24
Sudut Pandang
Edisi 935/ 9 - 15 JANUARI 2017
Tahun baru merupakan momen yang pas untuk membuka lembaran baru dengan semangat baru. Sebenarnya, bukanlah hal yang mudah bagi seseorang melakukan hal-hal baru atau bahkan strategi lama dengan cara baru. Namun, hal ini perlu dilakukan untuk menghidari kejenuhan dalam rutinitas yang dijalani.
H
al ini disampaikan Putu Wulandari Tristananda, S.Pd., M.Pd. Rasa jenuh yang sering dirasakan olehnya merupakan hal yang sangat manusiawi. Menurutnya setiap orang akan merasakan kebosanan ketika dihadapkan dengan situasi yang sama secara terus menurus. “Apalagi saya yang memang cepat sekali bosan dengan sesuatu,” ujarnya. Berlatar belakang sebagai tenaga pendidik, dosen tidak tetap (DTT) Bahasa Inggris STAH Negeri Mpu Kuturan ini mengaku hal yang paling cepat mengundang rasa bosan adalah rutinitas dalam pembelajaran. Awalnya dirinya mengira bahwa hobi sebagai seorang pengajar tidak akan membawanya pada tingkat kejenuhan. “Materi yang harus disiapkan setiap mengajar kemudian memikirkan media dengan materi yang sama dengan kelas yang berbeda, itu yang cepat buat bosan,” jelasnya. Perempuan yang akrab disapa Miss Wulan ini menambahkan jika kebosanan tersebut akan menjadi kemalasan. Namun, dirinya tetap merasa bertanggung jawab terhadap tugasnya sehingga untuk lepas dari rasa jenuh tersebut ia melakukan berbagai hal. Salah satunya dengan menjalin hubungan yang baik
Harus Punya Plan B ketika Plan A Gagal dengan rekan kerja dan mahasiswanya. “Rasa bosan yang timbul bukan kepada orang-orang tetapi lebih terhadap kegiatannya,” paparnya. Terjalinnya hubungan baik di tempat kerja merupakan alasan utama untuk tetap bertahan dari rasa kebosanan. “Ini merupakan alasan kenapa saya harus datang lagi ke tempat kerja,” jelasnya. Meskipun hanya sebagai DTT tetapi dirinya sesering mungkin datang ke kampus untuk sekadar ngobrol dengan rekan kerja. “Jangan habis ngajar langsung pulang tetapi ngbrol dimaksud bisa mengenai kesulitan yang dialami ketika mengajar dan juga banyak hal,” jelas perempuan kelahiran 3 Juli 1992 ini. Menurut perempuan yang sempat menjadi peserta Bali International Choir Festival tersebut menambahkan situasi dan hubungan kerja sangat berpengaruh penting terhadap kinerja dan semangat kerja. Selain itu, pencapaian target dalam suatu pekerjaan juga sangat penting pengaruhnya dalam menghindar dari rasa jenuh. Sehingga dalam hal ini dirinya harus memiliki rencana lain dari rencana utama. “Setiap orang pasti punya strategi dalam memenuhi target yang diinginkan, dan saya harus punya plan B ketika plan A tidak berhasil,” jelas perempuan yang aktif mengajar dibeberapa perguruan tinggi swasta dan bimbingan belajar di Singaraja ini. Pengalaman juga sangat penting untuk memunculkan ide kreatif ketika seseorang bosan dengan
Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A.
rutinitas. Menurutnya semakin banyak pengalaman kerja maka semakin luas pergaulan dan semakin besar peluang kerja yang dimiliki. “Antara minat dan bakat harus diseimbangkan, minat sebagai guru tetap jalan dan bakat bernyanyi juga harus dikembangkan karena menurut saya zaman sekarang jika hanya punya satu jenis keahlian tidak akan maju,” ungkap pembina paduan suara STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja tersebut. BUAT TANTANGAN DAN LAKUKAN INOVASI Bosan terhadap sesuatu akan membawa dampak yang buruk terhadap pekerjaan yang dijalani. Pemicu utama kebosanan yang sering dirasakan seseorang ketika
Putu Wulandari Tristananda, S.Pd., M.Pd.
