang lain untuk membersihkan halaman. Dengan tanaman yang demikian banyak membuat rumahnya menjadi sejuk. Udara jadi sejuk, banyak suara burung, hemat biaya karena saya tidak perlu setiap waktu membeli sayuran dan buah, tinggal ambil saat panen dan cepat didapat,” ungkapnya tentang manfaat yang ia rasakan dengan rajin menanami pekarangan dengan tanaman yang bermanfaat. Selain itu sejuk dan hijaunya pekarangan memberinya ketenangan dan menjadi Husnanidiyati Nurdin panen rambutan tempat rekreasi murah di halaman rumahnya

S

ementara berdasarkan data United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan Ilmiah dan Kebudayaan PBB, pada 2012, indeks minat membaca masyarakat Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya, dari setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 orang saja yang punya minat baca. Selanjutnya menurut standar Unicef, sebuah negara dianggap memiliki tingkat baca bagus bila 1 buku di baca oleh 5 orang Hal ini tentunya cukup menyedihkan jika melihat negara-negara maju lainnya yang menjadikan membaca sebagai budaya yang tidak bisa lepas dalam kehidupan mereka. Salah satu contoh adalah lulusan SMA di Jerman rata-rata membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan di Indonesia 0 (nol) buku. Rendahnya minat baca masyarakat kita sangat mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia, sebab kita tidak bisa mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di dunia, dimana pada akhirnya akan berdampak pada ketertinggalan bangsa Indonesia. Maka, untuk dapat mengejar kemajuan yang dicapai negara-negara tetangga, kita perlu menumbuhkan minat baca sejak dini. Salah satu inovasi yang menarik dicetuskan oleh 4 orang mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Udayana, yakni I Kadek Ngestika Pradnyana, Putri Saraswati Aryawan, Ni Made Indra Puspawati, dan Ni Kadek Ema Sustia Dewi, adalah membentuk program yang disebut SUBAK (Sudut Baca Kita). SUBAK atau Sudut Baca Kita, kata Ema salah seorang penggagas merupakan suatu program wajib

baca khusus buku-buku pertanian untuk anak-anak SD. Terobosan Baru Tumbuhkan Cinta Pertanian Sejak Dini Nama SUBAK dipilih untuk program baca dan pertanian ini karena subak dikenal sebagai sistem pengairan di Bali yang sangat dibutuhkan dalam sektor pertanian. Di harapkan kedepannya nama ini dapat menjadi ciri khas yang mencerminkan bahwa kegiatan ini selain ikut dalam gerakan menumbuhkan budaya membaca bagi generasi muda, namun juga ikut serta dalam mengkampanyekan gerakan cinta tani. Ide membuat SUBAK , lanjut Putri didampingi ketiga rekannya berawal dari suatu kegiatan rutin yang diadakan oleh Kemenristek DIKTI setiap tahunnya, yaitu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dikatakannya karena mereka berempat pas berada dalam satu organisasi yaitu Badan Eksetutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang fokus pada bidang Pendidikan dan Keilmuan, merasa miris melihat fenomena rendahnya minat baca para pelajar Indonesia maka

kegiatan meningkatkan budaya membaca menjadi salah satu fokus perhatiannya. Selain itu SUBAK juga fokus dalam meningkatkan kecintaan generasi muda dalam kegiatan bertani. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Meski harus diakui kondisi ini kini tidak ditemukan lagi di Indonesia, akibat kurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian, yang tergerus oleh sektor pariwisata khususnya di Bali. Sejak 2016, SUBAK ( Sudut Baca Kita) menjadikan siswa –siswa SD Negeri 5 Sanur sebagai pilot projectnya. Terpilihnya sekolah ini

sumber kehidupan berupa bahan pangan berasal dari sektor ini. Faktor yang lainnya juga karena anak-anak secara umum lebih tertarik dengan gadget ketimbang membaca buku. Mengenai kegiatan SUBAK, mereka menyebutkan dibagi kedalam 4 (empat) garis besar yakni tahap penyusunan konsep, berupa perumusan apa saja kegiatan yang bakal digarap. Berikutnya tahap kedua yaitu sosialisasi, perkenalan, pendekatan dan ajakan

dengan alasan utamanya karena sekolah ini merupakan almamater dari salah satu penggagas, juga pertimbangan letaknya di Desa Sanur yang notabenenya sebagai desa dengan potensi wisata yang tinggi, sehingga sudah sangat sulit menemukan yang namanya kegiatan pertanian. Tentu saja hal ini berdampak kepada generasi mudanya yang semakin jauh dengan dunia pertanian. Padahal, keempat mahasiswa ini menyadari sektor pertanian sangat penting karena segala

kepada adik-adik siswa SD N 5 Sanur terkait pelaksanaan kegiatan SUBAK agar mereka tertarik untuk mengikutinya. Tahap selanjutnya adalah tahap aksi (action). Ini tahap inti dari program SUBAK. Di sini siswa akan mulai diwajibkan membaca minimal satu buku satu hari. SUBAK juga mnyediakan buku kunjungan, agar para siswa dapat mencatat nama mereka saat berkunjung ke Sudut Baca Kita ini. Bukan hanya itu, untuk menumbuhkan aksi cinta tani

para siswa juga diajak mempraktikkan langsung apa saja yang sudah mereka baca di sudut baca. Misalnya ,pengenalan benih dan bibit, menanam bibit dan benih sayuran, pengenalan tanaman obat keluarga, cara memindahkan tanaman ke pot yang baru. Yang lebih menarik adalah mereka diperkenalkan sistem menanam dengan hidroponik sederhana. Praktik ini dilaksankan seminggu sekali setiap Sabtu yang dibantu juga oleh para guru. Rupanya, kegiatan ini sangat menyenangkan bagi mereka karena sudut pandang mereka tentang pertanian yang kotor dan hanya mencangkul di sawah mulai tergantikan dengan “pertanian itu pekerjaan yang menyenangkan”. Selanjutnya pada tahap akhir, yaitu evaluasi, dsengan melihat dan mengetahui sejauh mana para siswa memahami serta mengerti apa yang sudah mereka baca. Begitu juga dengan benih dan bibit yang diberikan saat kegiatan aksi menjadi indikator keberhasilan apakah para siswa sudah memahami cara menanam yang benar. Sedangkan pada saat kunjungan hari Sabtu,dilangsungkan tanya jawab berupa kuis berhadiah, dengan pertanyaan seputar materi dari buku yang sudah mereka baca. Semoga dengan langkah sederhana bernama SUBAK ini mampu menggugah generasi muda menghargai semua profesi tanpa terkecuali dan dapat berdampak besar terhadap para penggagas sendiri, lingkungan dan masyarakat luas. sri.ardhini@cybertokoh.com


4

Inspirasi

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Mike Rini Sutikno

Perlu Perencanaan Keuangan di Tahun 2017

Memasuki tahun 2017 tanda-tanda perbaikan ekonomi belum dirasakan masyarakat. Sebaliknya, justru sejumlah barang dan jasa mengalami kenaikan. Biaya hidup terasa semakin mahal, bagaimana menyiasatinya sementara penghasilan tidak meningkat seiring kenaikan harga-harga tersebut.

M

ungkin bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan perencanaan keuangan, bisa mengatasi karena biasanya mereka telah memiliki pos pengeluaran tak terduga atau pos-pos yang bisa dipakai untuk mengatasi keadaan sulit. Tapi bagi yang tidak mengatur keuangannya secara benar, kondisi ini pasti akan membuat mereka kelabakan. “Menurut saya tidak ada kata terlambat untuk membuat perencanaan keuangan di saat kondisi sulit, mumpung sekarang baru mengawali tahun 2017. Saya pribadi berpendapat, setiap penyakit itu pasti ada obatnya, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Termasuk bagi mereka yang sebelumnya tak pernah membuat perencanaan keuangan, sekarang ini adalah saatnya,” ungkap Mike Rini Sutikno, perencana keuangan dari MRE (Mitra Rencana Edukasi). Merencanakan keuangan, ungkapnya, sejatinya bisa dilakukan siapa saja, dan lebih baik jika dilakukan sedini mungkin. Namun jika pun kesadaran datang terlambat, dan baru terpikir untuk melakukan perencanakan keuangan ketika kondisi morat-marit, hal itupun bisa dilakukan. “Justru pada saat morat-marit (keuangan) itulah kalau tidak segera dibereskan, akan semakin menyulitkan hidup kita yang pada akhirnya akan menyulitkan orang lain yang ada di sekitar kita,” tambah perempuan kelahiran Maret 1974, ini. Mike sendiri memulai kariernya sebagai perencana keuangan sejak belasan tahun lalu. Sebe-

