Tokoh Edisi 922 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 922/ 10 - 16 OKTOBER 2016

Budaya hidup sehat nampaknya sedang mewabah di kota-kota besar. Berbagai jenis olahraga dari yang murah hingga yang berkelas menjadi pilihan masyarakat. Di Singaraja, saat ini salah satu olahraga yang sedang digandrungi baik muda maupun yang tua adalah lari. Inilah yang membuat owner Apple Mart Gede Suardana pernah membuat event yang sedang menjadi trend di beberapa negara.

S

uardana mengungkapkan colour run merupakan event lari yang sedang kekinian beberapa tahun belakangan ini. Dengan mengadopsi budaya dari India (perayaan Holi). Menurutnya colour run merupakan salah satu cara untuk memasyarakatkan olahraga lari. “Ketika itu bertepatan dengan ulang tahun Apple Mart dan saya pikir ini saat yang tepat untuk memperkenalkan colour run,” tuturnya. Penghobi olahraga lari tersebut sangat berharap dengan adanya colour run di Singaraja masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke Denpasar atau ke Jakarta untuk dapat mengikuti acara tersebut. Pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua KPU Buleleng tersebut juga mengatakan bahwa colour run merupakan kombinasi antara olahraga dan fun. “Tergantung rute, jika rutenya panjang maka antara sehat dan have fun nya pasti

Kombinasikan Olahraga dan Fun

didapat. Kalau rutenya pendek, larinya yang tidak maksimal tetapi lebih banyak fun nya,” ungkapnya. Hal ini dikarenakan dalam colour run peserta tidak dituntut berlari cepat melainkan mendapatkan kesenangan. Ia menambahkan colour run memberikan manfaat yang sangat nyata untuk kesehatan. Ini terbukti ketika pertama kali diadakan acara tersebut antusias masyarakat begitu tinggi. “Saya lihat mereka begitu senang, berfoto bareng, bertabur banyak warna, secara tidak langsung stres mereka akan hilang,” imbuhnya. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan baik dari penyelenggara acara maupun peserta yaitu setiap peserta harus menggunakan kaca mata sedangkan penyelenggara wajib menyediakan tepung holi yang aman. Colour run yang pernah diadakan oleh Suardana terbilang sukses sebab pesertanya mencapai 1.000 orang. Melihat banyaknya masyarakat yang menggandrungi olahraga lari membuat ia berniat mengadakan acara yang sama hanya masih terkendala oleh kesibukan. Ia menuturkan saat ini di Singaraja pada khususnya lari tidak hanya untuk mendapatkan

kesehatan tetapi sebagai media untuk berkumpul bersama teman atau komunitas. “Kalau masuk dalam komunitas bisa saling bertukar informasi bahkan yang memiliki jiwa wirausaha bisa sambil berwirausaha,” tandasnya. Ditambahkan olehnya jika lari sudah menjadi bagian hidup maka akan semakin dinikmati. DAYA TAHAN TUBUH LEBIH KUAT Sementara itu, mempunyai hobi lari memang sudah dimiliki oleh Desak Made Lestari sejak kecil. Bermula dari hobinya tersebut ia menekuni dunia atletik yang

Gede Suardana

Pilih Tempat yang Minim Polusi Saat ini makin banyak orang yang menyukai olahraga lari. Tentu karena lari adalah olah raga yang mudah, murah, serta dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Di beberapa ajang lomba lari, pesertanya membludak. Meskipun, pesertanya terbelah antara dua pilihan, satu yang ikut karena hobi demi tubuh sehat dan bugar dan lainnya mereka yang memang menjalankan olahraga lari ini secara serius untuk menuai prestasi. Dra. IGA Yatni Wiratni Adriyani, M.M, Psikolog , salah seorang ibu yang menyukai olahraga lari sejak SD, mendukung hobinya yang lainnya yakni olah raga tennis lapangan. Singkat cerita, hobinya ini berlanjut hingga SMA. Bahkan Yatni pernah tercatat ikut latihan rutin untuk persiapan Porseni cabang atletik. Namun, kata ibu yang dikenal energik ini, menyadari cabang lari ‘bukan jodoh’nya maka tidak ditekuni, tetapi tetap secara rutin dilakoni. Berikutnya, saat aktif di dinas kemiliteran, lari pun menjadi ‘makanan pokoknya’. “Tuntutan tugas dan kewajiban tes jasmani secara periodik membuat lari bukan lagi sekadar hobi tetapi sudah jadi kebutuhan sejak pensiun dini