rutinitas terus menerus dilakukan. Begitu juga halnya dengan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha Singaraja Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A., yang rutinitasnya sebagai seorang dekan akan sangat cepat mengundang kejenuhan. Tidak hanya di kampus, bahkan rutinitas di rumah pun dirinya tak menampik sering membuat jenuh. Menghindari hal tersebut, perempuan yang akrab di sapa Titik ini mengaku punya cara sendiri untuk menghilangkan kejenuhan itu. Cara spiritual dilakukan dengan meditasi dan tirta yatra untuk menenangkan pikiran dan hati yang sedang dilanda kebosanan. “Saya selalu meditasi setiap hari dan tirta yatra dengan orangorang terdekat,” jelasnya. Selain
spiritual, menghindari kejenuhan dari rutinitas di rumah, dirinya menata kembali situasi rumah baik dari interior maupun eksterior. “Saya punya konsep, setiap tahun baru, banyak yang saya ubah dari segi penempatan furnitur dan mengganti barang-barang yang rusak agar auranya juga berubah,” tambahnya. Perempuan kelahiran 26 Juni 1962 tersebut mengaku jika waktu memang lebih banyak dihabiskan dengan pekerjaan kampus sehingga cara yang paling utama dilakukan untuk menghindari kebosanan adalah melakukan inovasi. Jika rutinitas yang dilakukan monoton maka akan sangat gampang memicu kejenuhan, lain halnya jika dalam rutinitas selalu dibarengi dengan inovasi baru yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja. “Saya berpikir tantangan itu harus ada, dan dilakukan dengan inovasi sehingga di kampus saya selalu merasa kekurangan waktu dan tidak pernah akan merasa bosan,” paparnya. Rekan kerja juga sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja, namun dirinya dengan cepat mengubah pola pikir bahwa ketika rekan kerja dapat menjadi guru yang baik dan membuatnya bekerja lebih rajin. “Ketika rekan kerja tidak mau mengerjakan saya tidak akan tahu wawasan itu, tetapi ketika saya mengerjakan berarti wawasan akan bertambah dan lebih baik,” pungkasnya. (wiwinmeliana22@cybertokoh.com)
Merajut di Lokasi Syuting Yang namanya bosan pasti setiap orang pernah mengalaminya. Apalagi mereka yang kerap menjalani rutinitas yang sama dan dalam waktu yang lama. Della Puspita, misalnya. Artis yang telah belasan tahun berkiprah di dunia akting mengaku pernah merasa jenuh pada pekerjaannya. “Itu manusiawi ya, wajarlah. Apalagi kita telah cukup lama bekerja di bidang ini, merasa jenuh adalah hal yang biasa. Tinggal bagaimana kita mengatasinya. Karena kan tidak mungkin karena jenuh trus kita tinggalkan begitu saja pekerjaan kita. Setidaknya aku tidak melakukan itu,” ujar artis yang turut membintangi film ‘Maju Kena Mundur Kena Returns’. Menurut Della, dirinya punya cara tersendiri untuk mengatasi rasa bosan. “Aku kan sering melakoni syuting sinetron stripping hingga berbulanbulan. Jadi wajarlah kadang merasakan kejenuhan. Nah kalau sudah begitu biasanya aku minta zin untuk cuti satu atau dua hari untuk libur. Aku perlu refreshing. Karena waktu liburnya singkat, ya nggak bisa pergi jauhjauh. Tapi asal bisa berlibur bersama keluarga, anak-anak, kemanapun pasti
menyenangkan. Semangatku sudah ‘dicas’ lagi, fresh lagi,” ungkap Della yang namanya melambung lewat sinetron ‘Pernikahan Dini’. Bagi Della, berkumpul bersama keluarga, khususnya anak-anak, merupakan obat ketika jenuh melanda. “Selain kumpul dengan anak-anak, aku juga suka merajut. Biasanya kalau di lokasi syuting--- kadang kita seharian di sana-- ada waktu-waktu dimana kita harus menunggu giliran ‘take’. Kalau aku merasa bosan menunggu, biasanya aku tidur saja...hahaha. Atau merajut. Merajut itu asyik lho, bisa melupakan kebosanan menunggu di lokasi syuting,” ungkap artis yang kerap memerankan tokoh antagonis ini. Merajut, tambah Della merupakan salah satu hobinya sejak dulu. Merajut memerlukan konsentrasi, karena itu sangat ampuh untuk mengatasi stres ataupun jenuh dengan pekerjaan. “Ini hobi yang ‘timbul-tenggelam’ ha..haha. Kalau lagi semangat, rajutan aku bawa ke lokasi syuting. Aku bikin syal, keset kaki, dll, dari rajutan,” tambahnya. Hal-hal produktif juga dilakukan Prilly Latuconsina untuk mengusir rasa bosannya. “Kalau bosan aku
biasanya suka menulis lagu atau main gitar. Atau kadang aku menulis puisi,” ungkap Prilly yang telah dua kali berturut-turut menyabet Panasonic Gobel Awards 2015 dan 2016 sebagai Artis Terfavorit. Inspirasi, katanya, bisa datang dari mana saja, baik dari keadaan sekitar, perasaan pribadi, dll. “Jadi ketika teman lain sedang ‘take’ , aku nggak ada teman ngobrol misalnya, maka sambil menunggu giliran ya bikin puisi atau bikin lagu. Dengan begitu jadi nggak bosan,” tambah pemeran utama film ‘Hangout’, ini. Prilly mulai muncul di layar kaca lewat penampilannya dalam FTV, ‘Gonzales; Ada Garuda di Dadaku’ tahun 2011, namun namanya baru mulai dikenal sejak membintangi sinetron ‘Ganteng-Ganteng Serigala’ tahun 2014. Sejak itu gadis cantik berusia 20 tahun ini, kebanjiran job apalagi setelah namanya kerap masuk daftar nominasi bahkan memenangkan penghargaan di berbagai event. Setidaknya sepanjang 2014-2016, ia telah mengoleksi enam penghargaan termasuk Panasonic Award 2015 dan 2016. Aktivitas Prilly pun makin bertam-
Della Puspita
bah karena dia bukan hanya bermain sinetron dan film, tapi ia juga terjun ke dunia menyanyi serta menjadi presenter dan bintang iklan produk. Prilly mengaku kesibukannya yang tinggi tak jarang membuatnya merasa jenuh dan stress. “Ya lelah sudah pasti, tapi itu kan risiko. Saat kita memutuskan untuk terjun di suatu bidang, kita harus terima segala risikonya. Kalau soal lelah fisik tidak masalah, mengatasi masalah stamina lebih mudah, justru menjaga
Prilly Latuconsina
mental yang sulit,” ungkap Ketua Bidang Humas PARFI 1956, ini. Namun, kata Prilly, dia sudah memiliki cara mengatasinya. Salah satunya adalah dengan bersikap enjoy. “Caranya adalah happy, menjadi pribadi yang happy. Itu pasti akan mempengaruhi pikiran kita, menjaga stabilitas pikiran. Kalau kita terus happy, menyebarkan hal yang positif, pasti enerji yang kita terima positif pula,” tambahnya. (dianaruntu@cybertokoh.com)
redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com
cybertokoh
@cybertokoh
@cybertokoh
www.cybertokoh.com