lumnya ia bekerja di bank dan kerap menghadapi nasabah yang bermasalah keuangan. “Ketika krisis ekonomi 1997 lalu, saat itu saya masih di bank. Ada banyak nasabah yang menderita akibat krisis tersebut. Mereka bercerita tentang kehilangan uang ratusan juta, rumah, dll, karena krisis. Saya ingin membantu mereka,” ungkap Mike yang akhirnya keluar dari dunia perbankan dan mulai menekuni profesi financial planner. Kiprah Mike pun semakin mantap, lalu ia bersama teman-temannya mendirikan Mitra Rencana Mandiri tahun 2007 yang menangani berbagai proyek perencanaan keuangan, baik individu, perusahaan maupun organisasi. Salah satu yang pernah ditanganinya adalah proyek pengembangan pemberdayaan masyarakat milik PBB dan Bank Dunia. Kembali kesoal perencanaan keuangan, menurut Mike, yang pertama harus dilakukan adalah membuat financial check up untuk mengetahui apakah keuangan kita sehat atau tidak. “Yang paling mudah adalah, total saja hutang kita dan total harta atau penghasilan kita sebulan. Kita lihat setiap bulan cicilan hutang, berapa yang harus dibayar, apa sanggup kita membayarnya. “ “Dalam perencanaan keuangan itu jangan takut menghitung-hitung. Dari sana baru kita bisa menetapkan prioritas yang harus diperbaiki. Soal investasi, itu baru bisa dilakukan kalau permasalahan kita sudah selesai,” tuturnya. Mike menyarankan, agar jika ada masalah pada keuangan hendaknya diselesaikan terlebih dahulu. Masalah hutang, misalnya, itu harus menjadi prioritas untuk diselesaikan. “Ini (hutang) memang menjadi kebiasaan sebagian orang. Padahal bisa membayar lunas, namun orang lebih senang menyicil-nyicil, dan akhirnya terjerat hutang. Fokus selesaikan agar keuangan jadi sehat,” tegasnya. Menurutnya, ada saat tertentu dimana kita harus fokus, termasuk menetapkan prioritas penggunaan uang. Tapi ada saatnya juga dimana kita bisa memulai diversifikasi. “Misalnya keuangan tidak bermasalah,

Mike Rini Sutikno di antara teman-temannya

kemudian kita menetapkan prioritas atau fokus pada dana pendidikan dan dana pensiun. Nanti bisa dilihat, jika dalam perjalanannya, ternyata semua itu bisa terkendali bahkan ada dana sisa, baru lah bisa menabung untuk modal usaha misalnya,” kata Mike. “Persoalannya adalah, sebagian orang punya kebiasaan untuk melakukan semuanya sekaligus. Ingin punya rumah, ingin dana pendidikan, dana pensiun, dll, semuanya dikerjakan sekaligus, padahal uangnya tidak ada. Hal ini lah yang dikemudian hari bakal merepotkan atau jadi masalah. Karenanya menetapkan prioritas penggunaan uang adalah penting,” tambahnya. MENYIASATI BIAYA HIDUP MAKIN MAHAL Menurutnya, ada banyak cara untuk menyiasati kondisi di mana biaya hidup menjadi semakin mahal karena kenaikan harga barang dan jasa. Ini suatu yang di luar kendali karena kenaikan disebabkan sistem ekonomi. Untuk itu, katanya, kita harus bergerak cepat dengan memeriksa keuangan kita agar tidak terjadi goncangan yang lebih. Yang pertama harus dijaga, katanya, jangan sampai konsumsi naik. “Jangan sampai pengeluaran kita naik bukan disebabkan karena kenaikan harga-harga. Karena kalau sampai konsumsi naik, kan, berarti harus membayar lebih. Ini yang harus dijaga,” katanya. Berhemat, sudah pasti harus dilakukan. Akan tetap, ucapnya, harus disadari bahwa tidak semua hal bisa dihemat. Karena itu, katanya, lakukan pemeriksaan pengeluaran yang biasa digunakan rutin. Misalnya, dengan memangkas berbagai pengeluaran yang tidak prioritas. “Nonton bioskop misalnya. Kalau biasanya itu kita lakukan setiap kali ada film baru yang muncul, itu bisa dikurangi. Begitu juga pengeluaran lain yang memang tidak prioritas, sebai-

Mike Rini Sutikno

knya dikurangi atau dihentikan,” jelasnya. Contoh lainnya. Kalau biasanya kita membeli barang dengan merk ‘A’ yang harganya cukup mahal, bisa diganti dengan barang merk lain yang kualitasnya tidak jauh dari sebelumnya, tapi berharga lebih murah. Demikian juga dengan konsumsi makanan cemilan. Jika terbiasa membeli cemilan dalam jumlah banyak, maka sebaiknya dikurangi, belilah secukupnya.

“Itu hanya beberapa contoh penghematan yang bisa dilakukan. Tentu masih banyak contoh lainnya. Ini memang hanyalah penghematan kecil-kecilan, namun akan cukup membantu meski tidak bisa terlalu diandalkan. Karenanya harus ada terobosan lain”. Di sisi lain, mungkin sudah saatnya untuk mulai berpikir tentang mendapatkan penghasilan tambahan atau meningkatkan penghasilan. Karena betapa pun harus disadari bahwa ke depannya biaya hidup akan terus meningkat, sementara jika penghasilan tidak meningkat, tentu hal tersebut akan menyulitkan. Untuk meningkatkan penghasilan, kata Mike, ada berbagai macam cara.

“Jika anda seorang karyawan perusahaan, mungkin kita perlu lebih pro aktif dalam meningkatkan karier sehingga prestasi kerja kita bisa menjadi dasar kenaikan gaji. Kalau kita tidak berusaha meningkatkan karier maka kita akan berada dalam posisi yang sama dari waktu ke waktu, padahal biaya hidup terus naik. Nah untuk membiayai kan harus ada kenaikan gaji,” katanya. Cara lainnya adalah, dengan berbisnis. Misalnya, suami bekerja di kantor, istri berbisnis di rumah. Persoalan yang biasa muncul dalam rencana berbisnis adalah soal permodalan, bagaimana caranya, dll. Sebetulnya, kata Mike, ada banyak sekali bisnis yang dapat dilakukan tanpa modal besar. “Bisnis memang perlu modal, tapi tidak sebesar yang kita pikirkan,” katanya. Pertama yang harus diketahui jika ingin berbisnis adalah untuk apakah permodalan itu. Apakah untuk operasional, atau untuk membeli peralatan produksi, ataukah untuk menyewa tempat. “Pelajari dulu hal ini. Di era seperti sekarang, ada banyak informasi yang tersedia dan bisa dipelajari. Kalau untuk sewa tempat misalnya, kan bisa disiasati dengan menggunakan rumah sendiri atau buka toko online. Kalau untuk beli peralatan, mungkin sebagian bisa menggunakan barang-barang yang ada di rumah sehingga tidak semua peralatan harus dibeli. Jadi harus kreatif. “ “Kita harus tahu informasinya, harus ‘melek’. Karena kalau tidak aware terhadap situasi-kondisi, terhadap apa pilihan-pilihan yang tersedia, kita akan menjadi makin melarat nantinya. Bukan karena kita nggak punya duit tapi karena kita nggak tahu dan tidak mau mencari tahu. Karenanya kita harus proaktif,” tandasnya. Jadi intinya, tandas Mike, di jaman teknologi seperti sekarang ini, dimana semua informasi tersedia dan gratis pula, kita pun harus mengubah mindset entrepreneurial. “Entrepreneurial bukan hanya untuk orang yang tidak bekerja, tapi karyawan pun bisa merintisnya. Kalau karyawan yang mau usaha sambil bekerja maka konsep itu disebut intrapreneurial. Yakni orang yang memiliki ‘entrepreneurship’ namun tidak keluar dari perusahaan tempatnya bekerja,” jelasnya. Di sejumlah perusahaan ada yang memupuk intrapreneur karyawannya supaya memiliki potensi kreativitas, inovasi, yang bukan saja bermanfaat untuk perusahaan tersebut tapi juga bagi si karyawan sendiri dalam mempersiapkan masa pensiunnya. diana.runtu@cybertokoh.com

Mandalika

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

21

Gubernur NTB Kukuhkan Pejabat Eselon II Minggu lalu, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengu-

kuhkan 1.137 Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mutasi di lingkup pemerintahan provinsi NTB. Khusus untuk pejabat Eselon II, ada yang tetap di jabatan yang lama, namun ada pula yang berpindah ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang baru terbentuk. Ada 40 pejabat Eselon II yang dikukuhkan oleh Gubernur NTB dilakukan setelah Gubernur mengkaji ulang singkronisasi data menghindari kesalahan penempatan pejabat berdasarkan Eselon. 40 nama tersebut adalah; 1. Irnadi Kusuma menjabat Kepala Biro Pemerintahan Setda NTB 2. H Ruslan Abdul Gani menjabat Kepala Biro Hukum Setda NTB 3. Manggaukang menjabat Kepala Biro Perekonomian Setda NTB 4. Fathul Gani menjabat Kepala Biro Umum Setda NTB 5. Yusron Hadi menjabat Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB 6. H. Lalu Hamzi Fikri menjabat Direktur RSUP NTB 7. Mahdi menjabat Sekretaris pada Sekretariat DPRD NTB 8. H M. Agus Fatria menjabat Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda NTB 9. H Khaerul Mahsul menjabat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB

