24
Sudut Pandang
Edisi 926/ 7 - 13 november 2016
Pahlawan Itu Bawa Dampak Positif Bicara tentang pahlawan maupun nilai-nilai kepahlawanan tentu saja berbeda masa dahulu dengan sekarang. Jika ada yang bertanya tentang siapa pahlawan bagi seseorang, maka yang terbayang adalah pahlawan kemerdekaan di masa revolusi fisik. Lalu siapa pahlawan masa kini khususnya bagi para seniman?
T
ernyata tidak semudah itu menunjuk pahlawan masa kini. Iin Indrawasti tidak langsung dapat menjawab soal ini. “Ketika saya ditanya siapa pahlawan bagi saya, hal pertama yang saya lakukan adalah mencari tokoh-tokoh di zaman revolusi dan tokoh-tokoh yang kiranya bisa menjadi pahlawan di masa depan. Sayangnya saya tidak menemukan,” ungkapnya. Karena baginya ada seorang tokoh yang begitu dikagumi dan diagungagungkan oleh sebuah kelompok, tapi di sisi lain tokoh tersebut begitu dibenci oleh kelompok lainnya. Atau juga ketika ia menemukan seorang tokoh yang begitu hebat dan bersih di matanya, sayangnya tidak lama kemudian tokoh tersebut tersangkut masalah korupsi. Sebagai seorang perempuan yang juga menggeluti dunia kesenian, Iin rupanya mengagumi sosok perempuan serupa RA Kartini. “Saya lebih memilih sosok wanita tersebut sebagai pahlawan. Karena dalam keterbatasan yang teramat sangat di zaman ini, ia dapat menjadi sosok wanita yang mampu mendobrak
Iin Indrawasti
belenggu kebodohan,” katanya. Nilainilai kepahlawanan itu ada dalam diri seorang ibu. Selain itu, Iin juga menunjuk seorang perempuan dalam bentuk yang ada secara nyata saat ini sebagai pahlawan yakni Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. “Bu Risma mampu mampu membawa Surabaya dengan segudang penghargaan bahkan berkelas dunia. Yang paling berkesan karena bisa menghapus lokalisasi Dolly yang fenomenal itu,” ungkapnya. Lain Iin lain Ana Indriana, seorang guru yang juga gemar bermain teater. Pahlawan itu adalah seseorang yang banyak melakukan hal yang bermanfaat bagi
orang lain. “Apa yang dilakukannya itu dapat membawa dampak positif yang besar terhadap perubahan masyarakat,” katanya. Seorang tokoh ulama kharismatik di Pulau Lombok, Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (alm) yang disebutnya sebagai pahlawan karena mampu menanamkan nilai-nilai khususnya pendidikan dalam ceramah-ceramahnya yang perubahan bagi masyarakat. “Saya masih ingat ketika kecil dulu saya sering dibawa untuk mengikuti pengajian beliau. Pesan yang selalu disampaikannya pada orang tua kala itu adalah bahwa orangtua harus menyekolahkan anak-anak mereka dan para orangtua harus saling bantu membantu dalam hal sekolah anakanak,” katanya. Bagi Ana yang lahir dan besar di Lombok, pendiri NW tersebut mampu mengubah mengubah pola pikir masyarakat bahwa sesulit apapun hidup itu anak harus sekolah dan harus saling bantu untuk itu. Ia rasakan sendiri ketika orangtuanya tidak punya uang untuk membayar SPP, maka tetangganya sering membantu. Bahkan meski hanya sekilo beras untuk bekal ia merantau di Mataram untuk kuliah, para tetangga peduli untuk membantu saat mereka kekurangan. Begitulah yang dirasakan Ana di kampungnya di Lombok Timur, para orangtua saling bantu untuk hal berkaitan dengan sekolah. “Saya sangat yakin masyarakat terinspirasi dari ajaran beliau,” katanya. (naniek.itaufan@cybertokoh.com)
Berjuang agar Bersaing di Era Global
Kemerdekaan bangorang yang berjuang sa Indonesia memang menggunakan fisik tidak terlepas dari jasaakan tetapi untuk menjasa para pahlawan, jadi pahlawan masa kini sehingga muncul ungdapat ditunjukkan denkapan bahwa bangsa gan pengabdian kepada besar adalah bangsa bangsa dan negara. yang menghargai jasa Gara menambahkan para pahlawan. Untuk sebenarnya tantangan melanjutkan perjuanyang paling besar di gan para pahlawan di era globalisasi ini adaera ini memang tidak lah mempertahankan lagi memerlukan genkemerdekaan bangsa. catan senjata melainkSalah satu cara dengan an mengisi perjuangan meningkatkan kualitas dengan hal yang positif. diri melalui pendidikan. Salah satunya adalah Dr. I Wayan Gara, M.Hum. Tidak kalah dengan ikut memperingati hari dulu, perjuangan melalui pahlawan yang jatuh setiap 10 No- dunia pendidikan agar mampu bersavember. ing secara global, imbuhnya. Menurut Ketua Sekolah Tinggi KeMemang untuk dapat disebut guruan dan Ilmu Pengetahuan Agama pahlawan tidak sesederhana itu, akan Hindu (STKIP AH) Singaraja, Dr. I tetapi untuk dapat disebut pahlawan Wayan Gara, M.Hum., mengatakan masa kini harus mampu menunjukkan memang tidak semua kalangan bisa prestasi baik bidang seni, ilmu pengeikut memperingati hari pahlawan, tahuan maupun olahraga. Melalui pennamun bukan berarti masyarakat lupa didikan itulah seseorang dapat menunakan jasa pahlawan. Saya kira mereka jukkan pengabdian kepada bangsanya. bukan tidak mau atau lupa melainkan Pria kelahiran 31 September 1959 karena banyak kegiatan sehingga ada tersebut juga mengatakan sebagai prioritasnya, ungkapnya. Ia menam- seorang mahasiswa harus mampu bahkan peran perguruan tinggi san- menerapkan Tri Dharma Perguruan gatlah penting untuk menumbuhkan Tinggi. Pendidikan yang dimaksud kembali kesadaran mahasiswa dan dalam arti luas yang meliputi pengemasyarakat terhadap nilai-nilai kepahl- tahuan, penelitian dan pengabdian, awanan. Kami selalu anggarakan jika paparnya. mahasiswa ingin melakukan seminar Ia berharap dengan penerapan Tri dan sosialisasi yang berkenaan dengan Dharma Perguruan tinggi tersebut hari-hari besar, jelasnya. semua lulusan dapat meningkatkan Pihaknya juga selalu memotivasi kualitas diri sehingga dengan peningmahasiswa agar dapat mengisi per- katan kualiatas diri tersebut dapat juangan pahlawan yang telah merebut diimbangi dengan peningkatan kualitas kemerdekaan bangsa Indonesia. Jika bangsa dan negaranya. dibandingkan pahlawan dulu adalah (wiwinmeliana22@cybertokoh.com)
redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com
cybertokoh
@cybertokoh
@cybertokoh