Tokoh Edisi 920 | Tokoh

Page 1

24

Dengan pengalamannya ia tahu benar, makin banyak pembangunan perumahan, kantor, ataupun sekolah pe­ ngaruhnya cukup signifikan terhadap bisnis tanaman hias yang dijalankannya. Rumah dan kantor baru tersebut akan memerlukan tanaman penghias baik untuk hiasan taman di luar maupun hiasan di bagian dalam sebuah ruangan.

B

Sudut Pandang

Edisi 920/ 26 September - 2 OKTOBER 2016

ukan hanya itu, dengan pelayanan yang tulus dan sangat bersahabat Komang Sutama (44), lebih mudah menggaet pembeli tanamannya hingga menjadi pelanggan. Bahkan cukup banyak dari mereka yang akhirnya datang kembali. “Pembeli kami kebanyakan dari Denpasar dan Singaraja. Banyak juga pengunjung yang lewat membeli tanaman hias sebagai oleh-oleh, seperti mawar cantik dengan bunga aneka warna ini hanya Rp 10 ribu,” katanmya Rupanya untuk usaha “Sari Abadi” yang djalankannya mulai dari langkah kecil ini, lelaki kelahiran Candi Kuning, Bedugul ini memang tidak main-main. Ia selalu semangat dan fokus menjalankan bisnis yang dirintis sekitar tahun 1995. Dari langkah pertama katanya ia menjalaninya dengan tekun dan sungguh-sungguh , sehingga terlihat hasilnya bisa sebagai penopang utama ekonomi keluarganya. Menurut suami dari Putu Sariani (37) ini, kini di kebun yang luasnya 200 m persegi tersebut tersedia ratusan jenis tumbuhan. Selain tanaman hias Komang juga menyediakan beberapa jenis bibit pohon buah untuk melengkapi koleksinya. Dijelaskannya pula kalau sebagain besar tanaman yang ada di kebunnya, didatangkan dari wilayah Jawa. Meski demikian, Komang mengaku jika selama ini tidak ada kesulitan yang berarti dirasakannya. Hanya saat musim hujan saja tanaman lebih mudah busuk. Saat musim panas, ia dituntut harus lebih rajin untuk menyirami tanamannya. Namun, karena memelihara tanaman tersebut dianggapnya bukan pekerjaan berat, bahkan sudah menjadi aktivitas yang dicintainya. Meski tiap hari tanaman yang dikumpulkan sudah mencapai ratusan jenis dan harus selalu disiangi dan disiram, Komang mampu menggarapnya hanya dengan dibantu anakanaknya setelah pulang sekolah. “Kegiatan berkebun atau merawat tanaman

Semangat dan Fokus Jalankan Bisnis

Komang Sutama bersama anaknya

sekaligus menjadi kebersamaan yang menyenangkan,”cetusnya BELAJAR DARI PENGALAMAN Ditanya apa saja yang sudah diperolehnya setelah hampir 20 tahun berbisnis tanaman, dengan kerendahan hati Komang mengatakan jika dengan usaha yang dijalaninya ia mampu menghidupi keluarga, terkait sandang, pangan dan papan juga pendidikan untuk anakanaknya dan kesehatan keluarganya. ”Tidak berlebihan sebatas memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga kecil kami, biaya makan dan sekolah anakanak,” cetus Komang yang diamini sang istri. Hal lain yang dilakukan ayah dari Putu Etika Sari, Kadek Dewi Puspasari