10. H Bachrudin menjabat Asisten Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat Setda NTB 11. Ibnu Salim menjabat Inspektur pada Inspektorat NTB 12. Ridwan Syah menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah NTB 13. Fathurahman menjabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah NTB 14. H Abdul hakim menjabat Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah NTB 15. Supran menjabat Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah NTB 16. H Iswandi menjabat Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah NTB 17. H Muhammad Rum menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB 18. H Lalu Syafii menjabat Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Setda NTB 19. L alu Dirjaharta menjabat Kepala Satpol PP NTB

20. H M Suruji menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB 21. N urhandini Eka Dewi menjabat Kepala Dinas Kesehatan NTB 22. Wedha Magma Ardhi menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang 23. I Gusti Bagus Sugiartha menjabat Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Rakyat NTB 24. H Ahsanul Khalik menjabat Kepala Dinas Sosial NTB 25. H Wildan menjabat Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB 26. Rusman menjabat Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemeritahan Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil NTB 27. Hartina menjabat Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana NTB 28. Budi Septiani menjabat Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB 29. Lalu Bayu windya menjabat Kepala Dinas Perhubungan NTB 30. Tribudi Prayitno menjabat Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statisik NTB 31. Budi Subagyo menjabat Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah NTB 32. Lalu Gita Ariadi menjabat Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu NTB 33. Husnanidiaty Nurdin menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB 34. Lalu Hamdi menjabat Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB 35. H Lalu Muhammad Fauzal menjabat Kepala Dinas Pariwisata NTB 36. Husnul Fauzi menjabat Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB 37. Aminurrahman menjabat Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 38. Muhammad Husni menjabat Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTB 39. Putu Selly Andayani menjabat Kepala Dinas Perdagangan NTB 40. Baiq Eva Nurcahya Ningsih menjabat Kepala Dinas Perindustrian NTB Sejumlah pejabat mulai memimpin Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru, seperti Dinas Perdagangan NTB yang merupakan ‘pecahan’ dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perindag). Dinas Perindustrian dan perdagangan ini kemudian dipecah menjadi dua yakni, Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan. Selain itu, ada pula OPD baru lainnya yakni, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang dipimpin oleh Drs. H. L. Gita Aryadi yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Pembangunan dan Perekonomian. naniek.itaufan@cybertokoh.com

Lima Perempuan dalam Formasi Baru Kadis Uniknya, ada lima perempuan masih muncul dalam formasi baru kepala dinas di Lingkup Pemerintah Provinsi NTB ini meski seluruhnya berpindah tempat. Hj. Putu Selly Andayani yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah kini diberi tugas memimpin OPD baru sebagai Kepada Dinas Perdagangan Provinsi NTB. Ir. Hartina yang tadinya merupakan Kepala BKP NTB kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana NTB. Ada Budi Septiani yang sebelumnya adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB kini menjabat sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB. Ir. Husnanidiaty Nurdin yang baru beberapa bulan menjabat sebagai Kepala Dinas Kehutanan NTB dimutasi untuk memimpin OPD baru sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB serta Baiq Eva Nurcahya Ningsih yang

sebelumnya merupakan Kepala BP3AKB sekarang memimpin OPD baru juga sebagai Kepala Dinas Perindustrian NTB. Menanggapi perpindahannya dalam memimpin SKPD ini, Selly Andayani mengaku harus mulai bekerja keras untuk memajukan sektor perdagangan NTB. Seperti halnya beberapa bulan memimpin Dinas Koperasi dan UMKM NTB dengan jargon UMKM NTB naik kelas, Selly sukses menghangatkan atmosfir UMKM di NTB dengan berbagai terobosan kreatifnya. Karena dinas ini merupakan OPD maka Selly merasa perlu benar-benar mempelajarinya bidang tugas dan tanggung jawabnya ini. “Yang pertama dilakukan yaitu melihat tupoksi dari Dinas Perdagangan,” ungkap Selly yang langsung sedikit ‘terkejut’ dihantam dengan pemberitaan harga cabai yang meroket. Karenanya, ia langsung melakukan rapat internal bersama Sekretaris, para Kepala Bidang, Kepala Balai dan Kasubag. di lingkup Dinas Per-

Ir. Husnanidiyati Nurdin memimpin OPD baru sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga, saat turun berkunjung ke pusat pelatihan atlit NTB

Gubernur Nusa Tenggara Barat didampingi Wakil Gubernur NTB dan Sekda Prov. NTB, memimpin Rapat Pimpinan pertama di tahun 2017

dengan mengecek kebersihan kantor. Gudang yang kotor dan kumuh membuatnya menginstruksikan untuk melakukan kerja bakti dengan memberdayakan CS dan semua anggota Dinas Perdagangan NTB tanpa terkecuali. Seperti halnya Selly, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga yang merupakan OPD baru yang dipimpin Ir. Husnanidiyati Nurdin, langsung turun lapangan untuk mengecek segala fasilitas olah raga dan kepemudaan yang ada di Mataram, seperti fasilitas wisma atlit di Mataram, lapangan atletik dan juga GOR Turide Mataram. “Masih banyak yang harus kita benahi,” ungkap Husnanidiyati Nurdin saat berkunjung ke wisma atlet di Mataram beberapa waktu lalu. Ia menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk melakukan pembenahan dari semua sisi salah satunya demi meningkatkan prestasi atlet di NTB.

dagangan NTB. “Ternyata yang berkaitan dengan barang-barang menjadi target di RPJMD adalah yang menjelang tiga bulan sudah daya beli masyarakat, inflasi dan memasuki masa expired harus pertumbuhan ekonomi,” ungkap sudah ditarik dari peredaran, Selly yang bersiap untuk menge- sesuai dengan UU Nomor 8 jar target tersebut. tahun 1999 tentang Perlindungan Untuk itu, ia terapkan bahwa Konsumen. “Ini dilakukan karsetiap pagi jam 10 harus ada ena kami mendapat laporan ada laporan tentang harga-harga pasar modern yg masih menjual setidaknya di tiga pasar induk bahan makanan padahal masa yaitu Pasar Induk Mandalika, kadaluarsanya tinggal sebulan Pasar Pagesangan dan Pasar lagi,” katanya. Kebon Roek. Update data InforLebih dari tugas pokok itu, naniek.itaufan@cybertokoh.com) masi Harga Pasar ini langsung Selly tidak menyia-siakan waktu dikirim ke Kementerian Perdagangan RI. Selain itu, ia juga menggerakkan Tim Pengawasan yang melibatkan lintas sektor Kepolisian, Bea Cukai, APKLI, YLKI, MUI dan instansi terkait. Selain itu ia mula i memperketa t pengawasan bahan baku yang dilarang untuk bahan konsumsi, serta membuat surat edaran ke Putu Selly Andayani bersama para stafnya bersiap untuk memajukan bidang perdagangan NTB dengan OPD baru Dinas Perdagangan Provinsi NTB toko-toko modern


22

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Memasuki 2017, segalanya serba naik, bahkan harga cabe pun melambung tinggi. Gonjang-ganjing biaya hidup makin mahal, sebagian masyarakat pun mengeluh. Tapi di luar dugaan Pak Naning, pedagang kopi keliling yang selalu mangkal di areal Tugu Api Pancasila atau persisnya di depan gedung Pendopo Agung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), tenang-tenang saja. “Ya memang sekarang serba mahal, tapi mau bagaimana lagi. Biar saja,” kata Pak Naning santai.

D

ia sendiri mengaku tak terlalu terpengaruh. Pasalnya pendapatan yang diperolehnya sudah cukup untuk menghidupi dirinya keluarganya. “Saya pagi kerja di perusahaan jadi tenaga honorer, sore sampai malam jualan kopi di TMII,” ungkap bapak dua anak ini. Menurutnya jualan kopi keliling ini justru sangat membantunya dalam membiayai hidup keluarga. Sebagian orang, kata Pak Naning yang sempat puluhan tahun mengabdi sebagai pegawai honorer di TMII, hanya memandang sebelah mata bisnis yang ditekuninya ini. Padahal, hasil yang didapat cukup lumayan asalkan sabar dan tekun. Hanya bermodal dua termos air panas, pop mie, aneka kopi instan dan beberapa bungkus rokok, setiap malamnya ia berhasil membawa pulang rata-rata Rp 100-150 ribu. Jumlah itu, katanya, tidak termasuk pada malam minggu atau saat TMII menggelar event di malam hari. “Kalau malam minggu spesial, karena jumlah pengunjung TMII di malam hari cukup banyak. Mereka bukan datang untuk menikmati wahana atau anjungan, karena memang sudah tutup, tapi menikmati kenyamanan TMII di malam hari. Di sini (areal Tugu Api Pancasila) dan sekitar danau, paling ramai. Biasanya saya bisa bawa pulang uang sekitar Rp 300-400 ribu kalau malam minggu,” tambahnya. “Tapi jika di TMII ada event di malam hari, penghasilan malah bisa lebih dari biasanya,” tambah Pak Naning yang mulai berdagang dari pukul16.00 hingga pukul 23.00.

