24
What’s Up
Edisi 928/ 21- 27 november 2016
Temu Daerah Puspa Tahun 2016
Sinergi Three Ends
Akhiri kekerasan pada perempuan dan anak Akhiri perdagangan manusia Akhiri ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan Inilah 3 gerakan yang menjadi program unggulan (Three Ends) yang diluncurkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
U
ntuk gerakan Three Ends yang juga menjadi program unggulan untuk rangkaian kegiatan BP3A Provinsi Bali ini, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menyambut baik dan mendukung gerakan ini disertai harapan akan bisa menanggulangi permasalahan pelanggaran hak asasi sebagaimana tertuang dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Badan BP3A Bali, Ni Luh Putu Praharsini, S.H., dalam acara Workshop Sinergi Forum, Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) yang berlangsung di Inna Bali Hotel pada (18/11). Workshop PUSPA yang dilaksanakan Kementerian PPPA, BP3A Provinsi Bali
Ida Ayu Nyoman Candrawati
dan Perdiknas Denpasar ini diikuti sekitar 70 orang peserta dari unsur media, Perempuan Inspiratif PUSPA Bali 2016, dan perwakilan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten/Kota se-Bali. Pada workshop yang berlangsung selama dua hari, 18 s.d. 19 November 2016 ini,Wagub Sudikerta juga merasa optimis bahwa program Three Ends ini bisa mencapai tujuannya dengan adanya partisipasi serta dukungan semua komponen masyarakat yang diklaster menjadi Lembaga Masyarakat, Lembaga Keumatan, Lembaga Profesi serta Lembaga Dunia Usaha dan Media untuk berbagi pengalaman maupun gagasan inovatif bagi pemberdayaan perempuan dan anak.
Siska
Mengenai pelaksanaan Workshop PUSPA kali ini, Sudikerta berharap agar kegiatan ini dapat menghasilkan program yang strategis dengan rencana aksi agar dapat menyejahterakan, memajukan, menciptakan rasa bahagia dan terlindungi dari bentuk kekerasan fisik dan psikis bagi perempuan dan anak, sehingga tujuan dari gerakan Three Ends dapat terwujud. Begitu juga yang disampaikan oleh Asisten Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PPPA M aydian Werdiastuti, bahwa upaya penghentian kekerasan pada perempuan dan anak memerlukan sinergitas semua lapisan masyarakat dan tidak bertumpu hanya pada pemerintah semata. Pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya dalam menghentikan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak seperti dengan melakukan kampanye antik ekerasan, tuntutan kesetaran gender yang terus dikumandangkan serta terobosan baru Three Ends diharapkan dapat menghentikan tindakan kekerasan pada perempuan dan anak serta kasus pelanggaran hak asasi manusia lainnya. Selain itu, upaya pencegahan terhadap tindak kekerasan sangatlah penting untuk dilaksanakan yang dapat ditempuh dengan memperkuat sistem perlindungan perempuan dan anak dari berbagai tidak kekerasan, peningkatan pemahaman masyarakat dan dunia usaha tentang tindak kekerasan, eks ploitasi dan penelantaran, penegakan hukum terhadap para pelaku tindak kekerasan serta peningkatan efektivitas layanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan yang mencakup penga duan, rehabilitasi sosial, penegakan dan bantuan hukum. Dengan begitu, impian terbesar kita
Ni Made Sekardi
Ni Luh Putu Praharsini, S.H.
bersama terhadap perempuan dan anak yaitu mereka sehat, maju, berpendidik an tinggi, hidup bahagia, bebas dari segala bentuk tindak kekerasan, baik fisik maupun psikis, bisa terwujud. Begitu juga dengan anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa, dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat, aman, bebas dari segala bentuk kekerasan. Dengan demikian, perempuan yang berkualitas, akan melahirkan generasi yang berkualitas pula. Mari Berbagi Berikutnya dokter Siska, salah seorang Inspirator Nasional dari Jawa Barat yang juga hadir pada saat itu mengatakan bahwa jangkauan pemerintah terbatas, melihat pula luasnya wilayah Indonesia yang penduduknya berjumlah 252, 035 juta jiwa dengan 49, 75 % perempuan dan 1/3 –nya usia anak. Kemudian tercatat kasus kekerasan terhadap perempuan 293.220, begitu juga kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat menjadikannya fenomena gunung es. Belum lagi berbagai isu perempuan dan anak di sekitar kita yang sangat banyak, seperti pedofilia, pornografi, sodomi, dilacurkan, dibunuh, mutilasi, KDRT, terlantar dan yang lainnya. Maka, wajiblah semua meneriakkan gerakan 3 akhiri (Three Ends). Dokter Siska menegaskan sangat diperlukan adanya sinergi berbagai
Tini Rusmini Gorda
Maydian Werdiastuti
pihak mulai dari pemerintah daerah, lembaga profesi, lembaga riset, dunia usaha, akademisi, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan hingga media, yang tentunya semua ini memiliki prinsip mau berbagi . Selanjutnya, Ida Ayu Nyoman Candrawati, S.H., M.PAR., menyampaikan capaian kegiatan Three Ends di Provinsi Bali sesuai dengan misi dan visi BP3A Provinsi Bali, yakni terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender serta kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak menuju Bali yang maju, aman, damai, dan sejahtera. Dengan melaksanakan aktivitas yang mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. Mewujudkan kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak. Juga, meningkatnya sarana dan prasarana serta pengembangan aparatur. Selama ini pula telah terlaksana pendekatan untuk meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak dengan langkah promotif melalui penyusunan peraturan daerah dan kebijakan. Advokasi, pengintegrasian, program yang responsif gender, penguatan kapasitas penyelenggaraan SPM dan lembaga/ instansi, pembentukan P2TP2A. Sedangkan langkah prefentif dalam bentuk sosialisasi dan advokasi, komunikasi, informasi, edukasi, layanan pengaduan, integrasi layanan, pemberdayaan sinergi. Dan, sudah pasti program atau kegiatan unggulan tahun 2016 adalah Three Ends. Kegiatan workshop hari pertama tersebut selain menghadirkan narasumber para Inspirator Nasional yang fokus pada perlindungan perempuan dan anak seperti Asisten Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PPPA Maydian Werdiastuti, dokter Siska dari Jawa Barat, Ni Made Sekardi Pemilik Yayasan Sedekah Ilmu dari Yogyakarta, juga tampil Ida Ayu Candrawati dari BP3A Provinsi Bali, Tini Rusmini Gorda (PUSPA Bali 2016) serta Marisza Cardoba dari Yayasan Marisza untuk para Autoimun dan Dr. A.A.Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda, S.H., M.M., M.H., sebagai moderator. Selanjutnya pada hari kedua diisi dengan sesi tanya jawab, diskusi rencana aksi serta rekomendasi dari kegiatan workshop PUSPA yang telah dilaksanakan.(sri.ardhini@cybertokoh.com)
redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com
cybertokoh
@cybertokoh
@cybertokoh
www.cybertokoh.com