dan Komang Aria Girioarta ini, agar bisa terus bertahan bersama aneka tumbuhtumbuhan tersebut, adalah tidak berhenti belajar. Untuk urusan pupuk agar tanamnnya mau tumbuh dengan kualitas yang baik, ia rajin melakukan percobaan sendiri sampai menemukan pupuk yang terbaik untuk perawatan masing-masing tanaman, Tujuannya, kata Komang agar mereka yang membeli tanaman hias atau jenis tanaman lainnya di tempatnya bisa puas dan tumbuhan tersebut tetap subur saat ditanam di rumahnya. “Misalnya untuk tanaman petunia, yang sekarang semakin digemari. Salah satu tips perawatannya yang saya dapatkan dari tamu Australia, yaitu rajin memotong bunganya jika sudah tua atau layu. Jangan dibiarkan karena bisa berakibat pohon bunga tidak lama bertahan. Disamping itu semakin panas semakin subur, tapi letakkan petunia di tempat teduh dan banyak air,” kata Komang sambil menyebutkan jika istrinya juga membuka warung di depan kebunnya. Sambil memperlihatkan beberapa jenis bunga yang banyak dicari dan harganya pun sangat terjangkau, Komang juga menyatakan jika selama ini ia tidak pernah menjual dengan harga tinggi. Dirinya lebih memilih menjual dengan harga yang standar dan pantas namun penjualannya selalu ada bisa terus berjalan dan rezekinya selalu saja ada. Sementara mengenai masih banyaknya bunga yang saat di beli di kawasan Bedugul segar, namun setelah di bawa pulang beberapa waktu kemudian sudah layu dan segera mati. Dengan tegas dikatakan oleh Komang jika hal tersebut akibat dari kesalahan perawatan.

Tanaman petunia

Bicara soal bagaimana bagaimana cara memandang prospek atau peluang usaha pada sebuah bisnis di masa yang akan dating. Bagi Komang itu tergantung diri kita sendiri. Apakah bisnis itu ke depan akan tetap bisa bertahan atau malah akan berhenti di tengah jalan

ketika pasar mulai jenuh. “Memang tak dapat dihindari selaina ketekunan juga butuh kreativitas. Saya melakukannya berdasarkan pengalaman sendiri. Belajar terus untuk bisa memberikan kualitas tanaman layanan yang lebih baik,” pungkasnya. – Sri Ardhini

Ekonomi Lesu, Pelaku UMKM harus Inovatif Kondisi perekonomian sekarang ini secara global cukup lesu. Namun, kondisi ini jangan lantas membuat para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) turut “berdiam diri”. Hal ini ditegaskan pakar Ekonomi Unud Prof. Dr. I Wayan Ramantha, S.E., M.M., Ak. Melemahnya permintaan pasar baik domestik maupun mancanegara seperti saat ini, dikatakan Prof. Ramantha, mengharuskan para pelaku UMKM melakukan upaya efisiensi dalam segala bidang. “Pada saat inilah upaya-upaya marketing yang tepat sasaran tetap dilakukan dan lebih diintensifkan,” ujarnya. Kondisi ini semestinya justru mampu menjadikannya untuk lebih inovatif. Meningkatkan kualitas SDM, menjadi salah satu yang prioritas. Mereka bisa mengikuti pelatihanpelatihan terkait pengembangan produk/usaha, pembiayaan, pemasaran, manajerial, pelayanan, dsb., termasuk regulasi-regulasi terkait. Berikutnya, mengevaluasi produk seperti desain, kemasan, dsb. Kondisi ini juga bisa dimanfaatkan untuk celah merintis pasar baru dengan melakukan diversifikasi produk. Ini menjadi suatu upaya untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. Dalam artian, satu produk utama dianekaragamkan/dibuat menjadi berbagai produk. Diversifikasi produk menjadi salah

Prof. Ramantha

satu cara untuk meningkatkan volume penjualan dengan perluasan usaha atau berinovasi pada produk, yang tujuannya tentu saja untuk mendapatkan keuntungan lebih dari sebuah usaha. Dalam melakukan upaya-upaya ini tentunya mutlak memerlukan dana. Di sini dituntut kepintaran mengatur keuangan, menyisihkan untuk dana promosi, untuk memajemen SDM, dsb. “Inilah saat evaluasi diri. Nanti ketika pasar sudah kembali stabil dan bagus, baru market oriented,” tandasnya. –Inten Indrawati

redaksitokoh@gmail.com, iklan.tokoh@gmail.com

mingguantokoh

@mingguantokoh

mingguantokoh


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.