Penghasilan Lumayan dari Bisnis “Starling” Pendapatan terbesar, ungkapnya Pak Naning, adalah saat malam Tahun Baru lalu. Dari dagangan ‘kecil-kecilan’ itu ia berhasil meraup Rp 1,5 juta. “Saya dagang mulai jam 4 sore sampai dini hari, dapat Rp 1,5 juta. Sungguh saya nggak mengira, pengunjung yang datang menikmati malam tahun baru di sini sampai membludak. Tadinya saya hanya bawa barang sedikit, terpaksa berkalikali belanja lagi karena banyak pembeli,” tuturnya sambil tertawa. Pak Naning mengaku mulai bisnis kopi keliling atau kadang disebut orang ‘Starling’ (‘Starbucks Keliling’) sejak dua tahun lalu. Awalnya ia mendengar cerita dari tetangganya yang mencari tambahan penghasilan dengan berjualan kopi keliling. “Kata tetangga saya hasilnya lumayan banget. Dia itu awalnya nggak punya modal, jadi mengambil barang-barang dagangan pada juragan kopi keliling. Nanti hasilnya dibagi dua, 60:40. Nah ketika tetangga saya sudah punya modal, dia pun jualan sendiri, nggak ikut juragannya lagi.

Dengan berjualan sendiri penghasilannya tambah lumayan. “ “Dari cerita itulah saya jadi tertarik dan ikutan jualan. Modal awal yang cukup besar hanya beli sepeda bekas, selebihnya biasa saja,” papar Pak Naning yang hanya mengeluarkan biaya Rp 5.000 setiap malam untuk biaya kebersihan. “Saya tidak bayar lapak, hanya kena biaya kebersihan,” ucapnya. Akhir-akhir ini, kata Pak Naning, jumlah pedagang kopi keliling semakin banyak. Mungkin karena dirasakan lebih mudah, modal sedikit, hasil lumayan, sedang konsumennya cukup banyak dari berbagai kalangan. Para pesaing ini, katanya, ada yang diorganisir para juragan kopi keliling, ada juga yang berusaha sendiri seperti dirinya. Yang diorganisir oleh para juragan, biasa para pendatang dari daerah yang ke Jakarta tanpa modal. Mereka ingin bekerja tapi tidak mudah. “Di Jakarta itu cari kerja gampang-gampang susah. Tapi asalkan punya kelompok, yang sudah lebih dulu kerja serabutan, biasanya sih bisa. Ada banyak kerjaan serabutan di sini,” ungkapnya. Pasukan ‘Starling’ asuhan juragan ini, biasanya ditampung dalam sebuah rumah kontrakan. “Yang bayar kontrakan si juragan, dagang yang modalin si juaragan juga. Tapi itu bukan gratis. Nanti tukang kopinya akan bayar secara cicil dari hasil berdagang. Biasanya sih para pedagang kopi karena tidak punya modal, ikut aja aturan main juragan, sambil pelanpelan kumpul modal. Itu

Sudut Pandang Komitmen Menjaga Kualitas Pambudi

Ketika ada bahan-bahan baku yang harga melonjak atau mulai merangkak naik, bukan hanya konsumen yang mulai panik, pastinya sebagian pengusaha kulinerpun ternyata merasakan dampaknya. Terlebih, jika yang ikut naik termasuk salah satu atau bahkan sebagian bahan baku usahanya. Hal ini tentu membuat mereka bekerja keras memutar otak supaya dapat melakukan adaptasi terhadap kondisi tersebut. Dengan mampu menyesuaikan kenyataan tersebut, para pebisnis kuliner berharap agar usahanya tetap berjalan normal dan tetap menghasilkan profit . Berbagai langkah pun akan dilakukan oleh mereka. Jika umumnya yang diterapkan adalah menaikkan harga produk sesuai dengan nilai kenaikan pembelian bahan bakunya. Namun, banyak yang beranggapan jika langkah ini berisiko cukup besar terhadap berkurangnya omzet penjualan akibat kehilangan pelanggang. Apalagi saat ini tempat –tempat makan yang menarik di Kota Denpasar khususnya semakin banyak, yang artinya pilihan bagi pelanggan atau konsumen juga banyak. Lantas apa strategi, langkah-langkah atau solusi yang sebaiknya dilakukan?. Tokoh sempat menemui Kenrina Anggoro Wulandari, pemilik Pondok Kuring Resto di kawasan Jalan Raya Puputan, Renon ini, mengatakan atas kenaikan beberapa bahan baku terasa

sepnya famili dan event serta meeting room, dengan jam buka mulai pukul 10.00 –22.00. Hampir sama dengan situasi di Pondok Kuring Resto, di Jaki Food & Drink yang berlokasi di kawasan Jalan Gatsu Timur , yang ngetop dengan Mie Bujuh-nya ini. Harga yang tertera di daftar menu masih belum ada kenaikan. Apakah Jaki nanti akan menurunkan spesifikasi kuantitasnya dengan harga jual yang sama atau mencari bahan baku pengganti sebagai pelengKenrina Anggoro Wulandari Rah Tut kap, atau ada bentuk efisiensi sangat berat, karena berimbas kepada lainnya? Menurut sang pengelola, Rah pemenuhan barang. Tut XXX, karena di arena Jaki ini ada Bagi pengusaha kuliner, pengadaan enam kedai atau stand yang bergabung barang baku adalah yang paling penting bersama, maka kalaupun ada kenaikan dan paling utama. Ketika ada perubahan harga dari barang baku karena cuaca dan harga bahan baku , yang akan berimbas berbagai hal, kualitas rasa dan jumlah pada penjualan mereka, maka kedai penggunaan bahan baku di restonya tidak atau stand yang ada di sana terlebih akan dikuranginya. Ini, lanjutnya sebagai dahulu mengatur harga masing-masing komitmennya untuk menjaga kualitas dan kalaupun ada penyesuaian mereka akan menyampaikan padanya. rasa makanan. Namun, kata Rah Tut, yang pasti Kenrina yang memiliki dua resto di satu area yakni Pondok Kuring Resto seluruh menu baik makan dan minudengan beragam masakan Sunda dan man yang tersedia di Jaki secara kualitas Happy Cow yang menyediakan steak akan tetap terjaga. Mengingat yang dan rolls hanya bisa mengurangi sedikit datang ataupun nongkrong ke Jaki saat margin perusahaannya. “Kami komitmen ini bukan hanya kalangan anak muda, tetap menjaga kualitasnya tetap stabil,” tapi juga keluarga, termasuk komunitas ujarnya. Ia menambahkan di Happy Cow yang akan mengadakan kegiatan, seperti lebih tepat untuk tongkrongan konsep arisan maupun meeting. rustic, sedangkan Pondok Kuring kon(sri.ardhini@cybertokoh.com)

Sosialita Selalu ada cerita saat bertemu sosok perempuan yang sarat prestasi dan penghargaan dan ingin tetap menjalankan pekerjaanya sembari mengabdi untuk masyarakat Bali ini. Ketajaman pemikirannya ini semakin terbukti setelah melewati perjalanan waktu dalam kehidupan maupun kariernya. Maka mengalirlah percakapan mulai dari persoalan anak muda dan peluang kerja, perempuan dan budaya patrilinial hingga masih besarnya biaya upacara adat di Bali.

Dayu Indra Kondi

Peduli, Semangat, dan Kreatif

M

Bisnis kopi keliling

seperti teman saya, akhirnya bikin usaha sendiri,” ujarnya. Tapi, tambah Pak Naning, dirinya tidak takut dengan semakin banyak pesaing kopi keliling di TMII. “Saya sih nggak keder ya, rezeki Tuhan yang atur. Buktinya saya aman-aman saja, padahal yang jualan kopi keliling di sini cukup banyak,” tambah Pak Naning yang tempat tinggalnya tak jauh dari TMII. Bisnis kopi keliling, memang belakangan cukup ngetren di Jakarta. Di siang hari, para ‘Starling’ ini banyak dijumpai di pusat-pusat keramaian atau di sekitar perkantoran. Konsumennya dari berbagai kalangan, termasuk para karyawan perkantoran. “Penghasilannya perbulan memang lumayan, cuma kita harus waspada dan gesit untuk menghindari razia Satpol PP,” ujar Maman yang kerap mangkal di perkantoran sekitar Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Lain lagi dengan Pambudi, tukang kopi keliling yang biasa mangkal di lokasi wisata Museum Fatahillah, Jakarta Barat. Awalnya, tutur Pambudi yang mengaku dari Jawa Tengah, datang ke Jakarta untuk bekerja di proyek ikut sang kakak. “Namun saya nggak betah, lalu ada yang ngajak kerja jadi kernet angkot di kawasan