Dra. IGA Yatni Wiratni Adriyani, M.M.

hingga kini, hanya frekuensinya yang berkurang ,” kata Independen Security Consultant & Psychologist serta Ketua Paguyuban Purnawirawan Kowad Wilayah Bali ini. Dikatakannya untuk lokasi favorit berlari, ia lebih memilih tempattempat yang minim polusi, asri, sehingga bisa sekaligus menghirup udara segar. Ia menyebutkan contoh diantaranya area perumahan seperti Citraland, Taman Kota Lumintang, area Puspem Badung dan sepanjang jalan pinggir pantai Discovery Kuta. Ditanya benefit yang diperolehnya

selama ini, Yatni menyebut sudah pasti badan terasa lebih bugar, tidak mudah mengantuk dan stamina lebih tahan lama dalam lakukan aktivitas, berat sekalipun. Satu sesi lari yang biasa tidak kurang dari 30 menit. Ditambah jalan cepat hingga 1 jam. Kurang dari itu biasanya justru ngantuk dan terasa tidak bugar. Ia juga mengatakan kalau lari sendiri justru lebih efektif. Sebab jika bersama teman biasanya kurang disiplin dengan program. Karena jarang ketemu teman yang mau full lari 30 menit. Kalaupun kini makin ramai perminatnya, katanya itu sangat bagus yang berarti sudah meningkat kesadaran masyarakat untuk menjaga kebugaran. Baginya, lomba yang sebenarnya bukan ketika ikut lomba namun bisa konsisten melakukannya secara rutin. Ketika kita berlatih atau rutin olahraga bertahun-tahun, manfaatnya akan sangat terasa manfaatnya seprti daya tahan tubuh hingga bertahun-tahun kemudian. Benefit rajin olahraga, lanjutnya semain terasa saat usia diatas 40 tahun, termasuk juga ada organ-organ dalam tubuh. CARBO LOADING Begitu juga bagi Ratih Dwi Permata, lulusan Desain Mode IKJ,