kota tua. Cukup lama saya kerja jadi kernet, begitu punya modal saya pun jualan kaki lima dan akhirnya jadi tukang kopi keliling di sini,” ungkap Pambudi yang ditemui di halaman Museum Fatahillah. Pambudi mengaku dari semua pekerjaan yang pernah dilakoninya di Jakarta, menjadi penjual kopi keliling adalah yang terbaik dari sisi penghasilan. “Modalnya tak banyak, juga tak secapai ketika menjadi kernet. Cuma duduk sambil menunggu pembeli. Saya jualan hanya pada sore sampai malam hari. Karena kalau siang, PKL tidak boleh buka lapak sembarangan,” tuturnya. Menurutnya, sejak kawasan Kota Tua direvitalisasi, pengunjung yang datang pada malam hari ke Museum Fatahillah cukup banyak, bahkan kalau malam minggu pengunjung bisa membludak karena ada banyak hiburan. “Sekarang Kota Tua, khususnya kawasan sekitar museum jadi ‘hidup’ di malam hari. Padahal sebelumnya suram,” ungkap Pambudi yang penghasilannya di malam minggu bisa mencapai Rp 400-500 ribu. “Pokoknya hasilnya lumayan banget,” tambah Pambudi yang pada siang hari bekerja serabutan di sekitar Pasar Asemka. (dianaruntu@cybertokoh.com)

engenai ramainya dibahas mengenai banyaknya tenaga kerja yang belum memilik pekerjaan di Bali, Ida Ayu Indra Kondi S. Wananjaya, S.H., M.Kn. yang biasa disapa Dayu Kondi ini mengatakan sesungguhnya kesempatan atau peluang kerja di Bali cukup banyak. Buktinya tidak pernah surut atau berduyun-duyunnya tenaga –tenaga dari luar Bali yang datang untuk mengisi lapangan pekerjaan di Bali. Kalaupun masih banyak anak muda yang memilih bekerja ke luar negeri, seperti di kapal pesiar, hal ini kata istri Ida Bagus Gede Wananjaya, S.H. ini secara umum, karena khususnya generasi muda Bali selama ini tidak bersedia memulai pekerjaan atau usahanya dari bawah dan konsisten menjalaninya. Tapi mereka lebih banyak ingin yang instan dan juga lebih suka melihat ke atas atau yang terlihat wah saja. Selain itu, ada alasan klasik yang tersembunyi yakni malu dan gengsi. Padahal kata Dayu Kondi, mungkin saja saat bekerja di kapal pesiar, mendapat tugas mencuci piring, tapi dilakukan dengan tekad yang luar biasa dan kerja keras. “Seandainya saja tekad dan semangat yang sama dilakukan untuk jenis pekerjaan yang sama di Bali, bisa saja penghasilannya akan sama besarnya. Namun, faktanya anak-anak muda malu dilihat temannya atau malah malas jika harus melakukannya di sini,” cetus Dayu Kondi yang dijadikan putri oleh

Dayu Indra Kondi peraih Penghargaan ” Indonesian Ministers Awards of Excellence 2016”

Ida Pedanda Gede Puniatmaja Pidada (alm), pendiri World Hindu Federation ini. Dayu Kondi menambahkan agar kita tidak pernah mengatakan di Bali sudah tidak ada lapangan kerja. Apalagi jika menyebut aktivitas adat sebagai penjegal, sangatlah keliru, sebab semuanya hanya urusan mengatur waktu.

Sesungguhnya, lanjutnya semua usaha dimulai dari kecil tidak ada yang langsung besar, tergantung pada diri sendiri, mau kerja keras atau malas-malasan. Seberapa besar keinginan kita untuk berubah. Sebera­pa besar dan kapan keinginan kita mau memulainya. “Kalau ada pertanyaan tentang usaha atau

Inovasi Desain Kebijakan pemerintah menaikkan tarif listrik, tarif admin STNK, dan kenaikan harga BBM, tak hanya dikeluhkan masyarakat, Ketua Kadin Kabupaten Gianyar Ir. I Wy Gd Arsania pun, menganggap kebijakan ini kurang tepat di tengah badai krisis ekonomi nasional dan dunia yang belum membaik di mata UKM. “Saat ini UKM lagi berkutat untuk survive (bertahan) dari terpaan krisis. Sekarang ditambah kenaikan harga bahan pendukung dan biaya-biaya admin, tentunya ini akan membebani biaya operasional UKM,” cetus Direktur perusahaan Fa. Ari yang bergerak di bidang ekspor kerajinan kayu ini. Hal ini dikatakan Pak Ari-demikian sapaan akrabnya, akan menambah terpuruknya UKM kalau UKM tidak memiliki potensi yang lebih/kuat sebagai kekuatannya sehingga, daya saing akan semakin menurun. Kondisi ini tentu menjadi suatu hal yang sangat kontradiktif bila dikaitkan dengan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada UKM. Ibaratnya UKM sudah jatuh ketimpa tangga. “Namun UKM harus tetap tegar, dan tetap mandiri. Jadikan kemandirian ini suatu kebanggaan,” ujarnya. Ia menyampaikan, suatu hal yang perlu dilakukan oleh UKM adalah mengembangkan kreativitas dan inovasi desain. Menggunakan bahan baku yang recycle, dan green product yang tidak terpengaruh oleh adanya kebi-

bisnis apa yang paling bagus, pastilah bisnis yang dijalankan, bukan yang hanya dibahas atau dipikirkan terus,” kata ibu dari IB Reza Awatara Pidada, S.H., IB Rendy Laksana Pidada, S.H., dan dr. IA Regina Gitaloka Pidada ini. Di sini pihak terkait, mungkin di kampus dengan inkubator bisnisnya terus bergerak merangsang menumbuhkan minat mahasiswa memiliki motivasi menjadi calon-calon entrepreneur .Sudah ada, namun belum sepenuhnya mendapatkan dukungan dari lingkungan kampus. “Pengalaman dan pengetahuan bidang usaha yang akan dijalani nanti merupakan hal penting yang akan menjadi guru yang sangat bernilai kelak dalam proses trial & error,” lanjut putri dari Drs Ida Bagus Santosa (alm) dan Ida Ayu Kartini (almh) ini. “Memang mulai berbisnis itu gampang-gampang sulit. Banyak orang sukses yang jatuh bangun dengan berbagai macam jenis usaha sebelumnya, sampai akhirnya mereka menemukan bisnis yang paling cocok serta menguntungkan bagi. Akan sangat baik katanya jika pekerjaan yang ditekuni juga merupakan hobi sehingga dalam menjalankannya setiap hari kita tetap merasa senang,” ujar peraih Penghargaan ” Indonesian Ministers Awards of Excellence 2016” ini dengan penuh semangat. Dayu Kondi juga mengatakan, untuk urusan pilihan pekerjaan dan kesediaan memulainya, juga tetap diperlukan pula peran orangtua untuk melakukan komunikasi yang baik dan mengarahkan begitu si anak lulus SMA agar memilih jurusan yang tepat dan tidak karena ikut teman atau trend. Kalaupun ada orangtua yang mampu menyekolahkan anaknya ke luar negeri misalnya di bidang bisnis alangkah indahnya jika saat pulang bisa membuka usaha dan kreatif menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. SEIMBANGKAN HIDUP DENGAN PENGABDIAN Ketika ditanya kegiatan yang terkini, President Bali International Woman Centre. Sebuah organisasi yang memiliki visi untuk memberdayakan perempuan yang lebih intelektual dan mampu bersaing di level internasional ini menyatakan menyukai pengabdian melalui kegiat­an yang langsung berinteraksi dengan masyarakat, terutama di perdesaan. Katanya, di sana ia bisa melihat bagaimana kehidupan

jakan pemerintah yang menimbulkan kenaikan biaya operasioanal dan harga material. Desain yang sederhana tapi unik akan membantu dalam hal efisiensi. Beranjak dari itu diharapkan UKM mampu bertahan dan mampu berkembang dari berbagai tantangan. UKM harus mampu melakukan efesiensi di segala lini, memanfaatkan dan mengoptimalkan kelebihan IT dalam pemasaran sehingga bisa meningkatkan daya saing baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. (inten.indrawati@cybertokoh.com)

Ir. I Wy Gd Arsania

3

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Dayu Indra Kondi dalam berbagai aktivitas

Dayu Indra Kondi

masyarakat bawah, arti sebuah ketulusan dan keseharian yang apa adanya tanpa kepura-puraan. Karena itu pula Dayu Kondi dengan suka cita menjalankan tugasnya sebagai Penasehat Pura Kahyangan Jagat di Bali, yang membawanya bertemu lembaga-lembaga adat dan pemuka agama. Kesempatan itu juga sekaligus digunakannya untuk terus memberikan pencerahan bagi masyarakat, bahwa zaman telah berubah, termasuk dan pola pikir orang Bali pun hendaknya kian moderat termasuk membahas persoalan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah upacara adat dan tradisi Bali. Padahal, ini tidak perlu terjadi, mengingat pakem-pakemnya ada dan jelas. Selain itu, yang masih terus menjadi kepeduliannya adalah kentalnya budaya patrilineal (purusa) di masyrakat kita. Budaya yang menyebabkan hanya keturunan berstatus kapurusa semata yang meneruskan swadharma atau tanggung jawab keluarga. Baik dalam hubungan dengan parahyangan (manusia dengan Tuhan), pawongan (manusia dengan manusia), maupun palemahan (manusia dengan alam). Terhadap sistem ini, yang merupakan warisan budaya dan sudah mengakar ini, menempatkan peran anak laki-laki, lebih berharga ketimbang anak perempuan di Bali, mengakibatkan segala harta benda warisan orangtua jatuh pada anak laki-laki saat orangtuanya telah tiada. Di sini ia terus berjuang sambil menyatakan, bagaimana jika sebuah keluarga tidak memiliki anak laki-laki. Padahal orang tuanya sudah susah payah bekerja untuk anak-anaknya. Baginya memiliki anak laki-laki atau perempuan sama saja. “Bahwa perempuan Bali dapat menjadi penerus tanggung jawab adat dalam keluarga. Maka, orangtua tidak perlu merasa rugi menyekolahkan anak perempuannya. Di balik keprihatinannya, ia juga mengaku bangga terhadap para perempuan Bali. Mere­ ka adalah pekerja keras tanpa pernah menuntut lebih, malah jika sang suami tidak mampu lagi mencukupi keperluan ekonomi keluar­ga, maka ia selalu siap mengambil alih. (ard)


2

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

GORO-GORO Keper­ ka­s aan Amat menghajar perampok menjadi buah bibir. Ia langsung naik perPutu Wijaya ingkat jadi pahlawan. Dan itu bukan tanpa akibat. Para tetangga jadi menekuk hormat. Mereka bangga di huniannya ada macan kandang yang akan membuat wilayahnya aman. Siapa pun yang berniat jahat tak akan berani mendekat. Mencium bau Amat berarti kiamat. Bahkan Pak Made, lawan politik Amat, ikut keder. Bu Made bukan saja tak berani lagi mengolok-olok Bu Amat dalam arisan, dia paling santer memujikan Bu Amat pinter memilih suami. Bahkan mengirim buah-buahan impor, sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. Tetangga lain, tak mau kalah.

Bu Alit kirim buket bunga porselin dari Italia. Tiap hari ada saja yang menghaturkan upeti. Makanan, kue, barang- barang suvenir, sampai tawaran kredit motor lunak tanpa bunga dalam waktu tak terbatas. Wow! Meja makan Amat, kepenuhan menampung tanda kasih warga itu. Bu Amat pura-pura kesal, kewalahan dihujani makanan. Tapi dalam hatinya bersyukur, sambil berdoa, semoga ada yang kirim hadiah mobil dan rumah. Tetapi Amat sebaliknya. Ia ketakutan. Ternyata jadi pahlawan banyak tak enaknya, katanya dalam hati, tapi tak berani terus-terang. Takut digebrak istri, tak mampu bersyukur. Tiap pagi Amat duduk di dekat gunung hadiah di meja makan. Ia terpaksa terus memegang gelas kopinya, karena meja sudah penuh upeti. “Banjir kiriman ini harus distop!” kata Amat cemas sambil memegang

samurai 2

samurai bertuah itu. “Habis gelap terbitlah terang. Tapi habis terang, akan jatuh malam yang lebih kelam, karena mata kita terbiasa silau!” Bu Amat tidak suka komentar suaminya. Ia memaksa Amat untuk memandang dengan cara lain. “Ini semua kan tidak dibuat-buat. Bukan juga paksaan. Sama sekali bukan karena kita minta. Mereka melakukannya atas inisiatif sendiri, untuk membahagiakan hati mereka sendiri. Jadi bukan untuk memuliakan kita. Sebagai warga yang baik, Bapak harus bantu mereka, meskipun kita sudah kewalahan ngurus semua ini, kalau nggak ada hujan banjirnya terus saja meluap, ya bukan salah kita toh!” “Tapi, Bu, terus-terang saja, Bapak kan tidak pantas menerima semua ini. Malam itu, Bapak sebetulnya bukan melawan, apalagi menghajar perampok. Mana mungkin. Terusterang Bapak justru ketakutan mau lari, tapi kepeleset lalu berteriak

sebab pasti akan dibacok. Begini!” Amat meragakan bagaimana dia hampir jatuh malam itu. Lalu meloncat menghunus samurai. Terdengar keplok tangan. Amat terkejut. Bu Amat tertawa. Ketika menoleh ke pintu, Amat malu sekali, ternyata para tetangga sudah masuk menonton. “Jurus apa itu, Pak Amat? Ulang, ulang sekali lagi di-selfie!” Amat merasa itu sudah terlalu berlebihan. Tapi para tetangga sudah menghunus HP, semua mau menjepret. Amat bingung lalu menoleh istrinya. Ketika Bu Amat mengangguk, Amat terpaksa dengan segala malunya, mengulangi kekonyolannya

Ekspresso malam itu. “Heran Bapak, kenapa para tetangga jadi gila semua, memotret leherku hampir ditebas rampok itu, “gerundel Amat setelah para tetangga pergi. “Begitulah keadaan kita, Pak. Tandanya semua kita merindukan seorang pahlawan.” “Lha, kok ibu juga ikut-ikutan?” “Ya. Makanya tadi saya bilang kita. Ya, kita, termasuk saya dan Bapak, semua kita rindu punya pahlawan.” “Tapi masak bapak yang konyol ini di pahlawan-pahlawankan?” “Kata pepatah, tidak ada pohon akar pun berguna.” “Di makam pahlawan Tabanan ada 1000 pahlawan, lho!” “Itu dulu. Sekarang?” “Berarti kita sekarang sedang krisis pahlawan? Kasihan amat!” “Ya tidak! Kan ada Bapak!”

Nasib Konsumen atas Hiruk Pikuknya Harga Komuditas yang Melambung

Mengawali Tahun Baru 2017, masyarakat Indonesia mendapat beberapa kado pahit dari pemerintah. Mulai perubahan biaya penerbitan surat-surat kendaraan bermotor hingga naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Konsumen di Indonesia tersentak kaget dan menyayangkan sikap pemerintah yang dinilai masih gegabah dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016. Peraturan tersebut akan berimbas dengan kenaikan biaya penerbitan surat-surat kendaraan, seperti surat tanda nomor kendaraan (STNK), buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB), mutasi, dan tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB). Hal itu akan mengatur tentang jenis dan tarif atas penerimaan negara bukan pajak yang berlaku di Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dalam PP Nomor 50 Tahun 2010 atau peraturan yang lama, tarif untuk penerbitan STNK roda dua maupun roda tiga hanya sebesar Rp 50.00, tetapi kini bakal dikerek menjadi Rp 100.000.Untuk roda empat, tarif naik dari Rp 75.000 menjadi Rp 200.000. Kenaikan cukup besar terjadi pada penerbitan BPKB baru dan ganti kepemilikan. Untuk roda dua dan tiga yang sebelumnya dikenakan biaya Rp 80.000, dengan peraturan baru ini, tarifnya akan menjadi Rp 225.000.Untuk roda empat, yang sebelumnya Rp

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

100.000, kini dikenakan biaya Rp 375.000 atau meningkat tiga kali lipat. Belum berhenti sampai disitu konsumen juga siap siap dibuat pusing akibat tarif dasar listrik juga naik akibat pengurangan subsidi pelanggan listrik 900VA. Kalau melihat kenaikan tarif surat kendaraan yang cukup besar tersebut, menurut pandangan penulis sepertinya kebijakan tersebut tidak akan berpihak kepada rakyat. Justru menyulitkan masyarakat karena kenaikan ini berbarengan dengan kenaikan tarif listrik dan BBM. Jangan sampai beragam kebijakan yang cukup sporadis ini hanya akan mengakibatkan konsumen tersungkur. Memang sih pemerintah boleh saja mengambil kebijakan apapun termasuk membuat kebijakan menyesuaikan tarif baru jika itu dinilai untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan untuk menutupi anggaran instansi lain, namun sebelum mengeluarkan kebijakan juga melihat kondisi masyarakat, daya beli termasuk upaya peningkatan perbaikan layanan. Artinya jika beberapa hal diatas dijadikan dasar untuk menaikkan tarif saya yakin upaya penyelenggaraan layanan publik akan sangat baik. Tidak berhenti disitu saja kebijakan yang membuat konsumen menjerit dengan kenaikan tarif juga berlaku atas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan rencana penghapusan tarif listrik 900 VA. Kenaikan TDL dan BBM ini muncul di saat yang

I Putu Armaya, S.H.