mengantarkan meraih beberapa juara baik tingkat kabupaten maupun provinsi. Siswa kelas XI IPS SMA Bali Mandara tersebut mengatakan jika ia lebih tertarik olahraga lari ketimbang olahraga lain. Hal ini dikarenakan dalam olahraga lari tidak menggunakan banyak alat atau paling mudah dilakukan. “Latihannya tidak terlalu susah, dan hingga kini semakin menekuni olahraga lari,” ujar Desak peraih juara I lari 800M dalam Porseni Kabupaten. Selain itu, dengan banyaknya event-event lari yang ada baik kabupaten maupun provinsi membuat ia memiliki banyak kesempatan untuk mengikuti perlombaan. “Kalau dapat juara bisa membanggakan keluarga dan sekolah,” paparnya. Jika dilihat lari memang olahraga yang sangat sederhana akan tetapi bagi siswa kelahiran 21 Agustus 2000 manfaat yang dirasakan begitu besar. “Saya merasa daya tahan tubuh lebih kuat. Jika saat upacara ada teman yang sampai pingsan kalau saya tidak pernah,” jelasnya. Rutinitas belajar yang membuat penat kadangkala membuat dara kelahiran Badung ini sering merasa stres. “Kalau saya sedang stres, lari adalah Jakarta yang biasa disapa DP ini, juga setuju olahraga lari mudah dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang batas usia. Olahraga ini juga dapat dijalani di mana pun tanpa memerlukan alat khusus dan tidak harus mengeluarkan uang banyak. Cukup berbekal air mineral, sepatu lari, dan handuk, bisa dibilang olahraga lari mudah dilakukan dan murah. Desainer muda ini mengaku suka lari sejak zaman ia masih kerja di Jakarta. Betapa saati itu, ia tiap hari menjalankan rutinitas yang sama. Bangun pagi-berangkat kerja-kerja, sampai akhirnya ia memutuskan sepulang kerja harus lari di lapangan Senayan (saat itu kantornya di Pan Pacific- Sudirman). Singkat cerita ketika ia berpindah ke Bali, makin senang lari karena bisa lari sembari melihat pemandangan pantai dan alamnya yang indah. Begitulah hobi lari pagi ini berlanjut hingga sekarang. Apalagi hobi berlari dijalaninya memiliki nilai untuk menjadikannya hidup sehat, mengingat ia masih mau hidup lebih lama. Untuk lokasi , saat ini DP memilih berlari di Seminyak, dari ujung Seminyak (Anantara Hotel) sampai Beach Walk, sekitar 6 km bolak-balik atau bahkan sampai pantai Jerman, bisa mencapai 8 km bolak-balik. DP juga bergabung dengan komunitas lari bernama Indorunners Bali, mereka ada jadwal khusus. “Namun berhubung tempat tinggal saya di daerah Kerobokan jadi saya lebih sering lari sendiri, seminggu 2 kali. Biasanya antara Selasa- Kamis atau Rabu- Jumat,” ungkapnya.

Desak Made Lestari

cara untuk menghilangkannya. Sehabis lari badan jadi lebih fresh,” imbuhnya. Menurut anak dari pasangan Dewa Made Sugiana dan Ni Ketut Sulandri tersebut mengungkapkan bahwa ketika menjadi seorang atlet lari harus sering berlatih. “Harus terus dilatih agar kecepatannya tidak menurun. Minimal tiga kali dalam seminggu,” jelasnya. Karena kesibukan yang cukup padat di sekolah, membuatnya harus membuat jadwal latihan sendiri. “Di sekolah kegiatan sangat padat dari pagi sampai sore, tidak ada jadwal lari kecuali pada waktu ekstra, itu pun seminggu sekali,” jelasnya. Hal inilah yang membuat Desak harus bangun lebih awal dari teman-temannya agar dapat melakukan latihan dengan lari-lari kecil di lapangan sekolah. -Wiwin Bicara pengalaman DP mengatakan selama ini ia berpikir lari yah tinggal lari aja, tapi ternyata ada tekniknya. Malah ada beberapa teknik yang harus diikuti supaya lari kita bisa lebih nyaman dan lebih kuat. Mulai dari pemilihan sepatu lari, usahakan beli sepatu lari dengan satu nomor lebih besar dari ukuran kaki sebenarnya. Kemudian, sebelum lari harus carbo loading terlebih dahulu, sekitar 5-6 jam sebelum lari carbo loading itu makan secukupnya dan minum air putih yang banyak. “Setelah carbo loading kan tidur malam (kalau mau lari paginya) pas bangun pagi sebelum lari harus di­ usahakan pipis dan buang air besar, karena akan meringankan badan kita saat berlari. Jangan sarapan/ minum susu, hanya boleh minum air putih sedikit saja dan mulailah berlari dijamin lebih enak badannya saat lari,” pungkasnya. – Sri Ardhini

Ratih Dwi Permata

redaksitokoh@gmail.com, iklan.tokoh@gmail.com

mingguantokoh

@mingguantokoh

mingguantokoh


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Tokoh Edisi 922 | Tokoh by e-Paper KMB - Issuu