sangat tidak tepat. Hal ini terlihat dari berbagai indikator ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang masih rendah. Rakyat masih sulit secara ekonomi, angka pengangguran justru makin tinggi, lapangan pekerjaan kurang dan ditambah dengan jumlah usia produktif selalu meningkat, belum lagi daya beli masyarakat masih rendah dan cenderung turun. Harusnya pemerintah melihat kondisi masyarakat secara utuh dan dengan mata hati, jangan melihat hanya dari sisi kebutuhan versi pemerintah saja Dengan kondisi perekonomin yang masih lesu, seharusnya pemerintah memberi kesejukan dengan

kebijakan-kebijakan yang pro rakyat dan bukannya makin menyusahkan. Jelas kebijakan ini sangat tidak adil dan akan menambah beban masyarakat konsumen di Indonesia termasuk di Bali. Seperti contoh kenaikan TDL, jangan karena memakai daya 900 VA dianggap mampu semua. Karena penguna atau pelangan dengan daya listrik 900 VA kurang lebihnya sekitar 18,9 juta pelanggan dan ketika terjadi kenaikan TDL, akan berimbas dan berdampak pada munculnya rumah tangga tidak mampu yang baru atau menurunkan nilai ekonomi dan daya beli suatu keluarga. Yang sangat ideal dalam kondisi seperti ini adalah menyegarkan kondisi perekonomian tanah air terlebih dahulu, menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan pembinaan pada rakyat serta mempersiapkan segala hal yang akan berdampak dan berkaitan dengan kebijakan yang memang bila ternyata menaikan BBM dan TDL adalah solusi terakhir atau memang pemerintah sudah tidak punya lagi jalan keluar yang pro rakyat. Pemerintah berkewajiban melaku-

kan upaya pendidikan dan pembinaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas hak-haknya sebagai konsumen. Melalui instrumen yang sama juga diharapkan tumbuhnya kesadaran pelaku usaha dalam aktivitasnya, yang menerapkan prinsip ekonomi sekaligus tetap menjunjung hal-hal yang patut menjadi hak konsumen. Untuk itu perlu penguatan peran pemerintah memperbaiki mekanisme pasar. mekanisme yang menciptakan keadilan, dan kesejahteraan bersama. Masalah tarif yang tinggi jangan sampai menjadi beban konsumen yang serius. Perlindungan konsumen oleh pemerintah perlu semakin diperbaiki dan ditingkatkan, agar konsumen mendapatkan kualitas barang yang baik, dan pelayanan yang lebih baik pula. Buat apa ada negara jika kebijakan tidak hadir untuk rakyatnya. I Putu Armaya, S.H. Penulis Direktur Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bali dan Wakil Ketua Majelis BPSK Kabupaten Badung

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, I Made Ary Supratman. Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­k retariat: Ayu ­A gustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­Denpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­m erah ­B arat 21 G Jakarta Pusat 10270– Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­ ­F aksi­m ile (031) 5675240. Surat Elektronik: redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI Cabang ­G ajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Sudut Pandang

23

Edisi 936/ 16 - 22 januari 2017

Pelanggan Bawa Cabai Sendiri Bu Intan, yang sehari-hari berjualan tipat dan rujak di Jalan Bukit Sari Padangsambaian Kaja, mengatakan, sebelum kenaikan harga cabai yang meningkat sangat tinggi, ia biasa membeli cabai sekilonya Rp 40 ribu. Namun, sekarang harga cabai melonjak tinggi berkisar 1 kilogram Rp 50 ribu. Biasanya, ia membeli cabai setiap hari satu kilogram untuk keperluan bahan jualannya yakni bumbu tipat plecing dan rujak. Sekarang, ia hanya membeli setengah kilogram untuk dicukupkan satu hari.

M

Bu Intan

enurut Bu Intan, walaupun harga cabai naik, tetap saja, ia harus membelinya karena merupakan bahan pokok sebagai

bumbu dari bahan jualannya. Untuk menyiasati kenaikan harga cabai yang melonjak tinggi, ia tak mungkin menaikkan harga. “Saya gak enak ama pelanggan naikkan harga. Mungkin hanya porsi yang dikurangi sedikit. Misalnya, ketupat yang harusnya lima potong, saya isi empat potong. Sementara, untuk pelanggan yang sering minta super pedas, minta lima sampai enam cabai, saya sampaikan saja, harga cabai mahal sekarang, cukup cabainya dua. Tapi, ada juga, pelanggannya membawa cabai dari rumahnya,” kata Bu Intan. Menurutnya, cabai adalah bahan yang mudah rusak. Jadi, walaupun mahal tetap dibeli dan membelinya secukupnya, tidak bisa distok karena bisa busuk. Namun, ia yakin, kenaikan harga cabai tidak terlalu lama, karena kondisi panen gagal yang membuat harga melambung. “Nanti kalau panen sudah normal, harga cabai pasti

Deny Daryanti

Chintya Wulandari

normal lagi,” ujarnya optimis. Ia tak bisa bicara apa kalau memang pemerintah sudah menetapkan kenaikan tarif STNK, kenaikan BBM, dan tarif listrik. Ia hanya berharap, dengan kenaikan itu, pemerintah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Misalnya, listriknya jangan sering mati. Malah, jangan sampai mati. Sementara, menurut Chintya Wulandari, kenaikan tarif STNK seharusnya dibarengi juga dengan pelayanan yang lebih baik. “Jangan ada lagi calo-calo. Pemerintah sebaiknya memberikan pelayanan cepat jangan sampai

mengantri berjam-jam,” kata staf Humas Universitas Warmadewa ini.

Optimalkan Halaman Sempit Harga cabai melonjak tinggi di tengah kabar naiknya biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan rencana naiknya tarif listrik. Kalau sudah begini, biasanya ibu rumah tangga yang paling merasakan dampaknya, khususnya para ibu rumah tangga dari kalangan ekonomi biasa yang selama ini berpikir keras untuk mengatur dan mengelola pengeluaran dan keperluan keluarga. Naiknya biaya baik yang bersifat primer maupun sekunder seperti sekarang, membuat ibu-ibu rumah tangga harus berpikir ulang untuk menyikapi dan mengatur pengeluaran bulanan. Ada yang memperketat pengeluaran, ada yang menyiasatinya dengan cara bijak, namun tampaknya kebanyakan yang pasrah pada situasi ini. Ayu Setiawati, salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Ampenan, NTB mengatakan susah untuk menyiasatinya karena kebutuhan pokok itu mau tidak mau harus dipenuhi dengan cara membelinya. Saat ditanya tentang bagaimana sikapnya terhadap kenaikan-kenaikan biaya harga dan tersebut, sembari bercanda ia mengatakan, “Ketawa cantik aja…,” katanya pasrah. Menurutnya, tidak ada yang bisa dilakukannya saat ini kecuali mengikuti arus. “Satu harga naik biasanya wajib semuanya naik juga dan semua kebutuhan itu mau tidak mau harus dibeli dengan banderol harga yang sudah ada karena itu kebutuhan pokok. Mau Demo? Ogah. Mau marah sama siapa?

Mau protes sama siapa? Jadi naik harga, pasrah aja,” katanya mengurai panjang. “Pasrahnya” Ayu bukannya tanpa alasan. “Belanja ke swalayan sudah ada tertera harganya. Ke pasar kita nawar malah galakan si bibik penjual sambil mesem mukanya mau irit belanja juga, ya gak bisa. Mau irit belanja ya gak bisa juga. Yang namanya kebutuhan pasti malah bertambah,” ujarnya. Ibu rumah tangga lain yang mengaku bingung menyikapi kenaikan-kenaikan harga ini. “Serius itu naik ya? Saya masih berharap itu wacana,” ujar Indras yang memiliki dua anak yang masih kecil kecil ini. Ia mengaku bingung mau memotong anggaran belanja yang mana terutama berkaitan dengan kebutuhan pokok. “Kalau dari pos makanan enggak mungkinlah dipotong, karena anak-anak saya masih dalam masa pertumbuhan,” ujarnya sambil menambahkan kemungkinan yang bisa dikuran-

gi adalah belanja jajan/kue-kue. Meski sedikit menemukan jalan keluar tersebut, Indras masih menganggap pengiritan itu tidak akan berefek signifikan. “Tapi saya rasa mau berhemat sebagaimanapun, gak akan signifikan. Terasa banget nggak berdayanya kita jadi rakyat kecil,” katanya. Selain Indras dan yu, ada pula Sumiati yang mencoba menyiasati hal ini dengan caranya. Tampaknya ibu tiga anak ini tergerak untuk memanfaatkan pekarangan dalam menyiasatinya. Ia berbagi tips tersebut dengan harapan ‘kegalauan’ ibu rumah tangga bisa terobati. “Menyiasatinya bisa dengan cara mengoptimalkan halaman yang kita punya walaupun sempit, dengan tanaman kebutuhan sehari-hari meski hanya satu pohon. Selain itu, membelanjakan uang sesuai kebutuhan pokok rumah tangga saja,” katanya singkat. naniek.itaufan@cybertokoh.com

BAWA BEKAL SENDIRI Deny Daryanti menambahkan, sering terjadi yang mengurus STNK waktunya bisa dihabiskan seharian penuh. Bagi mereka yang bekerja, tentu ini merupakan masalah karena meninggalkan jam kantor seharian. Hal ini tentu sangat tidak efisien dan efektif. Karena itu, kata Deny, kenaikan tarif STNK harus dibarengi dengan pelayanan cepat dan prima. Artinya, tak ada lagi antrian

panjang, semua berjalan cepat, adil, dan nomer yang dipanggil berurutan, tidak ada pilih kasih karena kenal dengan pegawai samsat, dapat duluan. Sementara, untuk kenaikan harga cabai, menurutnya, sih tak terlalu bermasalah bagi kalangan rumahtangga biasa, kecuali bagi penjual nasi, tentu sangat berpengaruh, apalagi penjual makanan dengan sambal pedas. “Kalau saya masak, palingan pakai satu cabai saja, tar banyak-banyak cabainya bisabisa perutnya sakit,” katanya sembari tertawa. Walaupun disebutkan BBM juga akan naik, tentu berimbas pada harga barang. “Kalau BBM naik harga barang pasti naik. Kalau mau menyiasati ya harus berhemat. Kalau dulu suka makan di luar, mending sekarang membawa bekal sendiri,” katanya. Namun, namanya BBM, sebagai bahan pokok kendaraan, tentu walaupun mahal, tetap saja harus dibeli. Ia hanya berharap, dengan kenaikan BBM, pemerintah juga jangan lupa, memperhatikan insfrastruktur jalan. “Jalan-jalan dicek kalau ada rusak diperbaiki, seperti jalan-jalan berlubang yang sering digenangi air kalau hujan. Ini bisa membahayakan pengendara kendaraan,” kata Deny menambahkan. wirati.astiti@cybertokoh.com

Berikan Diskon

Meroketnya harga-harga kebutuhan membuat masyarakat kelimpungan. Sebut saja cabai yang pedas harganya melebihi rasanya, belum lagi kenaikan BBM dan baru-baru ini kenaikan tarif Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP ) membuat masyarakat gigit jari. Tidak hanya masyarakat sebagai konsumen, melainkan beberapa pengusaha pun merasa hal yang sama. Putu Ria Yusmita merasakan dampak luar biasa dari kenaikan beberapa kebutuhan tersebut. Bahkan, melemahnya perekonomian secara global sangat berdampak pada orderan. “Situasi saat ini memang agak sulit, beberapa tahun belakang terasa sekali penurunan pesanan. Mungkin ini dampak dari krisis global yang melanda,” ungkap pemilik Ria Boutiqe tersebut. Bahkan, dari produksi sebelumnya, tahun ini mengalami penurunan secara signifikan. “Hampir 50% menurun,” ujarnya. Sebagai pengusaha di bidang fashion utamanya segala macam jenis kebaya, pihaknya mempunyai cara untuk menarik minat pembeli. Salah satu cara dengan melakukan diskon produkproduk yang dijual. “Kalau lihat diskon, paling tidak pembeli akan berminat untuk mampir,” jelasnya. Memperkerjakan karyawan yang cukup banyak membuat ia harus pandai-pandai mengatur kerja sehingga penurunan produksi tidak sampai mengorbankan pekerja. Karyawan lepas di butiknya ia pekerjakan dengan

Putu Ria Yusmita

sistim bagi hasil sehingga tetap bisa bekerja meskipun dengan kondisi yang sedang lemah. “Kalau diberhentikan juga kasian,” tuturnya. Menurunnya jumlah order membuat perempuan kelahiran 4 Februari 1982 tersebut lebih punya banyak kesempatan untuk mengeksplor kemampuan para pekerja menciptakan karya-karya di bidang desain. “Kalau orderan sedikit itu saya gunakan lebih banyak untuk membuat stok kebayakebaya modifikasi,” jelasnya. Selain itu, menurunnya jumlah produksi juga dianggap sebagai hari libur untuk lebih banyak beristirahat. “Kami selalu kejar target, kalau sekarang kami anggap saja sebagai waktu lowong untuk lebih banyak beristirahat,” tandasnya. wiwinmeliana22@cybertokoh.com


24

Edisi 936/ 16 - 22 JANUARI 2017

SOUL IS SOLUTION Yayasan Cahaya Cinta Kasih bersama Bunda Arsaningsih kembali mengadakan pembelajaran umum dengan tema SOUL is Solution: Penyelesaian Karma Bagian 2, pada Sabtu 7 Januari 2017 di Auditorium Hotel Werdhapura Sanur. Acara dihadiri lebih dari tiga ratus peserta, yang terdiri dari tamu undangan dan tokoh masyarakat seperti Bapak Dewa Made Beratha selaku penasihat Yayasan Cahaya Cinta Kasih, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (Ketua PHDI Pusat), Ibu Satria Naradha, para mitra kerja, serta tamu undangan lainnya.

A

cara kali ini disertai pula dengan Launching Buku SOUL Reflection edisi Revisi dari Bunda Arsaningsih. “Buku SOUL Reflection dikenal sebagai Buku Ajaib oleh pembacanya, dan ini merupakan cetakan ketiga dengan tampilan cover baru serta isi tuntunan CD SOUL Reflection yang diperbaharui,� ujar penulis. Launching buku ditandai dengan penyerahan dummy buku ke Ketua Yayasan Cahaya Cinta Kasih (dr.Netty Santyari Gedra) dan Direktur SOUL (dr. Dewa Putu Sarirastho MS) sebagai tanda penyerahan tanggung jawab penyebarluasan buku SOUL Reflection Edisi Revisi. Bunda berharap buku Soul Reflection ini dapat membantu dan membimbing para pembacanya dalam proses menyelesaikan permasalahan hidupnya. Terdapat empat masalah yang dominan dalam hidup ini, yaitu yang berhubungan dengan kesehatan, hubungan, kemakmuran dan spiritual. Diawal acara, peserta dibagikan kupukupu kertas, dan peserta dapat menuliskan permasalahan dan harapannya di sayap kupu-kupu, dan diakhir acara semuanya didoakan bersama-sama. Kupu-kupu merupakan simbol transformasi kehidupan, dan begitulah harapan Bunda untuk semua orang agar

Penyelesaian Karma Bagian 2

Launching buku Soul Reflection Revised Edition

dapat bertransformasi menjadi jiwa-jiwa yang bercahaya. Bunda Arsaningsih mengawali pembelajaran dengan pemahaman proses pengenalan jati diri yang akan menjadikan kita dapat melakukan proses pengembangan diri, bertransformasi menjadi

Bunda Arsaningsih sebagai Narasumber acara Soul is Solution “Penyelesaian Karma bag. 2

lebih baik. Belajar mengenali diri dari proses mengolah pikiran dan rasa adalah hakikat hidup menjadi manusia. Itulah yang menjadi konsep dasar dari SOUL Reflection yang juga menjadi pijakan untuk dapat memahami karma, lanjut wanita kelahiran Yogyakarta yang

juga penemu metode SOUL. Inti dari SOUL Reflection adalah bersyukur kita lahir sebagai manusia dan melibatkan Tuhan dengan proses berkesadaran dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Ketika kita menolak orang lain, artinya kita menolak keberadaan Tuhan

Buku Soul Reflection Revised Edition

Salah satu peserta menempel Kupu-kupu

dalam diri orang tersebut, dan tanpa kita sadari itu juga berarti kita menolak Tuhan. Konsep dasar inilah yang penting dipahami terlebih dahulu agar kita dapat memahami bagaimana kita dapat menyelesaikan karma. Dalam proses penyelesaian karma, harus kita sadari pula bahwa yang sering menjadi ujian adalah orang-orang yang terdekat terutama keluarga, karena mereka memiliki banyak karma dengan kita. Mereka dihadirkan untuk mengembalikan semua karma yang telah kita lakukan di masa lalu agar bisa kita lalui dan selesaikan. Tetapi, apabila kita tidak melaluinya dengan sabar, maka kita akan membuat karma buruk baru. Untuk itu berdamailah dengan diri, dengan menyadari bahwa orang lain adalah cerminan diri. Bunda mengajak kita agar mengubah sudut pandang, mengubah pemetaan otak, mengganti dengan yang positif dan menghapus hal negatif. Dengan melakukannya secara rutin, niscaya kita akan dapat menyelesaikan karma buruk kita di masa lalu dan menciptakan karma baik untuk kehidupan kita di masa mendatang. Mari berproses dan bertumbuh serta menjadi cahaya bagi sekitar kita. Selain event pembelajaran dengan tema pembahasan karma, SOUL juga memiliki metode pembelajaran yang lain, yaitu workshop SOUL Reflection, SOUL Meter, workshop SOUL Preventive System, SOUL Kids& Teenagers, SOUL for Corporate, SOUL for Business serta pelayanan umum lainnya. Untuk jadwal terdekat akan diadakan workshop Soul Reflection dan Soul Meter pada tanggal 18 & 19 Januari 2017. Untuk informasi lengkap dapat menghubungi SOUL Office di Jalan Gunung Sanghyang 118D Lantai 2 Denpasar, Bali. Tlp (0361) 419347, 0811 3890 111 (Gede Arda) atau klik www.soultc.com. -ten

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.